Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Terpanas Mahasiswa Terbaru

    Kisah Memek Terpanas Mahasiswa Terbaru


    2288 views

    Duniabola99.com – Kelebihan yang patut aku syukuri ini tidak membuat aku menjadi seorang yang haus akan pertualangan cinta. Mungkin karena aku berasal dari sebuah keluarga sederhana dan senantiasa menjalankan norma-norma agama membuatku agak pemalu serta tertutup akan masalah-masalah yang berbau seks.

    Kisahku ini diawali dengan perkenalanku pada seorang gadis asal kota M, yang kebetulan berlibur dikota L. Namanya Meli, dia masih duduk dikelas ii SMU pada sebuah sekolah bergengsi di kotanya. Dari awal melihatnya aku sudah begitu tertarik, bagaikan terhipnotis pada pandangan pertama. Kulitnya yang kuning langsat dan tubuh yang tinggi semampai sangat menarik hatiku. Apalagi bila dia tersenyum, lesung di pipinya membuat dia semakin mempesona dimataku. Hal ini belum pernah kualami sebelumnya, yang biasanya aku cuek dengan yang namanya wanita harus membuat pengecualian untuk yang satu ini.

    Singkat cerita setelah beberapa hari kami berkenalan dan beberapa kali berjumpa, dia telah menjadi pacarku yang sangat kucintai. Banyak persamaan pada diri kami hingga kami cepat merasa cocok. Dengan pengalaman-pengalaman akan seluk-beluk pacaran, kujalani hari-hariku bersama Meli sebatas peluk dan cium pipi saja. Mungkin hanya ini keberanian yang dapat kulakukan sebagai awal masa pacaran. Hingga pada suatu malam (tepatnya malam minggu) karena keadaan cuaca mendung kuajak Meli untuk mengunjungi tempat kostku, dan kebetulan akupun hanya sendiri ditempat itu. Di kamarku kami hanya duduk-duduk mendengar musik dan saling bertukar cerita tentang pengalaman masing-masing. Entah dari mana keberanian itu datang, aku mencoba duduk lebih dekat dengan Meli yang pada saat itu sedang membolak-balik sebuah majalah remaja di atas ranjangku. Lalu dalam keadaan hening seperti itu, Melipun kelihatan salah tingkah dan untuk menutupinya dia sengaja mengikuti irama musik Paint my love-nya Michael Learns to Rock yang telah mengalun sejak tadi. Hokibet

    Sejenak kupandangi wajahnya yang ayu dengan kulit muka putih kemerahan, lalu kuraih dagunya hingga dia berpaling ke wajahku, kukecup keningnya sambil kukatakan “Aku sayang kamu Meli”, dia hanya diam dengan mata yang sedikit sendu. Ingin rasanya aku mencium bibirnya seperti pernah kulihat pada film-film barat dan Blue film tapi semakin kubayangkan hal itu semakin kencang rasanya detak jantung ini. Dengan sedikit berhati-hati kuberanikan diri untuk mengecup bibirnya. Meli hanya diam dan sedikit memejamkan matanya. Dengan hati yang tidak karuan ini kuciumi hidungnya lalu perlahan-lahan turun ke bibirnya dan kuhisap pelan-pelan. Tanpa kuduga diapun membalas lumatan bibirku sambil sedikit bergeser dan memeluk diriku. Sungguh nikmat rasanya, rangsangan hebat yang belum pernah kurasakan. Sekian lama kami berpaut bibir, perlahan-lahan kuturunkan kecupanku ke lehernya dan kurebahkan dia hingga tidur telentang. Hingga saat kutindih Meli mendesah-desah bagai orang kehabisan nafas. Secara reflek pula tanganku menyentuh dua buah bukit kenyal dan langsung kuremas perlahan-lahan.

    Udara dingin dan situasi seperti ini membuatku tidak bisa lagi menahan rangsangan hebat di dalam diri ini, tanganku mulai bergerak menarik baju Meli yang dia masukkan ke dalam roknya, lalu kusingkap hingga terlihat kulit perut yang putih bersih dan pusar yang indah. Kukecup dan kujilati tengah perutnya hingga Meli terengah-engah, dan tanpa kusuruh dia langsung membuka bajunya sendiri. Begitu terpana aku dengan pemandangan asing seperti ini, dua buah bukit yang ditutupi BH tipis membuatku terdiam beberapa saat, tapi Meli yang sudah terangsang hebat nampaknya mulai menyerangku dengan memeluk dan menciumku serta perlahan-lahan melepas satu persatu kancing bajuku. Setelah bajuku ditanggalkan lalu dia mulai mengecup dadaku dan menjilat perutku yang ditumbuhi bulu-bulu halus dialurnya. Kenikmatan luar biasa yang tak pernah kualami hingga penisku yang sejak tadi mengeras rasanya telah lembab oleh keringat dingin kenikmatan.


    Perlahan-lahan kuraih wajahnya dan langsung kulumat bibirnya, permainan lidahpun sedikit demi sedikit mulai kujalani dengan agak kaku. Kemudian kupeluk dirinya sambil tanganku melepas kait BH yang menutupi dua buah bukit kembarnya. Setelah keadaan kami telanjang bagian atasnya, bagaikan hilang kesadaran langsung kuciumi daging kenyal yang ujungnya sedikit kemerah-merahan itu, dan penisku pun kugesek-gesekkan pada alat kelaminnya yang masih terhalangi rok. Biarpun kami tidak membuka celana kami masing-masing tapi gesekan itu membuat pelukan kami semakin menguat dan akupun semakin tak bisa menahan diriku lagi, hingga beberapa saat kemudian cairan sperma keluar membasahi celana dalamku dan dalam sekejap tercium bau sperma. Melipun tampaknya tahu akan hal itu dan Iapun tersenyum, katanya sih.. seperti bau aroma bayclean (cairan pemutih kain). Melipun menolak tawaranku untuk memuaskan dirinya, agar kami sama-sama puas. Mungkin karena malu dan menganggap kejadian ini hanya reflek belaka. Setelah dia kuantarkan pulang, akupun mulai membayangkan kejadian yang baru saja kualami, dan akupun berpikir begitu cepatnya aku klimaks hanya karena gesekan saja. mungkin juga karena hal ini adalah pertama sekali aku melakukannya.

    Setelah masa liburannya habis, kemudian dia pamit padaku dan pulang kembali ke kota asalnya M. Kenangan manis itu membuat kami selalu diliputi rasa rindu, Interlokal, surat-menyurat adalah obat bagi kerinduan kami. Perkenalan dengan orang tuanya pun semakin membuat hatiku yakin akan memilikinya, begitu juga dengan Meli orang tuaku pun telah kuperkenalkan padanya. Pada saat itu kurasakan tiada halangan lagi bagi kami untuk menyatu seutuhnya. Hingga suatu saat musibah itu datang, Meli meninggal dunia setelah sebulan aku diwisuda untuk program D3. Sungguh pilu hatiku saat itu, kepergiannya yang tak terduga telah meninggalkan kenangan indah semenjak dia menjalani masa-masa indah denganku. Sudah 6 bulan berlalu hingga saat sekarang kutuliskan kisahku, masih terbayang kesan-kesan manis yang kujalani bersama Meli. Maafkan aku Meli, semoga engkau tenang dialam sana.




  • Foto Bugil Remaja seksi melepaskan gaunnya untuk menunjukkan payudara

    Foto Bugil Remaja seksi melepaskan gaunnya untuk menunjukkan payudara


    1746 views

    Duniabola99.com – foto cewek pantat bahenol tidak memakai celana dan manampilkan memeknya yang penuh dengan bulu sambil berpose berdiri dan menampilkan toketnya yang kecil.

  • Kisah Memek gadis-gadis pemuasku

    Kisah Memek gadis-gadis pemuasku


    2669 views

    Duniabola99.com – Cerita ini bermula ketika aku berumur 32 tahun, aku waktu itu sudah bekerja sebagai kepala bagian di sebuah perusahaan BUMN, penghasilanku lebih dari cukup. Apapun bisa kupenuhi, hanya satu yang belum dapat kuraih, yaitu kebahagiaan keluarga, atau dengan kata lain punya istri dan punya anak. Aku hidup sebagai bujangan, kadang untuk memenuhi hasrat biologisku, aku mencarter wanita malam yang kesepian.


    Ketika itu aku masih kost di kota A, kota yang indah dan tidak terlalu ramai, sebab di kota A itulah aku bekerja. Aku kost di rumah seorang ibu muda dengan satu anak gadisnya. Sebut saja ibu muda itu adalah Tante Linda, dan anak gadisnya yang masih 12 tahun usianya dan duduk di bangku SMP kelas 1, namanya Lia. Suami Tante Linda, sebut saja Oom Joko bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, dan mempunyai jabatan strategis.

    Setiap 2 minggu sekali, Oom Joko pulang ke kota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Joko, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh. Oom Joko aku taksir baru berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara aku dan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.

    Tante Linda merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A. Tante Linda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justru kepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Lia, aku merasa dekat. Sebab pada hari-hari kosongku, Lia lah yang menemaniku.

    Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaitu Lia, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya ingin menyetubuhi Tante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakak sendiri. Dan kepada Lia, aku juga sudah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri pula.

    Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujan gerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dan saat itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu aku berpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian. Akhirnya aku putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku.

    Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu aku cepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Lia masih sekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama, maka aku dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk membuat kunci duplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.

    Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah karena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidak menyaksikan film seperti ini, dan memang lama juga aku tidak ML (making love) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karena kerjaan yang tidak ada habis-habisnya.


    Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku. Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaos singlet ketat saja.

    Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan, maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut. Aku menikmatinya sesaat, sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku.

    Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.

    Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.

    Lalu, “Ahh… crrrottt.. cccroottt…,” aku sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.

    Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil.

    “Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih?” kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.

    Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Lia sudah ada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pasti sudah melihat apa yang kulakukan dari tadi.

    “Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang?” sahutku sekenanya.

    “Iya nih Oom, ngga ada pelajaran.” tukas Lia, lalu Lia melanjutkan perkataannya, “Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?”

    “Oohh ini..,” aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, “Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Lia.”

    “Ooohh.. habis olahraga yaaa..?” Lia sedikit heran.

    “Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia.” jawabku ingin meyakinkan Lia.

    “Kalo olahraga Lia di sekolah pasti sama pak guru Lia disuruh lari.” Lia menimpali.

    “Itu karena Lia kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru.” jawabku lagi.

    “Oom, Lia pernah lihat papa juga mainin titit persis seperti yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama.” Lia dengan polosnya mengatakan hal itu.

    “Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan?” aku balik bertanya karena penasaran.

    “Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya sama mama.” ujar Lia masih dengan polosnya menerangkan apa yang sering dilihatnya.

    “Seperti ini yaa..?” sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya.


    “Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho!” jawab Lia, “Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada mama?”

    “Boleh kok, cuma dengan syarat, Lia tidak boleh mengatakan hal ini sama papa dan mama, oke?” aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jika sampai Lia cerita pada mama dan papanya.

    “Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh.” janjiku.

    “Beres Oom, Lia ngga bakalan cerita ke mama dan papa.” dengan santai Lia menjawab perkataanku, rupanya Lia langsung duduk di sofa menghadap ke TV.

    Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnya dengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya.

    Sedangkan aku sendiri masih belum memakai celanaku, ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu, membuat batang kemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan, aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke sosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Lia.

    Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu.

    Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Lia akhirnya memecahkan keheningan.

    “Oom, tuh tititnya berdiri lagi.” kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.

    “Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.

    “Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
    “Pertanyaannya apa?” tanyaku.

    “Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke… apa tuh, Lia ngga ngerti?” tanya Lia.

    “Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku menerangkan.

    “Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama.” Lia membenarkan jawabanku.

    “Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.” kataku memberi penjelasan ke Lia.

    “Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Lia lagi.

    Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.

    “Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa.” jelasku.

    Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.

    “Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak.” tambahku.


    “Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.” Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.

    “Emang gitu kok. Ee…, mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.

    “Ayolah!” Lia mengiyakan.

    Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang.

    Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun. Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.

    Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya.

    Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.

    Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku.

    Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.

    Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya.


    Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.

    “Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”

    Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.

    “Oke, sekarang dimulai yaaa…?”

    Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.

    Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.

    Setelah puas aku menciuminya, “Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia?” tanyaku meminta.

    “Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Lia sedikit protes.

    “Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak.” kilahku meyakinkan Lia.

    “Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Lia akhirnya memperbolehkan.

    “Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.
    Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulai mengalami penegangan total.

    Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Lia melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.

    “Oom, kok enak banget nihhh… oohhh… enakkk…” desah Lia keenakan.


    Lia terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.

    “Lia, kocok dong tititnya Oom Agus.” aku meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.

    Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Lia masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya.

    Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Lia yang merekah.

    Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.

    Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.

    “Oom, enak banget sih, Lia senang sekali, terussinnn…” pinta Lia.

    Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.

    “Oommm… ssshhh… Lia mau pipis nich..”

    Lia merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.

    “Tahan dikit Lia… tahan yaaa…” sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.

    “Udah ngga tahan nich Oommm… aahhh…”

    Tubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.

    Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Lia.

    “Oohhh… Oom Agus… Lia merasa lemes dan enak sekali… apa sih yang barusan Lia alami, Oom…?” tanya Lia antara sadar dan tidak.

    “Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.

    “Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.


    Aku merasakan kalau Lia ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.

    Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.

    “Lia… tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..?” bujukku.

    “Iya Oom, mau dong…” Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.

    “Ini nanti bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia” kataku lagi menjelaskan.

    “Final?” Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.

    “Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom jamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi.” akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.

    “Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu…” Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya.

    “Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.

    “Iya deh Oom…” Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.

    Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya.

    Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.

    “Blusss…”

    Lia menjerit cukup keras, “Ooommm… tititnya sudaaahhh masuk… kkaahhh?”

    “Udah sayang… tahan ya…” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.

    Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak.

    Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.

    Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia. Aku ganti posisi.


    Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Lia.

    Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Aku menegang hebat.

    “Crruttt… crruttt…”

    Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia. Lia kubiarkan terbaring di sofa.

    Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.

    Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.

    Kira-kira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Lia sudah sangat pintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melakukan olahraga senggama. Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untuk membayar wanita malam, kuberikan ke Lia. Untuk menghindari kecurigaan orang tuanya, uang itu kubelikan hal-hal yang Lia suka, seperti makanan, mainan dan masih banyak lagi.

    Sekarang Lia sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus, apa yang kulakukan dengan Lia tidak mempengaruhi belajarnya. Inilah yang membuat aku semakin sayang, dan sampai suatu saat, Tante Linda diharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani Oom Joko menghadiri resepsi-resepsi pernikahan dari rekan-rekan kerja Oom Joko yang kebetulan berurutan tanggalnya.

    Aku ditinggal berdua di rumah dengan Lia, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya adalah sekarang sudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalau-kalau Tante Linda pulang dari kerja.

    Lia pernah menjanjikan kepadaku akan membawa teman-teman akrabnya main ke rumah untuk diajarkan olahraga senggama. Dan saat yang tepat adalah sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untuk beberapa hari, dan Lia juga mulai libur karena kelasnya dipakai untuk testing uji coba siswa kelas 3.

    Sangat kebetulan sekali kalau hari ini sabtu, sekolah Lia pulang sangat awal dikarenakan guru-guru sibuk menyiapkan bahan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Lia telpon ke kantorku, menanyakan apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Lia juga mengatakan kalau dia membawa teman-temannya seperti yang telah dijanjikannya.

    Kontan saja mendengar kabar itu, aku langsung ijin pulang. Sebelum pulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlah obat-obatan yang kuperlukan nantinya, aku ingin penantian yang begitu lamanya, di hari ini akan terlaksana.

    Sesampainya di rumah, benar saja, ada tiga gadis teman akrab Lia, mereka semua cantik-cantik. Tidak kalah cantik dengan Lia. Gadis pertama bernama Anna, wajahnya cantik, hidungnya mancung, rambutnya lurus potongan pendek, tubuhnya tidak terlalu kurus.

    Senyumnya selalu menghiasi bibirnya yang sensual, payudaranya kelihatan belum tumbuh akan tetapi satu yang membuat aku heran, dari benjolan bajunya, kutahu kalau itu puting susunya Anna, sepertinya lumayan besar. Tetapi masa bodo, yang penting miliknya bisa dinikmati. Anna ini sepertinya tomboy, wow, kuat juga nih senggamanya, pikiran kotorku muncul mendadak.


    Lalu gadis kedua bernama Indah, wajahnya mirip Lia, hidungnya mancung, rambutnya lurus panjang sebahu, agaknya lumayan pendiam, tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan Lia dan Anna, payudaranya sudah sedikit tumbuh, terlihat dari permukaan bajunya yang sedikit membukit, lumayan bisa buat diremas-remas, sebab tanganku sudah lama tidak meremas payudara montok.

    Gadis yang ketiga, inilah yang membuatku terpana, namanya Devi. Ternyata Devi ini masih keturunan India, cantik sekali, rambutnya pendek, hidungnya sangat mancung, dan sepertinya sedikit cerewet. Tubuhnya sama dengan Lia, kecil dan imut, payudaranya kurasa juga belum tumbuh. Sekilas, puting susunya saja belum terlihat.

    Aku pulang tidak lupa dengan membawa oleh-oleh yang sengaja kubeli, aku manjakan mereka semua sesuai dengan pesan Lia. Teman-temannya ingin melihat olahraga senggama yang sering Lia lakukan. Lia memang sedikit ceroboh, membocorkan hal-hal seperti ini, tetapi Lia menjamin, karena ketiga gadis itu adalah sahabat sejatinya.

    Singkat waktu, malam pun tiba. Ketiga gadis teman Lia itu sudah berencana untuk menginap di rumah Lia, sebab besoknya adalah minggu, alias libur, seninnya juga masih libur dan lagi mereka pun sudah ijin kepada orang tuanya masing-masing untuk menginap di tempatnya Lia, alasannya menemani Lia yang ditinggal mamanya ke luar kota.

    Pertama sekali, aku diperkenalkan Lia kepada ketiga temannya, dan tidak ada basa-basi seperti apa yang kulakukan kepada Lia dulu. Aku meminta Lia memutarkan film Tarzan X kesukaannya kepada ketiga temannya itu. Gadis-gadis kecil itu rupanya sudah menantikan.

    Menonton pun dengan konsentrasi tinggi layaknya sedang ujian. Aku takjub melihat mereka, dan justru cekikikan sendiri melihat adegan demi adegan, sepertinya ketiga teman Lia itu sudah pernah melihat yang sesungguhnya atau pemandangan yang nyata.

    Setelah film usai, aku lalu beranikan diri bertanya ke mereka. Pertama sekali adalah ke Anna yang aku nilai paling berani.

    “Anna, Oom penasaran, kayaknya Anna sering lihat olahraga begituan?” tanyaku penuh selidik.

    “Iya benar kok Oom… Anna sering lihat olahraga begitu, terlebih kakak Anna sama pacarnya, mereka selalu berbuat begituan di rumah” jawab Anna jujur menjelaskan dan membenarkan.

    “Hah? Masak sih di rumah..” tanyaku lagi dengan heran.

    “Iya, bener kok Oom, sebab papa dan mama Anna kan ngga tinggal di sini” Anna menjawab keherananku.

    “Oohhh…” aku hanya bisa manggut-manggut.

    “Emang sih, Anna lihatnya dengan sembunyi-sembunyi, sebab merasa penasaran sebenarnya apa sih yang kakak Anna lakukan bersama pacarnya? Ternyata seperti di film Tarzan itu Oom…” Anna menjawab dengan menerangkan tanpa merasa aneh atau bahkan malu.

    Lalu aku selanjutnya bertanya kepada Indah. Indah sedikit tergagap sewaktu kutanya, ternyata Indah sendiri sudah mengetahui hal begituan secara tidak sengaja sewaktu sedang menjemur pakaian di loteng rumahnya.

    Indah bercerita, tanpa sengaja dia melihat di halaman belakang tetangganya, ada yang sedang bermain seperti yang dilakukan di dalam film Tarzan X tersebut. Intinya Indah tahu kalau titit itu bisa dimasukkan ke lubang wanita.


    Terakhir aku bertanya ke Devi, dengan polosnya Devi mengungkapkan kalau dia mengetahui hal-hal begituan dari melihat apa yang papa dan mamanya lakukan ketika malam hari. Sama seperti dengan pengalaman Lia pertama kali melihat hal itu.

    Setelah aku mendengar cerita mereka, aku menawarkan, apakah mereka ingin melihat langsung, kompak sekali mereka bertiga menjawab ya. Lalu aku bertanya sekali lagi, apakah mereka ingin merasakannya juga, sekali lagi dengan kompaknya, mereka bertiga menjawab ya.

    “Kalo begitu… Oom mulai sekarang ya…?” jantungku berdegup kencang karena girang yang tiada tara, aku tidak mengira akan semulus ini.

    Aku akhirnya melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan, sesuai dengan rencana, aku akan memamerkan olahraga senggama itu berpasangan dengan Lia, dan sebetulnya Lia yang mempunyai ide merencanakan itu semua.

    Anna, Indah dan Devi memandangi terus ke bagian bawah tubuhku, apalagi kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam, panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Lia sendiri sudah melepaskan seluruh pakaiannya. Puting susu Lia sudah membenjol cukup besar karena sering kali kuhisap, dan oleh Lia sendiri sering ditarik-tarik saat menjelang tidur.

    Payudaranya masih belum nampak mulai menumbuh. Untuk bagian bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah. Dulunya hanya seperti garis membujur, sekarang dari kemaluan Lia sudah mencuat bibir bibir berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan kemampuan empotnya (hisapan dan pijatan vagina).

    Aku main tembak langsung saja kepada Lia, sebab aku tahu Lia sudah sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut bibir Lia, tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepat sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya.


    Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Anna, Indah dan Devi melihat caraku memainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu, rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.

    Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayan membenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek dan menghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya, ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.

    Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapan mulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisa menahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan.

    Kuhisap dan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan agar tidak jebol, tidak lama aku merasakan Lia sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lama menghisap lubang senggamanya, Lia pasti tidak akan kuat lagi menahan cairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluanku yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia.

    Aku tidak merasa kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal, maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.

    Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Lia. Mereka bertiga mendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubang kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.

    Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Aku sudah merasakan Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya aku merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya.

    Banyak sekali Lia mengeluarkan cairan mani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.

    Lia kusuruh istirahat, Lia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke Anna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga sepertinya ragu, lalu akhirnya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba.

    “Bagus Anna, kamu berani deh.” pujiku kepada Anna.

    Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, langsung saja Anna melakukan apa yang kusuruh, aku memandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampai akhirnya telanjang bulat.

    Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadi membuatku penasaran sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh, payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu membenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini aku melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaran hitam kecoklatannya menyatu dan meninggi.


    Kata kamus ilmiah, puting susu berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera merasakannnya.

    Aku langsung menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut dengan mesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benar saja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasa sangat terangsang.

    “Ouwww… Oommm… enak sekali Oom..” Anna mengomentari apa yang dirasakannya.

    Aku merasakan puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskan pagutanku di bibir Anna, aku merasa senang, rupanya Anna telah tanggap dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya dan menyodorkan kepadaku. Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan kuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil.

    Rupanya puting susu Anna sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna, ternyata vagina Anna sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembes keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dan kanan bergantian.

    “Oomm… Anna kok seperti mau pipis nih… Ada sesuatu yang mau keluar dari memek Anna nih…” Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi.

    “Tahan dikit dong…” jawabku.

    Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Anna, lalu mulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudah mengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari liangnya Anna. Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap, kujilati kemaluan yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Anna rupanya mengelinjang liar karena merasa nikmat.

    “Oomm… Anna udah ngga kuat lagi nihhh… aahhh…” jerit Anna seiring dengan tubunnya yang menegang.

    Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Anna, aku merasakan ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan mani Anna karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjang kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buah klitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri merasakan sudah akan mencapai puncak orgasmeku.

    “Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Anna nih..” aku meminta ijin kepada Anna.

    “Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat…” Anna rupanya sudah tidak sabar lagi ingin merasakan batang kejantananku memasuki lubang surganya.

    Kuarahkan kepala senjataku ke lubang senggamanya Anna, Anna tanpa diminta memegang batang kemaluanku dan membimbingnya memasuki lubang kemaluannya. Surprise, insting Anna hebat juga nih pikirku, tanpa kesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan mani itu menerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku.

    Lumayan sempit juga, untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Anna membimbing masuk batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.

    “Blusss…” kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu cepat.

    Aku merasa akan mencapai klimaksku, hisapan vagina Anna sungguh dahsyat. Ini yang membuatku tidak kuat menahan cairan maniku untuk lama keluar.

    Anna memang kuat sekali, aku merasakan Anna berkali-kali menyemprotkan cairan maninya, mungkin ada lima kali lebih, akan tetapi Anna masih mampu mengimbangi gerakanku, hebatnya lagi, goyangan pantatnya. Oh edan, akhirnya aku merasa tidak kuat menahan lagi, kulihat Anna pun sudah akan mencapai orgasme puncaknya.

    “Anna.. kita sama-sama keluarkan yaaa.. please sayang..” pintaku sambil sekuat tenaga menahan.

    “Iiiiyaaa.. Oommm.. sekarang yaaa…” Anna berkata dengan bergetar.

    Aku mengeram, tubuhku menegang, tubuh kecil Anna yang kutindih, kupeluk erat sekali.

    “Crottt… crrruttt… aaahhh.. seerrr…” kukeluarkan cairan mani puncak orgasmeku di dalam lubang kemaluan Anna yang sempit itu.

    Karena banyaknya cairan mani di dalam lubang senggama Anna, lubang kelamin itu tidak bisa menampung semua, maka merembes dengan derasnya cairan mani itu keluar dari lubang senggama, cairan maniku yang bercampur dengan cairan mani Anna. Kucabut batang kemaluanku yang masih cukup tegang dari lubang kemaluan Anna, batang kejantananku sangat mengkilap, seperti habis di pernis.


    Indah dan Devi, tanpa sepengetahuanku ternyata telah telanjang bulat, rupanya mereka berdua tidak tahan melihat pergulatanku yang cukup lama dengan Anna. Memang kuakui Anna sangat kuat, cewek tomboy ternyata benar-benar hebat permainan senggamanya.

    Apa yang dikatakan orang memang bukan isapan jempol, aku sudah membuktikannya hari ini lewat gadis kecil bernama Anna. Kupikir jika gadis tomboy yang sudah matang pasti akan lebih kuat lagi.

