Author: dbgoog99

  • Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh

    Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh


    3666 views

    Link BokepNarasi Seks Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok. Waktu itu, saya mengantar istriku dalam suatu seminar 2 hari dalam suatu hotel berkelas dan saya bermalam pada sebuah pemondokan di kota itu, untuk mengirit biaya kamarnya lumayan bagus dan kamar yang masih ada cuma kamar ganda beds. Istriku dipilih sebagai wakil dosen di universitasnya dan gagasannya seminar itu akan diselenggarakan 2 hari di mana diawali jam 8 pagi sampai jam 2 siang.
    Istriku yang bahenol waktu itu kenakan blaser kuning berleher rendah hingga ke-2 payudara montoknya terlihat dari kembali blaser kuningnya dan terlihat remang remang puting susu istriku dibalik blasernya karena waktu itu istriku yang telah berusia 40 tahun menggunakan BH tipis dan bokong bahenolnya demikian memikat waktu jalan dengan goyangannya karena istriku menggunakan rok span plastis hitam meskipun perutnya sudah tidak kecil kembali dan menggunakan sepatu bertumit tinggi.

    narasi seks, narasi dewasa, narasi sex 2024, narasi ngentot terkini, cersex, cerseks 2024, cersex terkini 2024, narasi sex menghidupkan nafsu wanita tanpa sentuh

     

    Cerseks Terkini 2024 Kerap saya berpikir jelek supaya istriku menyeleweng dan saya bisa menjumpainya dengan melihat bagaimana saat istriku “dikerjakan” lelaki tua. Istriku pernah narasi jika salah satunya mahasiswanya di kelas yang ada di luar kota sebelumnya pernah “permainkan” wilayah sensitifnya di selangkangannya, hingga istriku tidak berani berdiri semakin lama di kelas dan duduk di atas meja pendidik yang ditutup oleh taplak meja saja.
    “Mas kelak tidak perlu dijemput karena telah disiapkan angkutan oleh panitia. Mas, raih tidur saja, jika ingin pijit saja, agar malam nanti tambah ‘greng’,tetapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, mencari tukang pijit kakek kakek, sekaligus mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Agar, selainnya memijit menyuntik iniku,” kata istriku ketawa sekalian menunjuk selangkangannya “Benar ?”kataku “Bisa kan, mas? bertanya istriku “Kau memang ingin to, dik?” tanyaku “Ya, saya ingin mas,” kata istriku vulgar melihatku dengan tajam “Bisa, kan?” kata istriku membujuk “Jika kau sukai dan suka ?” jawabku
    Sesampainya di pemondokan, saya meminta penerima tamu untuk carikan tukang pijit. Sampai saya makan siang, baru ada tukang pijit itu, orangnya tua menggunakan ikat kepala dan bawa tas kulit kumal, berpakaian hitam, dan celana komprang selutut, ia menyuruhku menggunakan sarung.
    “Siapa namanya, pak,” saya menanyakan saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang panggil saya, Mbah Demonstrasi, mas,” ucapnya Menurut ceritanya, ia pakar pijit urat dan dapat membuat lelaki tambah greng dan ia sanggup membesarkan kemaluan lelaki dan banyak narasi yang lain, bahkan juga ada narasi Mbah Demonstrasi yang membuatku merinding, yakni jika ia dapat menghidupkan nafsu seorang wanita tanpa sentuh. Ia bahkan juga sebelumnya pernah membuat salah satunya istri petinggi jauh- jauh tiba dan bermalam di tempat tinggalnya di dusun untuk meminta dipenuhi.

    Mbah Demonstrasi terus memijit dan pada akhirnya saya diminta bertumpu pada tempat tidur dan memerintah menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan di saat saya dipijit tangkai kemaluanku dan sesaat selanjutnya kusaksikan tangkai kemaluanku jadi membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Demonstrasi segera tutup sarungku, kusaksikan istriku masuk. “Simpananmu, mas?” tanyanya berbisik saat menyaksikan istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan berbohong, wanita ini dapat “digunakan”,”ucapnya. Belum saya menjawab “Saya bisa juga membuat mas tidak berdaya,”ucapnya dan saya meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti melafalkanng dan saya tidak bisa bergerak.

    “Telah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Demonstrasi yang menjawab. “Perkenalkan ini istri saya, Mbah Demonstrasi,”kataku. “Benar to, jeng? ucapnya. “Lho, iya mbah kan hotel ini tidak bisa dibawa-bawa, memang apa mbah menyaksikan saya oang yang tidak benar” kata istriku sekalian menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Demonstrasi. “Saya istrinya,” istriku mengenalkan diri dekati Mbah Demonstrasi yang duduk di tepi ranjangku. “Saya, Mbah Demonstrasi,”ucapnya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.
    “Saya anggap jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Demonstrasi. “Wah, kebenaran saya membawa surat nikah, mbah,”kata istriku ambil surat nikah dari tasnya dan memberikan 1/2 membungkuk dan kusaksikan mata Mbah Demonstrasi langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demonstrasi melihat tajam gundukan daging payudara istriku sisi atas.

    “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demonstrasi “Saya, tidak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Tidak Mbah Demonstrasi tidak perlu megang?.”ucapnya sekalian berdiri dan ke arah tempat tidur satunya, saya tidak bisa melakukan perbuatan apa apa saat istriku merebahkan dianya di atas kasur empuk itu tanpa melepaskan sepatu tumit tingginya. Mbah Demonstrasi duduk di tepi tempat tidur bokongnya berdekatan dengan bokong bahenol istriku yang tiduran. Kusaksikan Mbah Demonstrasi buka telapak tangannya dan cuma satu genggam jaraknya dari badan istriku bergerak di atas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan ke-2 betis istriku.

    “Bagaimana jeng, sedap”bertanya Mbah Demonstrasi “Waah, kok dapat ya tidak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Sedap kan jeng,” Mbah Demonstrasi menanyakan kembali “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Sedap rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Yati, mbah?”jawab istriku “Jeng Yati, barusan sedap, kan?bertanya Mbah Demonstrasi kembali “Iya, mbah sedap,” kata istriku “Jika ini tidak sedap Jeng Yati, tetapi nikmat..”kata Mbah Demonstrasi
    Kusaksikan Mbah Demonstrasi meningkatkan telapak tangannya di atas ke-2 payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Demonstrasi tutup telapak tangannya dan kembali membuka seakan Mbah Demonstrasi tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan ke-2 tangan istriku menekan di bawah ketiaknya hingga ke-2 payudara montoknya makin menggelembung dari kembali blaser nya. “ooh mbbaaaaah Demoooo ?.”
    Istriku mendesah saat tangan Mbah Demonstrasi makin cepat buka tutup meremas dari jarak jauh ke-2 payudara montok istriku yang tetap terikat blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satunya tangan Mbah Demonstrasi seakan melintir puting susu istriku dan terlihat terang ke-2 puting susu istriku tersembul dari kembali blaser nya. “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Demonstrasi kelihatannya melintir sekalian menarik ke-2 puting susu istriku.

    Mbah Demonstrasi makin lama makin kuasai istriku dan ternyata istriku cuma dapat mendesis dan mendesah oleh tindakan Mbah Demonstrasi. “Mari membuka kancingnya,”perintah Mbah Demonstrasi Istriku yang mengeluh “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seakan ada yang memikat badannya dan terduduk di tempat tidur meskipun mulutnya menampik tetapi ke-2 tangannya buka satu kancing blaser kuningnya dan saya terheran saat istriku melepaskan hubungan BHnya ada di belakang dan menarik BHnya sendiri sampai tali talinya terputus. “Mari mbah haus,” kata Mbah Demonstrasi.
    istriku buka tiga kancing blaser nya dan sendirinya ke-2 payudara montok istriku di mana ke-2 puting susunya yang menegang tersembul keluar blaser kuningnya.

    “Saya haus Jeng Yati, saya dari barusan lelah mijit kangmasmu, tetapi tidak diberi minum, saya ingin minum,”kata Mbah Demonstrasi sekalian seakan menyeka ke-2 payudara istriku langsung mengeluh “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tetapi istriku menggenggam paayudara kanannya sisi bawah dan memberikan ke dalam mulut Mbah Demonstrasi dan Mbah Demonstrasi langsung mencaplok payudara kanan istriku yang diberikan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu ingin keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Demonstrasi mengisap nyedot payudara kanan istriku yang keluarkan air susu. Mbah Demonstrasi menarik badan istriku sampai turun dari tempat tidur dan istriku sekarang berdiri menyorongkan tubuhnya di muka Mbah Demonstrasi yang duduk di tempat tidur karena tangan kiri Mbah Demonstrasi merengkuh punggung istriku dan tangan kanan Mbah Demonstrasi meremas remas payudara kiri istriku.
    “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan ke-2 tangan istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi yang kenakan ikat kepala. Ternyata sedotan Mbah Demonstrasi pada payudara kanan istriku demikian kuat dan cepat sampai beberapa saat saja air susu payudara kanan istriku juga habis dan Mbah Demonstrasi langsung menyantap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” kedengar kembali saat Mbah Demonstrasi dengan garangnya mengisap air susu payudara kiri istriku yang tetap mengeluh tidak karuan.

    Demikian garangnya Mbah Demonstrasi mengisap air susu payudara kiri istriku, istriku juga menekan kepala Mbah Demonstrasi ke dadanya sampai ikat kepala Mbah Demonstrasi lepas dan kusaksikan kepala botak memiliki rambut jarang-jarang itu juga terlihat, gilanya istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi. Terlihat ke-2 mata istriku terpejam mendapatkan tindakan garang Mbah Demonstrasi pada payudara kiri istriku dan Mbah Demonstrasi hentikan sedotannya saat air susu istriku habis.
    “Nikmat kan Jeng Yati,”bertanya Mbah Demonstrasi Istriku cuma diam dan melihat padaku selanjutnya mendesis lagi saat telapak tangan kanan Mbah Demonstrasi di muka selangkangan istriku. Tangan kanan Mbah Demonstrasi seakan menggosok selangkangan istriku hingga istriku berjinjit karena itu. Ternyata Mbah Demonstrasi permainkan istriku dan Mbah Demonstrasi biarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkut angkat ke atas sementara tangan kirinya raih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku mengeluarkan bunyi “check cek check” mengisyaratkan lendir vagina istri ku telah keluar.
    “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku dan mendudukan istriku di sisi kiri Mbah Demonstrasi. Sekarang istriku yang telah lesu tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demonstrasi, kepala istriku bertumpu dibahu kiri Mbah Demonstrasi, ke-2 payudara montoknya keluar blaser kuningnya, sedangkan ke-2 kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, hingga celana dalam sutera putihnya terlihat. Tangan kanan Mbah Demonstrasi raih bingkisan putih itu dan saya demikian takut dan jijik menyaksikan suatu hal entahlah apa namanya, suatu hal sebesar tangkai kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau memiliki gurat gurat melingkar seperti skrup dan memiliki seperti duri duri di mana-mana.
    Bingkisan pada tangan kanan Mbah Demonstrasi didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melonjak di paha kiri istriku langsung menjerit ketahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Demonstrasi membuka rok span hitam plastis istriku dan demikian menyaksikan suatu hal yang menjalar dipaha kirinya, istriku langsung lesu dipelukkan Mbah Demonstrasi. “Saksikan Jeng Yati,”ucapnya sekalian memaksakan istriku menyaksikan benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Demonstrasi bukanlah ambil benda itu, tetapi justru tundukkan kepala istriku supaya bisa menyaksikan sedang apa benda yang makin dekati selangkangan istriku dan Mbah Demonstrasi meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan hingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat kelihatan.

    Benda itu mendengus dan terlihat olehku asap seluar dari lubang berbibirnya menyemburkan bulu bulu kemaluan istriku langsung pejamkan ke-2 matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Datang ?datang benda itu mematuk ke sisi atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”melaju kata-kata istriku mirip orang pelacur saat lubang berbibir benda itu menyantap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku mendesah rintih dan bokong bahenolnya bergetar tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku merengkuh pinggang Mbah Demonstrasi kuat. Keringat istriku mengalir deras napasnya menderu gemuruh meredam gairah birahinya.
    Ternyata benda itu makin garang mengulum dan mengisap nyedot kelentit istriku hingga badan istriku betul-betul tergetar luar biasa, tangan kiri istriku meremas sprei tempat tidurnya sampai “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan bokong bahenol istriku tersentak sentak dan ke-2 kakinya melafalkanng lempeng terkangkang capai orgasme pada sore hari tersebut.
    Mbah Demonstrasi biarkan istriku sampai napasnya tenang dan tegakkan badan istriku yang lesu berdiri dan merengkuh istriku dari belakang di mana ke-2 payudara istriku keluar blaser kuningnya dan rok spannya terkuak sampai diperutnya. Mbah Demonstrasi membimbing istriku ke ranjangku. Kusaksikan benda itu membujur sepanjang bibir vagina istri ku dan Mbah Demonstrasi memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya.
    Saya cuma bisa menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti pergerakan mengempot bibir vagina istri ku langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Bokong bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas rasakan kepuasan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Selang beberapa saat desis istriku makin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk ke-2 kalinya bokong bahenol istriku tersentak sentak demikian kerasnya saat orgasme ke-2 nya berjalan.

    Mbah Demonstrasi masih tetap menggenggam badan istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sedangkan tangan kanannya menarik paha kanan istriku sampai berdiri terkangkang. Kusaksikan benda ulat itu masih tetap mengulum kelentit istriku dan tau-tau ekor ulat itu mengacungkan ke atas dan tangan kanan Mbah Demonstrasi segera membuka lebar bibir vagina istri ku yang basah dan ulat itu juga melingkarkan sisi ekornya saat Mbah Demonstrasi buka lebar-lebar Aku juga bergidik aaat ekar ulat itu melekat di bibir vagina istri ku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu menjalar tembus lubang vagina istri ku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu makin saat menyerang lubang vagina istri ku.
    Secara refleks istriku buka ke-2 kakinya dan badanya menyorongkan badannya di depan hingga ke-2 payudara montok istriku yang menggantung selekasnya diamankan oleh tangan kanan Mbah Demonstrasi dan meremas remas payudara istriku, dan tangan kirinya yang menyokong badan istriku turut ikut-ikutan meremas remas payudara istriku. Badan istriku mengelinjang tidak karuan terima tiga sengatan birahi sekalian, di mana ke-2 payudaranya dengan berganti-gantian di remas remas tangan mbah Demonstrasi, dan kelentitnya dikulum dan dihisap sedot mulut ulat itu dan lubang vagina istri ku dipenuhi badan ulat yang dengan bulu seperti duri dan bergurat di badan ulat tersebut.
    Bokong istriku menungging nungging dan ke-2 tangan istriku ke belakang menggenggam kuat pinggul Mbah Demonstrasi yang menggesek gesekkan selangkangannya ke bokong istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tidak karuan, sekali kali pergerakan pinggulnya mundur-maju secara pesatnya.
    “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengeluh saat orgasme ke-3 nya dan badan istriku terhuyung di depan dan tersuruk di lantai, dan ke-2 kakinya menekuk ke-2 lututnya menyokong badannya yang bersimba peluh di lantai, hingga posisi istriku menungging. Istriku betul-betul tidak dapat karena baru ini kali istriku orgasme lebih dari 2x dan kusaksikan Mbah Demonstrasi yang menyokong badan istriku meng ikuti arah badan istriku tersuruk ada di belakang badan istriku dan menyaksikan istriku menungging, Mbah Demonstrasi segera membuka ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga anus istriku kelihatan.

    Mbah Demonstrasi makin buka bokong istriku dan anus istriku juga terbuka dan tanpa jijik Mbah Demonstrasi menjilat-jilati anus istriku yang membuat badan istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh.. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengeluh erang tidak karuan badannya seakan menggigil dan bokong istriku seakan disengat oleh listrik beberapa ribu volt goyangannya getarkan bokong bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Demonstrasi menjulurkan lidahnya tembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Demonstrasi mundur-maju mengeluar masukan lidahnya yang panjang ke anus istriku.
    Erangan istriku makin kuat dan badan nya tergetar luar biasa terima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan lubang vaginanya bersama, hingga desisan istriku seakan mirip orang yang menangis tersedu sedu rasakan enaknya rangsangan Mbah Demonstrasi dan ulat yang menyumpal lubang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan ke-2 tangannya terpegang kuat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengeluh dan bokong bahenolnya tersentak sentak saat capai orgasmenya yang keempat dan badan istriku telungkup dan tersuruk di lantai.

    Cuma bokong bahenol istriku yang sekali kali tergetar luar biasa dan tubunya tidak dapat bergerak dan napas istriku tetap mengincar, ke-2 matanya tertutup, mulutnya tetap mendesis desis kurang kuat nikmati kepuasan baru di mana ke-3 gempuran birahi di wilayah paling peka istriku terserang dengan gencarnya.
    Tau-tau Mbah Demonstrasi memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah tangkai kemaluannya yang telah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan memiliki ujung seperti jamur besar itu juga di pegang oleh tangan kanannya dan menarik ke-2 pangkal paha depan istriku hingga istriku menungging lagi dan ke-2 tangannya buka lagi ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga lubang anus istriku menganga lagi dan Mbah Demonstrasi meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur kembali menerobos masuk ke dalam lubang anus istriku dan Mbah Demonstrasi terus meludahi dan mengeluar masukan lidahnya sampai betul-betul penuh ludah Mbah Demonstrasi.
    Mbah Demonstrasi menggenggam tangkai kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku kurang kuat saat Mbah Demonstrasi dengan tenaganya yang greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengeluh dan mengerutkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.”

    Bokong istriku tergetar kembali saat ulat itu mulai menggairahkan kelentit dan lubang vagina istri ku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi perlahan-lahan tetapi tentu melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “bokong istriku tergetar kembali, ternyata tiap Mbah Demonstrasi menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di lubang vagina istri ku tergetar dan mulut ulat itu mengisap kelentit istriku bersaamaan hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi makin lama makin dalam di lubang anus istriku.
    Demikian tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi masuk semuanya di lubang anus istriku, Mbah Demonstrasi mulai menarik lagi dan masukkan tangkai lagi kemaluannya dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” makin lama makin cepat kedengar dan badan istriku ke depan ke belakang meng ikuti pacuan bokong Mbah Demonstrasi mengeluar masukan tangkai kemaluannya di lubang dubur istriku.
    “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Demonstrasi makin cepat memacu tangkai kemaluannya di lubang vagina istri ku dan “Mbaaaaaah Demooooooooooo ??.”istriku mengeluh lirih dan Mbah Demonstrasi menusuk tangkai kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang alami orgasme ke-5 dan tangan Mbah Demonstrasi menarik pangkal paha istriku sampai bokong Mbah Demonstrasi menyikat nyodok bokong bahenol istriku karena air manimya muncrat dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” mirip orang membuang angin kedengar dari lubang anus istriku dan ternyata air mani Mbah Demonstrasi keluar penekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi yang lumayan besar tersebut.
    Mereka selanjutnya menggelepar dan tersuruk bersama badan tua renta itu menindih badan sintal istriku yang betul-betul lesu layani lelaki tua tersebut. Ke-2 nya juga tertidur karena kecapekan.

    Sekitaran jam tujuh malam, istriku terjaga dan secara langsung mandi keramas. Istriku kenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kusaksikan istriku tanpa kenakan BH dan celana dalamnya berhias antara dua tempat tidur berdiri di muka cermin. Mbah Demonstrasi selang beberapa saat bangun dan mandi. Demikian istriku usai berhias, Mbah Demonstrasi juga usai mandinya tanpa memakai apapun itu hingga tangkai kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu telah menegang kaku.
    Mbah Demonstrasi dekati istriku dari belakang dan merengkuh badan istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Demonstrasi langsung mencari perut istriku dan membuka rok span istriku sisi depan dan menyelusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Selang beberapa saat bunyi kecepak “check cek check” di selangkangan istriku juga kedengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???”

    Bokong bahenol istriku mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Demonstrasi buka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, ke-2 kaki istriku makin terkangkang karena tangan kanan Mbah Demonstrasi makin terus-menerus mengocak dan mengelus bibir vagina istri ku yang makin basah yang memunculkan suara kecepak yang makin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Demonstrasi menggerakkan badan istriku di depan hingga badannya bertopang di atas meja dandan dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang dekati cermin meja dandan.
    Mbah Demonstrasi selanjutnya menggenggam pangkal tangkai kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang arahkan ujung tangkai kemaluannya yang seperti jamur ke lubang vagina istri ku dan rintihan istriku juga kedengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu ditiduri mbaaah Demoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak lubang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengeluh dengan luar biasanya, bokong bahenolnya tersentak sentak hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi dengan automatis ambles semuanya ke lubang vagina istri ku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku capai lagi orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh semenjak tadi siang ditiduri Mbah Demonstrasi.
    Badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku yang sempoyong karena lutut istriku tidak kuat meredam berat badannya sendiri karena tenaga istriku terkuras layani gairah syahwat lelaki tua itu yang tetap mengenjot meniduri istriku tanpa ampun.
    Badan istriku juga jatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku hingga kelihatan terang tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi tengah menyumpal lubang vagina istri ku yang telungkup. “Mbaaaaah saya diboooooooor ???” rintih istriku dan kusaksikan Mbah Demonstrasi tanpa mengenjot bokongnya, tangkai kemaluannya kelihatan secara jelas jadi membesar menjadi kecil dan ternyata memanjang memendek seperti mata bor membolongi kayu.
    “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku capai orgasme yang ke-3 malam itu dan tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi terus mengebor lubang vagina istri ku, dan istriku mendesah berkali kali. Seterusnya istriku terus-terusan mengeluh dan orgasme ke 4 kalinya,
    Mbah Demonstrasi meniduri istriku sampai pagi dan entahlah berapakah kali istriku alami orgasme, hingga keesokkan paginya istriku susah jalan, kata istriku bibir vaginanya membesar, sampai secara mau tak mau istriku tidak menggunakan celana dalamnya di hari ke dua seminar tersebut.

  • Cerita Sex Terkini Mengajarkan Gadis Polos Cafe Ngentot

    Cerita Sex Terkini Mengajarkan Gadis Polos Cafe Ngentot


    1834 views

    Link BokepNarasi Seks Terkini Mengajarkan Gadis Polos Elok Ngentot – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Ibu Majikanku yang Benar-benar liar di Tempat tidur. Kiki namanya, gadis yang duduk di kursi SMA itu benar-benar liar. Dia tinggal sendiri, aslinya di luar kota, tiap bulannya dia cuma terima kiriman uang dari orang tuanya. Tempat kos kami tiga tingkat, lantai satu untuk parkir kendaraan kami, lantai dua untuk kamar lelaki, dan lantai tiga untuk kamar wanita.

    Di sini lebih bersih dibanding kos yang dulu saya menempati untuk mengincar gerakan Citra. Ada sekitaran dua beberapa puluh kamar setiap lantainya, ruang lumayan besar seperti apartemen, ada kamar mandi dan dapur di dalamnya. Nyaman walaupun juga sedikit mahal.

    cersex, cerseks, narasi seks, narasi seks gadis polos, narasi seks gadis polos, mengajarkan gadis polos ngentot
    Cersex Terkini 2024 Saat itu saya dengar suara ribut di lantai atas, saya selekasnya lari ke sana, dan memperoleh dua gadis sedang berkelahi, mereka sedang bercakar-cakaran dan menarik-narik rambut. Saya selekasnya memisah mereka, secara gampang kulerai mereka. Namaku Wahyu, saya memberikan ancaman mereka akan ku membawa ke kantor polisi jika lakukan perkelahian kembali.
    Kiki seseorang yang ngotot, dia tidak ingin berdamai, dan rivalnya yang namanya Siska telah mohon maaf dan ingin berjabatan tangan. Kuminta Siska kembali lagi ke kamarnya, dan Kiki ku tenangkan. Ku membawa ke kafe yang ada di depan kos, semenjak tersebut kami mulai dekat.

    Entahlah pacaran atau mungkin tidak, tetapi kami telah lumayan dekat, bahkan juga benar-benar dekat. Saya mulai lupakan Citra, gadis yang dulu pernah jadi sasaran operasiku, dia ialah seorang pencandu narkoba, saat ini ia sedang direhabilitasi, dan telah lama saya tidak mendatanginya, mudah-mudahan saja ia makin membaik.

    Malam itu Kiki sedikit takut saat kami pulang dari bioskop, kami melihat film seram Hollywood yang dengan judul Annabelle, narasi boneka hantu yang berkekuatan supranatural jahat. Entahlah mengapa malam itu Kiki katakan dia tidak dapat tidur karena terngiang-ngiang dengan film itu, dan saya mau tak mau mengijinkan istirahat di indekos ku.

    Penisku sangat terasa mengeras dibalik celanaku, supaya lebih bebas aku juga selekasnya buka bajuku sampai bugil. “Mas, itu tititnya besar, ngaceng , Kiki tidak pernah saksikan..”, ucapnya seperti gadis polos. “Kiki ingin tahu? Saksikan saja…”, saya arahkan penisku ke arahnya. Kiki memerhatikan penisku dan disentuh-rabanya.

    Beberapa saat selanjutnya saya mulai mengajarkannya. Saya duduk di atas kasur dan Kiki berjongkok di lantai, saya mengajarkannya langkah mainkan penis dan menyepongnya. Kiki secara cepat dapat belajar, dia seperti sangat mudah memahami dengan yang kuarahkan. Kiki makin kompeten mengocak dan menyepong penisku. Kuperhatikan mukanya yang mundur-maju di selangkanganku, penisku masuk keluar di mulutnya. Dia terkadang menjilat-jilatinya.

    Mukanya benar-benar ayu, serupa dengan anggota JKT48. Kubayangkan muka aktris itu yang menyepong penisku, oh benar-benar nikmat sampai saya nyaris berejakulasi. Kutahan sepongan Kiki, saya tidak ingin selekasnya mengusaikan semuanya. Saya mengusungnya, saya lantas merebahkannya lagi ke kasur, kembali kuciumi bibirnya. Sedikit berlainan, sesudah menyepongi penisku, bibir Kiki berasa berlainan, sedikit ada berbau rasanya. Tidak ingin lama nikmati bibirnya itu, aku juga selanjutnya arahkan kecupanku ke leher sampai ke arah susu nya kembali.

    Cantik susunya, kuremas dan kusedoti putingnya. Benar-benar nikmat rasanya, saya sudah mengagahi kekasihku, kekasih yang umurnya tertaut lumayan jauh denganku. Susunya fresh, saya benar-benar menyenanginya, putih mulus dan wangi. Beberapa saat berakhir aku juga mulai meraba-raba ke vaginanya, jembutnya yang jarang mengisyaratkan ia baru berkembang remaja.

    Saya mulai meraba-raba sisi garis tengahnya itu, Kiki sedikit malu, tetapi saya dekap mulutnya dengan bibirku supaya saya bebas mainkan jariku di vaginanya. Kiki mendesah nikmat saat saya mainkan wilayah klitorisnya, sedikit geli membuat Kiki merontah ingin melepas tanganku dari vaginanya. Tetapi saya menindihnya kuat, lantas saya mulai mainkan jariku, masuk keluar di lubang vaginanya yang rupanya masihlah benar-benar sempit.
    Telah lumayan lama dan tanganku mulai capek memompa dalam vaginanya itu, sekarang saya coba arahkan penis ku yang me ngaceng keras ke vaginanya. “Ah, sakittt…”, rintih Kiki karena vaginanya sedikit sempit hingga penis besarku menyobeknya.

    Saya dengan perlahan menusukkannya, dan dengan perlahan-lahan juga menariknya keluar kembali. Ku ulangi satu kali lagi supaya Kiki terlatih, tetapi saya tidak menariknya kembali, kutusukkan dalam-dalam lantas kutarik perlahan tetapi tidak keluar, lantas ku masukan kembali. “Ahhhh…..”, rintih Kiki sekalian menggigit bibir bawahnya.

    Saya mulai memacu Kiki, tanpa memakai kondom, saya sedikit waspada supaya tidak kecurian. Perlahan-lahan ku pacui Kiki sampai dia saat ini mulai menikmatinya, dia mencengkeram punggungku, terkadang dia menarik bokongku supaya saya menyikatnya lebih dalam . Saya dan Kiki telah lakukan hubungan seksual seperti suami istri.

    “Ah…”, Kiki terus mendesah meng ikuti irama pacuanku. Saya sebentar-bentar meredam pacuanku saat penisku sedikit naik-turun ingin berejakulasi. Ku lelepkan dalam-dalam sampai tidak sisa dan kubiarkan beberapa menit sampai ku percaya penisku tidak berejakulasi, lantas ku mulai memacu kembali.

    Badan imutnya yang tetap harus ku dekap tanpa ingin ku bebaskan. Kiki cuma dapat mendesah kepuasan. “Mas, Kiki sayang sekali sama Mas…”, ucapnya. Saya tidak mempedulikan kembali apa yang hendak disebutkannya, gairah ku mencapai puncak, saya terus memacunya sekalian mengenyot susunya.

    Sampai sejumlah lama selanjutnya saya rasakan semua mencapai puncak di penisku, ejakulasi tidak bisa ku tahan kembali, selekasnya ku ambil penisku karena takut menyemprotkan dalam sana. Ku tujukan ke muka Kiki, dia lantas menyepongnya, dan tersemprotlah spermaku dalam mulutnya tersebut. Kiki sedikit menampik, berbau amis yang saya percaya jadi argumennya, tetapi penis tidak ku ambil sampai Kiki mau tak mau menelan semua sperma yang saya semprot tersebut.

    Kami terjaga saat alaramku mengeluarkan bunyi, saya dan Kiki bugil tertidur di atas kasur singel bed ini sekalian berangkulan. Saya selekasnya bangun dan mandi, jam 6 pagi, saya harus selekasnya ke arah tempat kerjaku, rutan, dan Kiki harusnya bersekolah. Dia tidak bawa seragamnya karena berada di indekostnya, mau tak mau dia menggunakan lagi piyamanya dan selekasnya berlari lagi ke kamarnya. Sangat sayang, saya mengharap dapat mandi bersama Kiki pagi hari ini. Tetapi lain waktu, saya bisa bercumbu dengannya, kami telah sah berpacaran, dan ini hari diawali cerita cinta kami.

    “Mas tidur di mana?”, bertanya Kiki karena kebingungan dengan kasur yang saya punyai cuman satu dan memiliki ukuran singel. “Saya tidur di atas sofa saja, Kiki tenang saja”, jawabku. “Mengapa gak masuk mas? Mas gak dapat tidur dempet-dempetan?”, bertanya nya. “Bukan begitu ki, mas kan perlu menjaga diri”, jawabku. “Jadi mas jijik dengan Kiki?”, tanyanya kembali. Saya kebingungan harus berbicara apa, tetapi dari pertanyaan Kiki kelihatan ia ingin sekali dekat denganku.

    Saya telah sedikit gairah saat Kiki cuma kenakan piyama minimnya, malam hari ini akau dapat menyetubuhinya jika dia terus menerus memikatku. Saya akhir-akhir ini sedang terlena cinta, saya kerap bercinta sama wanita karyawan sex komersil, saya bahkan juga sebelumnya pernah dilayani aktris dalam sel, tetapi ini kali saya akan disodori seorang gadis remaja dengan gratis. Pikirku mengapa tidak bila Kiki pun tidak berkeberatan?

    Saya beranjak dari Sofa, dekati Kiki yang tidur di atas kasur dan sedang melihatku mintaku untuk temaninya di kasur tersebut. Ku tidur di sebelahnya, berhimpitan karena kecilnya kasurku ini. Hmm, wangi sekali badannya, rambutnya berbau shampoo karena habis creambath. “Kiki, wangi banget…”, kataku. “Dekap saja mas, Kiki sedikit kedinginan”, ucapnya dengan suara memikat.

    Gadis ayu yang dulunya benar-benar kasar ini rupanya dapat membujukku dengan gemulai badannya. “Kiki ingin menjadi kekasih mas?”, tanyaku saat sebelum merasa berdosa karena menyetubuhinya. “Loh? Jadi mas sejauh ini memandang Kiki ini apa?!”, bertanya nya sedikit geram. Kami memanglah belum sah berpacaran, tetapi hubungan kedekatan kami telah lebih dari mirip orang pacaran. “Maaf Ki, mas Hanya ingin pastikan saja, siapa yang tahu Kiki menyesal…”, saya cari argumen supaya Kiki tidak geram.

    Kiki melihatku serius lantas dia merengkuhku kuat, “Kiki cinta sekali sama mas”, dia berbicara begitu membuat hatiku terbawa cinta. Saya membalasnya dekapannya lantas ku ciumi bibir manisnya tersebut. Malam hari ini saya rasakan sah pacaran dengannya. “Loh, Kiki gak gunakan bra?”, bertanya ku saat merengkuh badannya dan rasakan gumpalan dadanya sentuh dadaku.

    Piyama minimnya menunjukkan lekuk badannya, khususnya sisi dadanya yang sedikit menyembul. “Rutinitas mas…”, jawab Kiki. “Celana dalam loh mas…”, lanjutnya membuatku terkejut. “Mas gairahan ya?”, bertanya Kiki saat dia meraba-raba sisi selangkanganku, dia memperoleh penisku yang mengeras dalam celanaku.

    Saya cuma tersenyum lantas meneruskan kecupanku di bibirnya. Ah, saya mulai buka bajunya, piyama minimnya wangi. Wah, susunya kelihatan fresh, ukuran memang sebanding dengan gadis seumurannya, tidak terlalu besar pun tidak kecil, tetapi kelihatan ranum karena baru tumbuh.

    Putingnya juga tetap kecil, dan sedikit warna merah muda. Saya segera saja menjilat-jilatinya, nikmat susunya membuatku makin ngaceng.

  • Cerita Sex Dewasa Menikmati Ngentot Dengan Merry Pemikmat Rangsang

    Cerita Sex Dewasa Menikmati Ngentot Dengan Merry Pemikmat Rangsang


    2663 views

    Link BokepNarasi Seks Dewasa di Curi, di Melarikan dan di Setubuhi – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Pemerkosaan Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri. Tahun 2014 pada bulan Januari, tidak berasa telah tiga tahun pernikahanku dengan Merry, rekan satu universitas di Jakarta satu jalur. Wanita turunan Tiong Hoa yang saat ini telah berumur 31 tahun, lebih muda tiga tahun dari saya sendiri. Sejak lulus Master pada sektor management, kegiatan rutin tugas sudah tunda akan kedatangan anak.

    Untung saja hal tersebut rupanya tidak mengusik keserasian dalam keluargaku. Kita sama-sama memahami dan mengerti akan aktivitas masing-masing dan masih tetap jaga kesetimbangan di antara tugas dan jalinan intim. Di kota Bandung ini kehidupanku dengan Merry termasuk telah mapan. Rumah dengan lantai dua di perumahan termasuk elit, mobil 2 buah yang masing-masing dipakai oleh Merry dan saya sendiri terlihat menghias garasi rumah itu. Tugas dan kedudukan yang tinggi di antara saya imbang dengan tugas Merry sebagai office manajer dalam suatu perusahaan advertensi terkenal.
    Di umurnya yang telah kepala tiga, kecantikan Merry masih benar-benar terbangun. Sebagai pujaan di periode kuliah dahulu, Merry memang populer karena kecantikan dan muka ciri khas nya sebagai turunan bangsa timur. Kulit putihnya masih tetap lembut dan mulus terurus. Keelokan badannya masih tetap tetap sama seperti saat saya semaksimal mungkin memburu untuk memperoleh hatinya di periode kuliah.

     

    Narasi Seks Dewasa di Curi, di Melarikan dan di Setubuhi
    Narasi Seks Terkini Pada akhirnya keserasian dan ketenangan di rumah tanggaku terdobrak dengan peristiwa hebat yang menerpaku dan Merry pada awal tahun ini. Sebuah peristiwa yang betul-betul membuat saya sebagai suami meradang kemarahan dan sakit hati dan menjadi musibah besar untuk Merry istriku.
    Peristiwa ini diawali di saat saya dan Merry lagi ke rumah sesudah makan malam bersama pada sebuah akhir minggu yang berhiaskan hujan deras di Bandung. Jam sepuluh malam pas saya memarkirkan BMW 320i hitamku dalam garasi rumah. Cuaca yang tidak memberikan dukungan membuat saya dan Merry malas habiskan malam di luar rumah. Apalagi pada malam itu Merry telah menyaratkan kemauan untuk melewati malam secara berduaan saja di dalam rumah.
    Sesudah keluar mobil dan masuk ke ruangan tengah, Merry terlihat segera ke kamar untuk ganti baju, sedangkan saya menghenyakkan badanku ke sofa dan melihat acara humor yang terdapat setiap hari itu, cukup melipur . Beberapa saat selanjutnya terlihat Merry keluar kamar sekalian menggelung rambut panjangnya ke atas sekalian membereskan dasternya, kelihatan kemolekan dan keelokan badannya yang prima buatku waktu itu.
    “Saya mandi dahulu ya mas” bilangnya sekalian membereskan daster mandinya yang warna ungu tersebut. Keseksian kelakuannya yang bikin gemas tanda jika malam hari ini Merry inginkan ada jalinan intim yang spesial.
    Saya menggangguk saja sekalian memantau Merry ngeloyor ke kamar mandi tanpa berusaha tutupi sisi depan dasternya yang masih belum dikancingkan. Beberapa saat selanjutnya telah kedengar shower air yang isi bathtub di dalam kamar mandi kami. Aku juga bergerak ke kamar sekedar untuk tiduran dan memikirkan aktivitas malam hari ini. Sekalian menanti di ruang tidur kulewatkan waktu sekalian dengarkan alunan piano Richard Clayderman yang didengar merdu dalam kamar. Tidak berapakah lama selanjutnya Merry dah masuk meng ikuti saya ke ruang tidur. Berbau harum wangi badannya benar-benar menarik malam tersebut. Ia juga lantas merebahkan badan moleknya di sampingku, rapatkan ke badanku seperti cari kehangatan. Aku juga merengkuh dan mencium kening wanita yang kucintai ini. Senyumnya yang memabukkan itu selekasnya membuat gairahku membara. Merry juga telah bernafsu sepertinya, dengan perlahan-lahan ia beringsut ke atas badanku yang tetap menggunakan piyama komplet. Sekalian mainkan kancing bajuku ia tundukkan mukanya, mendesak hidungku dan aku juga saat itu juga itu rasakan kehangatan dari badannya, payudaranya yang tetap terbungkus daster ungunya berasa hangat menekan dadaku. Selekasnya kami terlarut dalam cumbuan yang demikian mesra waktu itu.

    “Kreek….kreekk…krosak..krosak”, suara yang didengar lumayan keras dari ruangan tengah itu segera membuat kami sadar dari pemanasan. “Apa itu mas?”,bisik Merry sekalian turun dari tempat tidur, membereskan pakaiannya dan menggelung rambutnya.
    “Nantikan saja di sini ma”, jawabku sekalian turut turun melihat ruangan tengah yang kebenaran tetap jelas karena lampu besar yang berpijar tersebut. Perlahan-lahan saya mengelilingi ruangan tengah, kosong,tv yang tetap berpijar dengan suara perlahan-lahan tidak matikan. Ke arah ruangan tamu yang telah gelap. “Ctek..”,sakelar lampu kunyalakan, menyaksikan sekitar,tidak terjadi apa-apa. Pada waktu kembali, “DEG…”,pintu samping ke arah garasi rupanya terbuka sedikit. Rupanya lupa tidak digembok saat saya pulang barusan. Rasa khawatir mulai menghinggapi diriku, selekasnya ku tutup pintu itu dan sekalian saya kunci. Tau-tau “Pettt…”,lampu tengah mati sendirinya, begitupun lampu kamar,kamar makan, dapur dan rupanya semua lampu di rumahku mati. “Sialan..siapa ini yang melakukan perbuatan?” pikirku sekalian gelapgapan cari senter dan korek api.

    “Mas….Mas…”kedengar suara Merry panggil manggil dari dalam kamar.
    “nanti ma…nyari senter”,jawabku sekalian terus cari posisi almari kabinet yang berada di dekat pintu samping.
    Gludukk…gludukk…krosakk…..
    Kedengar suara ribut yang entahlah darimanakah aslinya. “Maassss…..Maasss….Mmaahhppp…MMhmp…hmmppp..” kedengar seperti suara Merry.
    “Maa…kenapa kamu?” teriakku sekalian secepat-cepatnya segera lagi ke ruang tidur ku yang gelap.
    “Dukkk…Deepp….Buukk..Buukk..” berasa sebuah pukulan keras dan mutlak membantai pelipisku,perut dan dengan telaknya menghajar paling akhir daguku yang membuat saya segera terhuyung ke samping.
    Paling akhir yang kuingat ialah bentrokan kepalaku dengan kerasnya keramik lantai kamar ku. Saat itu juga mataku berkunang kunang, pedih berasa di pelipis dan tulang igaku berasa sakit sekali. Saat sebelum saya sebelumnya sempat banyak berbuat, sepasang tangan kekar sudah menyaut bahuku, memaksakan mendudukkan saya, selanjutnya tanpa bias banyak berbuat, tangan itu menggeret saya masuk ke kamar.
    “Telah tidak sadarkan diri sepertinya”, kata itu yang pertama kalinya kudengar selanjutnya. Suara berat dari lelaki yang saya tidak tahu siapa. “Ikat ia kuat kuat”,suara lain kedengar tidak dekat dari posisiku terduduk dekarang.
    Dalam perhitungan detik saja, berasa ke-2 tanganku ditelikung ke belakang dan sepasang tangan lainnya dengan cepat mengikat tanganku dengan tali ke sebuah bangku. Tidak sampai semenit selanjutnya saya tidak bias gerakkan tangan atau kaki ku kembali karena terlilit dengan demikian kuatnya di atas bangku. Sreettt….sreettt…..suara robekan dan selanjutnya sebuah lakban hitam demikian kerasnya membekap mulutku sampai ke pipi ku.
    “ctek..”lampu kamar tau-tau berpijar. ” Aaahhhhhh….Ahhhhhhh..”jeritan Merry demikian kuat dari samping sudut kamar membuat saya kaget sekalian meredam pusing dan perih di kepalaku. Dan langsung kusaksikan ialah 3 orang lelaki berpostur besar dan kekar sudah bersama-sama di kamarku sekarang ini. Dan Merry terlihat sedang menantang lelaki ke-3 yang berusaha membekuknya,menyudutkan ke pojok kamar dan menekap mulutnya. Seorang kembali langsung mendekati dan turut menolong membekuk istriku yang liar menantang sekalian menyepak nendang. Saya tidak dapat melakukan perbuatan apa apa menyaksikan peristiwa tersebut.
    “Diam..!!Diam….!! Ingin kubunuh kamu!!”, hardik seorang lelaki sekalian menodongkan sebilah pisau ke leher Merry. “Toloooongg..!!”teriak Merry yang pada akhirnya dihenyakkan paksakan telungkup di lantai. Sebuah sapu tangan terlihat disumpalkan ke dalam mulut istriku dan di ikat kan ke belakang kepalanya, sedangkan ke-2 tangan dan kakinya terlihat sedang di ikat dengan tali warna merah,perlawanan nya nampaknya sia sia karena harus bertemu dengan 3 orang lelaki sekalian yang kelihatan demikian kuat tubuhnya.
    Selanjutnya yang kelihatan ialah diriku yang terlilit kuat di atas bangku tidak memiliki daya dan Merry istriku yang mendekap di lantai sekalian menangis tersedu-sedu dengan mulut tersumpal, tangan terlilit ke belakang dan ke-2 kaki terlilit di betisnya.
    Perlahan-lahan saya mulai temukan kesadaran diriku sendiri dan memulai terang menyaksikan keadaan yang terjadi, terang mereka bertiga sedang mencuri rumah kami dan saat ini telah sukses melumpuhkan saya dan istriku.
    “Mencari barangnya wok..”,perintah seorang pada mereka. Yang diundang wok selekasnya mengobrak abrik kamar kami, cari barang bernilai,sementara seorang kembali melihat keluar kamar dari jendela, memperhatikan keadaan dan pimpinan mereka sepertinya tengah menghunus pisau pas dari sisi kepalaku. “Mengharap saja uangnya bertemu dan ini selekasnya usai boss”,bilangnya dengan dingin kepadaku. “Dan tidak ada yang hendak cedera”.

    Wok terlihat tetap mengobrak abrik almari,cari uang yang mereka anggap ada dalam almari walau sebenarnya bukan disana kami simpan uang dan barang bernilai kami yang lain. Peti uang justru ada di ruangan kerjaku di samping dapur. Tetapi itu sudah pasti tidak dikenali oleh mereka.
    “Tidak bertemu ndan..”, kata Wok
    “kamu yang benar carinya” gertak komandan nya
    “Benar tidak ada di sini ndan”, jawab Wok
    “Brakkkkk….!!”, sepakan keras ke bangku ku mebuat saya terhuyung
    “Di mana kamu taruh uang tersebut..Haa!!”, gertaknya sekalian dekatkan pisaunya ke leherku.
    Saya hanya geleng-geleng saja….sekalian melihat istriku yang semakin ketakutan dengan tingkah mereka.
    “Jawab!!!…Bego kamu”. “Plakk…”, pukulan keras berkenaan pipiku membuat perih dan mata berkunang kunang, tapi saya pun tidak memberikan jawaban.
    “Ndan….ada yang melalui” kata orang yang berjaga-jaga di atas jendela
    “Siapa Jon..??”, jawab sang komandan
    “Tidak tau….tetangga mungkin kembali ke rumah”, balas Jon sekalian terus mengincar keluar jendela.
    “Kamu jangan bermain bermain yha dengan aku”,desis komandan sekalian tempelkan pisaunya lebih ketat ke leherku, membuat darahku berhembus rasakan mata pisau yang dingin melekat pada kulit leherku.
    “Saat ini kamu kasih tahu di mana uang kamu”, kata sang komandan. Sementara wok bergerak mendekati Merry.
    “Mungkin istrinya tahu ndan..” kata Wok
    Komandan terlihat berpikiran sesaat, melihat Merry dan melihat saya berhgantian.
    “Coba bertanya istrinya..!!” desis komandan pada akhirannya.
    “Sreet…”, Wok terlihat menghunus pisaunya dan dekati Merry yang mendekap ketakutan.
    “Seharusnya kita bisa berita bagus dari nyonya…hehe”,kata sang Wok pada Merry
    “Kasih tahu di mana kamu nyimpan uangmu nyonya cantik’, sekalian memberikan ancaman muka Merry dengan pisau belati mengkilatnya.
    “Hmmppff…”, Merry kelihatan tidak ingin menjawab dan justru menangis kembali lebih keras.
    “Diam kamu..!! Diam…!! Bodoh”, hardik Wok yang nampaknya semakin geram menyaksikan istriku menangis dan membuat suara ribut.
    Dengan kasarnya istriku dibalikkan dan Wok menghunus pisaunya dekat muka Merry. Dan berikut awalnya dari musibah seterusnya, karena demikian badan Merry dibalikkan karena itu sisi dasternya yang terkuak terlihat tampilkan belahan dan sisi atas dari payudaranya yang terang membuat wok terpana dengan panorama tersebut. Jon juga yang bekerja mengincar keluar pada akhirnya justru melihat dengan kagum pada panorama itu, panorama dada istriku yang terlihat hidup turun naik bersamaan napasnya dan coba bertahan tidak untuk menangis.
    “Weeiiittss….mantab neh nyonya”, wok yang sekalian menghunus pisau kelihatan sekali benar-benar nikmati panorama istriku tersebut.
    “Ndan….ndan…”,panggil wok sekalian melihat komandan lantas matanya mengerling ke istriku yang tetap menangis tersebut.
    Komandan lantas mendatanginya, berjongkok dekat istriku yang ketakutan. Tangan nya terlihat mengelus muka istriku. “Janganlah sampai kami melakukan perbuatan kasar sama Nyonya, lebih bagus nyonya kerja sama sama kita yha”, katakan komandan sekalian terus menyeka muka,pipi dan leher istriku. Darahku mulai tersirap dengan yang mereka kerjakan pada istriku tersebut.
    “Dadanya ndan…..teteknya putih sekali ndan”, canda wok yang segera membuat saya berontak keras, menghentakkan kaki bangku tempatku di ikat ini.
    “Duukkk….Plakkk”, sepakan dan pukulan keras dilancarkan sang Jon yang bergerak dari jendela jalan ke arahku, membuat iga ku terasanya hancur dan cuma bisa menunduk. Sementara Jon gabung dengan 2 temannya di sudut yang mengerubungi istriku. “Jangan beberapa macam kamu!!”, hanya itu yang ia katakan sekalian berakhir melaluiku.
    Saat ini ke-3 nya terlihat mengerubungi istriku, dan saya percaya tentu mereka memiliki niat jelek pada Merry.
    “MMMhhppppp…..mhhpppp”, suara Merry yang terbungkam, ternyata ia tidak menangis kembali, terlihat dari posisiku ia meronta ronta seolah akan menantang, saat komandan berdiri, rupanya kelihatan dengan kurangajarnya tangan Wok menelusup ke kembali daster Merry,sementara tangan satunya meredam badan Merry agar masih tetap terlentang. Saya geram bukan bermain tapi pun tidak dapat melakukan perbuatan apa apa menyaksikan peristiwa tersebut. Terlihat tangan kiri wok meremas remas payudara kanan Merry,saat ini tempatnya justru menindih Merry, kakinya mengamankan pergerakan pinggul Merry hingga tangan nya bebas menggerayangi payudaranya.
    “Haluuss dan kenyal sekali neh tetek…”, canda Wok yang makin bernafsu
    Remasan itu terkadang diselipin memilin milin puting susu Merry yang tidak kenakan BH dibalik dasternya, pilinan itu membuat badan Merry menggerinjal sampai meliuk keatas, membusungkan dadanya berusaha menghindar dari gerayangan tangan Wok dan meronta kanan kiri, tapi hal tersebut sia-sia saja karena posisi badannya yang ditindih Wok seolah terkunci dan tidak dapat bergerak banyak.
    “heee….heeee….mending kamu nikmati saja montok”, sergah Wok seolah menghina.
    “Sreett…”, daster yang digunakan Merry diungkap kasar ke kiri, memperlihatkan payudara kanan nya yang terlihat putih membusung,demikian mulusnya payudara istriku kelihatan kontras dengan tangan Wok yang hitam tersebut. Masih memegang daster istriku agar masih tetap terbuka, Wok terlihat terkesima menyaksikan panorama dibawahnya. Putting susu istriku yang terlihat demikian muncul itu seperti sebuah buah anggur ranum di atas buah melon yang demikian bundar. Putting warna kecoklat-coklatan itu kelihatan bergerak turun naik bersamaan napasnya, lingkaran susu disekitaran putingnya seolah membesar kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus seperti lilin.
    “Hiii…hiii..hiii…,Mama…mama…aku mimik cucu dong”,canda Wok yang oleh kurang ajarnya matanya melotot menyaksikan putting susu Merry. Mulutnya mulai merapat sekalian berwujud monyong monyong ke dada istriku.
    “cuupp…cuppp…mmuuahhh”,goda Wok oleh kurang ajarnya memonyongkan bibirnya.
    Istriku segera berontak kembali dengan keras dan sukses membuat badannya telungkup kembali.
    “Hadooohh….nih nyonya bandel sangat sich”, gerutu Wok karena pegangan nya lepas. Dengan sekenanya ia berusaha mengubah badan Merry yang berontak dengan liar. Sisi mana saja dari Merry berusaha ia kunci kembali, tangan nya pada akhirnya sukses menekan pinggang dan dada istriku, dengan spontan tangan Wok mengamankan pundak istriku dan menelikungnya, lantas dengan sekenanya ia mengelitik ketiak Merry, mengelitik perut dan pinggangnya yang membuat Merry menggerinjal gerinjal kegelian. “Hayooo….hayooo…rasakan…”,sergah Wok yang tetap mengelitiki sisi samping payudaranya sekalian menekan badannya ke lantai.
    “Breettt…”,Jon terlihat repot mengaitkan sebuah tali di ujung tempat tidur kami. “Membawa ke atas saja wok daridapa bermain di lantai”, bilangnya sekalian bergerak ke tempat tidur bawah dan memulai mengaitkan sebuah tali .

    Komandan pada akhirnya mendekati wok dan lantas mereka berdua menuntun badan Merry yang meronta ronta ke atas tempat tidur. Ikatan tali di pergelangan tangan istriku dilepaskan mereka tapi saat itu juga itu ke-2 tangan istriku direntangkan kuat ke samping ujung tempat tidur oleh Jon dan Wok. Komandan terlihat berusaha menangani Merry yang meronta dengan menindih badannya terlentang, sedangkan Wok dan Jon masing-masing berusaha mengikat tangan istriku ke ujung tempat tidur. Dua menit berakhir pada akhirnya ke-2 tangan Merry sukses di ikat dengan kuatnya ke ujung tempat tidur dalam posisi terentang. Komandan lantas menggelosor ke bawah, melepas ikatan di kaki Merry sementara Wok dan Jon siap-siap dengan memegang pergelangan kaki Merry. Hal yang masih sama mereka kerjakan dan sesaat selanjutnya yang terlihat kelihatan ialah istriku Merry yang terbujur terlentang dengan posisi seperti huruf X di tempat tidur, ke-2 tangan dan kakinya masing-masing terlilit dengan kuatnya ke pojok sudut tempat tidur. Benar-benar sesuatu panorama yang menakutkan bagiku tapi kelihatannya itu membuat mereka bertiga benar-benar kesenangan. Merry dengan mulut tetap tersumpal terlihat tersengal-sengal dalam bernafas menangani keadaan yang terjadi kepadanya. Yang dapat dilaksanakan cuma geleng-geleng gelengkan kepala karena ke-2 tangannya tertarik sama demikian kuatnya oleh ikatan itu, tidak sedikitpun ia dapat gerakkan atau menekuk lengannya, ini membuat dadanya selalu terlihat membusung dan turun naik bersamaan napasnya.
    Sang komandan ternyata tidak demikian tertarik dengan keadaan begitu, karena ia terlihat ngeloyor melaluiku dan keluar kamar. Ternyata untuk ia uang dengan jumlah besar ialah yang khusus untuknya. Lain dengan Wok dan Jon yang ternyata telah terkuasai gairah menyaksikan posisi istriku telentang tidak memiliki daya. Wok terlihat perlahan-lahan dekati sisi bawah tempat tidur, lantas dengan perlahan-lahan juga badannya mulai menindih badan Merry yang terlihat meronta dan meregangkan badannya berusaha untuk menghindari.
    Tapi sia-sia karena posisi kaki Wok saat ini telah mengamankan pinggulnya. Ke-2 tangannya mulai menggerayangi perut Merry, bergerak keatas, rasakan dada yang membusung demikian kenyal di pegangan jemari jarinya. Pada akhirnya kancing daster istriku mulai dibuka satu-satu. Sesudah kancing tersebut terbuka semua, tangan Wok menguak segi sisi daster itu ke samping kanan dan kiri. Panorama yang terlihat selanjutnya membuat mereka berdua menelan ludah masing-masing. Badan Merry yang 1/2 terhimpit memperlihatkan perut yang sedikit gendut tapi benar-benar menarik, pusarnya terlihat terang di tengah-tengah tengah kulit perutnya yang mulus tersebut. Sepasang payudara yang montok terlihat tegak melawan agar selekasnya dimainkan, dengan sepasang putting susu kecoklat-coklatan yang mulai kelihatan tegak mengacungkan benar-benar bikin gemas agar selekasnya dicicipi. Leher tingkatan nya benar-benar menarik agar selekasnya di cium. Dan lengan nya terlihat demikian bundar montok terpentang ke segi kanan kiri tempat tidur, memperlihatkan lembah ketiak yang demikian mulus dan membuat dua lelaki itu tidak sabar untuk merasainya.
    Wok tidak stop sampai di sana saja, pisaunya langsung menelusup ke lengan pakaian istriku, dan Breett…..daster itu lepas prima dari badan Merry. Dengan sekali sentakan daster itu direnggutkan dari bawah punggung Merry dan disingkirkan ke lantai. Tinggal lah Merry menggunakan CD warna biru muda yang tutupi sisi bawah badannya.
    Itil V3
    Jon yang ada disebelah atas tempat tidur dekat ke-2 tangan istriku terlilit lantas terlihat longgarkan sumpalan di mulut istriku. Saat sebelum kain itu dilepaskan, wok sebelumnya sempat memberikan ancaman dengan pisaunya agar istriku masih tetap diam dan tidak bergerak. Sesudah kain sumpal mulut itu dilepaskan, Merry Hanya dapat melihat takut pada ke-2 orang itu, yang jelas sudah akan melakukan tindakan tidak menggembirakan pada dianya.
    Wok lantas beringsut ke tepi badan istriku, melepas gelungan rambut Merry hingga rambutnya terurai lepas makin menambahkan kecantikan dari istriku tersebut. Tangan nya awali dengan meraba-raba perut Merry yang datar itu, mengelus elus pinggang dan pusarnya, membuat Merry cuma dapat mengalihkan mukanya tidak dapat untuk menantang.
    Gerayangan tangan wok terus ke arah payudaranya, rasakan demikian padat dan kenyalnya payudara Merry. Merry yang diberlakukan semacam itu pada akhirnya cuma dapat meredam tangisnya, makin lama usapan tangan wok disekitaran payudaranya pada akhirnya membuat tangisnya pecah kembali.
    “Sssttt….diam kamu…diam kamu..!!”, hardik wok sekalian mencekik leher Merry. Membuat Merry terhenyak termenung ketakutan 1/2 mati. Wok melepas cekikan tangan nya pada leher Merry dan tangannya menelusur lagi ke bawah melalui leher pundak dan menyeka ketiaknya. Saat itu juga Merry menggerinjal kegelian, karena saya tahu pada bagian tersebut salah satunya titik badannya yang paling sensitive. Wok terlihat mengetahui hal tersebut, ia terlihat terkesima dengan reaksi kegelian Merry, ia terlihat berpikiran suatu hal dan lantas menindih lagi badan Merry di bagian perutnya. Saat sebelum melakukan tindakan selanjutnya ia terlihat memerintah Jon lakukan suatu hal buatnya, tidak terang apa yang disuruh karena Jon terlihat mengambil langkah keluar sekalian terkekeh kukuh.
    “Saat ini waktunya kembali lagi ke masalah kita ya sayang”,canda Wok sekalian merengkuh kuat badan istriku.
    “Kamu ucapkan di mana kamu simpan uang karena itu ini tidak akan lama akan usai”,tambahnya.
    Istriku hanya termenung saja menyaksikan muka lelaki tersebut.

    Jemari tangan kiri wok lantas dengan perlahan-lahan menyeka payudara kanan Merry, nikmati kehalusan nya, perlahan-lahan ke arah ujungnya dan pada akhirnya jemari telunjuknya mulai mainkan putting susu Merry, menyeka pas ujung putingnya, putar mutar jarinya, membuat putting susu itu melenting ke sana kesini karena mulai mengeras. Merry hanya dapat tutup mata sekalian mengalihkan mukanya,mulutnya terkatup rapat meredam tingkah laku Wok itu, tentu saja ia merasa kegelian dengan permainan jemari lelaki tersebut. Sesaat selanjutnya Merry cuma dapat tersedu-sedu dan pada akhirnya menangis kembali. Air matanya terlihat deras mengucur.
    “Nangis lagi….nangis kembali”, bentak Wok dengan marah. “Mari saat ini coba kalau dapat nangis lagi…Haaa”. Wok terlihat secara cepat memberosotkan badannya, secara cepat ke-2 kakinya mengamankan pergerakan pinggul Merry, mukanya merunduk didekatkan dada Merry, sedangkan ke-2 tangannya terlihat menyeka pinggang Merry, bergerak keatas, kesamping payudara dan pada akhirnya dengan gaungs jemari jarinya seolah mengantongi ketiak Merry.
    “Kitik kitik kitik kitik……kitik kitik kitik kitik…ayo nangis kembali sekarang…hayooo…kitik kitik kitik kitik…ayooo nangis lagi…..kitik kitik kitik….hehehe”. Wok oleh kurang ajarnya mengelitik ketiak Merry yang terpentang lebar tersebut. Merry awalannya tetap menangis tapi sedetik selanjutnya seolah tersengat listrik karena gelitikin Wok tersebut. Badannya spontan berontak dengan kuat, tangan nya terlihat berusaha keras dengan liar untuk terlepas dari ikatan tersebut. Tapi sia-sia karena ikatan itu demikian kuatnya. Upayanya cuma untuk menekuk lengan nya saja tidak dapat, hingga ketiaknya tetap terpentang dengan lebar, membuat bebas Wok yang tetap mengelitik bawah lengannya.
    “Hayoo…mau nangis lagi….kitik kitik kitik kitik……sllruupp…cup..cupp..muuaahhh”. Terlihat wok sekalian terus mengelitik mulutnya sebelumnya sempat mengecup putting susunya, mengisapnya,dan mainkan lidah kasarnya di pucuk putting susunya.
    Merry jadi histeris, tangisnya rupanya tidak sanggup meredam tertawa karena rasa gelinya tersebut. Sekalian meredam tangis,Merry tidak dapat meredam ketawanya .
    “Jangaaannnnn…..hoohh….hoohh…hehehehehe……eemmhhhh…..hehehehe…..Geliiiiii…..iiihhhhh……hehehehehe……”,c uma itu yang didengar dari mulut Merry.
    Wok secara terampilnya masih tetap mainkan jemari jarinya itu, seolah menari nari di lembah ketiak istriku yang wangi itu, kadangkala tangannya beralih ke samping payudara Merry, mengarah ke bawah kembali,jarinya masih tetap menari di pinggang Merry, membuat berkelojotan bak cacing kepanasan, kegelian tidak tertahan, tapi pun tidak memiliki daya apa apa karena pinggulnya yang seperti didekap dan dipeluk oleh ke-2 kaki Wok.
    “Ucapnya mo nangis…ayoo nangis terus….kitik kitik kitik kitik kitik ….. hahahahaha….asyik kan…hayoo…mau apa kamu…kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik”, canda Wok memikat Merry sekalian tidak berhenti-hentinya mengelitiki badannya.
    Darahku telah naik keatas kepala rasanya menyaksikan peristiwa tersebut. Saya berusaha berontak tapi ikatan di atas bangku ini membuatku tidak bisa bergerak benar-benar, ditambahkan rasa pusing karena terbentur di lantai tetap membekas berasa sekali di kepala.
    “Muuacchhh..muaacchhh…kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik”,hanya itu yang tetap kudengar dari Wok, sedangkan Merry tetap meronta ronta liar kegelian sekalian meracau tidak karuan.
    Nyaris lima menit itu dilaksanakan Wok ke Merry, sampai pada akhirnya stop. “hehehehe…asyik kan”, kata wok melepas tangannya dari ketiak Merry sekalian bangun namun tetap dalam posisi menempati perut Merry.

    “Pakai ini Wok”, hebat Jon yang tau-tau telah ada di sisi bawah tempat tidur. Dan kusaksikan ia melempar pena yang kutahu ada di atas meja kerjaku. Pena dengan tinta cair. Dibuat dari perak dan ujungnya tersimpul lembaran bulu burung Elang. Saya tersirap kembali menyaksikannya….saya tahu yang ingin dilaksanakan mereka. Napasku makin mengincar menyaksikan tingkah tersebut.
    Wok terlihat dengan senang mengambil pena itu, namun bukan ujungnya yang hendak ia pakai tetapi bulu elang yang berada di pangkalnya. Dengan nakal ia menunjukkan bulu elang itu pada Merry, sekalian digerak gerakkan. Merry terlihat melotot matanya memikirkan apa yang hendak terjadi. Tangan wok lantas mengantongi payudara kanan Merry, siku kanan nya yang menggenggam bulu menekuk meredam dada Merry. Pegangan Wok meruncing di bagian atas payudara Merry, membuat sisi atas payudara itu mencuatkan putingnya yang telah tegak. Wok terlihat menjilat seringkali ujung bulu elang itu, membuat terlihat lancip, lantas dengan perlahan-lahan sekali tundukkan kepala sekalian dekatkan ujung bulu elang itu ke ujung putting susu Merry.
    “Siap..satu…hehehe..dua…”,Wok betul-betul memikat Merry saat sebelum mengerjainya. Membuat Merry langsung mengalihkan kepalanya jauh ke samping. Dan…ujung bulu elang itu dengan perlahan-lahan mulai bersinggungan dengan ujung putting susunya, menyeka usapnya dengan pergerakan lembut dan halus. Membuat Merry seperti tersengat listrik kembali, badannya melafalkant bersamaan usapan bulu itu pada putingnya.
    Dengan trampil Wok gerakkan pena bulu itu, menyengaja biarkan ujung bulu-bulunya tidak sentuh lingkaran susunya tapi cuma menyeka pas di ujung putingnya saja, membuat Merry menjerit ketahan histeris. Gelitikin yang dirasa pada ujung putingnya seolah-olah ada saluran listrik yang menusuk simpul simpul syarafnya. Tangan nya mengepal berusaha berontak lagi, lengan nya terlihat menegang kuat, bibirnya terkatup rapat dan matanya terpejam.
    Wok terlihat benar-benar nikmati sekali permainan itu, sekalian terus menyeka gosokkan bulu itu ke putting susu istriku, kadang-kadang ia melihat reaksi muka Merry dan terkekeh kesenangan.
    “Hiii..hi…ayoo..saya ingin membuat penthil kamu sekuat mungkin sayang…..hehehehe”,canda Wok.
    Dan peralihan itu juga terang terjadi, sesudah beberapa saat berakhir, saya sebelumnya tidak pernah menyaksikan putting susu istriku muncul setegak itu, lingkaran susunya terlihat membesar merah, bintik bintiknya kelihatan terang dan putingnya muncul merah nyaris dengan tinggi ujung jemari kelingking. Terlihat keras sekali karena usapan dari bulu itu tidak membuat putting itu bergerak benar-benar, tanda jika putting itu benar-benar kaku.
    Wok terlihat senang menyaksikan hasil kerjanya, sesudah menempatkan pena bulu itu dari sisi badan istriku, badannya dekap lagi Merry, tangan kanannya bergerak mengantongi payudara kiri Merry dan meremas remasnya dengan kuat.
    “Tetek kok montok sekali begini sich…heheh”, lelucon Wok yang makin menambah saya panas menyaksikannya. Tanpa diperhitungkan mulutnya secara cepat menyeruput putting kanan tadi telah kelihatan menegang sekali itu,mengisapnya dengan kuat, sampai semua lingkaran susu yang memeras itu terbenam dalam mulut Wok.
    “shlrruupppp……shlruupp..” suara yang diakibatkan karena sedotan mulutnya kedengar keras, kecipak lidahnya terlihat saat melumat putting susu Merry, membuat Merry terlonjak sampai meliuk badannya ke atas tidak kuat dengan tindakan Wok, badannya mengambil ke sana kesini tapi tidak dapat melepas pagutan wok dari payudaranya.
    Senang melumat putting susu istriku, Wok melepas pagutannya. Ia beringsut turun sekalian tangannya tetap meremas dan menggerayangi sekujur badan Merry.
    “Nikmat benar teteknya tuch Jon”,canda Wok pada temannya. Jon terlihat biasa saja menyaksikannya. Wok mengerling kepadaku.
    “Kamu sukai kan melihat istrimu seperti begitu tadi…hehehehe”,lontar wok padaku. Saya hanya melihat wok dengan penuh sakit hati waktu itu.
    Wok tidak peduli dengan pandanganku, ia terlihat tetap terpikat dan bergairah mengerjai istriku yang terlihat masih terngah engah napasnya. Ia lantas ambil posisi dari sisi badan Merry,mengerling nakal pada istriku yang mulai kecapekan tersebut.

    “Penthil mu memang membuat gairah sekali sayang”,canda Wok sekalian makin merapat ke Merry. Dua jemari telunjuknya digerak gerakkan nakal depan muka istriku. Dan saat itu juga itu dua jemari telunjuknya dimainkan pada ke-2 putting susu Merry dengan bersama. Telunjuknya tergetar cepat,mengelitik putting susu yang tetap menegang tersebut. Merry sampai terhentak napasnya, matanya terpejam dan terdongak keatas. Singgungan cepat dari telunjuk wok membuat putting susu istriku melenting semakin kesini dimainkan olehnya. Lantas wok dekatkan mukanya ke ketiak Merry, mengendusi endus keharuman badannya sekalian tetap terus mainkan putting susu itu tiada henti.
    “Ketiak yang wangi….nikmatnya memang buat dikitikin neh”,kata wok nakal pada istriku.
    Dengarnya istriku hanya dapat geleng-geleng gelengkan kepalanya,ia telah kecapekan karena terkuras tenaganya saat berontak barusan. Tapi sepertinya wok belum juga senang mengerjai istriku kembali. Lumayan lama ia mainkan putting susu istriku semacam itu, pada akhirnya ia beringsut cukup ke bawah dengan posisi tetap dari sisi Merry,tanpa diperhitungkan ke-2 tangan nya mengantongi lagi ketiak Merry dengan bersama. Mainkan jemari jarinya tapi lebih beringas,jemari jarinya bergerak cepat sekali mengelitik ke-2 ketiak Merry pas di tengah-tengah nya, membuat Merry justru seolah terbungkam,tidak dapat menghindari,badannya cuma menggelinjang geliat kegelian yang semakin menambah wok bergairah mengelitikinya. Merry cuma dapat berusaha menghindari ketiaknya dari capaian tangan wok, memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan, berusaha keras mengatupkan lengannya, tapi hal yang sia sia saja, ke-2 lengannya masih tetap terentang dengan kuatnya ke samping, buka ketiaknya lebar lebar, memberikan kebebasan pada lelaki itu untuk mainkan jemari jarinya disitu.

    Dan canda bujukan yang membuat saya semakin benci itu kedengar kembali.
    “kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik ……kitik kitik kitik kitik…”. Ini kali tiada henti ia mengelitiki istriku.
    Nyaris 10 menit itu berakhir, dan saya tidak dapat kembali membandingkan suara Merry di antara ketawa dan menangis, yang terdapat cuma rontaan badannya yang lama-lama semakin kurang kuat bersamaan secara terkurasnya tenaga ia. Badan istriku terlihat telah mengkilat bermandi keringat, rambutnya nampek lekat lengket di kening dan lehernya. Aku juga telah menunduk lemas pasrah sama yang terjadi.

    Di saat itu pada akhirnya wok hentikan gelitikannya. Dengan mengisap keras putting susu istriku, ia lantas bangun dan beringsut ke dekat jendela,terlihat senang dengan bermainnya barusan. Saya melihat dan baru sadar kalau sang pimpinan rupanya bertumpu pada pintu kamar tersenyum menyaksikan perilaku anak buahnya.
    Sang komandan lantas terlihat merapat pada anak buahnya, bicara suatu hal yang saya tidak dapat dengarnya. Lantas wok keluar kamar entahlah ke arah ke mana. Jon terlihat dekati istriku dengan perlahan-lahan, rupanya ia menyumpal lagi mulut Merry dengan sapu tangan dan mengikatnya sampai ke belakang kepala Merry. Istriku terlihat melotot saja sekalian terus memantau gerakan ke-2 lelaki tersebut. Sesudah Jon mengikat sapu tangan itu ke dalam mulut Merry, tangannya mulai menggerayang ke badan istriku, pandangan nya terlihat terdiam pada payudara istriku yang terlihat bintik bercak kemerahan sisa dimainkan sang Wok barusan. Kadang-kadang ia meremas halus payudara itu, mainkan putingnya dan mengecupnya seringkali. Merry tetap termenung dengan tindakan tersebut. Tangan Jon selanjutnya mengarah ke bawah, menelusup ke CD istriku.
    Merry terlihat berusaha gerakkan pinggulnya bermaksud menghindar dari tangannya, tetapi tangan Jon sudah menelusup ke CD nya dan dengan sekali sentak memelorotkan kain biru segitiga itu secara gampangnya ke bawah, menariknya kasar sampai robek dari selangkangan istriku. Merry terlihat menjerit ketahan, saya secara jelas menyaksikan kemaluan istriku sendiri. Rambutnya yang terlihat cukup lebat tetapi rapi dan gundukan kemaluan yang terlihat benar-benar menarik. Jon lantas menyeka ngusap permukaan vagina Merry yang mulai mengeluh tidak terang karena tersumpal mulutnya. Jemari Jon terlihat kadang-kadang akan ditempatkan ke tapi tidak maka menyeka lagi ngusap sisi permukaan atasnya saja, sedangkan tangan kanannya asyik meremas remas payudara Merry. Dan waktu itu terlihat Wok kembali masuk kamar, mengambil langkah secara cepat dan bawa suatu hal yang membuat saya tambah lemas, sebuah kemoceng…
    Tanpa menanti lama Wok dekati tempat tidur, sekalian duduk di tepian tempat tidur, ia segera menyekakan kemoceng bulu itu ke dada Merry yang saat itu juga itu tersentak terkejut. Saya telah panas menyaksikannya lagi. Tingkah laku Wok ini memang sungguh kelewatan, karena ia menyengaja ingin permainkan istriku, mengerjai istriku dengan manfaatkan badan istriku yang tidak kuat geli tersebut. Kemoceng itu dioleskan pergerakan cepat, menyeka permukaan ke-2 payudara Merry, mengelitik putting susunya , selanjutnya ke arah samping payudara nya, ke arah ketiak Merry, putar mutar kepala kemoceng itu di ketiak Merry, selanjutnya turun ke pinggang, perut dan pusarnya tidak lepas dari gelitikan kemoceng tersebut. Betul-betul membuat Merry seolah mati kutu, ini kali tertawanya terlihat lepas hanya ketahan oleh sumpalan di mulutnya. Yang didengar olehku hanya tertawa dan jeritan histerisnya. Mata Merry terlihat terbelalak ke atas, yang dapat dilaksanakan hanya meronta, ketawa dan ketawa kegelian. Saya juga paham jika Merry merasa tidak punyai keinginan agar dapat lepas kembali, yang ia harapkan hanya orang itu hentikan gelitikannya saja.

  • Cerita Sex Dewasa Bujukan Maut Menantu Rika

    Cerita Sex Dewasa Bujukan Maut Menantu Rika


    511 views

    Link BokepNarasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Cabul di Bioskop Sama Cewek Turunan Jepang. Kenalkan namaku Hermawan, saya ialah seorang duda, yang ditinggalkan mati oleh istriku. Di sini saya akan bercerita pengalaman cerita seks yang sebetulnya tidak patut saya kerjakan dan saya katakan.langsung ke narasi seks skandalku dengan menantuku.

    Cerita ini berawal Di saat saya sedang berdiri di muka pintu rumahku. Rika menantuku saat itu, dengan mendadak dekatkan kepalanya ke arahku dan membisikan suatu hal kepadaku, ” Bila Ayah inginkanku, saya siap ” katanya mendadak.
    narasi riil, narasi seks riil, narasi dewasa riil, narasi seks riil 2024, narasi seks riil terkini 2024
    Narasi Seks Riil Selanjutnya Rika-pun memberikan sebuah ciuman kecil di pipiku, lantas jalan susul suami dan anak-nya yang telah terlebih dahulu ke arah mobil. Saat itu Andi anak lelakiku menempatkan anaknya yang bayi di dudukan di atas bangku bayi yang berada di mobil Andi. Sebagaimana umumnya, Andi anakku terlampau jauh untuk dengar apa yang sudah disebutkan istrinya tercinta pada Ayah-nya.

     

    Sesudah memikatku Rika jalan melangkah di jalan kecil depan rumah dengan rianya seperti seorang gadis remaja yang memikat lelaki. Anakku Andi sebelumnya tidak pernah ketahui perlakuan istrinya yang selalu memikatku. Mungkin kalian menduga saya terlampau dibuat-buat masalah ini, tetapi realitanya apa yang Rika kerjakan ini bukan hanya sekali ini saja.

    Semenjak saya tidak terlampau kaget kembali, saya merasa ada suatu hal yang lenyap bila ia tidak melakukan waktu bertandang ke rumahku. Saya merasa ada getaran pada Torpedoku, dan sebagai seorang lelaki yang normal, pikiran itu selalu datang dalam benakku. Rika ialah seorang wanita yang memiliki tubuh imut, tetapi walaupun demikian ukuran badannya itu tidak sanggup tutupi daya magnet seksualnya.

    Figurnya kelihatan pas dalam ukuran sendiri. Ia memiliki rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, ia kerap mengikatnya dengan bandana. Ia mempunyai energi dan keuletan yang setahuku tidak dipunyai seseorang. Sebuah keelokan yang cantik jika ingin mendiskripsikannya. Ia selalu repot, selalu kelihatan seolah dikejar waktu tetapi selalu kelihatan manis.

    Ia masuk di kehidupan keluarga kami semenjak 2 tahun lantas, tetapi secara cepat telah kelihatan sebagai bagian keluarga kami demikian lama waktunya. Andi berjumpa dengannya saat kuliah di tahun awal. Rika barusan lulu SMA, mendaftarkan di universitas yang masih sama dan turut aktivitas tujuan mahasiswa baru. Kebenaran Andi yang bekerja sebagai pengawas dalam kelompoknya Rika.

    Sama seperti yang kerap mereka katakan, cinta pada pandangan pertama. Mereka menikah pada usia yang termasuk muda, Andi 22 tahun dan Rika 18 tahun. Satu tahun selanjutnya bayi pertama mereka lahir. Saya ingat saat itu kebahagian sangat terasa menyelimutinya keluarga kami. Situasi waktu itu makin menambah kami dekat. Rika memiliki hasrat komedi yang sangatlah baik, selalu tersenyum ria, dan menyenangi bola.

    Ia kerap kelihatan bergurau dengan Andi, mereka betul-betul pasangan cocok. Ia selalu memberikan semangat pada Andi yang membutuhkan hal tersebut. Andi dan Rika kerap bertandang kesini, membawa juga bayi meraka. Mereka sudah mengontrak rumah sendiri, walaupun tidak terlampau besar. Saya berpikir mereka merasakan jika saya memerlukan seorang rekan.

    Memang sich saya benar-benar memerlukan karena saya seorang lelaki tua yang hendak merasa kesepian bila mereka tidak kerap bertandang. Selain itu, saya memang sendiri di dalam rumah tuaku yang lebih besar, dan saya percaya mereka sukai jika ada di sini, dibanding rumah kontrakannya yang sempit. Ibunya Andi sudah wafat karena kanker saat sebelum Rika masuk di kehidupan kami.

    Sebetulnya, tanpa mereka, saya betul-betul akan menjadi orangtua yang kesepian. Saya masih rindukan istriku, apabila saya terlampau meratap itu, kupikir, kesepian itu akan memakanku. Tetapi pekerjaanku di perkebunan dan lawatan mereka, sudah sibukkanku. Terlampau repot sekedar untuk putus semangat, dan terlampau repot untuk cari wanita untuk isi tersisa hidupku kembali.

    Saya tidak terlampau bikin pusing kangenku pada figur wanita. Tidak terlampau. Bayi mereka lahir, dan jadi penerus turunan keluarga kami. Kami benar-benar mengasihinya. Dan kehidupan terus jalan, Andi meneruskan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Rika bekerja sebagai Teller dalam suatu Bank swasta.
    Lawatan mereka padaku tidak berbeda sedikitpun.

    Tetapi sekarang ini perbedaannya saat ini mereka kerap bawa sejumlah bungkusan . Sudah pasti, diasamping itu peralatan bayi, sejumlah popok, bermainan dan makanan bayi. Beberapa waktu lantas Rika dan bayi mereka tiba saat Andi tetap dalam kelasnya. Ia duduk disitu menggendong bayinya pada lengannya. Ia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Saya tidak tahu triknya, tetapi panorama itu entahlah bagaimana sudah mengelitik kehidupan seksualku.

    ” Ngomong-omong… kapan Ayah akan selekasnya menikah kembali ? “, ia menanyakan dengan getaran pada suaranya.

    ” Saya tidak tahu. Saya keliatannya belum terlampau memerlukan kedatangan seorang wanita dalam hidupku. Apalagi, saya sudah mempunyai kalian yang temaniku.”,

    ” Saya tidak berbicara mengenai rekan. Saya sedang berbicara masalah sex.”, matanya mengedip kearahku saat ia berbicara.

    ” Apa? “,

    ” Ayah tahu, sex.”, ia nyaris ketawa sekarang ini.

    ” Saat seorang lelaki dan wanita telah telanjang dan mainkan bagiannya masin-masing ? “,

    ” Ya, saya tahu sex,”, saya bela diri. ” Apalagi kamu berpikir darimanakah suamimu berasal ? “,

    ” Yah, saya cuma cemas jika Ayah telah lupakannya. Tujuanku, apa Ayah tidak rindukan hal tersebut ? “,

    ” Terima kasih atas perhatianmu, tetapi saya telah terlampau tua untuk hal semacam itu.”,

    ” Hei! Lelaki tidak pernah jemu dengan hal tersebut. Minimal demikianlah dengan putramu.”,

    ” Anakku lebih muda dariku, dan ia memiliki seorang istri yang elok.”,

    ” Terima kasih, tetapi saya tetap memandang Ayah memerlukannya,”, ia mengutamakan suaranya pada kata Ayah’.

    Itil V3
    ” Terima kasih telah bercakap “, kataku, tetap kedengar seru.

    Sedikit ada interval pada pembicaraan itu, saat ia tetap menekan kehidupan seksualku. Kupikir bukan masalahnya untuk menambahi hal tersebut walaupun terkadang saya memikirkannya . Ia pandang bayinya, yang pada akhirnya tertidur, dan memberikannya sebuah senyum rahasia, kelihatannya mereka berdua akan share sebuah rahasia besar. Masih melihatnya, tetapi ia bicara padaku,

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    ” Apa!!! ? “,

    ” Saya serius.”, Rika melihatku.

    ” Jika Ayah inginkan aku… Ayah ialah seorang lelaki yang ganteng. Ayah memerlukan sex. Selain itu, saya siap, kan ? “,

    Kupikir ia sedang bergurau. Tetapi wanita yang memikat ini sedang tidak bermain-main. Tetapi tetap mustahil saya melakukan dengan istri dari anak kandungku sendiri.

    ” Terima kasih atas penawarannya, tetapi aku pikir saya akan menampik tawaranmu.”, suaraku kedengar sarat dengan kebimbangan waktu mengatakannya.

    Rika menyinyirkan bibir bawahnya, saya tidak dapat menyangka apa yang dirasanya. Ia masih tetap kelihatan menarik, dan saya merasa Andi benar-benar untung. Ia berbicara dengan perlahan.

    ” Dengar, Andi tidak akan mengetahui. Tujuanku, saya tidak akan menjelaskannya jika Ayah jaga rahasia. Dan tidak berarti saya tawarkan diriku pada tiap lelaki yang kutemui. Saya bukan wanita semacam itu dan saya dapat atur supaya kerap bertandang kesini. Dan saya tahu Ayah menganggapku lumayan menarik kan, karena saya kerap menyaksikan Ayah melihati bokongku.”,

    Saya mustahil menyangkalnya. Rika mungkin tidak terlampau tinggi, tetapi ia mempunyai bongkahan bokong yang cantik di atas ke-2 kakinya.

    ” Ya, kamu memang mempunyai bokong yang cantik. Tetapi itu tidak berarti jika saya ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”,

    Ia stop sesaat, tetapi Rika keliatannya tidak akan berserah demikian saja.

    ” Yah, tetapi janganlah lupa. ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    Dan itu awalnya dari semuanya.

    Bersamaan minggu yang berakhir, entahlah di menyengaja atau mungkin tidak, ia seolah selalu berusaha untuk memikatku, membuat puting sususnya sentuh dadaku saat ia memberikan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau ia masukan jarinya di mulutnya saat Andi tidak menyaksikan, dan mengisapnya dengan pandangan penuh kepuasan ke arahku.

    Sesuatu saat ia duduk di lantai dengan kaki bersilang dan sedang main dengan bayinya, ia melihatku pas di mata, tersenyum, dan sentuh pangkal paha dibalik celana jeansnya. Saya tidak akan lupakan hal tersebut. Dan ia entahlah bagaimana selalu temukan langkah untuk berduaan denganku meskipun sebentar, dan ia memberikan kecupan singkat yang penuh nafsu, pas di bibir. Itu semua dilakukan berkali-kali.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia berbisik ada di belakang Andi saat suaminya itu sedang masukkan DVD pada player.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia berbisik saat merapat untuk memberikan minuman padaku.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia membisikkannya setiap ia mohon pamit.

    Dan saat ini, saya bukan dibuat dari batu, dan saya tidak akan katakan kelakuannya itu tidak memberi dampak padaku. Rika benar-benar manis dan imut, dan walaupun sesudah melahirkan bayi pertama kalinya tidak membuat badannya berbeda seperti umumnya wanita. Ia masih tetap langsing, dan manis, dan ia tawarkan dianya untuk kumiliki.

    Tetapi saya tidak akan mengawali langkah awal untuk tidur dengan menantuku sendiri, tidak peduli segampang apa pun. Minimal tersebut yang masih tetap kukatakan pada diriku sendiri. Sejumlah minggu lalu kami semua bergabung di rumahku untuk menyaksikan laga bola. Saya ambil sejumlah kaleng minuman dan lagi ada di dapur untuk mempersiapkan sejumlah camilan saat Rika ada dari kembali pintu tersebut.

    ” Hai!”, sapanya, buka pintu dan masuk ke dalam dapur.

    ” Ayah siap untuk laga kelak ? “,

    ” Nyaris. Saya sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan saya punyai sejumlah wortel untuk cucuku. Kupikir ia akan sukai dan berwarna sama dengan kesebelasan yang hendak berlaga kelak, kan?

    Rika ketawa dan berbicara. ” Saya rasa ia tidak akan peduli. Selain itu tidakkah ada sesuatu hal yang lain lebih bagus yang dapat Ayah lakukan bagiku ? “,

    ” Jangan memikatku. Saya seorang kakek dan saya akan kerjakan apa yang menurutku akan dicintai oleh cucuku.”, saya melihatnya.

    Rika berdiri di situ menggunakan bandana merah kegemarannya di atas rambutnya yang sebahu. Ia menggunakan kaos yang sedikit ketat yang bahkan juga tidak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuat terlihat seperti beberapa anak diera bunga tahun 60an, dan ia menggunakan sandal dengan sisi bawah yang tebal yang menjadikan semakin tinggi sepuluh centi.

    Kuku kakinya dicat merah seirama dengan lipstiknya, dan itu jadi kelihatan dengan bagus sekali dibalik denimnya. Ia selalu sukai kenakan perhiasan, dan ia menggunakannya pada leher, telinga, pergelangan tangan serta di jemari kakinya. Ia membuatku berangan-angan bila saja saya masih remaja, menjadi saya bisa memacari gadis kelihatannya.

    Mungkin sesuatu saat kelak saya harus pergi ke universitas dan cari gadis-gadis. Angan-anganku berhenti saat mengetahui jika Andi dan bayinya tidak meng ikutinya masuk.

    ” Mana anggota keluargamu yang lain ? “, saya menanyakan ingin ketahui.

    ” Mereka akan selekasnya tiba. Andi pergi ke toko perkakas untuk beli perlengkapan mesin pencuci yang rusak. Ia ingin membawa juga anak-nya. Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang disebutkannya padaku.”, ia tersenyum.

    ” Apa Ayah mempersoalkan saat pertamanya kali ajak Andi ke toko perkakas ? “,

    ” Saya tidak ingat,”, saya berbicara dengan garing.

    Rika merapat padaku, dan menyimpan tangannya memutari leherku.

    ” Ini peluang Ayah. Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    Rika melihatku pas di mata dan mengusung badannya dan menciumku lama dan liar. Saya ingin mendorongnya, tetapi saya tidak tahu di mana saya harus menyimpan tanganku. Saya tidak ingin sentuh pinggang telanjang itu, apabila saya menyimpan tanganku di dadanya saya pasti sentuh puting susunya. Saat saya tetap kaget dan kebingungan, saya dapatkan diriku nikmati kecupannya.

    Ini telah kelamaan, dan saya merasa sudah lupa akan rasa lapar yang mulai berkembang dalam diriku.Pada akhirnya saya hentikan kecupan itu dan undur dan melepas ta ngannya dari leherku.

    ” Kita tidak dapat melakukan.”, saya coba sampaikannya secara halus, tetapi saya takut itu terdengaran seperti rajukan.

    ” Ya kita dapat ” katanya,

    Rika menyimpan lagi lengannya di leherku dan menggerakkan bibirku ke arahnya. Ada nafsu lebih kembali pada kecupan ini kali, dan pada akhirnya akseptasiku. Ini kali saat kami stop, sedikit ada kekurangan udara antara kami berdua, dan saya makin merasa sedikit ragu. Rika melihatku dengan binar di matanya dan sebuah senyum di bibirnya.

    ” Ayah inginkanku. Saya dapat merasainya. Ayah tidak memperoleh wanita satu tahun akhir-akhir ini, dan Ayah tidak memiliki tempat untuk melepaskannya. Dan saya inginkan Ayah . Maka nantikan apa lagi…”,

    Pada segi ini saya tidak sanggup memberi komentar. Saya inginkannya. Tetapi saya tidak bisa menyetubuhi menantuku, dapatkah saya ? Tetapi saya inginkan ia. Saya merasa pertahananku menurun, dan saat Rika menciumku kembali, saya menjadi sedikit kaget saat mengetahui diriku membalasnya kecupannya dengan rakus.

    ” Mmmmm. Itu lebih bagus “, ucapnya saat kami stop untuk ambil napas.

    Rika tarik tangannya dari leherku dan memulai melepas kancing celanaku saat menciumku lagi lantas ia undur . Maka ia dapat menyaksikan saat ia melepas kancing jeansku, turunkan resletingnya, dan mengambil ke untuk keluarkan barangku. Saya kaget saat kelihatan menjadi terlihat semakin lebih besar di pegangan tangannya yang kecil.

    Satu tahun sudah tidak disentuh wanita , dan bereaksi secara cepat, jadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat ia mengocaknya secara halus. Rika undur dan duduk. Saat kepalanya turun, ia tempatkan bibirnya di pangkal Torpedoku yang basah.

    ” Saya rasa saya menyenangi memiliki bentuk,”, bisiknya sekalian melihat mataku.

    Selanjutnya ia buka mulutnya dan dengan perlahan-lahan masukkan Torpedoku ke mulutnya. Ke serta lebih dalam Torpedoku masuk ke mulutnya yang halus, hangat dan basah, dan saya merasa ada dalam kewanitaan yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di Torpedoku. Pada akhirnya saya merasa sudah ada sedalam yang saya sanggup.

    Bibirnya yang sentuh bulu kejtananku dan kepala Torpedoku ada entahlah di mana jauh di kerongkongannya. Torpedoku tanpa berasa melafalkanng, dan pinggangku bergerak bersimpangan arah dengannya, dan siap-siap untuk meniduri mukanya. Tetapi Rika perlahan-lahan menghindari mulutnya dariku, memunculkan suara seolah tengah mengemut permen.

    Saat ia bangun untuk menciumku kembali, saya arahkan tanganku antara pahanya. Saya gosok jeansnya dan ia menggelinjang karena itu.

    ” Mmmm, itu tentu nikmat,”, ucapnya.

    ” Tetapi agar saya membuat menjadi lebih gampang.”,

    Rika melepas kancing celananya dan turunkan resletingnya, menunjukkan celana dalam katunnya yang bermotif beruang kecil. Di turunkannya celananya dan melepasnya dari badannya. Kami menyaksikan ke bawah pada tempat gelap di bawah sana di mana kewanitaannya sembunyi, dan saya sentuh perutnya yang kuat dan terus turunkan celana dalamnya.

    Rika mengeluh dalam kepuasan saat tanganku capai targetnya dibalik celana dalamnya. Kewanitaannya terasanya selembut bokong bayi, dan saya sadar jika ia tentu sudah cukurnya saat sebelum kesini. Berasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku takjub karena itu tidak memunculkan sisa basah di luar jeansnya.

    Saat tanganku menyelusup dibalik bibir kewanitaannya dan sentuh klitorisnya yang mengeras, ia pejamkan matanya dan menekan bersimpangan arah dengan jariku. Rika menyimpan salah satunya tangannya di leherku dan menggerakkan kami untuk sebuah kecupan intens selanjutnya dan tangannya lainnya mengocak Torpedoku dan tanganku terus bergerak di lubang basahnya. Saat kami stop untuk bernafas, Rika undur dan menjelaskan suatu hal yang mengagetkan,

    ” Andi tiba.”, Saya selekasnya melepaskannya dan ke arah jendela.

    Ya, mobil Andi kelihatan di jalan sedang ke arah kesini. Rika tentu menyaksikannya dari kembali bahuku saat kami sama-sama mencumbui leher. Mendadak rasa bersalah tiba menangkap karena nyaris kedapatan. Saya tidak yakin apa yang nyaris kami kerjakan. Dengan terburu-buru saya gunakan kemabali celanaku, tetapi Rika menghentikanku dan tangkap tanganku dan meneruskan kocokannya.

    ” Hei, jangan. Tidak segampang itu Ayah bisa akhirinya. Saya sudah menanti kelamaan untuk ini.”,

    ” Tetapi Andi nyaris tiba! Ia akan menyaksikan kita!”,

    Rika keluarkan Torpedoku dan jalan ke meja dapur.

    ” Ini perjanjiannya,”, ucapnya.

    ” Saya tidak akan mengadu pada Andi mengenai apa yang barusan kita kerjakan jika Ayah dapat bisa keluarkan semua sperma Ayah dalam kewanitaanku saat sebelum ia sampai kesini.”, Sekalian berbicara demikian, ia turunkan celananya sampai lutut dan membungkuk di atas meja tersebut.

    ” Ia selekasnya tiba!”, nyaris saya teriak.

    ” Tidak.”, Rika menghamparkan kakinya sepanjang celananya memungkinkannya karena itu dan ia melihatku melalui pundaknya.

    ” Ia harus menggendong bayi dan keluarkan semua barangnya. Umumnya ia membutuhkan beberapa saat. Saat ini kemarilah dan tiduri saya.”,

    Rika sudah telanjang dari pinggang sampai kaki, dan ia meminta padaku supaya selekasnya masukkan diriku dalam badannya. Saya melihat dua lubang yang mengundang tersebut. Bokongnya demikian kuat dan saya tidak terganggu saat menyaksikan lubang anusnya yang mengerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir kewanitaannya yang merah, kelihatan mengkilat basah.

    Kakinya tidak sejenjang mode, tetapi lebih kecil dan berasa cocok, dan saya memikirkan bercinta dengannya beberapa saat.Tangannya bergerak kebelakang antara pahanya dan tempatkan tangannya pada kewanitaannya. Dengan 2 jarinya dilebarkannya bibir kewanitaannya sampai terbuka, dan saya bisa menyaksikan lubang merah mudanya mengundang Torpedoku supaya selekasnya masuk.

    ” Mari,”, ucapnya.

    ” Mengambil saya.”,

    Saya tidak tahu apa ia sedang bergurau waktu menjelaskannya. Andi ataulah bukan, rangsangan ini lebih dari cukup buat mereguk birahinya. Saya mengambil langkah ke belakang menantuku dan tempatkan Torpedoku di kewanitaannya. Saat saya menggerakkan Torpedoku melalui lubang surganya yang sempit. Waktu itu saya dapat rasakan jemari Rika meredam bibir madunya supaya masih tetap terbuka.

    Lantas ia melenguh saat saya menggenggam pinggangnya dan masukkan diriku kepadanya. Rika sudah benar-benar basah sampai saya secara gampang melalui kewanitaan mudanya yang sempit. Saya mulai mengayunkan barangku didalamnya, beberapa didorong dengan gairah akan badan menariknya dan beberapa oleh perasaan takut bila Andi mendapati kami.

    Rika mengeluh, dan saya dapat rasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir kewanitaannya sendiri. Napasnya mulai tersengal, dan sesudah sejumlah goyangan dariku, ia selekasnya orgasme. Suara rengekan perlahan keluar bibirnya saat ia mencekram tepian meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya mengguncang kami berdua saat saya menghentaknya. Itu cukup buat mengantarku.

    Saya tidak terkait sama wanita dalam satu tahun ini, dan saya tidak pernah memperoleh yang sepanas Rika. Saya meredam napas dan menggerakkan semua kelaki-lakianku ke dianya. Kami mematung, dan spermaku menyemprotkan dengan luar biasa jauh dalam surganya. Terasanya saya sudah mengguyurinya dengan sperma yang panas dan berlebihan.

    Ia mengeluh dalam nikmat, getarkan bokongnya di sekitar Torpedoku saat saya kosongkan stok benihku. Ia menurun bersamaan dengan habisnya spermaku, dan kami pada akhirnya stop bergerak, terkecuali untuk ambil napas. Takut Andi akan tiba saat sebelum kami sebelumnya sempat melepas diri, saya mengeluarkan diriku dari badannya dengan bunyi plup yang basah.

    Lantas undur menjauh dan kenakan celanaku. Rika tetap tiduran telungkup di meja rasakan kehangatan kombinasi cairan birahi kami, bokong telanjangnya tetap panggilku. Saya saksikan spermaku dan cairannya mulai menetes keluar bibir surganya. Saya palingkan muka dan menyaksikan Andi nyaris sampai pada pintu belakang, bayi pada tangan yang satu dan belanjaan pada tangan yang lain.

    Selanjutnya saya kembali dan meminta pada Rika.

    ” Ayolah!”, kataku.

    ” Kamu sudah peroleh kemauanmu. Ia nyaris sampai kesini.”,

    Rika bangun, sorot matanya tetap terlihat bingung. Ia mengarah ke depanku, menjadikanku sebagai penghambat dari pandangan suaminya saat ia terburu-buru menggunakan celananya.

    ” Apa kalian siap untuk kompetisinya ? “, bertanya Andi sekalian buka pintu.

    ” Ya,”, saya menjawab dari kembali punggungku saat saya diam untuk merintangi Rika yang meningkatkan resletingnya.

    Sesudah ia usai, saya selekasnya kembali untuk menyongsong Andi.

    ” Ini,”, ucapnya, memberikan bayinya padaku dan menempatkan belanjaannya di atas meja dapur.

    ” Urus ini, saya akan ambil popok bayi.”, Andi mengambil langkah ke pintu yang tetap terbuka, dan saya mendekati Rika. Ia tetap kelihatan sedikit bingung.

    ” Nyaris,”, kataku.

    ” Sini, agar saya yang menggendongnya.”,

    Saya beri bayinya. Rika memberikan panorama seraut muka dari wanita yang senang setelah bersetubuh, dan memberikan kecupan hangat yang basah.

    ” Masih tetap ada satu perihal kembali yang perlu kuketahui,”,ucapnya.

    ” Apa itu ? “,

    ” Jika saya ingin, dapatkah saya memperolehnya esok? “,

    Tanpa menanti jawabanku Rika menantuku itu-pun bergerak pergi demikian saja, seolah ia menganggap saya akan ingin kembali bila dibawa ia untuk mengulangi hal yang seperti barusan kami kerjakan. Entahlah ini sebuah kebahagian karena saya dapat memperoleh kepuasan sexs, atau mungkin ini awalnya dari kehancuranku ?. Entahlah sampai kapan ini bisa terjadi. Maafkan ayahmu ini anakku Andy.

  • Cerita Sex Ibu Majikanku Yang Benar- Benar liar Di Tempat tidur

    Cerita Sex Ibu Majikanku Yang Benar- Benar liar Di Tempat tidur


    1964 views

    Link BokepNarasi Seks Ngentot Ibu Majikanku yang Benar-benar liar di Tempat tidur – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Dewasa Asyiknya Bercinta dengan Seorang Pramugari. Saya betul-betul lemas dengar keputusan faksi management perusahaan ini hari. Bulan kemarin perusahaan telah sampaikan gagasannya untuk kurangi beberapa pegawai, termasuk sopir. Ini hari saya tahu saya termasuk yang terkena PHK.

    Istriku tidak banyak berbicara saat kutunjukkan surat penghentian hubungan kerja tersebut. Dia cuma melihati bayi kami yang baru berumur tiga bulan. Terpikir di pikiran kami bagaimanakah cara menjaga bayi ini tanpa tugas. Pesangon yang tidak berapa banyaknya tentu tidak akan tahan lama.

     

    narasi seks, supir, majikan, narasi seks liar di tempat tidur
    Narasi Seks Ngentot Sepanjang satu minggu penuh saya sibukkan diri iklan lowongan kerja di koran dan bertandang ke beragam jenis perusahaan untuk mencari pekerjaan. Hasilnya kosong. Untungnya sorenya istriku bawa berita bahagia.
    Pak Sulaiman, lelaki tua yang tinggal tidak jauh dari rumah kami terkena stroke. Dia harus istirahat keseluruhan dan stop menyupir untuk majikan nya. Kata istriku, majikan pak Sulaiman perlu supir baru selekasnya. Istriku menimbarkan selembar kertas tertulis nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.

    Besok paginya saya segera melaju ke rumah Pak Tan, bekas majikan Pak Sulaiman. Rumah Pak Tan hebat besar dan eksklusif. Pembantu Pak Tan membuka pintu gerbang dan menyilahkan saya menanti di teras. Sesaat selanjutnya Pak Tan menjumpaiku. Dia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan perlengkapan masak di Surabaya.

    “Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Bertanya Pak Tan.
    “Betul, Pak. Nama saya Andi”
    “Kamu terlihat muda sekali. Berapakah umurmu?” Bertanya Pak Tan.
    “24tahun, Pak”
    “Telah lama menjadi supir?”
    “tiga tahun, Pak”

    “Oke, Andi. Langsung. Kamu bisa menjadi supir individu istri saya. Istri saya ialah Tempat Manajer perusahaan. Dia harus banyak berkeliling-keliling ke cabang-cabang perusahaan di beberapa kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” terang Pak Tan. “Upah tiga bulan awal Rp 1,dua juta. Sepakat?”

    “Sepakat, Pak”
    “Kamu mulai kerja ini hari!” kata Pak Tan.

    Satu minggu telah saya jadi supir Nyonya Tan. Dari pegawai kantor, saya tahu nama Nyonya Tan ialah Yena, sebuah nama yang cantik. Di dalam kantor, beberapa pegawai begitu enggan dan hormat kepadanya, dan tidak pernah ada yang berbicara jelek mengenai wanita hebat ini.

    Di mobil, saat tidak sedang menghubungi, Bu Yena tidak banyak berbicara. Seperti pagi hari ini diperjalanan ke Malang, ke arah kantor cabang. Dia cuma berbicara sejumlah patah kata jikamana saya terlampau cepat atau terlampau perlahan berkendara.

    Kami sampai di Malang saat sebelum tengah hari. Bu Yena majikan ku langsung pimpin rapat beberapa pegawai. Saya sendiri segera ke arah warung makan di muka kantor. Sesudah 3 jam menanti, perutku mulas. Tentu itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung barusan. Saya cari WC. Kata pegawai kantor, WC supir ada pada bagian belakang. Saya selekasnya menyelusup ke belakang cari WC yang diartikan, melalui lorong-lorong sempit setumpukan stock barang perusahaan.

    Sesudah usai dengan masalahku di dalam kamar kecil, saya berniat lagi di depan melalui lorong-lorong sempit tersebut. Dinding salah satunya lorong itu rupanya ialah kaca salah satunya ruangan kantor. Gorden dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tidak menyengaja dari sela kecil itu saya menyaksikan sebuah episode hebat, yang sudah tentu bukan aktivitas kantoran umumnya.

    Seorang lelaki muda sedang asyik merengkuh, mencium dan dengan lidahnya mencari dada wanita yang saya mengenal benar, yaitu Bu Yena. di atas sebuah sofa di ruangan kantor kepala marketing cabang Malang.

    Sisi atas blus Bu Yena majikan ku lebar terbuka, memperlihatkan dadanya yang penuh dibalik BH yang tergerai samping. Bu Yena terlihat demikian nikmati tersebut. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Jika tidak ada dinding kaca ini, saya tentu bisa dengar desah-desah enaknya. Saya terdiam nikmati episode kecil di sela sempit tersebut.

    Tidak menyengaja lututku sentuh setumpukan stock barang pecah iris. Setumpukan piring jatuh bersebaran, memunculkan suara yang jelas kedengar dari di dalam ruang. Kusaksikan tindakan Bu Yena dan lelaki itu berhenti saat itu juga. Saya lari menjauh, tidak harus repot mengatur kembali piring-piring yang berantakan.

    Satu jam selanjutnya Bu Yena keluar kantor dan meminta kembali ke Surabaya. Saya tidak berani banyak berbicara dalam mobil. Bu Yena pun tidak, tetapi dia terlihat rileks sekali. Saya bertanya dalam hati apa dia mengetahui saya melihatnya barusan. Dua puluh menit selanjutnya, masih juga dalam perjalaan kembali ke Surabaya, dia keluarkan suatu hal dari tasnya.

    “Andi, berapakah umurmu?” Bertanya Bu Yena mendadak.
    “24 tahun, bu”
    “Telah menikah?”
    “Telah, Bu. Saya punyai bayi umur tiga bulan”

    Mendadak Bu Yena melempar satu amplop tebal ke bangku di sebelahku. Beberapa lembar 100 beberapa ribu terlihat dari ujung amplop yang terbuka.

    “Itu buat kamu dan anakmu. lima juta rupiah!” kata Bu Yena.
    “Buat saya?” tanyaku bingung.
    “Ya, buat kamu,” tegas Bu Yena.
    “Wah, buat apa ini, ya, bu?” tanyaku tidak memahami. Saya menyaksikannya dari kaca spion. Dapat kusaksikan Bu Yena majikan ku tersenyum dari kaca tersebut.

    “Ini uang tutup mulut. Saya tahu kamu melihat saya sedang bermesraan sama Alex barusan. Jangan ada yang mengetahui ini. Jika Pak Tan tahu, itu bermakna dari kamu. Dan kau pasti kehilangan tugas. Kunci mulutmu dengan uang lima juta itu, dan kau masih tetap dapat bekerja. Paham?” tutur Bu Yena tegas.

    Saya termenung sesaat. Kuberanikan berbicara, “Ibu tidak butuh memberikan saya uang tersebut. Saya akan tutup mulut. Ibu dapat pegang kata-kata saya” “Tidak! Mengambil saja! Dan jangan berbicara kembali!” tersebut kalimat paling akhir bu Yena. Selainnya, dia tidak berbicara kembali. Besoknya saya menyerahkan uang ke tabunganku tanpa bilang-bilang istriku. Dan seterusnya, saya tutup mulut rapat-rapat. Beberapa hari jalan seperti umumnya, tidak banyak yang berbeda.

    Yang sedikit berbeda ialah situasi dalam mobil. Akhir-akhir ini Bu Yena seringkali berubah tempat duduk. Jika umumnya dia duduk pas di belakangku, ini kali dia seringkali berubah ke kiri. Dia seringkali mengambil pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entahlah mengapa dia demikian. Yang terang saya tidak pernah berani melihatnya dari kembali spion.

    Pagi hari ini saya mengantarkan Bu Yena ke lapangan terbang Juanda. Dia akan bekerja mengecek cabang Bali sepanjang satu minggu . Maka, sepanjang satu minggu ini saya akan stand-by di dalam kantor Pak Tan sebagai pengemudi cadangan. Tetapi setelah siang sebuah sms masuk ke dalam HP-ku. Itu dari Bu Yena. Bunyinya, : Pengemudi cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang hari ini. Telah saya kirim uang buat membeli ticket pesawat. Kamu segera ke kantor Cabang Denpasar”.

    Selekasnya saya menghasilkan uang ticket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya. Juga senang rasanya naik pesawat untuk pertamanya kali. 4 jam selanjutnya saya telah ada di Kantor Cabang Denpasar. “Saya semakin nyaman jika kamu yang nyupir,” kata Bu Yena demikian duduk di atas bangku belakang di mobil Cabang Denpasar. “Kamu banyak tahu jalanan di Denpasar, kan?” bertanya Bu Yena.

    “Ya, Bu. Saya tempuh SMA saya di sini,” kataku.
    “Baik, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Yena.

    Itil V3
    Sesudah check-in di hotel, saya sebelumnya sempat membawa barang ke kamar Bu Yena, sebuah kamar cottage pas di tepi pantai Kuta. “Ini uang buat mencari hotel kecil disekitaran sini. Mobil kamu membawa. HP-kamu perlu stand-by. Jika saya perlu keluar, saya akan telephone,” kata bu Yena.

    “Baik, bu!”

    Saya memperoleh hotel kecil tidak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, setelah mandi, dan kenakan t-shirt, teleponku tergetar. Bu Yena kirim SMS. “Pengisi daya saya ketinggal di mobil. Dapat kau antara ke hotel?” begitu bunyi SMS tersebut. Saya selekasnya bergerak. Saat sampai di hotel, SMS Bu Yena tiba kembali, “Kamu telah tiba hotel? Dapat segera antara pengisi daya ke kamar saya?”

    Dengan pengisi daya pada tangan, saya mengarah ke sisi belakang hotel dan cari cottage bu Yena. Pada malam hari situasi cottage itu syahdu betul, dengan tanaman teduh, lampu redup di seputaran cottage dan suara ombak laut tidak jauh dari cottage. Saya mengetok pintu cottage.

    “Masuk saja, tidak digembok!” kedengar suara Bu Yena. Saya tidak berani secara langsung masuk. Sangsi saya berdiri di muka pintu.
    “Masuk, Andi!” suara Bu Yena cukup meninggi, 1/2 memerintah.

    Saya menggerakkan pintu. Bu Yena berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan satu gelas soft-drink dengan rambut tergerai dan senyuman manis. Berdebar-debar saya menyaksikannya. Tank-top merah ketat yang dikenai biarkan lekuk-lekuk dadanya kelihatan terang. Belahan dada yang cantik itu juga tidak terselinapkan. Saya melihat kakinya yang jenjang. Shorts putih yang teramat pendek itu menyuguhkan sepasang paha mulus yang kuat.

    “Ini pengisi dayanya, Bu Yena. Saya simpan sini, ya!” kataku grogi. Bu Yena jalan mendekatiku. Ya ampun! Langkah jalan itu, begitu getarkan dada. Seksi nian orang satu ini. “Kamu terlihat grogi,” tutur Bu Yena tenang, melihatku dengan pandangan penuh. Tidak pernah dia melihatku sebegitu rupa sebelumnya.

    “Saksikan sekitar. Sebuah kamar yang sangat nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Prima sekali, kan? ” kata Bu Yena dalam kerlingnya. Wewangian farfum mahal itu menangkap hidungku. Saya tidak tahu Bu Yena berbicara apa, tetapi saya menjawab.

    “Ya, betul. Prima,” kataku. Saya undur langkah-langkah. Bu Yena semakin dekat ke arahku.
    “Apa yang kau sedang pikirkan saat ini?” bertanya Bu Yena. Mukanya tidak jauh dari mukaku,
    “Saya….eh…saya, harus selekasnya kembali. Saya tidak mau mengusik kesempurnaan situasi ini,” kataku.

    “Demikian?” kata Bu Yena perlahan, menempatkan gelas di atas meja di sampingnya. “Jika demikian, membalikin tubuh dan tutup pintu itu,” ucapnya selanjutnya. Saya mengikuti perintahnya. Saya mengubah tubuh, dan tutup pintu.

    “Tidak, demikian, Andi. Tutup dari dalam, bukan di luar!” tutur Bu Yena.
    Saya kaget. “Dari dalam? Tujuan Ibu?””

    “Ya, dari dalam. Dan kau masih tetap di sini. Kita hanya berdua di dalam kamar yang romantis ini. Tidak dapatkah kau saksikan tempat tidur itu? Tidak kah kau tahu mengapa saya panggilmu kesini? Tidak dapatkah kau saksikan begitu saya inginkanmu?”

