Author: dbgoog99

  • Video Bokep Asia Mitsuki Akai mastrubasi dan ngocok kontol

    Video Bokep Asia Mitsuki Akai mastrubasi dan ngocok kontol


    2094 views

  • Kisah Memek Diriku Nakal Menggoda Pembantu Yang Masih Perawan

    Kisah Memek Diriku Nakal Menggoda Pembantu Yang Masih Perawan


    3604 views

    Duniabola99.com – Merangkum tentang Kisah ini adalah kisah nyata dalam kehidupan sex ku dengan pembantu ku yg masih belia bernama Imah dari Majalengka. Aku karyawan sebuah BUMN di kota Bandung yg kebetulan masih tinggal sendiri di rumah dinas yg cukup besar… Atas saran istriku aku disuruh mencari pembantu yang bisa jaga rumah, bersih-bersih rumah dan juga bisa masak.


    Istri dan anak-anakku masih tinggal di semarang karena kami punya bisnis mini market di sana. Singkat cerita saat aku tugas dinas ke kota Cirebon, singgah makan di salah satu rumah makan di kota Majalengka, disitu aku melihat salah seorang pelayan yg kelihatannya murah senyum dan ramah dengan body mungil tapi padat (meski toketnya kecil)… “maaf neng boleh tanya ?, kalo di daerah sini ada tidak orang yg mau jadi pembantu di kota Bandung, kebetulan Om tinggal sendiri di Bandung, jadi kadang repot kalo mau nyuci atau bersih-bersih rumah…” aku beranikan diri buat nanya ke pelayan tadi… “ biasanya mah banyak om, cuma nanti kalo habis lebaran…emang disana di gaji berapa Om?”.

    “ya kalo diliat dari kerjaannya nggak terlalu berat kok, Om anggarkan 500 ribu sebulan…” ketika aku jawab spt itu, pelayan itu sepertinya tertarik… “ kalo saya saja bagaimana Om, saya juga pengin kerja di Bandung, habis di sini gajinya nggak menentu, kadang aja kalo warung sepi paling dapat 200 ribu sebulan…” aku kaget waktu dia menawarkan dirinya.. “Neng namanya siapa?, emang nggak malu jadi pembantu..?” ….“saya Imah Om, buat apa malu khan gajinya lumayan besar, lagian saya sekolah juga cuman tamat SD….” akhirnya aku setuju Imah yg kujadikan pembantuku.. “oke nanti hari jumat malam Om balik dari Cirebon, Imah siapkan semua keperluan dan jgn lupa ijin sama orang tua, nanti Om jemput di sini, bagaimana ?”.

    iya Om setuju, nanti Imah ijin dulu ke Ibu…”..malam itu aku lega dapat pembantu yg manis, mungil dan murah senyum..aku menuju kota Crebon. Pada hari Jumat sore, setelah semua urusan pekerjaan selesai aku pulang kembali ke bandung dan menjemput Imah di Majalengka, dia diantar sama Ibu dan kakak permpuannya, aku pamit ke Ibunya dengan menitipkan uang 500 ribu untuk membantu keluarganya, si Ibu sangat berterima kasih, anaknya bisa bekerja di bandung. Sesampainya di rumah aku langsung tunjukan kamar Imah, rumah dinas yang aku tempati memiliki tiga kamar tidur dan dua kamar mandi, “nah imah bisa tidur dikamar ini, udah di bersihkan sama mang haris kok..” (Mang haris penjaga malam kantorku)…“trus tugas Imah, tiap pagi bersih-bersih rumah, kalo ada cucian langsung di cuci pake mesin cuci, kalo Imah mau masak ada bahan-bahannya di kulkas…, pokoke ringan dan nyantai, kalo udah selesai semua, Imah boleh kok nonton TV atau kalo mau karaoke juga ada…” …“Iya Om, imah siap…” Malam itu aku langsung istirahat demikian juga dengan Imah langsung pergi tidur.


    Setelah satu minggu bekerja, aku nilai pekerjaan imah sangat bagus, rajin dan cucian juga harum tidak apek…hingga pada satu malam di hari Jumat, aku inget betul jam 10 malam dan hari jumat dimana aku nggak bisa mudik ke kota semarang, mulailah petualangan indah ini… Malam itu hujan deres banget aku laper mikin makan mie, aku lihat kamar imah gelap udah tidur dia kah? aku masak Mie dan aku makan sambil muter DVD blue, saat itu aku nggak ada kepikiran sama sekali buat nidurin si Imah yang mungil…pada saat aku nyari film-film BF tsb ternyata tempatnya sudah tidak teratur..aku kaget, “..jangan-jangan si Imah habis nonton film blue…” setan di otakku mulai menggoda..“hee kesempatan tuh gan…dipancing sedikit pasti dapat tuh perawan….” akhirnya setan nakal berhasil mengotori pikiranku, aku mulai cari akal bagaimana biar Imah bisa bangun, aku putar DVD Bf dengan suara keras, aku lihat korden jendela nako kamar imah sedikit tersingkap meski didalam kamarnya gelap…tiba-tiba..pintu kamar Imah terbuka,..“maaf Om imah mau pipis..” dia ngeloyor aja masuk kamar mandi..aku langsung masuk kamar mengganti celana panjang ku dengan kolor tanpa CD, aku langsung bebaring di dpn TV sambil melihat Miyabi lagi BJ lawan mainnya… Imah yg habis pipis melewati ku yg lg asyik..“ udah pipisnya Mah..?” ..“iya pak, maaf imah tidur lagi pak..”(dia mulai memanggil Bapak tidak Om lagi) “sebentar, imah nonton film bareng Bapak saja disini, daripada ngintip dari kamar…”,

    Imah kaget atas tawaranku tadi…“Imah malu pak..” aku pegang tangan Imah dan kurengkuh biar duduk di kasur depan TV, aku melihat dia gelisah dan takut…tapi aku yakin nafsu nya juga sudah menumpuk di ubun-ubun….aku mulai berani membelai rambutnya..dia diam saja, aku teruskan membelai pundaknya..dia agak sungkan…. karena hujan semakin deras dan setan telah menguasai otakku aku beranikan diri lagi mencium bibirnya…..diluar dugaanku gadis mungil pembantuku ini merespon dengan liar, dia berani mengulum mulutku dengan rakus…dia dengan napas memburu menciumku dari jilatan lidahku dia membalas dengan jilatan lidahnya…. karena semakin tidak kuat aku buka kaos dan kolorku…“Bapak, jangan dibuka Pak..Imah takut..” “ndak Imah, Bapak bisa jaga kok..” aku yang semakin liar membuka kaos dan BH Imah, aku kulum kedua tetek mungilnya..“Aghhhrrr…geliii ppakk”…aku gigit-gigit puting kecilnya..imah semakin kelojiotan, aku terus beranikan membuka celana pendek dan cd yang di pakai Imah, tangannya menghalangi tapi bahasa tubuhnya meng iyakan…..akhirnya aku berhasil membuka celana dalamnya.. “Pakk..jangannn ppakk, imah takuutttt….” “tenang imah bapak cuma pengin jilatin punya imah..jangan takut, bapak akan jaga kok..” aku baringkan tubuh imah, kakinya aku buka dan mulailah aku jilatin memek imah..sruuppppsss… ada aroma khas memek perawan yang harum..aku jilatin sampai klitorisnya mengkilat…


    “Oughhh..oughrrr.. .pppakkk…imah pengin pipiss….ourghhh…” tangan imah menjambak rambutku, dia tegang sekali dan bersamaan dengan itu dimulutku tersiram cairan hangat yang harum..“Ppppppaaaaaaakkkk…ou urghhhhhrrrrrr….” Imah mengejang di orgasmenya dengan jilatan lidahku dia menutupi mukanya dengan bantal…karena memeknya masih menganga aku langsung hujamkan, batang kontolku yang sangat besar dan keras ke memek imah yang sangat kecil….dia berontak dan teriak… “Ppppakkk, jangannnnnn, bapak udah janji, jangan ppakk..ourghhh… ” karena masih sempit aku cukup sulit memasukkan kontolku….imah yang ketakutan mulai dikuasai nafsunya lagi, dia sudah tenang, saat kepala kontolku pas di dapan memek imah yg sudah basah merekah aku gigit teteknya lagi, dan “aaaghhhhrrrkkkhhhhrr…sakiii t pakkkkkkkkh…akkkhhh…” kontolku berhasil masuk semua..imah kelojotan karena sakit..aku diamkan sejenak kontolku berkenalan dengan isi rahim

    imah..“Ourghhh..ourggghhhh…p pakkkk..sakiit…” aku terus goyangkan pinggulku naik turun pelan-pelan….saat imah mulai mengikuti iramaku, aku cium bibirnya, aku rasakan dingin sekali seperti es, tapi hembusan nafasnya sangat cepat, dia terengah-engah menikmati gesekan di lubang memeknya dia menikmati batang kontolku yang besar… “Argghhhh…imah… immmmmaaahhhhh ..aughhhrr…” aku merasakan ada

    sesuatu yang siap muncrat dari kontolku…“aughhrr..ppakkkkkk uenakkkk , pakkkk..aghhhrrrrr….pppppakk kkkkkkk…immahhhh mau pipis lagi….” bersamaan dengan orgasme imah yg kedua aku cabut batang kontolku dan kusemprotkan cairan spermaku di perut imah…“aghhhhhhh…aghhhhhhhh hrrrrr, aku dapat mahhh…” crotttsss..spermaku muncrat di atas tubuh imah dan ada yang sampai ke hidungnya…aku puas sekali…kulihat ada darah segar di spreiku..imah yg baru kehilangan keperawanannya dia menangis, apakah menangis sedih atau bahagia hanya dia yang tahu……


    Pagi hari sabtu ini aku ada janji golf dengan relasi, kulihat imah agak buang muka kalo berpapasan denganku, tapi aku bersikap sangat wajar seolah tidak terjadi apa-apa…dia juga bekerja seperti biasa, masih rajin dan cekatan. “Imah ini bapak titip uang 500 ribu, bukan uang gaji, tapi uang buat keperluan imah beli barang-barang pribadi imah…hari ini bapak golf sampai sore..”…“Inggeh Pak hatur nuhun…., bapak pulang jam berapa?”…aku merasakan suasana cair dan rona senang di muka imah.. “nanti sampai jam 6 saja , knapa imah? kangen yang tadi malam kah?”…. dia malu dan terspu-sipu…aku berangkat…

  • Video Bokep Eropa nasehat dari ibu tiriku saat bermastrubasi

    Video Bokep Eropa nasehat dari ibu tiriku saat bermastrubasi


    2048 views

  • Kisah Memek Nikmatnya Memecahkan Perawan Pacarku Yang Istimewa

    Kisah Memek Nikmatnya Memecahkan Perawan Pacarku Yang Istimewa


    2355 views

    Duniabola99.com – Kali ini menceritakan hubungan Sex hilangnya perjaka dan perawan dari pasangan anak SMA yang bernama Agung dan Adel. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Anggap saja namaku Agung ( nama samara), aku akan menceritakan pengalaman ku dulu yang mungkin akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya ( maklum baru pertama berbagi cerita di web dewasa), hhe. Okey, jadi begini. Cerita Sex-ku ini berawal dari ketika aku masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SMA. Ketika itu aku yang masih tergolong anak baru gede bermaksud ingin mendekati teman sekolahku.


    Wanita yang aku dekati itu sih biasa-biasa saja kalau kata teman-teman sekolahku, yah yang namanya cinta mau orang bilang apa bagiku dia adalah wanita yang paling cantik di dunia, hhe… gombal dikit. Maaf sebelumnya para penikmat cerita sex, didalam cerita ini aku tidak bisa menjelaskan sedetail mungkin tentang wanita yang aku dekati ini yang sebut saja nama dia adalah Adel.

    Adel ini adalah seorang gadis Abg yang sedang-sedang saja, begitu pula dengan bentuk tubuh, payudara dan bagian pantatnya. Kembali ke pribadi masing-masing, cantik itu relative, jika kita suka ya kita merasa dia cantik, kalau kita tidak suka mau secantik apapun wanita itu ya bagi kita dia biasa-biasa saja,hhe… betul nggak para pembaca. Seperti yang aku aku katakan tadi Adel ini mempunyai body biasa, dan wajah yang lumayan (menurutku).

    Kalau berbicara tentang payudara dan pantat Adel mempunyai yang ukuran yang biasa-biasa saja. Namun walaupun Adel biasa saja, namun Adel ini berkulit putih dan mempunyai wajah yang menggemaskan, pokoknya aku suka banget deh. Selama aku masih dalam rangka pendekakatan, setahuku Adel tidak pernah tahu dan mengerti seputar sex, dia masih polos sekali para pembaca.

    Singkat cerita setelah beberapa bulan melakukan pendekatan kepada Adel, pada akhirnya akupun bisa mendapatkanya dan kini statusku dengan dia adalah berpacaran, hhe. Nah dari sininlah awal keseruan cerita sex-ku. Karena dia sudah resmi menjadi pacarku, aku-pun mulai mengajarkan kepada Adel untuk mengenal dan melakukan hal-hal yang berbau sex. Pada awalnya sih memang sulit sekali, namun dengan trik hebatku diapun akhirnya mau.

    Pada hari itu, aku sudah merancang rencana agar aku bisa melakukan hal mesum dengan Adel pacarku itu. Pada hari itu aku memasang muka marah saat bersama Adel, setiap Adel mengajak aku ngobrol pada saat itu aku diam saja dan berpura-pura murung. Dengan hal itu, maka Adel-pun merespon aku,

    “ Kamu kenapa sih sayang, kog dari tadi aku ajak ngobrol kamu diem aja, dan kamu dari tadi cemberut aja, kamu kenapa sih sayang ???, “ ucapnya penasaran kepadaku.

    Ini nih, saat aku melakukan trik busukku,

    “ Auk ah, aku kesel banget sama kamu, gara-gara kamu aku di ledekin sama temen-temen, katanya masak aku cowok nggak jantan, “ ucapku berpura-pura marah.

    “ Lah, kog bisa gara-gara aku sih Yank, emang aku salah apa, hhu, “, tanyanya penasaran.


    “ Iyalah jelas ini gara-gara kamu, kamu tahu nggak aku di ledekin sama temen-temen katanya aku nggak jantan gara-gara aku nggak pernah ngapa-ngapain sama kamu, kan malu, ” ucapku mulai memancing Adel,

    Pada saat itu Adel tidak menjawab dan terdiam saja. Tidak kusangka setelah sore hari, caraku itu ternyata sukses kawan. Kalian tahu Adel pada sore harinya dia menelepon aku tidak aku sangka dia berbicara lewat telefon bahwa dia ingin ML sama aku pada malam hari di rumahnya. Wow gila nggak tuh, patut dicoba para pembaca caraku ini, hhe. Lanjut. Saat itu dia memberitahukan aku bahwa aku harus kerumahnya pada pukul 00.00 WIB.

    Aku tahu maksud Adel menyuruhku kerumahnya pada jam itu, karena pada jam itu semua keluarganya yang ada di rumahnya pasti sudah tertidur lelap dan pasti akan aman tanpa hambatan. Seketika itu aku dihadapkan dengan rasa senang dan bingung, aku bingung karena harus bagaimana agar aku bisa keluar jam segitu dan aku senang karena Adel pada akhirnya mengabulkan keinginanku untuk melakukan hubungan sex.

    Namun pada akhirnya akupun nekat kabur dari rumah dengan cara melompat diam-diam dari jendela kamarku dan menuju kerumah Adel. Singkat cerita sampailah aku dengan motor yang disambut dengan seorag Adel yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan baju tidur yang sangat tipis dan hamper transparan. Sesampainya disana, kami-pun dengan diam-diam masuk kerumah Adel yang besar dan mewah.

    Dengan extra hati-hati, aku dan Adel melompat dari jendela kamarnya. Sesampai-nya di kamarnya kami pun segera melakukan pemanasan. Saat itu kami awali dengan aku membuka kaos kami. Setelah kami sama-sama telanjang setengah dada aku pun lansung memeras buah dada-nya, dengan penuh nafsu saat itu aku melucuti piyamanya yang tipis dan tak lupa aku melepaskan tali bra-nya.

    Setelah terbuka Tali Bra-nya aku-pun mulai melepas Bra milik Adel yang mengganggu tangan ku pada saat aku meremas payudaranya. Pada awalnya aku menganggap payudara Adel kecil, namun setelah kini aku melihatnya langsung, Wow… cukup besar kawan. Payudara Adel yang sudah tanpa Bra itu terlihat sanagt kencang dan padat sekali, sungguh melihat itu nafsuku semakin membara saja, rasanya ingin sekali segera meremas dan mengkulumnya,

    Aku yang sudah nafsu berat, saat itu aku-pun langsung melucuti celana beserta celana dalamnya yang minim itu. Pada saat itu Adel-pun mendadak agresif lalu melucuti celanaku dan celana dalamku. Tanpa komando Adel-pun mulai meraih kejantananku dan membimbing kejantananku kedalam mulutnya,

    “ Oughhh… Ssssshhh… nikmat enak sayang… Aghhhhhh… terus kayak gitu sayang… Aghhh…, ” desahku.

    Sungguh pada saat itu aku tidak menyangka Adel bisa melakukan hal seperti itu. Sungguh nikmat sekali kuluman Adel pada kejantananku. Bebrapa menit dia mengkulum kejantananku dengan lincah-nya. Namun ketika sedang enak-enaknya tiba-tiba Adel menghentikan kulumanya dan,

    “ Sayang kamu bawa kondom nggak, ” ucapnya mengejutkanku.

    Pada saat itu aku tidak menjawab pertanyaanya, memang sebenarnya aku sengaja tidak membawa benda itu. Tanpa buang waktu lagi, aku-pun langsung mendorongnya sampai jatuh pada ranjangnya dan aku-pun langsung menghujani ciuman pada bibirnya yang nikmat dan merah merekah itu. Kami yang saat itu sama-sama nafsu, Adel-pun kemudian merespon ciumanku dengan mengadu lidah dengan liarnya.

    Ditengah kenikmatan itu, air liur kami menjadi satu di dua mulut yang saling berpangutan di iringi dengan tangan kananku yang mulai menjamah payudara Adel dan tangan kiri-ku memainkan vagina Adel dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku melakukan hal itu. Kira-kira setelah 5 menit jariku bermain pada area kewanitaan Adel, aku merasakan tanganku mulai dibasahi oleh lendir kawin dari vagina Adel.

    Setelah puas kami melakukan warming up, kemudian kami-pun memulai melakukan yang lebih hot. Kini aku mulai mengkulum pentil-nya yang sebelah kanan dan yang kiri aku remas dengan tanganku yang sesekali menarik putingnya yang mulai keras. Lidahku yang saat itu asik dengan memainkan putting itu, tak lupa aku menghisap payudaranya yang kenyal dan mulai keras karena rangsanganku,

    “ Ughhh… Sssss… Aghhh… Oughhh…. Terus saying… Aghhhh…., ” desahnya.


    Mendengar desahnnya, saat itu aku semakin menggila dan aku melakukan itu semakin keras dan mulutku mulai menurun ke bagian bawah melewati perut dan sampai ke tempek nya yang basah dengan air yang terus mengalir dari dalam Vagina-nya dan dia masih saja merengek tetapi dia ingin di teruskan karena nikmatnya mungkin. Setelah beberapa menit aku menyuruhnya mengkulum lagi Penis-ku.

    Saat itu akupun sudah tidak sabar lagi ingin menikmati keperawanannya dan dia langsung menghisap tanpa ragu. Saat itu kuluman-nya yang kuat membuatku geli dan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit berlalu aku menggesek-gesek vaginanya dan dia merengek tidak jelas karena masih dengan posisi dia mengkulum Penis-ku. Karena aku ingin segera menikmatinya aku memasukan kejantanan-ku ke dalam sangkarnya dengan dia terlentang, tetapi agak sulit karena masih sempit.

    Setelah susah payah, pada akhirnya Penisku-pun berhasil menembus selaput darahnya dan dengan dorongan kecil akhirnya sobek dan dia menjerit kesakitan dicampur kenikmatan,

    “ Aow……. Sakit sayang, Aghhhhhhhh…………, ” jeritnya lirih.

    Setelah kejantananku sudah tertanam didalam liang senggama Adel, aku-pun kini mulai memaju mundurkan Penis-ku. Namun ditengah hunbungan sex kami itu, aku melihat Adel merasa kesakitan,

    “ Aoww… Ughhhh… Sakit sayang, pelan-pelan ya sayang, Aghhhhhhh…., ” ucapnya.

    Mendengar perkataan Adel yang seperti itu aku-pun mulai memperlambat permainan sexs-ku. Namun hal itu hanya bertahan sebentar saja, aku yang sudah tidak tahan lagi, aku kembali mempercepat genjotan penis-ku kedalam liang senggama Adel,

    “ Ouhggg… enak sayang… rasanya aku pingin kencing sayang… Aghhh…. Sssssshhhh…., ” ucapnya.


    Aku yang sudah tahu dari film porno, Adel pada saat itu bukanlah ingin kencing, namun dia pada saat itu akan medapatkan klimaksnya. Melihat Adel seperti itu aku makin mempercepat gerakan kejantananku kedalam liang senggamanya,

    “ Iya gitu sayang, Aghhh… Enak… Oughhh…, ” desahnya semakin menjadi-jadi saja.

    Pada akhirnya dia mengeluarkan cairan itu di Penis-ku merasa hangat memang hebat dan tahu cara memuaskanku dan setelah itu aku merubah posisi menjadi aku menusuknya dari belakang kali ini masuknya mudah dan arena tamengnya sudah sobek jadi tidak lagi ada yang menghalangi pedangku dan dia yang memaju mundurkan tubuhnya dan akupun mengikuti irama itu.

    Beberapa menit kemudian dia mengejang dan kembali Klimaks di saat itu aku sudah ingin keluar dan tetapi aku takut dia hamil dan aku juga tak sudi perjakaku diambil oleh cewek yang aku dekati karena iseng belaka.

    Aku mengeluarkannya di luar saat aku membalikan badannya maksudku mengeluarkan di mulutnya tetapi belum sampai sudah moncrot deh air maninya tepat di kepalanya dan aku menyuruhnya mencoba rasa itu dan dia meminumnya dan berkata,

    “ oohh enak rasanya ini cairan apa ? kencing ya ? , ” tanyanya polos.

    ” bukan sayang, ini namanya air kenikmatan lelaki alias sperma, ” ucapku.

    Aku pun memberitahunya bahwa itu air mani aku berpikir cewek ini sebenarnya tidak pernah sekalipun melihat film porno tetapi dia dapat melakukan gerakan-gerakan itu dari mana kan tidak mungkin udah pernah. Tetapi aku masih belum puas aku memasukan lagi Penisku ke mulutnya dan dia tanpa di suruh dia melakukan itu sendiri. Setelah bosan aku kembali memasukan Penis-ku ke Vagina-nya.


    Saat itu dengan telapak kakinya menempel di lantai aku memasukan itu dari atas dan setelah beberapa saat dia berKlimaks dengan meringik terus-menerus , aku mau keluar dan aku lansung menyuruhnya menghisap dan keluarlah lagi cairan itu di mulutnya yang menggairahkan setelah itu kami lemas dan kami tertidur pulas dengan Penis-ku yang masih di dalam mulut Adel.

    Singkat cerita, aku-pun dibangunkan Adel pagi sekali tepatnya subuh. PAda saat itu aku dibangunkan agar cepat pulang sebelum di ketahuan oleh orang-orang di rumah. pada sat itu akupun bergegas memakai pakaianku lagi dan sebelum aku pergi aku mencium mulutnya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku-pun tertidur pulas. pada hari itu karena capek aku tidak masuk sekolah dan begitu juga Adel.

  • Video Bokep Asia Miri Kawada pelajar yang suka hisap kontol

    Video Bokep Asia Miri Kawada pelajar yang suka hisap kontol


    2034 views

  • Video Bokep Eropa memergoki ibutiriku dengan pacarku didapur

    Video Bokep Eropa memergoki ibutiriku dengan pacarku didapur


    2200 views

  • Kisah Memek Cinta Ditolak Dukun Mesum Penakluk Gadis Cantik Bertindak

    Kisah Memek Cinta Ditolak Dukun Mesum Penakluk Gadis Cantik Bertindak


    3234 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan namaku Soffi. Aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang berstatus janda beranak 1. Dalam keseharianku, aku selalu mengenakan jilbab. Walaupun jilbab yang aku kenakan bukan tergolong jilbab akhwat, akan tetapi, dalam berpakaian aku sudah cukup sopan. Jilbabku menjulur menutupi setengah dadaku. Aku selalu mengenakan baju kurung longgar dengan bawahan rok semata kaki. Kedua kakiku senantiasa terbalut oleh kaus kaki.


    Aku telah menjanda sejak 3 tahun yang lalu, akibat konflik yang tidak terselesaikan dengan mantan suamiku. Setelah usia pernikahan kami menginjak 1 tahun, mantan suamiku mulai menunjukkan watak aslinya. Ia mulai suka bermain tangan ketika marah. Begitu pula, ia tidak pernah memberiku nafkah, karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah berselingkuh dengan wanita lain. Pada saat itu aku sedang mengandung anak hasil perkawinanku dengannya. Kekalutan yang kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit. Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku. Aku ingat, bahwa aku harus menghidupi anakku. Akupun pun bekerja pada sebuah biro konsultasi psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi. Bisa dikatakan, penghasilanku hanya pas-pasan untuk menghidupi diriku dan anakku. Pada saat ini, anakku yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Yogyakarta. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota Semarang, sebuah kota di Jawa Tengah. Di kota tersebut aku tinggal di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mengunjungi anakku di rumah neneknya.Banyak pria yang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yang selalu ku kenakan, aku menjadi nampak anggun di mata para pria. Di samping itu, tak ada tanda-tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu. Banyak yang mengagnggap aku masih gadis. Tinggi badanku adalah 165 cm. Ukuran payudaraku tidaklah besar, hanya 32B, akan tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yang datar. Hal ini tercapai karena aku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yang mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun, dikutip dari
    Hal ini disebabkan karena masih ada sisa-sisa trauma akibat perceraian yang menyakitkan tersebut. Aku memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta. Untuk apa aku menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi. Sudahlah… aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent.Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya seks, maka akupun seringkali merindukannya. Hingga saat ini, aku masih kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tidak terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka menjaga norma dan keyakinan yang aku anut, aku juga harus menjaga imejku sebagai seorang wanita berjilbab yang selalu berpakaian rapih dan sopan. Sejujurnya, aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku tersebut. Herannya, semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu-gebu. Masturbasi hanya mengurangi hasratku untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata, namun kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan. Adapun alat yang sering ku pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun. Uhhh… sungguh beruntungnya buah mentimun itu. Sementara para pria yang mengharap cinta padaku saja belum ada yang berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku, tapi buah mentimun silih berganti telah menyodok berkali-kali. Terkadang diam-diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno di komputerku ketika di kost sendirian.

    Dengan status jandaku, tentu saja ada beberapa pria yang menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yang butuh dibelai. Dengan demikian, ada beberapa pria yang sering melakukan perilaku yang menjurus pada pelecehan seks, dari verbal hingga pada sentuhan fisik. Salah satunya adalah bosku, seorang Cina, yang sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura-pura tidak sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau tetekku. Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tidak krasan untuk bekerja di situ. Ia seakan tidak peduli bahwa aku adalah seorang wanita berjilbab yang selalu sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan pantatku ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor. Aku terkejut, karena di sela-sela pantatku terasa ada batang keras yang menekan. Aku pun lalu segera menghindar. Aku tidak bisa marah padanya, karena aku masih berharap untuk bisa bekerja di biro miliknya tersebut. Aku hanya menampilkan ekspresi muka tidak suka, sambil pipiku memerah karena malu. Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi berlalu. Ia nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus bekerja di bironya, dilansir dari
    Sungguh aku sangat benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku tersebut seorang pria Cina berusia 40 tahunan. Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa. Namanya Pak Tan. Ia memiliki tinggi 160 cm, dengan badan yang agak gemuk perut yang buncit. Ia nampak gempal.
    Pada suatu hari, aku menerima kabar dari ibuku yang tinggal di kota Yogyakarta, bahwa anakku sakit keras, hingga harus opname. Bahkan dokter menyatakan bahwa anakku harus dioperasi secapatnya, kalau tidak, bisa fatal. Untuk biaya operasi tersebut butuh uang sebanyak lima juta rupah. Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk biaya pengobatan anakku. Sementara, aku sendiri sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua. Uang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari. Aku pun bingung, harus mendapatkan uang darimana lagi. Masih banyak hutangku pada kawan-kawanku, sehingga aku segan untuk berhutang lagi pada mereka. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah mengeluh pada Pak Tan. Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual. Aku pun menjadi ragu. Akan tetapi, karena aku sudah sangat panik, akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan hal itu pada Pak Tan. Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan diri untuk menuju ruang Pak Tan. Saat itu, aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yang lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar rokku.
    Tok… tok.. tok.. tok… suara ketukanku di kamar kerja Pak Tan.
    “Masuk” aku dengar suara pak Tan berseru dari dalam ruangan.
    Aku pun membuka pintu. Pak Tan yang sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku.
    “Silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku untuk duduk.
    “Ada apa cah ayu?” dia bertanya padaku dengan nada menggoda.
    Sambil menunduk, akupun mengatakan keperluanku pada pak Tan sambil terbata-bata.
    “Mmmaaaff Pak, anak saya sedang sakitt kerass…”
    Keringat dinginku mulai mengucur….
    “Terus???” Pak Tan bertanya dengan nada sedikit ketus.
    “Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak. Untuk pengobatan anak saya. Saya sudah tidak ada uang.”
    Ketika aku berkata seperti itu, pak Tan hanya mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan.
    “Sofiii, dengan berat hati saya katakan ke kamu, kalo saya tidak ada uang yang bisa saya pinjamkan ke kamu…?”
    “Tolonglah saya pak, anak saya sakit.. berikan saya lima juta rupiah saja… nanti bisa dipotong gaji saya” kataku menghiba.
    Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku.
    “Kamu tau kan, biro ini sedang kekurangan modal”, kata pak Tan dengan datar dan tenang.
    “Jumlah klien kita semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro juga sedikit..”
    “Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu” kata pak Tan.
    Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa gepok uang 50ribu rupiahan. Ia pun memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta rupiah, lebih banyak dari harapanku.


