Author: dbgoog99
-
Video Bokep Hina Makimura mandi bareng dibak mandi
-
Kisah Memek Masih ABG Pembantuku Yang Binal
Duniabola99.com – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.
Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.
Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.
pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja. Agen Judi Bola
Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).
Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.
Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.
Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.
Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,
Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.
Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.
Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,
Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.
aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.
Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci banu. -
Cerita Sex Memperoleh Kepuasan Paling Enak Yang Belum Saya Rasain
Sampai pada akhirannya Anggi memilih untuk bermalam di rumah kami. Daripada bermalam di hotel, mendingan uang hotelnya diletakkan untuk membeli oleh-oleh.
Cersex Stw – Anggi tinggal dirumahku sepanjang 10 hari. Umur Anggi sekarang ini 38 tahun, status ia kebenaran ialah seorang Janda. Ia menjanda bukan lantaran kemauannya, tapi karena suaminya sudah meningal satu tahun lalu karena sebuah kecelakaan.
Anggi ini orangnya elok, berkulit putih, dan memiliki tinggi yang proposional. Lebih persisnya kubilang anggun karena orangnya condong diam dan benar-benar spiritual. Saat di tinggal dirumahku, tiap ada peluang saya dan istriku ajak Anggi untuk jalan-jalanm, mahfum ini lawatan pertama kalinya ke Jakarta. Kami merencanakan akhir pekan ini akan pergi ke Ragunan.Sammpai pada akhirannya tiba Akhir pekan yang kami tunggu. Tidak diduga gagasan kamipun tidak berhasil, istriku rupanya punyai pekerjaan tiba-tiba dari kantor. Tidak berhasil dech gagasan jalanan ke Taman Safari. Istriku mengajukan usul supaya saya masih tetap mengantarkan Anggi jalanan andaikan ke Ancol saja dan pulangnya dapat jemput istriku di Mangga Dua.
Sebetulnya saya cukup malas jika pergi tanpa istriku. Bukan lantaran malas mengantarkan, tapi saya merasa kaku bila harus jalan berdua dengan Anggi karena orangnya pendiam. Aku juga menyangka Anggi tentu tidak ingin, tetapi rupanya sangkaanku salah, Anggi rupanya sepakat dengan gagasan dari istriku.
Saat itu pagi-pagi sekali istriku pergi kerja dengan naik kereta listrik (KRL) dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro lumayan jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menanti Anggi yang sedang jalanan pagi saya sendiri di rumah menyesap kopi dan merokok. Kami merencanakan jalan jam 10 pagi.
Setelah ngopi dan merokok, saya kembali malas-malasan di kamarku menanti jam. Pikiranku melayang-layang memikirkan kakak istriku ini. Anggi Tati bagus sekali perhatianku secara sexual. Buruknnya saya, mulia keluar. Saya ditantang mengalahkan wanita baik, saya ditantang mengalahkan Anggi. Mumpung ada peluang. Dasar setan selalu cari peluang memikat.
Saya atur perangkap untuk memancing Anggi. Saya cepat-cepat mandi membersihkan tubuh dan keramas. Dengan kenakan handuk saya menanti kembalinya Anggi dari olahraga paginya. Sekitaran 10 menit saya menanti dibalik horden dan kusaksikan Anggi masuk pagar depan dengan pintu besi yang cukup berderit.
Menyengaja pintu rumah saya tutup tetapi didiamkan tidak terkunci. Saya berakhir ke arah kamarku dan selekasnya memasangkan perangkap untuk mengagetkan Anggi. Saya masuk kamarku dan selekasnya bertelanjang bundar. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar kubuka agar isi kamar mendapatkan pencahayaan terang.
Kudengar pintu depan mengeluarkan bunyi seperti ditutup. Aku juga mulai berlaga. Dengan bertelanjang bundar saya menanti Anggi melalui kamarku dengan keinginan ia menyaksikan badan dan Penisku yang sejak dari barusan berdiri yang tegak memikirkan penjelajahan ini. Handuk kututupkan ke kepala seakan-akan sedang keringkan rambut yang basah setelah keramas.
Saya bersandiwara tidak menyaksikan dan tidak mengetahui kedatangan Anggi. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kusaksikan sepasang sepatu kets lewat kamarku. Saya percaya Anggi tentu menyaksikan badanku yang polos dengan jAnggior yang tegak berdiri. Gairahku makin menggelinjang saat kuamati dari kembali handuk sepasang sepatu yang semula nyaris melalui kamarku sekarang seperti terdiam stop dimuka kamar tanpa bergerak.
Saya makin aktif menggosoki rambutku dan bersandiwara tidak tahu jika ada orang. Beberapa menit saya melakukan perbuatan demikian dan saya berencana kesan ini. Dengan mendadak kuturunkan handuk dan melihat ke pintu kamar. Saya berpura-pura terkejut mengetahui ada orang.
” Upzzz… ma… maaf ya Anggi, saya anggap tidak ada orang, ” kataku sambil dekati pintu seakan-akan ingin tutup pintu.
Saya tidak berusaha tutup kemaluanku yang melawan. Justru kubiarkan Anggi termenung melihati badanku yang polos merapat kearahnya. Dengan tenangnya seakan saya kenakan pakaian komplet kudekati Anggi dan satu kali lagi meminta maaf.
” Maaf ya Anggi, saya terlatih semacam ini. Saya tidak sadar jika ada tamu di rumah ini, ” kataku sekalian berdiri dimuka pintu ingin tutup daun pintu.
Mendadak seperti tersadarkan Anggi segera meninggalkanku sekalian berbicara,
” i…i…iya , tidak apa-apa….. “. Ia segera masuk ke dalam kamar belakang yang ditujukan padanya sepanjang tingal dirumahku.
Saya selanjutnya menggunakan celana pendek tanpa CD dan kenakan kaos oblong lalu smengetok pintu kamar Anggi,
” Ada apakah Erlang, ” tutur Anggi sesudah buka pintu.
Kusaksikan ia tidak berani melihatku. Mungkin malu. Membaca keadaan semacam itu, saya tidak menyia-nyiakan peluang.
” Anggi, maafkan Erlang ya…aku lupa jika ada tamu di rumah ini, ” kataku menyusun percakapan agar menyambung.
” Tidak papah kok, hanya Anggi malu hati, benar-benar Anggi malu menyaksikan kamu telanjang barusan, ” balasnya tanpa ingin melihat saya.
” Mengapa perlu malu? Kan tidak menyengaja, apalagi Anggi kan pernah menikah menjadi telah terbiasa menyaksikan yang tegak-tegak semacam itu, ” kataku memancing reaksinya.
” Sebenarnya Anggi barusan terkejut 1/2 mati menyaksikan kamu demikian. Yang Anggi malu, tanpa sadar Anggi terdiam dimuka kamarmu. Jujur saja Anggi telah lama tidak menyaksikan semacam itu menjadi Anggi seperti terkesima, ” ucapnya sekalian berlari ketempat tidurnya dan memulai tersedu-sedu.
Itil V3
Saya menjadi ngak sampai hati. Kudekati Anggi dan kuberanikan menggenggam bahunua sambil menentramkannya.” Sudalah tidak perlu malu, kan hanya kita berdua yang tahu. ” ucapku,
Menyaksikan reaksinya yang diam saja, saya mulai berani duduk disebelahnya dan merengkuh bahunya. Kuusap-usap rambutnya cukup lama tanpa berbicara apapun. Saat kurasa telah cukup tenang kusarankan untuk mandi saja. Kutuntun tangannya dan tiba-tiba setan mendorongku untuk merengkuh.
Saat Anggi telah berdiri dimukaku. Lama kupeluk kuat, Anggi diam saja. Wajahnya diselinapkan didadaku. Payudaranya yang tetap kuat terasanya melekat didadaku. Terasa sangat debar jantungnya. Perlahan-lahan tangaku kuselusupkan ke kembali kaos sisi belakang bersamaan dengan kecupanku yang landing dibibirnya.
” Jangan Lang…dosa, ” ucapnya sekalian melepas diri dari dekapanku.
Tetapi dekapanku tidak ingin melepas badan sintal yang didekapnya. Daam usaha ke-2 Anggi telah berserah. Bibirnya didiamkan kulumat walaupun tetap tanpa perlawanan. Ucoba kembali menyelinapkan tangan dibalik kaosnya, ini kali sisi depan. Tangan kanan yang menggerayang secara langsung pada target, puting susu samping kiri. Anggi menggelinjang.
Pilinan jariku di payudaranya membuat gairahnya naik. Saya tahu dari hembusan napasnya yang mulai mengincar. Saya bingung dengan wanita ini, masih tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini model wanita baik. Baiknya, semua apa yang kulakukan tidak ada penampikan.
Seperti dicocok hidungnya Anggi menurut saja dengan yang kulakukan padanya. Perlahan-lahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya, Anggi diam saja. Kubopong badannya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku, Anggi tetap diam.
Lidahku mulai bermain disekujur badannya. Dari ujungnya kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher, perlahan-lahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil, turun kembali kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku, turun kembali ke beberapa kumpulan rambut dan ke-2 pahanya hujilat-jilat lagi hingga keujung jempol kaki.
Saya tidak merasakan jijik karena badan Anggi yang putih bersih benar-benar menghidupkan nafsu. Kukangkangkan kakinya, Anggi tetap diam saja. Tetapi kuamati matanya terpejam nikmati sentuhan setiap jengkal ditubuhnya. Baru saat kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Anggi mendadak berteriak ,
” Ahhhhhhhh…….. ”
” Mengapa Anggi… Sakit?, ” tanyaku.
Anggi cuma geleng-geleng. Dan aktivitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Anggi menggeliat hebat dan mendadak ia meraung.
” Erlang… mari Erlang… jangan siksa saya dengan nikmat, mari Erlang tuntaskan… Anggi sudah tidak tahan, ” ucapnya.
Saya tidak ingin lama-lama. Tanpa banyak macam kembali langsung kunaiki ke-2 pahanya dan kutusukkan Penisku kelobah surganya yang telah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak di dalam. Cukup geret kurasakan, karena mungkin telah 2 tahun nganggur dari aktivitas.
Kugenjot bokongku dengan irama masih tetap, masuk dan keluar. Anggi makin menggeliat. Kupikir tidak perlu semakin lama bersensasi, selesaikan saja. Lain kali baru lama. Menyaksikan reaksinya tanda ingin orgasme , pergerakan bokongku makin cepat dan kuat.
Anggi meronta-ronta , menarik semua apa yang dapat diambilnya, bantal, sepre. Badanku tidak lepas dari tarikannya. Semua itu dilaksanakan semakin banyak diam. Dan mendadak badannya melafalkanng,
” Ahhhhhhhhhhhhhhhh……., ” lolongan panjangnya mengisyaratkan ia capai pucuk. Saya percepat kocokanku di atas badannya.
Mendadak saya didikejutkan hentakan badannya diimbangi tanganya yang menggerakkan badanku.
” Jangan keluarin didalam… saya kembali subur, ” suaranya tresengal-sengal ditengah-tengah gelombang kepuasan yang masih belum berkurang.
Kekagetanku lenyap sesudah tahu reaksinya,
” Baik Anggi elok, Erlang keluarin di luar ya, ” Ucapku,
Balasku sekalian masukkan lagi JAnggior ku yang sebelumnya sempat lepas dari vaginanya karena dorongan yang lumayan keras. Kembali kupompa pinggulku. Saya rasa ini kali Anggi cukup santai. Tetapi masih tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Anggi terima enjotanku. Cuma mukanya yang terkadang meringis kenikmatan.
Sampai juga waktunya, saat punyaku berasa mulai berkedut-kedut, segera kucabut dari vagina Anggi dan kugencet tangkai Penisku sekalian menyemprot sperma. Kuhitung ada 5 kali Penisku meludah.
Sekujur badan Anggi yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan juga mukanyapun belepotan cairan putih kental. Dan saya terkulai lemas penuh kepuasan. Kusaksikan Anggi bagkit ambil tisu dan meneyka tubuh dan wajahnya.
” Erlang…kamu telah memberi apa yang tidak pernah Anggi merasai, ” kata wanita elok itu sekalian tiduran disampingku.
Dengan kesepakatan Anggi, kami menelepon istriku menyampaikan kabar jika gagal ke Ancol karena Anggi tidak sedap tubuh. Walau sebenarnya kami meneruskan scenario cinta yang menyimpang. Kami masih 3x kembali lakukan persetubuhan. Dalam dua sesion berikut benar-benar terlihat perubahan yang terjadi sama Anggi.
Jika permainan pertama ia banyak diam, permainan ke-2 mulai menantang, permainan ke-3 jadi menguasai, permainan ke-4 jadi buas, buas, dan benar-benar buas. Saya sebelumnya sempat menggunakan kondom agar bisa dengan bebas menumpahkan sperma saat punyaku ada di dalam vaginanya.
” Saya sadar ini dosa, tetapi saya nikmati apa yang tidak pernah saya rasa sepanjang bersuami. Suamiku itu ialah opsi orangtua dan beda 20 tahun dengan Anggi. Sampai Uda wafat, Anggi sebelumnya tidak pernah rasakan kepuasan sexual semacam ini. Sebenarnya Anggi tetap ingin nikah kembali tetapi sebelumnya tidak pernah bertemu orang yang akurat. Mungkin posisi Anggi sebagai kepala sisi membuat beberapa pria menjauh. ”
Singkat kata semenjak peristiwa itu, sepanjang kakak iparku ada di rumahku kamipun kerap lakukan jalinan Seks bila ada peluang. Benar-benar ini ialah dosa paling indah yang dulu pernah saya merasai, Terima kasih Anggi, you make me perasaan so Good.
-
Vidio bokep Megan Rain dan Rahyndee James threesome dengan penis gede diatas sofa
-
Kisah Memek Mbak Lisna Wanita Kesepian
Duniabola99.com – Kisah berikut ini adalah sebuah kejadian nyata dan merupakan pengalaman yang tak mungkin dapat kulupakan seumur hidupku. Memang namanama tokoh dan tempat di alam kisah ini sengaja kusamarkan, tapi urutan kejadiannya bukanlah khayalan atau hasil rekaan imajinasiku semata. Ceritanya mengenai hubungan affairku dengan seorang wanita bersuami sekitar tahun 1995 yang lalu dan berlangsung selama 3,5 tahun.
Ketika itu usiaku 25 tahun dan aku bekerja di sebuah perusahaan asing yang beroperasi di luar Jakarta selama 24 jam sehari, sehingga ada bagian tertentu di kantor pusat yang bertugas dalam 3 shift untuk memonitor kegiatan operasi di lapangan dan aku adalah salah satu pegawainya.
Pada suatu hari ketika sedang tugas malam, aku menerima telepon nyasar sampai 3 kali dari seorang wanita. Akhirnya karena jengkel, timbul keinginanku untuk isengiseng menggodanya serta mengajak berkenalan yang ternyata ditanggapinya dengan antusias sampai tidak terasa kami mengobrol selama 1,5 jam di telepon.
Wanita itu memperkenalkan namanya sebagai Lisna (aku memanggilnya Mbak Lis), berusia 34 tahun dan telah bersuami serta mempunyai 3 orang anak. Suaminya seorang pejabat di sebuah instansi pemerintah berusia 48 tahun yang menikahi Mbak Lis ketika dia berusia 18 tahun dan baru lulus SLTA. Anak pertamanya perempuan berusia 15 tahun.
Sejak saat itu aku tidak pernah lagi merasa jenuh dan sepi bila sedang tugas malam karena Mbak Lis sering meneleponku walau hanya sekadar untuk mengobrol saja. Menurut pengakuannya, Mbak Lis merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya bertugas ke luar kota dan dia mengetahui suaminya punya simpanan di luar.
Sebagai orang dewasa, pembicaraan kami juga sering menyerempet halhal yang agak miring. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Lis berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur sementara aku enjoy dengan kesendirianku di ruang kantor yang dingin berAC.
Tak terasa tiga bulan sudah kami bertelepon ria tanpa pernah bertemu muka dan selama itu selalu dia yang meneleponku ke kantor ataupun ke rumah karena aku tidak pernah diberi nomor teleponnya (katanya dia takut ketahuan suaminya).
Suatu siang Mbak Lis menelepon ke rumahku dan mengajakku nonton film, mulanya aku ragu karena merasa belum siap untuk bertemu. Aku berdalih bahwa badanku masih letih karena habis tugas malam, tetapi Mbak Lis tetap memaksa dan meminta bertemu sorenya supaya aku bisa istirahat dulu. Aku lalu menyanggupinya karena tidak mau mengecewakan dia.
Jam 14:30 sehabis mandi, Mbak Lis meneleponku lagi dan kami janjian untuk bertemu di sebuah bioskop dengan tidak lupa memberitahukan ciri masingmasing. Sesampainya di bioskop aku sempat dibuat kesal karena tidak kujumpai wanita dengan ciriciri seperti yang dikatakan Mbak Lis, wah janganjangan dia mau ngerjain aku nih.Setelah hampir 1 jam menunggu, tibatiba aku merasakan sebuah tepukan ringan di punggungku. Dan ketika aku berbalik, tampak Mbak Lis sudah berdiri di belakangku dengan senyumnya yang membuatku terpana.
Bayu ya? sapanya sambil mengulurkan tangan.
Ya, mm.. Mbak Lis..? aku balas bertanya agak tergagap sambil menyambut tangannya. Ah, betapa halus dan lembutnya tangan itu.
Maaf ya terlambat, soalnya macet sih.. katanya kemudian.
Nggak apaapa kok Mbak, saya juga belum terlalu lama menunggu, jawabku berbohong sambil mataku tak lepas menatapnya. Rasa kesalku segera hilang setelah melihat Mbak Lis yang tampak anggun itu.Sosok tubuh Mbak Lis sedangsedang saja, tingginya 158 cm, berat sekitar 45 kg, kulitnya kuning halus dan rambut hitam bergelombang sebahu. Wajahnya ayu memancarkan kelembutan seorang ibu dan kalau berbicara ramah sekali dengan selalu diiringi senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya yang tipis.
Dia tampak begitu anggun (dan seksi) dengan setelan blus ketat sutra hijau muda berlengan pendek dan celana panjang katun hijau lumut yang menampakkan bulubulu halus di tangannya dan lekuk tubuhnya yang sintal. Aku rasanya seperti kehilangan katakata untuk berbicara, sampai akhirnya Mbak Lis yang memulai lagi.
Kita makan dulu yuk, kamu pasti belum makan. Kebetulan di dekat sini ada restoran ayam bakar yang enak lho, ajaknya sambil menggandeng tanganku.
Kami makan dengan santai sambil berbincangbincang disertai gurauan yang kadang membuat kami tertawa terpingkalpingkal. Kulihat Mbak Lis sudah bisa berbicara lebih lepas sehingga suasana kakupun berangsurangsur hilang.
Sehabis makan kami kembali ke gedung bioskop dan setelah membeli tiket kami menyempatkan waktu untuk melihat gambargambar film yang ada di lobby bioskop sambil tetap bergandengan tangan. Tapi kali ini Mbak Lis lebih merapatkan tubuhnya ke tubuhku dengan cara memeluk lenganku bahkan terkadang dia bersikap lebih berani dengan memeluk pinggangku, secara refleks aku pun membalas dengan merangkul bahunya atau memeluk pinggulnya.
Sentuhan bagian depan tubuh Mbak Lis membuat naluri kejantananku tergugah, apalagi ketika kulihat kancing paling atas blus yang dikenakannya sudah terbuka (aku tidak tahu kapan dia membukanya). Tampak belahan sepasang bukit yang mulus mengintip dari balik BHnya membuat darahku berdesir dan tatapan mataku seakan tak mau lepas darinya.
Ketika pengumuman tanda dimulainya jam pertunjukan terdengar, kami pun memasuki gedung bioskop untuk mencari tempat duduk yang sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket (sengaja aku memilih tempat duduk di deret paling belakang). Mbak Lis duduk di sebelah kananku sambil tangan kirinya menggenggam dan sesekali meremas tangan kananku.
Tak lama kemudian lampu bioskop dipadamkan dan film dimulai, kami nonton dalam keadaan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kirakira 10 menit berlalu, Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangan kanannya menarik tanganku ke wajahnya. Diusapkannya jarijariku ke pipinya, ke telinganya lalu ke bibirnya sambil memberikan kecupan ringan di setiap jarijariku.
Ketika aku sedang menatap wajahnya yang tertunduk menciumi jarijariku, Mbak Lis menengadah dan balas menatapku. Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis. Mbak Lis diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat, kukecup lagi bibirnya dengan sekalikali mengulumnya.
Akhirnya Mbak Lis bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Lis menghentikannya sambil mendesahkan namaku serta meremas dan menarik kembali tanganku ke bibirnya. Tapi kali ini Mbak Lis tidak hanya menciumi jarijariku, dia juga mulai memasukkan jariku ke dalam mulutnya dan mengulumnya dengan disertai jilatanjilatan halus dan gigitan nakal.
Mbak jadi gemas, Bay, bisiknya.
Mbak yang bikin gemas, bisikku sambil mengecup daun telinganya. Mbak Lis menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah sensitif di sekitar telinga dan lehernya itu.
Aaahh Bayu.. Mbak Lis mendesah lagi.
Kamu bandel..
Tapi suka kan..? kataku sambil merengkuh wajahnya dan mendaratkan ciuman di bibirnya.Kali ini Mbak Lis membalas ciumanku dengan bergairah sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sehingga lidah kami saling berpagutan. Tangan Mbak Lis mulai meremas dadaku. Aku pun tak mau kalah, kuusapkan tangan kiriku pada daerahdaerah sensitif di telinganya, lehernya dan terus turun sampai ke dadanya lalu menyusup ke dalam blusnya.
Hmm.. terdengar Mbak Lis menggumam dalam kuluman bibirku.
Ouuhh.. uuhh.. desahnya sambil tangannya mencengkeram leher bajuku ketika kuremas dadanya dan kuraba puting susunya dari balik BH.
Masukin tangannya, sayang.. kata Mbak Lis sambil membuka satu lagi kancing blusnya.Kusingkap BHnya dan kurogoh dadanya yang kenyal, sementara tangan kanan Mbak Lis mulai merambat turun ke perutku dan turun terus sampai ke selangkanganku. Diremasremasnya batang kemaluanku yang sudah tegang dari luar celana sambil mengerang dan mendesah sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting susu Mbak Lis dengan jarijariku sambil meremas dadanya. Ooh.. ingin sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati putingnya. Tangan Mbak Lis pun makin bergairah mengusap dan meremas selangkanganku.
Buka dong Bay.. desah Mbak Lis sambil berusaha untuk membuka zipper celanaku. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Lis memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas bijibiji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.
Mbak Lis lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan tangan Mbak Lis ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan mengusapusapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku.
Hmm.. kudengar Mbak Lis beberapa kali menggumam sambil memperhatikan dan mengurut batang kemaluanku yang berkedutkedut dalam genggamannya. Kurasakan kepala Mbak Lis yang pelanpelan bergerak turun untuk menghampiri batang kemaluanku, rupanya Mbak Lis sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk memenuhi ajakan batang kemaluanku yang tegak menantangnya. Jangan Mbak.. bisikku sambil menahan gerakan turun kepala Mbak Lis karena kusadari situasi di dalam bioskop tidak memungkinkan kami untuk lebih dari sekedar melakukan pekerjaan tangan. Mbak Lis lalu menengadahkan wajahnya menatapku.
Bayu.. please.. Mbak Lis mendesah meminta persetujuanku dengan tatapan mata sayu sambil tangannya terus mengurut kejantananku.
Jangan Mbak.. dikocok saja.. balasku sambil menaikkan kaki ke sandaran kursi di depanku yang kebetulan kosong untuk memudahkan Mbak Lis mengeksploitasi batang kemaluanku.Kurengkuh wajah Mbak Lis dengan tangan kiriku dan kucium bibirnya yang merekah di hadapanku sementara tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Lis semakin intens meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulutnya sesekali menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah sensitif di belakang telinganya.
Tangan kiriku kini sibuk membuka kancing blus yang dikenakan Mbak Lis dan menyusup ke dalamnya, meremas dadanya yang kenyal serta mempermainkan puting susunya dengan jarijariku. Mbak Lis merubah posisi duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang kemaluanku ke tangan kirinya. Didekapkannya kedua tanganku di dadanya sehingga aku lebih leluasa meremas kedua dadanya yang kini telah terbuka karena BHnya telah kusingkapkan ke atas serta memilin kedua puting susunya yang telah mengeras.
Aaahh.. oouuhh.. Mbak Lis medesah dan kemudian kulihat tangan kanannya bergerak ke bawah menggosokgosok selangkangannya dan tangan kirinya semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala kejantananku dengan ibu jarinya.
Kurasakan aliran darah di selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan yang tak terbayangkan.
Mbak nggak tahan, Bayu.. desahnya sambil menarik satu tanganku ke mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu.
Akhirnya puncak sensasi itu datang juga ketika kurasakan kawah di selangkanganku menggelegar ingin memuntahkan laharnya. Kutarik tanganku dari dada Mbak Lis dan kucengkeram tangannya yang sedang mengocok batang kemaluanku. Serasa tak sabar, kubantu Mbak Lis mengocok batang kemaluanku lebih kencang. Dan akhirnya.. Ooouuhh.. aku mendesah tertahan ketika kurasakan batang kemaluanku mengejang kemudian berkedutkedut memuntahkan cairan kenikmatan yang menyemprot berkalikali membasahi tangan kami.
Ooouuhh.. enak sekali Mbak.. kataku sambil melepaskan nafas panjang ketika kurasakan puncak kenikmatanku mereda, batang kemaluanku telah berhenti memuntahkan cairannya dan tinggal menyisakan lelehannya yang kemudian diratakan oleh Mbak Lis dengan jari telunjuk ke seluruh permukaan kepala batang kemaluanku.
Tanpa mengucapkan katakata, Mbak Lis sejenak beralih dari pelukanku untuk mengambil tissue dari dalam tasnya. Kemudian sambil kembali bersandar di lenganku, dengan telaten disekanya batang kemaluanku mulai dari kepala sampai ke batang dan pangkalnya. Ah, sejuk sekali kurasakan usapannya. Lalu dilanjutkannya menyeka tanganku dan tangannya sendiri yang terkena semprotan spermaku dengan lembar tissue lainnya.Mbak Lis lalu mengecup bibirku dengan mesra, tidak kurasakan birahi di kecupannya yang begitu lembut. Seakan telah terlupakan terpaan hawa nafsu yang baru kami alami bersama. Aku kagum padanya, begitu cepat Mbak Lis menetralisir emosinya. Kami lama terdiam sambil berpelukan setelah samasama merapikan pakaian yang acakacakan
Ketika film berakhir dan lampu bioskop telah dinyalakan, kami saling berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang baru dilakukan. Segera kami berdiri dan bersiap untuk meninggalkan gedung bioskop, sampai kemudian Mbak Lis menahanku dan memandang geli ke arahku.
Kamu seperti ngompol.. katanya sambil tertawa kecil dan menunjuk celanaku. Dengan penasaran aku menunduk dan ketika menyadari apa yang ditunjuk oleh Mbak Lis, aku pun tersenyum kecut menahan geli dan malu. Ternyata semburan spermaku begitu kuat sehingga ada yang kesasar keluar dan meninggalkan noda basah di celanaku.
Mbak sih.. sudah ah, nggak usah dibahas, kataku sambil mencubit pinggang Mbak Lis dan mendorongnya perlahan keluar bioskop.
Mbak antar kamu pulang ya? kata Mbak Lis sesampainya kami di luar bioskop.
Nggak usah Mbak, saya mau langsung ke kantor saja, balasku.
Kalau begitu Mbak antar kamu ke kantor boleh kan, please.. desak Mbak Lis. Aku tak dapat menolak dan hanya mengangguk, Mbak Lis lalu menyerahkan kunci mobil dan memintaku untuk mengemudikan mobilnya.Di dalam mobil kami tidak banyak berbicara, seakan terlarut dalam perasaan masingmasing. Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku sambil memeluk dan mengeluselus lenganku. Tak terasa kami telah memasuki halaman gedung kantorku. Sebelum aku meninggalkan mobil, Mbak Lis kembali mencium mesra bibirku.
Maaf Bayu, jangan kapok ya? kata Mbak Lis sambil mengelus pipiku.
Apanya yang kapok? balasku sambil mengedipkan mata dan perlahanlahan keluar dari mobil.
Kamu bandel.. kata Mbak Lis mencubit lenganku.
Nanti malam Mbak temanin ya? Mbak Lis menyambung sambil menarik bajuku dan kami pun kembali berciuman di jendela mobil.Itulah kisah perkenalanku dengan Mbak Lis yang juga merupakan awal dari affairku dengannya yang kemudian berlangsung lebih seru dan lebih panas.
-
Cerita Sex Keluarga Aneh
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Keluarga Aneh ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Keingat jaman dulu waktu kecil aku sering melihat kedua orang tuaku menonton film porno di ruang
keluarga, saat itu siang malam di putar terus film pornonya mereka cuek walaupun ada anak anaknya di
sekitarnya, sempat juga aku menemui orang tuaku saat dia nonton filmdan terangsang mereka langsung
bersetubuh di tempat itu.Semua pembantu yang ada di rumah sudah paham sifat nyonya dan tuan jadi tidak heran bila ayah dan
ibuku sedang ngentot pembantu masuk di ruangan, pembatu yang ada di rumahku ada 4 yang mana kesemuanya
adalah wanita. Karena aku dan adiku sewaktu masih usia SD karena masih polos menganggap itu adalah hal
yang wajar dilakukan oleh seorang ayah dengan ibu.Ketika aku pulang sekolah (aku sudah kls 1 SMP sedangkan adikku kls 6 SD )aku melihat kontol ayahku
sedang dihisap oleh salah seorang pembantuku dan disamping ayahku ada ibuku yang bertelanjang dada
memperhatikan sambil kadang-kadang berciuman dengan ayahku. Aku agak sedikit heran tapi.. ah mungkin
hal yang biasa pikirku.“Pa.. kok sudah pulang dari kantor” kataku.
Ayah dan ibuku kaget. “Eh.. sayang sudah pulang… bagaimana ujiannya?” tanya ibuku.
“Lumayan lah.. ngga jelek” kataku.
Aku langsung duduk di samping ibuku yang sedang bertelanjang dada itu.
“Sana makan dulu Ted” kata ayahku.
“Sudah Pah… tadi ada temen yang nraktir” kataku sambil tetap menatap pembantu kami yang bernama Dewi
sedang menghisap kontol ayahku.“Lagi ngapain sih ma..?” tanya ku.
Ibuku hanya tersenyum saja.
“Sudah Tuan..?” tanya si Dewi mungkin dia agak canggung diperhatikan olehku.
Cerita Sex Keluarga Aneh “Belum dong Dewi….. sampe keluar maninya.. kamu ini ngga pernah beres kalo kerja” tegur ibuku.
Kulihat ayah ku.. beliau sedang merem melek sambil berdesis-desis… Ssshh.. hhhss.. ahh.. terus wi..
ahh.. shh. Aku jadi penasaran bagaimana sih rasanya.. kok seperti yang nikmat betul.“Ma Teddy mau donk digituin kaya Papa” pintaku pada Mama.
Mama tersenyum “Sini buka celanamu” perintah Mama.
Aku langsung membuka celana dan menyodorkan kontolku pada Mama. Mama langsung menhisap kontolku dengan
lembut dan tangannya kirinya memegang biji pelerku. Aku kontan merasakan nikmat2 geli.“Ahh… sshh.. Ma geli Ma… ssh ahh” tapi Mamaku tetap saja menghisap kontolku lebih dalam lagi. Aku
melihat Papaku sedang berusaha memasukan kontolnya ke dalam memek si Dewi.“Lho kok Papa keterusan sih..” kata ibuku sambil tersenyum dan tangannya masih saja mengocok-ngocok
kontolku.“Tanggung sih ma…” Kata Papaku.
Kulihat si Dewi merem melek menerima hujaman kontol Papaku sambil sesekali menggoyangkan pantatnya.
Tiba-tiba si Dewi memeluk erat pingang Papaku dan Papaku mencengkram bahu si Dewi “…aduh tuan udah
mau keluar nih” erang si Dewi.“Bapak juga mau ke…luarrr…” kata Papaku dan Crott.. crott.. crot.. air mani Papaku di semburkan ke
rahim si Dewi…. setelah itu mereka terkulai lemas dan tergolek bersama di karpet depan TV.“Teddy mau ngga masukin anunya ke memek Mama..?” tanya Mamaku sambil tangannya tetap mengocok
kontolku, belum selesai dia bicara tiba-tiba.. Ahh.. ahh…… kontolku menyemburkan maninya sendi-
sendi ini terasa lemas jadinya.Cerita Sex Keluarga Aneh “Yaaa… udah keluar… Mama kan belum di entot siang ini..” kata Mamaku kecewa.
Papaku tertawa..” nanti malem aja.. kamu dapat giliran penuh…” kata Papaku.
“Mammaa…” adiku ternyata sudah pulang diantar oleh Mang Ikin supir keluarga. Tenny langsung di sun
pipinya oleh Mama.“Ma kok ngga pada pake baju sih?” tanya adiku itu.
“Ngga apa-apa.. cuma gerah aja” kata Papaku menimpali.
