Author: dbgoog99

  • young guy loves to fuck mature pussy

    young guy loves to fuck mature pussy


    2321 views

  • Cerita Sex Desahan Seorang Guru

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru


    3448 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Desahan Seorang Guru ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexDisekolahku ada wanita yang cantik dengan tubuh indahnya dia berprofesi sebgai guru sejarah di SMA
    namanya Ibu Yeni umurnya mash muda 28 tahun dan dia bercerai dengan suaminya kalau di diskripsikan
    wajahnya seperti Yeyen Presenter Bola, dengan tinggi 170 cm buah dada kiranya berukuran 36 B, semua
    murid bahkan guru laki pun jika melihat dia berjalan rasanya ingin menggodanya.

    Suatu hari Yeni terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si
    Adi harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Adi juga terkenal karena kekekaran
    tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga
    kebugaran tubuhnya.

    Bagi Yeni, kedatangan Adi ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan
    anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.

    “Sudah selesai Adi?”,

    Yeni masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Adi selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal
    yang diberikannya.

    “Hampir bu”

    “Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..”

    “Iya..”

    “Bu Yeni, Saya sudah selesai”, Adi masuk ke ruang tengah sambil membawa pekerjaannya.

    “Ibu dimana?”

    “Ada di kamar.., Adi sebentar ya”, Yeni berusaha membetulkan t-shirtnya. agen poker terpercaya

    Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk
    payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Adi nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Yeni membiarkan rambut
    panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.

    “Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”

    Muka Adi merah karena malu, karena Yeni tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.

    “Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?”

    “Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..”

    “oo…, begitu to?”

    “Adi kamu mau menolong saya?”, Yeni merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.

    “Apa Ibu?”, tubuh Adi bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Yeni yang
    satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.

    “Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.

    “Tapi tapi…, Saya”.

    “Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Adi langsung saja merah mendengar perkataan Yeni

    “Iya”

    “Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Yeni kemudian duduk di pangkuan Adi. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Yeni yang agresif
    karena haus akan kehangatan dan Adi yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya.

    Ia bisa merasakan puting susu Yeni yang mengeras. Lidah Yeni menjelajahi mulut Adi, mencari lidahnya
    untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.

    Setelah puas, Yeni kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya
    berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka
    yang juga muridnya ini.

    “Lepaskan pakaiannmu Adi”, Yeni berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya
    tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.

    “Ahh cepat Adi”, Yeni mendesah tidak sabar.

    Adi kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya
    tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.

    “Adi…, letakkan tanganmu di dada Ibu”, agen poker online

    Dengan gemetar Adi meletakkan tangannya di dada Yeni yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing
    untuk meremas-remas payudara Yeni yang montok itu.

    “Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..”
    Dengan semangat Adi melakukan apa yang gurunya katakan.

    “Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.

    Yeni tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk,

    “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.

    Tubuh Yeni menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia
    pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.

    “Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”,

    Tangan Yeni mendekap erat kepala Adi ke payudaranya.

    Adi semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi
    yang nyaring. Hisapan Adi makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya
    tersebut.

    “mm…, nakal kamu”, Yeni tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.

    “Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Adi menurut saja.

    Duduk diantara kaki Yeni yang membuka lebar. Yeni kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di
    belakangnya.

    “Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Adi memasuki vaginanya.

    “Hangat Bu..

    “Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?”

    “Iya..”

    “Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”
    Pelan-pelan jari Adi mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.

    “Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”,

    Yeni mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Adi.”Kalo diginiin nikmat ya
    Bu?”, Adi tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.

    “Oohh…, Adio…, mm”,

    tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-
    rintih keenakan.

    Tangan Adi semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi.
    Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.
    “Ooaahh…, Anntoo”,

    Tangan Yeni mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya
    menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.

    “Hmm…, kamu lihai Adi…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Adi menurut saja.

    Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.

    “Wah…, wahh.., besar sekali”,

    tangan Yeni segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.

    Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Yeni. Ia segera menjilati penis
    muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Adi
    merintih keenakan.

    “Ahh…, enakk…,enakk”,

    Adi tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman
    Yeni. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Yeni.

    “oohh Ibu…, Ibbuu”

    Muncratlah cairan mani Adi di dalam mulut Yeni, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.

    “Hmm…, manis rasanya Adi”, Yeni masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.

    “Sebentar ya aku mau minum dulu”. daftar poker online

    Ketika Yeni sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan
    seseorang mendekapnya dari belakang.

    “Adi…, biar Ibu minum dulu”.

    “Tidak…, nikmati saja ini”,

    Adi yang masih tegang berat mendorong Yeni ke kulkas.Gelas yang dipegang Yeni jatuh, untungnya tidak
    pecah. Tangan Yeni kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.

    “Ibu…, sekarang!”

    “Ahhkk”, Yeni berteriak,

    saat Adi menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat
    menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.

    “Adio…, enakk…, ohh…, ohh”.

    Tubuh Yeni bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Adi satu menyangga
    tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.

    “Ibu menikmati ini khan”, bisik Adi di telinganya

    “Ahh…, hh”, Yeni hanya merintih,

    setiap merasakan sodokan keras dari belakang.

    “Jawab…, Ibu”,

    dengan keras Adi mengulangi sodokannya.

    “Ahh…,iyaa”

    “Adi…, Adi jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Yeni telah merasakan
    cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras
    pinggulnya.

    “Uuhgghh”,

    penis Adi yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Yeni.

    “Ahh”.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
    Setelah kejadian dengan Adi, Yeni masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan
    mereka. Namun yang mengganjal hati Yeni adalah jika Adi kemudian membocorkan hal ini ke teman-
    temannya.
    Ketika Yeni berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang
    muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Adi,
    anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.

    “Bu Yeni salam dari Adi”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.

    “Terima kasih, boleh saya masuk”,

    Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.

    “Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Adi.”

    Langkah Yeni terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.

    “Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.

    “Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan
    pelajaran Adi”, Reza tersenyum penuh kemenangan.

    “Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Yeni.

    “Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Yeni langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat
    mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.

    Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu
    depan diketuk oleh seseorang. Yeni segera menuju pintu itu, ia mengira Adi yang datang. Ternyata
    ketika dibuka

    “Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Yeni agak jengkel dengan muridnya ini.

    “Boleh saya masuk?”

    “Tidak!”.

    “Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”

    .”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.

    “Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV.

    “Pantas aja Adi senang di sini”.

    “Apa hubunganmu dengan Adi?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Yeni bertanya.

    “Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.

    “Jadi artinya”, Kali ini Yeni benar-benar kehabisan akal.

    Tidak tahu harus berbuat apa.

    “Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Adi, mau?”,

    Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Yeni.Yeni masih belum bisa menjawab pertanyaan
    muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.

    Yeni masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia
    menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan
    telah berada di hadapannya.

    “Bagaimana Bu, lebih besar dari Adi khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Adi, dengan satu gerakan
    meraih kepala Yeni dan memasukkan penisnya ke mulut Yeni.

    “Mmpfpphh”.

    “Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”

    Rupanya nafsu menguasai diri Yeni, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya
    bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.

    “Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Yeni, sementara
    tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Yeni merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut.
    Rupanya Reza sudah hendak keluar.

    “oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Yeni, yang segera
    menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.

    “Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Yeni tidak bisa memungkiri perasaannya.
    Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu
    masuk ke vaginanya.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru “Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.”

    “Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau.

    Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Yeni tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh,
    dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia
    hendak melepaskan kancing dasternya.

    “Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya.

    Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya
    jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Yeni juga merasakan penis pemuda itu diantara
    belahan pantatnya.

    “Gilaa…, besar amat”, pikirnya.

    Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya,
    sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Yeni, erangan
    kenikmatan pun keluar.

    “mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya
    melakukan operasi ke vagina Yeni.

    “Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Yeni menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.
    “Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Yeni hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan
    Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Yeni agar
    membungkuk. Kakinya di lebarkan.

    “Kata Adi ini posisi yang disukai Ibu”

    “Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Yeni menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang
    vaginanya dari belakang.

    “Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Yeni.
    Yenipun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.

    “Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh
    sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Yeni, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar
    semakin cepat saja menelan penisnya.

    “Oohh Yeni…, Rinnaa”.

    Yeni segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam
    menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Yeni masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya,
    dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek,
    berlepotan mani Reza dan maninya sendiri.

    Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk
    mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Yeni, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya
    itu.

    “mm capek…, mm”, bibir Yeni mendesah saat pentilnya dipermainkan.

    Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi.
    Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.

    “Rezz aahh”, Tubuh Yeni bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.

    “Bu…, balik…, Reza pengin nih”

    “Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Yeni bangkit dan menungging. Tangannya memegang kayu dipan
    tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza.

    Reza meraih payudara Yeni dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya
    yang sudah tegang

    “Adduuhh…, owwmm”, Yeni mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah
    licin melebar karena desakan penis Reza.

    “Bu Yeni nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.

    “mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Yeni tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih
    seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh
    juga dari remasan muridnya itu.

    “Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”.

    Gerakan Yeni makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Yeni, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy
    style”, melainkan kini Yeni menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di
    tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.

    “Ooww..”, Teriakan Yeni terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya.

    Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh
    tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Yeni yang makin becek.

    “Ayoo…, makin dalam dalamm”.

    “Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.

    “Mau kelluuaarr”

    Yeni sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Yeni kemudian
    ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. ceritasexdewasa.org Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir
    cairan hangat hasil kenikmatan mereka.

    “Bu Yeni…, sungguh luar biasa, Coba kalau Adi ada disini sekarang”.

    “mm memangnya kamu mau apa”, Yeni kemudian merebahkan dirinya di samping Reza.
    Tangannya mengusap-usap puting Reza.

    “Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”

    Yeni tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Yeni harus berpisah dengan kedua
    murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di
    Kanwil.

    Karenanya ia memanggil Adi untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika
    seputar Indonesia mulai ditayangkan, Adi muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.

    “Bu, Adi kangen lho”.

    “Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya.
    Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Yeni berkaca-kaca ketika mengucapkan
    itu.

    “…………..”, Adi tidak bisa menjawab.

    Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Yeni merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan
    pelajaran berharga dari gurunya itu.

    “Tapi Adi masih boleh berkirim surat kan?”.Yeni bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah,
    “Iya…, boleh…, boleh”

    “Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Yeni mengerling nakal
    ke muridnya sambil beranjak ke kamar.

    Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu
    saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Adi meminum es teh yang disediakan Yeni dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai
    rencana yang telah disusun rapi.Lalu Adi menyusul Yeni ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat
    gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat.

    Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu
    Nto..”, Yeni menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.

    Ketika Adi sedang mencopot celananya Yeni sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT
    Man-nya. Setelah selesai Adi juga tengkurap di samping Yeni.

    “Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.

    “Belum tuh…”, Mata Adi tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria
    memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.

    “mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.

    “Thanx..”, Adi kemudian mengecup pipi gurunya.

    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Yeni kini tengkurap dengan tidak
    lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Adi.

    Adi kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Yeni dengan lembut, kemudian
    disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Adi kemudian menciumi tengkuk Yeni, dijilatinya rambut-rambut
    halus yang tumbuh lebat.

    “aahh…”

    Setelah puas, Adi kemudian memberi isyarat pada Yeni agar duduk di pangkuannya.

    “Bu, biar Adi yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Adi di telinga Yeni.

    Yeni yang telah duduk di pangkuan Adi pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya
    yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.

    “Akhh…”, Yeni memejamkan matanya.

    “Adi…, jilatin vagina ibu…”

    Adi kemudian merebahkan Yeni, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia
    mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Adi kian
    bernafsu.

    “oohh…, teruss…, teruuss…”, Yeni bergetar merasakan kenikmatan itu.

    Tangannya membimbing tangan Adi dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.

    “Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Adi menjilati pentil clitoris Yeni, dengan penuh
    semangat.

    “Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..”

    “Adi…, massuukk”.

    Kaki Yeni kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Yeni
    yang becek.

    “mm…”, Yeni menggigit bibirnya.

    Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos
    masuk.

    “Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Adi sambil meringis memaju mundurkan penisnya.
    Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Yeni
    mempermainkan puting Adi. Dengan gemas dicubitnya hingga Adi berteriak.

    “Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Adi makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan
    penisnya.

    “aa…”.

    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Yeni terkejut, tapi tidak bagi Adi. Reza sudah berdiri di muka
    pintu, senjatanya telah tegak berdiri.

    “mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati
    mereka. Yeni yang hendak berdiri ditahan oleh Adi, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina Yeni.

    “Nikmati saja…” Reza kemudian mengangkangi Yeni, penisnya berada tepat di mukanya.

    “Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Adi menghentakkan gerakannya. Saat Yeni
    berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.

    “Ahh…, nikmat..”, Yeni merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Adi dengan puas
    menggarap vaginanya.

    “uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Yeni, agar semakin dalam saja mengisap
    penisnya.

    Cerita Sex Desahan Seorang Guru Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Adi keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di
    lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala
    Yeni.Setelah Adi mengeluarkan penisnya dari vagina Yeni,

    “Berdiri menghadap tembok Bu!” Yeni masih kelelahan.

    Ia telah orgasme pula saat Adi keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat
    ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani Adi menetes ke lantai.

    “mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa.

    Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Yeni. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Yeni.

    “Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Adi dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang
    Yeni saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat.

    Saat Yeni merintih-rintih menikmati permainan mereka, Adi merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak
    tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan
    berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.

    “ooww…”, Tubuh Yeni yang disangga Reza menegang, kemudian lemas.

    Adi menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati
    mereka dan menyusup diantara Yeni dan tembok. Dipindahkannya tangan Yeni ke pundaknya, dan penisnya
    menggantikan posisi milik Reza.

    “Adi…”, Lagi-lagi Yeni mendesah saat penis Adi masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari
    belakang.

    “Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….”

    “aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Yeni berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras
    menekan pinggulnya.

    penis Adi amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Yeni. Saat itu pula ia merasakan penis
    yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Bugil Britney Beth menunjukkan memeknya dari dekat

    Foto Bugil Britney Beth menunjukkan memeknya dari dekat


    1783 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang toket gede memamerkan memeknya denga posisi nunging siap untuk dientot dimemeknya yang tembem.

  • Foto Ngentot Pelacur pirang Natalia Starr menjilati kontol dengan keras punya suaminya

    Foto Ngentot Pelacur pirang Natalia Starr menjilati kontol dengan keras punya suaminya


    2104 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Natalia Starr pantat montok dan toket gede jilat penis besar dan menhisap bola yang nikmat sebelum memeknya yang temben dihantam dengna keras dan menembakkan sperma yang banyak diatas toketnya yang gede.

  • Hentai021

    Hentai021


    2494 views

  • Teman Kuliahku Dipaksa ML

    Teman Kuliahku Dipaksa ML


    2670 views

    Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

  • Aku Ngewe Dipinggir Pantai

    Aku Ngewe Dipinggir Pantai


    2820 views


    Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.

    Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.

    Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .

    “ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    “ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah

    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

    “Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
    “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.

    Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

  • Kisah Memek Keperjakaanku Hilang

    Kisah Memek Keperjakaanku Hilang


    2422 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.

    Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temannya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

    Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwa hari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku.

    Tak lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas. Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangat vital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku.

    Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung. Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati.

    Ria pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih.. entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Ria pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

    Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Ria yang kira-kira berukuran berapa ya..? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tanktop-nya tanpa membuka kutangnya.


    Kulihat buah dada tersebut.. uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini. Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio.

    Ria hanya mendesah, “Aaahh.. aahh.. uuhh..”

    Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tanktop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi.

    Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

    Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya.

    Ria pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi..” ejek Ria sambil tersenyum girang.

    Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan tampaklah kali ini Ria dalam keadaan bugil tanpa mengenakan apapun.

    Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya. Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria.


    Aku pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya, Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium tempenya akh.. gelii..”
    Ria mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.

    Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria berontak

    “iihh.. ge.. li..” ujar Ria.

    Tahu-tahu Ria mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati.

    “Eh.. buka dong bajunya! masak sih Ria doang yang bugil Andinya tidak..?” ujar Ria sambil mencopotkan baju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.

    Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku.

    Tanpa basa-basi Ria memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria.

    “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya..” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada tinggi.
    Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya.
    “Begini aja ya..?” ujarku dengan nada polos.

    Ria hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Ria, aku hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan secara sembunyi-sembunyi aku menyentuh bibir kemaluan Ria. Lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria dan Ria terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.


    Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperjakaan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang. Lama aku berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun menggoyangkan pantatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku.

    Yah, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Ria, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan,
    “Cplok.. cplok.. cplok..”

    Ria mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas. Akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku.

    Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

    Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Ria, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria dan “Bless..” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45” tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku.

    Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Ria dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Ria telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria berkata,

    “Loe.. udah keluar ya..?” ujarnya.
    “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.


    Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

    Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil, kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku!

    Ria tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang.

     

  • Video Bokep aku ngentot bertiga bersama tukang kebun dan anakku

    Video Bokep aku ngentot bertiga bersama tukang kebun dan anakku


    2189 views

  • Foto Ngentot Olivia Blu mendapatkan gaya doggystyle keras di teras

    Foto Ngentot Olivia Blu mendapatkan gaya doggystyle keras di teras


    2021 views

    Duniabola99.com – foto pasangan yang lagi sange Olivia Blue ngentoto diluar rumah yang sangat hot dan menembakkan semua sperma ke dalam memeknya.

  • Kisah Memek Sensasi Menikmati Mertuaku

    Kisah Memek Sensasi Menikmati Mertuaku


    2666 views

    Duniabola99.com – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.


    Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

    Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

    Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.

    Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.


    Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..

    Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

    Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.

    Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.
    Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

    Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.


    Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

    Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.
    Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .

    Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

    Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.


    Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

    Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

    Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.

    Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.

    “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
    “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
    Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
    “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
    “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
    “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
    “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
    “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.


    Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

    Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
    “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
    “Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
    Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.

    Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.


    Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
    “Enak Bu?”
    “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
    “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
    “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.

    Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat.
    “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”

    Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
    Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.


    Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.

  • Foto Bugil Kutu buku yang lagi sange gak bisa tahan tangannya untuk gosok memek

    Foto Bugil Kutu buku yang lagi sange gak bisa tahan tangannya untuk gosok memek


    2115 views

    Duniabola99.com – foto cewek kaca mata kutu buku mastrubasi meraba memeknya diatas sofa dan mencolokkan jarinya kedalam lobang memeknya hingga becek dan puas maximal dan terbaring gak bisa bergerak.

  • Kisah Memek Ku Ikhlas Kan Keperjakaan Ku

    Kisah Memek Ku Ikhlas Kan Keperjakaan Ku


    2618 views

    Duniabola99.com – kesempatan ini bercerita pengalaman Seks dari seseorang mahasiswa yang melepas perjaka untuk pacar tercintanya. Pacar mahasiswa ini yaitu cucu dari Ibu kos yang dari mahasiswa itu. Saya sangka cukup gambaran dari narasi Seks ini, Segera saja yuk baca serta simak baik baik narasi saat ini.
    Perkenalkan namaku Helmi, usiaku sekarang ini 23 thn, statusku yaitu jadi mahasiswa disalah satu kampus di Bandung. Narasi seks yg juga akan kuceritakan ini berlangsung 1 thn yg kemarin. Telah agak lama memanglah sich, tp pengalaman Seks ku itu senantiasa terniang dibenakku. Pengalaman itu tdk juga akan sempat saya lupakan, karna memanglah itu yaitu pengalaman bercinta pertamaku dengan pacarku Yankg juga mahasiswi bernama Andin. Semula hubunganku bermula dari persahabatanku dengan Andin karna ia yaitu cucu dari ibu kosku. Andin ini datang dari Jawa timur, usianya lebih tua dariku 1 thn, serta dia saat ini tengah kuliah di Bandung namun berlainan Kampus denganku.


    Argumen Andin turut neneknya yaitu, karna Ke 2 orang tuanya sudah pisahlah ranjang sepanjang 2 thn (tp belum juga bercerai) serta Andin mulai tinggal dengan neneknya (ibu kosku) sejak ia masuk kuliah. Mungkin saja sangat panjang jika kuceritakan bagaimana akhirnya sampai kami berpacaran. Saya mujur miliki pacar seperti dia. Andin ini wajahnya cantik bertubuh sexy, serta berkulit putih mulus. Pokoknya dia ini yaitu wanita dambaan beberapa lelaki deh. Sesungguhnya kos-kosan Yankg saya tinggali ini adalh kosan kusus wanita, saya sendiri juga tidak tahu mengapa ibu kos ingin menerimaku untuk kos dirumahnya. Mungkin saja saja wajahku seperti anak Yankg sholeh barang kali ya. Hahahaha.

    Pada pertama kalinya kita berpacaran, Andin termasuk juga type wanita Yankg sulit dijamah, Jangankan untuk bercumbu, memegang tangannya saja susahnya minta ampun, ngak kebaYankg deh bagaimana susahnya bila ingin minta begituan sama Andin. Walau sebenarnya saya termasuk juga orang yg memiliki gairah seks Yankg lebih. Saya seringkali sekali lakukan masturbasi untuk melampiaskan nafsu sexku, sampai saat ini. Umumnya saya lakukan masturbasi hingga 2 kali satu hari. Tiap-tiap saya berfantasi serta gairah sexku datang, tentu kulakukan rutinitas jelekku itu. rutinitas itu saya kerjakan kadang-kadang dikamar mandi memakai sabun, sembari nonton DVD porno serta Yankg seringkali yaitu saat sembari tiduran telungkup diatas kasur sembari kugesek-gesekkan penisku.

    Saya rasakan nikmat tiap-tiap orgasme masturbasi. Back to story, mulai sejak saya serta Andin resmi jadian, baru dua minggu lalu dia ingin kucium pipinya. Itu juga sesudah lewat perbincangan yg panjang, pada akhirnya ia ingin juga kucium pipinya, serta saya senantiasa menginginkan rasakan serta mengecup sekali lagi mulai sejak waktu itu. Sampai disuatu malam, saat saat tunjukkan jam 9 malam, saya, Andin serta Rosa (rekan kosku) masih tetap asik melihat TV di ruangan tamu. Disamping itu, ibu kos dan 4 anak kos yg yang lain telah tertidur. Kami ber 3 duduk di atas karpet yg berada di ruangan tamu. Rosa duduk dimuka sesaat saya serta Andin duduk agak jauh dibelakang Rosa. Kami memiliki rutinitas mematikan lampu yg berada di ruangan tamu itu saat tengah melihat tv.

    Saat itu situasi ruang itu remang-remang, serta Rosa juga tampak masih tetap asik melihat serta Andin yg disampingku waktu itu cuma kenakan kaos ketat serta rok mini, sedang matanya masih tetap konsen melihat film itu. Kadang-kadang waktu pandangan Rosa tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Andin. Tak tahu Andin sangat memerhatikan film sampai tangannya tdk menepis waktu tanganku memeluk badannya yg padat. Dia jadi memegang rambutku, serta membiarkan kepalaku bertumpu di pundaknya. Kadang-kadang jika cocok iklan, Andin pura-pura menepiskan tanganku supaya perbuatanku tdk diliat Rosa. Serta waktu film diputar sekali lagi, kulingkarkan tanganku kembali.


    “ I love you, honey…. ” Bisikku di telinganya.
    Andin melihat ke arahku serta tanpa ada sepengetahuan Rosa, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kalinya saya di cium seseorang pacar, tanpa ada saya minta juga. Kondisi begini mendadak buat fikiranku jadi ngeres terlebih waktu Andin meremas tanganku yg waktu itu masih tetap melingkar di pinggangnya, serta matanya yg sayu sepintas melihat ke arah Rosa yg masih tetap nongkrong dimuka TV. Aman, fikirku. Terlebih ditambah ruang yg cuma memercayakan dari sinar Tv, jadi kadang-kadang tanganku meremas payudara Andin. Andin menggelinjang, kadang-kadang menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, sampai waktu tangan kiriku masuk kedalam daster sisi bawah yg agak terbuka dari barusan, sekalipun tdk di ketahui Rosa.

    Mungkin saja ia konsen dengan film, atau mungkin saja juga ia telah ngantuk karna kulihat dari barusan kadang-kadang ia mengangguk seperti orang ketiduran. Ciumanku saat ini sedikit menggebu-gebu, menelusuri leher Andin yg putih mulus sesaat tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan-lahan vagina Andin yg masih tetap terbungkus celana dalam. Ia mendesah serta mukanya mendongak ke atas waktu kurasakan celana dalamnya mulai basah serta hangat. Mungkin saja ia rasakan kesenangan, fikirku. Tanganku yg mulai basah oleh cairan vagina Andin cepat-cepat kutarik dari dalam roknya, saat mendadak Rosa bangkit serta lihat ke arah kami berdua. Kami berlaku seakan tengah konsen nonton juga,
    “ Saya ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya! ” tutur Rosa sembari menyerahkan remote TV pada Andin.

    Rosa lalu masuk ke kamarnya serta mengunci pintu dari dalam. Saya yg barusan agak gugup, bersorak girang saat Rosa cuma pamitan ingin tidur. Saya fikir dia setdknya ketahui perbuatanku dengan Andin. Dapat mati saya. Andin yg mulai sejak barusan diam (mungkin saja karna gugup juga) matanya saat ini tertuju pada TV. Saya tahu dia juga pura-pura nonton, jadi waktu badannya kupeluk serta bibirnya kucium dia jadi membalas ciumanku.


