Kemudian kita jarang-jarang berjumpa, paling-paling cuma satu tahun satu atau 2x. 3 tahun selanjutnya dia menikah dan waktu aqu kelas dua SMP aqu harus berpindah luar Jawa ke Kota Makassar meng ikuti ayah yang dipindahkan pekerjaan. Kemudian kita tidak pernah berjumpa kembali. Kita cuma terkait melalui surat dan beritanya dia saat ini sudah mempunyai seorang anak. di saat aqu lulus SMA aqu pulang ke rumah nenek dan punya niat cari tempat kuliah di Kota Yogya.
Cersex Stw – Sesampainya di dalam rumah nenek aqu tahu jika Mbak Yuyun sudah mempunyai rumah sendiri dan tinggal dengan suaminya di dusun seberang. Sesudah 2 hari di dalam rumah nenek aqu punya niat berkunjung rumah Mbak Yuyun. Sesudah dikasih tahu arah tempat tinggalnya (sekitaran 1 km) aqu pergi kurang lebih jam tiga sore dan punya niat bermalam. Dari sini narasi ini bermula.
Sesudah jalan lebih kurang 20 menit, pada akhirnya aqu sampai di dalam rumah yang ciri-cirinya sama dgn yang disebutkan nenek. Sesaat kuamati keliatannya sepi, selanjutnya aqu coba mengetuk pintu tempat tinggalnya.
“Ya sesaat..” kedengar sahutan wanita dari dalam.
Selang beberapa saat keluar seorang wanita dan aqu tetap mengenal wajah itu walaupun lama tidak berjumpa. Mbak Yuyun kelihatan manis dan kulitnya masih putih seperti dahulu. Ia kelihatannya tidak mengenalku.
“Mencari siapa ya? bertanya Mbak Yuyun”.
“Anda Mbak Yuyun kan?” aqu kembali menanyakan.
“Iya betul, anda siapa ya dan ada kepentingan apa?” Mbak Yuyun menanyakan lagi dgn raut muka yang berusaha mengingat.
“Masih inget sama aqu tidak Mbak? Aqu Aris Mbak, masak lupa sama aqu”, kataqu.
“Kamu Aris anaknya Pak Tono?” kata Mbak Yuyun 1/2 tidak yakin.
“Ya ampun Ris, aqu tidak ngenalin kamu kembali. Berapakah tahun coba kita tidak berjumpa.” Kata Mbak Yuyun sekalian merengkuh tubuhku dan menciumi parasku.
Aqu terkejut 1/2 mati, baru ini kali aqu diciumi seorang wanita. Aqu merasai payudaranya menekan dadaqu. Ada hati lain ada saat itu.
“Kamu kapan hadirnya, dgn siapa” kata Mbak Yuyun sekalian melepaskan dekapannya.
“Saya tiba 2 hari selanjutnya, saya cuma sendiri.” kataqu.
“Eh iya mari masuk, sampai lupa, mari duduk.” Ucapnya sekalian menyeret tanganku.
Kita selanjutnya duduk di ruangan tamu sekalian mengobrol mana-mana, mahfum lama tidak tetemu. Mbak Yuyun duduk berdempetan dgnku. Sudah pasti payudaranya melekat pada lenganku. Aqu sedikit terangsang karena ini, tetapi aqu coba hilangkan pikiran ini karena Mbak Yuyun sudah aqu kira sebagai keluarga sendiri.
“Eh iya sampai lupa buatkan kamu minum, kamu tentu haus, sesaat ya..” kata Mbak Yuyun ditengah-tengah perbincangan.
Selang beberapa saat dia tiba, “Mari ini diminum”, kata Mbak Yuyun.
“Kok sepi, pada ke mana Mbak?” Tanyaqu.
“Oh kebenaran Mas Hermanto (suaminya Mbak Yuyun) pergi kerumah orang tuanya, ada kepentingan, gagasannya esok pulangya dan sang Dani (anaknya Mbak Yuyun) turut” jawab Mbak Yuyun.
“Belum mempunyai Adik Mbak dan Mbak Yuyun kok tidak turut?” tanyaqu kembali.
“Belum Ris walau sebenarnya sudah ingin lho.. tetapi memang dapatnya lama mungkin ya, seperti sang Dani dahulu. Mbak Yuyun mengurusi rumah menjadi tidak dapat turut” ucapnya.
