Author: dbgoog99

  • Kisah Memek ngentot saat klinik sepi

    Kisah Memek ngentot saat klinik sepi


    2721 views

    Duniabola99.com – Siang itu waktu diklinik memang karena sepi pengunjung jadi saya bebas untuk ngapain entah di ruangan kantor atau di mana, karena sepi kaki saya ku naikkan di atas meja dan bersantai,


    Sebagian pembaca tentu masih ingat, saya selalu mengenakan rok mini yang lebar di bagian bawahannya hingga tentu saja posisiku duduk sekarang membuat bokongku dan paha bagian belakangku terbuka lebar.

    Kusilangkan kakiku di atas meja, bokongku kuletakkan di ujung kursi putar sambil bersandar. saya membaca buku-buku tentang satwa dari luar negeri. Suhu udara di Surabaya akhir-akhir ini amat panas, sudah waktunya hujan namun sampai dengan ketika ini kota Surabaya belum juga terguyur hujan sama sekali.

    Posisi dudukku ketika itu terus terang amat menyejukkan daerah sekitar selangkanganku sebab hembusan hawa dingin dari AC bisa langsung menerpa daerah sekitar pangkal pahaku. Sebab lelah membaca, kusandarkan kepalaku ke kursi sambil kupejamkan mata untuk tidur-tiduran, sementara HT tetap kunyalakan dan kuletakkan di atas meja dekatku agar sewaktu-waktu ada panggilan darurat saya bisa langsung memonitornya.

    Kulepas satu lagi kancing bagian atas hem longgar yang kukenakan, harapanku hembusan hawa dingin AC di ruangan klinik ini bisa menyusup masuk dadaku agar tak kegerahan. Rupa-ternyata semilir hembusan hawa dingin AC yang menyejukkan ruang klinik ini telah benar-benar membuatku tertidur cukup pulas sehingga saya tak mengetahui ketika ada orang masuk ke klinik.

    Wisnu salah seorang kolegaku ternyata siang itu juga memperoleh giliran piket. Untuk mengusir rasa jenuhnya, rupa-ternyata Wisnu berjalan-jalan mengelilingi KBS hingga sampai di klinik dan kemudian mampir sejenak.

    Bisa pembaca bayangkan apa yang Wisnu lihat ketika memasuki ruangan klinik? Mata Wisnu langsung tertuju pada bagian belakang pahaku yang terbuka lebar hingga bagian bokongkuku. Langsung saja Wisnu menelan ludahnya ketika ia melihat pahaku yang mulus dan sedikit ditumbuhi bulu halus itu terpampang jelas di hadapannya.


    Wisnu yang sebenarnya sudah sejak lama berusaha mencoba merayuku, siang ini tanpa disangka dia bagaikan memperoleh rejeki nomplok saja. Wisnu sebenarnya sudah beristrikan seorang dokter umum dan juga sudah memiliki anak. Usia Wisnu sekitar 36 tahun, orangnya tak terlalu tinggi, sekitar 165 cm dan wajahnya cukup lumayan.

    Orangnya cukup konyol dan suka bercanda. Begitu melihat pemandangan seperti itu, dengan serta merta Wisnu langsung maju dan berjongkok tepat di depan belahan pangkal pahaku. Mulutnya meniup-niup selangkanganku. Pada awalnya saya memang tak merasakannya sebab saya sedang benar-benar tertidur pulas, namun lama kelamaan saya bisa juga merasakan adanya hembusan angin yang datangnya bukan dari hembusan AC.

    Kubuka mataku dan sungguh amat terkejut sebab kulihat ada orang yang sedang berjongkok menghadap selangkanganku sedang meniup pangkal pahaku. Secara spontan kuturunkan kedua belah kakiku dari atas meja. Sebab kejadiannya begitu cepat, kepala Wisnu tertindih oleh pahaku. Akibatnya posisi kepala Wisnu akhirnya terkangkangi oleh pahaku dan wajah Wisnu jatuh tepat di pangkal selangkanganku.

    Gila! Wisnu bukannya segera berdiri dan menyingkir, tapi dengan serta merta wajahnya malah diusapkan ke pangkal selangkanganku yang terkangkang tadi. Usapannya membuatku geli. Lalu hidung Wisnu menyingkap ujung G String-ku yang sexy.

    Aku ketika itu memakai CD model G String yang mini, bahannya hanya berupa seutas tali nylon yang melingkari pinggangku, selebihnya adalah seutas nylon lainnya menyambung dari pinggang bagian belakang, turun ke bawah mengikuti bagian belahan bokongkuku, melilit ke depan tepat di bagian liang memekku tersambung dengan secarik kain sutera tipis yang berbentuk segi tiga.


    Di bagian sutera tipis benbentuk segi tiga ini, ujung hidung Wisnu menyangkut di lipatan penutup liang memekku. Akibat gesekan wajahnya di selangkanganku maka tersingkap pula bibir memekku hingga Wisnu bisa menyaksikannya dengan jelas sekali, sebab bola matanya hanya beberapa centi saja di hadapan bibir memekku yang dalamnya berwarna merah muda menggairahkan itu.

    Melihat pemandangan seperti itu membuat Wisnu yang tadinya mungkin hanya iseng ingin menggodaku jadi semakin bernafsu saja. Mulutnya langsung menghunjam memekku, bibir Wisnu serta merta dengan lahapnya menciumi bibir memekku.

    Kejadiannya sejak awal terasa begitu cepat. Tangan Wisnu sudah langsung menarik ikatan G String-ku yang terletak di samping kiri kanan pinggangku. Kondisi bagian bawah rok miniku yang lebar ini membuat Wisnu tak menemui kesulitan sama sekali. Dalam hitungan detik saja bagian bawahku sudah tanpa dilapisi sehelai benang pun.

    Kepala Wisnu tertutup oleh rok miniku, wajahnya tepat di selangkanganku dan bibirnya melumat bibir memekku dengan penuh nafsu. Lidahnya dijulurkan dan dikorek-korekkannya ke klitorisku. Apa yang ia lakukan membuatku yang tadinya pada ketika awal-awal kejadian ingin memarahinya, tak jadi. saya malah jadi terangsang oleh permainan lidah Wisnu yang menjilat habis bibir dan liang memekku.

    Lidah Wisnu menjulur mengorek-ngorek liang memekku hingga terasa menyentuh bagian dalam dinding-dinding memekku yang segera menjadi basah oleh cairan bening yang mengalir dari dalam memekku.

    Aku tak bisa menahan lagi gejolak nafsuku hingga tanganku menyusup ke balik hem yang kukenakan dan jari-jari tanganku meremas payudaraku sendiri. Kupilin-pilin puting susuku dengan jari. Rasanya nikmat sekali hingga payudaraku terasa semakin keras sebab saya sudah benar-benar diselimuti oleh nafsu.


    Wisnu mengangkat kedua belah kakiku sambil membukanya lebar-lebar. Kedua pahaku dikangkangkannya untuk memberi tempat yang lebih leluasa bagi mulut dan lidahnya untuk menjilati seputaran memekku.

    Wisnu amat piawai memainkan ujung lidahnya sehingga tak membutuhkan waktu yang lama baginya membuatku orgasme. Semburan hangat langsung muncrat dari dalam rahimku, keluar membasahi liang dan dinding memekku dan serta merta Wisnu langsung menjilat dan menelan habis cairan pelumasku yang mengalir keluar.

    “Huu.. Uucch! Oo.. Oocch! Aa.. Aacch!”, saya melenguh bagaikan anak sapi saja. Wisnu tetap saja meneruskan jilatannya sampai memekku benar-benar bersih dan kering kembali.

    Aku akhirnya menarik napas panjang mengiringi semburan terakhir pelumasku yang merembes keluar melalui liang memekku. Selesai melakukan jilatannya, Wisnu langsung berdiri sambil membuka kancing celananya.

    Celana berikut CD-nya diperosotkan sampat batas lututnya hingga tampak kontol langsung menjulang keluar bagaikan torpedo yang siap diluncurkan menuju sasaran.

    Wisnu mengangkat kedua kakiku sehingga badanku terlipat. Lututku didorong hingga berada dekat dengan wajahku, kontol langsung diarahkan ke belahan bibir memekku dan tanpa harus memperoleh bimbingan lagi, kontol telah berada tepat menempel di mulut liang memekku.


    Didorong-dorongkannya sedikit sehingga kepala kemaluannya menemui sasaran yang tepat, kemudian didorongkan sedikit lebih dalam lagi dan, slee.. eep! Masuklah sebagian kontol. Ditarik keluar sedikit dan didorongkannya lagi masuk lebih dalam.

    “Oo.. Oocch! Slee.. Eep! Slee.. Eepp! Uu.. Uucch! Slee.. Eepp! Slee.. Eepp! Aa.. Aacch!”, demikian suara rintihanku bersahut-sahutan dengan bunyi suara ketika batang kemaluan Wisnu memompa liang memekku.

    Kondisi liang memekku sudah amat basah sehingga memudahkan batang kemaluan Wisnu terbenam habis ke dalam memekku. Ujung kepala kemaluannya terasa menyodok-nyodok dinding rahimku. Ujungnya menyentuh dan menekan-tekan tonjolan daging seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang memekku, rasanya luar biasa nikmat.

    Sebab memang sudah cukup lama saya tak melakukan ML ditambah dengan permainan Wisnu yang cukup piawai hingga membuatku segera akan mencapai puncak kenikmatan kembali.

    “Ayoo..! Terus..! saya sudah hampir orgasme!”, seruku.

    “Sebentar Wis! Kita keluarin sama-sama..”, jawab Wisnu.

    “Dikeluarin di dalam atau di luar nich?”, tanya Wisnu padaku sambil terus memompakan kontol di dalam liang memekku.

    “Uu.. Uucch! Terserah..!”, teriakku dan..

    “Ooo.. Oocch! Aa.. Aacch!”


    Badanku tiba-tiba gemetar dan sedikit kejang. Wisnu pun ikut melenguh sambil tetap menggenjot pompaannya lebih cepat lagi. Kami dalam waktu yang hampir bersamaan sama-sama mengalami orgasme. Terasa sekali semburan sperma Wisnu yang hangat membanjiri liang memekku. Tumpahan cairan cinta kami tercampur jadi satu dalam liang memekku, saking banyaknya bahkan tak tertampung sehingga merembes keluar mengalir mengikuti celah belahan bokongkuku dan membasahi anusku.

  • Kisah Memek Ngentot Sekretarisku

    Kisah Memek Ngentot Sekretarisku


    2730 views

    Duniabola99.com – Pada kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan kepada anda sebuah cerita dewasa terbaru, mungkin saja ada diantara anda yang suka membaca mengenai cerita yang berbau porno. Untuk itu kami ingin memberikan sedikit cerita ini, langsung saja kalau begitu anda lihat Cerita Dewasa Sekertarisku adalah Pemuasku yang akan kami berikan dibawah ini.


    Ini bermula dari waktu aku lulus dari perguaruan tinggi dan aku mulai mencari pekerjaan, orang tuakupun menginjinkan aku merantau mencari pekerjaan, mungkin menurut orang tuaku aku sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya kehidupan. singakt cerita nasib mujurpun aku dapati dari tempat aku bekerja yang sekian lama. Cerita nya aku diangkat dengan atasanku sebagai kepala cabang di sebuah wilayah. Pada awal bulan selalu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuk-tumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi laki –laki kampong yang liar.

    Posisi kantorku ada di lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan pemandangan penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa mataku. dasar wanita, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula.

    Perusahaan tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perusahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang lumayan tinggi. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, dan semuanya.

    karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan tempat aku bekerja, Untuk menghilangkan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak, aku mulai mencari hiburan melalui browsing situs seks yang mungkin bisa memuaskan aku. lalu tidak lagi. menghadirkan situs “Cerita dewasa” cukup yang cukup menghibur. lalu tidak terlalu lagi. maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah, Sekretarisku “Nofi”, dia seorang dari kota yang sama denganku.

    Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih dekat dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat, tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat untuk sementara waktu.

    dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu. apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.

    Terkadang aku tersenyum sendiri menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku, membayangkan tubuh indah Nofi tanpa busana dan meliuk liuk dan hayalanku semakin jauh.
    Aku memutuskan menghubungi nofi dengan alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.

    ‘udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.’
    ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.
    tidak lama menungu si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, ke wajahnya biar dia tankap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya.


    aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.
    ‘udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.’
    dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. Lalu nofi kembali menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.

    gerakan tanganku yang mulai nakal, dan meraba wilayah pinggul indah itu.
    yanti tiba tiba diam.
    ‘pak …’, protesnya. sambil mendelik.
    ‘sst…’, kataku sambil tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak ke bawah.
    ‘pak, saya tidak suka …’
    hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan xxx dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.
    saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
    ‘jangan pak ..’

    aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.‘aku sayang kamu nof’, tentu saja itu gombal,’sangat sayang’.
    entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku … aku tak ingat telah kemana saja. yang pasti pantat itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span yng digunakan nofi, matanya terpejam penuh penghayatan. nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi.


    kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat tertahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat.
    kami berpelukan lama. melepas ketgangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.
    meja, kursi, deretan sebagai saksi bisu.

    Mulai saat itu Nofi sekretarisku adalah pemuas nafsuku, entah sampai kapan hubunga ini akan berakhir.

  • Kisah Memek Ngentot Tante Dewi

    Kisah Memek Ngentot Tante Dewi


    2802 views

    Duniabola99.com – Hari ini Dewi menerima telepon dari suaminya yang baru saja kembali di Jakarta. Dari airport suaminya langsung menuju ke kantor, dalam perjalanan menuju ke kantor, ia menelepon Dewi memberitahukan bahwa ia sudah berada di Jakarta dan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya, ia menjelaskan kepada istrinya bahwa kepulangannya memang mendadak karena ada pertemuan dengan kliennya di Jakarta.
    Dewi pun hanya mengiyakan saja tanpa memberikan komentar apapun, batinnya berkata ada di Jakarta ataupun tidak ada di Jakarta tidak ada pengaruhnya untuk dia, karena selama ini suaminya tidak pernah memberikan nafkah bathin untuknya, ia selalu mendapatkan nafkah bathin dari orang lain, jadi kalau suaminya di Jakarta malah membuat sulit Dewi untuk melakukan aktivitas seksnya. Rencana Dewi hari ini untuk menikmati batang kemaluan kenalan barunya menjadi batal karena telepon suaminya tadi, sementara ia merasakan lubang vaginanya sudah gatal ingin digaruk oleh penis lelaki lain, tapi apa daya suaminya ada di Jakarta, Dewi takut saat dia melakukan persetubuhan dengan kenalan barunya dan saat itu juga suaminya menelpon atau suaminya pulang lebih awal, bisa kacau nanti semuanya. Akhirnya Dewi membatalkan rencananya untuk pergi keluar pada hari ini, hatinya berkata biarlah akan kutunggu sampai suaminya pergi keluar kota lagi, baru kupuaskan dahaga bathinku ini. Siangnya Dewi betul-betul gelisah, dia betul-betul ingin sekali merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki, karena menahan desakan hasrat birahinya, kedua pipinya memerah.

    Dewi saat itu sedang duduk santai di ruang keluarga menonton TV tanpa sadar tangannya mulai mengusap-usap bibir vaginanya dari balik CDnya, saat itu Dewi mengenakan baju model baby doll, roknya sedikit terangkat sehingga CD putihnya terlihat dan pahanya yang putih mulus pun terlihat dengan jelas, Dewi yang sedang asyik masyuk tidak menyadari hal itu, yang ada dalam pikirannya sekarang adalah batang kemaluan lelaki yang tegang dan besar. Usapan tangannya di kelentitnya membuat vaginanya mulai basah, Dewi mulai mendesah perlahan, menikmati belaian lembut tangannya di kelentit dan dibibir vaginanya, tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH silih berganti diremas-remas oleh tangan kirinya, ia membayangkan selingkuhannya sedang meremas-remas kedua payudaranya silih berganti dan ia juga membayangkan saat itu juga sedang dijilati kelentit dan vaginanya, vaginanya semakin basah, hasrat birahinya semakin memuncak. Ruangan keluarga itu letaknya cukup berjauhan dengan dapur dan ruang makan, jika sedang berada di dapur atau di ruang makan kegiatan apapun yang terjadi di ruang keluarga tidak akan terlihat dari dapur atau ruang makan, begitu pula sebaliknya, dan para pembantunya bila sudah selesai bebenah di ruangan keluarga atau di ruangan lainnya, mereka akan berkumpul di ruangan mereka.

    Ruangan itu terletak dekat dengan kamar mereka yaitu dekat dengan garasi mobil, jadi kegiatan Dewi saat ini tidak ada satu orang pun yang melihatnya. Gejolak birahi Dewi semakin meningkat, desahannya semakin sering terdengar, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH sudah tidak tertutup apa-apa lagi, kedua putingnya sudah mengeras dan mencuat keluar, CDnya sudah melorot sampai paha, dan terlihat jari tengah tangan kanannya sudah berada dalam jepitan vaginanya, dan terlihat jari tengahnya sedang keluar masuk di lubang vaginanya, terlihat pantatnya naik-turun dari kursinya seiring dengan keluar masuk jari tengahnya. Dewi yang sedang berusaha keras untuk mencapai puncak birahinya tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang menyaksikan aksinya. Kedua bola mata yang menyaksikan tingkah Dewi itu terbelalak, jantungnya berdegup kencang nafasnya memburu, pemandangan yang disaksikan oleh pemilik kedua bola mata itu, yang dalam mimpinyapun tidak pernah terbayangkan olehnya. Kedua payudara Dewi yang setengah terbuka dan kelihatan kedua putingnya dan sedang diremas-remas bergantian oleh tangan kirinya, kemudian di bawah ia melihat belahan bibir vagina Dewi yang kadang terlihat dan kadang tidak terlihat karena jari tengah tangan kanan Dewi sedang keluar masuk di lubang vaginanya itu, semua itu membuat si empunya mata tersebut berkali-kali menelan ludah, seumur hidupnya belum pernah ia menyaksikan pemandangan indah seperti ini.

    Si empunya mata merasakan penisnya mulai mengeras melihat semua itu, hampir tanpa berkedip kedua matanya tertuju ketubuh Dewi, nafasnya semakin memburu melihat ulah Dewi, tubuh Dewi terlihat olehnya meregang-regang, penisnya semakin mengeras, terlihat celana pendeknya menggelembung oleh desakan penisnya yang seolah ingin keluar dari sekapan celana pendeknya, pada saat kepala Dewi mendongak ke belakang, kedua matanya yang setengah terpejam menangkap sesosok tubuh si empunya mata tadi. Dewi sungguh kaget sekali karena ada orang yang sedang menyaksikan ulah liarnya tersebut, aksi liar kedua tangannya berhenti seketika. “Ehhh, Pono…addaaaaa…apaaa…sedaang apa kamuuu…,” Dewi berkata dengan terengah-engah, kaget dan jengkel karena puncak birahinya tidak terlampiaskan. “Eeehhh…aaanuuuu…..aaanuuu…bu…,” Pono kaget mendengar teguran Dewi, karena saat itu dirinya sedang asyik melihat aksi nyonyanya tersebut. Biarpun kaget tapi kedua mata Pono tidak melepaskan pandangannya dari tubuh Dewi yang masih agak terbuka, hal ini tidak Dewi sadari karena ia kaget dengan kehadiran Pono di ruangan tersebut, yang hanya Dewi ingat lakukan saat ia berdiri dari kursinya tadi adalah CDnya yang ia benahi, sehingga saat ia berdiri berhadapan dengan Pono kedua payudaranya yang putih mulus itu masih terpampang dengan jelas di hadapan Pono. “Anu..anu apa,” Dewi berkata kepada Pono dengan jengkel, karena malu dan karena gejolak birahinya tidak terlampiaskan.


    “Eeehhh…ini..ini..,Bu. Sayaa…mau minta uang untuk beli bahan pembersih kolam, yang kita punya sudah habis,” Pono menjawab agak tergagap-gagap, dengan kedua matanya tetap tertuju ke arah payudara Dewi yang seolah-olah menantang ingin diremas. “Pon, apa yang kamu lihat tadi, jangan sampai ada orang lain yang tahu, kalau sampai ada yang tahu, kamu saya pecat,” ancam Dewi, dan saat itu kedua mata Dewi melirik ke arah selangkangan Pono, dan ia melihat tonjolan di celana pendek Pono. Pono betul-betul merasa ketakutan dan merasa bersalah dengan kelakuannya yang melihat tubuh Dewi yang setengah telanjang, tapi kedua matanya tidak pernah beranjak dari payudara Dewi yang menggantung dengan indahnya, payudara Dewi yang putih mulus dihiasi oleh kedua putingnya yang merah muda dan sudah menyembul keluar dan mengeras itu. Setelah menimbang-nimbang dengan segala kemungkinannya, Dewi pun mengambil keputusan untuk melakukan “quickie sex” dengan Pono, lalu iapun memerintahkan Pono untuk duduk di sofa. Dewi tahu bahwa penis Pono sudah pasti sedang berdiri dengan gagahnya di balik celana pendeknya itu. Hati Dewi mulai ragu antara ingin menikmati sodokan batang kemaluan lelaki dengan takut akan suaminya pulang lebih awal, ia melirik jam dinding yang ada di ruangan tersebut, pukul 13.30 siang, hatinya membatin suaminya tidak mungkin pulang cepat, ia bisa melakukan “quickie sex” dengan Pono untuk meraih puncak kenikmatannya yang terganggu.

    Akhirnya nafsu birahinya mengalahkan akal sehatnya, Dewi pun mengambil keputusan untuk merasakan batang kemaluan Pono mengaduk-aduk lubang vaginanya. “Iyyaaa…Bu..saya sumpah tidak akan cerita ke orang lain,” jawab Pono ketakutan. “Duduk, kamu,” perintah Dewi. Pono menuruti perintah Dewi untuk duduk, iapun duduk di sofa yang ditunjuk oleh Dewi, dengan hati penuh kebingungan dan dengan tatapan mata yang tidak pernah terlepas dari payudara Dewi. “Ingat kamu jangan cerita kepada siapapun, cukup hanya kita berdua yang tahu masalah ini, hhhmmm ..,” ancam Dewi kembali sambil berjalan menghampiri yang sudah duduk di sofa, tanpa membuang waktu Dewipun mulai menurunkan celana pendek Pono sampai ke lutut. Batang kemaluan Pono yang sudah tegang terangguk-angguk saat celana pendeknya terlepas, ternyata Pono pada saat itu tidak mengenakan CD, Dewi kaget karena ia tidak menyangka bahwa Pono tidak mengenakan CD, penisnya yang sudah sangat tegang sekali teracung-acung di hadapannya. “Ingat, Pon, apapun yang terjadi kamu jangan cerita kepada siapapun,” kembali Dewi berkata. “Iyaah..bu…saaayyyaaa….jaanji…,” jawab Pono gagap, karena ia kaget akan aksi nyonyanya ini yang membuka celana pendeknya. Ia sendiri bingung, dalam hatinya berkata apa yang dikehendaki oleh nyonyanya ini, karena belum pernah selama ini ada perempuan yang melihat penisnya apalagi dalam keadaan tegang, Pono pun merasa malu karena nyonyanya sudah melihat penisnya yang tegang itu.

    Tangan kanan Dewi segera meraih batang kemaluan Pono, iapun segera mengangkang di atas pangkuan Pono, sementara tangan kirinya meraih CDnya dan menarik salah satu pinggiran CDnya ke samping, sehingga belahan bibir vaginannya terlihat dengan jelas oleh Pono, Pono yang belum pernah melakukan hubungan badanpun dibuat bingung oleh aksi Dewi, dan saat Dewi mulai mengoles-oleskan kepala penisnya ke bibir vaginanya, Pono merasakan geli yang aneh saat kepala penisnya bersentuhan dengan bibir vagina Dewi, penisnya berdenyut-denyut. Tanpa membuang waktu Dewi segera menyelipkan batang kemaluan tersebut di bibir vaginanya dan ia mulai menekan pantatnya ke bawah dengan perlahan dan batang kemaluan Pono perlahan-lahan menyeruak masuk di lubang vagina Dewi. Ssleeeepppp…..bleeessss….bleeesss…..bleesss… Dengan perlahan-lahan penis Pono mulai melesak masuk di lubang memek Dewi dan akhirnya terbenam seluruhnya, Pono merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ia alami selama ini, rasa geli yang aneh menyelimuti dirinya, saat penisnya terjepit dalam lubang vagina Dewi, Pono merasakan penisnya seperti ada yang meremas-remas. “Ooouuuggghhhh…..,” Dewi melenguh saat lubang memeknya diterobos oleh penisnya Pono. “Eeeeggghhhh……..,” Ponopun mengerang merasakan jepitan lubang vagina Dewi di penisnya.


    Dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kepala sofa, Dewi perlahan-lahan mulai bergerak, menaik turunkan pantatnya, kedua payudaranyapun terguncang naik turun seiring dengan naik turun pantatnya. Pono yang masih bingung dengan apa yang terjadi hanya bisa melotot melihat kedua payudara Dewi yang terombang-ambing di hadapan matanya. “Aaagghhh…eenaaakkk…Pon, kaamuuu…jangan melongo..saaaajjaa…ooogghhh… hisap kedduaaa…tetekku… remaaassss….remaaasss…,” Dewi mendesah keenakan. Pono yang mendengar perintah Dewi mulai melakukannya, kedua tangannya mulai meraih payudara Dewi yang sedang terombang-ambing itu, lalu ia meremas kedua payudara tersebut, karena belum pernah ia melakukan hal tersebut, Dewi merasakan remasan tangan Pono di kedua payudaranya agak kasar, tapi sensasi yang ditimbulkan oleh remasan kasar tangan Pono membuatnya merasakan hal baru, gairah birahinya yang sempat tertunda tadi mulai meningkat lagi.

    Mulut Ponopun mulai bergantian menghisap-hisap kedua payudara Dewi, hisapan-hisapan mulut Ponopun tidak beraturan, Pono betul-betul menghisap tetek Dewi seperti ia menyedot minuman, akibatnya Dewi kembali merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, hisapan-hisapan kuat Pono pada kedua teteknya membuat ia menggelinjang, Dewipun merasakan geli yang aneh di kedua payudaranya tersebut. Pono yang belum pernah melakukan seks ini, merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang belum pernah ia alami selama ini, mulutnya mendesah-desah di tengah kesibukannya menghisap-hisap payudara Dewi, matanya merem melek menikmati jepitan lubang vagina Dewi pada penisnya, Pono merasakan penisnya bergesekan dengan lubang vagina Dewi, ia merasakan geli yang luar biasa, penisnya semakin berdenyut dengan kuat dan semakin menegang, Dewi merasakan penis Pono yang semakin mengeras.

    Dewi merasakan penis itu begitu tegang dan keras, dinding lubang vaginanya merasakan kekerasan penisnya Pono tersebut, cairan birahinya semakin banyak bercampur dengan cairan birahi Pono, akibatnya suara berdecak dari pertemuan dua kemaluan merekapun terdengar, menambah semangat Dewi untuk menaik-turunkan pantatnya. Dewi sudah lupa akan kemungkinan suaminya pulang cepat, yang ada sekarang ini Dewi betul menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di vaginanya. Tak lama berselang Pono melenguh keras, penisnya berdenyut dengan keras, penisnya mulai menembakkan air maninya. Crreeeettt….creeettt….creeett……. air mani Pono berhamburan keluar membasahi lubang vagina Dewi. “Ouuuuggghhh….hhhmmmmmhhh….sssllrrppppp…ssslrrrppp p….hhhmmm…..,” Pono melenguh merasakan letupan-letupan lahar kenikmatannya yang sedang mengalir dari penisnya membasahi vagina Dewi sambil mulutnya tetap menghisap-hisap payudaranya. Dewi merasakan letupan-letupan air mani Pono di dinding vaginanya, ia tahu Pono sudah meraih puncak kenikmatannya, Dewipun semakin gencar menaik turunkan pantatnya, ia merasa takut akan tidak berhasil meraih puncak kenikmatannya, karena penisnya Pono sudah menyemburkan lahar kenikmatan, ia merasa takut bahwa sebentar lagi batang kemaluan Pono akan melemas setelah menyemburkan cairan kenikmatan itu. “Oouuugghh…aaagghhh….ssshhhh..aaagghhh…sssshhhh…aa aaghhhh….. ,” Dewi mendesah keenakan merasakan lesakan batang kemaluan Pono di vaginanya dan merasakan hangat di dinding vaginanya akibat semburan air mani Pono.

    Pono merasa lemas saat penisnya menyemburkan tetes terakhir cairan kenikmatannya di lubang vagina Dewi, tapi mulutnya masih tetap menghisap-hisap payudara Dewi, penisnya masih berdenyut-denyut. Dewi yang merasakan batang kemaluan Pono tidak menyemburkan cairan kenikmatannya lagi, merasa kaget karena penisnya Pono tidak mengalami perubahan, Dewi merasakan penisnya Pono masih keras dan tegang, biasanya batang kemaluan lelaki perlahan-lahan akan menciut setelah melepaskan cairan kenikmatannya, tapi tidak untuk penisnya Pono, penisnya Pono sudah berhenti mengeluarkan cairan kenikmatan tapi Dewi masih merasakan keras dan tegang. Pono yang berhasil meraih puncak kenikmatannya, dalam sekejap sudah kembali pulih, perlahan-lahan gairah birahinya kembali bangkit, dengan semangat 45 hisapan dan remasan di payudara Dewi semakin gencar, ia hanya merasakan sedikit ngilu di kepala penisnya, tapi lama-lama rasa ngilu itu hilang berganti dengan rasa nikmat. Pono memang belum berpengalaman dalam hal bersetubuh, tapi stamina tubuhnya terutama penisnya, betul-betul membuat takjub Dewi. Dewipun semakin gencar menaik-turunkan pantatnya, dari lubang vaginanya perlahan-lahan keluar cairan putih yang bercampur dengan cairan bening, cairan itu keluar seiring dengan keluar masuknya batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, lenguhan-lenguhan nikmat semakin sering terdengar dari mulut Dewi, sementara dari mulut Pono hanya terdengar dengusan-dengusan keenakan karena mulutnya masih sibuk dengan kedua payudara Dewi.


    Kedua manusia berlainan jenis ini sudah lupa dengan keadaan sekitarnya, yang mereka tahu hanyalah nikmatnya persetubuhan mereka ini, Dewipun sudah tidak perduli akan kemungkinan suaminya pulang lebih cepat, yang ia perdulikan hanyalah meraih puncak kenikmatannya, yang ia perdulikan hanyalah penisnya Pono yang sedang keluar masuk dalam lubang vaginanya. Kedua sosok tubuh mereka sudah basah dengan keringat, nafas keduanya pun terdengar memburu, kedua mata mereka merem-melek menikmati persetubuhan mereka ini, mereka berdua sudah lupa akan status mereka. “Oouughhh, Poonnn….kontolmu betul-betul enaaak….kkoontollmu…keras sekali… oougghh… shhhh….aaahh…sssshh.. aaaahhh…..,” Dewi mengerang keenakan merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, Dewi merasakan batang kemaluan Pono tegang dan keras seperti kayu saja layaknya. “Hhmmm…ssllrrppp….hhhmmmm…ssllrpppp….,” Pono bergumam keenakan sambil mulutnya tetap sibuk menghisap tetek Dewi. Remasan tangan Pono di payudara Dewipun tidak pernah berhenti, tangannya meremas-remas kedua payudara Dewi dengan agak kasar. Dewipun menggelinjang akibat hisapan-hisapan kuat mulut Pono dan remasan-remasan kasar di payudaranya, sensasi yang agak sedikit kasar ini belum pernah dialami oleh Dewi, kedua puting payudaranya semakin mencuat keluar dan keras, Dewi semakin mengerang keenakan dibuatnya. “Oouugghhh…aaaaaagghhh… hiisaaapp…Pooon, hissaaappp…kuaaatt..kuatt… yachhh…aaaghh…ssshhsss…oougghh.,” Dewi mengerang-ngerang merasakan kerasnya hisapan mulut Pono. “Kaaammuuu…pernah melaakukaan ini..Pooonn….” tanya Dewi tanpa menghentikan genjotan pantatnya. “Beeelumm…sssrrrlppp…Bu,…ssslrrpp…,”jawab Pono sambil asyik menghisap tetek Dewi.

    Tubuh Dewipun berganti posisi dari setengah berjongkok sekarang posisinya duduk di atas pangkuan Pono, sementara gerakkannya yang naik turun sekarang berganti dengan gerakkan maju mudur, kedua tangannyapun tidak berada di sandaran kepala sofa tetapi sekarang kedua tangannya sedang meremas-remas kepala Pono yang sedang asyik bermain di kedua payudaranya. Tali baju Dewi pun sudah terlepas dari kedua pundak Dewi, akibatnya kedua payudaranya sudah tidak terhalang oleh apapun, sehingga kedua tangan Ponopun bebas meremas-remas kedua payudara tersebut. Pono memang baru pertama kali ini melakukan hubungan seks, tapi karena usia Pono yang masih sangat muda sehingga penisnya yang tadi sudah mengeluarkan sperma masih berdiri dengan gagahnya dan siap untuk bertempur kembali, yang kurang dari Pono hanya pengalaman saja, tapi untuk Dewi itu sudah cukup yang penting penisnya Pono keras dan tegang dan bisa mengobrak-abrik lubang vaginanya yang haus akan batang kemaluan lelaki. “Hhhhmmm…ssslrrppp…sssslrrppp…hhmmm….,” Pono masih asyik dengan aksi hisapannya di payudara Dewi, yang satu ia hisap yang satunya ia remas, kedua payudara Dewi bergantian dihisap dan diremas. “Ouuughh…aaaaghhhh…ssshh…eenaaakk…Poon…eennaaakk.. nikmaattt sekali… terus hisaaaapp…reeemaaass….yaachhh…jangan berhentiiii…ouughhh..aaaagghh ….kontooolllmuuu….eenaaakkk…keeraaassss…….,” Dewi merintih-rintih menikmati semua ini. Gerakan maju mundur tubuh Dewi semakin cepat, Dewi merasakan kelentitnya geli-geli enak bergesekan dengan jembut Pono, remasan tangannya di kepala Pono semakin menjadi akibat hisapan dan remasan Pono di kedua payudaranya. Kepala Dewi bergoyang ke kanan dan ke kiri, mulutnya merintih-rintih keenakan, matanya merem melek menikmati sensasi persetubuhan ini.

    Tak lama berselang gerakan tubuh Dewi mulai tidak beraturan, tubuhnya mulai mengejut-ngejut, nampaknya puncak kenikmatannya akan segera ia rengkuh, tiba-tiba Dewi menekan pantatnya ke belakang seolah-olah ia ingin penisnya Pono masuk dengan biji pelernya di lubang vaginanya, dan… Sssrrrrr……srrrrrrrr…..ssssrrr… Memeknya menyemburkan cairan kenikmatannya, cairan hangat itu menyiram batang kemaluan Pono, Pono merasakan penisnya menjadi hangat oleh siraman cairan kenikmatan Dewi, Pono juga merasakan dinding vagina Dewi seolah meremas-remas penisnya. “OOuuuggggghhh….aakuuu….keluuuarrr…Pooonnn, aaaakuuu…aaagghh..enaakkk nikkmaaat….aaagghhh….,” erang Dewi menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia rengkuh. Tubuh Dewi mengejang, gerakannya terhenti, tangannya meremas kepala Pono dengan kuat, nafasnya tersengal-sengal, saat vaginanya meneteskan tetes terakhir dari cairan kenikmatannya, Dewipun melenguh panjang, dinding vaginanya masih berkedut-kedut, yang dirasakan oleh Pono seolah-olah meremas-remas penisnya. Dengan nafas yang masih memburu, Dewipun ambruk di atas pangkuan Pono, Pono hanya bisa diam, dia tidak tahu apa yang harus diperbuat, perlahan-lahan Dewi membuka matanya lalu berkata, “Kamu suudah keluar, Pon,” Tanya Dewi. “Belum, Bu,”jawab Pono polos. “Hhhmmmm kamu termasuk ayam pejantan juga,” Dewi berkata dengan genit. Dengan perlahan-lahan Dewi mulai menggerakkan tubuhnya lagi, pantatnya ia maju mundurkan, sehingga batang kemaluan Pono mulai kembali keluar masuk vagina Dewi.


    Sebetulnya Dewi sudah merasa puas dengan pencapaian puncak kenikmatannya ini, tapi karena dia tahu bahwa Pono belum berpengalaman, akhirnya ia mengambil keputusan untuk memuaskan penisnya Pono sampai mengeluarkan cairan kenikmatannya lagi. Pono merasakan kembali penisnya keluar masuk vagina Dewi, Dewi bergerak dengan cepat, ia ingin cepat-cepat menuntaskan permainan ini, karena hasrat birahinya sudah terpenuhi dia mulai sedikit khawatir akan kedatangan suaminya, tubuhnya maju mundur dengan cepat, penisnya Ponopun akibatnya keluar masuk dengan sangat cepat, Blleeesssss….sssrrrttt….bleeeessss…ssrtttttt…blees sss….sssrtttt…. Dewi memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, batang kemaluan Ponopun keluar masuk di lubang vagina Dewi seiring dengan gerakan maju mundur, dengan gerakan Dewi yang cepat ini membuat Pono agak kesulitan menghisap payudara Dewi, sehingga yang bisa ia lakukan hanya meremas-remas payudara tersebut, dan suara erangan Ponopun mulai terdengar jelas. “Aaaaghhh….ssshhhh…ooougghh….sssshhh… enaaakk…Bu…eenaaakkk…,” Ponopun mengerang kenikmatan, merasakan jepitan memek Dewi di penisnya. “Ehhmmm…enaak…Pon…aaayoo…keluaaariinn…ceppaat…,” Dewipun mendesah. Tubuh Dewi menghentak-hentak dengan cepat, goyangan pantatnya semakin bertambah cepat, batang kemaluan Pono semakin mengeras jadinya, Dewi merasakan batang kemaluan Pono seperti batang kayu yang dimasukkan ke dalam vaginanya, seluruh dinding vaginanya merasakan kerasnya batang kemaluan Pono tersebut, gairah birahinyapun menanjak dengan cepat. “Ouughh…Poon..Koontooollmmmu…..keeraasssss…seekaal liii…sssshhh…aaaggh nikmaaat betuulll…aaarrggghhh….aaakkuuu…ingin teruuusss…merasakannyaaaa oooohhhhh…..” Dewi merintih-rintih keenakan. “Aaahhh…iiyaaaahh….mmmmmm….eeennaakkk….ooohhh…puny aa….ibuuu..juga enaaaak….,” Pono mengerang nikmat. Dewi sibuk dengan goyangan dan maju mundur pantatnya sementara Pono sibuk dengan kedua belah tangannya yang meremas-remas kuat payudara Dewi.

    Nafas mereka berduapun terdengar memburu, puncak pendakian kenikmatan mereka sudah mulai di ambang pintu. Gerakan Dewipun semakin menggila dan liar, rintihan-rintihannya semakin terdengar, erangan Ponopun semakin sering terdengar, suara rintihan dan erangan mereka terdengar bergantian, diselingi dengan suara decakan akibat beradunya kedua kemaluan mereka, lubang vagina Dewi semakin banjir, batang kemaluan Ponopun semakin leluasa keluar masuk di lubang vagina Dewi, tanpa hentinya Dewi melenguh-lenguh keenakan. Tubuh Dewipun mulai bergerak tidak beraturan, tubuh Pono mulai terlihat mengejang, otot-otot di tangannya terlihat, puncak pendakian kenikmatan mereka akhirnya berhasil mereka rengkuh, dengan sekali hentak Dewi menekan dalam-dalam pantatnya. Ccrreeeeetttt….sssssrrrrrrr…ccreeetttt…creeeettttt…ssssrrrrrr….. Kemaluan mereka berdua secara bersamaan menyemprotkan lahar kenikmatan mereka.

    “Ooouugghhh…akuuu..keluaarrr..lagiiii…aaaagghhh…en aaakkk…nikmaattt…. kamuuu betul…betullll…perkaaassaaa….Pooon,” erang Dewi menikmati puncak pendakian kenikmatannya yang kedua kalinya. “Hhhhhmmm…aaaaahh..ssshh…aaakuuu…jugaa….keluaarrr… Buuu,” Ponopun melenguh keenakan. Tubuh Dewipun ambruk kembali di pangkuan Pono, nafas keduanya terdengar memburu, perlahan-lahan batang kemaluan Pono mulai mengecil dan terlepas dari jepitan memek Dewi. Seiring terlepasnya batang kemaluan Pono dari lubang vagina Dewi kemudian mengalir cairan putih bercampur dengan cairan bening dan jatuh ke paha Pono. Setelah nafas mereka kembali normal, Dewi mengingatkan kembali ke Pono untuk tidak menceritakan kejadian barusan kepada siapapun dan ia juga mengingatkan Pono untuk kapanpun jika ia sedang ingin melakukan hubungan badan, Pono harus siap. Dewi juga menambahkan agar Pono bertingkah seperti biasanya saja, Pono hanya mengiakan kehendak nyonyanya tersebut, Pono berpikir alangkah bodohnya ia bila menceritakan hal tersebut ke orang lain yang bisa berakibat ia tidak dapat menikmati tubuh mulus nyonyanya lagi dan tidak bisa merasakan surga dunia. Ponopun beranjak setelah mengenakan celananya menuju ke kamarnya, sementara Dewipun merapikan pakaian dan CDnya beranjak ke kamarnya, Dewi membersihkan badannya di kamar mandi, setelah selesai mandi Dewi mengambil daster satu tali yang mini, dalamannya ia hanya mengenakan CD saja tanpa BH, dan beranjak keluar kamarnya menuju ke ruangan keluarga dan menonton TV sambil menunggu kedatangan suaminya.

  • Kisah Memek Ngentot Tante Keenakan

    Kisah Memek Ngentot Tante Keenakan


    2569 views

    Duniabola99.com – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.


    Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya. Solaire99


    “Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …

    ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

    Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.


    Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.

    Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

    “Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.


    Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.


    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.


    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

    ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.


    Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih.

  • Kisah Memek ngentot tante Ratna pemilik salon di hotel

    Kisah Memek ngentot tante Ratna pemilik salon di hotel


    3923 views

    Duniabola99.com – Aku termasuk pria yang paling suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Itu mulai dari umurku yang ke25, sekarang umurku sudah mencapai 29 tahun. Memang tidak semua wanita yang lebih tua termasuk kesukaanku. Karena aku paling senang melihat yang terutama kulitnya berwarna kuning langsat. Apalagi ibu-ibu yang kerut mukanya tidak kalah dengan anak perawan saat ini. Ada kemungkinan biasanya mereka paling teratur merawat badan mulai dari minum jamu hingga luluran.


    Baiklah aku akan mulai langsung kisah memekku ini dengan tante Ratna yang kesepian , kisah ini adalah kisah nyata dan tidak ada yang ku rekayasa kecuali nama.

    Sebulan yang lalu aku pergi kerumah sepupuku Anton di daerah Bogor, kebetulan rumahnya berada didalam gang yang tidak bisa masuk mobil. Jadi mobilku aku parkir di depan gang dekat sebuah salon.

    Setiba dirumah Anton, aku disambut oleh istrinya. Memang istri si Anton yang bernama Danik 30 tahun memang dikategorikan sangat sexy, apalagi dia hanya mengenakan daster.

    Mas Anton sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik, sapa si Danik.
    Oh ya.. jawabku singkat.

    Aku dipersilhkan duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan secangkir teh manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis gundukan kedua belahahn dada Danik yang tidak mengenakan BH. Wah pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.

    Akhirnya setelah Anton tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Anton hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang.


    Disana aku dilayani oleh seorang tante, usia kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa tante tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.Namun sayangnya ia sangat kesepian dan butuh belaian tampaknya.

    Mas mau potong rambut atau creambath nich, sapa tante tersebut.
    Mau potong rambut tante jawabku.

    Singkat cerita setelah selesai potong rambut tante tersebut yang bernama Ratna menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.

    Wach pijatan tante enak sekali sapaku.
    Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak jawabnya.
    tante juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri jawabnya lagi.

    Sekarang tante terasa cape enggak tanyaku memancing.
    Memang Mas mau mijitin tante jawabnya.
    Wach dengan senang hati tante, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu? pancingku lagi.
    Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas jawab Bu Ratna sambil tersenyum.

    Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Ratna ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata tante khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit tante diluar salon ini? pancingku lagi.

    Mas mau bawa tante kemana? tanya tante Ratna.
    Sudahlah bu.. bila Bu Ratna setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten tante tante Ratna mengangguk sambil tersenyum kembali.

    Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Tante Ratna mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Tante Ratna telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.

    Enggak nyusahin nich Mas
    Tenang saja tante, enggak bayar koq tante, ini gratis lho. jawabku.

    Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang tante Ratna aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha tante Ratna terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.


    tante maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich

    Kulihat tante Ratna agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Ratna hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.

    Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Ratna, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya tante Ratna menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam tante Ratna ke bawah sambil berkata

    Maaf ya tante.

    Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Ratna sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.

    Wow kulihat pantat Bu Ratna tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Ratna hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.


    Och.. Och..

    Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Ratna, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Ratna dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Ratna.

    Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..

    Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Ratna. Kulihat Bu Ratna agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Ratna, perlahanlahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Ratna, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.

    Dan kulihat Bu Ratna sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.

    Och.. Och..


    Setelah itu aku jilat kuping Bu Ratna dengan lidahku sambil berbisik.

    Aku masukan yach Bu kontolku

    Ibu Ratna hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Ratna dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Ratna dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Ratna.

    Rupanya Bu Ratna sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Ratna mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Ratna sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Ratna.

    Och.. Pelan-pelan Mas.. Bu Ratna mengeluh.

    Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Ratna, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Ratna, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Ratna, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Ratna dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Ratna tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.


    Setelah itu Bu Ratna langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Ratna di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Ratna saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Ratna.

    Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Ratna untuk main kembali, Bu Ratna memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Ratna duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Ratna memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Ratna dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Ratna tampak mendesah agak keras.


    Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat

    Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Ratna kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki tante Ratna sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina tante Ratna dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Tante Ratna untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.

    Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Tante Ratna, disini kulihat Tante Ratna mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Ratna, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.


    Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Tante Ratna. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Tante Ratna. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Tante Ratna hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

  • Kisah Memek Ngentot Teman Kampus

    Kisah Memek Ngentot Teman Kampus


    3519 views

    Duniabola99.com – Pukul satu malam hari sabtu aku mendapat telpon dari Fara teman kuliahku dulu, lama sekali aku tidak contact contact dengan dia sejak dari lulus hingga sekarang baru tau kabarnya, dulu kita sering jalan bersama dengan teman satu kampus lainnya, maklum lah anak kuliahannya sukanya jalan jalan ketimbang kuliah.


    Fara orangnya cantik tinggi dan bodynya yang sangat menggoda terakhir yang aku lihat rambut fara yang bergelombang panjang sampai kebahu, dari awal hingga sekarang rambut fara masih begitu aku suka sekali dengan gaya rambutnya dan aku menganggap seperti boneka berbie.

    Fara Teman Kampus

    “Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.

    “Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.

    “Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Fara tiba-tiba ada di Bandung.

    “Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku.

    Jangan Lewatkan:Ngentot Memek Bucek Tante Girang

    Dah malem banget nih” rajuk Fara padaku sedikit memelas.

    “Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku.

    Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Fara. Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan.

    Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Fara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh ! Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku.

    Setelah turun, aku segera menemukan Fara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.

    “Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku.

    “Iya Yan..” jawabnya lemah.

    Matanya kelihatan merah sekali.

    “Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.

    “Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya.

    Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh.

    “Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Fara untuk naik ke mobil.

    Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Fara

    “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku.

    “Kemana aja deh Yan” jawab Fara yang duduk disebelahku.

    “Kamu nginep dimana ?” tanyaku.

    “Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat.

    “Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.

    “Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya.

    “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi.

    Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. Judi Bola Sbobet

    “Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil.

    Akhirnya dia tersenyum juga “Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku.

    “Dari Jakarta kapan ?” tanyaku.

    “Tadi sore” jawab Fara. “Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran.

    Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal ! “Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku.


    Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab

    “Ya gitu deh.” jawabnya.

    “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi.

    “Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya.

    “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Fara.

    “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.

    Sesampainya dirumahku, ternyata Fara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik.

    “Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Fara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret.

    “Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Fara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian.

    Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Fara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur.

    Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.

    “Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Fara.

    “Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya.

    “Trus kamu dimana ?” tanya Fara.

    “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.

    “Kamu dah makan malem ?” tanyaku.

    “Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa.

    “Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku.

    “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku.

    Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Fara agak segaran dikit.

    “Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku.

    “Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku.


    “OK deh” jawab Fara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum.

    Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku.

    Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Fara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

    Sekitar 15 menit kemudian, Fara keluar dari kamar an menghampiri aku.

    “Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku.

    Fara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

    “Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin.

    Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Fara.

    “Tapi Ra, kita kan beda” jawabku.

    “Beda gimana ?” tanya Fara yang sudah rebahan disebelahku.

    “Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku.

    “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ?

    Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Fara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya.

    “Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku.

    Fara cuma tersenyum kecil.

    “Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku.

    “Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin.

    “Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Fara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Fara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.

    “Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Fara.

    “Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa.

    “Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Fara sambil memukul lenganku. “Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa.

    “Jadi dulu gak iklas nih” tanya Fara cemberut. “Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.

    “Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh.

    Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku. Fara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai.


    “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Fara lirih. “Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Fara cuma mengangguk kecil.

    “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.

    “Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek.

    Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Fara sambil terisak.

    “Oh gitu” jawabku prihatin. “Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udh ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Fara dengan tangisnya yang menjadi.

    “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Fara menangis. “Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia.

    Lama sekali Fara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan Fara rebahan saling bersisian kembali.

    “Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Fara. “Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Fara.

    “Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku.

    “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri” “Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Fara.

    “Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku. “Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan.

    Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Fara blak-blakkan. “Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.

    “Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Fara sedikit meninggi.

    “Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa.

    Fara ikutan tertawa. “Rian, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Fara menyelidik.

    Aku cuma tersenyum kecil. “Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Fara dengan sangat ingin tau. “Tuh kan diem aja, berarti dah pernah.


    Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Fara sambil memukuli dadaku.

    “Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Fara sambil tertawa.

    “Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Fara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

    “Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Fara.

    “Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda.

    Fara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Fara. “Abis kamu pake nanya sih.

    Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku. “Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali.

    Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Fara cuma ketawa kecil. “Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Fara.

    Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan.

    Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku. “Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Fara semakin aneh “Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja.

    Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku. “Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Fara lagi.

    “Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma.

    Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku.

    “Gitu aja ?” tanya Fara.

    “Ya enggak lah” jawabku.

    “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku. “Jadi mau..” kata Fara dengan muka pengen.

    Aku mendorong jidat Fara sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau “Tapi bener Yan, aku jadi mau.

    Kamu mau gak ?” tanya Fara. Aku cuma diam.


    “Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Fara.

    “Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku.

    Fara mengangguk kecil. “Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Fara.

    Aku memandangi Fara kemudian memeluknya. Fara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Fara.

    Paha Fara menjepit pahaku diselangkangannya. “Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Fara.

    “Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya.

    Kemudian aku mengecup kening Fara. Pelukan Fara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.

    “Yan cium lagi dong” kata Fara. Aku mengecup keningnya lagi.

    “Bukan disitu” kata Fara lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu.

    “Bukan disitu” kata Fara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya. Wah si Fara bener-bener menguji imanku.

    Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.

    Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Fara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Fara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Fara yang sedang melihatku dengan penuh harap.


    Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Fara dengan buas. Aku mencium Fara dengan menghisap bibir bawahnya, Fara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya.

    Awalnya Fara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Fara gantian memasukkan lidahnya kemulutku. Selama ciuman, aku mengelus rambut Fara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya.

    Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Fara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku. Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya.

    Hmmm… payudara Fara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh Fara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

    Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Fara. Kemudian aku mengelus punggung Fara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Fara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.

    Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Fara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya.

    Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar ! Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Fara, terkadang aku memainkan pentilnya.

    Sepertinya Fara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….” Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Fara makin terangsang.


    Fara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Fara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya. Tangan kananku kembali meremas pantat Fara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya.

    Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Fara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Fara makin menekan memeknya ke pahaku.

    Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Fara seperti tersetrum, sambil melenguh

    “Uhh….”. Hmmm… ternyata Fara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah. Sekarang aku memegang memeknya dari depan.

    Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Fara yang sudah banjir itu. Fara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, Fara memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak yan, enak banget.

    Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata Fara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Fara saat klentitnya aku usap. Kemudian Fara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.

    Akhirnya aku telentangkan Fara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Fara sehingga Fara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Fara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya.

    Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Fara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya.

    Kadang Fara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju. Aku berhenti sebentar, memandangi Fara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Fara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku.


    Tapi aku sedikit ragu. “Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Fara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Fara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Fara dengan mudah, apalagi Fara membantu dengan mengangkat pantatnya.

    Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Fara sama-sama bugil. Sesaat aku memandang tubuh Fara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya.

    Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar. “Kok cuma diliatin ?” tanya Fara.

    Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Fara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Fara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya.

    Saat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk. Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya.

    “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. “Iya yan gue juga sering denger”. jawab Fara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Fara.

    Fara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya. Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit yan” .

    Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full.

    “Aduh yan sakit banget” kata Fara memelas.

    “Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. “Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Fara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Fara.

    Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.

    “Yan kok berdarah sih ?” tanya Fara panik. “Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku.


    “Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Fara. Aku mengantarkan Fara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Fara gak apa-apa. Setelah Fara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih

    Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Fara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.

    “Yan kok sakit banget ya” tanya Fara.

    “Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku.

    “Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Fara.

    “Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab Fara. Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh Fara.

    Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini.

    Setelah Fara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Fara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Fara saat penisku masuk.

    Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah.

    Aku goyang perlahan penisku, tubuh Fara terguncang sedikit, Fara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Fara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.

    Aku percepat goyanganku, sekarang Fara mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya.

    “Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus. “Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku.

    “Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Fara disela-sela lenguhannya. Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain.


    Untuk pertama kalinya Fara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Fara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras.

    Kadang aku tusuk kearah samping. Tiba-tiba tubuh Fara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme.

    Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya.

    “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Fara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku. “Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Fara.

    Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh Fara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” Fara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Fara.

    Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Fara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Fara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.

    Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan Fara melepaskan dekapannya.

    “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata Fara setelah rebahan disebelahku. Akhirnya Fara pulang kejakarta hari minggu sore.

    Aku dan Fara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Fara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Fara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami.

  • Kisah Memek ngentot teman saat nonton bokep bersama

    Kisah Memek ngentot teman saat nonton bokep bersama


    3497 views

    Duniabola99.com – Saya punya pengalaman menarik bersama seorang ibu rumah tangga yang sepertinya baru pertama kali nonton blue film. Awalnya ketika saya sehabis pulang menyewa laser disk, saya disapa oleh dia, dan dia bertanya apa yang saya bawa. Saya jawab saya baru saja nyewa film dan dia bertanya pada saya mengenai film tersebut.


    Saya jawab saja blue film. Dia pertamanya mencela saya nyewa kok film begituan, saya sama dia memang sudah akrab banget makanya saya berani bercandain dia, lalu saya ajak dia nonton. Tidak disangka dia mau, katanya sih dia belum pernah nonton film begituan. Saya mengirangira dia berumur 26 tahunan, masa sih belum pernah nonton film BF. Pendek cerita nih, saya bersama dia sedang nonton blue film yang baru saya sewa.Selama nonton, kami hanya diam dan serius. Setelah beberapa saat, saya melepas kesepian dengan nanya dia, apakah selama kawin dengan suaminya dia pernah melakukan anal seks. Dia bilang tidak pernah meskipun dengan malu-malu. Saya bilang anal seks itu nikmat, masa belum mencobanya? dia bilang orang-orang Indonesia tidak biasa melakukan anal seks. Saya bilang ah tidak juga, saya bilang cewek-cewek yang pernah saya setubuhi pertama-tama saya ciumi dulu liang kewanitaannya, jelas saya tanpa aling-aling.

    Dia kaget banget mendengar penjelasanku dan dia tidak percaya. Saya bilang sama dia apakah dia mau? kalau mau bisa saya laksanain sekarang. Saya hampiri dia, tanpa ragu saya langsung pegang pahanya dan saya berusaha membuka kedua pahanya. Dia meronta-ronta dan bilang sama saya jangan ahh dia sekuat tenaga berusaha menutup pahanya. Saya duduk di depannya yang duduk di kursi sedang saya duduk di lantai.

    Saya bilang tidak usah malu-malu, sambil tanganku masuk ke dalam roknya. Saya elus-elus pahanya yang mulus banget, tanganku masuk dalam banget ke dalam roknya. Saya berusaha menelusupkan tanganku di antara kedua belah pahanya, berhasil juga. Terus saya mencari belahan memeknya. Terasa oleh tanganku CD nilonnya, ternyata sudah basah.


