Author: dbgoog99

  • Foto Ngentot tante dengan pakaian sexy ngentot dengan pria yang gak dikenal berkontlol gede

    Foto Ngentot tante dengan pakaian sexy ngentot dengan pria yang gak dikenal berkontlol gede


    1861 views

    Duniabola99.com – foto ibu ibu sexy pakai pakaian minim menampilkan toketnya yang gede dan mancari cowok dijalan untuk mengontotnya.

  • Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot

    Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot


    4919 views

    Duniabola99.com – Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.


    Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.

    Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???

    Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa. Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.

    Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.


    “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas.

    Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras. Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.


    Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh… aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku.

    Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah.


    Mertua“aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”

    sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

    “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.

    Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku.

  • Reira Aisaki catwalk poison 88

    Reira Aisaki catwalk poison 88


    2424 views

  • Foto Ngentot Cewek pirang Heather Starlet bugil sebelum membenturkan kontol besar

    Foto Ngentot Cewek pirang Heather Starlet bugil sebelum membenturkan kontol besar


    1812 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang toket sedang pantannya bahenol padat berisi dengan pakaian tidurnya memeknya dijilat dan menhisap kontol besar dan melakukan penetrasi yang keras kememeknya yang masih sempit dan tembem tanpa bulu dan menerima banyak mani dimuka dan mulut.

  • Kisah Memek Yanti Sang Pemuas Nafsu

    Kisah Memek Yanti Sang Pemuas Nafsu


    2705 views

    Duniabola99.com – Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu
    kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.


    Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.

    Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.

    Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan bercumbu.

    Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.


    Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.

    Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

    Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

    Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.


    Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

    Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.

    Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja affair kami; rasanya tak mungkin.

    Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

    Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.


    Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.

    Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.

    Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

    Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.

    Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

    Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.


    Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.
    Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

    Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

    Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.

    Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante H.

    Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..


    Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.
    Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).

    Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.

    Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.

    Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.

    Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.

    Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.


    Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.

    Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.

    Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.

    Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.

    Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.

    Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya.
    Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.

    Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..

    Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..

    Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.
    Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.


    Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.

    Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..
    Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..
    Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..


    Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil..
    Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.

    Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.

    Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman.
    15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..

    Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku.

  • Foto Bugil Remaja berambut merah Pearl Ami menempatkan vaginanya yang tidak berbulu di layar

    Foto Bugil Remaja berambut merah Pearl Ami menempatkan vaginanya yang tidak berbulu di layar


    1908 views

    Duniabola99.com – foto gadis berambut merah Pearl Ami ngangkang  memamerkan memeknya yang berwarna merah merekah sebelum tidur.

  • Foto Bugil Stalfra mendapatkan uang kuliahnya dengan telanjang

    Foto Bugil Stalfra mendapatkan uang kuliahnya dengan telanjang


    1898 views

     

    Duniabola99.com – foto model mahasiswi Stalfra  rambut coklat mendapatkan uang kuliah dari bugil dan berpose hot. jangan lupa siapkan tisu ya gan sebelum scroll kebawah ^_^, mari kita lihat sama – sama foto bugil dari Stalfra. Agen Joker1788

  • 1-Saori Maeda laforet girl 46

    1-Saori Maeda laforet girl 46


    1878 views

  • Video Bokep Asia Nao Mizuki ngocokin kontol ditoilet sambil rendam di bak mandi

    Video Bokep Asia Nao Mizuki ngocokin kontol ditoilet sambil rendam di bak mandi


    1883 views

  • Foto Ngentot Cewek pirang, Lyra Law bercinta dengan stocking funky

    Foto Ngentot Cewek pirang, Lyra Law bercinta dengan stocking funky


    2287 views

    Duniabola99.com – foto cewek toekt gede pantat bahenol yang sangat merangsang Lyra Law pirang ngentot anal dengan pria muda berkontol besar diatas sofa putih dan menembakkan semua sperma kepantatnya.

  • Kisah Memek Ngentot Sekretarisku

    Kisah Memek Ngentot Sekretarisku


    2770 views

    Duniabola99.com – Pada kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan kepada anda sebuah cerita dewasa terbaru, mungkin saja ada diantara anda yang suka membaca mengenai cerita yang berbau porno. Untuk itu kami ingin memberikan sedikit cerita ini, langsung saja kalau begitu anda lihat Cerita Dewasa Sekertarisku adalah Pemuasku yang akan kami berikan dibawah ini.


    Ini bermula dari waktu aku lulus dari perguaruan tinggi dan aku mulai mencari pekerjaan, orang tuakupun menginjinkan aku merantau mencari pekerjaan, mungkin menurut orang tuaku aku sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya kehidupan. singakt cerita nasib mujurpun aku dapati dari tempat aku bekerja yang sekian lama. Cerita nya aku diangkat dengan atasanku sebagai kepala cabang di sebuah wilayah. Pada awal bulan selalu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuk-tumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi laki –laki kampong yang liar.

    Posisi kantorku ada di lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan pemandangan penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa mataku. dasar wanita, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula.

    Perusahaan tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perusahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang lumayan tinggi. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, dan semuanya.

    karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan tempat aku bekerja, Untuk menghilangkan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak, aku mulai mencari hiburan melalui browsing situs seks yang mungkin bisa memuaskan aku. lalu tidak lagi. menghadirkan situs “Cerita dewasa” cukup yang cukup menghibur. lalu tidak terlalu lagi. maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah, Sekretarisku “Nofi”, dia seorang dari kota yang sama denganku.

    Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih dekat dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat, tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat untuk sementara waktu.

    dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu. apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.

    Terkadang aku tersenyum sendiri menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku, membayangkan tubuh indah Nofi tanpa busana dan meliuk liuk dan hayalanku semakin jauh.
    Aku memutuskan menghubungi nofi dengan alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.

    ‘udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.’
    ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.
    tidak lama menungu si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, ke wajahnya biar dia tankap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya.


    aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.
    ‘udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.’
    dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. Lalu nofi kembali menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.

    gerakan tanganku yang mulai nakal, dan meraba wilayah pinggul indah itu.
    yanti tiba tiba diam.
    ‘pak …’, protesnya. sambil mendelik.
    ‘sst…’, kataku sambil tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak ke bawah.
    ‘pak, saya tidak suka …’
    hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan xxx dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.
    saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
    ‘jangan pak ..’

    aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.‘aku sayang kamu nof’, tentu saja itu gombal,’sangat sayang’.
    entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku … aku tak ingat telah kemana saja. yang pasti pantat itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span yng digunakan nofi, matanya terpejam penuh penghayatan. nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi.


    kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat tertahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat.
    kami berpelukan lama. melepas ketgangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.
    meja, kursi, deretan sebagai saksi bisu.

    Mulai saat itu Nofi sekretarisku adalah pemuas nafsuku, entah sampai kapan hubunga ini akan berakhir.

  • Foto Ngentot Jodi Taylor payudara kecil

    Foto Ngentot Jodi Taylor payudara kecil


    2036 views

    Duniabola99.com – foto cewek seksi Jodi Taylor membukan pakaiannya dan beropose siap dientot oleh kontol gede dikamarnya dan mendapatkan sperma yang banyak didalam memeknya yang sampai tidak bisa menampungnya.

  • Video Bokep Eropa seketaris Shyla Ryder ngentot dengan atasan dikantor

    Video Bokep Eropa seketaris Shyla Ryder ngentot dengan atasan dikantor


    2223 views

  • Kisah Memek Mantan Murid Kukentot

    Kisah Memek Mantan Murid Kukentot


    2365 views

    Duniabola99.com – Kisah ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.


    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.


    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku. Agen Sbobet

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.


    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.


    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.


    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”


    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.


    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”


    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.


    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

  • Kisah Memek Nafsu Sex Gadis Binal Lagi Sange

    Kisah Memek Nafsu Sex Gadis Binal Lagi Sange


    2491 views

    Duniabola99.com – Adel, si penggagas ide untuk mendapatkan liburan yang berbeda dibandingkan liburan-liburan sebelumnya masih kebingungan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Setelah berpikir cukup lama, Adel mengamati lauk yang sedang dimakannya. Ikan, pekerjaan kasar yang dipilihnya harus berhubungan dengan lauk yang paling ia sukai itu, pikir Adel.

    Jika berpikir tentang ikan, pastilah langsung kepikiran nelayan. Adel pun sudah memutuskan. Adel mengepak beberapa helai pakaiannya dan yang paling penting adalah uang dan kartu atm. Adel pergi ke daerah pantai yang pernah ia datangi. Waktu itu ia melihat beberapa nelayan di pantai tersebut. Tapi, Adel harus mencari nelayan dulu yang mau menerimanya untuk tinggal bersama. Adel pergi ke daerah tersebut. Tak lama kemudian, Adel telah sampai.


    “permisi, Pak..”.

    “iya, neng ?”.

    “rumah Pak RT di mana yaa ?”.

    “oh di sana, neng…neng lurus aja..abis itu belok kiri..”.

    “oh..terima kasih ya, Pak..”.

    “iya, neng..”. Adel segera turun dari mobilnya saat sudah sampai di depan rumah yang di tunjukkan bapak tadi.

    “tok tok tok !!”.

    “permisi !!”. Pintu pun terbuka, seorang ibu-ibu yang membukanya.

    “permisi, Bu..saya mau ketemu Pak RT..”.

    “adek ini siapa ya ?”.

    “nama saya Adel, Bu..”.

    “saya Endang, istrinya Solihin, Pak RT di sini, dek Adel ada keperluan apa ya ?”. Keduanya pun bersalaman.

    “begini, Bu…saya lagi neliti kehidupan nelayan buat jadi bahan skripsi saya…saya mau minta izin ke Pak RT..”.

    “oh begitu, dek Adel udah ada tempat nginap di rumah warga di sekitar sini ?”.

    “itu dia, Bu..saya belum ada..makanya saya mau izin ke Pak RT sekalian minta tolong di cariin warga di sekitar sini..boleh, Bu ?”.

    “oh boleh boleh, dek..ayo dek Adel masuk dulu..langsung ngomong sama bapak..”.

    “iya, Bu..terima kasih..”.

    “ayo dek, silakan duduk dulu..Ibu panggil Bapak dulu..”.

    “iya, Bu..”. Tak lama kemudian, Endang keluar dengan seorang bapak-bapak.

    “ini dek Adel ya ?”.

    “iya, Pak..saya Adel..”.

    “ada perlu apa ke sini ?”. Adel pun menjelaskan seperti apa yang dijelaskan ke Endang.

    Cerita Dewasa Adel Si Gadis Nelayan

    Meskipun Adel berbohong, tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya mengalir dengan lancar.

    “hmm…begitu ya, Dek..adek tunggu di sini sebentar..saya mau tanya warga yang mau dulu..”.

    “maaf, Pak…saya jadi gak enak ngerepotin…”.

    “gak apa-apa, Dek Adel…kalo gitu, saya pergi dulu yaa..”. Sambil menunggu, Adel mengobrol dengan

    Endang di ruang tamu rumah Endang. Tak lama kemudian, Solihin sudah kembali.

    “Dek Adel, ayo ikut Bapak..”.

    “iya, Pak..Bu Endang, saya pergi dulu..”. Adel mengikuti Solihin yang berjalan melewati rumah-rumah warga yang sederhana.

    Hampir semua warganya berprofesi sebagai nelayan sehingga rumah-rumah yang ada hampir sama.

    “nah, Dik Adel..ini namanya pak Supri..”.

    “Adel..”, ujar Adel sambil menyalami Supri dan tersenyum.

    “Supri..”

    “nah ini istrinya Pak Supri..namanya Bu Juju..”.

    “Adel..”.

    “Aminah..”.

    “nah, Pak Supri..ini Adel yang tadi saya bicarakan..gimana ? boleh Dik Adel tinggal disini, Pak ?”.

    “boleh..”.

    “kalau ibu Juju?”.

    “berapa lama Nak Adel mau tinggal?”.

    “hmm..mungkin sekitar 1 minggu..paling lama mungkin 2 minggu..boleh ya, Bu, Pak ? saya janji deh bakal bantu-bantu n’ gak nyusahin..”, rayu Adel.

    “iya, boleh, Nak Adel..”.

    “makasih banget Bu Juju..”, ujar Adel, memeluk Juju.

    “kalo Bapak ?”.

    “iyaa, boleh, neng..”.

    “makasih, Pak Supri..”. Adel hanya menyalami Supri.

    “kalo begitu..besok saya mulai tinggal di sini..makasih ya Pak Solihin udah bantu saya..”.

    “iya, Dek Adel…saya seneng bisa bantu…”.

    Adel pun mengobrol dengan Solihin, Juju, dan Supri. Layaknya orang yang benar-benar sedang meneliti, Adel kadang melayangkan pertanyaan ke Juju dan Supri. Setelah rasanya cukup mengakrabkan diri kepada keluarga nelayan itu, Adel pun pamit untuk pulang karena baru besok dia akan pindah.

    Rumah Supri benar-benar sederhana layaknya rumah-rumah nelayan seperti umumnya, namun bukan Adel namanya jika hanya gara-gara itu dia jadi mengurungkan niatnya. Gadis manis itu malah bersemangat dan jadi tak sabar, ingin tinggal bersama keluarga yang sederhana. Keesokan harinya pun, Adel kembali dengan sudah membawa kopernya.

    “tok tok tok”.

    “eh Nak Adel..silahkan masuk..”, suruh Juju.

    “Pak Supri kemana, Bu ?”.

    “lagi jemput Didit sama Indah di sekolah..”.

    “oh, anak-anak Ibu biasa pulang jam segini ya ?”.

    “iya, nak…ayo, Nak diminum dulu..”.

    “aduh si Ibu..pake repot-repot..makasih ya, Bu..”.

    “Nak Adel..sini ikut Ibu..”.

    “iya, Bu..”. Adel mengikuti Juju masuk ke kamar yang hanya tertutup dengan kain saja, tak ada pintu.

    “nah, Nak Adel nanti tidur di sini bareng Ibu sama Indah..”.

    “lho ? Bapak Supri nanti tidur dimana ?”.

    “nanti biar Bapak tidur sama Didit..”.

    “tapi Bapak gak apa-apa, Bu ?”.

    “gak apa-apa…Ibu udah ngomong sama Bapak..”.

    “oh..makasih yaa, Bu..”.

    “baju-bajunya Nak Adel taruh di lemari ini aja..”.

    “iyaa, Bu..”.

    Adel memasukkan baju-bajunya yang ada di koper ke dalam lemari. Juju mengajak Adel keliling rumah, menunjukkan dimana dapur dan kamar mandinya. Adel benar-benar prihatin, lantai dapurnya dari pasir. Kamar mandinya juga memprihatinkan, hanya seperti sebuah bilik. Tak lama kemudian, Supri, Indah, dan Didit pulang dari sekolah.

    “kakak ini siapa, Bu ?”, tanya Indah.

    “mmm..ini..”, Juju kebingungan bagaimana menjelaskan ke anaknya yang masih kecil itu.

    “kakak ini temen adiknya Ibu..”.

    “terus kakak di sini mau apa ?”.

    “ya kakak bantu-bantu aja di sini…”.

    “oh…”.

    “udah sana..ganti seragamnya…ayo kamu juga, Dit..”.

    “iyaa, Bu..”. Indah dan Didit pun masuk ke dalam kamar dan langsung keluar lagi dengan pakaian yang agak lusuh.

    Didit pun langsung keluar untuk bermain. Sementara Indah penasaran dengan orang asing yang ada di rumahnya.

    Cerita Mesum Adel Si Gadis Nelayan

    “kakak, kakak..”.

    “iyaa ?”.

    “nama kakak siapa ?”.

    “nama kakak, Adel…nama kamu Indah kan ?”.

    “iya, kak…kakak tinggal di mana ?”.

    “di daerah Jakarta…”.

    “oh…terus kakak kelas berapa ?”.

    “kakak udah gak sekolah, sayang…kakak kuliah..”.

    “apa, kak ? kul..kuliah yaa, kak ? kuliah itu apa, kak ?”.

    “iyaa..kuliah itu…hmm..kamu sekarang kelas berapa ?”.

    “kelas 5 sd, kak..”.

    “nah kamu tau kan ada SMP abis itu SMA ?”.

    “iyaa..”.

    “nah kuliah itu habis SMA..”.

    “oooh…wah berarti kakak pinter banget dong ? ajarin Indah ngerjain pr dong ?”.

    “ayoo..mana sini prnya..tapi Indah yang ngerjain yaa..kakak cuma ngajarin doank lho..”.

    “iyaa dong, kak..”.

    Supri dan Juju tersenyum, belum ada sehari tapi Adel sudah membantu anak mereka mengerjakan pr. Adel kagum dengan Indah, cuma sekali di ajari, dia langsung bisa. Pasti gedenya pinter nih anak, pikir Adel.

    Secara diam-diam, Supri memperhatikan Adel. Sebagai lelaki normal, Supri tertarik dengan Adel.

    Dibandingkan istrinya, Adel jauh lebih cantik dan manis dan tentu tubuh Adel lebih menggiurkan daripada Juju. Tubuh gadis muda itu terlihat begitu padat dan montok, pantatnya sekal, dan kedua kemasan susunya juga sangat menggiurkan, tak heran kalau Supri sering salah tingkah jika berhadap-hadapan dengan Adel sebab pikiran-pikiran jorok tentang Adel selalu mampir ke otak Supri.

    Tapi, Supri tidak tahu sifat asli Adel, si gadis manis yang terlihat kalem itu. Dalam waktu sehari saja, Adel bisa mengakrabkan diri dengan keluarga barunya. Didit juga sudah lumayan akrab dengan Adel. Di antara 3 temannya yang lain, memang Adel yang paling jago bersosialisasi dengan orang lain. Bisa dibilang, Adel adalah cewek yang easy going dan asik.

    “Pak Supri..”.

    “iya, neng ?”.

    “Pak Supri kalau pergi ke laut, jam berapa berangkatnya, Pak ?”.

    “ngelaut ? jam 5 pagi, neng…kenapa, neng ?”.

    “saya mau ikut dong, Pak ?”.

    “ikut ? kok neng mau ikut ? buat apa, neng ?”.

    “ya buat jadi bahan skripsi saya, Pak…saya mau tahu caranya nelayan pas lagi nangkep ikan, Pak…”.

    “oh begitu..tapi neng Adel bisa gak bangun pagi ?”.

    “bisa, Pak..tenang aja..boleh ya, Pak ?”.

    “iyaa boleh, neng…”.

    Bagaimana Supri bisa menolak, pergi ke laut untuk menangkap ikan ditemani gadis manis, tentu tidak akan bosan. Adel terbangun karena ingin buang air kecil. Kebiasaan buruknya sejak kecil memang belum bisa hilang. Dengan sangat hati-hati, Adel turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan Juju dan Indah yang tidur di sampingnya.

    Adel berjalan ke kamar mandi dengan menyalakan fitur senter di hpnya untuk menerangi jalannya karena lampu petromax yang menyala tidak terlalu terang. Supri keluar dari kamar Didit karena sudah jam 4.30 pagi. Supri menyiapkan jalanya, melipatnya dengan rapi agar tidak kusut nanti saat dilempar. Dia dengar ada suara dari arah kamar mandi.

    Dia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari tahu ada apa. Dia tahu ada orang di dalam kamar mandi, Supri sengaja tak bersuara karena siapa tahu yang sedang di kamar mandi adalah Adel. Supri mengintip dari celah-celah bilik kamar mandi yang terbuat dari bambu itu. Supri sumringah, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Orang yang ada di dalam kamar mandi memang benar Adel yang sedang jongkok.

    “ccrrr…”, bunyi air yang jatuh ke dalam wc. Mata Supri pun tak berkedip, menikmati pemandangan yang ada di depan matanya.

    “hhh !!”, nafas Supri menjadi cepat ketika melihat Adel mengobel-ngobel vaginanya sendiri.

    “ah !! akhirnya lega juga..”, ujar Adel setelah selesai mengeluarkan sisa-sisa air seninya dari liang kewanitaannya.

    Pandangan Supri tertuju ke daerah intim Adel yang terlihat jelas ketika Adel berdiri. Tak ada rambut yang menutupi daerah segitiga Adel. Jelas sekali bagi Supri untuk bisa melihat bentuk vagina

    Adel. Supri menelan ludahnya sendiri, nafsu sekali melihat lembah kewanitaan milik Adel. Bibir vagina Adel terlihat begitu rapat, pastilah sempit dan hangat di dalamnya, begitu yang dipikirkan Supri. Supri langsung ngibrit begitu Adel akan keluar kamar mandi.

    “eh Pak Supri udah bangun ?”.

    “i..iya, neng..”.

    “udah biasa bangun jam segini ya, Pak ?”.

    “i iya, neng..”.

    “Bapak mau berangkat sekarang ?”.

    “i..iya, neng…”.

    “kalo gitu saya siap-siap bentar ya, Pak…”. Adel mencuci mukanya agar lebih segar dan merapikan rambutnya.

    “ayo, Pak…”. Adel dan Supri berjalan menuju pinggir laut. Supri masih terbayang-bayang dengan selangkangan Adel tadi.

    Ada sebuah perahu yang tidak bagus namun cukup besar. Ada 2 orang pria yang berada di dekat pria itu.

    “eh, Pri…siapa tuh cewek cakep ?”.

    “kenalin…ini namanya Adel, mahasiswi dari Jakarta..”.

    “Jaka..”.

    “Untung..”.

    “Adel..”, balas si gadis manis sambil tersenyum dan bergantian menyalami tangan kedua pria berkulit hitam itu.

    “neng Adel ngapain ke sini ?”.

    “saya dapet tugas dari kampus disuruh cari tahu tentang kehidupan nelayan..makanya saya ikut Pak Supri ke laut…”.

    “jadi neng Adel mau ngelaut bareng kita nih ?”.

    “iyaa, Pak Jaka, Pak Untung..boleh kan saya ikut ?”.

    “ya boleh dong, neng…”, dua pria itu tersenyum. Jaka, Untung, dan Supri menaruh jalanya di dalam perahu.

    “ayo, neng Adel naik…”.

    “iya, Pak…”. Belum terbiasa naik ke kapal yang sudah mengambang di air, Adel pun limbung dan akan jatuh ke belakang.

    Dengan refleks cepat, Supri langsung menahan tubuh Adel dengan menggunakan tangan kanannya untuk menahan punggung Adel sementara tangan kirinya menahan pantat Adel.

    “ma..ma..af, neng…”, ujar Supri langsung takut Adel marah karena telah memegang pantatnya.

    “gak apa-apa, Pak…tadi kan Bapak nolongin saya..”, jawab Adel ditambah dengan senyumannya yang manis. Supri jadi agak tenang.

    “hati-hati neng, naiknya..”.

    Cerita Hot Adel Si Gadis Nelayan

    Dengan berpegangan pada Supri, Adel bisa naik ke atas perahu dengan mudah. Setelah itu, Supri, Jaka, dan Untung mendorong kapal lebih ke laut sebelum naik ke atas kapal.

    Mesin perahu pun dinyalakan. Jaka yang mengendalikan mesin sementara Untung dan Supri menyiapkan jala. Jaka pun memandangi lekuk-lekuk tubuh Adel dari belakang.

    “ckck…”, decak Jaka sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

    Andai saja punya istri seperti ini, pasti malas untuk mencari ikan, inginnya di ranjang terus, pikir Jaka. Perahu pun berhenti, Jaka, Untung, dan Supri mengambil jala mereka masing-masing. Setelah di urai agar tidak kusut. Jaka melemparkan jalanya ke bagian samping kanan perahu sementara Untung ke bagian kiri dan Supri ke bagian depan.

    “oh iya, Pak…ini perahu punya siapa ?”.

    “oh ini perahu punya kita betiga, neng..”.

    “oh punya bertiga…patungan gitu ceritanya ?”.

    “iyalah, neng…kalo buat perahu sendirian mahal…”.

    “oh iyaa juga yaa…”. Adel pun menyaksikan 3 nelayan itu melempar jala, menariknya, dan menuang ikan ke dalam perahu lalu melempar jalanya lagi.

    Adel pun merekam semua kegiatan 3 nelayan tersebut dengan handycam mahalnya. Handycam yang tahan air. Selesai sudah melaut hari itu, matahari sudah lumayan tinggi bersinar.

    “wah ikannya banyak juga yaa, Pak…”.

    “segini malah sedikit, neng..biasanya lebih banyak…”.

    “oh..saya kira segini udah banyak..”.

    “belum, neng…kalo cuma segini..biasanya nanti siang ngelaut lagi..”, jelas Jaka.

    “oh..nanti siang saya boleh ikut lagi kan, Pak ?”.

    “pasti boleh lah, neng…kan lumayan bisa nambah semangat..hehe..”, canda Untung mulai menggoda Adel.

    “ah, Pak Untung bisaa aja niih…”. Mereka pun kembali ke pinggir laut.

    Supri beserta 2 kawannya melabuhkan perahu mereka.

    “neng Adel pulang aja duluan…kita bertiga mau bawa ikan ke pasar dulu..”.

    “oh ya dah, Pak…Pak Jaka, Pak Untung…Adel pulang duluan yaa..”.

    “oh iyaa neng…”. Adel pun berjalan ke rumah Supri.

    “dari laut yaa, Nak ?”, tanya Juju yang melihat Adel berjalan.

    “iyaa, Bu…rasanya capek juga yaa, Bu…padahal saya tadi gak ngapa-ngapain…”.

    “yaa namanya juga Nak Adel belum biasa…”.

    “mungkin juga kali yaa, Bu…”.

    “yaudah, Nak Adel istirahat dulu abis itu Nak Adel mandi…”.

    “iyaa, Bu…”. Setelah mandi dan berganti pakaian, Adel pun keluar dari rumah.

    “sini, Bu…saya bantuin jemur pakaiannya…”.

    “makasih, Nak…”. Adel pun mengobrol dengan Juju sehabis menjemur, tak lama kemudian Supri pulang.

    Pagi pun berganti menjadi siang hari yang terik. Kedua anak Supri telah pulang dari sekolah dan telah berganti pakaian.

    “ayo semua, kita makan…”.

    “maaf nih, Nak Adel…hari ini cuma ada ikan asin, tumis kangkung sama tempe goreng doang..”.

    “gak apa-apa, Bu…saya malah seneng banget…”.

    Adel pun membuktikan perkataannya. Dengan lahap, Adel memakan nasi dengan lauk yang tersedia. Juju tersenyum senang, tak disangka olehnya, mahasiswi kaya itu kelihatan lahap sekali makan hanya dengan ikan asin dan tumis kangkung yang dibuatnya. Kirain semua orang kaya sombong, gak mau makan beginian, pikir Juju. Setelah makan, Adel membantu Juju membersihkan piring-piring. Sementara, seperti biasa Didit pergi ke luar untuk bermain bersama teman-temannya.”Bapak…mau ke laut lagi kan ?”.

    “kayaknya gak jadi, neng..”.

