Cerita Sex Ngentot Dan Bercinta Dengan Tunangan Temanku Sendiri

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
11 views

Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku – Karena saya sudah mengkhianati temanku sendiri. Karena tidak kuat meredam gairah, pada akhirnya episode panas di antara saya dan tunangan temanku juga tidak terelak. Goyangan bokong Leni makin liar. Aku juga tidak kalah sama seperti dengan Leni, frekwensi pacuanku semakin kupercepat, sampai pada akhirannya,
“Aaakkkhhhh.., Herriii..!” jerit Leni sekalian menanamkan kukunya ke bahuku.

“Aakhh, Lenii.., Saya sayang Kamuu..!”
Namaku Heri, tentu saja bukan nama asli donk. Saya ada di sesuatu kota yang kebenaran kerap dipanggil sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- anggap dua tahun yang kemarin. Sebutlah saja Leni (bukan nama sebetulnya), ia ialah tunangan temanku yang namanya Edi (bukan nama asli) yang ada di Jakarta, yang mana di saat itu Edi harus keluar kota untuk kepentingan usahanya.

Kelompok Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku
Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku
Oh iya, Edi ini punyai adik lelaki yang namanya Deni, di mana adiknya itu rekan bermainku . Jika tidak salah, malam itu ialah malam minggu, kebenaran di saat itu saya kembali bersiap-sedia untuk keluar. Mendadak telepon di rumahku mengeluarkan bunyi, rupanya dari Deni yang ingin pinjam motorku untuk jemput temannya di stasiun kereta api. Ia katakan nitip sesaat tunangan kakaknya, karena di dalam rumah kembali tidak ada siapa saja. Saya tidak dapat menampik, kembali juga saya ingin ketahui tunangan temanku itu ibarat bagaimana ternyata.
Tidak lama selanjutnya Deni tiba, karena tempat tinggalnya memang tidak sangat jauh dari rumahku dan secara langsung ke arah kamarku.
“Hei Her..! Saya segera pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.

“Tuch.., di meja belajar.” kataku, walau sebenarnya dalam hati saya kecewa bisa juga gagal dech acaraku.
“Oh iya Her.., kenalin nih tunangan kakakku. Saya nitip sesaat ya, masalahnya barusan di dalam rumah tidak ada siapa saja, jadi saya mengajak dahulu ke sini. nanti kok Her..,” kata Deni sekalian ketawa kecil.

“Heri..,” kataku sekalian memberikan tanganku.
“Leni..,” ucapnya sekalian tersenyum.
“Busyeett..! Senyumnya..!” kataku dalam hati.
Jantungku segera berdebar- debar saat berjabat tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya cukup besar, matanya, hidungnya, dasarnya, wahh..! Mengakibatkan pikiran kotorku mulai keluar.
“Heh..! Kok justru bengong Her..!” kata Deni sekalian menepuk bahuku.
“Eh.. oh.. mengapa Den..?” terkejut saya.
“Her, saya pergi dahulu ya..! Ooh ya Len.., kalau sang Heri macem-macem, teriak saja..!” sebut Deni sekalian segera pergi.