    “ Kita janganlah di sini Say, kelak ketahuan…. ” Bisiknya di antara ciuman yg menggebu-gebu.
    Selekasnya kubimbing tangan Andin bangkit, sesudah mematikan TV serta mengunci kamar Andin, kuajak dia ke kamar samping yg kosong. Di sini tempatnya aman karna tiap-tiap yg juga akan masuk ke kamar ini mesti lewat pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat agar orang yang lain yg sudah tertidur tdk mendengar beberapa langkah kami atau saat kami buka serta tutup kunci serta pintu kamar tengah dengan perlahan-lahan. Sesudah kukunci dari dalam serta kunyalakan lampu kamar kuhampiri Andin yg sudah duduk di pinggir ranjang.

    “ Saya cinta anda, Andin….. ” ujarku saat saya sudah duduk disebelahnya.
    Mata Andin menatapku lekat. Sesaat kulumat bibirnya perlahan-lahan serta Andin juga membalas buat lidah kami sama-sama beradu. Nafas kami kembali semakin memburu menahan rangsangan yg semakin menggebu-gebu. Desahan bibirnya yg tidak tebal semakin mengundang birahi serta nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya serta tangannya menarik rambutku.

    Nafasnya mendesah. Saya tahu dia telah terangsang, lantas kulepaskan kaosnya. Payudaranya yg padat diisi tertutupi BH berwarna merah tua. Begitu putih kulitnya, mulus tidak ada cacat. Lalu bibir kami juga berciuman kembali sesaat tanganku repot melepas tali pengikat BH, serta tidak lama kemudian Ke 2 payudaranya yg sudah mengeras itu saat ini tanpa ada tertutupi kain sehelai juga. Lantas kubelai Ke 2 putingnya, serta Andin juga tersenyum manja,
    “ Mari Yank, kerjakanlah…. ” Katanya.

    Tidak kusia-siakan peluang ini, serta mulai kujilati payudaranya bertukaran. Sesaat tangan Andin menolong tanganku melepas baju yg masih tetap kukenakan. Kukecup putingnya sampai dadanya basah mengkilap. Begitu beruntungnya saya dapat nikmati semuanya yg ada ditubuhnya. Tangan kananku yg nakal mulai merambah turun masuk kedalam roknya, serta kugesek-gesekkan perlahan di bibir vaginanya. Andin menggelinjang menahan nikmat, kadang-kadang tangannya juga turut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri. Bibirnya mendesah menahan
    kesenangan.

    Matanya terpejam, Sebentar lalu vaginanya mulai sedit basah. Serta kami juga mulai melepas celana kami semasing sampai badan kami betul-betul polos. Begitu indahnya badan Andin, terlebih saat kulihat vaginanya yg terselip di antara Ke 2 selangkangannya yg putih mulus.
    “ Wah.. punyamu oke Andin, Ok’s banget… ” ujarku terpana,
    Demikian mulus memanglah, ditambah dengan bulu-bulu lebat di sekitar sisi sensitifnya.
    “ Titit anda juga besar serta bertenaga. Saya sukai Yank…. ” Balasnya sembari tangannya mencubit perlahan kemaluanku yg telah tegak dari barusan,
    “ Come on Honey…. ” Pintanya menggoda,
    Saya tahu Andin telah demikian terangsang jadi lalu kusuruh Andin berbaring diatas kasur. Serta saya baringkan badanku terbalik, kepalaku ada di kakinya serta demikian sebaliknya (tempat 69). Kucium ujung kakinya perlahan serta lalu ciumanku menuju rimba lebat yg ada di antara Ke 2 selangkangannya. Kukecup perlahan bibir vaginanya yg telah basah, kujilat klitorisnya sesaat mulut Andin repot mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yg merah itu kulumat habis tidak tersisa. Ehm, begitu enaknya punyamu Andin, fikirku. Ciumanku selalu nikmati klitoris Andin, sampai sekitaran vaginanya semakin basah oleh cairan yg keluar dari vaginanya.


    Ke 2 jari tanganku saya cobalah masukan lubang vaginanya serta kurasakan nafas Andin mendesah perlahan saat jariku kutekan keluar masuk,
    “ Ahh… nikmat Yanknn…ahhhh… ” erangnya.

    Kugesek-gesekkan Ke 2 jariku di antara bibir klitorisnya serta Andin semakin menahan nikmat. Selang 5 menit lalu kuhentikan gesekkan tanganku, serta kulihat Andin sedikit kecewa saat saya hentikan permainan jariku.

    “ Janganlah sedih Say, saya masih tetap miliki permainan yg menarik, okay? ”
    “ Oke. Saat ini saya yg mengatur permainan ya? ” katanya.
    Saya mengangguk. Jujur saja, saya lebih sukai bila pacar yg agresif. Andin juga bangkit, serta sesaat badanku masih tetap terbaring diatas kasur.

    “ Saya diatas, anda di bawah, okay? Tp anda janganlah nusuk dahulu ya Say? ”
    Tanpa ada menanti jawabanku badan Andin menindih badanku serta tangan kanannnya menuntun penisku yg sudah berdiri tegak mulai sejak barusan serta blessss……. ah, Andin terasa bahagia waktu semua penisku menembus vaginanya serta selalu masuk serta masuk menuju lubang kesenangan yg terdalam. Dia mengoyang-goyangkan pantatnya serta kadang-kadang pergerakannya memutar, bergerak mundur maju buat penisku yg tertanam bergerak bebas nikmati Vaginanya.

    Andin mendesah setiap saat pantatnya turun naik, rasakan peraduan dua senjata yg sudah tenggelam didalam surga. Tanganku meremas Ke 2 payudara Andin yg barusan selalu menggelayut manja. Rambutnya dilewatkan tergerai didera angin dingin yg terselip di antara kehangatan malam yg kami rasakan sekarang ini. Kubiarkan Andin selalu nikmati permainan ini. Waktu dia asik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya serta kuangkat tubuhku yg terbaring mulai sejak barusan lalu lidah kami juga beradu kembali.

    “ Misalnya kita selalu dengan begini, begitu bahagianya hidupku ini Andin ” bisikku perlahan,
    “ Saya juga, serta ku mengharapkan kita senantiasa dengan selama-lamanya.. ”
    15 menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Andin mulai lemah. Saya tahu bila dia mulai kecapekan serta saya yg ambil gagasan serangan. Kutekan naik turun pinggangku, sesaat Andin tetaplah bertahan diam. Serta nada cep-clep-clep… setiap saat penisku keluar masuk vaginanya,
    “ Ahh terusss Yanknnnn…. terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh…. ” cuma kalimat itu yg keluar dari mulut Andin, serta saya juga semakin menggencarkan seranganku,
    Menginginkan kulibas habis semuanya yg ada pada vaginanya. Nada ranjang berderit, menaikkan hot permainan yg tengah kami kerjakan. Kutarik badan Andin tanpa ada melepas penisku yg tengah berlabuh dalam vaginanya serta kusuruh dia berdiri supaya kami lakukan pergerakan seks sembari berdiri.

    “ Anda miliki banyak model ya say? ” tuturnya menggoda.
    “ Iya dong, untuk kenikmatan anda juga ” jawabku sembari mulai menggesek-gesekan penisku kembali.

    “ Ahh teruss…terusss…… ” desah Andin saat penisku berkali-kali menerobos vaginanya.
    Kupeluk badan Andin erat sesaat jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu vaginanya, serta kadang-kadang menolong penisku masuk kembali setiap saat lepas. Keringat membasahi badan kami. Lehernya yg mulus kucium perlahan, sesaat nafas kami mulai berdegup kencang.
    “ Yank, keteteran nih, ingin klimaks. Janganlah curang dong…. ”
    “ Oke, tahan dahulu Andin ” serta kucabut batang penisku yg sudah basah mulai sejak barusan.
    Kusuruh Andin nungging di ranjang, sesaat tanganku mengarahkan penisku yg sudah siap masuk kembali. Serta kumasukkan sedikit untuk sedikit sampai penisku ambles semuanya kedalam surga yg nikmat.


    “ Ah…tekan Yank…enaaaakkkkk…terusssss Yanknn…. ” Erangnya manja setiap saat penisku menari-nari didalam vaginanya.
    Tanganku memegang pinggangnya supaya pergerakanku teratur serta penisku tdk lepas,
    “ Ohh…nikmat sekali Yank…. teruss…. terusss…… ” desahnya.

    Begitu enaknya bebrapa waktu seperti ini…dan selalu kuulang sesaat mulut kami mendesah rasakan kesenangan yg teramat begitu setiap saat penisku mempermaikan vaginanya.
    “ Yank…. saya mo keluar nih….. telah ngga tahan…. ahhh…. ahhhh…. ” tutur Andin mendadak.
    “ Tahan Cin, saya juga nyaris sampai…. ” saya menekan-nekan penisku semakin cepat, hingga nada ranjang turut berderit cepat.

    Serta kurasakan otot-otot penisku mengejang keras serta cairan pejuhku berkumpul dalam satu titik.

    “ Saya keluar saat ini Cin…. ” ujarku,
    Lalu penisku kucabut dari lubang vaginanya serta Andin juga saat itu juga membalikkan tubuh serta menjulurkan lidahnya, mengocok-ngocok batang penisku yg kemerahan serta waktu kurasakan saya tidak dapat menahan sekali lagi kutaruh penisku di antara Ke 2 belah payudaranya serta Ke 2 tangan Andin juga menggesek-gesekkan payudaranya yg menjepit batang kemaluanku dan….
    “ croot… croot… croottt…” jatuhlah pejuhku di sekitar payudara serta lehernya Beberapa tumpah di atas sprei. Andin menjilati penisku bersihkan sisa-sisa pejuhku yg masih tetap ada.
    “ Anda nyatanya kuat juga Say, saya nyaris tidak berdaya di hadapanmu ” kubelai rambut Andin yg sudak berantakan tidak karuan.

    “ Saya juga ngga nygka anda sehebat ini Yank…. ”desahnya manja.
    Saat telah tunjukkan 1/2 satu malam Serta sesudah kami istirahat sekitaran lima belas menit, kami menggunakan baju kami kembali serta membereskan tempat tidur yg telah berantakan. Serta selang beberapa saat kami juga pergi tidur dikamar semasing melepas rasa capek sesudah kami bercinta barusan. Demikianlah kisahku dengan Andin, sehari-hari kami senantiasa mengerjakannya setiap saat kami menginginkan serta ada peluang. Kami mengerjakannya di kamar samping bila malam hari, kamar kosku, atau bahkan juga dikamar mandi sambil mandi dengan sewaktu tempat tinggal kos kosong.


    Singkat narasi disuatu hari Andin mesti geser ke luar kota turut Ke 2 orang tuanya yg sudah berbaikan sekali lagi. Saya betul-betul kehilangan dia, serta menginginkan kuterus dengannya. Sempat sekian kali kususul ke tempatnya yg baru serta kami mengerjakannya berulang-kali di hotel tempat kami bermalam.

    Tgl 2 maret 2015 mendadak kuterima surat dari Andin yg menyampaikan kabar kalau ia juga akan menikah dengan orang yg dipilihkan orang tuanya serta saya betul-betul kehilangan dia, saya benar-benar begitu menyukai dia. Saat ini saya cuma dapat berfantasi apabila rindu dengan Andin lewat cara masturbasi apabila saya teringat masa-masa kami sebelumnya Andin menikah.

  • Video Bokep asia Airi Miyazaki gak suka nyepong kontol kecil

    Video Bokep asia Airi Miyazaki gak suka nyepong kontol kecil


    1991 views

  • Kisah Memek nafsuku mudah merangsang

    Kisah Memek nafsuku mudah merangsang


    2744 views

    Duniabola99.com – Matahari siang terasa begitu menyengat membuat pakaian seragam Yessy basah oleh peluh, begitu juga pakaian dalamnya terasa lengket. Dia pulang diantar oleh Yoni.

    ” duhhh gerah bangeeet nihh, ACnya gedein dong say ” keluh Yessy
    ” iya panas banget hari ini, itu AC udah maksimal ” kata Yoni
    ” huuhhh.. masih gerah yah ” kata Yessy mengecek udara yg keluar dari blower AC di dashboard

    Yessy membuka 3 kancing bajunya yang atas lalu menunduk menempelkan dadanya yang terbuka pada lubang AC dashboard.


    ” uuuuhhhhhhh… sejuuukk ” Yessy terpejam menikmati sejuknya AC langsung mengenai kulit dadanya
    ” yah.. kamu sih jadi dingin, aku yang sekarang makin kepanasan ” kata Yoni melirik dada Yessy
    ” hhihihiiiii…. biarin ” kata Yessy tersenyum

    ” heiiiii… ck.ck.ck ” Yoni kaget dan hanya bisa geleng-geleng kepala ketika Yessy menarik BHnya ke atas sehingga buah dada yang putih montok menggantung bebas didepan dashboard

    “uuuuuuuhhh…. ” Yessy mendesah terpejam meresapi sejuknya AC yg menerpa langsung payudaranya

    ” cleguks… sayaaaang… masuk angin lho ” Yoni menelan ludah melihat payudara begitu montok menggantung bebas
    ” uuhh… hihihiiiiiiii…. sejuk banget sayang ” Yessy masih terpejam tdk hanya menikmati sejuknya AC,
    namun dia juga menjadi horny karena putingnya yg diterpa AC langsung menjadi dingin geli membuatnya merinding
    “ihhh.. hihihiii” Yessy menggelinjang kegelian lalu membetulkan lagi BHnya dan hendak menutup lagi baju seragamnya

    ” yah.. kok di tutup sih ” Yoni cemberut membuat Yessy menghentikan aksinya
    ” hihihhiiii… ntar kamu tambah kepanasan” senyum Yessy genit
    ” hmmm.. pegang dikit dong say ” pinta Yoni memelas
    “dikit aja yah ” kata Yessy nakal lalu meraih tangan kiri Yoni dan menaruh ke puting payudaranya yg cup BHnya diangkat kembali
    ” aoowww.. ih nakal ” teriak Yessy genit ketika dgn nakal jari Yoni mencubit puting Yessy.
    ” hihihi.. abis gemesss ” Yoni cengengesan

    ” yeeee… dasar ” kata Yessy mencubit lengan Yoni lalu membetulkan lagi BH dan bajunya
    ” mampir dulu ya sayang, masih kangeeen ” rajuk Yessy ketika mobil telah sampai di depan rumahnya
    ” oke.. ” jawab Yoni memasuki halaman rumah Yessy setelah pembantu membukakan gerbang
    Mereka bergegas turun dari mobil
    ” ayo masuk” ajak Yessy membukakan pintu lalu masuk
    ” siang ma ” Yessy mencium mamanya yg sedang membaca tabloid di ruang tamu dan membalas ciuman anaknya


    ” Selamat siang Tante ” sapa Yoni pada mama Yessy
    ” siang nak Yoni , baru pulang sekolah??” tanya mama Yessy basa basi
    ” iya tante ” jawab Yoni lalu duduk di kursi
    Sementara Yessy masuk kekamar menaruh tas lalu ke kulkas mengambil minuman dingin
    ” ini minum Tom ” kata Yessy menaruh gelas di meja.
    ” ajak Tomas makan Yessy ” kata Mama Yessy lalu beranjak ke depan televisi agak jauh dari ruang tamu

    ” ntar aja ma ” jawab Yessy duduk di kursi depan Yoni , sengaja kakinya diangkat bersila di kursi sambil menikmati minuman
    ” uuuhh.. segaaaarrr ” Yoni meneguk minuman dingin sambil matanya menatap paha Yessy yg roknya terangkat karena duduk bersila
    ” hayoo liat apa ” kata Yessy genit menaruh tangannya dipangkuan sehingga roknya tertekan menutupi selangkangannya

    ” hehheheeee… dikiiiiiitt ” pinta Yoni sambil cengengesan
    Yessy memindahkan tangannya sambil merenggangkan posisi silanya sehingga celana dalamnya kelihatan oleh Yoni
    “cleguks… ” Yoni menelan ludah, kemudian menengok ke arah mama Yessy yg sedang nonton TV takut kalo2 ketahuan

    ” santai aja sayang mama nggak ngliat, ntar kalo mama ke sini kan aku udah tau ” bisik Yessy lalu duduk bersandar dgn kaki masih bersila merenggang membuat pahanya semakin lebar terbuka menampakkan sepasang paha mulus dan celana dalam putih

    ” huuuffttt… ” Yoni menarik nafas berat menikmati paha mulus Yessy
    Pandangan mata Yessy menggoda sambil sesekali melirik ke arah mamanya yg asyik nonton TV
    ” Kurang Lebar ” bisik Yoni sambil memberi tanda dgn tangannya agar Yessy melebarkan pahanya

    Yessy mengubah posisi duduknya, masih tetap bersandar kini satu kakinya turun dari kursi satunya lagi tetap dikursi menekuk sehingga roknya semakin terangkat dan pahanya semakin terbuka lebar, celana dalamnya tampak menggembung tersimpan vagina yg montok dan telah horny.. Pandangan Yoni begitu serius karena nafsu sange nya menggebu menikmati paha dan celana dalam Yessy.


    ” ehem… ” Yessy pura2 batuk segera menurunkan kakinya dan duduk biasa ketika dia melihat mamanya berdiri, Yoni juga agak kaget
    Ternyata mamanya menuju kulkas lalu balik lagi menonton TV
    ” bentar ya say.. ” bisik Yessy beranjak menuju kamarnya

    Yoni menarik nafas berkali kali utk meredakan nafsu sange yg semakin menggelora.. Yessy keluar lagi namun kini dia tidak duduk kembali di kursi , namun duduk bersila di lantai sehingga terlindung kursi didepannya namun dia masih tetap bisa mengawasi mamanya

    ” ada apa say ” tanya Yoni ketika Yessy tersenyum senyum penuh arti kepadanya

    Sambil mengedipkan matanya genit, Yessy menekuk satu kakinya sehingga pahanya terbuka lebar sampai ke pangkalnya

    ” cleguksss… ” Yoni terbelalak menatap selangkangan Yessy , karena Yessy tidak lagi memakai celana dalam sehingga dia bisa melihat langsung vagina Yessy yg montok berbulu jarang dan lembut terhimpit sepasang paha mulus

    ” hihiihiiii.. ” Yessy tersenyum genit lalu bersandar ke kursi di belakangnya, tatapan matanya begitu menggoda
    ” huuuftt..huuufttt ” nafas Yoni terengah melihat posisi duduk Yessy

    Yessy merenggangkan pahanya semakin lebar lalu memberi isyarat kepada Yoni agar Yoni mengelus penisnya sendiri.. Sejenak Yoni menoleh ke arah mama Yessy yg masih nonton TV, lalu dia bersandar dan memajukan pinggulnya lalu mengelus elus penisnya sendiri yg masih terbungkus celana

    Tindakan Yoni membuat darah Yessy berdesir, vaginanya berdenyut horny mengeluarkan lendir kewanitaan. Sepasang pahanya bergerak pelan merenggang merapat menggoda Yoni.


    Yessy melemparkan bantal yg ada di kursi di belakangnya ke arah Yoni dan memberi isyarat agar menaruhnya diatas pangkuan Yoni utk melindungi aksi tangannya yg mengelus penis.. Meski Yoni memangku bantal namun bagian penis Yoni yg masih terbungkus celana dan dielus elus tetap terlihat oleh Yessy karena posisi duduknya lebih rendah..

    ” euuh.. ” Yoni melenguh memasukkan tangannya ke dalam celana dan menggenggam kuat penisnya yg terasa panas dan mendesak keluar
    ” hmm.. ” Yessy tersenyum nakal melihat Yoni terlanda birahi membuat dia juga semakin sange
    ” Diitt.. makan dulu giih ” suara mama Yessy mengagetkan mereka yg sedang berpandangan penuh nafsu sange
    ” Bentar maa.. masih kenyang ” sahut Yessy yg secara reflek membetulkan duduknya
    ” fiuuhh.. sayang aku nggak kuat ” bisik Yoni dgn tatapan sayu sambil melanjutkan lagi mengelus penis dibalik celananya

    ” hihihiii ” Yessy hanya tersenyum kemudian mengubah posisi duduk dgn kedua kakinya menekuk ke depan dan masih tetap bersandar di kursi sehingga vaginanya benar2 terbuka tidak terlindung rok Yessy , vagina tsb nampak menonjol montok diantara pahanya yg putih mulus
    ” ouuuchh..” desah Yoni berat dan memasukkan kembali tangannya ke dalam celana semakin kuat menggenggam penis di dalam celana tsb

    Yessy merapatkan pahanya lalu direnggangkan lagi begitu berulang ulang sambil menatap penuh nafsu sange pada Yoni yg sedang mengocok penisnya sendiri di dalam celana

    ” Buka ” kata Yessy tanpa suara hanya bibirnya yg bergerak memberi isyarat kepada Yoni utk membuka resleutingnya

    ” haa.. ” Yoni melongo bingung dan menoleh ke arah mama Yessy
    ” tertutup bantal ” bisik Yessy lagi nyaris tanpa suara memberi isyarat

    Lalu Yoni menurut, di bawah bantal tangannya menurunkan resleutingnya lalu mengeluarkan separuh penisnya melalui resleuting

    ” uhhh… ” Yessy melenguh penuh nafsu melihat permintaannya di kabulkan Yoni
    ” Remas … ” kata Yoni pelan memberi isyarat pada Yessy agar meremas sendiri payudaranya

    Setelah memastikan mamanya asyik dgn TV, dgn tatapan sayu Yessy meremas pelan kedua payudaranya sendiri

    ” huuuftyt… ” Yoni semakin kuat menggenggam separuh penisnya di bawah bantal, nafsunya semakin membuncah melihat tindakan Yessy.


    Nafsu sange mereka berdua benar-benar sudah menggelora, sensasinya begitu dahsyat karena dilakukan dgn sembunyi2 sementara mamanya tidak jauh dari mereka. Perasaan nafsu dan deg2an bercampur menimbulkan sensasi yg luar biasa

    ” aahhh…” Yessy yg terlanda nafsu sange semakin menggila, satu tangannya kini mengelus vaginanya sendiri sambil tetap sesekali mengawasi mamanya, lalu kembali memandang penis Yoni dibawah bantal yg sedang di kocok oleh pemiliknya membuat darahnya semakin bergolak
    ” eeuuhh.. ” Yoni juga semakin tak terkendali, genggamannya semakin erat dan kocokannya semakin cepat
    “ups.. eh.. papa .. echh… ” Seperti disambar petir kagetnya mereka berdua ketika terdengar suara pintu gerbang dibuka dan mobil masuk, Yessy tau itu papanya dan Leo sudah pulang

    Mereka semakin gugup karena mama Yessy juga beranjak utk membukakan pintu, untung dia tidak menoleh ke arah mereka berdua

    ” huuuftt.. hoossfftttt.. “ sambil merapikan pakaian mereka mencoba sekuat tenaga menahan nafas agar tdk terengah engah.

    Yessy langsung beranjak masuk ke kamarnya agar tidak ketahuan

    ” siangg omm ” sapa Yoni sambil menahan nafas agar tdk terengah engah
    ” eh.. ada Yoni , lha Yessy mana ” tanya papa Yessy sambil melepas sepatu, sedangkan Leo langsung masuk ke kamarnya
    ” lagi ngambil buku di kamar om ” jawab Yoni sekenanya
    ” ooohh.. ya udah lanjutkan, om mau istirahat dulu ya ” kata papa Yessy sambil beranjak masuk
    ” iya om… fiuuuuhh ” jawab Yoni lega


    Beberapa saat kemudian Yessy keluar sambil senyum-SENYUM
    ” untuuungg… huuuftt ” bisik Yoni menghempaskan nafas
    ” hihiiiii… nyaris saja ” kata Yessy tertawa lalu duduk disamping Yoni
    ” trus gimana sayaang, nanggung nih ” kata Yessy manja

    ” sama.. mau gimana lagi, terpaksa deh….. ” Yoni tersenyum tdk melanjutkan kata2nya
    ” terpaksa paan ..? ” tanya Yessy bingung
    ” terpaksa kita onani sendiri2 hihihii ” bisik Yoni pelan di telinga Yessy di sambut tawa juga oleh Yessy
    ” aku mau itu sambil mbayangin sayang yah ..” bisik Yessy makin manja penuh nafsu sange
    ” he`em.. aku juga mbayangin sayang ” bisik Yoni

    Lalu Yoni segera pamitan pada mama dan papa Yessy utk pulang. Setelah mengantar Yoni sampai depan, Yessy langsung masuk kamar dan menguncinya.. Dgn buru-buru dia langsung meloncat ke tempat tidur dan memeluk guling dgn erat

    ” euuuhhh…” Desah Yessy mengelus vaginanya yg terhimpit guling setelah mengangkat rok seragamnya sampai ke pinggang
    ” eehhh..aaaaaaahhh.. ” Yessy semakin erat memeluk guling menekankan payudaranya dan menggesek gesekkannya sambil tangannya semakin cepat mengelusi vaginanya yg sudah basah licin dan menggembung menahan birahi

    ” aaaaaaaaaacchhh…… ahhh ” Paha mulus Yessy semakin erat menghimpit guling dan menggesekkan vaginanya dgn kuat pada guling tsb sementara tangannya memeluk erat guling tsb agar payudaranya terhimpit
    ” akkhh..akhhh….aakkhhh ” Desahan Yessy panjang namun tersendat, tubuhnya mengejang sementara gerakan pinggulnya semakin cepat menggesekkan vaginanya yg berdenyut denyut pada bantal yg lembut tepat pada kelentitnya

    Gelora orgasme yg melanda dgn hebat membuat gerakan Yessy semakin liar sampai guling yg tadi dihimpit miring kini di tindih dan di peluknya dgn sangat erat


    ” aaaaaaaaacchhhh… ” desahan penuh kepuasan Yessy mengiringi denyutan vagina Yessy melepas orgasme berkali kali sampai tubuhnya melemas tak bertenaga
    ” huuufftt.. huuufttt ” nafas Yessy terengah engah terbenam dalam bantal

    Tubuh lemasnya sesekali masih menggelinjang melepas sisa-sisa orgasmenya, sampai akhirnya dia terlelap memeluk guling.