    Saya usap-usap belahan memeknya walaupun masih dibungkus CD. Saya lihat reaksinya, ternyata rapatan pahanya melonggar, saya terusin gosok-gosok belahan kemaluannya. Kadangkadang dia malah merapatkan pahanya erat-erat tapi kadang-kadang melonggar. Lama juga sih, akhirnya saya buka pahanya lebar-lebar sehingga CDnya kelihatan. Tangan saya masukin ke dalam CD nilonnya, liang kewanitaannya yang hangat saya elus-elus, saya sentuh clitorisnya. Kemudian ku tarik CDnya hingga lepas, saya lihat belahan memeknya yang sangat indah berwarna coklat kemerah-merahan. Tanganku sedikit menekan terus menggosok-gosok liang kewanitaannya.

    Jari tanganku menyibakkan bibir kemaluannya, saya lihat lubang kemaluannya. Saya jadi tidak tahan, maka kulumat liang kewanitaannya dengan lidah dan bibirku. Kepalaku tenggelam dalam selangkangannya. Saya sentuhsentuh clitorisnya dengan lidahku. Terasa oleh lidahku liang kewanitaannya ternyata menghasilkan cairan yang rasanya nikmat sekali. Saya lihat mukanya sedang meremmelek merasakan liang kewanitaannya yang sedang di makan saya.

    Kemudian saya lepas celana dan CDku, penisku yang sudah sangat tegang ingin sekali masuk pada lubang kemaluannya. Saya kini mengatur posisi di depan dia, saya berdiri di atas lututku. Saya arahkan penisku tepat di lubang memeknya. Saya tekan dan sedikit demi sedikit melesak masuk ke dalamnya. Liang kewanitaannya masih terasa sempit sehingga pergerakan naikturunku awalnya lambat tetapi sekitar lima menit kemudian ku percepat pergerakanku. tidak tahu kenapa, saya merasa sangat bernafsu menyetubuhinya, makanya saya terus percepat gerakanku.

    Penisku rasanya bertambah besar, ku lihat ketika penisku masuk ke liang senggamanya kelihatan kempot ke dalam tapi kalau saya sedang menarik penisku keluar, maka kulihat liang kewanitaannya seakanakan mau ikut keluar. Sekitar lima belas menit kemudian saya merasa mau keluar makanya saya terusin genjotanku. Saya tahu dia sudah beberapa kali keluar, tangannya ada di pantatku, sedangkan tanganku ada pada pinggulnya. Saya tidak tahan lagi, maka saya keluar di dalam. Sperma yang saya keluarkan banyak sekali, terbukti ketika saya cabut penisku dari dalam liang senggamanya mengalir spermaku bercampur lendir birahinya.


    Dia hanya tersenyum saja, waktu ku tanya gimana rasanya. Dia berbisik mau lagi. Saya bilang kalau mau lagi lebih baik pindah ke kamarku. Dia mau dan saya setubuhi beberapa kali lagi, malahan dia lebih agresif lagi, dia mau mengisap penisku. Sekitar empat jam kami bertempur habis-habisan. Saya rasanya sangat loyo, tapi dia masih saja segar. Kalau tidak takut suaminya balik, mungkin seharian saya harus setubuhi dia.

  • Kisah Memek ngentot tentangga keturunan china hypersex

    Kisah Memek ngentot tentangga keturunan china hypersex


    4296 views

    Duniabola99.com – Aku punya seorang tetangga yang tinggal di seberang rumah. Namanya Ana, dan kupanggil Ci Ana, karena ia seorang wanita keturunan Chinese. Sebenarnya aku tidak suka pada gaya dan cara hidupnya yang menurutku ‘ngegampangin’ apa-apa. Ia suka memandang ringan pada semua hal. Termasuk hubungan dengan tetangga sekitarnya. Ci Ana ini sudah menikah dan punya anak satu, Rachel namanya.

    Wanita tetanggaku ini memang orang yang bertipe mudah bergaul dan ia gampang akrab dengan siapa saja, termasuk dengan isteriku, Rini. Kadang aku muak bila Ci Ana ini sering memanggil orang dari kejauhan seperti memanggil seekor anjing.


    Tapi tidak apalah, pikirku, mungkin udah jadi kebiasaannya. Kalo denganku, aku sengaja tidak mau akrab. Entah kenapa. Mungkin karena aku tidak mau bergaul dengan sembarang orang atau karena memang aku tidak suka dengan tetanggaku yang tergolong baru pindah sekitar dua bulan yang lalu itu.

    Sekitar seminggu yang lalu, saat hendak berangkat ke kantor aku tanpa sengaja menengadah dan memperhatikan seseorang berjalan mendekati isteriku yang akan naik mobil kami. Kebetulan saat itu aku sudah ada dalam mobil dan hendak menginjak pedal gas. Ternyata si Ci Ana.

    Kebetulan ia hendak pergi ke arah yang berlawanan. Waktu lewat, kulihat ia mengenakan kaos hadiah dari produk cat “CATYLAC” dengan tulisan merah dan kaosnya itu amat tipis dengan warna dasar putih. Wah.. Buah dadanya itu lho. Tidak kusangka ia punya payudara yang besar. Kayaknya lebih besar dari punya isteriku.

    Sepanjang perjalanan ke kantor, badanku terasa panas dingin memikirkan payudaranya itu. Oh.. andaikata aku punya kesempatan.. aku ingin tidur dengannya.. atau paling tidak kalo dia tidak mau, aku akan memaksanya. Aku ingin menikmati payudaranya.


    Orangnya memang cantik, tinggi dan putih. Walau berkacamata, dapat kulihat wanita itu kelihatannya memiliki gairah seks yang tinggi seperti hiperseks. Entah hanya khayalanku saja atau memang dia hiperseks. Rupanya kesempatan itu akhirnya datang juga.

    Dua hari yang lalu, saat lingkungan tempat tinggal kami sedang sepi, terjadilah hal yang tidak kusangka-sangka. Saat aku pulang beristirahat pada sekitar pukul dua belas, seseorang wanita memanggilku. Waktu itu aku hendak menutup dan mengunci pintu pagar.

    “Win..! Sini bentar, Win.”

    Ternyata Ci Ana. Kudekati dia di pintu pagar rumahnya lalu aku bertanya padanya dengan hati dag-dig-dug tak karuan.

    “Ada apa Ci?”

    Sambil membuka pintu pagar ia menjawab, “Masuklah dulu.. ada sesuatu yang hendak aku bicarakan..”

    Tanpa bertanya lebih lanjut, aku mengikutinya masuk ke dalam rumah (tentunya setelah pagar itu aku tutup dan kunci). Di ruang tamu, aku kemudian duduk dengan perasaan deg-degan. Sementara ia berjalan masuk ke kamarnya. Beberapa menit kemudian ia muncul dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang.

    “Aku mau tanya ini, Win.. kamu ‘kan pintar bahasa Inggris. Terjemahin ya, untuk aku. Kotak ini isinya kamu lihat sendiri aja deh..” ujarnya dengan wajah bersemu merah. Entah kenapa.

    Kuraih kotak dan kertas yang berisi petunjuk tentang cara pemakaian benda di dalamnya. Kotaknya memang masih terbungkus rapih. Saat kubuka bungkusnya, aku kaget bukan kepalang. Tidak pikir benda apa, eh tidak tahunya itu alat kelamin pria alias penis palsu terbuat dari semacam plastik yang dapat digerakkan sesuai dengan kemauan pemakainya. Alat itu harus menggunakan arus listrik. Setelah kubaca petunjuknya, lalu kujelaskan pada Ci Ana.


    “Ci.. daripada Cici pakai alat ini, mendingan pake yang aslinya aja gimana.. Maaf, Ko Teddy (nama suaminya) ‘kan pasti mau tiap malam..” jawabku sambil memandangnya.

    “Wah, Win.. dia jangan diharapin deh.. pulang malam terus.. Datang-datang pengennya tidur aja.. jadi gimana mau melakukan hubungan intim, Win.. sementara wanita kayak aku ‘kan butuh dicukupin juga dong kebutuhan biologisnya..” jawabnya enteng namun wajahnya masih terlihat bersemu merah. Ia pun tertunduk setelah itu.

    “Gimana kalo.. aku aja yang mencoba memuaskan Ci Ana..?” tanyaku tiba-tiba.

    Aku tidak percaya dengan suaraku sendiri. Beraninya aku berkata begitu pada wanita tetangga yang sudah bersuami. Bisa repot nih jadinya.

    “Apa kamu bilang? Enak aja kamu ngomong. Emang kamu mau dilemparin tetangga lain. Berselingkuh seperti itu nggak boleh tahu..!” jawab Ci Ana dengan nada tinggi.

    Baru sekarang aku melihatnya benar-benar marah. Menyesal juga jadinya. Beberapa lama kami pun berdiam diri. Lalu Ci Ana bangkit dari duduknya dan sepertinya ia hendak mengambilkan minum untukku.

    “Nggak usah repot-repot, Ci.. Sebentar lagi juga aku pulang..” ujarku mencoba merebut kembali hatinya.


    Tidak kusangka ia malah membalas, “Ngaco.. siapa yang mau ngambilin minum buat kamu.. aku mau minum sendiri kok.. Udah sana, pulang aja. Dan terima kasih udah terjemahin petunjuk alat itu..” jawabnya masih dengan nada ketus.

    Aku pun bangkit dari dudukku. Namun saat aku hendak berjalan keluar, tiba-tiba muncul ide jahatku. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, kuikuti ke arah mana si Ci Ana berjalan. Rupanya ia menuju kamar tidurnya. Kebetulan jalan menuju pintu kamar, dibatasi oleh korden.

    Aku pun bersembunyi dibalik korden itu. Untunglah ia tidak menutup pintu kamar itu sama sekali. Kulihat ia membelakangiku, lalu pelan-pelan menarik kaos ketatnya ke atas dan menurunkan celana panjangnya. Rupanya ia mau mandi.

    Lalu perlahan-lahan kudekati pintu kamar itu. Ci Ana mulai membuka BH dan celana dalamnya yang berwarna krem. Kemudian ia meraih jubah mandinya yang tergeletak di tempat tidur. Sebelum ia sempat menutupi tubuhnya yang telanjang, aku segera berlari dan menubruknya. Buk..! Ia terjatuh dengan keras ke tempat tidurnya yang besar.

    “Aduh..! Lepaskan..! Win.., kok kamu belum pulang, hah..? Mau apa kamu..?” ujarnya kaget setengah mati.
    “Aku mau buktikan bahwa alat punyaku lebih hebat dari penis buatan itu, Ci..” jawabku dengan tegas.
    “Nggak.. nggak mau.. nanti kalo suamiku pulang gimana..?” tanyanya lagi dengan nada ketus.

    Karena sudah berada di atas tubuhnya yang telanjang, tanpa buang waktu lagi, aku mengangkangkan kakinya, dan terlihatlah lubang vaginanya yang berwarna merah muda. Dengan cepat kumasukkan jari tengahku ke dalamnya.

    Ci Ana perlahan-lahan mengendurkan perlawanannya. Dari tadi ia terus mendorongku supaya aku segera terjatuh dari tempat tidur. Kepalanya mulai bergerak ke sana kemari. Aku langsung mengincar buah dadanya yang besar dan padat. Putingnya kuhisap dan kujilat. Kanan dan kiri.. kanan dan kiri.

    Suara tanda ia mulai terangsang mulai terdengar.


    “Ah.. ah.. ah..” erangnya.
    “Masukkan sekarang Win.. aku sudah tidak tahan lagi.” ujarnya di tengah-tengah kenikmatan yang ia alami.
    “Tapi kontolku belum tegang, Ci.. dihisap, ya..!” ujarku sambil menyodorkan senjataku ke mulutnya.

    Kebetulan mulutnya sedang terbuka. Kaget juga jadinya dia. Aku memaju mundurkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Luar biasa hisapan mulutnya. Walaupun punyaku jadi basah, namun senjata andalanku itu langsung mengeras. Segera kutarik dari mulutnya. Sebenarnya, Ci Ana tidak rela melepaskan senjataku dari hisapan mulutnya. Ia mungkin ingin terus mengulumnya sampai air maniku muncrat ke dalam mulut dan kerongkongannya.

    Beberapa menit kemudian, aku menyibak rambut kemaluannya yang tebal serta hitam. Bibir kemaluannya kusingkap dengan perlahan. Setelah mengetahui persis letak lubang senggamanya, kuarahkan penisku ke sana, dan dengan sekali hujaman, amblaslah penisku ke lubang surga dunia itu.

    Aku terus menghujamkan senjataku. Maju-mundur-maju-mundur.., bless.. ceplak.. cepluk.. memang lain rasanya bila bersetubuh dengan wanita yang sudah pernah melahirkan. Sepertinya penisku tidak menghadapi halangan berarti. Sementara Ci Ana mulai bereaksi dengan menggerakkan pantatnya secara memutar. Senjataku seperti dikocok-kocoknya dalam vaginanya.


    Sudah lima belas menit, namun pertarungan birahi kami belum juga usai. Kami pun kemudian berganti posisi. Ci Ana sekarang dengan posisi menungging. Aku bersiap menusuknya dari belakang. Kuarahkan senjataku ke mulut kemaluannya sekali lagi. Sementara tangan kanannya membuka mulut vaginanya dengan lebar.

    Bless.. bless.. bles.., penisku masuk dengan lancar dan pasti. Tangan kananku meraih pinggangnya, sementara tangan kiriku memain-mainkan payudara kirinya. Tampak kepalanya menengadah setiap kali tusukanku kuulangi. Tiba-tiba ia menjerit sambil kedua tangannya memegang kepala ranjang dengan kuat.

    “Ah.. ah.. ah.. ah..!” rupanya ia orgasme, namun aku belum juga mencapai puncak. Memang aku lumayan perkasa kali ini.

    Beberapa menit berlalu.

    Ci Ana akhirnya bilang, “Win, kamu tiduran sok.. aku yang aktif sekarang.. biar sama-sama dong orgasmenya.”

    Setelah aku berbaring, ia yang hiperseks meraih penisku yang amat keras dan tegak dan dihisapnya sambil jongkok di sebelah kananku. Ia juga menjilat dan mengulum batanganku. Duh.. duh.. duh.. seperti melayang di awan-awan aku dibuatnya.

    “Wah, sebentar lagi kalau kuteruskan bisa-bisa aku nyemprotin mani di mulutnya nih.” pikirku.


    Lalu buru-buru aku menyuruhnya duduk di atas penisku. Ia pun memegang penisku dan dengan pelan-pelan duduk di atasnya sambil mengarahkan ke bibir vaginanya. Dan.. bles.. jeb.. bless.. jeb! Kulihat penisku seperti tenggelam dalam vaginanya.

    Aku hanya dapat merem melek jadinya. Ci Ana terus saja bergerak ke sana kemari. Naik-turun, kanan-kiri dan setelah beberapa saat ia melakukannya, aku merasakan ada sesuatu yang akan meledak dalam tubuhku. Segera saja aku bangkit sambil memeluk tubuhnya yang masih ada di atas selangkanganku.

    “Ah.. ah.. ah.. ah.. crot..! Crot! Crot! Crot..! Crot..!” sebanyak sembilan kali semprotan maniku masuk ke dalam vaginanya.

    Sesudah itu kami tiduran karena kelelahan. Ci Ana si hiperseks masih memeluk tubuhku.

    “Win, aku sebenarnya sudah lama ingin berhubungan intim denganmu.. aku tahu kau punya senjata yang hebat. Jauh lebih hebat dari suamiku yang loyo. Cuma aku belum mendapatkan kesempatan untuk itu. Makanya aku pancing kau dengan alat penis buatan itu. Jadi jangan marah ya. Tadi aku bersuara ketus seolah-olah menolak kamu hanya permainan saja.

    Aku mau tahu seberapa tahan kamu melihat tubuh wanita sepertiku. Makanya aku tadi tidak menutup pintu kamar. Karena kutahu pasti kamu belum pulang dan kamu tidak akan pulang sebelum kamu bisa menaklukkanku..” ujarnya tiba-tiba sambil tangannya membelai pelan penis kebanggaanku yang sudah mulai mengecil.


    Tidak kusangka ia mengatakan itu. Memang benar dugaanku. Ternyata Ci Ana memang hiperseks. Ia mau dengan siapa saja dan kapan saja memuaskan hasrat seksnya yang menggebu-gebu. Duh gusti, enaknya punya tetangga seperti dia.

    Bonus FOTO

  • Kisah Memek ngentot tukang bangunan yang kekar dan bringas

    Kisah Memek ngentot tukang bangunan yang kekar dan bringas


    7308 views

    Duniabola99.com – Pagi itu seperti biasa aku bangun lebih pagi dari mas Deni, kusiapkan sarapan meski hanya beberapa lembar roti dan selai dan segelas kopi hitam hangat sebelum ia berangkat kerja. Begitu ia selesai berpakian ia pun sarapan dengan santai nya ditemani olehku. Sebelum tak lupa mas Deni mencium keningku mesra diiringi senyumnya yg hangat dan pergi pagi-pagi sekali mengejar kereta ke tempat ia bekerja.

    Begitulah keseharian kami berdua. Sudah 3 tahun lamanya kami menikah. Bermodal tabungan dan sedikit bantuan orangtua kamipun bisa angkat kaki dari Pondok Mertua Indah dan mencicil rumah mungil di luar kota jakarta sebagai tempat tinggal kami.

    Seharihari aku bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga, meskipun memang ironisnya aku belum pantas menyandang predikat ibu. Mungkin memang belum rejeki, dan memang saatnya belum tepat bagi kami untuk memiliki keturunan. Jadi seharihari aku mengisi waktu luangku dengan membereskan rumah dan memasak. Komplek tempat tinggalku tergolong baru, dan banyak rumah belum terisi jadi aku banyak melakukan aktivitas apapun itu untuk mengusir kesepianku.

    Sudah 5 hari ini aku memiliki aktivitas baru, yaitu mengawasi pekerjaan tukang yg tengah memperluas bangunan rumahku. Kebetulan bulan lalu mas Deni mendapat tambahan uang dari bonus akhir tahunnya. Uang tersebut lantas kami tabung dan sisanya kamu pergunakan untuk membangun kanopi penutup garasi di areal depan rumah kami.

    Selamat pagi bu.. Sapa sang mandor pak Ihksan dengan ramah.
    Oh pak Ihksan, silakan masuk pak Ujarku dengan tak kalah ramah.

    Tepat pukul 9 pagi pak Ihksan dan anak buahnya memulai pekerjaannya. Pekerjaan membangun kanopi tergolong mudah dan tak memakan banyak tenaga, sehingga mampu dilakukan hanya dengan 2 orang saja. Pagi itu seperti harihari sebelumnya pak Ihksan datang bersama Wawan atau biasa dipanggil Acong keponakannya untuk membantu mengerjakan kanopi kami.

    Pak Ihksan yg sudah berumur sekitar 40an itu lebih kearah memandori pekerjaan anak buahnya saja yg tenaganya lebih kuat. Sedangkan Wawan keponakannya itu yg kirakira berumur sekitar pertengahan 20an, tak jauh beda denganku, lebih banyak melakukan pekerjaan berat dibawah komando pak Ihksan.

    Silahkan pak diminum airnya Sapaku ramah sambil membawakan nampan berisi kopi dan air putih dan menaruhnya di teras.
    Oh iya makasih bu Santi.. Jawab pak Ihksan dengan sopan sambil tersenyum sambil terus melanjutkan pekerjaannya.

    Berbeda dengan pak Ihksan, Wawan tak banyak bicara. Ia lebih banyak diam dan berkonsentrasi bekerja. Bahkan pada awalnya kukira ia memiliki kelainan sangking ia tak pernah kudengar berbicara satu kali pun. Namun satu hal yg membuatku agak risih dengan Wawan adalah bagaimana ia kerap memperhatikanku. Seringkali ia menatapku dengan tajam, yg membuatku jadi agak salah tingkah apabila bertemu mata dengannya.. Hal itulah yg kadang membuatku tak ingin lamalama di luar, padahal kapan lagi aku punya teman mengobrol meski hanya sebatas pak Ihksan.


    Dan saat itu sama seperti harihari sebelumnya, kali ini pun Wawan menatapku dengan seksama. Ia memandangiku lekatlekat dari ujung rambut hingga ujung kaki sembari menggergaji rangka kanopi di teras rumah. Harus kuakui, Wawan memiliki aura misterius yg membuatku penasaran. Entah karena sikapnya yg begitu pendiam, atau karena alasan lain. Bukan sekali dua kali ia memergokiku dengan cepat ketika aku tengah diam-diam memperhatikannya. Dengan cepat menoleh dan membalas tatapan mataku seakan tahu bahwa aku sedang mengamatinya.

    Akan tetapi ada satu hal yg mengusik rasa penasaranku. Meski selalu bekerja tanpa menggunakan baju, Wawan tak pernah melepaskan Kalung hitam yg melingkar di lehernya. Kalung wasiat itu seperti terbuat dari kulit dengan bandul berbentuk persegi berwarna hitam juga yg mengingatkanku pada aksesoris yg sering dipakai di sinetron laga di televisi. Ada satu hal lagi yg membuatku janggal, yaitu ia kerap kali mengusap-usap atau memain-mainkan kalung yg terlingkar di lehernya tersebut sembari ia berbisik-bisik seperti berdzikir. Tak jarang ia memandangiku lekat-lekat sembari melakukan kebiasan anehnya tersebut yg membuatku makin risih saja.

    Entah sejak kapan dimulainya, tapi akhir-akhir ini aku kerap mendapat mimpi aneh. Sebuah mimpi samar dimana aku didatangi sesosok pria tanpa busana. Aku tak dapat mengingat jelas bagaimana wajah pria tersebut kecuali badannya yg tegap berotot. Tanpa basa-basi si pria dalam mimpiku tersebut mendekapku dan mulai merengkuh tubuhku. Kemudian entah bagaimana ceritanya, si pria tersebut mulai menggauliku. Ia dengan beringas menyetubuhiku hingga akhirnya akupun terbangun di tengah-tengah mimpi aneh/buruk tersebut dengan bercucuran keringat.

    Yg membuatnya makin aneh adalah aku terus mendapat mimpi tersebut terus menerus selama beberapa setelahnya. Dan seperti biasa, didalam mimpi tersebut sang pria tiba-tiba datang dan kemudian menyetubuhiku. Satu hal yg menjadi kesamaan di setiap mimpi adalah sebelum menggauliku, sosok misterius itu selalu memaksaku untuk mengoral kemaluannya, yg anehnya dalam mimpi itu selalu kulayani dengan senang hati.

    Meski aku tak bisa ingat bagaimana perawakan si sosok yg kerap datang di mimpiku itu, uniknya aku bisa ingat betul bagaimana bentuk kemaluan si pria itu. Aku dapat merasakan bagaimana baunya, teksturnya ketika aku mengulumnya dalam mulutku. Bahkan aku bisa mengingat rasanya di kemaluanku. Aku jadi seperti dibuat mimpi basah tiap malam, dan terbangun dengan cairan kemaluan yg menetesnetes di celana dalamku.


    Dan begitulah selama beberapa hari berturu-tturut, aku terbangun dari mimpi buruk tersebut dengan keringat yg mengucur deras. Namun tetap saja aku tak bisa mengingat wajahnya seperti apa. Hingga pada suatu saat aku tengah duduk di teras, memperhatikan pekerjaan pak Ihksan dan Wawan. Tanpa sadar aku tengah mengamati Wawan lekat-lekat. Kuperhatikan badannya yg berotot, berkilat keringat diterpa matahari, kulitnya yg gelap namun bersih.. dan akupun tercekat ketika Wawan balik memandangku, seakan mengetahui bahwa ia tengah diamati.

    Akupun segera masuk kedalam rumah dan menenggak air putih dengan nafas terengah-engah. Mungkinkah aku memimpikan Wawan selama ini?

    Semakin hari aku semakin tak bisa melupakan mimpi-mimpiku di malam hari tersebut. Kadang aku merasa bingung menemukan diriku tengah melamun membaygkan mimpiku tersebut. Akupun tak mengerti kenapa aku jadi sering mengingat-ingat mimpi erotis itu, dan membaygkan bilaman si pria yg datang itu adalah Wawan. Akupun terus berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran aneh tersebut dan berusaha untuk tdk memikirkannya sama sekali dan membuangnya jauh-jauh.

    Suatu ketika di minggu ke dua, aku tengah mempersiapkan kopi dan air putih bagi pak Ihksan dan Wawan. Hari itu aku malas sekali untuk mandi pagi, dan tetap menggunakan gaun tidurku semalam yg dilapis oleh cardigan tipis sewarna dengan gaun tidurku itu. Aku terkaget ketika melihat Wawan datang sendiri tanpa didampingi pak Ihksan.

    Eng.. pak Ihksan kemana? Tanyaku dengan canggung.
    ..Pak Ihksan sakit. Istirahat dirumah. Jawab Wawan pendek. Kupikir-pikir baru kali ini aku mendengar suaranya dan bertanya langsung kepadanya.
    Ooh.. Saya taruh disini ya minumnya.. Ujarku pelan sembari menaruh nampan. Entah kenapa suaranya yg berat membuatku jadi sedikit ciut.


    Wawan tak menjawab dan langsung menaruh peralatan yg dibawanya. Dengan santai ia melepas bajunya dan menggantungnya di pagarku. Aku terdiam. Entah kali ini aku begitu berhasrat untuk memandangi badannya lama-lama. Kupandangi badannya yg mulai berkeringat mengaduk semen, berkilat-kilat. Entah bagaimana reaksi mas Deni apabila memergokiku tengah melamun memelototi pria lain seperti ini. Yg jelas saat itu aku sama sekali lupa dengan mas Deni, benar-benar lupa.

    Lamunanku tersadar ketika lagi-lagi Wawan memergokiku tertangkap basah memandanginya. Dengan wajah bersemu akupun segera masuk tanpa banyak bicara. Didalam rumah aku mengatur napas, aku tak habis pikir bisa berbuat sebodoh itu. Beberapa waktu berselang aku memutuskan untuk menonton tv saja. Namun lagi-lagi aku tak bisa berkonsentrasi dan pikiranku melayg membaygkan mimpi-mimpi erotis yg kualami.

    Sebuah ketukan pelan membuyarkan fantasiku. Akupun terlonjak duduk dari lamunanku. Kucoba untuk meredakan debaran jantungku yg sedari tadi berdegup kencang melamunkan mimpi tak senonoh tersebut. Akupun segera berjalan keluar dan membuka pintu.

    Permisi bu. Hujan, saya berhenti dulu. Ujar Wawan pendek.

    Aku seperti orang bodoh hanya berdiri didepan pintu dengan mata terbelalak dan mulut menganga. Tak menygka Wawan berada di depan pintu berdiri sedekat itu denganku.

    Iiya mas, silakan saja. Ujarku cepat.

    Kulihat tubuhnya basah kuyup diguyur hujan. Ternyata aku tak menyadari turun hujan sangking asiknya melamun tadi. Akupun balik badan dan meninggalkan Wawan yg berdiri mematung di teras memandangi hujan lebat yg mengguyur teras rumah. Rupanya ia tadi sempat memindahkan rangka-rangka kanopi terlebih dahulu sehingga badannya basah kuyup kehujanan. Kupikir-pikir kasihan juga kalau ia kedinginan seperti itu, bisabisa ia sakit juga dan malah pekerjaan rumahku jadi terbengkalai.


    . Eng, silakan mas kalau mau bersih-bersih di kamar mandi.. Ujarku canggung sambil tertunduk membuka pintu sedikit mempersilahkannya masuk.

    Sementara Wawan balas memandangiku sejenak, kemudian berjalan mengikutiku masuk kedalam rumah. Segera setelah memberikannya handuk akupun berlari kedalam kamar dan berdiam diri.

    Duh, kenapa jadi deg-degan begini sih?! Umpatku dalam hati.

    Aku terduduk di atas kasur, kemudian merebahkan diriku dengan kedua kakiku menjuntai kebawah. Aku memejamkan mata berusaha meredakan debaran jantungku. Pikiranku melayg tak terkendali, membaygkan tubuh kekar Wawan yg tengah diguyur shower di dalam kamar mandiku, membaygkan bulir-bulir air jatuh ke sela-sela tubuhnya. Aku menghela napas panjang, tak mengerti dengan pikiranku sendiri.

    Tanpa kusadari Wawan ternyata telah selesai membersihkan tubuhnya. Ia berjalan pelan keluar kamar mandi dan memandang masuk kedalam kamar. Posisi kamar mandi tersebut berseberangan dengan kamar tidurku, jadi siapapun yg keluar dari kamar mandi dapat dengan mudah melongok kedalam kamar tidurku apabila pintunya terbuka. Dan sialnya kala itu aku lupa menutup pintu kamar tidurku, sehingga Wawan dapat langsung melihatku yg tengah merebahkan diri diatas kasur begitu ia keluar dari kamar mandi.

    Saya sudah selesai, bu. Ujar Wawan pendek.


    Aku terlonjak kaget dan terduduk. Suara tersebut sangat dekat. Dan benar saja, Wawan berada di ambang pintu kamar tidurku. Aku terdiam mematung menunduk kebawah menghindari sorotan matanya. Entah sejak kapan ia berdiri disana. Mungkinkah sedari tadi ia memandangiku yg sedang merebahkan diri di kasur?. Yg paling mencengangkan adalah tiba-tiba dengan perlahan Wawan melangkah masuk kedalam kamarku, dan merapatkan pintu dibelakangnya.

    Aku tercekat diam seribu bahasa. Otaku berusaha mencerna apa yg tengah dilakukan Wawan, dan memikirkan bagaimana ia berani-beraninya punya nyali masuk kedalam kamarku. Nyaliku makin ciut tiap kali Wawan melangkah mendekat, perlahan ia mempersempit jarak antara kami berdua. Badanku lemas, antara panik, takut dan terkesima. Terkesima oleh tubuh telanjangnya yg menawan yg kala itu hanya terlilit selembar handuk putih diatas lututnya. Wawan memandangiku lekat-lekat tanpa kata-kata.

    Sementara aku makin tertunduk ketakutan dan panik diterpa sorotan matanya yg tajam.
    Jantungku berdegup kencang ketika kurasakan sentuhan lembut Wawan di ujungujung rambutku. Benarkah itu tangannya? Apa ini hanya Khayalanku belaka?. Sementara itu aku masih tak berani mendongak dan memastikannya. Entah kenapa tak terbesit untuk mengusirnya. Kenekatan Wawan kala itu menciutkan nyaliku.

    Sementara itu jantungku tak berhenti berdetak kencang tak terkendali tiap punggung jemari mengusap lembut rambut pendek terurai ku. Diusapnya lembut dari pangkal ke ujung rambutku yg tergerai di sisi wajahku. Aku tak mampu melawan dan hanya bisa mematung. Ingin rasanya aku melawan, namun anehnya aku tak mampu. Jangankan berontak, mengangkat wajah melawan tatapannya pun aku tak sanggup.

    Hingga akhirnya dengan segenap kekuatanku, aku berhasil berontak dan menepis tangannya dari wajahku. Kutampar tangannya hingga melayg, dan dengan serta merta kudorong badannya dengan kedua tanganku dengan niatan mengusirnya keluar dari kamarku.

    Egghh! Keluar kamu!!

    Namun badanku yg jauh lebih mungil darinya tentu tak membuatnya bergeming sedikitpun. Malah berbalik aku yg terjengkang kebelakang dan jatuh berlutut di lantai. Saat itulah tibatiba Wawan menggenggam pinggir handuknya, dan meloloskan handuknya turun hingga jatuh ke lantai. Posisi ku yg berlutut di hadapannya otomatis langsung berhadapan dengan bagian tubuh bawahnya, sejajar dengan pinggangnya. Kini Wawan telanjang bulat di depanku tanpa sehelai benangpun kecuali kalung wasiat yg melingkar di lehernya.

    Dan di saat itu lah semuanya menjadi makin tak terkendali. Sesaat kemudian aku kembali terdiam mematung berlutut, antara kaget dan terpana. K0ntol Wawan yg setengah keras itu tepat berhadapan satu jengkal jauhnya dari wajahku. Otakku langsung bereaksi mengusik alam bawah sadarku, mengulang lagi memori mimpimimpi yg kualami beberapa malam ini. Bentuk k0ntol yg berada di depanku ini benar-benar familiar. Ya, ini adalah k0ntol si sosok misterius yg kerap menghantui malamku. Aku memang tak pernah ingat dengan sosoknya, namun aku hapal betul dengan k0ntol itu. Ternyata memang benar, tak lain dan tak bukan k0ntol itu adalah k0ntol Wawan sendiri.

    Seperti dirundung rasa haru dan rindu karena akhirnya bisa melihatnya langsung, kuperhatikan dengan seksama k0ntol Wawan yg tepat menodong wajahku itu. Bagaimana tiap-tiap guratan di batang k0ntolnya, kantung zakarnya, urat-urat di sekliling batagnya, kepala k0ntolnya yg sedikit lonjong berkilat, bahkan bentuk rambut kemaluannya memang benar sangat kuhapal.


    Bak tengah melihat ular kobra yg siap mematuk, kupandangi k0ntolnya yg gagah menantang. Kuakui panjangnya mungkin hanya selisih lebih panjang 23CM dari milik mas Deni. Mungkin karena ukuran kepala k0ntolnya yg berbeda dan sedikit lebih besar. Tapi yg paling kentara adalah diameternya. Meski juga barangkali hanya berselisih 23CM diameternya dari milik mas Deni, tapi yg jelas membuatnya jadi terlihat lebih tebal dan gendut. Aku jadi menelan ludah grogi ketika teringat bagimana rasa k0ntol itu di mulutku dan di kemaluanku di dalam mimpiku.

    Dan kemudian tanpa berkata-kata, Wawan kembali mengelus wajahku lembut dengan tanganya. Sementara itu ia perlahan memajukan pinggangnya kian mendekat, mengecilkan jarak antara wajahku dan kemaluannya. Namun kali ini aku tak lagi panik atau berontak, aku malah merasa tenang bahkan menunggu-nunggu. Hingga akhirnya aku bisa menghirup aroma kemaluannya yg bercampur sabun merasuk kedalam hidungku. Secara naluriah aku memejamkan mata menikmati baunya yg khas. Mataku perlahan terpejam syahdu seiring Wawan mendekatkan k0ntolnya.

    Ach

    Aku terpekik kecil ketika pipi halusku bersinggungan dengan hangatnya kulit batang k0ntol Wawan. Teksturnya yg tak rata begitu terasa di pipi kananku. Masih dengan mata terpejam kubiarkan k0ntol Wawan menjelajahi wajahku. Mulai dari pipi, kemudian beralih ke hidungku hingga daguku bisa merasakan kantung zakarnya di daguku. Tangan Wawan yg tadinya hanya mengelus pipiku, kini beralih memegangi belakang kepalaku. Otomatis bibirku jadi mengecup pangkal kemaluan Wawan. cerita sex

    Hhhmm

    Wawan mendengus pelan. Diarahkannya lagi kepalaku hingga kini bibirku mengecup naik ke batang kemaluannya, dan kemudian mengecup kepala k0ntolnya lembut. Dan akupun seperti mengerti akan keinginan Wawan, kugerakkan bibirku mencumbui lubang urine nya yg terasa sedikit basah dan asin.

    Mmhcch.. Mmmhcccup.. Cuppphmm.. Cupphhmmmmm


    Dengan jinaknya kutimpali dengan kecupan mesra gerakan kepala k0ntol Wawan yg berputar di sekeliling bibirku. Perlahan namun pasti Wawan menggerakan k0ntolnya maju, membuka bibirku yg tertutup rapat. Kini tanpa harus banyak menggerakan tangannya, kepalaku secara otomatis bergerak pelan mencumbui k0ntolnya hingga masuk sedikit demi sedikit.

    Bibirku kini sedikit menganga, berganti dari menciumi menjadi mengulum kecil meski baru sebatas kepala k0ntolnya saja.
    Kunikmati dan kukecap mesra rasa k0ntol Wawan di mulutku. Aku tak pernah mengoral k0ntol siapapun sebelumnya, bahkan k0ntol mas Deni sekalipun. Pengalaman oralku hanya dari mimpi mimpi yg kualami saja. Namun kini dengan giatnya aku mengisapi batang kemaluan Wawan kian dalam hingga kini sudah setengah batangnya masuk kedalam mulutku.

    Wawan pun kian bersemangat dan mulai menggerakkan pinggulnya lebih kencang. Kini aku hanya diam dan pasif saja melebarkan mulutku membiarkan kontol tebal Wawan mengawini mulutku. Kepalaku kini bersandar di pinggir kasur menahan sodokan k0ntol Wawan keluar masuk di mulutku. Wawan pun mulai agak sedikit beringas. Dipeganginya kuat-kuat kedua sisi wajahku sambil sesekali ia menjejalkan k0ntolnya hingga ke kerongkonganku. Aku terbatukbatuk mual akibat ulahnya, namun tetap saja aku memasrahkan diriku sepasrahpasrahnya.

    Uuggghhhhh


    Wawan pun menggeram ketika ia membenamkan k0ntolnya dalam dalam kedalam mulutku. Barulah aku tahu besarnya beda 23CM tersebut. Dadaku terasa sesak, oksigen tertahan di kerongkonganku akibat k0ntol Wawan yg terbenam dalam. Aku tercekik hingga tak terasa wajahku merah padam dan air mataku mengalir dari sisi sisi mataku yg masih terpejam. Terasa ujung k0ntol Wawan menyentuh sisi terdalam kerongonganku.

    OHOK.. OHOK.. OHOKKK..!!!

    Aku terbatuk-batuk ketika oksigen kembali masuk ke paruparuku. Kumuntahkan sedikit lendir lengket kerongonganku hingga jatuh membasahi gaun malamku. Nampak k0ntol Wawan berkilat basah oleh ludahku ketika ia mencabutnya dari dalam mulutku. Tersisa jalinan bening lendir ludahku tadi yg masih tertaut di sisi bibirku dan kepala k0ntolnya. Rasanya lama sekali tadi ia men deep throat ku, mungkin 30 detik, mungkin 1 menit aku tak tahu. Tapi entah bagaimana aku tak marah malahan begitu puas bisa mengoral k0ntolnya seperti itu.

    Wawan dengan lembut menyeka sisa sisa ludah di bibirku. Dengan perlahan ia mambantuku berdiri yg masih agak lemas tadi. Namun kemudian dengan cepat Wawan mendorong tubuhku hingga aku jatuh terbaring di atas kasur. Dengan sedikit berdebardebar aku memperhatikan Wawan yg masih berdiri di sisi kasur. Dengan perlahan diangkatnya kedua kakiku keatas kasur. Diusapnya lembut telapak kakiku, dan dimainkannya sebentar gelang kaki yg terikat di pergelangan kananku. Tanpa basabasi kemudian Wawan mencium telapal kakiku gemas. Dikecupnya jemari kaki mungilku dan diisapnya kuatkuat.

    Emggghhh..!


    Serta merta badanku menggeliat karena sensasi geli yg ditimbulkannya. Kemudian seperti macan yg mendekati mangsanya, Wawan ikut naik keatas kasur dan merangkak diatas tubuhku. Telapaknya yg kasar meraba pergelangan kakiku dan naik hingga ke lututku. Badanku kini merinding sejadijadinya. Apalagi kini tangannya sudah naik lagi menyusuri pahaku dan bahkan sudah tiba di tepian celana dalamku. Kontan aku merapatkan pahaku malu barangkali ia hendak melucuti celana dalamku. Namun aku dikejutkan oleh gerakannya yg sangat mendadak, ketimbang menurunkan cd ku ia malah menjambak ujung gaun tidurku dan menyingkapnya keatas.

    Aku menggeliat kecil menahan wajahku yg merah padam ketika Wawan berhasil menyingkap gaunku hingga ke atas dadaku. Terpampanglah sudah kedua payudaraku di hadapannya. Aku yg memang kala itu tak mengenakan bra, kini harus merelakan kedua gunung kembarku menjadi tontonannya. Yg membuatku makin malu adalah kedua puting sususku ternyata sudah mencuat keras, tanda bahwa aku memang juga senang diperlakukan seperti itu olehnya.

    Wawan menatapi nanar dadaku. Kuakui memang payudaraku tak terlalu besar (hanya 32B), tapi bentuknya yg bulat padat serta kedua puting susuku yg sedikit panjang berwarna kemerahan pastilah tetap membuat Wawan dahaga. Benar saja, tanpa banyak bicara Wawan segera melahap dada kiriku hingga habis.

    Aaaauuhhh..!!

    Aku mendesah geli sembari membungkam bibiku ketika Wawan menyedot payudaraku kuatkuat. Tak hanya dilahapnya dadaku, namun juga dengan lidahnya ia menjawiljawil puting susuku dalam mulutnya seperti hewan yg kelaparan.

    Aaahmmmsslrrrpp.. Nyaammhhhccttttt..

    Hingga berdecitdecit bibirnya menetek di payudaraku. Payudaraku yg sebelahnya juga ikut dimainkannya menggunakan tangannya. Kasar memang, tapi terasa begitu nikmat menurutku. Puting susuku bergantiganti digelitkinya, ditariknya, dipuntirnya, ditariknya kuatkuat hingga makin memanjang, bahkan disentilsentilnya hingga terasa agak ngilu.
    Puas menetek kanan dan kiri, Wawan menyudahi permainannya. Tak hanya dia, akupun jadi terengahengah dibuatnya. Setelah nafasnya terkumpul kembali, Wawan kini beranjak turun menciumi perut dan pusarku. Aku hanya bisa tengadah kegelian dan sesekali melirik kebawah mencari tahu perbuatannya.

    Aakh!!

    Kembali aku tersentak kaget ketika tangan Wawan mengusapi paha dalamku dan kemudian berganti mengusapi selangkanganku. Percuma saja kuapit pahaku eraterat, karena Wawan pun sudah menyadari ada sesuatu di celana dalamku. Dengan bertenaga disentaknya kedua pahaku hingga terkangkang. Kembali kualihkan wajahku menahan malu kala Wawan menemukan noda basah memanjang di muka celana dalamku. Noda basah vertikal itu tercetak di sepanjang garis khayal bibir kemaluanku. Dengan lembut, Wawan mencolek noda basah tersebut yg tak pelak ikut mencolek kemaluanku dari luar.

    Aungghhhh


    Aku meringis dan kembali membungkam bibirku tatkala kurasakan aliran listrik yg memecut tubuhku saat Wawan mencolek celana dalamku. Melihat reaksiku Wawan makin menggencarkan gerakan telunjukku. Kini diusap dan digosokgosokkannya makin cepat telunjuknya, seakan memancinf cd aku agar lebih basah lagi. Aku hanya bisa menggeliat dan mendesah terbatabata berjinjit diatas kasur akibat rasa enak yg ditimbulkannya.

    Badanku makin menggeliat liar ketika akhirnya telunjuk Wawan berhasil masuk menelusup dari selasela celana dalamku. Kugigit bibirku kuatkuat ketika akhirnya kurasakan secara langsung telunjuk Wawan di bibir kemaluanku. Telunjuknya mengusapi bibir kemaluanku naik turun dari sudut atas hingga kebawah berulang kali. Dinikmatinya telunjuknya yg kini jadi basah berminyak oleh memekku. Yg membuatku makin lupa daratan yaitu ketika Wawan menggelitiki sudut atas bibir memekku. Dengan tepat ia menemukan tonjolan kecil yg tersembunyi itu dan diutakutiknya dengan cepat. Kontan saja badanku makin menggeliat bak cacing kepanasan.

    Heemmmff..heeemmmgfffff.

    Aku mendesah berat ketika klentitku dirangsang oleh ujung telunjuknya. Ia tahu betul aku benarbenar menikmatinya hingga ia kini hanya berfokus memainkan klentitku saja. Badanku melayg layg keasyikan ketika Wawan memutuskan meloloskan cd ku, dan kemudian dengan cepat mengganti telunjuknya dengan ujung lidahnya. Lidahnya yg basah yg hangat, serta Teksturnya yg khas makin menambah keasyikan yg kurasakan.

    Kini berganti giliran Wawan yg mengoral diriku. Aku baru kali merasakan rangsangan foreplay yg begini nikmatnya, nyaris menyamai nikmat hubungan seks yg kulakukan dengan mas Deni. Mas Deni tak pernah merangsangku sedemikian binal dan kotor. Kemana saja aku selama ini? Baru kali aku begitu puas dan tak ingin sudah dipermainkan seperti ini. Wawan dengan semangat mencumbu memekku. Bibirnya dan lidahnya men French kiss kemaluanku tanpa ragu. Baru kali inilah kurasakan memekku sebecel ini.


    Tak hanya dari cairan pelumasku saja, tapi juga dari ludah Wawan yg mencumbu kemaluanku Posisiku yg kini nampak seperti katak yg siap dibedah, mengangkang selebarlebarnya membiarkan Wawan terus melakukan perbuatan bejatnya kepadaku. Mataku terpejampejam sangking begitu nikmatnya rangsangan Wawan. Namun tepat saat dimana tinggal sedikit lagi aku mencapai puncak kenikmatan, Wawan menyudahi oralnya. Entah karena lelah, atau memang ia sengaja. Yg pasti aku langsung dongkol dan merasa kesal. Ingin rasanya aku berteriak dan merengekrengek kepadanya minta diteruskan lagi, namun aku malu. Aku hanya bisa melirik Wawan dengan pandangan bertanyatanya dan sedikit melirik memohon.

    Wawan nampaknya memang tahu jelas aku sudah mempasrahkan diriku sepenuhnya padanya. Dengan perlahan ia mensejajarkan dirinya diatasku. Tanpa ingat malu kurengkuh leher Wawan dan kuciumi gemas bibirnya. Biarlah ia berpikir aku pelacur atau binal, yg penting aku ingin sekali dituntaskan birahiku saat ini juga. Wawan pun untungnya diam dan hanya membalas cumbuanku tanpa berkata apaapa. Kuciumi bibirnya mesra seakan merayunya lagi untung melanjutkan pencabulannya terhadapku. Wawan ternyata diamdiam sudah mempersiapkan diri.

    Tanpa kusadari Wawan sudah mengarahkan moncong k0ntolnya tepar di depan bibir memekku. Mataku membelalak berbinar ketika kurasakan kepala k0ntolnya mencocol lembut lubang kemaluanku. Dengan berdebardebar tak sabaran, segera kuposisikan lagi kedua kakiku mengangkang bersiap menyambut k0ntol yg amat kurindukan itu.

    Wawan tak terlalu buruburu mempenetrasi diriku, hingga aku jadi kegatalan sendiri dibuatnya. Pertamatama Wawan menggesekgesekkan batang k0ntolnya dahulu, melumurinya dengan cairan pelumasku. Lalu dengan lembut digosoknya pula kelentitku dengan moncong k0ntolnya, yg membuat badanku ngilungilu sedap. Sembari terus kucumbui lehernya dan dagunya, kadang kala sengaja kuangkat dan kumajukan pinggulku agar cepatcepar Wawan memasukkan batang jantannya meski terus meleset.

    Akhirnya disaat birahiku sudah tak terbensung lagi di ubunubunku, saat itulah Wawan membidik lubang kemaluanku. Perlahan namun pasti kepala k0ntol Wawan mulai terbenam masuk di rongga memekku. Dengan mendesah tertahan, kunikmati segenap batang Wawan yg berjejal masuk di lubang yg selama ini hanya boleh dimasuki oleh maa Deni.

    Ooooouugghhhhhhnggg..oohhhhhhh


    Kurasakan bagaimana sedapnya otot dinding kemaluanku yg dipaksa merenggang lebih dari biasanya. Diameter k0ntol Wawan yg mengungguli punya mas Deni memaksa memekku beradaptasi lagi. Meski licin dan sudah amat basah, tetap saja terasa bagaimana sesak dan sempitnya memekku melawan k0ntol gendut Wawan. Wawan dengan lihainya menarik mundur batang k0ntolnya, kemudian menggenjot lebih dalam lagi dari sebelumnya. Terus perlahan seperti itu hingga akhirnya bermenitmenit kemudian kedua pangkal kemaluan kami bertemu. Wawan menggeram puas merasakan k0ntolnya yg terbenam dalam di rahimku. Begitu pula aku yg menemukan sensasi kenikmatan mampu menelan habis k0ntol Wawan yg notabene jauh lebih dahsyat yg biasanya kurasakan.


    Kami berdua lalu terdiam sejenak menikmati pertautan kemaluan kami. Terasa ada chemistry diantara kami lantaran kedua kemaluan kami terasa begitu pas satu sama sama lain. Biasanya milik mas Deni tak pernah bisa sepas ini. Namun kini k0ntol Wawan menyatu dengan sempurna dengan memekku. K0ntolnya mampu meraih sudutsudut rongga terdalam yg tak pernah dicapai mas Deni sebelumnya. Begitu pula besarnya, baru ini aku merasakan memekku penuh sesak dijejali k0ntol sedemikian gendut. Meskipun agak ngilu kurasa, namun tak bisa kupungkiri aku benarbenar menyukai otot memekku merenggang lebar seperti ini.

    Bermenit-menit kemudian kami masij saja diam saling menikmati kedutan dan remasan kemaluan satu sama lain. Kami saling berpandangan mesra sembari berciuman lembut. Hingga akhirnya Wawan berinisiatif menggenjot pinggulnya perlahan.

    PLOK!
    Ouuwwwwhhh..mmsssssshhh

    Sekali tamparan cepat bunyi kemaluan kami beradu. Wawan dengan sangat pelan menarik mundur k0ntolnya keluar. Aku dapat merasakan bagaimana rongga memekku seakan ikut tertarik keluar kala ia mengambil ancang ancang mundur. Dan kemudian dengan cepat Wawan mendesak maju menghantam memekku hingga mentok lagi seluruhnya.

    Ranjang pernikahanku dan mas Deni kini berderitderit kencang. Nampak bagaimana tubuh Wawan yg berkilat seksi oleh keringat bergerak berirama diatasku. Dari belakang aku nampak tenggelam dibawah badan Wawan. Yg terlihat mungkin hanya punggung Wawan saja, dan juga hanya ada dua buah tangan yg mencengkram tengkuk serta mencakar punggungnya gemas. Juga sepasang kaki yg melilit pinggul Wawan eraterat sembari merenggangakan dan menjinjitkan jarijari kaki mungilnya bak seorang balerina.

    Ouggh.. Ugghh.. Uuuuuhmmmm

    Wawan menggeram ketika menyudahi genjotannya setelah temponya menurun. Aku hanya bisa terengahengah dengan ekspresi sakau dibawah tubuh Wawan. Wawan menoleh sekilas ke arah lemari di seberang ranjang, dan kemudian ia punseperti mendapatkan ide. Ia pun memutar tubuhku hingga aku berbaring kesamping. Kemudian diputarnya badanku dengan mudahnya (karena memang badanku jauh lebih kecil darinya) sehingga kini aku berposisi merangkak di depannya.

    Semua dilakukanya tanpa mencabut k0ntolnya dari memekku. Lantas ia menggeser tubuhku hingga kini kami berdua berhadapan dengan cermin di pintu lemari tersebut. Kini aku berpegangan di pinggir kasur sementara Wawan mulai memacu lagi kuda poninya.

    Aaaawwwwh Aaaaaaahhhh Aaaaaaaaaaaaahhh!

    Kini tanpa lagi malu-malu aku mulai berteriak sekencangkencangnya. Aku menjerit–jerit bak orang disiksa. Tentunya aku tengah disiksa kenikmatan oleh Wawan saat ini. Entah kenapa dengan menghadap cermin seperti itu naluri binalku muncul perlahan. Aku seperti tak mengenal sosok wanita yg tengah asyik menjerit-jerit didalam cermin itu. Benarkah itu santi? Istri dari Deni? Akupun tak percaya bahwa itu adalah diriku. Wanita didalam cermin itu tengah asyik mengaduh dan mendesah membiarkan dirinya dinikmati oleh tukang bangunan yg hina. Ya, mungkin wanita di cermin itu juga wanita hina. Hina karena membiarkan dirinya menikmati kenikmatan terlarang dan mengkhianati suaminya.

    Aaaghhh terusss.. Terus mas Wawaniiii.. Terussssssss


    Akupun mulai berani membuka mulut dan memanggil-Cmanggil Wawan. Wawan dengan beringasnya menjambak rambutku dan mencengkram pundakku dari belakang, agar hentakannya bisa lebih kuat lagi. Wawan pun mencondongkan badannya dan berbisik tak kalah binal dariku.

    Iyaaa mas Wawan.. Aaauwwwwh Hajar terus masss hajar masss..
    Hmmmggg..rrrrkamu suka kan?!
    Iya masss Santi suka masss.. Suka banget maaaasssh.. Aaaauuggghh
    Hmmmgghhh.. Aku kuat khan? Ugfhh.. Uffghh.. Ga kaya suami kamu loyo.. Uffghh
    He eh mass.. Enakk masss.. Santi seneng massss.. Auuuuhh!!
    Pilih mana.. Uffgh.. Aku apa suami.. Ufgh.. Kamu??
    Aaaasgghh Santi sama mas Wawan ajaaa Aaahhh santi nikmatt sama aauhh.. Mas Wawaniiii!
    Mulai sekarang.. Nffhhhkamu jadi..ssshhm..istriku aja yah.. Uufgghh
    Mhmhhh.. Iyah iyah mass.. Santi mau jadi istri mas Wan.. Awwugh.. Mas Wawanii!!
    Gghrrrr.. Bagusss Tak hamilin yaah?? Mau?? Uffgh..
    Iya mas Wawaaannnn.. Hamilin santi masshhh.. Hamilin masss.. Semprotin aauwwwhh yg.. Banyak massss.. Ighhh..aaahhhh
    Uggfhhg nih.. Nih Mmmggaaaaaaaaahhh!!!!

    Wawan kemudian menghentakkan dalam-dalam k0ntolnya dan menyemburkan benihnya kedalam rahimku. Tentu saja kusambut semburannya dengan orgasme ku yg talah kalah dahsyat. Kami berdua sama-sama kejang menikmati klimaks terindah yg pernah kami alami ini. Hingga kemudian tubuh kami berdua rubuh diatas kasur. Benih Wawan meleleh-leleh diantara sela kemaluanku. Kami berdua segera nyaris terlelap bahkan tak sampai ingat untuk mencabut kemaluan kami berdua. Kamipun akhirnya tertidur saling menimpah satu sama lain masih dalam keadaan seperti tadi.

    Kurengkuh mesra suami baruku yg mendengkur diatas tubuhku ini dan kemudian ikut terlelap bersamanya.

  • Kisah Memek Ngentot Untuk Kesehatanku

    Kisah Memek Ngentot Untuk Kesehatanku


    2589 views

    Duniabola99.com – Sebagai seorang konsultan aku sering pergi keluar kota dan menginap di hotel bisa sampai berbulan-bulan lamanya. Seringnya menginap sekamar bareng dengan anggota tim lainnya namun kadang juga menginap sendirian. Pekerjaanku yang bersifat projek jelas sering menuntut waktu ekstra dan kerja keras sehingga membuatku mengalami keletihan baik fisik dan mental. Kalau sudah begitu aku segera mencari tukang pijat untuk mengendorkan urat saraf yang telah amat tegangnya.


    Giliranku kali ini mendapatkan projek di kota B yang berhawa sejuk dan merupakan kota idolaku. Dulu aku sempat lama berdiam di kota ini ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini. Sebagaimana projek-projek lain yang sering kukerjakan maka tidak ada perkecualian projek ini juga menuntut energi dan pikiran ekstra keras karena ketatnya jadwal. Salah satu hal yang menyebalkan di kota ini adalah masalah taxi yang buruk kondisinya dan lagi jarang mau menggunakan argo sehingga harus selalu melakukan negosiasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sering aku mencari hotel terdekat dengan lokasi projek sehingga dapat dicapai dengan jalan kaki hanya beberapa menit.

    Minggu ini adalah puncak-puncaknya pekerjaan sehingga keletihan amat sangat terasa. Hal ini menyebabkan aku malas pulang week end ke kota J di mana aku tinggal. Kurencanakan Sabtu pagi besok saja untuk pulang menggunakan kereta api. Karena anggota tim lain selalu pulang ke J (semuanya berdomisili di J) di akhir minggu maka kini tinggal aku sendirian.

    Setelah makan malam di restoran hotel aku masuk ke kamar sambil nonton acara-acara TV. Berhubung hotel ini bukan hotel mewah maka channel acara TV-nya pun terbatas, untuk mengirit ongkos operasional kali. Setelah satu jam aku mulai dihinggapi kejenuhan. Mau tidur masih amat susah karena malam begitu larut, baru jam 8an, dan badan yang amat letih ternyata malah membuat sulit untuk segera beristirahat tidur. Tiba-tiba aku teringat biasanya hotel ada info layanan pijat. Kucari-cari brosurnya tidak kutemukan. Tanpa kurang akal kutelpon operator untuk menanyakan apakah di hotel ini bisa dicarikan tukang pijat. Ah lega rasanya ketika dijawab bisa dan akan segera diantar.

    Sambil menunggu kedatangan tukang pijat aku mulai mencoba kembali menikmati acara-acara di layar TV. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini. Ah beginilah nikmatnya masih bujangan (sebagai lelaki berusia 35 aku jelas termasuk telat menikah, hehe biarin masih enak sendiri kok), waktu masih bisa diatur sesuka hati. Coba kalau berkeluarga sebagaimana kawan-kawanku itu, pasti mereka harus buru-buru pulang sementara masih harus berjuang untuk mendapatkan tiket kereta karena penuhnya calon penumpang di akhir minggu.

