Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Kewalahan Menikmati Memek Hangat

    Kisah Memek Kewalahan Menikmati Memek Hangat


    3113 views


    Duniabola99.com – Jika memang rezeki, susah di rekayasa. Itulah kejadiannya. Aku mendapat tempat duduk berdampingan dengan seorang wanita yang kutaksir umurnya sekitar 25 tahun. Aku duduk di dekat jendela, sedang dia duduk di bagian gang. Bus yang kami tumpangi, Pahala Kencana akan membawa penumpangnya sampai ke kota tujuan akhir adalah Bojonegoro. Dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta, bus berangkat pukul 16.30 tepat. Berkali-kali aku lirik, lumayan juga, kulitnya putih dan dadanya cukup membusung. Sambil melirik aku amati dadanya, sepertinya daging atau lemak di buah dadanya meluap dari BH. Bentuk itu tercetak jelas dibalik kaus pink. Tampaknya dia bepergian dengan seorang gadis kecil yang duduk di seberangnya., “Anaknyakah ?” batinku. Menilik dari usia cewek di sebelahku rasanya dia masih terlalu muda untuk mempunyai anak seusia yang kutaksir 12 tahunan. Agen Nova88 TerbesarAku sedang berpikir keras bagaimana ya membuka omongan dengan cewek di sebelahku ini. Kayaknya kalau nggak ngomongan kok aneh ya, karena perjalanan ini bakal lebih dari 12 jam. Belum sempat aku menemukan kata pembuka, eh dia malah menegur duluan. “ Mau kemana mas.” tanyanya.
    “Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, “ tanyaku kembali.
    “Saya ke Rembang, nih mulangin anak bandel ini ke orang tuanya,” katanya .
    “Rumah orang tuanya di Rembang ya,” tanyaku lebih lanjut. Judi Online Nova88
    “ Bukan sih masih jauh di desa, ke Randublatung,” katanya.
    Aku tidak tahu dimana Randublatung tapi seingatku ketika melihat peta, desa itu letaknya jauh dari Rembang.

    Akhirnya kami akrab ngobrol dan dia mengaku bernama Rianti dan di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Rianti agak gampang di goyang. Suasana makin redup dan akhirnya bus berhenti di wilayah Sukamandi Jabar, kami mendapat makan malam gratis. Ketika aku tinjau, menunya hanya sepotomg bandeng, sambel dan lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran. Mulanya Rianti agak canggung, tetapi Ninik, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kami makan dengan hidangan yang lebih baik.
    Setelah makan kami kembali duduk di bus, dan obrolan kami makin akrab. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar pukul 3 pagi.

    Menurut Rianti mereka mau menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke Desa.

    Trenyuh juga mendengar cerita mereka, sehingga aku menawarkan untuk menginap saja di hotel, sampai hari mulai terang, setelah itu baru jalan ke kampung. “ Saya gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget,” kata Rianti. Nova88 Deposit Pulsa

    Aku lalu menawarkan biar aku saja yang bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang.

    Sejak naik dari rumah makan tadi, Rianti makin akrab saja, dia memeluk tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalau memang tujuannya untuk menginap. Aku menawarkan untuk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Rianti langsung menyetujui. Dia makin erat memelukku, seperti kami sudah lama berkenalan.

    Sementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Rianti, kalau ada keponakannya. Tidak ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yang berarti tidak lama lagi akan sampai Semarang.

    Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.

    Rianti dan Ninik seperti terheran-heran melihat hotel pilihanku. “ Oom bagus banget hotelnya, kan mahal nginep di sini,” kata Ninik.

    Aku mendapat kamar double bed. “ Mas sayang-sayang kalau cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget,” kata Rianti sambil melihat sekeliling.

    Ninik mencoba tempat tidur yang memang empuk dia duduk sambil menggenjot-genjot kasur.

    Setelah mengemas barang, yang hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kontolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat.


    Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Rianti sambil cengar-cengir mengatakan tidak tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan celana dalamnya dia langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga.

    Aku tidak bisa berlindung, karena sedang telentang dan full telanjang. Rianti mencoba merasakan hangatnya air. “ Enak ya mas,” tanyanya.

    “Seger banget, “ kataku.

    “Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, karena tadi mau berangkat gak sempet mandi.

    Setelah membersihkan kemaluannya dengan semprotan air. Tanpa ragu Rianti mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yang luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Rianti tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Rianti mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. Penisku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Rianti. Agen Nova88 Terpercaya

    Merasa penisku menrjang badannya Rianti berbalik posisi dan langsung meraih penisku. Digenggam-genggamnya. Nikmat yang luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.

    Rianti menyelam dan mulutnya langsung melahap penisku. Aku tidak menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala penisku.

    Dia tidak bisa berlama-lama karena sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Rianti menduduki penisku dan penisku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang vaginanya.

    Memasukkan penis ke vagina di dalam air, terasa agak sulit, karena lubang memek Rianti terasa kesat. Namun rianti tidak putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dalam memeknya.

    Nikmat sekali rasanya, memek Rianti terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dalam air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tidak ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Rianti.

    Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Muncul si kecil Ninik. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kami tidak bisa disembunyikan lagi, karena Rianti yang bugil sedang berada diatas tubuhku yang juga bugil.


    “Ninik kebelet pipis nih, dari tadi ditunggui lama banget.” Kata Ninik.

    Dia seperti juga Rianti tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring.

    Sementara dia duduk di closet, Rianti seperti tidak perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak.

    Ninik duduk termangu menonton kami berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi.

    Situasi sudah tanggung, Nini kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya.

    Tidak terlalu repot, Ninik mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yang terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dalam pink bergambar tokoh kartun dan miniset.Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dengan pentil yang masih kecil sekali. Ukuran tetek Nini seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit. Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Aku tidak bisa langsung melihat kemaluannya. Yang tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat memeknya yang masih gundul, ketika dia masuk ke dalam bak mandi. Ninik mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.

    Gerakan jadi tidak leluasa lagi sehingga aku menyarankan Rianti keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Rianti kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dengan mudah masuk ke dalam lubang memeknya yang terasa sangat licin. Rianti seperti tidak peduli dengan kehadiran Ninik. Dia mendesah-desah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang memeknya berkedut-kedut. Rianti mendapatkan orgasmenya yang pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Rianti menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang kontolku dari lubang memeknya sehingga penisku mengacung kedepan tegap.

    Rianti berusaha memuaskanku dengan jongkok sambil mengulum dan menghisap penisku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya.

    Bosan mengoralku yang tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Rianti berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dengan meraih shower.

    Aku kembali masuk ke bak mandi yang di situ masih ada Ninik. Aku berhadap-hadapan dengan Ninik. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dengan putting susu yang menajam diujungnya. Ninik kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Rianti dengan Ninik. Jika tetek Rianti terasa lembut oleh lemak, tetek Ninik terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan memeknya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Ninik kelojotan mencapai orgasme.


    Sementara itu Rianti sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Ninik juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, sehingga penisku bebas tegak. Ninik kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Niniki mendekatkan lubang memeknya ke kepala penisku yang telah memerah karena sangat tegang. Aku mengoles-ngoles kepala penisku di sekitar lubang memeknya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dalam. Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala penisku ke memek gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi penisku bisa terus menerobos kedalam. Kesanku Ninik sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding memek Rianti, tetapi penisku lancar maju-mundur di lubang memeknya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Ninik soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dengan pacarnya yang sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Ninik dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Ninik ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Ninik tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Rianti. “ Mbak Anti, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku,” kata Nini dengan muka agak merajuk.

    Aku tidak mau berkomentar, karena rasanya tidak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Ninik berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Rianti sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Ninik di sisi kananku. Tidak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Ninik juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Rianti yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut.

    Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur.

    Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Ninik sedang menghisap penisku. Mungkin dia berusaha membangunkan penisku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Ninik beroperasi sendiri, sementara Rianti masih ngorok disebelahku. Ninik berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang penisku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku. Ninik kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. Penisku terasa dipaksa menghadap kebawah. Ninik kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang memeknya seperti kedongkrak oleh batang penisku yang sedang keras sempurna. Ninik berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku . Penisku kembali dimasukkan ke dalam memeknya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkali-kali penisku lepas dari lubang memeknya. Ninik kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa memeknya berdenyut-denyut.


    Aku jadi dalam posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan penisku memasuki memek Rianti. Memeknya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu penisku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Rianti merintih-rintih. Sayangnya memeknya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Rianti. Dia mengerti dan kini Rianti memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme

    Rianti sudah memekik sambil menjepit kontolku. Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dalam memeknya. Pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat.

    Rianti langsung jatuh berbaring di sampingku.

    Aku tertidur telentang dan agak terengah-engah. Tiba tiba terasa batang penisku dibersihkan dengan seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Ninik yang melakukan. Aku tidak sempat memperhatikan apa yang dilakukan Ninik tadi ketika aku bertempur dengan Rianti. Setelah dibersihkan , Ninik kembali mengoral penisku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan penisku. Lama juga penisku tidak bangun-bangun, Aku merasa kasihan karena usaha Nini tidak membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat memek kecil ini. Ninik tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tidak perlu waktu terlalu lama akhirnya memek Ninik cenat-cenut. Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dalam memeknya, aku mencari G-spotnya. Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu G-spotnya karena ketika kusentuh pelan Ninik bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Ninik memekik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tidak banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, penisku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke memek Ninik. Aku langsung menindih Ninik dan terasa memeknya mencekat dan masih ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat. Nikmat sekali rasanya. Ninik merintih-rintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Ninik kembali menjerit seperti tadi. Aku tidak memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya. “ Oom ampun oom udah om, memekku ngilu. Aku tidak memperdulikannya dan terus menggenjot. Sambil mengiba-iba Ninik juga mendesis-desis seperti menikmati persetubuhan ini. Itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Ninik kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang memek terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dalamnya. Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Memeknya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dalam-dalam penisku ke memeknya. Ninikpun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya.

    “Seru banget mainnya, dan berisik,” kata Rianti yang duduk bersila dengan tubuh telanjang menonton pertempuranku.
    “Gila lu Nik kecil-kecil, ngeseknya kuat juga,” kata Rianti mengomentari adik sepupunya.

    Aku istirahat sebentar. Ninik sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Rianti dan membangunkan Ninik. Kami mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.


    Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Ninik terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Ninik mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Rianti setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Rianti dan Ninik memeng kubekali uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.

    Hari berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro membereskan urusanku . Rianti dan Ninik membatalkan pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yang menyambung dengan Tunjungan Plaza. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina.

    Melawan Rianti, bagiku tidak berat, tetapi melayani nafsu Ninik kecil aku agak kewalahan juga. Kecil-kecil kemauannya besar sekali.

    Ninik tidak jadi dipulangkan ke kampung, dia ke Jakarta lagi dan kost bersama Rianti. Rianti memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja. Aku yang membantu membayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan kepada dua memekku itu.

  • Foto Ngentot Laura Lion ngentot anal seks dan cumshot di wajahnya

    Foto Ngentot Laura Lion ngentot anal seks dan cumshot di wajahnya


    1886 views

    Duniabola99.com – foto cewek eropa toket gede pantant bahenol menuangkan minyak keseluruh tubuhnya dan melakukan ngentot anal yang hot dipantatnya yang bahenol dan padat. Situs Taruhan Sbobet

    Sbobet Deposit Pulsa

    Agen Judi Sbobet

  • Kisah Memek Pin Putih Indahnya Memekmu

    Kisah Memek Pin Putih Indahnya Memekmu


    2475 views


    Duniabola99.com – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku. Link Alternatif Nova88

     

    Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

    “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
    “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.


    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
    “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

    Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
    “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
    “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
    Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

    “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
    “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
    “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
    “Pesta apaan..? Gila kamu.”
    “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”


    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
    Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.


    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.
    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
    “Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.


    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.


    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.


    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.


    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

  • Foto Bugil Keindahan rambut pirang Viviene dan menyebar kakinya untuk menunjukkan memek warna pink

    Foto Bugil Keindahan rambut pirang Viviene dan menyebar kakinya untuk menunjukkan memek warna pink


    1853 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang cantik toket kecil bugil di balkon Viviene memamerkan memeknya yang berwana pink dan mengangkang kakinya lebar lebar. Link Alternatif Sbobet

  • Kisah Memek Awek Tudung Penjual Kismis di PNR

    Kisah Memek Awek Tudung Penjual Kismis di PNR


    2868 views


    Duniabola99.com – “Salam bang. Abang nak beli tak Kismis serta kalendar 2012 saya ni..?” tegur seorang gadis belasan tahun.
    Roslan mengangkat wajahnya dari menghadap hidangan nasi lemak yang sedang dinikmatinya lalu matanya memandang tepat ke arah gadis remaja yang baru menegurnya.
    “Aiseymen..senja-senja dah kacau aku tengah makan. Kacau daun betul la bebudak Sekolah Agama Tahfiz ni.” rungut Roslan dalam hatinya.

    Roslan sudah berumur 38 tahun dan sepanjang 6 tahun dia bekerja sebagai pemandu lori kontena jarak jauh sudah acap kali dia diganggu oleh pelajar-pelajar Sekolah Agama Tahfiz yang sentiasa berkeliaran di RnR yang ada di sepanjang Lebuhraya PLUS Utara Selatan.

    Senja ini pun tidak terkecuali. Dia sedang dalam perjalanan menghantar kontena berisi tayar dari Kuala Lumpur ke Perlis. Sekarang sudah pukul 7.00 petang dan Roslan berhenti di RnR Tapah untuk mengisi perutnya. Baru hendak makan sudah diganggu oleh gadis remaja ini. Mood Roslan betul-betul tidak baik kerana malam semalam dia bertengkar dengan isterinya. Punca pertengkaran…isterinya menolak permintaannya untuk bersetubuh dengan alasan tengah datang bulan.

    “Boleh la sayang. Abang tengah bernafsu ni. Sekejap pun jadi la. Esok abang kena pergi Perlis hantar kena kontena tayar. Tulat baru balik.” rayu Roslan.

    “Eton kata tak boleh, tak boleh la..! Eton tengah datang bulan ni. Abang sabar la dulu.” tegas isterinya, Zaiton.
    “Ala boleh Eton. Abang tak tahan ni. Tolong la sayang. Buat di lubang dubur Eton pun jadi la.” rayu Roslan lagi.
    “Heii..abang ni nak jadi kaum Nabi Luth ke, nak main kat lubang dubur pulak. Dilaknati Allah s.w.t tau tak..!! Eton kata TAK BOLEH..!!!!” herdik isterinya sambil mengiring membelakangi Roslan.

    Roslan terkulat-kulat terbaring. Hatinya terluka dengan herdikan isterinya. Hampir sahaja air matanya meleleh kesedihan……

    “Bang….abang nak beli tak minyak urut dengan kalendar 2012 saya ni..” suara gadis remaja itu sekali lagi menganggunya.

    Lamunan Roslan mengenai pertengkaran dengan isterinya malam tadi terpadam. Hatinya panas kerana diganggu ketika makan. Celaka betul budak ni..hatinya merungut lagi.

    “Apa nama adik dan dari mana ni..?” tanya Roslan sambil merenung tubuh gadis itu.

    “Saya, Lia, dari Sekolah Agama Tahfiz, Ipoh, bang.? jawab gadis itu.

    “Berapa usia Lia dan mana kawan-kawan adik yang lain.?” tanya Roslan lagi.

    “Lia baru 16 tahun, tingkatan 4. Kawan-kawan yang lain ada tiga orang di sini. Yang lain ada di RnR lain.” jawab Lia lagi.

    Roslan memerhati sekelilingnya. Dia ternampak tiga orang pelajar lelaki Sekolah Agama Tahfiz

    sedang berkeliaran mencari pembeli. Roslan menatap tubuh Lia. Hatinya mula tertarik dengan tubuh segar yang sedang berdiri di hadapannya.

    Tubuh muda Lia amat montok dan gebu Teteknya tidaklah besar sangat. Saiz tempurung kelapa. Cukup-cukup selesa untuk di cekup dengan telapak tangannya yang kasar. Pinggang gadis itu dianggarnya berukuran 26 inci. Tetapi daging bontot Lia yang membuatnya terliur. Daging bontot gadis tu begitu gebu dan tembam.


    Tundun gadis itu juga agak menonjol memberi bayangan yang pantatnya pasti tembam yang amat sangat. Baju kurung serta tudung labuh yang dipakai gadis remaja itu tidak mampu melindungi tubuh montok gebu yang dimiliknya.

    “Eeerr…kenapa abang tengok Lia macam tu..? Lia tak selesa la kalau abang tenung Lia macam tu…” Lia mula berasa tidak selesa dengan tenungan Roslan.

    “Eeeerrr.. maaf yea. Bukan apa, abang kasihan tengok Lia ni. Muda-muda dah kena jual barang-barang macam ni. Patutnya Lia fokus pada pelajaran. Bukannya berada di RnR ni.” Roslan mula bersyarah walhal dia cuma belajar setakat darjah enam sahaja.

    “Nak buat macam mana bang. Pihak sekolah yang suruh jual. Katanya sebagai aktiviti ko-kurikulum dan nak kumpul dana sekolah. Kalau Lia tak habiskan barang jualan ni, pihak sekolah akan potong markah ko-kurikulum Lia.” jelas Lia dengan nada sayu.

    “Dah banyak ke Lia jual hari ni..? Roslan terhidu peluangnya….

    “Dari pagi tadi hingga petang ni Lia baru dapat jual sedikit je bang. Sekejap lagi ustaz sekolah Lia akan datang jemput Lia dan kawan-kawan serta pungut hasil jualan. Mati la Lia kalau tak dapat jual semua barang Lia ni. Tolong la beli sedikit bang..” rayu gadis remaja itu.

    “Berapa lagi barang yang belum dapat dijual..? tanya Roslan mula memasang perangkap.

    “Ada 20 Kotak Kismis dan 12 kalendar 2012 lagi, bang. Abang beli sedikit yea, bang.” pinta Lia mengharap.

    “Okay, abang akan beli semua tu dengan satu syarat…” balas Roslan mula masuk jarum…

    “Iye ke bang..? Eerr..tapi apa syaratnya…?” wajah manis Lia tersenyum gembira dengan tawaran Roslan.

    “Syaratnya ialah…..psstt..pstt..psstt…” Roslan membisikkan syaratnya ke telinga Lia.

    Wajah gembira gadis bertudung labuh itu berubah dari gembira ke resah bila mendengar bisikan syarat Roslan. Biar betul….hati Lia berkata-kata.

    “Macam mana..? Sekejap je, Lia. Sepuluh minit je dan abang akan beli semua barangan jualan Lia tu.” pancing Roslan…

    “Mmmm….kejap yea bang..” balas Lia teragak-agak..

    Lia memandang ke arah tiga orang kawan sekolahnya yang sedang menunggunya berhampiran surau. Gadis itu memberi isyarat yang dia hendak ke tandas awam perempuan sebentar. Mereka mengangguk tanda akan menunggunya.

    Lia segera ke menuju ke tandas awam perempuan sambil Roslan mengekori dalam jarak 5 meter untuk mengelakkan sebarag syak wasangka. Sebaik sahaja menghampiri tandas awam perempuan, tiba-tiba Roslan memegang tangan Lia dan terus menariknya masuk ke tandas awam lelaki…

    “Eehh..bang..tadi kata di tandas awam perempuan. Kenapa abang tarik Lia masuk tandas awam lelaki pulak..” tanya gadis manis itu gelisah tatkala mereka berdua memasuki tandas awam lelaki.


    “Tukar tempat. Sini lebih selesa.” jawab Roslan ringkas sambil menarik Lia masuk ke dalam salah satu bilik tandas yang agak jauh di hujung.

    Sebak sahaja mereka berada di dalam bilik tandas, Roslan mengunci pintunya rapat-rapat. Lelaki berusia 38 tahun itu kemudiannya melondehkan seluar jeans serta seluar dalamnya hingga ke paras lutut. Roslan segera duduk di atas mangkuk tandas tempat buang air besar.

    “Cepat sikit Lia….buat seperti yang dijanjikan…” pinta Roslan sambil memegang kepala gadis itu dan menekannya sehingga gadis manis itu duduk melutut betul-betul menghadap batang zakarnya yang sudah terpacul menegang keras.

    Tangan kanan Lia teragak-agak memegang alat pembiakan Roslan yang bersaiz 6 1/2 inci itu. Terasa hangat sekali dirasakan. Hati gadis itu berdebar-debar kerana dia belum pernah melakukan perkara yang akan dilakukan sebentar lagi.

    Perlahan-lahan Lia mula menyumbatkan kepala daging alat pembiakan Roslan ke dalam mulutnya yang sempit itu.
    “Huh…macam nak makan pulak budak ni kulum batang aku. Kelakar betul..!” getus hati Roslan.

    Roslan mula hilang sabar dengan tindakan perlahan Lia. Tangan lelaki itu memegang kepala gadis itu erat-erat. Tanpa memberi sebarang isyarat, Roslan menghenyak kepala Lia ke bawah ke arah kelangkangnya dan pada waktu yang sama dia menujah batang zakarnya ke atas mencerobohi ruang mulut Lia dengan kasar…!!

    “Uurrkkhh…uummpphh….” hampir tersedak gadis itu dibuatnya tatkala batang zakar Roslan menerobos kerongkong sehingga ke anak tekaknya.

    Roslan buat tidak peduli dan mula mengepam-ngepam batang zakar pembiakannya dengan kasar ke dalam rongga mulut Lia sedalam-dalamnya. Kedua-dua belah tangan Lia mengapai-gapai seperti orang kelemasan. Air liur gadis itu meleleh-leleh dari tepi bibirnya mengalir membasahi batang zakar Roslan seterusnya membasahi bulu rerambut alatan pembiakan lelaki itu sehingga habis lencun.

    “Aargghh…se…seedapppp yang amat..Lia……dah lama isteri abang tak kulum batang zakar abang ni…Dah tiga minggu dia tak kulum batang abang ni…aaahhh..” Roslan mengerang-ngerang kelazatan sewaktu dia menyorong tarik batang zakarnya dari dalam mulut gadis itu.

    “Uurrmmpp…uumpphh…Lia…buat semua ni..slurrpp..slurpp…sebab abang janji nak beli…semua kismis dan kalendar 2012 Lia..uurmmpp…janji yea…uurmmpphh…” Lia mengumam-ngumam sewaktu alatan pembiakan Roslan menerobos keluar masuk rongga mulutnya…

    “Aargghh….abang..ja..janji…sayang…Abang beli semuaaaa….Cepat sikit Lia….aaakkhh….Abang dah nak terpancut nii…….aarrghh……” Roslan melalak-lalak tidak keruan lantaran kantung telurnya mula dipenuhi cecair benih zuriat berlendirnya…

    Lia mula mengulum-ngulum batang zakar Roslan dengan lebih pantas dan kasar. Kelihatan gadis itu ingin menamatkan sessi kuluman batang zakar dengan cepat. Tangan gadis itu memaut kedua belah daging bontot Roslan dari menariknya lebih rapat ke hadapan. Alatan pembiakan Roslan semakin terbenam ke dalam rongga kerongkong Lia. Sehingga ke pangkal batang zakar..!!

    “Oouhh….aagghh.aagghh..uuhhh…aayyarkkk….” meraung-raung Roslan dibuatnya, batang zakarnya terasa seperti hendak meletup.

    Serentak dengan itu air mani Roslan yang sudah terkumpul banyak di dalam kantung telurnya mengalir deras ke pembuluh urat batang zakar menuju ke kepala zakarnya…

    “Aayyaaarkkk……!!!” Roslan menjerit-jerit kesedapan tatkala cecair benih memancut-mancut deras keluar dari pembuluh urat batang zakarnya menuju tepat ke rongga kerongkong Lia.

    Gadis itu segera menekan kepalanya rapat ke pangkal alat pembiakan Roslan dan meneguk tembakan demi tembakan air mani Roslan. Tidak setitik pun air mani Roslan terlepas keluar dari bibir mongel Lia. Kaki Roslan terketar-ketar menahan tekanan klimaksnya sehingga tiada lagi pancutan berahi yang mampu dipancutkan lagi.


    “Aaahhhh….uuuhhh…legaaa….” Roslan terduduk lesu di mangkuk tandas, nikmatnya tidak terkira kerana air maninya yang sudah tersimpan lama akhirnya berjaya dilepaskan di dalam perut gadis remaja yang baru berusia 16 tahun.

    Lia terjelepuk terduduk di lantai bilik tandas tersebut. Kini perutnya yang baru berusia 16 tahun dipenuhi dengan cecair benih zuriat milik seorang pemandu lori kontena berusia 38 tahun. Terasa kenyang pula meneguk air pekat berlendir miliki lelaki itu.

    Mata Roslan hampir terlelap kelesuan apabila dia terdengar bunyi tangisan kecil Lia. Roslan membuka matanya dan melihat gadis manis itu sedang teresak-esak. Nasib baik tak ramai orang yang masuk ke tandas awam lelaki ketika itu.

