Author: dbgoog99

  • Foto Bugil gadis eropa berambut pirang toket kecil

    Foto Bugil gadis eropa berambut pirang toket kecil


    2339 views

    Duniabola99.com – foto cewek eropa berkulit putih rambut pirang membuka gaunnya yang indah dan memamerkan toketnya gedenya dan juga menagangkat memamerkan memeknya yang berwarna pink tanpa bulu. Starbet99

  • Foto Ngentot Cewek cantik threesome gaya jaman dulu

    Foto Ngentot Cewek cantik threesome gaya jaman dulu


    2027 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang nakal ngentot threesome diapasar dan mendapatkan penetrasi ganda dimemeknya dan pantannya.

  • Japanese Teen Like To Fuck Me

    Japanese Teen Like To Fuck Me


    2326 views

  • Video bokep Kristen Scott lagi sange menggoda pacarnya dipagi hari

    Video bokep Kristen Scott lagi sange menggoda pacarnya dipagi hari


    2126 views

  • 1-Saya Niiyama catwalk poison 129

    1-Saya Niiyama catwalk poison 129


    2379 views

  • Video Bokep Antonia Sainz seketaris bertoket gede ngentot dikantor

    Video Bokep Antonia Sainz seketaris bertoket gede ngentot dikantor


    2019 views

  • Foto Ngentot latina Zuleidy memiliki beberapa kesenangan anal dengan kawan

    Foto Ngentot latina Zuleidy memiliki beberapa kesenangan anal dengan kawan


    1927 views

    Duniabola99.com – foto cewek latin yang sange bertoket gede main dengan alat bantu sex bening lalu dientot anal oleh pacarnya diatas sofa.

  • Foto Bugil Remaja Charlee Monroe dan melakukan mastrubasi dengan alat bantu sex warna merah

    Foto Bugil Remaja Charlee Monroe dan melakukan mastrubasi dengan alat bantu sex warna merah


    1947 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang charlee Monroe bugil menampilkan memeknya yang berwarna pink dan memainkan memeknya dengan memasukkan alat bantu sex berwana merah hingga membuatnya basah.

     

  • Kisah Memek Dapat Jatah Dari Janda Kesepian

    Kisah Memek Dapat Jatah Dari Janda Kesepian


    3502 views

    Duniabola99.com – Namaku Heri adalah seorang karyawan yang tinggal di kota Bandung,aku tinggal bersama paman dan bibiku. Sampai suatu waktu bibi dan paman ku pindah rumah tapi rumah yang sekarang aku tinggali tetep tidak dijual, karena sayang untuk di tinggal sendiri bibiku menyarankan untuk di kontrakan saja rumah itu. Rumah itu ada 2 tingkat , ditingkat dasar di kontrakan, sampai akhirnya ada wanita yang ingin ngontrak dan bibiku menyetujui nya.
    Konsep pembayaran nya bulanan, 1 bulan, 300rb.


    Wanita itu bernama Bu Apong, perlu diketahui Bu Apong adalah seorang janda berumur 42 thn ditinggal oleh suaminya karena selingkuh, dia menceritakan kenapa suaminya selingkuh karena dia marah tidak mendapatkan keturunan dari Bu Apong.

    Bu Apong orangnya baik, tutur katanya sopan serta gaya berpakaian nya pun terbilang sopan. Sudah hampir 3 bulan dia ngontrak di rumah bibiku, aku senang karena ada teman untuk ngobrol di rumah, lama-kelaman aku dan Bu Apong makin akrab sampai-sampai aku sempat ketiduran di ruangan dimana bu Apong mengontrak.
    Singkat cerita, karena keakraban kami, gaya berpakaian Bu Apong menjadi beda, sekarang dia berani memakai baju yang ketat, celana pendek sebatas paha atau hanya memakai daster terusan sebatas paha sehingga paha putih nya yang mulus serta toket nya yang sekel terpampang dengan indah.

    Perlu diketahui Bu Apong orang nya lumayan cantik bertubuh putih, lekuk tubuh nya aduhai, pantatnya semok, toket nya besar dan padat, paha nya putih mulus,ukuran toketnya 36 cup F. Kadang2x aku suka curi2x pandang pada toket, paha ataupun pantatnya, mengetahui hal itu Bu Apong hanya tersenyum tp senyuman yang binal.
    Sampai pada hari sabtu siang ketika kami mengobrol sambil duduk di karpet, dia hanya memakai daster terusan sebatas paha, aku iseng menggodanya

    “bu, pake baju nya seksi amat, ga takut di perkosa sama saya….?”, sambil tanganku mengelus paha putih nya.
    Bu Apong menjawab di luar dugaan, “ooh, gitu yaa….tp suka kan…???”, lalu Bu Apong meneruskan kata2x nya
    “ga, ga takut koq..,silahkan aja mau perkosa ibu mah, paling ibu teriak keenakan….!”. Mendengar hal itu, tanpa basa-basi tanganku langsung meremas memek nya dan aku tubruk dia sehingga dia jatuh terlentang dan tubuhnya aku tindih serta aku mengesek-gesekan kontolku ke memek nya masih memakai celana dalam. Kejadian itu membuat Bu Apong kaget dan meronta tetapi rontaan lemah seorang wanita yang ingin di entot, lalu bu Apong berkata,

    “eeits…tapi ada syarat nya…!!!”
    “apa syarat nya….??”kataku sambil tanganku terus meremas toket nya
    “bayarin kontrakan ibu bulan ini…, maka kamu bebas perkosa ibu sampai puas…”
    “ok, setuju…dan ibu harus siap diperkosa sama saya kapanpun dan dimanapun…”kataku, lalu aku cium dengan buas bibir nya, dia hanya bisa melenguh “eeemmhh…..emmmhhh..”. Bu Apong melepaskan ciumanku lalu dia berkata
    “ambil dulu uangnya,dong…nanti dah itu perkosahh ibuhh….”kata Bu Apong sambil mendesah
    Aku bangkit lalu mengambil uang sejumlah 300rb lalu aku serahkan kepada Bu Apong.


    “jadi sekarang gimana…??, mau perkosa ibu…??”kata Bu Apong sambil membuka lebar2 paha nya, terlihatlah gundukan memek nya yang tembem yang masih menggunakan celana dalam serta paha putihnya yang mulus
    “lagian ibu juga dah lama ga ngerasain kontol dan dah lama memek ibu enggak di entot…”sambungnya.
    “woooww…,ibu sekarang bicaranya jadi kotor,yaaa…”kataku
    “biarin aja, supaya tambah binal dan supaya kamu makin nafsu sama ibu…!!!”katanya
    “gimana, mau ga perkosa ibu….??”tanya bu Apong

    “enggak aacch, ga mau…..tapi saya akan entot memek ibu sampai lecet….!!!!”kataku
    Sejurus dengan itu, aku sergap dia dengan melumat bibirnya, kami berciuman, saling melumat bibir, air liur kami saling bersatu dan saling lilit lidah. Tangan ku pun tidak tinggal diam,menyusup ke balik celana dalam nya, mengelus memek dan itil nya. Mendapat serangan spt itu, Bu APong mendesah
    “aacchh…emmhh….eeeemmmmhhh…aaaacchhh, oohh nikmat banget…!!”serunya
    “oohhhh….teeeruuuuss, iyaa itu itil ibu, oooocchhh….elus teruuuuss…”
    Tangan Bu Apong langsung meremas kontol ku yang sudah ngaceng
    “aaacchh, nikmat bu….”kataku

    Tanganku tak hanya mengelus tp jari telunjuk dan jari tengah ku mencoba untuk mengobok2x ke dalam memeknya, ternyata memek nya sudah basah bahkan karena banyak nya, cairan pelumas sampai meleleh keluar.
    “memek mu udah banjir, bu…,dah ga tahan nya pengen di entot…?”bisikku pada bu Apong
    “ooohhh….eeemmhhmm,iya Her….ibu pengen di ewe sama kontol kamu….aaaacchh”balasnya
    Mendengar hal itu tanganku langsung mengobok2x memek tembemnya dengan kecepatan tinggi
    “aaacchhh…..aacchhh…ooohhmmmm….aaacchh, yang kenceng Her….!!”
    “öoooowwwwhhhh……aaacchch…terus kocok memek ibu…ooohhhh, entot pake jari kamu…..oooohhhh”
    Tidak hanya memek yang aku mainkan, susu nya pun tak lepas dari jamahan tangan ku, puting nya aku pilin2 lalu berganti meremas susu besar nya, Bu Apong kewalahan mendapat perlakuaan spt itu, akhirnya dia mendapatkan orgasme nya yg pertama, tubuh nya mengejan, meliuk spt cacing kepanasan
    “aaaaccchhhhcchh…..mmmhhmmmh, ibu ngecret…..aaaccchhhhhhh……ooooommmhhmm….aaa aaaaaccchh”lirih bu Apong

    Aku biarkan sejenak dia tuk menikmati kepuasan nya
    “bu, pindah ke atas yu…supaya ibu bebas teriak, tapi kunci dulu pintunya…”kataku
    Lalu bu Apong bangkit dan berjalan ke arah pintu, aku tak kuasa melihat pemandangan yg seksi ini, segera aku peluk dia dari belakang sambil mengesek2x kan kontol ku yang sudah tegang ke belahan pantat nya, tak lupa tanganku bergerilya ke arah toket nya yang ranum, aku remas toketnya dengan gemas, dia hanya mendesah..
    “aaacchh…aacchh”

    Setelah dia mengunci pintu, aku balikan badan nya aku ciumi lagi bibir nya sambil tanganku meremas memeknya yang basah, Bu Apong hanya bisa pasrah lalu aku pegang tangannya dan aku arah kan ke kontol ku,dia tau apa yg harus dilakukan, segera dia remas kontolku kemudian dia berjongkok dan membuka celana dalam ku serta langsung mengulum kontolku. Bu Apong dengan rakus menyepong kontolku….srruullpp….srruulpp….srlluupp, suara indah ketika dia memaju-mundurkan kontolku ke dalam mulut nya.
    “eeemmmmhhhh…..eemmhhhmmhh…anget banget mulutmu, bu…..oooohhhh niikkmmaaaattt”seruku.
    Kenikmatan yang tiada tara ini sedang ku rasakan, aku sedang mengentot mulut janda bahenol. Lalu aku pegang kepalanya dengan kedua tanganku lalu aku ban

    tu dia untuk mempercepat sepongan nya, dia tampak kewalahan, air liur nya menetes di sela2x bibirnya
    “oooooommhh….ooommmhhh……ooommmhh…ooommhhh. …ssrruulluupp…..ssrruulluupp”
    Ternyata tangan Bu Apong tidak tinggal diam, dia mencolok2x sendiri memeknya
    “aaaccchhh….aaaccckkkhhhhh…nikmaaattt”seru ku


    Segera aku hentikan aktifitas ini lalu aku ajak dia ke atas tuk menuntaskan birahiku.”Yu, ka atas, bu….”
    Lalu kami berjalan ke arah tangga sambil ku peluk di dari belakang tak lupa tanganku aktif meremas toket dan kontol ku aku gesekan ke pantatnya, sebelum menaiki tangga dengan segera aku loloskan celana dalam bu Apong sehingga sekarang bu Apong hanya mengenakan daster mini sebatas paha tanpa celana dalam dan bra. Aku suruh dia naik duluan, di luar dugaan bu Apong menggoda ku dengan menggoyang2xkan pantat nya, melihat hal itu dengan gemas aku remas dengan kuat pantat nya dan aku tampar buah pantatnya…plllaaakk….pllaaakkk…
    “aaaccchhh….ooowwwwwwwww….ssshhhhhmmmmm”se ru bu Apong

    “nakal nya…nich pantat…”kataku sambil meremas pantat bahenol bu Apong
    Sampai di kamar aku suruh bu apong nungging atou dalam posisi sujud, dengan segera dia melakaukannya lalu dia berkata
    “ayo cepetan,Her….entot memek ibu, memek ibu udah gatel pengen di entot….aaacchh”
    “tenang bu Apong ada saatnya, sekarang saya masih ingin bermain2x dulu sama memek dan itil ibu…..”
    Dengan segera aku remas pantatnya silih berganti lalu aku sapukan lidah ku pada lubang memeknya, trus aku masukan lidahku pada memek nya, mendapat perlakuan itu bu Apong bingsatan tubuhnya bergetar. Aku terus menjilati lubang memek nya kadang2x aku gigit dengan gemas bibir dalam memek nya
    “ooooccchhh….mmmhhhmhhhhhcchh…..aaaaccchhh h”
    “diapain lagi memek ibu, Her…???oooccchhh….enaaaakkkksskk”
    “mmmmhhhmmm….aaaaccchhhh…..”
    Tangan ku tidak diam, aku elus2x lobang pantatnya, trus aku ludahi lubang pantat nya dan dengan jari telunjuk, aku masukan ke dalam lubang pantatnya. Bu Apong mengerang kenakan dan
    “aaaaaaaaaaaaaacccccccccchhhhhhhhhhhh…………. …..ooooooooooooocchhhhhhhhh….ibu keluar…oooohhhhh…memek ku enaaakk….ooohhh koooonntttollll”teriak bu apong.
    Bu Apong mendapatkan orgasme nya yang kedua, tubuh nya ambruk tertelungkup di kasur, tanpa membuang waktu karena kontolku dan ngaceng banget, aku tunggingkan lagi tubuh nya segera ku masukan kontolku ke dalam memek nya yang sudah sangan banjir lalu aku entot memek nya dalam posisi sujud
    “oohhh…rasanya kontolmu makin keras dan besar dalam memekku…oh…setubuhi aku…oh entotanmu…oh enaknya…eeewwee teruuss memek ku…aaaccchh”
    “memek ibu tebal..memek ibu enak dientot…kontolku keenakan bu…”
    “ohhh..Herriii…aku bisa ketagihan dientoti kontolmu Herri,,,ohh…enak herr…”
    “aku juga bu apooong….enak sekali mengentoti memek bu apong….aku juga pasti ketagihan ngentot sama kamu aapooonggg…”

    “ohhh.. Herriii aku ketagihan kontol mu…”
    “Ohh Apppoooonnngg aku ketagihan memek dan ittiill mu…”
    “ooohhhh apooong memek mu enak dientttoott…”
    “aaaacchhh….mmmhhhh….yyyaaahh….entoottt teruuss”
    Dengan buas aku genjot memek nya dengan cepat, pantat nya aku remas dengan keras kadang aku tampar sehingga bu Apong memekik
    “aaaaaaaaaaaaacccchhhhhhhhhhhhh…….ooooohhhhhhh ”
    “ooohhhhh apoong, aku haamiili kamu…pong”
    “akan ku buat kamu bunting, bu apoong…ooocchhh….memek kamu sedapp….memmeeeekkk…..aacchhh mmeemeeeeeekkkk….”sedikit ku berteriak
    Bu apong pun tak kalah, dia menjawab dengan kata2 kotor
    “iiyya herr…hamili apoong…buntingin aappoong….memek apong enaaakk….oooccchhh….aaaammmhhhh….memek sama itiil ibu buat kamu smuaaa…aaaacchh”jeritnya
    Aku terus memompa memek bu apong dan bu apong mengimbanginya dengan menggoyang2xkan pantatnya, kontolku terasa ennaak seperti di pijit oleh memek nya.
    “aaaaaaaaaaaaachhhhhhhhhhhhhhhhh…………….aa ppoonggg dapett……….acccccchhhhhhhhh”
    Mendengar hal itu semakin cepat dan semakin dalam aku hujamkan kontolku ke dalam memek nya…dia mendapatkan orgasme nya yang ke tiga
    Lalu aku balikan tubuh semok nya, sekarang posisi bu apong terlentang dan dengan posisi konvensional aku masukan kontolku ke dalam memek nya. Dengan kecepatan tinggi aku entot memek bu apong,bu apong telihat pasrah munging karena tubuh nya sudah lemas, aku terus mengewe memek janda ini sampai puas.
    Sekarang dalam posisi yang sama aku repatkan kakinya sehingga terasa sempit sekali lubang memek nya dan aku miringkan tubuh bu apong dengan begitu aku leluasa meremas pantat bahenolnya dan memilin puting toket nya. Rupanya birahi bu apong naik lagi ditandai dengan desahan dan erangan erotis serta mengimbangi nya dengan menyedot2x kontol ku dengan otot2x memek nya. Tubuh sekel ini meliuk2x bagaikan ular, kepalanya menengadah ke atas, mata nya merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara dalam memek tembem nya.
    “ooohhhh bu apong enak sekali ngewe sama kamu…..aku ingin memek kamu poong….oooaaahhhhcchh…ooohhhh memeeekkk…ooohhh…memek enaaakk”desah ku
    “aacchh kontol kamu panjaang dan besaarr…enak memek akuu….enttoot truuuss….ewe…..ee..wweeee truuus memek aahkkuu…oooohh”


    “oooccchhhh konttolll….enak banget kamuuu kontttooollll…..ooohhhhoohhhhhhhhh……kkonnnnt ttooolllll…..mmmeeemmmekkk aku di eeenttooottt…oooohhh”
    “ooohhh… Bu apoong aku keenakan bu…oh…kontolku rasanya mentok bu…oh…enaknya bu….ohhhh…bu… Bu apoong…maniku juga lagi banyak bu…….oookkkhhh…bu…”
    “oookkkkhhh Heerrrii …oh… Heerrii…aq suka Heerrii…aku suka manimu banyak Heerrii…”
    Lalu tiba-tiba aku merasa kontolku diperas dan dihisap lobang memek bu apong…
    “oookkkhhh…..bu…oookkkkhhh…”erangku tak kuasa menahan nikmat.
    “Iya sayang…okhh. Heerrii…enaknya…”
    “Ohh.. enak sekali, sayang..”, kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan. “Buuuu…aku mau keluar bu…”
    “keluarkan saja di dalam memekku, sayang..semprot rahimku…aaaahh Heerii…”, kata bu apong sambil mempercepat goyangan pantatnya.
    “ohhh akan kusembur rahimmu bu apoong…aku akan semprot maniku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu bu…ooohhh…ohhh…bu…ohhh aapoong..aku akn membuatmu hamil aappoong…aku akan membuntingimu aappooong…oookkkhhhh…”

    “iya Herri…entoti…okkhhh…entotin memekkku…..keluarkan manimu sebanyaknya….sirami rahimku…oh…hamili aku….entoti sampai aku bunting…aku pasti hamil oleh manimu…oookkkhhh….aku rela kamu entot sampai hamil…”
    Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku sedalam-dalam ke memeknya..
    Croott…! Croott….! Croott…!

    Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke dalam rahim bu Apong sambil kukerahkan otot dan nafasku agar maniku keluar sebanyak-banaykanya… sampai kurasakan air maniku habis keluar….Aku lakukan semua itu sambil mengulum bibirnya….

    “ookkkkkhhh…Heri banyak sekali spermamu…oohhh….rahimku merasa hangat oleh manimu…ookkk…semprot terus pejuhmu yang banyak….aaahhh iya…oookkkhh iya..”, kata bu Apong sambil meliukkan pinggulnya.. Aku merasa lobang memeknya meremasi dan menghisap batang kontolku…kepala kontolku serasa diemut-emut oleh memeknya…Bu Apong seolah ingin memeras spermaku sebanyak-banyaknya..
    “okkkhhhh….aku juga keluar Herrii….”desahnya…

    “okkhhh…..aku enak …memek aku puas…akkkhh…enaknya memek ku…”
    lalu akhirnya irama pergelutan badan kami berhenti…Ia mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya…
    Nafas kami memeburu…. Lalu bisikkanya terdengar lirih…
    “Kontol kamu enak…kontolmu besar dan panjang sayang…aku suka ngentot sama kamu…”
    “ibu juga hebat, memek ibu tebal dan tembem…susumu besar bu…tubuh Bu apong semok dan mulus…memek ibu enak dientot..”, kataku lirih.


    “Kapan pun kamu mau, aku mau dientoti kamu….aku suka birahimu…Kontol kamu besar dan panjang…aku bisa ketagihan ngentot sama kamu..”, kata bu Apong sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
    “Aku juga suka sama bu apong…aku juga suka birahimu…aku juga suka ngentoti ibu kapan saja…oohhh….”, kataku sambil meremas toketnya.
    Di sela2 kenikmatan yang kita raih, aku bertanya padanya
    “bu, kenapa ibu berubah binal seperti ini…?”kata ku
    “ooohh, memang dari dulu pertama liat kamu, ibu dah suka dan nafsu sama kamu, ibu sering berandai2x bisa ngentot sama kamu, malahan ibu sering onani pake jari ibu sambil menbayangin sedang di entot sama kontol kamu…”

    “oohh gitu yaa…”
    “mulai sekarang aku bisa ngentotin memek ibu kapan pun ibu mau…”kataku sambil ngegerayangin memek nya
    “ok…mulai saat ini tubuh ibu milik kamu sepenuhnya, kamu bebas ngelakuian apa az sama tubuh ibu…”balasnya
    “susu ibu, bibir ibu, memek ibu, itil ibu, pantat ibu, bahkan kalo kamu mau lubang pantat ibu bebas kamu mau apa2in…”desah bu apong sambil meremas kontolku.
    “ibu rela kamu perkosa…..ibu rela kamu enttoottin memek ibu….ibu rela kamu ewe pantat ibu….”sambung bu apong
    “mulai saat ini ibu harus telanjang di rumah ini supaya klo aku mo ngentot tinggal masukin aza ke memek ibu…ookk”perintahku

    “trus klo mau pake baju ato celana harus yang bikin kontol aku ngaceng…spt cuman pake bra sama celana dalam aza, pake baju yang ketat tnpa pake bra supaya puting susu ibu tercetak,pokok nya klo pake baju ga usah pake bra..”kataku
    “lalu kalo pake celana sama harus yang ketat tanpa pake celana dalam, klo pake legging harus ketat banget, klo pake daster harus yang pendek banget lebih seksi pake celana pendek yang sebatas memek…”sambungku
    “iyaa decch, akan ibu lakukan apa mau kamu, demi kontol kamu ngaceng terus stiap hari dan bisa ngentotin memek ibu….”goda nya

    “satu lagi bu, aku ingin liat ibu onani di depan aku….aku ingin liat ibu mencolok2x memek ibu pake tangan ibu sendiri…!”pintaku
    “ok…sayang…akan ku lakukan smua permintaan kamu tp dengan 1 syarat….ibu ingin kamu slamanya ngentotin memek ibu…ok”balasnya
    “ok…memek ku yang tembem…”kataku sambil memasukan 2 jari ku ke dalam memeknya lalu mengobel2x isi memek bu apong


    “aaacchhh…ooohhh…udah dong kontolku…memekku lemes banget….”lirihnya
    Akhirnya karena kelelahan kami pun tertidur dan tak terasa waktu sdh menujukan pukul 16.30, aku pun terbangun lalu menyandarkan tubuhku pada dinding sambil mengelus2s kontol, pas menoleh ke samping bu apong sudah tidak ada di tempat tidur lalu aku memanggil nya
    “buuu, buuu, bu apooong…..”panggil ku
    “iyaaa, bentar lagi ke atas”serunya
    Tak lama kemudian bu apong kembali ke kamarku sambil membawa nampan berisi secangkir kopi susu dan segelas teh hangat serta pisang goreng tp yang membuat kontolku ngaceng lagi adalah dia memakai tanktop putih super ketat sehingga toket nya membentuk sempurna dan puting susu nya tercetak dengan jelas serta terlihat dengan jelas belahan toket nya. Sedangkan bawahannya memakai legging ketat sebetis terlihat pula gundukan memek tembemnya serta belahan memek nya tercetak pula. Dengan lenggokan erotis dia menghampiriku yang sedang duduk lalu menyimpan nampan di sebelahku
    “nich ibu buatkan kopi susu sama pisang goreng…”
    “waah, makasih bu….”seruku

    “bu, pake baju nya seksi amat, bikin kontol saya ngaceng….”
    “yaaa, iyaa lah kan supaya kamu terangsang trus bisa ngentotin memek ibu lagi…”jawabnya
    “eemmhh, sini dong, saya pengen susu nich..”kataku sambil menyalakan sebatang rokok
    “ibu, boleh ngerokok ga….?”tanya bu apong
    “jangan dong bu, bahaya buat ibu…”jawabku
    “ini, rokok yg bisa ngeluarin pejuh….”balasnya sambil meremas kontolku lalu langsung menyepong nya
    “aaacchhh, dasar binal kamu, pong…”kataku keenakan
    Aku pun tak kalah tangan ku langsung mengelus2x memek bu apong dari luar legging. lalu bu apong bergeser sehingga sekarang posisi nya spt 69. Bu apong mash menyepong kontolku kadang2 biji pelirku dia hisap2x ato dia kulum, aku sungguh sangat keenakan, hanya desahan yang terdengar, lama2x memek bu apong basah juga karena aku terus mengobel2 terlihat di bagian legging tempat memeknya basah kuyup. Tanpa membuang waktu aku telanjangi bu apong dan langsung aku ewe memek nya, bu apong mendesah keenakan
    “aaacchhh….eeemmmhhh…..ooohhhh kontttoolll entot memek ibuuuu….aaaccch”ceracau nya
    “ooooohhhhhhhh…..aaa…a…..cccc..hhhhh…..ent ooot yang kenceng Her…ooohhhh, memek aku milik kamu…..oooohhh”

    “bu, enak bangeet ngewe sama ibuuuu…..ooohhhh….ooohhh memek apoong…..memeeeekk”teriaku
    “iyyaaaahhh…..kontol kamu juga eannnaakkk….aapoong penggeenn tiiaap hari kamu entttooott”
    “setubuhi ibu….her…ooohhh….remaass susu ibu….”pengennya
    Aku pun segera meremas toketnya, bu apong semakin tak karuan, lalu aku kangkangkan paha nya supaya kontolku bisa masuk lebih dalam, terus aku kilik2x itil nya terlihat itil bu apong semakain mengembang karena terstimulasi, saat aku elus2x itil nya, bu apong mengejan dengan hebat dan sampailah dia ke puncak kenikmatan…
    “aaacccchhhhhhhhhhh……oooooooooooooohhhhhhhhhhh hh…………ibuuuuu……..keeeluuuaarr”
    “oooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………..eee naaakkk meemeeeekuuu……oooooooooohhhhhhhhhh memek aapoooong di entttoooott sama kontttollll….oooohh”jritnya histeris
    Pertahanan ku akan jebol, segera aku cabut kontol ku lalu aku masukan ke dalam mulut bu apong dan bu apong dengan cepat memaju-mundurkan kontolku di dalam mulut nya tak lupa tangan bu apong meremas2x biji pelirku…aku sudah di ambang batas karena keenakan dan akhirnya aku sesakkan kontolku dalam2 di dalam mulutnya serta menahan kepala bu apong supaya jangan terlepas dann
    Croott…! Croott….! Croott…!


    pejuhku keluar di dalam mulut bu apong,bu apong gelagapan karena tak menyangka akan spt itu dan mau tak mau pejuhku ditelan oleh bu apong….
    Setelah kurasa smua pejuh keluar, aku keluarkan kontolku dari mulut nya, bu apong tersenyum nakal dan mengeluarkan sesuatu dan ternyata pejuhku
    “yang tadi jatah buat mulut ibu, yang ini buat memek dan itil ibu…” katanya sambil mengeluskan pejuhku ke memek dan itilnya
    Karena kelelahan akhirnya kami pun tertidur sambil berpelukan…. ooohhh indah nya hidup ini.




  • Kisah Memek sepasang kekasih yang romantis

    Kisah Memek sepasang kekasih yang romantis


    2686 views

    Duniabola99.com – Sebut saja namanya Karina. Karina tak bisa menolak ajakan teman yang ia sukai itu. Dua tahun sudah mereka saling mengenal, sejak keduanya sama-sama duduk di bangku kelas satu. Dan perasaan suka itu muncul di hati Karina tak lama setelah pertemuan pertamanya. Kalau tidak karena Muhris memberi sinyal yang sama, Karina tentu sudah melupakan perasaannya. Tapi cowok itu terus saja bersikap spesial kepadanya, hingga cinta jarak jauh mereka terjalin erat meski tanpa kontak fisik.

    Lalu 3 bulan yang lalu saat menjelang Ujian Akhir Sekolah. Kelas pria dan wanita yang biasanya terpisah mulai digabung di beberapa kesempatan karena alasan peningkatan intensitas pelajaran. Siswa putra duduk di barisan depan, sedang yang putri di bagian belakang. Tapi Muhris duduk di barisan putra paling belakang sedang Karina di barisan putri paling depan. Maka tak ayal Muhris berada tepat di depan Karina. Dan itulah awal kontak terdekat yang terjadi pada mereka.

    alignnone wp-image-6063″ src=”http://duniabola99.com/wp-content/uploads/2018/09/1-87.jpg” alt=”” width=”660″ height=”989″ />

    Biasalah Awalnya purapura pinjam alat tulis, tanya buku, ini itu Tapi senyuman makin sering tertukar dan kontak batin terjalin dengan pasti. Kadang ada alasan bagi keduanya untuk tidak keluar buru-buru saat istirahat, hingga ada masa singkat ketika mereka hanya berdua di dalam kelas; tanyatanya pelajaranalasan basi yang paling disukai setiap orang. 2 bulan lebih dari cukup untuk memupuk rasa cinta. Meski pacaran adalah terlarang, dan keduanya belum pernah saling mengutarakan cinta, tapi semua teman mer

    Eka tahu keduanya adalah sepasang kekasih. Hubungan cinta yang unik di jaman yang serba bebas ini. Dan Karina begitu menikmati perasaannya. Setiap waktu teramat berharga. Sekilas tatapan serta seulas senyuman selalu menjadi bagian yang menyenangkan.

    Lalu cinta mulai berkembang saat kenakalan muncul perlahan-lahan. Karina sempat ragu saat Muhris memintanya untuk datang ke Mall M sepulang sekolah sore itu. Sejuta perasaan bahagia membuncah di hati Karina, bercampur dengan rasa takut dan kegugupan yang luar biasa. Ia nyaris pulang lagi saat sore itu ia berdiri di pintu Mall untuk bertemu dengan Muhris. Tapi cowok itu keburu melihatnya hingga ia tak dapat menghindar lagi.

    Ia tahu bahwa dirinya salah tingkah selama kencan pertama mereka. Malamnya Karina tak bisa tidur. Membayangkan tentang betapa menyenangkannya kencan mereka, saat untuk pertama kalinya Muhris menggenggam tangannya selama berkeliling melihat-lihat banyak hal. Seluruh tubuhnya terasa panas dingin. Muhris bahkan membelikan sebuah hadiah berupa kalung mutiara yang sangat mahal untuk ukuran dirinya. Untaian mutiara itu sangat indah, putih memancarkan kilau yang terang.

    Cowok itu berkata,

    Walaupun aku tak akan dapat melihatmu mengenakan kalung itu, kuharap kamu mau tetap mengenakannya. Dan tentu saja ia senantiasa mengenakan kalung mutiara itu.

    Satu bulan itu dihiasi dengan kencan sembunyi-sembunyi yang sangat mendebarkan.

    Seperti bermain kucing-kucingan dengan semua orang yang Karina kenal. Kalau ada satu saja orang yang tahu Karina berduaan dengan seorang pria di Mall, maka Karina tak dapat membayangkan petaka apa yang akan menimpanya. Tapi berhenti dari melakukan itu ia yakini lebih mengerikan daripada terus menjalaninya. Karena, di sore itu, di satu sudut yang sepi di dalam Mall, tiba-tiba saja Muhris mencium pipinya dengan cepat tanpa mengatakan apapun juga. Hanya sekilas, dan Muhris membuat seolah-olah itu tak pernah terjadi. Tapi pengaruhnya sangat besar pada diri Karina. Karena seluruh perasaannya bergemuruh dan membuncah. Bercampur aduk hingga ia hanya bisa diam saja seperti orang bodoh.

    Sisa sore itu berlalu tanpa ada dialog apapun, karena Karina tahu wajah putihnya telah berubah semerah udang rebus. Meninggalkan kesan terindah yang terbawa ke dalam mimpi bermalam-malam sesudahnya. Tiga hari sejak peristiwa itu Karina selalu berusaha menghindar dari Muhris. Ia merasa malu, bingung dan takut. Bagaimanapun juga satu sisi perasaannya masih memiliki keyakinan bahwa cinta mereka mulai melewati batas. Tapi ia belum tahu cara kerja nafsu. Karena ketika akhirnya mereka bertemu kembali, Karina tak bisa menolak saat di banyak kesempatan Muhris mencium pipinya berkalikali; kanan dan kiri.

    Bahkan, saat Muhris semakin nakal dengan meremas tangannya, memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya (meski semua itu dilakukan Muhris tak lebih dari lima detik saja), Karina hanya terpana dan sangat menikmati semuanya.

    Sebelum berpisah, Muhris berbisik pelan kepadanya,

    Kamu mau, kan, main ke rumah esok sore? Anehnya, seperti seorang yang terhipnotis, Karina mengangguk

    Maka, sore itu, dengan mengenakan gamis bercorak ceria khas remaja dengan hiasan renda bunga melati, dipadukan dengan jilbab pink yang disemati bros berbentuk kupu-kupu, juga sebuah tas jinjing dari kain kanvas, Karina duduk di sofa ruang tamu di rumah Muhris. Menunggu kekasihnya mengambilkan dua gelas jeruk dingin dan sepiring buahbuahan segar. Matanya menatap ke sekeliling ruangan dan mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan. Kesan itu didapat, sebagian karena bagaimanapun ini adalah rumah orang yang ia cintai, dan sebagiannya lagi karena pemiliknya memiliki cukup banyak uang untuk menata dengan demikian indahnya.

    Karina tak tahu banyak soal dekorasi, tapi sesungguhnya rumah itu memang didesain dengan nuansa klasik yang sesuai dengan alam pegunungan tempat rumah itu berdiri. Perabotan, dari mulai lampu-lampu, tempat duduk, meja, lukisan-lukisan serta berbagai hal didominasi oleh corak bambu dan kayu asli. Sementara dedaunan dan tanaman hijaubercampur antara imitasi dan buatanmenghiasi sudut-sudut yang tepat. Air terjun buatan dibangun di samping ruang tamu, dengan cahaya matahari yang hangat menyinari dari kaca jendela samping. Wilayah itu ditutup oleh kaca bening yang dialiri air dari atas, sehingga mengesankan suasana hujan yang indah dan menimbulkan bunyi gemericik air yang terdengar menyenangkan.


    Lukisan pedesaan dipasang di satu sudut yang tepat bagi pandangan mata, dengan gaya naturalis hingga setiap detail nampak sangat jelas. Seperti sebuah foto namun memancarkan aura magis yang lebih kentara. Karina sempat terpana dengan semuanya, dengan kesejukan yang melingkupi seluruh dirinya, sampai ia tak sadar kalau Muhris telah duduk di sebelahnya, sedang menata gelas dan piringpiring. Maaf, ya Seadanya. Habisnya Umi lagi ke Bandung ikut seminar, nemenin Abi Karina tersipu malu.

    Ia berasal dari keluarga yang lebih sederhana, sehingga rasa mindernya muncul saat mendapati rumah yang demikian besar dan mewah ini ternyata milik pacarnya.

    Nggak apaapa, Ris. Karina seneng, kok Karina merasakan suaranya tercekat di tenggorokan.

    Sore itu Karina lalui dengan sangat menyenangkan. Ngobrol berdua, bercanda, tertawa, nonton film, main game PS hingga makan malam. Karina baru tahu bahwa ternyata Muhris bisa memasak. Pintar malah. Kelezatan rasanya melebihi masakan yang pernah ia buat.

    Dengan malu ia mengakui itu di hadapan kekasihnya, yang membalasnya dengan ciuman pipi kanan yang lembut.

    Aku tetep cinta kamu, kok Perlu diketahui bahwa Karina saat itu berusia 16 tahun dan memiliki tubuh yang mulai matang sebagai seorang gadis. Posturnya juga tinggi dengan wajah manis yang terkesan keibuan.

    Tapi percayalah bahwa ia sangat polos, lebih polos dari gadis SD di kota besar yang telah mahir urusan peluk dan cium. Desa tempat ia tinggal sangat jauh dari arus informasi dan pengaruh buruk ibukota. Maka ia tak menaruh prasangka apapun saat Muhris mengajaknya menginap di rumahnya malam itu.

    Memang ini urusan yang tabu di desanya, tapi kepolosan Karina membuatnya yakin bahwa Muhris tak akan melakukan hal buruk terhadapnya. Sehingga, pilihan berbohong ia lakukan agar bisa berduaan terus dengan kekasihnya. Ia telah bilang pada orang rumah bahwa ia akan menginap di rumah Ririn. Ia tahu orang tuanya tak akan curiga, karena hal itu biasa ia lakukan di waktuwaktu ujian sekolah. Apalagi menjelang Ujian Akhir seperti sekarang.

    Suasana malam sangat sunyi dan suara jengkerik telah berganti dengan burung malam. Tak berapa lama rintik hujan mulai turun, dan Karina tak menyadarinya sampai hujan itu berubah jadi deras. Sangat deras, karena di musim penghujan seperti ini hal seperti itu selalu saja terjadi. Kalau tidak karena suasana cinta yang tengah meliputinya, Karina tak akan betah di rumah orang dalam situasi seperti itu.


    O, iya Sebetulnya Karina dan Muhris tidak benarbenar berdua di rumah, karena ada Hana, adik perempuan Muhris yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP. Makanya Karina tidak terlalu merasa sungkan, karena ia bisa bermain dengan Hana juga di sepanjang sore dan malam itu. Muhrislah yang agak kerepotan karena harus meminta Hana agar berjanji tidak memberitahukan keberadaan Karina kepada orang tua mereka. Hana sebetulnya tidak susah dibujuk. Hanya saja keberadaannya menyulitkan karena ciumanciuman harus dilakukan secara hatihati. Peluk dan cium beberapa waktu yang lalu memang mendapatkan perlawanan (meski setengah hati) dari Karina. Tapi hal itu tak berlaku malam ini, karena kini Karina merasa lebih santai dan bebas.

    Di satu kesempatan Muhris memeluknya sembari mencium bibirnya sekilas. Di kesempatan lain ia dipeluk dari belakang, tepatnya saat ia mencuci piring bekas makan malam dan pria itu mengendapendap dari belakang dan begitu saja melingkarkan tangan di pinggangnya. Karina sempat menjerit pelan dan berusaha meronta, tapi tangannya yang memegang piring dipenuhi busa sabun hingga susah untuk bergerak. Ia hanya menggelinjang pelan dan merengek lemah, saat pelukan itu makin erat dan ciuman di pipinya membuatnya terbius.

    Hampir saja Hana melihat perbuatan mereka, kalau Muhris tidak buruburu melepaskan pelukan di pinggang yang ramping itu. Setelah mandi malam yang menyenangkan, di dalam bathtub air hangat yang penuh busa dan peralatan mandi yang lengkap milik Umi Muhris, Karina bergabung dengan kakak beradik di ruang TV. Ia mengenakan busana malam yang lebih santai (setidaknya untuk ukuran gadis berjilbab); kemeja kaus lengan panjang putih bermotif garis warna biru dengan bawahan rok katun berwarna biru lembut, dipadukan jilbab simpel berwarna biru senada. Parfum aroma bunga khas remaja ia seprotkan di tempattempat yang tepat untuk menyegarkan dirinya.

    Lalu ia duduk di samping Hana yang sedang tertawa menyaksikan film kartun di televisi. Mata Karina saat itu tertuju penuh ke televisi, namun pikirannya terbang ke alam tertinggi yang penuh imajinasi. Pelukan dan ciuman hangat dari Muhris mau tak mau membangkitkan gairah terpendam yang selama ini tersembuyi jauh di dasar jiwanya. Ia mengalami semacam sensasi aneh yang baru dikenalnya, yang sangat memabukkan dan membuatnya lupa diri. Jam baru pukul delapan malam namun kegelisahannya telah memuncak. Karina tak tahuatau mungkin tak berani mengakuibahwa dirinya telah dipenuhi sensasi seks yang menyenangkan. Terlebih ini adalah masamasa suburnya.

    Letupanletupan kecil yang dipicu oleh Muhris membuatnya perlahanlahan tebawa ke arus deras, hingga sulit terbendung oleh keremajaannya yang sedang membara. Penghalang dirinya untuk melakukan halhal yang lebih seronok adalah rasa malu, takut serta ketidaktahuan yang besar tentang kondisikondisi semacam ini. Tapi pancinganpancingan yang dilakukan oleh Muhris dengan lihai membawanya pada pengalamanpengalaman terlarang yang sangat menggairahkan. Semuanya akibat kepolosan sang gadis remaja. Jam delapan lewat dua puluh menit Muhris bangkit dari duduknya dan menarik tangan Karina agar mengikutinya. Hana tak sadar karena ia terfokus pada acara televisi. Karina menurut dan dadanya berdebar kencang saat Muhris menariknya ke lantai dua.


    Kalau Karina sedikit lebih gaul, ia akan tahu Muhris bermaksud melakukan sesuatu, tapi Karina jauh lebih polos dari yang orang kira, hingga ia justru merasa senang saat Muhris mengajaknya untuk melihatlihat kamarnya. Ia senang bisa tahu isi dalam kamar kekasih yang ia cintai. Karina kagum pada suasana kamar Muhris yang menyenangkan. Ia juga terkejut saat menemukan foto dirinya dalam pose separuh badan terpampang di dinding kamar. Foto itu ditutupi Muhris oleh poster pemain bola, hingga tidak ada yang tahu bila setiap malam ia menarik poster itu dan memandangi foto gadis yang tersenyum manis di sana. Karina setengah lupa tentang kapan ia membuat foto itu. Ia merasa foto itu lebih cantik dari aslinya.

    Tapi Muhris menjelaskan bahwa program komputer photoshop dapat melakukan banyak hal, seperti membuat gadis secantik dirinya terlihat lebih segar dan mempesona. Karina tersipu malu. Tapi itu belum seberapa, karena tibatiba Muhris menarik dirinya agar berhadapan, lalu mengeluarkan sepasang anting mutiara dari kotak beludru di saku celananya. Karina terperanjat.

    Muhris berbisik mesra,

    Ini pasangan kalung yang pernah kuberikan. Aku mau kamu mengenakannya Mata Karina berkacakaca.

    Kalau saja ia berani, ia sudah memeluk pria di hadapannya dan menciumnya bertubitubi. Tapi ia terlalu malu untuk melakukan hal semacam itu. Ia hanya salah tingkah, saat Muhris meletakkan antinganting itu di telapak tangannya dan berkata lagi,

    Aku pasangkan sekarang, ya
    Tapi Suara Karina serak dan lirih.
    Tapi kenapa?
    Karina malu
    Kok malu? Bukankah kita saling mencintai?! Masihkah kita saling tertutup? Karina bingung untuk menjawab, karena ini adalah momen pertama dalam hidupnya ketika ia harus membuka jilbabnya di hadapan seorang lakilaki.

    Wanitawanita yang biasa berbikini di kolam renang atau berpakaian seksi di Mallmall tentu tak akan paham kenyataan ini. Tapi Karina adalah perempuan yang sejak belasan tahun lalu selalu menutup seluruh bagian tubuhnya dan tak memamerkannya pada siapapun kecuali keluarganya. Melepas jilbab baginya sama seperti melepas rok di depan kamera bagi gadis keumuman. Aneh? Memang! Tapi itulah kenyataannya.

    Ia setengah menangis saat tak kuasa menolak permintaan Muhris yang menyudutkan itu. Ia memang diam. Tapi dadanya bergemuruh hebat saat jemari Muhris melepasi jarum dan peniti yang menyemati jilbabnya. Ia tertunduk dalam dan menahan nafas saat tangan kekasihnya menarik lepas jilbabnya.

    Tangannya yang gemetar meremasremas ujung kaus, dan tanpa sadar ia menggigit bibirnya sendiri saat Muhris menarik dagunya agar mereka bisa saling bertatapan serta membelai rambutnya dengan mesra; rambut yang hitam lurus sepanjang bahunya.