Malamnya ketika kami berempat sedang menonton sinetron aku dan adiku duduk dikarpet depan TV, sedang
Papa dan Mamaku di atas sofa panjang. Ketika aku menoleh ke belakang, kulihat Mamaku sedang duduk di
pangkuan ayahku sambil menyingkapkan dasternya dan terlihat jelas kontol Papaku diduduki oleh Mama.Pantat Mamaku naik turun dengan disertai goyangan yang erotis. Lalu mereka pindah ke karpet dan
posisinya yaitu… ayahku berbaring sedangkan Mamaku di atas kontol Papa sambil menghadap ke arah
Papa. Agen Poker SingaLalu Mamaku menaik turunkan pantatnya sambil disertai goyangan…. “ahh.. sshhh… ahh…” slleep..
sleep Sllepp…” Terus goyang Ma.. ahh.. sshh…”.Aku dan adiku saling berpandangan…. memang hal seperti ini sudah tidak asing lagi dipertontonkan
kepada kami, tapi kami berdua sepertinya mempunya pikiran yang sama…. rasa penasaran akan rasanya.Tiba-tiba si Emi salah satu pembantu masuk ke ruang keluarga… melihat tuan dan nyonyanya sedang
entotan tidak membuat si Emi canggung.“Nyonya.. makan malam nya sudah siap” kata si Emi.
“Iya.. sebhen… thar.. sshh.. ahh” jawab ibuku.
Aku hanya tersenyum saja. Tiba-tiba aku ada ide.. aku mengeluarkan kontolku dari balik celana… lalu
minta si Emi untuk menghisap kontolku.Si Emi kaget… “nanti Nyonya dan Tuan marah lho Den” jawab si Emi
“Ngga ah.. saya harus menyiapkan dulu minum buat makan nanti..” kata si Emi sambil ngeloyor pergi
kebekalang. “Huh..” Aku bersungut-sungut. Tak habis akal.. aku menyodorkan kontolku ke mulut Mama yag
sekarang posisinya menunggin dan Papaku sedang menusuknya dari belakang.Mamaku manyambut kontolku dengan mulutnya… aku merasa keenakan. Setelah kontolku memerah aku
mencabutnya dari mulut Mamaku dan posisi merekapun berubah lagi…. Mamaku kembali menduduki kontol
Papaku.Cerita Sex Keluarga Aneh
Papaku memegang pinggul Mama sambil sesekali meremas buah dada Mama.Mama lalu membungkukan badannya
untuk mencium bibir Papa.mereka berciuman dengan heboh…. hmmmpp… cpot.. cpot.. hmmp ashhh
…sssshhh… ahhh.. ashhh… aough…..Aku bingung apa yang mesti dikerjain nih. lalu aku melihat lubang anus Mama.”Wah.. ada lobang yang
masih nganggur nih..” pikirku. Aku lalu memasukan kontpolku di anus Mama. Mama kaget.. tapi..” pelan-
pelan sayang …Ahhh… Sshh..” erang Mama.Aku langsung saja mengocokan kontolku dilubang anus Mama. Ahh sshh… ahh….. terus sayang.. masukan
kontolmu… aahhh….. mmmhhh…Mama terlihat menikmati tentu saja akupun enjoy banget. Tapi Papa tampaknya terganggu dengan gerakan
ku.“Ted.. jangan masukin kontol di situ… Papa jadi kagok nih” Akupun mencabut kontolku dengan kecewa.
“Kak.. masukin di sini saja”. Tiba-tiba terdengar suara Tenny adiku dan diapun telah menyingkapkan
dasternya dan membuka celana dalamnya. ceritasexdewasa.org Aku tersenyum… “Makasih ya Ten.. kamu adik yang paling
pengertian” kataku.Sebelum sempat aku Mamasukan kontolku ke lobang memeknya Tenny Papa dan Mama menghentikan kegiatannya.
“Sini Mama bantuin” kata Mamaku, lalu dia mebimbing kontolku masuk ke memek Tenny.
“Tahan sedikit ya sayang..” kata Mamaku kepada Tenny. Lalu kontolku masuk perlahan-lahan .”Ahh..
Agh…. sakit ma..” jerit Tenny tertahan.“Tenang sayang nanti juga enak..” hibur Mama, lalu Mama meremas-remas toket adiku itu yang masih
sekepal tangan.Cerita Sex Keluarga Aneh “Gimana enak..?” tanya Mamaku ke Tenny. Adiku tidak menjawab hanya bibirnya mendesis ssshh..
aahhhh…. sshhh…. terus kak.. ssshhh.Papaku tertawa.. “Wah udah keenakan dia” kata Papa.
“Ted..gantian donk..” pinta Papa.
“Waduh Papa.. ngeganggu aja nih” jawabku, lalu kita pun bergantian. Papa memasukan kontolnya ke memek
Tenny. Tenny menahan nafas ketika kontol Papa masuk ke lobang memeknya, ada sensasi yang luar biasa
memeknya dimasuki kontol yang lebih besar. Aku lalu tanpa buang waktu lagi kembali memasukan kontolku
ke anusnya Mama.“Aaahhh….. ssshh…. terus sayang…… aahhhhh… ahhh….” erang Mamaku.
Lima belas menit kemudian kami berempat mengeluarkan air surgawi kami bersama. “aaaahhh………”
Sejak saat itu kami sering melakukan hubungan sex. Itu bisa terjadi antar aku dan Mama, aku dan Tenny,
Mama dan Papa, Papa dan Tenny. tidak jarang aku dan Papa menggarap para pembantu bersama.cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Video bokep ngentot berempat dibayar dikamar hotel
-
Astounding POV Porn Scenes Along Miina Kanno
-
Hentai038
-
Kisah Memek Hanya kamu yang mampu membuatku manjadi laki-laki sejati diatas tempat tidur
Duniabola99.com – Panggil saja nama saya Flo, Saya tipe cowok yang agak pendiam dan berpostur proposional, Kejadian ini benar-benar terjadi mulai akhir Januari tahun ini, Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Tangerang. Sebut saja nama dia Reva. Dia berwajah cantik dan putih dengan tinggi sekitar 160cm dan berat badan sekitar 48 kg.Dia pegawai baru di perusahaan tempat saya bekerja dia mulai bekerja akhir tahun lalu. Awal mula perkenalan kami layaknya karyawati yang baru masuk dikenalkan ke rekan-rekan sepekerjaan. Pada saat itu saya hanya berpikir “Cantik” dan tidak berpikiran lainnya karena saat berkenalkan dia sudah berkeluarga.
Seiring waktu berjalan kita sering ngobrol dan saling bercerita mengenai kerjaan, keluarga, dan bercanda yang masih wajar. Hal yang paling membuat saya betah ngobrol berlama-lama dengan Reva adalah dia supel dan wangi parfumnya yang nyaman sekali tercium oleh saya. Apalagi bila kita saling berpapasan saya sering sampai menoleh lagi ke belakang karena tergoda wangi dari parfumnya.
Kejadian ini berawal ketika suatu hari saya menanyakan YM (yahoo messenger) dia dengan alasan supaya bisa ngobrol waktu jam kerja senggang, jadi tidak ada yg nge-gossip kalo kita deket. Setelah saya add YM dia kita mulai sering chatting ditengah jam kantor, lama-lama saya tergoda untuk menanyakan hal-hal pribadi kepadanya terutama perihal kehidupan dia dan suaminya.
Hingga akhirnya dia bercerita kalau mereka menikah karena paksaan dari masing2 orang tua, dan hanya bersandiwara di depan orang-orang kalau mereka bahagia. Semenjak saya mengetahui hal itu mulailah pikiran nakal saya menggoda…. kira-kira begini percakapannya:
Flo: Reva beneran kamu dirumah gak dekat sama laki kamu?
Reva: iyah, dia kalo malem sering gak pulang pergi main sama teman-temennya…
Flo: Sibuk urusan kerjaan kali?
Reva: Ngak, sibuk dugem ama teman-temennya.
Flo: Masa sih? emang kamu pernah lihat?
Reva: Ya aku tau aja, ada sodara aku pernah lihat.
Flo: ooohh… kamu kesepian donk klo gitu…Reva: Tadinya iya, tapi sekarang kamu sering temanin aku klo malem sering telpon dan becanda2 jadi aku gk BT.
Flo: masa sih?? …. BTW Reva mau gk klo kita lebih dari sekedar teman?
Reva: Maksudnya?
Flo: Ya kan kamu gk dekat sama laki kamu, aku juga sebenernya pengen tau kamu lebih jauh.. jadi kita KAYAK TTM gitu…Lumayan lama gk dijawab-jawab sama Reva sekitar 2 jam dicuekin YM saya………
Reva: Aku gak mau klo TTm an gitu….
Flo: lah terus gimana?? kan kita udah berkeluarga (saya juga punya istri sama anak)
Reva: emm….. Gini aja… Nanti pulang kerja kamu ajak aku jalan, aku pengen ber-2 aja sama kamu.
Flo: (Waduh…. ditantangin gini gw…) Oke, nanti kita karaokean aja yuk aku buka room klo udah di dalem aku kasih tau kamu.
Reva: oke.Akhirnya pulang kerja saya langsung cabut ke karaoke yg agak jauh dari kantor dan saya langsung kabari dia untuk langsung kesini. Selang 1/2 Jam Reva datang.
Flo: Kamu mau pesan minum atau laper kan pulang kerja?
Reva: Mau minum aja deh Lemon Tea.
Flo: oke (ngak seberapa lama minuman dan snack datang)… Kamu mau ngomong apa tadi Rev?
Reva: Iyah aku gk mau TTM an gitu….Flo: maaf yah tadi, aku cuma ngutarain perasaan ke kamu tapi gk berarti kamu harus mengiyakan, Gk apa2 kok klo kita temenan aja.
Reva: Kok minta maaf?? aku kan blom selesai….
Flo: ??? tadi katanya gk mau TTM an…
Reva: Gini… Aku seneng deket sama kamu, kamu walapun awalnya aku kira pendiam ternyata orangnya hangat, aku juga suka cara kamu perlakukan aku dengan sopan….Flo: Lalu?
Reva: “Aku gk mau sekedar TTM sama kamu… Aku maunya…..
(Reva langsung meluk saya dan mencium lembut bibir saya) Kok jadi diam?”
Flo: (aku pandangi wajah Reva, aku belai rambutnya lalu aku cium bibirnya dengan mesra dia memejamkan matanya.)Semenjak kejadian itu kami semakin dekat dan sekitar 3 hari kemudian ketika kami sedang ngobrol2 di dalam mobil saya dia tiba2 meletakkan tangannya di pangkuan saya dan mulai mendekatkan wajahnya, langsung aku sambut bibirnya yg tampak indah sempurna…
Kami berciuman dan beradu lidah lalu tangan ku memeluk pinggang mungilnya sambil aku mebelai lembut punggung sampai batas Rok nya… Celanaku mulai terasa kesempitan karena ciuman dan pelukan Reva… entah disengaja atau tidak tangan Reva yang ada di pangkuan aku terpeleset dan posisinya sekarang tepat diatas batanganku yg sudah tegang ….
Reva melepas ciumannya dan terdiam, terlihat mukanya memerah tapi tangannya tidak dia pindahkan dari situ… Maaf aku gk sengaja Flo… aku katakan “gk apa-apa Reva gak usah malu sayang,” … dia mulai mencium aku lagi, tapi kali ini dia mulai meremas2 lembut celanaku yg sudah tegang itu…
“sebentar.. posisinya miring nih gk enak kataku sambil mencoba meluruskan batanganku supaya tegak dari luar celana” Reva berinisiatif untuk mencoba meluruskan juga tapi sulit karena memang batanganku posisinya agak menekuk tegang kebawah….
Flo: Susah ya sayang?… Benerinnya sambil dibuka aja ya… kamu yang lurusin “sambil aku buka resleting celana aku”
Reva: Emang boleh sayang aku pengang dari dalem?
Flo: Boleh…Reva: Waww keras udah keras banget sampek gk muat CD kamu sayang…. (sebagian batangan aku sampek keluar dari CD ketika sudah berhasil dilurusin sama Reva) panjang, keras, berurat lagi sayang dede kamu… Bikin aku kepengen aja sih…..
Sambil tangan kiri menarik CD aku sedikit dia masukkan tangan kanannya untuk meluruskan batanganku.
Flo: Emang pengen kamu apain sayang?
Reva: Aku gemesss “kata reva sambil menurunkan cd aku dan menggenggam batangan aku yg sudah tegang “Maaf ya sayang… ”Reva langsung membenamkan kepalanya kearah batanganku yg tegang dan mengarah ke mulutnya” Reva langsung menciumi kepala batanganku dengan lembut dan memasukkannya ke dalam mulutnya sambil di pelintir2 dengan lidahnya yang basah…..
Aku merasakan kenikmatan yg luar biasa hingga mulutku mendesis perlahan dan aku belai rambut panjang Reva…. Aku tak tinggal diam… perlahan2 sambil aku usap pahanya aku naikkan roknya hingga tangan aku bisa mengelus2 cd dan meremas2 pantat Reva.
Reva: Enak sayang?? tanyanya sambil masih menggenggam batanganku dan mengocoknya perlahan2…..
Flo: Enak banget sayang…. masukin semua donk ke mulut kamu….
Reva: Mana muat!! panjang gitu gk bakal muat…..
Flo: emang punya laki kamu gk sepanjang ini sayang?
Reva: Ngak lah… dia itu gendut, bantet dedenya kata dia tertawa…
Flo: Kamu suka sayang sama dede aku?
Reva: Hu-uh napsuin sayang…. mentok nih klo masuk meki aku….Sambil tangannya masih mengocok2 lembut batanganku tangan satunya aktif mengelus2 kepala kontolku yg mulai basah….Sensasinya luar biasa….. Aku masukkan tangan aku ke dalam CD Reva dari belakang, dan Reva mulai menjilati batanganku lagi dengan rakusnya…
Reva: Hmphhh…. Ohhhh “desahan reva terdengar ketika tanganku mulai bermain2 di sekitar lubang pantatnya dan mulut mekinya yg sudah basah” Sayang… jgn elus2 lubang pantat aku… aku malu…..
Flo: gk apa2 sayang, kamu nikmatin aja yah…. udah basah banget meki kamu sayang……
Reva: Kita check in aja yuk.
Flo: Oke….. (akhirnya kita meluncur ke sebuah hotel di daerah tangerang… sambil tangan Reva tetap mengocok2 Batanganku dan aku nyetir sambil tidak konsen hahaha).Setelah mendekati hotel Reva merapihkan celana ku dengan hati2 supaya ngak terjepit resleting celana, lalu kita masuk ke loby dan pesan room.
Setelah sampai di kamar kami langsung saling berciuman dengan ganasnya… dan tangan reva mulai membuka kancing baju aku satu persatu sambil tetap manikmati lidah aku di dalam mulutnya….. setelah semua kancing baju aku terbuka dia mulai mengelus lembut dada aku dan melepaskan kemejaku…
Reva: “Badan kamu bagus sayang…. gk kayak laki aku jelek dan gendut….” lalu dia mulai menjilati puting dadaku yang agak berbulu sampai benar2 basah dan air liurnya menetes2…. sambil tangannya membuka ban pinggang dan menurunkan celanaku hingga aku hanya mengenakan CD.
Flo: Oughhh nikmat banget sayang…. kataku sambil menahan gairah yang kian memuncak… lalu gantian aku membuka baju Reva, Aku angkat bajunya hingga berada diatas siku tangannya sehingga ketiaknya yg berbulu tipis dan berkeringat terlihat jelas…
Aku makin nafsu melihat pemandangan ini dipadu juga dengan sepasang payudara yang tidak besar tapi bentuknya indah masih terbungkus bra hitamnya…. Langsung aku dorong dia perlahan hingga menempel tembok dan kujilati ketiaknya yg sangat membuatku bergairah…. Aroma tubuhnya benar2 membuatku tergila2… Reva pun menikmatinya terdengar dari desahan2nya dan nafasnya yg makin memburu…
Reva: Ahhh honey…. geli banget sayang…. aku baru pertama kali dijilatin di ketiakku……ssstttt oooohhhhhh…
Flo: Nikmatin aja sayang… aku pengen ciumin setiap jengkal tubuh kamu…..
Tanganku mulai menurunkan roknya dan cd nya yg sudah basah sedari kita masih dimobil tadi….. lalu aku buka bra hitamnya dan melepaskan semua bajunya sehingga terpampang jelaslah seluruh keindahan tubuh Reva yang begitu menggairahkan… aku ciumi leher, telinga, ketiak, dan dadanya….. aku mainkan putingnya yg sudah menegang di dalam mulutku, kupelintir2 putingnya dengan lidahku dan sambil kubiarkan jari2ku menari2 diatas mekinya….
Reva sangat menikmati permainanku, terasa di tanganku cairan terus keluar dari mekinya hingga benar2 basah… akhirnya kuputar menghadap tembok tubuhnya dan kujilati mulai dari tengkuknya hingga kedua bukit pantatnya yg seksi…..
Flo: Sayang kamu lebarin sedikit kaki kamu…
Reva: Iya sayang… kamu mau apain aku juga aku udah pasrah honey, kamu benar2 membuatku merasakan nikmat….
Lalu sambil berjongkok di belakang Reva yang sudah melebarkan kakinya aku mulai jilati pahanya sampai ke lubang pantatnya…..
Reva: Arggghhh sayy.aa..nnggg (Reva merintih keenakan) Jangan disitu… aku maluu…..
Aku tak peduli dan sambil kujilati lubang pantat Reva yang bersih dan rapat itu aku mainkan jari jempol tanganku mengelus2 belahan Mekinya… dan kuputar2 tepat di itilnya yg sudah tegang….Lumayan lama aku dan Reva menikmati posisi ini sampai akhirnya Reva mendapatkan orgasmenya yang pertama….
Agak terkejut juga aku ketika dia orgasme, aku kira hanya di Film2 saja perempuan klo orgasme sampai KAYAK orang kencing… Ternyata Reva juga tipe2 perempuan yang seperti itu, tangan aku sampek basah kena semburan orgasmenya…..Benar2 istimewa….Reva: Oohhhh GOD….. Yesss honey…… iiihhhhhh ahhhhhhh…. oooouuuhhhhhh….. Keluarrr sayaaannnngggg…… Ssssrrrrrtttt..
Tubuh Reva terguncang hebat ketika cairan itu menyembur dari mekinya, dan kakinya gemetaran hampir jatuh… Aku dengan sigap langsung berdiri dan memeluknya dari belakang sambil mencium bibirnya….. sedangkan kontol aku sudah sangat tegang di dalam cd terjepit dibelahan pantatnya…. lalu aku arahkan dia ke tempat tidur…
Reva terlentang pasrah dan masih terlihat mukanya sedang menikmati orgasmenya barusan.. langsung aku ciumi payudaranya dan tangan Reva mulai bermain2 dengan kontol aku yang keluar sebagian dari CDku…. Kujilati seluruh payudaranya dan kuciumi bibirnya….
Reva: Sayang kamu tiduran sini…aku pengen jilatin dede kamu….(sambil dia menarik aku untuk rebahan disamping dia….lalu dia dengan telaten melepas CD ku hingga kontolku terbebas dan terlihat gagah)
Wow honey… aku sampek merinding lihat dede kamu… aahhhh…. (langsung diemutnya kontolku sambil jari2nya yg mungil menari2 di biji kontolku)
Flo: Oh Shit… Kataku menahan sensasi nikmatnya perlakuan Reva terhadapku…..
Reva: Enak sayangku??? klo Reva giniin suka (katanya sambil memasukkan batang kontolku hingga menyentuh tenggorokannya)
Flo: Arrrghhhh ….. aku hanya bisa mengerang ketika terasa kepala kontolku terjepit tenggorokannya…
Reva: Aaahhhh… enak sayang? tanya dia lagi sambil mengocok kontolku yang urat2nya makin macho… lalu dia basahi tangannya dengan ludahnya dan dia lumuri semua kontolku dengan tangannya itu….Ouuhhh honey… aku pengen banget… katanya sambil mengusap2 kontolku dengan kedua tangannya yg basah itu….
Lalu dia mengambil posisi diatas dan perlahan2 dia gesek2an kepala kontolku dengan mekinya….. Ahhhh… nikmat sekali rasa geli dan licin bercampur jadi satu…. lalu dia tekan pelan2 hingga kepala kontolku masuk ke mekinya….
Reva: Eeesssstttt aaahhhhh Enak banget sayang Dede kamu….(matanya terpejam dan kepalanya mendongak menikmati kepala kontolku yang memasuki mekinya yang basah dan sempit)
Flo: aahh yess honey…. masukin lebih dalem lagi ya…. kataku sambil kudorong keatas pantatku pelan2 sampai akhirnya batang kontolku masuk setengah…Reva menjerit tertahan “Eghh!!! Eeeennaa…aaakk….Oh God” sambil dia tekan terus kontolku hingga masuk semuanya….
“Bless…. Ya ampun mentok banget honey!! AaaahhHHHH!!! Kamu jgn gerak dulu, aku aja yg gerak…” Kata Reva dengan wajah agak tegang antara nikmat dan takut cidera..
Reva mulai bergerak perlahan maju mundur menikmati kepala kontolku menggesek dinding terdalam mekinya… makin lama makin cepat Reva bergerak dan kuimbangi dengan kuputar2 pinggulku sehingga terdengar suara becek dari mekinya…..
Reva: Aaahhh Sayanggg… Nikmat banget…. ouuuhhh … aaakk…ku baa..rruu ka..lliii ini… nger..a.aasss.aainn ML kk..aaa…yyaaa..g.iiinii.
Aku makin gemas melihat wajah cantik Reva memerah karena birahi yang sangat tinggi… lalu kupeluk reva hingga menimpa tubuh aku….
Kupeluk dia dan mulai kunaik turunkan kontolku dengan tempo sedang…. Terdengar rintihan2 kenikmatan Reva di telingaku setiap kontolku menghantam dinding rahimnya… Aaaahhh…. Yeeessss… OOOoohhhh… TTerr…uuu…sss Say…aaa…nnnn..ggg…..
sekitar 5 menit Kukocok meki reva hingga cairan mekinya terasa membasahi biji kontolku…. Saaayaaannggg…. aakuuu mm..aaa..uu kkk..eeee..ll.uuuaaarr La…ggg..iiii Rintihnya, dan dia langsung menekan dadaku hingga posisinya tegak dan dia tarik mekinya sampai copot dari kontolku… dan akhirnya….
“AAAAAAAHHHHHHHH HONNEEEEYYYYYY….. Crreettt …Sssrrrttt….” Semburan hangat dari meki Reva Sampai membasahi seluruh kontolku dan perutku….
Tubuh Reva langsung menindih ku dan terkulai lemas diatasku sambil nafasnya memburu dan badannya berguncang2… “Benar2 luar biasa…Pikirku” sekarang gantian kamu yg harus puas sayang katanya dan dia langsung nungging disebelah aku dengan gaya doggy style.
Aku pindah kebelakangnya dan mulai menempatkan kontolku di bibir mekinya yg sudah basah gk karuan dan mengeluarkan aroma khas kewanitaannya…. Kumasukkan perlahan kontolku sampil kupegangi pinggulnya yg agak bergetar ketika kontolku menempel di bibir mekinya… kudorong pelan2 hingga setiap senti kontolku yang masuk bisa kami nikmati bersama2…
Aaaahhh…. enakkk bangett sayangg meki mu… desah aku sambil mendorong masuk kontolku ke dalam mekinya yang sempit dan basah itu…dia juga meremas2 sprei dengan ganas dan menggeleng2kan kepalanya setiap aku mendorong masuk dan bibirnya digigit2 oleh dia menahan kenikmatan… akhirnya ketika tinggal sedikit lagi masuk semua aku hentakkan tiba2 hingga terasa bener2 mentok di dalam mekinya, dan Reva pun menjerit tertahan “ArrggHH Terus Sayang….”
Dengan nafsu yang menggebu2 kulebarkan pantatnya dengan kedua tanganku dan ku keluar masukkan dengan cepat kontolku ke dalam mekinya hingga berbunyi “Prett,,, Breeett…. Preettt… Brettt… AaaahhHHH Yeeessss… Ohhh GOD…..” Aku tarik rambut Reva dari belakang seperti menunggangi kuda, dan dia suka itu “Fuck mee honeeyyy… aaahhhh shiiitt…” Reva meracau tidak karuan dan aku pun mendesah2 dengan nafas menggebu2….Kutarik kontolku sampai lepas dari mekinya dan kuhujamkan lagi sedalam2nya berulang-ulang kali sampai Reva orgasme lagi dan kali ini tidak sampai menyembur tapi sampai menetes2.. aku tidak peduli lagi, jari jempol tanganku kumasukkan juga ke dalam lubang pantat reva
“AaahhhHH Saayaanggg… kkkaa…mmuuu App..aa.i..n Iitttu…Enak.. Baa…nngg…eeettt” Reva makin menggila dan bersemangat, Keringat kami bercucuran deras kucabut jempolku dari lubang pantatnya dan dia kutekan sampai posisi tengkurap.. lalu aku dengan posisi seperti push up menghajar mekinya dengan kontolku… “Aaahhhhh Sayaaanngggg Semmpiitt Bangetttt” kata aku…
Reva sudah tidak mampu meladeni omongan aku hanya mendesah2 dan menjerit keenakan ketika kumasukkan kontolku dalam2… akhirnya setelah 15 menit aku pun hampir orgasme, kutindih tubuh Reva dari belakang dan kuciumi bibirnya sambil kupompa terus lobang mekinya…. Reva menciumi bibirku sambil mendesah2 kenikmatan…. Lalu aku bilang “Honeyyy aakkuu mauu keluarrrr… pengen bareng sama kamu…..”
Iya sayang…kelll…uuuaarrr… ba,,rrre,,,ng…. A.kk…uu… Ahhhh… Ouhhhhh….. Dii.. d..aaalleem.. aajjaahh Ahhhh….. OHHHH… FuCkKKKK///… Jawab Reva sambil terasa cairan hangat di kontolku… aku pun langsunggg memompa sekuat tenaga yg tersisa….Saaaayyyaaaanngg… Keeellluuuaaarrrrrr… AaaAarrrGGhhH!!
Akhirnya Spermaku yg sudah ingin berlomba2 menyembur keras sampai 3 kali klo gk salah hitung ke dalam meki Reva… dan akhirnya aku terkulai lemas menindih tubuh Reva yang masih bergelinjang kenikmatan dari belakang, dan kubiarkan kontolku didalam mekinya menikmati kehangatan dari meki Reva.. Habis itu kita berdua berciuman dan dia menjilati tubuh aku yang masih berkeringat lalu kita mandi dan memesan makan malam….
Itulah pengalaman saya dengan teman sekantor saya, dan Kami masih sering melakukannya bila ada kesempatan… Reva adalah wanita pertama yang bisa membuatku merasa benar2 puas di tempat tidur dan dia juga merasakan yang sama. -
Brother Fingers and Fucks not Sister-daddi
-
Annika Albrite dan Riley Reid Bercinta lesbian didapur
-
Video bokep Eri Hosaka menghisap banyak kontol
-
Video bokep Presley Hart dan Megan Rain pijit kaki dan terangsang
-
Foto Bugil Denisa G memaparkan bibir vaginanya yang manis
Duniabola99.com – foto cewek tidur bugil Danisa G bangun dan memamerkan memeknya yang merah jambu dan menggiurkan dan juga toketnya yang padat kenyal.
-
Foto Bugil Shyla Jennings beroket gede pamer memek dicukur
Duniabola99.com – foto cewek cantik rambut coklak Shyla Jennings melepaskan pakaiannya menampakkan toketnya yang berisi dan bulat dan juga melakukan gesekan pada memeknya yang tak berbulu hinga puas klimax.
-
Cerita Sex Birahi
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Birahi ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Penampilanku selalu keren dan modis namaku Ivan umur 23 tahun tubuh saya atletis dengan tinggi yang
ideal aku kelahiran Bandung jujur saja aku mempunyai gairah seks yang tinggi aku suka melakukan
hubungan seks dengan variasi berbagai gaya.Aku sudah mempunyai istri yang tentunya cantik, kulitnya putih dan seksi tentunya supaya merangsang
nafsuku, kali ini aku akan bercerita pengalaman pribadiku saat aku mendapat undangan teman lamaku yang
bernama Alvin , dia adalah teman kuliahku saat di bangku kuliah di kota Surabaya.Setelah lulus kita jarang kontak kontakan dan jarang bertemu saat ini di juga sudah menikah tapi aku
belum kenal dengan istrinya, Pada saat menghubungiku, Alvin mengatakan bahwa dia akan berada di
Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan
oleh perusahaannya.Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan
istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku
ataupun istri Alvin hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk
mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi
istri-istri kami.
Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Alvin dan istrinya.“Hai… Alvin gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Fariha,”
kataku.“Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Fariha… apa kabar, ini Mella
istriku, Mella ini Ivan dan Fariha…” kata Alvin balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Alvin dan Mella.
Kulihat Fariha dan Mella cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Alvin.Ketika Mella dan Fariha asyik ngobrol macam-macam, Alvin menarikku ke arah balkon yang ada dan segera
menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.“Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita
dulu… gimana…” kata Alvin.“Mengenai apa…” kataku.
“Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Alvin lagi.
“Oke gua janji…” kataku.
“Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain
seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh
pake istri kamu, gimana…” ucap Alvin.“Ah.. gila kamu…” kataku spontan.
Cerita Sex Birahi Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Fariha dan Mella yang sedang asyik ngobrol.
Kulihat Mella sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Fariha, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki
aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Fariha maupun Mella yang tidak kalah
dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.“Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Alvin meminta
keputusanku lagi.“Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.
“Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Alvin lagi.
“Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis
yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”“Oke… gua setuju..” kataku.
Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.
Alvin mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang
sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Fariha dan Mella.“Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Alvin sembari
memberikan gelas yang satu ke Mella, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Fariha, karena
kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis.Kemudian Fariha dan Mella langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di
samping Fariha dan Alvin duduk di dekat Mella, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka.Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Alvin mulai melihat Fariha dan Mella mulai sedikit
berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut
mulai bereaksi, pikirku.Kemudian Alvin berinisiatif mulai memeluk Mella istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit
meniupkan desah nafasku ke tengkuk Fariha istriku.“Mell… aku sayang kamu…” kata Alvin.
Kulihat tangannya mulai meraba paha Mella, istrinya.
“Eh Alvin… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Mella halus.
“Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Alvin meneruskan serangannya ke Mella.
Melihat kondisi itu, Fariha agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa
menahan gejolak nafsunya.“Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”
Aku pun mulai memeluk Fariha istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Fariha
pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian
pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Alvin.“Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.
“Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya,
dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya
secara perlahan.Kulihat Alvin sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Mella istrinya, yang
kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang.“Ah.. Alvin… ah… ah… ah…” desah Mella kudengar. Dan Alvin sudah berhasil membuka seluruh pakaian
Mella, dan kulihat betapa mulusnya kulit Mella yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun
sudah berhasil ditarik oleh Alvin.Tinggallah tubuh bugil Mella di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Alvin pada
dirinya. Kulihat Alvin pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang
menutupi tubuh Mella maupun Alvin yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.“Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…” kulihat Mella menjilat dan menghisap kemaluan Alvin yang putih
kemerahan dengan nikmatnya. “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Alvin menikmati permainan Mella.Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Fariha istriku, kulanjutkan dengan meremas buah
dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-
ulang.“Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Fariha keenakan. Tangan Fariha pun mulai membuka celanaku
dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Fariha sudah mulai tidak
sabaran.“Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Fariha segera memegang
kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Mella.Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki
istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,“Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Fariha.
“Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”
Cerita Sex Birahi Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah
merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus
mengalir dari dalam kemaluannya.“Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Fariha.
Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.
Perlahan kulihat Alvin menggendong Mella istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di
sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Alvin mulai memasukkan kedua jari tangannya ke
lubang kemaluan milik Mella dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.“Akh… Alvin… ahk… kamu.. gila Alvin… akh.. terus… terus Alvin… ahh…” rintih Mella terdengar.
“Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”
Suara dan desahan dari istriku dan Mella secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan
kananku mulai ikut meraba kemaluan Mella yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan
kedua buah jariku ke kemaluan Mella tersebut.Dan Alvin pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Mella,
tangan kiri Alvin pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis
kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Mella maupun istriku membuka dan menutup matanya
menikmati permainan yang aku dan Alvin lakukan.Perlahan aku mulai meraba buah dada Mella dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah
dada milik Mella lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan
menantang untuk dihisap dan dipermainkan.Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm
itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Mella. Istriku dan Mella
pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut.Dan kulihat Alvin tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua
buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Mella, istrinya.Kemudian Alvin mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Mella yang sudah sangat
basah,“Ah… Alvin… terus… masukkan… terus Alvin semuanya…” kata Mella.
Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.
“Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.
Saat ini baik posisiku dan Alvin maupun Fariha dan Mella berada pada posisi yang sama. Aku dan Alvin
terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Mella dan Fariha.Cerita Sex Birahi Begitu juga dengan Mella dan Fariha membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Alvin seolah-
olah mereka takut kehilangan kami berdua.Selang beberapa saat kemudian Alvin menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan
batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu
panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Alvin yang terus menuju ke
lubang kemaluan milik istriku.Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Alvin yang mulai
mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik
Mella, perlahan kurasakan lubang kemaluan Mella masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku
yang kutekan perlahan.“Akh… akh… Mell… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.
“Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Mella.
“Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..”
“Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Alvin kepada istriku.
“Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Alvin… lebih dalam… teruskan Alvin… teruskan… kontolmu… sangat
panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Alvin..” desah istriku lirih.Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Mella dan sekali-kali kugigit pelan
putingnya dan Mella terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan
Mella yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut.Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging
yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang
kemaluan Mella yang kubuat basah sekali, Markas Judi Online DominoqqCerita Sex Birahi Dan Mella pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman
batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan
terhempas di luar kemaluan Mella tersebut.“Akh… Mell… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.
“Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”
Kulihat Alvin membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan
tersebut dari belakang,“Akh… akh… akh… Alvin… terus.. lebih dalam Alvin… akh.. enak… Alvin…” rintih istriku, yang kulihat
buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Alvin yang terus keluar masuk, dan
kemudian tangan Alvin meremas buah dada tersebut serta menariknya.“Akh… Alvin.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Alvin dari belakang
tersebut.“Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Alvin penuh kenikmatan.