    “Kenapa Lia? Abang kasar sangat ke tadi? Abang minta maaf kalau abang kasar terhadap Lia tadi.” Kasihan pula rasa Roslan terhadap Lia.

    “Bukan. Abang tak kasar terhadap Lia. Cuma….” kata-kata Lia terhenti.

    “Cuma apa? Cakap je la…Abang akan cuba tolong…”Roslan memujuk gadis itu.

    “Sebenarnya Lia nak minta tolong pada abang lagi. Itu pun kalau abang sudi menolong Lia lagi…”balas gadis itu.

    “Hmmmm…okay, abang akan cuba. Apa dia..?” tanya Roslan.

    “Sebenarnya Lia nak minta tolong abang belikan kesemua barangan jualan kawan-kawan Lia. Pihak sekolah dah amanahkan kepada kami untuk menjual kesemua barangan itu. Kami tak boleh kembali kalau tak dapat jual kesemuanya…” jelas Lia denga nada sayu.

    “Maksud Lia, Lia dan kawan-kawan tak boleh kembali ke sekolah kalau tak dapat jual kesemua barang jualan itu..” kata Roslan agak terkejut dengan peraturan sekolah agama Lia.

    “Bukan….sebenarnya kami tak boleh kembali ke…….” kata-kata Lia terhenti kerana teresak-esak.

    “Okay..okay..Lia jangan menangis lagi. Abang janji abang akan beli kesemua barangan jualan Lia dan kawan-kawan Lia.” pujuk Roslan untuk menenangkan gadis manis itu.

    “Betul ke bang..? Syukur …. Tak dapat Lia balas budi baik abang.” Lia tersenyum gembira.

    Tapi bagi Roslan pertolongannya itu bukanlah percuma. Dia perlu meminta balasan yang setimpal dengan jumlah wang yang terpaksa dia keluarkan. Lia harus menjadi korban untuk pertolongannya itu.


    “Hmmm….abang boleh tolong tapi Lia kena korbankan sesuatu pada abang…” Roslan mula meminta…

    “Mmmm..apa dia bang? Lia akan cuba berikan asalkan abang beli semua jualan kami dan kami boleh kembali…” balas Lia.

    “Eeerr….Sebenarnya abang dah lama tak bersetubuh dengan isteri abang. Sebagai balasan, abang nak Lia serahkan lubang pantat Lia pada abang. Boleh?” kata Roslan tanpa berselindung.

    Lia kelihatan teragak-agak bila mendengar permintaan Roslan. Permintaan itu memang berat baginya. Apatah lagi dia masih dara. Tapi bila memikirkan nasib dia dan kawan-kawannya tidak boleh kembali jika tidak dapat menjual kesemua barangan jualan mereka, dia tiada pilihan lain….

    “Eeer…b..baik la…Kalau itu yang abang hendak. Tapi abang jangan kasar-kasar masa bersetubuh dengan Lia tau. Lia ni masih dara lagi…” Lia terpaksa bersetuju juga…

    Roslan tersenyum lebar. Tidak disangkanya yang dia berpeluang merasa lubang pantat yang masih dara lagi. Tidak mengapalah jika dia terpaksa mengeluarkan jumlah wang yang agak banyak. Asalkan lubang dara gadis ini dapat dirasainya. Roslan segera menyuruh Lia menonggeng di tempat duduk mangkuk tandas. Perlahan-lahan dia menyelak kain kurung gadis itu ke atas sehingga bontot tembam Lia terdedah dengan hanya dibaluti seluar dalam nipisnya.

    “Hmmm…tembamnya bontot Lia ni..” puji Roslan sambil melondehkan seluar dalam gadis itu ke paras buku lali.

    Daging bontot Lia kelihatan teramat montok dan padat apabila dilihat dari belakang. Bentuknya yang lebar dan padat itu membuktikan betapa subur dan enak punggung gadis tersebut. Roslan tergamam melihatkan kesempurnaan dan kecomelan gadis remaja itu. Alat pembiakannya serta-merta menegang dan mencanak-canak penuh nafsu melihat pantat subur Lia. Tanpa berlengah lagi Roslan segera melucutkan terus seluar jeans dan seluar dalamnya. Kini dia hanya berbaju T-Shirt sahaja. Roslan merapati Lia masih lagi menonggeng di mangkuk tandas.

    Lia menoleh kebelakang dan merenung apa yang sedang merapatinya. Kini terserlah di belakang Lia alat kelamin seorang lelaki yang amat besar dan keras. Dia dapat melihat dengan dekat lubang kencing zakar lelaki itu mengeluarkan air mazi akibat nafsu yang meluap-luap. Dia tahu dia tiada pilihan lain selain daripada membenarkan lelaki bertuah itu meratah tubuh bogelnya malam itu. Lia mencapai alat pembiakan Roslan yang berada di belakangnya lalu mengusapnya dengan lembut. Roslan berasa nikmat usapan lembut tangan Lia sehingga mengerang-ngerang kenikmatan.

    “Aaahhh…aakkk….” erang Roslan kelazatan.

    Takuk kepala zakarnya mengembang dengan besar dan penuh sekali. Dia semakin merapati gadis separuh bogel itu. Gadis itu pula memahami niat Roslan lalu mengurut-urut batang zakar bertuah tersebut sambil mengusap-usap lembut kantung telur Roslan. Geram sungguh belalai besar milik lelaki itu apabila berada begitu hampir dengan apam yang kelihatan amat tembam dan lembut itu. Roslan menunjal-nunjalkan kepala zakarnya di pintu masuk lubang pantat gadis separuh telanjang yang masih menonggeng itu. Mata Roslan menikmati keindahan pemandangan punggung gadis yang terdedah itu.


    Hatinya berdetik memuji kesempurnaan dan kesuburan bontot montok itu. Inilah jenis bontot yang mampu memuaskan zakar setiap lelaki – Bulat, debab, padat dan berisi. Dipeluknya bontot yang bogel itu lalu dia menekan Lia ke bawah dan meletakkan gadis remaja ranum itu ke atas tempat duduk mangkuk tandas dalam keadaan separuh tertiarap.

    Dengan nafsu meluap-luap dia memeluk punggung Lia yang montok berisi itu dan menghalakan takuk kepala zakarnya yang besar itu ke arah belahan pantat subur Lia yang berbulu nipis itu. Zakar bertuah itu ditekan perlahan-lahan menguak ketembaman bibir pantat gadis muda itu dan bergesel dengan kulit nipis dara di dalam pantat lazat itu.

    Roslan berhenti seketika sambil mengira…3……2…..1…..Kemudian dengan tanpa memberi amaran dia hentam batang zakarnya sehingga akhirnya santak ke pangkal pantat Lia. Kelazatan yang dirasainya ketika itu tidak terkata! Meremang bulu roma pasangan mengawan itu tatkala kulit zakar bergesel dengan kulit pantat.

    Habis pecah lapisan kulit dara yang dijaga Lia selama ini. Apatah lagi pantat yang masih muda itu mengeluarkan lendir pekat dengan banyak bercampur sedikit darah dara untuk memudahkan persetubuhan mereka. Bontot bogel yang montok dan padat itu ditonggengkan supaya kepala zakar lelaki itu menerobos jauh ke dalam saluran pembiakannya yang amat subur itu.

    “Iissk..isskk..Abang janji buat perlahan-lahan yea. Lia takutt….” pinta Lia resah dengan keperitan persetubuhan pertamanya…

    Roslan tidak menjawab sebaliknya dia mendengus-dengus dan meraung-raung kenikmatan. Dilihatnya dengan dekat bagaimana alat kelaminnya yang besar dan keras itu membelah pantat dan bontot gadis lazat itu. Dilihatnya bibir pantat yang tembam itu tertarik bersama kepanjangan zakarnya setiap kali dia melakukan sondolan padu. Dilihatnya juga simpulan dubur yang ranum itu kembang-kuncup dengan berahi. Lia pula menonggeng dengan begitu lentik sekali lalu memudahkan lelaki itu memeluk bontot gemuk itu dengan amat erat. Saluran pembiakan gadis montok itu dirasakan begitu panas dan enak sekali.

    Kulit dalaman rongga nikmat itu menghasilkan lendir yang membuatkan geselan kulit zakar dan kulit apam bertambah enak. Terasa sungguh kemanisan rongga apam perempuan muda yang amat subur dan matang ini. Celahan bontot Lia yang berlemak dan berselulit itu begitu mampat mengepit kepanjangan batang tersebut sehinggakan batang itu berdenyut-denyut meminta untuk menyemburkan benih buntingnya. Geram sungguh Roslan menatap punggung montok itu berhayun-hayun setiap kali dia menyondolkan zakarnya. Garis-garis selulit yang terdapat pada pipi bontot Lia membuatkan batang zakarnya mencanak-canak penuh dengan nafsu.


    “Aaahhhkk…aaarrghh…ss..se..seddapp banggg…Lia nak rasa air mani abang….!!” rengekan Lia bergema di dalam tandas awam lelaki sehingga menimbulkan tanda tanya kepada beberapa pengguna tandas yang ada ketika itu.
    Gadis subur itu kini meraung-raung kesedapan meminta benih lelaki tersebut. Dia sememangnya amat dahagakan pancutan kencing mani seorang lelaki. Dikemutnya rongga apamnya padat-padat supaya alat pembiakan lelaki tersebut cepat memancutkan benih. Terkangkang-kangkang gadis remaja itu menadah sondolan demi sondolan zakar Roslan.

    Lelaki itu pula sedang menikmati kelazatan lubang pembiakan seorang gadis subur yang sememangnya menjadi idaman ramai lelaki itu. Keenakan yang dirasainya ketika itu bertambah-tambah apabila Lia memancutkan air berahinya dengan begitu deras sekali. Setiap kali dia menyondolkan zakarnya setiap kali itulah air berahi Lia memancut-mancut keluar. Lelaki itu memeluk gadis tunggangannya itu dengan semakin erat akibat terlalu geram dengan kemontokan bontot muda tersebut.

    Dengan penuh geram dia menyantak-nyantak dan merodok-rodok belahan bontot Lia. Diramasnya bontot gebu itu sehingga ia menjadi kemerah-merahan. Kemutan padat pantat Lia yang amat tembam itu akhirnya berjaya membuatkan zakar Roslan tidak dapat menahan pancutan benihnya. Kalaulah boleh dilihat dari dalam tentu boleh menikmati pandangan yang amat menyelerakan. Tentu boleh lihat bagaimana isi pantat gadis ini menggenggam erat batang pembiakan lelaki yang sedang menyondolnya itu. Berpeluh-peluh celah bontot gemuk dan berlemak itu akibat perbuatan mengawan yang amat bersungguh-sungguh tersebut.

    Peha montok Lia terkangkang-kangkang menerima asakan demi asakan batang zakar Roslan. Bersungguh-sungguh dia ingin membenihkan gadis muda yang amat subur dan matang itu. Pasangan yang sedang mengawan itu terjerit-jerit kenikmatan. Tiada lagi segan-silu mereka pada sesiapa. Jeritan mengawan mereka boleh didengar oleh sesiapa saja yang ada di dalam tandas awam lelaki itu. Setiap kali takuk kepala zakar Roslan menyentuh ke dasar rahimnya setiap kali itulah Lia menjerit kenikmatan.

    Bukan saja disondolnya lemak punggung gadis montok itu malah lelaki itu menunjal-nunjalkan alat pembiakannya ke dalam tubuh Lia setiap kali dia santak ke pangkal untuk menikmati kemanisan lubuk pembiakan bontot gemuk itu. Akibat daripada perlakuannya yang penuh nafsu itu dia telah gagal untuk menahan kencing maninya. Mana tidaknya, tunjalan yang sedemikian rupa mengakibatkan zakarnya dirangsang sehingga ke pangkal kerana lubuk nikmat Lia yang amat dalam dan padat itu.

    Bulu roma Roslan mula meremang dan dia dapat merasa benihnya meluru ke arah kepala zakarnya yang amat besar itu. Telur-telurnya berdenyut-denyut menghasilkan cecair benih yang begitu banyak untuk disemburkan jauh ke dalam bontot Lia yang maha subur dan enak itu. Lelaki membisikkan ke telinga gadis subur itu bahawa dia meminta izin untuk melepaskan benih bayinya ke dalam cipap tembam idaman ramai lelaki itu.

    “A..Lia…abang dah nak terpancut ni….Abang nak minta izin pancut dalam lubang pantat Lia yea..aaahh..” pinta Roslan terketar-ketar menahan pancutan maha hebatnya.

    Lia hanya mampu mengangguk lemah mengizinkan lubuk nikmatnya dipenuhi oleh benih jantan lelaki tersebut. Dia yang amat memahami keinginan nafsu lelaki merendahkan lagi kepala dan bahunya ke bawah lalu menonggekkan bontot gemuknya ke atas. Bontot yang maha subur itu membuka celahannya dengan amat luas demi untuk mengizinkan salurannya dipenuhkan oleh cecair benih lelaki tersebut.


    Roslan kini dihidangkan dengan pandangan bontot muda yang maha gebu dan sempurna yang dengan rela menadah semburan nafsunya sebentar lagi. Lia pula kini sudah meraung-raung tidak sabar menanti pancutan benih lelaki yang sedang menunggangnya itu. Dihentak-hentaknya bontot lebar itu ke belakang supaya lelaki itu memancut dengan cepat.

    Perlakuan sondolan dan hentakan itu memberi rangsangan yang maksimum kepada kulit zakar lelaki berkenaan. Kepala zakarnya kini mengembang penuh memberi isyarat bahawa ia kini sudah bersedia meledakkan air mani yang amat pekat dan subur.

    Telur-telur zakar lelaki itu bekerja keras menghasilkan benih-benih yang terbaik dan paling subur untuk mempersenyawakan telur-telur bunting gadis montok itu. Berjuta-juta sperma yang sihat akan meluru dengan deras untuk merobek telur-telur bunting Lia dengan tanpa belas kasihan.

    Kepala zakar Roslan kini kembang-kuncup dalam keadaan bersedia. Air mani yang diceratkan nanti pasti deras supaya terus terpancut jauh ke dasar rahim yang maha enak itu.

    “Aaahhhhkk…aaarrghhh….Yearrghhh…sikit lagi..Liaaa….!” Roslan meraung-raung kelazatan.

    Akhirnya dengan tunjalan zakar yang paling dalam dengan keadaan bontot gemuk yang amat lentik dan dengan jeritan nafsu yang amat kuat, Roslan memancutkan kencing benihnya ke dalam bontot gemuk Lia yang maha enak itu. Terkemut-kemut bontot lelaki yang berusia 38 tahun itu mengepam setiap titis air maninya terus ke dalam tapak semaian Lia yang amat ranum dan subur itu. Gadis montok yang berusia 16 tahun itu pula tertonggeng-tonggeng dan terkangkang-kangkang semasa benih subur lelaki yang boleh digelar ayahnya itu membuak-buak dengan begitu banyak dan pekat ke dalam pantatnya.

    “Oouuhhh….uuhh..uuhh..Yaaa …iiiskk..iskk…” Lia meraung-raung dengan air liur yang meleleh-leleh.

    Mata Lia terbeliak-beliak dan mulutnya tenganga-nganga setiap kali dia merasakan kencing mani lelaki itu mencemar liang peranakannya. Amat memberahikan pemandangan ketika itu tatkala Roslan memeluk erat tubuh separuh bogel Lia dan setiap kali benih bunting membuak keluar dari zakarnya setiap kali itulah Roslan menyodok dan menyantak sedalam mungkin.

    Pasangan yang sedang puas mengawan itu menikmati klimaks mereka dalam keadaan yang sungguh memberahikan. Mereka berdua menjerit-jerit kepuasan akibat kenikmatan maksimum yang dirasai bersama-sama.

    “Aaahh…aaagghh..aarrrhh…ketat betul….pantat…Lia ni…Abang tak tahan betull..!! jerit Roslan tidak tertahan.

    “Uurrghhh…ooohh…Aagghh…perlahan sikit bang…Air mani abang Roslan ni…bb…banyak sangat..ngilu Lia dibuatnyaaa… aaaahhhhkkk…” jerit Lia pula…

    Benih mani Roslan membuak-buak memancut dengan pekat, banyak dan deras dek kerana terlalu geram dengan kemontokan Lia. Ada lebih 12 das air mani disemburkan ke dalam lubang yang maha lazat itu. Dek kesuburan Lia, gadis itu telah berjaya dibuntingkan dengan serta-merta. Roslan melihat dengan jelas bagaimana bontot gemuk Lia mengembang-ngembang tatkala benihnya membiak menjadi bayi. Tertonggek gadis montok itu dikerjakannya.


    Dengan keadaan gadis muda itu yang sedang terkangkang-kangkang menonggeng-nonggeng Roslan berasa hampir mahu menangis akibat rasa nikmat yang amat sangat. Pancutan maninya semakin lemah setelah lebih 10 semburan namun dia masih meneruskan asakan-asakan kasar ke dalam cipap tembam itu. Dia mahu merasakan nikmat benihnya sehingga ke lelehan terakhir. Itulah persetubuhan dia yang paling nikmat selama ini.
    Kalaulah dia tahu tubuh Lia mampu memberikan nikmat sebegini kepada dirinya tentu sudah lama dia membenihkan gadis tersebut. Pelukannya kepada Lia masih erat. Geram sungguh dia mendengar rengekan-rengekan manja gadis yang montok itu.

    Mereka berdua akhirnya tersungkur di atas mangkuk tandas dalam kepuasan mengawan yang maksimum tadi. Lia tersadai tertiarap dalam keadaan Roslan masih berada di atas belakang tubuh mudanya itu sambil Roslan masih memeluk erat bontot gemuk yang subur itu. Boleh dilihat batang zakarnya masih terbenam jauh di dalam syurga pantat gadis sempurna tersebut. Masih boleh dilihat bontot Roslan mengemut-ngemut perlahan untuk melepaskan titisan-titisan terakhir benihnya ke dalam punggung lebar Lia.

    Bayangkanlah betapa banyak benih maninya dilepaskan sebentar tadi. Bayangkanlah betapa bontot gemuk milik Lia mampu memerah begitu banyak benih keluar daripada batang pembiakan seorang lelaki. Benih lelaki bertuah itu kini bertakung sepenuhnya dan bermaharajalela di dalam lubang pantat Lia yang maha subur itu.

    “Aaarr…aaahhh…zzz..zzzz…” Roslan mengeluh kelesuan lalu terlelap di atas belakang tubuh montok gadis remaja yang baru sebentar tadi dia buntingkan….

  • Foto Ngentot Anal Angelin Joy dipantatnya yang ketat

    Foto Ngentot Anal Angelin Joy dipantatnya yang ketat


    1745 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik rambut coklat Angelin Joy pakai rok pink bagus menggoda pacarnyang yang lagi membaca buku untuk melakukan hubungna sex ngentot diatas sofa dan memasukkan penisnya yang gede kedalam pantatnya yang ketat. Fastbet99

    Agen Nova88

    Agen Bola Nova88

  • Video Bokep Miho Ichiki toket gede hisap kontol

    Video Bokep Miho Ichiki toket gede hisap kontol

  • Foto Bugil Gadis kampus imut Kay J memamerkan sosok telanjangnya di kamar mandinya

    Foto Bugil Gadis kampus imut Kay J memamerkan sosok telanjangnya di kamar mandinya


    2006 views

    Duniabola99.comJudi Bola Terpercaya foto gadis pirang putih cantik melepaskan gaunnya di dalam kamar mandi didepan cermin yang besar menampilkan toketnya yang bulat berpentil pink dan juga memamerkan memeknya yang bulu bulunya tipis tipis baru dicukur. Starbet99

    Agen Casino Online Agen Judi Bola

  • Video Bokep Paula memijit pacarnya yang lagi tidur

    Video Bokep Paula memijit pacarnya yang lagi tidur

  • Foto Ngentot mahasiswi Tiffany Doll menyapa cowoknya untuk seks setelah bekerja di spandex

    Foto Ngentot mahasiswi Tiffany Doll menyapa cowoknya untuk seks setelah bekerja di spandex


    1968 views

    Duniabola99.comAgen Idn Poker Online foto cewek dengan pakaiannya yang ketat Tiffany Doll ngentot dengan pacarnya setelah selesai olahraga dan siap mandi didalam kamarnya dan menembakkan sperma yang banyak kebadannya. Nexiabet

    Judi Slot Online

    Agen Sbobet Terpercaya

    Agen Judi Online

  • Video Bokep Wakaba Onoue sange lihat orang kocok kontol

    Video Bokep Wakaba Onoue sange lihat orang kocok kontol

  • Foto Bugil Faye Reagan didalam kelas diatas meja guru

    Foto Bugil Faye Reagan didalam kelas diatas meja guru


    1827 views

    Duniabola99.com – foto pelajar pirang Faye Raegan bugil di kelas diata meja gurunya dan berpose hot menampilkan memeknya yang berwarna pink dan masih sempit. HokiJudi99

    Situs Judi Bola

    Agen Bola Terpercaya

    Judi Bola Online

  • Video Bokep Scarlet Red memek pink ngentot dengan pria hitam kontol gede diats ayunan

    Video Bokep Scarlet Red memek pink ngentot dengan pria hitam kontol gede diats ayunan

  • Foto Ngentot Katrina Jade dan Tasha Reign mendapatkan sperma di toket mereka

    Foto Ngentot Katrina Jade dan Tasha Reign mendapatkan sperma di toket mereka


    1780 views

    Duniabola99.com – foto para mahasiswa yang lagi berpesta berakhit dengan melakukan pesata sex ngentot threesome dan menembakkan semua spermanya ke toket yang gede. agen sbobet terpercaya

    judi bola sbobet

    agen judi sbobet

  • Video Bokep Ryoko Murakami berjalan sendirian dikegelapan dan sange

    Video Bokep Ryoko Murakami berjalan sendirian dikegelapan dan sange


    1914 views

    Cerita Dewasa

  • Foto Bugil cewek pirang Kristin Nicole menanggalkan pakaiannya di tempat tidur

    Foto Bugil cewek pirang Kristin Nicole menanggalkan pakaiannya di tempat tidur


    1754 views

    Duniabola99.com – foto cewek toket gede pirang Kristin Nicole melepas bikininya dan menampakkan memeknya yang tembem diatas kasur dan berpose hot. Cerita Sex Indonesia

  • Video Bokep Aisha membuat cinta dengan pacarnya

    Video Bokep Aisha membuat cinta dengan pacarnya


    1942 views

    Cerita Sex

  • Foto Ngentot Mahasiswi berkaca mata menggoda dosennya dikelas

    Foto Ngentot Mahasiswi berkaca mata menggoda dosennya dikelas


    1991 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang mahasiswa menggoda dosennya untuk melakukan hubungan sex ngentot didalam kelas disaat semua orang sudah pulang. Cerita Bokep Indonesia

  • Kisah Memek cinta terlarang Halimah

    Kisah Memek cinta terlarang Halimah


    3146 views


    Duniabola99.com – Halimah dan Sidek tinggal menyewa di sebuah kampung.Sidek,yang berumur 51 tahun dan bekerja sebagai buruh kontrak menebang hutan,seringkali masuk ke hutan sehingga berhari-hari lamanya,malah kadang-kala sehingga sebulan tak balik ke rumah.Manakala Halimah pulak,berumur 48 tahun,menjadi suri rumahtangga sepenuh masa menjaga anaknya Shidah yang masih bersekolah rendah.Anaknya Meon,yang berumur 20 tahun bekerja sebagai seorang mekanik di bengkel motorsikal yang terletak selang 2 buah rumah dari rumahnya.Jarak umur Meon dengan adiknya memang jauh,malah Halimah dan Sidek sendiri tidak menyangka bahawa mereka masih boleh menimang cahaya mata setelah sekian lama disangkakan hanya Meon sahajalah anak tunggalnya. Cerita Bokep Indonesia
    Kerja Meon sebagai mekanik bermula sejak dia habis sekolah.Lantaran masalah kewangan keluarganya,dia tidak dapat menyambung pelajaran ke peringkat universiti.Demi membantu keluarga,Meon bekerja di bengkel Abu.Bermula sebagai budak suruhan,Meon kini sudah pandai membaiki motorsikal,hasil didikan Abu yang percaya dan yakin dengan kebolehan Meon.Wang gajinya lebih kepada membantu Ibu dan adiknya mengalas perut lantaran bapaknya,Sidek yang jarang pulang ke rumah akibat bertugas di pedalaman dan jauh dari rumah.