“Eh kamu nginep di sini kan? Mbak masih rindu lho dengan kamu” ucapnya kembali.
“Iya Mbak, barusan sudah pamit kok” kataqu.
“Kamu mandi dahulu sana, nanti terburu dingin” kata Mbak Yuyun.
Selanjutnya aqu pergi mandi ada di belakang rumah dan sesudah usai aqu lihat-lihat kolam ikan ada di belakang rumah dan kusaksikan Mbak Yuyun giliran mandi. Lebih kurang lima belas menit, Mbak Yuyun usai mandi dan aqu kaget karena dia cuma kenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. Aqu pastikan dia tidak menggunakan BH dan mungkin CD karena tidak aqu saksikan tali BH menggantung di bahunya.
“Sayg Ris ikannya tetap kecil, tidak dapat buat lauk” kata Mbak Yuyun sekalian mengambil langkah ke arahku selanjutnya kita bercakap sesaat mengenai kolam ikannya.
Kusaksikan payudaranya sedikit menyembul dari bebatan handuknya dan ditambahkan berbau wangi tubuhnya membuatku terangsang. Selang beberapa saat dia pamit ingin mengganti pakaian. Mataqu tidak lepas memerhatikan tubuh Mbak Yuyun dari belakang. Kulitnya betul-betul putih. Sepasang pahanya putih mulus kelihatan terang membuat kemaluanku berdiri. Ingin rasanya aqu lepas handuknya selanjutnya meremas, menjilat payudaranya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dgn kemaluanku seperti pada bokep yang kerap aqu saksikan. Sesaat aqu berangan-angan selanjutnya kucoba hilangkan angan-angan tersebut.
Haripun ganti petang, udara dingin pegunungan mulai berasa. Sesudah makan malam kita menonton teve sekalian bercakap beberapa hal, sampai tidak berasa sudah jam sembilan.
“Ris kelak kamu tidur sama aqu ya, Mbak rindu lho ngeloni kamu” kata Mbak Yuyun.
“Apa Mbak?” Kataqu kaget.
“Iya.. Kamu kelak tidur sama aqu saja. Inget tidak dahulu waktu kecil aqu kerap ngeloni kamu” ucapnya.
“Iya Mbak aqu inget” jawabku.
“Nach mari tidur, Mbak sudah mengantuk nih” kata Mbak Yuyun sekalian bergerak mengambil langkah ke ruang tidur dan aqu meng ikutinya dari belakang, pikiranku bercita-cita ngeres. Sampai dikamar tidur aqu masih sangsi untuk naik ke tempat tidur.
“Mari menjadi tidur tidak?” bertanya Mbak Yuyun.
Selanjutnya aqu naik dan berbaring disebelahnya. Aqu deg-degan. Kita masih bercakap sampai jam 10 malam.
“Tidur ya.. Mbak sudah mengantuk sekali” kata Mbak Yuyun.
“Iya Mbak” kataqu meskipun sebetulnya aqu belum mengantuk karena pikiranku makin ngeres saja terbayg-bayg panorama menarik sore barusan, apalagi sekarang Mbak Yuyun terbujur di sampingku, kurasakan kemaluanku mengeras.
Aqu melihat ke Mbak Yuyun dan kusaksikan dia sudah tertidur pulas. Dadaqu makin berdebar-debar kuat tidak tahu apa yang harus aqu laqukan. Ingin aqu masturbasi karena sudah tidak kuat, ingin aqu merengkuh Mbak Yuyun dan nikmati tubuhnya, tetapi itu mustahil pikirku. Aqu berusaha hilangkan pikiran kotor itu, tetapi masih tetap tidak dapat sampai jam 11 malam. Selanjutnya aqu putus kan untuk menyaksikan paha Mbak Yuyun sekalian aqu masturbasi karena kebingungan dan sudah tidak kuat kembali.
Dgn dada berdebar aqu membuka selimut yang tutupi kakinya, selanjutnya dgn perlahan-lahan aqu singkapkan roknya sampai celana dalam hitamnya terlihat, dan kelihatanlah sepasang paha putih mulus dimukaku beitu dekat dan terang. Sebelumnya aqu cuma ingin menyaksikannya saja sekalian berangan-angan dan melaqukan masturbasi, tapi aqu ingin rasakan bagaimana meraba-raba paha seorang wanita tetapi aqu taqut jika ia terjaga. Kurasakan kemaluanku naik-lonjak seolah ingin menyaksikan apa yang membuat terjaga. Karena sudah terkuasai birahi pada akhirnya aqu nekad, kapan kembali jika tidak saat ini pikirku.