    Kamu cantik sekali, Karina Suara itu terdengar lirih, dan Karina hanya terpejam menahan semua perasaannya.

    Itu adalah ekspresi terbodoh yang pernah ia lakukan, atau justru yang terbaik, karena semuanya mendorong Muhris untuk mengecup bibirnya dengan lembut.

    Ciuman hangat dan penuh cinta, membawa Karina terbang tinggi dan melupakan dunia ini.

    Mmmh Karina hanya terpejam pasrah. Tubuhnya gemetar hebat.

    Tapi mulutnya terbuka lebar saat lidah Muhris mulai menjulur dan menggelitiki rongga mulutnya. Lidahnya ikut bergerak meski masih sangat kaku, saling menggelitiki untuk mendapatkan sensasi aneh yang sempurna. Tangannya begitu saja memeluk lengan Muhris yang kokoh, yang saat itu tengah melingkarkannya di pinggangnya sendiri. Waktu seakan berhenti. Dan keduanya terpaku seperti sepasang patung sihir. Hanya helaan nafas yang terdengar di selasela ciuman membara dan dipenuhi gelora cinta. Kedua tubuh itu merapat dan saling bergesekan, seakan tak dapat terpisahkan. Saling memberikan rasa hangat yang aneh dan membangkitkan seluruh saraf yang tertidur.

    Keduanya baru berhenti ketika nafas mulai habis dan terengahengah kelelahan. Karina kaget dan merasa malu sekali.
    Mulutnya basah akibat ciuman panas itu. Tapi ia tak dapat berbuat apaapa selain menanti yang terjadi selanjutnya. Ia membiarkan Muhris memasang antinganting di kedua telinganya.

    Ia menahan rasa geli saat jari jemari Muhris seakan menggelitik kedua telinganya, dan menurut saja ketika pria itu menuntunya ke hadapan cermin besar.

    Lihat Kamu cantik sekali.. Karina melihat sekilas ke cermin, menyaksikan dirinya sendiri tanpa jilbab, dengan dihiasi antinganting dan kalung mutiara dari kekasihnya.

    Ia merengek manja dan menutup muka dengan telapak tangannya.

    Aah Muhris jahat Karina malu
    Malu sama siapa? Mereka bercanda dengan mesra dan lebih hangat.

    Ciuman tadi telah menyingkapkan tabir kekakuan yang telah terbentuk selama ini. Mereka kini lebih mirip sepasang kekasih, dengan pelukan dan ciuman hangat yang sarat nuansa cinta. Pagi itu adalah pagi terindah bagi Karina. Menghidangkan sarapan di meja makan untuk Muhris membuatnya merasa seperti seorang istri yang melayani suaminya. Muhris dan adiknya sangat puas dengan masakannya. Canda tawa menghiasi makan pagi mereka yang berlangsung dengan santai. Seusai makan Hana langsung berangkat sekolah, meninggalkan sepasang sejoli yang dimabuk asmara itu tanpa kecurigaan apapun. Membiarkan keduanya menikmati hari dalam kemesraannya.

    Tapi, kalau kamu berpikir malam itu keduanya melakukan hubunganhubungan khusus suami istri, percayalah bahwa kamu salah besar. Mereka masih terlalu penakut untuk melakukan hubungan yang lebih jauh. Meskipun ciuman mereka semakin panas, aktivitas lain masih terhitung sopan karena tangan Muhris tak pernah bergerilya seperti tangan para professional. Masih tetap pelukan sopan yang tak melibatkan rabaan ataupun sentuhan lain. Keduanya tidur terpisah dan tak ada aktivitas nakal di malam hari. Karina pulang dari rumah Muhris sekitar pukul sepuluh pagi, setelah banyak ciuman tambahan sehabis sarapan dan mandi pagi.

    Kepada orang rumah ia bilang sekolah pulang cepat. Seharian ia lebih banyak mengunci diri dalam kamarnya, menikmati sensasi imajinasi yang semakin liar dibanding waktu sebelumnya. Pertemuan selanjutnya ternyata lebih lama dari yang diduga. Keduanya benarbenar tersibukkan oleh tugastugas sekolah, hingga baru bertemu lagi (untuk berduaan tentunya) dua minggu setelahnya. Keluarga Muhris berlibur ke rumah nenek di luar kota. Alasan ujian membuat Muhris bisa menghindar dari paksaan orang tuanya, sehingga rumahnya bebas selama satu minggu penuh. Itulah saat yang tepat untuk bermesraan dengan Karina, dan ia telah menyiapkan banyak hal untuk pekan yang istimewa itu.

    Karina datang pagi hari itu dengan mengenakan seragam sekolahnya. Perpisahan yang cukup lama ternyata membuat gadis itu lebih agresif, sehingga, meskipun tetap Muhris yang harus memulainya, Karina memberikan balasan yang sedikit liar dan nakal. Muhris sampai megapmegap kewalahan. Sesudahnya mereka tertawatawa sambil berpelukan di atas sofa, sembari mata mereka menatap layar TV tanpa bermaksud menontonnya. Sekitar menjelang siang Karina dibonceng Muhris untuk main ke Mall M. Setelah itu dilanjutkan ke taman L dan bermain sepeda air di sana. Mereka juga melakukan banyak hal yang menyenangkan, yang membuat mereka lupa waktu.


    Hari telah senja ketika keduanya memutuskan untuk pulang, saat langit berubah gelap dan tibatiba saja menjadi hujan yang sangat deras sebelum keduanya tiba di rumah. Tak sampai lima menit ketika keduanya berubah basah kuyup, dan Karina telah menggigil kedinginan saat perjalanan belum mencapai setengahnya. Keduanya tiba di rumah saat menjelang makan malam. Oleholeh yang mereka beli di jalan telah basah kuyup dan tak ada satu bagianpun yang kering dari diri mereka. Tubuh Karina menggigil hebat dan wajahnya pusat pasi. Bibirnya agak membiru. Muhris bergegas membawa gadis itu ke dalam rumah dan menyiapkan air panas di bathtub kamar atas.

    Sementara menunggu gadis itu mandi, ia menyiapkan dua gelas susu coklat panas dan sekaleng biskuit kacang. Ia sendiri langsung mandi setelah itu, dan keduanya selesai setengah jam kemudian. Karina baru sadar bahwa ia tidak memiliki pakaian ganti, dan kebingungan sampai mengurung diri di kamar mandi. Muhris berusaha meminjamkan pakaian ibunya, tapi pakaian bersih ibunya terkunci dalam lemari. Sementara itu pakaian Hana juga tak muat dan terlalu kecil.

    Untunglah Muhris ingat bahwa di kamar tamu ada pakaianpakaian saudara sepupunya, yang biasa disimpan di sana untuk dipakai jika menginap di rumah Muhris.

    Tapi Sepupuku tidak berjilbab. Jadi pakaiannya agak Kamu coba aja deh cari yang pas. Aku tunggu di ruang TV Karina kebingungan sendiri di kamar tamu itu.

    Ia agak risih karena semua pakaian di dalam lemari itu adalah pakaianpakaian yang gaul, serba ketat dan serba minim. Cukup lama ia memilih dan tidak menemukan juga pakaian yang cocok untuk dirinya, sehingga ia memilih pakaian yang menurutnya agak paling sopan. Tapi tetap saja serba minim. Dengan malu ia mengenakan pakaian pilihannya dan menghampiri kekasihnya di ruang TV. Wajah Muhris berubah kaget dan matanya bergerak kesanakemari; mata yang biasa Karina temukan pada priapria nakal di pinggir jalan.

    Tapi Karina tahu semua ini karena dirinya, dan setengah menangis ia berusaha menutupi keterbukaan dirinya dengan kedua tangan. Bagaimana tidak?! Inilah pertama kalinya seumur hidup ia mengenakan pakaian minim di hadapan seorang pria, meskipun itu adalah kekasihnya juga. Sepupu Muhris bertubuh lebih pendek dan kecil dari dirinya, sehingga kaus pink tipis bergambar Barbie yang ia kenakan benarbenar melekat ketat di tubuhnya, menampakkan lekuklekuk yang nyata dan mempesona. Bahkan bagian pusarnya tidak betulbetul tertutupi, meskipun berkalikali ia berusaha menarik kaus itu ke bawah.

    Sementara itu, celana hijau lumut selututnya juga sama ketatnya, dan tidak benarbenar selutut, karena tubuh Karina yang tinggi. Karina sebetulnya memiliki kulit yang putih bersih dan lekuk yang indah, sehingga ia nampak cantik menawan dengan pakaian seksi itu. Terlebih rambut panjangnya masih setengah basah, menciptakan sedikit gelombang yang menambah aura kecantikannya. Tapi Karina tak terbiasa dengan halhal seperti itu, hingga ia merasa dirinya buruk dan norak.

    Ia takut Muhris meledeknya, serta jengah dengan keterbukaannya sendiri.

    Kamu cantik sekali, Karina Suara Muhris terdengar bergetar, dan Karina merinding ketika pria itu malah mendekatinya dan berusaha memeluknya.

    Ia berusaha menghindar dan tangannya menolak pelukan Muhris.

    Karina malu Jangan, Muhris Jangan
    Lho Kenapa? Karina hanya menggeleng dan Muhris berusaha menghormatinya.

    Mereka menghabiskan malam dengan menonton TV dan menghabiskan susu hangat di meja. Namun Karina agak lebih pendiam dan gelisah. Tangannya terusterusan memeluk bantal besar, berusaha menutupi apa yang ada di baliknya. Ia tak tahu bahwa pria di sebelahnya lebih gelisah lagi, meski alasannya sedikit berbeda. Ia terlalu sibuk oleh pikirannya sendiri hingga tak sadar bahwa mata Muhris terus menelusuri dirinya, seolah berusaha menelanjangi. Awalnya Karina tak sadar pada sentuhan itu. Berkalikali Muhris mencium pipinya, tapi ia menganggap wajar hal tersebut. Itu hal yang biasa mereka lakukan, dan Karina menganggapnya sebagai sun sayang yang biasa ia dapatkan.


    Tapi Muhris kini telah melingkarkan tangan kiri melalui sandaran sofa dan mendarat di bahunya. Sedang tangan kanan diletakkan di atas lutut Karina yang terbuka. Cuaca memang sangat dingin akibat hujan yang tidak juga berhenti, hingga elusan di lututnya terasa nyaman dan menghangatkan, membuat Karina setengah tak sadar ketika elusan itu makin merambat ke atas pahanya yang sedikit tersingkap.

    Karina sangat suka nonton sinetron dan tayangan di TV adalah sinetron favoritnya. Adegan dan katakata romantis di layar kaca seperti memberi hipnotis tersendiri. Adegan ciuman memang disensor, tapi hal itu justru membuatnya tak kuasa menolak saat ciuman Muhris beralih ke bibir basahnya. Untunglah saat itu sedang iklan, hingga ciuman dari Muhris dapat diterima oleh Karina sepenuhnya, yang baru sadar bahwa posisi duduk kekasihnya sangat mengintimidasi dirinya.

    Cerita Mesum Romantis

    Tapi ciuman itu begitu manis dan menyenangkan, memunculkan rasa hangat yang menggelora yang sangat ia rindukan. Tak perlu menunggu lama untuk membangitkan hasrat gadis itu. Pengalaman telah mengajarkan banyak hal kepadanya, sehingga lidahnya langsung menyambut saat Muhris mulai mengajaknya bermainmain. Bibir Karina termasuk agak tipis, merah dan masih alami. Namun lidahnya lincah dan pandai bergerak.

    Dengan daya dukung kecerdasan di atas ratarata, ia menjadi gadis yang cepat belajar dan tahu bagaimana cara memuaskan lawan mainnya. Muhris sendiri sangat kaget dengan kecepatan Karina dalam mempelajari tekniktekik baru, hingga di akhir pertandingan lidah mereka, ia membiarkan sang gadis mengalahkannya hingga pipi gadis itu merona akibat agresivitasnya sendiri.

    Ketika berciuman Karina lupa pada apapun. Tapi setelah selesai ia baru sadar bahwa sejak tadi tangan kanan Muhris terusterusan membelaibelai pahanya, bergantian antara kanan dan kiri. Kini ia benarbenar merasakan rangsangan itu, rangsangan yang lebih terkesan dewasa dibanding sekedar ciuman bibir. Tangannya bertindak cepat, mencegah Muhris sesaat sebelum tangan kekasihnya itu menyentuh bagian pangkal pahanya. Mulut mereka terdiam dan hanya mata yang berbicara. Muhris meminta, Karina menolak halus. Tangan Muhris bergerak lagi, tapi Karina mencegah lagi.

    Muhris tersenyum manis.

    Maaf, ya Aku kelewatan Karina ikut tersenyum.
    Lebih baik kita dengar musik aja, ya! Kita berdansa. Seperti di film. Karina diam menunggu dan manut saja pada apa yang diinginkan kekasihnya.

    Suara lembut mengalun dari player, dan tangan Muhris menjulur padanya. Karina grogi karena ia belum pernah berdansa sebelumnya. Muhris meyakinkan bahwa ia sama tidak tahunya seperti Karina. Jadi tak usah malu karena mereka hanya berdua di sini. Dengan langkahlangkah kaku tubuh mereka bergerak pelan, saling berpelukan. Keduanya tertawa pada gerakan masingmasing, tapi tetap merasa senang karena ciuman dimulai lagi beberapa saat sesudahnya. Tubuh Karina hampir sama tingginya dengan Muhris, hingga ia tak perlu berjinjit untuk menyambut pagutan pria itu.

    Ia tak tahu bahwa kecantikannya makin memesona diri Muhris dan keremajaannya terus memancingmancing gairah. Belum lagi aroma parfum menebar dari seluruh tubuhnya. Tangan Muhris tak tahan untuk tidak mengeluselus tubuh bagusnya, bergerak dari pinggang ke arah atas. Karina masih setengah menganggap elusan itu adalah bagian dari gerakan berdansa. Ciuman bibir Muhris membuat tubuhnya lemas, hingga elusan itu ia nikmati saja seperti halnya ciuman di bibirnya.

    Terasa geli saat menyentuh bagian samping dadanya.

    Mmmh Mmhhh Elusan tangan Muhris makin mengarah ke dada Karina, membelai-belai benda yang lunak dan empuk itu.


    Gadis itu mengejang karena rasa aneh yang melandanya. Itu adalah sentuhan pertamanya, dan ia masih sangat sensitif. Tangannya secara refleks berusaha mencegah, tapi Muhris yang tak mau gagal lagi berusaha menahan Karina agar tetap diam. Ciumannya makin liar hingga Karina tak bisa mengelak. Remasan di dadanya terasa makin nyata, membuat Karina terengahengah akibat rangsangan hebat di tubuhnya. Ia tak kuasa mencegah remasan itu, karena bagaimanapun dirinya ternyata menikmatinya. Keduanya terengahengah akibat ciuman yang panjang itu. Sedang muka Karina makin memerah, karena ia benarbenar terangsang oleh remasan tangan Muhris di dadanya. Payudaranya yang berisi membuat genggaman Muhris terasa penuh.

    Ia membiarkan dirinya terdesak ke dinding, hingga ia tidak sampai merosot jatuh saat remasan tangan Muhris makin lincah dan mempermainkan puncaknya yang masih tertutup kaus. Ia hanya mendongak setengah terpejam dan tangannya yang bingung merapat ketat di tembok. Ia makin belingsatan karena di saat yang bersamaan ciuman Muhris mendarat di dagu dan lehernya bertubitubi. Lehernya cukup panjang dan jenjang, hingga kepala Muhris dapat terbenam di sana dan memagutmagutnya seperti ular. Karina merasakan air mata mengalir lewat sudut matanya. Ia sangat kebingungan mengenali perasaannya saat ini. Remasan tangan kanan Muhris berganti menjadi ciuman bibir. Ia sempat menunduk dan hanya melihat rambut kekasihnya.

    Kepala Muhris terbenam di buah dadanya yang telah mengeras kencang, dan Karina dapat mendengar kecipakkecipuk saat Muhris melahap dadanya itu dengan sedikit buas.

    Muhris Muhris Ohhh. Apa yang kamu lakukan sama Karinaaa Mmhhh Jangan, Ris Aahh Muhris telah menggulung kaus ketatnya ke arah atas, berusaha menyingkapkannya agar buah dada itu lebih leluasa dinikmati.

    Lelaki itu terus meremasremas dengan lembut dan penuh perasaan. Menjepit dan mempermainkan putting susunya yang masih tertutup BH tipis berwarna krem. Mungkin Muhris merasa gemas mendapati payudara yang demikian empuk dan kenyal itu, payudara perawan yang masih sangat sensitif dari sentuhan. Keadaan Karina kini sungguh mengenaskan. Kekasihnya menyerangnya di berbagai tempat, mempermainkan dirinya seperti sebuah boneka. Bibir dan tangan kiri di payudaranya, tangan kanan di selasela pahanya.

    Semuanya adalah sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Dulu ketika ia belum pernah mengalaminya, ia selalu berjanji bahwa ia hanya akan melakukan ini dengan suaminya di atas ranjang pernikahan. Dulu ketika hal ini tak pernah terbersit dalam benaknya, ia sangat yakin mampu menjaga kehormatannya. Tapi kini ketika benarbenar mengalaminya, ia tak tahu apakah ia akan tetap sekuat itu. Sentuhansentuhan ini terlalu melenakan dirinya, dan membangunkan perasaan rindunya yang telah lama terpendam.

    Ia sangat bingung hingga hanya mampu meneteskan air mata dan meremas remas rambut Muhris.

    Aku sayang kamu, Karina Mmmh Aku sayang kamu Terdengar rayuan Muhris di selasela kesibukannya.


    Karina hanya mampu menjawabnya dengan eranganerangan aneh, karena saat itu tangan kanan Muhris telah menembus langsung ke pangkal pahanya. Jari jemari pria itu menggosokgosok dan mempermainkan di tempat yang paling sensitif, hingga Karina merasakan celananya basah oleh cairan yang tak ia kenal sebelumnya. Memang sentuhan tersebut bukanlah sentuhan langsung karena tubuh Karina masih tertutup CD tipis dan celana ketatnya. Tapi ini adalah sentuhan pertamanya, dan semuanya sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan rangsangan dahsyat itu.

    Apalagi setelah beberapa lama Muhris tidak juga menghentikan aktivitasnya, melainkan menggesekgesek dengan lebih liar. Kemaluannya terasa seperti diadukaduk, hingga makin lama ia makin merasakan desakan yang aneh sangat sulit ia pahami.

    Ia tak dapat menahan perasaannya. Ia terus mengerang mengerang hingga desakan itu makin menuju ke arah puncak Ia tak sanggup bertahan lagi

    Aaahh Aaahh Akhhhhh. Karina menjerit panjang saat orgasme melanda tubuhnya untuk pertama kalinya. Tubuhnya mengejang kuat, melengkung seperti busur. Kakinya merapat menjepit tangan Muhris yang tak juga berhenti bergerak. Ia merasakan letupanletupan dahsyat seperti sebuah terpaan badai. Dunia dipenuhi warna yang berpadu dengan indahnya.

  • Kisah Memek Auntie Iza

    Kisah Memek Auntie Iza


    2949 views


    Duniabola99.com – Bagi mereka yang telah bertemu dengan makcik aku, sememangnya mereka pasti akan merasa yang wajah dan perwatakannya langsung tidak menyerupai usianya. Walaupun usianya sudah hampir mencecah 45 tahun, tidak keterlaluan jika aku katakan yang dia macam orang yang baru nak mencecah 35 tahun. Untuk kesenangan orang memahami cerita ini, biarlah aku namakan dia sebagai Auntie Iza aje…walaupun itu bukan namanya.

     


    Walaupun ada kalanya aku memasang angan-angan yang bercorak x-rated apabila berhadapan dengannya, aku terpaksa pendamkan saja memandangkan yang aku hanya berpangkat anak buah sahaja. Tambahan pula Auntie Iza telahpun mempunyai tiga orang anak dan adalah tidak elok sekiranya aku memperlakukan sebarang perangai yang tidak elok.

    Tapi anggapan aku terhadap Auntie Iza berubah apabila aku tinggal bersama dengan pakcik aku baru-baru ini. Tuan rumah aku inginkan rumah sewa ku kembali dan memandangkan yang aku masih belum dapat rumah sewa, pakcik aku telah mengajak aku tinggal bersamanya sementara waktu.

    Suatu hari semasa pakcik ku keluar kerja, tinggallah aku bersama dengan Auntie Iza saja di rumah. Aku anggap ini biasa saja sebab dia makcik ku juga.

    Nak dijadikan cerita, aku sedang makan sarapan di dapur bila Auntie Iza keluar dari bilik air. Dia berkemban. Auntie Iza terpaksa lalu depan aku kerana bilik air terletak di belakang dapur. Secara spontan mata aku terus memandang ke gunung Auntie Iza semasa dia lalu di depan aku. Mungkin menyedari pandangan aku, Auntie Iza berhenti dan memandang ke arah ku. Tergamam, aku terus menundukkan kepala.


    “Kenapa malu? Suka apa yang you nampak?” tanya Auntie Iza selamba.

    Tanpa dapat aku menjawab, Auntie Iza terus berjalan ke arah aku dan tanpa aku sedar, kainnya terus terlucut ke lantai. Sepasang buah dadanya yang besar menunding ke arah ku. Mata ku terus tertumpu pada bulu lebat yang menutupi cipapnya.

    Auntie Iza terus rapat dengan muka ku dan buah dadanya digeselkan ke muka ku. Semakin kencang nafas aku. Dalam seluar ku, batang ku sudah semakin menegak dan tegang. Auntie Iza terus memegang tangan ku dan dibawanya ke arah buah dadanya. “Peganglah. Auntie tahu kau nak pegang.”

    Pucuk di cita ulam mendatang. Tanpa melepaskan rezeki aku terus menjilat putting Auntie Iza yang sudah semakin tegang. Sambil tangan ku bermain-main di cipapnya. Perlahan-lahan cipapnya semakin basah dan jari ku terus menusuk ke dalam lubang keramatnya yang basah itu.


    Auntie Iza terus duduk di atas meja makan dengan kedua kakinya mengangkang luas. Tanpa berlengah lagi aku terus melucutkan seluar ku dan menghalakan batang ku ke arah lubang keramat Auntie Iza. Aku terus menusuk dengan penuh kenikmatan. Air cipap Auntie Iza mula membasahi telurku. Aku terus melajukan terjahan aku.

    Bila aku rasakan aku hampir terpancut, cepat-cepat aku tarik keluar batang ku. Namun sebelum sempat aku menariknya habis, Auntie Iza terus menarik aku agar masuk semula. Tak sempat aku berbuat apa-apa, aku terus terpancut dalam cipap Auntie Iza.

    Aku terus menarik keluar batang ku. takut aku seketika. Namun ketakutan itu hilang bila Auntie Iza terus memusingkan badannya dan menonggengkan punggungnya ke arah ku.

    “Masuk belakang,” katanya.


    Aku tak tahu nak buat apa sebab aku memang tak pernah masukkan batang ku ke dalam jubur seseorang. Aku hanya berdiri di belakang Auntie sambil tangan ku meramas punggungnya. Mungkin menyedari yang aku tak tahu nak buat apa, Auntie terus memegang batang ku dan terus menasukkannya ke dalam juburnya. Ketatnya memang aku tak boleh katakan.

    Bila dah masuk, aku terus menjalankan operasi. Dalam aku menusuk juburnya, auntie terus menusuk cipapnya dengan dua jarinya. Depan belakang dia kena. Patutlah dengusan dan rintihannya begitu kuat sekali. Aku kian lajukan terkaman aku. Aku tahu dia tak akan mengandung kalau aku lepas dalam juburnya. Maka aku pun terus menerja walaupun aku rasa aku dah nak pancut. Bila aku tarik keluar batang aku, aku nampak cecair pekat ku mengalir keluar dari juburnya.

    “Jangan lap,” kata Auntie bila aku mencapai tisu untuk lap batang ku.

    Tanpa menghiraukan di mana batang aku berada tadi, Auntie terus menghisap batang aku dengan lahapnya. Untkuk kali ketiga pagi itu, aku terpancut lagi. Kali ini dalam mulut auntie.


    Selepas itu baru aku tahu yang auntie sudah hampir empat bulan tidak digauli. Dan sepanjang perkahwinannya, dia belum pernah menghisap batang lelaki atau main belakang. Walaupun pernah dia minta kat pakcik aku, pakcik aku tak benarkan dia buat begitu.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri




  • koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram

    koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram


    1977 views

  • Kisah Memek Pemerkosa lembut hati

    Kisah Memek Pemerkosa lembut hati


    2940 views


    Duniabola99.com – Namaku Mei Ling, aku adalah seorang mahasiswi semester akhir di salah satu perguruan tinggi terkemuka yang berada di daerah Jakarta Pusat yang pada masa-masa awal demokrasi terkenal sebagai pusat demonstrasi dan berbagai tragedi politik. Namun sebaiknya lupakan saja masalah itu, selain karena aku tidak pernah ikut kegiatan tersebut, aku juga lebih tertarik dengan urusan kuliah dan cowo ketimbang masalah politik. Agen Nova88
    Secara fisik aku adalah gadis yang menarik dengan tinggi tubuh sekitar 175 cm, langsing dan seksi (karena rajin ikut senam dan fitness), berwajah lonjong dan berparas melankolis, berambut hitam legam panjang lurus sebahu (ciri khas wanita chinese) serta berkulit putih mulus tanpa cacat sedikit pun dengan puting payudara berwarna merah jambu dan bulu kemaluan tipis agak jarang. Kejadian ini bermula ketika aku baru saja usai pulang dari ruang baca skripsi (tempat kumpulan skripsi alumni) perpustakaan setelah selesai menyusun beberapa bab skripsi yang harus kuperbaiki tatkala siang tadi usai menghadap dosen pembimbing skripsiku. Judi Bola Nova88

    Saat itu keadaan sudah gelap (pukul 19.00) dan kantin pun sudah tutup, praktis tidak ada lagi mahasiswa yang nongkrong di kantin dan kalaupun ada hanya sebagian kecil saja sehingga aku pun memutuskan untuk langsung menuju ke lapangan parkir khusus mahasiswa yang berada disamping kampus.

    Tempat parkir sudah agak sepi, hanya tersisa beberapa mobil saja milik mahasiswa S2 ataupun S1 yang kebetulan masih ada jadwal kuliah malam. Kebetulan mobilku tadi siang mendapat tempat parkir agak jauh ke sudut lapangan parkir. Lapangan parkir itu sendiri sebenarnya adalah tanah kosong yang ditimbun oleh batu dan pasir serta dikelilingi oleh pagar seng yang tertutup rapat sehingga tidak dapat dilihat oleh orang dari luar. Mobilku adalah Suzuki Escudo berwarna gelap keluaran terakhir yang kebetulan sempat dibeli oleh Papaku sebelum krismon berawal.

    Di jajaran mobil yang parkir terlihat hanya ada tinggal 3 mobil lagi yakni satu Toyota kijang berwarna biru gelap dan satu Panther long chassis berwarna hijau gelap serta sebuah Feroza berwarna hitam dimana posisi ketiganya adalah tepat mengelilingi mobilku. Feroza ada tepat dipojok lapangan parkir yang berarti berada tepat di sebelah kiri mobilku, sedangkan Kijang ada di sebelah kanan dan Panther tersebut ada di depan mobilku dengan posisi parkir paralel sehingga menghalangi mobilku keluar. Aku terus terang agak kesal karena selain sudah lelah dan banyak masalah sehubungan dengan skripsiku, eh…, ternyata malam-malam begini masih harus mendorong mobil lagi.


    Aku berjalan sedikit setelah sebelumnya meletakkan tas dan buku serta diktat beserta bahan skripsi di mobil, aku melihat-lihat kalau-kalau masih ada tukang parkir atau satpam di gerbang masuk parkiran yang tidak seberapa jauh. Sebab gerbang keluar parkiran sangat jauh letaknya dari posisi mobilku. Ternyata gerbang masuk telah tertutup dan dirantai sehingga untuk mencari orang aku harus menuju ke gerbang keluar. Karena agak malas jalan aku pun terpaksa kembali ke mobil dan berinisiatif mendorong Panther tersebut sendirian. Dengan agak bingung aku letakkan telapak tangan kiriku di belakang mobil tersebut sementara tangan kanan di sisi kanan mobil. Ternyata Panther tersebut tidak bergerak sama sekali. Aku curiga jangan-jangan pemiliknya telah memasang rem tangan sebelumnya. Karena itu aku berniat mengempiskan ban mobil sialan itu. Saat sedang asyik berjongkok dan mencari posisi pentil ban belakang sebelah kanan Panther tersebut, mendadak aku merasakan kehadiran orang di dekatku, tatkala aku menoleh ternyata orang tersebut adalah Lexy teman sekampusku yang sebelumnya sudah lulus namun pernah satu kelas denganku di MKDU.

    Lexy adalah seorang pria kelahiran Sumatera berbadan hitam tinggi besar (185 cm / 90 kg), dengan perut buncit, berwajah jelek (mukanya terus terang hancur banget penuh parut karena bekas jerawat) dengan gigi agak tonggos dan kepala peyang serta bermata jereng keluar. Tak heran kalau banyak gadis-gadis sering menjadikannya bahan olok-olokan dalam canda mereka karena keburukan wajahnya namun tanpa sepengetahuannya, sebab selain wajah Lexy sangat sangar, dia juga dikenal berkawan dengan banyak pentolan kampus dan juga kabarnya memiliki ilmu hitam. Namun dia juga dikenal sangat pede, dan itulah yang menjadikannya olok-olokan bagi para gadis karena dia tidak pernah malu-malu menatap wanita cantik yang disukainya dengan berlama-lama. Terus terang jantungku agak berdegup karena perasaanku merasa tidak enak, terutama karena aku mengetahui bahwa Lexy selama ini sering menatapku berlama-lama dan caranya menatapku terasa sangat menelanjangi, seolah-olah ingin memperkosaku. Namun aku berusaha bersikap tenang agar tidak menimbulkan akibat buruk karena menurut teman-teman, jika kita terlihat tenang maka lawan kita cenderung ragu untuk berniat jahat.

    Namun ternyata Lexy tidak berbuat apa-apa dan hanya berkata, “Ada yang bisa saya bantu, Ling?”, “Ehh…, nggg…, anu…, ini mobil sialan diparkir begini, mana susah lagi dorongnya”, sahutku agak canggung. “Mari saya bantu, kamu pegang samping kanan ini yach”, ujar Lexy memberi aba-aba agar aku berada dibelakang samping kanan Panther sialan itu. Tatkala aku sedang dalam posisi siap mendorong dari arah kiri, kutengokkan kepala ke arah kiri, ternyata Lexy tidak berada pada posisi belakang mobil itu melainkan berada tepat di belakangku dan tangannya dengan cepat telah berada di atas tanganku dan jemarinya telah meremas jemariku dengan lembut, mesra namun kuat. “Ehhhh … apa-apaan nih Lex?”, ujarku panik. Namun Lexy dengan tenang dan lembut malah menghembuskan nafasnya di balik telingaku dan membisikkan sesuatu yang tidak jelas (mungkin sejenis mantera) lalu menambahkan “Aku mencintaimu Mei Ling”, ujarnya lembut. Mendadak aku merasa lemas, namun aku masih sempat berucap “Lepaskan aku Lex, kamu ini udah gila kali?”, ujarku lemah.


    Tapi aku semakin tak berdaya melawan hembusan lembut di belakang telingaku dan kecupan mesranya di belakang leherku tepatnya di bulu-bulu halus tengkukku. Nampaknya Lexy menggunakan sejenis pelet tingkat tinggi yang mampu membuatku tak berdaya dan hanya bisa pasrah menikmati tiap cumbuannya. Makin lama cumbuan Lexy semakin hebat dan herannya aku yang biasanya sangat jijik kepadanya seperti terbangkitkan gairah birahiku, apalagi Lexy tidak hanya mencium pundak, tengkuk dan telingaku saja, namun tangannya juga telah mulai bermain mengusap-usap daerah terlarang milikku. Yah, tangan kiri Lexy telah mengeluarkan kemejaku dari balik celana jeans yang kukenakan dan masuk ke balik celanaku hingga menembus celana dalamku dan mengusap-usap dengan lembut bukit kemaluanku.

    Aku hanya bisa mendesah lemah dan mulai merasakan rangsangan yang demikian kuat. Mendadak Lexy menarik dan membimbingku ke arah mobilku dan tangannya menarik pintu belakang sebelah kanan mobilku yang memang tidak sempat kukunci. Lantas ia merebahkanku di jok tengah Escudo milikku dan merebahkan sandarannya. Kemudian ia mendorong tubuhku ke dalam dan menekuk kakiku hingga posisi kakiku terlipat ke atas sehingga dengan mudahnya kemaluanku terkuak dan pahaku miring ke samping. Lantas dengan segera Lexy menutup pintu dan mengambil kunci mobilku serta menguncinya dari dalam melalui central lock di pintu depan. Aku semakin tidak berdaya dengan usapannya di kemaluanku apalagi dia telah membuka kancing, gesper dan ritsluiting celana jeansku dan tangannya telah menarik turun celana dalamku. Kemudian Lexy menarik dengan cepat celana jeansku lalu kemudian menarik lagi celana dalamku hingga terlepas semuanya.

    Aku selama itu hanya bisa pasrah lemas tidak tahu mengapa, mungkin akibat mantera miliknya yang begitu dahsyat. Mungkin juga karena diriku telah dilanda birahi yang sangat hebat karena terus terang, aku memang begitu mudah terangsang sehingga itu pula yang menyebabkan aku telah kehilangan keperawanan di tangan mantan kekasihku di awal masuk kuliah dulu. Namun di luar itu semua yang kurasakan adalah kenikmatan yang teramat sangat karena selanjutnya bukan lagi jemari Lexy yang bermain pada permukaan kemaluan dan klitoris serta pada daerah G-Spot milikku, namun kini justru giliran lidahnya bermain-main di sana dengan kemahiran yang sangat luar biasa jauh daripada yang mampu dilakukan oleh mantan kekasihku.


    Sehingga tanpa kusadari, aku justru mencengkeram kepala Lexy dan menekannya ke arah kemaluanku agar rangsangan yang kuterima semakin kuat. Namun rupanya Lexy bukan sembarang pria jantan biasa, tampaknya ia begitu mahir atau justru tengah dikuasai oleh hawa nafsu iblis percabulan (kudengar orang-orang pemilik ilmu hitam, hawa nafsunya adalah murni hawa nafsu iblis) sehingga ia bukan saja memainkan lidahnya ke sekitar klitoris dan daerah G-Spot milikku, namun juga mulutnya mampu menghisap dan lidahnya memilin-milin klitorisku sehingga tanpa kusadari aku semakin diamuk birahi dan memajukan kemaluanku sampai menempel ketat di wajahnya. Dan sungguh mengejutkan, tiba-tiba desakan kenikmatan melanda seluruh diriku, membuat badanku terlonjak-lonjak akibat perasaan nikmat yang dahsyat yang melingkupi diriku, perasaanku seakan melayang-layang dan denyutan-denyutan nikmat terasa pada bagian dalam kemaluanku.

    Aku mengalami orgasme untuk pertama kalinya hanya dengan oral sex dari seorang pria, padahal mantan kekasihku hanya mampu membuatku orgasme setelah mengkombinasikan oral sex dengan persetubuhan dan itu memakan waktu yang cukup lama. Tubuhku terus mengejan dengan kuat dan kurasakan vaginaku sangat basah dan aku serasa melayang diawang-awang dengan pahaku yang membekap erat wajah dan kepala Lexy. Beberapa saat kemudian kurasakan tangan Lexy membelai lembut pahaku dan membukanya dengan lembut namun kuat (sebenarnya sejak aku mengalami orgasme akibat dioral oleh Lexy, aku sudah menganggap lembut segala perlakuannya mungkin karena sudah pasrah dan dibuat puas kali).

    Dan aku hanya bisa menatapnya dengan sayu yg sungguh kali ini bukan tatapan sayu bohong-bohongan seperti yg dilakukan teman-temanku kalau lagi berusaha memikat cowo idamannya namun aku menatap demikian akibat pengaruh orgasme dan rasa lemas namun nikmat yang masih terasa melanda sekujur tubuhku. Saat itu kuperhatikan bahwa Lexy pun mulai membuka kemeja lengan pendeknya dan tanpa kusadari akupun ikut melucuti kaos singlet miliknya serta membantunya membukakan ritsluiting celananya yang dengan sigap diikuti oleh gerakan cepat dari tangan Lexy yang langsung menurunkan celana luar beserta celana dalamnya. Aku terus terang sungguh sangat terkejut melihat “senjata kejantanan” milik Lexy yang sangat besar dan panjang berwarna coklat agak gelap dengan diameter yang terus terang akupun agak ngeri untuk memegangnya. Terus terang aku sempat berfikir kemaluanku bakal terasa sakit seandainya dia benar-benar menyetubuhiku, namun ternyata itu semua hanyalah khayalanku belaka, karena Lexy tidak langsung menghunjamkan “rudal”-nya itu ke dalam kemaluanku namun layaknya seorang gentleman ia mengusap-usap dulu kemaluanku yang sudah basah itu dengan ujung kemaluannya hingga aku kegelian dan terangsang kembali dan dengan dibantu oleh jari-jari Lexy yang juga bermain didaerah G-Spot-ku serta diclitorisku akupun dibuat semakin becek dan siap untuk dimasuki.


    Dan ketika aku mulai semakin mendeash-desah, Lexy pun dengan sigap memasukan batangannya ke dalam lubang kemaluanku namun tidak semuanya hanya sebagian ujungnya saja (bagian apa ya namanya, palkon kali ya?) Setelah itu karena dilihatnya aku agak sedikit meringis (terus terang saat itu agak terasa sedikit sakit selain karena aku sudah lama tidak bersenggama sejak putus dari mantanku, juga karena ukuran Lexy yang agak besar) Lexy diam sejenak, setelah dilihatnya ekspresi wajahku sudah normal kembali, ia pun mulai bergoyang memaju-mundurkan senjatanya namun dengan sedikit demi sedikit, jadi tidak langsung amblas main tancap seperti yang dilakukan oleh mantan kekasihku. Aku pun mulai merasakan sedikit nyaman dengan ukuran “senjata” Lexy dan perlahan-lahan kembali terangsang dan dapat menikmatinya. Namun harus kuakui Lexy ternyata benar-benar seorang pria yang sangat gentle dan juga jantan, ia tidak saja begitu lembut “memerkosa” diriku namun juga sangat memperhatikan kenyamanan dan kepuasanku, bagaimana tidak, jika dibandingkan dengan mantan pacarku yang pernah tidur denganku, Lexy seperti-nya sungguh mengerti keinginanku.

    Ia tidak saja perlahan-lahan dan dengan penuh kelembutan “memerkosa” diriku namun juga aktif membantu merangsang diriku hingga aku benar-benar sangat terangsang sehingga walaupun ukuran kejantanannya menurutku sangat menyeramkan, namun aku tidak merasa sakit dan dapat menikmatinya. Seiring semakin terangsangnya diriku, Lexy pun perlahan-lahan mulai semakin dalam menancapkan kemaluannya. Akupun semakin lama semakin horny dan semakin tidak kuat lagi menahan desakan kenikmatan yang makin memuncak dan semakin tidak tertahankan itu. Hingga akhirnya merasa menyentuh awang-awang dan merasakan kenikmatan yang sungguh tidak pernah kualami sebelumnya dengan para kekasihku, tanpa sadar aku melenguh keras “Ooooahh…, Lexyyyyy..”, dan akupun meremas kuat belakang kepalanya dan menjepit erat pinggangnya dengan kedua paha dan kaki sekuat-kuatnya dan juga mengangkat pinggulku hingga kemaluanku berhimpit kuat dengan kemaluannya dan yang masih kuingat adalah saat itu diriku terasa basah dan nikmat sekali.

    Basah baik pada lubang kemaluanku maupun sekujur tubuhku yang penuh oleh peluh keringatku maupun keringat dan cairan liur Lexy (ia sangat aktif menjilati sekujur tubuhku baik leher hingga ke payudaraku). Dan selanjutnya akupun terbaring lemas tak berdaya, namun Lexy tidak meneruskan perbuatannya walaupun ia belum mencapai orgasme, tapi justru beristirahat sambil menunggu diriku siap kembali sungguh ia laki-laki yang tahu diri tidak egois seperti pria-pria lainnya walaupun sebagai orang yang sedang memperkosaku ia sebenarnya punya “hak” berbuat sesukanya tapi ternyata bisa dibilang ia adalah “pemerkosa yang baik hati” yang pernah singgah dalam hidupku. Setelah beristirahat sejenak dan melihat kondisiku yang sudah agak pulih, Lexy mulai meneruskan aksinya yang tertunda tadi. Pada babak berikut ini, gaya permainannya diubah, sekarang ia melakukan serangan dengan tehnik “Total Foot Ball. Gaya serangannya menggebu-gebu dan tekanan-tekanan penisnya benar-benar mengarah pada sasaran-sasaran strategis pada liang kemaluanku. Setiap kali Lexy menancapkan penisnya yang besar itu kedalam lubang kemaluanku, maka tekanan penisnya menarik seluruh bibir kemaluanku melesak kedalam, sehingga klitorisku pun ikut tertekan masuk dan tergesek-gesek dengan batang penisnya yang dilingkari oleh urat-urat menonjol. Hal ini membuatku menggelinjang-gelinjang nikmat, “Aaagghhh…, aaddduuhh…, Leexxx…, peeelllannn-peellannn…, doongg…!”, akan tetapi kali ini Lexy tidak mengurangi serangan-serangannya, tempo permainannya malah ditingkatkan, semakin aku menggeliat-geliat, semakin menggebu-gebu Lexy memompakan kemaluannya ke dalam liang vaginaku. Kali ini aku benar-benar dipermainkan habis-habisan oleh Lexy.


    Perasaan nikmat dan rasa geli telah merambat dari daerah bagian bawah badan keseluruh tubuhku, sehingga perasaanku serasa melayang-layang bagaikan layang-layang yang putus talinya, terbang melayang dipermainkan angin. Perasaan nikmat dan geli akhirnya tidak tertahan lagi dan, “…Leeeeexxxxx…, aakkkuuu…, aakkkaaann meeelleedaakkkk…, aaauuuggghhh…, ooohhhh….!!”, dengan suatu desahan panjang disertai kedua pahaku mengejang dengan keras menjepit melingkari pantat Lexy, aku mencapai orgasme yang hebat dan pada saat bersamaan Lexy juga mencapai klimaksnya dan dengan pelukan yang sangat erat pada badanku, Lexy mendorong pantatnya kuat-kuat, menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga kemaluannya amblas keseluruhan ke dalam liang vaginaku, sambil meyemprotkan cairan kental hangat ke dalamnya. Semprotan demi semprotan kuat dari cairan hangat kental tersebut terasa memenuhi seluruh rongga-rongga di dalam relung vaginaku, menimbulkan perasaan sensasi yang datang bertubi-tubi melanda diriku, benar-benar suatu kenikmatan sempurna yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.

    Kami berdua berpelukan erat-erat selama beberapa detik, sambil menghayati denyutan-denyutan pada kemaluan kami masing-masing. Setelah melewati puncak kenikmatan tersebut, maka kami terkapar dalam keadaan lemas sambil tetap berpelukan dengan erat. Dengan perlahan-lahan suatu kesadaran mulai merambati pikiranku, seperti awan yang ditiup angin, aku mulai menyadari apa yang sedang terjadi pada diriku. Kesadaranku mulai pulih secara perlahan-lahan dan menyadari bahwa aku baru saja melakukan persetubuhan yang seru dengan Lexy, orang yang selama ini aku anggap sebagai preman di kampus yang tidak pantas diajak sebagai seorang teman. Sambil masih telentang di atas jok mobil aku mencoba menganalisis mulai dari kejadian yang pertama, dan segera menyadari bahwa aku telah dikerjai Lexy dengan ilmu hitamnya.