    Pak Tan berkata, Uang itu boleh kamu pinjam dulu. Kamu nggak usah mikirin ntar gimana mengembalikannya.
    “Udah, cepet, kamu bawa pulang… kamu tunggu anak kamu sampe operasinya selesai… kamu boleh libur…”
    Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yang tidak terkira, aku pun berpamitan dengan pak Tan dengan menyalami tangannya..
    Aku pun bersyukur, operasi anakku berjalan dengan lancar. Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Pak Tan. Semenjak itu, Pak Tan semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual. Karena hutang budiku padanya, aku pun tak bisa berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari jamahannya. Seringkali, ia mengejutkanku dari belakang dengan cara meremas pantatku. Aku hanya bisa menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yang lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya. Yang aku heran, dia tetap paling suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengajakku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan pantatnya.
    Dengan perasaan malu aku ingin menghindari setiap perlakuannya, namun ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang perempuan murahan yang bisa dinikmati oleh pria Cina itu demi sejumlah uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yang selalu berjilbab sopan ini.
    Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Pak Tatang memberitahuku bahwa pak Tan memanggilku untuk datang ke ruangannya.
    “Mbak, Pak Tan manggil mbak ke ruangnya”
    “Huh… ada apa lagi nih??” tanyaku dalam hati. Pelecehan apa lagi yang kan aku terima? gumamku.
    “Mhhh…. iya pak… Nanti saya ke sana…
    “Cepet ya mbak, Pak Tan minta mbak datang cepet….” kata pak Tatang sambil berlalu.
    “Iya… iya Pak Tatang” kataku sambil tersenyum pada Pak Tatang..
    Hari itu aku mengenakan jilbab warna krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang. Dengan gontai dan perasaan yang tidak tenang akupun datang ke ruang Pak Tan.
    Tok… tok… tok ku ketuk pintu ruang Pak Tan.
    “Masuk” terdengar teriakan Pak Tan dari dalam ruangan.
    Aku pun masuk, dan Pak Tan mempersilahkanku duduk. Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku hanya menunduk dengan muka yang malu bercampur cemas.
    “Mhhhhh, begini Soffi…., saya cuma mau informasikan ke kamu, kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo. Kantor butuh uang itu segera. Kamu bilang mau angsur hutang kamu, tapi sampai sekarang, sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur. Saya udah kasih kamu keringanan looo….” Pak Tan berkata dengan nada serius.
    Jantungku berdetak keras, memompa darahku cepat sekali. Wah, celaka… pikirku.. Aku jelas tidak mampu untuk membayar hutangku. Bahkan untuk mengangsur pun aku tidak mampu. Kini hutang itu telah ditagih. Ohhhh… betapa malang nasibku, jeritku di hati.
    “Mhhhh…. mmaaf pak, saya belum mampu membayarnya…” jawabku terbata-bata.
    “Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup”
    Tak terasa, air mataku mulai meleleh.
    “Iya, saya tau… tapi masalahnya, kantor ini juga butuh biaya. Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret. Klien kita semakin sedikit?” suara Pak Tan mulai meninggi.
    Air mataku pun semakin deras mengalir. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku usap air mataku. Pak Tan masih nampak cuek, sambil sesekali melirikku. Sorot matanya menunjukkan kelicikan.
    “Hmmmmm… apapun kamu harus membayar hutang kamu…. Atau kita selesaikan saja secara hukum??” ancam Pak Tan.
    Aku semakin panik dengan ancaman itu…
    “Ssaya mohon jangan pak. Saya pasti akan bayar. Saya masih punya anak pak….” kataku tersedu-sedu.
    “Trus, kamu mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang?”
    “Beri saya waktu barang satu minggu, saya bisa usahakan” jawabku putus asa.
    Satu minggu pun aku tidak yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu.
    “Wah… wah… aku meragukan kamu bakalan sanggup membayar. Paling hanya menunda waktu. Gak ada gunanya. Saya nggak akan kasi keringanan lagi”
    “Sssayaaa mohon pakkk” aku berusaha menahan tangisku agar tak semakin keras.
    “Mhhhhh… baik… baik…. Aku bisa kasih kamu solusi. Supaya kamu bisa lunasin utang kamu”
    Aku agak lega mendengar ucapan Pak Tan. Aku memandanginya dengan pandangan bertanya.
    “Mhhhhh… boleh tau apa solusinya pak?” ungkapku.
    “Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu” kata pak Tan sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi.
    Bagai disambar petir, aku terkejut mendengar ucapan Pak Tan. Aku kehabisan kata-kata.
    “Nggak, nggak mau” jawabku sambil menangis.
    “Kamu bisa apa….? Kalo kamu nggak bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hukum. Aku akan laporkan kamu ke polisi” ancam pak Tan.
    Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku. Aku merasa semakin putus asa. Aku hanya bisa menangis. Tangisku yang tertahan pun mulai keluar juga. Namun Pak Tan tetap tak peduli. Aku hanya tertunduk sambil menangis. Air mataku telah basahi jilbabku.


    “Hehehe… lagian, kamu kan sudah lama jadi janda. Masa sih, ga kangen sama kontol? Kamu puas, hutangmu lunas… Tawaran menarik kan? goda pak Tan.
    “Kamu tinggal ngangkang aja, biar memekmu disodok pake kontol-kontol lelaki birahi. Dengan tubuh kaya kamu, gak sulit kok kamu dapet duit banyak. heheheh…. Apalagi yang jilbaban kaya kamu, pasti banyak peminatnya.”
    Tanpa ku sadar, pak Tan telah berdiri di sampingku, dan tanpa basa-basi, ia pun menarik tanganku hingga aku berdiri. Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku telah dikuasai oleh pak Tan. Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri.
    Dengan penuh birahi, pak Tan menariku ke dalam pelukannya. Dengan rakus pak Tan melumat mulutku dengan mulutnya. Tangannya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu. Kurasakan perut buncit pak Tan menekan tubuhku.
    “Mhhhh….. mphhhhhh….” aku berusaha meronta, menghindari ciuman pak Tan.
    Namun mulutnya terus mengejar mulutku. Dengan kasar dibaliknya tubuhku hingga aku membelakanginya. Lalu ditekannya tubuhku hingga perutku menempel di tepi mejanya. Tanganku berpegangan pada meja agar menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yang membusung kearah pak Tan. Kini pantatku begitu bebas untuk dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di pantatku.
    Ohhh, ternyata itu adalah penis pak Tan yang sudah menegang dan mengeras.
    Sambil menggesek-gesekkan penisnya di pantatku, salah satu tangan pak Tan juga meremasi bongkahan pantatku yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain kini telah mencengkram salah satu payudaraku yang masih tertutup jilbab. Jilbab itu menjadi kusut akibat remasan tangan pak Tan. Aku merasakan bahwa tangan pak Tan telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang menutup dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku.
    “Mhhhh…. ahhhh…. ohhhhh….” jeritan-jeritan kecil terlontar dari mulutku ketika pak Tan menyentil ujung payudaraku dengan keras, sementara penisnya yang masih berada di dalam celana itu menekan pantatku ke depan.
    Tangan yang satunya kini telah meremas-remas pangkal pahaku. Mulut pak Tan dengan rakus menggigit leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yang tertutup jilbab krem itu hanya bisa menggeleng-geleng, dan terkadang menengadah ke atas, setiap kali pak Tan menyodokkan penisnya ke pantatku.
    Kini tangan pak Tan mulai menarik ritsleting baju kurungku yang ada di punggungku. Dengan trampil tangannya menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka. Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah setengah terbuka, dan dua payudaraku yang tak seberapa besar itu menggelantung di atas meja. Dengan rakus pak Tan menciumi dan menjilati punggungku, hingga basah oleh liurnya. Kedua tangan pak Tan pun tak henti-hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yang berwarna coklat muda itu.
    “Ahhhhhhh….. udahhh… lama aku menunggu saat ini…” bisik pak Tan di telingaku yang tertutup jilbab itu.
    “Mhhhh… ohhhhh…. mhhhhhh…..” desahku.
    Walaupun aku telah lama tidak menikmati sentuhan pria. Sungguh, aku tetap tidak bisa menikmati perlakuan pak Tan itu. Aku justru merasa terhina, karena penis seorang pria yang bukan suamiku kini sedang menggesek-gesek pantatku yang masih tertutup rok itu. Selama ini hanyalah mantan suamiku yang pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras, dan menyodokkan penisnya di lubang surgaku yang basah.
    Saat ini, seorang pria yang bukan suamiku dengan bebas dapat menikmati pantatku, dan tangannya dengan bebas memilin dan meremas puting payudaraku. Ohhh, betapa malang nasibku..
    Aku dengar suara ritsleting celana pak Tan. Tak lama kemudian pak Tan pun membalikkan tubuhku hingga posisiku berhadapan dengannya. Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub. Penis pak Tan yang menjulang sepanjang 17 cm. Jauh lebih besar daripada milik mantan suamiku. Dengan rakus pak Tan pun menghisap putting payudara kiriku, sementara tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan. Terasa gigitannya pada payudaraku, yang kemudian disentakannya hingga aku menjerit.
    “Aahhhhhhhhh”.
    Pantatku kini bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan menekan meja di belakang tubuhku.
    “Mhhh… ahhhhh….” jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutku semakin membakar birahi pak Tan.

    Pak Tan seringkali menyampirkan kembali ujung jilbabku yang turun hingga menutupi dadaku ke pundakku. Pak Tan pun kemudian mengangkat rokku keatas. Nampaklah dua kaki dan paha mulusku telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya. Salah satu tangan pak Tan memegangi ujung rok ku agar tak turun, sementara tangan lain melebarkan dua pahaku, hingga pangkalnya yang masih terutup celana dalam itu semakin menganga. Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku. Salah satu tangan pak Tan menuntun benda keras itu agar menggesek-gesek dengan belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu.
    “Ohhhhh….” walau aku berusaha mengingkarinya, tak dapat kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan.
    Aku pun mulai merasa lemas dan birahi. Aku berada dalam dilema. Aku dipaksa untuk menikmati perlakuan pak Tan, walaupun sesungguhnya aku enggan. Tangan pak Tan pun mulai mencari-cari ritsleting rokku, dan segera melepasnya. Kini bagian bawahku telah benar-benar telanjang, hanya celana dalam putihku yang masih melindungi lubang kehormatanku. Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan payudaraku telah menggelantung indah dengan bekas gigitan dan basah air liur pak Tan.
    Dengan kasar pak Tan menarik jilbabku hingga aku terjatuh dalam keadaan bersimpuh. Dihadapanku kini sebatang penis pak Tan yang tegang dan mengeras itu. Sambil mengarahkan kepalaku dengan tangannya keaarah penisnya, pak Tan mengatakan
    “Ayo… kulum kontol bapak…!!!”
    Dengan perasaan jijik, akupun memenuhi permintaannya. Kepalaku yang tertutup jilbab itu nampak maju mundur. Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku telah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa.
    “Mmphhhhh… mhhhhh…” lenguhku saat penis pak Tan menerobos mulutku.
    Pak Tan menyuruhku menjilati ujung penisnya hingga lubang kontolnya. Uhhhh…. aku merasa ingin muntah. Mulutku pun penuh oleh penisnya. Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku. Bahkan testisnyapun turut aku jilati. Dengan perasaan muak, aku terpaksa melakukan hal itu.
    Setelah puas, pak Tan memintaku berdiri. Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam itu, dan menariknya hingga posisiku membelakanginya. Ia menarik turun celana dalamku, hingga kini tak ada lagi yang melindungi lubang kehormatanku. Pak Tan pun berlutut di belakangku. Kini ia menguakkan bongkahan pantatku lebar-lebar. Kini, lubang anus dan kemaluanku telah mengarah tepat di depan wajahnya.
    Tiba-tiba aku merasakan sensasi hangat di permukaan anusku. Ternyata Pak Tan telah menjilati anusku. Sensasi geli kurasakan menjalar dari anus ke seluruh badan. Tubuhku terasa lemas setiap kali lidah pak Tan menyentuh permukaan anusku. Aku heran, dia tidak merasa jijik. Setelah ia puas, lidahnya pun berpindah ke belahan lubang vaginaku. Ia menguakkan bibir bagian luar vaginaku. Tak lama kemudian, ia pun menjilati seluruh permukaannya. Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan lembutnya. Aku semakin pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Kurasakan vaginaku semakin basah, baik oleh air liur pak Tan maupun cairan cinta yang keluar dari dalam vaginaku.
    “Ohhhhhh…. mphhhhhh…. ampuuunnnn…. jangan diteruskannnnn….” racauku.
    Slurp… slurppp… terdengar sedotan pak Tan di permukaan vaginaku semakin bernafsu.
    Tak lama kemudian pak Tan pun berdiri. Ia menarik pinggulku ke belakang, hingga pantatku dan vaginaku semakin terkuak lebar. Tiba-tiba, aku rasakan sebatang penis yag keras telah melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari bagian belakang. Aku merasakan pedih pada dinding vaginaku saat batang penis pak Tan bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang selama ini terjaga dari penis pria selain suamiku.
    “Ahhhhhhhhhhhhhhhhh…..” lengkinganku saat penis pak Tan disodokkan dengan keras.
    Rasanya lubang vaginaku hampir terbelah.
    “Ouhhhh…. Sofiiii….. memekmu enak banget… udah lama bapak nggak ngrasain memek kaya punyamu… mhhhh… ouhhhhh…. akhhhhhh…..” racau pak Tan sambil menggenjot lubang memeku.
    “Cepok, cepok, cepok…” suara pinggul pak Tan saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya.
    Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy. Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan pantatku, hingga selama memakaiku pun ia lebih banyak meremas pantatku daripada dua payudaraku.
    “Ohhhh… mhhhh…. oughhhhh….” badanku bergoncang-goncang.
    Kepalaku yang berjilbab itu hanya mampu menggeleng dan mendongak ke atas. Payudaraku bergoyang seiring hentakan penis pak Tan di dalam liang kenikmatanku.
    “Mmhhhhhh… ahhhhhh… mhhhhh….” rintih dan jeritku setiap kali penis pak Tan melesak dalam vaginaku.
    “Soffff…. memekmu masih serettttt…..” racau pak Tan.
    “Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng… ouhhhh….. Bapak ketagihan diservis sama tempikmu….. enak bangetttt….. walaupun janda tapi tempikmu masih nggigit”
    “Mhhhh.. ouhhhhh…. akhhhhhhh….” jawabku dengan desah dan rintih.
    Masih dalam posisi dogi, pak Tan tiba-tiba menarik penisnya keluar dari vaginaku. Kini tubuhku yang lemas hanya bisa terbaring tengkurap diatas meja. Kepalaku yang masih berjilbab aku sandarkan di meja, sedang dua tanganku terentang berpegang pada tepian meja. Sementara itu, aku merasakan cairan dingin di anusku. Aku hanya bisa pasrah.
    “Mmhhhh…. silitmu kayanya masih prawan nihh… sini, biar bapak prawanin”
    Aku ketakutan, dan berusaha menolak.

    “Udahhh, jangan nolak… kok beraninya kamu nolak permintaan bapak…”
    Akupun pasrah. Cairan itu adalah cairan pelumas. Aku merasakan kepala penis pak Tan mulai menempel di lubang matahariku. Perlahan-lahan, kepala penis itu mulai menguakkan lubang matahariku. Kurasakan kepala penis itu semakin dalam masuk ke dalam anusku. Rasanya sungguh perih, walaupun telah dibantu oleh cairan pelumas itu. Pak Tan pun mulai mempercepat genjotannya dalam anusku.
    “Akhhhhh….. ouhhhhh….” terasa panas di dinding anusku akibat gesekan penis pak Tan itu.
    “Oouhhhhh…. sakkkkiiiiittt….. ahhhh.. akhhhhhh….” jeritku.
    Sambil menggenjot anusku, kedua tangan pak Tan meremasi kedua payudaraku. Bahkan satu tangan pak Tan menarik ujung jilbabku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas.
    “Mhhh ohhh… akhhhhh….” jeritku kesakitan.
    Pak Tan nampaknya telah hampir klimaks. Iapun segera menarik penisnya dari anusku. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja. Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang mengarah ke wajahku. Dua pahanya mengangkangi wajahku.
    “Akhhhhhhhhhhhhhhh………..” teriakan pak Tan yang telah klimak itu.
    Crott……… crorttt…. crottttt….. cairan putih kental yang berbau tak sedap itu pun menyembur ke wajah dan mulutku. Aku hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku. Sebagian telah tertelan. Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, begitu pula baju kurungku. Kulihat pak Tan terengah-engah setelah mencapai klimaks. Aku hanya terlentang lemas setelah satu jam ia menikmati semua lubang kepuasan di tubuhku.
    “Tempik sama silitmu memang hebat Sof… Bapak ketagihan buat make kamu. Selama setahun bapak cuma bias ngremesin pantatmu, sambil bermimpi suatu saat bisa njebol lubang silitmu….” kata pak Tan.
    Aku sebetulnya merasa tersinggung dengan ucapannya. Harga diriku telah hilang sekarang. Kini aku harus siap untuk dinikmatin kapan saja oleh pak Tan. Aku tak bisa berbuat apa-apa kini.
    Setelah beristirahat selama 30 menit, sambil aku menangis sesenggukan, aku pun minta ijin kepada pak Tan untuk membersihkan diri di kamar mandi yang ada di ruangnya.
    “Oohhhh, tidak usah… kamu kan capek sekarang saatnya kamu yang dilayani” kata pak Tan.
    “Maksud bapak?” jawabku.
    “Biar pak Tatang saja yang bersihkan tubuh Sofi… heheheh”
    Ouhhhh…. laki-laki gila… belum puas ia menghancurkan kehormatan dan harga diriku.. kini aku harus rela dijamah oleh satu pria lagi. Nampak Pak Tan menelpon dengan HPnya, menyuruh pak Tatang masuk sambil membawa ember air hangat dan lap basah. Tak lama pak Tatang pun masuk. Ia sungguh terkejut melihatku dalam keadaan berjilbab, namun dengan baju kurung yang terbuka setengah, hingga payudaraku menggelantung indah, dan bagian bawah yang telah telanjang bulat.
    “Lhoooo, mbak Sofi?” tanya pak Tatang keheranan.
    Aku hanya tertunduk malu, sementara aku tahu bahwa mata pak Tatang tidak lepas memandang tubuh telanjangku.
    “Tenang pak Tatang”, kata pak Tan pada pak Tatang.
    “Mbak Sofi barusan kerja keras, jadi dia sekarang gerah dan capek…. hehehehe… makanya dia kepengen bersihin badannya. Kan kasian, daripada dia bersihin badannya sendiri, kan lebih baik diladenin sama pak Tatang… hehehh…”
    “Maksud bapak?” tanya pak Tatang masih kebingungan.
    “Maksudnya ya tolong pak Tatang ngelapin tubuhnya mbak Sofi, terutama bagian lubang tempik sama silitnya itu. Gimana pak Tatang?”
    “Haaaaa, bapak beneran?” tanya pak Tatang tidak percaya.
    “Beneran… sudah, nggak usah banyak omong… bapak mau ga?” tanya pak Tan.
    “Mauuu… mau… iya pak… mau….” sorak pak Tatang.
    “Ya udah sana…” pak Tan menyahut.
    “Ayoooo, sini mbak Sofi… cah ayuuu…. biar bapak ngelapin tempikmu” seru pak Tatang kegirangan.

    Aku hanya menunduk. Tapi badanku sudah terlalu lemah, sehingga aku hanya bisa pasrah saat pak Tatang menggandengku menuju kamar mandi. Ia pun melucuti seluruh sisa pakaianku termasuk jilbabku, sehingga aku telanjang bulat. Dengan lap basah, ia ia mulai membasuh tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Saat menggosok liang vaginaku, ia pun berkomentar..
    ”Wahhhh, tempiknya mbak Sofi ini masih sempit yah” sambil jarinya meyentil-nyentil klitorisku.
    “Beda sama tempiknya lonte lokalisasi.. udah pada lower”
    Aku hanya terdiam sambil menahan tangisanku. Pak Tatang memelukku dari belakang. Satu tangannya meremasi payudaraku, sedang tangan lainya sibuk menggosok vaginaku.
    “Mbak, yang bagian dalem tempik mbak belum dibersihkan, biar kontol bapak nanti yang gosokin bagian dalem tempiknya mbak… hahahaha”, kata pak Tatang.
    Pak Tan berdiri di pintu kamar mandi senyum-senyum melihat ulah pak Tatang kepadaku.
    “Kontol bapak udah ngaceng niyy. Wahhh… mimpi apa bapak semalem.. selama ini bapak cuma mbayangin ngentu mbak Sofi… impian bapak jadi kenyataan”
    “Pak Tatang, itu jilbabnya dipakein lagi. Lebih ngacengin kalo make jilbab”
    “Siapp bosss…” kata pak Tatang.
    Setelah selesai membersihkan diriku, aku pun disuruhnya lagi memakai jilbab, namun dengan tubuh yang telanjng bulat. Kini telah kukenakan jilbab warna kremku yang masih ada bercak-bercak sperma pak Tan.
    “Pak Tatang, ini uang buat pak Tatang” Pak Tan mengeluarkan uang seratus ribuan dan diberikan pada pak Tatang.
    “Syaratnya, pak Tatang harus tutup mulut tentang rahasia di kantor ini… ya, sekarang, pak Tatang boleh nikmatin mbak Sofi sepuasnya.
    “Siap bossss” kata pak Tatang.
    Pak Tatang mendorongku ke sofa di ruang pak Tan. Tanpa basa-basi ia pun mengeluarkan penisnya yang berukuran 20 cm. Dengan kasar ia menarik jilbabku hingga kepalaku mengarah ke penisnya.
    “Ayo,dimut mbak… kontolnya bapak sudah lama nggak dibasahin nih…” kata pak Tatang disambut dengan tawa pak Tan.
    Tanpa aku sadar, pak Tan telah datang dengan membawa sebuah handicam untuk merekam persetubuhanku dengan pak Tatang.
    “Hehehe, kamu memang cocok jadi bintang bokep. Apalagi bokep cewek berjilbab hehehehe…”
    “Mhhhh… oukhhhhh……” kepalaku yang berjilbab itu maju mundur mengulum penis pak tatang yang keras.
    Laki-laki duda berusia 50 tahun itu nampak merem melek menikmati kulumanku. Ia duduk di sofa, sedangkan aku kini tersimpuh di lantai ruang itu.
    “Ohhh… mbak Sofi… ohhhh… kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan hhhhhh… mhhhh..”
    Setelah puas dengan mulutku, pak Tatang menyuruhku untuk terlentang di sofa. Dengan rakus, ia pun mengulumi payudaraku, dan menggigit-ggit putingnya yang mungil kecoklatan itu…
    “Owhhhh… mhhhh… pak Tatang…. sakkkittttt….”
    Pak Tatang semakin liar, mengulum putingku. Satu tangannya memilin-milin payudaraku yang lain, sedang tangan satunya lagi memainkan klitorisnya. Kini aku merasakan kegelian, kurasakan jari-jari pak Tatang menusuk-nusuk liang vaginaku.
    Pak Tatang kemudian melebarkan kedua pahaku dan blessssssssssssssssss…. penis pak Tatang pun terjepit dalam liang nikmatku. Tubuhku terguncang-guncang, sementara tangan pak Tatang sibuk memilin-milin putingku.
    ”Oohhhh, mbak Sofi…. tempikmu enak banget….. bapak belum pernah ngrasain tempik kaya punya mbak Sofi…”
    Tiba-tiba pak Tatang menghentikan genjotannya, dan menarik penisnya. Ia membalik tubuhku hingga tengkurap, lalu menyuruhku menungging. Aku hanya pasrah mengikuti arahan pak Tatang.

    Dalam posisi menungging, sekali lagi pak Tatang menyodokkan penisnya dalam liang nikmatku. Dengan sodokan-sodokanya yang keras, tubuhku pun terguncang-guncang. Tangannya meremasi payudaraku dan sesekali menampar paha dan pantatku hingga terasa pedih. Aku diperlakukannya seperti seekor kuda tunggangan atau sebuah boneka seks. Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu.
    “Mhhhh,… tempik lonte jilbaban ternyata enak… mhhhh…ouhhhh” racau pak Tatang saat penisnya terjepit dalam liang kenikmatan.
    Pak Tatang yang telah lama menduda, dan selama ini memuaskan hasrat seksnya dengan pelacur pelabuhan, yang tentu saja tua-tua dan tidak higienis. Kini penis pak Tatang berkesempatan untuk menikmati liang vagina seorang wanita muda berjilbab, yang liang vaginanya selalu terjaga dan terawat. Bahkan pria kaya dan tampan pun belum tentu kuijinkan untuk bisa menjepitkan penisnya dalam lubang vaginaku, kecuali menikahiku, namun kini, seorang pesuruh kantor yang tua malah berkesempatan menikmati liang vagina miliku dengan gratis… ohhhhh… nasibku….
    Bukan hanya liang vaginaku, penis pak Tatang pun kini telah merasakan pula jepitan lubang anusku. Kali ini tidak terlalu sakit… justru anehnya, akupun mulai menikmati permainan pak Tatang.
    Pak Tatang menarik penisnya, lalu menarik jilbabku hingga kepalaku mendekat kearah penisnya. Tangan satunya sedikit mencekik leherku, sehingga mulutku terbuka, dan
    “Akhhhhhh….” teriakan pak Tatang saat orgasme.
    Crotttt… croootttttt… croottttt…. cairan putih hangat masuk seluruhnya ke mulutku. Bukan hanya itu, pak Tatang pun menyuruhku untuk menelan semua spermanya.
    Hueekkkkkkk…. rasanya muak sekali. Namun aku terpaksa nampak sisa-sisa sperma mengalir dari sela-sela bibirku, hingga menambah noda di jilbab kremku. Sisa-sisa sperma yang ada di lantai dan sofa pun harus kujilati pula.

    Semua adegan itu direkam oleh pak Tan. Pak Tan mengancam, jika aku melaporkan kejadian ini pada polisi, atau tidak mau menuruti kehendaknya, maka video itu akan tersebar. Kejadian di kantor saat itu barulah sebuah awal penderitaanku. Pak Tan ternyata menjualku pada para pria hidung belang, bukan sekedar untuk membayar hutangku, namun juga untuk membiayai bironya yang hampir bangkrut itu. Dengan jilbab di kepala dan wajahku yang keibuan, banyak bos-bos yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk diberikan pada pak Tan, demi memperoleh kesempatan menjepitkan penisnya ke dalam liang vagina dan anusku, dengan tetap mengenakan jilbabku. Aku heran, beberapa orang yang memakaiku justru lebih suka menganalku disamping menyodok vaginaku.
    Ramuan keluarga yang aku gunakan membuat lubang anusku selalu sempit, bersih dan tidak berbau busuk. Bahkan lebih ‘menggigit’.
    Bahkan pak Tan pernah sekedar iseng mengumpankanku pada sekelompok supir truk yang sedang mabuk, sehinga aku disetubuhi beramai-ramai di atas bak truk. Dia memasangiku kamera kecil, sehingga ia bisa merekamnya dari mobilnya yang parkir di suatu tempat.

  • Kisah Memek Nikmati Janda Haus Sex

    Kisah Memek Nikmati Janda Haus Sex


    2861 views

    Duniabola99.com –Siang itu suasana kantor PT. Suka Seks begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Basmir namanya, tengah melamun. Sambil duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja, ia terus saja berpikir.


    Ya, ia memang sedang kasmaran dengan seorang gadis. Gadis itu tak lain adalah Linda, bawahannya sendiri. Linda memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama dadanya yang terlihat amat membusung indah.

    Linda ini sudah cukup lama bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Basmir mengajak Linda untuk makan malam, tetapi selalu ditolaknya. Berbagai alasan diutarakannya.

    Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya pacar. Inilah yang membuat Basmir berpikir keras sejak tadi. “Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aku tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Basmir teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Linda. Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya.