Mella mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk
dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Mella memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah
kemaluanku.“Blees…”
“Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah Mella yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan
sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.“Oh… Mell.. terus… ah… ah…” desahku.
“Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Mella.
“Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Mella mengejang bagaikan kuda dan kurasakan
kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Mella.“Oh… ukh… okh.. Mell aku juga keluar.. okh… okh…”
Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami
tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan
posisi Mella di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan
Alvin dan istriku di sebelah kami.Kulihat Fariha istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan atau kuda yang sedang
kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh
Alvin maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka
ini.Kulit Alvin yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku
begitu menikmati panjangnya kemaluan Alvin. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih,“Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Alvin tekan terus Alvin dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku
memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut
seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.Cerita Sex Birahi Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku,
kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya,
“Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Mella
menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.“Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Alvin… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Alvin… akh…
terus… akh…” kata Fariha.“Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Mella di kemaluanku yang mengeras.
“Okh… Alvin… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Alvin… terus” desah istriku.
Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Alvin juga
mengejang.“Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Alvin kuat, kemudian tubuhnya mengejang
dan bergetar hebat.“Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat.
Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan…
“Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Mella dan
sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat
Mella terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa
sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Alvin dan Mella istrinya. Permainan ini kembali kami
ulangi pagi harinya.Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Alvin dan Mella harus pulang ke
Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami
lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta.Bahkan kadang-kadang-kadang Mella sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku,
ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari
Alvin atau Mella.cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Kisah Memek Sex Dengan Janda Muda
Duniabola99.com – Memang hari itu aku sedang munjur karena duduk ku disamping pak kusir yang jalannya tuk tik tak tik tuk lho malah kayak lagu anak anak aja hehehe, tapi ini benar kejadiannya dimana kisah nyata ini terjadi di dalam minibus yang aku tumpangi, setiap paginya aku kalau berangkat ke kantor menggunakan tranposrtasi umum, dimana saat di dalam bus aku duduk bersampingan dengan seorang wanita yang memakai jilbab.
Wajah yang cantik, body yang ramping serta kulitnya juga putih terlihat dari telapak tangannya, kalau di dalam bus biasa aku sering tertidur karena memang kalau malam aku selalu lembur di rumah, lha pada waktu ada wanita cantik di sebelahku yang awalnya mata ngantuk sekarang hilang saat wanita itu memainkan HPnya dan menelepon sesorang.Tersingkap pahanya saat dia jegang sangat membekas membuat gairah lelakiku muncul, terus aku berpikir gimana caranya aku bisa memulai pembicaraan dengannya, dan mungkin sudah naluriku sebagai pegombal setelah dia selesai menelepon aku berucap:
”Wachhh… hobinya sama juga yach !”.
Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich.
”Hobi apaan ?” tanyanya.
“Itu nitip absen”, sahutku dan dia tertawa kecil.
“Tau aja kamu. Dasar tukang nguping”, sahutnya.Akhirnya obrolan bergulir.
Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu.
Sampai akhirnya dia ngomong “kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowok yang laen.”
”Maksud kamu ?” tanyaku lagi.
”Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor telepon.” Setelah itu kami saling berkenalan. Perempuan muda berjilbab bernama Santi.
Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke kota. Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Cewek manis berjilbab itu menghampiriku dan duduk disebelahku sambil bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol.
Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba- tiba dia berkata :
”Kamu pasti suka maen cewek yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin.”Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia.
Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah MBA waktu lulus sekolah dulu.
Sekarang dia sudah bercerai. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi ternyata janda muda.
Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng.Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem dan rok panjangnya. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan Santi tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda.
Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sambil terus ngobrol.
Akhirnya dia sadar dan berbisik, “Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho.
“Habis gemes ngeliat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu,” sahutku sambil nyengir.
“Dasar gila kamu,” katanya sambil menyubit pahaku.Serrrrrr…, pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang.
Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya.
Akhhhhh… sudah ada lampu hijau pikirku. Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya.
Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali. Dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B dari luar kemeja merah mudanya. Terasa padat dan kenyal.
Lalu perlahan jemariku membuka kancing kemejanya satu persatu dan menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang beberapa mili. Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus kontolku dari luar.
Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas kontolku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke selangkangannya.
Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja. Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian masing-masing.
Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya. Aku tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu.Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama. Ketika berjalan, tangan kirikuku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya.
Dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat tangan kananku meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu. Dengan cepat pula cewek berjilbab itu menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya.
Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya. Rrrretttttt… aku tarik kasar cdnya…, jariku langsung menyelusup masuk ke memeknya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi. Di tengah deru nafasnya Santi berdesah :
“Ayo mas… masukin aja… aku kepengen banget nech. Hhhhhh…”
”Sebentar sayang”, sahutku,
“Kita cari tempat yang aman.”Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan setelah menarik rok panjang model ketatnya itu sampai sepinggang Lalu buru-buru kuloloskan celana dalamnya kemudian kuangkat kaki kanannya.
Sengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah. Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan kontolku ke memeknya tapi cukup sulit juga.
Akhirnya dia menuntun kontolku memasuki memeknya. ? Emmhhh…!?, kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala ujung kontolku mulai penetrasi kedalam memeknya.
Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika kontolku mulai menyeruak memasuki memeknya yang sudah dibasahi cairan nafsu. Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal kontolku. Santi menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak kontolku masuk kedalam memeknya.“Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat.
Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut.
“Gantian mas… aku cape”, katanya. Aku lantas duduk menyandar dan perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang kusingkap tadi agar tidak jatuh kebawah.
Kemudian Santi mulai berjongkok mengarahkan memeknya. Ketika kontolku kembali menyeruak diantara daging lembut memeknya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar.
Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya.
Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, “uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya.”Terus sayang… ayo terus”, desahku. Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami.
Berdenyut dan ujung kontolku mulai siap meledak, sementara perempuan berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan memeknya lebih keras lagi.
“Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok… sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab,
Tia menekan dan menjepit keras kontolku sementara memeknya terus berdenyut-denyut. ? Mass…mmhh…oouuccchh…?, pekiknya tertahan sembari menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya. Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme.
Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam memeknya.Aku sodokan kontolku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu. Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang… akhirnya tersenyum dan tertawa.
”Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini.
Aku belum pernah senikmat ini bercinta.” akunya. “He.. he.. he.. sama donk”, kataku sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tipis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam memeknya.
Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.
-
Video Bokep Jepang Anne toket gede ngocok memek
-
Cerita Sex Mas Parto
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mas Parto ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Lelaki berkulit sawo matang bertampang amburadul dan berpakaian kusut itu menkan bel di depan pintu
gerbang rumah yang besar sekali itu. Beberapa saat kemudian muncul pembantu cewek stw dari dalam rumah
itu.“Lho, Parto! Kok kamu bisa nyampe sini?”
“Ceritanya aku nyari kerja di Jakarta, Mbak. Tapi sudah jauh-jauh kesini, sampai seminggu masih belum
dapet kerjaan juga. Sekarang duitku abis Mbak.”
“Aduh duh, Parto, Parto, dari dulu kamu itu nggak pernah berbuat benar. Nggak dipikir dulu, nekat ke
Jakarta. Ngabis-ngabisin duit aja.”
“Yah mau gimana lagi Mbak. Semua ini gara-gara si bangsat Tarjo itu. Kata dia di Jakarta enak, kerjaan
kantoran dapet duit banyak. Ternyata sampe disini, aku ga dapet kerjaan. Dan dia ternyata cuma jadi
kuli bangunan.”
“Terus sekarang maumu apa?”
“Eh, anu..aku mau minta duit, Mbak. Dan aku pengin kerja di rumah ini. Wah, rumahnya gede dan bagus.
Pasti yang punya kaya banget ya Mbak.”
“Enak aja kamu. Pikirmu Mbakmu ini punya duit banyak. Dan kamu jangan mimpi bisa diterima kerja
disini. Lha wong kamu ga punya kepandaian apa-apa gitu.”
“Siapa tahu disini butuh tenaga kasar Mbak. Jadi kuli atau kacung pun aku mau daripada pulang ke desa.
Malunya itu lho.”
“Salahmu sendiri, kenapa kamu nekat ke Jakarta. Huh, jangan harap kamu tinggal disini. Tuan nggak akan
menerima kamu kerja apalagi membolehkan tinggal disini.”
“Kok dari tadi Mbak yakin banget aku ga bakalan diterima disini?”
“Soalnya Tuan khan punya anak gadis yang baru dewasa. Mana mungkin dia membolehkan kamu tinggal
disini.”
“Lho aku khan pengin kerja beneran bukan mau ngapa-ngapain. Lagipula mana mungkin aku berani godain
anak majikan. Coba tanyain dulu Mbak. Kalo memang ga boleh ya udah aku pulang. Tapi kasih duit buat
ongkosnya donk.”
Entah karena kegigihan Parto yang memaksa atau karena ia tak mau memberikan uang, akhirnya ia
mengalah.
“Ya udah aku coba tanyain ke Tuan dulu. Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana.”
Tak lama kemudian, pembantu cewek tadi muncul lagi sambil membuka pintu pagar.
“Kamu betul-betul mujur. Kebetulan Tuan butuh orang untuk mencabuti rumput liar dan mengerjakan
pekerjaan kasar lainnya. Tapi kamu disini cuma sementara. Sekarang hari Senin. Hari Jumat pagi nanti,
sebelum Tuan pergi ke kantor, kamu sudah harus pergi. Gajimu 5 hari disini cukup untuk ongkos pulang.
Tapi awas, disini kamu jangan bikin malu Mbak ya!” katanya memperingatkan adik bungsunya.
“Baik Mbak,” kata Parto sambil menghela nafas. Ah, kalau cuma kerja 5 hari nyabutin rumput, ngapain
aku jauh-jauh ke Jakarta, keluhnya.
Parto adalah pemuda malas yang tinggal di desa di Jawa Timur. Meski usianya sudah 21 tahun, ia masih
luntang lantung tanpa kerjaan dan bergantung ke orangtuanya. Ia tak mau bekerja karena merasa tak
punya tanggungan apa-apa. Sementara biaya hidup orangtuanya ditunjang oleh saudara-saudaranya termasuk
pembantu cewek tadi yang bernama Mbok Minah. Ia adalah kakak sulungnya. Meski pengangguran, tak
berarti kehidupan Parto susah.
Malah sebaliknya, tiap hari ia menghabiskan waktu berjudi maen gaple dan kartu sambil menggodai
gadis-gadis desa yang lewat. Ia juga sering menggerombol dengan pemuda-pemuda berandalan lainnya
sambil minum-minum tuak. Kalau duitnya habis, ia tinggal minta ke orangtuanya. Orangtuanya tak bisa
menolak karena sejak kecil memang ia amat dimanja. Sehingga semua saudara-saudaranya jadi sebal dengan
Parto.
Sementara itu, ibunya beberapa kali mencoba ingin mengawinkan dia dengan gadis sedesanya yang
seumuran. Namun semua pinangannya itu selalu ditolak, baik oleh gadisnya sendiri dan juga keluarganya.
Karena reputasi Parto terkenal buruk. Apalagi belakangan ini timbul isyu santer kalau dia ada hubungan
gelap dengan Sutinah, janda kembang muda yang cantik. Beberapa orang menjumpai dirinya keluar dari
rumah Sutinah. Kebetulan atau kebetulankah? Yang jelas reputasi Parto semakin hancur di desanya.
Oleh karena itu, saat Tarjo teman kecilnya balik dari Jakarta dan membual tentang hidup enak di
Jakarta, dengan nekat ia pergi ke Jakarta. Inilah jalanku, pikirnya sambil membayangkan orang-orang
yang kini memandang rendah dirinya, nantinya pada terkagum-kagum melihat keberhasilannya hidup di
Jakarta. Namun apa lacur, kenyataan sungguh jauh berbeda dibanding angan-angannya. Sungguh beruntung
ia sebelumnya mencatat alamat rumah tempat kakak sulungnya bekerja, sehingga kini bisa didatanginya.
***Begitu selesai memberikan instruksi kepada Parto, Pak Sutanto pemilik rumah itu segera pergi ke
kantor. Sementara Parto mulai bekerja mencabuti rumput liar di taman yang luas. Karena memang malas,
belum setengah jam ia mulai mengeluh. Namun karena tak ada pilihan lain, ia terpaksa melakukan
pekerjaannya itu dengan terus-terusan mengeluh. Tak terasa hari pun telah berubah menjadi sore dan
kini ia telah berhenti bekerja. Saat itu ia sedang berbincang-bincang dengan kakak sulungnya yang
usianya terpaut 20 tahun itu, ketika tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil.
“Sebentar, aku bukain pintu dulu,” kata Mbok Minah langsung meninggalkan Parto.
Tak lama kemudian, masuklah mobil merah ke dalam rumah itu. Ternyata pengendaranya seorang gadis yang
masih sangat muda. Wajahnya putih cakep dan berambut panjang. Ia memakai baju seragam yang lengkap dan
tertata rapi di tubuhnya.
Cewek itu tersenyum manis kepada Mbok Minah.
“Kok Non Fey Chen jam segini baru pulang?” tanya Mbok Minah.
“Soalnya tadi ada latihan buat upacara 17 Agustus, Mbok. Aku kepilih jadi pembawa bendera. Makanya
pake baju seragam lengkap gini,” jawab Fey Chen dengan ramah sambil menutup pintu mobilnya.
Sementara Parto yang melihatnya dari kejauhan sungguh terkesima dengan cewek cakep itu apalagi saat
dia tersenyum manis. Kesannya putih bersih dan high class gitu loh.
Belum pernah ia melihat cewek semenarik itu. Usianya masih sangat muda. Kulitnya putih bersih.
Wajahnya sungguh cantik menawan. Ditambah lagi rambutnya yang panjang dicat agak kecoklatan. Sungguh
bening sekali, beda dengan gadis-gadis desa yang biasa dilihatnya.
“Oh ya Non, yang disitu itu Parto adik Mbok yang baru datang dari desa. Tadi pagi ia datang kesini dan
Tuan mau mempekerjakan dia disini sampe Jumat,” katanya sambil menunjuk Parto yang berdiri agak
kejauhan itu. Rupanya Mbok Minah tidak ingin cewek itu kaget melihat ada cowok rendahan yang tak
dikenal berada di dalam rumah.
“Ooh, begitu,” komentar cewek itu singkat tanpa sedikitpun menoleh ke arah Parto.
”Oh ya, Mbok, tadi Papi bilang nggak pulangnya jam berapa?”
“Tadi Papi pesan kalo pulangnya agak malaman, jadi kalau sudah lapar, Non makan duluan aja katanya.”
Sementara Parto yang dari tadi sudah kesengsem dengan gadis itu, merasa berbunga-bunga saat dirinya
dikenalkan oleh Mbok Minah. Ia pengin jual tampang dikit ke cewek itu. Segera ia berjalan mendekati
mereka. Lumayanlah kalo bisa salaman sama dia juga, pikirnya.
“Oh begitu. Ya udah aku masuk kamar dulu deh Mbok,” kata Fey Chen.
Sementara itu Parto yang berjalan mendekat sambil terus memandang Fey Chen lekat-lekat, menganggukkan
kepalanya sambil menyodorkan tangannya dan berkata,” Saya Parto, Non.”
Namun sial baginya, karena bersamaan pada saat itu Fey Chen telah keburu membalikkan badannya dan
berjalan ke dalam. Pada saat yang sama Fey Chen berbicara ke Mbok Minah tanpa menoleh,”Tolong
makanannya dipanasin sekarang ya Mbok, sementara aku mandi dulu.” Sehingga ia tak mendengar suara
Parto. Jadilah kini Parto berdiri salah tingkah sementara tangannya masih terjulur ke depan. Mukanya
merah padam. Sementara Mbok Minah tertawa mengikik melihat adegan lucu itu.
“Hahahaha. Makanya jadi orang jangan sok pengin nampang. Level kamu nggak nyampe. Nggak dianggap kamu
sama dia. Makanya jadi orang tahu diri dikit napa sih. Ayo kamu balik nyabutin rumput sana,” kata Mbok
Minah sambil tertawa setelah Fey Chen masuk ke dalam rumah.
“Itu tadi siapa sih, Mbak?” tanya Parto penasaran saat keduanya berjalan masuk.
“Ooh, dia itu Non Fey Chen, anaknya Tuan. Kalo Tuan manggil dia Chen-Chen. Kalo kamu harus panggil dia
Non, jangan panggil namanya! Dan ingat, kamu jangan kurang ajar sama dia. Mengerti?”
“Wah, anaknya cantik banget ya Mbak. Kulitnya putih lagi. Memang cewek Cino akeh sing ayu-ayu yo Mbak
(cewek Chinese banyak yang cakep ya Mbak), tapi dia ini betul-betul istimewa.”
“Hushh! Sudah dibilang jangan kurang ajar kok kowe ngomong gitu!” sergah Mbok Minah.
“Lho iya beneran Mbak. Ga pernah aku ketemu cah wedhok sing ayune koyok ngono (Nggak pernah aku ketemu
dengan cewek yang cakepnya seperti itu).”
“Kowe kalo ngomong jangan sembarangan. Ingat, disini kamu cuma numpang sementara. Kamu harus sopan
sama tuan dan terutama sama Non, mengerti?”
“Yo ngerti ngerti Mbak. Tapi mbayangno di dalam hati khan boleh-boleh aja. Lha wong cakep dan putihnya
kayak gitu, heheheh,” kata Parto sambil membayangkan wajah Fey Chen tadi.
Apalagi ia mendengar gadis itu tadi bilang kalau ia akan mandi dulu sebelum makan. Dasar pikirannya
memang kotor, ia langsung membayangkan Fey Chen yang cakep itu tentu kini sedang telanjang bulat.
Seketika batangnya langsung mengeras membayangkan itu.
“Heh! Ngelamunin apa kamu? Ayo sini bantuin Mbak bawa panci ini ke dalam untuk makan malam Non,” seru
Mbok Minah.
“Omong-omong, dia umur berapa sih Mbak? Masih sekolah ya.”
“Ngapain kamu nanya umurnya segala? Itu bukan urusanmu tahu. Urusanmu disini cuma kerja kasaran, bukan
ngurusin umurnya Nonik. Ngerti kowe?”
“Ya ngerti, Mbak. Tapi ngomong antar kita sendiri khan nggak apa-apa. Aku cuma pengin tahu aja. Kok
keliatannya masih muda banget.”
“Memang dia baru ulang tahun ke-18, dia masih sekolah kelas 3 SMA.”
“Ooh, makanya tadi Mbak bilang anaknya Tuan baru dewasa.”
“Wis, wis jangan ngomongin dia lagi. Ayo taruh panci itu disini,” perintah Mbok Minah kepada Parto.
“Wah, wis cakep, sexy, putih, masih muda, anak orang kaya lagi,” kata Parto membatin sambil menelan
ludahnya. Ia masih terbayang-bayang akan wajah cakep Fey Chen.Cerita Sex Mas Parto Tak berapa lama keluarlah Fey Chen dari kamarnya. Wajahnya nampak segar. Ujung-ujung rambutnya masih
terlihat basah. Pertanda ia baru saja selesai mandi. Parto cukup beruntung saat itu. Tadi ia hanya
bisa melihat wajah cantik Fey Chen saja, sementara tubuhnya tertutup rapat oleh baju seragam hitam
yang lengkap dan berlapis-lapis. Namun kini ia melihat Fey Chen memakai pakaian rumah yang sifatnya
informal yang tak se-tertutup dan berlapis-lapis seperti baju seragamnya tadi. Seketika mata Parto
jelalatan menyaksikan putih mulusnya dan keindahaan bentuk tubuh gadis itu.
“Wah, makanannya sudah selesai ya. Makasih ya Mbok,” kata Fey Chen dengan wajah ceria.
Daster tanpa lengan warna abu-abu dengan motif bunga itu sungguh cocok sekali dikenakannya. Fey Chen
sama sekali mengacuhkan kehadiran Parto. Sebaliknya Parto menatap gadis itu sampai melongo.
Pandangan mata Parto tak bisa melewatkan “benda bening” di depan matanya itu. Daster yang dipakai Fey
Chen itu termasuk “heboh” buat ukuran orang desa seperti Parto. Karena daster tanpa lengan itu
menunjukkan jelas-jelas ke-sexy-an tubuh pemakainya. Bahu dan seluruh tangan gadis itu begitu terbuka
dan terlihat jelas. Sungguh putih mulus kulitnya. Pinggulnya nampak padat berisi. Dadanya nampak
menonjol di balik daster itu apalagi kalau dari samping, pertanda payudara gadis itu telah tumbuh
sempurna.
Tepat di ujung belahan leher daster itu, terlihat sedikit belahan payudaranya. Tak heran kalau
sebentar-sebentar Parto selalu melirik ke arah Fey Chen. Sementara itu Mbok Minah seolah berperan
sebagai polisi yang mengawasi jelalatan mata adiknya itu. Ia beberapa kali memelototkan matanya ke
arah Parto memberi isyarat untuk meninggalkan cewek itu. Dengan terpaksa akhirnya Parto meninggalkan
ruangan tengah itu dan pergi ke kamarnya di ujung belakang. Sebagai hiburan di dalam kamar, ia
mendengarkan lagu dangdut dari radio kecil yang dibawanya. Inilah satu-satunya hiburanku, pikirnya.
Sampai akhirnya ia pun tertidur lelap apalagi hari itu ia cukup kecapean karena mencabuti rumput.
Day 2
Pagi-pagi, Parto terbangun saat Mbok Minah memanggil-manggil namanya, padahal ia masih mengantuk.
“Ayo cepat bangun. Tuan ingin bicara sama kamu!”
Hari itu, selain mencabuti rumput, Pak Sutanto menyuruhnya untuk membetulkan genting yang bocor di
bagian belakang rumah. Setelah itu, Pak Sutanto berangkat ke kantor. Sementara ia tak melihat Fey Chen
pagi itu karena anak itu telah berangkat ke sekolah sejak pagi-pagi tadi. Setelah itu Parto
melanjutkan mencabuti rumput. Siangnya ia naik ke atas membetulkan genting yang bocor. Kira-kira agak
sorean ia mendengar suara Pak Sutanto dan Fey Chen. Rupanya mereka telah sama-sama pulang ke rumah.
Namun ia sama sekali tak mendapat kesempatan cuci mata, karena ia harus bekerja di atas genting.
Saat itu Parto ingin beristirahat setelah “bekerja keras seharian”. Ia menuruni tangga dan menuju ke
belakang. Sambil bertelanjang dada ia menggotong tangga itu. Karena masih asing dengan rumah yang
besar itu, rupanya ia salah jalan. Ia menuju ke sisi rumah yang selama ini belum pernah didatangi.
Namun sungguh tak rugi ia salah jalan. Karena ia melihat dari arah samping, Fey Chen yang sedang asyik
berjalan-jalan sambil ber-jogging menikmati angin sore yang sejuk. Sementara Fey Chen tidak
melihatnya. Buru-buru ia bersembunyi dan mengintip di balik dinding bata yang berlubang-lubang.
Ia ingin menikmati lebih lama pemandangan indah itu tanpa ketahuan gadis itu. Karena saat itu Fey Chen
memakai pakaian yang minim sekali. Bahkan di mata orang desa seperti dirinya, itu termasuk kategori
telanjang. Kini ia dengan bebas memelototi ke-sexy-an Fey Chen tanpa diketahui gadis itu. Rupanya saat
itu Fey Chen sedang asyik sendiri sehingga ia tak memperhatikan kalau ada cowok di balik dinding
sedang asyik mengagumi kemulusan tubuhnya. Namun sial bagi Parto, karena Fey Chen kini membelok ke
arahnya. Rupanya gadis itu ingin melihat bunga-bunga merah yang merambat di dinding dari jarak dekat.
Sementara ia tak sadar kalau Parto berdiri di belakangnya, juga sedang memperhatikan “bunga berjalan”
yaitu dirinya. Parto berdiri kaku di belakang Fey Chen. Ia merasa tegang. Sekali gadis itu menoleh ke
belakang, habislah ia sudah. Namun ia juga terpana oleh pemandangan indah bagian belakang tubuh Fey
Chen. Bentuk tubuhnya sungguh proporsional. Kedua lengan dan pahanya begitu putih mulus. Pantatnya
begitu padat menonjol di balik rok mini ketatnya. Namun rupanya naluri kewanitaan Fey Chen merasakan
ada sesuatu yang janggal di balik punggungnya.
Karena secara tiba-tiba gadis itu membalikkan badannya. Dan, kelihatan kalau ia amat terkejut sampai-
sampai dirinya tersentak dan mengeluarkan seruan tertahan. Entah ia kaget karena tiba-tiba ada cowok
rendahan macam Parto di belakangnya tak jauh dari tempatnya berdiri dan sedang menatap dirinya lekat-
lekat. Ataukah karena jengah melihat tubuh kekar cowok berkulit sawo matang yang hanya terbalut celana
pendek saja. (Atau mungkin karena keduanya?) Sementara Parto juga kaget tiba-tiba cewek itu menoleh ke
arah dirinya. Ia jadi serba salah. Saat itu ia bagaikan murid yang ketahuan nyontek oleh gurunya.
Setelah berhasil menguasai dirinya, akhirnya Fey Chen membuka pembicaraan.
“Mas namanya Parto ya?…” tanya Fey Chen dengan pandangan menyelidik.
“Iya Non,” kata Parto menjadi grogi dan tak berani memandang balik cewek itu.
“Ngapain kamu disini?” tanya gadis itu dengan pandangan tajam.
“Eh, anu Non, saya mau naruh tangga ini disini,” kata Parto sambil berusaha menyandarkan tangga itu ke
dinding bata tempat ia berdiri.
“Tangga itu pasti bukan disini tempatnya. Dan pasti kamu salah jalan kesini,” kata Fey Chen sambil
menaruh kedua tangannya di depan dadanya seolah ingin menutupinya dari pandangan Parto.
“Eh, iya. Anu, maaf, saya tadi salah jalan Non,” katanya sambil melirik sebentar ke tubuh sexy di
depannya itu.
“Iya, kamu pasti salah jalan. Nggak seharusnya kamu masuk kesini. Jalan keluarnya lewat sana tuh,”
kata Fey Chen sambil menunjuk dengan satu tangannya sementara tangannya yang lain masih menutupi
dadanya.
“Baik. Permisi Non,” kata Parto sambil berjalan ngeloyor pergi.
“Tunggu,” seru gadis itu tiba-tiba.
“Eh, ada apa Non.”
“Itu tangganya dibawa keluar juga,” kata Fey Chen,” Dan ingat, kamu jangan kesini lagi. Mengerti?”
“Oh, i-iya Non. Permisi Non,” kata Parto sambil tergopoh-gopoh membawa tangga itu. Ia tak berani
menoleh ke belakang lagi.
Fey Chen akhirnya lega begitu Parto meninggalkan tempat itu. Ia sendiri merasa risih berbicara terlalu
lama dengan Parto barusan. Pertama, ia menyadari pakaiannya cukup minim untuk “konsumsi” orang seperti
Parto ini di tempat sunyi seperti itu. Dan kedua, ia jengah melihat Parto yang bertelanjang dada dan
hanya memakai celana pendek yang sangat pendek. Ia bahkan tak berani melihat ke tanah, karena takut
melihat bagian bawah tubuh Parto yang hanya tertutup celana yang amat pendek.
Tak lama kemudian muncullah Mbok Minah.
“Ada apa Non, kok tadi Mbok denger Non bicara sama orang.”
“Iya, sama Mas Parto, Mbok. Dia tadi nyasar ada disini.”
“Ooh, memang geblug itu anak. Padahal Mbok sudah bilang ga boleh ke tempat ini karena ini tempat Non
Fey Chen. Maafin deh Non. Dia memang orangnya agak-agak bego,” kata Mbok Minah berusaha melindungi
supaya Fey Chen tidak berpikiran yang negatif terhadap Parto.
“Iya memang kayaknya sih memang dia rada-rada telmi gitu Mbok. Bukannya menghina ya. Masa tangga mau
ditaruh di dinding sini. Padahal tingginya jelas-jelas nggak cukup,” kata Fey Chen sambil tersenyum
geli.
“Iya memang dari dulu juga begitu tuh anak. Nanti Mbok kasih tahu lagi deh Non. Maaf ya kalo tadi
ngeganggu Non.”
Malamnya…
Parto berdiam di dalam kamarnya terus. Atau tepatnya “bersembunyi” disana. Ia merasa takut kalau-kalau
Fey Chen mengetahui pikiran kotornya terhadap gadis itu dan melaporkan kejadian sore tadi ke Papinya.
Untuk menenangkan pikirannya, ia ngendon di dalam kamar terus sambil mendengarkan radionya. Setelah
sampai malam tak ada teguran yang ditakutinya, kini dirinya merasa lega.
Saat larut malam…
Pikiran Parto kembali membayangkan pertemuannya dengan gadis itu tadi. Tubuhnya berkeringat. Penisnya
menegang keras. Jantungnya berdetak lebih kencang. Perasaannya bercampur antara rasa grogi dan
terangsang. Antara takut dan nafsu birahi………
Saat lewat larut malam…
Suasana rumah sunyi senyap. Namun di dalam kamar gelap yang dingin ber-AC itu terdengar suara sayup-
sayup, suara seorang cowok dan cewek.
“Ooohh….ohhhh…ohhhhhh, “ terdengar suara cewek itu mendesah-desah perlahan seperti layaknya sedang
disetubuhi cowok.
Lalu terdengar suara cowok,
“Ayo, sekarang isep kontolku…Nah, ya gitu dong, aahhh, ahhhh, ahhhhh, seru suara cowok itu. Rupanya
penisnya telah mulai didalam kuluman cewek tadi.
Tak lama kemudian,
“Oohhh, ohhhh, aaahhhhh, aaahhhhhhhhhh,” serunya penuh rasa puas saat seluruh spermanya meleleh di
dalam mulut cewek tadi.
Tak lama kemudian, lampu di dalam kamar itu dinyalakan. Yang cowok masih terkapar dengan telanjang
bulat. Napasnya terengah-engah memandangi cewek di dekatnya yang juga telanjang bulat. Di dekat mulut
cewek itu masih terdapat sisa-sisa sperma yang mengalir keluar dari mulutnya.
“Wah, makin lama kamu makin asyik aja maennya, Nah,” kata Pak Sutanto kepada Mbok Minah,
” Kamu nggak kalah sama cewek-cewek muda 20 tahunan. Yang pasti kamu lebih hebat dibanding Nyonya.”
“Ah, bisa aja Tuan,” katanya tersipu.
(Sungguh aneh. Kok bisa-bisanya Pak Sutanto kepincut sama Minah. Padahal dengan kekayaannya ia bisa
mendapatkan banyak cewek-cewek muda yang jauh lebih cakep dan seksi. Sementara Minah sendiri meski
body-nya bahenol tapi sudah stw dan tak bisa dikategorikan cakep. Mungkinlah karena ia jago bermain di
ranjang, sehingga Pak Sutanto dibuatnya takluk? Ataukah ada alasan lain? Atau keduanya?)
“Iya betulan. Besok malam lagi ya, mumpung Nyonya nggak disini. Aku pengin ngenyot-ngenyot susumu yang
montok ini lagi,” kata Pak Sutanto dengan senyum mesum sambil meremas-remas payudara Minah yang
montok.
“Iih, Tuan genit deh,” katanya berusaha menepis tangan nakal majikannya itu, tapi pada akhirnya tangan
majikannya itu masih terus melekat di dadanya.
“Udah aku balik ke kamar dulu. Besok mesti bangun pagi-pagi nyiapin buat Non Fey Chen,” kata Minah
sambil berdiri dan mulai mengenakan seluruh pakaiannya.
“Ya udah kamu balik sekarang. Tapi ingat, besok jam yang sama kamu kesini lagi untuk begini lagi ya,”
kata Pak Sutanto sambil menyelipkan ibu jarinya di antara telunjuk dan jari tengahnya.
“Kalo itu tergantung, ininya banyak nggak,” kata Minah sambil menggerakkan tiga jarinya.
“Itu sih beress. Nih buat malam ini,” kata Pak Sutanto mengambil segepok Rupiah dan menyelipkannya ke
balik bra Minah dan meremasnya. “Besok aku tambah deh persenannya.”
“Makasih tuan. Yuk, aku balik dulu,” katanya sambil mengerling genit dan memajukan bibirnya seolah
mencium, sebelum membalikkan badan dan keluar dari kamar tuannya.
Saat lewat lewat larut malam, menjelang subuh…
Terdengar bunyi kresek-kresek di dalam rumah itu namun di kamar yang berbeda. Kali ini di kamar Parto.
Parto yang telanjang bulat sedang menindih tubuh Fey Chen yang juga telah telanjang bulat. Keduanya
menempel menjadi satu. Dan ternyata penis Parto telah berada di dalam vagina Fey Chen. Dan, Parto
mengocok-ngocok penisnya di dalam tubuh gadis itu.
“Ooohh, oohhhh, ohhhhhh…….
Suara keduanya bercampur menjadi satu seiring dengan kocokan penis Parto di dalam tubuh Fey Chen.
“Ahhhh, Fey Chen, ahhhhhh, ahhhhhh
Day 3
“Ooohh, ohhhh, ohhhh.”
Shleeb, shleeb, shleeb
Mmmpphh
Aaahh, aaahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh…
Dokk, dokk, dokk!
Dokk, dokk, dokkkk!
Dokk, dokk, dokkkkkk!
Terdengar suara pintu yang digebrak-gebrak makin keras.
“Partooo!!”
“Partooo!!”
Parto yang sedang asyik, jadi sangat terkejut.
“Iya, iya, “ serunya tergopoh-gopoh.Cerita Sex Mas Parto “Ayo buka pintunya, lagi ngapain aja kamu sih. Dipanggil-panggil dari tadi nggak dijawab,” suara Mbok
Minah.