    Menyadari itu, aku mencoba memberontak dan mendorong Lexy dari atas tubuhku, akan tetapi Lexy justru semakin kuat mendekapku, Lexy terus membujuk dan mengelus-elus seluruh tubuhku, sehingga tak berselang lama kemudian aku terlena lagi dan babak kedua “pemerkosaan” itu terjadi lagi, bahkan lebih seru dan lebih mengasyikan daripada sebelumnya. Aku benar-benar tidak peduli lagi, apakah ini disebabkan oleh ilmu hitam Lexy atau apapun, akan tetapi yang jelas ini suatu persetubuhan yang sangat mengasyikkan. Karena itu kulayani permainan Lexy kali ini bahkan dengan tidak kalah serunya.




  • Kisah Memek Mbak Lisna Wanita Kesepian

    Kisah Memek Mbak Lisna Wanita Kesepian


    3559 views

    Duniabola99.com – Kisah berikut ini adalah sebuah kejadian nyata dan merupakan pengalaman yang tak mungkin dapat kulupakan seumur hidupku. Memang namanama tokoh dan tempat di alam kisah ini sengaja kusamarkan, tapi urutan kejadiannya bukanlah khayalan atau hasil rekaan imajinasiku semata. Ceritanya mengenai hubungan affairku dengan seorang wanita bersuami sekitar tahun 1995 yang lalu dan berlangsung selama 3,5 tahun.

    Ketika itu usiaku 25 tahun dan aku bekerja di sebuah perusahaan asing yang beroperasi di luar Jakarta selama 24 jam sehari, sehingga ada bagian tertentu di kantor pusat yang bertugas dalam 3 shift untuk memonitor kegiatan operasi di lapangan dan aku adalah salah satu pegawainya.

    Pada suatu hari ketika sedang tugas malam, aku menerima telepon nyasar sampai 3 kali dari seorang wanita. Akhirnya karena jengkel, timbul keinginanku untuk isengiseng menggodanya serta mengajak berkenalan yang ternyata ditanggapinya dengan antusias sampai tidak terasa kami mengobrol selama 1,5 jam di telepon.

    Wanita itu memperkenalkan namanya sebagai Lisna (aku memanggilnya Mbak Lis), berusia 34 tahun dan telah bersuami serta mempunyai 3 orang anak. Suaminya seorang pejabat di sebuah instansi pemerintah berusia 48 tahun yang menikahi Mbak Lis ketika dia berusia 18 tahun dan baru lulus SLTA. Anak pertamanya perempuan berusia 15 tahun.

    Sejak saat itu aku tidak pernah lagi merasa jenuh dan sepi bila sedang tugas malam karena Mbak Lis sering meneleponku walau hanya sekadar untuk mengobrol saja. Menurut pengakuannya, Mbak Lis merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya bertugas ke luar kota dan dia mengetahui suaminya punya simpanan di luar.

    Sebagai orang dewasa, pembicaraan kami juga sering menyerempet halhal yang agak miring. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Lis berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur sementara aku enjoy dengan kesendirianku di ruang kantor yang dingin berAC.

    Tak terasa tiga bulan sudah kami bertelepon ria tanpa pernah bertemu muka dan selama itu selalu dia yang meneleponku ke kantor ataupun ke rumah karena aku tidak pernah diberi nomor teleponnya (katanya dia takut ketahuan suaminya).

    Suatu siang Mbak Lis menelepon ke rumahku dan mengajakku nonton film, mulanya aku ragu karena merasa belum siap untuk bertemu. Aku berdalih bahwa badanku masih letih karena habis tugas malam, tetapi Mbak Lis tetap memaksa dan meminta bertemu sorenya supaya aku bisa istirahat dulu. Aku lalu menyanggupinya karena tidak mau mengecewakan dia.


    Jam 14:30 sehabis mandi, Mbak Lis meneleponku lagi dan kami janjian untuk bertemu di sebuah bioskop dengan tidak lupa memberitahukan ciri masingmasing. Sesampainya di bioskop aku sempat dibuat kesal karena tidak kujumpai wanita dengan ciriciri seperti yang dikatakan Mbak Lis, wah janganjangan dia mau ngerjain aku nih.

    Setelah hampir 1 jam menunggu, tibatiba aku merasakan sebuah tepukan ringan di punggungku. Dan ketika aku berbalik, tampak Mbak Lis sudah berdiri di belakangku dengan senyumnya yang membuatku terpana.

    Bayu ya? sapanya sambil mengulurkan tangan.
    Ya, mm.. Mbak Lis..? aku balas bertanya agak tergagap sambil menyambut tangannya. Ah, betapa halus dan lembutnya tangan itu.
    Maaf ya terlambat, soalnya macet sih.. katanya kemudian.
    Nggak apaapa kok Mbak, saya juga belum terlalu lama menunggu, jawabku berbohong sambil mataku tak lepas menatapnya. Rasa kesalku segera hilang setelah melihat Mbak Lis yang tampak anggun itu.

    Sosok tubuh Mbak Lis sedangsedang saja, tingginya 158 cm, berat sekitar 45 kg, kulitnya kuning halus dan rambut hitam bergelombang sebahu. Wajahnya ayu memancarkan kelembutan seorang ibu dan kalau berbicara ramah sekali dengan selalu diiringi senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya yang tipis.

    Dia tampak begitu anggun (dan seksi) dengan setelan blus ketat sutra hijau muda berlengan pendek dan celana panjang katun hijau lumut yang menampakkan bulubulu halus di tangannya dan lekuk tubuhnya yang sintal. Aku rasanya seperti kehilangan katakata untuk berbicara, sampai akhirnya Mbak Lis yang memulai lagi.

    Kita makan dulu yuk, kamu pasti belum makan. Kebetulan di dekat sini ada restoran ayam bakar yang enak lho, ajaknya sambil menggandeng tanganku.

    Kami makan dengan santai sambil berbincangbincang disertai gurauan yang kadang membuat kami tertawa terpingkalpingkal. Kulihat Mbak Lis sudah bisa berbicara lebih lepas sehingga suasana kakupun berangsurangsur hilang.

    Sehabis makan kami kembali ke gedung bioskop dan setelah membeli tiket kami menyempatkan waktu untuk melihat gambargambar film yang ada di lobby bioskop sambil tetap bergandengan tangan. Tapi kali ini Mbak Lis lebih merapatkan tubuhnya ke tubuhku dengan cara memeluk lenganku bahkan terkadang dia bersikap lebih berani dengan memeluk pinggangku, secara refleks aku pun membalas dengan merangkul bahunya atau memeluk pinggulnya.

    Sentuhan bagian depan tubuh Mbak Lis membuat naluri kejantananku tergugah, apalagi ketika kulihat kancing paling atas blus yang dikenakannya sudah terbuka (aku tidak tahu kapan dia membukanya). Tampak belahan sepasang bukit yang mulus mengintip dari balik BHnya membuat darahku berdesir dan tatapan mataku seakan tak mau lepas darinya.

    Ketika pengumuman tanda dimulainya jam pertunjukan terdengar, kami pun memasuki gedung bioskop untuk mencari tempat duduk yang sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket (sengaja aku memilih tempat duduk di deret paling belakang). Mbak Lis duduk di sebelah kananku sambil tangan kirinya menggenggam dan sesekali meremas tangan kananku.

    Tak lama kemudian lampu bioskop dipadamkan dan film dimulai, kami nonton dalam keadaan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kirakira 10 menit berlalu, Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangan kanannya menarik tanganku ke wajahnya. Diusapkannya jarijariku ke pipinya, ke telinganya lalu ke bibirnya sambil memberikan kecupan ringan di setiap jarijariku.

    Ketika aku sedang menatap wajahnya yang tertunduk menciumi jarijariku, Mbak Lis menengadah dan balas menatapku. Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis. Mbak Lis diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat, kukecup lagi bibirnya dengan sekalikali mengulumnya.

    Akhirnya Mbak Lis bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Lis menghentikannya sambil mendesahkan namaku serta meremas dan menarik kembali tanganku ke bibirnya. Tapi kali ini Mbak Lis tidak hanya menciumi jarijariku, dia juga mulai memasukkan jariku ke dalam mulutnya dan mengulumnya dengan disertai jilatanjilatan halus dan gigitan nakal.


    Mbak jadi gemas, Bay, bisiknya.
    Mbak yang bikin gemas, bisikku sambil mengecup daun telinganya. Mbak Lis menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah sensitif di sekitar telinga dan lehernya itu.
    Aaahh Bayu.. Mbak Lis mendesah lagi.
    Kamu bandel..
    Tapi suka kan..? kataku sambil merengkuh wajahnya dan mendaratkan ciuman di bibirnya.

    Kali ini Mbak Lis membalas ciumanku dengan bergairah sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sehingga lidah kami saling berpagutan. Tangan Mbak Lis mulai meremas dadaku. Aku pun tak mau kalah, kuusapkan tangan kiriku pada daerahdaerah sensitif di telinganya, lehernya dan terus turun sampai ke dadanya lalu menyusup ke dalam blusnya.

    Hmm.. terdengar Mbak Lis menggumam dalam kuluman bibirku.
    Ouuhh.. uuhh.. desahnya sambil tangannya mencengkeram leher bajuku ketika kuremas dadanya dan kuraba puting susunya dari balik BH.
    Masukin tangannya, sayang.. kata Mbak Lis sambil membuka satu lagi kancing blusnya.

    Kusingkap BHnya dan kurogoh dadanya yang kenyal, sementara tangan kanan Mbak Lis mulai merambat turun ke perutku dan turun terus sampai ke selangkanganku. Diremasremasnya batang kemaluanku yang sudah tegang dari luar celana sambil mengerang dan mendesah sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting susu Mbak Lis dengan jarijariku sambil meremas dadanya. Ooh.. ingin sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati putingnya. Tangan Mbak Lis pun makin bergairah mengusap dan meremas selangkanganku.

    Buka dong Bay.. desah Mbak Lis sambil berusaha untuk membuka zipper celanaku. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Lis memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas bijibiji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.

    Mbak Lis lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan tangan Mbak Lis ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan mengusapusapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku.

    Hmm.. kudengar Mbak Lis beberapa kali menggumam sambil memperhatikan dan mengurut batang kemaluanku yang berkedutkedut dalam genggamannya. Kurasakan kepala Mbak Lis yang pelanpelan bergerak turun untuk menghampiri batang kemaluanku, rupanya Mbak Lis sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk memenuhi ajakan batang kemaluanku yang tegak menantangnya. Jangan Mbak.. bisikku sambil menahan gerakan turun kepala Mbak Lis karena kusadari situasi di dalam bioskop tidak memungkinkan kami untuk lebih dari sekedar melakukan pekerjaan tangan. Mbak Lis lalu menengadahkan wajahnya menatapku.

    Bayu.. please.. Mbak Lis mendesah meminta persetujuanku dengan tatapan mata sayu sambil tangannya terus mengurut kejantananku.
    Jangan Mbak.. dikocok saja.. balasku sambil menaikkan kaki ke sandaran kursi di depanku yang kebetulan kosong untuk memudahkan Mbak Lis mengeksploitasi batang kemaluanku.

    Kurengkuh wajah Mbak Lis dengan tangan kiriku dan kucium bibirnya yang merekah di hadapanku sementara tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Lis semakin intens meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulutnya sesekali menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah sensitif di belakang telinganya.

    Tangan kiriku kini sibuk membuka kancing blus yang dikenakan Mbak Lis dan menyusup ke dalamnya, meremas dadanya yang kenyal serta mempermainkan puting susunya dengan jarijariku. Mbak Lis merubah posisi duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang kemaluanku ke tangan kirinya. Didekapkannya kedua tanganku di dadanya sehingga aku lebih leluasa meremas kedua dadanya yang kini telah terbuka karena BHnya telah kusingkapkan ke atas serta memilin kedua puting susunya yang telah mengeras.

    Aaahh.. oouuhh.. Mbak Lis medesah dan kemudian kulihat tangan kanannya bergerak ke bawah menggosokgosok selangkangannya dan tangan kirinya semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala kejantananku dengan ibu jarinya.

    Kurasakan aliran darah di selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan yang tak terbayangkan.

    Mbak nggak tahan, Bayu.. desahnya sambil menarik satu tanganku ke mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu.

    Akhirnya puncak sensasi itu datang juga ketika kurasakan kawah di selangkanganku menggelegar ingin memuntahkan laharnya. Kutarik tanganku dari dada Mbak Lis dan kucengkeram tangannya yang sedang mengocok batang kemaluanku. Serasa tak sabar, kubantu Mbak Lis mengocok batang kemaluanku lebih kencang. Dan akhirnya.. Ooouuhh.. aku mendesah tertahan ketika kurasakan batang kemaluanku mengejang kemudian berkedutkedut memuntahkan cairan kenikmatan yang menyemprot berkalikali membasahi tangan kami.

    Ooouuhh.. enak sekali Mbak.. kataku sambil melepaskan nafas panjang ketika kurasakan puncak kenikmatanku mereda, batang kemaluanku telah berhenti memuntahkan cairannya dan tinggal menyisakan lelehannya yang kemudian diratakan oleh Mbak Lis dengan jari telunjuk ke seluruh permukaan kepala batang kemaluanku.


    Tanpa mengucapkan katakata, Mbak Lis sejenak beralih dari pelukanku untuk mengambil tissue dari dalam tasnya. Kemudian sambil kembali bersandar di lenganku, dengan telaten disekanya batang kemaluanku mulai dari kepala sampai ke batang dan pangkalnya. Ah, sejuk sekali kurasakan usapannya. Lalu dilanjutkannya menyeka tanganku dan tangannya sendiri yang terkena semprotan spermaku dengan lembar tissue lainnya.

    Mbak Lis lalu mengecup bibirku dengan mesra, tidak kurasakan birahi di kecupannya yang begitu lembut. Seakan telah terlupakan terpaan hawa nafsu yang baru kami alami bersama. Aku kagum padanya, begitu cepat Mbak Lis menetralisir emosinya. Kami lama terdiam sambil berpelukan setelah samasama merapikan pakaian yang acakacakan

    Ketika film berakhir dan lampu bioskop telah dinyalakan, kami saling berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang baru dilakukan. Segera kami berdiri dan bersiap untuk meninggalkan gedung bioskop, sampai kemudian Mbak Lis menahanku dan memandang geli ke arahku.

    Kamu seperti ngompol.. katanya sambil tertawa kecil dan menunjuk celanaku. Dengan penasaran aku menunduk dan ketika menyadari apa yang ditunjuk oleh Mbak Lis, aku pun tersenyum kecut menahan geli dan malu. Ternyata semburan spermaku begitu kuat sehingga ada yang kesasar keluar dan meninggalkan noda basah di celanaku.

    Mbak sih.. sudah ah, nggak usah dibahas, kataku sambil mencubit pinggang Mbak Lis dan mendorongnya perlahan keluar bioskop.
    Mbak antar kamu pulang ya? kata Mbak Lis sesampainya kami di luar bioskop.
    Nggak usah Mbak, saya mau langsung ke kantor saja, balasku.
    Kalau begitu Mbak antar kamu ke kantor boleh kan, please.. desak Mbak Lis. Aku tak dapat menolak dan hanya mengangguk, Mbak Lis lalu menyerahkan kunci mobil dan memintaku untuk mengemudikan mobilnya.

    Di dalam mobil kami tidak banyak berbicara, seakan terlarut dalam perasaan masingmasing. Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku sambil memeluk dan mengeluselus lenganku. Tak terasa kami telah memasuki halaman gedung kantorku. Sebelum aku meninggalkan mobil, Mbak Lis kembali mencium mesra bibirku.

    Maaf Bayu, jangan kapok ya? kata Mbak Lis sambil mengelus pipiku.
    Apanya yang kapok? balasku sambil mengedipkan mata dan perlahanlahan keluar dari mobil.
    Kamu bandel.. kata Mbak Lis mencubit lenganku.
    Nanti malam Mbak temanin ya? Mbak Lis menyambung sambil menarik bajuku dan kami pun kembali berciuman di jendela mobil.

    Itulah kisah perkenalanku dengan Mbak Lis yang juga merupakan awal dari affairku dengannya yang kemudian berlangsung lebih seru dan lebih panas.

  • Foto Bugil Sekretaris Eva Angelina pakai stoking di kantor

    Foto Bugil Sekretaris Eva Angelina pakai stoking di kantor


    2121 views

    Duniabola99.com – foto sekretaris melepas pakaiannya disaat kontor sudah kosong dan menampakkan memeknya yang tercukur rapi diatas meja kantor.

  • Cerita Sex Dirumah Tante

    Cerita Sex Dirumah Tante


    18556 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Dirumah Tante ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSore yang kelabu saat itu. Aku kesal setengah mati gara-gara rapat BEM yang tidak kunjung menemukan hasil. Jengkel memang aku rasakan, karena semuanya tetak kukuh dengan pendirian dan pendapatnya masing-masing. Terkadang BEM sudah seperti di Senayan saja.
    Aku pulang ke rumah menggunakan motor butut kesayanganku. Motor yang udah nemenin aku selama menjadi mahasiswa di kota ini. Perkenalkan aku Andra, mahasiswa teknik semester 5 universitas negeri di kotaku. Kalo perawakan, aku terus terang sering di bilang ganteng mirip tantowi yahya. Tinggi rata-rata 170 cm, namun agah sedikit padat.

    Aku aktif di organisasi BEM sejak awal semester 4 ini. Aku kira enak menjadi ketua BEM. Namun ternyata tidak seenak yang aku bayangkan. Kuliahku jadi terbengkalai, ntah bagaimana hasil semester ini.

    Kita langsung mulai saja ceritanya. Cerita ini adalah cerita yang menurutku serba kebetulan. Aku pun ga nyangka semua ini akan terjadi.

    Sepulang rapat BEM aku langsung pulang ke rumahku. Rumah tanteku lebih tepatnya. Aku tinggal di sana karena tidak ada yang menghuni rumah itu. Tante dan keluarganya telah pindah ke Amerika mengikuti om yang bekerja sebagai seorang supervisor di salah satu perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Rumahnya sangat besar, aku tinggal disini bersama dengan seorang pembantu wanitanya tante yang bertanggung jawab membersihkan rumah tersebut.

    Sampai di rumah perasaanku emang sudah serba uring-uringan. Rasanya darah tinggiku kumat. Pusing menang, pandanganku kabur sampai aku pingsan di bawah tangga menuju lantai 2 dimana kamarku berada.

    Ntah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Yang aku tau waktu aku sadar aku berada di atas sofa ruang keluarga didampingi mbak Yuni.

    “den Andra udah sadar..” suara mbak Yuni memecah kebuyaranku.
    “ehh… mbak Yuni, aku tadi pingsan yah mbak. Maaf merepotkan mbak, aku emang lagi ga enak badan..”
    “ahh,, ga apa-apa lagi den. Emang den Andra kenapa?? kok bisa sampai pingsang segala??”
    “ga tau lah mbak, kayaknya darah tinggi ku kumat gara-gara rapat tadi.”
    “den Andra ini ada-ada saja, masa masih muda udah kena darah tinggi.”
    “hahah… mau gimana lagi mbak, kata dokter emang begitu. Yaudah mbak, aku mau ke atas dulu, mau mandi trus istirahat.”
    “jangan lupa makan den. Mbak udah masak tuh. Aden mau makan d bawah atau di atas??”
    “di atas aja kalo begitu mbak”

    Percakapan kami pun berlalu seiring dengan berjalannya aku menuju kamarku. Mbak Yuni merupakan seorang janda muda beranak satu. Anaknya di tinggal di kampung halamannya bersama dengan keluarganya. Sebenarnya dia cantik, wajahnya ayu, kulitnya putih terawat. Mungkin karena di rumah tidak terlalu banyak kerjaan dia bisa merawat tubuhnya. Yang paling menarik itu tubuhnya yang sangat-sangat proporsional. Payudaranya tetep kenceng walau udah beranak satu dan pinggulnya padet berisi. Bisa di katakan dia adalah miss pembantu, heheh.

    Cerita Sex Dirumah Tante Sesampainya di kamar, aku langsung mandi. Walau ada air panas, tapi aku paling malas mandi dengan air panas, soalnya ga ada segarnya jadinya. Setelah mandi aku rebahkan diri di atas ranjang kesayanganku dengan masih mengenakan handuk. Tak lama berselang mbak Yuni datang membawa makanan dan susu coklat hangat kesukaan ku. Situs Judi Slots

    “ini den, makanannya. Jangan lupa di makan trus minum susunya biar ga tambah sakit.”
    “iya mbak, makasih..” jawabku dengan senyuman.
    “kalo gitu mbak ke bawah dulu yah den. Kalo ada apa-apa panggil aja mbak.”
    “iya mbak Yuni yang bawel..”

    Mbak yuni pun keluar dari kamarku. Langsung saja aku ganti pakaianku dengan pakaian resmi di rumah. Yah celana boxer sama baju singglet. Makanan yang telah d antar mbak yuni pun tak lupa aku santap.

    Makanan habis aku pun mulai untuk istirahat. Namun mataku tetap ga bisa di bawa tidur. Ntah kenapa sejak ngeliat mbak Yuni yang tadi makai baju you can see aku selalu kepikiran dia. Biasanya dia lebih suka pakai daster ato baju kaos sama celana pendek selutut. Eh tadi dia pakai celana pendek sepaha plus baju you can see. Pokoknya mempertontonkan banget deh.

    Pikiranku mulai kotor, aku mulai membayangkan gimana yah kalo aku tidurin mbak Yuni. Tapi aku juga takut, ntar dia marah dan nadu sama om dan tante. Bisa diusir aku. Namun si otong udh minta di kasih jatah dan setan pun membujuk-bujuk supaya cari akal buat bisa nidurin mbak Yuni.

    Tak lama lampu neon un menyala di atas kepalaku. Bagai mana kalo aku coba minta pijitin sma mbak Yuni. Kalo berhasil taktik berikutnya bisa nyusul. Emang sih cara ini cara paling kuno dalam menjebak pembantu, tapi apa salahnya di coba.

    Aku mulai ideku tadi. Aku turun ke lantai satu untuk mencari mbak Yuni. Aku mencari ke kamarnya, namun mbak Yuni ga ada di sana. Aku cari lagi, mungkin di toilet, tapi juga tidak ada. Malas mencari aku panggil saja dia. Eh ternyata dia lagi nonton di ruang tangah.

    “ada apa den?”
    “eh mbak Yuni di cariin ke kamarnya alah ada di ruang tengah..”
    “iya den, mbak lagi nonton tadi. Ada apa yah den cari mbak?”
    “ini mbak, badan aku capek-capek semua. Mbak misa mijit ga?”
    “mbak ga bisa mijit den, ntar takut aden jadi salah urat. Aden mau di panggilin tkang urut langganannya nyonya?”
    “mbak aja deh mbak, ntar nunggunya lama. Lagian sekarang udah jam berapa.”
    “gimana yah den. Tapi kalo salah urat jangan salahin mbak loo..”
    “iya deh mbak. Aku tunggu di kamar yah”

    Langkah pertama berhasil, sekarang tinggal bagaimana membujuk nya saja. Aku langsung ke kamar. Kubuka bajuku dan langsung aku tengkurep di atas ranjang. Tak lama mbak Yuni datang dengan masih memakai pakaian yang tadi.

    “den Andra ada body lotion ga buat mijit?”
    “ada tuh mbak di atas meja. Ambil aja.” Kataku singkat
    “kalo ga enak bilang aja yah den.”

    Aku tidah menjawab. Mbak Yuni duduk di pinggir ranjang dan menuang body lotion ke tangannya dan mulai memijit punggungku. Emang sih pijitannya kurang enak, tapi lumayan lah demi bisa menggoyang ranjang ini.

    “mbak kalo susah mijitnya dari samping, naik aja duduk di atas punggung aku mbak, ga apa-apa kok.”
    “ahh ga usah den. Ga enak di lihat orang.”
    “siapa yang bakal lihat mbak, kan di rumah ini Cuma ada kita berdua, gabakal ada yag liat. Kalo mijitnya kaya gini kan mbak juga yang bakal susah. Ntar pinggangnya keseleo lagi.”
    “iya deh den. Maaf loo den.” Katanya sopan sambil beranjak naik dan duduk ke atas pinggang ku.

    Saat memijit mbak Yuni terus bercerita tentang pengalamannya bekerja di rumah ini selama 5 tahun terakhir. Ternyata dari ceritanya mbak Yuni emang masih muda. Umurnya baru 25 tahun. Dulu dia nikahnya umur 16 tahun trus punya anak cowok. Waktu dia umur 20 taun dia mulai kerja di sini sama tante, sampai sekarang. Aku berfikir, mungkin inilah saatnya aku mulai melencengkan pertanyaanku.

    “sekarang umur anak mbak udah brapa taun??”
    “sekarang mah udah 8 taun den, namanya Rangga.”
    ”pasti orangnya ganteng. Soalnya mamanya cantik banget.”
    “ah aden ni bisa aja. Mana pula ada pembantu yang cantik den.”
    “serius mbak, mbak itu cantik, putih, sexy lagi. Terus terang aku suka lo sama gaya berpakaian mbak yang kaya gini. Mbak nampak lebih muda dan lebih segar.”
    “ihh aden pinter banget ngegombalnya.”
    “mbak ga percaya yah. Kalo aku belum punya tunangan, aku mau tuh jadiin mbak pacar.”
    “ihh udah ah den. Aden ni ada-ada aja.”

    Cerita Sex Dirumah Tante Mbak Yuni terus memijit tubuh ku. Setelah bagian punggung selesai pijitannya pindah ke kaki. Kami terus bercerita dan aku terus memberi serangan agar cita-cita ku tercapai. Situs Judi Slots

    “mbak, kok mbak ga nikah lagi? Kan mbak cantik?”
    “ga ah den, belum saatnya rasanya. Mbak mau fokos buat ngebesari anak mbak dulu. Mbak mau ngumpulin duit dulu, biar nanti dia ga kaya orang tuanya. Mbak mau dia nanti kuliah kaya den Andra trus jadi orang gede biar bisa ngebehagiain orang tuanya.”
    ”trus misalnya kalo mbak lagi kepengan gimana mbak?”
    “kepengen apa yah den?”
    “iya, kepengen itu. Biasanya kalo orang udah berkeluarga dan udah punya anak kan ketagihan buat gituan. Emang mbak ga kepengen lagi gituan?”
    “ya kepengen lah den. Tapi mau gimana lagi. Ya terpaksa harus di tahan-tahan aja.”
    “kasian yah mbak. Harus tersiksa gini. Tapi kalo mbak emang kepengen aku mau lo bantuin mbak.”
    “ihh aden nih. Kan ga boleh den. Ntar ketauan orang bisa brabe. Ehh aden kakinya udah selesai mbak pijit nih.”
    “ya ga apa-apa lah mbak, daripada tersiksa. Bagian depan juga dong mbak, masa bagian belakangnya doang.”

    Mbak Yuni tampak berfikir karena ucapan ku tadi. Aku berbalik menelentang, terus terang aku lumayan terbawa karena pembicaraan kai tadi, batangku pun mulai berdiri, tercertak jelas dari boxer yang aku pakai. Dan sempat aku melihat mbak Yuni beberapa kali melihat ke arah selangkangan ku.

    Sebenarnya ukuran batangku pun tidak begitu panjang, hanya rata-rata orang Indonesia, namun diameternya emang agak besar sekitar 5 cm. Dan saat ini si otong sudah agak ngeceng.

    Mbak Yuni mulai memijit badian dadaku, dia memijit dari arah samping. Dan dari sini aku dapat melihat wajah cantiknya dan belahan dada montoknya. Selain itu tanganku juga bergesekan teru dengan paha mulusnya.

    “tuhkan mbak masih cantik banget.”
    “aden mulai lagi kan. Jangan gitu dong den, mbak kan jadi malu.”
    “aku serius lo mbak. Sexy lagi, pasti bakal beruntung orang yang dapat mbak sebagai istrinya nanti.”

    Mbak Yuni hanya tersenyum-senyum dengan pujian ku. Dia terus saja memijit dada ku hingga puting kupun menegang. Mungkin dia suka dengan dadaku yang memang bidang karena aku sering angkat beban di tempat aku biasa fitnes.

    “mbak, masa mijit dada aku terus. Pijit yang lain dong.” Kataku protes.
    “maaf den, keasikan ngobrol sampai lupa deh.”
    “ngomong-ngomong ga susah mbak pijit dari situ?”
    “iya sih den. Tapi mau ginama lagi. Ntar adeknya aden kedudukin lagi sama mbak.”
    “ahh ga apa-apa mbak. Dudukin aja.”
    “ga usah lah den, mbak jadi ga enak ntar.”
    “enak kok mbak, dudukin aja” memaksa

    Mbak Yuni pun pindah duduk ke atas paha ku. Kira-kira pas antara adek ku dengan selangkangannya. Muka mbak Yuni memerah mungkin merasa malu dengan keaadan kami saat ini. Dengan begini payudara mbak Yuni makin terlihat jelas sangat kontras dengan baju hitam yang dia pakai. Lama kelamaan si otong malah semakin bangun. Aku yakin mbak Yuni meaakannya karena dia tepat mendudukinya.

    Cerita Sex Dirumah Tante

    Cerita Sex Dirumah Tante

    Tanganku mulai nakal mengelus-elus pahanya mbak Yuni. Namun tidak ada penulakan dari mbak Yuni dan tampaknya mbak Yuni juga menikmati elusanku di pahanya. Tidah hanya itu aku mulai menggoyang-goyangkan badanku sedikit demi sedikit, sehingga otongku dapat bergesekan dengan nonanya mbak Yuni, walau masih terlapisi oleh celana kami. Tapi lumayan lah untuk memancing-mancing mbak Yuni.

    Wajahnya semakin memerah, nafasnya mulai memburu. Aku dapat merasakan nafasnya semakin cepat. Aku tingkatkan lagi serangan ku. Tangan ku ku pindahkan ke pantatnya dan sedikit aku elus-elus. Selain itu goyangan tubuhku semakin aku perkencang. Namun yang teradi karena goyangan itu, tangannya yang saat itu memijat bahuku malah terpeleset. Dia terjeatu di dada ku. Dan yang lebih ajaib lagi bibirnya mbak Yuni pas mendarat di bibir ku.

    “maaf den, mbak kepeleset tangannya.” Mukanya merah padam.
    “ga apa-apa kok mbak. Kalo minta tambah boleh ga mbak?” pancingan ku.
    “tambah apa den?”
    “tambah ciumannya. Heheh” aku cengengesan.
    “tuhkan aden tambah nakal. Udah dari tadi tangannya kemana-mana. Sekarang malah minta cium. Ntar mbak aduin sama nyonya lo.”
    “jangan dong mbak. Maaf deh, aku Cuma kebawa aja. Tapi mbak suka kan?” jawabku memancing lagi.

    Mbak Yuni tidak menjawab pertanyaan ku. Walau begitu dia tetap berada di atas ku. Dengan nafas yang masih memburu menikmati goyangan yang aku berikan kepadanya.

    Mbak Yuni tidak melakukan apa-apa. Dia tetap duduk di atasku dan tanyanya tenang menopang badannya di dadaku. Matanya merem, seperti menikmati sesuatu. Goyangan semakin ku percepat. Al hasil mbak Yuni mendesah.

    Aku bersorak dalam hatiku. Aku berhasil memancing mbak yuni untuk masuk ke jebakan ku. Kembali ku mainkan tangan ku. Tanganku kembali ke pantatnya mbak Yun dan meremas-remas pantatnya sambil terus menggoyang-goyang. Dia tidak lagi protes dengan apa yang aku lakukan. Dia malah semakin menikmati.

    “gimana mbak? Enak ga mbak?”

    Mbak Yuni hanya mengangguk, matanya sayu menandakan dia sangat menikmati goyangan ku.

    Cerita Sex Dirumah Tante “mau yang lebih enak ga mbak?”
    “apa den.?” Jawabnya tersenggal.
    “kita main yuk mbak, aku juga ga tahan nih.”
    “jangan den, ntar ketahuan orang. Kaya gini aja udah cukup den.”
    “ga bakal ada orang yang tau selain kalo mbak yang bilang kepada orang lain mbak.”
    “tapi mbak takut hamil den. Trus mbak juga takut kalo ntar aden ngadu sama nyonya.”
    “mbak percaya deh sama aku. Aku ga bakal bilang sama siapa-siapa asal mbak juga gitu.” Jawabku sambil membalikkan badan. Sekarang aku berada di atas menindih mbak Yuni sambil terus menggoyang selangkangannya mbak Yuni.

    Mbak Yuni menikmati banget apa yang aku lakukan terhadapnya. Dia tampaknya sudah setuju dengan apa yang aku ingin kan.

    Melihat lampu hijau telah menyala. Tangan ku mulai menggerayangi tubuh mbak Yuni. Bibirku langsung menyambar bibir mbak Yuni dan mbak Yuni pun menanggapi ciuman ku. Tangan ku mulai mendaki gunung indah yang dari dulu menjadi impian ku. Aku remas kedua gunung identik itu terasa banget kalo mbak Yuni ga pake BH di dalamnya. Soalnya putting susu mbak Yuni terasa keras dan mencetak keluar. Ternyata mbak Yuni punya putting yang kecil sehingga dari tadi aku ga sadar kalo mbak Yuni ga pake BH.

    Serangan terus ku lakukan. Leher dan belakang telinganya ku cium dan ku jilat. Mbak Yuni menggeliat pertanda nafsunya sangat menggebu-gebu. Tangan kupun telah masuk kedalam baju you can see yang di pakai mbak yuni. Kenyal sekali memang. Si otong berada di puncak akibatnya. Dan pastinya semakin terasa sama mbak Yuni. Cairan beningpun sudah keluar dari ujung penis ku bahkan telah tembus sampai keluar celana boxer yang aku pakai. Tapi mak Yuni lebih parah. Celananya telah basah akibat gesekan yang aku berikan, membuat aku tambah bersemangat menggempur mbak Yuni.

    “mbak, bajunya aku buka yah, biar tambah enak.”

    Mbak Yuni hanya mengangguk menjawab pertanyaan yang aku berikan. Tak menunggu waktu lama baju mbak Yuni telah terlempar ntah kemana. Remasanku semakin kuat, mbak Yuni semakin menggeracau dan mendesah tak karuan hanya kata kata

    “ahhh.. sssshhh… dan terus den” yang aku dengar dari tadi.

    Kedua putting kecil itupun tak lupa aku jilat dan aku hisap. Sangat nikmat rasanya. Meremas sambil menghisap susu besar seperti ini. Tak lupa aku tinggalkan dua tanda cupangan di kedua susunya mbak Yuni. Tanda aku telah pernah menidurinya. Dan tanda yang selalu aku berikan kepada semua payudara yang telah pernah aku hisap. Situs Judi Slots

    Gempuran kembali aku tambah. Tanganku turun menuju selangkangan mbak Yuni dan menggosok-gosoknya. Merasa kurang nyaman, aku pelorotkan celana beserta celana dalamnya sehingga sekarang mbak Yuni bugil total. Alangkah terkesimanya aku melihat ternyata mbak Yuni mencukur habis semua bulu kemaluannya. Vaginyanya tampak bersih dan mengkilat karena lendir yang dia keluarkan.

    Kembali aku gesekkan tanganku ke bibir vaginanya. Klitorisnyapun tampak membengkak karena nafsunya yang menggebu. Cairan beningpun tampak banjir keluar dari lobang surganya mbak Yuni. Ku jilat vaginanya mbak Yuni. Namun mbak Yuni menolaknya. Dia langsung menutup vagina mulus yang dia punya.

    “jorok atuh den. Masa tempat kencing aden jilat.”
    “ga apa-apa mbak. Mbak nikmati aja. Pasti rasanya enak banget.” Jawabu meyakinkannya.

    Ku angkat tangan mbak Yuni dari vaginanya dan langsung ku sergap. Mbak Yuni tambah menggeracau ga karuan

    “enak den.. aden bener,.. enak banget… terus den.. hisap yang,.. keras” ucapnya tak karuan. Terus aku jilat dan aku hisap lobang surganya.

    Jari tengah ku pun aku masukkan ke dalam lubang vagina nya membuat caian didalamnya meluber keluar. Kelihatannya mbak Yuni emang udah lama ga di sentuh sama lelaki. Nafsunya sampai sebegini banget , fikirku.

    Cerita Sex Dirumah Tante Tak lama aku menjilat vaginanya mbak Yuni, mbak Yuni mendapatkan orgasmenya yang pertama. Orgasme yang sangat dasyat, sampai sampai muncrat keluar. Langsung saja aku hisap semua cairan kental yang keluar tanpa ada sisa. Lumayan lama mbak Yuni menegang karena orgasmenya. Dia tampak kelelahan karena orgasme pertamanya.

    “gimana mbak?? Capek yah mbak??”
    “iya den. Mbak jadi lemes gini. Tapi enak banget den. Mbak aden apain tadi sampai mbak kenikmatan gini.. rasanya mbak kaya terbang gitu den” nafasnya tersenggal.
    “ga di apa-apain kok mbak. Sekarang mbak istirahat dulu.. ntar aku kasih yang lebih nikmat.”

    Mbak Yuni pun ketiduran di kamarku tanpa busana. Spray tempat tidurku basah karena cairannya mbak Yuni. Aku biarkan mbak Yuni istirahat biar nanti mbak Yuni bisa fresh lagi.

    Akupun tidur di sebelah mbak Yuni sambil memeluk nya.

    Aku ketiduran lama, dan terbangun pukul 10 pagi. Untung hari itu aku ga ada jadwal kuliah jadi aku bisa seharian di rumah.

    Saat itu mbak Yuni masih tertidur, sepertinya dia benar-benar keletihan semalam.

    “mbak.. mbak.. keletihannya sampai ketiduran sampai jam segini.”

    Aku bangunkan mbak Yuni dengan meremas-remas dadanya. Namuan dia masih saja tidur. Dasar mbak Yuni. Tidurnya kaya orang mati kataku dalam hati. Aku cium bibirnya pun diamsih belum juga bangun, malahan adekku yang bangun karena ngebangunin mbak Yuni. Mungkin karena semalam aku belum ngeluarin stok sperma yang udah seminggu aku simpan karena ga berhubungan dengan pacar ku.

    Vaginanyapun kembali aku gosok-gosok dengan tangan ku. Tapi mbak Yuni tetap tidak bangun, namun lama-lama aku gesek vaginanya menjadi lembab dan basah. Nafasnya pun kembali memburu. Melihat kejadiannya begini, langsung saja aku buka celanaku beserta CD yang aku pakai, keluarlah si otong dari sarangnya dengan tegap minta sarapan pagi.

    Mbak Yuni yang sedang tidur ini akan langsung aku genjot buat ngebanguninnya. Aku buka lebar-lebar selangkangannya dan kembali aku jilat biar lendirnya tambah banyak dan ga susah buat coblos lobangnya mbak Yuni.

    Setelah 15 menit aku jilat, aku langsung mengambil posisi dan mengancang-ancang kuda-kuda buat menikmati vaginanya mbak Yuni. “dengan masuknya si otong kedalam vaginanya Mabak Yuni, maka aku akan berhasil menjalankan taktik kuno ini” kataku. Si otong aku gesek-gesekkan ke vaginanya mbak Yuni biar ada pelicinnya.

    Tak lama aku masukkan kontolku pelan-pelan, agak susah memang, mungkin karena mbak Yuni udah lama ga di entot ato karena emang batangku yang kegedean buat vaginanya mbak Yuni. Setelah berusaha menekan akhirnya kepala kontolku pun masuk kedalam vaginanya mbak Yuni. Namun dia masih saja belum bangun. Aku tekan keras kontolku ke dalam vaginanya mbak Yuni sampai mentok dan mbak Yuni pun terbelalak merasakannya. “aden Andra.. Sakit den.. kok adeng ga ngomong-ngomong mau masukin kontolnya?”

    “mbak sih, susah banget bangunnya. Udah dari tadi aku bangunin tapi masih belum bangun. Ya langsung aja aku masukin, udah ga tahan sih..” jawab ku cengengesan.

    Aku mulai mengocok kontolku yang ada di dalam vaginanya mbak Yuni. Dia terlihat masih meringis kaena perih yang dirasakannya, namun lama kelamaan ringisannya berubah menjadi desahan kenikmatan. Bahkan kata-kata kotor mulai keluar dari mulutnya. Tapi kata-kata kotor yang keluar makin membuat aku bernafsu menikmati tubuhnya mbak Yuni dan semakin kencang pula aku menusuk vaginanya mbak Yuni.

    Tak lama memakai gaya standar mbak Yuni meminta kami ganti posisi. Dia meminta berganti menjadi doggy style. Aku kembali menggoyang mbak Yuni dari belakang.

    “enak kaya gini den. Lebih kerasa. Tapi kok kontol aden gede banget sampai rasanyanya ga muat di memeknya mbak”
    “yang penting enak kan mbak sayang” jawabku sambil terus menggoyang kontolku di memek mbak Yuni. Desahan dan erangan nikmat tak henti-hentinya keluar dari mulut mbak Yuni, membuat suasana menjadi semakin panas.

    Lima menit bersama doggy style, mbak yuni semakin liar. Kelihatannya dia akan mengalami orgasmenya. Aku yang merasakan kontraksi otot vagina mbak Yuni semakin cepat, terus memompa semakin cepat sampai akhirnya tubuh mbak Yuni kejang menandakan puncak kenikmatannya telah datang. Batang kontolku terasa di siram dan di remas kuat oleh cairan dan dinding vagina mbak Yuni.

    “ahh… nikmat banget den.. Aden hebat banget nunggangi mbak Yuni.”
    “heheh.. emang kuda di tunggangi mbak?” Jawabku bercanda melonggarkan ayunanku.

    Cerita Sex Dirumah Tante Sebenarnya aku juga hampir mengalami klimaks saat mbak Yuni orgasme tadi. Namun karena mbak Yuni sempat minta berhenti, sehingga semprotan sperma ku pun tertunda. Beberapa saat mbak Yuni mengambil nafas. Kemudian dia meminta aku berbalik dan segera naik ke pangkuan ku. Kontolku yang masih ereksi dimasukkannya kedalam lobang surganya. Gampang saja, lobang yang telah basah itu langsung terisi oleh kontolku.

    Goyangan pinggul mbak Yuni mulai mengocok kontolku yang minta di keluarkan laharnya. Lambat dan lemah, tapi pasti koyangan itu di lakukannya. Memberi kenikmatan yang berbeda. Semakin lama goyangannya semakin cepat. Terkadang naik turun, atau berputar putar. Sepertinya mbak Yuni sangat mahir dalam gaya woman on top ini.

    Aku tidak hanya menerima kenikmatan yang diberikan mbak Yuni. Tangan nakalku langsung ku letakkan di payudara mbak Yuni dan tak hanya diam. Remasan dan cubitan ku berikan untuk menambah kenikmatan permainan kami ini. Sesekali aku sempatkan menghisap putting tegang yang terpampang di depan ku dan tidak jarang aku gigit kecil putting itu.

    “den,, enak gigitannya den. Ahhh… “ kata yang keluar dari mulutnya. Aku teruskan kerjaan ku. Cupanganku pun telah meraja lela di susunya mbak Yuni.

    Goyangan mbak yuni tampaknya berhasil membobol pertahanan ku. Rasanya tidak lama lagi spermaku akan muncrat dari ujung senapan ku.

    “mbak,.. akk.. akku udah ma.. mau keluar nih mbak.. shshhh.”
    “keluarin di dalam aja denhh… mbak kayaknya juga udah ga lama lagi..”

    Mendengar itu ku balikkan tubuh mbak Yuni dan langsung ku pompa keras memek nikmat tersebut.

    “ahhh… aku keluar mbaaaakkk” teriak ku mengiringi semprotan deras sperma ku di dalam memek mbak Yuni. Dan ternyata semprotankupun di sambut oleh orgasme mbak Yuni yang kesekian kalinya.