    Kulihat juga Lia sudah selesai membersihkan badan dan sekarang dengan penuh pengertian sibuk di dapur untuk membuat makanan. Anna yang masih terkulai lemas, kusuruh untuk mandi dulu dan istirahat, lalu setelah itu kusuruh juga untuk membantu Lia di dapur.

    Indah dan Devi dengan telanjang bulat telah menghampiriku, dari pandangan mata mereka seolah meminta giliran. Aku sebenarnya merasa kasihan, aku masih cukup lelah untuk memulainya lagi. Kupikir kalau kubiarkan mereka terlalu lama menanti, pastilah akan membuat mereka kehilangan gairah nantinya, akhirnya kuminum obat yang kubeli tadi di apotik.

    Kuminum 6 pil sekaligus, reaksi obat ini sangat cepat, badanku merasa panas. Melihat tubuh-tubuh kecil telanjang bulat milik Indah dan Devi, batang kemaluanku yang tadinya loyo sekarang tegang dan mengacung-ngacung, gairahku lebih membara lagi.

    Indah seingatku tadi masih menggunakan pakaian lengkapnya, sekarang sudah telanjang bulat, sungguh aku mengagumi tubuhnya, payudaranya sedikit menumbuh dan membukit, puting susunya kecil, mungil, coklat kehitaman telah menegang sehingga meruncing, lubang kemaluannya pun kulihat sudah basah menunggu penantian.

    Lalu Devi, yang juga tadi masih kulihat berpakaian lengkap, sekarang telah telanjang bulat pula. Devi memang lain sendiri dibandingkan Anna, Lia dan Indah, mungkin karena masih keturunan India, akan tetapi Devi juga yang paling muda sendiri.

    Usianya selisih satu tahun lebih muda dibandingkan Anna, Indah maupun Lia. Jelas sekali dengan kurun usia relatif sangat muda, pertumbuhan payudaranya belum ada sama sekali, puting susunya juga belum menampakkan benjolan yang berarti, masih rata dengan dada. Tetapi karena terangsang, rupanya menjadi sedikit meruncing. Lalu vaginanya pun masih biasa saja, kesimpulanku Devi masih imut sekali.

    Mungkin satu tahun ke depan baru ada perubahan, aku sebenarnya tidak tega untuk menerobos keperawanannya sekarang, tetapi apa komentarnya nanti, pastilah dikatakan olehnya tidak adil, bahkan yang kukuatirkan adalah Devi nantinya akan marah dan cerita tentang hal ini kepada orang lain.

    Dalam waktu yang bersamaan, kurengkuh dua gadis kecil itu sekaligus. Kupagut bibir Devi, kuciumi leher dahi dan tengkuknya. Devi merasa enak dan geli, sedangkan Indah, puting susu dan payudaranya kuusap-usap dengan tanganku, payudaranya yang sudah cukup membukit menjadikan tanganku bisa meremasnya.

    Indah mendesah keenakan. Aku minta ke Indah untuk memijat-mijat batang kemaluanku, ternyata Indah pandai juga memijat. Batang kejantananku semakin menegang. Pijatan Indah sungguh enak sekali, apalagi remasan tangganya di buah kejantananku.

    Selanjutnya, kulepaskan pagutanku di bibir Devi, kulanjutkan dengan menghisap puting susu Devi yang meruncing kecil. Devi menggelinjang keenakan, kujilati dan kubuat cupang banyak sekali di dada Devi, sampai akhirnya aku beralih ke liangnya Devi yang sangat imut, kemaluan ini sama seperti kepunyaan anak-anak kecil yang sering kulihat mandi di sungai. Tetapi, ah masa bodo.

    Devi kegelian ketika kumulai menciumi, menjilat dan menghisap vaginanya itu. Kukangkangkan kedua kaki Devi, maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang sangat sempit. Jika kuukur, lubang kemaluan itu hanya seukuran pulpen kecil. Aku sempat gundah, apakah batang kejantananku bisa masuk? Tetapi akan kucoba, kuyakin lubang surga itu kan elastis, jadi bisa menampung batang kemaluan sebesar apapun.

    Devi merasa sangat keenakan ketika kumainkan kemaluannya, berkali-kali Devi orgasme. Cairan maninya sungguh wangi. Setelah puas memainkan vagina Devi, kuminta Devi bersiap, sedangkan Indah kusuruh berhenti memainkan buah zakar dan batang kemaluanku. Lalu kupagut bibir Indah sebentar, kemudian kuciumi leher dan tengkuknya.

    Indah mendesah, tidak berapa lama, kuberalih ke payudara dan puting susu Indah. Kuciumi dan hisap dengan penuh nafsu, payudara yang baru membukit itu kuremas-remas dengan gemas. Puting susunya yang kecil itu kuhisap dan kusedot. Aku menyusu cukup lama, vagina Indah yang sudah basah pun tidak luput dari hisapanku. Devi sudah menunggu-nunggu, menantikan batang kemaluanku memasuki lubang nikmat kecilnya.


    Segera saja kuselesaikan hisapanku di lubang kemaluan Indah. Kurasa dengan lubang kemaluan Indah, aku tidak akan merasa kesulitan, lubang kemaluan Indah kunilai sama dengan punya Anna dan Lia waktu pertama kali dimasuki batang kejantananku. Yang kupikir, kesulitannya adalah lubang vagina Devi, selanjutnya kusuruh Indah untuk bersiap-siap juga.

    Kuludahi batang kemaluanku agar licin, lalu kuarahkan perlahan kepala kemaluanku itu ke lubang surganya Devi. Kutekan sedikit, meleset, kuposisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak mau masuk. Untunglah Anna dan Lia datang, mereka berdua tanggap dengan kesulitan yang kuhadapi. Lia dengan sigap menepiskan kedua sisi vagina Devi dengan kedua sisi telapak tangannya.

    Lubang senggama Devi bisa terkuak, kucoba masukkan lagi, ternyata masih meleset juga, Anna yang melihat hal itu tanpa ragu-ragu juga ikut turun membantuku. Anna mengulurkan jari tanggannya, memijat bagian atas dan bawah lubang senggama Devi, sehingga secara elastis lubang kemaluan Devi bisa lebih terkuak sedikit. Aku berkonsentrasi memasukkan kepala kejantananku ke lubang senggama Devi itu.

    Kepala kemaluanku dengan sedikit kupaksakan, bisa masuk ke lubang surganya Devi, kutahu Devi merasa kesakitan. Devi hanya meringis dan dari sudut matanya meleleh air matanya. Indah yang dari tadi menunggu giliran lubang senggamanya ditembus batang kejantananku, karena mengetahui bahwa aku mengalami kesulitan, akhirnya ikutan pula membantuku memuaskan Devi.

    Tanpa malu-malu, Indah menyodorkan puting susunya ke mulut Devi, layaknya ibu kepada bayinya yang minta susu. Devi mengulum puting susu Indah dengan kuat. Indah merasakan kalau puting susunya digigit oleh Devi, Indah diam saja, hanya sedikit menyeringai, menahan sakit tentunya.

    Aku menekan terus, sehingga sudah separuh batang kejantananku masuk ke dalam lubang senggama Devi. Kepala kemaluanku bagaikan disetrum dan dihisap oleh suatu tenaga yang luar biasa mengenakan. Kutekan sekuat tenaga, dan “Blusss…”

    Masuknya seluruh batang kejantananku ke dalam lubang kemaluan Devi diiringi dengan dua jeritan. Yang pertama adalah jeritan Devi sendiri karena merasa sakit dan enak, matanya sampai meram melek, kadang membelalak. Satunya lagi adalah jeritan Indah, sebab tanpa Devi sadari, Devi telah menggigit keras puting susu Indah yang masih dikulumnya itu.

    Anna dan Lia hanya tersenyum-senyum saja, kubiarkan batang kejantananku membenam di dalam lubang senggama Devi. Kurasakan empotan-empotan vagina Devi. Setelah sekian lama aku menikmati, kumundurkan pantatku, ternyata bibir kemaluan Devi ikut tertarik.

    Bibir kemaluan Devi mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan maka bibir kemaluan Devi akan mencuat ke atas karena ikut tertarik. Sebaliknya, jika kumajukan lagi pantatku, maka bibir kemaluan Devi pun ikut mencuat ke bawah dan terbenam. Sungguh fantastis, aku tidak menyesal merasakan enaknya yang luar biasa.

    Kupercepat gerakan maju mundurku, semakin lama aku merasakan lubang senggama Devi membasah dan membanjir. Lorong lubang vagina Devi pun semakin licin, tetapi tetap saja sempit, sampai akhirnya Devi terkuras tenaganya dan tidak bisa mengimbangiku mencapai puncak kenikmatan. Tubuh Devi berkali-kali menegang.

    “Oommm… Devi pipis lagi… ahhh…” desahnya.

    Cairan mani putih dan hangat milik Devi merembes deras keluar dari celah-celah lubang kemaluannya yang masih disumpal oleh batang kejantananku.

    Devi sudah lelah sekali, aku pun sudah mulai bergetar pertanda puncakku pun sudah dekat, maka kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Devi.

    Begitu kucabut, terdengar bunyi, “Ploppp…” seperti bunyi batang pompa dikeluarkan dari pipanya.

    Devi kusuruh istirahat, ternyata Devi suka menyusu juga, karena puting susu Indah ternyata masih dikulumnya. Devi manja tidak mau melepaskan, sampai akhirnya, Anna yang sedang duduk-duduk berkata.

    “Eh Vi… udah dong neteknya, kasihan tuh Indah, kan sekarang gilirannya dia.” Anna mengingatkan, “Besok-besok kan masih bisa lagi…” tambah Anna.

    “Iya-iya… aku tahu kok…” Devi akhirnya menyadari, lalu melepaskan puting susu Indah dari mulutnya.

    “Vi… nih kalo mau… puting susuku juga boleh kamu isepin sepuasnya…” ujar Anna sambil memijat-mijat sendiri puting susunya yang membenjol paling besar sendiri.

    Devi mau saja memenuhi ajakan Anna, maka kulihat Devi begitu rakusnya mengulum dan menyedot puting susu Anna. Kadang Devi nakal, menggigit puting susunya Anna, sehingga Anna menjerit kecil dan marah-marah.

    Setelah lepas dari Devi, Indah kemudian menempatkan diri dan bersiap-siap. Indah mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, sehingga terkuaklah lubang senggamanya yang sudah cukup basah karena cairan mani yang meleleh dari dinding di lubang vaginanya.

    Betul juga, aku berusaha tanpa melalui kesulitan, berhasil memasuki lubang senggama Indah, seperti halnya aku pertama kali menerobos lubang kemaluan Lia dan Anna. Kumasukkan batang kejantananku seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan Indah.

    Indah menahan perih, karena keperawanannya baru saja kutembus. Tetapi karena sudah sangat bernafsunya, maka rasa perih itu tidak dirasakannya lagi, yang ada hanyalah rasa enak, geli dan nikmat. Indah meram melek merasakan adanya batang kejantananku di dalam lubang senggamanya.

    “Oom Agus, gerakin dong…” Indah memintaku untuk segera memulai.

    “Baik Indah, Oom minta Indah imbangi Oom ya…!” Indah tidak menjawab tetapi hanya manggut-manggut.


    Kumulai saja gerakan maju mundur pantatku, batang kemaluanku masuk dan keluar dengan leluasanya, pertama dengan perlahan dan kemudian kupercepat. Indah sudah banyak belajar dari melihat langsung permainanku tadi dengan Lia, Anna, maupun dengan Devi.

    Indah memutar-mutar pantatnya sedemikian rupa. Aku merasa kalau Indah yang pendiam ternyata mempunyai nafsu yang besar. Kurasa Indah akan lebih kuat mengimbangiku.

    Betul juga dugaanku Indah memang kuat juga, setelah hampir seperempat jam kuberpacu, Indah masih belun juga mengeluarkan cairan maninya, sedangkan aku sendiri memang masih bisa menahan puncak orgasmeku, disebabkan aku telah minum obat dopping 6 pil sekaligus.

    “Ayoooo Oomm… Indah merasa enakkk… terusiiinnn…” Indah kembali meracau.

    Kuteruskan memacu, aku heran, kenapa Indah bisa selama ini, padahal Indah baru pertama kali merasakan nikmatnya senggama.

    “Indah… kamu kok kuat sekali sih…?” tanyaku sambil terus memacu.

    “Ini berkat obat Oom lhoooo…” jawab Indah bersemangat sambil memutar-mutarkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, sedangkan kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri dan sesekali menarik-narik puting susunya yang masih menegang.

    Aku kaget juga mendengar pengakuan Indah, sampai aku berhenti melakukan gerakan. Ternyata Indah meminum obatku juga, jelas saja.

    “Kok berhenti Oom… gantian Indah yang di atas ya?” kata Indah lagi.

    Aku diam saja, kami berganti posisi. Kalau tadi Indah dalam posisi aku tindih, sekarang Indah yang berada di atas dan menindihku. Indah menaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, kadang berposisi seperti menunggang kuda, liar dan binal.

    Permainan dalam posisi Indah di atas dan aku di bawah, ternyata menarik perhatian Lia. Dari tadi Lia memang hanya melihat pergulatanku dengan Indah.

    “Oom Agus… masa sih kalah sama Indah…” sindir Lia kepadaku.

    “Ngga dong… tenang saja Lia…” jawabku membela diri.

    Kulihat juga Devi rupanya menyudahi kegiatan menyusunya dari puting susu Anna. Mereka bertiga rupanya tertarik menontonku. Kadang berkomentar yang membuatku tersenyum.

    “Yaccchhh… Oom Agus ngga adil… Oom Agus curang, sama Indah bisa selama ini, sama Anna kok cepet sekali.” Anna memprotes.

    “Lho, kan Anna tadi sudah kecapean, maka Oom suruh istirahat, dan cuma Indah sendiri yang belon capek nih…” lanjutku.

    Indah sudah berkeringat banyak sekali, aku merasakan ada cairan hangat yang merembes di batang kejantananku. Aku sendiri mulai merasa adanya desakan-desakan dari pangkal kemaluanku.

    “Oomm… Indah udah ngga kuat nahannya nih… sshh heehh…” kata Indah sepertinya menahan.

    Mendengar ini, langsung saja kuganti posisi lagi. Aku kembali di atas dan Indah di bawah, kupercepat gerakanku sampai maksimal.

    “Oommmm… Indahhh… aaakkkhhhh… hekkksss aahhh…” Indah menjerit histeris.

    Tubuhnya menegang dan memelukku dengan erat, rupanya Indah telah mencapai puncak nikmatnya, dari dalam lubang senggamanya menyemprot berkali-kali cairan maninya yang hangat menyiram kepala kejantananku yang masih berada di dalam lubang vaginanya.

    Lubang kemaluan Indah dibanjiri oleh cairan maninya sendiri, becek sekali vagina Indah. Batang kejantananku sampai terasa licin, sehingga menimbulkan bunyi berdecak. Indah sudah tidak bisa mengimbangiku, padahal aku dalam keadaan hampir sampai, katakanlah menggantung.

    Kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Indah, lalu kutarik Devi yang sedang duduk bengong, kusuruh Devi tidur telentang dengan kaki di kangkangkan. Devi tahu maksudku. Segera saja Devi melakukan apa yang kusuruh. Anna dan Lia langsung riuh berkomentar.

    “Yacchhh Oom Agus, kok Devi sih yang dipilih…” rungut Anna.

    Sedangkan Lia hanya tersenyum kecut sambil berkata, “Ayoooo Oomm… cepetan dong… habis ini kita makan… Lia udah buat capek-capek tadi.” sambil menyuruhku menyelesaikan finalnya.

    Aku seperti terhenyak. Segera saja kumasukkan batang kejantananku ke lubang senggamanya Devi yang masih merah. Beruntung sekali, lubang senggama itu masih basah oleh cairan mani, sehingga hanya dengan kupaksakan sekali saja langsung masuk. Lubang kemaluan Devi yang begitu sempit memijat hebat dan menghisap batang kejantananku.

    Aku ingin menyelesaikan puncak orgasmeku secepatnya. Makin kupacu gerakanku. Devi yang tadinya sudah dingin dan kurang bernafsu langsung terangsang lagi. Tidak sampai lima menit, aku memeluk erat tubuh kecil Devi dan kumuncratkan cairan maniku di dalam lubang senggama Devi.

    “Aaahhh… hiaaahhh… Cruuutttt… Crottt…”

    Cairan maniku banyak sekali. Aku langsung lemas seketika. Batang keperkasaanku pun sudah mulai loyo, sungguh pergulatan yang hebat. Aku dikeroyok oleh empat gadis kecil dengan hisapan mulut senggamanya yang luar biasa. Kucabut batang kejantananku dari lubang nikmatnya Devi. Kemudian kuajak Devi dan Indah mandi sekalian denganku. Habis mandi kami makan bersama, lumayan enak makanan buatan Anna dan Lia.

    Setelah makan, aku mengevaluasi dan bercakap-cakap dengan gadis-gadis kecil itu. Ternyata Anna, Lia, Indah dan Devi masih bersemangat dan mereka mengajakku melakukannya lagi. Aku terpaksa menolak, kelihatan sekali mereka kecewa.

    Untuk mengobati rasa kecewa mereka, kuberikan kepada mereka kaset BF tentang lesbian untuk ditonton. Isi ceritanya tentang hubungan badan wanita dengan wanita yang saling memberi rangsangan. Aku hanya mengawasi saja, sampai akhirnya mereka mempraktekkan apa yang baru saja mereka tonton.

    Aku dikelilingi oleh gadis-gadis kecil yang haus sex. Besok harinya, kebetulan adalah hari minggu, aku memuaskan gadis-gadis kecil itu dalam berolahraga senggama, sampai aku merasa sangat kelelahan, sehari minggu itu aku bercinta dengan gadis-gadis kecil. Betul-betul enak.


    Kejadian ini berlangsung lama. Aku lah yang membatasi diri terhadap mereka, sampai akhirnya mereka mengalami yang namanya masa datang bulan, dan mereka juga mengerti kalau apa yang kusebut olahraga ternyata adalah hubungan sex yang bisa untuk membuat adik bayi, tetapi mereka tidak menyesal.

    Jadi jika akan melakukan senggama, kutanyakan dulu jadwal mereka. Aku tidak ingin mereka hamil. Anna, Lia, Indah maupun Devi akhirnya mengetahui kapan masing-masing akan mendapatkan jatahnya.

    Setelah mereka berempat duduk di bangku SMU kelas 2, bisa dikatakan telah beranjak dewasa dan matang, begitu juga umurku sudah menjadi 36 tahun.

    Aku sudah menjalin hubungan serius dengan wanita rekan sekerjaku, lalu aku menikahinya dan aku membeli rumah sendiri, tidak lagi kost di tempat Lia. Anna, Lia, Indah dan Devi pun sudah mempunyai pacar, tetapi mereka tidak mau melakukan hubungan senggama dengan pacarnya. Mereka hanya mau berbuat begitu denganku saja.

    Karena aku sudah beristri, mereka pun memahami posisiku. Hubunganku dengan mereka tetap terjalin baik. Istriku juga menganggap mereka gadis-gadis yang baik pula, aku pun berterus terang kepada istriku mengenai apa yang sudah kualami bersama gadis-gadis itu.

    Istriku memakluminya, aku sangat mencintai istriku. Akan tetapi istriku kurang bisa memenuhi kebutuhan seksku yang memang sangat tinggi. Karena istriku mengetahui kekurangannya, lalu istriku yang bijaksana mengijinkan Anna, Lia, Indah, dan Devi untuk tetap bermain seks denganku.

    Pernah dalam semalam, aku melayani lima wanita sekaligus, Anna, Lia, Indah, Devi dan istriku sendiri. Dari keempat gadis kecil itu, yang paling sering menemaniku dan istriku bersenggama hanyalah Anna dan Lia. Untuk Anna, disebabkan selain orang tua dan kakak Anna tidak tinggal di kota ini, Anna takut tinggal sendiri di rumah besarnya. Hampir tiap hari Anna menginap di tempatku.

    Untunglah para tetanggaku mengira kalau Anna adalah keponakan istriku. Sedangkan Lia, masih tetap seperti dahulu, papanya bekerja di ibukota dan mamanya masih bekerja di otomotif, kadang justru tidak pulang, jadi jika begitu, Lia ikut pula menginap di rumahku. Tante Linda masih percaya penuh kepadaku. Walaupun sepertinya mengetahui hubunganku dengan anak gadisnya, aku santai saja.

  • Kisah Memek Nikmatnya Memek Basah ABG Binal

    Kisah Memek Nikmatnya Memek Basah ABG Binal


    3359 views

    Duniabola99.com – Aku biasa di panggil Gilang dan aku memang di kenal sebagai cowok yang tidak suka sama cewek bispak. Karena bagiku melakukan adegan layaknya dalam cerita seks harus dengan cinta tidak mudah bagiku melakukan hal itu jika harus bersama dengan orang asing, seperti cewek penghibur atau semacamnya dan aku tidak pernah melakukan hal itu sampai sekarang aku menginjak usia 25 tahun.


    Tapi kalau bersama dengan cewekku aku sering melakukan adegan dalam cerita sex ini. Bahkan hampir semua mantan pacarku pernah melakukan hal itu bersamaku, dan aku melakukannya atas dasar suka sama suka bukan karena dia bisa di pakai atau bisa di beli. Semua temanku sudah banyak yang mengenal sifatku apalagi di tempat kerjaku aku sudah banyak menjalin hubungan dengan para gadis disana.

    Sampai akhirnya aku mempunyai tetangga baru dan dia memiliki seorang anak gadis yang aku lihat begitu binal sikapnya. Sering aku melihat dia ketika aku duduk di teras depan rumah bahkan ketika aku akan berangkat kantor, namanya Beka dia masih duduk di bangku SMA namun penampilannya jauh dari umurnya dia layak meskipun di bilang sudah duduk di bangku kuliah dan aku mendengar dia sering melakukan adegan cerita sex.

    Bersama para pemuda di sana bahkan aku sempat mendengar kalau ponakanku saja sudah pernah bersamanya. Sering aku berpapasan dengannya ketika aku mencoba untuk bergabung dengan para laki-laki yang ngumpul bareng di pos keamanan. Seperti malam itu aku berangkat ke pos setelah selesai makan malam di rumah karena kini aku memang sudah memilki rumah sendiri.


    Tinggalnyapun sendiri karena hingga saat ini aku belum menikah juga, walaupun aku sering melakukan adegan seperti layaknya dalam cerita seks. Sesampainya di pos akupun bergabung bermain catur di sana, sambil mengobrol hingga akhirnya semua pada terdiam ternyata Beka lewat depan pos dan membuat semua mencoba menggodanya apalagi aku lihat cara jalan Beka memang sengaja di buat untuk menarik perhatian cowok di sana.

    Ada salah satu pemuda yang langsung menyapanya dengan sedikit menggoda ” Hallo Beka mau kemana mau nggak di anterin…. ” Kata Rasya cowok tadi. Beka tidak menjawab hanya saja dia tersenyum sambil melirik ke arah kami dan di sana aku melihat kalau matany tertuju padaku, dan jadilah aku korban kejahilan mereka dengan menggodaku kalau aku bakalan dapat menikmati tubuh Beka.

    Namun aku bilang kalau hal itu tidak akan mungkin, karena aku yakin kalau aku tidak akan pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex bersama dengan Beka gadis binal yang menjadi sorotan orang sekampung. Merkapun makin gencar menggodaku ” Iya kamu belum pernah merasakan goyangannya.. nanti kalau tahu kamu bakalan…. ” Semua pada tertawa mendengar gurauan si Dika.


    Tidak butuh waktu yang lama untuk aku melakukan adegan cerita seks dengan Beka. Karena baru seminggu aku berkata seperti itu, akhirnya akupun termakan omonganku sendiri. Pada suatu hari aku bertemu dengan Beka di sebuah gedung bioskop dia bersama dengan dua orang temannya sedangkan aku memang sendirian karena jika lagi penat aku memang suka menonton sendirian.

    Tanpa kami duga ternyata bangku kami bersebelahan. Nampak muka Beka begitu sumringah ” Mas Gilang sini bareng Beka…. ” Katanya dan menarik tanganku saat itu juga hanya bisa duduk di sebelahnya, tanpa berusaha untuk menghindar dari jerat rayunya. Kalau di lihat ternyata Beka bukan hanya cantik tapi juga begitu manis dan sikapnya juga begitu supel.

    Di dalam bioskop dia semakin bergelayut manja pada lenganku, apalagi film yang kami tonton memang bergenre romantis jadilah kami saling memegang tangan dengan mesranya. Hingga akhirnya film yang kami tonton sudah kelar, kami keluar bareng dari gedung bioskop dan aku lihat teman beka sudah pada pamit sama Beka dan jadilah dia sendirian di sana.


    Aku sempat berpikir kalau Beka memang sengaja melakukan hal itu, namun aku tetap saja menghampiri dan berkata ” Beka pulang bareng siapa ? ” Kataku pura-pura bertanya diapun menjawab ” Sendirian mas emangnya mas Gilang mau nawarin Beka pulang bareng… ?” Akupun menganggguk dan jadilah kami pulang bareng malam itu sebenarnya jam masih menunjukan pkl 9 malam.

    Selama dalam perjalanan Beka begitu pintar menggiodaku hingga akhirnya akupun tergoda bahkan sampai aku membawanya pulang ke rumahku. Dan tidak perlu basa basi lagi aku langsung memeluk tubuh Beka diapun langsung membuka bajunya dan merebahkan diri di atas karpet ruang tengahku. Melihat tubuh mulus Beka lupa sudah aku pada prinsipku sendiri.

    Dengan mengacungkan kontolku akupun menerobos masuk dalam memeknya layaknya pemain adegan cerita sex. Ketika aku menggoyangnya dari atas dia mengimbangi permainanku dengan cara memutar pantatnya ” Ooouughhh… mas… Gi.. lang… aaaaaggaggghhh….. aaaaggggghhhhh….. aaaaaaaggghhhhh…. ” Desah Beka begitu bergairah dan kurasakan pula kalau memeknya memang sudah basah.


    Namun aku tetap mengoyangnya dan beberapa kali juga aku mengerang ” OOouuuggghhh…. oooouuuggghhh… oooouuuggghhhh…. aaaaggghhhh….. ” Saat itulah aku rasakan kejang tubuhku dan tumpah juga spermaku dalam memek Beka yang terasa begitu basah. Dapat aku rasa kalau memek basahnya benar-benar kurang memuaskan buatku sebagai laki-laki yang sering melakukan adegan cerita sex.