    “lho ? kenapa, Pak ? bukannya tadi ikannya kurang banyak ?”.

    “tadi pas lagi di jalan ketemu orang dari restoran…beli semua ikan…lebih mahal daripada di jual di pasar…”.

    “waah…beruntung dong, Pak hari ini…”.

    “iyaa, neng…”.

    “kalo gitu…gimana kalo saya ngajak Indah naik perahu Bapak…”.

    “iya boleh, tapi neng..”.

    “bahan bakarnya ? tenang aja, Pak…saya beliin deh…”.

    “iya, neng…”. Adel memberi uang ke Supri yang langsung keluar rumah.

    “Indah, mau nggak jalan-jalan sama kakak naik perahunya Bapak ?”.

    “wah, mau ! mau ! mau, Kak…”.

    “yaudah..kamu siap-siap gih sana…”.

    “iya, Kak…”.

    Mereka berdua pun menuju ke perahu dimana Supri sudah selesai mengisi bahan bakar perahunya. Mereka bertiga menikmati pemandangan laut. Indah dan Adel begitu akrab bagai kakak-adik malah seperti ibu-anak. Supri masih terngiang-ngiang dengan memori tadi pagi. Andai aja neng Adel jadi bini gue, pikir Supri.

    Memang, Adel tidak terlalu cantik seperti 3 temannya, tapi wajahnya lumayan manis, tubuhnya pun cukup padat berisi, belum lagi Adel mempunyai inner beauty karena keramah-tamahannya dan easy-going, enak diajak ngobrol membuat daya tarik tersendiri bagi Adel. Puas menikmati keindahan laut, mereka bertiga pulang ke rumah. Adel benar-benar senang sekali, keinginannya terpenuhi, menikmati keindahan laut, meskipun ada satu lagi keinginannya yang belum atau kemungkinan besar tidak akan terpenuhi.

    Indah dan Adel sama-sama tidur setelah sampai di rumah. Juju sedang keluar rumah sehingga tinggal Supri yang sedang ngaso di depan rumah. Terngiang-ngiang akan pemandangan selangkangan Adel, pikiran nakal singgah di otak Supri. Supri mengintip ke kamar istrinya, Adel masih tidur pulas bersama Indah. Supri berjalan ke luar rumah menghampiri jemuran istrinya.

    Supri mencari pakaian Adel yang ada di jemuran. Supri ingin mencari celana dalam atau setidaknya bra yang digunakan Adel. Supri keheranan dan kebingungan, dia tak menemukan cd ataupun bh Adel. Yang ada cuma baju atau celana 3/4 milik Adel. Jika ada celana dalam, paling itu punya Juju. Terbesit 2 jawaban di otak Supri. Adel tidak ganti celana dalam atau bh selama 2 hari atau 2 hari ini Adel tidak pernah memakai bh dan celana dalam. Membayangkan jawaban kedua, timbul tonjolan di celana Supri. Supri membayangkan lebih jauh, dirinya membayangkan Adel tak mengenakan apapun saat melaut. Pastilah begitu indah melihat keseksian tubuh telanjang dari gadis muda nan cantik seperti Adel di atas perahu.

    “heh…Bapak ngapain ngeliatin jemuran ?”, tanya Juju.

    “nggak, Bu…Bapak ngecek udah kering apa belum ?”.

    “oh..neng Adel udah bangun, Pak ?”.

    “belum, masih tidur sama Indah…”.

    “oh..”. Hari itu pun berlalu seperti biasa.

    Keesokan paginya, seperti pagi kemarin, Adel dan Supri sudah siap untuk melaut. Supri agak terkejut melihat Adel yang memakai kaos putih. Kaos putih membuat payudara Adel lebih ‘jelas’. Apalagi, Supri melihat ada tonjolan kecil tepat di bagian dada Adel.

    “kenapa, Pak ?”.

    “nggak, neng…”, Supri langsung memalingkan wajahnya karena tertangkap basah oleh Adel melirik ke bagian dadanya.

    “ayo, Pak..kita berangkat yuk..”.

    “eh bapak-bapak…udah pada di sini yaa…”, sapa Adel yang baru datang bersama Supri.

    Mereka pun langsung melaut.

    “Pak…saya mau nyoba dong…”.

    “neng bisa ?”.

    “saya mau nyoba aja, Pak..”.

    “yaudah..nih, neng..”. Adel melempar jala, mendiamkannya.

    “nah neng..sekarang tarik jalanya…”.

    “mmmpphh !!!”, Adel menarik jala yang sekarang jadi berat.

    “aduh beraat, Pak !!”.

    “sini, Bapak bantuin…”. Untung meraih ke bawah untuk menggenggam jala dan membantu Adel menarik jala.

    “wah ikannya banyak, Pak…”, ujar Adel kegirangan.

    “iya neng..mentang-mentang cewek cakep yang ngelempar jala..ikannya pada banyak yang masuk jala…”.

    “ah Pak Untung bisa aja…”. Untung pun mengeluarkan ikan dari jala.

    “lagi ah, Pak…”. Adel melempar jala lagi. Kali ini, jalanya lebih berat dari sebelumnya. Adel pun menarik dengan sekuat tenaga. Kaki Adel mencari pijakan yang kuat, tapi salah menapak.

    “byurr !!!”. Adel pun tercebur ke dalam air. Dengan sigap, Supri meloncat ke dalam air. Untung dan Jaka membantu Adel naik lagi ke atas perahu.

    “neng Adel gak apa-apa ?”.

    “nggak apa-apa, Pak..tadi cuma kepleset aja kok…”.

    “gleek…”. Jaka dan Untung meneguk ludahnya sendiri.

    Kaos putih polos yang dikenakan Adel kini menjadi transparan karena basah terkena air sehingga terlihatlah daging kembar milik Adel oleh Jaka dan Untung.

    Bukannya tidak sadar, Adel justru sadar sekali Jaka dan Untung sedang memandangi payudaranya, tapi Adel malah menengok ke belakang dan menaruh tangannya di pantatnya sendiri.

    “yah basah deh celana tinggal satu-satunya…”. Karena Adel melihat ke arah pantatnya, otomatis dadanya jadi semakin membusung ke depan, tepat ke hadapan Jaka dan Untung.

    “Pak Supri, sini saya bantu…”. Adel merunduk, pantatnya mengarah ke Jaka dan Untung.

    Benar dugaan Supri, Adel tak memakai bra. Supri bisa melihat dengan jelas ‘kemasan susu’ Adel melalui lubang leher kaosnya. Adel merasa begitu liar, begitu nakal. Kedua buah payudaranya sedang diintip Supri dari depan sedangkan pantatnya sedang diamati dengan seksama oleh Jaka dan Untung. Tiba-tiba dua tangan menyelinap dari belakang Adel, menampung 2 daging empuk Adel yang menggantung itu dan langsung meremasinya. Spontan, Adel langsung berdiri tegak dan melihat ke belakang, ternyata Untung.

    “Pak Untung ! STOP !!!”, nada Adel kencang sambil berusaha keras menjauhkan kedua tangan Untung dari payudaranya.

    Tapi, tangan Untung tetap kokoh menggenggam dada Adel. Meremasinya dengan sangat bertenaga sehingga Adel agak kesakitan. Untung sengaja melakukan itu agar Adel tahu siapa yang berkuasa dan menegaskan bahwa payudaranya sudah dikuasai. Tiba-tiba, Jaka sudah berdiri di samping Adel. Tangannya langsung menangkup daerah selangkangan Adel. Bergerak perlahan mengelus-elus vagina Adel bagai mengelus kucing (pussy) untuk dimanja.

    “tenang aja, neng Adel…kalo neng Adel pasrah..neng Adel juga bakalan enak, kok..hehe”. Sebenarnya, Adel hanya berakting saja.

    Batinnya malah berteriak minta vaginanya disodok secepatnya. Inilah fantasi liar Adel yang tak pernah terpenuhi. Berhubungan intim di atas perahu adalah hal yang sangat liar bagi Adel yang ternyata memang eksibisionis sejati. Kaos Adel yang basah bisa dirobek Untung dengan mudahnya dan langsung kembali meremas-remas payudara Adel yang empuk dan sesekali memilin, menarik, dan memencet-mencet kedua puting Adel.

    Melihat temannya yang sudah beraksi, Jaka tak mau kalah. Dibukanya kancing dan resleting celana 3/4 yang dikenakan Adel lalu langsung memelorotinya ke bawah. Supri dan Untung terkejut sama seperti Jaka saat melihat vagina Adel. Ternyata, Adel juga tak memakai celana dalam.

    “wah neng Adel juga gak pake kancut…kayaknya neng Adel emang udah tau bakal kita pake nih..gakgakgak !!!”, ejek Jaka.

    Jaka pun langsung meremas-remas lembah kewanitaan Adel dengan penuh nafsu. Jari-jarinya menari di sekitar bibir vagina mahasiswi manis itu.

    “jaangaannnnhhhh, Pakkhhh !!!”, lirih Adel yang sudah tak kuasa merasakan hawa nafsunya yang semakin terpancing karena tiga titik vitalnya sedang dirangsang oleh 2 nelayan itu.

    Jaka pun jongkok di depan Adel yang masih dipeluk dan diremasi payudaranya oleh Untung dari belakang karena Jaka ingin sekali melihat vagina Adel dengan jelas.

    “ckck…”, decak Jaka.

    “memek cewek cakep emang beda…hehe…bikin ngiler..wehehehe !!”, pujian sekaligus ledekan keluar dari mulut Jaka yang sedang asik mengusap-usap vagina Adel.

    “aaahhhh….”, lirih Adel, tubuhnya bergetar-getar saat Jaka mulai memainkan klitorisnya sekaligus mengaduk-aduk liang vaginanya.

    Jaka dan Untung semakin gemas dengan Adel sehingga aktivitas mereka pun semakin menggila. Adel tak kuasa lagi, dia hanya bisa mendesah dan melirih nikmat sambil menggeliat-geliat. Adel pasrah kedua payudaranya diremasi Untung dengan nafsunya, dan vaginanya habis dikobel-kobel oleh Jaka. Untung menjilati kuping kanan Adel karena saking ‘gemas’nya dengan tubuh montok Adel. Supri yang berada di depan Adel hanya bisa terdiam melihat dua buah payudara Adel berada di genggaman tangan Untung sedangkan vagina Adel tak terlihat karena tertutup kepala Jaka yang sedang asik menjilati kemaluan Adel.

    “Paaakhh…Suuppriihhhhh…”, lirih Adel sambil memandang ke Supri dengan pandangan mata yang sayu dan ekspresi wajah yang terlihat sedang di mabuk birahi.

    Burung Supri pun sebenarnya sudah ingin keluar dari sarang, tapi Supri masih bingung harus berbuat apa.

    Mendengar desahan Adel, Untung pun berkomentar.

    “tuh Pri…udah dipanggil…”. Tengah terjadi perang batin di dalam hati Supri antar nafsu dan nurani.

    Tapi, panggilan Adel tadi memang bukan panggilan minta tolong. Justru Adel ingin Supri agar ikut menggerayangi tubuhnya. Adel sudah sangat bergairah, tak menyangka fantasi liarnya sedang proses terwujud.

    “terusssss….ooohhhh…”, desis Adel menekan kepala Jaka ke selangkangannya.

    Lidah Jaka dengan lihainya menyapu setiap jengkal dari daerah kewanitaan Adel dan melata-lata di dalam rongga vaginanya.

    “aaaahh…aaahhh…AAAKKHHH !!!”.

    Mulut Jaka bagai vacuum cleaner yang menyedot habis cairan vagina Adel. Dengan sapuan terakhir, lidah Jaka membelai dari bawah bibir vagina Adel sampai ke klitorisnya.

    “gimana, Jak rasa memek mahasiswi caem ?”.

    “uenak tenan, rek…gurih kayak santen…”.

    “kalo gitu..neng Adel, Pak Untung juga minta santennya yaa ? hehehe”.

    Untung membalikkan Adel sehingga berhadap-hadapan dengannya.

    “mmpphhhhhh….”. Untung langsung menyambar bibir halus Adel tanpa basa-basi.

    Dengan nafsunya, Untung memagut, mengemut bibir Adel dan menjilati wajahnya sehingga sekarang yang tercium di hidung Adel hanya bau jigong Untung saja. Lidah Untung pun mendesak masuk ke dalam rongga mulut Adel yang terbuka karena Adel mencari udara. Betapa kagetnya Untung saat merasakan perlawanan dalam rongga mulut Adel.

    Rupanya Adel pun memainkan lidahnya. Untung memandang wajah Adel, namun Adel memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati ciuman. Dalam hati, Untung merasa senang. Rupanya, mahasiswi manis ini memang ingin diperkosa dan disetubuhi. Bosan dengan bibir atas Adel, Untung langsung pindah ke ‘bibir’ Adel yang lainnya.

    “nyymmmm…heemmhh…wuuueenaaakk !!!!”, celoteh Untung menikmati ‘rasa’ dari celah sempit pada tengah-tengah selangkangan Adel.

    “eeemmmhhh teerruusshh Paaakkhhh !!”, ungkap Adel yang semakin memajukan pinggulnya seolah ingin menyajikan vaginanya kepada Untung.

    Untung pun menarik pinggang Adel ke arahnya sehingga wajah nelayan jelek itu semakin menempel dan semakin terbenam di selangkangan mahasiswi manis itu. Orgasme didapatkan Adel lagi, Untung pun sibuk menyeruput ‘sari’ vagina Adel yang sedari tadi memang sudah ditunggu-tunggunya.

    “rasanya gurih tenan !! hahaha !!!”. Untung mencolek bibir bagian dalam vagina Adel lalu memasukkan jarinya yang basah dengan cairan vagina itu ke dalam mulut Adel.

    “gimana, neng Adel ? enak kan rasa memeknya ? gehehe !!!”.

    Adel memang tak menjawab, tapi dia mengulum jari Untung.

    “neng Adel..kenapa kemaren gak bilang sih kalo memeknya rasanya enak banget. ya nggak, Tung ?”, bisik Jaka dari belakang Adel.

    “iye..bener tuh..wahahaha !!”. Tangan Jaka beralih untuk ‘mengusik’ selangkangan Adel.

    “eh Supri…mao nyobain memek neng Adel juga kagak ?”. Jaka mengajak Adel berputar sehingga sekarang

    Supri bisa melihat tubuh Adel lagi yang tadi tertutup badan Jaka.

    “jangan malu-malu, Pri…kapan lagi lo bisa ngerasain memek kayak gini ?”, Jaka membuka dan melebarkan bibir vagina Adel.

    Adel benar-benar merasa begitu bergairah melihat kedua mata Supri yang sangat terfokus pada vaginanya. Adel memang suka sekali jika ada yang memandangi tubuhnya, membuat Adel merasa seksi dan semakin bersemangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apalagi saat ini dia telanjang bulat di depan 3 pria dengan tatapan mata yang sangat lapar. Benar-benar begitu liar yang dirasakan Adel. Sejak dulu, Adel memang suka sekali kalau ada yang memperhatikannya.

    Saat Adel masih kelas 2 SMP, Adel pernah jatuh terjerembab ke belakang karena terkena bola basket.

    Posisi Adel jatuh dengan kaki yang mengangkang, roknya pun tersingkap ke atas. Alhasil, teman-temannya yang sedang bermain basket melihat celana dalam Adel dengan jelas. Adel langsung berdiri dan lari dengan wajah yang merah karena sangat malu. Bagaimana tidak malu, mungkin ada sekitar 10 anak laki-laki yang melihat celana dalamnya.

    Tapi, kejadian itu adalah awal mula munculnya sifat eksibisionis di dalam diri Adel. Semenjak itu, Adel sangat menyukai rasa dag dig dug dan rasa malu yang dirasakannya saat tahu kalau ada pria yang memandangi tubuhnya. Dan pada kelas 3 SMP, Adel sudah mulai meninggalkan yang namanya bra dan cd sampai sekarang. Adel hafal betul dengan jadwal mensnya agar tahu kapan harus memakai celana dalam.

    “neng Adel…boleh kan si Supri ngerasain memek neng juga ?”.

    “iyaaaa…”, jawab Adel sambil mengangguk pelan.

    “tuh, Pri…udah di ijinin…”. Tak ragu-ragu lagi, Supri langsung jongkok dan menyantap vagina Adel dengan rakus seperti orang kesetanan, kerasukan setan nafsu.

    “ooohhh oouuuhhh aaahhhh”, desah Adel menggeliat-geliat hebat dan menekan kepala Supri ke selangkangannya sendiri kuat-kuat.

    Adel terengah-engah, tubuhnya bermandikan keringat, desahannya menandakan kalau dia sedang larut dalam kenikmatan yang teramat sangat. Sambil terus meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya, Adel melihat ke bagian bawah tubuhnya yang disantap habis-habisan oleh Supri.

    Adel tak menduga sama sekali, serangan lidah Supri akan begitu dahsyat seolah-olah Supri sudah tahu bagian mana yang harus disentuh, dijilat, dan disentil dengan lidahnya itu. Lidah Supri begitu lincah membelai daerah kewanitaan Adel sehingga membuat pemiliknya begitu keenakan sampai terengah-engah dan mengerang lepas.

    “Tung..bawa kite ke pulo yang waktu ntu…gak enak kalo ngentot di kapal..”, ujar Jaka kepada Untung sementara kedua tangannya tetap saja asik meremasi kedua payudara Adel.

    “seph daah..”. Tak lama, perahu pun melabuh di pinggir pantai.

    Hanya terlihat hutan dan pohon-pohon tinggi. Kedua kaki Adel terasa lemas, tak dapat menopang tubuhnya sendiri karena Supri membuatnya orgasme sebanyak 2x. Jaka turun dari perahu duluan, Supri menggendong tubuh telanjang Adel dan memberikan Adel ke Jaka. Jaka mendudukkan Adel di atas pasir dan berdiri di depannya, dan melepas celana. Dengan kasarnya, Jaka membenamkan wajah Adel ke selangkangannya yang bau apek itu.

    “ayo neng Adel !! sepongin kontol gue !!!”. Adel menggenggam penis Jaka dan mendekatkan tongkat itu ke mulutnya. Lidah Adel menjulur keluar untuk menyambut kepala penis Jaka.

    “jilat neng kayak permen !”. Lidah Adel pun menjalari sekujur batang kejantanan Jaka yang membuat sang pemilik gemetar keenakan.

    “ooohhh !!”, Jaka merinding keenakan.

    Batang, pangkal batang, dan buah pelirnya terkena sapuan lidah Adel berkali-kali. Pangkal paha Jaka pun juga dijilati Adel. Selangkangan Jaka basah kuyup oleh air liur Adel yang semakin asik mengulum batang Jaka. Adel mengulum, menghisap, dan menyedot ‘perkakas’ Jaka bersama ‘kantung’nya juga.

    “neng Adel..masa si Jaka doank yang di sepong ? kita juga mau…hehehe”, ejek Untung sambil menuntun tangan kanan Adel ke penisnya yang sudah ‘bebas’.

    Adel pun mulai menggerakkan tangan kanannya. Adel melirik ke arah kiri dan melihat Supri juga sudah tak memakai celana. Tanpa perlu dituntun, tangan kiri Adel langsung menggenggam penis Supri dan mengocoknya. Adel bagai ikan yang sedang sibuk dengan 3 kail pancing saja.

    Di antara 3 batang yang ada, punya Supri yang paling lama dioral Adel. Bahkan hanya batang Supri yang diciumi mesra oleh Adel sebelum dikulum. Lama menunggu, Jaka dan Untung langsung menjejalkan penisnya ke mulut Adel sehingga 3 ‘pentungan’ itu saling beradu dan berjejalan di depan mulut Adel. Adel menjulurkan lidahnya keluar dan menggerakkan lidahnya untuk mengenai 3 ujung penis yang tersodor di hadapannya.

    “ayo, neng…sekarang tiduran…”. Adel tidur terlentang dan menekuk kedua kakinya dan melebarkan kakinya seolah sudah bersiap diri akan ‘dipakai’ oleh 3 nelayan itu.

    3 pria itu pun memandangi vagina Adel yang tertutup pasir karena selangkangan Adel basah oleh air liur Supri, Jaka, Untung tadi sehingga pasir pun menempel. Untung dan Jaka langsung berebutan dan saling dorong, dan Untung lah yang keluar sebagai pemenang.

    “neng…numpang nyelipin kontol donk..hehehe…”. Ujung ‘tombak’ Untung pun sudah bersentuhan dengan bibir vagina Adel.

    “eemmmmm….”, gumam Adel merasakan benda tumpul masuk ke dalam rahimnya. Batang kejantanan

    Untung terus masuk dan masuk membuat sela-sela bibir vagina Adel melebar untuk menyesuaikan dengan diameternya. Pria tua dan gadis muda itu ‘tersambung’ oleh alat kelamin mereka yang saling mengunci.

    “sempit banget !! mantaabbhh !!!”, teriak Untung merasakan betapa sempit dan hangatnya liang kewanitaan Adel.

    Si pria tua itu begitu keenakan, penisnya bagai dijepit kuat dan diurut-urut oleh dinding vagina si gadis muda. Untung mulai menggenjot vagina Adel.

    “uummhh…aahhh…oouuuhhh !!!”, berbagai macam bunyi suara keluar dari mulut Adel.

    Jaka mengangkang di perut Adel, meletakkan penisnya di belahan payudara Adel. Jaka pun merapatkan kedua buah payudara Adel untuk menjepit penisnya.

    “enaak jugaa !!! angeetthh !!”. Jaka mulai memompa payudara Adel. Pucuk penis Jaka pun kadang menyentuh dagu Adel.

    “oohhh oohhh mmmhhh yeeessshhh !!!! ooooohhhhh !!!!”, erang Adel tenggelam dengan kenikmatan.

    Untung terus menumbuk vagina Adel dengan penuh nafsu, beda sekali dengan punya istrinya. Vagina Adel terasa begitu sempit, hangat, dan peret, nikmat sekali rasanya.

    “giilaa !! maanteebb !!!”, teriak Untung lepas.

    “eenngghhh hhemmhhh !!!”. Adel mengejang, kedua kakinya melingkar erat di pinggang Untung.

    Untung pun diam menikmati penisnya seperti disiram air hangat, nyaman sekali rasanya.

    “dikiitttt lagii !!”. Gerakan Untung semakin cepat.

    Hujaman-hujaman penisnya semakin cepat, semakin kuat, dan semakin bertenaga. Nafas 2 manusia itu saling memburu, desahan semakin lepas seperti pelari yang sebentar lagi akan finish. Untung buru-buru mengeluarkan batang kejantanannya itu dan mengarahkannya ke wajah Adel.

    “OOOKKHHHHHHH !!!”.

    “crrrrrt crrtttttt !!”. Semburan sperma menerpa wajah Adel beberapa kali.

    Mata Adel refleks menutup ketika semprotan sperma akan mengenai matanya lalu memukul-mukulkan penisnya ke wajah Adel.

    “neng Adel tolong dibersihin dong…belepotan nih…”. Tanpa ragu-ragu, Adel memiringkan tubuhnya dan menggenggam penis Untung.

    Dijilatinya batang kejantanan Untung dengan penuh seksama, sesekali diurut dari pangkal hingga ke kepalanya untuk mengeluarkan tetes terakhir dari sperma Untung yang mungkin masih tersisa di lubang kencing milik Untung.

    “makasih yaa, neng..hehehe”, Untung mengelus-elus kepala Adel. Begitu puas rasanya melihat wajah gadis semanis Adel belepotan sperma, dalam otak Untung.

    “nah neng..sekarang gantian…wehehe…”. Jaka sudah mengarahkan ‘rudal’nya ke satu-satunya ‘sasaran’ yang ada, sasarannya tak lain dan tak bukan adalah selangkangan Adel yang sudah terbuka begitu lebar seolah sudah siap menerima ‘pengunjung’ berikutnya.

    Senti demi senti penis Jaka menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaan Adel. Sama seperti Untung, Jaka juga keenakan merasakan penisnya seperti ‘digigit’ dengan kuat.

    “ini baru memeekkkk !!!”, teriak Jaka.

    “manteb kan memeknya neng Adel, Jak ?”.

    “mantaab, kontol gue kayak disedot masuk…OOOHH !!!”.

    Begitu Jaka mulai menggerakkan ‘tongkat sodok’nya keluar masuk rahim Adel, Adel langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jaka seperti sebelumnya saat dia dipompa Untung. Sambil asik menggenjot vagina Adel, Jaka pun meremas-remas payudara Adel.

    Adel sempat menutup matanya untuk meresapi kenikmatan kelaminnya yang sedang diaduk-aduk Jaka, tapi ketika Adel membuka matanya lagi, pandangan matanya terhalang oleh kantung zakar dan batang penis, dan juga bau apek tercium di hidung Adel.

    “neng Adel…”. Adel melihat ke atas, ternyata punya Supri. Tanpa ragu-ragu, Adel langsung mengoral kelamin Supri.

    “emmm…uummmm…”, Adel terlihat begitu menikmati ‘senapan’ Supri.

    Tak ubahnya bagai anak kecil yang sedang mengulum lolipop, Adel asik sekali menjilati batang kejantanan Supri. Sodokan-sodokan Jaka membuat Adel semakin menggila. Supri pun sampai merem melek keenakan menerima sapuan lidah Adel. Sementara itu, Untung sudah memakai celana kembali, tersenyum melihat 2 temannya menggarap wanita cantik yang sudah disetubuhinya duluan. Jaka asik mengait vagina Adel dengan penisnya sambil terus memainkan klitoris Adel.

    “oopp ooppp neng…”, Supri tak mau ‘keluar’ sekarang. Supri pun menarik penisnya dari mulut Adel, tapi kesusahan karena mulut Adel mengatup batangnya dengan rapat seperti penisnya tersangkut di mulut Adel.

    “aampuun neng…uu..udaah neng…”, Supri sampai minta ampun karena Adel terus ‘mengerjai’ penisnya.

    Adel membuka mulutnya dan Supri langsung menarik tongkat pancingnya.

    “neng Adel suka ama kontolnya Supri ya ? hahahaha !!”, ledek Untung.

    Mendengar ejekan Untung, Adel tak bereaksi apa-apa karena terlalu terbuai dengan sentakan-sentakan penis Jaka yang menyundul-nyundul pangkal rahimnya. Tubuh Adel semakin berpeluh keringat, semakin banyak pasir yang menempel di sana-sini pada tubuh Adel.

    “uuummmhhhhhh !!! mmmmmnnnhhh !!! ooohhhhhh oohhhhh aaahhhhh !!!!”.

    Desahan, rintihan, lirihan, dan erangan Adel semakin menjadi-jadi ketika tusukan-tusukan Jaka semakin cepat dan bertenaga.