    Tubuhku langsung melemas menindih tubuh mbak Yuni. Kami terdiam sejenak. Nafas kami tersenggal tak beraturan. Kontolkupun semakin lama semakin melemas dan mengecil di dalam memeknya mbak Yuni. Ku cabut kontolku dan aku beranjak berbaring di sebalah mbak Yuni.

    “makasi yah mbak. Mbak udah mau ngelayani aku.”
    “sama-sama den. Mbak juga udah lama kepengan ngentot yang kaya gini. Tapi kok aden mau main sama pembantu kaya mbak. Kan aden sendiri punya pacar.”
    “ya ga apa-apa mbak. Emang ga boleh yah seorang majikan main sama pembantunya.?”
    “ya ga apa-apa sih den.” Jawabnya singkat.
    “ehh mbak. Ga apa-apa tuh aku nyemprotin sperma aku di dalam memeknya mbak.”
    “ndak apa-apa den. Ntar mbak minum jamu biar ga hamil.” Katanya sambil tersenyum.

    Kami terdiam. Dan tak terasa kami kembali ketiduran sampai pukul tiga sore. Ketika aku bangun mbak Yuni sudah tidak ada di sampingku lagi. Mungkin sudah kembali ke kamarnya. Segera aku bangkit dan mandi membasuh keringat dan sperma kering yang menempel di batang kontolku.

    Cerita Sex Dirumah Tante Setelah mandi, aku langsung kebawah mencari mbak Yuni. Ku temui dia sedang masak makan siang di dapur. Saat itu dia memakai baju kaos dengan stelan celana pendek ¾ . Lagi asik tampaknya sehingga tidak menyadari kehadiran ku. Tubuh indah mbak Yuni langsung ku peluk dari belakang mengagetkannya.

    “udah bangun toh den..”
    “udah sayang.. mbak, jangan panggi aku aden lagi yah. Kalo ada tante sama keluarganya aja panggil aden.”
    “trus panggil apa dong den?”
    “terserah kamu aja sayang.” Kataku mengecup pipinya.
    “iya deh sayang.” Jawabnya
    “sayang, aku boleh minta sesuatu ga?”
    “minta apa den.. eh sayang?”
    “kalo Cuma aku di rumah, kamu jangan pake baju yang kaya gini yah.”
    “trus baju apa dong?”
    “maunya sih telanjang aja. Gimana sayang.. mau yah?”
    “kok gitu sayang.?”
    “ya biar kalo aku lagi pengen, aku bisa masukin di mana aja.” Jawabku cengengesan.
    “tapi kamu juga karus gitu. Baru aku mau.”
    “OK” jawabku singkat. Situs Judi Slots

    Langsung ku telanjangi mbak Yuni saat itu juga. Begitu juga dengan aku. Kami sudah seperti kaum nudis saja di dalam rumah ini.

    Sejak saat itu, kami sudah seperti suami dan istri. Mbak Yuni pun aku suruh pindah tidur ke kamarku. Tentu saja kalau tidak ada om dan tante. Dan selama kami berdua di rumah, kami selalu telanjang ria. Dan kami juga melakukan hubungan dimana saja kami suka. Di kamar, dapur, kamar mandi, ruang tamu, bahkan di kolam renang belang rumah. Kami selaku melakukannya tanpa kondom.

    Sempat sih mbak Yuni hamil. Namun dia menggugur kannya dan sejak saat itu dia rajin mengkonsumsi pil KB. Kamipun terus melakukannya sampai aku tamat sekarang. Walaupun aku telah menyelesaikan kulah ku dan bekerja di luar kota.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Ngentot eindahan pirang Kennedy Leigh memiliki pengalaman audisi casting panas pertamanya

    Foto Ngentot eindahan pirang Kennedy Leigh memiliki pengalaman audisi casting panas pertamanya


    1891 views

    Duniabola99.com – foto pirang casting cantik Kennedy Leigh pantat bahenol toket gede memeknya tembem dan jebut yang dicukur rapi dan tipis tipis dihantam keras oleh kontol besar gemuk dan menelan banyak sperma yang dikeluarkan. Joker688

  • Kisah Memek Tante Vira Seksi

    Kisah Memek Tante Vira Seksi


    2409 views

    Duniabola99.com – Aku Punya Tante, namanya Tante Vira. Tanteku ini sangat seksi dan bokongnya yang binal banget, semua orang yang melihatnya pasti ingin memperkosanya..


    Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya Tante Vira ada di Jogja. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang ke hotel tempat mereka menginap.

    Sambil jalan aku membayangkan sosok Tante Vira. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 170 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar yang dalam kesehariannya selalu dibungkus busana muslimah karena seorang PNS.

    Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada Tante Vira dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, Tante Vira mirip Marsanda pas dulu pakai hijab, Sexy dan Montok..

    Sesampai di hotel aku diperkenalkan dengan dua teman Tante Vira, Bu Shinta dan Pak Bondan. Mereka memintaku menjadi penunjuk jalan selama mereka di Jogja, dan aku menyanggupinya.

    Setelah itu kami berkeliling kota sampai jam 21:47. Karna sudah malam tante meminta aku menginap dikamarnya saja. Kesempatan batinku, dari tadi aku sudah gatal melihat payudara tante dibalik baju tang top biru yang ketat. Aku tak ingat lagi kalau dia tanteku, yang penting hasratku tersalurkan pikirku.

    Setelah masuk kamar tante pergi mandi, aku langsung memikirkan cara bagaimana agar aku bisa menikmati tubuh Tante Vira yang seksi walau sudah mempunyai dua anak. Saat dia keluar aku menelan ludah, dengan celana pendek ketat sampai diatas lutut dan baju kaos putih tanpa lengan benar-benar memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang sempurna.

    Saat Tante Vira lewat didepanku tercium wangi sabun dari tubuhnya, saat ia hendak mengeringkan rambutnya terlihat BH hitam kesukaanku dari balik ketiak Tante Vira.

    Aku jadi gelap mata. Begitu Tante Vira membelakangiku, langsung kurangkul dia. Bibirku menyedot lehernya, sementara tanganku yang satu meremas sepasang payudara dan yang satu lagi bermain diselangkangan dan paha Tante Vira. Tante Vira Kaget, dengan mata melotot ia membentakku


    “aku ini tantemu Ndri!!!” , teriaknya
    “Maaf tante, aku sudah lama mengagumi tante,..” sambil tetap ku ciumi lehernya
    “Ndri,..km sadar ga sih” , Tante belum bisa menerima kuperlakukan seperti itu.

    Aku tidak peduli, aku tetap memeluknya dari belakang, dan tanganku menelusup mencari memeknya,. Hanya sebentar ia meronta setelah itu tubuh Tante Vira menjadi tenang.bahkan mulai terangsang sepertinya.

    “Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?” Desahku di kuping Tante Vira.
    “Tapi Ndri”..
    “Aku sudah ga tahan tante,keinginan ini sudah lama aku pendam”

    Mungkin karena kasihan dan juga mulai terangsang, Tante membiarkan tanganku memainkan klentitnya,dan mulai pasrah dengan perlakuanku.

    “Gimana Ndri? Tapi sekali ini aja ya Ndri.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” Kata Tante Vira. Aku mengangguk kecil tanda bersedia.

    Tante lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Tante Vira mencopot celana ketatnya terlihat paha mulus yang kugerayangi tadi.

    Saat ia hendak melepas tali BH aku cegah. Dengan lembut tanganku kebelakang pundak Tante Vira membuka kaitnya lalu memelorotkan BH itu sambil menggesek puting susunya. Sepasang payudara berukuran 36 B terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan.

    Tante Vira lalu mencopot celana dan CD hitamnya. Dan kini ia telah telanjang bulat, penisku terasa tegang karna tak menyangka tubuh tante seindah itu. Lalu ia naik keatas ranjang dan merebahkan badannya telentang. Aku begitu takjub, tubuh tanteku yang aduhai telanjang dan pasrah berbaring diranjang tepat dihadapanku. Foto Hot Tante Vira


    “Ayo Ndri.. apa yang kamu tunggu, tante udah siap, jangan takut kalau belum pernah nanti tante bantu” Kata tante.
    “Iya.. tolong ya tante” Jawabku berbohong.

    Segera aku melepas semua pakaianku karna sebenarnya aku juga sudah tak tahan. Kulihat Tante Vira memperhatikan kejantananku yang berdenyut-denyut, lalu aku naik keatas ranjang dan memulainya.

    Langsung saja kukecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, masih canggung pikirku, tapi tidak aku hiraukan terus aku lumat bibirnya. Sementara kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

    “Ooh.. Ndri.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Tante mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali aku merasakan ia menelan ludah yang mulai mengental.

    Setelah puas dengan bibirnya, kini bibirku kuarahkan kebawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada Tante Vira. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini berada tepat dihadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah laki-laki.

    Langsung aku jilati dari bawah lalu kearah putingnya, sementara buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Tante mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.
    Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit gigi bawahnya, kini jariku kuarahkan keselangkangannya. Disana kurasakan rambut yang tumbuh disekeliling vagina Tante Viral.

    Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa dia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari kelentitnya. Kupermainkan jariku keluar-masuk didalam lubang vagina Tante Vira yang semakin licin tersebut.

    “Aarrgghh.. eenhh.. Ndri kam.. mu ngapain oohh..” Kata tante meracau nggak karuan, kakinya mengecak-ngecak sprei dan badannya menggeliat.
    Tak kuperdulikan kata-katanya, maka tubuh tante makin menggelinjang dikuasai nafsu birahi.


    Kurasakn tubuh Tante Vira menegang dan wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam liang vaginanya.

    “Oohh.. arghh.. oohh..” kata Tante Vira dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba.
    “Ooh..aahh..” Tante mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya tergetar hebat beberapa kali.
    Terasa cairan hangat memenuhi lubang vaginanya.
    “Oohh.. ohh.. emhh..” Tante mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    “Ndri apa yang kamu lakukan kok tante bisa kayak gini?” Tanyanya padaku.
    “Kenapa memangnya tante?” Kataku sambil meremas payudaranya.
    “Baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, luar biasa” Kata Tante Vira. Ia lalu bercerita kalau om Wirya (suaminya) hanya sebentar saja jika bercumbu sehingga ia kurang puas.

    “Sayang.. sekarang giliranku” Bisikku ditelinganya, tante mengangguk kecil.
    Aku mulai mencumbunya lagi, kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati. Setelah kurasa cukup, kusejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Tante Vira tahu. ia lalu mengkangkangkan pahanya lalu kuarahkan batang kejantananku keliang senggamanya.

    Perlahan-lahan aku masukkan batang penisku dan aku nikmati. Batang kejantananku mudah saja memasuki liang senggamanya karna sudah sangat basah dan licin. Kini perlahan-lahan aku gerakkan pinggulku naik turun. ooh nikmatnya. “Lebih cepat Ndri.. aarghh.. mmhh” Kata tante terputus-putus dengan mata yang merem melek. Aku percepat gerakanku lalu terdengar suara berkecipak dari selangkangannya.

    “Iya.. begitu.. aahh.. terr.. russ.. aarghh..” kata tante tak karuan.
    Keringat kami berucuran menjadi satu, kulihat wajahnya semakin memerah.
    “Ndri, tante mau.. enak lagi.. ohh.. ahh.. aahh ahh..” Kata tante sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan vaginanya dipenuhi cairan hangat menyiram batang penisku.

    Remasan dinding vaginanya begitu kuat, akupun mempercepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks.. aahh.., kubiarkan air maniku keluar didalam liang senggama Tante Vira.


    Kurasakan nikmat yang luar biasa, kupeluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya. Setelah cukup menikmatinya kucabut penisku dan kubaringkan tubuhku disampingnya.
    “Tante, terima kasih ya..” Kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.

    “Tante juga Ndri.. baru kali ini tante merasakan kenikmatn seperti ini, kamu hebat” Kata tante lalu mengecup bibirku.
    Kami berdua lalu tertidur karna kelelahan.

    Sekitar jam 3 pagi aku terbangun. Setelah meminum segelas air aku memandangi tubuh telanjang Tante Vira. Benar-benar menggairahkan sekali, kecantikan wajah dan keindahan tubuhnya masih terjaga diusianya yang hampir berkepala 4 ini.

    Lalu aku mulai mencumbunya lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan sepuas hatiku setiap inci tubuh Tante Vira. Perlahan-lahan aku lumat bibir Tante Vira dengan penuh kelembutan sampai ia mulai terbangun lagi.

    Setelah Tante Vira terbangun kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku didalam mulutnya. Tante Virapun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya.

    Tanganku beroperasi didadanya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal mulai dari lembah sampai ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya shingga ia menggeliat dan menggelinyang. Dua bukit kembar itu semakin mengeras. Ia menggigit bibirku saat kupelintir puting susunya.

    Setelah aku puas dibibirnya, kini aku melumat dan mengulum payudaranya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang sebelah kanan. Kulihat mata Tante Vira sangat redup, ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. aarghh.. en.. ennak Ndri, emmh..” Kata tante mendesah-desah.
    Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas payudaranya dan menyeret ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, ia ingin agar aku segera mempermainkan liang vaginanya. Jari-jariku pun segera bergerilya divaginanya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya yang membuat tante semakin menggelinyang tak karuan.

    “Ya.. terruss.. argghh.. eemmh.. enak.. oohh..” Mulut tante meracau.
    Setiap kali Tante Vira terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk vaginanya, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi liang senggamanya, kulakukan beberapa kali.

    “Emhh Ndri.. ayo dong jangan gitu.. kau jahat oohh..” Kata tante memohon.
    Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akn membuatnya klimaks dengan jariku tapi dengan mulutku, aku ingin menerapkan hasil latihanku dengan Bu Desy dan Bu Anit.

    Segera kuarahkan mulutku keselangkangannya. Kusibakkan rambut-rambut hitam yang mengelilingi vaginanya dan terlihatlah liang senggamanya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

    “Ndri.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” Kata tante.
    Aku tak perdulikan kata-katanya, lidahku terus menari-nari didalam liang senggamanya bahkan menjadi semakin liar tak karuan Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkram sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Ndri.. aahh..” Kata tante ketika ia klimaks.
    Setelah Tante Vira selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku mencumbunya lagi karna aku juga ingin mencapai kenikmatan. Kali ini posisiku dibawah tubuh Tante Viral.


    Aku tidur telentang dan Tante Vira melangkah diatas batang penisku. Tangannya memegang batang kejantananku yang tegak perkasa, setelah menjilatinya lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan vaginanya diarahkan ke batang penisku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan liang kewanitaannya.Tante Vira lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggannya dan ketika sampai dikepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi kini ia mempercepat gerakannya.

    Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desis, sungguh seksi wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha mencapai puncak kenikmatan.

    Wajah tante terlihat sangat cantik seperti itu ditambah lagi rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepaalanya. Payudaranya terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tembah keras katiak jari-jariku memelintir puting susunya.
    “Oh emhh yaah.. oohh..” Itulah kata-kata yang keluar dari mulut tante.
    “Tante nggak kuat lagi Ndri..” Kata tante sambil berhenti menggerakkan badannya.

    Aku tahu ia segera mencapai klimaks, lalu aku rebahkan tubuh Tante Vira dan kupompa liang senggamanya, tak lama tante mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Tante Vira menikmati orgasmenya yang kesekian.
    Setelah itu kucabut batang penisku dan kusuruh Tante Vira menungging lalu kumasukkan batang penisku dari belakang. Tante terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang kulakukan padanya. Ia hanya mendesah kenikmatan.


    Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh tante rebahan lagi dan aku masukkan lagi batang kejantananku dan memompa vaginanya lagi, karna aku ingin mengakhirinya. Beberapa saat kemudian tante ingin klimaks lagi, wajahnya memerah dan tubuhnya menggelinjang ke sana ke mari.

    “Ahh.. oh.. tante mau enak lagi Ndri. arrghh ahh..” kata Tante Vira.
    “Tunggu sayang, ki.. kita barengan.. aku juga sedikit lagi..” desahku.
    “Tante udah nggak tahan Ndri.. ahh..” kata Tante Vira mendesah panjang.
    Lalu tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. caran hangat membasahi batang kejantananku. Cairan hangat menyirami batang penisku dan kurasakan dinding vaginanya seakan akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya aku pun tidak kuat.. crott.. aku pun mencapai klimaks.
    Nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat meresapi kenikmatan yang merasuki kami berdua.

    “Thank’s tante” Bisikku sambil memelintir puting susunya.
    Setelah itu 3 malam berturut-turut aku memuaskan hasrat yang terpendam sejak aku kecil sampai Tante Vira kembali pulang ke Smr.
    “Kalau pulang.. jangan lupa kerumah ya” Bisiknya saat akan naik ke pesawat terbang di bandara.

    Aku tersenyum penuh arti. Sebentar lagi aku akan pulang berlibur, aku sudah rindu dengan Tante Vira yang semok aduhai.

  • Pemerkosaan Rina Di Vila Bogor

    Pemerkosaan Rina Di Vila Bogor


    2846 views


    Duniabola99.com – Pada suatu pagi telepon di kamarku berbunyi, dengan malas kupaksakan diri mengangkatnya. Ternyata telepon itu dari Pak Riziek, tukang kebun dan penjaga villaku. Rasa kantukku langsung hilang begitu dia menyuruhku untuk segera datang ke villa, dia bilang ada masalah yang harus dibicarakan di sana. Sebelum kutanya lebih jauh hubungan sudah terputus. Hatiku mulai tidak tenang saat itu, ada masalah apa di sana, apakah kemalingan, kebakaran atau apa. Aku juga tidak tahu harus bertanya pada siapa lagi saat itu karena saat itu kedua orangtuaku sedang di luar kota.

    Segera setelah siap aku mengendarai mobilku menuju ke villaku di Bogor, tidak lupa juga kuajak Rina, sahabatku yang sering pergi bareng untuk teman ngobrol di jalan. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Riziek, seorang lelaki setengah baya berumur 60an, rambutnya sudah memutih, namun perawakannya masih sehat dan gagah. Dia adalah penduduk desa dekat villa ini, sudah 4 tahun sejak ayahku membeli villa ini Pak Riziek ditugasi untuk menjaganya. Kami sekeluarga percaya padanya karena selama ini belum pernah villaku ada masalah sampai suatu saat akhirnya aku menyesal ayahku mempekerjakannya.

    Pak Riziek mengajak kami masuk ke dalam dulu. Di ruang tamu ternyata sudah menunggu seorang pria lain. Pak Riziek memperkenalkannya pada kami. Orang ini bernama Pak Usep, berusia 50an, tubuhnya agak gemuk pendek, dia adalah teman Pak Riziek yang berprofesi sebagai juru foto di kampungnya. Tanpa membuang waktu lagi aku langsung to the point menanyakan ada masalah apa sebenarnya aku disuruh datang.

    Pak Riziek mengeluarkan sebuah bungkusan yang dalamnya berisi setumpuk foto, dia mengatakan bahwa masalah inilah yang hendak dibicarakan denganku. Aku dan Rina lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya. Betapa terkejutnya kami bak disambar petir di siang bolong, bagaimana tidak, ternyata fotofoto itu adalah fotofoto erotis kami yang diabadikan ketika liburan tahun lalu, ada foto bugilku, foto bugil Rina, dan juga foto adegan persenggamaan kami dengan pacar masingmasing.

    Pak.., apaapaan ini, darimana barang ini..? tanyaku dengan tegang.

    Hhmm.. begini Neng, waktu itu saya kebetulan lagi bersihbersih, pas kebetulan di bawah ranjang Neng Dian saya lihat kok ada barang yang nongol, eh.. taunya klise foto asoynya Neng Dian sama Neng Rina, ya udah terus saya bawa ke Pak Usep ini untuk dicuci. jawabnya sambil sedikit tertawa.

    Apa, kurang ajar, Pak.. Bapak digaji untuk menjaga tempat ini, bukannya mengoprek barang saya..! kataku dengan marah dan menundingnya.

    Aku sangat menyesal kenapa begitu ceroboh membiarkan klise itu tertinggal di villa, bahkan aku mengira barang itu sudah dibawa oleh pacarku atau pacar Rina. Wajah Rina juga ketika itu juga nampak tegang dan marah.

    Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Neng, saya kan nggak sengaja, justru Neng sendiri yang ceroboh kan? mereka berdua tertawatawa memandangi kami.

    Baik, kalau gitu serahkan klisenya, dan Bapak boleh pergi dari sini. kataku dengan ketus.

    Iya Pak, tolong kita bisa bayar berapapun asal kalian kembalikan klisenya. tambah Rina memohon.

    Oo.. nggak, nggak, kita ini bukan pemeras kok Neng, kita cuma minta.. Pak Usep tidak meneruskan perkataannya.

    Sudahlah Pak, cepat katakan saja apa mau kalian..! kata Rina dengan ketus.

    Perasan aneh mulai menjalari tubuhku disertai keringat dingin yang mengucuri dahiku karena mereka mengamati tubuh kami dengan tatapan lapar. Kemudian Pak Riziek maju mendekatiku membuat degup jantungku makin kencang. Beberapa senti di depanku tangannya bergerak mengelus payudaraku.

    Hei.. kurang ajar, jangan keterlaluan ya..! bentakku sambil menepis tangannya dan mendorongnya.

    Bangsat.. berani sekali kamu, kalian kira siapa kalian ini hah..? Dasar orang kampung..! Rina menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajah Pak Riziek.

    Hehehe.. ayolah Neng, coba bayangakan, gimana kalo fotofoto itu diterima orangtua, pacar, atau temanteman di kampus Neng? Wah bisabisa Neng berdua ini jadi terkenal deh..! kata Pak Usep dan disusul gelak tawa keduanya.

    Aku tertegun, pikiranku kalut, kurasa Rina pun merasakan hal yang sama denganku. Nampaknya tiada pilihan lain bagi kami selain mengikuti kemauan mereka. Kalau fotofoto itu tersebar bagaimana reputasiku, keluargaku, dan reaksi pacarku, apalagi Rina yang berprofesi sebagai model pada majalah ***(edited), bisabisa karirnya tamat garagara masalah ini.

    Pak Riziek kembali mendekatiku dan meraba pundakku, sementara itu Pak Usep mendekati Rina lalu mengelilinginya mengamati tubuh Rina.

    Gimana Neng, apa sudah berubah pikiran..? tanyanya sambil membelai rambutku yang sebahu lebih.

    Kupikirpikir untuk apa lagi jual mahal, toh kami pun sudah bukan perawan lagi, hanya saja kami belum pernah bermain dengan orangorang bertampang kasar seperti mereka.

    Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala saja.

    Ha.. ha.. ha.. akhirnya bisa juga orang kampung seperti kita merasakan gadis kampus, ada foto modelnya lagi..! mereka tertawa penuh kemenangan.

    Aku hanya dapat mengumpat dalam hati, Bangsat kalian, dasar tuatua keladi..!

    Pak Riziek memelukku dan tangannya meremasremas payudaraku dari luar, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulutku. Perasaan geli, jijik dan nikmat bercampur menjadi satu bersamaan dengan gejolak birahiku yang mulai naik.

    Tangannya kini makin berani menyusup ke bawah kaos ketat lengan panjang yang kupakai, terus bergerak menyusup ke balik BHku. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggerayangi dadaku, apalagi jarijarinya turut mempermainkan putingku. Tanpa terasa pula lidahku mulai aktif membalas permainan lidahnya, liur kami menetesnetes di pinggir mulut.

    Nasib Rina tidak beda jauh denganku, Pak Usep mendekapnya dari belakang lalu tangannya mulai meremas payudara Rina dan tangan satunya lagi menaikkan rok selututnya sambil merabaraba paha Rina yang jenjang dan mulus. Satupersatu kancing baju Rina dipreteli sehingga nampaklah BHnya yang berwarna merah muda, belahan dadanya, dan perutnya yang rata. Melihat payudara 36B Rina yang menggemaskan itu Pak Usep makin bernafsu, dengan kasar BH itu ditariknya turun dan menyembul lah payudara Rina yang montok dengan puting merah tua.

    Whuua.. ternyata lebih indah dari yang di foto, mimpi apa saya bisa merasakan foto model kaya Neng Rina, katanya.

    Pak Usep menghempaskan diri ke sofa, dibentangkannya lebarlebar kedua belah kaki Rina yang berada di pangkuannya. Tangannya yang semula mengeluselus pahanya mulai merambat ke selangkangannya, jarijari besarnya menyelinap ke pinggir celana dalam Rina. Ekspresi wajah Rina menunjukkan rasa pasrah tidak berdaya menerima perlakuan seperti itu, matanya terpejam dan mulutnya mengeluarkan desahan.

    Eeemhh.. uuhh.. jangan Pak, tolong hentikan.. eemhh..!

    Kemudian Pak Usep menggendong tubuh Rina, mereka menghilang di balik kamar meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Setelah menaikkan kaos dan BHku, kini tangannya membuka resleting celana panjangku. Dia merapatkan tubuhku pada tembok. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang menggerayangi tubuhku ini adalah pacarku, Yudi. Tua bangka ini ternyata pintar membangkitkan nafsuku. Sapuansapuan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja.

    Sekarang kurasakan tangannya sudah mulai menyelinap ke balik CDku, diusapusapnya permukaan kemaluanku yang ditumbuhi bulubulu halus lebat itu.

    Sshh.. eemhh..! aku mulai meracau tidak karuan saat jarijarinya memasuki vaginaku dan memainkan klistorisnya, sementara itu mulutnya tidak hentihentinya mencumbu payudaraku, sadar atau tidak aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya.

    Hehehe.. Neng mulai terangsang ya? ejeknya dekat telingaku.

    Tibatiba dia menghentikan aktivitasnya dan dengan kasar didorongnya tubuhku hingga terjatuh di sofa. Sambil berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi. Gila, ternyata penisnya besar juga, sedikit lebih besar dari pacarku dan dihiasi bulubulu yang sudah beruban. Kemudian dia menarik lepas celanaku beserta CDnya sehingga yang tersisa di tubuhku kini hanya kaos lengan panjang dan BHku yang sudah terangkat.

    Dibentangkannya kedua belah pahaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku, seolaholah seperti monster lapar yang siap memangsaku. Pak Riziek membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dengan penuh nafsu dia melaahap dan menyedotnyedot vaginaku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitorisku. Sesekali dia mengorekngorek lubang kemaluan dan anusku. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjanggelinjang diiringi erangan nikmat.

    Tidak lama kemudian akhirnya kurasakan tubuhku mengejang, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan cintaku membasahi mulut dan jarijari Pak Riziek.

    Sluurrpp sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap sisasisa cairan cintaku.

    Disuruhnya aku membersihkan jarijarinya yang berlepotan cairan cinta itu dengan mengulumnya, maka dengan terpaksa kubersihkan jarijari kasar itu dengan mulutku.

    Memek Neng Dian emang enak banget, beda dari punya lontelonte di kampung Bapak, celetuknya sambil menyeringai.

    Sialan, masa gua dibandingin sama lonte kampung..! umpatku dalam hati.

    Nah, sekarang giliran Neng merasakan kontol Bapak ya..! katanya sambil melepas kaos dan BHku yang masih melekat.

    Sekarang sudah tidak ada apapun yang tersisa di tubuhku selain kalung dan cincin yang kukenakan.

    Dia naik ke wajahku dan menyodorkan penisnya padaku. Ketika baru mau mulai, tibatiba telepon di dinding berbunyi memecah suasana.

    Angkat teleponnya Neng, ingat saya tahu rahasia Neng, jadi jangan omong macammacam, ancamnya.

    Telepon itu ternyata dari Yudi, pacarku yang mengetahui aku sedang di villa dari pembantu di rumahku. Dengan alasan yang dibuatbuat aku menjawab pertanyaannya dan mengatakan aku di sini baikbaik saja.

    Ketika aku sedang berbicara mendadak kurasakan sepasang tangan mendekapku dari belakang dan dekat telingaku kurasakan dengus napasnya. Tangan itu mulai usil meraba payudaraku dan tangan satunya lagi pelanpelan merambat turun menuju kemaluanku, sementara pada leherku terasa ada benda hangat dan basah, ternyata Pak Riziek sedang menjilati leherku. Penisnya yang tegang saling berhimpit dengan pantatku. Aku sebenarnya mau berontak namun aku harus bersikap normal melayani obrolan pacarku agar tidak timbul kecurigaan.

    Aku hanya dapat menggigit bibir dan memejamkan mata, berusaha keras agar tidak mengeluarkan suarasuara aneh. Dasar sial, si Yudi mengajakku omong panjang lebar sehingga membuatku makin menderita dengan siksaan ini. Sekarang Pak Riziek menyusu dariku, tidak hentihentinya dia mengulum, menggigit dan menghisap putingku sampai memerah.

    Akhirnya setelah 15 menit Yudi menutup pembicaraan, saat itu Pak Riziek tengah menyusu sambil mengorekngorek kemaluanku, aku pun akhirnya dengan lega mengeluarkan erangan yang dari tadi tertahan.

    Heh, sopan dikit dong..! Tau ngga saya tadi lagi nelepon..! marahku sambil melepas pelukkannya.

    Hohoho.. maaf Neng, saya kan orang kampung jadi kurang tau sopan santun, eh.. omongomong itu tadi pacar Neng ya? Tenang aja habis merasakan kontol saya pasti Neng lupa sama cowok itu..! ejeknya dan dia kembali memeluk tubuhku.

    Disuruhnya aku duduk di sofa dan dia berdiri di hadapanku, penisnya diarahkan ke mulutku. Atas perintahnya kukocok dan kuemut penis itu, pada awalnya aku hampir muntah mencium penisnya yang agak bau itu, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya.

    Iseepp, isep yang kuat Neng, jangan cuma dimasukin mulut aja..! suruhnya sambil terus memajumundurkan penisnya di mulutku.

    Sayupsayup aku dapat mendengar erangan Rina dari dalam kamar yang pintunya sedikit terbuka itu.

    Lama kelamaan aku sudah dapat menikmatinya, tangannya yang bergerak lincah mempermainkan payudaraku dan memilinmilin putingnya membuatku semakin bersemangat mengulum dan menjilati kepala penisnya.

    Naahh.. gitu dong Neng, ayoo.. terus.. Neng jilatin ujungnya, eengh.. bagus..! desahnya sambil menjambak rambutku.

    Selama 15 menit aku mengkaraokenya dan dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku.

    Setelah itu dibaringkannya tubuhku di sofa, dia lalu membuka lebarlebar kedua pahaku dan berlutut di antaranya. Aku memejamkan mata menikmati detikdetik ketika penisnya menerobos vaginaku.

    Penisnya meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah pembantuku.

    Sambil menyetubuhiku bibirnya tidak hentihentinya melumat bibir dan payudaraku, tangannya pun selalu meremas payudara dan pantatku. Erangan panjang keluar dari mulutku ketika mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku sehingga kelihatan mengkilat. Tanpa memberiku kesempatan beristirahat dia menaikkan tubuhku ke pangkuannya. Aku hanya pasrah saja menerima perlakuannya.

    Setelah penisnya memasuki vaginaku, aku mulai menggerakkan tubuhku naik turun. Pak Riziek menikmati goyanganku sambil menyusu payudaraku yang tepat di depan wajahnya, payudaraku dikulum dan digigit kecil dalam mulutnya seperti bayi sedang menyusu. Terkadang aku melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diadukaduk. Aku terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakanku makin liar dan eranganku pun makin tidak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu sampai aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku. Benarbenar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan.

    Kali ini dia membalikkan badanku hingga menungging. Disetubuhinya aku dari belakang, tangannya bergerilya merambahi lekuklekuk tubuhku. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkalikali, atau mungkin sebelumnya dia sudah minum obat kuat atau sejenisnya, ah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting dia telah memberiku kenikmatan luar biasa.

    Sudah lebih dari setengah jam dia menggarapku. Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua payudaraku diremasnya dengan brutal sehingga aku berteriak merasakan sakit bercampur nikmat. Setelah itu dia menarik lepas penisnya dan naik ke dadaku. Di sana dia menjepitkan penisnya yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaraku, lalu dikocoknya sampai maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaku.

    Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yang mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Sebagai hidangan penutup, Pak Riziek menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisasisa maninya. Setelahnya dia meninggalkanku terbaring di sofa, selanjutnya aku tidak tahu apaapa lagi karena sudah tidak sadarkan diri.

    Begitu aku bangun jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, aku menemukan diriku masih bugil, sisasisa sperma kering masih membekas pada wajah dan dadaku, sekujur tubuhku terutama dada penuh dengan bekas cupangan yang memerah. Aku melihat sekeliling, hening tanpa suara, entah kemana Rina dan kedua kambing bandot itu. Aku tidak memikirkan apaapa lagi, aku menuju kamar mandi karena ingin kencing, lalu kunyalakan shower dan kubersihkan tubuhku dari sisasisa persetubuhan tadi. Dalam hati aku masih merasa marah, kesal, dan sedih karena dijebak dan diperkosa seperti itu, namun setiap teringat yang barusan, aku malah ingin mengulanginya lagi.

    Sehabis mandi, kepenatan tubuhku terasa mulai berkurang, kuraih kimono kuning dan memakainya tanpa memakai apaapa di baliknya. Ketika aku keluar kamar mandi masih belum merasakan tandatanda keberadaan mereka di sini, begitu juga kamar yang tadi dipakai Rina dan Pak Usep, di sana hanya kudapati ranjang yang sudah berantakan dan masih tercium aroma sperma bekas pertarungan tadi. Pakaian Rina dan Pak Riziek juga masih berceceran di ruang tamu. Terlintas di benakku saat itu kolam renang, ya mereka pasti di sana.

    Aku segera menuju kolam di belakang untuk memastikan. Dugaanku ternyata tepat, di sana terlihat pemandangan yang membuat darah bergolak. Di tepi kolam itu Rina sedang dikerjai oleh mereka berdua. Dia tengah memacu tubuhnya di atas penis Pak Riziek yang berbaring sambil meremasi dadanya, sementara mulutnya dijejali oleh penis Pak Usep yang berdiri di sampingnya, tubuh ketiganya basah oleh air kolam, langit senja yang berwarna kuning keemasan menambah erotisnya suasana.

    Hai, Neng Dian udah bangun toh..! sapa Pak Riziek.

    Wah, saya udah lama nungguin Neng Dian, tapi tunggu ya, Neng Rina lagi asyik makan es mambo nih..! sahut Pak Usep.

    Rina hanya dapat melirik sayu padaku karena mulutnya penuh oleh penis dan Pak Usep menahan kepalanya. Adegan mesum itu membangkitkan kembali nafsuku, selangkanganku terasa basah.

    5 menit kemudian Pak Usep mencabut penisnya dari mulut Rina dan mendekatiku.

    Pak, kapan klisenya kalian kembalikan..? tanyaku tidak sabar.

    Tenang Neng, sekarang mau pulang juga sudah kemalaman, klisenya pasti kita kasih ke Neng besok, jawabnya sambil menepuk bahuku.

    Apa..! Besok..? Keterlaluan kalian..! bentakku.

    Jangan marahmarah gitu dong Neng, besok pagi saya janji pasti ngasih klisenya ke Neng, katanya sambil memutari tubuhku.

    Kurasakan elusan Pak Usep pada paha belakangku, tangannya makin naik menyingkap kimonoku dan akhirnya meremas pantatku.

    Hoi, Pak Riziek, ternyata nona majikanmu ini asoy bener, pahanya mulus, pantatnya juga wuiih.. montok..! serunya pada temannya.

    Kupingku benarbenar panas mendengar ejekannya, namun dalam hati aku justru berharap dia berbuat lebih jauh.

    Ooouuhhh..! demikian desahan pelan yang keluar dari mulutku ketika tangan Pak Usep sampai ke belahan kemaluanku.

    Jarinya membuka belahan itu dan meraih klistorisnya, daerah sensitif itu dimainkannya sehingga membuatku mendesah dan kedua kakiku terasa lemas tidak bertenaga. Dibaringkannya tubuhku pada kursi santai di tepi kolam itu. Tercium bau rokok murahan dari mulutnya ketika dia melumat bibirku, lidahnya mengelitik lidahku.

    Pak Usep melepaskan tali pinggangku sehingga kimonoku terbuka, ciumannya perlahanlahan turun dari dagu dan leher menuju payudaraku. Sambil melumat payudaraku tangan yang satunya dengan kasar mengobrakabrik vaginaku.

    Aakkhh.. Pak, sakit.. pelanpelan Pak..! rintihku kesakitan.

    Aku melihat ke arah Rina yang sedang dikerjai Pak Riziek. Dia sedang dalam posisi dogie, Pak Riziek dari belakang melakukan penetrasi ke lubang anus Rina. Dia menjeritjerit kesakitan ketika penis besar itu dengan paksa memasuki duburnya yang sempit. Bukannya kasihan tapi nampaknya Pak Riziek malah semakin bergairah melihat penderitaan Rina, ketika sudah masuk setengahnya dihujamkannya penis itu dengan keras, spontan tubuh Rina tersentak dan jeritan panjang yang memilukan keluar dari mulutnya.

    Selanjutnya dengan ganas Pak Riziek menyodomi Rina sambil mendesisdesis menikmati penisnya terjepit dubur Rina yang sempit. Aku sangat kasihan melihat penderitaan Rina, tapi apa dayaku karena aku sendiri sedang dalam kesulitan. Kini Pak Usep membuka lebar kedua pahaku, tangan satunya memegang penisnya yang gemuk itu dan menggesekgeseknya pada bibir kemaluanku sehingga aku mendesah nikmat dan tubuhku menggeliatgeliat.

    Setelah vaginaku basah kuyup dia menekan penisnya hingga amblas seluruhnya. Aku melihat jelas bagaimana penis itu keluar masuk ke dalam vaginaku. Kenikmatan dahsyat telah melanda tubuhku hingga aku tidak kuasa untuk tidak mengerang. Suara desahan terdengar sahut menyahut di tepi kolam itu. Kemudian aku merasakan tubuhku bagaikan tersengat listrik, aku menjerit sekuat tenaga dan mempererat genggamanku pada pegangan kursi. Cairan kemaluanku muncrat dengan derasnya dan kurasakan tubuhku seperti lumpuh. Namun Pak Usep belum menyudahi perbuatannya.

    Sekarang dia memiringkan tubuhku dan mengangkat kaki kiriku, lalu dia meneruskan genjotannya pada tubuhku. Aku sudah setengah sadar ketika tibatiba sebatang penis sudah berada di depan wajahku. Kutengadahkan kepalaku dan kulihat Pak Riziek berdiri di sampingku dengan penisnya masih berdiri kokoh, tidak jauh dari situ nampak tubuh telanjang Rina yang sudah terkapar lemas. Tanpa membuang waktu lagi diraihnya kepalaku, mulutku penuh sesak oleh penisnya yang berlumuran aneka cairan itu.

    Tibatiba mereka menurunkan tubuhku dari kursi, kini aku berada di lantai dengan posisi anjing, kimonoku mereka lepas hingga aku bugil total. Pak Riziek mengambil posisi di belakangku lalu dia membuka duburku dan tangan satunya mengarahkan penisnya ke sana. Ooohh.. tidak, dia mau menyodomiku seperti yang dia lakukan pada Rina, masih terbayang olehku betapa brutalnya lelaki ini memperlakukan Rina barusan.

    Jangan Pak, jangan di situ aduuuh.. sakit.. ooh..! rintihku memelas ketika dia memasukkan penisnya.

    Aakkh akhh oougghh aku terus merintihrintih, mataku terpejam merasakan kepedihan tiada tara sampai airmataku meleleh membasahi pipi.

    Wah.., enak, lebih seret dari Neng Rina..! kata Pak Riziek disambut gelak tawa mereka.

    Dia mulai menggenjot tubuhku sementara di depanku Pak Usep memaksaku mengkaraoke penisnya.

    Udah jangan nangis, lu sebenernya keenakan kan..! Ayo emut nih kontol..! perintahnya sambil menjambak rambutku.

    Aku benarbenar merasa terhina saat itu namun menikmatinya, perlakuan kasar ini mendatangkan kenikmatan tersendiri. Selain menyodomiku, Pak Riziek juga sesekali menampar pantatku hingga terasa panas dan sakit. Di tempat lain Pak Usep terus menahan kepalaku yang sedang mengulum penisnya sambil memajumundurkan pantatnya seolah sedang menyetubuhiku, wajahku makin terbenam pada bulubulu kemaluannya yang lebat.

    Tidak lama kemudian kurasakan penis Pak Usep dalam mulutku semakin berdenyut dan akhirnya tumpahlah spermanya di mulutku. Ehheek.. hhkk.. aku tersedak tapi kepalaku ditahan olehnya sehingga terpaksa cairan itu kutelan, sebagian meleleh keluar membasahi bibirku. Pada saat hampir bersamaan pula aku klimaks yang kesekian kalinya, tubuhku mengejang, aku ingin menjerit namun mulutku tersumbat penis Pak Usep sehingga hanya terdengar suara erangan tertahan dari mulutku yang berlepotan sperma dan airmataku makin membanjir. Beberapa menit kemudian akhirnya Pak Riziek ejakulasi, aku merasakan cairan hangat dan kental menyirami duburku. Aku merasa sangat lelah, napasku terengahengah dan menangis terisakisak apalagi saat kudengar mereka tertawatawa dan mengucapkan katakata yang merendahkan kami, makin panas saja telinga dan hatiku.

    Pak Riziek masuk ke dalam dan tidak lama kemudian ia kembali dengan 2 gelas air, disodorkannya gelas itu padaku dan Rina yang dibangunkannya dengan menyiram air kolam. Langit sudah gelap ketika itu, Pak Riziek keluar membeli makan malam untuk kami. Sambil menunggu Pak Usep beristirahat dengan berendam di kolam dangkal bersamaku dan Rina, tingkahnya seperti raja minyak saja, dia meminta Rina yang payudaranya montok melakukan pijat ala Thai, sedangkan aku digerayangi dan diciuminya seperti mainan. Sungguh benci aku padanya, tapi terpaksa harus bersikap manis agar dapat lekas bebas darinya.

    Malam harinya sebelum tidur kami main berempat sekaligus di ranjangku. Pak Usep berbaring, aku naik ke atas wajahnya berhadaphadapan dengan Rina yang naik ke atas penisnya. Kami berdua sibuk mengkaraoke penis Pak Riziek yang mengacung di antara kami. Secara bergantian kami menjilati dan mengulum penis itu hingga memuncratkan maninya membasahi wajah kami. Sementara itu kurasakan vaginaku mulai banjir lagi akibat permainan lidah Pak Usep.

    Malam itu, setelah digarap habishabisan akhirnya kami berempat tertidur kelelahan di kamar itu. Pagi harinya kembali aku digarap di bathtub oleh Pak Riziek ketika mandi bersama, aku dibuatnya klimaks dua kali dan dia semprotkan maninya dalam vaginaku. Setelah seharian menjadi budak seks, mereka akhirnya mengembalikan klise itu pada kami. Kami memeriksanya dengan seksama agar tidak mendapat kesulitan lagi di kemudian hari. Segera setelah itu kusuruh mereka hengkang dari villaku dan kami pun pulang ke Jakarta.

    Hari berikutnya Pak Riziek menghubungi ayahku untuk pamit mengundurkan diri dan sejak itu pula atas bujukanku dengan macammacam alasan, keluarga kami tidak pernah lagi menyewa orang untuk menjaga villa. Aku masih dendam pada mereka yang telah memperdayaiku, namun terkadang aku merasa rindu mengulanginya, rindu tangantangan kasar itu menggerayangi tubuhku. Hingga detik ini belum seorang pun mengetahui peristiwa itu temasuk keluarga dan kekasih kami.

  • Kisah Memek Kocokan Nikmat 2 Pramugari

    Kisah Memek Kocokan Nikmat 2 Pramugari


    3239 views

    Duniabola99.com – Namaku Fer, gue tinggal di pulau seribu pura biasa dibilang Bali, memang aku bukan asli orang Bali, cuma karena pekerjaan yang menempatkan gue disana. tinggi badanku 179cm dengan berat 78kg umurku saat ini hampir 27th, aku memiliki kisah menarik 3th yang lalu.