  • Video Bokep Asia cewek jepang ngentot setelah pulang kerja masih pakai seragam

    Video Bokep Asia cewek jepang ngentot setelah pulang kerja masih pakai seragam


    2265 views

  • Kisah Memek Semalam Indah Bersama Adik Sepupu

    Kisah Memek Semalam Indah Bersama Adik Sepupu


    3184 views

    Duniabola99.com – Kedua barbel kecil masing-masing seberat 5 kilogram terasa telah kian berat saja kuayun-ayunkan bergantian. Keringatku telah sejak tadi berseleweran membasahi seluruh tubuhku yang kuperhatikan lewat cermin sebesar pintu di depanku itu telah tambah mekar dan kekar. Kalau dibandingkan dengan atlet binaraga, aku tak kalah indahnya.


    Aku hanya tersenyum sambil kemudian menaruh kedua barbelku dan menyeka keringat di dahi. Kuperhatikan jam telah menunjukan pukul 22:39 tepat. Ya, memang pada jam-jam seperti ini aku biasa olahraga berat untuk membentuk otot-otot di tubuhku. Suasana sepi dan udara
    sejuk sangat aku sukai. Kamar kost-ku di pinggirn utara kota Jogja memang menawarkan hawa dinginnya. Itulah sebabnya aku sangat betah kost di sini sejak resmi jadi mahasiswa hingga hampir ujian akhirku yang memasuki semester delapan ini.

    Sudah jadi kebiasaanku, aku selalu berolahraga dengan telanjang bulat, sehingga dapat kuperhatikan tubuhku sendiri lewat cermin itu yang kian hari kian tumbuh kekar dan indah. berkulit sawo matang gelap. Rambut kasar memenuhi hampir di seluruh kedua lengan tangan dan kaki serta dadaku yang membidang ke bawah, lebih-lebih pada daerah kemaluanku. Rambutnya tumbuh subur dengan batang zakarnya yang selalu terhangati olehnya. Kuraba-raba batang kemaluanku yang mulai beranjak tegang ereksi ini. Hmm, ouh, mengasyikan sekali. Air keringatku turut membasahi batang zakar dan buah pelirku. Dengan sambil duduk di kursi plastik aku berfantasi seandainya ini dilakukan oleh seorang wanita. Mengelus-elus zakarku yang pernah kuukur memiliki panjang 20 centimeter dengan garis lingkar yang 18 centimeter! Mataku hanya merem melek saja menikmati sensasi yang indah ini. Perlahan-lahan aku mulai melumuri batang zakarku dengan air liurku sendiri. Kini sambil menggenggam batang zakar, aku terus menerus melakukan mengocok-ngocok secara lembut yang berangsur-angsur ke tempo cepat.

    Aku tengah menikmati itu semua dengan sensasiku yang luar biasa ketika tiba-tiba pintu kamar kost-ku diketok pelan-pelan. Sial, aku sejenak terperangah, lebih-lebih saat kudengar suara cewek yang cukup lama sekali tak pernah kudengar.
    “Mas, Mas Wid? Ini aku, Irma!”
    Irma? Adik sepupuku dari Pekalongan? Ngapain malam-malam begini ini datang ke Jogja? Gila! Buru-buru aku melilitkan kain handuk kecilku sambil memburu ke arah pintu untuk membukakannya. “Irma?” ucapku sambil menggeser posisiku berdiri untuk memberi jalan masuk buat adik sepupuku yang terkenal tomboy ini. Irma terus saja masuk ke dalam sambil melempar tas ranselnya dan lari ke kamar mandi yang memang tersedia di setiap kamar kost ini. Sejenak aku melongok keluar, sepi, hanya gelap di halaman samping yang menawarkan kesunyian. Pintu kembali kututup dan kukunci. Aku hanya menghela nafasku dalam-dalam sambil memperhatikan tas ransel Irma.Tak berapa lama Irma keluar dengan wajah basah dan kusut. Rambutnya yang lebat sebahu acak-acakan. Aku agak terkejut saat menyadari bahwa kini Irma hanya memakai kaos oblong khas Jogja. Rupanya ia telah melepas celana jeans biru ketatnya di kamar mandi. Kulit pahanya yang kuning langsat dan ketat itu terlihat jelas. “Ada masalah apa lagi, hmm? Dapat nilai jelek lagi di sekolahan lalu dimarahi Bapak Ibumu?” tanyaku sambil mendekat dan mengelus rambutnya, Irma hanya terdiam saja. Anak SMU kelas dua ini memang bandel. Mungkin sifat tomboynya yang membuat dirinya begitu. Tak mudah diatur dan maunya sendiri saja. Jadinya, aku ini yang sering kewalahan jika ia datang mendadak minta perlindunganku. Aku memang punya pengaruh di lingkungan keluarganya.


    Irma hanya berdiri termangu di depan cermin olah ragaku. Walau wajahnya merunduk, aku dapat melihat bahwa dia sedang memandangi tubuhku yang setengah telanjang ini.
    “Lama ya Mas, Irma nggak ke sini.”
    “Hampir lima tahun,” jawabku lebih mendekat lagi lalu kusadari bahwa lengan dan tangannya luka lecet kecil.
    “Berantem lagi, ya? Gila!” seruku kaget menyadari memar-memar di leher, wajah, kaki, dan entah dimana lagi.
    “Irma kalah, Mas. Dikeroyok sepuluh cowok jalanan. Sakit semua, ouih. Mas, jangan bilang sama Bapak Ibu ya, kalau Irma kesini. Aduh..!” teriak tertahan Irma mengaduh pada dadanya.
    “Apa yang kamu rasakan Ir? Dimana sakitnya, dimana?” tanyaku menahan tubuhnya yang mau roboh.
    Tapi dengan kuat Irma dapat berdiri kembali secara gontai sambil memegangi lenganku.
    “Seluruh tubuhku rasanya sakit dan pegal semua, Mas, ouh!”
    “Biar Mas lihat, ya? Nggak apa-apa khan? Nggak malu, to?” desakku yang terus terang aku sudah mulai tergoda dengan postur tubuh Irma yang bongsor ketat. Irma hanya mengangguk kalem.
    “Ah, Mas Wid. Irma malah pengin seperti dulu lagi, kita mandi bareng.. Irma kangen sama pijitan Mas Wid!” ujar Irma tersenyum malu.

    Edan! Aku kian merasakan batang kemaluanku mengeras ketat. Dan itu jelas sekali terlihat pada bentuk handuk kecil yang menutupinya, ada semacam benda keras yang hendak menyodok keluar. Dan Irma dapat pula melihatnya! Perlahan kulepas kaos oblong Irma. Sebentar dirinya seperti malu-malu, tapi kemudian membiarkan tanganku kemudian melepas BH ukuran 36B serta CD krem berenda ketatnya. Aku terkejut dan sekaligus terangsang hebat. Di tubuh mulusnya yang indah itu, banyak memar menghiasinya. Aku berjalan memutari tubuh telanjangnya. Dengan gemetaran, jemariku menggerayangi wajahnya, bibirnya, lalu leher dan terus ke bawahnya. Cukup lama aku meraba-raba dan mengelus serta meremas lembut buah dadanya yang ranum ini. “Mas Wid.. enak sekali Mas, teruskan yaa.. ouh, ouh..!” pinta mulut Irma sambil merem-melek. Mulutku kini maju ke dada Irma. Perlahan kuhisap dan kukulum nikmat puting susunya yang coklat kehitaman itu secara bergantian kiri dan kanannya. Sementara kedua jemari tanganku tetap meremas-remas kalem dan meningkat keras. Mulut Irma makin merintih-rintih memintaku untuk berbuat lebih nekat dan berani. Irma menantangku, sedotan pada puting susunya makin kukeraskan sambil kuselingi dengan memilin-milin puting-puting susu tersebut secara gemas.

    “Auuh, aduh Mas Wid, lebih keras.. lebih kencang, ouh!” menggelinjang tubuh Irma sambil berpegangan pada kedua pundakku. Puting Irma memang kenyal dan mengasyikan. Kurasakan bahwa kedua puting susu Irma telah mengeras total. Aku merendahkan tubuhku ke bawah, mulutku menyusuri kulit tubuh bugil Irma, menyapu perutnya dan terus ke bawah lagi. Rambut kemaluan Irma rupanya dicukur habis, sehingga yang tampak kini adalah gundukan daging lembut yang terbelah celah sempitnya yang rapat. Karuan lagi saja, mulutku langsung menerkam bibir kemaluan Irma dengan penuh nafsu. Aku terus mendesakkan mulutku ke dalam liang kemaluannya yang sempit sambil menjulurkan lidahku untuk menjilati klitorisnya di dalam sana. Irma benar-benar sangat menggairahkan. Dalam masalah seks, aku memang memliki jadwal rutin dengan pacarku yang dokter gigi itu. Dan kalau dibandingkan, Irma lebih unggul dari Sinta, pacarku. Mulutku tidak hanya melumat-lumat bibir kemaluan Irma, tapi juga menyedot-nyedotnya dengan ganas, menggigit kecil serta menjilat-jilat.Tanpa kusadari kain handukku terlepas sendiri. Aku sudah merasakan batang kemaluanku yang minta untuk menerjang liang kemaluan lawan. Karuan lagi, aku cepat berdiri dan meminta Irma untuk jongkok di depanku. Gadis itu menurut saja. “Buka mulutmu, Dik. Buka!” pintaku sambil membimbing batang kemaluanku ke dalam mulut Irma. Gadis itu semula menolak keras, tapi aku terus memaksanya bahwa ini tidak berbahaya. Akhirnya Irma menurut saja. Irma mulai menyedot-nyedot keras batang kemaluanku sembari meremas-remas buah zakarku. Ahk, sungguh indah dan menggairahkan. Perbuatan Irma ini rupanya lebih binal dari Sinta. Jemari Irma kadangkala menyelingi dengan mengocok-ngocok batang kemaluanku, lalu menelannya dan melumat-lumat dengan girang.
    “Teruskan Dik, teruskan, yeeahh, ouh.. ouh.. auh!” teriakku kegelian. Keringat kembali berceceran deras. Aku turut serta menusuk-nusukan batang kemaluanku ke dalam mulut Irma, sehingga gadis cantik ini jadi tersendak-sendak. Tapi justru aku kian senang. Kini aku tak dapat menahan desakan titik puncak orgasmeku. Dengan cepat aku muntahkan spermaku di dalam mulut Irma yang masih mengulum ujung batang kemlauanku.
    “Croot.. creet.. crret..!”
    “Ditelan Dik, ayo ditelan habis, dan bersihkan lepotannya!” pintaku yang dituruti saja oleh Irma yang semula hendak memuntahkannya. Aku sedikit dapat bernafas lega. Irma telah menjilati dan membersihkan lepotan air maniku di sekujur ujung zakar.


    “Maass, ouh, rasanya aneh..!” ujar Irma sambil kuminta berdiri. Sesaat lamanya kami saling pandang. Kami kemudian hanya saling berpelukan dengan hangat dan mesra. Kurasakan desakan buah dadanya yang kencang itu menggelitik birahiku kembali.
    “Ayo Dik, menungging di depan cermin itu!” pintaku sambil mengarahkan tubuh Irma untuk menungging. Irma manut. Dengan cepat aku terus membenamkan batang kemaluanku ke liang kemaluan Irma lewat belakang dan melakukan gerakan maju mundur dengan kencang sekali. “Aduuh, auuh.. ouh.. ouh.. aah.. ouh, sakit, sakit Mas!” teriak-teriak mulut Irma merem-melek. Tapi aku tak peduli, adik sepupuku itu terus saja kuperkosa dengan hebat. Sambil berpegangan pada kedua pinggulnya, aku menari-narikan batang kemaluanku pada liang kemaluan Irma.
    “Sakiit.. ouhh..!”
    “Blesep.. slep.. sleep..” suara tusukan persetubuhan itu begitu indah.
    Irma terus saja menggelinjang hebat.

    Aku segera mencabut batang kemaluanku, membalikkan posisi tubuh Irma yang kini telentang dengan kedua kakinya kuminta untuk melipat sejajar badannya. sementara kedua tangannya memegangi lipatan kedua kakinya. Kini aku bekerja lagi untuk menyetubuhi Irma.
    “Ouuh.. aahhk.. ouh.. ouh..!”
    Dengan menopang tubuhku berpegangan pada buah dadanya, aku terus kian ganas tanpa ampun lagi menikam-nikam kemaluan Irma dengan batang kemaluanku.
    “Crroot.. cret.. creet..!”
    Menyemprot air mani zakarku di dalam liang kemaluan Irma. “Maas.. ouuh.. aduh.. aahk!” teriak Irma yang langsung agak lunglai lemas, sementara aku berbaring menindih tubuh bugilnya dengan batang kemaluanku yang masih tetap menancap di dalam kemaluanya.“Dik Irma, bagaimana kalau adik pindah sekolah di Jogja saja. Kita kontrak satu rumah.. hmm?” tanyaku sambil menciumi mulut tebal sensual Irma yang juga membalasku. “Irma sudi-sudi saja, Mas. Ouh..” Entah, karena kelelehan kami, akhirnya tidur adalah pilihannya. Aku benar-benar terlelap.

  • Hitomi Oki catwalk poison 80 cream pie trip

    Hitomi Oki catwalk poison 80 cream pie trip


    2237 views

  • Kisah Memek Sex Guru Private

    Kisah Memek Sex Guru Private


    3179 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Sex Guru Private ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ini adalah sebuah cerita seks guru les private dan tante kesepian ibu dari murid lesnya. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan seks yang membawa mereka ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!
    Kenangan Indah Waktu Kuliah di Jawa Tengah. Ini adalah cerita dari kisah nyata saya waktu kuliah di Jawa Tengah sekitar tahun 1992.Nama saya Rudy,banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang.Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.


    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.
    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.

    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.


    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
    “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

    “Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghhh..!” teriak Tante Stella.

    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.


    “Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.
    “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

    “Rud… mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
    “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.

    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.




  • Foto Ngentot Pacar cantik Kitty Jane dicumbu mesra sebelum dihantam keras

    Foto Ngentot Pacar cantik Kitty Jane dicumbu mesra sebelum dihantam keras


    1737 views

    Duniabola99.com – foto cewek kurus toket kecil Kitty Jane ngentot dengan pacarnya dan memeknya dijilati hingga argames puas maximal.

  • Kisah Memek ngentot istri tetanggaku yang kesepian

    Kisah Memek ngentot istri tetanggaku yang kesepian


    9581 views

    Duniabola99.com – Halo kenalin ya, aku yang punya cerita ngeseks nih, namaku Rian waktu aku baru menikah dengan isteriku aku tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil dengan kondisi rumah yang sangat sederhana. Kamar mandi kontrakanku bersebalahan dengan kamar mandi tetangga belakang rumahku. Bahkan pintu belakang rumah kami bisa menuju rumah tetanggaku karena pintu belakangnya berhadap-hadapan yang langsung menuju kamar mandi.


    Kisah Memek ini berawal ketika Ketika itu aku belum begitu kenal dengan tetanggaku itu tapi aku sudah mendengar dari isteriku bahwa tetanggaku isterinya cantik dan putih walaupun badannya agak besar sedikit. Aku jadi penasaran ingin tahu seberapa cantik tetanggaku itu. Pada suatu hari kami pun bertemu dan berkenalan dengan suami dan isteri tetanggaku mereka bernama Mas Andre dan Mbak Lina. Mbak Lina masih muda sekali bahkan lebih muda dari aku beberapa tahun. Kamipun menjadi akrab.

    Mas Andre memiliki usaha sendiri di bidang accu mobil dan motor di dekat rumah mertuanya yang cukup jauh dari tempat tinggal kami. Mas Andre selalu berangkat pagi dan pulang maghrib. Karena sudah terlalu akrab aku dan isteriku sering nonton TV di rumah mereka, maklumlah kami masih baru menikah jadi belum punya barang apa-apa hanya lemari plastik, ranjang dan peralatan dapur bahkan kami masih sama-sama kuliah.

    Karena saking akrabnya aku sudah tidak sungkan lagi untuk masuk ke rumah mereka. Pada suatu siang, ketika isteriku sedang pergi kuliah dan aku sendirian di rumah aku bertandang ke rumah tetanggaku untuk nonton TV. Kebetulan di rumahnya hanya ada Mbak Lina dan anaknya yang baru berumur 2 tahun.


    Sewaktu nonton TV kami mengomentari tentang film yang kebetulan tentang percintaan. Semakin asyik mengobrol isteri tetanggaku menanyakan tentang bagaimana hubungan sex ku.. tadinya aku kaget sewaktu dia bicara tentang ngeseks, lalu aku beranikan diri untuk menanyakan bagaimana hubungan ngeseks mereka.

    Mbak Lina bilang bahwa dia belum pernah merasakan enaknya ngeseks karena suaminya tidak pernah melakukan pemanasan. Lalu aku berlagak banyak pengalaman memberikan petunjuk dia senang sekali mendengarnya.

    Ketika itu Mbak Lina sedang menyusui anaknya lalu aku goda dia dengan gurauan yang berbau sex dan aku goda juga anaknya dengan memegang payudara Mbak Lina untuk melepaskan pentilnya dari mulut anaknya seolah-olah aku melarangnya menyusu lagi karena memang anaknya sudah terlalu besar untuk menyusui.

    Ternyata Mbak Lina diam saja, setelah itu dia menyuruh anaknya main keluar. Setelah anaknya pergi aku beranikan diri untuk mendekatinya dan memeluknya, tanpa berfikir panjang aku langsung mengecup bibirnya dan kami berciuman, ternyata Mbak Lina membalas ciumanku dengan erangannya yang merangsang.

    Lama kami saling berpagut ciuman hingga Mbak Lina mengerang seperti keenakan kemudian aku mainkan payudaranya yang besar dan aku mainkan pentilnya dengan jari-jemariku. Sebelumnya dia sudah bilang bahwa vaginanya sudah basah dari sewaktu kami ngobrol tentang ngeseks. Kemudian setelah puas kami berciuman aku bimbing Mbak Lina untuk tiduran dan aku beralih posisi di atas badannya.

    Kamipun berciuman lagi sambil aku tekan tonjolan penisku yang sudah menegang di balik celanaku. Aku gesek-gesekkan penisku di vaginanya dengan masih memakai pakaian lengkap. Tentu saja Mbak Lina semakin liar merasakan rangsangan yang aku timbulkan di daerah kemaluannya. Rasanya aku sudah tidak dapat menahan penisku lagi yang sudah begitu menegang dan ingin rasanya aku masukkan ke dalam lubang vaginanya.

    Tiba-tiba aku mendengar suara ketuk pintu, kemudian aku hentikan ciumanku dan kami saling menatap dengan penuh kesal dan sedikit marah karena mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih. Aku tidak dapat meneruskan ciuman lagi dan tanpa fikir panjang aku langsung pulang dengan hati kecewa dan penisku masih menegang 100%, aku semakin gelisah karena tidak dapat menyalurkan gairah sex ku lagi.


    Kemudian Aku ke kamar mandi dan mencoba mengingat kembali peristiwa tadi dengan Mbak Lina sambil aku bermasturbasi. Tiba-tiba terdengar suara orang mandi di rumah kontrakan sebelahku, kemudian aku melongok dan kulihat seorang gadis cantik, putih mulus sedang mandi telanjang bulat. Aku berhayal lagi hingga akhirnya aku bisa menyalurkan sexku lewat masturbasi.

    Setelah kejadian itu aku tidak memiliki waktu lagi untuk berduaan dengan Mbak Lina karena selain isteriku sering di rumah akupun sibuk dengan kuliahku. Setelah beberpa bulan kami tinggal di rumah kontrakan tersebut kamipun pindah rumah.

    Dengan sedikit berat hati Mbak Lina melepaskan kami pindah rumah, tetapi aku masih menitipkan beberapa barang di rumahnya karena tidak muat dalam mobil. Seminggu kemudian aku datang siang Riani ke rumah Mbak Lina untuk mengambil barangku. Kebetulan Mbak Lina sedang berduaan dengan anaknya.

    Pikiran kotorku mulai muncul, “Inilah saatnya aku bisa bermain cinta dengannya”. Setelah mengobrol beberapa saat aku memberikan uang kepada anaknya dan menyuruhnya jajan di luar. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, setelah anaknya pergi aku langsung menciuminya dan diapun membalasnya bahkan dengan erangan yang lebih liar dari sebelumnya.

    Sambila berciuman tanganku langsung kuarahkan ke dalam celana dalamnya dan memainkan gundukkan rambut kemaluannya dengan mengelus-elusnya. Kemudian mulutku beralih ke gundukan dua bukit yang menggemaskan. Kumainkan lidahku di sekitar puting sambil tanganku tetap bermain di lubang kemaluannya. Mbak Lina tidak dapat menahan seranganku karena rangsangan yang aku berikan membuatnya semakin mengerang dan memelukku erat-erat.

    Aku buka resluiting celana jeansku kemudian tangan Mbak Lina ku bimbing untuk memainkan penisku yang sudah mulai tegang. Dengan lembutnya Mbak Lina mengelus dan mengocok penisku. Keruan saja semakin lama penisku semakin tegang keras, dan rangsangan yang timbulkannya membuatku ingin sesegera mungkin memasukkannya ke liang kenikmatan Mbak Lina.

    Kami berdua sudah tidak dapat menahan rangsangan lagi selanjutnya aku berjongkok untuk membuka celana pendek dan celana dalamnya. Kami sempat saling bertatapan seolah-olah sudah tidak bisa membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan rudalku ke lubang kemaluannya. Dengan hanya membuka setengah celana jeansku sebatas dengkul aku mulai mengambil alih posisi di atasnya.


    Untuk memberikan sensasi yang lebih aku gesekkan penisku di kemaluan Mbak Lina sehingga membuat Mbak Lina tidak kuat menahan rasa geli. Lama aku menggesek-gesekan penisku di atas lubang kemaluannya hingga aku lihat Mbak Lina sudah tidak tahan lagi, kemudian kau masukkan rudalku ke lubang kemaluan Mbak Lina yang wangi.

    Perlahan aku tusuk rudalku dan Mbak Lina membuka lebar-lebar kakinya agar memudahkan rudalku masuk ke lubang kewanitaannya. Perlahan tapi pasti kejantananku memasuki lubang kenikmatan Mbak Lina dan eranganpun keluar dari mulut Mbak Lina yang semakin liar: “Oohh.. ohh Mas.. enak”.

    Sambil memegang panggul dan pantatku Mbak Lina membantuku memasukkan dan mengeluarkan penisku dari lubang kemaluannya. Pada saat rudalku menusuk Mbak Lina menekan pantatku sehingga seluruh penisku masuk semuanya ke dalam lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.

    “Oohh enak Mas.. terus.. Mas terus.. yang cepet ooh.. enak”.

    Vagina Mbak Lina memang kuakui sangatlah lain dan memiliki daya tarik dan daya rangsangan yang tinggi. Sewaktu aku menarik dan memasukkan penisku ke dalam kemaluannya sensasi yang aku terima begitu dasyat sekali karena dinding vaginanya menyempit ketika penisku masuk dan memijit-mijit batang penisku, ini sensasi yang baru buatku.

    Begitu nikmatnya vagina Mbak Lina, selain batang penisku dipijit-pijit oleh dinding vaginanya juga penisku serasa disedot setiap kali penisku di dalam vaginanya. Walaupun ukuran penisku standar tidak seukuran orang bule tapi sensasi lubang vagina Mbak Lina seakan-akan menyempit. Kami berdua saling mengerang kenikmatan, terlebih-lebih aku karena nikmatnya yang tiada tara.

    Peluh keringat terus mengucur dan Mbak Lina masih tahan dengan gempuran rudalku. Kepala Mbak Lina semakin bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tidak henti-hentinya mengerang dengan mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan rudalku. Aku ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tapi Mbak Lina menolaknya karena takut dia tidak mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang.


    Dengan kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dengan posisinya di atas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh. Aku semakin mempercepat gerakanku dengan maju mundur. Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan ledakan akan keluar dari dalam tubuhku. Aku tidak tahan lagi dengan sensasi yang diberikan oleh lubang kemaluannya Mbak Lina yang dasyat itu, maka aku merasakan orgasmeku akan datang.

    “Mbak enak banget.. ohh.. aku sampe nggak tahan nih.. ohh enak”

    “Ohh Mas eenaak.. sekali.. terus Mas.. terus.. oohh.. hmm” aku semakin tidak tahan dengan erangannya yang membuatku semakin bernafsu.

    “Ohh Mbak aku mau keluar Mbak.. bareng Mbak”..
    “Oohh aku juga.. enak.terus.yang kenceng Mas.. ohooh.. Mas aku keluaarr.. hmm”
    “Aku juga Mbak.. oohh.. aku keluar Mbak”.

    Lalu aku muncratkan spermaku di dalam vaginanya sambil aku peluk dia dan kukulum bibirnya yang mungil dan kami saling berpagutan berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung. Semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot pula dan mencengkeram serta memelukku erat karena tidak tahan dengan nikmatnya orgasme setelah ngeseks.

    Kami berdua sama-sama lemas dan masih merasakan sisa kenikmatan ngeseks yang terakhir. Sambil masih terus berciuman dan rudalku masih menancap di lubang kemaluannya. Denyutan dari dinding kewanitaan Mbak Lina masih bisa aku rasakan di batang rudalku yang begitu nikmatnya.

    “Aku senang Mas bisa ngeseks sama Mas,.. aku nggak nyesel kok” katanya sewaktu kami masih berpelukan.

    “Aku juga seneng Mbak.. enak banget.. abis memek Mbak legit sih.. he he.. ” candaku

    “Mas bisa aja ah.. ” sambil mencubit pinggangku Mbak Lina menunduk malu dan senang dengar pujianku.

    kemudian kami membersihkan diri bersama-sama dan setelah itu berciuman lagi sambil berpelukan. Lama kami berpelukan sampai pada akhirnya aku pamitan karena takut suaminya pulang atau tetangga yang lain akan curiga. Dengan pandangan mata yang sendu Mbak Lina melepas aku pergi, aku tahu bahwa sebetulnya dia masih menginginkan penisku untuk dimasukkan ke dalam lubang kemaluannya lagi tapi karena sesuatu hal dia mengerti tidak mungkin melakukannya lagi.