    Halimah yang merupakan suri rumahtangga sepenuh masa,masih cantik orangnya.Berwajah putih berseri dengan tahi lalat di kiri dagunya,sering memakai tudung ketika keluar rumah,menyembunyikan rambutnya yang pendek paras bahu.Selalu jugak Halimah merasakan dahaga dan kegersangan menikmati hubungan seks suami isteri lantaran hidupnya yang selalu ditinggalkan suami.Namun apakan daya,dia tetap teruskan hidup bersama anak-anaknya.Malah,Halimah jugakpernah terniat untuk curang demi tuntutan kegersangan nafsu seksnya yang seringkali sukar untuk dibendung,namun tiada siapa yang ingin mengoratnya lantaran statusnya sebagai isteri orang.Halimah tahu,hanya bontot tonggeknya yang besar dan lebar itulah sahaja senjatanya lantaran bentuknya yang memang tonggek dan melentik,namun walaupun dia cantik,tetapi tubuhnya tidak terlalu seksi untuk dipertontonkan kepada masyarakat.Bertubuh yang berisi,kedua-dua teteknya yang sederhana besar malah sedikit melayut,perut yang buncit,peha dan bontot tonggek yang lebar memberi kemungkinan bahawa tiada siapa yang bernafsu seks kepadanya.Ini mendorong Halimah untuk memendamkan sahaja kegersangan nafsu seksnya sendirian.Sejak suaminya masuk ke hutan 2 minggu lalu,dia tidak pernah merasakan kenikmatan hubungan seks.Pernah jugak dia melancapkan lubang cipapnya sendirian,tidak seronok rasanya,jadi,terpendamlah sahaja perasaan berahinya.

    Namun,sudah hendak menjadi cerita,pada satu pagi yang indah,Shidah menyertai rombongan sekolahnya pergi ke Kuala Lumpur dan esok baru pulang ke rumah,tidur di sekolah di Kuala Lumpur,menurut kata gurunya.Jadi hanya tinggal Halimah dan Meon sahajalah di rumah.Oleh kerana hari itu adalah hari Ahad dan bengkel motorsikal ditutup,maka Meon mengambil keputusan untuk bangun lewat pada pagi yang indah itu.Halimah yang sendirian menonton rancangan “Selamat Pagi Malaysia” merasa boring kerana tiada teman borak,lantaran Shidah sudah pergi mengikuti rombongan sekolahnya.Lantas dia teringatkan Meon yang sedang tidur di biliknya.

    Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik Meon,dilihatnya anaknya itu masih berselimut di atas katil.Digerakkan kaki Meon supaya bangun dari tidur.Dengan mata yang kelat,Meon membukakkan matanya.Terlihat Emaknya sedang berdiri di tepi katil memerhatinya.

    “Meon,dah pukul 9:00 pagi ni…!!!Nape tak bangun lagi ni,Sayang…!!!Mak boring la sorang-sorang…!!!”kata Halimah.
    “Hmmm…jap lagi Meon bangun…!!!”balas Meon sambil kembali melelapkan matanya.
    “Bangun tau,Sayang…!!!Kejap lagi kalau Mak datang tak bangun,Mak siram dengan air…!!!”kata Halimah sambil tersenyum dan berlalu dari bilik anak bujangnya.

    Meon,yang terjaga itu sukar hendak melelapkan matanya kembali.Namun dia cuba jugak melelapkan matanya tetapi sukar.Terlalu saying rasanya hendak meninggalkan katil di pagi hari Ahad yang dingin itu.Kabus yang masih menerawang menyejukkan suasana.Batang kote Meon yang semulajadi keras sendiri selepas bangun tidur menongkat selimut yang di pakainya.Perlahan-lahan diurut-urut batang kotenya dari luar selimut,fikirannya terbayangkan Nor,anak Haji Ali yang selalu menjadi modalnya melancapnya itu.

    Tiba-tiba Emaknya muncul kembali.Meon pun pura-pura tidur kerana takut Emaknya perasan kelakuannya yang sedang mengurut-urut batang kotenya yang sedang mencanak menongkat selimut itu.’


    “Ish…ish…ish…masih tak bangun lagi si bujang ni…!!!”bisik hati Halimah.
    Namun,perhatiannya tertarik kepada bonjolan yang menongkat tinggi selimut anaknya.Serta-merta perasaannya berdebar.Naluri keberahian seorang wanita yang dahagakan sentuhan nafsu seks itu terus bangkit melihat kain yang menyelimuti anaknya di tongkat oleh batang kote anaknya yang sedang keras itu.Niatnya yang hendak mengejutkan Meon serta-merta mati.Apa yang ada difikirannya adalah gelora keinginan nafsu seks ingin melihat batang kote keras milik anaknya.

    Halimah yang menyangka anaknya masih tidur itu perlahan-lahan duduk di tepi katil.Tangannya terasa ingin sekali memegang batang kote yang sedang keras menegak itu.Sudah lama rasanya dia tidak dapat memegang batang kote suaminya.Keinginannya telah mendorong Halimah untuk memberanikan diri memegang batang kote Meon.Batang kote Meon dipegangnya dengan lembut.Kekerasan otot batang kote anaknya menambah keberahian Halimah untuk melihatnya dengan lebih dekat lagi.Perlahan-lahan Halimah menyelak selimut Meon,maka terpampanglah tubuh Meon yang tidur tanpa seurat benang di hadapan matanya.Batang kote Meon yang sudah tidak tertutup itu diusapnya dengan lembut.Hampir sama dengan batang kote milik suaminya.Halimah mengusap-usap batang kote Meon dengan perasaan berahi.Keinginan nafsu seksnya yang merindukan batang kote suaminya itu telah menghilangkan kewarasannya dan membuatkannya lupa bahawa dia sebenarnya sedang bernafsu seks memegang batang kote anaknya sendiri.

    Meon yang pura-pura tidur itu,berdebar-debar merasakan batang kotenya dipegang oleh Emaknya.Dia tidak menyangka bahawa Emaknya tergamak dan berani memegang batang kotenya.Hendak dibukak matanya,takut Emaknya memarahinya pulak kerana lambat bangun tidur dan menipu berpura-pura tidur.Jadi Meon mengambil keputusan membiarkan sahaja perlakuan Emaknya terhadap batang kotenya.

    Sentuhan lembut tapak tangan dan jari-jemari Halimah di batang kote Meon membangkitkan kenikmatan kepada Meon.Batang kotenya menegang dengan secukup-cukupnya dan ini memberikan perasaan sensasi kepada Halimah untuk memegangnya dengan lebih kuat lagi.Halimah kemudiannya terus melancapkan batang kote Meon dengan nafasnya yang semakin terburu-buru.Bukan senang nak merasa batang kote lelaki,jadi,peluang dah ada depan mata,inilah masanya…

    Meon yang masih berpura-pura tidur itu benar-benar menikmati kesedapan batang kotenya dilancapkan oleh Emaknya sendiri.Dia membiarkan Emaknya terus melancapkan batang kotenya dan difikirannya terbayangkan Nor anak Haji Ali yang sedang melancapkan batang kotenya.Keberahiannya akhirnya memuncak dan membuatkan air maninya memancut keluar dari batang kotenya yang keras dan sedang dilancapkan oleh Emaknya Halimah.

    Halimah yang teruja dengan pancutan demi pancutan air mani anaknya Meon itu terus melancapkan batang kote anaknya sehingga tiada lagi air mani yang keluar.Aroma air mani yang sudah lama tidak menusuk ke hidungnya memberikannya satu perasaan yang melambangkan sedikit kepuasan.Air mani anaknya yang melekit di tangannya diciumnya dan dihirupnya sedikit demi sedikit dengan penuh bernafsu seks.Meon yang terkejut mendengar bunyi hirupan itu membuka sedikit matanya dan terlihat olehnya bahawa Emaknya Halimah sedang menjilat air maninya yang berlumur di tangan.Berdebar-debar perasaan Meon ketika itu.Dia tidak menyangka bahawa Emaknya Halimah mampu bertindak dengan sebegitu rupa.

    Halimah yang puas merasa air mani anaknya yang melekit di tangannya kembali bangun dari katil dan menyelimuti anaknya.Dia kemudian keluar dari bilik Meon dan kembali ke ruang tamu menonton TV.Terasa saying hendak mencuci tangannya.Bau air mani lelaki yang dirindui itu terasa sayang hendak dihilangkan dari tangannya.Kalau boleh,dia ingin tangannya terus melekat dengan air mani anaknya itu buat selama-lamanya.Perasaan bersalah ada sedikit bersawang dalam mindanya,namun baginya ia tidak perlu dirisaukan kerana perbuatannya itu langsung tidak disedari oleh anaknya.Dia melakukannya ketika anaknya sedang lena.

    Namun berbeza pulak bagi Meon,dia benar-benar tidak menyangka bahawa batang kotenya dilancapkan oleh Emaknya sendiri.Malah,air maninya jugak dinikmati oleh Emaknya dengan penuh nikmat di hadapan matanya sendiri.Meon terasa malu kepada dirinya sendiri,jugak kepada Emaknya.Namun begitu,kenikmatan yang baru sahaja dinikmati secara tiba-tiba membangkitkan seleranya dan kalau boleh dia ingin Emaknya melakukannya lagi, tetapi perasaan hormatnya sebagai anak serta-merta mematikan hasratnya.Baginya,yang lebih baik adalah,merahsiakan perkara ini dan membiarkan Emaknya masih menganggap bahawa dirinya sedang tidur ketika perkara itu berlaku.
    Hari itu,mereka anak-beranak berlagak seperti tiada apa-apa yang berlaku.Masing-masing buat hal sendiri.Namun di hati masing-masing,hanya Tuhan saja yang tahu…

    Pada petangnya,Halimah yang selesai mengangkat pakaian di ampaian terlihat kelibat anaknya yang sedang terbaring di sofa.Bunyi TV masih kedengaran namun tidak pasti adakah anaknya sedang tidur atau tidak.Perlahan-lahan dia menghampiri anaknya dan dia melihat mata anaknya terpejam rapat.Terlintas di fikirannya ingin mengulangi kembali saat-saat indah menikmati batang kote keras anaknya di dalam genggamannya.


    Sementara itu,Meon yang terbaring di sofa sebenarnya tidak tidur.Dia sebenarnya ingin memancing Emaknya kerana kenikmatan batang kotenya dilancapkan pagi tadi mendorongnya untuk menikmatinya sekali lagi.Dia tahu bahawa Emaknya terhendap-hendap memastikan adakah dirinya sedang tidur.Jadi Meon sengaja mematikan dirinya di atas sofa.

    Halimah sedar,inilah masanya yang paling sesuai untuk melepaskan giannya.Tanpa segan silu,Halimah terus menyelakkan seluar pendek sukan anaknya.Batang kote anaknya yang gemuk dan panjang itu dipegang dan terus dilancapkannya.Tidak sampai seminit,batang kote anak bujangnya itu sudah pun mengeras di dalam genggamannya.Halimah berkali-kali menelan air liurnya melihatkan batang kote yang keras di hadapan matanya itu diusap-usap dan dirocoh-rocoh oleh tangannya yang gebu.Semakin dilancap semakin galak kerasnya.Kepala takuk batang kote Meon yang kembang berkilat bak kepala cendawan itu dimainkan dengan ibu jarinya.Meon sedikit menggeliat kerana ngilu.Serta-merta Halimah memperlahankan rentaknya kerana takut Meon akan terjaga.

    Halimah sedar,seleranya kepada batang kote anak lelakinya itu semakin meluap-luap di lubuk keinginan nafsu seksnya.Dia tahu apakah risiko melakukan perkara terkutuk itu,lebih-lebih lagi bersama darah dagingnya sendiri.Halimah menggigit bibirnya kegeraman.Halimah tidak peduli,tekaknya seolah-olah berdenyut ketagihan melihatkan batang kote tegang anaknya di depan matanya sendiri.Nafasnya semakin laju.Halimah akhirnya membuat keputusan nekad.Keberahiannya yang sudah semakin hilang pedoman itu membuatkan dia berani membenamkan batang kote anaknya ke dalam mulutnya yang lembap itu.

    Meon sekali lagi menggeliat kesedapan.Batang kotenya yang sedang dipegang oleh Emaknya tiba-tiba merasakan memasuki lohong yang hangat dan basah.Perlahan-lahan dia membukak matanya kecil.Dilihatnya batang kotenya kini sudah separuh hilang di dalam mulut Emaknya.Terlihat olehnya raut muka Emaknya yang masih cantik itu sedang mengulum-ngulum batang kotenya dengan matanya yang tertutup.Hidung Emaknya kelihatan kembang-kempis bersama deruan nafas yang semakin laju.Inilah pertama kali Meon merasai bagaimana sedapnya batang kotenya dinikmati oleh mulut seorang wanita.Kenikmatan yang dirasai membuatkan dia tidak peduli siapakah wanita yang sedang mengulum-ngulum batang kotenya itu,lebih-lebih lagi ianya bukan dilakukan secara paksa.Meon cepat-cepat kembali memejamkan matanya apabila dilihat Emaknya seakan ingin membukak mata.

    Halimah yang yakin anaknya tidur mati,perlahan-lahan menghisap batang kote anaknya.Perlahan-lahan dia menghirup air liurnya yang meleleh di batang kote anaknya.Penuh mulut Halimah menghisap-hisap batang kote Meon.Semakin lama Halimah menghisap-hisap batang kote Meon,semakin dia lupa bahawa dia sedang menghisap-hisap batang kote anaknya sendiri.Perasaan Halimah yang diselubungi keinginan nafsu seks membuatkan dia semakin galak menghisap-hisap batang kote anaknya.Batang kote keras yang penuh menujah lelangit mulutnya dirasakan sungguh mengghairahkan,air mazi anaknya yang sebati dengan air liurnya dirasakan sungguh menyelerakan.Sudah lama benar dia tidak menikmati batang kote suaminya.Dirinya seolah seorang budak kecil yang sedang kemaruk setelah mendapat barang pemainan baru.


    Meon semakin tidak dapat tahan.Hisapan Emaknya di batang kotenya yang keras menegang itu membuatkan Meon semakin tak keruan.Dia nekad,apa nak jadi,jadilah.Dia tak dapat bertahan lagi berpura-pura tidur sebegitu.Akhirnya di saat air maninya hendak meledak,Meon memberanikan dirinya memegang kepala Emaknya Halimah.Kepala Emak Kandungnya yang sedang galak turun-naik menghisap-hisap batang kotenya itu dipegang dan ditarik rapat kepadanya,membuatkan batang kotenya terbenam jauh ke tekak Halimah,Emak Kandungnya sendiri.Halimah terkejut,jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.Serta-merta dia merasakan teramat malu apabila disedarinya anaknya sedar dengan perbuatannya.Malah,anaknya memegang kepalanya sementara batang kote anaknya itu semakin terbenam jauh ke dalam mulutnya.Halimah cuba menarik kepalanya dan cuba mengeluarkan batang kote anaknya dari dalam mulutnya namun dia gagal.Meon menarik kepala Halimah serapat mungkin ke tubuhnya dan serentak itu,memancut-mancut air mani Meon memenuhi mulut Halimah.Meon benar-benar kenikmatan.

    Halimah yang sedar batang kote anaknya itu sedang memuntahkan air mani di dalam mulutnya terus diam tidak meronta.Dia membiarkan sahaja mulutnya menerima pancutan demi pancutan padu air mani anaknya sehingga tidak dapat ditampung oleh mulutnya yang comel itu.Halimah tiada pilihan,dia tidak dapat menolak kepalanya agar batang kote anaknya memancut di luar mulutnya.Maka,dalam keterpaksaan,berdegup-degup Halimah meneguk air mani anaknya yang menerjah kerongkongnya.Cairan pekat yang meledak dari batang kote anak bujangnya yang dihisap itu ditelan sepenuhnya bersama air mata yang mula mengalir ke pipinya.
    Pautan tangan Meon di kepala Emaknya Halimah semakin longgar,seiring dengan air maninya yang semakin habis memancut dari batang kotenya.Halimah mengambil peluang itu dengan terus menarik kepalanya sehingga tercabut batang kote Meon dari mulutnya.Segera Halimah bangun dan berlari menuju ke dalam biliknya.Meon yang tiba-tiba merasakan penyesalan itu segera bangun menuju ke bilik Emaknya.Pintu bilik Emaknya terkunci dari dalam.Meon mengetuk pintu perlahan berkali-kali sambil suaranya lembut memanggil-manggil Emaknya.Namun hanya suara esakan Emaknya di dalam bilik yang didengarinya.
    “Makk…Maaf,Makk…!!!Meon minta maaf,Mak…!!! Meon tak sengaja,Makk…!!!Makkkkk…!!!”rayu Meon di luar bilik Emaknya.

    Sementara di dalam bilik,Halimah sedang tertiarap di atas katil,memekup mukanya di bantal dengan air matanya yang semakin berjujuran di pipinya yang gebu.Rasa penyesalan akibat pengaruh keinginan nafsu seksnya sendiri telah membuatkan dirinya seolah-olah hilang harga diri sehingga sanggup melakukan perkara terkutuk itu dengan anak kandungnya sendiri.Halimah benar-benar menyesal atas segala perbuatannya.Dia sedar,ini semua bukan salah anaknya.Ini semua salahnya.Halimah tersedu-sedan mengenangkan kesilapannya di atas katil sendirian,membiarkan anaknya,Meon sendirian memujuknya di luar biliknya…

    “Meon,mari makan,Sayang…!!!”ajak Halimah kepada Meon di pintu bilik Meon.
    Meon yang sedang termenung di tebing katil seolah tidak menghiraukan Emaknya.Fikirannya merasa bersalah dan malu atas apa yang telah berlaku pada petang tadi.Halimah sedar perubahan anaknya.Dia terus duduk rapat di sebelah Meon.Jari-jemarinya kemas memegang telapak tangan Meon.Diramas dengan lembut jari-jemari Meon.

    “Mak,Meon rasa bersalah sangat kat Mak…!!!Meon nak minta maaf banyak-banyak,Mak…!!!”kata Meon sambil matanya masih terus menatap kosong ke lantai.
    “Meon,Mak yang sepatutnya minta maaf,Sayang…!!! Meon tak salah langsung,Sayang…!!!Kalau bukan Mak yang mulakan dahulu,perkara ni takkan terjadi,Sayang…!!!”kata Halimah.


    Mereka terdiam seketika.Suasana sepi malam yang mula menjelma seolah memberikan ruang untuk dua beranak itu berbicara secara peribadi dari hati ke hati.Halimah menarik tangan Meon yang digenggamnya ke atas pehanya yang gebu.Jari-jemari anaknya diramas dengan lembut,penuh kasih sayang dari seorang Emak kepada anaknya sendiri.

    “Kenapa Mak buat macam tu…???Mmmm…boleh Meon nak tahu tak,Mak…???”tanya Meon sedikit gugup.
    Halimah terdiam sejenak.Otaknya ligat mencari jawapan bagi soalan yang terlalu sensitif dari anaknya itu.Secara tak langsung,dia gugup hendak menjawabnya.Tangannya yang kemas memegang tangan anaknya di atas pehanya yang lembut itu semakin ditarik ke arah tundun lubang cipapnya.Fikirannya bercelaru,buntu.

    “Kenapa,Mak…???”sekali lagi Meon bertanyakan kepada Halimah.
    “Susah Mak nak cakap la,Sayang…!!!Hal orang perempuan la,Sayang…!!!Nanti Meon tahu la,Sayang…!!!”kata Halimah ringkas dan dia terus berdiri lalu keluar dari bilik Meon,meninggalkan anaknya diam sendirian.

    Meon keliru dengan jawapan Emaknya.Akal mentahnya tidak berapa memahami objektif jawapan Emaknya.Dia hanya mampu melihat Emaknya berlalu keluar dari biliknya meninggalkannya sendiri bersama seribu satu persoalan di kepala.Bontot tonggek lebar Emaknya yang tonggek itu kelihatan melenggok ketika melangkah keluar.Daging bontot tonggeknya yang bulat dan montok kelihatan membonjol di kain batik lusuh yang dipakai Emaknya.Meon menelan air liur melihat harta berharga milik Emaknya Halimah.Hatinya berdebar,perasaannya tiba-tiba bercelaru.Rasa kasihan dan sayang kepada Emaknya Halimah yang sebelum ini terbit dari hatinya secara tiba-tiba di selinap masuk oleh perasaan nafsu seks yang terlalu malu bagi dirinya untuk memikirkan.Meon lantas bangun menuju ke dapur,terlihat Emaknya sedang duduk mendagu di meja makan.Mata Emaknya seolah-olah merenung kosong hidangan makan malam yang telah disediakan di atas meja.Perlahan-lahan Meon menghampiri Emaknya,dipegangnya kedua-dua bahu Emaknya lembut.Meon menunduk dan mulutnya menghampiri telinga Emaknya.

    “Meon berjanji pada Mak yang cuma kita berdua aje yang tahu pasal ni,Mak…!!!Mak jangan la risau apa-apa pun…!!!Meon teramat sangat sayangkan Mak…!!!”bisik Meon di telinga Emaknya.
    Halimah merasakan sejuk hatinya mendengar kata-kata Meon yang lembut itu.Jari-jemari Meon yang sedang memegang bahunya terasa sungguh selesa.Haba dan hembusan nafas dari Meon di telinganya membangkitkan bulu roma Halimah.Perasaan terus berdebar-debar menyelinap ke dadanya bersama selautan rasa sayang yang tinggi menggunung kepada anak bujangnya itu.Halimah menoleh perlahan memandang wajah Meon yang hampir rapat di pipinya.Layanan dan sikap Meon kepadanya seolah-olah mengisi sedikit kekosongan batinnya yang merindukan belaian lelaki,iaitu suaminya.

    Wajah mereka saling berhadapan.Meon mengukir senyuman yang ikhlas di bibirnya,begitu jugak dengan Halimah.Pipi gebu Halimah diusap oleh Meon dengan lembut.Halimah memejamkan matanya.Bibirnya yang lembap dan comel terbukak sedikit.Meon yang seperti dipukau dengan paluan gendang syaitan itu pun tanpa ragu-ragu terus membenamkan mulutnya mengucup bibir Emaknya.Mereka berdua kemudiannya terus saling berkucupan bibir dan mulut,penuh kasih sayang.Perasaan yang sejak mulanya lambang kasih sayang antara Emak dan anak akhirnya bertukar menjadi perasaan kasih sayang yang berlambangkan seks yang saling memenuhi dan memerlukan.


    Tangan Halimah kemudiannya dengan perlahan-lahan mengusap rambut anak bujangnya yang sedang hangat mencumbui bibirnya.Bibir Halimah ligat meneroka mulut Meon yang nampaknya masih tidak mahir dalam permainan manusia dewasa itu.Nafas masing-masing saling bertukar silih-berganti.Degupan jantung dua insan itu semakin kencang,seiring dengan deruan keinginan nafsu seks yang semakin bergelora.Halimah semakin lemah,dia terus memeluk tubuh Meon.Tertunduk Meon dipeluk oleh Emaknya,mulutnya masih mengucup bibir Emaknya.Ghairah Meon kembali bangkit,lebih-lebih lagi apabila bayangan Emaknya menghisap batang kotenya di pagi dan petang hari itu silih-berganti di kotak fikirannya.Meon semakin berani memulakan langkah,tangannya yang tadi memegang bahu Emaknya kini menjalar ke kedua-dua tetek Emaknya yang masih berbalut t-shirt.Kekenyalan kedua-dua tetek Emaknya yang tidak memakai coli itu dirasakan sungguh mengasyikkan.Puting kedua-dua tetek Emaknya yang semakin keras dan menonjol di permukaan t-shirt digentel lembut berulang kali,Halimah semakin terangsang dengan tindakan anaknya itu.Ini mendorong Halimah untuk meraba dada anaknya yang bidang itu.Tangannya kemudian turun ke pinggang anaknya dan seterusnya dia menangkap sesuatu yang keras dan membonjol menujah kain pelikat yang dipakai oleh anaknya.Batang kote Meon yang semakin keras di dalam kain pelikat digenggam oleh Halimah.

    Dirocoh-rocoh batang kote anaknya dengan penuh bernafsu seks.Perasaan penuh bernafsu seks yang melanda Halimah mendorongnya untuk mengulangi sekali lagi perbuatannya seperti di waktu siang tadi.Halimah kemudiannya terus melepaskan kucupan di bibir anaknya.Senyuman terukir di wajahnya,mempamerkan rasa keberahian yang tiada selindung lagi.Halimah kemudiannya terus melucutkan kain pelikat Meon,maka luruhlah kain pelikat yang Meon pakai ke lantai dan sekaligus mendedahkan batang kotenya yang sasa dan berotot itu tegak mengeras menghala muka Emaknya.Halimah tahu kehendak Meon.Malah,dia jugak sebenarnya menginginkannya jugak.Perlahan-lahan Halimah membenamkan batang kote keras Meon ke dalam mulutnya.

    Meon memerhatikan sahaja perbuatan Emaknya tanpa selindung lagi.Sedikit demi sedikit batang kotenya dilihat tenggelam ke dalam mulut Emaknya yang comel.Tahi lalat di dagu Emaknya menambahkan lagi kecantikan wajah Emaknya yang sedang menghisap-hisap dengan perlahan-lahan batang kotenya.