  • Miu Suzuha mendapatkan siksaan kenikmatan ditoko teh tradisional

    Miu Suzuha mendapatkan siksaan kenikmatan ditoko teh tradisional


    2319 views

  • Video bokep suster Yui Hatano threesome dengan dokter dan pasien

    Video bokep suster Yui Hatano threesome dengan dokter dan pasien


    2290 views

  • Kisah Memek GAIRAH BU DIAH TEMAN ISTRIKU

    Kisah Memek GAIRAH BU DIAH TEMAN ISTRIKU


    4036 views

    Duniabola99.com – Suatu malam hari aku sampai di rumah sekitar jam 6. 30, aku ketemu isteri, Nuniek, di teras dan minta dia bikinin kopi. Aku buru-buru masuk kamar mandi yang ada dikamar utamaku, bilang sama dia kalo kebelet pipis, padahal aku mau ngecek kalo ada bekas-bekas lipstick atau apa lainnya dari Bu Henny atau Bu Yanti tadi (pernah ketahuan sekali ada bekas lipstick di bajuku dan kami ribut sekitar 1 minggu). Aku mandi air panas dari shower sekitar 10 menit. Badanku jadi segar kembali. Aku lupa enggak bawa handuk jadi keluar dari kamar mandi telanjang.
    Sedang aku cari handuk, isteriku masuk kamar terus bilang”Bugil, nich ye. Sini, aku cariin handuk”.
    Dia ambil handuk, dikasihkan ke aku, tapi tangannya sempat memegang kontolku sambil ngomong”Yang beginian aja koq banyak yang nyari”.


    Deg, aku kaget dalam hati. Apa dia tahu lagi aku menyeleweng? Apa dia tahu hari ini aku masuk motel sama cewek? Apa Bu Yanti udah telepon dia?
    Aku masih diam dan takut ketahuan, ketika isteriku bilang”Kopinya udah Mas, mumpung masih panas diminum, ada lumpia sama cake juga tuch”.
    “Iya, iya”, kataku.
    Aku pakai celana pendek (CD juga) dan kaos oBLong dan ke ruang keluarga minum kopi dan menikmati snack, sambil baca koran sementara isteriku menemani, juga Diah, teman isteriku. Sekitar jam 7. 30 aku masuk kamar, bilang mau tidur dulu. Aku betul-betul cape, habis seharian ngerjain dua perempuan masing-masing dua kali lagi. Aku terlelap.

    Aku terbangun ketika merasakan ada tangan halus menggerayangi kontolku, aku buka mata eh isteriku duduk diranjang dan cepat sekali mencopot celana pendekku sekaligus CD ku dia langsung sedot kontolku dia kulum dia jilat-jilat kepala kontolku biji pelerku. Ini betul-betul kejutan karena sudah lama sekali dia enggak pernah ngoral aku. Tapi aku juga khawatir jangan-jangan dia mau bikin ngaceng kontolku terus memotongnya, karena aku ingat kata-kata dia waktu ngambilin handuk tadi”Yang beginian aja koq banyak yang nyari”. Aku jadi waspada, tetapi itu enggak terjadi, malah sesudah sekitar 5 menit isteriku ngoral kontolku, langsung dia buka semua pakaiannya, kaosku juga dibukain dan dia jongkok diatas kontolku, nafsu sekali dia, dia pegang dan masukin ke vaginanya, dia main atas menghadapku sekitar 7 menit, ganti posisi membelakangiku tanpa mencabut kontolku (persis seperti Bu Yanti tadi siang), dia menurun-naikkan pantatnya kencang sekali, penuh gairah yang enggak biasa-biasanya. Karena rahasia keluarga, aku enggak ceritain detilnya, yang jelas sesudah sekitar 20 menit aku masih bisa keluarin pejuh meski cuma beberapa tetes.

    Sesudah selesai, isteriku dengan lembut sekali membersihkan kontolku, dia sendiri kemudian ke kamar mandi, terus tiduran diatas dadaku, dia elus-elus dadaku, dikecupnya bibirku. Aku sangat heran dengan perlakuannya yang sudah lama sekali enggak dia berikan padaku.
    Akhirnya dia bilang”Mas, aku mau cerita dan minta sesuatu ke Mas. Tapi sangat rahasia, Mas”.
    “Ada apa, Niek? Kalo bisa, ya kenapa enggak?”.
    Dengan suara lembut akhirnya isteriku buka rahasia, kalo dia meminta aku memberikan kehangatan buat Ibu Diah. Bu Diah, teman isteriku, umurnya 42 th, punya anak 1 dan suaminya lagi tugas belajar diluar negeri sudah 1 th tinggal 1 th lagi. Dulu Diah diajak suaminya ke LN enggak mau, dia memilih ambil MM bidang IT (Information Technology) di satu universitas di Jakarta, dengan izin cuti panjang dari perusahaannya di Solo.


    Selama di Jakarta, dia banyak tinggal di rumah kami, meski sering bolak balik Jakarta-Solo menengok anaknya yang diasuh orang tua Bu Diah. Aku tahu dia rajin sekali belajar dan cari data dari banyak instansi, juga mengakses internet untuk mendapatkan data maupun pengetahuan IT yang modern dari universitas di Jepang, Amrik juga Inggris. Dia juga sangat rajin senam, fitness maupun BL, beberapa kali aku temanin dia jogging di Senayan. Dia selalu anggun dengan BLazer dan mobil kecil yang dibawanya dari Solo, meskipun dirumah selalu santai dengan pakaian longgar. Memang bodynya aduhai sekali, ditambah kulitnya yang mulus kencang. Payudaranya kelihatan kencang, pinggulnya bagus dan pantat bulat padat. Tapi aku enggak pernah mikirin Bu Diah yang aneh-aneh. Waktu aku kelihatan bengong mendengarkan permintaan isteriku, isteriku bilang kalo Bu Diah sendiri yang memintanya, sudah beberapa kali dengan pertimbangan2 mendalam.

    Bu Diah selama ini mencoba menahan hasrat sexualnya melalui kegiatan-kegiatan belajar, senam, fitness, BL, tapi keinginan bersanggama enggak bisa dihilangkan. Bu Diah onani, tapi enggak puas juga. Waktu suaminya belum ke LN mereka paling sedikit sehari sekali ML. Bu Diah juga punya teman deket selama belajar di Jakarta, dia pikir apa mau ngajak mereka ML. Tapi akhirnya Bu Diah memilih aku, karena dianggap bisa menjaga rahasia, demikian juga isteriku, tanpa Bu Diah dan suami serta keluarganya kehilangan nama baik di masyarakat. Isteriku sendiri bilang kalo tidak keberatan.
    “Itulah Mas, ceritanya. Kalo Mas mau, malam ini aku atur acara sama Ibu Diah. Tapi terus terang tadi aku kerjain Mas, soalnya aku mau duluan sebelum Bu Diah kerjain punya Mas ini”, kata isteriku sambil tersenyum nakal sambil memegang kontolku.
    Aku masih diam saja, enggak percaya sama permintaan yang enggak masuk akal ini, tidur sama Ibu Diah yang sama sekali nonsense menurutku.

    Petang Hari Dengan Ibu Diah

    Kami makan bertiga, aku duduk diujung meja dengan isteri disebelah kananku dan Ibu Diah disebelah kiriku. Pemandangan biasa sehari-hari. Tapi kali ini, bukan lagi biasa. Aku makan cukup banyak.
    Sesudah makan, Ibu Diah mau kupasin mangga, tapi isteriku bilang”Nggak usah Bu, biar aku aja. Ibu temanin Mas aja”.
    Kami di meja makan sekitar 30 menit. Kecuali cerita bohong kalo aku cape sekali kena macet dijalan dan banyak kerjaan harus ke Cikarang ngecek inventory disana, aku banyak diam, tapi pikiranku mulai ngebayangin Ibu Diah yang memang cantik, anggun, berwibawa dan sexy, aku bayangin gerakan2nya kalo fitness, kalo senam ringan waktu pantatnya nungging, waktu jogging buah dadanya goyang-goyang. Ibu Diah suka dansa, dia juga bisa tari Jawa. Enggak terasa lutut kaki kiriku menempel ke kaki kanan Bu Diah dibawah meja dan ini mulai menimbulkan sensasi sexual yang menggairahkan.
    Sesudah selesai makan, isteriku bilang”Ibu keatas dulu ya, siapin VCD, kita karaoke bareng-bareng. Aku mau benahin ini dulu”, kata isteriku yang cepat membersihkan meja dll karena pembantu kami cuman kerja siang hari aja, jadi kami cuma bertiga kalo malam hari.
    Isteriku memang baik sekali, dia juga siapin vitamin h. n dan i. (nggak boleh sebut merek kan?) supaya aku perkasa, dia tersenyum waktu nyuruh aku minum, mungkin dalam hati dia bilang”Nih biar kuat, tadi kan cuma ngecret aja”.


    Kami bertiga berkaraoke ria di kamar keluarga diatas. Suasana santai yang diciptakan isteriku, lagu-lagu yang kami nyanyikan bersama, benar-benar memberikan kelegaan, keriangan dan kedekatan hatiku dengan Bu Diah. Rasa cape-cape hilang semuanya. Aku duduk ditengah diapit Nuniek dan Ibu Diah di sofa besar yang empuk, kadang-kadang berdiri waktu nyanyi, sekali-sekali makan cake dan minum coca cola yang disediakan isteriku. Ada sekitar 1 jam acara karaokean ini, terus isteriku ngusulin kita melantai aja, dia pilih lagu-lagu berirama walts seperti Tenneese Waltz, The Last Waltz dan sejenisnya. Isteriku mula-mula ajak aku dansa, dia seakan demonstasikan didepan Ibu Diah gimana pasangan suami-isteri dansa sambil berpelukan erat, pipi menempel, tangan meraba pantat dansa yang pelan merangsang.
    Sesudah 3 lagu, kemudian dia suruh aku gantian sama Ibu Diah sambil berbisik”Sekarang Mas sama Bu Diah ya. Aku ikhlas sekali, Mas”.

    Aku enggak perlu lagi menjawabnya, karena aku memang sudah ingin mendekap Ibu Diah. Aku dekatin Diah, aku ajak dia dengan senyum yang Bu Diah balas dengan senyum manis sekali, aku rangkul kemudian langkah kakiku dan Bu Diah mengikuti waltz demi waltz yang enggak terputus, karena udah disetel sama isteriku. Awalnya aku belum rapat memeluk Bu Diah, mungkin aku ragu dan dia juga malu-malu, tapi aku mulai merasakan kehangatan tubuh indah ini, body tinggi dengan porsi atletis, lekuk-liku yang artistik sekali, Hemm, Bu Diah memakai parfum yang merangsang seperti yang dipakai Bu Yanti tadi. Aku yang Cuma pakai celanda pendek dan kaos, juga Bu Diah dengan short ketat dan kaos pendek tanpa beha berpelukan erat dan semakin erat, kepalanya bersandar di bahuku, payudaranya menempel ketat di dadaku, pantatnya yang besar keras aku rapatkan sambil terus aku elus-elus, barangnya yang cembung menempel dikontolku yang keduanya hanya dibatasi celana. detak jantungku bertambah kuat, nafas menderu panas.

    Aku lihat isteriku udah enggak ada lagi, dia sangat baik memberikan kesempatan kami mereguk kehangatan. Sambil kaki masih mengayun enggak karuan lagi mengikuti irama lagu, aku copot kaosku dan aku juga mencopot kaos ketat Bu Diah. Bukan main Semua cewek hari ini kalah sama Bu Diah, susu Bu Henny kalah besar, payudara Bu Yanti kalah kenyal, juga isteriku tentu saja. Aku masih meneruskan ayunan kaki, tapi bibir ini mulai mencium buah dada Bu Diah hingga dia mengerang, aku kulum pentilnya yang masih kecil (mungkin dulu dia enggak nyusuin anaknya) warnanya kemerahan. Aku enggak tahu lagi apa musik masih mengalun apa enggak, tangan ini mulai meremas buah dada yang indah sekali itu mengelus perutnya yang kecil meraba dan menekan pantatnya yang besar keras aku tempelkan kontolku kencang sekali keshort ketatnya yang membentuk cembung karena vaginanya Di atas ada kamar yang cukup besar, aku ayunkan Bu Diah dengan langkah pelan kedalam sambil berpelukan erat, aku hidupkan AC dan aku melantai atau lebih tepat mengadu badan didepan kaca besar.


    Aku nikmati tubuh indah melalui kaca, aku rasakan kehangatan nafas Bu Diah, aku hirup wangi tubuhnya wangi wanita yang minta dipuaskan syahwatnya. Bu Diah kelihatan malu waktu melihat dirinya di kaca, dia alihkan pandangan ketempat lain. Aku sengaja lama-lamain kemesraan ini, sekaligus memulihkan kondisiku alias mengembalikan keperkasaan kontolku setelah minum vitamin dan obat kuat dari isteriku tadi. Ibu Diah pasrah tapi enggak mau pro-aktif, mungkin masih malu, dia biarkan aku berbuat apa saja menggerayangi lekuk-liku tubuhnya dan kemudian melucuti short dan sekaligus CD nya kaki yang indah, paha yang berisi. Aku renggangkan pelukan dan pandang tubuh indah Bu Diah, dia malu.
    “Mas, jangan dilihat gitu ach”, sambil dia merebahkan badannya ke aku.
    Aku peluk dia, aku cium dan aku balikkan kearah kaca.
    “Mas, malu ah Mas”, kata Bu Diah waktu melihat tubuhnya telanjang bulat di kaca.
    Tapi aku perkuat rangkulanku sambil meremas buah dadanya, aku cium lehernya dan tanganku yang lain meraba-raba pusat kewanitaannya yang berambut tipis tanganku kuat memegang pahanya aku buka selangkangannya, aku telusuri vaginanya yang kenyal aku elus belahannya.
    “Mas. udah Mas.”, kata Bu Diah dan memang aku merasakan cairan hangat keluar dari vaginanya.
    “Aku keluar Mas”.

    Dia mulai gemetar, lalu aku angkat dia ke ranjang besar. aku rebahkan dan lagi aku raba-raba vaginanya. aku elus itilnya. aku lihat merah sekali. Bu Diah cepat-cepat menutupinya, tapi aku angkat lagi tangannya karena aku mau menikmati pemandangan ‘apem Solo belah tengah’ yang gurih ini. Aku sengaja enggak mau ngoral dia, aku sentuhkan jariku pelan-pelan ke itilnya. Bibir kemaluan Bu Diah semakin basah. Aku enggak tahan lagi, aku lepas celana pendek dan CDku aku naik ke atas dan aku arahkan kontolku yang ngaceng keras itu kelubang kemaluan Bu Diah aku tekan sekali dua kali belum masuk, akhirnya tangan Diah membantu mengarahkan ke lubang kemaluannya yang sempit sekali, dan akhirnya BLees kepala kontolku menembus kemaluan Bu Diah yang rapet, sesak rasanya. Aku maklum vagina Bu Diah udah setahun enggak kemasukan kontol jadi kaget tapi senang sekali apalagi tadi aku bilang kepala kontolku memang besar meski panjang kontolku biasa-biasa aja. Aku sadar siapa yang aku setubuhi, maka aku beraksi gentleman cara halus aku pakai aku tusuk pelan tapi mantap ada mungkin 5 menit ketika Bu Diah berbisik”Mas cape ya? Biar aku yang kerja”.

    Bu Diah ambil alih kendali senggama, dia goyangkan pantatnya enggak terlalu cepat, tapi dia kerja dengan tenaga dalamnya otot-otot vaginanya mencengkeram erat kontolku memiji-mijit batang kemaluanku, aku betul-betul keenakan, jarang sekali perempuan bisa empot-empot ayam seperti Bu Diah. Isteriku pernah coba, tapi enggak lagi sesudah punya anak, beberapa cewek bisa empot-empot ayam, yang terlama dan terkuat aku ingat Mbak Rita cewek Kuningan yang aku pernah aku entotin tiga kali. Aku enggak perlu keluar banyak energi menyetubuhi Bu Diah, aku naik turunkan kontolku pelan-pelan dan dalam-dalam di lubang senggama Bu Diah, sementara empot-empot vaginanya terus mengurut-urut batang kontolku sedangkan mulutku menyedot buah dada putih besar bagai hidangan yang harus dinikmati, tangan Bu Diah memelukku erat, tangan kananku meremas bokong dia dan angan kiriku menahan berat badanku. shhssh, sshh. desis Bu Diah terus menerus ada sekitar 10 menit, lalu Bu Diah mengerang”Maas, aku keluar lagi Maas.”.


    Aku cium keningnya, bukannya Bu Diah melemah tapi dia pindahkan kedua tanganku dikiri kanan mepet buah dadanya dan tangan dia dua-duanya memegang sandaran ranjang Bu Diah keluarkan tenaga dalam lebih hebat lagi pantat memutar teratur sekali lebih keras dan, empot-empot-empot-empot vagina Bu Diah lebih sering dan lebih kencang memijat-mijat kontolku.
    “Maas. aduuh.”, Bu Diah orgasme lagi, tapi pantatnya terus berputar dan empot-empotnya enggak berhenti berhenti.
    Kontolku dengan kuat aku gosokkan kekiri-kanan bibir vaginanya, aku senggol-senggolkan ke itil Bu Dian sementara aku senang sekali pandangin wajah Bu Diah yang merem melek, mulut terbuka agak lebar aku jawab haus gairah Bu Dian dengan tusukan-tusukanku kejantananku, aku penuhin dahaga syahwati Bu Diah dengan sodokan-sodokan kemaluanku yang kuat, aku bikin Bu Diah menggelinjang mengerang penuh nikmat birahi.
    “Aah. aah. aahh.”, erangan erotis Bu Diah yang semakin keras sampai akhirnya aku tumpahkan air maniku dalam-dalam ke vagina Bu Diah.
    “Mas. Maas. Maas.”, jerit kecil Bu Diah sambil kakinya mancal-mancal dan dia tarik aku, dia gigit leherku.

    Airmaniku ternyata cepat direproduksi, cairan kelaki-lakianku banyak masuk ke vagina Bu Diah, pejuh kental hangatku memenuhi hasrat terpendam kewanitaan Bu Diah, dia puas Agak lama aku masih benamkan kontolku di vagina Bu Diah, aku enggak mau lepaskan keajaiban bersenggama dengan Bu Diah, begitu juga Diah masih menjepitkan vaginanya kekontolku dengan merapatkan pahanya. Kami berdua diam, tersenyum penuh makna, kemudian Diah meneteskan air mata. Aku hapus airmata itu dan aku berbaring disampingnya, aku belai dia.
    Lama juga Bu Diah diam menenangkan diri sebelum dia bangkit, mengecup bibirku dan bilang”Mas tiduran aja, ya”.
    Dia masuk ke kamar mandi yang juga ada di lantai atas, dia bersihkan diri sekitar 5 menit dan ke ranjang lagi, membersihkan kontolku dengan handuk kecil yang sudah dibasahin, mesra sekali dia perlakuan atau pelayanan dia, sesudah selesai, dia merangkul aku, aku sun keningnya, kami berbaring berpelukan.
    “Mas, Mas Hikam betul jaga rahasia ya. Aku cuman percaya sama Mas Hikam dan Mbak Nuniek”.
    “OK, sayang. You can trust me”, kataku sambil mempererat dekapanku.


    Kami berdua telanjang berpelukan, buah dadanya menempel dadaku, kaki kiriku ditindih kaki kanannya, kaki kananku menindih kaki kirinya. pikiranku melayang-layang penuh kepuasan, janganlah kenikmatan ini berlalu “Ibu Diah, wanita sempurna cantik, luar dalam, pinter, gesit, pakar di ranjang”, akhirnya aku tertidur.


  • Video Bokep Eropa ibuku yang haus dengan kontol gede

    Video Bokep Eropa ibuku yang haus dengan kontol gede


    2494 views

  • Foto Ngentot Cewek Latina ramping Sadie Santana olahraga creampie setelah berhubungan seks dengan pria kulit hitam

    Foto Ngentot Cewek Latina ramping Sadie Santana olahraga creampie setelah berhubungan seks dengan pria kulit hitam


    1924 views

    Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.

  • Foto Bugil Cewek manis membuka baju dikolam renang

    Foto Bugil Cewek manis membuka baju dikolam renang


    2747 views

    Duniabola99.com – foto gaids manis cantik pirang toketnya kecil main air dikolam renang dan berpose sambil menampilkan memeknya yang tanpa bulu dan hot.

    Kumpulan Foto Cewek Genit Cantik, Koleksi Foto Cewek Cantik dan Seksi, Koleksi Foto Wanita Muslimah Berjilbab, kumpulan gambar foto cewek telanjang semok montok, koleksi tante seksi, cantik bikin ngiler, Foto Bugil Tante, Koleksi Tante – Tante Nakal Yang Cantik, Foto Tante Girang Cantik Minta Dipijitin,

  • Riley Reid Gets Her Tight Pussy pounded

    Riley Reid Gets Her Tight Pussy pounded


    2211 views

  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 5

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 5


    2955 views


    Duniabola99.com – Setelah bosan dengan adegan memperkosa dan juga hari mulai gelap, kuminta mereka berhenti. Kemudian kuikat kedua tangan Lia ke belakang, tertekuk sebatas siku ke arah berlawanan sedang mulutnya kusumpal dengan sapu tangan dan kuikat lagi dengan tali ke belakang kepalanya, dan kakinya satu sama lain kuikat dengan tali yang terhubung, dengan sisa jarak kira kira 25 cm, sehingga dia tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar.
    Kemudian kuminta Lia melakukan exercise dengan berlari mengelilingi kolam yang berukuran 12×5 m sebanyak 60 kali lebih. Bila Lia tampak berjalan kusuruh mereka berdua mencambuk Lia dengan ranting pepohonan yang ada di taman sudut halaman. Lia yang tampak kelelahan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas, saat itulah Mas Slamet dan Mas Muji akan mencambuk Lia dengan dedaunan yang mereka pegang, dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Lia yang terhalang saputangan. Dan setelah itu maka Lia pun akan berlari kecil kembali. Semua itu kurekam dengan handycam yang kuambil dari kamar.

    Setelah itu kuminta Lia masuk ke dalam kolam dengan keadaan masih terikat seperti semula. Kedalaman kolam yang saat itu paling dangkal kira-kira 150 cm, dengan tinggi tubuhnya yang kala itu mungkin hanya 160 cm, dan dengan tangan terikat serta kaki terikat, Lia hanya bisa berjalan di dalam kolam, dan untuk bernapaspun Lia harus menengadahkan kepalanya, karena tinggi air bila ia berdiri saja, hampir menutupi seluruh hidungnya.

    Kemudian kami bertiga meninggalkanya di dalam kolam sendirian, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya histeris, aku mengawasinya dari jendela teras belakang. Sambil membaca majalah, sedang Mas Muji dan Mas Slamet kuminta untuk membuatkan minuman hangat dan makan malam bagi kami berempat.


    Tapi sebelum kami tinggal sendirian, kami mengatakan pada Lia bahwa kami akan mandi dan membeli makan malam dulu di luar dan baru akan mengangkatnya naik setelah kami kembali lagi 2 jam kemudian, itupun jika jalanan tidak macet. Saat itu tampak Lia meronta di dalam air dan dari mulutnya terdengar suara yang tak jelas, mungkin tidak suka dengan yang kami katakan, karena ia tidak ingin ditinggal sendirian di dalam kolam dengan keadan seperti itu. Ia sudah barang tentu ia tidak bisa naik ke permukaan tanah tanpa bantuan orang lain, Handicam tetap kubiarkan merekam keadaannya yang tak berdaya, sulit bergerak dan sulit bernafas.

    Kami hanya berjaga-jaga dari kejauhan, tapi sudah barang tentu, Lia tidak mengetahui hal itu, aku hanya mengawasinya dari jauh dengan teropongku.

    Malam itu kubiarkan Lia terendam di kolam dengan keadaan yang sagat tidak nyaman seperti itu, kira kira selama dua jam lebih. Dengan hari yang sudah makin malam dan air kolam yang dingin, tentunya akan membuat Lia menggigil kedinginan.

    Dan benar memang saat kujemput Lia untuk kunaikkan dari kolam yang dingin, Lia tampak menggigil, kedinginan, maka langsung kukeringkan tubuhnya yang mungil tapi indah, dengan handuk. Tampak di beberapa bagian tubuhnya mengeriput karena terlalu lama terkena air, tapi ia tetap tampak terlihat cantik.

    Saat melihatku muncul saja, tampak bahwa ia sangat gembira, karena itu berarti ia akan diangkat dari air kolam yang dingin itu.


    Lia menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, ke pinggir kolam, nampak ia pasrah dengan apa yang akan aku lakukan kepadanya, dan kepasrahannya padaku makin tampak, saat kukeringkan tubuhnya dengan handuk yang kubawa. Kulepaskan ikatan dan sumbatan di mulutnya, sehingga kini ia bisa dengan leluasa berbicara bila ia mau. Tapi ia hanya tersenyum saja ketika aku mengeringkan tubuhnya.

    Dengan keadaan yang masih terikat, kukeringkan tubuhnya, kemudian mengajaknya berjalan masuk ke dalam rumah. Dan ia pun menuruti saja kemauanku, tanpa memprotes keadaanya yang masih terikat.