    Saya diam terdiam. Tetapi ada benda yang mulai berasa mengembang di selangkanganku. Bu Yena dekatiku dan mengalungkan ke-2 tangannya ke leherku. “Pangil saya Yena saja. Membawa saya ke tempat tidur tersebut. Saya ingin kamu cumbui saya. Bercintalah denganku. Saya ingin sekali!” Belum saya ucapkan sepatah kata.

    Bibir Yena sudah landing di bibirku. Dilumatnya saya dengan rakus dan brutal. Entahlah mengapa saya tidak lagi sangsi. Kubalas lumatan bibir itu dengan tidak kalah brutal. Benar-benar manis dan fresh bibir tersebut. Yena selekasnya melepaskan kaosku dan melepaskan tank-topnya sendiri, biarkan dada cantiknya telanjang.

    Saya selekasnya menangkap dada cantik tersebut. Kukulum dan kuhisap mati-matian puting susu Yena. Saya percaya itu yang dia sukai dan dia ingin sekarang ini. Dan saya betul. Dia mengeluh dan mendesah dan membiarku saya mengeksploitasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.

    Kukulum halus puting merah jambu itu dan kurema-remas dengan irama yang embut juga. Badan Yena tergetar luar biasa. Dengan kecupan terus-menerus dan dorongan dadanya juga, dia gerakkan saya ke tempat tidur dan menindihku dengan terus-menerus, tetap dengan kecupannya yang semakin brutal.

    “Susuku. Saya ingin kau hirup putingku kembali. Susuri sekujur dadaku. Untuk aku nikmat. Untuk aku melayang-layang, Andi!”
    “Kau akan peroleh yang kau ingin, Yena” kataku tersengal.

    Kuberi Yena jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Dia membalasanya dengan pergerakan yang terbiasa dan trampil. Dibalasnya saya dengan mengisap dan menggigit kecil putingku. Dan debur ombak pantai Kuta seperti tiba-tiba menuntun Yena untuk mintaku melepas celana pendek yang dikenai itu, dan dia tidak sabar menolong saya melepas celana jeansku.

    “Lepas celanaku, Andi. Lepas dan berikan saya kejantananmu,” Yena mendesah saat mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik cantik dan manis wanita Cina itu menyembul dengan keramaian rambut lembut yang menyemut disekelilingnya.

    “Kamu ingin saya menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.
    “Itu yang saya ingin. Do it!” kata Yena.

    Dia menolong dirinya telentang dan raih kepalaku. Kubenamkan mukaku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, menyerobot sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar tersebut. Yeni mendesah, mengeluh, mendesah dan mengerang nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Andiiiii! That’s good. Terussss. Terusss. Ouuuh!” Yena terus mengeluh antara debur ombak pantai.

    Sesaat selanjutnya, dia mengusung kepala dan raih penisku. “Saat ini kau harus rasakan balasanku,” canda Yena. Dia menelan bulat-bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Iapun menarik penisku mundur-maju dimulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan capitan mulutnya. Saya tersengal-sengal dibikinnya. Benar-benar pakar wanita ini memberi kepuasan pada penisku. Betul-betul mabok saya dibikinnya.

    Tidak sabar kembali saya. Libidoku telah naik ke ubun-ubun. Saya menindihnya, serang susunya satu kali lagi dan membuat Yena menggeliat liar pada tempat tidur tersebut. Yena lebih tidak sabar . Dia membetot penisku dan menolongku cari tempik basahnya.

    “Senangkan saya, berbahagiakan saya, Andi. Saya ingin kamu semenjak pertama saya menyaksikan kamu!
    “Kamu kebanyakan minta, Yena,” kataku.

    Kubenamkan penisku ke vaginanya yang basah melawan. Kupompa dengan penuh kehalusan dengan pergerakan yang kusesuaikan dengan debar napas Yena. Kubiarkan penisku cari beberapa titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi dia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya. Ini membuat Yena suka bukan bermain. Tidak dapat kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Yena.

    Saya dan Yena bercinta tadi malam jemu. Yena cuma memberikan istirahat sesaat saat sebelum dia mulai serang saya kembali. Dia punyai banyak tehnik permainan yang membuatku terperanjat. Dan dia selalu minta, minta dan minta. Ini membuat saya harus menyeimbanginya terus, berapakah kalipun dia meminta.

    Kami ada di Bali satu minggu penuh. Yena pandai membuat argumen tidak untuk perlu tiba ke kantor cabang. Dia cuma ingin saya mencumbunya terus dan terus tidak ada habis. Saat malam paling akhir saat sebelum kembali ke Surabaya, saya dan Yena bercinta dalam sleeping-bag setelah larut malam di pantai yang sunyi.

    Demikian kembali ke Surabaya, Yena terus meminta saya memberikan kepuasannya : di dalam kamar tempat tinggalnya saat Pak Tan dan seisi rumah sedang keluar, dan dimanapun. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan juga Singapura. Kerap juga Yena meminta saya mencumbunya dalam mobil dan dimanapun dia jadi horny.

  • Cerita Sex Ngentot Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri

    Cerita Sex Ngentot Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri


    1535 views

    Link BokepNarasi Seks Pemerkosaan Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Enaknya Serong dengan Kekasih Temanku. Ayahku telah sekitaran tiga tahun wafat, tinggalkan ibu dan beberapa anak, saya dan adikku Purba yang tetap kecil. Sekarang Purba telah duduk di kelas 8 SD sedang saya telah tamat SMU, mulai kuliah di Sekolah tinggi Pariwisata dan Perhotelan. Walau mendapatkan dana pensiun tapi sangat kecil banyaknya. Mahfum, ayahku cuma karyawan kecil di Pemda KMS

    Untuk bertahan hidup dan ongkos sekolahku dan Purba, ibuku mau tak mau buka toko jamu dari sisi rumah. Cukup, karena selainnya berjualan jamu ibu jual rokok, permen, beberapa alat tulis, baju beberapa anak dan lain-lain. Sudah pasti, saya menolong ibu semaksimal mungkin. Siapa kembali yang dapat menolong beliau selainnya saya?

     

    setubuhian, narasi seks setubuhian, narasi dewasa pemerkosaan, cerita setubuhian paling nikmat, disetubuhi oleh bapak tiri, narasi pemerkosaan terkini 2024
    Narasi Ngentot 2024 Purba tetap kekecilan agar dapat menolong dan memahami mengenai kesusahan hidup. Walau umur ibu telah berkepala 4 namun tetap elok dan bentuk badannya masih bahenol dan menarik. Mahfum ibu memang sukai memiara badannya dengan jamu Jawa. Disamping itu, semenjak usia muda ibu memang elok. Ibuku campuran, ayahnya belanda dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri dari suku Ambon tapi kelahiran Banyumas. Dia lebih Jawa daripada Ambon, walau namanya Ambon. Sepanjang hidup sampai wafat ayah bahkan juga tidak pernah menyaksikan Ambon.
    Ayah wafat karena kecelakaan bis saat bekerja di Jakarta. Bis yang ditumpanginya mengebut dan nabrak truk bak yang berisi bahan bakar bensin. Truk dan bis sama kebakar dan tidak ada seorang penumpangpun yang selamat termasuk ayahku.

    Semenjak itu, ibuku menjanda sampai 3 tahun lama waktunya. Baru satu tahun lalu sembunyi-sembunyi ibu berpacaran dengan duda tanpa anak, rekan satu kantor ayahku dahulu. Namanya SuSanto, umurnya sama dengan ibuku, 42 tahun. Sebetulnya saya telah berprasangka buruk, karena Pak Herman (saya panggil-nya “Pak” karena rekan ayahku) yang tempat tinggalnya jauh kerap tiba minum jamu dan bercakap dengan ibuku. Semakin lama mereka menjadi dekat serta lebih banyak ngobrolnya dibanding minum jamu. Kecurigaanku bisa dibuktikan saat di suatu hari. ibu panggilku dan dibawanya berbicara secara eksklusif.

    “Ini Cyn”, kata ibu saat itu.
    “Ayahmu kan telah 3 tahun tinggalkan kita, hingga ibu telah lumayan lama menjanda.”

    Aku segera dapat menerka apa yang hendak disebutkan ibu seterusnya. Saya cukup dewasa untuk ketahui begitu sepinya ibu ditinggalkan ayah. Ibu masih terbilang muda dan elok, tentu saja dia perlu seorang untuk menemaninya, meneruskan kehidupan. Saya sadar karena saya wanita walau tidak pernah menikah.

    “Ibu tidak dapat terus-terusan hidup sendiri. Ibu perlu seorang untuk menemani ibu dan menjaga kalian berdua, kamu dan adikmu masih perlu pelindungan, masih perlu kasih-sayang dan sudah pasti perlu ongkos untuk meneruskan study, kalian untuk ibu sudi menikah lagi dengan Pak Herman dengan keinginan masa datang kalian lebih terjaga.
    “Kamu memahami?” demikian kata ibu.
    “Ibu ingin menikah dengan Pak Herman?” saya segera saja mengguntingnya.
    “Tidak ada apa-apa kok Bu, Pak Herman kan orang baik, duda kembali. Apalagi ia kan sisa rekan ayah dahulu!”.
    “Ternyata kamu cukup dewasa agar dapat baca segala hal yang terjadi sekitarmu, Cyn”, ibu tersenyum. “Kamu betul-betul serupa ayahmu.”

    Tidak berapakah lama selanjutnya ibu menikah dengan Pak Herman dengan simpel dan cuma didatangi oleh famili dekat. Setelah itu ibu dibawa ke rumah Pak Herman , dan rumah kami, gerai dan semua didalamnya jadi tanggung jawabku. Ibu tiba pagi hari sesudah gerai saya membuka dan pulang sore hari dijemput Pak Herman setelah pulang dari kantor.

    Kehidupan kami berbahagia dan biasa-biasasaja sampai di suatu hari, sekitaran 4 bulan sesudah ibu menikah, sesuatu bencana di rumah tangga terjadi tanpa sepengetahuan ibuku. Saya memang menyengaja diam dan tidak mengulas kejadian itu ke ibuku, saya tidak mau mencederai hatinya. Saya terlampau sayang pada ibu dan biarkanlah kutanggung sendiri.

    Peristiwa itu berawal saat saya lagi ada di dalam rumah ibuku (rumah Pak Herman ) ambil barang-barang dagangan atas suruhan ibu. Hal itu biasa kulakukan jika saya tidak sedang kuliah. Bahkan juga saya kerap tidur di dalam rumah ibuku bersama adik. Seringkali satu hari penuh saya ada di rumah ibu saat ibu ada di rumah kami jaga gerai jamu.

    Terkadang saya memang perlu ketenangan belajar saat tengah hadapi ujian semester. Rumah ibu Sepi pada siang hari karena Pak Herman bekerja dan ibu jaga gerai, sedangkan di dalam rumah itu tidak ada pembantu. Siang itu ibu menyuruhku ambil barang-barang di dalam rumah Pak Herman karena stok di gerai habis. Ibu memberikan kunci supaya saya bisa masuk ke rumah dengan bebas. Tapi saat saya tiba rupanya rumah tidak digembok karena Pak Herman ada di dalam rumah. Saya sedikit bingung, mengapa Pak Herman pulang dari kantor demikian awalnya, apa sakit?

    “Lho, Bapak kok telah pulang?” tanyaku dengan sedikit bingung.
    “Sakit ya Pak?”.
    “Ah tidak”, jawab Pak Herman.
    ” Ada banyak surat ketinggal. kamu sendiri mengapa kesini? Diminta ibumu ya?”.
    “Iya Pak, mengambil barang-barang dagangan”, jawabku biasa saja.

    Seperti umumnya saya terus nyelonong masuk ke dalam ruangan dalam untuk ambil barang yang kuperlukan. Tidak kusangka, Pak Herman meng ikutiku dari belakang. Saat saya telah ambil barang dan akan kembali, Pak Herman berdiri demikian dekat sama diriku hingga nyaris kami bertabrakan. Saya terkejut serta lebih terkejut saat mendadak Pak Herman merengkuh pinggangku. Belum saya protes, Pak Herman telah mencium bibirku, dengan lekatnya.

    Barang dagangan jatuh dari tanganku saat saya berusaha menggerakkan badan Pak Herman supaya melepas badanku yang dipeluknya kuat sekali. Tapi rupanya Pak Herman telah kerasukan setan jahanam. Dia benar-benar tidak mempedulikan doronganku serta makin memperkuat dekapannya. Saya gagal melepas diri. Pak Herman menekan badanku dengan badannya yang lebih besar dan berat. Saya ingin berteriak tapi mendadak tangan kanan Pak Herman tutup mulutku.

    “Jika kamu berteriak, semua tetangga akan banyak yang datang dan ibumu akan malu”, ucapnya dengan suara serak. Napasnya tersengal-sengal meredam gairah. “Berteriaklah supaya kita malu!” Saya menjadi ketakutan dan tidak berani berteriak. Perasaan takut dan kasihan ke ibu membuat saya luluh. Pikirku, bagaimana jika sampai seseorang tahu apakah yang sedang terjadi dan apa yang dibuat suami ibuku padaku.

    Belum juga saya jernih berpikiran Pak Herman menggeretku masuk ke dalam ruang tidur dan mendorongku sampai jatuh terlentang pada tempat tidur. Dengan ganasnya Pak Herman menindih badanku dan menciumi mukaku. Sementara tangannya yang kanan masih tetap dekap mulutku, tangan kirinya ambil suatu hal dari dalam kantong celananya. Benda kecil licin selekasnya dipaksa masuk ke mulutku. Benda kecil yang rupanya kapsul lunak itu pecah dalam mulut dan mau tak mau ketelan.

    Sesudah menelan kapsul itu mataku menjadi berkunang-kunang, kepalaku menjadi sangat berat dan anehnya, nafsu seksku muncul secara mendadak. Jantungku berdebar-debar keras sekali dan saluran darahku berasa sangat cepat. Entahlah bagaimana, saya pasrah saja serta demikian mengidamkan sentuhan seorang lelaki. Nafsu itu demikian mencapai puncak dan menggelora itu tiba secara mendadak serang semua badanku.

    Samar-samar kusaksikan muka Pak Herman menyeringai di atasku. Pelan-pelan dia bangun dan melepas semua bajuku. Selanjutnya dia buka bajunya sendiri. Saya tidak dapat menampik. Diriku seperti terbang di atas awang-awang dan walau tahu apakah yang sedang terjadi, tapi benar-benar tidak ada niat untuk menantang.

    Begitupun saat Pak Herman yang sudah tidak kenakan pakaian menindih badanku dan menggerayangi semua tubuhku, saya pasrah saja. Bahkan juga saat saya rasakan sesuatu benda asing masuk badanku, saya tidak dapat melakukan perbuatan apapun. Tidak dapat untuk menampik, karena saya rasakan kepuasan hebat dari benda asing yang mulai tembus dan bergerak dalam lubang kewanitaanku. Kesadaranku entahlah ada di mana. Namun saya tahu, apa yang terjadi pada diriku, Saya sudah disetubuhi Pak Herman !

    Saat siuman, kudapati diriku terlentang di tempat tidur Pak Herman (yang tempat tidur ibuku) tanpa baju. Bajuku berantakan di bawah tempat tidur. Sprei morat-marit dan kusaksikan bintik darah di sprel tersebut. Saya menangis.., saya tidak perawan kembali! Saya telah kehi1angan apa yang paling berharga dalam kehidupan seorang wanita. Saya merasa jijik dan kotor. Saya bangun dan sisi bawah badanku berasa sakit sekali.., ngilu! Tapi saya masih tetap berusaha bangun dan secara tertatih-tatih jalan ke kamar mandi.domino 99

    Kusaksikan jam dinding, Wah.., Telah 3 jam saya ada di rumah tersebut. Saya harus selekasnya pulang supaya ibu tidak menanti-nanti. Saya selekasnya mandi dan bersihkan diri dan berhias secara cepat. Kuambil barang dagangan yang tertinggal di lantai dan selekasnya pulang. Pak Herman tidak terlihat kembali, mungkin telah kembali lagi ke kantor. Kubiarkan tempat tidur morat-marit dan sprei berdarah itu masih tetap ada di sana. Saya tidak perduli. Hatiku benar-benar luluh lantak. Kebencianku ke Pak Herman demikian dalam. Di suatu saat, saya akan membalas.
    “Kok lama sekali?” bertanya ibu saat saya tiba.
    “Bannya kempes Bu, nambal dahulu!” jawabku sekalian coba tutupi peralihan mukaku yang sudah pasti pucat dan malu.

    Kuletakkan barang dagangan di atas meja dan maunya pengin sekali saya merengkuh ibu dan meminta maaf dan bercerita apa yang sudah dilaksanakan suaminya kepadaku. Tapi hati kecilku larang. Saya tidak ingin membuat ibu bersedih dan sedih. Saya tidak ingin ibuku kehilangan kebahagiaan yang barusan didapatkannya. Saya tidak dapat memikirkan bagaimana remuknya hati Ibu jika ketahui apa yang sudah dilaksanakan suaminya kepadaku. Biarkanlah Untuk saat ini kusimpan sendiri kegetiran hati ini.

    Dengan argumen akan ke rumah rekan, saya mandi dan bersihkan diriku (kembali). Di dalam kamar mandi saya menangis sendiri, menggosok semua badanku dengan sabun berulang-kali. Jijik rasanya saya pada badanku sendiri. Demikian keluar dan kamar mandi saya segera rias dan pamit untuk ke rumah rekan. Walau sebenarnya saya tidak ke rumah siapa saja. Saya larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Saya duduk menyepi sendiri di situ sekalian kuras air mataku.

    “Ya Tuhan, ampunilah semua dosa-dosaku” ratapku seorang diri.

    Itil V3
    Baru sore mendekati magrib saya pulang. Ibu telah dijemput Pak Herman pulang ke tempat tinggalnya hingga saya tidak harus berjumpa sama lelaki bobrok tersebut. Gerai masih membuka dan adik yang mengawasinya. Saat saya pulang, saya yang gantikan jaga gerai dan adik masuk untuk belajar.

    Untuk sekian hari lama waktunya saya menyengaja tidak mau berjumpa Pak Herman. Malu, tidak suka dan takut bersatu aduk dalam hatiku. Saya menyengaja sibukkan diri ada di belakang jika pagi-pagi Pak Herman tiba mengantarkan ibu ke gerai. Sorenya saya menyengaja pergi secara beragam argumen saat Pak Herman jemput ibu pulang.

    Tetapi walau saya telah berusaha untuk selalu menghindari, kejadian itu toh terulang kembali. Kejadian ke-2 itu menyengaja dibuat Pak Herman dengan akal liciknya. Saat sore hari jemput ibu, Pak Herman menjelaskan jika dia barusan beli sebuah sepeda kecil untuk adikku, Purba. Sepeda itu ada di dalam rumah Pak Herman dan adik harus diambil nya sendiri. Sudah pasti adikku sangat senang dan saat Pak Herman merekomendasikan supaya adik tidur di tempat tinggalnya, adik sepakat serta ibu dengan suka hati mendorongnya. Bertiga mereka naik mobil dinas Pak Herman pulang ke rumah mereka. Karena tidak ada seseorang di dalam rumah, saat sebelum Jam sembilan gerai telah kututup.

    Setelah tiba di dalam rumah dan memberikan sepeda kecil ke adik, Pak Herman berargumen harus kembali lagi ke kantor sebab ada tugas yang perlu diakhirinya malam itu . Ibu tidak berprasangka buruk dan benar-benar tidak menduga kelau keperginya suaminya sebetulnya tidak ke kantor, tetapi lagi ke gerai untuk nemperkosaku.

    Saat itu telah jam sepuluh malam dan gerai telah lama saya tutup. Mendadak saja Pak Herman telah ada di rumah. Ternyata Dia punyai kunci punya ibu sehingga dia dapat bebas masuk keluar rumah kami. Saya sangat terkejut dan ingin melabraknya, tapi kembali dengan tenang dan muka menyeringai, Pak Herman mengancamku

    “Mari, berteriaklah supaya semua tetangga tiba dan tahu apakah yang telah saya kerjakan padamu!” gertaknya serius.
    “Mari berteriaklah supaya ibumu malu dan semua keluargamu tercoreng!” imbuhnya dengan suara serak.

    Satu kali lagi saya terperanjat. Mulutku mau berteriak tapi kata-kata Pak Herman sekali mengganggu hatiku. Hati takut akan kedengar tetangga, ketakutan nama ibuku bisa menjadi tercoreng, kekhawatiran jika tetangga akan ketahui kejadian setubuhianku, saya cuma berdiri terdiam melihat muka penuh gairah yang siap menangkapku. Saya tidak dapat berpikir tenang tagi. Cuma hati takut dan takut yang tetap mendesak perasaanku.

    Saat sebelum saya sanggup memutuskan apa yang hendak kulakukan, Pak Herman telah maju dan dekap badanku. Satu kali lagi saya ingin berteriak tapi suaraku terganggu di kerongkongan. Entahlah bagaimana awalannya tetapi yang saya tahu lelaki itu telah menindih badanku tanpa baju. Yang terang, malam itu saya mau tak mau layani gairah suami ibuku yang menggelora.

    Dengan garang ayah tiriku itu perlakukan saya seperti pelacur. Dia memerkosaku berulang-kali tanpa belas
    kasihan. Dengus napasnya yang berat dan badannya yang menindih badanku apalagi saat ada suatu hal benda keras segera masuk menyodok memotong sisi peka dan paling terhormat untuk kewanitaanku membuat saya mendesah kesakitan. Saya betul-betul dijadikan pemuas gairah yang betul-betul tidak memiliki daya.

    Pak Herman kuat sekali. Dia memaksakanku kembali ke sana kesini ganti posisi berulang-kali dan saya mau tak mau menurut saja. Nyaris dua jam Pak Herman jadikan badanku sebagai bulan-bulanan gairah seksnya.

    Bukan bermain! Demikian dia akan usai kusaksikan Pak Herman mengambil batangannya dari kemaluanku dengan pergerakan cepat dia mengocak-ngocokkan batangannya yang keras itu dengan samping tangannya dan dalam perhitungan beberapa menit kusaksikan cairan putih kental menyemprotkan dengan beberapa dan derasnya keluar tangkai kejantanannya, cairan putih kental itu secara hangatnya menyemprotkan membasahi muka dan badanku, ada rasa jijik di hatiku selainnya kurasakan amis dan asin yang kurasakan saat cairan itu menetes ke arah bibirku, kemudian dia lesu dan tergeletak dari sisi badanku, badanku sendiri seperti remuk dan tidak berkekuatan.

    Semua badanku berasa sangat sakit, dan air mata bercucunan di pipiku. Tetapi terang-terangan saja, saya capai orgasme. Suatu hal yang tidak pernah kualami sebelumnya. Entahlah apa yang membuat sedikit ada hati suka dalam hatiku. Rasa senang dan kepuasan yang masih sama sekali tidak dapat saya ketahui.

    Saya sendiri tidak paham bagaimana dapat terjadi, tapi terkadang saya malah kangen dengan tindakan Pak Herman padaku tersebut. Saya telah berusaha berulang-kali menepiskan hati itu, tapi sering kali ada di benakku. Bahkan juga terkadang saya inginkan kembali dan kembali! Edan kan?

    Dan memang, saat di suatu sore ibu sedang pergi ke luar kota dan Pak Herman mandatangiku kembali, saya tidak menampiknya. Saat dia telah ada di atas badanku yang telanjang, saya malah nikmati dan menyeimbanginya dengan penuh semangat. Ternyata apa yang sudah dilakukan Pak Herman padaku sudah jadi seperti candu yang membuatku jadi ketagihan dan suka. Saya sekarang mulai nikmati semua permainan dan nafsu yang hebat yang tidak dapat kuceritakan sekarang ini dengan kata-kata.

    Pak Herman demikian bernafsu dan nikmati semua lekuk-lekuk badanku dengan liarnya, aku juga mulai berani berusaha untuk rasakan beberapa bagian badan seorang lelaki, aku juga sekarang mulai berani untuk balas mencumbui, membelai semua sisi badannya dan memulai berani untuk menyentuh tangkai kejantanan ayah tiriku ini, demikian keras, panjang dan hangat. Saya nikmati dengan benar-benar, Luar Biasa!

    Di akhir permainan Pak Herman kelihatan sangat senang dan begitupun saya. Tetapi karena malu, saya tidak berbicara apapun saat Pak Herman tinggalkan kamarku. Saya menyengaja diam saja, supaya tidak memperlihatkan jika saya senang dengan permainan tersebut. Bagaimana juga saya ialah seorang wanita yeng masih mempunyai rasa malu.

    Namun, saat Pak Herman telah pergi ada rasa sesal dalam hati. Ada hati malu dan takut. Bagaimana juga Pak Herman ialah suami ibuku. Pak Herman sudah menikah dengan ibuku dengan cara sah hingga dia jadi ayah tiriku, alternatif ayah kandungku. Ialah dosa besar lakukan jalinan tidak pantas di antara anak dan ayah tiri. Haruskah kulanjutkan tatap muka dan jalinan penuh gairah dan maksiat ini?

    Di saat sepi sediri saya termenung dan memilih untuk menjauh dan Pak Herman, dan tidak lakukan jalinan gelap itu kembali. Tetapi di saat ada peluang dan Pak Herman mendatangiku dan ajak “bermain” saya tidak pernah kuasa menampiknya. Bahkan juga terkadang jika dua atau 3 hari saja Pak Herman tidak tiba menengokku, saya merasa rindu dan ingin sekali rasakan jamahan-jamahan hangat darinya.

    Hati tersebut yang selanjutnya membuat saya makin salah jalan dan makin terpikat oleh “permainan” Pak Herman yang hebat luar biasa. Dengan penuh kesadaran pada akhirnya saya jadi wanita simpanan Pak Herman di luar pengetahuan ibuku.

    Sampai saat ini rahasia kami tetap tertutup rapat dan tatap muka kami tidak terjadi di dalam rumah kembali, tapi semakin banyak di losmen, beberapa hotel kecil dan di beberapa tempat peristirahatan. Yah disitu saya dan Pak Herman dapat bermain cinta dengan penuh sensasi rasa yang lebih tinggi dan tidak khawatir akan ketahuan oleh ibuku, sekarang saya dan ayah tiriku telah semacam jadi suami istri.

    Untuk menghambat beberapa hal yang memungkinkan terjadi, saat lakukan hubungan seksual Pak Herman selalu menggunakan kondom dan aku juga rajin minum jamu telat bulan. Semua itu sudah pasti di luar setahu ibu. Saya memang senang dan berbahagia dalam hal penyukupan kebutuhan biologis, tapi sebetulnya jauh dalam lubuk hati-aku benar-benar terbuncang. Bagaimana tidak? Saya sudah mengambil suami ibuku sendiri dan “mengkonsumsinya” dengan berganti-gantian. Terkadang saya merasa kasihan ke ibu yang menyukaiku. Jika saja sampai ibu tahu jalinan gelapku dengan Pak Herman , Ibu pasti bersedih sekali. Hatinya akan remuk dan jiwanya tercabik-cabik. Bagaimanakah mungkin anak yang sangat dicintainya dapat tidur dengan suaminya? Sampai kapan saya akan jalani hidup yang tidak pantas dan sarat dengan maksiat ini?

    Entahlah, saat ini saya masih kuliah. Mungkin jika kelak telah lulus dan menjadi sarjana saya dapat keluar dan lingkugan rumah dan bekerja di kota lain. Sekarang ini mungkin saya belum mempunyai kemampuan untuk pergi, tapi kelak saya pasti pergi jauh dan cari lelaki yang betul-betul sama sesuai dan dapat kuandalkan sebagai suami yang bagus, dan tentu saja kuharapkan lebih gagah dari yang kudapatkan dan kurasakan sekarang ini. Mungkin dengan itu saya dapat lupakan Pak Herman dan lupakan kejadian-peristiwa yang malu-maluin tersebut.

  • Cerita Sex Nikmat Ngentot Di Bioskop Dengan Cewek Turunan Jepang

    Cerita Sex Nikmat Ngentot Di Bioskop Dengan Cewek Turunan Jepang


    2656 views

    Link BokepNarasi Seks Cabul di Gedung Bioskop Sama Cewek Turunan Jepang. Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks 2024 Karena Suami Repot Istri di Setubuhi Kakak Ipar. Aqu pacaran dgn seorang gadis turunan Jepang, sebutlah saja namanya Meywan. Ayahnya seorang Jepang yang sudah jadi WNI, dan ibunya orang Indonesia asli turunan Dayak . Maka dapat dibaygkan anaknya berkulit putih mulus (jika orang katakan kopi masuk kerongkongannya akan terlihat).

    Pertama kali pertemuanku, pada suatu acara pesta valentine yang pada akhirnya bersambung sampai sekitaran 6 tahun. Memang berpacaran adalah awalnya untuk kami berdua. Karena itu aqu berusaha untuk pelajari makna berpacaran dengannya. Mungkin malam itu adalah malam pertama untuk kami coba sesuatu yang baru dalam pacaran. Dalam suatu gedung bioskop aqu dan ia bercumbu sama-sama berciuman “hot” sekali hingga kami tidak paham apa filem yang kami saksikan. Kucium bibirnya sekalian tanganku main di payudaranya.

    narasi seks, narasi dewasa, narasi ngentot, narasi cabul
    Narasi Seks Terkini Kutekan ke puting susunya, dia juga mendesah “Aahh…” aqu tidak memahami rasa apa ygsedang dirasakannya. Tanganku terus aktif mencari ke-2 bukit kembarnya sekalian terus dengar desahan mesra yang keluar mulutnya. Pasangan di sebelahku nampaknya turut memerhatikan tetapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasainya .
    Tanganku terus merayap buka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke CD-nya sampai memperoleh bukit dengan bulu lembut. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai cari lubang kemaluan ygtelah mulai basah kenikmatan. Jariku mulai masuk lubang kemaluan itu dan terus bermain keluar-masuk, mulut imutnya terus mendesah dan badannya sedikit melafalkanng. Kurasakan semakin bertambah basah kemaluannya, rupanya ia klimaks kembali. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Meywan seolah memahami dan buka kancing dan menarik retsleting celanaqu.

    Diamankannya gagang kemaluanku yang mulai menegang dimainkannya, aqu hanya berbisik, “Kocok donk!” Dia juga memahami, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku kenikmatan. Mungkin dia menyaksikan mataqu terpejam kenikmatan. Meywan terus permainkannya dgn tempo yang semakin bertambah cepat, aqu hanya dapat mendesah “Terus Meywan, sedap.” Makin cepat tempo yang dilaqukan,makin berhembus darahku. Tangan Meywan buka lebih lebar retsletingku supaya lebih bebas tangannya main di kemaluanku.
    Permainan diawali kembali perlahan-lahan dan lama-lama makin cepat.
    “Jim mengapa? Sedap ya.” Aqu hanya tersenyum sekalian menggangguk.
    “Aah.. ahhhsedikit kembali nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar telah air maniku, aqu selekasnya menciumnya dgn penuh gairah. Meywan berbicara,

    “Ih kok elo kencing sich… tangan gua basah nich.” Aqu selekasnya berbisik menerangkan apa yang terjadi, kusaksikan ia memahami dan selekasnya berbisik kembali,
    “Ada tissue tidak?” Dia juga selekasnya ambil tissue dan memulai mengelap kemaluanku yang sudah basah barusan. Aqu hanya berbisik,
    “Terima kasih ya, sedap loh, belajar di mana?”
    Meywan tersenyum dan berbisik,”Loh kan elo yang ngajarin.”
    “Iya benar,” jawabku sekalian tersenyum.
    Filem juga usai, kami pulang ke tempat tinggalnya dan puncak di cinta ulam datang, ayahnya tidaklah sampai di dalam rumah, ke-2 adiknya tidak pulang karena harus bermalam di dalam rumah saudaranya. Aqu juga tidak ingin tidak untung. Kumanfaatkan peluang,
    “Ingin yang lebih sedap tidak?” kutarik tangan Meywan dan memulai kukulum bibir imutnya. Tanganku mulai aktif main di ke-2 bukit kembarnya. Kutekan ke puting susunya dia juga mendesah
    “Ach…” entahmengapa makin aqu dengar desahan Meywan makin garang mulutku bermain.

    Kujilati semua leher mulai dari tengkuk sampai ke lehernya, desahan Meywan juga makin menggairahkanku. Kadang-kadang kukulum bibir imut Meywan. Dia juga mulai memahami dgn membalasnya kulumanku. Kujulurkan lidahku ke dalam mulut Meywan dan memancing supaya lidahnya terjulur. Aqu juga mengajari dengan tidak menyengaja
    “French Kiss” yang menurut sementara orang adalah langkah berciuman yang ternikmat.
    Tanganku makin aktif kubuka pakaian Meywan sampai kelihatan ke-2 bukit kembar melawan tertutupi BH warna pink. Kutarik tangan Meywan ke kemaluanku. Kubuka BH penghambat itu dan lidahku mulai bermain, kujilati ke-2 puting susu kemerahan itu berganti-gantian. Makin kujilati dgn mesra makin nikmat yang Meywan merasai. Kadang-kadang kupandang mata Meywan yang terpejam rasakan enaknya. Kadang-kadang kusedot dan

    “Ach… Jim terusss… Jim, sedap bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.” Kata-kata itu terus keluar mulut Meywan yang imut. Lidahku makin gesit dengar suara desahan tersebut. Kujilati terus semua bukit kembar itu dan kadangkala leher tingkatan Meywan sampai dia rasakan enaknya permainan ini dan pada akhirnya,
    “Aachhh…”badan imut itu menggeliat. Aqu selekasnya memahami jika Meywan sudah klimaks untuk yang pertama. Tangan Meywan telah makin memahami, dibukanya kancingdan restletingku, digenggamnya gagang pusaka itu dan dimainkan turun naik. Perlahan-lahan tetapi tentu dan dgn tempo yang makin cepat.
    “Achhh…” kurasakan makin nikmat. Rupanya memang tidak sia-sia pengalaman di bioskop barusan yang kuajarkan.

    Darahku makin berhembus, rasa nikmat tidak ada duanya kudapat. Selekasnya kutundukkan kepala Meywan sekalian kubisikkan,
    “Isep donk!” Meywan juga menggangguk dan mulut imut itu sudah bermain dgn kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai gagang dan kadang-kadang ditempatkannya gagang itu ke mulutnya sekalian kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Meywan juga tidak stop bergerak turun naik. Kadang-kadang disedotnya ujung kemaluanku, kusaksikan pipinya menggembung karena mulutnya bungkusukkan gagang warisan warisan nenek moyg.

    “Achhh…” keluar desahan dari mulutku. Makin nikmat kurasakan, aqu juga selekasnya menarik Meywan, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang telah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang melawan. Kujilati terus dgn perlahan-lahan tetapi tentu. Terus kupandangi muka Meywan yang terpejam kepuasan.

    Tangan Meywan kadang-kadang memegang kepalaqu meredam nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kepuasan tersebut. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jemari telunjukku ke kemaluan Meywan. Kupermainkan kemaluan itu dgn jariku, masuk-keluar. Terus kulaqukan sekalian kadang-kadang menambahkan tempo bisa lebih cepat. Meywan juga menggeliat, “Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kepuasan membasahi kemaluan Meywan.
    Kusaksikan Meywan terkulai kepuasan, kutarik badannya dan kutempatkan di atas sofa singgel dgn posisi melawan menghadapku. Kuarahkan gagang kemaluanku ke lubang kemaluan Meywan sekalian kuangkat ke-2 kaki cantik itu di atas bahuku. Kuangkat sedikit bokong cantik itu supaya makin gampang gagangku ke arah. “Echh.. echhh… blessss…” pada akhirnya sukses gagang warisan itu masuk, terus kugerakkan masuk keluar.

    Kusaksikan Meywan terbaring sekalian matanya yang terpejam rasakan enaknya situasi. “Terus… terus… Jim, pelan-pelan agar nikmat.” Aqu terus tanpa perduli memicu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan Meywan juga menggeliat meredam air nikmat yang keluar kemaluannya. Kami terkulai lemas, kusaksikan Meywan tersenyum sekalian berbisik,
    “Ingin kembali donk!” Aqu juga makin ditantang, kutarik kepala Meywan dan sedikit kutundukkan, Meywan juga memahami. Selekasnya mulut imut itu main di kemaluanku menjilat-jilati sampai bersih air maniku. Sesudah bersih, kembali mulut imut itu bermaindgn tongkat warisanku. Gagang kemaluanku masuk ke mulutnya dan tangan kanannya bermain turun naik. Gagang kemaluanku juga yang sudah kuncup menegang lagi, darahku berhembus lagi. Nikmat yang kurasakan berasa lebih nikmat. Aqu tidak dapat berbicara hanya desahan dan nikmat yang hebat yang dapat kurasakan.

    Sesudah tidak kuat rasakan nikmat yang hebat, aqu juga kembali menarik Meywan untuk menghidupkan kembali rangsangan buatnya. Kujilati Ke-2 payudara melawan dan terus lidahku bermain sampai ke arah lubang kemaluan Meywan. Kujilati habis seperti anjing yang kehausan, terus kujilati sekalian kadang-kadang melihat Meywan yang makin teransang kepuasan. Kubukalebar ke-2 paha Meywan hingga kelihatan lubang menganga yang menanti kehadiran gagang warisanku. Kujilati klitoris kemerahan dgn perlahan-lahan tetapi tentu,
    “Achhh…” Meywan capai lagi klimaks. Menyaksikan Meywan terkulai lemas kuangkat badannya hingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit bokong Meywan hingga membuat posisi menungging atau jika orang barat katakan “doggy model”. Kuarahkan gagang kemaluanku, tapi berasa susah sekali untuk masuk. Terus aqu berusaha hingga kemudian kubuka sedikit ke-2 paha Meywan. Kuhujam gagang kemaluanku dan pada akhirnya dgn sedikit usaha masuk kembali gagang itu ke kemaluan Meywan.

    Tanganku berdasar pada ke-2 pinggul Meywan dan perlahan-lahan tetapi tentu kupacu gagang kemaluanku masuk dan keluar lubang kemaluan Meywan. Cukup geret memang posisi ini dibandingkan posisi awalnya, hingga sedikit susah buatku untuk menambahkan tempo, tetapi aqu terus berusaha menambahkan tempo. Makin cepat dan makin cepat, “Jim perlahan-lahan, sakit,” mendadak kata-kata itu keluar mulut Meywan.
    Sesaat kupandang muka Meywan yang meringis kesakitan,
    “Tetapi sedap kan?” Kusaksikan Meywan menggangguk, karena itu makin tidak pedulilah aqu terus memicu pergerakan keluar masukku. Terus kupacu sampai sekitaran 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku.

    Meywan mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu gagang kemaluanku untuk selalu capai klimaks. Memang berasa semakin lama permainan yang saat ini dibandingkan permainan barusan, terus kupacu hingga kemudian kurasakan suatu hal akan melesak keluar kemaluanku. Kucabut keluar gagang kemaluanku dan kubalikkan badan Meywan yang telah terkulai lemas. Kukocok sendiri gagang kemaluanku dgn tempo tinggi hingga kemudian
    “Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Meywan. Aqu juga terkulai lemas dan kubisikkan Meywan supaya menyeka air maniku ke semua permukaan payudaranya.
    “Agar lebih kencang,” kataqu. Meywan hanya diam dan melaqukan apa yang aku inginkan. Sesudah usai,
    “Masih ingin yang lebih sedap ?” tanyaqu.
    “Iya lah,” jawab Meywan sekalian terkulai lemas. Aqu hanya menggangguk sekalian mengingati jika ayahnya sesaat lagi pulang.

    Itil V3
    Kami selekasnya pergi ke kamar mandi untuk bersihkan diri. Benar saja selang beberapa saat kedengar suara klakson mobil, aqu selekasnya keluar membuka pintu garasi.
    “Selamat malam Om,” sapaqu. Ayah Meywan cuma tersenyum dan masuk rumah. Sesudah bergurau sesaat aqu juga pamit pulang. Kubisikkan,
    “Kelak gua ajarin kembali yang lebih sedap.” Meywan hanya tersenyum dan menggangguk pertanda sepakat. Aqu juga selekasnya pulang dgn hati suka.

  • Cerita Sex Dewasa Asyiknya Ngentot Dengan Seorang Pramugari

    Cerita Sex Dewasa Asyiknya Ngentot Dengan Seorang Pramugari


    4139 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks Dewasa Asyiknya Bercinta dengan Seorang Pramugari – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu. Cerita ini bermula dari perjumpaan Edi dan Wina di pesawat, yang kebenaran mereka berdua satu kursi. Singkat kata di saat itu merakpun jadi dekat, dan terjadi jalinan seks di antara Wina dan Edi di salah satunya hotel berkelas. Ingin tahu lanjutan ceritanya, Langsung saja yok baca dan baca baik baik narasi saat ini.

    Sebutlah saja nama saya Edi, saya akan bercerita narasi sex-ku dengan seorang pramugari. Cerita ini bermula dari perkenalanku dengan Wina (nama rahasia), ia ialah seorang pramugari pada sebuah perusahaan penerbangan nasional. Peristiwa ini terjadi saat saya diperjalanan panjang dari Jakarta ke arah Jayapura.

     

    narasi, seks, dewasa, terkini, 2024, narasi seks, narasi dewasa, narasi bercinta
    Narasi Seks 2024 Waktu itu larut malam, saya berusaha keras sekedar untuk pejamkan mata, istirahat sesaat hilangkan mengantuk supaya bisa melakukan pekerjaan kantorku sesampai di kota tujuan. Bangku empuk berlapis kulit di kelas usaha tidak sanggup memberi kenyamanan yang kubutuhkan.
    Walaupun begitu, bangku itu direncanakan untuk tempat duduk, bukan tempat untuk tiduran dan tidur. Akan lelap, saat kurasakan guncangan halus di atas kursiku. Seorang duduk menghempas dianya ke bangku kosong di sebelahku. Dengan cukup kecewa, kubuka mataku dan punya niat untuk memberinya teguran. Pandanganku terdiam pada sosok muka elok menarik, dengan matanya yang meskipun kelihatan mengantuk, masih tetap bening dan cantik. Seulas senyuman kelihatan di bibir imut yang merah, yang selanjutnya berbicara perlahan-lahan,
    ” Maafkan saya Bapak, karena sudah mengusik tidur Bapak … ”

    Sekalian masih tetap melihat dan kagum pada kecantikannya, saya berbicara,

    ” Ah, tidak ada apa-apa. Saya belum tidur kok, ”

    Selanjutnya kami bersalaman, lantas kudengar dia mengatakan namanya, yakni namanya Wina, Lenyap telah mengantukku. Ditambah lagi sesudah kutahu jika Wina ialah figur wanita yang menggembirakan sebagai rekan bercakap. Dia menceritakan mengenai sukai dukanya sebagai pramugari udara. Tangan dan jarinya yang lentik seolah menari-nari pada udara, ekspresikan ceritanya. Kadang-kadang dia sentuh tanganku, dan tidak malu untuk mencubitku jika kuganggu.

    Sembunyi-sembunyi kupandangi dan kuperhatikan semua sisi badannya. Tingginya kuperkirakan sekitaran 167 cm, langsing dan benar-benar seimbang. Wina mempunyai tungkai kaki yang cantik prima. Kulitnya yang putih kontras dengan seragam warna birunya. Buah dadanya tidak besar, tapi kelihatan kuat melawan. Memikirkan dianya terlentang telanjang pada tempat tidur, membuat Penisku bangun, jadi membesar dan keras. Pikiran kotorku melayang-layang jauh.

    Kebersama-samaan kami terusik oleh suara Kapten Pilot yang beritahukan jika pesawat akan landing di Biak, untuk isi bahan bakar dan penggantian awak kabin. Sesudah bersalaman dan sedikit basa basi, Wina lenyap dibalik gorden. Saya meneruskan istirahatku, sampai selanjutnya dibangunkan oleh pramugari udara lain, yang tawarkan makan pagi pagi.

    Beberapa hari seterusnya di ibu-kota provinsi paling timur Indonesia itu, direpotkan oleh pekerjaanku sebagai Petugas Publikasi salah satunya program pemerintahan. Sebagai utusan Pusat , saya kerap diberlakukan seolah tamu agung, yang penting dihibur dan disanggupi semua keperluannya. Saya ditaruh di hotel A yang disebut hotel terbaik di kota tersebut. Sejumlah penawaran untuk menyiapkan rekan tidur kutolak dengan lembut. Saya takut terjangkit penyakit.

    Waktu senggang di luar pekerjaan kuhabiskan secara jalan kaki keliling kota. Sesuatu rutinitas yang selalu kulakukan dalam tiap perjalanan, agar semakin mengenali wilayah baru. Kota Jayapura ada secara langsung di pinggir laut berair tenang. Saat malam hari, di sepanjang pinggir pantai bisa dijumpai beberapa warung yang jual masakan laut, langsung dimasak atau dibakar pada tempat. Sangat nikmat. Disitulah umumnya kuhabiskan malamku.

    Di situ juga di suatu malam, saya berjumpa lagi dengan Wina yang tidak bekerja, bersama 2 rekan seprofesi. Wina langsung tawarkan untuk gabung, demikian melihatku tiba. Benar-benar menggembirakan ada di 3 gadis elok, walaupun dapat kupastikan jika kantongku akan terkuras untuk membayari mereka semua.

    Panggilan Bapak saat di pesawat, beralih menjadi Mas sampai membuat malam itu makin dekat dan hangat. Dari perbincangan, kutahu jika mereka bertiga bermalam di hotel yang masih sama denganku. Usai makan, kami pisah. Di luar sangkaan, Wina ingin turut denganku nikmati malam sekalian jalan kaki.
    Satu keinginan yang susah ditampik.

    Kamipun jalan perlahan-lahan sekalian sama-sama tukar narasi dan bergurau.Angin pantai membuat Wina kedinginan. Kulepas jaketku, lantas kupasangkan di pundaknya. Kuberanikan diri merengkuh pundaknya, memberi kehangatan tambahan pada badannya yang cuma dilapis oleh kaos tipis warna merah. Wina tidak menghindari atau berusaha menampik, justru balas merengkuh pinggangku.

    Saya bingung dengan gadis-gadis zaman sekarang ini. Makin gampang menjadi benar-benar dekat, dan memandang jika jalinan di antara pria dan wanita ialah biasa-biasa saja. Tidak lagi ada malu atau malu, meskipun saat perjumpaan yang relatif cepat. Kami jalan seperti dua pacar yang bermesraan. Tanganku terbawa oleh ujung rambutnya, dan kadang-kadang kurasakan kepalanya menyandarkan di bahuku.

    Birahiku terpacu, otak kotorku memutar otak cari akal untuk membawa ketempat tidur di dalam kamar hotelku. Kelaminku merekah keras, membuatku merasakan tidak nyaman karena terjepit oleh ketatnya celana jeans yang kukenakan. Mulut kami berdua diam seribu basa, memberikan peluang untuk nikmati sentuhan kebersama-samaan dalam kesunyian. Langkah setiap langkah bawa kami masuk lobby hotel.

    Kuajak Wina ke Coffee Shop, untuk nikmati satu cangkir minuman hangat sekalian nikmati musik hidup. Saya pilih tempat cukup di sudut, supaya tidak begitu mengundang perhatian orang. Kuperhatikan sekitar, sejumlah pasangan asyik berangkulan, dan sejumlah gadis berpembawaan seronok duduk sendiri. Berikut kemungkinan yang disebut oleh teman-kawanku sebagai “Ayam Menado “, saat sebelum saya pergi kemarin.

    Tanganku masih tetap merengkuhnya, sedangkan Wina menyandar kepalanya di dadaku. Kurasakan kakinya bergoyang perlahan-lahan meng ikuti irama musik. Harum rambutnya membuatku ingin mencium kepalanya. Tetapi, apa dia akan geram ? Apa dia akan tersinggung ? Sejuta pertanyaan dan kekuatiran muncul pada pikiranku.

    Sementara di lain sisi, otakku tetap terus berputar-putar cari akal untuk membawa ke kamarku malam hari ini. Jantungku berdebar-debar keras, sedangkan kelaminku makin bertambah besar dan keras. Musik dan situasi romantis tempat itu tak lagi menarik bagiku. Bagaimana dan bagaimana pertanyaan itu yang terus-terusan ada. Perlahan-lahan kucium ubun-ubun kepalanya, sekalian berbicara,

    ” Wina, telah malam, kita bobok yok … ”

    Dia cuma menggangguk sekalian berdiri. Sesudah menuntaskan pembayaran, kami jalan ke arah lift. Tanganku tetap merengkuh pundaknya, meskipun dia tak lagi merengkuh pinggangku. Kutekan knop angka 3, untuk ke arah lantai di mana kamarku ada. Saya menyengaja tidak menanyakan di lantai berapakah dia tinggal, dan iapun diam saja.
    Wina pun tidak berusaha untuk memencet tombol lain. Dalam hati saya bertanya, jangan-jangan kamarnya satu lantai dengan kamarku.

    Sekalian menyender ke dinding lift, kutarik dia dan kusandarkan membelakangiku. Kupeluk dia dari belakang, sekalian kadang-kadang kucium rambut kepalanya. Jantungku berdetak makin cepat, sedangkan kelaminku makin sakit tertekan celana jeansku yang ketat. Semoga bokongnya yang pas melekat ke kelaminku tidak merasa kan ada suatu hal yang menjejal. Pikiranku tetap bertanya, mau…? tidak…? mau…? tidak…? sampai selanjutnya pintu lift terbuka. Sekalian terus ada dalam dekapanku, kubimbing ia ke arah kamarku.

    Tidak ada perlawanan atau penampikan kurasakan. Setan yang ada dalam pikiranku menjerit suka. Malam hari ini bisa terjadi pergumulan birahi yang panas. Dalam hati saya punya niat untuk memberi kepuasan yang tidak tertahan kepadanya, seperti yang umum kuberikan dalam penjelajahan-petualangan cintaku, termasuk pada istriku tersayang. Demikian pintu terkunci, sekalian masih tetap berdiri kupeluk dan kucium bibirnya secara halus meskipun penuh gairah.

    Wina membalas dengan tidak kalah garangnya. Lidah kami berjumpa, sama-sama berpagutan dan terkait. Kutelusuri geligi dan langit-langit mulutnya dengan lidahku yang lumayan panjang, kasar dan hangat.
    Wina mendesah lirih, dan tangan kananku perlahan-lahan menyeka dan mencari punggungnya yang tetap terikat bajuya. Sementara jacketku telah lama terlontar jatuh. Dari leher, perlahan-lahan turun ke bawah, ke pinggang cari ujung kaos, lantas kembali lagi ke atas lewat bagian sisi dalam. Kurasakan kulit punggungnya benar-benar lembut dan mulus.

    Itil V3
    ” Klik… “, Bunyi pengit lepas oleh tanganku yang sangat terbiasa sukses melepaskan pengait BRA-nya dengan berhati-hati.

    Dengan ke-2 tangan, perlahan-lahan kutarik kaos itu ke atas sampai lepas sama sekalipun. Dengan perlahan-lahan dan berhati-hati, ke-2 tanganku selekasnya bergerilya mencari ke-2 pundaknya, pangkal lengannya, berpindah ke pinggang, perut, perlahan-lahan ke atas ke arah buah dadanya. Dalam pada itu, ke-2 tangannya sudah sukses buka Polo Shirt yang kukenakan. Tanganku hampir sampai ke buah dadanya, saat mendadak dia mendorongku perlahan-lahan.

    ” Maaf Mas, Wina pipis dahulu ya… ” ucapnya sekalian jalan membelakangiku ke arah kamar mandi.

    Kuperhatikan kulit punggungnya yang putih dan mulus, hampir tanpa cacat. Pinggul rampingnya yang tetap terikat celana jeans, kelihatan makin cantik dan menggairahkan. Tidak sabar rasanya agar selekasnya melumat badannya, membawa mengawang-ngawang tinggi ke arah tingkat kepuasan yang tidak terhitung. Sementara menanti, saya tersadarkan jika saya belum bersihkan diri. Rutinitas yang selalu kulakukan saat sebelum bercinta sama wanita mana saja.

    Saya selalu jaga kebersihan, dan berusaha untuk memakai parfum beraroma halus, yang kuyakini bisa tingkatkan nafsu wanita. Dari kamar mandi kedengar gemericik air, yang mengisyaratkan Wina sedang bersihkan dianya. Rupanya Wina termasuk type wanita yang kusukai, selalu bersihkan diri saat sebelum bercinta. Walaupun pada kondisi birahi tinggi, saya masih tetap terasa terusik dengan bebauan yang kurang enak, dari kelamin wanita yang tidak bersih.

    Kubuka dompetku, lantas kuambil karet pengaman merek populer yang selalu kubawa dimanapun saya pergi. Kusisipkan ke bawah bantal tempat tidur, supaya gampang ambilnya di saat diperlukan kelak. Wina keluar kamar mandi dengan badan yang cuma terikat handuk. Ternyata ia betul-betul ingin dan siap bercinta denganku.

    ” Sesaat sayang, saat ini giliranku untuk bersihkan diri… ” kataku sekalian mencium keningnya lantas jalan ke kamar mandi.

    Sayup-sayup kudengar suara TV yang baru dihidupkan olehnya. Sesudah menyikat gigi dan berkumur dengan larutan antiseptik, kubersihkan Penisku dan sekelilingnya dengan sabun. Siraman air dingin tidak sanggup kurangi kekerasannya. Penisku masih tetap mengacungkan gagah, besar dan berurat. Wina sedang duduk di tepi tempat tidur, saat saya keluar kamar mandi, dengan cuma terikat handuk. Kuhampiri dianya, dia berdiri lantas kami berciuman.

    Dari mulutnya tercium wewangian obat kumur antiseptik punyaku, membuatku makin terangsang. Tangannya buka lilitan handuk di pinggangku, membuat Penisku terlepas lepas, mengacungkan besar dan keras. Perlahan-lahan tangannya sentuh pusarku, perutku, lantas perlahan-lahan turun ke bawah.
    Wina menyeka-usap rambut Penisku yang cukup lebat, saat sebelum selanjutnya mengelus dan memegang halus tangkai kebanggaanku tersebut.

    Jari tangannya yang lembut, memunculkan rasa nikmat yang sangat benar-benar. Tanpa kusadari, aku juga mendesah perlahan-lahan, lantas kulepas handuk yang melilit di badannya, selanjutnya perlahan-lahan tetapi tentu ke-2 tanganku menjalar perlahan-lahan ke arah ke-2 bukit kembarnya yang lembut dan putih.

    Sesudah kutelusuri inch untuk inch, kuremas halus, dan kujepit puting susunya dengan jemari, lantas kupelintir sekalian kadang-kadang kutarik. Kubuka mataku, nikmati wajahnya yang elok. Matanya tertutup sementara bibirnya terbuka sedikit, benar-benar seksi dan menggairahkan. Wina melepaskan kecupannya, selanjutnya perlahan-lahan menciumi badanku. Dari dagu, leher langsung ke dadaku, selanjutnya mengulum dan menggigit perlahan-lahan puting kecil di dadaku.

    Saya cuma sanggup mendangak, nikmati kesan yang tidak terhitung. Dengan lidahnya yang hangat, ditelusurinya badanku perlahan-lahan turun ke perut, menciumi pusar, lantas turun terus. Tidak sabar saya memikirkan kepuasan apa yang hendak kuterima seterusnya. Perlahan-lahan, diciumnya kepala Penisku yang memeras, selanjutnya ditempatkannya ke mulutnya, sampai sentuh kerongkongannya. Bukan bermain enaknya.

    ” Uuuhhhh… hhhhh… Aaahhhhhhh… hhhhh… ” desahku mendesah nikmat.

    Hati nikmat dan mendesak kuat ingin keluar, kutahan sedapatnya. Saya nyaris capai titik kepuasan paling tinggi, dan itu jangan terjadi sekencang ini. Harus kuhentikan !! Kupegang kepalanya, selanjutnya kutarik badannya perlahan-lahan.

    ” Sssss… ahhhhh… sangat nikmat Wina, sangat nikmat “, kataku sekalian selanjutnya mencium bibirnya.
    Lidah kami berkait dan bertaut dengan garang, membuat napasnya makin mengincar,

    Sekalian masih tetap berciuman, kubimbing dia ke arah tempat tidur. Kurebahkan badannya, lantas kutindih dia dengan badanku. Kulepaskan kecupanku dari bibirnya. Kucium keningnya, ke-2 matanya, pipinya, dagunya, dan ke-2 telinganya berganti-gantian. Napasnya makin mengincar, sedangkan jari-jari ke-2 tangannya meremas rambutku.
    Dengan lidah, kumulai pencarian badannya lewat leher.

    Perlahan-lahan turun, ke arah belahan dadanya, selanjutnya naik puncak bukit cantik kepunyaannya. Kukitari puting susunya, saat sebelum kukulum dan kuhisap dengan mulutku. Dalam pada itu, tangan kananku yang bebas meremas dan permainkan puting susu sebelanya. Wina meracau tidak terang, sedangkan kuku jarinya mulai menusuk kulit kepalaku,

    ” Adddduuuuhhhh Mass… Aahhhhh… ouhhh…. ”

    Senang main di buah dadanya, kulanjutkan pencarian makin ke bawah, ke arah Penisnya. Saya menempatkan badanku antara ke-2 kakinya yang terbuka. Penisnya kelihatan basah dan lembab. Bulu-bulu lembut yang tidak begitu lebat, teratur rapi dan hitam, kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Dengan jemari tengah, kuusap dan kumainkan klitorisnya.

    Pinggangnya terangkut, membuat badannya meliuk. Perlahan-lahan, kuciumi Penisnya yang harum, kujulurkan lidahku, lantas kumainkan klitorisnya. Saya sebelumnya sempat menyaksikan kepala Wina yang terlontar ke kanan dan ke kiri meredam nikmat. Jemari jarinya makin garang meremas kepalaku.

    ” Aauwwwww… Aaahhhhhh… yhaaaaa… yhaaa… yhaaa… aaaccchhh… hhhh… aduhhhh… terrrussss… terus !! ach… ach… ach… Aaaaaaaaahhh… ”

    Ke-2 pahanya menjepit kuat kepalaku, selanjutnya terkapar lemas. Kutahu Wina sudah capai pucuk kepuasannya.

    ” Itu baru yang pertama sayang, merasai dan cicipi yang seterusnya … ” kataku dalam hati.

    Tidak lama-lama, dengan perlahan-lahan dan benar-benar berhati-hati, kumasukkan jemari tengah tangan kananku ke rongga Vaginanya. Tidak ada yang merintangi, mengisyaratkan Wina tidak perawan kembali. Tidak kenapa, justru lebih bagus pikirku. Saya menjadi tidak perpanjang dosaku memperawani anak orang .

    Lantas Kusentuh semua dinding rongga yang lembut dan hangat itu dengan ujung jariku. Terkadang kutekan sedikit keras, membuat gairah birahinya bangkit kembali. Dengan posisi telapak tangan ke arah atas, kutekuk jariku sentuh dinding rongga sisi atas. Kulanjutkan penekanan di sejumlah tempat, sekalian kuperhatikan reaksi badannya.

    ” Auwww… aduh, Mas, maaf… maunya pengin pipis lagi… ” ucapnya mendadak,

    ” Sayang, tahan dan bernafaslah secara teratur. Saya akan memberimu kepuasan lainnya. Rileks saja dan cicipi… ”

    Kutekan-tekan jariku berkali-kali di titik itu sampai seperti getaran. Kepalanya kembali terlontar kekiri dan kekanan. Matanya terbeliak ke atas, hinggga nyaris tidak kelihatan sisi hitamnya. Tangannya terlentang pasrah, masih capek dan lemas.

    ” Aaaacchhh… Aaahhhhhhh… Aaahhhhhh… ” erangannya makin keras.

    Perlahan-lahan kuposisikan kepalaku di muka Vaginanya, kujulurkan lidahku, selanjutnya kuelus, kumainkan dan kupelintir sekalian kadang-kadang kumainkan klitorisnya. Wina teriak tidak tertahan,

    ” Aaahhhhh… Ouhhhh… Sssss… ahhhh… Ampuuuunnnnn… Aaahhhhhhhh… ”

    Tangannya kembali buas meremas kepalaku, sedangkan ke-2 pahanya menjepit lagi kepalaku dengan kuat. Punggungnya terangkut tinggi membuat badannya meliuk. Kulanjutkan penekanan di titik sisi atas rongga Vaginanya, sekalian lidahku terus mengelus, melintir dan permainkan klitorisnya.

    Mendadak Wina terduduk, secara kasar diambilnya kepalaku yang asyik main di Vaginanya, lantas digigitnya bibirku. Sakitnya lumayan, tapi kubiarkan saja. Kutahu dia nyaris capai pucuk kepuasannya yang ke-2 . Dengan mengeluh keras,

    ” Ouhhh… Sssss… ahhhhhh… ”

    Badannya melafalkanng lantas terlontar keras ke belakang, ke atas kasur tempat tidur. Rongga Vaginanya berasa mendenyut-denyut, menjepit kuat jemari tengahku yang tetap ada dalam. Sesaat kusaksikan badannya mulai melemas. Terlentang pasrah telanjang di atas tempat tidur. Selanjutnya saya berdiri ke arah meja dan tuangkan air putih dingin ke gelas.

    Kuteguk, selanjutnya kuberikan kepadanya sesudah kembali kuisi penuh. Sekalian melihatku, kusaksikan matanya menunjukkan kepuasan yang sangat benar-benar, meskipun capek. Saya paling suka menyaksikan muka wanita saat klimaks, kelihatan makin elok.

    Belum gelas itu kuletakkan, masih pada kondisi berdiri disebelah tempat tidur, Wina menarik, mengelus selanjutnya mengulum tangkai Penisku dengan rakus, membuat jadi membesar lagi dan keras. Dengan lidahnya, dijilatinya sisi bawah batangku itu, memunculkan kepuasan yang sangat benar-benar. Sesudah saya menempatkan gelas, kudorong lantas kutindih badannya.

    Mulut kami berciuman lagi, sedangkan satu tangannya mainkan tangkai Penisku. Tidak kuat dengan tindakannya, tanganku masuk ke dalam bawah bantal, mencari karet pengaman yang telah kusiapkan barusan. Kurobek buntelnya, lantas kuberikan kepadanya. Di luar sangkaan, dibuangnya benda itu, sekalian berbisik ke telingaku ,

    ” Mas, saya barusan usai Mens 2 hari lantas, menjadi amaaannn… ” katanya,

    Lantas Kubimbing Penisku dengan tangan, kugosok-gosokkan, selanjutnya secara perlahan-lahan kuturunkan pinggulku, menusukkan tangkai yang lebih besar, keras dan padat itu ke rongga Vaginanya yang halus dan hangat. Kuku jarinya menancap keras di punggungku, dan kudengar rintihannya.

    ” Ouhhhh…. aahhhhh… ouhhhh…. ”

    Kusaksikan alis matanya mengerut sementara ke-2 matanya tertutup rapat. Kurasa dia cukup kesakitan dimasukki oleh tangkai yang demikian besar, panjang dan sekuat batu. Perlahan-lahan tetapi tentu, inch untuk inch tangkai itu menyingkap masuk. Saya merasa telah sentuh dasarnya di saat batangku belum masuk semuanya. Wina mendesah,

    ” Aouw… Ssss… ahhhhh… ”

    Perlahan-lahan dan berhati-hati kutekan dan kutekan lagi hingga masuk semuanya. Kudiamkan sesaat sampai Wina terlatih, saat sebelum kupompa masuk keluar. Ke-2 tanganku menyokong badanku supaya tidak menindihnya terlampau keras, sedangkan pinggulku giat bekerja maju undur berkali-kali. Wina mendesah makin keras,

    ” Accchhhh… yeaaah…ahhhhh… Auwwww… ouhhh… ”

    Badannya bergoyang ke atas ke bawah, tergerak oleh tancapkan penis dan goyangan pinggulku. Rambutnya amburadul terurai di atas bantal, sedangkan matanya tertutup rapat. Wajahnya telah kelihatan rileks, pertanda dia telah bisa menikmatinya. Kadang-kadang kucium bibirnya yang terbuka sedikit. Hal tersebut menunjukkan giginya yang putih dan tersusun rapi, benar-benar menarik.

    Butir-butir keringat mulai bercucur di badanku, di badannya. Di belahan dada antara ke-2 buah dadanya yang bergoyang, kusaksikan beberapa titik keringat banyak muncul. Benar-benar panorama yang seksi dan menarik, Entahlah berapakah lama dalam posisi itu, mendadak saya ingin coba posisi lainnya. Kutarik ke-2 kakinya dan kuletakkan di bahuku. Wina protes,

    ” Addduhhh Mas, sssaakkiiittt… ”

    Keluh Wina tidak begitu kupedulikan, kupompa terus masuk keluar, berputar-putar, mundur-maju, awalnya perlahan-lahan lantas makin cepat. Wina mendesah meredam nikmat,

    ” Aaaachhhh… Yaaa… ouhh … tttteeerruuusssss… terusss… Ach… Ach… Ach… Ach… AAaahhhhhhhh… ”

    Kurasakan renyutan berkali-kali dari rongga Vaginanya. Wina telah tiba ke pucuk kepuasan. Saya fokus rasakan kesan kepuasan yang diakibatkan oleh gesekan tangkai Penisku dengan rongga Vaginanya, kupompa makin cepat, makin cepat, makin cepat, dan dengan dibarengi erangan panjang,

    ” Aaaaacccchhhhhh… ”

    kutusukkan Penisku sedalam-dalamnya, selanjutnya kusemprotkan cairan kepuasan sebanyaknya. Aku juga roboh menerpa badannya, lantas Wina merengkuhku dengan kuat. Sekalian kucium pipinya, saya berbicara,

    ” Terima Kasih-sayang, kamu luar biasa sekali … ”

    Wina buka matanya, mencium bibirku lama, dan balas berbicara,

    ” Sama Mas… sedap sekali Mas… ampuuunnn, nikmat sekaliii, tetapi lelah. Wina tidak kuat lagi… “.

    Malam itu kami tidur berangkulan sampai pagi. Kami melakukan kembali di dalam kamar mandi, walaupun tidak engganas malam sebelumnya. Wina harus selekasnya pergi menjalankan pekerjaannya sebagai Pramugari Udara, sedangkan saya harus bekerja menerangkan program pemerintahan yang kusosialisasikan. Kami pisah, dan janji untuk bertemu kembali. Tetapi entahlah kapan kami akan berjumpa lagi.

  • Cerita Sex Karena Suami Repot Istri di Setubuhi Demgam Kakak Ipar

    Cerita Sex Karena Suami Repot Istri di Setubuhi Demgam Kakak Ipar


    4426 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks 2024 Karena Suami Repot Istri di Setubuhi Kakak Ipar – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Nikmati Keelokan Badan Kekasih Temanku. Saat saya menikah 2 tahun lalu, rasanya dunia ini cuma punyaku seorang. Bagaimana tidak, saya memperoleh seorang pria sebagai mimpi semua gadis di semua kampungku. Saya jadi istri seorang petinggi di kota yang sangat kaya.

    Pikirkan saja, suamiku mempunyai beberapa puluh hektar tanah di kampungku, belum ruko-ruko yang dikontrakan. Bukan hanya di wilayah kampungku tapi ada pula di beberapa daerah yang lain. Telah terpikir dalam benakku, tiap hari saya ada di rumah besar dan eksklusif (minimal untuk ukuran di kampungku), naik mobil bagus keluaran terkini.

     

    narasi seks, pemerkosaan, narasi seks setubuhian, narasi seks terkini, narasi seks 2024
    Narasi Seks 2024 Beberapa hariku sebagai istrinya memang menyenangkan dan membesarkan hati. Beberapa teman gadisku banyak yang iri dengan kehidupanku yang serba sedap. Walau saya sendiri tidak percaya dengan kebahagian yang kurasakan waktu itu. Hati kecilku kerap dipenuhi dengan kekuatiran yang setiap saat akan membuat hidupku jatuh menderita. Saya sebetulnya bukan salah satu wanita pengiring suamiku. Dia telah beristri dengan anak-anak. Mereka tinggal jauh di kota besar dan benar-benar tidak pernah tahu akan kehadiranku sebagai madunya.

    Saat menikah juga saya sudah mengetahui akan statusnya ini. Saya, entahlah mau tak mau atau memang menyukainya, memilih untuk menikah dengannya. Demikian juga sama orang tuaku. Mereka justru benar-benar menginginkan saya jadi istrinya. Mungkin mereka menginginkan kehidupan kami akan berbeda, derajat kami bertambah dan dilihat oleh semuanya orang daerah jika saya telah jadi istrinya. Mungkin sudah nasibku menjadi istri ke-2 , kembali juga hidupku cukup berbahagia dengan statusku ini.

    Semua itu kurasakan satu tahun lalu. Demikian mencapai tahun ke-2 , baru saya rasakan peralihan. Suamiku yang dahulunya seringkali ada di sisiku, sekarang mulai jarang-jarang ada di rumah. Pertama satu minggu sekali dia mengunjungiku, selanjutnya satu bulan dan paling akhir saya sudah tidak hitung entahlah berapakah bulan sekali ia tiba kepadaku untuk melepaskan kangen.

    Saya tidak berani menghubunginya. Saya takut semua itu justru akan membuat hidupku lebih menderita. Saya tidak dapat memikirkan jika istri pertama kalinya tahu kehadiranku. Tentu saja akan geram besar dan mengadukanku ke faksi berwajib. Biarkanlah saya tanggung semua penderitaan ini. Saya tidak ingin orang tuaku terikut menderita oleh permasalahan kami. Mereka telah hidup berbahagia, mempunyai rumah lebih besar, sawah dan ternak-ternak peliharaan pemberian suamiku.

    Hari hari yang kulalui makin tidak menarik. Saya berusaha untuk menyibukan diri beragam pekerjaan supaya tidak merasakan jemu ditinggalkan suami dalam waktu yang lama. Tapi semua itu tidak membuat hatiku tenang. Malah jadi resah, khususnya pada malam hari.

    Saya selalu termenung sendiri di tempat tidur sampai tengah malam menanti mengantuk yang tidak juga tiba. Kurasakan sprei tempat tidurku demikian dingin, tidak seperti pada beberapa hari awalnya pernikahan kami dahulu. Sprei tempat tidurku tidak pernah rapi, selalu berantakan dan hangat sisa pertarungan badan kami yang selalu berkeringat.

    Di saat-sat beginilah saya selalu rasakan duka cita yang dalam, resah mengidamkan kehangatan seperti dahulu. Kangen akan cumbuan hangat suamiku yang kelihatannya tidak pernah padam walau umurnya mulai menua.

    Jika sudah terpikir semuanya, saya jadi makin resah. Resah oleh hatiku yang menggelora. Bahkan juga belakangan ini makin menambah kepalaku pusing. Membuatku gelisah. Geram oleh suatu hal yang saya sendiri tidak memahami. Kegundahan ini kerap terikut dalam mimpiku.

    Di luar sadarku, saya kerap memikirkan cumbuan hangat suamiku. Bagaimana panasnya ciuman bibir suamiku di sekujur badanku. Saya menggeliat setiap terserang sentuhan bibirnya, tergetar rasakan sentuhan halus jari tangannya pada bagian tertentu badanku.

    Saya tidak sanggup mengendalikan diri. Pada akhirnya saya mencumbui diriku sendiri. Tangannku menggerayang ke semua badanku sekalian memikirkan semua itu punya suamiku. Pinggulku berputar-putar liar menyeimbangi pergerakan jari disekitaran pangkal pahaku.

    Bokongku terangkut tinggi-tinggi menyongsong tekanan benda khayalanku ke diriku. Saya melenguh dan mendesah kepuasan sampai pada akhirnya terkulai lemas di tempat tidur kembali lagi ke alam sadar jika semua itu adalah kepuasan semu. Air mataku jatuh bercucur, meratap nasibku yang tidak untung.

    Pelarianku itu jadi rutinitas tiap mendekati tidur. Jadi seperti kewajiban. Saya suka. Susah hilangkan rutinitas yang telah jadi keperluan bathinku. Saya tidak tahu sampai kapan semuanya akan usai. Saya telah jemu. Sedih, geram, bersedih dan entahlah apalagi yang ada pada hatiku sekarang ini. Ke siapa saya harus melepaskan semuanya? Suamiku? Entahlah kapan dia tiba kembali. Ke orangtua? Apa yang dapat mereka lakukan? Oohh.. saya cuma dapat menangisi kesengsaraan ini.

    Saya memang gadis daerah yang tidak tahu kondisi. Saya tidak pernah sadar jika kondisiku setiap hari mengundang perhatian seorang. Saya baru mengetahui selanjutnya jika rupanya Kang Hendi, suami kakakku, meng ikuti perkembanganku setiap hari. Mereka memang ada di rumahku. Saya menyengaja ajak mereka tinggal dengan, karena rumahku lumayan besar untuk memuat mereka bersama anak tunggalnya yang balita. Sekaligus temaniku yang hidup seorang diri.

    “Kasihan Neng Anna, temanin saja. Agar rumah kalian yang di situ dikontrakan saja” begitu anjuran orang tuaku saat itu.

    Aku juga tidak berkeberatan. Pada akhirnya mereka tinggal bersamaku. Semua jalan normal saja. Tidak ada persoalan antara kami semua, sampai sesuatu malam saat saya melakukan hal ‘rutin’ kaget 1/2 mati saat kusadari rupanya saya sedang tidak mimpi bercumbu dengan suamiku.

    Saat sebelum sadar, saya rasakan kepuasan yang hebat sekali. Berasa lain dengan angan-anganku sejauh ini. Apalagi saat puting payudaraku dijilat dan dihisap-hisap dengan penuh nafsu. Saya sampai mengeluh karena sangat enaknya. Rangsangan itu semakin luar biasa kuasai diriku.

    Ciuman itu makin mengganas, bergerak perlahan-lahan mencari perutku langsung ke bawah ke arah lembah yang banyak semak-semak lebat disekitaran selangkanganku. Saya nyaris berteriak karena sangat menikmatinya. Ini adalah suatu hal yang baru, yang tidak pernah dilaksanakan oleh suamiku. Bahkan juga dalam mimpipun, saya tidak pernah memikirkan sampai sepanjang tersebut.

    Di sanalah saya baru tersadarkan. Terjaga dari mimipiku yang cantik. Kubuka mataku dan melihat ke bawah badanku untuk ketahui apa yang sebetulnya terjadi. Mataku yang belum terlatih dengan kondisi gelap ruang kamar, menyaksikan suatu hal bergerak di bawah sana, antara ke-2 pahaku yang lebar terbuka.

    “Aduh mengapa sich ini..” gumamku 1/2 sadar sekalian menjulurkan tanganku ke bawah sana.

    Tanganku menggenggam suatu hal seperti rambut. Kuraba-raba dan baru kutahu jika itu ialah kepala seorang. Saya terkejut. Dengan refleks saya bangun dan mendekat ke ujung tempat tidur sekalian coba menyaksikan apa terjadi. Sesudah mataku terlatih dengan kegelapan, kusaksikan di situ rupanya seorang tengah merayap ke atas tempat tidur. Saya makin terkejut demikian kutahu orang itu ialah Kang Hendi, kakak iparku!

    Karena sangat terkejutnya, saya berteriak semaksimal mungkin. Tapi saya tidak dengar suara pekikan tersebut. Tenggorokanku terasanya tersekat. Cuma mulutku yang terbuka, menganga lebar-lebar. Ke-2 mataku melotot seolah tidak yakin apa yang kusaksikan di hadapanku ialah Kang Hendi yang bertelanjang dengan menggunakan cawat.

    Kang Hendi mendekati sekalian menyaratkan supaya jangan berteriak. Badanku makin minim ke ujung dinding. Takut, geram dan lain-lain bersatu aduk dalam dihatiku menyaksikan hadirnya di kamarku pada kondisi 1/2 telanjang semacam itu.

    “Kang! Kembali apa..?” cuma itu yang keluar mulutku sementara tanganku repot mengatur bajuku yang sudah tidak karuan.

    Itil V3
    Saya baru sadar rupanya semua kancing pakaian tidurku semua lepas dan sisi bawahnya telah terangkut sampai ke pinggang. Untungnya saja celana dalamku tetap kepakai rapi, cuma dadaku yang telanjang. Saya cepat-cepat tutupi tertelanjangan dadaku karena kusaksikan mata Kang Hendi yang liar kelihatannya tidak pernah berkedip-kedip melihat ke sana.

    Karena sangat ngerinya saya tidak dapat bicara apapun dan cuma melongo menyaksikan Kang Hendi makin merapat. Dia lantas duduk di bibir tempat tidur sekalian raih tanganku dan membisikan kata-kata rayuan jika saya ini elok tetapi kurang untung dalam perkawinannya. Dadaku terasanya ingin meletus dengar ucapannya.

    Apa hak ia untuk menjelaskan semuanya? Saya tidak perlu dengan belas kasihannya. Jika saja saya tak ingat akan istrinya, yang disebut kakakku sendiri. Telah kutampar mulut lancangnya tersebut. Apalagi dia telah berani-berani masuk ke kamarku malam-malam ini.

    Terpikir itu saya segera menanyakan, “Ke mana Teh Mirna?”.

    “Ssst, tenang dia kembali di dalam rumah yang di situ” kata Kang Hendi dengan tenang seakan tidak bersalah.

    Kurang ajar, runtukku dalam hati. Pantesan berani masuk ke dalam kamar. Tetapi kok Teh Mirna tidak ngomong-ngomong sebelumnya.

    “Kok ia tidak bilang-bilang ingin pulang ” Tanyaku bingung.

    “Semula ingin bicara. Tetapi Kang Hendi katakan tidak perlu kasihan Neng Anna telah tidur, agar kelak Abang yang bilangin” terangnya.

    Dasar lelaki kurang ajar. Istrinya dikelabui agar ia bebas masuk kamarku. Saya makin geram. Pertama dia telah kurang ajar masuk kamarku, ke-2 dia berani mengkhianati istrinya yang kakak kandungku sendiri!

    “Abang sadar saya ini adikmu . Abang ingin ngapain kesini.. Hanya.. ngh.. pakai gituan saja” kataku sambil melihat Kang Hendi sepintas. Saya tidak berani semakin lama karena takut menyaksikan pandangannya.

    “Neng..” panggilnya dengan suara parau.

    “Abang kasihan saksikan Neng Anna. Belakangan ini keliatannya makin menanggung derita saja” katanya selanjutnya.

    “Abang tahu darimanakah saya menanggung derita” sergahku dengan mata mendelik.

    “Eh.. jangan geram ya. Tersebut.. nggh.. Abang.. anu..” ucapnya dengan ragu.

    “Ada apakah kang?” tanyaku makin ingin tahu sekalian melihat mukanya lekat-lekat.

    “Anu.. eh, Abang saksikan kamu selalu kesepian. Lama ditinggalkan suami, menjadi Abang ingin Tolong kamu” ucapnya tanpa malu.

    “Tujuan Abang?”

    “Ini.. Abang, maaf neng.., sebelumnya pernah saksikan Neng Anna jika sedang tidur sukai..” bebernya setengah-setengah.

    “Jadi Abang sukai ngintip saya?” tanyaku makin sewot.

    Kusaksikan dia menggangguk kurang kuat untuk selanjutnya melihatku dengan penuh nafsu.

    “Abang ingin membantu kamu” bisiknya nyaris tidak kedengar.

    Kepalaku terasanya dihajar petir dengar pernyataan dan keberaniannya mengutarakan isi hatinya. Benar-benar kurang ajar lelaki ini. Bicara semacam itu tanpa merasa bersalah. Dadaku terasanya sesak oleh kemarahan yang tidak tersalurkan. Saya termenung seribu bahasa, tubuhku terasanya lemas tidak berkekuatan hadapi realita ini. Saya malu sekali pemuasanku sejauh ini diketahui seseorang. Saya tidak tahu sampai seberapa jauh Kang Hendi menyaksikan rahasia di badanku. Saya tidak ingin memikirkannya.

    Kang Hendi tidak berserah demikian saja menyaksikan amarahku. Ketidaktahuanku sudah membuat diriku kurang siaga. Saya tidak tahu semenjak kapan Kang Hendi rapatkan badannya kepadaku. Saya terjerat di ujung tempat tidur. Tidak ada jalan buatku untuk larikan diri. Semua tertutup oleh badannya yang lebih besar dariku.

    Saya sembunyikan kepalaku saat dia merengkuh badanku. Tercium wewangian ciri khas lelaki menyebar dari badan Kang Hendi. Saya rasa otot-otot badannya yang keras melekat di badanku. Ke-2 tangannya yang kekar melingkar hingga badanku yang lebih imut tertutup telah olehnya.

    Saya berontak sekalian menggerakkan dadanya. Kang Hendi justru memperkuat dekapannya. Saya tersengal-sengal dibikinnya. Tenagaku benar-benar tidak berarti dibandingkan kemampuannya. Kelihatannya usaha percuma semata menantang tenaga lelaki yang telah kesurupan ini.

    “Kang inget.. saya kan adik Abang . Lepasin saya kang. Saya janji tidak akan katakan sama teteh atau siapa saja..” pintaku memelas karena sangat putus asanya.

    Hibaanku benar-benar tidak diacuhkan. Kang Hendi sudah kerasukan. Mukaku diciumi penuh gairah bahkan juga tangannya mulai menarik-narik baju tidurku. Saya berusaha menghindari kecupan itu sekalian meredam bajuku agr tidak terbuka. Kami bergelut sama-sama bertahan.

    Kudorong badan Kang Hendi semaksimal mungkin sekalian terus menerus mengingati ia supaya hentikan perlakuannya. Lelaki yang telah kerasukan ini mana dapat dihindari, malah kebalikannya dia makin ganas. Baju tidurku yang dibuat dari kain tipis tidak sanggup meredam kemampuan tenaganya. Cukup dengan sekali sentakan, kedengar suara baju dirobek. Saya terpekik terkejut. Bajuku robek sampai ke pinggang dan menunjukkan dadaku yang sudah tidak tertutup apapun kembali.

    Kusaksikan mata Kang Hendi melotot melihat buah dadaku yang montok dan kenyal, menggelantung cantik dan menarik. Ke-2 tanganku secara cepat tutupi tertelanjanganku dari pandangan liar mata lelaki tersebut. Upayaku itu membuat Kang Hendi makin brutal. Dia geram dan menarik ke-2 kakiku sampai saya telentang di tempat tidur. Badannya yang lebih besar dan kekar itu langsung menindihku. Napasku sampai tersengal meredam beban di atas badanku.

    “Kang jangan!” cegahku saat dia buka tangannku di atas dadaku.

    Ke-2 tanganku ditangkap dan dijepit masing-masing disebelah kepalaku. Dadaku menjadi lebar terbuka mempertunjukkan keelokan buah dadaku yang membubung tabah ke atas. Kepalaku meronta-ronta demikian kurasakan mukanya merapat ke atas dadaku. Kupejamkan mataku.

    Saya tidak ingin melihat sisi badanku yang tidak pernah terjamah seseorang terkecuali suamiku itu, dirambah kasar oleh Kang Hendi. Saya tidak ikhlas dia menyentuhnya. Kucoba meronta di bawah himpitan badannya. Percuma saja. Air mataku langsung menetes di pipi. Saya tidak mampu meredam tangisku atas perlakuan tidak pantas ini.

    Kusaksikan muka Kang Hendi menyeringai suka melihatku tidak meronta kembali. Dia terus membujukku sekalian berbicara jika dianya malah membantu diriku. Dia, ucapnya, akan berusaha memberi apa yang sejauh ini kudambakan.

    “Kamu tenang saja dan cicipi. Abang janji akan perlahan-lahan. Tidak kasar asal kamu jangan berontak..” ucapnya selanjutnya.

    Saya tidak ingin dengarkan umbaran bualan dan rayuannya. Saya tidak ingin Kang Hendi ucapkan kata-kata semacam itu, karena saya tidak ikhlas diberlakukan semacam ini. Saya betul-betul tidak memiliki daya di bawah kekuasaannya. Saya cuma dapat terkulai pasrah dan mau tak mau biarkan Kang Hendi menciumi mukaku sesenang hati. Bibirnya dengan bebas mengulum bibirku, menjilat-jilati semua mukaku. Saya cuma diam tidak bergerak dengan mata terpejam.

    Hatiku menjerit rasakan cumbuannya yang makin liar, menggerayang ke leher dan teus turun ke atas dadaku. Saya meredam napas pada saat bibirnya mulai menciumi kulit di sekitar buah dadaku. Lidahnya menari-nari dengan bebas mencari kemulusan kulit buah dadaku. Terkadang lidahnya menjentik sesekali ke atas putingku.

    “Tidak ikhlas.. tidak ikhlas..!” jeritku dalam hati.

    Kudengar napasnya makin menderu kuat. Kedengar suara kecipakan mulutnya yang dengan rakus melumat semua payudaraku yang montok. Seakan ingin rasakan tiap inch kekenyalannya. Saya seolah terkesima oleh cumbuannya. Hatiku bertanya. Apa yang terjadi pada diriku.

    Ke mana tenagaku? Mengapa saya tidak berontak? Mengapa biarkan Kang Hendi melakukan perbuatan seenaknya padaku? Saya mendengus frustrasi oleh hatiku sendiri. Saya tidak suka pada diriku sendiri yang demikian gampang terkecoh oleh kemahirannya bercumbu. Terjadi perselisihan bathin dalam diriku. Di satu segi, saya tidak ingin diriku jadi target empuk gairah lelaki ini. Saya ialah seorang wanita bersuami. Terpandang. Mempunyai kehormatan.

    Saya bukan wanita murahan yang bisa sesenang hati cari kepuasan. Tapi di lain sisi, saya rasakan sesuatu tekanan dalam diriku sendiri. Sesuatu kemauan yang demikian kuat, meletus-letup tidak teratasi. Semakin lama semakin kuat desakannya. Badanku sampai bergetar luar biasa rasakan perang bathin ini. Saya tidak tahu yang mana semakin kuat. Tidakkah hati ini yang kuimpikan tiap malam?

    Tanpa tersadar dari bibirku melaju desisan dan rintihan halus. Walau benar-benar perlahan-lahan, Kang Hendi bisa dengarnya dan rasakan peralihan yang terjadi dari badanku. Dia ersenyum penuh kemenangan. Dia terlihat demikian percaya jika saya akan berserah padanya. Bahkan juga ke-2 tangkapan tangannya pada tanganku juga dilepaskan dan beralih ke atas buah dadaku untuk meremasnya. Dia benar-benar percaya saya tidak akan berontak walau tanganku telah terlepas dari tangkapannya.

    Memang tidak bisa disangkal kepercayaan Kang Hendi ini. Saya sendiri tidak manfaatkan terbebasnya tanganku untuk menggerakkan badannya dari atasku. Saya justru meletakkannya di atas kepala Kang Hendi yang bergerak bebas di atas dadaku. Tanganku justru meremas rambutnya, menekan kepalanya ke atas dadaku.

    “Kang sudah.. jangaann..!” rintihku tetap meminta stop.

    Oh benar-benar munafik sekali diriku! Mulutku terus menerus menghambat tetapi realitanya aka justru mendorongnya untuk melakukan perbuatan lebih jauh . Akal sehatku telah lenyap entahlah ke mana. Saya sudah tidak ingat akan suamiku, kakakku, atau diriku sendiri. Yang kuingat hanya rangsangan dahysat karena jilatan dan kuluman bibir Kang Hendi di sekitar putingku. Tangannku menggerayang di atas punggungnya.

    Meraba-raba kekerasan otot-otot pejalnya. Saya makin terbang melayang-layang, memikirkan keperkasaannya. Inikah jawaban atas semua mimpi-mimpiku sejauh ini? Haruskah semuanya kulakukan? Walau dengan kakak iparku sendiri? Apa saya harus mempertaruhkan semua? Pembelotan pada suamiku? Kakakku? Cuma untuk memberikan kepuasan kemauanku seorang? Aakkhh.. tidak.. tidak! jeritku ingat semuanya.

    Tetapi apa ingin dikata, cumbuan Kang Hendi yang demikian mahir kelihatannya tahu benar kemauanku. Keperluanku yang telah lumayan lama terkekang. Letupan nafsu wanita kesepian yang tidak pernah terlampiaskan. Peperangan dalam bathinku selesai telah dan saya lebih meng ikuti perasaan nafsu birahiku.

    “Akaangg..!” jeritku lirih tidak sadar panggil namanya saat puting susuku dihisap kuat-kuat.

    Saya menggeliat kegelian. Benar-benar sangat nikmat hisapan tersebut. Hebat. Kurasakan selangkanganku mulai basah, meradang. Badanku menggelinjang-geliat seperti ular kepanasan menyeimbangi permainan lidah dan mulut Kang Hendi di buah dadaku yang dirasa makin menggelembung keras.

    “Oohh Neng.. sangat bagus teteknya. Abang sukai sekali.. mmpphh.. wuiihh.. montok sekali” komentar Kang Hendi.

    Sebetulnya hatiku tidak terima ucapan-ucapan kotor yang keluar mulut Kang Hendi. Kelihatannya saya ini wanita murahan, yang umum mengobral badannya cuma untuk kepuasan lelaki hidung belang. Tapi hati itu pada akhirnya tertutup oleh kepiawaiannya saat mencumbu diriku. Badanku kelihatannya menyongsong hangat tiap ciuman hangat bibirnya. Tubuhku meliuk dan dadaku dibusungkan untuk memburu ciuman bibirnya. Kelihatannya malah akulah sebagai agresif. Liar seperti kuda binal yang baru lepas kandang.

    “Mmpphh.. Neng Anna.. jika saja Abang sejak dahulu tahu. Tentu saja Neng tidak perlu resah setiap malam sendiri. Abang tentu ingin nemenin semalamam..” celoteh Kang Hendi seolah tidak tahu begitu malunya diriku dengar perkataan tersebut.

    Saya sudah tidak peduli kembali dengan celotehan tidak senonohnya. Saya telah memilih untuk nikmati apa yang kunikmati sekarang ini. Kudorong kepala kang Hendi ke bawah telusur perutku. Saya ingin rasakan seperti saat kubermimpi barusan. Ternyata Kang Hendi memahami kemauanku. Dengan gairah menggelora, dia mulai bergerak. Ke-2 tangannya menelusup ke bawah badanku, menangkap pinggangku.

    Mengusung pinggulku sedikit selanjutnya tangannya tarik ke bawah raih pinggiran celana dalamku dan memelorotkannya sampai lepas dari ke-2 kakiku. Saya meng ikuti apa yang dia kerjakan. Saya sekarang telah terlepas. Baju tidurku entahlah telah tercampak di mana. Badanku telah telanjang bundar, tanpa satu helai benangpun yang merintangi.

    Kulirik Kang Hendi terbeliak melihati tertelanjanganku. Dia seakan tidak yakin dengan yang ada di depan matanya sekarang. Nafsuku seolah ingin meletus menyaksikan pandangan penuh daya tarik mata Kang Hendi. Membuatku begitu tersanjung. Saya senang dikarunia bentuk badan yang demikian cantik.

    Ke-2 dadaku membusung penuh, keras dan kenyal. Perutku ramping dan rata. Pinggulku mempunyai lekukan yang cantik dan bokongku bundar penuh, menungging cantik. Ke-2 kakiku panjang dan ramping. Dimulai dari pahaku yang gempal dan bentuk betisku yang menarik.

    Mungkin kang Hendi tidak pernah menduga akan keelokan badanku ini karena setiap hari saya selalu memakai baju yang sebelumnya tidak pernah menunjukkan lekukan badanku. Saya dapat memikirkan bagaimana terpesonanya Kang Hendi melihatku pada kondisi telanjang bundar.

    “Neng.. kamu elok sekali. Prima.. oohh sangat indah. Mmhh.. teteknya montok dan aakkhh.. lebat sekali..” puji Kang Hendi tidak berhenti-hentinya melihat selangkanganku yang disanggupi bulu hitam lebat, kontras dengan warna kulitku yang putih bersih.

    Mataku melihat ke bawah menyaksikan benjolan keras dibalik cawatnya. Uugghh.. kurasakan dadaku berdegub, selangkanganku berdenyut dan makin membasah oleh nafsu memikirkan tangkai keras dibalik cawatnya. Besar sekali dan panjang! Lenguhku dalam hati sekalian meredam rangsangan luar biasa.

    “Kaanngg.. ngghh.. jangan melihatin saja. Khan malu..” rengekku manja dengan style mulai bergenit-genit.

    Seolah baru sadar dari ketakjubannya, Kang Hendi lantas mulai berlaga.

    “Abisnya elok sekali kamu sich, Neng” ucapnya selanjutnya sambil melepas cawatnya sampai dia juga sekarang sama telanjang.

    Kusaksikan tangkai kontolnya yang keras itu meloncat keluar seakan ada pernya demikian terlepas dari kungkungan cawatnya. Mengacungkan tegang secara gagahnya. Saya terbeliak menyaksikannya. Betul saja besar dan panjang. Kusaksikan otot-ototnya melingkar di sekujur tangkai tersebut. Saya sudah tidak sabar ingin rasakan kekerasannya dalam genggamanku.

    Terang-terangan baru ini kali saya menyaksikan kontol selainnya punya suamiku. Dan apa yang dipunyai kang Hendi membuat punyai suamiku seperti punya anak kecil saja. Kembali lagi saya memperbandingkan. Cepat-cepat pikiran itu kubuang. Saya lebih sukai menyongsong kehadiran Kang Hendi menindih badanku .

    Sekarang saya segera menyongsong hangat kecupannya sekalian merengkuhnya dengan kuat. Kecupan Kang Hendi betul-betul menghanyutkan. Saya dibikinnya bernafsu. Apalagi kurasakan gesekan kontol yang keras di atas perutku makin menambah nafsuku meletus-ledak. Kang Hendi lantas menciumi lagi buah dadaku.

    Ini kali kusodorkan dengan segenap hati. Kurasakan hisapan dan remasannya dengan penuh kepuasan. Tanganku mulai berani lebih nakal. Menggerayang ke sekujur badannya, bergerak perlahan-lahan tetapi tentu ke batangnya. Hatiku berhembus kuat rasakan tangkai yang keras itu dalam genggamanku. Kutelusuri dimulai dari ujung sampai pangkalnya. Jariku menari-nari gesit mencari urat-urat yang melingkar di sekujur batangnya.

    Kukocok perlahan-lahan di atas ke bawah dan kebalikannya. Kedengar Kang Hendi melenguh perlahan-lahan. Aku ingin dia rasakan kepuasan yang kuberikan. Ujung jariku mengelitik moncongnya yang telah licin oleh cairannya. Kembali lagi Kang Hendi melenguh. Ini kali lebih keras.

    Mendadak saja dia mengubah badannya. Kepalanya sama persis ada di atas selangkanganku sementara kepunyaannya sama persis di atas mukaku. Kusaksikan batangnya bergelantung, ujungnya menggesek-gesek mulutku. Entahlah darimanakah keberanianku ada, mulutku langsung tangkap kontolnya. Kukulum perlahan-lahan.

    Sebenarnya saya tidak pernah lakukan ini ke suamiku sebelumnya. Saya tidak memahami mengapa saya dapat beralih menjadi binal, tidak ada perbedaannya dengan wanita-perempuan nakal di jalanan. Tetapi saya tidak perduli. Saya ingin rasakan kebebasan yang sebenar-benarnya. Aku ingin semua perasaanku melepaskan fantasi-fantasi liar yang ada pada diriku. Aku ingin nikmati semua.

    Kang Hendi tidak ingin kalah. Lidahnya menjulur mencari garis memanjang bibir kemaluanku. Saya kaget seperti terserang listrik. Badanku tergetar. Kurasakan darahku berhembus ke mana saja. Lidah Kang Hendi bermain gesit. Menjilat, menusuk-nusuk, menerobos rongga rahimku.

    Saya seperti melayang di awan. Ini adalah pengalaman yang hebat sepanjang hidupku. Saya tidak pernah rasakan dijilati semacam itu sebelumnya. Enaknya benar-benar tidak terhitung. Pinggulku tidak dapat diam, meng ikuti ke mana jilatan lidah Kang Hendi ada.

    Badanku seperti dialiri listrik bertenaga tinggi. Gemetaran meredam tekanan kuat dalam badanku. Rasanya saya tidak kuat terima kepuasan ini. Perutku melafalkanng. Kakiku mendekat, menjepit kepala Kang Hendi. Semua otot-ototku menegang. Jantungku terasanya stop.

    Saya bergelut semaksimal mungkin hingga kemudian ku tidak sanggup kembali dan secara langsung melepasnya disertai jeritan lirih dan panjang. Badanku menghentak berulang-kali meng ikuti semprotan cairan hangat dari dalam lubang memekku. Saya terhempas di atas tempat tidur dengan badan lesu tidak berkekuatan. Pucuk kepuasan yang kucapai ini kali benar-benar hebat dan dahysat. Saya merasa sudah terlepas dari suatu hal yang menyesakan dada sejauh ini.

    “Oohh.. Kaanngg.. ngghh.. sedap sekali..” rintihku tidak dapat mengendalikan diri.

    Saya sendiri tidak sadar dengan yang kuucapkan. Benar-benar malu-maluin sekali pernyataan atas kepuasan yang kurasakan waktu itu. Saya tidak ingin Kang Hendi memandang rendah diriku. Ku tidak ingin dia mengetahui saya benar-benar nikmati cumbuannya. Kusaksikan Kang Hendi tersenyum di bawah sana. Dia merasa telah memperoleh kemenangannya pada diriku.

    Dia senang dengan kehebatannya bercinta sampai sanggup membuatku orgasme terlebih dahulu. Saya tidak dapat banyak berbuat, karena harus kuakui jika diriku benar-benar memerlukannya sekarang ini. Memerlukan apa yang kuggengam dalam tanganku. Benda yang tentu saja akn memberi kepuasan yang lebih dari yang kudapatkan baru saja.

    Tanpa sadar jariku meremas-remas tangkai lagi kontolnya. Kukocok perlahan-lahan dan kumasukan ke mulutku. Kukulum dan kujilat-jilat. Kurasakan Kang Hendi meregang, mendesah kepuasan. Saya tersenyum menyaksikannya semacam itu. Saya ingin dia rasakan kepuasan juga. Kepuasan yang hendak membuat meminta-mohon padaku. Kulumanku makin panas. Lidahku melata-lata liar di sekujur batangnya. Saya berkemauan untuk keluarkan air maninya sekencang mungkin.

    Kedengar suara selomotan mulutku. Kang Hendi merintih-rintih kenikmatan. Rasain, runtukku dalam hati dan memulai tidak sabar ingin menyaksikan air maninya menyemburkan keluar. Di atas badanku, Kang Hendi menggerakkan pinggulnya seakan sedang bersenggama, namun waktu itu kontolnya menancap dalam mulutku.

    Kuhisap, kusedot kuat-kuat. Dia tetap bertahan. Saya berusaha lagi tapi kelihatannya dia belum menunjukkan pertanda. Saya mulai kecapaian. Mulutku berasa kaku. Sementara nafsuku mulai kembali bangkit. Lubang memekku mulai merekah dan basah kembali, dan kontol Kang Hendi masih tegang dan gagah gagah. Bahkan juga berasa lebih keras.

    “Sudah Neng. Mengganti posisi saja..” kata Kang Hendi selanjutnya sambil mengubah badannya dalam posisi biasanya bersetubuh.

    Kang Hendi memang mahir dalam bercinta. Dia tidak segera menanamkan kontolnya ke saat memekku, tapi digesek-gesekan dahulu disekitaran bibir kemaluanku. Dia kelihatannya menyengaja lakukan tersebut. Terkadang didesak seperti mau dimasukkan, tapi selanjutnya digeserkan lagi ke ujung atas bibir kemaluanku sentuh kelentitku. Kepalanya digosok-gosokan. Saya menjerit lirih karena sangat kenikmatan. Nyeri, sedap dan entahlah apalagi rasanya.

    “Kaangg.. aduuhh.. sudah kang! Sshh.. mmppffhh.. ayoo kang.. masukkan saja.. tidak tahan!” pintaku menjerit-jerit tanpa malu.

    Saya sudah tidak pikirkan kembali kehormatan diriku. Rasa gengsi atau apapun itu. Yang aku inginkan saat ini ialah dia selekasnya isi kekosongan lubang memekku dengan kontolnya yang lebih besar dan panjang. Saya hampir capai orgasme kembali cukup dengan memikirkan begitu enaknya kontol sebesar itu isi penuh lubang memekku yang rapat.

    “Sudah tidak tahan ya, Neng” guraunya hingga membuatku blingsatan meredam gairah. Kurang ajar sekali Kang Hendi ini. Dia mengetahui saya telah dalam kendaliannya menjadi dapat permainkan hatiku seenaknya.

    Saya gaungs sekali menyaksikannya menyeringai semacam itu. Di luar sangkaannya, saya segera menekan bokongnya dengan ke-2 tanganku semaksimal mungkin. Kang Hendi benar-benar tidak menduga ini. Dia tidak sebelumnya sempat meredamnya. Jadi tidak sangsi kembali tangkai kontolnya melesak ke lubang memekku. Saya selekasnya buka ke-2 kakiku lebar-lebar, memberikan jalan sebebas mungkin untuk kontolnya.

    Saya berteriak kegirangan dalam hati, pada akhirnya kontol Kang Hendi sukses masuk semuanya. Walau cukup memengapkan dan membuat lubang memekku tersingkap lebar-lebar, tapi saya senang dan lega karena kemauanku terwujud . Kusaksikan muka Kang Hendi terbeliak tidak menduga akan perlakuanku. Dia melihat ke bawah menyaksikan semua kontolnya tenggelam dalam lubangku. Saya tersenyum melihatnya.

    Dia balas tersenyum, “Kamu nakal ya..” ucapnya selanjutnya.

    “Awas, entar Abang membuat kamu mati kenikmatan. ”

    “Ingin doongg..” jawabku dengan genit sekalian merengkuh badan kekarnya.

    Kang Hendi mulai menggerakkan pinggulnya. Bokongnya kusaksikan turun naik secara teratur. Terkadang digeol-geolkan hingga ujung kontolnya sentuh semua lubuk-relung vaginaku. Saya ikut menyeimbanginya. Pinggulku berputar-putar penuh irama. Bergerak patah-patah, selanjutnya berputar-putar kembali. Goyangan ini muncul demikian saja dalam benakku. Mungkin sering menonton vokalis dangdut bergoyang di atas pentas.

    Tapi dampaknya benar-benar hebat. Kang hendi tidak berhenti-hentinya beri pujian goyanganku. Dia katakan tidak pernah rasakan goyangan sehebat ini. Saya tambah bernafsu. Pinggulku terus bergoyang tiada henti sekalian mengedut-edutkan otot vaginaku hingga Kang Hendi rasakan kontol seperti diemut-emut.

    “Akkhh Neengg.. eennaakkhh.., hebaathh.. uugghh..” erangnya berkali-kali.

    Kang Hendi percepat irama tusukannya. Kurasakan tangkai kontol besar itu masuk keluar lubang memekku secara pesatnya. Saya mengimbangi secara cepat juga. Aku ingin Kang Hendi bisa lebih cepat keluar. Saya ingin membuat KO! Kami sama-sama berlomba-lomba, berusaha sama-sama menaklukkan.

    Kuakui permainan Kang Hendi memang hebat. Mungkin jika saya belum orgasme barusan, tentu saja saya telah keluar lebih dulu. Saya tersenyum menyaksikan Kang Hendi terlihat berusaha keras untuk tetap bertahan, walau sebenarnya telah kurasakan badannya mulai melafalkanng-ngejang. Saya berpikiran dia akan selekasnya tumpah.

    Pinggulku meliuk liar bak kuda binal. Demikian juga Kang Hendi, bokongnya mengaduk-aduk cepat sekali. Semakin cepat, tidak teratur seperti barusan. Saya terperanjat karena mendadak saja berasa saluran kuat berhembus dalam badanku. Akh.. kelihatannya saya sendiri tidak kuat kembali.

    Memekku berasa mengembang makin lebar, ke-2 ujung puting susuku mengeras, muncul berdiri yang tegak. Mulut Kang Hendi langsung tangkapnya, mengisap ke-2 susu ku kuat-kuat. Menjilat-jilatinya dengan penuh gairah. Saya membusungkan dadaku sedapat mungkin dan oohh.. rasanya saya tidak kuat kembali bertahan.

    “Kang Hendi! Cepat keluarin ..!” teriakku sekalian menekan bokongnya kuat-kuat supaya mendesak selangkanganku.

    Beberapa menit selanjutnya saya selekasnya menyembur air maniku diikuti selanjutnya oleh semburan cairan hangat dan kental menyiram semua lubang memekku. Badan Kang Hendi tergetar keras. Dia dekap diriku erat-erat. Saya balas merengkuhnya. Kami lantas bergulingan di tempat tidur rasakan kepuasan pucuk permainan cinta ini dengan penuh kepuasan. Kami merasainya bersama.

    Kami tidak mempedulikan badan kami yang telah basah oleh peluh keringat, bantal berguguran ke lantai. Sprei amburadul tidak karuan, lepas dari ikatannya. Eranganku, jeritan nikmatku sama-sama bersahutan dengan marahannya. Ke-2 kakiku melingkar di sekitar pinggangnya. Saya tetap rasakan kedutan-kedutan tangkai kontol Kang Hendi saat memekku.

    Sangat nikmat permainan nafsu cinta yang sarat dengan gelora gairah birahi ini. Saya termenung rasakan beberapa sisa akhir kepuasan ini. Pikiranku menerawang jauh. Apa saya bisa rasakan kehangatan ini bersama Kang Hendi. Apa cuma sampai di sini saja ingat perselingkuhan ini sesuatu ketika akan tersingkap .

    Bagaimana mengakibatkan? Bagaimana hati kakakku? Orang tuaku, suamiku dan yang lain? Akh! Saya tidak ingin pikirkannya sekarang ini. Saya tidak ingin kepuasan ini terusik oleh beberapa hal lain. Aku ingin rasakan semua malam hari ini bersama Kang Hendi. Lelaki yang sudah memberi pengalaman baru dalam bercinta. Dia orang yang sudah membuat lembar baru dalam garis kehidupan saat depanku.

    Sejak kejadian pada malam itu, saya dan Kang Hendi selalu cari peluang untuk melakukan lagi. Dia memang seorang lelaki yang betul-betul jantan. Demikian gagah. Saya harus mengakui dia benar-benar sangat pintar memberikan kepuasan wanita kesepian seperti diriku. Dia selalu datang dalam pelukanku dengan style permainan yang berbeda.

    Saya tidak penah jemu melakukan, ada selalu yang baru. Salah satunya, yang adalah style favoritku, dia berdiri sekalian memangku badanku. Ke-2 kakiku melingkar di pinggangnya, tanganku bergelayut di lehernya supaya tidak jatuh. Selangkanganku lebar terbuka dan tangkai kontolnya menyerang dari bawah. Saya bergelayutan seperti pada ayunan menyeimbangi tusukan kontolnya.

    Kang Hendi lakukan semua itu sekalian jalan melingkari kamar dan baru stop di depan cermin. Saat kumenoleh kebelakang saya dapat menyaksikan bayang-bayang bokongku bergoyang-goyang sementara kontolnya kelihatan masuk keluar memekku. Benar-benar asyik sekali permainan dalam style ini.

    Tetapi perselingkuhanku dengan Kang Hendi berjalan tidak berlama-lama. Saya sangat ketakutan semuanya satu saat tersingkap. Karena itu saya memilih untuk berpindah dari kampungku supaya tidak berjumpa kembali dengannya. Terang-terangan saja, sesudah peristiwa itu, malah akulah yang kerap meminta untuk tiba ke kamarku malam-malam.

    Saya tidak pernah dapat mengendalikan diri. Apalagi jika sudah menyaksikannya bergurau mesra dengan kakakku. Sebelumnya pernah sesuatu kali saya ingin tahu untuk melihat mereka bercinta di kamarnya. Saya ketidaktahuan sendiri hingga kemudian berlari ke kamar dan melakukan sendiri sampai saya capai kepuasan karena menanti Kang Hendi terang mustahil karena istrinya ada di dalam rumah.

    Kondisi ini terang mustahil berjalan terus-terusan, selainnya akan tersingkap, aku juga rasanya akan menanggung derita harus bertahan semacam ini. Dengan berat hati pada akhirnya saya berpindah ke kota. Kujual semua hartaku, termasuk tempat tinggal, sawah dan ternak-ternak punyaku untuk modal kelak di kehidupanku yang baru. Terkecuali mobil karena kuanggap akan bermanfaat sebagai alat transportasi untuk mendukung aktivitasku kelak.

  • Cerita Sex Terobsesi Dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu

    Cerita Sex Terobsesi Dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu


    1108 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Mengambil Keperawanan Bu Tiara Atasanku. Namaku Sarmila, Saya ialah seorang Emak rumah Tangga, anakku dua orang, suamiku putra seorang figur agama yang mempunyai sebuah Yayasan Pendidikan Terintegrasi yang cukup populer di kotaku. Kehidupan rumah tanggaku mirip orang berumah-tangga umumnya. Awalannya kita tinggal asrama guru yang ada di komplek Yayasan punya mertuaku.

    Tapi saat ini, kita dapat membuat rumah sendiri dari pendapatan suamiku mengajarkan di Yayasan kepunyaannya orang tuanya itu, dan pendapatan gerai kecilku di muka gerbang Yayasan jual jasa service pengisian pulsa selular, dan loket pembayaran PLN, PDAM, dan sebagainya. Karena keseharianku cuma duduk di toko menanti customer, saya mempunyai waktu yang lumayan banyak untuk berseluncur di dunia Maya. Tulisan ini main-main ku tulis, untuk tuangkan suara hatiku yang tidak dapat dipisah pada beberapa orang di sekitarku, termasuk suamiku.

    Narasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu
    Narasi Dewasa Terkini Kehidupan saat kecilku, ku merasai berbeda jauh dgn keadaanku waktu ini. Saya tinggal dengan orang tuaku di dalam rumah kecil yang cuma mempunyai satu ruang memiliki ukuran sekitaran 3m x 5m (kurag lebih demikian). Dinding papan yang tidak rata, dan lantai seperti piano, tiap keping papan mempunyai suaranya sendiri. Kamar mandi dan dapur cuma berdinding kain tanpa atap. Ruangan khusus mau tak mau di penyekat dgn dinding plastik untuk memberikan kesan-kesan kamar.

    Saya ialah anak tunggal. Emakku sebelumnya pernah hamil saat saya berumur tujuh tahun, sebagai wanita yang barusan tinggalkan babak balita, saya benar-benar suka karena akan mempunyai adik bayi. Tapi selanjutnya Emak keguguran waktu tengah bekerja di sawah bersama Babehku. Semenjak saat itu, saya tidak pernah kembali memperoleh pertanda akan mempunyai adik bayi. Semenjak saat itu juga, saya mulai terima sajian panorama kegiatan malam suami istri yang baru kupahami saat saya masuk SMP.

    Entahlah karena umurku yang sudah tidak balita kembali, atau oleh karena Emakku yang tidak berhasil memberikan adik padaku, saya merasa ke-2 orag tuaku makin kerap lakukan hubugan suami istri, Mengapa mereka tidak pernah jemu bermain dalam selimut, sedangkan saya sendiri merasa jemu serta terlatih dgn panorama bugil ke-2 orang tuaku itu, walaupun sebenarnya saat itu, saya tidak memahami mengapa mereka lakukan tersebut. Pikirku, seperti tersebut langkah orang dewasa tidur.

    Waktu saya beranjak dewasa, lingkungan dan dari pengalaman apa yang ku saksikan mulai memberikan pandagan jika tersebut yang diartikan dgn bercinta, di mana lelaki masukkan tangkai kemaluannya ke lobang kemaluan wanita. Makin saya mulai dewasa, saya merasa malu sendiri saat harus terbangun di malam hari, oleh irama lantai yang dimaikan oleh permainan sex orang tuaku. Panorama beraroma birahi itu berasa makin pemali untuk ku tonton, walaupun awalnya saya bahkan juga sebelumnya sempat merasa jemu menyaksikan kegiatan rutin malam yang mereka kerjakan.