    Sejam kemudian ada suara ketukan pintu, ah sudah datang, batinku dengan girang. Ketika kubuka aku agak sedikit heran karena tukang pijatnya ibu-ibu berumur 45-an lebih kira-kira. Tinggi tubuh sekitar 155 cm, berkulit kuning bersih, wajah sudah menunjukkan usianya yang memang sudah matang. Dengan mengenakan jaket kain dan bercelana jean yang agak ketat. Dengan santunnya dia permisi untuk masuk. Kupersilakan dia masuk sementara pengantarnya yang adalah bell boy kemudian pergi meninggalkannya.


    Setelah di dalam kamar kupersilakan duduk dulu di kursi pojok kamar. Aku ijin sebentar ke toilet untuk pipis karena aku memang termasuk orang yang nggak tahan dingin (sudah di kota yang dingin ber-AC pula) sehingga sering pipis. Daripada nanti pas ditengah-tengah aksi pemijatan aku kebelet mendingan kukeringkan dulu kantong pipisku. Kan nggak nyaman pas lagi merem-melek dipijat eh kebelet pipis, pasti akan merepotkan.

    Setelah selesai dari toilet kulepas kaos dan celana pendekku sehingga tinggal CD saja. Lalu kulihat ibu itu membuka jaketnya sehingga hanya memakai kaos ketat hitam saja. Wah ternyata si ibu ini masih bagus juga badannya, kelihatan perut masih kencang. Tanpa banyak buang waktu langsung aku tengkurap di atas ranjang. Ibu tukang pijat mendekat dan mengatakan maaf serta mohon ijin untuk mulai pemijatan. Pertama yang dipijat adalah telapak kaki. Ah nyamannya. Telapak kakiku yang telah kaku-kaku ditekan-tekan dan kemudian diurut.

    Aku tak mau banyak bicara agar Si Ibu lebih fokus pada pekerjaannya dan aku konsentrasi agar kenikmatan yang kuraih dari pijatan-pijatan maksimal. Setelah selesai dari telapak kaki mulailah naik menuju ke betisku yang tak kalah kakunya. Rupanya betis kaku kalau dipijat menimbulkan rasa nyeri sehingga aku sedikit meringis. Rupanya Si Ibu tahu kesakitanku lalu sedikit dikurangi tekanannya. Selesai ditekan-tekan kemudian diurut-urut. Untuk urut dipakailah cream agar licin.
    Begitu sampai menuju paha tiba-tiba kudengar suaranya..

    “Den, maaf CD-nya dilepas saja biar nggak kotor kena minyak. Maaf ya.”

    Karena logis alasannya ya kulepas saja meskipun membuatku kikuk (aku sering dipijat tetapi biasanya pria tuna netra). Aku lepas CD-ku dengan hanya mengangkat pantat terus kuperosotkan keluar dari kaki. Menurutku Si Ibu nggak dapat melihat “adikku”. Lalu aku mapan lagi agar pijatan dapat diteruskan. Mulanya paha luar yang mendapatkan giliran. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Dengan mengurut dari arah bawah menuju atas, stop press!! Bisakah anda bayangkan?


    Jari-jarinya, kayaknya ibu jarinya (aku nggak bisa lihat sih) secara halus menyenggol kantong-kantong kejantananku. Serr. Kudiamkan. Kemudian pantatku mulai dijamahnya dengan cara melingkar dari bawah ke atas luar terus turun masuk ke dalam dan berakhir di.. Ujung selangkangan persisnya tengah-tengah antara kedua kantong kejantananku. Serr. Serr. Uenak sekali. Aku heran agak lama juga dia ini bermain di wilayah sensitif ini. Tapi biarlah, enak ini. Hehe. Eh ketika sedang enak-enaknya menikmati jari-jari lihainya yang baru pertama kali kunikmati sensasi kenikmatan tiada tara ini berlangsung tiba mulai naik ke arah pinggang. Agak kecewa juga, tapi kutahan biarlah dia menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan prosedur standar pemijatan yang dia praktekkan.

    Begitu selesai dengan leher belakang sebagai bagian teratas yang dirambahnya, tiba-tiba dengan ‘cool’-nya memerintahkan untuk telentang. Wah kacau ini. Bisa ketahuan nih kalau adikku ternyata telah terjaga. Tapi ya sudahlah biarkan segalanya berlalu dengan alamiah. Yang sudah telanjur tegak biarlah begitu. Hehe.

    Mulai lagi Si Ibu dari bawah yaitu bagian depan telapak kaki. Mulai saat ini sudah tidak mampu lagi kunikmati pijatan dari detik ke detik dan setiap inchi anggota tubuhku. Aku hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika sudah merembet ke arah paha. Gara-gara pikiranku sudah terpandu oleh kerja hormon testosteronku maka jelas sudah, adikku semakin percaya diri untuk mengeras sebelum sentuhan terjadi.

    Akhirnya tiba juga saat-saat yang kunantikan. Rupanya teknik yang dia lakukan di bagian pantatku tadi dipraktekkan juga di bagian depan. Aduh Mami, enaknya minta ampun, eh nambah. Sempat kutatap wajahnya, kulihat sekilas-sekilas dia melirik adikku. Hmm rupanya dia ingin tahu efek pijatannya apakah membuahkan hasil atau tidak. Dan tidak salah dia. Sukses besar. Bahkan si adik telah sedikit menitikkan cairan.

    Ketika itu dia mencuri pandang ke aku. Aku menangkapnya. Mulai kuamati wajahnya untuk melihat lebih jelas seperti apa sebenarnya tampang Ibu ini. Biasa aja. Tidak menarik. Bahkan sudah ada beberapa kerutan. Sedikit. Tidak terlalu muluslah wajahnya. Tapi tidak berpengaruhlah itu karena nyatanya adikku tetap saja berdiri kayak tonggak, sedikit miring karena gravitasi.


    Lagi asyik-asyiknya melayang-layang imajiku akibat aksi pijatan-pijatan yang berbentuk lingkaran-lingkaran itu tiba-tiba rambahannya sudah menuju perut. Ah. Sedikit down. Sedikit kecewa. Tunggu dulu, rupanya ketika di perut masih ada harapan untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan dahsyat itu. Ketika gerak maju-mundur di perut dengan formasi melingkar luar-dalam juga, ternyata setiap mundur gerakannya dibablaskan sehingga si adik tetap bisa menikmati sentuhan-sentuhan. Bedanya sekarang yang mendapatkan anugerah adalah bagian kepala adik. Sip. Sip bener ini. Kok ya ada tukang pijat sehebat ini. Apakah karena sudah ibu-ibu maka pengalamannya memijat bertahun-tahun yang membuatnya menjadi piawai begini? Mustinya iya.

    Lalu, akhirnya pijatan di akhir bagian dada. Begitu selesai..

    “Mau diapain lagi Den?”

    “Maksud Ibu?” Tukasku.

    Tersenyum simpul dia dan.. Tahu-tahu tangannya pura-pura pijat-pijat lagi di selangkangan tetapi dengan titik kontak gesekan ke ‘adik’ semakin besar dan lama.

    “Oh tahu aku maksudnya”, pikirku.

    Tanpa kujawab mulai kuelus punggungnya (dia duduk di pinggir ranjang dengan membelakangi). Dia diam dan mulai berani hanya mengelus khusus adikku saja, tidak lagi pura-pura menyentuh bagian lain. Kusingkap pelan kaosnya. Astaga, rupanya kondisi dalamnya terawat mulus. Tak kusangka padahal sudah seumur itu. Menggelegaklah kelelakianku. Tanpa terkontrol lagi aku yang tadinya telentang bangkit duduk sehingga punggungnya berhadapan dengan tubuh depanku dan tanganku yang kiri menyingkap kaosnya lebih ke atas lagi sementara yang kanan ke depan menjamah sang.. Tetek.

    Dia sengaja mencondongkan dirinya ke arahku agar lebih mepet. Kulepas kaosnya dan dibantu dia sehingga sekarang setengah telanjang dia. Eits! Bulu keteknya nggak dicukur. Gairahku malah semakin meledak, kubalikkan badannya agar menghadapku. Dia menunduk mungkin malu atau minder karena umur atau ketidak cantikannya, entahlah, yang pasti dia telah dengan ahlinya melepaskan ‘nafsuku’ dari kandangnya. Kurebahkan dia dengan masih tetap pakai BH karena aku lebih suka menjamah teteknya dengan cara menyelinapkan tangan.


    Kuserbu keteknya yang berbulu agak lebat itu (kering tanpa ‘burket’, kalaupun ‘burket’ toh nafsuku belum tentu turun) sambil terus meremas tetek. Kutindih dia. Celana jeans masih belum dilepas. Kususupkan tangan kananku ke dalamnya. Menyentuh veginya. Basah. Kupindahkan serangan ciumanku ke lehernya. Mendesah. Lalu mengerang-mengerang lembut dia. Kehabisan nafas aku, ketika kutarik kepalaku naik untuk mengambil udara ditarik lagi kepalaku. Ah rupanya ‘G-Spot’nya ada di leher belakang telinga sebelah kanan. Kuhajar lama dengan dengusan napas hidungku di wilayah itu. Semakin liar polahnya. Tangan kananku semakin dibasahi dengan banyak cairan. Kulepas tanganku dan kusuruh dia bangkit.

    “Lepaskan BH dan celana ya”.

    Tanpa tunggu lama wajahnya yang sudah merah merona itu mengangguk dan cepat-cepat semua yang kuingin lepas dilepasnya. Kupandangi sebentar teteknya, masih lumayan bulat. Kupandangi veginya, wow alangkah lebatnya. Kurebahkan lagi dengan segera. Kutindih lagi dia. Mengerang hebat. Nafasku memburu berat. Kukangkangkan pahanya. Dan bless.. Rudalku telah menghunjam ‘vegi’nya yang telah banjir itu. Kusodok-sodok sekuat tenaga. Semakin keras erangannya. Kuseret pahanya ke pinggir ranjang, dengan berdiri kuangkat kakinya menumpang di pundakku, kuarahkan kembali rudalku menuju veginya yang lenyap ditelan jembut. Kusibakkan terlebih dulu, lalu bless.. Bless.

    “Argh.. Arghh.. Yang cepeth Denn Arghh.. Kencangin laggih Denn.. Auhh.. Ahh..”

    Menjelang 10 menit mulai terasa hangat adikku.

    “Akkhu.. Sudahh mauu.. Kelluaar.. Bikk.. Ahh.. Ahh”.

    “Akkh.. Bibikh.. Jugah.. Denn. Ahh.. Argh”.

    Dan tanpa dapat dibendung lagi jebollah lahar panas dari rudalku menyemburi lembahnya yang rimbun itu. Pada saat yang bersamaan. Sensasi kimiawi dari surga telah mengurasku menuju keletihan. Entah kenapa badanku yang sebelumnya sudah letih banget ternyata masih mampu mengeluarkan tenaga sebesar ini. Ibu ini memang lihai. Luar biasa kuakui.

    Setelah berbaring-baring sekitar 15 menit Si Ibu minta ijin ke toilet untuk bersih-bersih diri. Kusiapkan amplop untuk memberinya kompensasi atas jasa kenikmatan luar biasa yang baru sekali ini kurasakan seumur hidupku. Tanpa dibukanya amplop itu sambil mengucapkan terima kasih dengan sopan, dia keluar kamar setelah mengenakan jaketnya kembali.

    Sejak mengenal kenikmatan ‘pijat hotel’ itu, aku mulai sering mencoba-coba. Di kota B banyak sekali panti-panti yang berkedok pijat namun sesungguhnya yang ditawarkan adalah lebih dari sekadar pijat. Awalnya kucoba yang muda-muda dan cantik, akhirnya aku kembali mencari yang telah senior karena yang masih muda kuanggap belum banyak pengalaman dan tidak banyak kenikmatan yang kuraih. Di samping itu lebih aman secara kesehatan dengan yang tua karena jarang dipakai, sementara yang muda dan cantik laris diantri banyak pria dari berbagai lapisan dan dengan kondisi kesehatan yang sulit terkontrol pula.


    Demikianlah kisah keperjakaanku yang hilang di tangan sang Ibu Pemijat. Aku tidak menyesal. Bahkan malah sulit melupakannya. Yang kusesali adalah mengapa kenikmatan yang sedemikian dahsyatnya baru kuketahui setelah setua ini.

    Bonus Foto

  • Kisah Memek ngentu memek anak2

    Kisah Memek ngentu memek anak2


    2732 views

    Duniabola99.com – Mba Kely dia adalah tetangga saya yang aduhai sekali. Seing kali saya dan istri maen kerumahnya kadang mba Kely maen kerumahku, karena jarak rumah kita juga tak jauh sering berkunjung , tapi saya lebih menyukai kalau bermain ke rumahnya mba Kely sebab dia selalu memakai pakaian yang minim dan menerawang dasternya.


    Sempat juga saya saat maen kerumahnya tanpa pemberitahuan sebelumnya mendapati mba Kely sedang bangun tidur jelas waktu itu dia memakai piyama serta buah dadanya yang tak terbalut oleh BH, dan pernah juga saat bermain di rumahnya bersama istriku , mba kely habis mandi saat keluar dari kamar mandi handuk yang dia pakai nyangkut di pintu, jelas bentuk toket dan anunya kelihatan sebentar, saya langsung berpaling muka soalnya ada istriku. hehe

    Suatu pagi di hari Minggu, saya dipinta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mbak Kely.

    Tanpa pikir panjang saya langsung melajukan mobilku ke rumah Mbak Kely, kali ini sendirian saja. & satu hal yang membuatku semangat ialah fakta bahwa suami Mbak Kely sedang tak ada di rumah.

    Hingga di rumah Mbak Kely, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu ialah pembantunya. saya masuk ke dalam rumah & setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, saya mulai bergerilya.

    Dengan perlahan saya membuka pintu kamar Mbak Kely, & seperti sudah kuduga, Mbak Kely tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha & celana dalam warna hitamnya.

    Saya meneguk ludah & langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya.

    Pagi itu saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk dapat menjajal tubuh montok kakak ipar ku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya.

    Setelah puas melihat pemandangan di kamar, saya kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku & satunya pasti untuk Mbak Kely.

    Dengan penuh semangat saya meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Kely. saya berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tak menolak untuk saya sentuh.

    Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mbak Kely bangun & seperti biasa, dengan santainya ia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila.

    “Eh, ada Azka, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya.

    “Barusan kok mbak, antar makanan buatan Dila”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.

    Mbak Kely memang sangat cuek, ia tak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan & menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang.

    Menurut teori, dalam waktu 5 hingga 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Kely akan meningkat & ia akan terbakar nafsu birahi.


    Setelah minum teh, Mbak Kely masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis & pastinya cuci memek lah, hehee. Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Kely memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, ia memanggil pembantunya & menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.

    Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti ia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan saya mengikuti di belakangnya.

    Dan benar juga seperti dugaanku, Mbak Kely tak menutup dengan baik pintu kamarnya. Ia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.

    Kontolku semakin mengeras melihat Mbak Kely menanggalkan dasternya & … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Kely tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan.

    Saya seperti diberi berkah pagi itu, Mbak Kely benar2x seperti terangsang hebat. Ia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x telanjang di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian memek & sekitarnya dengan tangan.

    Wah… tak akan kubiarkan ia melakukan masturbasi.

    Dengan semangat 45 & penuh percaya diri, saya membuka celanaku & membiarkan kontolku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.

    Walau dengan sedikit canggung, saya beranikan diri membuka pintu kamarnya.

    “Azka… kau…”, Mbak Kely menjerit melihat saya masuk ke kamarnya sementara ia sedang telanjang & lebih kaget lagi melihat saya tanpa celana & mengacungkan kontol ke arahnya.

    “Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang kontolku.

    “Gila kau, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika saya mendekati tubuh telanjangnya.

    Mbak Kely menampik tanganku yang ingin menjamahnya, namun nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku. saya yakin kalau birahinya sudah memuncak & ia juga menginginkan sex denganku.

    Ketika tanganku berhasil meraih buah dada & meremasnya, ia hanya bilang “Gila kau!”, namun tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada & memilin puting susunya.

    Aku sudah merasa di atas angin. Mbak Kely hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan & remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” & “gila kau”, namun saya merasa yakin ia menikmatinya. Dugaanku betul, Mbak Kely akhirnya dengan malu memegang batang kontolku.


    “Besar banget punya kau Azka”, serunya.

    “Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.

    Mbak Kely tersenyum manja,”Gila kau!”

    “Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.

    Mbak Kely semakin relaks & pasrah. Kini dengan sangat mudah saya bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis & mulai meraba-raba memeknya yang ternyata sudah becek.

    “Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku.

    “Gila kau!”, entah sudah berapa kali ia mengeluarkan kata itu pagi ini.

    “Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style.

    Mbak Kely masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini saya impikan itu akhirnya bisa kuraih & kuremas-remas.

    Dengan perlahan, saya memasukkan batang kontolku ke dalam liang memeknya. Tak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak & memang sudah becek pula.

    Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mbak Kely yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa kontolku pada memeknya. Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku.

    Meskipun sudah orgasme, kakak ipar ku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku hingga akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa.

    “Sembarangan kau numpahin sperma di memekku ya Azka…”, jeritnya ketika saya memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.

    “Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak ipar ku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.

    Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.

    “Kau memang gila Azka, awas… jangan bilang siapa-siapa ya!”, serunya perlahan.

    “Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Ia pun tertawa lepas.

    “Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.

    “Gila… kau gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.

    Aku memandang tubuh montok kakak ipar ku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu dapat kunikmati juga.

  • Kisah Memek ngesek dengan cewek panti pijat saat liburan

    Kisah Memek ngesek dengan cewek panti pijat saat liburan


    2820 views

    Duniabola99.com – Suatu hari aku dipanggil pimpinanku ke dalam ruangannya. Aku menduga-duga apa gerangan sebabnya aku dipanggil mendadak begini.“Duduk, Dik. Tunggu sebentar ya,” katanya sambil meneruskan membaca surat-surat yang masuk hari ini. Setelah selesai membaca satu surat barulah dia menatapku. “Begini Dik Jimmy, besok hari libur nasional. Hari ini apa yang masih harus diselesaikan?” tanyanya. Aku berpikir sejenak sambil mengingat apalagi tugas yang harus kuselesaikan segera hari ini.

    “Rasanya sih sudah tidak ada lagi yang mendesak pak, ada beberapa proposal dan rencana kerja yang harus saya buat, tapi masih bisa ditunda sampai minggu depan. Ada apa Pak?” tanyaku. “Anu, ada tamu dari Kalimantan, namanya Pak Jainudin, panggil aja Pak Jimmy. Sebenarnya bukan untuk urusan kantor kita sih. Hanya kebetulan saja pas dia ada di sini, jadinya sekalian aja. Dia menginap di Bekasi. Tadi dia telpon katanya minta tolong agar diantarkan surat yang kemarin Dik Jimmy buat konsepnya untuk dipelajari, jelaskan aja detailnya.


    Nanti Dik Anto antar saja ke sana dan bayar bill hotel beliau. Layani sampai selesai urusannya, kalau perlu nanti nggak usah kembali ke kantor. Besok beliau kembali. Kalau mobil kantor pas kosong, pakai taksi aja soalnya ini penting. Uangnya ambil di kasir!” katanya sambil memberikan memo kepadaku untuk ambil uang di kasir.

    Bergegas aku ke kasir sambil cek di resepsionis ada mobil kantor lagi kosong atau tidak. Ternyata semua mobil lagi dipakai. Jadi aku naik taksi ke Bekasi.

    Setelah sampai di hotel yang dituju, aku segera menemui Pak Jimmy, dan menyerahkan berkas yang dimaksud. Setelah dia bertanya tentang detail dari berkas tadi, dia katakan bahwa dia sudah mengerti dengan isinya dan setuju. Hanya ada perbaikan redaksional saja.

    “OK Dik, nanti saya kabari. Begini saja, konsep ini saya bawa dulu. Perbaikannya nanti menyusul saja. Hanya redaksional kok. Isinya saya sudah paham dan prinsipnya setuju,” katanya.
    “Oh ya pak, pimpinan saya sampaikan bahwa bill hotel bapak biar kami yang selesaikan,” kataku.
    “Aduh, jadi merepotkan. Sampaikan terima kasih dan salam untuk pimpinanmu, Pak Is” katanya sambil menyalamiku.
    “Baik Pak nanti saya sampaikan, selamat jalan”.

    Aku kemudian membereskan bill di front office. Tiba-tiba saja petugas hotel memanggilku.

    “Maaf Pak Anto ya? Ini Pak Jimmymau bicara,” katanya sambil menyerahkan gagang telepon. Kuterima gagang telepon dan dari seberang Pak Jimmyberkata”Dik, saya lupa kasih tahu. Kebetulan semua urusan saya selesai hari ini jadi saya bisa pulang siang nanti. Dik Anto tunggu sebentar di bawah ya!”

    Aku menunggu Pak Jimmy turun ke lobby. Sebentar kemudian dia sudah datang dan minta dipanggilkan taksi. Kupanggilkan taksi, dia naik dan katanya.

    “Terima kasih banyak lho bantuannya”.

    Aku menggangguk dan tersenyum saja. Setelah taksinya pergi, aku berpikir kalau dia jadi pulang, sementara bill sudah dibayar penuh sampai besok, sayang rasanya. Biar aja kuisi kamarnya sampai besok, toh besok juga libur. Aku lapor ke resepsionis.


    “Mbak, Pak Jimmysudah check out, saya pakai kamarnya sampai besok. Tapi tolong beresin dulu kamarnya, saya mau jalan dulu sebentar. Boleh kan?” kataku.
    “Boleh pak, silakan saja,” katanya sambil tersenyum.

    Akhirnya saya keliling-keliling di Kota Bekasi. Nggak ada yang aneh sih. cuma sudah lama saja tidak ke Bekasi. Setelah beberapa lama, capek juga rasanya badanku. Aku akhirnya masuk ke sebuah panti pijat tradisional. Siapa tahu dapat massage girl yang oke, setelah dipijat nanti gantian kita yang memijatnya.

    Seperti biasa begitu masuk di ruang depan aku disodori foto-foto close up yang cantiknya mengalahkan artis. Mbak yang jaga mengomentari sambil sekalian promosi. Si A pijatannya bagus dan orangnya supel, Si B agak cerewet tapi cantik, Si C hitam manis dan ramah dan lain-lainnya. Aku sih tidak tertarik dengan promosinya. Pilihanku biasanya berdasarkan feeling saja.

    Pada saat lihat-lihat foto, ada wanita yang masuk. Kulihat sekilas, kalau dia massage girl di sini aku pilih dia saja.

    Kutanya pada yang jaga, ” Mbak, yang tadi barusan lewat kerja di sini juga?”
    “Ya Mas, dia baru minta ijin keluar sebentar tadi. Katanya ada sedikit keperluan,” jawabnya.
    “Boleh pijat sama dia Mbak?” tanyaku lagi.
    “Boleh saja, tapi tarif untuknya agak tinggi sedikit,” katanya sambil tersenyum kemudian menyebutkan rupiah yang harus kusediakan.

    Kuiyakan dan disuruhnya aku masuk ke kamar VIP, ada AC-nya meskipun berisik dan tidak terlalu dingin. Sambil menunggu di dalam kamar, kuamat-amati sekelilingku. Sebuah kamar berukuran 3 X 2 meter dengan sebuah spring bed untuk satu orang dan sebuah meja kecil yang di atasnya ada cream pijat dan handuk. Pintunya ditutup dengan korden kain sampai ke lantai. Kulepaskan pakaianku tinggal celana dalam saja. Iseng-iseng kubuka laci meja kecil di sampingku. Ada kotak “25” yang sudah kosong.

    Tidak lama kemudian gadis pemijat yang kupesan sudah muncul. Kuamati lagi dengan lebih teliti. Lumayan. Kulitnya putih, tinggi (untuk ukuran seorang wanita) dengan perawakan seimbang. Ia mengenakan celana panjang hitam dan kaus putih. BH-nya yang berwarna hitam nampak jelas membayang di badannya.

    “Selamat siang,” sapanya sambil menutup korden dan mengikatkan pinggirnya pada kaitan di kusen pintu.
    “Siang,” jawabku singkat.
    “Silakan berbaring tengkurap Mas, mau diurut atau dipijat saja”.
    “Punggungku dipijat saja, kaki dan tangan boleh diurut”.


    Aku berbaring di atas spring bed. Ia mulai memijat jari dan telapak kakiku.

    “Namanya siapa Mbak?” tanyaku.
    “Apa perlunya Mas tanya-tanya nama segala. Mas kerja di Sensus ya?” Jawabnya sambil tersenyum. Meskipun jawabannya begitu tapi dari nada suaranya dia tidak marah.

    Akhirnya sambil memijat aku tahu namanya, Wati, berasal dari Palembang. Pijatannya sebenarnya tidak terlalu keras. Sepertinya dia pernah belajar tentang anatomi tubuh manusia sehingga pada titik-titik tertentu terasa agak sakit jika dipijat.

    “Aduh.. Pelan sedikit dong!” teriakku ketika dia memijat bagian betisku.
    “Kenapa Mas, Sakit? Kalau dipijat sakit berarti ada bagian yang memang tidak beres. Coba bagian lain, meskipun pijatannya lebih keras tapi kan nggak sakit”.

    Kupikir benar juga pendapatnya. Aku sedikit pernah baca tentang pijat refleksi yang membuka simpul syaraf dan melancarkan aliran darah sehingga metabolisme tubuh kembali normal. Ia memijat pahaku.

    “Hmmhh.. Ada urat yang sedikit ketarik Mas. Pasti beberapa hari ini adik kecilnya tidak bisa bangun secara maksimal,” katanya.

    Memang beberapa hari ini, entah karena kelelahan bekerja atau sebab lain sehingga pada pagi hari saat bangun tidur adik kecilku kondisinya kurang tegang. Aku tidak terlalu memperhatikan karena pikiran memang lagi fokus untuk menyelesaikan pekerjaan minggu ini. Tangannya beberapa kali mulai menyenggol kejantananku yang terbungkus celana dalam. Tapi herannya aku sama sekali nggak terangsang. Kucoba untuk menaikkan pantatku dengan harapan tangannya bisa lebih ke depan lagi, tapi ditekannya lagi pantatku.

    “Sudahlah, Mas diam saja nanti nggak jadi pijat,” katanya.

    Kali ini tangannya benar-benar meremas adik kecilku. Tapi sekali lagi aku heran, karena nggak bisa terangsang. Tangannya kini memijat pinggangku. Ibu jarinya menekan pantatku bagian samping dan jari lainnya memijat-mijat sekitar kandung kemih.

    “Penuh.. Beberapa hari pasti tidak dikeluarkan ya Mas? Maklum adiknya juga lagi nggak fit,” komentarnya agak ngeres.

    Lagi-lagi tebakannya benar. Aku tidak tahu dia asal tebak atau memang ada ilmunya untuk hal-hal seperti itu.

    “Hhh..” kataku ketika ia mulai menekan punggungku, kemudian terus sampai tengkuk.

    Aku mulai merasa rileks dan mengantuk. Enak juga pijatannya. Kini kakiku diurutnya dengan cream pijat. Sampai di dekat pahaku dia berkata”Tahan sedikit Mas, agak sakit memang”. Tangannya dengan kuat mengurut paha bagian dalamku. Terasa sakit sekali.

    “Uffpp.. Haahh,” kataku sambil menahan sakit.

    Kepalaku kubenamkan ke bantal. Setelah kedua belah pahaku diurut terasa ada perbedaan. Kejantananku mulai bereaksi ketika tangannya menyusup ke bawah pahaku. Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar sehingga terasa mengganjal. Aku agak menaikkan pantatku untuk mencari posisi yang enak. Kali ini dibiarkannya pantatku naik dan tanganku meluruskan senjataku pada arah jam 12.

    “Balik badannya, dadanya mau dipijat nggak?”


    Kubalikkan badanku. Kulihat keringat mulai menitik di lehernya. Untung ada AC, meskipun tidak bagus, sedikit menolong. Wati mengusap-usap dadaku.

    “Badanmu bagus Mas, dadanya diurut ya?”
    “Nggak usah, tanganku aja deh diurut,” kataku.

    Ia duduk di sampingku dengan kaki menggantung di samping ranjang. Ketika ia meluruskan dan mengurut tanganku kupegang dadanya. Lumayan besar, tapi agak kendor.

    “Tangannya..” katanya mengingatkanku.

    Tidak berapa lama ia sudah selesai memijat dan mengurut badanku. Aku meregangkan badan. Terasa lebih segar.

    “Sebentar saya ambil air dulu Mas,” ia keluar kamar dan kembali dengan membawa air hangat dan handuk kecil.

    Dicelupkannya handuk kecil ke dalam air hangat dan dilapnya seluruh tubuhku sampai bekas cream pijat hilang. Kemudian dilapnya badanku sekali lagi dengan handuk yang ada di atas meja kecil. Aku kembali terangsang ketika dia melap dadaku. Kuperhatikan dia dan kupegang tangannya di atas dadaku. Ia memutar-mutarkan tangannya yang dibalut handuk.

    “Kenapa Mas,” bisiknya.
    “Ingin dikeluarin supaya nggak penuh dan meluap terbuang,” kataku.

    Ia menggerakkan tangan, kode untuk mengocok penisku.

    “Nggak boleh emangnya disini ya? Ini apa?” tanyaku sambil membuka laci meja dan menunjukkan kotak “25” yang kosong tadi.
    “Mas ini tangannya usil deh. Bukan begitu Mas, bos lagi ada di sini. Dia kesini seminggu dua kali. Dia melarang kami untuk begituan dengan tamu, katanya belakangan ini sering ada razia,” jawabnya.

    Kami diam beberapa saat, tensiku sudah mulai turun.

    “Begini saja Mas, kebetulan saya juga lagi ingin dan Mas sebenarnya sesuai dengan seleraku dan rasanya bisa memuaskanku. Sekali-sekali ingin juga menikmati kesenangan. Nanti malam saja kita ketemu setelah jam 10 malam, sini sudah tutup”.

    Kutanya berapa tarifnya untuk semalam.

    “Jangan salah kira Mas, tidak semua wanita pemijat hanya ingin uang saja. Sudah kubilang kalau kita nanti bisa take and give. Just for fun”.

    Busyet.. Entah benar entah tidak bahasa yang diucapkannya aku tidak peduli. Malam ini aku dapat pemuas keinginanku yang tertahan selama beberapa hari. Kukatakan nanti setelah selesai kerja kutunggu di hotel tempatku menginap.

    10 Artis cantik Thailand ini paling sering nongol di film maupun iklan

    Aku kembali ke hotel dan mandi. Sekilas ada keinginanku untuk berswalayan-ria. Tapi kutahan, takut nanti malam jadi kurang greng. Setelah mandi aku kembali jalan di sekitar hotel. Jalan mulai macet, karena jam pulang kantor sudah lewat. Cuaca agak mendung dan tak lama turun gerimis. Kupercepat langkahku, tapi gerimis sudah mulai lebat. Untung ada sebuah warung tenda. Sekilas kubaca tersedia STMJ. Boleh juga nih, hitung-hitung persiapan nanti malam. Kupesan satu gelas. Kuseruput perlahan. Rasa hangat menjalari tubuhku. Jahenya terlalu pedas, kulirik penjualnya.

    “Di sini STMJ-nya asli Mas, alami. Bukan buatan pabrik jamu, melainkan saya buat sendiri. Jahenya memang sengaja agak banyak biar badan jadi sehat dan tidak mudah masuk angin,” katanya seolah membaca pikiranku. Kutunggu minumanku agak dingin. Ternyata ramai juga warung ini. Mungkin juga akibat ramuan Bapak penjualnya yang membuatnya dengan bahan alami.

    Kembali ke hotel meskipun dengan pakaian sedikit basah, namun kesegaran pijatan dan STMJ membuatku tidak takut masuk angin. Aku tidak bawa pakaian ganti karena niatnya tidak menginap, hanya melayani tamu kantor. Kulepas bajuku dan dengan tetap memakai celana panjang kubaringkan tubuhku ke ranjang yang empuk. Enak juga jadi orang kaya. Menginap di tempat yang empuk dan berAC. Namun kupikir lagi, ternyata hidup ini enak kalau dijalani dengan senang hati. Orang kaya yang punya jabatan tentu tingkat stressnya lebih tinggi dan belum tentu mereka dapat menikmati semua yang ada padanya. Mungkin cocok juga aku jadi filsuf, pikirku begitu sadar dari lamunanku.

    Kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Masih ada waktu tiduran dua jam setelah seharian pikiranku agak capek. Badan sih tidak apa-apa, hanya pikiran yang perlu istirahat.

    Setengah tertidur aku mendengar ketukan di pintu.

    “Tok.. Tok.. Tok..
    “Mas Jimmy, ini Wati,” terdengar suara dari luar.


    Upss, aku melompat dari ranjang dan membuka pintu. Setelah kubuka pintu aku tertegun sejenak. Wati tetap memakai kaus yang tadi siang dipakainya dibungkus dengan sweater dan celananya sudah ganti dengan jeans. Sepatu dengan hak tinggi membuat dia tampak lebih tinggi dan langsing. Kacamata bening nangkring di hidungnya yang sedang. Wajahnya dihiasi dengan make up tipis. Kalau dilihat sekilas seperti Yurike Prastica.

    Wati masuk dan melepaskan sweaternya. Aku menutup pintu, menguncinya dan duduk di atas ranjang, lalu ia duduk di sampingku. Saat itu aku masih termangu, tapi penisku bereaksi lebih cepat dan langsung saja tegak dengan kerasnya. Wati melihat kebawah, ia sengaja melihat dan meraba, mengusap serta memainkan penisku.

    Aku mulai bergairah tetapi hanya diam menunggu aksinya. Kurebahkan tubuhku ke tempat tidur, ia terus memainkan penisku. Dilepasnya kacamata dan diletakkan di meja samping ranjang. Ia berdiri dan melepaskan celana panjangnya. Pahanya yang mulus terpampang di depanku. Kudorong ia dan kupepetkan ke dinding sambil berciuman lembut. Ia mengerang kecil” Ngghngngh..”.

    Tangannya membuka celana panjangku dan menariknya ke bawah. Tangannya meremas penisku dan mengeluarkannya dari celana dalamku. Ia bergerak sehingga aku yang dipepetnya di dinding. Dalam posisi setengah jongkok ia mulai mengulum penisku. Penisku semakin lama semakin tegang. Ia mengkombinasikan permainannya dengan mengocok, menjilat, mengisap dan mengulum penisku. Kupegang erat kepalanya dan kugerakkan maju mundur sehingga mulutnya bergerak mengulum penisku. Tangannya meremas pantatku dan menarik celana dalamku yang mengganggu gerakannya. Kurasakan mulutnya menyedot dengan kuat sampai penisku terasa ngilu.


    Kuangkat tubuhnya dan kulucuti celana dalamnya. Kaus tipisnya masih kubiarkan tetap di badannya. Sebuah keindahan tersendiri melihatnya dalam kondisi polos di bagian bawah dan kausnya masih melekat. Belahan payudaranya yang besar membayang di balik kaus tipisnya. Kini aku yang jongkok di depannya dan mulai menjilati dan memainkan clit-nya. Vaginanya punya bibir luar yang agak melebar. Warnanya kemerahan. Ia terguncang-guncang ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku. Beberapa saat kami dalam posisi begitu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankan ke selangkangannya. Tangan kanannya meremas payudaranya sendiri.

    Aku bangkit berdiri dan bermaksud melepas BH-nya. Kucari-cari di punggungnya tetapi tidak kutemukan pengaitnya.

    “Di depan.. Buka dari depan,” Wati berbisik.

    IGO Rupanya model BH-nya dengan kancing di depan. Kuremas kedua dadanya dengan lembut. Tanganku sudah menemukan kancing BH-nya. Tidak lama dadanya sudah terbuka. Putingnya yang coklat membayang di balik kausnya. Kugigit dari luar kausnya dan Wati mengerang.

    Penisku di bawah yang sudah berdiri melewati garis horizontal mulai mencari sasarannya. Tangannya mengocok penisku lagi dan menggesekkannya pada vaginanya. Kucoba memasukkannya sekarang, namun meleset terus. Kuangkat sebelah kakinya dan kucoba lagi. Tidak tembus juga. Mulutku masih bermain dengan puting di dalam kausnya. Wati kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan kausnya sudah terlempar di sudut kamar. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan keras namun hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri bahunya dan melepas tali BH-nya sehingga kini kami dalam keadaan polos.

    Karena sudah gagal berkali-kali mencoba untuk memasukkan penis dalam posisi berdiri, kudorong dia ke arah ranjang dan akhirnya kudorong dia rebah ke ranjang. Saat itu aku mulai kepanasan karena gairah yang timbul. Lalu aku menerkam dan memeluk Wati. Perlahan-lahan ia mulai mengikuti permainanku. Kutindih tubuhnya dan kuremas pantatnya yang masih padat.

    “Jimmy.. Kumohon please ayo.. Masukk.. Kan!”


    Tangannya meraih kejantananku dan mengarahkan ke guanya yang sudah basah. Aku menurut saja dan tanpa kesulitan segera kutancapkan penisku dalam-dalam ke dalam liang vaginanya.

    Kami saling bergerak untuk mengimbangi permainan satu dengan lainnya. Aku yang lebih banyak memegang peranan. Ia lebih banyak pasrah dan hanya mengimbangi saja. Gerakan demi gerakan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kamipun menggelosor lemas dalam puncak kepuasan yang tidak terkira.

    Setelah sejenak kami beristirahat, kami saling melihat keindahan tubuh satu sama lain gairahku mulai bangkit lagi. Aku memeluknya kembali dan mulai menjilati vaginanya. Dan kemudian memasukkan penisku yang sudah kembali menegang.

    Aku menusuk vaginanya, crek.. crek.. crek.. crek.. crokk .. Berulang kali. Ia pun mendesah sambil menarik rambutku. Kami saling bergoyang, hingga tempat tidur pun terasa mau runtuh dan berderit-derit. Setelah hampir setengah jam dari permainan kami yang kedua kali, Wati mengejang dan vaginanya terasa lebih lembab dan hangat. Sejenak kuhentikan genjotanku.


    Kini aku kembali menggenjot vagina Wati lagi. Kami berdua bergulingan sambil saling berpelukan dalam keadaan merapat. Kuputar badannya sehingga dia dalam posisi pegang kendali di atas. Kini dia yang lebih banyak memainkan peranan. Akhirnya aku hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. Kutarik buah zakarku sehingga penisku seolah-olah memanjang.

    “Wati, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar”.

    Akhirnya tak lama kemudian kami mencapai titik puncak. Aku keluar duluan dan tak lama Watipun mendapatkan puncaknya dengan menikmati kedutan pada penisku. Setelah itu kami terbaring lemas, dengan Wati memelukku dengan payudaranya menekan perutku.

    “Wati terimakasih untuk saat-saat ini”
    “Nggak usah To.. Wati yang terimakasih karena, Wati nggak menyangka kamu sungguh hebat. Wati nggak nyangka kamu punya tenaga yang besar. Wati tadi hanya berharap menikmati permainan dengan cepat karena tadi siang pijatanku sudah kuarahkan agar kita bermain dengan cepat”.

    Kami tertidur berpelukan dan setelah pagi harinya kami bercinta untuk ketiga kalinya, dan kuakhiri dengan tusukan yang manis, kami saling membersihkan badan dan pulang. Kuantar ia sampai di depan gang rumahnya.


    Ketika beberapa hari kemudian kucari dia di tempat kerjanya, tidak kudapati lagi dirinya. Kata Mbak yang jaga di depan dia pulang kampung dan tidak kembali lagi. Ditawarkan temannya yang lain untuk memijatku, namun aku tidak berminat dan langsung balik kanan, back to Batavia.

  • Kisah Memek Ngeseks Dengan Pelayan Panti Pijat

    Kisah Memek Ngeseks Dengan Pelayan Panti Pijat


    4149 views


    Duniabola99.com – Dari sekian banyak aku menyetubuhi wanita, hanya dari Yanti (nama yang kusamarkan) aku mendapatkan experience nikmat. Sungguh nikmat. Yanti, 23 tahun, lebih tinggi dariku, kira-kira 167-an, bentuk tubuh yang proporsional dengan tingginya, dada membusung cukup besar, dan vagina yang lumayan masih ada ‘rem’nya. Aku katakan lumayan karena sebagai profesional biasanya ‘longgar’. Ia kerja di “C” massage di kawasan Cibadak, Bandung, sebagai ‘pemijat’. Tentu saja ‘jabatan’ ini hanya kamuflase, profesi sesungguhnya ya… melayani konsumen yang butuh seks. Bagiku, tubuh Yanti ini nyaris ideal, kecuali satu : kulitnya tak begitu putih. Sawo teranglah.Awalnya aku memilih Yanti karena caranya duduk di ‘etalase’ serta belahan dadanya yang mengundang. Waktu itu ia mengenakan gaun malam ketat panjang warna hitam dengan belahan bawah yang nyaris sampai pangkal paha serta dada rendah yang hanya ditopang dua utas tali yang melingkari sepasang bahunya yang terbuka. Aku sempat khawatir jangan-jangan tali-tali itu tak mampu menahan beratnya sepasang buah yang seakan ‘meledak’. Model gaun ini memamerkan 55 % daging buah-buah bulat itu. Dua senti lagi ke bawah pasti putingnya terlihat. Aku segera memilihnya apalagi ‘pemandu’ di situ menyebutkan dari mana Yanti berasal : Madura !

    Aku sebetulnya kurang menyukai pelayanan yang standar di tempat ‘pijat’ ini. Begitu mengunci kamar, si pemijat langsung mencopoti pakaiannya sampai telanjang bulat, lalu digantinya dengan balutan handuk. Kita disuruhnya telanjang juga kemudian dimandikan sebelum ia mandi sendiri. Di setiap kamar ada shower-nya. Mauku sih, pakaian dibuka satu-persatu dan pelan-pelan sehingga ada unsur exciting. Aku punya cara tersendiri dalam menikmati buah dada. Sebelum membuka BH, aku biasa menciumi daerah kedua ‘buah’ yang tak tertutup kutang – syaratnya : dada itu harus cukup besar. Lalu tali BH kutarik ke bawah sampai putingnya cukup nongol buat dicium dan disedot. Baru cup-nya dilepas, satu-persatu tentu saja. Enak juga menciumi bagian buah bawah puting. Dengan Yanti aku tak sempat menikmati kegemaranku itu.

    Cara Yanti memandikanku cukup membuat penisku bangkit. Setelah seluruh tubuhku (kecuali kepala) diguyur, ia menyabuni daerah dada, perut, kelamin, dan paha depan. Di daerah kelamin ia menyabuni dengan begitu teliti, mulai dari pangkal, leher, dan kepala penis, kantung pelir dan sekitarnya sehingga penisku mulai bangun. Serasa aku dimasturbasi ketika ia secara berulang menggosok seluruh batang penisku. Kelak aku baru tahu kenapa hanya daerah-daerah itu saja yang ia sabuni.


    Setelah Yanti selesai mandi juga, disuruhnya aku berbaring terlentang di ranjang. Enak saja ia memerintah, padahal aku yang bayar. Anehnya, aku nurut saja. Kemudian ia merangkak di atas tubuhku dan mulai menciumi dan menjilati dadaku. Daerah puting mendapat jilatan yang intensif. Di sini kesempatanku meremas dadanya yang ternyata cukup kenyal. Jilatan diteruskan ke bawah, perut, kemudian paha sampai lututku, kelamin dilewati ! Tapi tunggu dulu. Setelah lutut ia kembali ke atas, ke paha, baru ke penisku. Inilah yang disebut ‘mandi kucing’. Ia menjilati seluruh area tubuhku yang ia sabuni tadi !

    Jilatan di daerah kelamin yang paling seru. Lidahnya menelusuri seluruh batang penisku.

    Dikemotnya buah zakarku, bahkan jilatannya sampai ke daerah di bawah kantung zakar.

    Kontan ereksiku makin kencang. Lalu dikecupnya ujung kepala penisku, sebelum ia secara perlahan dan bertahap memasukkan seluruh batang penis ke mulutnya. Kepala Yanti bergerak naik turun berirama, aku merem-melek menikmati permainan oral-sexnya. Baru beberapa kali kocokan, mulutnya melepas penisku.

    “Jangan dikeluarin dulu, ya Mas,” katanya.
    “Ya..ya……. terusin,” perintahku cepat, khawatir kehilangan moment sedap ini.

    Kembali ia mengulum, keluar-masuk. Tapi aku tak boleh terlalu berlama-lama. Benar juga kekhawatiran Yanti. Aku mulai merasa geli-geli di ujung sana.
    “Udah…udah….geli,” kataku.
    Yanti melepas, sehingga aku punya kesempatan untuk mengontrol diriku agar tak sampai puncak. Barusan rasa-rasanya maniku hampir tumpah.

    Yanti lalu mengambil posisi, terlentang membuka kaki, siap. Aku bertumpu pada lutut, siap masuk. Posisi standar, memang. Tapi aku mengurungkan niat untuk masuk sekarang. Aku tadi belum sempat menikmati buah dadanya, sekaligus aku ‘mencuri’ waktu untuk sedikit meredakan diri. Buah kembar itu kulumat. Putingnya kusedot. Dia menolak ketika aku mencicipi kekenyalan daging dadanya dengan menggigit. Cukuplah. Aku sudah tak sabar kepingin merasakan lubang vaginanya. Kembali aku bertumpu pada lututku. Yanti membuka lebar kakinya. Tapi aku tak mau posisi yang ‘terlalu standar’, kulipat pahanya ke atas. Kutempatkan kepala penisku yang tegang ke mulut vaginanya. Kudorong perlahan. Aku masuk, mulai mengocok naik-turun, Yanti menggoyang kiri-kanan. Vaginanya lumayan, masih ada sedikit ‘hambatan’. Tiba-tiba di tengah kocokan, Yanti menahan pantatku pada posisi masuk. Maksudnya, supaya aku berhenti mengocok. Selanjutnya, penisku merasakan jepitan berirama di dalam sana. Waaahhhh…. sedapnya. Sensasi baru ! Yanti mampu memainkan lubang dalam vaginanya, sehingga kita yang di dalam merasakan denyutan beraturan !


    “Enak, Mas ….?” tanyanya sambil senyum. Kurang ajar !

    Aku kembali ‘memompa’ setelah mendapatkan isyaratnya melalui pantatku. Setelah beberapa kali kocokan, kembali aku mendapatkan ‘bonus denyutan’ dari Yanti. Mungkin inilah sebabnya pemandu di depan tadi memberiku ‘rekomendasi’ bahwa Yanti berasal dari Madura. Padahal dari percakapan singkat dengan Yanti tadi aku mengenali logat bicaranya dari daerah Jawa Timur, bukan Madura. Ketrampilan Yanti memainkan vaginanya dijual dengan label merek “Madura”. Ah.. peduli amat, yang penting rasanya Bung !

    Denyutan kedua ternyata mempercepat prosesku menuju puncak. Aku mencoba bertahan dengan memperlambat gerakanku, tapi tak berhasil. Rasa geli tak tertahankan lagi. Makanya, aku malah mempercepat kocokanku…… dan……… Aku mengejang. Aku melayang….. Tumpah….. Kutumpahkan semuanya……..! Lalu rebah… lemas.

    Pembaca, walaupun persetubuhan yang barusan kulakukan itu sedap, tapi bukan persetubuhan itu yang aku sebut di awal tulisan ini sebagai experience nikmat bersama Yanti. Hubungan kelamin ronde kedua dengan Yantilah yang memberiku pengalaman tak terlupakan. Begini ceritanya.

    Setelah beberapa saat aku tergolek melepas lelah, aku bangkit ke shower untuk mandi. Pemandu di depan tadi mengatakan bahwa meskipun tarif yang berlaku itu all-in, tapi hanya termasuk sewa kamar untuk single shot selama satu jam. Jadi aku siap-siap untuk pulang. Tapi Yanti menahanku.

    “Mas, sekali lagi yuk, Mas ambil double aja,” ajaknya.
    Artinya, aku dapat waktu sejam lagi untuk ‘tembakan’ kedua dan membayar 2 kali tarif.
    Kalaupun aku ingin main lagi, lebih baik aku ke depan mengambil orang lain. Pertimbangannya adalah dengan membayar yang sama, aku bisa ‘merasakan’ yang lain.
    Ngapain dengan orang yang sama, walaupun enak. Lain orang lain pula sensasinya. Tapi janji Yanti membuatku berpikir.
    “Nanti saya kasih gaya baru, deh Mas,” janjinya.
    “Yang nyut-nyut kaya tadi ?” tanyaku.
    “Nyut-nyutnya tetap, tapi posisinya beda, lebih sedap, deh,” promosinya.
    “Beda gimana ?”
    “Susah diomongin, pokoknya coba deh, ditanggung Mas puas.”

    Aku ragu-ragu. Di ronde kedua biasanya aku bisa lebih lama, hanya aku perlu waktu untuk bisa bangkit lagi. Kulirik penisku, mengecil dan terkulai. Perlu waktu dan stimulasi intensif untuk membangunkan sampai tegang keras.


    “Lihat, tuh,” kataku sambil mataku ke penis.
    “Ahh…gampang, aku ‘kan ‘ahli pembangunan’, OK Mas ?” Aku mengangguk. Segera ia meraih gagang aiphone.
    “Ini Yanti, double,” info singkatnya kepada front desk.
    “Yuk saya mandiin dulu,” katanya sambil menarik tanganku.
    “Posisi yang gimana sih,” tanyaku penasaran sewaktu Yanti menggosoki batang kemaluanku.
    “Nanti dong…kita praktekin…” jawabnya sambil mulai meng-onani. Penis itu belum bangun juga, cuma sedikit membesar. Perlu waktu, aku bilang juga.

    Mandi yang persis seperti tadi pun selesai. Aku diberinya handuk baru. Yanti mulai mengguyur tubuhnya. Tiba-tiba aku ada ide. Kuambil sabun di tangan Yanti, lalu kusabuni tubuhnya, mulai dari buah dada. Ia tak menolak. Puting itu mengeras, mungkin karena kedinginan. Soalnya, saya tahu jarang profesional yang bisa ikut menikmati pelayanan yang diberikan. Dari dada, tanganku langsung ke selangkangan dan telunjukku memainkan ‘pintu’ vaginanya. Aku mulai terangsang, barangku mulai bergerak naik, walau belum keras. Sayangnya, adegan mandi selesai.

    Kembali ia menjilati dadaku setelah aku terlentang, tapi kali ini aku mau ia langsung saja ke sasaran : penisku, yang ‘turun’ lagi setelah kami selesai mandi. Kini ia aktif mengulumi, bahkan menyedot-nyedot, pelan-pelan penisku bangkit lagi. Apalagi setelah lidahnya mengkilik-kilik ‘leher’ penisku. Aku tegang mengeras. Yanti tahu kini saatnya untuk mulai, ia lepas kulumannya, lalu berbaring, bukan terlentang, tapi menghadap ke kanan, miring.

    “Kita mulai posisi baru, ya Mas,” ujarnya.

    Tidur miring ke kanan, kaki dan tangan kanannya ada di bawah. Lalu lutut dan paha kirinya ia tarik ke atas menampakkan vaginanya.

    “Ayo… masuk, Mas,” perintahnya.

    Gimana nih caranya, pikirku. Lutut kiriku bertumpu di antara pahanya yang terlipat dan lutut kananku menumpu pada belakang pahanya (ingat, ia tidur miring menghadap ke kanan). Mudah-mudahan Anda bisa membayangkan posisi kami ini. Aku mulai menusuk. Agak susah masuknya, Bung ! Maklum, dengan posisi begini lubang vaginanya menyempit. Jelas, lebih lezat rasanya dibandingkan ronde pertama tadi. Aku mulai memompa dalam posisi begini, aneh tapi sedaaap !


    “Gimana…..Mas…..?” tanyanya terengah.
    “Sedaaaap……..!” jawabku tak kalah ngos-ngosan.
    Gesekan dinding vaginanya begitu terasa pada setiap inci batang penisku. Tiba-tiba….
    “Stop dulu Mas.”
    “Kenapa…..” Aku berhenti pada posisi tanggung, batang masuk setengah.
    “Masukin Mas.” Kini seluruh batang tenggelam.

    Perlahan ia meluruskan kaki kirinya yang selama ini terlipat. Wow… penisku serasa terpilin oleh gerakannya itu. Lalu, perlahan pula ia gerakkan tubuhnya menjadi tengkurap ! Aku ngikut aja.

    “Jangan sampai lepas…. Mas.”

    Bukan main. Yanti tengkurap sempurna, sementara aku menusuknya dari belakang ! Biasanya, kalau saya main doggy style begini cewekku posisinya merangkak, tapi ini tengkurap ! Kok bisa ya ? Tentu saja lebih rapat dan lebih nikmat !


    Dengan berpegangan pada pantatnya yang padat berisi aku menggenjot lagi. Kadang bertumpu pada lututku, kadang menindih tubuhnya sambil tanganku merayapi dadanya yang tersembunyi. Entah berapa lama aku menggenjot, rasanya masih jauh menuju puncak. Belum ada rasa geli, masih lezat dan sedikit linu ! Kocokan kupercepat…… makin cepat. Sejenak terasa ‘greng’ seluruh tubuhku. Tangan kakiku capek karena gerakan mengocok, aku istirahat sebentar. Dan…. nyut… nyut… nyut… Lagi-lagi Yanti mempraktekkan ketrampilan vaginanya. Geli-geli enak ! Ketrampilan yang membuatku ‘naik’. Genjot lagi. Kocok lagi. Hampir nih. Lagi dan lagi. Akhirnya………. kusemprotkan kuat-kuat sambil terkejang-kejang. Aku terbang melayang ………….! Lalu lemas. Lemas karena kenikmatan.
    Anda boleh mencoba teknik di atas kepada pasangan anda, entah itu istri, pacar, simpanan, atau apapun. Cuma, hati-hati kalau anda mau mencoba dengan isteri sah anda. Sampaikan bahwa teknik ini saya dapatkan dari buku. Kalau tidak, jangan-jangan isteri Anda nanti akan bilang :”Dapet pelajaran dari Yanti, ya…” Anda paling-paling akan bisa menjawab : “Lho, kok tahu…?”

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Ngeseks Dengan Tante Wiwin

    Kisah Memek Ngeseks Dengan Tante Wiwin


    3106 views


    Duniabola99.com – Cerita ini bermula dari suatu kebetulan yang tidak disengaja. Sampai saat ini aku suka tertawa sendiri kalau mengingat awal kejadian ini. Bermula dari suatu Sabtu siang, aku janjian ketemu dengan salah seorang teman chat-ku. Namanya Fenny, mahasiswi tingkat akhir di salah satu PTS di Jakarta Barat. Teman chat-ku yang satu ini cukup misterius. Aku nggak pernah tau dia tinggal dimana, dengan siapa, bahkan aku tak pernah dikasi nomer telepon rumahnya. Kampusnya pun aku nggak yakin kalau yang disebutnya benar.
    Saat janjian dengan Fenny pun hanya lewat SMS. Biasanya aku nggak pernah meladeni teman-teman chat yang janjian ketemu via SMS. Kapok, dulu pernah dibo’ongin. Tapi entah kenapa aku penasaran sekali dengan Fenny. Akhirnya kami janjian untuk ketemu di Mal Kelapa Gading, tepatnya di Wendy’s. Resenya, Fenny juga nggak mau kasi tau pakaian apa yang dia pakai dan ciri-cirinya. Pokoknya surprise, katanya.

    Itulah kenapa hari Sabtu siang ini aku bengong-bengong ditemani baked potatoenya Wendy’s sambil menunggu kedatangan Fenny. Sudah hampir satu jam aku menunggu tapi tidak ada kabar. SMS-ku nggak dibales-bales, mau telepon pulsa udah sekarat. Aku hanya duduk sambil memperhatikan sekelilingku yang cukup sepi. Mataku tertuju pada seorang wanita keturunan Chinese berumur kira-kira 30-an yang duduk sendirian di salah satu sudut. Herannya sejak tadi wanita tersebut memperhatikanku terus. Aku sempat berpikir apa dia yang bernama Fenny. Tapi rasanya bukan. Akhirnya karena bete menunggu aku pun meninggalkan Wendy’s.

    Tiba-tiba aku merasa ada yang menepuk bahuku dari belakang. Aku menoleh dan melihat wanita yang kuperhatikan tadi tersenyum ke arahku.
    “Rio ya?” tanyanya. Aku terkejut. Kok dia tau namaku. Jangan-jangan wanita ini benar Fenny. Aku mengangguk.
    “Iya, mm.. Fenny?” tanyaku. Wanita itu menggeleng sambil mengernyitkan kening.
    “Bukan, kok Fenny sih? Kamu Rio yang di Kayuputih kan?” aku tambah bingung mendengarnya.
    “Bukan, lho tante bukan Fenny?”.

    Kemudian wanita itu mengajakku berteduh di salah satu sudut sambil menjelaskan maksud yang sebenarnya. Aku mendengarkan, lantas aku juga gantian menjelaskan. Akhirnya kami sama-sama tertawa terbahak-bahak setelah tau duduk persoalannya. Wanita itu bernama Linda, dan dia juga sedang janjian dengan teman chat-nya yang juga bernama Rio, seperti namaku. Akhirnya kami malah berkenalan karena orang-orang yang kami tunggu tak kunjung datang juga. Aku memanggilnya Ci Linda, karena dia menolak dipanggil tante. Kesannya tua katanya.