    Halimah semakin galak menghisap-hisap batang kote anaknya.Perasaan keibuan yang sepatutnya dicurahkan kepada anaknya sama sekali hilang.Keinginan nafsu seks dan kerinduan batinnya menguasai akal dan fikiran membuatkannya hilang pertimbangan sehingga tergamak bermain keinginan nafsu seks bersama dengan anak kandungnya sendiri.Halimah benar-benar tenggelam dalam arus gelora keinginan nafsu seks.Batang kote anaknya yang dihisap-hisap dan keluar-masuk di dalam mulutnya benar-benar memberikan sensasi kelazatan menikmati batang kote lelaki yang dirindui selalu.Setiap lengkok batang kote anaknya disedut dan dinikmati dengan penuh perasaan.Tangan kirinya mengusap-usap lubang cipapnya dari luar kain batik.Sungguh bertuah dirinya dirasakan pada ketika itu,kedahagaan batin dan nafsu seksnya yang selama ini membelenggu jiwanya terasa seolah-olah terbang jauh bersama angin.Dirinya merasakan begitu dihargai.Jiwanya semakin tenteram dalam gelora keinginan nafsu seksnya sendiri.

    Meon pulak benar-benar menikmati betapa lazatnya merasakan batang kotenya dihisap-hisap oleh mulut Emaknya.Wajah Emaknya yang sedang terpejam mata menikmati batang kotenya dengan penuh bernafsu seks itu memberikan satu kenikmatan yang sukar untuk diucapkan.Matanya tertancap kepada tangan Emaknya yang sedang menggosok-gosok lubang cipap.Kain batik yang dipakai oleh Emaknya kelihatan terperosok ke bawah kelengkang akibat kelakuan Emaknya itu.Peha gebu Emaknya yang kelihatan lembut dan menyelerakan membangkitkan selera nafsu seks Meon.Serta-merta Meon menarik batang kotenya keluar dari dalam mulut Emaknya.Meon kemudiannya terus tunduk mengucup Emaknya dan sekaligus dia memeluk tubuh Emaknya.Halimah membalas perlakuan Meon dengan kembali mengucupinya.Sambil bibirnya mengucup bibir Emaknya,Meon menarik Halimah agar berdiri dan Halimah terdorong untuk mengikut sahaja kemahuan Meon.Mereka pun kemudiannya sama-samaberdiri dan berpelukan erat,dengan bibir masing-masing yang saling berkucupan penuh keberahian.Meon kemudiannya terus mengusap-usap kelangkang Emaknya.Kain batik lusuh yang menutupi lubang cipap Emaknya terasa basah akibat lendir nafsu seks yang semakin banyak membanjiri lohong kewanitaan Emaknya Halimah itu.Meon kemudiannya terus menyelakkan kain batik Emaknya ke atas,batang kote mudanya yang tidak pernah memasuki mana-mana lubang cipap wanita kekok untuk memulakan langkah yang berani itu.

    Halimah tahu kelemahan yang dihadapi oleh anaknya.Sambil tersenyum,dia terus menyingkap kain batiknya ke atas dan berpusing menghadap meja makan,mempamerkan bontot tonggeknya yang tidak dilindungi sebarang seluar dalam kepada anaknya.Meon seperti terpukau menatap bontot tonggek Emaknya yang putih berseri dan bulat menggebu di hadapan matanya.Bontot tonggek lebar Emaknya diusap-usap dan diramas-ramas dengan penuh bernafsu seks.Usapannya kemudian semakin penuh bernafsu seks,dari pinggang turun ke peha,kelentikan bontot tonggek Emaknya yang tonggek benar-benar membakar keinghinan nafsu seksnya.Sementara itu Halimah mencapai batang kote Meon yang terpacak di belakangnya.Tanpa segan silu,Halimah kemudiannya terus menarik batang kote Meon agar mengambil posisi yang memudahkan untuk mereka menjalankan misi yang seterusnya.Batang kote Meon ditarik sehingga terselit di celah kelengkangnya.Meon yang membiarkan sahaja tindakan Emaknya itu terdorong ke hadapan memeluk belakang tubuh Emaknya dan batang kotenya terus menyelinap ke celah kelengkang Emaknya yang sememangnya sudah terlalu licin dan becak dengan lendiran nafsu seks.Halimah kemudiannya terus menonggekkan tubuhnya dan tubuhnya maju-mundur menggesel-geselkan batang kote Meon di celah kelengkangnya.Bunyi lagaan dan geselan batang kote Meon yang keras di kelengkangnya berdecup-decup di ruang dapur.Meon yang pertama kali menikmati pengalaman yang mengasyikkan itu terangsang yang teramat sangat.Tangannya tak henti-henti meraba-raba dan meramas-ramas bontot tonggek lebar Emaknya yang tonggek menyentuh perutnya.


    Halimah sudah tidak sabar-sabar lagi,tangannya segera mencapai batang kote Meon yang keras di alur kelengkangnya dan memandunya masuk ke mulut lubang cipap segala kenikmatan miliknya.Dia sudah tidak peduli batang kote siapa yang sedang dipegangnya itu.Baginya,peluang menikmati batang kote lelaki bagi mengubati kesakitan keinginan nafsu seks dan batinnya tidak seharusnya dilepaskan begitu sahaja.Dengan sekali lentik sahaja,lubang cipapnya dengan mudah menerima seluruh batang kote keras anaknya menceroboh terowong lubang cipapnya yang sudah lama dahagakan tujahan batang kote lelaki buat kali pertama.Halimah hanya membiarkan batang kote hangat Meon terendam di lubuk lubang cipapnya.Statusnya sebagai Emak kepada anak lelakinya itu sudah hilang begitu sahaja.Keinginan nafsu seksnya benar-benar menghilangkan kewarasannya sebagai seorang Emak,sehingga sanggup menyerahkan seluruh tubuhnya,malah mahkota kewanitaan yang selama ini hanya dinikmati oleh suaminya seorang,dinikmati oleh anaknya atas keinginannya dan kerelaannya sendiri.Halimah benar-benar khayal menikmati batang kote anaknya menunjal-nunjal pangkal lohong lubang cipap nikmatnya.Dia kemudiannya terus mengemut-ngemut batang kote anaknya semahu hatinya,terasa seperti ingin sahaja dia melumatkan batang kote itu di dalam lubang cipapnya.

    Manakala Meon pulak benar-benar menikmati kemutan yang dirasakan oleh batang kotenya yang terendam di dalam lubang cipap Emaknya yang hangat itu.Seluruh otot batang kotenya yang mengembang keras terasa dihimpit oleh dinding lubang cipap Emaknya yang lembut dan licin itu.Terasa seolah-olah batang kotenya disedut-sedut oleh lubang cipap Emaknya.Meon kemudian perlahan-lahan menujah-nujahkan batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu sehingga kepala cendawannya yang berkembang pesat itu menghenyak-henyak pangkal lubang cipap wanita yang seharusnya disanjung sebagai ibu.Perasaan sayang Meon yang sebelum itu sekadar antara anak kepada ibu semakin dihantui keinginan nafsu seks yang membara.Keberahian yang diciptakan Emaknya Halimah itu telah mendorong Meon untuk menyayangi Emaknya Halimah itu seolah-olah seorang kekasih,yang rela untuk memberikan kenikmatan hubungan seks sumbang mahram antara darah daging.Meon tahu,dari lubang cipap yang sedang ditujahnya dengan batang kotenya itulah dirinya keluar satu masa dahulu.Namun kini lubang cipap itu sekali lagi dia masuki dengan penuh kerelaan,hanya cara dan permainan perasaan sahaja yang berlainan.

    Begitu jugak dengan Halimah.Terfikir jugak di benaknya bahawa batang kote lelaki yang sedang dinikmati di liang lubang cipapnya itu adalah milik seorang bayi yang keluar dari liang lubang cipap yang ditujah itu dahulu.Namun kini,bayi itu sudah besar dan kembali memasuki liang lubang cipapnya atas desakan keinginan nafsu seksnya dan batinnya sendiri.Perasaan berahi Halimah yang selama ini terpendam terasa seolah-olah ingin meletup di perutnya.Peluh semakin timbul di dahi dan tubuhnya bersama nafasnya yang semakin laju dan sempit.Halimah sudah lama tidak merasakan perasaan sebegini.Naluri kewanitaannya semakin merangsang agar perasaan itu semakin memenuhi akalnya.Halimah semakin tidak keruan.Batang kote yang semakin galak menujah lubang cipapnya semakin menenggelamkan Halimah dalam lautan keinginan nafsu seks.Akhirnya Halimah menikmati puncak kenikmatan seksnya sendiri.Tubuhnya bergegar bersama ototnya yang mengejang.Batang kote anaknya yang menujah lubang cipapnya dari arah belakang buat kali pertamadihimpit penuh kegeraman.Bontot tonggeknya semakin dilentikkan agar batang kote anaknya itu semakin kuat menghentak dasar lubang cipapnya.Halimah benar-benar hilang akal.Dia benar-benar di puncak segala nikmat yang selama ini dirindukan.

    Meon hanya memerhati perubahan demi perubahan pada tubuh Emaknya.Dia tahu bahawa Emaknya baru sahaja mengalami satu kenikmatan yang terlalu nikmat.Belakang baju t-shirt Emaknya nampak basah dengan peluh.Begitu jugaklah dengan bontot tonggek Emaknya yang terdedah,terasa perutnya akan peluh Emaknya yang membasahi bontot tonggek Emaknya itu.Kemutan yang begitu sedap dirasakan jugak semakin longgar.
    “Meon…terima kasih,Sayanggg…!!!Mak teramat sangat cintakan dan sayangkan Meon sekarang ni,Sayanggggg…!!!”kata Halimah sambil menoleh kebelakang melihat Meon yang masih berdiri gagah.
    Meon hanya tersenyum,tangannya meramas-ramas lembut daging lembut di pinggul Emaknya.Lemak-lemak yang menambah kegebuan dan kebesaran bontot tonggek Emaknya diusap-usap dengan penuh kasih sayang.Halimah tahu bahawa Meon perlukan kenikmatan seperti dirinya.Halimah kemudiannya terus melentikkan tubuhnya,sambil menekankan batang kote Meon agar tenggelam lebih dalam dan menghenyak-henyak dasar lubang cipapnya.Bontot tonggeknya digelek-gelekkan seperti penari dangdut di kelab malam,membuatkan batang kote Meon menikmati lebih geseran dengan dinding lubang cipapnya.Meon merintih kecil menahan gelora kenikmatan.Halimah tahu,Meon menikmati perbuatannya.


    “Sedap,Sayanggg…???”tanya Halimah dengan penuh manja.
    “Uuuhhh…Seee…Sedap Mmm…Makkk…!!! Ooooohhhhh…!!!”jawab Meon tersekat-sekat.
    Batang kotenya semakin ditekan ke dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu.Bontot tonggek Emaknya yang tonggek itu ditatap dengan penuh bernafsu seks.Halimah sekali lagi menoleh melihat Meon yang sedang penuh bernafsu seks menatap bontot tonggeknya.
    “Mak cantik tak,Sayanggg…???”tanya Halimah menggoda anaknya.
    “Ooohhh…Mak cantikkk…!!!Mmm…Mmakk…Meon… Ttt…tak tahannn…!!!”rintih Meon tak tahan di goda oleh Emaknya Halimah itu.
    “Nanti kalau Mak nak lagi boleh tak Meon tolong buatkan,Sayanggg…???”Tanya Halimah penuh kelembutan dan godaan kepada anaknya yang sudah semakin di ambang puncak kepuasan nafsu seks.
    “Ooohhh…Makkkk…!!!”rintih Meon.Meon semakin tidak tahan melihat Halimah tak henti-henti menggodanya.
    Tubuh Halimah yang menonggeng di tepi meja itu memberikan sensasi keberahian yang meluap-luap kepada Meon.Dia benar-benar tidak menjangka dirinya telah menyetubuhi lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama.Bontot tonggek Emaknya yang tonggek itu semakin menaikkan keinginan nafsu seks Meon.Keinginan nafsu seks dan keberahian Meon semakin kritikal.Dia tidak mampu bertahan lagi.Malah,dia ingin meluahkan perasaannya kepada Emaknya Halimah itu tentang apa yang diingininya,demi perasaannya yang benar-benar ingin menikmati kepuasan nafsu seks yang terlalu sukar untuk diungkapkan itu.
    “Ooohhhhh…Makkk…Meon nak selalu,Makkkkk…!!! Meon…sss…stim…ppp…pada…bbb…bontot tonggek Makkk…!!!”akhirnya Meon meluahkan perasaannya yang ingin sekali diluahkan.
    “Sayanggg…Meon anak Makkk…!!!Meonnn Sayangg…!!!”Halimah jugak menikmati perasaan berahi yang sedang melanda Meon.
    “Makkk…Ahhhhhhh…!!!”rintih Meon.
    Cuurrrrrr…Cruuuttttt…Cruttttt…akhirnya terpancutlah air mani jantan anak muda itu ke dalam lubang cipap dan rahim Emak kandungnya Halimah sendiri itu buat kali pertama.

    Meon menikmati betapa sedapnya melepaskan air mani di dalam liang lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama.Air maninya yang banyak memancut keluar dari batang kotenya yang keras meleding di dalam lubang cipap Emaknya itu memancut-mancut dengan sepuas-puasnya.Halimah memejamkan mata menikmati air mani anaknya yang hangat memenuhi lubang cipapnya.Dasar lubang cipapnya terasa disirami air mani yang hangat yang memancut–mancut memenuhi segenap rongga lubang cipapnya yang sepatutnya hanya untuk suaminya seorang sahaja.Namun akibat desakan keinginan nafsu seksnya yang kegersangan,rongga lubang cipapnya yang biasanya disirami oleh air mani suaminya kini dipenuhi oleh air mani anaknya atas kerelaannya sendiri.
    Mereka berdua kelesuan,namun masih lagi di kedudukan yang sama.Halimah masih terpejam matanya,menonggeng berpaut di tepi meja makan.Kain batiknya yang diselakkan ke atas pinggang masih mendedahkan bontot tonggeknya yang sedang dihimpit rapat oleh anaknya yang sedang terpejam matanya,menikmati saki-baki keindahan dan kenikmatan menyetubuhi lubang cipap Emaknya Halimah itu sendiri.Batang kote Meon masih terendam di dalam lubuk lubang cipap Halimah,seolah-olah begitu sayang untuk melepaskan saat-saat manis itu hilang begitu sahaja.Perasaan kasih dan sayang yang selama ini diperuntukan untuk seorang ibu hilang bersama angin malam,diganti oleh perasaan kasih dan sayang yang sepatutnya hanya dimiliki oleh seorang kekasih.Halimah kepuasan,dahaga keinginan nafsu seksnya dan batinnya yang selama ini mencengkam akhirnya terurai sudah.Kenikmatan yang dialami sebentar tadi sama sekali tidak disesali,malah dia benar-benar menghargainya.Bagaikan harga sebuah maruah kepada seorang suami,bukan lagi kepada seorang anak.Halimah merelakannya,disetubuhi lubang cipapnya oleh darah dagingnya sendiri,demi kepentingan keinginan nafsu seknya dan batinnya sendiri.Dia tahu,dirinya kini bukan lagi dimiliki oleh suaminya seorang,malah anaknya sendiri jugak,yang sudah menikmati tubuhnya.Anaknya kini ‘suami’nya,yang didambakan belaian penuh bernafsu seks untuk dinikmati melebihi dari suaminya.Demi keinginan nafsu seks dan kasih saying yang semakin membara,Halimah kini mencintai ‘suami’ barunya…iaitu anak lelaki kesayangannya Meon…
    *************************************************


    Pada satu pagi,selepas beberapa bulan bermulanya hubungan seks sulit di antara dua beranak itu,Halimah sedang menjemur kain di belakang rumah.Beberapa meter dari tempat menjemur pakaian,sepasang mata sedang galak meratah seluruh pelusuk tubuh Halimah yang sedang berkemban kain batik sahaja,mendedahkan bahagian atas dadanya serta keseluruhan bahunya yang putih melepak itu.Rambutnya yang kering,tanda masih belum mandi terikat di belakang,mempamerkan wajahnya yang cantik.Meon bersandar di bingkai tingkap dapur merenung tubuh Emaknya Halimah itu yang selalu diratah sejak beberapa bulan yang lalu.

    Halimah sedar Meon sedang memerhatikannya.Dia hanya membiarkan sahaja,malah kadangkala sengaja dia menonggeng sehingga melentik-lentik bontot tonggeknya di hadapan Meon.Biar Meon stim dan terus setia berkhidmat untuknya.Baginya,taraf Meon kini sudah lebih tinggi di ranjang berbanding suaminya.Asal ada sahaja peluang,tak dapat banyak,sikit pun jadilah buat stim-stim dan lepaskan rindu.Terutama ketika suaminya pulang dan berada di rumah.

    Dah seminggu suaminya berada di rumah.Esok suaminya akan kembali bertugas di hutan.Projek penebangan balak masih belum selesai di kawasan itu.Banyak lagi kawasan yang masih belum dijelajah.Sepanjang minggu itu,Sidek dan Halimah kerap melakukan hubungan seks suami isteri bersama.Maklumlah,Sidek dah lama tak dapat,paling kuat pun cuma dapat dilancap oleh perempuan Indonesia yang bekerja di pondok kantin pekerja.Itu pun kena modal.

    Oleh kerana keadaan tak clear untuk buat projek,maka Meon hanya kerap menikmati batang kotenya dihisap-hisap dan dilancap oleh Emaknya Halimah itu sahaja.Biasanya ketika Sidek keluar ke kedai membeli rokok ataupun ketika hanya mereka berdua sahaja berada di dapur.Jadi Meon sedikit berasa bosan kerana tak dapat nak buat lebih-lebih dengan Emaknya Halimah itu.Malah,kadangkala malam-malam dia sendirian melancapkan batang kotenya di atas katil sambil mencuri dengar suara rengekan Emaknya Halimah yang kedengaran perlahan.Cemburunya mula bangkit,namun apakan daya.

    Tetapi pada pagi itu,mereka berpeluang menikmati kembali keghairahan hubungan seks sumbang mahram terlarang.Ianya terjadi sewaktu Sidek keluar minum di warung kopi setelah diajak oleh kawannya.
    Selesai menjemur pakaian,Halimah terus masuk ke dalam rumah.Dilihatnya kasut anaknya Shidah tiada di depan rumah.Matanya melilau mencari kelibat Shidah di rumah jiran,ternampak sekumpulan kanak-kanak sedang bermain batu seremban di serambi rumah.Salah seorang dari mereka adalah anaknya,Shidah.Nampak macam baru sampai kerana Halimah nampak anaknya Shidah sedang menanggalkan kasut dan naik ke serambi.Di hatinya berbisik gembira,ada peluang keemasan menanti.

    Segera Halimah menuju ke dapur dan terlihat Meon masih berdiri di tingkap,kali ini dia melemparkan pandangan yang jauh ke luar tingkap.
    “Hai…merenung jauh nampak…???Teringat kat siapa tu,Sayang…???”tanya Halimah,mengejutkan Meon dari lamunan.
    “Teringat kat Mak la…!!!”jawab Meon ringkas.
    Sambil meletakkan bakul pakaian yang kosong ke atas lantai,Halimah kemudiannya terus membongkokkan tubuhnya dan mengambil peluang melentikkan bontot tonggeknya,biar dijamu mata anaknya.Meon hampir terbeliak menonton aksi menggoda Emaknya Halimah itu.Tubuh gebu yang sedang berkemban itu ditatap penuh bernafsu seks.Bontot tonggek Emaknya Halimah yang bulat dan lebar itu ditatap penuh minat.Terus sahaja Meon mendapatkan Emaknya Halimah itu dan mereka berdua kemudiannya terus saling berpelukan dan jugak saling berkucupan penuh bernafsu seks,cuba menghilangkan kerinduan yang meronta-ronta.Tubuh dua beranak itu saling memeluk-meluk dan jugak saling meraba-raba seluruh tubuh pasangan seolah kegersangan yang begitu mendalam sedang melanda naluri keberahian masing-masing.

    Halimah sudah tidak sabar-sabar lagi.Lubang cipapnya sudah basah akibat keghairahan ingin menikmati batang kote anaknya.Perasaan berahinya yang mengundang rasa cinta sehingga merelakan seluruh tubuhnya disetubuhi oleh anak kandungnya semakin menguasai diri.Halimah pun kemudiannya terus memusingkan tubuhnya dan berdiri sambil berpaut pada tepi mesin basuh.Bontot tonggeknya yang sudah memang tonggek itu semakin dilentikkan ke arah Meon yang sedang mengurut-urut batang kotenya yang sudah terjulur keluar dari celah tuala yang masih terlilit di pinggang.Halimah kemudiannya terus menyingkap kainnya ke atas pinggang,mempamerkan bontot tonggeknya yang montok dan lebar itu kepada anaknya.Meon stim,lancapan di batang kotenya semakin laju sehingga ianya benar-benar keras agar mudah menyelinap masuk ke dalam lubuk syurgawi lubang cipap Emaknya Halimah itu sendiri,tetapi matanya tertarik kepada sesuatu.Ada sesuatu di celah bontot tonggek Emaknya Halimah itu. Meon kemudiannya terus menunduk dan mencolet sedikit dan baru dia tahu,ianya adalah air mani bapaknya yang masih melekat di celah bontot tonggek Emaknya Halimah itu,tetapi kenapa di lubang bontot tonggeknya…???Ah,Meon tak kisah.Cairan yang melekat di hujung jarinya dipalitkan di kain batik kemban Emaknya Halimah yang terselak di pinggang.Meon kemudiannya terus menjulurkan kepala takuk batang kotenya di muara lubang cipap Emaknya Halimah itu.Halimah kemudiannya terus membantu batang kote Meon untuk masuk ke dalam lubang cipapnya buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).Lubang cipapnya penuh dengan batang kote anaknya.Tubuhnya yang menonggeng di mesin basuh mempamerkan lubang cipapnya sendiri sedang dijolok oleh batang kote anaknya dari arah belakang.


    Meon kemudiannya terus menghayun-hayunkan batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu,dari perlahan kepada laj dan sebaliknya.Halimah benar-benar tak tahan. Dia tak macam ini ketika bersama dengan suaminya.Mungkin seleranya sudah lebih kepada anaknya,Meon.

    “Ooooohhhhh…Ooooohhhhh…Meonnnn…!!!Erghhh…Sedapnyaa,Sayanggg…!!!Ooooohhhhh…!!!”rengek Halimah.
    Meon terus memacu lubang cipap Emaknya Halimah itu dengan batang kotenya dengan sekuat kuderat anak muda itu.Emaknya Halimah itu benar-benar tenggelam dalam gelora keinginan nafsu seksnya sendiri.Keberahian Halimah akhirnya memuncak.Melengkung tubuhnya bagai udang,bersama dengan peluh yang terbit kecil di tubuhnya.
    Meon tahu bahawa Emaknya Halimah itu gemar jika dia meneruskan permainan non-stop.Maka dia terus memacu batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu dengan penuh bernafsu seks meskipun ketika itu Emaknya Halimah itu sedang kelelahan setelah puas menikmati puncak kenikmatan.

    “Meonn suka pada Mak tak,Sayanggg…???”tanya Halimah dengan lembut,menggoda anaknya yang sedang memacu lubang cipapnya yang selesa menonggeng di tepi mesin basuh.
    “Suka sangat,Makkk…!!!Ooohhh…Mak seksi sangat laaa…!!!Ooooohhhhh…!!!”Meon bersuara penuh bernafsu seks.
    “Seksi sangat ye,Sayanggg…Tang mana…???Bontot Mak ni ker,Sayanggg…???Mmmmmm… Aaaaahhhhh…!!!”goda Emaknya Halimah sambil melenggok-lenggokkan bontot tonggeknya.
    “Uuuhhh…Uuuhhh…Uuuuuhhhhh…!!!Seksinyaa… bontot Makkkkk…!!!Ooooohhhhh…!!!”desah Meon dalam keadaan yang penuh bernafsu seks.
    “Meon nak pancut dah ker sekarang ni,Sayanggg…???”tanya Halimah.
    “Ye,Makkk…!!!Ooooohhhhh…tak tahan lagi, Makkkkk…!!!Ooooohhhhh…!!!”rengek Meon dengan muka yang semakin berkerut menahan sesuatu yang semakin ingin meledak keluar dari batang kotenya.
    “Ooohhh…kerasnyaaa…!!!Aaaaahhhhh…da… dalammm,Sayanggg…!!!”pinta Halimah ghairah.
    “Aaahhh…!!!Aaahhh…!!!Makkkkk…!!!”rengek Meon bersama air maninya yang pekat memancut laju dan banyak memenuhi segenap rongga lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).