    Diusiaku yang makin dewasa, saya kerap berpura-pura tertidur waktu ke-2 orang tuaku mulai masuk session pemanasan. Sesuatu malam, saya kembali terbangun dan saya berpura-pura tidur. Ku saksikan Babeh menciumi bibir Emak, selanjutnya langsung ke leher, dan turun ke wilBabeh dada sekalian melepas apapun itu yang tutupi buah dada Emakku. Buah dada Emak yang bundar kuat, diciumi, dilumat, diremas, dan terus dimain-mainkan oleh Babeh.

    Ku saksikan, Emak cuma terpejam dan kelihatannya ia nikmati apa yang dilaksanakan Babeh padanya., khususnya waktu Babeh mulai melepas sarung yang dikenai Emak jam tidur dan memulai tempelkan mukakan di selangkangan Emak. Benar-benar terang ku lihat gestur yang keluar badan Emak. Badannya menggeliat dgn desahan kecil yang keluar bibirya. Saat itu saya belum mengetahui, apa yang dilaksanakan Babeh di muara lubang kemaluan Emak, dan buat apa dia lakukan tersebut. Setahuku hubugan suami istri ialah di antara ke-2 alat kelamin mereka, tidak ada hubungan dgn muka.

    Hingga kemudian ku dengar sepotong kalimat dari Emakku yang mengusung sedikit badannya dgn bertumpu siku seolah ingin menyaksikan apa yang dilaksanakan Babeh di kemaluannya….

    “Terus, yah! jilat terus, yah!… Oooohh” Desah Emak sekalian mengusung ke-2 kakinya menunjuk lagit dan membuka kain sarung yang menyelimuti. Tidak berapakah lama selanjutnya, Emak jatuhkan lagi badannya, tapi ini kali, ke-2 tangannya menggenggam betisnya sendiri dan menariknya sampai lututnya sentuh buah dadanya yang kuat. Waktu tersebut, akhirya saya tahu yang dilaksanakan Babeh di kemaluan Emak. Dia mainkan lidahnya di belahan kemaluan Emak yang berrambut.

    Waktu Emak sedang terkangkang dgn kaki yang tetap ia pegang, ku saksikan Babeh berdiri dan memulai melepaskan sarungnya lantas denga cepat dia turunkan dan melepas celana dalamnya. Tersebut pertama kalinya, saya menyaksikan alat kelamin lelaki yang ku mengenal dgn istilah Kontol. Besar, panjang dan dikitari oleh rambut yang lebat.

    Tanpa menanti lama, Babeh duduk antara pagkal paha Emak dan memulai arahkan ujung tangkai kemaluannya ke lobang kemaluan Emak. Babeh memasukkanya dgn perlahan-lahan sampai pada akhirnya ambles masuk ke kemaluan Emak. Waktu Babeh menarik lagi keluar tangkai kemaluannya dan menusukkannya lagi ke, Waktu tersebut Emak keluarkan suara yang lebih serupa teriakan….

    “Oooh!…” Keriah Emak ketahan. Saya yang kaget dengar suara itu, secara spontan bangun dari tempatku tiduran.

    “Behh!… Emak kenapa…!!?” melihatku terjaga, mereka kaget. Emak langsung menarik, sarung yang sudah terlepas dari badannya dan tutupi sejumlah kecil badannya yang bugil. Sementara Babeh, cuma termenung dan biarkan kemaluannya masih tetap tertanjap di lobang kemaluan Emak.

    “Tidak ada apa-apa, Sayg! Mari tidur lagi…” Kata Emak sekalian berusaha meraihku dgn badan yang tidak sanggup dia gerakkan karena terkunci oleh tusukan kemaluan Babeh di kemaluannya.

    “Babeh ama emak sedang apa?” Kataku dgn bahasa simpel coba cari jawaban atas apa yang ku dengar di luar dan ku saksikan di rumah.

    “Babeh sedang isi perut Emak dgn dede bayi…” Kata Babeh yang kelihatan mulai membuag rasa kagetnya.

    “Mari tidur kembali, Sayg!” Kata Babeh sekalian mulai bergerak lagi perlahan-lahan memompa badan Emak.

    “Emak gag apapun?” Kataku kembali sekalian berajak merapat dan tiduran dilegan Emak.

    “Iya…! Emak tidak ada apa-apa, Sayg! Sini tidur dekat Emak, ya! Mari tutup matanya….” Kata Emak membujukku.

    “Emakk….” kataku, sekalian mengusung kepalaku untuk melihat muka Emak.

    “Iya, Sayg…!? Jawab Emak dgn tenang, setenang badannya yang terus bergerak karena Babeh terus memacu lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya seakan tidak peduli dgn kedatanganku.

    “Sarmila ingin pipis… temani ke belakang, Makk!” Kataku yang waktu Emak memang ingin pipis.

    Emak tidak segera menjawab. Dia melihat muka Babeh dan memberikan kode dgn keningnya. Babeh menjawab dgn keningnya, lantas Emak melihatku dan berbicara:

    “Dapat tahan sesaat tidak, Sayg?” Kata Emak.

    Itil V3
    “Mengapa, Makk?” Tanyaku kembali.

    “Agar Babeh tuntaskan tugas Babehh sesaat, ya Sayg! Kata Emak…

    “Babeh kerjakan apa, Bu?” Tanyaku kembali.

    “Lhoo… kan barusan Babeh sidah bilang… Babeh kembali membuat dede untuk Sarmila…” Jawab Emak coba menentramkanku. Saya cuma manggut-manggut seakan memahami.

    Peristiwa malam itu seolah memberikan peluang untuk bebas nikmati panorama pemali yang tidak semestinya ku tonton. Saya duduk sekalian memerhatikan Emak yang terkangkang karena kemaluan Babeh yang terus masuk keluar di lobang kemaluan Emak.

    Melihatku melihat Babeh yang terus mainkan kemaluannya di lobang kemaluannya, Emak pada akhirnya minta Babeh untuk meredam birahinya. Babehpun mengalah dan mengambil kemaluannya dari lobang kemaluan Emak. Babeh jatuhkan badannya di atas sebuah bantal sekalian menarik sarungnya dan tutupi kemaluannya yang tetap kelihatan tegak berdiri. Sementara Emak bangun dan raih sarung dan membalutkannya ke badannya. Dia selanjutnya temaniku ke belakang untuk membuang air kecil.

    Waktu lagi ada di dalam kamar mandi terbuka tanpa atap itu, saya melemparkan lagi pertanyaan pada Emak.

    “Mengapa Babeh membuat dede di perut Emak?” Kataku sekalian pipis. Emak cuma tersenyum medengar pertanyaanku, Dia tidak memberikan jawaban, tapi cuma ambil segayung air untuk bersihkan wilBabeh selangkanganku.

    “Masalahnya kita punyai ini . Maka Dedenya dapat keluar… Babeh tidak punyai!” Kata Emak.

    “Ooh…!” Jawabku yang sanggup terima jawaban Emak untuk anak seusiaku saat itu. Sesudah saya usai membuang air kecil, kita kembali lagi ke kamar dan Emak tiduran sekalian merengkuhku. Tidak lama berlalu, ku merasai badan Emak bergoyg lagi. Saya berusaha lagi bangkit kembali, tapi Emak meredamku dan membali merengkuhku sekalian berbisik.

    “Sayg! malam telah terlarut, esok Sarmila kan sekolah kembali. Kelak terlambat bangunnya…” Kata Emak meneangkanku. Pada akhirnya ku coba pejamkan mata, walaupun menasaran karena badan Emak bergoyg lagi. Ku coba melihat di sela di antara badanku dan badan Emak. Ku saksikan sarung yang membalut badan Emak sisi bawah kembali terkuak. Sementara Salah satunya kaki Emak terangkut ke atas dan digenggam oleh tangan Babeh. Ku saksikan ada kaki Babeh antara selangkangan Emak.

    “Maaakk….!” Saya panggil lagi Emak dgn suara sedikit berbisik.

    “Mmhh…?” jawab Emak singkat.

    “Babeh masukkan kontol ke lobang ee, ya, Bu?” Tanyaku kembali.

    “Sayg!Sudah… jangan bicara kembali,…” jawab Emak dgn suara semakin tinggi. Saya pada akhirnya cuma diam simpan tanda pertanyaan dalam hatiku. Akhirya saya tidur kembali membelakangi Emak da merengkuh guling yang ada disebelah sebeluhku.

    Rasa ingin tahu yang dihias oleh nada-nada lantai dan situasi gubuk kecilku yang terus bergoyg membuatku tidak bisa dgn gampang pejamkan mata. Sesudah beberapa saat, saya kembali lagi meghadap ke Emak, sekalian terus merengkuh guling. Pemadangan baru yang lain kembali ku tonton. Saat Emak duduk di selangkangan Babeh dan mengulum kemaluan Babeh. Babeh yang ketahui saya belum tidur cuma tersenyum melihatku. Dia kelihatannya biarkan saja saya menyaksikan mereka bertelanjang riang.

    Tidak berapakah lama selanjutnya, Emak berdiri dan melagkahi badan Babeh lantas ambil sikap duduk di mana kemaluan Babeh berdiri yang tegak. Degnan Salah satunya tanganya, ia pegang kemaluan Babeh yang besar dan panjang, lantas arahkan ujung kemaluan Babeh kembali lagi ke lobang kemaluannya. Sementara itu tangan satunya menggenggam belahan kemaluannya lantas dia mulai turunkan bokongnya perlahan-lahan sampai kemaluan Babeh kembali ambles masuk ke dalam lobang kemaluannya.

    Emak mulai ambil ancang-ancang dgn turunkan badannya ke belakang dgn bertumpu pada ke-2 lengannya, lantas ku saksikan Emak mulai mainkan patatnya mundur-maju, hingga kemaluan Babeh masuk keluar di lobang kemaluannya. Desahan untuk desahan terdengar kembali, dan bersatu dgn irama lantai.

    Posisi semacam itu kelihatannya tidak demikian nyaman untuk Emak. Dia selanjutnya membalik badannya di depan dan bertopang lagi dgn ke-2 tangannya. Emak menggoyg lagi bokongnya mundur-maju seperti berusaha menggaruki gatal dalam kemaluannya dgn sebuah alat yang namanya kemaluan.

    Tidak berapakah lama dgn posisi itu, Babeh merengkuh badan Emak dan bergulir lantas Babeh putar posisi mereka bercinta sejumlah derajat hingga kaki Emak menyentuh hampir mukaku. Tapi saat itu, Babeh langsung mearik kaki Emakdan mengangkangkan lagi ke dua kakinya. Entahlah menyengaja atau tidak, posisi itu membuatku bisa menyaksikan permukaan kemaluan Emak yang banyak rambut lebat.

    Dgn ke-2 kaki yang terkangkang, ku tonton dgn terang saat Babeh arahkan kemaluannya ke selangkangan Emak dan meerobos masuk memotong bibir kemaluan Emak yang kelihatan gemuk. Dapat ku saksikan dgn terang bibir kemaluan Emak bergerak senirama dgn pergerakan masuk keluarnya kemaluan Babeh di lobang kemaluanya tersebut.

    Makin lama, Babeh makin cepat mengocak lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya. Desahan Emak makin kuat, kadang-kadang dia meracau tidak karuan,, hingga kemudian Babeh berhenti dgn sebuah tusukan dalam ke lobang kemaluan Emak. kaki Emak jatuh di ke-2 segi badannya, dan Babeh juga roboh di atas badan Emak.

    ***

    Makin saya memahami dgn sex, makin saya diberikan pemadangan-pemandangan yang pada akhirnya menggairahkanku untuk melakukan. Sampai sesuatu saat, keperawananku pada akhirnya harus lepas karena dorongan birahiku sendiri. Pas sesudah saya menamatkan pendidikan SMA, saya tidak sanggup untuk meredam pergolakan keinginan bercinta yang cuma dapat ku peroleh dari bermasturbasi.

    Siapa lelaki yang untung memperoleh keperawananku? Ia tidak lain ialah Babehku sendiri. Waktu pulang dari Acara perpisahan sekolah, dgn baju seragam putih Abu-Abu yang penuh dgn berwarna-warni perpisahan, saya menyaksikan Babehku sedang mandi. Waktu tersebut, saya lagsung bertandang ke Babehku ke kamar mandi dan melepaskan atribut kesiswaanku, sekalian tribut kewanitaanku di muka Babeh yang sedang mandi. Melihatku berdiri tanpa baju sekalian tersenyum kecil ke Babeh, lantas ku ucapkan:

    “behhh! lihatlah aku….!! Saya tidak lagi beberapa anak, kan?”

    “Ya, pasti, Sayg?” jawab Babeh tanpa gestur melihat badanku.

    “Apa rambut-rambut ini belum tebal untuk disebutkan remaja?” tanyaku kembali.

    “Apa tujuanmu, Sayg?” jawab Babeh kelihatan kebingungan pahami apa tujuan pertanyaanku.

    “Behh! Ajari saya lakukan itu, Behh!” Pintaku.

    “Lakukan apa?” Bertanya Babehku makin kebingungan.

    Dgn melemparkan senyumku ke Babeh. Saya segera mengambil langkah dekati Babeh yang masih basah dgn cuma kenakan celana dalam. Ku pegang dan ku raba-raba berbeda yang ada pada celaa dalamnya, lantas ku ucapkan:

    “Saya ingin inni, behh!” Bisikku sekalian melingkarkan lenganku di leher Babeh dan coba mencium bibirnya.

    Babeh cuma termenung menyaksikan kelakuanku yang aneh, tapi beberapa saat selanjutnya dia menyongsong kecupanku, lantas melingkarkan tangannya di pinggangku, hingga badanku mendekat ke badan Babeh. Dalam posisi itu, ku coba untuk menyisipkan jariku masuk ke celana dalamnya dan menggenggam benda yang benar-benar ku idam-idamkan sudah sejak lama.

    Sebagai lelaki normal, Babeh sepertiya tidak sanggup meredam dorongan birahinya saat ada seorang wanita tanpa baju memikat dan ajaknya untuk bercinta. Ku merasai kemaluannya mulai menegang. Waktu tersebut ku coba keluarkan benda itu dari celana dalam Babeh.

    Hembusan darah penuh keinginan, seolah mengucur kuat waktu Babeh mulai mainkan jarinya di belaha kemaluanku., yang bersambung dgn permainan lidahnya yang membuatku lemas dan nyaris tidak sanggup kembali berdiri dgn cuma ia kaki menyokong badanku. Untungnya Babeh lumayan kuat untuk menyongsong badanku dan membaringkanku di lantai kamar mandi yang basah.

    Dalam situasi birahi yang naik-turun, dan dorongan gairah syahwat yang tidak tertahan, pada akhirnya Babeh dgn style 1/2 memaksakan, dia buka selangkanganku dan memulai arahkan tangkai kemaluannya ke lobang vaginnaku yang telah tersaji prima dan tidak peduli kembali pada status jalinan darah, asal gairah tercurahkan.

    Perlahan-lahan tapi tentu, kemaluan Babeh mulai memaksakan masuk ke dalam lobang kemaluanku yang betul-betul masih perawan. Sanpai pada akhirnya, dgn sedikit penekanan memaksakan, kemaluan Babeh sukses menyobek mahkota keperawananku.

    Hal pertama yang ku merasai ialah berikut rasanya saat kemaluan isi ruangan dalam kemaluan. Gesekan, penekanan, sentuhan, dan kehangatan yang tidak dapat didapat dari hal-hal lain selainnya benda yang cuma dipunyai oleh lelalki tersebut. Kemaluan Babeh berasa sesak dalam lobang kemaluanku. Pergerakannya masuk keluar lobang kemaluanku, seolah bersinggungan kuat dgn dinding kemaluanku paling dalam.

    Makin lama gesekan-gesekan di dindig kemaluanku itu makin membuatku rasakan kemaluanku makin keluarkan banyaka cairan, entahlah apa dan tiba darimanakah. tapi cairan itu membuat gesekan makin berasa licin dan memberikan kepuasan tertentu. Saya tidak lagi pikirkan asumsi jika lelaki sukai lobang yang kesat,. Yang ada dibenakku, saya ingin selekasnya capai pucuk kepuasan dgn kemaluan yang lagi ada dalam kemaluanku.

    Tidak menanti berapakah lama, pucuk kepuasan itu mulai berasa dan saya seolah terbang melejit medekatiya, dan….

    “Ooohhh…!” Sebuah desahan melambungkanku ke alam yang penuh dgn kepuasan. Saygnya, saat itu, Babeh akhiri perjalananku di alam kepuasan dgn sebuah hujaman keras yang menyadarkanku jika Babeh sudah menumpahkan cairan sperma dalam kemaluanku.

    Saat itu, kepuasan secara langsung berakahir dgn rasa ketakutan akan hamil di luar pernikahan dan memiliki kandungan anak dari buah cinta Babeh.

    Hari untuk hari ku lalui dalam rasa ketakutan dan keinginan supaya hal yag tidak diharapkan itu tidak akan perah terjadi. Walaupun saat sesudah lakukan jalinan tubuh dgn Babeh, saya segera berusaha keluarkan dan bersihkan cairan sperma Babeh dari lobang kemaluanku. Tapi kekuatiran masih tetap tidak dapat ku membuang dari pikiran.

    Rasa ketakutan ini, membuatku berpikiran jauh di depan, pikirkan gagasan apa yang akan ku kerjakan saat ini harus terjadi. Penyesalanku, ialah mengapa tidak dari saat sebelum melakukanya saya pikirkan jauh di depan.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Pacar Sahabat Atau Temanku Sendiri

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Pacar Sahabat Atau Temanku Sendiri


    2703 views

    Reymon dengan Sang Michael kembali bermain bola di halaman villa. Mereka memang pencandu bola, dan sepertinya gak akan hidup jika satu hari saja gak menyepak bola. Villa itu punyai tiga kamar, tetapi yang satu digunakan untuk menyimpani beberapa barang. Awalnya aqu mengatur agar aqu dengan Silvi sekamar, Reymon dengan Michael di dalam kamar lain.

     

    Foto Bokep Korea – Tetapi waktu aqu bersih-bersih, Silvi masuk dan bicara jika ia ingin sekamar dengan Sang Michael. Aqu kaget , nekad ini anak. Tetapi aqu pikir-pikir, kapan kembali aqu dapat tidur bersama Sang Reymon jika gak di sini. Ya gak perlu sampai gitu-gituan sich, tetapi kan asyik jika dapat tidur bersama ia, mumpung jauh dari ayah dan Bunda-ku. Hehehe, mulai dech omes-ku keluar. Oke, pada akhirnya aqu sepakat, satu kamar buat Michael dan Silvi, satu kamar kembali buat Reymon dengan aqu. Sore-sore kita makan bersama, terus mendekati malam, kita bakar jagung di halaman.

    Asyik malam-malam bakar jagung didampingi lelakiku kembali. Wah, betul-betul situasinya memberikan dukungan. Hehehe, aqu mulai mikir yang beberapa macam, tetapi malu kan jika kedapatan dengan Sang Reymon. Karena itu aqu masih tetap diam berpura-pura biasa-biasa saja. Tetapi Sang Silvi sepertinya memerhatikan aqu, dan ia nyengir ke aqu, terus gilanya kembali, ia bicara begini, “Wah.. kelihatannya situasi begini gak akan berada di Bandung. Gak sedap jika dilaluin begitu saja ya.” Aqu telah melotot ke ia, tetapi ia justru nyengir-nyengir saja, justru ia tambahin kembali perkataannya yang edan betul itu, “Michael, sepertinya di sini terlampau ramai, kita jalanan yok!” Aqu telah gak tahu harus apa, eh Sang Michael dengannya, ia sepakat dengan ajakan Sang Silvi, dan saat sebelum pergi di bicara dengan Reymon, “Nach, saat ini elu harus belajar bagaimana triknya metahan diri jika elu hanya berdua dengan cewek cakep seperti Sang Cecilia.” Aqu hanya diam, malu donk disepet-sepet seperti begitu.

    Aqu lihati Sang Michael dengan Sang Silvi, bukanlah jalanan malah masuk ke dalam villa. Aqu menjadi gak tahu harus ngapain, aqu hanya diam, mudah-mudahan saja Reymon punyai bahan perkataan yang dapat dibicarakan. Eh, bukanlah bicara, ia justru diam , aqu menjadi betul-betul kebingungan. Apa aqu harus terus ini atau nyari-nyari bahan perkataan. Pada akhirnya aqu gak tahan, barusan aqu ingin bicara, eh.. Sang Reymon mulai membuka mulut, “Eh.. kamu gak dingin?” Duer.. Aqu kaget betul, gak menjadi dech aqu ingin bicara, sebenernya aqu memang ingin bicara jika di sini itu dingin dan aqu ingin mengajak ia ke. Tetapi gak maka aqu gak sadar justru aqu menggeleng kepala.

    Reymon bicara kembali, “Jika gak dingin, ingin donk kamu temanin aqu di sini, saksikan bulan dan bintang, dan.. bintang jatuh itu saksikan..!” Reymon mendadak teriak sekalian menunjuk ke langit. Aqukontan berdiri kaget sekali, tidak dengan bintang jatuhnya, tetapi secara pekikan Sang Reymon, aduh.. malu betul jadi. Reymon ikut-ikutan berdiri, ia rangkul aqu dari belakang, “Sorry, aqu gak punyai tujuan ngagetin kamu. Hanya aqu senang saja dapat saksikan bintang jatuh bersama kamu.”Aqu hanya dapat diam, gak umumnya Reymon begini warm-nya dengan aqu. Ia justru tidak pernah dekap aqu seerat ini umumnya. Aqu lihat jam tanganku, jam 11.00 malam. Kuajak Reymon ke, telah malam sekali. Ia sepakat sekali, demikian masuk ke dalam villa kita disongsong bunyi pecah dari lantai atas. Kontan saja kita berlari ke atas menyaksikan ada apakah di atas. Reymon sampai lebih dulu ke lantai atas, dan di nyengir, terus ia mengajak aqu turun kembali, tetapi aqu masih ingin tahu, benar ada apa di atas.

    Waktu aqu ingin ketok pintu kamar Silvi, mendadak ada pekikan halus, “Aw.. ah.. perlahan-lahan dong!” Edan aqu kaget 1/2 mati, tetapi tanganku sudahkeburu ngetuk pintu. Terus terdengaran bunyi gedubrak-gedubrak di dalamnya. Pintu dibuka sedikit, Michael muncul sekalian nyengir, “Sorry, ngeganggu kalian ya? gak terjadi apa-apa kok kita hanya..”Aqu dorong pintunya sedikit, dan aqu saksikan Sang Silvi kembali repot nutupi badannya gunakan selimut. Ia nyengir, tetapi wajahnya merah betul, malu kali ya. Aqu langsung nyengir, “Ya telah, lanjutin saja, kita gak keganggu kok.”Terus aqu mengajak Reymon ke bawah. Reymon nyengir, “Siapa coba yang gak dapat metahan diri, hehehe.” Mendadak ada sandal melayang-layang ke Reymon, tetapi ia segera ngelak sekalian nyengir, terus cepat-cepat berlari ke bawah.

    Aqu ikutan lari sekalian ketawa-ketiwi, dan kita berdua duduk di atas sofa sekalian dengarkan lagu di radio. Gak lama terdengaran kembali beberapa suara di atas.Aqu gak tahan dan secara langsung nunduk meredam tertawa. Edan, bisa-bisanya mereka berdua melanjutkan olah raga malamnya, walau sebenarnya telah pasti ketahuan sama kita berdua. Eh, di luar sangkaan aqu, Reymon bediri dan ajakku slow-dance, kebenaran lagu di radio itu lagu saat Reymon ngajak aqu jadian. Aqu menjadi ingat bagaimana deg-degannya waktu Reymon bicara, dan bagaimana aqu pada akhirnya terima ia sesudah 3 bulan ia terus nunggui aqu. Reymon memang baik, dan ia betul-betul setia menantiiku. Usai dance, Reymon bertanya kembali, “Eh jika mereka berdua ketiduran, aqu tidur di mana? memang tidur dengan beberapa barang?” aqu malu sekali, bagaimana bicaranya.

    Tetapi pada akhirnya aqubuka mulut, “Kita.. kita tidur berdua.” Wah lega satu waktu perkataan itu telah keluar. Tetapi aqu taqut , bagaimana ya reaksi Sang Reymon. Eh tahunya ia justru nyengir, “Oke dech jika kamu gak permasalahan. Sebenernya aqu juga mengantuk sich, aqu tidur saat ini ya.” Aqu menjadi salah kelakuan, Reymon naik ke lantai atas dan gak menyengaja aqu panggil ia, “Eh.. nantikan!” Reymon kembali, ia nyengir, “Oke.. oke.. mari naik, gak bagus anak cewek sendiri malam-malam begini.” Aqu sedikit canggung sich, baru ini kali aqu tidur sekasur sama lelaki, tetapi semakin lama lenyap . Kita berdua gak ngapa-ngapain, hanya diam gak dapat tidur. Dari kamar samping tetap terdengaran suara Silvi yang mendesah dan menjerit, dan kelihatannya itu yang membuat Reymon terangsang. Ia mulai berani remas-remas jariku. Aqu sich gak nolak, toh ia khan lelakiku.

    Tetapi aqu kaget sekali, Reymon duduk terus saat sebelum aqu tahu apakah yang akan ia laqukan, bibirku telah dilumatnya. Aqu ingin nolak, tetapi sepertinya badan justru ingin. So, aqu diamkan ia cium aqu, terus aqu balas kecupannya yang makin lama makin buas. Barusan aqu mulai cicipi bibirnya yang hangat di bibirku, aqu merasa ada yang meraba-raba badanku, dipayudara remasan lembut di dadaqu. Aqu tahu itu Reymon, aqu gak menampik. Aqu diamkan ia bermain-main sesaat di situ. Reymon semakin berani, ia angkat badanku dan ditempati di tepi kasur.

    Ia cium aqu satu kali lagi, terus ia ingin membuka baju tidurku. Aqu tahan tangannya, sedikit ada penampikan di kepalaqu, tetapi badanku sepertinya telah kepingin ingin coba, seperti apakah sich nge-sex tersebut. Pada akhirnya tanganku lemas, aqu diamkan Reymon membuka bajuku, ia membuka pakaian dan celananya sendiri. Ia hanya tersisa celana dalam putihnya. Aqu saksikan kemaluannya yang membayang dibalik celana dalamnya, tetapi aqu malu melihati semakin lama, so aqu mengganti saksikan badannya yang cukup selesai.

    Karena mungkin olahraganya yang betul-betul rajin. Aqu gak tahu apa aqu dapat tahan memberikan kepuasan Reymon, masalahnya aqu tahu sendiri bagaimana staminanya waktu ia bermain bola. 2×45 menit ia lari, dan ia selalu kuat sampai akhir. Aqu gak terpikir bagaimana laganya di atas kasur, jangan-jangan aqu harus terima kocokannya2x45 menit. Edan, jika begitu sich aqu dapat tidak sadarkan diri. Waktu aqu stop pikirkan stamina ia dan aqu, aqu baru sadar jika bra-ku telah dilepasnya.

    Saat ini dadaqu telanjang bundar. Aqu malu 1/2 mati, mana Reymon mulai meremas dadaqu kembali, yah dasarnya aqu gak tahu harus bagaimana, aqu hanya diam, merem siap terima apa yang akan ia laqukan. Mendadak remasan itu stop, tetapi ada suatu hal yang hangat disekitaran dadaqu, terus stop di putingku. Aqu terbuka sesaat, Reymon asyik menjilat-jilati putingku sekalian kadang-kadang menghisap-ngisap. Aqu semakin malu, mana ini baru pertama kalinya aqu telanjang di muka lelaki, apalagi ia bukan adik atau kakakku. Wah betulan malu dech. Semakin lama aqu bisa mulai nikmati bagaimana nikmatnya permainan lidah Reymon di dadaqu, aqu mulai berani membuka mata sekalian menyaksikan bagaimana Reymon menelusuri tiap lekuk badanku. Tetapi mendadak aqu diterkejutkan suatu hal yang sentuh selangkanganku. Pas pada bagian kemaluanqu.

    Aqu gak sadar mendesah panjang. Ternyata Reymon telah menelanjangiku bulat-bulat. Ini kali jarinya mengelus-elus kemaluanqu yang telah basah sekali. Ia tetap terus menjilat-jilati puting payudaraku yang telah mengeras sebelumnya terakhir ia berpindah ke selangkanganku. Aqu menarik napas dalam-dalam waktu lidahnya yang basah dan hangat perlahan-lahan sentuh kemaluanqu naik ke klitoris-ku, dan waktu lidahnya itu sentuh klitoris-ku, aqu gak sadar mendesah kembali, dan tanganku gak menyengaja menyenggol gelas di atas meja dekat kasurku. Lantas “Prang..” gelas pada akhirnya pecah . Reymon stop, sepertinya ia ingin memberesi pecahan kacanya. Tetapi entahlah mengapa, karena mungkin aqu telah terlarut dalam gairah, aqu justru pegang tangannya terus aqu geleng-geleng, “Barkan saja, kelak aqu beresin. Lanjutin.. please..” Setelah itu aqu saksikan Reymon nyengir, terus diciumnya bibirku dan ia meneruskan bermainnya di selangkanganku.

    Reymon betul-betul jago mainkan lidahnya, betul-betul membuat aqu merem-melek kenikmatan. Lanjut di mulai memelintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Aqu seperti kesetrum gak tahan, tetapi Reymon justru terus menerus memelintir-melintiri “kacang”-ku tersebut. “Euh.. ah.. ah.. ach.. aw..” aqu telah gak tahu bagaimana aqu saat itu, yang terang mataqu kabur, semua terasanya mutar-mutar. Badanku lemas dan napasku mirip orang baru lari marathon. Aqu betul-betul pusing, terus aqu pejamkan mataqu, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku dimulai dari selangkanganku, ke pinggul, dada dan pada akhirnya membuat badanku kejang-kejang tidak dapat aqu kontrol. Aqu coba mengatur napasku, dan waktu aqu mulai tenang, aqu membuka mata, Reymon telah membuka celana dalamnya, dan kemaluannya yang nyaris optimal segera berdiri di muka mukaqu.

    Ia megangi tangkai kemaluannya gunakan tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku. Aqu tahu ia ingin di-“karoake”-in, ada rasa jijik sich, tetapi gak adil donk, ia telah muasin aqu, masaaqu tolak kemauannya. So aqu membuka mulutku, aqu jilat sedikit kepala kemaluannya. Hangat dan membuat aqu suka. Aqu mulai berani menjilat kembali, terus dan terus. Reymon duduk di atas kasur, ke-2 kakinya didiamkan telentang. Aqu duduk di atas kasur, terus aqu bungkuk sedikit, aqu pegang tangkai kemaluannya yang besarnya cukup itu gunakan tangan kiriku, tangan kananku meredam badanku agar gak jatuh dan mulutku mulai bekerja. Sebelumnya hanya menjilat-jilati, terus aqu mulai emut kepala kemaluannya, aqu hirup sedikit terus kumasukkan semua ke mulutku, rupanya gak masuk, kepala kemaluannya telah menyikat ujung mulutku, tetapi masih tetap ada tersisa sejumlah senti kembali.

    Aqu gak maksakan, aqu gerakkan turun-naik sekalian aqu hirup dan kadang-kadang aqu gosok tangkai kemaluannya gunakan tangan kiriku. Reymon sepertiya senang dengan permainanku, ia melihati bagaimana aqu meng-“karaoke”-in ia sekalian kadang-kadang buka mulut sekalian sedikit berdesah. Sekitaran 5 menit akhir nya Reymon gak tahan, ia berdiri dan menggerakkan badanku ke kasur sampai aqu telentang, dibukanya pahaqu cukup lebar dandijilatnya satu kali lagi kemaluanqu yang telah kebanjiran. Terus digenggamnya kemaluannya yang telah tiba ke ukuran optimal. Ia arahkan kemaluannya ke kemaluanqu, tetapi gak segera ia saran, ia gosok-gosokkan kepala kemaluannya ke bibir kemaluanqu, baru beberapa menit selanjutnya ia dorong kemaluannya ke.

    Seakan ada suatu hal yang maksa masuk ke kemaluanqu, menggesek dindingnya yang telah dibasahi lendir. Kemaluanqu telah basah, tetap gak semua kemaluan Reymon yang masuk. Ia gak memaksakan, ia hanya mengocak-ngocok kemaluannya di situ-situ . Aqu mulai merem-melek kembali rasakan bagaimana kemaluannya menggosoki dinding kemaluanqu, betul-betul nikmat. Waktu aqu asyik merem-melek, mendadak kemaluan Reymon maksa masuk terus melesak ke kemaluanqu. “Aw.. ah..” kemaluanqu perih bukan bermain dan aqu teriak meredam sakit. Reymon tetap menghentak dua atau 3x kembali sebelumnya terakhir semua kemaluannya masuk menyobek selaput daraqu. “Stt.. tahan sesaat ya, kelak sakitnya lenyap.” Reymon membelai rambutku.

    Dibalik senyuman gairahnya aqu tahu ada rasa kasihan , karena itu aqu berkemauan meredam merasa sakit itu, aqu menggelengkan kepala, “Gak apapun.. aqu gak apapun. Terusin saja.. ah..” Reymon mulai gerakkan pinggangnya turun-naik. Kemaluannya menggesek-gesek kemaluanqu, sebelumnya lamban terus lama-lama semakin cepat. Merasa sakit dan perihnya selanjutnya lenyap diganti rasa nikmat hebat setiap Reymon menusukkan kemaluannya dan menarik kemaluannya. Reymon semakin cepat dan semakin keras mengocak kemaluanqu, aqu sendiri telah merem-melek gak tahan rasakan nikmat yang terus menerus mengucur dari dalam kemaluanqu. “Gak lama nantinya.. gak akan lama nantinya..” Reymon bicara dibalik napasnya yang telah gak karuan sekalian terus mengocak kemaluan aqu. “Aqu .. ah.. oh.. sesaat lagi.. ah.. aw.. ..” aqu bicara gak terang sekali, tetapi tujuannya aqu ingin bicara jika aqu hampir sampai klimaks.

    Mendadak Reymon mengambil kemaluannya dari kemaluanqu, ia telungkupi aqu, aqu sendiri telah lemas gak tahu Reymon ingin apa, tetapi secara perasaan aqu angkat bokongku ke atas, aqu tahan gunakan lututku dan kubuka pahaqu sedikit. Tanganku meredam badanku agar gak roboh dan aqu bersiap ditusukdari belakang. Betulan saja Reymon masukkan kemaluannya ke kemaluanqu dari belakang, terus ia kocok kembali kemaluanqu. Dari belakang kocokan Reymon gak terlampau keras, tetapi semakin cepat. Aqu telah semaksimal mungkin meredam badanku agar gak roboh, dan aqu merasai tangan Reymon meremas-remas dadaqu dari belakang, terus jarinya menggosoki puting payudaraku, membuat aqu seperti terserang dari 2 arah, depan dan belakang.

    Reymon keluarkan lagi kemaluannya dari kemaluanqu, ini kali ditempatkannya ke anusku. Ia betul-betul memaksa kemaluannya masuk, tetapi gak semua dapat masuk. Reymon kelihatannya gak perduli, ia mengocak anusku seperti mengocak kemaluanqu, ini kali hanya tangan kirinya yang meremas dadaqu, tangan kanannya repot bermain-main di selangkanganku, ia masukan jemari tengahnya ke kemaluanqu dan jempolnya menggosoki klitorisku. Aqu semakin merem-melek, anusku dikocak-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaqu diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir, terus kemaluanqu dikocak-kocok gunakan jemari tengahnya. Aqu betul-betul gak kuat kembali, pada akhirnya aqu klimaks, dan aqu rasakan Reymon sampai klimaks, dari anusku kerasa ada cairan panas muncrat dari kemaluan Reymon. Pada akhirnya aqu roboh , badanku lemas semua.

    Aqu saksikan Reymon roboh, ia telentang di sebelahku. Badannya basah karena keringat terus, kupegang badanku, rupanya aqu basah keringatan. Betul-betul kepuasan yang hebat.Gak tahu berapakah lama aqu ketiduran, waktu akhir nya aqu bangun. Aqu saksikan jam tangan, telah jam 2 subuh. Leherku kering, tetapi waktu aqu ingin minum , aqu ingat gelas di kamarku telah pecah karena tersenggol. Aqu saksikan ke lantai, banyak pecahan kaca, terus aqu mengambil sapu, aqu sapu dahulu ke tepi tembok. Aqu turun ke bawah, tujuannya sich ingin mengambil minum di bawah, aqu masih telanjang sich, tetapi aqu cuek saja. Aqu berpikir sang Michael tentu masih tidur masalahnya ia tentu raih olah raga malam bersama Sang Silvi. Aqu turun dan ambil air dingin di kulkas. Kebenaran villanya Silvi cukup eksklusif, ada kulkas dan TV. Aqu mengambil sebotol Aqua, terus sekalian jalan aqu minum.

    Aqu duduk di atas sofa, gagasannya sich aqu hanya ingin sekedar duduk sesaat masalahnya di dalam kamar panas sekali. Gak tahu mengapa, tetapi aqu pada akhirnya ketiduran dan waktu aqu bangun aqu kaget 1/2 mati. Aqu lihatSi Michael dengan rileksnya turun dari tangga langsung ke arah kulkas, sepertinya ingin minum . Aqu kebingungan harus tutupi badanku gunakan apa, tetapi aqu terlambat Sang Michael telah membalik lebih dulu dan ia melongo menyaksikan aqu telanjang di depannya. Ia tetap melihatiku waktu aqu tutupi selangkanganku gunakan tangan, tetapi aqu sadar saat ini dadaqu terlihat, karena itu tanganku berpindah kembali ke dada, terus berpindah kembali ke bawah, aqu betul-betul kebingungan harus bagaimana, aqu malu 1/2 mati. Michael pada akhirnya kembali, “Sorry, aqu berpikir kamu masih tidur di dalam kamar . Maka.. selesai..” “Gak apapun, ini salahku.” Aqu tetap mencari suatu hal untuk tutupi badanku yang telanjang polos, waktu akhir nya aqu sadar jika Michael telanjang.

    Kelihatannya ia berpikir aqu tetap di dalam kamar dengan Sang Reymon, karena itu ia cuek saja turun ke bawah. Aqu berpikir telah telat untuk malu, toh Michael telah melihatku di atas sampai ke bawah polos tanpa satu helai benangpun, apalagi aqu telah gak perawan kembali, so malu apa. Cuek saja lah. “Kamu sudah dibolehkan kembali, aqu gak apapun.” Aqu ambil remot TV terus menghidupkan TV. Aqu setel VCD, aqu berpikir bagus aqu santai sesaat sekalian menonton TV. Michael kelihatannya telah cuek, ia kembali tetapi tidak akan melongo melihatiku telanjang, ia duduk sekalian turut menonton TV. Gilanya yang aqu setel justru VCD BF. Tetapi telah tanggung, aqu saksikan saja, perduli sangat apa kata Sang Michael, yang terpenting aqu dapat istirahat sekalian menonton TV. “Bagaimana semalem?” aqu membuka pembicaraan dengan Michael. Ia kembali, “Luar biasa, Silvi betul-betul luar biasa.”

    Michael bisa nyengir sebagaimana umumnya. Aqu menggangguk, “Reymon luar biasa, aqu nyaris tidak sadarkan diri dibuatnya.” Michael nyengir kembali, lantas kita bercakap sekalian kadang-kadang melihat TV. Sepertinya gak mungkin ada lelaki yang tahan bercakap tanpa memikirkan apapun dengan cewek yang sedang telanjang, apalagi sekalian menonton film BF. Setiap kali bicara aqu tahu mata Michael selalu nyasar ke bawah, ka dadaqu yang cukup memikat. Aqu gak beri pujian sendiri, tetapi memang dadaqu lumayan oke, ranum memikat, bahkan juga lebih seksi dari milik Silvi, itu penyebabnya Michael gak berhenti-berhenti melihati dadaqu jika ada peluang.

    Sedikit ada rasa senang dibalik rasa maluku, dan sepintas kusaksikan kemaluan Michael yang mulai tegang. Aqu nyengir dan kelihatannya Michael tahu apakah yang aqu sedang pikirkan. Ia pegang tanganku, “Bisa aqu pegang, itu jika kamu gak berkeberatan.” Wah berani ia, aqu menjadi sedikit tersanjung, terus aqu menggangguk. Michael berpindah ke sebelahku, ia dekap aqu dan tangannya mulai remas-remas dadaqu. Sebelumnya ia sedikit ragu, tetapi demikian tahu jika aqu gak nolak ia mulai berani dan lama-lama semakin berani, dan jarinya mulai nakal melintir puting payudaraku. Aqu mulai merem-melek sekalian putar badanku. Saat ini aqu duduk di paha Michael berhadap-hadapan. Michael langsung menyikat putingku dan lidahnya segera berlaga.

    Aqu sendiri telah kebawa gairah, aqu mulai mengocak kemaluannya gunakan tanganku dan kelihatannya Michael senang dengan permainanku. Aqu mulai terikut gairah, dan aqu telah gak perduli apa yang ia laqukan, yang terang sedap bagiku. Michael menggendongku, aku pikir ingin dibawa ke kamar mandi, masalahnya kamar di atas ada Silvi dengan Reymon, tetapi tebakanku salah. Ia justru menggendongku ke luar, ke halaman villa. Aqu kaget , bagaimana jika ada yang saksikan kita telanjang di luar. Tetapi demikian Michael membuka pintu luar, aqu menyaksikan di seberang villa, sepasang lelaki-cewek kembali repot nge-sex. Cewek itu mendesah-desah sekalian kadang-kadang berteriak. Aqu saksikan kembali ke sekelilingnya, rupanya banyak pula yang nge-sex di situ.

    Ternyata villa-villa disekitaran sini memang tempatnya beberapa orang ngesex. “Bagaimana? kita taklukkan mereka?” Michael nyengir sekalian menggendongku. Aqu ikut-ikutan nyengir, “Siapa taqut?” terus Michael menyetubuhiku di rumput. Dingin tersisa air hujan yang tetap membasahi rumput, punggungku dingin dan basah tetapi dadaqu lebih basah kembali dengan liurnya Sang Michael. Udara selain itu betul-betul dingin, telah di pegunungan, subuh-subuh kembali. Wah gak terpikir bagaimana dinginnya dech. Tetapi semakin lama rasa dingin itu lenyap, aqu justru semakin panas dan gairah, apalagi Michael jago betul mainkan lidahnya. Sayup-sayup aqu dengarkan suara cewek dari villa seberang yang telah gak karuan dan tak ada iramanya. Aqu semakin gairah kembali dengarnya, tetapi Michael kelihatannya lebih gairah , ia itu mirip orang kelaparan yang seakan akan nelan dua gunung kembarku bulat-bulat. Lama Michael bermain-main dengan dadaqu, dan pada akhirnya ia pegang kemaluannya meminta aqu meng-“karaokei”-in itu kemaluan yang besarnya cukup .

    Karena semalam aqu telah coba meng-“karaokei”-in kemaluan Reymon, saat ini aqu menjadi ketagihan, aqu menjadi juga senang meng-“karaoke”-in kemaluan, apalagi jika besarnya cukup seperti punyai Sang Michael. Karena itu gak perlu diminta 2x,langsung aqu caplok itu kemaluan. Aqu gak ingin kalah dari permainan ia di dadaqu, aqu hirup itu kemaluan kuat-kuat sampai kepalanya menjadi ungu sekali. Terus kujilati dimulai dari kepalanya sampai tangkai dan pelirnya gak ketinggal. Kusaksikan Michael melihati bagaimana aqu bermain di bawah sana. Kadang-kadang ia membuka mulut sekalian berdesah meredam nikmat.

    Aqu belum senang , kukocok tangkai kemaluannya gunakan tanganku dan kuhisap-hisap kepalanya sekalian kujilati perlahan-lahan. Michael merem-melek dan gak lama ia telah gak tahan kembali, kelihatannya sich ingin keluar, karena itu ia segera melepas kemaluannya dari mulutku. Aqu tahu ia gak ingin usai segera, karena itu aqu gak ngotot meng-“karaoke”-in kemaluannya kembali. Michael menyengaja biarkan kemaluannya istirahat sesaat, ia suruh aqu telentang sekalian mengangkang. Aqu menurut saja, aqu tahu Michael jago mainkan lidahnya, karena itu aqu suka satu waktu ia mulai jilati bibir kemaluanqu yang telah basah sekali. Betul saja, baru sebentaraqu telah dibuat merem-melek karena lidahnya yang jago sekali tersebut. Kelihatannya habis semua sisi kemaluanqu disapu lidahnya, dimulai dari bibirnya, klitorisku, sedikit ke ke wilayah dinding dalam, sampai anusku gak ketinggal ia jilati. Aqu dengar, kelihatannya pasangan di seberang telah usai bermain, masalahnya telah gak terdengaran kembali suaranya, tetapi waktu aqu saksikan ke situ, aqu kaget.

    Cewek itu kembali meng-“karaoke”-in lelaki, tetapi bukan lelaki tadi. Lelaki tadi nge-sex sama dia lagimembersihkan kemaluannya, mungkin ia telah senang. Saat ini cewek itu kembali meng-“karaoke”-in lelaki lain, semakin tinggi dari lelaki tadi. Edan itu cewek nge-sex dengan 2 lelaki sekalian. Tetapi aqu ambil kembali perkataanku, masalahnya aqu ingat, aqu dengan saja sama dia. Baru usai dengan Reymon, saat ini dengan Michael. Wah rupanya aqu dengan gilanya. Aqu nyengir sesaat, tetapi terus merem-melek waktu Michael mulai memelintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Michael betul-betul pakar, gak lama aqu mulai pusing, aqu saksikan bintang di langit menjadi tambah banyak dan sepertinya mutar-mutar di kepalaqu. Aqu betul-betul gak dapat ngontrol badanku. Ada seperti strum dari selangkanganku yang terus menerus membuat aqu edan. “Ah.. ah.. Michael.. Ah.. stop dahulu Michael.. Ah.. Ah.. Shh..” aqu gak tahan dengan pucuk gairahku sendiri. Tetapi Michael justru terus menerus memelintir-melintir klitorisku.

    Aqu betul-betul gak tahan kembali, aqu kejang-kejang mirip orang ayan, tetapi sudahnya betul-betul sedap sekali, beberapa saat melalui, semua badanku masih lemas, tetapi aqu tahu ini belum usai. Saat ini bagianku membuat Michael merem-melek, karena itu aqu paksa duduk dan memulai menungging di muka Michael. Michael sendiri kelihatannya sudah gak tahan ingin keluarkan maninya, ia gak menanti lama nantinya, langsung ia tancapkan itu kemaluan ke kemaluanqu. Sedikit ada merasa sakit tetapi gak sesakit pertama kemaluanqu ditempatkan kemaluan Reymon. Michael gak menanti lama nantinya, ia segera mengocak kemaluanqu dan tangannya gak diam, langsung disikatnya dadaqu yang semakin ranum karena aqu menungging. Diremasnya sekalian dipelintir-pelintir putingnya. Aqu gak tahan digituin, apalagi badanku masih lemas, tanganku lemas sekali, untuk meredam hentakan-hentakan waktu Michael menyikatkan kemaluannya saja telah gak kuat. Aqu roboh ke tanah, tetapi Michael tetap terus mengocakku, dari belakang. “Ah.. euh.. ah.. aw..” aqu hanya dapat mendesah setiap Michael menyikatkan kemaluannya ke kemaluanqu.

    Aqu coba mengusung badanku tetapi aqu gak kuat, pada akhirnya aqu berserah, aqu diamkan badanku roboh seperti begitu. Michael memutarkan badanku, terus disikatnya kembali kemaluanqu dari depan. Aqu telah gak dapat ngapa-ngapain, setiap Michael menyikatkan kemaluannya selainnya dinding kemaluanqu yang tergores, klitorisku tergores-gesek, karena itu aqu semakin lemas dan merem-melek kenikmatan. Michael menggenggam kaki kiriku, terus diangkatnya ke pundak kanannya, terus ia mengusung kaki kananku, diangkatnya ke pundak kirinya. Aqu diam saja, gak dapat menampik, posisi apa yang ia ingin terserah, dasarnya aqu ingin segera disikat kembali. Aqu gak tahan langsung ingin dikocak. Rupanya kemauanku terkabulkan, Michael menyikatku kembali, kakiku kedua-duanya terangkut, mengangkang kembali, karena itu kemaluanqu terbuka lebih lebar dan Michael semakin bebas mengocak-ngocokkan kemaluannya. Kemaluanqu diaduk-aduk dan aqu bahkan juga telah gak dapat berdesah, aqu hanya dapat membuka mulut tetapi tak ada suara yang keluar. “Aqu ingin keluar, aqu ingin keluar..” Michael membisikkan sekalian ngos-ngosan dan tetap terus mengocakku. “Jangan di.. jangan di dalamnya. Ah.. ah.. oh.. aqu.. aqu gak ingin.. hamil.” Aqu hanya dapat bicara begitu, seenggannya tujuan aqu bicara begitu, aqu gak tahu apa suaraqu keluar atau gak, dasarnya aqu telah usaha, itu juga aqu paksa-paksakan. Aqu gatahu apa Michael tahu apa yang aqu omongin, tetapi yang terang ia tetap terus mengocakku.

    Baru beberapa menit melalui, ia mengambil kemaluannya, kakiku langsung roboh ke tanah. Michael mengangkang di perutku, dan ia sisipkan kemaluannya ke antara dadaqu yang telah montok sekali masalahnya aqu telah dipucuk gairah. Kujepit kemaluannya gunakan dadaqu, dan Michael mengocak-ngocok seakan tetap dalam kemaluanqu. Gak lama maninya muncrat ke muka dan bekasnya di dadaqu. Aqu sendiri klimaks kembali, kulepaskan tanganku dari dadaqu, maninya mengucur ke leherku, dan mani yang di pipiku mengucur ke mulutku. Aqu bahkan juga gak dapat tutup mulutku, aqu terlampau lemas. Aqu diamkan saja maninya masuk dan aqu telan saja sekaligus. Belum habis lemasku, Michael telah tempelkan kemaluannya ke bibirku. Aqu memaksa menjilat-jilati kemaluannya sampai bersih terus aqu telan tersisa maninya. Michael menggendongku ke, terus ia membaringkanku di atas sofa. Aqu lemas sekali karena itu aqu gak ingat kembali apa yang terjadi seterusnya.

    Yang terang baru jam 8.00 aqu baru bangun. Demikian aqu membuka mata, aqu sadar aqu masih telanjang. Aqu memaksa duduk, dan aqu kaget mengapa aqu berada di kamar Silvi. Terus yang membuat aqu lebih kaget kembali, aqu saksikan samping kiriku Michael masih tidur dan di kananku Reymon masih tetap tidur. Mereka berdua masih tetap telanjang seperti aqu. Belum habis kagetku, Silvi keluar kamar mandi di kamarku, ia kembali keringkan rambutnya dan dengan-dengan masih telanjang. Baru pada akhirnya aqu tahu jika tadi malam Silvi bangun dan menyaksikan aqu kembali nge-sex dengan Michael. ia sich gak geram, masalahnya yang terpenting untuk dia Michael cinta sama dia, masalah Michael memberikan kepuasan gairah sama siapa, gak permasalahan untuk dia. Rupanya Silvi menyaksikan dari jendela bagaimana aqu dengan Michael nge-sex dan Reymon yang bangun subuh-subuh kaget menyaksikan aqu kembali nge-sex dengan Michael. Ia keluar kamar, kelihatannya ingin menyaksikan apa betul aqu kembali nge-sex dengan Michael, tetapi ia sebelumnya sempat melihat ke kamar samping dan menyaksikan Silvi yang menonton aqu dengan Michael nge-sex dari jendela.

    Reymon bisa langsung gagasan, so ia masuk ke dan ajak Silvi nge-sex . Singkat kata mereka pada akhirnya nge-sex di dalam kamar. Dan waktu aqu dengan Michael usai, Michael menggendongku ke atas dan menyaksikan Reymon dengan Silvi barusan usai nge-sex. Karena itu kita berempat pada akhirnya tidur bersama di kamarnya telanjang bundar. Hehehe, gak permasalahan, kita berempat justru semakin dekat. Malam nanti kita akan nge-sexlagi berempat, gak permasalahan buat aqu Reymon atau Michael yang menjadi pasanganku, yang terpenting aqu senang. Gak permasalahan siapakah yang muasin aqu. Seperti gagasan kita sebelumnya, malam itu kita nge-sex berempat bersama-sama. Asyik sesekali nge-sex bersama seperti begitu. Reymon tetap oke meskipun ia telah ngocok Silvi lebih dulu.

    Aqu tetap kerepotan hadapi kemaluannya yang edan tersebut. Michael gak kalah, diamkan ia masih ngos-ngosan waktu usai ngocok aqu, ia segera sikat Silvi yang baru usai dengan Reymon. Terus kita nge-sex kembali hingga kemudian dengan-dengan senang. Aqu senang sekali, masalahnya baru ini kali aqu dipuasi dua lelaki sekalian tanpa interval. Barusan usai satu, yang satunya telah menyikat-nyodok kemaluannya ke kemaluanqu. Dasarnya betul-betul senang sekali dech aqu. Masuk ke dalam narasi, malam hari ini kita gagasan gak akan nge-sex kembali, masalahnya telah raih sekali 2 hari gituan terus-terusan. Karena itu Reymon dengan Michael langsung lenyap demikian matahari mulai teduh. Mereka sich tentu bermain bola kembali, gak akan jauh dari tersebut. Silvi habiskan waktunya di villa, sepertinya ia raih sekali, nyaris sepanjang hari ia di dalam kamar. Aqu menjadi jemu sendiri, karena itu aqu memutuskan aqu ingin jalanan. Kebenaran di dekat situ ada air terjun kecil. Aqurencana ingin habiskan ini hari merendam di situ, agar badanku fresh kembali dan siap tempur kembali.

    Aqu gak segera ke air terjun, aqu jalanan dahulu melingkari kompleks villa tersebut. Besar , dan villanya bagus-bagus. Ada yang serupa kastil Sepanjangnya jalan aqu bertemu cukup beberapa orang, rerata sich beberapa orang yang kembali habiskan waktu di villa sekitaran sini. Sebagian besar orang yang bertemu melihati aqu. Mulai dari lelaki kece yang adadi halaman villanya, om-om genit yang repot memikati cewek yang melalui sampai tukang kebun di villa melihati aqu. Aqu sich hanya nyengir saja membalasnya mata-mata kekasur mereka. Gak aneh sich jika mereka melihatiku, permasalahannya aqu memang gunakan pakaian ngepas, atasanku kaos putih punyanya Sang Silvi yang kesempitan masalahnya kamarku digembok dan kuncinya terikut Reymon. Aqu malas cari ia, karena itu aqu gunakan saja kaos Sang Silvi yang terdapat di atas meja setrika. Itu aqu gak gunakan bra, masalahnya bra Silvi itu sempit sekali di aqu. memang sich dadaqu menjadi terlihat nonjol sekali dan putingnya terlihat dari kembali kaos sempit itu, tetapi aqu cuek saja, siapakah yang malu, ini kan teritori villa buat nge-sex, menjadi suka-suka aqu donk.

    Oh iya aqu menjadi lupa, bawahan aqu lebih edan . Aqu gak sampai hati menggugah Silvi hanya untuk minjam celana atau rok, kebenaran saja ada Samping Bali penyayang Reymon bulan kemarin, ya aqu gunakan saja. Aqu ikat di kananku, tetapi setiap kali aqu mengambil langkah, paha kananku menjadi terbuka, ya cuek saja lah. Apa kelirunya sich memarkan apa yang baik yang aqu punyai, betul gak? Singkat kata, aqu sampai ke air terjun kecil tersebut. Aqu jalanan cari lokasi yang sedap buat merendam. Kaosku mulai basah dan dadaqu semakin terang terlihat, apalagi Samping yang aqu gunakan, telah basah betul-betul terkena air cipratan terjun. Sedap sich fresh, tetapi semakin lama semakin sulit jalannya, masalahnya Samping aqu menjadi kerap keinjak. Aqu menjadi ingin segera merendam, masalahnya fresh sekali airnya, dan waktu aqu menjumpai lokasi yang sedap, aqu bersiap merendam, aqu lepas sandalku.

    Tetapi waktu aqu ingin melepaskan Samping-ku mendadak ada tangan yang menggenggam bahuku, aqu kembali rupanya seorang lelaki menodongi pisau lipat ke leherku. Aqu kaget camput taqut, tetapi secara perasaan aqu diam saja, salah-salah leherku kelak digoroknya. “Ingin.. ingin apa lo ke saya?” aqu bertanya pada orang yang sedang nodong pisau ke aqu. Aqu gak berani saksikan wajahnya, masalahnya aqu taqut sekali. Rupanya lelaki itu gak sendiri, seorang temannyamuncul dari kembali batu, ternyata mereka sudah ngincar aqu dari barusan. Temannya itu langsung membuka pakaian dan celana jeans-nya. Aqu terka jika mereka ingin memerkosa aqu. Rupanya tebakanku betul, orang yang menodongi pisau berbicara, “Saat ini lo membuka semua pakaian lo, cepat saat sebelum kesabaran saya habis!” Aqu menjadi ingat bagaimana beberapa korban setubuhian yang aqulihat di TV, aqu menjadi takut. Jangan-jangan demikian mereka usai setubuhi aqu, aqu dibunuh. Karena itu aqu beranikan diri bicara jika aqu gak berkeberatan muasin mereka asal mereka gak bunuh aqu. “Oke.. oke, aqu membuka pakaian. Tenang saja, aqu gak permasalahan muasin elu berdua, tetapi gak perlu gunakan nodong semua donk.” Aqu berusaha bicara, walau sebenarnya aqu kembali taqut 1/2 mati.

    Orang yang nodongin pisau justru memarahi aqu, “Goblok, mana ada cewek ingin disetubuhi, elu jangan macem-macem ya!” Aqu semakin taqut, tetapi otakku langsung bekerja, “Rileks donk, emangnya saya berani gunakan pakaian ginian jika saya gak siap disetubuhi orang? Lagian apa saya dapat lari gunakan samping seperti ginian?” Ke-2 orang itu melihati aqu, terus pada akhirnya pisau itu dilipat kembali. Aqu lega 1/2 mati, tetapi ini belum usai, aqu harus puasin mereka dahulu. Aqu mulai membuka Samping-ku, “Penginnya bagaimana, berdua sekalian atau satu-persatu?” Orang tadi nodongin pisau menyaksikan pada orang yang satunya, “Eloe dahulu dech. Saya kembali gak demikian suasana hati.” Temannya menggangguk-angguk dan secara langsung mencaplok bibirku. Aqu lihat-lihat, tampan nih orang. Aqu balas kecupannya, ia kelihatannya mulai lebih lembut, perlahan-lahan ia remas dadaqu dan tiba-tiba aqu telah disetubuhi di atas batu yang cukup besar. Ia gak segera bermain sikat, ia lebih suka bermain-main dengan dadaqu, karena itu aqu menjadi lebih santai, so aqu dapat nikmati bermainnya. “Ah.. yeah.. ah.. siapa.. siapa nama loe?”

    Narasi Seks Nikmati Keelokan Badan Kekasih Temanku

    Reymon dengan Sang Michael kembali bermain bola di halaman villa. Mereka memang pencandu bola, dan sepertinya gak akan hidup jika satu hari saja gak menyepak bola. Villa itu punyai tiga kamar, tetapi yang satu digunakan untuk menyimpani beberapa barang. Awalnya aqu mengatur agar aqu dengan Silvi sekamar, Reymon dengan Michael di dalam kamar lain. Tetapi waktu aqu bersih-bersih, Silvi masuk dan bicara jika ia ingin sekamar dengan Sang Michael. Aqu kaget , nekad ini anak. Tetapi aqu pikir-pikir, kapan kembali aqu dapat tidur bersama Sang Reymon jika gak di sini. Ya gak perlu sampai gitu-gituan sich, tetapi kan asyik jika dapat tidur bersama ia, mumpung jauh dari ayah dan Bunda-ku. Hehehe, mulai dech omes-ku keluar. Oke, pada akhirnya aqu sepakat, satu kamar buat Michael dan Silvi, satu kamar kembali buat Reymon dengan aqu. Sore-sore kita makan bersama, terus mendekati malam, kita bakar jagung di halaman.

    Asyik malam-malam bakar jagung didampingi lelakiku kembali. Wah, betul-betul situasinya memberikan dukungan. Hehehe, aqu mulai mikir yang beberapa macam, tetapi malu kan jika kedapatan dengan Sang Reymon. Karena itu aqu masih tetap diam berpura-pura biasa-biasa saja. Tetapi Sang Silvi sepertinya memerhatikan aqu, dan ia nyengir ke aqu, terus gilanya kembali, ia bicara begini, “Wah.. kelihatannya situasi begini gak akan berada di Bandung. Gak sedap jika dilaluin begitu saja ya.” Aqu telah melotot ke ia, tetapi ia justru nyengir-nyengir saja, justru ia tambahin kembali perkataannya yang edan betul itu, “Michael, sepertinya di sini terlampau ramai, kita jalanan yok!” Aqu telah gak tahu harus apa, eh Sang Michael dengannya, ia sepakat dengan ajakan Sang Silvi, dan saat sebelum pergi di bicara dengan Reymon, “Nach, saat ini elu harus belajar bagaimana triknya metahan diri jika elu hanya berdua dengan cewek cakep seperti Sang Cecilia.” Aqu hanya diam, malu donk disepet-sepet seperti begitu.

    Aqu lihati Sang Michael dengan Sang Silvi, bukanlah jalanan malah masuk ke dalam villa. Aqu menjadi gak tahu harus ngapain, aqu hanya diam, mudah-mudahan saja Reymon punyai bahan perkataan yang dapat dibicarakan. Eh, bukanlah bicara, ia justru diam , aqu menjadi betul-betul kebingungan. Apa aqu harus terus ini atau nyari-nyari bahan perkataan. Pada akhirnya aqu gak tahan, barusan aqu ingin bicara, eh.. Sang Reymon mulai membuka mulut, “Eh.. kamu gak dingin?” Duer.. Aqu kaget betul, gak menjadi dech aqu ingin bicara, sebenernya aqu memang ingin bicara jika di sini itu dingin dan aqu ingin mengajak ia ke. Tetapi gak maka aqu gak sadar justru aqu menggeleng kepala.

    Reymon bicara kembali, “Jika gak dingin, ingin donk kamu temanin aqu di sini, saksikan bulan dan bintang, dan.. bintang jatuh itu saksikan..!” Reymon mendadak teriak sekalian menunjuk ke langit. Aqukontan berdiri kaget sekali, tidak dengan bintang jatuhnya, tetapi secara pekikan Sang Reymon, aduh.. malu betul jadi. Reymon ikut-ikutan berdiri, ia rangkul aqu dari belakang, “Sorry, aqu gak punyai tujuan ngagetin kamu. Hanya aqu senang saja dapat saksikan bintang jatuh bersama kamu.”Aqu hanya dapat diam, gak umumnya Reymon begini warm-nya dengan aqu. Ia justru tidak pernah dekap aqu seerat ini umumnya. Aqu lihat jam tanganku, jam 11.00 malam. Kuajak Reymon ke, telah malam sekali. Ia sepakat sekali, demikian masuk ke dalam villa kita disongsong bunyi pecah dari lantai atas. Kontan saja kita berlari ke atas menyaksikan ada apakah di atas. Reymon sampai lebih dulu ke lantai atas, dan di nyengir, terus ia mengajak aqu turun kembali, tetapi aqu masih ingin tahu, benar ada apa di atas.

    Waktu aqu ingin ketok pintu kamar Silvi, mendadak ada pekikan halus, “Aw.. ah.. perlahan-lahan dong!” Edan aqu kaget 1/2 mati, tetapi tanganku sudahkeburu ngetuk pintu. Terus terdengaran bunyi gedubrak-gedubrak di dalamnya. Pintu dibuka sedikit, Michael muncul sekalian nyengir, “Sorry, ngeganggu kalian ya? gak terjadi apa-apa kok kita hanya..”Aqu dorong pintunya sedikit, dan aqu saksikan Sang Silvi kembali repot nutupi badannya gunakan selimut. Ia nyengir, tetapi wajahnya merah betul, malu kali ya. Aqu langsung nyengir, “Ya telah, lanjutin saja, kita gak keganggu kok.”Terus aqu mengajak Reymon ke bawah. Reymon nyengir, “Siapa coba yang gak dapat metahan diri, hehehe.” Mendadak ada sandal melayang-layang ke Reymon, tetapi ia segera ngelak sekalian nyengir, terus cepat-cepat berlari ke bawah.

    Aqu ikutan lari sekalian ketawa-ketiwi, dan kita berdua duduk di atas sofa sekalian dengarkan lagu di radio. Gak lama terdengaran kembali beberapa suara di atas.Aqu gak tahan dan secara langsung nunduk meredam tertawa. Edan, bisa-bisanya mereka berdua melanjutkan olah raga malamnya, walau sebenarnya telah pasti ketahuan sama kita berdua. Eh, di luar sangkaan aqu, Reymon bediri dan ajakku slow-dance, kebenaran lagu di radio itu lagu saat Reymon ngajak aqu jadian. Aqu menjadi ingat bagaimana deg-degannya waktu Reymon bicara, dan bagaimana aqu pada akhirnya terima ia sesudah 3 bulan ia terus nunggui aqu. Reymon memang baik, dan ia betul-betul setia menantiiku. Usai dance, Reymon bertanya kembali, “Eh jika mereka berdua ketiduran, aqu tidur di mana? memang tidur dengan beberapa barang?” aqu malu sekali, bagaimana bicaranya.

    Tetapi pada akhirnya aqubuka mulut, “Kita.. kita tidur berdua.” Wah lega satu waktu perkataan itu telah keluar. Tetapi aqu taqut , bagaimana ya reaksi Sang Reymon. Eh tahunya ia justru nyengir, “Oke dech jika kamu gak permasalahan. Sebenernya aqu juga mengantuk sich, aqu tidur saat ini ya.” Aqu menjadi salah kelakuan, Reymon naik ke lantai atas dan gak menyengaja aqu panggil ia, “Eh.. nantikan!” Reymon kembali, ia nyengir, “Oke.. oke.. mari naik, gak bagus anak cewek sendiri malam-malam begini.” Aqu sedikit canggung sich, baru ini kali aqu tidur sekasur sama lelaki, tetapi semakin lama lenyap . Kita berdua gak ngapa-ngapain, hanya diam gak dapat tidur. Dari kamar samping tetap terdengaran suara Silvi yang mendesah dan menjerit, dan kelihatannya itu yang membuat Reymon terangsang. Ia mulai berani remas-remas jariku. Aqu sich gak nolak, toh ia khan lelakiku.

    Tetapi aqu kaget sekali, Reymon duduk terus saat sebelum aqu tahu apakah yang akan ia laqukan, bibirku telah dilumatnya. Aqu ingin nolak, tetapi sepertinya badan justru ingin. So, aqu diamkan ia cium aqu, terus aqu balas kecupannya yang makin lama makin buas. Barusan aqu mulai cicipi bibirnya yang hangat di bibirku, aqu merasa ada yang meraba-raba badanku, dipayudara remasan lembut di dadaqu. Aqu tahu itu Reymon, aqu gak menampik. Aqu diamkan ia bermain-main sesaat di situ. Reymon semakin berani, ia angkat badanku dan ditempati di tepi kasur.

    Ia cium aqu satu kali lagi, terus ia ingin membuka baju tidurku. Aqu tahan tangannya, sedikit ada penampikan di kepalaqu, tetapi badanku sepertinya telah kepingin ingin coba, seperti apakah sich nge-sex tersebut. Pada akhirnya tanganku lemas, aqu diamkan Reymon membuka bajuku, ia membuka pakaian dan celananya sendiri. Ia hanya tersisa celana dalam putihnya. Aqu saksikan kemaluannya yang membayang dibalik celana dalamnya, tetapi aqu malu melihati semakin lama, so aqu mengganti saksikan badannya yang cukup selesai.

    Karena mungkin olahraganya yang betul-betul rajin. Aqu gak tahu apa aqu dapat tahan memberikan kepuasan Reymon, masalahnya aqu tahu sendiri bagaimana staminanya waktu ia bermain bola. 2×45 menit ia lari, dan ia selalu kuat sampai akhir. Aqu gak terpikir bagaimana laganya di atas kasur, jangan-jangan aqu harus terima kocokannya2x45 menit. Edan, jika begitu sich aqu dapat tidak sadarkan diri. Waktu aqu stop pikirkan stamina ia dan aqu, aqu baru sadar jika bra-ku telah dilepasnya.

    Saat ini dadaqu telanjang bundar. Aqu malu 1/2 mati, mana Reymon mulai meremas dadaqu kembali, yah dasarnya aqu gak tahu harus bagaimana, aqu hanya diam, merem siap terima apa yang akan ia laqukan. Mendadak remasan itu stop, tetapi ada suatu hal yang hangat disekitaran dadaqu, terus stop di putingku. Aqu terbuka sesaat, Reymon asyik menjilat-jilati putingku sekalian kadang-kadang menghisap-ngisap. Aqu semakin malu, mana ini baru pertama kalinya aqu telanjang di muka lelaki, apalagi ia bukan adik atau kakakku. Wah betulan malu dech. Semakin lama aqu bisa mulai nikmati bagaimana nikmatnya permainan lidah Reymon di dadaqu, aqu mulai berani membuka mata sekalian menyaksikan bagaimana Reymon menelusuri tiap lekuk badanku. Tetapi mendadak aqu diterkejutkan suatu hal yang sentuh selangkanganku. Pas pada bagian kemaluanqu.

    Aqu gak sadar mendesah panjang. Ternyata Reymon telah menelanjangiku bulat-bulat. Ini kali jarinya mengelus-elus kemaluanqu yang telah basah sekali. Ia tetap terus menjilat-jilati puting payudaraku yang telah mengeras sebelumnya terakhir ia berpindah ke selangkanganku. Aqu menarik napas dalam-dalam waktu lidahnya yang basah dan hangat perlahan-lahan sentuh kemaluanqu naik ke klitoris-ku, dan waktu lidahnya itu sentuh klitoris-ku, aqu gak sadar mendesah kembali, dan tanganku gak menyengaja menyenggol gelas di atas meja dekat kasurku. Lantas “Prang..” gelas pada akhirnya pecah . Reymon stop, sepertinya ia ingin memberesi pecahan kacanya. Tetapi entahlah mengapa, karena mungkin aqu telah terlarut dalam gairah, aqu justru pegang tangannya terus aqu geleng-geleng, “Barkan saja, kelak aqu beresin. Lanjutin.. please..” Setelah itu aqu saksikan Reymon nyengir, terus diciumnya bibirku dan ia meneruskan bermainnya di selangkanganku.

    Reymon betul-betul jago mainkan lidahnya, betul-betul membuat aqu merem-melek kenikmatan. Lanjut di mulai memelintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Aqu seperti kesetrum gak tahan, tetapi Reymon justru terus menerus memelintir-melintiri “kacang”-ku tersebut. “Euh.. ah.. ah.. ach.. aw..” aqu telah gak tahu bagaimana aqu saat itu, yang terang mataqu kabur, semua terasanya mutar-mutar. Badanku lemas dan napasku mirip orang baru lari marathon. Aqu betul-betul pusing, terus aqu pejamkan mataqu, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku dimulai dari selangkanganku, ke pinggul, dada dan pada akhirnya membuat badanku kejang-kejang tidak dapat aqu kontrol. Aqu coba mengatur napasku, dan waktu aqu mulai tenang, aqu membuka mata, Reymon telah membuka celana dalamnya, dan kemaluannya yang nyaris optimal segera berdiri di muka mukaqu.

    Ia megangi tangkai kemaluannya gunakan tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku. Aqu tahu ia ingin di-“karoake”-in, ada rasa jijik sich, tetapi gak adil donk, ia telah muasin aqu, masaaqu tolak kemauannya. So aqu membuka mulutku, aqu jilat sedikit kepala kemaluannya. Hangat dan membuat aqu suka. Aqu mulai berani menjilat kembali, terus dan terus. Reymon duduk di atas kasur, ke-2 kakinya didiamkan telentang. Aqu duduk di atas kasur, terus aqu bungkuk sedikit, aqu pegang tangkai kemaluannya yang besarnya cukup itu gunakan tangan kiriku, tangan kananku meredam badanku agar gak jatuh dan mulutku mulai bekerja. Sebelumnya hanya menjilat-jilati, terus aqu mulai emut kepala kemaluannya, aqu hirup sedikit terus kumasukkan semua ke mulutku, rupanya gak masuk, kepala kemaluannya telah menyikat ujung mulutku, tetapi masih tetap ada tersisa sejumlah senti kembali.

    Aqu gak maksakan, aqu gerakkan turun-naik sekalian aqu hirup dan kadang-kadang aqu gosok tangkai kemaluannya gunakan tangan kiriku. Reymon sepertiya senang dengan permainanku, ia melihati bagaimana aqu meng-“karaoke”-in ia sekalian kadang-kadang buka mulut sekalian sedikit berdesah. Sekitaran 5 menit akhir nya Reymon gak tahan, ia berdiri dan menggerakkan badanku ke kasur sampai aqu telentang, dibukanya pahaqu cukup lebar dandijilatnya satu kali lagi kemaluanqu yang telah kebanjiran. Terus digenggamnya kemaluannya yang telah tiba ke ukuran optimal. Ia arahkan kemaluannya ke kemaluanqu, tetapi gak segera ia saran, ia gosok-gosokkan kepala kemaluannya ke bibir kemaluanqu, baru beberapa menit selanjutnya ia dorong kemaluannya ke.

    Seakan ada suatu hal yang maksa masuk ke kemaluanqu, menggesek dindingnya yang telah dibasahi lendir. Kemaluanqu telah basah, tetap gak semua kemaluan Reymon yang masuk. Ia gak memaksakan, ia hanya mengocak-ngocok kemaluannya di situ-situ . Aqu mulai merem-melek kembali rasakan bagaimana kemaluannya menggosoki dinding kemaluanqu, betul-betul nikmat. Waktu aqu asyik merem-melek, mendadak kemaluan Reymon maksa masuk terus melesak ke kemaluanqu. “Aw.. ah..” kemaluanqu perih bukan bermain dan aqu teriak meredam sakit. Reymon tetap menghentak dua atau 3x kembali sebelumnya terakhir semua kemaluannya masuk menyobek selaput daraqu. “Stt.. tahan sesaat ya, kelak sakitnya lenyap.” Reymon membelai rambutku.

    Dibalik senyuman gairahnya aqu tahu ada rasa kasihan , karena itu aqu berkemauan meredam merasa sakit itu, aqu menggelengkan kepala, “Gak apapun.. aqu gak apapun. Terusin saja.. ah..” Reymon mulai gerakkan pinggangnya turun-naik. Kemaluannya menggesek-gesek kemaluanqu, sebelumnya lamban terus lama-lama semakin cepat. Merasa sakit dan perihnya selanjutnya lenyap diganti rasa nikmat hebat setiap Reymon menusukkan kemaluannya dan menarik kemaluannya. Reymon semakin cepat dan semakin keras mengocak kemaluanqu, aqu sendiri telah merem-melek gak tahan rasakan nikmat yang terus menerus mengucur dari dalam kemaluanqu. “Gak lama nantinya.. gak akan lama nantinya..” Reymon bicara dibalik napasnya yang telah gak karuan sekalian terus mengocak kemaluan aqu. “Aqu .. ah.. oh.. sesaat lagi.. ah.. aw.. ..” aqu bicara gak terang sekali, tetapi tujuannya aqu ingin bicara jika aqu hampir sampai klimaks.

    Mendadak Reymon mengambil kemaluannya dari kemaluanqu, ia telungkupi aqu, aqu sendiri telah lemas gak tahu Reymon ingin apa, tetapi secara perasaan aqu angkat bokongku ke atas, aqu tahan gunakan lututku dan kubuka pahaqu sedikit. Tanganku meredam badanku agar gak roboh dan aqu bersiap ditusukdari belakang. Betulan saja Reymon masukkan kemaluannya ke kemaluanqu dari belakang, terus ia kocok kembali kemaluanqu. Dari belakang kocokan Reymon gak terlampau keras, tetapi semakin cepat. Aqu telah semaksimal mungkin meredam badanku agar gak roboh, dan aqu merasai tangan Reymon meremas-remas dadaqu dari belakang, terus jarinya menggosoki puting payudaraku, membuat aqu seperti terserang dari 2 arah, depan dan belakang.

    Reymon keluarkan lagi kemaluannya dari kemaluanqu, ini kali ditempatkannya ke anusku. Ia betul-betul memaksa kemaluannya masuk, tetapi gak semua dapat masuk. Reymon kelihatannya gak perduli, ia mengocak anusku seperti mengocak kemaluanqu, ini kali hanya tangan kirinya yang meremas dadaqu, tangan kanannya repot bermain-main di selangkanganku, ia masukan jemari tengahnya ke kemaluanqu dan jempolnya menggosoki klitorisku. Aqu semakin merem-melek, anusku dikocak-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaqu diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir, terus kemaluanqu dikocak-kocok gunakan jemari tengahnya. Aqu betul-betul gak kuat kembali, pada akhirnya aqu klimaks, dan aqu rasakan Reymon sampai klimaks, dari anusku kerasa ada cairan panas muncrat dari kemaluan Reymon. Pada akhirnya aqu roboh , badanku lemas semua.

    Aqu saksikan Reymon roboh, ia telentang di sebelahku. Badannya basah karena keringat terus, kupegang badanku, rupanya aqu basah keringatan. Betul-betul kepuasan yang hebat.Gak tahu berapakah lama aqu ketiduran, waktu akhir nya aqu bangun. Aqu saksikan jam tangan, telah jam 2 subuh. Leherku kering, tetapi waktu aqu ingin minum , aqu ingat gelas di kamarku telah pecah karena tersenggol. Aqu saksikan ke lantai, banyak pecahan kaca, terus aqu mengambil sapu, aqu sapu dahulu ke tepi tembok. Aqu turun ke bawah, tujuannya sich ingin mengambil minum di bawah, aqu masih telanjang sich, tetapi aqu cuek saja. Aqu berpikir sang Michael tentu masih tidur masalahnya ia tentu raih olah raga malam bersama Sang Silvi. Aqu turun dan ambil air dingin di kulkas. Kebenaran villanya Silvi cukup eksklusif, ada kulkas dan TV. Aqu mengambil sebotol Aqua, terus sekalian jalan aqu minum.

    Aqu duduk di atas sofa, gagasannya sich aqu hanya ingin sekedar duduk sesaat masalahnya di dalam kamar panas sekali. Gak tahu mengapa, tetapi aqu pada akhirnya ketiduran dan waktu aqu bangun aqu kaget 1/2 mati. Aqu lihatSi Michael dengan rileksnya turun dari tangga langsung ke arah kulkas, sepertinya ingin minum . Aqu kebingungan harus tutupi badanku gunakan apa, tetapi aqu terlambat Sang Michael telah membalik lebih dulu dan ia melongo menyaksikan aqu telanjang di depannya. Ia tetap melihatiku waktu aqu tutupi selangkanganku gunakan tangan, tetapi aqu sadar saat ini dadaqu terlihat, karena itu tanganku berpindah kembali ke dada, terus berpindah kembali ke bawah, aqu betul-betul kebingungan harus bagaimana, aqu malu 1/2 mati. Michael pada akhirnya kembali, “Sorry, aqu berpikir kamu masih tidur di dalam kamar . Maka.. selesai..” “Gak apapun, ini salahku.” Aqu tetap mencari suatu hal untuk tutupi badanku yang telanjang polos, waktu akhir nya aqu sadar jika Michael telanjang.

    Kelihatannya ia berpikir aqu tetap di dalam kamar dengan Sang Reymon, karena itu ia cuek saja turun ke bawah. Aqu berpikir telah telat untuk malu, toh Michael telah melihatku di atas sampai ke bawah polos tanpa satu helai benangpun, apalagi aqu telah gak perawan kembali, so malu apa. Cuek saja lah. “Kamu sudah dibolehkan kembali, aqu gak apapun.” Aqu ambil remot TV terus menghidupkan TV. Aqu setel VCD, aqu berpikir bagus aqu santai sesaat sekalian menonton TV. Michael kelihatannya telah cuek, ia kembali tetapi tidak akan melongo melihatiku telanjang, ia duduk sekalian turut menonton TV. Gilanya yang aqu setel justru VCD BF. Tetapi telah tanggung, aqu saksikan saja, perduli sangat apa kata Sang Michael, yang terpenting aqu dapat istirahat sekalian menonton TV. “Bagaimana semalem?” aqu membuka pembicaraan dengan Michael. Ia kembali, “Luar biasa, Silvi betul-betul luar biasa.”

    Michael bisa nyengir sebagaimana umumnya. Aqu menggangguk, “Reymon luar biasa, aqu nyaris tidak sadarkan diri dibuatnya.” Michael nyengir kembali, lantas kita bercakap sekalian kadang-kadang melihat TV. Sepertinya gak mungkin ada lelaki yang tahan bercakap tanpa memikirkan apapun dengan cewek yang sedang telanjang, apalagi sekalian menonton film BF. Setiap kali bicara aqu tahu mata Michael selalu nyasar ke bawah, ka dadaqu yang cukup memikat. Aqu gak beri pujian sendiri, tetapi memang dadaqu lumayan oke, ranum memikat, bahkan juga lebih seksi dari milik Silvi, itu penyebabnya Michael gak berhenti-berhenti melihati dadaqu jika ada peluang.

    Sedikit ada rasa senang dibalik rasa maluku, dan sepintas kusaksikan kemaluan Michael yang mulai tegang. Aqu nyengir dan kelihatannya Michael tahu apakah yang aqu sedang pikirkan. Ia pegang tanganku, “Bisa aqu pegang, itu jika kamu gak berkeberatan.” Wah berani ia, aqu menjadi sedikit tersanjung, terus aqu menggangguk. Michael berpindah ke sebelahku, ia dekap aqu dan tangannya mulai remas-remas dadaqu. Sebelumnya ia sedikit ragu, tetapi demikian tahu jika aqu gak nolak ia mulai berani dan lama-lama semakin berani, dan jarinya mulai nakal melintir puting payudaraku. Aqu mulai merem-melek sekalian putar badanku. Saat ini aqu duduk di paha Michael berhadap-hadapan. Michael langsung menyikat putingku dan lidahnya segera berlaga.

    Aqu sendiri telah kebawa gairah, aqu mulai mengocak kemaluannya gunakan tanganku dan kelihatannya Michael senang dengan permainanku. Aqu mulai terikut gairah, dan aqu telah gak perduli apa yang ia laqukan, yang terang sedap bagiku. Michael menggendongku, aku pikir ingin dibawa ke kamar mandi, masalahnya kamar di atas ada Silvi dengan Reymon, tetapi tebakanku salah. Ia justru menggendongku ke luar, ke halaman villa. Aqu kaget , bagaimana jika ada yang saksikan kita telanjang di luar. Tetapi demikian Michael membuka pintu luar, aqu menyaksikan di seberang villa, sepasang lelaki-cewek kembali repot nge-sex. Cewek itu mendesah-desah sekalian kadang-kadang berteriak. Aqu saksikan kembali ke sekelilingnya, rupanya banyak pula yang nge-sex di situ.

    Ternyata villa-villa disekitaran sini memang tempatnya beberapa orang ngesex. “Bagaimana? kita taklukkan mereka?” Michael nyengir sekalian menggendongku. Aqu ikut-ikutan nyengir, “Siapa taqut?” terus Michael menyetubuhiku di rumput. Dingin tersisa air hujan yang tetap membasahi rumput, punggungku dingin dan basah tetapi dadaqu lebih basah kembali dengan liurnya Sang Michael. Udara selain itu betul-betul dingin, telah di pegunungan, subuh-subuh kembali. Wah gak terpikir bagaimana dinginnya dech. Tetapi semakin lama rasa dingin itu lenyap, aqu justru semakin panas dan gairah, apalagi Michael jago betul mainkan lidahnya. Sayup-sayup aqu dengarkan suara cewek dari villa seberang yang telah gak karuan dan tak ada iramanya. Aqu semakin gairah kembali dengarnya, tetapi Michael kelihatannya lebih gairah , ia itu mirip orang kelaparan yang seakan akan nelan dua gunung kembarku bulat-bulat. Lama Michael bermain-main dengan dadaqu, dan pada akhirnya ia pegang kemaluannya meminta aqu meng-“karaokei”-in itu kemaluan yang besarnya cukup .

    Karena semalam aqu telah coba meng-“karaokei”-in kemaluan Reymon, saat ini aqu menjadi ketagihan, aqu menjadi juga senang meng-“karaoke”-in kemaluan, apalagi jika besarnya cukup seperti punyai Sang Michael. Karena itu gak perlu diminta 2x,langsung aqu caplok itu kemaluan. Aqu gak ingin kalah dari permainan ia di dadaqu, aqu hirup itu kemaluan kuat-kuat sampai kepalanya menjadi ungu sekali. Terus kujilati dimulai dari kepalanya sampai tangkai dan pelirnya gak ketinggal. Kusaksikan Michael melihati bagaimana aqu bermain di bawah sana. Kadang-kadang ia membuka mulut sekalian berdesah meredam nikmat.

    Aqu belum senang , kukocok tangkai kemaluannya gunakan tanganku dan kuhisap-hisap kepalanya sekalian kujilati perlahan-lahan. Michael merem-melek dan gak lama ia telah gak tahan kembali, kelihatannya sich ingin keluar, karena itu ia segera melepas kemaluannya dari mulutku. Aqu tahu ia gak ingin usai segera, karena itu aqu gak ngotot meng-“karaoke”-in kemaluannya kembali. Michael menyengaja biarkan kemaluannya istirahat sesaat, ia suruh aqu telentang sekalian mengangkang. Aqu menurut saja, aqu tahu Michael jago mainkan lidahnya, karena itu aqu suka satu waktu ia mulai jilati bibir kemaluanqu yang telah basah sekali. Betul saja, baru sebentaraqu telah dibuat merem-melek karena lidahnya yang jago sekali tersebut. Kelihatannya habis semua sisi kemaluanqu disapu lidahnya, dimulai dari bibirnya, klitorisku, sedikit ke ke wilayah dinding dalam, sampai anusku gak ketinggal ia jilati. Aqu dengar, kelihatannya pasangan di seberang telah usai bermain, masalahnya telah gak terdengaran kembali suaranya, tetapi waktu aqu saksikan ke situ, aqu kaget.

    Cewek itu kembali meng-“karaoke”-in lelaki, tetapi bukan lelaki tadi. Lelaki tadi nge-sex sama dia lagimembersihkan kemaluannya, mungkin ia telah senang. Saat ini cewek itu kembali meng-“karaoke”-in lelaki lain, semakin tinggi dari lelaki tadi. Edan itu cewek nge-sex dengan 2 lelaki sekalian. Tetapi aqu ambil kembali perkataanku, masalahnya aqu ingat, aqu dengan saja sama dia. Baru usai dengan Reymon, saat ini dengan Michael. Wah rupanya aqu dengan gilanya. Aqu nyengir sesaat, tetapi terus merem-melek waktu Michael mulai memelintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Michael betul-betul pakar, gak lama aqu mulai pusing, aqu saksikan bintang di langit menjadi tambah banyak dan sepertinya mutar-mutar di kepalaqu. Aqu betul-betul gak dapat ngontrol badanku. Ada seperti strum dari selangkanganku yang terus menerus membuat aqu edan. “Ah.. ah.. Michael.. Ah.. stop dahulu Michael.. Ah.. Ah.. Shh..” aqu gak tahan dengan pucuk gairahku sendiri. Tetapi Michael justru terus menerus memelintir-melintir klitorisku.

    Aqu betul-betul gak tahan kembali, aqu kejang-kejang mirip orang ayan, tetapi sudahnya betul-betul sedap sekali, beberapa saat melalui, semua badanku masih lemas, tetapi aqu tahu ini belum usai. Saat ini bagianku membuat Michael merem-melek, karena itu aqu paksa duduk dan memulai menungging di muka Michael. Michael sendiri kelihatannya sudah gak tahan ingin keluarkan maninya, ia gak menanti lama nantinya, langsung ia tancapkan itu kemaluan ke kemaluanqu. Sedikit ada merasa sakit tetapi gak sesakit pertama kemaluanqu ditempatkan kemaluan Reymon. Michael gak menanti lama nantinya, ia segera mengocak kemaluanqu dan tangannya gak diam, langsung disikatnya dadaqu yang semakin ranum karena aqu menungging. Diremasnya sekalian dipelintir-pelintir putingnya. Aqu gak tahan digituin, apalagi badanku masih lemas, tanganku lemas sekali, untuk meredam hentakan-hentakan waktu Michael menyikatkan kemaluannya saja telah gak kuat. Aqu roboh ke tanah, tetapi Michael tetap terus mengocakku, dari belakang. “Ah.. euh.. ah.. aw..” aqu hanya dapat mendesah setiap Michael menyikatkan kemaluannya ke kemaluanqu.

    Aqu coba mengusung badanku tetapi aqu gak kuat, pada akhirnya aqu berserah, aqu diamkan badanku roboh seperti begitu. Michael memutarkan badanku, terus disikatnya kembali kemaluanqu dari depan. Aqu telah gak dapat ngapa-ngapain, setiap Michael menyikatkan kemaluannya selainnya dinding kemaluanqu yang tergores, klitorisku tergores-gesek, karena itu aqu semakin lemas dan merem-melek kenikmatan. Michael menggenggam kaki kiriku, terus diangkatnya ke pundak kanannya, terus ia mengusung kaki kananku, diangkatnya ke pundak kirinya. Aqu diam saja, gak dapat menampik, posisi apa yang ia ingin terserah, dasarnya aqu ingin segera disikat kembali. Aqu gak tahan langsung ingin dikocak. Rupanya kemauanku terkabulkan, Michael menyikatku kembali, kakiku kedua-duanya terangkut, mengangkang kembali, karena itu kemaluanqu terbuka lebih lebar dan Michael semakin bebas mengocak-ngocokkan kemaluannya. Kemaluanqu diaduk-aduk dan aqu bahkan juga telah gak dapat berdesah, aqu hanya dapat membuka mulut tetapi tak ada suara yang keluar. “Aqu ingin keluar, aqu ingin keluar..” Michael membisikkan sekalian ngos-ngosan dan tetap terus mengocakku. “Jangan di.. jangan di dalamnya. Ah.. ah.. oh.. aqu.. aqu gak ingin.. hamil.” Aqu hanya dapat bicara begitu, seenggannya tujuan aqu bicara begitu, aqu gak tahu apa suaraqu keluar atau gak, dasarnya aqu telah usaha, itu juga aqu paksa-paksakan. Aqu gatahu apa Michael tahu apa yang aqu omongin, tetapi yang terang ia tetap terus mengocakku.

    Baru beberapa menit melalui, ia mengambil kemaluannya, kakiku langsung roboh ke tanah. Michael mengangkang di perutku, dan ia sisipkan kemaluannya ke antara dadaqu yang telah montok sekali masalahnya aqu telah dipucuk gairah. Kujepit kemaluannya gunakan dadaqu, dan Michael mengocak-ngocok seakan tetap dalam kemaluanqu. Gak lama maninya muncrat ke muka dan bekasnya di dadaqu. Aqu sendiri klimaks kembali, kulepaskan tanganku dari dadaqu, maninya mengucur ke leherku, dan mani yang di pipiku mengucur ke mulutku. Aqu bahkan juga gak dapat tutup mulutku, aqu terlampau lemas. Aqu diamkan saja maninya masuk dan aqu telan saja sekaligus. Belum habis lemasku, Michael telah tempelkan kemaluannya ke bibirku. Aqu memaksa menjilat-jilati kemaluannya sampai bersih terus aqu telan tersisa maninya. Michael menggendongku ke, terus ia membaringkanku di atas sofa. Aqu lemas sekali karena itu aqu gak ingat kembali apa yang terjadi seterusnya.

    Yang terang baru jam 8.00 aqu baru bangun. Demikian aqu membuka mata, aqu sadar aqu masih telanjang. Aqu memaksa duduk, dan aqu kaget mengapa aqu berada di kamar Silvi. Terus yang membuat aqu lebih kaget kembali, aqu saksikan samping kiriku Michael masih tidur dan di kananku Reymon masih tetap tidur. Mereka berdua masih tetap telanjang seperti aqu. Belum habis kagetku, Silvi keluar kamar mandi di kamarku, ia kembali keringkan rambutnya dan dengan-dengan masih telanjang. Baru pada akhirnya aqu tahu jika tadi malam Silvi bangun dan menyaksikan aqu kembali nge-sex dengan Michael. ia sich gak geram, masalahnya yang terpenting untuk dia Michael cinta sama dia, masalah Michael memberikan kepuasan gairah sama siapa, gak permasalahan untuk dia. Rupanya Silvi menyaksikan dari jendela bagaimana aqu dengan Michael nge-sex dan Reymon yang bangun subuh-subuh kaget menyaksikan aqu kembali nge-sex dengan Michael. Ia keluar kamar, kelihatannya ingin menyaksikan apa betul aqu kembali nge-sex dengan Michael, tetapi ia sebelumnya sempat melihat ke kamar samping dan menyaksikan Silvi yang menonton aqu dengan Michael nge-sex dari jendela.

    Reymon bisa langsung gagasan, so ia masuk ke dan ajak Silvi nge-sex . Singkat kata mereka pada akhirnya nge-sex di dalam kamar. Dan waktu aqu dengan Michael usai, Michael menggendongku ke atas dan menyaksikan Reymon dengan Silvi barusan usai nge-sex. Karena itu kita berempat pada akhirnya tidur bersama di kamarnya telanjang bundar. Hehehe, gak permasalahan, kita berempat justru semakin dekat. Malam nanti kita akan nge-sexlagi berempat, gak permasalahan buat aqu Reymon atau Michael yang menjadi pasanganku, yang terpenting aqu senang. Gak permasalahan siapakah yang muasin aqu. Seperti gagasan kita sebelumnya, malam itu kita nge-sex berempat bersama-sama. Asyik sesekali nge-sex bersama seperti begitu. Reymon tetap oke meskipun ia telah ngocok Silvi lebih dulu.

    Aqu tetap kerepotan hadapi kemaluannya yang edan tersebut. Michael gak kalah, diamkan ia masih ngos-ngosan waktu usai ngocok aqu, ia segera sikat Silvi yang baru usai dengan Reymon. Terus kita nge-sex kembali hingga kemudian dengan-dengan senang. Aqu senang sekali, masalahnya baru ini kali aqu dipuasi dua lelaki sekalian tanpa interval. Barusan usai satu, yang satunya telah menyikat-nyodok kemaluannya ke kemaluanqu. Dasarnya betul-betul senang sekali dech aqu. Masuk ke dalam narasi, malam hari ini kita gagasan gak akan nge-sex kembali, masalahnya telah raih sekali 2 hari gituan terus-terusan. Karena itu Reymon dengan Michael langsung lenyap demikian matahari mulai teduh. Mereka sich tentu bermain bola kembali, gak akan jauh dari tersebut. Silvi habiskan waktunya di villa, sepertinya ia raih sekali, nyaris sepanjang hari ia di dalam kamar. Aqu menjadi jemu sendiri, karena itu aqu memutuskan aqu ingin jalanan. Kebenaran di dekat situ ada air terjun kecil. Aqurencana ingin habiskan ini hari merendam di situ, agar badanku fresh kembali dan siap tempur kembali.

    Aqu gak segera ke air terjun, aqu jalanan dahulu melingkari kompleks villa tersebut. Besar , dan villanya bagus-bagus. Ada yang serupa kastil Sepanjangnya jalan aqu bertemu cukup beberapa orang, rerata sich beberapa orang yang kembali habiskan waktu di villa sekitaran sini. Sebagian besar orang yang bertemu melihati aqu. Mulai dari lelaki kece yang adadi halaman villanya, om-om genit yang repot memikati cewek yang melalui sampai tukang kebun di villa melihati aqu. Aqu sich hanya nyengir saja membalasnya mata-mata kekasur mereka. Gak aneh sich jika mereka melihatiku, permasalahannya aqu memang gunakan pakaian ngepas, atasanku kaos putih punyanya Sang Silvi yang kesempitan masalahnya kamarku digembok dan kuncinya terikut Reymon. Aqu malas cari ia, karena itu aqu gunakan saja kaos Sang Silvi yang terdapat di atas meja setrika. Itu aqu gak gunakan bra, masalahnya bra Silvi itu sempit sekali di aqu. memang sich dadaqu menjadi terlihat nonjol sekali dan putingnya terlihat dari kembali kaos sempit itu, tetapi aqu cuek saja, siapakah yang malu, ini kan teritori villa buat nge-sex, menjadi suka-suka aqu donk.

    Oh iya aqu menjadi lupa, bawahan aqu lebih edan . Aqu gak sampai hati menggugah Silvi hanya untuk minjam celana atau rok, kebenaran saja ada Samping Bali penyayang Reymon bulan kemarin, ya aqu gunakan saja. Aqu ikat di kananku, tetapi setiap kali aqu mengambil langkah, paha kananku menjadi terbuka, ya cuek saja lah. Apa kelirunya sich memarkan apa yang baik yang aqu punyai, betul gak? Singkat kata, aqu sampai ke air terjun kecil tersebut. Aqu jalanan cari lokasi yang sedap buat merendam. Kaosku mulai basah dan dadaqu semakin terang terlihat, apalagi Samping yang aqu gunakan, telah basah betul-betul terkena air cipratan terjun. Sedap sich fresh, tetapi semakin lama semakin sulit jalannya, masalahnya Samping aqu menjadi kerap keinjak. Aqu menjadi ingin segera merendam, masalahnya fresh sekali airnya, dan waktu aqu menjumpai lokasi yang sedap, aqu bersiap merendam, aqu lepas sandalku.

    Tetapi waktu aqu ingin melepaskan Samping-ku mendadak ada tangan yang menggenggam bahuku, aqu kembali rupanya seorang lelaki menodongi pisau lipat ke leherku. Aqu kaget camput taqut, tetapi secara perasaan aqu diam saja, salah-salah leherku kelak digoroknya. “Ingin.. ingin apa lo ke saya?” aqu bertanya pada orang yang sedang nodong pisau ke aqu. Aqu gak berani saksikan wajahnya, masalahnya aqu taqut sekali. Rupanya lelaki itu gak sendiri, seorang temannyamuncul dari kembali batu, ternyata mereka sudah ngincar aqu dari barusan. Temannya itu langsung membuka pakaian dan celana jeans-nya. Aqu terka jika mereka ingin memerkosa aqu. Rupanya tebakanku betul, orang yang menodongi pisau berbicara, “Saat ini lo membuka semua pakaian lo, cepat saat sebelum kesabaran saya habis!” Aqu menjadi ingat bagaimana beberapa korban setubuhian yang aqulihat di TV, aqu menjadi takut. Jangan-jangan demikian mereka usai setubuhi aqu, aqu dibunuh. Karena itu aqu beranikan diri bicara jika aqu gak berkeberatan muasin mereka asal mereka gak bunuh aqu. “Oke.. oke, aqu membuka pakaian. Tenang saja, aqu gak permasalahan muasin elu berdua, tetapi gak perlu gunakan nodong semua donk.” Aqu berusaha bicara, walau sebenarnya aqu kembali taqut 1/2 mati.

    Orang yang nodongin pisau justru memarahi aqu, “Goblok, mana ada cewek ingin disetubuhi, elu jangan macem-macem ya!” Aqu semakin taqut, tetapi otakku langsung bekerja, “Rileks donk, emangnya saya berani gunakan pakaian ginian jika saya gak siap disetubuhi orang? Lagian apa saya dapat lari gunakan samping seperti ginian?” Ke-2 orang itu melihati aqu, terus pada akhirnya pisau itu dilipat kembali. Aqu lega 1/2 mati, tetapi ini belum usai, aqu harus puasin mereka dahulu. Aqu mulai membuka Samping-ku, “Penginnya bagaimana, berdua sekalian atau satu-persatu?” Orang tadi nodongin pisau menyaksikan pada orang yang satunya, “Eloe dahulu dech. Saya kembali gak demikian suasana hati.” Temannya menggangguk-angguk dan secara langsung mencaplok bibirku. Aqu lihat-lihat, tampan nih orang. Aqu balas kecupannya, ia kelihatannya mulai lebih lembut, perlahan-lahan ia remas dadaqu dan tiba-tiba aqu telah disetubuhi di atas batu yang cukup besar. Ia gak segera bermain sikat, ia lebih suka bermain-main dengan dadaqu, karena itu aqu menjadi lebih santai, so aqu dapat nikmati bermainnya. “Ah.. yeah.. ah.. siapa.. siapa nama loe?”

     

  • Cerita Sex Terkini Untuk 5JT Kulepas Keperawananku

    Cerita Sex Terkini Untuk 5JT Kulepas Keperawananku


    2481 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks Terkini 2024 Untuk 5JT Kulepas Keperawananku – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Terkini Bercinta dengan Lisa Majikan Elok. Sebutlah saja saya Diana. Umurku 19 tahun dan saya kuliah di salah satunya kampus populer di Jakarta. Saya akan bercerita masalah yang kuhadapi karena kurang uang untuk ongkos kuliah, aku juga layani gairah beberapa lelaki hidung belang, bahkan juga wanita lesbi/biseks juga kulayani untuk mendapatkan uang.

    Ceritaku ini bermula di saat saya kurang uang untuk masuk ke dalam perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Saya asal dari sebuah kota kecil di luar Pulau Jawa. Orangtuaku kesusahan saat mengongkosiku. Walau sebenarnya saya betul-betul inginkan pendidikan gelar sarjana tersebut.

     

    perawan, keperawanan, narasi perawan, narasi seks 2024
    Narasi Seks Terkini Saya telah berusaha cari beasiswa, tetapi susah sekali. Saya hanya mendapat potongan harga uang pangkal, walau sebenarnya ongkos untuk mengelana di luar kota dan ongkos per semester cukup banyak.

    Tetapi, karena kegigihanku, saya memilih untuk terus berusaha kuliah. Saya punyai kepercayaan dapat mencari pekerjaan part time atau beasiswa saat kuliah. Semester pertama saya kuliah masih baik saja.

    Saat kuliah benar ada kesusahan ongkos tetapi tetap bisa kuatasi, tetapi waktu masuk semester ke-2 , saya betul-betul tersuruk, saya tidak bisa kerja, perlu peralatan kuliah dan lain-lain. Sampai satu saat,, saya sedang surfing ke internet cari materi pekerjaan kuliah, tanpa menyengaja masuk ke dalam situs porno.

    Kusaksikan-lihat di situ banyak pria hidung belang yang memerlukan rekan kencan dan siap memberikan bayaran. Aku pikir iseng kutulis no telpnya. Siapa yang tahu saat tertekan dapat kepakai. Dua minggu berakhir, saya tidak dapat membenahi keadaan keuanganku.

    Orangtuaku tidak pernah kuhubungi. Saya tidak ingin mereka kuatir, walau sebenarnya mereka sendiri sulit cari uang . Maka, mau tidak mau saya membulatkan tekad mengirimi sms ke pria itu, umurnya 27 tahun. Namanya Adit.

    Secara singkat, kami juga ketemu, mukanya serupa actor Risky hanggono, namun dia lebih hitam, ucapnya sich ada turunan Arab. Kuutarakan persoalanku. Dia cuma ketawa. Dia janji akan mengongkosi kepentingan kuliahku jika saya ingin tidur dengannya. Saya cukup sangsi. Ku tawari ia bagaimana jika kencan saja.

    Tetapi dia tidak ingin, dia penginnya ML denganku. “Tetapi, saya masih perawan.” “Betulan? Hari begini sulit mencari perawan.” “Benar.” “Kalau kebukti lo perawan, gw ikhlas memberi dobel buat lo!” “Tetapi..” saya sangsi. “Tenang saja. Memek lo sempit, sedap. Gw bayar dobel buat memek perawan seperti lo. OK!” “awalannya memang geret, lo tahan ya.” Adit melumat bibirku kembali, agar saya tidak berteriak kesakitan. Adit juga keluarkan setumpuk uang dari tasnya.

    Wow! Uang itu cukup buat beli kepentinganku. Karena telah patah semangat, aku juga siap melayaninya. Malam minggu tersebut saya mengikhlaskan keperawananku untuk Adit. Kami masuk ke dalam sebuah hotel, di situ kami juga cek in.

    Saat masuk kamar, saya sebelumnya sempat berbeda pikiran, tetapi mendapatkan gempuran kecupan terus-menerus dari Adit membuatku tidak memiliki daya. Mulutku disedotnya. Lidahnya sapu semua permukaan mulutku. Sementara tangan Adit sudah meremas-remas bokongku. Saya mulai terangsang. Dalam perhitungan detik, Adit telah telanjang bundar.

    Badannya kekar dengan bulu. Sementara penisnya besar sekali, sekitaran 15 cm berdiameter 5 cm. Saya menjadi takut. Adit malah tersenyum. Dia mulai buka kaos dan celanaku. Saat ini saya cuma menggunakan BH dan CD. Diremas-remasnya payudaraku yang tetap terbungkus BH. Dia juga masukkan tangannya ke CDku. “Punyamu lebet ya?” Saya demikian malu, cuma diam saja.

    Pada akhirnya BH dan CD ku dibukanya. Kami sama-sama sudah bugil. Dia menggendongku ke arah tempat tidur. Di situ dia menindih badanku. Dia melumat lagi bibirku, lidah kami sama-sama berpagutan. Jujur saja saya tidak terlatih tetapi untuk uang aku juga mulai berusaha menikmatinya. Sesudah senang berciuman, dia menjilat-jilati leherku.

    Dijilatinya payudaraku secara halus. Saya mulai melayang-layang. Disedotnya putting coklatku sekalian diremas-remas membuat putting susuku menegang. Tidak lama, dia tempelkan penisnya ke payudaraku. Kemudian dia tempelkan penisnya ke memekku.

    Disentuhnya klitorisku dengan penis besarnya. Saya betul-betul tidak kuat saat dia menggosokikan penisnya ke wilayah paling sensitifku. Pada akhirnya, memekku sangat basah.

    Adit mulai masukkan penisnya ke memekku. Saya betul-betul kesakitan saat kepala penisnya masuk. “Dit, ampun.. jangan. Sakit!” “Sakiit..! Ouch..Oh !” raungku sekalian menarik sprei meredam sakit. Dan mendadak “Blesh!” penisnya juga masuk ke dalam memekku. Kurasakan selaput darahku tentu sudah robek. Aku juga menangis.

    Melihatku menangis, Adit tidak stop, dia malah semakin liar. Memekku dipacunya demikian liar dan cepat. Payudaraku dihisap olehnya membuat saya termenung. Saya mulai rasakan pertanda orgasme. 5 menit selanjutnya “CROT! CROT!” Aku juga orgasme untuk pertamanya kali. Adit semakin bergairah melihatku telah orgasme. Dia mengubah posisi, saat ini saya ada di atas, saya diminta menjilat-jilati dadanya yang dengan bulu.

    Saya jijik tetapi kepalaku didorongnya sampai sentuh dadanya. Dengan mau tak mau, saya mulai menjilat-jilati dadanya. Saya benar-benar takut jika diminta menjilat-jilati penisnya. Saya tentu tidak mampu. 10 menit selanjutnya, badan kami sama melafalkanng, aku juga orgasme kembali.

    Dia melepas penisnya dan mengubah badanku ke bawah. penisnya ditujukan ke payudaraku Spermanya membasahi dadaku, Adit menjilat-jilati semua sperma nya kemudian dia tiduran sekalian merengkuhku.

    Sepintas kusaksikan darahku melekat di sprei. Saya menjadi kecewa dengan diriku yang demikian rendah. Besok paginya kami bermain 1 ronde kembali. Memekku menjadi sakit dihajarnya. Saat sebelum cek out, kami mandi kucing. Saya diminta nungging di dalam kamar mandi dan dia menyodomiku. Kemudian kami sama-sama menyabuni badan pasangan. Sesudah senang, saya dibayarkan lima juta olehnya.

  • Cerita Sex Menikmati Keperawaan Bos Atau Atasanku

    Cerita Sex Menikmati Keperawaan Bos Atau Atasanku


    1561 views

    Tetapi atas permintaanya sendiri, satu minggu yang lantas, dia menjelaskan lebih sukai bila di panggil “Mbak”. Semenjak saat itu mulai terbina situasi dan jalinan kerja yang hangat, tidak terlampau resmi. Khususnya karena sikapnya yang ramah. Dia kerap langsung menyebutkan namaku, kadang-kadang bila sesertag bersama rekan kerja yang lain, dia menyebutkan “Pak”. Dan tanpa kusadari juga, sembunyi-sembunyi saya merasa nyaman dan kerasan bila melihat mukanya yang elok dan halus menarik.

    Dia memang menarik karena sepasang bola matanya setiap saat dapat bernar-binar, atau melihat dgn tajam. Tetapi dibalik itu semua, rupanya dia sukai mendikte. Mungkin sudah menempati kedudukan yang lumayan tinggi dalam usia yang relatif muda, keyakinan dianya juga lumayan tinggi untuk memerintah seorang melakukan apa yang diinginnya. Bu Tiara selalu kenakan pakaian resmi. Dia selalu kenakan blouse dan rok hitam yang cukup menggantung sedikit di atas lutut. Bila sesertag ada di ruangan kerjanya, sembunyi-sembunyi aku juga kerap melihat lekukan pinggulnya saat dia bangun ambil file dari rack folder ada berada di belakangnya.

     

    Foto Bokep Korea –  Walaupun sisi bawah roknya lebar, tapi saya dapat menyaksikan pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Bagus sekali, tidak besar tapi terang memiliki bentuk membongkah, memaksakan mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keelokannya. Di dalam ruangan kerjanya yang besar, sama persis dari sisi meja kerjanya, terbisa seperangkatan sofa yang kerap dipakainya terima beberapa tamu perusahaan. Sebagai Akunting Manajer, pasti ada selalu perbincangan-pembicaraan ‘privacy’ yang semakin nyaman dilaksanakan di ruangan kerjanya dibanding di ruangan rapat. Saya merasa untung bila diundang Bu Tiara untuk mengulas aliran kas keuangan di atas bangku sofa tersebut. Saya selalu duduk sama persis di depannya.

    Dan bila kami terturut dalam perbincangan yang lumayan serius, dia tidak mengetahui roknya yang cukup terkuak. Di sanalah keberuntunganku. Saya dapat melihat beberapa kulit paha yang warna gading. Kasertag-kasertag lututnya cukup sedikit terbuka hingga saya berusaha untuk melihat ujung pahanya. Tetapi mataku selalu kebentur dalam kegelapan. Seandainya saja roknya terkuak semakin tinggi dan ke-2 lututnya lebih terbuka, pasti dapat kupastikan apa rambut-rambut lembut yang tumbuh pada lengannya tumbuh di sepanjang paha sampai ke pangkalnya.

    Bila ke-2 lututnya rapat kembali, lirikanku beralih ke betisnya. Betis yang cantik dan bersih. Terurus. Saat saya terbuai melihat kakinya, mendadak saya dikejuti oleh pertanyaan Bu Tiara.. “Thomas, saya merasa jika kamu kerap melihat ke betisku. Apa sangkaanku salah?” Saya termenung sesaat sekalian tersenyum untuk sembunyikan jantungku yang mendadak berdebar-debar. “Thomas, apakah salah sangkaanku?” “Hmm.., ya, betul Mbak,” jawabku akui, jujur. Bu Tiara tersenyum sekalian melihat mataku. “Kenapa?” Saya membisu. Sangat terasa berat jawab pertanyaan simpel tersebut.