Dgn berhati-hati aqu mulai meraba-raba paha Mbak Yuyun di atas lutut selanjutnya keatas, berasa lembut sekali dan kulaqukan seringkali. Karena makin ingin tahu aqu coba meraba-raba celana dalamnya, tapi mendadak Mbak Yuyun terjaga.
“Aris! Apa yang kamu laqukan!” kata Mbak Yuyun dgn kaget.
Dia selanjutnya tutupi pahanya dgn rok dan selimutnya selanjutnya duduk sekalian menampar pipiku. Berasa sakit sekali.
“Kamu kok berani melakukan perbuatan kurang ajar pada Mbak Yuyun. Siapa yang ngajari kamu?” kata Mbak Yuyun dgn geram.
Aqu cuma dapat diam dan merunduk taqut. Kemaluanku yang semula demikian gagah aqu merasai secara langsung menjadi kecil seolah lenyap.
“Tidak kusangka kamu dapat melaqukan hal tersebut padaqu. Awas kelak kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Yuyun.
“Ja.. jangan Mbak” kataqu ketaqutan.
“Mbak Yuyun kan salah” kataqu kembali bela diri.
“Apa tujuanmu?” bertanya Mbak Yuyun.
“Mbak Yuyun tetap memandang saya anak kecil, walau sebenarnya saya kan sudah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tetapi Mbak Yuyun tetap memperlaqukan aqu waktu seperti aqu masih kecil, gunakan ngeloni aqu Trus barusan sore , habis mandi Mbak Yuyun cuma menggunakan handuk saja dimukaku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.
Kusaksikan Mbak Yuyun cuma diam saja, selanjutnya aqu punya niat keluar kamar.
“Mbak.. izin, agar saya tidur saja di dalam kamar samping” kataqu sekalian turun dari tempat tidur dan jalan keluar.
Mbak Yuyun cuma diam saja. Sampai di dalam kamar samping aqu rebahkan tubuhku dan menyumpahi diriku yang melakukan perbuatan bodoh dan membaygkan apa yang bisa terjadi esok. Lebih kurang 15 menit selanjutnya kudengar pintu kamarku diketok.
“Ris.. kamu masih bangun? Mbak bisa masuk tidak?” Kedengar suara Mbak Yuyun di luar.
“Ya Mbak, silahkan” kataqu sekalian berpikiran ingin apa ia.
Mbak Yuyun masuk kamarku selanjutnya kita duduk di pinggir tempat tidur. Aqu saksikan wajahnya sudah tidak geram kembali.
“Ris.. Maafkan Mbak ya sudah nampar kamu” ucapnya.
“Semestinya saya yang meminta maaf sudah kurang ajar sama Mbak Yuyun” kataqu.
“Tidak Ris, kamu tidak salah, sesudah Mbak berpikir, apa yang kamu ucapkan barusan betul. Karena lama tidak berjumpa, Mbak masih memandang kamu seorang anak kecil seperti dahulu aqu ngasuh kamu. Mbak tidak mengetahui jika kamu saat ini sudah besar” kata Mbak Yuyun.
Aqu cuma diam dalam hatiku merasa lega Mbak Yuyun tidak geram kembali.
“Ris, kamu benar ingin sama Mbak?” bertanya Mbak Yuyun.
“Tujuan Mbak?” kataqu kaget sekalian melihati wajahnya yang kelihatan bagitu manis.
“Iya.. Mbak kan sudah tidak muda kembali, masa’ sich kamu tetap tertarik sama aqu?” ucapnya kembali.
Aqu cuma diam, taqut salah bicara dan membuat geram kembali.
“Tujuan Mbak.., jika kamu benar ingin sama Mbak, aqu ikhlas kok melaqukannya dgn kamu” ucapnya kembali.
Dengar hal tersebut aqu tambah kaget, seolah tidak yakin.
“Apa Mbak” kataqu kaget.