    Siang itu Ci Linda malah mengajakku jalan-jalan. Aku ikut dengan Altis-nya karena aku tidak membawa mobil. Ci Linda mengajakku ke butik teman maminya di daerah Permata Hijau. Tante Wiwin, sang pemilik butik adalah seorang wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun, tubuhnya cukup tinggi dan agak montok. Kulitnya yang putih bersih hari itu dibalut blus transparan yang bahunya terbuka lebar dan celana biru tua dari bahan yang sama dengan bajunya. Agak-agak eksentrik. Dasar desainer pikirku. Karena hari itu butik Tante Wiwin tidak begitu ramai, kami bertiga ngobrol-ngobrol sambil minum teh di salah satu ruang santai.

    “Aduh Yo.. maaf..” seru Tante Wiwin. Wanita itu menumpahkan teh yang akan dituangnya ke cangkirku tepat di celanaku bagian pangkal paha. Aku sedikit mengentak karena tehnya agak panas.
    “Nggak pa-pa Tante…” jawabku seraya menepuk-nepuk kemejaku yang juga kena tumpahan teh. Tante Wiwin reflek menepis-nepis bercak teh yang membasahi cenalaku. Ups.. tanpa sengaja jemari lembutnya menyentuh batang kemaluanku.
    “Eh.. kok keras Yoo? Hihihi…” goda Tante Wiwin sambil memijit-mijit kemaluanku. Aku jadi tersenyum. Ya gimana nggak keras sedari ngobrol tadi mataku tak lepas dari bahu Tante Wiwin yang mulus dan kedua belah paha Ci Linda yang putih.
    “Iya.. Tante sih numpahin…” jawabku setengah bercanda.
    “Idih.. Tante Wiwin kumat genitnya deh… biasa Yo, udah lama nggak… awww!!” Ci Linda tak sempat menyelesaikan celetukkannya karena Tante Wiwin mencubit pinggang wanita itu.
    “Iya nih Tante, udah numpahin digenitin lagi. Pokoknya bales tumpahin juga lho hihihi…” aku gantian menggoda wanita itu. Tante Wiwin malah tersenyum sambil merangkul leherku.
    “Boleh, tapi jangan ditumpahin pake teh ya..” bisiknya di telingaku. Aku pura-pura bego.
    “Abis mau ditumpahin apa Tante?” tanyaku. Tante Wiwin meremas batang penisku dengan gemas.
    “Ya sama ‘teh alami’ dari kamu dong sayang.. mmmhhh…. mmmm…” Tante Wiwin langsung mengecup dan melumat bibirku. Aku yang memang sedari tadi sudah horny menyambut lumatan bibir Tante Wiwin dengan penuh nafsu. Kedua tanganku memeluk pinggang wanita setengah baya itu dengan posisi menyamping. Sementara tangan Tante Wiwin yang lembut merangkul leherku. Ah.. lembut sekali bibirnya.


    Ci Linda yang melihat adegan kami tidak tinggal diam. Wanita berkulit putih mulus itu mendakati tubuhku dan mulai memainkan kancing celana jeansku. Tak sampai semenit wanita itu sudah berhasil melucuti celana jeansku sekaligus dengan celana dalamnya. Tanpa ampun lagi batang penisku yang sudah mulai mengeras itu berdiri tegak seolah menantang Ci Linda untuk menikmatinya. Ci Linda turun ke bawah sofa untuk memainkan penisku. Jemarinya yang lembut perlahan-lahan mengusap dan memijit setiap centi batang penisku. Ugghh.. birahiku semakin naik. Lumatan bibirku di bibir Tante Wiwin semakin bernafsu. Lidahku menjelajahi rongga mulut wanita setengah baya itu. Tante Wiwin merasa keasyikan.

    Aku yang semakin terbakar nafsu mencoba menularkan gairahku ke Tante Wiwin. Dari bibir, lidahku berpindah ke telinganya yang dihiasi anting perak. Tante Wiwin menggelinjang keasyikan. Dia meminta waktu sebentar untuk melepas anting-antingnya agar aku lebih leluasa. Lidahku semakin liar menjelajahi telinga, leher dan bahu Tante Wiwin. Tampaknya wanita itu mulai tak kuasa menahan birahinya yang semakin memuncak. Dia melepaskan diri dari tubuhku dan memintaku untuk melorotkan celananya. Tanpa disuruh kedua kalinya aku pun langsung melucuti Tante Wiwin sekaligus dengan bajunya, hingga tubuh wanita itu bersih tanpa sehelai benang pun.

    Gila, udah kepala empat tapi tubuh Tante Wiwin masih kencang. Kulitnya yang putih betul-betul terasa halus mulus. Sambil bersandar pada pegangan sofa, Tante Wiwin merentangkan kedua belah pahanya yang mulus dan memintaku melumat kemaluannya yang bersih tanpa bulu. Tanpa basa-basi aku langsung mendekatkan wajahku ke vaginanya dan mulai menjilati daerah pinggir kemaluannya.

    “Hhhmmmm.. sshhh…. terusss Yoo….” desah Tante Wiwin keasyikan. Aku terus menjilati vaginanya sambil tangan kananku membelai pangkal pahanya yang mulus. Di bawah, Ci Linda masih asyik mempermainkan kemaluanku. Kelima jemarinya yang lentik lincah sekali membelai dan mengocok batang penisku yang ujungnya mulai basah. Sesekali lidahnya membasahi permukaan penisku. Sebagian batang penisku tampak merah terkena lipstik Ci Linda. Kepala wanita itu naik turun mengikuti ayunan kenikmatan di penisku. Ahhh… lembut sekali mulut Ci Linda mengulumnya. Saking asyiknya tak sadar aku sampai menghentikan permainanku dengan Tante Wiwin untuk merasakan kenikmatan yang diberikan Ci Linda. Tante Wiwin tersenyum melihat ekspresiku yang mengejang menahan nikmat. Wanita itu merengkuh kepalaku untuk melanjutkan tugasku memberi kenikmatan untuknya.


    Aku semakin buas melumat kemaluan Tante Wiwin. Jemariku mulai ikut membantu. Liang kemaluan Tante Wiwin sudah kutembus dengan jari tengahku. Sambil kukocok-kocok, aku menjilati klitorisnya. Wanita itu menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat. Kedua tangannya yang lembut menjambak rambutku.

    Tanpa kusadari, Ci Linda sudah melucuti dirinya sendiri sampai telanjang bulat. Tiba-tiba wanita itu naik ke atas tubuhku dan bersiap mengurung penisku dengan vaginanya yang lembut. Kedua tangannya merengkuh leherku. Tubuhnya mulai merendah hingga ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya. Dengan bantuan tangan kiriku, perlahan penisku mulai masuk ke dalam liang kenikmatan itu, dan…. sssllppp blleeessss.. Amblas sudah penisku di liang kemaluan Ci Linda. Sambil memeluk bahuku, tubuh Ci Linda naik-turun. Ugghh.. nikmat sekali. Aku sampai nggak bisa konsen ngelumat vagina Tante Wiwin. Tapi aku nggak mau kalah. Yang penting Tante Wiwin mesti diberesin dulu.

    Sambil menahan birahiku yang sudah di ubun-ubun gara-gara Ci Linda, aku terus melumat vagina Tante Wiwin. Jari tengahku yang kini sudah dibantu jari manis semakin cepat mengocok-ngocok di dalam vagina Tante Wiwin. Lidahku semakin liar menjelajahi klitoris dan bibir vaginanya. Tubuh Tante Wiwin pun semakin menggelinjang tak karuan. Sepertinya wanita itu sudah tak kuasa lagi menahan kenikmatan yang kuberikan. Aku pun mulai merasa dinding vaginanya berdenyut.

    “Sssshhh… ooohhh… Riioooo…..aahhhh….” Tante Wiwin mendesah meregang nikmat sambil meremas kepalaku yang masih menempel ketat di vaginanya. Aku merasakan rembesan lendir yang cukup deras dari dalam sana. Hmmm… aroma vagina yang begitu khas segera tercium. Aku pun menghirup lendir-lendir kenikmatan itu sambil menjilati sisa-sisa yang menempel di vagina Tante Wiwin. Setelah puas melepas kenikmatannya, Tante Wiwin mengangkat kedua pahanya dari tubuhku dan membiarkan aku leluasa menikmati permainan dengan Ci Linda.

    Bebas dari tubuh Tante Wiwin, kini Ci Linda yang mendekap tubuhku erat. Payudaranya yang bulat dan montok menempel ketat di dadaku. Ahh.. kenyal sekali. Aku semakin merasakan kekenyalannya karena tubuh Ci Linda naik-turun. Sementara bibir kami asyik saling melumat.
    “Mmhhh..ssllppp…aahh…mmmmmm…” berisik sekali kami berciuman. Tante Wiwin sampai geleng-geleng melihat kami berdua yang sama-sama dipacu birahi.


    Kemudian kami bertukar posisi. Tubuh kami berguling ke arah berlawanan sehingga kini tubuh Ci Linda duduk bersandar di sofa dengan posisi kedua kaki mulusnya yang mengangkang. Sambil bertumpu pada lutut di lantai, aku bersiap memasukkan penisku lagi ke dalam liang kemaluan Ci Linda. Ugghh… kali ini lebih mudah karena vagina Ci Linda sudah basah. Pantatku maju mundur seiring kenikmatan yang dirasakan Ci Linda. Wanita itu bahkan sudah tak kuasa memeluk tubuhku. Kedua tangannya direntangkan untuk menahan rasa nikmat yang dirasakannya. Aku semakin menggoyang pantatku dengan keras. Aku tahu bahwa sebentar lagi Ci Linda akan mencapai klimaks, namun aku juga tahu bahwa Ci Linda tak mau kalah denganku. Aku melihat ekspresinya yang berusaha menahan nikmat.

    “Terus Yo… bentar lagi tuh.. hihihi…” goda Tante Wiwin. Aku tersenyum kemudian mengecup bibir wanita yang sedang duduk di samping Ci Linda tersebut. Tante Wiwin malah membantuku dengan menjilat, mengisap dan mengulum payudara dan puting Ci Linda.
    “Aahhh… Yoooo… sssshhhhh…..” akhirnya Ci Linda meregang kenikmatannya. Aku merasakan cairan hangat membasahi penisku di dalam vaginanya. Aku mendekap tubuh Ci Linda yang hangat.
    “Hh.. gila kamu Yo, aku pikir bakal kamu duluan…” ujar Ci Linda. Aku tersenyum sambil melirik ke arah Tante Wiwin.
    “Ya kan berkat bantuan Tante Wiwin..” jawabku seraya mencubit hidung Tante Wiwin. Wanita itu memelukku.
    “Nah, sekarang giliran aku lagi Yo, kamu kan belum puasin aku dengan pentunganmu itu hihihi… Ayo, kali ini pasti kamu udah nggak tahan..” Tante Wiwin menantangku bermain lagi. Tanpa diminta dua kali aku langsung menjawab tantangannya. Aku pun melakukan hal yang sama seperti dengan Ci Linda tadi. Kali ini aku mengakui permainan Tante Wiwin yang jauh lebih liar dan berpengalaman. Akhirnya kami klimaks bersama-sama. Aku klimaks di dalam vagina Tante Wiwin yang hangat.

    Ruang santai itu memang betul-betul hebat. Tak seorang karyawan pun yang mengetahui apa yang baru saja kami lakukan. Setelah puas bermain, kami bertiga mandi bersama. Tadinya setelah mandi kami mau melanjutkan lagi di kamar tidur Tante Wiwin. Tapi karena sudah sore, sebentar lagi suami Tante Wiwin pulang. Untungnya Ci Linda punya ide untuk melanjutkan di hotel. Tante Wiwin pun setuju, namun aku dan Ci Linda berangkat duluan.

    Malam itu kami check-in di salah satu hotel di daerah Thamrin. Aku dan Ci Linda lebih dulu melanjutkan permainan. Satu jam kemudian Tante Wiwin baru datang melengkapi kenikmatan kami. Dan yang bikin aku surprise, malam itu Tante Wiwin mengajak teman seprofesinya yang umurnya kira-kira lebih muda 3 atau 5 tahun, namanya Tante Ida. Malam itu aku betul-betul puas bersenang-senang dengan mereka bertiga. Kami melepas birahi sampai jam 3 pagi. Kemudian kami tidur sampai jam 9 pagi, lantas kembali menuntaskan permainan. Aku betul-betul tidak menyangka kalau gara-gara salah orang bisa sampai seperti ini.


    Sampai kini aku nggak pernah ketemu dengan Fanny, teman chat-ku. Kami pun nggak pernah SMS-an lagi. Entah kemana perginya Fanny. Tapi yang jelas semenjak kejadian itu, aku terus keep contact dengan Ci Linda, Tante Wiwin dan Tante Ida. Sekarang Ci Linda sudah menikah dan tinggal di Australia dengan suaminya. Tapi kami masih sering kontak. Sedangkan dengan Tante Wiwin dan Tante Ida, aku masih terus berhubungan untuk sesekali berbagi kenikmatan. Tadinya mereka ingin memeliharaku sebagai gigolo, namun aku menolak karena aku melakukannya bukan untuk uang dan materi, tapi untuk kesenangan saja. Kadang kalau Ci Linda sedang di Indonesia, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi butik Tante Wiwin bersama-sama untuk melepas birahi. Tempat Tante Wiwin sering dijadikan tempat affair kami agar.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek ngesex di toilet saat jam istirahat di sekolah

    Kisah Memek ngesex di toilet saat jam istirahat di sekolah


    2642 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama saya Mimi ini kisahku nyata waktu gw masih dibangku SMA, disuatu hari tepatnya hari selasa, waktu gw dikelas situasi membuat aku bingung seolah olah temen temen cowo berubah, apalagi si yoga dia sering berani ngeremas pantat gw saat ada kesempatan malah tak jarang dia senyum-senyum nakal kearah gw.

    Puncaknya si aris temen sekelas yg pernah nembak gw tapi gw tolak berbisik sesuatu di telinga gw mi gw pengen dong ngentotin lo kaya yoga!!! gila bagai kesambar petir rasa kaget gw karena ucapan aris itu ditambah lagi dia ngeluarin cd putih yg waktu itu gw pake saat ngentot sama yoga si yoga bener-bener bangsat karena ga bisa ngejaga rahasia.


    si Aris berbisik ke telingaku berkata dengan nada lembut da mendesah gimana boleh ga??? Apa lo pengen sekolahan tau kalo lo bisa di pake??? akhirnya gw cuman bisa terdiam dengan ucapan aris itu ok lu maunya kapan??? saking bingung dan takut akhirnya gw balik nantang aris tapi lo harus janji rahasia ini jangan ampe bocor!!! ok tenang aja paling cuman lima orang yg dikasih tau si yoga, gw tunggu lo istirahat di toilet!!! setelah itu aris ninggalin gw sambil tersenyum penuh kemenangan gila berati kalo kelima cowo itu nagih jatah yg sama gw harus ngelayanin lima orang cowo??? Tapi tak apalah toh gw juga nikmatin ko begitu bisik gw dalam hati.

    sebelumnya Aris sudah stand by di dalam toilet, setelah ada kesepakatan antara gw dan Aris maka dengan kode gw tinggal ngetuk pintu toilet yg tertutup dua kali setelah itu aris bakal ngebukain pintunya.

    Ternyata benar saja ga lama setelah gw ngetuk pintu toilet yg tertutup aris langsung ngebuka pintu dan narik gw kedalam ketoilet, lalu dia nyenderin tubuh gw ditembok setelah itu dengan brutal dia ngulum bibir gw dan tangannya ngeremas pantat sama toket gw, karena waktu istirhat yg singkat aris telihat buruburu ngeluarin kontolnya dari celana abu-abu yag dia pake setelah itu dia nurunin cd gw dan ngangkatin rok abu-abu gw dia sesaat terdiam ngeliat memek gw yg masih bersih karna belum ada bulu yg tumbuh setelah puas mandangin memek gw lalu dia mulai ngegesekin kontolnya di memek gw yg mulai basah akibat bergesekan dengan kontol aris.


    Tapi dengan posisi berdiri dan gw yg masih make rok aris kesulitan masukin kontolnya di memek gw,karena gw juga udah kepalang horni maka gw berinisiatip balik badan dan nunggingin pantat gw di depan aris ,tanpa perlu di komando lagi aris segera naikin rok gw keatas pantat dan dengan sangat hati-hati dia mulai neken kontolnya hingga ngebelah memek gw dan perlahan nerobos masuk. Gw berusha nahan desahan saat kontol aris dengan mantap telah nancap dimemek gw setelah itu dia mulai maju mundurin pantatnya yg diikuti goyangan pantat gw.

    Aris terlihat merem melek saat kontolnya dengan lancar keluar masuk di memek gw, ternyata si aris lumayan kuat juga karena dia bisa bertahan lama walaupun gw ngegoyangin pantat dengan liar ,padahal cowo gw aja ga pernah bisa bertahan lama kalo gw udah goyangin pantat. Semakin lama hujaman kontol aris di memek gw semakin cepat hingga ngeluarin bunyi yang indah tangannyapun kini mulai aktif ngeremas toket gw,, karena situasi yg ga memungkinkan sekuat tenaga gw tahan supaya gw ga mendesah karena takut ketauan,tapi akhirnya gw ga bisa nahan jeritan kenikmatan gw saat tubuh gw dilanda orgasme yg sangat hebat hingga tubuh gw ngejang ngejang setelah itu aris segera ngeluarin kontolnya dari memek gw dan nundukin kepala gw kearah kontolnya, tentunya gw paham dengan maksud aris itu.


    Maka dengan lincah lidah gw bermain di kepala kontol aris ,tapi tiba-tiba aris ngedorong pantatnya hingga kontolnya masuk di mulut gw lalu dia ngeluar masukin kontolnya di mulut gw dengan gerakan cepat seakan dia lagi ngentotin mulut gw dan tak lama setelah itu tubuh aris ngejang hebat diikuti semprotan spermanya di mulut gw yang terpaksa gw telen semua karena takut belepotan kebaju. makasi ya mi.. memek lo enak!!! lalu diam-diam dia keluar dari toilet dan ningalin gw yg lagi ngebersihin sisa spermanya di mulut gw.

  • Kisah Memek Ngewe dengan Sekretarik seksi, Sinta

    Kisah Memek Ngewe dengan Sekretarik seksi, Sinta


    2333 views

    Duniabola99.com – Hari Senin itu adalah hari kerja pertama bagi Shinta. Saat itu Shinta terlihat sedang sibuk di kantornya. Walau gajinya sebagai sekretaris tidak seberapa besar tapi ia dengan senang hati melakoni profesinya itu. Saat ia sedang menyiapkan beberapa arsip untuk diberikan kepada supervisornya dalam laporan bulanan rapat sore nanti, tiba-tiba saja perutnya terasa sakit tak karuan.


    Segera saja ia bangkit dari duduknya menuju kamar kecil di ruang belakang kantornya. Saking buru-burunya, ia tidak membaca lagi tulisan atau gambar yang menunjukkan bahwa WC itu untuk pria atau untuk wanita. Ia langsung masuk saja.

    Namun.., begitu tiba di dalam WC itu, ia melihat seorang pria bertubuh atletis sedang pipis. Ups! Pria itu terkejut dan menoleh.., “Eh Shinta.., kamu salah masuk.., ini WC pria..” Shinta terkejut setengah mati. Ternyata sang supervisor sedang pipis di situ.

    Dan tanpa sengaja, kedua mata Shinta terarah pada benda panjang bulat dari ritsluiting celana panjang yang sedang dipegang sang supervisor. Ternyata batang kemaluan si supervisor belum dimasukkan ke sarangnya. Dengan muka tersipu memerah karena malu, Shinta membuang mukanya dan segera ingin berlalu dari tempat itu. Sial..! gerutunya dalam hati.

    Tapi rupanya si supervisor tidak ingin membuang kesempatan emas itu. Dengan sigapnya tangan Shinta ditarik dan tubuhnya disandarkan ke tembok. “Shin.. sudah lama sebenarnya aku ingin menikmati keindahan tubuhmu.. Pasti kau juga pernah mendengar bahwa di kantor ini yang paling perkasa adalah aku.. Nah sekarang tiba saatnya kita mencoba apa yang kamu dengar dari teman-teman..”

    Mendengar itu Shinta kaget setengah mati. Ia tidak menyangka bahwa supervisor yang sangat dihormati karena kharismanya, memiliki hati yang demikian bejadnya. “Tapi Pak.., saya sedang sakit perut nih.., lagian Bapak ‘khan supervisor saya.., masa Bapak tega melakukannya pada saya?”


    “Oh.., jangan kuatir Shin.., cuma sebentar kok.. Ibu Edi saja pernah melakukannya denganku kok..”, kata si supervisor sambil dengan kasar membuka kancing stelan atas yang dipakai Shinta. “Ja.., jangan Pak.., tolong jangan.., ingat posisi Bapak di kantor..”, jerit Shinta.

    “To.., tolong.., tolong..!”, tampak Shinta berusaha meronta-ronta karena tangan si supervisor mulai masuk ke dalam BH-nya yang berukuran super besar, 38C. Dan.., bret.., bret.., baju Shinta terlihat sudah sobek di sana sini.. Dan dengan sekali hentakan, BH Shinta turun dan jatuh ke lantai.

    Walau sudah berusaha mendorong dan menendang tubuh atletis itu, namun nafsu si supervisor yang sudah demikian buas terus membuatnya bisa mencengkeram tubuh mulus Shinta yang kini hanya mengenakan celana dalam dan terus menghimpitnya ke tembok WC itu. Solaire99

    Karena merasa yakin bahwa ia sudah tidak bisa lari lagi dari sana, Shinta hanya bisa pasrah. Sekarang mulut si supervisor sudah mulai menghisap-hisap puting susunya yang besar. Persis seperti bayi yang baru lahir sedang menyusu ke ibunya. Gairah dalam diri Shinta tiba-tiba muncul dan bergejolak.

    Dengan sengaja diraihnya batang kemaluan si supervisor yang sudah berdiri dari tadi. Dan dikocok-kocokknya dengan pelan. Memang batang kemaluan itu amat besar dan panjang. “Wah, pasti enak nih kalo ngisi lubang gue.., udah lama gue ngangenin batang kenikmatan yang segini besar dan panjangnya..”, pikir Shinta dalam hati.

    Sementara itu tangan si supervisor pun sudah melepaskan seluruh celana dalam putih yang dikenakan Shinta.. Dan si supervisor pun ikut membuka semua pakaiannya.., hingga kini keduanya sama-sama dalam keadaan tanpa busana selembar benangpun.

    Si supervisor mengangkat kaki kanan Shinta ke pinggangnya lalu dengan perlahan ia memasukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaan Shinta. Bles.., bless.., jebb.., setengah dari batang kemaluan itu masuk dengan sempurna ke liang surga wanita yang rupanya sudah tidak lagi perawan itu.

    Shinta terbeliak kaget merasakan besarnya batang kemaluan itu di dalam liang kewanitaannya. Si supervisor terus saja mendorong maju batang kemaluannya sambil mencium dan melumat bibir Shinta yang seksi itu. Shinta tak mau kalah.

    Ia pun maju mundur menghadapi serangan si supervisor. Jeb.., jeb.., jebb..! Batang kemaluan yang besar itu keluar masuk berkali-kali.. Shinta sampai terpejam-pejam merasakan kenikmatan yang tiada taranya.. Sakit perutnya pun sudah terlupakan.


    Sepuluh menit kemudian, mereka berganti posisi. Shinta kini berpegangan ke bagian atas kloset dan pantatnya di hadapkan ke si supervisor. Melihat pemandangan menggairahkan itu, tanpa membuang-buang waktu lagi si supervisor segera memasukkan batang kemaluannya dari arah belakang kemaluan Shinta.., bless.., bless.., jeb.., jebb..! Si supervisor dengan asyik melakukan aksinya itu. Tangan kanannya berusaha meraih payudara Shinta sambil terus menusukkan batang kemaluan supernya ke kewanitaan Shinta.

    “Bapak duduk aja sekarang di atas kloset ini.., biar sekarang gantian saya yang aktif..”, kata Shinta di tengah-tengah permainan mereka yang penuh nafsu. Supervisor itu pun menurut. Tanpa menunggu lagi, Shinta meraih batang kemaluan yang sudah 2 kali lebih keras dan besar itu, untuk segera dimasukkan ke liang kenikmatannya. Ia pun duduk naik turun di atas batang kemaluan ajaib itu. Sementara kedua mata si supervisor terpejam-pejam merasakan kenikmatan surgawi itu. Kedua tangannya meremas-remas gunung kembar Shinta. “Ooh.., oh.., ohh..”, erang Shinta penuh kenikmatan.

    Batang kemaluan itu begitu kuat, kokoh dan keras. Walau sudah berkali-kali ditusukkan ke depan, belakang, maupun dari atas, belum juga menunjukkan akan menyemburkan cairan putih kentalnya. Melihat itu, Shinta segera turun dari pangkuan supervisor itu. Dengan penuh semangat ia meraih batang kemaluan itu untuk segera dimasukkan ke mulutnya. Dijilatnya dengan lembut kemudian dihisap dan dipilin-pilin dengan lidahnya.. ooh.., oh.., oohh.., kali ini ganti si supervisor yang mengerang karena merasakan kenikmatan. Lima belas menit kemudian, wajah si supervisor tampak menegang dan ia mencengkeram pundak Shinta dengan sangat erat.. Shinta menyadari apa yang akan terjadi.., tapi ia tidak menghiraukannya.., ia terus saja menghisap batang kemaluan ajaib itu.., dan benar.., crot.., crot.., crott..! Semburan air mani masuk ke dalam mulut seksi Shinta tanpa bisa dihalangi lagi. Shinta pun menelan semua mani itu termasuk menjilat yang masih tersisa di batang kemaluan supervisor itu dengan lahapnya..


    Sejak peristiwa di WC itu, mereka tidak henti-hentinya berhubungan intim di mana saja dan kapan saja mereka bernafsu.., di mobil, di hotel, di rumah si supervisor (bahkan walau sang isteri sedang hamil).





  • Kisah Memek Ngewe Gadis ABG Pembantu Rumah Tangga

    Kisah Memek Ngewe Gadis ABG Pembantu Rumah Tangga


    3630 views

    Duniabola99.com – Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

    Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.


    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

    Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.


    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.


    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama


    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

    Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.


    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

    Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

  • Kisah Memek Ngewe Janda Cina

    Kisah Memek Ngewe Janda Cina


    3512 views

    Duniabola99.com – Ditinggal mati oleh isteri di usia 39 tahun bukan hal yang menyenangkan. Namaku Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh.


    Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka. Karena itu aku sangat hati-hati.

    Kehadiran anak2 jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Anita kini berusia 10 tahun dan Marko adiknya berusia enam tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa. Sejalan dengan itu, nafsu birahiku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

    Tidak terasa 3 bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya.

    Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

    “Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.


    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Ardy. Boleh saya lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Mei. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.”

    “Aku Ardy”, sahutku sopan.

    Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.


    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.

    “Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.

    “Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak. Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.

    “Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.

    “Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”

    “Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.

    Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Mei, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Saya menunggu Ardy di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Mei. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.


    “OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Mei tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina. Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Mei menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

    Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Mei keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.


    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Mei.

    “Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”

    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Mei, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

    “Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Mei membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aku tahu, Ardy suka”, katanya sambil duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.


    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Mei. Ia pasti akan ketagihan.

    “Au.. Besarnya”, kata Mei sambil mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.


    Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.

    “Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.

    “Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

    Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.


    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

    Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya. Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.


    Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

    “Aku mau keluar, Mei”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

    “Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

    Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Mei yang cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Ardy, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”

    “Mei juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Mei tidak menyesal bersetubuh denganku?”

    “Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.

    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.

    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

    Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.

    Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

    “Mei”, kataku, “Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.”

  • Kisah Memek ngewe teman kakak yang haus seks

    Kisah Memek ngewe teman kakak yang haus seks


    3395 views

    Duniabola99.com – Suatu hari yang cerah,, pagi pagi sekali sekitar pukul 8 pagi… kenapa ku sebut pagi,, ya biasanya seeh aku bangun tidur sekitar jam 11 Siang.
    Makannya jam 8 pagi aku sebut masih pagi-pagi sekali… he he he he.. Biasa seeh, setelah menjalani rutinitas keseharianku di malam hari, maklum sebagai freelance profesional alias pengacara pengangguran banyak acara.. Kalo malam aku banyak menghabiskan waktu,, kaya super hero Batman gitu lah he.. he .. he.. he.

    “Bangun.. Bangun.. dah siang,, masih molor aja terus..” kata kakakku sambil mengoyak-mengoyak tubuhku dengan tergesa-gesa…
    “Apaan sih,, orang lagi enak-enak tidur di gangguin aja” kataku sembari kesal…
    “Cepat bangun, aku mau nyuruh kamu,, ke rumah mbak Fera!!! udah jangan kuatir nanti aku kasih uang bensin ama uang rokok deh” Sahut kakaku.


    Dalam batin,, wah surprise niih fulus.. fulus.. lumayan lagi bokek.. untuk membasahi dompetku yang kering kerontang ini He he he he.

    Segera aku bergegas bangun dari ranjang yang kumel ini…
    “Udah sana buruan mandi Rif, ga enak sama mbak fera udah nungguin, karena kakak kemarin udah janji ma dia mau kasih uang setoran untuk bayar baju kakak, jam 8 pagi” Ucap kakaku untuk segera menyuruhku mandi.
    “Oke” jawabku spontan, dalam hati berbisik kalau ada duitnya seeh ga pake lama dah langsung aku kerjain.

    Byar.. Byur.. Byaaar.. suara air nan segar membasahi tubuh kekar yang penuh dosa ini.. Ha.. Ha.. Ha..
    Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku segera keluar kamar.

    “Itu sarapan pagi, dimakan dulu” Kata kakakku sambil menunjuk meja makan, yang udah tersedia semangkok Soto hangat.

    Ga Pake Lama dah langsung aku sikat aja tuh soto yang udah menggiurkan, apalagi perut ini udah mulai berorkestra ria, karena lapar.

    “Ini uang untuk bayar setoran baju kakak ke mbak Fera!!” Ucap kakakku Sambil memberikan uang 50.000 kepadaku.
    “Dan ini untuk beli bensin dan rokok kamu!” sembari memberikan uang 50.000 juga kepadaku..
    “Wah tumben-tumbenan kasih duit sebanyak ini sama aku, baru cair ya, dapat jatah bulanan dari si Brotu” kataku sambil menggoda kakakku.

    Yah begitulah nasib kakakku mujur banget dia,, paras cantiknya cuma dikasihkan sama Brondong Tua alias suaminya yang notabene umurannya jauh lebih tua daripada kakakku, malahan seperti bapak dengan anaknya.. Kagak seperti suami-istri dah.. Sumpeh ajib benar… Memang cinta sekarang bisa di beli dengan uang.. Hufftt.

    Setelah makan pagi dengan semangkok Soto aku segera mengendarai motorku langsung meluncur ke TKP, ke rumah mbak Fera yang imut-imut.

    “Kak, aku berangkat dulu ya,” ucapku penuh semangat mengemban misi untuk membayar hutang kepada si Rentenir cantik Hahahaha….
    “Ya hati-hati, ga usah ngebut naik motornya” Sahut Kakakku.

    Setelah beberapa menit sampe juga aku ke TKP,, di rumah mbak Fera.

    Langsung aja aku ketuk pintu rumah mbak Fera… Tok tok tok tok suara pintu berbahan kayu jati di Rumah gedongan itu berbunyi.

    Seketika muncul, cewek seksi membukakan pintu.

    Terbelalak mata ini sampe tidak berkedip “Oh my god” pemandangan indah di pagi indah ini,, sungguh anugerah yang menyehatkan mata yang masih belekan ini.

    Mbak Fera masih menggunakan baju tidur alias lingerie tipis berwarna merah muda yang seksi… membukakan pintu rumahnya untukku.

    “Ehhhhh,, Arif,, sini masuk rumah dulu,, wah pasti kamu di suruh kakak kamu ya,, tumben-tumbenan kamu main ke rumah mbak Fera…” Ucap mbak Fera dengan nada centilnya.


    Ga pake lama dah langsung aja aku masuk rumah mbak Fera, dan duduk di Sofa empuknya,, sembari si Viktor merusak pikiran ini dan menemani mata ini yang bosan berkedip melihat kemolekan tubuh mbak Fera.

    “Bentar Rif,, mbak buatin teh hangat dulu ya” Mbak Fera yang seksi itu menawarkan kehangatan teh di pagi ini.

    Tiba-tiba terdengar gonggongan dari makhkluk buncit yang berirama noise.

    “Mah… Papa mo berangkat kerja dulu ya..” Suara suami mbak Fera.

    Terpapar di depanku sebuah penampakan yang menjemukan,, Mas Pur suami mbak Fera yang bertubuh buncit, serta di poles lapangan golf dijidatnya lewat di depanku yang sedang duduk di sofa empuk.

    “Oh Arif tho,, mampir dulu pasti di suruh kakak kamu ya?,”Ucap mas Pur dengan nada ramah kepadaku..
    “Ia ini mas,, mau berangkat kerja ya?” Sapaku penuh malu-malu dan sungkan.
    “Ia ini Rif, ya udah itu tehnya diminum ya jangan malu-malu” Kata mas Pur yang ditemani mbak Fera diantar keluar rumahnya untuk berangkat kerja.

    Brrrmmm Brrmmmm suara mobil Jazz berwarna putih mengkilap menderung… Mas pur sembari mendapat kecupan kecil dari mbak Fera mengantar dia mengawali rutinitasnya hari ini.

    “Papa berangkat dulu ma!” Kata mas Pur..
    “Iya pa.. hati-hati di jalan ya!! Kata mbak Fera,, yang membuat ku merasa iri.


    Dalam batin ini berkecamuk penuh dengan perasangka buruk.. Emang jaman sekarang,, wajah tampan tidak bisa menjadi modal untuk mendapat permaisuri cantik.. Udah jamannya brotu.. brotu meraja lela mendapatkan wanita cantik dengan modal uangnya.. Bahkan pikiranku pesimis “Apakah aku harus menjadi brotu yang tajir dulu untuk mendapat cewek cantik yang bisa memuaskan hati dan menyehatkan Cucak Rowo ku ini…” tanyaku dalam batin.

    Mobil mas Pur udah jalan,, mbak Fera pun kemudian menghampiriku.

    “Ada apa ini,, kok tumben main kesini” Nada manja mbak Fera menanyaiku..
    “Ini mbak aku disuruh kakakku untuk membayar hutang bajunya sama mbak Fera” ucapku penuh malu-malu sambil menyodorkan uang 50 ribuan..
    “Ohh itu ya,.. ia mbak terima ya… kenapa buru-buru main dulu dong ke rumah mbak,, lagian sepi neeh,, mbak ga ada temannya..” Kata mbak Fera penuh lemah lembut menggetarkan hati.

    “he.. he.. he.. he..,,” tawa kecilku penuh malu-malu tapi mau..
    “Kamu sekarang gede-gede kok tambah ganteng aja,, padahal waktu kecil dulu kamu itu item,, tengil,, kribo pula,, sekarang kok berubah 180 derajat…” Mbak Fera penuh manja menggodaku sembari dia berpindah posisi duduknya mendekatiku.

    “Gimana dah punya pacar belom kamu sekarang??” tanya mbak Fera sambil mengelus pipiku dengan tangannya yang lembut seperti busa spoon pencuci piring…
    “He.. He .. He.. ,, belum kok mbak, susah mencari pacar sekarang” jawabku
    “Loohh.. ganteng-ganteng kok ga laku seeh wah kurang nyali pasti kamu,” sahut mbak Fera menggodaku..
    “Apa perlu mbak Fera ajarin cari pacar buat kamu,, kalo mbak masih muda,, mbak aja mau kok jadi pacar kamu,, sayang mbak kan udah berumur.. lagi pula dah punya suami..” Dengan suara centilnya mbak Fera menggodaku.

    “Ahh mbak bisa aja.. ini walaupun mbak udah cukup umur tapi mbak masih cantik dan seksi malahan mbak Fera masih kaya seumuran anak kuliahan lhooo.. hehehehehe…” Sahutku merayu mbak Fera
    “Boong kali ye… mau merayu mbak neeh… mbak aja udah kepala 3 kok umurnya masak dibilang ABG masih kuliah..Pintar juga gitu kok kalau merayu cewek,, masak cari pacar aja ga bisa?” Sahut mbak Fera.
    “Iya beneran mbak.. Arif ga bohong.. sumpeh dah…Kalau ada edisi ke duanya cewek kaya mbak Fera gini.. Ga Pake Lama dah Arif pacarin…” Kataku sambil merayu mbak Fera.

    “Pintar juga ini adik temanku merayu cewek duh duh duh,, makin gede makin pintar aja kamu ya” sambil menempelkan bodynya yang aduhai dan jari-jari tangannya yang lentik mbak Fera mengusap leherku.
    “Ah geli mbak.. mau di geli-geli in X lainnya dong…” spontan aku berucap sungguh bergetar bulu kuduk ini diusap leher ini ama jari-jari lentik mbak Fera.

    “Duh kamu nakal deh Rif… emang kamu belum pernah di cumbu cewek ya,, mbak gituin aja udah ga tahan.. hahahahaha” sembari ketawa kecil mbak Fera menggoda iminku…
    “Pacaran aja ga pernah mbak,, ngerasain yang namanya dicium cewek apalagi??? bikin penasaran seeh,, tapi apa mau di kata nasib ya nasib mbak..” Dengan nada polos aku utarakan kejujuranku kepada mbak Fera.

    “Masa seeh hari gini loohh.. ada perjaka ting tong nyangkut di rumahku,,” Mbak Fera berkata sambil centil-centil nakal…
    “Iya mbak sumpah demi apa aja deh asal jangan demi di kejar-kejar dedemit,, hehehehehe” Spontan kepolosanku berucap.
    “Mau ga mbak ajarin caranya” Dengan manja mbak Fera dan menjetikkan jarinya di lingerie tepat di atas belahan toket payudaranya yang putih montok seperti pepaya belgia.. Menggodaku..
    “Ohhhhh… ga kuat dah si Viktor menggerayangi pikiran ini…” Dalam batinku tersayat.


    Mbak Fera penuh kehausan langsung to the Point menjulurkan lidahnya tepat dibibirku.

    “Enak kan…” Sahut mbak Fera memotong aksinya.

    Bibir mbak Fera yang merah merekah langsung mencibir tepat ke bibirku ini… Lidahnya bergentayangan menggeliat membasahi bibirku… Oh serasa surga dunia… Mbak Fera penuh dengan kehausan tangannya meremas-remas payudaranya yang putih itu dihiasi lingerie tipis berwarna merah muda.. Srruuupp Srruuupp… Cepp.. Cepp.. Slurup.. nada hawa nafsu dari dua bibir yang sedang bergejolak terdengar.

    Aku pun tak mau kalah aku lumat bibir mbak vera … yang merah merekah nan seksi itu.. lidah ku dan lidah mbak Fera bertempur menggeliat geliat menari di dalam mulut saling bersahutan…Air liurnya pun ikut membasahi kehausan ini.

    “Enak kan sayang”.. Mbak Fera berucap sembari dia melanjutkan pertempuran bibir ini.

    Lidahnya sungguh menggelikan berputar-putar menari di bibirku,, beraduan dengan lidahku yang tak mau kalah melawan kehausan mbak Fera.

    Aku hanya bisa menganggukan kepala sembari menikmati kehangatan tubuh dan bergumal berciuman dengan mbak Fera.

    Tangan mbak Fera meraih tanganku menunjukan kepadaku bahwasanya Payudaranya ingin diremas penuh lemah lembut.

    Jari – jari ini meremas penuh dengan kelembutan menggerayangi payu dara mbak Fera yang putih seperti pepaya Belgia itu.. ouuhh seksi sekali.. aku remas-remas.. semakin bernafsu aku mainkan jemariku di puting mbak fera yang merah merekah itu.. Sembari lidah dan bibir ini terus bergumal penuh dengan kenafsuan.

    Mbak fera pun lebih melonggarkan lingerie yang menutupi keindahan tubuh mbak Fera itu.. dilepas lah BH ukuran 34 itu.. di bukanya lingeri itu lebih longgar muncullah payudara yang seksi itu.

    Mbak Fera memegangi kepalaku ini mengarahkan tepat di depan payudara yang seksi, putih dan segar itu.

    Ga pake lama langsung aja bibirku menuju ke payudara itu,, aq lumat penuh dengan nafsu payu dara mbak Fera yang montok itu.. Aku julurkan lidah ku tepat di putingnya yang merah merekah penuh kehangatan itu.

    Lidahku menari-nari menggeliat menjilati puting mbak Fera.

    Ohhh Ouuhhh Ahhh… sambil memegangi dan menggeleng-gelengkan kepala ku mbak Fera menikmati lidahku menjulur membasahi dan menari-nari di putingnya.

    Aku gigit kecil-kecil putingnya aku remas payudara satunya,, bibirku melumat dan menghisap puting itu .. cupp cclloopp crooopp cuuppp.. aku nikmati kenyotan bibirku mengenyot puting mbak vera.

    Ohhh Ouuuuhhh AAAhhhh mbak Fera menikmati, matanya merem melek menikmati putingnya aq hisap.


    Hisap lebih kencang dong rif,, mbak Fera berkata sambil tangannya memegangi tanganku yang meremas payudara satunya.

    OOhhh Ouuhhh mbak Fera semakin kencang berdesah, sambil menggoyang-goyangkan payudaranya yang sedang aku hisap itu.

    Kami berdua larut dalam permainan sex itu,, dan aku terus menghisap dan mengigit kecil-kecil puting mbak Fera yang merah merekah itu.

    Tangan mbak Fera meraih bajuku dan melucutinya membugiliku.

    Kehausan mbak Fera sungguh tak terbendung langsung saja dia juga melucuti celana jeansku yang berwarna hitam itu.

    Dilepaslah juga lingerie tipis merah muda mbak Fera.

    Kemudian mbak Fera melepas celana dalamnya, tangannya memegang kepalaku ini, mengarahkan kepadaku tepat di depan memeknya yang berbulu tipis tipis teratur itu… gundukan bulu kemaluan yang tertata rapi,, terpampang dihadapanku.. Sungguh mengisyaratkan bahwa mbak Fera cinta kebersihan dan kesehatan.. dirawatnya kebun bulu kemaluannya yang tertata rapi.. Tidak seperti sarang walet yang bertumpuk ga karuan.

    Mbak Fera memegang kepalaku.. mengarahkan memeknya tepat di bibirku… suatu isyarat kalau memeknya ingin dijilatin dengan lidahku.

    Langsung saja bibir ini mengenyot memek yang merah segar itu ditumbuhi bulu kemaluan yang tumbuh rapi.

    Aku ciumi memek mbak Fera yang merah seperti daging segar itu… lidahku pun ikut menari-menari di atas mulut kemaluan mbak Fera yang seksi itu.

    Ohhhh AAAggghhhhh OOOOuuuwwwhhh mbak Fera berdesah menikmati… tanganku pun ikut meraih vagina mbak Fera,, aku buka lebih lebar mulut kemaluan mbak Fera supaya lidahku bisa bergeliat lebih ke dalam… Mbak Fera semakin asik menikmati permainanku,, desahan mbak Fera pun semakin tak terbendung dan semakin kencang.

    Cerita Sex Tante | Lebih lebar vagina mbak Fera terbuka lidahku semakin menjulur aku lumat dan lidahku bergeliat menari di vagina mbak Fera… Itil mbak Fera yang centil itu pun membuatku semakin haus .. aku jilatin itil mbak Fera… dan aku gigit kecil.. kecil.. mbak Fera yang berdiri dan aku sedang duduk.. tubuhnya terus bermolek sambil berdesah tak tertahankan.

    ” Enak Rif.. ouuhhh Uwwwhh Aghhhh mbak Fera berdesah keenakan aku hisap memeknya dengan dashyat sembari lidah ini menyentil-nyentil itil mbak Fera.. yang bergelayutan.

    Kemudian, mbak Fera merebahkan tubuhku di atas sofa empuk itu.

    Mbak Fera langsung ditepatkannya memeknya di atas wajahku mengisyaratkan kalau memeknya masih ingin di hisap dan di jilatin bibirku ini.

    Dengan posisi tidur dan mbak Fera diatas ku tepat memeknya di atas kepalaku aku jilatin memek mbak Fera..
    Tanganku pun ikut diraih untuk meremas-remas payudara mbak Fera, yang tidak ingin dianggurin,, ingin ikut dimainin.

    Tubuh mbak Fera bergeliat.. memeknya bergoyang-goyang serasa haus ingin dijiliatin, dan dihisap lebih kencang..
    Aku gigit kecil memek mbak Fera sambil aku hisap dengan lebih kencang… tak kalah lidah ini menari-nari dalam vagina mbak Vera yang sudah basah.


    Mbak Fera semakin mendesah ga karuan aaahh ouuhhh ahhhhh.. aku pun semakin dasyat mencibiri memek mbak Fera itu.. Aku kenyot lebih kencang dengan mulutku,, tanganku pun ga ikut kalah meremas-remas payudara mbak Fera lebih kencang… mbak Fera semakin bergoyang-goyang lebih kencang.. ditekannya lebih kedalam memeknya ke mulutku,, untuk di kenyot lebih kencang.. Ouuhhh Ouuhhhh mbak Fera berdesah keasikan sambil merem melek.

    Kemudian mbak Fera berganti posisi… kami berdua memainkan posisi 69…
    mbak Fera masih haus memeknya masih ingin di jilatin.. sembari dia mengenyot dan menghisap kontolku yang mengeras dan tegang itu.

    Clurrupp Sluruppp Sluurruppp.. nada suara berdesahan bersahutan.. Aq jilatin mekinya mbak Fera aq masukin jariku ke memek mbak Fera aku gesek-gesekin keluar masuk memek mbak Fera yang semakin banjir di basahi air kemaluan mbak Fera.

    Mbak Fera pun ga ingin kalah dia hisap kontolu yang super tegang dengan tegangan 220000000 watt.

    Sluurruupp Sluurrruuupp Sluurruupp suara kenyotan bibir kami berdua mengenyot alat kelamin…
    Ouuhhh Ahhhh semakin basah memek mbak Fera.. desahannya pun semakin meronta… lalu mbak Fera berdiri berpindah posisi.. dia tetap diatas ku.. Dirahkannya kontolku memasuki lubang memek mbak Fera yang udah gatal ingin digenjot itu.

    Dengan penuh penghayatan mbak Fera memasukan kontolku memasuki memeknya..oouuhh Uhhhh ahhhh desahan mbak Fera dan desahanku bersahutan…. badan mbak fera bergoyang-goyang diatas badanku.. sambil naik turun secara perlahan mengatur irama memeknya yang disodokkan di kontolku.

    Aku pun hanya bisa pasrah menikmati permainan mbak Fera… sambil berdesah.. mbak Fera semakin kencang naik turun menyodokan memeknya yang naik turun dimasukin kontolku.

    Ouuhh Ouuhhh Ahhhh mbak Fera berdesah keasyikan.. Dia bergoyang goyang menggerakan memeknya di genjot kontolku.. semakin kedalam dan semakin kencang mbak Fera naik turun.. menyodokan memeknya ke kontolku.

    Mbak Fera bergoyang memutar-mutarkan bokongnya.. memasukan lebih dalam kontolku di memeknya…
    di tekannya lebih dalam kontolku dengan memeknya sambil menggeliat-geliatkan badannya.

    Ahhh Ouuwwwhh Ouuugghhh Nada desahan mbak Fera semakin menggila sambil menggoyang-goyangkan badannya… ditekan lebih kencang Memeknya yang dimasuki kontolku itu… Ouugghh Agghhh kami berdua asik menikamti kenikmatan sex.

    Berganti posisi,, mbak Fera masih diatas, tapi kami duduk,, aku pangku mbak Fera diatas Sofa hijau yang empuk… Aku naikan tubuh mbak Fera dengan tanganku.. Dan aku naik turunkan tubuh mbak Fera yang molek itu,, kontolku semakin kencang menyodok memek mbak Fera yang semakin basah.. Aku sodok-sodokan kontolku ke memek mbak Fera, aku naik turunkan tubuh mbak Fera lebih cepat… Sambil aku kenyot puting mbak Fera yang merah mungil itu.

    Ouhhh Ouuuhhh Ahhhh desah mbak Fera keenakan.


    “Enak Rif”,,, Lebih kencang Rif Owwhhh Uhhhh Agghhhhhh.. mbak Fera mendesah,, sodok lebih kencang kontolmu ke memek ku Rif… Hisap Memekku lebih kencang Rif… Ouuuhhh Ahhh Enak Rif… Mbak Fera berkata dan mendesah.

    Jeritan desahan mbak Fera semakin meronta dan aku semakin keras memainkan kontolku menyodok memek mbak Fera….
    Ahhhhhhhhhh Ouuhhhhhh.. aku keluar Rif… Haaaaaaaaa Ouuhhhhhhh mbak Fera sambil menghela napas…. Nikmat banget Rif… Merasakan puasnya permainan sex.

    “Ganti posisi dong Rif” Ucap mbak Fera yang masih haus.

    Lalu mbak Fera menungging…. karena aku sering menonton film bokep pastinya aku udah tau dong apa yang di inginkan mbak Fera.. Dia ingin posisi Dogy Style.

    Mbak Fera nungging di atas Sofa dan aku berdiri.. Aku dibelakang mbak Fera aku masukin lagi kontolku ke memek mbak Fera yang basah basah basah itu… Aku sodok-sodokan perlahan.. mbak Fera mendesah…. aku pun juga mendesah.

    Aku atur irama sodokan kontolku ke memek mbak Fera yang merah dan basah itu… maju mundur seperti tukang parkir.

    Slurupp Slurrupp Slurruppp Sluruupp … nyoott nyoott nyottt,,, prettt..prettt..pret… suara kontolku menyodok-nyodok memek mbak Fera… Ouuhhhh Aggghhhh Owwwhhh mbak Fera meronta.

    Terus aku atur irama … maju mundur kontolku menyodok memek mbak Fera…. Ouuhhh Ahhhhh mbak Fera meraih tanganku untuk meremas Payudaranya.. jari jariku memutar di puting mbak Fera yang imut-imut itu.

    “Enak Rif.. terus Riff.. Ouuhhh Agghhhhh Ahhhhhhhh ,, desahan mbak Fera meronta..
    “Sodokin lebih dalam Rif”.

    Semakin kencang aku sodokan kontolku ke memek mbak Fera.. semakin cepat aku maju mundurkan kontolku menyodok memek mbak Fera… Dan aku lebih tekan kontolku menyodok memek mbak Fera.

    Ahhhhh Ahhh Owwhhh terus Rif… mbak Fera meronta keenakan … Ahhhhh Ahhhh.

    Owwhwhhhh.. Ahhhh Ouuuwwwggghhhhh mbak Fera menjerit meronta.. mau keluar aku Rif lebih kencang Rif sodokanmu.

    Ouuuwwwhhhh Aggghhhhh.. mbak Fera merasa keenakan.

    AAAAGGGGHHhhhhhhhh OOwwwwhhhhhh sambil menghela napas.. hmmm hmmmmm hmmmm keluar Rif.

    Lalu tak lama kita langsung berganti posisi.. sini rif masukin lagi kontolmu ke memekku ya.. masih gatel neeh Rif.. memekku ingin di genjot lagi.

    Mbak Fera tidur dan mengangangkan kakinya diatas Sofa.


    Tanpa komando langsung aku hajar lagi.. memek merah.. mbak Fera.

    Aku masukin kontolku ke memek mbak Fera… posisi mbak Fera yang mengangkangkan kakinya lebar lebar.. aku lebih leluasa menyodokkan kontolku ke dalam memek mbak Fera.

    Aku atur perlahan-lahan maju mundur kontolku menyodok memek mbak Fera yang merah merekah,, dan sudah berair itu.

    Cerita Sex Tante | Maju mundur;…. prrtttt prtttt prtttt slurup slurrruupp slurrruppp prrtt.. prrrttt suara kontolku dan memek mbak Fera meronta… enak Rif.. enak sambil mengangkangkan kaki dan merem melek mbak Fera pasrah aku sodok-sodokan kontolku ke memeknya.

    Ohhh Ouuhhh Owwwhhh Aggghhhh Hmmm Hmmmm desah kami berdua bersahutan.

    Lebih kencang Rif… Geli banget neeh memekku Rif… Enak Banget…. Sodokkan kamu Rif… Hmmm Hmmmm Ouugghhhh Ougghhh desahan mbak Fera.

    Agghhh Aghhhh desahan ku yang merasakan kehangatan dan kegelian memek mbak Fera yang mengenyot Kontolku.

    Ouhhh Ouhhh Agghhhh nikmat Rif Terus Rif… Ahhhhgggghhh mbak Fera meronta kegirangan.

    Selang berapa waktu aku semakin sodok lebih kencang memek mbak Fera… Kontolku sudah menegang ga karuan.. kontolku sudah tegang banget ga tahan di kenyot memek mbak Fera yang masih rapet itu,,, aaGghhhh Gggghhhh Ouwwwhhhggg hhhhh
    Ouwwhhhh… desahan ku.

    Semakin kencang aku sodok.. mbak Fera pun semakin mengakangkan kakinya dengan tangannya semakin lebar.

    Aaahhhh Ouuwwhhhh Srruuppp Prrttttt Hmmmmm suara desahan dan suara kontolku yang menyodok memek mbak Fera bersahutan.

    GA kuat aku mbak.. mau keluar aku mbak… Ouuhhhh
    Agghhh Ouuhhhh sama Rif,, mbak juga horny banget mo keluar .. keluarin bareng yuk.

    Tak lama kemudian… Kontolku terasa hangat seperti diguyur air hangat.. tanda kalau mbak Fera dah keluar… Langsung aku sahut dengan cipratan air kenikmatan dari kontolku.. sambil aku sodokan kontolku ke memek mbak Fera lebih kencang.

    OOOwwwwhhhhh Ouuuggghhhh Agghhhhh Agghhhhhh… kami berdua meronta keenakan.. Hmmmm keluar bareng kami dua mengluarkan air kenikmatan.

    Hmmm Hmmm Hmmmm puas Rif enak banget sahut mbak Fera… merasakan kepuasan setelah keluar.


    “Iya mbak enak banget.. hmmm hmmmm”” sahut aku menghela napas.

    Kami berdua bergumal manja-manjaan sambil mbak Fera mengecup keningku penuh kehangatan.. menandakan kalau dia udah puas.

    Bobokan dulu yuk.. Capek Rif… Pulang ntar dulu ya,, istirahat bentar sini aja gapapa. Kemudian kami merebahkan Badan kami berdua yang capek ga karuan…. Setelah bertempur dengan Cinta dan Nafsu.

  • Kisah Memek Ngintip Mbak Eka Yang Bohay

    Kisah Memek Ngintip Mbak Eka Yang Bohay


    3230 views

    Duniabola99.com – Pada saat itu saya mempunyai teman akrab yang bernama Deni, Saya dan dia sama–sama sekolah di sekolah yang sama, hanya berbeda kelas, dia di kelas II-E, sedangkan saya di kelas II-F, tetapi kami berteman. Deni adalah seorang anak yang berkecukupan dan bisa dibilang kaya.


    Deni mempunyai dua rumah, rumah yang satu dipakai oleh kedua orang tuanya, sedangkan rumah yang satunya lagi oleh orang tuanya dikontrakkan ataupun dikoskan kepada para pegawai atau mahasiswa, dan kebetulan sekali Deni diam di rumah yang dikontrakkan tadi. Dengan alasan biar tidak susah dan jauh dari sekolah dan ingin belajar hidup sendiri, maka Deni diperbolehkan tinggal di rumah yang satunya itu.

    Memang kebutuhan hidup Deni selalu dipenuhi oleh orang tuanya, dimana kedua orang tuanya bekerja dan Deni mempunyai adik 2 orang, tetapi masih kecil–kecil. Di rumah Deni yang dikoskan tersebut, dari sekian banyak orang yang tinggal, ada seorang wanita yang bernama Eka. Sebut saja Mbak Eka, Mbak Eka tersebut mempunyai bentuk tubuh yang aduhai, dengan ciri-ciri dia mempunyai tinggi sekitar 160 cm dengan badan ideal dan wajah imut–imut, kulit putih, pokoknya cantik dan rambut hitam panjang sebahu.

    Mbak Eka tersebut sudah keluar sekolah SMA telah 2 tahun dan pada waktu itu Mbak Eka bekerja di perusahaan swasta yang masuk kerjanya selalu kebagian masuk siang atau biasa disebut shift dua.

    Deni dan saya sendiri suka pulang sekolah siang hari, kira–kira pukul 13:00 siang, karena saya sekolah pagi. Setiap pulang sekolah Deni selalu pulang ke rumah. Yang ada di rumah hanyalah tersisa Mbak Eka saja, sebab yang lainnya bekerja berangkat pagi dan baru pulang sore hari. Setiap sehabis pulang sekolah, Deni sering sekali dan bahkan hampir tiap hari mengintip Mbak Eka yang sedang mandi untuk pergi ke kantor.