    Tetapi saat menengadah melihat mukanya, kusaksikan bola matanya berbinar-binar menanti jawabanku. “Saya sukai kaki Mbak. Sukai betis Mbak. Cantik. Dan..,” sesudah menarik napas panjang, kukatakan argumen sebetulnya. “Saya kerap menduga-duga, apa kaki Mbak banyak rambut-rambut.” “Sama seperti yang kuduga, kamu tentu berbicara jujur, apa yang ada,” kata Mbak Tiara sekalian sedikit menggerakkan bangku rodanya.

    “Supaya kamu tidak ingin tahu menduga-duga, bagaimana kalau kuberi peluang mengeceknya sendiri?” “Sebuah kehormatan besar bagiku,” jawabku sekalian membungkukan kepala, menyengaja sedikit bergurau untuk cairkan perbincangan yang kaku tersebut. “Ganti ruginya apa?” “Sebagai rasa hormat dan pertanda terima kasih, akan kuberikan sebuah kecupan.” “Bagus, saya sukai. Sisi mana yang kamu akan cium?” “Betis yang cantik itu!” “Cuma sebuah kecupan?” “Seribu kali juga saya siap.” Mbak Tiara tersenyum manis ditahan.

    Dia berusaha manahan tawanya. “Dan saya yang tentukan pada bagian mana saja yang harus kamu cium, OK?” “Setuju, my lady!” “I like it!” kata Bu Tiara sekalian bangun dari sofa. Dia mengambil langkah ke mejanya lantas menarik kursinya sampai ke luar dari kolong mejanya yang besar. Sesudah menghempas pinggulnya di bangku kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Bu Tiara tersenyum. Matanya berbinar-binar seakan menebarkan sejuta daya tarik birahi. Daya tarik yang memerlukan pujian dan idola. “Periksalah, Thomas. Berlutut di depanku!” Saya membisu.

    Terkesima dengar perintahnya. “Kamu tidak ingin mengeceknya, Thomas?” bertanya Bu Tiara sekalian sedikit renggangkan ke-2 lututnya. Sesaat, saya berusaha menurunkan debar-debar jantungku. Saya tidak pernah diperintah semacam itu. Apalagi diperintah untuk berlutut dengan seorang wanita. Bibir Bu Tiara tetap tersenyum saat dia lebih renggangkan ke-2 lututnya. “Thomas, kamu ketahui warna apa yang terselinap di pangkal pahaku?” Saya geleng-geleng kurang kuat, seakan ada kemampuan yang mendadak mengambil beberapa sendi di sekujur badanku.

    Pandanganku terdiam ke dalam keremangan antara sela lutut Bu Tiara yang meregang. Pada akhirnya saya bangun mendatanginya, dan berlutut di depannya. Samping lututku sentuh karpet. Mukaku menengadah. Mbak Tiara tetap tersenyum. Telapak tangannya menyeka pipiku seringkali, lantas beralih ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku supaya merunduk ke kakinya. “Ingin ketahui berwarna?” Saya menggangguk tidak memiliki daya. “Kunci dahulu pintu itu,” ucapnya sekalian menunjuk pintu ruangan kerjanya. Dan dgn taat saya melakukan perintahnya, selanjutnya berlutut lagi di depannya. Bu Tiara menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Pergerakannya lamban seperti bermalasan.

    Di saat tersebut saya menbisa peluang memansertag sampai ke pangkal pahanya. Ini kali pandanganku kebentur pada selembar kain tipis warna putih. Tentu dia menggunakan G-String, kataku dalam hati. Saat sebelum paha kanannya betul-betul tertopang di atas paha kirinya, saya sempat menyaksikan rambut-rambut ikal yang menyembul dari beberapa sisi celana dalemnya. Segitiga tipis yang cuma dengan lebar kurang lebih dua jemari itu kekecilan untuk sembunyikan semua rambut yang mengelilingi pangkal pahanya. Bahkan juga sebelumnya sempat kulirik baygan lipatan bibir dibalik segitiga tipis tersebut. “Sukai?” Saya menggangguk sekalian mengusung kaki kiri Bu Tiara ke atas lututku. Ujung hak sepatunya berasa cukup menyerang. Kulepaskan clip tali sepatunya.

    Lantas saya menengadah. Sekalian melepas sepatu tersebut. Mbak Tiara menggangguk. Tidak ada komentar penampikan. Saya merunduk lagi. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Rupanya betisnya yang warna gading itu mulus tanpa rambut lembut. Tetapi pada bagian atas lutut kusaksikan sedikit banyak rambut-rambut lembut yang cukup kehitaman. Benar-benar kontras dgn warna kulitnya. Saya terkesima. Mungkinkah dimulai dari atas lutut sampai.., sampai.. Aah, saya mengembuskan napas. Rongga dadaku mulai berasa sesak. Mukaku benar-benar dekat dgn lututnya. Embusan napasku rupanya membuat rambut-rambut itu meremang. “Sangat indah,” kataku sekalian mengelus-elus betisnya. Kenyal. “Sukai, Thomas?” Saya menggangguk. “Perlihatkan jika kamu sukai.

    Perlihatkan jika betisku cantik!” Saya mengusung kaki Bu Tiara dari lututku. Sekalian masih tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk tersebut. Saya sedikit membungkuk supaya bisa mengecup pergelangan kakinya. Pada ciuman yang ke-2 , saya menjulurkan lidah supaya bisa mengecup sekalian menjilat, mencicip kaki cantik tersebut. Karena ciumanku, Bu Tiara turunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tidak menyengaja, kembali mataku kagum menyaksikan sisi dalam kanannya. Karena ingin menyaksikan lebih terang, kugigit sisi bawah roknya lantas gerakkan kepalaku ke perutnya.

    Saat melepas gigitanku, kudengar tawa ketahan, lantas ujung jari-jari tangan Bu Tiara mengusung daguku. Saya menengadah. “Kurang terang, Thomas?” Saya menggangguk. Bu Tiara tersenyum nakal sekalian menyeka-usap rambutku. Lantas telapak tangannya menekan sisi belakang kepalaku hingga saya merunduk lagi. Di muka mataku sekarang terpajang keelokan pahanya. Tidak pernah saya menyaksikan paha semulus dan seindah tersebut. Sisi atas pahanya banyak rambut-rambut lembut kehitaman. Sisi dalemnya banyak tapi tidak selebat sisi atasnya, dan warna kehitaman itu cukup menghilang. Benar-benar kontras dgn pahanya yang warna gading. Saya bergidik. Karena ingin menyaksikan paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya semakin tinggi sekalian mengecup sisi dalam lututnya. Dan paha itu makin terang. Menarik.

    Di paha sisi belakang mulus tanpa rambut. Karena gaungs, kukecup berkali-kali. Ciuman-kecupanku makin lama makin tinggi. Dan saat cuma memiliki jarak kurang lebih dengan lebar telapak tangan dari pangkal pahanya, ciuman-kecupanku beralih menjadi kecupan yang panas dan basah. Saat ini hidungku benar-benar dekat dgn segitiga yang tutupi pangkal pahanya. Karena benar-benar dekat, walaupun terselinap, dgn terang dapat kusaksikan baygan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan tersisip membayg di sisi tengah segitiga tersebut. Kebasahan yang dikitari rambut-rambut ikal yang menyelip dari kanan kiri G-stringnya. Sekalian melihat daya tarik di muka mataku, saya menarik napas dalem-dalem. Tercium wewangian fresh yang membuatku jadi makin tidak memiliki daya. Wewangian yang memaksakanku terjebak antara ke-2 iris paha Bu Tiara. Ingin kusergap wewangian itu dan menjilat kemulusannya.

    Bu Tiara menghempas kepalanya ke sandaran bangku. Menarik napas berkali-kali. Sekalian menyeka-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya hingga roknya makin terkuak sampai ketahan di atas pangkal paha. “Sukai Thomas?” “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sekalian mengalihkan kecupan ke betis dan lutut kirinya. Lantas kuraih pergelangan kaki kanannya, dan menempatkan telapaknya di bahuku. Kucium lipatan ada di belakang lututnya. Bu Tiara menggeliat sekalian menarik rambutku dgn manja. Lantas saat kecupan-ciumanku menjalar ke paha sisi dalam dan makin lama makin dekati pangkal pahanya, berasa tarikan di rambutku makin keras. Dan saat bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari kembali G-stringnya, mendadak Bu Tiara menggerakkan kepalaku. Saya terheran. Menengadah. Kami sama-sama melihat. Selang beberapa saat, sekalian tersenyum memikat, Bu Tiara menarik telapak kakinya dari bahuku. Dia lantas menekuk dan menempatkan telapak kaki kanannya di atas bangku.

    Gaya yang benar-benar memabukkan. Samping kaki menekuk dan lebar terbuka di bangku, dan yang samping kembali menjuntai ke karpet. “Sukai Thomas?”. “Hmm.. Hmm..!”. “Jawab!”. “Sukai sekali!” Panorama itu tidak lama. Mendadak saja Mbak Tiara rapatkan ke-2 pahanya sekalian menarik rambutku. “Kelak ada yang menyaksikan baygan kita dari kembali kaca. Masuk ke dalam dalam, Thomas,” ucapnya sekalian menunjuk kolong mejanya. Saya terpana. Mbak Tiara mengambil sisi belakang kepalaku, dan menariknya perlahan-lahan. Saya tidak memiliki daya.

    Tarikan perlahan-lahan itu tidak sanggup kutolak. Lantas Bu Tiara mendadak buka ke dua pahanya dan landingkan mulut dan hidungku di pangkal paha tersebut. Kebasahan yang tersisip antara ke-2 bibir kewanitaan kelihatan makin terang. Makin basah. Dan di sanalah hidungku landing. Saya menarik napas untuk mengisap wewangian yang benar-benar beri kesegaran. Wewangian yang sedikit seperti daun pandan tapi sanggup membius saraf-saraf di rongga kepala. “Sukai Thomas?”. “Hmm.. Hmm..!” “Saat ini masuk ke dalam dalam!” ulangnya sekalian menunjuk kolong mejanya. Saya merayap ke kolong mejanya.

    Saya sudah tidak dapat berpikiran sehat. Tidak perduli dgn semua kegilaan yang sesertag terjadi. Tidak perduli dgn norma, dgn etika-etika bercinta, dgn keramat dalam pertalian cinta. Saya cuma perduli dgn ke-2 iris paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan sisi belakang kepalaku, wewangian merebak yang akan menerobos hidung dan penuhi rongga dadaku, kehalusan dan kehangatan dua omongan kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berkali-kali supaya pada akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sangat ingin kucucipi. Di kolong meja, Bu Tiara buka ke-2 iris pahanya lebar-lebar. Saya ulurkan tangan untuk meraba-raba sela basah antara pahanya.

    Tetapi dia menepiskan tanganku. “Cuma lidah, Thomas! OK?” Saya menggangguk. Dan dgn cepat memasukkan mukaku di G-string yang tutupi pangkal pahanya. Menggosokikan hidungku sekalian mengisap wewangian pandan itu sedalem-dalemnya. Bu Tiara kaget sesaat, lantas dia ketawa manja sekalian menyeka-usap rambutku.. “Ternyata kamu sudah tidak sabar ya, Thomas?” ucapnya sekalian melingkarkan pahanya di leherku. “Hm..!” “Haus?” “Hm!” “Jawab, Thomas!” ucapnya sekalian menyisipkan tangannya untuk mengusung daguku. Saya menengadah. “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Bu Tiara bergerak melepas tali G-string yang terlilit di kanan dan kiri pinggulnya. Saya terkesima melihat keelokan dua omongan warna merah yang basah mengkilat. Sepasang bibir yang pada bagian atasnya dihias benjolan daging pembungkus clit yang warna pink. Saya tercenung melihat keelokan yang terpajang sama persis di muka mataku. “Jangan diam saja. Thomas!” kata Bu Tiara sekalian menekan sisi belakang kepalaku. “Hisap wewangiannya!” lanjutnya sekalian menekan kepalaku hingga hidungku tersisip antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku hingga saya tidak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan antara dubur dan sisi bawah kemaluannya. Karena harus bernafas, saya tidak memiliki opsi terkecuali mengisap udara dari sela bibir kewanitaannya. Cuma sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tapi menggembirakan. Saya menusukkan hidungku lebih dalam . Bu Tiara terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya sampai hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengucur dari sumbernya. Saya mendengus.

    Bu Tiara menggeliat dan mengusung lagi pinggulnya. Kuhirup wewangian kewanitaannya dalem-dalem, seakan kemaluannya ialah napas kehidupannku. “Fenomenal!” kata Bu Tiara sekalian menggerakkan kepalaku dgn halus. Saya menengadah. Dia tersenyum melihat hidungku yang sudah licin dan basah. “Sedap ‘kan?” lanjutnya sekalian membelai ujung hidungku. “Fresh!” Bu Tiara ketawa kecil. “Kamu pintar memanjakanku, Thomas. Saat ini, kecup, jilat, dan hirup sepuas-puasmu. Perlihatkan jika kamu menyembah ini,” ucapnya sekalian menyibakkan rambut-rambut ikal yang beberapa tutupi bibir kewanitaannya. “Jilat dan hirup dgn rakus. Perlihatkan jika kamu menyembahnya.

    Perlihatkan rasa hausmu! Jangan ada setetes juga yang sisa! Perlihatkan dgn rakus seakan ini ialah peluang pertama dan yang paling akhir buatmu!” Saya dipengaruhi dgn ucapannya. Saya tidak perduli meskipun ada suara perintah di seTiarap kalimat yang diucapnya. Saya memang merasa benar-benar lapar dan haus untuk mereguk kehalusan dan kehangatan kemaluannya. Tenggorokanku berasa panas dan kering. Saya merasa betul-betul haus dan ingin selekasnya menbisakan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi tenggorokannku. Lantas bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap supaya semua kebasahan yang menempel di sana mengucur ke tenggorokanku. Ke-2 bibir kewanitaannya kuhisap-hisap berganTiaran. Kepala Bu Tiara terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya mencapai bahuku. Pinggulnya terangkut dan terhempas di atas bangku berkali-kali.

    Itil V3
    Kadang-kadang pinggul itu berputar-putar memburu lidahku yang bergerak amelr pada dinding kewanitaannya. Dia mendesah seTiarap kali lidahku menjilat clitnya. Napasnya mengebu. Kasertag-kasertag dia memekik sekalian menjambak rambutku. “Ooh, ooh, Thomas! Thomas!” Dan saat clitnya kujepit antara bibirku, lantas kuhisap dan mempermainkan dgn ujung lidahku, Bu Tiara mendesah menyebut-nyebut namaku.. “Thomasssss, sangat nikmat sayg.. Thomas! Ooh.. Thomas oooooooooooooooo!” Telapak kakinya menghentak-hentak di pundak dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu saat ini diangkat dan tertekuk di atas kursinya. Mengangkang. Telapaknya mencapai bangku.

    Sebagai penggantinya, ke-2 tangan Bu Tiara menjambak rambutku. Menekan dan menggerakkan kepalaku sekehendak hatinya. “Thomas, julurkan lidahmuu! Hirup! Hisaap!” Saya menjulurkan lidah sedalem-dalemnya. Memasukkan mukaku di kemaluannya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir kemaluannya, kedutan yang mengisap lidahku, mengunsertag supaya masuk lebih dalam. Beberapa menit selanjutnya, lendir mulai berasa di ujung lidahku. Kuhisap semua kemaluannya. Saya tidak ingin ada setetes juga yang kebuang. Berikut hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat mempersejuk tenggorokanku yang kering. Ke-2 bibirku kubenamkan sedalem-dalemnya supaya bisa segera mengisap dari bibir kemaluannya yang imut.

    “Thomaso! Hirup Thomasoooooooooooo!” Saya tidak tahu apa rintihan Bu Tiara dapat kedengar di luar ruangan kerjanya. Andaikan rintihan itu kedengar juga, saya tidak perduli. Saya cuma perduli dgn lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang cuma segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengucur membasahi tenggorokanku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari kemaluan Bu Tiara, dari pinggul yang terangkut supaya lidahku terhunjam dalam. “Oh, fenomenalssssssssssssssss,” gumam Bu Tiara sekalian menghenyakkan lagi pinggulnya ke atas kursinya. Dia merunduk dan menyeka-usap ke-2 iris pipiku. Selang beberapa saat, jemari tangannya mengadahkan daguku.

    Sesaat saya stop menjilat-jilat beberapa sisa cairan di atas kewanitaannya. “Saya senang sekali, Thomas,” ucapnya. Kami sama-sama melihat. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kehalusan yang terpancar dari bola matanya yang melihat sendu. “Thomas.” “Hm..” “Lihat mataku, Thomas.” Saya melihat bola matanya. “Jilat cairan yang sisa sampai bersih” “Hm..” jawabku sekalian mulai menjilat-jilati kemaluannya. “Jangan merunduk, Thomas. Jilat sekalian melihat mataku. Saya ingin menyaksikan erotisme di bola matamu saat menjilat-jilat kemaluanku.” Saya menengadah untuk melihat matanya.

    Sekalian melingkarkan ke-2 lenganku di pinggulnya, saya mulai menjilat dan mengisap lagi cairan lendir yang sisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya. “Kamu menyembahku, Thomas?” “Ya, saya menyembah betismu, pahamu, dan di atas segala hal, yang ini.., muuah!” jawabku sekalian mencium kewanitaannya dgn mesra segenap hati. Bu Tiara ketawa manja sekalian menyeka-usap rambutku.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Majikanku

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Majikanku


    3716 views

    Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik dengan. Dalam ruangan itu kelihatan sunyi sebagian dari mereka tidak mampu menyaksikan 2 orang suami istri terbaring kaku, dan di sebelahnya ada anak yang tetap berumur 11 tahun yang menangisi ke 2 orang tuanya, sebab menganggap kasihan saya minta ijin suamiku untuk menjumpainya.
    Sesudah mendapatkan ijin saya lantas mendekati anak itu mengharap bisa menentramkan hati anak itu, “Al..”

     

    Foto Bokep Korea – panggilku perlahan sekalian duduk di sebelahnya, “telah jangan nagis kembali, diamkan ke-2 orang tuamu istirahat” Anak itu masih tetap menangis, beberapa menit ia melihatku dan selang beberapa saat ia segera merengkuhku sama air mata yang bergelinang,
    “tante, hiks…hiks… Aldi gak ingin sendiri, Aldi ingin mama, papa…” dengan penuh rasa kasih-sayang saya mengelus punggungnya mengharap dapat memudahkan bebannya, “tante… bangunin mama,”ucapnya sekalian memukul bahuku, saya makin tidak dapat dengar tangisnya, hingga air matakupun turut jatuh, “Aldi, jangan bersedih kembali ya? Hhmm… kan masih tetap ada tante sama om,” saya menyaksikan ke belakang ke suamiku sekalian memberi code, suami ku menggangguk bertanda ia sepakat dengan usulku, “mulai saat ini Aldi bisa tinggal dengan tante dan om, gi mana?” tawarku sekalian merengkuh kuat kepalahnya.
    Narasi Seks Terkini Bercinta dengan Lisa Majikan Elok
    Saat sebelum lebih jauh minta perkenankan saya untuk mengenalkan diri, namaku Lisa umur 25 tahun saya menikah pada usia muda karena ke-2 orang tuaku yang inginkannya, kehidupan keluargaku sangat baik, baik itu dari sisi ekonomi atau dari sisi jalinan intim, tapi seperti pepata yang menjelaskan tidak ada gading yang tidak rengat, demikian dengan hidupku meskipun saya mempunyai suami yang menyukaiku tapi sepanjang empat tahun kami menikah kami belum dianugerahi seorang anak hingga kehidupan keluarga kami berasa ada yang kurang,
    Tapi untungnya saya memiki seorang suami yang sebelumnya tidak pernah mengeluhkan karena tidak bisa nya saya memberi anak buatnya untuk membalasnya akal budi kakakku, saya dan suamiku memilih untuk menjaga anaknya Aldi karena kami berpikir apa salah memandang Aldi sebagai anak sendiri daripada saya dan suamiku harus mengusung anak dari pihak lain, Telah 1 minggu Aldi tinggal dengan kami, perlahan-lahan dia mulai terlatih dengan hidupnya yang baru, saya dan suamiku meresa benar-benar suka sekali karena sejak hadirnya kehidupan kami jadi lebih warna.
    Suamiku makin semangat saat bekerja dan dan saya sekarang mempunyai aktivitas baru yakni menjaga Aldi, “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi donk di dalam kamar saya,” kataku panggil bi Mar Ini hari ialah hari awal Aldi bersekolah hingga saya benar-benar semangat sekali, sesudah semua sudah kelar saya minta pak Rojak untuk mengantar Aldi ke sekolahnya yang baru, sesaat Aldi terseyum ke arahku saat sebelum ia pergi ke sekolah.
    Sama dalam biasanya ibu rumah-tangga, saya merencanakan mempersiapkan makanan yang spesial untuk Aldi hingga saya memilih untuk mengolah suatu hal di dapur, tapi saat saya mengambil langkah ke dapur mendadak kakiku berasa kaku saat menyaksikan kedatangan pak Isa yang lakukan jalinan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak mengetahui kedatanganku asyik dengan permainan mereka,
    “Hmm… APA-APAAN INI?” gertakku ke dari mereka, dengar suaraku mereka kelihatan tanpak terkejut menyaksikan ke hadiranku, “kalian betul-betul tidak berakhlak, malu-maluin sekali!” Mereka tanpak termenung sekalian membereskan lagi baju mereka, sesaat saya menyaksikan penis pak Isa yang kelihatan masih tegang, sebetulnya saya benar-benar kaget menyaksikan ukuran penis pak Isa yang lebih besar dan berurat, berlainan dengan suamiku, “maafkan kami Bu,”
    sekarang Ani buka mulutnya, dan pak Isa tetap termenung, “Maaf… kamu betul-betul wanita murahan, kamu ketahui kan pak Isa itu telah mempunyai istri mengapa kamu masih tetap memikat pak Isa, kamu itu elok mengapa tidak cari yang seumuran denganmu?” emosiku makin mencapai puncak waktu ingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menduga rupanya anda yang saya hargai rupanya tidak lebih dari binatang,
    begitu teganya anda menghianati istri anda sendiri,” seringkali saya menggelengkan kepalahku, sekalian menunjuk ke arahnya, “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang bela Ani, “mulai saat ini kalian saya PECAT, dan jangan perna sentuh atau mencapai rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” gertakku Dengar perkataanku Ani kelihatan pucat tidak menyangkah jika sikapnya dapat membuat kehilangan tugas,
    dan pak Isa kelihatan diam-diam saja malah pak Isa tanpak terseyum sinis, “he..he… Ibu percaya dengan keputusan Ibu,” pak Isa ketawa dengar perkataanku, perlahan-lahan pak Isa dekatiku, “jangan perna bermain-main dengan saya Bu,” gertaknya dengan cepat pak Isa tangkap ke-2 tanganku, “apa-apaan ini bebaskan saya, atau saya akan berteriak,” saya coba memberikan ancaman kembali mereka yang coba mengikat ke-2 tanganku, “teriak saja Bu, tidak bakal ada orang yang dengar,” timpal Ani sekalian menolong pak Isa mengikat ke-2 tanganku, Apa yang di ucapkan Ani ada betulnya , tapi walau bagaimanapun saya tidak ingin berserah demikian dengan sulit paya saya berusaha melepas diri tetapi sayang tenagaku kalah besar pada mereka berdua,
    tidak dapat melakukan perbuatan apapun saya cuma bisa meng ikuti mereka waktu membawaku ke kamar pak Isa. Sesampainya di dalam kamar saya di tidurkan di kasur yang tipis, dan Ani ambil sebuah Ponsel dan rupanya Ponsel itu dipakai untuk merekamku, hingga kehawatiranku semakin menjadi. “kalian biadab, tidak tahu terima kasih ****** kalian!” air mataku tidak bisa kubendung kembali saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,
    “ja-jangan, ingin apa kalian bebaskan saya ku minta jangan kacaukan saya,” kataku di antara isak tangis, “siapa suruh ikut serta masalah saya, he…he… maaf bu rupanya ini hari ialah hari peruntungan saya, dan hari yang apes untuk Ibu,” makin lama saya merasa tangannya makin saat masuk dasterku, “tidak dikirah mimpi saya pada akhirnya terkabulkan ,”” lanjutnya sekalian meremasi paha sisi dalamku, “karena itu Bu jangan sukai ikut serta masalah orang,”
    sekarang gantian Ani yang menceramahiku, “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” sekarang saya cuma bisa meminta supaya mereka sedikit kasihan melihatku, tapi sayang apa yang kuharapkan tidak ada, pak Isa tanpa makin buas mainkan diriku Saya cuma bisa menyaksikan pasrah saat dasterku lepas dari badanku, ke-2 payudaraku yang tidak ditutupi apapun kembali bisa ia cicipi, jari-jarinya yang kasar mulai mainkan selangkanganku,
    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. mari Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sekalian mengulum payudaraku seringkali lidahnya sapu putting susuku yang mulai mengeras, “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang seharusnya dianggap, badanku tidak bisa membohonginya meskipun bibirku berbicara tidak, “wa…wa… Ibukan telah mempunyai suami ko’ masih tetap memikat laki seseorang, gak malu ya Bu,”
    Ani melotottiku seakan-akan ingin membalasnya perkataanku barusan, “dasar wanita munafik, saat ini Ibu tahu kan mengapa saya menyenangi pak Isa,”gertak Ani kepadaku, hingga membuat hatiku berasa sangat sakit dengarnya, “aahhkk… pak, hhmm…. pak telah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak bisa diam saat jarinya menyelinap di dalam vaginaku yang telah banjir, perlahan-lahan kurasakan jemari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku, “oo… sedap ya? he…he…” pa Isa ketawa melihatku yang telah makin terangsang, leherku berasa basah saat lidah pak Isa menjilat-jilati leherku yang tingkatan, Dengan kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, hingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun kelihatan olehnya, saya benar-benar sangat rajin cukur rambut vaginaku supaya kelihatan lebih bersih dan seksi.
    Ani berjongkok di antara kakiku, camera Ponsel di tujukan sama persis di muka vaginaku yang sekarang tidak tertutupi oleh satu helai kain, tanpa pikirkan hatiku pak Isa buka bibir vaginaku hingga sisi dalam vaginaku dapat di rekam terang oleh Ani, seringkali jemari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku, “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” saya merasa benar-benar malu sekali di perlakukan semacam itu, baru ini kali saya bertelanjang di muka seseorang bukan suamiku sendiri, “Ha…ha… malu mengapa Bu? ****** saja tidak malu gak pakai pakaian saat ibu malu si…” ucapnya yang makin merendahkan derajatku, sesudah senang mempertunjukkan vaginaku di muka camera, pak Isa tukar posisi dengan Ani untuk memegang kakiku dan pak Isa berjongkok pas di bawah vaginaku,
    Dengan halus pak Isa menciumi pahaku kanan dan kiri dengan berganti-gantian, makin lama jilatannya makin ke atas sentuh tepian vaginaku, “aahkk… telah pak, rasanya benar-benar geli hhmm…” saya berusaha semaksimal mungkin mengatupkan ke-2 kakiku tapi usahaku percuma saja, dengan rakus pak Isa menjilat-jilati vaginaku yang warna pink, dan Ani tanpa senang menyaksikan ke adaanku yang tidak memiliki daya, “cicipin saja Bu, he..he.. saya dahulu sama dengan ibu selalu menampik tetapi ujungnya justru suka” kata Ani tanpa melepas pegangannya pada kakiku,
    Makin lama saya makin tidak kuat, mendadak saya merasa badanku seperti pada aliri listrik dengan tegangan yang lebih tinggi, jika andaikan Ani tidak menggenggam kakiku dengan kuat mungkin sekarang ini muka pak Isa telah terima tendanganku, mataku terbeliak saat orgasme menerpah badanku dengan luar biasa, cairan vaginaku menetes keluar dalam vaginaku, hingga badanku berasa lemas, “ha…ha… bagaimana Bu, ingin lebih enak….” pak Isa ketawa senang, saya cuma bisa menggelengkan kepalaku karena saya tidak sanggup kembali untuk keluarkan suara dari mulutku, perlahan-lahan pak Isa berdiri sekalian menempatkan penisnya pas di muka vaginaku, “aahkk… sakit…” saya memikik saat kepala penisnya menerobos lubang vaginaku, “uuhk… hhmm… perlahan-lahan pak…” pintaku sekalian menarik napas meredam merasa sakit yang sangat benar-benar di vaginaku karena ukuran penis pak Isa lebih besar dari penis suamiku, “tahan Bu, bentar sedap ko’ ” kata Ani yang sekarang melepas ikatan pada tanganku,
    sesudah ikatanku lepas Ani merekam lagi episode panas yang kulakukan, Dengan cepat pak Isa menyikat vaginaku hingga kedengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke vaginaku yang imut, “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”makin cepat sikatannya suaraku makin keras kedengar, “oh yeeaa… sedap Bu, hhmm… rupanya memiaw Ibu masih sempit sekali meskipun telah perna menikah,” ucapnya memujiku, tapi dengar sanjungannya saya tidak merasakan senang tetapi saya meresa jijik pada diriku sendiri, Saya merasa vaginaku seperti pada memasuk benda yang besar sekali yang coba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya benar-benar sangat sakit sekali tapi di lain sisi saya merasa benar-benar menusukati setubuhian pada diriku, sejauh ini saya belum perna rasakan hal ini dari suamiku sendiri,
    “mari sayang, katakan jika tongkol saya enak…” dengan kasar pak Isa meremasi ke-2 payudaraku, “ti-tidak…. ahk… hhmm…” saya dibuat merem terbuka olehnya, “ha..ha.. kamu ingin jujur atau mungkin tidak, jika tidak hhmm… saya akan laporkan semuanya ke suamimu, ha…ha…” ucapnya mengancamku dengan tawa yang menjijikkan, “ja-jangan pak,” saya meminta ke kepadanya, karena takut dengan ancamannya pada akhirnya saya berserah “iya, aahhkk… saya suka…” kataku dengan suara yang nyaris tidak ada, “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan kuat hingga gendang telingaku berasa ingin pecah dengar teriakannya, “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” semaksimal mungkin saya berusaha tabah dan mengharap semua cepat berakhir,
    Sesudah berapakah menit selanjutnya badanku merasa lagi tersengat oleh saluran listrik saat saya alami lagi orgasme yang ke dua kalinya, Dengan kasarnya pak Isa menarik badanku hingga saya berposisi menungging, bokongku yang bundar dan padat menghadap dianya, “hhmm… sangat indah bokongmu sayang” ucapnya sekalian meremasi bongkahan bokongku, “pak, saya minta cepat kerjakan,” “ha..ha.. mengapa Bu, telah gak tahan” berulang-kali bokongku terima pukulan darinya, sebetulnya saya tidak menduga dengan kata-kataku barusan dapat membuatku makin rendah di mata mereka, sebetulnya saya cuma berniat supaya semua permainan ini selekasnya usai tetapi sayang pak Isa tidak inginkan itu, “tenang Bu, rileks saja dahulu?”
    Pak Isa benar-benar pandai mainkan badanku, dengan halus jemari kasarnya menyelusuri belahan bokongku di atas sampai ke bawah belahan vagianaku, pergerakan itu dilakukan berulang-kali hingga bokongku makin kelihatan membusung ke belakang, “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan pergerakan yang halus jarinya masuk keluar dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” rupanya rintihanku membuat pak Isa makin percepat pergerakan jarinya, pak Isa dengan rakusnya menjilat-jilati lagi vaginaku dari belakang dan jari-jarinya masih aktif mengocak anusku. Di saat saya benar-benar terangsang mendadak kami dengar suara ketukan yang kuyakini itu ialah pak Rojak yang baru pulang dari mengantarkan Aldi, “Pak Rojak tolongin saya…” kataku mengharap dia dapat menolongku untuk terlepas dari penghinaan yang ku alami, dengan rileksnya Ani membuka pintu tanpa perasaan takut jika pak Rojak menyampaikan peristiwa ini ke pada suamiku,
    pak Rojak tanpak terkejut saat menyaksikan kondisiku yang di cabuli oleh pak Isa, “pak, tolong ku minta,” kataku memelas, “Wa…wa…. apa-apaan ini, ” seringkali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tidak berhenti-hentinya melihati badan mulusku, “Sudah pak, jangan berlagak ingin menjadi pahlawan jika bapak ingin embat saja, ia telah jadi budaknya saya,” pak Isa mulai merayu pak Rojak dan saya cuma dapat mengharap pak Rojak tidak mempedulikan penawaran pak Isa, “mengapa bengong? sini ikut-ikutan!” ajaknya kembali “jangan pak saya minta tolongin saya,” saya mengiba ke pada pak Rojak, tapi pak Isa tidak ingin kalah ke-2 jarinya buka bibir vaginaku, “bapak simak ni, memiawnya telah basah banget… wanita ini munafik” pak Rojak termenung seakan ada yang di piirkannya, “memiawnya masih sempit lo, apalagi anusnya sepertinya masih perawan,” rayu pak Isa mengharap pak Rojak ingin gabung dengannya untuk nikmati badanku,
    Pada akhirnya pak Rojak tidak kuat menyaksikan vaginaku yang becek terpajang di depannya, “hhmm… oke lah tetapi boolnya untuk saya ya, ” badanku makin berasa lemas, sekarang saya tidak tahu harus minta bantuan ke pada siapa kembali, perlahan-lahan pak Rojak dekatiku, “saat ini Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sekalian tidur terlentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan perlahan saya menuduki penis pak Isa, “eennnggkk…. ” saya menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa tembus lagi vaginaku, perlahan-lahan penis itu ambles ke vaginaku, dengan kuat pak Isa merengkuh pinggangku supaya tidak bisa bergerak, Sesudah melepaskan semua baju yang berada di badannya, pak Rojak dekatiku dengan penis ada di depan anusku seringkali pak rojak menamparkan penisnya ke bokongku, “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya tidak pernah”
    saya berusaha melepas diri saat pak Rojak mulai berusaha masuk anusku, sebelumnya sempat seringkali dia tidak berhasil meembus anusku yang masih perawan, “ha…ha… mari donk Pak, masak kalah dengan cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak supaya selekasnya menjebol anusku, pak rojak yang dengar pengucapan pak Isa jadi lebih brutal dari awal sebelumnya, “AAAAAA….” saya berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak sukses menerobos anusku, tanpa memberi saya napas dia menekan penisnya makin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” saya mendesah ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju undurkan penisnya dalam anusku, “gi mana pak? Sedap kan?” bertanya pak Isa yang sekarang ikut-ikutan memaju undurkan penisnya dalam vaginaku, “eehhkknngg… mantab pak, sedap sekali he….he… hhmm….” makin lama ke-2 pria itu makin percepat tempo permainan kami, Telah beberapa saat berakhir ke-2 orang pria ini belum memberikan jika mereka ingin ejakulasi, dan diriku sedah seringkali alami orgasme yang luar biasa hingga badanku berasa terbuncang oleh orgasmeku sendiri.
    Sesudah beberapa saat saya alami orgasme mendadak pak Isa memberikan jika ia ingin capai klimaks. Semaksimal mungkin pak Isa makin menenggelamkan penisnya ke vaginaku dalam perhitungan beberapa menit kurasakan cairan hangat membasahi rahimku, “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyembur sperma terakhir kalinya, sesudah senang mencemariku pak Isa melepaskan penisnya dalam vaginaku demikian dengan pak Rojak yang melepas penisnya dalam anusku, “membuka mulutmu cepatan,” perintah pak Rojak sekalian menarik mukaku supaya menghadap ke penisnya yang kelihatan berdeyut-deyut, saya benar-benar terkejut sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke mukaku, hingga mukaku ternoda oleh sperma pak Rojak,
    Sekarang saya betul-betul tidak mempunyai tenaga sedikitpun, untuk mengusung badanku saja sangat terasa sangat berat, dan mereka tanpa senang melihatku yang berfoto mengangkang di muka mereka karena ke-2 kakiku dipegangi lagi Ani, sperma tadi di muntahkan pak Isa berasa mengucur keluar dalam vaginaku, ******** Saya duduk di sofa sekalian menyaksikan anak angkatku Aldi yang didampingi suamiku belajar, muka mereka kelihatan benar-benar ceria sekali bertanda jika mereka benar-benar berbahagia, entahlah mengapa mendadak di pikiranku tebersit kembali apa yang terjadi barusan pagi yang menerpa diriku, makin saya berusaha lupakannya rasanya daya ingat itu makin menghantuiku, saya tidak dapat memikirkan jika sampai suamiku ketahui jika saya di setubuhi oleh ke-3 pembantuku sendiri, “hhmm… gi mana Aldi telah negerti belom” kataku sekalian mengucek-ucek rambutnya yang repot hitung masalah yang diberikan suamiku, “ya telah jika demikian mama buatkan minuman dahulu ya, untuk kalian,” kataku yang di menyambut secara pekikan mereka berdua,
    Baru satu cara saya keluar kamar mendadak pergelangan tanganku berasa sakit saat pak Rojak tarik tanganku, “bapak apaan sich!?” gertakku dengan suara yang perlahan, “ssstt… jangan bising…” kata pak Rojak dengan jemari telunjuk di bibirnya, “kelak suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak hanya ingin ini Bu,” ucapnya kembali sekalian mencubit payudaraku, dengan cepat saya undur ke belakang, “jangan bermain-main pak,” seringkali saya melihat pintu kamarku yang terbuka, tapi pak Rojak tidak kehilangan akal ia kembali mengancamku dengan menjelaskan akan membedah semua rahasiaku ke pada suamiku, hingga nyaliku jadi menciut, “oke, hhmm… jika demikian bapak turut saya” kataku dengan suara yang tergetar, karena tidak tahu kembali harus lakukan apa, ia terseyum senang melihatku tidak memiliki daya dengan permintaanya, “maaf Bu, saya maunya di sini tidak di lain tempat,” ucapnya dengan suara yang cukup terang,
    sesudah berbicara semacam itu pak Rojak langsung merengkuhku dengan kuat hingga saya susah bernafas, “hhmm… bauh badan ibu betul-betul memikat saya,” perlahanku merasai lidahnya menjulur ke leherku “pak ku minta, jangan di sini” pintaku ke kepadanya, Pak Rojak yang memahami kekuatiranku langsung membalik badanku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka, “Ibu dapat pikirkan jika sampai orang yang dalam kamar Ibu ketahui apa yang Ibu kerjakan,” gertaknya sekalian menarik rambutku hingga saya harus tutup mulutku dengan telapak tanganku supaya suara terikanku tidak ada oleh suami dan anakku,
    “Pak ku minta jangan di sini,” saya cuma dapat menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang sentuh lantai, dan mukaku menghadap ke sela pintu kamarku yang terbuka, “tahan ya Bu,” ucapnya sekalian membuka dasterku, hingga celana dalamku yang warna hitam terpajang di muka matanya, dengan kasar pak Rojak meremas ke-2 buah bokongku yang padat hingga saya tidak kuat tidak untuk mendesah, “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak dengar kata-kataku tetapi pak Rojak makin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang, “jika kamu tidak ingin kedapatan jangan berbicara,” gertak pak Rojak sekalian memukul bokongku “ta-tapi pak, oohhkk… saya gak kuat,” kataku dengan suara yang perlahan, “ku minta pak mengertilah,” Pak Rojak seakan-akan tidak ingin tahu, sekarang dengan rakusnya pak Rojak menjilat-jilati vaginaku yang tetap tertutup celana dalamku, hingga saya merasa celana dalamku terlihat makin basah oleh air liurnya. Sesudah senang menciumi vaginaku pak Rojak mintaku untuk buka celana dalamku sendiri tetap dengan posisi menungging.
    Benar-benar susah buatku untuk melepas celana dalamku dengan posisi menungging belum juga saya harus bekonsentrasi supaya suaraku tidak keluar dengan keras meskipun pada akhirannya saya sukses turunkan celana dalamku sampai ke lutut, “hhuuu… mantab….” ucapnya sekalian merabahi vaginaku dari belakang, “kamu ingin tahukan bagaimana rasanya ngent*t di muka suamimu sendiri,” ucapnya kembali sekalian menunjuk ke suamiku yang mengajarkan anaku Aldi, “pak, ja-jangan…” saya benar-benar takut sekali jika suamiku menyaksikan ke arahku, mendadak saya di kejutkan dengan jemari telunjuk pak Rojak langsung masuk vaginaku hingga saya terpekik lumayan keras, “sayang… ada apakah? ” kata suamiku dari dalam, saat dengar suaraku. “aahkk… tidak pa, hanya hhmm.. barusan ada tikus melalui,” jawabku sembarangan supaya suamiku tidak berprasangka buruk ke padaku, tapi untungnya suamiku tidak menyaksikan ke arahku, dalam ke adaan terjepit semacam ini pak Rojak asyik permainkan vaginaku dari belakang, “ada tikus??” ucapnya kembali seakan-akan tidak yakin, “apa perlu papah yang usir,” dengar penawarannya napasku teras stop tapi untungnya saya ada banyak akal, “aahhgg… gak perlu hhmm.. pa…” kataku terputus-putus meredam rasa nikmat yang diberikan pak Rojak kepadaku,
    untungnya suamiku tidak berprasangka buruk dengan suaraku, “asyikan Bu, bercakap dengan suami sekalian di mainkan memiawnya,” saya melihatnya dengan muka yang memeras karena gairahku telah di pucuk, “ko’ diam cepat mengajak suami Ibu bercakap,” dengar perkataanya saya segera melotot ke arahnya, “Ibu ingin jika suami Ibu tahu apa yang saat ini Ibu lakukan,” dengar ancamannya saya kembali termenung, Dengan mau tak mau saya ajak lagi suamiku mengobrol, meskipun dalam hati saya merasa khawatir takut jika suamiku mengetahui suaraku yang beralih menjadi desahan, “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang sekarang sedang oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak telah menempatkan penisnya di muka bibir vaginaku hingga seringkali saya terpanjat saat pak rojak menghajarkan penisnya dengan keras ke vaginaku,
    “terserah mama saja… papah sama Aldi turut saja,” “iya ma, apa saja asal sedap,” ikat Aldi, Waktu untuk waktu sudah berakhir hingga hingga kemudian sikapku beralih menjadi sedikit liar dan memulai menyenangi langkah pak Rojak memerkosaku meskipun sebelumnya hatiku berasa prihatin sekali di perlakukan semacam ini, “aahk…. pak hhmm.. sedap,” saya melenggu panjang saat orgasme menerpahku, sekarang setubuhian yang ku alami ganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku, “ohhk… memiaw istri majikan rupanya sedap sekali, ahhkk…” ucapnya yang terus menerus menggoyang penisnya dalam vaginaku, “pak… aahhkk… eehkk… saya, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” ini kali suaraku kedengar benar-benar manja Beberapa saat selanjutnya kami mengeluh bersama saat kepuasan menerpa kami berdua, sesudah merasa senang saya dan pak Rojak membereskan lagi baju kami masing-masing, saat sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sebelumnya sempat kelihatan seyumannya yang tersungging di bibirnya.
    Sesudah membikinkan minuman saya kembali lagi ke kamarku menjumpai anak dan suamiku, mereka kelihatan tanpak suka sekali melihatku datang dengan bawa makanan dan minuman kecil, “ini di minum dahulu, kelak baru di lanjutin kembali,” kataku sekalian menempatkan cangkir dan piring di meja kecil yang dipakai Aldi untuk belajar, “makasi mama…” kata Aldi yang langsung menyikat minuman yang baru ku membuat, entahlah mengapa setiap menyaksikan Aldi hatiku berasa jadi damai, dan semua permasalahan seperti terlewatkan,
    Saya merasa agak aneh, saat suamiku melihatku dengan pandangan menyangsikan hingga saya membulatkan tekad untuk menanyakan ke kepadanya, “ada pa, ko melihat mama semacam itu” kataku sekalian kupas jeruk untuk Aldi yang menulis, suamiku dekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu berbau hhmm… gitulah…” dengar pertanyaannya jantungku berasa stop, “berbau, berbau apa pa?” tanyaku untuk pastikan apa tujuan dari pertanyaan suamiku, “kamu barusan ko’ lama ma,” kami termenung sesaat, “mama setelah dari kamar mandi ya, hhmmm… papah menjadi berprasangka buruk ni,” ucapnya sekalian ketawa melihatku, dengar perkataanya saya jadi sedikit lega, “Iya ni pa, setelah rindu si…” kataku manja sekalian mencubit penis suamiku,
    Sesudah percaya Aldi tertidur nyenyak, suamiku mengjakku untuk melayaninya sepanjang malam jemu. Badanku memang berasa capek karena sepanjang hari harus alami orgasme, tapi di lain sisi saya benar-benar suka karena suamiku tidak curigai saya karena berbau badanku seperti berbau orang yang habis bercinta. Hampir setiap hari saya merangkul kepuasan bersama beberapa pembantuku, kepuasan yang tidak saya peroleh dari suamiku yang membuat saya makin liar.

  • Cerita Sex Diam Diam Berhubungan Dengan Pria Lain Selain Suamiku Sendiri

    Cerita Sex Diam Diam Berhubungan Dengan Pria Lain Selain Suamiku Sendiri


    1762 views

    Saat saya turun dari lift saya menyaksikan seorang pria berdiri didekat bangku di lobi. Saya ada di toko hadiah sekitaran 15 menit dan tidak temukan apapun untuk dibaca.

     

    Cersex Terbaru – Saya berpikir saya akan balik dan melihat TV sampai waktu makan malam. Orang itu tetap berdiri di lobi. Saat saya sampai di lift, dia tiba ada di belakang saya dan naik. Saat kami sampai ke lantai 6, saya keluar dan kembali ke kanan untuk pergi ke kamar saya. Cuma ada 4 kamar di sayap tersebut.

    Ia keluar dan memulai meng ikuti saya. Saya ambil sekitaran 6 cara dan kembali dan berteriak “Apa Anda meng ikuti saya?” Ia melonjak lagi dan berbicara “Saya cuma akan balik kamarku.” Saya biarkan ia pergi melalui saya dan ia pergi ke ruangan paling akhir di samping kiri, pas di samping kamar saya. Saya pergi ke kamar dengan hati kelihatannya saya lakukan hal yang betul, tapi juga sedikit malu-maluin. Saya menghidupkan TV dan berusaha untuk temukan suatu hal untuk dinonton. Sekitaran 15 menit selanjutnya telephone berdering.

    Saya menjawab telephone itu dan berpikiran itu ialah suami saya. Suara di ujung menjelaskan “Hi ini ialah Dale. Saya ada di ruangan samping Anda. Saya cuma ingin menjelaskan maaf sudah menakuti Anda. Saya menjawab “OK , mungkin saya berpikiran berlebihan.” Ia menjelaskan jika ia berpikiran saya lakukan hal yang betul. Ia menjelaskan ia ingin membayar kekeliruannya dengan saya dan bawa saya ke makan malam.

    Saya ucapkan padanya terima kasih tetapi saya sedang menanti panggilan dari suami saya, berpikiran ini akan hentikan apa pun itu yang dipikirkannya. Ia menjelaskan jika ia betul-betul ingin membuat makan malam itu terjadi dan akan bawa saya ke lokasi yang bagus dan Ia akan jemput saya jam 6. Apa yang dapat saya ucapkan tapi “OK”, Sampai bertemu. Ia bertnaya siapa nama Anda? Saya menjawab Beckey. Saya kenakan sweater dan rok hitam yang menerpa pas di bawah lutut.

    Pada sekitaran jam 5 sampai 6 ada rap pada pintu di antara kamar kami. Saya tidak menyaksikan kamar ini bersebelahan. Dale menanyakan apa saya siap dan mengharap saya tidak menambang jika rekan saya tiba. Saya menjelaskan OK tidak jadi masalah dengan saya. Kami pergi ke lobi dan Dale mengenalkan saya ke Larry. Dale mempunyai sebuah mobil carteran dan mendapatkan arah ke restaurant yang baik sekitaran 4 block dari hotel. Kami masuk dan duduk. Saya duduk dan Dale duduk di salah satunya bangku dan Larry duduk di lain sisi. Kami pesan dan mempunyai pembicaraan kecil sekalian menanti makanan tiba.

    Dale sedang bicara dan saya merasa kan tangannya di lutut saya. Saya tidak lakukan apapun dan sekalian bicara tangannya bergerak naik di atas rok saya. Lantas saya merasa Larry lakukan hal yang masih sama. Saya harus mengaku jika saya telah terangsang. Di saat makan datang ke-2 tangan mereka sekitaran 1/2 jalan ke atas kaki saya. Kami usai makan dan kembali tangan mereka ada di kaki saya, ini kali di bawah rok saya. Saya tetap tidak hentikan mereka. check tiba, Dale bayar dan kami tinggalkan restaurant itu.

    Saya merasakan lega jika tidak ada hail yang tidak diharapkan. Dale menanyakan apa saya ingin pergi ke bar. Saya menjelaskan padanya dua minuman yang saya minum di saat makan malam telah lebih dari cukup. Ia dan Larry ke-2 nya ketawa dan kami sedang diperjalanan kembali lagi ke hotel. Dale memarkirkan mobil rentalnya dan kami mulai bicara. Dale membungkuk dan memberikan saya kecupan panjang. Saya menciumnya lagi dan merengkuh ia. Ia menyisipkan tangannya ke bawah pinggang saya dan memulai mengelus pantat saya.

    Larry, yang ada di atas bangku belakang, membungkuk bangku dan memulai mengelus punggung saya. Tangan mereka mendadak mengelus payudara saya. Sesudah beberapa saat Larry menjelaskan silahkan kita pergi ke kamar Dale. Kami kembali lagi ke ruang. Sesudah kami masuk Larry mulai menciumku. Tangannya menluncur ke bokong saya. Dale tutup pintu dan ada ada di belakang saya dan memulai menggosok payudara saya. Ia mengambil langkah undur dan memulai melepaskan sweater saya. Larry pecahkan kecupan lumayan lama karena itu untuk tiba di atas kepalaku.

    Dale selanjutnya melepaskan bra saya dan menyisipkan tangannya di bawah bra untuk menggosok payudara dan putting saya. Sesudah dia melepaskan bra saya, dia buka ritsleting rok saya. Dengan 1 pergerakan, ia melepas rok dan celana dalam saya. Mendadak saya mengetahui jika saya telanjang di muka dua lelaki yang saya jumpai kurang dari 4 jam lalu. Larry dan saya tetap berciuman.

    Saya mulai berpikiran mengenai suami saya. Saya perlu hentikan ini. Tapi semua pikiran itu lenyap saat Dale mulai menggosok vagina saya. Larry bawa saya ke arah tempat tidur ukuran king. Ia tempatkan saya di punggung saya dan memulai menjilat-jilati vagina saya. Saya ada di surga. Lantas saya merasa mulut pada payudara saya.

    Saya merunduk dan menyaksikan jika Dale telah telanjang. Saya ulurkan tangan dan sentuh penisnya. Selainnya penis suami saya itu ialah salah satu penis saya sebelumnya pernah sentuh. Penisnya keras seperti batu. Larry turun dan Dale masuk ke dalam posisi menyetubuhiku.

    Saya meminta untuk menggunakan kondom tapi dia menjelaskan mereka tidak mempunyai apapun itu. Saya demikian terangsang, saya memerintahnya meneruskan tapi tidak tembak dalam vagina saya. Ia tidak menjelaskan apapun dan melaju penisnya di vagina saya. Larry melepas baju dan tiba ke kepala saya. Saya ambil penisnya pada tanganku dan memasukkan ke dalam mulut saya. Saya saat ini punyai kontol memompa di vagina saya dan satu di mulut saya. Hati yang fenomenal. Dale mulai memompa lebih keras. Ia menjelaskan ia akan tembak di mana saya harapkan. Tembak di vagina saya.

    Saya ingin rasakan air mani Anda di vagina saya. Satu pompaan keras lantas dan dia menggerakkan sedalam yang ia dapat. Dia menggenggam masih dan saya bisa rasakan penisnya dan air mani memukul dinding vagina saya.

    Dale turun dan Larry ambil tempat. Dale tiba ke kepala saya dan saya menempatkan air mani yang tutupi kontol di mulut saya dan saya dibikin bersih air maninya sementara Larry sedang menyetubuhi saya.

    Tidak perlu waktu yang lama untuk Larry untuk muncrat. Saat dia usai saya bersihkan penisnya. Mereka selanjutnya tiduran setiap segi saya dan memulai menggosok badan saya dari kepala sampai kaki.

    Itu tidak kelamaan saat sebelum Larry keras kembali dan kita bersetubuh kembali. Ini membawa semakin lama untuk nembak sekarang ini. Saya merasa kan Dale menyaksikan Larry sialan ini dan Dale terangsang kembali. Demikian Larry diambil keluar Dale ambil tempat. Saat dia usai kita cuma tiduran di situ dengan tangan mereka di semua badan saya. Saya seperti wanita yang memperoleh service yang hebat. Larry menanyakan apa saya sebelumnya pernah lakukan DP. Saya menjelaskan padanya jika salah satu orang yang saya punyai sebelumnya pernah berhubungan seksual dengan suami saya. Itu sampai sekarang ini. Ia selanjutnya menanyakan mengenai anal. Saya katakan, saya kerjakan kadang-kadang tetapi tidak begitu menyenangi tersebut.

    Dale mulai mengisap payudaraku kembali dan saya dapat rasakan penisnya makin keras kembali. Larry sudah capai ke bawah dan meraba-raba vagina saya. Ia selanjutnya melaju jarinya di lubang bokong saya. Saya ingin menghentikannya tetapi saya merasakan demikian baik dan saya tidak mau stop. Saya harus mengaku jika saya merasa benar-benar nyaman. Ia mulai memompa keluar dan masuk. Saya tidak yakin jika saya terangsan dengan mempunyai satu jemari ke bokongku. Dia menarik jarinya keluar dan Dale bergulir pada saya dan memulai mengentot saya kembali. Saya mulai kacau-balau untuk ke-5 kalinya dalam kurun waktu kurang dari 2 jam.

    Saya umumnya tidak memperoleh banyak dalam satu minggu. Sesudah Dale tiba, saya menyaksikan jika Larry telah tiba. Saat dia kembali, dia tempatkan sejumlah lotion pada penisnya. Ia menjelaskan ke saya untuk tiduran disebelah saya menghadap Dale. Ia menempatkan penisnya pada bokongku. Dale mulai menghisap payudaraku. Larry Saya tidak percaya saya ingin lakukan ini. Ia menjelaskan “Silahkan kita coba. Saya akan stop di setiap Anda ucapkan. “Ok tolong untuk membawa rileks ya.

    Saya merasa kan penekanan dari penisnya karena segera masuk. Pergerakan lamban itu menyakitkan. Ia stop dan biarkan saya terlatih dengan tersebut. Ia selanjutnya menggerakkan sedikit dalam. Itu menyakitkan tetapi mulai merasa baik di saat yang masih sama. Ia terus menggerakkan pelan-pelan sampai semua penisnya ada dalam.

    Ia menggenggam masih untuk saat yang cepat dan pelan-pelan mulai memompa. Saya tidak yakin jika saya menyenangi ini. Ia mulai memompa lebih keras serta lebih cepat. vagina saya kebakar dengan tidak menyentuhnya. Larry terus menjelaskan begitu ketat bokong saya. Ia melaju bisa lebih cepat dan memuncratkan air mani di atas bokongku. Ia tinggalkan penisnya di bokong saya sampai menghaluskan dan jatuh. Saya tinggal dengan mereka semalaman tapi tidak dapat tidur. Setiap saya akan tertidur salah satunya pada mereka ingin menyetubuhiku. Sekitaran 7 Dale menggugah saya dan ia keras .

    Ia menjelaskan ke saya untuk duduk di atas nya dan naik kemaluannya. Sementara saya naik Dale, Larry mendapatkan belakang saya dan menjelaskan ke saya untuk tahan. Saya selanjutnya merasa kemaluannya menggerakkan pada lubang bokongku.

    Itu semakin lebih ketat tetapi dia sukses masuk. Mereka berdua mulai memompa. Saya tidak dapat memberitahukan Anda berapa baik rasanya. Dale tiba pertama dan Larry beberapa saat selanjutnya. Saya punyai air mani yang keluar vagina saya dan bokong saya. Larry menjelaskan “silahkan kita pergi makan pagi.” Saya katakan saya perlu mandi pertama. Dale menjelaskan tidak butuh mandi cuma sikat gigi dan sisir rambut saya saja. Saya pergi ke kamar mandi dan pipis. Ada air mani menetes keluar vagina saya dan bokong.

    Saat saya keluar Larry memberikan sweater dan rok saya untuk digunakan. Saya menjelaskan ke mereka saya perlu celana dalam saya. Mereka berdua menjelaskan tidak apa pergi tanpa celana dalam. Saya ucapkana OK tapi bila orang berbicara apapun mereka betul-betul berutang ke saya. Sesampainya dalam lift sayan bisa rasakan air mani menetes di kaki saya. Saya katakan saya harus kembali dan membersihkan. Satu kali lagi ke-2 nya menjelaskan Saya tidak butuh pergi.

    Saat kami duduk di atas meja, saya pastikan rok saya tarik ke bawah untuk tutupi air mani yang bocor.

    Dale menyisipkan tangannya di bawah meja dan melaju itu sekitaran 1/2 jalan. Saya berpikir pelayan tahu apakah yang sedang terjadi tetapi tidak menjelaskan apapun. Sesudah kami usai, kami kembali lagi ke kamar. Larry menjelaskan dia ingin mempunyai satu perputaran kembali saat sebelum saya harus bersiap-sedia untuk pergi. Mengapa tidak. Saat saya melepas rok saya , saya menyaksikan posisi luar buat saya menempati. Mereka berdua ketawa.

    Saya mengentot dengan mereka 1x kembali. Saya ambil rok saya, sweater dan bra. Saat saya menggunakan celana dalam saya Dale menanyakan apa dia dapat mempunyai celana dalamku. Saya memberikannya ke Dale dan Larry memberikanku kecupan. Kami memberikan E-mail kami keduanya hingga kita dapat masih tetap terkait bila kami sedang pada sebuah wilayah. Saya selanjutnya pergi ke kamar untuk bersiap-sedia untuk pergi. Saya pergi mandi dan usai pengepakan. Pada penerbangan pesawat pulang ke rumah yang dapat saya sedang pikirkan ialah begitu besar saya merasa kan dan bagaimana saya tetap terangsang.

    Saya bersumpah saya bisa rasakan air mani mereka dalam diriku. Saat saya sampai di dalam rumah suami saya menanyakan apa yang terjadi. Saya menjelaskan padanya saya ingin ia sekarang ini. Kami mengentot seringkali malam itu, lebih dari yang umumnya kita kerjakan dalam satu minggu.

    Saya E-mail Dale dan Larry menjelaskan ke mereka jika saya hamil. Saya tidak paham tentu siapa ayah anak itu, tetapi sepanjang yang saya berpikir itu suami saya. Saya masih ingin menyaksikan dan bermain-main dengan kalian berdua kembali. Itu hal yang paling menggembirakan yang saya punyai dalam tahun ini.

  • Cerita Sex Berhubungan Denga Gadis Yang Paling Cantik di Sekolah

    Cerita Sex Berhubungan Denga Gadis Yang Paling Cantik di Sekolah


    1898 views

    Patricia duduk di atas bangku belakang mobil bersama Ayahnya. Sementara pengemudinya mengemudikan mobil tersebut. Mereka baru pulang dari acara pesta pernikahan putra rekanan usaha Ayahnya. Di saat tersebut Patricia berbicara,

    Cersex Stw – “Aduh, kok kepalaku cukup pusing dan perut mual ya.”
    “Apa karena mungkin dampak makanan barusan,” bertanya Ayahnya.
    “Dapat selesai. Awalnya saya tidak apapun kok.”
    “Memang kamu demam?”
    “Tidak sich, saya tidak merasa demam. Hanya pusing dan mual saja.”
    “Ingin singgah ke dokter dahulu?”
    “Bisa dech.”

    Terkini Pada akhirnya mereka singgah ke dokter praktik yang searah dgn tempat tinggalnya. Sesampai pada tempat dokter, mereka harus menanti di ruangan nantikan kurang lebih 15 menit. Waktu tersebut ada seorang bapak-bapak dan dua lelaki muda yang semenjak kedatangan Patricia, menjadi melihat-lirik ke arahnya. Tidak harus bingung. Karena kedatangan Patricia demikian menonjol disana. Ibaratnya dunia ini putih hitam saat sebelum hadirnya. Semenjak hadirnya, jadi penuh warna. Karena wanita itu benar-benar cakep dan menarik. Bentuk badannya juga cantik. Kulitnya putih. Ditambahkan lagi saat itu dia memakai minyak wangi mahal dan berhias penuh karena mendatangi acara pesta pernikahan. Wuaahh! Sudah pasti dia segera mengundang perhatian beberapa orang disitu dan mereka yang punyai pikiran kotor (seperti 3 orang barusan) saat itu juga menjadi langsung mupeng memikirkan mukanya yang cakep dan badannya yang seksi menarik.
    Gaun acara pesta yang dikenainya saat itu warna putih berbahan kain yang tebal dan benar-benar cocok dgn badannya. Tidak terlalu kecil dan tidak kebesaran, benar-benar cocok melekat di badannya. Hingga kelihatan terang keelokan bentuk badannya. Pinggangnya yang ramping, pinggulnya yang mencolok, dan dadanya yang mencolok dibalik gaun tebal yang membalut badan cantik tersebut. Ditambahkan juga, belahan dada atas yang sedikit terlihat. Wajarlah, namanya gaun acara pesta wanita. Meskipun tidak dapat disebutkan benar-benar terbuka, tapi tetap memperlihatkan ke-sexy-an penggunanya. Apalagi jika penggunanya ialah Patricia! Membuat orang sakit juga dibikin menjadi mupeng dan lupa akan sakitnya, seperti 3 orang barusan.

    Pada akhirnya diundanglah nama Patricia. Dan masuk Patricia kedalem didampingi oleh Ayahnya. Memang patut jika Ayahnya masuk menemaninya. Anak wanita usia 18 tahun pasti tidak bagus didiamkan masuk sendiri ke dalam kamar tertutup berdua dgn dokter lelaki yang umurnya dalam saat puber ke-2 . Apalagi jika anak wanitanya secantik dan se-sexy Patricia. Apalagi hal tersebut dapat membuat orang mupeng yang sedang menanti di ruangan nantikan menjadi melayg-layg pemikirannya membaygkan peristiwa yang nggak-nggak di dalam ruang itu (benar tidak sich? hehehe). Dokter yang mengeceknya ialah dokter Warsitho. Umurnya 40 tahun lebih. Mukanya kebapakan dan papar bahasanya benar-benar santun kelihatannya dia asal dari kelompok priyayi.

    Dia dengarkan dgn penuh pemahaman sekalian melihat Patricia dgn serius. Tapi gantenggnya benar-benar susah diterka apa dia dengarkan serius keluh kesah Patricia atau mungkin sembunyi-sembunyi mupeng dgn wanita itu? Sesudah dengar keluh kesah Patricia, dia akan mengeceknya di ruangan check.. Ruangan check ialah ruang kecil di dalam ruangan diskusi itu yang terbatasi oleh swinging door yang tidak ada kuncinya. Patricia masuk ke dalam ruangan check itu bersama dokter Warsitho tanpa diantarkan Ayahnya. Mungkin Ayahnya tidak ikut-ikutan masuk karena dia tidak ingin menyaksikan waktu Patricia buka pakaiannya. Apalagi kondisinya cukuplah aman karena ruangan check itu cuma terbatasi swinging door yang tidak ada kuncinya. Hal tersebut diterangkan oleh dokter Warsitho karena dia tidak mau orang berpikir yang bukan-bukan jika dia punyai niat buruk pada putrinya. Apalagi dia sadar jika Patricia itu ialah wanita muda yang hebat cakepnya dan seksi juga.

    Di dalam ruang itu, seperti umumnya dokter Warsitho akan mengecek dgn alatnya. Karena itu dia berbicara dgn santun,
    “Maaf dik, pakaiannya tolong dibuka sesaat ya.”
    “Wah, jika ini saja apa tidak dapat, dok?”
    “Ngerinya kurang terang, tetapi ok, saya coba dahulu ya.”
    “Aduh, maaf, mungkin pakaian kamu ini terlampau tebal, menjadi saya tidak dapat dengar.”
    Mendadak Patricia jadi terlihat resah.
    “Aduh bagaimana ya…”
    “Hanya sesaat saja kok,” kata Dokter Warsitho dgn senyuman pemahaman seakan dia mahfum akan kegelisahan wanita ini. Dia memahami jika wanita muda seperti ia, pastilah risi jika diminta buka pakaiannya di muka seorang pria berusia seperti dianya. Meskipun ke seorang dokter sekalinya.
    “Saya cuma ingin mengecek sisi perut kamu yang mual tersebut. Tidak lama kok.. Paling beberapa saat.”
    “Apa tidak ada jalan lain, dok?”
    “Ya tidak ada. Kalau kamu ingin pulih ya perlu dicheck,” ucapnya mulai tidak sabar. Dia merasa sedikit tersinggung karena disangkanya pasti wanita ini menduga dia punyai pikiran yang bukan-bukan.
    “Ehmmm….ok dech,” kata Patricia dgn sangsi.

    Tapi yang dilaksanakan Patricia kemudian benar-benar aneh. Semestinya dia buka retsleting gaun dipunggungnya. Tapi yang dilaksanakan malah dia mengusung rok gaunnya itu dan meningkatkannya ke atas sampai ke pangkal pahanya. Baru selanjutnya diakuinya jika gaun itu sisi pinggangnya ketat. Hingga mustahil dia mengusungnya lagi hingga ke perutnya. Hingga pada akhirnya gaunnya di turunkan lagi. Tetapi dia telanjur memperlihatkan pahanya yang putih mulus dan celana dalam warna coklat mudanya di muka dokter Warsitho.

    “Tidak perlu demikian dik,” kata dokter Warsitho ternyata dia bingung dan memulai berprasangka buruk jangan-jangan wanita ini cakep cakep tetapi perubahan otaknya cukup tidak kelar.
    “Saya hanya ingin check perut kamu pada bagian sini yang barusan kamu katakan cukup sakit itu,” ucapnya sekalian menunjuk sisi atas perutnya sendiri dgn keinginan agar Patricia memahami tujuannya tanpa perlu menjelaskannya dengan eksplisit.
    “OK,” kata Patricia dgn kurang kuat. Ternyata pada akhirnya Patricia memahami . Karena dia mulai buka retsleting gaunnya di punggungnya. Setelah sebelumnya sempat ragu sesaat, di turunkannya gaun itu sampai hanya perut.

    “Ahh!”

    Dokter Warsitho secara spontan berseru terkejut dan matanya terbeliak. Karena sekarang sisi atas badan Patricia telanjang tidak ada penutup satu helai benang juga! Hingga dia dapat menyaksikan terang buah dada ranum yang cantik punya wanita muda yang menarik khususnya untuk pria seumur seperti dianya tersebut. Semenjak barusan dia telah agak-agak mupeng dgn kecantikan dan ke-sexy-an wanita ini. Apalagi saat ini disajikan panorama cantik semacam itu dalam jarak demikian dekat! Buah dada putih itu terlihat padat berisi dan kuat dgn ke-2 puting imutnya yang fresh kemerahan mencolok di depan. Apalagi ac ruang yang cukup dingin, membuat puting buah dada Patricia menjadi semakin perky dan mencolok.

    Dokter Warsitho telah belasan tahun jadi dokter dan dia cukup kerap mengecek pasien wanita. Tapi saat itu jantungnya berdegap kuat menyaksikan buah dada ranum yang cantik dan fresh terpajang terang di muka matanya. Dan itu bukan dada seorang ibu-ibu 1/2 usia yang bodynya sudah tidak karuan, tetapi itu dada punya wanita muda yang cakep!

    Gaun acara pesta Patricia itu memanglah bukan gaun yang membeli menjadi tetapi gaun yang khusus dibikin untuk dianya. Karena itu itu gaun itu demikian cocok di badannya. Apalagi Patricia termasuk wanita yang benar-benar perhatian dalam hal menjaga badannya hingga dia tidak kegemukan sejak gaun itu dibikin. Dan pada bagian depan gaun itu sudah ada seperti bra yang melekat jadi satu dgn gaun tersebut. Hingga penggunanya tidak harus menggunakan bra kembali.

    Pasti untuk membikin gaun semacam ini tidak mudah karena harus diukur benar-benar tepat agar cocok digunakan oleh sang pengguna. Tidaklah aneh jika gaun itu mahal harga dan pembikinnya juga ialah seorang penjahit hebat (omong-omong, penjahitnya wanita bukan lelaki). Tersebut penyebabnya mengapa sejak dari barusan Patricia terlihat sangsi untuk turunkan gaunnya. Karena untuk buka sisi perut pasti harus melalui dada. Sementara dia tidak menggunakan bra yang terpisahkan dari gaunnya tersebut. Dgn di turunkannya gaun itu pasti automatis dadanya menjadi terbuka bebas.

    Awalnya disangkanya dokter dapat mengecek dianya tanpa dia perlu buka gaunnya. Jika tahu ini, pasti dia tidak kesini saat sebelum pulang ke rumah dan mengganti baju dahulu. Tetapi karena telah telanjur sampai di sini dan masuk ke dalam ruangan check dan takut dokter itu tersinggung, menjadi ya bolehkah buat, mau tak mau direlakan dadanya disaksikan dokter tersebut. Itu toh untuk kesehatan dianya. Yang tidak terang ialah ajakan terkejut dokter Warsitho barusan ialah benar-benar terkejut atau mungkin karena terpesona oleh buah dada wanita muda ini?

    Tapi dokter Warsitho ternyata tahu bagaimanakah cara berlaku dengan professional. Karena sesudah sesaat terkejut dan secara spontan melihat buah dada ranum yang cantik itu, dia selekasnya mengalihkan mukanya 30 derajat waktu melekat-nempelkan alatnya itu di sejumlah tempat di perut Patricia. Tetapi, sebetulnya, apalah maknanya mengalihkan muka semacam itu, karena toh dia bisa menyaksikan dgn terang sekali dalam posisi semacam itu. Karena jaraknya memang demikian dekat. (Tetapi memang jika tidak bisa menyaksikan benar-benar, malah lebih bahaya. Jika salah tempat justru lebih genting .) Selang beberapa saat, dia berbicara,

    “OK, telah usai,” sekalian melihat muka Patricia. Pasti waktu itu juga dia dapat menyaksikan buah dadanya dgn terang sekali tanpa perlu melihatnya langsung. Tapi kemudian justru pandangan matanya melihat ke buah dada telanjang itu, sebelumnya terakhir ditutup lagi dgn gaun tersebut.

    Sesudah dgn rapi Patricia tutup gaunnya kembali, Dokter Warsitho berbicara,

    ” Semestinya jika tahu demikian barusan kamu tidak perlu dicheck. Dapat segera saya kasih obat saja.”
    (Sangat aneh, mengapa bicaranya baru saat ini ya??) Kemudian kembalilah mereka ke ruangan diskusi tersebut.
    “Bagaimana dok?”
    “Ooh, tidak apapun kok. Bukan permasalahan serius. Karena mungkin salah makanan saja,” ucapnya sekalian senyuman-senyum. Entahlah apa tujuan senyumnya tersebut.

    “Apalagi putri bapak badannya benar-benar sehat dan ini muda. Hingga sakit apa pun itu cepat pulihnya. Oh iya, omong-omong, putrinya usia berapakah?”
    Aneh dokter ini, ngapain tanya usia semua?
    “18 tahun.”
    “Ooh, masih terbilang muda sekali. Badan masih tetap fresh. Tentu cepat pulih. OK, ini saya kasih resepnya.”
    “Terima kasih dok.”
    “Sama. Kelak kalau belum pulih , jangan sungkan-sungkan singgah ke sini kembali.”
    “Dan ingat,” imbuhnya,
    “Kesehatan badan itu wajib sekali.”‘

    Patricia sedang memakai mobilnya ke arah tempat fitness. Dia mulai rajin olahraga karena ingin agar badan masih tetap bugar. Disamping itu untuk jaga agar berat dan bentuk badan masih tetap bagus. agar otot-otot badan masih tetap kencang. Khususnya sisi buah dadanya. Dia cemas jika buah dadanya akan cepat melembek atau sagging. Apalagi akhir-akhir ini mulai kerap diremas-remas dan terbuncang-guncang karena benda tumpul. Dia tidak mau buah dadanya menjadi melembek dan buruk sesudah usia 30-an atau akhir 20-an. Karena itu dia rajin olahraga mulai dari sekarang ini. Saat sebelum semua telat. Meskipun masih terbilang muda, tetapi dia cukup wise ternyata. Sesudah memarkir mobilnya, selang beberapa saat masuk dia ke arah tempat fitness tersebut. Disitu lumayan banyak orangnya. Ada yang tua atau yang seumuran ia ataupun lebih tua sedikit.

    Baik lelaki atau wanita. Saat itu Patricia menggunakan celana pendek putih yang cukup pendek. Hingga terlihat terang pahanya yang putih mulus. Sementara atasannya dia menggunakan kaus tanktop ketat tanpa lengan warna kuning. Terlihat terang dadanya yang mencolok dibalik kaus tanktopnya tersebut. Dan terlihat sedikit belahan sisi atas dadanya karena kaus yang dikenai itu berleher rendah. Rambutnya digulung-gulung dan diikat. Agar tidak mengusik waktu olahraga. Dia saat itu siap-siap meng ikuti kelas aerobik. Di dalam ruang itu ada banyak lelaki dan bapak-bapak yang semenjak sebelumnya mencuri-curi pandang kearahnya. Selang beberapa saat, dimulailah latihan aerobiknya.

    Sepanjang satu jam penuh Patricia fokus penuh dgn exercise-nya tersebut. Tapi yang kasihan lelaki-lelaki dan beberapa bapak disana karena banyak yang terpecah fokusnya. Sesudah usai aerobik, badan Patricia jadi basah penuh dgn keringat dan napasnya tersengal-sengal. Kaus tanktop-nya sekarang menjadi basah kuyup karena keringatnya. Hingga menjadi basah melekat di badannya. Dan bra yang dikenai di dalemnya menjadi tercetak dgn terang, khususnya karena berwarna yang cukup gelap. Dia tidak segera mandi di shower tetapi menanti sampai dianya cooling down dan badannya kering lebih dulu. Dia melepaskan ikatan rambutnya hingga sekarang rambutnya tergerai bebas. Rambutnya juga menjadi cukup basah karena keringat di kepalanya.

    Saat itu dia jalan ke arah sisi lain, ke arah tempat latihan kencangkan otot dgn memakai alat. Sedikit orang yang olahraga disitu saat itu. Saat itu dia lakukan suatu hal, yang jika orang menyaksikannya, tentu dibikin mupeng setelah oleh perbuatannya tersebut. Karena mendadak dia melepaskan kaus tanktop yang menempel basah di badannya tersebut. Yang menyaksikannya cukup kecewa karena di dalemnya bukan bra biasa yang tipis dan seksi tetapi sport bra. (Sport bra ialah bra khusus dipakai untuk olahraga menjadi memiliki bentuk semakin lebih besar dan kuat dibandingkan bra biasa.

    Peranan intinya selainnya tutupi dada membuat perlindungan buah dada dari guncangan waktu lakukan olahraga yang karakternya “high impact”, seperti aerobik baru saja). Sebetulnya untuk sajam saat ini ialah hal yang cukup normal wanita cuma menggunakan atasan sport bra doang pada tempat fitness. Tetapi tetap ada yang mupeng dibikinnya karena bagaimana juga melihat panorama wanita melepaskan pakaiannya, meskipun di dalemnya masih tetap ada susunan yang tutupi badannya, pasti adalah panorama yang benar-benar menggairahkan untuk lelaki. Apalagi jika wanitanya cakep dan badannya putih mulus dan seksi seperti Patricia. Waktu Patricia sedang jalan-jalan dan melihat- saksikan orang yang olahraga disana, mendadak ada suara yang panggilnya. Suara yang tidak asing untuknya.

    Itil V3
    “Patricia?! Lho kok kamu ada di sini?” Patricia selekasnya melihat ke hadirnya suara,
    “Eh, Pak Rohmad. Lho, kok bapak ada juga di sini?”
    “Saya khan part-time instructor di sini. Kamu telah lama fitness di sini?”
    “Baru bulan kemarin joinnya.”
    “Sangat bagus kamu turut fitness di sini. Karena olahraga itu sangat penting untuk kesehatan badan. Dan kesehatan badan itu wajib sekali maknanya,” kata Pak Rohmad.
    “Sepakat Pak. Karena itu saat ini saya olahraga dgn teratur. Agar badan masih tetap sehat,” kata Patricia.

    Seterusnya mereka bercakap-cakap sesaat.
    Pak Rohmad ialah guru olahraga di sekolah Patricia. Di umurnya yang akhir 30-an atau awalnya 40-an itu, dia termasuk seorang dgn stamina yang lumayan tinggi dan fisik yang kuat. Mahfum, dia ialah orang yang rajin olahraga beragam jenis. Badannya kekar. Kulitnya sawo masak. Rambutnya dipotong cepak dan berkumis, membuat gantenggnya terlihat ganas. Pak Rohmad ialah suami dari Bu Ratinuk, kepala sekolah di sekolah tersebut. Walau badannya kekar, tapi Pak Rohmad termasuk sebagai suami takut istri. Karena mungkin Bu Ratinuk ialah atasannya di sekolah. Atau karena mungkin Bu Ratinuk semakin tinggi pendapatannya. Atau karena mungkin Bu Ratinuk asal dari keluarga cukup kaya. Atau karena mungkin Bu Ratinuk orangnya benar-benar cerewet. Hingga dalam kehidupan setiap hari Pak Rohmad semakin banyak menurut dan tidak berani menantang istrinya. Cuman satu saja Bu Ratinuk selalu menurut dan kalah dgn suaminya, yakni saat di atas tempat tidur. Dalam ini, Bu Ratinuk benar-benar senang dgn “performnce” suaminya tersebut.

    Beberapa waktu mereka bercakap-cakap itu, sembunyi-sembunyi kemaluan Pak Rohmad menjadi mengeras .
    Umumnya dia menyaksikan Patricia di sekolah waktu dia selalu menggunakan baju seragam yang rapi dan santun. Dia mengetahui wanita ini selalu menggunakan bajunya dgn rapi. Bahkan juga menyaksikannya menggunakan baju olahraga sekolah juga jarang-jarang sekali atau justru sebelumnya tidak pernah. Karena dia ialah guru olahraga untuk siswa lelaki. Dan guru olahraga untuk siswa wanita ialah Bu Zaire. Dan olahraga untuk lelaki dan wanita selalu dipisah. Tapi sekarang Patricia benar-benar berlainan. Dia terlihat demikian seksi dgn baju yang kurang menempel di badannya. Dia menyaksikan Patricia yang badannya cuma dibalut sport bra dan celana pendek sport yang betul-betul pendek dan cukup ketat. Sementara beberapa badannya ter-ekspos dgn terang.

    Dalam jarak demikian dekat dia dapat menyaksikan dgn terang daya magnet seksual anak didiknya itu yang demikian
    menarik dan menghidupkan gairah tiap lelaki normal, termasuk dianya saat itu. Mukanya yang elok innocent. Badannya yang basah mengkilat penuh dgn keringat. Rambutnya yang cukup basah karena keringat, tergerai dgn bebas. Kulitnya yang putih mulus. Dadanya yang mencolok dibalik sport branya. Belahan atas buah dadanya yang terbuka seakan memikat untuk membikin beberapa lelaki termasuk dianya ingin tahu seperti apakah memiliki bentuk keseluruhannya.

    Perut dan ke-2 tangannya yang telanjang. Pahanya yang putih mulus kelihatan terang sampai nyaris pangkalnya. Pinggulnya yang mencolok dibalik celana sport yang pendek dan ketat tersebut. Hingga Pak Rohmad, yang di sekolah selalu berlaku santun, sekarang menjadi mupeng dgn Patricia, wanita favorite sekolah tersebut. Kemudian Pak Rohmad bawa Patricia berkeliling-keliling sekalian memperlihatkan sejumlah alat olahraga. Tujuan bagusnya pasti menerangkan faedah beberapa alat itu pada anak didiknya. Tapi dia punyai maksud tertentu, untuk bersihkan mata nikmati badan Patricia yang seksi dan mulus tersebut. Mumpung dia dapat peluang sangatlah baik hari tersebut. Belum pasti dia mendapatkan peluang semacam ini kembali.

    Patricia menggunakan kaus olahraga tanpa lengan dgn celana pendek yang ketat. gelorabirahi.com Ini kali dia
    olahraga latih otot badannya khususnya anggota badan depannya.. Saat itu dia sedang dituntun oleh Pak Rohmad. Ternyata dia menyengaja cari peluang agar dapat “menuntun” Patricia olahraga dengan betul. Dan hari itu pada akhirnya dia mendapatkan peluang yang diidamkan tersebut. Saat itu Patricia sedang duduk di alat fitness tersebut. Ke-2 tangannya bergerak buka dan tutup sekalian menggenggam sisi dari alat itu (tidak tahu apa nama alat ini. Tetapi alat ini ada selalu pada tempat fitness). Sementara Pak Rohmad di sampingnya memerhatikannya. Apa yang diperhatikannya? Memerhatikan exercise yang dilaksanakan Patricia tentu saja.

    Tapi benar-benar susah dipercayai jika sejak dari barusan dia tidak sekalian memerhatikan paha Patricia yang putih mulus tersebut. dadanya yang mencolok dibalik pakaian olahraganya. Apalagi waktu Patricia buka tangannya, membuat dadanya terlihat lebih terbuka dan membusung. Dan tempatnya yang berdiri semakin tinggi dibandingkan Patricia yang sedang duduk, membuat bisa menyaksikan semakin banyak gumpalan daging buah dada Patricia. Kemudian Patricia latihan sit up. Pak Rohmad memotivasinya untuk mampu melakukan 40 kali.

    Hingga kemudian Patricia sukses melakukan 40 kali. Setiap Patricia membungkuk di depan dan mengusung badannya, Pak Rohmad selalu berusaha melihat gundukan buah dada sisi atas wanita itu yang kelihatan dari sela pakaiannya. Hingga dia dapat menyaksikannya sekitar 40 kali . Kemudian Patricia berbaring tengkurap di atas matras yang cukup tinggi. Sementara Kakinya disangkutkan ke alat fitness dgn dikasih beban. Selanjutnya kakinya digoygnya turun naik dan ditekuk untuk mengusung beban tersebut.

    Pak Rohmad memantaunya sekalian melingkari dari sisi, belakang, dan depan. Hingga dia dapat memberikan nasihat dan berikan motivasi anak didiknya tersebut. Sementara matanya pasti jelalatan melihati badan seksi yang sedang tengkurap tersebut. Apalagi dia dapat dgn bebas memelototinya tanpa risiko kedapatan khususnya waktu dari sisi dan ada di belakang. Waktu dari sisi: dia dapat memelototi dgn terang pinggul Patricia yang mencolok yang terikat celana pendek yang ketat dan seksi tersebut. Bisa juga menyaksikan punggung wanita yang sedang tengkurap itu keseluruhannya. Waktu ada di belakang: dia dapat melihat pahanya yang putih mulus dan pinggul dan sisi kemaluannya yang tertutup celana pendek tersebut. Waktu di muka: dia dapat menyaksikan gundukan buah dada sisi atas yang kelihatan dari belahan leher pakaiannya.

    Paling akhir Patricia latihan mengusung badannya. Ke-2 tangannya raih dua ring di atas kepalanya. Selanjutnya berusaha mengusung badannya ke atas. Ini benar-benar sangat berat. Hingga Pak Rohmad menolong mengusungnya ke atas dgn menggenggam pinggangnya dan kaki dan pahanya. Waktu menggenggam pinggang, pasti dia tidak menggenggam pakaiannya tetapi kulit pinggangnya. Karena menggenggam pakaiannya tentu saja akan licin. Selainnya pinggang terkadang dia menolong mengusung badan Patricia dgn menggenggam paha wanita tersebut. Bahkan juga sempat dia melingkarkan ke-2 tangannya di paha Patricia sekalian dia berdiri ada berada di belakangnya dgn jarak benar-benar dekat. Hingga kepalanya menyentuh hampir pinggul wanita tersebut.

    “Bagaimana rasanya, Patricia,” bertanya Pak Rohmad sesudah sesion latihan itu usai.
    “Wah, cape sekali dan badan menjadi pegal-pegal sich Pak. Tetapi rasanya sedap sekali. Apalagi kelak malem, dapat tidur sedap dech,” kata Patricia.
    “Memang olahraga itu penting untuk kesehatan badan,” kata Pak Rohmad. Apalagi olahraga yang memberi kepuasan batin, kata Pak Rohmad dalam hatinya. Tidak lama kemudian…

    Patricia sedang telanjang bundar di dalam kamar mandi fitness tersebut. Dia menyirami beberapa sisa sabun di badannya dgn air hangat yang keluar shower. Pak Rohmad sudah berdiri telanjang bundar di dekatnya. Jarak di antara ke-2 nya paling sekitaran 1/2 mtr. saja. Sudah pasti kemaluannya juga sudah ikut-ikutan “berdiri”. Tetapi walau demikian ke-2 nya tidak dapat sama-sama menyaksikan. Karena seorang ada di ruang khusus wanita dan yang lain kembali di ruang khusus lelaki yang pintu masuk ke-2 nya jauh. Namun kebenaran saat itu ke-2 nya ambil tempat di ujung. Hingga jika diukur dgn GPS, ke-2 nya berdiri benar-benar bersisihan. Namun ada tembok pembatas yang tebal.

    Malamnya,
    Pak Rohmad tampil hebat di atas tempat tidur, hingga Bu Ratinuk istrinya yang umumnya cerewet saat itu menjadi “jinak” dan demikian penurut padanya.. Dan demikian kondisi selanjutnya. Pada beberapa hari di mana Pak Rohmad “menuntun” Patricia olahraga dengan betul, malamnya dia selalu tampil dgn lebih gagah.

    Matahari barusan tenggelam. Hari sudah beralih menjadi gelap. Situasi sekolah itu terlihat sudah sunyi dan tidak kelihatan seorang juga. Jika orang menyaksikan di luar, pasti mereka menduga jika di dalam kompleks sekolah yang besar itu tidak ada seorang manusia juga. Tapi hal tersebut tidak betul. Sebab ada rumah Pak Sarip yang berada pada bagian belakang sekolah yang ditempati oleh penghuninya, yakni Pak Sarip dan Bu Sarip. Tetapi pada bagian depan kompleks sekolah, semestinya tidak ada orang sama sekalipun. Apalagi pintu gerbang yang menyambungkan sisi depan dan belakang sekolah sudah digembok dari depan. Hingga Pak Sarip juga tidak dapat masuk ke dalam wilayah ini. Andaikan dia ingin keluar kompleks, dia harus keluar melalui pintu belakang sekolah. Selainnya mereka, semestinya tidak ada seseorang di dalam kompleks sekolah tersebut..

    Tapi…ternyata tidak betul . Karena di dalam satu ruang tertutup, persisnya di dalam aula olahraga pada bagian depan sekolah, beberapa lampu berpijar dan kedengar beberapa suara aneh di dalemnya. Hantukah itu??? Rupanya bukan hantu. Di dalam aula itu terdapat dua orang yang segalanya serba berbeda, yakni berbeda tipe kelamin, berlainan angkatan, ketidaksamaan warna kulitnya kontras sekali, tapi ke-2 nya sedang asyik lakukan satu aktivitas olahraga dengan bersama. Dan olahraga yang dilaksanakan itu bukan olahraga biasa. Karena wanita muda dan putih itu terlihat sedang mendesah-desah. Dianya sedang ditindih oleh bapak berkulit sawo masak yang umurnya sekitaran 40 tahunan. Ke-2 nya telanjang bundar. Kemaluan bapak itu sudah menyikat-nyodok ke dalam kemaluan wanita putih barusan. Rupanya wanita itu ialah Patricia, siswa favorite sekolah tersebut. Dan bapak yang sedang menindihnya itu ialah Pak Rohmad, guru olahraga sekolah tersebut. Karena itu mari kilas balik sebentar…

    Sore itu usai praktikum, Patricia tidak segera pulang ke rumah. Dia bermain dgn sejumlah temannya, berganti-gantian melemparkan bola basket ke dalam ringnya. Di ujung satunya ada banyak siswa dari kelas lain lakukan hal yang sama. Disamping itu ada juga sejumlah siswa yang sedang sekedar duduk sekalian bicara dan bergurau. Dalam pada itu, pada bagian lain ruang, Pak Rohmad sedang mengajarkan olahraga ke siswa kelas siang. Olahraga yang diberikan saat itu ialah senam matras, seperti roll depan, roll belakang, dan lain-lain. Sesudah jam pelajaran olahraga usai, Pak Rohmad bertandang ke beberapa anak yang sedang bermain basket itu selanjutnya dia memberikan contoh dan saran-masukan ke mereka. Kemudian dia meberbicara dgn siswa-murid yang sedang sekedar duduk tersebut. Selang beberapa saat Pak Rohmad bersama tiga siswa lelaki jalan ke matras yang awalnya digunakan buat olahraga itu dan bicara berkenaan olahraga matras disitu. Selang beberapa saat Patricia merasa cukup bermain. Dia akan selekasnya pulang. Sesudah pamitan dgn beberapa temannya dia jalan ke pintu keluar aula tersebut. Tapi saat itu dia menyaksikan Pak Rohmad dan sejumlah siswa itu yang sedang meberbicara hebat. Karena ingin ketahui, dia ikut-ikutan nimbrung, sampai cukup lama.. Pasti tiga siswa lelaki barusan seperti keruntuhan rezeki nomplok, mendadak dapat bicara bersama dgn Patricia.

    Mereka bicara cukup lama, hingga pada akhirnya beberapa teman bermainnya yang barusan justru pulang lebih dulu. Selang beberapa saat, tiga lelaki yang sedang meberbicara dengannya pamitan pulang . Karena mereka pulang, Patricia turut pamitan . Tetapi saat selanjutnya Pak Rohmad ajaknya berbicara mengenai olahraga fitness. Karena pada intinya sukai bicara, pada akhirnya dia asyik bicara dgn Pak Rohmad. Saat itu dia tidak terlampau khawatir karena dilihatnya masih tetap ada sejumlah siswa yang tidak dikenalinya sedang melemparkan-lempar bola ke ring basket. Jadilah dia dan Pak Rohmad keasikan bicara beberapa macam mengenai olahraga. Malah Pak Rohmad memberikan contoh-contoh mengenai olahraga matras. Sementara Patricia repot memerhatikannya dan terlibat percakapan dgn Pak Rohmad.

    Tidak berasa sudah melalui 1/2 jam mereka meberbicara. Mendadak Patricia tersadarkan jika saat itu ruang aula sudah sepi. Semuanya orang sudah pergi. Cuma dia dan Pak Rohmad saja yang masih ada di aula tersebut. Saat itu dia merasa cukup risi berdua sendiri dgn Pak Rohmad di dalam ruang yang luas tapi kosong tersebut. Apalagi saat itu dia ada dalam jarak lumayan dekat dgn Pak Rohmad. Sementara dia sudah merasakan seringkali Pak Rohmad melihati dianya seakan seperti menggeraygi badannya saja. Ditambahkan lagi dia menyaksikan ada benjolan lumayan besar dibalik celana pelatihan yang dikenai Pak Rohmad. Karena itu dia selekasnya pamitan pulang,

    “Wah, mau gelap nih. Saya perlu pulang dahulu dech Pak.” Tapi Pak Rohmad justru berbicara,
    “Wah, saat ini kembali hujan, Patricia. Jika kamu pulang saat ini, demikian keluar pagar depan pasti juga basah kuyup. Apalagi, satpam yang pekerjaan menjaga di muka ini hari ialah Pak Sudin. Ia orangnya sukai nyebar isu. Saya tidak mau ia ngelihat kita keluar berdua lantas nyebar isu yang nggak-nggak ke beberapa anak. Hal tersebut tidak bagus untuk saya tetapi lebih tidak bagus kembali untuk kamu, anak wanita yang masih perawan. Bagaimana jika kita nanti dulu beberapa saat? Sepuluh / lima belas menit telah saatnya jam pulang untuknya. Dan siapa yang tahu saat itu hujan sudah surut,” ucapnya menasihati.

    “Dan kamu tidak harus cemas, saya akan menanti dan jaga kamu di sini sampai kamu pulang,” imbuhnya kembali.

    Entahlah karena mungkin karakter bitchy dalam dianya sembunyi-sembunyi mulai ada, atau sekadar main-main ingin ketahui apa yang akan dilaksanakan Pak Rohmad seterusnya, atau memang karena takut kehujanan dan digosipin, atau karena terkena dampak wibawa Pak Rohmad, saat itu Patricia mengikuti saja kata- kata gurunya tersebut. Sesaat dia terlihat sangsi, tapi pada akhirnya dia berbicara, “Ehmmm, baik kalau hanya sepuluh menit.”

    “OK, jika demikian, untuk isi waktu, saya perlihatkan sejumlah aktivitas olahraga yang bermanfaat,” kata Pak Rohmad.

    “Olahraga itu sangat penting untuk mempertahankan kesehatan badan, lho, Patricia.”
    “Dan kesehatan badan itu wajib sekali maknanya dalam kehidupan kita,” begitu khotbah singkat Pak Rohmad ke Patricia.

    Sekalian berbicara, dia jalan ke dalam menjauhi dari pintu keluar. Patricia meng ikuti langkah kaki Pak Rohmad tersebut. Tapi waktu Patricia jalan ke arah tengah ruang itu, saat selanjutnya justru Pak Rohmad kembali arah dan tutup pintu keluar itu dan mengamankannya. Hingga sekarang tidak ada seorang juga yang tahu mereka berdua berada di dalam, dan tidak ada seorang juga yang dapat buka pintu itu di luar terkecuali yang mempunyai kuncinya. Dan Bu Zaire, guru olahraga wanita yang menggenggam kunci sudah pulang semenjak barusan, demikian jam pelajaran olahraga usai.

    “Sini, saya perlihatkan bagaimana kamu dapat memakai alat ini untuk kesehatan badan kamu,” kata Pak Rohmad. Dia jalan ke arah pipa besi horizontal yang disanggah oleh dua pipa besi vertikal di pinggirnya (yang biasa dipakai untuk senam di olimpiade). Lantas dia memberikan contoh. Dia melonjak raih palang horizontal itu dgn ke-2 tangannya. Selanjutnya dia menarik badannya keatas seringkali. Benar-benar luar biasa sekali! Walau umur telah atau nyaris kepala empat, tetapi dia mampu melakukan seringkali tanpa membuat napasnya ngos-ngosan.

    “Nach, saat ini gantian kamu coba.”
    “Wah, saya tidak dapat Pak. Itu sangat berat. Khan dahulu pernah coba pada tempat fitness,” kata Patricia.
    “Tidak apapun coba kembali. Siapa yang tahu justru dapat. Ayuk, silahkan saya tolong naik, maaf,” kata Pak Rohmad. Walau mulutnya ucapkan kata “maaf” tapi dia tidak memberikan peluang wanita itu menampik. Karena saat itu dia segera menggenggam pinggang wanita itu dan mengusungnya. Hingga sekarang mau tidak mau Patricia harus menggenggam palang besi itu dgn ke-2 tangannya jika tidak ingin dianya digenggam terus oleh Pak Rohmad.

    Sesudah Patricia raih palang itu, baru Pak Rohmad melepas pegangannya. Lantas dia berbicara,
    “Nach, saat ini coba angkat badan kamu,” kata Pak Rohmad.
    “Wah, saya tidak kuat Pak. Sangat berat,” kata Patricia yang hanya dapat geser badannya ke atas sejumlah senti saja.
    “Jika demikian, silahkan saya tolong,” kata Pak Rohmad sekalian dia berjongkok di muka wanita itu dan menggenggam pergelangan kakinya.
    “Huuahhh,” serunya waktu mengusung ke-2 kaki Patricia keatas.
    “Kamu coba angkat badan kamu semakin tinggi , telah saya tolong nih,” kata Pak Rohmad sekalian
    mengadahkan kepalanya ke atas. Benar-benar dia ialah orang yang pintar manfaatkan peluang. Walau sebenarnya saat itu Patricia kenakan rok abu-abu yang panjangnya sejumlah senti di atas lutut! Pasti saat itu Pak Rohmad dapat menyaksikan panorama cantik di atas kepalanya tersebut. Sekurang-kurangnya, paha putih mulus itu tentu terkena dilihatnya. Makin tinggi Patricia mengusung badannya, makin banyak juga yang dilihatnya. Bahkan bisa saja celana dalam wanita itu sukses dilihatnya sekaligus. Tapi kemudian justru kurang lebih ajar .

    “Sesaat, tahan dahulu ya……Nah saat ini saya tolong kembali.”
    Dan…dipegangnya pantat wanita itu yang terlihat sedikit mencolok dibalik rok abu-abunya tersebut. Patricia merasa pantatnya digenggam gurunya itu, pasti menjadi risi. Tapi dia tidak dapat berontak dalam posisi semacam itu. Pada akhirnya yang dapat dilaksanakan hanya melepaskan pegangannya itu agar dapat landing di lantai kembali. Waktu dia lakukan itu pasti badannya turun langsung ke bawah sampai kakinya sentuh lantai kembali. Tapi yang tidak diduganya, waktu dia jatuhkan dianya itu, Pak Rohmad tidak melepas pegangannya justru dia berusaha tangkap badannya. Akibatnya…kini ke-2 tangan pak Rohmad menjadi melekat di badannya, dan….ke-2 tangannya sama persis melekat di ke-2 buah dadanya! Pasti ini benar-benar surprise yang tidak diduga untuk Pak Rohmad. Seperti peribahasa, tujuan hati merengkuh gunung, apa daya mendadak “gunungnya” telah ada di dalam pegangan tangan lebih dulu. Dirasanya buah dada Patricia yang empuk dan nyaman tersebut. Patricia saat itu juga memeras wajahnya ketahui ke-2 tangan Pak Rohmad yang hitam dan berotot itu pas landing di dadanya.
    “Kamu tidak apapun, Patricia?” bertanya Pak Rohmad dgn kurang ajar karena ke-2 tangannya masih saja melekat, seolah malas melepaskan gunung kembar punya wanita tersebut.

    “Oh tidak, sa-saya tidak apapun, Pak,” kata Patricia belum juga lenyap rasa kagetnya tersebut. Dia mengundurkan dianya melepas dadanya dari tangan Pak Rohmad. Tapi mendadak justru Pak Rohmad mendekatkan ke dianya dan…mmphhhh!…segera di cium dan dikuncinya bibir wanita itu dgn bibirnya, yang karena pergerakan pesatnya, wanita itu tidak sebelumnya sempat (atau tidak ingin??) menghindari. Bibirnya di cium demikian pasti Patricia berusaha berontak. Tapi Pak Rohmad terlampau kuat untuk ditantangnya. Atau karena mungkin dia melakukan dgn 1/2 hati saja? Yang terang sekarang justru dianya menjadi didekap erat-erat oleh Pak Rohmad, membuat dianya benar-benar tidak bisa berdaya! Sekarang Pak Rohmad dgn bebas melumat habis bibir wanita tersebut.

    Dia terlihat bergairah sekali dgn Patricia. Ditelusuri semua bibirnya. Dirasanya bibir Patricia yang benar-benar fresh dan nikmat tersebut. Sementara Patricia yang tidak dapat menantang di dalam pelukan itu berusaha meronta. Tapi tidak terang apa itu hanya rontaan tipu-tipuan saja atau mungkin memang benar-benar tidak berdaya. Mungkin dia 1/2 meronta tapi juga 1/2 nikmati. 1/2 berontak tetapi 1/2 pasrah. Saat itu Patricia seperti kucing malu yang kelihatannya ingin melepas diri, tetapi sebetulnya ingin terus dibelai-belai. Yang terang untuk Pak Rohmad saat itu benar-benar membuat terangsang luar biasa ke kucing betina muda yang manja tetapi malu tersebut. Apalagi dia rasakan wangi badan dan wangi rambut Patricia yang demikian terang. dirasanya badannya yang hangat yang melekat pada badannya sendiri. Bahkan juga ke-2 dada wanita itu sekarang menempel ditubuhnya! Sementara wanita itu, walau berusaha meronta-ronta, tapi kelihatannya justru pasrah bibirnya diciumi oleh pak gurunya. Benar-benar bertentangan sekali! Benar-benar seperti kucing. Waktu ingin dipepet, berusaha kabur. Tapi demikian terkena pada tangan, ingin saja sekujur badannya dibelai-belai.

    Lantas Pak Rohmad membelakangi Patricia. Digenggamnya ke-2 tangan wanita itu dari belakang. Dirasanya ke-2 tangannya yang hangat. Disentuh-rabanya. Sekarang dia benar-benar mengetahui begitu lembut kulit tangan wanita tersebut. Dalam pada itu, hidungnya mencium rambut Patricia, menghirup bau wangi merebak. Diciuminya rambut tersebut. Selanjutnya dia mencium tengkuk leher wanita tersebut. Hmmm, demikian putih dan lembut. Patricia terdorong badannya waktu Pak Rohmad menciumi tengkuknya. Kumis minimnya mengelitik tengkuk lehernya yang putih lembut. Membuat dianya menggelinjang kegelian.

     

     

  • Cerita Sex Terkini Sekali Memperoleh Hubungan Intim Yang Begitu Hot

    Cerita Sex Terkini Sekali Memperoleh Hubungan Intim Yang Begitu Hot


    2084 views

    Bisalah dipikirkan bagaimana menggebu-gebunya saya saat dikasih peluang untuk secara riil tidak saja cuma dapat menyaksikan badan bugil wanita seperti Ayu, tapi dapat alami kepuasan bersanggama sama wanita betulan, tanpa mempedulikan apa wanita itu lebih tua.

     

    Cersex Terbaru – Dengan melihat badan Ayu yang demikian mulus dan putih saja sucah cukup sebenarnya menjadi bahan khayalan saya untuk bermasturbasi, ditambah dengan secara nyata- riil dapat rasakan hangatnya dan mulusnya badannya. Apalagi benar-benar menyaksikan kemaluannya yang mulus tanpa jembut.
    Dapat mencium dan mengendusi berbau kemaluannya yang demikian menarik yang kadang- terkadang tetap bau sedikit amis kencing wanita dan yang terhebat kembali untuk saya ialah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih adalah buah larangan yang penuh rahasia untuk saya. Mungkin pengalaman awal berikut yang membuat saya jadi benar-benar nikmati apa yang disebutkan cunnilingus, atau permainkan kemaluan wanita dengan mulut.
    Sampai sekarangpun saya benar-benar nikmati permainkan kemaluan wanita, dimulai dari melihat, lantas menghirup aroma uniknya, lantas permainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lantas melumati sisi dalamnya dengan lidah saya, lantas mengemut clitorisnya sampai sang wanita minta-minta ampun kerepotan.

    Yang paling akhir baru saya masukkan tangkai kemaluan saya di dalam lubang sanggahmanya yang telah banjir. Sesudah peluang saya dan Ayu untuk bermain cinta (saya tidak paham apa itu dapat disebutkan bermain cinta) yang pertama kalinya itu, karena itu kami jadi makin berani dan Ayu dengan bebasnya akan tiba kerumah saya hampir tiap hari, sedikitnya 3x satu minggu.
    Jika ia tiba, ia akan secara langsung masuk ke ruang tidur saya, dan selang beberapa saat sayapun selekasnya susul. Umumnya ia selalu kenakan daster yang kendur yang dapat ditanggalkan benar-benar mudah, cuma ambil saja keatas lewat kepalanya, dan umumnya ia duduk dipinggiran tempat tidur saya.

    Saya umumnya langsung menangkap payudaranya yang telah cukup kendor tapi benar-benar bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri cukup besar menurut penilaian saya. Ayu benar-benar sukai jika saya mengemut pentil susunya sebagai tegang dan memeras, dan dapat ditegaskan jika kemaluannya selekasnya jadi becek jika saya mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.
    Mungkin karena sangat tegangnya saya didalam lakukan suatu hal yang terlarang, pada awalannya kami mulai bersanggama, saya cepat sekali sekali capai klimaks. Untunglah Ayu selalu memerintah saya untuk menjilat-jilat dan menyedot- nyedot kemaluannya terlebih dahulu hingga umumnya ia telah orgasme lebih dulu sampai dua atau 3x saat sebelum saya masukkan penis saya di dalam lubang peranakannya, dan sesudah saya pompa cuma sejumlah barangkali karena itu saya sering langsung menyemprot mani saya di dalam vaginanya.
    Baru untuk ronde ke-2 saya dapat meredam semakin lama tidak untuk ejakulasi dan Ayu dapat susul dengan orgasmenya hingga saya dapat rasakan empot-empotan vaginanya yang seolah-olah mengisap penis saya lebih dalam di dalam sorga dunia. Ayu juga suka mengemut-ngemut penis saya yang belum berkembang dengan maksimal.

    Saya tidak disunat dan Ayu seringkali memikat saya dengan menertawai “kulup” saya, dan sesudah sejumlah minggu Ayu selanjutnya sukses menarik semua kulit kulup saya hingga topi baja saya dapat ada semuanya. Saya masih ingat bagaimana ia berusaha menarik-narik atau kupas kulup saya sampai berasa sakit, lantas ia akan menyembuhkannya dengan mengemutnya secara halus sampai sakitnya lenyap.

    Kemudian ia seperti memperolah permainan baru dengan permainkan lidahnya disekitar leher penis saya sampai saya merasakan demikian kegelian dan kadang- terkadang sampai saya tidak kuat meredamnya dan mani saya tumpah dan muncrat ke dalam hidung dan matanya. Terkadang Ayu meminta “bermain” meskipun ia sedang mens.
    Meskipun ia berusaha membersihkan vaginanya terlebih dahulu, saya sebelumnya tidak pernah ingin mencium vaginanya karena saya lihat bau-nya tidak menggembirakan. Paling-paling saya cuma masukkan penis saja di dalam vaginanya yang dirasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terang-terangan, saya tidak demikian menikmatinya dan umumnya saya cepat sekali ejakulasi.

    Jika saya mengambil kemaluan saya dari vagina Ayu, saya dapat menyaksikan cairan darah mensnya yang bersatu dengan mani saya. Kadang- terkadang saya merasakan jijik menyaksikannya. Sehari, kami sedang asyik- asyiknya nikmati sanggahma, di mana kami berdua sedang telanjang bugil dan Ayu lagi ada di dalam posisi di atas tunggangi saya. Ia menyimpan 3 buah bantal untuk menyokong kepala saya hingga saya dapat menghisap- hisap payudaranya sementara ia melindas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.
    Pinggulnya turun naik dengan irama yang teratur. Kami santai saja karena demikian biasanya kami bersanggama. Dan pasangan suami istri yang semula sewa kamar dikamar samping, telah berpindah kerumah kontrak mereka yang baru. Saya telah ejakulasi sekali dan air mani saya telah bersatu dengan juice dari kemaluannya yang selalu membanjir.
    Lantas mendadak, di saat ia alami klimaks dan ia mengerang- erang sekalian menekan saya dengan pinggulnya, anak wanitanya yang namanya Efi rupanya sedang berdiri dipintu ruang tidur saya dan berbicara, “Ibu bermain kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang) Saya benar-benar terkejut dan tidak paham harus melakukan perbuatan bagaimana tapi karena sedang dipucuk klimaksnya, Ayu diam saja telentang di atas badan saya.

    Saya melihat dan menyaksikan Efi tiba merapat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian badan kami di mana penis saya sedang berpadu dengan kemaluan ibunya. Lantas ia duduk di tepian tempat tidur dengan mata melotot. “Hayo, ibu bermain kancitan,” ucapnya kembali. Lantas perlahan-lahan Ayu menjatuhkan badannya dan tiduran selain saya tanpa berusaha tutupi kebugilannya. Saya ambil satu bantal dan tutupi perut dan kemaluan saya.
    “Efi, Efi. Kamu ngapain sich di sini?” kata Ayu lemas. “Efi pulang dari sekolah cukup pagi dan Efi mencarinya Ibu di rumah, tahunya kembali kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepas matanya dari kemaluan saya. Saya merasakan benar-benar malu tapi juga bingung menyaksikan Ayu diam-diam saja.
    “Efi ingin kancitan,” kata Efi mendadak. “E-eh, Efi tetap kecil..” kata ibunya sekalian berusaha duduk dan memulai kenakan dasternya. “Efi ingin kancitan, jika tidak kelak Efi bilangin Abah.” “Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu merayu. “Efi ingin kancitan,” Efi bandel.
    “Kalau tidak kelak Efi bilangin Abah..” “Iya sudah, diam. Sini, agar Johan ngancitin Efi.” Ayu berbicara. Saya nyaris tidak yakin akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegap-degup seperti alu tumbuk. Saya seringkali menyaksikan Efi bermain di pelataran tempat tinggalnya dan menurut saya ia hanya seorang anak yang demikian kecil.

    Darimanakah ia memahami mengenai “bermain kancitan” semua? Ayu ambil bantal yang tutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus- ngelus penis saya yang basah dan mulai berdiri lagi. “Sini, agar Efi saksikan.” Ayu kupas kulit kulup saya untuk memperlihatkan kepala penis saya ke Efi. Efi tiba merapat dan tangannya turut meremas- remas penis saya.

    Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini peristiwanya? Tapi saya diam saja karena benar-benar kebingungan dan tidak paham harus lakukan apa. Tempat tidur saya lumayan besar dan Ayu selanjutnya menyutuh Efi untuk buka pakaian sekolahnya dan terlentang pada tempat tidur didekat saya.
    Saya duduk dikasur dan menyaksikan badan Efi yang demikian remaja. Payudaranya belum juga berwujud, nyaris rata tapi telah cukup membenjol. Putingnya belum juga keluar, malah kelihatannya masuk ke. Ayu selanjutnya melorot celana dalam Efi dan saya menyaksikan kemaluan Efi yang mulus, seperti kemaluan ibunya.
    Tidak ada bibir luar, cuma garis lempeng saja, dan antara garis lempeng itu saya menyaksikan itilnya yang seperti melihat dari antara garis kemaluannya. Efi rapatkan pahanya dan matanya melihat mengarah ibunya seperti menanti apa yang perlu dilaksanakan seterusnya. Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang cukup menggembung lantas saya coba renggangkan pahanya.
    Dengan cukup malas, Efi menurut, dan saya berlutut antara ke-2 pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi. “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sekalian berusaha tutup kemaluannya dengan ke-2 tangannya. “Mari, Efi ingin kancitan, tidak?” kata Ayu. Saya mengendusi kemaluan Efi dan baunya benar-benar tajam.

    “Uh, mambu pesing.” Saya berbicara dengan cukup jijik. Saya menyaksikan ada “keju” yang keputih-putihan antara celah-celah bibir kemaluan Efi. “Nantikan sesaat,” kata Ayu lalu pergi keluar ruang tidur. Saya menanti sekalian permainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai buka pahanya semakin lebar. Sesaat selanjutnya Ayu tiba bawa satu baskom air dan satu handuk kecil.