    “UUUUNNGGHHH !!! NEENG INTAAANNN !!!!”, erang Jaka buru-buru mengeluarkan burungnya dan mengarahkannya ke payudara Adel. Tak perlu waktu lama, gumpalan daging kembar milik Adel pun sudah berhiaskan cairan berwarna putih yang kental dan lengket.

    “neng…masih ada sisanya nih..hehehe…”.

    Adel pun dengan seksama ‘membersihkan’ penis Jaka lalu meratakan sperma ke seluruh payudaranya, sama seperti sebelumnya, sperma Untung sudah diratakan Adel ke seluruh pelosok wajahnya. Adel masih mengangkang dengan lebar, vaginanya seperti meminta untuk ‘diterjang’ benda tumpul lagi. Adel merasa gairah dan hawa nafsu terus mengalir di dalam darahnya.

    Bagi Adel yang memang seorang eksibisionis sejati, berada di luar ruangan seperti pantai, hutan, dan lainnya memang membangkitkan gairah apalagi saat ini dia telanjang bulat dengan 3 lelaki yang menggilir vaginanya dengan semangat. Supri sudah berada di depan selangkangan Adel yang terbuka lebar. Supri menaruh kedua betis Adel di bahunya dan memulai proses injeksi terhadap alat kelamin Adel.

    “hhheemmhhh…”. Dengan sigap, bibir kemaluan Adel melebar untuk memberikan ruang bagi ‘tongkat’ Supri agar bisa masuk semakin dalam.

    Vagina Adel terus melahap benda asing yang menginvasinya senti demi senti sampai seluruhnya telah tertelan ke dalam ruang hangat dan sempit yang ada di dalam vagina Adel. Sambil memandang batang kejantanannya telah tertanam dengan sangat kokoh di dalam rahim Adel, Supri mengusap-usap bibir bagian atas dari vagina Adel dan sesekali memencet-mencet klitoris Adel. Supri menarik penisnya dengan sangat perlahan sampai tinggal kepalanya saja yang masih ada di dalam liang kewanitaan Adel. Tarikan perlahan memberikan sensasi tersendiri. Supri mendorong penisnya masuk ke dalam lagi juga dengan sangat perlahan.

    “hhhhh uuummmmmhhhhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Adel dengan suara yang lemah.

    Gerakan penis Supri yang begitu lembut dan perlahan memberikan sensasi tersendiri bagi Adel. Supri membungkuk sehingga kaki Adel pun longsor ke bawah lagi dan langsung melingkar di pinggang Supri untuk menjepitnya agar tidak kemana-mana.

    “mmmmmffhhh heemmm ccpphhh cccpphhh…”. Keduanya bercumbu dengan begitu dahsyat dan begitu bernafsu.

    Tak ada yang mau mengalah, Adel dan Supri sama-sama saling pagut, saling lumat, saling hisap bibir satu sama lain. Mereka berdua tak henti-hentinya saling mengadu lidah. Keduanya begitu meresapi percumbuan yang sedang terjadi, pelukan mereka juga semakin erat, tak ada yang mau menyudahi ciuman mereka. Adel membuka matanya dan beradu tatapan dengan Supri.

    Tidak hanya tatapan nafsu yang terpancar dari sinar mata Supri, tapi juga tatapan lembut dan kasih sayang yang ditangkap oleh mata Adel. Andai aja udah kenal dari dulu, pasti gue udah jadiin bini, pikir Supri. Pak Supri, I LOVE YOU, kata Adel dalam hati. Terjadi pertukaran emosional antara dua insan itu. Pertukaran emosional yang biasanya hanya terjadi antara 2 manusia yang saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi, kini sedang dialami Adel dan Supri yang baru kenal.

    Jalinan emosional antara keduanya tercipta bukan hanya dari tatapan mata keduanya, tapi juga dari ciuman panas mereka yang begitu bergairah dan yang semakin memperkuat jalinan itu adalah alat kelamin mereka berdua yang menyatu, penis Supri mengait kencang rahim Adel sementara vagina Adel pun menggigit erat penis Supri. Supri mengangkat tubuh Adel sehingga Adel seperti sedang menduduki penis Supri.

    “neng Adel…”.

    “Pak Supri…”. Keduanya saling mendesahkan nama satu sama lain lalu sama-sama tersenyum penuh arti.

    Adel mengalungkan kedua tangannya ke leher Supri. Adel menutup mata dan memajukan bibirnya seperti mengajak atau lebih tepatnya mengundang Supri untuk mencumbunya lagi. Kesempatan itu tak disia-siakan Supri yang langsung menyambar bibir Adel yang lembut. Supri asik sekali menyantap bibir Adel seperti bibir istrinya sendiri.

    “gileee..si Supri jago banget..ampe neng Adel pasrah banget gitu..”, komentar Untung.

    “iye..enak banget tuh si Supri…”. Ada sedikit rasa iri dan cemburu melihat Supri yang dilayani Adel dengan sepenuh hati.

    Keduanya terlihat sangat mesra dan serasi. Adel melepas ciuman dan mulai bergerak untuk mengocok batang Supri yang sedang mendiami liang vaginanya. Nafas Adel semakin memburu, sesekali Adel diam agar Supri bisa ‘menyusu’ kepadanya. Kedua tangan Supri menampung dan meremas-remas bongkahan pantat Adel. Supri memperhatikan Adel mulai kecape’an sehingga dia kembali menelentangkan Adel seperti sebelumnya dan mulai mencekoki vagina Adel lagi.

    “teruussshh Paakhh…ooohhhh…uuummmhhh…”. Keduanya terbuai dalam kenikmatan yang tak berujung seiring alat kelamin mereka yang terus bertubrukkan.

    Supri mulai memacu dengan kecepatan maksimal, nafasnya memburu bagai orang berlari.

    “hhh…neenngghhh !!! ooohhhh uuuhhhh eeerrrnnhhh”. Matahari semakin meninggi, menyinari Supri dan Adel yang sudah ‘panas’ dari tadi.

    “cllkk cllkk cllkk cllkk”, semakin cepat bunyi kecipak air.

    “OOOGGGHHHH !!!!”, erang Supri menyemburkan ‘lahar’nya yang putih dan panas itu ke perut Adel.

    Supri tidak memegang penisnya karena Adel sendirilah yang memegangi penis Supri. Supri memandangi wajah Adel yang kelihatan begitu kelelahan namun terpuaskan, Adel menampakkan senyum di wajahnya. Supri merasa puas sekali karena telah menuntaskan hajatnya dari kemarin, merasakan nikmatnya ‘surga kecil’ milik Adel. Dengan bertumpu pada lutut, Supri mendekati wajah Adel. Adel pun langsung menyambar penis Supri bagai ikan yang menemukan kail favoritnya.

    “nnmmmmm…mmmmmm…”. Adel begitu meresapi mengulum penis Supri.

    Lidahnya menggelitiki lubang kencing Supri, mengais sisa-sisa sperma yang ada di dalamnya. Adel mengemuti ujung ‘tombak’ Supri yang berwarna merah muda itu terus menerus. Tubuh Supri gemetar, rasa enak mulai berubah jadi rasa ngilu, tapi Supri enggan menghentikan Adel yang kelihatan asik sekali. Adel pun menyadari kalau Supri sudah merasa tidak nyaman.

    Adel pun menciumi batang Supri beberapa kali dan melayangkan ciuman yang sangat mesra ke zakar Supri seolah berterima kasih karena telah membantunya mencapai puncak kenikmatan. Adel meratakan sperma yang ada di perutnya dan meluruskan kedua kakinya setelah lama terbuka lebar dan menatap ke langit, mengistirahatkan tubuh dan jiwanya sambil merasa begitu bebas, tak ada beban.

    “neng Adel ?”.

    “eh iya, Pak Jaka ?”. Adel membuka matanya dan melihat Jaka, Untung, dan Supri berdiri mengelilinginya. Adel pun duduk ditemani 3 pria itu.

    “neng Adel gak marah kan tadi kita entotin ?”.

    “nggak apa-apa kok…”, jawab Adel tersenyum.

    Adel jadi merasa aneh, tadi 3 pria itu begitu kasar dan beringas memperkosanya, tapi sekarang mereka jadi sopan. Jaka mengumpulkan sedikit kayu dan membakarnya dengan korek api yang dibawa Untung. Supri mengambil 4 ikan. Mereka pun makan bersama-sama sambil mengobrol.

    3 nelayan itu kembali melaut karena ikan yang ditangkap kurang banyak sementara Adel tetap di pulau itu. Merasa bosan sendirian, Adel pun memutuskan untuk melakukan kegiatan favoritnya yaitu berenang tanpa busana. Adel memang suka berenang tanpa mengenakan apa pun di kolam renang rumahnya, tapi tak pernah dia berenang tanpa busana di laut lepas sehingga dia berenang dengan semangat.

    “berenang nih neng ?”.

    “iya nih…kok udah balik lagi, Pak ? gak ada ikan ?”.

    “ada..malah dapet lebih banyak nih neng…”.

    “wah..bagus donk…kalo gitu sekarang pulang kan ?”.

    “iyaa..ayo neng naek…”. Dengan bantuan Supri, Adel pun naik ke atas perahu.

    Spontan, 3 pria itu menelan ludah, tak ada yang mengedipkan mata mendapat pemandangan yang begitu menakjubkan. Tubuh Adel terlihat berkemilauan, bulir-bulir air yang membasahi tubuhnya dan juga menuruni setiap lekuk tubuhnya ditambah sinar matahari membuat keseksian tubuh Adel menjadi semakin erotis dan sensual.

    “neng Adel..”.

    “iya, Pak ?”, jawab Adel sambil membetulkan rambutnya yang basah.

    “ngeliat neng basah-basahan..Bapak jadi pengen lagi..hehe..”.

    “iya, neng…sekali lagi sebelom pulang donk..hehe…”.

    “mm…”. Adel mengangguk sambil tersenyum.

    Jaka, Untung, dan Supri pun menggumuli Adel di pinggir pantai lagi, tapi kali ini mereka bertiga ‘menyerang’ Adel sekaligus. Supri menumpahkan maninya ke wajah Adel, sedangkan Jaka ‘mentato’ payudara kiri Adel dengan spermanya, dan payudara kanan Adel dihias oleh Untung. Tanpa mengelap sperma 3 orang itu, Adel pun naik perahu. Adel tetap bertelanjang ria selama berlayar pulang sehingga tak heran payudara dan pantatnya menjadi ‘sasaran empuk’ bagi tangan-tangan jail Supri, Jaka, dan Untung. Vagina dan pantat Adel pun sesekali dikobel dan dikorek oleh 3 nelayan itu. Perahu beberapa kali berhenti karena Jaka, Untung, dan Supri ingin melepaskan dahaga akan rasa vagina Adel. Adel pun dengan senang hati menyediakan vaginanya untuk digerogoti 3 nelayan yang sudah tua dan jelek itu.

    “celana saya mana, Pak ?”, tanya Adel ketika sudah agak dekat dengan pinggir pantai.

    “ini neng…”.

    “baju saya robek ya, Pak ?”.

    “iya neng..mending neng pake baju Bapak dulu…”, ujar Jaka melepas bajunya.

    “tapi ntar ketahuan ama istrinya Pak Supri…”.

    “ntar biar Bapak pulang duluan, ambil baju neng Adel…neng Adel pake baju aja dulu sambil ntar nunggu di perahu..”.

    “oh iya yaa, yaudah, Pak Jaka…saya minjem bajunya yaa..”.

    “iya, neng..silahkan…”. Perahu itu berlabuh di tepi pantai.

    “Pak..ambilin bajunya yang warna putih juga…”, pesan Adel.

    “iya, neng…”. Supri pun kembali dengan sehelai baju Adel.

    “nih neng bajunya…”.

    “makasih, Pak…tolong ditutupin dong, Pak…”.

    “tenang neng…”. Jaka dan Untung merapat untuk menutupi Adel yang berganti pakaian.

    “Pak Jaka..Pak Untung..saya pulang dulu yaa…”.

    “neng Adel besok ikut lagi kan ?”.

    “iyaa, Pak…”.

    “hehe…asiik..”. Adel pun tersenyum.

    “mari, Pak…”. Adel dan Supri pun kembali ke rumah dan berhasil mengelabui Juju, Indah, dan Didit dengan sikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.

    Keesokan paginya, Adel agak terkejut saat keluar kamar mandi karena Supri sudah menunggu di depan pintu wc.

    “ayok neng Adel…”.

    “bentar ya, Pak…saya ambil handycam dulu…”.

    “ayu, Pak…”, ajak Adel. Adel dan tiga nelayan itu pun kembali melaut. Adel pun diam saja sambil tersenyum saat Jaka dan Untung bekerja sama melucuti pakaiannya saat sudah agak menjauh dari pantai.

    Dengan petunjuk Adel, Jaka bisa menggunakan handycam untuk merekam Adel dan Untung. Latar belakang laut lepas dan dua karakter yang begitu kontras dimana sang lelaki alias

    Untung yang masih berpakaian lengkap memeluk Adel yang telanjang bulat dari belakang membuat pemandangan yang direkam Jaka seperti film erotis sensual.

    Bertambah erotis saat Adel memejamkan matanya dan mendesah lembut, kelihatan begitu menikmati dan meresapi sentuhan-sentuhan dan rangsangan-rangsangan dari Untung. Adel dan Untung terlihat seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Adel kelihatan seperti istri yang sangat mencintai suaminya sampai mau bugil di alam terbuka.

    Untung pun kelihatan seperti suami yang sedang nafsu-nafsunya menikmati setiap jengkal dari tubuh istrinya. Jaka, Untung, dan Supri pun bergantian menggerayangi tubuh Adel dan bergantian merekam dengan handycam. Begitulah kegiatan Adel setiap hari, menjadi putri duyung di atas perahu yang harus telanjang bulat dan menjadi ‘sasaran’ 3 nelayan itu. prediksi togel klik disini

    Tapi, Adel melakukannya dengan senang hati karena bersama Jaka, Supri, dan Untung, semua fantasi liarnya terwujud. Bertelanjang ria di laut lepas, disetubuhi di atas perahu, di pantai, dan di hutan yang ada di pulau favorit mereka berempat adalah fantasi liar Adel yang baru kali ini terwujud dan semuanya terekam di dalam handycam Adel. Semua pengalaman liar yang akan ditunjukkan Adel ke Lina, Moniq, dan Riri.

  • Kisah Memek ngentot bawahan dihotel saat selesai rapat kantor

    Kisah Memek ngentot bawahan dihotel saat selesai rapat kantor


    4808 views

    Duniabola99.com – Aku menjabat Kepala Cabang perusahaan asing ternama disalah satu kota di Sumatra. Dalam pekerjaan ku, salah satu team ku sebagai asisten ku,bernama Ika sudah bersama ku selama 3 tahun lebih.

    Ika sangat menarik, dandanannya cukup simple, namun suka pakai rok mini. Dalam pekerjaan sehari-hari aku dan Ika selalu membicarakan tugas, tidak pernah melenceng ke hal-hal sex, meskipun aku sering mencuri-curi ke arah pahanya yang mulus, yang tidak tercover oleh roknya yang mini. Sering aku menghampiri meja kerjanya untuk membicarakan tugas, dan Ika dengan santainya membicarakan serius tanpa gaya merayu atau apapun. Paha yang terlihat pun tidak ada usaha untuk menutupinya ataupun. Pokoknya hubungan ku straight sebatas pekerjaan.


    Adalah hal rutin untuk saya berkunjung ke kantor pusat Jakarta untuk urusan rapat dll. Namun kejadian minggu lalu adalah hal yang benar2 berbeda.

    Undangan rapat pun tiba dan kantor pusat memanggil kami untuk rapat membicarakan krisis, karena cukup penting maka kantor pusat memanggil beberapa staff cabangku termasuk Ika.

    Sengaja aku sampaikan ke Ika bahwa dia aku utuskan untuk hadir di Jakarta, namun dibalik itu aku memang rencanakan untuk hadir, aku booking tiket pesawat secara terpisah.

    Pada hari H, aku langsung check in di counter Garuda, saat boarding sengaja aku masuk pesawat paling akhir, sambil jalan di gang aku lihat penumpang dan terlihatlat Ika yang sudah duduk dikursi jendela. Belum selesai dia terkaget akan kehadiranku, aku sudah langsung bilang bahwa aku putuskan untuk ikut rapat. Dalam perjalanan hampir dua jam lebih aku hanya bisa melihat Ika dari belakang, karena aku dapat kursi paling belakang sedangkan Ika ada ditengah.


    Saat mendarat di Jakarta, langsung aku menghampirinya dan aku jelaskan lagi bahwa aku putuskan untuk ikut karena pentingnya rapat ini, dan Ika pun hanya mengangguk sembari menjawab Ya Pak dengan nada pelan, sambil dalam hati kebingungan (mungkin).

    Dari Airport Jakarta langsung kami menuju ke Hotel Mulia tempat kami meeting dan menuju ke salah satu Ballroom untuk mengikuti meeting. Karena waktu yang mepet sekali, kami langsung menuju ke Ballroom tsb tanpa check in kamar terlebih dahulu. Rapat pun berjalan serius dan berakhir sore hari.

    Saya langsung suruh Ika untuk check in ke reception, sempat Ika menanyakan apakah saya mau check in kamar juga. Saya jawab nanti saya susul setelah saya menemui atasan saya di Ball room itu.

    Selesai berbicara dengan atasan saya, saya menuju ke reception, dari jauh aku melihat Ika dari belakang dengan rok mininya serta terlihat pahanya yang mulus yang sudah aku hafal benar

    Ku dekati Ika dan langsung Ika nanya, Bapak mau check in juga? Aku hanya bilang kamu check in saja dulu, aku nanti nyusul.


    Selesai check in Ika menuju lift untuk kekamar, aku ikuti sambil membicarakan topic rapat tadi, Ika pun masuk lift dan memasukkan kartu kamarnya dan menekan tombol lantai 17. Didalam lift aku jelaskan bahwa kamar hanya pesan satu, dan aku tanya Ika apakah dia keberatan kalau aku gabung dikamar dia, plus aku tambahkan sekalian menghemat anggaran kantor cabangku, toh cuman untuk tidur saja.

    Ika terlihat bingung namun juga tidak bilang keberatan atau tidak keberatan, sambil jalan ke kamar yang dituju. Sesampainya dikamar aku langsung aja menaruh koper kecilku, dan Ika sempat menanyakan apakah aku serius mau sekamar dengannya.

    Aku tegaskan lagi bahwa kalau hanya untuk tidur semalam gak ada masalah. Akhirnya sambil terheran-heran, Ika mengiyakan, tanpa menyebut syarat-syarat.

    Kami pun mulai melepaskan baju kantor kami, aku lepas dikamar dan Ika masuk ke kamar mandi untuk ganti baju sekaligus membersihkan diri.

    Aku hanya bilang sehrian capek kita gak usah keluar makan, kita order room service saja, Ika pun langsung setuju.

    Sambil menunggu makanan room service aku pun mandi, namun dalam otak ku hanya terbayang tubuh Ika yang mulus.


    Setelah kami makan, Ika pun kembali ke kamar mandi (aku pun tidak tahu apa yang dia perbuat), aku santai sambil nonton Star Sport dikamar, duduk di soaf yang nyaman. Interior hotel yang indah membuat suasana sangat romantis, ditambha sinar lampu yang pas.

    Ika pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan daster warna kuning muda, sambil berbaring di ranjang dan ikut menonton Star Sport, Ika menanyakan mengenai posisi tidur, karena ranjang yang kami dapat adalah King Size Bed, aku hanya bilang aku biasa di sebelah kanan, maka Ika pun langsung ke sebelah kiri.

    Ika tidak menyukai tayangan sport di TV, dan dia bilang mau tidur. Sepuluh menit kemudian aku pun ke tempat tidur, lampu aku redupkan, dengan hati yang berdebar.

    Lima menit, sepuluh menit waktu berlalu aku [pun tidak bisa langsung tidur lelap. Ku lihat Ika pun beberapa kali pendah posisi, yang pasti Ika belum bisa tidur juga.

    Setengah jam pun berlalu, kondisi masih sama, kami berdua masih gelisah dalam hati, sampai pada akhirnya aku usap daster Ika warna kuning muda yang sedang bertolak muka dengan aku. Dengan pelan namun pasti, Ika membalikkan badan dan kontan tangannya membalas usapanku.


    Aku langsung mendekat dan memeluk tanpa tolakan sedikitpun dari Ika, malah Ika pun memulai gerakan erotisnya. Aku aba pahanya yang sering aku tatap dikantor kini ada di genggamanku. Tangan jahil ku pun mulai meraba hingga ke arah Miss. V nya.

    Tak sabar aku langsung perlahan melepas dastenya yang lembut, dan sekali lagi Ika pun tidak menolaknya, bahkan wajahnya dibuat manja, sehingga aku tak tahan untuk menciuminya. Lepaslah sudah datser kuning muda itu, dan dari wajah aku turun menciumi leher, pundak, dan akhirnya menuju ke ketiaknya yang bersih tanpa bulu, Ika pun mulai mengerangngerang nikmat.

    Puas mencium kedua ketiaknya, aku menuju tokednya yang kencang pertanda birahi. Beberapa saat kemudian aku menelusuri perut hingga tiba di Miss V nya yang masih tertutup celana dalam. Kunikmati celana dalamnya nya yang halus di remangremang kamar Hotel Mulia yang romantis. Ika mengenakan celana dalam biasa (bukan lingerie) warna krem dengan gambar kecil panda lucu. Ku sadari bahwa Ika tidak menyangka kalau malam itu dia ada acara honeymoon dengan aku.

    Perlahan sambil menikmati celana dalamnya yang biasa, aku melepaskan nya melihat Miss V nya yang ditumbuhi rabut yang natural. Foreplay pun dimulai dengan berbagai posisi dan bertaburan kecupan dari masingmasing insan. Aku sadar bahwa Ika pun sudah siap setelah meraba Miss V nya yang sudah licin sekali.

    Aku pun melepas busana secepat kilat dan langsung menancapkan secara perlahan tapi pasti Mr. P ku ke Miss V nya. Wow, beberapa kali goyangan di Miss V yang licin sempat membuat Mr. P ku muntah, tapi aku pakai teknik untuk mengurangi sensitivitas. Beberapa posisi aku coba sampai pada saatnya Ika yang sedang berada diatasku tiba2 mengerang sambil kurasakan Miss V nya makin menghimpit Mr. P ku, saat itulah Ika mengalami orgasme yang hebat. Tak kuasa aku melihat sambil merasakan Miss. V nya yang lagi action, aku pun mencapai puncaknya, namun aku langsung sadarbahwa aku belum pernah membicarakan soal kontrasepsi yang dia pakai (gak tahu pakai atau tidak), dengan berat hati aku langsung angkat sedikit tubuh Ika agak Mr. P ku keluar segera dai Miss V nya, dan muntah sperma ku di tubuhku sendiri, sedikit mengenai perut Ika.

    Tanpa ijin Ika aku langsung tarik daster kuning mudanya untuk mengelap sperma yang berceceran, Ika pun tidak sempat komplain karena dia lemas dan penuh kepuasan.

    Dalam hitungan menit, kami pun berdua tertidur lelap tanpa busana, hanya berselimutkan selimut putih tebal yang lembut


    Ketika matahari pagi mulai bersinar, korden Hotel Mulia yang tidak rapat tertutup menembuskan sinar matahari pagi yang mebangunkan kami. Tak tersadarkan aku bangun sambil memeluk perut Ika yang ramping dan mulus. Aku pun mulai mengusap kelembutan kulitnya, kuciumi bibirnya dan Ika pun terbangun. Beberapa pelukan pun terjadi yang membuat Mr. P ku memanjang lagi, tanpa basa basi yang panjang aku pun terlibat dalam permainan yang tidak kalah serunya, kali ini to the point karena semuanya sudah terbuka. Beberapa kalai kami berganti posisi bagai pegulat profesional, hingga akhirnya posisiku diatas dan terus menggenjot Miss V nya yang licin. Lebih lama dari pergulatan semalam, aku mampu menahan klimaks, Ika pun terlihat sudah mencapai orgasme, dan aku pustuskan untuk memuntahkan sperma ku, sekali lagi diluar Miss V nya, rambut kemaluannya pun terlihat berceceran sperma ku. Sempat kuatir kalau kalau ada sperma yang masuk ke Miss V nya, ceritanya bisa panjang nantinya.

    Setelah berpelukan yang bermesraan ala romantic, kami pun segera mandi bersama, mengingat waktu yang harus kami kejar untuk rapat hari kedua, kami pun hanya mandi bersama plus sedikit saling mengusap dengan sabun.

    Rapat hari kedua pun dimulai seperti biasa, dan sorenya kami pun kembali ke kota kami. Tidak banyak yang kita bicarakan About Last night yang jelas aku menuggu kesempatan untuk honeymoon berikutnya.

  • Kisah Memek Adik Kawanku

    Kisah Memek Adik Kawanku


    3574 views


    Duniabola99.com – Aku tinggal serumah bersama dengan 4 orang kawan aku, Pada suatu hari salah seorang kawan aku minta aku tolong adiknyapindah barang kerumah sewa kami. Rupanya adik kawan aku tu perempuan.Aku pun tolong pindahkan barang kerumah sewa kami sebab ada bilik kosong.Dalam kereta aku pun risik – risik pada dia.


    Nama nya ila 20 thn dah ada boyfriend,tapi aku ni dalam ketegori jantan handsome jadi aku dapat rasa aku boleh dapatkannya. Bila tengok ila ni aku rasa grairah sebab teteknya yang besar. Rambut yang panjang dan semestinya cantik. Bila ila dah duduk serumah dengan kita bila dia mandi selalu berkemban dengan tuala pendek,saja nak menggoda.Dalam hati selalu berkata bila nak dapat ni.Satu hari abang dia tak ada rumah , pergi tidur rumah kawan. Bila ila balek kerja terus ila masuk mandi.

    Dalam rumah tu aku saja ada tv & video.Masa tu jam dah pukul 10.00 mlm . Tiba tiba ila ketuk bilik aku tanya abang dia mana,aku cakap abang dia pergi tidur rumah kawan. Dia tanya aku buat apa , aku cakap tengah rilex tengok Tv.

    Aku ajak dia rilex dengan aku,Dia setuju sebab tak ada apa nak buat.Mula diam sja aku tanya dia ila nak
    tengok videoke,cerita apa ada,aku cakap BF adala. Dia cakap boleh juga.Bila buka aje video aku tengok dia dah gelisah. Aku beranikan diri pegang tangan dia,sejuk.Dia diam aje.Aku nekad terus aku cium mulut dia ada respon. Aku jilat bibir dia dan hisap lidah dia, sambil tangan aku mengusap – ngusap buah dada yang aku geram selama ini.