    Rupanya, orang yang ia tuju adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun ilmu hitam. Namanya Mbah Za’in. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yang amat sakti. Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yang lain. Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi.

    Saat Basmir sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu. “Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Za’in dari dalam. “Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Basmir. “Ya, silahkan..” jawab Mbah Za’in sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot itu. Setelah disuruh masuk, Basmir langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri.


    Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya. “Ada perlu apa, Nak Basmir malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya. Basmir tentu saja kaget tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mbah Zain mengetahui namanya.

    Benar-benar sakti. “Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dengan seorang gadis.. Linda namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Basmir dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik. “Oh begitu..” jawab Mbah Za’in sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang. “Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”

    “Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?” “Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di hadapanku..” Basmir pun menuruti semua perintah si dukun. Setelah itu, Mbah Za’in kemudian membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya.

    Tidak lama kemudian, terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Basmir pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Basmir seperti terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu. Roh sukma Basmir yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Linda yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sana. Di rumahnya, Linda tengah berusaha tidur. Ia mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan apa-apa lagi.


    Payudaranya yang berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia terbangun. Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Basmir kiriman sang dukun.

    Roh sukma Basmir bisa melihat posisi tubuh Linda tapi Linda tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu. Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju daster Linda. Linda yang kaget menjadi ketakutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini telanjang. Dan roh sukma Basmir dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Basmir mencium bibir, wajah, leher dan payudara Linda yang besar itu.

    Linda berusaha melakukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. Roh Basmir kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah membesar diarahkan ke mulut Linda. Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Linda pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat penis itu.

    Kalau ada orang yang melihat Linda saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Linda sedang berpantomim dengan memperagakan gerakan oral seks. Tapi Linda memang merasa ada penis besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma Basmir segera membuka kedua kaki Linda. Tampak sekarang liang kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Basmir pun segera mengarahkan penisnya ke liang kemaluan Linda.


    Dengan sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..” masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Linda. Linda terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya. Darah perawan, karena memang selama ini Linda belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa keenakan, Linda pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas, ke bawah dan berputar-putar.

    Kemudian roh sukma Basmir pun mengangkat tubuh Linda dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Linda terlihat menikmati tusukan penis itu. Dan sejam kemudian, roh sukma Basmir pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke sekujur tubuh Linda yang saat itu telah tergolek tidak berdaya.

    Setelah puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Linda yang kemudian tersadar, menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur.

    Ya, keperawanannya telah hilang. Entah apa yang akan dikatakannya pada Robert, pacarnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti. Sementara itu di rumah sang dukun, Basmir yang telah berpakaian lengkap kembali, tersenyum puas. “Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila Mbah mampu membuat Linda menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dengan senyuman licik di wajahnya.

    “Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati lagi kesintalan tubuhnya..” jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Basmir menelan telur itu. Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mbah Za’in benar-benar terjadi.

    Saat suasana kantor pagi itu belum terlalu ramai, pintu kantor Basmir diketuk seseorang. Ketika Basmir menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dengan Bapak..” Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Basmir. Ya, itu suara Linda. Inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu.


    Dengan bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Linda tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya. Tanpa membuang waktu lagi, Basmir menarik tangan Linda. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Linda dan Linda pun membalasnya dengan semangat. Tangan Basmir pun segera menggerayangi tubuh mulusnya. Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.

    Dibukanya kancing kemeja Linda, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya tanpa ampun. Linda tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif sendiri membuka semua pakaiannya. Melihat itu, Basmir tak mau kalah. Penisnya sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Linda jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Basmir.

    Basmir merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh Linda. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Basmir yang mencoba membuat Linda terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitorisnya.

    “Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Linda dengan tangannya memegang kepala Basmir yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya. “Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Sayangku..” Mendengar itu, Basmir segera mengajak Linda bermain di atas meja kantornya yang cukup besar. Basmir rebahan di sana dan Linda langsung naik ke atas pahanya.

    Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh kelembutan, Linda membawa penis Basmir yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya Dan, “Bless.. bless.. jeb.. plouh..” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Linda. Sementara Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Basmir segera dengan posisi duduk meraih payudara Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.


    Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Basmir turun dari meja itu, lalu menyuruh Linda menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja itu. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Linda.

    Dengan sekali tancap, penis itu masuk. “Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras. Tiba-tiba saja, kedua mata Basmir terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi. “Di dalam atau di luar, Lin..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya. “Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas..” jawab Linda seenaknya. Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, mani Basmir keluar di dalam liang senggama milik Linda. Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Basmir, kemudian dibersihkan oleh Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan olehnya.


    Keduanya kemudian saling melemparkan senyum puas. Sejak itu, Basmir dan Linda menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Linda tidak pernah tahu bahwa Basmir lah yang pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Za’in..

  • Kisah Memek Sheilla Penjaga Toko

    Kisah Memek Sheilla Penjaga Toko


    2803 views

    Duniabola99.com – Cerita ini berawal dari keisengan saya untuk selalu mencoba hal-hal yang baru dan pengalaman baru. Suatu ketika seorang teman bernama Herry, datang ke tempat kost dan bercerita mengenai petualangannya mencari wanita penjaga toko.


    Karena saya merupakan tipe orang yang tidak mudah percaya dengan omongan teman saya tersebut, maka saya mengajak teman saya membuktikan omongannya. Jam 8.30 malam tepat, teman saya mengajak pergi ke pertokoan di alun-alun Bandung. Karena perjalanan dari tempat kami dari Buah Batu memerlukan waktu sekitar 30 menit, maka jam 9.00 tepat kami sudah sampai di pertokoan tersebut.

    Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja saya menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang.

    “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya.

    Waktu saya lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang mirip dengan bintang sinetron CT.

    “Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku.

    Si Mbak pun mencarikan jeans yang saya maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak mencari dengan membungkukkan badan. Karena rok yang di pakai 10 cm di atas lutut, maka paha mulusnya pun terpampang di depan saya.

    “Wah gile bener nih.. mulus banget.” Pikiran saya jadi ngeres nggak karuan lihat pemandangan di depan saya.
    “Yang ini Mas?”, tanyanya.
    “Oh.. ya..”, jawabku.

    Lalu si Mbak pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.

    “Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
    “Sheilla”, katanya.
    “Denny”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
    “Ini Mas bonnya”, katanya.
    “Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
    “Ntar jam 9.30″, jawabnya.
    “Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
    “Mas mau nganter?” tanya dia menantang.
    “Wah, kalau situ mau ya bolehlah”, jawabku mantap.

    Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan saya pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman saya di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Sheilla menuju ke arahku.


    “Kelamaan nunggunya ya Den?” tanyanya.
    “Wah, kalau nunggu wanita secakep Sheilla sih rasanya sangat lama”, kataku.
    “Ah bisa aja kamu..” kata Sheilla sambil nyubit pinggangku.

    Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.

    “Emang Sheilla rumahnya di mana?” tanyaku.
    “Saya di Jalan S”, katanya.
    “Oohh, okelah!” jawabku.

    Kami pun menuju tempat parkir dan saya starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani saya selama 5 tahun ini.

    “Denn, saya turunin di sini Den..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan,

    Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.

    “Itu sudah deket kok Den, tempat kost Sheilla”, katanya.
    “Yah kiri, di situ.” katanya lagi.

    Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Sheilla memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk.

    “silakan duduk dulu Den!” katanya.

    Dan Sheilla pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Sheilla ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka 2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas saya lihat 2 VCD, dia pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos street dan celana pendek.

    “Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
    “Nih diminum Den, biar anget”, katanya.
    “Shell.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.
    “Ah nggak juga, cuma buat nonton kalau lagi butuh.” katanya.
    “Butuh apaan?” tanyaku berlagak bodoh.
    “Yah, butuh itu tuh..” katanya sambil tertawa.
    “Eh, saya mau nonton yah..” kataku.
    “Yah silakan, asal nggak terpengaruh loh ya! resiko ditanggung sendiri”, katanya sambil tersenyum genit.


    Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Disitu diperlihatkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “Eh Den, kalau yang itu saya juga belum liat tuh”, kata Sheilla. Kemudian Sheilla pun duduk di samping saya. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya anjing. “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.

    Sheilla duduk semakin mendekat ke tubuhku saat menonton adegan tersebut, dan dadanya malah digesekkan ke lenganku.

    “Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir saya.

    Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.

    “Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Sheilla pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya saya beranikan diri untuk memegang dadanya, dan ternyata Sheilla diam saja sambil terus memperhatikan gambar.

    Saya semakin berani dengan mencium bibirnya, yang dibalas dengan ciuman pula oleh Sheilla.

    Akhirnya saya dan Sheilla pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian Sheilla melepaskan kaos streetnya. Saat kaos sampai di kepalanya dan matanya masih tertutup kaos tersebut, saya menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Sheilla. Akhirnya saya turun ke bawah menciumi lehernya yang panjang dan agak melengkung ke depan berbentuk seperti kuda. Kata orang sih wanita dengan bentuk leher seperti ini nafsunya besar.

    Kemudian Sheila pun mendesah,

    “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian saya buka kaitan branya dengan gigi saya dan terpampang di depan mata saya gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda.

    Langsung saya jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya.


    “Aakhh.. okhh.. Denn.. shh.. jangann.. jangan Den.. jangan.. jangan hentikan Den..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Sheilla.

    Wah gila juga nih cewek, masih sempat bercanda dalam kenikmatan. Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, saya turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar saya jilati lagi. Terus saya berhenti.

    “Aahh.. shh.. loh.. sshh kok berhenti? sshh”, tanya Sheila.
    “Shell kamu punya susu kental manis nggak?” tanya saya.
    “Loh kan udah ada susu kenyal nikmat”, katanya.
    “Beneran nih Shell”, kata saya.
    “Tuh di atas meja”, katanya sambil menunjuk ke meja.
    Langsung saja saya ambil dan saya bawa menuju ke Sheilla.
    “Wah mau diapain Den?” tanyanya.
    “Biar lebih manis”, kata saya sambil mengoleskan susu kental tersebut ke daerah di sekitar pusar Sheilla, dan menjilatinya.
    “Wah tubuhmu memang lezat pakai susu ini Sheilla, mmh.. slurpp”, kata saya sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuhnya.
    “Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Sheila.

    Kemudian saya mulai membuka celana pendek Sheilla dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan setelah seluruh susu kental di tubuh Sheilla habis, saya langsung turun ke daerah selangkangan Sheilla. Posisi Sheilla sekarang tidur di sofa dengan kaki mengangkang membentuk huruf M dan saya duduk di bawah dan menjilati pangkal pahanya.

    “Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. saya jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran.


    Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian saya menuju ke bibir-bibir kemaluan Sheilla. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya,

    “Okhh.. akkhh.. yess.. Denn.. ahh..” desah Sheilla sambil mengangkat pinggulnya.

    Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluannya. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku.

    “Ohh.. di situu terus Den.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Sheilla saat saya jilati daging, yang biasa disebut klitoris.

    Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Sheilla dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir saya. Langsung saja saya korek-korek daerah situ. Sheilla pun semakin tak terkendali,

    “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Dennyy.. teruss.. ahkkh..” jeritnya semakin nggak jelas.

    Saya semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian,

    “Ohh.. Dennyy.. shh.. akkhh..” jerit Sheilla mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluannya.

    Kemudian saya keluarkan tangan saya dari cengkeraman kemaluannya dan menciumi Sheilla. “Sudah puas sayang?” tanya saya. Dia pun tersenyum genit.

    Kemudian Sheilla saya rebahkan di karpet dan saya ambil inisiatif 69 dan saya mulai menjilati kemaluan Sheilla.

    “Den.. masih ngilu.. kamu aja yang saya jilatin deh!” kata Sheilla.

    Saya langsung duduk di sofa, dan Sheilla mulai menjilati kemaluan saya. Dia jilat kantung kemaluan saya dengan nikmatnya sambil sekali-kali melirik ke arah saya.

    Kemudian dia menjilati batangan saya yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Saya cuma bisa bilang,

    “Ahh.. ohh.. shh”, saat dia menjilati batangan saya.


    Dia pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan saya yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan saya pun semakin tegang saja, dan kemudian dia mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan saya di dalam mulutnya dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek saya maju mundurkan kemaluan saya sambil memegangi rambutnya. Setelah hampir 6 menit berlalu sepertinya dia sudah capai karena saya nggak keluar-keluar juga. Akhirnya dia pun menghentikan aktifitasnya.

    “Denn.. lama bener sih keluarnya, masukin ke kemaluan aja ya biar cepet keluar!” katanya.

    Kemudian Sheilla mengambil sesuatu dari lemarinya. Ternyata dia mengambil kondom yang bentuknya lucu seperti ikan lele, ada sungutnya. Dan memberikan ke saya.

    “Nih Den pake, biar saya nikmat dan tahan lama”, katanya.

    Lalu saya memakaikan kondom tersebut ke kemaluan saya, dan Sheilla sudah siap tempur dengan tidur telentang dan kakinya membentuk huruf M. Langsung saya masukkan kemaluan saya ke dalam kemaluan Sheilla. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir saya. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang saya ke dalam cengkraman kemaluannya. Saya dorong keluar masuk kemaluan saya ke dalam kemaluannya.

    “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Denn.. ahh..” desah Sheilla semakin tak beraturan.

    Kemudian saya berhenti, kemaluan saya di dalam kemaluannya dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis.

    “Ih.. kamu nakal.. Den..” dan Sheilla ganti membalasnya dengan perlakuan seperti saya.

    Saat dia melakukan hal tersebut, kemaluannya terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan saya secara periodik, dan membuat saya tak bisa mengendalikan diri.

    Kemudian saya genjot lagi kemaluan saya dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluannya,

    “Ahh.. oohh.. Denny.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Sheilla menikmati sungut lele dan dia pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat saya memasuk-keluarkan kejantanan saya di dalam kewanitaan Sheilla yang makin basah.

    Setelah 15 menit kemudian Sheilla mendesah,


    “Deny.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Sheilla membuat batang kemaluan saya panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan saya yang membuat saya tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan saya pada kantong kondom di dalam kemaluan Sheilla.

    Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Saya biarkan kemaluan saya di dalam kemaluan Sheilla sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluannya. Kemudian kukeluarkan kemaluan saya dan saya lepas kondom dan saya berikan ke Sheilla.

    “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata saya.

    Dia pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.

  • Kisah Memek Nikmatnya Pentungan Ronda

    Kisah Memek Nikmatnya Pentungan Ronda


    2852 views

    Duniabola99.com – Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.


    Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, jam menunjukkan pukul 8 lebih.

    Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.

    Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai ngadat, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya.

    Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat lima orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada dua motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.

    “Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.

    “Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.


    “Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.

    “Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.

    Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.

    “Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.

    Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.

    Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus. Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku.

    Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.

    Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.

    “Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.


    Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah. Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.

    Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu. Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil.

    Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.

    Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya. Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam.

    Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.


    Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip.

    Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam.

    Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya

    Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku. Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.

    “Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.

    Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung. Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.

    “Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.


    Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.

    “Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
    “Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.
    “Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.

    Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.

    “Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.

    Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu. Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya.

    Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat.

    “Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

    Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku.


    Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.

    Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

    “Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
    “Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.

    Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.


    Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.

    “Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku

    Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata

    “Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.

    Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku. Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya.

    Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.

    Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan menepuk pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya. Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku.


    Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas.

  • Kisah Memek Pijatan Nafsu Pembantu Baruku

    Kisah Memek Pijatan Nafsu Pembantu Baruku


    2526 views

    Duniabola99.com – Aku dan istri memang sedang membutuhkan seorang pembantu untuk mengurus segala aktifitas rumah tangga yang terbengkalai karena kami berdua sama-sama sibuk cari nafkah di luar rumah.


    ‘Dari Cisompet, Bu ‘ kata pembantu baru itu kepada istriku ketika ditanya asalnya dari mana.
    ‘Cisompet ? Daerah mana tuh ‘
    ‘Itu Bu ‘ Garut terus ka kidul .. jauh ‘. Dekat perkebunan teh ‘ jelasnya lagi dengan wajah memerah karena malu-malu kali.

    Wajah yang biasa saja seperti wajah gadis desa lainnya, tapi Tini ini punya kelebihan, kulitnya kuning langsat dan bersih, badannya sedikit agak gemuk.

    ‘Pameumpeuk, maksud kamu ‘ kataku nimbrung, ingat daerah pantai selatan Garut, yang ada tempat peluncuran roket itu.
    ‘Sebelumnya Pak. Tempat saya daerah pegunungan, kebun teh. Pameumpeuk mah cakeut pisan ka laut ‘
    ‘Berapa umur kamu ‘
    ‘Bulan depan 21 tahun, Bu ‘
    ‘Udah berkeluarga ? ‘
    ‘Sudah Bu, tapi sekarang udah cerai ‘
    ‘Punya anak ? ‘
    ‘Satu Bu, laki2, umur 2 tahun ‘
    ‘Dimana anaknya sekarang ? ‘
    ‘Di kampung, ikut neneknya ‘
    ‘Udah pernah kerja sebelumnya ? ‘ tanya isteriku lagi.
    ‘Pernah dua kali Bu ‘.
    ‘Kerja di mana ? ‘
    ‘Di Jakarta ‘
    ‘Pembantu juga, trus pindah ke Swasta hanya sebulan
    ‘Sebagai apa di swasta ‘
    ‘Biasa Bu, buruh ‘

    Singkatnya, setelah ‘wawancara rekrutmen ‘ itu akhirnya isteriku menerima Tini sebagai pembantu rumah tangga kami yang baru. Sebenarnya, ‘interview’ yang dilakukan oleh isteriku kurang mendalam, setidaknya menurut text-book yang pernah kubaca. Tapi biarlah, toh hanya PRT dan kami memang sangat membutuhkannya. Di hari pertama Tini bekerja, isteriku terpaksa ambil cuti sehari untuk ‘memberi petunjuk ‘ kepada pembantu baru ini.

    Pembaca yang baik, dari sejak diterimanya Tini sebagai pembantu rumah tangga kami inilah kisah nyataku berawal. Cerita ini memang sungguh2 saya alami sekitar setahun yang lalu. Setelah aku dapat kiriman URL address Samzara lewat seorang mail-mate dan aku membaca cerita2 serunya, aku terdorong untuk ikut berkisah tentang pengalamanku nyataku ini, walaupun aku sebenarnya bukan penulis.

    Kami suami isteri memang sama-sama bekerja sebagai karyawan, tapi beda perusahaan. Anak kami orang. Si sulung, laki2, baru sebulan ini mulai kuliah dan kost di Jatinangor. Walaupun kami juga tinggal di Bandung, tapi untuk menghemat waktu dan biaya transport dia kost di dekat kampusnya. Nomor dua perempuan, SMU swasta kelas dua, masuk siang, dan si Bungsu lelaki, masih SLTP negeri masuk pagi.

    Walapun aku terkadang ‘jajan‘ kalau keadaan darurat, sebenarnya aku tak tertarik kepada Tini. Selain karena dia pembantu, juga karena isteriku masih mantap dan mampu memuaskanku dalam banyak hal, termasuk seks. Kenapa masih suka jajan? Ya .. karena dalam keadaan darurat itu. Tapi sekepepet gimanapun aku engga akan ‘makan ‘ pembantu. Tak baik. Lagipula Tini, yang menarik darinya sebagai wanita, hanya kulit tubuhnya yang langsat dan bersih.
    Demikian juga setelah Tini sebulan kerja di rumahku. Sampai suatu saat, aku mulai lebih sering memperhatikannya karena peristiwa yang akan kuceritakan ini.


    Waktu itu aku tak masuk kantor sebab badanku tak enak. Seluruh badan pegal2, mulai dari punggung, pinggang sampai kedua kaki. Mungkin ini cuma flu atau masuk angin, aku tak perlu ke dokter. Tapi karena pegal2 tadi aku memutuskan untuk istirahat di rumah saja. Tiduran saja sambil membaca.

    ‘Oh, maaf Pak‘ Saya kira Bapak ke kantor ‘ seru Tini kaget.

    Dia masuk ke kamarku untuk membersihkan seperti biasanya. Tini langsung menutup pintu kembali dan keluar.

    ‘Engga apa2 bersihin aja ‘
    ‘Bapak sakit?‘ tanyanya
    ‘Engga ‘. Cuman pegel2 badan, kayanya masuk angin ‘

    Tini mulai menyapu, kemudian mengepel. Ketika dia membungkuk-bungkuk ngepel lantai itulah aku ‘terpaksa‘ melihat belahan dadanya dari leher T-shirt nya. Kesan pertama : bulat dan putih. Wah ‘pemandangan menarik juga nih, pikirku. Tak ada salahnya kan menikmati pemandangan ini. Bentuk buah dada itu semakin jelas ketika Tini mengepel lantai dekat tempat tidur. Belahan dada itu menyiratkan ‘kebulatan‘ dan mantapnya ukuran bukit-bukit disampingnya. Dan lagi, putihnya ampuun.

    Walaupun aku mulai terrangsang menikmati guncangan sepasang ‘bola’ kembar besar itu, aku segera menghilangkan pikiran-pikiran yang mulai menggoda. Ingat, dia pembantu rumah tangga kamu.

    ‘Kalo masuk angin, mau dikerokin Pak?‘

    Pertanyaan yang biasa sebenarnya, apalagi ekspresi wajahnya wajar, polos, dan memang ingin membantu. Tini ternyata rajin bekerja, isteriku senang karena dia tak perlu banyak perintah sudah bisa jalan sendiri. Jadi kalau dia bertanya seperti itu memang dia ingin membantuku. Tapi aku sempat kaget atas tawarannya itu, sebab lagi asyik memperhatikan belahan putihnya.

    ‘Kerokin? Bapak engga biasa kerokan. Punggung pegal2 begini sih biasanya dipijit‘

    Memang aku suka memanggil Mang Oyo, tukang pijat, tapi dia sedang ada panggilan ke Cimahi. Besok lusa baru tukang pijit langgananku itu janji mau dateng.

    ‘Oo .. tukang pijit yang ditelepon Ibu tadi ya‘ sahutnya.

    Tini rupanya memperhatikan isteriku menelepon.

    ‘Dia kan baru dateng 2 hari lagi‘ lanjutnya sambil terus mengepel.

    Tini memang suka ngobrol. Tak apalah sekali2 ngobrol ama pembantu, asal masih bisa menikmati guncangan bukit kembarnya. Aku tak menjawab. Kini ada lagi ‘temuanku’. Meski Tini agak gemuk, tapi badannya berbentuk. Maksudku shaping line-nya dari atas lebar, turun ke pinggang menyempit, terus turun lagi ke pinggul melebar. Seandainya tubuh
    Tini ini bisa di ‘re-engineering‘, dibentuk kembali, tingginya ditambah sekitar 5 cm tapi tidak perlu tambahan

    ‘bahan baku ‘, jadilah tubuh ideal.
    ‘Entar kalo kerjaan saya udah beres, Bapak mau saya pijitin?‘
    ‘Hah’ Berani bener dia menawari majikan lakinya untuk dipijit? Tapi kulihat wajahnya serius dan masih tetap polos.


    Jelas tak ada maksud lain selain memang ingin membantu majikannya.

    ‘Emang kamu bisa ? ‘
    ‘Saya pernah kursus memijat, Pak ‘
    ‘Boleh‘ hanya itu jawabanku.

    Sebenarnya aku ingin tanya lebih jauh tentang kursusnya itu, tapi dia telah menyelesaikan pekerjaannya dan terus keluar kamar. Tinggal aku yang menimbang-nimbang. Aku memang senang dipijit, baik oleh Mang Oyo apalagi oleh wanita muda. Tapi gimana kalau isteriku tahu aku dipijit oleh Tini, aku belum tahu reaksinya. Terima sajalah tawarannya ini, toh aku nanti bisa pesan sama dia untuk tak bilang ke isteriku.

    ‘Dipijat sekarang, Pak?‘ tawarnya ketika ia membawa minuman yang kuminta.

    Kulihat baru jam 12 siang.

    ‘Kerjaan kamu udah beres ? ‘
    ‘Belum sih, mau seterika tapi jemuran belum kering ‘

    Aku juga ingin sekarang, tapi anakku yang sekolah siang belum berangkat. Tak enak kalau dia tahu bapaknya dipijat oleh pembantu wanita muda.

    ‘Entar aja. Sekitar jam 2′

    Pertimbanganku, pada jam itu anak kedua sudah ke sekolah, si Bungsu sudah pulang sekolah dan main keluar rumah seperti biasanya, dan masih cukup waktu sebelum isteriku pulang kantor pada pukul 5 sore.
    Sekitar pukul 2 lewat seperempat, Tini mengetuk pintu kamarku.

    ‘Masuk‘ Tini nongol di pintu.
    ‘Bapak ada henbodi?‘ Maksudnya tentu hand-body lotion.
    ‘Cari aja disitu ‘ kataku sambil menunjuk meja rias isteriku. Aku membalikkan tubuh, telungkup, siap dipijat.
    ‘Lepas aja kaosnya Pak, biar engga kena henbodi ‘

    Celaka! Ketika aku melepas kaos, aku baru sadar bahwa aku dari pagi belum mandi dan masih mengenakan ‘pakaian tidur‘ kebiasaanku : T-shirt dan singlet untuk atasnya, dan hanya sarung sebagai penutup tubuh bawahku. Pakaian ‘kebesaran‘ ini memang kesukaanku, sebab memudahkan kalau sewaktu- waktu aku ingin meniduri isteriku. Akupun menuntut isteriku untuk berpakaian tidur khusus pula : gaun agak tipis model tank-top dan mini, tanpa apa-apa lagi di dalamnya!

    Jadi kalau aku akan berhubungan seks aku perlu stimulasi lebih dulu, maklum sudah belasan tahun aku menikah. Stimulasi yang paling aku senangi dan bisa membuat penisku keras adalah oral. Isteriku tinggal menyingkap sarung dan melahap isinya. Dan setelah kami siap tempur, aku tak perlu direpotkan oleh pakaian isteriku. Aku tinggal ‘menembak‘ setelah menindih tubuhnya, sebab biasanya baju tidur pendeknya itu akan tersingkap dengan sendirinya ketika aku menindih dan menggeser-geserkan tubuhku‘

    Tini memang pintar memijat. Dengan hand-body lotion dia mengurut tubuhku mulai dari pinggang sampai punggung begitu enak kurasakan. Dia tahu persis susunan otot2 di punggung. Sepertinya dia sudah pengalaman memijat.


    ‘Kamu pernah kursus pijat di mana?‘ tanyaku membuka percakapan.
    ‘Ehhmm ‘ di… di panti pijat Pak ‘
    ‘Ha. Kamu pernah kerja di panti pijat ? ‘
    ‘Iiyyyaa ‘ Pak ‘ ‘
    ‘Kok engga bilang ‘
    ‘Takut engga diterima ama Ibu, Pak ‘
    ‘Dimana dan berapa lama ? ‘
    ‘Di panti pijat ———-, cuma sebulan kok. Tapi Bapak jangan bilang ke Ibu ya‘
    ‘Iya deh, asal kamu mau cerita semua pengalaman kamu kerja di panti pijat‘.

    Untuk sementara aku menang, punya kartu as yang nanti akan berguna kalau aku harus bilang ke Tini, jangan bilang ke Ibu ya‘

    ‘Sebelum kerja ‘kan ikut trening dulu seminggu Pak ‘
    ‘Oh iya ‘
    ‘Soalnya itu emang tempat pijat beneran‘

    Aku tahu, panti pijat yang disebutnya itu terletak di Jakarta Selatan dan memang panti pijat ’serius‘. Bukan seperti di Manggabesar misalnya, semua panti pijat hanya kamuflase dari tempat pelayanan seks saja.

    ‘Trus kenapa kamu hanya sebulan, gajinya lumayan kan, dibanding pembantu‘
    ‘Iya sih ‘cuman cape‘ Pak. Saya sehari paling tahan memijat 2 orang saja. ‘
    ‘Kerja memang cape ‘
    ‘Tapi tangan saya jadi pegel banget Pak. Sehari saya memijat 5 – 6 orang.

    Penghasilan memang gede tapi biaya juga gede. Mendingan pembantu aja, semua biaya ada yang nanggung, bisa nabung ‘

    ‘Kamu senang kerja di sini?‘
    ‘Saya kerasan Pak, semuanya baik sih‘

    Memang aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk bersikap baik kepada pembantu.

    ‘Kamu mijit sekarang ini cape juga dong ‘
    ‘Engga dong Pak, kan cuma sekali2 ‘
    ‘Kalau Bapak minta tiap hari ? ‘
    ‘Engga baik Pak pijat setiap hari. Paling sering sekali seminggu ‘

    Lalu hening lagi. Aku asyik menikmati pijatannya, masih di punggungku.

    ‘Punggungnya udah Pak. Kakinya mau ? ‘
    ‘Boleh‘

    Kaki saja bolehlah, asal jangan ke atas, soalnya burungku sedang tak ada kurungannya. Tini menyingkap sarungku sampai lutut, lalu mulai memencet-mencet telapak kakiku.

    ‘Aturan kaki dulu Pak, baru ke atas ‘
    ‘Kenapa tadi engga begitu ? ‘
    ‘Kan Bapak tadi minta punggung ‘

    Lalu naik ke betis, kemudian mengurutnya dari pergelangan kaki sampai lutut, kaki kiri dulu baru yang kanan.