    Ini adalah pengalaman yang tidak bisa aku lupakan karena sampai saat ini belum pernah aku merasakan vagina yang senikmat Mbak Lina. Sebenarnya aku ingin sekali lg mencicipi vaginanya Mbak Lina tapi setelah kejadian itu kami tidak pernah bertemu lagi karena rumahku dan rumahnya berjauhan, selain itu aku dengar bahwa mereka juga telah pindah rumah ke orangtuanya.

    Berita yang terakhir aku dengar bahwa suami Mbak Lina, yaitu Mas Andre menikah lagi jadi Mbak Lina di madu dan Mbak Lina semakin kesepian saja. Demikianlah sepenggal pengalamanku yang sangat mengasyikkan.

  • Foto Ngentot Rebecca Rainbow menduduki kontol pacarnya

    Foto Ngentot Rebecca Rainbow menduduki kontol pacarnya


    1905 views

    Duniabola99.com – foto cewek Rebecca Rainbow ngentot dengan pria berkontol gede diatas kuris kecil dan juga menduduki kontolnya yang gede dan menembakkan semua spermanya didalam memeknya. Bandar Bola Terpercaya

  • Foto Ngentot Siswi pirang Haley Reed threesome penetrasi ganda

    Foto Ngentot Siswi pirang Haley Reed threesome penetrasi ganda


    5870 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Haley Reed dengan seragan sekolahan dientot oleh 2pria berpenis besar dan mendapatkan penetrasi ganda diatas sofa kecil dan mendapatkan sperma yang banyak dimulutnya.

  • Pengalaman Ngentot Bersama Bibiku

    Pengalaman Ngentot Bersama Bibiku


    2908 views


    Duniabola99.com – Ini diawali dari jaman aku sma. Dulu waktu aku sma, aku selalu pilihpilih dalam mencintai wanita. Hal ini yang jadi awal mula cerita seks sekaligus cerita sex yang akan aku ceritakan disini. Itulah mungkin yang mengakibatkan cerita seks sedarah ini terjadi. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di SMA. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelekjelek amat.

    Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi temanteman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.

    Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Dewi. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.

    Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Dewi. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hpnya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. Usianya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benarbenar berdebardebar.

    Capek Dek Iwan?, tanyanya.

    Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi, jawabku. Tapi mbak Dewi masih cantik ya?

    Ia ketawa, Adaada saja kamu.

    Selama tinggal di rumahnya mbak Dewi. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali halhal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anakanaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.

    Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Dewi sepertinya adalah satusatunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benarbenar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Dewi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Dewi asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

    Nggak tidur Wan?, tanyanya.

    Masih belum ngantuk mbak, jawabku.

    Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagilagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Dewi. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.

    Kamu banyak diam ya, katanya.

    Eh..oh, iya, kataku kaget.

    Mau ngobrolin sesuatu?, tanyanya.

    Ah, enggak, pingin nemeni mbak Dewi aja, jawabku.

    Ah kamu, adaada aja

    Serius mbak

    Makasih

    Restorannya gimana mbak? Sukses?

    Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya. Mbak sewaktuwaktu saja ke sana, katanya. Gimana kuliahmu?

    Ya, begitulah mbak, lancar saja, jawabku.

    Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capek.

    Makasih, nggak usah ah

    Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?

    Ia tersenyum, Ya udah, pijitin saja

    Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bhnya. Dadanya mbak Dewi besar juga. Tercium bau harum parfumnya.

    Kamu sudah punya pacar Wan?, tanya mbak Dewi.

    Nggak punya mbak

    Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?

    Saya aja yang nggak tertarik ama mereka

    Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta

    Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya

    Masa?

    Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah janda, aku mencoba memancing.

    Siapa?

    Mbak Dewi.

    Ia ketawa, Adaada saja kamu ini.

    Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?,

    Ia diam.

    Semenjak aku bertemu mbak Dewi, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Dewi. Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbak, kataku.

    Wan, aku ini bibimu, katanya.

    Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbak, kataku sambil memeluknya dari belakang.

    Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.

    Maaf wan, mbak perlu berpikir, kata mbak Dewi beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala. Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kirakira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayupsayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Dewi. Aku pun mencoba menguping.

    Apa yang harus aku lakukan?.Apa

    Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Dewi. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.

    Paginya, mbak Dewi selesai menyiapkan sarapan. Anakanaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Mbak Dewi tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benarbenar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Dewi melihatlihat isi kulkas.

    Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?, tanyanya.

    Apa mbak?

    Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis,katanya.

    OK

    Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkitungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anakanak, katanya. Aku mengangguk.

    Kami naik mobil mengantarkan anakanak mbak Dewi sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.

    Harihari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Dewi bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.

    Saat itu anakanak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.

    Apa ini?, tanyanya.

    Kado, mbak Dewikan ulang tahun hari ini,

    Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkacakaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.

    Indah sekali, berapa harganya?, tanyanya.

    Ah nggak usah dipikirkan mbak, kataku sambil tersenyum. Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak

    Sebentar ya, katanya. Ia buruburu masuk kamar sambil membawa gaunnya.

    Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benarbenar cantik.

    Bagaimana wan?, tanyanya.

    Cantik mbak, Superb!!, kataku sambil mengacungkan jempol.

    Ia tibatiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. Terima kasih

    Aku cinta kamu mbak, kataku.

    Mbak Dewi menatapku. Aku tahu

    Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.

    Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung, katanya.

    Aku juga bingung mbak

    Kami berciuman lagi. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benarbenar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CDnya.

    Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat, katanya.

    Aku lalu benarbenar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.

    Tidak wan, jangan.AAAHH, mbak Dewi memiawik.

    Kenapa mbak? kataku.

    Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. Aku keluar wan

    Ia bangkit lalu menurunkan CDku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.

    Gantian sekarang, katanya sambil tersenyum.

    Ia memegang penisku, diremasremas dan dipijatpijatnya. Ohaku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohhsensasinya luar biasa.

    Kalau mau keluar, keluar aja nggak apaapa wan, kata mbak Dewi.

    Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.

    Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless.Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.

    Ohh.wanenak wan, katanya.

    OhhhmbakMbak Dewiahhh, kataku.

    Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremasremas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plokplok..plok..cplok..!! Waanmbak keluar lagiAAAHHHH

    Mbak Dewi ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benarbenar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.

    Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan, katanya.

    Aku tak menyianyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH.

    Oh wanwanmbak keluar lagi, mbak Dewi mencengkram punggungku. Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.

    Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anakanak mbak Dewi sepertinya.

    Mbak Dewi menyentuh penisku. Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkalikali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?

    eh?, aku kaget.

    Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anakanakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu, katanya.

    Aku lalu memeluknya, aku bersedia mbak.

    Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehetapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.

  • Kisah Memek Kasih Sex di Sekolah

    Kisah Memek Kasih Sex di Sekolah


    2584 views

    Duniabola99.com – Memasuki masa kuliah adalah masa yg menyenangkan untuk semua orang, tak terkecuali untuk Verika dan Reymond yg dianggap sudah cukup dewasa dan bertanggungjawab akan masa depannya. Jika masa SMA mereka harus agak backstreet dgn keluarga Verika karena dianggap belum cukup umur, maka masa kuliah mereka sudah mulai dilepas untuk saling antar jemput dan pulang malam dgn alasankuliah.


    Semester pertama adalah masa awal adaptasi dimana biasanya mereka terikat dgn jam sekolah dan masa ini harus mengikuti jam kuliah yg bisa sudah dipilih berdasarkan jadwal yg tersedia. Dikarenakan beda fakultas, Verika dan Reymond terkadang saling menunggu satu sama lain untuk dapat sekedar bertemu, bercengkrama, dan atau makan bersama. Dimasa Verika harus menunggu waktu kuliah berikutnya dan Reymond sedang kosong jadwalnya, terkadang mereka menunggu di kos Reymond dimana.petualangan ini dimulai.

    Pagi itu tanpa disangka dosen yg mengajar mata kuliah yg Verika ambil sedang kosong karena sang dosen sedang berhalangan, Reymond yg dari pagi sudah suntuk karena harus bangun pagipagi menjemput kekasihnya untuk kuliah pagi mendadak tersenyum sambil menawarkan kekasihnya itu untuk mampir ke kosnya sambil menunggu mata kuliah berikutnya yg kebetulan bersamaan dgnnya. Verika yg cukup lega dgn absennya dosen killer itu tampaknya tak ragu mengiyakan ajakan Reymond, mengingat dia malas pulang lagi untuk ganti baju karena dosen killer yg absen itu mengharuskan formal dress bagi para mahasiswa/siswi yg mengikuti kelasnya, pagi itu Verika mengenakan rok span coklat selutut dgn kemeja ketat dibalut cardigans yg membuatnya tampak lebih anggun dan manis.

    Dgn motor honda klasiknya Reymond membonceng Verika menuju kosnya dgn pemikiran polos bisa tidur lagi mengingat semalam dia tidur cukup larut bersamasama teman kosnya menonton bola. Kos Reymond sebenarnya adalah kos khusus cowok namun mengingat sang pemilik sering keluar kota dan menitipkan dgn penjaganya yg merupakan temen nonton bola Reymond, sehingga dia tak terlalu sulit untuk memasukkan Verika ke kamartoh pikirnya dia mau tidur lagi dan mungkin Verika mau bukabuka komputer melihat dvd yg kemarin dia sewa atau bermain game.

    Sesampai di kos, Reymond memarkirkan motornya tepat didepan kamar kos sementara suasana kos sendiri cukup hening karena kebanyakan penghuni kos sudah berangkat ke kampus atau kerja. Verika yg baru pertama masuk ke kamar kos Reymond nampaknya cukup canggung mengingat biasanya dia cuma bertemu Reymond diruang tamu depan yg memang diperuntukkan untuk bertamu. Kamar kos Reymond tak terlalu besar namun cukup nyaman, ada satu buah kasur, lemari, meja belajar dan kursi yg agak berantakan khas kamar cowok .


    Reymond langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur berusaha untuk membayar hutang tidurnya sementara naluri kewanitaan Verika muncul untuk membereskan bukubuku dan cd yg berserakan. Tak sampai sepuluh menit Verika sudah sedikit membereskan kekacauan kamar Reymond dan duduk didepan komputer untuk bermain mini game untuk mengisi kekosongan waktu. Reymond tampaknya tak benarbenar tertidur mengingat dia juga tak mau kekasihnya bosan menunggu beberapa jam untuk kembali kampus, masa Verika sedang asik bermain, tibatiba Reymond berdiri memeluk Verika dari belakang, Verika yg sdg duduk asik bermain game sempat kaget namun kembali melanjutkan permainannya.

    Reymond yg dalam posisi berdiri memeluk Verika yg sdg dalam posisi duduk dari belakang, punya keleluasaan untuk mengusap payudara mungil Verika yg berbalut kemeja dan cardigans, Verika agak cuek karena pacaran mereka dari SMA memang sebatas maen raba, french kiss, HJ atau petting dalam kondisi berpakaian. Melihat kekasihnya yg tampaknya sudah terbiasa dgn aksinya, Reymond semakin agresif mengusap dan meremas lembut payudara mungil Verikaketika hasrat tak tertahan, Reymond menarik Verika berdirimemutar badannya sehingga berhadapan dan melumat bibir indah Verika. Bibir mereka saling bertemu dan sesekali lidah nakal Reymond memasuki rongga mulut Verikaberkeliaran dgn nakalnya, sementara kedua tangannya meremas pantat bulat Verika yg terbalut rok span warna coklat.

    Beberapa masa mereka melakukan french kiss sudah cukup untuk membakar gairah muda yg menggeloraReymond membalik tubuh Verika dan kembali memeluknya dari belakang, namun kali ini dilakukan didepan kaca sambil sesekali dia melihat ekspresi wajah Verika masa payudaranya diremas lembut kedua tangan besarnya itu, Verika mendesah pelanapalagi ketika merasakan tonjolan menekan pantatnyasensasi petting yg sering dirasakan Verika! Dgn perlahan Reymond membuka cardigans Verika, melemparkannya sembarang ke pojokan kamardan dgn napas memburu, membuka satu persatu kancing kemeja Verika dari belakang tubuh Verika sambil menatapnya melalui pantulan kaca. Kancing kemeja itu satu persatu terbuka, dan dgn lembut Reymond menyibakkan kemeja Verika namun tak melepaskannyasehingga terlihat bagian depan tubuh Verika yg hampir telanjang.


    Dari pantulan kaca, sebentar dia memandangi perut Verika yg mulus dan rata serta payudara mungil yg terbungkus bra warna kremReymond mencium cuping telinga Verika sambil berkata

    I Love Youkata klise yg mampu mendobrak pertahanan wanita yg sedang mabuk cinta.

    Sambil menciumi bagian belakang telinga Verika dan sesekali tengkuknya, kedua tangan Reymond aktif mengusap perut rata Verika sambil sesekali meremasi payudara Verika yg terbungkus bra krem berenda tersebut. Verika mendesah, menggigit bibir bawahnya sendiri masa lidah Reymond menyapu tengkuknya yg dipenuhi bulubulu halus. Kedua tangan Reymond yg terus meremasi payudara Verika yg masih tertutup bra tampaknya tak sabar lagi untuk memilin puting payudara dan meremasi tanpa ada halangan apapundan dgn satu sentakan, cup bra Verika dinaikkan keatas sehingga payudara mungil Verika mencuat keluar dgn puting payudara coklat kemerahan yg mengeras.

    Secara kasar Reymond memelintir puting payudara indah itu sehingga Verika menjerit kecilmemaksa Reymond meminta maaf dgn kecupan lembut di pipi kiri Verika (Posisi Reymond msh dibelakang Verika dan mereka masih samasama berdiri didepan kaca). Interupsi kecil itu memaksa Reymond mengalihkan tangannya ke bagian restleting rok span Verika yg berada dibelakang.dia berusaha meloloskan rok span itu dan membuka ikat pinggang kecil yg dikenakan Verika. Reymond memaksa diri untuk tak melakukan hal yg lebih lagi ketika dia berhasil membuka rok span Verikadia memilih untuk melepas kemeja Verika yg sdh terbuka kancingnya sehingga Verika cuma mengenakan cd dan bra berdiri didepan kacaReymond melihat tubuh indah kekasihnya dari pantulan kaca sambil berkata

    I Love You kembalikatakata sakti yg membuat Verika luluhpasrah tak bisa melawan kehendak nafsu yg ada. Reymond menyibakkan rambut Verika dan menciumi punggung halus Verika sambil membuka kaitan bratak seberapa lama kaitan itu terlepas dan dgn sabar meloloskan bra krem berenda itu dari tubuh Verika. Reymond memilih untuk tak melihat tubuh bagian atas Verika yg sudah telanjang dari pantulan kaca namun meneruskan membuka cd Verika sambil menciumi punggungnya dari atas hingga kebagian pinggang tepat diantara belahan gundukan padat pantat Verika. Dgn posisi telanjang penuh, Verika sedikit gemetar mengingat udara pagi itu cukup dingin, namun dia cuma dapat memejamkan mata menunggu sensasi berikutnya yg terjadi


    Jantung Reymond berdegup kencang ketika memandang tubuh polos kekasihnya untuk pertama kali melalui pantulan cermindgn perlahan Reymond membuka celana panjang dan cdnya sendiri sehingga kemaluan hitam besarnya mengacung bebas dgn arogankembali Reymond memeluk Verika yg masih berdiri terpaku didepan cermin sambil menyelipkan kemaluannya diantara kedua belah bongkahan pantat Verikadigesekkannya perlahan sehingga menimbulkan campur aduk antara ngilu, geli dan nikmattangan kanannya mengusap rambut kemaluan Verika yg tak terlalu lebat sambil sesekali jari tengahnya menyentuh klitoris Verika.

    Verika mendesah merasakan sensasi petting tanpa sehelai benang pun menutupi kemaluan mereka berduakemaluannya terasa geli kenikmatan menerima gesekangesekan lembut kemaluan hitam besar milik Reymond dgn uraturat yg menonjol keluar.sementara klitorisnya terangsang sentuhansentuhan nakal jemari Reymond. Desahan demi desahan sambung menyambung tatkala kemaluan mereka saling bersentuhan skin to skintangan kiri Reymond menggenggam kuat payudara kiri Verika sambil sesekali memelintir puting payudaranya dgn lembut dan terkadang kasar. Reymond menciumi bahu, pundak, leher Verika sambil terus membisikkan katakata sakti

    I Love Youdan setelah beberapa menit Reymond berbisik

    membungkuk dikit sayg, Verika cuma menurut pasrah sambil kedua tangannya bertopang pada sisi kanan dan kiri kaca didepannya.sesungguhnya dia antara sadar dan tak sadar mengikuti kemauan kekasihnya itu, dan masa Verika merasa benda bulat hangat yg cukup besar sudah berada didepan bibir kemaluannya, dia tersentak dan spontan berbalik ke arah menghadap Reymond sambil berkata

    Enggakjangan sekarang, dulu kita sudah komit tdk mau ML sebelum resmidan kamu sudah menyggupinya, kedua tangan Verika sedikit mendorong tubuh Reymond untuk agak memberi ruang bagi keduanya


    Iya sayg, aku serius sama kamuaku ga akan lari dari tanggung jawab, begitu gombalnya jawaban Reymond. Verika tetap menolak dan berusaha memungut pakaiannya yg berserakan dilantai kamar kos itunamun dgn cepat Reymond mencengkram kedua pergelangan tangan Verika dan menghempaskan tubuh polos kekasihnya itu keatas tempat tidurVerika terjatuh telentang dan mencoba berontak, namun cengkraman tangan Reymond yg kuat dan besar membuat usacuma siasia..

    Reymond! Aku gamau!, rengek Verika memohon kepada kekasihnya yg terkenal cukup temperamen dikalangan temantemannya. Reymond menindih Verika sambil mencari sesuatu untuk menahan rontaan tangan Verika yg cukup menyulitkannya untuk menuntaskan aksinyadan dia mendapati ikat pinggang Verika yg akhirnya digunakan untuk mengikat kedua tangan Verikakedua tangan Verika terikat dipergelangan dan disangkutkan kepinggir besi tempat tidur, sehingga posisi Verika terlentang sementara kedua tangan terikat keatas

    Verika mencoba untuk berteriak, namun dgn sigap tangan kanan Reymond membekap mulutnya sambil berkata

    ga usah teriak sayg, kamu ga malu nanti ketauan anak kos yg lain lg bugil begini? Aku serius sama kamu Entah terbuai atau pasrah dgn kondisi yg ada, Verika menahan diri untuk tak berteriak namun agak sedikit terisaksementara Reymond mulai melakukan aksinya.

    Dimulai dari kecupan lembut dibibir yg lamalama semakin kasar, melahap seluruh bibir Verika, menciumi leher jenjangnya dgn dibumbui jilatanjilatan buas yg mau tak mau membangkitkan gairah Verika juga. Tak ada satupun yg luput dari wajah dan leher Verika dari sapuan mulut buas Reymondsementara kedua tangannya meremas kencang kedua payudara mungil Verika hingga menyisakan puting payudaranya yg semakin mencuat kencangsejenak Reymond berhenti melakukan aksinya, memegang kemaluan besarnya sendiri lalu duduk disamping kepala Verika sambil menjambak rambutnya menyorongkan mulut Verika untuk mengulum kemaluan besar hitamnya itu


    Verika berusaha untuk tak membuka mulutnya namun dgn paksa Reymond terus menyodokkan kemaluannya sehingga bagian kepalanya masuk sedikit didalam mulut Verikadgn satu sentakan, Reymond menyodokkan dgn paksa kemaluannya kedalam mulut Verikaagak sedikit nyeri terkena deretan gigi Verika, namun terasa hangat ketika hampir setengahnya sudah masuk! Pelanpelan Reymond mengocokkan kemaluannya dalam mulut Verikawalau tak dapat masuk sepenuhnya namun sensasinya sangat luar biasa mengingat baru pertama kali Verika melakukan blow job walau dgn sedikit terpaksa.

    Nikmati saja sayg, spt masa kamu menghisap permen lolipop kesukaanmu, desah Reymond membujuk kekasihnya yg mulai menitikkan air mataVerika cuma dpt terpejam dan mencoba menikmati kemaluan Reymond yg terlalu besar untuk mulutnya dan sedikit berasa asinapalagi masa ada sedikit cairan keluar dari lubang kemaluan itu. Beberapa kali Reymond bergejolak dan menahan kocokannya, dia berusaha menahan agar jangan sampai orgasme terlebih dahulu.dgn cepat dia menarik kemaluannya dari mulut Verika lalu merangsek keantara paha Verika, membukanya lebarlebar sambil memegang kedua lutut Verika.

    kemaluan Verika terpampang jelas dihadapannya, dgn rambut kemaluan yg tdk terlalu lebat dan tdk terlalu tipis, bibir kemaluan yg merekah merah berkilatan cairan kenikmatandan yg lebih membuatnya bergairah adalah klitoris Verika yg tampaknya sedikit mengeras karena rangsanganrangsangan paksa yg dibuatnya. Tanpa berkatakata lagi Reymond segera menjilati klitoris Verika sambil menggigitinya pelanpelansesekali dia menghisapnya seperti masa menikmati puting payudara Verika

    Arrrggg Reymondapa yg kamu lakukanarrgggg geliiiii Verika meracau sendiriReymond yg sadar bahwa kekasihnya mulai menikmati kondisi yg ada semakin aktif melancarkan aksinyamengulumi klitoris Verika, menjilati bibir kemaluannyanaik kepusar lalu menerkam kedua payudara Verika dgn rakusnya! Dia benarbenar mencengkram kedua payudara mungil nan sekel itu, sehingga puting payudaranya mencuat dan lebih mudah dilahapnyaentah berapa menit dia menikmati payudara Verika sehingga timbul memarmemar dibawah payudara dan sekitar puting Verika.

    Reymond menindih tubuh telanjang Verika dan siap mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Verika


    Reymondjangan pleaseaku belum mau ngelakuin itu, pinta Verika dgn wajah memelasReymond terus mengarahkan kemaluannya ke arah lubang kenikmatan Verika.Verika sendiri sudah merasakan kepala kemaluan Reymond berada tepat didepan lubang kemaluannya yg masih rapat itu! Reymond berusaha pelanpelan mendorongnyadan setiap dorongan membuat Verika menjerit kecilsenti demi sentiReymond merasakan seluruh kepala kemaluannya sudah masuk dalam lubang kemaluan Verikanamun cukup sulit memang mengingat ini pertama kali buat mereka berdua melakukannya.

    Verika merontaronta mencoba melepaskan ikatan tangannya sambil mencoba menggoygkan tubuh polosnya yg ditindih badan besar Reymond.dia merasakan nyeri yg luar biasa dilubang kemaluannya masa kepala kemaluan besar itu sudah mulai masuk. Reymond agak kesulitan untuk mendorongnya lebih dalam karena rontaan kekasihnya itudgn agak kesal dia memegang kedua paha Verika dan membentangkannya lebarlebar sehingga memudahkan langkah selanjutnya untuk memasukkan seluruh kemaluannya kedalan kemaluan Verika

    Reymondplease jgn dimasukkin.kamu sudah janji kan?, rengek Verika.

    Kenapa sayg? Sakit ya kemaluannya? Kamu nikmatin aja.nanti kemaluanmu akan terbiasa, jawab Reymond sekenanya.

    Usaha Reymond menerobos lebih dalam lagi cukup sulitnamun dgn satu sentakan cepat.blesssssss! Tiga perempat kemaluannya sudah masuk kedalam liang kemaluan Verika.dia membiarkannya beberapa masa lalu mulai mengocokannya pelan2.

    Ahhhhh..Verikakemaluan kamu enak sekalisempit dan hangat.tititku geli!.racau Reymond sambil memegang kedua paha Verika agar terbuka lebar sambil mengocokan kemaluannya. Verika yg mulai kehabisan tenaga dgn keringat bercucurandan memar sana sini didaerah dada, payudara, perut bekas cupangan Reymond cuma menggigit pelan bibirnya sendiri sambil menahan antara sakit dan nikmat yg datang bersamaan! Reymond tahu bahwa kekasihnya itu mulai menikmati perkosaan yg terjadipelan2 dia melepaskan cengkraman kedua tangan besarnya dikedua paha mulus Verika.menyusuri dada Verika dgn kecupankecupan lembut yg diakhiri dgn lumatan penuh kasih dibibir sementara kedua tangannya melepaskan ikatan tangan Verika.sambil terus mengocokngocok pelan kemaluan kekasihnya dgn kemaluan besar hitamnya itu! Setelah tangan Verika terlepas, terlihat memar bekas jeratan karena kuatnya ikatan ituVerika tak melawan lagi, dia sudah tak berdayaapalagi ketika Reymond membalikan tubuh telanjangnyadan memposisikan tubuh Verika utk telungkup dan menaikan pantatnya utk sedikit nunggingdia cuma pasrah dan merasakan sentakan demi sentakan kemaluan besar Reymond menghujam liang kemaluannya, entah sudah berapa kali dia merasakan orgasme.


    Reymond menyetubuhi Verika dari belakang dan sesekali menekan dalamdalam kemaluannya sambil meremas kuatkuat payudara mungil Verika dari belakang sehingga bertambah merahkontras dgn kulitnya yg halus sawo matang. Tibatiba tubuh Reymond bergetar dan mencabut kemaluannya dgn cepat! Dan Verika merasakan cairan kental hangat membasahi pantat bulat dan sebagian punggungnya

    Arrggggghhh Verika.nikmat sekali kemaluan kamu sayg!

    Reymond membersihkan spermanya yg berceceran ditubuh kekasihnya itu dan tibatiba dia tersadar.kenapa tak ada darah yg keluar?

  • Video bokep Megan Rain dan Marley Brinx mandi sebelum ngentot bertiga

    Video bokep Megan Rain dan Marley Brinx mandi sebelum ngentot bertiga


    1973 views

     

  • Asian Amateur Hardcore With Curvy Yumi Tanaka

    Asian Amateur Hardcore With Curvy Yumi Tanaka


    1957 views

     

  • Video bokep Misaki Tsubasa dengan pacarnya badan penuh keringat kenikmatan

    Video bokep Misaki Tsubasa dengan pacarnya badan penuh keringat kenikmatan


    2411 views

  • Kisah Memek perawat seksi

    Kisah Memek perawat seksi


    2573 views

    Duniabola99.com – Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. Karena tugas kantorku, aku terpaksa tinggal di Bandung selama 5 Hari dan weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, aku menyewa kamar di rumah temanku.

    Menurutnya, rumah itu hanya ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang pembantu. “Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval.

    Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya.
    “Pak Rafi ya..”.