    Aku minta dia buka bra dengan rela hati dia bukakan untuk aku.Bila dah terbuka aku terus menjilat dan menggigit puting dia yang kecil, aku paling suka perempuan yang puting tetek yang kecil.Nafas ila dah tak keruan, tangan aku dah bermaian di pussy dia. Pussy dia dah banjir ,aku jolok sikit jari aku ke dalam lubang sambil mengusik biji dia . Ila mengerang Aaaagh ila tak tahan bang,terus aku buka kangkang dan dengan rakus aku jilat pussy dia, aku jolok lidah dalam lubang dia,ila dah lupa diri,mengliat dan mengerang minta aku fuck dia. tapi aku masih boleh sabar.

    Aku terus menjilat ,aku rasa dah 2 kali ila klimax. Tiba -tiba ila menarik aku dan menarik seluar aku.Bang ila dah tak bole tahan ni Bila dia pegang aku punya batang aku tengok dia terkejut sikit,Fuh batang abangni ila tak sangka besar dan panjang,sempat dia capai pembaris nak ukur aku punya 7inc katanya.

    Tanpa membuang masa ila menjilat dan mengulum batang aku tapi tak habis. Aku biarkan ila hisap sepuas hati dia.Bila dah puas aku baringkan dia. Aku cuba masukkan zakar aku ke pussy ila ,ila mengerang suara ila bergetar
    Lubang dia ketat lagi,perlahan lahan aku dapat masukkan setengah dari batang aku, aku memula kan hayunan aku, mula perlahan dan makin laju ila mengerang aaaaah aaaaaaagh laju lagi bang tiba dia kekejangan untuk kali ketiga,aku teruskan lagi terasa batang aku dikemut kemut, Aku terasa air mani aku dah nak keluar ,makin laju dan aku benam kan semua batang aku dalam lubang ila , ila mengerang aku tembak air aku dalam pussy dia, puas hati aku.


    Ila cakap batang balak dia kecil tak macam aku punya,mana nak puas.Tapi aku tak bagi dia putus hubungan dengan boy dia sebab aku tak mahu tanggung jawab,ila setuju kalau tidak aku tak mahu bagi aku punya batang dekat dia.Lepas tu aku dapat main dengan ila bila aku mahu. Nasib baik girl friend aku tak tahu kalau tidak mampus……..

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri



  • Foto Ngentot Pelacur Horny Anita Sparkle menikmati Anal

    Foto Ngentot Pelacur Horny Anita Sparkle menikmati Anal


    1812 views

    Duniabola99.com – foto pelacur sange Anita Sparkle ngentot anal dengan pria berkontol gede dan menyemprotkan sperma kebadannya.

  • Kisah Memek Ngentot Dengan Simpanan Mami

    Kisah Memek Ngentot Dengan Simpanan Mami


    3084 views

    Duniabola99.com – Mamaku itu memang hebat. Di usianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan Mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan Papaku setahun yang lalu.


    Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan, mana bisa memenuhi kebutuhanku yang doyan hura-hura. Jangankan membelikanku mobil, sepeda motor aja Papa enggak bisa. Dua orang adikku juga memilih tinggal bersama Mama. Sama sepertiku, mereka juga doyan hura-hura. Ngabisin duit Mama yang aku enggak tahu gimana caranya, selalu saja ada. Apa yang kami minta selalu bisa dipenuhinya.

    Namaku Tomi. Semester enam fakultas ekonomi di sebuah perguruan tinggi swasta yang beken di Jakarta. Adikku Mimi. Juga kuliah di fakultas ekonomi satu kampus denganku. Tapi dia masih duduk di semester dua. Adikku yang paling kecil, Toni. Dia masih kelas tiga SMU.

    Dari kecil selalu hidup bergelimang harta, dari penghasilan Mamaku, membuat kehidupan glamour sangat melekat pada diri kami. Masing-masing kami dibelikan Mama mobil sebagai alat transportasi. Uang jajan tak pernah kurang. Karena itu aku dan adik-adikku tak pernah protes dengan apapun yang dikerjakan oleh Mamaku.

    Aku dan adik-adikku selalu kompak membela Mama. Termasuk saat bercerai dengan Papa. Padahal sebab perceraian kedua orangtuaku itu adalah jelas-jelas karena kesalahan Mama. Papa menangkap basah Mama sedang pesta sex dengan tiga orang gigolo muda di hotel!


    Meski begitu, aku dan adik-adikku tetap aja kompak membela Mama. Soalnya belain Papa juga enggak ada untungnya. Lagian kelakuanku dan adik-adikku juga enggak beda-beda amat sama Mama. Aku dan Toni pernah bawa perek ke rumah. Si Mimi tahu tentang hal itu dan dia sih santai-santai aja. Soalnya dia juga sering bawa cowok ganteng ke kamarnya.

    Setelah bercerai, rumah kami yang megah jadi seperti rumah bordil aja deh. Mama, aku, Mimi, dan Toni, rutin bawa partner sex kemari. Karena kami sama gilanya, jadi asyik. Kalau waktu ada Papa enggak asyik. Papa suka rese. Meski tak bisa memarahi kelakukan binal anak-anaknya, tapi Papa suka ngomel atau ngasih nasehat. Huh, menyebalkan aja Papaku itu.

    Dari banyak cowok, si Willy yang paling sering dibawa Mama ke rumah. Dia tuh, kayak suami baru Mama aja jadinya. Hampir tiap hari dia ada di rumah. Paling kalau Mama lagi bosen dan ingin cari variasi pasangan lain, barulah dia ngibrit dari rumahku, balik ke kostnya.

    Karena seringnya si Willy di rumah, aku dan adik-adikku jadi akrab dengan dia. Apalagi usianya enggak jauh dariku. Dia juga masih kuliah. Umurnya hanya lebih tua dua tahun dariku. Obrolan kami nyambung. Tentang apa saja. Otomotif, sport, musik, dan pasti ngesex. Hehe. Bisa dibilang, si Willy ini piaraan Mama. Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung.

    Si Mimi paling senang dengan keberadaan Willy di rumah. Piaraan Mama itu dimanfaatinnya juga buat muasin nafsunya yang binal.

    “Habisnya si Willy itu ganteng banget sih. Macho. Mana bodinya oke banget lagi. Belum lagi kontolnya. Gede banget Tom. Ngesexnya gila-gilaan. Pantes aja Mama paling demen ama dia dibandingin ama gigolonya yang lain,” kata Mimi padaku suatu hari. Dasar nakal. Dasar maniak tuh si Mimi.

    Mendengar cerita si Mimi tentang kontolnya si Willy membuatku penasaran juga. Eits. Jangan salah sangka dulu men. Aku bukan gay. Jelas-jelas aku cowok straight. Cuman, dengar ukuran kontol orang sampai 28 sentimeter kan jelas bikin penasaran. Jangankan aku, cowok lain pasti juga penasaran. Gila aja kontol bisa segede itu!


    Selama ini kupikir kontolku sudah paling gede. Panjangnya sekitar delapan belas senti. Susah-susah lho, cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Ternyata punya si Willy malah lebih gila. sampai 28 senti men, selisih sepuluh senti dari punyaku. Ambil penggarisan deh, liat dari titik 0 senti sampai 28 senti, panjang banget kan ukuran segitu.
    Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya.

    Gila aja. enggak usah ya. Pernah kepikiran buatku untuk ngintip dia saat ngentot dengan Mamaku atau si Mimi. Tapi males ah. Ngapain juga ngeliat saudara kandung sendiri ngentot. enggak ada seru-serunya. Entar aku jadi incest lagi. Bikin berabe aja.

    Namun, yang namanya rezeki memang enggak kemana. Waktu itu malem hari. Hampir dini hari malah. Aku baru pulang. Biasalah, ngabis-ngabisin duit Mama. Semua orang sudah tidur kayaknya. Kerongkonganku rasanya kering banget. Haus. Aku langsung ke dapur, ingin ngambil minuman dari lemari es.

    Pas aku nyampe di dapur aku terkesima. Kulihat Mama sedang berbaring telentang di atas meja makan kami. Pakaian atasannya terbuka memamerkan buah dadanya yang masih kencang dan besar. Sementara bagian bawah tubuhnya tak menggenakan penutup apa-apa.

    Sekitar memeknya yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Banyak banget. Mama tak sadar dengan kehadiranku, karena saat itu ia sedang memejamkan matanya sambil mendesah-desah.

    “Ngg.. Enak banget Will,” katanya dengan suara mendesis. Rupanya dia baru aja dientot sama si Willy di atas meja makan itu.
    Aku segera mengalihkan tatapanku dari tubuh Mamaku yang mengangkang itu. Entah kenapa, kok aku rasakan aku kayaknya terangsang. Bisa berabe nih. Pandanganku kualihkan ke lemari es. Saat menatap ke arah sana aku kembali kaget. Disana berdiri si Willy. Dia tak menggenakan pakaian apapun menutupi tubuhnya. Badannya yang tinggi dan kekar berotot itu polos. Dia sedang menenggak coca cola dari botol.


    Mataku langsung menatap ke arah kontolnya. Gila men. Si Mimi enggak bohong. Di selangkangannya kulihat sebatang kontol dengan ukuran luar biasa. Sedang mengacung tegak ke atas mengkilap karena belepotan spermanya sendiri kayaknya. Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya.

    Panjang banget. Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur melewati pusarnya. Batang gemuk itu penuh urat-urat. Aku sampai melotot melihatnya. Kupandangi kontol itu dengan teliti. Ck.. Ck.. Ck.. Sadis.

    “Baru pulang Tom?” kata Willy menegurku.
    Ia sudah menyadari kehadiranku rupanya. Aku segera menolehkan pandanganku dari kontolnya. Gawat kalau ia tahu aku sedang serius mengamati detil kontolnya itu.
    “He eh. Iya,” sahutku sambil mengangguk.
    Untung saja lampu di dapur itu bernyala redup. kalau terang benderang, pasti Willy bisa mengetahui kalau wajahku sedang bersemu merah saat itu. Malu.

    Mamaku yang sedang berbaring lemas diatas meja makan tiba-tiba melompat bangun. Ia sibuk mencari-cari roknya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang terbuka.
    “Eh, Tomi. sudah lama kau datang?” kata Mama dengan ekspresi malu.
    “Baru aja ma,” sahutku.

    Aku beraksi seperti tidak terjadi apa-apa disitu. Segera kuambil minuman dingin dari lemari es. Tubuh Willy yang berkeringat tepat disampingku. Saat mataku melirik ke arah dalam lemari es, mencari minuman, kusempatkan untuk melirik sekali lagi ke arah batang kontol Willy. Kali ini aku bisa melihatnya lebih jelas. Karena ada bantuan penerangan dari lampu lemari es. Gila! Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku.

    Setelah mendpatkan minuman dingin, aku segera meninggalkan dapur. Tinggallah Mamaku dan Willy disana. Aku tak tahu apakah mereka masih melanjutkan lagi permainan cabul mereka atau tidak. Yang pasti sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Willy yang luar biasa itu.
    “Gila! Gila!” rutukku dalam hati.

    Kok aku bisa mikirin kontol punya cowok lain sih? Ada apa denganku ini? Rasanya malam itu aku susah untuk tidur. Setelah membalik-balikkan badan beratus kali di atas ranjangku yang empuk, barulah aku bisa tertidur. Itupun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Sebentar lagi pagi menjelang.


    Berjumpa dengan Willy keesokan harinya aku jadi rada-rada grogi. Entah kenapa. Mataku jadi suka mencuri pandang ke arah selangkangannya. Aku jadi menyadari, kalau ternyata saat selangkangannya ditutupi celana seperti itu, ukuran tonjolan diselangkangan itu, memang beda dengan punyaku. Jauh lebih menonjol kayaknya. Gila! Gila! Rutukku lagi dalam hati. Kok aku jadi mikirin itu aja sih?!

    Si Willy sih enggak ada perubahan. Ia tetap cuek aja seperti biasanya. Ia tak merasa ada yang aneh dengan kejadian semalam. Sepertinya ia tak perduli kalao aku memergokinya telanjang bulat bersama Mamaku. Kayaknya, buatnya itu hal yang lumrah saja. Dasar gigolo profesional dia.

    Sebulan berlalu. Dan selama rentang waktu itu, aku jadi pengamat selangkangan Willy jadinya. Entah kenapa, aku selalu berharap akan punya kesempatan lagi untuk ngelihat perkakas gigolo itu. Tapi tak juga pernah kesampaian. Sampai suatu hari.

    Aku ingin berenang pagi-pagi di kolam renang yang ada di halaman belakang rumahku. Ketika aku sampai di kolam renang mataku langsung menangkap sebuah tontonan cabul. Si Mimi sedang ngentot dengan Willy. Dasar nekat si Mimi. Padahal Mama kan masih ada di kamarnya pagi-pagi begini.

    Adikku yang cantik dan sexy itu sedang nungging di tepi kolam renang. Dibelakangnya Willy asyik menggenjot kontolnya dalam lobang vagina adikku itu. Genjotannya liar dan keras. Menghentak-hentak. Tubuh si Mimi sampai terdorong-dorong ke depan karena hentakan itu. Kelihatannya si Mimi keenakan banget. Bibir bawahnya digigit-gigitnya dengan giginya. Ia menggelinjang-gelinjang sambil merem melek menikmati hajaran kontol Willy yang luar biasa itu di memeknya.

    Aku terangsang hebat. Celana renang segitiga yang kukenakan, tak lagi bisa menampung kontolku yang membengkak. Aku tak tahu. Aku terangsang karena apa? Apakah karena melihat persetubuhan mereka, atau karena serius mengamati kontol besar Willy yang keluar masuk vagina si Mimi itu. Entahlah. Tanganku langsung mengocok batang kontolku yang sudah kukeluarkan dari celana renangku. Kukocok sekuat tenaga. Cepat. Aku ingin segera menumpahkan spermaku.

    “Eh, Tom. Ngapain luh?” tiba-tiba kudengar suara Mimi menegurku.

    Mataku yang sedang merem melek langsung menatapnya. Kulihat ia menolehkan wajahnya yang cantik memandangku yang sedang berdiri mengangang sambil ngocok. Willy tersenyum memandangku. Mereka tak menghentikan permainan mereka.

    “memang lo enggak bisa liat, gue lagi ngapain,” jawabku cuek. Willy tertawa kecil mendengar jawabanku.
    “Gila lo,” kata Mimi. Setelah itu ia kembali asyik menikmati genjotan Willy.

    Akhirnya akupun orgasme sambil memandangi Mimi dan Willy yang terus bercinta. Tak lama setelah itu si Willy yang.asme di mulut Mimi. Sebelum spermanya sempat mencelat dari lobang kencingnya, Willy menyempatkan menyabut kontolnya yang gemuk dan panjang itu dari vagina Mimi. Lalu disuruhnya Mimi membuka mulutnya lebar-lebar menyambut tumpahan sperma Willy yang deras.

    Aku benar-benar terbius birahi melihat detik-detik Willy menumpahkan spermanya di mulut adikku itu. Entah kenapa nafsuku terasa menggelegak melihat kontol itu menyemburkan spermanya yang deras berulang-ulang. Kupelototi setiap detik orgasme Willy itu tanpa berkedip sama sekali. Aku tak ingin kehilangan momen yang indah itu sedetikpun.
    “Gila lo. Adik sendiri ngentot ditonton,” kata Mimi padaku.


    Saat itu kami bertiga berbaring di tepi kolam renang kelelahan. Kalau orang melihat kami saat itu, mereka tidak mengetahui kalau kami baru saja orgasme tadi. Yang melihat pasti hanya mengira kami sedang berjemur menikmati cahaya matahari di tepi kolam renang.

    “Habisnya elo berdua sama gilanya sih. Masak pagi-pagi ngentot disini. Ketahuan Mama gimana?” sahutku.
    “Cuek. Mama enggak bakalan bangun. Sebelum ngentotin gua, Mama habis dihajar sama si Willy. Jadi Mama pasti sedang ngorok kecapaian,” jawab Mimi yakin.
    “Benar Wil?” tanyaku.
    “Yap,” sahut Willy singkat.
    Dasar si Willy. Habis ngentot dengan Mama, masih sanggup ngentoti si Mimi sebinal tadi. Benar-benar profesional nih cowok, pikirku. Itu pengalaman keduaku melihat kontol si Willy.

  • Foto Bugil Niemira memamerkan pantatnya yang bagus dan vagina botak untuk melihat dari dekat

    Foto Bugil Niemira memamerkan pantatnya yang bagus dan vagina botak untuk melihat dari dekat


    2062 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik manis tanpa pakaian berpose hot memperlihat toketnya yang bulat dan memeknya yang dicukur rapi dan tipis yang sudah basah sambil duduk disofa empuk.

  • Video Bokep Asia Iroha Suzumura toket gede ngocok kontol telan sperma

    Video Bokep Asia Iroha Suzumura toket gede ngocok kontol telan sperma


    2424 views

  • Cerita Sex Sales Properti

    Cerita Sex Sales Properti


    6363 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sales Properti ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexPerkenalkan namaku Andi, saat ini aku bekerja di salah satu pengembang perumahan ibukota . Karena
    tugasku banyak berhubungan dengan transaksi akad kredit perumahan jadi aku lebih banyak di tugaskan
    stay di salah satu bank yang mengurusi transaksi perumahanku.

    Aku hanya ingin berbagi pengalamanku yang sulit untuk dilupakan he..he..he…
    Seperti biasa setiap hari senin setelah kami melakukan rapat, saya langsung meluncur ke salah satu
    bank yang biasa kami lakukan transaksi akad kredit, dan hampir semua pengembang yang melakukan
    transsaksi akad kredit di bank tersebut selalu menempatkan orangnya seperti saya . sampai sampai
    diantara kami sudah saling kenal.
    Saat kami sedang mengurus beberapa dokumen KPR saya melihat ada seorang wanita cantik dan yang sedang
    duduk di bangku antrian karena saat itu tidak terlalu padat pengunjung saya mencoba mendekati wanita
    itu….. dan dengan sedikit basa basi akhirnya terjadilah percakapan kami berdua. Ternyata dia pun sama
    seperti aku merupakan salah satu utusan dari salah satu pengembang perumahan di daerah bekasi.
    Sex Hot 2016 | Santi namanya hidung yang mancung dengan bentuk muka yang oval serta warna kulit sawo
    matang di tambah dengan Alis matanya yang tebal membuat aku betah berlama lama ngobrol sama dia. Apa
    lagi saat itu dia menggunakan pakaian semacam kemeja putih yang di padu dengan renda renda sehingga
    nampak jelas dadanya yang padat ber isi menonjol kedepan , dia mengenakan rok yang cukup pendek dengan
    warna sedikit gelap , sehingga nampak jelas pahanya yang mulus dengan sedikit di tumbuhi bulu bulu
    halus membuat mataku berkali kali mencuri pandang ………pahanya …..
    Jujur yang paling bikin hati ini bergetar adalah pada saat dia melirikkan matanya yang manja sambil
    sedikit tersenyum …..waoow….. rasanya jantung ini terhenti kawan…..
    Dari sejak pertemuan pertama itulah akhirnya kami sering ketemuan dan semakin akrab …. Dan terkadang
    akupun sering membantu dia kalo mengalami kendala karena dia ternyata masih baru bekerja di bidang
    ini.
    Dari seringnya kami mengobrol akhirnya sayapun tahu bahwa dia ternyata seorang janda yang baru satu
    tahun di tinggal suaminya dan masih belum punya anak ….
    “Santi udah beres kerjaanya “ sapaanku saat itu
    “udah mas, hanya tinggal menunggu satu SP3 lagi katanya sih sedang nunggu di tanda tangan kepala
    cabang, itu pun kalo di ambil besok ga apa apa ko, emang kenapa mas “
    “kita hang out yuuuuk “ jawabanku sekenanya ……..
    “hayuuuuk’’ jawabanya mengagetkanku …….
    “ cius nih ti……. “

    “ Iya serius, Aku juga udah suntuk nihh pengen penyegaran… udah lama kaga pernah hang out “
    Tak kusia siakan kesempatan ini dan langsung aku ambil tasku dan kunci mobilku ….dan kami berdua
    langsung meluncur ke salah satu Mal yag ada di daerah kelapa gading….
    Rasanya waktu itu cepat sekali berlalu …. Setelah kami keliling keliling dan melihat lihat sekeliling
    mall akhirnya kamipun mencari food court untuk mengganjal perut ini yg sudah keroncongan. Sambil makan
    kami terlibat lagi obrolan yg cukup mengasikann…. Dan terkadang sayapun menggoda dia ……..
    ”Ti …apa.ga bosan hidup sendirian terus….. apa kaga kangen sama …… “
    “ hayo sama apaan ….? ” Sambil mengerlikan matannya yang manja dan sedikit tersenyummmm……
    ”nganu he..he..“ jawabku seenaknya ……
    “ Emang mas juga kaga kangen ya …. Mas juga kan ketemu istrinya sebulan sekali he..he..he.. “
    “ Iya sih ….. terkadang bête juga Ti …. Istrika tinggal di semarang, dan kami ketemunya sebulan
    sekali, nasib kita sama ya ti….. xii..xii…xii..’
    “ Ti … kaya nya masih siang nih… kita nonton aja yu …… “
    ‘Boleh mas, tapi mas yg teraktir ya ….. he..he..he ‘ ‘siap…. Jawabku
    Saya tak pedulikan film apa yang kami tonton, yang ada di fikiranku aku ingin berlama lama sama
    Santi…….

    Pas masuk studi 21 ruangannya sudah mulai gelah pertanda film kan segra di mulai ….dan kami pun dapat
    tempat duduk di barisan kedua dari belakang……
    Samabil makan Pop Corn kami berdua asik menikmati film, saat aku mau ambil pop korn aku coba pegang
    tangan Santi ……. Eh dia malah memgang balik tanganku dengan lebih erat, ….. sambil kubisikan
    ketelinganya ……
    ‘ti tangannya dingin banget ……. “
    “ iya mas AC nya dingin banget, bikin dong aku hangat ……….”
    Tak pikir pajang lagi karena mendapat lampu hijau dari santi ….. aku semakin berani memegang dia … dan
    aku coba peluk dengan melingkarkan tanganku ke bodynya …..dia malah semakin merapatkan tubuhnya ke
    dadaku ……..ujung susunya yang padat nyempat bersentuhan dengan tubuhku …….aku malh semakin berani dan
    semakin konak …..
    Aku sudah ga pedulikan lagi apa cerita filmnya…. Aku malah lebih sibuk …. Tanganku bergerilya di
    sekitar dada nya …. Aku coba kecup keningnya …… terus aku ciumin belakang tlinganya sambil tanganku
    meremas remas susunya …. Dan ketika ku gesek kesekan putinganya dia sedikit menggerinjal dan sedikit
    mendesah ……. Ohhhh…mas ….. terus mas …….

    Cerita Sex Sales Properti sambil bibirku saling berpangutan tanganku yg satunya negelus ngelus pahanya yang sedikit di tumbuhi
    bulu itu … menambah kami …..semakin liar ….. waktu tak terasa begitu cepat…….tak terasa film sudah
    berakhir …. Padahal kami saaat itu sedang asyik asyiknya menikmati …dan membuat nanggung .permainan
    itu….. takut ketahuan penonton lain…… kami berdua buru buru merapikan pakaian kita masing masing … ….
    Aku tatap muka santi … nampaknya dia merasa tanggung permainannya … mungkinn karena sudah terlalu
    lamanya dia hidup sendirian he..he…..
    Karena waktu sudah menunjukan hamper jam 9 malam, aku coba tawarkan sama santi untuk tinggal saja di
    apartemenku …. Dan santipun mengganggukan kepala tanda setuju …..
    Sampai di apartemen aku langsung mandi dulu karena tubuhku seperti sudah kaga enak, dah bau keringat ,
    dan bergantian sama santi. Krna santi kaga bawa baju ganti ku berikan kaos kebtulan kaosku emang aga
    tipis tipis ..maklum Jakarta panas man….. Markas Judi Online Dominoqq
    Keluar dari kamar mandi aku sedikit terbelalak melihat santi hanya peke kaos yang kupinjamkan, Nampak
    sekli pucuk putingnya menonjol …. Ke atas… kerena santi tanpa pake BH lagi…….
    “Gimana seger ti…. Udah mandi …..” aku pura pura kaga kaget liat dia ….
    “Iya mas seger bangetttttt ….. dan rasanya pikiran lebih fressss he..he… “..
    Aku duduk di sofa nonton TV …sambil mengunyah makanan ringan yang kami beli saat pulang dari nonton
    tadi..
    “boleh aku ikut nonton mas “ santi langsung duduk di sofa di sampingku ……
    “ ya boleh lah ….. wuih Nampak cantik sekal malam ini ti “
    “ah bisa aja massss “ sambil melirikan matanya yang manja membuat jantungku berdetak kencang ….
    Sambil mengobrol kesana kemari aku rapatkan duduku ke sampingnya, dan diapun semakin merapatkanya. Aku
    pegangin tangannya , diapun diam saja seperti pasrah …. Da aku tatap matanya, dari tatapan matanya
    yang lembut seperti menyimpan kerinduan untuk di dekap karena sudah terlalu lamanya dia menjanda…….
    Aku coba memeluk dia ….. dan kukecup keningnya……dia malah smakin merapatkan tubuh …….susunya yang
    mulai menegang di tambah putting susunya yg sudah mulai mengeras ….beradu dan bersentuhan dengan
    dadaku …… membuat jantungku berdegup semakin …. Kencang …., aku jadi semakin berani …… aku jilatin
    belakang kupingnya … sambil tanganku bergerilya di sekitar susunya …aku remas …wow ww dia sedikt
    mengerinjal sambil mengeluarkan lenguhan ….
    “ahhhhh… nikmat mas ..terusss masss’’ terus aku jilatin pipinya dan bibirnya dia pun balas mencium
    bibirku… aku permainkan lidahnyaa…. Bergantian saling melumat dan mengisap lidahnya masing…..
    Di tengah pergumulan yang semakin seru aku bisikan ke telinganya …
    “Sayang aku sangat menikmati saayyy luar baisa …… boleh aku buka bajumu sayang” dia mengagukan
    kepalanya tanda setuju … langsung aku angkat kaosnya ke atas, aku sedikit tertegun melihat sususnya
    yang indah ditambah putingnya yg kecil yang sedikit kemerehan dengan sedikit mendongak ke atas sudah
    mualai mengeras menandakan diapun sudah sangat terangsang… dia balas membuka bajuku.
    Aku langsung jilati lehernya …setelah aku puas menjilati sekitar leher aku terus… turun ke bawah aku
    jilatin susunya sambil tanganku meremas remas susu yang sebalahnya …. Dia mulai mengerinjal gerinjal
    sambil mengeluarkana suara suara indah …

    Cerita Sex Sales Properti

    Cerita Sex Sales Properti

    ”.ohh..nikmat mas….” aku terus jilatin ssusunya aku sengaja aku tidak jilatin dulu putingnya… untuk
    memberikan kenikmatan yang lebih lama padanya…..
    Setelah puas aku jilatin sekitar susunya … aku langsung jilatin putingnya sambil ku isap isap
    putingnya …. Dia menekan kepalaku ke putingnya sambill mengeluarkan suara yang semakin merancu kaga
    karuann……
    “OHhhhhh …masss terus mas …. Aku dah lama tidak merasakan kenikmatan iniii Ohhhhhhh………….. ‘ setelah
    puas aku jialtin susunya aku dekap tubuhnya..diapuan membalas mendekapku…susunya yang sudah menegang
    ditambah putingnya yang indah semakin mengeras terasa di dadaku, aku coba gesk gesekkan tubuhku ke
    putingnya dia semakin erat mendekapku …..
    ohh sungguh ini kenikmatan yang luar baisa …..aku lama mendekap dia, sampai akhirnya aku bisikan ke
    telinganya
    “Sayang bolehkan aku bergerilya ke bagian memekmu aku smakin konak saying ….” Dia hanya tersenyum
    menandakan dia setuju…
    Tak kubuang kesempatan itu aku langsung membaringkannya aku buka celananya dia terlentang di depanku
    tanpa selembar benagpun…. Aku langsung tindih dia di tasnya …aku dekap sambil ku jilati bibirnya,
    dadanya dan sekali lagi kuisap isap putingnya sambil tanganku mengelus ngelus sekitar pahanya …..aku
    semakin liar dan bernafsu…… aku terus menjelitatinya… terus turun ke bawah… ke sekita perutnya…..dan
    akhirnya aku jilati pahanya …….yang mulus yang sediit di tumbuhi bulu bulu harus membuat torpedoku
    langsung melambai lambai minta jatah……
    Aku sengaja aku jilati dulu sekitar paha dan sekiatar memeknya … dia terkadang mengelepar gelepar
    seperti ikan yg di lempar kdaratann.. bau harum memeknya yang mulai mengeluarkan pelumasnya membuat
    aku semakin menikmati… aku ciumi bulu memeknya ohhh ….betapa nikmatnya…. Dan aku terus jialti memeknya
    dan dia pun mengelapar gelepar sambil mengeluarkan erangan erangan kenikmatannn…..
    aku jilatin terus memeknya sambil ku isap isap… aku sentuh klotorisnya dengan lidahku sambil ku isap
    isap … dia semakin meronta kenikamtann… aku terus jilatin dan ku isap isapp sambil ku pegangin pahanya
    …..aku isap terus … sampai akhirnya kepalaku di tekanya ke memeknya sambil mengeluarkan erangangan
    kenikamatan …
    ” OHHHHH sayangg … nikamt sekali sayang… aku sudah kaga tahan sayangg sudah lama aku sudah di masukin
    kontol…ayo sayangg aku sudah tidak tahann….”
    “Ok sayang…. Akupun sudah kaga than lagi sayang kontoku pun sudah tegak berdiri ini… “ aku kecup dulu
    keningnya ….. dan aku gesek gesek an dulu kontolku di sekitar memeknya … dia semakin mengeliat geliat
    …. Dia memegangin kontolku membantu memasukan ke liang memeknya ……
    “Pelan pelan yah sayang aku dah lama kaga di pakai sayang “ “ ya syangg…”
    Aku coba tekan pelan pelan ….aku angkat lagi sedikit dan aku tekan lagii
    “..ohhh… nikamtt sayangg… terus sayan tekann sayangku sudah kaga sakit lagi sayang ..dan sudah kaga
    tahan….ohhhh” Aku langsung tekan kontolku ke memeknya yang sudah mulai licinnn….
    Dan blesss blesss kontolku keluar masuk memeknya ……sambil di barengin suaranya yang sedikit menjerit
    “Awwwwww….Nikmatnya …. Kontolmu gede bangett sayangg… baru kali ini aku sangat manikamati… terus
    sayangg ..”