    Pada suatu siang tanggal 12 Sep 2004, HP ku berdering, gue liat nomernya koq bagus, tp gue gak kenal siapa ini, tp gue angkat juga kupikir ini nomer orang miliki orang gede, alangkah terkejutnya aku ketika kuangkat terdengar suara wanita yang serakserak basah menyapa ku halo ini Fer? gue diam sesaat memory otak ku berpikir, siapa gerangan pemilik suara ini, rasanya aku pernah denger dan gak asing, tp gue lupa siapa, lalu ku jawab, halo, iya betul ini Fer, ini siapa ya? sambil aku berpikir..

    hei.. lupa ya ama gue, ini gue Tina, langsung gue teringat, aku kenal baik cewek ini, dia gak temanku waktu kuliah. dulu waktu kuliah dia cukup jadi primadona di kls. umurnya di bawahku 1 tahun dan memiliki tinggin 164 cm, dengan berat 42kg, dengan ukuran BH 34B, yah gue kenal baik ini ce, tapi udah lama lost kontek, sewaktu aku pindah dari Jakarta.


    Hai Tina, lo sekarang dimana?kataku,
    aku ada di Manado nih jawabnya.
    ohh jauh banget ya.. ngapain disana? balasku,
    ini lagi boarding mau ke Makassar? jawabnya
    wah emang lo tinggal dimana sekarang, enak bener ya jalan2 mulu, emang kerja apaan sekarang?, gue menyelidik,

    eh Fer, entar malem gue mau ke Bali, bisakan ketemu, udah lama nih gak ketemu?jawabnya.

    Otakku berpikir, emang ini orang kerja apa, katanya mau ke Makassar, tapi bilang mau ke Bali, Tin katanya mau ke Makassar, tp malam mau ke Bali, emang gawe apa lo sekarang? tanyaku mengulang pertanyaan ku tadi.. hehehe , fer aku kerja jd pramugari? tina berkata sambil tertawa..

    gue :oh pantesan, emang u stay di Bali malam ini
    tina :iya, bisa ya jemput aku di hotel
    gue :pasti jawabku mantap, eh tp jam berapa?
    tina :kalo gak delay jam 9an
    gue :buset ok deh, ntar kl dah sampe bali telp gue aja

    ya.. keluar dulu dah ke langgananku ku.. lamayan buang waktu dari pada diam seharian dikantor. setelah ngobrol ngarol ngidul, gue lirik HP ku, wah udah jam 4 neh, gue pamit pulang, lumayan dapet orderan walau cuma iseng doang. sambil nyetir mobilku tibatiba HP ku berbunyi kupikir Tina telp, eh taunya pacarku yang telp, minta dijemput di kantornya, yah akhirnya kuputar mobilku menuju kantor cewe ku. kujemput ce ku dan kuantar pulang waktu itu baru jam 5an lebih dikit. setelah sampai eh ada aja halangan, ce minta ditemenin, karena ortunya belum balik dari kantor. dengan berbagai macam alasan, akhirnya gue cabut dari rumahnya

    sampe dikantor langsung gue absen keluar (suatu keharusan di perusahaanku) padahal jabatanku cukup tinggi di kantor cabang di Bali.

    setelah mandi kutunggu jamnya sambil tidur2an, rasanya lamaaaaa sekaliii.

    akhirnya jam 9.45 HP ku berbunyi ini dia.. tepat sekali Tina telp mengatakan sudah sampe.

    langsung kutancap gas mobil ku sedalamdalamnya, akhirnya tiba juga di hotel nya. lalu ku telp tina, dia bilang masih owt kehotel. weleh lama amat udah gak sabaran. 10 menitan aku tunggu akhirnya sebuah mobil tiba. kutunggu di lobi sembari dia mandi.

    tak lama akhirnya muncul gadis dari arah lift dengan kaos ketat agak pendek sehingga terlihat sedikit perutnya yang putih mulus berwarna biru laut dengan setelan celana pendek jeans yang seksi memperlihatkan kakinya yang putih mulus buat ngiler aja hehehehe

    maaf ya nunggu lama? tina berkata mengejutkan diriku yang terkagumkagum melihat kedatangan Tina abis waktu itu Tina tampak sedikit lebih berisi dari waktu kuliah makin cantik aja nih orang.
    hallo fer pakabar kaget ya liat gue, makin cantik kan gue? Tina sambil mengulurkan tangan menjabat tanganku.

    gue masih terpukau melihat kecantikan Tina hehehehe di Bali jarang nemuin ce cantik dengan fase chinese emang sih Tina keturunan Chinesse..

    Halo wah lo makin cantik aja sambil ku ulurkan tanganku.

    tak disangka waktu berjabatan tangan Tina langsung memelukku dan memberikan ciuman di pipi kanan dan kiriku otongku langsung konak deh
    setelah Pelukan sebentar Tina melepaskan pelukanku dan berkata fer mau kemana nih, ..eh tp kita makan dulu ya laper nih

    boleh lo mau makan apa.. berat apa yang ringan?
    gue mau makan udang nih jawabnya
    emmm dimana ya malem2 gini, oke deh kita jalan dulu aja. nanti lo tinggal pilih aja, oke gue berkata sambil merangkul Tina sambil mengajak melangkah menuju mobilku.
    ..eeh tunggu.. tunggu Tina menjawab agak terkejut.
    kenapa.. mau makan jam berapa neh, udah malem, ntar keburu tutup?
    eemmm fer.. bolehkan gue ajak temenku, belum kujawab muncul lah temennya, lemes langsung kaki ini, yah koq ngajak temen.. gue bicara dalam hati.
    ini kenalin temenku tina berkata sambil melepaskan rangkulan tanganku dan berbalik sambil menujukan temannya yang baru muncul dari arah lift.
    kami berjabat tangan, Gue Eva temen kerja nya Tina Eva berkata dengan senyum yg manis.

    .eemm gue Fer temen tina waktu kuliah jawabku mantap sabil mataku melirik toketnya, yang sedikit terbuka, malam itu Eva menggunakan kaos putih dengan kerah berbentuk v yang memperlihatkan belahan dadanya dan dibalut celana jeans ketat, wah terlihat pinggunya cukup besar dan agak nungging ke belakang, dengan fase nya mirip orang indo dan eva lebih tinggi dan lebih berisi dari si Tina..

    setelah makan, kita naik mobil pelan pelan sambil ngobrol, eh tina, mau kemana lagi nih? gue memotong pembicaraan antara Tina dan Eva, yang waktu itu menunjukan pukul 11 lebih..

    terserah deh jawabnya. mau kemana udah malem gini. karoke yuk gue jawab sekenanya.. jawaban tak kuduga maumau jawab si eva 30 menitan setelah kita nyanyi di room, gue keluar beli inex. apa tuh fer tina bertanya waktu aku memasukan inex kemulutku.. inex obat nahan ngantuk jawabku sekenanya..

    mau donkjawab si eva.. ok aku belikan inex 2 butir, tapi mereka hanya makan 1/2 butir saja. ya ku simpan di sakuku (akhirnya gue telen juga tuh inek) gak lama setelah itu kita bertiga on bareng. dengan merangkulkan tangan kiri ku ke bahu Tina, dan tangan kanan kurangkulkan ke bahu eva. mereka asik mengelenggelengkan kepala udah kaya heli aja. kuturunkan tangan kiriku merangkul punggung si tina, kusentuh toket kiri dari luar kutunggu sejenak.. wah ini org diem aja, perlahan kuremas toketnya tina langsung memandang mataku.. ku pikir dia marah, eh ternyata tina langsung mencium bibirku dengan ganasnya, tanpa malu padahal di samping kananku ada eva.. permainan lidahnya dimulai kubalas dengan gigitan lembut sewaktu lidahnya masuk dalam mulutku.

    karena ganasnya serangan lidah dari tina, tangan kananku yang dari tadi merangkul di eva, kulepaskan, langsung ku peluk tina. posisi tina disampingku membuat tangan kiriku tergencet tubuhnya. tanpa habis akal ku angkat tubuh tina ke pangkuanku dan tubuh kita langsung berhadapan. ciuman pun berlangsung lama gue gak sadar lagi kalau di eva masih disampingku.. ku ciumi leher tina dengan ganasnya

    gue dan tina sedang asik2nya bercumbu, tibatiba lampu dinyalakan rupanya si eva kesal karena kita anggap kerupuk garing bgt.. hehehe.. kita berdua sadar dan melepaskan cuiman kita, dan tina memperbaiki duduknya yang selama lampu tadi kita padamkan.

    pulang yuk.. BT nih!! eva ngomel karena dari tadi dia kita cuekin.. karena Tina juga baru kenal dengan eva (pas penerbangan ini mereka baru kenal rupanya).. bahkont*lku udah ngaceng berat orang ini minta pulang sebel bgt rasanya karena gak enak, tina akhirnya mengajak pulang.

    sesampainya di depan kamar hotel tina membisiki ku udah malem ini fer nginep aja di kamar kita (tina dan eva satu kamar) gue jawab emang enak, ada di eva ; lo gak liat muka eva, dia jg nafsu kali mendengar itu adekku dibawah yang tadinya ciut langsung tegang semangat 45 .

    eva langsung menjatuhkan badannya di kasur aku masuk kamarnya, dan tina menutup pintu dan langsung mematikan lampu kita melanjutkan pertarungan yang terhenti (double bed) kita berdua langsung masuk dalam selimut, nafsuku udah ampe ubun2 langsung kuciumi lehernya dan dengan cepat ku kulepas kaos dan BH tina, gak keliatan gelap banget, yang penting kita berdua telanjang dulu, ku buka kaosku dan celana jeansku sampai bugil, gue tendang keluar kaos dan celanaku, tina pun dengan cepet membuka celana pendeknya nya, udah gak nahan kali ampe buruburu bugil, nafsu gue sampe ubunubun udah gak tertahankan, ku arahkan mulutku di toketnya, ku jilatan dan hisapanku membuat tina seperti kuda liar, mendesah desah. oh..aaahhh.ahhhh.. tangan kananku menopang tubuhku biar tina tidak terlalu berat, sedangkan tangan kiriku memilik2 toketnya.. 10 menit ku kerjai toketnya kiri dan kanan kucupang berkalikali toketnya hingga berwarna merah.. jilatanku trus menuruni perut dan akhirnya kutemukan gundukan bukit bulu yang halus, lidahku trus menyusuri liang vaginanya, akan tetapi.


    tina menarik tanganku, jangan.. sayang aku jijik dengan nafas tersenggalsengal kunaikan tubuhku menindih tubuhnya, mulutku mulai mencium leher nya yang putih dan kembali kita berpangutan penuh nafsu, tangannya mulai bergerak menuju terpedoku, dipegangnya lembut sayang koq gede banget ya.tina berkata ditelingaku sambil mendesah tin boleh kan gue masukin.. tanyaku. tina hanya menganggukan kepalanya dengan raut muka yang buat gue nafsu banget, kont*lku kuarahkan ke vaginanya, tina pun membantu menuntun kont*lku menuju miliknya

    dorong sayang. tina berkata sambil mendesah. kudorong kont*lku memasuki mem*knya 1 cm.. 2 cm.. aouww.. sakit pppeelanpelan sayang.
    sakit ya emang u masih perawan? tanyaku tina menggelengkan kepalanya.
    koq masih sakit padahal baru dikitdulu gue pernah ngelakuin ini 1 kali ama mantan co ku, trus setelah itu dia menghilang matanya berkacakaca
    fer udah masukin aja gue nafsu banget Tina berkata sambil membimbing kont*lku

    ku pegang kont*lku dengan tangan kanan sambil membimbing kont*lku menuju mem*knya, 1cm 2 cm.ku lihat tina menggigit bibir bawahnya menahan sakit

    sakit ya tin bisiksu di telinganya
    udah gak apa trusin aja gue gpp

    karena nafsuku udah di ubunubun ku dorong paksa pinggulku perlahan tapi pasti2cm.. 3cm4cm5cm. kepala kont*lku sudah masuk semua, lalu ku dorong sekuat tenaga. bleeess aaaaaccchhhh tina menjerit histeris..

    aduh. sakit sakit ku kecup bibirnya agar teriakan Tina tidak membangunkan si Eva
    kudiamkan kont*lku didalam liang vaginanya beberapa saat terasa mem*knya memerasmeras kont*lku, rasanya seret hangat dan nikmat banget
    setelah kudiamkan sekitar 2 menitan, ku coba menarik kont*lku.. aaahhh.. tunggu sayang, masih sakit Tina mendesah..
    kudiamkan kont*lku didalam mem*knya sambil kita melakukan frech kiss yang dasyat
    pelanpelan ku tarik kont*lkulalu secepatnya ku masukan lagi berkalikali kulakukan cairan cinta Tina mulai keluar dan Tina muali merasa enak. Tina hanya mendesah desah ahhhahh..ahh..ah..ohohh pinggul Tina mulai mengikuti irama genjotanku dan nafasku mulai membara sama seperti Tina yang tak mau kalah mengoyangkan pantatnya mengimbangi tusukan kont*lku pada mem*knya, setelah 10 menitan aku menggenjot mem*knya tibatiba kakinya disilangkan pada pinggulku, sehingga posisi kont*l gue memasuki mem*knya lebih dalam tina pun mengerang ahahhaaahhhhaahhhh.. aaaaaaaaahhhhh gue tau Tina pasti mau keluar, genjotan kont*lku di liang vaginanya ku percepat dan kutusuk mem*knya dalam dalam sehingga terasa mentok dalam bibir rahimnya..


    Tina hanya bisa mendesah aaah..ahhhaaahhh..aahhhaaaahhh. tak lama gue rasakan mem*knya berdenyutdenyut dan. aaaahhhh..aaaaahhhh.aaaaaaaaaaaahhhhhhhh rupanya Tina telah orgasme untuk yang pertama kalinya begitu dasyatnya. membuat tubuh Tina bergetar tak lama kemudian kont*lku terasa hangat tersiram cairan miliknya. ku diamkan kont*lku didalam mem*knya setelah itu tina melemas dan melepaskan lilitan kakinya dan tangannya, sayang. enak banget, gue belum pernah seperti ini, fer lu emang luar biasa..makasih ya Tina berkata sambil mengatur nafasnya, kemudiang Tina mencium bibirku, padahal waktu itu gue belum ngerasa apaapa, mungkin pengaruh dari inex tadi

    kulanjutkan genjotanku, mem*knya licin sekali membuat bunyi yang menambah nafsuku..
    30 menit sudah berlangsung setelah tina orgasme yang pertama pinggulku cape sekali tp gue belum merasakan tandatanda mau keluar.. entah sudah 3 atau 4 kali lagi tina ber orgasme dalam 30 itu
    pada saat tina menunjukan dia mau orgasme kali tibatiba selimut di tarik oleh eva, dan lampu kamar dinyalakan..
    lo ini, ganggu orang tidur suara eva mengagetkan kami. akan tetapi waktu itu tina ingin mengalami orgasme yang enah keberapa kali kakinya dililitkan ke tubuhku dan tangannya memeluk tubuhku sehingga, tubuh kami bersatu dengan kuat, tina mendesah aaaahhhaahhh.aaahhhaaaaaaaaahhhhhh. tanpa mempedulikan lampu yang menyala dengan terang dan selimut telah di buka oleh eva.

    gue merasa malu banget, tp mau dimana kaki dan tangan tina memeluk erat tubuhku.

    setelah Tina mengalami orgasme akhirnya tina melapaskan pelukannya. dan tubuhku berguling kesamping kemudian tina berdiri dengan tubuh telanjang tanpa malu dan ngeloyaor ke kamar mandi sambil berkata eva lo mau nyobain, tuh kont*l fer masih berdiri sambil matanya menatap mataku.. kilirik eva.. rupanya eva sedang terkagumkagum melihat kont*lku masih berdiri.

    fer, lo mandi dulu gih badanmu berkeringat dan itu dicuci juga ya.. emoh aku bekasan tina si eva berkata sambil telunjukan telunjuknya menunjuk kont*lku, Tak ku pedulikan omongan eva, gue langsung masuk kekamar mandi yang disana sdh ada si Tina lagi mandi.

    kont*lku trus berdiri padahal air mandinya dingin banget.
    tina nyeletuk wah hari ini lo hoki bangeet bisa nidurin 2 pramugari dalam semalam. hahahah sambil menyabuni kont*lku dikamar mandi kita mandi berdua kami menyabuni satu dengan yang lain.

    Wah Fer lo gak bener deh. liat toket gue pada merahmerah lo cupang, awas ya.. nanti pasti aku bales Tina berkata sambil menyabuni tetek nya.

    gue cuma tersenyum dan meninggalkan tina dikamar mandi sambil mengeringkan badanku dengan handuk hotel.

    kulihat Eva sedang tiduran di kasur.

    ..buset itu meriam apaan gak loyoloyo padahal udah dimandiin
    hehehehe ini bukan meriam, ini rudal skud gue menjawab sambil menunjuk kan telunjukku ke arah kont*lku yang masih berdiri walaupun terlilit handuk.

    kudekati Eva, yang sedang terbaring di kasur. waktu gue mau cium bibirnya, eva memalingkan wajahnya, menghindari ciumanku

    ini makan permen dulu, biar mulutnya wangi Eva berkata sambil memberikan aku permen rasa mint.

    ku ambil sebatang rokok marlboro kuselipkan di bibirku sambil duduk di pinggir kasur Eva. setelah duduk ku nyalakan rokokku dan ku hisap dalam2 rokok ini, wah nikmat banget tak lama tina keluar dari kamar mandi dengan mengunakan handuk menutupi toketnya, kemudian dia membuka kopernya dan memaik baju tidur didepan kami.


    eh gue bobo dulu ya nanti lo jangan berisik Tina berkata sambil membereskan tempat tidurnya yang berantakan sehabis pertempuran kita.

    gue nikmati rokok ku dan ngobrol dengan eva sembari mnghabisi rokok tangan Eva mulai mengelus pahaku dan menyibakan handuk yang ku pakai, maka nampaklah kont*lku yang masih berdiri, walaupun tidak maksimal.

    Eva mulai melakukan pijitanpijitan lembut di kont*lku kemudian aku geser dudukanku membuka handuk, sehingga gue bugil gue nikmati rokok ku dan ngobrol dengan eva sembari mnghabisi rokok
    tangan Eva mulai mengelus pahaku dan menyibakan handuk yang ku pakai, maka nampaklah kont*lku yang masih berdiri, walaupun tidak maksimal.

    Eva mulai melakukan pijitanpijitan lembut di kont*lku kemudian aku geser dudukanku membuka handuk, sehingga gue bugil

    kumatikan rokok yang sedang kuhisap, rupanya eva sudah mengerti, eva menggerser melepaskan pijatan pada kont*lku dan menggeser posisi tidurnya memberi ruang untuk aku menindih tubuhku. Eva masih berpakaian lengkap. mulai ku cium pipi kirinya dan ciuman ku bergeser ke arah bibirnya sedangkan tangan kiriku mulai memeluk tubuh eva.

    gue cium bibir eva yang sudah menanti bibirku. langsung kuserang dengan uluran lidah kedalam mulut eva. eva pun tak kalah ganasnya beradu lidah dan gigitan lembut eva semakin membuatku bernafsu hanya terdengar nafasnya yang kian memburu.

    5 menit sudah kita beradu lidah.. tangan kananku menopang tubuhku dan tangan kiriku mulai bergerak menuju toket indah milik eva.. gue elus lembut koket kanan eva rupanya eva udah gak sabaran, dia mendorong tubuhku terlepaslah ciuman kita. dengan cepet eva membuka kaosnya, gue pun membantu dia membuka kaos dan BH nya yang berwarna krem.. nampaklah toket eva yang menantang membuat nafsuku kiat meningkat.. lalu langsung ku emut toket eva yang ber ukuran 34 c itu, pentilnya masih kecil banget dan berwarna merah mudah sama seperti warna bibirnya

    kuhisap dan ku jilati pentil toket eva dengan ganasnya eva hanya mengerang keeanakan

    ..uuuuhh.uuuhhhhh.aaaaahhhh.aaaahhhha aahhhh
    say gigit donk.. eva berkata dengan suara yang penuh nafsu..

    tanpa abaaba ke 2 langsung ku gigitgigit toket kanannya. sedangkan tangan kananku mulai berusaha membuka celana jeans eva, eva membantu membuka celana miliknya. dan eva mengangkat pantatnya untuk memudahkan tanganku untuk melepas celana panjangnya. karena kesulitan.. kulepas dulu kuluman mulutku pada toketnya dan melepas celananya sekaligus menarik lepas celana dalamnya yang berwarna krem

    terlihatlah gundukan diselangkangannya ditumbuhi bulubulu tipis yang tersusun rapi wah eva ini memperhatikan juga bagian sensitifnya, pikirku.


    setelah eva telah telanjang tanpa sehelai benang ditubuhnya ku pandangi sejenak tubuh eva yang membuat andrenalinku meningkat.
    Eva pun langsung menutupi daerah sensitifnya dengan tangan sambil berkata ..apaan sih koq liatnya kayak gitu, buat gue takut.

    aku hanya tersenyum dan mulai mencium bibir eva dengan lembut. eva pun membalas ciumanku dan tangan kirinya memeluk tubuhku dan meremas kepalaku, sedang tangan kanannya turun menyusuri tubuhku menuju terpedoku. dan eva mulai mengocokngocok kont*lku dengan lembut gue pun tak mau kalah ciumanku mulai turun ke dagunya. lehernya. sampailah di toketnya, langsung ku terkam toketnya yang menantang gigitan lembut membuat tubuh Eva bergetar sedangkan tangan kiriku mulai bergerilya di toket kanannya ku pilinpilin dengan lembut puting susunya.

    .uuuuhhhh..aaaahhhh..aaaaa.aaaaahhh.. ..uuuhhaaaaaahhh.. desahan Eva mulai tak ber aturan
    nafasku pun sudah naik turun.
    feeerrr gue udah gak tahan lo masukin aja deh

    langan kiriku kuturunkan menuju vaginanya ouw.. mem*knya sudah basah sekali ku belai lembut bulubulu halusnya dan ku gosok pelanpelan bibir vaginanya yang sudah basah jari tengahku mulai ku masukan sedikitsedikit dengan trus ku gesekgesekan di bibir vaginanya

    .aaa.aaaaahhh.aaa..uuuhhhh..aaaahh .aaaaaaaa.erangan eva semakin menjadijadi
    feeeerrrr. masukin donk. pleaseeee.. pintanya sambil memelas.

    aku hanya tersenyum bergeser turun sambil mulai berjongkok berhadapan dengan tubuh eva.
    kuatur posisiku dengan tangan kanan menahan tubuhku dan tangan kiri memegang kont*lku sembari mengarahkan ke mem*knya, tangan kanan eva memegang kont*lku dan membantu menepatkan posisi kont*lku pas dengan liang vaginanya setelah pas kepala kont*lku pas dengan vaginanya kudorong pantatku perlahan

    say.. pelanpelan ya.. sakit kata eva
    iya tenang aja.

    perlahan lahan kont*lku mulai membelah vaginanya.

    sssttttt. eva menahan nafasnya
    ouwww. pelan pelan say.. ujarnya lagi
    iya.. jawab ku sambil mataku melihat kepala kont*lku mulai memasuki mem*k eva.

    sediki demi sedikit kepala kont*lku masuk sedalam mem*k eva karena vagina eva yang masih sempit walaupun sudah tidak perawan lagi, terlihat bibir vaginanya tertekan masuk karena kepala kont*lku memang cukup besar dengan diameter 4 cm.

    ..aaaaddduuhh.. sakit eva mengerang. padahal kepala kont*lku hampir masuk semua..
    kutarik kont*lku keluar dulu gue gosokgosokan kont*lku di bibir vaginanya. eva hanya bisa mendesahdesah aaaa..aaa..aahhhh..aaahhh ku coba kembali memasukan kont*lku tangan eva pun berusaha membantu
    va tahan dikit ya. kataku
    iya tapi sakit sayang lo pelanpelan yaaa.. jawabnya

    ku pegang kont*lu dengan tangan kanan dan kuarahkan kont*lku dipaginanya.
    eva membuka kakinyalebarlebar.. sehingga vaginanya terbuka sedikit.

    setelah kont*lku tepat didepan vaginanya, kudorong kont*lku perlahan.
    eva hanya bisa mendesis menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya.
    1cm 2cm 3 4cm akhirnya kepala kont*lku masuk semua
    ku tahan posisiku dulu, biar mem*k eva melakukan penetrasi terhadap kont*lku
    kilirik muka eva terlihat eva meringis kesakitan kemudian eva memberikan senyuman walau terlihat kesakitan.
    lalu ku cim bibirnya sambil tangan kanan ku menopang tubuhku, agar kont*lku tidak terdorong masuk selama beberapa saat..
    setelah eva sidikit menikmati ciumanku, mulai kudorong kont*lku perlahan setengah batang kont*lku sudah memasuki vaginanya dan blleeeeeess.
    akhirnya kont*lku tertelan masuk dalam mem*knya
    eva langsung memeluk erat tubuhku menahan sakit.aaa..aaaaa.sssstttt..aaaahh. .
    kudiamkan sejenak kont*lku agar eva merasa enakan..

    fer goyang donk pelanpelan yaaa. masih sedikit nyeri

    kutarik perlahan dan kugoyang kan pinggangku setelah 2 menitan.. mulai kugoyang agak cepat.

    masih sakit saytanyaku
    enggak enak koq jawabnya

    ku percepet genjotanku pada mem*knya.. 5 menit sudah kita berpacu, goyangan demi goyangan berlalu mulai eva menunjukan gejala orgasme, pinggangnya mulai cepat mengikuti irama goyanganku.

    fer.. gue mau keluar nih , cepet fer..

    tak lama kemudian eva mengerang .aaaa.aaaahhhaaaahhh.aaaaaaa..a aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh.. sambil tangannya memeluk tubuhku erat.

    sayang. enak banget sambil mengecup bibirku,setelah itu tubuh eva melemas tak berdaya.

    gue merasa belum ada tandatanda mau keluar trus saja aku genjot tubuhnya

    va u diatas donk, cape nih pintaku, eva hanya menggangukan kepala. ku tarik kont*lku dari vagina eva.

    ku balikan tubuhku dan tidur terlentang di kasur, kemudian eva mengangkang diatang tubuhku, setelah tepat eva mengarahkan kont*lku tepat dimem*knya dan langsung menekan tubuhnya, .bleeess kont*lku langsung terbendam dalam mem*knya.

    kemudian eva mulai menggoyangkan tubuhnya.ahhh.aaaaaaaahhh.aaahhhhh aaaa..aaaahhh desahan eva mulai lagi.

    nafasku mulai tak beraturan ..ssssttttt. aaaa. sssstttt.. aaaaahhhh
    setelah 10 menitan eva meminta untuk tukar posisi lagi, fer cape nih goyang trus
    kemudian eva menarik tubuhnya dan terlepaslah kont*lku dari mem*knya.
    kemudian dengan gaya porposional (standart), kutindih tubuhnya, dan kuarahkan kont*lnya kedalam mem*knya
    bblleeeeesss.. kembali kont*lku menyerang mem*knya
    ku goyang kan pantatku dengan cepet baru sekitar 5 menitan. tubuh eva kembali bergetar hebat
    fer aku keluar lagi. aaaaahhhhaaaahhhhh..sssttt.. uhhh. aaa.aaahh .. aaaaaaaaahhhhhhhhh.. erangan eva setelah orgasme yang ke 2
    tubuh eva kembali melemas.

    fer lo masih lama kah? udah cape nih
    ini bentar lagi? sambil aku trus menggenjot tubuhnya
    burungmu kuat banget sih
    udah lo nikmati aja tak kuhentikan kocokanku dalam mem*knya
    fer nanti keluarin di luar aja ya gue takut hamil katanya terlihat sayu

    karena gue mulai ada tandatanda mau keluar tak kuhiraukan tubuh eva yang lemas itu. trus dan trus ke genjot dengan penuh nafsu
    dinginnya ac tak terasa bagi kita tubuh gue dan eva terlihat mengkilap bermandikan keringet
    setelah 10 menit berlalu gue merasakan mau keluar.. ku percepat goyanganku.

    .aaaahhhaaahhhh.aaaaauuuhhhh..a aaahhh. eva pun kembali nafsu
    pantatnya mulai bergoyang mengikuti gerakan ku
    say gu mau keluar nih kataku
    sama gue juga jawabnya

    tak lama kont*lku mulai berdenyutdenyut mau mnyemburkan cairan kepuasan
    kepercepet goyanganku.aaahhh.sssttt..aaaa.ssss aaaaahhhh..


    va aku keluar nih.
    ketika gue mau cabut kont*lku
    tahan. aku jg mau keluar kedua kaki eva dililitkan dibelakang pantatku melarang aku mencabut kont*lku
    .sstttt..aaaahhhh..aaahhhhh..aaaahhhh aaaaahaaaa.aaaaaahhhhhhhh akhirnya karena aku sudah tak bisa menahan lagi muncratlah spermaku didalam rahimnya wah nikmat banget rasanya.
    karena eva mau keluar dia menggoyanggoyangkan pantatnya dan akhirnya

    aaaahhh.aaaaahhh.ssttt..aaaaahhhhh..a aaaaaaaahhhhhhh erangan eva setelah orgasme

    lilitan kaki eva mulai mengendur dan akhirnya terlepas
    kudiamkan sejenak tubuhku, menikmati orgasmeku yang panjang
    kupandang wajah eva yang terlihat lemas sekali.

    fer lo dah keluar.
    aku hanya menggangukan kepalaku..
    hah!!! lo keluarin di dalem ya..?, fer kalo gue hamil gimana nih eva berkata terlihat ketakutan.
    abis gimana, waktu gue mau cabut lo malah tahan badan gue
    ya mao gimana aku juga pas mau keluar sahutnya
    nanti kamu cuci aja yang bersih pake air dingin kataku
    emang ngaruh sambil eva mendorong tubuhku sehingga kont*lku terlepas dari mem*knya

    kemudian eva ngeloyor ke kamar mandi tak lama kudengar suara shower di kamar mandi.
    langsung kususul yang sedang mandi.

    menurut kedokteran sih, sel sperma akan mati bila terkena suhu yang dibawah 32 derajat celsius kataku setiba di kamar mandi/
    masa sih eva menjawab.
    ya suhu badan manusia normal kan 3637,5 derajat celcius, lo sempot aja vagina mu dengan air shower dingin, kalo bisa airnya sampe masuk kedalam vagina eva melakukan apa yang telah ku katakan.

    seusai mandi. kulihat HP ku, udah jam 6 pagi lebih neh, kami membereskan tempat tidur dan gue tiduran disamping eva, jam 7an ku telp bagian HRD dikantorku untuk meminta ijin kalo hari ini gue gak bisa kekantor karena gak enak badan.. hehehehehe gue masih penasaran ama mem*k Tina dan Eva, karenakatanya hari ini mereka libur dan baru besok pagipagi baru berangkat ke Jakarta. masih ada waktu seharian untuk ngentok ama 2 org pramugari ini heheheh.

  • Vidio bokep Tracy Delicious dan Alexis Crystal bercinta lesbi di sofa

    Vidio bokep Tracy Delicious dan Alexis Crystal bercinta lesbi di sofa


    2307 views

  • Video bokep Aruna Aghora memberi cintanya pada suaminya

    Video bokep Aruna Aghora memberi cintanya pada suaminya


    1939 views

  • Kisah Memek Nikmatnya Kontol Suami Tanteku

    Kisah Memek Nikmatnya Kontol Suami Tanteku


    3300 views

    Duniabola99.com – Panggil namaku Dini saat ini aku masih sebagai salah satu pelajar SMA dan masih duduk di kelas 2 juga. Seperti sudah zamannya saat ini aku banyak bergaul dengan teman-teman yang sering melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex namun aku sebisa mungkin menghindari hal itu. karena dalam keluargaku hal itu amat sangat di larang bahkan pemantauan orang tuaku begitu teliti.


    Dengan siapa aku berteman dan juga berhubungan dengan orang di luar sekolah, akhirnya akupun menjadi cewek paling cupu di sekolah dan tidak jarang juga mereka menyebut aku sebagai anak kurang gaul dan aku hanya bisa menerima hal itu semua. Namun tidak jarang aku juga pergi nonton video bokep ataupun hanya sekedar membaca cerita sex yang dapat di upload di internet.

    Tapi akhirnya aku tidak pernah menduga sebelumnya kalau aku akan melakukan adegan seperti dalam cerita sex itu pada akhirnya. Dan aku melakukan hal itu dengan orang yang begitu dekat denganku dan juga keluargaku sehingga tidak terbesit kecurigaan di benak mereka, ya aku berhubungan intim dengan Om Geo suami dari tanteku yakni adik dari mamaku sendiri.

    Sudah hampir dua bulan tanteku melahirkan karena orang tuaku pergi keluar kota untuk acara keluarga akhirnya akupun menginap di rumah tanteku. Selama kedua orang tuaku pergi keluar kota, selama tinggal di sana seperti biasa aku berangkat sekolah pagi dan setiap datang sekolah langsung masuk kamar karena aku lebih senang menyendiri memainkan hp dari pada mendengar jerit tangis bayi tanteku.

    Sebenarnya hampir setiap hari Om Geo memberikan perhatian yang begitu besar padaku mulai dari memberikan uang jajan lebih sampai mengajakku keluar rumah untuk makan sesuatu dan membelinya untuk di bawa pulang pada tanteku. karena itu aku menjadi lebih dekat lagi sama om Geo yang semula aku kurang begitu mngenalnya ternyata om Geo begitu supel dan kalau dilihat lebih dekat dia jauh lebih keren lagi.


    Hingga akhirnya karena seringnya keluar bareng om Geo akupun terpikat dan sering membayangkan dirinya, apalagi saat ini akusering membaca cerita sex yang ada di situs duniabola99. Awalnya terjadi permainan sex kami berawal ketika hari itu aku berangkat sekolah dengan mobil om Geo seperti biasanya. Sebenarnya aku males buat pergi sekolah karena cuaca begitu mendung.

    Belum sampai di sekolah ternyata hujanpun turun, aku sempat melirik pada om Geo entah kenapa saat itu juga dia melirik ke arahku. Dan jadilah mata kami salng beradu tiba-tiba wajah om Geo mendekat sambil mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang, tanpa merasa risih lagi aku membalas kecupan ringan darinya hingga akhirnya dia memasukkan mobil pada sebuah hotel.

    Bukannya sekolahku ataupun pergi ke kantornya, bagai sudah lama berhubungan aku menggelayut manja di lengannya ketika kami turun dari mobil. Padahal aku tahu apa yang akan terjadi padaku, walaupun hal ini adalah pertama kalinya aku akan melakukan adegan cerita sex namun tidak ada keraguan dalam hatiku apalagi rasa takut tidak terbesit sedikitpun.


    Begitu sampai di dalam kamar Om Geo langsung memeluk tubuhku sambil terus melepas pakaian seragam yang menempel padaku. Dengan sekali tarik akhirnya kamipun sudah dalam keadaan telanjang bulat, dan Om Geo dengan lembutnya mencium wajah dan leherku semakin turun bibirnya menyentuh setiap lekuk tubuhku sampai akhirnya dia berada tepat di depan memekku.

    Dia langsung mendaratkan bibirnya buat menyentuh bibir memekku ” Oooouuugghh… Om… a..pa..itu.. Om… ooouuuuugghhh… oooouuugghhh…. aaaagaggggghhh…. ” Desahku menerima sentuhan bibir om Geo pada memekku, belum hilang rasa nikmat yang kurasaklan om Geo semakin lincah memainkan lidahnya dalam memekku. Membuatku menggelinjang dan mendesah semakin panjang dan semakin keras.

    Karena aku merasa begitu nikmatnya ” Oooouuuggghhh… ooouuggghh… aaaagaggggghghhhh… Om Geo… ooouugghh…. ” Mungkin karena sudah tidak tahan juga akhirnya dia merangkak naik ke atas tubuhku dan tanpa ragu lagi menancapkan kontolnya pada lubang kemaluanku beberapa kali juga dia coba namun tetap tidak bisa hingga akhirnya aku melebarkan pahaku.


    Agar lebih mudah kontol om Geo menancap pada memekku, layaknya pemain dalam cerita sex aku bersikap seolah begitu paham. Namun ternyata ideku ada benarnya juga karena setelah om Geo kembali memasukkan kontolnya meski masih sulit tapi kontol itu langsung menyelinap dalam memekku, diapun bergerak ke atas dan ke bawah layaknya gerakan dalam cerita sex.

    lama juga om Geo bergerak di atas tubuhku dan beberapa kali pula aku mearasakan kenikmatan sampai akhirnya diapun mengerang ” Ooouuugghh… aaaaggghhh… sa..yang… aaaagggghh…. ” Om Geo mengejang dan kurasakan kontolnya bergerak dalam memekku hingga akhirnya muncrat sudah sperma dalam kontolnya memenuhi lubnag memekku dan aku puas melakukan adegan cerita sex ini.


  • Cerita Sex Mas Parto

    Cerita Sex Mas Parto


    7352 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mas Parto ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexLelaki berkulit sawo matang bertampang amburadul dan berpakaian kusut itu menkan bel di depan pintu
    gerbang rumah yang besar sekali itu. Beberapa saat kemudian muncul pembantu cewek stw dari dalam rumah
    itu.

    “Lho, Parto! Kok kamu bisa nyampe sini?”
    “Ceritanya aku nyari kerja di Jakarta, Mbak. Tapi sudah jauh-jauh kesini, sampai seminggu masih belum
    dapet kerjaan juga. Sekarang duitku abis Mbak.”
    “Aduh duh, Parto, Parto, dari dulu kamu itu nggak pernah berbuat benar. Nggak dipikir dulu, nekat ke
    Jakarta. Ngabis-ngabisin duit aja.”
    “Yah mau gimana lagi Mbak. Semua ini gara-gara si bangsat Tarjo itu. Kata dia di Jakarta enak, kerjaan
    kantoran dapet duit banyak. Ternyata sampe disini, aku ga dapet kerjaan. Dan dia ternyata cuma jadi
    kuli bangunan.”
    “Terus sekarang maumu apa?”
    “Eh, anu..aku mau minta duit, Mbak. Dan aku pengin kerja di rumah ini. Wah, rumahnya gede dan bagus.
    Pasti yang punya kaya banget ya Mbak.”
    “Enak aja kamu. Pikirmu Mbakmu ini punya duit banyak. Dan kamu jangan mimpi bisa diterima kerja
    disini. Lha wong kamu ga punya kepandaian apa-apa gitu.”
    “Siapa tahu disini butuh tenaga kasar Mbak. Jadi kuli atau kacung pun aku mau daripada pulang ke desa.
    Malunya itu lho.”
    “Salahmu sendiri, kenapa kamu nekat ke Jakarta. Huh, jangan harap kamu tinggal disini. Tuan nggak akan
    menerima kamu kerja apalagi membolehkan tinggal disini.”
    “Kok dari tadi Mbak yakin banget aku ga bakalan diterima disini?”
    “Soalnya Tuan khan punya anak gadis yang baru dewasa. Mana mungkin dia membolehkan kamu tinggal
    disini.”
    “Lho aku khan pengin kerja beneran bukan mau ngapa-ngapain. Lagipula mana mungkin aku berani godain
    anak majikan. Coba tanyain dulu Mbak. Kalo memang ga boleh ya udah aku pulang. Tapi kasih duit buat
    ongkosnya donk.”
    Entah karena kegigihan Parto yang memaksa atau karena ia tak mau memberikan uang, akhirnya ia
    mengalah.
    “Ya udah aku coba tanyain ke Tuan dulu. Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana.”
    Tak lama kemudian, pembantu cewek tadi muncul lagi sambil membuka pintu pagar.
    “Kamu betul-betul mujur. Kebetulan Tuan butuh orang untuk mencabuti rumput liar dan mengerjakan
    pekerjaan kasar lainnya. Tapi kamu disini cuma sementara. Sekarang hari Senin. Hari Jumat pagi nanti,
    sebelum Tuan pergi ke kantor, kamu sudah harus pergi. Gajimu 5 hari disini cukup untuk ongkos pulang.
    Tapi awas, disini kamu jangan bikin malu Mbak ya!” katanya memperingatkan adik bungsunya.
    “Baik Mbak,” kata Parto sambil menghela nafas. Ah, kalau cuma kerja 5 hari nyabutin rumput, ngapain
    aku jauh-jauh ke Jakarta, keluhnya.
    Parto adalah pemuda malas yang tinggal di desa di Jawa Timur. Meski usianya sudah 21 tahun, ia masih
    luntang lantung tanpa kerjaan dan bergantung ke orangtuanya. Ia tak mau bekerja karena merasa tak
    punya tanggungan apa-apa. Sementara biaya hidup orangtuanya ditunjang oleh saudara-saudaranya termasuk
    pembantu cewek tadi yang bernama Mbok Minah. Ia adalah kakak sulungnya. Meski pengangguran, tak
    berarti kehidupan Parto susah.
    Malah sebaliknya, tiap hari ia menghabiskan waktu berjudi maen gaple dan kartu sambil menggodai
    gadis-gadis desa yang lewat. Ia juga sering menggerombol dengan pemuda-pemuda berandalan lainnya
    sambil minum-minum tuak. Kalau duitnya habis, ia tinggal minta ke orangtuanya. Orangtuanya tak bisa
    menolak karena sejak kecil memang ia amat dimanja. Sehingga semua saudara-saudaranya jadi sebal dengan
    Parto.
    Sementara itu, ibunya beberapa kali mencoba ingin mengawinkan dia dengan gadis sedesanya yang
    seumuran. Namun semua pinangannya itu selalu ditolak, baik oleh gadisnya sendiri dan juga keluarganya.
    Karena reputasi Parto terkenal buruk. Apalagi belakangan ini timbul isyu santer kalau dia ada hubungan
    gelap dengan Sutinah, janda kembang muda yang cantik. Beberapa orang menjumpai dirinya keluar dari
    rumah Sutinah. Kebetulan atau kebetulankah? Yang jelas reputasi Parto semakin hancur di desanya.
    Oleh karena itu, saat Tarjo teman kecilnya balik dari Jakarta dan membual tentang hidup enak di
    Jakarta, dengan nekat ia pergi ke Jakarta. Inilah jalanku, pikirnya sambil membayangkan orang-orang
    yang kini memandang rendah dirinya, nantinya pada terkagum-kagum melihat keberhasilannya hidup di
    Jakarta. Namun apa lacur, kenyataan sungguh jauh berbeda dibanding angan-angannya. Sungguh beruntung
    ia sebelumnya mencatat alamat rumah tempat kakak sulungnya bekerja, sehingga kini bisa didatanginya.
    ***

    Begitu selesai memberikan instruksi kepada Parto, Pak Sutanto pemilik rumah itu segera pergi ke
    kantor. Sementara Parto mulai bekerja mencabuti rumput liar di taman yang luas. Karena memang malas,
    belum setengah jam ia mulai mengeluh. Namun karena tak ada pilihan lain, ia terpaksa melakukan
    pekerjaannya itu dengan terus-terusan mengeluh. Tak terasa hari pun telah berubah menjadi sore dan
    kini ia telah berhenti bekerja. Saat itu ia sedang berbincang-bincang dengan kakak sulungnya yang
    usianya terpaut 20 tahun itu, ketika tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil.
    “Sebentar, aku bukain pintu dulu,” kata Mbok Minah langsung meninggalkan Parto.
    Tak lama kemudian, masuklah mobil merah ke dalam rumah itu. Ternyata pengendaranya seorang gadis yang
    masih sangat muda. Wajahnya putih cakep dan berambut panjang. Ia memakai baju seragam yang lengkap dan
    tertata rapi di tubuhnya.
    Cewek itu tersenyum manis kepada Mbok Minah.
    “Kok Non Fey Chen jam segini baru pulang?” tanya Mbok Minah.
    “Soalnya tadi ada latihan buat upacara 17 Agustus, Mbok. Aku kepilih jadi pembawa bendera. Makanya
    pake baju seragam lengkap gini,” jawab Fey Chen dengan ramah sambil menutup pintu mobilnya.
    Sementara Parto yang melihatnya dari kejauhan sungguh terkesima dengan cewek cakep itu apalagi saat
    dia tersenyum manis. Kesannya putih bersih dan high class gitu loh.
    Belum pernah ia melihat cewek semenarik itu. Usianya masih sangat muda. Kulitnya putih bersih.
    Wajahnya sungguh cantik menawan. Ditambah lagi rambutnya yang panjang dicat agak kecoklatan. Sungguh
    bening sekali, beda dengan gadis-gadis desa yang biasa dilihatnya.
    “Oh ya Non, yang disitu itu Parto adik Mbok yang baru datang dari desa. Tadi pagi ia datang kesini dan
    Tuan mau mempekerjakan dia disini sampe Jumat,” katanya sambil menunjuk Parto yang berdiri agak
    kejauhan itu. Rupanya Mbok Minah tidak ingin cewek itu kaget melihat ada cowok rendahan yang tak
    dikenal berada di dalam rumah.
    “Ooh, begitu,” komentar cewek itu singkat tanpa sedikitpun menoleh ke arah Parto.
    ”Oh ya, Mbok, tadi Papi bilang nggak pulangnya jam berapa?”
    “Tadi Papi pesan kalo pulangnya agak malaman, jadi kalau sudah lapar, Non makan duluan aja katanya.”
    Sementara Parto yang dari tadi sudah kesengsem dengan gadis itu, merasa berbunga-bunga saat dirinya
    dikenalkan oleh Mbok Minah. Ia pengin jual tampang dikit ke cewek itu. Segera ia berjalan mendekati
    mereka. Lumayanlah kalo bisa salaman sama dia juga, pikirnya.
    “Oh begitu. Ya udah aku masuk kamar dulu deh Mbok,” kata Fey Chen.
    Sementara itu Parto yang berjalan mendekat sambil terus memandang Fey Chen lekat-lekat, menganggukkan
    kepalanya sambil menyodorkan tangannya dan berkata,” Saya Parto, Non.”
    Namun sial baginya, karena bersamaan pada saat itu Fey Chen telah keburu membalikkan badannya dan
    berjalan ke dalam. Pada saat yang sama Fey Chen berbicara ke Mbok Minah tanpa menoleh,”Tolong
    makanannya dipanasin sekarang ya Mbok, sementara aku mandi dulu.” Sehingga ia tak mendengar suara
    Parto. Jadilah kini Parto berdiri salah tingkah sementara tangannya masih terjulur ke depan. Mukanya
    merah padam. Sementara Mbok Minah tertawa mengikik melihat adegan lucu itu.
    “Hahahaha. Makanya jadi orang jangan sok pengin nampang. Level kamu nggak nyampe. Nggak dianggap kamu
    sama dia. Makanya jadi orang tahu diri dikit napa sih. Ayo kamu balik nyabutin rumput sana,” kata Mbok
    Minah sambil tertawa setelah Fey Chen masuk ke dalam rumah.
    “Itu tadi siapa sih, Mbak?” tanya Parto penasaran saat keduanya berjalan masuk.
    “Ooh, dia itu Non Fey Chen, anaknya Tuan. Kalo Tuan manggil dia Chen-Chen. Kalo kamu harus panggil dia
    Non, jangan panggil namanya! Dan ingat, kamu jangan kurang ajar sama dia. Mengerti?”
    “Wah, anaknya cantik banget ya Mbak. Kulitnya putih lagi. Memang cewek Cino akeh sing ayu-ayu yo Mbak
    (cewek Chinese banyak yang cakep ya Mbak), tapi dia ini betul-betul istimewa.”
    “Hushh! Sudah dibilang jangan kurang ajar kok kowe ngomong gitu!” sergah Mbok Minah.
    “Lho iya beneran Mbak. Ga pernah aku ketemu cah wedhok sing ayune koyok ngono (Nggak pernah aku ketemu
    dengan cewek yang cakepnya seperti itu).”
    “Kowe kalo ngomong jangan sembarangan. Ingat, disini kamu cuma numpang sementara. Kamu harus sopan
    sama tuan dan terutama sama Non, mengerti?”
    “Yo ngerti ngerti Mbak. Tapi mbayangno di dalam hati khan boleh-boleh aja. Lha wong cakep dan putihnya
    kayak gitu, heheheh,” kata Parto sambil membayangkan wajah Fey Chen tadi.
    Apalagi ia mendengar gadis itu tadi bilang kalau ia akan mandi dulu sebelum makan. Dasar pikirannya
    memang kotor, ia langsung membayangkan Fey Chen yang cakep itu tentu kini sedang telanjang bulat.
    Seketika batangnya langsung mengeras membayangkan itu.
    “Heh! Ngelamunin apa kamu? Ayo sini bantuin Mbak bawa panci ini ke dalam untuk makan malam Non,” seru
    Mbok Minah.
    “Omong-omong, dia umur berapa sih Mbak? Masih sekolah ya.”
    “Ngapain kamu nanya umurnya segala? Itu bukan urusanmu tahu. Urusanmu disini cuma kerja kasaran, bukan
    ngurusin umurnya Nonik. Ngerti kowe?”
    “Ya ngerti, Mbak. Tapi ngomong antar kita sendiri khan nggak apa-apa. Aku cuma pengin tahu aja. Kok
    keliatannya masih muda banget.”
    “Memang dia baru ulang tahun ke-18, dia masih sekolah kelas 3 SMA.”
    “Ooh, makanya tadi Mbak bilang anaknya Tuan baru dewasa.”
    “Wis, wis jangan ngomongin dia lagi. Ayo taruh panci itu disini,” perintah Mbok Minah kepada Parto.
    “Wah, wis cakep, sexy, putih, masih muda, anak orang kaya lagi,” kata Parto membatin sambil menelan
    ludahnya. Ia masih terbayang-bayang akan wajah cakep Fey Chen.