    Kepasrahannya itu membuatku jadi merasa sayang padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi di mana otak dan pikiranku masih memvonisnya sebagai pecun. Memang jika mau jujur, rasa tertarikku padanya sejak dulu masih tetap ada. Dan kini saat melihatnya pasrah dan menurut pada apa yang aku katakan, membuatku makin sayang padanya.

    Dan akupun yakin bahwa sebenarnya Lia selama ini juga punya rasa yang sama padaku, karena sering kudapati ia melirik dan mencuri pandang ke arahku jika kami bertemu di sekolah. Hanya saja tidak aku gubris, karena predikat pecun yang sering temanku bilang padaku atas dirinya, dan rasa gengsiku tentunya.

    Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihatnya berjalan di sampingku dengan keadaan bugil dan terikat seperi itu, ditambah lagi dengan sikapnya itu. Makin menimbulkan gejolak di hatiku.


    Maka kurangkul dia dengan tangan kiriku, kubelai rambutnya yang masih sedikit basah.

    “Lia.. terimakasih atas apa yang telah kamu lakukan hari ini” kataku padanya dengan lembut.
    “Aku jadi makin sayang padamu..” kataku lagi, sambil menarik tubuhnya menghadapku, dan kemudian kucium bibirnya dengan lembut.

    Saat itu bibirnya masih terasa dingin, tapi lambat laun makin terasa hangat seiring makin hangatnya kami berciuman, bibir lembutnya bagiku rasanya seperti agar-agar.

    Kemudian kubimbing ia berjalan menuju rumah dan kemudian kusuruh Slamet mengambilkan minuman susu coklat hangat untuknya agar ia merasa hangat, dan dengan lembut, pelan-pelan kuminumkan segelas susu hangat itu padanya dengan penuh rasa sayang sambil kubelai rambutnya yang lebih sebahu.

    Lia pun menurut dan meminumnya dengan lahap, sambil menyeruput segelas susu coklat hangat itu, matanya memandangku, tatapannya bagaikan menusuk hatiku, bagaimana tidak, tatapannya lembut sambil bibirnya membuat sebuah senyuman manis.

    “Rie.. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi selama in sepertinya kamu tidak menghiraukan keberadaanku”, ujarnya setelah ia meminum lebih dari setengah gelas.
    “Dulu aku sering mencoba untuk menarik perhatianmu, tapi sepertinya semua sia-sia”.
    “Tapi jika semua ini bisa membuatmu senang, akupun dengan senang hati akan melakukanya untukmu”, katanya lagi setelah melihat aku hanya terdiam.

    Dan ia pun melanjutkan perkataanya lagi karena aku masih saja terdiam.

    “Aku mengerti, mungkin aku nggak akan bisa jadi pacarmu, karena aku pun tahu siapa aku ini, tapi asalkan kamu mau menyisakan sebagian hatimu dan perhatianmu bagiku, aku pun sudah merasa sangat senang”.


    Sejak saat itulah, aku makin mengerti, bahwa ternyata Lia adalah korban dari keluarga yang tidak harmonis dan butuh kasih sayang, karena orang tuanya jarang ada di rumah, di tambah lagi kini orang tuanya sering bertengkar bila berada di rumah. Oleh karenanya Lia mencari pelarian dengan pergaulanya selama ini sekedar untuk mencari hiburan dan melupakan kepedihan hatinya.

    Bukannya aku sok suci, karena mungkin “perbedaan” yang aku rasakan pada diriku ini, adalah akibat perlakuan yang salah pula dari orang tuaku, tapi aku sadar akupun punya peranan besar dalam memperburuk ‘perbedaan’ ini, karena ternyata aku sangat menikmati ‘perbedaan’ yang kurasakan ini.

    Begitulah, malam itu seperti kesepakatan yang telah dibuat, Lia bermalam di rumahku dengan tetap dalam keadaan tanpa busana sedikitpun dan tetap dalam keadaan terikat tangan dan kakinya, saat makan malam pun Lia kusuapi dari piringku, dan malam itu Lia sudah tidak malu lagi terhadap dua pembantuku, karena apa lagi yang akan membuat ia merasa malu, karena sejak sore tadi ia sudah berada dalam keadaan seperti itu.

    Itulah yang membuatku makin merasa sayang padanya, rasa sayang yang berbeda, rasa sayang majikan pada budaknya. Karena malam itu Lia memang kuperlakukan lebih sebagai budak nafsuku. Malam itu kuminta Lia mengoralku beberapa kali hingga aku menyemprotkan air maniku di mulut dan wajahnya, sebelum akhirnya kami pun tidur. Aku tidur di kasur sedang Lia tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar tetap dengan keadaan telanjang bulat dan terikat. Aku tahu bahwa ia merasa tersiksa dengan keadaan seperti itu, tapi kelelahannya membuat ia dapat tertidur pulas.


    Lia tidur lebih dulu, mungkin karena kelelahan, sedang aku hanya tersenyum melihatnya seperti itu, karena seperti yang telah ia katakan, ia bersedia melakukan apapun yang kuminta asalkan itu membuatku senang. Dan iapun hanya tersenyum dan mengangguk saat tadi kukatakan bahwa kini dia adalah pecunku. Kemudian akupun tertidur dengan perasaan senang, bahwa kini aku telah memiliki Lia sebagai pecunku.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Perih kenikmatan ditahan Mbak Lala

    Kisah Memek Perih kenikmatan ditahan Mbak Lala


    2890 views

    Duniabola99.com – Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan.

    Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘Manhattan’, kadang di ‘White House’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”. Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana.

    Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya..di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

    Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, Mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD. Usia Mas Adit 40 tahun dan Mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon.

    Setelah makan siang, aku telepon Mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena Mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan Mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu Mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan Mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.


    Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan..! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok Mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh..darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias. Rupanya Mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun. Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin Mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

    Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh.. betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.

    “Ndrew, Mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
    “Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa Mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
    “Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.
    “Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”
    “MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
    “Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”
    “Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
    “Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
    “Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.


    Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.

    Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.

    Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..

    Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH.. “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan.. Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String. Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

    Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan.. tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh.. sllrrpp.. ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.


    Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk. HH.. hangat rasanya.. sempit.. tapi licin.. seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit. Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott.. ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

    “Mmmhh.. kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.
    “Gantian dong..aku juga pengen..”
    Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.
    “Wah.. celaka..”, pikirku.
    “Ketahuan, nich..” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.
    “Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
    “KELUAR KAMU..!”

    Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser.. malunya aku.

    Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..


    “Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.
    “Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.
    “Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
    “Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..
    “Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi.. Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

    Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya. Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

    “SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.
    “Itilnya.. dong.. Ndrew.. mm.. IYAA.. AAHH.. KENA AKU.. AMPUUNN NDREEWW..”
    Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.

    “Mbak.. mau keluar nih..” kataku.
    Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts.. srssrreett.. ssrett.. spermaku muncrat di muutu Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

    “Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih..” pintanya.
    Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.


    Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.
    “Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.
    Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless.. sshh..
    “Aduhh.. Ndrew.. tititmu keras banget yah..” rintihnya.
    “kok bisa kayak kayu sih..?”
    Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus. Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

    “MMFF.. SSHSHH.. AAIIHH.. OUUGGHH.. NDREEWW.. MBAK KELUAARR.. AAHHSSHH..”
    Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan..

    Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.
    “Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.
    Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.
    “SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh.. oohh..” rintihnya.
    “Masukin aja, yang.. jangan siksa aku, pleeaassee..” rengeknya.


    Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar. Mbak Lala mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..

    Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

    Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr.. ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.

    “Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
    “Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin kontol kamu.. aku hampir sampaaii..” erangnya.
    Rupanya Mbak Lala sampai terkencing-kencing menahan nikmat.

    Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..


    “NDREEWW.. AKU KELUAARR.. OOHH.. SAYANG.. MMHH.. AAGGHH.. UUFF..”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.
    Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..

    “Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.
    “Keluarin sayang.. ayo sayang, keluarin di dalem.. aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi..” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.
    Seketika itu juga.. Jrruuoott.. jrroott.. srroott..
    “Mbaakk.. MBAAKK.. OOGGHH.. AKU MUNCRAT MBAAKK..” aku berteriak.
    “Hmm.. ayo sayang.. keluarkan semua.. habiskan semua.. nikmati, sayang.. ayo.. oohh.. hangat.. hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh..” desah Mbak Lala manja menggairahkan.
    Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.

    “Ndrew, makasih ya.. kamu bisa melepaskan hasratku..” Mbak Lala tersenyum puas sekali..
    “He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.
    “Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen bersetubuh dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”
    “Waahh.. kurang ajar juga kau ya..” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
    “Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”
    “Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.
    “Kamu pengalaman pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak bersetubuh dengan laki-laki selain Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Adit juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.
    “Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
    “Ini pertama kalinya aku sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”
    “Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny..” aku tersenyum.


    Kami berpelukan dan akhirnya terlelap. Kulihat senyum tersungging di bibir Mbak Lalaku tersayang..

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Nyokap Kekasihku

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Nyokap Kekasihku


    5449 views

     

    Whiena nya ada Bu? “oh Whiena barusan dibawa sama Papanya kerumah neneknya yang sedang sakit”, ia titip pesan gak dapat kerumah temannya yang ulang tahun, ia meminta maaf dengan kamu karena gak sebelumnya sempat nelpon masalahnya barusan cepat-cepat sekali..” “jam berapakah perginya Bu”

     

    Cersex Stw – “sekitaran satu jam yang lalu…mungkin saat ini masih diperjalanan”Rumah neneknya whiena memang cukup jauh sekitaran 3 jam perjalanann dari kotaku. “oh..kalau begitu saya izin Bu”

    “Jangan dahulu ada yang ingin Ibu bertanya dengan kamu mengenai Whiena, tetapi Ibu buatkan minum dahulu ya” Ibu Cantik juga masuk langsung kedapur, sedangkan hatiku menjadi kebingungan entahlah apa yang ingin ditanya oleh Ibu Cantik, jangan-jangan di tahu masalah jalinan ku yang intim bersama whiena, akan diintrogasi nih pikirku…… GAWAT ……

    Ibu Cantik nyokap nya whiena keluar dapur dengan bawa 2 gelas minuman dingin.”silahkan diminum Rio” Aku juga langsung minum sementara hatiku cukup tegang karena takut pada Bu Cantik yang kemungkinan geram-marah…. dag dig dug detak jantungku kedengar keras …. seolah ingin lepas jantung ku ini.

    Ibu Cantik duduk dikursi cocok di depan ku dan dasternya cukup terkuak hingga pahanya yang putih kelihatan terang, jatungku berdenyut semakin kuat dan selekasnya merunduk karena tidak sedap sama Bu cantik. “Rio kamu serius berpacaran sama Whiena?” Saya cukup kaget karena pikiranku tetap melayang-layang entahlah ke mana.”serius Bu, saya siap bertanggungjawab bila ada apa-apa sama Whiena” jawabku sekalian masih tetap merunduk.

    “kamu kok dibawa narasi justru nunduk sich Rio, kan gak sedap.””Maaf Bu” kuangkat kepalaku, sekarang duduk Bu cantik cukup mengangkang hingga samar-samar kusaksikan sisi dalamnya dan rupanya Bu cantik tidak pakai cd, napas ku juga cukup mengincar meredam gairah tetapi tidak berani melakukan perbuatan apapun karena yang di depanku ialah nyokap nya whiena yang dosen wali dikampusku.

    “kamu mengapa Rio” bertanya Bu cantik berpura-pura tidak paham.”tidak Bu, anu….” aduh saya mulai kebingungan, sedangkan Bu cantik tersenyum melihat ku. Selanjutnya Bu cantik berdiri dan duduk disampingku. Kamu terangsang ya simak paha Ibu, aku juga cuma diam sementara tangan Bu cantik mulai menggenggam pahaku, Selanjutnya Bu cantik berbisik, “kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu telah lama tidak pernah disentuh oleh bokapnya whiena, ia terlampau repot sama masalah kantornya”.

    “tetapi Bu..” srup bibirnya Bu cantik langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas kontol ku, pikiranku benar-benar kacau-balau, saya masih bimbang dan belum yakin kalau rupanya Bu cantik mempunyai gairah yangg tinggi. birahiku mulai bangun, aku juga mulai meremas-remas toketnya Bu cantik.

    “Terus Rio, sedap sekali..”dan tangan Bu cantik mulai buka celana jeans ku, aku juga menolongnya dan kulepas kaosku sehigga sekarang tinggal cd yang menempel. “Rio kita kekamar saja yok.” Dan mencium bibirku.Bu cantik masuk langsung kekamar dan buka dasternya, badan Bu Cantik sekarang polos.

    “Wow Ibu elok sekali, putih, seksi, gak kalah sama whiena””ah kamu dapat saja Rio” jawab Bu cantik sekalian tersenyumTubuh Bu cantik benar-benar sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang lebih besar, dan bulu jembutnya dicukur rapi.”Sini donk Rio, kok justru bengong” Ibu Cantik nyokap nya whiena duduk di pinggir tempat tidur dan saya merapat dan merunduk mencium bibirnya. Tangan Bu cantik melepas cd ku dan keluarlah kontolku.

    “edan Rio. Punyai kamu besar sekali, lebih besar dibanding punyai suamiku.”ia juga mengelus-elus kontol ku, kodorong kepalanya supaya segara mengisap kontolku.”Hirup kontol Rio Bu””sabar ya Rio, jangan khawatir yang jelas malam hari ini kita harus sama senang”Bu cantik selanjutnya berdiri dan menciumku selanjutnya turun kedadaku, putingku di hirup dan dijilati.Ouh..Bu sedap sekali Bu, terus Bu.

    Selanjutnya Bu cantik berjongkok di depan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es cream. Selanjutnya memasuk kan kontolku kemulutnya. Ia juga memompa dengan mahir. Sangat nikmat rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena..

    Terus Bu, aku juga mulai memompa kontolku di dalam mulut Bu cantik hingga mulut Bu cantik kelihatan penuh dan terkadang Bu cantik seperti akan muntah karena kontolku masuk sampai kerongkongannya..saya mengambilnya dan kelihatannya Bu cantik sedikit sedih.

    “Terus Rio, masukkan kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu sedap Rio. Setubuhi mulut Ibu Rio” Aku juga masukkan lagi kontolku di dalam mulut Bu cantik dan tangan ku menggenggam kepalanya hingga pergerakannya memiliki irama. Sementara itu tangan Bu cantik menggenggam kuat paha ku karena dorongan kontolku makin keras menusuk mulut Bu cantik.

    “mulut Ibu sedap sekali isep terus Bu. Isep yang kuat”

    Sektiar 20 menit ku setubuhi mulut Bu cantik sampai Bu cantik nyaris muntah. Aku juga mengambil kontolku. “kuat kamu Rio ya sudah nyaris 1/2 jam di karoeke belum keluar, kalau bokapnya cantik tentu sudah keluar trus langsung tidur, dasar egois sekali”

    Rupanya Bu Cantik sejauh ini jarang-jarang mendapatkan kepuasan dari suaminyaSekarang gantian Ibu yang kamu puasin Rio saat ini kamu tidur.Saya cukup kebingungan apa penginnya Bu cantik tetapi saya menurut saja. Dan saya barbaring di atas tempat tidur selanjutnya Bu cantik jongkok di atas diatas dadaku.” Rio Ibu ingin setubuhi mulut kamu ya”Ia juga dekatkan vaginanya kemulutku dan memulai memompanya.

    Aku juga menjulurkan lidah ku, asin, rupanya cairanya Bu cantik sangat banyak keluarKini tangannya berdasar ke pinggir tempat tidur hingga cukup nungging dan terus memerkosa mulutku bahkan juga hidung ku, wewangian wangi dari vaginanya membuat nafsu ku samakin bertambah.”Lidah kamu sedap sekali Rio hidung kamu ..terus Rio, nikmat” Bu cantik terus memompa vaginanya mengarah mulutku hingga kadangkala saya kesusahan bernafas.

    Pada akhirnya Bu cantik stop karena kelihatan cape sekali.Aku juga membaringkan Bu cantik dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan kadang-kadang kugigit perlahan-lahan.Ouch…nikmat sekali Rio terus Rio, hirup terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu punya kamu sekarang ini.

    Aku juga menjilatnya nya dan ku masukan jemari ku kadalam vaginanya dan Bu cantik juga menggeliat kenikmatanOuch..jemari kamu sedap sekali Rio apalagi kontol kamu.terus Rio.Selang beberapa saat Bu cantik menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku juga percepat permainan fucking finger ku divaginanya..

    “Shh,uhf…Ibu ingin keluar Rio hirup yang kuat Rio vagina Ibu.,ohh……”Aku juga mengisap kuat kuat lubang kepuasan itu dan “cret..Cret..”Cairan nikmat Bu cantik menyemprotkan mulutku dan aku juga menjilatnya sampai bersih. Edan kamu Rio mulut kamu pandai sekali memberi kepuasan di vagina Ibu.Aku juga berjongkok lagi di atas kepala Bu cantik dan kembali ku entot mulutnya Bu cantik..

    Bu cantik juga mengisap dengan kuat kontolku..saya mengubah tubuhku hingga posisi kami saat ini 69, saya meredam tubuhku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu cantik sementara memek Bu cantik kembali basah dan saya terus mengelus elusnya.

    Terasanya sangat nikmat mulut Bu cantik, aku juga memompanya makin brutal dan Bu cantik terlihat terselak selanjutnya ia melepas kontol ku.”besar sekali kontol mu Rio kaya ingin robek mulut ku..” Aku juga membenahi posisiku dan dan sekarang kami keduanya sama tiduran..Kulumat bibir bi cantik yang terlihat merah karena ku entot barusan dan tanganku mainkan klitorisnya..

    Itil V3
    “Shh..uhf.. nikmat sekali Rio..entot Ibu saat ini Rio..masukkan kontolmu ke memek Ibu..cepat Rio Ibu sudah gak tahan nih..gatel sekali rasanya.”Bi Cantik juga kusuruh mengangkang dan mengusung kakinya ke depan sampai terlipat sentuh toketnya..

    Sekarang bibir vagina Bu Cantik muncul dan menganga seolah berteriak meminta dientot. Aku juga arahkan kontolku ke vagina Bu cantik dan memulai menggesek-gesekannya.. Rio masukkan donk..cepat Rio..Ibu sudah ingin banget…ayo dong sayang..Ibu Cantik juga merengek-rengek seperti anak kecil.. Aku juga menanamkan kontolku secara cepat masuk ke vagina Bu cantik yang telah licin berkilau.

    “Ouhhhh…sakit sekali Rio.. kontol kamu besar sekali.perlahan-lahan donk” “Tetapi sedap Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu…”Rupanya memek Bu Cantik masih sempit dan sedap sekali kontolku terasanya dipilin-pilin. Aku juga memompa terus vagina Bu cantik…semakin lama makin cepat..

    “Ouh..terus Rio saya gak tahan nih..Ibu ingin keluar..””Terus Rio.entot terus memek Ibu Rio..memek itu punyai kamu saat ini Rio..ouh…” Bu cantik mulai meracau tidak karuanDan selanjutnya badan Bu Cantik melafalkanng dan kontolku berasa diapit kuat sekali..”Ouh..Ibu keluar kembali Rio..kontol kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,”

    Aku juga mengubah tubuh Bu cantik dan rupanya Bu cantik langsung memahami apa mauku dan ia lantas menungging dan sekarang kami dogy model..aku juga masukkan kontolku kedalam memek Bu cantik.. “Ouhh..nikmat sekali Rio..”Saya terus memompa memek Bu cantik sekalian meremas-remas toket Bu Cantik yang bergelantung..

    Ouh..ahh..terus Rio, Ibu ingin keluar kembali nih. Aku juga mengocak memek Bu Cantik secara cepat hingga Bu Cantik keluar yang ke-3 kalinya.. Kamu kuat sekali Rio, Ibu benar-benar senang di entot dengan kamu.. Saat ini kamu entotin mulut Ibu saja yang masalahnya Ibu paling senang kalau mulut Ibu di entot. Edan ni Ibu rupanya ia senang sekali oral..

    Aku juga menarik Bu Cantik kelantai dan kusuruh jongkok, dan kumasukkan kontolku di dalam mulut Bu cantik perlahan-lahan sampai ambles semua, ujung kontolku berasa sentuh kerongkongannya, aku juga meredam kepala Bu cantik karena sangat nikmat berasa, ada kepuasan tertentu yang ada saat kontolku masuk semua kemulutnya Bu Cantik.

    Selanjutnya Bu Cantik memukul pahaku karena kayanya ia mulai susah bernafas tetapi saya masih tetap meredam kepalanya hingga pada akhirnya ia paksakan menarik kepalanya dan secara langsung lari kekamar mandi dari sisi kami dan secara langsung muntah. Aku juga meng ikuti kekamar mandi. “Edan kamu Rio kontolmu besar sekali”. “Sory ya Ibu muntah setelah gak tahan kamu jejelin kontol sebesar itu” Ibu Cantik nyokap nya whiena juga menyirami muntahnya..

    Sekarang Bu Cantik jongkok kembali di dalam kamar mandi dan mengulum kontolku. Aku juga memompanya dengan memiliki irama dan tangan Bu cantik terus mainkan biji pelirku, air ludah Bu cantik menetes keluar lewat antara bibirnya dan saya tidak perduli, saya terus memompa mulut Bu cantik yang seksi sampai kontolku masuk semua dan kelihatannya Bu Cantik sudan mulai terlatih dengan kontolku hingga rasanya makin nikmat, kontolku terasanya ingin ditelan oleh Bu cantik.

    Aku juga menghidupkan shower dan menyirami Bu cantik yang tetap asyik mengulum kontolku, sekarang tuBuh Bu cantik basah dan kelihatan makin seksi. Aku juga menyimpan lagi shower itu, dan meneruskan memompa mulut Bu cantik.”Hirup Bu saya sudah ingin keluar nih..”

    Aku juga memompa mulut Bu cantik makin cepat dan Bu cantik benar-benar menikmatinya… Saya keluar Bu..ouh…. ooouuuuugghhhhhhttttt……….Aku juga masukkan semua kontolku di dalam mulut Bu cantik dan menyemprot sperma di tenggorokkannya, selanjutnya Bu cantik menarik kepalanya dan bersihkan sperma dari kontolku,,”sperma kamu sedap sekali Rio, kental..””ia terus mengulum kontolku yang tetap berdiri yang tegak..””kontol kamu tetap berdiri Rio..kamu kuat sekali,,

    “Kita mandi dahulu yu..nanti lanjutin kembali ya.. Kami juga mandi sama.. Usai mandi Bu Cantik ngajak makan, kami ke kamar makan sekalian masih tetap telanjang..aku juga duduk sekalian makan sementara Bu cantik tidak makan ia cuma duduk disampingku sekalian mengelus-elus kontol ku.

    “kok gak makan Bu?” tanyaku..”tidak ah,,sudah kenyang barusan minum sperma kamu..”
    Aku juga makan sedikit karena birahi ku kembali bangkit.”Ibu kok senang sekali oral sex sich””masalahnya kalau oral sex Ibu dapat rasain kontolmu yang sedap sekali”

    Kami juga meneruskan birahi kami di kamar makan dan berpindah keruang tamu dan pada akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta lagi sampai subuh…………. Hubunganku sama Bu Cantik benar-benar hot, bahkan juga lebih hot dibanding sama whiena yang bahkan juga kami sebelumnya pernah ngentot di dalam kamar mandi kampus…… tetapi ku tetep sayang sama whiena.

    Saat ini Bu Cantik telah berpindah ke kota “Y”. Karena suaminya berpindah pekerjaan. Dan sejak itu, saya kehilangan beritanya whiena.

     

  • Kisah Memek Nafsu Ku Naik Lihat Badan Seksi Di Sampingku

    Kisah Memek Nafsu Ku Naik Lihat Badan Seksi Di Sampingku


    2539 views

    Duniabola99.com – Saya terasa udara dingin menimpa badanku. Saya buka mata, saat sekitaran jam 3 pagi, saya telah tidur sepanjang 4 jam. Badan bugilku masih tetap terbaring diranjang. Saya tengok Bu Diah, badannya yang mulus telanjang bulat juga masih tetap tergeletak disampingku. Telah tidak berpelukan sekali lagi seperti saat ingin tidur.


    Saya ingin cium dia, namun tidak jadi, saya miliki fikiran beda. Saya bangun bebrapa perlahan, saya berdiri selain ranjang dekat Bu Diah. Saya amati badan molek Bu Diah, rambut ikal, hidung mancung, bibir merah merekah, leher tahap, buah dada indah sekali besar serta kencang, pentilnya kemerahan mendongak, perut tidak tebal, pinggul cocok, pantat bulat padat, kaki panjang dengan paha mulus indah.

    gembulan daging cembung di atas selangkangan itu bukanlah main menantangnya, garis merah membelah, rambut tidak tebal hiasi, itilnya merah sebesar biji kacang tanah bukanlah terlalu berlebih namun kemaluan Bu Diah masih tetap seperti tempik anak usia 16 tahunan yang saya sempat tembus sekian kali.

    Nafas Bu Diah teratur, tempat tangan di atas kepalanya serta pahanya terbuka lebar mengundang saya untuk menyetubuhinya. Darahku tersirap namun saya masih tetap ingin memberi kenikmatan mataku untuk nikmati panorama langka ini.

    – Perlahan saya keluar ambil rokok, menyalakan serta menghirupnya kembali mendekati Bu Diah yang masih tetap tergolek menantang. Lima menit berlalu saat rokok pertamaku habis serta saya matikan di asbak. Saya nyalakan rokok ke-2, kembali saya puaskan mataku dengan keindahan badan mulus wanita, nafasku memburu, rokok saya isap dalam-dalam makin cepat lalu saya matikan.