“Bukan apapun Ris, kamu jangan berpikir enggak-enggak sama Mbak. Ini cuma untuk memberikan keyakinan Mbak jika kamu sudah dewasa dan lain waktu tidak memandang kamu anak kecil kembali” kata Mbak Yuyun
Kembali lagi aqu cuma diam, seolah tidak yakin. Ingin aqu menjelaskan iya, tetapi taqut dan malu. Ingin menampik tetapi aqu berpikir kapan kembali peluang semacam ini yang sejauh ini cuma dapat aqu baygkan.
“Bagaimana Ris? Tetapi sekali saja ya.. dan kamu harus janji ini jadi rahasia kita berdua” kata Mbak Yuyun.
Aqu cuma menggangguk kecil pertanda jika aqu ingin.
“Kamu tentu tidak pernah kan?” kata Mbak Yuyun.
“Belum Mbak, tetapi sebelumnya pernah saksikan di film” kataqu.
“Jika demikian aqu tidak perlu ngajari kamu kembali” kata Mbak Yuyun.
Mbak Yuyun selanjutnya melepas pakaiannya dan kelihatanlah payudaranya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aqu diam sekalian memerhatikan, birahiku mulai naik. Selanjutnya Mbak Yuyun melepas roknya dan paha mulus yang aqu geraygi barusan kelihatan. Tangannya ditujukan ke belakang bahu dan BH itu juga lepas, sepasang payudara memiliki ukuran sedang kelihatan benar-benar cantik dipadukan dgn puting susunya yang muncul ke depan. Mbak Yuyun selanjutnya melepas CD hitamnya dan sekarang dia sudah telanjang bundar. Kemaluanku berasa tegang karena baru pertama ini kali aqu menyaksikan wanita telanjang langsung di depanku. Dia naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya telentang. Aqu demikian kagum, baygkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah tiduran di tempat tidur pas di depanku. Aqu terheran dan sangsi untuk melaqukannya.
“Mari Ris.. apa yang kamu nantikan, Mbak udak siap kok, jangan taqut, kelak Mbak tolong” kata Mbak Yuyun.
Selekasnya aqu melepas semua bajuku karena sebetulnya aqu sudah tidak kuat kembali. Kusaksikan Mbak Yuyun memerhatikan kemaluanku yang berdenyut, aqu selanjutnya naik ke atas tempat tidur. Karena sudah tidak sabar,langsung aqu mengawalinya. Langsung aqu kecup bibirnya, kulumat- lumat bibirnya, berasa dia kurang melayani bibirku, aqu berpikir mungkin suaminya tidak pernah melaqukannya, tetapi tidak aqu pedulikan, terus aqu lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, selanjutnya aqu elus-elus dan remas payudaranya sekalian kadang-kadang melintir puting susunya.
“Ooh.. Ris.. apa yang kau laqukan.. ergh.. sshh..” Mbak Yuyun mulai mendesah pertanda birahinya mulai naik, kadang-kadang kurasakan dia menelan ludahnya yang mulai mengental. Sesudah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku kuarahkan ke bawah, aqu ingin rasakan bagaimana rasanya mengulum payudara. Sesaat aqu pandangi payudara yang sekarang pas ada di hadapanku, ooh benar-benar cantiknya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti tidak pernah tersentuh lelaki. Langsung aqu jilati dimulai dari bawah selanjutnya ke putingnya, dan payudara kanannya masih tetap kuremas-remas hingga tambah kenyal dan mengeras.
“Emmh oh aarghh” Mbak Yuyun mendesah luar biasa saat aqu menggigit puting susunya.
Kulirik wajahnya dan kelihatan matanya merem terbuka dan giginya menggigit bibir bawahnya. Sekarang jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disitu kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekitar kemaluannya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, berasa lubang itu sudah benar-benar basah, pertanda jika dia sudah betul-betul terangsang. Kupermainkan jari-jariku sekalian cari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku masuk keluar dalam lubang yang makin licin itu.
“Aargghh.. eemhh.. Ris kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Yuyun meracau tidak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan tubuhnya mengeliat-geliat. Tidak kupedulikan ucapannya. Tubuh Mbak Yuyun makin mengelinjang terkuasai birahi birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Yuyun menegang dan kusaksikan wajahnya memeras bercucur keringat, aqu berpikir ia sudah ingin orgasme. Kupercepat pergerakan jariku di dalam kemaluannya.
“Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Yuyun dgn napas terengah-engah dan mendadak..
“Oohh aahh..” Mbak Yuyun mendesah luar biasa dan pinggulnya terangkut, tubuhnya tergetar luar biasa seringkali. Berasa cairan hangat penuhi kemaluannya.
“Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Yuyun tetap mendesah-desah menghayati kepuasan yang baru dicapainya.
“Ris apa yang kamu laqukan kok Mbak dapat seperti begini” bertanya Mbak Yuyun.
“Mengapa emangnya Mbak? Kataqu.
“Baru ini kali aqu rasakan nikmat semacam ini, hebat” kata Mbak Yuyun.
Dia selanjutnya menceritakan jika sepanjang bersama suaminya dia tidak pernah memperoleh kepuasan, karena mereka cuma sesaat saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat usai.
“Mbak saat ini giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Yuyun menggangguk kecil.
Aqu mulai mencumbunya kembali. Kulaqukan seperti barusan, dimulai dari bibirnya yang kulumat, selanjutnya payudaranya yang aqu cicipi, tidak lupa jari-jariku kupermainkan dalam kemaluannya.
“Aarghh.. emhh.. ooh..” kedengar Mbak Yuyun mulai mendesah-desah kembali pertanda dia sudah
terangsang.
Sesudah aqu rasa cukup, aqu ingin selekasnya rasakan bagaimana rasanya menusukkan kemaluanku ke kemaluannya. Aqu menjajarkan tubuhku di atas tubuhnya dan Mbak Yuyun tahu, dia selanjutnya mengangkangkan pahanya dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Setelah tiba dimukanya aqu sangsi untuk melaqukannya.
“Mari Ris jangan taqut, masukkan saja” kata Mbak Yuyun.
Pelan-pelan aqu masukan kemaluanku sekalian kunikmati, bless berasa nikmat waktu itu. Kemaluanku gampang saja masuk kemaluannya karena sudah benar-benar basah dan licin. Sekarang mulai kugerakkan pinggulku turun naik pelan-pelan. Ohh enaknya.
“Bisa lebih cepat Ris arghh.. emhh” kata Mbak Yuyun terputus-putus dgn mata merem-melek.
Aqu mempercepat pergerakanku dan kedengar suara berkecipak dari kemaluannya.
“Iya.. demikian.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Yuyun berbicara tidak karuan.
Keringat kita bercucur deras sekali. Kusaksikan wajahnya makin memeras.
“Ris, Mbak ingin.. sedap kembali.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Yuyun sekalian mendesah panjang, tubuhnya tergetar dan kurasakan kemaluannya disanggupi cairan hangat menyirami kemaluanku.
Remasan dinding kemaluannya demikian kuat, aqupun mempercepat pergerakanku dan.. croott.. aqupun capai orgasme aahh.., kubiarkan air maniku keluar dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yang hebat, berulang-kali lebih nikmat dibanding saat aqu masturbasi. Aqu dekap tubuhnya erat-erat sekalian mengecup puting susunya nikmati kepuasan seks yang sebenarnya yang baru aqu merasai pertama kalinya dalam hidupku. Sesudah cukup kumenikmatinya aqu cabut kemaluanku dan merebahkan tubuhku disampinya.
“Mbak Yuyun, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sekalian kukecup pipinya.
“Mbak Ris.. baru ini kali Mbak merasa kan kepuasan semacam ini, kamu luar biasa” kata Mbak Yuyun selanjutnya mengecup bibirku.
Kita berdua selanjutnya tidur karena kecapaian.
Kurang lebih jam 3 pagi aqu terjaga dan merasa haus sekali, aqu ingin cari minum. Saat aqu baru ingin turun dari tempat tidur, Mbak Yuyun terjaga.
“Kamu ingin ke mana Ris..” ucapnya.
“Aqu ingin mencari minum, aqu haus. Mbak Yuyun ingin?” Kataqu.
Dia cuma menggangguk kecil. Aqu mengambil selimut untuk tutupi anuku selanjutnya aqu ke dapur dan kuambil sebotol air putih.
“Ini Mbak minumnya” kataqu sekalian kusodorkan satu gelas air putih.