    “Ya.., saya temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. Perawat ini memang pernah bekerja pada tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.
    “Iya…, saya dulu pengasuhnya Aurelia. Saya keluar dari sana karena ada rencana untuk kimpoi lagi. Saya kan dulu janda pak.., tapi mungkin belum jodo.., ee dianya pergi sama orang lain.., ya sudah, akhirnya Saya kerja di sini..”, Mataku memandangi sekujur tubuhnya.

    Tati (nama si perawat itu) secara fisik memang tidak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, dan kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin mengatakan sesuatu.
    Aku tergagap dan berkata, “Ee.., Mbak Tati, Bapak ada?”.

    “Bapak sedang tidur. Tapi Mas Anto sudah nitip sama saya. Mari saya antarkan ke kamar..”.
    Tati menunjukkan kamar yang sudah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, dan sebuah meja kerja.

    Aku meletakkan koporku di lantai sambil melihat berkeliling, sementara Tati merunduk merapikan sprei ranjangku. Tanpa sengaja aku melirik Tati yang sedang menunduk. Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku.

    Ujung buah dada yang berwarna putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat cantik, janda, di rumah yang relatif kosong.Sadar melihat aku terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Tati menghalangi pemandangan indah itu dengan tangannya.

    “Semuanya sudah beres Pak…, silakan beristirahat..”.
    “Ee…, ya.., terima kasih”, jawabku seperti baru saja terlepas dari lamunan panjang.
    Sore itu aku berkenalan dengan ayah Anto yang sudah pikun itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu setelah ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lalu. Selama beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tak lepas memandangi Tati. Sore itu ia menggunakan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis. Buah dadanya nampak semakin menyembul dengan dandanan seperti itu. Di rumah itu ada seorang pembantu berumur sekitar 17 tahun. Mukanya manis, walaupun tidak secantik Tati. Badannya bongsor dan motok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku. Solaire99

    Hari demi hari berlalu. Karena kepiawaianku dalam bergaul, aku sudah sangat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani sudah biasa mengurutku dan Tati sudah berani untuk ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, aku sudah merupakan tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu mudah keakraban itu terjadi hingga kadang-kadang Tati merasa tidak perlu mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku. Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, karena sedang suntuk memasang VCD porno kesukaanku di laptopku. Tengah asyik-asyiknya aku menonton tanpa sadar aku menoleh ke arah pintu, astaga…, Tati tengah berdiri di sana sambil juga ikut menonton. Rupanya aku lupa menutup pintu, dan ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film produksi Vivid interactive itu.

    Ketika sadar bahwa aku mengetahui kehadirannya, Tati tersipu dan berlari ke luar kamar.
    “Mbak Tati..”, panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih tangannya dan kutarik kembali ke kamarku.
    “Mbak Tati…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok..”.
    “Ah, ngga Pak…, malu aku..”, katanya sambil melengos.
    “Lho.., kok malu.., kayak sama siapa saja.., kamu itu.., wong kamu sudah cerita banyak tentang diri kamu dan keluarga.., dari yang jelek sampai yang bagus.., masak masih ngomong malu sama aku?”, Kataku seraya menariknya ke arah ranjangku.

    “Yuk kita nonton bareng yuk..”, Aku mendudukkan Tati di ranjangku dan pintu kamarku kukunci.
    Dengan santai aku duduk di samping Tati sambil mengeraskan suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang porno itu memang menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku melirik Tati yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, dan buah dadanya terlihat naik turun. Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya yang putih mulus itu. Tati tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku membelai telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Tati basah oleh keringat. Aku membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap pergelangan tangannya dan terus merayap ke arah ketiaknya. Tati nampak pasrah saja ketika aku memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya sambil membelai mesra bahunya. Namun ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil memeluk bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melalui lubang lehernya. Tanganku mulai merasakan montoknya pangkal buah dada Tati. Kubelai-belai seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada bagian kanannya.
    Ketika kulihat tak ada reaksi dari Tati, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam BH-nya…, kuangkat cup BH-nya dan kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.
    “Ohh.., Pak…, jangan..”, Bisiknya dengan serak seraya menoleh ke arahku dan mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku dengan tangannya.
    “Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa..”.
    “Nanti ketauanhh..”.
    “Nggaa…, jangan takut..”, Kataku seraya dengan sigap memegang ujung puting buah dada Tati dengan ibu jari dan telunjukku, lalu kupelintir-pelintir ke kiri dan kanan.

    “Ooh.., hh.., Pak.., Ouh.., jj.., jjanganhh.., ouh..”, Tati mulai merintih-rintih sambil memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai mengendor di pergelangan tanganku.
    Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari tadi sudah terbuka karena merintih-rintih.
    “Ouhh.., mmff.., cuphh.., mpffhh..”, Dengan nafas tersengal-sengal Tati mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang mungil, ketika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia kini mencoba menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tangannya kini sudah tidak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya sudah melingkari leherku. Malahan tangan kanannya digunakannya untuk menekan belakang kepalaku sehingga ciuman kami berdua semakin lengket dan bergairah. Momentum ini tak kusia-siakan. Sementara Tati melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. Aku melepaskan bibirku dari kulumannya, dan aku mulai menciumi leher putih Tati dengan buas. “aahh..Ouhh..” Tati menggelinjang kegelian dan tanganku mulai menyingkap daster di bagian pinggangnya. Kedua tanganku merayap cepat ke arah tali BH-nya dan, “tasss..” terlepaslah BH-nya dan dengan sigap kualihkan kedua tanganku ke dadanya.

    Saat itulah lurasakan betapa kencang dan ketatnya kedua buah dada Tati. Kenikmatan meremas-remas dan mempermainkan putingnya itu terasa betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi sudah menegang terasa semakin tegang dan keras. Rintihan-rintihan Tati mulai berubah menjadi jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Tati sekarang lebih mengambil inisiatif. Dengan nafasnya yang sudah sangat terengah-engah, ia mulai menciumi leher dan mukaku. Ia bahkan mulai berani menjilati dan menggigit daun telingaku ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan cepat aku menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melalui perut, langsung ke dalam celana dalamnya. Walaupun kami berdua masih dalam keadaan duduk berpelukan di atas ranjang, posisi paha Tati saat itu sudah dalam keadaan mengangkang seakan memberi jalan bagi jari-jemariku untuk secepatnya mempermainkan kemaluannya.

    Hujan semakin deras saja mengguyur kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin tersebut sama sekali tidak mengurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah seorang lajang yang memiliki libido yang sangat tinggi dan seorang janda muda yang sudah lama sekali tidak menikmati sentuhan lelaki. Tati mengeratkan pelukannya di leherku ketika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung vaginanya. Ia menghentikan ciumannya di kupingku dan terdiam sambil terus memejamkan matanya. Tubuhnya terasa menegang ketika jari tengahku mulai menyentuh vaginanya yang sudah terasa basah dan berlendir itu. Aku mulai mempermainkan vagina itu dan membelainya ke atas dan ke bawah. “Ouuhh Pak.., ouhh.., aahh.., g..g.ggelliiihh…”.

    Tati sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain merintih penuh nafsu ketika clitorisnya kutemukan dan kupermainkan. Seluruh badan Tati bergetar dan bergelinjang. Ia nampak sudah tak dapat mengendalikan dirinya lagi. Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga aku kawatir dibuatnya. Jangan-jangan seisi rumah mendengar apa yang tengah kami lakukan. Namun kerasnya suara hujan dan geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil sebesar kacang itu terasa nikmat di ujung jari tengahku ketika aku memutar-mutarnya. Sambil mempermainkan clitorisnya, aku mulai menundukkan kepalaku dan menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster.

    Seolah mengerti, Tati menyingkapkan dasternya ke atas, sehingga dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang ranum, kenyal dan berwarna putih mulus itu bergantung di hadapanku. Karena nafsuku sudah memuncak, dengan buas kusedot dan kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu. Putingnya terasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun sudah sampai di puncak. Tati mulai menjerit-jerit tidak karuan sambil menjambak rambutku. Sejenak kuhentikan hisapanku dan bertanya, “Enak Mbak?”. Sebagai jawabannya, Tati membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan clitorisnya kini kuarahkan ke lubang vagina Tati yang sudah menganga karena basah dan posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya dan, “Auuhh.., P.Paak.., hh”. Tati menjerit dan menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang. “Terrusshh.., auhh..”. Kugerakkan jariku keluar masuk di vaginanya dan Tati menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu.
    Aku menghentikan ciumanku di buah dada Tati dan mulai mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tak lagi terpejam, tapi memandang sayu ke mataku seakan berharap kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah berakhir. Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Tati ke balik celana pendekku. Ketika tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat keras dan besar itu, terlihat ia agak terbelalak karena belum pernah melihat bentuk yang panjang dan besar seperti itu. Tati meremas penisku dan mulai mengocoknya naik turun naik turun.., kocokan yang nikmat yang membuatku tanpa sadar melenguh, “Ahh.., Mbaak.., enaknya.., terusin..”.


    Saat itu kami berdua berada pada puncaknya nafsu. Aku yakin bahwa Mbak Tati sudah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tidak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku dan mendekatkannya ke vaginanya sudah merupakan pertanda. Namun, di detik-detik yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak, “Tatiii…, Tatiii..”. Kami berdua tersentak. Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Tati melepaskan kocokannya dan ia membenahi pakaian dan rambutnya yang berantakan. Sambil mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu. Sialan!, kepalaku terasa pening. Begitulah penyakitku kalau libidoku tak tersalurkan.

    Beberapa saat lamanya aku menanti siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. Tapi nampaknya ia sibuk mengurus orang tua pikun itu, sampai aku tertidur. Entah berapa lama aku terlelap, tiba-tiba aku merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu beban yang berat. Aku terbangun dan membuka mataku. Aku terbelalak, karena tampak sesosok tubuh putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku.

    “Mbak Tati?”, Tanyaku tergagap karena masih mengagumi keindahan tubuh mulus yang berada di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat landai, dan perutnya terasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip dan montok itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. Seketika, rasa kantukku hilang. Mbak Tati tersenyum simpul ketika tangannya memegang celanaku dan merasakan betapa penisku sudah kembali menegang.
    “Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku sambil menyambut kuluman lidahnya. Sambil dalam posisi tertindih aku menanggalkan seluruh baju dan celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi dan terasa bahkan lebih menggila. Kami berdua yang sudah dalam keadaan bugil saling meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Tati sudah tidak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga bergesekan dengan vaginanya.

    Tidak lebih dari 5 menit, aku merasakan bahwa nafsu syahwat kami sudah kembali berada dipuncak. Aku tak ingin kehilangan momen lagi. Kubalikkan tubuh Tati, dan kutindih sehingga keempukan buah dadanya terasa benar menempel di dadaku. Perutku menggesek nikmat perutnya yang kencang, dan penisku yang sudah sangat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.

    “Mbak.., buka kakinya.., sekarang kamu akan merasakan sorganya dunia Mbak..”, bisikku sambil mengangkangkan kedua pahanya. Sambil tersengal-sengal Tati membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum manis dengan mata sayunya yang penuh harap itu.
    “Ayo Pak.., masukkan sekarang…”, Aku menempelkan kepala penisku yang besar itu di mulut vagina Tati. Perlahan-lahan aku memasukkannya ke dalam, semakin dalam, semakin dalam dan, “aa.., Aooohh.., paakh….., aahh..”, rintihnya sambil membelalakkan matanya ketika hampir seluruh penisku kubenamkan ke dalam vaginanya. Setelah itu, “Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis penisku diiringi jeritan erotisnya, “Ahh.., besarnyah.., ennnakk ppaak..”.

    Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk. Gerakanku makin cepat dan cepat. Semakin cepat gerakanku, semakin keras jeritan Tati terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan cepat mengikuti irama pompaanku. Kadang-kadang pinggulnya sampai terangkat-angkat untuk mengimbangi kecepatan naik turunnya pinggulku. Buah dadanya yang terlihat bulat dalam keadaan berbaring itu bergetar dan bergoyang ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan!

    Tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengeras. Terasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas perempuan itu juga semakin cepat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut “aahh..”. Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, dan penisku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu cairan hangat. Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang mungkin sudah lama tidak pernah ia alami itu. Aku tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak kenikmatanku.
    “Mbak.., goyang terus Mbak.., aku juga mau keluar..”. Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan cepat dan beberapa detik kemudian, seluruh tubuhku menegang.

    “Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Tati, “Aku masih pakai IUD”. Begitu Tati selesai berbisik, aku melenguh.
    “Mbak.., aku keluar.., aku keluarr…., aahh..”, dan…, “Crat.., crat.., craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina perempuan itu. Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini terasa benar hingga ke tulang sumsumku.

    Kami berdua terkulai lemas sambil memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana. Tubuhku masih menindih tubuh montok Tati. Kami berdua masih saling berpelukan dan akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami sesudah itu di Bandung.Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kantorku yang luar biasa membuatku sering pulang larut malam. Kepenatanku selalu membuatku langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan membuat aku jarang bisa berkomunikasi dengan Tati. Walaupun begitu, sering juga aku mempergunakan waktu makan siangku untuk mampir ke rumah dengan maksud untuk melakukan seks during lunch. Sayang, di waktu tersebut ternyata Ayah Anto senantiasa dalam keadaan bangun sehingga niatku tak pernah kesampaian. Namun suatu hari aku cukup beruntung walaupun orang tua itu tidak tidur. Aku mendapat apa yang kuinginkan.

    Tati diminta oleh Ayah Anto untuk mengambil sesuatu di kamarnya. Melihat peluang itu, aku diam-diam mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Anto memang tidak terlihat dari tempat di mana orang tua itu biasa duduk. Sesampainya di kamar kuraih pinggang semampai perawat itu dari belakang. Tati terkejut dan tertawa kecil ketika sadar siapa yang memeluknya dan tanpa basa-basi langsung menyambut ciumanku dengan bibirnya yang mungil itu sambil dengan buas mengulum lidahku. Ia memang sudah tidak malu-malu lagi seperti awal pertemuan kami. Janda cantik itu sudah menunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta sejati yang tanpa malu-malu lagi menunjukkan kebuasan gairahnya. Kadang aku tidak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya. Namun analisaku mengatakan, suaminya tak mampu mengimbangi gejolak gairah Tati di atas ranjang dan untuk menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia meninggalkan perempuan muda itu untuk hidup bersama dengan perempuan lain yang lebih ‘low profile’. Aku memang belum sempat menanyakan pada Tati bagaimana ia menyalurkan kebutuhan biologisnya di saat menjanda. Aku berpikir, bawa masturbasi adalah jalan satu-satunya.


    Kami berdua masih saling berciuman dengan ganas ketika dengan sigap aku menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya yang putih itu. Sungguh terkejut ketika aku sadar bahwa ia sama sekali tidak memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu.Kok ngga pakai BH Mbak..?” Sambil menggelinjang dan mendesah, ia menjawab sambil tersenyum nakal.Supaya gampang diremas sama kamu..”. Benar-benar jawaban yang menggemaskan! Kembali kukulum bibir dan lidahnya yang menggairahkan itu sambil dengan cepat kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, dan ketiga. Lalu tanpa membuang waktu kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya dan kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir setengahnya masuk ke dalam mulutku. Tati mulai mengerang kegelian, “Ouhh.., geli Mas.., geliii.., ahh..”. Sejak kejadian malam itu, ia memang membiasakan dirinya untuk memanggilku Mas. Sambil menggelinjang dan merintih, tangan kanan Tati mulai mengelus-elus bagian depan celana kantorku.

    Penisku yang terletak tepat di baliknya terasa semakin menegang dan menegang. Jari-jari lentik perempuan itu berusaha untuk mencari letak kepala penisku untuk kemudian digosok-gosoknya dari luar celana. Sensasi itu membuat nafasku semakin memburu seperti layaknya nafas kuda yang tengah berlari kencang. Seakan tak mau kalah darinya, tangan kiriku berusaha menyingkap rok janda muda itu dan dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Tati terasa sudah basah. Sungguh hebat! Hanya dalam beberapa menit saja, ia sudah sedemikian terangsangnya sehingga vaginanya sudah siap untuk dimasuki oleh penisku.

    Tanpa membuang waktu kuturunkan celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong tubuh montok perawat itu ke dinding, lalu kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku dan kukeluarkan penisku yang sudah sangat tegang dan besar itu. Tati sudah nampak pasrah. Ia hanya bersender di dinding sambil memejamkan matanya dan memeluk bahuku.
    “Tatiii.., mana minyak tawonnya.., kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Tati sempat terkejut dan nampak panik ketika kemudian aku berbisik, “Tenang Mbak.., jawab aja.., kita selesaikan dulu ini.., kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis.
    “Sebentar Pak..”, teriaknya. Minyak tawonnya keselip entah ke mana.., ini lagi dicari kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri. Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis kecil ketika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya.

    Perlahan-lahan kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil kudorong pinggulku perlahan-lahan. Tati ternganga sambil terengah-engah, “aahh.., aahh.., ouhh.., Mas.., besar sekali.., pelan-pelan Mas..pelan-pelanhh..”, dan, “aa…”. Tati menjerit kecil ketika kumasukkan seluruh penisku ke dalam vaginanya yang becek dan terasa sangat sempit dalam posisi berdiri ini. Aku menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang percepatannya meningkat dari waktu ke waktu. Tubuh Tati terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiri dan kanan dan jeritannya semakin menjadi-jadi.

    Aku sudah tak peduli kalau ayah Anton sampai mendengarkan jeritan perempuan itu. Nafsuku sudah naik ke kepala. Janda muda ini memang memiliki daya pikat seks yang luar biasa. Walaupun ia hanya seorang perawat, namun kemulusan dan kemontokan badannya sungguh setara dengan perempuan kota jaman sekarang. Sangat terawat dan nikmat sekali bila digesek-gesekkankan di kulit kita. Gerakan pinggulku semakin cepat dan semakin cepat. Mulutku tak puas-puasnya menciumi dan menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang dan keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air liurku. Aku memang sedang nafsu berat. Aku merasakan bahwa sebentar lagi aku akan orgasme dan bersamaan dengan itu juga tubuh Tati menegang.
    Kupercepat gerakan pinggulku dan tiba-tiba, “aahh.., Mas.., Masss…, aku keluarrr.., aahh”, Jeritnya. Saat itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya dan, “Craat.., craatt.., craat”.
    “Ahh…, Mbaak”, erangku sambil meringis menikmati puncak orgasme kami yang waktunya jatuh bersamaan itu. Kami berpelukan sesaat dan Tati berbisik dengan suara serak.


    “Mas.., aku ngga pernah dipuasin laki-laki seperti kamu muasin saya.., kamu hebat..”. Aku tersenyum simpul.
    “Mbak., aku masih punya 1001 teknik yang bisa membuat kamu melayang ke surga ke-7.., ngga bosan kan kalo lain waktu aku praktekkan sama kamu?”. Perlahan Tati menurunkan paha kanannya dan mencabut penisku dari vaginanya. Bosan? Aku gila apa.., yang beginian ngga akan membuatku bosan.., kalau bisa tiap hari aku mau Mas..”. Benar-benar luar biasa libido perempuan ini. Beruntung aku mempunyai libido yang juga luar biasa besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang.

    Setelah kejadian siang itu, aku dan Tati seperti pengantin baru saja. Tak ada waktu luang yang tak terlewatkan tanpa nafsu dan birahi. Walaupun demikian, aku tekankan pada Tati, bahwa hubungan antara aku dan dia, hanyalah sebatas hubungan untuk memuaskan nafsu birahi saja. Aku dan dia punya hak untuk berhubungan dengan orang lain. Tati si janda muda yang sudah merasakan kenikmatan seks bebas itu tentu saja menyetujuinya.
    Suatu hari, Tati masuk ke dalam kamarku dan ia berkata, “Mas, aku akan mengambil cuti selama 1 bulan. Aku harus mengurusi masalah tanah warisan di kampungku..”.

    “Lha.., kalau Mbak pulang, siapa yang akan mengurusi Bapak?”, tanyaku sambil membayangkan betapa kosongnya hari-hariku selama sebulan ke depan. Mas Anto bilang, akan ada adik Bapak yang akan menggantikan aku selama 1 bulan.., namanya Mbak Ine.., dia ngga kimpoi.., umurnya sudah hampir 40 tahun.., orangnya baik kok.., cerewet.., tapi ramah..”. Yah apa boleh buat, aku terpaksa kehilangan seorang teman berhubungan seks yang sangat menggairahkan. Hitung-hitung cuti 1 bulan.., atau kalau berpikir positif.., its time to look for a new partner!!!
    Hari ini adalah hari ke lima setelah kepergian Tati. Mbak Ine, pengganti sementara Tati, ternyata adalah adik ipar ayah Anto. Jadi, adik istri si bapak tua itu. Mbak Ine adalah seorang perempuan Sunda yang ramah. Wajahnya lumayan cantik, kulitnya berwarna hitam manis, badannya agak pendek dan bertubuh montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebih besar dari Tati dan senantiasa berdandan agak menor. Wanita yang berumur hampir 40 tahun itu mengaku belum pernah menikah karena merasa bahwa tak ada laki-laki yang bisa cocok dengan sifatnya yang avonturir. Saat ini ia bekerja secara freelance di sebuah stasiun televisi sebagai penulis naskah. Kemampuan bergaulku dan keramahannya membuat kami cepat sekali akrab.

    Lagi-lagi, kamarku itu kini menjadi markas curhatnya Mbak Ine. Panggil saya teh Ine aja deh..”, katanya suatu kali dengan logat Bandungnya yang kental.Kalau gitu panggil saya Rafi aja ya teh.., ngga usah pake pak pak-an segala..”, balasku sambil tertawa. Baru 5 hari kami bergaul, namun sepertinya kami sudah lama saling mengenal. Kami seperti dua orang yang kasmaran, saling memperhatikan dan saling bersimpati. Persis seperti cinta monyet ketika kita remaja. Saat itu seperti biasa, kami sedang ngobrol santai dari hati ke hati sambil duduk di atas ranjangku. Aku memakai baju kaos dan celana pendek yang ketat sehingga tanpa kusadari tekstur penis dan testisku tercetak dengan jelas. Bila kuperhatikan, beberapa kali tampak teh Ine mencuri-curi melirik selangkanganku yang dengan mudah dilihatnya karena aku duduk bersila. Aku sengaja membiarkan keadaan itu berlangsung. Malah kadang-kadang dengan sengaja aku meluruskan kedua kakiku dengan posisi agak mengangkang sehingga cetakan penisku makin nyata saja di celanaku.

    Sesekali, ditengah obrolan santai itu, tampak teh Ine melirik selangkanganku yang diikuti dengan nafasnya yang tertahan. Kenapa aku melakukan hal ini? Karena libidoku yang luar biasa, aku jadi tertantang untuk bisa meniduri teh Ine yang aku yakini sudah tak perawan lagi karena sifatnya yang avonturir itu. Dan lagi, dari sifatnya yang ramah, ceria, cerewet dan petualang itu, aku yakin di balik tubuh montok perempuan setengah baya tersimpan potensi libido yang tak kalah besar dengan Tati. Juga, gayanya dalam bergaul yang mudah bersentuhan dan saling memegang lengan sering membuat darahku berdesir. Apalagi kalau aku sedang dalam keadaan libido tinggi.
    Saat ini, teh Ine mengenakan daster berwarna putih tipis sehingga tampak kontras dengan warna kulitnya yang hitam manis itu. Belahan buah dadanya yang besar itu menyembul di balik lingkaran leher yang berpotongan rendah di bagian dada. Dasternya sendiri berpola terusan hingga sebatas lutut sehingga ketika duduk, pahanya yang montok itu terlihat dengan jelas. Aku selalu berusaha untuk bisa mengintip sesuatu yang terletak di antara kedua paha teh Ine. Namun karena posisi duduknya yang selalu sopan, aku tak dapat melihat apa-apa.
    Bukan main! Ternyata seorang wanita berusia 40-an masih mempunyai daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini aku berani berfantasi mengenai hubungan seks dengan teh Ine. Sementara ia bercerita tentang masa mudanya, pikiranku malah melayang dan membayangkan tubuh teh Ine sedang duduk di hadapanku tanpa selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya. Aku seperti bisa melihat dengan jelas seluruh lekuk tubuhnya yang mulus tanpa cacat. Tanpa sadar, penisku menegang dan cairan madzi di ujungnya pun mulai keluar. Celanaku tampak basah di ujung penisku, dan cetakan penis serta testisku semakin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku.


    Membesarnya penisku ternyata tak lepas dari perhatian teh Ine. Tampak jelas terlihat matanya terbelalak melihat ukuran penisku yang membesar dan tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti karena beberapa saat teh Ine masih terpaku pada selangkanganku.
    “Kunaon teh..?”, tanyaku memancing.

    “Eh.., enteu.., kamu teh mikirin apa sih…?”, katanya sambil tersenyum simpul.
    “Mikirin teh Ine teh.., entah kenapa barusan saya membayangkan teh Ine nggak pakai apa-apa.., aduh indahnya teh..”, tiba-tiba saja jawaban itu meluncur dari mulutku. Aku sendiri terkejut dengan jawabanku yang sangat terus terang itu dan sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Ine. Wajah teh Ine tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.

    Tiba-tiba teh Ine bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Ia menutup pintu kamarku dan menguncinya. Leherku tercekat, dan kurasakan jantungku berdegup semakin kencang. Dengan tersenyum dan sorot mata nakal ia menghampiriku dan duduk tepat di hadapan selangkanganku. Aku memang sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang.

    “Fi, kamu pingin sama teteh..? Hmm?”, Desahnya seraya meraba penis tegangku dari luar celana. Aku menelan ludah sambil mengangguk perlahan dan tersenyum. Entah mengapa, aku jadi gugup sekali melihat wajah teh Ine yang semakin mendekat ke wajahku. Tanpa sadar aku menyandarkan punggungku ke tembok di ujung ranjang dan teh Ine menggeser duduknya mendekatiku sambil tetap menekan dan membelai selangkanganku. Nafas teh Ine yang semakin cepat terasa benar semakin menerpa hidung dan bibirku. Rasa nikmat dari belaian jemari teh Ine di selangkanganku semakin terasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu dan tanpa sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.

    Dengan lembut teh Ine menempelkan bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir bawahku, dan tiba-tiba.., lidahnya memasuki mulutku dan berputar-putar di dalamnya dengan cepat. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah panjang milik perempuan setengah baya yang sangat menggairahkan itu. Aku mulai membalas ciuman, gigitan, dan kuluman teh Ine. Sambil berciuman, tangan kananku kuletakkan di buah dada kiri teh Ine. Uh.., alangkah besarnya.., walaupun masih ditutupi oleh daster, keempukan dan kekenyalannya sudah sangat terasa di telapak tanganku.