“Kamu ini maunya kerja atau apa?”
“Iya, iya bentar. Ah ngeganggu keasyikan orang aja,” gerutu Parto.
“Ada apa sih Mbak, pagi-pagi ngagetin orang.”
“Ini sudah jam 6 pagi. Kamu harus bangun!”
Ah sialan, padahal ini udah ampir ngecrott, memang Mbak Minah ini ngerusak kesenangan orang aja. Lagi
asyik-asyik sama “Fey Chen” dikagetin kayak gini. Padahal tiap malem dia sendiri “disasak” Pak
Sutanto, gerutunya.
“Ayo cepat kamu mandi dan bangun. Jangan bikin malu aja.”
“Iya, iya, ini aku mandi,” kata Parto keluar dari kamarnya sambil menuju ke kamar mandi.
Sementara itu, sebelum Parto bangun, pagi-pagi Fey Chen telah meninggalkan rumah itu berangkat ke
sekolah. Hari ini ia tak membawa mobil namun ia dijemput temannya.
Saat siang hari dikala Mbok Minah dan Parto sedang makan bareng, tiba-tiba Parto membuka pembicaraan.
“Aku heran karo kowe Mbak. Kerja jadi pembantu kok bisa beli pakaian dan perhiasan yang mahal-mahal.
Memang sebulan dikasih gaji berapa sih?”
“Ah, selain gaji bulanan aku khan sering dapet duit tambahan dari Non Fey Chen dan juga tuan. Soalnya
semua urusan Non Fey Chen khan aku yang beresin semua, dari nyuci baju, nyiapin makanan, mijitin dia,
bahkan juga dia suka curhat tentang cowoknya.“
“Ooh, dia sudah punya cowok tho,” kata Parto dalam hati agak-agak iri hati.
“Iya lah, cewek cakepnya kayak gitu, cowok mana yang ga suka sama dia. Sudahlah To, kamu jangan
mikirin dia terus. Mbok ya kamu ngaca. Jangan mikirin yang nggak-nggak. Mending abis ini kamu pulang
kampung, kerja yang bener trus kawin gitu lho.”
“Bukan gitu, Mbak. Aku cuma mikir aja, kirain dia belum punya cowok gitu lho.”
“Eh, omong2, kok disini nggak ada Nyonya-nya Mbak. Memang kemana?”
“Ooh, nyonya itu juga orang sibuk. Maklum kedua majikan kita ini sama-sama orang bisnis. Jadi sering
pergi sendiri-sendiri. Sekarang dia pas nggak ada disini.”
“Ooh gitu. Makanya sekarang Mbak “ngegantiin fungsi nyonya” ya,” sindir Parto.
“Lho maksudmu apa To??”
“Hehehe. Aku sekarang tahu Mbak dapet duit banyak karena tiap malem Mbak mijitin Tuan, tapi pijit-
pijit plus plus plus,” kata Parto sambil nyengir kuda.
“Anak gila! Kowe ngomong jangan sembarangan ya!” kata Mbok Minah marah.
“Sudahlah Mbak jangan pura-pura. Rahasiamu telah terbongkar. Sekarang Mbak nggak mau khan kalo aku
bongkar rahasia ini. Hehehe,” Parto tersenyum penuh kemenangan.
“Sembarangan kamu ngomong. Memangnya aku orang ga bener sama kayak kamu yang main gila sama janda muda
itu?” sergah Mbok Minah.
“Sudahlah jangan munafik Mbak. Mbak sengaja ngerayu Pak Sutanto supaya dapet duit banyak. Ya khan?
Dari dulu sifat Mbak sudah ketahuan, mata duitan tapi pelit! Kalo ga gitu masa mau kawin sama Mas
Parno yang sudah tua bangka itu.”
“Tadi malam aku ga bisa tidur, jadi ke kamar Mbak. Tapi aku gedor-gedor kok ga dijawab. Aku kirain
sudah tidur. Tapi aku jadi curiga jangan-jangan di dalam nggak ada orang. Diam-diam aku sembunyi. Gak
lama kemudian, Mbak dateng sambil ngitung uang ratusan ribu di tangan. Malam-malam gini, bisa dapet
duit banyak, kemana lagi kalo ga habis dari kamar juragan asem itu.”
“Ya udah sekarang maumu apa?” tanya Mbok Minah dengan muka merah padam. “Ingat ya sebagian uang dari
berbuat gini, dipake untuk ngirim duit ke desa. Dan kamu juga makan dari duit itu. Jadi kamu jangan
bertindah bodoh dalam hal ini.”
“Itu Mbak ga usah kuatir. Tapi, boleh khan kalo aku dapet tambahan langsung dari Mbak? Heheheh.”
“Dasar anak haram jadah. Ya udah berapa maumu?”
“Ya paling nggak pipti-pipti lah Mbak.”
“Edan kamu. Udah aku kasih sepertiga aja.”
“OK terima kasih Mbak. Hehehe.”
“Ayo sekarang balik kerja lagi.”
“Tapi aku masih penasaran satu hal Mbak.”
“Apa lagi?”
“Aku heran kok Mbak bisa ngerayu Tuan Sutanto. Memang apa sih kelebihan Mbak sampe dia jadi tergila-
gila sampe gitu. Markas Judi Online Dominoqq
Padahal dia orang kaya, bisa gampang dapetin cewek-cewek yang lebih muda dan cakep-cakep. Pasti Mbak
punya ilmu pelet ampuh. Kalo Mbak mau ngebagi, hehehe, siapa tahu aku bisa bikin Non Peicen (Parto
menyebutnya “Peicen” karena ia tak bisa ngomong “f”) kepincut sama aku. Hehehe.” “Kamu gila ya To?!!!
Tapi ketahuilah, biarpun kamu pake pelet ini, tetap aja ga cukup kuat buat orang kayak kamu untuk
memelet Non.”
“Ha! Jadi Mbak benar-benar punya ilmu pelet ya.”
“Memang iya,” akhirnya ia mengakui.
“Tapi ini ga boleh dipake sembarangan. Dan, yang Mbak bilang tadi, pelet ini ga cukup kuat kamu pake
untuk memelet Non Fey Chen. Jadi sudahlah, kamu jangan berharap yang muluk-muluk. ”
“Lho kenapa ga kuat Mbak?”
“Seandainya kamu ini cewek dan Non Fey Chen itu cowok, kemungkinan pelet ini bisa berhasil. Ilmu pelet
ini lebih gampang dipake oleh cewek untuk memelet cowok dibanding sebaliknya.”
“Kenapa bisa begitu Mbak?”
“Soalnya cewek lebih punya daya tarik seksual di mata cowok dibandingkan sebaliknya. Lain cerita kalo
status cowoknya lebih tinggi dibanding ceweknya atau minimal ga beda-beda jauh lah. Lha kalo kamu
sekarang, statusmu dan dia bagai bumi dan langit. Sudah pasti ga bakalan jalan. Salah-salah malah
ketahuan, wah gawat, Mbak bisa kehilangan pekerjaan bagus disini.”
“Dan juga kehilangan bonus “plus plus” nya ya Mbak”, sindir Parto.
“Ah, tapi masa Mbak ga mau bantuin aku. Aku ini khan adikmu sendiri Mbak,” kata Parto penasaran.
“Memang maumu apa?”
“Ya apa lagi kalo bukan memelet Non Peicen supaya dia nurut sama aku. Sampe dia mau aku ajak “gituan”.
Kalo bisa kayak Mbak, tiap malem “maen” sama dia khan asyik banget. Heheheheh.”
“Edan kamu! Pikiranmu betul-betul gendheng! Tapi, NGGAK! Mbak nggak akan melakukan hal yang bakal
merusak masa depan Non Fey Chen. Mbak cukup banyak mendapat kebaikan dari keluarga sini. Oleh karena
itu aku nggak bakalan melakukan hal yang menyakiti keluarga sini, terutama yang merusak Non!” kata
Mbok Minah tegas. “Biarpun orang yang minta bantuan itu adalah kamu, adik Mbak sendiri!” tambahnya
lagi.
“Aku tahu kenapa Mbak nggak mau bantu aku. Soalnya mereka bisa ngasih duit lebih banyak dibanding aku,
ya khan? Sekarang baru terbukti, Mbak memang orang mata duitan. Lebih berat sama uang dibanding
saudara sendiri,” tuduh Parto dengan tajam.
“Hey! Dengar Parto, Mbak nggak akan melakukan perbuatan hina itu. Urusan Mbak memelet Pak Sutanto, itu
karena memang Mbak rela ditiduri sama dia demi uang. Tapi yang kamu minta ini lain cerita. Non Fey
Chen adalah anak gadis baik-baik yang belum menikah. Jadi Mbak nggak bakalan membantu kamu merusak
dirinya demi memuaskan pikiran bejatmu itu. Kamu boleh melakukan itu terhadap janda Sutinah di desa.
Tapi Non Fey Chen adalah lain cerita. Titik!!” kata Mboh Minah berjalan meninggalkan Parto.
Sambil tersenyum licik, Parto berkata,
”Ah, Mbak salah kalo berpikiran seperti itu.”
“Salah dimana? Sudah jelas sekali niat kamu ini dilandasi nafsu bejatmu yang ingin meniduri dia.
Sudahlah, kamu yang tahu diri gitu lho. Mending kamu ikuti nasehat Mbak: cepat pulang ke desa, kerja
yang benar, terus kawin gitu. Jadi kamu nggak nyusahin orang terus.”
“Mengenai aku kepingin meniduri dia, kuakui itu memang betul. Karena belum pernah aku ketemu cewek
yang cakep dan sexy serta punya daya tarik seksual yang sekuat dia. Wajar dong kalo aku pengin tidur
sama dia, aku khan juga cowok normal. Tapi ada satu hal lain yang perlu Mbak ketahui. Kalo Mbak
membantu aku, justru Mbak akan mendapatkan keuntungan banyak dari sini.”
“Apa yang bisa kamu berikan ke Mbak?” tanya Mbok Minah dengan sinis namun ia menghentikan langkahnya.
Parto tersenyum penuh arti karena pancingannya mengena.
“Seandainya aku berhasil menguasai dirinya, sudah pasti aku akan menikmati dirinya. Tapi selain itu,
aku juga akan porotin duitnya, sama seperti Mbak morotin Bapaknya. Nah, kalo aku berhasil morotin dari
dia, tentu Mbak bakal kebagian juga. Aku mau berbagi pipti-pipti sama Mbak. Apakah Mbak nggak tertarik
dengan itu? Lagipula siapa tahu aku bisa morotin duit lebih banyak dari dia dibanding Mbak dari
Bapaknya.”
“Tapi tetap saja, Mbak nggak bisa membantu kamu melakukan itu. Itu adalah perbuatan yang sungguh
keterlaluan. Sudah ngerusak anak gadis baik-baik masih diporotin lagi duitnya. Mbak nggak akan
melakukan itu,” kata Mbok Minah. Namun kini nada bicaranya tak setegas sebelumnya.
“Sudahlah Mbak ga usah munafik dan sok bermoral. Aku tahu Mbak bukan orang seputih itu. Karena itu aku
ga percaya kalau Mbak ga mau bantu aku karena alasan Mbak sayang ke Non Peicen atau merasa berhutang
budi terhadap keluarga sini. Menurutku Mbak ga mau bantu aku, karena seperti yang Mbak bilang tadi,
ilmu pelet Mbak ga cukup ampuh untuk menaklukkan Non Peicen. Oleh karena itu Mbak nggak mau ngambil
resiko.”
“Tapi sekarang coba Mbak pikir lagi, kalo ada cara ampuh untuk menaklukkan cewek itu, CARA AMPUH YANG
PASTI BERHASIL, masa Mbak tetap nggak mau membantu aku. Apakah Mbak nggak mau dapet uang tambahan dari
“penghasilanku”? Sudahlah sama aku Mbak ga usah malu-malu dan ga usah sok suci kayak penggede-penggede
itu.”
“Memang cara ampuh seperti apa sih yang kamu punya?” tanya Mbok Minah yang kelihatan telah bergoyah
pendiriannya.
“Begini nih Mbak,” kata Parto sambil membisikkan rencananya secara detail ke telinga Mbok Minah.
“Wah!! Betul-betul anak setan kamu! Aku nggak nyangka kamu bisa punya akal sehebat itu!” Puji Mbok
Minah yang terkagum-kagum.
Memang Parto adalah pemuda malas yang asal-asalan. Namun kalau menyangkut hal-hal yang menguntungkan
dirinya, ia kadang bisa punya ide-ide brilyan yang jenius.
“Namun untuk melaksanakan rencanamu itu perlu timing yang betul-betul tepat. Karena ilmu pelet ini
juga ada ketergantungan dengan waktu. Aku masih ragu apakah akalmu itu bisa jalan atau nggak,” kata
Mbok Minah ragu.
Meski ragu, namun kelihatan jelas bahwa tanda-tanda perubahan “arah angin” telah mulai nampak.
“Kenapa nggak Mbak coba jelasin dulu gimana cara kerja ilmu pelet itu. Supaya aku bisa bantu mikirin
juga,” kata Parto yang tak ingin kakaknya berubah pikiran lagi.
Lalu berceritalah Mbak Minah kepada Parto tentang ilmu pelet itu. Ia mendapatkan ilmu pelet itu dari
seorang dukun sakti yang tinggal di seberang sungai di desanya. Ceritanya waktu ia berumur 16 tahun,
sepulang dari mencuci baju, diam-diam ia mendatangi rumah dukun itu. Ia ingin mendapatkan suami kaya.
Yang diincarnya adalah Pak Parno, orang kaya di desanya yang suka gadis-gadis muda. Ia ingin dijadikan
istri mudanya. Dukun itu, yang bernama Mbah Durgo, bersedia membantunya asal dengan syarat mutlak,
yaitu ia harus menyerahkan keperawananannya kepadanya.
Setelah ia menyerahkan keperawanannya, sesuai janjinya Mbah Durgo membantu sampai ia dipinang oleh Pak
Parno dan akhirnya menjadi gundik favoritnya. Sementara itu, setelah diperistri Pak Parno, ia masih
tetap menjalin hubungan gelap dengan Mbah Durgo sambil merayunya untuk mengajarkan ilmu pelet yang
ampuh itu sampai akhirnya ia betul-betul menguasainya dan tak tergantung kepada Mbah Durgo. Setelah
itu “ditendangnya” Mbah Durgo. Demikian pula Pak Parno, setelah harga kekayaannya habis diserap, juga
ditendangnya.Cerita Sex Mas Parto
Sejak saat itu ia melakukan ilmu pelet itu ke banyak orang, sampai terakhir ke majikannya yang
sekarang yaitu Pak Sutanto. Cara penggunaan pelet itu, yaitu orang itu harus mengucapkan mantera terus
menerus sampai 34 kali sambil membayangkan orang yang ingin dipeletnya. Selama mengucapkan mantera itu
ia tak boleh mendengar suara orang lain, termasuk orang yang ingin dipelet. Namun setelah pengucapan
mantera itu selesai, ia harus langsung mendengar suara orang yang ingin dipeletnya itu. Apabila suara
orang lain yang didengarnya pertama kali, maka mantera itu jadi tak berguna.
Parto mendengar cerita kakak perempuannya itu sambil tersenyum getir. Tak disangkanya ternyata kakak
sulungnya itu dari sejak berusia akil balik telah rela menyerahkan diri dan kehormatannya demi harta.
Namun disisi lain ia gembira karena kini mendapat kesempatan menikmati Fey Chen yang mulus bening itu.
“Kalau begitu aturannya, berarti kita mesti tunggu timing yang betul-betul tepat, tidak ada gangguan,
dan suasana rumah yang sepi. Tapi sekarang Mbak mau membantu aku khan?,” tanya Parto sambil “melempar
bola”.
“Ingat Mbak, kalo aku untung, Mbak dapet untung juga,” katanya mengingatkan lagi.
“Hmm. Baiklah. Mbak bersedia membantu kamu,” kata Mbok Minah akhirnya,
”Tapi ingat, aku yang pegang kendali disini. Aku akan cari cara dan waktu yang tepat untuk
melaksanakan itu. Dan kamu harus nurut semua perkataan Mbak. Sementara ini kamu duduk tenang saja
dulu. Jangan bergerak sebelum aku kasih tanda. Mengerti? Dan ingat lagi, sebisa mungkin jaga supaya
matamu itu jangan jelalatan ngeliatin dia. Atau lebih baik lagi kalo kamu nggak ketemu dia. Aku nggak
mau dia jadi curiga sampai nanti rencana kita jadi berantakan. Atau lebih parah lagi, aku dipecat dari
sini. Kalo itu terjadi, bisa aku bunuh kamu. Mengerti?” seru Mbok Minah sambil matanya berkilat-kilat.
Rupanya kini dapat dipastikan bahwa arah angin telah berbalik arah.
“Baik Mbak.”
“Dan satu lagi, ingat janjimu itu, kalau sudah berhasil: fifty-fifty. Kalau nggak, nanti ilmu pelet
itu ga bakalan tahan lama.”
“Baik Mbak.”
“Nah sekarang, ayo kamu balik kerja lagi. Supaya kamu nggak dimarahi Tuan.”
Kira-kira pukul 3 di saat Parto sedang mencabuti rumput di halaman depan, sebuah BMW model terbaru
yang mengkilap berhenti di depan rumah itu. Ternyata Fey Chen. Ia masih mengenakan seragam sekolah.
Namun gadis itu tidak sendirian. Ia diantar oleh seorang cowok. Namun yang membuat Parto semakin iri
adalah cowok itu kemudian menggandeng tangan Fey Chen. Cowok itu adalah Roger, pacar Fey Chen yang
juga adalah anak teman Papanya. Kini Parto dapat melihat secara langsung cowok Fey Chen. Sungguh
pasangan yang amat serasi. Karena cowok itu juga keren dan cakep dan dari keluarga kaya pula, cocok
untuk bersanding dengan Fey Chen.
Setelah itu kedua muda mudi ini masuk ke dalam, sementara Parto hanya bisa manyun sambil berjongkok
meneruskan mencabuti rumput. Namun hatinya tak tertuju di pekerjaannya. Karena hatinya penuh dengan
rasa iri dengki. Pada saat menjelang maghrib, Mbok Minah, yang hati dan pikirannya kini telah penuh
dengan racun hitam, memulai misinya mendekati Fey Chen. Akhirnya ia masuk ke dalam kamar Fey Chen
untuk memijiti gadis itu. Di dalam kamar, sambil memijiti punggung Fey Chen yang putih telanjang itu,
ia memancing-mancing tentang hubungannya dengan Roger.
Seperti layaknya hubungan cinta anak SMA, tentu ada naik turunnya. Mbok Minah memancing Fey Chen untuk
menceritakan lebih banyak saat-saat dimana mereka bertengkar. Dengan licin, ia menghasut Fey Chen
dengan membuat seolah-olah cowoknya adalah cowok yang egois dan nggak setia. Pada saat kedua tangannya
dengan lembut memijiti punggung Fey Chen, mulutnya terus mengeluarkan kata-kata yang memanaskan hati.
Tangannya adalah tangan malaikat, namun mulutnya adalah mulut setan.
Fey Chen terhanyut bagaikan air sungai yang mengalir menikmati pijitan Mbok Minah, namun makin lama
api amarah berkobar-kobar semakin besar di dalam hatinya. Apalagi pada dasarnya Fey Chen adalah gadis
yang lugu yang tidak paham akan intrik-intrik tersembunyi. Ditambah juga ia amat mempercayai Mbok
Minah yang sering membantunya dan selalu dijadikan tempat curhat itu. Sementara Mbok Minah tahu betul
sifat Fey Chen sejak kecil dan perasaan gadis muda itu. Akhirnya Fey Chen sungguh termakan hasutan
Mbok Minah. Oleh karena termakan emosi, begitu pijitan Mbok Minah selesai, ia langsung menelpon Roger
dan menuduh cowok itu selama ini tak setia dan tak menyayangi dirinya. Roger kebingungan mendengar
ceweknya yang tiba-tiba sewot tanpa sebab. Dan ia menyangkal semua tuduhan ceweknya itu.
Sebuah kesalahan fatal dari cowok itu, karena hal itu hanya membuat Fey Chen semakin terbakar emosinya
dan semakin percaya bahwa ia adalah cowok egois. Mbok Minah mendengarkan percakapan telepon dua anak
muda itu dengan senyuman iblis tersungging di bibirnya. Ah, darah muda…sungguh mudah ditebak,
batinnya. Dan, percakapan dua muda-mudi yang sedang dilanda cinta itu berubah jadi amat buruk. Sungguh
bertolak belakang dengan siang tadi dimana hubungan mereka lagi bagus-bagusnya.
Apalagi setelah emosi Roger juga naik karena tuduhan-tuduhan tak berdasar yang dilemparkan oleh Fey
Chen. Ia menyerang balik Fey Chen dengan mengatai gadis itu sebagai cewek yang susah dimengerti dan
sangat tidak masuk akal. Namun yang paling parah adalah ia menuduh balik cewek itu sengaja cari gara-
gara karena ia memang ingin putus hubungan karena ada cowok lain. Pada saat telpon itu diputus, Fey
Chen tak kuasa menahan air matanya. Perasaan marah, sedih, menyesal, dan takut kini betul-betul
menguasai dirinya.
“Bagaimana ini Mbok? Ternyata betul terbukti dia nggak sungguh-sungguh mencintaiku, ” tanyanya
disela-sela tangisannya. “Kok, tega-teganya ia melakukan itu kepadaku. Padahal aku sungguh
mencintainya.” Kedua tangan Mbok Minah kembali bekerja seolah berusaha menyejukkan hati gadis itu.
Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya semakin membuat gadis itu terbakar emosinya. “Bagaimana
kalau betul-betul ada cewek lain selama ini? Aku takut kalo kehilangan dia, Mbok.”
“Tenang Non…yang sabar ya,” katanya sambil mengelus-ngelus punggung gadis itu. “Sebenarnya Mbok tahu
ada cara yang bisa membuat cowok Non itu menyayangi Non. Tapi Mbok nggak tahu apakah Non percaya
dengan hal-hal seperti itu.”
“Apa itu Mbok? Coba ceritakan dong.”
“Begini Non,Cerita Sex Mas Parto Lalu diceritakannya tentang ilmu pelet itu ke gadis itu. Tentu ia tak menyebutnya sebagai “pelet” dan
ia mengubah versi ceritanya disana sini untuk memberi kesan tidak terlalu mengandung misteri. Dan Fey
Chen pun mempercayainya.
“Bagaimana Mbak?” tanya Parto bersemangat.
“Wah idemu memang hebat, To. Dia sudah kena perangkap. Hehehe,” tawa Mbok Minah dengan senyum licik.
“Wah! Jadi bisa malam ini ya Mbak? Waktunya kapan? Sekarang?”
“Sabar dulu, To. Dia memang sudah kena jerat kita, tapi malam ini bukan waktu yang tepat. Nanti malam
bakal ada tamu Tuan yang datang kesini. Biasanya mereka pulang agak larut malam. Kamu tahu sendiri
khan persyaratan ilmu pelet ini, semakin banyak orang semakin susah dilaksanakan. Dan Mbak nggak yakin
omongan Mbak tadi sudah cukup membuat dia mau melakukan itu. Jadi besok mesti Mbak komporin lagi. Jadi
kamu sabar dulu sampai besok.”
“Ah!” seru Parto dengan kecewa. “Tapi besok adalah hari terakhirku disini. Gimana kalo gagal?”
“Ah, tenang. Kowe sabar kenapa. Yang penting alon alon asal kelakon. Kalo masalah itu, gampang, bila
perlu aku ngomong sama Tuan minta waktumu disini diperpanjang beberapa hari. Kalo cuma beberapa hari,
pasti dia setuju. Tapi aku yakin kowe bakal bisa menikmati cewek idamanmu itu besok. Lagipula aku
punya akal supaya besok Tuan pulang agak malam sehingga Non Fey Chen sendirian di rumah,” kata Mbok
Minah.
Kini ia tak ragu-ragu lagi mengorbankan Fey Chen, karena angin keberuntungannya telah berbalik arah.
“Yah, aku kecewa banget Mbak. Kirain malam ini sudah bisa aku sikat dia.”
“Tenang aja. Anggap ini adalah ujian kesabaran buatmu. Kalo pengin dapet hadiahnya, kamu mesti sabar.
Ingat, kamu jangan terburu-buru berbuat hal-hal yang bodoh. Jangan sampai sesuatu yang hampir di
tangan jadi terlepas. Mengerti? Dan jangan lupa ya janjimu, kowe nanti mesti bagi-bagi hasil.”
“Itu beres lah Mbak. Ya aku ngerti Mbak.”
“Tadi waktu mijitin di dalam, apa dianya telanjang juga Mbak?”
“Ya iya lah, wong namanya orang dipijat. Bagian atasnya dibuka semua.”
“Waduuh. Enak bener Mbak. Badannya mulus banget ya Mbak. Trus teteknya gede nggak? Bagus nggak?”
“Ya baguslah. Sudahlah jangan banyak nanya, aku mesti kerja lagi, nyiapin makanan buat tamu Tuan.”
“Wah, bikin aku penasaran aja Mbak. Yang dipijit tadi apanya aja Mbak? Susunya juga?”
“Sudahlah jangan banyak tanya lagi. Mbak mesti masak sekarang. Besok kamu bisa liat dan pijit-pijit
sendiri sambil sekaligus nyusu sana.”
“Ah, Mbak tahu aja maunya orang,” kata Parto cengengesan.
Malamnya memang betul ada dua orang tamu yang datang, yaitu Pak Burhan dan Pak Abdul. Keduanya adalah
oknum militer yang terlibat KKN dengan Pak Sutanto. Pak Abdul adalah orang Jawa Timur juga yang logat
bicaranya sama seperti Parto. Sementara itu Fey Chen sempat muncul keluar mengobrol sebentar basa-basi
dengan mereka sebelum akhirnya balik ke dalam kamarnya.
Meski kedua tamu itu telah berusia setengah baya dan telah berkeluarga, namun Parto bisa merasakan
kalau kedua bandot tua juga tertarik terhadap Fey Chen. Dan malam itu adalah malam penuh penderitaan
bagi Parto. Pikirannya terus terbayang-bayang akan diri Fey Chen. Apalagi sebelumnya ia punya harapan
tinggi bakal “mendapatkan” gadis itu malam ini. Namun ia mengikuti saran kakaknya yaitu berusaha
sabar. Sehingga kini ia mau tak mau melewatkan malam itu dengan manyun seorang diri.
Day 4
Parto bangun pagi dengan sendirinya tanpa perlu dibangunkan. Karena memang sebenarnya ia nggak bisa
terlalu tidur. Pikirannya masih diliputi rasa kecewa terutama karena harapan sebelumnya yang begitu
tinggi. Ini adalah hari terakhirku disini. Besok pagi-pagi aku sudah harus meninggalkan tempat ini.
Jadi hari ini harus berhasil, pikirnya. Pagi itu ia sempat membukakan pintu untuk Fey Chen saat gadis
itu ke sekolah. Setelah seluruh pemilik rumah pergi, kedua pembantu itu berdiskusi untuk merampungkan
rencananya. Kini Parto takut rencana itu tak kesampaian.
“Gimana kalau rencana ini ga berhasil, Mbak?” tanyanya.
Sebaliknya Mbok Minah yang kemarinnya ragu-ragu kini malah lebih yakin.
“Tenang aja,” katanya,” Pokoknya malam ini Non Fey Chen yang mulus itu pasti akan jatuh ke tanganmu.”
“Benarkah itu? Tapi bagaimana kalau meleset?”
“Tenang aja. Hari ini semuanya bakal beres. Karena aku sudah mengatur semuanya.”
Hari itu Fey Chen pulang lebih awal karena hari itu hari Jumat dan ia tak ada kegiatan ekstra
kurikuler. Begitu nyampe, tak lama kemudian Fey Chen bilang ke Mbok Minah kalau ia ingin berenang.
Rupanya di dalam rumah itu terdapat kolam renang di ruang tertutup. Hebat juga pemilik rumah ini,
pikir Parto, kolam renang aja ada. Sementara Mbok Minah menemani Fey Chen berenang, Parto bersembunyi
di tempat yang aman namun strategis untuk mengintip Fey Chen berenang. Setelah Fey Chen selesai
berenang, diam-diam Parto mendatangi Mbok Minah.
“Aduuh Mbak. Aku sudah nggak kuat lagi. Sampe kapan mesti nahan kayak gini terus. Tolongin dong,
laksanakan sekarang juga! Kalo gini terus bisa gila aku rasanya,” keluh Parto.
“Hihihi, tenang, abis ini semuanya beres. Tunggu Non Fey Chen selesai mandi, setelah itu aku pijitin
dia sambil aku bisiki lagi. Sementara kamu siap tunggu aba-aba dariku, ok?”
Setelah itu Mbok Minah menelpon Pak Sutanto.
“Tuan masih ingat dengan permintaan saya kemarin malam. Jangan lupa tolong belikan kembang 4 warna.
Tapi harus Tuan sendiri yang beli, nggak boleh nyuruh orang lain. Kembang ini dijual di pasar kembang
antara jam 5 – 6 doang.”
“Memang kamu yakin ini betul-betul efektif?”
“Betul Tuan. Dengan pake kembang ini, Nyonya nggak bakalan tahu tentang hubungan kita. Bahkan semisal
ia tidur di ranjang yang sama pun, ia akan terus tertidur lelap. Asalkan setelah itu Tuan membuang
bunga-bunga kecil itu di Ancol SATU PERSATU.”
“Hahaha. Mbak pintar. Membuang bunga itu satu persatu bisa berjam-jam lamanya.”
“Eh jangan salah, tapi bunga itu betul-betul ada khasiatnya lho.”
“Hah, memang khasiat bunga itu memang betul seperti yang Mbak bilang??”
“Bukan, tapi khasiat bunga itu sebenarnya untuk kamu. Bunga itu akan membuat penghuni rumah ini
menyetujui usul Mbak supaya kamu tinggal lebih lama disini. Sehingga kamu bisa dengan leluasa
menggauli Non Fey Chen tiap hari, sekaligus supaya kamu bisa morotin duitnya sebanyak mungkin.”
“Wah, aku nggak nyangka ternyata Mbak begitu hebat. Ya, kalo aku sih setuju-setuju aja Mbak. Hehehe.”
“Nah, sekarang bapaknya sudah dibereskan. Tinggal sekarang ngurus anaknya. Kamu diam tenang dulu.
Tunggu isyaratku, ok?
“Beres, Mbak.”Cerita Sex Mas Parto Fey Chen sedang tiduran di ranjang menikmati asyiknya dipijit-pijit oleh Mbok Minah. Sembari memijit,
Mbok Minah memulai pembicaraan mengenai ilmu pelet kemarin. Dengan cerdik ia membuat Fey Chen
penasaran dulu, sampai akhirnya gadis itu bersedia mencoba hal itu.
“Baiklah, sekarang Non inget baik-baik kalimat ini.”
Mbok Minah membacakan mantera ilmu pelet itu kepada Fey Chen.
“Sudah Non ingat baik-baik? Nah, begini cara kerjanya. Pertama, Non sebut dulu nama cowok Non sambil
membayangkan orangnya. Lalu Non baca kalimat tadi sebanyak 34 kali sambil konsentrasi membayangkan
cowok lain. Non bebas pilih sendiri cowok ini. Dia boleh siapa saja asalkan bukan cowok Non. Karena
dia hanyalah sebagai pemancing supaya cowok Non merasakan kalau dalam pikiran Non ada cowok lain. Nah,
karena ia merasakan adanya kehadiran cowok lain, maka ia akan jadi lebih sayang kepada Non. Ada dua
syarat buat cowok pemancing tadi. Pertama, cowok itu sama sekali nggak ada hubungan keluarga sama Non.
Kedua, cowok Non pernah bertemu dengan cowok itu ”
“Tapi mungkin nggak nanti jadi salah alamat sehingga cowok yang aku pikirin itu malah jadi suka sama
aku. Atau lebih gawat lagi, aku yang jadi suka sama cowok itu?”
“Itu sih nggak mungkin Non, karena fungsi cowok itu adalah pemancing belaka. Yang penting Non jangan
salah menyebut nama cowok Non sambil membayangkan orangnya sebelum memulai membaca kalimat tadi.”
“Oh ya, Mbak lupa bilang satu hal. Pengaruh cowok pemancing itu akan lebih kuat terhadap cowok Non
apabila cowok itu sekarang berada dekat dengan tempat Non sekarang. Semakin dekat semakin balik. Nah
sekarang Non pikir dulu, setelah menemukan orangnya baru Non bisa mulai.”
“Cowok yang paling dekat sama tempatku sekarang adalah Parto. Dia memenuhi dua syarat tadi karena dia
nggak ada hubungan keluarga sama aku. Dan kemarin cowokku pernah liat dia waktu si Parto bukain pintu
pagar. Tapi apakah ada syarat bahwa cowok pemancing ini harus orang yang kira-kira cocok jadi cowokku.
Soalnya aku khan sudah pasti ga mungkin jadian sama Parto. Kalo aku milih dia sebagai cowok pemancing,
apakah itu bakal efektif membuat cowokku merasakan adanya saingan?”
“Itu sih nggak masalah, Non. Asalkan cowok dan memenuhi dua syarat tadi.”
“OK deh. Kalo gitu aku pake Parto, Mbok.”
“Baiklah. Dan Non ingat, setelah Non selesai membaca kalimat tadi, untuk beberapa waktu Non tidak
boleh berbicara ke siapa pun, bahkan lewat telpon juga. Oleh karena itu sebaiknya telpon Non
dimatikan. Setelah waktunya selesai, nanti Mbok akan ketuk pintu kamar. Setelah itu Non bebas
berbicara. Ini nggak lama kok, paling cuma beberapa menit.”