Cerita Lainnya:   Hentai027

Leni cuma tersenyum saja.
“Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati.
Sepeninggalnya Deni, saya menjadi mirip orang kebingungan saja, serba salah dan saya tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada pokoknya saya ini karakternya cukup pemalu, tetapi kupaksakan pada akhirnya.
“Mo minum apa Len..?” kataku melepaskan rasa maluku.
“Apa saja dech Her. Asal tidak memberi racun.” ucapnya sekalian tersenyum.
“Juga bisa bergurau nih cewek, saya kasih obat perangsang baru tahu..!” kataku dalam hati sekalian pergi untuk ambil sejumlah minuman kaleng dalam kulkas.
Pada akhirnya kami mengobrol tidak pasti, sampai ia bercerita jika ia kembali kecewa sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya ia itu benar-benar tidak tahu jika Edi pergi keluar kota. Telah jauh tiba ke Bandung, kenyataannya orang yang dituju kembali pergi, walau sebenarnya awalnya Edi katakan jika ia tidak akan ke mana saja.
“Sudah dech Len.., mungkin gagasannya itu di luar sangkaan.., menjadi Kamu harus tahu donk..!” kataku berlagak arif.
“Kalau sekali sich tidak apa Her, tetapi ini sudah yang keberapa kalinya, Saya terkadang sukai berprasangka buruk, jangan-jangan Ia punyai cewek lain..!” sebut Leni dengan suara kecewa.
“Heh.., jangan nuduh dahulu Len, siapa tahu sangkaan Kamu salah,” kataku.
“Tahu ah.., menjadi kebingungan Saya Her, sudah dech, tidak perlu bicarakan Ia kembali..!” potong Leni.
“Terus ingin bicara apa nih..?” kataku polos.
Leni tersenyum dengar ucapanku.
“Kamu sudah punyai kekasih Her..?” bertanya Leni.
“Eh, belom.. tidak laris Len.. mana ada yang ingin sama Saya..?” jawabku sedikit bohong.
“Ah berbohong Kamu Her..!” sebut Leni sekalian mencubit lenganku.
Seerr..! Tiba- datang saluran darahku seperti melesat secara cepat, automatis adikku berdiri perlahan- tempat, saya menjadi salah kelakuan. Kelihatannya sang Leni menyaksikan peralihan yang terjadi pada diriku, saya segera berpura-pura ingin ambil minum kembali, karena minumanku telah habis, tapi ia segera tarik tanganku.
“Ada apakah Len..? Minumannya telah habis ..?” katak u berpura-pura bodoh.
“Her, Kamu ingin nolongin Saya..?” sebut Leni seperti memelas.
“Iyaa.., ada apakah Len..?” jawabku.
“Saya.., Saya.. ingin bercinta Her..?” pinta Leni.
“Hah..!” terkejut saya dengarnya, seperti petir pada siang hari, pikirkan saja, baru satu jam yang lantas kami kenalan, tapi ia telah ucapkan hal semacam itu kepadaku.
“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum kusempat melanjutkan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, selanjutnya ia membelai pipiku, selanjutnya secara halus ia mencium bibirku.
Saya cuma dapat diam saja mendapatkan tindakan semacam itu. Meskipun ini mungkin bukan yang pertamanya kali buatku, tetapi jika yang semacam ini saya baru yang pertamanya kali rasakan sama orang yang baru kukenal. Demikian halus ia mencium bibirku, selanjutnya ia berbisik kepadaku,
“Saya ingin bercinta sama Kamu, Her..! Puasin Saya Her..!” Lantas ia mulai mencium telinganku, selanjutnya leherku, “Aahh..!” saya mendesah.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Dinda Wanita Elok Junior di Kantor