    Dengan cepat kuremas-remas buah dada teh Ine itu, “Emph.., emph..”, rintihnya sambil terus mengulum lidahku dan menggosok-gosok selangkanganku. Mendadak teh Ine menghentikan ciumannya. Ia menahan tanganku yang tengah meremas buah dadanya dan berkata, “Fi, sekarang kamu diam dulu yah.., biar teteh yang duluan..”.
    Tiba-tiba dengan cepat teh Ine menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit keluar. Sejenak teh Ine tertegun menatap penisku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. “Gusti Rafi.., ageung pisan..”, bisiknya lirih. Dengan cepat teh Ine menundukkan kepalanya, dan seketika tubuhku terasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir cepat ketika mulut teh Ine hampir menelan seluruh penisku. Terasa ujung penisku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Ine. Dengan sigap teh Ine memegang penisku sementara lidahnya memelintir bagian bawahnya. Kepala teh Ine naik turun dengan cepat mengiringi pegangan tangannya dan puntiran lidahnya.

    Aku benar-benar merasa melayang di udara ketika teh Ine memperkuat hisapannya. Aku melirik ke arah kaca riasku, dan di sana tampak diriku terduduk mengangkang sementara teh Ine dengan dasternya yang masih saja rapi merunduk di selangkanganku dan kepalanya bergerak naik turun. Suara isapan, jilatan dan kecupan bibir perempuan montok itu terdengar dengan jelas. Kenikmatan ini semakin menjadi-jadi ketika kurasakan teh Ine mulai meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas dan urat-urat di penisku serasa hendak putus karena tegangnya. Teh Ine tampak semakin buas menghisapi penisku seperti seseorang yang kehausan di padang pasir menemukan air yang segar. Jari-jemarinyapun semakin liar mempermainkan kedua testisku. “Slurrp.., Cuph.., Mphh..”. Suara kecupan-kecupan di penisku semakin keras saja.

    Nafsuku sudah naik ke kepala. Aku berontak untuk berusaha meremas kedua buah dada montok dan besar milik wanita lajang berusia setengah baya itu, namun tangan teh Ine dengan kuat menghalangi tubuhku dan iapun semakin gila menghisapi dan menjilati penisku. Aku mulai bergelinjang-gelinjang tak karuan.
    “Teh Ine.., teeeh…, gantian dongg.., please.., saya udah ngga kuaat…, aahh.., sss..”, erangku seakan memohon. Namun permintaanku tak digubrisnya. Kedua tangan dan mulutnya semakin cepat saja mengocok penisku. Terasa seluruh syaraf-syarafku semakin menegang dan menegang, degup jantungku berdetak semakin kencang.. napaskupun makin memburu.

    “Oohh…, Teh Ine.., Teh Ineee…, aahh….”, Aku berteriak sambil mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan, “Crat.., craat.., craat”, aku memuncratkan spermaku di dalam mulut teh Ine. Dengan sigap pula teh Ine menelan dan menjilati spermaku seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Setiap jilatan teh Ine terasa seperti setruman-setruman kecil di penisku. Aku benar-benar menikmati permainan ini.., luar biasa teh Ine, “Enak Fi..? Hmm?”, teh Ine mengangkat kepalanya dari selangkanganku dan menatapku dengan senyum manisnya, tampak di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku.

    “Fuhh nikmatnya sperma kamu Fi..” Bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya.
    “Obat awet muda ya teh..”, kataku bercanda.
    “Yaa gitulah…, antosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan minum buat kamu”. Oh my God.., benar-benar seorang wanita yang penuh pengabdian, dia belum mengalami orgasme apa-apa tapi perhatiannya pada pasangan lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal! Kenyataan itu saja membuat rasa simpati dan birahiku pada teh Ine kembali bergejolak. Teh Ine kembali dari luar membawa segelas air.
    “Minum deh.., biar kamu segeran..”.
    “Nuhun teh.., tapi janji ya abis ini giliran saya muasin teteh..”. Aku meneguk habis air dingin buatan teh Ine dan saat itu pula aku merasakan kejantananku kembali. Birahiku kembali bergejolak melihat tubuh montok teh Ine yang ada di hadapanku.

    Aku meraih tangan teh Ine dan dengan sekali betot kubaringkan tubuhnya yang molek itu di atas ranjang.
    “Eeehh.., pelan-pelan Fi..”, teriak teh Ine dengan geli.
    “Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja. Tanpa menjawab, aku menindih tubuh montok itu, dan sekejap kurasakan nikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku merasakan nikmatnya penisku yang menempel dengan gundukan vaginanya walaupun masih ditutupi oleh daster dan celana dalamnya.
    Kupandangi wajah teh Ine yang bundar dan manis itu. Kalau diperhatikan, memang sudah terdapat kerut-kerut kecil di daerah mata dan keningnya. Tapi peduli setan! Teh Ine adalah seorang wanita setengah baya yang paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran aura sexualnya sungguh kuat menerangi sanubari lelaki yang memandangnya.
    “Teteh mau tau apa yang ingin saya lakukan terhadap teteh?”, Kataku sambil tersenyum.
    “Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”.


    Lalu dengan ganas, aku memulai menciumi bibir dan leher teh Ine. Teh Inepun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku. Keganasan kami berdua membuat suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Dengan tak sabar aku menarik ritsluiting daster teh Ine, kulucuti dasternya, BH-nya, dan yang terakhir.., celana dalamnya. Wow.., sebuah gundukan daging tanpa bulu sama sekali terlihat sangat menantang terletak di selangkangan teh Ine. My God.., alangkah indahnya vagina teh Ine itu.., tak pernah kubayangkan bahwa ia mencukur habis bulu kemaluannya.
    “Kamu juga buka semua dong Fi”, rengeknya sambil menarik baju kaosku ke atas. Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan dan berciuman dengan penuh nafsu dalam keadaan bugil! Sambil menindih tubuhnya yang montok itu, bibirku menyelusuri lekuk tubuh teh Ine mulai dari bibir, kemudian turun ke leher, kemudian turun lagi ke dada, dan terus ke arah puting susu kirinya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya puting susunya, alangkah lancipnnya.., dan mmhh.., seketika itu juga kukulum, kuhisap dan kujilat puting kenyal itu.., karena gemasnya, sesekali kugigit juga puting itu.

    “Auuhh.., Fi.., gellii.., sss.., ahh”, rintihnya ketika gigitanku agak kukeraskan. Badan montoknya mulai mengelinjang-gelinjang ke sana k emari.., dan mukanya menggeleng-geleng ke kiri dan ke kanan. Sambil menghisap, tangan kananku merayap turun ke selangkangannya. Dengan mudah kudapati vaginanya yang besar dan sudah sangat becek sekali. Akupun dengan sigap memain-mainkan jari tenganku di pintu vaginanya. “Crks.., crks.., crks”, terdengar suara becek vagina teh Ine yang berwarna lebih putih dari kulit sekitarnya. Ketika jariku mengenai gundukan kecil daging yang mirip dengan sebutir kacang, ketika itu pula wanita setengah baya itu menjerit kecil.
    “Ahh.., geli Fi.., gelli”, Putaran jariku di atas clitoris teh Ine dan hisapanku pada kedua puting buah dadanya makin membuat lajang montok berkulit hitam manis itu semakin bergelinjang dengan liar.
    “Fi.., masukin sekarang Fi.., sekarang.., please.., teteh udah nggak tahan..ahh..”. Kulihat wajah teh Ine sudah meringis seperti orang kesakitan. Ringisan itu untuk menahan gejolak orgasmenya yang sudah hampir mencapai puncaknya. Dengan sigap kuarahkan penisku ke vagina montok milik teh Ine.., kutempelkan kepala penisku yang besar tepat di bawah clitorisnya, kuputar-putarkan sejenak dan teh Ine meresponnya dengan mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberi kemudahan bagiku untuk melakukan penetrasi.., saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan, “Blesss”, masuk semuanya!
    “Aahh….” Teh Ine menjerit panjang.., “Besar betul Fi.., auhh…., besar betuull…, duh gusti enaknya.., aahh..”. Dengan penuh keganasan kupompa penisku keluar masuk vagina teh Ine. Dan iapun dengan liarnya memutar-mutar pinggulnya di bawah tindihanku. Astaga.., benar-benar pengalaman yang luar biasa! Bahkan keliaran teh Ine melebihi ganasnya Mbak Tati.., luar biasa!

    Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat yang bercampur liur. Kasurkupun sudah basah di mana-mana oleh cairan mani maupun lendir yang meleleh dari vagina teh Ine, namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami…, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Bunyi ranjangkupun sudah tak karuan.., “Kriet.., kriet.., krieeet”, sesuai irama goyangan pinggul kami berdua. Penisku yang besar itu masih dengan buasnya menggesek-gesek vagina teh Ine yang terasa sempit namun becek itu.
    Setelah lebih dari 15 menit kami saling memompa, tiba-tiba kurasakan seluruh tubuh teh Ine menegang.
    “Fi.., Fi.., Teteh mau keluar..”.
    “Iya teh, saya juga.., kita keluar sama-sama teh…”, Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat.., aku menancapkan penisku dalam-dalam dan teh Ine mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi…, “Crat.., crat.., crat.., crat”, kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan. Kami sudah tak peduli bila seisi rumah akan mendengarkan jeritan-jeritan kami, karena aku yakin teh Inepun tak pernah merasakan kenikmatan yang luar biasa ini sepanjang hidupnnya.
    “Ahh.., Fi.., kamu hebaat.., kamu hebaathh.., hh.., Teteh ngga pernah ngerasain kenikmatan seperti ini”.
    “Saya juga teh.., terima kasih untuk kenikmatan ini..”, Kataku seraya mengecup kening teh Ine dengan mesra.
    “Mau tau suatu rahasia Fi?”, tanyanya sambil membelai rambutku, “Teteh sudah lima tahun tidak bersentuhan dengan laki-laki.., tapi entah kenapa, dalam 5 hari bergaul dengan kamu.., teteh tidak bisa menahan gejolak birahi teteh.., ngga tau kenapa.., kamu itu punya aura seks yang luar biasa..”. Teh Ine bangkit dari ranjangku dan mengambil sesuatu dari kantong dasternya. Sebutir pil KB.

    “Seperti punya fitasat, teteh sudah minum pil ini sejak 3 hari yang lalu..”, katanya tersenyum, “Dan akan teteh minum selama teteh ada di sini..”, Teh Ine mengerdipkan matanya padaku dengan manja sambil memakai dasternya.
    “Selamat tidur sayang…”, Teh Ine melangkah keluar dari kamarku.
    Teh Ine memang luar biasa. Ia bukan saja dapat menggantikan kedudukan Tati sebagai partner seks yang baik, tetapi juga memberi sentuhan-sentuhan kasih sayang keibuan yang luar biasa. Aku benar-benar dimanja oleh wanita setengah baya itu. Fantasi sexualnya juga luar biasa. Mungkin itu pengaruh dari pekerjaannya sebagai penulis cerita drama. Coba bayangkan, ia pernah memijatku dalam keadaan bugil, kemudian sambil terus memijat ia bisa memasukkan penisku ke dalam vaginanya, dan aku disetubuhi sambil terus menikmati pijatan-pijatannya yang nikmat. Ia juga pernah meminta aku untuk menyetubuhinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi dan kami melakukannya dengan tubuh licin penuh sabun.
    Dan yang paling sensasional adalah.., Sore itu aku sudah berada di rumah. Karena load pekerjaan di kantorku tidak begitu tinggi, aku sengaja pulang cepat. Selesai mandi aku duduk di meja makan sambil menikmati pisang goreng buatan teh Ine. Perempuan binal itu memang luar biasa. Ia melayaniku seperti suaminya saja. Segala keperluan dan kesenanganku benar-benar diperhatikan olehnya. Seperti biasa, aku mengenakan baju kaos buntung dan celana pendek longgar kesukaanku dan (seperti biasa juga) aku tidak menggunakan celana dalam. Kebiasaan ini kumulai sejak adanya teh Ine di rumah ini, karena bisa dipastikan hampir tiap hari aku akan menikmati tubuh sintal adik ipar ayah si Anto itu.

    Sore itu sambil menikmati pisang goreng di meja makan, aku bercakap-cakap dengan ayah Anto. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk untuk menikmati semilirnya angin sore kota Bandung. Jarak antara aku dengannya sekitar 6 meter. Sambil bercakap-cakap mataku tak lepas dari teh Ine yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami saat itu. Teh Ine mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga sering tampak kaos itu menutupi celana pendeknya yang memberi kesan teh Ine tidak mengenakan celana. Aku berani bertaruh perempuan itu tidak menggunakan BH karena bila ia berjalan melenggang, tampak buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, dan di bagian dadanya tercetak puting buah dadanya yang besar itu. Tanpa sadar batang penisku mulai membesar.
    Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Ine duduk di sebelah kiriku dan ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik ke arahku sambil memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya. Sambil mengerdipkan matanya, ia memasukkan dan mengeluarkan pisang goreng itu dan sesekali menjilatnya. Sambil terus berbasa basi dengan orang tua Anto, aku menelan ludah dan merasakan bahwa urat-urat penisku mulai mengeras dan kepala penisku mulai membesar. Tiba-tiba kurasakan jari-jemari kanan teh Ine menyentuh pahaku. Lalu perlahan-lahan merayap naik sampai di daerah penisku. Dengan gemas teh Ine meremas penis tegangku dari luar celanaku sehingga membuat cairan beningku membuat tanda bercak di celanaku.
    Setelah beberapa lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke daerah perut dan dengan cepat menyelip ke dalam celana pendekku. Aku sudah tidak tahu lagi apa isi percakapan orang tua Anto itu. Beberapa kali ia mengulangi pertanyaannya padaku karena jawabanku yang asal-asalan. Degup jantungku mulai meningkat. Jemari lentik itu kini sudah mencapai kedua bolaku. Dengan jari telunjuk dan tengah yang dirapatkan, perempuan lajang itu mengelus-elus dan menelusuri kedua bolaku.., mula-mula berputar bergantian kiri dan kanan kemudian naik ke bagian batang.., terus bergerak menelusuri urat-urat tegang yang membalut batang kerasku itu, “sss…, teteh..”. Aku berdesis ketika kedua jarinya itu berhenti di urat yang terletak tepat di bawah kepala penisku.., itu memang daerah kelemahanku.., dan perempuan sintal ini mengetahuinya.., kedua jemarinya menggesek-gesekkan dengan cepat urat penisku itu sambil sesekali mencubitnya.


    “aahh…”, erangku ketika akhirnya penisku masuk ke dalam genggamannya.
    “Kenapa Rafi?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku itu mengira aku mengucapkan sesuatu.
    “E.., ee…, ndak apa-apa Pak..”, Jawabku tergagap sambil kembali meringis ketika teh Ine mulai mengocok penisku dengan cepat. Gila perempuan ini! Dia melakukannya di depan kakaknya sendiri walaupun tidak kelihatan karena terhalang meja.
    “Saya cuma merasa segar dengan udara Bandung yang dingin ini..”, Jawabku sekenanya.
    “Ooo begitu.., saya pikir kamu sakit perut.., habis tampangmu meringis-meringis begitu..”, Orang tua itu terkekeh sambil memalingkan mukanya ke jalan raya.
    Begitu kakaknya berpaling, teh Ine dengan cepat merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Anto, teh Ine tak tampak lagi. Dengan cepat tangannya memelorotkan celanaku sehingga penisku yang masih digenggamnya dengan erat itu terasa dingin terterpa angin. Sejenak perempuan itu memandang penis besarku itu.., ia selalu memberikan kesempatan pada matanya untuk menikmati ukuran dan kekokohannya. Kemudian teh Ine menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat mengelilingi lubang penisku.., kemudian ia memasukkan ujung lidahnya ke ujung lubang penisku dan mengecap cairan beningku.., lalu lidahnya diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah penisku. Aku mulai menggelinjang-gelinjang tak karuan, walaupun dengan hati-hati takut ketahuan oleh kakak teh Ine yang duduk di depanku. Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu dan meremasnya dengan gemas, “sss.., teeehh..”, desisku agak keras ketika perempuan itu dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala penisku itu.., sementara tangannya meremas-remas kedua bolaku…, aawwww nikmatnya…, aku begitu terangsang sehingga seluruh pori-pori kulitku meremang dan mukaku berwarna merah. Aku sudah dalam tahap ingin menindih dan sesegera mungkin memasukkan penisku ke dalam vagina perempuan ini tapi semua itu tak mungkin kulakukan di depan kakaknya yang masih duduk di depanku menikmati lalu lalang kendaraan di depan rumahnya.

    Tiba-tiba bibir teh Ine bergerak dengan cepat ke kepala penisku.., sambil terus kupermainkan putingnya kulihat ia membuka mulutnya dengan lebar dan tenggelamlah seluruh penisku ke dalam mulutnya. Aku kembali mendesis dan meringis sambil tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Anto yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Ine dengan cepat menghisap dan bergerak maju mundur di penisku. Tanganku menarik dasternya ke atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tidak ditutupi oleh selembar benangpun. Aku ingin menjamah vaginanya, ingin rasanya kumasukkan jari-jariku dengan kasar ke dalamnya dan kukocok-kocok dengan keras tapi aku sudah tak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, dan sedotan teh Ine di penisku membuat seluruh syarafku menegang.
    Tiba-tiba kujambak rambut teh Ine dan kutekan sekuat-kuatnya sehingga seluruh penisku tenggelam ke dalam mulutnya. Kurasakan ujung penisku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Ine dan, “Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah cairan maniku ke mulut teh Ine.

    “Ahh…, aahh.., aahh.., tetteeehh…”, Aku meringis dan mendesis keras ketika cairan maniku bersemburan ke dalam mulut teh Ine. Perempuan itu dengan lahap menjilati dan menelan seluruh cairanku sehingga penisku yang hampir layu kembali sedikit menegang karena terus-terusan dijilat. Aku memejamkan mataku.., gilaa.., permainan ini benar-benar menakjubkan. Ada rasa was-was karena takut ketahuan, tapi rasa was-was itu justru meningkatkan nafsuku. Teh Ine memandang penisku yang sudah agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak.
    “Luar biasa…”, Bisiknya, “Siap-siap nanti malam yah?” Katanya sambil bangkit dan beranjak ke dapur.
    Aku cukup kagum dengan prestasi yang kucapai di rumah ini. Baru 2 bulan di Bandung, aku sudah bisa meniduri 2 orang wanita yang sudah lama tidak pernah menikmati sentuhan lelaki. Dan wanita-wanita itu, aku yakin akan selalu termimpi-mimpi akan besar dan nikmatnya gesekan penisku di dalam vagina mereka !!

  • Kisah Memek cewek libido tinggi

    Kisah Memek cewek libido tinggi


    2749 views

    Duniabola99.com – Aku seoranga mahasiswi dan mengambil jurusan ilmu social kali ini aku akan menceritakan kisahku pengalaman pribadiku , kisahku terjadi kira kira beberapa tahun yang lalu yang mana aku saat itu sedang horny dengan seorang pria, sejak umurku 14 tahun libidoku akan seks tinggi dan aku tidak pernah merasakan puas yang telah aku lakukan.

    Saya sering melakukan hubungan seks dengan pacar saya, William. Saya melakukan setiap kami bertemu, tetapi sekarang rasanya tidak mungkin untuk memuaskan nafsu seks saya andai saya hanya terpaku pada dia sebab dia sekarang berada di Hawai, sedangkan saya ada di Inggris.


    Beberapa kali saya memuaskan nafsu birahi saya sendiri dengan vibrator yang saya miliki selama ini. Untuk pembaca ketahui, saya telah mempunyai vibrator 2 buah dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

    Sengaja saya tulis ini dalam bahasa Indonesia, sebab saya sungguh tidak ingin berkesan sombong apabila saya menulis ini dalam bahasa Inggris, dan maafkan saya apabila cerita saya ini tidak seperti cerita yang ada di dalam situs ini selama ini, saya akui jujur bahwa saya tidak pandai untuk menggambarkan apa yang saya rasakan dalam berhubungan seks demikian pula pada lawan jenis saya.

    Maafkan pula bahwa saya tidak dapat menggambarkan seberapa besar atau panjang kemaluan lawan jenis saya.

    Begini ceritanya, beberapa hari yang lalu, saat saya sedang sangat horny untuk melakukan hubungan seks, saya mencoba untuk melakukannya dengan vibrator yang telah saya miliki, namun pada saat saya sedang melakukan itu, saya merasa bosan dengan apa yang sedang saya lakukan pada saat itu, sehingga saya putuskan untuk menghentikannya.

    Sejenak saya berpikir, apa yang harus saya lakukan. Entah berapa lama saya berpikir, tibatiba muncul ide untuk menelpon Raymond (teman setanah air), dan saya mengatakan pada dia bahwa saya sedang horny.

    Pembaca, saya berani mengatakan ini pada Raymond sebab selain penisnya cukup besar dan dia pun cukup hebat dalam berhubungan seks, saya dan dia sepakat bahwa kami saling mengisi layaknya suami istri, kesepakatan ini kami sepakati sejak hubungan seks kami yang pertama kali, entah kapan saya tidak ingat dengan pasti.

    Saya dan Raymond telah beberapa kali melakukan hubungan seks. Kami tidak memiliki komitmen apapun, maksudnya, Raymond tetap hidup bebas dan saya pun tetap hidup bebas, kami tidak berkomitmen bahwa kami berstatus pacaran.

    Singkat cerita, akhirnya Raymond datang ke flat saya, waktu itu pukul 17:45 menit, ia lebih cepat 15 menit dari janjinya sendiri. Pada saat dia datang, dia masuk begitu saja seperti yang biasa dia lakukan.

    Dia langsung duduk di sofa dsn menonton TV yang sudah saya nyalakan sebelumnya. Setelah menutup pintu dan mengambil dua red wine glasses serta satu botol red wine Aussie (Souvinon 97) yang isinya kurang lebih setengah, saya duduk di samping Raymond.

    Raymond begitu dingin, tidak seperti biasanya, kami sempat saling berdiam dengan seribu bahasa, hingga akhirnya dia mulai membuka pembicaraan dan mengatakan pada saya bahwa sesungguhnya dia sedang malas untuk melakukan hubungan seks. Saya katakan sekali lagi sama dia bahwa saya sedang horny dan saya benarbenar ingin berhubungan seks sambil merangkulnya dan mengesun pipi kirinya.

    Mond, sorry ya kalo kamu sedang ngga horny tetapi aku sekarang benerbener lagi pengeenn.. dech kata saya pada dia.

    Tolong ya, pleasee.. lanjut saya.

    Tanpa dikomando olehnya, saya beranjak dari tempat duduk, lalu menyalakan video VHS saya untuk menayangkan blue film. Entah berapa lama, dia tetap pada sikapnya, dia bersikap begitu dingin, dia hanya mengubah tempat duduknya dan sesekali menuang red wine, lalu menuangnya pada gelasnya dan meminumnya beberapa teguk.


    Hingga pada akhirnya, nafsu seks saya sendiri semakin menggebugebu dengan ditambahnya visualisasi yang ditampilkan pada TV saya sendiri. Saya memperhatikan Raymond, saya lihat wajahnya, saya lihat sorot matanya, dan saya pun melihat kemaluannya yang masih terbungkus dengan blue jeans.

    Tampaknya dia mulai terangsang dengan apa yang sedang dia lihat, terlihat dari penisnya yang mulai mengeras dan rasanya mau keluar dari celana jeansnya itu.

    Semakin dahsyatnya nafsu saya hingga akhirnya saya pun memulai untuk melakukan hubungan seks dengannya. Pertamatama saya sun dengan lembut pipi kirinya dan saya raba penisnya, saya elus, dan sesekali sedikit saya remas.

    Saya tidak lama melakukan hal itu, sebab Raymond membalasnya dengan membuka celana jeansnya, lalu membuka resletingnya. Saya tahu apa yang dia inginkan. Saya pun membantunya untuk membukakan jeans itu sebab Raymond agak sulit dengan posisinya sambil duduk, saya bantu menurunkan celana jeans serta celana dalamnya yang berwarna coklat.

    Setelah dia menanggalkan celananya, saya langsung berjongkok di depannya lalu saya pun langsung menggenggam penisnya dan langsung saya jilat, kulum serta kocok dengan lembut. Sungguh saya sudah tidak bisa menahan gejolak yang ada di dalam diri saya, saya benarbenar menikmati apa yang sedang saya lakukan, saya benarbenar bisa ikut merasakan seperti yang sedang dirasakan oleh Raymond.

    Saya kulum penisnya, sesekali saya jilat pada ujungnya sedangkan tangan kanan saya, menaikturunkan kulit penisnya dengan lembut, saya pun sesekali memasukkan salah satu jari saya pada lubang duburnya. Sambil saya kulum, sesekali saya lihat wajahnya, dia tampak menikmati kuluman serta hisapan saya. Dia memejamkan mata dan sesekali mendesah pelan.

    Dia sesekali memegang kepala saya sambil mendesah kenikmatan. Dia sesekali melihat apa yang sedang saya lakukan sambil berusaha menjamah payudara saya yang masih terbungkus dengan pakaian saya dan bra di dalamnya. Dia pun tampak sesekali bergetar. Sungguh saya tidak peduli dengan apa yang dia lakukan, saya senang dengan reaksinya atas apa yang saya lakukan terhadap dia.


    Beberapa kali saya merasakan rasa asin dari beberapa hisapan saya, hingga akhirnya penis yang sedang saya kulum itu sangat keras dan berada pada posisi puncaknya. Saya tersenyum melihat apa yang saya lihat, sebab metode yang baru dan sedang saya lakukan membuahkan hasil.

    Entah berapa lama saya mengulum penisnya, dan akhirnya saya pun menyudahinya. Saya berdiri dan melepaskan semua pakaian yang ada di tubuh saya, Raymond pun membuka kemejanya yang bercorak kotakkotak, lalu duduk kembali pada posisinya semula.

    Tampak payudara saya dan kulit saya yang putih serta bulu yang tumbuh halus di daerah atas kemaluan saya. Untuk pembaca ketahui, saya memiliki ukuran 34B2838 dengan postur tinggi 169170 cm. Setelah saya melepas semua pakaian saya, saya lalu berdiri di atas sofa, saya arahkan kemaluan saya pada wajah Raymond.