    Kamar mandi di rumah Deni hanya satu, dan Deni tidur di kamar atas, sedangkan kamar mandi tersebut ada celah yang menembus dari atas. Kata si Deni biar cahaya matahari masuk ke kamar mandi untuk mengirit uang. Deni mengintip Mbak Eka yang imut–imut dan berbody mulus itu. Mbak Eka pun mempunyai payudara yang tidak kalah dari model–model majalah top Idonesia dan mempunyai bulu–bulu yang seksi di sekitar alat kelaminnya.

    Pada saat mandi Mbak Eka sering sekali selalu seperti meraba–raba payudaranya sendiri, dan tidak jarang juga Mbak Eka suka seperti menggosok–gosokkan tangannya ke alat kelaminnya. Pernah juga Mbak Eka sepertinya memasukkan tangannya sendiri ke dalam alat kelaminnya atau goa hiro-nya itu dengan mendesah seperti kesakitan dan kenikmatan,


    “Eeh.. ehh.. uuhh.. uuhh.. iihh.. ahh..”

    Karena Deni sering sekali mengintip Mbak Eka mandi pada siang hari untuk pergi ke kantor, Deni menjadi terobsesi untuk menyetubuhi Mbak Eka. Deni pun setelah mengintip Mbak Eka mandi, dia sering sekali langsung melakukan kocokan terhadap alat kelaminnya (loco–loco), karena Deni terangsang oleh bentuk tubuh sensual milik Mbak Eka. Karena Deni sering melakukan hal tersebut, akhirnya Deni pun meminta foto-nya Mbak Eka dengan alasan buat kenang–kenangan.

    Mbak Eka pun memberikannya tanpa curiga sedikit pun. Rasa nafsu birahinya Deni pun semakin meningkat, sebab Deni melakukan onani terhadap alat kelaminnya sambil memandangi foto Mbak Eka. Hampir tiap hari Deni setelah pulang sekolah selalu melakukan aktifitasnya seperti itu. Hubungan Deni dan Mbak Eka memang dekat, karena Mbak Eka pun kepada Deni sudah menganggap seperti adik sendiri, sedangkan Deni ingin sekali menjadi pacar Mbak Eka, apalagi berhubungan badan dengannya, itulah impian Deni.

    Mbak Eka memang selalu hobby nonton film yang semi porno, seperti film remaja barat. Tidak jarang juga menonton bersama Deni di ruang tengah tamu. Bila ada film baru, Deni selalu membawa teman–teman kami, khususnya cowok dan kalau cewek sulit diajaknya, bahkan banyak yang bilang film yang kami tonton itu jorok.

    Hingga suatu hari, Mbak Eka kebetulan libur dan Deni setelah habis pulang sekolah langsung bertanya kepada Mbak Eka,

    “Mbak kok belum mandi..? Enggak masuk kantor yah Mbak..?”

    Dengan nada semangat Mbak Eka pun menjawab,

    “Enggak Den, kan Mbak hari ini libur Deni..”

    Pada waktu itu munculah ide gila dibenak Deni. Deni langsung pergi ke sebuah rental VCD yang letaknya tidak jauh dari rumah Deni. Waktu itu Deni sangat beruntung, Deni mendapatkan kaset vCD tersebut, dan film yang dipinjam Deni bukanlah film cerita tentang kehidupan remaja yang selalu dipinjam dan ditonton oleh kami. Film yang dipinjam Deni pada waktu itu film luar yang memang sebuah film yang bukanlah film semi, melainkan film vulgar atau blue film ataupun bisa dibilang film porno.

    Setelah dari tempat penyewaan VCD, Deni segera pulang dengan perasaan sudah tidak sabar ingin menonton film tersebut bersama–sama Mbak Eka.

    Sesudah sampai, Mbak Eka bertanya pada Deni, “Deni habis dari mana, kok kayaknya cape Den..?”


    Deni langsung menjawab dengan nafas kelelahan,

    “Ohh.. oh.., i.. ini Mbak, habis pinjam film, Mbak mau nonton enggak..?” dengan hati yang berharap supaya Mbak Eka pun ikut menonton.

    Dan Mbak Eka pun menjawab, “Emangnya film apaan tuh Den..?”

    “Oh.., ini filmnya pasti deh okey, Mbak pokoknya pasti ingin nonton deh..!”

    Mbak Eka pun akhirnya ingin tau juga apa film tersebut, “Oke deh Den, tapi Mbak Eka beres–beres dulu yach Den..!”

    “Iyah deh Mbak, Deni tunggu di atas..”

    Memang di kamar Mbak Eka tidak ada TV dan kebetulan di kamar Deni ada TV.

    Setelah menonton Mbak Eka sangat terkejut melihat film tersebut.

    “Den kok ini film-nya full gar amat, dan Kamu harusnya enggak nonton yang ginian Den..?”
    “Ah Embak.., kan Deni udah gede Mbak, masa harus nonton film Doraemon melulu, bosankan Mbak.. lagian biar tidak jenuh.”

    Mbak Eka pada waktu itu terlihat dirinya terangsang oleh adegan–adegan yang diperagakan di film tersebut, terlihat Mbak Eka saat menonton duduknya tidak mau diam dan sekali-kali Mbak Eka pun sepertinya menelan air ludahnya. Deni pun pada waktu itu sudah pasti batang kejantanannya sudah menegang, yang rasanya ingin juga melakukan adegan–adegan seperti di film tersebut, karena sang putri sebagai lawan mainnya sudah di depan mata dia.

    Tapi setelah film kedua selesai, Mbak Eka langsung meminta ijin untuk pergi ke kamar tidurnya dan Deni pun membereskan kaset VCD tersebut. Tidak lama kemudian Mbak Eka masuk ke kamar mandi, tetapi Deni pada saat itu tidak ingin lagi mengintip Mbak Eka, melainkan ingin sekali berhubungan tubuh bersama Mbak Eka.

    Deni sambil menunggu Mbak Eka keluar dari kamar mandi, berpura-pura menonton TV di tengah rumah tersebut. Tidak lama kemudian terlihatlah Mbak Eka keluar dari kamar mandi yang hanya memakai handuk saja sehingga pada saat itu Deni pun semakin terangsang ingin sekali langsung menerkam Mbak Eka.
    Mbak Eka pun sambil jalan menuju ke kamar tidurnya bertanya kepada Deni, “Deni Kamu mau mandi juga..?”

    Deni langsung menjawab, “Ah enggak Mbak..!”

    Tidak lama kemudian Mbak Eka masuk kamar, dan Deni pada saat itu langsung saja secara diam–diam ingin mengintip Mbak Eka. Hari itu adalah suatu keberuntungan bagi Deni, karena ternyata pintu kamar Mbak Eka tidak ditutup rapat. Pada waktu itu Deni yang tidak berpikir panjang langsung saja masuk ke dalam kamar Mbak Eka dan langsung menutup pintu Mbak Eka dan menguncinya. Mbak Eka sangat terkejut karena pada saat itu Mbak Eka sedang memakai CD-nya yang baru sampai ke pahanya.


    “Deni.., Kamu apa–apaan Deni..? Kamu berani kurang ajar Den..?” kata Mbak Eka terkejut.

    Tanpa dihiraukannya omongan Mbak Eka, Deni langsung menerkam Mbak Eka bagaikan harimau menerkam rusa. Langsung saja Mbak Eka berontak dan marah. Deni mendorong Mbak Eka ke kasur tidur dan langsung menutup mulut Mbak Eka agar bungkam seribu kata.

    Deni pada saat itu memang sudah kemasukan setan, Deni langsung menyiumi bibir Mbak Eka sampai dengan payudara Mbak Eka sambil memegang kedua tangan Mbak Eka. Posisi mereka pada saat itu Deni di atas badan Mbak Eka yang hanya memakai CD sampai dengan pahanya. Mbak Eka pun berontak, sehingga Deni menyiumi bibir Mbak Eka tersebut merasa sulit. Setelah itu, Deni menyiumi bibir, leher dan sampai payudara Mbak Eka. Setelah ada 10 menit dengan gigitan kecil, akhirnya Mbak Eka sepertinya sudah pasrah akan tindakan Deni tersebut.

    Karena terlihat di wajah Mbak Eka sudah pasrah dan tidak berontak lagi sambil meneteskan air mata, akhirnya Deni melepaskan bajunya dan celananya hingga Deni tidak memakai sehelai kain apa pun. Deni langsung saja melepaskan CD yang akan dipakai oleh Mbak Eka yang hanya sampai di pahanya. Secara sepontan Deni memegang kedua kaki Mbak Eka dan langsung menariknya sehingga alat kelamin Mbak Eka sudah di ujung pintu kenikmatan.

    Tanpa basa–basi Deni memasukkan batang kejantanannya yang sudah menegang dari tadi dengan bantuan tangannya, tetapi anehnya batang kejantanan Deni sulit sekali dimasukkan ke dalam liang keperawanan Mbak Eka, sehingga Deni berusaha secara paksa.

    Akhirnya Deni dapat menembus tembok sempit liang kewanitaan Mbak Eka, sehingga Mbak Eka langsung menjerit kesakitan,

    “Ahh.. ahh.. aawww..” karena pada saat itu kesucian Mbak Eka sudah hilang oleh batang kejantanannya Deni.

    Karena mendengar Mbak Eka menjerit, nafsu birahinya Deni semakin bertambah. Deni terus mengayun batang keperkasaannya ke depan, mundur-depan-mundur untuk menuju gerbang kenikmatan yang diharapkan Deni pada klimaksnya berhubungan seks. Sekitar 15 menit kemudian, Mbak Eka merasakan liang senggamanya sudah lecet, sehingga Mbak Eka ingin sekali melepaskan batang kejantanan Deni dari liang kewanitaannya.


    Tetapi Deni tidak melepaskannya, malahan menarik paha Mbak Eka agar tetap pada keadaannya. Hal ini mengakibatkan Mbak Eka terlihat lemas sekali dan tidak lagi berontak, karena memang sudah benar-benar lelah di 20 menit terakhir setelah perlakuan tidak senonoh yang dilakukan Deni terhadapnya. Tidak lama kemudian, batang kejantanan Deni pun terasa hangat, lecet, dan akhirnya terasa deyutan–deyutan seperti ingin mengeluarkan cairan. Dan akhirnya cairan penyumbur Deni pun menyempot ke dalam liang senggama milik Mbak Eka.

    Karena deni melihat Mbak Eka sudah lemas, Deni pun segera mengambil tindakan langsung menggenjot kembali batang kemaluannya ke dalam dan keluar liang senggama Mbak Eka secara cepat. Dari mulai sempit hingga terasa liang senggama Mbak Eka semakin lebar. Memang kali ini tidak menyempit lagi, laju jalannya batang kemaluan Deni tidak terhimpit lagi dan terasa saat itu pula terlihat adanya cairan yang dikeluarkan dari liang senggama Mbak Eka. Pemandangan ini membuat Deni bertambah semangat.
    Mbak Eka pada saat kelelahan hanya bisa mengucapkan, “Ahh.. ahh.. iih.. uuhh.. aaw.. uuh.. iihh.. eehh..” saja.

    Dan deni tidak berkata apa–apa karena terlalu nikmatnya perasaan yang dapat Deni rasakan saat itu.

    Hingga ada 1 jam berlanjut, Deni akhirnya melepaskan batang kejantanannya dari dalam liang kewanitaan Mbak Eka. Terlihat cairan mani yang bercampur antara yang dikeluarkan oleh batang keperkasaan Deni dengan air mani yang dikeluarkan oleh Mbak Eka. Mbak Eka hanya tergeletak setelah Deni tidak lagi menggagahinya. Mbak Eka terhempas ke dalam penderitaan birahi dengan tubuh tidak tutupi apa–apa dan matanya sayu meneteskan air mata. Deni karena kelelahan juga tergeletak di samping Mbak Eka dan menikmati keberhasilan dirinya yang telah mencapai kenikmatan dalam berhubungan badan yang selalu diinginkannya.

    Setelah beberapa lama, Deni dan Mbak Eka tergeletak di kasur. Deni segera bangun dan langsung menerkam Mbak Eka kedua kalinya dengan memeras payudara Mbak Eka, sehingga Mbak Eka kembali mengucapkan desahannya.

    “Ahh.. ahh.. Den jangan.. diterusin Denn.. jangann.. Denn..!”

    Deni tidak menghiraukan ucapan Mbak Eka tetapi justru langsung Deni meraba–raba dan sekali-kali memasukkan tangannya ke dalam liang kewanitaan Mbak Eka. Mbak Eka menjerit kesakitan karena liang senggamanya seperti dirobek–robek oleh tangan nakal Deni.


    “Aaawww.. awww.. iihh.. uuhh.. aauuw..!”

    Seteleh itu keluarlah cairan yang hangat dari liang senggama Mbak Eka. Deni langsung menjilati cairan tersebut dari liang kewanitaan yang sudah banjir milik Mbak Eka. Mbak Eka pun anehnya tidak kesakitan, tetapi justru kegelian.

    “Den.. Den.. aduh.. geli.. Den.. geli.. Den..!”

    Karena batang keperkasaan Deni masih sangat tegang tetapi Deni juga melihat Mbak Eka sudah benar–benar kelelahan. Akibatnya, Deni langsung mengocok (mengonani) batang kejantanannya dengan tangannya dengan frekuensi yang sangat cepat, sehingga Deni ingin mengeluarkan air maninya. Tanpa memberi aba-aba, Deni langsung menyodorkan kemaluabnnya tepat di mulut Mbak Eka. Tidak lama kemudian air mani menyempot ke mulut Mbak Eka dan langsung Deni menyusut-nyusutkan batang kejantanannya ke mulut Mbak Eka yang masih tergeletak kelelahan di kasur.

    Deni langsung mengambil tangan Mbak Eka dengan bantuan tangannya sendiri untuk memegang batang keperkasaannya yang sudah loyo. Deni menyuruh Mbak Eka untuk memegang dengan kepalan yang keras dengan bantuan tangan Deni dan langsung mengayunkan keluar ke dalam hingga Deni merasa puas pada saat itu.

    Setelah kejadian tersebut, hubungan Deni dan Mbak Eka menjadi renggang. Dan beberapa minggu sesudah itu, akhirnya Mbak Eka pindah kontarkan. Tidak lagi di rumah Deni. Dan akhirnya Deni sangat kehilangan Mbak Eka karena memang secara diam–diam Deni pun mencintai Mbak Eka.
    “Mbak Eka-ku sayang Mbak Eka-ku malang..” ucap Deni dengan menyesal.

  • Kisah Memek ngintip pasutri ngentot

    Kisah Memek ngintip pasutri ngentot


    2904 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama aku Kemal tapi bukan kemal pahlevi yang jago stand up, disni aku mau menceritakan kisahku yang terjadi saat aku masih kelas SMP dan gilanya aku mendapat pengalaman dari orang yang lebih tua jauh dariku, di usiaku yang memang menuju ke masa puber pastinya rasa ingin tau lebih dan rasa penasaran dan sudah mulai tertarik dengan lawan jenis aku mencoba untuk mencari informasi dari majalah dewasa atau situs porn.

     

    Dulu pertama kalinya aku mengeluarkan sperma saat aku membaca cerita dewasa yang aku pinjam dari teman sekolahku setiap malam sehabis belajar aku sering menyempatkan untuk membaca sambil tiduran di kamar dan menggosok gosok kemaluanku sendiri sampai aku merasa klimaks keluarlah cairan yang berwarna putih tranparan , hal itu yang membuat merasa enak dan ketagihan tapi aku masih heran dengan cairan ini, kok beda dengan apa yang pernah aku tonton di film bokep bule, dimana sperma yang di keluarkannya agak kental, tapi setelah 3 tahunan aku bisa mengetahui rupanya factor umur juga mempengaruhi kekentalan spermaku.

    Pada waktu itu ada seorang pasutri yang hendak mencari rumah penginapan ditampunglah mereka berdua yang baru saja menikah di rumahku sambil mencari rumah kontrakan, untung saja ada satu kamar yang kosong sehingga sementara mereka berdua tidur di kamar tersebut, memang rumah ku besar di lengkapi dengan ruangan dapur dan tempat cuci, rasa penasaran ku timbul saat malam hari karena di dalam kamar mereka berdua sering bercanda dan pastinya ketawa seorang wanitanya sangat terdengar dari kamarku.

    Sering kali aku membayangkan mereka berdua dengan hal hal negatf karena aku habis membaca cerita dewasa dan membayangkan hal itu terjadi pada pasutri, karena kamarku dan kamar dia hanya di batasi oleh dinding yang terbuat dari papan sehingga aku bisa jelas untuk mengintip mereka lakukan aku cari dari celah celah dan menemukan tempat yang bisa mengintip mereka suatu malam saat lampu kamarku sudah aku matikan aku bergegas untuk mengetahui apa yang dilakukan benar saja mereka berdua sedang bermesraan dengan posisi sang istri sedang duduk di pangkuannya dan san suami berada di bawah sambil meremas remas buah dadanya sontak hal itu membuat aku semakin menikmati adegan ini dengan mata kepalaku sendiri.

     

    Langsung saja membuat penisku berdiri tegang, terlihat toket istrinya yang begitu mulus dan montok, aku yang menonton hal tersebut membuat penisku aku usap usap sendiri dengan posisi mulut suami sedang menjilati kedua toketnya sambil di hisap hisap srepp sreppp sreppp setelah puas menghisap putting istrinya dia berganti posisi dengan badan sang istri terlentang di atas ranjang, dibuka kedua kakinya terlihat gundukan memek yang di selimuti oleh bulu bulu jembutnya yang tabal dan hitam.

    Suaminya langsung mengambil posis dengan berlutut dan menghadap di kemaluan istrinya , di angkat kaki dari sang istri dan di letetakkan di atas pundak suaminya kulihat wajah suaminya sedang berada di selakangan memeknya dan pastinya dia sedang menciumi dan menjilati memek istrinya, wajah istrinya geleng geleng menikmati sentuhan lidah dengan tanganya yang meremas rambut suaminya,

    Setalah suami merasa puas untuk memainkan memeknya , sang istri berganti posisi dengan dia untuk berdiri sebentar sambil menata selimut kulihat saat berdiri tubuh indahnya sangat menggairahkan dari bentuk toketnya yang bergelantungan dan bentuk memeknya, dari celah aku bisa melihat jelas saat istrinya mengangkang kakinya tepat diahadapanku terlihat memek yang basah rasanya ingin menyentuh memeknya yang jaraknya hanya dua tangan.

    Langsung sang suami mengambil posisi dengan dia mencopot pakaiannya dan terlihat batang kemaluannya yang lebih besar dari punyaku dalam kondisi sudah tegang , dia mengambil posisi di depan istrinya dan dalam situasi tersebut aku hanya bisa melihat punggung suaminya yang membelakangiku saat aku mengintip, di angkat kaki sang istri dan secara perlahan bokong dari suaminya mulai menekan nekan secara teratur.dan setalah masuk penisnya ke dalam memeknya kaki dari istrinya melingakari paha dari suaminya di genjot pantat dari suaminya naik turun.

    Melihat hal itu aku mulai mengocok penisku dengan sebuh handboy agar licin, ahh ahh rasanya enak dan nikmat melihat langsung adegan ngentot di depan mata , yang biasanya aku hanya membayangkan dengan cara sehabis membaca majalah dewasa aku menghayal seperti apa yang di gambar, aku juga mengikuti ritme dari suaminya yang sedang mengempo memek istrinya, tak lama kurasakan tak kuat dan rasanya ingin mengeluarkan sebuah cairan ahhha hhhh keluarlah cairan spermaku di sekitar tanganku.

    Aku terus mengintip mereka berdua kira kira 5 menitan kulihat genjotan semakin cepat dan pantat suaminya semakin padat slupp slupp sluppp tangan dari istrinya memegang keras dari rambut suami tak lama tempo sudah mulai hilang, aku melihat seperti itu rasanya juga ingin menikmatinya dimana mereka berdua merasakan hal yang belum pantas aku lihat.

     

    Dengan keringat di punggung suaminya dia masih dalam keadaan menindih istrinya sambil merangkulnya, kemudian suaminya melepas penis yang tertancap dan tergeletak di samping tubuh istrinya kulihat kondisi penisnya sudah lemas tidak tegang lagi disertai cairan cairan yang mengalir wajah mereka berdua sangat puas diambil celana dalam dan selimut tadi buat alas untuk mengusap semua cairan yang tertumpah,

    Aku pun menyudahi tontonan perkempoan pasutri tersebut dengan cara berbaring di ranjang dan mengocok sekali lagi sampai klimaks aku pun langsung tidur dengan pulas, paginya aku sudah bangun dan masih bersantai di ranjang karena sekolahku itu berangkatnya siang hari dan pulangnya sore hari, kalau pagi dirumah seringnya sepi karena mamahku juga bekerja dan saudaraku juga berangkat sekolah pagi pagi, aku yang sedang berada di meja makan untuk makan pagi dan mengerjakan PR di sana, kudengar lagi suara ketawa dari kamar pasutri tersebut langsung saja aku bergegas untuk balik lagi ke kamar untuk melihat adegan yang menghibur.

    Aku pasang kedua mataku untuk menyasikkan adegan tersebut benar saja saat aku intip istrinya sedang dalam posisi menungging sedangkan suaminya yang berada di belakang sedang menjilati memeknya melihat hal itu seakan akan langsung penisku berdiri dan ingin mengeluarkan sperma lagi, lidah suaminya sungguh lihai menjilati memek , pantat yang bulat milik istrinya juga oke punya, kapan ya aku bisa merasakan untuk menikmati hal tersebut.

    Saat asyk asyk menonton adegan tersebut aku dikagetkan dengan tepukan tepat di pundakku, plukkkkk jantungku serasa berhenti aku kira orangtuaku pulang duluan dari kerjanya aduh aku tertangkap basah sedang mengintip , dan saat aku menoleh kebelakang rupanya tetanggaku yang sudah akrab dan biasanya kalau masuk memang gak pakai ketuk pintu dulu namanya Intan, di adalah tetangga sebelah rumahku yang sudah tinggal selama 3 tahun lebih,

    Dia tersenyum dan berbisik “eh kamu sedang apa” karena malu dan takut kalau di bilang sama ortuku aku pura pura tidur dan berselimut , flas back sedikit tentang kehidupan Intan di aadalah wanita yang sudah menikah dan sudah mempunyai anak 2 , dia sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh suaminya karena suaminya juga ada istri mudanya di kota lain , jarang sekali suaminya menengok dia aku pernah lihat hanya 2 kali saja suaminya main di rumahnya, si intan sering meminta bantuan pada keluargaku kadang pula dia meminjam uang dan beras untuk menghidupi anak anaknya karena suaminya juga sering terlambat dalam mengirim pesangon, dan dia jugqa akrab dengan kakakku kalau dia mau menjahit pakaiannya dan membayarnya jika sudah ada kiriman dari suaminya.

    Ada juga peristiwa aku dengan ibu intan , dimana ini terjadi kira kira 2 bulan yang lalu dimana dia datang kerumahku dan saat itu aku sednag sendirian di rumah, katanya dia sudah ada janji pada kakaku untuk bisa mencoba pakaiannya yang sudah jadi dibuatkan kakakku, karena kakaku gak ada dirumah juga aku menemani ke ruangan jahit bersama bu intan dia mencoba bajunya , “eh kamu keluar dulu”kata bu intan

     

    Aku pun gak mau pura pura gak mendengar dia berbicara

    “eh kamu gak mau keluar ya, atau mau menemani disni untuk aku berganti pakaian??

    “ya kalau boleh sih”jawabku sekenanya

    Langsung dia mencopot pakainnya dan ingin mencoba baju yang sudah jadi, saat itu dia membelakangiku dengan posisi yang telanjang karena pada waktu itu dia tidak memakai celana dalam busyyyeettt melihat itu tanganku seakan akan bergerak sendiri untuk memegang pantatnya yang montok saat aku pegang dan mengelus , tanganku di tampar olehnya plakkkk “eh kamu kurang ajar ya “ katanya.

    Dia agak marah dan agak tersenyum jahat saat dia menampar tanganku tubuh dia berbalik dan kulihat betul bentuk toketnya yang sama sama montok di hadapanku, aku melihat itu langsung menelan ludah dan aku sangat bernafsu bentuk toket yang indah, perut yang seksi dan memek yang saat itu tanpa bulu mungkin habis di cukur bulunya sehingga warna dari memek terlihat betul dengan kecoklat coklatan.

    “eh nanti kamu aku bilangin mama kamu lho” aku pun diam saja dan dia berkata seperti dengan bentuk tubuh yang telanjang, saat dia mencoba untuk memakai bajunya dari atas karena itu kepala dan matanya tertutup oleh kain aku reflek lagi dengan tanganku mengayun memegang sebuah memeknya dengan tanganku, dia mungkin kaget dan langsung dia menjerit langsung aku berlari keluar dari kamar, disitulah awal aku bisa menyentuh tubuh bu intan, kembali ke cerita lagi saat aku malu ketahuan oleh bu intan aku tengkurap sambil mengambil selimut untuk menutupi wajahku karena malu ketahuan.

    Aku kira bu intan langsung pergi dari kamarku malah dia bergantian yang mengintip adegan ngentot pasutri saat bu inta mengintip dia memegang pundakku aku menoleh ke wajah dia yang sedang duduk dia berbisik eh rupanya “mereka sedang asik ngentot” , nafas bu intan sudah tak teratur dan aku yang masih malu masih dalam selimut , tiba tiba tangan bu intan menyelinap dalam selimutku dan memegang penisku plekkkkk seketika membuat penisku berdiri aku pun diam saja dan bu intan membuka celana dalamku memasukkan tangannya ke dalam sambil mengelus ngelus dan masih melihat adegan ngentotnya.

     

    Mungkin melihat hal itu bu intan menjadi sange dia langsung berlutut dihadapanku dan membuka selimut langsung saja penisku yang belum besar di emutnya, gilllakkkk hal apa ini sungguh nikmat sekali dan geli rasanya, ahh ahh ahh tak lama karena merasa keenakan aku memuntahkan spermaku ke dalam mulut bu intan crooottt crott crottt terasa sekali di bagian lututku gemetar dan dia masih mengulum penisku yang masih tegang sampai selesai dan terasa lemas lagi.

    Kemudian berganti posisi dia mencopot dasternya dan mengangkang tepat di wajahku, saat aku tiduran dia jongkong kulihat bentuk memek bu intan yang di penuhi oleh jembut rupanya sudah basah karena melihat adegan ngentot di kamar sebelah, hmm bau nya khas agak sedikit pesing tapi membuat aku semakin bernafsu untuk mencoba menciuminya karena memang aku merasa penasaran dengan menjilati memek wanita,

    Di regangkan bibir memeknya dengan jarinya dan langsung menumpukan ke mulutku sempat aku sulit untuk bernafas hmm hmmmmhmm aku pegang pahanya untuk sedikit naik sekarang aku tak perlu iri dengan kamar sebelah karena aku juga sudah bisa menikmati memek bu intan di hadapanku aku mencoba untuk menjilatinya slepp sleep seperti yang aku tonton tadi.

    Setelah merasa puas san basah aku minta berganti posisi sekarang tubuh bu intan rebahan di atas ranjang, dirinya membuka selakangannya menyuruhku untuk segera memasukkan penisku yang sudah berdiri lagi, aku langsung menindih badan bu intan ku cium juga keuda toketnya saat wajahku terbenam di antara toketnya aku memegang penisku dan mencoba untuk masuk kedalam celah memeknya bu intan yang membantu memasukkan penisku ke dalam memek , saat bless masuk pertaman rasanya sangat weeenaaakkk sekali seperti ada yang memijat dari dalam dan hangat sekali.

    Aku langusung sedikit memompa mompa dengan naik turun, bless bless bless tak lama bu intan merasa tubuhnya kejang dan kakinya merangkul pantatku sambil menekan lebih dalam jadinya penisku terbenam semua ke dalam kemaluannya , dia mendesah ahhh ahhha hhhh seperti orang menangis, tak lama dia diam tapi yang aku rasakan di dalam memeknya seperti ada menyedot penisku dan diguyur oleh cairan hangat yang keluar dari memek bu intan, tangan dia merangkul kepalaku dan menempelkan ke dua toketnya.

     

    Aku yang juga tak tahan menyemprotkan lagi untuk kedua kalinya tapi ini di dalam memek, ahh ahhh ahh aku bergumam di dada agar tak kedengaran suara suara desaha di samping kamar sebelah. Beberapa menit karena kami kelelahan aku masih berada di atas dadanya kemudian bu intan melepaskan rangkulan kakinya dan menoleh ke samping sedangkan aku juga langsung mencabut penisku melhat wajah bu intan yang memerah dan matanya sayu sayu membuat nafsuku timbul lagi, dan penisku berdiri lagi aku sempatkan untuk memasukkan lagi ke dalam memeknya dengan posisi miring, karena sudah becek terlihat jelas suara seperti aku sedang mengocok dengan sabun di kamr mandi.

    Dengan wajah yang mendesah bu intan aku langsung masuk keluarkan penisku dan pantat dia juga bergoyang sambil merintih menggigit bibirnya cepat sekali aku terangsang dengan denyutan memeknya dan ahhh ahhh aku mengeluarkan lagi cairan sperma tapi tak banyak seperti awal tadi, kulihat waktu sudah mau jam 11 siang aku langsung bersiap siap untuk mandi dan pergi kesekolah sedangkan bu intan juga bergegas untuk pulang ke rumahnya.

    Kira kira 3 bulan pasutri itu tinggal di rumahku dan sudha mendapatkan rumah kontrakan yang baru. Dimana aku kalau siang tidak ada temannya dan hanya sendiri dari situ bu intan kadang maen ke rumahku mengajak untuk bersetubuh dan kami melakukan dengan sangat puas sampai 4 ronde biasanya karena memang bu intan mempunyai nafsu yang sangat tinggi juga,

    Aku dan bu intan tak lama kemudian keluargaku pindah ke Jakarta dan orang orang di rumah tidak mengetahui kalau aku dan bu intan setiap hari ngentot karena memang bu intan sudah lama tidak merasakan ini dengan suaminya aku yang masih muda juga bisa mengimbangi tubuh bu intan yang mana sudah mempunyai anak, anak yang pertama masih kelas 1 SMP cewek namanya Friska, dan aku juga mempunyai cerita dengan anaknya bu intan tak kalah hotnya dan mungkin aku akan bercerita di kemudian harinya kalau ada kesempatan.

  • Kisah Memek Ngintip Pasutri Ngesex

    Kisah Memek Ngintip Pasutri Ngesex


    3087 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama aku Yudi, disni aku mau menceritakan kisahku yang terjadi saat aku masih kelas SMP dan gilanya aku mendapat pengalaman dari orang yang lebih tua jauh dariku, di usiaku yang memang menuju ke masa puber pastinya rasa ingin tau lebih dan rasa penasaran dan sudah mulai tertarik dengan lawan jenis aku mencoba untuk mencari informasi dari majalah dewasa atau situs porn.


    Dulu pertama kalinya aku mengeluarkan sperma saat aku membaca cerita dewasa yang aku pinjam dari teman sekolahku setiap malam sehabis belajar aku sering menyempatkan untuk membaca sambil tiduran di kamar dan menggosok gosok Yudiuanku sendiri sampai aku merasa klimaks keluarlah cairan yang berwarna putih tranparan , hal itu yang membuat merasa enak dan ketagihan tapi aku masih heran dengan cairan ini, kok beda dengan apa yang pernah aku tonton di film bokep bule, dimana sperma yang di keluarkannya agak kental, tapi setelah 3 tahunan aku bisa mengetahui rupanya factor umur juga mempengaruhi kekentalan spermaku.

    Pada waktu itu ada seorang pasutri yang hendak mencari rumah penginapan ditampunglah mereka berdua yang baru saja menikah di rumahku sambil mencari rumah kontrakan, untung saja ada satu kamar yang kosong sehingga sementara mereka berdua tidur di kamar tersebut, memang rumah ku besar di lengkapi dengan ruangan dapur dan tempat cuci, rasa penasaran ku timbul saat malam hari karena di dalam kamar mereka berdua sering bercanda dan pastinya ketawa seorang wanitanya sangat terdengar dari kamarku.

    Sering kali aku membayangkan mereka berdua dengan hal hal negatf karena aku habis membaca cerita dewasa dan membayangkan hal itu terjadi pada pasutri, karena kamarku dan kamar dia hanya di batasi oleh dinding yang terbuat dari papan sehingga aku bisa jelas untuk mengintip mereka lakukan aku cari dari celah celah dan menemukan tempat yang bisa mengintip mereka suatu malam saat lampu kamarku sudah aku matikan aku bergegas untuk mengetahui apa yang dilakukan benar saja mereka berdua sedang bermesraan dengan posisi sang istri sedang duduk di pangkuannya dan san suami berada di bawah sambil meremas remas buah dadanya sontak hal itu membuat aku semakin menikmati adegan ini dengan mata kepalaku sendiri.


    Langsung saja membuat penisku berdiri tegang, terlihat toket istrinya yang begitu mulus dan montok, aku yang menonton hal tersebut membuat penisku aku usap usap sendiri dengan posisi mulut suami sedang menjilati kedua toketnya sambil di hisap hisap srepp sreppp sreppp setelah puas menghisap putting istrinya dia berganti posisi dengan badan sang istri terlentang di atas ranjang, dibuka kedua kakinya terlihat gundukan memek yang di selimuti oleh bulu bulu jembutnya yang tabal dan hitam.

    Suaminya langsung mengambil posis dengan berlutut dan menghadap di Yudiuan istrinya , di angkat kaki dari sang istri dan di letetakkan di atas pundak suaminya kulihat wajah suaminya sedang berada di selakangan memeknya dan pastinya dia sedang menciumi dan menjilati memek istrinya, wajah istrinya geleng geleng menikmati sentuhan lidah dengan tanganya yang meremas rambut suaminya,

    Setalah suami merasa puas untuk memainkan memeknya , sang istri berganti posisi dengan dia untuk berdiri sebentar sambil menata selimut kulihat saat berdiri tubuh indahnya sangat menggairahkan dari bentuk toketnya yang bergelantungan dan bentuk memeknya, dari celah aku bisa melihat jelas saat istrinya mengangkang kakinya tepat diahadapanku terlihat memek yang basah rasanya ingin menyentuh memeknya yang jaraknya hanya dua tangan.

    Langsung sang suami mengambil posisi dengan dia mencopot pakaiannya dan terlihat batang Yudiuannya yang lebih besar dari punyaku dalam kondisi sudah tegang , dia mengambil posisi di depan istrinya dan dalam situasi tersebut aku hanya bisa melihat punggung suaminya yang membelakangiku saat aku mengintip, di angkat kaki sang istri dan secara perlahan bokong dari suaminya mulai menekan nekan secara teratur.dan setalah masuk penisnya ke dalam memeknya kaki dari istrinya melingkari paha dari suaminya di genjot pantat dari suaminya naik turun.

    Melihat hal itu aku mulai mengocok penisku dengan sebuh handboy agar licin, ahh ahh rasanya enak dan nikmat melihat langsung adegan ngentot di depan mata , yang biasanya aku hanya membayangkan dengan cara sehabis membaca majalah dewasa aku menghayal seperti apa yang di gambar, aku juga mengikuti ritme dari suaminya yang sedang mengempo memek istrinya, tak lama kurasakan tak kuat dan rasanya ingin mengeluarkan sebuah cairan ahhha hhhh keluarlah cairan spermaku di sekitar tanganku.


    Aku terus mengintip mereka berdua kira kira 5 menitan kulihat genjotan semakin cepat dan pantat suaminya semakin padat slupp slupp sluppp tangan dari istrinya memegang keras dari rambut suami tak lama tempo sudah mulai hilang, aku melihat seperti itu rasanya juga ingin menikmatinya dimana mereka berdua merasakan hal yang belum pantas aku lihat.

    Dengan keringat di punggung suaminya dia masih dalam keadaan menindih istrinya sambil merangkulnya, kemudian suaminya melepas penis yang tertancap dan tergeletak di samping tubuh istrinya kulihat kondisi penisnya sudah lemas tidak tegang lagi disertai cairan cairan yang mengalir wajah mereka berdua sangat puas diambil celana dalam dan selimut tadi buat alas untuk mengusap semua cairan yang tertumpah,

    Aku pun menyudahi tontonan perkempoan pasutri tersebut dengan cara berbaring di ranjang dan mengocok sekali lagi sampai klimaks aku pun langsung tidur dengan pulas, paginya aku sudah bangun dan masih bersantai di ranjang karena sekolahku itu berangkatnya siang hari dan pulangnya sore hari, kalau pagi dirumah seringnya sepi karena mamahku juga bekerja dan saudaraku juga berangkat sekolah pagi pagi, aku yang sedang berada di meja makan untuk makan pagi dan mengerjakan PR di sana, kudengar lagi suara ketawa dari kamar pasutri tersebut langsung saja aku bergegas untuk balik lagi ke kamar untuk melihat adegan yang menghibur.

    Aku pasang kedua mataku untuk menyasikkan adegan tersebut benar saja saat aku intip istrinya sedang dalam posisi menungging sedangkan suaminya yang berada di belakang sedang menjilati memeknya melihat hal itu seakan akan langsung penisku berdiri dan ingin mengeluarkan sperma lagi, lidah suaminya sungguh lihai menjilati memek , pantat yang bulat milik istrinya juga oke punya, kapan ya aku bisa merasakan untuk menikmati hal tersebut.


    Saat asyk asyk menonton adegan tersebut aku dikagetkan dengan tepukan tepat di pundakku, plukkkkk jantungku serasa berhenti aku kira orangtuaku pulang duluan dari kerjanya aduh aku tertangkap basah sedang mengintip , dan saat aku menoleh kebelakang rupanya tetanggaku yang sudah akrab dan biasanya kalau masuk memang gak pakai ketuk pintu dulu namanya Siska, di adalah tetangga sebelah rumahku yang sudah tinggal selama 3 tahun lebih,

    Dia tersenyum dan berbisik “eh kamu sedang apa” karena malu dan takut kalau di bilang sama ortuku aku pura pura tidur dan berselimut , flas back sedikit tentang kehidupan Siska di aadalah wanita yang sudah menikah dan sudah mempunyai anak 2 , dia sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh suaminya karena suaminya juga ada istri mudanya di kota lain , jarang sekali suaminya menengok dia aku pernah lihat hanya 2 kali saja suaminya main di rumahnya, si Siska sering meminta bantuan pada keluargaku kadang pula dia meminjam uang dan beras untuk menghidupi anak anaknya karena suaminya juga sering terlambat dalam mengirim pesangon, dan dia jugqa akrab dengan kakakku kalau dia mau menjahit pakaiannya dan membayarnya jika sudah ada kiriman dari suaminya.

    Ada juga peristiwa aku dengan ibu Siska , dimana ini terjadi kira kira 2 bulan yang lalu dimana dia datang kerumahku dan saat itu aku sednag sendirian di rumah, katanya dia sudah ada janji pada kakaku untuk bisa mencoba pakaiannya yang sudah jadi dibuatkan kakakku, karena kakaku gak ada dirumah juga aku menemani ke ruangan jahit bersama bu Siska dia mencoba bajunya , “eh kamu keluar dulu”kata bu Siska

    Aku pun gak mau pura pura gak mendengar dia berbicara

    “eh kamu gak mau keluar ya, atau mau menemani disni untuk aku berganti pakaian??

    “ya kalau boleh sih”jawabku sekenanya

    Langsung dia mencopot pakainnya dan ingin mencoba baju yang sudah jadi, saat itu dia membelakangiku dengan posisi yang telanjang karena pada waktu itu dia tidak memakai celana dalam busyyyeettt melihat itu tanganku seakan akan bergerak sendiri untuk memegang pantatnya yang montok saat aku pegang dan mengelus , tanganku di tampar olehnya plakkkk “eh kamu kurang ajar ya “ katanya.


    Dia agak marah dan agak tersenyum jahat saat dia menampar tanganku tubuh dia berbalik dan kulihat betul bentuk toketnya yang sama sama montok di hadapanku, aku melihat itu langsung menelan ludah dan aku sangat bernafsu bentuk toket yang indah, perut yang seksi dan memek yang saat itu tanpa bulu mungkin habis di cukur bulunya sehingga warna dari memek terlihat betul dengan kecoklat coklatan.

    “eh nanti kamu aku bilangin mama kamu lho” aku pun diam saja dan dia berkata seperti dengan bentuk tubuh yang telanjang, saat dia mencoba untuk memaki bajunya dari atas karena itu kepala dan matanya tertutup oleh kain aku reflek lagi dengan tanganku mengayun memegang sebuah memeknya dengan tanganku, dia mungkin kaget dan langsung dia menjerit langsung aku berlari keluar dari kamar, disitulah awal aku bisa menyentuh tubuh bu Siska, kembali ke cerita lagi saat aku malu ketahuan oleh bu Siska aku tengkurap sambil mengambil selimut untuk menutupi wajahku karena malu ketahuan.

    Aku kira bu Siska langsung pergi dari kamarku malah dia bergantian yang mengintip adegan ngentot pasutri saat bu inta mengintip dia memegang pundakku aku menoleh ke wajah dia yang sedang duduk dia berbisik eh rupanya “mereka sedang asik ngentot” , nafas bu Siska sudah tak teratur dan aku yang masih malu masih dalam selimut , tiba tiba tangan bu Siska menyelinap dalam selimutku dan memegang penisku plekkkkk seketika membuat penisku berdiri aku pun diam saja dan bu Siska membuka celana dalamku memasukkan tangannya ke dalam sambil mengelus ngelus dan masih melihat adegan ngentotnya.

    Mungkin melihat hal itu bu Siska menjadi sange dia langsung berlutut dihadapanku dan membuka selimut langsung saja penisku yang belum besar di emutnya, gilllakkkk hal apa ini sungguh nikmat sekali dan geli rasanya, ahh ahh ahh tak lama karena merasa keenakan aku memuntahkan spermaku ke dalam mulut bu Siska crooottt crott crottt terasa sekali di bagian lututku gemetar dan dia masih mengulum penisku yang masih tegang sampai selesai dan terasa lemas lagi.

    Kemudian berganti posisi dia mencopot dasternya dan mengangkang tepat di wajahku, saat aku tiduran dia jongkong kulihat bentuk memek bu Siska yang di penuhi oleh jembut rupanya sudah basah karena melihat adegan ngentot di kamar sebelah, hmm bau nya khas agak sedikit pesing tapi membuat aku semakin bernafsu untuk mencoba menciuminya karena memang aku merasa penasaran dengan menjilati memek wanita,

    Di regangkan bibir memeknya dengan jarinya dan langsung menumpukan ke mulutku sempat aku sulit untuk bernafas hmm hmmmmhmm aku pegang pahanya untuk sedikit naik sekarang aku tak perlu iri dengan kamar sebelah karena aku juga sudah bisa menikmati memek bu Siska di hadapanku aku mencoba untuk menjilatinya slepp sleep seperti yang aku tonton tadi.

    Setelah merasa puas san basah aku minta berganti posisi sekarang tubuh bu Siska rebahan di atas ranjang, dirinya membuka selakangannya menyuruhku untuk segera memasukkan penisku yang sudah berdiri lagi, aku langsung menindih badan bu Siska ku cium juga keuda toketnya saat wajahku terbenam di antara toketnya aku memegang penisku dan mencoba untuk masuk kedalam celah memeknya bu Siska yang membantu memasukkan penisku ke dalam memek , saat bless masuk pertaman rasanya sangat weeenaaakkk sekali seperti ada yang memijat dari dalam dan hangat sekali.


    Aku langusung sedikit memompa mompa dengan naik turun, bless bless bless tak lama bu Siska merasa tubuhnya kejang dan kakinya merangkul pantatku sambil menekan lebih dalam jadinya penisku terbenam semua ke dalam Yudiuannya , dia mendesah ahhh ahhha hhhh seperti orang menangis, tak lama dia diam tapi yang aku rasakan di dalam memeknya seperti ada menyedot penisku dan diguyur oleh cairan hangat yang keluar dari memek bu Siska, tangan dia merangkul kepalaku dan menempelkan ke dua toketnya.

    Aku yang juga tak tahan menyemprotkan lagi untuk kedua kalinya tapi ini di dalam memek, ahh ahhh ahh aku bergumam di dada agar tak kedengaran suara suara desaha di samping kamar sebelah. Beberapa menit karena kami kelelahan aku masih berada di atas dadanya kemudian bu Siska melepaskan rangkulan kakinya dan menoleh ke samping sedangkan aku juga langsung mencabut penisku melhat wajah bu Siska yang memerah dan matanya sayu sayu membuat nafsuku timbul lagi, dan penisku berdiri lagi aku sempatkan untuk memasukkan lagi ke dalam memeknya dengan posisi miring, karena sudah becek terlihat jelas suara seperti aku sedang mengocok dengan sabun di kamr mandi.

    Dengan wajah yang mendesah bu Siska aku langsung masuk keluarkan penisku dan pantat dia juga bergoyang sambil merintih menggigit bibirnya cepat sekali aku terangsang dengan denyutan memeknya dan ahhh ahhh aku mengeluarkan lagi cairan sperma tapi tak banyak seperti awal tadi, kulihat waktu sudah mau jam 11 siang aku langsung bersiap siap untuk mandi dan pergi kesekolah sedangkan bu Siska juga bergegas untuk pulang ke rumahnya.


    Kira kira 3 bulan pasutri itu tinggal di rumahku dan sudha mendapatkan rumah kontrakan yang baru. Dimana aku kalau siang tidak ada temannya dan hanya sendiri dari situ bu Siska kadang maen ke rumahku mengajak untuk bersetubuh dan kami melakukan dengan sangat puas sampai 4 ronde biasanya karena memang bu Siska mempunyai nafsu yang sangat tinggi juga,

    Aku dan bu Siska tak lama kemudian keluargaku pindah ke Jakarta dan orang orang di rumah tidak mengetahui kalau aku dan bu Siska setiap hari ngentot karena memang bu Siska sudah lama tidak merasakan ini dengan suaminya aku yang masih muda juga bisa mengimbangi tubuh bu Siska yang mana sudah mempunyai anak, anak yang pertama masih kelas 1 SMP cewek namanya Friska,

  • Kisah Memek Nikmati Janda Haus Sex

    Kisah Memek Nikmati Janda Haus Sex


    2861 views

    Duniabola99.com –Siang itu suasana kantor PT. Suka Seks begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Basmir namanya, tengah melamun. Sambil duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja, ia terus saja berpikir.


    Ya, ia memang sedang kasmaran dengan seorang gadis. Gadis itu tak lain adalah Linda, bawahannya sendiri. Linda memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama dadanya yang terlihat amat membusung indah.

    Linda ini sudah cukup lama bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Basmir mengajak Linda untuk makan malam, tetapi selalu ditolaknya. Berbagai alasan diutarakannya.

    Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya pacar. Inilah yang membuat Basmir berpikir keras sejak tadi. “Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aku tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Basmir teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Linda. Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya.

    Rupanya, orang yang ia tuju adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun ilmu hitam. Namanya Mbah Za’in. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yang amat sakti. Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yang lain. Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi.

    Saat Basmir sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu. “Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Za’in dari dalam. “Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Basmir. “Ya, silahkan..” jawab Mbah Za’in sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot itu. Setelah disuruh masuk, Basmir langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri.


    Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya. “Ada perlu apa, Nak Basmir malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya. Basmir tentu saja kaget tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mbah Zain mengetahui namanya.

    Benar-benar sakti. “Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dengan seorang gadis.. Linda namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Basmir dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik. “Oh begitu..” jawab Mbah Za’in sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang. “Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”

    “Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?” “Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di hadapanku..” Basmir pun menuruti semua perintah si dukun. Setelah itu, Mbah Za’in kemudian membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya.

    Tidak lama kemudian, terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Basmir pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Basmir seperti terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu. Roh sukma Basmir yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Linda yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sana. Di rumahnya, Linda tengah berusaha tidur. Ia mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan apa-apa lagi.


    Payudaranya yang berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia terbangun. Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Basmir kiriman sang dukun.

    Roh sukma Basmir bisa melihat posisi tubuh Linda tapi Linda tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu. Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju daster Linda. Linda yang kaget menjadi ketakutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini telanjang. Dan roh sukma Basmir dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Basmir mencium bibir, wajah, leher dan payudara Linda yang besar itu.

    Linda berusaha melakukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. Roh Basmir kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah membesar diarahkan ke mulut Linda. Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Linda pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat penis itu.

    Kalau ada orang yang melihat Linda saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Linda sedang berpantomim dengan memperagakan gerakan oral seks. Tapi Linda memang merasa ada penis besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma Basmir segera membuka kedua kaki Linda. Tampak sekarang liang kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Basmir pun segera mengarahkan penisnya ke liang kemaluan Linda.


    Dengan sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..” masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Linda. Linda terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya. Darah perawan, karena memang selama ini Linda belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa keenakan, Linda pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas, ke bawah dan berputar-putar.

    Kemudian roh sukma Basmir pun mengangkat tubuh Linda dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Linda terlihat menikmati tusukan penis itu. Dan sejam kemudian, roh sukma Basmir pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke sekujur tubuh Linda yang saat itu telah tergolek tidak berdaya.

    Setelah puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Linda yang kemudian tersadar, menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur.

    Ya, keperawanannya telah hilang. Entah apa yang akan dikatakannya pada Robert, pacarnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti. Sementara itu di rumah sang dukun, Basmir yang telah berpakaian lengkap kembali, tersenyum puas. “Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila Mbah mampu membuat Linda menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dengan senyuman licik di wajahnya.

    “Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati lagi kesintalan tubuhnya..” jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Basmir menelan telur itu. Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mbah Za’in benar-benar terjadi.

    Saat suasana kantor pagi itu belum terlalu ramai, pintu kantor Basmir diketuk seseorang. Ketika Basmir menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dengan Bapak..” Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Basmir. Ya, itu suara Linda. Inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu.


    Dengan bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Linda tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya. Tanpa membuang waktu lagi, Basmir menarik tangan Linda. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Linda dan Linda pun membalasnya dengan semangat. Tangan Basmir pun segera menggerayangi tubuh mulusnya. Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.

    Dibukanya kancing kemeja Linda, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya tanpa ampun. Linda tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif sendiri membuka semua pakaiannya. Melihat itu, Basmir tak mau kalah. Penisnya sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Linda jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Basmir.

    Basmir merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh Linda. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Basmir yang mencoba membuat Linda terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitorisnya.

    “Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Linda dengan tangannya memegang kepala Basmir yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya. “Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Sayangku..” Mendengar itu, Basmir segera mengajak Linda bermain di atas meja kantornya yang cukup besar. Basmir rebahan di sana dan Linda langsung naik ke atas pahanya.

    Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh kelembutan, Linda membawa penis Basmir yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya Dan, “Bless.. bless.. jeb.. plouh..” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Linda. Sementara Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Basmir segera dengan posisi duduk meraih payudara Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.


    Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Basmir turun dari meja itu, lalu menyuruh Linda menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja itu. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Linda.

    Dengan sekali tancap, penis itu masuk. “Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras. Tiba-tiba saja, kedua mata Basmir terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi. “Di dalam atau di luar, Lin..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya. “Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas..” jawab Linda seenaknya. Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, mani Basmir keluar di dalam liang senggama milik Linda. Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Basmir, kemudian dibersihkan oleh Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan olehnya.


    Keduanya kemudian saling melemparkan senyum puas. Sejak itu, Basmir dan Linda menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Linda tidak pernah tahu bahwa Basmir lah yang pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Za’in..

  • Kisah Memek Nikmati Memek Adik Tiri

    Kisah Memek Nikmati Memek Adik Tiri


    2722 views

    Duniabola99.com – Nikmatnya Memek Adik Tiriku – Pengalamku ini adalah kisah sex sedarah dengan saudaraku sendiri sebut saja dia Kyna dia adalah adekku satu ayah tapi beda ibu, saat itu kita memang beda rumah dia sempat bermain ke kotaku katanya ingin melanjutkan SMU di kotaku, aku tinggal bersama dengan kakak perempuanku yang sudah menikah.


    Saat itu aku masih kuliah tingkat terakhir dan sedang menyelesaikan skripsiku dan aku sambil bekerja, saat pertama Kyna datang dirumah ku dia masih polos dan lugu maklum dia dari desa, awalnya aku biasa saja jika melihat dia kulitnya cukup putih dan bersih tubuhnya juga padat pada umumnya tubuhnya Kyna enak di pandang.

    Pokoknya masih polos-polos gitulah. Aku biasa-biasa aja pada permulaan melihat dia, walaupun yang Aku perhatiin dari dia adalah bahwa dia mempunyai kulit yang cukup putih bersih dan tubuh yang padat walau tinggi badannya sangat tidak ideal.

    Tapi tetap menarik untuk dilihat pada umumnya.

    Dan berlalulah waktu tanpa terasa dirumah kakak Aku ini dengan kehadiran penghuni baru ini. Selayaknya seorang adik, dia memanggil Aku dengan sebutan kakak , tentunya. Si Kyna ini tidurnya dengan keponakan Aku yang masih SD.

    Dan karena jadwal sekolahnya masuk siang jadi kalau pulang kerja, Aku menyempatkan diri untuk menjemput dia (karena tingkat skripsi jadi hanya kadang-kadang aja ke kampus)dan pulang bareng-bareng ke rumah.

    Oiya, ada beberapa waktu lamanya ketika ibu Aku dari kampung juga sempat tinggal di rumah kakak Aku untuk menemani adik Aku ini beradaptasi dengan lingkungan yang baru dialaminya. Dan Aku suka memperhatikan kalau bangun pagi, adik Aku ini tidak langsung melakukan aktivitas tetapi dia menunggu dulu, ibu Aku yang suka mengusap-usap telinganya sebagai ritual pagi yang harus dilakukan dan baru setelah itu dia akan bangun dan melakukan aktivitas dirumah.

    Dan disitulah awal daripada semua cerita ini. Ketika saatnya ibu pulang ke kampung, kalau pagi-pagi Aku bangun untuk siap-siap kerja, Aku perhatikan adik Aku ini belum bangun. Paling Aku hanya masuk ke kamarnya dan lihat dia sudah buka mata tapi belum mau bangun (sementara kebiasaan keponakan Aku yang tidur bersamanya adalah, kalau bangun pagi langsung pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk dimanja-manja).

    Pertamanya sih, Aku biasanya hanya bilang ke dia seperti ini misalnya:”Ayo bangun Kyna, bantu-bantu sana di dapur…” Aku hanya ingetin dia supaya rajin karena kita hanya menumpang tinggal saja.

    Tetapi entah kenapa, suatu pagi terlintas di benak, adik Aku ini kasihan juga karena dia sebetulnya membutuhkan kasih sayang dari orang tua, setidaknya dari ibu yang biasanya mengelus-elus telinganya ketika dia terbangun dipagi hari.

    Dan pada pagi itulah setelah Aku selesai mandi dan pergi ke kamarnya, Aku rebahan disamping dia yang selalu posisi tidurnya dengan gaya tidur samping dan langsung mengelus-elus telinganya sambil mengatakan:


    ”Kamu pasti kangen diginiin sama ibu ya…” si Kyna membalikkan badannya dan hanya tersenyum senang saja. Lalu selanjutnya, beberapa hari ke depan, setiap pagi Aku datang kekamarnya dan mengelus telinganya tanpa punya perasaan apa-apa.

    Hingga pada suatu pagi, Aku masuk ke kamarnya dan seperti biasanya langsung mengelus-elus telinganya, ehhh, ketika dia membalikkan badannya, tangan Aku yang tadinya berada di telinga terturun karena gerakan tubuhnya menjadi bersentuh dengan payudaranya. Entah kenapa, Aku mengalami perasaan yang berbeda saat itu. Lain banget perasaannya. Ada sedikit mengalami ketegangan.

    Ketegangan pada jantung yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ketegangan pada nafas yang sedikit tertahan. Dan ketegangan pada penis Aku yang tiba-tiba menjadi keras. (sebetulnya ga aneh kalau penis pria mengeras dipagi hari, karena itu memang sudah kodratnya, menurut ilmu kedokteran)

    Tapi yang Aku rasa aneh adalah ketika Aku sudah mulai menikmati semua ketegangan ini. Dan entah setan darimana yang sudah menunggu kesempatan ini untuk menjatuhkan iman Aku, entah kenapa ketika adik Aku telentang seperti biasanya kalau sudah mulai dielus telinganya, seharusnya Aku memilih mengelus telinga yang terdekat dengan posisi Aku disampingnya. Tapi kali ini, Aku bersikap diluar kebiasaan, yaitu dengan mencari telinga yang justru disebelah kirinya.

    Sudah pasti dapat ditebak, dengan posisi kita berdua sama-sama tidur, tentu saja ketika Aku meraih telinga yang disebelah kiri, maka itu berarti Aku harus menjulurkan jangkauan lebih jauh dan itu artinya bahwa lengan Aku akan menindih payudaranya yang terliwati oleh tangan Aku.

    Dan jujur, itulah sebetulnya yang Aku sudah rencanakan dengan tiba-tiba pada pagi itu. Sementara Aku mengelus telinganya, pada saat itu juga, lengan Aku tergesek-gesek oleh payudaranya yang menyembul.