Aqu duduk di pinggir tempat tidur sekalian melihati Mbak Yuyun yang tubuhnya tertutupi selimut minum air yang kuberikan.
“Ada apakah Ris, kok kamu melihati Mbak” ucapnya.
“Ah tidak Papah. Mbak elok” kataqu sedikit membujuk.
“Ah kamu Ris, dapat saja, Mbak kan sudah tua Ris” kata Mbak Yuyun.
“Benar kok, Mbak justru semakin elok saat ini” kataqu sekalian kukecup bibirnya.
“Ris.. bisa tidak Mbak meminta suatu hal” kata Mbak Yuyun.
“Meminta apa Mbak?” tanyaqu ingin tahu.
“Ingin tidak kamu jika..” kata Mbak Yuyun berhenti.
“Jika apa Mbak?” kataqu penuh tanda pertanyaan.
“Jika.. jika kamu emm.. melaqukannya kembali” kata Mbak Yuyun dgn malu sekalian merunduk, kelihatan pipinya memeras.
“Lho.. ucapnya barusan, sekali saja ya Ris.., tetapi saat ini kok?” kataqu memikatnya.
“Ah kamu, kan barusan Mbak tidak ngira akan seperti begini” ucapnya manja sekalian mencubit lenganku.
“Dgn suka hati aqu akan layani Mbak Yuyun” kataqu.
Sebetulnya aqu baru ingin ajaknya kembali, e.. justru ia lebih dulu. Rupanya Mbak Yuyun suka. Memang betul bila seorang wanita sebelumnya pernah merasa senang, ia sendiri yang akan minta. Kita awali bercumbu kembali, ini kali aqu ingin nikmati dgn dgn sepuas hatiku. Ingin kunikmati tiap inch tubuhnya, karena sekarang aqu tahu Mbak Yuyun juga ingin. Seperti barusan, pertama kali bibirnya yang kunikmati. Dgn penuh kehalusan aqu melumat-lumat bibir Mbak Yuyun.
Aqu semakin berani, kugunakan lidahku untuk memotong bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Yuyun mulai berani, lidahnya dimainkan hingga lidah kita sama-sama beradu, membuatku makin kerasan saja lama-lama nikmati bibirnya. Tanganku seperti barusan, bekerja di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal dimulai dari lembah sampai ke pucuknya selanjutnya aqu pelintir putingnya hingga membuat menggelinjang dan mengelinjang. Dua bukit kembar itu juga makin mengeras. Dia menggigit bibirku saat kupelintir putingnya.
Aqu sudah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku mengulum dan melumat payudaranya. Dgn cepat lidahku menari-nari di atas bukitnya yang putih mulus tersebut. Tanganku masih tetap meremas-remas payudaranya yang kanan. Kusaksikan mata Mbak Yuyun benar-benar redup, dan dia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya keluarkan desahan erotis.
“Oohh.. arghh.. en.. ennak Ris.. emhh..” kata Mbak Yuyun mendesah-desah.
Mendadak tangannya menggenggam tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menggeretnya ke selangkangannya. Aqu memahami apa yang diinginnya, ternyata dia ingin aqu selekasnya permainkan kemaluannya. Jari-jarikupun selekasnya bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku masuk keluar dan kuelus-elus klentitnya membuat makin menggeliat tidak karuan.
“Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. sedap.. oohh..” mulut Mbak Yuyun meracau.
Setiap Mbak Yuyun berasa ingin capai orgasme, aqu stop jariku menyerang kemaluannya, sesudah ia cukup tenang, aqu mempermainkan kembali kemaluannya, kulaqukan seringkali.
“Emhh Ris.. mari donk jangan demikian.. kau jahat oohh..” kata Mbak Yuyun meminta.
Dengarnya membuatku merasa kasihan , tetapi aqu tidak akan membuat orgasme dgn jariku tapi dgn mulutku, aqu betul-betul ingin coba semua yang sebelumnya pernah aqu saksikan di bokep.
Selekasnya aqu tujukan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekitar kemaluannya dan kelihatanlah kemaluannya yang merah dan mengkilat basah, benar-benar cantik karena baru ini kali menyaksikannya. Aqu cukup sangsi untuk melaqukannya, tapi rasa penasaranku seperti apakah sich rasanya menjilat-jilati kemaluan semakin lebih besar. Selekasnya aqu jilati lubang itu, lidahku kujulurkan masuk keluar.