    “Ooohhh Meonnn…!!!Ooohhh…banyaknya, Sayanggg…!!!Ooohhh…banyaknya air mani, Sayanggggg…!!!”rengek Halimah merasakan batang kote sasa anaknya berdenyut-denyut melepaskan air mani di dalam lubang cipapnya.
    Setelah puas,mereka berdua terus menjalankan aktiviti masing-masing.Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik air dan mandi,sementara Meon pulak terus menuju ke biliknya,memakai pakaian dan duduk menonton TV di ruang tamu.Dihati masing-masing bermain soalan yang sama berulang kali.Bilalah Sidek nak balik bertugas…???
    *************************************************


    Pagi tadi,awal-awal lagi Sidek telahpun keluar pergi bertugas.Kali ini perginya agak lama, mungkin sebulan ataupun 2 bulan.Halimah berlagak sedih di saat-saat pemergian suaminya,sedangkan di hatinya bersorak kegirangan.Setelah pemergian Sidek,Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik air untuk mandi dan membersihkan dirinya.Sisa-sisa air mani Sidek yang masih pekat di celah bontot tonggeknya dibersihkan.Begitu jugak dengan kesan air mani Sidek yang kering dan melekat di perutnya yang buncit itu.
    Selesai mandi,Halimah terus masuk ke dalam biliknya.Rambutnya dikeringkan dengan menggunakan tuala.Seluruh tubuhnya dilap sehingga kering.Tangannya kemudiannya terus membukak almari pakaian,memilih pakaian apa yang hendak dipakai pada hari itu.Kain batik merah dipilihnya.Tanpa memakai seluar dalam,dia pun terus menyarungkan kain batik di tubuhnya.Lilitan di pinggang diikat kemas.Kemudian dia memilih baju apa yang hendak dipadankan.Matanya tertarik dengan baju t-shirt kuning cair yang terlipat kemas.Terus dicapainya dan dibelek-belek.Nampak kecil baju itu,pasti ianya akan sendat di tubuhnya.Malah, agak singkat.Pasti tundun lubang cipapnya dan perutnya yang buncit itu akan jelas kelihatan.Halimah terus memakai coli berwarna hitam dan disarungkan baju t-shirt itu ke tubuhnya.Tubuhnya ibarat sarung nangka yang sendat dibalut baju t-shirt kuning cair yang ketat dan singkat.Seluruh lengkuk dan bonjolan di tubuhnya jelas kelihatan.Dia kelihatan seksi berpakaian sebegitu.Meskipun tubuhnya tidak ramping lagi seperti di usia muda,namun kemontokan tubuhnya yang mengembang seiring dengan usianya benar-benar terserlah.Lengannya yang montok dan gebu kelihatan sendat,begitu jugak dengan tubuhnya yang sendat dibaluti bau t-shirt itu.Coli hitam yang dipakai dapat dilihat dengan jelas dari baju yang dipakai.Perutnya yang buncit serta tundun lubang cipapnya yang membukit tembam terpampang di balik kain batik yang katat membalut dirinya.Apatah lagi bontot tonggeknya.Tubuhnya yang lentik itu semakin menyerlahkan bontot tonggeknya yang tonggek lantaran baju t-shirt dan kain batik yang dipakai amat sendat.Kemontokan bontot tonggek lebarnya yang besar itu tidak mampu disembunyikan oleh baju t-shirtnya.Baju t-shirtnya terselak ke pinggang,menyerlahkan seluruh bontot tonggeknya yang sendat dibaluti kain batik merah itu.Halimah mengambil tudung berwarna kuning,dipakai di kepalanya dan kemudian dia terus keluar menuju ke bengkel tempat Meon bekerja.

    Suasana di bengkel tersebut tidak terlalu sibuk.Bos Meon keluar minum di kedai kopi di hujung sana.yang tinggal hanyalah Meon dan seorang pelanggan yang sedang menunggu motorsikalnya siap dibaiki oleh Meon.Halimah berjalan menuju ke arah Meon yang sedang mencangkung membaiki sesuatu di bawah enjin motorsikal.Mata pelanggan yang sedang menunggu motorsikalnya siap dibaiki itu terpukau melihat seluruh tubuh montok Halimah yang sedang berjalan menuju ke arah Meon.Kedua-dua tetek Halimah yang sederhana dan sedikit melayut itu ditatap dengan penuh geram.Perut buncit Halimah yang sendat dibaluti t-shirt itu ditatap dengan penuh bernafsu seks sehingga pandangannya turun ke tundunnya yang tembam.

    Halimah kemudiannya terus menghampiri Meon.Meon yang sedar akan kehadiran Emaknya Halimah itu serta-merta menghentikan tugasnya sebentar.Pandangan matanya seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Seluruh tubuh montok Halimah ditatapnya dari atas dan sampai ke bawah.
    “Eeerrrr,Mak…!!!Ada apa,Mak…???”tanya Meon kepada Emaknya Halimah itu.
    “Takde apa-apa…!!!Mak cuma nak cakap aje…!!!Jom balik rumah kejap…Mak ada buat sarapan sikit…!!!Kamu belum sarapan lagi tadi kan…???”kata Halimah cuba nak memancing anaknya.
    “Eeemmm…kejap lagi,ye Mak…!!!Meon nak tunggu Bos datang dulu la,takut tak siap motor Pakcik ni…!!!”jawab Meon.

    “OK,tapi cepat sikit ye…!!!”kata Halimah sambil berlalu meninggalkan Meon.
    Mata Meon dan mata pelanggan itu bulat memerhatikan lenggokkan bontot tonggek Halimah yang montok dan sendat dibaluti oleh kain batik merah itu.Kemudian Meon menyambung kembali tugasnya.
    “Nak,itu Mak kamu ye…???”tanya pelanggan yang menunggu motorsikalnya siap itu.
    “Ye,Pakcik…!!!Kenapa,Pakcik…???”jawab Meon.

    “Takde apa-apa…!!!Eeehhh…kamu buat dulu la ye,Pakcik nak beli rokok kejap…!!!”kata Pakcik itu.
    Meon mengangguk sahaja sementara lelaki itu terus berlalu dari situ.Tujuannya bukanlah ke kedai rokok tetapi mengikut Halimah pulang dari jauh.Kemudian dia nampak Halimah masuk ke rumah melalui pintu dapur.Lelaki itu pun terus menuju ke sana.Pintu dapur yang tidak tertutup itu membolehkan dia melihat kelibat Halimah menyusun juadah sarapan pagi di atas meja makan.

    “Eeehhh…Pakcik,buat apa kat situ…???”tanya Halimah setelah disedarinya dirinya diperhatikan oleh seseorang dari luar rumah.

    “Takde apa-apa…!!!Pakcik saja nak jalan-jalan…!!!Kamu tinggal kat sini ye…???”tanya lelaki itu.
    “Ye,Pakcik…!!!Eeerrr…Pakcik yang ada kat bengkel tadi,kan…???”tanya Halimah.
    “Ye…!!!Ooohhh…boleh kita berbual kejap tak…???Boleh tak saya nak masuk ke dalam…???”tanya lelaki itu sambil kakinya terus melangkah masuk sebelum dipelawa oleh Halimah.
    “Eeerrr…ooohhh…masuk la…!!!”jawab Halimah serba tak kena.
    Kemudian lelaki itu terus berdiri dekat dengan Halimah yang sedang menunduk-nunduk menyediakan sarapan di atas meja makan.Bontot tonggek Halimah yang tonggek dan sendat berkain batik itu ditatapnya geram.
    “Adik,saya suka tengok Adik ni dari bengkel tadi…!!!”kata lelaki itu kepada Halimah.
    “Suaminya mana…???”tanya lelaki itu kepada Halimah pulak.
    “Dia keluar pergi buang air besar…!!!Itu hah…kat jamban belakang rumah…!!!”kata Halimah menipu lelaki itu sambil jarinya menunjuk kepada tandas di belakang rumah yang sebenarnya sudah tidak digunakan lagi.
    “Ooohhh…dia ada kat sini ye…!!!OK la…Pakcik pun nak cepat ni…!!!Tapi sebelum suami Adik tu keluar dari jamban,boleh tak Adik tolong Pakcik sekejap…???”kata lelaki itu.
    “Tolong apa,Pakcik…???”tanya Halimah.


    Tanpa berkata apa-apa,lelaki itu pun terus mengeluarkan batang kotenya yang sudah tegang dari zip seluar yang sudah dibukaknya.Dilancapkan batang kotenya sendiri di hadapan Halimah sambil matanya melahap seluruh kemontokan tubuh Halimah.

    Halimah tahu kehendak lelaki itu,tetapi dia tidak berselera dengan lelaki yang sudah tua itu.Dilihatnya batang kote lelaki itu sudah tegang namun tak semantap kepunyaan anaknya,Meon.
    “Dik,Pakcik suka sangat pada badan Adik tu…!!!Tolong buatkan Pakcik ye…!!!Tolong ye…!!!”kata lelaki itu sambil menghulurkan batang kotenya kepada Halimah.

    “Apa ni,Pakcik…???Baik Pakcik keluar sebelum saya jerit kuat-kuat,biar suami saya belasah Pakcik sampai mati…!!!Cepat,keluar…!!!”bentak Halimah sambil terus menolak lelaki itu keluar dari rumah.
    Menyedari peluangnya untuk menikmati tubuh wanita montok itu tidak kesampaian,lelaki itu terus melancap laju,dengan harapan air maninya sempat menyembur keluar selagi tubuh montok yang sendat dibaluti pakaian-pakaian yang sendat itu masih di depan mata.Sambil dia berundur ke belakang akibat ditolak oleh Halimah,sambil itulah dia mengambil kesempatan untuk menjamu matanya sambil melancap memerhati tubuh seksi itu.

    Akhirnya memancut-mancut air mani lelaki itu terus ke perut,tundun lubang cipap dan peha Halimah.Habis bertompok baju t-shirt dan kain batik Halimah dengan lendir pekat lelaki tua itu.Halimah semakin geram,ditolaknya tubuh lelaki itu lebih kuat.Lelaki itu pun mengambil kesempatan menyimpan batang kotenya yang semakin mengecil kembail ke dalam seluar.

    “OK,saya keluar…!!!OK…terima kasih ye,Dik…!!!”kata lelaki tua itu sambil terus keluar dari rumah,sambil tangannya mengambil peluang meramas pinggul Halimah dan terus berlalu keluar dari situ.
    Halimah berdebar-debar.Selama ini disangkakan tubuhnya tidak menarik lagi,tetapi nampaknya dia silap.Rupa-rupanya masih ada orang yang mengharap untuk menikmati tubuhnya.Mungkin cara pemakaian yang harus dititikberatkan untuk menampilkan tubuhnya agar kelihatan lebih seksi.Jika sebelum ini,hanya baju kurung yang longgar selalu menyarung tubuhnya untuk keluar rumah,kini Halimah tahu,dia harus lebih berani mengenakan pakaian yang lebih mendedahkan kemontokan tubuhnya.Halimah terus masuk ke dalam biliknya,menanggalkan seluruh pakaiannya.Halimah berbogel mencari pakaian di dalam almari pakaian.Matanya tertumpu kepada sepasang kebaya Jawa yang terlipat kemas di almarinya.Itu baju yang dipakai sewaktu Meon masih kecil dahulu.Tak tahulah samada masih muat atau tidak.Dengan berhati-hati Halimah menyarungkan kain batik lepas itu di tubuhnya.

    “Hhhmmm…masih ketat jugak…!!!Tak la teruk sangat,selesa juga…!!!”bisik hati Halimah sambil memusing-musingkan tubuhnya bergaya di hadapan cermin.
    Bontot tonggeknya kelihatan sendat dibaluti kain batik lepas itu.Tundun lubang cipapnya semakin jelas ketembamannya bersama perutnya yang buncit.Kakinya dihulurkan ke hadapan.Kulit betisnya yang putih dan licin itu terserlah kelihatan dari belahan kainnya.Kainnya diselakkan lagi belahannya dan seluruh kakinya,dari hujung kaki sehingga ke peha jelas kelihatan.

    Kemudian Halimah memakai baju kebaya berwarna merah yang jarang dan bersulam bunga-bungaan itu.Agak sendat juga membalut tubuhnya tetapi masih boleh selesa dipakai.Halimah bergaya di depan cermin.Seluruh tubuhnya sendat dibaluti kebaya Jawa yang ketat.Bajunya yang jarang jelas mempamerkan coli hitam yang terikat di tubuhnya yang putih melepak.Lurah kedua-dua teteknya kelihatan jelas di celah bukaan dada baju kebaya itu.Baju kebayanya kelihatan singkat di paras pinggang,mendedahkan seluruh bentuk bontot tonggeknya yang tonggek dan besar itu terserlah kegebuannya di sebalik kain batik lepas yang sendat.Halimah kemudian terus keluar dari bilik dan menuju ke dapur.Ketika itu dia mendengar suara Meon memberi salam dan kelibat Meon masuk ke dapur mencuri tumpuannya.


    Meon terpaku melihat Emaknya Halimah itu bergaya sebegitu.Keberahiannya serta-merta bangkit dan segera dia memeluk tubuh Emaknya Halimah itu,kemudiannya terus saling berkucupan penuh bernafsu seks sambil tangannya meraba-raba seluruh pelusuk tubuh Emaknya Halimah itu.Halimah membiarkan segala perbuatan anaknya,dia suka diperlakukan begitu oleh anaknya.Halimah sedar,Meon tak tahan melihat dirinya berpakaian sebegitu,lalu dua pun terus berlutut di hadapan Meon.Batang kote Meon yang keras itu ditarik keluar dari seluar pendek yang Meon pakai.Halimah kemudiannya terus menghisap-hisap batang kote anaknya yang sedang bernafsu seks itu.

    Meon sungguh terangsang melihat Emaknya Halimah itu yang lengkap berbaju kebaya yang sendat itu sedang berlutut menghisap-hisap batang kotenya.Dia membiarkan sahaja Emaknya Halimah itu melahap-lahap seluruh batang kotenya.Batang kotenya terasa hangat keluar-masuk di mulut comel Emaknya Halimah itu.
    Halimah jugak sudah terangsang.Lalu dia terus bangun berdiri dan memeluk tubuh sasa Meon.Batang kote Meon yang keras dihimpit di perutnya yang lembut.Terasa kehangatan batang kote anaknya seolah-olah menyerap masuk ke daging dan lemak perutnya yang buncit.

    “Meon sayang pada Mak tak…???”tanya Halimah sambil tangannya mula merocoh-rocoh batang kote anaknya.
    “Sayang sangattttt…!!!Kenapa Mak pakai baju lawa-lawa macam ni…???”tanya Meon.
    “Hari ni hari istimewa,Sayang…!!!Mak rindu sangat kat Meon la,Sayanggg…!!!”kata Halimah.
    Mereka kembali saling berkucupan seperti sepasang kekasih.Masing-masing saling meraba-raba tubuh di antara satu sama lain dengan penuh bernafsu seks.Halimah yang tahu keinginan Meon kemudiannya terus menonggeng sambil berpaut di tepi meja makan.Bontot tonggeknya digelek-gelek menggoda.Meon kemudiannya terus menyelakkan kain batik lepas Emaknya Halimah itu dan terus menusuk batang kote kerasnya masuk jauh ke dalam lubuk lubang cipap gatal Emaknya Halimah yang sedang kebanjiran itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).Tangannya memegang pinggul Emaknya Halimah itu dan dia terus memacu sekuat hatinya.
    Terjerit-jerit Halimah kesedapan menikmati tubuhnya dan jugak lubang cipapnya dibelasah oleh anaknya dalam keadaan menonggeng di meja makan.Halimah kemudiannya melentikkan tubuhnya dan ini membuatkan Meon semakin tak boleh tahan.Tubuh Emaknya Halimah yang gebu dan sendat berbaju kebaya itu menggoncang keinginan nafsu seksnya.Batang kotenya semakin meleding keras mengembang pesat di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu.Nafasnya semakin terburu-buru seiring dengan peluh jantannya yang semakin timbul di dahinya.Akhirnya…

    Crrruuutttt…crrruuutttttt…memancut-mancut air mani Meon membanjiri liang lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).
    Halimah kemudiannya terus mengemut-ngemutkan batang kote Meon dengan lubang cipapnya agar mereka menikmati saat-saat indah itu dengan lebih lama.Setelah selesai,mereka berdua kemudiannya terus bersarapan pagi bersama-sama.Selepas selesai bersarapan pagi,Meon kembali ke bengkel dan menyambung kerjanya,sementara Halimah pulak terus mengemaskan meja makan dan dapur.
    Tiba-tiba,kedengaran suara lelaki memberi salam.Dia kenal akan suara itu.Segera dia menuju ke pintu dapur.Terlihat suaminya Sidek tersenyum-senyum berjalan menuju ke arahnya dari kereta yang diletakkan di halaman rumah.
    “Eeehhh…Abang…!!!Ada apa-apa yang tertinggal ker,Bang…???”tanya Halimah sambil tersenyum ke arah suaminya.
    “Mesin gergaji tertinggal la,Mah…!!!Eeehhh… cantiknya Mah hari ni…???Kenapa ni…???”tanya Sidek sambil terus masuk ke rumah.
    “Alah…tadi Mah belek-belek baju-baju lama kat almari tu dan ternampak pulak la baju kebaya ni,tu yang Mah cuba pakai ni…!!!OK tak,Bang…???”tanya Halimah kepada suaminya.
    “Hmmm…OK jugak…!!!Tak tahan Abang tengok sarung nangka ni…!!!”kata suaminya sambil tangannya meraba perut dan tundun lubang cipap isterinya.
    Mereka berdua kemudiannya terus masuk ke dalam bilik.Halimah memulakan langkah mengucup bibir suaminya.Sidek tak tahan memeluk tubuh Halimah.Tangannya meramas setiap inci tubuh isterinya yang montok berlemak itu.Halimah terus menanggalkan seluar suaminya dan terus menangkap batang kote suaminya yang keras menegak.Dilancapkan batang kote suaminya sehingga Sidek menggeliat kesedapan.
    “Tolong hisap batang kote Abang ni,Mah…!!!”pinta Sidek kepada isterinya.
    Halimah menurut.Dia terus melabuhkan bontot tonggeknya di tepi katil.Sidek berdiri merapati isterinya.Batang kotenya yang keras itu didekatkan ke muka isterinya.Halimah kemudiannya terus mengulum-ngulum batang kote Sidek.Mulutnya menghisap-hisap batang kote Sidek dengan penuh perasaan,sehingga matanya terpejam menikmati batang kote lelaki yang keras menongkah mulutnya.
    “Ooohhh…sedapnya,Mahhh…!!!Hisap kuat lagi,Sayanggg…!!!”pinta Sidek penuh nafsu.
    Halimah semakin galak menghisap-hisap batang kote suaminya.Kepala takuk batang kote Sidek yang berkilat itu dinyonyot kuat.Sesekali lidahnya menyapu seluruh kepala batang kote Sidek dengan penuh bernafsu seks.Sidek tak tahan diperlakukan sebegitu.Dia benar-benar merasakan nikmat diperlakukan sebegitu.Halimah mahu Sidek puas di mulutnya.Dia mahu Sidek cepat-cepat pergi kerja.Lagi cepat Sidek meninggalkan rumah lagi bagus.Hatinya berdebar-debar jugak.Nasib baik Sidek balik bukan sewaktu dia dan anaknya sedang asyik berasmara dan saling melakukan hubungan seks sumbang mahram di dapur tadi.Jika tidak,pasti buruk padahnya.


    Sidek semakin tak tahan,hisapan dan kuluman Halimah di batang kotenya semakin laju dan menyedapkan.Bunyi air liur yang Halimah sedut menambah keberahian Sidek.Akhirnya,memancut-mancut air mani Sidek menyembur di dalam mulut Halimah.Halimah seperti biasa,meneguk setiap air mani yang ditakungnya.Berdegup-degup tekaknya meneguk air mani Sidek yang pekat dan kental itu.
    Sidek kepuasan,terduduk di tepi Halimah yang menyandarkan kepala di bahunya.Tangan Sidek sibuk meramas seluruh bontot tonggek Halimah.Halimah hanya membiarkan sahaja.
    “Abang,nanti tak terlewat ker nak pergi ke tempat kerja…???Dah pukul 10:00 pagi ni…!!!”kata Halimah.
    “Alah…sabar la,Sayang…!!!Kalau dapat lagi seround dua ker apa salahnya…!!!”kata Sidek sambil tangannya mula menjalar masuk ke belahan kain batik lepas Halimah.
    Tangan Sidek mengusap-usap peha Halimah yang licin dan gebu itu.Kemudian tangannya meraba bulu-bulu halus di tundun lubang cipap Halimah yang tembam dan seterusnya jarinya menjalar ke belahan kelengkang Halimah yang becak itu.

    Sidek bermain-main jarinya di lubuk lubang cipap Halimah.Halimah terangsang.Jari hantu Sidek masuk menerobos ke lubang cipap berahinya,sehingga diselaputi cairan yang licin dan melekit.Berulang-ulang kali Sidek menjolok lubang cipap Halimah dengan jarinya.Halimah hanya membiarkan penuh rela.Matanya terpejam menikmati lubang cipapnya dilancapkan suaminya.
    Sidek mengeluarkan jarinya dari lubang cipap Halimah,jarinya yang berlumuran dengan lendir itu dicium.Serta-merta mukanya berubah.
    “Mah,cuba bagitahu pada Abang macam mana boleh ada air mani kat dalam lubang cipap Mah ni…???”tanya suaminya dalam nada sedikit marah.
    “Alah…Abang ni,bukan ker itu air mani Abang sendiri…???Bukan ker pagi tadi kita main…???”kata Halimah sambil terus bangun berdiri melindungi lubang cipapnya dari disentuh lagi oleh Sidek.
    “Hey…mana ada…!!!Bila masa pulak Abang pancut lepas kat dalam lubang cipap Mah ni…???Bukan ker pagi tadi Mah yang mintak Abang pancut lepas kat dalam lubang bontot Mah tu…???Lebih baik Mah cakap,air mani siapa ni…!!!Jangan fikir Abang tak kenal baunya…!!!”marah Sidek.
    Halimah serta-merta kaget.Wajahnya pucat lesi,peluh dingin mula menitik di dahinya.Dia terlupa bahawa pada pagi itu dia sendiri yang menginginkan lubang bontotnya disetubuhi oleh batang kote suaminya.Halimah sudah tiada alasan lagi yang hendak diberikan.Dia terus diam membisu.

    “Mah…Abang tak sangka yang Mah sanggup berlaku curang kat belakang Abang…!!!Ini baru sekejap aje Abang tinggalkan…!!!Entah macam mana kalau dah kena tinggal berbulan-bulan lamanya nanti…!!!Abang kecewa sangat,Mah…!!!Abang sangat kecewa,Mah…!!!”herdik Sidek.
    “Baiklah,Abang nak Mah bagitahu sekarang jugak siapa punya kerja ni…???”tanya Sidek.
    Halimah diam.Walau mati pun dia tidak akan beritahu siapa punya angkara.Pasti teruk nanti kalau suaminya tahu itu adalah hasil hubungan seks sumbang mahram sulit antara dia dan anaknya,Meon.Sidek terus bertanyakan soalan yang sama,malah semakin keras.Namun setelah bosan dengan sikap Halimah yang membisu seribu bahasa.
    Akhirnya Sidek mengalah.Dia kemudian membawa masalah itu ke pengetahuan Pejabat Agama Islam Daerah.Akhirnya Halimah diceraikan dengan talak 1 bersaksikan hakim dan hak penjagaan anak diserahkan kepada Sidek.Di Mahkamah Syariah,Halimah hanya diam membisu tidak berkata-apa-apa.Hatinya bagai menanti detik kegembiraan yang sekian lama dinantikan.Selepas sah dirinya diceraikan,dia bagaikan terlepas dari belenggu.Shidah tidak lagi menetap bersamanya.Dia dijaga oleh neneknya,ibu mertuanya yang jugak ibu bekas suaminya,Sidek.Tetapi Meon mengambil keputusan untuk menetap bersama dengan Halimah atas alasan sudah lebih had umur penjagaan dan sudah bekerja serta mampu menjaga diri sendiri.Lebih-lebih lagi dia memberikan alasan supaya dapat menjaga Emaknya Halimah itu yang kini menjanda dan sendirian.
    “Meon,Abah nak cakap sikit…!!!”kata Sidek sambil menarik Meon ke satu sudut yang tiada orang di luar Mahkamah Syariah.

    “Abah nak kau jaga Mak kau tu baik-baik…!!!Shidah biar Abah yang jaga sebab Abah dapat hak untuk jaga dia…!!!Kau perhatikan sikit Mak kau tu…!!!Kalau kau nampak ada lelaki lain dengan dia,terpulang la pada kau nak pelupuh belasah sampai cacat ataupun mampus…!!!Aku dah tak ada hati lagi dengan Mak kau tu…!!!Tapi kalau dia cakap nak kahwin lagi,kau suruh dia kahwin cepat-cepat…!!!Faham tak…???”terang Sidek kepada Meon.
    Meon mengangguk tanda faham akan setiap permintaan ayahnya.Di hatinya berdebar-debar membayangkan bagaimanakah agaknya nanti bila hanya tinggal dia dan Emaknya Halimah itu sahaja yang hidup bersama.Malah ada jugak rasa bersalah di hatinya kerana akibat keterlanjurannya bersama dengan Emaknya Halimah itulah ibubapa dia bercerai-berai.Nasib baik ayahnya tak tahu air mani siapakah yang dipersoalkan lantaran Emaknya Halimah itu yang mengambil sikap tutup mulut dan berdiam diri demi melindungi hakikat sebenar hubungan seks sumbang mahram sulit mereka dua beranak.