    Cerita Sex Mas Parto Tak berapa lama keluarlah Fey Chen dari kamarnya. Wajahnya nampak segar. Ujung-ujung rambutnya masih
    terlihat basah. Pertanda ia baru saja selesai mandi. Parto cukup beruntung saat itu. Tadi ia hanya
    bisa melihat wajah cantik Fey Chen saja, sementara tubuhnya tertutup rapat oleh baju seragam hitam
    yang lengkap dan berlapis-lapis. Namun kini ia melihat Fey Chen memakai pakaian rumah yang sifatnya
    informal yang tak se-tertutup dan berlapis-lapis seperti baju seragamnya tadi. Seketika mata Parto
    jelalatan menyaksikan putih mulusnya dan keindahaan bentuk tubuh gadis itu.
    “Wah, makanannya sudah selesai ya. Makasih ya Mbok,” kata Fey Chen dengan wajah ceria.
    Daster tanpa lengan warna abu-abu dengan motif bunga itu sungguh cocok sekali dikenakannya. Fey Chen
    sama sekali mengacuhkan kehadiran Parto. Sebaliknya Parto menatap gadis itu sampai melongo.
    Pandangan mata Parto tak bisa melewatkan “benda bening” di depan matanya itu. Daster yang dipakai Fey
    Chen itu termasuk “heboh” buat ukuran orang desa seperti Parto. Karena daster tanpa lengan itu
    menunjukkan jelas-jelas ke-sexy-an tubuh pemakainya. Bahu dan seluruh tangan gadis itu begitu terbuka
    dan terlihat jelas. Sungguh putih mulus kulitnya. Pinggulnya nampak padat berisi. Dadanya nampak
    menonjol di balik daster itu apalagi kalau dari samping, pertanda payudara gadis itu telah tumbuh
    sempurna.
    Tepat di ujung belahan leher daster itu, terlihat sedikit belahan payudaranya. Tak heran kalau
    sebentar-sebentar Parto selalu melirik ke arah Fey Chen. Sementara itu Mbok Minah seolah berperan
    sebagai polisi yang mengawasi jelalatan mata adiknya itu. Ia beberapa kali memelototkan matanya ke
    arah Parto memberi isyarat untuk meninggalkan cewek itu. Dengan terpaksa akhirnya Parto meninggalkan
    ruangan tengah itu dan pergi ke kamarnya di ujung belakang. Sebagai hiburan di dalam kamar, ia
    mendengarkan lagu dangdut dari radio kecil yang dibawanya. Inilah satu-satunya hiburanku, pikirnya.
    Sampai akhirnya ia pun tertidur lelap apalagi hari itu ia cukup kecapean karena mencabuti rumput.
    Day 2
    Pagi-pagi, Parto terbangun saat Mbok Minah memanggil-manggil namanya, padahal ia masih mengantuk.
    “Ayo cepat bangun. Tuan ingin bicara sama kamu!”
    Hari itu, selain mencabuti rumput, Pak Sutanto menyuruhnya untuk membetulkan genting yang bocor di
    bagian belakang rumah. Setelah itu, Pak Sutanto berangkat ke kantor. Sementara ia tak melihat Fey Chen
    pagi itu karena anak itu telah berangkat ke sekolah sejak pagi-pagi tadi. Setelah itu Parto
    melanjutkan mencabuti rumput. Siangnya ia naik ke atas membetulkan genting yang bocor. Kira-kira agak
    sorean ia mendengar suara Pak Sutanto dan Fey Chen. Rupanya mereka telah sama-sama pulang ke rumah.
    Namun ia sama sekali tak mendapat kesempatan cuci mata, karena ia harus bekerja di atas genting.
    Saat itu Parto ingin beristirahat setelah “bekerja keras seharian”. Ia menuruni tangga dan menuju ke
    belakang. Sambil bertelanjang dada ia menggotong tangga itu. Karena masih asing dengan rumah yang
    besar itu, rupanya ia salah jalan. Ia menuju ke sisi rumah yang selama ini belum pernah didatangi.
    Namun sungguh tak rugi ia salah jalan. Karena ia melihat dari arah samping, Fey Chen yang sedang asyik
    berjalan-jalan sambil ber-jogging menikmati angin sore yang sejuk. Sementara Fey Chen tidak
    melihatnya. Buru-buru ia bersembunyi dan mengintip di balik dinding bata yang berlubang-lubang.
    Ia ingin menikmati lebih lama pemandangan indah itu tanpa ketahuan gadis itu. Karena saat itu Fey Chen
    memakai pakaian yang minim sekali. Bahkan di mata orang desa seperti dirinya, itu termasuk kategori
    telanjang. Kini ia dengan bebas memelototi ke-sexy-an Fey Chen tanpa diketahui gadis itu. Rupanya saat
    itu Fey Chen sedang asyik sendiri sehingga ia tak memperhatikan kalau ada cowok di balik dinding
    sedang asyik mengagumi kemulusan tubuhnya. Namun sial bagi Parto, karena Fey Chen kini membelok ke
    arahnya. Rupanya gadis itu ingin melihat bunga-bunga merah yang merambat di dinding dari jarak dekat.
    Sementara ia tak sadar kalau Parto berdiri di belakangnya, juga sedang memperhatikan “bunga berjalan”
    yaitu dirinya. Parto berdiri kaku di belakang Fey Chen. Ia merasa tegang. Sekali gadis itu menoleh ke
    belakang, habislah ia sudah. Namun ia juga terpana oleh pemandangan indah bagian belakang tubuh Fey
    Chen. Bentuk tubuhnya sungguh proporsional. Kedua lengan dan pahanya begitu putih mulus. Pantatnya
    begitu padat menonjol di balik rok mini ketatnya. Namun rupanya naluri kewanitaan Fey Chen merasakan
    ada sesuatu yang janggal di balik punggungnya.
    Karena secara tiba-tiba gadis itu membalikkan badannya. Dan, kelihatan kalau ia amat terkejut sampai-
    sampai dirinya tersentak dan mengeluarkan seruan tertahan. Entah ia kaget karena tiba-tiba ada cowok
    rendahan macam Parto di belakangnya tak jauh dari tempatnya berdiri dan sedang menatap dirinya lekat-
    lekat. Ataukah karena jengah melihat tubuh kekar cowok berkulit sawo matang yang hanya terbalut celana
    pendek saja. (Atau mungkin karena keduanya?) Sementara Parto juga kaget tiba-tiba cewek itu menoleh ke
    arah dirinya. Ia jadi serba salah. Saat itu ia bagaikan murid yang ketahuan nyontek oleh gurunya.
    Setelah berhasil menguasai dirinya, akhirnya Fey Chen membuka pembicaraan.
    “Mas namanya Parto ya?…” tanya Fey Chen dengan pandangan menyelidik.
    “Iya Non,” kata Parto menjadi grogi dan tak berani memandang balik cewek itu.
    “Ngapain kamu disini?” tanya gadis itu dengan pandangan tajam.
    “Eh, anu Non, saya mau naruh tangga ini disini,” kata Parto sambil berusaha menyandarkan tangga itu ke
    dinding bata tempat ia berdiri.
    “Tangga itu pasti bukan disini tempatnya. Dan pasti kamu salah jalan kesini,” kata Fey Chen sambil
    menaruh kedua tangannya di depan dadanya seolah ingin menutupinya dari pandangan Parto.
    “Eh, iya. Anu, maaf, saya tadi salah jalan Non,” katanya sambil melirik sebentar ke tubuh sexy di
    depannya itu.
    “Iya, kamu pasti salah jalan. Nggak seharusnya kamu masuk kesini. Jalan keluarnya lewat sana tuh,”
    kata Fey Chen sambil menunjuk dengan satu tangannya sementara tangannya yang lain masih menutupi
    dadanya.
    “Baik. Permisi Non,” kata Parto sambil berjalan ngeloyor pergi.
    “Tunggu,” seru gadis itu tiba-tiba.
    “Eh, ada apa Non.”
    “Itu tangganya dibawa keluar juga,” kata Fey Chen,” Dan ingat, kamu jangan kesini lagi. Mengerti?”
    “Oh, i-iya Non. Permisi Non,” kata Parto sambil tergopoh-gopoh membawa tangga itu. Ia tak berani
    menoleh ke belakang lagi.
    Fey Chen akhirnya lega begitu Parto meninggalkan tempat itu. Ia sendiri merasa risih berbicara terlalu
    lama dengan Parto barusan. Pertama, ia menyadari pakaiannya cukup minim untuk “konsumsi” orang seperti
    Parto ini di tempat sunyi seperti itu. Dan kedua, ia jengah melihat Parto yang bertelanjang dada dan
    hanya memakai celana pendek yang sangat pendek. Ia bahkan tak berani melihat ke tanah, karena takut
    melihat bagian bawah tubuh Parto yang hanya tertutup celana yang amat pendek.
    Tak lama kemudian muncullah Mbok Minah.
    “Ada apa Non, kok tadi Mbok denger Non bicara sama orang.”
    “Iya, sama Mas Parto, Mbok. Dia tadi nyasar ada disini.”
    “Ooh, memang geblug itu anak. Padahal Mbok sudah bilang ga boleh ke tempat ini karena ini tempat Non
    Fey Chen. Maafin deh Non. Dia memang orangnya agak-agak bego,” kata Mbok Minah berusaha melindungi
    supaya Fey Chen tidak berpikiran yang negatif terhadap Parto.
    “Iya memang kayaknya sih memang dia rada-rada telmi gitu Mbok. Bukannya menghina ya. Masa tangga mau
    ditaruh di dinding sini. Padahal tingginya jelas-jelas nggak cukup,” kata Fey Chen sambil tersenyum
    geli.
    “Iya memang dari dulu juga begitu tuh anak. Nanti Mbok kasih tahu lagi deh Non. Maaf ya kalo tadi
    ngeganggu Non.”
    Malamnya…
    Parto berdiam di dalam kamarnya terus. Atau tepatnya “bersembunyi” disana. Ia merasa takut kalau-kalau
    Fey Chen mengetahui pikiran kotornya terhadap gadis itu dan melaporkan kejadian sore tadi ke Papinya.
    Untuk menenangkan pikirannya, ia ngendon di dalam kamar terus sambil mendengarkan radionya. Setelah
    sampai malam tak ada teguran yang ditakutinya, kini dirinya merasa lega.
    Saat larut malam…
    Pikiran Parto kembali membayangkan pertemuannya dengan gadis itu tadi. Tubuhnya berkeringat. Penisnya
    menegang keras. Jantungnya berdetak lebih kencang. Perasaannya bercampur antara rasa grogi dan
    terangsang. Antara takut dan nafsu birahi………
    Saat lewat larut malam…
    Suasana rumah sunyi senyap. Namun di dalam kamar gelap yang dingin ber-AC itu terdengar suara sayup-
    sayup, suara seorang cowok dan cewek.
    “Ooohh….ohhhh…ohhhhhh, “ terdengar suara cewek itu mendesah-desah perlahan seperti layaknya sedang
    disetubuhi cowok.
    Lalu terdengar suara cowok,
    “Ayo, sekarang isep kontolku…Nah, ya gitu dong, aahhh, ahhhh, ahhhhh, seru suara cowok itu. Rupanya
    penisnya telah mulai didalam kuluman cewek tadi.
    Tak lama kemudian,
    “Oohhh, ohhhh, aaahhhhh, aaahhhhhhhhhh,” serunya penuh rasa puas saat seluruh spermanya meleleh di
    dalam mulut cewek tadi.
    Tak lama kemudian, lampu di dalam kamar itu dinyalakan. Yang cowok masih terkapar dengan telanjang
    bulat. Napasnya terengah-engah memandangi cewek di dekatnya yang juga telanjang bulat. Di dekat mulut
    cewek itu masih terdapat sisa-sisa sperma yang mengalir keluar dari mulutnya.
    “Wah, makin lama kamu makin asyik aja maennya, Nah,” kata Pak Sutanto kepada Mbok Minah,
    ” Kamu nggak kalah sama cewek-cewek muda 20 tahunan. Yang pasti kamu lebih hebat dibanding Nyonya.”
    “Ah, bisa aja Tuan,” katanya tersipu.
    (Sungguh aneh. Kok bisa-bisanya Pak Sutanto kepincut sama Minah. Padahal dengan kekayaannya ia bisa
    mendapatkan banyak cewek-cewek muda yang jauh lebih cakep dan seksi. Sementara Minah sendiri meski
    body-nya bahenol tapi sudah stw dan tak bisa dikategorikan cakep. Mungkinlah karena ia jago bermain di
    ranjang, sehingga Pak Sutanto dibuatnya takluk? Ataukah ada alasan lain? Atau keduanya?)
    “Iya betulan. Besok malam lagi ya, mumpung Nyonya nggak disini. Aku pengin ngenyot-ngenyot susumu yang
    montok ini lagi,” kata Pak Sutanto dengan senyum mesum sambil meremas-remas payudara Minah yang
    montok.
    “Iih, Tuan genit deh,” katanya berusaha menepis tangan nakal majikannya itu, tapi pada akhirnya tangan
    majikannya itu masih terus melekat di dadanya.
    “Udah aku balik ke kamar dulu. Besok mesti bangun pagi-pagi nyiapin buat Non Fey Chen,” kata Minah
    sambil berdiri dan mulai mengenakan seluruh pakaiannya.
    “Ya udah kamu balik sekarang. Tapi ingat, besok jam yang sama kamu kesini lagi untuk begini lagi ya,”
    kata Pak Sutanto sambil menyelipkan ibu jarinya di antara telunjuk dan jari tengahnya.
    “Kalo itu tergantung, ininya banyak nggak,” kata Minah sambil menggerakkan tiga jarinya.
    “Itu sih beress. Nih buat malam ini,” kata Pak Sutanto mengambil segepok Rupiah dan menyelipkannya ke
    balik bra Minah dan meremasnya. “Besok aku tambah deh persenannya.”
    “Makasih tuan. Yuk, aku balik dulu,” katanya sambil mengerling genit dan memajukan bibirnya seolah
    mencium, sebelum membalikkan badan dan keluar dari kamar tuannya.
    Saat lewat lewat larut malam, menjelang subuh…
    Terdengar bunyi kresek-kresek di dalam rumah itu namun di kamar yang berbeda. Kali ini di kamar Parto.
    Parto yang telanjang bulat sedang menindih tubuh Fey Chen yang juga telah telanjang bulat. Keduanya
    menempel menjadi satu. Dan ternyata penis Parto telah berada di dalam vagina Fey Chen. Dan, Parto
    mengocok-ngocok penisnya di dalam tubuh gadis itu.
    “Ooohh, oohhhh, ohhhhhh…….
    Suara keduanya bercampur menjadi satu seiring dengan kocokan penis Parto di dalam tubuh Fey Chen.
    “Ahhhh, Fey Chen, ahhhhhh, ahhhhhh
    Day 3
    “Ooohh, ohhhh, ohhhh.”
    Shleeb, shleeb, shleeb
    Mmmpphh
    Aaahh, aaahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh…
    Dokk, dokk, dokk!
    Dokk, dokk, dokkkk!
    Dokk, dokk, dokkkkkk!
    Terdengar suara pintu yang digebrak-gebrak makin keras.
    “Partooo!!”
    “Partooo!!”
    Parto yang sedang asyik, jadi sangat terkejut.
    “Iya, iya, “ serunya tergopoh-gopoh.

    Cerita Sex Mas Parto  “Ayo buka pintunya, lagi ngapain aja kamu sih. Dipanggil-panggil dari tadi nggak dijawab,” suara Mbok
    Minah.
    “Kamu ini maunya kerja atau apa?”
    “Iya, iya bentar. Ah ngeganggu keasyikan orang aja,” gerutu Parto.
    “Ada apa sih Mbak, pagi-pagi ngagetin orang.”
    “Ini sudah jam 6 pagi. Kamu harus bangun!”
    Ah sialan, padahal ini udah ampir ngecrott, memang Mbak Minah ini ngerusak kesenangan orang aja. Lagi
    asyik-asyik sama “Fey Chen” dikagetin kayak gini. Padahal tiap malem dia sendiri “disasak” Pak
    Sutanto, gerutunya.
    “Ayo cepat kamu mandi dan bangun. Jangan bikin malu aja.”
    “Iya, iya, ini aku mandi,” kata Parto keluar dari kamarnya sambil menuju ke kamar mandi.
    Sementara itu, sebelum Parto bangun, pagi-pagi Fey Chen telah meninggalkan rumah itu berangkat ke
    sekolah. Hari ini ia tak membawa mobil namun ia dijemput temannya.
    Saat siang hari dikala Mbok Minah dan Parto sedang makan bareng, tiba-tiba Parto membuka pembicaraan.
    “Aku heran karo kowe Mbak. Kerja jadi pembantu kok bisa beli pakaian dan perhiasan yang mahal-mahal.
    Memang sebulan dikasih gaji berapa sih?”
    “Ah, selain gaji bulanan aku khan sering dapet duit tambahan dari Non Fey Chen dan juga tuan. Soalnya
    semua urusan Non Fey Chen khan aku yang beresin semua, dari nyuci baju, nyiapin makanan, mijitin dia,
    bahkan juga dia suka curhat tentang cowoknya.“
    “Ooh, dia sudah punya cowok tho,” kata Parto dalam hati agak-agak iri hati.
    “Iya lah, cewek cakepnya kayak gitu, cowok mana yang ga suka sama dia. Sudahlah To, kamu jangan
    mikirin dia terus. Mbok ya kamu ngaca. Jangan mikirin yang nggak-nggak. Mending abis ini kamu pulang
    kampung, kerja yang bener trus kawin gitu lho.”
    “Bukan gitu, Mbak. Aku cuma mikir aja, kirain dia belum punya cowok gitu lho.”
    “Eh, omong2, kok disini nggak ada Nyonya-nya Mbak. Memang kemana?”
    “Ooh, nyonya itu juga orang sibuk. Maklum kedua majikan kita ini sama-sama orang bisnis. Jadi sering
    pergi sendiri-sendiri. Sekarang dia pas nggak ada disini.”
    “Ooh gitu. Makanya sekarang Mbak “ngegantiin fungsi nyonya” ya,” sindir Parto.
    “Lho maksudmu apa To??”
    “Hehehe. Aku sekarang tahu Mbak dapet duit banyak karena tiap malem Mbak mijitin Tuan, tapi pijit-
    pijit plus plus plus,” kata Parto sambil nyengir kuda.
    “Anak gila! Kowe ngomong jangan sembarangan ya!” kata Mbok Minah marah.
    “Sudahlah Mbak jangan pura-pura. Rahasiamu telah terbongkar. Sekarang Mbak nggak mau khan kalo aku
    bongkar rahasia ini. Hehehe,” Parto tersenyum penuh kemenangan.
    “Sembarangan kamu ngomong. Memangnya aku orang ga bener sama kayak kamu yang main gila sama janda muda
    itu?” sergah Mbok Minah.
    “Sudahlah jangan munafik Mbak. Mbak sengaja ngerayu Pak Sutanto supaya dapet duit banyak. Ya khan?
    Dari dulu sifat Mbak sudah ketahuan, mata duitan tapi pelit! Kalo ga gitu masa mau kawin sama Mas
    Parno yang sudah tua bangka itu.”
    “Tadi malam aku ga bisa tidur, jadi ke kamar Mbak. Tapi aku gedor-gedor kok ga dijawab. Aku kirain
    sudah tidur. Tapi aku jadi curiga jangan-jangan di dalam nggak ada orang. Diam-diam aku sembunyi. Gak
    lama kemudian, Mbak dateng sambil ngitung uang ratusan ribu di tangan. Malam-malam gini, bisa dapet
    duit banyak, kemana lagi kalo ga habis dari kamar juragan asem itu.”
    “Ya udah sekarang maumu apa?” tanya Mbok Minah dengan muka merah padam. “Ingat ya sebagian uang dari
    berbuat gini, dipake untuk ngirim duit ke desa. Dan kamu juga makan dari duit itu. Jadi kamu jangan
    bertindah bodoh dalam hal ini.”
    “Itu Mbak ga usah kuatir. Tapi, boleh khan kalo aku dapet tambahan langsung dari Mbak? Heheheh.”
    “Dasar anak haram jadah. Ya udah berapa maumu?”
    “Ya paling nggak pipti-pipti lah Mbak.”
    “Edan kamu. Udah aku kasih sepertiga aja.”
    “OK terima kasih Mbak. Hehehe.”
    “Ayo sekarang balik kerja lagi.”
    “Tapi aku masih penasaran satu hal Mbak.”
    “Apa lagi?”
    “Aku heran kok Mbak bisa ngerayu Tuan Sutanto. Memang apa sih kelebihan Mbak sampe dia jadi tergila-
    gila sampe gitu. Markas Judi Online Dominoqq
    Padahal dia orang kaya, bisa gampang dapetin cewek-cewek yang lebih muda dan cakep-cakep. Pasti Mbak
    punya ilmu pelet ampuh. Kalo Mbak mau ngebagi, hehehe, siapa tahu aku bisa bikin Non Peicen (Parto
    menyebutnya “Peicen” karena ia tak bisa ngomong “f”) kepincut sama aku. Hehehe.” “Kamu gila ya To?!!!
    Tapi ketahuilah, biarpun kamu pake pelet ini, tetap aja ga cukup kuat buat orang kayak kamu untuk
    memelet Non.”
    “Ha! Jadi Mbak benar-benar punya ilmu pelet ya.”
    “Memang iya,” akhirnya ia mengakui.
    “Tapi ini ga boleh dipake sembarangan. Dan, yang Mbak bilang tadi, pelet ini ga cukup kuat kamu pake
    untuk memelet Non Fey Chen. Jadi sudahlah, kamu jangan berharap yang muluk-muluk. ”
    “Lho kenapa ga kuat Mbak?”
    “Seandainya kamu ini cewek dan Non Fey Chen itu cowok, kemungkinan pelet ini bisa berhasil. Ilmu pelet
    ini lebih gampang dipake oleh cewek untuk memelet cowok dibanding sebaliknya.”
    “Kenapa bisa begitu Mbak?”
    “Soalnya cewek lebih punya daya tarik seksual di mata cowok dibandingkan sebaliknya. Lain cerita kalo
    status cowoknya lebih tinggi dibanding ceweknya atau minimal ga beda-beda jauh lah. Lha kalo kamu
    sekarang, statusmu dan dia bagai bumi dan langit. Sudah pasti ga bakalan jalan. Salah-salah malah
    ketahuan, wah gawat, Mbak bisa kehilangan pekerjaan bagus disini.”
    “Dan juga kehilangan bonus “plus plus” nya ya Mbak”, sindir Parto.
    “Ah, tapi masa Mbak ga mau bantuin aku. Aku ini khan adikmu sendiri Mbak,” kata Parto penasaran.
    “Memang maumu apa?”
    “Ya apa lagi kalo bukan memelet Non Peicen supaya dia nurut sama aku. Sampe dia mau aku ajak “gituan”.
    Kalo bisa kayak Mbak, tiap malem “maen” sama dia khan asyik banget. Heheheheh.”
    “Edan kamu! Pikiranmu betul-betul gendheng! Tapi, NGGAK! Mbak nggak akan melakukan hal yang bakal
    merusak masa depan Non Fey Chen. Mbak cukup banyak mendapat kebaikan dari keluarga sini. Oleh karena
    itu aku nggak bakalan melakukan hal yang menyakiti keluarga sini, terutama yang merusak Non!” kata
    Mbok Minah tegas. “Biarpun orang yang minta bantuan itu adalah kamu, adik Mbak sendiri!” tambahnya
    lagi.
    “Aku tahu kenapa Mbak nggak mau bantu aku. Soalnya mereka bisa ngasih duit lebih banyak dibanding aku,
    ya khan? Sekarang baru terbukti, Mbak memang orang mata duitan. Lebih berat sama uang dibanding
    saudara sendiri,” tuduh Parto dengan tajam.
    “Hey! Dengar Parto, Mbak nggak akan melakukan perbuatan hina itu. Urusan Mbak memelet Pak Sutanto, itu
    karena memang Mbak rela ditiduri sama dia demi uang. Tapi yang kamu minta ini lain cerita. Non Fey
    Chen adalah anak gadis baik-baik yang belum menikah. Jadi Mbak nggak bakalan membantu kamu merusak
    dirinya demi memuaskan pikiran bejatmu itu. Kamu boleh melakukan itu terhadap janda Sutinah di desa.
    Tapi Non Fey Chen adalah lain cerita. Titik!!” kata Mboh Minah berjalan meninggalkan Parto.
    Sambil tersenyum licik, Parto berkata,
    ”Ah, Mbak salah kalo berpikiran seperti itu.”
    “Salah dimana? Sudah jelas sekali niat kamu ini dilandasi nafsu bejatmu yang ingin meniduri dia.
    Sudahlah, kamu yang tahu diri gitu lho. Mending kamu ikuti nasehat Mbak: cepat pulang ke desa, kerja
    yang benar, terus kawin gitu. Jadi kamu nggak nyusahin orang terus.”
    “Mengenai aku kepingin meniduri dia, kuakui itu memang betul. Karena belum pernah aku ketemu cewek
    yang cakep dan sexy serta punya daya tarik seksual yang sekuat dia. Wajar dong kalo aku pengin tidur
    sama dia, aku khan juga cowok normal. Tapi ada satu hal lain yang perlu Mbak ketahui. Kalo Mbak
    membantu aku, justru Mbak akan mendapatkan keuntungan banyak dari sini.”
    “Apa yang bisa kamu berikan ke Mbak?” tanya Mbok Minah dengan sinis namun ia menghentikan langkahnya.
    Parto tersenyum penuh arti karena pancingannya mengena.
    “Seandainya aku berhasil menguasai dirinya, sudah pasti aku akan menikmati dirinya. Tapi selain itu,
    aku juga akan porotin duitnya, sama seperti Mbak morotin Bapaknya. Nah, kalo aku berhasil morotin dari
    dia, tentu Mbak bakal kebagian juga. Aku mau berbagi pipti-pipti sama Mbak. Apakah Mbak nggak tertarik
    dengan itu? Lagipula siapa tahu aku bisa morotin duit lebih banyak dari dia dibanding Mbak dari
    Bapaknya.”
    “Tapi tetap saja, Mbak nggak bisa membantu kamu melakukan itu. Itu adalah perbuatan yang sungguh
    keterlaluan. Sudah ngerusak anak gadis baik-baik masih diporotin lagi duitnya. Mbak nggak akan
    melakukan itu,” kata Mbok Minah. Namun kini nada bicaranya tak setegas sebelumnya.
    “Sudahlah Mbak ga usah munafik dan sok bermoral. Aku tahu Mbak bukan orang seputih itu. Karena itu aku
    ga percaya kalau Mbak ga mau bantu aku karena alasan Mbak sayang ke Non Peicen atau merasa berhutang
    budi terhadap keluarga sini. Menurutku Mbak ga mau bantu aku, karena seperti yang Mbak bilang tadi,
    ilmu pelet Mbak ga cukup ampuh untuk menaklukkan Non Peicen. Oleh karena itu Mbak nggak mau ngambil
    resiko.”
    “Tapi sekarang coba Mbak pikir lagi, kalo ada cara ampuh untuk menaklukkan cewek itu, CARA AMPUH YANG
    PASTI BERHASIL, masa Mbak tetap nggak mau membantu aku. Apakah Mbak nggak mau dapet uang tambahan dari
    “penghasilanku”? Sudahlah sama aku Mbak ga usah malu-malu dan ga usah sok suci kayak penggede-penggede
    itu.”
    “Memang cara ampuh seperti apa sih yang kamu punya?” tanya Mbok Minah yang kelihatan telah bergoyah
    pendiriannya.
    “Begini nih Mbak,” kata Parto sambil membisikkan rencananya secara detail ke telinga Mbok Minah.
    “Wah!! Betul-betul anak setan kamu! Aku nggak nyangka kamu bisa punya akal sehebat itu!” Puji Mbok
    Minah yang terkagum-kagum.
    Memang Parto adalah pemuda malas yang asal-asalan. Namun kalau menyangkut hal-hal yang menguntungkan
    dirinya, ia kadang bisa punya ide-ide brilyan yang jenius.
    “Namun untuk melaksanakan rencanamu itu perlu timing yang betul-betul tepat. Karena ilmu pelet ini
    juga ada ketergantungan dengan waktu. Aku masih ragu apakah akalmu itu bisa jalan atau nggak,” kata
    Mbok Minah ragu.
    Meski ragu, namun kelihatan jelas bahwa tanda-tanda perubahan “arah angin” telah mulai nampak.
    “Kenapa nggak Mbak coba jelasin dulu gimana cara kerja ilmu pelet itu. Supaya aku bisa bantu mikirin
    juga,” kata Parto yang tak ingin kakaknya berubah pikiran lagi.
    Lalu berceritalah Mbak Minah kepada Parto tentang ilmu pelet itu. Ia mendapatkan ilmu pelet itu dari
    seorang dukun sakti yang tinggal di seberang sungai di desanya. Ceritanya waktu ia berumur 16 tahun,
    sepulang dari mencuci baju, diam-diam ia mendatangi rumah dukun itu. Ia ingin mendapatkan suami kaya.
    Yang diincarnya adalah Pak Parno, orang kaya di desanya yang suka gadis-gadis muda. Ia ingin dijadikan
    istri mudanya. Dukun itu, yang bernama Mbah Durgo, bersedia membantunya asal dengan syarat mutlak,
    yaitu ia harus menyerahkan keperawananannya kepadanya.
    Setelah ia menyerahkan keperawanannya, sesuai janjinya Mbah Durgo membantu sampai ia dipinang oleh Pak
    Parno dan akhirnya menjadi gundik favoritnya. Sementara itu, setelah diperistri Pak Parno, ia masih
    tetap menjalin hubungan gelap dengan Mbah Durgo sambil merayunya untuk mengajarkan ilmu pelet yang
    ampuh itu sampai akhirnya ia betul-betul menguasainya dan tak tergantung kepada Mbah Durgo. Setelah
    itu “ditendangnya” Mbah Durgo. Demikian pula Pak Parno, setelah harga kekayaannya habis diserap, juga
    ditendangnya.

    Cerita Sex Mas Parto

    Cerita Sex Mas Parto

    Sejak saat itu ia melakukan ilmu pelet itu ke banyak orang, sampai terakhir ke majikannya yang
    sekarang yaitu Pak Sutanto. Cara penggunaan pelet itu, yaitu orang itu harus mengucapkan mantera terus
    menerus sampai 34 kali sambil membayangkan orang yang ingin dipeletnya. Selama mengucapkan mantera itu
    ia tak boleh mendengar suara orang lain, termasuk orang yang ingin dipelet. Namun setelah pengucapan
    mantera itu selesai, ia harus langsung mendengar suara orang yang ingin dipeletnya itu. Apabila suara
    orang lain yang didengarnya pertama kali, maka mantera itu jadi tak berguna.
    Parto mendengar cerita kakak perempuannya itu sambil tersenyum getir. Tak disangkanya ternyata kakak
    sulungnya itu dari sejak berusia akil balik telah rela menyerahkan diri dan kehormatannya demi harta.
    Namun disisi lain ia gembira karena kini mendapat kesempatan menikmati Fey Chen yang mulus bening itu.
    “Kalau begitu aturannya, berarti kita mesti tunggu timing yang betul-betul tepat, tidak ada gangguan,
    dan suasana rumah yang sepi. Tapi sekarang Mbak mau membantu aku khan?,” tanya Parto sambil “melempar
    bola”.
    “Ingat Mbak, kalo aku untung, Mbak dapet untung juga,” katanya mengingatkan lagi.
    “Hmm. Baiklah. Mbak bersedia membantu kamu,” kata Mbok Minah akhirnya,
    ”Tapi ingat, aku yang pegang kendali disini. Aku akan cari cara dan waktu yang tepat untuk
    melaksanakan itu. Dan kamu harus nurut semua perkataan Mbak. Sementara ini kamu duduk tenang saja
    dulu. Jangan bergerak sebelum aku kasih tanda. Mengerti? Dan ingat lagi, sebisa mungkin jaga supaya
    matamu itu jangan jelalatan ngeliatin dia. Atau lebih baik lagi kalo kamu nggak ketemu dia. Aku nggak
    mau dia jadi curiga sampai nanti rencana kita jadi berantakan. Atau lebih parah lagi, aku dipecat dari
    sini. Kalo itu terjadi, bisa aku bunuh kamu. Mengerti?” seru Mbok Minah sambil matanya berkilat-kilat.
    Rupanya kini dapat dipastikan bahwa arah angin telah berbalik arah.
    “Baik Mbak.”
    “Dan satu lagi, ingat janjimu itu, kalau sudah berhasil: fifty-fifty. Kalau nggak, nanti ilmu pelet
    itu ga bakalan tahan lama.”
    “Baik Mbak.”
    “Nah sekarang, ayo kamu balik kerja lagi. Supaya kamu nggak dimarahi Tuan.”
    Kira-kira pukul 3 di saat Parto sedang mencabuti rumput di halaman depan, sebuah BMW model terbaru
    yang mengkilap berhenti di depan rumah itu. Ternyata Fey Chen. Ia masih mengenakan seragam sekolah.
    Namun gadis itu tidak sendirian. Ia diantar oleh seorang cowok. Namun yang membuat Parto semakin iri
    adalah cowok itu kemudian menggandeng tangan Fey Chen. Cowok itu adalah Roger, pacar Fey Chen yang
    juga adalah anak teman Papanya. Kini Parto dapat melihat secara langsung cowok Fey Chen. Sungguh
    pasangan yang amat serasi. Karena cowok itu juga keren dan cakep dan dari keluarga kaya pula, cocok
    untuk bersanding dengan Fey Chen.
    Setelah itu kedua muda mudi ini masuk ke dalam, sementara Parto hanya bisa manyun sambil berjongkok
    meneruskan mencabuti rumput. Namun hatinya tak tertuju di pekerjaannya. Karena hatinya penuh dengan
    rasa iri dengki. Pada saat menjelang maghrib, Mbok Minah, yang hati dan pikirannya kini telah penuh
    dengan racun hitam, memulai misinya mendekati Fey Chen. Akhirnya ia masuk ke dalam kamar Fey Chen
    untuk memijiti gadis itu. Di dalam kamar, sambil memijiti punggung Fey Chen yang putih telanjang itu,
    ia memancing-mancing tentang hubungannya dengan Roger.
    Seperti layaknya hubungan cinta anak SMA, tentu ada naik turunnya. Mbok Minah memancing Fey Chen untuk
    menceritakan lebih banyak saat-saat dimana mereka bertengkar. Dengan licin, ia menghasut Fey Chen
    dengan membuat seolah-olah cowoknya adalah cowok yang egois dan nggak setia. Pada saat kedua tangannya
    dengan lembut memijiti punggung Fey Chen, mulutnya terus mengeluarkan kata-kata yang memanaskan hati.
    Tangannya adalah tangan malaikat, namun mulutnya adalah mulut setan.
    Fey Chen terhanyut bagaikan air sungai yang mengalir menikmati pijitan Mbok Minah, namun makin lama
    api amarah berkobar-kobar semakin besar di dalam hatinya. Apalagi pada dasarnya Fey Chen adalah gadis
    yang lugu yang tidak paham akan intrik-intrik tersembunyi. Ditambah juga ia amat mempercayai Mbok
    Minah yang sering membantunya dan selalu dijadikan tempat curhat itu. Sementara Mbok Minah tahu betul
    sifat Fey Chen sejak kecil dan perasaan gadis muda itu. Akhirnya Fey Chen sungguh termakan hasutan
    Mbok Minah. Oleh karena termakan emosi, begitu pijitan Mbok Minah selesai, ia langsung menelpon Roger
    dan menuduh cowok itu selama ini tak setia dan tak menyayangi dirinya. Roger kebingungan mendengar
    ceweknya yang tiba-tiba sewot tanpa sebab. Dan ia menyangkal semua tuduhan ceweknya itu.
    Sebuah kesalahan fatal dari cowok itu, karena hal itu hanya membuat Fey Chen semakin terbakar emosinya
    dan semakin percaya bahwa ia adalah cowok egois. Mbok Minah mendengarkan percakapan telepon dua anak
    muda itu dengan senyuman iblis tersungging di bibirnya. Ah, darah muda…sungguh mudah ditebak,
    batinnya. Dan, percakapan dua muda-mudi yang sedang dilanda cinta itu berubah jadi amat buruk. Sungguh
    bertolak belakang dengan siang tadi dimana hubungan mereka lagi bagus-bagusnya.
    Apalagi setelah emosi Roger juga naik karena tuduhan-tuduhan tak berdasar yang dilemparkan oleh Fey
    Chen. Ia menyerang balik Fey Chen dengan mengatai gadis itu sebagai cewek yang susah dimengerti dan
    sangat tidak masuk akal. Namun yang paling parah adalah ia menuduh balik cewek itu sengaja cari gara-
    gara karena ia memang ingin putus hubungan karena ada cowok lain. Pada saat telpon itu diputus, Fey
    Chen tak kuasa menahan air matanya. Perasaan marah, sedih, menyesal, dan takut kini betul-betul
    menguasai dirinya.
    “Bagaimana ini Mbok? Ternyata betul terbukti dia nggak sungguh-sungguh mencintaiku, ” tanyanya
    disela-sela tangisannya. “Kok, tega-teganya ia melakukan itu kepadaku. Padahal aku sungguh
    mencintainya.” Kedua tangan Mbok Minah kembali bekerja seolah berusaha menyejukkan hati gadis itu.
    Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya semakin membuat gadis itu terbakar emosinya. “Bagaimana
    kalau betul-betul ada cewek lain selama ini? Aku takut kalo kehilangan dia, Mbok.”
    “Tenang Non…yang sabar ya,” katanya sambil mengelus-ngelus punggung gadis itu. “Sebenarnya Mbok tahu
    ada cara yang bisa membuat cowok Non itu menyayangi Non. Tapi Mbok nggak tahu apakah Non percaya
    dengan hal-hal seperti itu.”
    “Apa itu Mbok? Coba ceritakan dong.”
    “Begini Non,