    Mungkin bisa dikatakan tidak terlalu montok, tetapi lumayanlah untuk merasakan bahwa itu adalah payudara perempuan yang sedang ranum-ranumnya berkembang. Tapi gilanya, itu adalah payudara adik Aku sendiri! Adik tiri, tepatnya!

    Kejadian pagi itu, menjadi berulang pada hari-hari selanjutnya. Kadang-kadang adik Aku terlentang kalau dielus telinganya tapi sering juga dia hanya dalam posisi miring tidurnya, sehingga kalau demikian yang terjadi maka Aku tidak bisa merasakan sentuhan dengan payudaranya.

    Tetapi ada kebiasaan baru yang Aku dapatkan kalau seandainya adik Aku tidur pada posisi miring: maka karena tidak terlihat oleh dia, Aku sambil tengkurap tidurnya, tangan memegang telinganya, tetapi badan Aku gesek-gesekan ke kasur sambil membayangkan sedang bersenggama dengan wanita.


    Jujur, kalau sudah melakukan gesekan seperti itu, biasanya Aku tidak akan berhenti menggesekan penis Aku itu hingga akhirnya benar-benar orgasme. Mungkin sensasi yang Aku dapatkan karena Aku menyentuh telinga seorang wanita, meskipun itu adalah adik Aku sendiri.?Kejadian sejak saat itu akhirnya menjadi kenikmatan baru Aku.

    Dan itu bertambah aneh rasanya, kalau Aku sedang membonceng adik Aku dimotor ketika jemput dia pulang ke rumah. Dalam perjalanan, pasti ada saja situasi yang membuat payudaranya tersentuh dengan punggung Aku, rasanya, badan Aku langsung jadi tegang dan pikiran mendadak menjadi kotor, membayangkan hal yang tidak-tidak bersama adik Aku ini.(dia kalau dibonceng tidak pernah pegangan dibagian tubuh Aku)

    Tetapi semua itu hanyalah pikiran didalam hati yang masih jauh untuk dilaksanakan dalam kenyataan. Hingga pada suatu saat, Aku lupa kapan tepatnya adik Aku ini curhat, bahwa dia lagi dekat dengan seorang pria teman sekolahnya.

    Entah kenapa, waktu mendengar cerita itu, Aku pura-pura seneng tapi dalam hati seperti ada kata penolakan. Menolak kalau menerima kenyataan, adik Aku akan berpacaran dengan seorang pria. Dan kenyataan selanjutnya,

    Aku mencari tahu siapa cowo yang sedang dekat sama dia. Waktu Aku jemput dia pulang suatu saat (oiya, Aku ga selamanya bisa jemput dia karena terkadang pulang dari kerja langsung ke kampus) Aku tanya apakah ada cowo yang naksir dia, diantara murid-murid sekolah yang sedang kumpul didekatnya.

    Dan dia menunjukkan seorang cowo: tinggi, putih dan cakep (bukan ganteng loh) Lalu langsung timbul perasaan aneh lagi. Sepertinya, perasaan ini adalah perasaan cemburu. Aku yakin banget. Itu adalah perasaan cemburu.

    Kalau itu memang perasaan cemburu, apakah ini berarti tanpa Aku sadari, Aku sudah mencintai adik Aku sendiri? Atau sedikitnya, menyukai dia? Ada perasaan Aku tidak mau kehilangan dia. Lalu apa yang harus Aku lakukan?? Seperti biasanya pada pagi selanjutnya, ritual memegang telinga dilakukan kembali.

    Tetapi pagi itu, tekad Aku sudah bulat. Kali ini akan berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika Aku rebahan disampingnya, seperti biasanya dia tidur gaya menyamping. Dia tidak terlentang ketika Aku mengelus telinganya, sehingga rencana yang sudah disusun sebelumnya berganti.

    Cerita Sex Sensasi Memek Adik Tiri
    Hanya sebentar Aku mengelus telinganya, dan sebagai gantinya, jari tangan Aku sekarang menekan-nekan bagian pundaknya, sambil seakan-akan sedang memijit dengan lembut. Nafas Aku langsung memburu dengan tindakan Aku ini.


    Jantung serasa mau copot karena ini tindakan yang tidak biasa dilakukan pada adik Aku ini. Pertama, dia hanya diam saja, tetapi lama-kelamaan dia sudah mulai menggelinjang dengan pijitan Aku ini. Gilanya,

    Aku juga mendekatkan mulut Aku ketelinganya dan bilang:”Enak ya ‘de…” dan dia hanya menjawab singkat:”Heeh…”

    Sebelum ponakan Aku masuk kamar dan melihat kejadian yang diluar kebiasaan ini, Aku langsung hentikan pijitan kecil ini dengan harapan besok akan dilanjutkan.?Dan itulah yang terjadi kemudian, besok paginya, Aku kembali datang ke kamarnya dan hanya sebentar untuk mengelus telinganya dan langsung memijit tubuhnya lagi dari samping.

    Tetapi kali ini, Aku sudah lebih berani lagi untuk memijit langsung dengan memasukkan tangan Aku kedalam kaosnya. Tentu saja dia menjadi kaget, karena tentunya berbeda kalau dipijit ada kaos yang menjadi penghalang dan dipijit tangan langsung ketemu dengan kulit.

    Tapi dengan sigap Aku bisikkan, “Biar ga seret tangan Aku memijitnya…”, Alasan yang masuk akal!!! Dan bertambah berdegup jantung ini waktu mijit dan kena bagian bra. Seakan-akan pengen langsung buka aja bra-nya biar sensasinya semakin gila.

    Jujur Aku harus bilang, adik Aku ini permukaan kulitnya, sangatlah mulus. Dan karena dia membelakangi Aku dia tidak tahu sambil memijitnya, Aku tengkurap dan menggesek-gesekkan penis Aku ke kasur, hingga akhirnya Aku orgasme seperti biasanya.

    Kalau sudah seperti itu, Aku akan dengan cepat-cepat keluar kamar. Nafsu seakan langsung reda kalau sudah tertumpah sperma ini. Hingga pada suatu pagi, petualangan Aku semakin bertambah derajatnya. Karena sudah terbiasa dengan memijit bagian punggung, Aku sekarang sudah mulai pelan-pelan menyusuri bagian depan tubuhnya.

    Dengan posisi dia tidur tengkurap, itu pasti susah dijangkau. Tetapi dengan posisi tidur miring, maka segalanya menjadi mudah. Dan yang terjadi adalah, pelan-pelan Aku memijit dia seperti biasanya, naik turun pundak-punggung-pinggang.

    Dan setelah cukup dirasa waktunya, Aku mulai memijit bagian pinggang samping dan mulai naik ke ketiaknya. Pertama-tama dia merasa kegelian, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa juga dengan sentuhan Aku ini.

    Dan ketika dia sudah terbiasa, tangan Aku mulai merambah kebagian yang lainnya. Sudah mulai berani lagi maju kebagian depannya, yaitu kebagian perut. Berputar-putar memijit bagian perutnya (lebih tepatnya sih, seperti hanya mengelus saja) dan mulai berani naik kebagian yang lebih atas lagi, dan sudah bisa ditebak, tangan Aku akan bertemu dengan payudaranya disana.

    Bayangkan, kalau sebelumnya, Aku pernah merasakan bersentuhan dengan payudaranya, itu hanya sebatas sentuhan lengan saja dan dipisahkan dengan baju atau kaus yang melekat ditubuhnya, tetapi sekarang, jemari tangan seorang kakak akan dengan sengaja memulai petualangannya untuk menyentuh bagian payudara dari adiknya sendiri.


    Tepatnya, adik tirinya!?Kebiasaan Aku yang paling baik adalah, selalu sabar. Jangan terburu-buru. Aku akan melihat dulu bagaimana reaksi dari adik Aku ini ketika tangan Aku perlahan sudah mulai naik kebagian atas tubuhnya, yaitu kebagian payudaranya.

    Rasanya tidak masuk akal kalau dia tidak merasakan pergerakan tangan Aku yang sudah mulai kelihatan aneh. Tetapi tidak masuk akal juga, kalau seorang wanita sudah membiarkan tangan laki-laki lain menjamahnya sudah semakin jauh, meskipun itu adalah kakaknya sendiri, lalu kemudian tiba-tiba menolaknya dengan drastis. “Cerita Sex”

    Dan yang terjadi kemudian adalah, penolakan terjadi juga terhadap tangan ini dengan dikibaskannya dengan pelan tangan Aku oleh adik Aku dan kemudian dia mengambil posisi tengkurap, yang artinya, cukup sampai disini usahamu kakakku.

    Yang bisa Aku lakukan hanya mengeluarkan tangan Aku dari dalam kaosnya, dan kemudian kembali memijit punggungnya dari luar sebentar saja dan selanjutnya keluar dari kamar. Oiya, Aku terkadang merasa bersyukur juga karena selama ini, kakak Aku dan suaminya, apalagi keponakan Aku yang masih kecil itu, tidak menaruh curiga dengan kegiatan Aku tiap pagi di kamar dimana adik Aku tidur, karena pasti mereka berpikir,

    Aku adalah kakak yang baik, yang tidak mungkin berpikiran macam-macam.?Tapi yang Aku ingat pada pagi selanjutnya adalah, usaha untuk bisa melangkah lebih jauh tetap dengan gigih Aku lakukan.

    Singkat cerita, jemari tangan Aku dari posisi perut, sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera naik kebagian atas. Dan anehnya, adik Aku seperti tidak lagi perduli, entah dia menikmati juga pergerakan jemari Aku yang mengusap tubuhnya dengan lembut, atau entah dia juga merasa tidak enak kalau melawan kehendak kakaknya yang sudah kebawa nafsu kotor ini.

    Hingga akhirnya, jemari tangan Aku sudah mulai tiba dibagian payudaranya, tetapi tentu saja payudaranya tertutup dengan bra yang dikenakannya. Bagi Aku itu tidak penting! Yang penting adalah, adik sudah mengetahui apa rencana Aku terhadap dirinya dan menangkap sinyal yang telah Aku berikan selama ini kenapa tiap pagi Aku menjadi rajin masuk kedalam kamarnya, dan kalau dia sudah tidak menampik tangan Aku, itu berarti dia sudah setuju untuk Aku gerayangin seluruh tubuhnya tanpa syarat apapun juga.


    Itulah yang terjadi, Aku tidak berhenti menelan air liur Aku ketika Aku sudah mulai menjelajahi payudara sebelah kanannya. Meskipun tertutup bra, tetapi sensasinya sampai bikin Aku pusing ketika Aku meremasnya.

    Aku tidak bisa melihat bagaimana reaksi wajah adik Aku ketika Aku menekan dengan lembut payudaranya karena dia berposisi tidur menyamping. Tapi Aku bisa memastikan, tubuh Aku seakan melayang dengan tindakan Aku yang tidak senonoh ini.

    Apalagi ketika Aku kemudian berpindah lagi untuk menekan payudaranya yang lain. Dari sentuhan lembut, pelan-pelan mulai agak meremas dengan keras dan itulah kali pertamanya Aku mendengar suara adik Aku yang mulai mendesah-desah.

    Sepertinya, gayung bersambut dengan positif dan ini menambah semangat Aku untuk melakukan aksi nikmat selanjutnya. Logikanya, kalau dia tidak menikmati, atau hanya sekedar terpaksa, tidak mungkin dia akan mendesah.

    Karena mendesah bagi Aku artinya adalah, dia menikmati semua sentuhan ini. Tidak puas hanya membelai dan meremas dengan bra menjadi pemisahnya, maka jemari tangan Aku sudah mulai menyelusup masuk kedalam payudara yang sebelumnya tersembunyi itu.

    Ketika itu terjadi, wowww…rasanya, jantung Aku sudah mau copot saja. (ini bukan kali pertama Aku menyentuh payudara wanita, tetapi kalau itu adalah payudara adik sendiri, disinilah sensasi yang tak terkatakan dapat dirasakan) Pertamanya, dia agak menggelinjang ketika jemari Aku menyentuh putingnya. Entah karena kaget atau mungkin karena kenikmatan.

    Tapi yang pasti Aku tidak akan membuang waktu lagi untuk segera menggesek-gesekan penis Aku kekasur sambil terus mulai meremas-remas payudaranya. Semakin cepat Aku menggesek penis dikasur, semakin kuat Aku meremas payudaranya.

    Dan ketika tiba waktunya untuk orgasme, Aku benar-benar menikmati semuanya itu dengan puas tetapi dengan masih sejuta penasaran yang lain yang seakan muncul: apakah hanya sejauh ini? Apakah Aku cukup puas dengan masturbasi sendiri sambil menyentuh bagian tubuh dari adik sendiri?? Anehnya, ketika Aku punya kesempatan menjemput dia pulang dari sekolah, sepanjang perjalanan pulang di motor, kita berdua seakan-akan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi setiap paginya dengan hubungan kita berdua.

    Justru yang dibicarakan oleh adikku itu adalah tentang cowo yang sedang terus mengejarnya. Dan setiap mendengar cerita itu, tiba-tiba saja muncul perasaan aneh didalam perasaan Aku ini, yaitu perasaan nafsu birahi untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi terhadap adik Aku ini. Dan itu memang terjadi pada suatu pagi selanjutnya.

    Kalau yang sudah-sudah, Aku membiarkan dia dalam posisi tidur samping dan Aku akan menggerayangi tubuhnya dengan puas tanpa kita berdua harus bertatapan muka (Aku pikir-pikir, itu pasti cara teraman yang dilakukan adik Aku supaya kita berdua tidak menjadi malu kalau sampai bertatapan muka ketika terjadinya perbuatan ini) tapi pagi itu,

    Aku langsung menariknya dengan pelan agak tidur dengan posisi terlentang. Selanjutnya tanpa takut ataupun malu, Aku langsung menindihnya dengan tubuh Aku diatas tubuhnya dan langsung Aku beraksi.

    Suasana pagi yang masih gelap tanpa adanya lampu sangat menunjang aksi seperti ini karena sesungguhnya, kita berdua tidak dengan jelas bisa saling memandang. Aku langsung mencium bagian lehernya dengan lembut sembari tangan Aku langsung masuk kebagian tubuhnya.

    Sebenarnya rencana Aku hanya sederhana, seperti yang sudah-sudah, Aku harus orgasme karena menggesek-gesekan penis Aku ini. Tapi kalau sebelumnya Aku menggesekkan penis ini di kasur tapi kali ini Aku harus gesekkan diatas bagian tubuh adik Aku ini.

    Dan Aku mencari posisi yang pas hanya untuk urusan penis yang diarahkan kebagian selangkangannya. Aku tidak butuh tangan masuk kedalam payudaranya tetapi cukup hanya meremas dari luar, tetapi yang penting, penis Aku yang sudah menegang itu digesek-gesekan kebagian selangkangannya saja.


    Itu sudah menambah sensasi nikmatnya seks Aku ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Selama perbuatan ini berlangsung, samar-samar Aku melihat tampang adik Aku seperti menutup matanya dengan terpaksa (mungkin untuk menghindari tatapan langsung dengan Aku) tetapi dia tidak dapat menutupi mulutnya yang perlahan mendesah-desah menikmati gesekan penis Aku diatas vaginanya yang tertutup oleh short yang dikenakannya.

    Aku sangat puas dengan kejadian saat itu, karena sebetulnya secara terbuka, adik Aku sudah memberikan tanda, bahwa dia tidak keberatan dengan aksi Aku selama ini dan bahkan mungkin menikmatinya dengan sangat.

    Dan itulah memang perangkap setan: kita tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan tetapi malah penasaran untuk mencoba ke jenjang yang lebih tinggi.?Dan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang lebih nikmat lagi datang pada Aku dan adik.

    Itu bermula ketika kakak ipar Aku harus tugas luar kota. Seperti biasanya, keponakan Aku akan pindah tidur bersama ibunya dan itu berarti bahwa adik Aku akan tidur sendiri. Sepanjang hari Aku sudah merencanakan untuk melakukan aksi yang lebih hebat lagi.

    Walaupun jujur, Aku tidak berharap banyak kalau rencana dan aksi ini akan berlangsung mulus. Ketika malam tiba, jantung Aku berdetak dengan cepat karena menanti kapan saatnya seluruh penghuni akan tertidur dengan lelap, khususnya kakak dan keponakan.

    Sedikit-sedikit mata melihat kearah jarum jam sambil berpikir kapan waktu yang tepat. Mungkin karena saking tegangnya, malam itu entah kenapa, Aku jatuh tertidur dengan lelapnya. Ketika bangun pagi, di otak langsung muncul harus kekamar adik.

    Tetapi ketika Aku membuka gagang pintunya, ternyata terkunci dari dalam. Dan baru mengertilah Aku selama ini, kalau pintu biasanya tidak terkunci, itu karena keponakan Aku sudah bangun dan pindah kekamar orang tuanya.

    Sementara kali ini terkunci karena adik Aku masih tidur. Tapi Aku membaca kejadian ini sebagai petunjuk bahwa, bisa saja adik Aku tidak mau memberikan kesempatan untuk Aku agar bisa masuk kekamarnya dan itu artinya suatu tanda yang buruk bagi Aku secara pribadi.

    Aku bertanya, apa iya adik Aku memang tidak menginginkan kehadiran Aku dikamarnya? Apa iya selama ini dia terpaksa menerima aksi bejat Aku? Atau mungkin dia sudah sadar bahwa semua ini adalah tidak etis dan dosa? Sempat kacau perasaan ini sepanjang hari itu sambil menebak-nebak apa yang sebetulnya sedang terjadi.

    Terlebih pada pagi itu sampai Aku berangkat ke kantor, Aku tidak melihat adik keluar dari kamarnya. Sehingga pada malamnya, ketika pulang kantor dan juga tidak melihat adik di ruang tamu, ruang makan ataupun ruang TV,

    Aku berpikir, lenyap sudah rencana-rencana jahat yang ada di otak yang akan dilakukan terhadap adik Aku itu. Sehingga akhirnya, malam itu Aku pergi tidur agak cepat dari biasanya. Tapi disitulah letak misterinya dosa: antara sadar dan tidak sadar, Aku mendengar ada suara yang membangunkan Aku dari tidur ditengah malam.

    Ketika Aku membuka mata, adik Aku sudah didepan Aku sambil memohon:”Ka, temenin aku tidur donk…hujan keras dan petir, bikin aku ketakutan…” dan memang benar, diluar terdengar hujan keras, tapi tidak terdengar petirnya.

    Entah kenapa, yang ada dipikiran Aku saat itu adalah, apakah kakak Aku harus mengetahui Aku tidur menemani adik tiri kita malam itu. Mungkin karena memang ada apa-apanya, Aku takut kalau kakak Aku tahu kejadian ini.

    Tentu saja Aku dengan senang hati akan menemani dia tidur tapi kakak Aku tidak boleh mengetahuinya. Jadi yang Aku lakukan adalah, suruh dia pergi kekamarnya duluan dan berjanji akan menyusul.


    Aku takut kalau nanti terdengar berisik kalau kita berdua berjalan bersama-sama. Mungkin sekitar setengah jam baru kemudian Aku menyusul kekamarnya, dan tentu saja kali ini kamar tersebut tidak terkunci.

    Aku melihat dalam kegelapan adik Aku tidak bereaksi dengan kedatangan Aku ini, mungkin dia sudah kembali tertidur pulas atau mungkin, justru pura-pura tidur.?Aku langsung mengambil posisi berbaring disebelahnya dan tentu saja kembali jantung berdegup dengan keras (saat ini saja ketika sedang kembali menuliskan pengalaman ini, jantung Aku berdebar-debar, karena seakan-akan kejadian itu masih ada didepan mata) ketika rebah tidur disampingnya.

    Aku sempat memejamkan mata tetapi itu hanya terjadi sebentar saja. Debaran jantung membuat Aku tidak bisa menutup mata lama-lama. Dipikiran saat itu adalah, gilaaaaa….sekarang tidur disamping Aku adalah wanita yang sudah menjadi korban pelampiasan seks yang tidak direncanakan dan selama ini Aku sudah sangat bersyukur menikmati hanya dengan tangan Aku yang meraba-raba bagian tubuhnya.

    Disamping Aku tidur wanita yang tadi malam Aku punya rencana untuk mengajaknya berpetualang seks lebih jauh lagi tapi sepertinya waktu tidak berpihak padaku. Disamping Aku telah berbaring, adik tiri Aku sendiri.?Perlahan Aku mulai berganti posisi tidur dengan gaya menyamping sementara hujan masih terdengar dengan kerasnya, tetapi tetap belum terdengar suara petir seperti yang dikatakan adikku ini.

    Aku melihat adikku ini hanya bahunya saja karena memang inilah gaya tidurnya. Masih jelas diingatan Aku, adik Aku ini suka tidur dengan kaos dan short. Itulah yang membuatnya tidak menggairahkan dan seksi karena tidak ada sesuatu yang tersingkap.

    Kalau saja dia memakai daster, pasti akan seksi banget melihatnya dia tidur. ?Tapi semua itu tidak membuat pikiran kotor dari kemarin, luruh dengan sendirinya. Bisa satu ranjang dengan seorang wanita, siapapun itu orangnya, adalah anugrah dan menimbulkan sensasi.

    Tapi cukup waktu lama untuk mengambil keputusan agar merapat mendekat kepada tubuhnya. Karena hal ini tetap harus diperhitungkan. Kalau pagi hari menyentuhnya itu karena ada alasan ritual memegang telinga pada awalnya tetapi pada malam ini, apa alasannya untuk menyentuhnya? Tetapi otak ini berlogika, tidak mungkin dia tidak tahu apa resikonya mengajak kakak tirinya ini tidur satu ranjang sepanjang malam ini kalau dia tidak mempertimbangkan apa yang sudah terjadi pada hari-hari sebelumnya.

    Seharusnya, dia pasti sudah mengambil resiko dengan apa yang akan dibuat oleh kakaknya pada malam ini. Mungkin dia berpikir, lebih takut kepada setan ditengah malam ini daripada takut kepada kakak tirinya yang sudah jelas-jelas memiliki nafsu birahi kepada adiknya sendiri. Dimulailah per jalanan yang menegangkan malam itu.

    Pertama, Aku hanya menyentuh pinggangnya dengan tangan tanpa melakukan gerakan apa-apa. Ini hanya mau menguji, apakah dia mau menolak atau hanya berdiam saja. Sumpah, jantung Aku memompa dengan keras karena harus mengalirkan darah dengan cepat ke penis yang mulai ereksi dan otak yang mulai tegang.

    Untuk sekian lama dia hanya berdiam diri saja. Apakah memang benar-benar sudah tertidur, atau pura-pura tidak perduli dengan tangan yang ada dipinggangnya? Ini membuat Aku semakin tegang karena sudah akan menambah sentuhan ke jenjang yang lebih tinggi.

    Kali ini tangan Aku mulai memegang lengan tangannya dan merapatkan tubuh semakin dekat. Kemudian mulai memberikan kecupan ringan dibagian punggungnya yang terilindung oleh kaos yang digunakannya. Tidak ada reaksi untuk sekian saat.

    Dan itu semakin membuat Aku berani untuk melakukan hal lainnya. Jemari tangan sekarang mulai turun kebawah dan mengelus paha sampingnya sambil mulai meremas pantatnya, sesuatu yang belum pernah Aku lakukan sebelumnya.


    Terus kecupan-kecupan singkat dilayangkan dibagian punggungnya sambil tangan terus menggerayangi bagian pahanya. Sesudah dirasa cukup waktunya, akhirnya Aku menarik pelan tubuhnya yang menyamping itu agar menjadi posisi terlentang.

    Aku menghindari untuk melihat wajahnya secara langsung meskipun kamar dalam keadaan gelap jadi yang Aku lakukan adalah langsung membenamkan kepala kebagian bawah tubuhnya, tepatnya dibagian paha kebawah.

    Sembari terus memberikan kecupan-kecupan kering (maksudnya tidak pake lidah ciumnya) sudah pasti dia kegelian karenanya tapi Aku masih tidak pasti apakah dia kegelian dalam tidurnya atau memang sudah terjaga dari tadi. Itu tidak penting untuk mengetahuinya, yang penting adalah sejauh ini adik Aku tidak mengadakan penolakan terhadap aksi Aku itu.

    Dan selanjutnya Aku sudah mulai berani merangsek kebagian atas. Aku tetap menciumi seluruh bagian tubuhnya yang tertutup short dan kaos. Tapi ciuman itu tidak mengurangi sensasi yang Aku rasakan dan tentunya yang dirasakan olehnya.

    Apalagi ketika Aku sudah tiba dibagian payudaranya, Aku menggigit dengan pelan, meski tertutup kaos dan bra, tapi dia bisa merasakan sentuhan kecil ini karena sementara tangan Aku juga menelusuri bagian selangkangannya dengan jemari Aku ini.

    Ada suatu saat ketika Aku menekan shortnya dibagian yang Aku rasa itu adalah posisi vaginanya berada, dan yang terjadi adalah, desahan pelan yang membuat Aku semakin berani. Tapi tetap Aku belum bertatapan langsung dengan matanya karena Aku sibuk membenamkan kepala Aku diantara dua payudaranya.

    Aku tetap takut untuk melihat dia secara langsung. Badan Aku ini saja masih belum berani untuk menindihnya seperti pagi-pagi sebelumnya. Aku bener-bener mau semua berlangsung dengan lembut dan menggairahkan dirinya untuk menikmati sentuhan selanjutnya.

    Dan setelah berlangsung cukup lama foreplay tersebut, Aku mulai menaikkan kepala Aku untuk langsung pergi kearah lehernya. Tetap Aku hanya melihat secara sejenak bagaimana adik Aku memeramkan matanya dan Aku menikmati hal tersebut, karena kita berdua seakan-akan secara tidak langsung mengatakan: ini bukan hubungan adik dan kakak.

    Ini bukan hubungan terlarang. Ini hubungan yang saling memberi kenikmatan satu kepada yang lainnya. Dimulailah penjelajahan terhadap lehernya.

    Dia menggelinjang setiap Aku mengecup dia dengan kecupan basah (ini baru pake lidah Aku) dan sementara tangan Aku tetap menjelajah bagian tubuh lainnya, karena sekarang sudah naik ke payudaranya (Aku menghindari menekan terlalu lama bagian vaginanya karena takut nanti dia sudah kehilangan sensivitasnya).?

    Tentu saja tangan Aku tidak mau berlama-lama dipisahkan dengan kaos dan bra, sehingga jemari langsung menyelusup masuk ke bagian dalam kaosnya (dan Aku menghindari tergesa-gesa untuk membuka kaosnya, sampai merasa yakin banget dia sudah terlena dengan sentuhan Aku) jemari Aku langsung mengangkat keatas bra dan langsung meremas payudaranya dengan lembut sementara bibir sudah mulai naik kebagian bibir adik Aku.

    Sebelumnya Aku tidak pernah mencium adik Aku ini tetapi kali ini, ketika nafsu setan semakin membahana, tidak sempurna kalau Aku tidak mulai melumat bibir dan lidah yang ada didalamnya. Tentu saja Aku memulai dengan mencium pipinya, terkadang tiba-tiba turun ke leher, ke dagunya dan kemudian ke bagian bawah telinganya lalu baru ke bibirnya.“Cerita Sex”

    Dan adik Aku tetap dalam keadaaan tertutup mata sembari sesekali mendengar desahannya yang membuat Aku semakin birahi. Tiba untuk sekarang mengeksplorasi bagian bibirnya: dengan tangan Aku pegang pipinya dan mulai mencium bibirnya, merangsek masuk lidah Aku untuk menyentuh bibirnya tetapi entah kenapa dia tidak membiarkan bibirnya terbuka.

    Tidak kehilangan akal, tangan Aku berpindah kearah bagian short bawahnya dan menekan bagian vaginanya dengan lembut. Ketika dia mengerang dengan sentuhan tersebut, baru kemudian Aku melihat ada celah bibirnya yang terbuka dan langsung Aku masukkan lidah Aku kedalamnya. Sungguh, adik Aku ini belum pengalaman untuk berciuman.

    Bayangkan dia hanya membuka bibirnya tetapi giginya tetap tertutup dengan rapat sehingga Aku tidak bisa untuk menjangkau lidahnya. Ini membuat Aku semakin gemas dan penasaran, sehiingga akhirnya kalau tadi Aku dalam keadaan disamping tubuhnya sekarang Aku meletakkan tubuh Aku keatas tubuhnya dan mencari posisi yang pas untuk meletakkan posisi penis Aku yang mengeras itu agar bisa diletakkan diatas vaginanya.


    Aku gerakkan pahanya agar sedikit terbuka sehingga selangkangannya terbuka agak lebar dan pada saat itulah posisi penis Aku taruh tepat diatas vaginanya. Mungkin tidak tepat sekali, tapi itu cukup untuk membuat adik Aku semakin bergairah dengan sentuhan gesekkan penis Aku disekitar vaginanya.

    Dan itulah kesempatan ketika Aku membisikkan kata:”Buka mulut kamu ‘de…” antara sadar dan tidak dia melakukannya, maka lengkaplah sudah lidah Aku mengulum lidahnya dengan leluasa. Kadang menggigit bibirnya dengan lembut, kadang menari-narikan lidah itu kebagian dalam mulutnya, mengulum lidahnya, dan juga sembari penis dibawah tetap digesek-gesekan dengan irama tertentu yang membuat bukan hanya dia mengerang tetapi Aku juga dibuatnya mabuk kepayang.

    Tetapi permainan belum lagi dimulai, ini semua baru pemanasan. Karena ketika Aku melihat adik Aku mulai terbang dengan serangan atas dan bawah, mulai Aku menarik kaosnya pelan-pelan keatas untuk membukanya.

    Tidak sulit untuk melakukan semua itu kalau wanita sudah hampir setengah sadar dibuat seperti ini. Malahan dengan jelas tangannya turut membantu untuk membuka kaosnya. Itulah yang membuat Aku bertambah berani.

    Pokoknya, yang terjadi, terjadilah. Ditengah malam yang gelap dengan suasana hujan yang turun, kegairahan Aku semakin menjadi-jadi. Gelapnya malam tidak dapat menyembunyikan putihnya tubuh dari adik Aku ini, meski bra masih melekat diatas payudaranya.

    Aku mulai menciumi sekujur tubuhnya meski bra menjadi penghalang Aku untuk menjilat putingnya. Desahan dan desahan terdengar tidak putusnya dan saat itulah yang tepat untuk melucuti branya yang terkancing di bagian punggungnya dan mencampakkannya dibawah ranjang.

    Ohhh… ketika bagian tubuh atas telah dilucuti, hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa melepaskan semua penutup tubuhnya. Dan langkah pertama adalah melucuti kaos Aku sendiri dengan cepat dan segera merapatkan tubuh Aku ke atas tubuhnya.

    Biar dia merasakan sensasi kulit kita yang bertemu satu dengan yang lainnya. Sementara Aku dengan perlahan tanpa disadarinya sudah juga membuka bagian celana Aku beserta cd-nya sekaligus. Dalam keadaan telanjang bugil, nafsu untuk menggauli adik sendiri semakin menjadi-jadi.

    Bayangkan, hanya dengan menjilat putingnya, lalu tiba-tiba naik ke bibirnya, sementara tangan langsung meremas-remas payudaranya, desahan kecilnya, lama kelamaan menjadi keras dan mirip seperti sebuah erangan merintih.

    Kencan dengan tidak menggunakan suara memang tidak mengenakkan tapi Aku memang sudah memasang taktik untuk tidak menggunakan suara supaya dia tidak mendengar suara kakaknya dan membangunkan dia dari ketidaksadarannya itu bahwa dia sedang digarap oleh kakaknya sendiri. Yang Aku lakukan hanya membalas erangannya dengan erangan Aku sendiri supaya dia juga terangsang mendengar suara Aku yang merintih-rintih kenikmatan.

    Tiba saatnya ketika Aku harus mengerahkan daya upaya agar bisa melucuti short dan cd yang dikenakan oleh adik Aku ini. Ini bukan pekerjaan sulit (Aku sudah sering melakukannya pada wanita-wanita lain sebelumnya) Aku hanya cukup dengan sabar membuat dia menggelinjang kenikmatan dengan sentuhan Aku dan saatnya tiba ketika Aku tidak langsung membuka celananya tetapi justru menyelusupkan jemari Aku masuk kedalam cd-nya.“Cerita Sex”

    Aku hanya meletakkan jari Aku diatas cdnya dan merasa pasti diatas vaginanya Aku menekan dengan lembut, yang terjadi sungguh sangat diharapkan, adik Aku langsung memegang tangan Aku dan menahannya disana.

    Ini adalah sinyal positif: saatnya untuk segera membuka shortnya. Dan itu Aku lakukan dengan mudah sekali, karena adik Aku juga dengan cepat turut membantu membuka celana yang dikenakannya.

    Tetapi Aku tetap tidak mau terburu-buru untuk membuka cd-nya. Melihat adik Aku sudah telanjang, dengan kemulusan yang tidak terkata, itu sudah sangat menggairahkan buat Aku. Tapi Aku akan membuat bagaimana supaya dia juga menginginkan permainan malam itu.

    Maka langkah selanjutnya adalah, Aku menaruh tubuh Aku diatasnya dengan terlebih dulu melebarkan selangkangannya, dan menjepitkan penis Aku diantara kedua pahanya dengan vagina yang masih terbungkus dengan cd yang dikenakannya.

    Lalu kembali tangan Aku menyusuri seluruh tubuhnya yang sudah nyaris telanjang sembari mulut Aku kembali menciumi leher, bawah telinga, bibir dan kemudian mengulum putingnya yang mulai mengeras tetapi yang sebetulnya membuat dia terlena adalah karena pada saat bersamaan, dibagian bawah selangkangannya, penis Aku naik turun diatas permukaan cd-nya yang menutupi vaginanya.


    Aku terus menggesek-gesek penis Aku naik turun diantara selangkangannya, sambil mendengar desahan nafsu yang tertahan dari adik Aku. Tapi sekian menit Aku tunggu, dia tidak juga menurunkan tangannya kebawah untuk menekan badan Aku lebih dalam dan itu bisa saja terjadi karena dia masih sungkan sebagai adik yang meminta jatah kepada kakaknya walaupun dia sudah sangat menginginkannya.

    Maka yang Aku lakukan supaya permainan ini menjadi lebih menarik adalah, Aku turunkan setengah posisi cd yang dikenakannya dan memasukkan penis Aku kedalamnya. Aku sangat mengetahui bahwa itu tidak akan menembus vaginanya, karena posisinya tidak sangat tepat, tapi memang itu Aku sengaja supaya dia merasakan nikmat yang setengah saja dan membuatnya penasaran untuk merasakan lebih jauh lagi.

    Dan taktik itu berhasil dengan suksesnya. Setelah Aku menggesek-gesekkan penis Aku diantara jembut tipisnya, dia mulai merintih dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya secara perlahan, ke kiri kekanan dan berputar-putar.

    Sangat erotis! Tidak pernah terbayangkan, adik Aku yang masih kelas 1 SMU melakukan hal ini. Seks itu memang naluri. Tidak perlu diajarkan sebelumnya tetapi ketika gairah itu muncul, maka orang bisa melakukan sesuatu yang mungkin tidak pernah direncanakan sebelumnya.

    Dan goyangan dia semakin membuat Aku belingsatan, terlebih ketika merasakan ada cairan-cairan disekitar jembutnya itu. Tentu saja dia menggoyang karena dia sedang mencari posisi yang pas agar penis Aku bisa masuk kedalam vaginanya.

    Itu naluri untuk mencari kenikmatan yang lebih! Tapi tidak akan pernah bisa masuk penis Aku kedalamnya kalau cd-nya belum terbuka semuanya. Dan memang rencana Aku adalah, ketika Aku membuka sebagian dari cd-nya, Aku mau dia yang melakukan pekerjaan sisanya.

    Aku mau membuat dia merasakan bahwa dia juga menginginkan kejadian malam itu. Dan memang itulah yang terjadi kemudian. Dengan reflex yang cepat karena mungkin setelah sekian lama bergoyang dan menggelinjang tetapi belum merasakan penis Aku masuk kedalam vaginanya, tiba-tiba saja dia memelorotkan celana dalamnya kebawah dan langsung menekan pantat Aku dari belakang dengan kedua tangannya.

    Sabar…kembali Aku harus bersabar…! Aku yakin meskipun terlihat sudah mulai liar adik Aku ini tapi sesungguhnya Aku percaya dia masih perawan. Aku pasti adalah orang pertama yang akan memerawani dia malam itu tapi Aku mau melakukan semua itu dengan lembut dan berkesan. Dan tidak grasak grusuk seperti maunya.

    Aku tidak mau dia trauma dengan kejadian pertama. Oleh karenanya, Aku tetap menahan pantat Aku untuk tidak terdorong dengan tekanan tangannya yang keras.

    Dia tentu saja belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apa yang akan terjadi kalau Aku langsung mencobloskan penis Aku kedalam vaginanya. Yang Aku butuhkan adalah kesabaran dan kelembutan dalam bercinta.

    Dan caranya adalah Aku membisikkan kalimat:”Sabar ya, ‘de…” Kalimat pertama yang terdengar dari Aku sekali lagi, selain suara erangan-erangan sebelumnya. Aku ingin memastikan bahwa dia sudah basah, bahkan becek dengan cairan pelumas disekitar vaginanya. Ini adalah pengalaman pertamanya.

    Dan Aku harus meyakininya bahwa malam pertama ini akan sungguh sangat berkesan dengan kenikmatan yang tak terkata. Oleh karenanya, mulailah Aku kembali menggesekkan penis Aku diatas permukaan vaginanya, sambil sesekali mencoba untuk memasukkan penis Aku dengan lembut.

    Yang terjadi adalah, dia mengerang kesakitan, dan itu pertanda bahaya. Karena kalau sampai dia merasakan sakit lebih besar daripada nikmatnya, maka otomatis, cairan pelumasnya akan berhenti keluar dan akan menyebabkan vagina yang kering dan susah untuk dimasuki.“Cerita Sex”

    Jadi yang Aku kerjakan adalah mengeluarkan segenap kemampuan untuk terus membuatnya terangsang dengan lidah, tangan dan penis yang menjelajahi seluruh tubuhnya. Semakin dia terangsang, semakin basah dan becek disekitar vaginanya, dan itulah saat yang tepat untuk sekali-sekali menghunjamkan penis Aku kedalam vaginanya.


    Pertama-pertamanya agak sulit untuk menembus keperawanan dari adik Aku ini tetapi dengan kesabaran Aku melakukan semua ini dengan segenap hati. Seperti misalnya, kalau Aku anggap perlu, Aku turunkan kepala Aku kedaerah selangkangannya dan kemudian tanpa ragu menjilat vaginanya. Jujur, Aku sebetulnya jijik melakukan hal ini tapi demi membuat agar dia terus terangsang, dengan senang hati Aku melakukan pengorbanan ini.

    Cukup lama untuk bisa menembus hutan belantara keperawanan adik Aku ini, tetapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang sudah dipersiapkan, yang mulanya masih didepan, sekarang perlahan-lahan kontol Aku sudah mulai menancap masuk kedalam.

    Dan nikmat yang Aku rasakan bukan karena penis yang sudah menembus vaginanya tetapi justru karena erangannya yang merintih dan gelinjangan tubuhnya yang erotis. Dari pengalaman sudah diketahui bahwa tidak pernah penis bisa menikmati vagina dengan indahnya pada pertemuan pertama.

    Yang penting, selama hantaman penis ke vagina adik Aku itu tidak membuatnya sakit yang parah sehingga membuatnya trauma untuk bersenggama lagi, bagi Aku itu sudah cukup berhasil. Dan malam itu berakhir dengan tumpahan sperma Aku disekitar perutnya tanpa merasakan kenikmatan yang dahsyat seperti kalau Aku bersetubuh dengan wanita lainnya yang berpengalaman.

    Ada yang aneh ketika Aku harus mengakhiri permainan malam itu. Aku merasa aneh harus menyeka sperma diatas tubuhnya dengan kaos Aku dan harus membisikkan:”Pake bajumu ya ‘de…” dan kemudian Aku dengan berjinjit keluar dari kamarnya malam itu dengan perasaan berdosa.

    Tapi dosa ternyata menyebar dengan cepat. Besoknya, dengan sengaja Aku tidak menjemput adik Aku pulang walaupun sebetulnya ada kesempatan. Aku tidak menginginkan bertemu dengan dia tapi tidak mengetahui apa yang harus dibicarakan.

    Gua hanya mau bertemu dengan dia dengan menggunakan bahasa tubuh saja. Dan itu artinya, pada malam berikutnya, mumpung adik Aku masih tidur sendiri, tunggu hingga jam satu pagi, baru Aku berani memberanikan diri untuk menyelinap ke kamarnya dengan keyakinan, kali ini hanya pintu kamarlah yang menjadi tanda diantara kita berdua.

    Kalau dia tidak menguncinya, itu berarti dia memang menginginkan kedatangan kakaknya di tengah malam untuk mengulangi hal yang pasti dianggapnya luar biasa tadi malam. Tapi kalau dia mengunci kamarnya, itu berarti, kejadian tadi malam hanyalah kecelakaan semata.

    Tentu saja sangat menegangkan untuk mengetahui apakah pintu terbuka atau terkunci. Tetapi yang pasti, ketegangan itu sudah sangat berkurang drastis karena Aku sebelumnya malam itu sudah bermasturbasi dengan suksesnya sebelum mengendap-endap menuju kamar adik Aku.

    Dan ketika Aku membuka gagang pintu dan mendorongnya, ternyata pintu bergerak kedalam, dan itu artinya…..jantung Aku kini bergemuruh dengan hebat! Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata adik Aku sengaja tidak mengunci pintu kamarnya yang artinya, dia memang sedang menunggu kakaknya yang cabul ini masuk kedalam kamar dan akan melanjutkan permainanan malam sebelumnya yang belum mendapatkan nikmatnya.

    Mungkin karena terlalu lama menunggu, adik Aku memang sepertinya benar-benar tertidur. Ini terlihat dari posisi tidurnya yang terlentang. Dalam keadaan seperti ini, Aku tidak mau membuang-buang waktu lagi.

    Aku yakin sekarang bukan saatnya lagi untuk foreplay dengan durasi yang lama. Aku dengan polosnya langsung membuka seluruh baju Aku dan celana beserta cd-nya. Aku merasa yakin, kali ini adalah permainan seks yang memang bergayung sambut.

    Jangan membuang waktu lama untuk hal-hal yang sudah dilakukan tadi malam. Sekarang hanya melanjutkan saja apa yang telah terjadi pada malam sebelumnya. Yang dilakukan adalah, dengan tubuh telanjang, langsung tidur disamping adik Aku dan langsung pelan-pelan menurunkan shortnya. Ada sedikit pergerakan darinya, tetapi seperti antara sadar dan tidak sadar.

    Setelah shortnya dilucuti, jemari Aku menekan bagian vagina yang ditutupi cd-nya. Ada sedikit gerekan menggelinjang. Dan kini tiba saatnya untuk untuk menciumi lehernya yang tak terlindung sembari naik perlahan kearah bibirnya.


    Tidak ada perlawanan. Malah sepertinya ketika bibir Aku tiba di bibirnya, dia sudah membuka bibirnya dengan otomatis menjulurkan lidahnya. Tunggu apa lagi. Langsung melumat bibirnya sembari tangan kembali meremas payudaranya yang tertutup kaos.

    Tidak sabar lagi, Aku langsung menindih tubuhnya dengan tubuhku dan seperti biasanya meletakkan posisi penis tepat diatas vaginanya sambil menggesekkannya meski tertutup cd-nya. Aku suka dengan gaya yang bikin penasaran ini.

    Karena kemudian adik Aku akan mulai menggoyangkan dengan pelan tubuhnya dan tanpa membuang waktu Aku langsung membuka kaos dan bra-nya. Aku sudah telanjang bulat dari pertamanya tapi dia masih tersisa cd dan tugas Aku selanjutnya adalah memastikan bahwa dia akan benar-benar basah hingga becek sehingga penelusuran lubang vagina oleh penis Aku akan berjalan lebih nikmat dari pada malam sebelumnya.

    Dan seperti taktik Aku sebelumnya, Aku tidak akan pernah mau membuka cd wanita sebelum dia memang menginginkan untuk dilucuti, bahkan lebih bagus lagi kalau dia sendiri yang melucuti. Jadi yang Aku lakukan adalah menggerayangi tubuhnya dengan lidah basah sembari tangan terus meremas-remas payudaranya.

    Memastikan bahwa kedua puting payudaranya menjadi keras adalah pekerjaan susah. Padahal menurut pengalaman, disitulah letak seorang wanita benar-benar birahi. Terkadang kita sentuh bagian kiri, mengeras tapi bagian kanannya tidak dan begitu sebaliknya. Aku tidak mau menggarap seorang wanita sebelum dia betul-betul menginginkannya.

    Dan ketika semua sudah berjalan dengan sesuai rencana. Maka Aku membisikkan kalimat:”Kita harus pindah ke lantai, ‘de…” Sebetulnya ini adalah permintaan yang beresiko, karena alam bawah sadarnya kembali terjaga sehingga dia bisa saja menolak pindah.

    Tapi Aku memang benar-benar sudah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat. Aku tidak mau lagi hebat-hebatnya bergoyang dan terganggu oleh karena bunyi derit tempat tidur yang bisa membangunkan kakak dan keponakan Aku.

    Langsung Aku melemparkan selimut dan bantal kebawah lantai dan menariknya turun kebawah. Dia hanya menurut saja dan itu adalah anugrah. Sehingga dengan beralaskan selimut saja, walaupun kerasnya lantai tidak mengurangi semangat kita berdua untuk memulai petualangan yang lebih hebat dari sebelumnya.

    Dan itulah yang terjadi: Aku langsung kembali mencium bibir dan melumat lidahnya. Menindihnya dengan tubuh Aku yang langsung menyelipkan kontol diantara kedua pahanya. Menggesekkannya dengan lembut sembari tangan memainkan payudara beserta putingnya. Dalam hati Aku bersyukur juga, menikmati tubuh mulus adik Aku ini seperti suatu mukjizat.

    Mana pernah ada pengalaman bisa mengadakan hubungan seks dengan keluarga sendiri, meskipun itu hanyalah adik tiri. Sepertinya takut dosa sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah nafsu yang membara untuk menggarap tubuhnya ini dengan tekad untuk memberikannya kepuasan yang tidak terkira. Mungkin karena sebelumnya sudah masturbasi, sehingga permainan Aku agak sedikit lembut dan penis berdiri tidak begitu kencang.

    Dan ini sangat menguntungkan Aku karena Aku jadi bisa mengendalikan permainan. Yang terjadi adalah, adik Aku memburu dengan sedikit malu-malu sementara Aku seperti berkesan jual mahal. Tapi sampai kapan ini akan bertahan? Ketika tiba saatnya ketika Aku mulai melucuti perlahan cd adik Aku ini kebawah, nafsu birahi Aku seakan tiba-tiba muncul.


    Entah kenapa Aku bertindak liar dengan menarik cd itu dengan gigi Aku kebawah dan kemudian langsung mengarahkan lidah Aku kearah vagina adik Aku. Aku hanya menciumnya sesaat, karena memang bukan ciri Aku untuk menjilat vagina wanita, Aku hanya mau memastikan bahwa vaginanya cukup pelumas untuk segera ditancapkan penis Aku kedalamnya.

    Tapi itulah Aku, selalu membuat wanita penasaran. Aku tetap hanya menyenderkan penis Aku keatas vaginanya tanpa bermaksud memasukkannya sementara Aku pura-pura sibuk untuk mengulum bibir dan lidahnya sambil mendekap tubuhnya dengan kedua tangan Aku.?

    Justru adik guelah yang sibuk menggoyangkan tubuhnya supaya kontol Aku bisa menghujam kemaluannya. Dan Aku tidak membiarkan dia berlama-lama melakukan itu karena Aku kemudian berbisik kepadanya:

    ”Kamu mau ‘de..” dengan tenangnya Aku bertanya. Seperti tersekat ditenggorakan jawabannya:

    ”Terserah kakak…”? Inilah saatnya Aku menunjukkan kepada adik tirinya, siapa Aku sebenarnya. Dengan sigap Aku sekarang memegang kontol Aku dengan jari Aku dan mulai membelai-belai permukaan vaginanya dengan penis Aku.

    Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairannya. Dan erangan yang keluar dari adik Aku semakin membuat Aku semangat untuk terus menggesek-gesekan kontol Aku di atas permukaan vaginanya.

    Ketika dirasa cukup licin, mulai pelan-pelan Aku dorong kontol ini dengan tangan Aku masuk kedalam vaginanya. Itu cukup untuk membuat tubuh adik Aku terdorong kebelakang karena mungkin sakit dan nikmatnya bergabung menjadi satu.

    Kalau sudah begitu Aku akan menarik kembali keluar kontol Aku dan kemudian memasukkannya kembali perlahan. Kembali tubuh adik Aku terdorong kebelakang tetapi sekarang sudah tidak sekeras sebelumnya.

    Dalam hati Aku, ini harus menjadi lebih baik dari pada malam sebelumnya. Lalu secara konstan, Aku mulai memasuk-keluarkan kontol Aku kedalam setengah lubang vaginanya, hanya untuk memancing agar cairan pelumasnya terus keluar dengan lancar.

    Itulah yang terjadi beberapa saat kemudian, ketika Aku mulai merasakan bahwa lubang ini sudah mulai lancar untuk terus dipompa keluar masuk kontol Aku. Akhirnya Aku melepas jari Aku dari kontol dan membiarkan kontol Aku mencari sendiri jalan masuk lobang kedalam vagina adik Aku dan sekarang saatnya tangan Aku akan memindahkan sentuhannya ke payudara adik Aku.

    Sambil memeras payudaranya, Aku secara perlahan menggenjot pantat Aku naik turun membenamkan kontol Aku kedalam memeknya. Bisa dipastikan terjadi erangan yang lebih hebat dari sebelumnya keluar dari mulut adik Aku, tetapi dengan sigap Aku tutup kepalanya dengan bantal agar erangannya tidak terdengar.

    Dari yang pertamanya masih seret, tetapi lama kelamaan sudah mulai lancar masuk keluarnya kontol Aku didalam memek adik Aku ini. Ini tentu saja akan membuat Aku untuk terus menuntunnya kepermainan yang lebih nikmat lagi.

    Dan dimulailah Aku mengangkat satu kakinya untuk disilangkan dan Aku juga menyilangkan kaki Aku untuk mengajarkan padanya kontol* dengan gaya bintang. Aku suka banget gaya ini dan Aku mau adik Aku merasakannya juga.

    Aku merasa gaya ini betul-betul bisa menjebloskan seluruh kontol kita kedalam memek wanita yang kita garap. Adik Aku hanya menurut saja permintaaan Aku dengan tatapan yang aneh. Aku tetap risih melihata tatapannya tapi selama dia masih bersedia untuk digarap, Aku tidak perduli.


    Maka selanjutnya yang terjadi adalah, Aku mengocok seluruh tubuh Aku dengan gaya bintang kedalam memeknya. Tentu saja kali ini dia bukan lagi mengerang dibuatnya tetapi sudah sedikit berteriak.

    Aku terganggu dengan teriakannya sehingga Aku menurunkan tempo goyangannya tetapi yang terjadi justru dia yang mengocoknya dari bawah sembari menutup sendiri mulutnya dengan kedua tangannya supaya teriakan yang keluar tidak terdengar.

    Gila, Aku bener-bener horny sekarang kalau membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu. Permainan dengan seorang perawan selalu mengejutkan pada kali yang kedua. Tetapi yang lebih mengejutkan disini adalah Aku memerawani adik Aku sendiri.

    Gilanya kita bisa bersetubuh hingga berjam-jam malam itu, hingga dia bertanya, apakah semua cowo seperti ini kuatnya. Aku hanya tersenyum tanpa memberitahu bahwa rahasianya adalah Aku sudah masturbasi sebelumnya, makanya tidak muncrat-muncrat pada malam itu.

    Itu ternyata sangat berkesan didalam dirinya, sehingga kemudian, diwaktu-waktu selanjutnya setiap ada kesempatan yang memungkinkan kita berdua melakukan perbuatan bejat ini tanpa ragu-ragu lagi.

  • Kisah Memek Nikmatnya Agnes Monica

    Kisah Memek Nikmatnya Agnes Monica


    9040 views

    Duniabola99.com – Jimmy, umurku 19 tahun. Aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu universitas negeri di Jakarta. Kata temanku, aku tampan, tinggiku ideal, dan bentuk tubuhku atletis. Aku akan menceritakan pengalamanku yang terhebat, bercinta dengan artis muda yang sedang bersinar saat ini, Agnes Monica. Mungkin aku tidak akan menceritakannya terlalu panjang, tapi ringkas dan padat. Sebulan yang lalu, aku pergi ke toko buku yang cukup besar, untuk mencari buku tentang sex, karena aku kuliah di fakultas seksologi.. Tempat itu sekarang cukup sepi, karena sudah sore. Aku sangat menikmati pencarian itu, karena selain membaca inti-intinya, aku juga sambil mengembangkan fantasiku, mengikuti cerita buku-buku itu. Rasanya aku sudah sange. Kalau saja aku punya uang banyak, dan didekatku ada wanita panggilan, pasti aku sudah mengerjainya.


    Aku baru sadar kalau disampingku ada seorang perempuan cantik, dan rasanya aku sering melihatnya, tapi aku lupa dimana. Dia memakai celana jeans dan kaos yang ketat. Aku baru ingat bahwa perempuan itu adalah artis idolaku, Agnes Monica. Aku memberanikan diri menyapanya dan berkenalan. Kami asyik ngobrol, dan aku mulai memancingnya bicara menjurus kemasalah sex. Ternyata dia juga menyukai hal-hal berbau sex. Dia suka melihat film blue, membaca cerita-cerita panas, dan melihat gambar-gambar porno di internet. Aku senang karena hobinya sama denganku. Pembicaran kami berlangsung secara terbuka, dan dia selalu menjawab setiap pertanyaanku, apapun pertanyaan itu. Aku berfikir untuk mengajaknya berhubungan sex. Aku mulai bertanya dengan maksud mengajaknya melakukan itu.
    J(Jimmy): Kamu pernah berhubungan sex?
    A(Agnes): Pernah sih, baru dua kali.
    J: Aku juga pernah, juga dua kali.
    A: Dengan siapa?
    J: Dengan mantan pacarku, dan teman sekampusku. Kalau kamu dengan siapa?
    A: Aku nggak bisa mengatakannya, gimana kalau ternyata kamu wartawan? Lalu kamu mengatakannya pada orang-orang?
    J: Aku sudah bilang aku mahasiswa. Kalau kamu nggak bisa bilang nggak apa-apa kok. Aku ngerti. Kamu melakukannya suka sama suka, atau dipaksa?
    A: Aku tidak dipaksa. Aku menikmatinya. Terakhir aku bercinta, dua bulan yang lalu. Dan aku sangat ingin melakukannya lagi. Tapi tidak dengan sembarang cowok. Aku akan melakukan itu dengan cowok yang badannya tinggi, atletis, dan tampan seperti kamu.
    J: Kalau aku mengajakmu bercinta, kamu mau tidak? Permainanku sangat hebat. Aku hafal sampai 30 variasi gaya. Cewek yang pernah bercinta denganku sampai orgasme tiga kali. Kamu mungkin akan mati kepuasan.
    A: Tentu aku mau. Kamu ada tempat? Kalau tidak ada, kita dihotel saja.
    J: Dihotel saja. Di rumahku selalu ada orang.
    A: Baik, biar aku yang bayar ongkosnya.
    J: Agar tidak memancing kecurigaan orang, nanti kamu pergi duluan untuk ‘check in’ dan masuk kamar dan aku akan mengikutimu dari belakang. Nanti , pintu kamarnya jangan dikunci dulu.
    A: Baik. Kalau begitu ayo kita pergi sekarang.

    Kami pun pergi berdua, naik mobilnya Agnes. Setelah sampai dihotel, kami menjalankan rencana kami. Setelah aku sampai dikamar hotel, Agnes sudah menungguku, dia duduk disofa. Dia sudah melepaskan kaos dan celananya, dia hanya memakai bra hitam dan CD yang juga berwarna hitam. Aku langsung mendekatinya, dan mencium bibirnya. Dan kami mulai memainkan lidah. Dia juga sudah ahli memainkan lidahnya. Aku mencium lehernya, sambil meremas dadanya yang belum begitu besar dan memutar putingnya. Dia menjerit “ooouugghhh” Aku mulai menjilati dadanya. Dia bertweriak lebih keras lagi. “ooouuggghhh, aduuuuh” Aku lang sung membuka baju dan celanaku, Agnespun membuka semua pakaiannya hingga sekarang kami berdua telanjang. Tubuhnya sangat putih dan mulus. Aku semakin bersemangat.


    Aku baru ingat pintu kamarnya belum dikunci, aku takut ada yang masuk dan mempergoki kami. Aku langsung mengunci pintinya. Agnes memelukku dari belankang lalu aku berbalik, aku memeluk dia dan mencium lagi bebirnya. Aku langsung menjilati payudara dan putingnya. Kemudian, Agnes langsung memegang kontolku dan mengulumnya. Sambil berkata “wah, kontolmu besar juga. Mungkin aku akan pingsan karena terlalu nikmat bercinta denganmu” Aku menjawab “apa aku bilang. kamu tidak akan kecewa” Agnes bertanya lagi “gimana , nikmat enggak? Aku hanya menganggukan kepala. Ternyata, Agnes sudah ahli melakukan oral seks.