    Cerita Sex Sales Properti sampai beberapa kali aku masukan kontolku sama memeknya … sampai akhirnya
    “ Ohh sayang terus sedikit lagi sayang aku sudah mulai mu keluar sayang sambil menaik turunkan
    pantatnya.”
    “Sama sayang aku pun sudah mu keluar …. Aku semakin terangsang dan aku terus tekan memeknya sama
    kontolku … “OHhhhhhhhhhh kita sama sam berbarenagn sayang keluarkan sayang “
    “ iya sayangg “ dann akhirnya ……..
    “Wawwwwwww crooot crot “ kami berdua mencapai klimatknya…….
    “Ohh sayang ini luar biasa, nikamanya luar biasa sayang’ sambil dia memeluk saya…. Akupun senang sudah
    biasa mebuatnya dia bahagia…. … he..he… setelah aku kelelahan aku bopong dia ke kamar tidur, kami
    tidur berdua tanpapa selembar benangpun sambil kami perpelukan menandakan kebahgian yg luar biasa ……

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video bokep Dengan kejutan Seksi threesome yang Bohay

    Video bokep Dengan kejutan Seksi threesome yang Bohay


    3100 views

  • Kisah Memek Sensasi Sinto

    Kisah Memek Sensasi Sinto


    2268 views

    Duniabola99.com – Mungkin libidoku yang tinggi atau apa aku sendiri tidak tahu. Sejak menikah, hubunganku dengan Hariono sudah tidak baik. Hariono adalah tipe anak Mama. Setelah kami menikah aku diboyong ke rumah orang tuanya. Di rumah tersebut aku merasa tidak betah karena Mama Hariono yang cerewet dan selalu membela anaknya dari pada peduli terhadap diriku. Sehingga ringkas cerita tak lama usia perkawinan kami.

    Aku pun pulang ke rumah kedua orang tuaku. Suamiku tetap tinggal bersama orang tuanya karena kami masing-masing berkeras untuk mempertahankan ego dan pendapat kami. Namun hubungan suami istri tetap berlangsung hingga kami dikarunia 3 orang anak. Terkadang hubungan kami lakukan di rumah Hariono, terkadang kami lakukan di rumah orang tuaku. Tak jarang kami lakukan di hotel tatkala Hariono memiliki uang lebih, karena sebenarnya Hariono tidak memiliki penghasilan selain bergantung dari pemberian orang tuanya.

    Dan aku pun hidup bersama ke-3 anakku dari kedua orang tuaku juga. Ini berlangsung bertahun-tahun hingga saat ini. Kehidupan macam ini kusadari tidak baik namun aku pun tidak tahu harus berbuat apa. Mungkin beginilah garis hidupku. Celakanya Hariono bukanlah tipe lelaki yang setia. Di luar sepengetahuanku, dia sering berganti perempuan. Hingga pernah suatu hari seorang teman baikku memergoki suamiku sedang intim dengan Merry yang juga sahabatku. Mereka berhubungan hingga di atas tempat tidur. Laporan yang sampai ke telingaku ini juga sempat kubuktikan saat Hariono sedang check in di sebuah hotel bersama Merry, karena diam-diam kubuntuti dari belakang sepak terjang mereka mulai saat Hariono menjemput Merry di rumahnya hingga mereka berangkulan mesra memasuki kamar di sebuah hotel.

    Dengan demikian jatah Hariono meniduriku jadi berkurang. Biasanya kami bisa melakukan 3 kali seminggu. Akhir-akhir ini paling banyak hanya seminggu sekali Hariono mengajakku making love. Itu pun atas inisiatif dariku dan tak jarang ia lakukan secara terburu-buru karena harus dilakukan di atas mobilnya. Hal ini terus terang membuatku sangat tersiksa karena kehausan akan permainan sex yang selalu kudambakan.


    Untuk mencapai hasrat yang kuinginkan, sering kulakukan dengan masturbasi di rumah. Kulakukan di kamar tidur atau di kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurku. Aku memang tidur sendirian karena ke-3 anakku setiap hari selalu bersama kedua orang tuaku. Memang sejak aku kembali ke rumah orang tuaku, anak-anakku praktis menjadi milik ibuku yang sangat mencintai cucu-cucunya.

    Walau aku sudah memiliki 3 momongan, body dan penampilanku tetap bagaikan seorang gadis. Apa lagi usiaku yang relatif sangat muda. Bahkan tidak seorangpun percaya kalau aku sudah menikah, apa lagi sudah memiliki anak. Ini merupakan suatu karunia yang luar biasa bagi diriku. Dan yang membuatku lebih bangga lagi, bila aku sedang jalan di Mall, selalu kurasakan banyak mata nakal memandangku penuh arti dan tak jarang mereka juga berani menggodaku. Aku merasakan nikmat saat itu. Apa lagi kalau ada cowok ganteng dan macho yang berani menggangguku. Hatiku terasa sangat sejuk sekali. Akibatnya tak jarang saat aku pulang, kubayangkan wajah laki-laki di mall tadi sambil melakukan masturbasi. Kuusap sendiri vagina, klitorisku dan kumainkan jari lentikku ke dalam lubang vaginaku hingga aku mengalami klimaks yang luar biasa.

    Pada suatu saat, tanpa sengaja aku berkenalan dengan seorang cowok yang usianya jauh di atas usiaku. Sebut saja Sinto yang berusia 40 tahun. Sinto sudah memiliki keluarga dan berpenghasilan cukup, bahkan merupakan salah seorang tokoh masyarakat di kotaku. Aku tidak akan menceritakan kisah perkenalanku dengan Sinto. Ringkas ceritanya kami telah sering berkirim SMS. Sinto yang selalu meneleponku karena selain menghemat pulsaku, juga demi menjaga hubungan Sinto dengan keluarganya.


    Sinto orangnya dewasa sekali, demikian juga tutur katanya. Orangnya juga cukup ganteng bila dibandingkan dengan Hariono. Yang jelas postur tubuh Sinto lebih atletis. Maklum, dia juga mantan olahragawan. Terus terang sosok Sinto sudah merasuki tubuh dan kehidupanku. Sering kubayangkan Sinto saat masturbasi. Saat itu kami belum pernah melakukan hubungan sex karena Sinto pandai menghargaiku, tidak seperti laki-lain yang langsung mengarah ke hal yang satu itu. Hal ini justru menyiksa batinku yang memang sebenarnya sudah haus akan sex.
    Semakin hari SMS dari Sinto sudah mulai menjurus ke arah sana. Mulai dari menanyakanku sedang apa, pakai baju apa dan sebagainya. Saat itu kujawab sejujurnya melalui SMS bahwa aku sedang horny di kamar.

    Kuceritakan keadaanku dengan sejujurnya bahwa aku baru saja selesai mandi, tubuhku bugil hanya dibalut kimono tipis saat itu. Dan Sinto membalas SMS-ku yang mulai menjurus ke arah yang jorok namun aku tidak tersinggung bahkan justru menikmatinya, karena terus terang hal ini telah lama kunanti-nantikan. Sinto membalas SMS-ku dengan mengatakan bahwa ia jadi terangsang saat membayangkan seandainya saat ini dia berada di sampingku saat aku berada dalam posisi seperti saat ini. Sinto mengatakan via SMS bahwa hal yang akan dilakukannya adalah menciumku, mengulum bibirku, menjilat telingaku, leherku rata ke bawah hingga payudaraku, kemudian menjilat serta menghisap putingku secara bergantian.

    Sambil membaca SMS Sinto, aku membayangkan kata-katanya sambil tanganku yang satu mulai meraba serta meremas-remas payudaraku. Akibatnya bibir kemaluanku pun mulai basah karena cairan hangat mulai mengalir deras dari liang vaginaku. Pada SMS berikutnya, Sinto mengatakan bahwa jilatannya akan terus turun menjelajah perut hingga pusarku dan dia tidak akan melewati sejengkal pun tubuh mulusku yang memang telah lama ia idam-idamkan. Jilatannya akan terus berlanjut ke bawah hingga kedua belah pahaku, lututku hingga seluruh jari-jari dan telapak kakiku. Bersamaan dengan itu aku juga melakukan rabaan dan belaian pada tubuhku sesuai dengan isi SMS Sinto. Aku hanya dapat mengerang karena dari liang vaginaku dapat kurasakan cairan bening yang terus mengalir deras membasahi sprei tempat tidurku. Kimono yang kukenakan pun sudah awut-awutan hingga akhirnya kulepaskan sekalian hingga aku pun dalam keadaan bugil tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhku.


    Ingin rasanya aku meremas dan mengusap vaginaku yang sudah terasa sangat gatal menanti belaian. Namun aku bertahan hingga mengikuti alur cerita Sinto yang dikirim melalui SMS. SMS berikutnya, Sinto menyampaikan bahwa ia meneruskan jilatan lidahnya naik ke pahaku hingga bagian dalam selangkanganku. Lidahnya akan menjelajah bibir vaginaku. Dan saat itu jari-jari tanganku pun menjelajah ke vaginaku. Jariku mengelus lembut bibir vaginaku. Sungguh tak tak dapat kulukiskan dengan kata-kata kenikmatan yang luar biasa melanda diriku, hingga aku melenguh bagaikan seekor sapi..

    “Ooouuhh.. Uuhh! Aahh..! Clep..! Sleep..!”

    Bersahutan antara suara lenguhanku dengan suara kecipak vaginaku. Akupun mengalami orgasme yang luar biasa hanya dengan khayalanku bersama SMS dari Sinto. Rupanya Sinto masih mengirim SMS-nya bahwa ia akan menjilati klitorisku, menggigit kecil dan menghisap habis cairan yang mengalir dari dalam vaginaku.
    Kubalas SMS Sinto dengan menyampaikan sejujurnya apa saja yang kulakukan saat membaca SMS-nya dan juga kuceritakan sejujurnya bahwa aku telah mengalami orgasme dan sensasi yang luar biasa. Selanjutnya Sinto meneleponku dan mengajakku untuk bertemu. Dia berjanji akan memberikan kenikmatan yang nyata bagi diriku. Terus terang hatiku berdebar karena selama ini kami belum pernah mengobrol sejauh itu dan aku pun belum pernah melakukan hubungan sex dengan orang lain selain dengan Hariono, namun ajakan Sinto untuk bertemu kusetujui. Kami berjanji besok pagi bertemu di sebuah hotel berbintang tertua di kotaku. Sayangnya hotel tersebut saat ini sudah tutup karena pailit dan baru akan direnovasi setelah mendapat investor baru.

    Keesokan harinya kami pun bertemu di hotel M. Rupanya Sinto sudah memesan kamar. Jadi kami pun tidak perlu berlama-lama di lobby hotel dan langsung masuk ke kamar. Dalam kamar, Sinto langsung mencium dan melumat bibirku. Kubalas pagutannya dengan liar karena aku memang sudah sangat haus dan sangat mendambakannya. Tangan Sinto meremas bongkahan pantatku. Aku pun tak ketinggalan melepas kancing bajunya. Tak berapa lama kami pun sudah hampir telanjang bulat. Sinto hanya mengenakan CD dan aku pun hanya menggunakan setelan BH dan CD mini berenda yang berwarna hitam.


    Melihat apa yang kukenakan saat ini, Sinto sepertinya bertambah nafsu. Batang kemaluannya yang cukup besar tersembul dari CD warna putihnya yang segera kuperosotkan dan kuremas batang kemaluannya yang sudah membesar sejak tadi. Ukuran panjangnya normal tapi diameter dan kekerasannya luar biasa menurutku. Batang kemaluan laki-laki yang panjang sering kulihat di BF, tapi batang kemaluan sebesar ini belum pernah kulihat, memang luar biasa.

    Sinto pun mulai melakukan serangan dengan bibir dan lidahnya sesuai dengan janjinya kemarin. Kalau kemarin dia hanya menyampaikannya via SMS, saat ini langsung dia praktekkan ke tubuhku. Mulai dari bibir, telinga, leher hingga kedua payudaraku habis dilalapnya. Memang Sinto sangat piawai melakukan hal ini karena tanpa kusadari BH-ku sudah terlepas sejak tadi. Mungkin aku terlalu menikmati jilatannya sambil tanganku terus meremas dan mengocok batang kemaluannya hingga aku tidak sadar saat BH-ku terlepas.

    Semua ini kami lakukan sambil berdiri hingga kakiku terasa lumpuh dan tubuhku mulai gontai bagaikan ingin pingsan sampai saatnya Sinto membopong tubuhku ke tempat tidur sambil terus melakukan jilatan sensasionalnya hingga ke tubuh bagian bawahku. Tangan kirinya tetap meremas payudaraku. Mulutnya menjelajah ke perutku sambil sesekali lidahnya menjulur di pusarku. Tangan kanannya memerosotkan CD miniku hingga ke lutut dan diteruskannya dengan kedua kakiku hingga aku benar-benar bugil tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh molekku.


    Kami telah benar-benar bugil saat lidah Sinto menjelajah terus ke bawah pahaku. Dijilatinya terus hingga ke jari dan telapak kakiku bergantian kiri dan kanan, hingga entah berapa banyak sudah cairan hangat yang mengalir deras dari dalam liang vaginaku saat itu. Aku pun merasakan sensasi dan kenikmatan yang luar biasa. Aku tak kuasa lagi meremas batang kemaluan Sinto. Kedua tanganku telentang meremas bantal dan sprei di sekelilingku sambil tubuhku menggeliat bagaikan ular di padang pasir kepanasan.

    Sementara itu bibir dan lidah Sinto terus bergeriliya menelusuri pahaku hingga belahan paha bagian dalam. Naik sedikit ke arah selangkanganku, sesekali lidahnya menyentuh bibir vaginaku sehingga cairan hangat dari dalam lubang kenikmatanku mengalir tak terbendung. Sinto tahu dan merasakan itu. Dan langsung dibenamkan mulutnya di vaginaku seakan tak rela cairan itu mengalir merembes ke sprei dengan sia-sia. Dihisap dan ditelannya semua cairan yang ada.

    Bibir vaginaku dan bibir Sinto saling menempel hingga lubang vaginaku berhadap-hadapan dengan mulut Sinto, seakan dua buah ujung selang karet yang saling menempel. Disedotnya semua cairan yang ada dan yang mengalir keluar hingga seakan liang vaginaku disedot vaccum cleaner. Belum cukup sampai di situ, lidah Sinto terus dijulurkannya dan menari-nari di klitorisku dan sesekali lidahnya dijulurkan memasuki liang vagina dan menyentuh dinding vaginaku, hingga aku pun mengalami orgasme, mungkin yang kedua karena saat orgasme yang pertama tadi kurasakan saat jilatan Sinto menyentuh bibir vaginaku. Saat ini jiwaku seakan sudah melayang ke langit ke tujuh. Desahanku sudah meracau sangat keras sambil tanganku meremas dan menjambak rambut kepala Sinto.


    Selesai dengan jilatannya, Sinto pun kembali mencium bibirku sambil batang kemaluannya diarahkannya ke bibir vaginaku. Didorong-dorongkannya pelan, tapi karena vaginaku sudah mengalami lubrikasi sejak tadi maka tanpa kesulitan batang kemaluan Sinto yang mirip rudal itu langsung dengan mudahnya bisa masuk ke dalam lubang vaginaku yang nampaknya sudah menganga lebar saat kubuka pahaku lebar-lebar dan aku mengalami kenikmatan yang luar biasa dan entah berapa kali aku mengalami orgasme lagi selama permainan ini, hingga akhirnya aku dan Sinto mencapai orgasme yang bersamaan.

  • Cerita Sex Terkini Untuk 5JT Kulepas Keperawananku

    Cerita Sex Terkini Untuk 5JT Kulepas Keperawananku


    2482 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks Terkini 2024 Untuk 5JT Kulepas Keperawananku – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Terkini Bercinta dengan Lisa Majikan Elok. Sebutlah saja saya Diana. Umurku 19 tahun dan saya kuliah di salah satunya kampus populer di Jakarta. Saya akan bercerita masalah yang kuhadapi karena kurang uang untuk ongkos kuliah, aku juga layani gairah beberapa lelaki hidung belang, bahkan juga wanita lesbi/biseks juga kulayani untuk mendapatkan uang.

    Ceritaku ini bermula di saat saya kurang uang untuk masuk ke dalam perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Saya asal dari sebuah kota kecil di luar Pulau Jawa. Orangtuaku kesusahan saat mengongkosiku. Walau sebenarnya saya betul-betul inginkan pendidikan gelar sarjana tersebut.

     

    perawan, keperawanan, narasi perawan, narasi seks 2024
    Narasi Seks Terkini Saya telah berusaha cari beasiswa, tetapi susah sekali. Saya hanya mendapat potongan harga uang pangkal, walau sebenarnya ongkos untuk mengelana di luar kota dan ongkos per semester cukup banyak.

    Tetapi, karena kegigihanku, saya memilih untuk terus berusaha kuliah. Saya punyai kepercayaan dapat mencari pekerjaan part time atau beasiswa saat kuliah. Semester pertama saya kuliah masih baik saja.

    Saat kuliah benar ada kesusahan ongkos tetapi tetap bisa kuatasi, tetapi waktu masuk semester ke-2 , saya betul-betul tersuruk, saya tidak bisa kerja, perlu peralatan kuliah dan lain-lain. Sampai satu saat,, saya sedang surfing ke internet cari materi pekerjaan kuliah, tanpa menyengaja masuk ke dalam situs porno.

    Kusaksikan-lihat di situ banyak pria hidung belang yang memerlukan rekan kencan dan siap memberikan bayaran. Aku pikir iseng kutulis no telpnya. Siapa yang tahu saat tertekan dapat kepakai. Dua minggu berakhir, saya tidak dapat membenahi keadaan keuanganku.

    Orangtuaku tidak pernah kuhubungi. Saya tidak ingin mereka kuatir, walau sebenarnya mereka sendiri sulit cari uang . Maka, mau tidak mau saya membulatkan tekad mengirimi sms ke pria itu, umurnya 27 tahun. Namanya Adit.

    Secara singkat, kami juga ketemu, mukanya serupa actor Risky hanggono, namun dia lebih hitam, ucapnya sich ada turunan Arab. Kuutarakan persoalanku. Dia cuma ketawa. Dia janji akan mengongkosi kepentingan kuliahku jika saya ingin tidur dengannya. Saya cukup sangsi. Ku tawari ia bagaimana jika kencan saja.

    Tetapi dia tidak ingin, dia penginnya ML denganku. “Tetapi, saya masih perawan.” “Betulan? Hari begini sulit mencari perawan.” “Benar.” “Kalau kebukti lo perawan, gw ikhlas memberi dobel buat lo!” “Tetapi..” saya sangsi. “Tenang saja. Memek lo sempit, sedap. Gw bayar dobel buat memek perawan seperti lo. OK!” “awalannya memang geret, lo tahan ya.” Adit melumat bibirku kembali, agar saya tidak berteriak kesakitan. Adit juga keluarkan setumpuk uang dari tasnya.

    Wow! Uang itu cukup buat beli kepentinganku. Karena telah patah semangat, aku juga siap melayaninya. Malam minggu tersebut saya mengikhlaskan keperawananku untuk Adit. Kami masuk ke dalam sebuah hotel, di situ kami juga cek in.

    Saat masuk kamar, saya sebelumnya sempat berbeda pikiran, tetapi mendapatkan gempuran kecupan terus-menerus dari Adit membuatku tidak memiliki daya. Mulutku disedotnya. Lidahnya sapu semua permukaan mulutku. Sementara tangan Adit sudah meremas-remas bokongku. Saya mulai terangsang. Dalam perhitungan detik, Adit telah telanjang bundar.

    Badannya kekar dengan bulu. Sementara penisnya besar sekali, sekitaran 15 cm berdiameter 5 cm. Saya menjadi takut. Adit malah tersenyum. Dia mulai buka kaos dan celanaku. Saat ini saya cuma menggunakan BH dan CD. Diremas-remasnya payudaraku yang tetap terbungkus BH. Dia juga masukkan tangannya ke CDku. “Punyamu lebet ya?” Saya demikian malu, cuma diam saja.

    Pada akhirnya BH dan CD ku dibukanya. Kami sama-sama sudah bugil. Dia menggendongku ke arah tempat tidur. Di situ dia menindih badanku. Dia melumat lagi bibirku, lidah kami sama-sama berpagutan. Jujur saja saya tidak terlatih tetapi untuk uang aku juga mulai berusaha menikmatinya. Sesudah senang berciuman, dia menjilat-jilati leherku.

    Dijilatinya payudaraku secara halus. Saya mulai melayang-layang. Disedotnya putting coklatku sekalian diremas-remas membuat putting susuku menegang. Tidak lama, dia tempelkan penisnya ke payudaraku. Kemudian dia tempelkan penisnya ke memekku.

    Disentuhnya klitorisku dengan penis besarnya. Saya betul-betul tidak kuat saat dia menggosokikan penisnya ke wilayah paling sensitifku. Pada akhirnya, memekku sangat basah.

    Adit mulai masukkan penisnya ke memekku. Saya betul-betul kesakitan saat kepala penisnya masuk. “Dit, ampun.. jangan. Sakit!” “Sakiit..! Ouch..Oh !” raungku sekalian menarik sprei meredam sakit. Dan mendadak “Blesh!” penisnya juga masuk ke dalam memekku. Kurasakan selaput darahku tentu sudah robek. Aku juga menangis.

    Melihatku menangis, Adit tidak stop, dia malah semakin liar. Memekku dipacunya demikian liar dan cepat. Payudaraku dihisap olehnya membuat saya termenung. Saya mulai rasakan pertanda orgasme. 5 menit selanjutnya “CROT! CROT!” Aku juga orgasme untuk pertamanya kali. Adit semakin bergairah melihatku telah orgasme. Dia mengubah posisi, saat ini saya ada di atas, saya diminta menjilat-jilati dadanya yang dengan bulu.

    Saya jijik tetapi kepalaku didorongnya sampai sentuh dadanya. Dengan mau tak mau, saya mulai menjilat-jilati dadanya. Saya benar-benar takut jika diminta menjilat-jilati penisnya. Saya tentu tidak mampu. 10 menit selanjutnya, badan kami sama melafalkanng, aku juga orgasme kembali.

    Dia melepas penisnya dan mengubah badanku ke bawah. penisnya ditujukan ke payudaraku Spermanya membasahi dadaku, Adit menjilat-jilati semua sperma nya kemudian dia tiduran sekalian merengkuhku.

    Sepintas kusaksikan darahku melekat di sprei. Saya menjadi kecewa dengan diriku yang demikian rendah. Besok paginya kami bermain 1 ronde kembali. Memekku menjadi sakit dihajarnya. Saat sebelum cek out, kami mandi kucing. Saya diminta nungging di dalam kamar mandi dan dia menyodomiku. Kemudian kami sama-sama menyabuni badan pasangan. Sesudah senang, saya dibayarkan lima juta olehnya.

  • Kisah Memek Rekan Bisnisku Memiliki Anak Gadis Bahenol

    Kisah Memek Rekan Bisnisku Memiliki Anak Gadis Bahenol


    2989 views


    Duniabola99.com – Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.

    Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

    Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

    Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

    “Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.
    “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
    Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.


    Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.
    “Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
    Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
    “Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

    Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

    Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

    Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.


    Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

    “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
    “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
    Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
    “Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
    “Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”
    Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

    Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

    Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
    “Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.
    Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
    Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!


    Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

    “Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
    Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
    “Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
    Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.
    “Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
    Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

    Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

    Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.
    “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”
    Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.


    Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

    Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
    “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.


    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
    “Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”
    Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

    Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

    Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Hilang Perawan Akibat Nafsu Teman Yang Mengoda

    Hilang Perawan Akibat Nafsu Teman Yang Mengoda


    2512 views


    Duniabola99.com – Pada hari itu Desi berniat untuk menginap di kost temanya didaerah semarang, karena pagi harinya dia akan interview. Namun apa yang terjadi sesampainya disana. Devi malah di inapkan di kost cowok, Alhasil Devi-pun kehilangan keperawana-nya. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!

    Pada suatu ketika sebut saja namanya Desi bertempat tinggal sekitar 2 jam perjalanan dari daerah Semarang, usia 22 tahun perawakannya tinggi, putih , bersih, badan bisa dibilang kurus dan memiliki buah dada yang padat , kira kira 34B lah. Sebuah body ideal buat seorang wanita dan kayaknya dia tipe cewek hyper. Dia seorang perawat lulusan akademi keperawatan di daerah semarang.

    Setelah lulus dia ingin melamar kerja di salah satu Rumah Sakit daerah semarang barat. Pada suatu hari Desi meminta tolong temannya yang bernama Winda untuk menginap di kostnya, karena jadwal test interview Rumah sakit tersebut dimulai jam 06.00 wib. Kalau Desi berangkat dari rumah, takut telat dan tidak bisa mengikuti test tersebut, maka Desi kemudian menelpon Winda,
    “ Halo, Win ”
    “ Iya Dev, ada apa ??? ”
    “ Bantuin aku lah Win, Boleh gak aku nginep di kost kamu, satu malam aja, soalnya besok ada test interview pagi…, ”
    “ Wah ori Dev gak bisa Dev…. Soalnya malam ini cwok ku nginep kostku…, ”
    “ Gimana donk, mintain bantuan ama temen kamu dong ma…. Aku nginep semalem aja…. Pleasss…???, ”
    “ Ouw yaudah Dev, coba aku tanyakan dulu sama temenku, dan nanti aku kabarin lagi ya, ”

    “ Makasih ya Win, pokoknya plisss bantu aku ?? ”
    Selang beberapa menit kemudian, Winda menelpon Desi dan berkata bahwa ada salah satu temanya yang boleh ditumpangi kost semalem, dan akhirnya Desi pun berangkat dari rumahnya sekitar jam 19.00 malam dan sampai ke Semarang jam 22.00 malam dan langsung menemui Winda untuk mengantarkan ke tempat kost temannya tersebut.

    Pada saat itu hujan deras Winda boncengan sama Desi menggunakan motor menuju tempat kost temannya. Sesampai di tempat kost, kemudian Winda mengetuk pintu dan keluarlah temannya dari dalam kamar kost dan ternyata teman Winda penghuni kamar kost tersebut adalah seorang laki laki sebut saja namanya Dody kemudian Desi bersalaman den berkenalan.
    Sejenak Desi shok dan kaget ternyata dia ingin diinapkan di kost si Dody, kemudian Desi menarik dan membisiki Winda :
    “ Kok kamu gitu sich Win sama aku, masa iya aku kamu kamu suruh tidur di kost Dody ? ”
    “ Udah kamu tenang aja Dev, dia baik kok, dia sahabat aku dari jaman aku SMP, percaya deh sama aku, ”…
    “ Tapi gmana doooonk,,, aku kan gak enak….????, ”
    “ Yaudah kalo nggak mau, apa kamu mau cek in aja di hotel??? Aku anter…??? “
    “ Aku lagi gak ada uang Win, ”
    “ Yaudah kamu tidur sini aja, lagian kan Cuma numpang 5 jam kan ? besok kamu jam 5 udah berangkat test, ”

    Karena cuaca hujan deras, uangpun juga gak ada, akhirnya Desi mau menginap di kost Dody tersebut. Winda pun meninggalkan Desi. Kemudian Desi masuk ke kost Dody dan meminta ijin untuk menginap semalam. Kemudian keduanya pun mengobrol. Selang beberapa waktu, Desi Tanya kepada Dody dimana Kamar mandinya, karena Desi ingi berganti baju karena basah.

    Kemudian Dody menunjukan Kamar mandinya dan mengantarnya. Masuklah Desi ke kamar mandi dan berganti baju. Ketika ingin berganti pakaian, ternyata Desi lupa nggak bawa BRA dari rumah, Sedangkan BRA yang dipakai basah kehujanan. Pada aat itu Desi pun bingung, dan dengan terpaksa Desipun hanya memakai kaos singlet ketat tanpa BRA dan celana Boxer.

    Dengan malu malu dan rasa tidak enak Desi keluar kamar mandi dengan menutup dadanya yang besar dan montok. Dody seketika kaget dan bengong melihat body Desi yang ideal dengan perut yang kurus namun buah dadanya besar dan montok dan melihat tidak ada tali Bra di pundaknya. Munculah niat jahat dan pikiran mesum, Kemudian diantar kembali kekamar oleh Dody.

    Sampai di kamar Desi dengan malu malu Desi bilang kepada Dody, bahwa dia mau tidur karena besok berangkat pagi jam 5. Namun Desi mulai merasa tidak nyaman karena Dody terus memandanginya dengan wajah Mesum dan penuh nafsu. Namun Desi percaya apa kata Winda, bahwa Dody orangnya baik. Kemudian Dody menyuruh Desi tidur di kasur dan Dody tidur dengan menggunakan tikar dilantai.
    Dody berkata seperti itu karena kasurnya kecil hanya ukuran 1 orang saja (maklum kost murah ukuran 3 x 3 meter) berdekatan dengan kasur yang dipakai tidur Desi. Tak lama kemudian Desi langsung tertidur karena capek. Saat itu Dody belum bisa tidur dan masih mainan Handphone. Saat itu Dody melihat tidurnya miring menghadap ke tembok membelakangi Dody.

    Hal itu membuat bokong Devi yang semok dan montok tanpa selimut, kemudian punggungnya terlihat tanpa tali Bra. Seketika Kontol Dody mulai tegang dan sesekali Dody memotret tubuh Desi menggunakan HP nya. tidak lama kemudian Desi pun berubah posisi terlentang, terlihat buah dadanya yang montok dan putingnya yang menonjol terlihat dari singlet yang dipakainya.
    Dody terus memotret tubuh Desi beberapa kali. Karena Susana sepi dan hujan deras, tanpa berfikir panjang Dody kemudian mendekati Desi dan tidur disampingnya. Seketika itu Desi kaget dan terbangun seraya memberontak dan berkata.

    “ Kamu mau apa Mas Dody ?, ”
    “ Tenang saja Dev, kita butuh kehangatan malam ini, ”
    “ Mas, tolong jangan apa-apakan aku mas, aku masih virgin mas, ” ucapnya sambil menangis ketakutan.
    “ aku gak akan ngapa-ngapain kamu, aku hanya pengen tidur di deket kamu, ”
    “ jangan mas, aku gak mau mas, Mas Dody jangan…., ”
    “ percuma kamu teriak, gak aka nada yang dengar …. “
    Dengan penuh nafsu kemudian Dody menarik Desi dengan kuat hingga Desi dalam keadaan terlentang dan langsung ditindik dengan tubuh Dody. Dalam keadaan menangis, bibir manisnya diciumi oleh Dody, tangannya di pegang keatas dan di tekan kuat oleh Dody. Dody terus menciumi bibir dan leher Desi. Karena sudah tidak melawan, akhirnya Desi pun pasrah dengan keadaan.
    Dody-pun meremas buah dada Desi yag besar dan montok. Desi hanya bisa menangis sambil meronta, namun tak dihiraukan oleh Dody,
    “ kita nikmati malam ini Desi ,”
    “ tidak mas jangan, aku belum pernah melakukan seperti ini” ucap Desi sambil menangis dan memberontak.

    “ aku ajari malam ini cara bercinta, ”
    “ jangan mas, jangan… Please jangan Mas, ”
    Karena sudah tidak bisa berbuat apa apa, Desipun hanya pasrah dan menangis, .. Melihat Desi sudah terlihat lemas dan pasrah, tanpa menunggu lama, Dody langsung membuka kaos Singlet Desi, terlihat Buah dadanya yang montok padat dan putih bersih terawat, putingnya yang mancung berwarna cokelat kehitaman, menambah birahi Dody.
    Kemudian Dody menghisap dan menjilat puting Desi, sambil meremas buah dadanya dengan cengkraman yang penuh nafsu,
    “ aku bener bener beruntung bisa melihat buah dada indahmu dek,”
    “ jangan mas, aku mohon jangan Mas Dody, aku belum pernah seperti ini, ”
    Nafsu Dody semakin tak tertahan, dia kemudian melepas celananya dan menarik tangan Desi untuk memegang dan mengocok kontolnya. Namun Desi tidak mau dan terus memberontak. Tanpa buang waktu kemudian diarahkan kontolnya ke mulut Desi sambil di sodok sodokan ke wajah Desi. Saat itu Desi yang sudah tidak berdaya hanya bisa memberontak.

    Kontol yang sudah tegang dan nafsu yang tidak bisa tertahan, akhirnya Dody tanpa kata langsung melepas kaos singlet Desi dan melepaskan celana Desi. Saat itu nampak jembut Desi yang lebat dan halus, dengan paha yang putih mulus, Dody langsung memegang memek Desi dan menciumi bibir Desi.
    Kemudian Dody langsung meDevdih tubuh Desi yang sudah telanjang, dia buka paha Desi dan mulai menyodokan Kontolnya ke memek Desi. Desi sudah pasrah dan sudah tidak bisa memberontak. Berulang kali Dody berusaha memasukan Kontolnya tetap tidak bisa. Sampai saat itu Desi menangis kesakitan namun sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, dia hanya merintih saja.

    Dody kemudian membasahi memek Desi dengan air liurnya yang di taruh tangan kemudian mengusapkan ke memek Desi berulang kali. Dengan penuh nafsu dan memaksakan untuk masuk kedalam memek Desi, pada akhirnya kontol Dody masuk ke memek Desi, Maka langsunglah Dody menggenjot keluar masuk dengan birahi memek Desi yang masih perawanan itu.
    Apalagi saat itu Dody melihat buah dada nya yang montok padat Ditambah lagi putting yang mancung dan tangisan Desi, tanpa berfikir dan menghiraukan Desi, Dody terus menggenjot memek Desi dengan Kontolnya, sesekali sambil meremas dan mengisap putting Desi. Desi terus menangis tersedu dan menahan rasa sakit, karena baru pertama melakukan sex.

    Setelah sekitar 15 menitan dan Dody sudah merasakan orgasme ingin mengeluarkan sperma, kemudian di cabut kontolnya dari memek Desi dan mengeluarkannya ke wajah hingga tercecer sampai leher dan buah dada Desi. Setelah mengeluarkan sperma ke wajah Desi, Dody terkejut, seluruh batang kontolnya berdarah,
    “ kamu benar benar masih perawan Dev???, ”
    “ aku gak pernah melakukan seperti ini mas, ” ucapnya sambil menangis dan memejamkan mata.
    “ maafkan aku ya Dev ??? aku gak tau kalo kamu benar benar masih perawan , ”
    “ aku sudah tidak berharga lagi mas, ini yang aku jaga dan hanya ini yang berharga dari aku mas, tapi mas sudah mengambilnya, ”
    Kemudian Dody membersihkan spermanya yang tercecer dimuka Desi lalu memeluk dan menenangkannya. Satu persatu pakaian Desi di ambilkan dan Desipun memakainya. Sunguh malang sekali Desi ini, Semoga saja Dody bertanggung jawab dengan kehilangan keperawan dari Desi.

  • Foto Bugil  Pirang remaja Foxy perlahan mengungkap lekuknya yang seksi

    Foto Bugil Pirang remaja Foxy perlahan mengungkap lekuknya yang seksi


    1787 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang melepaskan semua pakaiannya diatas temapt tidurnya menampakkan memeknya yang tembem jembul dicukur rapi dan tipis-tipis dan juga menampilakan toketnya yang gede.

  • Kisah Memek Surprise Bisa ML Bersama

    Kisah Memek Surprise Bisa ML Bersama


    2536 views


    Duniabola99.com – Siang itu pada hari minggu kira kiranya satu bulan yang lalu setelah kejadian bersama pak ferdi dan Bagas aku belum sempat maen kesana lagi mungkin karena aku sedang sibuk kuliah, hari minggu aku pergi kesana unutk refreshing karena besok senin itu perkuliahanku libur.

    Biasanya kami selalu berempat. Kali ini aku tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Verna dan Indah, kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami ini ada 4 orang, satu lagi si Ratna yang hari ini tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.

    Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, Verna dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok yang membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang, beruntunglah mereka karena Verna tidak sulit diajak ‘naik ranjang’ karena dia sudah ketagihan seks sejak SMP.

    Sedangkan Indah mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang yang indah, bodynya pun tidak kalah dari Verna walaupun payudaranya lebih kecil, namun dibalik wajah imutnya ternyata Indah termasuk cewek yang lihai memanfaatkan cowok, sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya.

    Sedangkan aku sendiri sepertinya kalian sudah tahulah cewek seperti apa aku ini dari cerita-ceritaku dulu. Baiklah, sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan sehari-hari.

    Waktu itu Verna protes karena aku tidak memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indah yang ikut mendukung Verna karena pacarnya juga tidak boleh diajak.

    “Emangnya lu ngundang siapa lagi sih Ci, masa si Chevy aja ga boleh ikutan ?” kata Indah

    “Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih” timpal Verna “Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh ! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh”

    Aku ingin sedikit membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah aku merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila tetanggaku, Pak Ferdi dan Bagas.

    Kemarinnya aku memang sudah mengabari Pak Ferdi lewat telepon bahwa aku besok akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Ferdi tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya agar seru.

    Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Ferdi seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Verna yang hari itu pakaiannya seksi berupa sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini.

    Dia kusuruh keluar dulu sampai aku memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Bagas. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan istirahat. Indah yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu. Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.

    “Eh…sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk” ajakku pada mereka

    Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya

    “Wei…gila lo Ci, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana ?” tegur Indah

    “Iya Ci, lagian kan kalo si tua Ferdi itu dateng gimana tuh” sambung Verna

    “Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Ferdi udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti” bujukku sambil menarik tangan Verna Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok tetangga, setelah kutantang Verna baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat di tubuhnya, aku membantu Indah yang masih agak malu mempreteli pakaiannya.

    Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun. Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama bermain di air aku naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut tubuhku dengan kimono.

    “Ci, sekalian ambilin kita minum yah” pinta Verna Akupun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.

    “Ok, it’s the showtime” gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan skenario ini. Aku segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Ferdi dan Bagas segera kesini karena pesta akan segera dimulai.

    “Iya neng, kita segera ke sana” sahut Bagas sambil menutup gagang telepon Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Aku yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.

    “Wah udah ga sabaran nih, daritadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng”

    kata Pak Ferdi “Pokoknya yang rambutnya dikuncir itu buat saya dulu yah neng” ujar Bagas merujuk pada Indah.

    “Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok” kataku “yang penting sekarang surprise buat mereka dulu” Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan. Pertama-tama dimulai dari Verna.

    Aku berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua gelas air, disana Indah sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Verna masih berendam di air.

    “Ver, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih” pintaku padanya “lu lap badan dulu gih, gua tunggu di sana”

    Aku masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Ferdi dan Bagas yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus.

    Tak lama kemudian Verna memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.

    “Kenapa Ci, ada perlu apa emang ?” tanyanya.

    “Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok” jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka.

    Cerita Seks Surprise Bisa Ngentot Bersama
    Sebelum Verna sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Verna yang terkejut tentu saja meronta-ronta , namun pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.

    Pak Ferdi dengan gemas meremas payudara kirinya dan memilin-milin putingnya. Si Bagas berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Verna.

    “Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng” komentar Bagas sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vagina Verna, diperlakukan seperti itu Verna cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Ferdi begitu kokoh.

    “Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Ferdi, tuh jatahlu masih nunggu di luar sana” kataku padanya Mengingat kembali sasarannya semula, Bagas menurunkan kembali kaki Verna dan bergegas menuju ke kolam.

    “Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu” godaku Setelah Bagas keluar tinggallah kami bertiga di kamarku.

    Pak Ferdi langsung menghempaskan dirinya bersama Verna ke ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indah dari kolam, aku melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka. Indah terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari Bagas.

    Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari Bagas, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat badannya.

    “Jangan…tolong !!” jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Bagas Bagas dengan santai membawa Indah ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia air Indah terus berontak saat Bagas menggerayangi tubuhnya dalam himpitannya.

    Sekuat apapun Indah tentu saja bukan tandingan Bagas yang sudah kesurupan itu. Perlawanan Indah mengendur setelah Bagas mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang.

    Tidak terlalu jelas detilnya Bagas menggerayangi tubuh Indah, tapi aku dapat melihat Bagas memeluk erat Indah sambil melumat bibirnya. Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di kamarku.

    Aku lalu menghampiri Pak Ferdi dan Verna untuk bergabung dalam kenikmatan ini. Sama seperti Indah, Verna juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Ferdi.

    Waktu aku menghampiri mereka Pak Ferdi sedang menjilati paha mulus Verna sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada payudara dan kemaluan Verna.

    “Aduh Ci…tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini…ahhh !!” kata Verna ditengah desahannya “Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong” kataku seraya melumat bibirnya Aku berpagutan dengan Verna beberapa menit lamanya.

    Jilatan Pak Ferdi mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudara Verna secara bergantian, sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Verna tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara. “Hhhmmhh…tetek Neng Verna ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng” kata Pak Ferdi disela aktivitasnya.

    Memang sih diantara kami bereempat, payudara Verna termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Ferdi pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Verna ditelan olehnya.

    Puas menetek pada Verna, Pak Ferdi bersiap memasuki vagina Verna dengan penisnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Verna dia memegang penisnya untuk diarahkan ke liang itu.

    “Ouch…sakit Ver, duh kasar banget sih babu lu” Verna meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Ferdi mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu “Tahan Ver, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja” kataku sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Ferdi.

    Pak Ferdi menyodokkan penisnya dengan keras sehingga Verna pun tidak bisa menahan jeritannya, Verna kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.

    Pak Ferdi mulai menggarap Verna dengan genjotannya. Aku merasakan tangan Verna menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh…aku mendesah merasakan jari-jari Verna menggerayangi kemaluanku. Aku lalu naik ke wajah Verna berhadapan dengan Pak Ferdi yang sedang menggenjotnya.

    Verna langsung menjilati kemaluanku dan Pak Ferdi menarik tali pinggang kimonoku sehingga tubuhku tersingkap.

    Dengan terus menyodoki Verna, dia meraih payudaraku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai aku meringis menahan sakit.

    Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok payudara yang satunya. Aku yang mengerti apa maunya segera mencondongkan badanku ke depan sehingga dadaku pun makin membusung indah.

    Ternyata dia tidak langsung mencaplok payudaraku, tetapi hanya menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat.

    Sapuan-sapuan lidah Verna pada vaginaku membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Verna juga mengorek-ngoreknya dengan jarinya.

    Aku mendesah tak karuan marasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Ferdi merambat naik dari dadaku hingga hinggap di bibirku, kami berciuman dengan penuh nafsu.

    Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.

    “Aahh…oohh…gua dah mau…Pak !!” erang Verna bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas. Melihat reaksi Verna, Pak Ferdi semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya.

    Aku sendiri tidak merasa akan segera menyusul Verna, dibawah sana seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan aku dan Verna mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Verna. Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Ferdi semakin liar.

    Setelah aku ambruk ke samping, Pak Ferdi menindih Verna dan mulai menciuminya, dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Verna, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya.

    “Hhmmpphh…sluurrpp…cup…cup…” demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Ferdi cukup pengertian akan kondisi Verna yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkannya memulihkan tenaga dulu.

    Dan kini disambarnya tubuhku, padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging.

    Dia membuka lebar bibir vaginaku dan menyentuhkan kepala penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke vaginaku. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan itu.

    Permainan Pak Ferdi sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Aku meraih tangannya untuk meremasi payudaraku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Verna terdengar lagi menjari sahut menyahut dengan desahanku.

    Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam waktu bersamaan, bedanya aku dikocok dengan penis sedangkan Verna dikocok dengan jari-jarinya. Verna membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Ferdi bermain lebih leluasa.

    “Aduhh…aahh…gila Ver…enak banget !!” ceracauku sambil merem-melek “Oohh…terus Pak…kocok terus” Verna terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.

    “Yak…dikit lagi…aahh…Pak…udah mau” aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks “Neng Citra…Neng Verna…bapak juga…mau keluar…eerrhh” geramnya dengan mempercepat gerakkannya.

    Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan penisnya dari vaginaku dan berdiri di ranjang.

    Disuruhnya Verna berlutut dan mengoral penisnya yang berlumuran cairan cintaku. Verna berlutut mengemut penis basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Aku bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Verna menikmati penis Pak Ferdi.

    Verna mengemut batangnya, aku mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati ‘sosis’ itu. Di tengah kulumannya mendadak Verna merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Ferdi mencabut penisnya dari mulutku lalu mengerang panjang.

    Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan “Sabar, sabar dong neng, bisa putus kontol bapak kalo rebutan gini” katanya terbata-bata Setelah tidak ada yang keluar lagi Verna menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya.

    Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Ferdi jatuh tepat di dada Verna. Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka untuk melihat keadaan Indah dan Bagas.

    Aku tiba di kolam melihat Bagas sedang menggarap tubuh mungil Indah. Di daerah dangkal Indah dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Bagas dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot penisnya pada vagina Indah. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya.

    Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Bagas yang buruk rupa tapi bisa ngentot dengan gadis seimut itu.

    “Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih ?” sapaku “Edan Ci…gua sampe klimaks tiga kali…aahh !!” desah Indah tak karuan “Neng….temennya enak banget, udah cantik, memeknya seret lagi” komentar Bagas sambil terus menggenjot.

    Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Bagas menusukkan penisnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya. Kepala Bagas menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indah naik turun berkali kali mengikuti gerakan Bagas.

    Jeritannya makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga kolam.

    Setelah menaklukkan Indah, Bagas memanggilku yang mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka. “Sini neng, mendingan dipuasin pake kontol saya aja daripada ngocok sendiri” Akupun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya aku dengan pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan pantatku.

    Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya. “Gila nih kontol, masih keras juga…udah keluar berapa kali tadi ?” tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih ‘lapar’ itu. “Baru sekali tadi…abis saya masih nungguin neng sih” godanya saambil nyengir. Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, aku melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh.

    Diletakkannya aku pada lantai di tepi kolam, disebelah Indah yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung. Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya.

    Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya.

    Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Bagas ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya.

    Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Bagas mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.

    Kalau dibandingkan dengan Pak Ferdi, memang sodokan Bagas lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Ferdi yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu.

    Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong aku melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga…ternyata si Verna, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai payudaranya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis.

    Adegan itu ditambah serangan Bagas yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga dadaku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan air. Aku merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia tentang hal ini. Bagas memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau keluar.

    Susah payah aku bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, akupun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan. Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores punggungnya.

    Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati rasa, begitu juga Bagas yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Aku berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua payudaraku nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku.

    Kugerakkan mataku, di jendela Verna dan Pak Ferdi sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indah yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh tubuhnya. Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur.

    Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain poker dengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik Verna, filenya akan disimpan dalam komputer Verna untuk koleksi dan tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas.

    Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Ferdi dan Bagas kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Aku mulai membagikan kartu dan permainan dimulai.

    Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah akhirnya Indah melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Indah. Indah sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Bagas menyusupkan tangannya ke kimono Indah meraih payudaranya yang tak memakai apa-apa di baliknya.

    Pak Ferdi menyerang dari bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Indah dan langsung membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu.

    Perlakuan ini membuat rontaan Indah terhenti, kini dia malah mengelus-elus penis Bagas yang menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Ferdi dan dadanya diremas Mulkas. Aku melihat lidah Pak Ferdi menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Indah, lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya.

    Indah tidak tahan lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan penis Bagas ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu tidak dilewatkan Verna dengan kamera-HP nya.

    Indah terengah-engah melayani penis super Bagas, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti aktris bokep dan Verna sebagai juru kameranya.

    Pak Ferdi yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu pada bibir kemaluan Indah, sebagai pemanasan sebelum memasukinya. Kemulusan tubuh Indah terpampang begitu Bagas menarik lepas tali pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak Ferdi mempergencar rangsangannya dengan menciumi batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya.

    Indah yang sudah kesurupan ‘setan seks’ itu jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu “Ahhh…awww…Pak enak banget….masukin aja sekarang !!” rintihnya manja sambil meraih penis Pak Ferdi yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya. Pak Ferdi pun mendorong penis itu membelah kedua belahan kemaluan Indah diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai aku dibuat merinding mendengarnya.

    Aku mengeluarkan payudara kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Verna yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Indah nampak sangat liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Bagas yang menopang tubuhnya dari belakang meremasi kedua payudaranya serta memencet-mencet putingnya.

    Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Bagas, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Indah tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada penis Bagas.

    Serangan Pak Ferdi pada vagina Indah semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat “Aaakhhh…aahhh !!” jerit Indah dengan melengkungkan tubuhnya ke atas Indah telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Ferdi yang menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya.

    Adegan ini juga direkam oleh Verna, difokuskan terutama pada wajah Indah yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat, Bagas menaikkan Indah ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina Indah dikocok oleh penis Bagas.

    Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Bagas. Bagas yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Indah menikmati pijatan kemaluannya. Pak Ferdi mengistirahatkan penisnya sambil menyusu dari kedua payudara Indah secara bergantian.

    Aku semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam vaginaku saking terangsangnya, sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku. Bosan dengan gaya berpangkuan, Bagas berbaring telentang dan membiarkan Indah bergoyang di atas penisnya.

    Kemudian dia menyuruh Verna naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Verna yang daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu.

    Seluruh wajah Bagas tertutup oleh daster transparan Verna, namun aku masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju payudaranya.

    Pak Ferdi yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling sambil berciuman penuh nafsu. Dengan tetap berciuman Pak Ferdi memasukkan penisnya ke vaginaku, cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan penetrasinya.

    Dengan kecepatan tinggi penisnya keluar masuk dalam vaginaku hingga aku histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Aku cuma bisa pasrah di bawah tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi payudaraku, mulutnya pun terus menjilati leherku.