    ‘Apa aja yang diajarin waktu trening ? ‘
    ‘Pengetahuan tentang otot2 tubuh, cara memijat dan mengurut, terus praktek memijat. Paling engga enak prakteknya ‘
    ‘Kenapa ? ‘
    ‘Mijitin para senior, engga dibayar ‘

    Kedua kakiku sudah selesai dipijatnya. Tiba2 Tini menyingkap sarungku lebih ke atas lagi dan mulai memijat paha belakangku (aku masih telungkup). Nah, ketika mengurut pahaku sampai pangkalnya, burungku mulai bereaksi, membesar.

    Aku yakin Tini sudah tahu bahwa aku tak memakai CD. Meskipun sarung masih menutupi pantatku, tapi dalam posisi begini, terbuka sampai pangkal paha, paling tidak ‘biji ‘ku akan terlihat. Tapi Tini terlihat wajar-wajar saja, masih terus mengurut, tak terlihat kaget atas kenakalanku. Bahkan dia sekarang memencet-mencet pantatku yang terbuka.

    ‘Cuma itu pelajarannya?‘ tanyaku asal saja, untuk mengatasi kakunya suasana.
    Tapi aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan.
    ‘Ada lagi sebetulnya, cuman ‘ malu ah bilangnya ‘
    ‘Bilang aja, kenapa musti malu ‘
    ‘Engga enak ah Pak ‘
    ‘Ya udah, kamu cerita aja pengalaman kamu selama kerja mijat ‘
    ‘Ahh ‘ itu malu juga‘
    ‘Heee‘. Udah‘ cerita apa aja yang kamu mau‘
    ‘Kan tamu macem2 orangnya. Ada yang baik, yang nakal, ada yang kurang ajar ‘
    ‘Trus?‘
    ‘Kita diajarin cara mengatasi tamu yang ingin coba-coba ‘
    ‘Coba2 gimana? ‘
    ‘Coba itu ‘ ah .. Bapak tahu deh maksud saya ‘ ‘
    ‘Engga tahu ‘ kataku pura-pura
    ‘Itu ‘ tamu yang udah tinggi ‘. Emm ‘ nafsunya ‘ Wah menarik nih.
    ‘Gimana caranya ‘
    ‘Hmm‘ ah engga enak ah bilangnya‘ katanya sambil mengendurkan otot2 pantatku dengan menekan dan mengguncangkan.

    Punyaku makin terjepit.

    ‘Bilang aja ‘
    ‘Dikocok aja ‘
    ‘Ha ‘! ‘
    ‘Kalo udah keluar, kan tensinya langsung turun ‘
    ‘Kamu diajarin cara ngocoknya ? ‘
    ‘Sebenernya bukan itu aja sih Pak, tapi diajarin cara mengurut ‘itu’.
    ‘Wah .. kamu jadi pinter ngurut itu dong‘

    Pantesan dia biasa2 saja melihat pria telanjang.

    ‘Buat apa itu diurut ‘ tanyaku lagi.
    ‘Biar jalan darahnya lancar ‘. ‘ Maksudnya peredaran darah.
    ‘Kalo lancar, trus ? ‘
    ‘Ya‘ biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak?‘

    Mau sih mau, cuman malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang tegang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang2 saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ekspresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat ‘perangkat’ lelaki.

    ‘Cerita lagi pengalaman kamu‘ kataku sambil menahan geli.

    Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari2nya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut pahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat belahan dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan2 tipis kehijauan pembuluh darah pada buah dadanya nampak.


    Aku harus berusaha keras menahan diri agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjanginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun udah high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku sendiri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang.

    ‘Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak ‘
    ‘Ah masa ‘
    ‘Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan ‘
    ‘Gimana sih engga enaknya ‘
    ‘Banyak tamu yang dateng maunya ‘main’, bukan pijit.

    Saya kan engga mau begituan. Lagian udah jelas di situ kan engga boleh buat main ‘

    ‘Kalo tamunya ngotot minta ‘
    ‘Yaah .. dikocok aja, sambil ” ‘ Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya.
    ‘Sambil apa ‘
    ‘Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang2 tetek, tapi dari luar aja. Saya engga kasih buka kancing ‘
    ‘Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.. ‘
    ‘Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja.

    Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang2, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah keluar ‘kan langsung surut nafsunya ‘

    Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, kayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, lengan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegang maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontrol.

    Tiba2 muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam2 menarik sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuka. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar ‘. Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia sudah terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang ‘.

    ‘Setiap tamu kamu kocok ‘
    ‘Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, tapi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok ‘
    Ah ‘ pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar ‘
    ‘Kamu ngocoknya selalu sampai keluar ‘
    ‘Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar. ‘
    ‘Oh iya ‘
    ‘Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2-3 menit juga keluar. Malah ada yang udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh ‘
    ‘Oh ..ya ‘
    ‘Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tangan saya.

    Eh .. tahu2 jari saya kesiram ‘air hangat ‘.

    ‘Oh iya .. terus gimana‘
    ‘Saya emang sedikit kaget, tapi pura2 engga tahu, supaya dia engga kesinggung‘ Bijaksana juga dia.

    ‘Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh ‘
    ‘Ah masa ‘
    ‘Anak muda.

    Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya sekarang ini lho, terasa basah2 di situ. Setelah dia pulang ‘ spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup‘


    Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah beberapa kali disentuh.

    ‘Terus, what next ?

    Dengan ‘dingin ‘nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu.

    ‘Sekarang atasnya, Pak ‘

    Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, trus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat ‘tak sengaja ‘ menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belakang, dengan tangan kiriku.

    Uh ‘padat banget pantat si Tini.

    Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh lagi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu. Tini tak protes, tapi dengan amat ’sopan‘ dan lihai dia menghindari kenakalan tanganku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar2 dia ‘bijaksana‘. Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini.

    Begitu juga waktu dia memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas telapak tanganku berada di wilayah dadanya. Aku lagi2 ‘tak sengaja menyentuh bukit kanannya. Uuuh bukan main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak berani melanjutkan aksi tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

    Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingga seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia mengurut perutku.

    ‘Kalau perut memang engga boleh kuat2 ‘ katanya.

    Memang, dia lebih mirip mengusap dibanding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusap perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalangan dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung ‘.

    ‘Selesai Pak ‘ katanya begitu selesai mengurut perut.

    Selesai? Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customernya.


    ‘Engga sekalian‘ kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak.
    ‘Apa pak? ‘
    ‘Punya Bapak diurut sekalian ‘ ‘
    ‘Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .. ‘
    ‘Tahu dari mana kamu ‘
    ‘Itu ‘ tegangnya masih bagus ‘ katanya.

    Anak ini benar2 . Ekspresi wajahnya biasa2, polos wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan rahasia. Dan‘. Kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba2 menyingkap sarungku dan lalu”. Memegang batang penisku!

    ‘Tuh kan ‘ kerasnya juga masih bagus ‘
    ‘Ah ..masa ‘ ‘
    ‘Benar Pak, masih tok-cer ‘

    Anak Cisompet ini benar2 mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikatakannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan.

    ‘Engga apa2, biar tambah sip ‘ aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya.
    ‘Eehmm ‘.. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga enak sama Ibu ‘
    ”Kan engga perlu bilang sama Ibu ‘
    ‘Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan ‘ bu kan baik banget ama saya‘
    ‘Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan Ibu‘

    Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingkirkan sarungku, dan mulai bekerja.

    Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batangnya, dengan kedua tangan bergantian.

    ‘Ahhh sedapnya”

    Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan. Begitu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan ‘ enak campur geli2 ‘
    Pencet lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai mendaki‘.
    Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai meninggi ‘ terus mendaki ‘.. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tapi ‘..


    ‘Udah Pak ‘ ‘
    ‘Udah ..? ‘ aku kecewa berhenti mendadak begini.
    ‘Masih yahuud begini‘ kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi ‘
    ‘Ah masa‘
    ‘Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum‘. ‘
    ‘Sebentar lagi aja udah hampir kok‘
    ‘Jangan ah pak ‘ simpan aja buat Ibu nanti malem‘
    ‘Sebentar aja deh ‘
    ‘Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak ‘

    Akhirnya aku mengalah.

    ‘Iyalah‘. Makasih ya‘ bapak jadi seger nih‘

    Memang perasaanku menjadi lebih segar dibanding tadi pagi. Tapi ini ‘rasa yang menggantung ini perlu penyelesaian. Tiba2 aku berharap agar isteriku cepat2 pulang‘.

    ‘Makasi ya Tin‘ kataku lagi waktu dia pamitan.
    ‘Sama-sama Pak‘

    Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat2 mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben2an pakai handbody.

    Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang

    ‘Eh ‘ ada angin apa nih‘

    ‘Habis‘ seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja‘ kataku berbohong.

    Isteriku sudah makfum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melepas Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan aku masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kejang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, waktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini! Hah!

    Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumnya hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terkadang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewatkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tangga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakangnya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenangkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dadanya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu saja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku atau anak-anakku engga.

    Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku parkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut. Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunci, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku dan pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu.


    Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. Aku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan ‘tumpah‘?. Lebih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya ”Seluruh pahanya tampak! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja.

    Aku segera mengambil posisi yang aman buat mengamatinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Tini ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiranya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang!

    Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handuknya dan menjemurnya dengan telanjang bulat! Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk. Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol ke belakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian detik sempat terlihat bahwa bulu2 kelamin Tini lebat!

    Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pembantu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan mantap aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebelum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi?. Kemarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah sekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasanya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri hanya karena terangsang tubuh polosnya? Tapi aku sudah high sekarang.

    Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi. Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberikan tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini terpaksa aku akan mengajak ‘makan siang’ wanita rekan kantorku seperti biasa kulakukan : makan siang di motel”’.!


    Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsung mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasangan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan.

    ‘Eehhmmmmhh‘? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya.
    Katanya mau makan dulu ‘. ‘?
    ‘Makan yang ini dulu ah .. ‘? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininya mampir ke selangkangannya.
    ‘Ehhmmmm kok tumben semangat banget nih‘ tadi malem engga dikasih ama dia ya?’
    ‘Udah kangen sih?’ Kutanggalkan blazernya.
    ‘Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget ”?
    ‘Kan sibuk kemarin’ Kubuka kancing blousenya satu persatu.

    Padahal kami masih berdiri di balik pintu.

    ‘Alesan’

    BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku. Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian kanan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosan-bosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan telunjukkupun mengetest, ‘pintu‘-nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kusetubuhi, juga karena Ani cepat panasnya.

    Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya‘

    ‘Ayo‘.. sekarang ‘Pak .. ‘? katanya.

    Akupun sudah pengin masuk dari tadi. Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Padahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan.

    ‘Aaaaafffff hhhhhh ‘ teriak Ani.

    Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya. Kocok ‘ goyang ‘. Kocok ‘. Goyang ‘. Seperti biasa.

    Sampai jari2 Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat2 penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas keenakan ‘. Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. Hal ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingin sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia amat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah ‘koleksi ‘ lagi?

    Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini? Ah, masih banyak hal yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pembantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau, dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk mendapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku lagi ‘.


    Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa janjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lama tak ada yang mengangkat, lalu

    ”Halo‘ suara Tini.
    Aha!
    ‘Uci ada Tin?‘
    ‘Udah berangkat, Pak‘
    ‘Si Ade?‘
    ‘Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya?’ Kesempatan nih.

    ‘Ya sudah ‘.. ehm ‘.. kerjaan kamu udah beres belum?‘
    ‘Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore?‘
    ‘Mau ‘kan kamu mijit Bapak lagi? Pegal2 nih kan udah seminggu‘
    ‘Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang?‘
    ‘Sekarang?‘
    ‘Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu‘

    Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya.

    ‘Maaf Pak, tadi baru mandi‘. Kata Tini tergopoh-gopoh.

    Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buru-buru.

    ‘Engga apa-apa. Bisa mulai?‘

    ‘Bisa pak, saya ganti baju dulu‘

    Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya. Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut.

    ‘Siap Tin?‘
    ‘Ya pak‘

    Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basa-basi dan ’serius‘, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    ‘Depannya Pak?‘

    Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur.


    ‘Kenapa Tin?‘

    Aku mulai iseng bertanya.

    ‘Ah ‘ engga‘ katanya sedikit gugup.
    ‘Cepet bangunnya’

    Hi ..hi..hi..‘ katanya sambil ketawa polos.

    ‘Iya dong ‘. Kan masih sip kata kamu‘

    Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi. Jangan berharap dulu, mengingat ‘kesetiaan‘-nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan. Jadi aku tak sempat ‘mendaki‘, cuman ‘ pengin menyetubuhinya!

    ‘Udah. Benar2 masih sip, Pak?‘
    ‘Mau coba sipnya?‘ kataku tiba2 dan menjurus.

    Wajahnya sedikit berubah.

    ‘Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu?‘
    ‘Engga apa-apa ‘ asal engga ada yang tahu aja”

    Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya.

    Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh ‘. Aku mampu bertahan engga nih ‘. Apakah aku akan melanggar janjiku?

    Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan. Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkali-kali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremas-remas pantat itu, Tini tak bereaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengelus-elus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang?

    Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat. Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu.

    ‘Paak…‘ Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku.

    Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BH-nya, Ah ‘ puting dadanya sudah mengeras! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya.

    ‘Bapak kok nakal sih?‘

    Katanya, dan ”.. tiba-tiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku. Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih.

    Kuturunkan tali Bhnya sehingga puting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.

    ‘Aaahhffffhhhhh…Paaaaak‘ rintihnya.

    Tak ada penolakan. Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BH-nya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku.

    Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CD-nya

    ‘Jangan Pak‘. Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD.

    Wah‘ engga bisa dong‘ aku udah sampai pada point no-return, harus berlanjut sampai hubungan kelamin.

    ‘Engga apa-apa Tin ya‘. Bapak pengin‘. Badan kamu bagus bener’

    Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CD-nya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi. Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya.

    ‘Auww ‘. Pelan2 Pak ‘. Sakit ‘.! ‘?
    ‘Bapak pelan2 nih”

    Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya.

    ‘Bapak sabar ya ‘. Saya udah lamaa sekali engga gini”
    ‘Ah masa’
    ‘Benar Pak‘
    ‘Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya ‘. Pelan deh.. ‘
    ‘Benar Bapak engga bilang ke Ibu ‘kan?‘
    ‘Engga dong ‘ gila apa‘

    Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugeser-geser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya. Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan.


    ‘Aaghhhhfff ‘ serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi
    ‘Sakit lagi Tin?‘ Tini hanya menggelengkan kepalanya.

    ‘Terusin Pak ‘perlahan‘?

    Sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH ‘ bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masing-masing. Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan.

    Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan. Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerak-gerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuat-kuat sambil menjerit, benar2 menjerit! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana. Ohh ‘nikmatnya‘.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme. Sementara aku sedang mendaki.

    ‘Paaak ‘ ooohhhh ‘..
    ‘Kenapa Tin?”
    ‘Ooohh sedapnya”

    Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis!

    ‘Kenapa Tin?”

    Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja.

    ’Saya berdosa ama Ibu‘ katanya kemudian
    ‘Engga apa-apa Tin ‘.. Kan Bapak yang mau‘
    ‘Iya .. Bapak yang mulai sih. Kenapa Pak? Jadinya saya engga bisa menahan‘.

    Aku diam saja.

    ‘Saya khawatir Pak‘.
    ‘Sama Ibu? Bapak engga akan bilang ke siapapun‘
    ‘Juga khawatir kalo… kalo’
    ‘Kalo apa Tin?‘
    ‘Kalo saya ketagihan‘.
    ‘Oh‘ jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja‘
    ‘Ya itu masalahnya‘
    ‘Kenapa?‘
    ‘Kalo sering2 kan lama2 ketahuan .. ‘?
    ‘Yaah…harus hati2 dong‘ kataku sambil mulai lagi menggoyang.

    Kan aku belum sampai.

    ‘Ehhmmmmmm ‘ reaksinya.

    Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat. Aku merasakan hampir sampai di puncak.

    ‘Tin?‘
    ‘Ya ‘ Pak?’
    ‘Bapak ‘. hampir ‘. sampai”
    ‘Teruus ‘ Pak‘
    ‘Kalo ‘.. keluar ”.gimana?‘
    ‘Keluarin ‘..aja ” Pak‘… Engga‘. apa-apa?‘
    ‘Engga ‘.. usah ” dicabut?‘
    ‘Jangan ‘.. pak ”. aman ‘.. kok‘

    Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mendaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2

    Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas.

    Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa. Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memang ‘gurih‘, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah?

    ‘Tin?‘
    ‘Ya .. Pak?‘
    ‘Makasih ya ‘ benar2 nikmat‘
    ‘Sama-sama Pak. Saya juga merasakan nikmat‘
    ‘Masa ..?‘
    ‘Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak‘
    ‘Ah kamu’
    ‘Bener Pak. Sama suami engga seenak ini‘
    ‘Oh ya?”
    ‘Percaya engga Pak ‘. Baru kali ini saya merasa kayak melayang-layang..
    ‘Emang sama suami engga melayang, gitu?‘
    ‘Engga Pak. Seperti yang saya bilang ‘ punya Bapak bagus banget?‘
    ‘Katamu tadi ‘. Udah berapa lama kamu engga begini ..?‘
    ‘Sejak ‘.ehm ‘.. udah 4 bulan Pak‘
    ‘Lho ‘. Katanya kamu udah cerai 5 bulan?‘
    ‘Benar”
    ‘Trus?‘
    ‘Waktu itu saya kepepet Pak‘
    ‘Sama siapa?‘
    ‘Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus?‘
    ‘Cerita dong semuanya?‘
    ‘Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00. Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu‘
    ‘Trus?‘
    ‘Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau‘
    ‘Pernah sama tamu yang lain?‘
    ‘Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti‘
    ‘Kapan kamu terakhir ‘main‘?‘
    ‘Ya itu ‘ sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini.

    Selama itu saya engga pernah ‘main‘, sampai barusan tadi sama Bapak”. Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain ya ‘Pak ‘ atau emang punya Bapak siip banget ‘hi..hi.. ‘


    Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yang ‘legit‘, lengket-lengket sempit, dan seret.

    ‘Kamu engga takut hamil sama tamu itu?‘
    ‘Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang. Bapak takut saya hamil ya?‘

    Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil ‘.

    ‘Jam berapa Pak?‘
    ‘Jam 4 lewat 5‘
    ‘Pijitnya udah ya Pak ‘. Saya mau ke belakang dulu‘
    ‘Udah disitu aja‘ kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku.

    Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi. Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya.

    Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BH-nya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CD-nya, tangannya kupegang, kuremas.

    ‘Bapak pengin lagi, Tin‘
    ‘Ah ‘ nanti Ibu keburu dateng , Pak‘
    ‘Masih ada waktu kok ‘
    ‘Ah Bapak nih ‘ gede juga nafsunya’ katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku ‘..

    Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku. Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai ‘berani’ memanggilku untuk menyetubuhinya.

    Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

  • Kisah Memek Perawanku Untuk Adikku

    Kisah Memek Perawanku Untuk Adikku


    2716 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut cerita panas ini aku ingin berbagi pengalamantentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun. Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya,


    sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah. Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap….. Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah,

    jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya. Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak.


    Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa. Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan,

    walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang. Sejak itu,

    pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya. Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab: “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu. Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku,

    kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku…


    Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan. Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku. “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk,

    aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku… “Ohhhhh…” katanya. Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi. “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku… “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis. Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna” “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi” “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi…

    Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”. Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku…


    adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya. Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku.

    Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata: “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu” “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar. Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya. “Kenapa dimatiin” kataku “Udah cukup panas kak” katanya Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing.

    Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku. Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”. “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin. “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string. “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu. “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya. “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku. Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakm John, inget dong” Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget” “Tolong kak,” katanya memelas.Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik.. “Persetan dengan pacar brengsek” batinku. “Jangan disini” pintaku. “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku. “Kakak belum siap” kataku. “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya. Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang… “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.


    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali… Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku.. “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku…. “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku… “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku. Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan… “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku… “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”. “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya. “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”. Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas…. “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura….. “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….” “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang. Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku” Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku. Adikku menahan batangnya didalam memekku …. “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa.

    Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku… “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya. “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku. Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum. “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku… “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????” Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…


    Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam. Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

    Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku. Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan seks.

  • Video Bokep eropa ibu tiri squir di depan remaja horney

    Video Bokep eropa ibu tiri squir di depan remaja horney


    2160 views

  • Kisah Memek Tentang Vita

    Kisah Memek Tentang Vita


    2195 views

    Duniabola99.com –Aku punya seorang pacar yang kuliah di salah satu universitas ternama yang berlokasi di daerah Grogol. Karena berasal dari daerah jawa Timur, maka pacarku tinggal di sebuah kost khusus mahasiswi. Saya sendiri sudah bekerja, dan juga berasal dari universitas yang sama.


    Secara keseluruhan, pacarku sangat baik, setia dan cantik, tetapi masih konvensional, alias tidak mau berhubungan sex sebelum menikah resmi. Sebaliknya, saya termasuk laki-laki yang mempunyai libido tinggi. Sementara ini saya hanya bisa memuaskan nafsu birahi saya dengan masturbasi, tetapi keadaan berubah 180 derajat setelah saya jadian dengan pacarku.

    Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kost pacarku yang bernama Fransisca. Saya bagaikan masuk ke sebuah alam erotis ketika mengunjungi kostnya. Ada sekitar 8 penghuni yang terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai tingkat 4 (Fransisca telah sampai pada tingkat 4), satu diantaranya yang tingkat 3 memiliki wajah yang cantik, namun badannya tidak selangsing Fransisca.

    Namanya Vita, kamarnya ada di lantai 3. Aku sering membayangkan bersetubuh dengan Vita, dan penisku memberikan reaksi yang sangat menyenangkan, yaitu orgasme. Aku sering bermasturbasi sambil membayangkan Vita, sampai akhirnya timbul sebuah ide nekat dan gila di benakku. Disinilah awal dari petualanganku yang nekat.

    Aku memutuskan untuk mencuri celana dalam Vita. Telah beberapa kali aku naik ke lantai 3 bersama dengan Fransisca, di lantai 3 ada sebuah rak khusus yang digunakan oleh pembantu kost untuk menaruh pakaian yang telah dicuci. Bagusnya lagi, masing-masing rak telah diberi nama supaya memudahkan pengambilan oleh pemilik baju (dan tentunya memudahkanku juga untuk mengambil celana dalamnya).

    Suatu sore ketika aku berkunjung, anak-anak kost yang lain bergerombol keluar untuk makan malam. Kebetulan juga, Fransisca sedang mandi, biasanya memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit. Aku mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang berdebar keras, keringat membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya penisku yang berdiri kegirangan.


    Terdapat 3 buah celana dalam yang berbahan licin dan halus di bawah 3 tumpuk BH nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit (ada 2 warna; satu berwarna pink dan sisanya berwarna kulit) dan kutempelkan pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang tercium hanyalah wangi pelembut cucian, tetapi tetap tidak mengurangi rasa horny ku. Segera kumasukkan ke kantong celanaku dan meninggalkan TKP untuk menghindari resiko yang tertangkap yang memalukan. Aku kembali menunggu di lantai 2 dengan perasaan yang berdebar-debar takut ketahuan.

    4 jam kemudian aku sudah sampai rumah. Langsung kumasuki kamar mandi, kulepas celana dan dan celana dalamku, kejantananku sudah basah dan siap untuk menerima hadiah yang telah ditunggu-tunggu. Dengan perasaan deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Vita dan sekali lagi kutempelkan pada wajahku.

    Kuposisikan sisi dalam yang langsung bersentuhan dengan bibir vaginanya pada hidungku. Meskipun hanya tercium wangi dari pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari vaginanya. Secara refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati celah cintanya. Penisku makin bertambah keras dan panjang.

    Kuposisikan bagian selangkangan celana dalamnya di kepala kejantananku, kemudian kubalutkan bagian lain dari celana dalamnya pada batang penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang terbungkus oleh pengganti vagina Vita dan langsung mengocoknya dengan perlahan-lahan.

    Gesekan yang terjadi menimbulkan rasa sedikit perih pada penisku, tetapi hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang erotis terus membombardir syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya orgasme pun datang dengan indah. Tangan kananku menyingkap sebagian dari celana dalam Vita untuk mengeluarkan kepala penisku.

    Sebetulnya aku ingin sekali mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana dalamnya, tetapi itu akan meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan panjang dan kuat mengawali arus orgasmeku yang indah. Setelah kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana dalamnya dari penisku dan mengamatinya. Terdapat bercak basah yang disebabkan oleh cairan pra orgasme ku.


    Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak birahiku, tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat memalukan dan menyusahkan. Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya, kusimpan CD tersebut pada kantong celanaku dan kulanjutkan dengan mandi.

    Malamnya aku bermasturbasi kembali dengan CD Vita. Benar-benar pengalaman yang menegangkan dan seksi.

    Keesokan sorenya keadaan masih kondusif dan kukembalikan CD yang telah kunodai dan kuambil lagi yang lain, kali ini berwarna merah muda. Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit renda bermotif pada bagian depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada sebuah CD pada tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya dengan cepat di wc kos. Minggu berikutnya aku dikejutkan dengan impianku. Ketika ku hirup aroma dari CD nya, aku mencium sesuatu yang sudah kukenal dengan baik, dan kejantananku pun membenarkannya.

    Aku mencium aroma exotis dari CD nya. Bagian CD yang bersentuhan langsung dengan surga duniawinya terasa agak lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar dari madu cintanya. Setelah sampai di rumah, ku tempelkan CD Vita pada mulut dan hidungku, dan kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang karena kegirangan tetapi ada juga rasa takut yang menyelimuti pikiranku.

    Apa maksud dari semua ini? Tapi saat ini aku tidak peduli. Langsung kubalutkan penisku dengan CD nya dan masturbasiku terasa beda, lebih indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku benar-benar hilang dalam kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya madu murniku bertemu dengan madu cinta Vita. Entah berapa gelombang kenikmatan orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan CD nya telah dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.

    Keesokan harinya kukembalikan CD yang kuambil kemarin dan kutukar dengan yang baru. Celana dalamnya juga masih memiliki aroma exotis yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi wajah Vita ketika kami saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku dikejutkan dengan celana dalam Vita yang benar-benar masih basah, aromanya benar-benar segar dan memabukkan.

    Sepertinya Vita baru saja selesai bermasturbasi dan sengaja membiarkanku menemukannya. Kesadaranku telah diambil alih oleh penisku, langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan dengan kamar Vita.


    Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika bagian selangkangan yang basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamar mandi. Aku terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan mengantongi CD Vita, dan berpura-pura menyiram closet.

    Ketika pintu kubuka, Vita berdiri tepat di hadapanku dan mendorongku kembali dalam kamar mandi. Kali ini Vita juga berada di dalamnya. Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan Vita langsung merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana dalamnya yang kusimpan di kantong belakang.

    “Aku sudah tahu.. Ko Indra lah pelakunya..” ungkap Vita.

    Tiba-tiba Vita langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sempat melemas karena shock. Dengan kedua tangan ia membelai dan meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah basah. Rasa horny dan keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku. Namun, kejantananku kembali berereksi di dalam belaian Jari-jari Vita yang cekatan.

    Pandangan Vita terus terpana pada penisku. Ketika penisku sudah mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Vita sedikit terbuka, nafasnya memburu sambil mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan perlahan namun mantap bermain dengan kejantananku. Suara di dalam hatiku mengatakan inilah saatnya, lagipula aku yakin Vita bukan lagi seorang gadis perawan.

    Kuangkat dagunya sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia menginginkannya, itulah ekspresi yang tertulis jelas pada wajahnya. Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua tanganku langsung menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai dari pertengahan paha. Kejantananku bergetar dan menjadi lebih keras dan panjang.

    Vita tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan kenyal ku remas-remas. Demi menghemat waktu, tangan kiriku langsung mendarat di lembah cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju puncak buah dadanya (juga tanpa BH). Dadanya yang berukuran 36C ku remas-remas dan klitorisnya pun mendapatkan pelayanan istimewa dari jari-jariku.

    Tubuh Vita tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada penisku. Ku senderkan Vita pada dinding kamar mandi, kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun kejantananku menuju lembah cinta duniawi.

    Vita hanya berdiri pasrah menunggu penisku. Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya yang basah dan hangat, Aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk kepala penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti, karena celah cintanya benar-benar basah dan licin. Mulut Vita terbuka lebar, matanya tertutup rapat.

    Kudorong lagi sampai hampir setengah dari panjang penisku, kemudian kutarik keluar dan kudorong masuk lagi. Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh penisku sudah tertanam di dalam vaginanya yang sempit dan basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding-dinging liang cintanya mendekap kejantananku. Kulihat jam tanganku, hanya tersisa 10 menit sebelum Sisca keluar dari kamar mandinya.


    Vita memelukku dengan erat, aku langsung menyetubuhinya dengan perlahan-lahan. Setiap tarikan dan dorongan menciptakan sensasi erotis yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston mobil yang memompa dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Vita makin membuatku bernafsu, apalagi tidak sampai 2 menit Vita sudah meluncur ke alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir, siapa yang sebenarnya lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah jelas.