    Ia mulai membersihkan kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya lihat kemaluan Efi mulai memeras karena digosok-gosok Ayu dengan handuk barusan.
    Sesudah usai, saya membongkok lagi untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tak lagi setajam awalnya dan sayapun mengisap wewangian kemaluan Efi yang cuma bau amis sedikit saja.
    Saya mulai buka celah-celah kemaluannya dengan memakai lidah saya dan Efi-pun renggangkan pahanya makin lebar. Saya saat ini dapat menyaksikan sisi dalam kemaluannya dengan terang. Sisi samping kemaluan Efi terlihat benar-benar halus saat saya buka belahan bibirnya dengan jari- jemari saya, kelihatanlah sisi dalamnya yang merah.
    Saya hisap-isap kemaluannya dan berasa cukup asin dan saat saya permainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggelinjang- geliat sekalian mengeluh, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..” Saya selanjutnya bangun dan arahkan kepala penis saya mengarah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa menyaksikan ke mana masuknya, saya dorong pelan- perlahan.
    “Aduh, sakit bu..,” Efi nyaris menjerit. “Johan, perlahan-lahan masuknya.” Kata Ayu sekalian mengelus-elus bukit Efi. Saya coba kembali menggerakkan, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan. “Sakit, ibu.” Ayu kembali bangkit dan berbicara,”Johan nantikan sesaat,” lantas ia pergi keluar kamar.

    Saya tidak paham ke mana Ayu perginya dan sekalian menanti ia lagi sayapun berlutut dimuka kemaluan Efi dan sekalian menggenggam tangkai penis, saya permainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi menggenggam ke-2 tangan saya erat-erat dengan ke-2 tangannya dan saya mulai kembali menggerakkan. Saya merasakan kepala penis saya mulai masuk tapi rasanya benar-benar sempit.
    Saya demikian terlatih dengan lobang kemaluan Ayu yang kendur dan penis saya sebelumnya tidak pernah merasa kesusahan untuk masuk secara gampang. Tapi lubang vagina Efi yang tetap kecil itu berasa keat. Mendadak Efi menggerakkan badan saya undur sekalian berteriak, “Aduuh..!” Ternyata tanpa saya ketahui, saya telah menggerakkan lebih dalam dan Efi tetap kesakitan.

    Sesaat lagi Ayu tiba dan ia menggenggam secangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Ia memolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan ia memulasi kemaluan Efi. Selanjutnya ia menggenggam tangkai kemaluan saya dan membimbingnya perlahan-lahan untuk masuk lubang vagina Efi. Berasa licin memang dan saya-pun dapat masuk dikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sekalian menggigit bibir, apa karena meredam sakit atau rasakan sedap, saya tidak paham tentu.
    Saya menyaksikan Efi menitikkan air mata tapi saya melanjutkan masukkan tangkai penis saya perlahan-lahan. “Cabut dahulu,” kata Ayu tiba- datang. Saya menarik penis saya keluar lobang kemaluan Efi. Saya dapat menyaksikan lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga.

    Ayu memulasi lagi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lantas membimbing penis saya kembali untuk masuk ke lobang Efi yang menanti. Saya dorong kembali dengan berhati-hati, sampai semua tenggelam di dalam Efi. Aduh enaknya, karena lobang Efi benar-benar benar-benar hangat dan ketat, dan saya tidak dapat meredamnya lantas saya pencet dalam-dalam dan air manikupun tumpah di dalam lubang kemaluan Efi.

    Efi yang tetap kecil. Saya sebenarnya tetap di bawah usia, tapi di saat itu kami berdua sedang rasakan bersanggama dengan dilihat Ayu, ibunya sendiri. Efi belum mengetahui bagaimana triknya menyeimbangi pergerakan bersanggama secara baik, dan ia diam saja terima curahan air mani saya. Saya pun tidak menyaksikan reaksi Efi yang memperlihatkan apa ia menikmatinya atau mungkin tidak. Saya merebahkan badan saya di atas badan Efi yang tetap kecil dan kurus tersebut. Ia diam saja.

    Sesudah beberapa saat, saya bergulir kesamping dan merebahkan diri selain Efi. Saya merasakan benar-benar terkuras dan lemas. Tapi ternyata Ayu telah terangsang kembali sesudah menyaksikan saya meniduri anaknya. Diapun naiki muka saya dan menempatinya dan menggerusnya dengan vaginanya yang basah, dan di dalam kami pada posisi 69 itu diapun menghisap-ngisap penis saya yang mulai lemas hingga penis saya itu mulai menegang lagi.
    Muka saya demikian dekat sama anusnya dan saya dapat mencium sedikit berbau anus yang baru cebok dan entahlah mengapa itu membuat saya benar-benar bernafsu. Gairah kami memang demikian menggelora, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuasnya, sedangkan Efi melihat kami berdua tanpa ucapkan sepatah katapun. Saya telah mengenali rutinitas Ayu di mana ia kerap kentut jika
    benar-benar sedang klimaks berat, dan saat itu juga Ayu kentut seringkali di atas muka saya. Saya sebelumnya sempat menyaksikan lobang anusnya ber- getar saat ia kentut, dan sayapun melepas semprotan air mani saya yang ke-3 kalinya hari itu di dalam mulut Ayu. “Betapa lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati. “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tapi Ayu cuma dapat keluarkan suara mirip seorang yang dicekik lehernya.

    Cuma sekali hanya itu saya sebelumnya pernah meniduri Efi. Rupanya ia masih belumlah cukup dewasa untuk ketahui enaknya bersanggama. Ia masih anak kecil, dan pemikirannya sebenarnya belum sampai ke beberapa hal semacam itu. Tapi saya dan Ayu terus nikmati cantiknya permainan bersanggama sampai dua atau 3x satu minggu.
    Saya masih ingat bagaimana saya sering merasakan benar-benar lapar sesudah setiap kami usai bersanggama. Semula saya belum memahami jika badan saya menuntut banyak nutrisi untuk gantikan tenaga saya yang dikuras untuk layani Ayu, tapi saya selalu saya merasakan ingin makan telur banyak-banyak.
    Saya benar-benar untung karena kami kebenaran memiara sejumlah puluh ekor ayam, dan tiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya memerhatikan dalam tempo satu tahun itu penis saya jadi makin bertambah besar dan bulu jembut saya mulai jadi cukup kasar.

    Saya tidak paham apa penis saya lumayan besar dibanding suami Ayu atau lelaki lain. Yang saya mengetahui ialah jika saya benar-benar senang, dan keliatannya Ayu cukup senang. Saya tidak merasakan seperti seseorang yang bobrok kepribadian. Saya sebelumnya tidak pernah melacur dan saat saya masih kawin dengan istri saya yang orang bule, meskipun perkawinan kami itu usai dengan perpisahan, saya sebelumnya tidak pernah menyeleweng.
    Tapi saya akan mengucapkan terima kasih ke Ayu (entahlah di mana ia saat ini) yang sudah memberi saya kepuasan di dalam usia yang awal, dan pelajaran yang bernilai di dalam bagaimana layani seorang wanita, lepas dari apa itu salah atau mungkin tidak.

  • Cerita Sex Menikmati Akhirnya Memperoleh Kepuasan Dalam Hubungan Intim

    Cerita Sex Menikmati Akhirnya Memperoleh Kepuasan Dalam Hubungan Intim


    2498 views

    Satu tahun saya hidup sekasur sama dia, sepanjang itu juga saya sebelumnya tidak pernah rasakan apa yang diberi nama nikmat seksual.

     

    Cersex Terbaru – Walau sebenarnya, kata beberapa teman, malam pertama malam yang aling cantik. Dan untukku, malam pertama ialah malam neraka !!!. Rupanya, Burhan, suamiku itu menderita penyakit diabetes (kandungan gula darah yang tinggi), yang kronis, sampai mengusik kejantanannya di atas tempat tidur.

    Sepanjang 5 tahun kami menikah, sepanjang itu juga saya dijamahnya cukup dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selainnya cuma beberapa keluhan kekesalan saja. Burhan kerap menggairahkan dianya putar beberapa film porno yang kami tonton berdua saat sebelum lakukan aktivitas seksual. Tetapi apa yang terjadi ? Burhan tetap lemah, tidak sanggup menggairahkan penisnya supaya bisa ereksi, tetapi malah saya yang sangat terangsang, konyol sekali.
    Saya mendapatkan dari beberapa film yang diputar Burhan. Saya kerap berangan-angan, saya ditiduri lelaki jantan. Saya kerap lakukan masturbasi enteng untuk melepaskan keinginan seksualku, secara beragam langkah yang kudapat dari angan-angan-khayalanku. Di suatu hari, Burhan harus terbujur di dalam rumah sakit yang disebabkan karena penyakitnya tersebut. Sepanjang nyaris sebulan ia dirawat di RS, saya makin berasa kesepian sepanjang itu juga. Di suatu hari saya harus pergi membayar obat dalam suatu apotek besar, dan harus berbaris lama. Sepanjang berbaris saya jemu sekali.
    Mendadak saya ingin keluar apotek itu dan cari situasi fresh. Saya pergi ke sebuah Mall dan minum dan makan di suatu restauran. Disana saya duduk sendiri di suatu sudut. Karena demikian ramainya restauran itu, hingga saya mendapat tempat yang belakang dan sudut. Sesudah sesaat saya makan, ada seorang anak muda tampan meminta izin agar dapat duduk di depan saya.
    Karena kemungkinan cuma kursi itu yang salah satu tetap sisa. Ia ramah sekali dan santun, penuh senyuman. Singkat kata, kami kenalan, dan bercakap ngalor-ngidul, sampai sesuatu saat, ia buka jati diri dianya. Ia masih lajang, orang tuanya ada di luar negeri. Di Jakarta ia tinggal dengan adik wanitanya yang tetap di kursi SMU.
    Nyaris satu jam kami bercakap. Dalam saat percakapan itu, saya memberi kartu namaku komplet bernomor teleponnya. Cowok itu namanya Ronald, tubuhnya tegap tinggi, kulitnya sawo masak, jantan nampaknya. Saat sebelum kami pisah, kami salaman dan janji akan sama-sama menelpo selanjutnya. Saat salaman, Ronald lama menggenggap jariku sambil melihat dalam-dalam mataku disertai sebuah senyuman manis penuh makna. Saya membalas, tidak kalah manis senyumanku.
    Selanjutnya kami pisah untuk kembali kekesibukan masing-masing. Diperjalanan pulang, saya tersesat telah 3x. Saat saya nyetir mobil, pikiranku kok selalu pada anak muda itu ? mengapa cuma untuk jalan pulang ke teritori perumahanku saya nyasar kok ke Ciputat, lantas kembali kok ke block M kembali, lalu jalan terus sekalian mengkhayal, eh…..kok saya telah dikawasan Thamrin. Apes sekali !!! Tetapi Ok lho ?! Telah 1 minggu umur perkenalanku dengan Ronald, tiap hari saya merasa kangen sama dia.
    Suamiku Burhan tetap terbujur di dalam rumah sakit, tetapi kewajibanku mengurus Burhan tidak pernah mangkir. Saya membulatkan tekad menelepon Ronald ke HP nya. Ku ucapkan jika saya kanget sekali sama dia, demikian juga ia, sama rindu dengan saya. Kami janjian dan bertemu di tempat dahulu kami berjumpa. Ronald ajak saya jalanan, saya menampik, takut disaksikan orang yang mengenal dengan saya.
    Pada akhirnya kami setuju untuk bercakap di lokasi yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald bawa saya ke sebuah hotel berkelas. Kami pergi dengan mobilnya ia. Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, untuk keamanan privasi. Di hotel itu kami mendapatkan kamat di lantai VII, sepi memang, tetapi situasinya sunyi, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu kerap kesini ?” tanyaku, ia geleng-geleng dan tersenyum. ” Baru ini kali Tante ” tambahnya. ” Jangan panggil saya tante terus donk ?! ” pintaku. Kembali lagi ia tersenyum. ” Baik Yulia ” ucapnya.
    Kami sama-sama melihat, kami tetap berdiri bertemu di muka jendela kamar hotel tersebut. Kami sama-sama lihat, tidak sepatahpun ada kata-kata yang keluar. Jantungku makin berdebar-debar keras, logikaku mati keseluruhan, dan hatiku makin tidak karuan, bersatu di antara berbahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah…..beberapa macamlah!!!. Mendadak saja, entahlah karena apa, kami dengan bersamaan sama-sama merengkuh, merengkuh erat-erat. Ku lelepkan kepalaku di dada Ronald, makin kuat saya dipeluknya. Ke-2 lenganku melingkar dipinggangnya. Kami tetap diam membisu.
    Selang beberapa saat saya menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Saya diam, isak tangisku makin serius. ” kanapa ? ” tanyanya kembali. Ronals hapus air mataku secara halusnya. ” Kamu menyesal kesini Yulia ?” bertanya Ronald kembali. Kembali lagi saya membisu. Pada akhirnya saya geleng-geleng. Ia membimbingku ketempat tidur. Saya berbarin pada bagian tepi tempat tidur tersebut.
    Ronald duduk disebelahku sekalian membelai-belai rambutku. Wah….rasanya setinggi langit sekali !. Saya tarik tangan Ronald untuk mendekapku, ia menurut saja. Saya merengkuhnya erat-erat, lantas ia mencium keningku. Nampaknya ia sayang padaku. Ku kecup juga pipinya. Nafsu seks ku makin membara, mahfum beberapa tahun saya cuma dapat melihat dan melihat saja apa yang diberi nama ” penis” semnatar tidak pernah saya rasakan enaknya. Ronald buka kancing pakaiannya satu-satu. Kutarik tangannya untuk memberikan kode agat ia buka kancing busananku satu-satu. Ia menurut. Makin ia buka kancing busanaku makin terangsang saya.
    Dalam waktu cepat saya telah bugil keseluruhan ! Ronal melihati badanku yang putih mulus, tidak berhenti-hentinya ia beri pujian dan menggelengkan kepalanya pertanda ketakjubannya. Lalu diapun dalam waktu cepat telah jadi bugil. Aduh……jantan sekali ia. Penisnya besar dan ereksinya demikian keras nampaknya. Napasku makin tidak teratur kembali. Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..nikmat dan saya terangsang sekali.
    Ia menciumi sisi dadaku, leherku. Saya tidak kalah inovatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald. Saya terpikir semua episode yang dulu pernah ku tonton di film porno. Saya menunduk tanpa sadar, dan mengisap penisnya Ronald. Masih kaku memang styleku, tetapi lumayanlah buat pemula. Ia menggelaih tiap kujilati kepala penisnya. Jemari jari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, kadang-kadang manarik-nariknya. Makin terangsang saya.
    Basah tidak karuan telah vaginaku, disebabkan karena emosi seks yang melimpah-luap. Saya lupa segala hal. Pada akhirnya, kami sama ambil posisi ditengahnya tempat tidur. Saya berbarimng dan buka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald masukkan penisnya di dalam vaginanku, oh….kok sakit, perih ?, saya diam saja, tetapi lama-lama semakin nikmat.
    Ia terus menggoyang-goyang, saya kadang-kadang melayaninya. Hingga….cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat dalam vaginaku. Sebetulnya saya sama dengan ia, sepertinya ada yang keluar vaginaku, tetapi saya telah lebih dulu, bahkan juga telah 2x saya keluar. Astaga, sesudah kami bangun dari tempat tidur, kami saksikan darah fresh mencemari seprei putih tersebut. Saya masih perawan !!! Ronald kebingungan, saya kebingungan.
    Pada akhirnya saya terpikir, dan kujelaskan jika sepanjang saya menikah, saya tidak pernah ditiduri suamiku, karena ia impoten yang disebabkan karena sakit kencing manis. ” Sehingga kamu masih perawan ?! ” Tanyanya bingung. Saya menerangkannya kembali, dan ia merengkuh saya penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, sama-sama berpelukan, badan kami sama-sama mendekat. Saya mencium bibir nya, pertanda sayangku juga.
    Semestinya kegadisanku ini punya suamiku, mengapa harus Ronald yang memperolehnya? Ah….bodo sangat ! saya kebingungan ! Nyaris sehari kami di dalam kamar hotel itu, telah 3x saya lakukan jalinan seks dengan anak muda ini. Tidak seluruhnya style dapat ku praktikkan di dalam kamar tersebut. Saya belum eksper ! Nampaknya ia pun demikian, selalu tidak kuat lama !! Tetapi cukup buat pemula. Sesudah istirahat makan, kami tudur-tiduran sekalian bercakap, posisi masig dengan baju seadanya. Mendekati sore saya segera ke kamar mandi. membrsihkan badan. Ronald ikut juga mandi.
    Kami mandi bersama, trkadang sama-sama merengkuh, sama-sama mencium, ketawa, bahkan juga sedikit bergurau dengan mengelus-elus penisnya. Ia tidak kalah inovatif, dimainkan puting payudaraku, saya terangsang……dan…….oh,….kami melakukan kembali dengan posisi berdiri. Badan kami masih basah dan sarat dengan sabun mandi. Oh enaknya, saya lakukan persetubuhan pada kondisi bugil basah di dalam kamar mandi. Ronald cukup lama lakukan senggama ini, mahfum telah berapakah ronde ia melakukannya,. sekarang ia terlihat tampak sedikit usaha keras.
    Dirangsangnya saya, diciuminya sisi luar vaginaku, dijilatinya pinggirnya, dalamnya, dan oh….saya menggelinjang kepuasan. Aku juga tidak ingin kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang telah tegang jadi membesar itu, ku lekatkan ditengahnya ke-2 payudaraku, kumainkan dengan ke-2 tetekku mengikuti episode di blue film VCD.
    Tidak kusangka, dengan episode demikian, Ronald sanggup memuncratkan air maninya, dan menyemprotkan ke mukaku. Aneh sekali, saya tidak jijik, bahkan juga saya melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali. ” Kamu nakal ! Belum apapun telah keluar !” Seruku. ” Sorry, tidak tahan….” Jawabannya. Kutarik ia dan kutuntun kontol ronal masuk ke dalam memekku, kudekap ia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, terlihat ia cukup nyeri, tetapi masih tetap kugoyang, dan ah….saya yang senang ini kali, sampai tidak sadar saya mmencubit perutnya keras-keras dan saya 1/2 berteriak kepuasan, terasaada suatu hal yang keluar di vaginaku, saya telah tiba klimaks yang ternikmat. Sesudah usai mandi, berhias, baru berasa alat vitalku perih.
    Karena mungkin saya terlampau bergairah sekali. Sesudah semua kelar, saat sebelum kami tinggalkan kamar itu untuk pulang, kami sebelumnya sempat sama-sama berangkulan di muka cermin. Tidak banyak kata-kata yang kami dapat keluarkannya. Kami membisu, sama-sama merengkuh. ” Saya sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald 1/2 berbisik, sambil ia melihat mukaku dalam-dalam. Saya masih bisu, entahlah mengapa dapat demikian. Diulangnya kata-kata itu sampai 3x. Saya tetap diam. Tidak kuduga benar-benar, saya teteskan airmata, terharu sekali. ” Saya sayang kamu Ron ” Kataku lirih. ” Sayang itu dapat kekal, tetapi cinta karakternya dapat sementara ” Ikatku kembali.
    Ronald mengusap air mataku dengan jarinya. Saya terlihat bodoh dan gembeng, mengapa saya dapat runduk dan pasrah dengan anak muda ini ? Sesudah senang dengan episode perpisahan itu, lalu kami mengambil langkah keluar kamar, sesudah cek out, kami ke arah Block M dan kai pisah di pekarangan parkir. Saya sebelumnya sempat mengecup pipinya, ia membalas dengan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan saya pulang dengan pergolakan jiwa yang sangat kacau tidak karua. Perasaan sedih, berbahagia, senang, cinta, sayang dan sebaginya dan lain-lain.
    Saat masuk halaman rumahku, saya kaget sekali, beberapa orang bergabung disitu. Astaga ada bendera kuning terpasang disitu. Saya mulai grogi, saat saya keluar mobil, kudapati keluarga mas Burhan telah bergabung, ada yang menangis.
    Ya ampun, mas Burhan suamiku telah diundang Yang Kuasa. Saya sebelumnya sempat dicerca faksi keluarganya, kata mereka saya susah dikontak. Karuan saja, HP ku sejak dari di Hotel kumatikan sampai saya di rumah belum kuhidupkan. Kusaksikan mas Burhan telah terbaring kaku di tempat tidur. Ia pergi untuk selama-lamanya, tinggalkan saya, tinggalkan semua kekayaannya yang berlimpah ruah. Sekarang saya menjadi janda kaya yang kesepian dalam makna yang sebetulnya.
    3 hari selanjutnya saya mengontak Ronald lewat HP, yang menjawab seorang wanita dengan suara halus. Saya sebelumnya sempat panas, tetapi saya berusaha tidak cemburu. Saya mendapatkan keterangan dari wanita itu, jika ia adik kandungnya Ronald.
    Dan diterangkan juga jika Ronald telah pergi ke Amerika secara tiba-tiba, karena diundang Papah Mamanya untuk masalah penting. Sekarang saya sudah kehilangan contact dengan Ronald, sekalian akan kehilangan ia.
    Saya kehilangan 2 orang lelaki yang dulu pernah isi hidupku. Semenjak waktu itu sejauh ini, saya selalu rindukan lelaki jantan seperti Ronald. Telah 3 tahun saya tidak ada contact kembali dengan Ronald, dan sepanjang itu juga saya isi hidupku cuma untuk shopping, jalanan, menonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, saya jadi pemburu beberapa anak muda tampan. Banyak telah yang kudapat, dimulai dari Gigolo professional sampai beberapa anak sekolah pemula. Tetapi kesanku, Ronald masih tetap yang terbaik !!!

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Istri Juragan Atau Bosku Sendiri

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Istri Juragan Atau Bosku Sendiri


    2649 views

    Putri masih muda umurnya saat ini baru 30tahun, ia menikah dgn suaminya di saat dia berumur 20, sedangkan suaminya seorang duda beranak satu berumur 40tahun. Anak tirinya Ditta saat ini berumur 18tahun. Hingga kini Putri belum bisa memberi turunan ke suaminya, mungkin ini yang membuat tubuh Putri masih tetap seksi khususnya ke-2 buah dadanya yang tetap kuat.

     

    Cersex Terbaru – Ini hari suaminya memang pulang telat karena harus melayani rekanan kerja dan Ditta sendiri bermalam di rumah temannya, sekarang ini Putri sendiri di rumah. Malam makin terlarut, udara dingin karena hujan dan kesepian tidak ada yang temani bercakap membuat Putri mulai mengantuk, tanpa berasa Putri mulai tertidur di atas sofa. Jam didinding mulai memperlihatkan pas jam 1, sedangkan Putri yang lelap dalam tidurnya tidak mengetahui blouse yang tutupi tubuhnya sudah tidak tutupi tubuhnya secara prima, tali blousenya sudah tidak dipundaknya tetapi sudah ada ditangannya, ini membuat ke-2 buah dadanya kelihatan dgn terang, sedangkan di bagian bawah sudah terangkut hingga lembah kepuasannya yang ditutupi oleh rambut hitampun kelihatan dgn terang.

    Waktu itu di luar Kelihatan sebuah kendaraan masuk pelataran rumah Putri, dari dalam kendaraan turun seorang pemuda memiliki badan atletis, pemuda ini selanjutnya buka pintu belakang kendaraan, sang pemudapun kelihatan masukkan 1/2 tubuhnya di dalam kendaraan, selang tidak lama sang pemuda dgn cukup 1/2 menggeret menolong keluar seorang lelaki 1/2 baya pada keadaan mabok sekali, sesudah lelaki 1/2 baya itu ada di luar kendaraan, pemuda itu mulai memapah lelaki itu mengarah pintu rumah Putri sambil tidak lupa tutup pintu kendaraan dan mengamankannya.

    Sampai dimuka pintu, pemuda itu keluarkan kunci pintu dan buka pintu itu sambil masih tetap memapah lelaki itu, sesampai di dalam pemuda itu tidak lupa tutup pintu rumah dan mengamankannya lagi, selanjutnya pemuda itu memapah lelaki itu ke arah ruang tidur, waktu jalan ke arah ruang tidur pemuda itu hentikan jalannya di ruangan keluarga, matanya terbeliak menyaksikan panorama yang menghidupkan birahi, ia menyaksikan ke-2 buah dada Putri yang putih dan mulus lembah kepuasannya yang ditutupi oleh rambut hitam, menyaksikan itu semua sang pemudapun menelan air liurnya berulang-kali sementara, sisi bawah tubuhnya pelan-pelan mulai bergerak.

    Tanpa menghabiskan waktu kembali pemuda itu dgn cepat memapah tubuh bossnya yang mabok berat mengarah ruang tidur, yang memang tidak terlampau jauh dgn ruangan keluarga, sesudah merebahkan tubuh bossnya dan buka sepatunya, pemuda itu keluar kamar tidur dan tutup pintunya, selanjutnya ia ke arah lagi keruangan keluarga di mana Putri tetap lelap dalam tidurnya, sesampai dimuka Putri tanpa menghabiskan waktu kembali pemuda itu mulai melepas pakaian, sepatu, celana dan celana dalamnya, hingga tubuh atletisnya tidak kenakan satu helai benangpun.

    Terlihat kemaluan pemuda itu sudah berdiri dgn tegak sekali. Pelan-pelan pemuda itu mulai duduk selain Putri, ke-2 tangannya mulai meremas-remas ke-2 buah dada Putri, dgn penuh gairah pemuda itu mulai menjilat-jilati putting susu Putri dan terkadang diterpali dgn sedotan-sedotan, mulut bekerja tanganpun tidak ingin ketinggal, tangan yang satu meremas-remas buah dada Putri, dan yang satunya mulai mengelus-elus lembah kepuasan Putri, saat tangannya mulai sentuh kemaluan Putri, ia rasakan Kemaluan Putri sudah basah, kelihatannya Putri sedang mimpi ditiduri, selanjutnya pemuda itu mulai masukkan jemari tengahnya di dalam lubang Putri yang sudah basah itu, dgn pergerakan pelan-pelan dikeluar masukan jarinya itu dikemaluan Putri.

    Semua laganya itu membuat Putri mulai mendesah kenikmatan, entahlah karena karena tindakan sang pemuda atau karena ia sedang nikmati mimpinya. Sesudah rasakan kemaluan Putri makin basah pemuda itu selanjutnya keluarkan jemari tangannya, lantas dia mulai mengangkangkan ke-2 kaki Putri dan arahkan kemaluannya kekemaluan Putri, dgn pelan-pelan sang pemuda mulai mendesakkan kemaluannya kelubang kemaluan Putri, sang pemuda tidak ingin tergesa-gesa masukkan kemaluannya ia takut Putri terjaga, pelan-pelan tangkai kemaluan sang pemuda mulai masuk ke lubang kemaluan Putri, dia rasakan kemaluan Putri benar-benar sempit sekali, kelihatannya kemaluan Putri jarang-jarang digunakan atau kemaluan suaminya kecil hingga lubang kemaluan Putri masih sempit, dikit demi sedikit kemaluannya mulai tenggelam dilubang kemaluan Putri, dgn pergerakan perlahan-lahan sang pemuda mulai turunkan tubuhnya hingga tempatnya mulai menindih tubuh Putri dan ke-2 tangannya mulai disembunyikan kebadan Putri.

    Sambil merengkuh tubuh Putri dgn cukup kuat dan bibirnya mulai mengulum bibir Putri, sang pemuda memasukkan kemaluannya dalam-dalam di dalam lubang kemaluan Putri, karena pergerakan itu Putri tersentak dan terjaga dari tidurnya, matanya terbeliak saat menyaksikan muka sang pemuda, tetapi Putri tidak dapat berteriak karena mulutnya sedang dilumat oleh sang pemuda, Putri rasakan tidak cuma mulutnya saja yand sedang dilumat tetapi kemaluannya juga sedang disumpal oleh kemaluan sang pemuda ini, dan Putri mulai rasakan sang pemuda gerakkan kemaluannya dilubang kemaluannya.

    Blesssleepbleessslepppbleess.sleeeppp.. Kelihatan Mata Putri yang semula terbeliak karena terkejut pelan-pelan mulai menurun sayu, kelihatannya Putri mulai rasakan kepuasan ditiduri oleh sang pemuda, Putri mengenal sang pemuda sebagai Helga salah seorang bawahan suaminya, yang ia tidak memahami bagaimana Helga dapat masuk ke tempat tinggalnya dan bagaimana Helga dapat dgn bebasnya masukkan kemaluannya di dalam lubang kemaluannya, tapi Putri tidak ingin berpikiran banyak mengenai hal tersebut yang ada pada pikirannya saat ini ialah nikmati sikatan kemaluan Helga. hmmhh.hhhmmmhhh.hhmmmhhhh kedengar desahan dari mulut Putri yang tetap dilumat oleh Helga, karena Helga takut jika dia bebaskan lumatannya Putri akan berteriak. Mata Putri mulai merem terbuka nikmati sikatan-sodokan kemaluan Helga yang besar jika dibanding dgn suaminya, menyaksikan Putri mulai nikmati entotannya Helga mulai berani melepas lumatan dibibir Putri dan memulai menjilat-jilati leher dan telinga Putri, laganya ini makin menambah desahan-desahan Putri makin jadi.

    “Ouuhhhssshhhhh..aaahhhhh.Hellgggaa..kon toool llmuuuueenaakk sekali dan besar sshhhhaaahhhh” Putri mendesah kepuasan nikmati entotan Helga. “Hmmhhhh..slrrppp..hmmmm.kemaluan ibu eenaaakkkoohhhh.sslrrpppp.seempiitt sekali ooohhhh.slllrrpppp..” Helga melenguh kenikmatan rasakan kemaluan Putri yang masih sempit sambil masih tetap mengsedot-sedot buah dada Putri.

    Putri rasakan kepuasan duniawi yang tidak pernah dia alami awalnya, sepanjang pernikahannya dgn suaminya tidak pernah ia rasakan enaknya ditiduri, sejauh ini suaminya selalu capai kepuasan lebih dulu, sedangkan dia belum capai kepuasan, jangankan untuk capai orgasme, untuk rasakan kenikmatan saja Putri tidak pernah merasainya, berlainan dgn sekarang ini saat kemaluannya disikat-sodok oleh kemaluan Helga yang memang dalam ukuran saja semakin lebih besar serta lebih panjang dari punyai suaminya, apalagi Helga masih terbilang muda.

    Ke-2 individu ini sudah tidak ingat apapun kembali selainnya nikmati persebadanan mereka yang makin mengganas, Helga makin cepat mengeluar masukan kemaluannya di dalam lubang kemaluan Putri yang makin basah, sedangkan Putri sendiri dgn semangat 45 menggoygkan bokongnya menyeimbangi pergerakan Helga, keringat sudah mengucur dari ke-2 tubuh mereka. “Ouughhh Helga.teruussss.ooughhh enaaakkkk.sekaalliii.oughhhh.tekaaaann yang dalam, Oughhh.puaskaannnakuuuu..yaaahhh,aaaahhhh.” Lenguhan Putri makin jadi.

    Helga meng ikuti tekad Putri dgn menekan lebih dalam kemaluannya dilubang kemaluan Putri, dia rasakan ujungnya kepala kemaluannya sentuh sisi terdalam kemaluan Putri. “Aaagghhhakuuu..sudah tidak kuat laaagiiiiouugghhhh helllgggaa saya ingin keluar ough enaaaaakkkk sekali kemaluanlmuuuu..aaaagghhhhhh..Helga.akuuukeluaaarrrrr aaaaghhhhhhh”. Putri mengeluh.

    “Srrr..cccreeet.ssssrrrrr..” pada akhirnya Putri capai pucuk kepuasannya, tubuhnya melafalkanng saat dia capai kepuasannya, kemaluannya berdenyut waktu keluarkan lahar kepuasannya, Helga sendiri rasakan kemaluan Putri seperti meremas-remas kemaluannya, Helgapun lantas menekan lebih dalam kemaluannya dan biarkan kemaluannya tenggelam sesaat di dalam lubang kemaluan Putri.

    Putri merengkuh erat-erat Helga, sedangkan kakinya dia tautkan dgn kuat ada di belakang pinggul Helga, hingga kemaluannya Helga makin tenggelam dikemaluannya, sesaat selanjutnya Putri melepas dekapan dan hubungan kakinya dibadan Helga, sedangkan diwajahnya memancar kepuasan. “Helga kamu benar-benar luar biasa, sejauh ini tidak pernah saya alami enaknya bercinta”, Putri berbisik ditelinga Helga. Saya merasa sedap ngentot ibu, kemaluan ibu benar-benar sempit. Helga menyahut bisikan-bisikan Putri, sambil dgn pelan-pelan mulai memaju undurkan kembali kemaluannya.

    Hmmmaahh..kamu belum keluar. Putri menanyakan, karena dia rasakan kemaluan Helga tetap keras. Hmm..kupikir kamu sudah usai. Belum, ibu masih ingin kembali? bertanya Helga. Hmmmmemang kamu bisa untuk aku senang kembali. Putri kembali menanyakan. He..he..kita coba, apa saya dapat buat ibu senang kembali atau tidak. Jawab Helga sambil mulai percepat pergerakannya, sedangkan tangannya mulai meremas-remas ke-2 bukit buah dada Putri. Kita ganti posisi, agar saya yang memacu kemaluanmu, saat ini kamu duduk. Putri menyahutnya, karena dia sendiri tidak ingin buang kesempatan kali ini.

    Helga selanjutnya tarik badan Putri tanpa melepas kemaluannya dari lubang kemaluan Putri, dgn sedikit berputar-putar Helgapun lantas duduk disofa, sedangkan posisi Putri saat ini sudah dipangkuannya, dgn posisi ini Helga lebih bebas untuk main di susunya Putri, ke-2 tangannya dgn penuh gairah meremas-remas ke-2 bukit kembar Putri, mulutnyapun ikut-ikutan berlaga, ke-2 putting susu Putri bergiliran dijilati dan dikulum dan dihisap-sedot oleh Putri, tindakan Helga ini pelan-pelan mulai menghidupkan lagi birahi Putri, dgn pelan-pelan Putri mulai menaikturunkan pinggulnya, gesekan-gesekan kemaluan Helga didinding kemaluannya membuat birahinya mencapai puncak lagi dgn cepat.

    Ouuughhh.Helgaiiiihiisaaaapppp.tteeeteeek kku..ooughhhhyyaaachhh.demikian aaaghhhh kemaluanmu sedap sekaaaliii Putri mengeluh sambil percepat pergerakan turun-naiknya. Klo ingin keluar kamuuuuu.kkassiihtahuuuyaachhhh.. Putri berbisik dalam telinga Helga.

    Hmmhhhssslllrpppp..hhmmmmhh.ok..aaaagghh hhh.,. Helga menjawab sambil masih tetap mengsedot-sedot tetek Putri. Sleeppp..blessssleeppp.bleesss.slleeepppp.ble essss.. kemaluan Helga kelihatan masuk keluar dalam lubang kemaluan Putri dgn pesatnya, karena Putri pinggul Putri turun naik dgn cepat.

    Putri benar-benar nikmati persebadanannya ini, gerakkannya makin cepat dan makin tidak teratur, lenguhan-lenguhan kepuasan mereka berduapun makin sering kedengar, nikmati persebadanan ini mereka berdua lupa dgn status mereka, dalam pikiran mereka cuman satu bagaimana capai kepuasan persebadanan ini.

    OuughhhHelgaiiiiiakkuuuu.mauuuuu,keelll uuaaa rrrlagioooohhhhh.aaaagghhh enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii..kemaluanmuuuu Putri mengeluh saat dia merasa jika dia akan capai kembali pucuk kepuasannya. Sementara itu Helga merasa jika dia akan capai pucuk kepuasannya, Helga juga menolong Putri yang akan capai pucuk kepuasannya dgn menggenggam pinggul Putri dan menolong gerakkan pinggul Putri turun naik dgn cepat.

    OuuughhhhhBuuu.aaakkkuuuu jugaaamau kelluaaaarrr..aaaagghhhhhh.. kemaluan ibuuuu enaaakkk sekaaalliiiiiooougghhhh.buuuuaku tidak taaahhaaannnlaagi. Helgapun mengeluh rasakan pucuk orgasmenya yang sudah diujung kepala kemaluannya.

    Creeetttt.creeeettt.sssrrr..ccreeettt.. kemaluan Helga menyemprot airmaninya di dalam lubang kemaluan Putri, bersamaan dgn kemaluan Putri menyemprot lahar kepuasannya, Putri rasakan hangatnya sperma Helga didinding lubang kemaluannya, sedangkan Helga rasakan hangat dibatang kemaluannya karena disiram oleh lahar kepuasan Putri. Ke-2 nya berangkulan dgn kuat nikmati saat paling akhir pucuk kepuasan dari persebadanan mereka, ke-2 bibir mereka berpagutan dgn mesra, Putri sendiri dgn pelan-pelan menggoygkan pinggulnya nikmati beberapa sisa kepuasan dari kemaluan Helga.

    Tidak lama berlalu Putri bergerak dari pangkuan Helga, dari lubang kemaluannya kelihatan cairan putih mulai mengucur perlahan-lahan, sedangkan kemaluan Helga yang mulai mengerut terlihat mengkilap karena cairan kepuasan Putri, ke-2 nya selanjutnya bergerak ke arah kekamar mHelga untuk bersihkan diri.

    Sesudah bersihkan diri ke-2 nya kembali keruangan keluarga dan memulai kenakan pakaian mereka, lantas Helga mohon pamit pulang, diterpali oleh Putri dgn ciuman mesra dibibirnya, dan bisikan-bisikan mesra ditelinganya, Terima kasih yach, atas malam yang cantik ini Dibalas oleh Helga dgn senyum dan kata-kata yang memikat, Jika ibu ingin kepuasan kembali, kontak saya saja Putripun tersenyum atas bujukan Helga ini, Tentu, Sesudah Helga pulang, Putri ke arah ruang tidurnya, malam hari ini Putri tidur dgn pulas dimulutnya terukir senyuman kepuasan.

    TAMAT

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Kontol Super Duper Gede

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Kontol Super Duper Gede


    2959 views

    Sebagai nelayan untuk sekarang ini hidupnya cukup mengenaskan dan kerap membuat dia pusing ditambahkan ada tandingan saat tangkap ikan dari nelayan asing yang menggunakan perlengkapan yang hebat sampai di dusun nelayan itu kehidupan nelayannya sangat senggsara.

     

    Cersex Terbaru – Untunglah sebagai lelaki yang bertanggungjawab untuk keluarganya dia mempunyai tugas sambilan yang bisa sedikit menyokong kehidupan keluarganya. Pak Rosyid lakukan tugas itu yang untuk org lain jarang-jarang dilaksanakan yakni sebagai suami bayaran untuk melepas talaq 3 untuk istri yang ingin berbaikan dgn bekas suaminya. Tugas ini dilaksanakan pak Rosyid demi kelansungan hidup keluarganya, terkadang hati kcilnya tidak dapat terima.

    Untuk istri pak Rosyid , tugas suaminya ini tdklah apapun, karena toh suaminya masih tetap akan balik padanya dan suaminya kan hanya nikah dgn seseorang sementara dan sekian hari saja. Awalnya tugas ini dilaksanakan pak Rosyid terbatas disekitaran dusunnya saja,tetapi karena jumlahnya pasangan yang ingin berbaikan karena itu dia sudah tiba dipakai jasanya kekota P.Tidak terhitung kembali jumlahnya pasangan yang dia tolong untuk hilangkan talaq tiga.
    Tiap dia melakukan nikah dalam pada itu, dia selalu menuntut haknya sebagai suami dgn lakukan jalinan seks tidak ada yang dapat menampik karena sdh jadi persyaratan sah sebuah pernikahan meskipun sementara, apabila penganten wanita menampik karena itu Pak Rosyid akan pulang kerumahnya kembali dan pernikahan tidak berhasil sampai membuat tidak berhasil gagasan pasangan yang ingin berbaikan tersebut.

    Beragam jenis tipe wanita sudah dia rasa madunya baik yang sdh tua, separuh baya sampai pasangan muda dari beragam strata ekonomi dan tradisi. pak Rosyid tidak menetapkan ongkosnya, umumnya dia memperoleh gaji yang cukup sama sesuai kekuatan org yang sewanya, untuk selembar surat pisah dari Pak Rosyid.
    Sesuatu hari pak Rosyid di mintai jasanya dengan seorang kenalannya untuk kerjanya itu kekota. Pak Rosyid menyggupinya, karena perlu uang untuk beli alat perahunya, karena itu dia siap pergi dgn org itu ke kota. Dikota itu dia disiapkan tempat bermalam di suatu hotel berkelas tiga, karena yang akan menggunakan jasa pak Masur itu ialah anak orang terpandang dan kaya dikota tersebut.

    Di suatu rumah eksklusif di lingkungan elite di kota itu disusunlah gagasan pernikahan di antara Dian dan pak Rosyid. Ketika itu jg datang bekas suami Dian ,Ilham.Dian ialah seorang wanita profesi yang bekerja pada suatu perusahaan keuangan di jakarta, sedang Ilham ialah seorang direktur khusus sebuah perusahan otomotif di kota P. Mereka berpisah karena Dian dgn keras kepala tidak ingin berpindah kekota tempat suaminya domisili.

    Walau sebenarnya mereka asal dari wilayah yang sama dan orangtua merangkumun termasuk teman dekat lama. Tetapi karena masing-masing menggenggam egonya yang tinggi karena itu perpisahan itu terjadi dan mereka baru di karunia1 orang anak berusia dua tahun. Sejauh ini anaknya turut orangtua Dian sampai Ilham mendapatkan peluang untuk kerap menengok anaknya itu, sedangkan Dian tinggal di jakarta.
    Ilham sekarang ini berumur 35 tahun sedang Dian berusia 28tahun. Ilham cukup ganteng dan bertanggungjawab pada keluarga.Dian jg termasuk elok dan menarik diusianya yang termasuk mapan untuk seorang wanita. Kulitnya putih bersih dan rambut sebahu yang di sanggah tinggi yang porposional untuknya.
    Sepanjang dia menjanda banyak lelaki yang ingin dekatinya dan ajaknya menikah terkadang ada jg lelaki yang sudah bekeluarga yang ngotot ajaknya kencan, tetapi karena karakter dan karakternya sangat keras dan bimbingan dari orangtuanya karena itu dia dapat menepiskan semua bujukan tersebut. Pada akhirnya sesuatu hari di saat lebaran dia pulang kekota P, Di rumah orang tuanya dia berjumpa bekas suaminya yang waktu itu sedang ajak putranya jalanan saat lebaran tersebut. dalam hati Dian sangat terjamah menyaksikan anak dan bapak waktu itu. Sampai dia merenung dalam hatinya apa dia sampai hati merusak masa datang anaknya itu?
    Dian menyaksikan Ilham saat itu juga tidak berbeda dan sendiri. Orangtua Dianpun merekomendasikan supaya Dian lagi berbaikan dgn Ilham,
    “Dian…. jgn untuk ego mu… kamu pertaruhkan anak yang masih perlu kasih-sayang mu itu…” kata ayahnya.
    “Apa … yang kamu mencari dalam kehidupan ini Dian?” bertanya ayahnya lagi…
    “coba kamu merenung… dan camkan kata-kata ayah… Agar suamimu saja yang bekerja… karena dia ialah kepala keluarga dan iapun sangat bertanggungjawab”. Terang ayah Dian di saat makan malam.
    Sesudah dia pikirkan, karena itu kata-kata ayahnya memang betul dan iapun memutuskan stop dari kerjanya untuk anak dan masa datangnya. Iapun mengaku sampai detik itu juga dia tetap menyukai bekas suaminya tersebut. Tetapi sedikit ada ganjalan dihatinya… apa dapat ia berbaikan kembali sedang dia sudah dijatuhkan talaq tiga oleh Ilham. Dianpun bertanya hal tersebut pada Ayahnya… lantas ayahnya bilang…

    “Bila kamu benar-benar ingin berbaikan.. bisa… tp kamu harus menikah dahulu dgn lelaki lain”.
    “tp itu tidak permasalahan ayah yang penting dapat berbaikan dan menjejaki hidup baru kembali ayah…” jawab Dian.
    “Baik esok ayah.. akan cari info siapa orang yang dapat menikah sementara dgn kamu”.
    “ya…. ayah…” jawab Dian.
    Karena itu disepakatilah Pak Rosyid yang akan menikah dengan Dian waktu itu. Pak Rosyidpun diputuskan orangtua Dian karena dia sudah terbiasa dalam nikah sementara dan nama pak Rosyidpun tidak cacat. Tidak ada orang yang memiliki masalah denganya, dan kembali Ayah Dian merasa klop dgn pak Rosyid karena umurnya yang lebih tua darinya ditambahkan figurnya yang cukup kurus, dgn begitu dia memiliki pendapat tidak mungkin pak Rosyid akan minta haknya sebagai suami ke Dian.Dianpun melihat pak Rosyid biasa saja dan mengharap dia tidak dapat menyentuhnya.
    Bacaan Seks Dewasa Terkini 2023 Karier Pak Rosyid
    Sore itu pada akhirnya di dalam rumah yang besar itu terkatalah ijab kabul di antara Pak Rosyid dan Dian, dgn didatangi sejumlah org famili Dian. Dgn kenakan kebaya kuning gading waktu itu Dian duduk bersanding dgn Pak Rosyid dimuka penghulu yang mereka hadirkan. Penghulu mewanti-anti pasangan ini selalu untuk rukun dan dapat melakukan hak dan kewajibannya dengan baik. Tidak berapakah lama setelah ikrar nikah terwujud karena itu penghulu meminta diri dan familinyapun pulang.
    Sedang senja itu ayah Dian melayani pak Rosyid makan malam bersama sebagai rasa sukur karena tidak lama nantinya putrinya dapat kembali berbaikan dgn Ilham. Waktu itu Dian sudah masuk kekamarnya dan tulis baju. Dia sangat suka karena tinggal beberapa langkah kembali dia dapat berbaikan kembali sesudah pak Rosyid mencerainya. Sesudah makan malam seperti dapat Pak Rosyidpun meminta diri ingin kekamar. Tetapi dia diberi tempat dikamar tamu.
    “Pak kamar bapak di sini ya?” jelas Ayah Dian.
    “Lho…. apa tidak salah pak? Sayakan sudah sah sebagai suami anak bapak, menjadi saya harus memperoleh hak saya, walaupun cuma tadi malam ini, karena bila tidak pernikahan ini tidak sah dan bapak dengar sendiri cuplikan dari kata-kta penghulu barusan kan?” jelas pak Rosyid seru.
    Dgn muka merah meredam geram ayah Dian,
    “katakan ini tidak masuk kesepakatan kita pak…”
    “tp ini ketentuannya” potong pak Rosyid.
    Ayah dan ibu Dian tidak dapat melakukan perbuatan apapun, lantas ibunya masuk kekamar Dian dan beritahukan permasalahan itu ke Dian. Tidak berapakah lama selanjutnya dgn mimik tidak sedap pada akhirnya Ibu Dian mempersilahkan pak Rosyid masuk kamar.
    Masih dgn menggunakan jas , pak Rosyid masuk dan dia saksikan Dian Duduk membelakanginya. Dari belakang pak Rosyid ketahui bila Dian tidak inginkan dia menyentuhnya. Mata Dian waktu itu amsih sembab dgn air mata. Lantas pak Rosyidpun menutu pintu kamar itu dan mengamankannya. Lantas dia membuka jas pinjamannya dan sarung yang masih dia gunakan. Dia lantas jalan mengarah Dian…
    “Dian… sepanjang saya belum melakukan hak saya karena itu pernikahan ini tidak sah dan sayapun tidak dapat mencerai kamu. Apabila kamu tidak ingin yah.. tidak apapun saya akan kembali pulang”. kata pak Rosyid.
    Dian cuma diam saja, untuknya saat ini nasi sudah jadi bubur, karena menampikpun sdh sia-sia, bila dia tolak karena itu statusnya terus akan mengantung terus. Masih dgn baju kebaya yang belum dia tulis Dian lantas jalan mengarah tempat tidurnya. Disana dia tumbangkan badannya sampai menelungkup sekalian sesengukan.
    Dgn kisah hidupnya sejauh ini, pak Rosyid ketahui saat saat dia akan melakukan tindakan. Dgn rebahnya Dian ke tempat tidurnya bermakna dia tidak akan menampik kembali perlakuan pak Rosyid. Peristiwa semacam ini sudah kerap dia natural serta semua jalan dgn baik. Tersebut penyebabnya dia sangat memperdalam tugas sambilannyanya ini. Selainnya mendapatkan uang dia jg akan memperoleh kepuasan dari wanita-wanita yang dia nikahi untuk saat ini.
    Pak Rosyidpun lantas duduk disebelah kanan Dian dan membelai rambut Dian yang sdh dilepaskan sanggulnya barusan. Dian.. coba simak saya kata Pak Rosyid sekalian membalikan tubuh Dian. Dgn cukup sulit badan Dian berbeda arah sampai terlentang di atas kasur tersebut. Pak Rosyid berusaha raih apa yang jadi haknya. Tanpa malu-mulu kembali dia ciumi bibir Dian, dan tangannya juga berusaha meremas dada yang tetap terbungkus kebaya. Dian cuma pejamkan matanya berusaha menampik rasa cumbuan pak Rosyid tersebut.
    Sesaat selanjutnya semua baju yang dikenai Dian sudah terbuka dan terkapar di lantai semua yang sisa cuma celana dalam dan bra yang tempatnya sdh tidak teratur kembali. Merasa tidak bebas meremas dada Dian yang tetap kuat itu , pak Rosyidpun gusur bra itu sampai ke-2 bukit salju itu juga terbuka dan putingnya dgn mulutnya dia gigit sampai tinggalkan warna merah disekitaran putingnya tersebut.
    Senang dgn bermain di sekitar dada dan leher Dian lantas tangan Pak Rosyid turun kebawah perut dan melepas penutup goa kepuasan yan g sudah basah. Dian sudah berusaha meredam supaya dia tidak teransang tetapi upayanya sia sia karena dgn pengalaman pak Rosyid dalam terkait tubuh dan Dian sendiri sudah satu tahun lebih tidak rasakan kepuasan jalinan tubuh merasa waktu itu dia merasa ada kepuasan dan ingin dia peroleh, tetapi hati kecilnya tidak ikhlas, dan merasa disetubuhi oleh org tua yang lagi ada di atas badannya waktu itu.
    Dgn jemari tangannya pak Rosyid berusaha cari daging kecil yang ada di goa kepuasan tersebut. Iapun lantas enemukannya dan itil itu dia jilat dgn lidahnya, Dian yang sudah basah oleh keringat , kepalanya cuma miring kekiri dan kanan sekalian tangannya merenarik kain sprey meredam pergolakan kepuasan yang dia rasa waktu itu. Ingin dia raih rambut lelaki tua itu tetapi tidak dia kerjakan sebab menganggap tidak sepadan dan gengsi lakukan tersebut.
    Dia melakukan tindakan semacam itu supaya pak Rosyid tidak merasa menang, Sejumlah lama permainan panas di antara dua manusia berlaianan tipe dan umur itu sangat garang dan membuat Dian tidak dapat meredam orgasme yang dia alami dgn muncratnya air cintanya dari memeknya, dan tanpa menyengaja terhisap mulut pak Rosyid. Dian jadi lemas dan badannya jadi tidak ada daya sama skali, namu pak Rosyid tampaknyaterus memaksakan dgn meransangnya dgn remasan dan belaian di daearh sensitifnya.
    Merasa Dian sudah sembuh kembali gairahnya, karena itu pak Rosyidpun buka ke-2 kaki Dian, sampai tempatnya mengangkang dan memeknya terbuka siap dimasuki k0ntol paka Rosyid. Dgn berhati-hati pak Rosyid lantas arahkan k0ntolnya kelobang memek Dian , sedikit sedikit, sampai ambles semua.
    Lantas dia lelepkan k0ntolnya kedalam memek Dian sampai mentok semua. Dan iapun bekerja maju undur , ke-2 paha Dian yang putih mulus itu iatahain dgn pundaknya, dan tangannya juga terus meremas dada Dian. Dian mengaku pak Rosyid sangat pintar atur tempo permaian tersebut. Lebih kurang 25 menit pak Rosyid bekerja maju undur sampai Dian merasa leams dan sudah orgasme. Ada rasa perih didinding memeknya karena gesekan k0ntol pak Rosyid waktu itu. Lebih kurang 1/2 jam selanjutnya baru Pak Rosyid melepas air maninya didalam memek Dian dgn jumlah yang banyak. Sedang k0ntolnya dia diamkan tertanam.

    Dianpun tertidur karena raih dan tulangnya merasa dilolosi semua. Mendekati pagipun Dian lanjut di jamah pak Rosyid, karena Siang saat sebelum nikah barusan Pak Rosyid sudah minum ramuan bikinannya sendiri yang dia yakin bisa membuat libido dan daya tahannya terkait seks bisa memicu staminanya. Karena itu tidak bingung bila pak Rosyid sepanjang dalam kerjanya tidak merasa raih dan lemah.
    Jadi semua prediksi Dian dan ayahnya ttg pak Rosyid yang mulai lemah tidak bisa dibuktikan, dan justru kebalikannya Dian yang kalah sejumlah ronde malam tersebut. Besoknya sama sesuai persetujuan pada akhirnya Pak Rosyid mencerai Dian. Untuk pak Rosyid sepanjang dia berhubunagn seks denagn wanita lain, Dian ialah Wanita yang dia idam-idamkan dan adalah figur yang prima dalam terkait seks. Nach sampai di sini dahulu nantikan lanjutannya ttg Kasus pak Rosyid dan Dian.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Pacar Ku

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Pacar Ku


    2240 views

    “iya kelak saya masuk, kamu lebih dulu saja..” jawabku,
    “benar ya? Awas lho kalau sampai absen kembali” sahut Bety,
    “iya yannnkkkkkk..” jawabku, lantas Bety juga pergi dan masuk kelas dan saya masih asyik saja nongkrong bersama teman-temanku.

     

    Cersex Terbaru – Karena keasyikan nongkrong, aku juga menjadi bablas untuk masuk kelas,
    “hhmmmm bagus ya absen kembali..kongkow saja terus!” sahut Bety sekalian menjewer telingaku,
    “aaa..adedeh..sakit yank..” jawabku sekalian dijewer,
    “diberitahu jangan absen jg, justru masih absen..hhuuufftt..” sahutnya,
    “iya ampun yank, tidak kembali lagi saya absen..” kataku,
    “tidak ada ampun-ampunan, turut saya dasarnya..” jawabannya sekalian menjewer telingaku, aku juga jadi tertawaan teman-temanku karena hal tersebut.

    Bety juga melepas jewerannya ditanganku,
    “dasarnya kamu harus tahu pelajaran barusan..” sahut Bety,
    “ya tp bagaimana triknya sayank?” tanyaku,
    “kita kerumah kamu saat ini, saya yang ajarin kamu..” jawabannya, lantas aku juga pulang kerumah bersama Bety sebab ada pelajaran tambahan yang akan diberikan.
    Seampainya dirumahku, saya mengajak masuk Bety. Rumahku sedang sepi karena orangtua ku ada di luar kota karena masalah keluarga, jadilah saya dan Bety berdua saja.

    “kamu nanti dulu saja di sini, saya ingin membuat minum sama nambil camilan dahulu” kataku, lantas Bety juga menurut saja.
    Aku juga kembali dgn bawa minuman dan camilan,
    “nach mari kita awali pelajarannya” sahut Bety, lantas dia juga mengajarkanku pelajaran barusan.
    Lumayan lama Bety mengajarkanku pelajaran kuliah barusan sampai tidak berasa jam telah memberikan jam 3 sore.
    “pada akhirnya usai jg..” kataku sekalian tiduran dilantai,
    “nach saat ini bebas dah, terserah kamu ingin ngapain” sahut Bety sekalian membereskan catatan dibindernya,
    “benar nih bebas ngapain saja?” tanyaku,
    “he’eemmhh..” jawabannya,
    “kalau begitu gantian saya ngajarin suatu hal ke kamu..hehehehe..” jawabku sekalian berlari kekamarku ambil sebuah tas, “ngajarin apa? Kamu ingin ke mana?” Bertanya Bety.

    Lantas aku juga kembali dgn bawa tas punggung,
    “apa itu yank?” Bertanya Bety,
    “saat ini gantian saya ngajarin kamu suatu hal.sebuah hal..hehehehe” jawabku,
    “iya tp apa?” jawab Bety ingin tahu,
    “sudah saat ini kamu nurut saja..coba tangan kamu simpan kebelakang..” sahutku, lantas Bety juga meng ikutinya.
    Kemudian, saya ikat pergelangan tangan Bety menyiku kebelakang,
    “aawwwhhhh kok tangan saya diiket begini sich yank?” Bertanya Bety,
    “tidak apapun sayank, kamu cicipin saja dahulu..hehehe..” jawabku sekalian mengikat sisi bawah dan atas payudaranya, “eeemmmmhhhhhh..aaahhhhhh..jangan kenceng-kenceng..” sahut Bety,
    “iya ini jg tidak kencang kok..” jawabku, “yank, ini bermainan apa sich? Kok saya diiket-iket begini?” Bertanya Bety, “ini namanya bondage sayank, tp yang soft. Saya sukai sekali melihat photo cewek diiket seperti kamu begini sayank” jawabku sekalian mengikat pergelangan kakinya,
    “oooh begitu..tp jangan apa-apain saya lho? Mentang-mentang saya diiket begini kamu dapat bebas apa-apain saya” sahutnya, “ya tidak lah sayank, saya tuch sayang sekali dengan kamu..kamu sayang jg kan dengan aku?” Tanyaku sekalian saya ikat sisi betis dan lututnya,
    “iya saya jg sayang dengan kamu” jawabannya sekalian tersenyum, lantas saya cium bibirnya yang merah itu,
    “uuummmhhhhh mmmuuaaahhhh..”
    Sesudah saya ikat badan Bety, lantas aku juga putar film. Bety juga coba melepas ikatan ditubuhnya dgn langkah meronta,
    “yaannkkk, lepasin dahulu doonkk..pegel nih..” sahut Bety sekalian meronta dan bertumpu didadaku,
    “mengapa sich sayank? Itu saksikan filmnya..” jawabku,
    “tp pegel yaannkkk..ayolah bukain sesaat..” sahutnya,
    “ah kamu bawel sekali sich yank..” lantas aku juga bergerak dan ambil sapu tangan dan bandana,
    “untuk apa itu yang? Lepasin saya dahulu” sahutnya,
    “ssstttttt sudah saat ini kamu diem dahulu ya..hehehhe” jawabku,
    “yaannkkk jaaammmppphhhhhh mmmmppphhhh..” belum Bety berbicara, sebuah sapu tangan saya sumpalkan ke mulutnya dan saya tutup kembali dgn bandana supaya sapu tangan dimulutnya tidak dapat dikeluarkan.
    “mmmmppphhhh mmmmppphhhh..” erang Bety sekalian meronta, lantas saya rangkul tubuuh Bety supaya tidak banyak bergerak.

    Bety mulai tenang dalam rangkulanku dan dia mulai nikmati filmnya. Perlahan-lahan tanganku mulai menelusup di dalam baju dan bra yang dia pakai,
    “mmmmpppphhhhh mmmmmmhhhhh..” desah Bety sekalian terus melihat film.
    Saya elus-elus payudaranya sekalian saya pilin-piin putingnya.
    “mmmhhhhhh mmmmmpppphhhhh mmmmhhhhhhh..” desah Bety saat payudara dan putingnya saya pilin-pilin.
    Saya mulai isep-isep lehernya sekalian saya pilin payudaranya,
    “mmmmppphhhhh mmmmhhhhhh mmmmhhhh..” desahnya, saya terus meremas payudaranya sekalian saya pilin putingnya dan saya isep-isep lehernya yang mulus tersebut.
    “mmmmhhhhhhhhh mmmmmmmmhhhhh..” Bety terus memberi tanggapan yang cukup membuatku horny.
    Lantas saya mulai telusupkan tanganku di dalam celananya,
    “mmmpphhh mmmppphhh..” mendadak Bety menjauhiku dan memberikan mulutnya yang disumpal,
    “mengapa sayank?” tanyaku,
    “ffuuaahhh..jangan kesitu dahulu, saya belum dapat feelnya..” jawabannya.
    “oooh oke dech..” lantas saya lanjut dgn mencium bibirnya,
    “mmmppphhhh uuummmhhh..” saya lumat bibir Bety,
    “mmmppphhhh mmuuaaahhhh..” Bety juga membalasnya lumatanku. Lantas saya lumat lidahnya sekalian saya elus-elus payudaranya, “uuuuummmmhhhh mmmppphhhh aaahhh..” desahnya. Saya terus elus-elus dan remas-remas payudranya,

    “eemmmhhhh mmmppphhhh..” desah Bety sekalian pejamkan matanya, lantas saya pilin-pilin putting Bety sekalian sedikit menekan,
    “aaaaaaahhhhhhhhh!” jerit Bety,langsung saya bekap mulutnya,
    “ngapain sich jerit-jerit semua?” tanyaku sekalian melepas bekapan tanganku,
    “maaf yank kelepasan..hehehe..” jawabannya,
    “waahh bahaya nih kalau kedengeran tetangga..” sahutku, lantas saya mengambil sapu tangan dan saya sumpal mulut Bety supaya tidak menjerit kembali.
    “mmmmppphhhhhh mmmpphhhhhh..” erangnya,
    “nach kalau begini kan aman” jawabku sekalian mengelus-elus payudaranya. Saya membuka kancing bajunya lantas saya mengeluarkan payudaranya dari cup bra-nya dan itu membuat payudara Bety muncul dan makin bertambah besar, saya elus-elus payudaranya sekalian saya jilat-jilat putingnya.
    “mmmmmmpppppphhhhhhhhh!!” jerit Bety satu kali lagi, aku juga terus isep-isep putingnya sekalian saya pilin-pilin putting yang satu kembali.
    “mmmmppphhhh mmmmppphhhh mmmmppphhhh” desah Bety sekalian memjamkan matanya, lantas saya membuka celananya dan saya elus-elus memeknya.
    “mmmpphhh mmmpphhh mmpphhh..” desah Bety kenikmatan.
    Saya isep-isep putting Bety sekalian saya elus-elus payudaranya, lantas saya baringkan Bety di atas sofa dgn dan saya tutup matanya dgn bandana,lantas saya jilat-jilat memek Bety.
    “mmmmppphhh mmmpphhh mmmpphhhh..” desah Bety sekalian menggeliat.
    Lantas saya membuka celanaku dan saya elus-elus memek Bety dgn k0ntolku dan perlahan-lahan saya saran k0ntolku ke memek Bety.
    “mmmmmppphhhhh mmmppphhhhhh..” desah Bety, lantas saya mulai pacu-genjot memek Bety perlahan-lahan.
    “mmmppphhh mmpphhh..” desah Bety, saya isep-isep payudara dan leher Bety sekalian terus pacu memeknya. saya lepas sumpalan di mulutnya lantas saya lumat bibirnya,
    “uuummmhhhh mmuuuaahhh aahhh sayaannkk aahhh..” desah Bety tidak teratur saat saya pacu memeknya sekalian melumat bibirnya.
    “aaahhh sayannkkk uuuhhhh aahhh mmmhhhh..” desahnya,
    “mengapa sayank? Sedap kan? Hehehe..” tanyaku, “aaahhhh mmmppphhhh aaahhhh aahhhh aaahhhh..” desah Bety kenikmatan, “aaawwwhhhh sayaaannkkk aaaahhhh saakkiiittt!!” jerit Bety saat saya memacunya dgn kasar,
    “ssstttt diem dong sayaaank..” sahutku, “aaaahhhh mmmppphhhh yaaannnkkkk aaammmppphhh..” desah Bety saat saya sumpal kembali mulutnya karena takut didengarkan tetangga.
    “mmmpphhh mmpphh mmppphhh..” berasa memek Bety juga makin menjepit k0ntolku dan putingnya mengeras.
    Kelihatanya Bety sangat horny, karena itu saya mempercepat pacuan di memeknya.
    “mmmpphhh mmmpphhh mmmpphhhh mmmppphhhh..” desah Bety sekalian menggelengkan kepalanya saat saya pacu memeknya sekalian saya pilin dan isep-isep putingnya,
    “mmmppphhhhhh mmmmpppphhhhh..” erangnya karena telah tidak tahan kembali meredam orgasmenya,
    “keluarin berbarengan ya sayang..” sahutku dan Bety juga terus mendesah dan menggeliat,
    “mmmppphhhh mmmppphhh mmmpphhhh..” desahnya,
    “aaahhh sayaannkk saya ingin keluar nih..” sahutku.
    Selang beberapa saat kami juga orgasme bersama,
    “mmmmmppphhhh mmmpphhhh..” desah Bety lemas.
    Saya lepas dahulu sumpalan dimulutnya,
    “kamu luar biasa sayank, semakin cinta dech dengan kamu..” kataku sekalian mencium bibirnya,
    “uuummmhhh emmhhh aaammmhhhh..” Bety juga membalasnya kecupanku, ku lumat bibir dan lidahnya dan dia juga membalas. “kamu di sini dahulu ya, saya ingin masak dahulu buat kita..” sahutku,
    “lepasin saya yaankk, pegel nih..” jawabannya,
    “hehehe..kelak ya sayank, tp kalau kamu dapat lepasin saja sendiri..hehehe..” kataku sekalian menyumpal kembali mulutnya, “tp yank eeuummppphhh mmmpphhhh..” belum Bety berbicara, saya sumpal kembali mulutnya dgn saputangan.
    “saya masak dahulu ya sayank..” kataku sekalian mencium keningnya.
    Lantas Bety mulai meronta-ronta melepas ikatannya sementara itu saya didapur mengolah buat kami berdua.
    Usai masak aku juga kembali dan menyaksikan Bety tetap kondisi terlilit karena tidak dapat melepas diri dari ikatanku,
    “lho belum lepas jg sayank? Hehehe” ledekku,
    “mmmppphhhhhh..” jawab Bety, lantas saya bebaskan ikatannya dan saya membersihkan badannya dari beberapa sisa spermaku.
    Sesudah kami berdua rapi, kami juga melahap masakan yang aku bikin. Sesudah peristiwa itu jalinan kami juga makin menarikdan penuh warna. Tiap minggu kami selalu bermain dgn atau tanpa terkait tubuh (ML), dan saya janji tidak akan buat Bety sedih.Bacaan Seks Dewasa Pelajaran Khusus Buat Kekasih

    “iya kelak saya masuk, kamu lebih dulu saja..” jawabku,
    “benar ya? Awas lho kalau sampai absen kembali” sahut Bety,
    “iya yannnkkkkkk..” jawabku, lantas Bety juga pergi dan masuk kelas dan saya masih asyik saja nongkrong bersama teman-temanku.
    Karena keasyikan nongkrong, aku juga menjadi bablas untuk masuk kelas,
    “hhmmmm bagus ya absen kembali..kongkow saja terus!” sahut Bety sekalian menjewer telingaku,
    “aaa..adedeh..sakit yank..” jawabku sekalian dijewer,
    “diberitahu jangan absen jg, justru masih absen..hhuuufftt..” sahutnya,
    “iya ampun yank, tidak kembali lagi saya absen..” kataku,
    “tidak ada ampun-ampunan, turut saya dasarnya..” jawabannya sekalian menjewer telingaku, aku juga jadi tertawaan teman-temanku karena hal tersebut.

    Bety juga melepas jewerannya ditanganku,
    “dasarnya kamu harus tahu pelajaran barusan..” sahut Bety,
    “ya tp bagaimana triknya sayank?” tanyaku,
    “kita kerumah kamu saat ini, saya yang ajarin kamu..” jawabannya, lantas aku juga pulang kerumah bersama Bety sebab ada pelajaran tambahan yang akan diberikan.
    Seampainya dirumahku, saya mengajak masuk Bety. Rumahku sedang sepi karena orangtua ku ada di luar kota karena masalah keluarga, jadilah saya dan Bety berdua saja.

    “kamu nanti dulu saja di sini, saya ingin membuat minum sama nambil camilan dahulu” kataku, lantas Bety juga menurut saja.
    Aku juga kembali dgn bawa minuman dan camilan,
    “nach mari kita awali pelajarannya” sahut Bety, lantas dia juga mengajarkanku pelajaran barusan.
    Lumayan lama Bety mengajarkanku pelajaran kuliah barusan sampai tidak berasa jam telah memberikan jam 3 sore.
    “pada akhirnya usai jg..” kataku sekalian tiduran dilantai,
    “nach saat ini bebas dah, terserah kamu ingin ngapain” sahut Bety sekalian membereskan catatan dibindernya,
    “benar nih bebas ngapain saja?” tanyaku,
    “he’eemmhh..” jawabannya,
    “kalau begitu gantian saya ngajarin suatu hal ke kamu..hehehehe..” jawabku sekalian berlari kekamarku ambil sebuah tas, “ngajarin apa? Kamu ingin ke mana?” Bertanya Bety.

    Lantas aku juga kembali dgn bawa tas punggung,
    “apa itu yank?” Bertanya Bety,
    “saat ini gantian saya ngajarin kamu suatu hal.sebuah hal..hehehehe” jawabku,
    “iya tp apa?” jawab Bety ingin tahu,
    “sudah saat ini kamu nurut saja..coba tangan kamu simpan kebelakang..” sahutku, lantas Bety juga meng ikutinya.
    Kemudian, saya ikat pergelangan tangan Bety menyiku kebelakang,
    “aawwwhhhh kok tangan saya diiket begini sich yank?” Bertanya Bety,
    “tidak apapun sayank, kamu cicipin saja dahulu..hehehe..” jawabku sekalian mengikat sisi bawah dan atas payudaranya, “eeemmmmhhhhhh..aaahhhhhh..jangan kenceng-kenceng..” sahut Bety,
    “iya ini jg tidak kencang kok..” jawabku, “yank, ini bermainan apa sich? Kok saya diiket-iket begini?” Bertanya Bety, “ini namanya bondage sayank, tp yang soft. Saya sukai sekali melihat photo cewek diiket seperti kamu begini sayank” jawabku sekalian mengikat pergelangan kakinya,
    “oooh begitu..tp jangan apa-apain saya lho? Mentang-mentang saya diiket begini kamu dapat bebas apa-apain saya” sahutnya, “ya tidak lah sayank, saya tuch sayang sekali dengan kamu..kamu sayang jg kan dengan aku?” Tanyaku sekalian saya ikat sisi betis dan lututnya,
    “iya saya jg sayang dengan kamu” jawabannya sekalian tersenyum, lantas saya cium bibirnya yang merah itu,
    “uuummmhhhhh mmmuuaaahhhh..”
    Sesudah saya ikat badan Bety, lantas aku juga putar film. Bety juga coba melepas ikatan ditubuhnya dgn langkah meronta,
    “yaannkkk, lepasin dahulu doonkk..pegel nih..” sahut Bety sekalian meronta dan bertumpu didadaku,
    “mengapa sich sayank? Itu saksikan filmnya..” jawabku,
    “tp pegel yaannkkk..ayolah bukain sesaat..” sahutnya,
    “ah kamu bawel sekali sich yank..” lantas aku juga bergerak dan ambil sapu tangan dan bandana,
    “untuk apa itu yang? Lepasin saya dahulu” sahutnya,
    “ssstttttt sudah saat ini kamu diem dahulu ya..hehehhe” jawabku,
    “yaannkkk jaaammmppphhhhhh mmmmppphhhh..” belum Bety berbicara, sebuah sapu tangan saya sumpalkan ke mulutnya dan saya tutup kembali dgn bandana supaya sapu tangan dimulutnya tidak dapat dikeluarkan.
    “mmmmppphhhh mmmmppphhhh..” erang Bety sekalian meronta, lantas saya rangkul tubuuh Bety supaya tidak banyak bergerak.
    Bacaan Seks Dewasa Pelajaran Khusus Buat Kekasih
    Bety mulai tenang dalam rangkulanku dan dia mulai nikmati filmnya. Perlahan-lahan tanganku mulai menelusup di dalam baju dan bra yang dia pakai,
    “mmmmpppphhhhh mmmmmmhhhhh..” desah Bety sekalian terus melihat film.
    Saya elus-elus payudaranya sekalian saya pilin-piin putingnya.
    “mmmhhhhhh mmmmmpppphhhhh mmmmhhhhhhh..” desah Bety saat payudara dan putingnya saya pilin-pilin.
    Saya mulai isep-isep lehernya sekalian saya pilin payudaranya,
    “mmmmppphhhhh mmmmhhhhhh mmmmhhhh..” desahnya, saya terus meremas payudaranya sekalian saya pilin putingnya dan saya isep-isep lehernya yang mulus tersebut.
    “mmmmhhhhhhhhh mmmmmmmmhhhhh..” Bety terus memberi tanggapan yang cukup membuatku horny.
    Lantas saya mulai telusupkan tanganku di dalam celananya,
    “mmmpphhh mmmppphhh..” mendadak Bety menjauhiku dan memberikan mulutnya yang disumpal,
    “mengapa sayank?” tanyaku,
    “ffuuaahhh..jangan kesitu dahulu, saya belum dapat feelnya..” jawabannya.
    “oooh oke dech..” lantas saya lanjut dgn mencium bibirnya,
    “mmmppphhhh uuummmhhh..” saya lumat bibir Bety,
    “mmmppphhhh mmuuaaahhhh..” Bety juga membalasnya lumatanku. Lantas saya lumat lidahnya sekalian saya elus-elus payudaranya, “uuuuummmmhhhh mmmppphhhh aaahhh..” desahnya. Saya terus elus-elus dan remas-remas payudranya,

    “eemmmhhhh mmmppphhhh..” desah Bety sekalian pejamkan matanya, lantas saya pilin-pilin putting Bety sekalian sedikit menekan,
    “aaaaaaahhhhhhhhh!” jerit Bety,langsung saya bekap mulutnya,
    “ngapain sich jerit-jerit semua?” tanyaku sekalian melepas bekapan tanganku,
    “maaf yank kelepasan..hehehe..” jawabannya,
    “waahh bahaya nih kalau kedengeran tetangga..” sahutku, lantas saya mengambil sapu tangan dan saya sumpal mulut Bety supaya tidak menjerit kembali.
    “mmmmppphhhhhh mmmpphhhhhh..” erangnya,
    “nach kalau begini kan aman” jawabku sekalian mengelus-elus payudaranya. Saya membuka kancing bajunya lantas saya mengeluarkan payudaranya dari cup bra-nya dan itu membuat payudara Bety muncul dan makin bertambah besar, saya elus-elus payudaranya sekalian saya jilat-jilat putingnya.
    “mmmmmmpppppphhhhhhhhh!!” jerit Bety satu kali lagi, aku juga terus isep-isep putingnya sekalian saya pilin-pilin putting yang satu kembali.
    “mmmmppphhhh mmmmppphhhh mmmmppphhhh” desah Bety sekalian memjamkan matanya, lantas saya membuka celananya dan saya elus-elus memeknya.
    “mmmpphhh mmmpphhh mmpphhh..” desah Bety kenikmatan.
    Saya isep-isep putting Bety sekalian saya elus-elus payudaranya, lantas saya baringkan Bety di atas sofa dgn dan saya tutup matanya dgn bandana,lantas saya jilat-jilat memek Bety.
    “mmmmppphhh mmmpphhh mmmpphhhh..” desah Bety sekalian menggeliat.
    Lantas saya membuka celanaku dan saya elus-elus memek Bety dgn k0ntolku dan perlahan-lahan saya saran k0ntolku ke memek Bety.
    “mmmmmppphhhhh mmmppphhhhhh..” desah Bety, lantas saya mulai pacu-genjot memek Bety perlahan-lahan.
    “mmmppphhh mmpphhh..” desah Bety, saya isep-isep payudara dan leher Bety sekalian terus pacu memeknya. saya lepas sumpalan di mulutnya lantas saya lumat bibirnya,
    “uuummmhhhh mmuuuaahhh aahhh sayaannkk aahhh..” desah Bety tidak teratur saat saya pacu memeknya sekalian melumat bibirnya.
    “aaahhh sayannkkk uuuhhhh aahhh mmmhhhh..” desahnya,
    “mengapa sayank? Sedap kan? Hehehe..” tanyaku, “aaahhhh mmmppphhhh aaahhhh aahhhh aaahhhh..” desah Bety kenikmatan, “aaawwwhhhh sayaaannkkk aaaahhhh saakkiiittt!!” jerit Bety saat saya memacunya dgn kasar,
    “ssstttt diem dong sayaaank..” sahutku, “aaaahhhh mmmppphhhh yaaannnkkkk aaammmppphhh..” desah Bety saat saya sumpal kembali mulutnya karena takut didengarkan tetangga.
    “mmmpphhh mmpphh mmppphhh..” berasa memek Bety juga makin menjepit k0ntolku dan putingnya mengeras.
    Kelihatanya Bety sangat horny, karena itu saya mempercepat pacuan di memeknya.
    “mmmpphhh mmmpphhh mmmpphhhh mmmppphhhh..” desah Bety sekalian menggelengkan kepalanya saat saya pacu memeknya sekalian saya pilin dan isep-isep putingnya,
    “mmmppphhhhhh mmmmpppphhhhh..” erangnya karena telah tidak tahan kembali meredam orgasmenya,
    “keluarin berbarengan ya sayang..” sahutku dan Bety juga terus mendesah dan menggeliat,
    “mmmppphhhh mmmppphhh mmmpphhhh..” desahnya,
    “aaahhh sayaannkk saya ingin keluar nih..” sahutku.
    Selang beberapa saat kami juga orgasme bersama,
    “mmmmmppphhhh mmmpphhhh..” desah Bety lemas.
    Saya lepas dahulu sumpalan dimulutnya,
    “kamu luar biasa sayank, semakin cinta dech dengan kamu..” kataku sekalian mencium bibirnya,
    “uuummmhhh emmhhh aaammmhhhh..” Bety juga membalasnya kecupanku, ku lumat bibir dan lidahnya dan dia juga membalas. “kamu di sini dahulu ya, saya ingin masak dahulu buat kita..” sahutku,
    “lepasin saya yaankk, pegel nih..” jawabannya,
    “hehehe..kelak ya sayank, tp kalau kamu dapat lepasin saja sendiri..hehehe..” kataku sekalian menyumpal kembali mulutnya, “tp yank eeuummppphhh mmmpphhhh..” belum Bety berbicara, saya sumpal kembali mulutnya dgn saputangan.
    “saya masak dahulu ya sayank..” kataku sekalian mencium keningnya.
    Lantas Bety mulai meronta-ronta melepas ikatannya sementara itu saya didapur mengolah buat kami berdua.
    Usai masak aku juga kembali dan menyaksikan Bety tetap kondisi terlilit karena tidak dapat melepas diri dari ikatanku,
    “lho belum lepas jg sayank? Hehehe” ledekku,
    “mmmppphhhhhh..” jawab Bety, lantas saya bebaskan ikatannya dan saya membersihkan badannya dari beberapa sisa spermaku.
    Sesudah kami berdua rapi, kami juga melahap masakan yang aku bikin. Sesudah peristiwa itu jalinan kami juga makin menarikdan penuh warna. Tiap minggu kami selalu bermain dgn atau tanpa terkait tubuh (ML), dan saya janji tidak akan buat Bety sedih.

  • Cerita Sex Enaknya Berhubungan Dengan Pramugari Sebelum Terbang Landas

    Cerita Sex Enaknya Berhubungan Dengan Pramugari Sebelum Terbang Landas


    2533 views

    Pakaiannya putih ketat dibuat dari bahan yang plastis memberikan lekukan badannya yang prima. Perutnya datar dan pinggangnya yang melekuk benar-benar aduhai. Tidak kusadari ia menyaksikan ke arahku.
    “Kok melihatin seperti begitu sich Mas?” Mukaku langsung merah padam memikul malu.

     

    Cersex Terbaru  – Saya gelagapan katakan, “Maaf Non habis kamunya cakep sekali sich.” Di luar sangkaan ia hanya tersenyum kecil.
    Sekalian ulurkan tangannya ia berbicara,
    “Nama saya Nilla, nama kamu siapa?” saya cukup bengong sesaat tetapi selanjutnya memegang tangannya dan menjawab,
    “Eh.. nama saya Ricky.” Tangannya halus sekali.
    Pikiranku mulai ngeres. Wah sedap sekali jika yang digenggam itu kemaluanku.
    “Kok jabat tangannya tidak lepas-lepas sich?” saya tersentak kembali dan meminta maaf.

    Saya ambil majalah dan memulai membacanya untuk tutupi mukaku yang mulai merah meredam malu. Saya memang bisa disebut jarang-jarang ada kekasih meskipun saya bisa disebut cukup. Jika permasalahan sex, saya sich individual pengalaman masih tidak ada, hanya masturbasi saja pernahnya. Saya telah ngebet sekali nge-seks dengan cewek tetapi sampai saat ini keberuntungan masih tidak ada.
    “Eh kamu sebelumnya pernah sekolah di SMP XXX (edited) kan? ” tanyanya secara mendadak.
    “Kamu kok tahu?”
    “Barusan waktu melihat kamu rasanya saya sebelumnya pernah melihat kamu sich, apalagi ngedenger nama kamu. Saya dahulu pernah sama kelas dengan kamu.”
    “Tetapi rasanya tidak ada yang namanya Nilla di kelasku.”
    “Saat itu saya belum mengganti nama, saat itu namaku Gizha , inget tidak?” Saya seperti tersentak saja, sang Geizha itu kekasih mimpiku, meskipun tubuhnya tidak perfect tetapi elok sekali.
    Tetapi cewek yang di muka mataku ini keliatannya lain sekali, lebih elok.
    “Oh kamu toh, edan, kamu berbeda sekali. Kamu dahulu seperti anak kecil saja, saat ini seperti bidadari saja,” timpalku.
    Ia hanya tersipu saja, selanjutnya kami mulai bercerita kondisi masing-masing. Rupanya sesudah lulus SMP, ia pergi ke Kanada untuk belajar dalam sana. Dari Kanada, ia jalan-jalan ke Taiwan dan diperjalanan kembali ke Kanada tetapi akan ada di L.A untuk saat ini. Sementara di Kanada, ia tidak ada cowok, ucapnya sich tidak ada yang memburu ia. Edan, pikirku, cewek cakep, bodi perfect seperti ia tidak ada yang memburu.
    Pada akhirnya makan malam mulai disajikan. Sebagai penumpang First Class, kami disodori berbagai tipe arak dan anggur.
    “Whisky please,” ucapku ke si pramugari.
    Ia tuangkan satu gelas Whisky. Nilla rupanya memutuskan untuk minum Brandy. Saat makan malam disajikan, lampu mulai diredupkan. Mendadak saja saya ada rasa untuk mengutarakan hatiku padanya yang tidak tersampaikan saat di Surabaya.
    “Nil, saya ingin bertanya nih tetapi kamu jangan terkejut ya..” Sekalian masih tetap kunyah ia melihat ke arahku dan menggangguk. “Nil, saya waktu di xxxx (edited) dahulu sudah mulai senang dengan kamu, tetapi tidak ada peluang dan keberanian.”
    “Rik, kamu mah gombal,” jawabannya sekalian minum Whisky-nya.
    “Nil, yang ingin saya tanyain, jika contohnya saya ngejar kamu bagaimana?”
    “Bergantung,” jawabannya polos. Saya tidak banyak bertanya kembali, kata “bergantung” telah membuatku lenyap semangat dan patah semangat.
    Pada akhirnya piring kami diambil lagi dan waktu sudah cukup malam dan saya telah ingin tidur. Saya meminta selimut ke pramugari pesawat itu dan Nilla juga meminta selimut. Tetapi pramugarinya kembali dan memberitahukan jika selimutnya tinggal satu saja tetapi selimut ini cukup buat 2 orang. Pada akhirnya saya dan Nilla sharing selimut itu dan tempat menyimpan tangan di tengah-tengah kuangkat. Saya masih tidak dapat tidur, pikirkan sang Nilla.
    Buatku kata “bergantung” ialah sebuah tolakan lembut yang menyakitkan. Sebelumnya pernah saya menanti jawaban seorang cewek yang memberikan kata “bergantung” tapi rupanya ia telah mempunyai kekasih. Mendadak saja saya rasakan kepala Nilla di bahuku, ternyata ia tertidur dan tidak menyengaja. Saya lihat mukanya yang manis dan cakep tersebut. Bibir imutnya seolah memikatku untuk menciumnya. Tapi saya sukses meredam gairahku dan memulai membenarkan dudukku. Saya melihat kembali, seolah saya ingin sekali melihati ia terus.
    Pada akhirnya tanpa perduli risiko, tanganku, kutaruh di pinggangnya sementara tangan satunya kutaruh ada di belakang kepalanya dan kucium bibirnya. Tanpa diperhitungkan, lidahnya mulai menerobos bibirku dan pada akhirnya lidah kami bertarung dalam mulut kami. Tangannya menarikku agar lebih dekat. Pada akhirnya kami istirahat untuk ambil napas.

    “Nil, apa sich tujuanmu ‘tergantung’?”
    “Tujuanku, bergantung kamu ingin tidak ngejar saya. Jika kamu ingin, sich saya terima saja.” Saya takjub, rupanya barusan ia hanya bermain hard-to-get.
    Kucium ia satu kali lagi tetapi ini kali saya mulai ciumi lehernya dan kupingnya. Tanganku mulai masuk ke pakaiannya yang ketat tersebut.
    Pada akhirnya tanganku mulai sentuh sisi dasar payudaranya, dengan 1 pergerakan mulus, tanganku mulai memegang payudaranya yang lentur tersebut. Pentilnya yang telah berdiri itu kumainkan dengan ibu jariku. Ia hanya mendesah kecil. Ia melepaskan kecupan kami dan di bawah selimut yang hangat itulah melepas kaos dan BH-nya.
    Penumpang lain telah tidur dan kami duduk di atas bangku paling belakang, hingga tidak ada yang bisa menyaksikan atau menyangka apa yang kami kerjakan. Kemudian kami mulai meneruskan permainan kami yang edan ini. Tanganku mulai meraba-raba masuk celananya tidak bisa disangka, rupanya ia tidak menggunakan celana dalam. Tanganku mulai mencari “rimba” kemaluannya dan pada akhirnya temukan klitorisnya yang sudah berdiri seperti pentil payudaranya.
    Saat tanganku sentuh klitorisnya, ia tergetar sedikit. Kubenamkan kepalaku di bawah selimut dan dengan lahapnya kuhisap dan kujilat pentilnya sementara tanganku repot bermain-main dengan klitoris dan lubang kemaluannya. Desahannya mulai cukup cepat dan saya mulai takut kedapatan dan ketangkap . Maka kucium ia sekalian tanganku masih tetap main di kemaluannya.

    Pada akhirnya ia mendapatkan klimaks dan jeritannya hanya kedengar dalam mulutku. Ledakan klimaksnya benar-benar hebat dan tanganku banjir oleh air bah klimaksnya seakan-akan seperti bendungan pecah keluar lubang kemaluannya. Celananya sekarang juga sudah basah oleh air klimaksnya. Tanganku yang untuk pertamanya kali bermain-main dengan kemaluan cewek ini mulai pegal.
    Pada akhirnya kubetulkan posisi dudukku dan kupeluk ia. Ia menggunakan lagi kaosnya dan bertumpu pada dadaku.
    “Rik, kamu belum senang kan, saya puasin yah?” Saya mulai gelagapan, jangan-jangan sang Nilla mau bermain di pesawat.
    Saya tidak ingin memikul malu jika kedapatan beberapa orang, menjadi saya katakan,
    “Nil, kamu kelihatannya lelah, kamu istirahat saja, kamu jika ingin puasin saya bisa saja tetapi kelak saja.” Pada akhirnya pesawat kami datang di Honolulu, Hawaii untuk isi bahan bakar.
    Kami dibolehkan menanti dalam pesawat atau turun pesawat dan melihat-lihat kondisi Hawaii dari ruangan tunggu. Saya dan Nilla turun pesawat dan ke ruangan tunggu. Kami punyai 2 jam untuk jalanan.
    “Nil, kita ingin ngapain?” tanyaku sekalian menggamit tangannya bak sepasang pacar.
    “Kamu penginnya apa?” jawabannya sekalian memberi senyum seribu makna. Waktu masuk, saya menyaksikan ada iklan hotel dalam airport.
    Kuajukan saranku untuk istirahat dalam hotel. Nilla sepakat saja dan kami pesan satu kamar. Sesampainya di dalam kamar, saya segera merebahkan diri di tempat tidur sesudah melepaskan kaos dan sepatu dan kaos kakiku. Nilla berdiri di muka tempat tidur dan menghidupkan TV, acara yang ditaygkan ialah MTV. Ia jalan perlahan dekati tempat tidur tanpa melepas contact mata. Pinggulnya mengarah ke kanan dan kiri dengan seksinya.
    Dengan pergerakan yang mulus, ia mulai berdansa dengan seksinya. Satu-satu bajunya dilepaskan sampai tubuhnya tidak terbungkus satu helai kain juga. Tangkai kemaluanku telah tegang dan keras seperti baja. Pelan-pelan ia naik ke tempat tidur. Dengan ke-2 lututnya, ia menyokong tubuhnya dan ia mulai merunduk dan menNilgkapkan selimut tempat tidur yang kupakai. Sabukku dilepasnya dan celanaku diambil sampai ke lutut.
    Tangkai kemaluanku sangat mencolok dan kepalanya keluar sisi atas celana dalamku. Kutendang celanaku ke lantai. Celana dalamku dipelorotnya dan mulutnya yang kecil itu mulai mengulum tangkai kemaluanku.
    Semua itu dilakukan tanpa melepas contact matanya dari mataku. Pergerakan mulutnya yang turun naik disertai sedotannya yang keras benar-benar membuat gairahku meletus. Pinggulku, kugerakkan turun naik selaras dengan turun naik mulutnya.
    Kepalanya kupegang dan setiap kepalanya turun, kudorong kepalanya serendah mungkin supaya semua tangkai kemaluanku ditelannya sedalam mungkin. Pada akhirnya klimaksku mulai menaiki naik dengan tajam, pergerakan mulutnya mulai cepat dan hisapan-hisapannya makin keras.
    “Nil, saya ingin keluar nih, jika kamu tidak lepasin entar saya akan nyemprot di mulut kamu nih..” ucapku.
    Ia tidak menggubris peringatan yang kuberikan, bahkan juga pergerakannya semakin dipercepat.
    “Ohh yess.. arghh..” Saya menjerit keras.
    Saya seakan melayg di dimensi ke-4 dan kepuasan yang kudapat tidak bisa digambarkan kata-kata saat saya menyemprot spermaku dalam mulutnya yang imut tersebut. Semua spermaku ditelannya dan tangkai kemaluanku dijilatinya supaya tidak ada setetes sperma juga yang akan ketinggalan.

    Ia melihatku dan menanyakan,
    “Bagaimana, saya luar biasa tidak?” Luar biasa? Apa yang dilakukan benar-benar luar biasa dan mungkin ia penjilat kemaluan lelaki yang terbaik di dunia.
    Saya tidak tahu berapakah tahun ia latihan dan berapakah tangkai kemaluan yang sudah ia hirup.
    “Nil, saya tidak tahu bagaimana bilangnya, kamu bukan luar biasa kembali, kamu the best.”
    “Rik, saya tahu kamu hanya basa basi saja. Barusan itu pertama kalinya saya coba ngisep kontol orang loh..”
    “Yang benar saja, saya tidak yakin Nil. Saat saya cowok pertama yang kamu isep.”
    “Okay dech Rik, saya ceritain dech. Saya dahulunya ada beberapa cowok, tetapi semua tidak pas. Setiap kali saya sama cowok-cowokku yang dahulu tiba, kami sampai petting.”
    “Terus?”
    “Yah, waktu sampai heavy petting, kusuruh cowokku ‘ngisep aku’ tetapi tidak ada yang ingin . Maka satu-satu saya putusin.”
    “Nach apa hubungan dengan kamu ‘ngisep aku’?”
    “Saya sayang dengan kamu Rik, argumen ke-2 saya putusin cowok-cowokku yang dahulu karena saya tidak dapat ngelupain kamu.
    Saya masih inget saat itu saya terganggu dengan orang jahat di dekat Mal Galaxy, kamu membantu saya. Jika tidak ada kamu saya tidak tahu akan bagaimana. Semenjak saat itu saya mulai senang dengan kamu.” Hatiku mulai terjamah dengan ucapannya tersebut.
    Kupeluk ia dan kucium bibirnya. Kecupanku mulai menyebar ke pipinya, kupingnya, dagunya dan lehernya. Tidak berapakah lama, kecupanku sampai ke buah dadanya. Sekalian kucium dan kujilat pentil buah dadanya yang mulai keras dan tegak, tanganku mencari perutnya, hutannya dan pada akhirnya jariku masuk ke lubang kemaluannya. Ia mulai mendesah kecil. Tangannya mengelus kepalaku dan rambutku. Kecupanku mulai turun ke bawah sampai ke lubang kemaluannya.
    Klitorisnya yang sudah berdiri yang tegak kelihatan terang. Kujilat sekali dan dampaknya benar-benar hebat. Jeritan-jeritan kepuasan mulai keluar mulutnya. Sekalian jariku masuk keluar lubangnya yang sempit itu, kujilati klitorisnya dengan penuh semangat. Berbau odor sex yang keluar kemaluannya berasa wangi di hidungku, menambahkan semangatku. Jilatanku keras dan cepat. Irama sikatan jariku kupercepat dan kuperlambat, membuat Nilla menggelinjang dan menjerit kenikmatan.
    “Rik, kontolmu Rik, masukkan dong..”
    “Nil, kamu sudah sebelumnya pernah belum?”
    “Kok tanya sich? Tentu belum lah!”
    “Nil, pertama kalinya akan sakit loh.”
    Itil V3
    “Begini saja Nil, saya berbaring di tempat tidur and kamu mengangkang di atasku, terus kamu saja yang masukkan supaya kamu sedap. Jika begitu, semua kamu yang ngatur. Jika sakit diem, jika sudah biasa masukkan kembali.”
    “Suka-suka kamu dech.” Pada akhirnya ia juga mengangkang di atas tangkai kemaluanku dan berat tubuhnya didukung lututnya.
    Pelan-pelan ia turunkan tubuhnya. Tangannya menggenggam tangkai kemaluanku dan ditujukannya ke lubang kemaluannya. Lubang kemaluannya sempit sekali. Dikit demi sedikit tangkai kemaluanku ditelan lubang kemaluannya. Kurasakan ada kendala di muka tangkai kemaluanku, ternyata ia masih betul-betul perawan.
    “Nil, waktu hymen kamu pecah kamu tentu merasakan sakit menjadi kamu kerasin saja supaya sekali masuk langsung.” Ia menurut saranku dan memakai semua berat tubuhnya dan gravitasi, ia turunkan tubuhnya.
    Di saat yang sama, kuangkat lututku untuk menyokong tubuhnya. Jeritannya bergema dalam kamar yang kecil itu dan seprei tempat tidur diremasnya kuat-kuat. Kami istirahat sesaat, supaya lubang kemaluannya dapat menyesuaikan karena ada tangkai kemaluanku dalam lubang kemaluannya. Sesudah lebih kurang 3 menit, kutidurkan ia di tempat tidur. Ke-2 kakinya di bahuku dan saya menanyakan,
    “Nil, saya mulai ya?”
    “Iya Rik, tetapi jangan sakiti saya.”
    “Tenang jika sakit katakan saja, saya tentu setop.” Pinggulku mulai kugerakan mundur-maju dan jariku bermain-main dengan klitorisnya.

    Irama sikatanku diawali irama yang perlahan, dan irama itu kadangkala kupercepat. Erangan kepuasan bergema dalam kamar. Nilla sudah klimaks 2x sepanjang irama ini kupermainkan. Pada akhirnya klimaksku juga sudah merapat. Iramanya kupercepat dan Nilla juga meng ikuti iramaku dan tarik tanganku supaya tangkai kemaluanku dapat masuk sedalam mungkin.
    Cocok saat sebelum saya klimaks, kurasakan dinding lubang kemaluan Nilla mengeras dan mencekram tangkai kemaluanku dengan kuatnya dan ia juga memperoleh klimaksnya satu kali lagi. Tidak lebih dari dua detik, aku juga menyemprot spermaku dalam lubang kemaluannya. Tubuh kami penuh keringat dan aku juga tiduran di samping Nilla.
    Kami kenakan pakaian lagi dan segera ke arah pesawat, karena kami cuma ada sepuluh menit saat sebelum pesawatnya pergi.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Terikat Di Kasur

    Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Terikat Di Kasur


    856 views

    ia jg tidak pakai celana dalam bos,,kayaknye die memang uda siap buat dientot ni bos,,”.

    Cersex Terbaru – “yaude,,lepasin jaketnye, Man,,agar ni cewek telanjang sekaligus,,”.
    “oke bos,,”. Ke-3 preman itu menjadi meleng hingga otak Sari langsung bekerja untuk melepas diri dari 3 preman tersebut.
    Sari menggerakkan kepalanya ke belakang hingga berkenaan muka sang bos preman.
    “aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauhi Sari sekalian memegang hidungnya yang nyaris patah karena kebentur sisi belakang dari kepala Sari. 1 preman telah lepas, 2 more to go

    Sari mengusung kaki kanannya hingga lutut Sari langsung menghajar dagu preman yang memegang kakinya. Preman itu langsung jatu terjatuh ke belakang. Still 1 preman standing. Sari langsung memukul preman yang barusan ditugasi menanggalkan jaket Sari.
    Walau tinju Sari kurang kuat, tp sanggup membuat preman itu jg jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dgn sedikit berjinjit. Sari juga mengambil langsung cara 2 ribu menjauhi dari 3 preman yang sedang kesakitan sekalian berteriak minta bantuan.

    Ada orang keluar warung, Sari lari ke arah orang itu, sekalian berlari, Sari menarik resleting jaketnya ke atas kembali supaya payudaranya ditutupi jaket.
    “tolong pak,,saya ingin disetubuhi,,”, kata Sari sekalian berlindung ada di belakang orang tersebut.
    “mana Dek,,yang ingin merkosa,,”, tutur orang itu sekalian berangkat pinggang seperti jawara.
    3 preman itu ada di hadapan abang pemilik warung dgn napas mereka yang tersengal-sengal. Sari merasa sedikit tenang menyaksikan sang abang pemilik warung keliatannya tidak gentar hadapi tiga orang preman tersebut.
    Mendadak, trio preman itu segera mengarah ke belakang sang abang pemilik warung dan tangkap Sari.
    “pak,,tolong saya,,”, pinta Sari dgn muka susahnya. Abang pemilik warung itu melihat ke belakang.
    “ah,,kronis lo betiga,,sudah saya kasih minuman,,justru tidak ngajak saya cocok ingin merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar mulut sang abang pemilik warung membuat Sari seperti tersamber petir.
    “gimane ingin ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.
    “kok dapat kabur?”.
    “noh,,karena sang Maman membuka jaketnye kelamaan,,”.
    “bukan salah saya bos,,karena sang Bagus,,megangin kakinye tidak benar,,”.
    “sedap aje,,lo,,bos Hari jg salah,,”.
    “udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyg seperti bidadari ini,,”.
    “benar juge ape kate lo,,Yo,,”. Pada akhirnya, nama mereka tersingkap jg.
    Sang bos preman namanya Hari, sang abang pemilik warung namanya Taryo, preman yang barusan memegang kaki Sari namanya Bagus, dan preman yang paling akhir namanya Maman.
    “ngapain lo kabur barusan,,hah?!”, sebuah pukulan landing di pipi kanan Sari.
    “udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,agar die jera,,”. Dalam sekejap, jaket Sari telah dibuang jauh oleh Hari.
    “buset,,bodinye bohay sekali,,”, tutur Maman.
    “simak tuch memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.
    “bermakna saya yang merawanin,,”, kata Udin.
    “sedap aje lo, Din..saya bosnye di sini,,”, balas Hari.
    “tp,,ini kan warung saya,,”, balas Udin tidak ingin kalah.
    “yaude,,lo yang merawanin,,tp kite gratis minum di warung lo 1 minggu ye,,”, kata Hari.
    “sip dah,,nyg penting dapat merawanin cewek,,”.
    “jangan setubuhi saya,,”, pinta Sari, air matanya juga mengucur keluar.
    “diem lo !! nanti lo jg sedap,,”, ledek Bagus.
    “kite taro aje di kursi agar lebih sedap,,”, saran Maman.
    “benar jg lo Man,,”. Maman dan Bagus mengusung badan Sari dan menyimpan Sari di atas bangku panjang dari kayu yang umum berada di warteg.
    Bagus dan Maman mengusung kaki Sari ke atas hingga memek Sari yang ada di pinggir ujung kursi betul-betul terpampang dgn benar-benar terang.
    Hari duduk di ujung kursi yang satunya, ia memegang ke-2 tangan Sari sekalian nikmati kehalusan dari bibir Sari yang tipis dan halus. Sari tahu jika ia tidak dapat lakukan perlawanan kembali karena ini kali ia betul-betul tidak memiliki daya. Sari tidak tahu apa yang bisa terjadi pada memeknya karena pandangannya ditutupi leher Hari.
    “saya jilat dahulu ah,,ingin tahu,,memeknye perawan manis ape tidak,,hehe,,”, tutur Udin.
    Udin berjongkok di muka memek Sari dan menatp panorama cantik di depannya seperti detektif yang memerhatikan dgn cermat untuk temukan tanda bukti.
    “tidak ade bulunye kembali,,bertambah napsu saya,,”, kata Udin.
    “udeh,,cepatan lo Din,,nanti giliran,,”, kata Hari kemarin Hari meneruskan melumat bibir Sari kembali.
    “sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus ke-2 paha mulus Sari sampai sentuh pangkal paha Sari.
    Lantas Udin dekatkan mukanya ke memek Sari. Udin makin gairah sesudah menyaksikan bentuk memek Sari yang masih prima dan harum alami dari memek Sari yang dirawat dgn baik oleh Sari.
    Udin sapu belahan bibir memek Sari dari bawah ke atas dgn sekali sapuan saja. Sari menggeliat karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengucur di sekujur badannya. Selanjutnya, Udin mengelitik klitoris Sari dgn lidahnya.
    “mmmffhh,,”, desah Sari ketahan bibir Hari.

    Bagus dan Maman tidak cuma memegang kaki Sari saja, tp masing-masing pada mereka jg ‘memegangi’ dan meremasi payudara Sari. Udin buka bibir memek Sari hingga ia dapat menyaksikan sisi dalam dari memek Sari yang kelihatan benar-benar menarik karena tetap merah mengembang.
    Lidah Udin telah tersisip dalam lubang memek Sari. Udin memasukkan kepalanya ke selangkangan Sari supaya Udin dapat masukkan lidahnya lebih dalam ke memek Sari. Sari memang menampik, tp ia tidak dapat menygkal badannya yang dgn suka hati terima gempuran lidah Udin.
    “nnggffhh,,,”, suara lenguhan Sari yang tetap ketahan bibir Hari.
    Badan Sari jadi tegang karena ia mengalami orgasme.
    “ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak sia-siakan satu tetes juga sampai cairan memek Sari tidak bersisa.
    “gimane Din?”, bertanya Bagus.
    “maknyus,,sedap sekali,,manis ‘n renyah,,”, jawab Udin.
    “namanye jg memek perawan,,”, tutur Maman.
    “giliran lo Din,,”, kata Hari.
    “okeh,,”. Hari dan Udin tukar posisi.
    Mereka berganti-gantian menjilat-jilati memek Sari sampai masing-masing mereka sudah mencicip cairan memek Sari. Sari telah pasrah karena tenaganya habis sesudah 4x orgasme. Saat ini, Udin bertemu dgn memek Sari kembali dgn celananya yang telah merosot hingga k0ntol Udin terlepas keluar sangkarnya.
    “akhirnye,,****** saya dapat merasakan memek perawan jg,,”, tutur Udin. Udin sangat semangat ingin selekasnya menusukkan k0ntolnya ke saat memek Sari.
    “hoi !!”, teriak seorang. empat orang itu melihat ke sumber suara yang mereka dengar.
    “siape lo?!”, bertanya Udin.
    “jangan kacaukan ia !!”, teriak orang tersebut. Udin segera menggunakan celananya kembali.
    “mao menjadi jawara lo?”. Bagus dan Maman melepas kaki Sari dan maju bersama Udin ke orang itu sementara Hari mengikat kaki dan tangan Sari dgn tali rafiah yang Hari mengambil dari warung Udin.
    “lo semua,,jangan kacaukan tuch cewek !!”, kata orang tersebut.
    “oh,,lo mao menjadi jawara lo yee,,”, kata Hari yang gabung dgn Udin, Bagus, dan Maman.
    “cari mati die,,kite matiin aje nih orang,,agar kite dapat ngentotin perawan,,”.
    “Gus,,Man,,maju lo bedua,,bantai ampe sanggups nih jawara kemaleman,,”, perintah Hari.
    “oke bos,,”, jawab Bagus dan Maman maju merapat pada orang tersebut.
    Bagus serang lebih dulu, ia melaygkan tinju kanannya ke orang tersebut. Orang itu menangkis dgn tangan kanannya, lantas selekasnya menyepak perut Bagus dgn cepat.
    Walau cuma 1 kali sepakan, Bagus langsung sujud sekalian memegang perutnya dan meringis kesakitan. Maman serang orang itu dari belakang dgn melaygkan sebuah pukulan.
    Tp, dgn cekatan orang itu menghindari ke kiri lantas gerakkan siku tangan kanannya untuk berkenaan perut Maman. Maman secara langsung kesakitan karena pukulan siku orang itu demikian kuat. Orang itu langsung lakukan sepakan berputar-putar ke belakang dan berkenaan muka Maman hingga Maman secara langsung terlontar ke samping.
    “sialan lo !!”, Hari dan Udin langsung maju serang orang tersebut.
    Tp, orang itu melaygkan 2 jurus sepakan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
    “awas lo ye,,!!”, ancem Hari sekalian kabur.
    Udin, Bagus, dan Maman jg lari dgn benar-benar kuat. Orang itu dekati Sari yang tidak berbusana dan tidak memiliki daya karena kaki dan tangannya terlilit ke kursi.
    “lo tidak apapun?”, kata orang itu sekalian melepas ikatan di kaki dan tangan Sari.
    “terima kasih,,”, jawab Sari masih kurang kuat.
    “nih,,pakai jaket saya,,”, orang itu menggunakankan jaketnya ke Sari sesudah Sari duduk di kursi.
    “terima kasih Mas,,”.
    “kenalin nama saya Eno,,”.
    “nama saya Sari,,”.
    Rupanya, Eno ialah sabuk hitam dalam Taekwondo hingga tidak bingung ia menaklukkan empat orang barusan dgn benar-benar gampang walaupun muka Eno tidak dekati kata tampan sedikit juga.
    “ngapain lo malem-malem berada di luar?”.
    “saya baru dateng dari dusun Mas,,”.
    “oh,,pantes saja,,wajahnya masih polos,,terus saat ini mana celana kamu? saat tidak pakai celana seperti begini,,”.
    “tidak tahu Mas,,”.
    “yaudah,,lo pakai celana pelatihan saya saja,,”, kata Eno memberikan celana trainingnya yang ia mengambil dari dalam tasnya.
    “terima kasih Mas,,”.
    “lo ingin ke mana saat ini?”.
    “mm,,saya ingin ke rumah saudara saya,,”, Sari bohong.
    “ingin saya anter?”.
    “ah,,tidak perlu Mas,,saya jalan sendirian saja,,”, Sari menampik penawaran dari Eno karena ia telah tidak yakin ke lelaki.
    “yaudah,,tp saya anterin ke arah tempat yang lebih ramai ya?”.
    “apa tidak ngerepotin?”.
    “tidak apapun,,yok,,”. Eno jalan ke motornya yang diparkirkan cukup jauh dari warung.
    Sari menggunakan celana pelatihan Eno hingga pada akhirnya, memek Sari tertutup jg.
    Eno tiba dekati Sari dgn memakai motornya.
    “mari,,naik,,”.
    “iya Mas,,”. Sari naik membonceng ada di belakang lantas Eno memicu motornya menjauhi dari warung itu ke arah tempat yang lebih ramai.
    “terima kasih ya Mas,,”, Sari turun dari motor.
    “lo tidak pakai alas kaki ya dari barusan?”.
    “iya,,Mas,,ilang,,”.
    “oh,,kalau begitu pakai sendal saya saja,,nih,,”.
    “nanti Mas bagaimana?”.
    “sudah,,tidak apapun,,pakai saja,,tp betulan lo tidak apapun jalan sendiri?”.
    “iya Mas,,tidak apapun,,terima kasih banyak sudah nyelametin saya Mas,,”.
    “yaudah dech,,saya lebih dulu ya,,ati-ati lo,,”. Eno juga pergi tinggalkan Sari karena ia ada masalah penting.
    Sari jalan sendiri kembali, tp ini kali ia menggunakan celana untuk tutupi sisi bawah badannya dan sendal membuat perlindungan kakinya.
    Tenaga Sari tinggal seperempat saja hingga Sari cuma meng ikuti kakinya tanpa tahu arah dan tujuan. Kakinya bawa Sari ke sebuah komplek perumahan yang cukup elit. Seperti komplek yang lain, ada pos satpam dan portal saat sebelum masuk ke dalam komplek, tp keliatannya satpamnya sedang tidak ada.
    Sari masuk ke dalam wilayah komplek itu dgn cara sempoyong karena ia sangat lemas. Baterai empty, please recharge. Tenaga Sari telah betul-betul tidak sisa kembali ini kali hingga Sari jatuh tidak sadarkan diri di muka sebuah rumah yang besar.
    Dgn mata yang samar-samar, Sari menyaksikan ada seorang yang mengusung badannya. Kemudian, Sari sudah tidak sadar diri. Saat bangun, Sari telah ada di atas tempat tidur yang benar-benar empuk. Ia meregangkan badannya alias ngulet.
    Baterai full. Tubuh Sari telah betul-betul fresh setelah tidur hingga Sari memilih untuk bangkit dari tempat tidur. Kamar itu demikian besar, luas, dan penuh dgn barang yang kelihatannya mahal. Sari tidak berani sentuh apapun karena takut ada yang pecah.
    Itil V3
    Sari jalan ke arah pintu kamar yang besar sekali. Sari buka pintu kamar itu dan jalan keluar kamar. Sari menelusuri rumah yang cukup besar itu dan cari sang pemilik rumah yang mungkin barusan sudah membawa masuk ke rumah.
    Tp, walau dicari ke mana saja, Sari tidak temukan siapa saja di dalam rumah itu . Maka, Sari cuma duduk di atas sofa yang ada di ruangan tamu. Mendadak Sari dengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke ruangan tamu.
    “eh,,kamu sudah bangun?”.
    “bapak siapa?”, bertanya Sari ketakutan.
    “nama bapak,,Dirman,,kamu?”.
    “nama saya Sari,,mengapa saya ada di sini?”.
    “barusan kamu tidak sadarkan diri di muka rumah bapak,,jadi bapak membawa kamu ke dalam rumah,,”.
    “maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.
    “mengapa nak Sari dapat tidak sadarkan diri?”.
    “saya tersesat,,”.
    “oh,,kalau begitu,,nak Sari tinggal di sini saja dahulu,,”.
    “aduh,,maap pak,,saya tidak ingin ngerepotin,,”.
    “tidak apapun,,tentu kamu lapar,,sudah lah,,malem ini nak Sari tinggal di sini dahulu,,”.
    “tp jika saya tinggal di sini,,apa istri bapak tidak apapun?”.
    “oh,,nak Sari tenang saja,,istri bapak sudah tidak ada,,”.
    “oh,,maap Pak,,saya tidak berniat,,”.
    “ah,,tidak apapun,,mari nak Sari,,kita makan,,”.
    “tidak perlu Pak,,”.
    “kruukk,,,~~”, bunyi dari perut Sari yang keroncongan membuat Sari tersipu malu.
    “tuch kan,,sudah mari kita makan,,”, Pak Dirman tarik tangan kanan Sari dan membawa ke kamar makan.
    Bacaan Seks Dewasa Karena Cuma Menggunakan Jaket di Setubuhi
    Sekalian jalan ke kamar makan, pikiran Sari bercabang jadi 2. Yang satu, Sari deg-degan dan cemas dgn Pak Dirman yang duda karena Sari terpikir peristiwa bersama ayah angkatnya.
    Dan, pikiran Sari yang lain menjelaskan jika ia pergi malam hari ini, ia akan kelaparan dan mungkin ia akan disetubuhi oleh preman-preman yang sedang mabuk . Maka, Sari sudah memutuskan untuk ada di rumah itu untuk tadi malam.
    “saya nginep di sini dahulu dech,,sepertinya ni bapak tidak punyai pikiran macem-macem,,”, berpikir Sari.
    Pak Dirman memang seperti terlihat bapak yang baik, tp who knows?.
    “makanan siap Pak,,”, sapa orang yang berada di dekat meja makan.
    “oh,,terima kasih To,,kamu telah makan, To?”.
    “saya mah mudah, Pak,,saya izin dahulu ke belakang ya Pak,,”.
    Parto jalan keluar dapur.
    “mari,,nak Sari,,silahkan makan,,”.
    “tidak apapun nih Pak Dirman?”.
    “tidak apapun,,hayo cepat,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk terlebih dahulu, diikuti Sari yang masih cukup malu duduk di atas meja makan.
    “mari Sari,,tidak perlu malu,,mari makan,,”.
    “iya Pak,,”. Pak Dirman mulai ambil makanan dan Sari cuma sedikit ambil makanan karena Sari masih cukup malu.
    “mmmm,,Pak Dirman,,saya bisa menumpang ke kamar kecil?”.
    “oh bisa,,nak Sari terus saja terus belok ke kiri,,nach ruang yang berada di kanan,,itu wc,,”.
    “terima kasih Pak,,saya izin dahulu,,”.
    “oh iya,,ya,,silahkan,,”. Sari meng ikuti instruksi panduan dari Pak Dirman hingga ia dapat temukan kamar mandi.
    Sesudah membuang air kecil, Sari membersihkan tangannya di wastafel sekalian melihat kaca yang berada di depannya.
    Sari menyaksikan bayang-bayang seorang gadis berparas elok dgn kulit muka putih merona. Bayang-bayang itu tidak lain dan tidak bukan ialah dirinya.
    Damn, my beautiful face. Sari berpikiran jika saja mukanya tidak elok mungkin hidupnya tidak seperti saat ini, mungkin ia akan hidup berbahagia. Tp, apa ingin dikata. Muka tidak dapat ditukar, operasi plastik tidak mungkin Sari kerjakan karena kantongnya cuma berisi angin saja alias boke’. Sari balik lagi ke kamar makan dan duduk kembali di bangkunya.
    “mari nak Sari,,makan kembali,,”.
    “aduh,,saya sudah kenyg Pak,,”, kata Sari sekalian minum tersisa air minumnya.
    “benar nak Sari sudah kenyg? tidak ingin tambah?”.
    “terima kasih,,Pak,,saya sudah kenyg sekali,,”, Sari merasa matanya sangat berat dan habis-habisan menantang rasa mengantuk yang mendadak serangnya.
    “walau sebenarnya saya baru tidur,,mengapa saya sudah mengantuk kembali?”, bertanya Sari dalam hati. Sari mengucek-ngucek matanya.
    “mengapa? nak Sari mengantuk?”.
    “iya nih Pak,,walau sebenarnya saya baru istirahat,,”.
    “ya telah,,Parto !!”, Pak Dirman panggil Parto. Dalam kurun waktu sesaat, Parto telah tiba.
    “ada apakah Pak?”.
    “tolong antar Sari ke kamarnya,,”.
    “baik, Pak,,”.
    “silahkan,,nona Sari,,saya perlihatkan kamarnya,,”.
    “terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur lebih dulu,,”.
    “oh,,ya,,tidak apapun,,nak Sari memang harus istirahat,,”.
    “saya izin dahulu ya Pak Dirman,,terima kasih sekali,,sudah bolehin saya makan,,”.
    “sudah,,nak Sari istirahat sana,,”. Sari jalan ada di belakang Parto ke arah kamarnya.
    “di sini,,kamarnya nona,,”, Parto buka pintu sebuah kamar yang dalamnya cukup eksklusif.
    “terima kasih,,Mas Parto,,”. Sari masuk ke kamarnya sementara Parto pergi tinggalkan Sari.
    “pada akhirnya,,”, barusan Sari mengambrukkan badannya ke kasur, ia segera tertidur.
    Rupanya, ada yang masukkan obat tidur ke minuman Sari. Obat tidur itu bereaksi dgn cepat, tetapi cuma sesaat membuat orang tertidur kemungkinan cuma 1-2 jam saja.
    Sari terjaga dan mengetahui jika ia benar-benar tidak dapat gerakkan kaki dan tangannya. Tangan Sari terlilit ke tiang tempat tidur dan kaki Sari terlilit ke tiang tempat tidur yang lain hingga sekarang, Sari dalam posisi X.
    “tolong,,!!”, teriak Sari kuat.
    Seorang masuk langsung ke kamar Sari.
    “tolong saya,,Pak Dirman”, pinta Sari dgn kuatir.