    Rasanya Roymond tahu apa yang saya inginkan, dia pun langsung memegang kemaluan saya dengan tangan kirinya, lalu saya angkat kaki kiri saya hingga akhirnya kemaluan saya tepat berada di depan wajah Raymond.

    Dia hisap, dia jilat dan dia mainkan klitoris saya, juga dimasukkannya salah satu jarinya pada vagina saya. Saya begitu menikmati permainan Raymond dengan sesekali mendesah. Sungguh hebat permainan tangan dan lidahnya pada kemaluan saya hingga saya pun mengoyanggoyangkan kecil pinggul saya ke kiri dan ke kanan .

    Saya pun tidak tahu persis berapa lama saya melakukan hal ini, hingga akhirnya saya mengangkat tubuh saya hingga menjauhkan kemaluan saya pada wajah Raymond. Saya pun menarik Raymond untuk berdiri, dan saya turun dari sofa yang barusan saya naiki.

    Sambil berpaling, membelakangi Raymond, saya menarik tangannya menuju salah satu sudut flat saya yang ada jendelanya dan telah saya buka sedikit jendela tersebut. Setelah membelakangi tubuh Raymond sehingga saya menghadap keluar, namun saya tetap memegang penisnya, saya arahkan penis itu pada vagina saya, sedang tangan kanan saya memegang salah satu bagian dari jendela.

    Ooh.. rasanya sulit diungkapkan dengan katakata pada saat senjata itu masuk dalam liang surga saya, saya begitu bergejolak, nafsu seks saya semakin memburu, nafas dan detak jantung saya sudah tidak beraturan.


    Saya maju mundurkan pantat saya dengan sesekali menggoyangkan ke kiri atau ke kanan atau memutarmutar kecil pinggul saya, demikian pula yang dilakukan oleh Raymond, dia maju mundurkan kemaluannya sehingga terdengar suara dari gesekan antara pantat saya dengan daerah perutnya Sungguh, sekali lagi saya katakan bahwa saya benarbenar menikmati apa yang sedang saya lakukan, saya benarbenar menikmati hubungan seks yang sedang terjadi pada saya saat itu.

    Beberapa kali saya dan Raymond mendesah karena tidak dapat menahan rasa nikmat yang kami rasakan dari hubungan seks ini. Sesekali Raymond berusaha untuk meremas payudara saya yang menggantung ke bawah dan memilin dengan lembut puting saya, dia pun sesekali memasukkan salah satu jarinya pada lubang anus saya.

    Ngilu rasanya pada saat ia melakukan ini, tetapi rasa ngilu itu tetap tidak dapat menghilangkan rasa nikmat yang saya rasakan dari vagina saya. Perasaan nikmat yang menjalar pada seluruh tubuh saya makin lama makin memuncak.


    Saya menikmati setiap dorongan senjata Raymond pada lubang surga saya, saya pun menikmati setiap tarikan seolah ingin mengeluarkan kejantanan itu dari milik saya. Rasa nikmat saya akhirnya mencapai puncak, dan saya sudah tidak dapat menahan semua itu hingga saya katakan pada Raymond bahwa saya ingin orgasme.

    Ketika saya mengatakan bahwa saya orgasme, Raymond pun menarik tubuh saya sehingga wajah kami begitu dekat, lalu dia mencium bibir bagian luar saya. Saya pun menekan dalamdalam vagina saya hingga menelan semua batang kejantanannya.

    Sungguh rasa nikmat yang tidak dapat diungkapkan dengan katakata apa yang sedang saya alami saat itu. Semua syaraf yang ada di tubuh saya beberapa detik lamanya menegang bersamaan dengan lendir yang menyembur dari klitoris saya.

    Beberapa detik saya diam berdiri pada posisi saya hingga akhirnya saya kembali pada posisi saya semula memegang salah satu sudut jendela sedangkan Raymond melanjutkan untuk memompa penisnya di dalam lubang nikmat saya.

    Pada saatsaat pertama setelah saya orgasme, saya merasa lemas namun saya tetap melakukan hubungan seks, dia tetap mengeluarmasukkan penisnya dalam vagina saya. Saya merasa hampa dan lemas. Pada saat itulah saya hanya berdiam diri dan merasakan dorongandorongan yang dilakukan oleh Raymond, saya tidak lagi memutarmutar pinggul saya ataupun ikut memajumundurkan pantat saya.

    Akhirnya saya pun memegang batang kejantanan Raymond, lalu melepaskannya dari dalam vagina saya, saya ingin mengulum dan menghisap penisnya agar saya dapat membangkitkan nafsu seks saya lagi.

    Saya pun berbalik badan, lalu saya berjongkok hingga akhirnya penisnya itu tepat di depan wajah saya. Saya kulum penis itu, saya hisap dan saya jilat juga pada daerah ujung penis Raymond, masih terasa lendir saya pada penis Raymond, namun saya tidak peduli, saya tetap hisap, kulum dan kocok penis itu.

    Mungkin terlalu bernafsunya saya untuk membangkitkan nafsu seks kembali lagi, hingga akhirnya tanpa terasa sudah berapa lama saya melakukan itu. Roymond mengatakan bahwa dia ingin klimaks. Mendengar itu, saya langsung berdiri dan menyuruhnya untuk tiduran di karpet, sedangkan saya akan berada di atasnya.

    Saya pegang penisnya lalu memasukkan ke dalam liang nikmat saya dengan posisi saya tetap membelakangi Raymond, saya menaikturunkan badan saya. Mulamula pelanpelan namun makin lama makin cepat hingga payudara saya yang agak besar ini bergoyanggoyang secepat seperti yang saya lakukan.

    Semakin cepat saya menaikturunkan tubuh saya hingga makin cepat pula gerakan penis itu keluar masuk dalam vagina saya dan akhirnya Raymond mengatakan lagi pada saya bahwa dia ingin keluar.

    Pertamatama saya tidak terlalu peduli hingga akhirnya Raymond mengatakannya dengan agak teriak bahwa dia sudah tidak tahan lagi.


    Cepatcepat saya ambil posisi untuk dapat mengulum penis Raymond, memang benar, dalam hitungan detik setelah beberapa kali saya sempat mengulumnya, Raymond menyemburkan beberapa kali spermanya hingga beberapa diantaranya mengenai pipi dan sekitar bibir saya.

    Saya tetap mengulumnya, saya telan semua sperma Raymond hingga bersih dan saya jilat beberapa kali pula lubang yang ada di ujung penisnya. Beberapa kali tubuh Raymond bergetar atas perlakuan saya.

    Dan kami pun akhirnya membasuh tubuh kami di dalam kamar mandi. Saya sempat membilas beberapa kali tubuh saya dengan air. Keluar dari kamar mandi, kami pun berpakaian kembali. Kami duduk di sofa semula dan menikmati red wine yang ada di gelas kami masingmasing.

    Saya memeluk manja Raymond, kalau saya perhatikan, dia adalah pria yang tidak bisa dinilai jelek, baik itu wajahnya juga bentuk tubuhnya. Mungkin banyak cewek yang tergilagila sama dia andai dia tinggal di Indonesia.

  • Hentai035

    Hentai035


    2088 views

  • Video Bokep Miri Kawada cantik lagi didapur disuruh hisap kontol dikamar

    Video Bokep Miri Kawada cantik lagi didapur disuruh hisap kontol dikamar

  • Tiny Blonde Student Fucks BBC Teacher

    Tiny Blonde Student Fucks BBC Teacher


    2244 views

  • Beautiful MILF Kanade Otowa Sucks And Jerks Him in POV

    Beautiful MILF Kanade Otowa Sucks And Jerks Him in POV


    2084 views

  • Foto Bugil Gella E memperlihatkan memek dari jarak dekat

    Foto Bugil Gella E memperlihatkan memek dari jarak dekat


    2350 views

    Duniabola99.com – foto bugil gadis muda Gella E bugil diatas kursi besar memperlihatkan toketnya yang kecil dan mengangkat memperlihatkan memeknya yang tercukur rapi.

  • Kisah Memek Dipaksa Ayah Tiri ML Hingga Ketagihan

    Kisah Memek Dipaksa Ayah Tiri ML Hingga Ketagihan


    5033 views

    Duniabola99.com – Marina yaitu seseorang gadis muda jelita, usianya baru 17 th. yang tinggal dengan ibu serta bapak tirinya. Bapak kandungnya sudah wafat dunia 8 th. yang kemarin. Rupanya bapak tirinya yang baru berumur 35 th. itu bernama Daud, sudah lama menyimpan rasa penasaran untuk mencicipi perawan anak tirinya yang masih tetap ranum itu.


    Sang bapak tiri meneguk air liur tiap-tiap melihat pinggang, pinggul serta pantat Marina yang indah serta seksi, terlebih apabila Marina tengah berjongkok mengepel lantai dengan baju seadanya, wah, melotot matanya. Timbullah keinginannya untuk melihat badan sang anak tiri yang indah polos tanpa ada baju.

    Daud memperoleh akal, satu hari saat Marina serta ibunya tengah keluar tempat tinggal, Daud berusaha keras buat lubang pada dinding kamar mandi yang cuma terbuat dari papan. Satu hari saat Marina akan pergi mandi Daud bersiap menanti sembari mengintip dari lubang kamar mandi yang sudah dibuatnya, Marina masuk kamar mandi dengan cuma kenakan handuk melilit ditubuhnya, sesudah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ada sangsi Marina melepas handuknya.

    Daud menelan liurnya melihat panorama indah yang terpampang dimuka matanya, panorama indah yang datang dari badan indah anak tirinya, badan yang demikian sekal padat, ramping serta mulus itu buat gairah Daud naik-turun, terlebih sepasang payudara yang demikian mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Daud melirik kearah selangkangan gadis itu terlihat bulu-bulu halus indah hiasi di sekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat. Semuanya buat dada Daud bergetar menahan nafsu, membuatnya makin penasaran menginginkan nikmati keindahan yang tengah terpampang dimuka matanya. Daud tahu Marina seringkali keluar dari kamarnya saat malam hari untuk pipis.


    Saat malam selanjutnya, Daud dengan sabar menanti. Demikian Marina masuk kamar mandi, Daud membarenginya dengan masuk kamar Marina. Daud menanti dengan jantung berdebar keras, demikian Marina masuk kembali kedalam kamarnya serta mengunci pintu, Daud keluar dari balik almari, Marina terbelalak, mulutnya menganga, cepat-cepat Daud menempatkan telunjuk ke mulutnya, isyarat supaya Marina janganlah berteriak, Marina mundur sebagian langkah dengan ketakutan. Daud maju serta mendadak menyergapnya Marina siap menjerit, namun Daud secara cepat tutup mulutnya. “Jangan menjerit! ”, Daud meneror. Marina makin ketakutan, tubuhnya gemetar.

    Daud memeluk gadis yang masih tetap murni itu, menciumi bibirnya bertubi-tubi. Marina terengah-engah. “Jangan takut, kelak kuberi uang”, kata Daud dengan nafas menggelora. Bibir Marina selalu diciumi, gadis itu pejamkan matanya, rasakan nikmat, dengan mulut terbuka. Tanpa ada sadar, rontaan Marina mulai melemah, bahkan juga ke-2 lengannya memanggut bahu Daud. Sepintas terbayang adegan di buku porno yang sempat diliatnya.

    Alangkah senangnya Daud saat Marina mulai membalas ciuman-ciumanya dengan tidak kalah gencarnya. “Pak, Pak jangan…! ”, Meskipun mulutnya berkata janganlah, namun Marina tidak membuat perlawanan saat gaunnya di terlepas. Dalam waktu relatif cepat, Marina cuma kenakan beha serta celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Daud melepaskani pakaiannya sendiri.


    Marina menghambur ke tempat tidur serta menutupi badannya dengan selimut, Marina menghadap tembok, menanti dengan dada bergetar, di hatinya berlangsung pertentangan pada nafsu serta hasrat untuk menjaga kehormatannya, tetapi nafsulah yang menang. Selimut yang menutupi badan ditarik, Marina dipeluk daribelakang serta dirasakannya hangatnya pisang ambon Daud mengganjal serta menggesek-gesek di belahan pantatnya, Marina menggigil.

    Dengan bernafsu Daud menciumi kuduk Marina, gadis itu menggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Daud membalikkan badan Marina sampai kemampuanng, gadis itu meronta akan melepas diri, Daud menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buah dada Marina. Dada yang ranum serta sehat, yang sepanjang sekian hari ini isi impian Daud.

    Kembali rontaan-rontaan Marina melemah, dirasakannya kesenangan pada buah dadanya yang diciumi Daud dengan bertukar-gantian. Dada yang kenyal serta masih tetap fresh itu bergetar-getar, Daud buka mulutnya serta melahap putingnya yang merah jambu. Marina menjerit lirih, namun selekasnya terbenam dalam erangan kesenangan. “Pak, mm.., mm.., ja.. ngan ssshh mmphh…, sshh.. ”.

    Pada akhirnya Marina tak akan memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati serta dihisap oleh Daud. Aroma harum yang terpancar dari badan perawan itu betul-betul beri kesegaran, buat rangsangan birahi Daud makin naik. Ke-2 bukit indah Marina makin mengeras serta jadi membesar, puting yang belum juga sempat dihisap mulut bayi itu semakin indahmenawan, Daud selalu mengulum serta mengulumnya selalu.

    “Pak, Saya.., takuut”, Nada Marina mendesah lembut.
    “Jangan takut, tidak apa-apa kelak kuberi uang.. ”, dengan napas memburu.
    “Ibu, pak. Kelak ibu bangun.., sshh.., aah.. ”.
    “aakh.., ibumu akan tidak bangun hingga besok pagi, ia telah kuberi obat tidur”.

    Marina mulai mendesah lebih bergairah saat tangan Daud mulai bermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Daud menekan-nekan bukit indah itu.


    “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Daud sembari berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Daud menguak belahan kue apem itu. Marina yang awal mulanya mengatupkan pahanya rapat-rapat saat ini mulai mengendurkannya, bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Daud yang romantis menghadirkan rasa nikmat bukanlah kepalang terlebih batang kemaluan lelaki yang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Marina serta berdenyut-denyut. Sesungguhnya Marina menginginkan sekali menggenggam batang kemaluan yang besarnya mengagumkan itu.

    Disamping itu Daud menggosokikan tangannya ke bukit kemaluan yang ditumbuhi rambut halus yang baru meniti indah menghiasi bukit itu. “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh.. ”, Mata Marina membeliak-beliak serta pahanya juga buka. Narasi seks

    Daud menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibirvagina Marina yang masih tetap rapat walaupun telah dikangkangkan. Dengan perasaanah Marina menggenggam batang penis Daud, ia terasa jengah, keduanya sama-sama berpandangan, Marina malu sekali serta juga akan menarik kembali tangannya namun dihindari oleh Daud, sembari tersenyum, lelaki yang cukup ganteng itu berkata, “Tidak apa-apa, Marina! Genggamlahsayang, berbuatlah sesuka hatimu! ”.

    Serta dengan dada berdegup Marina tetaplah menggenggam batang penis yang keras itu. Daud merem-melek nikmati belaian serta remasan lembut pada batang penisnya. Disamping itu tangan Daud mulai menelusuri sisi dalam kemaluan Marina, gadis itu menjerit kecil berulang-kali. Sisi dalam kemaluannya sudah basah serta licin, ujung jari Daud menyentuh-nyentuh clitoris Marina. Marina menggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Mar? ”, bertanya Daud.
    “Enaakh…, Paak! ”, Jawab Marina.


    Daud makin gencar menggempur vagina Marina dengan jari tangannya. Lantas Daud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Marina. Dipandanginya belahan vagina yang demikian indahnya, memperlihatkan sisi dalamnya yang kemerahan serta licin. Daud menguakkan bibir-bibir kemaluan itu, jadi kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibir kemaluan Marina, Daud tidak bisa menahan dianya sekali lagi, diciumnya clitoris Marina dengan penuh nafsu. Marina menjerit kecil.
    “Kenapa Marina? Sakit? ”, bertanya Daud di sela kesibukannya.

    Mariana menggelengkan kepalanya sembari mengangkat kakinya. Dengan bernafsu Daud menjilati vagina Marina serta lidahnya menerobos menjilati sisi dalam dari kemaluan Marina, melilit serta membelai clitorisnya. Marina makin tidak tahan terima gempuran lidah Daud, mendadak dirasakannya dinding sisi dalam kemaluannya berdenyut-denyut dan semua badannya merasa menegang serta berbarengan dengan itu ia rasakan suatu hal seperti juga akan menyembur dari sisi kemaluannya yang terdalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk.. ”, Marina mendesah bersamaan menyemburnya air mani dari basic lubuk kemaluannya. Sesaat Daud tetaplah menjilati kemaluan Marina bahkan juga Daud mengisap cairan yang licin serta kental yang menyembur dari kemaluan Marina yang masih tetap suci itu, serta menelannya.
    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Daud mesra di telinga Marina.

    Sesaat Marina melihat memelas ke arah Daud, serta Daud tahu apa yang diingini gadis itu, karna iapun telah tidak tahan seperti Marina. Batang kemaluan Daud telah keras sekali. Besar serta begitu panjang. Sedang bukit kemaluan Marina telah berdenyut-denyut menginginkan sekali dimasuki penis Daud yang besar. Jadi Daud juga mengatur tempatnya diatas badan Marina.

    Mata Marina terpejam, menantikan bebrapa waktu mendebarkan itu. Batang penis Daud mulai menggesek dari pojok ke pojok, menyentuh clitoris Marina. Marina memeluk serta membalas mencium bibir bapak tirinya bertubi-tubi. Serta pada akhirnya topi baja Daud mulai menjangkau mulut lubang kemaluan Marina yang masih tetap simak serta sempit. Serta Daud juga menghimpit pantatnya. Marina menjerit. Seperti kesetanan ia memeluk dengan kuat. Badannya menggigil.


    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak.. ”, Marina merintih-rintih, pecahlah telah selaput daranya. Sedang Daud tidak mempedulikannya ia selalu saja menyodokkan semua batang kemaluannya dengan perlahan-lahan serta menariknya dengan perlahan-lahan juga, ini dikerjakannya berkali-kali. Sesaat Marina mulai rasakan kesenangan yang tidak ada duanya yang sempat dirasakannya.
    “Goyangkan pinggulmu ke kanan serta ke kiri sayang! ”, bisik Daud sembari tetaplah menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough.. ”, jawab Marina dengan mendesah. Saat ini Marina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannya kesenangan yang mengagumkan pada dinding-dinding kemaluannya saat batang penis Daud mengaduk-aduk lubang vaginanya.
    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..! ”, erang Marina. Daud makin gencar menyodok-nyodok vagina Marina, makin cepat juga goyangan pinggul Marina menyeimbanginya sampai, “Ouuuughh…, sa.., saya…, mmaau…, keluar.., Paak.. ”.
    “Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh.. ”.

    Daud mulai mengejang, dia juga nyaris menjangkau klimaksmya. “aaGhh…”, jerit Marina sembari menghimpit pantat Daud dengan ke-2 kakinya saat ia menjangkau puncak kenikmatannya. Berbarengan dengan desakan kaki Marina, Daud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sembari menggeram kenikmatan
    “Eeegghh…, Ooouugh.. ”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet.. ”.

    Mengalirlah air mani Daud membasahi lubang kemaluan Marina yang telah dibanjiri oleh air mani Marina. Mereka juga menjangkau puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tidak berdaya dalam kesenangan yang mengagumkan dengan tempat badan Daud masih tetap menindih Marina serta batang penisnya masih tetap menancap dalam lubang kemaluan Marina.


    Keduanya sama-sama berangkulan dengan erat nikmati puncak permainan mereka yang benar-benar hebat. Marina berdiri keluarkan penis bapak tirinya yang besar itu dari lubang vaginanya lantas kenakan pakaian serta kembali lunglai sampai terlelap. Semua sunyi serta tenang. Tidak ada sekali lagi erangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kenikmatan, tanpa ada pikirkan apa yang juga akan berlangsung pada mereka kelak. tamat

  • Video Bokep wanita mencintai wanita threesome

    Video Bokep wanita mencintai wanita threesome


    1802 views

    Agen Sbobet

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Malam Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan

    Cerita Sex Berhubungan Intim Malam Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan


    1555 views

    Dimulai dgn perkenalanku dgn seorang pramuniaga yang benar-benar elok, umurnya sekitaran 33 tahun dan memiliki anak satu. Rindi namanya, benar-benar gampang dikenang dan begitu enak kedengar dalam telinga.

    Cersex Terbaru –  Perjumpaan itu benar-benar cantik dan romantis, ketika matahari terbenam ketelan air laut di atas dek ferry kusaksikan seorang wanita bertumpu di tiang besi dgn rambut yang terurai melambai tertiup semilir angin laut, benar-benar elok dan seksi lekuk badan dan dadanya membusung di depan, sweter unggu dan span warna hitam tidak bisa sembunyikan keelokan badannya.
    Dgn cara yang tentu kuhampiri dgn sedikit panggilan dan pembicaraan yang santun mulai dia terikut oleh obrolanku yang sedikit komedi dan terkadang memunculkan gelak tawa yang munculkan lesung pipinya, ya ampun elok benar makhluk ini.
    Sesudah senang dgn bercakap ini itu dan matahari juga malu memperlihatkan mukanya rupanya sdh jam 19:00 WIB, tidak berasa sdh perjumpaan yang berlama-lama di atas dek dan kami memilih untuk kembali lagi ke kursi masing-masing. Kami janji akan berjumpa lagi jam 21:30 di tiang besi saksi perjumpaan kami.

    Sesudah mandi dan membereskan diri, tidak sadar smartphone-ku berdering, sirene yang menyengaja kupasang sudah panggilku agar selekasnya naik ke dek karena sdh waktunya kujemput bidadariku di atas dek. “Hai Novem..” sapa merdu Rindi menyapaku dgn menepuk punggungku saat saya melihat lautan.

    “Hai, Rin..” sedikit strategi, kubelai rambutnya.
    “Maaf Rin..” kataku mesra.
    “Ada apakah Novem..” balasnya manja.
    “Nih benang membuat rusak panorama,” jawabku, walau sebenarnya benang itu semenjak barusan berada di tanganku.
    “Oh kamu ini dapat saja Novem..” bisiknya manja.

    Rindi sdh berpisah tiga tahun yang lantas karena suaminya sukai taruhan dan mabok-mabukan yang membuat banyak dililit utang dan kehidupan rumah tangganya selalu tidak terbebas akan kerusuhan.
    “Mengapa kamu tidak mencari suami kembali, Rin..” tanyaku untuk pecahkan kesunyian.
    “Ah.. nantilah,” jawabannya, “Saya masih sukai sendiri dan kunikmati peranan gandaku sebagai ibu dan ayahnya Ranny (anaknya, red) toh masih lumayan gajiku untuk mengongkosinya.”
    “Luar biasa kamu Rin, bagitu tabah pada kondisi demikian. Kurang apa coba.. kamu berdikari, elok, seksi dan masih terbilang muda kembali, aku juga ingin mendaftarkan kalau masih tetap ada lowongan.. ahahaha..” saya menyengaja ketawa untuk meriuhkan situasi karena kusaksikan ia diam dgn muka cukup memeras.
    “Hahahhaa..” rupanya ia ketawa,
    “Ah kamu ini pantesnya menjadi adikku,” jawabannya berbuat tidak etis.
    “Hahahaha.. saya justru,” terpingkal-pingkal karena itu, “Lho walaupun adik tp dapat buat adik sang Ranny lho.”
    “Tidak mungkin,” jawabannya.
    “Lha kok tidak yakin.. jangan suka ya kelak,” jawabku.
    “Yee.. siapa yang ingin,” godanya manja.
    “Saya yang ingin,” jawabku.
    Kamipun ketawa ria.
    “Dasar buaya,” jawabannya.
    Bacaan Seks Dewasa Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan
    Tanpa sadar kapal bergoyang dan angin makin kuat dan Rindi sdh berada di dekapanku, karena terumbang-ambing kapal kudekap badan sintalnya dan tidak lepas kupengang buah dadanya yang besar, rupanya diapun diam saja. Kutahan goyangan kapal dan tidak kulewatkan peluang itu dgn sedikit fantasiku goyangkan bokongku dan..,
    “Ah.. nakalnya kamu..” rupanya diapun mengetahui semakin nekadnya saya ambil peluang dalam kesempitan sekalian mencubit pinggangku,
    “Memikat ya..” bisiknya.
    “Ah saat, tp sukai kan,” jawabku.
    “Hahahaa..” gelak tawapun tidak terhindar kembali.