    “Penisnya besar dan kuat sekali..” Vita membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus menikmati persetubuhan ini.
    “Memangnya kamu belum pernah ketemu yang sebesar ini?”
    Vita menggeleng, “Punya cowokku cuma 5 cm dan kurus..”
    “Jadi lebih enak yang mana?” tanyaku.
    “Tentu saja punya Ko Indra, rasanya benar-benar pas..”

    Vita yang baru berumur 20 tahun benar-benar cocok dengan seleraku. Aku paling suka bercinta dengan daun-daun muda. Vita, daun mudaku yang cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan ini. Setelah Vita selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri dari dekapanku dan berlutut di hadapan kejantananku.

    Lidahnya terjulur dan menyapu sepanjang batang penisku yang basah diselimuti oleh madu cintanya. Dengan cekatan Vita menjilati penisku, kemudian mengulum kepala penisku yang merah. Mulutnya yang hangat ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya membuat penisku berdenyut-denyut seperti orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya mengulum kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.

    Vita mengerti apa yang kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang penisku. Ia sedikit mengalami hambatan yang disebabkan oleh panjangnya kejantananku. Namun rongga mulutnya dengan cepat dapat beradaptasi, sehingga Vita pun bercinta dengan kejantananku menggunakan mulutnya. Guncangan kuat mengawali orgasmeku yang kencang dan hebat.

    Vita sempat tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya. Kupegang penisku sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak madu kejantananku. Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya. Pemandangan yang erotis sekali. Vita menutup mulutnya dan langsung menelannya. Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya sibuk menyapu sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.

    Kusuruh Vita berdiri, ia menatapku dengan expresi puas dan nakal, senyumnya yang manja ditambah dengan noda madu putihku yang masih menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya langsung dikulum di dalam mulutnya.


    Sudah saatnya aku keluar dan menunggu di tempat biasa. Vita dengan cepat menyelipkan selembar kertas kecil ke kantong celanaku. Kertas itu berisikan no telepon Vita.

    Vita membantuku merapikan baju dan celanaku.

    “Besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”

    Timbul rasa kecewa di dalam hatiku.

    “Langsung saja..” Vita menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.

    Aku yakin ia telah merasakan arti sebenarnya dari bercinta. Meskipun kilat, namun menimbulkan kesan yang dalam. Kuhapus keringatku dengan tissue dan menyambut Sisca yang baru selesai mandi.


    Setelah hari ini hampir setiap hari kami bercinta kilat di kamar mandi lantai 3. Vita menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu. Hubunganku dengan Vita hanyalah murni sebatas kenikmatan seksual, karena kami sangat menikmatinya.

  • Video Bokep Asia Mimi Aku ngocokin kontol 4 pria

    Video Bokep Asia Mimi Aku ngocokin kontol 4 pria


    1786 views

  • Kisah Memek Aku Maniak Oral Seks

    Kisah Memek Aku Maniak Oral Seks


    2312 views

    Duniabola99.com – Aku tergerak juga untuk mengirim tulisan setelah aku membaca salah satu artikel di Surga Dunia tentang oral seks yang dikenal juga dengan nama cunnilingus. Aku jadi teringat bahwa apa yang tertulis di situ ternyata kasusnya sama dengan diriku.


    Terus terang aku lebih menyukai oral sex daripada persetubuhan yang sesungguhnya (dengan penetrasi), terutama jika si lelaki aktif mengoral si wanita. Kecenderungan ini baru kusadari ketika waktu aku di sekolah menengah beberapa tahun lalu untuk pertama kalinya aku menyaksikan film bokep. Aku sangat terangsang melihat adegan si lelaki menciumi dan menjilati kelamin si wanita.

    Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu tertarik pada adegan itu. Baru ketika aku kuliah aku kemudian punya pacar. Pacaranku yang pertama biasa-biasa saja. Kegiatan seksual kami hanya terbatas pada ciuman. Demikian pula dengan pacaranku yang kedua, meskipun berlangsung lebih lama tetapi tidak ada letupan seksual yang berat. Kepada kedua-duanya pernah kusampaikan keinginanku untuk meniru apa yang pernah kulihat di film bokep tetapi mereka menolak. Mungkin karena mereka merasa risih. Setelah aku lulus dan bekerja keinginanku itu nyaris terlupakan.

    Baru beberapa bulan bekerja aku punya seorang kenalan. Dia mengaku belum lama putus dengan pacarnya. Kami sangat dekat sehingga akhirnya dia tahu keinginan seksualku. Waktu aku mampir ke tempat kostnya, kami bercumbu. Dalam kesempatan itu dia mengajak aku melakukan apa yang selama ini menjadi keinginanku.

    Disitulah untuk pertama kalinya aku merasakan apa yang kulihat di film biru beberapa tahun lalu. Aku menciumi seluruh tubuhnya hingga berakhir di vagina dia. Hanya saja kami kurang menikmatinya saat itu, mungkin karena aku kelihatan panik dan grogi, sementara diapun tampaknya ada hambatan psikologis karena aku adalah teman dekatnya. Setelah itu hubungan kami biasa-biasa saja.

    Kesempatan kedua datang waktu aku berkenalan dengan seorang gadis di kolam renang. Usianya beberapa tahun di bawahku. Anehnya aku tidak menjadi akrab dengan gadis itu hingga akhirnya aku mendapat kesempatan berkenalan dengan kakaknya yang usianya sebaya denganku. Aku mengenal kakaknya itu melalui telepon ketika aku menelepon ke rumahnya.

    Kami kemudian janjian untuk ketemu dan nonton. Cewek ini tinggi dan seksi, kulitnya agak hitam. Ternyata dia pun baru selesai kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru senam (dia belum mendapat kesempatan pekerjaan lain). Waktu di dalam bioskop kami berbincang-bincang. Dia makan coklat silver queen. Aku bilang ama dia, bagi dong coklatnya. Ternyata dia tidak memotong coklat yang baru malah langsung memagut bibirku dan dengan gerakan lidah yang mempesona, memindahkan coklat yang baru dia kunyah sedikit demi sedikit ke kerongkonganku.

    Persis seperti induk burung yang memberi makan anaknya. Aku kaget bukan main. Sepanjang pemutaran film itu kami sibuk saling memagut. Dia aktif sekali, bahkan waktu aku minta minum pun dia segera menenggak buavita, menciumku, kemudian mengalirkan sari jeruk itu dari mulutnya langsung ke mulutku. Dalam pertemuan kedua kami sepakat ketemu di hotel sederhana. Waktu ngobrol-ngobrol akhirnya kami menemukan titik temu, bahwa kami sama-sama menghindari hubungan seks dalam arti penetrasi, ternyata dia hanya mau dijilat dan akupun memang cuma ingin menjilat. Jadi klop.


    Kami berciuman sambil berdiri, pelan-pelan aku melucuti pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Masih sambil berdiri, aku menyusuri tubuhnya dengan lidahku hingga lidahku berhenti di klitorisnya. Aku sudah jauh lebih tenang dan rileks. Dia berdiri sambil mulai membuka kakinya. Aku berlutut. Dengan satu sapuan yang menghentak dan seketika, aku menyapu permukaan vaginanya dengan seluruh telapak lidahku. Dia menjerit di atas sana. Kemudian ujung lidahku bermain di klitorisnya.

    Selain dengan lidah, bibirku memagut, mengulum dan mengisap klitorisnya. Pelan-pelan aku melakukan gigitan-gigitan kecil di sekitar situ sehingga membuat gerakan pahanya semakin menggila. Kedua tanganku memegangi pahanya atau memeluk pantatnya. Dari klitoris, ujung lidahku menemukan lubang vagina dan segera menembusnya kemudian melakukan gerakan memutar dan menyapu, juga gerakan lidah maju mundur.

    Karena lubangnya cukup besar, atau mungkin karena mulutku yang kecil, aku bisa meletakkan bibirku agak ke dalam sehingga lidahku bisa masuk cukup panjang dan leluasa. Lidahku menemukan lapisan-lapisan lunak, ada juga seperti lekukan, benjolan atau suatu permukaan seperti handuk. Setelah puas sambil berdiri, dia berjalan dan duduk di kursi. Disuruhnya aku berlutut sementara dia duduk dan membuka pahanya. Begitu dibuka, aku langsung

    “makan” dan dia tak henti-hentinya mengeluarkan suara …

    ..erangan atau keluhan. Tangannya meremas-remas kepalaku atau menekan-nekan kalau dia merasa lidahku kurang dalam. Semakin lama lubangnya semakin basah sehingga gerakan lidahku mengelurakan suara kecipak-kecipak. Tidak ada bagian yang terlewat oleh lidahku. Akhirnya dia bangun dan berjalan ke tempat tidur. Dia berbaring dan membuka pahanya. Aku mengulangi lagi gerakan-gerakan tadi. Aku melihat dia masih tangguh dan belum ada tanda-tanda orgasme padahal aku ingin membuat dia orgasme dengan lidahku.


    Dia membalikkan badannya kemudian nungging di depanku sehingga di hadapanku kini terpampang sepasang pantat yang sehat dengan tumpukan kelamin yang menantang. Aku menusukkan lidahku ke lubang kelaminnya dari belakang. Sekarang rasanya lebih longgar dibandingkan tadi.

    Setelah bermain cukup lama, masih dari belakang, aku membuat sapuan dengan seluruh lidahku perlahan-lahan menyusuri belahan kelaminnya terus ditarik ke atas hingga melewati belahan pantatnya dan berakhir di tengah garis pinggul. Telingaku sudah penuh terisi oleh teriakan dan erangan dia.

    Akhirnya aku berbaring menatap langit-langit kamar sementara dia masih tetap nungging. Lantas aku punya inisiatif, dari belakang dia kepalaku masuk ke “kolong” selangkangannya. Kini leherku berada di antara kedua pahanya dan di atas wajahku terbentang kelaminnya yang menganga.

    Dengan gerakan yang lebih lembut aku melakukan sapuan dan cemilan-cemilan kecil sehingga dia kelihatan lebih tenang dan irama permainan menjadi slow. Dengan setengah mendesah aku bilang,

    “bekap aku….. ” Dan …..perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kini wajahku benar-benar “terbenam”.

    Lidahku segera menyusuri lubang kelaminnya, kujulurkan, kemudian lidahku terkunci di dalam. Tanganku memeluk kedua pantatnya. Seperti tahu maksudku, dia melakukan gerakan menggoyang. Pantatnya bergerak memutar, kemudian maju mundur tak ubahnya seperti orang fucking. Dia melakukan gerakan genjotan demi genjotan.

    Lidahku kutahan agar tidak melesat dari lubang kemaluannya (sebetulnya aku mau bilang “memeknya” tapi rasanya buatku terlalu vulgar). Aku tidak tahu ekspresi wajah dia, yang jelas dia begitu enjoy dengan gerakan-gerakannya. Selain suara erangan, aku masih bisa mendengar suara kain seprai diremas-remas. Gerakannya makin kencang dan menggila. Kalau saja tidak karena dia orgasme, mungkin aku tidak sanggup bertahan lebih lama lagi karena kehabisan nafas.

    Akhirnya dia meregang, ada sentakan kecil, selama beberapa detik tidak ada suara atau gerakan apa-apa, hening, cuma sedutan-sedutan di sepanjang lorong kelamin dia. Akhirnya dia terkulai, aku segera mengangkat pinggul dia dan keluar dari jepitan pahanya. Aku mengambil nafas dan berbaring di sebelahnya, sementara dia masih tetap telungkup.

    Setelah berdiam diri cukup lama, dia bangun, mengambil tisu dan membersihkan mukaku yang basah dan lengket. Aku sendiri tidak sampai “keluar” (ejakulasi) tetapi aku merasakan “sejenis orgasme” yang aneh, tidak keluar tapi puas, mungkin karena aku bisa menikmati orgasme cewek dengan lidahku.

    Setelah peristiwa itu kami masih sempat satu kali mengulanginya lagi, di tempat yang berbeda dan waktu yang lain tetapi dengan urut-urutan yang sama. Kemudian suatu hari dia bilang bahwa dia lebih baik menikah dengan lelaki pilihannya. Yang jelas lelaki itu bukan aku, karena selama kami kencan tidak sekalipun kami bicara soal pacaran atau pernikahan.

    Aku memang ada rasa sedih mengingat aku sangat menikmati permainan ini, tetapi ya sudahlah. Sampai sekarang aku masih mencoba bertahan dengan komitmenku yaitu tidak melakukan seks dalam arti sampai penetrasi kelamin (memasukkan kelamin). Bukan apa-apa, aku sangat takut pada penyakit kelamin. Aku seorang yang well-informed sehingga segala informasi yang berkaitan dengan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS sudah ada di kepalaku.


    Memang dengan oral pun kemungkinan terkena penyakit masih tetap ada tapi risikonya lebih kecil. Lagi pula aku selalu menjaga kesehatanku, makanan yang baik, berolahraga, dan menjaga kebersihan termasuk kebersihan mulut dan lidah dengan antiseptik kumur.

    Karena kesibukanku (dan karena sebetulnya aku tidak ingin dikuasai oleh keinginan itu terus menerus), aku hampir lupa dengan kecenderunganku untuk menikmati oral (cunnilingus) sampai akhirnya aku membaca salah satu tulisan di Surga Dunia dan aku teringat kembali pada kecenderunganku dan pengalamanku.

  • Video Bokep eropa ibu tiri merayu guru saya ngentot

    Video Bokep eropa ibu tiri merayu guru saya ngentot


    2359 views

  • Kisah Memek Mama & Tante Yang Hypersex

    Kisah Memek Mama & Tante Yang Hypersex


    3630 views

    Duniabola99.com – Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini ialah kisah nyata dheri pengalaman ngentot aku dengan mama dan bude aku.

    Cerita ini dimulai ketika aku berumur 20 tahun. Saat itu bude ratna datang dan bermalam selama beberapa hari di rumah karena suaminya sgilag bteriakkat keluar kota.


    Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. bude ratna berumur 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.

    Aku suka lihat bude ratna kalau telah menggunakan celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, mteriaksang. bude ratna ialah adik kandung Papa aku.
    Waktu itu hheri aku tidak masuk kusarih. Aku diam di rumah bersama mama dan bude ratna. Pagi itu, jam 10, saya lihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dheri kamar mandi menggunakan handuk menutupi dada dan setengah pacuma yang putih mulus. Mama berumur 38 tahun. Sangat mengnafsukan.

    Saat itu gak tahu secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat toket mama walau gak begitu besar tapi masih bagus bentuknya.

    Yang terutama jadi perhatian aku ialah memek mama yang dihiasi bulu hitam gak begitu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin mengasuhnya.

    Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sgilag melihatnya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi.


    Aku dekati pintu, lalu aku intip dheri lubang kunci. Terlihat mama sgilag membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat mengnafsukan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.

    Secara otomatis tangan aku meraba kontol dheri luar celana, lalu meremasnya slow-slow sambil menikmati keindahan tubuh mteriaksang mama. Karena telah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil berimajinasi menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku klimak.

    Sore hherinya, waktu aku sgilag tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.
    “Roy..!” panggil mama.

    “Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

    “Ada apa, Ma?” tanya aku.

    “Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.

    “Iya, Ma…” jawab aku.

    Waktu itu mama menggunakan daster. Aku mulai memijit kaki mama dheri betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku.

    Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.


    “Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

    “Seluruh badan mama,” jawab aku.

    “Ya telah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangun, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

    “Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

    “Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.

    “Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.

    Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat ialah mengusap agak keras.

    Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang menggunakan celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

    “Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

    “Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku.

    “Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

    Karena telah memperoleh angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dheri luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku telah mulai makin keras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku.


    Karena birahi aku telah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

    Jheri tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jheri aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jheri tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam.

    Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jheri aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.
    Karena telah basah, aku nekad masukkan jheri aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai berputar agak cepat.

    “Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

    “Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

    “Roy tidak tahan membatalkan birahi…” kataku lagi.

    “Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.

    “Sini berbhering dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

    “Sini berbhering Roy,” ujar mama lagi.

    “Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

    “Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemususan aku berbhering di samping mama.
    Mama menatapku sambil mengelus rambut aku.

    “Kenapa berbirahi dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.

    “Mama marahkah?” tanya aku.

    “Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.

    “Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.

    “Berarti anak mama telah mulai dewasa,” kata mama.

    “Kamu benar-benar mau akung?” tanya mama.

    “Maksud mama?” tanya aku.

    “Dua jam lagi Papa kamu balik…” cuma itu yang keluar dheri mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dheri luar celana.


    Aku kaget sekaligus bahagia. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami saling mencium mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

    “Buka baju kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

    Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sgilagkan aku tetap berdiri.

    “Kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

    “Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, akung?” tanya mama.

    Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, gak tahu apa artinya.

    Lalu mama menherik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dheri kontol sampai ke kepalanya.

    Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hjilatan dan permainan lidah mama sangat pandai.

    Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kepuasan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hjilatannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

    “Enak akung?” tanya mama sambil menengadah menatapku.

    “Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

    “Sini akung. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menherik tanganku.

    Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pacuma. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.


    “Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

    Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu kontol kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang gak tahu bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

    “Enak, Roy?” tanya mama.

    “Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

    “Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama terlihat berkaca-kaca.

    “Karena mama akung kamu, Roy…” jawab mama.

    “Sangat akung…” lanjutnya.

    “Lagipula detik ini mama memang sgilag ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

    Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

    “Roy juga sangat akung mama…” ujarku.

    “Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

    “Mama mau keluar…” desah mama lagi.

    Tak lama kurasakan tubuh mama menggelinjang lalu mendekap aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

    “Ohh.. Enak akungg…” desah mama lagi ketika dia mencapai klimak.

    Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dheri kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

    “Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil mendekap tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.


    “Keluherin akung…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

    “Keluherin di dalam aja akung biar enak…” bisik mama mesra.

    Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

    “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

    “Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.

    “Lekas berbaju, Papa kamu sebentar lagi balik!” kata mama.

    Lalu kamipun segera berbaju. Setengah jam kemususan Papa balik. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

    Malam hherinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa telah tidur, aku dan bude ratna masih nonton TV. bude ratna menggunakan kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena telah biasa melihat seperti itu.

    Tiba-tiba bude ratna bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya bude ratna.

    “Hayo, ngapain..?” tanya bude ratna lagi sambil tersenyum.

    “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

    “Kok lama amat. Sampe lebih dheri satu jam,” tanyanya lagi.

    “Curigaan amat sih, bude?” kataku sambil tersenyum.

    “bude cuma merasa aneh saja waktu bude denger ada suara-suara yang bagaimanaa gitu…” ujar bude ratna sambil tersenyum.

    “Kayak suara yang lagi enak…” ujar bude ratna lagi.

    “Udah ah.. Kok ngocehnya ngaco ah…” ujarku sambil bangun.

    “Maaf dong, Roy. bude becanda kok…” ujar bude ratna.

    “Kamu mau kemana?” tanya bude ratna.

    “Mau tidur,” jawabku pendek.

    “Temenein bude dong, Roy,” pinta bude.

    Aku kembali duduk dikursi di samping bude ratna.

    “Ada apa sih bude?” tanyaku.

    “Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab bude ratna.

    “Kamu telah mempunyai pacar, Roy?” tanya bude ratna.

    “Belum bude. Kenapa?” aku balik bertanya.

    “Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum mempunyai pacar?” tanya bude lagi.

    “Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

    “Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya bude ratna slow sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

    Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

    “Ni bude lagi horny kayaknya…” pikir aku.

    Tanpa banyak kata, aku cium bibir bude ratna. bude ratnapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono bude ratna. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas toketnya dengan mesra sambil ujung jheri aku memainkan puting toketnya.

    “Mmhh..”

    Suara bude ratna mendesah tertahan karena kami masih tetap saling mencium. Tangan bude ratnapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dheri luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

    “Roy, pindah ke kamar bude, yuk?” pinta bude ratna.

    “Iya bude…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar bude ratna.

    Setiba di kamar, bude ratna dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua baju di tubuh aku.

    “Ayo Roy, bude telah gak tahan…” ujar bude ratna sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

    Aku segera menindih tubuh telanjang bude ratna. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke toketnya. Aku jilat dan hjilat puting toket bude ratna sambil meremas toket yang satu lagi.

    “Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah bude ratna sambil tangannya memegang kepala aku.

    Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, bude ratna segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek bude ratna bersih tidak berbau. Bulunya cuma sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek bude ratna terutama bagian kelentitnya.

    “Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus akung…” desah bude ratna sambil badannya menggelinjang membatalkan nikmat.

    Tak berapa lama tiba-tiba bude ratna mengepitkan kedua pacuma menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

    “Oh, Roy.. bude keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah bude ratna.

    Aku bangun, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek bude ratna, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. bude ratna langsung membalas ciumanku dengan mesra.

    “Isep dong kontol Roy, bude…” pintaku.

    bude ratna mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah bude ratna dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya.

    bude ratna langsung menghjilat dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghjilat dan menjilat kontolnya lebih pintar dheri mama.

    “Udah bude, Roy udah pengen setubuhi bude…” kataku.

    bude ratna melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

    “Ayo, Roy.. bude telah tidak tahan…” bisik bude ratna.

    Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek bude ratna.

    “Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kepuasan…” kata bude ditengah-tengah persetubuhan kami.

    “Ah, biasa saja, bude…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

    Selang beberapa lama, tiba-tiba bude ratna mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

    “Roy, terus setubuhi bude.. Mmhh.. Ohh.. bude mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

    Tak lama tubuhnya menggelinjang. Pacuma erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

    “Tente udah keluar, akung…” bisik bude ratna.

    “Kamu hebat.. Kuat…” ujar bude ratna.

    “Terus setubuhi bude, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

    Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera klimak. Kupertcepat gerakanku.

    “Roy mau keluar, bude…” kataku.

    “Jangan keluarkan di dalam, akung…” pinta bude ratna.

    “Cabut dulu…” ujar bude ratna.

    “Sini bude isepin…” katanya lagi.

    Aku cabut kontolku dheri memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. bude ratna lalu menghjilat kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut bude ratna banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut bude ratna.

    bude ratna dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan bude ratna.

    Aku segera berbaju. bude ratna juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

    “Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan bude,” ujar bude ratna.

    “Kalo bude butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya bude sambil mendekap aku.

    “Kapan saja bude mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

    “Terima kasih, akung,” ujar bude ratna.

    “Roy kembali ke kamar ya, bude? Mau tidur,” kataku.

    “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

    Besoknya, setelah Papa bteriakkat ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

    “Roy, semalam kamu ngapain di kamar bude ratna sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

    Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum.

    Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kasarin. Kamu suka bude kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

    “Iya, Ma.. Roy suka bude ratna,” jawabku.

    “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kasarin…” ujar mama.

    “Kasarin hati-hatilah…” ujar mama lagi.

    “Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.

    “Karena mama pikir kamu telah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.

    “Terima kasih ya, Ma…” kataku.

    “Roy akung mama,” kataku lagi.

    “Roy, bude dan Papa kamu sgilag keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.

    “Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

    “Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.

    “Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.

    “Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

    Sejak detik itu hingga detik ini aku kawin dan mempunyai 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan bude ratna kalau ada kesempatan. Walau telah agak berumur tapi kemengnafsukanan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menherik.

    Baik itu di rumah bude ratna kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di panasel.

    Sgilagkan dengan mama, aku telah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan cuma 2 kali.

  • Video Bokep Asia Miho Ichiki toket gede bermastrubasi

    Video Bokep Asia Miho Ichiki toket gede bermastrubasi


    2217 views

  • Kisah Memek Bersama Istri Paman

    Kisah Memek Bersama Istri Paman


    2899 views

    Duniabola99.com – Kisah ini bermula ketika aku sedang berkunjung ke rumah pamanku yang ada di daerah, bagaimana selanjutnya ? Penasaran…

    Cerita Dewasa Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.


    Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak istri. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya cocok dgn matanya, katanya.

    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang istri pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.

    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dina, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dina itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dina memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dina.

    Tapi tidak demikian halnya dgn Dina. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dina lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dina.

    “Eh, ada apa din?”
    “Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”
    “Kenapa enggak sekarang aja?”
    “Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dina sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
    “Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”
    “Eee, penasaran ya, Tonn?”
    “Iya lah, ayo dong buruan!”
    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”
    “Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.”
    “Napsu yang mana nih?” Dina sepertinya memancingku.
    “Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”

    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.


    “Yah udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.”
    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
    “Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.
    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”
    Lalu Dina bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
    “Bye-bye Tonn.”

    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.
    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
    Dina tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”
    “Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”
    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”
    Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”
    “Ayo masuk Tonn, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

    Sambil aku berkeliling, Dina berkata, “Mau minum apa Tonn?”
    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dina sambil tertawa.
    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Tonn, kalo elu mau nonTonn, setel aja langsung..!”

    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa gua enggak salah denger nih..?”
    Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”
    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.


    “Duduk sini Tonn, jangan bengong aja, khan udah gua bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dina sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
    Kemudian aku pun duduk dan nonTonn di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”
    Dina tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Tonn, sejak kemarin bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol terus. Tonn, gua suka sama elu.”
    “Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”
    “Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Dina sambil mendesah.

    Aku pun menjawab, “Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak sama Paman gua, entar dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.”
    Dina diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dina tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dina, gua cinta elu.”

    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dina pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dina menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas pDinadara yang masih terbungkus BRA itu.
    “Aaahh, buka aja BH-nya Tonn, cepat.., oohh..!”
    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.


    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Tonn.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
    Setelah bosan dgn pDinadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.
    “Aouww Tonn, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelDinat manja melingkari leherku.

    Kemudian kuletakkan Dina pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dina mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dina menggeliat kegelian.

    “Aduh Tonn, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!”
    “Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
    “Udah ah, jilati aja memek gua Tonn..!”
    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dina menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.
    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

    “Tonn, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”
    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
    “Dina, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”
    “Tonn, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
    “Aduh sakit Tonn, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.


    “Pelan-pelan Tonn, masih sakit nih..!” katanya meringis.
    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dina sangat menikmati sekali permainan ini.

    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Tonn, aa.. akuu.. mau keluarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.

    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.

    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
    Lalu ia berkata kepadaku, “Tonn, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Tonn, gua sangat sayang pada elu.”
    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”
    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dina ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dina, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.


    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.

  • Video Bokep eropa mendapat pelajaran karena mengintip

    Video Bokep eropa mendapat pelajaran karena mengintip


    1839 views

     

  • Video Bokep Asia Wakaba Onoue ngocokin 3 kontol kecil

    Video Bokep Asia Wakaba Onoue ngocokin 3 kontol kecil


    1874 views

  • Kisah Memek berkuncung kerumah istri pilot yang kesepian

    Kisah Memek berkuncung kerumah istri pilot yang kesepian


    3191 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku sedang bekerja di salah satu dealer mobil di kota, aku melihat sosok wanita seksi dengan payudara besar sekali. oh ternyata ibu muda pelangganku, ini adalah kisah ku denganya, mari kita simak.


    ini terjadi ketika aku bekerja pada sebuah dealer mobil di Jakarta. Ketika itu aku berumur 24 tahun. Pada saat pertama kali menjadi salesman kendaraan bermotor terutama jenis sedan, aku mulai mencari pelanggan di daerah pondok indah.

    Karena kendaraan yang aku jual termasuk kelas atas, maka tentunya lokasi ini yang paling cocok. Kebetulan aku diberitahu temanku , kalau temannya yang bekerja sebagai pilot sedang mencari kendaraan.

    Setelah diberi tahu rumah temanku tersebut, aku langsung meluncur menuju rumah yang dimaksud. Rumah tinggi dengan pagar berwarna hijau muda, demikian temanku memberikan tanda-tanda rumah tersebut. Aku segera memarkir kendaraanku di depan rumah. Bel kutekan, dan kemudian keluarlah seekor anjing herder menyambutku.

    “Hhhrrr…. gukk.. ggukkk…. hrr…”. Wah sempat ciut juga nyaliku. Kemudian tak berapa lama kemudian keluar seorang bapak memanggil berteriak…”Jeffry… jeffry… masukk…”, katanya.Wah keren banget nama si anjing ini. Aku jadi inget temenku di kantor yang bernama jeffry, untungnya dia nggak gua ajak ke sini. Kalo gua ajak bisa- bisa marah sama yang punya anjing.

    ” Cari siapa pak?” tanya pak tua penjaga rumah.” Pak Dedi ada?” tanyaku.” Ada pak, lagi di dalam, silahkan masuk” katanya sambil membuka gerbang rumah.Kemudian akupun masuk dan duduk di teras rumah. Tak berapa lama kemudian seorang bapak yang kira – kira umurnya 35 tahunan, keluar dan menemuiku.
    ” Dedi ” katanya sambil menyalamiku.” Bagus ” kataku sambil balas menyalami.” Ini pak, saya mau menawarkan mobil BMW yang seri…”” Oh ya ..saya sudah tau, saya udah ditelpon Diana kemaren ” katanya memotong pembicaraanku.” mm..oh ya..? .ini brosurnya pak.dan bapak bisa lihat – lihat spesifikasinya.” kataku.