    Sepanjang perjalanan pulang dari Mahkamah Syariah,Halimah yang membonceng di belakang Meon memeluk rapat anak bujangnya.Sesekali jika ada peluang,batang kote anaknya diusap-usap.Meon membiarkan sahaja perbuatan gatal Emaknya Halimah itu.Di bibirnya terukir senyuman kemenangan untuk memiliki Emaknya Halimah itu.Baginya,tiada perempuan lain yang mampu memberikan kenikmatan seks sehebat Emaknya Halimah itu.Malahan,baginya seluruh tubuh Emaknya Halimah itu sudah cukup lengkap dan sudah cukup seksi untuk dirinya.Meon sudah mula terfikir,apakah perkara pertama yang ingin dilakukan setibanya di rumah nanti.
    Halimah rapat memeluk Meon.Kedua-dua teteknya sengaja ditekan ke tubuh anaknya.Tangannya menyeluk kelengkang Meon sebaik sahaja mereka memasuki halaman rumah mereka.Rasa cintanya kepada Meon semakin meluap-luap.Perasaan Halimah ibarat seorang pengantin yang baru pulang dari bernikah.Tidak sabar-sabar lagi rasanya ingin mempersembahkan tubuhnya kepada maharaja yang masih muda dan gagah.Malah baru lepas memenangi tubuhnya di medan perang.


    Halimah kemudiannya terus membawa Meon masuk ke dalam bilik.Meon kemudiannya terus memaut pinggang Emaknya Halimah itu dan meramas-ramas bontot tonggek Emaknya Halimah yang lembut dan berlemak itu.Bibir mereka berdua kemudiannya terus mula memagut sesama sendiri setibanya di tepi katil di dalam bilik Halimah.Benteng yang selama ini menjadi pemisah untuk selalu bersama akhirnya runtuh sudah.Tiada lagi halangan,tiada lagi gangguan.Setiap masa dan setiap hari adalah detik bersama yang terlalu sukar untuk diucapkan.Bagaikan pengantin baru mereka berkelakuan sewaktu berdua-duaan di dalam rumah.Sampaikan sanggup Meon mengambil cuti seminggu demi menikmati peluang menyetubuhi tubuh dan lubang cipap seorang wanita yang hamper pencen,yang sentiasa ketagihkan batang kotenya dan benar-benar memuaskannya.
    Cukuplah masa seminggu,tubuh Meon yang sasa menjadi semakin susut,Halimah pulak sampai demam-demam.Semuanya gara-gara kemaruk menikmati setiap inci tubuh di antara satu samal lain.Maklumlah bagaikan pengantin baru.Terciptalah sebuah kasih sayang yang penuh bernafsu seks dan tidak kenal jemu,sepasang kekasih yang terlalu sebati laksana suami isteri,hidup di alam nan nyata bertopengkan watak sepasang ibu dan anak…

  • Foto Bugil Gadis kurus bugik distudio foto

    Foto Bugil Gadis kurus bugik distudio foto


    1722 views

    Duniabola99.com – foto gadis kurus pirang melepaskan gaunnnya yang bewarna hitam ketat distudio foto dan berposet hot menampakkan toketnya yang kecil dan memamerkan memeknya yang tembem.

  • Kisah Memek Bayi adikku dalam rahimku

    Kisah Memek Bayi adikku dalam rahimku


    3314 views


    Duniabola99.com – Sudah ada tiga bulan suamiku mengikuti pendidikan untuk mendapatkan alih golongan. Terasa aku begitu gersang. Aku butuh sentuhan seorang laki-laki, terlebih pada malam seperti ini. Haruskah aku mencarinya? Tapi bagaimana caranya?Malam itu aku tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menghilangkan kebutuhanku akan seks. Jam sudah.

    menunjukkan pukul 01.00. Sebentar lagi ayam akan berkokok. Tapi mataku belum juga terpejam. Aku keluar dari kamarku, hanya mengenakan daster miniku. Aku ke kamar mandi karean kamar mandi kami hanya satu dari type rumah 45 itu. Karean udara sangat gerah, aku hanya memakai daster mini yang tipis, tanpa celana dlaam dan Bra. AKu mau keluar dari kamar mandi, aku mendengar ada orang menuangkan air dari termos. Mungkin mau membuat teh atau kopi. Dari suaranya aku tau, dia adalah Marwan. Adikku yang tingal bersamaku sejak setahun lalu.

    “Kamu belum tidur, Mar..?” tanyaku.
    “Belum. Masih banyak tugas yang belum selesai. Besok harus kumpul,” jawabny tenang. Tatapannya tenang, namun terasa sangat tajam ke sekujur tubuhku. Marwan memakai celana pendek saja, bertelanjang dada. Aku terkesiap melihat dadanya yang bidang. Marwan berusia 20 tahun, mahasiswa arsitektur. Usiaku lima tahun di atasnya.

    Lampu memang terang berderang di dapaur kami. Pakaianku yang tipis tanpa kusadari, membuatnya terus tak berkedip. Saat aku sadar kalau tubuhku dari balik daster mini yang tipis pelepas gerah itu, membuatnya matanya tak berkedip, justru sebaliknya aku menjadi semakin bergairah. Tapi…
    Marwan adalah adikku. Adik kandungku. Tapi aku sangat membutuhkan sentuhan laki-laki. Tiga hari ini, aku begitu membutuhkannya. Tapi kali ini, aku begitu sangat dan sangat membutuhkannya. Tubuhku sedikit menghangat. Gairah seks ku sangat tinggi malam itu.
    Tanpa ragu kudekati adikku. Kurangkul dia dari belakang dan merapatkan tetekku ke punggungnya. Entah darimana datangnya keberanianku itu.


    “Mbaaakkk….”
    Hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Aku meneruskan elusanku ke dadanya dari belakang, sembari menggesek-gesekkan tetekku ke pungungnya. AKu begitu menikmatinya. Dasterku memang sangat tipis dan longgar. Kuciumi tengkuknya dan Marwan hanya mendesah saja, tidak menolakku.udah tak perduli, apakah dia menolak atau tidak.
    Tanganku terus meraba perutnya dan menyelusup ke dalam celananya. Baeru saja tanganku memasuki celana pendeknya, aku mengetahui, kalau Marwan tidak memakai celana dalam. Langsung tanganku menyentuh jembutnya dan terus makin ke bawah mengelus kontolnya.

    “Mbaaakkk…”
    Kulepaskan kancing celana dan memelorotkan celana itu sampai ke bawah.
    “Ayo lepaskan dahagi Mbak, dik. Mbak sangat membutuhkannya malam ini,” [pintaku menghiba. Kulepas peljukanku sesaat dan kulepas dasterku. AKu sudah bertelanjang bulat dihadapannya dan celananya sudah kulepas dari tubuhnya.

    Kuhadapkan tubuhnya dan aku memaluknya. Tetekku begitu rapat ke dadanya. Kujilati tengkuknya dan kubelai-belai tubuhnya dengan lembut.
    “Ayo…dong…”
    “Di sini?” tanyanya. Aku mengerti apa maksudnya. Dengan cepat kutarik tangannya ke kamarnya, agar dua anakku yang masih sangat kecil tidur bersamaku di kamar tidurku tidak terganggu. Cepat kututup pintu. Langusng kupeluk dirinya dan kulumat bibirnya dengan buas. AKu sudah tak perduli siapa dia, adik kandungku sendiri.
    Aku tahu, vaginaku sudah sangat basah. Kuraba kontolnya yang juga sudah mengeras.
    Marwan membalas ciumanku. Lidahku diisapnya dengan lembut dan dipermainkannya dalam mjulutnya. Aku senang sekali. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku merasakan sekujur tubuhnya menghangat.


    “Ayo Mar, dimasukkan cepat. Aku sudah sangat….”
    Adikku secepatnya membimbingku ke tempat tidurnya berukuran 3 kaki. Aku sudah terlentang. Ingin aku kontolnya yang keras itu menghunjam-hunjam vaginaku dengan kuat. Tapi Marwan, justru mengangkangkan kedua pahaku dan mulutnya menjilati vaginaku. Lidahnya bermain-main di lubang vaginaku. Aku tak mampu menahan rasa nikmatku. Kujepit kepalanya dengan kedau kakiku dengan sekuat-kuatnya. Aku orgasme. Kuremas kepalanya sekuat-kuatnya dan aku mendesah panjang. Lidahnya masih juga terus bermain di vaginaku.
    Tak lama aku lemas. Kuserahkan segalanya kepadala adikku, apa maunya. Marwan melapas jilatannya dari vaginaku. Kini aku sudah ditindihnya. Perlahan dan pasti, dia mencucukkan kontolnya yang keras ke dalam vaginaku.
    Oh…terasa kontol itu memenuhi rongga vaginaku. Hangat dan keras. Gesekannya begitu mengairahkan. Leherku dijilatinya dan tetekku dielus-elusnya. Perlakuannya itu, membuatkua bergairah kembali. Perlahan, kuimbangi permainannya.

    “Sudah lama aku menginginkan ini…” bisik Marwan adikku ke telingaku.
    “Kenapa kamu tidak bilang…?” bisikku pula di sela-sela ayunan kedua kakiku menggoyang kontolnya dalam vaginaku.
    “Aku takut, Mbak…”
    “Ya…sudah, mulai malam ini aku menjadi milikmu. Kita boleh melepaskan keindahan dan kenikmatan ini sepuas-puasnya jika ada kesempatan,” bisikku.

    Marwan terus mempermainkan kontolnya keluar-masuk dalam liag vaginaku. Aku merasakan tubuhku berada di awang-awang. Tinggi dan penuh sensasi.
    “Mbaaakkk…” rintihnya.
    “Terus sayang. Mbak sudah mau sampai,” bisikku memohon.
    Adikku memompa tubuhku lebih cepat dan lebih agresif lagi.
    Dipeluknya aku kuat-kuat dan ditekannya sekuat-kuatnya ke dalam vaginaku. AKu merasakan ujung kontol itu, sudah kandas di ujung lubang vaginaku. AKu menjepit kembali pinggangnya dengan kedua kakiku sekuat-kuatnya dan membalas pelukannya sekuat-kuatnya pula.
    “Ah….. Mbaaaakkkkk…”
    “Diiiikkkkk…. kita sampaiiiii,” balasku. AKu merasakan begitu hangatnya semprotran spermanya ke dalam tubuhku. Begitu jauh semprotan itu.

    “Dik… Mbak pasti hamil ni. Mbak merasakan spermamu begitu jauh ke dalam liangku. Ke dalam peranakanku. Ini pasti anakmu dik,” kataku penuh optimis. Aku tahu, beratus kali aku bersenggama dengan Mas Dibyo suamiku. Saat aku akan hamil, aku tahu sperma itu akan membuahiku. Aku merasakan saat tubuhku hangat dan terasa seperti meriang, tapi nafsu seks ku sangat tingi, saat itu aku pasti hamil. Terlebih ketika sperma itu menyemprot ke dalam tubuhku, aku merasakan jauh ke dalam dan tubuhku menerimanya dengan kehangatan dan rasa nikmat yang tiada tara.


    “Mbak pasti hamil dik…” kataku pula.
    “Lalu bagaimana, Mbak…?”
    “Tak apa, seminggu lagi mas mu akan pulang, dik. Begitu pulang, kami akan bersetubuh. Tapi pasti aku hamil karean persetubuhan kita malam ini,” kataku.
    “Kalau begitu, aku gak perlu takut dong, Bak. Anak ini, buah cinta kita dan rahasia kita,” katanya membujukku. Aku tersenyum. Aku setuju. Aku sangat menikmatinya. Ternyata dia sudah lama menginginkan persegtubuhan denganku. Berarti aku tidak berdosa.
    Malam itu, sebelum tidur, kami melakukannya sekali lagi. Menunggu suamiku datang beberapa hari lagi, akhirnya kami memutuskan, setiap malam kami melakukannya.

    Benar apa yang kurasakan. Begitu aku periksa ke didokter, dokter menyalami suamiku.
    “Isteri pak dibyo hamil dua minggu,” kata dokter. AKu tersenyum seakan kehamilan itu adalah kehamilan dari suamiku. Suamiku juga tersenyum.
    Ketika pulang, di atas mobil sumiku berkata:” kamu sudah tau kalau aku adalah lelaki sejati. Baru saja aku pulang, ternyata aku menghamilimu, ” katanya bangga dan tersenyum.
    Kubalas senyumannya dengan manis menunjuukan rasa simpatiku atas kebanggannya.
    “Mas memang seorang suami yang hebat,” kataku bangga dan tersenyum semakin mungkin. Di tariknya terngkukku sembari menyetir dan diciumnya bibirku. Aku membalas ckiumannya.
    “Jaga bayi kita baik-baik,” katanya mengingatkan. Kembali aku tersenyum.
    Di rumah, secara diam-diam aku menyerahkan hasil tes ku kepada adikku Marwan.
    “Anakmu berada dalam rahumku,” bisikku dan aku tersenyum sembari mengedipkan mata.
    Marwan mebaca hasil tes ku. Dia tersenyum dan dengancepat dia kecup bibirku.




  • Foto Ngentot Lilly Ford suka melompat-lompat di atas kontol gede

    Foto Ngentot Lilly Ford suka melompat-lompat di atas kontol gede


    1810 views

    Duniabola99.com – foto cewek mungil cantik pirang Lily Ford dentot pria kekar dan berkontol besar dan tubuhnya diatangkat keatas dan menembakkan sperma yang banyak kemukanya.

  • Kisah Memek Pengalaman ngentot di kamar tante Ninik

    Kisah Memek Pengalaman ngentot di kamar tante Ninik


    3045 views


    Duniabola99.com – Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165.
    Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

    Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

    “Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.

    “Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
    “Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

    “Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.

    “OK Tante” jawabku singkat.

    “Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.

    “Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.

    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

    Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.

    Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.


    Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

    “Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.

    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.

    Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

    “Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.

    “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.

    “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

    “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.


    “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

    “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.

    “Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

    Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

    “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.

    “Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.

    “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.

    “Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

    Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

    “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.

    “Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

    Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.
    “Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.

    “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

    Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

    “Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.


    Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.

    “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.

    “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

    Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

    “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

    “Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

    Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P
    “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

    Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

    “Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
    “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.


    “Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

    Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

    “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

    Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

    “Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

    “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.

    “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

    Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

    “Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

    Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

    “Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

    “Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.

    Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.


    “Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.

    “Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

    Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

    “Ahh..” kami berdua melenguh.

    Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

    “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.

    Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

    Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.


    “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.

    “Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

    Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

    “Arghh.. tante aku nyampai”.

    “Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

    Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

    “Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.

    “Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.

    “Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

    “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.

    “Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

    Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.
    Itulah pengalamanku dengan tante Ninik. Ternyata enak juga bermain dengan wanita yang berumur 40-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon ajakan untuk berkencan dengan tante-tante. Rupanya tante Ninik menceritakan hal kehebatanku kepada teman-temannya.








  • Foto Bugil Wanita cantik putih, Stella Cox, membongkar payudara alaminya yang besar

    Foto Bugil Wanita cantik putih, Stella Cox, membongkar payudara alaminya yang besar


    2228 views

    Duniabola99.com – foto wanita cantk Stelle Cox bertoket gede dan memakai pakaiaan terbuka memamerkan memeknya yang berbulu tipis dicukur rapi sambil berpose hot.

    Foto bugil, Foto Telanjang, Cewek Cantik, Tetek besar, Tetek Mulus, Pepek Mulus, Cewek Imut, Foto Model Top, Foto Artis Viral

  • Kisah Memek Terkulai dipelukan ayah tiri

    Kisah Memek Terkulai dipelukan ayah tiri


    3363 views


    Duniabola99.com – Nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya. Setahun lepas, ketika aku baru menginjak umur 17 tahun Mama berkahwin untuk kali keduanya dengan seorang duda tak der anak
    Nama bapa tiri aku namanya Rafie.. Aku panggil Uncle Rafie jer.. Dia ni ada iras-iras Yusuf Haslam, cuma bedanya dia ni kurus skit dan badannya tegap walaupun sudah umur 42 tahun. Aku hairan sebab aper la Uncle Rafie ni tergila-gila nak kahwin dengan Mama aku yang lapan tahun lebih tua dari dia. Agaknya sebab Mama ni banyak duit kot.. Tu yang dia terikat dengan Mama. Hai.. Nasib dia lah tak der anak dengan Mama sebab buat pengetahuan korang semua, Mama aku sudah monopos pun. Tak der redeki lar nak menimang anak. Aku pun tak ingin dapat adik. Aku lebih senang jadi anak tungal dalam keluarga.

    Hubungan aku dengan uncle Rafie pun bukannyer rapat sangat. Kalau aku tak nak tengok muka dia kat rumah waktu cuti minggu, aku pergilah lepak dengan kawan aku kat rumah diorang.. Tak pun aku kunci bilik dan senyapkan diri aku. Memang aku jarang bercakap dengan dia ni. Tak tahu lah sebab apa.. Mungkin aku rasa dia agak muda dari Mama. Uncle Rafie ni memang hensem.. Macho, orang kata makin sudah injak umur 40-an.. Makin tu diorang hebat. Entah lah.. Pada aku tak pun. Makin sudah 40 tu, makin tua lah..

    Nak dipendekkan ceritanya.. Suatu hari, Mama terpaksa pergi ke Switdeland sebab ada urusan kat sana yang melibatkan cawangan syarikat Mama kat sana. Aku memang tak penah ditinggalkan Mama lagipun waktu tu aku masih menghadapi SPM kertas terakhir. Aku bukannyer apa.. Tak der orang nak temankan.. Lagipun rumah aku mana ada pembantu rumah. Takkan aku kena tinggal dengan Uncle Rafie kot. Ish! Nak muntah aku bila mengenangkan laki tu.. Last Mama pujuk aku.. Tiga empat hari lagi dia balik lah.. Bukannyer lama pun. Akhirnyer aku termakan pujuk Mama. Pagi tu Mama berangkat ke Switdeland dengan ditemani Unce Rafie ke airport. Aku pula cepat2 pegi ke perpustakaan negeri nak study sebelum last paper SPM petang nanti.

    Bila sudah habis exam tu, aku pun lepak kejap kat shopping complex dengan member aku. sudah nak dekat senja baru aku balik. Aku tengok tak der kereta uncle Rafie.. So aku pun lega lah. Terus masuk rumah guna kunci spare dan masuk bilik aku utk mandi. Habis bersihkan badan aku, aku pun lap2 badan aku. Then, aku pun sarungkan baju tidur nipis aku warna merah jambu kegemaran aku. sudah malam kan.. Malas aku nak pakai coli. Cuma aku pakai panti warna pink jer.. Takut jadi apa-apa, naya aku nanti.

    Aku tutup lampu utama bilik aku dan buka lampu meja bagi cerah skit bilik aku. Hawa dingin dari aircond bilik aku menyebabkan aku kedinginan. Aku rebahkan badan aku kat katil aku sambil menarik selimut tebal membaluti tubuh aku. Dalam samar-samar dari lampu meja, aku mula menguap dan mataku antara pejam dan tak pejam. Telingakuseakan mendengar pintu bilikku diselak. Terkejut dengan bunyi tu, aku terus bangkit mendadak. Tersembul muka Uncle Rafie di balik pintu. Dia sudah siap pakai pijama warna biru laut. Perlahan, dia hampiri aku dan duduk di tepi katil ku bersebelahan denganku yang terduduk di birai katil. Aku jadi tergamam bila dia masuk macam tu jer ke bilik aku.


    “Sudana sudah makan ker?,” tanya uncle Rafie. Suara dia.. Alahai, romantik nyer tanya aku macam aku ni bini dia plak. Aku angguk. Malas nak jawab.

    “Mama ada telefon uncle tadi.. Bagi tahu yang dia sudah selamat sampai kat sana,” beritahunya lagi. Aku angguk lagi.

    “Erm.. Cam mana dengan last paper tadi? Susah tak?” tanya uncle rafie lagi, membuatkan aku sudah tak senang duduk. Ni sudah melampau lah tanya macam2.. Aku sudah ngantuk giler ni. Penat seharian kat luar.

    “Susah tu susah lah. Kalau senang cam kacang, bukan exam nama nyer..” aku menjawab selamba.

    Aku ingat dia nak marah lah aku sebab aku macam kurang ajar kat dia. Alih-alih, dia ketawa kecil. Menyampah aku tengok dia cam tu. Mengada-ada.. Nak tunjuk dia tu macho lah tu.. Jangan harap!!, bentak aku dalam hati.

    “Kalau cam tu.. Keluar result nanti.. Memang boleh lulus lah ni..” katanya lagi.

    “Bukan setakat lulus.. Lulus dengan cemerlang punya,”jawabku.

    Tanpa aku sedar, tangan aku tersentuh tangannya yang kasar. Uncle Rafie terus menggenggam erat tanganku. Aku rasa bila tangannya genggam tangan aku yang kesejukkan tu, aku rasa selesa. Tangan dia yang suam-suam panas tu, memberi keselesaan pada aku yang memang kesejukkan. Aku cuba tarik balik tangan aku dari dipegang uncle Rafie. Tapi, aku tak berdaya melawan kudratnya yang lebih kuat.

    “Tangan Sudana sejuk.. Selesa tak bila uncle pegang?” tanya uncle Rafie.

    Aku geleng kepala, pada hal aku mmang selesa dengan genggaman tangan dia tu. Tapi, uncle Rafie masih boleh senyum lagi. Walau pun dia memang hensem dan gentleman.. Tapi aku rasa menyampah sangat tengok muda dia. Mungkin sebab aku cemburu bila uncle Rafie jadi milik Mama yang memang tak sepadan dengan dia yang jauh lebih muda.

    “Uncle.. Lepas kan tangan Sue..” rayuku bila makin kuat genggaman tanganku hinggakan dari rasa selesa, aku rasa sakit sebab genggaman dia terlalu kuat bagi diriku yang hanya gadis yang lemah. Perlahan, dia melonggarkan genggaman tangan ku tapi masih memegang tanganku, tak ingin dilepaskan. Aku sendiri tak tahu apa yang bermain di fikiran uncle Rafie sekarang ni.

    Uncle Rafie mula menginjak ke arahku. Dari tepi katil, dia kini duduk berhadapan dengan ku. Dari cahaya lampu meja, aku tengok dia sedang mengamati aku. Hairan nyer.. Aku tak halang pun dia dari berada bersama aku di atas katil. Dalam aku menolak, aku merelakan perbuatannya itu.


    Uncle Rafie mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku dapat rasa dadanya yang bidang itu tersentuh buah dadaku yang tak memakai coli.

    “Uncle tahu Sudana perlukan uncle malam ni..” bisiknya dengan nada seksi. Baru lah aku faham maksud dia kini.

    “Eh! Mana ada.. Sue tak takut pun.. Dan tak perlukan uncle sampai bila-bila..” aku menjawab sombong.

    Uncle Rafie tenang dengan jawapan aku yang kasar itu. Aku hairan dengan perangai dia yang begitu tenang menghadapi telatah ku yang nakal.

    Tiba-tiba, dia memegang pehaku. Baju tidur nipis aku sudah terselak ke pangkal peha waktu dia datang tadi. Aku tersentak bila dia mengusap lembut pehaku. Aku mengetap bibirku menahan godaannya. Mata aku dan mata dia bertentangan sambil tangannya menjalar ke celahan pehaku yang putih gebu itu. Kaki ku tergerak ke atas akibat usapan yang merangsang aku. Tak pernah aku mengalami keadaan begini. Memang aku agak jahil dalam bab ni walaupun aku sudah menginjak remaja.

    Melihat aku yang tak menolak sentuhannya, tangan ku yang digenggamnya dilepaskan lalu badannya cuba rapat pada badanku. Muka kami agak rapat bertentangan. Dadanya bersentuhan sekali lagi dengan dadaku. Aku rasa ada sesuatu sedang menusuk ke perutku. Aku pegang benda panjang itu dan wajah uncle Rafie serta merta berubah. Dia tundukkan kepalanya bila aku usap benda tu. Dia kelihatan menahan kesedapan yang amat sangat.
    “Ooohh!!” dia berbisik kesedapan.

    Rupanya, aku telah memegang batangnya yang telah lama menegang sejak dia bersentuhan dengan dadaku. Cepat-cepat aku lepaskan, dan wajahnya mendongak semula menatap wajahku yang betul-betul dekat dengan muka dia. Aku yang bersandar di birai katil tertolak ke belakang akibat ditindih badannya yang besar. Pinggangku yang ramping dipegang kemas oleh tangannya lalu dia mengucup bibirku.

    Aku betul-betul terkejut dengan tindakkannya itu. Seumur hidup aku inilah pertama kali dicium oleh lelaki. Tanpa aku sedari, aku menendang perutya. Dia tertolak ke belakang, dan kesempatan inilah yang aku gunakan untuk melarikan diri. Aku tak sanggup menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang bukan milikku. Lagipun, bukan kah aku memang membenci dia?