“Non mengerti khan? Nah, sekarang silakan Non sebut dalam hati nama cowok Non, kalau sudah silakan Non
menganggukkan kepala.”
Fey Chen menganggukkan kepalanya.
“Nah, sekarang silakan Non mulai membaca kalimat itu dan membayangkan cowok pemancing tadi.”
Fey Chen segera memejamkan matanya sambil membaca mantera itu. Sementara Mbok Minah tersenyum puas
menyaksikan betapa mudahnya gadis cantik itu diperdayanya. Penyebutan nama cowok di saat awal hanyalah
tipuan belaka yang sama sekali tak ada artinya. Yang berarti justru cowok yang dibayangkan sambil
membaca mantera itu. Sengaja ia mengarahkan supaya Fey Chen memilih Parto sebagai “cowok pemancing”.
Kini sudah jelas-jelas pasti ilmu pelet itu akan berhasil dengan sukses, karena sekarang justru Fey
Chen lah yang memelet Parto!! Sementara khasiat pelet itu juga berlaku bagi si pemelet. Artinya, si
pemelet juga akan menjadi makin suka terhadap orang yang dipeletnya. Hal ini sangat masuk akal.
Bukankah alasan orang memelet adalah karena ia suka terhadap orang yang dipeletnya? Semua ini adalah
akal Parto yang jitu dan dilaksanakan dengan sukses oleh Mbok Minah. Kini terbukti omongan Parto
tentang sifat Mbok Minah. Demi harta, ia tidak segan-segan mengorbankan gadis yang telah dirawatnya
sejak masih SD.
Diam-diam Mbok Minah keluar dari kamar Fey Chen. Segera ia menemui Parto dan berkata sambil berbisik,
“Sudah beres. Sekarang kamu boleh memulai membaca mantera itu juga.”
“Hah, jadi dia sudah mulai membaca mantera itu? Jadi semuanya berjalan sesuai rencana?”
“Betul. Akalmu itu betul-betul busuk. Tapi memang jitu. Abis ini silakan kamu bersenang-senang abis
dengan dia.”
“Ya, aku juga nggak sabar lagi pengin ngerasain madunya. Kapan lagi dapat kesempatan seperti ini.
Selama ini Mbak dijadikan pelampiasan nafsu bandot tengik itu demi uang. Kini keadaannya dibalik.
Giliran aku, adikmu ini, yang melampiaskan nafsunya ke anak gadisnya. Kalo Mbak dipake bapaknya, kini
aku gantian make anaknya. Ini baru adil, ya nggak Mbak. Apalagi, hehehe, anaknya cakep banget dan
ngegemesin gitu, pasti enak kalo diesek-esek di ranjang. Hehehe.”
“Setelah itu, kita sama-sama porotin duitnya. Mbak morotin bapaknya, aku morotin anaknya. Hahahaha…”
“Nah, sekarang ajarin aku mantera itu donk, Mbak.”
Setelah Mbok Minah memberitahu mantera itu, Parto segera membacanya sebanyak 34 kali dengan pikiran
yang terkonsentrasi penuh ke Fey Chen.
Kamar Fey Chen,
Saat itu meski malam belum datang, namun hari sangat gelap karena langit sedang mendung gelap pekat.
Sehingga suasana kamar itu juga gelap kecuali di ranjang tempat Fey Chen duduk saja yang ada lampu
penerangan. Saat itu Fey Chen telah selesai mengucapkan mantera itu 34 kali. Kini ia membuka matanya.
Dirasakannya hawa AC kamar lebih dingin dibanding sebelumnya, mungkin karena pengaruh udara luar yang
mendung pekat disertai angin kencang. Ia tak melihat Mbok Minah disitu. Iia menunggu dengan sabar.
Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan. ‘Dokk-dokk-dokk.’ Pertanda bahwa ia sudah boleh
bicara.
Segera ia menjawabnya,
”Iya, masuk Mbok.”
Dan terdengar suara jawaban dengan keras,
”BAIK NON!”
Namun itu suara Parto, bukan Mbok Minah! Sebelumnya Fey Chen mengucapkan mantera itu sambil
membayangkan Parto dan kini ia mendengar suara Parto. Sebaliknya, Parto tadi mengucapkan mantera itu
sambil membayangkan Fey Chen dan kini ia mendengar suara Fey Chen. Jadi syarat ilmu pelet itu telah
terpenuhi dan kini menjadi aktif secara dua arah, dari Fey Chen ke Parto dan dari Parto ke Fey Chen!
Dua orang yang saling memelet! Bisa dibayangkan seperti apa akibatnya. Tentu keduanya bakal NEMPEL
terus kayak perangko, seperti apa yang akan terjadi sekarang ini.
Kini Fey Chen ibarat tikus yang telah terjerat di dalam jebakan, tak bisa (dan juga tak mau) lari
kemana-mana. Sementara Parto adalah kucing yang akan membuka pintu jebakan itu untuk menggerogotinya.
Parto membuka pintu kamar Fey Chen. Ia baru menyadari betapa besar sekali kamar gadis ini. Bahkan
berkali-kali lebih besar dibanding rumahnya di desa! Saat itu suasana kamar tempat ia berdiri cukup
gelap. Hanya ada satu sampu penerangan yaitu di dalam ranjang Fey Chen yang tertutup kelambu. Ia
melihat figur indah tubuh Fey Chen yang sedang duduk di atas ranjang di balik kelambu. Seketika
penisnya menegang melihat siluet bentuk tubuh yang indah itu. Lalu ia berjalan mendekati tempat gadis
itu duduk.
Fey Chen merasa heran mendengar suara cowok. Dan suasana saat itu amatlah gelap. Ia segera menyalakan
lampu di sekeliling ranjangnya serta membuka pintu otomatis yang menuju ke taman kecil di dalam
kamarnya dengan remote control. Sementara Parto yang telah sampai di tepi ranjang itu, segera
menyingkap kelambu dan masuk ke dalamnya, bagaikan seorang pengantin pria yang mendekati pengantin
wanita saat malam pertama. Seketika ia terpesona melihat kecantikan yang memancar dari tubuh Fey Chen.
Sementara Fey Chen berteriak terkejut ketika melihat ternyata adalah Parto yang masuk ke dalam
kamarnya dan berdiri di tepi ranjangnya.
“Kenapa kamu bisa kesini?” tanyanya.
“Karena aku ingin membuka kelambu ranjang Non,” katanya asal-asalan sambil membuka seluruh kelambu
itu.
Fey Chen yang masih keheranan bertanya lagi tanpa mengubah posisi duduknya. “Kenapa kamu membuka semua
kelambu ini?”
Ia terpana akan kecantikan Fey Chen yang begitu natural. Namun pandangan Parto segera beralih ke paha
putih Fey Chen yang agak terbuka karena posisi duduk gadis itu.
Parto yakin kalau gadis ini telah terkena pengaruh ilmu pelet. Dengan nekat ia menjawabnya,” Karena
aku ingin melihat wajah Non yang cantik itu. Aku suka sama Non,” kata Parto tanpa sungkan lagi.
Fey Chen segera menundukkan kepalanya. Terlihat rona-rona merah di pipinya yang putih. Parto jadi
semakin berani.Cerita Sex Mas Parto “Dari semula melihat Non, aku langsung jatuh cinta sama kamu Non,” kata Parto sambil duduk di ranjang
itu.
Ia meraih tangan kanan Fey Chen dan meremas-remasnya dengan lembut. Melihat cewek itu diam saja,
tangan yang satunya meraih rambut Fey Chen dan membelai-belai rambut yang panjang dan indah itu. Fey
Chen menunduk sambil memejamkan matanya, membiarkan rambutnya dibelai-belai Parto. Parto segera
mendekatkan kepala Fey Chen ke dirinya dan direbahkannya kepala gadis itu di dadanya sambil tangannya
terus membelai-belai rambut gadis itu. Fey Chen membiarkan dirinya bersandar di dada Parto yang
bidang, merasakan aroma kejantanan yang kuat dari tubuh Parto. Sementara Parto merasakan aroma
kewanitaan yang harum semerbak dari rambut dan tubuh gadis berpakaian putih itu. Bagaikan bunga yang
mekar harum semerbak. Pada saat itu waktu seakan berhenti berjalan bagi keduanya.
Parto memandang wajah cantik Fey Chen. Kemudian ia mendekatkan bibirnya ke bibir indah gadis itu. Pada
saat bibir keduanya akan bertemu, Tiba-tiba Fey Chen menjauhkan dirinya dari pelukan Parto. Ia bangkit
dan berjalan meninggalkan Parto. Perhatiannya tertuju ke satu benda di lantai di dekat ranjang.
Ternyata handphone-nya yang sebelumnya di-Silent, kini layarnya berubah berwarna warni, pertanda ada
telepon masuk.
“Halo.”
“Kenapa lu telpon?”
Sementara Parto mendengarkan dengan waswas. Ia telah bisa menduga siapa si penelpon itu.
“Eh, tunggu dulu. Gua cuman mau bilang….”
“Sorry, sekarang gua lagi nggak pengin bicara sama elu. Nanti aja, ok?”
Klik! Telepon itu langsung diputus oleh Fey Chen. Kemudian disingkirkannya handphone itu.
“Cari gara-gara aja,” gerutu Fey Chen. Kemudian ia tidur berbaring di atas ranjang yang besar itu
sambil memejamkan matanya.
“Udah lupain aja dia. Sekarang khan ada aku disini, sayang,” kata Parto memegang punggung Fey Chen dan
meraba-rabanya.
Tangannya yang hitam nampak kontras dengan gaun putih gadis itu. Dan tangan satunya mengelus-ngelus
rambutnya.
“Ehhh” Fey Chen bereaksi dengan sedikit menggeliatkan tubuhnya.
“Kok saat ini gua jadi ngerasa aneh ya.”
“Itu gara-gara cowok sialan tadi. Sekarang dia sudah pergi. Tinggal sekarang kita berdua sayang.”
“Iya tapi aku masih bingung sebenarnya kamu ini siapa sih?
“Aku adalah pacarmu, sayang.”
“Ah, ya betul. Mas adalah pacarku,” kata Fey Chen mengubah posisi tidurnya supaya ia bisa menatap
wajah
“Mas Parto-nya”. Tangannya memegang tangan Parto.
“Badanku kok agak lemas ya. Mas, tolong donk ambilin aku air disana,
“kata Fey Chen sambil menunjuk kulkas besar di dalam kamar itu.
Segera Parto bangkit, mengambil segelas air putih yang dingin dan segar, dan menyerahkannya ke gadis
itu.
“Aaahhh, segarnya!” seru gadis itu dengan gembira sambil mengangkat kedua tangannya.
“Sekarang badanku jadi segar kembali. Dan kini ingatanku pulih kembali. Kamu adalah Mas Parto adik
Mbok Minah yang baru datang itu khan?”
Parto agak waswas dengan perkembangan itu.
Namun,
“Mas, aku senang deh punya cowok kayak Mas,” kata Fey Chen dengan matanya yang polos memandang Parto.
“Kenapa?” tanya Parto dengan hati lega.
“Karena badan Mas kekar, apalagi waktu di taman waktu itu,” Fey Chen menundukkan kepalanya.
“Kesannya macho gitu loh,” tambahnya.
“Aku juga suka punya cewek kayak kamu,” jawab Parto.
“Kenapa?”
“Karena kamu cantik dan putih. Juga kamu sexy banget apalagi pake baju putih gini.”
“Iih, Mas memang suka ngerayu deh.”
“Beneran aku ga bohong. Bahkan saat ini pun aku juga bersedia jadi suamimu, sayang.”
“Eh, Mas Parto, kamu betul-betul mencintaiku?”
“Iya donk, aku betul-betul mencintaimu, Non.”
“Kalo gitu jangan panggil aku Non donk. Meski Mas adalah adiknya Mbok Minah yang bekerja disini, tapi
masa Mas manggil ceweknya Non gitu. Panggil aku Fey Chen aja, ok?”
“OK non. Eh, Peicen.”
“Hihihi, mas Parto lucu deh. Bilang katanya cinta, tapi manggil namaku yang bener aja nggak bisa,”
kata Fey Chen sambil tersenyum geli.
“Itu nggak ada hubungannya Non, eh Peicen.”
“Lalu yang ada hubungannya apa?”
“Yang ada hubungannya ini nih,” kata Parto sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Fey Chen.
Kemudian disentuhnya bibir gadis itu dengan bibirnya. Lalu dikecupnya.
Hmmmpphhhhh…gadis itu membiarkan bibirnya dicium. Lalu Parto melumat bibir indah itu dan dijelajahinya
setiap milimeter, seolah tak ingin melewatkan satu pun butir-butir kenikmatan yang ada pada pada bibir
gadis itu. Dinikmatinya bibir Fey Chen lama sekali.
Dan Fey Chen membiarkan bibirnya dinikmati Parto sambil ia memejamkan matanya. Sepertinya ia juga tak
kalah menikmati ciuman itu. Mmmmpphhhhh. Parto mendorong tubuh Fey Chen sampai ia terbaring di ranjang
sambil terus menciumi bibirnya. Wajahnya yang hitam kini menindih wajah cakep gadis itu. Sementara
kedua mulut mereka masih saling bertautan. Ciuman itu telah berubah menjadi nafsu birahi yang
berkobar-kobar membakar dua sejoli yang berbeda segalanya itu. Dan nafsu birahi itu kini menjalar ke
seluruh bagian tubuh mereka, terutama pada Fey Chen.
Kedua tangan Parto memegangi wajah Fey Chen. Seolah ia ingin mematek gadis itu supaya tak bisa
bergerak sehingga ia bisa dengan bebas melakukan deep kissing. Kini lidah keduanya saling bertemu dan
beradu di dalam mulut. Mereka melakukan french kissing dengan seru. Sambil menciumi, tangan Parto
mulai bergerilya menggerayangi tubuh Fey Chen. Kedua tangannya menjelajahi kedua tangan putih Fey Chen
yang tak tertutup oleh daster putih itu. Kini ia bisa merasakan langsung kehalusan kulit tubuh Fey
Chen.Cerita Sex Mas Parto Lalu tangan kanannya merabai tubuh Fey Chen. Disentuhnya perut gadis itu. Hmm, sungguh rata seperti
tak berlemak sama sekali. Tangannya naik ke atas. Diraba-rabanya dada dan tangan Fey Chen. Cewek itu
bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya. Pertanda ia suka dengan sentuhan-sentuhan Parto. Terutama saat
tangan Parto melewati dadanya. Kini Parto semakin berani. Semakin sering diraba-rabanya payudara Fey
Chen dengan lembut. Membuat Fey Chen semakin ganas menciumi Parto.
Kini lidahnya dengan lincah menari-nari di dalam mulut Parto, saling beradu dengan lidah Parto. Dan
ciuman bibirnya juga semakin ganas. Membuat Parto juga semakin aktif dalam melakukan aksinya meremas
payudara Fey Chen. Sungguh ia tak menyangka, gadis dengan wajah sepolos ini bisa beraksi seganas itu.
Kini gantian kedua tangan Fey Chen memegang leher Parto, seolah tak ingin ciuman itu terlepas.
Tangan Parto menuruni sekujur tubuh Fey Chen. Diraba-rabanya paha mulus gadis itu yang sejak
dilihatnya tadi telah membuatnya ngiler. Sementara ciuman Parto kini beralih turun ke leher gadis itu.
Dikecupinya leher yang putih halus itu dengan bibir hitamnya sampai terdengar suara-suara kecupannya.
Membuat Fey Chen mulai mendesah-desah perlahan. Apalagi pada saat yang sama tangan Parto telah merayap
masuk ke dalam dasternya. Diraba-rabainya pangkal paha Fey Chen yang putih mulus dan lembut bagaikan
sutera itu. Rupanya bagian ini juga termasuk bagian yang sensitif bagi Fey Chen.
Terbukti tubuhnya semakin menegang-negang seiring dengan sentuhan-sentuhan jari-jari nakal Parto. Jari
jemari Parto dengan lincah menari-nari di sekitar pangkal paha Fey Chen. Bahkan sesekali menyentuh-
nyentuh bagian rahasia gadis itu. Parto semakin buas mengecupi leher kiri dan kanan Fey Chen. Sembari
ia menciumi harum rambut panjang Fey Chen. Memang Parto sengaja menciumi leher gadis itu supaya
lehernya yang putih jadi penuh dengan cupang-cupang merah yang membekas.
Dan Fey Chen sendiri sepertinya tak peduli dengan itu, karena ia juga merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Ia melenguh-lenguh kecil sambil gerakan-gerakan tubuhnya yang mengejang menjadi semakin sering,
membuatnya semakin erotis di mata Parto. Sementara tangannya di dalam daster putih itu kini semakin
sering memegang-megang celana dalam cewek itu. Jarinya menekan-nekan daerah vaginanya dan telunjuknya
ditempel-tempelkannya persis di liang vagina gadis itu.
Setelah puas menggrepe-grepe Fey Chen saat mengenakan daster putih, kini tiba saatnya untuk
menelanjangi gadis itu. Dibangunkannya gadis itu sampai terduduk di ranjang. Lalu satu persatu
diturunkannya kedua pengait daster di bahunya ke bawah. Fey Chen nampak sexy sekali dengan kedua
pundaknya yang kini terbuka. Lalu Parto menurunkan daster putih itu sampai ia berhasil mengeluarkan
kaitan daster itu dari tangan Fey Chen.
Semakin turun daster itu, semakin terlihat belahan payudaranya yang indah dan berisi. Kini kira-kira
sepertiga payudaranya telah terbuka. Parto segera menurunkan dasternya ke bawah lagi supaya ia bisa
segera membuka bra di balik daster itu. Ia sudah tak sabar lagi ingin melihat dada telanjang Fey Chen.
Namun pada saat ia melakukan itu, alangkah kagetnya dirinya ternyata Fey Chen sama sekali tak memakai
bra.
Rupanya di daster itu ada mini bra yang melekat yang berfungsi melindungi supaya kedua putingnya tak
kelihatan menonjol keluar. Parto langsung melongo menyaksikan pemandangan indah di depannya itu. Meski
saat selagi berpakaian tak terlalu terlihat menonjol, namun begitu dilihat langsung secara telanjang
begini, ternyata payudara Fey Chen cukup padat berisi juga. Keduanya nampak simetris. Putingnya
berwarna merah. Nampak begitu segar dan muda. Kedua putingnya kecil namun nampak menonjol keluar.
Fey Chen nampak tersipu malu dan menundukkan kepalanya saat Parto tak bergerak menatap lekat-lekat
dadanya yang telanjang. Kedua tangan hitam Parto kembali beraksi di tubuh putih mulus yang setengah
telanjang itu. Sasarannya mana lagi kalo bukan payudara Fey Chen. Ia segera meremas-remas sepasang
gunung kembar yang indah menantang itu. Diusap-usapnya “lereng gunung” yang putih itu.
Makin lama makin ke tengah. Sampai akhirnya mencapai “puncaknya”. Kedua telunjuknya bergerak
melingkari kedua puting Fey Chen. Lalu ujung dua puting yang menonjol itu disentuh-sentuhnya dengan
ujung telunjuknya, yang mana membuat geli Fey Chen. Tanpa dapat dicegah ia menggerak-gerakkan tubuhnya
karena geli. Semakin gadis itu menggerakkan tubuhnya, semakin aktif jari telunjuk Parto menekan-nekan
kedua putingnya yang membuat gerakan tubuh gadis itu semakin tak terkendali. Kini kedua jarinya
kemudian juga menggerak-gerakkan kedua puting yang sejak tadi menggemaskan dirinya itu baik dari arah
horizontal dan juga vertikal.
Parto mendorong tubuh Fey Chen sehingga ia tertidur ke atas ranjang. Ia kembali menciumi leher Fey
Chen sambil meneruskan meremas-remas payudaranya. Kemudian mulutnya yang agak tonggos itu turun ke
bawah dan kini menciumi pundak putih gadis itu. Dan turun makin ke bawah lagi sampai akhirnya mendarat
di lekukan di tengah gunung kembar gadis putih itu. Diselipkannya lidahnya di tengah-tengah dua gunung
kembar gadis itu. Lalu digerak-gerakkannya naik turun sambil lidahnya menjilat-jilat “lereng gunung
putih kembar” itu.
Sementara Fey Chen jadi melenguh-lenguh dibuatnya sambil kedua tangannya memegang kepala Parto. Aksi
spontan gadis itu membuat Parto jadi kian semangat. Lidahnya semakin aktif bergerak kesana kemari di
payudara Fey Chen dan dilanjutkan dengan gerakan melingkari puncak gunung itu. Kemudian ia sengaja
menyentuh-nyentuhkan lidahnya mengelilingi kedua puting segar kemerahan itu bergantian, mula-mula
payudara kiri gadis itu dan lalu diulangi lagi aksinya itu di payudara kanannya.
Sambil sesekali menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke ujung puting kemerahan yang tegak menonjol di
atas dada membusung gadis putih berwajah oriental itu. Sementara gadis itu tanpa malu-malu lagi mulai
mendesah-desah pertanda ia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Parto sungguh puas sekali menyaksikan
reaksi gadis itu. Apalagi mengingat saat pertama kali ketemu, cewek ini sama sekali tak menggubrisnya
bahkan melihat pun tidak. Sungguh arogan sekali cewek ini. Namun kini ia puas bisa memberi pelajaran
kepada cewek arogan ini! Sementara Fey Chen saat itu betul-betul dibuatnya terangsang. Karena memang
payudaranya terutama putingnya adalah bagian yang amat sensitif.
Kedua tangannya memegang erat-erat kepala Parto, seolah tak ingin cowok itu menghentikan aksinya.
Saking terangsangnya sampai ia kini sudah tak peduli lagi bahwa Parto adalah kacung rendahan yang
sungguh amat tak pentas melakukan itu terhadap gadis elit seperti dirinya. Sementara Parto masih belum
puas memainkan “susu” Fey Chen ini. Kini lidahnya menjilat-jilat dan menggerak-gerakkan puting
kemerahan itu ke kiri…ke kanan…ke atas…ke bawah…ditekannya dengan ujung lidahnya ke dalam…dan
digigit-gigitnya dengan lembut dan ditarik-tariknya keatas dengan giginya yang tonggos.
Setelah puas dengan yang kanan, Parto berpindah ke yang kiri. Kini mulut Parto sedang asyik mengulum
payudara Fey Chen. Wajahnya yang berwarna sawo matang menempel di dada putih gadis cakep oriental itu,
karena ia sedang asyik mengenyot-ngenyot puting payudara gadis itu. Terdengar suara kecupan-kecupan
mulut Parto yang sedang asyik menikmati payudara ranum gadis belia itu.
Dan Fey Chen menjadi bertambah liar terutama semenjak cowok berkulit coklat itu menciumi dadanya yang
telanjang. Sementara cowok itu mengenyot-ngenyot payudaranya, kini ia malah mendekapkan kepala cowok
itu ke dadanya sambil kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Seolah tak ingin cowok itu buru-buru
menghentikan aksinya yang seharusnya tergolong perbuatan amat sangat kurang ajar dari seorang kacung
terhadap putri majikannya. Namun apa mau dikata kalau ternyata putri majikannya kini malah membiarkan
hal itu bahkan menikmati saat dirinya “digerogoti” oleh Parto.
Setelah beberapa saat, dekapan Fey Chen mulai mengendur meskipun aksi Parto terhadap dirinya tak
berkurang dahsyatnya. Dan kini kedua tangan Fey Chen mulai bergerak meraba-raba punggung Parto. Bahkan
kedua tangannya dimasukkan ke dalam baju kaus Parto. Tangan yang putih mulus itu meraba-raba kulit
sawo matang tubuh Parto. Dan juga mulai menarik kaus Parto keatas sehingga bagian atas tubuh Parto
hampir seluruhnya terbuka. Parto sungguh tak menyangka kalau gadis kinyis-kinyis seperti Fey Chen bisa
menjadi seliar ini di atas ranjang. Sungguh hatinya tersenyum gembira karena keliaran gadis itu
diarahkan kepadanya.
Kini Parto menghentikan kenyotannya untuk memberi kesempatan gadis itu beraksi. Dan Fey Chen terus
melanjutkan aksinya. Dilepaskannya baju kaus Parto sehingga bisa dilihatnya dada bidang dan kekarnya.
Kemudian ia merebahkan kepalanya ke dada bidang cowok berkulit sawo matang itu. Tercium oleh Parto bau
harum gadis itu yang memancar dari tubuh dan rambutnya. Rambut panjang dan lebat Fey Chen menempel di
tubuhnya. Parto mengelus-ngelus kepala dan rambut gadis itu. Dan payudara putih Fey Chen menempel ke
tubuh Parto.Cerita Sex Mas Parto Nampak kontras perbedaan warna kulit keduanya. Namun mereka berdua nampak bagaikan sepasang kekasih
yang sedang memadu cinta. Sejenak mereka berdua berdiam menikmati saat-saat tenang itu. Setelah itu
Fey Chenlah yang memulai melakukan gerakan. Bibirnya yang indah itu kini mulai mengecupi dada kekar
Parto. Sampai kemudian giliran ia mengecup dan menjilati puting dada Parto. Nampak Parto juga
menikmati kecupan gadis feminin itu. Apalagi, seolah tak mau kalah dengan aksi gadis itu, kedua
tangannya kini mulai merengkuh dan meraba-raba serta meremas-remas payudara putih Fey Chen yang sejak
awal bertemu telah menjadi obsesinya.
Fey Chen menghentikan aksinya dan ia menjauhkan dirinya dari Parto. Namun, hanya supaya ia bisa
membuka kancing dan retsleting celana jins Parto! Dikeluarkannya celana jins belel itu dari tubuh
Parto. Nampak tonjolan penisnya yang besar di balik celana dalam warna biru tua. Sementara bulu
kemaluan dekat penis Parto nampak keluar di sekitar celana dalamnya. Rupanya Fey Chen tak terlalu
canggung dengan hal itu dan rupanya ia cukup cekatan di ranjang karena selama ini ia telah sering
melakukannya dengan Roger, cowoknya.
Terbukti bahwa kini tangan putih mulus itu menarik celana dalam biru tua itu ke bawah sampai akhirnya
diloloskannya dari tubuh Parto. Sehingga terlihatlah penis Parto yang hitam besar dan berurat.
Kepalanya yang tak disunat nampak cukup besar. Sementara Parto yang telah ditelanjangi gadis itu
sampai telanjang bulat tentu tak mau kalah. Ia pun juga menarik daster tidur putih Fey Chen turun ke
bawah sampai terlepas dari kakinya. Nampak kedua paha yang putih mulus dan celana dalam warna putih.
Ia tak tahan untuk tak meraba-raba paha putih di depan matanya itu. Sambil sesekali menyentuh-nyentuh
bagian paling rahasianya. Disadarinya bahwa celana dalam gadis itu telah agak basah.
Rupanya gadis itu sungguh terangsang hebat saat ia memain-mainkan payudaranya. Tanpa menunggu lama-
lama segera diloloskannya celana dalam putih itu dari tubuh Fey Chen. Sehingga kini kedua orang yang
berlainan jenis dan warna kulitnya berbeda kontras itu sama-sama telanjang bulat di atas ranjang putih
itu. Nampak penis Parto berdiri dengan super tegak menyaksikan tubuh putih mulus Fey Chen yang polos
tanpa selembar benang pun.
Sementara vagina Fey Chen yang berbulu rapi itu nampak agak basah. Seolah hati mereka telah saling
menyatu, pada saat bersamaan keduanya saling meraih “benda pusaka” milik lawan jenisnya. Tangan Parto
didekapkan di vagina Fey Chen. Ibu jarinya meraba-raba bulu rapi kemaluannya, sementara keempat jari
lainnya menggesek-gesek vaginanya, terutama jari tengahnya yang persis berada di liang vaginanya.
“Ooooh, oohhhhh, oohhhhhh,” desah Fey Chen.
Tangan Parto yang satunya segera meraba-raba tubuh putih halus Fey Chen terutama paha dan dadanya.
Fey Chen menggeliat-geliat sambil terus mendesah-desah.
“Ooohh, ohhhhh, ohhhhhh,” desahnya sambil tangannya asyik mengocok penis hitam Parto.
Telunjuk dan ibu jarinya yang mungil meraba-raba kepala dan leher penis Parto, membuat cowok itu
mengerang-ngerang karena nikmat. Apalagi menyadari bahwa yang melakukan itu adalah cewek yang super
cakep dan sexy.
Tentu Parto tak ingin “keluar” di tangan gadis itu. Untuk itu ia menjauhkan dirinya dari Fey Chen.
Kini dibukanya kedua kaki Fey Chen lebar-lebar. Nampak liang vaginanya yang masih tertutup rapat. Lalu
didekatkan kepalanya ke vagina cewek itu dan mulailah ia menjilat-jilat vagina yang kemerahan itu.
Kedua jarinya membuka liang vagina Fey Chen sampai ditemukannya klitoris gadis itu. Lalu dijilatinya
klitorisnya. Membuat Fey Chen jadi menggelinjang-gelinjang sambil berteriak mendesah-desah.
“Aaahhhhh, AAAHHHHH, AAAAHHHHHHH.”
Parto memang sengaja ingin supaya gadis itu “naik” hampir sampai ke puncaknya. Oleh karena itu ia
meneruskan jilatannya, apalagi ia sendiri juga menikmati menjilati vagina gadis yang bersih ini. Ia
ingin membuat gadis itu jadi “kuyup” sebelum akhirnya “dieksekusinya”. Vagina Fey Chen dibukanya
semakin lebar. Lidahnya dimasukkan ke daerah G-spot gadis itu. Dan, gadis itu semakin liar gerakan
tubuh dan desahannya.
Sementara itu vaginanya kini betul-betul jadi basah kuyup. Kini ia mulai menjilati lendir cinta yang
keluar dari vagina Fey Chen. Setelah beberapa saat membuat gadis itu betul-betul kuyup, kini tiba
saatnya menikmati hidangan utama tubuh gadis itu. Ditatapnya liang vagina Fey Chen yang kelihatan
jelas di tengah kedua kakinya yang mengangkang. Nampak vagina itu tertutup rapat kembali. Lalu
didekatkannya penisnya ke depan liang vagina Fey Chen sambil tubuhnya menindih di atas tubuh Fey Chen
yang tidur telentang di tengah-tengah ranjang.
Setelah menarik napas, lalu…..eggh…dipaksanya masuk ujung kepala penisnya ke dalam vagina sempit Fey
Chen. Meskipun terasa sempit sekali, namun pada akhirnya, bleessssh!… masuk juga penisnya ke dalam
vagina gadis itu. Dan,” OOOhhhhh,” Fey Chen secara spontan berteriak saat benda tumpul itu masuk
menembus ke dalam vaginanya. Kemudian Parto meneruskan mendorong tubuhnya sehingga penisnya amblas
masuk seluruhnya ke dalam vagina Fey Chen. Lalu…dikocoknya penisnya di dalam tubuh Fey Chen.
“AAAHH, AAHHHH, AAHHHHH….”
Fey Chen mendesah-desah sambil tubuhnya bergerak-gerak maju mundur saat dirinya disetubuhi oleh Parto.
Dua sejoli yang berbeda warna kulit itu nampak asyik menikmati saat itu. Parto semakin terangsang
untuk terus mengocok penisnya di dalam tubuh Fey Chen, menyerap seluruh sari madu gadis itu. Sementara
Fey Chen membiarkan dirinya “dibolongi” oleh Parto, cowok yang berbeda ras dan status sosialnya
sungguh jauh di bawah dirinya. Inilah hubungan seks interracial ala Indonesia, yang terjadi atas dasar
suka sama suka, mau sama mau, dan saling menikmati. Terbukti bahwa Fey Chen memejamkan matanya sambil
terus mendesah-desah menikmati tusukan-tusukan penis Parto yang menembus vaginanya. Apalagi saat Parto
melakukan itu sambil menindih tubuhnya dan mengecupi lehernya.
Setelah puas mencicipi gadis kelas 3 SMA ini dalam posisi konvensional, Parto ingin merasakannya dalam
posisi yang berbeda. Untuk itu ia mencabut penisnya dari vagina Fey Chen. Dilihatnya lipatan liang
vagina Fey Chen yang agak terbuka dibanding sebelumnya. Namun yang membuatnya sungguh terkejut namun
amat membanggakan hati adalah dilihatnya vagina gadis itu berdarah. Sampai darah itu membasahi seprei
putih di sekitarnya.
Artinya, gadis ini sebelumnya masih perawan! Dan ialah cowok pertama yang menikmati keperawanan gadis
Chinese yang cakep dan kinyis-kinyis ini!!! Sungguh hal ini diluar dugaannya. Pantas tadi begitu
seret. Rupanya selama ini Fey Chen telah sering melakukan petting dengan cowoknya. Namun hubungan
mereka itu tak sampai sejauh seperti yang dilakukannya barusan. Perasaan bangga yang menggelora itu
makin membuatnya bernafsu untuk mengobok-obok lebih banyak lagi.
Kini ia tidur telantang di atas ranjang. Sementara Fey Chen yang baru saja diperawaninya itu diarahkan
untuk duduk diatas tubuhnya. Tepatnya di atas penisnya yang mengacung ke atas. Rupanya gadis itu telah
mengerti kemauan Parto. Segera ia mendekatkan vaginanya ke atas penis Parto. Dan dengan berat
tubuhnya, bleeesss, tubuhnya turun ke bawah sampai bulu-bulu kemaluannya menempel di bulu kemaluan
Parto. Lalu ia menggerakkan tubuhnya naik turun sambil tangan Parto mulai beraksi.