    Pak dedi menerima brosurku dan membacanya sekilas.” Begini dik Bagus, saya mau ke Amerika selama 2 minggu ini, untuk urusan lanjutnya istri saya saja yang ke showroom” katanya.Kemudian dia memanggil istrinya…” Venn, sini bentar sayang….”. Wah, mesra banget nih pak Dedi.


    Tak lama kemudian seorang wanita datang.” Ini loh Venn, saya kan udah janji mau kasih hadiah ultah ke kamu, nah pak Bagus ini yang dari showroom, nanti kamu yang urus semuanya yah, selama papa ke Amerika.” Kata pak Dedi kepada istrinya.”Ok pah” katanya sambil mengulurkan tangannya ke arahku.”Diana..” katanya.
    Wah halus banget tangannya. Sebagai gambaran, Nia istri pak Dani ini tingginya sekitar 160 an, body sexy , rambut sebahu, wajah cantik mirip bintang sinetron WG, umur sekitar 32 tahunan, dada sekitar 36B.”Oh ya.kalo gitu , besok ibu saya persilahkan ke showroom kami” kataku sambil menyerahkan kartu namaku.

    “Pak, saya mau permisi dulu, besok ibu kami tunggu di showroom ” kataku sambil mejabat tangan pak Dedi.Dan akupun meluncur kembali mencari prospek yang lain.Selama dalam perjalanan pulang terbayang -bayang selalu wajah bu Diana yang cantik, bodynya yang sexy..mmmm..

    Tulait.tulait.tulait ..bunyi HP ku membangunkanku dari tidur. Wah udah jam 07.00 pagi.”Selamat pagi, bisa bicara dengan pak Bagus? ” kata suara di seberang.”Yah, saya sendiri…” kataku.”Pak Bagus, ini Diana, yang mau ke showroom bapak…nanti saya datang jam 10 an pagi yah…” kata suara merdu itu.
    “Ok deh bu, saya tunggu nanti.” jawabku kegirangan.”Tapi pak, mm…. sopir saya lagi pulang kampung, dan pak Dani sudah ke amrik tadi pagi, bisakah bapak kesini? Maaf ya pak, kalo tidak menganggu.” katanya.”Wah bener juga, ntar kalo mobilnya langsung dibawa siapa yang nyetir yah?” pikirku.”Ok deh bu….saya segera ke sana ” jawabku.

    “Makasih pak, saya tunggu yah, bye ” katanya. Kemudian telpon ditutup.Wah pucuk dicinta ulam tiba……Akupun segera mandi dan membawa kijangku menuju rumah bu Diana.Tak usah berpanjang lebar..akhirnya aku antar bu Diana menuju showrom.”Pak Bagus udah nikah?” tanyanya membelah kebisuan.”Belum bu, Ibu udah berapa lama nikah sama pak Dani? Tanyaku

    “Ooo…belum toh, udah 6 tahun ini nikah sama pak Dani ” katanya.”Putranya berapa bu? ” tanyaku. Bu Diana terdiam sebentar.”Belum punya dik,….habisnya bapak sering ke LN” katanya.Wah kasihan bu Diana ini, udah lama nikah belum punya anak juga, sering ditinggal pergi pasti kesepian, pikiranku udah mulai ngeres.


    Tak lama kemudian sampailah ke showroom, dan bu Diana jadi membeli mobil tersebut.Dua hari kemudian, sore hari saat aku pulang kantor, telpon berbunyi.”Selamat sore dik Bagus, bisa ke sini sebentar? Saya mau menanyakan surat- surat mobil yang kemaren” katanya.”Memang kenapa bu? ” jawabku.

    “Yah kesini bentar aja dik, ibu tunggu loh” katanya.”Baik bu ” jawabku.Akupun langsung meluncur ke rumah bu Diana. Sampai di depan rumah pagar sudah terbuka, dan mobilku disuruhnya dimasukkan ke dalam saja, katanya banyak pencurian mobil akhir-akhir ini.

    Bu Diana menyilahkan aku masuk dan menutup pintu depan. Keadaan sepi saat itu, sepertinya tidak ada orang lagi di rumah itu.Kemudian bu Diana duduk di depanku. Dia mengenakan T- shirt, dan celana pendek. Tampak sangat cantik sekali sore itu. Dan tubuhnya harum sekali.

    “Ini loh dik, Ini dulu pernah ganti warna yah mobilnya…? ” katanya sambil merundukkan badan. Karena T-shirtnya longgar, kelihatan sepasang payudaranya yang menggantung, membuatku jadi tidak konsentrasi pada pertanyaannya.”Mm….ehh..y a bu…ada apa bu?” kataku tergagap gara – gara liatin sepasang payudaranya yang keliatan.

    “Wah di Bagus kenapa? ini loh dik, mobil ini pernah ganti cat yah?” tanyanya mengulangi sambil tersenyum simpul.”Oh.iya bu…..ini kebetulan dulu punya teman saya, memang pernah dicat ulang, soalnya dia suka bosenan orangnya” kataku.

    “Ohh…gitu yah….” katanya sambil manggut-mangut..”Dik Bagus, sebenernya ibu cuma mau ngajak di Bagus ke sini aja kok..nggak keberatan kan nemenin ibu.” katanya. Wah makin mengarah nih bu Diana.”Nggak bu…” sambil menahan nafas. Kemudian bu Diana duduk di sampingku dan meremas tanganku.

    “Panggil aja Diana….Bagus punya pacar?” tanyanya sambil memegang pundakku.Wah makin panas nih , pikirku. “Udah , tapi barusan putus” kataku sekenanya.Kemudian kuberanikan meremas tangannya kembali.”Diana kesepian yah…ditingal pak Dani…emang udah berapa hari gak gituan? ” tanyaku nekat.

    “Ah…kamu nakal deh., udah sebulan ini…..” katanya sambil tersenyum genit dan memegang pahaku. Wah makin nekat nih, pikirku. Jangan dilewatkan kesempatan ini bleh….. terdengar suara setan yang telah membelenggu diriku.Langsung kucium bibir Diana….aku lilit-lilit lidahnya dengan lidahku.Sepertinya diapun mengimbangi permainan lidahku di mulutnya.


    Kemudian aku mulai aku raba-raba payudaranya dari permukaan t-shirt yang dikenakannya.”Den…pindah ke kamar aja yookk” ajaknya.Kamipun pindah ke kamar. Luas sekali kamarnya, ukurannya 6×6 m. Ada springbed, home theatre, dan kamar mandinya.

    Akupun sudah nggak tahan lagi untuk mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Diana.kubuka kaos yang dikenakannya, langsung aku kulum dan jilatin putingnya yang sudah mengeras.”Mmmm… mmmmm… mmmm…. hhsss…. aaahhhh… mmm” hanya desahan-desahan itu yang kudengar dari mulut Nia. Kemudian aku mulai ciumin lehernya yang jenjang, tanpa meninggalkan sejengkal pun.

    Aku jilatin lagi putingnya sambil meremas pelan-pelan setiap sudut sudut payudaranya. Sambil dia berdiri aku jilatin pusernya. Dianapun kelihatan mulai tak tahan lagi, dia pegangi rambutku sambil mendesah – desah tak karuan. Kemudian aku rebahkan dia di springbed. ” kamu buas banget deh den…..hhh” katanya sambil tersenyum genit.

    Kemudian aku angkat kakinya ke atas, aku jilatin jari – jari kakinya yang halus dan bersih, aku jilatin betisnya, sambil meraba – raba pahanya. Betisnya sangat halus dan terawat, begitupun dengan pahanya. Kemudian aku buka celana pendeknya , dan kangkangin kakinya membentukk huruf V. Wah ternyata dia nggak pake celana dalam. Kayaknya memang sudah persiapan buat ML.

    Kemudian aku jilatin jembutnya yang tipis dan rapi menghiasi kemaluannya .”Ahh Denn…. mmm… hhhh…. ahhhhh…. mmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Diana ketika kujilati memeknya. Kemudian aku jilatin bibir memeknya atas bawah bergantian dengan pelan dan pasti. Tak kusisakan sejengkalpun untuk mengeksplorasi bibir memeknya.

    “Oohhhhhhh… mmmmm…… ahhhhh… Bagusymmm…. sshhh… mm……:” hanya itu yang berkali kali terdengar dari mulut Nia.Aku jilatin clitorisnya sambil aku lilit dengan lidahku keras-keras.”Ahhhh dennnn… laggiii… mmm….. dennnn.. ahhhh…” makin ngak jelas desahannya. Aku terus jilatin clitorisnya… aku masukkin jariku ke dalam memeknya dan aku keluar masukkin, sambil terus menjilatin clitorisnya.

    ” Ahhhh… mmmmm…… mm..ooohh… Dennnn.. aahhh….. kammu… apaiinnnn.. mmmemekku…. ohhhhh. ” katanya sambil mendesah desah nggak karuan dan menggoyang goyangkan pinggulnya kiri kanan.Aku lebih intensifkan jilatanku dan diapun mulai memegang – megang kepalaku dan akhirnya……..”Aahh…. denn… akkkuu……. nyammmpeee.. aaahh……. ahhhhhh…. mmm” katanya sambil membenam- benamkan mukaku ke memeknya.


    Terasa cairan membasahi lidahku…….. dan kemudian dia bangun dari posisinya dengan wajah berkucuran keringat. Dan payudaranya pun mengkilap basah oleh keringat, membuatku makin terangsang.”Denn.. kamu hebattt… belum pernah aku merasakan seperti ini” katanya sambil memelukku.

    “Terima kasih yah Den, sering- seringlah kamari. Aku selalu menunggumu…” bisiknya.

  • Kisah Memek Onani Sampai Dapat Cewek Seksi

    Kisah Memek Onani Sampai Dapat Cewek Seksi


    2300 views

    Duniabola99.com –Sebut saja namaku (RUDI),aku pecandu ONANI dikarnakan blm punya pasangan,mau jjn gk brani tkt kena HIV trus syang duitnya,mnding bwt beli handbody atau sabun.”..semenjak umur 10thn aku udah belajar ONANI sebab suka nonton BF jd aku ngebatin,pengen bnget ngerasain ngentot kaya gimana.pas aku liat di filmnya kontol cwoknya di kocok-kocok,aku coba ikutin sambil bayangin yg ngocok kontolku cwek.


    …Sampe gak terasa ternyata enak,liat cwek sexy aku lari ke kamar mandi,liat yg ciuman lari ke kamar mandi,liat kucing kawin pun lari ke kamar mandi.hehe
    ..”Pada suatu hari aku liat tante tetanggaku rumahnya sebelahan tiap pagi hanya kupandangi,sambil kubayangkan coba bisa aku entot,gpp agak tua jg pling umurnya 35 taunan.
    “..tiap ngeliat dia kluar aku langsung onani,hampir tiap hari sampe” kontolku lecet merah krna kseringan di kocok,eh ntah si tante tau aku sring ngintipin,asalnya dandananya biasa hari itu jd sexy,dia mengenakan gaun transparan mpe kliatan BH ma CANGCUT (CD)nya krna saking transparannya.

    ..kuliat-liat trnyata blm tua-tua amat,teteknya msh mengkel,pantatnya msh singset.”.aduh enak bnget klo ngentot tuch sma si tante.”
    …akupun sengaja CAPER (CARI PERHATIAN) si tante,sengaja aku kluarin motor,pura”nya mwu di cuci.
    ..si tante sedang menyiram tanamannya,di dalam pikiranku ttp ngentot dan ngentot low gak kesampaian ya lari kamar mandi.
    ..pas kuliat lgi nungging,aduh sob kontolku tmbh ngaceng,mungkin udah kluar air mani alya krasa bsah celanaku.
    “..Tumben gak keluar”..tanya si tante.
    ..aku kget kirain bukan aku yg di tanya.
    “..iya,knpa!”jwbku gugup.
    “.iya,ko ada di rumah gak keluar”timbalnya.
    “owh gak tan lg malez nich”..jwbku.
    “owh,eh Rud ntr bsa tolongin tante gak?tanyanya.
    “..tlongin apa ya tan?tanyaku
    …”tlong bantuin geserin lemari yg di kamar tante”..jwbnya.
    “.owh bleh,skrg tnte? tnyaku lgi.
    “Ya trus km kn lgi nyuci mtor”jwbnya.
    “gpp nyucinya bsa ntr.”timpalku.
    ..kamipun menuju kamar si tante.
    “waduh lemarinya gede bget tan” .ujarku.
    “iya makanya mnta bantuan kamu,”jwbnya.
    “..geser kesana,geser kesini,lemarinya di geser hinga ada kejadian tak terduga,pas dorng lemari yg sebelahnya si tante kepleset dan nubruk bdanku hingga jtuh di kasur,kami saling tindih pas aku mwu bangun,si tante malah menarik aku lalu meraih mulutku dan membungkam mlutku dengan mulutnya,akupun kget dan tak mwu tinggal diam,lalu kubalas ciumannya trus si tante menjulurkan lidahnya lalu aku hisap,begitupun sebliknya.
    …lalu tanganku mulai nakal,ku usap”kn jari tengahku di memeknya yg msh trbungkus CD dan gaun itu,dn tangan yg stu lagi menjelajahi gnung kembarnya smbil meremas dngan hati”…
    kurasakan desahan nafasnya,yg membuat nafsuku menggebu”.


    ..setelah berciuman,aku mulai menuruni payudaranya dan kubuka BHnya dan kusibakan,woow trnyata teteknya msh mengkel krna jrang trjamah,aku tak tinggal diam ku isap” putingnya dan dìikuti remasan tanganku.
    ..Tantepun mulai terangsang di mulai memegang kontolku yg mulai mengeluarkan air mani encer.
    “.tante kulum ya rud??tanyanya menggoda.
    “..boleh tante”.jwbku.
    ..tantepun membuka clanaku dan mulai mengulum kontolku, aku merasakan ngilu sprti pngen pipis,”..ah.ah.ah enak bget tan”ujarku smbl mrasakan kulumannya.

    ..semakin cepat saja kulumannya”stop..stop tan aku gak kuat mwu kluar nich”..ujarku.
    lalu tante menghentikan kulumannya,dan bergantian kini aku yang menjilati memeknya,lalu ku buka CDnya dan woow ku lihat bulu jembutnya yg sangat tebal dan smpai hingga ke lubang pantatnya.
    ..kumulai pergerakanku,kujilati memeknya dan kubuka dengan jemariku lalu kuliat ada daging sgede kacang merah ku mainkan dengan lidahku sitantepun menggeliat keenakan,smakin kupercepat jilatanku smakin kncng pula dsahan si tante,trus ku coba julurkan lidahku ke dalam lubang memeknya,bergerak maju mundur kuliat cairan putih keluar dari lubang memeknya,owh ini yg di namakan orgasme.
    ..Lalu aku masukan kontolku dan SLEEEEB tanpa susah payah kontolku msuk lalu ku grakan mju mundur,smakin ku percepat gerakanku smakin erangan dan dsahan kluar dri mulutnya,lalu crot..crot..crot.
    keluarlah air pejuhku enaknya bukan kepalang,beda kaya ONANI bila di ungkapkan nikmatnya tak bisa di ungkapka hanya dengan kata”.
    ..Lalu aku tergeletak di kasur dan sitante bangun mendekati kontolku yg mulai lemes,lalu di kulumnya hingga sperma yg berlumuran di kontolku bersih di jilatinya.
    ..tak lama kemudian si tante msuk kmar mandi dan membrsihkan bdannya dan aku msh tergeletak lemas.


    …aku mulai bangun dan kuhampiri si tante yg lgi mandi,dan ku dekati lalu ku peluk dari belakang,tanganku mulai nakal lgi ku usap” memeknya lalu ku masukan 2 jariku ke memeknya dan sitante mulai terangsang lagi.
    ” km nakal dech…udah dlu ya tante mwu pergi arisan nich,psti udah di tungguin”ujarnya.
    .akupun tak bisa menolak,kejadian ini berulangkali di lakukan ONANIku mulai terobati bila trsalurkan,tetapi bila tak trsalurkan aku masih melakukan ONANI.

  • Kisah Memek Selingkuhi Istri Orang

    Kisah Memek Selingkuhi Istri Orang


    3199 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku sedang konsultasi ke dokter dan bertemu Bini Salah satu dokter disana. Badanya tegap seksi bokong semok pokoknya wah wah dehh.. mari disimak..

    Peluang sering kali hampir tidak terlihat, ia bisa muncul tiba2 dan menghilang jika tidak teramati. Bentuk peluang juga seingkali tidak jelas, artinya pangkal dan ekornya sangat jauh berbeda.


    Mengapa tulisan ini saya buka dgn kalimat seperti itu, karena cerita saya berikut ini sangat berkaitan dgn kalimat pertama di tulisan ini.

    Saya tidak ingat hari dan tanggalnya, tetapi saya ingat bahwa hari itu saya melintasi jalan Iskandar Muda, atau lebih dikenal dgn sebutan Arteri Pondok Indah, Jakata. Pagi itu lalulintasnya lebih padat dari hari-hari biasa. Saya merasa begitu, karena setiap hari ini adalah rute menuju kantor saya.

    Kira-kira 32 meteran di sebelah kiri depan saya terlihat orang berkerumun, Saya duga ada pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan. Namun tidak terlihat di sekitar situ ada sepeda motor yg tergeletak atau bekas tertabrak . Karena arus maju perlahan, kemudian saya melihat seorang laki-laki duduk tersandar, wajahnya pucat dan sedang dikipasi.

    Melihat itu saya langsung meminggirkan mobil dan memarkir di tempat kosong. Segera saya datangi orang yg tersandar pucat tadi. Saya menduga dia terkena serangan jantung.

    “Mas taruh pil ini di bawah lidah, jangan ditelan, dan bernafas agak panjang. “ kata saya.

    Dia menuruti perintah saya, dan 10 menit kemudian kelihatannya dia agak pulih, lalu duduk sambil bersila. Keringatnya deras bercucuran. Nafasnya masih terengah-engah.

    “Mas kondisi begini, tidak boleh mengendarai motor dulu, “ kata saya sambil membantu dia menitipkan sepeda motor di salah satu toko.
    Oleh pemiliknya dia mau dititipi motor sementara. Saya tak lupa menanyakan nama dan no teleponnya lalu saya masukkan ke HP saya.
    “Mas mari saya bantu untuk ke rumah sakit terdekat, si mas ini dalam bahaya besar, bisa-bisa game kalau tidak mendapat pertolongan segera.” kata saya.

    “Mau dibawa ke rumah sakit mana pak,” kata seorang wanita yg dari tadi tidak terperhatikan saya.

    “Mbak ini siapa,” tanya saya.

    “Saya istrinya Pak,” katanya.

    Sial saya belum terlalu tua malah mungkin sebaya dgn suaminya udah dipanggil pak, mungkin karena pakaian kantoran saya yg rapi dilengkapi dgn jas, jadi dia panggil saya pak mungkin sebagai penghormatan.

    “Kebetulan ini mbak bisa dampingi suami ke rumah sakit,” kata saya.
    Si mas korban serangan jantung tadi duduk di depan dan istrinya duduk di belakang. Wajahnya masih pucat, kendaraaan aku arahkan ke rumahsakit terdekat. Aku langsung membawanya ke instalasi gawat darurat. Istrinya kuminta menunggu. Kepada dokter di situ aku jelaskan bahwa pasien ini kemungkian terkena serangan jantung. Perawat langsung memasang masker oksigen.

    Setelah aku memarkir mobil, Istrinya langsung menyambutku dan dia mengajakku menemui dokter. Menurut dokter pasien terkena serangan jantung, diduga ada penyempitan atau penyumbatan di jantungnya. Dia menyarankan agar pasien jangan pulang, tetapi perlu diperiksa lebih teliti dgn berbagai peralatan. Kami dirujuk ke dokter spesialis jantung. Tidak lama menunggu aku ikut masuk ke ruang praktek.
    Kesimpulan sementara dokter jantung, si pasien perlu penanganan serius, dan sebaiknya langsung rawat inap, karena kondisinya cukup kritis.
    Aku langsung menyetujui dia dirawat inap dan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan sumber gangguan di jantungnya. Dokter jantung untuk sementara melihat kemungkinan pasien perlu dipasang ring di pembuluh jantungnya. Iseng saja aku tanya, berapa biaya pemasangan satu ring. Kata doter menyebut satu angka yg jumlahnya ratusan juta rupiah.

    Mendengar itu istrinya tercengang, gantian dia pula yg wajahnya pucat. Aku tenang saja.

    Suster mendorong kursi roda yg diduduki si mas tadi menuju kamar kelas 1, karena memang hanya itu yg ada.


    Setelah dia dibaringkan dan dipasang selang oksigen, dan suster keluar kamar, baru aku berkenalan. Orang yg kutolong itu sambil berterima kasih memperkenalkan namanya Riki, dan dia memperkenalkan istrinya Risma. Ah baru kusadari, ternyata istrnya cantik juga.

    “Pak kami gak sanggup bayar biaya rumah sakit ini, kenapa bapak langsung setuju saja suami saya di rawat di sini, duit dari mana,” kata istrinya langsung menyerangku.

    Aku senyum saja,

    “ Emang si mas gak punya asuransi,”

    “Ah boro-boro asuransi pak, hidup aja pas-pasan,” kata Risma.

    “Ya sudah, tenang sajalah, nanti saya carikan bantuan, untuk sementara saya sudah gesek kartu kredit untuk jaminan deposit,” kataku.

    “Terus pak kalau memang harus dipasang ring kata dokter tadi, mana mungkin kami punya duit segitu banyak, biayanya kok mahal banget ya pak,” kata istrinya sambil matanya berkaca-kaca.

    “Ah itu belum tentu, dokter tadi kan hanya mengira-ngira berdasarkan pengalaman dia praktek, tapi setelah pemeriksaan nanti, belum tentu harus pasang ring. Tapi kalau pun perlu pasang ring, saya punya kenalan dokter ahli jantung dan pembuluh darah yg banyak menolong orang yg akan operasi jantung, akhirnya tidak perlu dioperasi.” kata ku menenangkan.

    “Sudahlah Mas Riki istirahat dulu, kalau mbak Risma bisa menemani, ya temani dulu, tapi kalau mau ditinggal menyelesaikan urusan, silakan saja. Nanti sore saya kembali, ini kartu nama saja,” kataku.
    Aku agak kesiangan tiba di kantor. Aku memang tidak memiliki jam kerja, karena perusahaan itu memang milikku sendiri.

    Forum dewasa Kenikmatan Ngentot Bini Orang

    Setiba di kantor aku langsung memanggil rapat kepala-kepala bagian, untuk mengupdate proyek-proyek. Sekitar setengah jam meeting selesai dan aku pun tenggelam pada berbagai penyelesaian pekerjaan.

    HP ku bergetar, no nya tidak aku kenal.

    “Pak, bapak jadi ke rumah sakit, jam berapa bapak datang, kata suara merdu di seberang sana,” ah ini pasti suara Risma istri Riki yg tadi pagi aku tolong.

    “Sekitar jam 5 nanti saya mampir mbak, gimana keadaan suami mbak” tanyaku.

    Dia menjawab,

    “ dia tidur pak, kelihatannya sih gak apa-apa.”

    Mungkin si Mas Riki perlu tinggal di rumah sakit sampai 3 hari untuk menyelesaikan berbegai pemeriksaan, yah sabar aja mbak, dan gak usah mikirin biaya, ada aja kok yg bantu,” kata saya.

    Wajah Riki masih agak pucat ketika aku kunjungi, kami ngobrol sebentar dan aku meredakan kekuatirannya, baik kuatir mengenai penyakit, maupun kuatir mengenai biaya.
    Hari ketiga aku bertemu dgn dokter yg merawat Riki sebelum menjenguk ke kamar perawatan Riki. Menurut dokter, kondisi jantung Riki kurang baik, sehingga memang benar perlu dipasang satu ring, selain itu dia menderita hipertensi atau darah tinggi dan gula darahnya cukup tinggi. Aku minta pasien bisa dirawat jalan, sehingga hari ini bisa meninggalkan rumah sakit.


    Di kamar kudapati Riki didampingi istrinya. Wajah istrinya agak murung dan Riki sendiri matanya menerawang kosong.

    “Sudahlah, jangan dibawa sedih, semua ada jalannya kalau kita berusaha. Saya sudah bicara dgn dokter, dan hari ini boleh pulang. Kedua wajah mereka langsung gembira. Gimana tadi kata dokter tentang penyakit saya, Pak,” tanya Riki penuh antusias.

    “Ya keadaannya kesehatan bapak kurang baik, gula darah cukup tinggi, tekanan darah juga tinggi dan menurut dokter, jantungnya perlu dipasang ring,” kataku tenang.

    “Tidak perlu risau saya sudah cari bantuan dan mudah-mudahan bisa dapat, saya pikir, jangan terlalu kuatir soal biaya, yg perlu ada semangat untuk kembali sehat” kataku.
    Cerita dipersingkat aku akhirnya diundang ke rumah mereka, yg letaknya lumayan jauh dipinggiran jakarta. Wilayahnya sudah bukan jakarta lagi, tetapi sudah Provinsi Banten. Rumah mereka sederhana dan rapi saya duga ukurannya sekitar 36m2.

    Mereka hidup hanya berdua, karena diusia 35 Riki dan 26 tahun Risma mereka sudah 5 tahun berumah tangga belum dikaruniai momongan.

    Kami akhirnya akrab, dan saya sudah menemukan dokter yg bisa menerapi Riki tanpa perlu pasang ring, semua biaya aku tanggung. Aku sebenarnya tidak punya pamrih apa-apa, kecuali murni hanya menolong saja. Bagiku biaya bantuan yg dikeluarkan untuk mereka tidak terlalu mengganggu cash flow pribadiku, enteng-enteng saja.

    Gula darahnya mulai agak terkontrol, meski masih cenderung tinggi, tekanan darahnya juga sudah normal, tetapi semua kebiasaan lama, seperti olah raga bulu tangkis di lingkungannya, lari pagi, aku suruh stop sama sekali. Olahraga hanya jalan pagi saja setengah jam.
    Kami sudah seperti saudara, sampai akhirnya dia kurekrut menjadi pegawaiku. Nah lama-lama istri si Riki kelihatan makin cantik. Pintar juga Riki dulu cari istri bisa dapat yg cantik begitu, mana nurut banget sama suaminya. Namun aku bertanya dalam hati, apa Riki bisa memenuhi kebutuhan sex istrinya, karena diumur yg relatif muda dia sudah terkena diabetes. Setahuku orang terkena diabetes kemampuan sexnya lemah, kalaupun bisa berhubungan ketegangan k0ntolnya tidak sempurna. Persoalan berikutnya adalah apakah karena itu, mereka belum juga mendapat anak.


    Meski Risma istri Riki cantik, tetapi aku tidak berani menggoda atau bersikap macam-macam. Apalagi dia sudah menjadi pegawaiku.

    Suatu hari aku diundang mereka berdua, katanya merayakan ulang tahun perkawinan yg ke enam. Mereka mengundangku di sebuah restoran di hotel yg cukup terkenal. Aku pikir mereka mengundang banyak kolega, tetapi ternyata setelah beberapa lama kami duduk bertiga, tidak ada yg datang lagi.

    “ kami memang tidak mengundang siapa-siapa kecuali bapak,” kata Riki.

    “Pak ada yg ingin kami sampaikan, selain ucapan terima kasih yg sebesar-besarnya yg menyelamatkan nyawa saya,” kata Riki.

    “Begini pak, kami berdua sudah lama menginginkan anak, tetapi setelah 6 tahun ini usaha kami tidak membuahkan hasil, karena menurut pemeriksaan dokter, sperma saya ternyata lemah Pak,” kata Riki.

    Saya lalu menyarankan adopsi, karena biasanya keluarga yg gagal mempunyai anak kandung, masih bisa mendapat anak adopsi.

    “Itu sudah kami pikirkan, tetapi kami merasa anak itu, tidak atau bukan darah daging dari saya atau istri saya,” kata Riki.

    “O kalian mau ikut program bayi tabung toh”

    “Tidak bisa pak, kami sudah konsultasi ke dokter, sperma saya terlalu lemah,” kata Riki.

    “Terus rencana kalian bagaimana,” tanyaku penuh tanda tanya.

    “Itulah pak kami ingin konsultasi dgn bapak, kami sebenarnya tidak enak dan kesan saya agak kurang ajar, tetapi setelah kami berdua berembug, akhirnya kami terpaksa akan sampaikan kepada bapak, apa pun risikonya kami sudah siap pak, Bapak kami anggap sudah seperti saudara. Mudah-mudahan kami bisa ditolong,” kata Riki.

    Aku terus terang tidak bisa menduga kemana arah permohonan mereka, sehingga aku jadi makin penasaran.

    “Bagaimana saya bisa membantu, “ tanyaku.

    “ Kami mengharapkan benih dari bapak untuk dibuahi oleh indung telur istri saya,” kata Riki terus terang.

    “Maksudnya, program bayi tabung dgn mempertemukan sperma saya dgn telur Risma,” tanya saya makin penasaran.


    “Bukan Pak,” kata Risma kali ini angkat bicara.

    Aku terdiam sejenak dan langsung membaygkan aku melakukan hubungan badan dgn Risma untuk dia mendapatkan anak.
    “Jadi maksud kalian bagaimana,” tanyaku penasaran.