Mendapatkan tindakan semacam itu, gejolakku pada akhirnya bangun . Demikian halus sekali ia mencium sekitaran leherku, selanjutnya ia mencium lagi bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Pada akhirnya kecupannya kubalas , gelombang napasnya mulai tidak teratur. Lumayan lama kami berciuman, selanjutnya kulepaskan kecupannya, selanjutnya kujilat telinganya, dan mencari lehernya yang putih bak pualam. Dia mendesah kepuasan,
“Aahh Her..!”
Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku
Dengar desahannya, saya makin bergairah, tanganku mulai menyebar ke belakang, ke t- shirt-nya. Selanjutnya kuarahkan ke arah pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu lepas. Selanjutnya saya mencium bibirnya kembali, ini kali kecupannya mulai cukup brutal, karena mungkin gairah yang telah capai ubun- ubun, lidahku dihisapnya sampai berasa sakit, tapi sakitnya sakit nikmat.
“Her.., membuka donk pakaiannya..!” ucapnya manja.
“Bukain donk Len..,” kataku.
Sekalian menciumiku, Leni buka satu-satu kancing baju, selanjutnya kaos dalamku, selanjutnya ia lemparkan ke samping tempat tidur.
Dia segera mencium leherku, langsung ke arah puting susuku. Saya cuma dapat mendesah karena enaknya,
“Akhh.., Len.” Selanjutnya Leni mulai buka sabukku dan celanaku dibukanya .
Pada akhirnya tinggal celana dalam saja. Ia tersenyum saat menyaksikan kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas. Leni menyaksikan mukaku sesaat, selanjutnya ia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar tersebut. Dengan perlahan-lahan ia turunkan celana dalamku, selanjutnya ia lemparkan semaunya. Dengan penuh gairah ia mulai menjilat-jilati cairang bening yang keluar kemaluanku, rasanya sangat nikmat.
Sesudah senang menjilat-jilati, selanjutnya ia mulai masukkan kemaluanku ke mulutnya.
“Okkhhhh.. sangat nikmat,” kataku dalam hati, kelihatannya kemaluanku berasa dihisap-sedot.
Leni benar-benar menikmatinya, sekali- sekali ia gigit kemaluanku.
“Auuwwwww.., sakit donk Len..!” kataku sekalian cukup meringis.
Leni seperti tidak dengar ucapanku, ia tetap saja memaju- undurkan kepalanya. Mendapatkan tindakannya, pada akhirnya saya tidak kuat , saya telah tidak kuat kembali meredamnya,
“Len, Saya ingin keluar.. akhh..!” Leni cuek saja, ia justru mengisap tangkai kemaluanku lebih keras , sampai pada akhirnya,
“Croott.. croott..!” Saya menyembur lahar panasku ke mulut Leni.
Ia menelan semua cairan spermaku, berasa cukup nyeri tapi nikmat. Sesudah cairannya betul-betul bersih, Leni selanjutnya berdiri, selanjutnya ia buka semua bajunya sendiri, hingga kemudian ia telanjang bundar. Selanjutnya ia mendekatiku, menciumi bibirku.
“Puasin Saya Her..!” ucapnya sekalian merengkuh badanku, selanjutnya ia ke arah tempat tidur.
Sampai disitu ia tidur terlentang. Saya lantas dekatinya, kutLenih badannya yang cantik, kuciumi bibirnya, selanjutnya kujilati belakang telinga kirinya.
Ia mendesah kenikmatan,
“Aahh..!” Dengar desahannya, saya tambah bergairah, selanjutnya lidahku mulai menyebar ke payudaranya.
Kujilati putingnya yang samping kiri, dan tangan kananku meremas payudaranya yang samping kiri, sekalian terkadang kupelintir putingnya.
“Okkhh..! Heri sayang, terus Her..! Okhh..!” desahnya mulai tidak pasti.
Senang dengan bukit kembarnya, tubuhku kugeser, selanjutnya kujilati pusarnya, jilatanku semakin turun ke bawah. Kujilati sekitaran pangkal pahanya, Leni mulai melenguh luar biasa, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lantas kumasukkan, cari suatu hal yang mungkin kata orang itu ialah klitoris.
Leni makin melenguh luar biasa, ia menggeliat bak ikan yang kekurangan air. Selanjutnya saya mulai menjilat-jilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, kelihatan terang sekali apa yang namanya klitoris, dengan cukup sedikit meredam napas, kusedot klitorisnya.
“Aakkhh.. Her..,” Leni menjerit cukup keras, ternyata ia telah orgasme, karena saya rasakan cairan yang menyemprotkan hidungku, terkejut saya.
Mungkin ini pengalaman pertama kaliku menjilat-jilati kemaluan wanita, karena awalnya saya tidak sebelumnya pernah.
Saya masih menjilat-jilati dan mengisap klitorisnya.
“Her..! Masukkan Her..! Masukkan..!” pinta ia muka memeras meredam gairah.
Saya yang dari barusan sudah meredam gairah, lantas bangun dan arahkan senjataku ke dalam mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dahulu disekitaran bibir kemaluannya.
“Sudah donk Her..! Cepat masukkan..!” ucapnya manja.
“Hmm.., ternyata ni cewek tidak sabaran sekali.” kataku dalam hati.
Selanjutnya kutarik badannya ke bawah, hingga kakinya menjuntai ke lantai, kelihatan kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, selanjutnya kuarahkan kemaluanku ke lubang senggama yang merah mengembang. Perlahan-lahan tetapi tentu kudorong badanku.
“Bless..!” pada akhirnya kemaluanku tenggelam dalam lubang kemaluan Indri.
“Aaakkhh Her..!” desah Leni.
Terkejut ia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Leni. Saya mulai mengerakkan badanku, lama-lama semakin cepat, kadang- terkadang sekalian meremas- remas ke-2 bukit kembarnya. Selanjutnya kubungkukkan tubuhku, lantas kuhisap puting susunya.
“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Leni sekalian tangannya menggenggam ke-2 pipiku.
Saya masih menggejot badanku, tiba- datang badan Leni melafalkanng,
“Aaakkhh.. Herriii..!” Rupanya Leni telah capai pucuknya lebih dulu.
“Saya sudah keluar lebih dulu Sayang..!” kata Leni.
“Saya masih lama Len..,” kataku sekalian tetap memacu badanku.
Selanjutnya kuangkat badan Leni ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Leni melingkar di pinggangku. Saya memacu badanku, di ikuti goyangan bokong Leni. “Aakkhh Len.., punyai Kamu sedap sekali.” kataku beri pujian, Leni cuma tersenyum saja. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
Saya bingung, mengapa saya dapat lama keluarnya. Badan kami berdua telah basah oleh keringat, kami tetap mengayuh bersama ke arah pucuk kepuasan. Pada akhirnya saya tidak kuat meredam kepuasan ini.
“Aahh Len.., Saya nyaris keluar..,” kataku cukup terbata-bata.
“Saya Her..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Leni sekalian menggoyang bokongnya yang bahenol tersebut.
Goyangan bokong Leni makin liar. Aku juga tidak kalah sama seperti dengan Leni, frekwensi pacuanku semakin kupercepat, sampai pada akhirannya,
“Aaakkhh.., Herriiiii..!” jerit Leni sekalian menanamkan kukunya ke bahuku.
“Aakhh, Lenii.., Saya sayang Kamuu..!” erangku sekalian dekap badan Leni. Kami termenung beberap saat, dengan napas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
“Kamu luar biasa sekali Her..!” puji Leni.
“Kamu Len..!” pujiku sesudah cukup lama kami berangkulan.
Selanjutnya kami cepat- cepat menggunakan pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Leni terburu tiba.

Cerita Lainnya:   Hentai036
Category: BOKEP ANIME
cersex inces cersex perkosa cersex ipar cersex anal cersex menyusui cersex jkt

Related video