Karena ia tak mau membiarkan payudara yang bergoyang-goyang naik turun itu “sia-sia”. Kedua tangannya
meremas-remasnya sambil jari-jarinya memainkan kedua putingnya. Rupanya posisi ini sungguh efektif
bagi cewek untuk bisa mengatur ritmenya supaya ia bisa orgasme. Hal ini terbukti karena Fey Chen
menggerakkan tubuhnya dengan ritme kadang cepat kadang lambat. Dan tak lama setelah itu tubuhnya
mengejang sambil ia mengerang di saat ia memainkan tubuhnya naik turun. Rupanya ia mencapai
orgasmenya.
Hati Parto sungguh puas saat menyaksikan ekspresi gadis cakep berwajah oriental itu saat orgasme
karena ditembus penisnya yang perkasa! Setelah orgasme, napas Fey Chen agak terengah-engah dan ia
menghentikan gerakan tubuhnya. Pertanda ia agak kecapean. Untuk itu Parto mengubah posisinya. Kali ini
dibiarkannya gadis itu yang tiduran di ranjang. Fey Chen tidur dengan posisi miringdengan kepalanya
ditaruh di atas tangannya (mirip seperti sebelumnya yang ada di foto). Cuma bedanya kini dirinya
telanjang bulat. Meski ia sedang tiduran, namun bukan berarti Parto membiarkannya untuk beristirahat.
Karena ia masih belum selesai, tentu ia ingin melanjutkan melampiaskan nafsu lelakinya itu terhadap
gadis ini. Kali ini ia akan melakukannya dengan membelakanginya. Diangkatnya satu kaki Fey Chen.
Sehingga kini mengangalah liang vagina cewek itu. Lalu dengan posisi tubuhnya yang juga miring di
belakang Fey Chen, didekatkannya penisnya di antara kedua kaki Fey Chen. Dan dimasukkannya penisnya ke
dalam vagina Fey Chen dan “dipompanya” dari belakang. Parto melakukan itu sambil menatap wajah cakep
Fey Chen yang jadi mendesah-desah lagi.
Tangannya ikutan main dengan meraba-raba sekujur tubuh bagian depan Fey Chen. Kali ini Fey Chen
merasakan sensasi kenikmatan yang berbeda dibanding posisi sebelumnya. Ia merasakan vaginanya yang
sempit diobok-obok oleh benda tumpul yang rasanya lebih besar dibanding sebelumnya. Hati Parto sungguh
puas menyaksikan gadis Chinese ini lagi-lagi mendesah-desah karena desakan-desakan penisnya.
Setelah puas menyetubuhi Fey Chen di posisi itu, kali ini Parto akan kembali mengganyang gadis itu
dengan posisi doggy style. Kali ini Fey Chen disuruhnya menungging ke depan. Dan sengaja ia
menyuruhnya menungging di depan kaca rias yang besar. Parto membelakangi Fey Chen, mengarahkan
penisnya yang menegang ke liang vaginanya. Dan, bluuusshh, dimasukkannya penis hitamnya ke dalam tubuh
putih mulus itu.
Lalu, shleeb, shleeeb, shleeebb…dengan gagah disodok-sodoknya vagina gadis itu dari belakang. Saking
kerasnya sampai-sampai seluruh tubuh Fey Chen ikut terdorong-dorong dan bergoyang-goyang dibuatnya.
Terutama payudaranya yang menggantung jadi ikut terguncang-guncang pula. Parto menyaksikan bayangan
mereka dari pantulan cermin.Kulit tubuh dirinya dan Fey Chen sungguh berbeda kontras sekali. Tubuhnya
sendiri kesannya gelap dan dekil. Tubuh Fey Chen putih mulus.
Namun kini tubuh keduanya menjadi satu. Penis Parto terus dengan perkasa memompa dan menggoyang Fey
Chen. Parto bisa menyaksikannya dari cermin, tubuh Fey Chen termasuk payudaranya terguncang-guncang
gara-gara perbuatannya itu. Kemudian Parto mencabut penisnya dari dalam tubuh Fey Chen. Dan kembali
dibaringkannya gadis itu. Namun kini kedua kakinya ditekuknya sambil dibuka lebar. Lalu ia memajukan
tubuhnya diantara kedua kaki gadis itu. Kembali ia mengarahkan penisnya ke depan vagina cewek itu.
Dan, lagi-lagi dihajarnya vagina Fey Chen dengan dentaman penisnya yang bertubi-tubi. Sampai-sampai
seluruh tubuh Fey Chen kembali terdorong-dorong. Parto semakin terangsang dan buas saat melihat
payudara Fey Chen bergerak berputar-putar karena sodokan-sodokan penisnya yang mengocok habis vagina
gadis itu. Cukup lama Parto menikmati vagina cewek itu dalam posisi itu.
Sambil diselingi variasi dimana ia menciumi bibir dan leher cewek itu dengan penuh nafsu. Atau juga
meremas-remas payudara yang bergoyang-goyang itu dan juga mengenyot-ngenyot dan menjilati payudaran
gadis itu. Sampai akhirnya Fey Chen tak tahan lagi. Dan sampailah ia meracau tak karuan dengan suara-
suara yang merintih-rintih pertanda ia sampai ke orgasme keduanya.
Parto sengaja membiarkan Fey Chen menikmati orgasmenya itu. Sementara penisnya masih berada di dalam
tubuh gadis itu. Setelah gadis itu mulai cooling down, ia mencabut penisnya yang masih menegang. Lalu
ia mendekatkannya ke wajah cakep Fey Chen dan disuruhnya gadis itu mengemut penisnya. Dengan patuh Fey
Chen menuruti permintaan cowok itu. Setelah terlebih dahulu ia mengikat rambut panjangnya yang kini
agak awut-awutan, lalu penis hitam tegak dan berlendir itu akhirnya masuk ke dalam mulutnya.
Dikulumnya penis itu lalu ia mengocoknya dengan mulutnya.
“Bleep..bleep…bleep…..”Cerita Sex Mas Parto Ia begitu patuh mengulum dan memaju-mundurkan mulutnya. Sementara itu di dalam mulut, lidahnya juga
ikut menari-nari di seluruh bagian leher dan kepala penis Parto. Kemudian Fey Chen mengeluarkan penis
itu dari mulutnya. Kini ia mengemut-ngemut buah zakar Parto. Tersengar suara kecupan-kecupannya.
“Cleep, cleep, cleeep….”
Dan lidahnya menjilati batang penis Parto mulai dari dasarnya di buah zakar sampai ke ujung kepalanya.
Lalu kembali lidahnya menari-nari di seluruh leher dan kepala penisnya. Sampai akhirnya Parto tak
dapat menahan lagi, dan….
crooootttt, crrrrrrrrrrrruttttttt, crruuuuooooottt, crooott, crooottt,…. akhirnya penis Parto akhirnya
menyemburkan sperma dengan volume begitu banyak secara tak beraturan. Ada yang kencang dan jauh
semprotannya, ada yang dekat, namun makin lama semprotannya semakin lemah dan sedikit. Sampai akhirnya
penis Parto tidak mengeluarkan cairan sperma lagi. Namun semburan “lava” sperma tadi sebagian besar
mendarat di wajah cakep Fey Chen. Sehingga kini wajahnya jadi belepotan. Di hidungnya menempel sperma
kental yang menyembur dengan kuat saat pertama kali.
Sementara itu di pipinya juga terdapat cipratan sperma disana-sini. Di bibirnya pun juga terdapat
cairan kental warna putih keruh. Alisnya pun juga tak luput dari semburan liar tadi. Bahkan di
rambutnya pun juga ada cairan putih kental yang mendarat kesana. Lalu Parto menyuruh gadis itu kembali
mengemut penisnya yang masih sedikit menegang. Dengan lidahnya, dibersihkannya penis itu dari sisa-
sisa lendir yang menempel. Setelah penisnya terkulai lemas, barulah ia mencabutnya dari dalam mulut
Fey Chen.
Penisnya menjadi licin bersih. Sungguh hatinya sangat puas sekali akhirnya ia berhasil menikmati tubuh
gadis cakep itu bahkan mendapatkan keperawanannya. Sementara Fey Chen kini nampak begitu amburadul.
Rambutnya yang tadi diikat telah dilepas oleh Parto saat gadis itu sedang mengulum penisnya. Rambutnya
itu nampak awut-awutan dan sperma Parto “mendarat” di dua tempat di rambutnya.
Wajah cakepnya yang kinyis-kinyis kini jadi basah belepotan karena semprotan sperma Parto tadi yang
kini telah agak mencair. Dan cairan itu sebagian turun ke bawah bagaikan anak-anak sungai membasahi
dagu, leher, dan payudaranya. Di leher dan dadanya, selain basah karena sperma disana sini, juga
nampak bekas-bekas cupang merah disana sini akibat kecupan-kecupan buas Parto tadi.
Sementara di vagina dan pangkal pahanya masih ada sisa-sisa darah yang telah mengering. Sesaat
kemudian, Parto tidur telentang dengan tenaga yang telah terkuras. Meskipun secara fisik kecapean,
namun hatinya puas sekali. Sementara tangannya mengelus-ngelus rambut panjang Fey Chen yang tertidur
lemas diatas dadanya. Ia bisa merasakan gerakan napas gadis itu karena dadanya menempel di tubuhnya.
“Aku mencintaimu sayang,” bisik Parto ke telinga Fey Chen.
“Aku juga mencintaimu sayang,” bisik Fey Chen tak kalah mesra sambil menatap Parto.
“Oleh karena itu aku rela menyerahkan segalanya kepadamu.”
“Benarkah Mas sungguh-sungguh mencintaiku?” tanya Fey Chen.
Parto menganggukkan kepalanya.
Dan Fey Chen tersenyum sambil merebahkan kembali kepalanya ke dada Parto.
Dan Parto kembali mengelus-ngelus rambutnya sambil senyum tersungging di bibirnya.
Parto memakai pakaiannya kembali sambil memandangi Fey Chen yang masih tiduran di ranjang. Dengan hati
puas ia menyaksikan tubuh mulus telanjang gadis cantik yang barusan dinikmatinya itu. Dan Fey Chen,
kontras dengan sikapnya di hari-hari sebelumnya yang sama sekali tak memandang Parto, kini ia tak
merasa risih dirinya yang masih telanjang bulat itu ditatap oleh Parto. Apalagi setelah apa yang
barusan terjadi. Dan kini cara bicara dan cara pandang Parto tentu tak lagi menunjukkan rasa hormat
seperti layaknya seorang pembantu pria terhadap nona majikannya.
“Wah ga nyangka, ternyata kamu hebat juga ya di ranjang. Aku benar-benar puas telah “menikmatimu”
sayang. Sekarang aku keluar dulu ya. Nanti kita “gituan” lagi. Hahahaha.”
Pada saat ia melangkah, kakinya tersandung sesuatu. Ternyata handphone tadi. Diambilnya benda itu dan
dilihatnya. Ternyata layarnya menyala, tanda ada telpon masuk. Dilemparnya benda itu ke ranjang dan
mendarat dekat Fey Chen,
”Nih, punya kamu.” Fey Chen mengambil handphone itu, ternyata lagi-lagi Roger menelponnya lagi.
“Halo.”
Terdengar suara cowok dari ujung sana, rupanya speaker phone-nya kepencet.
“Say, kok lu marah-marah mulu sih. Sampe gua telpon terus ga diangkat-angkat. Gua kaga tau apa salah
gua ke elu. Tapi kalo elu marah sama gua, apa pun alasannya, gua minta maaf deh. Gue sayang banget
sama elu. Tapi plisss, tolong jangan cuekin gua kayak gitu donk,” suara cowok itu terdengar memelas
sekali.
“Aaaahh, ngapain lu telpon gua lagi….kini semuanya sudah terlambat..” kata cewek itu lemah.
“Loh, apa maksud elu Chen?….Halo….Haloo….Halo….????”
Klik!
Parto tersenyum puas mendengar semua itu. Kemudian ia keluar dari kamar itu, meninggalkan Fey Chen
yang masih tiduran sambil termenung-menung.
“Bagaimana? Wah, tampangmu senyum-senyum gitu dan baru muncul sekarang, kayaknya sukses besar yah!”
bisik Mbok Minah.“Bener-bener gini nih,” kata Parto sambil mengangkat kedua jempolnya dan mengedipkan matanya,”
Pokoknya top markotop dah! Luar biasa!”
“Hah, jadi beneran kamu sudah berhasil meniduri Non Fey Chen?” serunya kagum dan gembira.
Hebat juga adiknya yang cuma cowok pengangguran dari desa bisa mencicipi anak gadis majikannya.
“Iya donk Mbak. Dan, waah, tubuhnya putih muluuuss. Susunya montok lagi. Pentilnya merah, Mbak.
Bener-bener asik pokoknya. Aku kenyot-kenyot abis deh susunya tadi.”
“Dan, puas banget rasanya waktu ngeliatin wajahnya yang kinyis-kinyis tadi sampe mendesah-desah ga
karuan waktu diesek-esek. Hehehe.”
“Tapi yang paling hebat nih, Mbak, ternyata dia itu masih perawan lho. Jadi akulah cowok pertama yang
memerawani Peicen.”
“Oh ya?”
“Iya Mbak. Kalo ga percaya, nanti lihat aja sendiri seprei ranjangnya. Pasti tahu deh. Non Peicen itu
memang cakep tapi sudah “bolong”. Sudah jadi barang bekas dia sekarang. Hahahahahahaaaaaa!”
“Hush. Jangan keras-keras tertawanya,” katan Mbok Minah sambil menoleh ke kiri kanan.
“Nanti terdengar orang lho. Dan namanya adalah Fey Chen, F-E-Y C-H-E-N, bukan “Peicen”. Gimana sih,
sudah meniduri orangnya tapi masih nggak bisa manggil namanya dengan benar.”
“Ah, terserahlah mau apa namanya. Itu ga penting. Yang penting bisa menikmati orangnya sambil
mendapatkan duitnya. HEHEHEHEHEEE.cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Cerita Sex Murid Nakal 2
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Murid Nakal 2 ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Esok harinya, aku pun terbangun dalam keadaan galau. Semalaman aku mencoba tidur, namun di kepalaku
selalu terbayang kejadian kemarin sore di rumah bu Diana. Akibatnya, bisa ditebak, aku benar-benar
merasa amat letih dan lesu.Aku pun mencoba menyetel lagu yang kemarin diberikan Reza padaku untuk mempercerah suasana. Aku lalu
membuka handphoneku untuk mendengarkan lagu. Tapi aku tidak menemukan Agen Togel Depo Pulsa satupun file musik baru di
handphoneku, malahan, lagu-lagu koleksiku banyak yang terhapus.Penasaran, aku pun memeriksa isi handphoneku. Sekarang, di bagian video, malah ada sebuah video yang
berukuran ekstra besar. Penasaran dengan video di handphoneku, aku pun mulai memutar video itu.Astaga! Aku benar-benar terkejut setengah mati saat melihat diriku yang sedang memamerkan celana dalam
di hadapan Reza terekam di video itu dan bagaimana Reza memainkan jari-jarinya di vaginaku juga
terlihat dengan amat jelas dari arah samping. Saat itulah aku baru ingat bahwa saat aku memamerkan
selangkanganku, sebuah handycam milik Reza tergeletak di ranjangnya yang ada disamping meja
belajarnya. Berarti, Reza secara diam-diam berhasil merekam adegan mesumku!Tidak terbayang bagaimana perasaanku saat itu. Rasa letih dan lesu yang menyerangku dari pagi kini
ditambah dengan perasaan cemas dan takut kalau video itu disebarluaskan, apalagi wajahku tampak jelas
di video itu.Aku bingung, apa yang harus kulakukan? Bagaimana apabila video itu Bandar Judi Online 7777 sudah disebarluaskan? Aku pasti
diberhentikan dari universitas. Parahnya lagi, aku pasti akan dianggap sebagai perempuan rendahan oleh
masyarakat.Bagaimana caraku menjelaskan pada keluargaku tentang video itu? Bayangan-bayangan itu terus berkecamuk
didalam pikiranku selama seharian penuh.Walaupun begitu, sore harinya aku kembali berangkat menuju rumah bu Diana untuk mengajari Reza. Saat
aku datang, bu Diana masih belum pulang karena harus menyelesaikan proyek di studionya. Aku pun segera
menemui Reza untuk menyelesaikan masalah ini. Kebetulan, Reza yang membukakan pintu untukku. Seolah ia
sudah lama menunggu kedatanganku.“Halo, Kak Linda. Bagaimana, video klip lagunya bagus tidak?” tanyanya dengan nada mengejek.
“Reza, kenapa kamu sejahat itu dengan kakak?! Buat apa kamu merekam video beginian sih?! Belum cukup
kamu mempermainkan kakak kemarin?!!” jawabku dengan perasaan kesal bercampur cemas.“Waah, kenapa Reza dibilang mempermainkan kakak? Bukannya kemarin kakak terlihat nyaman saat aku
layani?” Mata Reza tampak semakin merendahkanku.“Sudahlah! Mana videonya? Cepat berikan ke kakak!!” perintahku.
“Tenang saja kak, videonya Reza simpan dengan baik kok. Jadi kakak tenang saja!” Aku mengepalkan
tanganku, menahan berbagai macam emosi yang bergejolak didalam hatiku.Nyaris aku kembali menangis karena rasa cemas yang semakin kuat mencengkeram diriku, namun aku
berusaha mengendalikan diri. Aku sadar aku tidak bisa mengambil jalan kekerasan untuk menghadapi Reza,
karena malah akan membuat masalahku tambah runyam.“Oh iya, Reza juga belum memperlihatkan videonya ke orang lain. Waah, sayang sekali ya kak? Padahal
videonya bagus kan?” lanjutnya.Cerita Sex Murid Nakal 2 Mendengar pernyataan Reza itu, Agen Poker303 aku merasa melihat secercah cahaya dan harapanku sedikit pulih. Namun
masih saja aku merasa tegang dan cemas. Aku pun berusaha membujuk Reza untuk menyerahkan video itu
padaku.“Reza, kakak mohon… berikan video itu ke kakak, ya? Tolong jangan sakiti kakak lagi…” aku memohon
meminta belas kasihan pada Reza.“Hmm… kalau begitu, kakak harus mau menuruti perintahku lagi, aku berjanji akan memberikan videonya ke
kakak.”“Kakak mohon, Reza… Jangan lagi…” air mataku kembali mengucur saat mendengar syarat yang diajukan
Reza.Berarti aku harus kembali merendahkan diriku dihadapannya.
Iklan Sponsor :
“Kakak mau atau tidak?! Kalau tidak, ya sudah! Kakak bisa melihat videonya di internet besok pagi.”
Ketusnya tanpa menghiraukan perasaanku.Aku pun tidak punya pilihan lain, selain menuruti kemauan Reza. Tampaknya percuma saja aku berusaha
meminta belas kasihan anak ini.Yang ada di pikirannya saat ini pasti hanyalah keinginan untuk mempermainkan diriku sekali lagi.
Terpaksa aku harus melayani permintaannya lagi agar video itu kudapatkan.“Baiklah, kakak mengerti… Kakak akan menuruti perintahmu, tapi kamu harus berjanji akan memberikan
video itu ke kakak!” jawabku memberi persetujuan.“Beres, Kak!” Kali ini Reza tampak girang sekali saat mendengar kalimat persetujuanku itu.
“Nah, sekarang apa yang kamu mau?!” Tanyaku tidak sabaran
“Tunggu sebentar dong Kak… Jangan buru-buru! Kalau sekarang pasti cuma sebentar karena Mami sebentar
lagi pulang.”“Lalu, kamu maunya kapan?”
“Nah, kebetulan 2 hari lagi Mami akan berangkat ke luar negeri, soalnya Mami akan memperagakan busana
pengantin buatannya di pameran.”“Lalu kenapa?”
“Kebetulan minggu depan ada ulangan yang penting, jadi aku boleh tinggal di rumah ini sampai mami
pulang. Selama itu, aku mau kakak untuk tinggal bersamaku di rumah, Judi Poker 303 sambil mengajariku! Bagaimana?
Kita bisa bersenang-senang sampai puas kan, Kak?”“Memangnya sampai kapan bu Diana ada di luar negeri?” tanyaku kembali.
Iklan Sponsor :
“Yaah, karena Mami juga mau ketemu Papi di Jerman, makanya Mami tinggal di sana selama 2 minggu.”
“Tapi apa bu Diana akan mengizinkan kakak untuk tinggal disini?”
“Tenang saja, kak! Biar nanti Reza yang bicara dengan Mami.” Ujarnya meyakinkanku.
Aku menghela nafas sejenak sambil berpikir menimbang-nimbang permintaan Reza. Sebenarnya aku tidak
begitu rugi apabila aku menginap di rumah bu Diana. Aku bisa menghemat uang kosku selama setengah
bulan kalau aku menginap di rumah bu Diana.Lagipula aku akan lebih bisa mengawasi Reza untuk belajar menghadapi ujian semesternya yang kian
mendekat, dengan begitu, aku bisa mendapat kesempatan untuk mengamankan pekerjaanku. Sebenarnya yang
perlu kulakukan hanyalah memastikan kalau Reza tidak “mengerjaiku” lebih parah dari kemarin.“Baiklah, kakak setuju. Tapi kamu juga harus berjanji, kamu harus belajar yang rajin selama kakak
tinggal di rumahmu.” Anggukku sambil memberinya penawaran.“Berees, kak! Asal kakak mau menurutiku selama itu, aku pasti belajar!” jawabnya dengan bersemangat.
“Iya, iya…” balasku dengan perasaan agak lega.
Kami lalu segera beranjak ke kamar Reza dan aku pun mulai mengajarinya. Tapi hari ini ada yang berbeda
dari Reza.Ia tampak lebih serius dan bersemangat dalam menyimak penjelasanku. Kurasa dia sudah cukup senang saat
mendengar aku akan menginap di rumahnya 2 hari lagi. Tak lama kemudian, kudengar suara bu Diana di
lantai bawah.“Nah, Mami sudah pulang! Kakak tunggu sebentar ya! Aku mau bicara dulu dengan Mami!” Reza segera
beranjak dari kursinya dan keluar dari kamarnya tanpa menghiraukanku.Sayup-sayup kudengar suara percakapan Reza dengan bu Diana, namun aku tidak dapat mendengar dengan
jelas apa yang mereka katakan. Sambil menunggu Reza, aku mempersiapkan soal-soal latihan yang akan
kuberikan untuknya nanti. Sekitar 5 menit kemudian, Reza kembali ke kamarnya bersama bu Diana.“Halo, Linda. Reza meminta saya untuk mengizinkanmu tinggal di rumah ini selama saya tidak dirumah.”
“Eh? I… iya, bu Diana! Reza memberitahu saya kalau ia ingin mendapat les tambahan dari saya selama bu
Diana tidak dirumah… Katanya… untuk persiapan ujian semester…” ujarku dengan agak gugup.Iklan Sponsor :
“Wah, kebetulan sekali kalau begitu! Soalnya tante Reza juga SItus Judi Pkv Terbaik akan ikut ke Jerman. Makanya tadi saya
sempat mengajak Reza untuk ikut. Tapi karena ada ulangannya yang penting, Saya jadi ragu-ragu.”“Jadi?” tanyaku “Kalau kamu mau, Saya memperbolehkan kamu tinggal disini selama saya tidak dirumah.
Tapi saya juga meminta kamu untuk mengurus Reza selama itu. Sebagai gantinya, saya akan berikan
tambahan bonus untukmu di akhir bulan ini. Bagaimana?” Jawab bu Diana memberikan tawaran.“Baik, bu Diana. Saya setuju!” anggukku sambil tersenyum.
Sekarang aku mendapat tambahan keuntungan dengan menerima tawaran Reza. Dengan bonus yang disediakan
bu Diana dan penghematan uang kosku selama setengah bulan, aku bisa menambah uang tabunganku sekaligus
membiayai sebagian keperluanku bulan depan.“Baguslah! Kalau begitu, Linda, tolong kamu siapkan barang-barangmu yang akan kamu bawa untuk tinggal
disini. Lusa nanti saya akan menjemputmu sebelum kamu mengajar Reza.” Ujar bu Diana.
“Iya, bu Diana!” aku mengiyakan permintaan bu Diana.Setelah menyelesaikan tugasku hari itu, aku segera bergegas pulang untuk mulai mengemas barang-
barangku. Untunglah aku tidak memiliki banyak barang selain pakaian dan perlengkapan-perlengkapan
kecil milikku.Aku juga memberitahu pemilik rumah kosku bahwa aku akan pindah selama setengah bulan. Syukurlah mereka
mau mengerti dan bersedia menyimpankan kamar bagiku apabila aku kembali. 2 hari kemudian, bu Diana dan
Reza pun datang menjemputku sebelum aku mengajar Reza. Aku lalu diantar ke rumah mereka. Aku diizinkan
untuk tidur di kamar tamu di lantai bawah.Malam harinya, aku diberitahu bu Diana tugas-tugasku di rumah itu selama bu Diana di luar negeri. Aku
diminta untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan membersihkan
rumah.Aku sudah terbiasa memasak dan mencuci sendiri sejak kecil, maka tugas ini tidak lagi sesulit yang
kubayangkan. Lagipula untuk keperluan sehari-hari, bu Diana sudah menyuruh anak buahnya untuk
mengantar bahan makanan dan supir studio untuk mengantar-jemput kami. Apabila ada hal lainnya yang
diperlukan, aku hanya perlu menelepon studio untuk meminta bantuan mereka.Esok harinya, bu Diana sudah berangkat saat aku pulang dari kuliah. Sehingga hanya ada aku dan Reza
sendiri di rumah.Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Seusai mandi, aku benar-benar terkejut saat
melihat semua pakaian milikku menghilang. Hanya ada satu pelaku yang dapat melakukan hal ini! Aku lalu
menutupi tubuhku dengan selembar handuk yang untungnya, tidak sempat diambil oleh “pencuri” itu.Aku segera naik ke lantai atas untuk mengambil kembali pakaian milikku.
“Reza! Reendyy!! Buka pintunya!” Seruku sambil menggedor kamar Reza.
Pintu kamar itu sedikit dibuka dan wajah Reza muncul dari sela-sela pintu kamar itu.
“Ya, ada apa kak?!” tanyanya padaku.
Namun matanya segera melirik tubuhku yang hanya berbalutkan sebuah handuk dan ia tersenyum cengengesan
melihat keadaanku.“Wah, waah… Kakak sudah tidak sabaran ya?” tanyanya sambil tertawa kecil.
“Huuh! Dasar usiil!! Ayo, kembalikan baju kakak!!” gerutuku.
“Lhooo… memangnya baju kakak kuambil? Apa ada buktinya?”
“Kalau bukan kamu siapa lagii? Sudah, ayo cepat kembalikan baju kakak!”
Cerita Sex Murid Nakal 2 “Kak, kalau menuduh orang tanpa bukti itu tidak baik lho! Hukumannya, aku tidak mau memberitahu dimana
kusembunyikan baju kakak, Hehehe…” Reza tersenyum mengejekku dan menutup dan mengunci pintu kamarnya
dihadapanku.“Aah! Hei, Reza! Tunggu duluu…” protesku, tapi Reza sudah keburu menutup pintu kamarnya sambil
mengejekku dibalik pintu.Aku pun terpaksa menggigil kedinginan, suhu di rumah itu dingin sekali karena dipasangi AC, ditambah
lagi aku baru saja mandi dan sekarang tubuhku hanya ditutupi oleh selembar handuk saja.Selama beberapa menit aku terus menggedor pintu kamar Reza dan berusaha membujuknya, namun ia sama
sekali tidak menggubrisku.“HATSYII…!!!” Karena tidak biasa, aku pun bersin akibat pilek karena suhu dingin itu.
“Kak! Kakak pilek, ya?” tiba-tiba terdengar suara Reza dari balik pintu.
“I… iya… Reza, tolong…. kembalikan pakaian kakak… disini dingin sekali… kakak tidak tahan…”
“Oke deh, tapi kakak harus mau memakai pakaian yang kuberikan ya!”
“Iya… iya… cepat doong…. Kakak kedinginan disini…” pintaku pada Reza Reza kembali keluar dari
kamarnya.Ia melihat sekujur tubuhku yang menggigil kedinginan. Anehnya, raut wajahnya tampak berubah, ia tidak
lagi tampak senang ataupun puas mengerjaiku. Kini ia tampak agak gelisah.“Haa… HATSYII!!!” kembali aku bersin dihadapannya.
Kulihat raut wajahnya semakin cemas saja melihat keadaanku.
“Ayo Kak, ikut denganku!” pinta Reza padaku yang segera kuturuti saja.
Reza menuntunku ke ruang disebelah kamarnya. Pintu ruang itu dikunci, namun Reza segera membuka pintu
itu dengan sebuah kunci di tangannya. Begitu aku masuk, aku takjub melihat puluhan helai gaun
pengantin putih dalam berbagai ukuran dan model yang tergantung rapi di kamar itu.Berbagai aksesoris pengantin wanita juga tertata rapi bersama gaun-gaun itu. Rupanya kamar itu adalah
kamar desain bu Diana sekaligus tempatnya menyimpan hasil rancangannya yang belum dikirim ke studio.“Kak, aku minta kakak memakai baju itu.” ujar Reza seraya menunjuk ke arah sehelai gaun pengantin
putih yang dipasang di sebuah mannequin.“Apaa?! Kenapa kakak harus memakai baju seperti itu? Memangnya kakak mau menikah, apa?!” jawabku
setengah tak percaya, setengah kebingungan.“Ya, sudah! Kalau kakak tidak mau, kakak boleh memakai handuk itu saja kok!” balas Reza.
“Iyaa! Dasar!! Kamu mintanya yang aneh-aneh saja!!” ujarku agak kesal.
Terpaksa kuturuti permintaan Reza, daripada pilekku semakin parah.
“Oh iya Kak!”
“Apa lagii?”
“Pakaiannya yang lengkap ya, Kak! Soalnya baju itu sudah 1 set dengan aksesorisnya!” pinta Reza.
“Jangan lupa juga untuk merias diri dengan kosmetik Mami ya Kak! Sudah kusiapkan lhoo…” imbuhnya.
Aku menghela nafas dan menutup pintu kamar itu. Memang kulihat gaun itu dilengkapi dengan mahkota,
sarung tangan, bahkan stocking dan sepatu yang semuanya berwarna putih susu. Luar biasa! Sejenak aku
kagum dengan kepandaian bu Diana dalam merancang gaun itu, komposisi yang disusunnya benar-benar
serasi.Aku lalu menuruti perintah Reza untuk memakai semua pakaian itu dengan lengkap. Berat bagiku memang,
karena aku belum pernah memakai gaun pengantin sebelumnya. Setelahnya, aku pun merias diriku dengan
kosmetik milik bu Diana.Kulihat semua kosmetik itu buatan luar negeri. Aku sendiri agak canggung untuk memakai kosmetik-
kosmetik itu, mengingat harganya yang selangit bagi mahasiswi sepertiku.Tapi setidaknya, aku mendapat sebuah kesempatan untuk mencoba kosmetik-kosmetik itu, maka aku berusaha
untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah beberapa lama, aku akhirnya selesai mempengantinkan
diriku.Kubuka pintu kamar itu dan seperti yang sudah kuduga, Reza sedari tadi sudah menungguku didepan pintu.
Ia tampak amat terpana melihatku yang berbusana pengantin itu. Busana pengantinku berupa sebuah gaun
pengantin putih yang indah sekali.Atasan gaun memiliki sepasang puff bahu yang terikat dengan sepasang sarung tangan satin dengan
panjang selengan di kedua tanganku yang kini menutupi jari-jariku yang lentik. Di bagian perut dan
dada gaunku bertaburan kristal-kristal imitasi yang samar-samar membentuk sebuah pola hati.Bagian pinggang gaun itu memiliki hiasan kembang-kembang sutra yang melingkari bagian pinggang gaun
itu seperti sebuah ikat pinggang yang seolah menghubungkan atasan gaunku dengan rok gaun polos yang
dihiasi manik-manik membentuk hiasan bunga-bunga yang bertebaran disekeliling rok gaunku. Pinggulku
dipasangi pita putih besar. Aku juga memakaikan rok petticoat di pinggangku agar rok gaunku tampak
mengembang.Reza sendiri tampak kagum melihat cantiknya wajahku yang sudah kurias sendiri; kelopak mataku kurias
dengan eye-shadow berwarna pink dan alsiku yang kurapikan dengan eye-pencil. Sementara lipstick yang
berwarna pink lembut kupilih untuk melapisi bibirku yang tampak serasi dengan riasan bedak make-upku.Riasan mahkota bunga putih tampak serasi dengan rambut hitam-sebahuku yang kubiarkan tergerai bebas.
Aku telah memasang stocking sutra berwarna putih yang lembut di kakiku yang dilengkapi dengan sepasang
sepatu hak tinggi berwarna putih yang tampak serasi seperti gaun pengantinku.Tubuhku juga kuberi parfum melati milik bu Diana sehingga sekujur tubuhku memancarkan aroma melati
yang amat wangi.“Nah, bagaimana?” ujarku pada Reza yang masih melongo melihat penampilanku.
“Hei! Kok malah bengong sih?!” seruku, yang segera menyadarkan Reza dari lamunannya.
“E… eh… ccantik sekali Kak!” jawab Reza tergagap-gagap, aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang
kebingungan.“Kak, ini… buat kakak…” Reza mengulurkan setangkai mawar merah kepadaku.
Mawar merah yang indah itu tampak segar berkilauan.