    “Rin turun yok, bahaya nich.. sepertinya angin makin kuat dan goyangan kapal makin ganas kalau saya yang goyang kamu sih tidak jadi masalah, lha ini kapal yang goyang.. hehehe..” ajakku mesra.
    “Dasaar.. dasaar, benar-benar buaya kamu Novem,” balasnya manja.
    “Upsssss.. bukan buaya tp biawak.. hahahha..” balasku.
    Kamipun ke arah anak tangga, satu-satu anak tangga kami lewati dgn tangan yang memutari perutnya dan diapun melingkarkan tangannya di pinggangku. Dgn berani kucium telinganya, ia diam saja cuma reaksi tangannya saja yang memegang perutku dan kamipun sdh sampai di muka pintu yang tertulis staf only lantas kutarik pinggangnya untuk masuk, diapun tidak menampik. Dgn luas ruang 2 X 4 m2 sangat luas untuk kami berdua. Dalam keremangan lampu kulumat bibir minimnya, napas kamipun makin menderu. Rupanya ia pengalaman sekali dalam french kiss.
    Kami berciuman 5 menit lama waktunya dan ia mulai buka sweternya sedang saya buka jaket kulitku dan kami menjadikan alas sampai tidak ada benang sehelaipun yang menempel di badan kami berdua. Benar-benar cantik badannya, dgn ukuran payudara 36B dan belum turun kuanggap sangat prima. Pada kondisi berdiri, kulumat bibirnya dan mulai turun ke tengguk sampai payudaranya dgn puting yang merah muda,
    “Seperti masih ABG saja,” pikirku.
    Kulumat yang kanan dan kupiin-pilin yang kiri membuat suaranya,
    “Hmm.. ach.. hmm.. sppt.. Novem lanjutkan Novem.. aacch, sedap Novem..” Kepalaku juga ditekannya ke dadanya, tidak kupedulikan ia, kuhisap, kugigit-gigit kecil putingnya sampai dia semakin menjambak rambutku. Dgn jenggot yang baru kucukur dua hari yang lantas kugesek-gesekan daguku di gunung kembarnya.
    “Oooh Novem.. please masukkan donk.. sstt..” Tidak kupedulikan ocehannya sampai kulumat perutnya, pusarnya dan pada akhirnya sampai juga di gundukan surga dunia, benar-benar cantik.
    Mataku terbeliak rupanya tidak ada satu helai rambutpun di sekitarnya, wangi dan harum yang ciri khas. Mukanya yang elok tersenyum manis padaku, kuturunkan mukaku sekalian terus menjulurkan lidah di atas perutnya turun terus dan sampai di wilayah yang paling kusukai, harum sekali baunya. Tidak harus sangsi.
    “Ohh.. apa yang akan kau kerjakan.. akh..” desahnya sekalian pejamkan mata meredam kepuasan yang dirasanya.
    Sesaat selanjutnya tangannya justru menggerakkan kepalaku makin bawah dan,
    “Nyam-nyam..” Sangat nikmat kemaluan Rindi.
    Oh, bukit kecil yang warna merah menggairahkan birahiku. Kusibakkan ke-2 bibir kemaluannya dan,
    “Cleeekk..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke sela kemaluan yang sdh semenjak barusan becek.
    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya lumayan keras.
    Terang-terangan kemaluannya ialah paling indah yang sebelumnya pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah mengembang dgn memiliki bentuk yang gendut dan lebar itu membuatku makin bergairah saja. Secara berganti-gantian, kutarik kecil ke-2 iris bibir kemaluan itu dgn mulutku.
    “Ooohh lidahmu.. ooh enaknya Novem..” lirih Rindi.
    “Novem, sudah donk Novem masukkan saja.. Novem oohh.. saya sudah tidak tahan nich, please tiduri saya..” pinta Rindi lirih.
    Tanpa banyak mulut kumasukkan tangkai kemaluanku yang panjang dan tegak itu, ia tersentak,
    “Ach perlahan donk Say.. sstt..” Kugenjot dgn penuh hati, sedangkan tanganku tidak tinggal diam, kupilin-pilin puting susunya yang imut.
    Cuma sepuluh menit kemudian goyangan badan Rindi berasa menegang, saya memahami jika itu ialah tanda-tanda orgasme yang akan selekasnya dicapainya.
    “Novemmm.. aahh.. saya nggaak.. tidak kuaat aahh.. aahh.. oohh..” desahnya ketahan.
    “Tahan Rin.. nantikan saya dahulu ngg.. ooh nikmatnya.. tahan dahulu.. jangan keluarin dahulu..” Tp percuma saja, badan
    Rindi menegang kaku, tangannya mencengkeram kuat di bahuku, dadanya menjauhi mukaku sampai ke-2 telapak tanganku makin bebas memberi remasan pada buah dadanya.
    Saya sadar susahnya meredam orgasme itu, karena mungkin lama waktunya ku-oral kemaluannya yang sedap tersebut.
    “mmmppphhhh.. ooohhhhh.. aahh.. Novem sayang.. Novem.. ooh enaak.. saya kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang akhiri set permainan tersebut.
    Saya rasakan capitan kemaluannya di sekitar burungku mengeras dan berasa mencengkeram kuat sekali, sedangkan itu tangkai kemaluanku masih tegak berdiri dan ia sdh 4 atau 5x orgasme.
    “Novem, mari donk Say saya sudah tidak tahan nich.. Novem keluarin donk.. saya hirup saja ya, agar cepat keluar..” Tanpa kusuruh ia sdh melumat dan mengisap kemaluanku.
    “Astaga..” kurasakan penekanan dari dalam batangku kelihatannya akan keluar.
    “Rin.. Rin.. setop Rin.. saya ingin keluar nich..” desahku ketahan.
    “Ya sudah Novem, masukkan saja ke mekiku.. saya jg ingin rasakan pejumu membajiri mekiku.. saya rindu, sudah lama tidak ada yang banjiri mekiku dgn peju..” balas Rindi dgn suara manja dan sedikit genit.
    “Aach.. Rin, saya ingin keluar nich Rin.. ach.. achh..” saya lemas lesu tidak memiliki daya di atas badan Rindi yang seksi tersebut.
    “Terima kasih ya Novem..” Kamipun tertidur dan saya kaget saat terjaga sdh jam 04:00, untung saja tidak ada yang mendapati perlakuan kami.
    Sesudah membereskan diri, kamipun kembali di atas bangku masing-masing serta kami janji akan berjumpa lagi di kota, kebenaran kami satu kota. Hingga kini kamipun sering terkait dgn loyalitas kebebasan yang hargai dan junjung sex yang sehat..

  • Foto Ngentot anal Taylor Sands dengan kontol gede

    Foto Ngentot anal Taylor Sands dengan kontol gede


    1945 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Taylor Sands dientot anal oleh pria berkontol besar dan gemuk diatas sofa hingga becek.

  • Foto Bugil cewek remaja Ayza menyiksa dirinya sendiri saat dia masturbasi

    Foto Bugil cewek remaja Ayza menyiksa dirinya sendiri saat dia masturbasi


    2035 views

    Duniabola99.com – foto cewek remaja mengikat dirinya sendiri Ayza dan melakukan mastrubasi dengan alat alat yang berbahaya sampai becek.

  • Video Bokep Eropa 3 balerina prima dientot 1 kontol gede

    Video Bokep Eropa 3 balerina prima dientot 1 kontol gede


    2631 views

  • Foto Bugil Pouty Talinka muda merasa lebih baik setelah sesi masturbasi telanjang panas

    Foto Bugil Pouty Talinka muda merasa lebih baik setelah sesi masturbasi telanjang panas


    1935 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang cantik toket kecil baru tumbuh menampilakan memeknyan yang tembem tanpa bulu dan memainkan jari – jarinya kememeknya diatas sofa merah yang empuk.

    Koleksi Foto Cewek Cewek Cantik, Foto Cewek Cantik Idaman Para Cowok, Foto Wanita Cantik Gambar, Foto Wantik Cantik Tersenyum Gambar, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru 2019, Foto Cewek Cantik dan Cewek Imut, Foto Terbaru Artis, Kumpulan Potret Perempuan Cantik Di Dunia, Koleksi Foto Gambar Cewek Cantik Terbaru 2019

  • Cerita Sex Enaknya Diperkosa

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa


    9109 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Enaknya Diperkosa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexGadis pelajar yang masih duduk di kelas 3 SMU di kota Jogya, umurnya yang baru 17 tahun sudah memliki
    tubuh yang padat dan berisi , kulitnya yang putih, rambutnya lurus dengan wajah yang begitu cantiknya,
    dia bernama Hanim anak bungsu dari 4 saudaranya, ayah dan ibunya sekarang tugas di Ibu kota, dan
    saudaranya juga sudah berkeluarga semua jadinya dia tinggal dirumah sendiri.

    Terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di
    kota itu. Biasanya, anak ABG yang mengikuti trend masa kini sangat gemar memakai pakaian yang serba
    ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari.

    Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut dan ukuran rok yang ketat yang memperlihatkan
    lekuk body tubuh yang sekal menggairahkan. Namun Hanim tidak. Dia adalah seorang muslimah yang taat.

    Seringnya ia bergaul dengan anak-anak ROHIS di sekolahnya membuat dia lebih menyukai untuk memakai
    jilbab panjang sepinggul yang longgar, dan baju lengan panjang serta rok panjang, walaupun,

    Karena peraturan sekolah, roknya tidak bisa ia buat terlalu longgar, sehingga bagaimanapun ia berusaha
    menyembunyikan pantatnya yang montok dan merekah indah, tetap saja terlihat samar menggairahkan dari
    balik rok abu-abu panjangnya. Dewa Poker

    Penampilannya yang santun ini tentu mencegah pikiran buruk para laki-laki yang berpapasan dengannya,
    walaupun penampilan gadis berjilbab itu tidak serta merta menghlangkan kecantikan alami yang ia
    miliki.

    Kecantikan alami itulah yang mengundang beberapa lelaki tetap saja meliriknya saat berpapasan. Salah
    satunya adalah Yanto, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Hanim. Yanto, pria berusia 40
    tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila
    melihat gadis-gadis cantik melintas di hadapannya.

    Dulu, ketika ia sudah tak mampu menahan libidonya, dia pernah menggagahi seorang wanita yang memakai
    jilbab lebar dan jubah longgar, dijalan ketika wanita itu pulang. Ternyata ia menikmati sensasi ketika
    memperkosanya.

    Bagaimana wanita berjilbab itu meronta-ronta saat diperkosa, namun juga menikmatinya. Bagaimana ia
    bisa membuat wanita berjilbab itu orgasme berkali-kali, sehingga pada peristiwa pemerkosaannya yang
    kedua dan ketiga, wanita berjilbab itu hanya pasrah dan malah dengan agak ditahan menikmati permainan
    kasar yang dilakukan Parjo.

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa Walaupun berjilbab, sosok pribadi Hanim memang cukup supel dalam bergaul, termasuk kepada Yanto yang
    sering mengantarkan Hanim dari jalan besar menuju ke kediaman gadis SMA berjilbab lebar itu yang masuk
    ke dalam gang.

    Suatu sore, Hanim pulang dari sekolah. Seperti biasa Yanto mengantar gadis berjilbab itu dari jalan
    raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik- rintik, keadaan di sekitar juga
    sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK.

    Dan Yanto memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada
    Hanim, gadis berjilbab yang sudah beberapa hari terakhir ini membuat libidonya memuncak. Ia telah
    mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Hanim nanti akan dikerjai.

    Yanto sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang
    dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

    “Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Hanim.

    Suaranya yang lembut terdengar pasrah di telinga Yanto, membuat kont0lnya mulai berdiri, embayangkan
    desahan-desahan yang keluar dari mulut gadis berjilbab itu saat ia menyetubuhinya.

    “Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Yanto sambil terus mengayuh becaknya.

    Dengan pasrah Hanim pun terpaksa mengikuti kemauan Yanto yang mulai mengayuh becaknya agak cepat.
    Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Yanto, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal
    pekuburan, tiba-tiba Yanto membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

    “Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya gadis alim itu.

    “Hujan..”, jawab Yanto sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap
    dan sepi itu.

    Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

    Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak
    dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Hanim
    menjadi gelisah, wajahnya mulai terlihat was-was.

    “Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita
    basah-basahan keringat..”, ujar Yanto sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan
    menghampiri gadis berjilbab yang montok itu yang masih duduk di dalam becak.

    Bagai tersambar petir Hanimpun kaget mendengar ucapan Yanto tadi.

    “A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Hanim sambil terbengong-bengong.

    “Non cantik, kamu mau ini?” Yanto tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan kont0lnya yang
    telah mengeras dan membesar.

    Hanim terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah
    dia lihat selama ini. Ia selalu menjaga matanya dan langsung shock melihat benda itu tiba-tiba saja
    disodorkan didepannya.

    “J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta gadis berjilbab itu dengan wajah yang memucat.

    Sejenak Yanto menatap tubuh Hanim yang terbalut jilbab lebar dan seragam SMU. Pelan-pelan tangannya
    maju dan dengan tenang menyingkapkan rok panjang Hanim, hingga keatas lutut. Kaos kaki putih setinggi
    betis menambah keindahan kaki gadis berjilbab itu.

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa Jilbab lebarnya ia singkapkan dan disampirkan ke pundak, sehingga terlihat gundukan payudara gadis
    berjilbab itu yang montok, seolah minta diremas-remas.

    “Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, gadis berjilbab berwajah pasrah itu mulai menangis dalam posisi duduknya
    sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Yanto yang semakin
    mendekati tubuhnya.

    Tubuh Hanim mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya
    sepasang tangan yang kasar mulai menggerayangi betisnya, lalu pelan-pelan naik ke pahanya yang sudah
    terbuka.

    Tangan gadis berjilbab itu secara refleks berusaha menampik tangan Yanto yang mulai menjamah pahanya,
    tapi percuma saja karena kedua tangan Yanto dengan kuatnya memegang kedua paha Hanim.

    “Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, gadis cantik berjilbab itu meronta-ronta dengan
    menggerak-gerakkan kedua kakinya.

    Akan tetapi Yanto malahan semakin menjadi- jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Hanim itu sambil
    merapatkan badannya ke tubuh Hanim.

    Hanim pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan
    sepi itu. Kedua tangan kasar Yanto semakin intens bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga
    menyentuh pangkal paha Hanim.

    Tubuh gadis SMU berjilbab yang montok dan menggairahkan itu menggeliat ketika tangan-tangan Yanto
    mulai menggerayangi bagian pangkal pahanya, dan wajah Hanim yang lembut dan seakan pasrah menyeringai
    ketika jari-jemari Yanto mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

    “eeehhhh..”, desahan Hanim mulai menggema di ruangan itu di saat jari Yanto ada yang masuk ke dalam
    liang mem3knya. Yanto pun sadar bahwa gadis berjilbab itu melai terangsang akan perbuatannya

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa Tubuh Hanim menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah
    nafas Yanto semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah gadis
    berjilbab itu yang nampak pasrah dengan desahan yang keluar dari mulutnya disertai tubuh yang
    menggeliat-geliat akibat jari tengah Yanto yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

    “Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Hanim.

    Saat ini lubang kemaluan gadis berjilbab itu telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur
    membasahi selangkangan dan jari-jari Yanto. Tiba-tiba tubuh gadis berjilbab montok itu menegang. Dari
    mulutnya pekikan tertahan,

    “eehmmmmh……!!!” ternyata gadis itu sudah mendapat orgasmenya yang pertama kali dalam hidupnya. Sesuatu
    yang sangat nikmat ia rasakan, dan tubuhnya terlonka-lonjak untuk beberapa saat, mengalami kenikmatan
    yang sangat.

    Mem3knya terasa geli, dan tubuhnya yang lemas mulai bersandar pasrah pada tubuh Yanto, tukang becak
    yang membuatnya mendapatkan kenikmatan itu dengan paksaan.

    Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Yanto mencabut jarinya dari lubang kemaluan Hanim. Hanim nampak
    terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Yanto kemudian menarik tubuh Hanim turun
    dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis berjilbab itu
    yang sintal sementara Hanim hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya
    yang gemetaran itu. Yanto juga menikmati wanginya tubuh Hanim sambil terus meremas remas pantat gadis
    itu.

    Selanjutnya Yanto mulai menikmati bibir Hanim yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir gadis
    berjilbab itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

    “Eemmgghh.. Mmpphh..”, Hanim mendesah-desah di saat Yanto melumat bibirnya.
    Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir gadis berjilbab yang sintal itu oleh gigi dan bibir Yanto yang
    kasar dan bau rokok itu.

    Ciuman Yanto pun bergeser ke bagian leher gadis SMU berjilbab itu. Ia naikan sedikit jilbab Hanim, dan
    ketika leher Hanim yang putih bersih terlihat, langsung saja Yanto melumatnya.

    “Oohh.. Eenngghh..”, Hanim mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Yanto.
    Yanto sengaja tidak membuka jilbab Hanim, karena ia menyukai sensasi yang tercipta dihatinya, ketika
    melihat seorang gadis lugu yang berjilbab lebar mengerang-erang dan mendesis nikmat didepan matanya.

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa

    Cengkeraman Yanto di tubuh Hanim cukup kuat sehingga membuat Hanim sulit bernafas apalagi bergerak,
    dan hal inilah yang membuat gadis berjilbab itu pasrah di hadapan Yanto yang tengah memperkosanya,
    selain karena ia sudah tidak punya tenaga setelah orgasme dahsyatnya yang pertama.

    Setelah puas, kini kedua tangan kekar Yanto meraih kepala Hanim yang masih terbungkus jilbab dan
    menekan tubuh Hanim ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Yanto yang berdiri tegak di
    hadapannya. Langsung saja oleh Yanto kepala gadis alim berjilbab itu itu dihadapkan pada kont0lnya.

    “Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Yanto sambil mencengkeram kepala Hanim
    yang masih berjilbab itu.

    Takut pada bentakan Yanto, Hanim tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak gadis berjilbab
    yang cantik itu sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Yanto mendorong masuk kont0lnya
    ke dalam mulut Hanim.

    “Hmmphh..”, Hanim mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi gadis
    berjilbab itu menggelembung karena batang kemaluan Yanto yang besar menyumpalnya.

    “Akhh..” sebaliknya Yanto mengerang nikmat.

    Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Hanim di sekujur batang
    kemaluannya yang menyumpal di mulut gadis berjilbab itu.

    Gadis berjilbab itu menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Yanto. Sementara kedua tangan Yanto
    yang masih mencengkeram erat kepala Hanim yang masih terbungkus jilbab mulai menggerakkan kepala Hanim
    maju mundur, mengocok kont0lnya dengan mulut gadis alim berjilbab yang montok itu. Suara berdecak-
    decak dari liur Hanim terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

    Beberapa menit lamanya Yanto melakukan hal itu kepada Hanim, dia nampak benar-benar menikmati. Bahkan
    sensasi yang ia rasakan melihat seorang gadis berjilbab dengan terpaksa mengulum kont0lnya sangatlah
    nikmat.

    Tiba-tiba badan Yanto mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Hanim semakin cepat sambil
    menjambak-jambak jilbab Hanim. Wajah Yanto menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

    “Aakkhh..”, Yanto melengking, croot.. croott.. crroott..

    Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Yanto yang mengisi mulut Hanim yang
    terkejut menerima muntahan cairan itu. Gadis lugu berjilbab itu berusaha melepaskan batang kont0l
    Yanto dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Yanto mencengkeram kuat kepala Hanim.

    Sebagian besar sperma Yanto berhasil masuk memenuhi rongga mulut Hanim dan mengalir masuk ke
    tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut gadis lugu yang berjilbab itu.

    “Ahh”, sambil mendesah lega, Yanto mencabut batang kemaluannya dari mulut Hanim.

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa Nampak batang kont0lnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Hanim. Demikian pula
    halnya dengan mulut Hanim yang nampak basah oleh cairan yang sama. Gadis manis berjilbab itu meski
    masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya sudah sangat lemas dan shock setelah diperlakukan
    Yanto seperti itu.

    “Sudah Pak.. Sudahh..” gadis berjilbab montok itu menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk
    ‘bernego’ dengan Yanto yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Hanim.

    Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Yanto membuat tenaganya menjadi kuat berlipat- lipat kali,
    apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya.

    Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya
    kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

    Yanto kemudian memegang tubuh Hanim yang masih menangis terisak-isak. Gadis belia berjilbab itu sadar
    akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan.

    Badan Hanim bergetar ketika Yanto menidurkan tubuh gadis berjilbab itu di lantai gudang yang kotor.
    Hanim yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Yanto.

    Setelah gadis lugu berjilbab itu terbaring, Yanto menyingkapkan rok abu-abu panjang seragam SMU Hanim
    hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Yanto memerosotkan celana dalam putih yang
    masih menutupi selangkangan Hanim.

    Gadis berjilbab itu hanya bisa pasrah akan keadaan, karena tenaga dan keberaniannya sudah hlang entah
    kemana. Kedua mata Yanto pun melotot tajam ke arah kemaluan Hanim. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi
    rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir mem3knya, indah sekali.

    Ia tahu bahwa kemaluan wanita berjilbab selalu bagus, karena tidak pernah tersentuh barangnya laki-
    laki, dan terawat. Tapi milik Hanim, gadis berjilbab lugu yang terbaring dihadapannya itu sangat
    menggairahkan.

    Yanto langsung saja mengarahkan batang kont0lnya ke bibir mem3k Hanim. Gadis berjilbab itu menjerit
    ketika Yanto mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang kont0lnya yang panjang dan besar masuk
    dengan paksa ke dalam liang mem3k Hanim.

    “Aakkhh..”, gadis lugu berjilbab itu menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya
    meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

    Kedua tangan Hanim ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang
    kemaluannya di mem3k gadis berjilbab itu dengan kasar dan bersemangat.

    “Aaiihh..”, Hanim melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang kont0l
    Yanto. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan gadis alim itu. Barang yang sangat ia jaga telah
    dirnggut dengan paksa oleh seorang tukang becak. Tangisnya kembali pecah.

    “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Yanto mendesis nikmat.

    Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Yanto langsung menggenjot tubuh Hanim dengan
    kasar.

    “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Hanim mengerang- ngerang kesakitan.

    Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Yanto yang keras dan kasar. Sementara Yanto yang tidak
    peduli terus menggenjot Hanim dengan bernafsu. Batang kont0lnya basah kuyup oleh cairan mem3k gadis
    berjilbab berkulit putih bersih itu, yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

    Cerita Sex Enaknya Diperkosa Sekitar lima menit lamanya Yanto menggagahi Hanim yang semakin kepayahan itu, sepertinya Yanto sangat
    menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi gadis berjilbab itu, sampai akhirnya di
    menit ke-delapan, tubuh Yanto kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang
    hitam kekar itu dan Yanto pun berejakulasi.

    “Aahh..” Yanto memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh
    spermanya di dalam rongga kemaluan Hanim yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena
    tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Yanto.

    Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang
    terdengar dari mulut Yanto. Yanto puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu
    memperkosa gadis cantik berjilbab yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

    Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Yanto dengan becaknya kembali
    mengantarkan Hanim yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa
    sakit di selangkangannya, gadis berjilbab itu tak mampu lagi berjalan normal hingga Yanto terpaksa
    menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

    Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Yanto dengan leluasa menuntun tubuh lemah gadis lugu
    berjilbab itu hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras.

    Setelah berbisik ke telinga Hanim bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuh gadis
    berjilbab yang montok dan molek itu, Yanto pun kemudian meninggalkan Hanim dengan mengayuh becaknya
    menghilang di kegelapan malam,

    Meninggalkan gadis berjilbab itu yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya. Tentu saja tidak
    lupa Yanto sudah mengambil gambar telanjang dari gadis berjilbab itu, untuk berjaga-jaga agar Hanim
    tidak membocorkan rahasianya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Aku Dan Anak Majikan

    Kisah Memek Aku Dan Anak Majikan


    2979 views

    Duniabola99.com – Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Rahadi. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD. Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota Surabaya, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.

    Sering terkadang aku mendengar kisah tentang nasib beberapa orang pembantu rumah tangga di kompleks perumahan. Ada yang pernah ditampar majikannya, atau malah bekerja seperti seekor sapi perahan saja.


    Ibu Rahadi pernah bilang bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangganya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota metropolis ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.
    Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang cantik, berbeda dengan para gadis desa asalku. Pantas saja jika Ibu Rahadi berkata begitu terhadapku.

    Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan Mas Rizal terhadapku. Mas Rizal adalah anak bungsu keluarga Bapak Rahadi. Dia masih kuliah di semester 6, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Rizal baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi rikuh bila berada di dekatnya.

    Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di tubuhku. Jika aku ke pasar, Mas Rizal tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh… Aku selalu jadi merasa tak nikmat.

    Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas Rizal hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Rizal justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Santi. Biar aku saja, anggak apa-apa kok…”

    “Nggak… nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.
    Tiba-tiba Mas Rizal menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Santi. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..”
    Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Rizal kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Rizal menegurku. Fontana99

    “Santi, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”
    Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Rahadi sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Rizal memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.
    “Kamu cantik, Santi.”


    Aku cuma tersipu dan berucap,
    “Teman-teman Mas Rizal di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”
    “Tapi kamu lain, Santi. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?”
    “Ah… Mas Rizal ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.
    “Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”
    “Iya… nggak tahu deh, Mas.”

    Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Rizal bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.
    Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Rizal memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.
    “Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.
    “Belum, Mas.”

    “Ibu… pergi..?”
    “Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”
    Mas Rizal yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas Rizal memanggilku. Kembali aku menghampirinya.
    “Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Rizal sembari bangkit dari tempat duduknya.
    “Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”
    “Maksud Mas Rizal bagaimana?”


    “Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas rizal padaku.
    Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Rizal dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Rizal meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Rizal yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

    Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Rizal menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan Mas Rizal merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di dadaku dijilatinya. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

    Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Rizal. Semakin saja Mas Rizal memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.


    Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Rizal ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Rizal mulai mereteli pakaian yang dikenakan, ia telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Rizal terdengar merintih.

    Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Rizal. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Rizal menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

    Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Rizal. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Santi. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Santi. Kamu mau mencintaiku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.
    Mas Rizal menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Rizal akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”


    Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu Rahadi seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Rizal mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

    Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Rizal, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Rizal. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu Rahadi namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Rizal untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.

    Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Rizal, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: “Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Rizal malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Rahadi mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Rizal selama ini hanya berucap: “Aku mencintaimu, Santi.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Rizal, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Rizal tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.

    Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Rizal mulai gugup dan panik atas kejadian ini.
    “Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.
    “Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga…”
    “Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Rizal sudah berjanji akan menikahi Santi?”
    “Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu…”


    Yah… setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Rizal selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

    Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak Rahadi. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Rizal. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.
    Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Rahadi.

    Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak Rahadi, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Rizal mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Santi untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.


    Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Rizal itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Rizal suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Rizal pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Rizal pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.






  • Foto Ngentot Pacar cantik Lana Rhoades dan jilat memek

    Foto Ngentot Pacar cantik Lana Rhoades dan jilat memek


    2384 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Lana Rhoades yang lagi sirim bunga didalam rumah dan memeknya dijilat oleh pacarnya hingga puas maximal dan menghisap kontol dengan keras dan hingga menembakkan sperma yang banyak ditoketnya yang pulat padat.

  • Video Bokep Yui Nishikawa diganggu 4cowok ditempat olahraga

    Video Bokep Yui Nishikawa diganggu 4cowok ditempat olahraga


    1972 views

  • Foto Bugil cewek rambut merah Emily telanjang payudara yang sempurna dan tubuh seksi saat keluar jogging

    Foto Bugil cewek rambut merah Emily telanjang payudara yang sempurna dan tubuh seksi saat keluar jogging


    1918 views

    Duniabola99.com – foto cewek kurus berambut merah melepaskan pakaiannya yang ketat siap olahraga jogging menampilkan buah dadanya yang padat bulat dan dan mengangkang lebar memamerkan memeknya yang berwarna pink. 

    Kumpulan Foto Cewek Cantik Spesialis Penghibur, Koleksi Foto Cewek Cantik di Google Plus, Foto Foto Cewek Cantik YouTube, Foto cewek cantik Facebook, Foto Cewek cantik Instagram, koleksi foto gadis cantik, Kumpulan Foto Cewek Cantik Imut dan Manis 2019, Para Gadis Cantik dan Seksi di Indonesia, Gadis cantik berkerudung,