    Bu Diah menggeliat sembari mendesis, tangan Bu Diah bergerak perlahan, yang kiri memegang susunya samping kiri serta tangan kanannya memegang vaginanya, dia bergerak sedikit dengan kepala juga tergoyang lalu tempatnya miring serta ke-2 tangannya mendekap vaginanya, badannya melingkar memerlihatkan lekuk liku pinggangnya serta bokongnya yang mencuat. Saya fikir Bu Diah sekali lagi mimpi, mimpi bersanggama. Mimpi Bu Diah ini ingin saya menjadikan fakta.


    Pelan-pelan saya naik ranjang, kontolku telah mencuat keras setelah 4 jam istirahat, saya ada di atas badan mulus Bu Diah yang saya balikkan dari tempat miring, saya cium bibirnya. dia buka mata, kaget, namun dia biarlah bibirku melumatnya, jadi dia lebih ganas memagut bibirku,

    memasukkan lidahnya kemulutku yang saya sambut dengan lidahku yang lalu sama-sama menggelitik tangan kiriku menyokong badanku yang kanan mengelus buah dada Bu Diah, meremas-remasnya, memelintir pentilnya turun mengelus perutnya yang tidak tebal, pinggang yang ramping, kebawah sekali lagi saya renggangkan paha. Bu Diah, mulutnya terbuka keluar erangan erotis aauucchh. matanya tetaplah tertutup, birahinya bangit.

    Nafsuku mencapai puncak, tangan kanan meremas gundukan vagina Bu Diah, dia mendesis, saya gesek belahan merah ditengahnya dengan jari tengahku, saya usap-usap bebrapa perlahan, sedikit naik saya sentuh itilnya yang lembut, saya permainkan dengan belaian lembut. Diah lebih keras mendesis. orgasme. basahlah dia dalam kondisi 1/2 mimpi.

    – Saya tidak ingin mengoral vagina Bu Diah, saya tidak ingin lubangnya basah karna liurku, saya ingin rasakan kekesatan kemaluannya, saya ingin nikmati kesesakan tempiknya. Saya tujukan kontolku yang galak berkepala besar tanpa ada saya pegang, tangan kananku tetaplah meremas-remas pantat Bu Diah, 2 x kontolku coba menusuk lubang sempit kemaluan Bu Diah tidak dapat. Bu Diah menolong memegang lembut kontolku serta di arahkannya persis melekat liang sanggamanya.

    Setelah cocok, dia terlepas tangannya, membiarkan kontolku menembus tempiknya yang cembung, seolah dia paham saya memanglah suka nikmati bebrapa waktu kontolku membiak bibir merah kelaminnya, menguak lubang sempit vaginanya, menembus gundukan hangat kewanitaannya saya tekan kontolku, bibir memek Bu Diah merekah merah BLeess. kontolku menghujam dalam.


    “Aaucch. ”, erang Bu Diah kaget kontolku yang kepalanya besar menusuknya, mulutnya terbuka namun mata tetaplah terpejam.

    Saya turun naikkan kontolku perlahan, saya nikmati kesempitan lubang persetubuhan Bu Diah, kekesatan liang sanggamanya. Bu Diah mulai mengangkat bokongnya, menggelinjang mengerang-erang kesenangan karena kekerasan serta kehangatan kejantananku yang saya pakukan dengan mantap dalam kemaluannya yang makin merah serta terbuka bibirnya.

    Pantat Bu Diah naik turun ikuti pergerakan naik turun tusukan kontolku, ranjang lebih bergetar, desisan nafas makin kencang erangan makin keras gundukan Bu Diah erat menangkap tiap-tiap saya coBLosan kontolku,

    Bu Diah tidak ingin melepas pasak kejantananku terlepas dari cengkeraman memeknya, saya genjot sekali lagi dia, keras saya tusuk serta tusuk makin keras, saya sodokkan kekiri kanan saya coBLos serta coBLos. Bu Diah semakin menggelinjang, pantatnya bergoyang kencang, tubuhnya bergerak ke sana kemari menahan nikmat keperkasaan kontolku.

    Saya puasin mengaduk-aduk memek Bu Diah sekitaran 10 menit, selalu saya berbisik ditelinganya”Bu, anda peras-peras punyaku, ya”.

    Bu Diah tahu maksudku, matanya tetap terpejam tapi mimiknya sangat menggairahkan, mulutnya terbuka mengerang-erang, dia betulkan posisi bokongnya, dan mulailah remasan-remasan vaginanya di batang kontolku empot empot empot otot-otot vaginanya memeras-meras kontolku, sementara tanganku kuat-kuat meremas-remas buah dadanya, mulutku melumat-lumat pentilnya.

    “Aaaucch aauucchh”, nafsu Bu Diah memuncak.

    Kembali seperti petang tadi tanganku dipepetkan disebelah buah dada kiri kanannya, tangannya kebelakang memegang kuat sandaran ranjang. Aku sedikit menjauh, aku nikmati raut muka penuh nafsu, buah dada yang naik turun menggebu-gebu, bokong yang teratur berputar,


    semua nikmat dipandang dan yang paling nikmat adalah rasa empot empot vaginanya. remasan otot vagina kesat yang berdenyut-denyut Bu Diah mulai berkeringat setelah sekitar 15 menit memeras tenaga meremas-remaskan otot vaginanya ke kontolku, aku mulai kasihan. Aku mau muasin dia lagi.

    Aku kecup keningnya, aku bilang”Udah Bu, jangan repot-repot”.

    Aku ambil bantal aku taruh dibawah bokong besarnya yang membuat gundukan memek Bu Diah semakin membukit, aku buka lebar selangkangannya sementara kontolku tetap merapat di memeknya.

    “Bu, maaf ya aku mau agak keras menggejot”, kataku terus aku genjotkan kontolku keras-keras berulang kali, sodokan-sodokan kencang, adukan-adukan pentungan kelaminku yang perkasa.

    “Maass”, Bu Diah menjerit (Nuniek isteriku mungkin dengar jeritan histeris Bu Diah).

    – Jam terbang kontolku, pengalaman menyetubuhi banyak jenis wanita buat saya tahu bagaimana membikin Bu Diah lebih histeris, lebih liar, lebih berkelejotan, lebih ingin diperlakukan apa sajakah saya hujamkan kontolku lebih ganas sekali lagi saja sekitaran 15 menit saya hajar memek Bu Diah.

    Tanpa ada ampun kudengar ratapan Bu Diah”Maas, telah. Mas. ”

    Saya cabut kontolku sebentar, saya menunduk serta saksikan lubang senggama Bu Diah bulat merah menganga diameternya sebesar spidol saya suka saksikan liang senggamanya yang merah berdenyut-denyut sampai di terasa malu.

    – Saya belum juga ingin ganti tempat, saya pelesakkan sekali lagi kontolku yang keras mengkilat ceplak ceplak ceplak gundukan memek Bu Diah jadi membesar serta memerah terkena hempasan kejantananku, Pada akhirnya pejuku merasa telah menumpuk dikepala kontolku, keras sekali kontolku menegang saya tancapkan kontolku dalam-dalam serta saya tumpahkan air maniku yang kental hangat menyiram kemaluan Bu Diah. yang selalu meronta-ronta. Berbarengan semprotan hangat cairan kejantananku, Bu Diah juga orgasme.

    “Maas, saya juga keluaar. ”, jeritnya sembari pahanya merapat dipantatku serta kaki-kakinya menendang-nendang.


    Kami berdua cape, saya turun dari atas badan Bu Dian, saya berbaring tangan kiriku di bawah lehernya serta tangan kananku di atas vaginanya yang jadi mewangi ciri khas kombinasi cairan kejantananku serta cairan kewanitaan Bu Diah. Lalu Bu Diah bangun, kembali dia bersihkan kontolku sesudah dia bersihkan badannya di kamar mandi.

    Dia bertanya ”Mas ingin saya bikinin teh panas? ”.
    Saya jawab ”Enggak usah lah, kan telah nyusu”, jawab saya sembari memegang buah dadanya yang besar.

    Gantian kontolku diremasnya, sembari beranjak ambil softdrink yang berada di kulkas di kamar juga, memberinya padaku serta minum bertukaran satu kaleng. Selanjutnya kami berbaring, saya bisikkan di telinganya”Bu, trims ya, anda cantik ini pandai sekali”, sembari saya tekan vaginanya yang hangat gunakan tanganku.

    Bu Diah merangkul saya berbisik”Ah, Mas yang hebat, saya juga senang sekali Mas”.
    Saya cium bibirnya saya goda”Besok sekali lagi ya”.
    “Heeh”, jawab Bu Diah.

    Saya lega sekali, saya senang sekali. Saya bertindihan seperti barusan serta tertidur. Saya tidur pulas. Saya terbangun saat mendengar langkah orang masuk kamar, saya saksikan isteriku masuk kamar membawa nampan diisi kopi panas serta roti bakar/toast. Saya tengok Bu Diah telah tidak ada disampingku, saya masih tetap telanjang.

    “Selamat pagi, sayang”, kata isteriku.
    “Cape kerja ya, habis lembur 3x sih, namun enak kan”, kata dia sekali lagi sembari menyimpan nampan di meja kecil samping ranjang.
    “Sekarang jam berapa”, tanyaku.
    “Jam 1/2 tujuh. Masih tetap males, yach. Tidak apa sih, ini kan hari Sabtu. Ini minum kopi dahulu, sini saya minumin sayang”.

    Saya menurut saja serta diminuminya saya dengan kopi hangat, saya diminta makan toast yang dibikinnya. Isteriku telah mandi, baunya wangi, dia duduk mepet saya, saya tahu di balik kaos panjangnya dia tidak gunakan apa-apa sekali lagi.


    Dia pandangi saya penuh makna. Dia bilang”Puas kan, Mas. 2 x kan sama Diah. Tentu dia lebih hebat dari saya, saya sadar koq namun tidak apa-apa. Saya ikhlas sekali Mas dapat tidur sama Bu Diah. Hanya janganlah lupa lho, saya kan saat ini fitness serta BL setiap hari, isterimu dapat juga 2 x lhoo”, tuturnya genit sembari dia geser duduknya, dia angkat kaosnya serta telanjang bulat.

    Badan isteriku masih tetap bagus, semakin bagus dari Ibu Ning yang umurnya 47 th yang saya kontoli nyaris setiap minggu sepanjang 3 bulan Januari -Maret th. ini. Isteriku hilang ingatan juga, kontolku dipegang, dikocok-kocok, pelerku diremas-remas, dikulumnya kontolku, dijilat-jilat dengan lidahnya yang mulai pakar sekali lagi, diisap-isap semua batang kontolku, dimasukkannya dalam mulutnya hingga mentok di tenggorokannya, adegan yang sama dengan petang barusan berulang kembali.

    Selanjutnya isteriku minta”Mas, saya digenjot yang keras, Mas”.

    – Saya penuhin, saya baringkan dia dengan kasar, saya buka pahanya lebar, saya usap-usap itilnya yang panjang sekitaran 2 senti menonjol keluar, saya masukin jariku buka lubang kemaluannya, saya kenal benar lubang kemaluannya jadi selalu saya tusukkan kontolku ke liang kemaluannya, saya tancapkan sodokkan kontolku,

    saya aduk-aduk sisi dalam kemaluannya, saya tunggangin saya entotin sembari tangan kananku meremas payudaranya yang besar masih tetap kenyal serta tangan kiriku menyokong kepalanya dengan mukanya saya pepetkan ke ketiakku bukti riil isteriku ada di bawah ketekku. saya pompakan kontolku keras sekali ke liang sanggama isteriku.

    Telah lama saya tidak menyetubuhi Nuniek, isteriku, dengan buas. Saya tunjukkan saya masih tetap mampu hadapi tantangannya, kebinalannya yang mendadak keluar sekali lagi. Ada 20 menit saya hujamkan serta pasakkan kontolku keras-keras dalam tempik isteriku yang menjerit-jerit menggelinjang menggeliat-geliat meronta-ronta tangannya memukul-mukul punggungku.

    saya sukai itu sembari memandangi kontolku keluar masuk menusuk-nusuk bukit besar kemaluannya yang berjembut lebat hingga saya tumpahkan air maniku ke memeknya yang merah sekali terkena hajaran kontolku yang tetaplah perkasa.


    Saya cabut kontolku serta saya amati dilubang kemaluan isteriku ada tetesan pejuh hangat yang baru saja saya semprotkan Waow, pejuhku masih tetap banyak pula Isteriku tahan banting, dia tidak tiduran namun selalu ngajak saya kekamar mandi, dengan penuh kasih sayang isteriku bersihkan semua badanku.

    Saya di ajak turun kebawah, saya belum juga ingin kataku ingin tidur sekali lagi. Isteriku keluar, saya masih tetap tiduran serta merenung.

  • Video bokep cewek jepang manja Maya Kawamura

    Video bokep cewek jepang manja Maya Kawamura


    3212 views

  • Kisah Memek kuentot bibiku yang lagi tidur

    Kisah Memek kuentot bibiku yang lagi tidur


    4840 views

    Duniabola99.com – Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

    Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.


    Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.

    Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas bibi.

    Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.

    Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.

    Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

    Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi.


    Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

    Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.

    Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.

    Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,


    Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..! katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.


    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

    Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan.

    Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.


    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.

    Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

    Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.

    Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.


    Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan kepuasan pada seluruh badanku.

    Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami kepuasan orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..! Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.


    Aaughh.. oohh.. oohh..! terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

    bibi mencapai kepuasan orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku meraih kepuasan orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

    Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, memberi kepuasan dan mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

  • Kisah Memek Seks Bersama Ibu Guru Cantik

    Kisah Memek Seks Bersama Ibu Guru Cantik


    3574 views

    Duniabola99.com – Rina adalah seorang guru sejarah di smu. Umurnya 30 tahun, cerai tanpa anak. Kata orang dia mirip Demi Moore di film Striptease. Tinggi 170, 50 kg, dan 36B. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.


    Suatu hari Rina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Anto harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Anto juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.
    Bagi Rina, kedatangan Anto ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Anto?”, Rina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Anto selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Rina, Saya sudah selesai”, Anto masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Anto sebentar ya”, Rina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu. Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

    Begitu ia keluar, mata Anto nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Rina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Anto merah karena malu, karena Rina tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Anto kamu mau menolong saya?”, Rina merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Anto bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Rina yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Anto langsung saja merah mendengar perkataan Rina”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.


    Rina kemudian duduk di pangkuan Anto. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Rina yang agresif karena haus akan kehangatan dan Anto yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Rina yang mengeras. Lidah Rina menjelajahi mulut Anto, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.Setelah puas, Rina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Anto”, Rina berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Anto”, Rina mendesah tidak sabar.

    Anto kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Anto…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Anto meletakkan tangannya di dada Rina yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Rina yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Anto melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Rina tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.Tubuh Rina menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Rina mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

    Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Anto makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Rina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Rina yang membuka lebar. Rina kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Anto memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Anto mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Rina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Anto.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Anto tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.


    Tangan Anto semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anntoo”, Tangan Rina mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Anto…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Anto menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Rina segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Rina. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Anto tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Rina. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Rina.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Anto di dalam mulut Rina, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Anto”, Rina masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.

    Ketika Rina sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Anto…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Rina ke kulkas.Gelas yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Rina kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Rina berteriak, saat Anto menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Antoo…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Rina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Anto di telinganya”Ahh…, hh”, Rina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Anto mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Anto…, Anto jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Anto yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.

    Kedua insan itupun tergolek lemas menikmati apa yang baru saja mereka rasakan.
    Setelah kejadian dengan Anto, Rina masih sering bertemu dengannya guna mengulangi lagi perbuatan mereka. Namun yang mengganjal hati Rina adalah jika Anto kemudian membocorkan hal ini ke teman-temannya.
    Ketika Rina berjalan menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza. Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini.”Bu Rina salam dari Anto”, Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda motornya.”Terima kasih, boleh saya masuk”, Ia harus berkata begitu karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya.”Boleh…, boleh Bu saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto.”Langkah Rina terhenti seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat kaget.”Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..”, sambil duduk di balik kemudi.”Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto”, Reza tersenyum penuh kemenangan.”Apa hubungannya?”, Keringat mulai menetes di dahi Rina.”Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti puas”.

    Tanpa menghiraukan omongan muridnya, Rina langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang. Rina segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika dibuka”Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!”, Rina agak jengkel dengan muridnya ini.”Boleh saya masuk?”.”Tidak!”.”Apa guru-guru perlu tahu rahasiamu?”.”!!”dengan geram ia mempersilakan Reza masuk.”Enak ya rumahnya, Bu”, dengan santainya ia duduk di dekat TV. “Pantas aja Anto senang di sini”.”Apa hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua”, dengan ketus Rina bertanya.”Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami berdua”.”Jadi artinya”, Kali ini Rina benar-benar kehabisan akal. Tidak tahu harus berbuat apa.”Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih baik dari Anto, mau?”, Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Rina.Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin.


    Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya.”Bagaimana Bu, lebih besar dari Anto khan?”.Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu gerakan meraih kepala Rina dan memasukkan penisnya ke mulut Rina.”Mmpfpphh”.”Ahh yaa…, memang Ibu pandai dalam hal ini. Nikmati saja Bu…, nikmat kok”Rupanya nafsu menguasai diri Rina, menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza merintih keenakan.”Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh”, Reza menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Rina, sementara tangannya meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rina merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak keluar.”oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh”.Cairan mani Reza muncrat di mulut Rina, yang segera menelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.”Sudahh…, sudah selesai kamu bisa pulang”, Namun Rina tidak bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke vaginanya.”Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan permainan yang sebenarnya.””Apa! beraninya kamu memerintah!”, Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya, Reza mengikuti saja.

    Setelah ia di dalam, Rina tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh, dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya.”Sini saya teruskan”, ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Rina juga merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya.”Gilaa…, besar amat”, pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Rina, erangan kenikmatan pun keluar.”mm oohh”.Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina Rina.”Reza…, aahh…, aahh”, Tubuh Rina menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza.”Enak Bu?”, Reza kembali berbisik di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.

    Rina hanya bisa menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong tubuh Rina agar membungkuk. Kakinya di lebarkan.”Kata Anto ini posisi yang disukai Ibu””Ahhkk…, hmm…, hmmpp”, Rina menjerit, saat Reza dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari belakang.””Ugghh…, innii…, innii”, Reza medengus penuh gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Rina. Rinapun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.”Adduuhh…, teruss.., teruss Rezaa…, oohh”, Kepala ibu guru itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram pundak Rina, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja menelan penisnya.”Oohh Rina…, Rinnaa”.Rina segera merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.

    Rina masih tergolek kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya, dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Rina, kemudian dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu.”mm capek…, mm”, bibir Rina mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan clitorisnya.”Rezz aahh”, Tubuh Rina bergetar, menggelinjang-gelinjang saat Reza mempercepat permainan tangannya.”Bu…, balik…, Reza pengin nih””Nakal kamu ahh”, dengan tersenyum nakal, Rina bangkit dan menungging.


    Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti sodokan penis Reza. Reza meraih payudara Rina dari belakang dan mencengkeramya dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang”Adduuhh…, owwmm”, Rina mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya yang telah licin melebar karena desakan penis Reza.”Bu Rina nikmat lho vagina Ibu…, ketat”, Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.”mm…, aahh…, ahh…, ahhkk”, Rina tidak bisa bertahan untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan muridnya itu.”Ayoo…, aahh.., ahh… Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr lagi…”. Gerakan Rina makin cepat menerima sodokan Reza.

    Tangan Reza beralih memegangi tubuh Rina, diangkatnya gurunya itu sehingga posisinya tidak lagi “doggy style”, melainkan kini Rina menduduki penisnya dengan membelakangi dirinya. Reza kini telentang di tempat tidur yang acak-acakan dan penuh oleh mani yang mengering.”Ooww..”, Teriakan Rina terdengar keras saat ia tidak bisa lagi menahan orgasmenya. Tangannya mencengkeram tangan Reza, kepalanya mendongak menikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Sementara Reza sendiri tetap menusuk-nusukkan penisnya ke vagina Rina yang makin becek.”Ayoo…, makin dalam dalamm”.”Ahh.., aahh…, aahh..”, Rezapun mulai berteriak-teriak.”Mau kelluuaarr”Rina sekali lagi memejamkan matanya, saat mani Reza menyemprot dalam liang vaginanya. Rina kemudian ambruk menindih tubuh Reza yang basah oleh keringat. Sementara diantara kaki-kaki mereka mengalir cairan hangat hasil kenikmatan mereka.”Bu Rina…, sungguh luar biasa, Coba kalau Anto ada disini sekarang”.”mm memangnya kamu mau apa”, Rina kemudian merebahkan dirinya di samping Reza. Tangannya mengusap-usap puting Reza.”Kita bisa main bertiga, pasti lebih nikmat..”Rina tidak bisa menjawab komentar Reza, sementara perasaannya dipenuhi kebingungan.

    Akhirnya hari kelulusan murid klas 3 sampai juga. Dengan demikian Rina harus berpisah dengan kedua murid yang disayanginya, terlebih lagi ketika ia harus pindah ke kota lain untuk menempati pos baru di Kanwil. Karenanya ia memanggil Anto untuk datang ke rumahnya untuk memberitahukan perihal kepindahannya.Ketika seputar Indonesia mulai ditayangkan, Anto muncul. Ia langsung dipersilakan duduk.”Bu, Anto kangen lho”.”Iya deh…, nanti. Gini, Ibu bulan depan pindah ke kota B, soalnya akan dinaikkan pangkatnya. Jadi…, jadi…, Ibu ingin malam ini malam terakhir kita”, mata Rina berkaca-kaca ketika mengucapkan itu.”…………..”, Anto tidak bisa menjawab. Ia kaget mendengar berita itu. Baginya Rina merupakan segalanya, terlebih lagi ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari gurunya itu.”Tapi Anto masih boleh berkirim surat kan?”.Rina bisa sedikit tersenyum melihat muridnya tabah, “Iya…, boleh…, boleh”.”Minum dulu Nto, ada es teh di meja makan. Kalau sudah nonton VCD di kamar yaa”, Rina mengerling nakal ke muridnya sambil beranjak ke kamar. Di kamar ia mengganti pakaiannya dengan kimono kegemarannya, melepas BH, menghidupkan AC dan tentu saja menyetel VCD ‘Kamasutra-nya Penthouse”. Lalu ia tengkurap di tempat tidur sambil menonton TV.

    Diluar Anto meminum es teh yang disediakan Rina dan membiarkan pintu depan tidak terkunci. Ia mempunyai rencana yang telah disusun rapi.Lalu Anto menyusul Rina ke kamar tidur. Begitu pintu dibuka ia melihat gurunya tengkurap menonton VCD dengan dibalut kimono merah tipis, lekuk tubuhnya jelas terlihat. Rambutnya yang panjang tergerai di punggungnya bagai gadis iklan shampo Pantene.”Ganti pakaian itu Nto..”, Rina menunjuk celana pendek dan kaos tipis yang terlipat rapi di meja riasnya.


    Ketika Anto sedang mencopot celananya Rina sempat melihat penis pemuda itu menyembul di balik CD GT Man-nya. Setelah selesai Anto juga tengkurap di samping Rina.”Sudah liat film ini belum? Bagus lho untuk info posisi-posisi ngesex”.”Belum tuh…”, Mata Anto tertuju pada posisi dimana si wanita berdiri memegang pohon sementara si pria memasukkan penisnya dari belakang, sambil meremas-remas payudara partnernya.”mm…, itu posisi fave saya. Kalau kamu suka nanti CD itu bisa kamu ambil”.”Thanx..”, Anto kemudian mengecup pipi gurunya.
    Adegan demi adegan terus bergulir, suasana pun menjadi semakin panas. Rina kini tengkurap dengan tidak lagi mengenakan selembar benangpun. Demikian pula Anto. Anto kemudian duduk di sebelah gurunya itu, dibelainya rambut Rina dengan lembut, kemudian disibakkannya ke sebelah kiri. Bibir Anto kemudian menciumi tengkuk Rina, dijilatinya rambut-rambut halus yang tumbuh lebat.”aahh…”Setelah puas, Anto kemudian memberi isyarat pada Rina agar duduk di pangkuannya.”Bu, biar Anto yang puasin ibu malam ini…”, Bisik Anto di telinga Rina. Rina yang telah duduk di pangkuan Anto pasrah saja saat kedua tangan muridnya meremas-remas payudaranya yang liat. Kemudian ia menjerit lirih saat puting susunya mendapat remasan.”Akhh…”, Rina memejamkan matanya.”Anto…, jilatin vagina ibu…”Anto kemudian merebahkan Rina, dibukanya kaki gurunya itu lebar-lebar, kemudian dengan perlahan ia mulai menjilati vagina gurunya. Bau khas dari vagina yang telah basah oleh gairah itu membuat Anto kian bernafsu.”oohh…, teruss…, teruuss…”, Rina bergetar merasakan kenikmatan itu. Tangannya membimbing tangan Anto dalam meremasi susunya. Memberikan kenikmatan ganda.”Jilatin…, pentil itu…, oohohh”, Bagai dikomando Anto menjilati pentil clitoris Rina, dengan penuh semangat.”Aduuhh….. Oohh…oohh…hh.. Hh…..””Anto…, massuukk”.