“Waah, terima kasih ya!!” otomatis aku mencium bunga itu untuk menghirup aromanya. Sejenak aroma yang
menyengat memasuki hidungku aku pun langsung merasa pandanganku tiba-tiba kabur dan tubuhku terasa
lemas. Aku pun ambruk tidak sadarkan diri.Sayup-sayup kulihat senyuman Reza, aku berusaha untuk tetap sadarkan diri, namun mataku terasa berat
sekali dan akhirnya aku menutup kelopak mataku. Entah apa yang terjadi pada tubuhku, namun saat aku
sadar, aku melihat diriku sudah terbaring mengangkang di sebuah ranjang canopy dalam keadaan berbusana
pengantin lengkap.Kedua tanganku terikat di belakang punggungku sementara kakiku terikat erat di sisi kanan-kiri tiang
ranjang itu sehingga posisi tubuhku mengangkang lebar. Aku merasa amat geli di daerah kewanitaanku,
seperti ada sebuah daging lunak hangat yang menyapu-nyapu daerah kewanitaanku, terkadang daging itu
menusuk-nusuk seolah hendak membuka bibir kewanitaanku melewati celah vaginaku.Aku juga merasa daerah disekitar vaginaku amat becek akibat gerakan daging itu.
“Aahh… oohhh…” Aku pun mendesah pelan menikmati sensasi di kewanitaanku itu.
Cerita Sex Murid Nakal 2 Rasanya vaginaku seolah diceboki, namun gerakan daging itu yang seolah berputar-putar mempermainkan
vaginaku menimbulkan sensasi nikmat disekujur tubuhku. Aku merasa tubuhku diairi listrik tegangan
rendah saat daging itu membelah bibir kewanitaanku dan menyentuh lubang pipisku.“Eh! Kakak sudah bangun rupanya!!” tiba-tiba kudengar suara Reza dibalik gaunku.
Aku berusaha mendongak dan kulihat wajah Reza sedang berada tepat didepan selangkanganku yang terbuka
lebar. Sadarlah aku kalau “daging” tadi tak lain adalah lidah Reza yang sedang menjilati vaginaku. Aku
berusaha berontak, namun untuk menutup kedua pahaku yang sedang terbuka lebar saja amat sulit.Tubuhku terasa amat lemas tanpa tenaga. Saat aku melihat sekitarku, aku baru sadar kalau aku kini
berada didalam kamar bu Diana.“Badan kakak masih belum bisa digerakkan, soalnya pengaruh obat tidur Mami masih tersisa.” Jelas Reza
sambil berjalan ke sampingku.Sekejap aku merasa amat panik dan berusaha mengerahkan seluruh tenagaku untuk kabur, tapi sia-sia
saja. Tubuhku tidak mau bergerak sedikitpun.Astaga! Bagaimana aku bisa sebodoh itu mencium aroma bunga yang ditaburi obat bius?! Niatku untuk
menjaga jarak dari Reza kini sia-sia saja. Sekarang malah kesucianku terpampang jelas dihadapannya,
aku dalam keadaan terjepit dan tidak bisa kabur lagi.“Kakak tenang saja, dijamin enak kok! Hehehe…” tawa Reza terkekeh-kekeh.
“Jangan, Reza… Jangan… kakak mohon!!” pintaku berderai air mata saat melihat Reza berbalik berjalan
menuju arah selangkanganku.Namun sia-sia saja, Reza sama sekali tidak mau mendengar permohonanku. Aku pun semakin panik dan
cemas. Air mataku kembali meleleh membasahi mataku, namun apa dayaku? Tubuhku kini amat sulit
digerakkan karena ikatan itu ditambah rasa lemas disekujur tubuhku karena pengaruh obat bius yang
tersisa.Kini aku hanya bisa pasrah membiarkan Reza menyantap kewanitaanku. Jantungku berdegup semakin kencang
dan wajahku merah merona saat Reza semakin mendekati selangkanganku. Reza lalu memegang kedua pahaku
yang mulus. Ia mulai mengendusi paha kananku sementara paha kiriku dibelai-belai dengan tangannya.“Essh…” aku mendesis sesaat setelah bibir Reza mencium bibir kemaluanku.
Hembusan nafas Reza di pahaku membuat tubuhku sedikit mengigil kegelian. Saat bibir kemaluanku bertemu
dengan bibir Reza, Reza mulai menjulurkan lidahnya. Seperti lidah ular yang menari-nari, bibir
kemaluanku dijilati olehnya.Kembali bibir kewanitaanku dibelah oleh lidah Reza, yang kembali menarikan lidahnya menceboki liang
vaginaku perlahan-lahan. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan gejolak birahi yang kini mulai
melanda diriku,namun tetap saja suara desahan-desahanku yang tertahan sesekali terdengar keluar dari bibirku karena
rasa nikmat yang menjuluri tubuhku apalagi belaian lembut Reza di pahaku semakin terasa geli akibat
stocking sutra yang kupakai.“Haaa?! Aakh…!!” Sontak aku menjerit terkejut saat merasakan sensasi rasa geli dan nikmat yang tiba-
tiba melanda tubuhku.Rupanya Reza menjilati klitorisku. Sesekali ia menyentil klitorisku dengan lembut sehingga sekujur
tubuhku seperti dialiri listrik dan bulu kudukku berdiri. Reza menyadari bahwa aku mulai dikuasai oleh
gejolak birahiku. Ia terus melancarkan serangannya ke klitorisku.Berulang kali permohonanku yang disertai dengan desahan kusampaikan ke Reza, namun ia malah tampak
kian bersemangat mengerjaiku. Kesadaranku pun semakin menghilang tergantikan dengan rasa nikmat dan
hasrat seksual yang semakin merasuki tubuhku.“Bagaimana kak? Enak tidak?” tanya Reza padaku.
“Rezay… stoop… auhhh… jangaan…”
“Ah masaa? Bukannya kakak mendesah keenakan tuh? Yakin nih, nggak mau lagi?” ejeknya sambil menjauhkan
wajahnya dari kemaluanku.Namun secara refleks, aku malah mengangkat pinggangku kehadapan wajah Reza, seolah menawarkannya untuk
kembali mencicipi liang vaginaku.“Tuh, kan?! Malu-malu mau, nih cewek!” kembali Reza menghinaku.
Dipeganginya kedua bongkahan pantatku dengan telapak tangannya dan dtegadahkannya tangannya, sehingga
kini pinggangku ikut terangkat tepat dihadapan wajah Reza.“Aww… aww… aaahh…” kembali aku merintih saat Reza mengecup dan mengisap-isap daging klitorisku.
Sesekali aku merasa sentuhan giginya pada klitorisku dan hisapannya membuatku kini hanya berusaha
untuk mengejar kenikmatan seksualku semata. SLURP… SLURP… Sesekali terdengar suara Reza yang
menyeruput cairan cintaku yang sudah banyak keluar dari vaginaku, seolah hendak melepas dahaganya
dengan cairan cintaku.“AAHH… AAHHH… AAA…” Desahanku semakin keras.
Aku merasa ada sebuah tekanan luar biasa di vaginaku yang sebentar lagi hendak meledak dari dalam
tubuhku. Otot-otot tubuhku secara otomatis mulai menegang sendirinya.“HYAA… AAAKH!!!” jeritku bersamaan dengan meledaknya tekanan dalam tubuhku.
Tanpa bisa kutahan, pinggangku menggelepar liar, bahkan Reza terlontar mundur akibat dorongan tubuhku.
Aku bisa merasakan vaginaku memuncratkan cairan cintaku dalam jumlah yang banyak.
Seluruh simpul sarafku terasa tegang dan kaku saat sensasi geli dan nikmat yang luar biasa itu
menjalari tubuhku, dan akhirnya muncul perasaan lega yang nyaman setelahnya.Aku pun terkapar kelelahan, nafasku tersengal-sengal. Tenaga di tubuhku seolah lenyap seketika. Aku
sadar, baru saja aku mengalami orgasme yang luar biasa!“Wah, waah… Rupanya galak juga nih, kalau orgasme!” ejek Reza yang kini terduduk dihadapan
selagkanganku.Ia mendekati vaginaku dan kembali ia menyeruput cairan cintaku yang masih tersaji di vaginaku setelah
ledakan orgasmeku barusan. Aku pun hanya mendesah kecil tanpa memberontak. Kepalaku serasa kosong dan
aku membiarkan Reza menikmati cairan cintaku sesuka hatinya.Cerita Sex Murid Nakal 2 Setelah puas meminum cairan cintaku, Reza berdiri di hadapanku dan melepas pakaiannya sehingga ia
telanjang bulat dihadapanku. Bisa kulihat penisnya yang panjangnya sekitar 14 cm sudah menegang keras
melihat keadaanku yang mengangkang lebar, memamerkan kewanitaanku didepannya. Reza berjalan melewati
tubuhku hingga akhirnya ia tiba didepan kepalaku.Reza lalu berlutut dihadapan wajahku sambil mengocok penisnya.
“Kak, tadi rasa memek kakak enak sekali loh! Nah sekarang giliran kakak ya, ngerasain punya Reza?”
seloroh Reza.Aku yang menyadari kalau Reza akan mengoral penisnya dengan mulutku, mulai menjerit meminta
pertolongan.“TOL… uumph!!” jeritanku terhenti karena Reza langsung menyumpalkan penisnya didalam mulutku.
Walaupun ukuran penisnya tidak begitu besar, namun batang penisnya sudah cukup memenuhi rongga mulutku
yang mungil.“Hhmmphh… hmph…” suaraku teredam oleh penis Reza.
Aku berusaha memuntahkan penis itu, namun Reza memajukan pantatnya sehingga penisnya tetap masuk
didalam mulutku hingga menyentuh kerongkonganku.Reza menjambak poni rambutku dan mulai menggerakkan kepalaku maju mundur. Rasa sakit di ubun-ubunku
karena poni rambutku dijambak sudah cukup untuk membuatku tidak berontak lebih jauh, aku mengikuti
gerakan tangan Reza yang sedang memaksaku mengulum dan mempermainkan penisnya dalam mulutku.“Aahh… Enaak…” desah Reza saat penisnya keluar masuk dari mulutku.
“Hmmp… mpp… phh…” aku berusaha mengambil nafas untuk menyesuaikan gerakan penis Reza dalam mulutku.
Kocokan mulutku masih belum berhenti, namun aku merasa agak mual karena rasa dalam mulutku saat ini.
Sementara leherku juga pegal karena dipaksa naik-turun oleh Reza.Beberapa saat kemudian, Reza berhenti manjambak poniku, aku pun segera merebahkan kepalaku yang
pegal-pegal keatas bantal yang lembut untuk melepas penat. Namun rupanya penderitaanku belum juga
berakhir. Reza belum mau melepaskan kenikmatannya dioral olehku.Belum sempat penisnya keluar dari mulutku, sekarang ia malah menekan selangkangannya ke wajahku dan
menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya kembali masuk kedalam rongga mulutku.Aku bisa merasakan buah zakarnya yang tergantung menampar-nampar daguku berulang kali bersamaan dengan
gerakan pantatnya yang maju mundur dihadapan wajahku yang kini tertekan oleh bantal, aku pun berulang
kali tersedak karena penis Reza dalam mulutku bergerak dengan amat cepat.“Oke, kak! Sekarang giliran kakak yang main! Ayo kulum dan mainin pakai lidah kakak!” perintah Reza
sambil menghentikan gerakannya.Aku sendiri sudah mati kutu, kepalaku terjepit diantara selangkangan Reza dan bantalku, sehingga aku
tidak bisa bergerak bebas.“Ayo, Kak! Atau mau kugerakkan sendiri dimulut kakak seperti barusan?” ancamnya padaku.
Aku pun tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Reza, setidaknya aku akan lebih leluasa
bernafas apabila aku yang bergerak sendiri.Aku pun menggerakkan lidahku membelai-belai batang penisnya yang masuk hingga rongga mulutku. Sesekali
lidahku juga bersentuhan dengan kepala penisnya. Sebenarnya aku agak jijik juga karena tercium bau
agak pesing dari ujung penis Reza, namun apa dayaku? Lebih baik kuturuti perintah anak ini supaya
siksaanku cepat selesai.Aku pun berusaha untuk tidak begitu mempedulikan bau itu. Penis Reza kuanggap saja seperti permen yang
luar biasa tidak enak. Aku pun terus mengemut penis Reza itu.“Ayo, kak! Terus! Jago juga nih, nyepongnya! Enak bangeet!”
“Mmphh…” erangku.
“Isapin juga kak! Seperti ngisap permen!” kembali Reza memberi perintah padaku, yang langsung saja
kuturuti.Kuhisap penisnya dengan pelan dan lembut dengan harapan anak ini bisa segera menghentikan aksinya dan
aku bisa terbebas dari siksaan ini. Herannya, selama beberapa menit kuoral, Reza masih saja tidak
puas.Aku pun mulai kelelahan mempermainkan penisnya dalam mulutku, walaupun aku mulai terbiasa dengan
situasiku sekarang.Entah setan apa yang merasukiku, namun saat aku mengingat bahwa aku sedang mengoral penis anak kecil
yang tak lain adalah muridku, aku merasa hasrat seksualku kembali meninggi dalam tubuhku.Aku ingin sekali mencapai orgasme sekali lagi dan aku ingin mencoba sesuatu yang lebih hebat lagi
bersama Reza. Pikiran itupun membuatku memainkan penis Reza sebaik mungkin dalam mulutku agar Reza
mencapai kepuasannya.“Ookh…” Aku mendengar suara erangan panjang keluar dari mulut Reza dan saat itulah, aku merasa mulutku
disembur oleh cairan kental berbau amis.Aku menyadari bahwa Reza baru saja berejakulasi dalam mulutku, dan kini mulutku dipenuhi spermanya.
Reza kembali menekankan selangkangannya ke wajahku.“Telan kak! Jangan sampai bersisa!” Aku pun menuruti perintah Reza, kutelan semua sperma dalam
mulutku, sekaligus kuhisap-hisap penis Reza agar spermanya tidak bersisa.Reza hanya mengerang keenakan saat penisnya kubersihkan dengan mulutku.
“Woow… enaak… lebih enak dari onanii….” seloroh Reza.
Namun aku tidak peduli, aku terus menghisap-hisap penisnya itu hingga aku yakin tidak ada lagi sperma
yang tersisa. Setelah selesai, Reza mengeluarkan penisnya dari dalam mulutku.“Waah… Kakak jago banget lho! Enak sekali kak!”
“Reza, kamu jahaat…” protesku.
“Lho kenapa? Bukannya kakak sekarang sudah jadi pengantinku?” balasnya.
“You may kiss your briide!!” sorak Reza tiba-tiba.
Tanpa basa-basi, Reza segera mencium bibirku. Bibirku diemut-emut dengan lembut dan sesekali bibirku
juga dijilati oleh lidahnya. Aku hanya membiarkannya mempermainkan bibirku sesuka hatinya.Pelan-pelan lidah Reza membelah bibirku dan lidahnya menyusup kedalam rongga mulutku. Aku pun merespon
dengan menghisap lidah Reza dengan lembut. Sesekali juga kujulurkan lidahku, sehingga giliran Reza
yang menghisap air ludahku yang menyelimuti lidahku.Gairah seksualku sekarang benar-benar menguasai tubuhku, semakin kuingat bahwa Reza yang saat ini
sedang bercinta denganku, semakin aku tenggelam dalam hasratku. Selama beberapa menit kami terlibat
dalam French kiss itu, sebelum akhirnya Reza menghentikan ciumannya di bibirku. Aku pun tampak kecewa
saat Reza menjauhkan wajahnya.“Kenapa kak? Enak kan rasanya? Masih mau lagi?” tanyanya.
Pertanyaan Reza itu seketika memancing gairah seksualku yang meningkat. Aku merasa ini adalah sebuah
kesempatan bagiku, namun sebelum aku sempat menjawab, tiba-tiba Reza mengambil sehelai celana dalam
putih berenda yang tadi kupakai dan menjejalkannya ke mulutku hingga celana dalamku memenuhi seluruh
rongga mulutku. Belum puas, Reza juga melakban mulutku sehingga celana dalamku itu tersumpal sempurna
didalam mulutku.“Mmfff….” Protesku pada Reza. Namun suaraku terhalang oleh celana dalam yang menyumbat mulutku.
“Jangan dijawab dulu, Kak. Nanti ya, Reza mau istirahat dulu!”“Oh, Kakak juga boleh istirahat kok! Nah, daripada bosan, bagaimana kalau kakak nonton saja dulu?”
lanjut Reza.Aku bisa mendengar suara televisi yang dinyalakan dan suara pemutar DVD yang dibuka oleh Reza. Setelah
selesai, Reza lalu mendatangiku yang masih terbaring mengangkang di ranjang.“Jangan berontak ya, Kak! Kalau macam-macam, video kakak kusebarkan!” ancamnya.
Reza lalu melepaskan ikatan kakiku di kedua tiang ranjang itu. Aku disandarkan ke kepala ranjang dan
Reza menyandarkan sebuah bantal di punggungku dan juga sebuah bantal kecil di pantatku untuk kududuki
agar aku merasa nyaman.Tali yang tadi dipakai untuk mengikat kakiku kini digunakan untuk mengikat sikut tanganku yang masih
terikat di punggungku pada kedua tiang bagian atas ranjang canopy itu agar aku tidak kabur.“Oke deh! Rasanya sudah cukup!! Nah, kakak santai saja ya? Nikmati saja filmnya!” Reza lalu memutar
DVD itu.“Mmff!!” Aku berteriak terkejut saat melihat adegan percintaan seorang wanita berambut pirang di layar
televisi itu, rupanya Reza menyetelkan DVD porno untuk kutonton..“Kakak pelajari gayanya dulu, ya! Supaya nanti siap main dengan Reza! OK?!” Reza tersenyum dan
beranjak pergi, meninggalkanku sendiri terikat di ranjang sambil berusaha menahan gejolak birahiku
yang semakin mendera karena suguhan adegan panas dihadapanku.Aku pun terpaksa menonton film porno itu sekitar 2 jam. Yah, aku memang pernah melihat sekilas film
porno di handphone teman-teman SMUku, namun mungkin karena ini pengalaman pertamaku melihat film porno
selama itu, muncul keinginanku agar vaginaku dimasuki oleh penis seperti wanita bule yang ada di film
porno itu.Pikiranku bergejolak, aku sadar bahwa aku akan kehilangan keperawananku apabila vaginaku dimasuki
penis Reza, namun di sisi lain, aku penasaran akan rasa nikmat yang tampaknya melanda wanita di film
itu saat vaginanya dimasuki oleh penis.Aku juga ingin merasakan kenikmatan itu. Apakah aku juga akan merasa senikmat itu apabila vaginaku
dimasuki oleh penis? Aku masih bisa mengingat dengan jelas rasa nikmat saat vaginaku dijilati dan
dipermainkan oleh Reza sebelumnya.Tentunya aku akan merasa lebih nikmat lagi apabila vaginaku dipermainkan oleh penis Reza. Lagipula,
setidaknya aku tidak perlu khawatir akan hamil sebab masa suburku baru saja terlewati minggu lalu.Akhirnya rasa penasaran dan gairah seksualku mengalahkan perasaanku. Sudah kuputuskan, aku akan
melayani Reza sepenuh hatiku. Aku sudah tidak peduli lagi akan statusku sebagai gurunya ataupun
perbedaan usia kami, yang kini kuinginkan hanyalah mengejar kenikmatan seksualku semata. Bahkan status
dan perbedaan usia kami malah menjadi sumber gejolak gairah seksualku.Detik dan menit berlalu, namun bagiku yang kini dikuasai gairah seksualku, serasa menunggu selama
berhari-hari. Cairan cintaku sudah semakin banyak keluar dari vaginaku sehingga aku bisa merasakan
bantal yang kududuki semakin basah.Akhirnya, pintu kamar itu terbuka juga dan masuklah Reza kedalam kamar itu.
“Bagaimana kak? Sudah puas nontonnya?”
“Sudah tahu kan bagaimana gaya-gayanya?” lanjutnya.
Aku hanya mengangguk pelan dengan wajah memelas.
“Bagus, bagus!! Kakak emang pintar!” ujarnya sambil membelai kepalaku dengan pelan, seolah memuji anak
kecil.“Hff…” jawabku.
Cerita Sex Murid Nakal 2 “Nah, kalau begitu kakak mau tidak kalau aku setubuhi seperti di film?” muncullah pertanyaan yang
sedari tadi kutunggu.Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangguk sambil melihat wajah Reza. Namun Reza malah pura-pura
tidak melihat sambil mematikan DVD playernya.“Apaa? Reza nggak bisa dengar nih!”
“Mmff!!” Aku berusaha untuk meminta Reza melepaskan sumbatan mulutku agar aku bisa berbicara, namun
Reza malah melepas ikatan di kedua sikutku sehingga aku terbebas dari ranjang canopy itu. namun
tanganku masih terikat kencang di punggungku.Aku lalu dituntun turun dari ranjang. Reza tidak lagi mengawasiku dengan ketat. Ia tahu bahwa aku
sekarang sudah tidak ingin kabur lagi.“Waah, udah gede masih ngompol yah, Kak?” ejek Reza saat melihat bekas cairan cintaku di bantal yang
tadi kududuki.Aku hanya menggeleng pelan, namun kurasa Reza juga tahu bahwa itu adalah cairan cintaku yang meluber
karena aku terangsang sedari tadi. Reza lalu menarikku kehadapan sebuah papan tulis putih di kamar itu
yang ditempeli berbagai rancangan bu Diana.Reza melepas semua rancangan itu agar papan tulis itu bersih. Reza juga memposisikan tubuhku agar
terjepit diantara sebuah meja dihadapanku dan papan tulis itu dibelakangku.Aku terkejut saat Reza dengan sigap menundukkan tubuhku di meja itu sehingga posisiku kini menungging
kearah papan tulis itu. Reza juga menaikkan rok gaun dan petticoatku bagian belakang dan mengaitkannya
di pita putih gaunku yang ada di pinggangku, sehingga kini pantatku terpampang jelas menungging
didepan papan tulis itu.“Nah, gimana kalau kakak tulis saja apa yang kakak mau? Soalnya kakak nggak bisa ngomong sekarang”
ujarnya dari belakang.Aku pun semakin heran, bagaimana caraku menulis dengan tangan terikat dan posisi tubuh menungging
seperti ini? Aku hendak berdiri, namun punggungku ditekan ke meja itu oleh Reza.
“Tahan sebentar ya, Kak” ujar Reza sambil membuka celah pantatku.Reza lalu menuangkan lotion ke jari telunjuknya dan mengusapkan lotion itu ke lubang pantatku. Sesaat
aku merasakan jari Reza yang menempel dilubang pantatku bergerak pelan mengoleskan lotion itu dan aku
bisa merasakan rasa dingin dan licin akibat lotion itu di pantatku.Setelah lubang pantatku selesai dilumuri lotion, aku merasa ada sesuatu di lubang pantatku, aku tahu
benda itu bukanlah jari Reza karena benda itu terasa lebih besar dan keras dari jari Reza.“HMMFF!!” jeritku saat tiba-tiba aku merasakan rasa sakit yang luar biasa di lubang pantatku.
Suatu benda yang panjang dan keras menekan memasuki lubang pantatku. Aku menoleh kebelakang dan
melihat Reza memaksakan untuk memasukkan benda itu kedalam anusku. Benda itu diputarnya perlahan masuk
kedalam pantatku seperti sekrup.Air mataku meleleh saat merasakan rasa perih yang amat sangat saat Reza memperawani anusku dengan
benda itu. Lubang pantatku serasa tersayat-sayat dan rasa perihnya tak terkira.“Wuiih… lubang pantatnya seret banget! Padahal sudah dikasih lotion! Pasti masih perawan, nih!”
komentar Reza yang terus memutar benda itu masuk kedalam anusku.Aku hanya bisa menggeleng-geleng keras memohon agar Reza menghentikan aksinya itu. Namun Reza terus
memaksakan benda itu untuk masuk kedalam pantatku.“Oke! Selesai deh!” seru Reza.
Aku menoleh kebelakang, aku amat panik saat menyadari sebuah spidol berukuran besar kini tertanam
didalam pantatku. Spidol itu tampak mengacung tegak kearah papan tulis karena posisi tubuhku yang
menungging.“Oops, tenang saja, Kak! Spidolnya sudah kumasukkan dengan baik, kok! Kakak tahan saja spidolnya
dengan otot pantat kakak supaya tidak jatuh!” ujar Reza.Kata-kata Reza sama sekali tidak menenangkanku apalagi saat merasakan spidol besar yang sedang
tertanam dalam pantatku.“Nah, ayo tulis apa yang kakak mau!”
“MMFF!!” aku menggeleng memprotes Reza.
Ide anak ini benar-benar gila! Aku yakin dia pasti mempelajari cara ini lewat film-film pornonya untuk
mempermalukanku.“Ayoo, kalau tidak, kakak nanti kubiarkan seperti ini, lho! Spidolnya tidak akan kucabut kalau kakak
tidak mau menurut!” ancamnya.“Mmm…” aku memelas mendengar ancaman Reza.
Aku tahu kalau sedari awal aku tidak memiliki posisi menawar melawan Reza dengan kondisi seperti ini.
“Nah! Ayo, tulis di papan tulis kak! Seperti waktu kita belajar! Sekarang, aku mau kakak mengajariku
menulis!” ujar Reza sambil beranjak duduk dihadapanku, seolah sedang mendengarkan pelajaran di kelas.Aku berusaha tetap tenang dan mulai menggerakkan pantatku di papan tulis itu.
“Mmf!” aku menjerit kecil dan mataku membelalak saat ujung spidol di pantatku menyentuh permukaan
papan tulis.Pantatku terasa geli dan sedikit perih akibat tekanan spidol itu. Reza tampak senang melihat ekspresi
wajahku yang dipenuhi rasa panik, malu dan bingung akan keadaanku sekarang. Perlahan-lahan aku
berusaha untuk menulis dengan pantatku di papan tulis itu.Kaki dan pahaku ikut bergerak menaik-turunkan tubuhku yang menungging. Aku selalu merintih setiap kali
satu goresan kutulis di papan tulis itu karena sensasi yang ditimbulkan spidol itu dalam pantatku,
yang entah bagaimana semakin membangkitkan gairah seksualku.“Hati-hati lho, kak. Kalau terlalu ditekan, spidolnya bisa tergelincir masuk kedalam pantat kakak.
Nanti tidak bisa keluar lagi lhoo…” sorak Reza.Dasar badung! Pikirku. Memangnya salah siapa kalau nanti spidol ini malah terselip masuk kedalam
pantatku?! Malah sekarang aku yang harus berusaha keras menangkal resiko yang diciptakan oleh anak ini
untuk tubuhku!Aku pun mulai kehilangan ketenanganku akibat sorakan Reza itu. Apalagi sesekali aku merasa spidol itu
semakin masuk kedalam pantatku saat aku menulis. Namun aku tetap berusaha keras dan hasilnya, 5 huruf
yang acak-acakan tertulis di papan tulis itu.Cerita Sex Murid Nakal 2 Aku menghela nafas lega saat aku melihat hasil tulisanku itu. Sulit untuk dibaca memang, bahkan aku
yakin tulisan anak SD pasti jauh lebih mudah dibaca dari tulisanku; namun aku yakin telah menulis
huruf P-E-N-I-S di papan tulis itu.“Waah, tulisan kakak jelek sekali! Padahal katanya sudah kuliah!” kembali Reza mempermalukan diriku.
Ia lalu berjalan kehadapanku, melepas lakban mulutku dan menarik keluar celana dalamku yang sedari
tadi telah menjejali mulutku.“Ahh… ohk… ohkk…” Aku terbatuk-batuk dan menghela nafas lega.
Kulihat Reza sedang mengendusi celana dalamku yang basah karena ludahku dan sesekali ia menghisap-
hisap ludahku yang membasahi celana dalamku itu.“Hmmm… ludahnya kakak memang enaak… Nah sekarang coba kakak baca apa yang kakak tulis!”
“Pe… penis…” ujarku pelan dengan perasaan yang amat malu.“Apaa? Apa yang kakak mau?” tanyanya dengan nada mengejek, seolah tidak mendengar ucapanku barusan.
“Penis!!” jawabku tidak sabaran.
“Penis siapa, hayooo?”
“Penisnya Reza!!” aku mengumpulkan seluruh keberanianku untuk meneriakkan kata itu dan akhirnya
terucap juga.“Iya deh! Nah, tahan sebentar ya, Kak!” Reza lalu berjalan kebelakang tubuhku yang masih menungging.
Aku bisa merasakan ia memegang spidol yang tertanam dalam pantatku. Perlahan-lahan ditariknya spidol
itu keluar dari pantatku.“Aww… auuch…” rintihku pelan saat merasakan gesekan batang spidol itu di permukaan lubang pantatku
yang rasanya sedikit sakit, namun agak geli juga.Apalagi saat aku mengejan, pantatku terasa semakin nikmat dengan tekanan itu. PLOOP! Terdengarlah
suara lepasnya spidol itu dari pantatku.“AAHH!!” Sontak aku berteriak merasakan kelegaan yang kembali ke lubang pantatku setelah sekian lama
disumbat.Namun, sebelum aku sempat berdiri dan merasakan kelegaan, Reza segera menarik dan menghempaskan
tubuhku ke ranjang canopy itu sehingga aku kembali terbaring diatas ranjang.
“Aduh!” Aku segera berusaha bangkit, namun Reza segera menerkam dan menimpa tubuhku.
“Jangan bergerak Kak!” perintahnya.Entah bagaimana, aku segera menuruti perintah Reza dan mulai merelakan tubuhku dipermainkan olehnya.
“Sekarang kakak kupanggil pakai nama saja ya? Linda…” pintanya manja.
“I, iya… terserah kamu…” jawabku dengan wajah memerah saat menatap wajah Reza yang ada tepat diatas
wajahku.“Ah!” aku menjerit kecil saat Reza mencengkeram dan meremas-remas dadaku.
Tangan kanannya menekan payudaraku dengan perlahan dan mencubitnya dengan lembut, sementara tangan
kirinya menyibakkan rambutku. Reza lalu mendekatkan wajahnya dan mencium pipiku.“Linda, kamu wangi deh!” pujinya seraya melayangkan kecupan ke bibirku yang segera kubalas.
Reza lalu duduk bersimpuh diatas ranjang itu dan memangku kepalaku diatas pahanya. Reza kembali
menjamah payudaraku, namun kali ini ia mengulurkan tangannya menyusupi bagian dada gaunku.Jari-jarinya menjalar pelan diatas payudaraku sambil mencari puting payudaraku. Aku merasa agak sesak
karena aku masih memakai BH, namun itu tidak menghalangi jari-jari nakal Reza untuk mempermainkan
dadaku.“Aw!” aku merasakan puting payudaraku disentuh oleh jari Reza. Reza segera memencet putingku sehingga
aku merasa seperti tersetrum oleh listrik di sekujur dadaku.“Ahh…” desahku pelan saat Reza kembali meremas payudaraku.
Payudaraku digerakkan berputar pelan oleh jari Reza sambil sesekali memencet putingku. Aku semakin
terhanyut saat Reza menyentil-nyentil puting payudaraku dengan kukunya yang agak panjang ataupun saat
memencet puting susuku dengan kuku jempol dan jari telunjuknya.Saraf-saraf tubuhku kini semakin sensitif karena aku semakin terangsang dengan pijatan di payudaraku.
Kakiku mulai menggeliat-geliat pelan dan aku bisa merasakan cairan cintaku kembali meluber dari
vaginaku. Reza yang melihat pergerakan-pergerakan terangsang tubuhku, mengentikan aksinya.Kini ia kembali bergerak kearah selangkanganku. Ia lalu duduk dihadapan tubuhku yang masih terbaring
“Nah, Linda. Ayo buka pahamu. Yang lebar ya!” aku merentangkan kakiku selebar mungkin dihadapan Reza.
Ia tersenyum melihat aku yang tidak menolak perintahnya lagi. Reza lalu mengamati selangkanganku.
Bagaimana kewanitaanku yang masih basah oleh cairan cintaku dan lubang pantatku yang terbuka sedikit
setelah diperawani spidol, terhidang di hadapannya.Reza mencolek vaginaku dan mencicipi cairan cintaku yang ada di jarinya. Reza kembali membenamkan
jarinya dengan pelan di celah vaginaku, jarinya bergerak lembut seolah mencari sesuatu.“Aww…” desahku pelan saat jari telunjuk Reza menyentuh klitorisku.
Reza yang akhirnya menemukan apa yang dicarinya dalam liang vaginaku tampak kegirangan. Jarinya segera
menyentil-nyentil klitorisku.Akibatnya, bisa ditebak, aku kembali melayang kelangit ketujuh. Aku merintih-rintih keenakan dihadapan
muridku yang kini sedang memainkan gairah seksualku.
“Aahh… ohh… aww…” desahanku semakin keras dan akhirnya tubuhku kembali serasa akan meledak.Punggungku melengkung bagai busur dan kakiku kembali menegang, siap untuk menyambut orgasmeku untuk
yang kedua kalinya.Namun, Reza yang tahu bahwa aku akan orgasme segera mencabut jarinya keluar dari liang vaginaku;
otomatis, kenikmatan yang sebentar lagi akan kucapai lenyap seketika.“Rezay… jahaat… ayo lagiii…” pintaku memohon pada Reza.
“Apanya yang lagi, Linda?” tanyanya seolah tidak mengerti.
“Ayoo… mainin vagina Lindaa… Linda sukaa…” jawabku seperti seorang pelacur rendahan.
“Suka apa?”“Linda suka kalau vagina Linda dimainin Reza… ayo doong… Linda mau orgasme lagii… enaak…” kembali aku
mempermalukan diriku sendiri.Aku sudah tidak bisa berpikir lagi karena tubuhku sudah sepenuhnya dikuasai dorongan seksualku yang
sudah diambang batas.“Panggil aku “Sayang”! Kan kamu sudah jadi pengantinku!” perintah Reza
“Iyaa… Reza sayaang… ayoo…” entah bagaimana aku terjebak dalam permainan psikologis Reza.