    Pak Dirman merapat ke Sari yang telanjang dan terlilit ke tempat tidur.
    “tolo,,”, Sari stop minta bantuan ke Pak Dirman karena ia menyaksikan Pak Dirman tersenyum curang dan sorot matanya seperti srigala lapar.
    “tol,,mmffhh,,”, mulut Sari langsung dibukam oleh Pak Dirman.
    “tidak nygka,,malem-malem,,dapat rezeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas tempat tidur dan duduk di muka selangkangan Sari yang lebar terbuka.
    Pak Dirman menindih badan Sari lantas Pak Dirman melepas bungkaman di mulut Sari.
    Kemuan Pak Dirman secara langsung membekap mulut Sari kembali, tp ini kali dgn mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Sari. Lantas Pak Dirman melumat bibir Sari mati-matian sekalian terus mainkan lidahnya dalam rongga mulut Sari. Sari sadar ia tidak dapat menantang seperti peristiwa-kejadian awalnya hingga Sari telah pasrah apa yang bisa terjadi nanti.
    Pak Dirman betul-betul mencumbu Sari sepuasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Sari dgn benar-benar bergairah. Sesudah senang nikmati bibir Sari, Pak Dirman bangun dari atas badan Sari.
    “tubuh kamu bagus sekali,,”.
    “tolonngg !!”.
    “sia-sia kamu minta bantuan,,mending kamu pasrah saja,,”. Pak Dirman mencengkeram ke-2 buah payudara Sari yang memiliki bentuk benar-benar cantik tersebut.
    Pak Dirman meremas-remas ke-2 buah payudara Sari sekalian kadang-kadang mencubit payudara Sari. Lantas Pak Dirman dekatkan mukanya ke payudara Sari, ia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilat-jilati ke-2 buah payudara Sari dan putingnya.
    “oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar mulut Sari.
    Muka Sari merah seperti kepiting rebus karena ia tidak dapat meredam malu, barusan ia menampik habis-habisan, tp sekarang ia justru keluarkan desahan karena Sari tidak dapat memungkiri begitu enaknya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.
    Pak Dirman turunkan kecupannya ke perut Sari. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Sari. Lantas Pak Dirman menciumi perut Sari langsung ke bawah sampai pada akhirnya sampai jg di lembah kepuasan punya Sari.
    “harum,,harum sekali,,”, komentar Pak Dirman sesudah ia mengisap wewangian harum yang merebak di wilayah selangkangan Sari.
    Pak Dirman turun dari tempat tidur, ia buka ikatan kaki kiri Sari lantas Pak Dirman mengikat kaki kiri Sari semakin tinggi selanjutnya Pak Dirman jg lakukan hal yang sama ke kaki kanan Sari hingga saat ini kaki Sari membubung ke atas seperti huruf V.
    “nach,,kalau begini kan lebih mudah,,”. Pak Dirman naik ke atas tempat tidur dan posisi kepalanya telah ada di paha putih yang mulus Sari.
    Pak Dirman mengawali dgn mengecup klitoris Sari berkali-kali hingga sebagai tanggapan, badan Sari menggeliat.
    “saat ini sedap kan? karena itu,,kamu tidak perlu ngelawan kembali,,”, ledek Pak Dirman.
    Sari merasa seperti wanita murahan karena ia demikian nikmati lidah Pak Dirman yang saat ini telah menelusuri sekitaran memeknya.
    “mmmhhh,,”, desah Sari perlahan.
    Pak Dirman memperlebar ke-2 bibir memek Sari hingga Pak Dirman dapat menyaksikan sisi dalam dari memek Sari yang tetap kelihatan merah memikat.
    “jangan-jangan kamu masih perawan ya? untungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman telah mengaduk-aduk lubang memek Sari.
    “ooohhhh,,!!”, erang Sari memperoleh orgasmenya.
    Pak Dirman tidak yakin dgn rasa cairan memek Sari. Manis, renyah, dan sedikit rasa asin bercampur dgn formasi yang benar-benar cocok hingga Pak Dirman mengais-ngais tersisa cairan memek Sari sampai tidak ada tersisa setetes juga.
    Benjolan di celana Pak Dirman telah besar sekali yang mengisyaratkan jika Pak Dirman telah horny berat. Pak Dirman secara langsung menanggalkan baju dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit dapat disaksikan oleh Sari. Sari benar-benar terkejut menyaksikan apa yang mengacungkan tegak di bawah perut Pak Dirman.
    K0ntol pertama yang Sari saksikan ialah k0ntol ayah angkatnya, dan k0ntol Pak Dirman semakin lebih besar.
    “jangan,,”, lirih Sari perlahan.
    Pak Dirman tidak menghiraukan Sari, Pak Dirman justru telah bersiap-sedia mencoblos memek Sari. Kepala k0ntol Pak Dirman telah ada di depan lubang memek Sari.
    “tidaakk,,!!”, teriak Sari dgn suaranya yang kurang kuat halus.
    Air mata Sari mengucur dari ke-2 matanya karena Sari tahu jika keperawanannya sudah tidak selamat kembali karena ia tidak dapat lakukan perlawanan. Pak Dirman menggerakkan k0ntolnya ke saat memek Sari. Perlahan-lahan tp tentu, k0ntol Pak Dirman menyelusup masuk ke dalam saat memek Sari.
    “uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sekalian menekan k0ntolnya ke saat memek Sari yang benar-benar kuat menjepit k0ntol Pak Dirman karena memek Sari masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise.
    Sari rasakan ada yang robek di saat memeknya.
    “nngghh,,,”, Sari terus menangis sekalian meringis kesakitan yang hebat karena Sari rasakan memeknya seperti kebakar dan melebar sampai seoptimal mungkin.
    K0ntol Pak Dirman telah seutuhnya ada di saat memek Sari, Pak Dirman rasakan lubang memek Sari memijit dan menjepit k0ntolnya dgn benar-benar kuat.
    “oohh,,sedap sekali,,”, desah Pak Dirman.
    Lantas Pak Dirman menyaksikan ke k0ntolnya, sedikit ada darah yang menyelip keluar memek Sari.
    “rupanya,,kamu benar-benar masih perawan ya,,tidak nygka,,saya untung sekali malam hari ini,,”. Sari cuma menangis saja.
    “kalau begitu,,maennya perlahan-lahan saja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dgn benar-benar perlahan.
    “heenngghh,,”, Sari tetap rasakan pedih sekalian bersedih.
    Saat ini k0ntol Pak Dirman masuk keluar memek Sari bisa lebih cepat dari awal sebelumnya dan semakin bertambah cepat sampai mungkin 8 kali/detik. Sekalian mengaduk-aduk memek Sari yang hebat sempit itu, Pak Dirman membelai ke-2 buah payudara Sari dgn lidahnya.
    “uummmhhh,,”, Sari mendesah karena rasa pedih yang ia rasa telah lenyap hingga tinggal rasa nikmat saja yang Sari merasai.
    Air mata Sari juga telah tidak keluar kembali karena mata Sari telah kering.
    “nach,,mulai sedap ya?”, ledek Pak Dirman menyaksikan Sari yang mulai kenikmatan. Rasa malu dan nista serang Sari hingga Sari melihatkan kepalanya ke kiri dan tutup matanya, tp Sari tidak dapat stop mendesah karena itu ialah lolongan jiwanya.
    Pak Dirman menciumi leher Sari membuat Sari bergidik karena geli.
    “aaahhh,,”, saluran listrik menyebar di sekujur badan Sari yang mengisyaratkan jika ia telah capai orgasme pertama kalinya.
    “ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara k0ntol Pak Dirman yang masuk keluar memek Sari yang sekarang telah becek karena cairan memek Sari sendiri.
    Capitan memek Sari dan rasa hangat dari cairan memek Sari membuat Pak Dirman kerasan biarkan k0ntolnya lama-lama di saat memek Sari hingga Pak Dirman memacu memek Sari dgn tempo yang lamban.
    “ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena ia sedang menembaki kandungan Sari dgn spermanya.
    Pak Dirman betul-betul senang nikmati bermainnya dgn Sari yang barusan usai. Walaupun berkeringat, tp badan Sari masih tetap keluarkan wewangian harum yang sedap untuk dihirup.
    “ploop,,”, Pak Dirman mengambil k0ntolnya dari memek Sari. Cairan merah muda langsung menetes keluar memek Sari.
    Cairan merah muda itu dibuat dari kombinasi darah keperawanan Sari, cairan memek Sari, dan sperma Pak Dirman yang bercampur dgn rata di saat memek Sari.
    “wah,,sudah jam 2 malem,,esok harus bangun pagi,,kita lanjutin esok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sekalian mencubit pipi Sari yang lembut tersebut.
    Lantas Pak Dirman tinggalkan Sari yang tetap terlilit ke tempat tidur. Sari menangis kembali karena keperawanannya barusan direnggut oleh Pak Dirman, orang yang barusan ia mengenal, mending jika tampan, muka Pak Dirman benar-benar tidak ada segi baiknya. Pak Dirman lagi kembali ke kamar Sari.

    “saya lupa,,”. Pak Dirman menggenggam dildo yang besar pada tangan kanannya dan menggenggam lakban dan gunting pada tangan kirinya.
    Pak Dirman merapat ke Sari, lantas Pak Dirman menanamkan dildo ke memek Sari.
    “nnghh,,”, Sari meredam pedih karena dildo itu cukup besar.
    Tangkai dildo itu telah tertancap di saat memek Sari, lantas Pak Dirman memencet tombol on yang berada di pangkal dildo.
    “mmmppphhhh,,”, Sari mendesah saat dildo itu mulai bergerak dan berputar di saat memeknya. Pak Dirman tutupi pegangan dildo itu dgn lakban secara horizontal dan vertical hingga membuat pertanda ‘+’.
    “selamat tidur ya,,bidadari elok,,hehe,,”, Pak Dirman tinggalkan Sari yang terlilit ke tempat tidur dgn dildo yang mengobok-obok memek Sari.
    Orgasme untuk orgasme Sari peroleh dari dildo yang terus mengobok-obok memeknya sepanjang malam hingga tenaga Sari habis hingga Sari juga tidak sadarkan diri.
    Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak ke mana saja hingga dildo itu tertanam di memek Sari sampai esok pagi. Mendadak pintu kamar Sari terbuka, dan masuk seorang yang telah tidak asing ke kamar Sari.
    “hehehe,,”, orang itu tersenyum curang menyaksikan badan putih mulus Sari yang terbujur kurang kuat dan tidak memiliki daya di atas tempat tidur.
    “akan senang nih,,hehehehehehe,,”.

  • Cerita Sex Ngentot Dan Bercinta Dengan Tunangan Temanku Sendiri

    Cerita Sex Ngentot Dan Bercinta Dengan Tunangan Temanku Sendiri


    3006 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

    Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku – Karena saya sudah mengkhianati temanku sendiri. Karena tidak kuat meredam gairah, pada akhirnya episode panas di antara saya dan tunangan temanku juga tidak terelak. Goyangan bokong Leni makin liar. Aku juga tidak kalah sama seperti dengan Leni, frekwensi pacuanku semakin kupercepat, sampai pada akhirannya,
    “Aaakkkhhhh.., Herriii..!” jerit Leni sekalian menanamkan kukunya ke bahuku.

    “Aakhh, Lenii.., Saya sayang Kamuu..!”
    Namaku Heri, tentu saja bukan nama asli donk. Saya ada di sesuatu kota yang kebenaran kerap dipanggil sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- anggap dua tahun yang kemarin. Sebutlah saja Leni (bukan nama sebetulnya), ia ialah tunangan temanku yang namanya Edi (bukan nama asli) yang ada di Jakarta, yang mana di saat itu Edi harus keluar kota untuk kepentingan usahanya.

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku
    Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku
    Oh iya, Edi ini punyai adik lelaki yang namanya Deni, di mana adiknya itu rekan bermainku . Jika tidak salah, malam itu ialah malam minggu, kebenaran di saat itu saya kembali bersiap-sedia untuk keluar. Mendadak telepon di rumahku mengeluarkan bunyi, rupanya dari Deni yang ingin pinjam motorku untuk jemput temannya di stasiun kereta api. Ia katakan nitip sesaat tunangan kakaknya, karena di dalam rumah kembali tidak ada siapa saja. Saya tidak dapat menampik, kembali juga saya ingin ketahui tunangan temanku itu ibarat bagaimana ternyata.
    Tidak lama selanjutnya Deni tiba, karena tempat tinggalnya memang tidak sangat jauh dari rumahku dan secara langsung ke arah kamarku.
    “Hei Her..! Saya segera pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.

    “Tuch.., di meja belajar.” kataku, walau sebenarnya dalam hati saya kecewa bisa juga gagal dech acaraku.
    “Oh iya Her.., kenalin nih tunangan kakakku. Saya nitip sesaat ya, masalahnya barusan di dalam rumah tidak ada siapa saja, jadi saya mengajak dahulu ke sini. nanti kok Her..,” kata Deni sekalian ketawa kecil.

    “Heri..,” kataku sekalian memberikan tanganku.
    “Leni..,” ucapnya sekalian tersenyum.
    “Busyeett..! Senyumnya..!” kataku dalam hati.
    Jantungku segera berdebar- debar saat berjabat tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya cukup besar, matanya, hidungnya, dasarnya, wahh..! Mengakibatkan pikiran kotorku mulai keluar.
    “Heh..! Kok justru bengong Her..!” kata Deni sekalian menepuk bahuku.
    “Eh.. oh.. mengapa Den..?” terkejut saya.
    “Her, saya pergi dahulu ya..! Ooh ya Len.., kalau sang Heri macem-macem, teriak saja..!” sebut Deni sekalian segera pergi.

    Leni cuma tersenyum saja.
    “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati.
    Sepeninggalnya Deni, saya menjadi mirip orang kebingungan saja, serba salah dan saya tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada pokoknya saya ini karakternya cukup pemalu, tetapi kupaksakan pada akhirnya.
    “Mo minum apa Len..?” kataku melepaskan rasa maluku.
    “Apa saja dech Her. Asal tidak memberi racun.” ucapnya sekalian tersenyum.
    “Juga bisa bergurau nih cewek, saya kasih obat perangsang baru tahu..!” kataku dalam hati sekalian pergi untuk ambil sejumlah minuman kaleng dalam kulkas.
    Pada akhirnya kami mengobrol tidak pasti, sampai ia bercerita jika ia kembali kecewa sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya ia itu benar-benar tidak tahu jika Edi pergi keluar kota. Telah jauh tiba ke Bandung, kenyataannya orang yang dituju kembali pergi, walau sebenarnya awalnya Edi katakan jika ia tidak akan ke mana saja.
    “Sudah dech Len.., mungkin gagasannya itu di luar sangkaan.., menjadi Kamu harus tahu donk..!” kataku berlagak arif.
    “Kalau sekali sich tidak apa Her, tetapi ini sudah yang keberapa kalinya, Saya terkadang sukai berprasangka buruk, jangan-jangan Ia punyai cewek lain..!” sebut Leni dengan suara kecewa.
    “Heh.., jangan nuduh dahulu Len, siapa tahu sangkaan Kamu salah,” kataku.
    “Tahu ah.., menjadi kebingungan Saya Her, sudah dech, tidak perlu bicarakan Ia kembali..!” potong Leni.
    “Terus ingin bicara apa nih..?” kataku polos.
    Leni tersenyum dengar ucapanku.
    “Kamu sudah punyai kekasih Her..?” bertanya Leni.
    “Eh, belom.. tidak laris Len.. mana ada yang ingin sama Saya..?” jawabku sedikit bohong.
    “Ah berbohong Kamu Her..!” sebut Leni sekalian mencubit lenganku.
    Seerr..! Tiba- datang saluran darahku seperti melesat secara cepat, automatis adikku berdiri perlahan- tempat, saya menjadi salah kelakuan. Kelihatannya sang Leni menyaksikan peralihan yang terjadi pada diriku, saya segera berpura-pura ingin ambil minum kembali, karena minumanku telah habis, tapi ia segera tarik tanganku.
    “Ada apakah Len..? Minumannya telah habis ..?” katak u berpura-pura bodoh.
    “Her, Kamu ingin nolongin Saya..?” sebut Leni seperti memelas.
    “Iyaa.., ada apakah Len..?” jawabku.
    “Saya.., Saya.. ingin bercinta Her..?” pinta Leni.
    “Hah..!” terkejut saya dengarnya, seperti petir pada siang hari, pikirkan saja, baru satu jam yang lantas kami kenalan, tapi ia telah ucapkan hal semacam itu kepadaku.
    “Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum kusempat melanjutkan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, selanjutnya ia membelai pipiku, selanjutnya secara halus ia mencium bibirku.
    Saya cuma dapat diam saja mendapatkan tindakan semacam itu. Meskipun ini mungkin bukan yang pertamanya kali buatku, tetapi jika yang semacam ini saya baru yang pertamanya kali rasakan sama orang yang baru kukenal. Demikian halus ia mencium bibirku, selanjutnya ia berbisik kepadaku,
    “Saya ingin bercinta sama Kamu, Her..! Puasin Saya Her..!” Lantas ia mulai mencium telinganku, selanjutnya leherku, “Aahh..!” saya mendesah.

    Mendapatkan tindakan semacam itu, gejolakku pada akhirnya bangun . Demikian halus sekali ia mencium sekitaran leherku, selanjutnya ia mencium lagi bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Pada akhirnya kecupannya kubalas , gelombang napasnya mulai tidak teratur. Lumayan lama kami berciuman, selanjutnya kulepaskan kecupannya, selanjutnya kujilat telinganya, dan mencari lehernya yang putih bak pualam. Dia mendesah kepuasan,
    “Aahh Her..!”
    Bacaan Seks Ngentot Bercinta dengan Tunangan Temanku
    Dengar desahannya, saya makin bergairah, tanganku mulai menyebar ke belakang, ke t- shirt-nya. Selanjutnya kuarahkan ke arah pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu lepas. Selanjutnya saya mencium bibirnya kembali, ini kali kecupannya mulai cukup brutal, karena mungkin gairah yang telah capai ubun- ubun, lidahku dihisapnya sampai berasa sakit, tapi sakitnya sakit nikmat.
    “Her.., membuka donk pakaiannya..!” ucapnya manja.
    “Bukain donk Len..,” kataku.
    Sekalian menciumiku, Leni buka satu-satu kancing baju, selanjutnya kaos dalamku, selanjutnya ia lemparkan ke samping tempat tidur.
    Dia segera mencium leherku, langsung ke arah puting susuku. Saya cuma dapat mendesah karena enaknya,
    “Akhh.., Len.” Selanjutnya Leni mulai buka sabukku dan celanaku dibukanya .
    Pada akhirnya tinggal celana dalam saja. Ia tersenyum saat menyaksikan kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas. Leni menyaksikan mukaku sesaat, selanjutnya ia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar tersebut. Dengan perlahan-lahan ia turunkan celana dalamku, selanjutnya ia lemparkan semaunya. Dengan penuh gairah ia mulai menjilat-jilati cairang bening yang keluar kemaluanku, rasanya sangat nikmat.
    Sesudah senang menjilat-jilati, selanjutnya ia mulai masukkan kemaluanku ke mulutnya.
    “Okkhhhh.. sangat nikmat,” kataku dalam hati, kelihatannya kemaluanku berasa dihisap-sedot.
    Leni benar-benar menikmatinya, sekali- sekali ia gigit kemaluanku.
    “Auuwwwww.., sakit donk Len..!” kataku sekalian cukup meringis.
    Leni seperti tidak dengar ucapanku, ia tetap saja memaju- undurkan kepalanya. Mendapatkan tindakannya, pada akhirnya saya tidak kuat , saya telah tidak kuat kembali meredamnya,
    “Len, Saya ingin keluar.. akhh..!” Leni cuek saja, ia justru mengisap tangkai kemaluanku lebih keras , sampai pada akhirnya,
    “Croott.. croott..!” Saya menyembur lahar panasku ke mulut Leni.
    Ia menelan semua cairan spermaku, berasa cukup nyeri tapi nikmat. Sesudah cairannya betul-betul bersih, Leni selanjutnya berdiri, selanjutnya ia buka semua bajunya sendiri, hingga kemudian ia telanjang bundar. Selanjutnya ia mendekatiku, menciumi bibirku.
    “Puasin Saya Her..!” ucapnya sekalian merengkuh badanku, selanjutnya ia ke arah tempat tidur.
    Sampai disitu ia tidur terlentang. Saya lantas dekatinya, kutLenih badannya yang cantik, kuciumi bibirnya, selanjutnya kujilati belakang telinga kirinya.
    Ia mendesah kenikmatan,
    “Aahh..!” Dengar desahannya, saya tambah bergairah, selanjutnya lidahku mulai menyebar ke payudaranya.
    Kujilati putingnya yang samping kiri, dan tangan kananku meremas payudaranya yang samping kiri, sekalian terkadang kupelintir putingnya.
    “Okkhh..! Heri sayang, terus Her..! Okhh..!” desahnya mulai tidak pasti.
    Senang dengan bukit kembarnya, tubuhku kugeser, selanjutnya kujilati pusarnya, jilatanku semakin turun ke bawah. Kujilati sekitaran pangkal pahanya, Leni mulai melenguh luar biasa, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lantas kumasukkan, cari suatu hal yang mungkin kata orang itu ialah klitoris.
    Leni makin melenguh luar biasa, ia menggeliat bak ikan yang kekurangan air. Selanjutnya saya mulai menjilat-jilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, kelihatan terang sekali apa yang namanya klitoris, dengan cukup sedikit meredam napas, kusedot klitorisnya.
    “Aakkhh.. Her..,” Leni menjerit cukup keras, ternyata ia telah orgasme, karena saya rasakan cairan yang menyemprotkan hidungku, terkejut saya.
    Mungkin ini pengalaman pertama kaliku menjilat-jilati kemaluan wanita, karena awalnya saya tidak sebelumnya pernah.
    Saya masih menjilat-jilati dan mengisap klitorisnya.
    “Her..! Masukkan Her..! Masukkan..!” pinta ia muka memeras meredam gairah.
    Saya yang dari barusan sudah meredam gairah, lantas bangun dan arahkan senjataku ke dalam mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dahulu disekitaran bibir kemaluannya.
    “Sudah donk Her..! Cepat masukkan..!” ucapnya manja.
    “Hmm.., ternyata ni cewek tidak sabaran sekali.” kataku dalam hati.
    Selanjutnya kutarik badannya ke bawah, hingga kakinya menjuntai ke lantai, kelihatan kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, selanjutnya kuarahkan kemaluanku ke lubang senggama yang merah mengembang. Perlahan-lahan tetapi tentu kudorong badanku.
    “Bless..!” pada akhirnya kemaluanku tenggelam dalam lubang kemaluan Indri.
    “Aaakkhh Her..!” desah Leni.
    Terkejut ia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Leni. Saya mulai mengerakkan badanku, lama-lama semakin cepat, kadang- terkadang sekalian meremas- remas ke-2 bukit kembarnya. Selanjutnya kubungkukkan tubuhku, lantas kuhisap puting susunya.
    “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Leni sekalian tangannya menggenggam ke-2 pipiku.
    Saya masih menggejot badanku, tiba- datang badan Leni melafalkanng,
    “Aaakkhh.. Herriii..!” Rupanya Leni telah capai pucuknya lebih dulu.
    “Saya sudah keluar lebih dulu Sayang..!” kata Leni.
    “Saya masih lama Len..,” kataku sekalian tetap memacu badanku.
    Selanjutnya kuangkat badan Leni ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Leni melingkar di pinggangku. Saya memacu badanku, di ikuti goyangan bokong Leni. “Aakkhh Len.., punyai Kamu sedap sekali.” kataku beri pujian, Leni cuma tersenyum saja. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Saya bingung, mengapa saya dapat lama keluarnya. Badan kami berdua telah basah oleh keringat, kami tetap mengayuh bersama ke arah pucuk kepuasan. Pada akhirnya saya tidak kuat meredam kepuasan ini.
    “Aahh Len.., Saya nyaris keluar..,” kataku cukup terbata-bata.
    “Saya Her..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Leni sekalian menggoyang bokongnya yang bahenol tersebut.
    Goyangan bokong Leni makin liar. Aku juga tidak kalah sama seperti dengan Leni, frekwensi pacuanku semakin kupercepat, sampai pada akhirannya,
    “Aaakkhh.., Herriiiii..!” jerit Leni sekalian menanamkan kukunya ke bahuku.
    “Aakhh, Lenii.., Saya sayang Kamuu..!” erangku sekalian dekap badan Leni. Kami termenung beberap saat, dengan napas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.
    “Kamu luar biasa sekali Her..!” puji Leni.
    “Kamu Len..!” pujiku sesudah cukup lama kami berangkulan.
    Selanjutnya kami cepat- cepat menggunakan pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Leni terburu tiba.

  • Cerita Sex Terkini Kontol Wawan Menusuk Sampai Dalam

    Cerita Sex Terkini Kontol Wawan Menusuk Sampai Dalam


    2745 views

    Cersex Terbaru – Cerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Pagi itu ibarat biasa saya bangun lebih pagi dari mas Deni, kusiapkan makan pagi walau cuma beberapa lembar roti dan selai dan satu gelas kopi hitam hangat saat sebelum dia pergi kerja. Demikian dia usai berpakian dia juga makan pagi dengan rileks nya didampingi olehku. Saat sebelum tidak lupa mas Deni mencium keningku mesra disertai senyumannya yang hangat dan pergi pagi-pagi sekali memburu kereta ke arah tempat dia bekerja.
    Demikianlah sehari-harinya kami berdua. Telah tiga tahun lama waktunya kami menikah. Dengan modal tabungan dan sedikit kontribusi orang-tua kamipun dapat pergi dari “Pondok Mertua Cantik” dan mencicil rumah imut di luar kota jakarta untuk tempat tinggal kami.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan
    Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan
    Setiap hari saya bekerja di dalam rumah sebagai ibu rumah-tangga, walaupun memang tragisnya saya belum patut memiliki predikat “ibu”. Mungkin memanglah belum rezeki, dan memang waktunya belum pas untuk kami untuk mempunyai turunan . Maka setiap hari saya isi waktu luangku dengan membenahi rumah dan mengolah. Komplek rumahku termasuk baru, dan beberapa rumah belum berisi menjadi saya banyak beraktivitas apa pun untuk hilangkan kesepianku.
    Telah 5 ini hari saya mempunyai kegiatan baru, yakni memantau tugas tukang yang tengah meluaskan bangunan rumahku. Kebenaran bulan kemarin mas Deni mendapatkan tambahan uang dari bonus akhir tahunnya. Uang itu lalu kami tabung dan bekasnya kamu gunakan untuk membuat kanopi penutup garasi di area depan rumah kami.
    “Selamat pagi bu..” Sapa si mandor pak Ihksan secara ramah.

    “Oh pak Ihksan, silahkan masuk pak” Ujarku dengan tidak kalah ramah.
    Pas jam 9 pagi pak Ihksan dan anak buahnya mengawali kerjanya. Tugas membuat kanopi termasuk gampang dan tidak makan banyak tenaga, hingga sanggup dilaksanakan cukup dengan dua orang saja. Pagi itu ibarat beberapa hari awalnya pak Ihksan tiba bersama Wawan atau umum diundang Acong sepupunya untuk menolong kerjakan kanopi kami.

    Pak Ihksan yang telah berusia sekitaran 40-an itu semakin lebih mengarah me-mandori tugas anak buahnya saja yang tenaganya semakin kuat. Dan Wawan sepupunya itu yang kurang lebih berusia sekitaran tengah 20-an, tidak berbeda jauh denganku, semakin banyak lakukan tugas berat di bawah instruksi pak Ihksan.
    “Silakan pak diminum airnya” Sapaku ramah sekalian membawa nampan berisi kopi dan air putih dan meletakkannya di teras.
    “Oh ya terima kasih bu Santi..” Jawab pak Ihksan secara santun sekalian tersenyum sekalian terus meneruskan kerjanya.

    Berlainan dengan pak Ihksan, Wawan tidak banyak berbicara. Dia semakin banyak diam dan fokus bekerja. Bahkan juga sebelumnya kupikir dia mempunyai abnormalitas sangking dia tidak pernah kudengar bicara 1x juga. Tetapi satu perihal yang membuatku cukup risi dengan Wawan ialah bagaimana dia sering memerhatikanku. Sering dia melihatku dengan tajam, yang membuatku menjadi cukup salah kelakuan jika berjumpa mata dengannya.. Hal tersebut yang terkadang membuatku tidak ingin semakin lama di luar, walau sebenarnya kapan saya punyai rekan mengobrol walau cuma hanya pak Ihksan.
    Dan waktu itu sama dengan beberapa hari awalnya, ini kali juga Wawan melihatku secara cermat. Dia melihatiku lekat-lekat dari ujung rambut sampai ujungnya kaki sambil menggergaji kerangka kanopi di teras rumah. Harus kuakui, Wawan mempunyai aura misteri yang membuatku ingin tahu. Entahlah karena sikapnya yang demikian pendiam, atau karena argumen lain. Bukan sekali 2x dia mendapatiku secara cepat saat saya sedang sembunyi-sembunyi memerhatikannya. Secara cepat melihat dan membalasnya pandangan mataku seolah tahu jika saya sedang memperhatikannya.
    Namun ada satu perihal yang mengganggu rasa penasaranku. Walau selalu bekerja tanpa memakai pakaian, Wawan tidak pernah melepas Kalung hitam yang melingkar di lehernya. Kalung warisan itu ibarat dibuat dari kulit dengan bandul berwujud persegi warna hitam yang mengingatiku pada aksesori yang kerap digunakan di film sinetron pertandingan di tv. Ada satu perihal kembali yang membuatku ganjil, yakni dia seringkali menyeka-usap atau memain-mainkan kalung yang terlingkar di lehernya itu sambil dia berbisik-bisik seperti berzikir. Seringkali dia melihatiku lekat-lekat sambil lakukan kebiasan anehnya itu yang membuatku semakin risi saja.
    Entahlah semenjak kapan diawalinya, tetapi belakangan ini saya sering mendapatkan mimpi aneh. Sebuah mimpi kabur di mana saya dikunjungi sosok pria tanpa baju. Saya tidak bisa ingat terang bagaimana muka pria itu terkecuali tubuhnya yang tegap berotot. Tanpa basa-basi sang pria dalam mimpiku itu mendekapku dan memulai merangkul badanku. Selanjutnya entahlah bagaimana ceritanya, sang pria itu mulai menjamahku. Dia secara brutal meniduriku sampai pada akhirnya aku juga terjaga di tengah mimpi aneh/jelek itu secara bercucur keringat.
    Yang membuat semakin aneh ialah saya terus mendapatkan mimpi itu terus-terusan sepanjang sejumlah sesudahnya. Dan seperti umumnya, di dalam mimpi itu si pria mendadak tiba dan meniduriku. Satu perihal yang jadi kemiripan setiap mimpi ialah saat sebelum menjamahku, figur misteri itu selalu memaksakanku untuk mengoral kemaluannya, yang anehnya dalam mimpi itu selalu kulayani dengan suka hati.
    Walau saya tidak dapat ingat bagaimana perawakan sang figur yang sering tiba di mimpiku itu, antiknya saya dapat ingat benar bagaimana bentuk kemaluan sang pria tersebut.
    Saya dapat rasakan bagaimana baunya, teksturnya saat saya mengulumnya dalam mulutku. Bahkan juga saya dapat ingat rasanya di kemaluanku. Saya menjadi seperti dibikin mimpi basah setiap malam, dan terjaga dengan cairan kemaluan yang menetes-netes di celana dalamku.
    Dan demikianlah sepanjang sekian hari beruntun, saya terjaga dari mimpi jelek itu dengan keringat yang mengalir deras. Tetapi tetap saya tidak dapat ingat mukanya seperti apakah. Sampai di suatu saat saya sedang duduk di teras, memerhatikan tugas pak Ihksan dan Wawan. Tanpa sadar saya sedang memperhatikan Wawan lekat-lekat. Kuperhatikan tubuhnya yang berotot, berkilat keringat didera matahari, kulitnya yang gelap tetapi bersih.. dan aku juga tercekat saat Wawan kembali melihatku, seolah ketahui jika dia sedang dilihat.

    Aku juga selekasnya masuk ke rumah dan menenggak air putih dengan napas tersengal-sengal. Mungkinkah saya bermimpi Wawan sejauh ini?
    Makin hari saya makin tidak dapat lupakan mimpi-mimpiku pada malam hari itu. Terkadang saya merasa kebingungan temukan diriku tengah melamun membaygkan mimpiku itu. Aku juga tidak memahami mengapa saya menjadi kerap mengingat mimpi erotis itu, dan membaygkan bilaman sang pria yang tiba itu ialah Wawan. Aku juga terus berusaha untuk hilangkan beberapa pikiran aneh itu dan berusaha untuk tidak pikirkannya benar-benar dan membuangnya jauh.
    Sesuatu saat pada minggu ke dua, saya sedang menyiapkan kopi dan air putih untuk pak Ihksan dan Wawan. Hari itu saya malas sekali untuk mandi pagi, dan masih tetap memakai gaun tidurku tadi malam yang dilapisi oleh cardigan tipis sewarna dengan gaun tidurku tersebut. Saya terkejut saat menyaksikan Wawan tiba sendiri tanpa ditemani pak Ihksan.
    “Eng.. pak Ihksan ke mana?” Tanyaku dengan canggung.
    “……..Pak Ihksan sakit. Istirahat di rumah.” Jawab Wawan pendek. Kupikir-pikir baru ini kali saya dengar suaranya dan menanyakan secara langsung padanya.
    “Ooh.. Saya simpan di sini ya minumnya..” Ujarku perlahan sambil menyimpan nampan. Entahlah mengapa suaranya yang berat membuatku menjadi sedikit menciut.
    Wawan tidak menjawab dan secara langsung menyimpan perlengkapan yang dibawa. Dengan rileks dia melepaskan pakaiannya dan menggantungnya di pagarku. Saya termenung. Entahlah ini kali saya demikian berkeinginan untuk melihati tubuhnya semakin lama. Kupandangi tubuhnya yang mulai berkeringat mengeduk semen, berkilat-kilat. Entahlah bagaimana reaksi mas Deni jika mendapatiku tengah melamun memelototi pria lain semacam ini. Yang terang waktu itu saya benar-benar lupa dengan mas Deni, betul-betul lupa.
    Lamunanku tersadarkan saat kembali lagi Wawan mendapatiku ketangkap basah melihatinya. Dengan muka bersemu aku juga selekasnya masuk tanpa banyak berbicara. Di dalam rumah saya atur napas, saya tidak mengerti dapat melakukan perbuatan sebodoh tersebut. Beberapa saat berlalu saya memilih untuk melihat tv saja. Tetapi kembali lagi saya tidak dapat fokus dan pikiranku melayg membaygkan beberapa mimpi erotis yang kualami.
    Sebuah ketukan perlahan membubarkan fantasiku. Aku juga terlonjak duduk dari lamunanku. Kucoba untuk menurunkan debaran jantungku yang sejak dari barusan berdegap kuat melamunkan mimpi tidak pantas itu. Aku juga selekasnya jalan keluar dan buka pintu.
    “Izin bu. Hujan, saya stop dahulu.” Tutur Wawan pendek.
    Saya mirip orang bodoh cuma berdiri dimuka pintu dengan mata terbeliak dan mulut menganga. Tidak menygka Wawan ada di depan pintu berdiri sedekat itu denganku.
    “I-iya mas, silahkan saja.” Ujarku cepat.
    Kusaksikan badannya basah kuyup diguyur hujan. Rupanya saya tidak mengetahui turun hujan sangking asyiknya melamun barusan. Aku juga kembali tubuh dan tinggalkan Wawan yang berdiri mematung di teras melihati hujan deras yang mengguyuri teras rumah. Ternyata dia barusan sebelumnya sempat mengalihkan rangka-rangka kanopi lebih dulu hingga tubuhnya basah kuyup kehujanan. Kupikir-pikir kasihan jika dia kedinginan semacam itu, bisa jadi dia sakit dan justru tugas rumahku menjadi tidak terurus.
    “…. Eng, silahkan mas jika ingin beres-beres di dalam kamar mandi..” Ujarku canggung sekalian menunduk buka pintu sedikit mempersilakannya masuk.
    Sementara Wawan balas melihatiku sesaat, selanjutnya jalan meng ikutiku masuk ke rumah. Selekasnya sesudah memberinya handuk aku juga berlari di dalam kamar dan diam diri.
    “Duh, mengapa menjadi deg-degan ini sich?!” Umpatku dalam hati.
    Saya terduduk di kasur, selanjutnya merebahkan diriku ke-2 kakiku menjuntai kebawah. Saya pejamkan mata berusaha menurunkan debaran jantungku. Pikiranku melayg tidak teratasi, membaygkan badan kekar Wawan yang tengah diguyur shower dalam kamar mandiku, membaygkan bulir-bulir air jatuh ke antara badannya. Saya menghela napas panjang, tidak memahami dengan pikiranku sendiri.
    Tanpa kusadari Wawan rupanya sudah usai bersihkan badannya. Dia jalan perlahan keluar kamar mandi dan melihat masuk ke kamar. Posisi kamar mandi itu berseberangan dengan kamar tidurku, menjadi siapa saja yang keluar kamar mandi bisa secara gampang melihat di dalam kamar tidurku jika pintunya terbuka. Dan apesnya saat itu saya lupa tutup pintu kamar tidurku, hingga Wawan bisa langsung melihatku yang tengah merebahkan diri di atas kasur demikian dia keluar kamar mandi.
    “Saya telah usai, bu.” Tutur Wawan pendek.
    Saya terlonjak terkejut dan terduduk. Suara itu benar-benar dekat. Dan betul saja, Wawan ada di tingkat pintu kamar tidurku. Saya termenung mematung merunduk kebawah menghindar dari sorotan matanya. Entahlah semenjak kapan dia berdiri disitu. Mungkinkah sejak dari barusan dia melihatiku yang sedang merebahkan diri di atas kasur?. Yang paling mengagetkan ialah mendadak dengan perlahan-lahan Wawan mengambil langkah masuk ke kamarku, dan rapatkan pintu ada di belakangnya.
    Saya tercekat diam seribu bahasa. Otaku berusaha mengolah apa yang sedang dilakukan Wawan, dan pikirkan bagaimana dia berani sekali punyai nyali masuk ke kamarku. Nyaliku semakin menciut setiap kali Wawan mengambil langkah merapat, perlahan-lahan dia mempersempit jarak di antara kami berdua. Tubuhku lemas, di antara cemas, takut dan terpana. Terpana oleh badan telanjangnya yang menarik yang saat itu cuma terbelit selembar handuk putih di atas lututnya. Wawan melihatiku lekat-lekat tanpa kata-kata.
    Sementara saya semakin menunduk ketakutan dan cemas didera sorotan matanya yang tajam.
    Jantungku berdegap kuat saat kurasakan sentuhan halus Wawan di ujung-ujung rambutku. Apakah benar itu tangannya? Apa ini cuma Angan-anganku semata?. Sementara itu saya tetap tidak berani mendangak dan menentukannya. Entahlah mengapa tidak terbesit untuk menyingkirkannya. Kenekatan Wawan saat itu ciutkan nyaliku.
    Sementara itu jantungku tidak stop berdetak kuat tidak teratasi setiap punggung jari menyeka halus rambut pendek tergerai ku. Disekanya halus dari ujung ke pangkal rambutku yang terurai disebelah mukaku. Saya tidak sanggup menantang dan cuma dapat mematung. Ingin rasanya saya menantang, tetapi anehnya saya tidak sanggup. Jangankan berontak, mengusung muka menantang pandangannya juga saya tidak mampu.
    Sampai pada akhirnya dengan seluruh kemampuanku, saya sukses berontak dan menepiskan tangannya dari mukaku. Kutampar tangannya sampai melayg, dan dengan langsung kudorong tubuhnya dengan ke-2 tanganku dengan keinginan menyingkirkannya keluar kamarku.
    “Egghh! Keluar kamu!!”
    Tetapi tubuhku yang lebih imut darinya pasti tidak membuat bergerak sedikitpun. Justru kembali saya yang terjengkang kebelakang dan jatuh berlutut di lantai. Saat tersebut mendadak Wawan memegang tepi handuknya, dan loloskan handuknya turun sampai jatuh ke lantai. Posisi ku yang berlutut di hadapannya automatis segera bertemu dengan anggota badan bawahnya, sejajar dengan pinggangnya. Sekarang Wawan telanjang bundar di depanku tanpa satu helai benangpun terkecuali kalung warisan yang melingkar di lehernya.
    Dan di waktu itu lah semua jadi semakin tidak teratasi. Tidak lama kemudian saya kembali termenung mematung berlutut, di antara terkejut dan terkesima. K0ntol Wawan yang 1/2 keras itu pas bertemu satu jengkal jauhnya dari mukaku. Otakku segera bereaksi mengganggu alam bawah sadarku, mengulangi kembali memory beberapa mimpi yang kualami sejumlah malam hari ini. Bentuk k0ntol yang ada di depanku ini betul-betul familier. Ya, ini ialah k0ntol sang figur misteri yang sering menghantui malamku. Saya memang tidak pernah ingat dengan figurnya, tetapi saya hafal benar dengan k0ntol tersebut. Rupanya memang betul, tidak lain dan tidak bukan k0ntol itu ialah k0ntol Wawan sendiri.
    Seperti dilanda rasa haru dan kangen karena pada akhirnya dapat menyaksikannya langsung, kuperhatikan secara cermat k0ntol Wawan yang pas menodong mukaku tersebut. Bagaimana setiap goresan di tangkai k0ntolnya, kantung zakarnya, urat-urat di sekliling batagnya, kepala k0ntolnya yang sedikit lonjong berkilat, bahkan juga bentuk rambut kemaluannya memang betul benar-benar kuhapal.
    Bak tengah menyaksikan ular kobra yang siap mematuk, kupandangi k0ntolnya yang gagah melawan. Kuakui panjangnya kemungkinan cuma beda lebih panjang 2-3CM dari punya mas Deni. Karena mungkin ukuran kepala k0ntolnya yang berlainan dan sedikit besar. Tetapi yang paling jelas ialah diameternya. Walau mungkin cuma berbeda 2-3CM diameternya dari punya mas Deni, tetapi yang terang membuat menjadi kelihatan lebih tebal dan gemuk. Saya menjadi menelan ludah gugup saat terpikir bagimana rasa k0ntol itu di mulutku dan di kemaluanku dalam mimpiku.
    Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan
    Dan tanpa berbicara, Wawan mengelus lagi mukaku halus dengan tanganya. Sementara itu dia perlahan-lahan lebih memajukan pinggangnya semakin merapat, memperkecil jarak di antara mukaku dan kemaluannya. Tetapi ini kali saya tidak lagi cemas atau berontak, saya justru merasa tenang bahkan juga menanti-nanti. Sampai pada akhirnya saya dapat mengisap wewangian kemaluannya yang bersatu sabun merasuk di dalam hidungku. Secara perasaanah saya pejamkan mata nikmati baunya yang ciri khas. Mataku perlahan-lahan terpejam syahdu bersamaan Wawan dekatkan k0ntolnya.
    “Ach…”
    Saya terpekik kecil saat pipi halusku bergesekan secara hangatnya kulit tangkai k0ntol Wawan. Teksturnya yang tidak rata demikian berasa di pipi kananku. Tetap dengan mata terpejam kubiarkan k0ntol Wawan menelusuri mukaku. Dimulai dari pipi, selanjutnya berpindah ke hidungku sampai daguku dapat rasakan kantung zakarnya di daguku. Tangan Wawan yang semula cuma mengelus pipiku, sekarang berpindah memegang belakang kepalaku. Automatis bibirku menjadi mengecup pangkal kemaluan Wawan. narasi seks
    “Hhhmm…”
    Itil V3
    Wawan mendengus perlahan. Ditujukannya kembali kepalaku sampai sekarang bibirku mengecup naik ke tangkai kemaluannya, dan mengecup kepala k0ntolnya halus. Dan aku juga seperti memahami akan kemauan Wawan, kugerakkan bibirku mencumbui lubang urine nya yang berasa sedikit basah dan asin.
    “Mmhcch.. Mmmhcccup.. Cuppphmm.. Cupphhmmmmm…”
    Dengan jinaknya kutimpali dengan ciuman mesra pergerakan kepala k0ntol Wawan yang berputar-putar di sekitar bibirku. Perlahan-lahan tetapi tentu Wawan menggerakkan k0ntolnya maju, buka bibirku yang tertutup rapat. Sekarang tanpa banyak menggerakkan tangannya, kepalaku dengan automatis bergerak perlahan mencumbui k0ntolnya sampai masuk dikit demi sedikit.
    Bibirku sekarang sedikit menganga, ganti dari menciumi jadi mengulum kecil walau baru hanya kepala k0ntolnya saja.
    Kunikmati dan kukecap mesra rasa k0ntol Wawan di mulutku. Saya tidak pernah mengoral k0ntol siapa saja awalnya, bahkan juga k0ntol mas Deni sekalinya. Pengalaman oralku cuma dari beberapa mimpi yang kualami saja. Tetapi sekarang dengan giatnya saya menghisapi tangkai kemaluan Wawan semakin dalam sampai sekarang telah 1/2 batangnya masuk ke mulutku.
    Wawan juga semakin semangat dan memulai gerakkan pinggulnya lebih kuat. Sekarang saya cuma diam dan pasif saja memperlebar mulutku biarkan kontol tebal Wawan mengawini mulutku. Kepalaku sekarang bertumpu di tepi kasur meredam sikatan k0ntol Wawan masuk keluar di mulutku. Wawan mulai cukup sedikit brutal. Dipeganginya kuat-kuat ke-2 segi mukaku sekalian kadang-kadang dia menjejali k0ntolnya sampai ke tenggorokanku. Saya terbatuk-batuk mual karena tingkahnya, tetapi tetap saya memasrahkan diriku sepasrah-pasrahnya.
    “Uuggghhhhh…”
    Wawan juga menggeram saat dia memasukkan k0ntolnya dalam dalam di dalam mulutku. Baru saya tahu besarnya berbeda 2-3CM itu. Dadaku berasa sesak, oksigen ketahan di tenggorokanku karena k0ntol Wawan yang tenggelam dalam. Saya tercekik sampai tidak berasa mukaku merah padam dan air mataku mengucur dari segi sisi mataku yang tetap terpejam. Berasa ujung k0ntol Wawan sentuh segi paling dalam kerongonganku.
    “OHOK.. OHOK.. OHOKKK..!!!”
    Saya terbatuk-batuk saat oksigen kembali masuk ke dalam paru-paruku. Kumuntahkan sedikit lendir lekat kerongonganku sampai jatuh membasahi gaun malamku. Terlihat k0ntol Wawan berkilat basah oleh ludahku saat dia mengambilnya dari dalam mulutku. Sisa hubungan bening lendir ludahku barusan yang tetap terpaut disebelah bibirku dan kepala k0ntolnya. Rasanya lama sekali barusan dia men- deep throat ku, mungkin 30 detik, mungkin 1 menit saya tidak tahu. Tetapi entahlah bagaimana saya tidak geram malah demikian senang dapat mengoral k0ntolnya semacam itu.
    Wawan secara halus mengusap tersisa sisa ludah di bibirku. Dengan perlahan-lahan dia mambantuku berdiri yang masih cukup lemas barusan. Tetapi selanjutnya secara cepat Wawan menggerakkan badanku sampai saya jatuh terbujur di kasur. Dengan sedikit berdebar saya memerhatikan Wawan yang tetap berdiri disebelah kasur. Dengan perlahan-lahan diangkatnya ke-2 kakiku keatas kasur. Disekanya halus telapak kakiku, dan dimainkan sesaat gelang kaki yang terlilit di pergelangan kananku. Tanpa basa-basi selanjutnya Wawan mencium telapal kakiku gaungs. Dikecupnya jari kaki imutku dan diisapnya kuat-kuat.
    “Emggghhh..!”
    Langsung tubuhku menggelinjang karena kesan geli yang diakibatkannya. Selanjutnya seperti macan yang dekati mangsanya, Wawan turut naik keatas kasur dan merayap di atas badanku. Telapaknya yang kasar meraba-raba pergelangan kakiku dan naik sampai ke lututku. Tubuhku sekarang bergidik sejadi-jadinya. Apalagi sekarang tangannya telah naik kembali telusuri pahaku serta telah datang di pinggiran celana dalamku. Kontan saya rapatkan pahaku malu mungkin dia akan menanggalkan celana dalamku. Tetapi saya dikejuti oleh pergerakannya yang benar-benar tiba-tiba, daripada turunkan cd ku dia justru menjambak ujung gaun tidurku dan menyingkapnya keatas.
    Saya menggelinjang kecil meredam mukaku yang merah padam saat Wawan sukses membuka gaunku sampai ke atas dadaku. Terpampanglah telah ke-2 payudaraku di hadapannya. Saya yang memang saat itu tidak kenakan bra, sekarang harus mengikhlaskan ke-2 gunung kembarku jadi tontonannya. Yang membuatku semakin malu ialah ke-2 puting sususku rupanya telah muncul keras, pertanda jika saya memang senang juga diberlakukan semacam itu olehnya.
    Wawan melihati nanar dadaku. Kuakui memang payudaraku tidak terlampau besar (cuma 32B), tetapi memiliki bentuk yang bundar padat dan ke-2 puting susuku yang sedikit panjang warna kemerahan tentulah masih tetap membuat Wawan dahaga. Betul saja, tanpa banyak berbicara Wawan selekasnya menyantap dada kiriku sampai habis.
    “Aaaauuhhh..!!”
    Saya mendesah geli sambil membekap bibiku saat Wawan mengisap payudaraku kuat-kuat. Tidak cuma disantapnya dadaku, tetapi dengan lidahnya dia menjawil-jawil puting susuku dalam mulutnya seperti hewan yang kelaparan.
    “Aaahmmm…sslrrrpp.. Nyaammhhh…ccttttt..”
    Sampai berdecit-decit bibirnya menetek di payudaraku. Payudaraku yang sampingnya ikut juga dimainkan memakai tangannya. Kasar memang, tetapi berasa sangat nikmat menurutku. Puting susuku berubah-ubah digelitkinya, diambilnya, dipuntirnya, diambilnya kuat-kuat sampai semakin memanjang, bahkan juga disinggung-sentilnya sampai berasa cukup nyeri.
    Senang menetek kiri dan kanan, Wawan mengakhiri bermainnya. Tidak cuma ia, aku juga menjadi tersengal-sengal dibikinnya. Sesudah napasnya terkumpul kembali, Wawan sekarang bergerak turun menciumi perut dan pusarku. Saya cuma dapat tengadah kegelian dan kadang-kadang melihat kebawah cari tahu perlakuannya.
    “Aakh!!”
    Kembali saya tersentak terkejut saat tangan Wawan menyekai paha dalamku dan ganti menyekai selangkanganku. Sia-sia saja kuapit pahaku erat-erat, karena Wawan juga telah mengetahui ada suatu hal di celana dalamku. Dengan berkekuatan disentaknya ke-2 pahaku sampai terkangkang. Kembali kualihkan mukaku meredam malu saat Wawan temukan bintik basah memanjang dari muka celana dalamku. Bintik basah vertikal itu tercetak di sepanjang garis khayal bibir kemaluanku. Secara halus, Wawan mencolek bintik basah itu yang tidak salah turut mencolek kemaluanku di luar.
    “Aungghhhh…”
    Saya meringis dan membekap lagi bibirku ketika kurasakan saluran listrik yang melecut badanku saat Wawan mencolek celana dalamku. Menyaksikan reaksiku Wawan semakin menggalakkan pergerakan telunjukku. Sekarang diseka dan digosok-gosokkannya semakin cepat telunjuknya, seolah memancinf cd saya supaya lebih basah . Saya cuma dapat menggelinjang dan mendesah terbata-bata berjinjit di atas kasur karena rasa sedap yang diakibatkannya.
    Tubuhku semakin menggelinjang liar saat pada akhirnya telunjuk Wawan sukses masuk menelusup dari antara celana dalamku. Kugigit bibirku kuat-kuat saat pada akhirnya kurasakan langsung telunjuk Wawan di bibir kemaluanku. Telunjuknya menyekai bibir kemaluanku turun naik dari pojok atas sampai kebawah berkali-kali. Dinikmatinya telunjuknya yang sekarang menjadi basah berminyak oleh memekku. Yang membuatku semakin lupa dataran yakni saat Wawan mengelitiki pojok atas bibir memekku. Secara tepat dia temukan benjolan kecil yang terselinap itu dan diutak-utiknya secara cepat. Kontan saja tubuhku semakin menggelinjang bak cacing kepanasan.
    “Heemmmff..heeemmmgfffff….”

    Saya mendesah berat saat klentitku dirangsang oleh ujung telunjuknya. Dia mengetahui benar saya betul-betul menikmatinya sampai dia sekarang cuma fokus mainkan klentitku saja. Tubuhku melayg layg keasikan saat Wawan putuskan loloskan cd ku, dan secara cepat menukar telunjuknya dengan ujung lidahnya. Lidahnya yang basah yang hangat, dan Teksturnya yang ciri khas semakin menambahkan keasikan yang kurasakan.
    Sekarang ganti gantian Wawan yang mengoral diriku. Saya baru kali rasakan rangsangan foreplay yang ini enaknya, hampir menyamakan nikmat hubungan seksual yang kulakukan dengan mas Deni. Mas Deni tidak pernah menggairahkanku sebegitu binal dan kotor. Kemana sajakah saya sejauh ini? Baru kali saya demikian senang dan tidak ingin telah dimainkan semacam ini. Wawan dengan semangat mencumbu memekku. Bibirnya dan lidahnya men- French kiss kemaluanku tanpa sangsi. Baru kali berikut kurasakan memekku sebecel ini.
    Tidak cuma dari cairan pelumasku saja, tetapi juga dari ludah Wawan yang mencumbu kemaluanku Posisiku yang sekarang terlihat seperti katak yang siap dibedah, mengangkang dengan lebar-lebarnya biarkan Wawan terus lakukan perlakuan biadabnya kepadaku. Mataku terpejam-pejam sangking demikian enaknya rangsangan Wawan. Tetapi pas saat di mana tinggal sedikit kembali saya capai pucuk kepuasan, Wawan mengakhiri oralnya. Entahlah karena capek, atau memang dia menyengaja. Yang tentu saya segera jengkel dan merasa kecewa. Ingin rasanya saya berteriak dan merengek padanya meminta dilanjutkan kembali, tetapi saya malu. Saya cuma dapat melihat Wawan dengan pandangan bertanya dan sedikit melihat meminta.
    Wawan kelihatannya memang tahu terang saya telah mempasrahkan diriku seutuhnya kepadanya. Dengan perlahan-lahan dia menjajarkan dianya diatasku. Tanpa ingat malu kurengkuh leher Wawan dan kuciumi gaungs bibirnya. Biarkanlah dia berpikiran saya pelacur atau binal, yang penting saya ingin sekali diselesaikan birahiku sekarang ini . Wawan juga untungnya diam dan cuma membalasnya cumbuanku tanpa berbicara apapun. Kuciumi bibirnya mesra seolah membujuknya kembali untung meneruskan pencabulannya padaku. Wawan rupanya sembunyi-sembunyi telah menyiapkan diri.
    Tanpa kusadari Wawan telah arahkan moncong k0ntolnya tepar di muka bibir memekku. Mataku membelalak berbinar saat kurasakan kepala k0ntolnya mencocol halus lubang kemaluanku. Dengan berdebar tidak sabaran, selekasnya kuposisikan kembali ke-2 kakiku mengangkang siap-siap menyongsong k0ntol yang sangat kurindui tersebut.
    Wawan tidak terlampau cepat-cepat mempenetrasi diriku, sampai saya menjadi kegatalan sendiri dibikinnya. Pertama kali Wawan menggesek-gesekkan tangkai k0ntolnya dulu, membalurinya dengan cairan pelumasku. Lantas secara halus digosoknya juga kelentitku dengan moncong k0ntolnya, yang membuat tubuhku ngilu-ngilu enak. Sambil terus kucumbui lehernya dan dagunya, terkadang menyengaja kuangkat dan kumajukan pinggulku supaya cepat-cepar Wawan masukkan tangkai jantannya walau terus melenceng.
    Pada akhirnya ketika birahiku sudah tidak terbensung kembali di ubun-ubunku, saat tersebut Wawan mengincar lubang kemaluanku. Perlahan-lahan tetapi tentu kepala k0ntol Wawan mulai tenggelam masuk di rongga memekku. Dengan mendesah ketahan, kunikmati seluruh tangkai Wawan yang berjubal masuk di lubang yang sejauh ini cuma bisa dimasuki oleh maa Deni.
    “Ooooouugghhhhhh…nggg..oohhhhhhh…”
    Kurasakan bagaimana lezatnya otot dinding kemaluanku yang dipaksakan merenggang lebih dari umumnya. Diameter k0ntol Wawan yang melampaui punyai mas Deni memaksakan memekku menyesuaikan kembali. Walau licin dan telah sangat basah, tetap berasa bagaimana sesak dan sempitnya memekku menantang k0ntol gemuk Wawan. Wawan dengan mahirnya menarik undur tangkai k0ntolnya, selanjutnya memacu lebih dalam dari sebelumnya. Terus perlahan-lahan semacam itu sampai pada akhirnya bermenit-menit selanjutnya ke-2 pangkal kemaluan kami berjumpa. Wawan menggeram senang rasakan k0ntolnya yang tenggelam dalam di rahimku. Begitupun saya yang temukan kesan kepuasan sanggup menelan habis k0ntol Wawan yang notabene lebih hebat yang umumnya kurasakan.
    Kami berdua lantas termenung sesaat nikmati pertautan kemaluan kami. Berasa ada chemistry antara kami karena ke-2 kemaluan kami berasa demikian cocok satu dengan sama lain. Umumnya punya mas Deni tidak pernah dapat se-pas ini. Tetapi sekarang k0ntol Wawan bersatu dengan prima dengan memekku. K0ntolnya sanggup raih beberapa sudut rongga paling dalam yang tidak pernah diraih mas Deni sebelumnya. Begitupun besarnya, baru ini saya rasakan memekku sesak penuh dipenuhi k0ntol sebegitu gemuk. Walaupun cukup nyeri kurasa, tetapi tidak dapat kupungkiri saya betul-betul menyenangi otot memekku merenggang lebar semacam ini.
    Bermenit-menit selanjutnya kami masij saja diam sama-sama nikmati kedutan dan remasan kemaluan keduanya. Kami sama-sama berpandangan mesra sambil berciuman halus. Sampai pada akhirnya Wawan memiliki inisiatif memacu pinggulnya perlahan-lahan.
    “PLOK!”
    “Ouuwwwwhhh..mmsssssshhh”
    Sekali pukulan cepat bunyi kemaluan kami beradu. Wawan dengan perlahan menarik undur k0ntolnya keluar. Saya dapat rasakan bagaimana rongga memekku seolah turut ketarik keluar saat dia ambil ancang ancang undur. Dan secara cepat Wawan mendesak maju menghajar memekku sampai mentok kembali semuanya.
    Tempat tidur pernikahanku dan mas Deni sekarang berderit-derit kuat. Terlihat bagaimana badan Wawan yang berkilat seksi oleh keringat bergerak memiliki irama diatasku. Dari belakang saya terlihat terbenam di bawah tubuh Wawan. Yang kelihatan kemungkinan cuma punggung Wawan saja, dan cuma ada 2 buah tangan yang mencengkeram tengkuk dan mencakar punggungnya gaungs. sepasang kaki yang melilit pinggul Wawan erat-erat sambil merenggangakan dan menjinjitkan jari-jari kaki imutnya bak seorang balerina.
    “Ouggh.. Ugghh.. Uuuuuhmmmm…”
    Wawan menggeram saat mengakhiri pacuannya sesudah temponya turun. Saya cuma dapat tersengal-sengal dengan gestur sakau di bawah badan Wawan. Wawan melihat sepintas ke almari di seberang tempat tidur, dan dia punseperti memperoleh gagasan. Dia juga putar badanku sampai saya tiduran kesamping. Selanjutnya diputarnya tubuhku secara gampangnya (karena tubuhku lebih kecil darinya) hingga sekarang saya berposisi merayap di depannya.
    Semua dilaksanakanya tanpa mengambil k0ntolnya dari memekku. Lalu dia geser badanku sampai sekarang kami berdua bertemu dengan cermin pada pintu almari itu. Sekarang saya berpegangan di tepi kasur sementara Wawan mulai memicu kembali kuda poninya.
    “Aaaawwwwh… Aaaaaaahhhh… Aaaaaaaaaaaaahhh…!”
    Sekarang tanpa kembali malu saya mulai berteriak sekencang-kencangnya. Saya menjerit-jerit bak orang disiksa. Tentu saja saya sedang disiksa kepuasan oleh Wawan sekarang ini. Entahlah mengapa dengan menghadap cermin semacam itu perasaan binalku ada perlahan-lahan. Saya seperti tidak mengenali figur wanita yang tengah asyik menjerit-jerit di dalam cermin tersebut.
    Apakah benar itu santi? Istri dari Deni? Aku juga tidak yakin jika itu ialah diriku. Wanita di dalam cermin itu sedang asyik mengerang dan mendesah biarkan dianya dicicipi oleh tukang bangunan yang nista. Ya, mungkin wanita di cermin itu wanita nista. Nista karena biarkan dianya nikmati kepuasan terlarang dan mengkhianati suaminya. Simak juga: Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    “Aaaghhh terusss.. Terus mas Wawaniiii.. Terussssssss”
    Aku juga mulai berani buka mulut dan panggil-manggil Wawan. Wawan secara brutalnya menjambak rambutku dan mencengkeram bahuku dari belakang, supaya hentakannya dapat semakin kuat . Wawan juga mencondongkan tubuhnya dan berbisik tidak kalah binal dariku.
    “Iyaaa mas Wawan.. Aaauwwwwh… Bantai terus masss bantai masss..”
    “Hmmmggg..rrrr…kamu sukai kan?!”
    “Iya masss… Santi sukai masss.. Sukai sekali maaaasssh.. Aaaauuggghh”
    “Hmmmgghhh.. Saya kuat khan? Ugfhh.. Uffghh.. Gak kaya suami kamu lemah.. Uffghh”
    “He eh mass.. Enakk masss.. Santi senang massss.. Auuuuhh!!
    “Tentukan mana.. Uffgh.. Saya apa suami.. Ufgh.. Kamu??”
    “Aaaasgghh… Santi sama mas Wawan ajaaa… Aaahhh santi nikmatt sama aauhh.. Mas Wawaniiii…!”
    “Mulai sekarang ini.. Nffhhh…kamu selesai..ssshhm..istriku saja yah.. Uufgghh…”
    “Mhmhhh.. Iyah iyah mass.. Santi ingin menjadi istri mas Wan.. Awwugh.. Mas Wawanii…!!”
    “Gghrrrr.. Bagusss… Tidak hamilin yaah?? Ingin?? Uffgh..”
    “Iya mas Wawaaannnn.. Hamilin santi masshhh.. Hamilin masss.. Semprotin aauwwwhh yang.. Banyak massss.. Ighhh..aaahhhh…”
    “Uggfhhg nih.. Nih… Mmmggaaaaaaaaahhh!!!!”
    Wawan selanjutnya menghentakkan dalam-dalam k0ntolnya dan menyembur benihnya di dalam rahimku. Sudah pasti lusuhbut semprotannya dengan orgasme ku yang talah kalah hebat. Kami berdua sama kejang nikmati klimaks paling indah yang sebelumnya pernah kami alami ini. Sampai akhirnya badan kami berdua roboh di atas kasur. Benih Wawan menetes-leleh antara celah kemaluanku. Kami berdua selekasnya hampir lelap bahkan juga tidak sampai ingat untuk mengambil kemaluan kami berdua. Kamipun pada akhirnya tertidur sama-sama menerpah keduanya masih pada kondisi seperti barusan. Kurengkuh mesra suami baruku yang mengorok di atas badanku ini dan turut lelap dengannya.

  • Cerita Sex Dewasa ngentot Dengan Adit Bocah Yang Lugu

    Cerita Sex Dewasa ngentot Dengan Adit Bocah Yang Lugu


    1861 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Sabtu siang itu sehabis pulang sekolah, Adit telah repot mengganti pakaian. Anak SMP itu ingin selekasnya pergi bermain games diwarnet langganannya. Sesudah usai menggunakan kaos dan Celana pendeknya, Adit baru sadar, uang kantongnya telah habis, dengan uang simpanannya, anak SMP itu hampir setiap hari bermain permainan online dan surfing internet diwarnet. Adit selekasnya mendekati ayahnya yang terlihat siap-siap untuk keluar,
    “Yah, meminta uang donk”,
    “Baru dateng dah meminta uang, ingin buat bermain tentu ya? sudah bermain yang tidak membayar saja”,
    “Yah, kelak belikan computer donk, agar saya dapat bermain games di rumah”,
    “Aduh Adit, untuk apa sich, habiskan uang saja”,
    “tetapi yah… saya ingin ngegame”,
    “ya bermain di luar kan dapat”,

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung
    Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung
    “kelak kan bayar yah jika bermain di luar”,
    “Aduh, dasar kamu, singgah ke kontrakannya mbak Sari sana, pinjem leptopnya”,
    “Aduh, malu yah”,
    “Terserah kamu Dit, yang mau bermain kamu” Ayahnya itu lantas pergi keluar.
    Adit kebingungan harus bagaimana, Anjuran dari ayahnya barusan tidak salah, tetapi dia tahu tentu netbooknya seorang cewek itu tidak ada gamenya, dan Adit malu untuk menjumpai mbak Sari, Tetangganya yang elok tersebut.
    Adit sebelumnya sempat berpikir di dalam tempat tinggalnya, tetapi tidak lama dia memutuskan untuk bertandang sesaat kerumah tetangganya tersebut.

    Sesampainya di rumah tetangganya itu Adit sebelumnya sempat kebingungan, ingin bicara seperti apakah. Belum dia coba mengetok pintu, pintu tersebut terbuka dan secara langsung seorang menegur Adit,
    “Hey Adit, ada apakah? “, Adit terkejut bersatu terpana, menyaksikan 2 orang cewek elok dimukanya, yakni mbak Sari dan mbak Rahma.

    Rumah kontrak itu ditempati dua mahasiswi elok tersebut. Dimuka mata Adit itu terdapat dua orang mahasiswi super elok, yang satu memiliki rambut panjang, dan satu kembali rambutnya sedikit pendek, tetapi yang anak SMP itu tahu ialah Sari dan Rahma benar-benar elok dan memesona, kulitnya putih dan badannya benar-benar stylish seperti mode.
    “mm… tidak papah mbak, hehe”,
    “lah, terus kok diem dimuka? Eh, Sar saya pergi dahulu”,
    “Iya ma, ati ati” sang elok Rahma tau-tau pergi tinggalkan Sari dan Adit.
    “M…mbak Sari, itu mbak Rahma ingin ke mana?”,
    “Pulang daerah ia, eh Adit barusan ingin ngapain?” Adit kebingungan kembali, bagaimana dia dapat bicara dimuka wanita secantik Sari.

    Mahasiswi itu menggunakan tanktop hitam dan celana pendek, badan mulusnya membuat Adit kebingungan, buah dada montoknya tidak salah membuat Adit canggung.
    “m… anu mbak, sebenernya… saya ingin pinjem leptopnya mbak Sari…”,
    “Oh, ingin untuk apa dek?”,
    “m… tidak menjadi dech mbak” Adit kembali lantas coba tinggalkan Sari.
    “loh, hey tidak perlu malu, untuk apa Adit?” Sari langsung tangkap tangan kiri Adit. langsung Adit dapat rasakan lembutnya tangan Sari tersebut.
    Adit pada akhirnya kembali dan memulai berbicara.
    “Anu mbak… ingin buat bermain game… hehe…”,
    “Ealah… haha, jika ingin pinjem tidak papah kok”,
    “b..betulan mbak?”,
    “Iya, sini dech masuk dahulu” Adit pada akhirnya dibawa masuk kerumah tersebut.
    Di dalam rumah, Adit duduk dahulu di ruang depan, sedang Sari telah masuk ke. Adit menyaksikan rumah itu memang lumayan kecil, telah pasnya ditempati 2 orang saja.
    “Adit… Sini deh…” Adit kebingungan kembali, dia harus menjumpai mahasiswi elok itu dikamarnya.
    Adit selanjutnya ke arah kamar itu, dan kelihatan Sari telah ada di atas kasur sekalian bawa netbooknya.
    “mm… bagaimana mbak?”,
    “Sini dech, kamu mau bermain games apa?” Adit masih repot menyaksikan paha mulus Sari di atas kasur tersebut.
    “eh, mm… adanya… tidak apa mbak?”,
    “tidak tahu dek, umumnya yang bermain itu sang Rahma” Adit pada akhirnya membulatkan tekad untuk merapat, Adit duduk disamping Sari, Sari lantas memberi netbook itu, dan sekarang mulai diutak atik oleh Adit.
    Adit bingung, desktop leptop Sari itu kebanyakan shortcut, nyaris penuh satu monitor.
    “W..wah, banyak benar shortcutnya mbak, sampai penuh monitornya”,
    “hehe, tidak tahu Dit, malas mengurusnya, haha” Adit menyaksikan senyuman cantik Sari, membuat Adit menetes.
    “hmm, ada banyak games ini mbak, tetapi umumnya yang lain beberapa program tidak terang”,
    “ooh, dapat benerin tidak Dit? yang tidak penting hapusin dech”,
    “loh, kan saya tidak tahu yang mana yang tidak penting mbak”,
    “coba saja dech, yang bukan buat ngetik atau ngegame hapusin saja”,
    “oh, iya dech, saya coba mbak”,
    “hehe, siip, bentar saya keluar dahulu”,
    “oh, oke mbak” Sari lantas tinggalkan Adit, mahasiswi elok itu keluar rumah, kelihatannya pergi untuk beli suatu hal.sebuah hal.
    Adit mulai mengutak atik leptop itu, hapus sejumlah program yang tidak begitu penting, walau dia tidak tahu apa itu betul-betul tidak dipakai.
    Adit sebelumnya sempat menyaksikan saksikan seisi kamar Sari tersebut. banyak baju bersebaran tidak diatur, digantung sampai ada yang didiamkan di atas kasur dan dilantai. Adit tau-tau terkejut, menyaksikan ada BH didekat kasur itu, Adit menyaksikan kekanan kekiri, tahu tidak ada orang, dia merapat dan ambil BH tersebut. Adit hatinya berdebar, menyaksikan ukuran BH itu lumayan besar, lantas Adit mencium harum benda itu, benar-benar harum.
    “Dit, sudah belum?” Adit terkejut 1/2 mati, suara Sari kedengar sesudah masuk dari pintu, Langsung BH yang dia pegang itu dilempar kesudut kamar, Adit mengambil langsung posisi kembali sekalian mengutak atik leptop.
    Kemudian Sari telah tiba kekamar sekalian bawa barang-barang dalam tas.
    “ud..sudah saya benerin sedikit mbak”,
    “mm… bagus dech Dit…” Sari selanjutnya pergi keluar kamar kembali, Adit mengembuskan napasnya, sambil lega tidak kedapatan.
    Beberapa saat itu Adit tetap mengutak atik Leptop, selanjutnya kedengar suara Sari di luar kamar,
    “Adit… ingin minum apa?”,
    “Aduh, tidak perlu mbak, menjadi ngerepotin…”,
    “ingin susu tidak Dit?” Adit tau-tau tersentak dengar kata susu, fikirannya masih tidak konsentrasi.
    “Dit? ingin tidak?”,
    “m..mm..ingin dech mbak” Adit berusaha berpikir positif, dan menghindar dari pikiran kotornya.
    Sesaat selanjutnya Sari tiba bawa satu gelas susu, dan diberikan ke Adit.
    “ini Dit…”
    Adit melihat, bukan menyaksikan gelas, tetapi langsung menyaksikan mengarah buah dada montok punya Sari tersebut.
    “Eh…mm.. terima kasih mbak”
    gelas itu dicapai tangan Adit, tanpa sangsi langsung dia minum susu di dalam gelas itu, slruup, betul saja itu susu biasa.
    “Bagaimana Dit?”,
    “mm… manis mbak, segar”,
    “bukan susunya, bagaimana leptopnya itu?”,
    “Eh, hehe, sudah mendingan mbak, nih simak”,
    “Wah, sudah bersih monitornya, terima kasih Adit…”
    Adit menyaksikan lagi senyuman diwajah Sari, Adit sebetulnya tinggal hapus sejumlah File yang tanpa menyengaja dibikin, atau sejumlah file tidak penting, tetapi yang dia dapat senyuman cantik dan susu manis.
    “Hehe, iya mbak”,
    “Sudah, kamu bermain games situ, saya simak”

    Sari selanjutnya berbaring disamping Adit, sekalian menyaksikan anak SMP itu mulai bermain sebuah games.
    Adit tahu yang dia mainkan itu bukan games yang dia tujuan, tetapi mana ingin dia menyianyiakan waktu bermain sekalian ditemani seorang bidadari. Games yang dia mainkan memang lumayan familier untuk semua kelompok, gampang buat dimainkan. Kadang-kadang dia melihat mengarah Sari, mahasiswi itu kadang-kadang repot memakai handphonenya, kadang-kadang menyaksikan Adit bermain.
    Adit tetap tertarik, untuk ketahui apa betul buah dada montok punya Sari itu betul-betul besar sesuai BH yang dia dapatkan barusan.
    “Dit, mati tuch, ngelamun saja”,
    “Eh, aduh … haha, dapat dilanjutin kok mbak”,
    “sini dech Dit, saya yang bermain coba” Netbook tersebut lantas diambil oleh Sari.
    Adit sebelumnya sempat terkejut, dia merasa ada benda kenyal sentuh pahanya, betul saja, saat Sari ambil leptop dimuka Adit yang duduk itu, buah dada montok Sari menyenggol paha Adit. anak SMP itu sebelumnya sempat tergetar hatinya. Sekarang Sari kelihatan mulai repot bermain, Adit menjadi tidak ingin bermain.
    “Susah ya Dit”,
    “ah, tidak kok mbak, nanti terlatih”
    Sari meneruskan bermain, Adit sekarang duduk disamping mahasiswi itu sekalian repot memerhatikan badan mulus yang montok tersebut.
    Adit sebelumnya sempat melihat mengarah jam, rupanya telah jam 4, anak SMP itu mau tidak mau harus pulang dahulu, dia sebetulnya ingin dikamar hanya itu temani Sari yang elok.
    “mm…mbak Sari, saya pulang dahulu ya”,
    “loh, kok pulang?”,
    “sudah sore, m… kelak saya ke sini kembali dech”,
    “ooh, iya dech, saya nantikan loh kelak, hehe”,
    “i..iya mbak, hehe” Adit selanjutnya dengan sedih tinggalkan rumah kontrak itu, dan pulang kerumahnya.
    Sesampainya dirumahnya itu, Adit masih tidak dapat stop pikirkan Sari yang memesona itu, Adit menjadi tertarik sama wanita yang lebih biasa darinya tersebut.
    “Hey, darimanakah kamu?”,
    “eh, mm… anu yah, barusan bermain games dileptopnya mbak Sari” rupanya ayahnya itu telah pulang lebih dulu,
    “tuch, kan, ada yang gratis, mengapa harus mencari yang bayar”,
    “hehe, iya yah”,
    “sudah, sana kamu mandi, ada PR tidak?”,
    “ada yah, ya sudah saya mandi dahulu kelak ngerjain prnya”
    Adit selanjutnya pergi mandi. sedang mandi juga dia tetap pikirkan Sari, benar-benar dia menjadi menyenangi mahasiswi tersebut.
    Sesudah mandi, dia kenakan pakaian kembali, lantas mulai kerjakan PRnya.
    Sampai jam 7, Adit tetap tidak sanggup menuntaskan PRnya itu, entahlah karena tidak tahu, atau karena pikirkan Sari.
    “Aduuh, huh”,
    “Knapa Dit?”,
    “sulit yah PRnya”,
    “kamu umumnya bermain games sich”
    dengar games, Adit terpikir, dia barusan janji untuk kembali kekontrakan Sari, “yah, saya ketempatnya mbak Sari ya”,
    “Loh, mau bermain games kembali ya, itu PRnya dituntaskan dahulu”,
    “i…ndak yah, ingin meminta tolong ngerjain PR”,
    “nach,jika itu bisa, ya telah sana…”.
    Adit selanjutnya bawa PRnya itu ke arah tempat kontrak Sari tersebut.
    Sesampainya disitu, Sekarang Adit tidak sangsi untuk mengetok pintu, dan disongsong lagi oleh Sari.
    “Eh, Adit, mau bermain kembali ya?”,
    “i…ndak mbak, meminta tolong ngerjain PR ku dong…”,
    “ooh, bisa, yok masuk”
    Adit selanjutnya masuk, dan selekasnya dia sekarang dengan suka kerjakan PRnya, dengan kontribusi bidadari secantik Sari. tidak lama PRnya itu telah usai,
    “Sudah ini mbak, yeey..”, “hehe, sip dech”,
    “mm…mbak Sari, leptopnya telah dimatiin?”,
    “oh ya, itu tetap dikamar, barusan kamu tinggal saya yang bermain hehe”,
    “ooh, kalau… saya lanjut bermain tidak papah kan mbak?”,
    “tidak papah kok, mari dech kekamar” Adit selanjutnya lagi kekamar itu bersama Sari.
    Adit duduk langsung dikasur dan memulai bermain netbook.
    “wah, sudah jauh mbak”,
    “iya, saya sich asal saja bermainnya, hehe, Adit, saya tinggal mandi dahulu ya…”
    Dengar kata mandi, Adit langsung melihat mengarah Sari, dan Anak SMP itu langsung takjub,Sari repot buka bajunya!
    Sari perlahan-lahan buka tanktopnya, pergerakannya membuat Adit kagum. Adit tidak sanggup meredam kebahagiaannya, saat menyaksikan mahasiswi elok itu melepaskan BHnya. Walau kelihatan dari belakang saja, Adit sangat senang. Selanjutnya diikuti Sari melepaskan celana pendeknya, dan sisa celana dalamnya saja.
    Sari lantas ambil handuk, dan pergi keluar kamar ke arah kamar mandi.
    Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung
    Adit riang sendiri, dia benar-benar suka dapat menyaksikan seorang wanita secantik Sari melepaskan bajunya. Sesudah dengar gemericik air dari kamar mandi, Adit mengambil langsung BH yang digunakan Sari barusan, dan langsung anak SMP itu yakin, besar buah dada Sari sama sesuai BH yang dia dapatkan tadi siang. Harum yang sama, dan ukuran yang besar, membuat Adit tau-tau menjadi terangsang, k0ntol anak SMP itu berdiri dicelananya.
    Adit masih bimbang sendiri, dia tidak sanggup sembunyikan gairahnya. Anak SMP itu melemparkan BH itu, selanjutnya ambil lagi leptop punya Sari, dan buka folder folder individu punya Sari. Adit terpana kembali, melihati photo foto Sari yang demikian memesona dan bikin gemas, buah dada montok punya Sari menjadi pujaannya sekarang ini.
    “huuh, segernyaa…”
    Adit terkejut 1/2 mati, rupanya Sari telah usai mandi, anak SMP itu secara cepat tutup semua yang barusan dia membuka, lantas berpura pura meneruskan gamenya.
    Adit selanjutnya melihat ke Sari, dan kembali lagi dia terpana, menyaksikan badan mulus Sari itu mengkilau sesudah mandi. handuk yang digunakannya cuma tutup buah dada sampai beberapa pahanya saja. narasi seks
    “m…udah usai mbak mandinya?”,
    “sudah Dit, eh ke mana itu barusan?”
    Sari terlihat kebingungan cari BHnya barusan, yang rupanya membuat Adit terkejut, karena barusan telah dia lempar kesudut lain kamar tersebut. Adit langsung diam dan lanjut bermain games.
    Sesudah cari, Sari temukan BHnya itu ada disudut kasur yang lain, selekasnya dia mengambil, sekalian dia tersenyum lebar.
    “naah, inilah, kok dapat sampai sini ya?”,
    Adit menjadi kebingungan, dia takut dimarahin oleh Sari.
    Sari lantas dekati Adit yang sedang main itu,
    “serius sekali bermainnya Dit?”
    Suara Sari terlihat dipelankan, membuat Adit semakin kebingungan.
    “eh..mm… kembali hebat mbak…”,
    “ooh, hebat ya…”
    Sari lantas berdiri, dan melepaskan handuknya, buah dadanya itu sekarang terjuntai bebas.
    Adit melihat, dan tidak dapat sembunyikan senyumannya, menyaksikan buah dada montok Sari itu, puting merah muda punya Sari yang membuat k0ntolnya berdenyut.
    “Tuch, Ajakan mana sama liatin saya?”
    Adit langsung merasa malu, dia menunduk,
    “m..maaf mbak”,
    “BH ku barusan kamu apain hayo?”,
    “n..tidak kok mbak”,
    “kok dapat sampai sana?”,
    “n… itu…”
    Adit masih bimbang. Sari lantas menghadapkan Adit kearahnya, lantas mengusung kepalanya yang menunduk tersebut.
    “katakan saja Dit, kenapa…” A
    dit kebingungan bersatu campur, benar-benar dia tidak pernah menyaksikan seorang wanita elok tanpa menggunakan pakaian.
    “mm… Adit ingin tahu mbak..”,
    “ingin tahu?”,
    “iya, kok… BHnya mbak Sari besar sekali”,
    “iya iya lah Dit… kan buah dada ku besar ”
    dengar Sari mengucapkan buah dada, Adit salah menelan ludahnya.
    “ya… terus… ada yang lain kembali sich…”,
    “apalagi Dit?”, “mm… barusan.. kan mbak Sari memberi saya susu..”,
    “iya, terus?”,
    “saya anggap itu susunya mbak Sari…”,
    “ya tidak lah Dit…”,
    “mm… bukannya… susu itu…”,
    “kan saya belum menyusui, mana dapat hasilkan air susu…”,
    Adit sebetulnya kebingungan, mengapa dia menanyakan dan mengucapkan kata-kata tersebut.
    “ooh, tapi… kan punyai mbak Sari besar buah dadanya…”,
    “ya belum juga dasarnya Dit…”
    Adit sebetulnya tahu, memang itu bukan susu dari buah dada Sari.
    “mm.. begitu ya, ya maaf mbak”,
    Sari sebelumnya sempat tersenyum menyaksikan Adit yang merasa bersalah,
    “ya sudah, jika tidak yakin, sini deh…”
    Sari tau-tau ambil tangan Adit, lantas ditempelkan dibuah dada montoknya.
    Saat itu juga Adit terkejut bersatu suka, rasakan kenyal dan lembutnya buah dada Sari tersebut.
    “coba digenggam, tentu tidak ada yang keluar…”
    Adit membulatkan tekad, dia mulai mengelus elus buah dada montok punya Sari itu, sekalian menyaksikan muka elok mahasiswi itu,
    Itil V3
    “mm… belum keluar mengapa mbak?”,
    “ya kan belum nikah Dit, jadi…ahhn”
    Sari mendesah, saat Rupanya Adit telah repot meremas buah dada montoknya itu dengan tangan tangannya.
    Sari sebetulnya ingin hentikan tangan Adit, tetapi menyaksikan anak SMP itu benar-benar serius, dia biarkan. Adit repot mengelus dan meremas 2 buah dada montok punya Sari itu, sekalian rasakan kesan hebat yang baru pertama dia rasa tersebut.
    “mmf… sudah Dit, tidak keluar kan?”
    Adit menjadi yakin ini peluang emasnya untuk nikmati buah dada montok itu, Adit saat itu juga melejitkan tangannya keputing kiri punya Sari, lantas benda yang mulai mengeras itu dia tekan pencet dan diputar putar.
    “aaahn…Dit…itu..oohf”
    Adit benar-benar suka dengar desahan yang dibikin oleh Sari, Adit mulai berani, dia lantas menyantap puting kanan Sari itu dengan mulutnya. Lidahnya selekasnya bergerak nakal, menjilat-jilati puting itu, entahlah darimanakah Adit dapat tirukan episode sex yang sebelumnya pernah dia saksikan diinternet.
    “aaahn… geli Dit…auuh” sekalian meremas buah dada montok itu Adit sekarang asyik mencicip puting kenyal punya Sari. entahlah mengapa Sari biarkan Adit, dan turut rasakan kesan nikmat yang diakibatkan oleh tingkah anak SMP tersebut.
    “mm…cup..mm..cup…mm”
    dengan nakal Adit memilin dan menciumi puting merah muda punya Sari tersebut.
    “Aaahn..ah..oh.. ssh”
    Sari ikut-ikutan terangsang, mahasiswi elok itu mengusung tangannya, lantas tangannya itu disilangkan, Adit menjadi merasa seperti disuruh untuk memberikan kepuasan Sari, Adit lantas merubuhkan badan Sari kekasur,
    “aah… Adit.. mmf”
    Kembali baris terus melahap buah dada montok itu, dia telah lupa bagaimana bermain games, karena yang dia mainkan saat ini benar-benar lebih nikmat.
    Sari terlihat geleng geleng, sekalian rasakan buah dadanya itu diremas dan digraygi oleh Adit. Adit sekarang ada pas di atas badan Sari yang cuma menggunakan celana dalam saja tersebut. Adit repot terus meremas buah dada Sari, kadang-kadang dia menyaksikan muka Sari yang memeras itu, lantas Adit menyaksikan ketiak Sari, tanpa sangsi dia merapat dan menjilat-jilatinya.
    “Aaahn…ouh, geli sekali Dit, mmmf”,
    “mm…wangi sekali badan mbak Sari”,
    “aahn..mmf..ssh..oh”
    Sari sadar, ada benda keras yang berdenyut yang ada pas di atas celana dalamnya tersebut.
    “aahn.. Dit, berhenti…” Sari hentikan Adit, dia menggerakkan anak SMP tersebut.
    “aahmm… m..maaf mbak, saya menjadi keasyikan sendiri”,
    “huuh, kamu itu, pintar sekali sich”,
    “Eh, mbak, loh…kok”
    Sari tau-tau dekati Adit dan buka celananya, k0ntol tegaknya itu sekarang telah ada digenggaman tangan Sari yang mulus tersebut.
    “Karena kamu sudah nakal, saya kasih hukuman…uufhmm”,
    “aduh, mbak, oooh”
    Adit mendangak kan kepalanya keatas, saat dia rasakan mulut Sari telah mengulum k0ntolnya, tangkai k0ntolnya yang tegak itu dikocak tangan Sari.
    “mm…mm…cup..mm..slruup..mm”,
    “ah.. mbak, tersebut..ooh”
    Adit tidak dapat meredam kepuasan hebat itu, tidak pernah dia membaygkan k0ntolnya akan dioral oleh wanita secantik Sari tersebut.
    Adit rasakan cairan yang ada pada k0ntolnya itu sekarang dihisap oleh Sari, kesan hebat itu membuat benar-benar suka. beberapa saat saja, Adit sudah tidak kuasa meredam kepuasan itu,
    Croot croot crooot, Adit menyembur spermanya isi melulu Sari tersebut.
    “uufgh..gleeg…uhuk..mmmf”
    Sari stop memproses k0ntol Adit, mahasiswi itu repot menelan sperma Adit dimulutnya, bersihkan mukanya.
    “aduh..m…maaf mbak Sari…”,
    “Kamu ini Dit, cocok sekali dateng cocok saya sendiri…”, “memang mengapa mbak?”,
    “mari kita bermain games yang hebat saja Dit”,
    “mm..bermain apa mbak?”
    Sari tau-tau buka ke-2 pahanya, lantas melepaskan celana dalamnya, memek basahnya itu tidak salah membuat Adit melotot, bulu bulu lembut di atas lubang itu membuat Adit semakin kagum, Sekarang bidadari dimukanya itu seperti meminta untuk ditiduri.
    “loh, m..mbak Sari, itu…”,
    “Sini Dit, bermain dengan aku, menggantiin kekasihku yang kembali pulang daerah “,
    “loh, tetapi mbak, kan…”,
    “sudah sini, bersihkan memekku, tentukan mana bersihkan memeku, atau bermain games?”,
    “saya, saya mau…mmmf!”
    Adit langsung melejit dan tempelkan kepalanya antara ke-2 paha Sari, dan selekasnya lidahnya itu menjulur keluar dan memulai bergerak menelusuri sisi paling luar memek Sari.
    “Aaahn… begitu dong…ouh…”
    Adit mengganas sendiri, lidahnya bergerak gesit mencicip basahnya memek Sari tersebut. , berbau harum badan Sari membuat Adit semakin terangsang.
    Mulutnya itu lantas semakin dekat tutup memek Sari, dan Adit dengan nakal mengisap hirup memek tersebut.
    “mm..slruup..mm…mm..”
    lidahnya masih tetap bergera gerak, dia tahu cairan yang dia rasa itu cukup aneh rasanya, tetapi begitu nikmat.
    “aaahn…Adit.. wow..ouh”
    Sari benar-benar terangsang, mahasiswi itu telah lama tidak rasakan memeknya dioral lelaki.
    Mahasiswi itu meremas buah dadanya sendiri, sekalian rasakan kesan nikmat dari geliat lidah Adit dimemeknya.
    “aahn…ssh..ouh… Aaahn, sudah Dit..”
    Sari hentikan Adit, dengan mengusung kepala anak SMP itu, lantas Adit itu ditumbangkan kekasur.
    “eeh, mbak Sari…”
    Adit menyaksikan Sari merayap perlahan-lahan di atas badannya itu, buah dadanya berayun dimukanya, k0ntol tegak Adit itu rupanya sekarang digenggam Sari.
    “saya pintar bermain loh, ini saya buktiin, cewek pintar bermain…ouh”
    Adit tidak dapat meredam kegembiraanya, meliha Sari sedang buka selangkangannya, lantas memeknya yang terbuka itu di turunkan, lantas ditempelkan diperut Adit.
    Sari mulai menggesek gesek perut anak SMP itu dengan selangkangan basahnya, air dari lubang itu membasahi perut Adit.
    “Aaahn..ouh..” Adit tetap diam, nikmati senasi itu, tidak lama Sari beralih, berdiri pas di atas k0ntol Adit, dan selekasnya benda tumpul punya Adit itu segera masuk kelubang kepuasan, sleeb, K0ntol anak SMP itu isi memek Sari. “mbak Sari…oooh”,
    “aahn…meski masih SMP, punyamu besar ya Dit…aouh.oh” Sari termenung, Memeknya sekarang telah berjumpa dengan k0ntol Adit, renyut renyut kepuasan itu sekarang sedang mereka bedua cicipi.
    Adit melihat muka Sari, terlihat seperti benar-benar semangat.
    “m..mbak Sari, kayaknya… sukai sekali beginian…”, “ouh… iya Dit, mmf… aaahn” Sari mulai bergerak, sekarang badan Sari mulai berayun turun naik, k0ntol Adit tidak pakai repot ribet untuk nikmati memek basah tersebut.
    “Auh, sedap sekali mbak..”,
    “oooh..ssh…aahn” Sari semakin asyik melonjak lompat di atas Adit.
    Adit tidak ingin diam saja, dia capai buah dada montok Sari, dan memulai dia remas remas kembali.
    “aahn… begitu Dit, terusin…ouh”
    Adit benar-benar rasakan kepuasan yang tidak ada dua, k0ntolnya asyik berlaga, tangannya asyik nikmati buah dada montok itu, benar-benar Adit tidak pernah menduga dapat bersetubuh dengan Sari yang elok yang montok tersebut.
    “Aahn…eenngh…Adit..ooh”

    Pinggul Sari itu bergerak dengan asyik, k0ntol Adit itu menjadi masuk keluar dengan asyik mengobok obok memek Sari yang elok tersebut.
    suara desahan Sari memang hebat menarik, tetapi suara hasil tubrukan k0ntol Adit dan memek Sari menyemarakkan situasi sex dikamar tersebut. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Sekarang menit untuk menit Adit dan Sari repot memberikan kepuasan keinginan sex mereka, bersetubuh bersama dikamar itu dengan asyiknya.
    “m..mbak Sari, saya tidak kuat, aduh”
    Sari lantas mengusung pinggulnya, melepaskan k0ntol Adit dari memeknya, lantas mahasiswi itu duduk dan menggesek perut Adit kembali.
    “Keluarin Dit, mari ayo, hmm…ooh”
    Croot crooot crooot Sperma punya Adit itu menyemburkan keluar, muncrat membasahi punggung Sari dan mengucur kebawah. Kemudian Sari mencium Adit, mahasiswi itu bingung, rupanya nikmat bersetubuh dengan anak SMP.
    “cup…. hehe, terima kasih Adit, asyik dech..”,
    “i..iya mbak, terima kasih juga…”,
    “hehe, sudah cepat kamu bersih bersih terus pulang, sudah malem loh”,
    “oh, i..iya mbak”
    Adit lantas selekasnya menggunakan celananya kembali, dan membereskan dianya, lantas mohon pamit pada Sari.
    “mbak Sari, saya pulang dahulu..”,
    “Iya, eh Dit, m… esok ke sini ya?” Sari mengedipkan mata kirinya sambil membujuk Adit,
    “i..iya mbak, siap, hehe”
    Adit lantas selekasnya pulang, dia benar-benar suka, telah senang bersetubuh dengan Sari yang benar-benar memesona tersebut.

  • Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih

    Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih


    1724 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Sdh tiga tahun ini saya, Indra (21) pacaran dgn seorang wanita elok, tinggi, putih bersih, seimbang yang sdh saya peroleh hatinya sejak kami duduk dibangku SMA. Ia ialah Yulia (19), wanita yang sdh saya luluhkan hatinya untuk isi ruangan hatiku. Sdh tiga tahun ini kami lalui semua sukai atau duka, orangtua Yulia juga telah mengenalku dgn baik.
    tiga tahun ini saya jalaninya dgn bersama tidak ada yang terlwatkan. Tp saya tetap rasakan ada yang kurang, saya ingin jalinan ini mengambil langkah ke cara selanjutnya, seperti yang dilaksanakan beberapa orang lain waktu pacaran.
    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    “yank, jalan yok..” ajakku,
    “jalan ke mana yank?” Bertanya Yulia,
    “ke mana saja cari angin saja..” jawabku,
    “ya sudah yok kita jalan”. Lantas kami juga jalanan kesebuah taman dan duduk di suatu bangku di dekat danau sekalian melihati panorama sekitaran.
    Saya rangkul Yulia,

    “sayaannkkk sekali dengan kamu” kataku sekalian merengkuhnya,
    “saya jg sayank dengan kamu..hhhmmmm..” jawabannya sekalian menyandar kepalanya di bahuku dan tangannya memutari pinggangku.
    “sayank, saya ingin tanya dech” sahutku,
    “apa sayank?” jawabannya,
    “kamu merasa ada yang kurang tidak sich dalam jalinan kita?” sahutku.

    “hhhmmm..tidak ada kok yank..memang mengapa?” jawab Yulia,
    “tidak apa apa sich..saya merasa ada yang kurang saja..” jawabku,
    “memang apa sich yang kurang? Oohhh jangan-jangan kamu ingin kita..” berpikir Yulia dan aku juga cuma dapat diam saja.
    “saya tidak ingin..saya tidak sepakat kalau kita ngelakuin free seks..” jawab Yulia,
    “bukan ML kok sayank” jawabku,
    “terus apa?” jawabannya,
    “kamu tahu bondage?” tanyaku,
    “bondage? Apa itu? Baru denger saat ini jg saya..” jawabannya.

    Lantas aku juga memberi sebuah video bondage di hndponeku,
    “seperti begini yank..” kataku sekalian memberikan video dan foto mengenai bondage.
    “di iket-iket begitu? Memang apa nikmatnya?” tanyanya bingung,
    “ya kelak jg kamu tahu rasanya..hehehe..” jawabku,
    “mmmm..” Yulia juga terus melihati video dan foto dari hapeku.

    “ingin ya sayank?” tanyaku, “tp jangan macem-macem..” jawabannya,
    “iya janji tidak akan macem-macem..” jawabku,
    “yaudah kelak saya kabarin kembali kalau ingin..” jawab Yulia, dan aku juga berpikir sesaat.
    “kriiinnggg kriiinnggg..” hape Yulia berdering lantas dia juga bicara.
    “sayank, kita pulang yok..mama sama papah ingin pergi ke rumah nenek 2 hari ini..ucapnya ada masalah” sahut Yulia, “ya sudah yok kita jalan pulang..” ajakku, lantas kami juga pulang.
    Sesampai di rumah, orangtua Yulia sdh bersiap-sedia pergi dan merangkumun memercayakan Yulia padaku. Sesudah ortu Yulia pergi kerumah neneknya, aku juga cuma berduaan saja dgn Yulia.
    “kamu berani kalau sendiri di rumah?” tanyaku,
    “memang kamu ingin ke mana?” Bertanya Yulia,
    “ya pulanglah..” jawabku,

    “iihh kok sampai hati sich ninggalin saya sendiri? Ucapnya ingin coba bondage?” jawabannya,
    “memang kamu mau bermain begituan?” tanyaku,
    “kalau kamu tidak macem-macem, saya ingin..” jawab Yulia,
    “saya tidak akan macem-macem kok..hehehe..” kataku sekalian merengkuhnya dan cium keningnya, Yulia juga tersenyum.
    “siapin alat-alatnya yank..” sahutku,
    “apa saja emangnya?” tanyanya,
    “tali, saputangan, sama lakban saja” jawabku,
    “oke dech..kita bermain dikamar saja yok yank” jawabannya,
    “mari dech bisa” jawabku,
    “yaudah kamu lebih dulu saja kekamar, saya ingin ngambilin alat-alatnya dahulu..” sahut Yulia.
    lantas Yulia juga pergi ambil perlengkapannya.
    “ini yank alat-alatnya..” jawabannya.
    Lantas saya mengambil tali dan saya mulai ikat pergelangan tangan Yulia kebelakang, lantas saya ikat jg lengan dan sisi bawah dan atas payudaranya.
    “aadduuhhh yaanngg jangan kenceng-kenceng dong..sakit tahu..” erangnya,
    “tahan dong sayank..ini jg tidak kencang kok..” jawabku.
    Lantas saya ikat pergelangan kaki, lutut, paha dan jempol kakinya,
    “iiihhhh kok diiketnya semua sich? Tidak dapat gerak yaanngg..” erang Yulia sekalian meronta-ronta.
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Saya gumpalkan saputangan yang Yulia mengambil, lantas saya sumpalkan ke mulutnya, lantas saya aku lakban mulut Yulia 3x selanjutnya saya mengambil kembali saputangan dan saya lipat segi panjang dan saya kenakan tutupi hidung dan mulutnya sampai dagu.
    “mmmpphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia dalam sumpalan,
    “nach saat ini proses akhir..hehehe..” saya tengkurapkan Yulia dikasur, lantas saya ikat tali dipergelangan kaki Yulia, lantas saya gabungkan dgn ikatan di pergelangan tangan Yulia sampai kaki dan tangan Yulia bersinggungan.
    “mmmppphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia karena diikat hogtied.
    “mmmmppphhh uggggghhhh uggggghhhh..” erang Yulia,
    “mari sayank coba lepasin iketannya..hehehehe” ledekku,
    “eeemmmpphhh uggggghhhh..” erang Yulia coba melepas dianya dari ikatanku.
    “kamu meronta-ronta dahulu ya, saya ingin membuat kopi dahulu..” kataku sekalian mencium bibirnya yang saya sumpal berlapis. “eemmmppphh mmppphhhhhh..” erang Yulia.
    Lantas aku juga pergi ke dapur membuat kopi dan juice untuk Yulia, sedangkan itu Yulia terus meronta berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “hai sayank bagaimana ikatannya? Hehehehe..” ledekku sekalian masuk kamar dan bawa minuman,
    “eeeeemmmpppphhhhh..” erang Yulia yang sdh lemas karena capek berusaha melepas ikatan ditubuhnya, lantas saya lepas sapu tangan dan lakban yang tutup mulutnya,
    “fffuuuaahhhh..iihhh sayank, kok saya diiket begini sich? Lepasiinn doonnkk yaanngg, pegel nihh..” rengeknya,
    “kelak dong sayank, kalau ingin lepasnya saat ini, ya lepasin sendiri dong..hehehehe” jawabku sekalian menolongnya duduk diranjang,
    “iihhh kok begitu sich, kamu sudah tidak sayank kembali ya dengan aku? Eerrrgghhh..” sahut Yulia,
    “ya sayank lah..kok begitu sich bicaranya?” jawabku,
    “ya habisnya kamu tidak ingin lepasin saya..” jawabannya,
    “saya sayank kok dengan kamu..mmuuuaahhhh..” jawabku sekalian mencium bibirnya dan Yulia juga membalas.
    “yaudah nih minum dahulu..” kataku sekalian memberi minuman gunakan sedotan,
    “sudah yank..sayaaaaank lepasin dahulu dong, kaki saya keram nih..” sahut Yulia, lantas saya lepas ikatan hogtied dan ikatan di kaki Yulia.

    “nnggghhhhh legaa..” sahutnya, lantas saya pijit-pijit kaki Yulia supaya peredaran darahnya mengucur lagi.
    “habis ini kita kembali berlanjut ya? Hehehe” sahutku,
    “kembali sayank? Adduuhh saya masih lelah nih..” jawabannya,
    “ya kamu istirahat dahulu sayank..mmuuaahhh..” saya cium bibirnya,
    “uuummmhhh..iya..” jawab Yulia.
    Saya terus pijit-pijit kakinya sampai merasa pegalnya lenyap.
    “sudah sayank, sudah lebih enak” sahutnya,
    “oke dech..kita kembali berlanjut ya..” kataku sekalian mengambil tali dan ikat pergelangan kaki, lutut dan pahanya kembali.
    Lantas tali yang di lutut saya ikat kembali dgn tali pendek dan saya ikat kembali ke tali yang berada di bawah dan atas payudaranya, jadilah Yulia saya ikat terduduk diranjang dgn dgn lutut yang sentuh payudaranya,
    “mari sayaannkk membuka mulutnya kembali..saya ingin sumpal kamu kembali..hehehe..” sahutku, lantas Yulia juga menurut dan buka mulutnya.
    Lantas saya aku sumpal mulut Yulia dgn saputangan yang baru,
    “uuuuuggggghhhh..” lantas saya tutup mulutnya dgn saputangan yang yang lain,
    “mmmmpphh mmmpphhhh..” erang Yulia, dan Yulia mulai meronta-ronta coba melepas ikatannya.
    Saya rangkul badan Yulia sekalian melihat tv dan Yulia juga terus berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “mmppphhh oooggghhhhh mmmppphhh..” Yulia juga repot berusaha melepas ikatanh ditubuhnya.
    “mmmmppphhh oooggghhhhh mmmppphhhh..” leguh Yulia karena kecewa tidak dapat melepas ikatannya.
    “kamu mengapa sayank? Kaya geram-marah begitu? Hehehehe..” tanyaku,
    “mmmppphhhhh oooggghhhhh..” jawab Yulia dgn mengeluh,
    “kamu bicara apa sich sayank? Yang terang dong bicaranya..hehehe” ledekku,
    “mmmppphhhh aaaaggghhhhhh..” erang Yulia sekalian memberikan mulutnya yang tersumpal,
    “apa sayank? Yang terang dong..” jawabku jahil,
    “mmmmmmppphhhh..” Yulia juga mengambek dgn buang muka,
    “hehehe..jangan ngambek dong sayank..bergurau doank..” jawabku sekalian melepas sumpalannya.
    “ffuuaahhh..kamu ini masih sempat saja jahilin saya..hhuuuuuhhhh..” Yulia juga cemberut ngambek,
    “hehehehe..jangan cemberut begitu dong sayank..” kataku sekalian merengkuh badannya.
    “aadduuhhh sayaaannnkkk saakkitt tubuhku..” jawabannya karena ikatan ditubuhnya semakin kuat karena saya dekap badannya,
    “eh maaf ya sayank..hehehe..” jawabku sekalian saya kecup keningnya.
    “sayaaanklepasin dong..tangan saya keram nih..” sahutnya, lantas saya lepas ikatan di pergelangan tangan dan lengannya. “sini saya pijitin kembali..” kataku, lantas saya pijit-pijit tangan dan lengan Yulia lantas saya ikat kembali pergelangan tangannya ke depan lantas saya ikat kembali bersatu dgn pergelangan kakinya,
    “lho sayank, mengapa diiket kembali? Iiiiggghhhhh..” protesnya, Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    “hehehe..tidak apapun sayank, kan diiketnya ke depan” jawabku,
    “kalau kamu dapat lepasin semua ikatannya, saya kasih hadiah dech..hehehe..” tambahku,
    “benar ya? Oke saya coba..eegghhhh iiiggghhhhh..” erang Yulia coba melepas ikatan dipergelangan tangannya. “aahh sudah kendur nih..siapin hadiahnya ya..” sahutnya,
    “iya lepasin dahulu saja ikatannya..hehehehe..” jawabku, lantas Yulia juga terus coba buka ikatan di pergelangan kakinya.
    “yeeehh sudah terlepas dari kaki..sedikit kembali..eeggghhh eegghhhh..” sahut Yulia sekalian coba melepas ikatan di pergelangan tangannya,
    “yyeee sukses..tinggal lepas semua dech ikatannya” lantas Yulia juga melepas tali yang menjadikan satu lutut dan dadanya, lantas dia lepas semua ikatan yang berada di paha, lutut, dan pergelangan kakinya.
    “yeee sukses..hayooo mana hadiahnya?” tagih Yulia,
    “iyaa kelak kita ke mall membeli yang kamu ingin..” jawabku,
    “betulan? Terima kasih ya sayank..” jawab Yulia sekalian merengkuhku.
    Sesudah permainan itu, kami juga pergi ke mall untuk beli hadiah untuk Yulia. Dan sejak hari itu, Yulia juga jadi terlatih dgn bondage. Malah, seringkali Yulia sendiri yang meminta untuk diikat.