    Aku masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana kemari. Aku melihat Bagas masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Verna sudah bertukar posisi dengan Indah.

    Sekarang mereka saling berhadapan, Verna bergoyang naik turun diatas penis Bagas sambil berciuman dengan Indah yang mekangkangi wajah Bagas. Indah membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Bagas sampai terdengar suara sluurrpp…. sshhrrpp

    Ketika aku sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia tekan sepenuhnya penis itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali.

    Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam. Aku sudah setengah sadar ketika Pak Ferdi menumpahkan maninya di wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Indah sudah terkapar lebih dulu dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air.

    Sebelum tak sadarkan diri aku masih sempat melihat Bagas menyodomi Verna yang masih dalam gaun transparan yang sudah berantakan, tubuh keduanya sudah mandi keringat.

    Karena letih dan ngantuk aku pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Verna maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku. Kuguncang tubuh Indah untuk membangunkannya.

    “Gimana Dah…puas semalem ?” tanyaku “Gila gua dientotin sampe kelenger , barbar banget tuh dua orang, eh…omong-omong pada kemana yang lain si Verna juga ga ada ?”

    “Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk…udah lengket gini” ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana.

    Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Verna dan kedua penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Verna sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi.

    Bagas sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Ferdi berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus ‘bekerja’.

    Aku dengan tidak terlepas dari live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indah dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indah. Demikian juga Indah dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain.

    Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya.

    “Uuhh…Ci !!” dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada kami saling berhimpit. Tangan Indah yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Verna dengan kedua pria itu membuatku makin naik.

    Indah mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi Indah supaya bisa lebih nyaman menonton Verna.

    Aku melihat wajah horny Verna yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Ferdi pada vaginanya, sementara Bagas hampir mencapai orgasmenya, dia semakin cepat menggesek-gesekkan penisnya diantara gunung kembar itu, tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan.

    Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan mulut Verna. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian Indah pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan payudaraku, putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku.

    Perbuatan Indah yang mengobok-obok vaginaku dengan jarinya itu hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu. Aku masih menikmati jari-jari Indah bermain di vaginaku ketika Bagas yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Verna berjalan ke arahku, penisnya agak menyusut karena baru orgasme.

    Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya mendarat di payudara kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke payudara kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda.

    Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke vaginaku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Bagas yang sudah bangkit lagi. Kembali aku disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indah dari belakang.

    Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira. Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu.

    Setelah makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indah dan Verna keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak.

    Cukup lama juga aku dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di lemari meja rias. Waktu aku menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya ampun…ternyata mereka sedang bermain ‘short time’ sambil menungguku. Indah yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Ferdi menyodokinya dari belakang sambil memegangi payudaranya yang tidak terbuka.

    Sementara di pintu mobil, Verna berdiri bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Bagas yang berjongkok di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Bagas menjilati kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut bekerja meremasi payudara dan pantatnya.

    “Weleh…weleh…masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet kita” kataku sambil geleng-geleng kepala. “Tengan neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok” tanggap Pak Ferdi dengan terengah-engah Akhirnya setelah 15 menitan Pak Ferdi melepas penisnya dan memanggilku untuk bergabung dengan Indah menjilatinya.

    Aku tadinya menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus akhirnya aku berjongkok di sebelah Indah.

    “Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur” kataku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Ferdi menggeram dan cepat-cepat kuberikan penis itu pada Indah yang segera memasukkan ke mulutnya.

    Pria itu mendesah panjang sambil menekan penisnya ke mulut Indah, Indah sendiri sedang menyedot sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indah tidak terlalu lama mengisapnya.

    “Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah ?” ujar Verna yang sudah merapikan kembali pakaiannya. Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Ratna yang hari ini absen.

  • Video Bokep jepang Uika Hoshikawa squirt ranjang sampai basah becek

    Video Bokep jepang Uika Hoshikawa squirt ranjang sampai basah becek


    2420 views

  • Kisah Memek Ku Intip Bibiku Ketika Tidur Pulas

    Kisah Memek Ku Intip Bibiku Ketika Tidur Pulas


    3545 views

    Duniabola99.com – Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.


    Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat.

    Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.

    Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.

    Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa.

    Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi.


    Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.

    Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

    Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.


    Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat.

    Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi,

    “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,

    “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu.

    Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi.


    Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan.

    Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, ”

    Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya.


    Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya.

    Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.


    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

    Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.”Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks.

    Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.

    Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak.

    Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,.


    kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.”Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.

    Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

  • Foto Ngentot Tina Kay mengambil kontol di atas memek ketatnya

    Foto Ngentot Tina Kay mengambil kontol di atas memek ketatnya


    2244 views

    Duniabola99.com – foto TIna Kay yang memiliki memek yang tembem dan bagus mulus tanpa bulu ngentot anal dengan pacarnya dan meduduki kontol pacarnya yang panjang  dan menbakkan sperma yang panjang kedalam pantatnya.

  • Foto Bugil Gadis remaja yang manis itu mengungkapkan payudaranya yang gede

    Foto Bugil Gadis remaja yang manis itu mengungkapkan payudaranya yang gede


    2202 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik yang sedang terangsang memainkan toketnya yang gede dan bulat padat kenyal hingga memeknya basah diatas tempat tidurnya saat baru bangun pagi. Agen Togel Terpercaya

  • Foto Ngentot Sexy Alex Blake senang bertemu tetangga baru dan bercinta di halaman belakang

    Foto Ngentot Sexy Alex Blake senang bertemu tetangga baru dan bercinta di halaman belakang


    2159 views

    Duniabola99.com – foto tetangga baru yang sange Alex Blake bugil dihalaman belakang tentangganya dan ngentot hot diats kursi jemur.

  • Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho


    3095 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexBerterimakasih aku diberi suami yang kaya dia berprofesi sebagai pengusaha , kami sudah mempunyai dua
    anak yang mana kebetulan kesemuanya adalah cowok dan usianya sudah cukup dewasa mereka memilih untuk
    bersekolah di luar negeri, sedangkan suamiku orangnya cukup sibuk dengan usahanya.

    Akhirnya tinggallah aku sendiri dirumah dengan segala kesepian, apalagi jika pagi hari aku selalu
    termenung, karena dirumahku yang besar tinggal hanya aku sendiri ditemania seorang pembantuku, jika
    malam hari pun sama setelah pembantuku habis beraktifitas mereka langsung istirahat , cuman acara
    televisi yang selalu setia menemaniku.

    Karena semua acara sudah aku hafal dan semua menjadi tidak menarik lagi. Aku mencoba untuk mulai
    beraktifitas dengan tetangga, tapi menjadi percuma karena tetanggaku semua sibuk dengan urusan masing
    – masing. Karena stress di rumah, aku memutuskan untuk pergi ke tempat sahabatku Lena, di Jakarta. Hal
    itulah yang membuat aku berubah total dan drastis.

    Hai Len, udah tidur belon?

    Belon, lagi nonton TV. Ada apa ? Koq tumben kamu malem malem nelpon.

    Gue lagi stress banget nih, sejak anak-anak pergi ke Singapore di rumah sepi banget. Mana Ruben gak
    pulang-pulang. Boleh gak gue nginep di rumahmu ?

    Jelas bolehlah, kamu kayak ama siapa aja. Kita khan udah kayak sodara.

    Iya tapi gue khan takut ngeganggu elo en suami kamu. ( Lena anaknya dua satu cowok, satu lagi cewek.
    Yang cowok kuliah di Amerika, sedangkan yang cewek udah nikah trus ikut suaminya ke Aussie )
    Its oke koq, William lagi pergi ke Amrik mungkin 2 3 minggu lagi baru pulang.

    Ya udah kalo gitu, besok jemput gue di airport ya. Gue naek pesawat paling pagi.

    Oke, ntar pagi gue suruh sopir standby di bandara.

    Itulah pembicaraan singkat dengan sahabatku malam sebelum keberangkatanku.

    Ketika mobil berhenti tepat di depan pintu rumah, ku lihat Lena bergegas menghampiriku, lalu kami
    berpelukan sambil bercipika cipiki. Wah wah makin cantik dan sexy aja nih kata Lena sambil menatapku
    dari atas sampai ke bawah.

    Ah, biasa aja, kamu sendiri juga oke , spa di mana ? Gue pengen di pijit nih biar relax. Ah bisa aja
    deh, gue cuma luluran aja di rumah.

    Kalo cuma pijit sih, Iwan juga bisa. Yang ngelulur en mijitin aku khan si Iwan. jago lho, di jamin
    ketagihan deh.

    Iwan .. ? Siapa Iwan ? Sopir pribadi gue, yang tadi ngejemput kamu.

    Sekarang kamu ke kamar, ntar gue suruh si Iwan ke kamar kamu Tapi Len.., gue khan malu. Masak yang
    mijit cowok, masih muda lagi. Udah kamu tenang aja, ntar gue temenin deh biar kamu nggak risih

    Sesampainya di kamar, aku berbaring sejenak membayangkan Iwan yang akan memijitku, menyentuh bagian-
    bagian tubuhku yang sudah lama tidak disentuh oleh suamiku. Orangnya masih muda kira-kira umur 25
    tahun, tinggi sekitar 177 cm, berat sekitar 70 kg, berkulit sawo matang tapi bersih sehingga memberi
    kesan macho, dengan rambut berpotongan rapi, sopan dan ramah terlebih sorot matanya yang tajam dan
    rahang yang memberikan kesan gagah.

    Apabila dalam setelan safarinya, terlihat seperti seorang bodyguard. Sehingga aku merasakan ada suatu
    desiran aneh dalam diriku. Seperti adrenalin yang bergejolak, membuatku darahku bergejolak, dan aku
    pun terbuai dalam lamunanku sendiri.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Toktoktok suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Siapa ? Iwan, bu. Lalu akupun melangkah dan
    membuka pintu. Ku lihat Iwan sudah berganti pakaian, dari setelan safari berganti dengan celana jeans
    dan kaos ketat tipis warna putih yang semakin memperlihatkan otot-otot lengannya yang kekar, juga six
    pack perutnya terlihat menonjol.

    Aku sempet berpikir, koq kayak model iklan susu L-men, tadi kayak body guard. Hebat juga Lena nyari
    sopir pribadi, jangan-jangan dia sopir plusnya Lena, tapi segera ku tepis pikiranku.

    Mari masuk, lho.. bu Lena mana ? tadi sedang terima telpon, saya disuruh duluan, jawab Iwan dengan
    sopan. Hm, ya udah kamu tunggu sebentar saya ganti dulu. Iya bu, permisi, jawabnya.

    Lalu aku pun berjalan ke kamar mandi, setelah pintu ku tutup, ku buka pakaianku. Ku pandang tubuhku
    dari kaca besar yang terletak di atas wastafel. Ku putar ke kiri dan ke kanan, benar juga apa yang di
    katakan sahabatku tadi.

    Tubuhku, walaupun sudah beranak dua masih terlihat seperti iklan Tropicana Slim, memang agak montok
    sedikit membuat terlihat lebih sekal. Di usia yang hampir memasuki kepala empat, dengan tinggi 169 cm
    dan berat 53 kg, di tunjang dengan payudara 34 B, aku masih tidak kalah dengan anak-anak remaja
    sekarang.

    Maklumlah aku sering spa untuk mengurangi stress yang ku alami, tak heran jika kulitku pun putih
    mulus. Bahkan selulitku telah ku buang melalui operasi di Singapore setelah aku melahirkan anak yang
    kedua.

    Lalu kuperhatikan wajahku, meski ada sedikit keriput samar di daerah mata, tapi menurutku wajahku
    masih cukup cantik. Karena di kala aku pergi shopping atau sekedar jalan-jalan di mall, banyak lelaki
    termasuk remaja melirik ke arahku, bahkan ada di antara mereka bersuit ke arahku.

    Ku libatkan handuk di sekeliling tubuhku, lalu kurapikan rambutku, aku pun berjalan ke luar.
    Ketika ku tutup pintu kamar mandi dari luar, Iwan bangkit berdiri dan menatapku. Ku lihat dia terpana
    melihatku yang hanya berbalut selembar handuk dengan rambut yang tergerai di bahu.

    kenapa Wan ? Eh, enggak bu.

    Ibu terlihat cantik sekali, mirip cerita bidadari yang di filem filem.

    Ah, kamu bisa aja Wan, pinter ngerayu.

    Udah berapa pacar yang kena ama rayuan kamu? kataku sambil duduk di springbed.

    Enggak ada bu, saya gak punya pacar. Dulu waktu sma pernah punya pacar, tapi pas lulus langsung di
    nikahin sama bapaknya.

    Bapaknya gak mau anaknya pacaran sama orang miskin kayak saya.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Ibu mau dipijit sekarang ? Ehm, boleh deh kataku sambil berbaring. Iwan pun melangkah ke kasur sambil
    membuka tutup body lotion.

    Permisi bu, lalu kurasakan tangan Iwan menyentuh telapak kakiku. Ada rasa geli dan nyaman ketika Iwan
    memijit telapak kakiku. Setelah beberapa menit, pijitan mulai naik ke betis dan setengah pahaku,
    karena separuh pahaku yang atas masih terlilit handuk.

    Hem, benar juga yg dibilang Lena, nyaman juga pijitannya. Tapi koq Lena gak nongol-nongol, sahabatku
    itu kadang kalo nelpon bisa ber jam-jam lamanya, paling cepat 1 2 jam. Ah terserahlah, aku udah gak
    peduli karena terhanyut dalam pijitan-pijitan Iwan, sehingga tanpa sadar akupun terlelap.

    Entah sudah berapa menit, tiba-tiba aku merasa ada yang memanggilku. Bu..bu..Vina ya, ada apa jawabku
    dalam keadaan setengah sadar.

    Maaf, saya buka handuknya ya bu. Kakinya udah selesai dipijit, sekarang mau mijit punggungnya Ya,
    silahkan jawabku spontan. Ketika tangan Iwan menyentuh bahu dan pundakku, kesadaranku mulai pulih.

    Aku teringat keadaan saat ini, di mana Lena masih belum selesai menerima telepon. Sedangkan aku hanya
    berdua dengan Iwan, sedangkan tubuhku hanya bagian depan yang tertutup, karena aku berbaring
    tengkurap, sebagian dari payudaraku yang tertekan pasti terlihat.

    Berbagai perasaan terbersit dalam hatiku, karena ini pengalaman pertamaku disentuh oleh lelaki selain
    suamiku. Biasanya aku selalu dipijit oleh wanita, hal inilah yang membuatku menolak saat sahabatku
    menyarankan Iwan untuk memijitku.

    Dengan pemijat segagah Iwan, dan juga setelah sekian lama aku belum melakukan hubungan intim hal ini
    membuat hatiku berdebar-debar. Antara rasa malu dan nafsu yang mulai menghinggapi diriku.

    Hilang sudah rasa nyaman, berganti dengan perasaan aneh yang perlahan muncul seiring dengan pijatan
    Iwan. Sehingga saat perasaan aneh itu sudah menguasai diriku, tanpa sadar aku mulai mendesis kala
    tangan Iwan mengenai daerah-daerah sensitifku.

    Dia mengurut dari pinggul bawah ke atas, lalu tangannya beralih menuju pundak, ketika tangannya
    menyentuh leherku, aku langsung menggelinjang antara geli dan nafsu. ceritasexdewasa.org Di situ merupakan daerah sensitif
    keduaku, di mana yang utama adalah clitorisku.

    Sehingga aku semakin liar mendesis dan tanpa sadar aku berbalik. Dengan napas tersengal-sengal ku buka
    kelopak mataku, kutatap Iwan yang menatapku dengan posisi berdiri diatas lututnya. Ku lihat peluhnya
    bercucuran sehingga kaosnya basah oleh keringat, membuat tubuhnya jadi semakin sexy.

    Aku sudah kehilangan akal sehatku, sehingga aku sudah tak ingat lagi bahwa tubuhku yang telanjang kini
    terpampang jelas di hadapan Iwan. Iwan pun seolah mengerti akan keadaanku lalu di ambilnya handuk yang
    tadi melilit tubuhku.

    Di lapnya keringat di wajah, lalu ketika dia membuka kaosnya langsung aku ambil handuk ditangannya. Ku
    seka keringatnya sambil kuraba tubuhnya, karena tubuh suamiku sangat berbeda dengannya.

    Kuraba dadanya yang bidang, lalu tangan kiriku turun hingga six packnya sambil kuciumi dadanya.
    Sedangkan tangan yang satu lagi membelai punggungnya yang juga berotot. Ketika tangan kiriku meraih
    kancing celana jeans nya, tangan kanannya menangkap tangan kiriku, lalu tangan kirinya meraih
    pinggangku.

    Sambil menarik pinggangku ke atas, dilumatnya bibirku. Oohh.. aku merasakan sentuhan yang berbeda dari
    yang pernah aku rasakan. Kubalas dengan melumat bibir bawahnya, lalu kurasakan lidahnya menerobos
    masuk ke dalam mulutku, kami saling melumat.

    Lalu di rebahkannya aku, dan dia membuka kancing celananya. Pemandangan itu sungguh erotis sekali di
    hadapanku, aku bangkit lagi dan ku elus celana dalamnya yang terlihat kepenuhan itu. Ku cium bagian
    atasnya, tak tercium bau kejantanannya, tampaknya dia cukup merawat miliknya itu.

    Ku kecup kepalanya sambil ku pelorotkan celana dalamnya. Oohh, gelegak nafsuku semakin menggelora.
    Segera kumasukkan batangnya ke dalam mulutku, ku sedot keluar masuk, ku dengar rintihannya yang
    membuatku semakin panas.

    Ketika ku lihat ke atas, tampak dia terpejam menikmati sedotanku. Setelah ku hisap selama kurang lebih
    sepuluh menit, Iwan menghentikan gerakanku. Di lumatnya lagi mulutku sembari membaringkan aku di
    tempat tidur. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Lalu dilumatnya leherku, sehingga aku kembali menggeliat liar. Ekhs.., wan Ku cengkeram sprei tempat
    tidur, sementara tangan yang satu lagi mencengkram punggungnya. Tampaknya Iwan sudah mengetahui
    kelemahanku, dia segera berpindah untuk melumat bukit kembarku.

    Lidahnya melumat habis kedua bukitku beserta ujung ujungnya. Sementara tangannya terus turun meluncur
    melalui perutku, sampai pada bukit kecilku yang berbulu tipis yang kini sudah semakin basah.

    Aku memang selalu rajin mencukur bulu jembutku, karena aku suka memakai celana dalam G-string.
    Tangannya kini sudah mencapai lipatan vaginaku, dan tersentuhlah clitorisku. Aku langsung tersentak,
    seperti terkena setrum ribuan volt. akhs.. wan jeritku sambil meremas rambutnya.

    Sementara tangan Iwan bermain di selangkanganku, lidahnya kini turun ke perutku, bermain sebentar di
    seputar perut lalu kembali turun ke vaginaku. Kedua belah tangannya memegang kedua belah pahaku,
    sambil di pandanginya meqi ku yang basah oleh cairan kewanitaanku.

    Meqi bu Vina indah sekali.. perkataan itu seakan memberi suntikan gairah sehingga ku berkata dengan
    merintih ayo wan.. jangan di liatin aja langsung di benamkannya bibirnya ke dalam meqi ku, sementara
    hidungnya mengenai clit ku, sehingga aku langsung tersentak mendongak ke atas.

    Di julurkannya lidahnya menyapu bagian dalam vaginaku, sehingga aku merasa seperti ada yang
    menggelitiki memekku itu. oohhh.terus wan..terus. rintihku sambil terus meremasi rambut di kepalanya.

    Tangannya menggapai kedua belah payudaraku, sambil meremasi sesekali dia pelintir kedua pentilku.
    Membuatku menjadi semakin liar, dan ku rasakan badai kenikmatan yang terus menggelora di dalam diriku.

    Sampai akhirnya saat bibir iwan mengecup lalu menghisap clit ku, aku tersentak sedemikian hebatnya
    sambil menjerit Aaakkhhsss wwaaannnn ku jepit kepalanya sambil kuangkat pinggulku tinggi tinggi, kedua
    tanganku menjambak rambutnya.

    Iwan pun tak henti hentinya terus menusuki memekku dengan lidahnya sembari memutarkan kepalanya,
    dihisap dan dijilatinnya hingga habis cairan yang keluar meleleh dari memekku, aku pun serasa terbang
    di awan-awan.

    Seketika itu tubuhku melemas, iwan pun merangkak naik ke arahku, di peluknya diriku, di kecupnya
    keningku lalu dilumatnya bibirku. Akupun membalasnya dengan melumat kembali bibirnya yang menurutku
    cukup sexy untuk dilumat.

    Kami saling berpandangan beberapa saat, aku serasa kembali menemukan sesuatu yang kini mengisi
    relung-relung hatiku yang sepi. Masukin kontolmu wan, tapi pelan-pelan dulu ya. Aku masih agak lemas
    nih kataku dengan lirih di telinganya.

    Baik, bu. Jangan panggil ibu terus ah, gak enak didengernya. Maukah kamu memanggilku sayang ? Baik,
    sayang. Aku masukin ya. He eh, tapi pelan pelan lho dan kurasakan kepala kontolnya yang mengkilap
    merah menempel pada kemaluanku.

    Ada rasa berdebar di hatiku, inilah kejantanan selain milik suamiku yang beruntung dapat memasuki
    liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir lubangku wann,
    pelann.. agak perih nih.

    Iya sayang, ini juga pelan-pelan koq. Iwan kembali menekan pantatnya, dan penisnya kurasakan semakin
    menyeruak masuk ke dalam memekku. Akupun spontan memeluk iwan aakh..wann. tahan sedikit sayang!
    Iwanpun menghentakkan pantatnya dengan sekali hentakan dan seketika kurasakan perih yang kurasakan
    saat keperawananku hilang.

    Iwan pun mengangkat pantatnya pelan-pelan, sehingga aku merasa memekku seperti tersedot keluar seiring
    dengan kontol iwan. Lalu ditekannya kembali kontolnya ke dalam memekku, rasa perih yang semula kurasa
    itu hilang berganti sensasi nikmat di kala punya iwan keluar masuk dengan berirama menggelitiki
    dinding kewanitaanku.

    Akh enak wan.teruss sayang. memekmu seret banget yang, kontolku kayak di urut nih dilumatnya kembali
    bibirku, kamipun berpagutan sambil bergoyang pelan. Setelah beberapa saat iwan mengentotiku dengan
    irama pelan, yang membuatku seakan sedang bercinta dengan kekasih yang telah lama tak bersua, gairahku
    timbul bersama dengan kekuatan yang mulai pulih setelah orgasme tadi.

    Dengan berpelukan, ku gulingkan tubuhnya ke sampingku, kini posisiku ada di atas tubuhnya dengan penis
    tetap tertancap di memekku. giliranku sayang.. , aku ingin memberikan kamu kenikmatan, seperti yang
    udah kamu berikan kepadaku.

    Ku tekan dadanya yang bidang dengan kedua tanganku, lalu ku angkat pelan pelan pantatku Oookhh.. iwan
    memegang kedua tanganku sambil matanya membeliak kenapa sayang ? kontolku kayak di sedot ke atas.

    Akupun tersenyum sambil menurunkan kembali pantatku, ku lakukan beberapa saat, hingga ku lihat iwan
    pun merem melek keenakkan. Sesekali ku goyangkan pantatku ke kanan dan ke kiri.

    Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Lena pun masuk sambil ketawa-ketawa Wah, enak koq gak ngajak-ngajak.

    Gimana ? bener khan yang gue bilang, iwan tuh jago banget, gue aja udah gak tau berapa kali gue di KO
    in dia.

    Iya Len, kamu dapet dari mana sih ? rahasia donk, ya gak say ? jawabnya sembari mencium iwan.

    Mereka pun berpagutan, lalu Lena berhenti dan melepas pakaiannya. Dikangkanginnya muka Iwan dengan
    posisi berhadapan denganku. Iwanpun tanpa disuruh langsung dilahapnya memek Lena, sehingga Lena pun
    mendesis keenakan.

    Buah dada ku disambar oleh Lena dan dihisap hisapnya, tangan yang satu memilin milin putingku. Hal ini
    membuatku merem melek keenakan, sungguh suatu sensasi luar biasa timbul dalam diriku, inilah threesome
    pertamaku.

    Gairahku terus memuncak sehingga datanglah gelombang orgasme ku yang ke dua. Lena dan Iwan seperti
    mengetahui akan keadaanku, akupun dipeluk oleh Lena dan dikulum nya bibirku.

    Ada perasaan yang sulit diungkapkan ketika Lena menciumku, tapi yang kuingat adalah gelora birahi
    membara yang menuntunku menuju gerbang orgasme.

    Iwan pun menyambut hentakanku dengan mengangkat pantatnya ke atas sehingga batangnya terbenam habis ke
    dalam memekku dan menyentuh G-spot ku.

    Akupun mengerang panjang Aaakkkkhhhh.. cairan orgasme ku mendesir keluar membasahi kontol Iwan, akupun
    terkulai dalam pelukan Lena. Lena memandangku sambil membelai rambutku, dia menciumku mesra. Akupun
    membalasnya, aku merasa bahagia seperti menemukan kembali cinta yang hilang.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Aku membaringkan diriku ke sebelah, ku lihat Lena mengulum batang kemaluan Iwan. Ehm.. peju mu enak
    banget Vin aku hanya tersenyum mendengar perkataan sahabatku itu. Lalu Lena pun berubah posisi, dia
    berbalik menghadap Iwan, di enjotnya kontol Iwan.

    Dengan liar ia bergoyang sambil mulutnya terus menceracau dan mendesis, payudaranya yang satu dihisap
    iwan, yang satu putingnya di pilin pilin. Lalu tubuhnya bergetar hebat, dicengkeramnya pundak Iwan
    Ooohhhh.

    Wwaannnn. aakkuuu kelluuaarrrr.. Iwanpun lalu bangkit, sambil mengangkat tubuh Lena dia membaringkan
    Lena lalu menggenjotnya. Sodokannya begitu cepat sehingga tubuh Lena terguncang guncang.

    Lalu diapun mengerang Aaakkkkhhhh.. bbbuuuu. Aakkuuu uuddaahh mmooo kelluuaarrrr.. Lena dengan sigap
    langsung menyambar kontol Iwan dan mengulumnya. Iwan pun langsung mengejang, seketika ditariknya
    kepala Lena sambil menyemprotkan pejunya ke dalam mulut Lena.

    Tampak cairan kental keputihan meleleh dari sela sela bibir Lena. Akupun beringsut maju, turut serta
    mengulum batang dan peju Iwan. Akhirnya kami bertiga tidur bareng dalam keadaan bugil.
    Itulah awal cerita yang membawaku ke dalam petualangan sex yang lebih liar. Mohon saran, kritik dan
    komentarnya, supaya di tulisan selanjutnya bisa lebih baik dari sekarang.