Aku sekarang bertingkah seolah-olah dia adalah suamiku yang sah. Aku agak terkesan karena walaupun
masih begitu muda,Reza sudah tahu bagaimana menjalankan trik psikologis untuk mempengaruhiku agar menuruti
permintaannya, mungkin ini juga pengaruh dari video pornonya. Namun kuakui, permainan psikologis ini
semakin membangkitkan gairahku dan aku amat menikmatinya! Sekarang hubungan kami bukan lagi seperti
seorang murid dan guru, namun lebih seperti sepasang pengantin baru.“Nah, Linda. Boleh tidak kalau Reza memasukkan ‘adik kecil’ ke memek Linda?”
“Boleh sayang… Linda kan pengantinnya Reza…” selorohku.
Cerita Sex Murid Nakal 2 Aku sekarang sudah rela memberikan keperawananku untuk Reza. Lagipula mulut dan pantatku kini sudah
tidak perawan lagi, jadi tidak ada salahnya kalau aku sekalian merelakan kesucianku kepada Reza. Aku
pun menarik rok gaunku hingga ke perutku sehingga kewanitaanku terpampang jelas sekali dihadapan Reza.“Ayo sayang. Linda mau orgasme lagi…” aku memohon pada Reza.
Reza segera merespon dengan duduk dihadapan selangkanganku dan mengatur posisi tubuh kami sehingga
penisnya sekarang berada di bibir kewanitaanku. Aku bisa merasakan penisnya yang kembali membesar
seperti saat aku mengoralnya barusan menyentuh celah vaginaku.Aku menghela nafas, menyiapkan diriku untuk menerima kenyataan bahwa keperawananku akan direnggut
sesaat lagi. Aku berusaha mengatur nafasku yang memburu untuk mengusir rasa takut dan cemas akibat
degup jantungku yang amat kencang.“Bagaimana, Linda? Sudah siap?” aku mengangguk pelan menjawab pertanyaan Reza akan kesiapanku.
“Reza… yang pelan ya? Jangan kasar…” pintaku kembali.
Aku tidak ingin Reza memperawaniku seperti sebuah pemerkosaan, yang kuinginkan hanya agar aku bisa
diperlakukan lebih lembut. Maklumlah, ini juga merupakan pengalaman pertamaku yang pasti akan berkesan
seumur hidupku.Untunglah, Reza tampaknya mengerti akan perasaanku. Ia mengangguk dan sorot matanya seolah
menenangkanku. Reza mulai mendorong pinggangnya ke depan. Sesaat penisnya berhasil membelah bibir
vaginaku, namun mungkin karena vaginaku licin akibat cairan cintaku, penis Reza malah meleset keluar
dari celah vaginaku. Mengakibatkan timbulnya suara tertahan dari mulutku.Reza kembali berusaha, namun tampaknya agak susah baginya untuk memasukkan penisnya kedalam vaginaku
karena diameter penisnya juga cukup lebar (walaupun masih kalah dengan penis yang kulihat di film
porno barusan), apalagi aku juga masih perawan sehingga liang vaginaku masih sempit.Setelah beberapa kali berusaha, Reza tampak kesal karena belum berhasil memperawaniku. Akhirnya ia
meraih batang penisnya dan mengarahkannya tepat dihadapan celah bibir kewanitaanku. Tangannya masih
kuat mencengkeram penisnya saat ia sekali lagi menggerakkan pantatnya ke depan dan…“AAGH!!!” aku membelalak dan menjerit keras saat merasakan rasa ngilu dan perih yang amat hebat
melanda vaginaku.Akhirnya selaput daraku robek dan keperawananku sekarang lenyap sudah terenggut oleh Reza. Aku bisa
merasakan penis Reza yang kini terjepit di vaginaku dan ujung penisnya didalam lubang pipisku.Reza kembali memajukan pinggulnya dengan pelan, mengakibatkan rasa sakit itu semakin mendera vaginaku.
Bahkan rasanya jauh lebih sakit daripada saat pantatku diperawani oleh spidol barusan.“Reza, Reza!! Sakit! Sebentar!! Aduuh!!” aku kembali meminta dengan panik pada Reza.
Air mataku meleleh akibat rasa perih itu.“Sebentar, Linda. Tenang ya, sebentar lagi…” jawab Reza sambil mendorong pinggangnya dengan pelan.
Penisnya semakin dalam memasuki vaginaku diiringi dengan jeritan piluku yang tersiksa oleh rasa sakit
itu. Kepalaku terbanting kekiri-kanan menahan rasa sakit, seolah menolak penetrasi Reza kedalam lubang
vaginaku.“Ohh…” Reza melenguh dan menghentikan dorongannya. Aku bisa merasakan sepasang buah zakarnya
bergelantungan di bongkahan pantatku dan paha kami yang sekarang saling bersentuhan.“Hhh…” aku mengambil nafas sejenak merasakan rasa sesak di vaginaku akibat besarnya penis Reza didalam
lubang pipisku.Aku akhirnya sadar kalau sekarang ini seluruh penis Reza sudah terbenam sepenuhnya didalam
kewanitaanku. Rambut-rambut kemaluannya yang baru tumbuh juga menggelitik selangkanganku. Untuk
beberapa saat, kami terdiam dalam posisi itu. Reza memberiku waktu untuk menyesuaikan diri dengan
keadaanku.“Linda…” panggil Reza pelan.
“Ya?”
“Hangat sekali rasanya didalam. Kamu lembut sekali, Linda…” pujinya.
Aku tidak bisa merespon jelas karena rasa perih yang menyiksa ini, namun bisa kulihat kalau Reza
tampak mencemaskan keadaanku.“Sakit ya?” tanyanya penuh perhatian
“I, iya, sakit sekali…” jawabku pelan.
“Sekarang kita sudah bersatu lho, Linda. Aku dan kamu sekarang jadi satu…” Aku mengangguk membenarkan
pernyataan Reza.Memang, sekarang tubuh kami sudah bersatu karena kemaluan kami masing-masing telah menyatukan tubuh
kami.“Reza… sakiit…” protesku pada Reza.
Reza terdiam, ia hanya mengusap air mataku.
“Sabar ya, Linda? Sebentar lagi pasti enak kok!” Reza lalu menarik penisnya sedikit vaginaku dan
dengan pelan dilesakkannya kembali kedalam liang vaginaku.Rasa pedih kembali menyengat vaginaku, namun Reza selalu berusaha menenangkanku. Aku merasa tampaknya
Reza juga tahu bagaimana sakitnya saat seorang gadis diperawani untuk pertama kalinya karena ia selalu
berusaha memompa penisnya selembut mungkin untuk mengurangi rasa sakitku.Lama kelamaan, muncul rasa nikmat dari vaginaku akibat gerakan penis Reza. Walaupun masih bercampur
dengan rasa perih, aku bisa merasakan bahwa sensasi baru ini berbeda dari saat vaginaku dioral dan
dipermainkan oleh jari Reza. Sensasi ini lebih menyentuh sekujur syarafku.Reza kembali membelai pahaku sambil menjilatinya pelan sehingga gairah seksualku kembali bangkit
perlahan.Cerita Sex Murid Nakal 2 Rasa perih itu semakin hilang dan digantikan dengan sensasi baru di tubuhku. Rasa geli, sakit dan
sesak yang melanda vaginaku memberikan sensasi tersendiri yang mengasyikkan. Reza yang melihat bahwa
aku sudah terbiasa akan pergerakannya mulai leluasa mengatur gerakannya.Sekarang penisnya ditarik keluar hingga hanya tersisa pangkal penisnya saja dalam vaginaku otomatis
bibir vaginaku ikut tertarik keluar. Tiba-tiba, Reza mendorong pantatnya mendadak dengan cepat
sehingga penisnya kembali menghunjam liang vaginaku dengan keras.“Hyahh…” jeritku kaget, namun sekarang rasanya tidak lagi perih seperti tadi.
Reza mulai menggerakkan penisnya dengan tempo yang lebih cepat, membuatku akhirnya melenguh-lenguh
nikmat merasakan sensasi di vaginaku.“Oohh…ahhh….aahh…aakhh…” aku mendesah-desah keenakan saat penis Reza menghunjam vaginaku.
Sesekali Reza berhenti menggerakkan pinggangnya saat penisnya tertanam penuh dalam vaginaku dan mulai
menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya seolah mengaduk-aduk isi liang vaginaku, membuatku
semakin melayang diatas awan kenikmatan seksual.Semakin lama, kurasakan tempo goyangan penis Reza semakin cepat keluar-masuk vaginaku dan menggesek
klitorisku saat memasuki vaginaku. Tubuhku juga berguncang mengikuti irama pompaan penis Reza seiring
dengan desahan-desahan erotis dari bibirku.Malah, saat Reza menghentikan gerakan penisnya, secara otomatis aku menurunkan pinggulku menjemput
penisnya, seolah tidak rela melepaskan penisnya itu.Reza terlihat puas melihatku yang sekarang sudah berhasil ditaklukkan olehnya. Tidak terasa sudah
sekitar 10 menit sejak penis Reza memasuki vaginaku pertama kalinya. Reza masih dengan giat terus
menggerakkan penisnya menjelajahi vaginaku. Sementara aku sendiri sudah kewalahan menerima serangan
kenikmatan di vaginaku, orgasmeku sudah siap meledak kapan saja.“OH! AAKHHH…!!!” akhirnya aku menjerit keras dan tubuhku terbanting-banting saat aku merasakan
gelombang kenikmatan yang melanda seluruh simpul syarafku, mengiringi ledakan orgasmeku untuk kedua
kalinya.Tanpa bisa kukontrol, kakiku menendang bahu Reza sehingga Reza terpelanting ke ranjang. PLOP! Otomatis
terdengar suara pelepasan penisnya yang tercabut keluar dari vaginaku seiring dengan rebahnya tubuh
Reza di ranjang.Cairan cintaku yang hangat kembali terasa meluap dari celah kewanitaanku. Reza bergerak menjauh
sedikit membiarkan tubuhku bergerak liar meresapi kenikmatan orgasme yang saat ini kurasakan.Setelah merasakan ledakan orgasme itu, tubuhku kembali melemas, serasa tenagaku lenyap seluruhnya.
Nafasku terasa berat dan degup jantungku juga masih saja kencang. Reza membiarkanku beristirahat
sesaat untuk mengembalikan staminaku.“Waah, nggak nyangka nih! Padahal tampangnya alim, tapi rupanya Linda memang galak kalau orgasme!”
Reza menggodaku .“Gimana? Enak nggak rasanya?” tanyanya padaku.
Aku mengangguk pelan sambil tersenyum kecil.
“Mau lagi?” kembali Reza bertanya menantangku.
“Mau…” jawabku mengiyakan.
“Nah, sekarang ikut aku kak!” Reza menarik tanganku turun dari ranjang dan melepas ikatan kedua
tanganku.Aku lalu digandengnya kehadapan meja rias bu Diana. Meja rias itu delengkapi sebuah cermin besar
sehingga aku bisa melihat penampilanku dengan jelas dihadapan cermin itu.“Linda, sekarang coba kamu menungging!” aku pun membungkukkan badanku dan menumpukan tubuhku pada
kedua lenganku yang menekan meja rias bu Diana, sehingga aku dalam posisi menungging dihadapan cermin
meja rias itu.“Lebarkan pahamu dan coba lebih menunduk!” kembali Reza memberi perintah yang segera kuturuti, pahaku
kulebarkan dan aku semakin menunggingkan tubuhku.Reza lalu menyingkapkan rok gaunku dan menaikkan petticoatku dari belakang dan menjepitnya dengan pita
gaunku, sehingga kembali pantat dan vaginaku terpampang jelas dihadapannya. Reza lalu berdiri
dibelakangku, aku bisa melihat tubuhnya yang berdiri dibelakang pantatku lewat cermin itu. Tampaknya
Reza memang ingin agar aku bisa melihat keadaan sekitarku lewat cermin itu.“Auuch…” aku merintih pelan saat penis Reza kembali menghunjam vaginaku dari belakang.
Sekarang Reza memegang pinggulku dan menggerakkannya maju mundur sehingga vaginaku dihentak-hentakkan
oleh penisnya.“Aw… aakhh… aawww…” rintihku saat gesekan antara kemaluan kami kembali menimbulkan sensasi kenikmatan
yang melanda tubuhku.
Suara beturan tubuh kami juga menggema didalam kamar itu mengikuti desahan-desahan yang keluar dari
bibirku.“Linda, coba kamu lihat cermin.” Perintah Reza sambil terus memompaku.
Aku menatap cermin dan aku bisa melihat ekspresi wajah cantikku yang tampak dilanda kenikmatan di
tubuhku. Aku bisa melihat mataku yang sayu dan bibirku yang megap-megap berusaha mencari nafas dan
melontarkan desahan-desahanku.“Apa yang kamu lihat di cermin itu?” tanyanya
“Linda… aakh… Linda jadi… pengantin… Reza… auuhh…” jawabku terbata-bata.
“Oh ya? Apa yang sedang dilakukan Linda, pengantin Reza itu?”
“Oohh… Linda… Linda sedang disetubuhi… aww… Reza… ahh…”
“Bagaimana menurutmu, penampilanmu sekarang?”
“Linda… Linda jadi… aww… cantik sekali… Linda… suka… gaun Linda… juga… ahh… indah…”
“Linda senang tidak jadi pengantin?” ujar Reza.
Aku hanya menganggukkan kepalaku merespon pertanyaan Reza karena mulutku sekarang sedang sibuk
mendesah penuh kenikmatan.Memang dengan penampilanku sebagai pengantin saat ini, aku tampak cantik sekali. Saat aku melihat
wajah cantikku itu tampak dikuasai oleh gairah seksualku, entah kenapa aku semakin terangsang. Apalagi
saat aku melihat diriku yang sedang disetubuhi dari belakang oleh Reza, dalam balutan busana
pengantinku yang indah, gairah seksualku semakin meningkat drastis.“Oouch… ahhh…aww…” aku berusaha menggapai orgasmeku, namun Reza malah berusaha bertahan agar aku tidak
mencapai orgasmeku dengan cepat.Sesekali gerakannya dipercepat, namun saat merasakan aku akan mencapai orgasmeku, ia segera
menghentikan serangan penisnya di vaginaku. Akibatnya siksaan orgasmeku semakin mendera tubuhku.“Rezay… kamu jahaat… auuch… Linda mau orgasmee…hyaah…” aku memprotes perlakuan Reza padaku.
“Iyaa… soalnya Linda kan sudah orgasme dua kali! Reza juga mau! ” balasnya.
Memang benar, dari tadi Reza terus memberi pelayanan yang membuatku mencapai orgasme dua kali, namun
dia sendiri hanya sekali berejakulasi dalam mulutku. Tiba-tiba, Reza menghentikan gerakannya, sehingga
aku mendesah tertahan sejenak. Aku cemas karena tampaknya Reza tidak berminat lagi meneruskan
pompaannya.“Sekarang, giliran Linda yang gerak, ya?” pinta Reza yang segera kurespon dengan senang hati.
Goyangan maju-mundur pantatku pun menjemput dan mempermainkan penisnya dalam vaginaku.Aku merasa lega karena setidaknya vaginaku masih bisa merasakan kenikmatan dari persetubuhanku dengan
Reza. “Linda, ayo lihat cerminnya lebih dekat!” kembali aku menuruti perintah Reza.Wajahku kudekatkan pada cermin itu sehingga cermin itu mengembun akibat hembusan nafasku. Aku bisa
melihat pantatku yang kini bergerak maju-mundur dan ekspresi nikmat di wajah Reza.“Linda suka lihat cerminnya?”
“Iyaa… wajah Linda cantiik… eeghh… dan nakaal…”
“Jadi, Linda cewek yang nakal yaa?” tanyanya sedikit menggodaku sambil menghentakkan penisnya secara
tiba-tiba di vaginaku.“Aww… iyaa… Linda memang nakaal…” celotehku tanpa pikir panjang.
“Bagaimana, rasanya enak tidak dientot, Linda?”
“Mmm… aah…enaak… nikmaaat… Linda sukaa…”
“Kalau begitu, boleh kan kalau Reza mengentoti Linda lagi?” selorohnya.
“Boleeh… Linda… auuh… boleh dientot Reza… kapaan saja… Linda kan… sudah jadi… pengantin Reza… oh…”
jawabku yang sekarang sudah sepenuhnya takluk oleh Reza.“Kalau begitu, Linda tidak boleh selingkuh dengan orang lain ya?”
“Iyaa… ooh… Reza sayaang… Linda cuma mau dientot Reza sajaa… nggak mau sama cowok laiin…” secara
otomatis aku menyatakan kesetiaanku pada Reza.Reza terus mempermainkan mentalku sambil mempermalukanku. Anehnya, dipermalukan sedemikian rupa, malah
semakin merangsangku dan aku semakin mempercepat gerakan pantatku walaupun sendi-sendi paha dan
pinggangku terasa ngilu akibat kelelahan. Akhirnya Reza mencengkeram pinggulku dan menghentikan
pergerakanku.“Rezay… kenapaa?” tanyaku penuh kekecewaan.
“Sekarang giliranku ya, Linda?” aku hanya mengangguk pelan mengiyakan permintaan Reza.
Ada untungnya juga bagiku karena tubuhku sudah amat lelah dan aku juga merasa aku tidak bisa
melanjutkan gerakanku lebih lama lagi. Reza kembali menggerakkan pinggulku maju-mundur dengan cepat
sehingga aku semakin kewalahan.Dengan nakalnya, Reza melesakkan jari telunjuknya kedalam lubang pantatku. Tidak seperti tadi, anusku
yang sekarang sudah amat becek akibat lelehan cairan cintaku yang sekarang juga meluber ke anusku.Lubang pantatku dengan mudahnya menelan jari telunjuk Reza sehingga kembali rasa perih yang sedikit
nikmat melanda anusku. Jari telunjuk itu lalu digerakkan seirama dengan gerakan penisnya di vaginaku
sehingga aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku.Desahan-desahanku semakin keras karena sensasi di selangkanganku saat ini dimana penis Reza masih
terbenam dalam vaginaku, sementara jari telunjuknya berputar-putar menjelajahi isi pantatku apalagi
saat jarinya mempermainkan saraf di sekitar lubang pantatku. Saat aku mengejan, Reza malah semakin
memasukkan jarinya lebih dalam kedalam pantatku sehingga sensasi rasa geli dan sakit di anusku kian
menjadi.Aku semakin kewalahan dengan rasa nikmat yang datang menguasai tubuhku apalagi aku bisa merasakan
otot-otot tubuhku yang menegang lebih keras dari sebelumnya, aku mengepalkan tanganku dengan keras
menahan desakan dari dalam tubuhku. Namun sekuat-kuatnya aku berusaha menahan diri, akhirnya
pertahananku runtuh juga.“Ahhk… aah… AKHHH!!!” dengan diiringi teriakanku, orgasmeku kembali meledak.
Aku merasakan vaginaku berdenyut keras seolah menyempit dan penis Reza semakin terjepit erat di
dinding kewanitaanku. Tubuhku langsung dialiri oleh ledakan rasa nikmat dan kelegaan yang luar biasa.“OOKH… Lindaa…” Merasakan sensasi jepitan vaginaku saat orgasme, Reza akhirnya tidak bisa menahan
dirinya.Sekali lagi dihentakkannya penisnya sekeras mungkin kedalam vaginaku dan saat itu pula aku merasakan
cairan hangat menyembur dari penis Reza memenuhi rahimku.Reza pun mencabut jarinya dari lubang pantatku sebelum menarik penisnya keluar dari vaginaku setelah
spermanya telah tertuang sepenuhnya kedalam rahimku. Aku tidak tahan lagi melawan rasa lelah tubuhku.Setelah mencapai orgasmeku itu tubuhku serasa kehilangan seluruh tenagaku. Aku pun jatuh lunglai tanpa
tenaga di lantai kamar bu Diana. Reza menghampiriku yang masih tergeletak lelah dan mencium bibirku
sekali lagi dengan lembut sambil melumat bibirku. Aku menggerakkan bibirku membalas kecupan Reza
dengan pelan sebelum rasa lelah mengalahkanku sehingga aku pun tertidur kelelahan.Aku terbangun saat kurasakan sentuhan lembut di pipiku. Saat aku membuka mataku, aku melihat Reza
sedang duduk disampingku yang kini terbaring di ranjang bu Diana. Aku masih berbusana pengantin
lengkap seperti sebelumnya.Melihatku yang terbangun, Reza segera membelai kepalaku dengan penuh kasih sayang. Aku merasa terkesan
dengan perhatiannya, belaiannya terasa lembut melindungiku seolah menjawab perasaanku sebagai seorang
wanita yang ingin dilindungi dan diperhatikan oleh seorang kekasih.
Akhirnya kusadari kalau aku telah jatuh cinta pada Reza. Walaupun bisa disebut sebagai cinta terlarang
antara guru dan murid, namun bagiku hal itu sekarang bukan lagi hambatan bagiku. Aku hanya ingin agar
bisa bersama dengan Reza selama mungkin.Lagipula, dialah yang telah membuatku menjadi pengantinnya dan merenggut keperawananku yang tadinya
kujaga dengan baik demi calon suamiku dimasa depan. Jadi, wajar saja kalau dia berhak menerima
cintaku.“Linda, kamu akhirnya bangun juga…” panggil Reza pelan.
“Ya, sayang…” jawabku manja sambil melihat wajahnya.
“Kamu suka tidak sama Reza?” tanyanya dengan mimik cemas.
“Linda cinta Reza kok! Linda mau jadi pengantin Reza selamanya!” jawabku mantap.
“Benar?” tanyanya dengan ragu.
“Iyaa… kan Linda sudah jadi pengantin Reza? Niih lihaat!” jawabku nakal sambil memamerkan gaun
pengantinku.Reza tersenyum melihat tingkahku itu dan ia segera mencium bibirku. Sekali lagi kami berciuman diatas
ranjang itu dan kali ini, tidak ada paksaan atas diriku untuk memadu kasih dengan Reza. Perasaanku
terhadap Reza telah berubah seluruhnya menjadi perasaan cinta sepenuh hatiku.Sekarang aku adalah seorang pengantin wanita bagi seorang lelaki yang telah berhasil menaklukkan
hatiku dengan kehebatannya bercinta denganku. Reza juga tampak bahagia karena berhasil menjadikanku
sebagai kekasih hidupnya. Ya, sekarang aku telah menjadi pengantin muridku, Reza!cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo
Duniabola99.com – foto cewewk pirang cantik Piper Perri memakai bikini merah berpose hot menampilkan toketnya yang kecil dan ngangkang diatas meja menampilkan memeknya yang tanpa bulu dicukur botak.
-
Foto Bugil Remaja dengan payudara eksotis Stacie Jaxxx menggosok klitorisnya
Duniabola99.com – foto cewek cantik remaja toketnya padat kenyal bagus melepas BHnya dan juga melepas celana dalamnya dan memainkkan sambil baring di kursi di memeknya yang berwana pink tanpa bulu.
-
Video Bokep Asia Konomi dan Asari Konno disikasa dengan kenikmatan degan alat bantu sex
-
Foto Ngentot Alice Lighthouse dan hot gf memberikan oral seks dalam lingerie
-
Kisah Memek Hotnya Tubuh Semok Ibu Ria
Duniabola99.com – Aku memang termasuk pria yang aneh. Napsuku hanya pada wanita-wanita STW yang suka mengenakan kebaya dan berkonde. Kadang-kadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan hanya untuk melihat wanita-wanita yang mengenakan pakaian tersebut. Kalaupun tidak ada pesta penikahan aku pergi ke tempat-tempat hiburan tradisional (ronggeng) dimana para penari dan penyayinya mengenakan kebaya dan berkondePernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.
Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Ria (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.
Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Ria keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Ria untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.
Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Ria mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Ria agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Ria bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Ria katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.
Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Ria dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Ria merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Ria merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.
Ibu Ria kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Ria mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Ria bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.
Kemudian Ibu Ria sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.Ibu Ria menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Ria mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.
Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Ria kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Ria minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Ria saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.
Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Ria minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Ria benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.
Tangan kanan saya tetap memijit pundak, sambil sekali-kali menjilat leher, sementara tangan kiri saya mulai mengelus putingnya yang sebesar kelereng, dan membuat Ibu Ria makin meronta karena geli, kemudian dia bisikan ke saya bahwa baru sekali ini dia merasakan nikmatnya permainan awal (foreplay) yang luar biasa. Kadang-kadang Ibu Ria menggigit kecil bibirku dan kedang mengulumnya dengan napsu, sambil tangan kanannya mengelus-ngelus batangku yang juga sudah mulai tegang.Karena sudah nggak tahan dia minta saya pindah duduk berhadapan dengannya dan sambil mencium bibir dan mengelus puting jari kanan saya mulai mengelus vegynya yang ternyata mulai mengeluarkan lendir. Setelah itu Ibu Ria pindah ke pinggiran tempat tidur dan membuka pahanya lebar lebar, saya sambil jongkok dan mulai menjilat vegynya dimulai dari klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah, dan membuat Ibu Ria duduk tapi terus menggerakkan pantatnya karena geli dan napsu. Sambil menjilat klitoris tangan saya memainkan puting susunya yang keras sambil sekali-kali meremasnya. Gerakan tubuh Ibu Ria sudah mulai tak beraturan karena disamping menahan geli juga napsu sex yang mulai meningkat.
Agar tidak merusak dandanan rambutnya saya minta Ibu Ria mengganti posisi yaitu nungging diatas tempat tidur dan saya telentang agar bisa menjilat klitorisnya yang sudah mulai basah. Pantatnya mulai digoyangkan kekanan kekiri dan jari kanan saya dengan sedikit lotion mengelus celah pantatnya dan menurut Ibu Ria sangat nikmat rasanya. Celoteh Ibu Ria mulai nggak keruan.
“Mas.. Papa.. Teruss.. Achh nikmatnya..”
Mulut sayapun terus menjilat klitorisnya dan jari saya terus mengelus diantara bongkahan pantatnya dan lebih masuk lagi.
“Achh.. Mmmhh.. Teruss.. Mas.. Aduh sudah nggak tahan nih..”
Akhirnya saya tetap telentang dan Ibu Ria minta agar masukan sikecil saya ke dalam vegynya.. Saya katakana bahwa silahkan aja kalau Ibu sudah nggak tahan dan saya minta agar Ibu masukin tapi membelakangi saya itu terasa lebih nikmat.. Dan.. Ternyata setelah masuk bless.. Bu Ria mulai.. Merintih sambil bergerak maju mundur..
“Mmmhh.. Ohh.. Enakk.. Mass.. Bareng aja keluarnya..”
Saya katakan bahwa pelan-pelan aja bu.. Biar nikmat.. Sambil saya menjilat belakang nya.. Dan tangan ku meremas dan sekali memilin puting susunya..
“Aohh.. Nikmatt.. Mmmhh terus.. Tahan.. Biar keluar bareng.”
Karena posisi Ibu Ria diatas.. membuat dia cepat nyampenya.. Dan ketika dia sudah nyampe cepat-cepat dibalikkan badannya jadi posisi sekarang berhadapan dimana saya masih telentang.. Dan ini membuat saya lebih mudah menjilat susu dan sekali-kali menggigit kecil putingnya..Kemudian kami berdua tidur karena capek sambil berpelukan. Dalam kepenatan tersebut saya masih sempat mencium keningnya, bibirnya dan kadang-kadang puting susunya saya jilatin karena sex bagi seorang wanita stw bukan hanya pada saat puncak namun juga sesudah menikmati orgasme, karena disitulah letak kepuasan seorang wanita.
Ibu Ria kemudian menawarkan kepada saya untuk pertemuan berikutnya dia akan membawa baju tidur transparan untuk membuatku lebih bernapsu lagi, karena menurut Ibu Ria laki-laki biasanya suka dengan hal hal yang membuat dia penasaran dan saya katakan bahwa Ibu sangat baik terhadap saya. Dan siang itu Ibu Ria mengalami orgasme hingga 3 kali. 2 kali di tempat tidur dan sekali di kamar mandi sambil berendam.
Di kamar mandi kami lakukan foreplay dengan posisi duduk di dalam bathtub sambil berpagutan, saling mengelus menjilat dan kadang-kadang saling meremas, setelah foreplay permainan sex dilakukan dengan posisi duduk dan kadang berdiri dimana sebelah kaki Ibu Ria diangkat. Posisi berdiri ini ternyata membuat Ibu Ria sangat senang karena mulut saya lebih leluasa menjilat dari kening hingga ke puting susunya dan membuat Ibu Riapun melakukan hal yang sama terhadapku.
Setelah puas dengan permainan sex yang nikmat karena dimulai dengan foreplay yang asyik.. akhirnya Ibu Ria minta untuk membuka konde dan kebaya kemudian mengganti dengan baju biasa yang sudah disiapkan dari rumah, sayapun mengantar Ibu Ria ke Blok M untuk kembali ke rumahnya dengan taxi.. Saya benar-benar puas karena keinginan saya yang selama ini hanya memandang wanita-wanita berkebaya dan berkonde, namun kali ini bukan hanya memandang namun sampai ke permainan sex yang memuaskan kedua belah pihak.
Memperlakukan seorang wanita yang anggun dengan lembut dan pelan tapi pasti akan membuat kenangan indah baginya, dan ini terbukti setelah 2 minggu berlalu Ibu Ria menelponku untuk kembali bertemu dan sesuai janjinya dia juga akan membawa baju tidur transparan agar bisa lebih memuaskan aku. Terimakasih Ibu Ria atas kebaikanmu.Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri
-
Video Bokep Miho Ichiki toket gede hisap kontol
-
Kisah Memek Ngentot Dengan Janda Anak 1
Duniabola99.com – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.
”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.“Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
“Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
“Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
“Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
“Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
“Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
“Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.“Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.
Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.. Agen Bola
Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.
Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.
“Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
“Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
“Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.
Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.
“Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
“Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…
“Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
“Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
“Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
“Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.
Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.“Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
“Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
“Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.
Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..
“Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
“Seger Om…. Om mau mandi??”
Belum sempat ku jawab…..
“Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.
Aku kanget bukan kepalang..
“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
“Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
“Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.
“Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.
Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….
“Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.“Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..
Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.
“Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
“Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
“Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
“Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.
Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..
“Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.
Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…
“Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..
Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.
Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.
“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .
Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…
“Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.“Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.
Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.
Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.
“Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.
Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.“Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…
Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.
Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.
“Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
“Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.
Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.
Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.
“Aahhh…. mas…” erangnya manja.Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..
“Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”
Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.
Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..
“Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”
Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.
“Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
“Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
“Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..
“Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
“Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.
“Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…
“Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..
Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.
“Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.
Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..
“Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..
Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..
Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..
Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya. Bermula ketika saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.
”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.
“Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
“Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
“Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
“Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
“Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
“Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
“Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.“Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.
Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari..
Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.
Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.
“Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
“Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
“Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.
Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.“Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
“Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…
“Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
“Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
“Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
“Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.
Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.
“Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
“Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
“Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.
Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..
“Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
“Seger Om…. Om mau mandi??”
Belum sempat ku jawab…..
“Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.
Aku kanget bukan kepalang..
“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
“Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
“Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.
“Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.
Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….
“Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.“Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..
Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.
“Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.
Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
“Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
“Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
“Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.
Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..
“Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.
Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…
“Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..
Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.
Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.
“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .
Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…
“Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.
“Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.
Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.
Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.
“Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.
Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.
“Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.
Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.
“Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
“Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.
Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.
Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.
“Aahhh…. mas…” erangnya manja.
Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..
“Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”
Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.
Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..
25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..“Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”
Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.
“Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
“Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
“Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..
“Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
“Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.
“Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…
“Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..
Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.“Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.
Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..
“Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..
Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..
Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..
Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya. -
Foto Ngentot bintang porno dalam mobil lalu pindah kekamar
Duniabola99.com – foto cewek cantik pantat bahenol toket gede sange di dalam mobil sambil meraba raba memeknya dan dibawa ngentot ke dalam rumah dan menembakkan sperma yang banyak dipantatnya yang hot.
-
Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Hari Minggu siang ini aku sedang santai membaca buku John Perkins tentang the Convession of Economic Hitman, ketika aku mendengar suara mobil istriku berhenti didepan garasi. Suaranya yang nyaring itu, terdengar ketika ia memanggil pembatuku untuk membuka pintu garasi. Aku melongokkan kepalaku kearah garasi ketika dia masuk dengan membawa bebarap kantung belanjaan.
“Inah, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Inah adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Warni minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Warni, aku baru ambil dari yayasan di Depok. Namanya Siti pa,” jelas istriku.
Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku.. Agen Maxbet
“Umurnya baru 20 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya Ti, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Inah di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”
Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku “Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!
Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .
Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku
Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi A yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Siti melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.
“Kamu umur berapa sih sekarang Ti?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya mau 21 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..
Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Ti..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu truf ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..
Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Siti lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..
Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Ti tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..
Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.
Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Ti, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..
Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Siti setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.00 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Siti menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..
Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Siti pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Siti sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..
Kulihat Siti tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..
Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..
Siti terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Siti, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..
Awalnya Siti masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..
Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..
Cerita Sex Nikmatnya Bercinta Dengan Pembantuku
Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Siti nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Siti bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..
Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Siti agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Siti lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..
“Udah Ti jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Siti hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Ti…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..
Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 5 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Siti… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Siti, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Siti..
Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Siti mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Ti…” kataku…
Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging Tii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Siti.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Siti yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya… Daftar Maxbet
Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Siti yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!
Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Siti telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Siti sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”
Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantuku Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Siti, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..
Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..
Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Siti yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..
Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Ti, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..
Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
-
Young french redhead slut gets analized
-
Foto Bugil Pirang remaja Foxy perlahan mengungkap lekuknya yang seksi
Duniabola99.com – foto cewek pirang melepaskan semua pakaiannya diatas temapt tidurnya menampakkan memeknya yang tembem jembul dicukur rapi dan tipis-tipis dan juga menampilakan toketnya yang gede.
-
Video bokep Kokone Mizutani digudang kosong
-
Video Bokep Alexa Tomas keinginan yang tak terpuaskan
-
Video Bokep Eropa ku lihat ibuku sedang hisap kontol temanku
-
Foto Ngentot gadis cantik perawan ngentot dengen orang yang gak dikenal
Duniabola99.com – foto cewek ngentot dengan pria yang baru dikenalnya dijalan dan diajak kerumah untuk hubungan sex.