    Cerita Sex Mas Parto Lalu diceritakannya tentang ilmu pelet itu ke gadis itu. Tentu ia tak menyebutnya sebagai “pelet” dan
    ia mengubah versi ceritanya disana sini untuk memberi kesan tidak terlalu mengandung misteri. Dan Fey
    Chen pun mempercayainya.
    “Bagaimana Mbak?” tanya Parto bersemangat.
    “Wah idemu memang hebat, To. Dia sudah kena perangkap. Hehehe,” tawa Mbok Minah dengan senyum licik.
    “Wah! Jadi bisa malam ini ya Mbak? Waktunya kapan? Sekarang?”
    “Sabar dulu, To. Dia memang sudah kena jerat kita, tapi malam ini bukan waktu yang tepat. Nanti malam
    bakal ada tamu Tuan yang datang kesini. Biasanya mereka pulang agak larut malam. Kamu tahu sendiri
    khan persyaratan ilmu pelet ini, semakin banyak orang semakin susah dilaksanakan. Dan Mbak nggak yakin
    omongan Mbak tadi sudah cukup membuat dia mau melakukan itu. Jadi besok mesti Mbak komporin lagi. Jadi
    kamu sabar dulu sampai besok.”
    “Ah!” seru Parto dengan kecewa. “Tapi besok adalah hari terakhirku disini. Gimana kalo gagal?”
    “Ah, tenang. Kowe sabar kenapa. Yang penting alon alon asal kelakon. Kalo masalah itu, gampang, bila
    perlu aku ngomong sama Tuan minta waktumu disini diperpanjang beberapa hari. Kalo cuma beberapa hari,
    pasti dia setuju. Tapi aku yakin kowe bakal bisa menikmati cewek idamanmu itu besok. Lagipula aku
    punya akal supaya besok Tuan pulang agak malam sehingga Non Fey Chen sendirian di rumah,” kata Mbok
    Minah.
    Kini ia tak ragu-ragu lagi mengorbankan Fey Chen, karena angin keberuntungannya telah berbalik arah.
    “Yah, aku kecewa banget Mbak. Kirain malam ini sudah bisa aku sikat dia.”
    “Tenang aja. Anggap ini adalah ujian kesabaran buatmu. Kalo pengin dapet hadiahnya, kamu mesti sabar.
    Ingat, kamu jangan terburu-buru berbuat hal-hal yang bodoh. Jangan sampai sesuatu yang hampir di
    tangan jadi terlepas. Mengerti? Dan jangan lupa ya janjimu, kowe nanti mesti bagi-bagi hasil.”
    “Itu beres lah Mbak. Ya aku ngerti Mbak.”
    “Tadi waktu mijitin di dalam, apa dianya telanjang juga Mbak?”
    “Ya iya lah, wong namanya orang dipijat. Bagian atasnya dibuka semua.”
    “Waduuh. Enak bener Mbak. Badannya mulus banget ya Mbak. Trus teteknya gede nggak? Bagus nggak?”
    “Ya baguslah. Sudahlah jangan banyak nanya, aku mesti kerja lagi, nyiapin makanan buat tamu Tuan.”
    “Wah, bikin aku penasaran aja Mbak. Yang dipijit tadi apanya aja Mbak? Susunya juga?”
    “Sudahlah jangan banyak tanya lagi. Mbak mesti masak sekarang. Besok kamu bisa liat dan pijit-pijit
    sendiri sambil sekaligus nyusu sana.”
    “Ah, Mbak tahu aja maunya orang,” kata Parto cengengesan.
    Malamnya memang betul ada dua orang tamu yang datang, yaitu Pak Burhan dan Pak Abdul. Keduanya adalah
    oknum militer yang terlibat KKN dengan Pak Sutanto. Pak Abdul adalah orang Jawa Timur juga yang logat
    bicaranya sama seperti Parto. Sementara itu Fey Chen sempat muncul keluar mengobrol sebentar basa-basi
    dengan mereka sebelum akhirnya balik ke dalam kamarnya.
    Meski kedua tamu itu telah berusia setengah baya dan telah berkeluarga, namun Parto bisa merasakan
    kalau kedua bandot tua juga tertarik terhadap Fey Chen. Dan malam itu adalah malam penuh penderitaan
    bagi Parto. Pikirannya terus terbayang-bayang akan diri Fey Chen. Apalagi sebelumnya ia punya harapan
    tinggi bakal “mendapatkan” gadis itu malam ini. Namun ia mengikuti saran kakaknya yaitu berusaha
    sabar. Sehingga kini ia mau tak mau melewatkan malam itu dengan manyun seorang diri.
    Day 4
    Parto bangun pagi dengan sendirinya tanpa perlu dibangunkan. Karena memang sebenarnya ia nggak bisa
    terlalu tidur. Pikirannya masih diliputi rasa kecewa terutama karena harapan sebelumnya yang begitu
    tinggi. Ini adalah hari terakhirku disini. Besok pagi-pagi aku sudah harus meninggalkan tempat ini.
    Jadi hari ini harus berhasil, pikirnya. Pagi itu ia sempat membukakan pintu untuk Fey Chen saat gadis
    itu ke sekolah. Setelah seluruh pemilik rumah pergi, kedua pembantu itu berdiskusi untuk merampungkan
    rencananya. Kini Parto takut rencana itu tak kesampaian.
    “Gimana kalau rencana ini ga berhasil, Mbak?” tanyanya.
    Sebaliknya Mbok Minah yang kemarinnya ragu-ragu kini malah lebih yakin.
    “Tenang aja,” katanya,” Pokoknya malam ini Non Fey Chen yang mulus itu pasti akan jatuh ke tanganmu.”
    “Benarkah itu? Tapi bagaimana kalau meleset?”
    “Tenang aja. Hari ini semuanya bakal beres. Karena aku sudah mengatur semuanya.”
    Hari itu Fey Chen pulang lebih awal karena hari itu hari Jumat dan ia tak ada kegiatan ekstra
    kurikuler. Begitu nyampe, tak lama kemudian Fey Chen bilang ke Mbok Minah kalau ia ingin berenang.
    Rupanya di dalam rumah itu terdapat kolam renang di ruang tertutup. Hebat juga pemilik rumah ini,
    pikir Parto, kolam renang aja ada. Sementara Mbok Minah menemani Fey Chen berenang, Parto bersembunyi
    di tempat yang aman namun strategis untuk mengintip Fey Chen berenang. Setelah Fey Chen selesai
    berenang, diam-diam Parto mendatangi Mbok Minah.
    “Aduuh Mbak. Aku sudah nggak kuat lagi. Sampe kapan mesti nahan kayak gini terus. Tolongin dong,
    laksanakan sekarang juga! Kalo gini terus bisa gila aku rasanya,” keluh Parto.
    “Hihihi, tenang, abis ini semuanya beres. Tunggu Non Fey Chen selesai mandi, setelah itu aku pijitin
    dia sambil aku bisiki lagi. Sementara kamu siap tunggu aba-aba dariku, ok?”
    Setelah itu Mbok Minah menelpon Pak Sutanto.
    “Tuan masih ingat dengan permintaan saya kemarin malam. Jangan lupa tolong belikan kembang 4 warna.
    Tapi harus Tuan sendiri yang beli, nggak boleh nyuruh orang lain. Kembang ini dijual di pasar kembang
    antara jam 5 – 6 doang.”
    “Memang kamu yakin ini betul-betul efektif?”
    “Betul Tuan. Dengan pake kembang ini, Nyonya nggak bakalan tahu tentang hubungan kita. Bahkan semisal
    ia tidur di ranjang yang sama pun, ia akan terus tertidur lelap. Asalkan setelah itu Tuan membuang
    bunga-bunga kecil itu di Ancol SATU PERSATU.”
    “Hahaha. Mbak pintar. Membuang bunga itu satu persatu bisa berjam-jam lamanya.”
    “Eh jangan salah, tapi bunga itu betul-betul ada khasiatnya lho.”
    “Hah, memang khasiat bunga itu memang betul seperti yang Mbak bilang??”
    “Bukan, tapi khasiat bunga itu sebenarnya untuk kamu. Bunga itu akan membuat penghuni rumah ini
    menyetujui usul Mbak supaya kamu tinggal lebih lama disini. Sehingga kamu bisa dengan leluasa
    menggauli Non Fey Chen tiap hari, sekaligus supaya kamu bisa morotin duitnya sebanyak mungkin.”
    “Wah, aku nggak nyangka ternyata Mbak begitu hebat. Ya, kalo aku sih setuju-setuju aja Mbak. Hehehe.”
    “Nah, sekarang bapaknya sudah dibereskan. Tinggal sekarang ngurus anaknya. Kamu diam tenang dulu.
    Tunggu isyaratku, ok?
    “Beres, Mbak.”

    Cerita Sex Mas Parto Fey Chen sedang tiduran di ranjang menikmati asyiknya dipijit-pijit oleh Mbok Minah. Sembari memijit,
    Mbok Minah memulai pembicaraan mengenai ilmu pelet kemarin. Dengan cerdik ia membuat Fey Chen
    penasaran dulu, sampai akhirnya gadis itu bersedia mencoba hal itu.
    “Baiklah, sekarang Non inget baik-baik kalimat ini.”
    Mbok Minah membacakan mantera ilmu pelet itu kepada Fey Chen.
    “Sudah Non ingat baik-baik? Nah, begini cara kerjanya. Pertama, Non sebut dulu nama cowok Non sambil
    membayangkan orangnya. Lalu Non baca kalimat tadi sebanyak 34 kali sambil konsentrasi membayangkan
    cowok lain. Non bebas pilih sendiri cowok ini. Dia boleh siapa saja asalkan bukan cowok Non. Karena
    dia hanyalah sebagai pemancing supaya cowok Non merasakan kalau dalam pikiran Non ada cowok lain. Nah,
    karena ia merasakan adanya kehadiran cowok lain, maka ia akan jadi lebih sayang kepada Non. Ada dua
    syarat buat cowok pemancing tadi. Pertama, cowok itu sama sekali nggak ada hubungan keluarga sama Non.
    Kedua, cowok Non pernah bertemu dengan cowok itu ”
    “Tapi mungkin nggak nanti jadi salah alamat sehingga cowok yang aku pikirin itu malah jadi suka sama
    aku. Atau lebih gawat lagi, aku yang jadi suka sama cowok itu?”
    “Itu sih nggak mungkin Non, karena fungsi cowok itu adalah pemancing belaka. Yang penting Non jangan
    salah menyebut nama cowok Non sambil membayangkan orangnya sebelum memulai membaca kalimat tadi.”
    “Oh ya, Mbak lupa bilang satu hal. Pengaruh cowok pemancing itu akan lebih kuat terhadap cowok Non
    apabila cowok itu sekarang berada dekat dengan tempat Non sekarang. Semakin dekat semakin balik. Nah
    sekarang Non pikir dulu, setelah menemukan orangnya baru Non bisa mulai.”
    “Cowok yang paling dekat sama tempatku sekarang adalah Parto. Dia memenuhi dua syarat tadi karena dia
    nggak ada hubungan keluarga sama aku. Dan kemarin cowokku pernah liat dia waktu si Parto bukain pintu
    pagar. Tapi apakah ada syarat bahwa cowok pemancing ini harus orang yang kira-kira cocok jadi cowokku.
    Soalnya aku khan sudah pasti ga mungkin jadian sama Parto. Kalo aku milih dia sebagai cowok pemancing,
    apakah itu bakal efektif membuat cowokku merasakan adanya saingan?”
    “Itu sih nggak masalah, Non. Asalkan cowok dan memenuhi dua syarat tadi.”
    “OK deh. Kalo gitu aku pake Parto, Mbok.”
    “Baiklah. Dan Non ingat, setelah Non selesai membaca kalimat tadi, untuk beberapa waktu Non tidak
    boleh berbicara ke siapa pun, bahkan lewat telpon juga. Oleh karena itu sebaiknya telpon Non
    dimatikan. Setelah waktunya selesai, nanti Mbok akan ketuk pintu kamar. Setelah itu Non bebas
    berbicara. Ini nggak lama kok, paling cuma beberapa menit.”
    “Non mengerti khan? Nah, sekarang silakan Non sebut dalam hati nama cowok Non, kalau sudah silakan Non
    menganggukkan kepala.”
    Fey Chen menganggukkan kepalanya.
    “Nah, sekarang silakan Non mulai membaca kalimat itu dan membayangkan cowok pemancing tadi.”
    Fey Chen segera memejamkan matanya sambil membaca mantera itu. Sementara Mbok Minah tersenyum puas
    menyaksikan betapa mudahnya gadis cantik itu diperdayanya. Penyebutan nama cowok di saat awal hanyalah
    tipuan belaka yang sama sekali tak ada artinya. Yang berarti justru cowok yang dibayangkan sambil
    membaca mantera itu. Sengaja ia mengarahkan supaya Fey Chen memilih Parto sebagai “cowok pemancing”.
    Kini sudah jelas-jelas pasti ilmu pelet itu akan berhasil dengan sukses, karena sekarang justru Fey
    Chen lah yang memelet Parto!! Sementara khasiat pelet itu juga berlaku bagi si pemelet. Artinya, si
    pemelet juga akan menjadi makin suka terhadap orang yang dipeletnya. Hal ini sangat masuk akal.
    Bukankah alasan orang memelet adalah karena ia suka terhadap orang yang dipeletnya? Semua ini adalah
    akal Parto yang jitu dan dilaksanakan dengan sukses oleh Mbok Minah. Kini terbukti omongan Parto
    tentang sifat Mbok Minah. Demi harta, ia tidak segan-segan mengorbankan gadis yang telah dirawatnya
    sejak masih SD.
    Diam-diam Mbok Minah keluar dari kamar Fey Chen. Segera ia menemui Parto dan berkata sambil berbisik,
    “Sudah beres. Sekarang kamu boleh memulai membaca mantera itu juga.”
    “Hah, jadi dia sudah mulai membaca mantera itu? Jadi semuanya berjalan sesuai rencana?”
    “Betul. Akalmu itu betul-betul busuk. Tapi memang jitu. Abis ini silakan kamu bersenang-senang abis
    dengan dia.”
    “Ya, aku juga nggak sabar lagi pengin ngerasain madunya. Kapan lagi dapat kesempatan seperti ini.
    Selama ini Mbak dijadikan pelampiasan nafsu bandot tengik itu demi uang. Kini keadaannya dibalik.
    Giliran aku, adikmu ini, yang melampiaskan nafsunya ke anak gadisnya. Kalo Mbak dipake bapaknya, kini
    aku gantian make anaknya. Ini baru adil, ya nggak Mbak. Apalagi, hehehe, anaknya cakep banget dan
    ngegemesin gitu, pasti enak kalo diesek-esek di ranjang. Hehehe.”
    “Setelah itu, kita sama-sama porotin duitnya. Mbak morotin bapaknya, aku morotin anaknya. Hahahaha…”
    “Nah, sekarang ajarin aku mantera itu donk, Mbak.”
    Setelah Mbok Minah memberitahu mantera itu, Parto segera membacanya sebanyak 34 kali dengan pikiran
    yang terkonsentrasi penuh ke Fey Chen.
    Kamar Fey Chen,
    Saat itu meski malam belum datang, namun hari sangat gelap karena langit sedang mendung gelap pekat.
    Sehingga suasana kamar itu juga gelap kecuali di ranjang tempat Fey Chen duduk saja yang ada lampu
    penerangan. Saat itu Fey Chen telah selesai mengucapkan mantera itu 34 kali. Kini ia membuka matanya.
    Dirasakannya hawa AC kamar lebih dingin dibanding sebelumnya, mungkin karena pengaruh udara luar yang
    mendung pekat disertai angin kencang. Ia tak melihat Mbok Minah disitu. Iia menunggu dengan sabar.
    Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan. ‘Dokk-dokk-dokk.’ Pertanda bahwa ia sudah boleh
    bicara.
    Segera ia menjawabnya,
    ”Iya, masuk Mbok.”
    Dan terdengar suara jawaban dengan keras,
    ”BAIK NON!”
    Namun itu suara Parto, bukan Mbok Minah! Sebelumnya Fey Chen mengucapkan mantera itu sambil
    membayangkan Parto dan kini ia mendengar suara Parto. Sebaliknya, Parto tadi mengucapkan mantera itu
    sambil membayangkan Fey Chen dan kini ia mendengar suara Fey Chen. Jadi syarat ilmu pelet itu telah
    terpenuhi dan kini menjadi aktif secara dua arah, dari Fey Chen ke Parto dan dari Parto ke Fey Chen!
    Dua orang yang saling memelet! Bisa dibayangkan seperti apa akibatnya. Tentu keduanya bakal NEMPEL
    terus kayak perangko, seperti apa yang akan terjadi sekarang ini.
    Kini Fey Chen ibarat tikus yang telah terjerat di dalam jebakan, tak bisa (dan juga tak mau) lari
    kemana-mana. Sementara Parto adalah kucing yang akan membuka pintu jebakan itu untuk menggerogotinya.
    Parto membuka pintu kamar Fey Chen. Ia baru menyadari betapa besar sekali kamar gadis ini. Bahkan
    berkali-kali lebih besar dibanding rumahnya di desa! Saat itu suasana kamar tempat ia berdiri cukup
    gelap. Hanya ada satu sampu penerangan yaitu di dalam ranjang Fey Chen yang tertutup kelambu. Ia
    melihat figur indah tubuh Fey Chen yang sedang duduk di atas ranjang di balik kelambu. Seketika
    penisnya menegang melihat siluet bentuk tubuh yang indah itu. Lalu ia berjalan mendekati tempat gadis
    itu duduk.
    Fey Chen merasa heran mendengar suara cowok. Dan suasana saat itu amatlah gelap. Ia segera menyalakan
    lampu di sekeliling ranjangnya serta membuka pintu otomatis yang menuju ke taman kecil di dalam
    kamarnya dengan remote control. Sementara Parto yang telah sampai di tepi ranjang itu, segera
    menyingkap kelambu dan masuk ke dalamnya, bagaikan seorang pengantin pria yang mendekati pengantin
    wanita saat malam pertama. Seketika ia terpesona melihat kecantikan yang memancar dari tubuh Fey Chen.
    Sementara Fey Chen berteriak terkejut ketika melihat ternyata adalah Parto yang masuk ke dalam
    kamarnya dan berdiri di tepi ranjangnya.
    “Kenapa kamu bisa kesini?” tanyanya.
    “Karena aku ingin membuka kelambu ranjang Non,” katanya asal-asalan sambil membuka seluruh kelambu
    itu.
    Fey Chen yang masih keheranan bertanya lagi tanpa mengubah posisi duduknya. “Kenapa kamu membuka semua
    kelambu ini?”
    Ia terpana akan kecantikan Fey Chen yang begitu natural. Namun pandangan Parto segera beralih ke paha
    putih Fey Chen yang agak terbuka karena posisi duduk gadis itu.
    Parto yakin kalau gadis ini telah terkena pengaruh ilmu pelet. Dengan nekat ia menjawabnya,” Karena
    aku ingin melihat wajah Non yang cantik itu. Aku suka sama Non,” kata Parto tanpa sungkan lagi.
    Fey Chen segera menundukkan kepalanya. Terlihat rona-rona merah di pipinya yang putih. Parto jadi
    semakin berani.

    Cerita Sex Mas Parto “Dari semula melihat Non, aku langsung jatuh cinta sama kamu Non,” kata Parto sambil duduk di ranjang
    itu.
    Ia meraih tangan kanan Fey Chen dan meremas-remasnya dengan lembut. Melihat cewek itu diam saja,
    tangan yang satunya meraih rambut Fey Chen dan membelai-belai rambut yang panjang dan indah itu. Fey
    Chen menunduk sambil memejamkan matanya, membiarkan rambutnya dibelai-belai Parto. Parto segera
    mendekatkan kepala Fey Chen ke dirinya dan direbahkannya kepala gadis itu di dadanya sambil tangannya
    terus membelai-belai rambut gadis itu. Fey Chen membiarkan dirinya bersandar di dada Parto yang
    bidang, merasakan aroma kejantanan yang kuat dari tubuh Parto. Sementara Parto merasakan aroma
    kewanitaan yang harum semerbak dari rambut dan tubuh gadis berpakaian putih itu. Bagaikan bunga yang
    mekar harum semerbak. Pada saat itu waktu seakan berhenti berjalan bagi keduanya.
    Parto memandang wajah cantik Fey Chen. Kemudian ia mendekatkan bibirnya ke bibir indah gadis itu. Pada
    saat bibir keduanya akan bertemu, Tiba-tiba Fey Chen menjauhkan dirinya dari pelukan Parto. Ia bangkit
    dan berjalan meninggalkan Parto. Perhatiannya tertuju ke satu benda di lantai di dekat ranjang.
    Ternyata handphone-nya yang sebelumnya di-Silent, kini layarnya berubah berwarna warni, pertanda ada
    telepon masuk.
    “Halo.”
    “Kenapa lu telpon?”
    Sementara Parto mendengarkan dengan waswas. Ia telah bisa menduga siapa si penelpon itu.
    “Eh, tunggu dulu. Gua cuman mau bilang….”
    “Sorry, sekarang gua lagi nggak pengin bicara sama elu. Nanti aja, ok?”
    Klik! Telepon itu langsung diputus oleh Fey Chen. Kemudian disingkirkannya handphone itu.
    “Cari gara-gara aja,” gerutu Fey Chen. Kemudian ia tidur berbaring di atas ranjang yang besar itu
    sambil memejamkan matanya.
    “Udah lupain aja dia. Sekarang khan ada aku disini, sayang,” kata Parto memegang punggung Fey Chen dan
    meraba-rabanya.
    Tangannya yang hitam nampak kontras dengan gaun putih gadis itu. Dan tangan satunya mengelus-ngelus
    rambutnya.
    “Ehhh” Fey Chen bereaksi dengan sedikit menggeliatkan tubuhnya.
    “Kok saat ini gua jadi ngerasa aneh ya.”
    “Itu gara-gara cowok sialan tadi. Sekarang dia sudah pergi. Tinggal sekarang kita berdua sayang.”
    “Iya tapi aku masih bingung sebenarnya kamu ini siapa sih?
    “Aku adalah pacarmu, sayang.”
    “Ah, ya betul. Mas adalah pacarku,” kata Fey Chen mengubah posisi tidurnya supaya ia bisa menatap
    wajah
    “Mas Parto-nya”. Tangannya memegang tangan Parto.
    “Badanku kok agak lemas ya. Mas, tolong donk ambilin aku air disana,
    “kata Fey Chen sambil menunjuk kulkas besar di dalam kamar itu.
    Segera Parto bangkit, mengambil segelas air putih yang dingin dan segar, dan menyerahkannya ke gadis
    itu.
    “Aaahhh, segarnya!” seru gadis itu dengan gembira sambil mengangkat kedua tangannya.
    “Sekarang badanku jadi segar kembali. Dan kini ingatanku pulih kembali. Kamu adalah Mas Parto adik
    Mbok Minah yang baru datang itu khan?”
    Parto agak waswas dengan perkembangan itu.
    Namun,
    “Mas, aku senang deh punya cowok kayak Mas,” kata Fey Chen dengan matanya yang polos memandang Parto.
    “Kenapa?” tanya Parto dengan hati lega.
    “Karena badan Mas kekar, apalagi waktu di taman waktu itu,” Fey Chen menundukkan kepalanya.
    “Kesannya macho gitu loh,” tambahnya.
    “Aku juga suka punya cewek kayak kamu,” jawab Parto.
    “Kenapa?”
    “Karena kamu cantik dan putih. Juga kamu sexy banget apalagi pake baju putih gini.”
    “Iih, Mas memang suka ngerayu deh.”
    “Beneran aku ga bohong. Bahkan saat ini pun aku juga bersedia jadi suamimu, sayang.”
    “Eh, Mas Parto, kamu betul-betul mencintaiku?”
    “Iya donk, aku betul-betul mencintaimu, Non.”
    “Kalo gitu jangan panggil aku Non donk. Meski Mas adalah adiknya Mbok Minah yang bekerja disini, tapi
    masa Mas manggil ceweknya Non gitu. Panggil aku Fey Chen aja, ok?”
    “OK non. Eh, Peicen.”
    “Hihihi, mas Parto lucu deh. Bilang katanya cinta, tapi manggil namaku yang bener aja nggak bisa,”
    kata Fey Chen sambil tersenyum geli.
    “Itu nggak ada hubungannya Non, eh Peicen.”
    “Lalu yang ada hubungannya apa?”
    “Yang ada hubungannya ini nih,” kata Parto sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Fey Chen.
    Kemudian disentuhnya bibir gadis itu dengan bibirnya. Lalu dikecupnya.
    Hmmmpphhhhh…gadis itu membiarkan bibirnya dicium. Lalu Parto melumat bibir indah itu dan dijelajahinya
    setiap milimeter, seolah tak ingin melewatkan satu pun butir-butir kenikmatan yang ada pada pada bibir
    gadis itu. Dinikmatinya bibir Fey Chen lama sekali.
    Dan Fey Chen membiarkan bibirnya dinikmati Parto sambil ia memejamkan matanya. Sepertinya ia juga tak
    kalah menikmati ciuman itu. Mmmmpphhhhh. Parto mendorong tubuh Fey Chen sampai ia terbaring di ranjang
    sambil terus menciumi bibirnya. Wajahnya yang hitam kini menindih wajah cakep gadis itu. Sementara
    kedua mulut mereka masih saling bertautan. Ciuman itu telah berubah menjadi nafsu birahi yang
    berkobar-kobar membakar dua sejoli yang berbeda segalanya itu. Dan nafsu birahi itu kini menjalar ke
    seluruh bagian tubuh mereka, terutama pada Fey Chen.
    Kedua tangan Parto memegangi wajah Fey Chen. Seolah ia ingin mematek gadis itu supaya tak bisa
    bergerak sehingga ia bisa dengan bebas melakukan deep kissing. Kini lidah keduanya saling bertemu dan
    beradu di dalam mulut. Mereka melakukan french kissing dengan seru. Sambil menciumi, tangan Parto
    mulai bergerilya menggerayangi tubuh Fey Chen. Kedua tangannya menjelajahi kedua tangan putih Fey Chen
    yang tak tertutup oleh daster putih itu. Kini ia bisa merasakan langsung kehalusan kulit tubuh Fey
    Chen.

    Cerita Sex Mas Parto Lalu tangan kanannya merabai tubuh Fey Chen. Disentuhnya perut gadis itu. Hmm, sungguh rata seperti
    tak berlemak sama sekali. Tangannya naik ke atas. Diraba-rabanya dada dan tangan Fey Chen. Cewek itu
    bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya. Pertanda ia suka dengan sentuhan-sentuhan Parto. Terutama saat
    tangan Parto melewati dadanya. Kini Parto semakin berani. Semakin sering diraba-rabanya payudara Fey
    Chen dengan lembut. Membuat Fey Chen semakin ganas menciumi Parto.
    Kini lidahnya dengan lincah menari-nari di dalam mulut Parto, saling beradu dengan lidah Parto. Dan
    ciuman bibirnya juga semakin ganas. Membuat Parto juga semakin aktif dalam melakukan aksinya meremas
    payudara Fey Chen. Sungguh ia tak menyangka, gadis dengan wajah sepolos ini bisa beraksi seganas itu.
    Kini gantian kedua tangan Fey Chen memegang leher Parto, seolah tak ingin ciuman itu terlepas.
    Tangan Parto menuruni sekujur tubuh Fey Chen. Diraba-rabanya paha mulus gadis itu yang sejak
    dilihatnya tadi telah membuatnya ngiler. Sementara ciuman Parto kini beralih turun ke leher gadis itu.
    Dikecupinya leher yang putih halus itu dengan bibir hitamnya sampai terdengar suara-suara kecupannya.
    Membuat Fey Chen mulai mendesah-desah perlahan. Apalagi pada saat yang sama tangan Parto telah merayap
    masuk ke dalam dasternya. Diraba-rabainya pangkal paha Fey Chen yang putih mulus dan lembut bagaikan
    sutera itu. Rupanya bagian ini juga termasuk bagian yang sensitif bagi Fey Chen.
    Terbukti tubuhnya semakin menegang-negang seiring dengan sentuhan-sentuhan jari-jari nakal Parto. Jari
    jemari Parto dengan lincah menari-nari di sekitar pangkal paha Fey Chen. Bahkan sesekali menyentuh-
    nyentuh bagian rahasia gadis itu. Parto semakin buas mengecupi leher kiri dan kanan Fey Chen. Sembari
    ia menciumi harum rambut panjang Fey Chen. Memang Parto sengaja menciumi leher gadis itu supaya
    lehernya yang putih jadi penuh dengan cupang-cupang merah yang membekas.
    Dan Fey Chen sendiri sepertinya tak peduli dengan itu, karena ia juga merasakan kenikmatan yang luar
    biasa. Ia melenguh-lenguh kecil sambil gerakan-gerakan tubuhnya yang mengejang menjadi semakin sering,
    membuatnya semakin erotis di mata Parto. Sementara tangannya di dalam daster putih itu kini semakin
    sering memegang-megang celana dalam cewek itu. Jarinya menekan-nekan daerah vaginanya dan telunjuknya
    ditempel-tempelkannya persis di liang vagina gadis itu.
    Setelah puas menggrepe-grepe Fey Chen saat mengenakan daster putih, kini tiba saatnya untuk
    menelanjangi gadis itu. Dibangunkannya gadis itu sampai terduduk di ranjang. Lalu satu persatu
    diturunkannya kedua pengait daster di bahunya ke bawah. Fey Chen nampak sexy sekali dengan kedua
    pundaknya yang kini terbuka. Lalu Parto menurunkan daster putih itu sampai ia berhasil mengeluarkan
    kaitan daster itu dari tangan Fey Chen.
    Semakin turun daster itu, semakin terlihat belahan payudaranya yang indah dan berisi. Kini kira-kira
    sepertiga payudaranya telah terbuka. Parto segera menurunkan dasternya ke bawah lagi supaya ia bisa
    segera membuka bra di balik daster itu. Ia sudah tak sabar lagi ingin melihat dada telanjang Fey Chen.
    Namun pada saat ia melakukan itu, alangkah kagetnya dirinya ternyata Fey Chen sama sekali tak memakai
    bra.
    Rupanya di daster itu ada mini bra yang melekat yang berfungsi melindungi supaya kedua putingnya tak
    kelihatan menonjol keluar. Parto langsung melongo menyaksikan pemandangan indah di depannya itu. Meski
    saat selagi berpakaian tak terlalu terlihat menonjol, namun begitu dilihat langsung secara telanjang
    begini, ternyata payudara Fey Chen cukup padat berisi juga. Keduanya nampak simetris. Putingnya
    berwarna merah. Nampak begitu segar dan muda. Kedua putingnya kecil namun nampak menonjol keluar.
    Fey Chen nampak tersipu malu dan menundukkan kepalanya saat Parto tak bergerak menatap lekat-lekat
    dadanya yang telanjang. Kedua tangan hitam Parto kembali beraksi di tubuh putih mulus yang setengah
    telanjang itu. Sasarannya mana lagi kalo bukan payudara Fey Chen. Ia segera meremas-remas sepasang
    gunung kembar yang indah menantang itu. Diusap-usapnya “lereng gunung” yang putih itu.
    Makin lama makin ke tengah. Sampai akhirnya mencapai “puncaknya”. Kedua telunjuknya bergerak
    melingkari kedua puting Fey Chen. Lalu ujung dua puting yang menonjol itu disentuh-sentuhnya dengan
    ujung telunjuknya, yang mana membuat geli Fey Chen. Tanpa dapat dicegah ia menggerak-gerakkan tubuhnya
    karena geli. Semakin gadis itu menggerakkan tubuhnya, semakin aktif jari telunjuk Parto menekan-nekan
    kedua putingnya yang membuat gerakan tubuh gadis itu semakin tak terkendali. Kini kedua jarinya
    kemudian juga menggerak-gerakkan kedua puting yang sejak tadi menggemaskan dirinya itu baik dari arah
    horizontal dan juga vertikal.
    Parto mendorong tubuh Fey Chen sehingga ia tertidur ke atas ranjang. Ia kembali menciumi leher Fey
    Chen sambil meneruskan meremas-remas payudaranya. Kemudian mulutnya yang agak tonggos itu turun ke
    bawah dan kini menciumi pundak putih gadis itu. Dan turun makin ke bawah lagi sampai akhirnya mendarat
    di lekukan di tengah gunung kembar gadis putih itu. Diselipkannya lidahnya di tengah-tengah dua gunung
    kembar gadis itu. Lalu digerak-gerakkannya naik turun sambil lidahnya menjilat-jilat “lereng gunung
    putih kembar” itu.
    Sementara Fey Chen jadi melenguh-lenguh dibuatnya sambil kedua tangannya memegang kepala Parto. Aksi
    spontan gadis itu membuat Parto jadi kian semangat. Lidahnya semakin aktif bergerak kesana kemari di
    payudara Fey Chen dan dilanjutkan dengan gerakan melingkari puncak gunung itu. Kemudian ia sengaja
    menyentuh-nyentuhkan lidahnya mengelilingi kedua puting segar kemerahan itu bergantian, mula-mula
    payudara kiri gadis itu dan lalu diulangi lagi aksinya itu di payudara kanannya.
    Sambil sesekali menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke ujung puting kemerahan yang tegak menonjol di
    atas dada membusung gadis putih berwajah oriental itu. Sementara gadis itu tanpa malu-malu lagi mulai
    mendesah-desah pertanda ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Parto sungguh puas sekali menyaksikan
    reaksi gadis itu. Apalagi mengingat saat pertama kali ketemu, cewek ini sama sekali tak menggubrisnya
    bahkan melihat pun tidak. Sungguh arogan sekali cewek ini. Namun kini ia puas bisa memberi pelajaran
    kepada cewek arogan ini! Sementara Fey Chen saat itu betul-betul dibuatnya terangsang. Karena memang
    payudaranya terutama putingnya adalah bagian yang amat sensitif.
    Kedua tangannya memegang erat-erat kepala Parto, seolah tak ingin cowok itu menghentikan aksinya.
    Saking terangsangnya sampai ia kini sudah tak peduli lagi bahwa Parto adalah kacung rendahan yang
    sungguh amat tak pentas melakukan itu terhadap gadis elit seperti dirinya. Sementara Parto masih belum
    puas memainkan “susu” Fey Chen ini. Kini lidahnya menjilat-jilat dan menggerak-gerakkan puting
    kemerahan itu ke kiri…ke kanan…ke atas…ke bawah…ditekannya dengan ujung lidahnya ke dalam…dan
    digigit-gigitnya dengan lembut dan ditarik-tariknya keatas dengan giginya yang tonggos.
    Setelah puas dengan yang kanan, Parto berpindah ke yang kiri. Kini mulut Parto sedang asyik mengulum
    payudara Fey Chen. Wajahnya yang berwarna sawo matang menempel di dada putih gadis cakep oriental itu,
    karena ia sedang asyik mengenyot-ngenyot puting payudara gadis itu. Terdengar suara kecupan-kecupan
    mulut Parto yang sedang asyik menikmati payudara ranum gadis belia itu.
    Dan Fey Chen menjadi bertambah liar terutama semenjak cowok berkulit coklat itu menciumi dadanya yang
    telanjang. Sementara cowok itu mengenyot-ngenyot payudaranya, kini ia malah mendekapkan kepala cowok
    itu ke dadanya sambil kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Seolah tak ingin cowok itu buru-buru
    menghentikan aksinya yang seharusnya tergolong perbuatan amat sangat kurang ajar dari seorang kacung
    terhadap putri majikannya. Namun apa mau dikata kalau ternyata putri majikannya kini malah membiarkan
    hal itu bahkan menikmati saat dirinya “digerogoti” oleh Parto.
    Setelah beberapa saat, dekapan Fey Chen mulai mengendur meskipun aksi Parto terhadap dirinya tak
    berkurang dahsyatnya. Dan kini kedua tangan Fey Chen mulai bergerak meraba-raba punggung Parto. Bahkan
    kedua tangannya dimasukkan ke dalam baju kaus Parto. Tangan yang putih mulus itu meraba-raba kulit
    sawo matang tubuh Parto. Dan juga mulai menarik kaus Parto keatas sehingga bagian atas tubuh Parto
    hampir seluruhnya terbuka. Parto sungguh tak menyangka kalau gadis kinyis-kinyis seperti Fey Chen bisa
    menjadi seliar ini di atas ranjang. Sungguh hatinya tersenyum gembira karena keliaran gadis itu
    diarahkan kepadanya.
    Kini Parto menghentikan kenyotannya untuk memberi kesempatan gadis itu beraksi. Dan Fey Chen terus
    melanjutkan aksinya. Dilepaskannya baju kaus Parto sehingga bisa dilihatnya dada bidang dan kekarnya.
    Kemudian ia merebahkan kepalanya ke dada bidang cowok berkulit sawo matang itu. Tercium oleh Parto bau
    harum gadis itu yang memancar dari tubuh dan rambutnya. Rambut panjang dan lebat Fey Chen menempel di
    tubuhnya. Parto mengelus-ngelus kepala dan rambut gadis itu. Dan payudara putih Fey Chen menempel ke
    tubuh Parto.