  • Cerita Sex Terkini Behubungan Dengan Ibu Sandra Pimpinan Bank

    Cerita Sex Terkini Behubungan Dengan Ibu Sandra Pimpinan Bank


    405 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Hallo, kenalkan nama saya Hengky (nama rahasia tentu saja). Sekarang ini sich berumur 37 tahun. Memiliki seorang istri dan dua orang anak. usia 8 dan tujuh tahun. Dapat disebut kami keluarga yang berbahagia. Anakku 1 cowok dan 1 cewek, cocok sdh. Istriku? Well, ucapkan I am a lucky bastard. Istriku seorang yang elok dan seksi, tinggi tubuhya 169cm buah dadanya dapat disebutkan proposional dgn badannya, montok ataupun lebih persisnya sedikit chubby.
    Saya memang tidak sukai cewek yang kurus dan entahlah mengapa cewek chubby selalu membuatku terangsang. Chubby bukan ndut atau overweight. Istriku sukai berpakain yang seksi, itu didukung oleh kulitanya yang putih mulus dan perawakan badannya yang bohay.
    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    Rambutnya yang panjang seketiak membuat ia sangat enak untuk dilihat. dan saya mengetahui kalau kita pergi jalan ke mall, tentu banyak mata lelaki yang menyaksikannya, meskipun hanya sepintas. membuat gw senang sekalian teransang (sakit kali gw). Tinggiku 185cm dgn berat 90kg. Penisku standar orang indonesia sich. tidak panjang seperti di film BF atau seperti di narasi dewasa yang lain. Saya tidak pernah ngukur berapakah panjangnya, tp yang dapat kubanggakan ialah diameternya. Dapat disebut lebih gemuk dibandingkan teman yang saya mengenal, sedikit ada garis-garis urat dgn kepala penis yang lumayan besar. Saya tidak tahu standar besar itu bagaimana, tp penisku banyak memberikan kepuasan banyak cewek . Maka saya percaya punyaku memang lumayan bagus.

     

    awalnya, gw ngesex dgn pembantu tetangga yang berusia 50-an tp masih baik untuk di-ML. Well, itu sekitaran 5-6 bulan yang kemarin. Saat ini bu lastri dah pulang daerah nemenin adek-nya yang suaminya wafat. Kemungkinan tidak akan kembali dan tetangga sebelahku sdh ambil pembantu baru yang maish muda, kurus, poin dan tidak menarik perhatianku. yah, lenyap dech sumber pemuasanku . Maka sejumlah bulan akhir gw hanya kadang-kadang ngesex dgn kenalan lama yang memang dahulu pernah ngesex.

    Sampai dua bulan akhir ini, gw punyai tempat pemuasan masih tetap. Lebih muda sedikit dari bu lastri, lebih ramping sedikit dari bu lastri (bahkan juga lebih ramping sedikit dari istriku), tp buah dadanya montok. Damn! gw sukai sekali dengan cewek yang berbuah dada montok. Ia berumur lebih tua 7-8 tahuan dari gw dech. Cukup tinggi meskipun tidak tinggi-tinggi sekali, tidak tahu dech tingginya berapakah. Perutnya rata, walau sebenarnya anaknya 2 dan sudah gede-gede. Ia nikah muda, menjadi anaknya sekrang paling tua sdh kuliah. Namaya bu Sandra.

    Bu Sandra sekarang ini jadi kepala cabang sebuah bank. Waktu gw tetap kerja di bank itu, bu Sandra masih menjadi kepala pemasaran. Orang yang murah senyuman dan supel. Meskipun sdh berusia, tp performa dan fisiknya maish bagus. Ia rajin senam dan kadang-kadang perawatan. Kulitnya putih dan rambutnya sebahu dan selalu memakai ikat rambut hiasan. Selalu pakai rok, tidak pernah gw saksikan ia pakai celana panjang (apalagi celana pendek). Selalu memakai pakaian dalaman yang cukup redah dan blazer.

    gw kerja di bank, kawan-kawan dan gw kerap sejumlah kalai bergurau dapat menyetubuhi bu Sandra. Tp kita tidak ada yang bernai macem-macem ke ia karena ia orangnya kelihatan tegas dan bukan “murahan”. Saat gw sdh keluar bank, kedengar isu kalau ia pisah. Tidak tahu mengapa. Gw tidak pernah kontek dai semenjak keluar bank.

    Sampai satu saat, “nasib” menghadapkan kita…. untuk sama-sama memberikan kepuasan.
    Hari itu gw kembali ingin jalan ke mall. Tidak ada pikiran untuk “memburu”, lagian gw memang kembali ingin jalan. Jemu ajah di dalam kantor. FYI, sebenarnay sekretarisku itu cukup cakep dan seksi, tp seperti kata peribahasa, don’t shit where you eat . Maka gw tidak pernah apapun in sekretaris gw. Akhir gw datang di food court. order makan, duduk rileks sekalian melihatin cewek-cewek ABG dgn baju yang seksi. I wish, i can fuck those young girls. Tp, gw tidak berani, karena gw bukan type cowok yang dapat bertanggungjawab. Sesudah sekitaran 1 jam makan dan duduk rileks, gw jalan di mall untuk sightseeing. Saat melalui sebuah restoran, dari kaca gw saksikan muka yang cukup kerabatr. Rupanya bu Sandra.
    Kembali bicara dgn dua orang yang tampakny klien usaha kali. Bajunya bu Sandra masih inget sekali dech. Daleman warna putih yang cukup rendah, blazer hitam dan rok span putih . Benar-benar cocok sekali dgn kulitnya yang putih. Damn! sesudah beberapa tahun tidak saksikan ia, bu Sandra tetap menarik ajah. Gw menyengaja tidak terlalau jauh dari restoran itu, saksikan beberapa toko yang disampingnya ajah. Untunglah tidak berlama-lama ke-2 tamu bu Sandra pergi, tp bu Sandra tetap di dalam, kayakanya tetap nikmati makanannya dan kadang-kadang ngetik di hapenya. Gw ngototin masuk tuch restoran, disongsong oleh pelayan, tp saya menunjuk bu Sandra dan berketepatan bu Sandra saksikan ke gw.
    “Masih inget sama saya bu?” sekalian saya jalan perlahan dekatinya.
    “Loh? pak Hengky khan?” sekalian bu Sandra berdiri dan jabat tangan.
    Yah, kita bercakap ajah dan berbasa basi, tp kadang-kadang gw mengambil pandang menyaksikan belahan dadanay yang kelihatan sedikti dari kembali pakaian dalamnya. Tidak ada yang memikat buat di obrolin, seperti umumnya masalah pekerjaan dan yang lain.
    Lantas “berpura-pura” tanay masalah keluarga, anak lantas suami.
    “Oh, saya dengan suami sdh pisah. belum mengetahui yah?” tetap tersenyum.
    “Oh, sorry bu… kapan cerainya? maaf saya tidak tahu” jawab gw pura=pura begog.
    “Pisah sich, tidak ada persetujuan pisah. Ia tinggal dirumahnya sendiri, saya di rumah sendiri” jawab bu Sandra.
    “ouhh, lantas beberapa anak bagaimana bu?” ini kali benar-benar serius, karena gw belum mengetahui.
    “Turut saya, tp kadang-kadang ke bapaknya ” jawab bu Sandra tenang.
    Tidak terlampau detil ia narasi meskipun tidak bertanya. Sepertinya ia tidak ingin bercerita lebih detil masalah “pisah” sama suaminya. Tp gw mulai SSI, siapa tahu sukses.
    “Lantas bu Sandra tidak nikah kembali?”
    “Hahaha… sudah tua pak Hengky, tidak mikir ingin nikah dech”
    “Loh, bu Sandra masih elok kok. Bisa membuat cowok ngelirik lah”
    “Aduh, hahah… dapat ajah pak Hengky ini”
    “Saya ajah sukai bu melihatin bu Sandra di dalam kantor. Kalau bu Sandra melalui selalu membuat saya deg-deg-an” Kata gw dgn cuek. tidak perduli dech tersinggung apa tidak ia.
    “Oh yah? wah, nakal rupanya yah pak Hengky ini” dgn suara yang rileks. Tidak geram pertanda.
    Saya lanjut SSI gw tanpa merendahkan dianya. Ia justru seringkali ketawa dan mengkap dgn rileks rayuan gw.
    Kita juga tukar PIN. Lantas saya lanjutin SSInya ke ia.
    “Kalau malem tidur sendiri kalau gituh saat ini?”
    “Loh? pertanyaannya loh… haha, mancing nih pertanyaannya” jawab bu Sandra rileks.
    “Khan ucapnya tidak menikah kembali dan pisah dengan suami”
    “Yah, tidak perlu dijawab khan kalau gituh… memang mengapa? ingin nemenin emangnya?”
    “Kalau kadang-kadang dapat kok nemenin bu Sandra. tidak nolak saya”
    “Haha. nakal rupanya pak Hengky ini. Saya berpikir alim loh dahulu”
    … dan beragam SSI gw dijawab rileks sama bu Sandra. Kita masih narasi yang cukup nyerempet sedikit gituh. Gw harus juga “sedikit” bohong dgn narasi kalau istriku dingin dan gw jarang-jarang dapat porsi, tp tidak jajan, hanya self servis.

    Gw bingung kalau bu Sandra rupanya tidak risi, justru serius denger ceritaku.
    Kita tetap menceritakan ngalor ngidul, kadang-kadang tidak sempret dgn SSI.
    Tp tidak ada apa-apa, kita pada akhirnya pamitan. Janjian satu saat dapat berjumpa kembali. Dan hari itu kita pisah tidak terjadi apa-apa. Yah gw sich rileks ajah, meskipun ingin sekali.
    Sekian hari kita tidak pernah kontak-an. Ia tidak contact, gw tidak contact. Sampai satu saat saat main-main saksikan up-date status beberapa orang di hape gw, saksikan punyai bu Sandra yang didalamnya “menjaga diri di jalan yah sayang”. Langsung gw chat ia.
    “Wah, sudah dapat pasangan bu Sandra?”
    “Hahah… anakku keluar kota sama temannya. pikiranmu loh pak Hengky”
    “Ouhh… wah, sendiri di rumah donk. tidak takut?” pancingku
    “Ah, sudah biasa kok.” jawabannya pendek.
    Damn! sulit sekali sich nih orang. Sepertinya tidak nolak, tp tidak kasih lampu hijau. Gw ciba terus sich.
    “Sampai kapan anaknya pergi? 2-2-nya?” masih mancing gw.
    “Sampai minggu kembali. hanya satu orang, yang 1 sama bapaknya sampai minggu. hayoo, mengapa nanya-nanya?”
    Wah, kok sepertinya ada “keinginan” nih.
    “Tidak papah, siapa yang tahu bu Sandra ingin saya datangi”
    “haha.. kalau ingin dateng, yah dateng ajah. Hanya bertamu ajah khan?”
    “Memang bisa kalau nginep?” pancingku kembali
    “Loh? dicari istrinya kelak. genting saya… haha”
    “Tidak kok, percaya tidak. nginep satu hari dech” ngotot dech gw.
    “Memang berani pak Hengky?”
    Wah, chat seterusnya ulur tarik dech sama bu Sandra masalah dapat nginep apa tidak. Bu Sandra terlihat entahlah memang jual mahal atau sangsi. tidak tahu dech gw. Lumayan banyak rayuan sich hingga kemudian ia mengizinkan gw nginap satu hari dirumahnya. Tp sore datengnya, karena esok siang ia tetap kerja.
    Yipieeee…
    Untuk masalah pergi nginep satu hari, istriku tidak berprasangka buruk. Karena dgn pekerjaan gw ini, kerap gw pergi keluar kota 1-2 hari untuk share masalah . Maka ia tidak akan berprasangka buruk. Paling suruh membeli oleh-olehan. Tp itu dapat ditata dech.
    Gw menyengaja tidak membawa mobil dan gw naik taxi ke rumah bu Sandra. Singkat kata, sore gw naek taxi ke rumah bu Sandra. Perumahan yang elit. Tp seperti perumahan gw, kayaknay warganya cuek dgn tetangga. Rumah ia cukup mojok. Rupanya sampai sana, ada pembantunya. Aduh, tidak dapat macem-macem ini. Sialan gw berpikir! bu Sandra belum pulang, tp pembantunay udha dititipin pesan . Maka gw dipersilakan masuk di ruangan tamu dan menanti. Sepanjang 1 jam gw tunggu dan bicara dgn pembantunya, rupanya ia pembantu harian, dateng pagi pulang sesudah bu Sandra dateng. Fiuhh, sukurlah. Gw percaya tentu bisa execusi bu Sandra. Asala sabar ajah.
    Pada akhirnya bu Sandra pulang. Cocok ia masuk, gw menyengaja menyaksikan sisi dadanya. Ia pakai pakaian batik terusan yang pendek dgn belahan dada rendah. Menjadi lebih terang kelihatan belahan dadanya. Pahanya juga kelihatan mulus sekali. Duh, asli gw menyengaja sekali saksikan belahannya.
    Sesudah basa-basi dan salam-salaman. Siapin makan, bercakap lantas pembantunya pamit pulang. Pada akhirnya kita berdua dech.
    Bu Sandra masih pakai pakaian kerjanya belum mandi. Kita bercakap sekalian makan dan gw masih kadang-kadang melihat dadany. Gw menyengaja tidak curi pandang. tp benar-benar menyaksikan saat momentnya cocok.
    “Heh, matamu itu kok nakal sich” dgn suara rileks tanpa geram.
    Tp sedikit berbeda. Ia lebih rileks, tidak jaim. yahh… seperti waSandra biasa yang umumnya dech. Gw cukup terkejut ajah, karena baru ini kali saksikan ia semacam itu.
    “Yah, saya khan masih normal bu. ada yang cantik yah saya sukai lihatnya”
    Bu Sandra ketawa rileks. gw terus SSI ke ia, ia tanggapin dgn rileks tanpa geram sama sekalipun. Narasi masalah istriku yang dingin (hahaha..). Saat usai makan, ia membawa ke dapur, gw bantuin ke dapur. meskipun ia katakan tidak perlu, tp tetep gw bantuin. Di dapur kadang-kadang tangan kita bersinggungan saat bantuin ia nyuci. masih sekalian narasi rileks.
    Lantas ia pamit ingin mandi dahulu. Gw tanpa malu dan takut, ngotot ajah dech bicara
    “Saya belum mandi nih bu”
    “Kamar mandi ada tuch dari sisi. saya mandi dikamar” sekalian ternseyum.
    Kita guyonan masalah itu dgn SSI tetep jalan, hingga kemudian..
    “haha.. sudah saya sangka kamu ingin nakal di sini” lantas masuk kamarnya, tanpa tutup pintu kamarnya.
    Gw saksikan ia mengambil handuk dan masuk kamar mandi, tp pintu kamar mandinya ditutup tidak rapat. Damn! ini tentu lampu hijau. Langsung gw jalan masuk kamarnya dan buka pintu kamar mandinya perlahan-lahan. Bu Sandra sdh melepaskan pakaiannya dan kembali melilitkan handuk di tubuhnya.
    Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    Untuk memendekkan narasi, saya tidak tulis apa ajah sanjungan dan beberapa cerita disana. Dgn tanpa malu gw langsung membuka pakaian semua saat bu Sandra tetap bersihkan wajahnya. Saat ia usai bersihkan muka dan saksikan dari kaca gw telanjang, ia hanya tersenyum. Gw dekap ia dari belakang dan berusaha perlahan-lahan ingin membuka handuknya. Ia “berpura-pura” ngelarang waluapun tanpa perlawanan. Saat sdh dapat terbuka, gw benar-benar takjub akan tubuhnya. Putih, mulus, perut kempes, meskipun ada kerut-kerut sedikit dimana-mana, tp kelihatan bagus.
    Toketnya padat, dgn pentil coklat yang cukup gemuk. Gw sempat bengong sekalian ngelus tubuhnya.
    “Sedih yah saksikan aslinya?” sekalian pasang muka cukup serius.
    “Bagaimana kalau kita mandinya kelak ajah dan saya tunjukkin sedih apa tidak”
    Lantas perlahan-lahan dari kamar mandi gw ambil giring ke tempat tidurnya, ia nurut ajah masih tetep posisi membelakagi gw.
    Sampai dikamar deket tempat tidur, gw puter tubuhnya. Saat bertatapan, gw langsung cium bibirnya perlahan-lahan. bu Sandra balas kecupan gw dan perlahan-lahan lidah kita sama-sama berjumpa. Gw cium ia sekalian terus memainakn lidah gw, sepertinya bu Sandra menikmatinya. bu Sandra terus membalasnya kecupan gw, bahakn ia dapat menyeimbangi sama-sama hirup lidah kita. Tanganku mengelus punggungnya, sedangkan bu Sandra hanya merengkuh gw doang. Tanganku meremas lembut bokong bu Sandra yang rupanya masihlah padat.
    bu Sandra mengeluh perlahan. Jemari gw perlahan-lahan mengelus perlahan belahan bokongnya, dgn satu tangan berusaha buka belahan bokong dan satu tangan berusaha mengelus segi dalam bokongnya. Jariku kugosok perlahan dan mengelus lubang bokongnya. Cukup sedikit basah rupanya. Gile, rupanya bu Sandra masih basah sekali sampai ke wilayah bokong. Ada erangan lembut dari bu Sandra, sekalian ia mengigit perlahan bibirku. Jariku makin turun agar dapat merasakan mekinya yang sdh basah. Jariku tambah gesit mainkan didaerah antara bokong dan meki tersebut. Makin kedengar erangan bu Sandra. Ada goyangan kecil di bokongnya.
    Gw berusaha untuk selalu mainkan jarinya, apalgi goyangannya semakin kerasa dan erangan sekalian kecupan semakin kedengar.
    Tpii…
    Sorry pembaca, memang cukup keputus dan memang membuat kentang. Tp itu yang terjadi seterusnya.
    Mendadak bu Sandra melepas kecupan gw, melepaskan tanganku yang kembali asyik dan duduk di tempat tidur sekalian meredam kepalanya. Tidak ada isak tangin, tidak ada perkataan, hanya duduk dan kedengar masih tetap ada tersisa desahan yang berusaha dilepaskan. Asli gw kebingungan mengapa. Gw berpikir gw lakukan kekeliruan. gw berjongkok dan berusaha meredam gairah dan menanyakan kedia ada apakah. Ia katakan tidak terjadi apa-apa, tp tidak ingin saksikan gw. pada akhirnya gw hanya jongkok ajah sekalian pegang pahanya.
    Asli gw gairah sekali, tp gw tidak berani maksa. Ia katakan sorry, lantas katakan suruh gw pulang, tp dgn suara datar dan bukan emosi. gw katakan tidak dapat dan kasih argumen. lantas ia suruh gw tidur dikamar anaknya ajah kalau gituh. Gw terang tidak ingin, hanya gw tidak katakan. Tp gw tetap rileks bertanya mengapa. Gw tidak tahu berapakah menit, tp beberapa saat selanjutnya gw berusaha bertanya dan ia berusaha defensive. Sebetulnya sebel dan ingin cabut ajah dech, tp geu tidak ingin percuma dan kentang. Dasarnya gw berusaha tenang dech. Hingga kemudian ia luluh dan narasi. Sebetulnya ia tidak ingin seperti ginih, tp sejumlah ini hari ia memang kembali meredam emosi karena rupanya suaminya sdh tinggal dgn waSandra lain.
    Anaknya narasi ke ia. Ia berusaha tabah dan tidak emosi. Di dalam kantor dan depan beberapa anaknya juga ia berusaha memperlihatkan ia tidak dipengaruhi, walau sebenarnya ia emosi sekali. Beberapa saat selanjutnya ia “sharing” ke gw sekalian telanjang kita berdua. Shit! penis gw sampai lemas kembali. Kelihatan ia cukup menitikkan air mata meskipun tidak sampai nangis meraung-raung.
    Sehingga ia sebetulnya ingin membuktikkan dalam diri sendiri kalau ia tetap menarik dan dicintai pria, tp tiba-tiba “pikiran normal”-nya kembali. Sialan! ia meminta maaf dan ingin suruh saya tidur di dalam kamar anaknya. Pada akhirnya gantian saya yang sharing. Narasi jujur dan mengapa gw boong. Ia menjadi bengong dan tidak nangis kembali. Entahlah berapakah lama kita beberapa cerita dan justru menjadi sesion sama-sama bertanya jawab. Pada akhirnya bu Sandra dapat ketawa kembali. Kelihatannya ada yang membuat kita berdua lega gituh. meskipun ia cukup sebel karena gw boong untuk pdkt ke dia…
    Akhirnya….
    Perlahan-lahan tp tentu, bu Sandra dekati gw dan merengkuhku dan secara langsung mencium bibir gw. Sekalian duduk di tempat tidur kita berciuman dan sama-sama mengisap lidah. Perlahan-lahan kudorong bu Sandra ketempat tidur tidak ada perlawanan. Saat bu Sandra sdh diranjang, ia tempatkan posisi kakinya langsung menjepit tubuhku . Maka kakinya langsung bersilang di belakangku. Kita masih tetep berciuman dan sama-sama mengisap lidah. Berikut saya sukanya bini orang, tidak perlu diajar kembali serta lebih pintar.
    Itil V3
    Entahlah berapakah lama kita kecupan, yang tentu lama. Bu Sandra kayakany sukai sekali berciuman. Tp pinggangnya terus bergoyang sepertinya berusaha menggesek mekinya dgn penisku. Berasa sekali mekinya basah sekali. Lantas gw merasai tangannya berusaha menggenggam penisku untuk menuntun masuk ke dalam mekinya. Saat ujung penisnya sentuh masuk mekinya perlahan-lahan, bu Sandra cukup mengeluh. Ia katakan perlahan-lahan, karena dah lama tidak pernah ngesex.
    Kudorong perlahan penisku masuk, bu Sandra tetap mengeluh perlahan. Biuh, seperti ngese sama perawan. Walau sebenarnya cocok penisu masuk, mekinya licin dan tidak terlampau geret seperti bu lastri. Sesudah penisku masuk semua, ku goyang masuk keluar perlahan. bu Sandra mendesah perlahan. Kutambah kecepatan untuk masuk keluarnya. Kakinya semakin menjepit pinggangku, kecupan kita sudha lepas. gw menyaksikan bu Sandra terpejam sekalian mulutnya gaak terbuka. Kugoyang terus penisku masuk keluar dgn kecepatan yang masih tetap. Toket bu Sandra cukup bergoyang, bu Sandra tidak stop mendesah. Gw tidak terasa ingin keluar sama sekalipun. karena mungkin barusan sempat lemas dan turn off kali. Saat coba kusodok cukup keras kedalam mekinya, bu Sandra cukup teriak sekalian memukul perlahan tubuhku.
    “Sakit bu?”
    “shtt… g-ak kok. terkejut ajah”
    Lantas kuulangi sikat cukup dalam ke saat mekinya, keluar kembali jeritannya kecilnya.
    Lantas kutambah sedikit kecepatan penisku masuk keluar, bu Sandra makin mendesah
    “ouhhh… sshhtt… ahhhgghh…” tp matanay terpejam.
    Tidak berapakah lama…
    “ohhh… saya ingin keluar”… bu Sandra menggoyahkan bokongnya, penis gw tanda tangan kedalam mekinya.
    bu Sandra gerakkan bokongnya terus dan pada akhirnya ia meningkatkan bokongnay dan menekan kebadanku. Tangannya memelku ku kuat.
    Kadang-kadang bokongnya seperti tergetar.
    “ouhhh… ohhhh… ouhhh…”. Kedekatkan kepalaku ke kepala bu Sandra, ia menyambutnya dgn mencium bibirku. Kecupan mesra, bukan french kiss.
    Gw belum orgasme, tp orgasme pertama bu Sandra terang membuat ia lemas dan gw tidak sampai hati memaksakan. Kakinya terkulai dan terlepas dari capitannya. tangannya sdh lepas selain tubuhnya. ia buka matanya…
    “ehhm… sorry yah? sakit tidak?”
    “tidak kok bu, tenang ajah…” kucium bibirnya kembali mesra.
    Tersebut orgasme pertama bu Sandra. Setelah itu kita mandi dan dikamar mandi, sekalian ia duduk di closet, bu Sandra mengoral penisku. Cukup pandai ia mengoral penisku. Bahkan juga ia dapat masukan semua ke mulutnya penisku, Sampai keluar dan tanpa ragu meredam dan biarkan sperma semua keluar di dalam mulutnya dan ia menelannya. wow, gw sukai sekali melihatnya.
    Usai mandi, usai keringkan tubuh. kita kembali lagi ke tempat tidur dan tertutupi selimut sekalian telanjang. Kita lanjut narasi masalah pasangan kita. Masalah seks pasangan kita. Malem itu sampai subuh kita ngesex kurang lebih 2-3x dech. Bahkan juga kita sempat order makan karena kelaperan dan kedinginan.
    Pagi kita bangun dan saya diminta berpindah kamar anaknya saat sebelum pembantunya dateng. Siangnya, pembantunya diminta pulang dgn argumen ia ingin pergi keluar kota. Pada akhirnya, hari itu kita ngesex seringkali.
    Gw tidak kira kalau bu Sandra senafsu tersebut. Terang-terangan gw sampai lelah dan penis gw menjadi panas. Gw mengakui ke ia kalau gw tidak kuat. Ia hanya ketawa dan tidak persoalkan, karena suaminya ia gituh, justru lebih tidak kuat daripada gw.
    Sampai sekrang, ia TTM masih tetap gw. Justru semenjak ngesex sama gw, ia menjadi rajin menjaga badannya. Ia katakan agar gw tetep sukai. Ia tidak pernah senang kalau maen hanya sekali. Meskipun kalau orgasme ia lebih cepat keluar, tp tidak cukup hanya sekali. Karena permasalahan pekerjaan dan waktu, kita memang jarang-jarang berjumpa. Tp kalau berjumpa, ditegaskan jika pasti dipuas-puasin. Kalau kita bertemu, mustahil tidak ngesex. Justru sepertinya gw pemuasannya ia. Seringkali gw yang tidak kuat daripada bu Sandra. Tp ia tidak ingin gw meminum obat kuat atau semacamnya. Gw tidak ingin sich.
    Untunglah bu Sandra berusaha jaga jalinan kita masih tetap aman. Ia tidak ingin terlihat orang kalau ia ada jalinan dgn pria lain dan ia tidak ingin kalau sampai rumah tanggaku permasalahan.
    Ia ngakunya turut KB, aliran kandungnya diapit. Mudah-mudahan dech, tp sudah beberapa waktu ini aman sich. Kita hanya dapat bertemu satu bulan 1-2x doang sich. Ia selalu ngajak ngesex dirumahnya, tidak pernah ingin di hotel short time. Terbaru 2x kita di hotel, itu juga karena curi peluang ke luar kota. Gw justru yang takut kalau ngesex dirumahnya justru di-grebek. Baca : Bacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Tp untunglah tidak. Argumennya ia takut kedapatan orang kalau ke hotel. Setiap hari paling hanya melalui telepon. Ia tidak ingin phone seks atau menonton BF. Bahkan juga ia “maksa” saya untuk membuka utang di cabangnya ia, supaya ada argumen untuk bertemu muka. Meskipun tidak ngapa-ngapain sich, Karena di mobil ajah ia tidak ingin macem-macem. Untung angsuran pinjamannya rendah.
    Bu Sandra yang keliatannya jaim gituh, rupanya gairahnya besar. Walau sebenarnya ia tidak terlampau sukai pedes dan tidak ada bulu lembut lebat pada tangan atau kakinya. Tp kalau masalah seks, ia gairah sekali. Bahkan juga, ia ingin coba lubang bokongnya gw masukkin. bu Sandra dan gw sama pertama kalinya maen di lubang bokong. Seringkali kita lakukan, tp tidak kerap.
    Repotnya, setiap kali usai ngesex sama bu Sandra, gw perlu 1-2 hari baru dapat gairah dengan istri kembali. Apa karena mungkin “kekurangan” yah? Mudah-mudahan sudi. Cerita riil dari gw. well, 80% riil 20% bumbu-nya. Kalau sudi, saya mau mencoba tulis cerita yang lain.

  • Cerita Sex Dewasa Damar Si Kakak Ngentot Dengan Adik

    Cerita Sex Dewasa Damar Si Kakak Ngentot Dengan Adik


    1067 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Nama saya Damar (nama rahasia). Saya tuch sudah kuliah semester 3 disalah satu kampus. Saya tinggal masih bersama orangtua dan adik saya yang masih duduk di kursi SMP, Mirna namanya (jg nama rahasia). Babak belur saya kedua-duanya kerja . Maka rumah kerap tinggal adik saya dan saya saja, ama pembantu.
    Di saat sore rumah sedang kosong; babak belur kembali pergi dan kebenaran pembantu jg kembali tidak ada. Adik saya kembali pergi. Saya nyewa VCD bokep xxx dan x2.- Saya senang sekali, karena tidak gangguen cocok kembali menonton. Narasi x2 di VCD itu kebenaran menceritakan mengenai jalinan seks sedarah di antara kakak dek. Edan sekali dech episodenya. Saya berpikir kok dapat ya.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Eh, saya berani tidak ya ngelakuin itu ama adik saya yang masih SMP? tp khan adik saya masih polos sekali, kalau di film ini sih sudah jago and pro, berpikir saya dalam hati. Kembali menonton plus mikir bagaimana triknya ngelakuin ama adik saya, eh, bel bunyi. Wah, teryata adik saya, sang Mirna ama temannya dateng. Apes, mana filmnya belum usai kembali. Langsung saya simpen saja tuch VCD, terus saya bukain pintu. Mirna ama temannya masuk. Eh, temannya manis jg lho.
    “Darimanakah lo?” bertanya saya.
    “Dari jalanan dong. Memang kaya kakak, ngedekem melulu di dalam rumah,” jawabannya sekalian muram.
    “Saya jg kerap jalan tahu, memang elo doank. Hanya saat ini kembali malas,” kata saya.

    “Oh ya, kak. Kenalin nih teman saya, namanya Siska. teman sama kelas saya,” ucapnya. pada akhirnya saya kenalan ama tuch anak.
    Mendadak sang Mirna tanya,

    “simak VCD Boyzone saya tidak?”
    “Tau’, mencari saja di laci,” kata saya.
    Eh, ia ngebuka tempat saya naro VCD xxx. Saya langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata saya cemas.
    “Kali saja ada kak,” ucapnya. Terlambat.
    Belum sempat saya tahan ia sudah melihat VCD xxx yang covernya cukup hot itu, kalau yang x2 sich tidak ada gambarnya.

    “Aduh… kak. Kok menonton film kaya begini?” ucapnya sekalian mandang jijik ke VCD xxx tersebut.
    Temannya sich hanya senyam-senyum saja.
    “Tidak kok, saya barusan dititipin ama teman saya,” jawab saya berbohong.
    “Berbohong sekali. Ngapain jg kalau dititipin nyasar ampe di laci ini,” ucapnya.
    “Kak, ini film kotor kan? mmmmm… kaya apa sich?” tanyanya kembali.
    Saya tertawa saja dalam hati. Agak jijik, kok saat ini justru ingin tahu.
    “Elo ingin menonton jg?” bertanya saya.
    “Mmmmm…. jijik sich… tp… ingin tahu kak…,” ucapnya sekalian malu.
    “Siska, elo mo menonton jg tidak?” tanyanya ke temannya.
    “Saya mah asyik saja. Lagian saya sudah sebelumnya pernah kok menonton film begituan” jawab temannya.
    “Gimana… menjadi tidak? terburu mama ama papah pulang nih,” desakku.
    “Mari dech. Tp kalau saya jijik, dimatiin ya?” ucapnya.
    “Sedap saja lo, elo kabur saja ke kamar,” jawab saya.
    Lantas VCD itu saya hidupin. Jreeeeng… dimulailah film xxx itu. Saya nontonnya sekalian kadang-kadang mandangin adik saya ama temannya. Sang Siska sich kelihatannya tenang nontonnya, sudah ahli kali ya? Kalau adik saya kelihatan sekali baru pertama kalinya menonton film kaya gituan. Ia kelihatan takut-takut. Apalagi cocok episode penisnya cowo dikulum. Mana tuch penis gedenya meminta ampun.
    “Ih, jijik banget…” kata Mirna.
    Cocok episode ML kayanya sang Mirna sudah tidak kuat. Ia segera kabur ke kamar.
    “Yeee, justru kabur,” kata Siska.
    “Elo masih ingin menonton tidak?” bertanya saya ke sang Siska.
    “Ya, terusin saja,” jawabannya.
    Wah, bisa jg nih anak. Kayanya, dapat nih saya bermain ama ia. Tp kalau ia geram bagaimana? berpikir saya dalam hati. Ah, tidak apapun kok. Tidak sampai ML ini. Sekalian menonton, saya duduknya ngedeket ama ia. Ia tetap terus serius menonton. Lantas saya coba pegang tangannya. Pertama ia terkejut tp ia tidak berusaha ngelepas tangannya dari tangan saya. Peluang besar, berpikir saya. Saya elus saja lehernya. Ia justru pejamkan matanya. Kayanya ia menikmatin sekali. Wow, gantenggnya itu lho… manis!! Saya menjadi pengan ngotot.
    Waktu ia tetap merem, saya deketin bibir saya ke bibir ia. Pada akhirnya bersinggunganlah bibir kita. Mungkin karena memang sudah jago, sang Siska justru ngajakin french kiss. Lidah ia masuk ke dalam mulut saya dan bermain di dalam mulut. Apes, jawara ia dibanding saya. Saat saya dikalahin ama anak SMP sich.
    Sekalian kita berfrench kiss, saya berusaha masukkin tangan saya ke kembali pakaiannya. Cari sebuah buah dada imut. Ukuran toketnya tidak demikian besar, tp kayanya sich seksi. Masalahnya tubuh sang Siska itu tidak besar tp tidak kurus, dan badannya itu putih. Demikian bertemu toketnya, langsung saya pegang dan saya raba-raba. Tp tetap terbungkus ama bra-nya.
    “Pakaian lo saya membuka ya?” bertanya saya.

    Ia ngangguk saja sekalian mengusung tangannya ke atas. Saya membuka pakaiannya. Saat ini ia tinggal pakai bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipakai. Shit!! kata saya dalam hati. Mulus sekali! Saya membuka saja bra-nya. payudaranya bagus, lancip dan putingnya warna pink. Langsung saya jilatin toketnya… ia mendesah… Saya menjadi semakin terangsang. Saya menjadi pengan ngentotin ia. Tp saya belom sebelumnya pernah ML menjadi saya tidak berani.
    Tp kalau sekitaran dada saja sich saya cukup tahu. Bagaimana ya? Mendadak cocok saya kembali ngejilatin toketnya sang Siska, adik saya keluar kamar. Kita sama terkejut. Ia terkejut melihat apa yang kakak dan temannya lakukan. Saya dan Siska terkejut cocok melihat Mirna keluar kamar. Sang Siska cepat-cepat pakai bra dan pakaiannya kembali. Sang Mirna masuk langsung ke kamarnya kembali. Kayanya ia shock melihat apa yang kita berdua lakukan. Sang Siska langsung pamit mo pulang.
    “Katakan ama Mirna ya…. sorry,” kata Siska.
    “Gpapa kok,” jawab saya. Pada akhirnya ia pulang.
    saya ketuk kamarnya Mirna. Saya ingin ngejelasin. Eh, si dia diem saja. Masih terkejut kali ya, berpikir saya. Saya tidur saja, dan rupanya saya ketiduran ampe malem. Cocok kebangun, saya tidak dapat tidur kembali. Saya keluar kamar. Menonton tv ah, berpikir saya. Cocok sampai di muka TV rupanya adik saya kembali tidur di atas bangku depan TV. Tentu ketiduran kembali nih anak, kata saya dalam hati. Karena melihat ia tidur dgn cukup “terbuka” mendadak saya menjadi keinget ama film x2 yang belom usai saya saksikan, yang ceritanya mengenai jalinan seks di antara adik dan kakak, ditambahkan keinginan saya yang tidak kesampaian cocok sama Siska barusan.
    Saat adik saya ngegerakin kakinya membuat roknya terkuak, dan kelihatanlah CD-nya. Demikian melihat cd nya saya menjadi makin gairah. Tp saya takut. Ini kan adik saya sendiri saat saya entotin sich. Tp dorongan gairah makin mengganas. Ah, saya pelorotin saja cdnya. Eh, nanti kalau ia bangun bagaimana? ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semua, wow, bel ahan memeknya kelihatan masih rapet dan di hias bulu-bulu lembut yang baru tumbuh. Saya coba sentuh… hmmm, lembut sekali. Saya sentuh garis memek-nya. Mendadak ia menggumam. Saya menjadi terkejut. Saya merasa di ruangan TV terlampau terbuka. Saya rapiin kembali baju adik saya, truss saya gendong ke kamarnya ia.
    Sampai di dalam kamar dia… it’s show time, berpikir saya. Saya setubuhin ia di atas kasurnya. Saya bukain pakaiannya. Rupanya ia tidak pakai bra. Wah, payah jg nih adik saya. Nanti kalau toketnya menjadi turun bagaimana. Demikian pakaiannya kebuka, toket imutnya menyembul. Ih, lucu memiliki bentuk. Masih kecil toketnya tp cukup ada. Saya coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya demikian halus. Eh, mendadak ia bangun!!
    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sekalian menggerakkan saya. Saya terkejut sekali.
    “mmmm… mmm… tidak kok, saya hanya ingin meneruskan barusan cocok sama sang Siska. Tidak papah kan?” jawab saya ketakutan.
    Saya mengharap babak belur saya tidak ngedenger pekikan adik saya yang cukup keras barusan. Ia nangis.
    “Sorry ya Mir. Saya salah, setelah elo jg sich ngapain tidur di ruangan TV dgn kondisi semacam itu. Tidak pakai bra kembali,” kata saya.
    “Jangan katakan sama mama dan papah ya, please…,” kata saya.
    Ia masih nangis. Pada akhirnya saya tempatin ia. Aduh, saya takut nanti ia nga du.
    Semenjak waktu itu saya kalau bertemu ia sukai canggung. Kalau bicara paling seadanya saja. Tp saya masih ingin tahu. Saya masih ingin coba kembali untuk ngegituin Mirna. Sampai di suatu hari, adik saya kembali sendiri di dalam kamar. Saya coba masuk.
    “Mir, kembali ngapain elo,” saya coba untuk beramah tamah.
    “Kembali dengarkan kaset,” jawabannya.
    “Yang saat itu, elo masih geram ya….” bertanya saya.
    “….” ia diem saja.
    “Sebenernya gue… gue… ingin coba lagi….” edan ya saya ngotot sekali. Ia terkejut dan cocok ia mo bicara suatu hal langsung saya deketin wajahnya dan secara langsung saya cium bibirnya.
    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” ia kaya mo bicara suatu hal.sebuah hal.
    Tp pada akhirnya ia diem dan meng ikuti permainan saya untuk kecupan. Sekalian kecupan itu tangan saya coba meraba-raba toketnya di luar. Pertama merasakan toketnya disentuh, ia menepiskan tangan saya. Tp saya terus berusaha sekalian masih tetap berciuman.
    Sesudah beberapa saat berciuman sekalian meraba-raba toket, saya coba buka pakaiannya. Eh, kok ia segera ingin saja dibuka ya? Mungkin ia kembali rasakan kepuasan yang sangat benar-benar dan pertama kalinya dirasanya. Demikian dibuka, langsung saya membuka bra-nya. Saya jilatin putingnya dan sekalian menyeka dan mneremas- remas toket yang satunya. Meskipun toket adik saya itu tetap cukup kecil, tp bisa memberi kesan yang tidak kalah dgn toket yang besar. Saat kembali di isep-isep, ia mendesah,
    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, sedap, kak….” Sesudah saya isepin, putingnya jadi tegang dan cukup keras.
    Truss saya membuka celana saya dan saya keluarin “adik” saya yang sudah cukup tegang. Cocok ia melihat, ia cukup terkejut. Masalahnya dahulu kita sebelumnya pernah mandi bersama cocok “punyai” saya tetap kecil. Saat ini kan sudah besar dong. Saya bertanya ama ia,
    “berani untuk ngisep punyai saya tidak? nanti punyai elo jg saya isepin dech, kita pakai posisi 69”
    “69… apa’an tuch?” tanyanya.
    “Posisi di mana kita sama-sama menghisap dan ngejilatin punyanya mitra kita pada waktu terkait.” terang saya.
    “Oooo…” Langsung saya ngebuka celana ia dan CDnya ia.
    Kita langsung ngambil posisi 69. Saya membuka belahan memeknya dan kelihatanlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalam memeknya tersebut. Saat saya sentuh pakai lidah, ia mengeluh,
    “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sich kok sedap banget….” tanyanya.
    “Elo harusnya ngejilatin dan ngisep punyai saya dong. Saat elo doank yang sedap,” kata saya.
    “Iya kak, setelah takut dan geli sich…” jawabannya.
    “Jangan bayangin yang bukan-bukan donk. Bayangin saja kenikmatan elo,” kata saya kembali.
    Waktu itu jg ia segera menjilat punyai saya. Ia ngejilatin kepala anu saya dgn perlahan-lahan. Uuhhh…. sedap benar. Truss ia mulai ngejilatin semua dari tangkai saya. Lantas ia masukkin punyai saya ke mulutnya dan memulai mengisapnya. Ooohhhh…. edan benar. Ia rupanya berpotensi. Isepannya ngebuat saya menjadi nyaris keluar.
    “Stop… eh, Mir, setop dahulu,” kata saya.
    “lho knapa?” bertanya nya.
    “Tahan dahulu nanti saya keluar,” jawab saya.
    “Lho memang mengapa kalau keluar?” tanyanya kembali.
    “Nanti games over,” kata saya.
    Rupanya adik saya memang belom tahu permasalahan sex. Benar-benar polos. Pada akhirnya jelaskan mengapa kalau cowo sudah keluar tidak tetap pemainannya. Pada akhirnya ia mulai memahami. Posisi kita sudah tidak 69 kembali, menjadi saya saja yang bekerja. Selanjutnya saya terusin ngisepin memeknya dan klentitnya. Ia terus-terusan mendesah dang mengeluh.
    “Kak Damar… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Saya terus mengisap dan menjilat-jilatinya. Ia menjambak rambut saya. Sekalian matanya merem terbuka.
    Pada akhirnya saya sudah pada keadaan bugar kembali (barusan kan keadaannya sudah mo keluar). Saya bertanya sama adik saya,
    “Elo berani ML tidak?”
    “…” ia diem.
    “Saya ingin ML, tp terserah elo… saya tidak maksa,” kata saya.
    “Sebenerya saya takut. Tp sudah kepalang tanggung nih…. saya kembali on air,” katanya.
    “Ok… menjadi elo ingin ya?” bertanya saya kembali.
    “…” ia diem kembali.
    “Ya sudah dech, kayanya elo ingin,” kata saya.
    “Tp tahan sedikit. kelak cukup sakit awalannya. Masalahnya elo baru pertama kalinya,” kata saya.
    “…” ia diem saja sekalian melihat kosong ke langit-langit.
    Saya membuka ke-2 iris pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir memeknya yang masih sempit tersebut. Saya arahin ke lobang memek nya. Demikian saya sentuhin pala anu saya ke memeknya, Mirna menarik napas panjang, dan kelihatan sedikit keluarkan air mata.
    “Tahan ya Mir….” Langsung saya dorong anu saya masuk ke dalam dalam memeknya.
    Tp masih sulit, masalahnya masih sempit sekali. Saya terus coba menggerakkan anu gue… dan… bleesss… Masuk jg pala anu saya. Mirna cukup teriak,
    “akhhh sakit kak….”
    “Tahan ya Mir…” kata saya.
    Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Saya terus menggerakkan supaya masuk semua. Pada akhirnya masuk semua anu saya ke selangkangan adik saya sendiri.
    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Sesudah masuk, langsung saya goyang mundur-maju, masuk keluar memeknya.
    “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Ia menjadi mengeluh tidak keruan.
    Sesudah beberapa saat dgn posisi itu, kita mengganti dgn posisi dog model. Mirna saya suruh nungging dan saya masukkin ke memeknya melalui belakang. Sesudah masuk, terus saya pacu. Tp dgn kondisi dog model itu rupanya Mirna langsung alami orgasme. Berasa sekali otot-otot di saat memeknya itu seperti menarik anu saya agar semakin masuk.
    Itil V3
    “Ahhhhh… ahhha… saya lemess banget… kak,” rintihnya dan ia jatuh tengkurap.
    Tp saya belom orgasme . Maka saya terusin saja. Saya kembali bad annya untuk tidur telentang. Truss saya membuka kembali belahan pahanya. Saya masukkin anu saya ke saat memeknya. Walau sebenarnya ia sudah kecapaian.
    “Kak, sudah donk. Saya sudah lemes…” pintanya.
    “Sesaat lagi ya…” jawab saya.
    Tp sesudah beberapa saat saya pacu, eh, si dia segar kembali.
    “kak, yang cukup cepat kembali dong…” ucapnya. Saya mempercepat dorongan dan pacuan saya.
    “Ya… kaya… begitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya semakin maut saja.
    Sekalian ngegenjot, tangan saya meraba-raba dan meremas toketnya yang imut tersebut. Mendadak saya seolah ingin meletus, rupanya saya mo orgasme.
    “Ahhh, Mir saya mo keluar…. ahhh…” Rupanya saat yang bersama ia orgasme jg.
    Anu saya sperti dipijat- pijat di dalam. Karena enak, saya ngeluarinnya di dalam memeknya. Nanti saya suruh minum pil KB saja agar tidak hamil, berpikir saya dalam hati. Sesudah orgasme bersama itu saya cium bibirnya sesaat. Kemudian saya dan ia pada akhirnya ketiduran dan pada kondisi bugil dan berkeringat di dalam kamar karena kecapaian.
    Saat bangun, saya denger ia kembali mendesah sekalian menangis.
    “Kak, bagaimana nih. Punyai saya berdarah banyak,” tangisnya.
    Saya simak rupanya di atas kasurnya ada bintik darah yang lumayan banyak. Dan memeknya cukup melebar sedikit. Saya terkejut melihatnya. Bagaimana nih jadi?
    “Kak, saya sudah tidak perawan kembali ya?” tanyanya.
    “…” saya diem saja. Setelah mo jawab apa.
    Gila… saya sudah mengambil keperawanan adik saya sendiri.
    “Kak, punyai saya tidak apa-apakan?” tanyanya kembali.
    “Berdarah ini lumrah untuk pertama kalinya,” kata saya.
    Mendadak, karena melihat ia tidak pakai CD dan menunjukkan memeknya yang cukup melebar itu ke saya, anu saya “On” kembali.
    Saya elus-elus saja memek adik saya tersebut. Truss saya suruh ia berbaring kembali.
    “Mo diapain kembali saya kak?” tanyanya.
    “Tidak, saya ingin simak apa punyai elo baik saja,” kata saya sekalian berbohong, walau sebenarnya saya ingin nikmati kembali.
    Cocok ia berbaring, saya membuka belahan memeknya. Memang sich menjadi lebih lebar dan masih tetap ada tersisa sedikit darah jadi kering. Saya mencari klitorisnya, saya jilatin .
    “Kak, jangan donk. Masih perih nih,” larangnya.
    Yaaa… kok ia sudah tidak ingin kembali.
    “Ya sudah dech, kalau masih perih,” kata saya.
    Saya kebingungan nih, saya masih ingin kembali, tp adik saya sudah terburu tidak ingin. Sakit sekali kali ya, pertama kalinya begituan. Ya sudah dech, saya mengajak mandi bersama saja siapa tahu kalau sudah segar kelak ia ingin kembali.
    “Kita mandi bersama saja yok,” pinta saya.
    “Ayo…” kata Mirna.
    Kita mandi di dalam kamar mandi adik saya. Saya idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat sekali cocok terkena air anget. Setelah cape ML ama adik sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, saya pertama kali ngambil posisi ada di belakangnya. Truss saya mulai nyabunin bela- kang badannya. Sesudah belakangnya usai semua, masih juga dalam posisi saya ada berada di belakangnya, saya mulai nyabunin sisi depannya, dimulai dari perut ke atas. Cocok sampai sisi toketnya saya sabunin, ia mulai meng- gelinjang dan mendesah kembali. Saya ciumin sisi belakang lehernya sekalian terus nyiumin leher adik saya tersebut. Puting adik saya, saya pilin- pilin pakai ujung jempol dan ujung telunjuk.
    Eh, di saat saya nyabunin toket imutnya itu tangan ia sentuh dan memulai meraba-meraba badan saya dan berusaha cari punyai saya. Demikian terjamah punyai saya langsung dipegang dan dipijat. Tangan saya yang satu kembali mulai bergerilya ke wilayah selangkangannya. Dgn dengan modal sabun, saya mulai nyabunin sisi memek adik saya tersebut. Pertama, saya seka di luar bibir memeknya, lantas jemari saya mulai coba masuk cari klitorisnya. Adik saya mendadak bicara kembali tp masih pada kondisi kepuasan karena masih saya ciumin lehernya dan putingnya saya pilin-pilin.
    “Kak, sshhh… Jangan dahulu dong. Sshttss… ahhh…” erangnya.
    Ya sudah, saya gosok-gosok saja di luar. Rupanya belom lama sesudah saya gosok-gosok itu rupanya adik saya orgasme.
    “Aahhh… ah…” ia mendesah kenikmatan dan ia segera lemas.
    Sesudah ia orgasme itu, saya meminta ia untuk mainkan anu saya pakai tangannya. Dgn menggunakan sabun ia mengocak anu saya. Sedap sekali. Tangannya yang kecil itu memegang anu saya kuat sekali. Pada akhirnya selang beberapa saat saya keluar jg. Usai itu, kita keluar langsung kamar mandi. dan saya keluar kamarnya.
    Sesudah hari itu, saya cukup repot dgn beberapa tugas kuliah saya sampai satu minggu. Nach, di suatu hari saya kembali melalui di muka kamar Mirna. Eh, kedengeran suara orang kembali mendesah-desah, tp cukup kabur. Wah, kembali ngapain nih anak. Saya ingin tahu, kalau saya ketuk tentu nanti udahan. Saya melalui belakang saja, masalahnya ada jendela yang “cukup” untuk melihat ke dalam kamarnya, meskipun harus manjat. Saya panjat dinding, truss saya simak melalui jendela. Ternyata… Saya terkejut sekali. Saya kirain paling ia kembali masturbasi, taunya sang Mirna kembali di jilatin memeknya ama sang Siska.
    Saat adik saya lesbi sich. Saya masih tidak setelah berpikir. Ya sudah dech saya cicipin saja dech. Saya simak sang Siska masih pakai rok seragam SMPnya, dan dadanya sudah kebuka dan toketnya yang lancip dan seksi itu kaya’nya semakin seksi dech. Dan sang Mirna sudah bugil. Kacau-balau jg nih beberapa anak smp. Pulang dari sekolah lang sung “maen”. Sang Mirna tetap terus mendesah, karena Siska menjilat-jilati memeknya dgn benar-benar gairah. Tangannya sang Siska jg meremas-remas toket imutnya Mirna, dan ia jg terkadang meremas toketnya sendiri.
    “mmmppphhhhh…. Siska…. geliii sekali. Aaahhh…. sedap.. mmmhh..” kedengar sedikit desahannya Mirna.
    Kembali asyik-asyiknya mendadak saya inget ama janji bertemu teman saya untuk ngerjain pekerjaan saya. Apes, mengapa saya dapat lupa ama tuch pekerjaan. Ya sudah, mau tak mau saya tempatin dech episode lesbi ini.
    Esok malemnya, cocok sang Mirna kembali menonton TV, saya bicara ama ia.
    “Nanti malem saya bicara suatu hal ama elo. Jangan tidur dahulu ya?” kata saya.
    “Bicara saat ini saja knapa?” jawabannya.
    “Saya kembali ada pekerjaan nih. Dasarnya tungguin ya!” kata saya kembali.
    Sesudah pekerjaan saya usai, saya langsung ke kamar adik saya. saya ketok…
    “Mir, sudah tidur belom?” panggil saya cukup perlahan-lahan agar tidak ke- dengeran babak belur saya.
    “Masuk saja kak, tidak digembok kok,” jawabannya.
    “Hai, belom mengantuk kan?” kata saya.
    “Belom kok. Ada apakah sich kak? Kok kayanya serius sekali,” katanya.
    “Mir, sorry. Kemaren gue… kemaren saya melihat elo,” saya diem.
    Saya tidak sedap bicaranya, masalahnya ia dapat geram karena saya lihat.
    “Melihat apa kak?” tanyanya ingin tahu.
    “Nnggg… melihat elo ‘maen’ ama Siska kemaren di dalam kamar elo,” kata saya.
    Mirna langsung kelihatan terkejut. Ia diem dan kelihatan tegang.
    “Mengapa sich Mir, apa elo lesbi. Ups, sorry itu privacy elo sich. Saya tidak memiliki hak tanya. Hanya saya ingin tahu saja,” kata saya.
    Mendadak ia ngeluarin air mata.
    “Abis… setelah kak Damar repot terus sich satu minggu ini,” jawabannya sekalian cukup nangis.
    “Mirna kan ingin kembali, kaya saat itu. Setelah enak…” jawabannya kembali.
    “Kok tidak katakan a ja ama saya?” kata saya.
    “Setelah Mirna malu. Malu meminta ama kak Damar. Terus, Mirna sharing ke Siska. Eh, ia katakan,
    ‘mo coba ama ia tidak?'” jelasnya.
    “Karena Mirna ingin sekali, ya sudah Mirna maen saja ama Siska. Tp kayanya masih enakan… masih lebih enak maen ama kak Damar,” katanya segera nunduk sekalian masih cukup nangis.

    Saya bersedih ngedengernya. Saya angkat wajahnya agar tidak nunduk. Saya deketin wajahnya perlahan-lahan, lantas saya deketin mulutnya dan saya cium bibirnya dgn perlahan-lahan agar Mirna menikmatinya. Mirna langsung memberi respon dgn mainkan bibirnya di bibir saya. Lidah saya maen di dalam mulutnya. Tangan saya mulai buka kancing piyamanya, lantas saya membuka piyamanya sekalian masih pada kondisi berciuman.
    Saya raba pelan-pelan toketnya yang masih imut itu dan tetap terbungkus bra. Saya berciuman ama adik saya itu lumayan lama jg. Saya membuka branya. Adik saya masih juga dalam posisi kondisi duduk, saya isep toketnya dimulai dari putingnya yang masih cukup baru t umbuh tp seksi itu dan terus saya jilatin melingkari putingnya sampai ke semua permukaan toketnya.
    Dan toket yang satu kembali saya pilin-pilin putingnya. Saya ingin memberi service terbaik ke ade saya. Setelah kasian ia sudah pengan sekali satu minggu ini. Saya membuka celana piyamanya. Ia tinggal menggunakan CD saja. saya membuka CDnya. Kelihatanlah memek seorang anak SMP yang masih cukup polos tersebut. Mulai di tumbuhi rambut-rambut lembut. Saya simak Memeknya itu mulai basah. Kayanya ia kembali betul-betul terangsang. Saya membuka belahan memeknya. Saya jilatin sekitaran clitorisnya. Ia bergoyang-goyang, meredam kepuasan sekalian cukup menjambak rambut saya. Berasa asin saat saya jilat cairan memeknya.
    “Kak… terussss… kak… di situ…. enakkk… hhh…” desahnya cukup keras.
    “Ssstt… jangan keras-keras dong. Sudah malem nih,” kata saya takut babak belur bangun.
    Dapat berabe nih. Suara ia menjadi bising sekali. Sesudah cukup lama mempetting ia disekitaran vagin anya, saya langsung ngeluarin anu saya. Anu saya sich tidak perlu pakai pemanasan kembali. “Pacar” sudah tegang!
    “Mir, saya masukkin saat ini ya?” kata saya.
    Mirna langsung tegak lempeng mendangak ke atas. Saya selekasnya atur posisi di atas badannya antara pahanya. Saya membuka pahanya lebar-lebar hingga selangkangannya benar-benar terbuka. Ini kali saya dapat menyaksikan dgn terang ‘pintu’nya yang berbentuk sela dua bibir-bibir. Dgn dua tangan saya membuka bibir memeknya itu dan dapat kusaksikan celahnya itu terlihat penuh cairan licin. Saya dorongkan saja pinggulku hingga anu saya cocok di muka lubang kepuasannya. Dgn satu tangan saya menggesek-gesekkan kepalanya hingga buka bibirnya dan mengakibatkan kepalanya cocok ada di depan sela lubangnya tersebut. Dgn satu sentakan perlahan-lahan saya dorongkan kepala anu saya mema- sukinya.
    “Kak…. mmmpphhhhhh!” erangnya. Saya diam sesaat sampai kenaikan rasa nikmat barusan berkurang pelan-pelan.
    Saya rasakan bah wa sejumlah tusukan dapat mem- bagiku keluar dan saya tidak ingin tinggalkan ia dgn ketdktun- tasan. Kan saya mo memberi service yang bagus. Saya tahan sesaat, sekalian saya pandangin muka polos adik saya yang sedang merem. Kemudian saya mulai memacunya. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    “mmmppphhhh… ssshhh… ahhh..” ia menggumam tidak terang.
    Saya percepat pergerakan saya mundur-maju.
    “Kak… teruss kak….” ia terus mengeluh.
    Sesudah saya cukup negrasa saya mo keluar, saya keluarin anu saya dari memek adik. Untung rupanya saya belum sampai orgasme. Saya mengganti style. Adik saya gue suruh tidur ke samping. Kemudian saya angkat satu kakinya, dan saya masukkin kembali anu saya.
    “Ahhh… kembali kak… teeruss…” ucapnya.
    Saya goyang kembali. Rupanya pada kondisi itu membuat ia dan jg saya orgasme.
    “Kak… gue… mo… ke.. keluar nih… ahhhhhhhhhh…” ia mendesah panjang, tidak lama dari orgasme ia, saya jg keluar dan saya ngeluarin sperma saya di dadanya.
    “Mir, elo n ggak coba jilat sperma saya?” bertanya saya.
    “Geli ah,” jawabannya.
    “Eh, coba deh…” Ia ambil sperma saya dari dadanya dgn jarinya dan ia jilat.
    “Mmm… asin. Tp kok sedap ya?” jawabannya.
    Ia justru suka. Ia justru menjilat-jilati sperma saya yang tumpah di dadanya.
    “Ok Mir, saya mo tidur. Tp kalau elo ingin maen kembali, jangan malu. Katakan saja ama saya,” kata saya.
    “Iya dech, kak. Terima kasih ya!” jawab Mirna.
    begitu dech cerita jalinan saya ama adik saya Mirna dan sampai saat ini saya ama Mirna masih ngelakuin jalinan seks kakak-adik yang kita cicipi sekali.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Eva Ponakanku Yang Seksi Dan Menarik

    Cerita Sex Ngentot Dengan Eva Ponakanku Yang Seksi Dan Menarik


    1907 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Kenalkan namaku Antony , saya berusia 29 tahun. Nama lain akrabku ialah Tony. Saat ini saya bekerja pada sebuah perusahaan multimedia desain dan pemasaran di Jakarta. Konsentrasi dari pekerjaanku lebih ke arah web desain. Statusku belum juga menikah, dan jg belum mempunyai kekasih yang serius.
    Saya ialah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakak dan adikku lelaki semua. Saat ini kakak kandungku sdh memiliki keluarga, dan ada di Denpasar, Bali. Adik kandungku barusan menuntaskan kuliah-nya di Jakarta, dan kami tinggal bersama-sama. -cerita seks terbaru- Semenjak saya berpindah ke Jakarta, orangtua kami beli rumah di Jakarta supaya saya dan adikku tidak mudah dipengaruhi oleh karakter dan rutinitas beberapa anak kos yang tidak betul. Memang saya mengakui itu kekuatiran yang terlalu berlebih, tp untuk kami itu ialah karena karena sudah dikasih rumah oleh mereka.

     

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    Kakak pertamaku semenjak tamat dari kursi SMU langsung berpindah ke Denpasar, Bali. Ia ambil sektor kedokteran, dan sekarang saat ini ia sukses buka praktik sendiri di Denpasar dan tinggal di situ. Sesudah lama ia beralih dari 1 tempat ke arah tempat lain di wilayah terasing untuk ujian praktik dan jg karena suruhan pemerintahan.
    Saya ingin bercerita pengalaman mengagumkan saat saya masih kuliah di kota pahlawan (Surabaya) nyaris sepuluh tahun yang kemarin. Pengalaman ini mengikutsertakan jalinan saya dgn kakak ponakanku yang berusia 5 tahun lebih tua dari saya. -cerita cabul terbaru- Jika saya pikir-pikir kembali saat ini, keperjakaanku diambil oleh kakak ponakanku sendiri, dan tidak ada rasa penyesalan dalam diriku.

    Atau karena mungkin saya ialah lelaki, menjadi permasalahan keperjakaan tidak begitu penting untuk kami golongan Adam.
    Kakak ponakanku namanya Evani, tp semenjak kecil saya selalu panggilnya Eva atau cuma Cici yang maknanya kakak wanita. Kami asal dari kota yang sama yaitu kota Surabaya. Eva ialah anak dari kakak wanita ibuku. Ia ialah anak bibi yang pertama dari 3 bersaudara.

    Eva di saat sepuluh tahun yang lantas wajahnya elok, putih, dgn tinggi tubuh 165 cm. Dadanya montok, walaupun tidak demikian besar. Tp pinggulnya bukan bermain cantiknya.
    Aneh-nya anak dari ibuku semua-nya lelaki, dan anak dari bibi semua-nya wanita. Rumah kami tdklah jauh, dan saat masih SMP dan SMA, Eva selalu singgah ke rumahku hampir setiap 3x satu minggu. Karena tempat les privat matematika, dan fisika-nya cuma sejumlah mtr. dari rumahku . Maka dibanding pulang ke rumah-nya dahulu sehabis sekolah, ia memutuskan untuk singgah di rumahku untuk makan siang lantas pergi kembali ke les private-nya.

    Dapat disebutkan walaupun usia kami berbeda 5 tahun, tp kami benar-benar dekat. Eva ramah, halus, dan benar-benar perhatian ke kami. Kami memandang Eva seperti kakak kandungan sendiri. Tp saya sering merasakan Eva memberikan sedikit perhatian ekstra kepadaku. Saat itu saya berpikiran karena mungkin kakak pertamaku nyaris seumur dgn-nya, dan adik bungsuku umur-nya berbeda sangat jauh darinya. Tp sesudah peristiwa malam itu, saya baru ketahui mengapa Eva memberi perhatian ekstra kepadaku.
    Eva kerap bercurah hati dgnku, walaupun saat itu saya masih duduk di kursi SD. Terkadang saya tidak memahami apa yang ia omongkan. Jika ia ketawa, aku juga turut ketawa. Walaupun saya saat itu tidak tahu mengapa harus ketawa. Mengingat itu kembali, saya dapat ketawa sendiri sekarang ini. Jiwa beberapa anak masih polos dan murni.
    Sejak tamat SMA, Eva berpindah ke Bandung dan kuliah di situ.
    Semenjak kepindahnya Eva, terang-terangan saya merasa kehilangan dan terkadang kangen dgn-nya. Cuma satu tahun 2x Eva pulang ke Surabaya, dan itu cuma untuk sejumlah minggu saja. Dan yang menjengkelkan, setiap kali Eva pulang, sering kali saat saya harus hadapi ujian umum . Maka waktuku untuk bermain dgn ia sangat terbatas.
    Saya jg pernah cemburu oleh lelaki yang saat ini jadi suami Eva, saat Eva membawa-nya pulang berjumpa keluarga-nya dan keluargaku. Rasa cemburu ini sangat berbeda. Tidak sesakit rasa cemburu pada kekasih sendiri. Mungkin rasa cemburu karena takut akan kehilangan kakak kecintaan saja. Lelaki itu namanya Erik. Erik asal dari kota Samarinda, yang kebenaran kuliah di kampus yang sama dgn Eva.
    Jalinan Erik dan Eva terus berjalan sampai akhir-nya sehabis kuliah, mereka putuskan agar selekasnya menikah. Keputusan menikah ini atas keinginan Erik, karena ia harus kembali lagi ke Samarinda dan meneruskan usaha orang tua-nya. Eva menikah di umur-nya yang ke 24 tahun. Sudah pasti sesudah menikah Eva harus turut Erik ke Samarinda.
    Sejak kepindahnya Eva ke Samarinda, jalinan kami sebelumnya sempat terputus sepanjang dua tahun. Dan berita mengenai Eva cuma bisaku peroleh dari bibi (ibu Eva) saja. Di saat itu Eva masih belum sempat dianugerahi seorang anak. Setiap kali saya menanyakan ke bibi kenapa sampai waktu itu Eva belum mempunyai anak, jawaban bibi sering kali sama, yah di antara aktivitas Eva menolong usaha Erik atau Eva sendiri masih tidak siap mempunyai anak.
    Rupanya memang betul, semenjak Eva menikah dan berpindah bersama Erik di Samarinda, usaha Erik betul-betul lancar dan berkembang cepat. Erik mempunyai toko yang luas dan terdiri jadi 2 sisi. Erik tangani usaha business di bagian smartphones dan aksesorinya. Dan Eva tangani usaha business pada bagian konveksi dan aksesorinya seperti capit rambut, anting-anting, dan lain-lain. Erik dan Eva kerap terbang ke Jakarta untuk order smartphones, dan beberapa barang mode terkini di Indonesia untuk dipasarkan di toko mereka.
    Sesuatu hari sesudah dua tahun lama-nya tidak ada contact dgn Eva. Mendadak Eva terbang ke Surabaya karena kangen dgn orang tuanya. Erik tidak tiba dengannya dan Eva tinggal untuk 10 hari saja. Tp lawatan ini kali tidak pas ketika waktunya. Gagasan Eva pulang ini untuk memberikan surprise buat orang tuanya, justru ia lebih dikejuti oleh orang tuanya.

    Saat itu bibi dan paman harus terbang ke Thailand karena berlibur dan tidak mungkin diurungkan karena ticket dan semua fasilitasnya sdh dibayarkan . Maka Eva berjumpa dgn bibi/paman cuma untuk 2/tiga hari saja. Seterusnya Eva harus jaga rumah dan ke-2 adiknya. Waktu itu saya masih duduk di kursi kuliah, dan kebenaran baru masuk semester baru. Tidak ada aktivitas yang bermakna ketika kami baru masuk semester baru.
    Di hari Jumat siang (kurang lebih jam 2 siang), setelah dari kuliah, saya segera memilih untuk pulang ke rumah saja. Tidak sebagaimana umumnya. Umumnya tiap hari Jumat, saya dan beberapa teman kuliah tentu terus ngafe atau istilahnya mejeng (kalau bahasa kami bilangnya ‘mejeng’) di mall. Waktu datang di dalam rumah, Eva sdh berada di sana dan kembali melihat VCD bersama pembantu.
    “Halo Eva, kapan tiba?”, sapaku.
    “Halo Tony. Baru saja tiba. Cici jemu di dalam rumah. Tara dan Dina kembali keluar tuch ama cowok-cowoknya . Maka cici jemu di dalam rumah sendiri . Maka yah berpindah saja di sini.”, jawabannya enteng.
    “Eva dah makan belum?”, bertanya saja.
    “Sdh barusan. Tuch ada ikan goreng ama sambel lahapan mbak punyai. Mantep tuch!”, gurau Eva sekalian melihat ke pembantuku.
    Saya selanjutnya masuk kamar dan menukar baju rumah. Eva saat itu sedang menonton film Armageddon (Bruce Willis). Salah satunya film favoritku. Selanjutnya saya gabung denganya menonton bersama sekalian makan siang di muka TV. Tp memang betul, ikan goreng sambel lahapan pembantuku memang tidak ada saingannya. Sebelumnya sempat saja saya tambah 2/3 piring.
    Di tengah melihat VCD, pembantuku tawarkan kami juice buah. Sudah pasti penawaran yang tidak bisa dilewati. Pada siang berlubang ini, juice buah fresh ialah penawar yang paling tepat.
    Saya duduk di sofa sekalian kakiku naik di atas meja, dan Eva duduk cocok di sebelahku. Makin lama Eva makin merapat ke saya. Saya tidak demikian peduli karena saya sdh terlatih dgn tersebut. Berbau wangi rambutnya sebelumnya sempat tercium waktu itu. Eva terlihat jemu, karena mungkin ia sudah menonton film itu dahulunya.
    “Tony, cici jemu nih!”, ucapnya.
    “Terus Eva ingin ngapain?”, tanyaku.
    “Tidak tahu nih. Ingin ke Thailand cici.”, jawabannya sekalian ketawa.
    “Ya sono, membeli ticket! Tony anterin dech saat ini”, responku seadanya. Mendadak Eva mencubit perutku.
    “Eva ingin ke mall tidak?”, tawaranku.
    “Malas ah. Mall mall terus-terusan. Tidak ada yang lain?”, bertanya Eva.
    “Ada. Ingin ke Tretes? Nginep di sono.”, tawaranku kembali.
    “Bisa sich, tp tidak ini hari. Masih panas dan macet kembali beberapa jam begini.”, jawabannya.
    “Trus saat ini Eva ingin ngapain?”, tanyaku satu kali lagi.
    “Ke kamar Tony yok. Ada komputer games baru tidak?”, bertanya ia.
    “Simak saja sendiri.”, jawabku rileks.
    Selanjutnya kami cabut dari depan TV dan biarkan pembantuku menonton film tersebut. Di dalam kamar saya menghidupkan AC dan komputer. Saya biarkan Eva bermain-main computerku, dan saya cuma tiduran pada tempat tidur sekalian membaca komik manga. Rupanya Eva tidak menjadi bermain games komputer, tp justru searching-browsing beberapa foto yang saya scanned sendiri. Zaman itu digital kamera masih mahal dan kwalitasnya buruk, tidak sekarang ini. Eva kelihatan senyuman-senyum sendiri menyaksikan beberapa foto kami waktu tetap kecil.
    Mendadak bak tersambar petir, Eva membuat saya mati kutu. Saya lupa keseluruhan jika di komputer itu banyak koleksi beberapa film porno yang saya dapat dari beberapa teman kuliah.
    “Hayo apa ini, Tony?!”, bertanya ia sedikit mengkritik.
    “Weleh Eva jangan membuka itu donk! Barang privasi! Khusus lelaki.”, jawabku seadanya.
    “Memang cewek tidak bisa simak yah?”, bertanya ia mengkritik kembali.
    “Kalau cewek ingin simak, bisa saja, tp simak kelak saja atau kapan-kapan, jangan sekarang ini. “, jawabku sekalian malu tidak karuan.
    “Cici ingin simak saat ini bisa kan?! Lagian hanya ini saja. Tony lupa yah, cici kan sdh punyai suami.”, jawab ia kembali.
    “Ya sudah. Terserah Eva. Tp suaranya dikecilin yah. Nanti mbak terdengaran kembali.”, pintaku.
    Tanpa basa-basi, Eva langsung putar saja beberapa film porno tersebut. Anehnya seolah-olah Eva kelihatan nikmati beberapa film porno itu. Koleksiku termasuk banyak dan dari banyak negara, ada Amrik, Australia, Canada, Jepang, Hongkong, Taiwan, Thailand, dan sedikit saja yang Indo. Mahfum bokep Indo waktu itu masih sulit didapatkan. Berlainan dgn zaman sekarang ini.
    Lumayan lama Eva melihat beberapa film bokep itu, mendadak saya dikejuti oleh panggilannya. Panggilan berikut awalnya dari segala hal.
    “Tony, pinjitin cici donk? Meminta mama tuch beliin bangku belajar yang sedap. Membuat pegal saja.”, kata Eva.
    Terang-terangan dari dahulu, saya tidak sebelumnya pernah sungkan-sungkan untuk memijat Eva jika ia meminta. Tp ini kali saya berkeberatan, karena Eva sedang menonton film porno. Semenjak barusan saya ingin keluar kamar, dan biarkan Eva menonton sendiri. Tp jg sedikit ada rasa tidak sedap kalau tinggalkan ia sendiri. Saya berdiri pada posisi yang serba salah. Pada akhirnya saya memilih untuk penuhi keinginan Eva.
    “Ehmm…ehmmm…”, suara Eva kenikmatan.
    “Kurang keras, Eva?”, tanyaku.
    “Cukup Tony. Tp agak turun ke lengan sedikit yah.”, pinta Eva.
    Saat ini ingin tidak ingin saya turut menonton film bokep itu bersama Eva. Saya tidak berani berbicara apapun. Malu dan risi itu argumen yang paling tepat. Saya mengakui mulai dari barusan rudal saya sdh cukup berdiri, tp belum juga maksimal.
    Lumayan lama saya memijat bahu dan lengan Eva. Mendadak saya dikejuti dgn suaranya yang membuat jantungku seolah-olah ingin lepas.
    “Tony, ingin pijet susu cici tidak?”, bertanya Eva.
    Jeblerrr, seperti tersambar petir, ingin selekasnya tidak sadarkan diri saja saya dgn pertanyaan Eva tersebut.
    “Mmmm… tujuan Eva apa yah?”, tanyaku berpura-pura bego.
    “Iya, cici bertanya Tony. Ingin tidak pijet susu cici?”, jawab Eva sekalian tangannya meraba-raba payu daranya sendiri.
    “Mmmmm… “, cuma itu yang bisa jadi jawab.
    Dgn malu saya turunkan ke-2 telapak tangan saya ke arah ke-2 payu daranya, dan meremasnya halus. Badan Eva mendadak kaget sesaat, selanjutnya rileks kembali. Cuma beberapa menit saja, mendadak Eva berbicara:
    “Tony, setop dahulu. nanti, cici ingin lepas BH dahulu.”
    Edan betul nih, saya dibuat tidak karuan saja. Eva melepas BH nya dari dalam kaos putihnya tanpa melepaskan kaosnya.
    “Nach, kalau ini Tony lebih bebas.”, ucapnya rileks.
    Jelas saja, saya dapat rasakan daging halus yang mencolok terang ia dadanya, walaupun tetap terbungkus kaos putihnya. Saya menelan ludah, malu, risi, gugup tp ke-2 telapak tangan tetap meremas-remas payu daranya. Rudal k0ntolku saat ini jadi berdiri yang tegak, dan sangat keras.
    “Ehmm…ehmmm…ahhh”, suara Eva pelan-pelan berbeda seperti suara pemain wanita di film bokep yang sedang kami saksikan.
    Tangan kanan Eva saat ini sdh tidak menggenggam mouse komputer kembali, tp meremas telapak tanganku yang sedang repot meremas-remas payu daranya.
    Saya betul-betul masih hijau di bagian beginian. Pembelajaran sex yang saya peroleh cuma dari beberapa film bokep saja. Reality sex pengalaman masih tidak pernah sama sekalipun. Ini saja pertama kalinya saya meraba-raba, meremas payu dara seorang wanita.
    “Ahh… Tony … ahhh … “, suara Eva semakin seksi dan berikut pertama kalinya saya menyaksikan muka Eva pada kondisi terangsang alias horny.
    Kakak ponakan yang umumnya manis dan halus, sekarang beralih menjadi wanita yang sedang haus akan sex. Saya tidak sebelumnya pernah menygka jika Eva rupanya benar-benar mengusai di bagian ini.
    Tanpa sungkan-sungkan kembali, Eva menanyakan dgn vulgarnya, “Tony, ingin gituan ama cici tidak?!”.
    “Anu, gituan apa ci?”, tanyaku berpura-pura bego kembali.
    “Tony jangan berpura-pura bloon ah”, jawab Eva sekalian mencubit tanganku.
    “Tp Tony memang tidak tahu, ingin gituan apa sich?”, jawabku masih berpura-pura kembali.
    “Aduhh Tony, reseh nih. Tujuan cici itu, Tony ingin tidak ngentot ama cici?”, ini kali pertanyaannya semakin vulgar.
    Itil V3
    Istilah ‘ngentot’ jarang-jarang digunakan di Surabaya waktu zaman tersebut. Istilah ini umum digunakan di Jakarta dan sekelilingnya. Karena mungkin dahulunya Eva sebelumnya pernah kuliah di Bandung, menjadi istilah ini sdh biasa diucap olehnya.
    “Hah?! Percaya nih Eva? Di sini saat ini? Nanti terdengaran mbak loh.”, jawab cemas.
    “Kunci saja pintunya. Sepertinya mbak kembali tidur siang. Lagian kita putar musik saja agar tidak kedengeran.”, jawab Eva.
    Tanpa dikasih aba2, dgn cepat saya mengamankan pintu kamar, selanjutnya tutup film bokep barusan dan menggantinya dgn mp3 program. Eva sdh tiduran di atas ranjangku sekalian melihatku yang sedang berdiri dari sisi tempat tidur. Tidak tahu harus dimulai dari mana.
    Seolah-olah memahami dgn kelakuan lakuku yang ingin hijau. Eva selanjutnya menarik badanku supaya gabung denganya di atas tempat tidur. Tanpa malu, tangan Eva menjulur ke celana boxerku, dan dgn singkat saja tangkai k0ntolku sudah digenggamnya dgn gampang.
    “Wah, kok dah tegang nih?”, bertanya Eva memikat.
    “Ah, Eva dapat saja nih?”, jawabku malu.
    “Tony sebelumnya pernah tidak gituan ama cewek lain?”, bertanya Eva ingin tahu.
    “Menurut Eva bagaimana?”, jawabku malu.
    “Jika menurut cici sich, sepertinya tidak pernah yah. Tony masih malu begitu … tp MAU!”, godanya kembali.
    “Cici ajarin Tony yah. Tp ini untuk ini kali saja. Tidak akan ada lain waktu. Cici ingin mengambil Tony punyai perjaka.”, kata Eva sekalian ketawa.
    Saya seperti tidak mengenali Eva sebagai kakak ponakanku yang sebagaimana umumnya. Hati sayang saya sebagai adik ponakan pada kakak ponakan beralih menjadi hati gairah birahi. Ingin sekali saya menyetubuhinya dan nikmati badannya dari ujung rambut sampai ujungnya kaki.
    Dgn selekasnya saja kulepas semua baju yang saya gunakan termasuk celana boxerku. Sekarang saya yang terlanjang bundar. Karena mungkin terlampau gairah dan gugup, saya sampai lupa jika Eva tetap kenakan pakaian komplet. Brrr… semprotan angin AC betul-betul dingin. Dgn selekasnya saya matikan AC di dalam kamar. Reflek badan saya untuk menghindar dari masuk angin.
    “Eva, tidak lepas pakaian?”, bertanya saya polos.
    “Nanti dahulu, perlahan-lahan donk sayang.”, jawab Eva rileks.
    Terang-terangan panggilan kata ‘sayang’ di sini berlainan sekali rasanya dgn kata ‘sayang’ yang kerap Eva katakan dulu-dulunya. Ini kali seolah-olah kata ‘sayang’ yang bermakna seperti ‘aku punyamu’ atau ‘nikmatilah aku’, atau apalah begitu. Yang tentu bau sex.
    Saya tiduran di atas tempat tidur dgn sikap tubuh telentang, ke-2 telapak tangan di atas perut, dan dgn tangkai k0ntol yang menegang. Eva seperti memahami apa yang harus ia lakukan. Eva arahkan badannya di atas badanku dan mengawali actionnya.
    Pertama kali ia mencium leherku, selanjutnya menjilat-jilati kuping saya. Sudah pasti bulu romaku berdiri dibikinnya.
    Saya coba mencium bibirnya, tp setiap kali saya coba, Eva selalu menghindari saja.
    “Eva, Tony ingin cium bibir cici.”, kataku.
    “Jangan Tony. Kecupan bibir kan cuma untuk pacar. Cici kan bukan kekasih kamu.”, jawab Eva.
    Saya cuma menggangguk saja tanda sepakat, dan biarkan dianya menelusuri semua badanku. Eva betul-betul mengusai pada sektor beginian. Ia dgn cepat dapat ketahui di mana titik kekuranganku tanpa menanyakan kepadaku. Dgn tanpa ragu ia mengulum halus tangkai k0ntolku, dgn kadang-kadang menjilat-jilatnya. Badanku bak melayg di surga, tiap hisapan yang ia beri pada tangkai k0ntolku membuatku melayg-layg.
    Lumayan lama ia bermain dgn tangkai k0ntolku, pada akhirnya ia stop dan buka kaosnya. Oh my gosh, pertama ini kali saya menyaksikan sepasang payu dara cantik punya Eva. Sepanjang saya cuma nikmati sisi atasnya saja yang putih mulus tertutupi oleh pakaian renang. Ini kali semua lebar terbuka. Demikian putih, mulus, dan warna putingnya yang coklat muda melawan di muka mataku.
    Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    Eva menyuruhku mengulum puting susu-nya. Untuk yang ini saya dapat, seperti mengulum permen cup-pa-cup saja.
    “ahh … ahh …”, kedengar suara erangan lembut Eva.
    Ia berusaha meredam suaranya supaya tidak kedengar oleh pembantuku.
    “Tony, tolong lepas celana cici donk?!”, pintanya halus. Sudah pasti penawaran yang mahal. Dgn selekasnya saya bebaskan celana jeansnya plus celana dalamnya.
    Satu kali lagi … OH MY … saya jadi napas sesak sekarang ini. Saya saat ini dapat menyaksikan meki Eva dgn terang.
    Benar-benar cantik, lebih cantik dari meki-meki yang sebelumnya pernah saya saksikan dari beberapa film porno. Jembutnya jg lembut dan tidak demikian lebat. Paha-nya mulus, dan perutnya langsing. Tidak sebelumnya pernah terpikirkan olehku awalnya jika Eva se-sexy ini. Meskipun sudah menikah lebih dari dua tahun, Eva masih rajin menjaga bentuk badannya.
    Terpintas dalam pikiranku untuk menjilati meki punya Eva seperti yang kerap saya saksikan di film bokep. Tp niat ini ditampik oleh Eva, karena mungkin takut saya tidak tahan menghirup aroma meki . Maka saya cuma dibolehkan untuk mainkan tanganku pada bagian itilnya. Meki Eva halus sekali dan sekarang jadi basah. Suara erangan nikmat Eva semakin menjadi, dan terkadang sedikit lepas kontrol.
    “Tonyyy, ahhh … ahhh … geli Tony…”, suara Eva yang sedang bernapsu.
    “Sedap Eva?”, tanyaku.
    Tp Eva seolah-olah tidak dengar pertanyaan ini. Ia tetap fokus dan nikmati tiap sentuhan-sentuhan yang saya beri.
    Meki Eva makin basah dan licin. Ini kali badannya sedikit menegang. Waktu itu saya tidak memahami apa yang bisa terjadi denganya, yang kedengar dari mulutnya cuma
    “Tony … ahh ahh … cici ingin tiba ggg … cici ingin tiba gg”. Cuma dalam perhitungan detik, mendadak badan Eva melafalkanng dan menjerit keras.
    Saya cemas dan selekasnya saja saya tutup mulutnya dgn tanganku. Napasnya tersengal-sengal, dan merengkuhku sekencang mungkin. Badan Eva berkeringat, mahfum waktu itu AC sudah saya matikan, ingat Surabaya kota yang panas, tidak bingung Eva menjadi berkeringat.
    “Tony … thank you …”, ucapnya sekalian tersengal-sengal.
    “Tony ingin rasain masuk kesini tidak?”, ucapnya sekalian menunjuk mekinya yang sdh basah.
    Saya cuma menggangguk malu sekalian berbicara,
    “Kalau Eva ijinin, Tony ingin saja masuk ke situ.”.
    “Aduh, genit kamu. Terang cici ijinin donk. Saat cici hanya ijinin pegang. Kan tanggung.”, jawabannya genit.
    Selanjutnya ia menambah,
    “Tony, tp ini cuma untuk ini hari saja yah. Dan ini cuma rahasia kita berdua saja. Janganlah sampai ini dibongkar pada orang lain, apalagi kalau sampai suami cici tahu. Cici dapat bunuh diri.”, ucapnya serius.
    “Husss … mana bisa demikian Eva”, jawabku tegas.
    “Karena itu, Tony harus menjaga rahasia ini, ok?!”, pintanya. Saya cuma memberi sinyal peace, yang bermakna ‘I swear’.
    “Saat ini Tony mengambil posisi di atas cici. Cici bimbing dedek Tony dahulu. Jangan asal-asalan bermain tusuk yah?!”, ucapnya kembali. Saya cuma dapat menggangguk saja.
    Dgn ambil posisi di atasnya, Eva coba membimbing tangkai k0ntolku masuk ke dalam saat mekinya. Saya jadi tidak sabar kembali, ingin segera masuk ke. Saya demikian bergairah waktu itu. Usai sukses tembus masuk ke dalam saat meki Eva, mata Eva terpejam dan mulutnya bernada basah “ugghh…”. Saat k0ntolku tenggelam didalamnya, saya belum ingin coba mainkan pinggulku. Saya ingin rasakan hangatnya meki Eva untuk sesaat. Pertama kalinya k0ntolku masuk ke dalam lubang kepuasan wanita.
    “Mengapa Tony. Kok diam saja?”, bertanya Eva.
    “Tony ingin diam dahulu ci. Punyai cici anget sekali.”, jawabku.
    “Sedap?”, bertanya Eva satu kali lagi, dan saya mengganggukan kepalaku.
    “Jika begitu kocok saat ini yah, nanti jika Tony ingin keluar pejunya, keluarin saja yah. Jangan berusaha untuk ditahan. Ini kan pertama kalinya buat Tony, menjadi cici dapat mahfum kalau Tony tidak dapat mengatur keluarnya peju.”, terang Eva.
    Pelan-pelan saya mainkan pinggulku. Saya belum terlatih. Saya sedikit gugup. Eva menolongku mainkan pinggulku supaya dorongan dan irama kocokan tangkai k0ntolku lebih memiliki irama. Selangkangan Eva dibuka lebih lebar olehnya, supaya memberi ruang bagiku bergerak lebih bebas.
    “Ahhh…Tony…cepet pintar kamu…yah di sono terus … terus lebih dalam lagi …”, puji Eva. Saya cuma tersenyum saja.
    “Uhhh … ohhh… uhhh…”, desahan Eva semakin menjadi.

    Eva berusaha sekeras mungkin meredam desahannya supaya tidak sampai kedengar terlampau keras. Eva terlihat bergairah sekali, dan memulai keluarkan ucapannya yang kotor. Aku juga dengar kata-kata kotor Eva, jadi semakin bergairah jg. Saya merasa seperti lelaki salah satu yang sanggup memberikan kepuasan gairah birahi Eva.
    “Tonyyy … entotin cici terus … entot cici terus … k0ntolnya enakkk bangettt sichhh … uuuhhh…”.
    Menyaksikan tingkah laku Eva, saya jadi seolah-olah terikut olehnya, dan seperti penyakit menyebar, aku juga mulai bicara yang jorok-jorok juga.
    “Iya ci … Tony entotin terus meki cici … kalau dapat entot terus foreverrr …”, kacau-balau dech kata-kataku.
    “Tonyyy … cici ingin kencinggg … geliii bangettt … uuhhh …”.
    Makna ‘kencing’ di sini tidak bukan air seni betulan, tp karena terlampau gelinya Eva merasa seolah-olah ingin kencing. Yang tentu meki Eva semakin basah saja.
    “Uhh…ohhh … sukai tidak ngentot ama cici … sukai tidak? meki cici sedap tidak? … “, bertanya Eva kacau-balau.
    “Enakkk bangettt cici … enakkk sekali … Tony kelak kapan-kapan meminta kembali yah? … tidak ingin sekali doang, pleaseee …”, mintaku.
    “Iyaaa … iyaaa … asal Tony sukaaa … Tony bisa entot cici terusss … uuhh … oohhh”, jawabannya.
    Saya jadi sangat senang dengarnya.
    “Eva sukai ngentot ternyataa yahhh … baru tahu Tony”, kataku.
    “Siapaaa di bumi ini yang tidak sukai ngentot, heh? Cici jg manusia kann…”, jawab Eva.
    Badanku terus memompa-mompa Eva, dan ini kali saya yang jadi berkeringat. Sebagian besar tubuhku basah, dan itu membuat Eva makin bergairah. Terkadang ia menyeka dadaku yang berkeringat dgn telapak tangannya, dan terkadang menjambak halus rambutku.
    “Eva …ahhh… Tony sepertinya ingin meletuskk nanti lagii … bagaimana nihhh”, kataku cemas.
    “Keluarin ajaaa kalau dah tidak tahann …”, jawabannya.
    “Iyaaa … Tony ingin keluarrr nanti lagii … cici bersiap yah”, kataku kembali. Eva cuma menggangguk saja.
    Kupercepat kembali goyangan pingguku. Eva jadi seperti cacing kepanasan.
    “Tonyyy … cici jg ingin tiba gg … enakk benar k0ntolnya sichhh …”, puji Eva kembali.
    “Eva … dah dipucukkk nihhh … nanti lagiii … nanti lagiii …”, kataku tidak karuan.
    “Berbarengan yah sayanggg … ahhh ahhh … cici jg ingin tiba sayanggg …”, Eva mengingau.
    Dengar kata ‘sayang’ kembali, saya jadi tambah bergairah kembali. Bendungan pejuku sesaat lagi bobol, dan saya tahu tentu jika itu akan tidak lama nantinya.
    “Eva … Tony nanti lagiii datanggg …”, kataku memberikan aba-aba.
    “Iya sayanggg, keluarin yah sayanggg … uuhhh … oohhh ….”.
    Selang beberapa menit selanjutnya …
    “Eva … Tony datanggg … ahhhh … ahhhh …”, kataku sekalian tangkai k0ntolku keluarkan semua pejunya dalam lubang meki Eva.
    “Ahhh … Tony sayanggg … cici jg keluarrrr … ahhh … ahhh …”, sahut Eva sekalian merengkuh badanku yang basah kuyung.
    Kubiarkan tangkai k0ntolku menumpahkan lava hangat dalam lubang meki Eva. Eva tetap merengkuh badanku dgn napas tersengal-sengal. Sesudah selang sesaat, muka kami sama-sama bertemu, dan Eva selekasnya mencium keningku.
    “Tony, thank you satu kali lagi yah.”, kata Eva.
    “Tony jg thank you buat Eva. Ini pengalaman bernilai Tony.”, jawabku.
    “Tidak nyesel kamu Tony?”, bertanya Eva ingin tahu.
    “Tidak sama sekalipun. “, jawabku tegas yang selanjutnya kelihatan Eva tersenyum manis.
    “Aduh … peju perjaka sangat banyak. Tidak cukup meki cici yang memuat. Tp saat ini dah tidak perjaka kembali nih!”, gurau Eva. Saya cuma tersenyum saja.
    “Tp untuk ukuran perjaka, Tony termasuk luar biasa loh. Masih sanggup membuat cici tiba satu kali lagi.”, pujinya.
    “Eva, benar tidak sich kalau cewek menelan peju perjaka dapat tahan lama muda?”, tanyaku bergurau.
    “Aduh … mana ada yang begituan. Itu kan hanya dogma saja”, jawab Eva.
    Posisi tangkai k0ntolku tetap menancap di saat meki Eva. Masih cukup keras sich, tp gairah birahiku sdh berkurang. Saya diamkan tangkai k0ntolku dalam sana sekalian merengkuh badan Eva. Badanku basah kuyup, dan untungnya Eva tidak sungkan-sungkan merengkuh badanku yang sedang penuh bermandikan keringat. Saya merasa Eva memang sayang kepadaku.
    Tidak berasa keseluruhan waktu kita berperang di atas tempat tidur lebih dari 3 jam. Jam 6 sorean Eva pamit pulang, karena ia ada janji dgn beberapa teman saat SMA-nya dahulu. Saat malam harinya saya terima sms darinya yang berbicara:
    “Tony, ingat janjinya yah. Jangan bilang-bilang sama siapa saja. Nanti cici tidak kasih kembali loh?!”.
    Selanjutnya saya balas smsnya,
    “Jika Eva ingin Tony tutup mulut mengenai rahasia ini, tolong sumbat mulut Tony ama susu Eva kembali dech.”.
    “Aduh … masih tidak cukup yah?! Dah suka nih yah?! Nanti sebelon cici pulang ke Smrd, cici kasih kembali dech.”, balesnya.
    Malam itu saya tidak dapat tidur, terpikir-ingat peristiwa erotis siang hari tersebut. Saya tidak menygka kakak ponakan yang paling saya sayang dan yang paling saya hargai, sekarang sudah saya setubuhi. Saya tidak menygka jika Eva ialah wanita pertama yang sebelumnya pernah saya setubuhi. Yang lebih mengagetkan , ia ialah kakak ponakan sendiri yang mana kami berdua masih tetap ada sedikit jalinan darah (di antara ibuku dan ibunya).
    Sedikit ada perasaan bersalah dan menyesal, tp karena saya tetap termasuk pemuda yang mudah bergairah, saya tetap mempunyai pertimbangan dan keinginan untuk menyetubuhi Eva satu kali lagi saat sebelum ia pulang ke Samarinda. Dan untungnya pertimbangan atau keinginanku ini tdklah percuma, sepanjang tersisa 6 hari berliburnya di Surabaya, kami selalu cari peluang untuk ‘bercinta’. Di kamarku, di kamarnya, dan sekali di bak mandi di tempat tinggalnya.
    Eva sudah berbeda tidak saja sekadar kakak ponakan saja, tp lebih jadi guru seks-ku. Ia kelihatan benar-benar mengusai saat memberikan kepuasan gairah birahi lelaki. Jurus goyang pinggulnya dgn posisi ia di atas sanggup membuatku bonyok. Seolah-olah dgn tempatnya di atas, mekinya berasa seperti meremas-remas dan mengisap tangkai k0ntolku. Pertama kalinya Eva memperkenalkan jurus goyang pinggulnya, saya tidak sanggup bertahan, dan cuma seringkali goyangan pinggulnya, saya segera ejakulasi. Eva sebelumnya sempat mengkritik gurau saat itu, dan mahfum menyaksikan peristiwa ini.
    Setelah sesudah bersetubuh dgn Eva, saya banyak menanyakan mengenai pengalaman seks-nya dgn Erik dan terkadang saya memperbandingkan diriku dgn Erik. Sudah pasti menurut dia, saya masih tetap sedikit kalah dibanding suami-nya sendiri. Tp Eva mengaku jika saya kerap ‘bermain’ denganya, saya semakin lebih ‘jago’ dibanding suami-nya sendiri. Permasalahan ukuran k0ntol, Eva katakan punyaku lebih panjang dibanding punyai Erik, tp punya suami-nya lebih melebar kesamping alias lebih gemuk.
    Saat saya bertanya sedap mana yang panjang atau yang gemuk, ia menjawab keduanya mempunyai keasikan yang benar-benar berlainan. Dan ia menambah sekalian bergurau betapa lebih bagus jika ada yang panjang dan gemuk. Langsung saja saya memberi respon guraunya dgn ajak threesome dgn Erik. Eva menjawab lebih bagus ia mati dibanding harus threesome dgn suami-nya sendiri.
    Eva sebelumnya pernah akui jika ia tidak sebelumnya pernah menyimpan hati gairah kepadaku. Karena hanya ia sudah lenyap contact dgnku lebih dari dua tahun lama waktunya, dan sekembalinya ia ke Surabaya, saya banyak berbeda khususnya dari sisi fisik.
    Ia memujiku semakin bertambah ganteng, dan memiliki tubuh padat. Mungkin keaktifanku berenang satu minggu 2x, jadikan tubuhku kelihatan padat, walaupun tidak gempal. Karena berikut Eva akui jika ia benar-benar kagum pada peralihan fisikku ini, dan pada akhirnya memberanikan dianya untuk coba seducing atau memikatku dengan seksual atau secara singkat bermain api dgnku. Sebetulnya ia sendiri takut bukan bermain saat sebelum persetubuhan kami yang pertama.
    Takut akan penolakanku, dan takut jika kedapatan pembantu rumahku. Tp sejak persetubuhan pertama kami sukses, Eva akui jadi makin bergairah dgnku. Tidak bingung setiap saya minta porsi untuk menidurinya, ia tidak sebelumnya pernah menampik sekali juga. Jika saja kondisinya tidak mengizinkan, ia cuma berbisik atau memberikan pertanda untuk meredam gairahku dahulu sampai kelak kondisinya mengizinkan.
    Kembalinya Eva ke Samarinda jadi pil yang pahit bagiku. Karena guru seks-ku meninggalkanku di Surabaya sendiri. Hampir setiap hari saya ber-masturbasi sendiri sekalian memikirkan memori-memori cantik meniduri Eva. Saya merasa seperti pecundang waktu itu, hanya karena masturbasi yang dapat saya kerjakan. Kerap saya menelepon Eva melalui ponsel-nya, bercerita begitu berat saya ditinggalkan olehnya, dan begitu rindunya saya denganya.
    Jujur saja, saya cuma kangen akan kehebatannya ‘bercinta’, berbau badannya, dan enaknya ejakulasi dalam lubang mekinya. Harus dipahami jika sepanjang bersetubuh dgn Eva saat itu, saya tidak sebelumnya pernah menggunakan kondom sekalinya, bahkan juga tidak pernah menggenggam apa itu kondom sampai hubungan seksual selanjutnya dgn kekasih pertama kaliku. Saya tidak sebelumnya pernah bertanya apa Eva oke saja dgn saya berejakulasi dalam lubang mekinya. Sebelumnya sempat saya khawatir jika ia hamil karena spermaku. Tetapi saya lega karena sesudah 1.lima tahun selanjutnya Eva baru dipastikan positif hamil . Maka jarak waktunya jauh berbeda dgn kekuatiranku.
    Sejak itu, saya tidak pernah kembali ‘bercinta’ kembali dgn Eva. Walaupun terkadang setiap pulang ke Surabaya, saya sebelumnya sempat ajaknya ‘1 kali saja’. Tp ajakanku selalu ditampiknya, karena Erik berada di sana juga bersama anaknya yang baru lahir. Hingga kemudian saya memilih untuk berpindah ke Jakarta, cari karierku di situ. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Bercinta Tiap Hari Sama Atasan Elok
    Saya belajar banyak dari Eva, ia selalu memberikan beberapa tips langkah mengalahkan wanita di atas tempat tidur. Walaupun kami sdh tidak sebelumnya pernah kembali ‘bercinta’, tp kamu tetap terkait baik. Seolah-olah tidak ada perasaan bersalah atau rasa aneh sejak peristiwa itu antara kami. Eva banyak menasihati kepadaku mengenai ketidaksamaan cinta dan gairah. Eva jujur menjelaskan kepadaku jika waktu itu ia cuma gairah padaku, dan cuma ada cinta pada Erik.
    Beberapa tips pemberian Eva sangatlah manjur dan bervariatif. Sisa kekasih-pacarku dan beberapa teman ‘one night stand’ di Jakarta (mahfum jika di kota metropolis ini, sex bebas sudah jadi rahasia) menyenangi style permainan ranjangku.
    Mungkin jika ada peluang, saya akan bercerita hal menarik lain yang saya alami dgn sisa kekasih-pacarku, dan jg beberapa teman ‘one night stand’. Perlu beberapa pembaca narasi seks seksigo.com, banyak wanita-wanita karier dan executive di Jakarta yang tidak kenakan celana dalam kurun waktu mereka sedang tandang di dugem-dugem Jakarta. Yakin atau tidak, ini umumnya mereka kerjakan dgn menyengaja. Sesudah saya tanya argumen mereka, satu diantaranya untuk membuat ringkas masukkan tangkai k0ntol pasangan-nya tanpa diketahui oleh beberapa orang sekitaran.

  • Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Dinda Wanita Elok Junior di Kantor

    Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Dinda Wanita Elok Junior di Kantor


    2299 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saya tidak tahu bagaimana saya dapat terpikat dgn wanita ini. Semua bermula di saat saya buka emailku dan terima salam perjumpaan dari seorang yang namanya Indri. Hampir tiap hari saya terima e-mail darinya.
    Sesudah jalan hampi dua bulan, jalinan di jagat maya itu makin kuat. Sampai ia berani mengirim photo dianya yang separoh telanjang meskipun sisi mukanya di blur. Indri memberitahukan tersebut dianya.

    Kerana mukanya di blur, saya tidak tahu siapa ia sebetulnya. Tiap menyaksikan fotonya terpikir badan montok yang mulus, buah dada yang bundar besar dan montok dgn putingnya yang warna coklat kemerah-merahan itu membuat gairah birahiku naik. Indri mulai berani bercerita hal peribadinya kepadaku khususnya kehidupan sex bersama suaminya.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Bacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Ucapnya ia merasa kesepian karena sejak suaminya menempati kedudukan dikantornya, suaminya asyik dgn pekerjaan kantornya. Ia jarang-jarang memperoleh nafkah biologis dari suaminya. Dan kalaulah dapat, ia tidak pernah memperoleh kepuasan waktu berhubungan seksual dgn suaminya, karena demikian suaminya inginkannya umumnya suaminya langsung meniduri dianya dan sesudah suaminya menyemprot pejunya, suaminya langsung tidur tanpa mempedulikan dianya sudahkah memperoleh kepuasan atau memang belum.
    Mencapai bulan ke-3 hubunganku dgn Indri, saya dikejuti dgn sebuah e-mail dari Indri,
    “Bang… ingin sekali Indri rasakan kepuasan dalam bersetubuh.
    Tetapi rasanya tidak mungkin itu bisa Indri dapatkan dari suamiku.

    Karena ia repot dgn masalah kantornya.
    Jika saksikan photo Abang,
    Abang tentu mampu memberi kepuasan yang Indri harapkan.
    Apa mungkin hal tersebut terjadi, Bang?????
    Ah sepertinya Indri kebanyakan mengharap???
    Tetapi Indri percaya satu saat keinginan itu tentu diwujudkan.”

    Narasi dewasa terkini, E-mail itu benar-benar menggangu pikiranku sepanjang beberapa hari. Apalagi jika memikirkan bentuk badan Indri yang benar-benar menarik. E-mail itu juga selanjutnya saya balas,
    “Ndri… sebetulnya Abang juga jg inginkan hal tersebut.
    Tiap menyaksikan photo Indri, Abang selalu terpikir akan keelokan badan Indri,
    Hingga gairah birahi Abang bangun menggebu-gebu.
    Abang menjadi tersanjung dgn ajakan Indri.
    Tp bagaimana saya dapat merealisasikan keinginan kamu???
    Siapa kamu sebetulnya aku juga tidak tahu???
    Keinginan Abang, Indri bisa beritahukan jati diri Indri yang sebetulnya.
    Hingga Abang dapat merealisasikan keinginan Indri…..”
    Saya mengharap waktu itu jg Indri membalasnya emailku, tetapi sampai nyaris 1 bulan rupanya Indri belum jg membalasnya emailku itu, sampai sesuatu hari ada e-mail masuk dari Indri
    “Bang… Indri akan kasih tahu siapa sebetulnya Indri.
    Tp ketentuannya Abang harus janji tidak akan menebarkan dan beritahukan jati diri diriku ke siapa saja.
    Indri yakin Abang bisa jaga kerahasiaan itu…
    Ini nomor HPku 0856xxxxxxx”
    Di bawah kata-kata itu ada sebuah photo terkini Indri. Betapa kagetnya saya saat menyaksikan photo itu. Rupanya Indri ialah Dinda… rekan sekantor dan satu sisi dgnku. Dinda ialah juniorku. Dalam hati saya menyanjungnya begitu sejauh ini ia bisa sembunyikan jati diri dianya walaupun tiap hari berjumpa dgnku, hingga aku juga tidak tahu jika ia ialah Indri pacarku di jagat maya.
    Saat jam pulang dari kantor saya menyengaja mendatanginya, dan terlihat ia kaget menyaksikan saya telah berdiri dimuka meja kerjanya.
    “Din…, ingin pulang bersama?” ajakku
    Dinda kelihatannya tidak yakin dgn ajakanku, dgn cukup sangsi ia menjawab,
    “Bisa jg nih… cukup irit biaya taxi…”
    Pada akhirnya dgn memakai mobilku saya dan Dinda telusuri jalanan ibukota yang masih macet. Dalam perjalanan Dinda sebelumnya sempat bertanya nomor HPku yang selanjutnya diletakkannya nomor HPku itu dalam HPnya.
    Saya menawarkan pada Dinda bagaimana jika saat sebelum pulang kerumah masing-masing mencari tempat makan dahulu dan rupanya Dinda menyepakati ajakanku itu. Kamipun pada akhirnya masuk salah satunya restaurant dan di saat makan itu, dgn berhati-hati saya menanyakan pada Dinda,
    “Din, kamu serius dgn ajakan kamu diemail kemarin kepadaku?” tanyaku.
    “Menurut Abang bagaimana? Abang sendiri berani tidak terima rintangan dariku?” jawab Dinda sekalian tangannya menuliskan pesan singkat di HPnya.
    Tidak berapakah lama HPku mengeluarkan bunyi tanda ada sebuah SMS masuk dan demikian saya saksikan rupanya SMS dari Dinda. Sekalian tersenyum saya baca SMS itu,

    “Bang, jujur tiap bertemu Abang di dalam kantor saya selelu memikirkan nikmatnya ditiduri Abang!! Abang ialah keinginan untuk Dinda untuk merealisasikan kepuasan yang sudah lama lenyap dari Dinda. Jika Abang ingin malam hari ini kita kerumah Dinda mumpung suami Dinda kembali dinas luar kota.”
    Seolah tidak yakin dgn SMS itu, saya lihat muka Dinda,
    “Ke rumahku yok Bang?” mengajak Dinda sekalian bersihkan tersisa makanan dimulutnya tanpa menanti jawaban dariku. Dinda panggil pelayan restaurant dan minta bill dan melunasinya selekasnya sesudah bill itu diterimanya. Seperti kerbau dicocok hidungnya saya menurut saja saat Dinda ajak kerumahnya.
    Dalam perjalanan saya masih bimbang dgn kenekatan Dinda. Ternyata dorongan gairah sudah menaklukkan akal sehat Dinda. Rasanya saya tidak sabar ingin selekasnya sampai di rumah Dinda dan nikmati badan montok Dinda yang sejauh ini selalu saya pikirkan. Rupanya malam hari ini apa yang saya pikirkan sejauh ini akan diwujudkan.
    Saat datang di rumah Dinda, Dinda segera turun dari mobilku dan membuka pintu pagar dan menyuruhku supaya memarkir mobilku dihalaman belakang supaya tidak terlihat orang dari jalan. Selanjutnya Dinda buka kunci pintu tempat tinggalnya dan lenyap dibalik pintu.
    Usai memarkir mobil aku juga segera masuk ke rumah Dinda dan demikian pintu terbuka, terheran saya saat itu juga menyaksikan badan Dinda yang cuma ditutup pakaian tidur tipis warna putih dan tanpa BH dan CD hingga sisi payudara dan selangkangannya kelihatan terang. Terlihat payudaranya yang bundar besar dan montok menggantung cantik dgn putingnya yang warna coklat ke-merah2an sama dengan yang kelihatan dipotret yang sebelumnya pernah dikirim kepadaku. Dan sisi selangkangannya kelihatan sisi vaginanya tertutupi bulu2 jem but yang hitam lebat, kontras dgn warna kulit pahanya yang putih mulus. Sisi tersebut yang sejauh ini tidak pernah saya saksikan, hingga demikian menyaksikan sisi itu aku juga berdecak takjub,
    “Sempurna…” batinku.
    Dgn senyum manis Dinda merengkuhku. Saya selekasnya membalasnya dekapannya. Saya sentuh pipinya dgn hidungku. Licin dan halus. Per-lahan2 saya mengucup bibirnya. Selanjutnya mulai mengulum lidahnya dan mengisapnya pelan-pelan sekalian merengkuh lehernya.
    Saat saya makin rapatkan tubuhku, payudara Dinda yang besar dan montok berasa menjejal didadaku. Pelukan saya longgarkan supaya tanganku dapat meremas payudara Dinda. Tetapi belum sentuh payudaranya, tanganku digenggamnya dan diambilnya tanganku sekalian jalan ke arah di dalam kamarnya.
    Mengetahui hal tersebut aku juga selekasnya menggendong Dinda sekalian mulutku mengulum bibirnya sampai hingga ke kamarnya. Sesampai dikamar saya rebahkan Dinda di kasur yang empuk. Saya berbisik telinganya,
    “Malam hari ini, kamu akan rasakan lagi kepuasan yang sudah lama tidak kau rasakan….. Saya akan penuhi keinginan kamu…..!!!”.
    Sekalian terus berciuman tanganku mulai menyebar di dada Dinda. Berasa payudara Dinda yang besar dan montok, memang padat dan kuat. Saya meremas-meremas payudaranya sekalian mengulum lidahnya. Dinda membalasnya kulumanku.
    Sesudah senang berkuluman dan remas-meremas, saya terus melepas pakaian tidur Dinda supaya tidak ada yang tutupi keelokan badannya. Sekarang dari jarak dekat saya bisa menyaksikan begitu cantik badannya yang berkulit putih mulus tersebut. Saya terus menjilat telinga dan semua badannya.
    “Aaaahhhhhhhggggghhhhhh…” Dinda mengeluh manja.
    Dinda berusaha melepas bajuku… sampai yang sisa tinggal cdku saja.
    Tidak sabar rasanya saya untuk menyentuh daging mentah yang tersaji dimuka mata….
    Selanjutnya tanganku meremas ke-2 payudara Dinda yang kenyal dan montok tersebut. Kusaksikan puting payudara Dinda yang warna coklat kemerahan telah menegak. Dgn rakus saya hirup payudaranya. Sebelumnya samping kiri dan yang samping kembali kuremas-remas. Sesudah senang saya hirup payudara yang samping kiri, saya berpindah ke payudara samping kanan. Terlihat Dinda telah semakin terangsang. Ia mendesah dan menggelinjang di antara geli dan nikmat.
    “Mmmm… sedap Bang … sssshhhh… ooooohhh…” erangnya perlahan-lahan.
    Saya terus mengisap ke-2 puting payudara Dinda gantian… Dinda menggelinjang kembali.
    “Mmmm sedappp Bang… terus Bang … ” Dinda makin mendesah tidak karuan saat hisapan mulutku semakin kuat pada payudaranya.
    “Aawww….nnggggggg… Bang!!!” Dinda mengeluh dan ke-2 tangannya menggenggam kain seprai dgn kuat.
    Saya makin mengganas… tidak senang dgn mengisap, mulutku mulai menjilat-jilati ke-2 payudara Dinda dengan berganti-gantian. Semua permukaan payudaranya basah. Ku-gigit2 puting payudaranya sekalian meremas-remas ke-2 payudara Dinda yang besar dan montok tersebut.
    “Ooohhh… oouwww… sssshhh… tambah sedap Bang” erang Dinda.
    Saya tidak perduli. Dinda menjerit kecil sekalian menggelinjang ke kanan dan kiri, kadang-kadang ke-2 jari tangannya menggenggam dan meremas rambutku. Ke-2 tanganku masih tetap meremas payudara Dinda sekalian mengisapnya.
    Di dalam mulut, puting payudara Dinda ku-pilin-pilin dgn lidahku sekalian terus mengisap. Dinda cuma sanggup mendesis, mengeluh, dan seringkali menjerit perlahan-lahan saat gigiku menggigit halus putingnya. Sejumlah tempat di ke-2 bulatan payudaranya terlihat warna kemerahan sisa hisapan dan garis-garis kecil sisa gigitanku.
    Sesudah cukup senang mengisap payudara Dinda, bibir dan lidahku sekarang merayap turun ke bawah. Kutinggalkan ke-2 payudara Dinda yang basah yang penuh dgn pertanda merah sisa gigitan dan hisapanku yang cukup terang kelihatan.
    Lidahku mulai menjilat-jilati perutnya, Dinda mulai meng-erang2 kecil kenikmatan, berbau keringat badannya menambahkan gairahku makin mencapai puncak. Kucium dan kubasahi semua perutnya yang putih mulus itu dgn air liurku.
    Saya turun kebawah lagi… dgn cepat lidah dan bibirku yang tidak pernah terlepas dari kulit badannya itu sudah ada di atas bukit vaginanya yang cantik. Terlihat bulu-bulu jembutnya yang lebat itu sudah basah oleh cairan vaginanya. Nampaknya Dinda sangat terangsang karena tingkahku.
    Itil V3
    Pelan-pelan jilatanku turun ke lututnya selanjutnya naik kembali ke pangkal paha. Saya stop menjilat-jilati pangkal pahanya selanjutnya kusibakkan bulu2 jembut Dinda yang lebat yang tutupi bukit vaginanya hingga terpampanglah belahan vaginanya yang sangat basah.
    “Membuka sayang…” pintaku supaya ia renggangkan kangkangannya.
    “Oooh…” Dinda cuma mendesah perlahan-lahan saat saya memperlebar kangkangannya. Keliatannya ia sangat terangsang…
    Saya tempatkan kepalaku pas di atas selangkangan Dinda. Dinda buka ke-2 iris pahanya lebar-lebar… Mukanya yang manis terlihat kusut dan rambutnya terlihat acak2an. Ke-2 matanya sayu melihat ke-langit-langit, nikmati apa yang sudah lama lenyap dalam kehidupannya. Bibirnya basah mengembang sangat indah.
    Saya tersenyum, sesaat lagi saya akan rasakan kepuasan yang kuidamkan sepanjang ini… meniduri badan montok Dinda yang sejauh ini selalu saya pikirkan. Kunikmati sebentar keelokan vagina Dinda. Bibir vaginanya yang barusan tertutup oleh lebatnya bulu jembutnya, sekarang terlihat merah mengembang. Aahhh begitu enaknya bila kelak penisku bisa masuk lubang vagina itu.
    Dinda menekan kepalaku supaya lebih dekat ke vaginanya. Hidungku tenggelam antara ke-2 bibir vaginanya yang empuk dan hangat. Kuhirup se-puas-puasnya berbau vagina yang ciri khas tersebut. Bibirku mulai menjilat-jilati sisi bawah bibir vagina Dinda dgn penuh bergairah. Saya jilati vaginanya dgn mulutku, sedangkan ke-2 tanganku meremas pantatnya yang padat bundar dan montok dgn gaungs.
    Dinda men-jerit-jerit rasakan kepuasan yang tidak terhitung, badannya menggelinjang luar biasa dan kadangkala megelinjang kuat, seringkali ke-2 pahanya menjepit kepalaku yang asyik menjilat-jilati bibir vaginanya.
    “Mmmm… ohh… hgggghhhh… nikmat Bang, jilat itil Dinda Bang” Dinda mengeluh, mendesah dan merengek-rengek manja supaya sisi itilnya selekasnya saya jilati.
    Ke-2 tangannya bergerak meremas rambutku, sekalian menggoyang-goyangkan pinggulnya. Kadangkala pantatnya dinaikkannya sekalian melafalkanng nikmat, kadangkala digoyangkankan pantatnya selaras dgn jilatanku ke vaginanya.
    “Oouhhh… yaahh… yaaahah… huhuhu… huhuhu… Jilat 1tilnya Bang, mari jilat 1tilnya kembali!!” Dinda semakin kuat mendesah demikian 1tilnya saya jilati.
    Kadangkala Dinda seperti menangis, mungkin tidak memiliki daya meredam kepuasan yang dirasa pada vaginanya. Badannya menggelinjang luar biasa dan kepala Dinda beralih kekiri dan kekanan dgn cepat, mulutnya mendesis dan mengeluh tidak karuan.
    Saya semakin bergairah menyaksikan reaksinya. mulutku makin buas, dgn napas terengah-engah kulebarkan kembali bibir vagina Dinda hingga kelihatan terang sisi dalam vagina Dinda warna merah sangat basah oleh cairan kepuasannya.
    Kuusap dgn halus bibir vagina Dinda. Selanjutnya lantas per-lahan-lahan saya jilati belahan vagina Dinda yang terlihat merah mengembang yang sangat basah. Di bagian atas vaginanya 1tilnya yang besar warna kemerahan terlihat makin tegak dan jadi membesar tanda Dinda pada keadaan yang benar-benar terangsang.
    Kujulurkan lidahku dan menjilat-jilati lagi 1tilnya yang besar tersebut. Dinda menjerit keras sekalian ke-2 kakinya menyentak-nyentak ke bawah. Dinda melafalkanng dgn hebat…
    Bacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Dgn gaungs saya menggenggam ke-2 iris pahanya dgn kuat lantas kulekatkan bibir dan hidungku di atas sela ke-2 bibir vaginanya, kujulurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lantas kusapukan lidahku di atas bibir vaginanya dengan berulang kali sekalian kadang-kadang saya cucukan lidahku di dalam lubang kemaluan yang sudah demikian basah.
    “Hgggghgggh… hhghghghg… ssssshsh!!!” Dinda menjerit kenikmatan dan mendesis panjang dgn tindakanku tersebut.
    Badannya melafalkanng lagi. Pantatnya diangkat-angkat keatas hingga lidahku bisa menyelinap masuk ke lubang vaginanya dan men-jilat-jilat 1tilnya. Mendadak kudengar Dinda seperti terisak dan kurasakan ada lelehan hangat berkunjung ke bibir mulutku. Saya terus menjilat-jilati 1tilnya sampai badan Dinda terkulai kurang kuat dan pada akhirnya pantatnya juga kembali terjatuh ke kasur. Dinda sudah capai orgasmenya karena perlakauan lidahku pada vaginanya. Untuk pertamanya kali Dinda memperoleh lagi kepuasan syurga dunia sesudah demikian lama lenyap dalam hidupnya. Dinda terus mengeluh meresapi kepuasan itu.
    Seer… seeerrr… seeeerrrr… cairan hangat terus menetes keluar lubang vagina Dinda. Sela vaginanya sekarang terlihat lebih merah. Selangkangannya terlihat basah penuh dgn air liur bersatu lendir orgasmenya. Sluurp…. sluuuurrp… sluuuurrrp… saya jilat semua cairan yang terus keluar membasahi permukaan bukit vaginanya tersebut.
    “Ooohh… Dinda keluar Bang…..!!!” erang Dinda sekalian tangannya menekan kuat-kuat kepalaku keselangkangannya hingga mulut dan hidungku melekat ketat dicelah vaginanya. Kurasakan sela vagina Dinda ber-denyut-denyut. Dinda betul-betul sudah memperoleh kepuasan yang maha dasyat diorgasmenya yang pertama karena tingkah lidahku.