    Kaki Rina kemudian disampirkannya ke pundak, dan dengan cepat disodokkannya penisnya ke vagina Rina yang becek.”mm…”, Rina menggigit bibirnya. Meskipun lubang vaginanya telah licin, namun penis yang besar itu tetap saja agak kesulitan menerobos masuk.”Uuhh…, masih susah juga ya Bu…”, Anto sambil meringis memaju mundurkan penisnya. Ia merasakan penisnya bagai diremas-remas oleh tangan yang sangat halus saat di dalam. Tangan Rina mempermainkan puting Anto. Dengan gemas dicubitnya hingga Anto berteriak.”Uhh…, nakal, Ini balasannya!”, sodokan Anto makin keras, lebih keras dari saat ia memasukkan penisnya.”aa…”.
    Tiba-tiba pintu kamar tebuka! Spontan Rina terkejut, tapi tidak bagi Anto. Reza sudah berdiri di muka pintu, senjatanya telah tegak berdiri.”mm…, hot juga permainan Ibu dengan Dia, boleh saya bergabung?”, Reza kemudian berjalan mendekati mereka. Rina yang hendak berdiri ditahan oleh Anto, yang tetap menjaga penisnya di dalam vagina rina.”Nikmati saja…”Reza kemudian mengangkangi Rina, penisnya berada tepat di mukanya.”Isap… Ayoo”, sambil memasukkan penisnya. Saat itu pula Anto menghentakkan gerakannya. Saat Rina berteriak, saat itu pula penis Reza masuk.”Ahh…, nikmat..”, Rina merem-melek menghisap-hisap penis muridnya, sementara Anto dengan puas menggarap vaginanya.”uufff…, jilatin…, jilatt”, tangan Reza memegangi kepala Rina, agar semakin dalam saja mengisap penisnya.


    Posisi itu tetap bertahan hingga akhirnya Anto keluar duluan. Maninya menyemprot dengan leluasa di lubang vagina gurunya yang cantik. Sementara Reza tetap mengerang-erang sambil medorong-dorong kepala Rina.Setelah Anto mengeluarkan penisnya dari vagina Rina, “Berdiri menghadap tembok Bu!”Rina masih kelelahan. Ia telah orgasme pula saat Anto keluar, namun ia tidak bisa teriak karena ada penis di mulutnya. Saat ia berdiri dengan tangan di tembok menahan tubuhnya, mani anto menetes ke lantai.”mm…, Nto…, liat tuh punya kamu..”, seru Reza sambil tertawa. Ia kemudian menempelkan tubuhnya ke Rina. Penisnya tepat berada di antara kedua pantat Rina.”Nih Bu rasakan punya Reza juga ya”.

    Anto dengan santai menyaksikan temannya menggarap gurunya dari belakang. Tangan Reza memegangi pinggang Rina saat ia menyodok-nyodokkan penisnya keluar masuk dengan cepat. Saat Rina merintih-rintih menikmati permainan mereka, Anto merasakan penisnya tegang lagi. Ia tidak tahan melihat pemandangan yang sangat erotik sekali.Kedua insan itu saling mengaduh, mendesah, dan berteriak lirih seiring kenikmatan yang mereka berikan dan rasakan.”ooww…”, Tubuh Rina yang disangga Reza menegang, kemudian lemas. Anto menduga mereka berdua telah sampai di puncak kenikmatan. Timbul isengnya, ia kemudian mendekati mereka dan menyusup diantara Rina dan tembok. Dipindahkannya tangan Rina ke pundaknya, dan penisnya menggantikan posisi milik Reza.”Anto…”, Lagi-lagi Rina mendesah saat penis Anto masuk dan pinggulnya didorong oleh Reza dari belakang.”Ahh.. Ahh…. Dorongg…dorongg………….””aa.. Aa… Aa”.”oohhkk…, kk…, kk..”, Rina berteriak keras sekali, saat dorongan Reza sangat keras menekan pinggulnya. penis Anto amblas hingga mencapai pangkalnya masuk ke vagina Rina. Saat itu pula ia merasakan penis yang berdenyut-denyut itu melepaskan muatannya untuk kedua kali.


  • Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi berambut pirang Crystal Greenvelle menyukai seksnya dengan cepat dan keras

    Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi berambut pirang Crystal Greenvelle menyukai seksnya dengan cepat dan keras


    2005 views

    Duniabola99.com – foto cewek mahasiswi yang memiliki toket gede dan memeknya yang berwana pink dientot om-om yang berkontol besar dan gemuk yang menjebol degan keras kememeknya diatas sofa dan menembakkan sperma yang banyak kemukanya.

  • Foto Bugil Gadis Buxom Marina Visconti lepas rok pendek sebelum melakukan masturbasi

    Foto Bugil Gadis Buxom Marina Visconti lepas rok pendek sebelum melakukan masturbasi


    2146 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirangn Marina Visconti melepas pakaiannya yang ketat menampilkan toketnya yang gede dan melakukan mastrubasi dengan alat bantu sex yang menjebol memeknya yang tanpa bulu sambil duduk dikursi sofa.

  • Kisah Memek Rasa bercumbu nikmati Seks

    Kisah Memek Rasa bercumbu nikmati Seks


    2235 views

    Duniabola99.com – Peristiwa ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu di Amerika. Saya kuliah di universitas yang lumayan terkenal di dunia. Berhubung sekolahnya bagus, maka anak-anak Indonesia yang kuliah di sana rata-rata mahasiswa yang pintar. Cewek yang cantik saja cuma beberapa, itupun sudah ada cowoknya semua. Nah awalnya, ada cewek yang baru datang dari Jakarta bernama Vira (nama samaran). Saya sudah sering mendengar cerita dari teman-teman bahwa Vira ini cantik dan suka berpakaian seksi, apalagi di awal Fall semester itu udara masih panas-panasnya.


    Suatu hari di kampus, saya berpapasan dengan teman-teman cewek. Seperti biasa, saya cuma basa-basi saja karena saya memang terkenal cuek di depan cewek-cewek. Setelah basa-basi, saya bilang saya sudah terlambat masuk ke kelas. Ketika balik badan, eh hampir bertabrakan dengan cewek tinggi cantik yang sedang lewat di belakangku. Yang lain langsung tertawa.
    “Alahh Ricky pasti deh disengaja supaya kenalan”, kata cewek-cewek menggodaku. Ternyata itu yang namanya Vira.
    “Alow.., saya Ricky”.
    “Vira”, katanya cuek.

    Setelah hari itu saya tidak pernah lagi bertemu dengan Vira. Sampai suatu hari ketika baru keluar dari kelas, saat jalan pulang saya lihat Vira sedang duduk sendirian merokok di luar gedung English. Ah, kesempatan nih pikirku. Langsung saya hampiri dia. Wah gila deh.., pakaiannya membuatku tidak tahan. Baju minim bertali atasnya dan celana pendek berwarna coklat. Ketika saya didepannya, kelihatan payudaranya yang menonjol dengan tali BH hitamnya yang menambah seksi penampilannya. Wah.., begini rupanya cewek-cewek Jakarta jaman sekarang. Setelah basa-basi sedikit, saya ikutan merokok bersama dia dan bercerita tentang diri kita.
    Tiba-tiba dia bertanya, “Eh Ric.., loe kalau tidak ada kelas lagi jalan yuk.., Saya asli boring banget nih”. Terus setelah bingung mau jalan ke mana, kita memutuskan pergi ke kota H yang jaraknya 2 jam. Katanya dia mau ke mall, pingin shopping.
    Hari itu kita jadi akrab sekali sampai sempat bergandengan tangan di mall. Saya tidak tahu kenapa saya yang awalnya nafsu jadi suka benar kepadanya. Anaknya cuek, asik dan lucu lagi. Apalagi dia senang saja jalan denganku yang termasuk anak “bawah” di kotaku. Mobil sudah butut, duit selalu pas-pasan. Wah.., untung deh kayaknya si Vira ini tidak matre.

    Setelah sebulan jadi teman dekat, suatu malam pulang dari main billiard dia mengajakku ke tempatnya. Dia tinggal bersama tantenya yang sudah berkeluarga dan punya 2 anak. Waktu itu sekitar jam 2 malam. Jadi Om dan Tantenya sudah pada tidur semua. Dia langsung mengajakku ke dapurnya yang sangat besar.
    “Mau beer Ky?”, tawar Vira.
    “Tidak usahlah Vir.., kalau loe mau ya satu berdua saja”, jawabku (saya memang tidak begitu suka yang namanya minuman keras).
    Terus waktu Vira datang membawa beernya.., dia langsung jongkok di depanku yang sedang duduk di kursi. Wah.., lagi-lagi dengan salah satu baju sexynya, pemandangan payudaranya persis di depan mataku. Tanpa sadar penisku sudah naik melihat tonjolan payudara yang putih itu. Karena posisiku yang lagi duduk, maka penisku yang sedang tegak menjadi agak nyangkut. Langsung saya membungkuk sedikit supaya tegangnya tidak begitu menyiksa.
    “Ky.., loe tuh sudah Saya anggap teman dekat Saya disini. Terus terang.., loe tuh satu-satunya yang cuek saja kalau didepan Saya.., makanya saya suka. Cowok lain kan rata-rata suka genit-genit gitu.., ah males banget deh Saya lihat cowok gituan”, kata Vira sambil menatap tajam ke mataku.
    “Jadi teman doang nihh?”, kataku sambil ketawa kecil.
    “Ini baru mau nanya.., loe sama Saya saja mau gak?”, kata Vira sambil tersenyum kecil.
    “Ah canda loe.., Saya tidak ada modal buat pacaran Vir”, saya menanggapinya sambil tersenyum juga.
    “Sudah ah.., kalau tidak mau ya sudah”, kata Vira dengan pura-pura cemberut.
    Tidak tahu ada dorongan dari mana, tiba-tiba jari telunjukku bermain di bahunya. Terus jariku naik menelusuri leher dan telinganya. Saya lihat Vira diam saja menikmati permainan kecilku.
    Setelah beberapa saat saya tanya, “Vir.., Saya boleh cium loe tidak?”.
    “Sekali saja ya Ky..”, katanya dengan senyum nakalnya. Saya bungkukkan badan dan langsung saya cium bibirnya dengan lembut. Pertama kita main bibir saja, terus dia yang mulai memainkan lidah. Setelah beberapa saat dia pegang tanganku sambil menuntunnya ke kamarnya.
    Dengan was-was saya tanya, “Eh Oom loe tidak bangun sebentar Vir?”.
    “Makanya jangan ribut!”, jawab Vira cuek.


    Sampai di kamar, dia duduk duluan di kasurnya yang lumayan besar. Saya jongkok di depannya dan mulai mencium bibirnya lagi. Kali ini tanganku mulai berani memegang payudaranya yang berukuran 34B. Untuk ukuran tubuhnya yang tinggi kurus payudaranya termasuk besar dan pas sekali.
    Tiba-tiba Vira mendorongku menghentikan ciuman dan berbisik, “Ky.., ada satu yang perlu loe tau.., Saya belum pernah lho yang aneh-aneh.., Paling jauh cuma ciuman”.
    Dengan kaget saya langsung bilang, “Ya sudah deh Vir.., tidak usah saja ginian”.
    Dengan cepet Vira memotong omonganku, “Bukan gitu Ky.., Maksud Saya.., ya pelan-pelan saja, Saya juga tidak mau loe ngira Saya beginian sama semua cowok”.
    “Saya tidak peduli juga dengan masa lalu loe Vir.., yang penting sekarang Saya senang sama loe.., Kalau loe dulu sering juga gak apa-apa kok.., kan jadi asik loe sudah pengalaman”, candaku sambil ketawa kecil takut Oom dan Tantenya terbangun.
    “sialan loe!”, katanya ikutan ketawa kecil.

    Tidak berapa lama, saya maju lagi dan mulai mencium Vira. Setelah beberapa menit saya buka bajunya. Tinggal BH silk yang berwarna biru muda. Tanpa melepas BH-nya, payudaranya saya keluarin dan mulai saya pindah ciumin dan mainin kedua payudaranya. Terus terang, sebelum ini belum pernah saya melihat payudara sebagus ini. Penisku menjadi sangat tegang. Apalagi permainan yang pelan-pelan begini membuat suasana makin erotis dan menahan rasa nafsu yang menggebu-gebu membuatku semakin menikmati permainan ini.
    “Vir.., Saya boleh ciumin bawah lu tidak?”, tanya saya hati-hati. Vira hanya mengangguk kecil. Kelihatan diwajahnya bahwa dia juga menikmati sekali permainan saya.
    “Loe tiduran saja Vir”, kata saya sambil berdiri dan membuka baju dan celanaku. Setelah dia telentang saya buka pelan-pelan celananya. Tinggallah celana dalamnya yang juga berwarna biru muda. Saya cium kakinya dari betis naik pelan-pelan ke paha dan berhenti di selangkangannya. Dengan perlahan saya tarik ke bawah celana dalamnya. Ternyata bulu vaginanya tipis dan lurus. Pas sekali nih dalam hati saya. Saya tidak begitu suka vagina yang berbulu lebat. Mulailah saya jilati vaginanya sambil saya masukin lidahku ke dalamnya. Vira diam saja sambil sedikit bergoyang.


    Setelah beberapa menit Vira sudah basah dan saya juga sudah tidak tahan dari tadi cuma tegang saja. Saya ciumi pelan pusarnya naik ke payudaranya terus leher dan melumat bibirnya. Sambil berciuman saya mencoba memasukkan penisku ke vaginanya. Pertama sih pelan eh tahunya tidak masuk-masuk. Penisku tidak terlalu besar, tapi lumayan panjang. Saya mencoba lagi menusukkan penisku, eh tetap saja tidak masuk. “Benar juga nih anak masih perawan”, dalam hatiku. Sambil menciuminya, saya berbisik, “Saya coba agak keras ya Vir?”. Tanpa menunggu jawaban langsung saya coba menerobos lagi dengan lebih keras. Tetap saja tidak bisa.
    Akhirnya setelah kira-kira 10 menit tembus juga pertahanan Vira. Pertama dia tampak kesakitan, tapi lama-lama Vira mulai mendesah-deash kecil keenakan. Tangan kananku disuruhnya menutup mulutnya supaya dia tidak mendesah terlalu keras.
    Sayang gara-gara sudah ereksi sejak tadi, saya cuma bisa bertahan 10 menit.
    “Saya mau keluar nih Vir..” kataku dengan napas yang tidak teratur.
    “Di luar Ky!”, jawabnya cepat.
    Tidak berapa lama saya keluarin sperma saya di perutnya. Saya langsung mengambil tissue dan membersihkan spermaku diperutnya. Vira masih telentang diam di tempat tidur.
    “Loe tidak pa-pa Vir?”, tanyaku kawatir takut dia menyesal.
    “Aduh Ky.., sakit nih kalau saya gerakin”, jawabnya dengan muka meringis.
    “Pelan-pelan saja Vir”, kataku sambil berpakaian lagi.

    Akhirnya Vira berdiri dan ikutan berpakaian.
    “Ky.., loe balik deh.., besok kan ada kelas pagi”, kata Vira tanpa expressi.
    “Iya deh Vir..”, jawabku sambil mencium bibir dan keningnya.
    Dia mengantarkanku sampai di pintu depan dan saya tanpa banyak bicara langsung pergi pulang. Ini pertama kali saya mengambil perawan cewek. Ada perasaan was-was dalam hatiku.


    Besoknya di kampus seperti biasa ketemu Vira di depan Perpustakaan. Saya dengan deg-degan mencoba tersenyum ke Vira. Saat di depanku, dadaku ditonjok dengan keras.
    “Sakit tau!”, kata Vira dengan nada keras. Saya diam saja tidak tahu mau ngomong apa. Eh tahunya dia langsung ketawa terbahak-bahak.
    “Tidak pa-pa kok Ky.., saya tidak marah sama loe.., asal..”, katanya dengan senyum-senyum.
    “Asal apaan?”, tanyaku tidak sabar.
    “Asal loe jadi cowok saya mulai sekarang”, Kata Vira sambil menatap tajam.
    Dengan hati senang saya langsung bilang, “Saya sih sudah nganggep loe cewek saya dari dulu”.
    Akhirnya kita ketawa dan sejak itu Vira mulai belajar seks pelan-pelan dengan saya tentunya.

  • Yui Mizuna catwalk poison 77

    Yui Mizuna catwalk poison 77


    2138 views

     

  • Kisah Memek Menyumbat punggung kakak

    Kisah Memek Menyumbat punggung kakak


    2822 views

    Duniabola99.com – Aku ada seorang kakak. Dia merupakan seorang kakitangan kerajaan, Suaminya bekerja sendiri sebagai kontraktor. Memang dia banyak duit. Anaknya pun dah besar-besar. Kakak aku ni berumur 50 tahun, dah nak bersara lagi beberapa tahun lagi. Kalau tengok dari angka usianya, memang kalian andaikan dia sudah berusia.
    Tapi sebenarnya dia masih cantik. Dengan wajah putih berseri, kakak ku yang sentiasa bertudung memang kelihatan berusia kerana tubuhnya yang gempal dan berlemak.
    Buah dadanya tidak setegang zaman mudanya, namun ianya mengkal meski pun sudah melayut. Pasti bergegar jika berjalan. Peha dan punggungnya yang semakin lebar dengan lemak kelihatan gebu dan montok. Bontotnya mempunyai lentikan yang maut. Jika berjalan tak ubah seperti itik.

    Senang kata tonggeklah. Peha dia yang gebu tu macam drumstick, nampak sedap menyelerakan. Perut dia yang berlemak dan bertayar spare nampak membuncit. Tidaklah kelihatan seperti orang yang mengandung, tetapi nampaklah tembamnya hingga ke tundun, dan sudah pastinya membuatkan tubuhnya kelihatan semakin tonggek.

    Sejak aku kanak-kanak, kakak ku itulah yang menjadi dewi hati ku. Dan setelah aku akil baligh dan tahu melancap, dialah sumber inspirasi untuk ku melepaskan syahwat ku.

    Imaginasi hubungan kelamin yang berbagai gaya menjadi objek angan ku dan yang paling menjadi kegemaran adalah persetubuhan melalui punggungnya yang lebar dan tonggek. Kegilaan ku kepadanya semakin menjadi-jadi hingga aku tergamak melancap ketika melihatnya tidur dan menyemburkan air mani ku ke atas tubuhnya, terutamanya punggungnya.

    Bukan sekali, malah berkali-kali ku lakukannya. Berkali-kali air mani ku menodai punggungnya dan meninggalkan kesan yang jelas kelihatan setelah ianya kering. Paling melampau yang telah ku lakukan kepadanya adalah melancap dan memancutkan benih ku ke dalam mulutnya ketika dia sedang tidur dengan mulut sedikit ternganga.

    Namun, itu adalah kelakuan ku yang ku lakukan ketika aku tingkatan 3. Ketika itu kakak ku baru berumur 35 tahun dan anaknya baru sahaja mencecah 5 tahun. Kelakuan buruk ku itu sentiasa berlaku setiap kali mereka pulang ke rumah ibu bapa ku.

    Selepas tamat SPM, aku melanjutkan pelajaran ke luar negara. Pulang setahun sekali dan kadang kala tidak bertemu langsung dengan kakak ku. Ini membuatkan ku rindu kepadanya.


    Selama lebih kurang 6 tahun aku diperantauan, aku menemui kakak ku hanya sekali sahaja dan peluang itu tidak ku lepaskan dengan menjamah tubuhnya, terutamanya punggungnya dengan hanya melancap sepuas hati ku. Begitu banyak air mani yang ku tumpahkan di tubuh dan pakaiannya. Kelakuan kakak ku juga ku lihat semakin mengghairahkan.

    Dia semakin gemar memakai skirt yang ketat dan sudah pasti tubuh montok kakak ku itu semakin menggiurkan ku. Tidak cukup dengan itu, nafsu ku semakin terangsang dengan gayanya yang semakin gemarkan menonggeng dan melentikkan tubuhnya di hadapan ku. Kelihatan dia seakan menggoda ku. Ia membuatkan aku sentiasa memikirkan pelbagai cara untuk menikmati tubuhnya dan membawa kepada tumpahnya air mani ku di atas tubuhnya yang sedang tidur. Setiap perbuatan jahat ku lakukan ketika ketiadaan suaminya.

    Cuti semester tamat dan aku pulang ke luar negara bersama sehelai kain batik lusuhnya yang ku curi dari bakul pakaian kotornya. Itulah pengubat rindu ku tatkala berada di tempat orang. Setiap kali ku rindu, ku cium kain batik itu di bahagian punggungnya. Ku simpan di bekas kedap udara agar baunya tidak hilang. Kekadang ku fikirkan boleh tahan juga psycho diri ku ini. Dengan hanya kain batiknya, ku sudah membazirkan air mani ku dan menggunakannya untuk melancap dengan membalut zakar ku.

    Selepas bau punggung kakak ku hilang sama sekali ditenggelami bau air mani ku, baru lah ku cuci dan ku gunakannya sebagai objek melancap ku yang membayangkan persetubuhan dengan kakak kandung ku.

    Setelah tamat pengajian dan kerja kursus, aku kembali ke tanah air danketika itu umur ku 27 tahun manakala kakak ku 47 tahun. Aku amat terkejut melihat keadaan diri kakak ku yang semakin tembam dan sangat berbeza dari dulu. Kakak ku yang sudah lama tidak bertemu dengan ku kelihatan seakan malu-malu setelah melihat ku. Anaknya sudah dua orang, seorang sudah pun berumur 17 tahun dan seorang lagi 14 tahun.

    Kedua-duanya perempuan. Kemontokan tubuh kakak ku membuatkan dia merasa rendah diri dan sering mengatakan dia sudah tua dan gemuk, tidak secantik dahulu. Namun bagi ku berbeza pula. Aku semakin meminatinya dan tanpa ku sedari, aku semakin menyintainya. Setiap kali ku melihat kakak ku, nafsu ku bergelora di lubuk hati ku.


    Jiwa ku bergetar menahan gelojak batin seorang adik yang bernafsu kepada kakak kandungnya. Tubuhnya yang semakin montok berlemak bagaikan mencabar nafsu ku. Apatah lagi apabila ianya berpakaian bagaikan sarung nangka, sendat dan mendedahkan lengkuk tubuhnya, terutamanya apabila kakak ku berkain batik, punggungnya yang licin kerana tidak memakai pakaian dalam kelihatan montok dan bulat.

    Lentikkan punggung tonggeknya yang menjadi sumber lancap ku sejak dulu menjadi semakin memberahikan. Perut kakak ku meski pun lebih buncit berbanding dulu, namun ketembaman tundunnya membuatkan ku seringkali menelan air liur ku sendiri. Apatah lagi pehanya yang gebu dan padat itu. Pertama kali aku melihat kakak ku setelah pulang dari perantauan, aku segera ke tandas di lapangan terbang melepaskan air mani ku. Aku tidak dapat menahan gelora nafsu ku kepada kakak kandung ku itu.

    Kakak ku mengajak aku tinggal di banglonya sementara menantikan panggilan kerja dari perbadanan yang membiayai pengajian ku di luarnegara. Aku yang banyak menghabiskan masa di rumahnya membantunya membersihkan halaman rumah dan pelbagai kerja-kerja pertukangan mudah yang mampu ku lakukan, lantaran mereka tidak mengambil sebarang pembantu rumah. Sekurang-kurangnya dapat juga aku mengambil hati abang ipar ku. Meskipun dia seorang lelaki yang baik dan rapat kepada ku, namun aku perlu membalas budi mereka yang mengajak ku tinggal bersama-sama. Hendak tinggal di kampung, yang tinggal hanya abang ngah dan keluarganya. Mak dan ayah sudah lama meninggal dunia.

    Sepanjang aku bersendirian di rumah, aku mengambil peluang menjalankan misi memuaskan nafsu ku. Aku masuk ke dalam biliknya, ku buka almarinya dan ku temui deretan baju kurung serta kebaya milik kakak ku. Mata ku tertarik kepada sepasang baju kurung sutera licin yang ku lihat pernah dipakai kakak ku sewaktu menjemput ku pulang di airport. Baju yang membaluti tubuh montok kakak ku dengan sendat hingga membuatkan aku melancap di tandas airport. Aku buka seluar ku dan ku lancapkan zakar ku menggunakan kainnya yang lembut itu.

    Di fikiran ku terbayang kemontokan tubuh kakak kandung ku yang berpunggung tonggek dan lebar itu. Aku membayangkan kelembutan daging punggungnya yang berlemak dinikmati zakar ku. Aku cium baju kurung itu sedalam-dalamnya.

    Zakar ku keras dilancap menggunakan kain sutera yang licin dan lembut. Aku teruskan melancap menggunakan baju kurung sutera kakak ku hinggalah akhirnya aku melepaskan air mani ku membasahi baju kurung kakak ku, tepat di bahagian punggungnya. Biar nanti dia pakai baju kurung itu bersama bekas air mani ku.

    Pada petangnya, sewaktu anak-anak saudara ku kembali ke sekolah atas aktiviti sukan, aku kembali menceroboh bilik kakak ku. Aku selongkar almari pakaiannya dengan berhati-hati agar tidak nampak bersepah.


    Aku menjumpai pelbagai jenis tudung milik kakak ku di dalam laci. Mata ku tertarik kepada tudung satin berwarna kuning yang pernah dipakai kakak ku sewaktu aku pulang cuti semester dahulu. Malah, kerana tudung itulah aku berkali-kali melancap sewaktu pulang cuti semester hingga air mani ku memancut di wajahnya di dalam angan ku. Aku ambil kain tudung satin berwarna kuning itu dan ku cari lagi apa-apa yang boleh ku curi untuk memuaskan nafsu ku. Mata ku tertumpu kepada lipatan berbagai jenis kain batik basahan.

    Aku memilih salah satu yang seringkali membuatkan nafsu ku bergelora tidak menentu dan yang sering membuatkan air mani ku meledak dilancap sendirian. Aku terpikat dengan salah satu kain batik yang dipakainya beberapa hari lepas, kain batik yang membuatkan air mani ku dibazirkan buat kali pertama sejak ku tinggal di rumah kakak ku lantaran keberahian melihatkan tubuh kakak ku yang montok dan melentik tonggek dibaluti kain batik yang ku maksudkan.