    “Maaf pak, saya sudah bersepakat dgn Risma, dan kalau Bapak tidak keberatan, saya sebagai suami Risma ikhlas mengijin istri saya dibuahi oleh bapak secara langsung.” kata Riki

    Risma tidak berani menatap mataku, dia tertunduk.

    “Apa benar begitu, Risma, “tanyaku menegaskan,

    Risma hanya menangguk.

    Aku terhenyak dan menyandarkan badanku ke sandaran kursi.

    “Mengapa, kalian memlih saya,” tanyaku.

    “ Pertama, bapak orangnya sangat baik dan suka menolong tanpa pamrih, kedua bapak hidup membujang sampai usia 40 tahun, sehingga bagi kami tidak merasa merebut atau merusak rumah tangga lain, dan ketiga, jika berhasil kami mempunyai anak yg masih darah daging dari Risma” kata Riki tanpa ragu menyampaikan kata per kata.

    Kelihatan rencana mereka itu sudah matang sekali mereka rembukkan.

    “Pak tanpa mengurangi rasa hormat apakah bapak bersedia menolong, kami lagi,” kata Riki.

    Selain mata Riki memandangku, Risma juga menatapku.

    Sulit dan malu aku begitu saja langsung menerima, tetapi aku berbohong pada diriku sendiri, jika tidak tertarik pada Risma. Dia adalah wanita yg ideal, meski payudaranya tidak tergolong toge, tetapi cukup monjol, dia juga memiliki pinggang yg ramping, bokong yg rada menonjol dan yg aku paling suka selain mukanya ayu, putih, rambutnya lurus sebahu.

    “Selanjutnya bagaimana rencana kalian,” kataku tanpa menyatakan menerima dan akan membantu mereka.

    “Kami sudah pesan kamar dihotel ini, kalau bapak tidak keberatan dan mau menolong kami, kita bertiga naik ke kamar, besok kan hari libur.

    “Kalian ini memang keluarga yg aneh, dan kau Riki, kau adalah laki-laki yg paling aneh karena memperbolehkan istrimu ditiduri laki-laki lain,” kataku.

    “Bapak juga laki-laki aneh, sudah cukup mapan, tetapi kenapa tidak berumah tangga juga, apalagi yg kurang pak, semua Bapak sudah punya, kecuali pendamping hidup,” kata Risma.
    Batinku berkecamuk, antara mau menerima tawaran dgn rasa gengsi yg cenderung menolak. Jika aku menerima begitu saja, kayaknya kok keliatan banget nafsu rendahku, tetapi kalau aku tolak bisa jadi dia akan mencari laki-laki lain. Ah sayaang juga kesempatan ini disia-siakan.


    Forum dewasa Kenikmatan Ngentot Bini Orang

    “Apakah kalian sudah benar-benar mantap dgn keputusan itu, dan kalau boleh tau ada berapa calon yg sudah dinominasikan untuk menjalankan tugas seperti yg kalian tawarkan ?” tanyaku mengulur waktu untuk berpikir.

    “Terus terang Pak calonnya yg kami bicarakan berdua hanya bapak, kami tidak berpikir mencari calon lain,” kata si Riki.

    “Sepertinya tawaran kalian itu menarik juga, tetapi kalau kelak tidak terjadi pembuahan bagaimana,” tanyaku.

    “ yah itu risiko sudah kami pikirkan dan kami juga berharap bapak legowo jika nanti Risma melahirkan, maka anak itu adalah anak kami, Bapak boleh saja bertemu dan dekat dgn anak itu nanti, tetapi statusnya tetap anak kandung kami, apa bapak keberatan,” kata Riki.

    Hal ini malah belum terpikirkan, karena otakku hanya membaygkan rasa nikmat menggumuli Risma. Aku pikir permintaan mereka wajar, dan bagiku tidak ada masalah. Lucu juga aku belum menikah tetapi punya anak kandung yg dalam pengasuhanku.

    “Baiklah persyaratan itu bisa saya terima,” kataku.

    “Oke Pak kita naik keatas, saya sudah buka kamar,” kata Riki.

    Kami bertiga naik keatas, suasana di dalam lift terasa canggung, kami diam saja sampai pintu lift terbuka. Aku masih belum tahu skenario apa yg mereka persiapkan. Sejaun ini aku pasrah saja, dan penasaran melihat penampilan Risma yg pasti mengundang minat lelaki mana pun.

    Riki memesan kamar suite, sehingga terasa lega, karena ada ruang tamu dan ruang tidur yg terpisah. Kami bertiga duduk di sofa ruang tamu.

    “Pak mohon maaf, saya tinggal bapak dgn Risma,” kata Riki lalu bangkit menuju pintu dan keluar begitu saja. Pasti berkecamuk juga dalam hatinya mendapati kenyataan istrinya ditiduri oleh laki-laki lain. Itu makanya dia berusaha cepat berlalu. Aku sempat berdiri sebentar, tetapi tidak sempat mengejar Riki, karena dia sudah keburu menutup pintu.

    Risma terlihat agak canggung berdua dgnku. Untuk mencairkan suasana aku mengajak dua duduk di sebelahku sambil menonton tv.


    “Ini benar kamu gak keberatan, atau karena paksaan suamimu, tanyaku sambil meraih tangannya lalu kugenggenggam tangan kanannya.

    “ Ini malah ide saya sebenarnya, karena Mas Riki selain bibitnya lemah, dia juga lemah dalam hal hubungan,” kata Risma.

    “ide kamu maksudnya gimana,” tanyaku.

    “Ya saya kan normal Pak, dan pasti juga punya keinginan, sedangkan Mas Riki baru nempel aja udah muncrat, saya kadang-kadang keceplosan karena kesel bilang udah mas kita pisah saja deh dari pada saya selingkuh,” kata Risma.

    “Rupanya ceplosan saya itu jadi bahan renungan Mas Riki cukup lama, sampai suatu hari dia menawari solusi tanpa harus bercerai, Mas Riki ingin diurus saya seumur hidup, katanya gitu. Saya juga gak tega ninggali dia dalam keadaan begitu,” kata Risma.

    Kutarik kepalanya menyandar di bahuku, dia melemah dan aku merasa sepertinya dia menangis. Pasti dia juga mengalami perang batin yg hebat. Kubelai rambutnya sambil pelan-pelan kutengadahkan wajahnya. Benar juga air matanya meleleh. Kucium pipinya dia melemas saja. Lalu keningnya ku kecup, badannya makin melemah, perlahan-lahan kedua mulut kami bertemu. Awalnya Risma tidak bereaksi ketika bibirnya aku kecup, tetapi tidak lama kemudian dia mulai memberi respon, ikut menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.

  • Kisah Memek Berasma Sekretaris Di Kantor

    Kisah Memek Berasma Sekretaris Di Kantor


    2583 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku ingin menemui klien ditemani dengan sekertarisku yang cantik dan seksi. bagaimana cerita ini bermula ? mari kita simak saja…


    Siang hari saudah waktunya makan siang kami mencari café yg letaknya dekat dgn kantorku , waktu itu aku ditemani oleh pak Hari, dan sekretarisku namanya Dina, hari hari sebelumnya aku sering makan berdua dgn Dina tapi kali ini karena pak Hari ingin membicakan sesuatu akan proyeknya maka dari itu kami makan bertiga.

    Aku dan Pak Hari berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yg diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yg lama, yg sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yg terus berkembang. Sedangkan Dina sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.

    Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yg kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Dina.

    “Hallo Pak Radit. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.

    “Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.

    “He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Dina menggoda.

    “Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.

    “Dari klien” kataku.

    Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dgn Dina tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arif, suami Dina, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arif ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.

    Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Dina bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah..


    Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..

    Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Dina. Hari sudah menjelang sore. Baygkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayaangganku, dan memencet bel rumahnya. Dina sendiri yg membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.

    “Aih.. Pak Radit kok lama sih” katanya.

    “Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.

    “Bisa aja Pak Radit..” jawab Dina sambil tertawa kecil.

    Dia tampak cantik dgn baju “you can see” nya yg memperlihatkan lengannya yg mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.

    Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Dina menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi.

    Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Dina yg cantik, dahagaku yg lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Dina, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.

    Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.

    “Pak.. Dina ada hadiah nih untuk bapak”

    “Apaan nih?” jawabku senang.

    “Ini ada teman Dina yg mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”

    Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dgn seorang wanita, Nella, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Nella menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.

    “Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yg sebesar punya Pak Radit” kata Dina sambil meraba-raba kemaluanku.

    “Saya sih OK saja” jawabku riang.


    “Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Radit suamiku” kata Dina sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.

    Aku dan Dina kemudian meluncur menuju rumah Nella di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang.

    Tak lama kamipun sampai di rumahnya yg luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Dinapun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dgn majikannya. Nella menyambut kami dgn ramah.

    “Ini perkenalkan suami saya”

    Seorang laki-laki paruh baya dgn kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Heri, seorang pengusaha properti yg sukses. Dinapun memperkenalkan diriku pada mereka.

    Aku kagum pada rumah mereka yg sangat luas. dgn perabot-perabot yg mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yg tergantung di dinding. Baygkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yg sangat wah itu.

    Tetapi aku lebih kagum melihat Nella. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yg putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir.

    Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dgn buah dada yg besar dan bentuk tubuh yg padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.

    Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yg disediakan. Ditengah makan malam itu, Dina pamit untuk ke toilet. dgn matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.

    “Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Dina berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.

    “Kenapa?” tanyaku.

    “Habisnya Dina nggak nafsu lihat Pak Heri itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.


    Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Dina. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Heri yg cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Dina untuk kembali ke ruang makan.

    Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan.

    Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Nella melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.

    Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Heri mulai mengeraygi tubuh Dina di sofa seberang. Sedangkan Dina tampak ogah-ogahan melayaninya.

    “Sebentar Pak.. Dina mau lihat filmnya dulu”

    Aku tersenyum mendengar alasan Dina ini. Sementara itu Nella minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV.

    Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yg seperti ini, mengingat tubuh Nella sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.

    Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Nella sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.

    “Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Nella yg cantik itu.

    “Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Nella.


    “Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”

    Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Nella menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah.

    Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Nella yg sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.

    “Dasar bedinde.. Verveillen!!” Nella masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya.

    dgn tubuh yg putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Nella berdiri di depan pembantunya yg kecil dan hitam.

    “Ampun non.. Nggak akan lagi non..”

    “Oh Pak Radit..” kata Nella ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.

    “Sedang sibuk ya?” godaku.

    “Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.

    “Yuk kita kembali” lanjutnya.

    Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Dina masih menonton adegan di layar sementara Pak Heri mengelus-elus pahanya. Aku dan Nellapun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Nellapun menyambut penuh gairah.

    Kutelusuri lehernya yg jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yg membusung padat. Nellapun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yg masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku.

    Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.


    “Oh..my god.. Bener kata Dina.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.

    Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya.

    Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dgn tangannya yg halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yg baru mendapat mainan baru.

    Kemaluankupun mulai dihisap mulut Nella dgn rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Nella mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yg sedang memakan sesuatu yg sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yg hitam dan diikat ke belakang itu.

    Sambil menikmati permainan oral Nella, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Dina. Tampak Dina mengocok kemaluan Pak Heri dgn cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Heri saat dia mencapai orgasmenya. Dinapun kemudian meninggalkan Pak Heri, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.

    Sementara itu Nella masih dgn bernafsu menikmati kemaluanku yg besar. Memang kalau kubandingkan dgn kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Heri sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yg buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.

    Tak lama Dinapun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Nella masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Dina duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya.

    Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yg lainnya di bawah. Sementara Pak Heri tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yg sudah loyo.

    Kuangkat baju Dina dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yg satu meremas buah dadanya yg lain. Sementara Nella masih mengulum dan menjilati kemaluanku.

    Setelah puas bermain dgn kemaluanku, Nella kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berDinan dan hak tingginya saja yg masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dgn puting yg kecil berwarna merah muda.

    Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Dina. Nella kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dgn bergairah.

    “Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yg kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Nellapun mengerang kenikmatan.

    Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yg berambut tipis itu.


    Kamipun bersetubuh dgn tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yg masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yg cantik itu.

    “Eh.. Eh.. Eh..” dengus Nella setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yg mulus.

    Sementara itu Dina bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Nella. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Nella untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Dina memasukkan kembali kemaluanku ke dalam Dinang surga Nella.

    Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Nella untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berDinan dan buah dadanya yg besar bergoyg-goyg menggemaskan.

    Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Dina yg dgn lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.

    “Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Nella menahan rasa nikmat yg menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.

    Sementara Pak Heri rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Dina dan ditariknya menuju sofa yg lain di ruangan itu. Dinapun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Heri bisa menikmati “istriku”.

    Sementara itu, aku masih menggenjot Nella secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yg berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Heri tampak bernafsu sekali menyetubuhi Dina dgn gaya missionary.

    Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Heri. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yg kedua kalinya.

    Dinapun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Nella dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yg sempit itu.

    “Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Nella terus meracau kenikmatan.

    Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali.

    Sementara, aku lirik ke arah Pak Heri, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Nella dgn tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dgn tangan kananku.

    Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Nella. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berDinannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.

    “Thanks Radit.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.

    “No problem Nella.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.

    Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yg disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.

    Dalam perjalanan pulang, Dina tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dgn pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.

    “We’re in this love together..”

    “Kenapa sih sayaangg?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.

    “Pokoknya Dina nggak mau lagi deh” katanya.

    “Habis Dina nggak suka sama Pak Heri. Udah gitu mainnya cepet banget. Dina nanggung nih.”

    Akupun tertawa geli mendengarnya.

    “Kok ketawa sih Pak Radit.. Ayo.. Tolongin Dina dong.. Dina belum puas.. Tadi Dina horny banget lihat bapak sama Nella make love” rengeknya.

    “Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.

    “Ah.. Pak Radit jahat..” kata Dina merengut manja.

    “Besok khan masih ada sayaangg” hiburku.

    “Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.

    “OK so pasti deh.. Bye”

    Sebenarnya aku tidak ada janji dgn siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Dina setelah dia disetubuhi Pak Heri tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arif toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.

    Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus taygan HBO di TV nanti.

  • Kisah Memek Dosen Binal

    Kisah Memek Dosen Binal


    2946 views

    Duniabola99.com – Kejadiaan ini tidak sengaja ketika aku di datangi dosen pembimbingku yang binal, Dosen dengan tubuh yang seksi dan menggoda. Mari kita simak cerita selengkapnya. woyooo


    Saat itu aku masih duduk di semester 7 di salah satu perguruan tinggi Kota M, cerita sexku ini berawal saat aku lagi putus dgn pacarku, memang pacarku itu orangnya agak ribet sudah aku cintai malah dia bertingkah yg tidak mengenakan hatiku, dan akhirnya hubungan kami hanya bertahan 1 tahun, dia orangnya cemburuan karena posisiku disaat itu amengontrak rumah dgn 5 orang.

    Kebetulan aku diajak kakaku untuk ikut dgnnya jadinya aku disanan laki-laki sendiri, awalnya aku ingin mencari tempat kos sendiri tapi karena kakakku sayg sekali padaku, aku tidak diperbolehkan pisah rumah, dan aku pun tinggal bersama teman kakakku kesemuanya wanita.

    Diantara 4 teman kakakku ada salah satu yg menjadi dosen di Kampus lain, namanya Linda kesemuanya memanggil dgn nama Ibu karena dia tertua disini umurnya sekitar 40 tahun tapi masih sendiri belum menikah, saat aku berdua dgn ibu Linda. Dia bertanya.
    “Lhoo kamu kok sendirian dan akhir akhir ini saya lihat kamu sering ngalamun”jangan jangan ngalamun dgn mantan paarmu itu ya”
    “heeeehee ibu tau aja ya begitulah ibu”jawabku
    Memang aku juga sering curhat soal pribadi dgn ibu Linda, karena dia sudah aku anggap seperti kakak keduaku dan tahu akan banyak hal.

    “pantesan saja kamu akhir akhir ini selalau murung memikirkan dia terus ya???”
    Sering aku bercerita dgn Ibu Linda sampai suatu ketika terjadi kejhadian tersebut.
    Begitu dekatnya aku sama Ibu Linda sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Linda. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.
    Siang itu tepat jam 11:00 siang saaat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.
    “Eh Ibu Linda, nggak ngajar Bu?” tanyaku.
    “Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.
    “Habis sakit Bu”, kataku.
    “Sakit apa sakit?” goda Ibu Linda.
    “Ah… Ibu Linda bisa aja”, kataku.
    “Sudah makan belum?” tanyanya.
    “Belum Bu”, kataku.
    “Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.
    dgn cekatan Ibu Linda memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yg agak berbau seks.


    Kukira Ibu Linda nggak suka yg namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas dgn cerita yg lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yg sudah lama nggak merasakan hubungan dgn lain jenisnya.

    “Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.
    “Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.
    “Oh kalau gitu Ibu Linda masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dgn lain jenis”, kataku.
    “So pasti dong”, katanya.
    “Terus dgn siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kimpoi”, dgn enaknya aku nyeletuk.
    “Aku bersedia kok”, kataku lagi dgn sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya.
    Ibu Linda agak merah pudar entah apa yg membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya. dgn sedikit agak gugup Ibu Linda kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dgn sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.

    “Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Linda”, kataku.
    “Nggak, aku kok yg salah memulainya dgn meladenimu bicara soal itu”, katanya.
    dgn sedikit kegirangan, dalam hatiku dgn lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. dgn lembut kukecup keningnya. Ibu Linda terbawa dgn situasi yg kubuat, dia menutup matanya dgn lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dgn lembut sambil kubisikkan,
    “Aku sayg kamu, Ibu Linda”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.
    dgn sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup… dgn begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dgn cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dgn sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya.

    dgn sedikit terbuka bibirnya menyambut dgn lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh… tanpa kuduga dia balas kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dgn sedikit kukulum lidahnya.

    Kukecup, “Aah… cup… cup… cup…” dia juga mulai dgn nafsunya yg membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dgn mata terbuka. dgn sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.
    “Aah… jangan panggil Ibu, panggil Linda aja ya!”
    Kubisikkan Ibu Linda, “Linda kita ke kamarku aja yuk!”.
    dgn sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yg berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yg kutunggu-tunggu. dgn perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dgn lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak… indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yg kepengin untuk mencicipinya. dgn sedikit membungkuk kujilati dgn telaten. Pertama-tama belahan gunung kembarnya.
    “Ah… ssh… terus Ian”, Ibu Linda tidak sabar lagi,


    BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yg montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian,
    “Aah… sssh…” dgn sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yg kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dgn lembut,“Aah… aku juga sudah mulai terangsang.

    Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dgn celana dalamnya, hu… cantiknya gundukan yg mengembang. dgn lembut kuelus-elus gundukan itu,
    “Aah… uh… sssh… Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”,
    Sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Linda juga sudah kepengin membuka celanaku dgn sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku.

    “Oh… besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dgn diameter 2 cm, dgn lembut dia mengelus zakarku,
    “Uuh… uh… shhh..” dgn cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dgn pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dgn lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya,
    “Aah… uh… ssh….. terus Ian”, Linda mengerang.
    “Aku juga enak Linda”, kataku. dgn lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dgn lembut,

    “Uuh… uh… shhh..” dgn cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dgn pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dgn lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya,

    “Aah… uh… ssh….. terus Ian”, Linda mengerang.

    “Aku juga enak Linda”, kataku. dgn lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dgn lembut,

    “Assh… oh… ah…. Linda terus sayg”,


    dgn lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk… uh… ssh…..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yg namanya bersetubuh. Kuubah posisi, kembali memanggut bibirnya.

    Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. dgn dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku,

    “Aakh… sshh… pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya.

    “Haaa…” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci.

    dgn sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blessst,

    “Aahk…” teriak Linda,

    kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dgn waktu 7 menit Linda

    “Aakh… ushh… usssh… ahhhkk… aku mau keluar Ian”, katanya.

    “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh…” kataku.

    Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan

    “Crot… crot… cret…” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya.

    “Aakh…” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya.

    dgn lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya.

    “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.”


    Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dgn Ibu Linda hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Vivien menjadi pacar gelapku.


    content/uploads/2018/10/16_cr-5.jpg” alt=”” width=”1024″ height=”650″ />

  • Kisah Memek Jadi Pelampiasan Mertua

    Kisah Memek Jadi Pelampiasan Mertua


    2987 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak..

    Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri.


    Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.

    “Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku.

    “aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.

    “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku.

    Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.

    “Papa mana, Ma?” tanyaku.

    “Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku.

    “Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku.
    “Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku.

    “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.

    “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku.

    “Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.

    ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.

    “Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.

    “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.

    “Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.

    “Kenapa, Ma?” tanyaku.

    “Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum.

    “Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi.


    “Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi.

    “aku juga akung mama,” ujarku.

    “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku.

    “Apa itu, Ma?” kataku.

    “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.

    “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.

    “Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku.

    Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum.

    “aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan.

    Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.

    “Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku.

    Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.

    Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk.


    “Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku.

    “Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku.

    “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.

    “Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku.

    ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.

    “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku.

    “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku.

    Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.

    “Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku.

    “aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku.

    ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.

    “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku.

    Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku.

    “Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku.


    Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..

    “Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.

    ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.

    “Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku.

    “Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.

    Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.

    “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku.

    “Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku.

    “Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.

    “Apa?” ujar ibu mertuaku.

    “aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum.

    “Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku.

    “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.

    “Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku.


    Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata ibu mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku.

    “Ohh.. Enak, Ma…” kataku.

    Kugesekkan kontolku ke belahan pantat ibu mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”.

    “Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku.

    Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah ibu mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.

    Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, ibu mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.

    “Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum.

    “Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Dimas takut,” ujarku.

    “Tidak akan kesini kok, Dimas,” ujarnya.

    “Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar ibu mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.

    “aku juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.

    “Ayo dong, Dimas.. Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.

    “Kita ke hotel yuk, Dimas?” ajak ibu mertuaku. Aku mengangguk.

    Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, ibu mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.

    “Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Dimas kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.

    “Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.


    Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, ibu mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku balas ciumannya..

    “Cepat kita lakukan, Dimas.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar ibu mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.

    Aku juga demikian. ibu mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan ibu mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.

    “Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek ibu mertuaku.

    “Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata ibu mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.

    Selang beberapa belas menit tiba-tiba ibu mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak akung…” desah ibu mertuaku mencapai puncak orgasmenya.

    Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek ibu mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek ibu mertuaku.

    “Maaf, Ma.. Dimas tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh ibu mertuaku.

    “Tidak apa-apa, Dimas,” jawab ibu mertuaku.

    “Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi.

    “Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya ibu mertuaku.

    “Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…” jawabku. ibu mertuaku tersenyum.

    “Kita pulang Dimas,” ujar ibu mertuaku.


    Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.

    “Hati-hati di jalan ya, Dimas,” ujar ibu mertuaku.

    “Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.

    “Tengokin mama dong sesering mungkin, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum penuh arti.

    “Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.

    Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah ibu mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.

  • Video Bokep Eropa diajarin ngentot oleh ibu pacarku yang hot

    Video Bokep Eropa diajarin ngentot oleh ibu pacarku yang hot


    2758 views

  • Kisah Memek Tante Minta ML

    Kisah Memek Tante Minta ML


    3157 views

    Duniabola99.com – Kisah ini bermula ketika aku sedang bersantai di apartemenku tiba-tiba tanteku yang seksi dan binal datang, penasaran kah? mari kita simak..

    menghadirkan cerita sex dari seorang karyawan yang bernama Andra yang ketika itu sedang menonton Film porno di pergoki oleh tetangga apartemen-nya yang benrnama Tante Wilda, dari hal itu tidak disangka Andra bisa menikmati tubuh sintal dan mulus Tante Wilda. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


    Panggil saja namaku Andra, aku adalah seorang pria lajang berumur 24 tahun yang berkerja di salah satu perusahaan asing di daerah Bandung, Jakarta. Sebagai Pria lajang, dulunya aku tinggal bersama orang tuaku di perumahan komplek militer. Namun karena aku adalah seorang Pria yang sudah dewasa, maka aku-pun memutuskan untuk mandiri.

    Sungguh memang sudah rejekiku, ketika aku memang bermaksud untuk tinggal sendiri kebetulan saudaraku menawarkan aku untuk menghuni apartemen miliknya, karena dia akan dibawa untuk tinggal bersama suaminya ke Malang, jawa timur. Pada hari pertama aku akan tinggal di apartemen saudaraku itu, maka aku harus lapor kepada Pengurus Apartemen.

    Setelah melapor aku dimintai untuk ikut menjaga adik perempuan ketua pengurus apartemen yang kebetulan adiknya tinggal di sebelah kamar apartemen saudaraku, adik perempuan ketua pengurus apartemen itu ternyta bernama Tante Wilda. Singkat cerita Hari kedua aku-pun sebagai penghuni baru mulai mencoba berkenalan dengan Tante Wilda.

    Dan ternyata setelah berkenalan ternyata beliau tidak terlalu tua, dan jika aku perkirakarakan usianya sekitar 34 tahunan. Tante Wilda ini tipe wanita yang ramah dan baik sekali. Namun dalam perkenalan dan obrolan kami saat itu aku agak sedikit heran, karena pada usianya yang sudah terhitung matang sekali Tante Wilda belum juga menikah. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Yah mungkin saja Tante Wilda punya masih focus dengan karirnya kali yah, karena aku melihat pada usianya yang segitu dia sudah mapan sekali kehiduoanya, buktinya Tante Wilda sudah mempunyai apartemen dan 2 mobil All New CRV dan All new civic. Tante Wilda ini mempunyai 2 pembantu, yang satu supir dan yang satu asisten rumah tangga di apartemennya.


    Sampai pada suatu hari Tante Wilda menitipkan kunci Apartemen-nya karena pada saat itu pembantu dan supir-nya sedang cuti karena pada saat itu hari raya idul fitri. Sehingga beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12. Oh iya gambaran Tante Wilda sebagai berikut, dia mempunyai tinggi badan sekitar 167 cm, mempunyai pinggul yang besar, pantat yang bulat, pinggang yang ramping, perut singset dan ukuran Bra sekitar 35B.

    Hal itu bisa dimiliki oLeh Tante Wilda karena Tante Wilda rajin senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara rutin. Dengan wajah cantik dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Wilda menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.
    Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Wilda,

    “ Iya sebentar, oh ada tante ada yang bisa saya bantu tante ???, ” ucapku sambil membuka pintu.

    “ Ngga Ndraa ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?, ” jawab Tante Wilda.

    “ Sepertinya ngga ada tante, ” jawabku

    “ Eh aku numpang ke kamar mandimu ya, ” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pips he he he.
    “ Silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan, ” ucapku sambil tertawa.

    “ Ngga apa apa, ” jawabnya.

    Baru aku sadar bahwa Tante Wilda memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2,

    “ Abis lari ya tan, ” tanyaku.

    “ Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi, ” ujar Tante Wilda sambil ngeloyor ke kamar mandiku.

    Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya ?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton film porno di laptop memang kebetulan mau onani sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama Tante Wilda. Ah bodo amat bodo amat kaya dia ngga pernah muda aja.


    Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku,

    “ Hayo kamu tadi lagi ngapain Ndraa? tanya si tante.

    “ Ngga ngapa-ngapain kok Tan, ” jawabku sambil menunduk kebawah.

    Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya,

    “ Ndraa, ” ujarnya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.

    “ Ya Tante ?, ” Jawab saya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Eee… nggak jadi deh, ” Jawabnya ragu-ragu.

    “ Ada yang bisa saya bantu, Tante ?, ” Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.

    “ Eee… nggak kok. Tante cuma mau nanya, ” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.

    “ Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi ?, ” tanya dia.

    “ Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan ?, ” jawab ku terpaksa.

    “ Terus pake sabun ya ? he he he, ” ucap Tante Wilda sambil tertawa.

    “ Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus, ” Tegasku sambil ngomel.

    “ Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit, ” jawab Tante Wilda.

    “ Eee… mau , dibantuin Tante nggak ?, ” sambungnya.

    “ Maksud tante ?, ” Tanyaku.

    Wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis,

    “ Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi, ” sambil melayang tangan Tante Wilda ke selangkangan ku.

    “ Sana ambil laptop mu, ” ucapnya.

    Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar madi dan membawa keluar laptop itu. Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Wilda duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar.


    Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang.

    Saat itu kelaminku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton Film Porno yang sedang berlangsung,

    “ Cakep-cakep juga yang main, ” akhirnya dia memberi komentarnya.

    “ Dari kapan Ndraa mulai nonton film beginian ?, ”tanyanya.

    “ Udah dari dulu Tante, ” ucapku.

    “ Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Ndraa udah tahu rasanya belum ?, tanya dia lagi.

    “ Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster, ” ucapku.

    “ Wah enak dong lagi sakit di servis suster, ” tanggapanya.

    “ Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih, ” ucapku.

    “ Ah Ndraa ini kok jadi nakal yah sekarang, ”, ujarnya sambil mencubit lenganku.

    “ Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya, ”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Wilda menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Wilda sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut.
    Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku canggung.

    Jujur, karena baru kali ini aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kelaminku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur. Kemudian Tante Wilda mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri.

    Tangan kanan Tante Wilda juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kelaminku. Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku,

    “ Sssss… Oughh… ya situ, ” ucapnya setengah berbisik.

    Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kelaminku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah.