    Pintu yang terbuka memudahkan aku melarikan diri dari cengkaman bapa tiriku. Entah bilik mana yang kumasuk pun, aku sudah tak ingat. Uncle Rafie mengejar ku ke bilik yang aku masuk. Pintu bilik sudah ku kunci. Air mata bergenang di kelopak mataku. Aku ketakutan bila pintu bilik diketuk berkali-kali. Aku mendiamkan diri di atas katil. Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Uncle Rafie memeluk tubuhnya sambil merenungku yang ketakutan. Aku bangkit semula bila dia cuba mendekati aku. Macam mana aku nak lepaskan diri dari dia?
    “Kalau Sue nak lari pun.. Takkan lari ke bilik uncle dan Mama?” soalnya sambil tersenyum. Aku baru perasan yang bilik ini adalah bilik Mama dan uncle.

    “Please uncle.. Jangan buat Sue macam ni..” aku mula menangis.


    Dia mula bergerak ke arah ku, sedang aku cuba menjauhkan diri darinya. Bila dia semakin jauh dari pintu bilik cepat2 aku cuba keluar dari bilik itu. Tapi, kali ni tubuhku cepat disambar oleh ayah tiriku. Aku meronta-ronta minta dilepaskan. Pelukkan nya erat, agar ku tak terlepas seperti tadi. Dengan mudah dia mengendong badanku. Aku semakin liar cuba untuk melepaskan diri. Baju tidur ku terkoyak tanpa ku sedari. payudara kiriku terkeluar dari baju tidurku yang nipis, sedangkan tangan kasar ayah tiriku tersentuh putingku yang tiba-tiba menjadi kejang.
    Badanku dihumban ke atas katil Mama dan uncle Rafie. Aku cuba menutup payudara kiriku yang jelas memuncak, teransang dengan sentuhan ayah tiriku itu. Uncle Rafie membuka baju pijamanya. Di hadapan ku kini, tubuh sasa seorang lelaki yang bernama Rafie.

    Dia cuba menindih tubuhku yang dua kali ganda kecil darinya. Aku meronta-ronta bila baju tidurku direntap rakus.
    “Uncle.. Jangan..” rayuku, namun tidak diendahkannya.

    Tubuhku digomol semahu-mahunya. Terasa satu benda panjang menyucuk di celah pehaku yang kebasahan. Aku sudah tak sanggup menghadapi sitiasi itu lagi. Katil tempat tidur Mama ku dan ayah tiriku kini menjadi medan peperangan kami. Bibirku dikucup rakus. Tangannya memegang erat tanganku yang meronta-ronta minta dilepaskan.
    Lidahnya cuba membolosi mulutku yang terbuka sedikit. Dijolok2 nya lidahnya dengan melagakan lidahku membuatkan aku kegelian sekejap. Permainan lidah uncle Rafie membuatkan aku semakin layu dalam pelukkannya. Penolakkanku bertukar kepada penerimaan. Aku memegang pinggangnya sambil cuba mengulum lidahnya bagi membalas serangannya terhadap lidah ku. Kami bermain-main lidah hampir lima minit. Ternyata unce Rafie hebat ketika di ranjang. Dari mulut, dia menjalarkan lidahnya ke leherku.
    “Aaarhh..” aku mendesis kesedapan.

    Dicium nya leherku bertalu-talu membuatkan aku kegelian dalam keenakkan sambil mendongak kepalaku bagi memudahkan dia memainkan peranannya. Leher ku seakan dijerut oleh tali bila dia mengulum kuat isi kulitku pada leher. Mungkin ini lah yang selalu orang panggil “love bite”. Aku mengerang kesedapan yang amat sangat. Kucupan hangat dari bibir nya memberi satu kepuasan yang tak terhingga. Ketika dia mula menjalarkan mulut nya ke dadaku, aku mula rebah perlahan lahan. Badanku yang tadi meronta-rota inta dilepaskan, kini aku terbaring lemah.
    Aku rasa macam ada cecair yang keluar dari kemaluanku. Aku berada di celahan kaki Uncle rafie yang sedang berlutut. Dia memandang ku. Aku dapat rasakan.. Dia seorang romantik org nya. Dia menghadiahkan ciuman pada dahiku dengan penuh kasih sayang. Rambut depanku diselak ke tepi sambil mengusap lembut pipiku. Aku usap lembut dadanya yang berbulu nipis itu. Agak kebasahan dek peluh walaupun bilik Mama berhawa dingin. Dia cuba merapatkan badannya ke badanku, dan aku rasa tertindih dek kerana badannya yang sasa dan besar itu. Ciuman di jalarkan ke pangkal dadaku yang separuh terselak.


    “Hemm.. Puting Sue sudah menegang..” katanya bila dia menyentuh buah dadaku yang melonjak naik bila tersentuh tapak tangan uncle Rafie.

    Aku menggeliat bersama erangan berbaur nikmat itu. Tak tahan dengan erangan aku itu, uncle Rafie terus menjilat putingku hinggakan kebasahan buah dadaku. Aku memegang erat besi katil sambil kepalaku bergoyang kanan dan kiri. Eranganku bertambah bila dia cuba menggigit putingku. Rambutnya kuramas kuat sambil menekan-nekan kepalanya pada buah dadaku yang pejal dan tegang itu.

    “Ooohh.. So good..!! Eeerrmmpphh.. Please uncle..” rayuku meminta agar dia meneruskan gigitannya itu. Pengalaman pertama dijilat dan digigit pada putingku menjadikan aku tak keruan dibuatnya.
    “So.. Please make me feel so good Rafiee..!!” jeritku bila dia mengentel-gentel putingku dan meramas-ramas buah dadaku yang bagaikan buah betik itu.

    Aku kelemasan dan lemah longlai diperlakukan begini buat pertama kalinya seumur hidup aku. Tanganku terkulai layu. Uncle Rafie pegang tanganku dan meletakkan kedua-dua tanganku ke atas bagi memudahkan dia menanggalkan baju tidurku. Aku hanya menurut saja keinginan lelaki itu.

    Bila tali baju tidurku direntap sekali, maka terlerailah baju tidur ku dari tubuhku yang selama ini aku tatang bagai minyak yang penuh. Entah kemana dia melontar baju tidur aku pun, aku tak pasti. Kini aku menjadi perhatian matanya yang agak terkejut dengan rupa buah dadaku. Diramasnya perlahan-lahan, sambil membuat pusaran pada buah dadaku yang melentik ke atas. Bila dia memusarkan usapan ada buah dadaku, aku meronta-ronta kesedapan sambil meracau-racau tak sedarkan diri akibat terlalu nikmat. Aku agak, pantiku sudah tak dapat menampung kebasahan yang membanjiri celah kangkangku. Malu pun ada bila lutut uncle Rafie tersentuh pehaku yang sudah basah dek air nikmatku.

    Uncle Rafie mula menjilat putingku kiriku dengan hujung lidahnya. Aku tergerak ke atas sambil mengeliat sehabis-habisan. Kepuasannya hanya aku dan dia yang mengerti. Buah dada sebelah kanan ku diramas-ramas sambil mengentel-gentel putingku. Batangnya terasa tercucuk-cucuk pada celahan pehaku.

    “Uncle.. Uuuhh!! Noo.. Uncle.. Eeerrmmss.. Hhhaa..” aku memanggil-manggil nya diiringi dengan erangan yang mengasyikkan. Aku mula terasa kesemua air nikmatku seakan-akan menghambur keluar dari lubang cipapku yang berbalut panti itu. Uncle Rafie melepaskan buah dada kananku lalu merayap ke taman laranganku. Usapan lembut menyentuh cipapku kemudian dia merasa di lurah cipapu yang banjir teruk.

    “Hmm.. Tat”s mean, u already climax,” bisik uncle Rafie.

    Dalam sedar tak sedar akibat menghamburkan air nikmat tadi, aku bertanya.

    “Climax tu apa Uncle?” tanyaku kebodohan. Uncle Rafie mencium bibirku.

    “Tandanya.. Sue sudah mengalami puncak nikmat hubungan kita ni.. Bila rasa macam sudah terkeluar, bagi tahu lah kat Uncle yang Sue sudah cumming atau climax..” ajar uncle Rafie sambil meraba-raba cipapku.

    Antara dengar tak dengar aku angguk jer.. Nikmat yang dberikan oleh uncle Rafie kepadaku malam ini membuatkan aku khayal sekejap. Kemudian, aku dapat rasakan pehaku dikuak perlahan-lahan oleh uncle Rafie. Sedikit demi sedikit aku terkangkang luas yang mana memberi kemudahan pada uncle Rafie untuk becelapak di tengah. Malu dengan renungan nya, aku merapatkan kembali pehaku.

    “Kenapa ni..? don’t do this to me..” pujuk Uncle Rafie sambil menguak kembali pehaku seluas yang mungkin. Dirapat kepalanya ke arah celah kangkangku.

    Dia menjilat-jilat cipapku yang masih berbalut panties pink. Lidahnya menjolok-jolok lurah cipapku.

    “Usshh aarrgghh..” erangku sambil tanganku mulai meramas buah dadaku sendiri dan sebelah lagi mencapai kepala uncle Rafie. Dia mulai menarik seluar dalamku sambil terus mengucup ari ari kepunyaanku.


    Dan bila mana terbuka saja panties maka terserlahlah cipapku yang nampak timbul tembam dengan bulu yang sedikit sekitar cipapku. Aku lihat uncle Rafie tersenyum melihat keindahan lurah cipapku yang kebasahan. Tanpa melengahkan masa, dia terus membenamkan muka nya kecelah kelangkangku dan mulai menjilat biji kelentitku.

    “Argghh ishhs sisshh uuoohh..” aku mengerang lagi serentak dengan mengangkat punggungku. Terasa air ku bertambah banyak yang keluar sehingga seluruh mulut dan hidung uncle Rafie telah cukup basah.

    “Hmm.. Taste really good..” katanya sambil menjilat-jilat baki lendir ku yang melekat di tepi bibirnya. Agaknya, bau airku menyegarkan uncle Rafie serta menyelerakan membuat dia tambah kuat ingin menjilat cipapku. Ini lah pertama kali seumur hidupku cipapku di jilat oleh seorang lelaki dan aku tak menyangka lelaki yang pertama medapat tubuhku ialah ayah tiriku sendiri..

    Dia teruskan jilatannya sambil tangannya terus meramas tetekku yang asyik berlaga antara satu sama lain bila badanku menggigil kenikmatan setiap kali biji kelentitku di hisap dan disedut berkali-kali. Nikmat tak terhingga.. Aku puas dengan layanan istimewa uncle Rafie. Dari perasaan benci, timbul perasaan sayang kepada lelaki yang 14 tahun tua dari aku.
    Akhirnya..

    “Aaabbngg unncllee.. Aaarrgghh..” serentak itu aku mengepit kepalanya dengan kuat dan tangan ku menekan-nekan kepala nya kuat ke cipapku sehingga aku rasakan hidungnya terbenam dalam lubang cipapku membuat uncle Rafie agak sukar bernafas, tanganku sebelah lagi memegang tangan nya yang meramas buah dadaku dan menekan dengan kuat disitu.

    Aku dapat merasakan air hangat seakan-akan melimpah keluar dari lubang cipapku. Lama aku mengepit uncle rafie sehingga aku mengangkat tinggi punggungku. Tetiba aku menjatuh punggung ku dan membuka kelangkangku semula.. Sempatlah uncle Rafie bernafas seketika namun belum sempat dia menarik nafas sekali lagi aku terkepit dan punggungku terangkat tinggi dan menjerit..
    “Uuunnccllee!! Help mee!!”

    Setelah beberapa saat baru aku menjatuhkan punggungku dan melepaskan kepala uncle Rafie dari sepitan pehaku. Satu keluhan berat keluar dari mulutku “hhaarrhh”. Air nikmatku mengalir lagi dari lubang cipapku. Aku klimaks kali kedua. Aku terkulai layu. Uncle Rafie memelukku unuk mententeramkan perasaan ku yang sudah keletihan. Tak sanggup rasanya untuk meneruskan perjuangan yang entah bila akan selesai. Aku mencium lehernya dan meraba-raba punggungnya yang pejal.

    “I love you..” bisiknya padaku. Aku tersentuh dengan ucapan nya itu. Ku usap belakangnya lalu kubisikkan ke telinganya.
    “I love you too..” tanpa kusedar aku mengaku yang aku memang menyintainya sejak mula dia sah menjadi suami Mamaku. Rambutku yang serabut diusap penuh kasih sayang.


    Dalam itu uncle Rafie menindih tubuhku, kedua lututku dibengkukkan ke atas dan uncle Rafie berada ditengah-tengahnya, taman milikku ternganga menghadap uncle Rafie yang mengacu batangnya ke arah lubang cipapku.

    Aku yang tiba-tiba tersedar kehendak sebenar uncle Rafie mula merayu minta jangan dimasukkan batangnya yang panjang 7 inci itu ke dalam lubang cipapku. Aku masih belum sedia menyerahkan mahkotaku kepada lelaki yang bergelar bapa tiriku. Aku takut aku benih uncle Rafie dan aku akan bercambah dalam rahimku yang subur. Kalau itu terjadi, macam mana aku nak terangkan pada Mama? Sanggupkah dia menerima yang suaminya mempunyai anak bersama anak gadisnya sendiri? Aku mula menangis merayu pada uncle Rafie. Perlahan, uncle Rafie merangkak ke atasku dan mengucup pangkal dadaku yang putih melepak.

    “Oohh.. Uncle.. No.. Please..” aku menangis di hadapannya. Jelas sekali aku dalam ketakutan dengan tindakkan yang aku lakukan ini. Uncle Rafie mengesat air mata yang mengalir di pipiku. Aku tahu dia tak akan memaksaku melakukan perkara yang aku tak suka.

    “Why Sue? Tadi Sue kelihatan bahagia bersama abang. Kenapa menolak permintaan uncle? Please.. Uncle perlukan Sue untuk melengkapkan saat bahagia kita ni, “pujuk uncle Rafie sambil membelai pipiku. Pujukkan uncle Rafie membuatkan aku terleka.

    “Sue takut.. Uncle suami Mama.. Kalau benih uncle tersemai dalam rahim Sue.. Macam mana sue nanti?” tanyaku tersesak-esak.

    Sebenarnya aku memang ingin merasai kenikmatan bila batang uncle Rafie masuk ke dalam lubangku dan kami mencapai klimaks bersama. Tapi, aku tak cukup yakin dengan tindakkan ku meniduri uncle Rafie.

    “Then.. Uncle akan bertanggung jawab. Mama sue tak kan tahu perkara ini.. Abang akan carikan ikhtiar untuk sue. Uncle akan beri nama abang kepada anak kita nanti..” pujuk uncle Rafie. Aku yang termakan pujuk rayunya mengangguk dalam terpaksa. Uncle Rafie kemudiannya merangkak menuruni celah kangkangku yang terbuka luas.
    Taman larangan ku ternganga menadah batang yang mengacu ke arahnya, uncle Rafie sengaja menggesel kepala batangnya yang berkilat itu ke arah celah yang terbuka supaya kepala tersebut bertambah licin akibat cecair yang melilih dari rongga ku yang keghairahan, geselan tersebut menimbulkan rasa semakin sedap buat ku. Erangan kuat terkeluar dari mulutku. Uncle Rafie tidak gelojoh untuk menghunuskan senjatanya ke dalam alat sulit ku. Aku mula hilang sabar untuk menikmati nikmat bila dia cuba melengah-lengahkan tujahan berbisa batangnya itu.
    “Unncllee.. Pleasee.. Hurryy.. Let it come in my pussyy..” rayuku tanpa sedar meminta bapa tiriku sendiri segerakan menyetubuhinya.

    “Come down honey.. We play our game slowly and smooth.. ” bisik uncle Rafie ditelinga ku dengan nada yang berahi.
    “Hold on Sue.. Abang nak masukkan” bisik uncle Rafie sambil menggomol payudaraku.
    Tanpa lengah-lengah lagi aku menggemgam alat kelakiannya dengan mengarahkan kelubukku yang telah sedia menanti, dengan perlahan uncle Rafie menekan senjatanya ke dalam. Lantas bibir ku dikulumnya serentak buah dadaku diramas diikuti menambah tekanan ke arah lubang yang sempit. Uncle Rafie ketika itu berkerut dahinya bila dia dapat merasakan kehangatan lubuk yang telah sebahagian ditembusi senjatanya walaupun sempit tetapi dapat ditembusi kerana ruang tersebut berlendir dan bengkak, uncle Rafie cuba menambah tusukan, sesuatu telah ditembusi membuatkan aku mengaduh.


    “Aduh.. Sakit.. Uncle.. Please.. You hurt me..” lantas aku menolak tubuh uncle Rafie yang menindihku serta merapatkan peha agar tidak ditikam lagi.
    “Please open it.. Honey.. You will not feel hurt anymore..” rengek uncle Rafie membujukku.
    “Sakit uncle..” balas ku yang sudah tidak dapat menikmati keenakan dibelai lelaki sebagaimana tadi.
    Pedih celah kelengkangku direjah oleh senjata bapa tiriku masih dirasainya tapi aku cuba juga membukakan kelengkangku untuk uncle Rafie menambah benamannya ke dalam lubukku walaupn kesakitan dirasai akibat rayuan dan pujukan uncle Rafie.

    Kulihat uncle Rafie begitu bersemangat tapi berhati-hati menghunus senjatanya supaya aku tidak terlalu sakit. Dia melakukan aktiviti menyorong tarik perlahan cuma setakat separuh sahaja, sementara itu punggung aku diramasnya manakala kedua buah dadaku menjadi uliannya, mulut ku dikucupnya membuatkan aku bagaikan tak bernafas membiarkan diriku digomol dan dipaku oleh uncle Rafie. Uncle Rafie merasa terlalu nikmat walaupun senjatanya tidak sepenuh meneroka lubang kemaluan anak tirinya ini, nafsu membuak-buak. Aku tidak merasa nikmat sebalik menahan kepedihan celah kelangkang yang dicucuk, walaupun uncle Rafie begitu lancar mencucuk kelangkangku.

    Daripada merasa sakit, aku kembali ke keadaan normal orang bersetubuh. Kenikmatan yang dirasai akibat tujahan batang uncle Rafie yang panjangnya 7 inci itu membuatkan aku hilang pedoman, hilang kewarasan ku selama ini dan juga aku lupa yang kini aku sedang bermadu kasih dengan bapa tiriku sendiri. Farajku terasa sengal bila batang uncle Rafie ku kemut dengan rakus, aku harap uncle Rafie faham yang aku tak ingin batangnya dicabut keluar waktu itu.

    Mungkin menyedari aku masih berupaya mengemut batang nya, uncle Rafie kembang-kembangkan kelopak cendawannya agar batangnya itu membengkak dalam farajku. Aku menahan kesedapan yang diterima dari uncle Rafie. Aku pejam mata kuat-kuat sambil badanku menggigil-gigil bila kelopak cendawan uncle Rafie mengembang dan mengucup dalam farajku. Aku kegelian. Bahuku dipegang kuat oleh uncle Rafie, cuba menahan aku daripada terus menggigil yang menyebabkan dia hilang rentak. Tapi, aku tak peduli, apa yang kurasakan ini lebih membuatkan aku lebih bertenaga untuk melawan pegangannya yang memang kuat itu.

    Perbuatan uncle Rafie itu itu membuatkan faraj ku kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Kini aku dapat merasa yang uncle Rafie mengeluh kesedapan bila batangnya ku kemut kuat-kuat. Aku takkan benarkan ia tercabut dari tubuhku. Aku dapat melihat wajah hensem uncle Rafie berkerut menahan nikmat yang aku berikan padanya. Kadang-kadang, dia mengetap bibirnya. Akhirnya tubuhnya turut menggigil penuh nafsu sepertiku tadi. Aku sempat tersenyum melihat uncle Rafie kian lemah dengan perbuatan aku mengemut batangnya. Kemudian aku menutup mataku. Kami mengayuh dengan penuh bertenaga. Aku peluk dpinggangnya dan aku menggerakkan tubuh kami atas bawah agar batangnya tak lari dariku. Nafasku semakin cemas. Tapi, orang berpengalaman seperti uncle Rafie membuatkan aku kagum dengan sikapnya yang lebih matang dalam menangani situasiku kini. Lalu, biji kelentitku digentel dengan laju dalam keadaan batangnya masih terendam kuat dan padat dalam lubang farajku yang kian rakus kemutannya.

    Tak semena-mena kemudian aku melonjak sedikit. Nafasku terhenti helaan. Kemutku menyepit. Aklu dapat rasa basahnya batangnya uncle Rafie di dalam lubangku. Aku mengetap bibirku. Dahiku berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat ladat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan sudahnya, gelinjatku tenang semula. Dadaku mulai berombak semula. Nafasku terhela lesu. Dan bibirku tak diketap lagi tapi aku ingin membicarakan sesuatu dengan uncle Rafie. Farajku berdenyut perlahan dan basah. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku dengan perasaan malu. Tadi aku menolak, sekarang lain yang jadinya.
    “Got it.. Honey?” Tanya uncle Rafie.

    “Yes honey.. I got it.. Ooohh..!! I”m feel so horny..” balasku dengan suaraku yang serak akibat terlalu lama menjerit kesedapan. Kakiku terdampar luas menguak selepas tadinya sewaktu mencapai tahap berahi, ianya terkancing rapat.

    Tiba-tiba uncle Rafie mendakapku erat dan dalam keadaan batangnya masih terbenam rapat dalam faraj ku, dia berpaling posisi dengan susah payah sehinggakan akhirnya, kini uncle Rafie pula berada terlentang di bawah dan aku duduk di atas. Posisi itu membuatkan batang uncle Rafie makin terasa menyucuk dan menyenak di dalam farajku sehingga menganjak pintu rahimku yang berbonggol pejal.


    Tiba-tiba aku rasa begitu malu sekali ketika itu kerana bapa tiriku dapat melihat buah dadaku yang subur gebu, perutku yang slim, pinggangku yang ramping, dan semak halus di bawah perutku yang kini menelan sepenuhnya tongkol keras batang bapa tiriku ini. Aku sentuh perut uncle Rafie yang berotot pejal itu. Aku usap dengan rahimku masih bersatu dengan batang uncle Rafie yang tajam dan keras itu. Uncle Rafie merenungku dalam. Aku tahu dia begitu kagum dengan keindahan tubuhku yang kini menghadapnya yang sedang berbaring.
    “How do you feel rite now? If you really want to give up.. Terserah lah.. Uncle tak ingin memaksa Sue..” katanya perlahan.

    Kami bagaikan pasangan suami isteri yang bahagia. Memang aku amat bahagia sekarang ni. Uncle Rafie memenuhinya dengan perasaan yang tulus ikhlas.

    “Kalau Sue tak suka, terserah pada Sue.. Uncle tahu Sue memang inginkan perhatian daripada uncle selama ini. Cuma uncle tak berkesempatan bersama dengan Sue.. Kalau Sue tak suka, uncle tak layak menghalang kehendak Sue sebab uncle sudah berada di bawah..” Uncle Rafie sengaja mahu menguji emosiku ketika ini.
    Dia tahu yang aku mula menerima keindahan yang kami kecapai tadi. Mungkin dia inginkan kepastian samada ingin meneruskan lagi atau berundur dari medan perang ini. Ku lihat, uncle Rafie mendepangkan tangannya dan meluruskan kakinya sambil merenung tepat ke mata ayu ku.

    Dia terus meneran mengembangkan kelopak cendawannya supaya meregang memadatkan ruang dalaman faraj ku supaya aku terus merasakan tekanan yang memberangsangkan. Perlahan-lahan aku mengangkat pinggulnya melepaskan batang pelir yang ditelan oleh farajku. Kelihatan licin kulit batang uncle Rafie itu diselaputi benih ku tadi. Keruh dan lendir. dat yang menikmatkan. Dan aku benar-benar terasa kecundang sebab terpaksa juga aku melepaskan batang Uncle Rafie itu dalam keadaan yang begitu berat melepaskan kepala cendawan bapa tirku yang kejang membesar itu. PLOP! Terlepas dari farajku dan aku terus berbaring meniarap dengan kepala terteleng ke arah yang bertentangan dari bapa tirku ini.

    Uncle Rafie tersenyum. Aku nekad untuk mengharungi malam ini bersamanya. Melihat aku berbaring disebelahnya, uncle Rafie dapat mengagak yang aku telah mengambil keputusan yang nekad berhubung hubungan kami berdua. Aku ingin meneruskan perjuangan kami yang belum selesai. Diambilnya minyak baby oil Johnson yang terletak di meja sebelah katil.