    Aku bilang pada dia “aduuh, udah mau keluar nich” Tapi Agnes tetap asyik menulum kontolku. Akhirnya spermaku keluar dalam mulut Agnes. Tapi dia tidakm marah, malah dia menelannya, dan terus menjilati punyaku hingga bersih. Aku langsung membaringkan tubuh Agnes ke tempat tidur, dan aku langsung me”licking” memeknya Agnes. Aku kemudian menjilati klitorisnya dan mulai menjilati kedalam vaginanya. Sambil sesekali mem”f*ck you” dengan jari tengahku. Dia teriak kegelian “aahhhhh… geli sekali… oughh terus Jim, ayo sayang ougghhh” Aku semakin mempercepat jilatanku ke klitorisnya lalu Agnes bilang “Jim, udah mau keluar nih aduuuhhhh” Agnes mengeluarkan cairan kewanitaannya, lalu aku meminum dan menyedotnya.

    Agnes berkata lagi “hey Jim, ayo cepat masukan. Aku udah nggak tahan nih. Ayo dong” Aku langsung tancap gas dan memasukan kontolku ke vaginanya Agnes. Saat itu, aku diatas dan dia dibawah. Kami sambil berciuman. Aku merasakan betapa nikmatnya vagina Agnes Monica. Vaginanya masih sedikit rapat karena belum sering bercinta. Jepitannya pada kontolku sangat terasa. Aku sangat beruntung karena bisa bercinta dengan artis favoritku. Aku takan pernah melupakan ini dan aku berharap ini bisa terulang lagi.


    Kami langsung berganti posisi, dengan gaya bintang laut. Agnes berbaring menghadap kesamping, dan daku ada di belakang dia. Aku kembali memompa kontolku. Aku mempercepat pompaanku. Agnes berteriak lagi “aaahhhh… nikmat aaahhh aduuuuhhhhhh terus Jim terus” Aku bembali ganti posisi dengan posisi Doggie Style/gaya anjing. Aku memompa lagi dengan pelan, sambil memegang pantantnya Agnes. Aku menekan punggungnya, hingga pantatnya semakin naik. Dan kami memakai variasi Servent Desire Variat.

    Agnes bicara lagi “Jim, aku udah mau keluar lagi nih aduuuhhhh” Aku tidak menghiraukannya dan kembali mempercepat genjotanku. Dan “crooottt”, air mani Agnes keluar, dan aku merasakan hangat di kontolku. Aku mencabut kontolku dan ternyata kontolku sudah penuh oleh air mani Agnes. Aku membersihkannya dengan tissu. Setelah bersih, Agnes kembali mengulum kontolku selama satu menit. Lalu dia menempelkan kontolku di jepitan payudaranya sambil meremasnya. Serta memasukan lubang kontolku be putingnya. Kemudian permainan kami lanjutka kembali.

    Kali ini aku duduk dan Agnes duduk diatasku lalu memasukan kontolku ke memeknya, dengan gaya belalang. Kami saling berhadapan, dan tubuhnya naik turun. Setelah 7 menit dia ganti arah, menjadi maju mundur dengan pelan, hingga kami bisa sambil berciuman. Lalu aku membalikan tubuh Agnes sehingga dia membelakangiku. Aku mendorong pantatnya naik turun.


    Setelah itu aku kembali berbaring, sedangkan Agnes duduk diatasku, dengan memakai gaya Women On Top. Dia kembali naik turun, sambil aku terus memandangi tubuhnya, wajahnya, dadanya, dan memeknya. Rasanya seperti mimpi, ini bisa terjadi. Aku langsung bangun dan membalikkan tubuhnya sehingga sekarang aku ada diatas. Aku membuka kakinya dan membentangkannya hingga vaginanya sedikit lebar. Aku kembali menggenjotnya dan meremas payudaranya. Kakinya kembali aku rapatkan dan kami berpelukan kembali, dan aku mempercepat genjotannya karena rasanya aku sudah mau orgasme.

    Agnes berkata “Jim aku mau orgasme lagi, aaghhhh geli, ouuughhhh aduuuhhhhhh…..oh Jim”

    Aku menjawab “aku juga mau orgasme nih gimana, mau dikeluarin diluar atau didalam?”

    Agnes berkata “keluarin didalam aja. Kebetulan besok aku kedatangan bulan. Sisa spermamu akan ikut terbawa keluar. Jadi aku tidak akan hamil”

    Akhirnya kami berdua orgasme secara bersamaan dan terasa hangat sekali ada cairan di kontolku, saat itu kntolku masih ada didalam vagina Agnes. Kami berpelukan, berciuman, dan sepertinya aku mendengar dia bilang “ooughhh… Jim, i love you, makasih ya, kamu sungguh hebat. Aku sendiri merasa sangat puas, bisa orgasme sampai dua kali, dan Agnes tiga kali. Kami main selama 1 jam 17 menit. Setelah 15 menit kami beristirahat, kami mandi bersama pukul 8 malam. Aku bilang “kalau bertemu lagi, kamu mau nggak main lagi denganku?”

    Agnes menjawab “tentu saja aku mau. Rasanya tidak ada lagi pria yang lebih perkasa dari kamu. Sungguh nikmat”

    Kami kembali berpelukan dan berciuman selama 5 menit. Lalu aku pulang duluan agar orang tidak curiga. Sedangkan Agnes pulang belakangan. Aku berharap agar aku bertemu lagi dengan dia. Tapi Sampai sekarang aku belum pernah bertemu lagi dengan dia. Tapi aku selalu berdoa agar Agnes semakin sukses dan ngetop, walaupun aku tidak bisa memilikinya, tapi aku sudah merasakan nikmatnya vagina Agnes Monica. Terima kasih atas perhatian kalian yang telah membaca cerita ini.












  • Kisah Memek Nikmatnya Bercinta Di Kolam Renang Hotel

    Kisah Memek Nikmatnya Bercinta Di Kolam Renang Hotel


    2302 views

    Duniabola99.com – “Ayolah, cobalah dahulu,” ujar salah seorang wanita yang berada dipinggir kolam. Bahasa itu seperti sebuah canda dari sekelompok wanita yang aku yakin sekali memiliki postur dan raut wajah yang cantik.Salah satunya telah membuka sepatu dan telah menangalkan pakaiannya hingga nampak tinggal berbikini saja.Mereka adalah Chaterine Zeta Jones dan Julia Roberts.


    Tanpa sungkan, wanita yang berbikini tsb (Chaterine Zeta Jones) terjun kekolam, menampakkan bra nya yang basah dan samar terlihat bentuk indah dari payudara tsb.

    Tak lama kemudian, ia menangalkan semua pakaian bikininya dan membuangnya kepinggir kolam.

    Kolam itu dalamnya hanya sebatas pinggan orang dewasa.

    Sunguh pesta yang menyenangkan bagi mereka.

    “Aku tidak tahu,” kata Julia Roberts yang berada di pinggir kolam, sambil mengigit bibirnya.

    “Oh, ayolah,” kata Catherine Zeta-Jones, sambil berdiri didalam kolam, secara tidak sadar ia telah memperlihatkan bentuk telanjangnya dalam remang2 cahaya kolam.

    “Santailah sedikit, kau pasti membutuhkan itu. Aku tahu kau ingin membuang semua stress, ini sangat baik sekali.”

    “Sepertinya menarik,” balas Julia Roberts sedikit bergumam. “Tapi….aku tidak begitu nyaman dengan ruang publik yang terbuka ini.”

    “Ayolah,” balas Catherine kembali. “Akan kutunjukkan padamu.” Dia memutar dan menunjukkan bokongnya pada Julia dengan melompat di kolam tersebut.


    “Rasanya menyenangkan sekali…ayolah!”, ajaknya sedikit menghasut.

    Julia mengigit bibirnya dan sedikit tercengang. “Apa2 an ini?” Ia kemudian melepaskan semua pakaiannya dan ikut berbikini.

    Terlihat bagaimana bentuk seksi tubuh wanita itu walaupun sedikit kurus dibanding Catherine, tapi payudara dan bokongnya sangat indah..

    “Ya tuhan,” Julia berteriak saat terjun kekolam dan membilas rambutnya. “Kau benar, Aku sangat membutuhkan ini.” sahutnya girang.

    “Betulkan…?,” balas Catherine meyakinkan. “Setelah beberapa bulan yang melelahkan, kau pasti butuh ini.”

    Merekapun asyik bermain di kolam tersebut sambil bersenda gurau. HokiJudi99

    Mereka bersandar dipinggir kolam dengan badan tertelungkup. Dan bercerita ttg segala sesuatu yang ringan sambil tertawa.

    Tanpa mereka sadari, seorang bertubuh atletis juga sedang menuju kolam tersebut dan ingin masuk kekolam tersebut.

    Ia memperhatikan kedua wanita tersebut, seakan mereka cuek dgn kondisi sekitarnya.

    Namanya David.


    David adalah plan manager hotel tersebut dan ingin melepas lelah sambil memeriksa hasil kreasi pada kolam VIP jacuzzi ini. Terutama pada pancaran gelembung air dari dasar kolam dan spotlight lampu diseputar kolam. Ia pun membuka pakaian kerjanya dan hanya mengunakan celana dalam. Tekanan gelombang didasar kolam tsb ia rasakan dengan kakiknya, dan berharap tingkat pressure gelembung tersebut tidak menganggu pengujung yang ingin bersantai.

    Ia tersenyum dengan kreasi yang dibuatnya. Sepertinya kedua wanita tersebut menikmati dan menyukainya.

    Sekarang ia memperhatikan lampu sorot yang berada dalam kolam. Dan kelihatannya cukup membuat suasan menjadi romantis dikeremangan malam.

    Ia berhenti sejenak dengan pekerjaannya dan memandang kedua wanita tersebut. Ia coba memberanikan diri untuk berkenalan dan siapa yang ditujunya. Merekapun berkenalan.

    Agaknya Dave sedikit fokus thd Julia.

    “Dengar baik-baik, ladies,” kata David sedikit membuka percakapan santai.

    “KAlian berdua pasti ingin merasakan yang lebih nikmat?, sangat2 nikmat? tanya Dave?”

    “Yeah……” balas kedua wanita tersebut.

    Sambil tersenyum David membuka celana dalamnya dan mengibas-ngibaskan diatas kepalanya.

    Kedua wanita tsb terkejut tetapi girang. “Wooow…”kata Julia yang tertawa, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. “Whatta…”, balas Chaterine tertawa.

    Dave nekat dan maju kearah Julia. Ia menarik julia dan mencium tangannya, dan karena Julia seperti kegirangan dengan aksi Dave, ia mau saja ditarik Dave kedalam pelukannya, perlahan dan pasti Dave mencium bibir Julia. Spontan dan macho sekali!.


    Julia merespon dengan perlahan, membiarkan lidahnya memasuki mulutnya sambil membiarkan pria tersebut mengendong dalam pangkuannya. Tepat diatas pahanya.

    Sepertinya pesta malam itu menjadi sedikit liar!

    Julia malah merapatkan dirinya, dan berusaha mengarahkan vagina dan pantatnya pada penis pria perkasa tersebut. Ia pun ikut mengesek2 pantatnya pada pangkuan Dave sambil memandang Catherine. Chaterine hanya terbelalak sambil tersenyum.

    Dave merasakan bahwa penisnya telah menyenggol bibir vagina Julia.

    Karena ‘lampu hijau dalam alunan seks kolam’ sudah menyala, Dave pun mencari-cari sarang vagina Julia dan memberanikan diri untuk melakukan penetrasi pemanasan.

    Ibarat gayung bersambut, aksi Dave mendapat tanggapan positive dari Julia. Ia pun merangkul erat pundak Dave. Amazing…..!

    Aksi penetrasi Dave sepertinya sudah berjalan mulus, sehingga Dave berusaha melanjutkan untuk usaha yang ‘lebih dalam’ lagi.

    Julia hanya tersenyum dan merapatkan tubuhnya pada sang pria sehingga memberi keleluasaan bagi Dave untuk menekan lebih keras lagi.

    Julia collaps akibat adegan tersebut, Penis Dave telah menembus dalam vaginanya. Ia merintih nikmat.

    Dave menyandarkan Julia pada bibir kolam sehingga tambah leluasa dalam ‘memompa’ vagina Julia dalam remangnya kolam.


    David merasakan Catherine mendekati dan merasakan payudaranya menempel pada tubuh belakangnya. Sepertinya emosi birahinya mulai ‘mengamuk’.

    Tanpa disangka, Chaterine menjadi histeris halus saat David merangkul pantatnya dan menusukkan jarinya pada lubang anus Chaterine.

    Semua ini tidak menganggu konsentrasi DAve dalam mengenjot Julia.

    Dave memang lihai dalam berhunbunga dengan setiap wanita dan pintar menarik perhatian setiap wanita yang digodanya.

    “Kemarilah,” David memutarkan tubuh Catherine kesampingnya. “Julia, masukkan jarimu pada memek Catherine,” David memerintah kalem.

    Tanpa mengurangi genjotannya terhadap memek Julia, Julia memindahkan tanganya dan mengarahkan jarinya ke memek Catherine.

    Chaterine mengerang asyik sebagaimana Juliapun demikian akibat genjotan David yang keras.

    Julia kemudian berbalik arah membelakangi Dave dan menginginkan Dave untuk memasukkan penisnya dalam lubang anusnya. Tentu saja Dave tidak menolak.

    Julia sedikit meringis akibat kedatangan benda tumpul dalam anusnya, tapi Dave tidak perduli. Semakin Julia meringis, semakin keras Dave menembak anus Julia.

    Tangan Dave tidak tinggal diam, sebagaimana ia memainkan clitoris Julia dan menusuk memeknya dengan jarinya. Ya….Dua lobang Julia kena sasaran tembak!

    Akhirnya Julia merasakan saatnya untuk orgasme, “Ohhh…god…i’m comming!..” lengkingnya halus.

    Chaterine menekan Julia agar jarinya tidak keluar dari memeknya.

    Karena Julia telah selesai, Dave pun melepaskan penisnya dan berbalik arah ke Chaterine.


    Ia menyuruh Chaterine bersandar di kolam dengan tangan melipat kebelakang diatas kolam.

    Dave mengangkat kedua kaki Chaterine ke pundaknya.

    Dan dari atas permukaan air terlihat jelas bagaimana memek Chaterine sedikit membuka siap menghadapi lawan tandingnya.

    Perlahan Dave mengarahkan penisnya ke vagina Chaterine, dan blessss…. sekali hujaman keras yang dilakukan Dave, membuat badan belakang Chaterine membentur cukup kuat pada dinding kolam.

    David berusaha menunduk untuk melumat payudara Chaterine….dan setelah ia dapatkan, ia lumat habis kedua puting tersebut secara bergantian.”

    Pantatnya berusaha memberikan goyangan terbaik pada memek Chaterine.

    Puas dengan aksi tersebut, Dave menyuruh Julia untuk segera naik keatas kolam dan memintanya untuk mengangkangi kepala Julia.

    Kemudian setelah Julia tepat berada diatas kepala Chaterine, Dave menyuru Julia jongkok dan menyuruh pula Chaterine untuk memainkan memek Julia dengan lidahnya. Sungguh pemandangan yang fantastis.

    Dave tambah bersemangat menerjang memek Chaterine melihat pemandangan demikian.

    Chaterine sering menjerit histeris akibat sentakan Dave.

    Air dikolam tersebut, membuat lubang vagina Chaterine tidak lagi licin, malah tambah keset. Disinilah letak nikmatnya aksi seks kolam ini.

    Tak puas dengan itu, Dave melepaskan penis dari memek Chaterine dan coba mengarahkannya pada bagian bawahnya. Ya…lobang anus Chaterine menjadi sasaran berikutnya!.

    Ia mencari2 lobang tersebut dengan mengarahkan penisnya dibantu dengan tangan Chaterine.

    Sepertinya Dave telah menemukan lubang anus tersebut. Dan kali ini….ia lakukan lagi tusukan secara keras dan mendadak.


    Semua tanpa ada penetrasi lebih dahulu.!

    Chaterine terbelalak hebat akibat aksi Dave ini. Dengan sedikit menahan paha Dave, Chaterine berusaha mengurangi tekanan paha Dave pada anusnya.

    Tetapi DAve adalah type pria perkasa tanpa kompromi.

    Sangahan tangan tersebut tidak bisa menahan terjangan berikutnya dari penis Dave.

    Sehingga Chaterine terkadang lepas kontrol dari kulumannya terhadap memek Julia.

    “Dave tolong kembali ke vaginaku”, pinta Chaterine. “Aku ingin keluar Dave…”, sambung Chaterine.

    Davepun melepaskan penisnya dan kembali mengarahkan penisnya pada memek Chaterine.

    Kali ini tangan DAve berusaha merangkul batas penyangga dinding pinggir kolam.

    Dan kemudian ia melakukan genjotan pada memek Chaterine dengan keras dan cepat frekwensinya.

    Gemercik air menambah seru adengan seks tersebut.

    Dave memberi isyarat pada Chaterine bahwa ia akan segera keluar dan menanyakan Chaterine apakah ia juga telah siap.

    “Lakukan Dave…i almost done…aku hampir selesai”, kata Chaterine.

    Dan dirangkulnya keras tubuh Chaterine pertanda Dave sedang menyemprotkan sperma ke memek Chaterine, demikian pula Chaterine yang melepas kulumannya pada memek Julia untuk merangkul Dave karena ia pun sedang orgasme keras.

    “Ohhhh yesss….yesss…yess….”, jerit Chaterine puas merasakan sperma Dave merasuk dalam vaginanya.

    Merekapun saling berciuman bersama sebagai tanda puas.

    “Ok…girls, anything you need more just ask”, kata Dave.

    You can stay here for more 3 day with free, balas Dave yang memberikan nginap tambahan gratis selama 3 hari jika mereka masih ingin memperpanjang menginap di hotel ini.

    Mereka tersenyum dan segera kembali kekamarnya masing2.


    Aku sendiri seorang engineer biasa dari hotel tersebut hanya bisa melakukan masturbasi melihat keadaan tersebut.

    Berbahagialah Dave yang memiliki kuasa, wajah yang tampan dan fisik yang menawan.

    Artis kalau sudah demikian, tidak lagi memandang siapa yang diajak kencan.

    Selagi mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, siapapun itu mereka siap melakukan.

  • Kisah Memek Nikmatnya Kontol Gede Om Om

    Kisah Memek Nikmatnya Kontol Gede Om Om


    5459 views

    Duniabola99.com – Kali ini aku ingin menceritakan tentang pengalaman pertamaku mengenal yang namanya cerita sex. Namaku Tiara dan aku seorang gadis yang masih duduk di bangku SMU meskipun usiaku baru menginjak 18 tahun tapi aku sudah pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex seperti yang biasa di lakukan oleh pasangan suami istri dan aku bukannya melakukan dengan pacarku.


    Ataupun dengan kekasihku melainkan dengan orang yang seharusnya menjadi waliku, karena saat ini aku memang hidup sendiri. Ayahku sudah lama meninggalkan ibuku sedangkan ibuku pergi merantau hanya untuk dapat membiayai hidup dan sekolahku, jadi tinggallah aku sendirian di rumah yang memang rumah ibuku. Sedangkan adik ibuku tante Roro tinggal di sebelah rumahku.

    Tante Roro merupakan adik dari ibuku dan dia memiliki seorang suami yang biasa aku panggil om Bian. Seorang pria keturunan Jepang Bali sehingga dia nampak begitu gagah postur tubuh atletisnya di tambah dengan wajah cakepnya, sebenarnya a+walnya aku tidak memperhatikan om Bian dengan seksama karena aku menganggapnya sebagai pengganti orang tuaku karena tante Roro memang satu-satunya saudara ibuku.

    Tapi begitu teman-temanku main kerumah dan mereka melihat om Bian, mereka menjadi selalu menanyakan tentang om ku itu bahkan mereka tidak dapat menyembunyikan sikapnya untuk menggoda om Bian meskipun ada aku. Tapi untungnya mereka tidak melakukan hal itu di depan tanteku, bisa-bisa merabe jadinya. Aku tahu temanku bisa melakukan adegan layaknya dalam cerita sex.

    Karena itu mereka sering memperhatikan seorang cowok keren meskipun itu seorang pria dewasa sekalipun. Termasuk Om Bian yang sudah memasuki usia 37 tahun sedangkan kami baru 18 tahun, karena obrolan seputar cerita sex itulah yang membuat aku juga sering membayangkan bahkan mencuri perhatian om Bian yang notabene adalah suami dari tanteku sendiri.

    Hingga akhirnya kesempatan itu datang juga, saat itu tante Roro pergi keluar kota. Dan dia menginap selama beberapa hari di sana, karena Om bIan mesti bekerja diapun tidak turut serta karena itulah aku sering melihat om Bian sendirian di rumahnya hingga pada suatu malam, saat itu hari belum malam betul sekitar jam 7 malam aku main ke rumah om Bian yang hanya di sebelah rumahku.

    Dia menawarkan aku untuk makan malam dengannya dan akupun menerimanya karena saat itu aku memang belum makan malam. Sampai akhirnya ketika sudah selesai makan kamipun kembali ke ruang tengah untuk menonton bareng namun karena cuaca dingin akupun mendekat pada om Bian yang dengan santainya memeluk pundakku setelah aku rebahkan kepalaku padanya.

    Kami mengobrol sembari membelai rambutku dengan lembut om Bian menceritakantentang kisahnya dengan tante ROro hingga dia memutuskan untuk menikah. Hingga akhirnya ketika om Bian menceritakan tentang pertama kali dia melakukan adegan seperti dalam cerita sex itu. Akupun terpancing untuk lebih berani mendekat bahkan aku mencium pipi om Bian saat itu.

    Aku tidak mengira kalau akhirnya om Bian juga membalas ciumanku dengan sentuhan lembut pada wajah serta leherku. Hingga akhirnya kamipun saling mengulum bibir dengan mesranya dan dengan perlahan om Bian mendorong kepalaku untuk lebih dekat pada kontolnya yang masih tersembunyi di dalam celananya dan akupun langsung melepas celana yang dia pakai hanya dengan sekali tarik.


    Saat itulah aku melihat kontol om Bian begitu menantang mengacung padaku. Aku rapikan rambutku dengan tanganku sambil mulutku melumat kontol om Bian yang membesar dan semakin menegang saja ” Oooouuwwww….. Tia.. ra….. sa.. yang… pelan…. aaaaggggghh… aaaggggghhh.. ” Aku dengan om Bian sudah mendesah ketika mulutku dengan buasnya melumat habis kontolnya.

    Sembari melumat tangankupun ikut bermain dengan cara mengocok dengan lembut, hingga aku rasa kontol itu semakin menegang dan semakin membesar saja. namun aku semakin lahap memainkannya dalam mulutku sampai-sampai aku tidak kuat lagi dan dengan cepat aku lepas bajuku hingga aku terlihat bugil di depan om Bian, mungkin diapun tidak tahan melihatku melakukan itu.

    Dengan cepat om Bian merengkuh tubuhku untuk dia rebahkan ” Nakal kamu.. ya….. sini….. eeeehhhmmm… ” Dia rengkuh tubuhku lalu diapun menindihnya layaknya pemain cerita sex dia langsung memasukkan kontolnya dalam memekku yang memang serasa basah dari tadi, kemudia om Bian menggoyangkan pantatnya seirama dengan deshana yang dia keluarkan saat itu.

    Sembari memegangi tetekku diapun mendesah ” Oooooouuuuggggghhh….. aaaaaaggggghhh…. aaaaagggggghhh… aaaaahgggghhh.. ” Akupun hanya bisa memejamkan mata menikmati permainan pantat om Bian yang begitu fasih bergerak di atas tubuhku, yang ikut bergerak seirama dengan gerakannya. Akupun menjambak rambut om Bian saat dia hentakan kontolnya semakin keras dan semakin dalam.


    Kini akupun ikut mendesah saking nikmatnya adegan layaknya dalam cerita sex ini ” OOouuuggghh.. Om Bi.. an… nik.. mat… Om… aaaggghhh.. te…. rus…. aaaaggghhhhh….. aaaaggghhhh…. ” Dia mencium bibirku lalu berkata di sela gerakannya ” Om sayang kamu.. tiara…. aaaaggghhhh….. aaaaaaggghhhhh… ” Aku suka mendengar kata itu akupun langsung menciumnya kembali.

    Tapi ketika om Bian semakin cepat bergerak akupun tidak kuasa menahan sesuatu yang seakan mengalir dari dalam memekku. Dan sekarang aku lihat om Bian juga mendelik dan mengerang keras sekali “OOOOuuuggghh… oooouuggh.. Ti..aaaaraa…. aaaaaaaggghhh.. ” Muncrat spermanya dalam memekku dan terasa hangat juga nikmat sekali rasanya akupun mendekap tubuh om Bian seakan tidak rela melepasnya.

  • Kisah Memek Nikmatnya Kontol Suami Tanteku

    Kisah Memek Nikmatnya Kontol Suami Tanteku


    3170 views

    Duniabola99.com – Panggil namaku Dini saat ini aku masih sebagai salah satu pelajar SMA dan masih duduk di kelas 2 juga. Seperti sudah zamannya saat ini aku banyak bergaul dengan teman-teman yang sering melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex namun aku sebisa mungkin menghindari hal itu. karena dalam keluargaku hal itu amat sangat di larang bahkan pemantauan orang tuaku begitu teliti.


    Dengan siapa aku berteman dan juga berhubungan dengan orang di luar sekolah, akhirnya akupun menjadi cewek paling cupu di sekolah dan tidak jarang juga mereka menyebut aku sebagai anak kurang gaul dan aku hanya bisa menerima hal itu semua. Namun tidak jarang aku juga pergi nonton video bokep ataupun hanya sekedar membaca cerita sex yang dapat di upload di internet.

    Tapi akhirnya aku tidak pernah menduga sebelumnya kalau aku akan melakukan adegan seperti dalam cerita sex itu pada akhirnya. Dan aku melakukan hal itu dengan orang yang begitu dekat denganku dan juga keluargaku sehingga tidak terbesit kecurigaan di benak mereka, ya aku berhubungan intim dengan Om Geo suami dari tanteku yakni adik dari mamaku sendiri.

    Sudah hampir dua bulan tanteku melahirkan karena orang tuaku pergi keluar kota untuk acara keluarga akhirnya akupun menginap di rumah tanteku. Selama kedua orang tuaku pergi keluar kota, selama tinggal di sana seperti biasa aku berangkat sekolah pagi dan setiap datang sekolah langsung masuk kamar karena aku lebih senang menyendiri memainkan hp dari pada mendengar jerit tangis bayi tanteku.

    Sebenarnya hampir setiap hari Om Geo memberikan perhatian yang begitu besar padaku mulai dari memberikan uang jajan lebih sampai mengajakku keluar rumah untuk makan sesuatu dan membelinya untuk di bawa pulang pada tanteku. karena itu aku menjadi lebih dekat lagi sama om Geo yang semula aku kurang begitu mngenalnya ternyata om Geo begitu supel dan kalau dilihat lebih dekat dia jauh lebih keren lagi.


    Hingga akhirnya karena seringnya keluar bareng om Geo akupun terpikat dan sering membayangkan dirinya, apalagi saat ini akusering membaca cerita sex yang ada di situs duniabola99. Awalnya terjadi permainan sex kami berawal ketika hari itu aku berangkat sekolah dengan mobil om Geo seperti biasanya. Sebenarnya aku males buat pergi sekolah karena cuaca begitu mendung.

    Belum sampai di sekolah ternyata hujanpun turun, aku sempat melirik pada om Geo entah kenapa saat itu juga dia melirik ke arahku. Dan jadilah mata kami salng beradu tiba-tiba wajah om Geo mendekat sambil mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang, tanpa merasa risih lagi aku membalas kecupan ringan darinya hingga akhirnya dia memasukkan mobil pada sebuah hotel.

    Bukannya sekolahku ataupun pergi ke kantornya, bagai sudah lama berhubungan aku menggelayut manja di lengannya ketika kami turun dari mobil. Padahal aku tahu apa yang akan terjadi padaku, walaupun hal ini adalah pertama kalinya aku akan melakukan adegan cerita sex namun tidak ada keraguan dalam hatiku apalagi rasa takut tidak terbesit sedikitpun.


    Begitu sampai di dalam kamar Om Geo langsung memeluk tubuhku sambil terus melepas pakaian seragam yang menempel padaku. Dengan sekali tarik akhirnya kamipun sudah dalam keadaan telanjang bulat, dan Om Geo dengan lembutnya mencium wajah dan leherku semakin turun bibirnya menyentuh setiap lekuk tubuhku sampai akhirnya dia berada tepat di depan memekku.

    Dia langsung mendaratkan bibirnya buat menyentuh bibir memekku ” Oooouuugghh… Om… a..pa..itu.. Om… ooouuuuugghhh… oooouuugghhh…. aaaagaggggghhh…. ” Desahku menerima sentuhan bibir om Geo pada memekku, belum hilang rasa nikmat yang kurasaklan om Geo semakin lincah memainkan lidahnya dalam memekku. Membuatku menggelinjang dan mendesah semakin panjang dan semakin keras.

    Karena aku merasa begitu nikmatnya ” Oooouuuggghhh… ooouuggghh… aaaagaggggghghhhh… Om Geo… ooouugghh…. ” Mungkin karena sudah tidak tahan juga akhirnya dia merangkak naik ke atas tubuhku dan tanpa ragu lagi menancapkan kontolnya pada lubang kemaluanku beberapa kali juga dia coba namun tetap tidak bisa hingga akhirnya aku melebarkan pahaku.


    Agar lebih mudah kontol om Geo menancap pada memekku, layaknya pemain dalam cerita sex aku bersikap seolah begitu paham. Namun ternyata ideku ada benarnya juga karena setelah om Geo kembali memasukkan kontolnya meski masih sulit tapi kontol itu langsung menyelinap dalam memekku, diapun bergerak ke atas dan ke bawah layaknya gerakan dalam cerita sex.

    lama juga om Geo bergerak di atas tubuhku dan beberapa kali pula aku mearasakan kenikmatan sampai akhirnya diapun mengerang ” Ooouuugghh… aaaaggghhh… sa..yang… aaaagggghh…. ” Om Geo mengejang dan kurasakan kontolnya bergerak dalam memekku hingga akhirnya muncrat sudah sperma dalam kontolnya memenuhi lubnag memekku dan aku puas melakukan adegan cerita sex ini.


  • Kisah Memek Nikmatnya Memecahkan Perawan Pacarku Yang Istimewa

    Kisah Memek Nikmatnya Memecahkan Perawan Pacarku Yang Istimewa


    2355 views

    Duniabola99.com – Kali ini menceritakan hubungan Sex hilangnya perjaka dan perawan dari pasangan anak SMA yang bernama Agung dan Adel. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Anggap saja namaku Agung ( nama samara), aku akan menceritakan pengalaman ku dulu yang mungkin akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya ( maklum baru pertama berbagi cerita di web dewasa), hhe. Okey, jadi begini. Cerita Sex-ku ini berawal dari ketika aku masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SMA. Ketika itu aku yang masih tergolong anak baru gede bermaksud ingin mendekati teman sekolahku.


    Wanita yang aku dekati itu sih biasa-biasa saja kalau kata teman-teman sekolahku, yah yang namanya cinta mau orang bilang apa bagiku dia adalah wanita yang paling cantik di dunia, hhe… gombal dikit. Maaf sebelumnya para penikmat cerita sex, didalam cerita ini aku tidak bisa menjelaskan sedetail mungkin tentang wanita yang aku dekati ini yang sebut saja nama dia adalah Adel.

    Adel ini adalah seorang gadis Abg yang sedang-sedang saja, begitu pula dengan bentuk tubuh, payudara dan bagian pantatnya. Kembali ke pribadi masing-masing, cantik itu relative, jika kita suka ya kita merasa dia cantik, kalau kita tidak suka mau secantik apapun wanita itu ya bagi kita dia biasa-biasa saja,hhe… betul nggak para pembaca. Seperti yang aku aku katakan tadi Adel ini mempunyai body biasa, dan wajah yang lumayan (menurutku).

    Kalau berbicara tentang payudara dan pantat Adel mempunyai yang ukuran yang biasa-biasa saja. Namun walaupun Adel biasa saja, namun Adel ini berkulit putih dan mempunyai wajah yang menggemaskan, pokoknya aku suka banget deh. Selama aku masih dalam rangka pendekakatan, setahuku Adel tidak pernah tahu dan mengerti seputar sex, dia masih polos sekali para pembaca.

    Singkat cerita setelah beberapa bulan melakukan pendekatan kepada Adel, pada akhirnya akupun bisa mendapatkanya dan kini statusku dengan dia adalah berpacaran, hhe. Nah dari sininlah awal keseruan cerita sex-ku. Karena dia sudah resmi menjadi pacarku, aku-pun mulai mengajarkan kepada Adel untuk mengenal dan melakukan hal-hal yang berbau sex. Pada awalnya sih memang sulit sekali, namun dengan trik hebatku diapun akhirnya mau.

    Pada hari itu, aku sudah merancang rencana agar aku bisa melakukan hal mesum dengan Adel pacarku itu. Pada hari itu aku memasang muka marah saat bersama Adel, setiap Adel mengajak aku ngobrol pada saat itu aku diam saja dan berpura-pura murung. Dengan hal itu, maka Adel-pun merespon aku,

    “ Kamu kenapa sih sayang, kog dari tadi aku ajak ngobrol kamu diem aja, dan kamu dari tadi cemberut aja, kamu kenapa sih sayang ???, “ ucapnya penasaran kepadaku.

    Ini nih, saat aku melakukan trik busukku,

    “ Auk ah, aku kesel banget sama kamu, gara-gara kamu aku di ledekin sama temen-temen, katanya masak aku cowok nggak jantan, “ ucapku berpura-pura marah.

    “ Lah, kog bisa gara-gara aku sih Yank, emang aku salah apa, hhu, “, tanyanya penasaran.


    “ Iyalah jelas ini gara-gara kamu, kamu tahu nggak aku di ledekin sama temen-temen katanya aku nggak jantan gara-gara aku nggak pernah ngapa-ngapain sama kamu, kan malu, ” ucapku mulai memancing Adel,

    Pada saat itu Adel tidak menjawab dan terdiam saja. Tidak kusangka setelah sore hari, caraku itu ternyata sukses kawan. Kalian tahu Adel pada sore harinya dia menelepon aku tidak aku sangka dia berbicara lewat telefon bahwa dia ingin ML sama aku pada malam hari di rumahnya. Wow gila nggak tuh, patut dicoba para pembaca caraku ini, hhe. Lanjut. Saat itu dia memberitahukan aku bahwa aku harus kerumahnya pada pukul 00.00 WIB.

    Aku tahu maksud Adel menyuruhku kerumahnya pada jam itu, karena pada jam itu semua keluarganya yang ada di rumahnya pasti sudah tertidur lelap dan pasti akan aman tanpa hambatan. Seketika itu aku dihadapkan dengan rasa senang dan bingung, aku bingung karena harus bagaimana agar aku bisa keluar jam segitu dan aku senang karena Adel pada akhirnya mengabulkan keinginanku untuk melakukan hubungan sex.

    Namun pada akhirnya akupun nekat kabur dari rumah dengan cara melompat diam-diam dari jendela kamarku dan menuju kerumah Adel. Singkat cerita sampailah aku dengan motor yang disambut dengan seorag Adel yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan baju tidur yang sangat tipis dan hamper transparan. Sesampainya disana, kami-pun dengan diam-diam masuk kerumah Adel yang besar dan mewah.

    Dengan extra hati-hati, aku dan Adel melompat dari jendela kamarnya. Sesampai-nya di kamarnya kami pun segera melakukan pemanasan. Saat itu kami awali dengan aku membuka kaos kami. Setelah kami sama-sama telanjang setengah dada aku pun lansung memeras buah dada-nya, dengan penuh nafsu saat itu aku melucuti piyamanya yang tipis dan tak lupa aku melepaskan tali bra-nya.

    Setelah terbuka Tali Bra-nya aku-pun mulai melepas Bra milik Adel yang mengganggu tangan ku pada saat aku meremas payudaranya. Pada awalnya aku menganggap payudara Adel kecil, namun setelah kini aku melihatnya langsung, Wow… cukup besar kawan. Payudara Adel yang sudah tanpa Bra itu terlihat sanagt kencang dan padat sekali, sungguh melihat itu nafsuku semakin membara saja, rasanya ingin sekali segera meremas dan mengkulumnya,

    Aku yang sudah nafsu berat, saat itu aku-pun langsung melucuti celana beserta celana dalamnya yang minim itu. Pada saat itu Adel-pun mendadak agresif lalu melucuti celanaku dan celana dalamku. Tanpa komando Adel-pun mulai meraih kejantananku dan membimbing kejantananku kedalam mulutnya,

    “ Oughhh… Ssssshhh… nikmat enak sayang… Aghhhhhh… terus kayak gitu sayang… Aghhh…, ” desahku.

    Sungguh pada saat itu aku tidak menyangka Adel bisa melakukan hal seperti itu. Sungguh nikmat sekali kuluman Adel pada kejantananku. Bebrapa menit dia mengkulum kejantananku dengan lincah-nya. Namun ketika sedang enak-enaknya tiba-tiba Adel menghentikan kulumanya dan,

    “ Sayang kamu bawa kondom nggak, ” ucapnya mengejutkanku.

    Pada saat itu aku tidak menjawab pertanyaanya, memang sebenarnya aku sengaja tidak membawa benda itu. Tanpa buang waktu lagi, aku-pun langsung mendorongnya sampai jatuh pada ranjangnya dan aku-pun langsung menghujani ciuman pada bibirnya yang nikmat dan merah merekah itu. Kami yang saat itu sama-sama nafsu, Adel-pun kemudian merespon ciumanku dengan mengadu lidah dengan liarnya.

    Ditengah kenikmatan itu, air liur kami menjadi satu di dua mulut yang saling berpangutan di iringi dengan tangan kananku yang mulai menjamah payudara Adel dan tangan kiri-ku memainkan vagina Adel dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku melakukan hal itu. Kira-kira setelah 5 menit jariku bermain pada area kewanitaan Adel, aku merasakan tanganku mulai dibasahi oleh lendir kawin dari vagina Adel.

    Setelah puas kami melakukan warming up, kemudian kami-pun memulai melakukan yang lebih hot. Kini aku mulai mengkulum pentil-nya yang sebelah kanan dan yang kiri aku remas dengan tanganku yang sesekali menarik putingnya yang mulai keras. Lidahku yang saat itu asik dengan memainkan putting itu, tak lupa aku menghisap payudaranya yang kenyal dan mulai keras karena rangsanganku,

    “ Ughhh… Sssss… Aghhh… Oughhh…. Terus saying… Aghhhh…., ” desahnya.


    Mendengar desahnnya, saat itu aku semakin menggila dan aku melakukan itu semakin keras dan mulutku mulai menurun ke bagian bawah melewati perut dan sampai ke tempek nya yang basah dengan air yang terus mengalir dari dalam Vagina-nya dan dia masih saja merengek tetapi dia ingin di teruskan karena nikmatnya mungkin. Setelah beberapa menit aku menyuruhnya mengkulum lagi Penis-ku.

    Saat itu akupun sudah tidak sabar lagi ingin menikmati keperawanannya dan dia langsung menghisap tanpa ragu. Saat itu kuluman-nya yang kuat membuatku geli dan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit berlalu aku menggesek-gesek vaginanya dan dia merengek tidak jelas karena masih dengan posisi dia mengkulum Penis-ku. Karena aku ingin segera menikmatinya aku memasukan kejantanan-ku ke dalam sangkarnya dengan dia terlentang, tetapi agak sulit karena masih sempit.

    Setelah susah payah, pada akhirnya Penisku-pun berhasil menembus selaput darahnya dan dengan dorongan kecil akhirnya sobek dan dia menjerit kesakitan dicampur kenikmatan,

    “ Aow……. Sakit sayang, Aghhhhhhhh…………, ” jeritnya lirih.

    Setelah kejantananku sudah tertanam didalam liang senggama Adel, aku-pun kini mulai memaju mundurkan Penis-ku. Namun ditengah hunbungan sex kami itu, aku melihat Adel merasa kesakitan,

    “ Aoww… Ughhhh… Sakit sayang, pelan-pelan ya sayang, Aghhhhhhh…., ” ucapnya.

    Mendengar perkataan Adel yang seperti itu aku-pun mulai memperlambat permainan sexs-ku. Namun hal itu hanya bertahan sebentar saja, aku yang sudah tidak tahan lagi, aku kembali mempercepat genjotan penis-ku kedalam liang senggama Adel,

    “ Ouhggg… enak sayang… rasanya aku pingin kencing sayang… Aghhh…. Sssssshhhh…., ” ucapnya.


    Aku yang sudah tahu dari film porno, Adel pada saat itu bukanlah ingin kencing, namun dia pada saat itu akan medapatkan klimaksnya. Melihat Adel seperti itu aku makin mempercepat gerakan kejantananku kedalam liang senggamanya,

    “ Iya gitu sayang, Aghhh… Enak… Oughhh…, ” desahnya semakin menjadi-jadi saja.

    Pada akhirnya dia mengeluarkan cairan itu di Penis-ku merasa hangat memang hebat dan tahu cara memuaskanku dan setelah itu aku merubah posisi menjadi aku menusuknya dari belakang kali ini masuknya mudah dan arena tamengnya sudah sobek jadi tidak lagi ada yang menghalangi pedangku dan dia yang memaju mundurkan tubuhnya dan akupun mengikuti irama itu.

    Beberapa menit kemudian dia mengejang dan kembali Klimaks di saat itu aku sudah ingin keluar dan tetapi aku takut dia hamil dan aku juga tak sudi perjakaku diambil oleh cewek yang aku dekati karena iseng belaka.

    Aku mengeluarkannya di luar saat aku membalikan badannya maksudku mengeluarkan di mulutnya tetapi belum sampai sudah moncrot deh air maninya tepat di kepalanya dan aku menyuruhnya mencoba rasa itu dan dia meminumnya dan berkata,

    “ oohh enak rasanya ini cairan apa ? kencing ya ? , ” tanyanya polos.

    ” bukan sayang, ini namanya air kenikmatan lelaki alias sperma, ” ucapku.

    Aku pun memberitahunya bahwa itu air mani aku berpikir cewek ini sebenarnya tidak pernah sekalipun melihat film porno tetapi dia dapat melakukan gerakan-gerakan itu dari mana kan tidak mungkin udah pernah. Tetapi aku masih belum puas aku memasukan lagi Penisku ke mulutnya dan dia tanpa di suruh dia melakukan itu sendiri. Setelah bosan aku kembali memasukan Penis-ku ke Vagina-nya.


    Saat itu dengan telapak kakinya menempel di lantai aku memasukan itu dari atas dan setelah beberapa saat dia berKlimaks dengan meringik terus-menerus , aku mau keluar dan aku lansung menyuruhnya menghisap dan keluarlah lagi cairan itu di mulutnya yang menggairahkan setelah itu kami lemas dan kami tertidur pulas dengan Penis-ku yang masih di dalam mulut Adel.

    Singkat cerita, aku-pun dibangunkan Adel pagi sekali tepatnya subuh. PAda saat itu aku dibangunkan agar cepat pulang sebelum di ketahuan oleh orang-orang di rumah. pada sat itu akupun bergegas memakai pakaianku lagi dan sebelum aku pergi aku mencium mulutnya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku-pun tertidur pulas. pada hari itu karena capek aku tidak masuk sekolah dan begitu juga Adel.

  • Kisah Memek Nikmatnya Memek Basah ABG Binal

    Kisah Memek Nikmatnya Memek Basah ABG Binal


    3321 views

    Duniabola99.com – Aku biasa di panggil Gilang dan aku memang di kenal sebagai cowok yang tidak suka sama cewek bispak. Karena bagiku melakukan adegan layaknya dalam cerita seks harus dengan cinta tidak mudah bagiku melakukan hal itu jika harus bersama dengan orang asing, seperti cewek penghibur atau semacamnya dan aku tidak pernah melakukan hal itu sampai sekarang aku menginjak usia 25 tahun.


    Tapi kalau bersama dengan cewekku aku sering melakukan adegan dalam cerita sex ini. Bahkan hampir semua mantan pacarku pernah melakukan hal itu bersamaku, dan aku melakukannya atas dasar suka sama suka bukan karena dia bisa di pakai atau bisa di beli. Semua temanku sudah banyak yang mengenal sifatku apalagi di tempat kerjaku aku sudah banyak menjalin hubungan dengan para gadis disana.

    Sampai akhirnya aku mempunyai tetangga baru dan dia memiliki seorang anak gadis yang aku lihat begitu binal sikapnya. Sering aku melihat dia ketika aku duduk di teras depan rumah bahkan ketika aku akan berangkat kantor, namanya Beka dia masih duduk di bangku SMA namun penampilannya jauh dari umurnya dia layak meskipun di bilang sudah duduk di bangku kuliah dan aku mendengar dia sering melakukan adegan cerita sex.

    Bersama para pemuda di sana bahkan aku sempat mendengar kalau ponakanku saja sudah pernah bersamanya. Sering aku berpapasan dengannya ketika aku mencoba untuk bergabung dengan para laki-laki yang ngumpul bareng di pos keamanan. Seperti malam itu aku berangkat ke pos setelah selesai makan malam di rumah karena kini aku memang sudah memilki rumah sendiri.


    Tinggalnyapun sendiri karena hingga saat ini aku belum menikah juga, walaupun aku sering melakukan adegan seperti layaknya dalam cerita seks. Sesampainya di pos akupun bergabung bermain catur di sana, sambil mengobrol hingga akhirnya semua pada terdiam ternyata Beka lewat depan pos dan membuat semua mencoba menggodanya apalagi aku lihat cara jalan Beka memang sengaja di buat untuk menarik perhatian cowok di sana.

    Ada salah satu pemuda yang langsung menyapanya dengan sedikit menggoda ” Hallo Beka mau kemana mau nggak di anterin…. ” Kata Rasya cowok tadi. Beka tidak menjawab hanya saja dia tersenyum sambil melirik ke arah kami dan di sana aku melihat kalau matany tertuju padaku, dan jadilah aku korban kejahilan mereka dengan menggodaku kalau aku bakalan dapat menikmati tubuh Beka.

    Namun aku bilang kalau hal itu tidak akan mungkin, karena aku yakin kalau aku tidak akan pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex bersama dengan Beka gadis binal yang menjadi sorotan orang sekampung. Merkapun makin gencar menggodaku ” Iya kamu belum pernah merasakan goyangannya.. nanti kalau tahu kamu bakalan…. ” Semua pada tertawa mendengar gurauan si Dika.


    Tidak butuh waktu yang lama untuk aku melakukan adegan cerita seks dengan Beka. Karena baru seminggu aku berkata seperti itu, akhirnya akupun termakan omonganku sendiri. Pada suatu hari aku bertemu dengan Beka di sebuah gedung bioskop dia bersama dengan dua orang temannya sedangkan aku memang sendirian karena jika lagi penat aku memang suka menonton sendirian.

    Tanpa kami duga ternyata bangku kami bersebelahan. Nampak muka Beka begitu sumringah ” Mas Gilang sini bareng Beka…. ” Katanya dan menarik tanganku saat itu juga hanya bisa duduk di sebelahnya, tanpa berusaha untuk menghindar dari jerat rayunya. Kalau di lihat ternyata Beka bukan hanya cantik tapi juga begitu manis dan sikapnya juga begitu supel.

    Di dalam bioskop dia semakin bergelayut manja pada lenganku, apalagi film yang kami tonton memang bergenre romantis jadilah kami saling memegang tangan dengan mesranya. Hingga akhirnya film yang kami tonton sudah kelar, kami keluar bareng dari gedung bioskop dan aku lihat teman beka sudah pada pamit sama Beka dan jadilah dia sendirian di sana.


    Aku sempat berpikir kalau Beka memang sengaja melakukan hal itu, namun aku tetap saja menghampiri dan berkata ” Beka pulang bareng siapa ? ” Kataku pura-pura bertanya diapun menjawab ” Sendirian mas emangnya mas Gilang mau nawarin Beka pulang bareng… ?” Akupun menganggguk dan jadilah kami pulang bareng malam itu sebenarnya jam masih menunjukan pkl 9 malam.

    Selama dalam perjalanan Beka begitu pintar menggiodaku hingga akhirnya akupun tergoda bahkan sampai aku membawanya pulang ke rumahku. Dan tidak perlu basa basi lagi aku langsung memeluk tubuh Beka diapun langsung membuka bajunya dan merebahkan diri di atas karpet ruang tengahku. Melihat tubuh mulus Beka lupa sudah aku pada prinsipku sendiri.

    Dengan mengacungkan kontolku akupun menerobos masuk dalam memeknya layaknya pemain adegan cerita sex. Ketika aku menggoyangnya dari atas dia mengimbangi permainanku dengan cara memutar pantatnya ” Ooouughhh… mas… Gi.. lang… aaaaaggaggghhh….. aaaaggggghhhhh….. aaaaaaaggghhhhh…. ” Desah Beka begitu bergairah dan kurasakan pula kalau memeknya memang sudah basah.


    Namun aku tetap mengoyangnya dan beberapa kali juga aku mengerang ” OOouuuggghhh…. oooouuuggghhh… oooouuuggghhhh…. aaaaggghhhh….. ” Saat itulah aku rasakan kejang tubuhku dan tumpah juga spermaku dalam memek Beka yang terasa begitu basah. Dapat aku rasa kalau memek basahnya benar-benar kurang memuaskan buatku sebagai laki-laki yang sering melakukan adegan cerita sex.



  • Kisah Memek Nikmatnya Memek Bu Suti

    Kisah Memek Nikmatnya Memek Bu Suti


    2967 views

    Duniabola99.com – Setelah mendapat pengalaman pertama, aku menjadi ketagihan melakukan hubungan layaknya suami istri lagi. Tak sia-sia rasanya keperjakaanku diberikan kepadanya. Sebab, Bu Suti tidak pernah menolak ketika aku ajak untuk bersetubuh.


    Bu Suti memiliki susu kecil ukuran 32 B, badan langsing dengan tinggi badan 158 cm, dan memiliki pantat bahenol. Kulitnya tidak seputih kulitku dan kulitnya pun tidak semulus dan sekencang kulit abg. Maklum sudah 48 tahun. Tapi, darinya aku selalu memperoleh kenikmatan yang tiada tara. Keluarga Bu Suti, setiap pagi selalu sepi sebab, kedua cucu yang tinggal bersamanya sekolah pagi dan biasa berangkat bareng suaminya yang hendak pergi bekerja.

    Di rumahnya hanya Bu Sutilah perempuan satu-satunya. Sebab, kedua cucunya adalah laki-laki. Kedua cucunya itu dititipkan oleh anaknya dengan alasan kalau tinggal bersama mereka di kampung tidak ada yang mengurus anaknya. Suami istri itu keduanya bekerja pagi pulang sore. Pagi itu, adikku yang masih berusia satu tahun menangis terus. Maka, walaupun belum jam 09.30 WIB (jam biasa aku mengantar adikku) aku antarkan saja adikku itu ke rumah nenekku.

    Ketika lewat rumah Bu Suti terlihat ia sedang menyapu halaman rumahnya. Dengan iseng sambil menggendong adikku, aku remas pantat bahenolnya. Bu Suti cemberut sambil menatapku yang berjalan sambil cengengesan. Setelah menitipkan adikku dan memberikan uang untuk jajan adikku pada nenekku. Aku segera bergegas kembali ke rumah.

    Aku lihat Bu Suti masih menyapu halaman rumahnya. Dengan sedikit berbisik, aku ajak Bu Suti ke rumah. Ketika Bu Suti sudah mengiyakan akan menyusul ke rumahku, aku pun segera ke rumah dengan perasaan senang dan deg degan menunggu apa yang akan terjadi sebagai pengalaman keduaku. Seperti biasa, aku lucuti seluruh pakaianku sampai telanjang bulat. Kemudian aku lilitkan handuk untuk menutup kontolku yang sudah tegang dan keras membayangkan persetubuhan yang bakal terjadi antara aku dan Bu Suti.

    Tak lama, pintu rumahku terbuka. Jantungku berdetak kencang sekali. Aku menjadi bingung mesti bagaimana dan mulai dari mana. Antara aku dan Bu Suti hanya saling menatap. Ku lihat Bu Suti, sesekali memandang ke arah kontolku yang sudah tegang dan mengeras di balik handuk. Tersungging senyum di wajahnya, membuat ketegangan yang aku alami berangsur- angsur menjadi lebih tenang.

    “ayo, Dek Puji ada perlu apa manggil ibu ke rumah?” tanya Bu Suti yang seolah senang mempermainkan perasaanku yang serba salah. “eemm ini bu. Aku boleh ngulangin kayak kemarin?” pintaku penuh harap. “idih, ibu kan sudah tua. Sudah loyo. Kalau setiap hari begituan mana sanggup!” jawabnya sambil tetap tersenyum menatapku.

    “ah, ibu belum juga dicoba kok sudah bilang tidak sanggup!” sergahku. “yaudah deh, tunggu sebentar ya. Ibu mau ke rumah dulu ngambil handuk biar nanti kalau udah begituan biar langsung mandi.” jawabnya dengan sedikit genit. Aku menggangguk mengiyakan sambil terus menatap pantat bahenolnya ketika ia berjalan ke luar pintu rumahku.

    Bongkahan pantatnya itu membuatku berkali-kali menelan ludah. Betapa bahenolnya pantat Bu Suti sampai membuat hasrat birahiku naik sampai ke ubun-ubun. Sambil bersantai di kursi menunggu Bu Suti, aku mencoba mengingat segala adegan film porno yang sering aku tonton.

    Namun, aku pun menjadi ragu apakah Bu Suti akan mau diajak bersetubuh dengan berbagai gaya. Ketika aku mulai terlena dengan lamunanku, Bu Suti masuk rumah membawa handuk dan perlengkapan mandi. Baju warna hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah dan agak longgar menambah seksi penampilannya walaupun susunya ukuran kecil. Dari bawah makin membuat panas penampilannya sebab, legging cream yang dipakainya begitu mencetak setiap lekuk kaki, paha, dan pantatnya yang bahenol. Tak hanya itu, saking ketat legging yang dipakainya membuat garis memeknya tercetak dengan indah dan menggiurkan naluri kelelakianku.


    Bu Suti pun menawarkan diri untuk memulai persetubuhan di dalam kamarku. Tanpa banyak basa basi aku gandeng ia menuju kamarku. Di dalam kamar, tanganku mulai bergerilia menjamah setiap lekuk tubuhnya, terutama susu kecil dan pantat bahenol yang lebih sering jadi sasaran kenakalan kedua telapak tanganku. Aku elus, aku remas, aku usap, dan remas lagi susu dan pantatnya dengan halus. Bu Suti menikmati dan membalas mengelus punggungku serta kontol yang sedari tadi tegak mengacung di balik handukku. aku jilat dan kenyot halus lehernya yang jenjang.

    Terasa gurih keringat lehernya dilidahku yang semakin bernafsu melakukan tugasnya. Hingga akhirnya, bibirku sudah mencaplok bibirnya. Kami berpagutan dengan liar. Tak lupa, lidah kami saling kenyot saling lilit dan saling memberi jilatan-jilatan penuh gairah. Entah berapa banyak liur kami yang tertukar dan tertelan habis. Sehingga nafsu kami semakin lama semakin menjadi-jadi. Erangan demi erangan, ke luar dari mulut Bu Suti. Matanya merem melek seiring erangan yang keluar dari mulutnya. “emmmmhhhh ssshhhh deeeek puujiiii suuuussssuuuu ibbbbbuuuuu diiikenyyyyoooott yaaaa!” pintanya dengan suara bergetar sambil membuka baju dan kutang cream yang melekat di tubuhnya.

    Tanpa banyak bicara, aku jilat melingkar bagian hitam susunya, aku kenyot-kenyot puting hitam yang sudah mengeras. Ukuran putingnya seukuran kelingking. Sungguh menggairahkan sekali. Kedua telapak tanganku bergantian menjamah susunya. Meremas lembut. Sampai akhirnya sebelah tanganku aku arahkan ke tengah selangkangannya.

    Aku gesek-gesekan jari tengahku diantara memeknya sambil lidahku terus menjilati susu dan mengeyot lembut puting susunya. “eemmmm ddeeeeeeek maaaassssuuukkiiiiinnn uuuuddddaaaahhhh gaaakkk taaaahaaaann gggaaaatttteeelllll memmmmeeekkk ibbbuuuu!” pintanya sambil mengerang. Sesuai pintanya aku mulai turunkan legging cream dan celana dalamnya langsung. Tampak bulu-bulut hitam memeknya. Aku bimbing ia untuk berbaring di atas kasurku. Aku amati sebentar memeknya dan mulai mengarahkan wajahku pada memeknya.