    Cerita Sex Mas Parto Nampak kontras perbedaan warna kulit keduanya. Namun mereka berdua nampak bagaikan sepasang kekasih
    yang sedang memadu cinta. Sejenak mereka berdua berdiam menikmati saat-saat tenang itu. Setelah itu
    Fey Chenlah yang memulai melakukan gerakan. Bibirnya yang indah itu kini mulai mengecupi dada kekar
    Parto. Sampai kemudian giliran ia mengecup dan menjilati puting dada Parto. Nampak Parto juga
    menikmati kecupan gadis feminin itu. Apalagi, seolah tak mau kalah dengan aksi gadis itu, kedua
    tangannya kini mulai merengkuh dan meraba-raba serta meremas-remas payudara putih Fey Chen yang sejak
    awal bertemu telah menjadi obsesinya.
    Fey Chen menghentikan aksinya dan ia menjauhkan dirinya dari Parto. Namun, hanya supaya ia bisa
    membuka kancing dan retsleting celana jins Parto! Dikeluarkannya celana jins belel itu dari tubuh
    Parto. Nampak tonjolan penisnya yang besar di balik celana dalam warna biru tua. Sementara bulu
    kemaluan dekat penis Parto nampak keluar di sekitar celana dalamnya. Rupanya Fey Chen tak terlalu
    canggung dengan hal itu dan rupanya ia cukup cekatan di ranjang karena selama ini ia telah sering
    melakukannya dengan Roger, cowoknya.
    Terbukti bahwa kini tangan putih mulus itu menarik celana dalam biru tua itu ke bawah sampai akhirnya
    diloloskannya dari tubuh Parto. Sehingga terlihatlah penis Parto yang hitam besar dan berurat.
    Kepalanya yang tak disunat nampak cukup besar. Sementara Parto yang telah ditelanjangi gadis itu
    sampai telanjang bulat tentu tak mau kalah. Ia pun juga menarik daster tidur putih Fey Chen turun ke
    bawah sampai terlepas dari kakinya. Nampak kedua paha yang putih mulus dan celana dalam warna putih.
    Ia tak tahan untuk tak meraba-raba paha putih di depan matanya itu. Sambil sesekali menyentuh-nyentuh
    bagian paling rahasianya. Disadarinya bahwa celana dalam gadis itu telah agak basah.
    Rupanya gadis itu sungguh terangsang hebat saat ia memain-mainkan payudaranya. Tanpa menunggu lama-
    lama segera diloloskannya celana dalam putih itu dari tubuh Fey Chen. Sehingga kini kedua orang yang
    berlainan jenis dan warna kulitnya berbeda kontras itu sama-sama telanjang bulat di atas ranjang putih
    itu. Nampak penis Parto berdiri dengan super tegak menyaksikan tubuh putih mulus Fey Chen yang polos
    tanpa selembar benang pun.
    Sementara vagina Fey Chen yang berbulu rapi itu nampak agak basah. Seolah hati mereka telah saling
    menyatu, pada saat bersamaan keduanya saling meraih “benda pusaka” milik lawan jenisnya. Tangan Parto
    didekapkan di vagina Fey Chen. Ibu jarinya meraba-raba bulu rapi kemaluannya, sementara keempat jari
    lainnya menggesek-gesek vaginanya, terutama jari tengahnya yang persis berada di liang vaginanya.
    “Ooooh, oohhhhh, oohhhhhh,” desah Fey Chen.
    Tangan Parto yang satunya segera meraba-raba tubuh putih halus Fey Chen terutama paha dan dadanya.
    Fey Chen menggeliat-geliat sambil terus mendesah-desah.
    “Ooohh, ohhhhh, ohhhhhh,” desahnya sambil tangannya asyik mengocok penis hitam Parto.
    Telunjuk dan ibu jarinya yang mungil meraba-raba kepala dan leher penis Parto, membuat cowok itu
    mengerang-ngerang karena nikmat. Apalagi menyadari bahwa yang melakukan itu adalah cewek yang super
    cakep dan sexy.
    Tentu Parto tak ingin “keluar” di tangan gadis itu. Untuk itu ia menjauhkan dirinya dari Fey Chen.
    Kini dibukanya kedua kaki Fey Chen lebar-lebar. Nampak liang vaginanya yang masih tertutup rapat. Lalu
    didekatkan kepalanya ke vagina cewek itu dan mulailah ia menjilat-jilat vagina yang kemerahan itu.
    Kedua jarinya membuka liang vagina Fey Chen sampai ditemukannya klitoris gadis itu. Lalu dijilatinya
    klitorisnya. Membuat Fey Chen jadi menggelinjang-gelinjang sambil berteriak mendesah-desah.
    “Aaahhhhh, AAAHHHHH, AAAAHHHHHHH.”
    Parto memang sengaja ingin supaya gadis itu “naik” hampir sampai ke puncaknya. Oleh karena itu ia
    meneruskan jilatannya, apalagi ia sendiri juga menikmati menjilati vagina gadis yang bersih ini. Ia
    ingin membuat gadis itu jadi “kuyup” sebelum akhirnya “dieksekusinya”. Vagina Fey Chen dibukanya
    semakin lebar. Lidahnya dimasukkan ke daerah G-spot gadis itu. Dan, gadis itu semakin liar gerakan
    tubuh dan desahannya.
    Sementara itu vaginanya kini betul-betul jadi basah kuyup. Kini ia mulai menjilati lendir cinta yang
    keluar dari vagina Fey Chen. Setelah beberapa saat membuat gadis itu betul-betul kuyup, kini tiba
    saatnya menikmati hidangan utama tubuh gadis itu. Ditatapnya liang vagina Fey Chen yang kelihatan
    jelas di tengah kedua kakinya yang mengangkang. Nampak vagina itu tertutup rapat kembali. Lalu
    didekatkannya penisnya ke depan liang vagina Fey Chen sambil tubuhnya menindih di atas tubuh Fey Chen
    yang tidur telentang di tengah-tengah ranjang.
    Setelah menarik napas, lalu…..eggh…dipaksanya masuk ujung kepala penisnya ke dalam vagina sempit Fey
    Chen. Meskipun terasa sempit sekali, namun pada akhirnya, bleessssh!… masuk juga penisnya ke dalam
    vagina gadis itu. Dan,” OOOhhhhh,” Fey Chen secara spontan berteriak saat benda tumpul itu masuk
    menembus ke dalam vaginanya. Kemudian Parto meneruskan mendorong tubuhnya sehingga penisnya amblas
    masuk seluruhnya ke dalam vagina Fey Chen. Lalu…dikocoknya penisnya di dalam tubuh Fey Chen.
    “AAAHH, AAHHHH, AAHHHHH….”
    Fey Chen mendesah-desah sambil tubuhnya bergerak-gerak maju mundur saat dirinya disetubuhi oleh Parto.
    Dua sejoli yang berbeda warna kulit itu nampak asyik menikmati saat itu. Parto semakin terangsang
    untuk terus mengocok penisnya di dalam tubuh Fey Chen, menyerap seluruh sari madu gadis itu. Sementara
    Fey Chen membiarkan dirinya “dibolongi” oleh Parto, cowok yang berbeda ras dan status sosialnya
    sungguh jauh di bawah dirinya. Inilah hubungan seks interracial ala Indonesia, yang terjadi atas dasar
    suka sama suka, mau sama mau, dan saling menikmati. Terbukti bahwa Fey Chen memejamkan matanya sambil
    terus mendesah-desah menikmati tusukan-tusukan penis Parto yang menembus vaginanya. Apalagi saat Parto
    melakukan itu sambil menindih tubuhnya dan mengecupi lehernya.
    Setelah puas mencicipi gadis kelas 3 SMA ini dalam posisi konvensional, Parto ingin merasakannya dalam
    posisi yang berbeda. Untuk itu ia mencabut penisnya dari vagina Fey Chen. Dilihatnya lipatan liang
    vagina Fey Chen yang agak terbuka dibanding sebelumnya. Namun yang membuatnya sungguh terkejut namun
    amat membanggakan hati adalah dilihatnya vagina gadis itu berdarah. Sampai darah itu membasahi seprei
    putih di sekitarnya.
    Artinya, gadis ini sebelumnya masih perawan! Dan ialah cowok pertama yang menikmati keperawanan gadis
    Chinese yang cakep dan kinyis-kinyis ini!!! Sungguh hal ini diluar dugaannya. Pantas tadi begitu
    seret. Rupanya selama ini Fey Chen telah sering melakukan petting dengan cowoknya. Namun hubungan
    mereka itu tak sampai sejauh seperti yang dilakukannya barusan. Perasaan bangga yang menggelora itu
    makin membuatnya bernafsu untuk mengobok-obok lebih banyak lagi.
    Kini ia tidur telantang di atas ranjang. Sementara Fey Chen yang baru saja diperawaninya itu diarahkan
    untuk duduk diatas tubuhnya. Tepatnya di atas penisnya yang mengacung ke atas. Rupanya gadis itu telah
    mengerti kemauan Parto. Segera ia mendekatkan vaginanya ke atas penis Parto. Dan dengan berat
    tubuhnya, bleeesss, tubuhnya turun ke bawah sampai bulu-bulu kemaluannya menempel di bulu kemaluan
    Parto. Lalu ia menggerakkan tubuhnya naik turun sambil tangan Parto mulai beraksi.
    Karena ia tak mau membiarkan payudara yang bergoyang-goyang naik turun itu “sia-sia”. Kedua tangannya
    meremas-remasnya sambil jari-jarinya memainkan kedua putingnya. Rupanya posisi ini sungguh efektif
    bagi cewek untuk bisa mengatur ritmenya supaya ia bisa orgasme. Hal ini terbukti karena Fey Chen
    menggerakkan tubuhnya dengan ritme kadang cepat kadang lambat. Dan tak lama setelah itu tubuhnya
    mengejang sambil ia mengerang di saat ia memainkan tubuhnya naik turun. Rupanya ia mencapai
    orgasmenya.
    Hati Parto sungguh puas saat menyaksikan ekspresi gadis cakep berwajah oriental itu saat orgasme
    karena ditembus penisnya yang perkasa! Setelah orgasme, napas Fey Chen agak terengah-engah dan ia
    menghentikan gerakan tubuhnya. Pertanda ia agak kecapean. Untuk itu Parto mengubah posisinya. Kali ini
    dibiarkannya gadis itu yang tiduran di ranjang. Fey Chen tidur dengan posisi miringdengan kepalanya
    ditaruh di atas tangannya (mirip seperti sebelumnya yang ada di foto). Cuma bedanya kini dirinya
    telanjang bulat. Meski ia sedang tiduran, namun bukan berarti Parto membiarkannya untuk beristirahat.
    Karena ia masih belum selesai, tentu ia ingin melanjutkan melampiaskan nafsu lelakinya itu terhadap
    gadis ini. Kali ini ia akan melakukannya dengan membelakanginya. Diangkatnya satu kaki Fey Chen.
    Sehingga kini mengangalah liang vagina cewek itu. Lalu dengan posisi tubuhnya yang juga miring di
    belakang Fey Chen, didekatkannya penisnya di antara kedua kaki Fey Chen. Dan dimasukkannya penisnya ke
    dalam vagina Fey Chen dan “dipompanya” dari belakang. Parto melakukan itu sambil menatap wajah cakep
    Fey Chen yang jadi mendesah-desah lagi.
    Tangannya ikutan main dengan meraba-raba sekujur tubuh bagian depan Fey Chen. Kali ini Fey Chen
    merasakan sensasi kenikmatan yang berbeda dibanding posisi sebelumnya. Ia merasakan vaginanya yang
    sempit diobok-obok oleh benda tumpul yang rasanya lebih besar dibanding sebelumnya. Hati Parto sungguh
    puas menyaksikan gadis Chinese ini lagi-lagi mendesah-desah karena desakan-desakan penisnya.
    Setelah puas menyetubuhi Fey Chen di posisi itu, kali ini Parto akan kembali mengganyang gadis itu
    dengan posisi doggy style. Kali ini Fey Chen disuruhnya menungging ke depan. Dan sengaja ia
    menyuruhnya menungging di depan kaca rias yang besar. Parto membelakangi Fey Chen, mengarahkan
    penisnya yang menegang ke liang vaginanya. Dan, bluuusshh, dimasukkannya penis hitamnya ke dalam tubuh
    putih mulus itu.
    Lalu, shleeb, shleeeb, shleeebb…dengan gagah disodok-sodoknya vagina gadis itu dari belakang. Saking
    kerasnya sampai-sampai seluruh tubuh Fey Chen ikut terdorong-dorong dan bergoyang-goyang dibuatnya.
    Terutama payudaranya yang menggantung jadi ikut terguncang-guncang pula. Parto menyaksikan bayangan
    mereka dari pantulan cermin.Kulit tubuh dirinya dan Fey Chen sungguh berbeda kontras sekali. Tubuhnya
    sendiri kesannya gelap dan dekil. Tubuh Fey Chen putih mulus.
    Namun kini tubuh keduanya menjadi satu. Penis Parto terus dengan perkasa memompa dan menggoyang Fey
    Chen. Parto bisa menyaksikannya dari cermin, tubuh Fey Chen termasuk payudaranya terguncang-guncang
    gara-gara perbuatannya itu. Kemudian Parto mencabut penisnya dari dalam tubuh Fey Chen. Dan kembali
    dibaringkannya gadis itu. Namun kini kedua kakinya ditekuknya sambil dibuka lebar. Lalu ia memajukan
    tubuhnya diantara kedua kaki gadis itu. Kembali ia mengarahkan penisnya ke depan vagina cewek itu.
    Dan, lagi-lagi dihajarnya vagina Fey Chen dengan dentaman penisnya yang bertubi-tubi. Sampai-sampai
    seluruh tubuh Fey Chen kembali terdorong-dorong. Parto semakin terangsang dan buas saat melihat
    payudara Fey Chen bergerak berputar-putar karena sodokan-sodokan penisnya yang mengocok habis vagina
    gadis itu. Cukup lama Parto menikmati vagina cewek itu dalam posisi itu.
    Sambil diselingi variasi dimana ia menciumi bibir dan leher cewek itu dengan penuh nafsu. Atau juga
    meremas-remas payudara yang bergoyang-goyang itu dan juga mengenyot-ngenyot dan menjilati payudaran
    gadis itu. Sampai akhirnya Fey Chen tak tahan lagi. Dan sampailah ia meracau tak karuan dengan suara-
    suara yang merintih-rintih pertanda ia sampai ke orgasme keduanya.
    Parto sengaja membiarkan Fey Chen menikmati orgasmenya itu. Sementara penisnya masih berada di dalam
    tubuh gadis itu. Setelah gadis itu mulai cooling down, ia mencabut penisnya yang masih menegang. Lalu
    ia mendekatkannya ke wajah cakep Fey Chen dan disuruhnya gadis itu mengemut penisnya. Dengan patuh Fey
    Chen menuruti permintaan cowok itu. Setelah terlebih dahulu ia mengikat rambut panjangnya yang kini
    agak awut-awutan, lalu penis hitam tegak dan berlendir itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.
    Dikulumnya penis itu lalu ia mengocoknya dengan mulutnya.
    “Bleep..bleep…bleep…..”

    Cerita Sex Mas Parto Ia begitu patuh mengulum dan memaju-mundurkan mulutnya. Sementara itu di dalam mulut, lidahnya juga
    ikut menari-nari di seluruh bagian leher dan kepala penis Parto. Kemudian Fey Chen mengeluarkan penis
    itu dari mulutnya. Kini ia mengemut-ngemut buah zakar Parto. Tersengar suara kecupan-kecupannya.
    “Cleep, cleep, cleeep….”
    Dan lidahnya menjilati batang penis Parto mulai dari dasarnya di buah zakar sampai ke ujung kepalanya.
    Lalu kembali lidahnya menari-nari di seluruh leher dan kepala penisnya. Sampai akhirnya Parto tak
    dapat menahan lagi, dan….
    crooootttt, crrrrrrrrrrrruttttttt, crruuuuooooottt, crooott, crooottt,…. akhirnya penis Parto akhirnya
    menyemburkan sperma dengan volume begitu banyak secara tak beraturan. Ada yang kencang dan jauh
    semprotannya, ada yang dekat, namun makin lama semprotannya semakin lemah dan sedikit. Sampai akhirnya
    penis Parto tidak mengeluarkan cairan sperma lagi. Namun semburan “lava” sperma tadi sebagian besar
    mendarat di wajah cakep Fey Chen. Sehingga kini wajahnya jadi belepotan. Di hidungnya menempel sperma
    kental yang menyembur dengan kuat saat pertama kali.
    Sementara itu di pipinya juga terdapat cipratan sperma disana-sini. Di bibirnya pun juga terdapat
    cairan kental warna putih keruh. Alisnya pun juga tak luput dari semburan liar tadi. Bahkan di
    rambutnya pun juga ada cairan putih kental yang mendarat kesana. Lalu Parto menyuruh gadis itu kembali
    mengemut penisnya yang masih sedikit menegang. Dengan lidahnya, dibersihkannya penis itu dari sisa-
    sisa lendir yang menempel. Setelah penisnya terkulai lemas, barulah ia mencabutnya dari dalam mulut
    Fey Chen.
    Penisnya menjadi licin bersih. Sungguh hatinya sangat puas sekali akhirnya ia berhasil menikmati tubuh
    gadis cakep itu bahkan mendapatkan keperawanannya. Sementara Fey Chen kini nampak begitu amburadul.
    Rambutnya yang tadi diikat telah dilepas oleh Parto saat gadis itu sedang mengulum penisnya. Rambutnya
    itu nampak awut-awutan dan sperma Parto “mendarat” di dua tempat di rambutnya.
    Wajah cakepnya yang kinyis-kinyis kini jadi basah belepotan karena semprotan sperma Parto tadi yang
    kini telah agak mencair. Dan cairan itu sebagian turun ke bawah bagaikan anak-anak sungai membasahi
    dagu, leher, dan payudaranya. Di leher dan dadanya, selain basah karena sperma disana sini, juga
    nampak bekas-bekas cupang merah disana sini akibat kecupan-kecupan buas Parto tadi.
    Sementara di vagina dan pangkal pahanya masih ada sisa-sisa darah yang telah mengering. Sesaat
    kemudian, Parto tidur telentang dengan tenaga yang telah terkuras. Meskipun secara fisik kecapean,
    namun hatinya puas sekali. Sementara tangannya mengelus-ngelus rambut panjang Fey Chen yang tertidur
    lemas diatas dadanya. Ia bisa merasakan gerakan napas gadis itu karena dadanya menempel di tubuhnya.
    “Aku mencintaimu sayang,” bisik Parto ke telinga Fey Chen.
    “Aku juga mencintaimu sayang,” bisik Fey Chen tak kalah mesra sambil menatap Parto.
    “Oleh karena itu aku rela menyerahkan segalanya kepadamu.”
    “Benarkah Mas sungguh-sungguh mencintaiku?” tanya Fey Chen.
    Parto menganggukkan kepalanya.
    Dan Fey Chen tersenyum sambil merebahkan kembali kepalanya ke dada Parto.
    Dan Parto kembali mengelus-ngelus rambutnya sambil senyum tersungging di bibirnya.
    Parto memakai pakaiannya kembali sambil memandangi Fey Chen yang masih tiduran di ranjang. Dengan hati
    puas ia menyaksikan tubuh mulus telanjang gadis cantik yang barusan dinikmatinya itu. Dan Fey Chen,
    kontras dengan sikapnya di hari-hari sebelumnya yang sama sekali tak memandang Parto, kini ia tak
    merasa risih dirinya yang masih telanjang bulat itu ditatap oleh Parto. Apalagi setelah apa yang
    barusan terjadi. Dan kini cara bicara dan cara pandang Parto tentu tak lagi menunjukkan rasa hormat
    seperti layaknya seorang pembantu pria terhadap nona majikannya.
    “Wah ga nyangka, ternyata kamu hebat juga ya di ranjang. Aku benar-benar puas telah “menikmatimu”
    sayang. Sekarang aku keluar dulu ya. Nanti kita “gituan” lagi. Hahahaha.”
    Pada saat ia melangkah, kakinya tersandung sesuatu. Ternyata handphone tadi. Diambilnya benda itu dan
    dilihatnya. Ternyata layarnya menyala, tanda ada telpon masuk. Dilemparnya benda itu ke ranjang dan
    mendarat dekat Fey Chen,
    ”Nih, punya kamu.” Fey Chen mengambil handphone itu, ternyata lagi-lagi Roger menelponnya lagi.
    “Halo.”
    Terdengar suara cowok dari ujung sana, rupanya speaker phone-nya kepencet.
    “Say, kok lu marah-marah mulu sih. Sampe gua telpon terus ga diangkat-angkat. Gua kaga tau apa salah
    gua ke elu. Tapi kalo elu marah sama gua, apa pun alasannya, gua minta maaf deh. Gue sayang banget
    sama elu. Tapi plisss, tolong jangan cuekin gua kayak gitu donk,” suara cowok itu terdengar memelas
    sekali.
    “Aaaahh, ngapain lu telpon gua lagi….kini semuanya sudah terlambat..” kata cewek itu lemah.
    “Loh, apa maksud elu Chen?….Halo….Haloo….Halo….????”
    Klik!
    Parto tersenyum puas mendengar semua itu. Kemudian ia keluar dari kamar itu, meninggalkan Fey Chen
    yang masih tiduran sambil termenung-menung.
    “Bagaimana? Wah, tampangmu senyum-senyum gitu dan baru muncul sekarang, kayaknya sukses besar yah!”
    bisik Mbok Minah.

    “Bener-bener gini nih,” kata Parto sambil mengangkat kedua jempolnya dan mengedipkan matanya,”
    Pokoknya top markotop dah! Luar biasa!”
    “Hah, jadi beneran kamu sudah berhasil meniduri Non Fey Chen?” serunya kagum dan gembira.
    Hebat juga adiknya yang cuma cowok pengangguran dari desa bisa mencicipi anak gadis majikannya.
    “Iya donk Mbak. Dan, waah, tubuhnya putih muluuuss. Susunya montok lagi. Pentilnya merah, Mbak.
    Bener-bener asik pokoknya. Aku kenyot-kenyot abis deh susunya tadi.”
    “Dan, puas banget rasanya waktu ngeliatin wajahnya yang kinyis-kinyis tadi sampe mendesah-desah ga
    karuan waktu diesek-esek. Hehehe.”
    “Tapi yang paling hebat nih, Mbak, ternyata dia itu masih perawan lho. Jadi akulah cowok pertama yang
    memerawani Peicen.”
    “Oh ya?”
    “Iya Mbak. Kalo ga percaya, nanti lihat aja sendiri seprei ranjangnya. Pasti tahu deh. Non Peicen itu
    memang cakep tapi sudah “bolong”. Sudah jadi barang bekas dia sekarang. Hahahahahahaaaaaa!”
    “Hush. Jangan keras-keras tertawanya,” katan Mbok Minah sambil menoleh ke kiri kanan.
    “Nanti terdengar orang lho. Dan namanya adalah Fey Chen, F-E-Y C-H-E-N, bukan “Peicen”. Gimana sih,
    sudah meniduri orangnya tapi masih nggak bisa manggil namanya dengan benar.”
    “Ah, terserahlah mau apa namanya. Itu ga penting. Yang penting bisa menikmati orangnya sambil
    mendapatkan duitnya. HEHEHEHEHEEE.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video Bokep jepang Uika Hoshikawa squirt ranjang sampai basah becek

    Video Bokep jepang Uika Hoshikawa squirt ranjang sampai basah becek


    2476 views

  • Foto Bugil Remaja cantik Kaleesy melepas gaun hitam ketat

    Foto Bugil Remaja cantik Kaleesy melepas gaun hitam ketat


    2147 views

    Duniabola99.com – foto ceweek cantik pirang pakai pakaian rokmini yang bolong bolong menampakkan memeknya yang tidak berbulu sambil selfie dan berpose hot.

  • Kisah Memek Citra Sodara-Ku Yang Manis

    Kisah Memek Citra Sodara-Ku Yang Manis


    2477 views

    Duniabola99.com – Jadi begini, (begitu juga boleh). hari minggu ada acara keluarga didaerah bo*or. nah, waktu itu ane ngeliat Citra ponakan dari tante ane. waktu pertama ane ngeliat dia, ane udah jatuh hati sama doi, terus ane kenalan sama doi.
    kalo diliat dari badannya .. jadi, dadanya sekitar B Cup, untuk remaja seperti Doi luar binasa gan. kulitnya putih, langsing. terus ada tatto disekitar lehernya.
    kamu kuliah di universitas mana ?? (ane mulai percakapan)
    Citra: aku kuliah di universitas yang gk jauh dari rumah ane.
    nah… akal bulus ane pun jalan, ane mintain nomer hpnya doi. nah, malam pun datang, Doi ngajakin ane jalan² kedaerah yang gk bisa ane sebutin namanya.
    daerah itu pas banget deh, tempat yang cocok buat remaja pacaran. nah, ane nanya sama doi. “kamu udah punya pacar belum ??” , terus doi bilang kalo doi masih jomblo. behhh… kesempatan nggak bakal 2 kali. langsung aja ane tanya kenapa doi belum punya pacar !.


    terus Doi bilang, “nggak ada yang naksir sama aku”
    ane nggak percaya tuh doi bilang begitu.
    terus ane pancing, “kok dileher kamu ada tatto sih ?”
    terus doi bilang ini cuman tatto yang nggak permanen,

    nahh… menit pun berjalan seiiring waktu berputar.
    waktu tepat pukul 21:00. ane bilang ke Doi, “udah malem nih, kita pulang yuk”, niatnya sih ane pengen lama² sama DOI. tapi keburu ane bilang begitu dan DOI pun setuju, ya udah deh, ane sama DOI cabut sambil melihat indahnya kota BO*OR, ane bawa motor kesayangan ane yang sering diikut sertakan balap liar di kota.

    waktu diperjalanan pulang, DOI meluk badan ane. udah mana tangannya tepat dibawah si otong lagi, udah mana didaerah BO*OR cuacanya dingin.

  • Kisah Memek Aku ngentotin adik ku sendiri

    Kisah Memek Aku ngentotin adik ku sendiri


    3802 views

    Duniabola99.com – Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap.


    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

    Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

    Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.


    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.


    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.
    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…
    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.
    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…
    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.


    Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.


    “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakm John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..
    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..
    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.

    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.


    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….
    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…

    Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.


    Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Yui Misaki dientot threesome di pantat dan memeknya yang berbulu lebat hingga becek

    Yui Misaki dientot threesome di pantat dan memeknya yang berbulu lebat hingga becek


    2022 views

  • Aku memuaskan Tante Dewi

    Aku memuaskan Tante Dewi


    3150 views


    Saya adalah seorang pegawai swasta yang bergerak dalam bidang komputer. Beberapa minggu yang lalu saya ditelpon melalui HP untuk memperbaiki komputer pada salah satu pelanggan yang belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 25 tahunan karena suaranya sangat manja dan dewasa.

    Pada waktu yang ditentukan saya datangi, rumahnya tak terlalu luas tapi cukup apik penataan taman, saya pencet bel, yang keluar seorang wanita setengah tua dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat buyar konsentrasi. Setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu saya dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer tersebut berada. Beberapa waktu berselang selesai pekerjaan saya, sebelum pamit saya menyuruh mencoba komputer tersebut apa sudah baik atau masih ada yang tertinggal.

    Berawal dari coba mencoba akhirnya saya jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita setengah baya, yang mengaku bernama Dewi (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya pikir hal ini persoalan klise belaka, tetapi dampaknya sangat berarti bagi kehidupan berumah tangga.

    Tak terasa waktu berjalan terus seiring dengan konsultasi Dewi terhadap saya tentang persoalan rumah tangganya, katanya saya dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang saya akui suatu kelebihan saya bila menghadapi wanita yang sedang dirundung musibah, tapi bukan sebagai kedok untuk berbuat yang tidak-tidak.

    Setelah selesai saya pamit dan memberikan No. HP saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan saya hubungi saya.
    Beberapa hari kemudian saya ditelpon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut saya sebagai tempat yang sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran namanya (ada aja).
    “Mas, saya sangat berterima kasih atas konsultasinya waktu lalu”, ujar Dewi dengan mata yang sendu dan bibir tergetar halus.
    “Saya hanya orang biasa yang hanya dapat berbicara untuk mencari jalan keluar”, jawab saya sebisanya karena dengan tatapan matanya saya dapat merasakan getaran birahi yang sangat besar.
    “Saya ingin Mas temani saya untuk berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya”
    Wah mati aku, akhirnya saya bimbing kedalam tempat yang nyaman dan privacy. Bagaikan seorang kekasih saya berkasi-kasihan diatas sebuah ranjang empuk dan berudara nyaman.

    Saya lumat bibirnya dengan penuh perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami ber ciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Dewi melenguh.
    “Mas terus Mas jangan kecewakan saya” sebentar-bentar tangannya bergreliya ke dada dan selangkangan saya, tak tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah menuju pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya wah wangi farfumnya menyentuh birahi saya. Tangannya merengkuh alat pitas saya yang sudah tegang, Dewi kaget, mass kok besar sekali, saya bisikan, jangan takut pasti muat. Memang Dewi belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya suaminya tak terlalu besar.

    Saya jilat permukaan vaginanya, Dewi bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir saya, saya terperanjat, kenapa?
    “Mass saya belum pernah seperti itu, maaf yah”, saya hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan seluruh paha.
    Beberapa waktu berselang tangannya mendekap kepala saya dengan sangat kencang seolah-olah tak mau dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Dewi sudah klimaks tapi dalam dalam benak saya ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah saya baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya konpensional saya mulai melaksanakan tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan punya saya disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles kepalanya, Dewi menjerit kecil.
    “Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlalu besar”.

    Memang saya sadar dan tak langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah vaginanya teradaptasi Dewi berubah dengan gaya yang agresip ditekan pantatnya ke atas hingga punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang atraktif, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Dewi di atas dengan demikian Dewi lebih leluasa untuk mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan. Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Dewi bergerak naik turun sambil berdesis-desis hingga saya bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas. Beberapa saat kemudian Dewi mengejan dan menegang sambil menggigit dada saya, setelah itu saya tak mau kehilangan momen saya lakukan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu yang tak mau saya paksakan yaitu mengoral punya saya, karna saya tau Dewi nanti stress, saya pikir bila nanti pada satnya tiba mungkin bukan batangnya yang dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya.
    “Dewwii saya mau sampai nihh. saya keluarin dimanaa?”
    “Mas di luar saja dulu yah”.

    Dengan secepat kilat saya tarik kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa saya sadari dikulumnya kemaluan saya, hingga saya terperajat dan tak yakin, yah mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada hanya nafsu dan nafsu.

    Tanpa istirahat kemaluan saya bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Dewi terasa sempit dan rongga mulutnyapun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan saya bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas. Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat hampir klimaks saya dibuatnya, tapi sebelum itu saya lepaskan untuk mengurangi ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga Dewi merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari sangkutannya. semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Dewi, saya rasakan aliran cairan hanggat membasahi jari saya dan tak mau ketinggalan moment yang indah ini saya balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan saya tekan dengan kemaluan saya dari arah belakang, Dewi meringis.
    “Mas pelan-pelan, ngilu”

    Saya atur irama sehingga lama kelamaan menjadi asyik dan Dewipun melakukan gerakan yang membuatnya bertambah assyik dan masyukk. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Dewi. Dan lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka atau penyakit wasir, nafsu saya melihatnya tapi hasrat itu saya pendam, mungkin (dalam benak saya) lain waktu Dewi meminta untuk di setubuhi anusnya karena memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Dewi, dengan sedikit mesra tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.
    “Mas, coba dong masukin dari belakang, Dewi ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah”.

    Antara sadar dan tak sadar saya anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya sangat lelah saya istirahat sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek saya kembali kekamar, ternyata Dewi masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang surga, terletak hanya kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Saya berfikir mana yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa basa-basi saya mainkan jari saya dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar permukaan anusnya, Dewi terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, saya tidak merasa jijik karena memang anus Dewi bersih dan terawat.

    Dengan hati-hati saya masukkan kejantanan saya kedalam anusnya, susah sekali masukinnya karena memang punya saya besar dibagian kepalanya sedang Dewi anusnya masih sangat rapat, saya nggak abis akan saya ludahin agar licin, lama-lama kepala kemaluan saya masuk kedalam anusnya, Dewi menjerit kecil, saya tahan beberapa saat kemudia dengan rileks saya tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus-enerus sehingga Dewi merasakan sensasi yang luar biasa.
    “Mas kok enak sih, lain gitu dengan melalui vagina”.
    Saya pun waktu itu baru merasakan lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir saya tidak kontrol untuk cepat-cepat keluar, dengan tarik nafas secara perlahan saya bisa kendalikan emosi saya sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang, Dewi meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi yang sangat dahsyat.

    Kemaluan saya semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu kepada Dewi saya semprotkan mani saya kedalam liang anusnya, Dewi kaget dan mengejan sehingga kemaluan saya seakan-akan disedot oleh jetpump kekuatan besar. saya tergeletak diatas punggungnya sambil memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikir kerutan, karena memabg umur tidak bisa dikelabui, saya dan Dewi tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak tiga ronde dipihak saya.

    Saya lihat tatapan matanya mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula saya sehingga membuat motivasi saya untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya. Saya memang lebih menyukai wanita setengah baya dari pada ABG, karena wanita setengah baya mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra.

    Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan saya dengannya, saya dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu saya diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda terima seperti biasanya bila terjadi transaksi. Sebenarnya saya tak tega mengambil cek tersebut, karena apa yang saya lakukan dengannya adalah sama-sama iklas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik masyuk, tapi saya pikir uang buat Dewi nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu saya juga sedang memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan saya yang secara kebetulan pada waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin.

    Setelah peristiwa itu saya masih terus dihubungi bila Dewi perlu, dan pernah saya dikenalkan dengan rekan-rekan yang senasib dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas saya akan rahasiakan sampai akhir hayat.

    *****

    Oke saya pikir cerita ini bukanlah membuka rahasia tapi hanya membagi pengalaman dalam dunia maya, dan lagi nama dan tempat adalah fiktif belaka, bila ada rekan-rekan yang berminat konsultasi dengan saya saya siapkan waktu, hubungi saya, selanjutnya terserah anda. Dan motto saya, kerahasiaan adalah segalanya buat hidup saya.

  • Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi berambut pirang Crystal Greenvelle menyukai seksnya dengan cepat dan keras

    Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi berambut pirang Crystal Greenvelle menyukai seksnya dengan cepat dan keras


    2005 views

    Duniabola99.com – foto cewek mahasiswi yang memiliki toket gede dan memeknya yang berwana pink dientot om-om yang berkontol besar dan gemuk yang menjebol degan keras kememeknya diatas sofa dan menembakkan sperma yang banyak kemukanya.

  • Video Bokep Eropa ngentot dengan ibu dan kakak tiruku saat tercyduk sedang beronani

    Video Bokep Eropa ngentot dengan ibu dan kakak tiruku saat tercyduk sedang beronani


    2360 views

  • Foto Bugil cewek latin memek dicukur rapi

    Foto Bugil cewek latin memek dicukur rapi


    2439 views

    Duniabola99.com – gadis sexy latin bugil dan mememaerkan memeknya yang dicukur rapi dan beratato di atas kursi.

  • Kisah Memek Cili Api

    Kisah Memek Cili Api


    2485 views

    Duniabola99.com – Mula-mula sekali aku nak bagi tau disini,aku ni bukan laki yang baik, aku berkenan kat budak pompuan ni. namanya ani, dia punya badan….aci kerat jari…ribu pun boleh bayakk… masa tu aku baru 2-3 tahun kawin…dulu budak ni kerja ofis bawah… aku selalu curi pandang badan dia…36-24-36 beb..kelas gitu… tapi.. ditakdirkan… dia dapat masuk kerja kat ofes aku…aku kata dalam hati aku..bagi aku sebulan,aku mesti dapat dia…aku apa kurang…muka taklah lawa,tapi pakai kereta sport beb!!!..masuk hari ke 5 dia kerja, aku yang tak pernah tegur dia, lalu beranikan diri mengajak dia ikut aku ke KL…ada kerja kata aku…dia ok… Agen Judi Togel

    Di KL aku tidoq di Shangrila…first time…aku relaks..dari perilaku dia…kalau aku mau..dapat malam tu..tapi..orang lama…nak pi mana….lepas balik KL, minggu depan tu aku ajak dia ke Hatyai..dia kata lama tak ke sana…orait latu…lepas cek-in aku terus mandi..bila habis dia mandi pulak..hangat dia kata…keluar saja,dia pakai tuala duduk depan cermin dok kibas rambut,kote aku apa lagi…tak besaq sangat…dalam 6″ saja..tapi maknya yang selalu dok rasa kote aku kata..waa..macam itu cili api..manyak panas wooo…sambung…aku beranikan diri aku peluk dia dari belakang..dia releks saja…terus aku jilat leher dia..dia terus pusing dan cium aku…(dia tengah frust dengan balak dia masa tu)…aku terus tarik tuala aku dan dia…aku angkat dia atas katil…aku jilat habih..dari atas sampai kekaki.. mengeliat.. siap terangkat punggung dia…aku tala kote aku kat mulut dia…baru nak belajaq..kena gigi..biasalah tu…apom dia ni jenis tembam dan licinnnn.. aku cukup suka yang licin..ada bulu..tak cute..

    Aku ingat aku kat bawah tu… dekat-dekat 1/2 jam kot..sambil tangan aku meramas tetek dia…puting pun baru kecik…lepas tu…aku sorong kote aku tala kat apom dia…masuk saja kepala…dia kata…masih virgin..aku kata…tak pa tak masuk habih…aku sorong pelan-pelan..mana nak tahan beb…kalau aku tahan mangkok..mau 1/2 mangkok air dia..aku terus benam semua…terangkat kepaka dia..menjerit syok pun ada..sakit pun ada kot..kaki dia mengeletag tahan,aku bab position ni..kira ok… dekat 1/2 jam aku nak keluag dah aku tala dalam mulut dia…dia hisap sampai nak tekendon aku…malam tu aku balaih dia 4 round…esok balik..dia kata kat aku.. yang dia dah lama minat kat aku,dia tau aku dah kawin.. jgn takut dia kata….dia tak kacau aku…

    Aku ada `port’ aku sendiri…aku sewa rumah dekat rumah cina..privecy sikit…habih kerja saja…kami pi sana ..hari-hari..dah lama..dia ni pandai lebih dari aku..untuk pengetahuan hangpa dia ni kuat seks..laki boleh lari malam…dia kalu hisap..macam tak mau lepaih..dia cukup suka buah tungging…feveret aku tu…aku nanti hentam sampai berbunyi…bab dia duduk atas..lagi sempoi..sambil dia dok ayak..dia nanti ramas teloq aku…lepas keluag…dia nanti pi basuh..releks..10-15 minit dia nanti hisap lagi kote aku…balaih lagi…dia yang best semenjak aku main dengan dia…tak pernah setitik pun aku buang keluag…semua dalam mulut dia…kalau dalam ofes..dia duduk belakang sekali aku nanti pi duduk sebelah dia..orang didepan tak perasan punya..tangan aku nanti seluk dari bawah kain terus ke apom dia…sat saja mesti basah..aku tarik tangan aku..aku jilat..dia kata..`u sayang kat I sungguh’ aku bagi signal..kami masuk toilet..sambil tungging aku balaih dia…dalam ofes meja mana yang kami tak guna,habis bangku semua staff kami duduk atau dia tungging masa kami `cunggit’…lepas ofes hours tu…nak jadi cerita dalam ofes tu ada satu maknya yang belum dia aku dok angkat nama dia anna…orang sabah…doa seks tak gila sangat …tapi…dia suka kalu aku lepas mani aku kat dalam punggung dia…manyak panas dia kata..


    Satu hari tu..tengah aku dok main dengan ani ni..dia mai di `port’ aku..terkejut aku..dia ada kunci juga…dia lama tak dapat…maknya ni kalau lama tak dapat..dia pandai pujuk dan cari aku…akupun slowtalk kat depa dua-dua…`u dua-dua kawan ..apa macam kalau kita main sama..gila lu…anna kata..lepas aku ayat dia..lama jugak..dia ok…ani pulak segan…pompuan..aku bagi gia stim…telanjang dua-dua…tengah aku dok taji belakang anna..ani kata nak try..sakit dak??..aku kata KY ada,aku try kat dia mengerang habis…masa nak keluag mani aku…ani nganga mulut dia…anna tanya kat dia…best ka?…lepas 1/2 jam..depa pulak rogol aku.. terbalik… dah tak segan dah depa …aku main macam tu dengan depa… ada kot..4 kali…di ofes depa makin ngam…aku selamat…tapi aku nak kata disini…aku kalau tak kahwin lagi…mau aku ambik ani jadi bini aku…kalau suruh apa-pun dia buat… tak bantah punya…aku pernah sound kat dia..jadi no.2..dia kata kat aku.. kesian kat kakak…lani dia dah kahwin dah,anak 1.. naik merz lagi..maknya tu baru kawin.. baby 5 bulan dalam perut…dua-dua masih kontek aku…kawan..salah ka?talipon saja beb…aku nak tambah sikit..masa ani kawin aku pi ….dia tengok aku…meleleh ayak mata dia..dia bisik kat aku…`sampai mati..dia ingat kat aku’…lani..kalau dia tak puas dengan laki dia…dia bayang muka aku…tangan dia gedik-gedik kat apom…mesti keluag..dia kata…laki dia…5-10 minit saja…aku..sampai mengeletag lulut dia kata…cerita ni…betoi..satupun aku tak tambah…dia akan jadi kenangan sampai aku mati….lani aku releks…jaga family aku…bini aku tu…org.utara kata…`raja manusia’..untuk ani…nombor handset aku tak tukag punya…



  • Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya

    Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya


    3807 views

    Duniabola99.com – Pria Nakal Sumatera Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

    Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.

    Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.


    Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.

    Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.

    Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.

    Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.


    Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.

    Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.

    Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.

    Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.


    Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk.

    “Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar.
    “Tante sedang di mana..?” tanyaku.
    “Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan.
    “Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon.
    Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara.
    “Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika.
    “Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!”
    “Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika.

    “Tante capek habis ngapain..?” tanyaku.
    “E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup.
    “Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani.
    “Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?”
    “Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?”
    “T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan.
    “Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku.
    “D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung.
    “Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang.
    “B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah.

    Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy.
    “Malem Tante,” sapaku ramah.
    “Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon.
    “Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan.
    Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat.
    “Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk.
    “Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku.
    “Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba.

    “Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..”
    “Tergantung apa..?
    “tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?”
    “Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong.
    “Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil.
    “Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil.
    “Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika.
    “Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku.


    “Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!”
    “Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal.
    “Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius.
    “Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam.
    “Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah.
    “Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya.
    “Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

    Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin.
    “Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok..” kataku memuji kecantikannya.
    “Emang Tante masih cantik..?” tanyanya.
    “Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi,” jawabku.
    “Benarkah kamu mengagumi Tante..?”
    “Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak.” kataku merayunya.
    “Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku.

    Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. “Waawww.. besar sekali punya kamu Don?” serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusnya dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. “Mm.. kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu..” belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, “Crupp..” sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Aahh.. Donny, oohh.. sedoot teruus aahh..” tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

    “Buka bajumu dulu, Don..” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. “Uhh..” nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

    “Hmm.. oohh.. Tante.. aahh..” kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.


    “Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh..” Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..” Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. “Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon.. oohh..” Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

    “Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon..” teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. “Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja,” ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

    “Tante Tika.. ayoo cepat,” teriakku tak sabar.
    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang.
    “Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon.. oohhmm..” ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya.
    “Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh.. ahh..” geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

    “Waaouwww.. punya kamu ini lho, Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi,” tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. “Sleepp..” agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. “Hmm.. oohh..” Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. “Plak.. plak.. plak.. plak..” aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi.

    “Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm.. Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus..” katanya menggelinjang hebat.
    “Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali oohh..”
    “Kamu senang sekali susu tante yah? oohh.. sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali peler kamu.. oohh, Doony.. aahh..” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang.
    “Doon..?” dengusannya turun naik.

    “Kenapa.. Tante..”
    “Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww.. uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh..” gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh.
    “Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante, oohh..” Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh..” liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.

    Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. “Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang.. mmhh, pintar kamu Sayang..” Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk.

    Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. “Ooohh enaak Tante.. ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm, enaak sekali.. oohh..” kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. “Remas yang mesra dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang,” Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. “Maksud Tante supaya saya bisa.. srup.. srup..” mulutku menerkam puting susunya. “Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang oohh..” Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, “Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii,” erangnya.

    Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. “Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh.. tambah cepat lagi.. uuhh..” desah Tante Tika tak beraturan. “Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh.. nikmat Tante Tika..” Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. “Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi ooh..” rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak-kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar.


    “Aahh Tante.. uuhh.. nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika, oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh..” ceracauku tak beraturan. “Tante juga Doon.. ohh.. Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan sayaang, ooh..” Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, “Croot.. crott.. croott.. croott..” entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat.

    Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhanku dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.

    Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang.
    “Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante..” kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika.
    “Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja..” katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja.

    Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu.

    Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama-sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya.


    Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan-jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.

    Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. “Ccroot.. croot.. croot..” cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas.

    Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. “Ohh.. my God..” saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu.

    Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin.


    Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, “Haii.. apa-apaan kamu Doonny!” bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha.
    “Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan..” Dia terus berontak.
    “Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante,” aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan.
    “Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah..” dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku.
    “Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi.. Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan memuaskan Tante.. nikmati saja,” aku terus mencumbunya.
    “Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh..” dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan.
    “Doonn, puaskan dahaga Tante..” katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry.
    “Hmm kamu hebaat.. sayaang,” tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya.

    Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga..
    “Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaak tahaan.. Ohh..” rintihnya.
    Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-pelan kumasukkan. “Uhh.. ss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar,” jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. “Aouuwww..” Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. “Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong aku,” katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat.

    Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya.
    “Ohh.. ennaak Tantee..” aku semakin terangsang.
    “Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih keras sayang.” desis Tante Merry.
    “Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh..” Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan.
    “Doon, Ohh.. genjoot teruuss..” dia setengah menjerit, “Don, masukin yang dalam, yachh..”
    “Enaak Tante, mmhh..” aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya.
    “Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh..” dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. “Seerr..” terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme.
    “Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar,” aku masih sempat bertanya.
    “Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,” pintanya.

    Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, “Crroott.. crroott.. croott..” cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya.
    “Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku,” kata Tante Merry.
    “Tante, boleh nggak kapan-kapan saya minta lagi sama Tante, tapi sekarang Shinta mau datang dari les, kita sudahi dulu yaa..” tanyaku.
    “Aku yang harusnya meminta, masak cuma Kak Tika yang kamu puasi, sedangkan aku nggaak, tadi aku ngiri deh sama kakakku bisa ngedapatin kepuasan dari pemuda gagah seperti kamu,” jawabnya.
    “Baiklah, nanti kita bertiga akan rundingkan, saya yakin dia akan mengerti kok, dan bisa memberi kesempatan sama adiknya sendiri, yang penting kita bisa menjaga rahasia ini, ya nggak..” tanyaku.
    “Benar Sayang, terserah kamu asal kamu mau ngasih aku jatah.. aku sudah puas, kok..” jawabnya.


    Kemudian kami sudah mengenakan pakaian kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi. Kulihat ke kamar Tante Tika, dia masih tertidur, lalu kubangunkan.
    “Tante banguun, cepatlah berpakaian.. nanti Shinta curiga kalo Tante masih telanjang begini,” kemudian Tante Tika gelagapan sendiri terus bangun.
    “Hahh, hampir jam lima.. Ya ampuun, Tante tertidur yaa, kamu tadi ke mana kok ninggalin Tante?” tanya Tante Tika.
    “Sudahlah, Tante berpakaian dulu nanti saya ceritakan, sekarang saya tunggu di ruang tamu,” kataku sambil ngeloyor ke ruang tamu. Di sana Tante Merry sudah menungguku, dia masih menyisir rambutnya yang masih basah. Tak lama kemudian Tante Tika muncul ke ruang tamu.
    “Ehh kamuu Mer, sudah lama datangnya,” tanya Tante Tika sambil duduk di hadapanku.
    “Wah sudah hampir 2 jam yang lalu, Mbak sih di kamar terus jadi nggak tahu kalau saya sudah datang, mana pintu depan nggak dikunci lagi, gimana tadi kalau ada Shinta yang datang trus nyari Mamahnya, dan melihat Mamahnya kayak tadi, wah bisa terjadi perang dunia ketiga,” katanya santai.
    Tante Tika wajahnya kelihatan pucat, “Jadii, Kamu sudaah..”
    “Santai saja Mbaak, saya bisa ngerti kok, rahasia aman,” kata Tante Merry.
    “Iya Tante, kita sudah kompakan kok,” sahutku, “Tapi misalkan Tante Tika berbagi denga Tante Merry gimana?”
    “Gini lhoo Mbak, masak cuma Mbak yang dipuaskan, saya kan juga kesepian, boleh dong kita berbagi kejantanan Donny. Saya akui dia hebat Mbak, bisa memuaskan saya,” katanya sambil mengerlingkan matanya ke arahku.
    “Ohh.. jadi kalian juga sudah..” tanya Tante Tika.
    “Benar Tante, sekarang kami sudah terus terang, sekarang tergantung Tante, boleh nggak saya juga main dengan Tante Merry, kasihan kan suaminya jarang pulang dia juga butuh kepuasan seperti Tante.”
    “Yahh mau gimana lagi.. aku bisa ngerti kok sama Adikku, asal si Donny bisa bersikap adil aku nggak keberatan.”

    Itulah kisahku dengan Ibu pacarku dan Tantenya, hubunganku dengan Shinta terus berlanjut dan perselingkuhanku dengan Mama dan Tantenya juga nggak berhenti, hingga 1 tahun kemudian Tante Merry melahirkan anaknya. Saat aku dan Shinta membesuknya di persalinan, kulihat Om Nanto sedang ngobrol dengan Tante Tika. “Mari silakan masuk..” Om Nanto kelihatan gembira menyambut kelahiran anaknya. Kulihat Tante Merry tersenyum pada kami, saat Shinta menghampiri box bayi yang jaraknya tidak begitu jauh dari ranjang ibunya. Tante Merry memanggilku dengan isyarat tangan. Dengan setengah berbisik dia berkata, “Lihat anakmu sangat tampan dan gagah Sayang, seperti kamu,” katanya kepadaku. Aku tersenyum penuh arti.

  • Foto Ngentot Noelle Easton memberikan blowjob sebelum bercinta

    Foto Ngentot Noelle Easton memberikan blowjob sebelum bercinta


    2162 views

    Duniabola99.com – foto cewek sexy dientot kontol gede diatas ranjang yang empuk sampai memeknya kebanjiran.