    Lalu dituangkannya minyak itu ke pinggulku sehingga mengalir turun ke alur farajku. Kemudian digosokkannya minyak itu penuh menyelaputi pinggul ku yang keras dan pejal itu. Dan sekali sekala dia melajakkan jarinya itu ke faraj ku yang masih menginginkan tusukan tumpul batangnya yang setongkol 7 inci itu.
    Perlahan-lahan dan berhati-hati dia naik merangkak memanjat ke belakang ku lalu menindih. Batang pelirnya diletakkan di alur pinggul ku yang pejal itu. Aku berdiam membiarkan. Aku ingin dia meneruskan dengan membiarkannya tanpa bantahan. Uncle Rafie gesel dari bawah ke atas. Bila pelirnya mengena celah peha ku, ianya kurasa memukul sedikit pintu dubur dan pintu faraj ku secara bergilir sebelum dilayangkan semula naik ke alur pinggul ku.

    Lama juga uncle Rafie berbuat macam tu. Aku menahan kesedapan. Mataku terpejam rapat setiap kali batang pelirnya digesel atas bawah dan memukul duburku dan pintu farajku. Tanpa di suruh, aku tertonggek pinggulku kepada uncle Rafie yang menindih tubuhku. Aku tunjukkan kepadanya rekahan pintu farajku yang sudah basah diminyakkan olehnya tadi dengan baby oil Johnson tadi.

    Dengan agak gelojoh, pantas uncle Rafie merendamkan kembali kepala cendawannya masuk melalui liangku yang indah lagi nikmat itu. Berdesup masuk dengan lebih mudah dari pertama kalinya. Aku pegang dengan kuat-kuat birai besi katilku. Aku memberikan tindak balas berlawanan bagi membantu uncle Rafie menelan batang nya supaya tertujah lebih jauh lagi ke dalam farajku.

    Uncle Rafie sorong perlahan-lahan, kemudian tarik sedikit, kemudian sorong lagi dan tarik lagi. Pada setiap kali sorongan masuk, aku melonjak ke belakang ke arah uncle Rafie, pada masa sorongan tarik keluar, aku makin menganjak ke arahnya kerana tidak mahu batangnya terkeluar dariku.


    Lalu dia memulakan gerakan sorong tariknya dengan konstan dan konsisten, mengikut rentak ku yang sudah naik berahi semula menerima asakan demi asakan dari tenaga batang yang sungguh besar dan panjang, dan memenuhi keperluannya ketika itu.

    “You like it Sue..?” uncle Rafie sengaja mengusik.

    Tapi aku tak mampu membalas usikkan itu dan hanya melepaskan keluhan manja anak kecilku yang seakan menagihkan belaian yang lebih merangsangkan dari semua itu.

    “Emm.. Emm.. Ooouuhh..” itu sahaja yang keluar dari bibirku yang basah dijilat berkali-kali oleh lidahnya.
    Sekejap kemudian dia melajukan henjutannya. Dan keluhan ku kian semakin laju seperti tempo tekanan yang diberikan. Makin ianya laju, makin aku tak karuan. Bunyinya seperti enjin sangkut tetapi kuasa enjinnya Ferrari pulak. Bila uncle Rafie santak habis ke dalam, terasa pinggulku yang pejal dan empuk itu menganjal menolak pelirnya. Dan itu merangsangkan uncle Rafie untuk makin mengganas.

    Rambutku di tariknya kuat. Aku mengerang. Pinggulku diramasnya. Aku merengek. Pinggulku ditamparnya. Aku mengaduh. Dan kemudian..

    “Ahh ahh ahh ahh ahh.. Eieiikkhh..” aku mula mengejang dan menggelinjat sehingga kepalaku terlonjak ke belakang sedangkan kakiku kian rapat menjadikan kemutan farajku jadi sendat dan mengetat menggrip pelir uncle Rafie. Aku berada di kemuncak kedua. Tapi, uncle Rafie masih beraksi selamba.

    Sepanjang lima minit aku menikmati orgasm yang panjang tidak berhenti itu, uncle Rafie terus mengepam laju memberikan kepuasan batin kepada ku, kepuasan yang pertama kali aku nikmati dari bapa tiriku sendiri. Kepuasan yang dicapaiku adalah tahap optimum. Tiada bandingan. Batang pelir uncle Rafie masih basah digenangi kolam ku yang membasah oleh cairan keruh kenyal dari terbitan mata air berahi kemuncak indali dari dalam faraj ku.
    “Emm..” nafas aku lega semula tetapi masih lagi aku dapat merasakan keladatan kerana pergerakan konsisten bapa tiriku yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kemuncak berahi jantannya. Aku semakin hilang kesabaran ingin merasai benih jantan bapa tiriku walaupun aku tahu akbiat yang bakal aku terima nanti. Aku ingin merasa bagaimana nikmatnya bila benih bapa tiriku bercantum dengan benihku pada masa dan pertemuan yang serupa. Aku ingin bila uncle Rafie terpancut, aku juga terpercik. Aku ingin uncle Rafie kejang, aku juga ingin erang sama. Aku mahu uncle Rafie menggelisah kerana aku juga ingin menggelinjat sama. Tapi aku malu hendak bertanya bila uncle Rafie akan kemuncak bersama-sama denganku.

    Perlukah aku berterus terang dengan uncle Rafie kehendakku?Agaknya bagaimana reaksi uncle Rafie bila aku inginkan dia sampai ke kemuncak syahwat bersama-saman denganku. Agak sesudah lega dari klimaks keduanya, uncle Rafie cabut kembali pelirnya. Kali ini aku tak terkejut. Dan tidak menghalang atau menahan. Sebab aku tahu aku akan menerimanya lagi.

    Perlahan-lahan aku merangkak. Dan kemudian berpaling kepada uncle Rafie yang tersenyum manja kepadaku. Pangkat bapa tiri bagiku, hilang seketika. Aku duduk merengkok dekat kepala katil. Tapi kakiku dilipatkan mengangkang selepas duduk di atas bantal. Melihat reaksi ku begitu, uncle Rafie faham dengan fesyen ku ini. Dan tanpa banyak kerenah terus memenuhi kekosongan ruang di antara celah kelangkangan aku yang kian memberontak.

    “Boleh?” Tanyanya sebelum mengasak masuk.

    Aku menggeleng sambil tersenyum penuh makna. Aku pegang batang uncle Rafie lalu ditarik naik ke atas. Uncle Rafie terdorong sehingga berdiri dengan batang pelirnya tersua ke mulut ku. Diasaknya perlahan sehingga aku dapat mencapai lidahku yang tajam ke kepala cendawannya.

    NGAP! Seinci tenggelam dalam mulutku. Dan aku menikmati jus-jus buah-buahan yang tadinya terpalit dari farajku ke batang uncle Rafie. Hmm.. Sedap rasanya bila air mani kami berdua dicampur. Tiada lagi perasaan geli untuk menikmati air jus hasil nafsu syahwatku bersama bapa tiriku ini.

    “Sedapnya Sue.. Emm.. Pandai Sue.. Sedut Sue.. sedut kuat sikit..” Uncle Rafie memberikan pujian perangsang kepadaku untuk memberi galakan berterusan yang sudahnya memberikan hasil yang baik kepada kaedah kuluman vakum yang ketat itu.

    “Mmm.. Mmm..” aku tiba-tiba terasa tercekik dan terbelahak bila kepala cendawan itu menutup tekakku sehingga menyukarkanku bernafas tetapi kemudian aku cuba adjust.

    Dan dapat menerima hampir tujuh inci itu dalam mulut, mencecah tekak ku. Uncle Rafie mengepam bila tangan ku penat. Bila kepalaku semakin lesu, uncle Rafie mengepam lagi bagi membantuku. Aku hanya perlu sedut vakum. Uncle Rafie cuba usahakan segalanya demiku.

    “Mmm..” aku rasa lemas.

    Kupandang tepat ke wajah bapa tiriku sambil menggeleng. Dicabut pelirnya semula lalu turun mencelapak antara celah kelangkangku.

    “Sue sudah basah lenjun ni..” usik Uncle Rafie sambil tersenyum.

    Farajku kebasahan dek kerana rasa berahi yang amat sangat. Tanpa banyak lengah, Uncle Rafie memacu batangnya ke arah lubangku. Pendayung direndam. Kemudian mulai diasak masuk semula ke dalam. Tapi aku terasa kurang selesa.

    “Kejap uncle..” rayuku sambil menahan dada tiriku.

    “Kenapa Sue?” Uncle Rafie manja sekali melayani anak tirinya ini. Minta apa saja pun pasti dibaginya.

    “Lenguh lah uncle..” aku beralih mendekati tebing katil.

    Pinggulku diletakkan betul-betul di tebing tilam. Kakiku terjuntai ke bawah sehingga tapak kakiku mencecah ke lantai. Aku menguak luas kelangkangku. Uncle Rafie turun ke lantai. Di lututkannya kaki mencium faraj milikku sepuas hati. Dijilat dan dikemamnya biji kelentit ku yang memerah, sebelum berdiri mengacu senapangnya semula. Aku menguak kaki luas-luas sambil menguak kelopak mawarku dengan jari tangan kedua belah menunjukkan pintu farajku yang sedikit terbuka.


    Slow-slow bapa tiriku meletakkan kepala cendawannya. Aku pula membantu dengan menggunakan tangan kiriku. Dipacukannya ke liang. Sehinggalah bapa tiriku menerjah ke dalam barulah aku melepaskannya. Masa Uncle Rafie mulai mengepam, aku memautkan tanganku ke leher Uncle Rafie. Merengkok badanku sambil ditujah laju oleh bapa tiriku dengan penuh nikmat.

    Tidak ada rasa yang lebih bagus dari pertemuan dua alat kelamin itu dalam posisi itu. Geselan kulit batang yang keras berurat itu dengan dinding faraj yang penuh menyimpan urat sensitif segala rasa geli dan berahi, membuatkan aku tak karuan haluan. Kepala cendawan Uncle Rafie juga menyimpan urat geli berahinya tetapi kematangan Uncle Rafie membuatkan dia mudah mengawal urat geli berahinya supaya tidak cepat membawa dia ke penghujung upacara.

    “Uncle.. Ooohh..” aku mulai berkata-kata dalam mimpi nyata.

    “Kenapa Sue..” Uncle Rafie merenung rapat matanya ke buah dada ku yang bergetar kencang selaras dengan kelajuan pelirnya yang mengepam.

    “Cepatlaa..” ringkas jawapanku.

    “Awal lagi sayang..” Uncle Rafie memujuk.

    “Sue tak tahan.. Uncle.. Hemm”

    “Hem?”

    “Sue nak sekarang..”

    “Sekarang? Takkan cepat sangat?”

    “Dahh.. sudah sejaamm..”

    “Tak suka lama?” Uncle Rafie cabut pelirnya lalu mengetuk ke biji kelentit ku untuk mengimbangi rasa sedapnya.

    “Nakk.. Tapi nanti buatlah lagii..”

    Uncle Rafie tersenyum.

    “Baiklah.. Kejap lagi.. Ya sayang” Uncle Rafie memasukkan semula pelirnya ke dalam farajku yang begitu mudah memberikan laluan itu, tetapi masih begitu sempit untuk digeledah oleh bapa tiriku.

    “Kita naik atas Uncle..,” aku mengajak bapa tiriku mengesot semula naik ke atas. Pelirnya tercabut semula. Aku naik menelentang menggalas punggungku dengan bantal. Uncle Rafie naik merangkak mencelapak tengah kelangkang.

    “Cantik..” puji Uncle Rafie melihat faraj ku. Tapi aku sudah tidak sabar.

    Jariku mengutil-ngutil biji kelentitnya dalam keadaan yang paling mengghairahkan
    “Please hurry.. Uncle..” cepat-cepat aku menarik tangan bapa tiriku.

    Uncle Rafie itu terdorong mendepang tangan antara rusuk kanan kiri ku. Aku merangkul pinggul Uncle Rafie dengan kakiku seraya memberi bukaan luas dengan jariku supaya batang pelir Uncle Rafie dapat menyelinap dengan mudah.
    “Lembut? Kasar?” Tanya Uncle Rafie.

    Aku hanya melayukan pandangan matanya. Kelopak mataku mengecil. Sedikit demi sedikit Uncle Rafie memainkan peranannya sekali lagi. Dia mengambil posisi sedap. Dengan kaki celapak katak, peha ku di atas pehanya, Uncle Rafie mula maju.

    “Ahh!!” aku mengerang manja menerima kemasukan batang Uncle Rafie.

    Liang farajku membuka perlahan. Seinci menjelajah masuk.

    “Uncle..” aku memanggilnya lemah.

    “Kenapa?” Uncle Rafie berhenti mengasak.

    “Sedaappnyaa..” aku melepaskan kelopak mawarku bila kelopak cendawan Uncle Rafie sudah ditelan oleh farajku yang tercungak tinggi atas galasan pinggul di bantal.

    “Lagi..” seinci lagi masuk, tinggal lima lagi. Aku cuba menahan geli bila Uncle Rafie menggentel biji kelentitku. Aku cuba menahan tangan Uncle Rafie dari meneruskan gentelen itu tetapi Uncle Rafie tetap beraksi bagi menerbitkan segera berahiku.

    “Masuklaah laagi..” aku merintih manja. Bibirku mengetap erat menahan rasa yang indah itu dari begitu cepat menghanyutkannya ke inderaloka.

    Seinci lagi menerjah. Tinggal empat inci lagi untuk memenuhi hajatku.

    “Padatnyaa..” aku menggelinjat menikmati asakan perlahan dan teratur dari peparangan terancang itu.
    Seinci lagi ditolak perlahan ke dalam. Aku dapat merasakan liang dalam kepunyaanku yang semakin mengecil itu kian menghimpit kebesaran kepala cendawan bapa tiriku. Tinggal tiga lagi. Faraj ku terasa semakin lincir.

    “Uncle.. Sue tak tahan uncle..” aku semakin mengeluh dalam. Keindahan ini tak mungkin dapat aku kecapi dari mana-mana lelaki.. Uncle Rafie menolak lagi seinci ke dalam membuatkan tinggal lagi dua inci..
    Aku terasa ingin mengemut tapi aku cuba menahannya. Batang pelir bapa tiriku terasa begitu besar lagi mengembang dan mengeras di dalam farajku. Terasa lebih besar dari yang tadi. Atau sebenarnya aku terasa begitu ghairah amat dengan nikmat yang hendak dicapai dengan Uncle Rafie sekejap lagi bersama-sama bila Uncle Rafie menyemburkan benihnya ke dalam farajku yang turut akan bersama memercikkan benih untuk ditemukan dengan benih Uncle Rafie

    “Santak uncle.. Dalam lagi..” aku merayu-rayu.

    “NAH!!”

    DUPP!

    “Aahh!!” Aku seperti orang yang kena hysteria bilabatang pelir bapa tiriku menyantak kuat lubang farajku ytang mengemut kuat.

    “Yeaasshh!!”

    CLOP! CLOP! CHLUP!

    Berdecap decip bunyi hempapan dan ganyahan batang pelir Uncle Rafie keluar masuk liang sempit ku yang kesat-kesat licin itu. Hangat dan merangsang.


    “Laju lagi.. Uncle.. Laju.. Dont give up!!” aku menjungkit-jungkit pinggulku hendak merasakan santakan yang lebih ganas.

    “Sempitnyaa..” ucap Uncle Rafie tak pernah merasa reaksi sebegitu rupa dariku.

    Aku sudah kemaruk sangat!! Aku tak sangka begitu indah sekali peperangan antara aku dan bapa tiriku. Lima inci tarik, enam inci membenam. Seakan tumbuh seinci. Tarik enam, simpan satu, masuk tujuh jadi lapan.
    “Uncle!!” aku mengejang serta merta.

    “Kenapa sayang..?” Uncle Rafie terus mengasak laju macam kereta lumba yang baru kena minyak pelincir baru.
    “Cepat uncle.. Sue tak tahan.. Help me please..” Milah makin tak tentu arah bila Uncle Rafie gigit puting buah dadaku dari sebuah ke sebuah.

    “Don’t do this to me!!” aku menjerit lagi. Agaknya rumah sebelah pun boleh mendengar jeritan kesedapan yang aku nikmati ni..

    “Relax..” Uncle Rafie memujuk.

    “No.. I can’t.. Please uncle.. Sue nak sekarangg!!” Aku memang sudah tak tentu arah lagi sebab aku sudah bertahan begitu lama.

    Aku menahan percikan benihku dari tadi. Aku menahan pancaran berahiku yang menggila dari tadi. Aku sudah semakin hampir ke pantai berahi yang indah. Cuma aku tinggal hendak terjun ke laut untuk berenang ke tepian sahaja. Tinggal Uncle Rafie untuk mengemudikan nafsuku ini.

    “Uncle.. don’t leave me alloonnee..!!” Aku menarik-narik kemasukan batang Uncle Rafie sambil merapatkan pehaku supaya laluan Uncle Rafie jadi lebih sempit.

    Asakan kian laju. Bantal galas dipinggul sudah terbang entah ke mana. Cadar sudah bersepah bertebaran ke lantai. Tidak ada apa lagi yang mahu diingati oleh kami berdua kecuali mengecapi kemuncak berahi mereka bersama-sama.
    “Suuee..” Uncle Rafie tak tahu hendak laju mana lagi.

    Gear lima sudah masuk. Sudah pun berpindah ke gear tinggi lori kontena. Sorong tariknya sudah hilang tempo. Peluh membasah di merata-rata menitik-nitik ke tubuh dan muka Milah. Peluh di celah kelangkang menambahkan kelinciran.

    “Unncclee.. Sue sudah nak hampir ni..” aku menggentel kelentitku yang kebasahan.

    “Sabar Sue.. Uncle jugaa..” Uncle Rafie sudah tak tahan sama terikut-ikutkan berahiku.

    “Cepat Unclee!!”

    “Sssuuee..!! Sempitnya lubang sue..” Uncle Rafie menindih badanku. Buah dada ku menjadi pelantar kusyen yang empuk di dada uncle Rafie.

    Dipeluk tubuhku sampai ke belakangnya. Lagi laju dia mengepam, lagi kuat pelukannya itu. Aku sendiri sudah mencakar-cakar Uncle Rafie di belakangnya dengan kuku ku yang panjang. Agaknya Uncle Rafie terasa calar dan melukakan. Tapi aku dapat agak Uncle Rafie sudah naik stim.

    Uncle Rafie juga semakin sampai. Kami berdua sudah dekat ke penambang. Laut bergelora kian kencang. Ombak yang memukul ke pantai berulang-ulang membanyak buih dan busa di tepian. Licin. Enak. Empuk.


    “Suuee..!” kerandut dakar Uncle Rafie berdenyut mengepam cairan benih yang likat dari kilangnya naik melalui salurnya.

    “Unccllee!!” aku mengemut kian kuat dan kencang. Badanku menggigil kuat akibat kesepana yang amat sangat.
    “Sue.. This is it..” Uncle Rafie bisik ke telinga sambil meneran.

    Faraj ku mengemut kuat. Rasa macam melekat. Rasa bergelen-gelen benih Uncle Rafie memenuhi ruang dan memancut di dalam.

    “Sue.. Uncle tak pernah rasa pancaran sebegini..” bisiknya ke telingaku.

    Aku tersenyum bila dia meluahkan isi hatinya. Aku pula seakan-akan menyedut-nyedut air mani bapa tiriku masuk ke dalam rahimku sesudah bertemu dengan percikan madiku sendiri. Basah seluruhnya. Tidak ada yang lebih basah dari mandian peluh dan mandian mani kami berdua.. Aku dan bapa tiriku tercungap-cungap kelesuan. Tak pernah dirasakan keladatan yang sebegitu indah.

    “Uncle.. Sedap nya.. You’re great..,”

    “Sue pun hebat walaupun this is your first time..” balas Uncle Rafie sambil pelirnya terus kekal keras terendam setelah habis melepaskan saki baki maninya dalam faraj ku. Kalau kena gayanya, aku bakal mengandungkan anak bapa tiriku sendiri yang akan menjadi cucunya.

    Walaupun aku bersikap enggan menyerah pada mulanya, tetapi dengan 1001 penyerahan yang wujud di lubuk hatiku, aku lihat Uncle Rafie sangat puas. Kita saling serah menyerahkan dengan keadaan yang sungguh mengasyikkan. Kali ini amat luar biasa. Kali ini berbeda dari yang pertama tadi. Amat luar biasa perkongsian kita. Amat nikmat bagi Sue yang menerima dan jelas juga-amat nikmat baginya yang memberi. Nikmat kita berdua. Untuk kita. Dalam aku mendakapnya erat-erat itu, tanpa aku sedar. Aku meletakkan muka ku ke bahu tengkuk Uncle Rafie. Seakan-akan tidak mahu melepaskan bapa tiriku.


    Waktu itu, kita seumpama sudah sebati. Kita terdampar!! Lesu.. Lesu. Tidak lagi bermaya lagi. Kini kita longlai. Kita terus berpelukan. Erat-erat. Perlahan-lahan, bagai angin kencang, suasana kembali reda. Uncle masih mendakap ku. Uncle balikkan tubuh ku telentang. Kita berpaut antara satu sama lain. Kita ingin sama-sama kembali ke dunia kita yang penuh sadar. Kita mahu sedar bersama. Kita mau seiringan kembali kedunia sebenar. Seiringan dalam dakapan yang penuh nikmat dan satu rasa. Batang uncle masih lagi dalam cipap ku.
    Uncle Rafie seakan-dalam keadaan terlena. Begitu juga diriku. Aku tidak tahu berapa lama aku dalam keadaan begitu. Umpama satu perjuangan, kita sama-sama seperjuangan. Kita sudah memenangi pertarungan itu. Sama-sama menang. Berjaya. Terhasil. Berhasil menikmati suatu keindahan yang tidak mungkin dapat diceritakan.
    Kita terlena dalam dakapan itu.. Berpelukan. Kita masih telanjang. Terkapai.. Terlena dan tertidur. Sebelum terlena, aku terfikir, bagaimana aku dapat melakukan hubungan asamara tadi? Uncle Rafie nampak cukup puas bersetubuh dengan Sue! Sue mencapai klimaks orgasma bertalu-talu. Kita benar-benar bersatu..!!

  • Foto Ngentot Gadis putih ramping Janice Griffith menggoda cowoknya

    Foto Ngentot Gadis putih ramping Janice Griffith menggoda cowoknya


    1766 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik putih Janice Griffith menggoda pacarnya yang berkontol gede untuk ngentot dimemeknya yangt temben diatas sofa dan berakhir dengan menembakkan sperma yang banyak ke toketnya dan memasukkan penis ke mulutnya untuk membersihkan sisanya.

  • Video Bokep Rui Natsukawa mengajak cowoknya kekamar

    Video Bokep Rui Natsukawa mengajak cowoknya kekamar


    2112 views

  • Foto Bugil cewek Ceko kurus Nessa didepan cermin

    Foto Bugil cewek Ceko kurus Nessa didepan cermin


    2079 views

    Duniabola99.com – foto gadis dari Ceko kurus Nessa bugil dan berpose hot menampilakn toketnya yang gede bulat padat dan kenyal dan juga memeknya yang berbulut tipis baru dicukur.

  • Video Bokep Roxy James yang mengganggu pacarnya lagi tidur

    Video Bokep Roxy James yang mengganggu pacarnya lagi tidur


    2069 views

     

  • Foto Ngentot anal tante Sarah Vandella oleh cowok muda

    Foto Ngentot anal tante Sarah Vandella oleh cowok muda


    2024 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang putih Sarah Vandella ngento anal dengan pria muda berkontol besar hingga merasa nikmat dan kesakitan diatas sofa dan menembakkan spermannya ke memeknya.

  • Video Bokep jepang Ema Kato lagi interview diminta hisap kontol

    Video Bokep jepang Ema Kato lagi interview diminta hisap kontol


    2196 views

  • Foto Bugil cewek cantik tinggi lagi sarapan tiba-tiba sange

    Foto Bugil cewek cantik tinggi lagi sarapan tiba-tiba sange


    2161 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik yang lagi sarapan tiba tiba sange dan melepaskan semua pakainannya dan melakukan mastrubasi di kursi dan memamasukkan alat bantuk sex kememeknya hingga basah dan becek.

  • Video Bokep Karla Kush menggoda pacarnya yang lagi main

    Video Bokep Karla Kush menggoda pacarnya yang lagi main


    1853 views

  • Foto Ngentot minjam mobil mewah dientot oleh kontol besar

    Foto Ngentot minjam mobil mewah dientot oleh kontol besar


    1767 views

    Duniabola99.com – foto cewek hits pirang cantik sexy memakai mobil sport mewah sange dan ngentot dengan pria berkontol panjang dan gede dihalaman belakang rumahnya dan juga menelan semua sperma yang dikeluarkan.

  • Video Bokep Kokone Mizutani threesome hingga becek

    Video Bokep Kokone Mizutani threesome hingga becek


    2301 views

  • Foto Bugil tante pirang melepas bikini ungunya

    Foto Bugil tante pirang melepas bikini ungunya


    2095 views

    Duniabola99.com – foto tante pirang cantik pakai bikini berwarna ungu dan memamerkan toketnya yang berukuran sedang dan juga memamerkan memeknya yang tanpa bulu dan tembem.