    Pintu kamarku tiba-tiba terbuka, tampak wajah cantik Lena di balik pintu. Udah siap belon ? Bentar
    lagi, gue belon make bedak nih. Gue tunggu di mobil ya. Lena segera menghilang dari balik pintu.
    Ku oleskan bedak tipis pada wajahku, ku pandang cermin, aku cukup puas dengan riasan yang ku pakai.

    Aku tidak suka merias wajah secara berlebihan, paling hanya menggunakan bedak, lipstik dan sedikit
    bloss on, itupun dengan olesan tipis. Ku ambil tas tangan yang tergeletak di meja, lalu kulangkahkan
    kaki menuju pintu.

    Mobil meluncur membelah jalanan kota Jakarta, kami menuju ke arah Kota. Di jalan Mangga Besar, kami
    membelok ke arah Lokasari Plaza. Setelah Iwan memarkirkan mobil, kamipun berjalan-jalan di daerah
    sekitar situ.

    Ada banyak tempat judi ketangkasan di daerah ini (pada waktu itu belum ada larangan seperti sekarang
    ini), tempat demi tempat kami masuki, rupanya Iwan hobi bermain judi ketangkasan. Lena pun sepertinya
    sudah tak asing dengan tempat tempat seperti ini, karena ku lihat beberapa orang menyapanya dengan
    sopan.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Iwan memutuskan akan bermain di salah satu tempat, dia berbicara kepada Lena lalu Lena memberikan
    sejumlah uang dan kartu ATM kepadanya. Lena mengajakku keluar, kamipun keluar masuk di discotheque
    yang berada di daerah yang sama.

    Satu demi satu tempat itu kami masuki, aku merasa pengap dengan keadaan di dalam discotheque tersebut.
    Asap rokok, musik House yang hingar bingar, orang-orang yang berjoget sampai untuk jalan pun susah.

    Ada beberapa cowok yang mendekati dan berusaha mengajak kami berkenalan, ada yang menawarkan minuman,
    bahkan ada yang menawarkan inex (exstacy). Lena hanya tersenyum dan tertawa sambil terus berjalan,
    sesekali berhenti karena ada yang dia kenal.

    Aku heran dan takjub kepada sahabatku, koq bisa ya dia seperti ini tapi aku tidak mengetahui sama
    sekali. Apakah aku yang naif dan terlalu mudah dibohongi, atau dia yang hebat dalam bersandiwara. Kalo
    dia berprofesi sebagai aktris, aku rasa udah banyak dia sabet piala-piala penghargaan.

    Handphone Lena berdering, dia masuk ke dalam toilet, supaya dia dapat menjawab panggilan itu.
    Sekeluarnya Lena dari dalam toilet, dia mengajakku keluar.

    Setelah di luar, dia bercerita bahwa yang tadi menelepon adalah temannya yang lagi bete di rumah. Lalu
    setelah Lena menceritakan bahwa ia bersamaku, temannya itu mengundang ke rumahnya, katanya ingin
    berkenalan denganku dan akan mempersiapkan Welcome Party buatku.

    Kami mendatangi Iwan di tempatnya bermain ketangkasan, setelah kami menemukannya Lena meminta kunci
    mobil. Kamipun bergegas pergi dari tempat itu menuju rumah kawan Lena.

    Koq, kamu nyupir sendiri ? Kenapa gak pake Iwan ?

    Gak pa pa, dia tu kalo udah kena maen, mo sampe besok juga dia mah betah. Lagian kita khan mo
    ngerayain Welcome Party buat kamu. Kata temen gue, partynya khusus cewek aja.

    Aku jadi penasaran, party macam apa nih ? masak cuma cewek aja yang boleh.

    Mobil yang kami tumpangi mulai berbelok memasuki gerbang perumahan teman Lena, kami berhenti sebentar,
    setelah security menanyakan indentitas dan maksud kedatangan kami, kamipun diperbolehkan masuk.

    Kami tiba di depan sebuah rumah yang cukup megah dan luas, mobil langsung masuk ke pekarangan dan
    berhenti tepat di depan pintu garasi. Rumah rumah di komplek itu tidak mempunyai pintu pagar, tapi
    berhalaman taman yang cantik cantik dan menarik.

    Lena mengetuk pintu rumah itu, temannya yang membuka pintu. Cantik juga, tubuhnya tinggi semampai,
    bodynya langsing kulitnya putih, biasalah ciri khas keturunan Tionghoa. Hai, apa kabar ? Wah temen
    kamu cantik Len.

    Katanya sembari cipika cipiki dengan Lena, lalu dia menjabat tanganku sambil bercipika cipiki denganku
    Selamat datang ya, gue Jane Vina jawabku singkat. Mari masuk, gak usah sungkan-sungkan, anggap aja
    rumah sendiri.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Lena masuk sambil ngobrol dengan Jane langsung menuju ke suatu ruangan. Sementara aku memandang
    sekeliling dinding yang penuh dengan lukisan lukisan wanita. Ada yang berdua, bertiga, berempat bahkan
    yang rame- rame pun ada.

    Waktu ku perhatikan lukisan lukisan itu, aku merasa janggal, kenapa wanita wanita dalam lukisan
    semuanya tak berbusana, paling banter terlilit kain itupun masih menonjolkan bentuk tubuh yang sexy.
    Vin, ngapain kamu ? tegur Lena tiba tiba yang mengejutkanku.

    Ah elo Len, ngagetin aja, untung gue gak jantungan. Koq rumahnya sepi sih Len ? Khan Jane tinggal
    sendiri di sini.

    Lha suami ma anaknya mana ? Dia gak punya anak, udah cerai ama suaminya gara-gara gak bisa ngasih
    keturunan. Koq gak nikah lagi ? Dia khan cantik, masa gak ada cowok yang mau. Dia pernah coba tapi
    malah dia lebih sering di sakitin.

    Ada yang cuma mau hartanya, ada yang suka maen cewek, yang terakhir yang paling parah, suka mukulin.
    Makanya dia lebih pilih hidup sendiri, dia udah trauma ma cowok.

    Apa karena itu, lukisan lukisan ini semua gambarnya cewek ? Hei, lagi pada ngapain sih di sini ?
    Ngobrolnya di dalem aja yuk ! Tiba tiba Jane muncul sehingga pertanyaanku tak terjawab oleh Lena,
    kamipun masuk mengikuti Jane.

    Kami duduk di sofa panjang dan lebar, yang ukurannya hampir mirip spring bed seukuran anak remaja. Di
    depan kami terdapat meja yang panjang dan lebarnya mengikuti ukuran sofa, di samping kiri ada sebuah
    mini Bar.

    Pembantu Jane, kira-kira berumur 19 tahun berwajah ayu, rambutnya panjang lurus sebahu, kulitnya sawo
    matang, berkaus putih ketat sehingga menonjolkan payudara yang berukuran sedang tapi tampak padat dan
    kencang.

    Celana pendeknya ketat membuat paha dan betisnya, yang kata orang Jawa mbunting padi, terpampang sexy
    dan indah. Dia sedang membuatkan minuman bagi kami, tampaknya dia cukup terlatih dalam hal meracik
    minuman. Kami pun ngobrol sambil nonton TV Plasma yang menyiarkan acara luar negeri.

    Yanti berjalan ke arah kami sambil membawa snack, sebuah pitcher berukuran besar dan empat gelas
    crystal, rupanya Yanti ikut nimbrung bersama kami. Setelah semua minuman sudah dituang, Jane mengajak
    kami melakukan

    Kamipun mereguk minuman kami masing-masing, bau wiskhy tercium ketika gelas itu menyentuh bibirku,
    tapi rasanya manis, sedikit agak keras ketika mengalir di tenggorokan, langsung berasa hangat ketika
    sampai di perut.

    Dituangnya kembali minuman ke dalam gelasku, sekarang gantian Lena yang mengajak Kamipun terlibat
    dalam perbincangan seru, seakan kami sudah kenal lama, beginilah wanita kalo udah ngumpul. Gelas demi
    gelas minuman telah kami teguk bersama, makin lama obrolan kamipun udah mulai ngawur.

    Kepalaku sudah mulai pening, akupun bersandar pada sandaran sofa. Acara TV yang dari tadi tidak kami
    tonton sudah berubah, sekarang mereka menyiarkan film percintaan dengan adegan sex yang tidak
    tersensor.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Ku tonton film dengan keadaan setengah mabuk, ada desiran rangsangan yang merambati diriku. Ku
    pejamkan mataku, aku merasa seperti aku yang berada dalam film itu. Sentuhan tangan aktor di film itu
    seperti nyata merabai paha, membelai kepala dan wajahku.

    Kurasakan ciumannya lembut, melumat bibirku, aku semakin terbuai. Tangannya naik dari paha ke
    payudaraku, meremasinya membuatku mendesah nikmat. Ku rasakan kancing celana jeansku berusaha dibuka,
    tampaknya tidak berhasil sehingga aku mencoba membantunya.

    Saat aku menyentuh kancing celanaku, tersentuh olehku tangan halus yang berkuku, sehingga aku membuka
    mataku. Oohh.. ternyata yang aku kira aktor itu adalah Jane. Aku terkejut dan berusaha bangun, tapi
    tubuhku masih lemas sehingga hanya kepalaku yang terangkat.

    Ku arahkan pandang ke samping, ku lihat Lena pun tengah bercumbu dengan Yanti. Pakaian mereka sudah
    berantakan, berserakan di sekeliling mereka. Pemandangan ini membuat gairahku menggelora, ku palingkan
    wajah ke arah Jane yang telah berhasil membuka celana jeansku.

    Ku peluk Jane, ku tarik wajahnya mendekat ke mukaku, ku lumat bibirnya yang merah dengan rakus dan
    liar, diapun tak kalah seru membalas ciumanku. Tanganku meluncur turun dari punggung ke arah bongkahan
    pantatnya yang bahenol.

    Jane sudah melepas celananya dari tadi, dia hanya mengenakan BH dan celana G-String warna merah, yang
    kontras dengan warna kulitnya sehingga membuatnya semakin seksi. Kuremasi pantatnya, ku tarik tali
    celana dalamnya, sehingga bagian depannya masuk ke belahan memeknya yang sudah basah dari tadi,
    menggeseki kelentitnya.

    Janepun tak tinggal diam, tanggannya meluncur turun masuk ke dalam celana dalamku. Diremasinya bukit
    kemaluanku, tangannya liar mengobok obok vaginaku, jarinya lincah bermain di itilku, sesekali keluar
    masuk dalam memekku.

    Kamipun mendesah, nafas kami sama sama memburu, memburu kenikmatan yang tiada tara. Desakan gairah
    yang menggelora membuatku melepas orgasme yang pertama. Tubuhku yang mengejang segera disambut oleh
    gesekan jari Jane yang semakin cepat menari di itilku.

    Kuremas rambut Jane, aku mengerang sembari menarik pinggulnya agar semakin rapat menghimpit badanku.
    Aku mengejang beberapa kali, Jane menciumi dan membelaiku lembut tapi panas.

    Aku tahu Jane juga sudah dalam keadaan puncak?, orgasmeku mulai mereda, aku langsung melancarkan
    seranganku, kutarik badannya ke atas sehingga toketnya tepat berada di wajahku yang langsung kukenyot,
    sesekali ku gigit dan kutarik putingnya.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Kuremasi bokongnya, sementara tangan yang satu bermain di vaginanya. Kujepit itilnya dengan dua
    jariku, kutarik pelan, kadang kuputar, Jane semakin liar mengerang dan menjambaki rambutku. Erangannya
    semakin keras, dia bangkit berdiri, dikaitkannya kakinya yang satu ke bahuku, memeknya kini tepat
    berada di wajahku.

    Langsung ditekannya pantatnya ke wajahku, yang segera kusambut dengan jilatan dan hisapan. Jane
    menjambak rambutku lalu menggoyangkan kepalaku ke kiri dan ke kanan, diikuti dengan gerakan pantatnya
    yang berlawanan.

    Dia mendongak sambil mengerang, kurasakan cairan hangat menyembur ke dalam mulutku, langsung kutelan
    dan kusedot lagi cairan berikutnya. Beberapa kali Jane mengejang, lalu badannya melemas dan rebah di
    sampingku.

    Ku peluk erat Jane, ku ciumi dengan penuh gairah, gairahku masih tinggi sehingga membuatku terus
    menggumuli Jane yang masih menikmati orgasmenya.

    Lalu aku bangkit, ku lihat Lena dan Yanti yang sedang dalam posisi 69, Lena berada di bawah. Kuhampiri
    mereka, ku belai punggung Yanti dari atas hingga pantat. Yanti mendongak yang langsung kusambut
    bibirnya, kami berciuman sambil ku masukkan jariku ke memek Lena.

    Lalu aku membantu Yanti menjilati memek Lena, jariku memilin milin kelentit Lena, sedangkan jari Yanti
    terus merojoki memek Lena. Lena semakin meliar, lalu dia mengerang dan mengejang. Cairannya yang
    keluar segera kami sambut, berebut kami jilati dan hisap, bahkan walaupun udah di mulut, kami masih
    saling hisap.

    Aku kini beralih ke arah Lena, wajahku menghadap bongkahan memek Yanti yang menggumpal tebal. Ku
    jilati memek Yanti dengan rakus, bibir memek yang tebal membuatku nafsu. Tiba tiba kurasakan ada benda
    menyentuh kemaluanku dari belakang.

    Kulihat Jane mengenakan celana bertali kulit hitam, di depannya tergantung penis buatan seperti dildo,
    di tangannya juga menggenggam tiga buah vibrator yang langsung diberikannya kepada Lena. Jane memegang
    pinggulku, aku masih dalam posisi nungging sambil memegangi pantat Yanti, di masukkannya penis itu ke
    dalam memekku.

    Bless… seketika terbenamlah penis itu kedalam punyaku yang basah. Jane mulai memaju mundurkan
    pantatnya, ku ambil vibrator di tangan Lena sambil kugoyangkan pantatku mengimbangi goyangan Jane.

    Kumainkan vibrator itu ke meqi Yanti, Lena pun memainkan vibrator tepat di itil Yanti. Yanti juga
    melakukan hal yang sama di memek Lena, kami berempat mendesis seperti orang kepedasan. Aku sudah
    sampai pada tahap tahap puncak, ku goyangkan pantatku sejadi jadinya, hingga tubuhku melemas. Jane
    mencabut penis nya dari memekku, penis itu terlihat mengkilap berlumuran pejuhku, ditusukannya penis
    itu ke dalam memek Yanti.

    Lena menjilati pangkal penis itu sampai ke lubang Jane, sesekali di tariknya itil Jane. Yanti yang
    sedari tadi belum orgasme, sudah tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme yang menderanya. Dia pun
    mendongakkan kepalanya ambil mengerang keras, Jane semakin semangat mengocoknya dari belakang,
    akhirnya Yanti melemas di atas tubuh Lena.

    Aku dan Lena menjilati penis yang sudah berlumuran peju ku dan Yanti. Jane lalu duduk, Lena bangkit
    dan duduk berhadapan di atas Jane, Lena bergoyang erotis sekali. Jane menyedoti tetek Lena, aku
    meremasi dari belakang, jariku kumainkan di memek Jane.

    Tak lama Lena melepas orgasmenya, dia terkulai memeluk Jane. Yanti sudah bangkit mengikutiku memainkan
    memek Jane, dimainkannya vibrator dengan liar di memek itu. Ku hisap dan kugigiti itil jane, Jane pun
    mengeletar dan muncratlah pejuhnya.

    Aku dan Yanti langsung berebut menyambar cairan itu. Kami benar benar menikmati permainan yang baru
    saja kami lakukan. Dengan tubuh bugil dan basah oleh keringat, kami terlelap sambil berpeluk pelukkan.

    Saat ku terbangun di pagi hari, kepalaku masih agak pening karena mabuk semalam. Ku coba untuk
    mengembalikan kesadaranku yang belum benar benar pulih. Pelukan tangan yang halus, tubuh bugil tanpa
    selembar benangpun, mengingatkanku akan kejadian semalam.

    Aku membalikkan tubuhku, ternyata Yanti yang memelukku. Lena dan Jane berbaring berpelukan tak begitu
    jauh dari tempat ku berbaring, mereka pun dalam keadaan telanjang bulat. Ku pandangi wajah Yanti,
    hembusan nafasnya naik turun beraturan membuat payudaranya bergerak naik turun dengan berirama. Bibir
    tipisnya berwarna merah muda tanpa polesan lipstik, sedikit membuka sehingga terlihat agak menantang.

    Gairahku yang mulai berdesir membuatku tergerak untuk melumat bibir Yanti. Yanti terbangun karena
    lumatan bibirku, ketika tahu yang melumat bibirnya adalah aku, dia membalas lumatan bibirku. Kami
    berpagutan dengan romantis, lidah kami saling beradu, menggelitiki rongga mulut dengan bergantian,
    sesekali Yanti menggigit lidahku, yang ku balas dengan menggigit bibir bawahnya.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Tangan Yanti yang tadi memelukku, kini aktif menelusuri tubuhku. Sentuhannya pelan tapi menggairahkan
    sekali, terutama bila aku mendesah karena sentuhannya mengena di bagian sensitifku, dia malah
    memainkan daerah itu dengan diiringi senyuman nakal, lalu dilumatnya bibirku yang membuka karena
    mendesah.

    Kepiawaiannya dalam bercumbu sungguh luar biasa, hal ini bisa jadi karena Yanti adalah pasangan Jane
    dalam menyalurkan hasrat sexualnya. Aku dibuatnya terbuai dengan cumbuan cumbuan Yanti, sehingga
    vaginaku menjadi becek karena cairan kewanitaanku yang terus mengalir beriringan dengan rangsangan
    yang kuterima.

    Kurasakan aku sudah mulai melihat gerbang dari puncak kenikmatan yang aku rasakan. Yan..please…aku
    udah gak tahan… rintihku sambil meremasi rambutnya. Langsung Yanti memposisikan wajahnya di
    selangkanganku, di jilat dan di hisapnya itil-ku.

    Aku merasa seperti tersengat listrik ribuan volt, aku terdongak sambil menjambak rambut Yanti. Ku
    angkat pinggulku, ku goyangkan ke kanan dan ke kiri, sesekali ku putar sembari tangan ku meremasi
    rambut Yanti.

    Lidahnya sungguh lihai bermain di memek ku, jarinya pun keluar masuk dengan cepat, membuatku sampai
    kepada orgasme, yang telah mendesak untuk segera dikeluarkan. Ooughh…yann… aku mengejang, pahaku
    menjepit kepalanya.

    Yanti masih terus mengocokkan jarinya sambil matanya menatapku. Aku mengejang beberapa kali sampai
    orgasme ku mereda, Yanti pun menghisap habis cairan yang ku keluarkan.

    Erangan dan teriakanku saat mencapai puncak telah membangunkan Lena dan Jane. Mereka pun terbakar
    gairahnya dan mulai saling mencumbu satu sama lain. Yanti kini bangkit dan jongkok di atas wajahku.
    Langsung ku sambar itil-nya yang sudah memerah dan basah oleh lendirnya, ku masukkan jariku ke dalam
    memek yang sudah basah itu, ku kocok dengan cepat sehingga berbunyi.

    Yanti menjambak rambutku sembari menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tangannya yang satu meremasi
    payudaranya sendiri, tak berapa lama tubuhnya mulai bergetar. Sambil mengerang panjang, ditekannya
    pantatnya ke wajahku, pejuh menyembur banyak sekali.

    Saking derasnya semburan cairan pejuh nya, cairannya itu sebagian meleleh keluar dari mulutku. Yanti
    membungkuk mencium mulutku yang masih penuh dengan pejuh nya, di telannya sebagian pejuh itu.

    Lena pun sudah sampai pada orgasmenya, sekarang dia mengenakan celana kulit berpenis plastik yang
    semalam di kenakan Jane. Jane berposisi doggy, dengan kedua tangannya memegangi pinggiran sofa.

    Jane lututnya menempel di karpet lantai, tangannya yang satu memegangi pantat Jane, yang satu lagi
    sesekali menampar bokong Jane, sehingga bokong Jane yang putih itu memerah. Jane mendesis dan
    mengerang tak karuan, tangannya meremasi sofa sambil memaju mundurkan pantatnya.

    Jane mendongak dengan lenguhan panjang, Jane sampai di puncak orgasmenya, Lena menghentakkan pantatnya
    dengan keras sembari mencengkeram bokong Jane. Tubuh Jane bergetar beberapa kali, tampak cairan putih
    meleleh dari penis buatan itu, lalu mereka berdua ambruk bergulingan di dekat kami.

    Cerita Sex Pijatan Lelaki Macho Tak lama kamipun bangun dan mandi bersama, di dalam kamar mandi yang luas itu, kami kembali melakukan
    sex. Lalu kami sarapan, atau lebih tepatnya makan siang, makanan yang dipesan dari salah satu restoran
    cepat saji dari mall di dekat komplek perumahan Jane.

    Pada waktu kami habis makan telepon genggam Lena berdering, ternyata dari Iwan. Iwan yang menang judi,
    mengajak kami untuk dugem nanti malam. Lena menanyakan ajakan Iwan kepada Jane, yang dijawab dengan
    anggukan kepala tanda setuju. Kamipun memutuskan untuk tidur siang agar nanti malam bisa fit.

    Ketika malam tiba…

    Iwan sudah membooking sebuah room karaoke di discotheque yang berlokasi di daerah Glodok. Kami sudah
    tiba di room tersebut, ternyata room tersebut tidak digunakan untuk berkaraoke melainkan untuk
    triping. House music mengalun keras membahana di ruangan yang berukuran lumayan itu. Setelah minuman
    yang dipesan datang, Iwan membagi-bagikan pil yang berukuran kecil. Setelah kami meminumnya, kami
    berjoget dan bergoyang bersama.

    Kira kira 30 menit setelah aku meminum pil yang diberikan Iwan tadi, aku merasa ada perasaan aneh yang
    menyelimutiku, ada sensasi aneh yang sulit ku ungkapkan.

    Ku lihat Jane, Yanti & Lena berjoget dengan sexy dan erotis sekali, Iwan hanya duduk sambil
    menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tak lama Lena menghampiri Iwan, dia membisikkan sesuatu
    ke Iwan, yang di jawab dengan anggukan kepala. Lalu Lena mengajakku keluar, langkah kakiku terasa
    ringan sekali.

    Ternyata Lena mengajakku ke discotheque yang letaknya tak jauh dari tempat karaoke, hanya berbatas
    sebuah lobby dengan aquarium besar di tengahnya. Kami masuk ke discotheque itu, Lena mengajakku
    berkeliling, sempat kami berjoget di panggung yang terletak di bagian depan tempat itu.

    Ada dua anak muda yang sedang berjoget di depan speaker besar, tak jauh dari tempat kami berjoget.
    Salah satu dari mereka melihat ke arah kami, Lena pun melihat ke arah mereka. Lalu Lena berjoget
    dengan salah satunya, sehingga praktis temannya menghampiri aku.

    Kami berkenalan, yang bersama Lena bernama Bule, yang bersamaku bernama Black. Keduanya keturunan
    chinese, yang satu berkulit putih dengan rambut di warna pirang sehingga dia dipanggil bule. Yang satu
    lagi berperawakan tinggi kekar, berkulit hitam, itulah yang menyebabkan dia dipanggil Black.

    Kami berjoget bersama, tak lama Lena berbisik kepada Bule, mengajaknya ke room. Bule dan Black tak
    menolak ajakan Lena, kamipun beranjak dari tempat itu kembali ke room kami.

    Setibanya di room, Iwan, Jane dan Yanti tengah bercumbu, tapi masih mengenakan pakaian, walaupun dalam
    keadaan berantakan dan terbuka di bagian bagian tertentu. Kedatangan kami membuat aktifitas mereka
    terhenti, setelah berkenalan, Iwan memberikan inex kepada Bule dan Black. Bule dan Black sendiri tadi
    telah on tapi masih menelan inex yang di berikan Iwan.

    Kamipun berjoget kembali, Iwan kembali meneruskan cumbuannya kepada Jane, Yanti bermain dengan penis
    Iwan. Pemandangan itu membuat kami terbakar, Lena pun mencumbu dengan Bule, Black juga tak mau kalah
    mencumbu aku. Satu persatu pakaian kami berserakan di lantai, hingga tak ada lagi yang mengenakan
    sehelai pakaian pun di tubuh.

    (Maaf, sulit untuk menceritakan secara detail yang tengah terjadi saat itu, karena pengaruh obat dan
    rangsangan) Iwan sudah mengentoti Jane yang nungging sambil menjilati memek Yanti, Lena sedang
    mengoral kontol Bule, Black tengah meremasi payudaraku sambil lidahnya bermain di memek ku.

    Tak tahan dengan gairah yang menggebu gebu aku melepas orgasme ku. Tapi aneh, walaupun aku sudah
    keluar , gairahku masih meluap. Kuraih kontol Black yang lumayan besar dan panjang itu, ku hisap
    sambil ku naik turunkan tanganku, Black hanya mendesah sambil memandangku.

    Jane pun sudah keluar, sekarang Iwan duduk di sofa, Yanti duduk mengangkang dengan punggung menghadap
    Iwan, goyangannya erotis sekali. Lena kini bersandar di dinding, dengan satu kaki terangkat di lengan
    Bule, tangannya bergayut pada leher Bule, Bule sedang mengentoti nya sambil berdiri.

    Aku duduk di meja sambil mengangkangkan pahaku selebarnya, Black berlutut lalu menancapkan kontol nya.
    Jane menghampiriku, menciumku sambil tangannya meremasi pantat Black. Black pun mencabut kontol nya,
    dia menarik Jane agar nungging di hadapannya, lalu ditancapkanlah kontol nya ke dalam memek Jane,
    memekku kini di jilati Jane.

    Lena juga sudah mengalami orgasme, Bule kini berbaring di lantai, dan Lena berada di atasnya (WOT).
    Yanti yang juga sudah keluar, duduk mengangkang di entoti Iwan. Aku keluar lagi, cairanku disedot Jane
    yang masih di doggy ama Black.

    Lalu Jane berposisi WOT di atas Black, tak lama Jane keluar di barengi dengan Black. Bule pun udah
    orgasme waktu Lena nungging sambil ngoral kontol Iwan yang abis orgasme.

    Kami beristirahat sambil minum minum, waktu gairah dan enerji kembali pulih, kami kembali melakukan
    sex seperti tadi dengan berganti ganti pasangan. Hingga pagi menjelang, kami berpisah dengan kenangan
    tak terlupakan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Bugil Kenna James menggoda dengan kakinya sebelum dia menunjukkan pantatnya

    Foto Bugil Kenna James menggoda dengan kakinya sebelum dia menunjukkan pantatnya


    1957 views

    Duniabola99.com – foto cewek pakai celana dalam biru berambut pirang melepaskan pakaiannya dan berpose hot di ats ranjangnya.