    Sesampai-nya pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Wilda. Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan Vagina-nya.
    Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar clitoris-nya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua,

    “ Aghhh… Ssssss… Oughhh… terus Ndraa, terus, ” ucap lirih Tante Wilda.

    Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar,

    “ Eughhh… Ndraa terus, Aghhh… Sssss… Aghhh… enak, sebentar lagi, Oughhh…, ” ujar Tante Wilda.

    Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Wilda yang terlihat sangat lemas di sofa,

    “ Aku kapan Tante, kan aku belum dienakin sama Tante?, ” tanyaku.

    “ Nanti dulu yah sayang, sebentar, beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja, ” ucap Tante Wilda.

    Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir Vagina-nya sampai mengenai clitoris-nya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Wilda juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya.

    Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang Sexy. Aku usap-usapkan kelaminku yang sudah sangat amat tegang di bibir Vagina-nya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang Vagina-nya. Pelan-pelan saya dorong kelaminku agar masuk semua.

    Kepala Penis-ku mulai menyentuh bibir Vagina Tante Wilda,

    “ Sssss… Aghhhh…. ” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Lalu Tante Wilda mulai menyuruhku untuk memasukan kelaminku ke liang Vagina-nya lebih dalam dan pelan-pelan. So wow Man… baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Wilda mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kelaminku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam.
    Bagian dalam Vagina-nya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Wilda tetap memaksakannya masuk,

    “ Oughhhh… Ndraa, ” Desah Tante Wilda.

    Saat itu rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kelaminku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Wilda. Lalu Tante Wilda mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam Vagina-nya, yang membuatku semakin gila. Dia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan.


    Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang Vagina-nya bertambah licin, dan makin lama Tante Wilda terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Lalu tiba-tiba kejantanan-ku terasa seperti disedot oleh liang senggama Tante Wilda.

    Tiba-tiba dinding-dinding Vagina-nya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali, bisa-bisa kalau begini terus aku bisa ngecrott cepet nih,

    “ Sssss… Aghhhhhhhhhhhhhh… Tante keluar lagi nih, ” ucapnya dengan keras.

    Saat itu juga makin basahlah di dalam Vagina Tante Wilda, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Wilda terkulai lemas, tapi kelaminku masih tetap tertancap dengan mantap.
    Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa.

    Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku.

    “ Sssss… Oughhh… Aghhhh…, ” desah Tante Wilda sudah mulai terdengar lagi.

    Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kelaminku ke dalam liang Vagina-nya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Wilda agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam.

    Kelaminku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam Vagina Tante Wilda, lalu aku mulai menggerakkan kelaminku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.
    Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan Sexy,

    “ Sssss… Aghhh… Oughhh… terus Ndraa… terus… Aghhh… Oughhh…, ” Tante Wilda terus mengerang.

    Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Wilda merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu.


    Saat itu lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas, dan aku merasa kelaminku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Wilda dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang Vagina Tante Wilda. Tubuhku terasa sangat lemas sekali.

    Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kelaminku dari liang nikmat milik Tante Wilda. Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Wilda membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan Vagina-nya.

    “ Wah kok ngga ditarik sih Ndraa, nanti aku hamil lho ?, tanyanya dengan suara yang agak bergetar.

    “ Maaf tan aku lupa abis keenakan sih, ” jawabku

    “ Ya sudahlah… tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya ?, ” ujarnya menenangkan diriku yang terlihat takut.


    “ I… iiya Tante, ” jawabku sambil menunduk.

    “ Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Ndraa, ” jawan Tante Wilda.

    Wah rupanya nih tante udah pengalaman dalam hal beginian, tapi ngga apa-apa dah gua belagak culun aja. Kemudian kami berpelukan di sofa, dan melakukan perbuatan itu sekali lagi tapi di kamar mandi. Doggie style terus bro, mantap. Itulah sepenggal cerita sex pada kehidupan nyataku yang telah aku curahkan. Tamat

  • Video Bokep Asia cewek berpakaian kimono dipaksa mastrubasi

    Video Bokep Asia cewek berpakaian kimono dipaksa mastrubasi


    2079 views

     

  • Kisah Memek Tante Vira Seksi

    Kisah Memek Tante Vira Seksi


    2324 views

    Duniabola99.com – Aku Punya Tante, namanya Tante Vira. Tanteku ini sangat seksi dan bokongnya yang binal banget, semua orang yang melihatnya pasti ingin memperkosanya..


    Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya Tante Vira ada di Jogja. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang ke hotel tempat mereka menginap.

    Sambil jalan aku membayangkan sosok Tante Vira. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 170 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar yang dalam kesehariannya selalu dibungkus busana muslimah karena seorang PNS.

    Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada Tante Vira dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, Tante Vira mirip Marsanda pas dulu pakai hijab, Sexy dan Montok..

    Sesampai di hotel aku diperkenalkan dengan dua teman Tante Vira, Bu Shinta dan Pak Bondan. Mereka memintaku menjadi penunjuk jalan selama mereka di Jogja, dan aku menyanggupinya.

    Setelah itu kami berkeliling kota sampai jam 21:47. Karna sudah malam tante meminta aku menginap dikamarnya saja. Kesempatan batinku, dari tadi aku sudah gatal melihat payudara tante dibalik baju tang top biru yang ketat. Aku tak ingat lagi kalau dia tanteku, yang penting hasratku tersalurkan pikirku.

    Setelah masuk kamar tante pergi mandi, aku langsung memikirkan cara bagaimana agar aku bisa menikmati tubuh Tante Vira yang seksi walau sudah mempunyai dua anak. Saat dia keluar aku menelan ludah, dengan celana pendek ketat sampai diatas lutut dan baju kaos putih tanpa lengan benar-benar memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang sempurna.

    Saat Tante Vira lewat didepanku tercium wangi sabun dari tubuhnya, saat ia hendak mengeringkan rambutnya terlihat BH hitam kesukaanku dari balik ketiak Tante Vira.

    Aku jadi gelap mata. Begitu Tante Vira membelakangiku, langsung kurangkul dia. Bibirku menyedot lehernya, sementara tanganku yang satu meremas sepasang payudara dan yang satu lagi bermain diselangkangan dan paha Tante Vira. Tante Vira Kaget, dengan mata melotot ia membentakku


    “aku ini tantemu Ndri!!!” , teriaknya
    “Maaf tante, aku sudah lama mengagumi tante,..” sambil tetap ku ciumi lehernya
    “Ndri,..km sadar ga sih” , Tante belum bisa menerima kuperlakukan seperti itu.

    Aku tidak peduli, aku tetap memeluknya dari belakang, dan tanganku menelusup mencari memeknya,. Hanya sebentar ia meronta setelah itu tubuh Tante Vira menjadi tenang.bahkan mulai terangsang sepertinya.

    “Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?” Desahku di kuping Tante Vira.
    “Tapi Ndri”..
    “Aku sudah ga tahan tante,keinginan ini sudah lama aku pendam”

    Mungkin karena kasihan dan juga mulai terangsang, Tante membiarkan tanganku memainkan klentitnya,dan mulai pasrah dengan perlakuanku.

    “Gimana Ndri? Tapi sekali ini aja ya Ndri.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” Kata Tante Vira. Aku mengangguk kecil tanda bersedia.

    Tante lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Tante Vira mencopot celana ketatnya terlihat paha mulus yang kugerayangi tadi.

    Saat ia hendak melepas tali BH aku cegah. Dengan lembut tanganku kebelakang pundak Tante Vira membuka kaitnya lalu memelorotkan BH itu sambil menggesek puting susunya. Sepasang payudara berukuran 36 B terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan.

    Tante Vira lalu mencopot celana dan CD hitamnya. Dan kini ia telah telanjang bulat, penisku terasa tegang karna tak menyangka tubuh tante seindah itu. Lalu ia naik keatas ranjang dan merebahkan badannya telentang. Aku begitu takjub, tubuh tanteku yang aduhai telanjang dan pasrah berbaring diranjang tepat dihadapanku. Foto Hot Tante Vira


    “Ayo Ndri.. apa yang kamu tunggu, tante udah siap, jangan takut kalau belum pernah nanti tante bantu” Kata tante.
    “Iya.. tolong ya tante” Jawabku berbohong.

    Segera aku melepas semua pakaianku karna sebenarnya aku juga sudah tak tahan. Kulihat Tante Vira memperhatikan kejantananku yang berdenyut-denyut, lalu aku naik keatas ranjang dan memulainya.

    Langsung saja kukecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, masih canggung pikirku, tapi tidak aku hiraukan terus aku lumat bibirnya. Sementara kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

    “Ooh.. Ndri.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Tante mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali aku merasakan ia menelan ludah yang mulai mengental.

    Setelah puas dengan bibirnya, kini bibirku kuarahkan kebawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada Tante Vira. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini berada tepat dihadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah laki-laki.

    Langsung aku jilati dari bawah lalu kearah putingnya, sementara buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Tante mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.
    Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit gigi bawahnya, kini jariku kuarahkan keselangkangannya. Disana kurasakan rambut yang tumbuh disekeliling vagina Tante Viral.

    Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa dia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari kelentitnya. Kupermainkan jariku keluar-masuk didalam lubang vagina Tante Vira yang semakin licin tersebut.

    “Aarrgghh.. eenhh.. Ndri kam.. mu ngapain oohh..” Kata tante meracau nggak karuan, kakinya mengecak-ngecak sprei dan badannya menggeliat.
    Tak kuperdulikan kata-katanya, maka tubuh tante makin menggelinjang dikuasai nafsu birahi.


    Kurasakn tubuh Tante Vira menegang dan wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam liang vaginanya.

    “Oohh.. arghh.. oohh..” kata Tante Vira dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba.
    “Ooh..aahh..” Tante mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya tergetar hebat beberapa kali.
    Terasa cairan hangat memenuhi lubang vaginanya.
    “Oohh.. ohh.. emhh..” Tante mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    “Ndri apa yang kamu lakukan kok tante bisa kayak gini?” Tanyanya padaku.
    “Kenapa memangnya tante?” Kataku sambil meremas payudaranya.
    “Baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, luar biasa” Kata Tante Vira. Ia lalu bercerita kalau om Wirya (suaminya) hanya sebentar saja jika bercumbu sehingga ia kurang puas.

    “Sayang.. sekarang giliranku” Bisikku ditelinganya, tante mengangguk kecil.
    Aku mulai mencumbunya lagi, kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati. Setelah kurasa cukup, kusejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Tante Vira tahu. ia lalu mengkangkangkan pahanya lalu kuarahkan batang kejantananku keliang senggamanya.

    Perlahan-lahan aku masukkan batang penisku dan aku nikmati. Batang kejantananku mudah saja memasuki liang senggamanya karna sudah sangat basah dan licin. Kini perlahan-lahan aku gerakkan pinggulku naik turun. ooh nikmatnya. “Lebih cepat Ndri.. aarghh.. mmhh” Kata tante terputus-putus dengan mata yang merem melek. Aku percepat gerakanku lalu terdengar suara berkecipak dari selangkangannya.

    “Iya.. begitu.. aahh.. terr.. russ.. aarghh..” kata tante tak karuan.
    Keringat kami berucuran menjadi satu, kulihat wajahnya semakin memerah.
    “Ndri, tante mau.. enak lagi.. ohh.. ahh.. aahh ahh..” Kata tante sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan vaginanya dipenuhi cairan hangat menyiram batang penisku.

    Remasan dinding vaginanya begitu kuat, akupun mempercepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks.. aahh.., kubiarkan air maniku keluar didalam liang senggama Tante Vira.


    Kurasakan nikmat yang luar biasa, kupeluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya. Setelah cukup menikmatinya kucabut penisku dan kubaringkan tubuhku disampingnya.
    “Tante, terima kasih ya..” Kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.

    “Tante juga Ndri.. baru kali ini tante merasakan kenikmatn seperti ini, kamu hebat” Kata tante lalu mengecup bibirku.
    Kami berdua lalu tertidur karna kelelahan.

    Sekitar jam 3 pagi aku terbangun. Setelah meminum segelas air aku memandangi tubuh telanjang Tante Vira. Benar-benar menggairahkan sekali, kecantikan wajah dan keindahan tubuhnya masih terjaga diusianya yang hampir berkepala 4 ini.

    Lalu aku mulai mencumbunya lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan sepuas hatiku setiap inci tubuh Tante Vira. Perlahan-lahan aku lumat bibir Tante Vira dengan penuh kelembutan sampai ia mulai terbangun lagi.

    Setelah Tante Vira terbangun kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku didalam mulutnya. Tante Virapun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya.

    Tanganku beroperasi didadanya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal mulai dari lembah sampai ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya shingga ia menggeliat dan menggelinyang. Dua bukit kembar itu semakin mengeras. Ia menggigit bibirku saat kupelintir puting susunya.

    Setelah aku puas dibibirnya, kini aku melumat dan mengulum payudaranya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang sebelah kanan. Kulihat mata Tante Vira sangat redup, ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. aarghh.. en.. ennak Ndri, emmh..” Kata tante mendesah-desah.
    Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas payudaranya dan menyeret ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, ia ingin agar aku segera mempermainkan liang vaginanya. Jari-jariku pun segera bergerilya divaginanya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya yang membuat tante semakin menggelinyang tak karuan.

    “Ya.. terruss.. argghh.. eemmh.. enak.. oohh..” Mulut tante meracau.
    Setiap kali Tante Vira terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk vaginanya, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi liang senggamanya, kulakukan beberapa kali.

    “Emhh Ndri.. ayo dong jangan gitu.. kau jahat oohh..” Kata tante memohon.
    Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akn membuatnya klimaks dengan jariku tapi dengan mulutku, aku ingin menerapkan hasil latihanku dengan Bu Desy dan Bu Anit.

    Segera kuarahkan mulutku keselangkangannya. Kusibakkan rambut-rambut hitam yang mengelilingi vaginanya dan terlihatlah liang senggamanya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

    “Ndri.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” Kata tante.
    Aku tak perdulikan kata-katanya, lidahku terus menari-nari didalam liang senggamanya bahkan menjadi semakin liar tak karuan Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkram sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Ndri.. aahh..” Kata tante ketika ia klimaks.
    Setelah Tante Vira selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku mencumbunya lagi karna aku juga ingin mencapai kenikmatan. Kali ini posisiku dibawah tubuh Tante Viral.


    Aku tidur telentang dan Tante Vira melangkah diatas batang penisku. Tangannya memegang batang kejantananku yang tegak perkasa, setelah menjilatinya lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan vaginanya diarahkan ke batang penisku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan liang kewanitaannya.Tante Vira lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggannya dan ketika sampai dikepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi kini ia mempercepat gerakannya.

    Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desis, sungguh seksi wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha mencapai puncak kenikmatan.

    Wajah tante terlihat sangat cantik seperti itu ditambah lagi rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepaalanya. Payudaranya terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tembah keras katiak jari-jariku memelintir puting susunya.
    “Oh emhh yaah.. oohh..” Itulah kata-kata yang keluar dari mulut tante.
    “Tante nggak kuat lagi Ndri..” Kata tante sambil berhenti menggerakkan badannya.

    Aku tahu ia segera mencapai klimaks, lalu aku rebahkan tubuh Tante Vira dan kupompa liang senggamanya, tak lama tante mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Tante Vira menikmati orgasmenya yang kesekian.
    Setelah itu kucabut batang penisku dan kusuruh Tante Vira menungging lalu kumasukkan batang penisku dari belakang. Tante terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang kulakukan padanya. Ia hanya mendesah kenikmatan.


    Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh tante rebahan lagi dan aku masukkan lagi batang kejantananku dan memompa vaginanya lagi, karna aku ingin mengakhirinya. Beberapa saat kemudian tante ingin klimaks lagi, wajahnya memerah dan tubuhnya menggelinjang ke sana ke mari.

    “Ahh.. oh.. tante mau enak lagi Ndri. arrghh ahh..” kata Tante Vira.
    “Tunggu sayang, ki.. kita barengan.. aku juga sedikit lagi..” desahku.
    “Tante udah nggak tahan Ndri.. ahh..” kata Tante Vira mendesah panjang.
    Lalu tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. caran hangat membasahi batang kejantananku. Cairan hangat menyirami batang penisku dan kurasakan dinding vaginanya seakan akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya aku pun tidak kuat.. crott.. aku pun mencapai klimaks.
    Nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat meresapi kenikmatan yang merasuki kami berdua.

    “Thank’s tante” Bisikku sambil memelintir puting susunya.
    Setelah itu 3 malam berturut-turut aku memuaskan hasrat yang terpendam sejak aku kecil sampai Tante Vira kembali pulang ke Smr.
    “Kalau pulang.. jangan lupa kerumah ya” Bisiknya saat akan naik ke pesawat terbang di bandara.

    Aku tersenyum penuh arti. Sebentar lagi aku akan pulang berlibur, aku sudah rindu dengan Tante Vira yang semok aduhai.

  • Video Bokep Eropa adik melihat ibu tiri lagi ngocok kontolku

    Video Bokep Eropa adik melihat ibu tiri lagi ngocok kontolku


    2445 views

  • Kisah Memek Janda Lugu Pengobat Rindu

    Kisah Memek Janda Lugu Pengobat Rindu


    2708 views

    Duniabola99.com – Ditinggal mati oleh isteri di umur 39 tahun bukan hal yg menyenangkan. Namaqu Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yg terpaut lima tahun dariku sudah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aqu seorang diri dgn dua orang anak yg masih membutuhkan perhatian penuh.


    Aqu harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yg mudah. Sejumlah kawan menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yg bagus, namun aqu tak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yg tak menyaygi mereka. Karena itu aqu sangat hati-hati.

    Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yg tak tergantikan. Anita kini berumur sepuluh tahun dan Marko adiknya berumur enam tahun. Anak-anak yg lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama kawan-kawannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari sudah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

    Sejalan dgn itu, nafsu birahiku yg tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa kawan mengajakku mencari perempuan panggilan namun aqu tak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aqu bermasturbasi. Sesaat aqu merasa lega, namun sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang perempuan selalu muncul di kepalaqu karena rasa kesepian.

    Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Perlahan-lahan aqu mulai menaruh perhatian ke perempuan-perempuan lain. Beberapa kawan kerja di kantor yg masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aqu lebih suka memiliki mereka sebagai kawan.

    Karena itu tak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang perempuan semakin meningkat, kesempatan itu datang dgn sendirinya. Senja itu di hari Jumat, aqu pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aqu tak terburu-buru.

    Di depan hotel Mirama kulihat seorang perempuan kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tak ada orang yg peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak tahu apa yg hendak dilaqukan. Rupanya mencari bantuan. Aqu mendekat.


    “Ada yg bisa aqu bantu, Mbak?” tanyaqu sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Aqu memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah taqut, Mbak”, kataqu.”Namaqu Ardy. Boleh aqu lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aqu membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar namun aqu menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja.

    Tak kuduga hari berikutnya aqu bertemu lagi dgnnya di Tunjungan Plaza. Aqu sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaqu. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaqu Meywan. Maaf, kemarin tak sempat berkenalan lebih lanjut.”
    “Aqu Ardy”, sahutku sopan.

    Harus kuaqui, mataqu mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Perempuan itu jelas turunan Cina. Kontras dgn pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalem pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dgn kaos putih berlengan pendek dan leher rendah.

    Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yg ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dgn jujurnya, dipadu oleh pinggang yg ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan bokong yg besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aqu menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yg tak pernah kulaqukan. Kami duduk di meja terdekat sembari memperhatikan orang-orang yg lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aqu tak menjawab. Aqu melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.


    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
    “Isteriku sudah meninggal”, kataqu. Hening sejenak.
    “Maaf”, katanya,”Aqu tak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dgn rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aqu tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yg mengelola beberapa toko pakaian. Aqu juga akhirnya tahu kalau ia berumur 32 tahun dan sudah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

    Selama pembicaraan itu sulit mataqu terlepas dari bongkahan dadanya yg menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aqu menelan air liur membaygkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaqu.
    “Rasanya nggak ada yg mau sama aqu”, sahutnya.
    “Ah, Masak!” sahutku,”Aqu mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”
    “Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sembari menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dgn ucapanku.

    Tak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Meywan, perempuan Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Aqu menunggu Ardy di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yg mau menolak kesempatan berada bersama perempuan semanis dan seseksi Meywan. Aqu mengangguk sembari mengedipkan mata. Ia membalasnya dgn kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aqu main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aqu sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.


    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aqu membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sembari mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Meywan tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yg bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu.

    Apalagi aqu sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang perempuan Cina. Tapi apakah ia mau menerimaqu? Apalagi aqu bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dgn rambut yg ikal.

    Tapi.. Peduli amat. Toh ia yg mengundangku. Andaikata aqu diberi kesempatan, tak akan kumur-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaqu kemarin, yah tak apalah. Aqu tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aqu berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yg indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dgn lampu depan yg buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang perempuan separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Meywan menunggu di dalem”, lanjutnya lagi.

    Aqu mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalem. Selang semenit, Meywan keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aqu berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aqu dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang perempuan ke pipiku sejak kematian isteriku. Aqu berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yg empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aqu juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Meywan.
    “Makan sudah siap, Bu. Aqu datang lagi besok jam sepuluh.”
    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Meywan, “Aqu di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.


    “Ayo minum. Santai aja, aqu mandi dulu”, katanya sembari menepuk pahaqu.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yg dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yg montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Bokongnya yg besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yg indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Meywan membuatku terkesima. Rambutnya yg panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Namun yg membuat mataqu membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalemnya jelas kelihatan. BH merah kecil yg dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yg indah. Celana dalem merah jelas memberikan bentuk bokongnya yg besar bergelantungan. Pemandangan yg menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aqu tahu, Ardy suka”, katanya sembari duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aqu lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaqu. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalem hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aqu merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalem pelukanku. Tangaqu mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yg montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sembari mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dgn lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yg kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yg mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

    Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yg masih tertutup celana dalem tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalem itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek namun segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan tubuhnya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yg semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalemku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yg kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dgn diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yg pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aqu yakin senjataqu ini akan menjadi kesukaan Meywan. Ia pasti akan ketagihan.


    “Au.. Besarnya”, kata Meywan sembari mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aqu mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dgn itu melepaskan bajuku. Segera sesudah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya.

    Aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaqu dan menggenggam kemaluanku yg semakin berdenyut-denyut. Aqu pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang perempuan Cina yg cantik dan seksi duduk di pahaqu hanya dgn celana dalem dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aqu bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalem pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat.

    Buah dadanya yg sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaqu. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yg lebar dan empuk. Aqu menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalemnya.

    Ia membiarkan aqu melaqukan semua itu sembari mendesah-desah menahan nafsunya yg pasti semakin menggila. Sesudah tak ada selembar benangpun yg menempel di tubuhnya, aqu mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yg mengagumkan itu.

    Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dgn mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dgn puting yg kemerah-merahan. Perutnya rata dgn lekukan pusar yg menawan.

    Pahanya mulus dgn pinggul yg bundar digantungi oleh dua bongkah bokong yg besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yg indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
    “Aqu kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
    “Semuanya ini milikmu”, katanya sembari merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aqu ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaqu. Tangannya lincah melepaskan celanaqu. Celana dalemku segera dipelorotnya.

    Kemaluanku yg sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yg luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalem mulutnya. Aqu mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.


    Puas mempermainkan kemaluanku dgn mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aqu menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yg mengeras itu.

    Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan namun pasti aqu menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yg semakin menggila. Aqu menjilati perutnya yg rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yg mulus padat itu membuka, menampakkan liang surgawinya yg sudah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi liang yg kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke liang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalem liang yg sudah basah membanjir itu.

    Ia menjerit dan spontan duduk sembari menekan kepalaqu sehingga lidahku lebih dalem terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Bokongnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aqu tahu tak ada sesuatu pun yg bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aqu tak ingin menikmatinya sebagai orang raqus. Sedikit demi sedikit namun sangat nikmat. Aqu terus mempermainkan klitorisnya dgn lidahku.

    Tiba-tiba ia menghentakkan bokongnya ke atas dan memegang kepalaqu erat-erat. Ia melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yg pertama. Aqu berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aqu menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

    Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku sudah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aqu menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aqu bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yg terserak.

    Mulutnya terus menggumam tak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan bokongku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aqu sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan bokongku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aqu berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi bokongku sehingga kemaluanku yg panjang dan besar itu menerobos ke dalem dan terbenam sepenuhnya dalem liang surgawi miliknya.


    Ia menghentak-hentakkan bokongnya ke atas agar lebih dalem menerima diriku. Sejenak aqu diam menikmati sensasi yg luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aqu mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding liang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Bokongnya yg bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dgn genjotanku di kemaluannya.

    Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dgn mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dgn kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dgn lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayg, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dgn gerakan bokongku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aqu akan orgasme.

    “Aqu mau keluar, Meywan”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
    “Aqu juga”, sahutnya, “Di dalem sayg. Keluarkan di dalem. Aqu ingin kamu di dalem.”

    Kupercepat gerakan bokongku. Keringatku mengalir dan menyatu dgn keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan bokongku dan kemaluanku membenam sedalem-dalemnya. Spermaqu memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan bokongnya ke atas menerima diriku sedalem-dalemnya.

    Kedua pahanya naik dan membelit bokongku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaqu ke dalem rahimnya. Inilah orgasmeku yg pertama di dalem kemaluan seorang perempuan sejak kematian isteriku. Dan ternyata perempuan itu adalah Meywan yg cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aqu mengangkat tubuhku. Aqu memandangi wajahnya yg berbinar karena birahinya sudah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Ardy, kamu hebat sekali, sayg”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aqu tak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
    “Meywan juga luar biasa”, sahutku, “Aqu sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yg menawan ini. Meywan tak menyesal bersetubuh dgnku?”
    “Tak”, katanya, “Aqu malah berbangga bisa menjadi perempuan pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aqu lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataqu, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aqu,” lanjutnya, “Tapi kalau aqu yg pingin, boleh kan aqu nelpon?”
    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aqu kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aqu mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan. Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tak terlupakan. Kami terus berpacu dalem birahi untuk memuaskan nafsu.

    Aqu menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalem berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dgn aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel namun terbanyak di rumahnya.

    Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dgn permainan birahi yg panas dan menggairahkan.

  • Video Bokep Asia Kotone Amamiya squirt dikocokin diatas meja

    Video Bokep Asia Kotone Amamiya squirt dikocokin diatas meja


    2083 views

  • Kisah Memek Dengan Istri Paman Penuh Nikmat

    Kisah Memek Dengan Istri Paman Penuh Nikmat


    5352 views

    Duniabola99.com – Kisah ini bermula ketika aku sedang berkunjung ke rumah pamanku yang ada di daerah, bagaimana selanjutnya ? Penasaran…

    Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.


    Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak istri. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya cocok dgn matanya, katanya.

    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang istri pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.

    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dina, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dina itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dina memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dina.

    Tapi tidak demikian halnya dgn Dina. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dina lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dina.

    “Eh, ada apa din?”
    “Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”
    “Kenapa enggak sekarang aja?”
    “Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dina sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.


    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
    “Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”
    “Eee, penasaran ya, Tonn?”
    “Iya lah, ayo dong buruan!”
    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”
    “Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.”
    “Napsu yang mana nih?” Dina sepertinya memancingku.
    “Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”

    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.

    “Yah udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.”
    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
    “Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.
    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”
    Lalu Dina bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
    “Bye-bye Tonn.”

    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.
    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
    Dina tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”
    “Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”
    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”
    Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”
    “Ayo masuk Tonn, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

    Sambil aku berkeliling, Dina berkata, “Mau minum apa Tonn?”
    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dina sambil tertawa.
    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Tonn, kalo elu mau nonTonn, setel aja langsung..!”

    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa gua enggak salah denger nih..?”
    Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”
    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

    “Duduk sini Tonn, jangan bengong aja, khan udah gua bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dina sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
    Kemudian aku pun duduk dan nonTonn di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”
    Dina tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.


    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Tonn, sejak kemarin bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol terus. Tonn, gua suka sama elu.”
    “Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”
    “Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Dina sambil mendesah.

    Aku pun menjawab, “Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak sama Paman gua, entar dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.”
    Dina diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dina tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dina, gua cinta elu.”

    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dina pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dina menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas pDinadara yang masih terbungkus BRA itu.
    “Aaahh, buka aja BH-nya Tonn, cepat.., oohh..!”
    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.


    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Tonn.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
    Setelah bosan dgn pDinadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.
    “Aouww Tonn, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelDinat manja melingkari leherku.

    Kemudian kuletakkan Dina pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dina mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dina menggeliat kegelian.

    “Aduh Tonn, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!”
    “Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
    “Udah ah, jilati aja memek gua Tonn..!”
    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dina menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.
    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

    “Tonn, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”
    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
    “Dina, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”
    “Tonn, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
    “Aduh sakit Tonn, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.


    “Pelan-pelan Tonn, masih sakit nih..!” katanya meringis.
    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dina sangat menikmati sekali permainan ini.

    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Tonn, aa.. akuu.. mau keluarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.

    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.

    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
    Lalu ia berkata kepadaku, “Tonn, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Tonn, gua sangat sayang pada elu.”
    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”
    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dina ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dina, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.


    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.