“Ris.. apa yang kamu laqukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Yuyun.
Dia kaget aqu memakai mulutku untuk menjilat-jilati kemaluannya, tetapi aqu tidak hiraukan ucapannya. Saat lidahku sentuh kelentitnya, dia mendesah panjang dan tubuhnya menggelinjang tidak karuan dan selang beberapa saat tubuhnya tergetar seringkali, tangannya mencekram sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar lubang kewanitaannya.
“Ohmm.. emhh.. ennak Ris.. aahh..” kata Mbak Yuyun saat dia orgasme.
Sesudah Mbak Yuyun usai nikmati kepuasan yang didapatnya, aqu mencumbunya lagi kembali karena aqu ingin capai kepuasan.
“Giliran Mbak di atas ya saat ini” kataqu.
“Bagaimana Ris aqu tidak tahu” kata Mbak Yuyun.
Dibanding aqu menerangkan, langsung aqu praktikkan. Aqu tidur terlentang dan Mbak Yuyun aqu suruh mengambil langkah di atas kemaluanku, nampaknya dia mulai memahami. Tangannya menggenggam kemaluanku yang tegang luar biasa selanjutnya pelan-pelan pinggangnya di turunkan dan kemaluannya ditujukan ke kemaluanku dan dalam waktu cepat bless kemaluanku lenyap ditelan kemaluannya. Mbak Yuyun selanjutnya mulai melaqukan pergerakan turun naik, dia angkat pinggangnya dan saat sampai di kepala kemaluanku dia turunkan kembali. Sebelumnya dia perlahan-lahan tetapi dia sekarang mulai percepat pergerakannya.
Kusaksikan wajahnya penuh dgn keringat, matanya sayu sekalian merem terbuka dan kadang-kadang dia menyaksikan kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sangat seksi wajah wanita yang sedang terkuasai birahi birahi dan sedang berusaha untuk capai pucuk kepuasan. Wajah Mbak Yuyun kelihatan benar-benar elok semacam itu ditambah lagi dengan rambut sebahunya yang kelihatan berantakan terombang ambing pergerakan kepalanya. Payudaranya juga terbuncang-guncang, selanjutnya tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras saat jari-jariku melintir puting susunya.
“Oh emhh yaah.. ohh..” tersebut kata-kata yang keluar mulut Mbak Yuyun.
“Aqu tidak kuat kembali Ris..” kata Mbak Yuyun sekalian stop gerakkan tubuhnya, aqu tahu dia
selekasnya capai orgasme.
Kurebahkan tubuhnya dan aqu selekasnya memompa kemaluannya dan selang beberapa saat Mbak Yuyun capai orgasme. Kuhentikan pergerakanku untuk biarkan Mbak Yuyun nikmati kepuasan yang didapatnya. Kemudian aqu cabut kemaluanku dan kusuruh Mbak Yuyun menungging selanjutnya kumasukkan kemaluanku dari belakang. Mbak Yuyun kelihatan cuma pasrah saja pada apa yang aqu laqukan padanya. Dia cuma dapat mendesah kepuasan.
Sesudah senang dgn posisi ini, aqu suruh Mbak Yuyun tiduran kembali dan aqu masukan kembali kemaluanku dan memompa kemaluannya kembali karena aqu sudah ingin sekali akhirinya. Sesaat selanjutnya Mbak Yuyun ingin orgasme kembali, wajahnya memeras, tubuhnya menggeliat ke sana kesini.
“Ahh.. oh.. Mbak ingin sedap kembali Ris.. arrghh ahh..” kata Mbak Yuyun.
“Nantikan Mbak, ki kita bersama aqu nyaris” kataqu.
“Mbak sudah tidak tahan Ris.. ahh..” kata Mbak Yuyun sekalian mendesah panjang, tubuhnya tergetar luar biasa, pinggulnya terangkut naik. Cairan hangat menyirami kemaluanku dan kurasakan dinding kemaluannya seolah-olah mengisap kemaluanku demikian kuat dan pada akhirnya aqupun tidak kuat dan croott.. aqupun capai orgasme, oh my god enaknya hebat. Selanjutnya kita sama-sama berangkulan kuat nikmati kepuasan yang barusan kita capai.