    Ku tutup almarinya dengan sempurna dan ku bawa kedua-dua kain tersebut ke dalam bilik ku dan terus sahaja ku setubuhi zakar ku yang keras dengan kain tudung satin kuning milik kakak kandung ku. Ku kocok zakar ku perlahan-lahan bagi menikmati kelembutan dan kelicinan tudung satin yang menyelimuti zakar ku. Zakar ku menegang dengan penuh kenikmatan.

    Wajah kakak ku yang memakai tudung satin kuning itu bermain-main di fikiran. Bayangan tudung yang licin membaluti kepala kakak kandung ku itu sungguh memberahikan ku. Aku menyeru namanya di dalam kenikmatan. Ku bayangkan mulut comelnya menghisap zakar ku. Kepalanya yang bertudung satin kuning yang licin itu ku bayangkan turun naik mengolom segenap zakar keras ku sambil ku sebut namanya berkali-kali lantaran kesedapan. Akhirnya ku lepas kan air mani ku hingga tudung satin kuning milik kakak ku itu habis lecun dengan air mani ku yang baunya kuat memenuhi bilik ku.


    Aku terkujat-kujat disaat ku rocoh tudung satin licin itu di zakar ku. Air mani ku memancut penuh keghairahan. Aku sebut nama kakak ku perlahan bersama kenikmatan. Nikmatnya melancap menggunakan tudung satin milik kakak kandung ku. Aku kepenatan dan terlena sendiri.

    Esoknya, sewaktu aku sendirian lagi di rumah, aku pulangkan kain batik kakak ku yang menjadi pengubat rindu ku sewaktu berada di luar negara. Kain batik lusuh yang penuh dan hamis dengan bau air mani ku itu ku letakkan di dalam longgokan pakaian kotor kakak ku. Kain batik dan tudung satin yang ku curi semalamnya masih berada di dalam simpanan ku. Namun hati ku berdebar disaat ku terlihat sesuatu di dalam bakul pakaian kotor itu. Kelihatan, baju kurung sutera yang menjadi mangsa lancapan ku pada pagi semalamnya berada di dalam bakul pakaian kotor.

    Sedangkan kakak ku masih belum lagi memakainya. Adakah kakak ku dapat mengesan perbuatan ku. Ku belek baju kurung sutera itu untuk kepastian. Sah, memang itulah baju kurungnya. Kesan air mani yang bertompok besar di bahagian punggungnya membuktikannya. Aku serta merta gugup. Patutlah dari malam tadi sampailah ke pagi tadi, kakak ku asyik senyum meleret kepada ku.

    Aku pada mulanya agak hairan dengan senyumannya, namun tidak ku endahkan lantaran malam tadi pun kakak ku hanya memakai baju kelawar yang besar dan kurang menarik minat nafsu ku. Rupa-rupanya dia senyum kerana sudah tahu akan perbuatan ku. Langsung aku teringat akan kain batik serta tudung satin yang ku curi dari simpanan kakak ku semalamnya. Aku sedapkan hati bahawa dia tidak tahu akan hal tersebut.

    Petangnya, kakak ku pulang dari kerja dan ku lihat dia mencuci pakaian di dapur. Dari pangkin yang terletak di luar belakang banglonya, ku lihat sahaja kelakuan kakak ku mencuci pakaian. Tubuhnya yang masih sendat dibaluti baju kurung sutera kerana baru pulang dari kerja itu nampak mengghairahkan ku, lebih-lebih lagi kedudukan ku membolehkan aku melihatnya seluruh tubuh dan perbuatannya dari sisi. Maka, sudah tentu lentikan tubuhnya dan punggungnya yang tonggek itu menjadi perhatian utama ku.


    Perhatian ku kemudiannya tertarik kepada perbuatan kakak ku yang kelihatan seakan terkejut dan matanya tertumpu kepada sesuatu yang berada di dalam tangannya. Ku perhatikan, kakak ku rupa-rupanya sedang melihat kepada kain batik lusuh yang ku letakkan di bakul pakaian kotornya pagi tadi. Dia belek-belek kain batik itu dan ku lihat dia menghidu kain itu seakan ingin mengetahui bau apa yang menusuk hidungnya. Kemudian dia tersenyum dan memasukkan kain batik itu ke dalam mesin basuh. Setelah kakak ku siap memasukkan pakaian dan mesin pun mula mencuci, kakak ku melemparkan pandangan ke luar dan matanya tepat memandang ke arah ku yang sedang memerhatikan setiap perbuatannya. Kakak ku tersenyum kepada ku, wajahnya kelihatan sungguh ceria. Kemudian dia berlalu hingga hilang dari pandangan ku.

    Pada satu hujung minggu, setelah aku bangun dari tidur dan mandi, aku menuju ke dapur untuk bersarapan. Rumah sungguh sunyi tanpa suara anak-anak saudara ku. Yang kelihatan hanyalah kakak ku berada di dapur sedang membakar roti. Ku tanyakan kepada kakak ku ke mana perginya semua orang. Kakak ku mengatakan anak-anaknya dan suaminya pergi shopping di pusat bandar. Jadi maknanya hanya tinggal kami berdua sahaja ketika itu. Sambil bersarapan, mata ku tak jemu memandang kakak ku.

    Tubuh gebunya yang sendat dengat t-shirt menyerlahkan kemontokan tubuhnya. Malah, punggungnya nampak sendat memakai kain batik lusuh yang pernah menjadi bahan lancap ku dan dipenuhi air mani ku sewaktu di luar negara dulu. Lentikan punggungnya menyerlahkan betapa tonggeknya punggung kakak ku. Kakak ku kelihatan sengaja menyelakkan bajunya yang sendat itu ke pinggang seakan mempamerkan punggungnya untuk menjadi tatapan ku. Kemudian kakak ku bertanya, mengapa aku melihatnya tak henti-henti. Aku tergamam dengan soalannya, aku hanya mengatakan tiada apa-apa. Kemudian dia bertanyakan adakah kerana kain batik yang dipakainya itu. Aku hanya diam.

    Dia bertanya lagi kepada ku kenapa kain batiknya penuh dengan air mani sambil senyuman tak henti terukir di bibirnya. aku tidak tahu apa hendak dijawab lagi. Aku hanya diam. Kemudian dia bertanya lagi, mengapa aku menggunakan baju kurung suteranya untuk melancap dan mengapa tidak melancap sahaja dihadapannya. Hati ku berbelah bahagi dengan soalannya itu.


    Aku akui, memang aku cukup bernafsu ketika itu. Kakak ku melemparkan ku dengan soalan-soalan yang cukup sukar untuk ku jawab. Malah, dia juga melentik-lentikkan tubuhnya seakan menggoda ku. Lebih teruk lagi, dia mengatakan kenapa tidak ku lancap sahaja di hadapannya. Sungguh tercabar nafsu ku ketika itu. Sesungguhnya zakar ku keras yang teramat sangat di dalam seluar pendek sukan ku. Ku bangun dari kerusi dan aku hampiri kakak ku. Dia melihat zakar ku yang membonjol di seluar pendek sukan ku.

    Dia hanya tersenyum dan ku lihat dia juga turut menelan air liurnya sendiri. Ku rapatkan tubuh ku ke sisi tubuhnya membuatkan zakar ku mencucuk pinggulnya. Ku lakukan berkali-kali. Kakak ku dengan lembut memegang zakar ku yang membonjol di dalam seluar pendek ku. Dia merocohnya perlahan sambil matanya melihat mata ku dalam. Aku hampiri wajahnya dan aku kucup bibir kakak ku. Kakak ku memejamkan mata dan menerima kucupan ku. Kami berkucupan seakan-akan bukan adik beradik kandung.

    Aku memberanikan diri memegang pinggulnya dan ku ramas-ramas daging yang lembut berlemak itu. Kakak ku lantas memeluk ku. Zakar ku terus rapat menghimpit perut buncitnya. Tubuh montok kakak kandung ku akhirnya berada dalam dakapan ku. Aku kucup rambutnya dan ku ciumi telinganya. Ku ucapkan kata-kata sayang dan rindu yang mendalam kepadanya. Aku juga turut meluahkan betapa aku benar-benar mencintainya sejak aku mengenalinya sebagai kakak kandung ku sejak dari kecil lagi.

    Kakak ku mendongak memandang wajah ku. Senyuman terukir di bibirnya. Pipinya yang gebu ku elus manja. Ku kucup keningnya yang nipis. Kemudian sekali lagi kami berkucupan dan berpelukan. Zakar ku kuat menekan perut kakak ku yang berlemak. Sambil mengucupnya dalam pelukan, aku singkap kain batik yang sendat membaluti punggungnya ke pinggang. Ku raba punggung tonggeknya, tiada tanda-tanda kewujudan seluar dalam tersarung di tubuhnya. Kakak ku menggelek-gelek punggungnya seakan malu dengan perbuatan ku.

    Dia melepaskan bibirnya dari mulut ku. Dengan senyum-senyum malu, dia ketawa kecil dan cuba menurunkan kembali kain batik lusuhnya yang ku singkap tadi. Kelihatan dia malu-malu kepada ku. Aku tarik tangannya ke arah zakar ku yang keras di dalam seluar pendek ku. Kakak ku memegang zakar ku dan melancapkan ku dengan seluar pendek sukan ku masih menyarung zakar ku. Aku lorotkan seluar pendek ku hingga terlucut ke lantai. Kakak ku memegang zakar ku lembut. Dia mendongakkan wajah melihat ku. Sambil tersenyum dia berkata zakar ku semakin gagah. Aku diam melihat kakak ku melancapkan zakar ku.


    Ku paut pinggang kakak ku yang berlemak. Punggungnya yang tonggek ku raba dan ramas penuh perasaan dan keberahian. Zakar ku semakin menegang di dalam genggaman kakak kandung ku. Ku cium lehernya dan seterusnya ku hidu aroma tubuhnya. Keberahian ku semakin membuak-buak. Ku sebut nama kakak ku berkali-kali sambil menyatakan perasaan nikmat yang ku kecapi dilancap tangannya yang lembut. Kakak ku dengan masih tersenyum mengatakan zakar ku nakal kerana suka main pancut-pancut di pakaiannya.

    Aku hanya tersengih mendengar kata-katanya. Kakak ku menyingsing kain batik lusuh yang dipakainya ke atas. Kemudian sebahagian kainnya yang lembut itu digunakan bagi menutupi zakar ku. Terangguk-angguk zakar ku keberahian akibat pergeselan antara kepala takuknya dengan kain yang lembut itu. Aku mendesah gelisah hasil perbuatan kakak ku. Zakar ku kelihatan menongkat kain batik kakak ku yang menutupinya. Kakak ku kemudian melakukan sesuatu yang sememangnya ku nanti-nantikan.

    Tangannya yang lembut itu pun lantas memegang zakar ku yang diselumuti kain batik lusuhnya. Zakar ku di rocoh perlahan-lahan di dalam balutan kain batiknya yang pernah menjadi objek nafsu ku dahulu. Nafsu ku serta merta menggunung tinggi angkara tangan kakak ku yang lembut merocoh zakar ku. Ku lihat kakak ku takjub melihat bonjolan zakar ku yang dilancap di dalam kainnya. Tidak ku tahu apakah perasaannya memegang kemaluan adik kandung sendiri yang keras itu, malah sedang melancapkannya dalam gelombang syahwat. Ku usap perut buncit kakak ku yang berlemak. Punggungnya sekali lagi ku ramas.

    Timbul keinginan ku untuk menyetubuhi kakak ku dengan lebih serius dan melepaskan air mani ku di dalam tubuh saudara kandung seibu sebapa ku itu. Ku meminta untuk mengucup punggungnya yang ku gilakan sejak kecil. Kakak ku mengizinkan dan melepaskan zakar ku dari genggamannya. Langsung ku terus membongkok di belakangnya dan menciumi belahan punggungnya yang dibaluti kain batik lusuh itu. Ku hidu aroma punggung yang selama ini hanya menjadi sasaran air mani ku di atasnya.

    Perlahan-lahan ku singkap kain batiknya ke atas. Kakak ku menundukkan tubuhnya dan memaut mesin basuh bagi memudahkan perbuatan ku. Kain batiknya yang ku selak ku sangkutkan ke pinggangnya. Kucupan sayang dari seorang adik yang psycho akan ketonggekkan punggung kakak kandungnya hinggap di permukaan kulit punggung kakak. Ku hidu segenap punggungnya yang berlemak dan berselulit itu. Ku jilat daging montok yang selama ini menjadi tempat persetubuhan ku di dalam angan-angan.


    Jilatan ku maju ke belahan punggungnya. Lubang dubur kakak kandung ku itu seakan bergerak-gerak sendiri. Ku dekatkan wajah ku dengan lubang duburnya dan ku kucup laluan najis kakak kandung ku itu. Kakak ku merengek kecil dan berkata dia kegelian diperlakukan begitu. Ku jilat lubang najisnya. Ku sedut air liur ku yang mencuci laluan beraknya. Kakak ku melentikkan punggung menandakan dia juga seronok lubang duburnya dijilat oleh adik kandungnya. Aku meludah beberapa kali di pintu gua najisnya. Niatku agar laluan masuknya mudah dan tidak menyakitkan kekasih kandung ku itu.

    Aku bangun dan ku rapatkan zakar ku di belahan punggungnya. Zakar ku di tekan punggungnya hingga tenggelam di belahan daging punggungnya yang berlemak dan lebar. Ku bisikkan di telinganya bahawa punggungnya kelihatan semakin menarik. Kakak ku bertanya kepada ku, menarik yang macam mana maksud ku.

    Ku katakan kepadanya bahawa punggungnya semakin tonggek dan besar serta membuatkan ku semakin tidak keruan. Kakak ku hanya ketawa kecil. Kemudian ku hunuskan zakar ku ke pintu keluar najisnya yang ku jilat tadi. Kakak ku merintih halus disaat kepala zakar ku menekan lubang duburnya. Kakak ku mengeluh panjang sebaik kepala zakar ku menceroboh lubang kumbahan miliknya. Kakak ku meminta ku berhenti sebentar dan ku turuti kemahuannya. Dengan seluruh kepala kemaluan adiknya yang masih melekat di lubang punggungnya, kakak ku membetulkan kedudukannya berdiri. Kedua-dua sikunya menongkat tubuhnya di atas mesin basuh di kedudukan yang paling selesa baginya. Sementara tubuhnya semakin dilentikkan mengikut keselesaan duburnya menerima sulaan zakar adik kandungnya.

    Kemudian kakak ku meminta ku meneruskan namun dengan perlahan-lahan. Aku pun dengan lembut menekan dan mengensot zakar ku dengan perlahan sehinggalah seluruh kemaluan ku hilang di dalam terowong kumbahan najis milik tubuh kakak ku. Ku biarkan zakar ku di peram sejenak di dalam lubang idaman ku itu. Aku tekan-tekan zakar ku hingga peha ku rapat di punggungnya. Kemudian ku terus tarik zakar keras ku hingga hampir keluar dari lubang nikmat terlarang itu dan ku kembali menusuknya jauh ke dalam laluan sempit itu hingga ke pangkal zakar ku. Kakak ku mengerang kuat. Ku lakukan sekali lagi dan dia mengerang lagi.

    Tanpa berfikir panjang, ku terus sorong tarik zakar ku di lubang dubur kakak ku. Kakak ku melolong kuat kerana duburnya di liwat laju oleh ku. Ku peluk tubuh gempalnya dan ku hayun zakar ku ke dalam punggung tonggeknya yang berlemak itu. Aku sungguh ghairah meliwat dubur kakak kandung ku itu. Malah ku nikmatinya tanpa memerlukan paksaan. Zakar ku keluar masuk lubang yang secara normalnya hanya menjadi tempat najis di keluarkan. Mungkin kerana bentuk punggung kakak ku yang tonggek, malah lebar dan bulat berlemak, bersama persembahannya yang sentiasa tampil sendat dan seksi dihadapan ku membuatkan ku hilang kewarasan hingga tergamak meliwat kakak kandung ku sendiri.


    Aku lunaskan keberahian yang selama ini ku pendamkan. Ku hayun zakar keras ku bertalu-talu ke dalam dubur kakak ku yang tonggek dan lebar. Wanita yang ketika itu berusia 47 tahun, bertubuh montok dan berpunggung tonggek, isteri orang dan juga ibu kepada 2 orang anak perempuan kelihatan sedang menonggeng di mesin basuh membiarkan punggung lentiknya di liwat oleh adik kandungnya sendiri. Di wajahnya ku lihat raut kesengsaraan dan keberahian silih berganti dalam henjutan tubuhnya yang sedang ku tunggang.

    Kemudian kakak ku meminta ku agar segera memuntahkan benih ku. Aku menanya kepadanya ingin ku lepaskan benih ku di mana. Kakak ku memberitahu ku bahawa aku boleh melepaskan air mani ku di mana-mana sahaja yang ku ingini. Dengan punggung lebarnya yang semakin melentik itu, nafsu ku semakin hilang kawalan. Rengekan suaranya yang meminta ku melepaskan air mani membuatkan aku semakin tidak keruan. Punggung tonggeknya semakin menolak zakar ku menusuk lebih dalam. Aku keberahian di tahap paling maksima. Dubur empuk kakak kandung ku yang lebar berlemak itu ku tujah semakin laju. Zakar ku keras bak kayu, menusuk lubang dubur yang enak dan berselulit itu. Gegaran punggung tonggeknya semakin memaksa air mani ku untuk segera keluar dari kantungnya.

    Ku katakan kepadanya bahawa aku ingin lepaskan air mani di dalam duburnya. Kakak ku meminta agar aku meneruskan keinginan ku. Berkali-kali dia meminta ku menyemai benih ku di dalam lubang najisnya yang selalu ku idamkan itu. Aku sudah tidak mampu lagi bertahan. Akhirnya tumpah jua benih adik kandungnya ini di dalam lubang najisnya.

    Aku menolak zakar ku jauh ke dalam lubang dubur kakak ku. Ku bagaikan menikmati satu gelombang kenikmatan yang tiada taranya. Aku bagaikan berada di khayalan. Zakar ku memancut-mancutkan benih zuriat ku ke dalam dubur kakak kandung ku sendiri. Kerana kenikmatan yang begitu agung ku rasakan ketika itu, ku luahkan segala perasaan sayang dan cinta ku kepada kakak ku. Ku luahkan betapa aku menggilai tubuh montoknya yang melentik itu. Ku luahkan kepadanya betapa ku sungguh bernafsu kepada punggungnya yang tonggek itu dan ingin menikmatinya setiap hari.


    Kakak ku hanya mampu diam menerima curahan air mani ku yang memancut-mancut laju dari zakar keras ku. Hanya hembusan nafasnya yang kencang dapat ku dengari. Kakak ku membiarkan aku menghabiskan sisa-sisa air mani ku yang terakhir di dalam duburnya. Dia melentikkan punggungnya dan mengisar zakar ku seakan mahu ianya menyemburkan air zuriat ku lebih dalam.

    Kakak ku pun menarik punggungnya ke hadapan selepas zakar ku tidak lagi berdenyut di dalam lubang punggungnya. Sebaik sahaja zakar ku tercabut dari lubang kumbahan najis kakak ku, mengalirlah air mani ku laju dari lubang duburnya. Bunyi decitan jelas kedengaran dari muara duburnya yang dibanjiri air mani ku. Kakak ku menutup lubang punggungnya dengan telapak tangannya dan berlari anak menuju ke tandas. Aku hanya melihat dalam keadaan kelelahan. Dari luar tandas, ku dengar bunyi-bunyian cirit birit memenuhi ruang tandas berserta diselangi bunyi kentut. Sungguh lucah sekali bunyinya dan aku sungguh teruja dengan hasil nafsu ku.

    Tidak lama kemudian kakak ku keluar dari tandas dengan wajah yang kusut. Nampak jelas dia juga kelelahan. Bibirnya cuba untuk senyum namun kelihatan payah. Jalannya juga bersimpang siur dan menonggeng serta terkangkang. Aku pimpin kakak ku menuju ke ruang tamu. Ku baringkan dia di atas sofa panjang. Kakak ku menarik leher ku dan mengucup pipi ku dalam keadaan yang lemah. Dia berbisik agar biar pecah di perut, jangan pecah di mulut. Aku faham dan memberikannya jaminan bahawa perkara itu tidak akan bocor kepada sesiapa pun.

    Ku usap ubun-ubunnya dan ku kucupi dahinya. Aku temani dia yang lemah diliwat oleh ku hingga kakak ku terlena. Aku biarkan kakak ku lena di sofa panjang dan aku naik ke bilik ku. Bilik air ku buka dan seluruh tubuh ku cuci. Zakar ku yang telah bergelumang di dalam laluan najis kakak kandung ku itu ku cuci demi menjaga kebersihan dan keselamatannya.


    Sejak dari hari bersejarah itulah, maka secara rasminya aku dan kakak ku menjadi loving couple yang paling hangat di ranjang. Meski pun kakak ku itu merupakan seorang ibu kepada 2 orang anak, serta isteri kepada seorang suami, namun ianya tidak menghalang kami untuk mengecapi persetubuhan sumbang mahram yang mengasyikkan. Malah setiap kali pulang dari pejabat, jika aku berada di rumah sewa yang ku diami sekarang, kakak ku pasti akan datang bersama alasan menjenguk adik bujangnya ini.

    Walau pun hakikatnya, kehadirannya hanyalah demi tuntutan nafsu semata-mata. Kakak ku akui, layanan yang ku berikan kepadanya beratus kali ganda lebih baik daripada yang diterima dari suaminya. Meski pun tidak membuahkan hasil, sekurang-kurangnya kakak ku puas dengan pukulan nafsu adik kandungnya yang begitu berahi kepadanya ini.

    Namun apa yang paling menggembirakan ku adalah, dia tahu selera ku terhadap pakaian-pakaian yang membaluti tubuhnya. Maka tidak hairanlah selain dari pakaian-pakaian ku, pakaian-pakaian kakak ku juga turut memenuhi almari pakaian di rumah sewa ku. Sudah pastinya, pakaian-pakaian tersebut antara yang menjadi kegemaran ku seperti kain-kain batiknya, baju-baju kurung satin serta sutera miliknya berserta tudung-tudung satin dan baju-baju t-shirt yang sendat dan jarang.

    Setiap kali bertemu, air mani ku memang tidak pernah dibazirkan. Sekiranya tidak mengisi lubang duburnya, pasti ianya akan mengisi lubuk bunting atau pun di lahap mulutnya yang sentiasa dahagakan minuman air zuriat yang pekat dan mengenyangkan seleranya itu bersama-sama pakaian-pakaian keberahian ku yang membaluti tubuh montoknya. Sepanjang tiga tahun kami menjalinkan hubungan kelamin adik beradik yang bagaikan suami isteri ini, amat jarang sekali kami bersetubuh tanpa seurat benang.


    Aku lebih gemarkan menyetubuhi kakak kandung ku dalam dirinya dibaluti pakaian-pakaian yang mengghairahkan ku. Kakak ku faham akan kehendak ku dan sebenarnya dia juga dapat merasakan penangan ku sungguh hebat dan mengasyikkan sekiranya tubuhnya dibaluti pakaian-pakaian yang ku mahukan. Maka tidak hairanlah dia sering meminta pendapat ku tentang pakaian-pakaian baru yang dipakainya, samada adakah ianya menarik untuk ku atau tidak.

    Beberapa bulan lepas kakak ku menginap di rumah sewa ku selama seminggu. Demi rindunya dan keberahiannya kepada ku, dia sanggup membohongi keluarganya dengan mengatakan bahawa dia mengikuti kursus di sebuah pulau peranginan. Walhal, sebenarnya kakak ku ingin berbulan madu bersama ku berdua di rumah sewa ku tanpa ada apa-apa halangan. Aku pergi kerja ada yang membuatkan sarapan untuk ku. Aku pulang kerja ada yang menyajikan makan malam untuk ku.

    Hidangan batin tidak perlu lagi di nyatakan, kerana terlalu kerap kami melakukannya tidak kira walau di mana sahaja dan bila-bila masa sahaja sekali pun. Malah pernah aku sanggup pulang sebentar ke rumah sewa ku sewaktu rehat tengahari semata-mata ingin menikmati hidangan tengahari yang melazatkan berupa tubuh seorang kakak kandung yang montok dan dibaluti baju kurung satin yang sendat. Hasilnya adalah, aku pulang ke pejabat dalam keletihan beserta beberapa kesan gigitan cinta di leher ku yang akhirnya menjadi usikan teman-teman sepejabat ku.

    Aku tidak tahu sampai bilakah hubungan cinta terlarang ini akan berakhir. Walau pun kakak ku pernah mengajukan persoalan ini kepada ku, namun aku sukar untuk memberikan jawapannya lantaran aku begitu mencintainya dan aku ingin hidup bersama dengannya serta tak mahu kebahagiaan ini lenyap begitu sahaja. Cinta dan keberahian ku kepadanya meluap-luap dan tidak pernah kurang meskipun ke sedari usianya semakin meningkat beserta ciri-ciri fizikalnya yang kini lebih mirip atau lebih sesuai untuk digelar ‘makcik’.


    Mungkin keberahian yang terpendam sejak dari kecil membuatkan cinta dan nafsu ku kepadanya adalah sesuatu yang hakiki dan tidak mungkin akan dapat dipisahkan lagi. Sesungguhnya hanya masa yang mampu memberikan ku jawapan yang sebenar. Selagi air mani ku masih lagi mampu memenuhi terowong najis di punggung tonggeknya itu, selagi itulah aku kan terus berahi kepadanya. Hanya dialah cinta ku, hanya dialah kekasih ku….