    Saat penekanan tangan Dinda pada kepalaku cukup mengendor, dgn tidak mempedulikan erangannya, mulut dan lidahku bermain lagi di semua vagina Dinda. Sejumlah bulu jembutnya turut masuk ke mulut ku, saya rasa bibirku sangat basah dan rongga mulutku penuh dgn cairan orgasme dari vaginanya.
    Lidah ku terus menjilat-jilati 1til Dinda yang sangat lebam tersebut. Sekalian perlahan-lahan saya masukan jemari telunjuk ku di dalam lubang vaginanya yang hangat yang sangat basah, saya dapat rasakan jemari telunjukku terjepit kuat oleh dinding-dinding dalam vagina Dinda. Jariku terasanya di-remas-remas di dalam lubang vagina Dinda.
    Punggung Dinda lagi terangkut saat jemari ku semakin masuk ke lubang vaginanya. Saya tidak masukan jariku terlampau dalam karena saya ingin peniskulah yang merasainya. Saya cabut jariku keluar lubang vagina Dinda dan saya rangkul punggung Dinda dan saya ambil punggungnya naik ke atas hingga vaginanya kembali pas ada di mulutku.
    Tau-tau Dinda menarik rambutku hingga bibirku terlepas dari vaginanya. Ia bangun sekalian meredam kepuasan. Badannya tetap menggigil saat saya melepas mulutku dari vaginanya. Ia dorong badanku sampai saya terbujur diranjang, selanjutnya dgn cepat Dinda melepas cdku. Karena itu tersembullah penisku yang telah ngaceng dan tegak berdiri. Dinda senyuman.
    “Hmm… penis Abang besar dan panjang sama sesuai sangkaanku sepanjang ini… !!” kata Dinda.
    Dgn tersenyum tangannya menggenggam tangkai penisku lantas Dinda dekatkan mulutnya ke penisku. Ia buka mulut dan masukkan penisku di dalam mulutnya. Dinda mulai mengisap penisku. Dalam mulutnya saya merasa kepala penisku dijilat-jilat oleh lidah Dinda.
    Saya merasa penisku semakin menegang dan keras. Dinda dgn penuh gairah menjilat-jilati tangkai penisku dan saya nyaris edan rasakan kepuasan yang saya rasa waktu itu. Tidak cuma dijilati, tangkai penisku yang sangat ngaceng dan keras itu mulai dihisap dan disedot oelh Dinda.
    “Mmmph… slurp slurp slurp… mmppphh…!!!” bunyi mulut Dinda yang sedang menyepong penisku.
    Susah untuk Dinda untuk masukkan semua penisku yang panjang dan besar itu di dalam mulutnya yang imut tersebut. Seringkali ia coba tapi baru setengah masuk telah berkenaan anak tekaknya membuat ia terselak. Dinda terus mengisap penisku dgn mulutnya. Ia menjilat-jilati penisku dimulai dari kepala penisku sampai ke buah pelirku. Dikenyotnya ke-2 buah pelirku.
    “Aduhh… mmmppphhhhh… Diiiiinnnnn terus Diiiiinnnnnn… sedap Din…!!!” pintaku pada Dinda supaya mulutnya terus menjilat, mengisap dan mengulum penisku.
    Senang menhulum ke-2 buah pelirku, mulut Dinda naik menjilat-jilati lagi tangkai penisku selanjutnya lidahnya stop pas di kepala penisku. Lidahnya me-jilat-jilat lubang kencing yang ada pas ditengah-tengah kepala penisku dan kadang-kadang ia masukkan semua penisku di dalam mulutnya kembali.
    “Mmmmmmmppphhhhhh… oooohhhhhh… nikmat sekali Diiiinnnnn…!!!” kembali lagi saya mengeluh rasakan kenimatan itu.
    Mendadak Dinda stop mengulum penisku dan ia membisikkan suatu hal kepadaku.
    “Bang, saya tidak pernah melakukan perbuatan semacam ini dgn seseorang selainnya dgn suamiku. Saya tahu apa yang kita lakukan ini salah, tp saya sudah tidak tahan dan ini ialah rahasia kita berdua. Tolong menjaga rahasia ini Bang!” bisik Dinda sekalian tempelkan pipinya ke pipiku.
    Dgn berbisik juga saya menjawab keinginan itu,
    “Jangan cemas sayang, sampai kapan saja saya akan jaga rahasia kita berdua ini”
    Selanjutnya kami berdua tersenyum. Lantas saya baringkan Dinda dan menguakkan kakinya dan menjejal pinggul Dinda dgn bantal. Vaginanya yang sudah basah kunyup sekarang terhampar cantik di depan ku.
    Pelan-pelan saya mulai menindih badan Dinda dan tempatkan kepala penisku pas dari muka bibir vaginanya yang telah menunggu tusukan penisku. Saat sebelum masukkan penisku dalam lubang vagina Dinda, saya merebahkan diriku di atas perutnya. Untuk mengurangkan berat tubuh, saya sanggah tubuhku dgn sikuku.
    Pada kondisi tiarap di atas perut Dinda saya mulai menghisap dan menjilat-jilati puting payudaranya. Terlihat Dinda betul-betul pada keadaan kepuasan. Tangannya kuat merengkuh kepala dan rambutku. Napasnya mendengus kuat. Dadanya bergelombang seperti lautan dipukul badai.
    Perlahan-lahan kepala penisku mulai memotong sela vagina Dinda, lantas dikit demi sedikit tangkai penisku segera masuk ke lubang senggama vaginanya yang sangat basah tersebut.
    “Aaaahhhhhh… mmmpphhhhhh…!!!” Dinda mendesah meredam sakit tetapi nikmat saat penisku yang besar dan panjang itu mulai menerobos masuk ke lubang senggama vaginanya yang masih sempit.
    Ternyata vagina Dinda jarang-jarang digunakan sama suaminya, hingga tetap sangat terasa sempit sekali. Sesaat saya stop enjotan penisku di dalam vagina Dinda untuk nikmati nikmatnya empotan vaginanya yang hebat enaknya. Tangkai penisku berasa diremas2 dan dipijit-pijit oleh empotan di dalam lubang senggama vagina Dinda. Sekalian meredam nikmat yang benar-benar, saya melanjutkan enjotan penisku dalam lubang senggama vagina Dinda yang super basah, hangat dan empotannya yang benar-benar kuat.
    Saya meng kembali -isap-isap ke-2 payudara Dinda dengan berganti-gantian. Dindapun mendesah meredam kegelian dan kepuasan.
    “Aarrgghhh nikmaaattttt, Bang…!!!” jerit Dinda saat semua penisku sudah ambles di dalam lubang senggama vaginanya sampai mentok ke dasar vaginanya. Saya diamkan sebentar penisku tenggelam didalamnya. Empotan vagina Dinda semakin berasa oleh penisku.
    Dinda mengusung badannya sekalian merengkuh badanku. Kami berbalas kuluman sementara penisku tetap tenggelam semuanya dalam vaginanya yang halus dan nikmat tersebut.
    Selanjutnya saya mulai memaju undurkan bokongku hingga penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Sebentar saya saksikan kebawah, terlihat bibir vagina Dinda jadi monyong setiap tangkai penisku kutarik keluar dan bibir vagina Dinda akan melesak di dalam setiapkali penisku kumasukkan di dalam lubang senggama vagina Dinda.
    Panorama itu dan rintihan Dinda membuat saya tambah bergairah saat meniduri Dinda.
    “Aaaaahhhhhh… nnniiikkkmmmaaattt, Bang…!!!” tidak henti2nya Dinda mendesah rasakan kepuasan yang dirasakannya.
    Enjotan penisku dgn sekalian memutar-mutar penisku di lubang senggama vaginanya membuat gairah Dinda semakin menggebu-gebu. Tangannya mencekram kuat bahuku sekalian matanya merem terbuka dan mulutnya mengeluh kenikmatan.
    “Terus Bang… enjot yang kuat… nikmaaaaat… aaaaahhh…!!!” erangannya makin kuat.
    Saya terus memompa vagina Dinda dgn semaksimal mungkin. Penisku masuk keluar dgn cepat di lubang senggama vaginanya yang makin licin dan basah. Dinda mengusung-angkat dan gerakkan pinggulnya membalasnya tiap tusukan penisku ke vaginanya.
    Selanjutnya saya mengambil penisku dan minta Dinda menungging. Dinda menungging dan saya berlutut ada berada di belakangnya. Terlihat belahan vaginanya terlihat nyempil dari belakang dan terlihat ujung2 bulu jembutnya yang basah oleh cairan vaginanya. Kusodokkan penisku masuk lubang senggama vaginanya.
    “Ohhh… enaknya, Mari Bang sikat yang keras… Aggghhhhhh… nikmatnya…!!” erang Dinda dan aku juga makin kuat memompa lubang senggama vagina Dinda dgn penisku.
    Tidak berapakah lama selanjutnya, Ser… seer… seeer… berasa vagina Dinda menyemprot lagi cairan orgasmenya untuk yang ke-2 kali.
    “Aaaahhhhh… Baaaang… Dinda keeee… luuuuaaaarrrr… lagi…” jerit Dinda saat memperoleh orgasme ke-2 nya.
    Vaginanya ber-denyut-denyut kuat sekali. Hingga saya biarkan penisku dalam lubang senggama vaginanya untuk rasakan kepuasan karena empotan vagina Dinda itu.
    Sesudah empotan vaginanya stop Dinda ingin ia yang di atas. Saya mengikuti tekadnya. Saya mengambil penisku dan membaringkan badanku di atas tempat tidur. Sekalian menggemgam tangkai penisku, Dinda mulai turunkan pantatnya dan arahkan tangkai penisku pas di bawah vaginanya. Sesudah penisku masuk ke lubang vaginanya, perlahan-lahan tempat ia gerakkan pantatnya turun naik. Dalam posisi itu dgn terang saya bisa menyaksikan penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Menyaksikan hal tersebut gairahku menjadi tambah menggebu.
    Saat Dinda gerakkan pantatnya turun naik, saya meremas-remas payudaranya. Penisku berasa licin, ini memperlihatkan jumlahnya lendir yang ada pada lubang senggama vagina Dinda karena 2x orgasme yang dirasakannya. Kupegang kuat ke-2 payudaranya selanjutnya dgn memakai ibu jari dan jemari telunjukku saya me-milin2 puting payudara Dinda.
    “Ohhh… eeeennnaaaaakkkkk… hnggg…” racau mulut Dinda sekalian terus menaikturunkan pantatnya. Kadang-kadang ia me-mutar-mutar pantatnya yang selanjutnya digabungkan dgn pergerakan mirip orang meredam kencing. Saat Dinda lakukan pergerakan itu, hebat dinding-dinding lubang senggama vagina Dinda seperti me-mijit-mijit tangkai penisku. Baru ini kali saya betul-betul rasakan enaknya vagina dgn empotan yang hebat.
    Napas Dinda mulai ngos-ngosan dan berasa panas, tanda ia sangat terangsang. Lubang vaginanya berasa makin ketat menjepit penisku.Tanganku tetap meraba-raba dan meremas-remas payudaranya.
    Sesaat selanjutnya saya suruh ia meredam tempatnya dgn mengusung sedikit pantatnya agar saya bisa menyikatkan penisku ke lubang senggama vaginanya. Demikian Dinda meredam tempatnya, aku juga mulai memompa penisku masuk keluar lubang senggama vaginanya sekalian tanganku terus menerus memilin puting payudaranya.
    “Ohh… nikmaattt… ehhhhh… enaaaaakkkk!!!” erang Dinda ber-kali-kali.
    “Ah…!!! mengapa stop. Kembali nikmat-nikmtnya niiih, Bang. Mari sikatin kembali penisnya…!!” protes Dinda saat saya stop mengenjotkan penisku.
    “Sabar… sayang. Saya capek…” jawabku bersandiwara. Walau sebenarnya saya mulai rasakan jika pejuhku sesaat lagi jg akan muncrat, jika saja saya terus memompanya barusan tentu pejuhku akan muncrat. Saya masih ingin semakin lama rasakan penisku bermain dalam lubang senggama vagina Dinda yang super nikmat itu.
    Dinda tetap di atas. Dgn ke-2 telapak tangannya di atas dadaku, ia membongkok sedikit. Saya tidak jemu-jemunya bermain dgn payudaranya yang mengkal dan bundar tersebut. Di saat kuusap seka puting payudaranya, tubuhnya mulai mengeliat rasakan kepuasan.
    “Mari Baaaang, sikat kembali vagina Dinda dgn penis besar Abang… enaaaakkk Baaaang!!!” bujuk Dinda satu kali lagi.
    Dgn pelan-pelan, kembali saya mulai mengenjotkan penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Makin lama makin cepat.
    “Ennaaaak… aaahhhh niiiiiiikmaaaaat…!!! Dinda ingin keluuuuaaaaarrr kembali Baaaangg!!!” Dinda mulai mendesah kembali.
    “Tahan dahulu Din, Abang jg sesaat sedang ingin keluar…” kataku.
    Tanpa mengambil penisku dari vagina Dinda, perlahan-lahan saya dorong badan Dinda sampai tiduran hingga saat ini posisiku berada di atas Dinda. Saya angkat ke-2 kaki Dinda dan saya tumpangkan di atas bahuku selanjutnya dgn pergerakan yang cepat saya pompa kembali vagina Dinda dgn penisku.
    “Agghhhhhh… aduh Baaaaang… enaaaaaakkk Baaaang…!!!” Dinda mengeluh kenikmatan ketika penisku mulai memompa lubang senggama vagina Dinda lagi, karena dgn posisi semacam itu vaginanya berasa lebih sempit hingga gesekan penisku makin berasa olehnya.
    Penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Makin lama makin cepat. Saya makin percepat pompaanku dan Dinda mulai mengeluh kuat. Saya tahu Dinda akan memperoleh orgasmenya. Demekian juga Saya.
    “Din, saya ******* pejuhku di dalam atau di luar nih???”
    “Di dalam saja Bang, Dinda ingin rasakan semburan pejuh Abang!!!!”
    “Jika kamu hamil bagaimana????”
    “Jaannggggannn…. takut Bang… Dinda gunakan KB kok. Dinda tahu kok tentu Abang akan rasakan lebih nikmat jika dikeluarkan di dalam!!!” Dinda menjerit lembut menentang perkataanku.
    Saya semakin cepat memompa penisku di lubang senggama vagina Dinda. Hingga kemudian,
    “Baaaangggg!!!! Dinda keluuuuuaaaarrr….. Ssssshhhh… Aaaaahhhh!!!” teriak Dinda. Ser… seerr… seeerrr… semprotan cairan orgasme Dinda menemani teriakannya.
    Dan di saat mencapi orgasme itu empotan vagina Dinda sangat terasa kuat. Hal itu membuat penisku rasakan nikmat yang sangat benar-benar hingga dgn sekali enjotan yang kuat Crot… croott… crooottt… menyemburkanlah pejuhku banyak di dalam lubang senggama vagina Dinda.
    “Aaahhh….. ssssshhhhh… Aaaaahhhh…!!! Saya mengeluh rasakan pucuk kepuasan yang benar-benar hebat.
    Saat itu juga itu banjirlah vagina Dinda oleh semprotan cairan orgasmenya dan semburan pejuhku. Karena sangat jumlahnya cairan kental dan pekat itu sampai luber keluar membasahi seprai.
    Dinda tersenyum senang dan biarkan air nikmat itu mengucur. Nyaris lima menit saya tiarap di atas badan Dinda, selanjutnya Dinda menjatuhkan badanku lantas ia tiarap di atas tubuhku. Diciumnya bibirku sekalian menggesekkan belahan vaginanya ke tangkai penisku. Berasa belahan vagina Dinda tersebut hangat dan berasa licin. Lama-lama penisku mulai ngaceng kembali. Simak juga: Bacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    Pelan-pelan kepala Dinda turun sampai bibirnya bersinggungan dgn penisku. Terus dijilatnya buah pelirku dan dikulumnya penisku. Kepuasan mulai menyebar kesemua badanku, rasakan enaknya jilatan dan kuluman lidah dan bibir Dinda pad penisku.
    “Bang, tidur di sini saja yah? Saya masih ingin nikmati penis besar ini…!!!” bisik Dinda manja.
    Saat kutengok jam memberikan jam 00.15 Bermakna telah 2 jam lebih saya menggumuli badan yang cantik ini. Saya dekap Dinda sekalian menggangguk dan pada akhirnya kami bersetubuh satu kali lagi sebelumnya terakhir kita tertidur keletihan.
    Pagi harinya saya terbangun saat kurasakan jilatan dan kuluman pada penisku, dan saat saya saksikan Dinda dgn rakusnya mengerjai penisku dgn mulutnya. Kusaksikan jam memperlihatkan nyaris jam 1/2 enam pagi.
    Pagi hari ini ialah hari Sabtu, bermakna kami berdua liburan kerja. Nyaris selama seharian itu aktivitas kami tidak terlepas dari persetubuhan. Selama seharian itu saya menggumuli badan montok Dinda dan rasakan sempitnya dan empotan vagina Dinda. Begitupun Dinda, ber-kali-kali ia rasakan kepuasan persetubuhan yang hebat yang sudah lama tidak ia merasai.

  • Cerita Sex Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Dengan Pria Sejatinya

    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Dengan Pria Sejatinya


    2352 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saat saya masih duduk dibangku SMP sampai SMA saya sukai bermain dirumahnya, dan karena dampak dari beberapa buku XXX dan jg film XXX saya mulai berani memegang-megang sisi peka dari badan Ema, keluarga M tidak berprasangka buruk karena saya tetap mereka kira saudara atau sepupu walaupun jauh.

    Dahulu kerap saat ia sedang sapu saya dekap dari belakang dan meraba-raba buah dadanya ataupun waktu saya bermalam saya meremas-remas tangan dan mengelus pahanya, Ema masih polos waktu itu dan cuma tanggapan birahi yang ia beri tanpanya memahami harus bagaimana waktu itu, aku juga kerap beronani dan memikirkan andaikan saya bersetubuh denganya.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria

    Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    3 tahun berakhir, dan sekarang saya bekerja diperusahaan ekspor impor, Ema juga menikah dgn W pria yang jg masih tetangganya di kota P. W ialah pria yang berpendapatan dgn jadi tukang ojek. Saya sdh tidak ada di kota P, tp kos di wilayah T yang masih juga dalam daerah Jakarta jg, ini supaya dekat dgn tempat saya bekerja.

    Narasi dewasa terkini, Waktu itu saya sedang dinas luar, dan karena kebenaran melalui wilayah P, karena itu saya luangkan singgah kerumah Om M sekedar untuk istirahat sesaat, rupanya Om M sedang kerja dan teteh I sedang menanti warung nasinya, yang ada cuma adik Om M yang tuna rungu atau bisu. Waktu itu pernikahan Ema baru satu tahun, saat saya tiba ia sedang melihat film sinetron di tv dan kenakan daster tanpa lengan.

    “Hai Ma.. Apa kabarnya?” sapaku.

    “Eh Rido.. Lama tidak kelihatan, mari masuk.. Tumben, ada apakah nih?” sahutnya halus.

    “Kebenaran saya melalui sini menjadi sekaligus singgah” jawabku.

    Ia buka almari es dan memberikanku satu gelas air dingin, 1/2 jam selanjutnya dari mulutnya melaju narasi mengenai W si suami, dahulu suaminya itu tukang jajan ke arah tempat prostitusi apabila terkait intimpun cuma sesaat.. Terkadang k0ntolnyapun tidak ingin ereksi. Saya dengarkan ceritanya dgn rileks, dan pada akhirnya ia menjelaskan masalah saya dan ia dahulu yang membuat jantungku berdegap keras.

    “Jadi ingat dahulu ya di? Saat kita masih..”

    Kujentikkan jariku dimulutnya supaya tidak melanjutkan kalimatnya dan secara spontan kuremas jari tangannya, dan kulumat bibirnya dgn penuh bergairah dan kupeluk badannya kuat. Ema melenguh pertanda birahinya jg mulai mencapai puncak.

    “Arghh.. Do.. Ohh..”

    K0ntolkupun sdh benar-benar tegang seolah-olah meloncat dari tempatnya dibalik celana panjang kerjaku. Sekarang kuarahkan lidahku ke lehernya, selanjutnya turun kebelahan dadanya, isis semakin mendesah luar biasa dan reflek tangannya buka reluiting celanaku dan cari k0ntolku yang sdh menegang keras. Dikocaknya k0ntolku halus dan perlahan-lahan, rasa nikmat menyebar di semua badanku. Kubuka tali dasternya dan sekarang Ema cuma kenakan bra dan celana dalamnya saja..

    Dan jemari jari Ema mulai melepaskan bajuku, dan dgn mahir ia melepaskan celana panjangku, ku membuka bra yang tutupi payudaranya yang tetap terhitung kuat karena Ema belum memiliki anak, kujilati dan kuremas perlahan ke-2 bukit cantiknya tersebut..

    “Shh.. Rido.. Oh.. Rido.. Sayanng.. Enaak.. Ahh” desahannya membuat libidoku semakin meninggi dan meletus-ledak.

    “Ka.. Mu.. Sek.. Sang maaa.. Ssh..” ucapku terputus-putus karena gelegak birahi yang meletus-letup.

    Rasa penasaranku di saat saya masih duduk dibangku dibangku sekolah harus kutuntaskan, toh ia sekarang sdh ada yang punyai, pikirku. Saya tidak buang begitu banyak waktu, kulepaskan celana dalamnya yang warna putih dan kulepaskan jg celana dalamku, sampai k0ntolku sekarang berdiri tegang bebas dan siap ke arah lubang surgawi punya Ema..

    Kuarahkan mulutku keliang memeknya.. Lantas mulai kujilati memeknya yang sdh basah karena ia sdh alami birahi ygs angat tinggi, dan kadang-kadang kuhisap itilnya yang kemerahan.

    “Uff.. Rido.. Ka.. Mu apakan me.. Mek Emas.. Akh.. Bang W tidak per.. Nach kerjakan ini.. Ouh.. Ssh.. Arghh”

    Ema mulai meracau, mungkin suaminya karena dahulunya kerap jajan di luar karena itu jarang-jarang atau tidak memahami apa itu foreplay. Peluang.. bathinku..

    Jilatanku semakin mengganas dan Ema mengoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan tanda ia sdh lupa diri dan lupa segalanya jika sekarang statusnya ialah istri W.

    “Oohhhh.. Ridoo.. Ema.. Gak tahaan.. Memasukin doong.. Pleasee.. Aahhhh.. Masukkan kontolmu di.. Aahhhh..”

    Kusaksikan Ema sdh tidak sabar kembali untuk meraih orgasme dan buka memeknya lebar-lebar dgn memperlebar ke-2 kakinya.. Kuhujamkan k0ntolku ke memeknya yang sdh basah.. Lebih gampang untuk k0ntolku dan secara langsung masuk kedalam memeknya..

    “Oughhhh.. Arghhhh.. Ohh.. Kontol Rido sedap.. Ahh.. Coba da.. Ri du.. Lu dooo.. Ohh”

    Ema meracau tidak karuan, kugenjot k0ntolku masuk keluar lubang surgawinya dan makin lama semakin cepat dan cepat , hingga menimbulakn suara

    Itil V3
    “Plokk.. Plok..” di semua ruang..30menit berakhir kuhujamkan k0ntolku di dalam lubang surgawinya, mendadak.. Memeknya menjepit keras k0ntolku dan ia memmeluk kuat dan menggigit putingku.. Ternyata ia sesaat lagi akan orgasme.. Kupacu k0ntolku bisa lebih cepat dan badannya menggelepar-gelepar karena nikmat.

    “Ridoi.. Ema ke.. Lu.. Arr..”

    “Iya.. Sayang.. Saya jg.. Sebeenn.. Tar lagii” ucapku menderu..

    Karena k0ntolku jg sdh mengeras dan berdenyut siap memuntahkan laharnya..

    “Emas.. Ohh.. Saya.. Jg.. Ke.. Luarr..”.

    Badanku roboh didadanya, dgn badan berkeringat kuelus payudaranya dan kucium bibirnya..

    “Ema.. Barang kamu sedap..”..

    “Barang kamu jg do.. Ahh..” sahut Ema lemas tidak memiliki daya.

    Tanpa kami ketahui ada sepasang mata memantau dari barusan, bahkan bisa saja dari sejak awalnya, kulirik ruang samping yang cuma tertutup gorden, kusaksikan disebelahku Ema sdh tertidur nyenyak karena kecapekan, kuhampiri orang yang mengintipku semenjak barusan, rupanya ia ialah adik omku M yang bisu, tanpa satu helai benangpun kuhampiri ia, adik omku ini memiliki tubuh cukup gendut dan kulitnya cukup kecoklat-coklatan, ia cuma melihat k0ntolku yang sekarang sdh mulai kembali tegang. Kutunjuk dgn jemari mengarah k0ntolku dgn tujuan apa ia inginkan ini jg seeprti yang dilihatnya barusan.

    Kuraih tangannya untuk menggenggam k0ntolku, tangannya gemetaran karena saya tahu tentu ia tidak pernah disentuh lelaki apalagi disentuh, saya takut ada seseorang kembali yang tiba dan ada mata lain yang tangkap basah perlakuanku ini, karena itu selekasnya kubuka pakaiannya dan semua baju dalamnya, kusedot dan kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke saat memeknnya..

    “Uhh.. Mphh.. Shh” Mbak M mulai kenikmatan mungkin karena ia sdh horny dari barusan menyaksikan episodeku dgn Ema, kuhujamkan k0ntolku cukup keras kelubangnya yang masih virgin alias perawan, kututup mulutnya supaya tidak berteriak atau keluarkan suara keras, sampai menggugah Ema atau kedengar oleh yang lain.

    Kugenjot semakin cepat dan cepat , Mbak M kusuruh menungging dan tangannya berpegangan pada bibir tempat tidur, kugenjot k0ntolku masuk keluar, mendadak ia kembali lantas denga garangnya menggenggam k0ntolku untuk ditempatkannya ke memeknya dari depan lantas ajakku jatuh keranjangnya, kugenjot kembali ia dgn posisi normal seperti yang ia harapkan..

    “Mph.. Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh” karena bisu ia tidak bsia menjelaskan akan orgasme atau keluar, karena itu ia merengkuh kuat dan menggigit leherku lantas terkulai lemas dgn mata terpejam, saya harus orgasme jg denganya, pikirku..

    Tidak peduli ia sdh terkulai lemas dan pejamkan mata, kugenjot ia cepat dan k0ntolku mulai berdenyut cukup lama sekarang saya alami orgasme, karena setahuku, bila dalam permainan ke-2 lelaki akan memiliki ketahanan yang cukup lama. Napasku mulai membur dan sekalian kugenjot memek Mbak M yang sdh basah itu kucumbui bibirnya meskipun Mbak M tidak memberi respon atau tidak tahu bagaimanakah cara berciuman.

    “sshhhh.. Mbak.. Saya ingin munn.. Cratt.. Arghh” kutumpahkan spermaku di dalam lubang memeknya yang hangat..

    Ahh.. Sangat nikmat istirahatku siang hari ini.. Kukenakan bajuku dan kubangunkan Ema untuk mohon pamit, sekalian kubisikkan kepadanya.

    “Lain waktu kita bertemu di luar ya?” Ema cuma menjawab dgn anggukan dan senyum.

    Pada narasi sebelumnya saya sdh bercerita pengalaman bagaimana perselingkuhanku dgn Ema dan jg sekalian adik pamanku Mbak M, sesudah peristiwa itu saya dan Ema seringkali berjumpa di hotel dan mengulangi dan mereguk dahaga akan sex antara kami berdua, hingga kemudian satu tahun saya tidak berjumpa denganya kembali. Kudengar sekarang Ema sdh memiliki seorang anak dari pernikahannya dgn W.

    Narasi Dewasa Desahan Selingkuhan Genit

    Entahlah mengapa semenjak pagi hari ini saya terus pikirkan Ema, rasa kangen untuk bersetubuh kembali denganya demikian kuat dan menggebu, sampai pada akhirnya kuberanikan diri lagi untuk tiba ke tempat tinggalnya siang hari ini sela waktu kerjaku. Kuketuk pintu seringkali, seperti umumnya rumah itu kelihatan kosong dan sepi. Cukup lama saya menanti dari muka pintu hingga kemudian pintu terbuka dan yang membukanya ialah Lisna adik Ema, perlu jg saya katakan jika Omku MJ menikah dgn seorang wanita ynag sdh menjanda 2x yakni teteh I dan ia bawa dua orang anak yakni Ema dan Lisna dan ke-2 nya berbeda bapak.

    Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    “Eh Kak Rido, sdh lama tidak bertemu.. Masuk Kak,” sebut Lisna sambil buka pintu.

    Situasi rumah sama seperti dahulu saya tiba lenggang dan sepi.

    “Pada ke mana Lis?” ucapku basa-basi.

    “Mama menjaga warung, Papah kerja..” jawab Lisna,

    “Engg.. Kalau Kak Ema?” tanyaku kembali cepat.

    “Kak Ema sdh tidak tinggal di sini, ia kontrak dgn Om W di kota T,” sambungnya.

    Ada rasa sedih dihatiku karena semua keinginan dan pikiran kotorku semenjak pagi hari ini tidak kesampaian. Lisna ialah gadis yang mulai dewasa, badannya ramping dan cukup kecil. Tp kulitnya betul-betul putih mulus dan bibirnya merah mengembang yang membuat lelaki mana saja akan gaungs menyaksikannya. Waktu itu Lisna cuma kenakan kaos you can see/kaos tanpa lengan dan celana pendek olahraga yang benar-benar pendek dan kurang. Sebelumnya sempat saya menelan ludah menyaksikan pahanya yang mulus dan melawan itu, tp saya berusahan sedapat mungkin meredam pergolakan gairah yang semenjak pagi hari ini demikian menggebu.

    “Lisna masih sekolah ya?” tanyaku untuk hilangkan kebimbangan.

    “Ihh.. Sedap saja, karena itu Kak Rido seringkali bermain donk kesini, saat ini Lisna sdh kerja tauu..” katanya dgn style manja.

    “Oh iya? Wah nona Lisna yang elok ini sdh besar ternyata ya?” lanjutku.

    Kusaksikan Lisna tersipu malu, kelihatan dari muka putihnya yang merona merah. Entahlah keberanian darimanakah, mendadak kata-kata ini melaju dari mulutku,

    “Lisna.. Saat ini kamu benar-benar elok dan seksi dech..” ucapku sekalian menelan ludah.

    “Ihh.. Kak Rido gombal ah..” balasnya sambil ketawa gurih dan mencubit pahaku.

    “Ehh… Berani nyubit Kak Rido ya? Sakit tahu..” jawabku sekalian berpura-pura memperlihatkan rona muka kesakitan.

    Kukejar ia yang coba menghindari dan berlari kecil dariku. Mendadak Lisna jatuh di karpet ruangan tamu karena terganjal tepian sofa, aku juga tidak kehilangan akal, ku ikuti ia dan turut juga berpura-pura jatuh dan menindih badannya yang terlentang di karpet ruangan tamu. Badanku mendekat dgn badannya, dadanya yang tidak terlampau besar tp seksi itu turun naik seolah meredam pergolakan, untuk gadis remaja yang beranjak dewasa tersebut.

    Kupandangi mata dan bibirnya yang merakah itu, spontan saja kubelai halus rambut dan keningnya, tidak ada pergerakan penampikan darinya.. Bahkan juga saat kucium bibirnya dan melumatnya dgn penuh bergairah.. Lisna tidak menampik, bahkan juga layani pagutan demipagutan bibirku. Lidah kami slaing mnejelajah dan napas kami berdua mulai tidak teratur, dan kedengar menderu terpicu birahi. Tanganku bergerilya dibalik kaosnya, dgn mahir kubuka ikatan tali bra kepunyaannya yang tutupi ke-2 buah dadanya.

    Berasa denyut jantung Lisna berdegap keras, mungkin ia tidak pernah dibutuhkan semacam ini oleh lelaki atau kekasih-pacarnya dahulu. Kuangkat kaosnya beberapa keatas, sampai sekarang buah dadanya kelihatan terang dipelupuk mataku, sekalian terus kupagut bibirnya, kuremas halus payudaranya dari bawah sampai pucuk putingnya. Lisna menggeliat luar biasa dan memulai mendesah luar biasa sekalian pejamkan matanya..

    “Ahh.. Kak.. Dooo.. Ouhh” desahnya membuat libidoku semakin meninggi.

    Lantas lidahku turun kelehernya.. Kebelahan dadanya.. Dan pada akhirnya kujilati dan kusedot teteknya yang mulai mengeras.

    “Arghh.. Kakk.. Ughh.. Mphh..” Lisna mendesah penuh nimat, sekalian terus kujilat dan kusedot putingnya, kubuka celana pendeknya, sampai Lisna cuma kenakan celana dalamnya saja yang warna biru.

    Kuraba permukaan memeknya yang masih tetutup CD, kuremas-remas perlahan dan kusodok-sodok dgn jemari jariku yang mahir menggeraygi mekynya.

    “Uhh.. Kak.. Riii.. Doooo.. Ahh.. Aduhh.. Kak.. Kok. Gi.. Ni sich ahh.. E.. Nakk.. Ohh..” Lisna sdh mulai meracau tidak dapat meredam nikmat yang menghinggapi sekujur badannya.

    Kubuka celana panjangku dan kutuntun tangannya untuk menggengam k0ntolku., kugerakkan tanganya supaya membuat pergerakan mengocak k0ntolku yang sdh demikian sangat tegang dan tidak sabar ingin raih kepuasan.

    Kulepaskan celana dalamnya, yang ketinggalan sekarang cuma mey-nya yang banyak bulu-bulu lembut di atasnya. Kuarah lidahku ke lubang kewanitaannya, Lisna terhenyak terkejut dan matanya terbeliak, karena sepanjang umur ia tidak pernah diberlakukan semacam ini kepadanya.

    “Kakk.., Uhh.. Ge.. Lii.. Ahh.. Kak.. Rido.. Mphh.. Geli.. Uohh.. Sedap.. Me.. Mek Lisna.. Ahh..” racau Lisna tidak karuan, memeknya mulai basah tanda birahinya sdh benar-benar mencapai puncak.

    Kuarahkan k0ntolku keliang memeknya, sempit dan ketahan suatu hal.sebuah hal..

    “Kakk.. Arghh.. Sa.. Kiit.. Lisna.. Takut Kak..” katanya terputus-putus di antara sakit dan nimat.

    “Takut apa Lis?” ucapku masih dgn napas menderu.

    “Lisna takut hamil kakak..” katanya kembali.

    “Jika cuma kadang-kadang tidak akan hamil Lis..” rayuku karena gairahku sdh demikian melonjak, diotakku cuma berbicara jika ini hari saya harus mereguk kepuasan dari gadis ramping dan mulus ini.

    “Ja.. Ngan di sini Kak.. Lisna takut.. Yang.. Ti ada orang..” napasnya tetap tidak teratur.

    “Jadi Lisna ingin kita ke hotel? Emangnya Lisna tidak kerja?” lanjutku.

    Lisna geleng-geleng,

    “Lisna kembali off Kak..” karena ia bekerja sebagai SPG dalam suatu mall karena itu liburannya malah di saat hari kerja.

    Kupacu motorku kedaerah menteng, dan kucari hotel yang bertingkat sedang, tidak terlampau eksklusif tp cukup buat berdua selesaikan keinginan, dalam hati saya ketawa, edan.. Dahulu hotel ini kupakai bersama Ema, sekarang dgn Lisna adiknya walaupun mereka berasal dari 2 bapak yang berlainan. Kuparkir motorku dan segera ke arah penerima tamu, cukup tergesa memang, karena gairahku yang sebelumnya sempat melonjak barusan jadi terlambat.

    Narasi Dewasa Desahan Selingkuhan Genit

    Sesampainya dikamar hotel kulumat rakus bibirnya dan smabil dgn posisi berdiri kami tanggalkan semua baju yang menempel ditubuh kami. Seperti 2 orang yang benar-benar haus dan lapar akan sex, kami berdua sama-sama bercumbu dan bergulir diranjang hotel yang empuk, sekarang Lisna betul-betul menumpahkan gairahnya karena sdh tidak ada rasa cemas di didrinya akna ada orang yang menyaksikan. Kujilati tetenya yang mengeras dan kusedot putingnya membuat Lisna mendesah dan meracau sejadi-jadinya.

    “Kakaak Rii.. doo ahh.. Teruuss.. Terussiin kaka.. Auhh.. Lisnaa enakk nihh..” Lisna melihatkan kepalanya ke kanan dan ke kiri betul-betul kerepotan akan sex dan kepuasan yang baru direguknya.

    Kujilati memeknya yang basah oleh cairan, kujelajahi lubang surgawinya dgn lidahku dan kadang-kadang mengisap dan menggigit kecil klitorisnya, badannya menggelepar.. Tanganya meremas rambutku dan Lisna menggigit bibirnya karena sangat enaknya. 10 menit berakhir dan jilatanku pada memeknya semakin liar dan semakin menjadi. Mendadak badannya melafalkanng, tangannya mencengkeram rambutku demikian kuat, 1/2 histeris Lisnah berteriak dan mendesis..

    “Ahh.. Kaa.. Imaahh.. Ke.. Luarr.. Ahh..”

    Lantas satu menit selanjutnya badannya lesu dan terkulai lemas diranjang. Kubiarkan Lisna menusukti orgasmenya.. Kujilati tetenya dan kadang-kadang kuciumi bibirnya, hingga kemudian libidonya bangkit kembali. Kuarahkan k0ntolku kemulutnya, Lisna sebelumnya sempat menggelemg tidak ingin melakukan.

    “Lisna belum.. Sebelumnya pernah Kak..” katanya perlahan.

    Saya tersenyum dan berbicara,

    “Perlahan-lahan Lis.. Kak Rido ajari..”

    Pertama Lisna mengoral k0ntolku berasa giginya berkenaan tangkai k0ntolku dan membuat nyeri, tp 5 menit selanjutnya ia sdh mahir dan betul-betul pintar mengocak k0ntolku dimulutnya.. K0ntolku semakin mengeras dan Lisna semakin suka dan semakin cepat mengocak k0ntolku di dalam mulutnya, saya mengeluh penuh nikmat..

    “Arghhhh.. Lisna.. Ohh.. Ka.. Mu pintarr.. Sayaang.. Ohh.. Iya teruss.. Enaak..” racauku.

    Kukeluarkan k0ntolku dari mulutnya, lantas kuarahkan pada memek yang sdh licin sesudah orgasmenya yang pertama barusan, sekarang k0ntolku 1/2 masuk ke dalam memeknya..

    “Ouh.. Maasih.. Sa.. Kit Kak..”. sebut Lisna denga muka meringis..

    Kutarik keluar perlahan-lahan.. Lantas kuhujamkan kembali halus, lama-lama k0ntolku semakin tenggelam di dalam lubang memeknya yang sempit.. Dan saat kurasa tinggal sedikit kembali kutekan cukup keras..

    “Ahh.. Kakk.. Lisna 1/2 menjerit”

    Karena terkejut saat semua k0ntolku ambles di dalam lubangnya. Kumaju undurkan bokongku, dan kedengar suara decakan dari lubang surgawinya, kugoyang sedikit k0ntolku hingga membuat memek Lisna berdenyut.

    “Ahh.. Kakakk.. Enaak.. Kak.. Benerr.. Dehh.. Uhh.. Teruss.. Lisna.. Inginn.. Ini.. Teruss.. Ahh,” racau Lisna kembali.

    Kugenjot semakin cepat.. cepat dan Cepat..

    “Lisnah.. Ohh.. Memekmu sempit Lis.. Uhh.. Nikmatt” desahku ke lebih enak..

    “Kak Rido.. Ihh.. Kok ginii sichh.. Enakk bangett.. Ahh.. Lisnaa tidak tahaan nih.. Kakk..” Lisna mendesah luar biasa. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah

    Pacuan k0ntolku di lubang memeknya semakin mengganas dan kurasakan k0ntolku mulai berdenyut siap memuntahkan sprema. Badan Lisna tergetar dan melafalkanng luar biasa..

    “Kakk.. Ahh.. Teruss.. Dikiit kembali.. Lisnaa ingin.. Keluarr lagii.. Ouhh,” desah Lisna panjang menemani orgasmenya.

    Aku juga ingin selesaikan permainanku dan capai orgasme.. Saya menggeram luar biasa dan napasku semakin menderu..

    “Saya.. Ju.. Gak.. Ma.. Uu.. Keluarr Liss.. Arhh”

    Badanku terkulai lemas di atas tubunya, kami bersimbah peluh dan sama-sama tersenyum penuh nikmat. Kamipun melakukan kembali dan betul-betul memberikan kepuasan dahaga sex kami berdua sampai siang ganti malam.

  • Cerita Sex Ngentot Bercinta Setiap Hari Dengan Atasan

    Cerita Sex Ngentot Bercinta Setiap Hari Dengan Atasan


    3525 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Ngentot Bercinta Tiap Hari Sama Atasan Elok – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saya ialah pria yang masih singgel tetapi bukan sigle parent. Saya bekerja satu ruangan dgn seorang gadis elok (anak Boss). Ia atasan saya , orangnya elok seksi dan montok memikat. Ia kerap membuat penis saya terus naik enyut-enyutan. Tidak bingung ia punyai hobi kerap ngesex. Saya punyai hobi yang sama. Tetapi tidak sama semaniak ia.
    Hampir tiap hari ia ngesex dgn lelaki yang dicintainya, bahkan juga saya kerap dibawa bercinta dengannya. Selain saya suka dan nikmati bodinya yang aduhai itu, saya tidak berani menampik perintahnya.. dasarnya ” Asal Ibu Suka (AIS). Dan saya dijanjikannya naik pangkat dan sudah pasti gajii naik plus bonuus bodinya yang montok tersebut.

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Bercinta Tiap Hari Sama Atasan Elok
    narasi dewasa


    Ia orangnya elok seksi walaupun umurnya jauh di atas saya. Karena ia selalu sukai gunakan rok ‘superr’ mini tipis warna putih terbuka terkadang kelihatan bayang-bayang bulu-bulu Vaginanya. Karena itu saya tahu bila ia setiap hari tidak sebelumnya pernah gunakan celana dalam. Yang saya bingung ama ia,
    Saat ia berada di luar ruangan kerja ia selalu gunakan rok biasa bahkan juga sebelumnya pernah gunakan celana. Tetapi cocok ada di ruangan kerja kita ia selalu gunakan rok ‘super’ mini itu . Maka bila ada suatu hal yang ia perlukan ia selalu minta bantuan saya yang mengurus. Meja kerjanya yang ada di depan saya , menjadi saya dapat menyaksikan apa yang ditanganinya.

    Setiap detik ia selalu memancing birahi saya. Ia kerap berpura-pura saksikan situasi di luar jendela, walau sebenarnya ia ingin memeperlihatkan kemontokan bokongnya yang super montok tersebut. Lantas ia berpura-pura menyaksikan kerja hasil saya sekalian dekat-dekat terus ia tundukkan kepalanya..

    lantas yah jelaslah payudaranya yang bergantung bebas tanpa rintangan dari kutang. Digeol-geolkan dan hentakan nikmat tubuhnya, karena itu bergoyang-goyang juga payudara itu kiri-kanan-kiri kembali..
    Tetapi yang paling kronis, ia berpura-pura jatuhkan buku di lantai, terus ia jongkok membelakangi saya. Cocok ia nunduk, roknya terkuak keatas menjadi kelihatanlah bokongnya yang montok putih dan warna Vaginanya yang putih kemerahan dgn bulu yang terlihat melawan untuk disentuh.

    Cocok ia sudah mengambil itu bolpoint, eh.. dijatuhin kembali terus nungging kembali.. lagi…. Ia goyangin itu bokongnya mundur-maju, bawah-atas..lantas ia renggangkan kakinya hingga Vaginanya yang sedap itu mengembang seperti bunga ‘mawar’ dan demikian selanjutnya. Sampai saya tidak tahan akan sikapnya tersebut. Langsung saja saya deketin ia terus saya obok-obok ‘anu-nya’.. Dan rupanya.. apa yang terjadi.. ohh..
    Ia nikmati sentuhan sentuhan ku. Sekarang ini saya bekerja dgn lidah saya. Saya jilat sedikit kacangnya dan di “suck” supaya basah. Tidak samapai dua menit sudah terlihat ada cairan bening di Vaginanya. Karena penis saya sudah tidak tahan, lantas saya masukkan penis saya ke Vaginanya. Ia mendesis – meronta – mengeluh nikmat(3M) demikian pula saya. Hangat dan lembab. Lantas saya mula goyang kanan kiri, mundur-maju dan terkadang saya putar. Ia benar-benar luar biasa, sesudah saya cukup pasif dalam pergerakan saya karena sudah nyaris nyampe. Ia dgn gagah menggoyang bodinya maju-maju-mundur, kanan-kiri-kiri dan berputar-putar dgn garangs.
    Sementara saya semakin berat metahan orgasme saya yang nyaris mencapai puncak , pada akhirnya..
    “Bu bisa keluarin di dalamnya..?”kata ku.
    “Bisa sayang, memang sudah ingin keluar.. ya?”ucapnya sekalian terus memacu bokongnya mundur-maju.
    “Iya, bu”kata ku.
    “Kita sama ya, hmmmm..ochhhh..”.
    Dgn tersisa tenaga saya goyang kembali sampai saya berasa sedap benar karena orgasme saya sudah sampai deket pintu helm …………………..
    Lantas saya dekap ia dari belakang sekalian saya remes dadanya. Dan crott.. crott.. crott. crott, air mani saya muncrat di dalam lubang Vaginanya. Dan diapun mendesah ohh yes dan lantas mencekram bangku dgn kuat dan tubuhnya tergetar dan menegang.. Ternyata ia klimaks . Dgn penis dan Vagina tetap berpadu saya tetep dekap ia dari belakang.
    Bacaan Seks Ngentot Bercinta Tiap Hari Sama Atasan Elok
    Ia tersenyum senang lantas melumat bibir ku. Ia katakan penis ku sedap sekali sich. Ia rindu ucapnya bila tidak dicoblos-coblos penis ku barang satu hari. Tidak lama saya dekap pinggangnya kuat- kuat dari belakang sekalian ngerintih akhh.. akhhgg dan lantas pada dinding Vaginanya kubikin berasa hangat karena semburan sperma saya barusan. Tidak ke tulungan nikmatnya ucapnya, tetapi ia harus cepat-cepat ngrapiin pakaian dan nyuci Vaginanya. Habis gituan luemes sekali dan tidak dapat bekerja kembali. Setelah sekalian berdiri sich.
    Sedap lho ngesex di dalam kantor. Terlebih lagi bila lembur jangan disebut. Di atas meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau dalam mobilnya bisa juga, perasaan takut kedapatan itu ada selalu, tetapi kepuasannya lain daripada yang lain, dasarnya kesannya lain.
    Malamnya saya dibawa ke pub. Sesudah jam dua belas malam, saya mengajak ia pulang. Ia kutuntun ke mobil ku karena ia mulai mabok karena kebanyakan konsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya. Saya kebingungan kenapa ia tidak pulang ke tempat tinggalnya sendiri.. kenapa ke sini. kuantar sampai ke kamarnya di lantai 7, saya istirahat sesaat di atas sofanya.

    Ia bangun dan mendekati saya untuk berterima kasih dan selamat malam.. tetapi bodinya jatuh dalam dekapan saya hingga gairah saya untuk meng’anu’nya mulai bangun. kuciumi dari kening, mata, hidung sampai mulut sensualnya disongsongnya kecupan saya dgn permainan lidahnya yang telah professional.
    Lama kami berciuman dan saya mulai meremas teteknya yang cukup kenyal.. lantas kubuka resleting pakaiannya.. selanjutnya khususupkan tangan ku ke behanya untuk meremas teteknya kembali dan mainkan putingnya.. sekalian terus berciuman. Satu-satu bajunya jatuh ke lantai.. kutang.. Celana Dalam.. tetapi kami tetap berciuman. tangan ku tidak tinggal diam.. meremas di atas kadang-kadang mainkan puting dan meraba-raba dan mainkan pada bagian Vaginanya.. oi.. jembutnya yang memikat.. sedapnya..
    Vaginanya sudah banjir karena otot Vaginanya keluarkan cairan karena rangsangan dari saya.. tangannya mulai buka satu-satu baju ku sampai kami berdua full bugil. kusodok sikat jemari tengah ku ke Vaginanya..sshh.. oohh.. gung.. please.. sshh.. don’t setop..aahh.. terus jemari ku telunjuk ku mainkan itilnya yang mulai menegang.. sshh.. aahh.. dan ia mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa kuciumi kembali putingnya dan kusodok-sodok kembali Vaginanya dgn dua jemari..sshh.. aahh..oohh my goodd..sshh.. ia mulai mencari penis ku yang telah tegang semenjak barusan..
    dan memulai mengisap penis ku.. dimulai dari kepala.. sshh.. aahh.. buu.. aahh.. sshh.. perlahan-lahan tempat mulutnya masuk dan menyantap penis ku semua sshh..hhmm.. kutambah jemari ku satu kembali sampai tiga yang masuk ke Vaginanya sshh.. aachh.. tambah satu kembali sampai cuma jempol saja yang tetap di luar mainkan itilnya..sshh.. hhmm.. saya bebaskan penis ku dari mulutnya dan memulai kuarahkan ke bibir Vaginanya yang banjir.. perlahan-lahan tempat kudorong penis ku.. sshh.. oohh.. honey.. hhmm.. bibir bawahnya menggigit bibir atasnya.. kuangkat ke-2 pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang samping kiri sedang yang kanan kuangkat.. dan bless.. aahh.. sshh.. kuayunkan perlahan-lahan tempat..
    sshh.. oohh my god.. come on.. sshh..terus kuayunkan sampai kupercepat ayunan ku.. sshh.. buu.. saya ingin keluar buu..sshh.. keluarin di dalam saja sayang..ohh aahh.. ke-2 pahanya mulai dijepitkan pada pinggang ku sekalian terus menggoyahkan bokongnya sshh.. aahh..
    Mendadak ia menjerit histeris oohh..sshh.. sshh..sshh.. rupanya ia telah keluar.. saya terus memacu bokong ku makin cepat dan keras sampai mentok ke dasar Vaginanya sshh.. aahh.. dan aagghh.. croott.. crroott.. ccrrooott.. kutekan bokong ku sampai penis ku melekat dasar Vaginanya.. dan keluarlah peju ku ke lubang Vaginanya.. sshh.. bbrr.. saat paling akhir peju ku keluar.. aku juga lemas tapi tidak saya cabut tetapi menaikan kembali ke-2 pahanya sampai dgn terang saya saksikan bagaimana penis ku masuk ke Vaginanya yang di kelilingi oleh jembutnya yang memikat.. kubelai jembutnya sekalian kadang-kadang meraba-raba itilnya.
    Ssshh.. aahh.. saya mulai mengayunkan lagi penis ku.. agar cukup nyeri saya paksa..kapan kembali.. sshh.. aahh.. hhmm.. saya minta ia untuk posisi nungging dgn tidak melepas penis ku dalam Vaginanya.. penis ku berasa dipelintir oleh Vaginanya.. terus kugenjot kembali..sshh dan.. sshh.. ia menggerakkan bokongnya dan aachh.. lebih cepat honey..sshh.. ia telah keluar kembali. Saya masih asyik mengoyang bokong ku sekalian meremas teteknya yang dari barusan saya diamkan.. sshh.. hhmm..aahh.. dan creett.. creett.. aku juga menekan bokong ku dan menarik pinggulnya sampai penis ku mentok di dasar Vaginanya.. kami berdua sama lemas..
    Ia mengambil sebatang rokok.. dihidupkannya dan ia hirup itu rokok.. sama seperti saat ia mengisap penis saya.. kami duduk dan sama nikmati permainan itu sekalian ia merokok kami sama-sama mengobok-obok kemaluan masing-masing.. kuangkat bodinya ke arah tempat tidur.. kami tidak membenahi baju kami yang tetap berantakan di lantai ruangan tamu.. saya putar jam bekerja pas pu kul 5 masalahnya saya ingin pulang.. Ia mulai rapatkan matanya sekalian tangannya merang kul dan bodinya yang berkeringat mendekat ke bodi ku.. walaupun udara di rungan telah dingin tapi bodi kami tetap berkeringat karena permainan barusan.. Di kesempatan lain saya tiba ke tempat tinggalnya nganterin beberapa surat penting. Kebenaran siang itulah kembali sendiri.
    “Oh kamu sayang.. mari cepat masuk..ehhmm”ucapnya sekalian nutup pintu.
    “Iya bu, saya hanya ingin ngantar surat
    ini “kata ku.
    Terus saya berpamitan pulang.. tetapi..
    “Aduh koq cepat-cepat sangat sich.. ibu ingin minta bantuan kembali.. bisa khan..”ucapnya manja.
    Lantas, matanya merem terbuka sekalian lidahnya dikeluarkan, saya sudah tahu tentu ia ingin ngentot kembali nich. Dasarnya sudah tidak tahan dech. Langsung saya dibawa ia masuk dan duduk di teras. Saat itu ia gunakan pakaian kulot putih terbuka. Kelihatan payudaranya yang montok dgn putingnya yang menyembul dari kembali pakaiannya. Saya saksikan ia kembali ‘super’ gairah, lantas ia pancing saya untuk making love. Saya sich “asyik-asik” saja.
    Lantas kulot dan CD dilepaskan tahap demi tahap, lantas Vaginanya saya raba-raba, dan kelentitnya saya diplintir sampai ia terangsang sekali. Terus pakaian, celana dan CD saya diplorotin. Lantas kita duduk di lantai teras. Dalam sikap duduk rileks kaki ku selonjor, ia sedot-sedot penis ku sampai saya mendesah-desah dan penis ku jadi tegang dan keras. Ia kangkangi kakinya terus ia pegang penis ku yang sudah keras sekalian arahkan ke Vaginanya yang telah basah dan mengembang tersebut. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    Aduh nikmatnya terus ia naik terus turun sekalian digoyangkan-goyang terus dikocak lagi hingga kepuasan yang tidak terbatas. Rasanya ia menjadi lemas dan raih, tetapi ia berusaha tidak ingin udahan. Sepertinya teriak ketahan, mungkin ia ta kut terdengaran tetangga. Ia naik terus turun dan saya ngimbangi dari bawah, lagi hingga pada akhirnya saya dan ia dekapan erat-erat karena ia telah merasa nyaris klimaks, dan tidak lama ia juga menegang dan pada akhirnya sama pucuk dan keluar.
    Dasarnya nikmat sekali, dan tubuh saya berasa lemas tidak berkekuatan kepinginnya tidak ingin terlepas dari bodi nya. Tanpa gunakan celana dahulu ia pergi ke kamar mandi. Bokongnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri.. Terkadang ia tundukkan bodinya hingga tempatnya nungging ke saya.. hingga Vaginanya kelihatan mengembang.. ohh. Saya melotot saksikan kelakuannya demikian seronok. Ah saya cuek saja. Yang penting.. uueennaakk.. ooii..

  • Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Wanita Asia Idamanku

    Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Wanita Asia Idamanku


    1359 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Kenalkan nama saya Thomas, Saya seorang expat (bule) yang sudah lama ada di Jakarta, dan saya ingin menanyakan ke anda: Sudah pernahkah anda mempunyai fantasi seksual pada seorang perempun? Wanita itu bisa jadi siapa pun! Dapat menjadi guru anda di sekolah dahulu, dosen di kampus, rekan kerja, bos atau bawahan bahkan bisa saja pembantu di dalam rumah anda! Yang terang wanita itu tentu mempunyai suatu hal yang membuat napas anda sesak setiap mengingatnya.
    Well, saya punyai! dan yakin atau tidak, sy adalah lelaki yang untung antara juta-an lelaki yang lain, kenapa? Karena anda akan temukan jika semua mimpi dan fantasi seksual saya bisa menjadi realita.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    narasi ngentot


    Sejak dahulu saya memang menyenangi wanita Asia, mungkin salah satunya argumen kenapa saya ingin diberikan tugas oleh kantor saya di Jakarta, tempat yang semula saya tidak pernah mengetahui keberadaannya, tempat yang semula saya tidak mengetahui bakal ada wanita seperti Rani.
    Hmmh, Rani.. Ia memang tidak mempunyai buah dada sebesar Pamela Anderson, tp buah dadanya yang sedikit lebih besar dibanding kepalan tanganku selalu terpikir dalam blouse kerjanya tertutupi bra hitam pas di bawah leher panjang dan pundak cantik warna kuning langsat ciri khas wanita Asia.

    Rani memang tidak mempunyai bentuk badan seindah Cindy Crawford, tetp pinggangnya yang kecil selalu temani pinggul cantik bak apel dan hmm.. bokongnya yang ranum selalu terpikir! Tidak ketinggal kaki kecilnya yang panjang bak peragawati menyokong pahanya yang putih bersih tertutupi rok mininya yang seksi! Tidak akan habis keinginanku inginkan dianya! Terpikir selalu diriku di atas badannya yang ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukkan alat kejantananku di dalam kemaluannya! Memompanya dgn cepat! Serta lebih cepat! Dan..

    “Thomas?”
    “Oh.. Hi! Ran..” dgn gelagapan saya menjawab panggilan Rani yang entahlah sudah berapakah lama ada di hadapanku yang sedang melamun sekalian minum sendiri di Hard Rock Kafe ini. He he he, malunya saya!
    “Thomas, kamu kembali ngapain di sini?” Satu kali lagi ia menyapaku.
    “Ran! Tidak kira bertemu kamu di sini”, jawabku cepat tutupi terkejutku.
    Rani menjawab dgn senyum sekalian berbicara:
    “Saya sich memang kerap kesini! Senang dech dapat bertemu kamu, hihi.. kamu sendiri kan? Saya gabung kamu yah? yah?”

    Sempat sebelum saya menjawab, Rani sudah menarik kursi dan duduk di sampingku, dan saya berpikiran
    “Ya Tuhan begitu anehnya ini..” Lantas seterusnya kita berdua sudah asyik bicara ngalor-ngidul.
    Tidak kusangka Rani rupanya kuat minum. Perbincangan kami diwarnai oleh order baru yang selalu tiba menukar gelas cocktailnya yang mulai kosong
    Sementara fokusku untuk minum sudah luluh-lantak dihancurkan sepasang pundak cantik didampingi leher panjang di atas belahan dada putih punya Rani, si fantasi seksualku yang mendadak tiba mendekati! Rani malam ini lebih seksi dari umumnya tertutupi gaun sackdressnya yang warna merah berpijar. Dan kuberpikir ,
    “Oh Tuhan mimpi apa saya tadi malam?” Tidak berasa jam sudah memperlihatkan jam 3 pagi.
    Dari langkah Rani bicara dan raut wajahnya, kutahu bergelas-gelas cocktail yang Ia minum sudah memberi hasil sama sesuai yang diinginnya. Rani mabuk. Tidak ada sesuatu hal lain yang dapat kulakukan selainnya minta kunci mobilnya dan memaksakan untuk membawanya sampai di dalam rumah. Rani tidak menantang dan dgn pasrah masuk ke mobil di atas bangku penumpang depan.
    Kumulai memakai mobilnya sampai mendadak Rani berbicara,
    “Thom! Saya tidak dapat pulang kembali mabuk kaya beginih.. Ke rumah kamu saja yahh.. saya tidur rumah kamu dahulu bisa kan Thom?” Saya berpikiran
    “Terima kasih Tuhanku!”
    Setelah tiba di apartemenku, kubimbing ia ke kamar tidurku, Rani duduk langsung pada tempat tidur. Tersenyum saya sekalian melepas sepatunya, kuberpikir
    “Ya Tuhan begitu cantik dan sexynya sepasang kaki putih seperti kapas ini.. dan mmmppphhhh..” Mendadak kedengar bisikan-bisikan yang berbicara,
    Jangan Thomas! Ia mabuk! Kamu tidak bisa menggunakan peluang! Itu tidak gentleman!” Lantas,
    “Man! saksikan begitu sexynya bahu sang Rani, lehernya.. pahanya.. Ohh” Dan,
    “Thomas! Kamu bukanlah orang semacam itu!” Lantas,
    “Ingat Thomas! Kapan kembali kamu punyai peluang semacam ini, jangan bodoh!”
    “Apes!!” dalam hatiku.

    Ada seorang wanita elok dan seksi, idamanku, fantasy seksualku, duduk pada tempat tidurku dan saya justru kebingungan harus bagaimana.
    “Apes! Apes! Apes!” Saat saya sedang repot sendiri dgn pikiranku, mendadak,
    “Thomashh.. sini Thomas.. Hhh” rintih Rani.
    Dengan tidak berpikir 2x saya merapat seperti anak buah diundang majikan dan berbicara,
    “I.. Iya Ran.. Ada yang kamu ingin? Air putih mungkin?”
    “Saya ingin kamuhh, Thomas sayangggggg..” Rani menjawab.
    “Deg deg!” tidak dapat kutahan degup jantungku yang makin menderu-deru.
    Belum kuberpikir selanjutnya, kusaksikan jari-jari imut Rani sudah ada di ikat pinggangku bersama dgn tangan putih dengan bulu lembutnya.
    “Saya ingin kamu Thomas.. ” Satu kali lagi Rani buka bibirnya yang basah dan ranum memeras,
    “Iya Thomashh.. malam hari ini!” Rani melanjutkan desahannya.
    “Tp.. Ran..” belum kuhabis berkata, mendadak jari-jari imut barusan dgn perlahan-lahan buka ikat pinggangku dan dgn kontribusi lengan yang cantik dengan bulu lembut barusan menarik turun celana blue jeansku dgn gampang tanpa perlawanan dariku.
    “Ohh Rani.. Saya tidak tahu ini betul dilaksanakan atau..” jawabku.
    “Ssstttt.. Saya selalu ingin ketahui bagaimana rasanya dgn orang putih sepertimu Thomas.. ” Rani menggunting, dan memulai menarik turun celana dalamku.
    “Hmmh, memang Punyanya bule sepertimu lebih besar dibanding ke orang kita.” Rani dgn genit melihati alat kemaluanku yang memang mulai mengeras.
    “Ran..” Saya yang merasa harus menjelaskan suatu hal.sebuah hal. dipotong Kembali olehnya sekalian berbicara,
    “Kamu harus tahu kedahsyatan cewek Indonesia Thommmmm.. mmhh,” sekalian berbicara begitu Rani dekatkan muka cantiknya ke jantananku dan sekalian mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik.
    Bacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    Rani mulai mengecupnya,
    “Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yang merah ranum mulai menelusuri kepala kejantananku yang mulai mengeras dan terus mengeras.
    “Saya tidak pernah dgn barang segede begini.. hihi,” godanya genit dan ini kali menjulurkan lidahnya ke tangkai kemaluanku dari bawah kembali lagi ke atas sentuh kepala kejantananku kembali.
    “Mmmhh,” godanya kembali.
    “Shh.. hh,” saya hanya dapat mendesis, tidak terpikir begitu terangsangnya saya oleh peristiwa ini! Dan,
    “Emmhh,” Rani masukkan 1/2 alat kejantananku di dalam mulutnya yang imut, dan kepalanya mulai bergerak turun naik secara perlahan-lahan.
    “Ughhooghh.. Rani! yeah!” Saya mendesah meredam rasa nikmat dari mulut Rani yang basah dan hangat.
    Rani sesaat menarik keluar kejantananku dari mulutnya dan berbicara,
    “mmmpphhh.. Sedap tidak sayang?” Lantas melumat lagi dan mengisap kejantananku ini kali dgn irama yang bisa lebih cepat, “mmmppphhhh.. mm..mm..”
    “Arrgghh!! Rani! Oh Rani..” Saya mulai mengeluh cukup keras karena rasakan lidah lembut Rani bergerak dalam mulutnya yang hangat sementara kepala Rani terus bergerak turun naik semakin bertambah cepat.
    “Ouuggghhhhhhh!!” Ini kali saya tidak bisa meredam keinginan yang melimpah-luap dalam diriku.
    Kutarik turun gaun sackdress yang digunakannya hingga kelihatan punggung putih mulus dengan bulu lembut sedikit tertutup oleh rambutnya yang panjang dan hitam lebat. Rani tidak menggunakan bra. Selanjutnya kuteruskan kembali menarik turun sampai kelihatan celana dalam putih tipis berenda yang membalut bokong putih kemerah-merahan yang ranum.
    Lantas kujulurkan tanganku yang panjang coba raih lubang kewanitaan yang terselinap di bawah bokong ranum putih kepunyaannya. Dan terjamah olehku daging lembut sedikit dengan bulu yang sudah basah oleh cairan lubrikasi pertanda siap untuk bercinta!
    “Ohh Rani.. hh kamu telah basah,” ku berbicara terbata-bata.
    “Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Rani dgn hisapan yang bisa lebih cepat dan liar berasa cepat melumat semua tangkai kejantananku.
    “Ghhaahh.. Rani!!” Saya mengeluh lagi dan memulai menggerakkan jari-jariku pada bagian apa dari lubang kemaluannya yang dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampai sentuh klitorisnya.
    “mmmmppphhhh!” Ini kali berasa reaksi Rani karena Dia mengeluh keras sekalian membalasnya dgn percepat hisapan dan lumatannya ke tangkai kejantananku.
    “mmmmpphhhhh!! hmm,” saya tidak ingin kalah dan membalasnya lagi dgn getarkan dengan cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
    “Ouuuhhhhh.. ohhoohh,” tidak kuat Rani keluarkan kejantananku dari dalam mulutnya, mendesah dan memulai memegang tangkai kejantananku dan mengocak cepat turun naik.
    “Uhh.. mmmpphhhh.. ooohhh.. yeahh!!” Berdua kami mengeluh, mendesah, nikmati sentuhan masing-masing hingga kemudian Rani mendadak dekatkan wajahnya kepadaku.
    Rani mulai menciumi dan melumat bibirku dgn bibirnya yang merah basah. Kubalas kecupannya sekalian kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yang terurai ada di belakang.
    “mmmppphhhhh..” Sekalian berciuman, Rani melebarkan ke-2 kaki mulus tingkatannya dan naik keatas ku.
    “Saat ini Thomaasss.. hh.. hh.. ambil saya sekaranghh..” Rani berbicara dgn napas mengincar sekalian melihat rekat mukaku dgn wajah cantiknya.
    Dgn penuh gairah kutarik turun celana dalamnya dan kupegang tangkai kejantananku dgn tangan kanan, jg selangkangan Rani dgn tangan kiri. Lantas mulai masukkan dgn perlahan-lahan kepala kejantananku di dalam lubang kemaluannya yang merah berpijar basah banyak rambut-rambut hitam lembut cantik di atasnya.
    “Hoohh.. sshh,” Rani mendangak ke atas sekalian pejamkan matanya dan mendesis rasakan kepuasan penetratif kepala kejantananku di lubang memeknya yang lantas lusuhbut dgn masukkan tangkai kejantananku lebih dalam . “Zlleeebbbb!”
    “Uhh.. yeah!! Thomashh!”
    “Ohh Raniiiiii..” sekalian kuangkat tubuh Rani sedikit dan kulepas kembali hingga turun naik di atas tubuhku.
    “Ouurgghh.. ahh..” Ini kali Rani mengeluh makin keras dgn raut muka sedikit meringis sekalian berbicara kembali, “Terus Thomashh.. gerakin kembali bisa lebih cepat shh.. mmmpppphhhh.. yeahh..”
    Itil V3
    Terang-terangan tidak gampang buatku untuk bergerak cepat memompa Rani turun naik dalam capitan kewanitaannya yang sempit dan hangat seakan ingin mengisap semua kejantananku masuk ke.
    “Ohh.. mm.. mmmppphhhh.. shh.. yeahh..” Rani tanpa berhenti-hentinya mendesah, mengeluh dan menggeram mesra bersamaan kunaikkannya kecepatan badannya yang mulai basah berkeringat turun naik di atasku sekalian kubenamkan terus lebih dalam kejantananku ke lubang kemaluannya yang makin hangat berasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.
    “Ohh Rani.. ohh kamu sukai sayanghh?” Saya menanyakan di antara rintihan, buruan napas dan erangan kita berdua.
    “Hhh.. Cepat kembali sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Rani makin semangat dan memulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dgn pergerakan erotis kekiri dan kekanan yang membuat lubang kemaluannya makin sempit hangat membara, mengisap dan memuntahkan kuat kejantananku masuk keluar makin cepat dan keras.
    “Arrgghhhhh!! Yeaaaahhhhh!” Marahku sekalian membalasnya dgn memacukan bokongku ke atas untuk menolong kejantananku menusuk dan menyerang lebih dalam .
    “Mppphhhhhh.. oohh. oooohhh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” Jerit Rani menyongsong pacuan luar biasa yang kuberikan padanya tiada henti hingga kelihatan muka elok Rani pejamkan ke-2 matanya lantas meringis luar biasa sekalian menggigit bibir bawah yang merah basah.
    “Mmmhh!!” dan buka mulutnya kembali
    “Uuucccccchhhhhhhh!!” Berasa semua badannya menggeliat, tergetar luar biasa ke arah pucuk kepuasan dan orgasme berkali-kali yang kuberikan padanya tanpa ampun. Simak juga: Bacaan Seks Terkini 2023 Konsumen Servis Restoran Stik
    Berasa sakit pegangan jari-jemarinya yang imut sedikit mencakar dan menggengam keras di ke-2 bahuku di ikuti dgn semua badannya menegang dgn saat itu juga. Pada akhirnya,
    “Serr!” Berasa cairan hangat mengguyuri tangkai kejantananku yang sedang memompa keras dalam lubang kemaluannya. Yah! Pucuk orgasme. Rani sudah meraihnya.
    “Uuuccchhhhh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” tersengal-sengal napas Rani mengincar.
    Semua badannya yang putih cantik sudah habis basah kuyup oleh keringatnya, tidak ketinggal rambutnya yang jg tidak kalah basah. Berasa tegang badannya menyusut. Genggamannya melemas, dan badannya jatuh kurang kuat lesu di atas badanku yang jg sudah basah kuyup diguyur keringat.
    “Oooooohh..hh..hh.. mmmppphhhhhh kamu memang luar biasa Thomas.. saya tidak pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Papar Rani.
    Saya anggap tidak perlu saya katakan kembali apa yang terjadi selanjutnya, karena narasi ini bukanlah berkenaan diriku, tetapi berkenaan fantasi seksualku, di mana saya mengharap andapun akan alami hal yang sama dgn fantasi seksual anda.

  • Cerita Sex Dewasa Kiki Berhubungan DenganKu Wanita Haus Sex Pemuas Gairah

    Cerita Sex Dewasa Kiki Berhubungan DenganKu Wanita Haus Sex Pemuas Gairah


    2448 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Baru saja ini saya berjumpa lagi Kiki (bukan nama sebetulnya). Dia sekarang telah berkelseja dan uarga k menikah ada di Palembang. Untuk sesuatu masalah keluarga, dia bersama anaknya yang tetap berumur lima tahun pulang ke Yogya tanpa dibarengi suaminya.
    Kiki masih sama dengan dahulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah mengembang, rambutnya yang lebat tumbuh terbangun selalu di atas pundak. Walau rambutnya cukup kemerahan tetapi karena kulitnya yang putih bersih, sering kali menarik dilihat, apalagi jika ada dalam dekapan dan dielus-elus.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah
    narasi sex 2023


    Pertemuan di Yogya ini mengingati kejadian sepuluh tahun kemarin saat dia masih kuliah dalam suatu perguruan tinggi terkenal di Yogya. Sepanjang kuliah, dia ada di rumah bude, kakak ibunya yang kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude cukup jauh dan saat itu kami jarang-jarang bertemu Kiki.
    Saya mengenalinya semenjak kanak-kanak. Dia memang gadis yang gesit, terbuka dan termasuk berotak encer. Satu tahun sesudah saya menikah, istriku melahirkan anak kami yang pertama. Jalinan kami rukun dan sama-sama menyukai. Kami ada di rumah sendiri, cukup di luar kota.

    Saat melahirkan, istriku alami pendarahan luar biasa dan harus dirawat di dalam rumah sakit semakin lama daripada anak kami. Benar-benar ribet harus menjaga bayi di dalam rumah. Karenanya, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Kiki) dan Kiki dengan suka-rela bergiliran menolong kewalahan kami. Semua berakhir selamat sampai istriku dibolehkan pulang dan secara langsung dapat menjaga dan menyusui anak kami.

    Beberapa hari selanjutnya, Kiki sering tiba melihat anak kami yang ucapnya elok dan lucu. Bahkan juga, bingung mengapa, bayi kami benar-benar rekat dengan Kiki. Jika sedang rewel, menangis, meronta-ronta jika digendong Kiki jadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Kiki. Sehabis pulang kuliah, jika ada waktu, Kiki selalu singgah dan menolong istriku menjaga sang kecil.

    Semakin lama Kiki kerap ada di rumah kami. Istriku benar-benar suka atas kontribusi Kiki. Nampaknya Kiki ikhlas dan tulus menolong kami. Apalagi saya harus kerja segenap hari dan kerap pulang malam. Semakin bertambah besar, bayi kami menyusut nakalnya. Kiki mulai tidak banyak mampirke rumah. Istriku makin sehat dan dapat mengurusi semua kepentingannya. Tetapi sesuatu malam saat saya asyik menuntaskan tugas di dalam kantor, Kiki mendadak ada.
    “Ada apakah Ki, malam-malam ini.”
    “Mas Heri, tinggal sendiri di dalam kantor?”
    “Ya, Darimanakah kamu?”
    “Menyengaja kesini.”
    Kiki merapat ke arahku. Berdiri dari sisi bangku kerja. Kiki kelihatan kenakan rok dan T-shirt warna kegemarannya, pink. Tercium olehku berbau minyak wangi ciri khas remaja.
    “Ada apakah, Kiki?”
    “Mas… saya ingin seperti Mbak Tari.”
    “Ingin? Ingin apanya?” Kiki tidak menjawab tapi justru mengambil langkah kakinya yang putih mulus sampai berdiri sama persis di depanku.
    Dalam waktu cepat dia telah duduk di pangkuanku.
    “Kiki, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menantiku usai berbicara, Kiki telah menyikatkan bibirnya di bibirku dan mengisapnya kuat-kuat.
    Bibir yang sejauh ini cuma dapat kupandangi dan pikirkan, sekarang betul-betul landing keras. Kulumanya penuh gairah dan napas lembutnya menyodok. Lidahnya dimainkan cepat dan menari gesit dalam rongga mulutku. Dia cari lidahku dan mengisapnya kuat-kuat. Saya berusaha melepasnya tetapi sandaran bangku merintangi. Lebih dari itu, terang-terangan ada rasa nikmat sesudah beberapa bulan tidak melakukan hubungan intim dengan istriku. Kiki renggangkan pagutannya dan ucapnya,

    “Mas, saya selalu suka Mas. Saya sukai terkait dengan lelaki, bahkan juga sejumlah dosen sudah kuajak beginian.
    Tidak bercumbu sekian hari saja rasanya tubuh panas dingin. Saya tidak pernah temukan lelaki yang cocok.”
    Kuangkat badan Kiki dan kududukkan di kertas yang tetap berantakan di meja kerja. Saya bangun dari duduk dan mengambil langkah ke pintu ruangan kerjaku. Saya mengamankan dan tutup kelambu ruang.
    “Ki.. Kuakui, aku juga kelaparan. Telah 4 bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
    “Menjadikan saya Mbak Tari, Mas. Mari,” kata Kiki sekalian turun dari meja dan menyambut langkahku.
    Dia merengkuhku kuat-kuat hingga dadanya yang empuk seutuhnya melekat di dadaku. Berasa juga k0ntolku yang sudah mengeras bertabrakan dengan perut bawah pusarnya yang halus. Kiki rapatkan juga perutnya ke kemaluanku yang tetap terbungkus celana tebal. Kiki menyikat lagi leherku dengan kuluman bibirnnya yang mengembang bak bibir aktris populer. Saluran listrik seolah menyebar ke semua badan. Saya sebelumnya sangsi menyongsong keliaran Kiki. Tetapi saat kepuasan mendadak menyebar ke semua badan, jadi berlebihan semata melepaskan peluangini.
    “Kamu sangat bernafsu, Kiki..” bisikku lirih di telinganya.
    “Hmmm… iya… Sayang..” balasnya lirih sambil mendesah.
    “Saya sebetulnya inginkan Mas semenjak lama… ukh…” serunya sambil menelan ludahnya.
    “Mari, Mas… lanjutkan..”
    “Ya Sayang. Apa yang kamu harapkan dari Mas?”
    “Semua,” kata Kiki sambil tangannya menelusuri dan mengelus tangkai kemaluanku.
    Bibirnya terus sapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan-lahan kusingkap T-Shirt yang dikenainya. Kutarik perlahan-lahan ke atas dan langsung tangan Kiki sudah diangkat pertanda minta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Ke-2 jariku langsung merengkuhnya kuat-kuat sampai tubuh Kiki rekat ke dadaku.
    Ke-2 bukitnya melekat lagi, berasa hangat dan halus. Jariku cari kancing BH yang berada di punggungnya. Kulepas perlahan-lahan, talinya, kuturunkan lewat tangannya. BH itu pada akhirnya jatuh ke lantai dan sekarang ujung payudaranya melekat rekat ke arahku. Saya merosot perlahan-lahan ke dadanya dan kujilati penuh nafsu. Permukaan dan pinggir putingnya berasa sedikit asin oleh keringat Kiki, tetapi menambahkan nikmat wewangian gadis muda.
    Tangan Kiki menyeka-usap rambutku dan membawa kepalaku supaya mulutku selekasnya mengisap putingnya.
    “Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt…” bisiknya.
    Saya penuhi permohonannya dan Kiki tidak dapat meredam ke-2 kakinya. Dia seolah lemas dan jatuhkan tubuh ke lantai berkarpet tebal. Ruangan ber-AC itu berasa semakin hangat.
    “Mas lepas…” ucapnya sekalian terlentang di lantai.
    Bacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah
    Kiki minta saya melepaskan baju. Kiki sendiri juga melepaskan rok dan celana dalamnya. Aku juga melakukan perbuatan begitu tetapi tetap kusisakan celana dalam. Kiki menyaksikan dengan pandangan mata sayu seperti tidak sabar menanti. Selekasnya saya mengejarnya, berbaring di lantai. Kudekap badannya dari samping sambil kugosokkan telapak tanganku ke putingnya. Kiki melenguh sedikit selanjutnya sedikit memiringkan badannya ke arahku. Menyengaja dia selekasnya arahkan putingnya ke mulutku.
    “Mas sedot Mas… lanjutkan, sedap sekali Mas… enak…” Kupenuhi permohonannya sambil kupijat-pijat bokongnya.
    Tanganku mulai nakal cari selangkangan Kiki. Rambutnya tidak terlampau tebal tetapi daratannya cukup oke untuk landingkan pesawat “cocorde” punyaku. Kumainkan jariku di situ dan Kiki terlihat sedikit tersentak.
    “Ukh… khmem.. hsss… terus… terus,” lenguhnya tidak terang.
    Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jari tanganku seperti menuai dawai gitar di pusat kepuasannya. Berasa jari kanan tengahku sudah capai gumpalan kecil daging pada dinding atas depan memeknya, ujungnya kuraba-raba halus memiliki irama. Lidahku mainkan puting sambil kadang-kadang mengisap dan menghembusnya. Jariku memilin klitoris Kiki dengan tehnik petik melodi.
    Kiki menggeliat-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat.
    “Mas… Mas… ampun… terus, ampun… terus ukhhh…” Sesaat selanjutnya Kiki lemas.
    Tetapi itu tidak berjalan lama karena Kiki bergairah lagi dan kembali ambil inisitif. Tangannya mencari arah kejantananku. Kudekatkan supaya mudah dicapai, dengan langsung Kiki menarik celana dalamku. Bersama dengan itu melejit keluar pusaka kecintaan Tari. Mengakibatkan, memukul ke muka Kiki.
    “Uh… Mas… apaan ini,” kata Kiki terkejut.
    Tanpa menanti jawabanku, tangan Kiki langsung mencapainya. Ke-2 telapak tangannya memegang dan mengelus k0ntolku.
    “Mas… ini asli?”
    “Asli, 100 %,” jawabku.
    Kiki menggeleng kepala. Lantas lidahnya menyikat cepat ke permukaan k0ntolku yang dengan diameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit cukup bengkok ke kanan. Pada bagian samping kanan kelihatan mencolok saluran otot keras. Sisi bawah kepalanya, tetap sisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit tersebut yang membuat wanita semakin bertambah nikmat rasakan tusukan senjata unggulanku.
    “Mas, tidak pernah saya menyaksikan k0ntol sebesar dan selama ini.”
    “Saat ini kamu menyaksikannya, menggenggamnya dan menikmatinya.”
    “Betapa berbahagianya MBak Tari.”
    “Karena itu kamu ingin seperti ia, kan?”
    Kiki langsung menarik k0ntolku.
    “Mas, saya ingin cepat menikmatinya. Masukan, cepat masukan.”
    Kiki menelentangkan badannya. Pahanya direntangkannya. Kelihatan begitu mulus putih dan bersih. Antara bulu lembut di selangkangannya, kelihatan lubang memek yang imut. Saya sudah ada di pahanya. Exocet-ku sudah siap melaju. Kiki melihatiku penuh berharap.
    “Cepat Mas, cepat..”
    “Sabar Kiki. Kamu harus betul-betul terangsang, Sayang…”
    Tetapi nampaknya Kiki tidak sabar. Tidak pernah kusaksikan wanita sekasar Kiki. Ia tidak ingin dicumbui dahulu saat sebelum dimasuki k0ntol pasangannya.
    “Cepat Mas…” ajaknya kembali.
    Itil V3
    Kupenuhi permohonannya, kutempelkan ujung k0ntolku di atas lubang memeknya, kutekan perlahan-lahan tetapi benar-benar sangat susah masuk, kuangkat kembali tetapi Kiki malah mendorongkan bokongku dengan ke-2 iris tangannya. Bokongnya sendiri didorong ke atas. Tidak terhindar, tangkai k0ntolku seperti mengenai dinding tebal. Tetapi Kiki nampaknya ingin bermain kasar. Aku juga, walau belum terangsang betul, kumasukkan k0ntolku sekeras dan sekencangnya. Walau perlahan-lahan bisa memasukirongga memeknya, tetapi sangat terasa sesak, geret, panas, perih dan susah. Kiki tidak gentar, justru menyongsongnya penuh nafsu.
    “Jangan paksa, Sayang..” pintaku.
    “Terus. Paksakan, siksa saya. Siksa… tusuk saya. Keras… keras jangan takut Mas, terus..” Dan saya tidak dapat menghindari. Kulesakkan keras sampai setengah k0ntolku sudah masuk.
    Kiki menjerit,
    “Aouwww.. sedikit kembali..” Dan saya memencetnya kuat-kuat.
    Bersama dengan itu berasa ada yang mengucur dari saat memek Kiki, menetes keluar. Saya melihat, darah… darah fresh. Kiki diam. Napasnya tersengal-sengal. Matanya memejam. Saya meredam k0ntolku masih tetap menancap. Tidak turun, tidak naik. Untuk kurangi kemelutnya, kucari ujung puting Kiki dengan mulutku. Walau cukup membungkuk, saya bisa meraihnya. Kiki sedikit menyusut kemelutnya.
    Sesaat selanjutnya dia mintaku mengawali kegiatan. Kugerakkan k0ntolku yang cuma setengah jalan, naik turun dan Kiki mulai terlihat menikmatinya. Gerakan stabil itu kupertahankan lumayan lama. Lama-lama tusukanku semakin dalam. Kiki pasrah dan tidak sebuas barusan. Dia nikmati irama masuk keluar di lubang kemaluannya yang mulai basah dan menyalurkan cairan pelicin. Kiki mulai bangun nafsunya menggeliat dan melenguh dan pada akhirannya menjerit lirih,
    “Uuuhh.. Mas… uhhh… enaakkkk.. enaaakkk… Terus… aduh… ya ampun nikmatnya..” Kiki melemas dan terkulai.
    Kucabut k0ntolku yang tetap keras, kubersihkan dengan bajuku. Saya duduk dari sisi Kiki yang terkulai.
    “Kiki, mengapa kamu?”
    “Lemas, Mas. Kamu sangat gagah.”
    “Kamu liar.”
    Kiki memang kerap terkait dengan lelaki. Tetapi tidak ada yang sukses tembus keperawanannya karena selaput daranya sangat tebal. Tetapi perkiraanku, beberapa lelaki akan kalah oleh ganasnya Kiki ajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Edan memang anak itu, cepat panas.
    Semenjak peristiwa itu, Kiki selalu ingin mengulangnya. Tetapi saya selalu menghindari. Cuma sekali kejadian itu kami ulangi dalam suatu hotel selama seharian. Kiki saat itu kesetanan dan kuladeni tekadnya dengan semua style. Kiki akui senang. baca narasi seks lainnya di seksigo.com
    Sesudah lulus, Kiki menikah dan ada di Palembang. Semenjak itu tidak ada beritanya. Dan, saat pulang ke Yogya bersama anaknya, saya bertemu di dalam rumah bude. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan
    “Mas Heri, ingin coba kembali?” bisiknya lirih.
    Saya cuma menggangguk.
    “Masih besar ?” tanyanya memikat.
    “Ya, tambah besar donk.”
    Dan malamnya, saya mengunjungi di hotel tempatnya bermalam. Pertempuran juga kembali terjadi dalam posisi sama sudah masak.
    “Mas Heri, Mbak Tari bisa digunakan belum?” tanyanya.
    “Belum, dokter melarang,” kataku bohong.
    Dan, Kiki juga malam itu coba melayaniku sampai kami sama terpenuhi.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Montok Di Dalam Taksi

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Montok Di Dalam Taksi


    1070 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saya seorang remaja yang tetap berusia 18 tahun dan sudah lulus dari sebuah SMUN di Malang dan ada di sebuah dusun kecil di samping selatan kota Malang, sebuah dusun yang tidak terlampau ramai karena tempatnya yang benar-benar jauh dari pusat perkotaan.
    Budhe Marni sendiri ialah seorang tetanggaku yang berada tinggal pas ada di belakang rumahku. Wanita ini berumur sekitaran 40 tahun dan telah memiliki suami dan tiga orang anak, yang satu masih duduk di kursi kelas 6 SD sementara yang yang lain telah mencapai kursi SMP. Suami Budhe Marni bekerja sebagai tukang kebun dalam suatu sekolah negeri di kota.

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    narasi sex


    Berkenaan bentuk badan Budhe Marni sampai saya ingin untuk bersetubuh dan berselingkuh dengannya nampaknya bukanlah hal yang terlampau memikat buat diuraikan karena bentuk badan Budhe Marni bukan seperti seorang aktris yang elok, gemulai, dan menarik layaknya seperti mode iklan atau pemain film sinetron kelas tinggi, tapi dia hanya seorang wanita daerah istri seorang tukang kebun dan seorang ibu rumah-tangga yang selalu disibukkan oleh masalah-urusan keluarga sampai tidak sebelumnya sempat untuk lakukan aktivitas BL (bodi language), renang, dan olahraga seperti banyak orang kaya. Pastilah bisa dipikirkan bagaimana badan Budhe Marni.
    Bentuk tubuh ibu rumah-tangga ini ialah biasa-biasa saja atau oleh beberapa pemuda bodi Budhe Marni bisa dilihat benar-benar tidak menarik. Tinggi tubuh wanita beranak tiga itu sekitaran 154 cm dan berat tubuh 50 kg. Anda bisa memikirkan sendiri bagaimana bentuk badannya sama ukuran semacam itu.

    Berkenaan gairah dan nafsuku pada Budhe Marni bukan tercipta dalam kurun waktu yang singkat, tapi gairah dan nafsu itu bisa disebut mulai tercipta sejak saya tetap berusia sekitaran 14 tahun dan tetap mencapai kursi SMP.

    Saat itu saya kerap kali bermain dan mandi di sungai yang ada di dekat kampungku, dan di saat saya bermain dan mandi di sungai tersebut seringkali saya menyaksikan Budhe Marni bertelanjang diri membersihkan dan mandi di sungai itu. Dan tidak jarang-jarang juga sambil melihat dia mandi saya lakukan masturbasi karena tidak tahan menyaksikannya bugil tanpa satu helai kain juga yang melekat di badannya.

    Sesudah mencapai kursi SMU aku juga tidak sebelumnya pernah kembali pergi ke sungai itu bagus untuk sekadar bermain maupun mandi. Kembali juga saya harus bersekolah di SMU yang ada di pusat perkotaan yang tempatnya benar-benar jauh dari perkampunganku sampai saya harus terpaksa indekos sepanjang lebih kurang 3 tahun saat studiku di SMU dan saya jarang-jarang sekali pulang ke rumahku di daerah.
    Baru sekitaran tengah tahun 2004 lalu saya lulus dari kursi SMU dan kembali lagi ke rumahku di daerah. Dan sesudah lulus dari SMU aku juga harus tidak bekerja karena tahun ini saya tidak sukses dalam ujian masuk PTN (SPMB). Mau tak mau saya harus coba kembali pada tahun kedepan agar bisa diterima di PTN.
    Sepanjang tidak bekerja saya sering luntang lantung sendiri karena tidak punyai tugas dan apalagi teman-temanku saat kecil dahulu rupanya umumnya telah tempuh study di perguruan tinggi di kota dan beberapa kembali telah bekerja dan jarang-jarang sekali pulang, hingga keadaan perkampunganku seringkali kelihatan sepi akan beberapa pemuda. Yang banyak kelihatan tentulah hanya bapak-bapak atau ibu-ibu dan anak-anak yang tetap kecil.
    Di beberapa hari tersebut saya kembali kerap pergi ke sungai di mana saya selalu bermain dan mandi saat saya tetap kecil dahulu. Sesuatu saat di saat saya sedang pergi memancing di sungai, tanpa menyengaja mataku melihat sejumlah wanita yang sedang mandi dan membersihkan di sungai itu dan salah satunya rupanya ialah Budhe Marni. Saat itu bodi Budhe Marni terlihat sangat berlainan dengan yang sebelumnya pernah saya saksikan dulu saat saya tetap kecil. Saat ini badannya terlihat lebih gendut dan bokongnya juga terlihat semakin lebih besar dan perutnya terlihat cukup sedikit membuncit karena kegemukan.
    Di awal saya menyaksikan bodi badan wanita berusia 41 tahun itu sedang membersihkan, saya tidak tertarik benar-benar karena dia kelihatan tidak seksi dan tidak menarik buatku sampai saya melanjutkan niatku untuk memancing ikan di hari tersebut. Sesudah sejumlah waktu berakhir, tanpa menyengaja mataku tertuju kembali pada Budhe Marni yang mulai melepas baju yang dikenainya. K0ntolku demikian kerasnya menegang saat menyaksikan dia melepaskan celana dalam hitamnya.
    Dia terlihat kesusahan melepas celana dalam yang ketat itu karena sangat besarnya ukuran bokongnya. Tidak lama kemudian dia mulai membasahi badannya sama air. Nafsu seksku terasanya tidak tertahan kembali waktu menyaksikan Budhe Marni yang sudah bertelanjang bundar dan sudah basah oleh air itu mulai menggosokannya sabun ke badannya. Wanita yang telah bersuami itu menggosoki badannya dan seringkali meremas payudara dan menggosok bokongnya dengan sabun. Ingin sekali saya turun dekati dan ajaknya untuk bersetubuh di saat dan tempat tersebut. Namun tetap ada banyak wanita lain di situ.
    Saya tetap pikirkan risiko yang besar sekali yang dapat saya terima bila saja dia tidak ingin lakukan jalinan tubuh denganku, atau suaminya ketahui perlakuan kami, dan bagaimana perlakuan orang daerah bila sampai ketahui perzinahan kami hingga aku juga putuskan meredam nafsu yang benar-benar kuat tersebut. Selanjutnya saya segera pulang dan tidak melanjutkan niatku memancing di hari tersebut.

    Saat datang di dalam rumah, pikiranku masih terusik oleh bayang-bayang Budhe Marni. Badannya.., celana dalam hitamnya.., bokongnya.., payudaranya.. Pikiran itu terus mengusikku. Sesudah berpikiran sesaat pada akhirnya saya mempunyai gagasan agar bisa bersetubuh dengan tetanggaku itu dan pada akhirnya saya memilih untuk mulai menggandeng Budhe Marni supaya ingin lakukan jalinan suami istri denganku.
    Sejak saat tersebut saya seringkali bermain ke rumah Budhe Marni saat suami dan beberapa anaknya tidak ada di rumah. Dan tidak jarang-jarang juga saya bergurau dan memikatnya. Dan jalinan yang menarik juga nampaknya mulai tercipta antara saya dan ibu berusia 41 tahun tersebut. Terlihat sekali jika dia menyimpan nafsu padaku.
    Sesuatu saat di saat Budhe Marni sedang menyetrika baju di kamar tamunya, dengan membulatkan tekad saya berusaha mengutarakan tujuan, nafsu, dan kemauanku ke tetanggaku tersebut. Dan rupanya kemauan, gairah, dan nafsuku tidak bertepuk samping tangan. Rupanya wanita itu mempunyai rasa minat yang sama padaku.
    Sesudah terlihat terang jika antara kami berdua memang sama-sama menyimpan minat, pada akhirnya saya menerangkan padanya jika kami tidak mungkin lakukan jalinan suami istri dan perzinahan itu di tempat tinggalnya atau di rumahku. Aku juga menjelaskan kepadanya jika kami cuma bisa melakukan pada tempat lain contohnya saja di hotel murahan di kota. Hal tersebut ditujukan supaya suami dan beberapa anaknya maupun tetangga tidak ketahui perlakuan kami. Sesudah dia sepakat pada akhirnya kami juga putuskan waktu dan tempat yang cocok untuk melakukan niat itu.
    Sesuatu sore pas di saat yang kami setujui saya pergi ke kota untuk sewa sebuah taksi yang akan mengantar kami ke hotel yang kami tujuan. Sepanjang sejumlah waktu bertransaksi dengan pengemudi taksi, pada akhirnya terbentuk persetujuan dan pengemudi juga ingin mengantarkan kami. Sesudah saya masuk ke mobil, pengemudi mulai jalankan mobilnya ke arah tempat di mana Budhe Marni sedang menanti, yakni dalam suatu taman di tepian kota.
    Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    Sekitaran maghrib pada akhirnya kami datang dalam suatu taman di tepian kota tempat Budhe Marni sedang menanti. Selanjutnya saya minta pengemudi supaya perlambat pergerakan mobilnya. Sesudah sesaat kelihatan seorang wanita kenakan pakaian rok terusan sedang berdiri di seberang jalan dan terlihat menyaksikan ke mobil kami. Dan saya minta pengemudi untuk hentikan pergerakan mobilnya. Kemudian saya keluar dan mendekati Budhe Marni, menggamit tangan dan menyilahkannya masuk ke taksi.
    Sesudah kami berdua masuk ke mobil saya minta pengemudi untuk jalankan mobilnya ke hotel yang kami tujuankan. Dan dengan pelan-pelan mobil melesat ke kota tempat hotel yang kami tujuankan ada.
    Sejumlah waktu dalam mobil, saya dan Budhe Marni terlihat kaku karena antara kami tidak pernah bercinta benar-benar dan jalinan khusus kami masih barusan diawali. Selanjutnya saya mengawali pembicaraan dan dengan diselipin oleh gurau dan guyonanku, pada akhirnya kami berdua dapat sama-sama berhubungan secara baik bahkan juga semakin lama perbincangan kami juga lanjut ke arah yang jorok-jorok dan nampaknya Budhe Marni tidak keberatan dengan hal tersebut dan dia terlihat demikian bernafsu.
    Beberapa saat berakhir saya mulai menciumnya. Pertama kalinya dia terlihat kaget melihatku berani menciumnya. Sedetik selanjutnya saya mulai dekatkan mukaku ke mukanya dan memulai mencium dan mencumbu leher wanita 41 tahun tersebut. Sebelumnya dia meredam badanku dengan ke-2 tangannya seakan dia tidak ingin saya lakukan hal tersebut. Tapi saya terus berusaha dekatkan mukaku ke lehernya untuk mencumbunya.
    Baru sesudah sejumlah lama pada akhirnya Budhe Marni terlihat pasrah dan membiarkanku mencium dan mencumbu lehernya. Napasnya mulai terlihat ngos-ngosan karena nafsu sex yang dirasanya. Dan kadang-kadang dia keluarkan beberapa suara desahan yang benar-benar menggairahkan dan membuat jantungku makin berdegub kuat.
    Selanjutnya saya mulai melepaskan kaos yang saya gunakan. Dan dengan tetap dengan celana panjang saya mencumbu lagi wanita beranak tiga tersebut.
    Sepanjang bibirku repot mencumbu bibir dan leher tetanggaku itu, tangan kananku repot menggenggam pinggang, bokong, dan kadang-kadang meremas payudara Budhe Marni yang tetap kenakan pakaian komplet tersebut. Beberapa saat selanjutnya tangan kananku mulai meraba-raba punggungnya dan mencari tempat resleting rok terusan yang dikenai Budhe Marni. Sesudah temukannya, tanpa henti saya terus mencium dan mencumbu wanita itu sekalian saya berusaha turunkan resletingnya dan berusaha menguak dikit demi sedikit pembungkus badan wanita 41 tahun tersebut.
    Dan pada akhirnya kelihatanlah buah dada besar Budhe Marni yang tetap terbungkus BH warna hitam. Dengan menciumi dan kadang-kadang menggigit-gigit lehernya, tangan kananku raih tali BH-nya dan memulai menurunkannya ke bawah. Sementara itu tangan kiriku raih tali BH yang satu kembali dan memulai menurunkannya ke bawah. Di antara cumbuan dan kecupan kami, tangan kananku menyelusup masuk ke BH Budhe Marni. Dan sesudah merasakan payudara besarnya, tangan kananku tidak berhenti-hentinya meremas-remas buah dada montoknya.
    Belum senang saya lakukan hal tersebut, saya beralih ke pengemudi yang terlihat sedang repot memakai mobilnya dan menjelaskan padanya untuk menangguhkan pergi ke hotel yang kami tujuankan dan meminta supaya dia jalankan mobilnya untuk berkeliling-keliling kota saja dan meminta untuk perlambat pergerakan mobil dan menerangkan padanya jika saya akan menambahkan ongkos taksinya. Sesudah dia sepakat, saya beralih lagi ke Budhe Marni dan dia tersenyum ke arahku. Selanjutnya saya mencumbu lagi wanita tetanggaku tersebut.
    Sesaat selanjutnya saya mulai melepaskan celana panjang dan celana dalam yang saya gunakan dan minta Budhe Marni untuk melepaskan semua baju yang dikenainya. Dan sedetik selanjutnya kami berdua sudah sama telanjang bundar tanpa satu helai kain juga yang menempel di badan kami. Keringat yang membasahi semua badan Budhe Marni makin menambahkan nafsu seksku karena badan montoknya terlihat makin mengkilap dan menarik. Selanjutnya saya minta wanita bersuami itu untuk mengangkang di atasku dan menghadap ke arahku, sedangkan itu saya dengan k0ntol yang tetap terus menegang dan yang tidak hentinya keluarkan lelehan cairan bening (air madzi) duduk bertumpu di tengah-tengah jok belakang. Selanjutnya saya minta wanita dengan 3 anak itu untuk menempati saya dan memasukkan k0ntolku ke lubang anusnya.
    Kepuasan yang benar-benar hebat saya rasa saat pelan-pelan k0ntolku mulai tenggelam dalam lubang anus Budhe Marni. Begitu enaknya sex itu, begitu enaknya badan wanita yang telah berusia 41 tahun ini, wanita yang telah bersuami, mempunyai tiga anak, dan tetanggaku ini. Benar-benar enaknya kejadian waktu itu. Dalam benakku terpikir andaikan saja kepuasan perzinahan ini tidak sebelumnya pernah usai, misalkan saja kami berdua tetap bersetubuh tanpa capai titik pucuk kepuasan. Beberapa detik perselingkuhan itu kami merasai seperti di surga, nikmat dan menggembirakan.
    Budhe Marni yang sudah mengangkang di atasku dan sudah memasukkan k0ntolku ke lubang anusnya terus gerakkan bokongnya ke atas dan ke bawah, terus mengocak k0ntolku yang terjepit nikmat dalam lubang anusnya. Antara kepuasan hebat yang terus saya merasai, tanganku tidak berhenti-hentinya meremas-remas bokong Budhe Marni, menyeka-usap pinggangnya, dan kadang-kadang meremas-remas buah dada montoknya. Tidak jarang-jarang dengan pergerakan bokong Budhe Marni ke atas dan ke bawah itu membuat kadang-kadang k0ntolku yang tegang dan basah itu lepas keluar lubang anusnya sampai saya kadang-kadang harus membenahi posisi k0ntolku supaya masuk kembali ke lubang anus wanita montok tetanggaku tersebut.
    Beberapa saat berakhir, saya minta Budhe Marni untuk mengubah pergerakan bokongnya. Tidak lama kemudian dia mulai memutar-mutarkan bokongnya kadangkala sama arah jarum jam dan terkadang bokongnya putar bersimpangan jarum jam. Antara goyangan-goyangan bokong Budhe Marni yang nikmat itu, dari mulutku kadang-kadang keluar desahan dan rintihan. Beberapa suara itu ialah refleksi dari kepuasan hebat yang saya rasa sepanjang saat lakukan perzinahan dan perselingkuhan dengan Budhe Marni, perzinahan dan perselingkuhan yang nikmat dengan seorang wanita yang telah bersuamikan tukang kebun dan telah mempunyai tiga anak, yang memiliki tubuh montok, berpantat dan berbuah dada besar.
    Itil V3
    Sepanjang beberapa saat berakhir, goyangan-goyangan berputar-putar bokong Budhe Marni yang nikmat nyaris membuat saya capai titik klimaks. Cepat-cepat saya minta Budhe Marni untuk mengusung bokongnya supaya k0ntolku lepas dari capitan lubang anusnya. Saya tidak ingin sekencang itu capai pucuk kepuasan dan sekencang itu mengakhiri jalinan suami istriku dengan Budhe Marni. Selanjutnya saya diam diri sesaat dan atur napasku yang ngos-ngosan. Sementara itu Budhe Marni terlihat repot mengatur rambutnya yang acak-acakan dan kadang-kadang mengusap keringat yang terlihat membasahi semua badannya.
    Sesudah napasku mulai teratur dan saya tidak kembali rasakan akan memuncratkan sperma dan capai titik klimaks, karena itu aku juga melihat lagi Budhe Marni yang terlihat tersenyum ke arahku. Selanjutnya saya meminta bertumpu di jok taksi sisi belakang dan meminta untuk cukup mengangkangkan kakinya supaya memeknya dapat terang kelihatan. Dengan duduk bertumpu dan cukup melorot ke bawah, Budhe Marni mulai buka cukup lebar ke-2 kakinya sampai kelihatanlah rambut-rambut merah kehitaman yang tumbuh lebat disekitaran selangkangannya dan beberapa kembali tutupi lubang memeknya.
    Dengan perlahan-lahan saya merunduk dan dekatkan mukaku ke lubang memek Budhe Marni. Dengan pelan-pelan saya menguak rambut rambut merah kehitaman itu dan berusaha cari tempat lubang memek Budhe Marni. Sesudah terlihat olehku lubang memeknya, saya mulai menjilat-jilatinya dan kadang-kadang masukkan telunjukku ke dalamnya. Dan nampaknya wanita 41 tahun itu mulai rasakan kepuasan.
    Waktu terus berakhir dan saya tidak berhenti-hentinya menjilat-jilati dan kadangkala masukkan dua sampai empat jariku ke saat memek Budhe Marni. Antara desahan dan gemuruh napasnya yang mengincar, sambil dengan mata terpejam wanita 41 tahun itu seringkali meremas-remas ke-2 payudaranya sendiri dan kadang-kadang melintir dan menarik puting susunya dengan ke-2 tangannya.
    Menyaksikan badannya yang montok dan kelakuannya yang semacam itu, nafsu seksku seperti tidak bisa ditahan kembali. Pelan-pelan saya berdiri dan memulai dekap badan Budhe Marni dan menidurkannya di jok sisi belakang. Kemudian dia mulai buka matanya dan dengan terlihat benar-benar pasrah dia cuma mendesah-ndesah saat saya mulai menindihnya dan dengan pelan-pelan mulai masukkan k0ntolku yang tegang ke lubang memeknya. Tidak berhenti-hentinya saya menjejal-jejalkan k0ntolku ke lubang memek Budhe Marni yang hangat, benyek, halus dan basah tersebut. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Kocokan Nikmat Anak Sekolah
    Beberapa saat selanjutnya saat saya terus mengocak k0ntolku dalam capitan hangat memek Budhe Marni, mendadak saya rasakan akan menyembur sperma sebagai sebuah pertanda jika saya akan capai titik pucuk kepuasan. Dan satu kali lagi saya tidak ingin sekencang itu capai titik klimaks. Saya masih ingin lama-lama bercumbu dan bersetubuh dengan tetanggaku ini. Dan dengan pelan-pelan saya menarik k0ntolku keluar kehangatan memek Budhe Marni supaya saya tidak memuncratkan sperma sekencang tersebut.
    Tapi telat, sebentar sesudah k0ntolku tercabut keluar halusnya memek Budhe Marni, saya tidak tahan kembali meredam spermaku yang memaksakan keluar dalam k0ntolku hingga cairan putih kental juga muncrat dan bertebaran di perut dan beberapa kembali ke buah dada Budhe Marni. Budhe Marni selanjutnya mulai menyeka dan meratakan cairan kental itu ke perut dan buah dadanya yang montok dan kadang-kadang dia meremas-remas payudaranya dengan ke-2 tangannya.
    Sementara itu saya tetap berlutut di atas badan Budhe Marni yang sedang tidur terlentang dan dengan tangan kanan saya terus mengocak perlahan-lahan k0ntolku untuk keluarkan beberapa sisa sperma yang tetap ketinggalan dan rasakan kepuasan beberapa detik terakhir pucuk kepuasanku.