    Aku jilat liang memeknya, aku kenyot-kenyot itilnya. Ia semakin menggelinjang merespon kelincahan lidah dan mulutku. Tangan Bu Suti menjambak rambutku. Ditekan- tekannya kepalaku pada memeknya sampai akhirnya kepalaku ditekannya kuat-kuat terbenam di memeknya. Terasa cairan hangat mengalir dari liang memeknya. “ssssshhhh aaaaaaaaahhhhhh keeellluaaaaarrrrr deeeeekkkk!” erangannya sambil tetap menekan kepalaku dalam-dalam pada memeknya. Dengan perlahan ia menaik turunkan pantatnya pada wajahku yang ia tekan diantara memeknya. Tampak mulai kendur cengkramannya pada kepalaku. Sehingga aku mulai menegakan badanku.

    Terlihat senyum Bu Suti penuh kepuasan. Aku pun tersenyum sambil mengarahkan telapak tanganku untuk meremas susunya. Aku jilat dan kenyot susunya. Bu Suti membalas mengusap-usap kepalaku dengan lembut sehingga aku merasa begitu disayanginya. Tangan Bu Suti kini menggapai kontolku dikocoknya perlahan dan mulai mengarahkannya pada lubang memeknya. Dengan perlahan tak seperti pengalaman pertamaku dengan Bu Suti, aku dorong perlahan-lahan kontolku.

    Terasa nikmat dan hangat lubang memeknya. Kontolku terasa dipijit di dalam memeknya. Bu Suti mulai menggoyangkan pinggulnya memutar. Kontolku terasa diempot-empot. Nikmat sekali. Aku mulai semakin membenamkan kontolku lebih dalam dengan memaju mundurkan dengan perlahan. “ssssshhh deeeekkkk leeebbbiiihhh cccceeeeeepppaaaattt eeemmmhhhh eeennnaaaakkk.” pintanya sambil terus mendesah.


    Aku mulai menambah kecepatan gerakan kontolku. Sehingga bunyi “plok plok plok” semakin keras terdengar. Kedua tangan Bu Suti mulai meraba, meremas lembut dadaku. Aku semakin bergairah. Mempercepat kocokanku. Sampai akhrinya, terasa memeknya berkedut-kedut. “aaaaaaaahhhhhh aaaaaahhhhh ssssshhhhhhhh!” erangannya menikmati orgasme kedua sambil tangannya menahan tubuhku supaya menghentikan gerakan dalam memeknya.

    Peluh membanjiri tubuh kami. Ku lihat wajahnya tersenyum puas. Aku cabut kontolku dalam memeknya. Sambil berbisik ku minta ia menungging agak tinggi dengan di topang lututnya dan badan atas telungkup di kasur. Tanpa ada penolakan ia menuruti permintaanku. Dengan posisi nungging, pantat bahenolnya terlihat bulat. Aku amati liang memeknya yang semakin merekah. Dan aku mulai maju mengarahkan kontolku ke lubang memeknya. Bles kontolku terbenam di dalamnya. Dengan kontol yang sudah terbenam dalam, aku mulai atur gerakan cepat dan perlahan memaju mundurkan kontolku.

    Tiba-tiba muncul pikiran lain dalam otakku ketika melihat lubang duburnya. Aku jiati jari tengah tangan kiriku dengan ludah. Aku arahkan jari tersebut mengusap-usap lubang duburnya. Bu Suti semakin liar melenguh, mendesah, dan mengerang. Aku semakin liar mengocok memeknya dengan kontolku yang lincah di dalamnya. Aku coba menusuk duburnya dengan jari tengahku yang basah. Ia pun makin melenguh. “aaaaaahhhhh ssssssshhhhh ssssshhhhh.” lenguhnya sambil memutar-mutar pantatnya. Tak terasa jari tengahku sudah masuk setengahnya.

    Suara Bu Suti mendesah dan meringis karena perih nikmat pada duburnya. Aku semakin cepat mengocok kontolku. sedangkan jari tengah di duburnya aku biarkan karena peret dan tercengkram kuat otot duburnya. Tubuh kami semakin banyak dibanjiri peluh. Bu Suti semakin cepat memutar dan menekan-nekan pantatnya. Kontolku terempot-empot di dalam memeknya sehingga aku merasakan kepala kontolku mulai gatal dan geli.

    Hingga akhirnya Bu Suti mendahului orgasme akibat kocokan kontolku yang brutal pada memeknya. “ssssssshh aaaaaaaaahhhh keeeellluaaaar laaaagggiiii!” lenguhannya begitu enak terdengar. Memeknya berkedut-kedut sehingga kontolku yang sudah gatal dan geli memuntahkan banyak sperma di dalam liang memeknya. Aku biarkan sperma tumpah dan terkuras habis di dalam memeknya.

    Sampai akhirnya badanku ambruk menindih tubuhnya dengan kontol yang masih terbenam di memeknya. Ketika sudah surut gelora yang membakar hasrat birahi. Aku cabut kontolku dari dalam memek Bu Suti. Aku rebahkan tubuhku di sampingnya. Bu Suti membalikan badannya mengarah padaku. Wajahku ia cium-cium dengan lembut. Sedangkan aku diam saja sambil terus ngos-ngosan.

    Tangan Bu Suti dengan lembut mengusap dadaku. Mungkin sudah 10 menit kita berbaring bersama di atas kasur. Akhirnya Bu Suti bangkit dan melilitkan handuk pada tubuhnya untuk pergi mandi. Sungguh penampilan Bu Suti walau sudah tua tapi membuatku begitu nyaman berada di sampingnya. Dengan berbekal handuk aku pun mengikuti Bu Suti ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi kita pipis bareng sambil tanganku iseng meremas-remas susu kecil dan kendor milik Bu Suti.


    Bu Suti geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat ulahku. “udah ah, ibu capek. Nanti kamu mau lagi.” katanya tanpa menghindarkan tanganku pada susunya. “iya bu, aku masih mau! soalnya aku pengen nyobain begituan di kamar mandi.” jawabku sambil memperlihatkan kontolku yang sudah tegak berdiri. “tapi ibu sudah gak kuat. Kalau ibu begituan lagi ibu bisa kelelahan dan ketiduran.

    Mana pekerjaan ibu masih banyak di rumah.” bantahnya mencoba menenangkan hasratku. “ya udah deh bu. bagaimana kalau ini ibu hisap atau dijilatin aja?” pintaku sambil mengarahkan kontolku ke arahnya. “iya deh ibu coba, tapi cuci dulu burungnya!” jawab Bu Suti. Sungguh senang sekali Bu Suti mau melakukannya. Tidak seperti kemarin ia menolak untuk menghisap kontolku.

    Dengan semangat aku cuci kontolku dari sisa-sisa lendir yang lengket. Setelah melap kontolku dengan handuk, aku arahkan kontolku pada mulut Bu Suti yang setia berjongkok dihadapanku. Dengan ragu-ragu ia membuka mulutnya dan mendorong kepalanya perlahan. Akhirnya, dengan perlahan kontolku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat, geli, dan hangat. Secara natural, Bu Suti mulai memaju mundurkan mulutnya. Agak ngilu ketika kepala kontolku berkali-kali mengenai giginya. “emmmhhh enaaakk bu.

    Tolong sambil kepala burungku dikenyot pelan-pelan bu.” pintaku sambil merasakan sensasi yang baru aku alami dioral perempuan. Kontolku merasakan sensasi luar biasa. Hangat, geli, dan basah ketika berkali-kali ke luar masuk mulutnya. Apalagi Bu Suti mulai memainkan lidahnya yang terasa dingin di kulit kontolku. “emmmmhhh” rasanya seperti melayang di awang-awang. Sesekali kepala kontolku dikenyotnya pelan-pelan dan menggemaskan. uh rasanya, menenangkan jiwa. “haduh dek, leher ibu pegel. Kamu lama banget ke luarnya.” keluhnya sambil tangannya mengocok-ngocok kontolku. “iya nih bu. Nikmat sih tapi kayanya aku gak akan ke luar kalau sama mulut ibu.” jawabku. “aduh, terus gimana biar kamu cepet ke luar?” tanyanya dengan gemas sambil tidak berhenti mengocok kontolku. “ya, burung aku masukin ke memek ibu aja biar cepet ke luar.” jawabku. “yaudah deh ayo.

    padahal ibu udah cape ini lutut udah gemeter kayak mau copot.” ujar Bu Suti sambil nyengir. Perlahan aku duduk di lantai kamar mandi sambil bersandar pada dinding. Aku minta Bu Suti untuk naik di atas pangkuanku. Awalnya ia terlihat bingung tapi dengan sabar aku arahkan badannya supaya dia leluasa memasukan kontolku ke dalam memeknya. Sampai akhirnya ia paham dan mulai menggoyang pantatnya memutar. Terasa, cairan hangatnya mulai membasahi memeknya sehingga terasa licin dan membuat kontolku leluasa.

    Aku minta Bu Suti untuk mengkolaborasikan gerakan memutar, maju mundur, dan turun naik. Hasilnya, kontolku merasakan kenikmatan yang tiada duanya. Dinding memeknya terasa mencengkram dan meremas-remas kontolku. Sungguh enak sekali memek wanita tua ini.

    Tanganku yang sedari tadi berada di pinggangnya mulai aku naikan untuk meremas-remas susu dan memilin-milin putingnya sehingga Bu Suti mulai merem melek dan mendesah dengan penuh kenikmatan. “ehhhhmmmmm aaaaaaahhhhh aaaaaaahhh ssshhhhhhhhh.” desahnya merasakan sensasi kontol dan kenakalan kedua tanganku.

    Aku dekatkan lidahku menjilati lehernya yang sudah basah oleh keringat. Terasa bau persenggamaan tercium hidungku membuatku semakin bergairah oleh sensasi tersebut. Emm nikmatnya. “deeeekkkk aaaahhhhhh sssshhhhh ibuuuu caaapppeeeeekk eeemmmmmhhh peeeggggeeeelll ouuuuuhhhhh.” ujarnya sambil mendesah menikmati. “gantian aja bu, aku di atas. Ibu rebahan aja di lantai.” jawabku. Bu Suti mulai mencabut kontolku dan merebahkan badannya di lantai sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar.


    Aku mulai menghujamkan kontolku. Dengan gerakan cepat aku kocokan kontolku keluar masuk memeknya. Bu Suti mendesah dan mengerang hebat akibat gerakan maju mundur secara cepat yang aku lakukan. Kontolku merasakan geli dan gatal. Tidak akan lama lagi aku akan mencapai orgasme, Aku semakin buas menambah kecepatan maju mundur. Sampai akhirnya, kedua telapak tangan Bu Suti mencengkram kuat punggungku. Desahannya semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya kita sama-sama orgasme. Nafasku ngos-ngosan. Cape tapi nikmat sekali.

    Aku cabut kontolku yang sudah dibalut lendir dari memeknya lalu duduk bersandar pada dinding kamar mandi. Bu Suti dengan perlahan bangkit dan menggapai gayung untuk membersihkan memeknya. Pengalaman kedua bersama Bu Suti diakhiri dengan acara mandi bareng. Usai kita mandi, aku lihat jam dinding menunjukan pukul 11.38 WIB. Aku pasti kesiangan tiba di sekolah. Tak terasa sungguh, ternyata lebih dari 3 jam setengah kita habiskan untuk bersenggama memburu kenikmatan. Namun, walaupun demikian aku tak menyesal karena Bu Suti selalu memberikan kepuasan padaku dan selalu bersedia jika aku ajak ia ngentot.

  • Kisah Memek Nikmatnya memperkosa calon pengantin

    Kisah Memek Nikmatnya memperkosa calon pengantin


    2699 views


    Duniabola99.com – Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 1999 di bulan November Agen Joker1788, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. Daftar Joker1788
    Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar melirik-lirik wanita putih mulus dan trendy. Entah kenapa sejak dulu aku terobsesi dengan wanita Chinese yang menurut pandanganku adalah tipikal sempurna dalam banyak hal. Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Nina **** (edited). Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku akan menunggu angkutan sampai hujan reda.

    Akhirnya, aku pun setuju, dan segera berangkat bersamanya. Di dalam mobil, aku tak bisa tenang karena ketika menyetir, aku bisa melihat dadanya yang montok dan paha mulusnya bergerak gesit menguasai kemudi. Tapi dia tidak menyadari itu, karena aku tahu dia tidak akan suka. Hal itu kusadari dari pembicaraan sebelumnya. Dia kelihatannya wanita baik-baik. Tapi konsentrasiku sangat terganggu apalagi jalanan di kota Surabaya yang tidak rata membuat dada indah yang bersembunyi di balik bajunya bergoyang-goyang. Ditambah lagi harum tubuhnya yang sangat merangsang. Akhirnya timbul pikiran jahat di otakku.

    “Aku pindah ke belakang ya..” kataku.

    “Kenapa?”

    “Aku ngantuk, mau tiduran, nanti turunkan aku di jalan Kertajaya”, kataku berpura-pura.

    Saat itu sejuta rencana jahat sudah merasuki otakku.

    “Ok, tapi kamu jangan terlalu pulas ya.. nanti ngebanguninnya susah”, katanya polos.

    Di kala otakku sudah kesetanan, tiba-tiba..

    “Jangan berisik atau pisau ini akan merobek lehermu”, ancamku seraya menempelkan pisau lipat yang biasa kubawa. Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.

    “Don.. apa-apaan nihh..?” teriaknya gugup, karena terkejut.

    “Aku peringatkan, diam, jangan macam-macam!” bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat.

    Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu.

    “Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon.. cepat..!”

    “Ehh.. iiya.. iyahh..” jawabnya dengan sangat ketakutan.

    Tas yang tadi diletakkan di jok belakang segera kubuka. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku.

    “Bawa ke Pinang Inn.. cepat!” bentakku lagi.

    Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani.


    “Jangan mencoba membuat gerakan macam-macam.. atau kamu kulempar ke jalan.. mengerti?” ancamku lagi sambil berganti posisi.

    Aku mengambil alih kemudi. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Mungkin iblis sedang menari-nari di otakku. Dia hanya membisu, dengan tubuh gemetar menahan rasa takut. Tiba-tiba HP-nya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah.

    “Ingat.. jangan bertindak aneh-aneh.. kalau masih ingin hidup..” pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn.

    Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Kubayar, lalu kembali ke garasi.

    “Keluar..!”

    Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Kukunci dan kusuruh dia telentang di kasur yang empuk. Kunyalakan TV channel yang memutar film-film biru. Pinang Inn memang disediakan untuk bermesum ria. Dia kelihatan semakin ketakutan, ketika melihatku langsung membuka baju dan celana. Dengan hanya menggunakan CD, kurebahkan tubuhku di sampingnya dengan posisi menyamping. Pisau itu kugesek-gesek di sekitar dadanya.

    “Agar proses ini tidak menyakitkan, kamu jangan bertingkah.. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana.. paham?”

    “Don.. ke.. ke.. napaa.. jadi be.. gii.. ni? Apa.. salahku?” dengan ketakutan dia berusaha membuatku luluh.
    “Salahmu adalah.. kamu memamerkan tubuhmu di hadapan singa lapar..”

    Segera, seluruh bajunya kusobek dengan pisauku yang tajam. Mulai dari bagian luar sampai dalamnya. Kini dia telanjang bulat di antara serpihan pakaian mahal yang kusayat-sayat. Dia menagis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Sejenak aku tertegun menyaksikan keindahan yang terpampang di hadapanku. Dada putih mulus yang montok, tubuh langsing, dan.. ups.. liang kemaluannya yang merah muda bersembunyi malu-malu di antara paha yang dirapatkannya. Kubuka pahanya.

    “Jangann Don.. kumohon jangan..” pintanya memelas. Aku sudah tidak peduli.

    “Hei.. Nin.. bisa diam nggak? Mau mati? Hah..?” ancamku sambil menampar pipinya. Wajahnya sampai terlempar karena aku menamparnya cukup keras.

    “Silakan menjerit.. ini ruangan kedap suara.. ayo.. menjeritlah..”, ejekku kesenangan.

    Segera kulebarkan pahanya, kuelus permukaan kemaluannya dengan lembut dan berirama. Sesekali dia menatapku. Ada juga desah aneh di bibirnya yang tipis. Aku terus mengelus kemaluan itu, sambil dua jariku yang menganggur mempermainkan puting susunya bergantian. Dia hanya bisa mendesah dan menangis. Kudekatkan wajahku ke sela paha mulusnya. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat kemaluan wanita seindah itu. Bentuknya agak membukit mungil, ditumbuhi bulu yang halus dan lemas. Bibir kemaluannya kupegang, kemudian lidahku kujulurkan memasuki lubang yang nikmat itu. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya.

    “Shh.. Don.. Donhh.. jangaann.. sshh..” Nina sampai terduduk.

    Ada sesuatu yang lucu. Dalam situasi itu sempat-sempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dalam hati aku tertawa, “Dasar wanita.. munafik.”

    “Ayo.. Nin.. ayo..” kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Saat itu kesadaranku perlahan hadir. Perlakuanku kubuat selembut mungkin, namun tetap tegas agar Nina tidak bertindak ceroboh.

    Kali ini lidahku mengait-ngait klitorisnya beraturan namun dengan arah lidah acak. Dia makin bergetar. Goyangan pinggulnya terasa sekali.

    “Lho.. diperkosa kok malah enjoy.. ayo.. nangis lagi.. mana..?” olokku.

    “Don.. jangannhh.. janganh..” balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Tapi setelah kepalaku digerakkan ke samping, malah ditariknya lagi hingga mulutku langsung terjatuh di bibir kemaluannya. Aku pun paham, dia ingin menunjukkan ketidaksudiannya, namun di lain pihak, dia sangat menginginkan sensasi itu.

    “Nih.. aku kasih bonus.. silakan menikmati..” kataku sambil melanjutkan jilatanku.

    Sementara tanganku yang kiri membelai payudaranya bergiliran secara adil. Kiri dan kanan. Sementara tangan kananku kuletakkan di bawah pantatnya. Pantat seksi itu kuremas sesekali.

    “Oghh.. sshh..”


    Nina menggelinjang menahan nafsu yang mulai merasuki dirinya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. “Sshh.. terrusshh..”

    Perlahan lahan, cairan yang kunanti keluar juga. Secara mantap, lendir bening itu mengalir membasahi liang kemaluannya yang semerbak.

    “Donnhh.. Donhh..” Dia berteriak di sela orgasmenya yang kuhadiahkan secara cuma-cuma.
    “Aduh.. Nin.. yang benar aja dong..” ringisku karena saat orgasme tadi, kukunya yang lentik melukai pundakku.
    “Maaf.. maaf Donhh..”

    Aku berhenti sesaat untuk memberinya waktu istirahat. Aku berdiri di samping ranjang. Dia terkulai lemas. Pahanya dibiarkan terbuka. Kemaluan genit itu sudah mengundang batang kemaluanku untuk beraksi. Namun aku berusaha menahan, agar pemerkosaan ini tidak terlalu menyakitkan. Kami berpandangan sejenak. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apa-apa, pasrah.

    “Don.. aku tahu kamu sebenarnya baik, jangan sakiti aku yah.. aku mau menemani kamu di sini, asal kamu tidak melukai aku..” pintanya sambil mengubah posisi telentangnya menjadi duduk melipat lututnya ke bawah pantat. Liang kemaluannya agak tersembunyi sekarang.

    “Kamu masih perawan nggak?” tanyaku ketus.

    “Iyah.. masih..”

    “Nah.. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi..”

    “Ah..” dia tercekat.

    “Don.. semua uang tadi boleh kamu ambil.. tapi mohon jangan yang kamu sebut barusan.. empat hari lagi aku menikah Don.. kumohon Don..”

    “Ah.. daripada cowok lain yang merasakan nikmatnya darah segar kamu, mending aku curi sekarang..” kataku cepat sambil mendekatinya lagi.

    “Don.. jangan.. kumohon..”

    “Diam!”

    “Ingat.. pisau ini sewaktu-waktu bisa mengeluarkan isi perutmu..” ancamku.

    Nina terkejut sekali, karena menyangka aku sudah berbaik hati. Padahal aku juga tidak sungguh-sungguh marah padanya. Mungkin karena aku yang sudah terbiasa berteriak-teriak membuatnya ketakutan.

    “Sekarang giliranmu”, kukeluarkan batang kemaluanku yang sudah agak terkulai.

    “Kupikir aku nggak perlu menjelaskan lagi cara membangunkan preman yang satu ini..” kataku sambil mengarahkan kepalanya berhadapan dengan batang kemalauanku yang lumayan besar. Sejenak dipandanginya diriku. Tanpa berkata apa-apa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Dikocoknya terus sampai perlahan, si batang andalanku naik.

    “Cuma itu?” tanyaku lagi.


    Dibuka mulutnya dengan ragu-ragu, kebetulan sekali adegan di TV channel juga sedang memperagakan hal yang sama. Aku sebenarnya ingin tertawa. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. Dikulumnya batang kemaluanku. Aku berdiri di atas ranjang. Dia berjongkok dan mulai menggerakkan kepalanya maju mundur.

    “Ahh..” aku mengerang merasa nikmat sekali.

    Kulihat matanya sesekali melirik TV. Biar saja, pikirku dalam hati. Toh ini demi keuntunganku. Dijilatinya kepala kemaluanku. Tapi dia tidak berani menatap wajahku.

    “Auhhgghh..”

    “Jangan dilepas..” seruku tertahan.

    Aku jongkok dengan mengarahkan kepala ke sela pahanya. Aku telentang di bawah. Posisi kami sekarang 69. Sewaktu berputar tadi dia menggigit kemaluanku agar tidak lepas dari mulutnya. Lucu memang. Dengan bibir kemaluan tepat di atas wajah, kujilati dengan mantap. Kali ini gerakan lidahku liar mengitari permukaan kemaluannya. Sesekali kusedot bukit kecil itu sambil memasukkan hidungku yang kebetulan mancung ke lubang senggamanya.

    “Oghh.. Ahh..” Kami berseru bersahutan. Kubalikkan tubuhnya. Sekarang dia ada di bawah, namun tetap 69. Kali ini aku lebih leluasa menjilati kemaluannya.

    “Augghh.. Donhh.. enakkhh.. terusshh..” pintanya.

    Lalu kembali menyantap batang kemaluanku dengan garang. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Pintar juga dia, pikirku dalam hati.

    Lidahku kujulurkan masuk ke lubang sempit itu dan menari di dalamnya. Pantatku kugoyang naik-turun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik. Sambil menjilat liang kemaluan itu, jari-jariku mempermainkan bibir kemaluannya.

    “Ougghh.. Don.. enakkhh.. Donnhh.. ahh.. Donnhh..” serunya dibarengi aliran hangat yang langsung membanjiri lembah merah muda itu.

    “Sekarang waktunya Nin.”

    Aku mengambil posisi duduk di antara belahan kedua kakinya. Dia masih telentang. Kugesek lagi kepala kemaluanku yang sudah mengeras sempurna beradu dengan klitorisnya yang menegang. Dia setengah duduk dengan menahan tubuhnya pakai siku tangan, dan ikut menyaksikan beradunya batang kemaluanku dengan klitorisnya yang sudah menjadi genit. Batang kemaluanku itu kuarahkan ke liang kemaluannya.
    “Jangann.. kumohon Donh.. jangan..” serunya tertatih sambil mencengkeram batang kemaluanku.
    “Aku bersedia memuaskan nafsumu, dengan cara apa saja, asal jangan mengorbankan pusakaku.”
    “Oh ya? Kalau dari anus mau nggak?” tantangku.

    Tapi sebenarnya aku tidak lagi perduli karena kemaluanku sudah minta dihantamkan melesak lubang kemaluannya.
    “Yah.. terserah kamu Don..”

    “Nggak.. mau.. aku cuma mau yang ini, ini lebih enak..” teriakku sambil menunjuk liang kemaluannya.

    “Nih.. pegang.. masukin..” Dengan ragu dipegangnya batang kemaluanku.

    “Don.. apa tidak ada cara lain?”

    “Cara lain? Ada-ada saja kamu.. Hei.. kamu jangan bertingkah lagi ya.. jangan sampai kesabaranku hilang. Kamu beri satu milyar pun sekarang aku nggak bakalan mau melepaskan punya kamu itu sekarang. Aku sudah nggak tahan.. paham.. paham? paham..?” bentakku dengan nada suara lebih meninggi. Pisau yang tadi kusembunyikan di bawah kasur kuacungkan dan kutekan kuat di dadanya.

    “Donn.. sakitt.. jangann..” rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Aku terkesiap. Namun tak peduli.

    “Ayo.. dimasukin..” kali ini pisau kutekan lagi.

    Darah segar mengalir perlahan dari luka yang kuperbesar, walau tidak begitu parah.

    Dengan berat disertai ketakutan, dipegangnya kemaluanku. Diarahkannya ke liang kemaluannya.
    “Sulit.. sakitt.. Don.. ampunn.. Don..”

    “Pegang ini”, kataku tidak sadar karena memberikan pisau itu ke tangannya. Dia juga tidak menyadari kalau sedang memegang pisau. Lucu sekali. Aku hanya bisa tersenyum kalau mengingat masa itu. Aku menunduk dan menjilati kemaluannya. Dia melihatku menjilati barangnya. Sesekali kami bertatapan. Entah apa artinya. Yang pasti aku merasa sudah memiliki mata sipit yang menggemaskan itu. Digerakkannya pinggul besarnya seirama jilatanku. Kuremas juga susunya yang segar merekah.


    “Augghh.. Ahh..” jilatanku kupercepat. Cairannya mengalir lagi walau tidak sebanyak yang tadi. Aku kembali duduk menghadap selangkangannya. Tiba-tiba aku sadar kalau sebilah pisau ada di tangannya. Segera kuambil dan kulempar ke lantai. Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Namun sepertinya dia memang sudah takluk.

    “Nin.. ludahin ke bawah.. yang banyak..” kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami sama-sama meludah. Kuoleskan liur yang menetes itu ke batang kemaluanku, juga ke kemaluannya. Sesekali dia juga ikut mengusap batang kemaluanku dengan air ludah yang dikeluarkannya lagi di telapak tangannya. Aku memandanginya dengan sayang. Dia juga seolah mengerti arti tatapanku itu. Aku segera mengecup bibirnya. Dia membalas. Kami berpagutan sesaat. Kurasakan batang kemaluanku bersentuhan dengan perutnya.

    “Ayo dicoba lagi..”

    Kali ini dipegangnya kepala kemaluanku. “Ah.. Shh”

    Dan.., “Oogghh.. aahh.. Shh..”

    Kepala kemaluanku masuk perlahan. Sempit sekali lubang itu. Kusodok lagi perlahan. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Sesekali nafasnya kelihatan sesak. Namun ada juga desah liar terdengar lirih.
    “Donnhh.. aku benci.. kaamu..”

    Kusodok terus, sampai akhirnya semua batang kemaluanku terbenam di liang kewanitaannya. Aku tahu itu sakit. Namun mau bilang apa, nafsuku sudah di ujung tanduk.

    “Brengsek.. Donhh.. baajingann.. kamu.. shh.. oghh”,

    Aku tak peduli lagi umpatannya. Yang kurasakan hanya nikmat persenggamaan yang benar-benar beda. “Shh.. shh.. Donhh.. Donhh..”

    Kupeluk dia erat-erat. Goyanganku makin liar. Aku hanya bisa mendengar dia mengumpat. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Beragam ekspresi ada di sana. Ada kesakitan, ada dendam, tapi ada juga makna sayang, dan gairah yang hangat. Kulihat titik-titik darah mulai mendesak lubang sempit yang tercipta antara batang kemaluan dan liang kewanitaannya. Seketika tagisnya meledak. “Donhh.. bajingann.. kamuu.. jahatt.. kamu Don.. ahh.. uhh..” dia memukul dadaku keras sekali.

    Tangisnya makin menjadi. Aku iba juga. Kutarik kemaluanku dari liang kemaluannya. Darah segar mengalir memenuhi lubang yang memerah padam dan lecet. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. “Ahh.. ahh..” Air maniku memancar keras membasahi dada dan sebagian wajahnya. Dia menangis sesenggukan.
    “Nikmatnya memek perawan kamu Nin..” kataku tersenyum senang.

    Aku langsung menjilati darah segar yang sudah membasahi pahanya. Segera kugendong dia menuju kamar mandi. Di bibir bak, kududukkan dia. Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Kuusap darah yang ada di sekitar kemaluannya dengan lembut. Darah di dadanya yang sudah mengering juga kulap dengan hati-hati.

    “Kamu puas sekarang.. bukan begitu Don?” ejeknya di sela tangisnya.

    Aku terdiam. Aku merasa menyesal. Tapi mau bilang apa. Nasi sudah menjadi bubur. Kubersihkan semua darah itu sampai tidak berbekas. Kujilati lagi kemaluannya dengan lembut. Aku tahu, yang ini pasti tidak bisa ditolaknya. Benar, dia mulai bergetar. Dipegangnya tanganku dan diremasnya jariku. Tissue yang kupegang dibuangnya, malah jemariku dituntunnya ke sepasang dada montok miliknya. “Ahh.. shh.. sekalian ajaa.. Don.. hamili.. aku.. biar kamu.. lebih.. puass..” katanya sambil mengangis lagi.


    Aku sungguh tak mengerti. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. Tapi dengan santai kujilati terus kemaluannya. Diraihnya batang kemaluanku dan dikocok-kocoknya perlahan. Kemaluanku sudah terkulai. Lama dia mencengkeram kemaluanku sampai akhirnya bangkit. Nafsuku kembali membara. Kugendong lagi dia, dan jatuh bersama di ranjang empuk. Kami berpelukan dan berciuman lama sekali. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan menjilati rongga mulutnya. Entah berapa kali kami saling bertukaran air liur. Bagiku, air ludahnya nikmat sekali melebihi minuman ringan apapun. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Terserahlah, apakah dia marah atau bagaimana. Sepanjang dia merasa bebas, aku melayaninya. Hitung-hitung balas budi. Hehehe..

    Aku bergerak ke bawah, menjilati tiap inci sel kulitnya. Lehernya bahkan kuberi tanda cupangan banyak sekali, walau aku tahu empat hari lagi dia akan menikah. Peduli setan.

    “Ahh.. Don.. hhsshh.. yanghh.. itu.. nikhhmatt”, serunya tertahan ketika putingnya kusedot dan kujilati dengan bernafsu. Tanganku merayap ke bawah dan membelai lubang kemaluannya yang masih basah. Aku terus merangkak turun, menjilati perutnya dan mengelus pahanya dengan nakal. Sesampainya di sela paha kubuka lagi kedua kakinya, terkuaklah liang kemaluan yang kumakan tadi. Kali ini bentuknya sudah berbeda. Lubangnya agak menganga seperti luka lecet, namun tidak berdarah. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. “Donn.. enakhh.. nikmathh..”

    Jari telunjukku kumasukkan lembut ke lubang itu sambil menjilati kemaluannya sesekali. “Aduhh.. duh.. enaknyaa.. Don.. jangan.. berhenti”, serunya sambil menggelinjang hebat. Pinggul itu bergerak liar mendesak mulutku. Kutindih dia dan kuarahkan batang kemaluanku. “Uhh.. sshh”, serunya sesak ketika batang kemaluanku kuhantamkan ke liang kenikmatan itu. Goyangan demi goyangan membuat erangannya semakin ganas. Tentu saja aku semakin beringas. Siapa tahan.

    “Donhh.. bajiingann!” untuk kesekian kalinya dia mengumpatku.

    Entah apa maksudnya. Kali ini dia sangat menikmati permainan (setidaknya secara fisik, entahlah kalau perasaannya). Kepalanya terlempar ke sana ke mari dan nafasnya mendesah hebat.

    “Nin.. punyaahh.. kamuu.. assiikkh.. ahh”, seruku ketika denyutan liang kemaluannya terasa sekali menekan batang kemaluanku. Kubalik dia, sehingga sekarang posisinya di atas.

    “Don.. aku.. akan.. bunuh.. kamuu.. suatu.. saat..”

    “Silakan.. saajahh..”

    Kami berdua berbicara tak karuan.

    “Oughh.. aihh.. sshh”, teriaknya menggelinjang sambil mencabuti bulu-bulu dadaku. Aku merasa kesakitan. Tapi biarlah. Dia sepertinya sangat menyukai.

    “Donh.. kamu.. kamu..” dia tidak melanjutkan kata-katanya.


    Tiba-tiba.., “Donhh.. Donhh.. bajingan.. ah..” serunya keras sekali, sambil menggoyang pantatnya dengan cepat dan menari-nari seperti kilat. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme. Tapi goyangannya tidak surut. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Kuarahkan batang kemaluanku dari belakang dan, “Oughh.. oughh.. oughh.. oughh..” tiap sodokanku ditanggapinya dengan seruan liar. Kugenjot terus sambil meremasi kedua susunya yang ikut bergoyang. Lama kami pada posisi itu, tiba-tiba aku didorongnya dan dia berdiri di hadapanku. Aku ditamparnya keras dan memelukku erat. Ditariknya aku ke ranjang dan memegang kemaluanku. Ditindihnya aku, dia sendiri yang menghunjamkan kemaluanku ke liang kewanitaannya.

    “Rasakan nihh.. bajingan.. shh”, teriaknya sambil menari-nari di atasku. Aku tahu dia akan orgasme lagi.

    “Aduh..Nin..” pekikku tertahan ketika sekarang dia malah menggigit punggungku.

    “Don.. Don..” dia berseru kencang dan memeluk erat kepalaku di dadanya. Kupeluk juga dia dan mengangkatnya. Kami berdiri di lantai. Dengan posisi ini aku bisa menyodoknya dengan sangat keras. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.

    “Nin.. ahshh..”

    “Donhh..”

    Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Dia memelukku erat sekali. Kami berdua ngos-ngosan. Kuangkat dia ke ranjang. Kami terkulai lemas. Kutarik kemaluanku yang melemah dengan pelan. Kutarik sprei itu karena sudah berisi noda darah dan bercak cairan yang beragam. Kami tergeletak berdampingan, tanpa pakaian.

    “Don.. kamu berhutang padaku, suatu saat aku pasti menagihnya.”

    “Hutang apa?” tanyaku.

    Dia tidak menjawab. Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. Kupandangi wajahnya yang cantik. Tampak lelah. Hmm.. beruntung sekali calon suaminya. Kuelus rambutnya yang lurus indah dengan lembut. Kuciumi keningnya dan kupeluk dia. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan terlelap bersama.

    Besoknya kami bangun bersamaan, masih berpelukan. Aku sadar, dia tidak punya pakaian lagi. Segera aku keluar dan pergi ke toko terdekat. Kubeli T-shirt dan celana pendek. Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Didiamkan begitu aku tak ambil pusing. Kupakaikan T-shirt dan celana pendek ke tubuhnya. Dia masih tetap membisu.

    “Ayo pulang..” ajakku. Dia melangkah lunglai. Kugandeng dia ke mobil, kududukkan di jok depan. Setelah isi kamar sudah kurapikan, aku langsung menyetir mobil. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu.


    “Nin.. aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi, satu hal yang aku minta darimu.. jangan membenciku untuk apa yang kuperbuat. Bencilah kepadaku karena aku bukanlah calon suamimu”, kataku agak kesal dengan sedikit berdiplomasi. Dia memandangku dengan gundah. Namun tetap membisu. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam.

    “Oke.. Nin.. aku tak tahu apa yang kamu inginkan. Jika ada yang ingin kamu utarakan, lakukanlah sekarang sebelum aku pergi.”

    Dia hanya diam membisu. Dipandanginya aku agak lama. Karena tidak ada jawaban, kudekati dia dan kucium tangannya. Dia tidak bereaksi.

    “Bye.. Nin..” Aku segera beranjak pergi.

    Empat hari kemudian aku memang secara diam-diam mendatangi daerah rumahnya. Benar, dari informasi yang kudapat dia memang sedang melangsungkan resepsi pernikahan di sebuah Resto mewah di pusat kota. Tapi aku tidak pergi melihatnya. Siapa tahu itu hanya akan jadi luka baru baginya. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Saat group-ku manggung, aku melihatnya duduk di depan bersama seseorang (mungkin suaminya).

    “Lagu ini kupersembahkan buat seorang wanita paling indah yang pernah mewarnai perjalanan hidupku”, aku pun segera menyanyikan tembang Mi Corazon dengan penghayatan yang dalam. Dia menikmatinya dengan tatapan syahdu ke arahku. Tentu saja tak seorang pun pernah tahu, bahwa sesuatu pernah terjadi di antara kami.

    Sekarang setahun sudah lewat. Dia pernah juga meneleponku dan bilang kalau dia sedang hamil tujuh bulan. Ketika kutanya dimana dia saat itu, telepon segera ditutupnya. Well, ternyata aku pun sedang mengalami pemerkosaan darinya. Semoga ini bisa jadi pelajaran berharga buat sobat semua. Ups.. ternyata sekarang ada janji dengan Tante Stella.

  • Kisah Memek Nikmatnya Pembantu Kost

    Kisah Memek Nikmatnya Pembantu Kost


    2519 views

    Duniabola99.com – Hari terakhir ujian, rasanya suntuk banget dech,.. agak mendung memasuki tempat kost-kostan-ku,. Perlahan aku membuka pintu kamar-ku,.. baru aku mau memasuki kamar kost-ku,.. Mang Udin melintas,..

    ” Non,.. ” Geli banget liat dia cengengesan begitu,. Terlebih aku belum melakukan pembalasan pada Mang Udin,..
    ” Apa Mang Ujang ?? ” Tanya-ku malas-malasan,..
    ” Nama saya Udin Non, bukan Ujang,.. ” Protesnya,..
    ” Ah sama aja,.. kan emang Ujang artinya pembantu kan ?? ” Jawab-ku
    ” Yeah, si non, Ujang nama non,.. bukan artinya pembantu,.. ” Terangnya,..
    ” Owh, gitu,.. terus kenapa Mang Udin,. ” Aku ingin cepat-cepat masuk, sebal melihat mukanya yang jelek itu,..
    ” Gapapa non, kangen aja,.. ” Dia cengengesan, dia kira bagus kali ya,..

     

    Aku melangkah masuk dalam kamar,.. kukunci rapat-rapat biar Mang Ujang, eh Mang Udin gak masuk ke dalam lagi kayak kejadian waktu itu,.. tunggu aja Mang Udin, seminggu lagi ya,..

    Singkat kata, yang gak perlu aku certain gimana susahnya ujian aku, akhirnya seminggu kemudian, hari kamis waktu itu, temen-temen waktu SMU-ku datang ke tempat-ku,. Yang satu namanya Adel yang ini tipe cewek yang bener-bener cerewet, 100x lebih bawel daripada aku,chubby-chubby gitu tapi tetep seksi,.. rambutnya di cat coklat,.. yang satunya lagi nama Erlin, tapi kita biasa manggil dia Lili,.. sama cerewetnya sama aku, cantik dech orangnya dan rambutnya juga masih panjang seperti dulu, kesannya anggun..

    Kalau aku ?? Gak usah diceritain dech ya,. dah sering banget, tar jadi narsis galleri lagi, hohoho^^

    Nah kebayang gak gimana rame-nya kamar kost aku, ada 3 orang cewek bawel yang udah sekitar 3 bulan-an gak ketemu,. Dan kayaknya gak kan menarik juga buat diceritain kan,.. masa u mau denger kita gosipin cowok-cowok, tar pada minder lagi,.. hehehe,..

    Ampe akhirnya aku ngungkapin ide gila buat ngerjain Mang Udin itu,.. pertamannya Lili menolak ide gila itu,. Beda dengan Adel yang penasaran dengan penis impotent-nya Mang Udin,..

    ” Yakin Dell ?? ” tanya Lili,.. mukanya gak yakin gitu,..
    ” Yakin lah, itung-itung bantuin temen hahaha,.. “
    ” Mang punya rencana pa Dell ?? ” Tanya-ku penasaran,..

    Adel pun membisik kami bertiga,..Mendengar idenya yang gila itu Aku dan Lili langsung tertawa,..
    ” Tapi lu ya yang banyak godain,.. ” Lili masih tertawa menodong Adel,.
    ” Iya dech beres,… ” Adel ikut tertawa-tawa,..

    Maka Operasi Balas Dendam pun dimulai,..

    ” Mang Udin, tolong donk,.. ” Aku memanggil Mang Udin yang kebetulan lewat, padahal sebenarnya memang sengaja sudah kutunggu,..
    ” Loh ada apa non, ” Iya buru-buru mendekat, pasti bukan karena dia pembantu yang rajin, tapi melihat ku yang hanya mengenakan handuk membebat tubuh-ku,..
    ” Itu Mang Udin, Air dikamar Mandi mati,.. ” Rajuk-ku,..
    ” Tar Mang Udin periksa diatas,.. ” Katanya, matanya itu udah kayak mau nerkam aja,..
    ” Itu Mang Udin, Shower aku aja kali yang mati, soalnya di Wastafel nyala koq,.. “
    ” OW, yawda Mang Udin masuk ya, periksa,.. ” Wajahnya itu seolah mengatakan, ” Nah gini donk, ini yang gue tunggu,.. “

    Namun Mang Udin begitu terkejut setelah memasuki kamar-ku itu, Adel dan Lili berdiri disebelah kursi yang biasa kupakai untuk main komputer dan browsing DS,. Keduanya tersenyum manja menatap Mang Udin,..
    ” Duduk sini donk Mang,.. ” Goda Adel,.Sementara aku menutup pintu kamar-ku
    ” Keran,.. ” , ” Saya mau benerin keran,.. ” Kata Mang Udin, pura-pura… dasar bandot yang suka pura-pura,..
    ” Tar aja, sini dulu duduk,.. “
    Mang udin seperti kebinggungan, menarik nafas sebelum kemudian melangkah ke arah kursi, dan duduk diatasnya,..

    Mang Udin sekarang duduk di kursi, wajahnya tampak binggung namun juga ada guratan bahagia dalam senyumannya, bagaimana tidak, didepannya berdiri tiga orang gadis cantik yang notabenenya masih mahasiswi dengan hanya handuk yang membebat tubuh kami bertiga,..


    Adel yang memang paling gila diantara kami langsung menggoda mang Udin,..
    ” Mang Udin ya ?? ” goda Adel sambil duduk di paha Mang Udin,..
    Mimik Mang Udin tampak seperti orang yang serba salah, ia mengganguk sambil menjawab dengan gelagapan,..
    ” I…I ya neng, neng siapa ya ?? ” Tanya-nya, tampaknya ia masih malu-malu kucing, padahal biasanya gak tau malu,..
    ” Ah, Mang Udin, ini kan temen aku, kenalin donk,.. ” Goda-ku, sekaligus sebal melihat gaya-nya yang sok alim itu,..
    ” Udin neng,.. ” Sambat Mang Udin, sambil menyalami Adel,..
    ” Adel,.. ” Adel senyum menggoda,..tangannya melepas kancing-kancing baju Mang Udin,..
    ” Mang udin Mang Udin, mang Udin suka ga diginiin ?? ” Goda Adel sambil membelaikan jemarinya di dada Mang Udin,..

    Ekspersi kaget Mang Udin yang gak biasa, benar-benar membuat perut ku melilit menahan tawa, Adel memang benar-benar nekad mengoda Mang Udin seperti ini,..Lili yang sendari tadi tampak grogi langsung tertawa lepas, malah ikut-ikutan menggoda Mang Udin,..
    ” Mang Udin badannya kuat ya,.. ” Bisik Lili tepat di depan telinga Mang Udin
    ” Oh iya donk Dek,.. ” Jawabnya dengan logat Madura,.. sementara ia sedikit menarik wajahnya tak tahan merasakan hembusan nafas Lili di telinganya,..
    ” Buka ya Mang Udin,.. ” Adel hanya pura-pura saja, sementara ia dan Lili sudah memelorotkan celana Mang Udin, hingga penisnya yang lemah itu menggantung

    Adel dan Lili menahan tawa, sama seperti aku,.. Adel meraih tangan Mang Udin meminta Mang Udin melepaskan handuk-nya, iseng Mang Udin juga langsung melepaskan kaitan handuk Lili,..
    ” Aduh si Mamang,.. ” Lili seperti kaget, melihat keusilan Mang Udin,..
    ” Hehehehe,.. ” Mang Udin membalas dengan cengengesannya,..
    ” Mang udin mau ?? ” Tanya Adel,..menunjuk penis Mang Udin yang masih terkulai lemah
    ” Apa aja mau dech Neng,.. ” Mang Udin cengengesan
    Adel menunduk dan meraih penis itu dengan tangannya, lidahnya dijulurkan keluar, dan tubuh Mang Udin bergetar hebat saat lidah Adel menyentuh penisnya itu,..

    ” Duh Mang Udin, seneng ya ?? ” Ejek-ku,.
    ” Iya donk Non, hehehe,.. ” Seperti yang kuduga, begitu aku mendekat Mang Udin langsung menarik handuk-ku,..
    ” Biar telanjang semua,.. ” Katanya cengengesan,.

    Aku hanya tersenyum saja melihat tingkahnya, sambil tertawa dalam hati menunggu balas dendam-ku beberapa saat lagi,..

    Mang udin mulai berani dan memagut bibir Lili, Lili sendiri awalnya ingin menolak namun tak jadi, ia membiarkan Mang Udin menciumnya sementara Adel lebih sibuk dengan usaha-nya dan memang paling bersemangat untuk membuktikan “Ketidak-perkasaan” mang Udin itu, ia menggunakan lidahnya memainkan penis Mang Udin, sesekali mengulumnya tanpa rasa jijik sedikit pun, memang yang satu ini agak-agak hyperseks,..


    Ia mengulum kepala penis Mang Udin yang nanggung antara keras dan gak itu,.. sementara tangannya sibuk mengocok batang kemaluannya,.. aku membantu Adel dengan memainkan buah zakar Mang Udin, dan aku memang selalu tertarik dengan bentuk puting mang Udin yang selalu mengacung, aku memainkan putingnya yang lucu itu dengan lidah-ku membelai dadanya hingga mulai basah sementara Mang Udin masih sibuk memagut Lili, yang terlihat fine-fine aja menerima ciuman Mang Udin yang benernya gak enak, dan asal-asalan, sementara juga tangan Mang Udin tak membiarkan sepasang buah dada Lili yang menggantung didekatnya itu,…

    Tangannya memainkan buah dada Lili, meremas-remasnya perlahan hingga sedikit kasar, yang membuat Lili sesekali merintih,.. cukup lama juga kami berempat dalam keadaan itu, namun penis Mang Udin tak kunjung berdiri, malah bergetar-getar dan menumpahkan spermanya ke dada Adel,..

    ” Masih kuat Mang ?? ” Tanya Adel,..
    ” Iya Mang Kalo gak kuat jangan dipaksa,.. ” Ejek-ku, dengan nada halus,..
    ” Iya loh Mang nanti impoten,.. ” Kata Lili,
    ” Aduh Neng-neng ini, tenang itu belum apa-apa,..”
    ” Bener nich mang ?? ” Tanya Adel
    ” Bener dech non,.. “
    ” Yawda sini Mang ayo tiduran,.. ” Adel membimbing Mang Udin ke kasur-ku,..

    Adel berdiri sebelum memberikan vaginanya itu tepat diwajah Mang Udin, Mang Udin dengan sigap menggerakan lidahnya membelai vagina Adel itu, lidahnya menyapu-nyapu, sementara aku menggangu Mang Udin dengan membelai-belai dada-nya dengan jemari-ku, sesekali aku menggunakan lidah-ku itu membelai puting-nya itu,..

    Tubuhnya bergetar-getar menerima rangsangan demikian rupa, namun ia juga hanya bisa mendesah-desah tertahan, dan sedang sibuk menggerakan lidahnya di vagina Adel, sesekali Adel mendesah-desah nikmat, memang aku tahu benar kalau itu salah satu keahlian Mang Udin, selain permainan tangannya,.. tapi ya hanya 2 itu yang bagus dari Mang Udin, yang lainnya sich gak, apalagi junior-nya yang gak bisa tegak,..

    ” Ehmmm, Mang Udin,.. ” Adel mendesah-desah, aku sedikit menahan tawa juga melihat ekspresi wajah teman-ku itu,..
    Sementara Lili mulai memainkan penis Mang Udin dengan tangannya, sepertinya ia sangat tertarik dengan penis Mang Udin yang memiliki kepala penis yang disunat, tapi pendek dan lembek seperti itu,.. ia tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan penis itu dengan tangannya, sambil sesekali memainkan lidahnya di buah zakar penis itu,..

    ” Mang Udin enak gak ?? ” Tanya Lili,..
    ” Enn-ennak Non,.. lagi,.. ” Jawab Mang Udin disela permainan Lidahnya untuk Adel..
    ” Kalo gitu bikin keras donk,.. ” Lili senyum-senyum terhalang oleh tubuh Adel,.
    Mang Udin sepertinya pura-pura tak mendengar dan meneruskan permainan lidahnya itu,.


    Sementara aku dan Lili sekarang sibuk merangsang penis Mang Udi, sesekali terlihat ingin mengeras namun tak lama kemudian kembali lembek dan terkulai, aku dan Lili hanya senyum-senyum sendiri, melihat lemasnya penis Mang Udin itu, sementara tangan kami berdua saling bergantian memainkan penis Mang Udin mulai dari batangnya hingga buah zakarnya itu,..

    Penis itu tiba-tiba gemetaran, tak lama kemudian tubuh Mang Udin ikut-ikutan menjadi kaku, sementara penisnya mulai menumpahkan cairan kental, aku tertawa-tawa saja melihatnya, demikian juga dengan Lili,..

    ” Mang Udah keluar ya ?? ” Goda-ku,..
    ” Belum Neng, itu sich cuma dikit aja,.. “
    ” OH gitu,.. ” Jawab-ku pura-pura bodoh,..

    ” Mang Udin kuat ya,.. ” Adel pura-pura memuji,.. di sela desahannya,..
    ” Iya donk neng, Udin,.. ” Katanya bangga,..
    ” Adel mau nyobain ya ?? ” Kata Adel lagi, mimik wajah Mang Udin langsung berubah serius, seperti orang yang kebinggungan
    ” Yawda,.. ” Katanya pasrah,.

    Adel merangkak turun, ia menarik penis Mang Udin yang terkulai lemah itu, ia memandang Mang Udin dengan ragu-ragu,..
    ” Ini bisa Mang ?? ” Tanya Adel,..
    ” Tergantung rangsangannya,.. ” Ia mengelak,..
    Adel hanya tersenyum, dan menindih penis itu, dengan tangannya ia membimbing penis itu tepat di mulut vagina-nya, sementara perlahan ia mulai menggerakan tubuhnya membalur penis Mang Udin diantara tangannya dan mulut vaginanya,

    Pasti menarik gaya Adel itu andai penis Mang Udin bisa mengeras, aku dan Lili pun berpindah mencium Mang Udin, namun wajah mang Udin malah seperti orang yang sedang menahan rasa ngilu,..sementara tangan-ku, menarik tangan Mang Udin ke dada-ku, perlahan Mang Udin mulai meremas dada-ku itu, sambil membalas ciuman Lili, tangannya meremas payudara-ku, memainkan puting-ku, hingga aku sedikit mendesah menahan rasa yang diberikan oleh Mang Udin,.

    Melihat reaksi-ku Mang Udin seperti diatas angin, tangannya mulai bergerak turun menuju belahan vagina-ku, merenggangkannya dan menyentuh daerah sensitife-ku itu dengan tangannya,.. merasakan belaian tangannya di titik itu sedikit membuat tubuh-ku merinding, namun aku tak mau ketinggalan mengerjai Mang Udin, aku pun menarik tangannya dari lubang kemaluan-ku itu, bis aku kan gampang banget naik-nya..

    Aku menyodorkan saja dada-ku kemulutnya, Mang Udin melepaskan ciumannya dari Lili, dan memainkan dada-ku itu dengan lidahnya, sentuhan lidahnya yang memainkan puting-ku membuat-ku merinding juga, terlebih sesekali gigitan pelannya itu,.. Namun bukan Mang Udin kalau cepat puas, seolah melupakan rasa sakit yang mimiknya masih terekam jelas diwajahnya itu, tak dapat dari aku, tangan Mang Udin bergerilya ke lubang kewanitaan Lili,.. Lili hanya diam saja, membiarkan tangan Mang Udin bermain disana,..

    Wajah Lili pun mulai berubah, wajahnya yang merona merah, sementara Mang Udin masih cukup dapat membagi konsentrasinya memainkan lidahnya di dada-ku dan tangannya di vagina Lili, sementara Adel makin asyik mengerjai Mang Udin meremas-remas kantung kemaluannya itu sambil terus memainkan penis Mang Udin diantara tangan dan bibir kemaluannya itu,. Membuat Mang Udin tak bertahan lama…


    Tubuh Mang Udin kembali bergetar-getar hebat, ia gemetaran tapi wajahnya seperti orang yang sedang menahan rasa sakit,..Penis Mang Udin kembali mengeluarkan cairan spermanya itu, ia merintih-rintih menahan sakit menghentikan gerakan tangannya di vagina-ku dan vagina Lili, ia seperti orang yang sedang begitu menahan rasa ngilu,.. sementara Adel pun langsung turun, melihat penis Mang Udin yang seperti mengkerut itu, wajah Adel tampak puas mengerjai Mang Udin seperti itu,..

    ” Wah jangan-jangan Mang Udin emang impotent nich,.. ” Aku menyambar kesempatan yang dibuat oleh Adel,..
    ” Eh enak aja, ini kan belum keras aja,. ” Elak Mang Udin,
    ” Tapi ini kan udah ampe keluar lagi Mang,.. ” Tanya Lili, seperti biasa dengan gaya-nya yang polos,..
    ” Ya itu sich sial aja Non,.. ” Kata Mang Udin
    ” Ah yang bener Mang,.. ” Adel mengunakan jarinya menekan-nekan penis Mang Udin yang lemah itu,..
    ” Iya bener Non,.. ” Katanya menahan rasa sakit,..
    ” Kalau gitu aku mainin lagi ya Mang,.. ” Ancam ku, menarik penis Mang Udin, seperti ingin mengocoknya,..
    ” Ampun dech Non ampun,..Iya Mang Udin Impotent ” Kata Mang Udin tak tahan, kalang kabut, penisnya kian layu setelah terpaksa 3 kali memuntahkan spermanya terlebih dengan penisnya yang tak bisa keras itu, kata dia sich sedikit ngilu,.

    ” Nah, Mang Udin mulai sekarang jangan suka iseng-iseng bawa orang luar lagi ya,.. ” Kataku, sambil membelai wajahnya,..
    ” Iya Non, gak lagi suer dech,.. “
    ” Nah Mang Udin juga gak mungkin kan cerita keimpotenaan Mang Udin kesebar,.. ” Kata-ku lagi,..
    ” Iya Non, Mang Udin negrti musti gimana, Janji,.. ” Wajahnya masih ditekuk
    ” Ya kalau gitu Mang Udin mandi dulu sana,.hehehe.. ” Adel mentertawai penis Mang Udin yang sekarang benar-benar terkulai lemah tak berdaya,..
    ” Gak dimandiin Non ?? ” Tanya Mang Udin masih tak tahu malu,..
    ” Tar ya Mang, kalau udah bisa tegak anu-nya,.. ” Lili ikut-ikutan mentertawai Mang Udin yang akhirnya mau mengakui kalau dia Impoten,..

    Dengan wajah yang Diteguk, Mang Udin keluar dari kamar-ku, dan kami bertiga pun tertawa lebar penuh dengan kepuasaan sehabis mengerjai Mang Udin,..

  • Kisah Memek Nikmatnya Pentungan Ronda

    Kisah Memek Nikmatnya Pentungan Ronda


    2854 views

    Duniabola99.com – Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.


    Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, jam menunjukkan pukul 8 lebih.

    Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

    Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai ngadat, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya.

    Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat lima orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada dua motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

    “Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.

    “Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.


    “Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.

    “Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.

    Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

    “Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.

    Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

    Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus. Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku.

    Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

    Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.

    “Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.


    Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah. Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

    Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu. Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil.

    Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

    Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya. Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam.

    Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.


    Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip.

    Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam.

    Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

    Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku. Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.

    “Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

    Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung. Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.

    “Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.


    Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.

    “Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
    “Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.
    “Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.

    Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.

    “Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

    Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu. Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya.

    Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat.

    “Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

    Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku.


    Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.

    Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

    “Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
    “Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.

    Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.


    Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.

    “Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku

    Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata

    “Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.

    Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku. Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya.

    Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

    Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan menepuk pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya. Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku.


    Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

  • Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Anak SMP

    Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Anak SMP


    3466 views

    Duniabola99.com – Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah saya yaitu di SMPN 3.
    Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya lihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 17 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 19 tahun), saya berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), setelah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan tetapi namanya lelaki yah…, jalan terus dong.

    Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
    Saya tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
    “Oohh jawab saya,” saya tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).

    Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
    Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
    “oohh…”, jawab saya.
    Saya tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
    “Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
    “saya…” jawabnya.
    “Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
    Saya tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar saya…”.
    Dia bilang “Iya…”.
    Lalu saya bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat saya…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.


    Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata saya.

    “Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.

    Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.

    Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
    Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.


    Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

    Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

    Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”. Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayang… cuman sebentar kok…”


    Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayang sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga. “Enak sayang?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak “Sayaa mauu keeluuarr…”.
    Sayapun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan saya di pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.

    Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, saya melihat air mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks sayangkuu…”, sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.

    Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, “Saya pulang dulu yah sampai besok sayang…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta kenikmatan.



  • Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal

    Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal


    4611 views

    Duniabola99.com – Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.


    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya.

    Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.


    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.

    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.

    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.


    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.

    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.


    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa.
    Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur


    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.


    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah.


    Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.