  • Kisah Memek Teman wanita ku yang seorang hyper sexs

    Kisah Memek Teman wanita ku yang seorang hyper sexs


    2441 views

    Duniabola99.com – Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya yang mengekspresikan kepuasaan. Sementara kontolku yang tegang mengganjal di bibir vaginanya yang licin dan hangat


    “Enak sayang?” kutanya dengan senyum.
    “Iyahh.. Enak banget.. Sentuhanmu begitu indah dan nakal,” katanya dengan senyum juga.
    “Masih ada yang lebih indah” kataku.
    “Ya, aku mau lebih lagi, aku mau lebih,” katanya.
    “Berapa yang kamu mau?” tantangku.
    “Sampai nggak bisa bangun, apa kau kuat?” tantangnya balik.
    “Aku masih orisinil, jangan kuatir, aku akan memuaskanmu, sampai nggak bisa bangun kan?” kataku.
    “Ya, sampai nggak bisa bangun” katanya senyum.

    Kembali kami saling melumat, tanganku meremas buah dadanya yang kembali menegang. Sementara kakinya dijepitkan kepinggangku. Puas dengan itu, aku beranjak dan jongkok diantara pahanya yang kurentangkan dengan tertekuk. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya. Kutatap matanya yang pasrah.

    “Kita masukkan?” tanyaku. Dia tundukkan kepalanya.
    “Yakin?” tanyaku lagi. Dia senyum dan menundukkan lagi kepalanya.

    Pelan kutempelkan kepala penisku ke birbir vaginanya, kugesek-geseknya sampai ke klitorisnya beberapa kali. Dan..

    “Akhh..”

    Dia langsung mengerang ketika kepala penisku memasuki lubang vaginanya. Tangannya langsung menangkap pantatku.

    “Terus.. Sayang.. Masukkan semuanya.. Akhh.. Enak banget..” erangnya terus sementara batang penisku masuk setengah.

    Kulihat bibir vaginanya semakin membuka lebar. Jepitan vaginanya sangat ketat seolah tidak mengijinkan penisku masuk lebih dalam.

    “Akhh.. Enak sayangg” kataku tak tahan rasanya.

    Kuhentikan tekananku agar vaginanya menyesuaikan dengan ukuran penisku yang besarnya diatas rata-rata Indonesian. Kulumat lagi bibirnya yang mendesah-desah. Dia mengangkat kakinya dan menempatkannya diatas pantatku. Dia tekan pantatku yang semakin memperdalam masuknya kontolku ke vaginanya.

    “Kenapa sih susah masuknya? Mbak kan sudah nggak perawan?” tanyaku heran karena jepitan vaginanya begitu kuat membuat penisku agak susah masuk semua.
    “Tergantung orangnya dong,” katanya bangga.
    “Ayohh.. Tekan lagi.. Akhh..” katanya sambil kakinya ikut menekan pantatku.
    “Okhh.. Stop dulu! Sudah mentok nih.. Ukuran punyamu nggak sesuai dengan tubuhmu.. Aku nggak nyangka sebesar ini. Enak.. Hh..” ceracaunya lagi.

    Vaginanya mengempot seperti menyedot penisku. Tak sabar menerima sensasi itu akhirnya kutekan pantatku sampai masuk semua batang zakarku.

    “Auwww.. Mas.. Tahan dulu.. Ngilu.. Akhh” erangnya seperti kesakitan.

    Tapi aku nggak peduli lagi karena terasa tanggung, bless.. Sekh..

    Akhirnya batang zakarku amblas seluruhnya.

    “Wow.. Akhh..” jeritnya tiba tiba mendekap tubuhku kuat-kuat.

    Akhirnya kudiamkan sejenak. Matanya terbalik sampai putihnya saja yang kelihatan.


    “Okhh.. Enaknya.. Luar biasa.. Ayo.. Mas.. Ambil. Ambil semuanya. Akh.. Puaskan aku. Jangan sisakan sedikitpun.. Sampai nggak bisa bangun.. Akhh” erangnya mulai memutar pinggulnya.

    Kuputar putar pantatku yang membuat penisku memutar didalam vaginanya dan tekananku tetap kuat walau sudah amblas semuanya ditelan vaginanya. Rupanya kontolku menabrak semua urat syaraf yang ada di liang vaginanya yang membuatnya kenikmatan.

    “Enak banget Mas.. Kamu apain siih..?” tanyanya sambil mengerang.

    Kedua tanganku dengan ketat membetot kedua susunya. Bibirku menyedot bibirnya dan kadang dengan gemas menyedot puting susunya. Dan pantatku tetap dengan kuat menekan vaginanya dengan berputar saja tanpa mengocoknya. Dengan cara begitu rupanya dia senang. Akhirnya kurasakan siraman hangat di kepala penisku. Ternyata dia sudah keluar dengan jurus pembuka ini.

    “Akhh.. Mas.. Aku keluar..” katanya dengan kedua pahanya mengunci pinggangku dengan kuatnya sampai akhirnya kurasakan melemas dan jatuh terlentang di tempat tidur.

    Aku yang masih belum apa-apa menarik tubuhnya ke tepi tempat tidur. Setengah badannya ditempat tidur, sementara tepat pantatnya mengganjal di sudut tempat tidur dengan kaki menjuntai ke bawah. Oh indahnya vaginanya menggembung menantang.

    Garis belahan vaginanya dari atas sampai kebawah memanjang membelah dua bibir yang menggembung itu. Kuusap-usap lagi dengan jari tengahku mengikuti belahan vagina tersebut. Saat kulihat dia siap, kurarahkan batang kontolku ke lubang vaginanya.

    “Oohh.. Mas.. Ampun.. Masshh.. Biarlah aku jadi budakmu, asal kau bayar dengan kontolmu..” katanya memasrahkan diri saking nikmatnya.
    “Makan semuanya.. Akhh.. Ambil.. Ambil vaginaku.. Mas..” katanya terputus-putus karena hentakan pantatku sangat cepat.

    Seperti piston begitu penisku keluar masuk vaginanya sambil mengeluarkan suara berdecak-decak membuat badannya terlonjak-lonjak di tempat tidur. Kedua tangannya mencengkram kasur dan dia berusaha menegakkan kepalanya melihat keluar masuknya kontolku di vaginanya.

    Wajahnya seperti mau menangis padahal karena merasakan nikmat yang belum pernah dia dapatkan. Tak berapa lama kemabali kurasakan kepala kontolku disiram cairan hangat di dalam vaginanya.


    “Akhh.. Aku keluar lagi Mas.. Kau hebat.. Belum apa-apa” katanya memuji karena beroleh kepuasan yang luar biasa.

    Sebenarnya aku telah dipuncak gairah, tapi karena timingnya nggak tepat agar bersamaan keluar, akhirnya kukendorkan lagi, biarlah dia orgasme berikutnya agar kami sama-sama keluar, pikirku. Masih setengah badannya di tempat tidur, kubalikkan tubuhnya sehingga pantatnya tertungging dan kaki tertekuk ke bawah sementara buah dadanya tergencet tubuhnya dengan tempat tidur.

    Posisi ini sangat menantang, pantatnya bulat padat berisi dengan gundukan vaginanya terjepit di batang pahanya yang padat. Klitorisnya mengintip di celah vaginanya yang terjepit itu dengan genit. Dengan dua tangan kubuka bongkahan pantatnya dan agak menekan sehingga vaginanya keluar dari persembunyiannya.

    Lubang vaginanya langsung mencuat ke atas mengundang batang zakarku untuk memasukinya. Kutempelkan kepala penisku tepat di lubang vaginanya, lalu kutekan yang diiringi desisan yang keluar dari mulut kami berdua. Bless.. Bless.. Suara batang zakarku menelusuri liang vaginanya yang becek.

    “Aukh.. Nikmat..” erangnya.

    Kutekan terus pantatku sampai amblas semua batang zakarku. Kemudian kususupkan tanganku meraih susunya yang tergencet tempat tidur. Setelah kubetot dua-duanya, kuciumi sebentar punggungnya dan tengkuknya. Perlahan kugoyayang pantatku sehingga penisku keluar masuk vaginanya. Kuhentak-hentakkan pantatku sambil memeluknya dengan kuat.

    “Okhh.. Mas.. Kau pintar sekali.. Nyaman bangat posisi gini..” erangnya mendesah-desah.

    Terus kupercepat kocokan penisku di vaginanya yang banjir. Sebenarnya tadi dia mau membersihkannya, tapi kularang, biar bunyi, kataku. Sepertinya dia sudah semakin puncak, pantatnya semakin dia tunggingkan menyambut sodokan penisku.

    “Ayohh.. Jantanku.. Semakin kuat.. Ayoh.. Puaskan aku.” katanya sangat bergairah.
    “Aku janji akan memberi apa yang kamu mau asal yang satu ini sel`lu tersedia untukku,” katanya lagi semakin ngawur.

    Memang kalau orang menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia, akan bertekuk lutut di hadapannya. Kurasakan waktuku sudah dekat, kupercepat kocokan penisku di vaginanya, semakin cepat, cepat, dan tiba-tiba kutangkap kuat buah dadanya dan mendekapkan dadaku ke punggungnya, sementara tangannya menangkap pantatku dan mengangkat kepalanya. Sodokan terakhir kuhentak sekuat-kuatnya yang disambut dengan tunggingan pantatnya dan..


    “Akhh.. Aku keluar.. Sayang.. Akh. Akh..” erangku melepas spermaku yang muncrat kuat memenuhi rahimnya sampai terasa banjir di seluruh liang vaginanya.
    “Okh.. Enaknya..” katanya mengakhiri sisa-sisa orgasmenya.
    “Akh.. Sungguh kamu luar biasa Mas..” katanya dengan ekspresi lega di wajahnya.

    Sementara penisku masih tertancap di vaginanya dan tubuhku masih menindih tubuhnya yang tengkurap. Setelah kami tenang, kucoba mencabut penisku dari jepitan veginanya yang masih terasa kuat menjepit. Bunyi plok, terdengar katika kepala penisku tercabut dari lubang vaginanya. Kami merubah posisi rebahan di tempat tidur dengan kepalanya bersandar di dadaku.

    “Makasih ya mas, belum pernah aku merasa sepuas ini,” katanya bahagia.
    “Emangnya suamimu gimana?” tanyaku mencoba menyelidiki.
    “Sebenarnya aku nggak mau kita membicarakan itu, cukup kita berdua saja,” Katanya.
    “Oke, nggak apa-apa” kataku.

    Demikianlah dari siang sampai sore kami melakukannya seolah tidak pernah puas. Benar permintaannya terpenuhi. Jadilah lemas semua badannya ketika pulang tetapi membawa sejuta kenikmatan.

  • Kisah Memek Pengalaman pertama bersama Nyai

    Kisah Memek Pengalaman pertama bersama Nyai


    2942 views

    Duniabola99.com – Terus terang, semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu aku membeli buku tentang indera ke-enam atau “bawah sadar”, tadinya sekedar iseng waktu berada di suatu toko buku. Inti buku itu mengajarkan begini. Kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus mencoba menvisualisasikannya.. Suatu saat apa yang kita visualisasikan itu akan terjadi, akan terlaksana. Mimpi? Bukan. Sebab untuk mencapai indera ke-enam seseorang justru tidak boleh tertidur, tetapi perlu menurunkan gelombang listrik di-otaknya dari gelombang beta menjadi alfa. Caranya? Gampang sekali.. Kita cukup memejamkan mata, membayangkan menuruni tangga spiral dengan minimal 10 gigi. Saat anda membayangkan ini, gelombang listrik di otak anda akan menurun frekuensinga dari 13 cycle atau lebih perdetik, menjadi 8-13 cycle per detik. Kelihatannya mudah tetapi butuh latihan, jadinya ya sukar.. He. He.. Nah di saat itulah kita memasuki bawah sadar (unconsciousness)

    Apa keinginnan saya? Lha ini yang kurang ajar. Aku ingin nangkring di tubuh Nyai Elis (waktu muda panggilannya Neng Elis). Nyai Elis adalah ibu kostku. Kenapa Nyai? Pertama, kemungkinan hamil nol persen. Pada usia 48 tahun biasanya wanita sudah masuk masa menopause. Yang kedua, ditanggung bersih, sehat tak mungkin kena penyakit “kotor” seperti gonorrhoe, syphilis, HIV dsb. Yang ketiga, gratis tidak perlu bayar, karena sama-sama menikmati. Untuk wanita, bersebadan dengan orang usia lebih muda akan menambah hormon estrogen, hormon khas wanita. Kalau wanita kekurangan hormon ini akan menderita osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh, mudah patah.

    Meskipun sudah kepala empat, tapi jangan meremehkan kecantikannya. Wajah Nyai masih terlihat ayu. Kulit kuning langsat, tubuh langsing semampai. Secara legendaris, wanita sunda sangat rajin memelihara wajah dan tubuhnya. Mandi lulur sudah seperti prosedur tetap mingguan. Membedaki wajah dengan berbagai ramuan menjadi rutinitas harian. Itu sebabnya tidak hanya wajah dan tubuhnya yang mengesankan. Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Lalu kalau mau tahu seperti siapa? Seperti siapa ya..? Nah kira-kira seperti itu.. Diana Lorenza, janda beranak satu dari Heru Kusuma.

    Sudah tiga tahun aku tinggal di kost milik keluarga Padmadireja (suami Nyai Elis), pensiunan wedana di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Keluarga Pak Padma-Nyai Elis ini mempunyai putera dua orang, semua sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Tinggalah Bapak–Ibu semang kostku ini dibantu seorang PRT dan seorang supir. Semua karyawan ini pulang sore.

    Sudah seminggu aku latihan meditasi, belum ada hasil. Tambah tiga hari lagi, meskipun hampir putus asa. Tiba-tiba.., pada hari ke sebelas..


    Malam itu sudah pukul 10, pintu kamarku diketuk orang.

    “Mas Agus.. Mas Agus”
    “Ya.. Nyai”
    “Tolong kerokin ibu sebentar ya..”

    Pucuk dicinta, ulam tiba, burung dahaga, apem menganga.., hatiku berjingkrak bukan main.

    “Sebentar Bu, saya ganti pakaian dulu”

    Kamar-kamar yang dipakai kost letaknya di belakang rumah utama, dipisahkan oleh satu kebun kecil. Ada enam kamar, membentuk huruf U mengelilingi kebun. Masing-masing kamar berpenghuni satu orang. Kebetulan waktu itu masa liburan, namun karena aku harus mengejar “deadline” penyelesaian skripsi, terpaksa aku tidak dapat mudik. Hiya khan, masak sudah jadi mahasiswa PTN terkenal seantero dunia rela di-DO.

    Singkat cerita aku sudah duduk di tepi tempat tidur di kamar Nyai. Duduk dengan bersimpuh, ya.. seperti “pengerok” professional itu. Badan Nyai dalam posisi tengkurap di depan saya. Punggungnya yang putih, mulus tanpa penutup apapun. Hanya tali BH sudah dilepas, tetapi buah dadanya masih sedikit terlihat, tergencet di bawahnya.. Leher Nyai terlihat jenjang, putih, dengan rambut yang panjang sampai ke pinggang, disibakkan ke samping. Punggung ke bawah ada sejenis kain sarung yang diikatkan sekenanya secara longgar. Ke bawah, kain itu hanya menutupi sampai lipatan lutut. Di bawahnya betis yang halus, kencang.

    Wajah Nyai menghadap ke samping di mana saya duduk. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Pemandangan ini mampu dan makin mengeraskan burungku yang sejak dari kamar tidurku mulai melongok, eh.. bangun menggeliat (Jawa: ngaceng). Dalam waktu 15 menit seluruh punggung Nyai sudah aku keroki. Suasana sekitar kamar hening, hanya degub jantungku yang makin mengeras.

    Burungku, pelan tapi pasti makin menegang juga. Aku diam, Nyai juga demikian. Mau ngomong apa aku? Bicara tentang Pak Padma..? Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Toh malam ini aku yang akan menjadi “Mas Padma”, akan menumbuk padi di lumbung Nyai. Mau ngomong anak-anak Nyai? Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Ngapain toh sebentar lagi aku akan menganggap Nyai ini ibarat pacarku.

    “Pinggangnya juga ya Mas..”
    “Ya.. Ya.. Bu..”, jawabku seperti terbangun dari lamunan berahi.

    Aku tarik kain yang menutupi pinggang Nyai. Ya ampun.. Rupanya Nyai sudah melepas celana dalamnya. Kini di depan mataku ada pemandangan yang.. Waduh.. Ada gambaran parit sempit di tengah tulang pinggang memanjang ke bawah.. Terus.. Ke bawah, berujung di satu celah sempit di antara dua bukit pantat yang putih padat.. Menggemaskan.. Aku bayangkan.. Apa yang ada di depan pantat itu..

    Tiba-tiba Nyai membalikkan badannya..

    “Depan ya Mas..”


    Dengan mata terbelalak kaget, kini aku melihat pemandangan yang luar biasa, yang belum pernah kulihat selama 24 tahun berada di kolong langit. Seorang wanita dengan kulit langsat telanjang bulat, dengan lingkaran perut pinggang ramping, buah dada masih lumayan besar, meskipun sudah rebah ke samping. Di tengan buah dada yang ber “pola” tempurung, terlihat puting besar warna hitam dikelilingi area hitam kecoklatan.. Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar.. Di pangkal tumbuhnya rambut terdapat gundukan vagina yang pinggir kiri dan kanannya tumbuh rambut, bak gambaran hutan kecil.. Ampun mana tahan.. Mau pecah rasanya penisku menahan tekanan akumulasi cairan di pembuluh darah penisku.

    “Nyai Aku nggak tahan lihat begini..?”
    “Maksudnya, Mas Agus sudah capai..?”
    “Enggak Nyai.. Burung saya sudah.. Nggak bisa.. Nggak bisa.. Saya nggak tahan lagi..!”
    “Lho, kok baru bilang sekarang.. Ayo naik..”, sambil berkata demikian tangan kanannya melambai, mempersilakanku menaiki perutnya..

    Seperti kucing kelaparan, aku segera mengangkangi perut Nyai, aku mau mencium pipinya, lehernya, mau melumat bibirnya. Tetapi gerakanku membungkuk terganjal burungku yang keras dan sakit waktu tertekuk. Malah ketika kupaksakan dan terus tertindih perutku, pertahanan katupnya jebol. Karena tiba-tiba.., crut.. crut.. crut.. Dari burungku tersembur, memancar air mani, yang disertai rasa nikmat. Ejakulasi!! Semburan air maniku mengenai dada Nyai, leher dan perutnya.

    Setelah menyembur, burungku sedikit kendur, aku peluk leher Nyai, aku kulum dengan berapi-api bibirnya. Rupanya Nyai merespons dengan penuh gairah juga. Aku gigit dengan lembut bibirnya, sesekali aku sedot lidahnya. Lima menit lamanya, baru aku tersadar.

    “Maaf Nyai, air mani saya tadi..”
    “Ah, nggak apa-apa, itu tandanya Mas Agus masih “jejaka ting-ting”, nanti sebentar juga bangun lagi.”, sambil berkata demikian, Nyai mencium lagi bibirku. Tentu saja aku membalasnya dengan lebih bernafsu.


    Kecuali bibirku melumat bibir Nyai, tanganku juga meraba buah dada Nyai. Memang sudah tidak gempal, tapi masih “berisi” 80 persen. Kedua tanganku masing-masing meraba, memeras-meras, memilin-milin puting Nyai. Kadang saking gemasnya cengkeraman tanganku ke buah dadanya agak keras, menyebabkan Nyai meringis menggeliat. Begitu juga bila puting Nyai aku pilin agak kuat, nyai bereaksi..

    “Enak, enak.. Tapi sakit Mas.. Jangan keras-keras.. Yang (maksudnya Sayang)..”

    Tanpa terasa saat aku menggulati tubuh Nyai, mendekami dada, perut, menekan vagina Nyai dengan penisku, terasa burungku mulai menggeliat lagi. Makin lama makin keras.

    “Nyai.. Burung saya.. Nyai mau.. Lagi..?”
    “Nah, apa khan.. saya bilang, ayo.. lagi, tapi ‘ntar.. Yang, aku bersihkan badanku dulu ya.. ya..”

    Nyai masuk ke kamar mandi dalam di ruang tidur. Keluar dari kamar rambutnya terlihat sedikit basah, sebagian terjurai di lengan. Ya.. Tuhan.. Cantik sekali dewi ini..

    Aku pun juga masuk juga ke kamar mandi, membersihkan bagian badan yang terkena air mani. Keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat, terlihat burungku tegak, keras mendongak ke atas membentuk sudut 45 derajat dengan garis horizontal. Batangnya besar, warna kehitaman dengan tonjolan pembuluh darah membujur, sebagian melintang. Seperti tongkat ukiran. Ujungnya, gland penis, besar, kemerahan, membentuk topi baja yang mengkilat. Antara gland penis dan batang terlihat leher penis yang dangkal. Rasanya aku mau berkelahi dengan membawa senjata golok.

    Waktu Nyai melihat aku dan memperhatikan penisku..

    “Hei.. Gede buanget.. Hebat buanget.. Pasti nikmat buanget..” Aku menyahuti tiruan iklan itu, dengan meletakkan ibu jari tangan kananku di depan bibirku..
    “Sssstt..” Tentu saja Nyai senyum atas jawaban spontanku.

    Langsung akau naiki perut Nyai. Dengan lutut menahan badan, aku sedikit menunduk, memegang penisku. Segera kumasukkan ke liang vagina Nyai. Aku takut kalau nanti terlambat masuk ke vagina, maninya tersembur lagi keluar. Nyai maklum juga kelihatannya. Kupegang penisku, kepalanya kuhadapkan di depan vagina Nyai, lalu kudorong masuk. Bless.. Lega sekali rasanya. Kalau nanti muncrat, ada di dalam liang vagina Nyai..


    Lalu aku rebahkan tubuhku ke depan dengan bertumpu pada kedua sikuku. Bertemulah dadaku dengan buah dada Nyai, bibirku dengan bibir Nyai. Kedua tanganku memegang pipi Nyai, Nyai kucium mesra, lalu kucucuk-cucukkan bibirku pada bibirnya, eh.. menirukan burung yang bercumbu. Sesekali tanganku meremas buah dadanya, memilin putingnya, terkadang mulutku turun ke bawah, menghisap puting buah dada Nyai, bergantian kanan dan kiri

    Akan halnya penisku waktu kumasukkan ke liang vaginanya, rasanya memasuki ruang kosong, berongga. Tetapi setelah itu rasanya ada kantong yang menyelimuti. Permukaan kantong itu bergerigi melintang, pelan-pelan kantong itu “meremas “penisku. Tak ingin cepat berejakulasi maka kutarik penisku, kantong vagina itu tidak “mengejar”nya. Kumasukkan lagi seperti tadi, terasa masuk ruang kosong, sebentar liang vagina mulai meremas, kutarik lagi. Begitu beberapa kali. Terkadang penisku agak lama kutarik keluar, sampai tinggal “topi bajanya” yang ada di antara ‘labia mayora’-nya. Terus begini Nyai mencubitku..

    “Masukkan lagi Yang..”

    Gerakkan in-out ini makin cepat, “pengejaran” penis oleh sekapan kantong vagina juga makin cepat. Di samping itu di pintu masuk, bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora) juga ikut “mencegat” penisku. Makin cepat aku keluar-masukkan penisku, Nyai terlihat makin menikmati, demikian juga aku sendiri. Ibarat mendaki gunung hampir tiba di puncaknya. Kecepatan penisku memompa vaginanya semakin bertambah cepat, denyut nadiku semakin bertambah, nafas juga semakin cepat. Terlihat juga wajah Nyai semakin tegang menanti puncak orgasme, nafasnya terlihat juga semakin kencang. Cairan di liang vagina Nyai juga terasa semakin banyak, ibarat oli untuk melicinkan gesekan penisku. Peluhku mulai menetes, jatuh bercampur peluh Nyai yang tercium sedap dan wangi.

    Makin cepat, makin tinggi.., tiba-tiba penisku terasa disekap rongga vaginanya dengan kuat.. Kuat sekali dengan denyutan yang cepat tetapi dengan amplitudo yang rendah. Orgasme! Nyai mencapai orgasme. Di saat itu lengan Nyai memeluk leherku kuat sekali, sedang tungkainya memeluk pantatku dengan kencang.

    “Aihh..”, terdengar desah kepuasan keluar dari bibir Nyai.


    Beberapa menit kemudian lubang penisku terasa jebol, cairan menyemprot keluar entah berapa cc. Nikmat.., nikmat sekali.. Nikmat luar biasa. Orgasme Nyai terjadi lebih dulu dari ejakulasiku. Kalau saja Nyai masih bisa hamil, kata dokter anak yang lahir nanti adalah pria.

    Saya masih tetap memeluk Nyai sambil mengendurkan nafas. Pelan-pelan penisku mulai mengendur, mengkerut. Tapi rupanya Nyai merespons. Paha dan tungkainya diselonjorkan (diluruskan). Maksudnya memberi jalan agar penisku keluar.

    “Terima kasih Yang, terima kasih Mas Agus.. Mas hebat sekali..”, bisiknya.
    “Kau cantik sekali Nyai, secantik bidadari..”, balasku

    Badanku kurebahkan di samping badan Nyai, memeluk Nyai yang tidur telentang. Kami tidur dalam keadaan telanjang, hanya ditutupi selimut.

    Nikmatnya Nyai, nikmatnya wanita, nikmatnya dunia.