Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Dengan Istri Paman Penuh Nikmat

    Kisah Memek Dengan Istri Paman Penuh Nikmat


    5466 views

    Duniabola99.com – Kisah ini bermula ketika aku sedang berkunjung ke rumah pamanku yang ada di daerah, bagaimana selanjutnya ? Penasaran…

    Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.


    Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak istri. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya cocok dgn matanya, katanya.

    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang istri pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.

    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dina, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dina itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dina memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dina.

    Tapi tidak demikian halnya dgn Dina. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dina lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dina.

    “Eh, ada apa din?”
    “Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?”
    “Kenapa enggak sekarang aja?”
    “Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dina sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.


    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
    “Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?”
    “Eee, penasaran ya, Tonn?”
    “Iya lah, ayo dong buruan!”
    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.”
    “Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.”
    “Napsu yang mana nih?” Dina sepertinya memancingku.
    “Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”

    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.

    “Yah udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.”
    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
    “Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja.
    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”
    Lalu Dina bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
    “Bye-bye Tonn.”

    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.
    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
    Dina tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.”
    “Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.”
    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!”
    Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!”
    “Ayo masuk Tonn, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

    Sambil aku berkeliling, Dina berkata, “Mau minum apa Tonn?”
    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.
    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dina sambil tertawa.
    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Tonn, kalo elu mau nonTonn, setel aja langsung..!”

    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa gua enggak salah denger nih..?”
    Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger, yah gua setelin aja sekarang deh..!”
    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

    “Duduk sini Tonn, jangan bengong aja, khan udah gua bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dina sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
    Kemudian aku pun duduk dan nonTonn di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”
    Dina tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.


    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Tonn, sejak kemarin bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol terus. Tonn, gua suka sama elu.”
    “Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi Paman gua ke elu..?”
    “Iya, tapi gua enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata Dina sambil mendesah.

    Aku pun menjawab, “Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak sama Paman gua, entar dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.”
    Dina diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dina tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dina, gua cinta elu.”

    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dina pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dina menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas pDinadara yang masih terbungkus BRA itu.
    “Aaahh, buka aja BH-nya Tonn, cepat.., oohh..!”
    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.


    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Tonn.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
    Setelah bosan dgn pDinadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.
    “Aouww Tonn, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelDinat manja melingkari leherku.

    Kemudian kuletakkan Dina pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dina mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dina menggeliat kegelian.

    “Aduh Tonn, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!”
    “Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
    “Udah ah, jilati aja memek gua Tonn..!”
    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dina menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.
    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

    “Tonn, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”
    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.
    “Dina, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?”
    “Tonn, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
    “Aduh sakit Tonn, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.


    “Pelan-pelan Tonn, masih sakit nih..!” katanya meringis.
    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dina sangat menikmati sekali permainan ini.

    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Tonn, aa.. akuu.. mau keluarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.

    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.

    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
    Lalu ia berkata kepadaku, “Tonn, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Tonn, gua sangat sayang pada elu.”
    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.”
    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dina ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dina, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.


    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.

  • Kisah Memek ngentot bertiga aku,mama,dan kakak kandungku

    Kisah Memek ngentot bertiga aku,mama,dan kakak kandungku


    5434 views

    Duniabola99.com – Namaku boy,aku tinggal di medan. Aku mau menceritakan pengalaman seksku dirumahku sendiri. Kejadian ini baru terjadi dua bulan yang lalu. Aku mempunyai seorang kakak,namanya dewi. Kak dewi orangnya cantik. Dia mempunyai tinggi badan 171cm,kulit putih bersih,dadanya kira2 36 dan pantatnya sangat montok. Aku sangat terangsang jika melihatnya. Suatu hari,tepatnya malam minggu.Waktu itu mama dan papaku sedang pergi.

    Aku sendiri juga lagi malas dirumah.Lalu aku pergi kerumah teman kuliahku.Jadi dirumah hanya kak dewi sendirian yang lagi nungguin pacarnya.Tapi dasar sial temanku juga lagi keluar.Lalu untuk ngilangin suntuk aku mutar-mutar(jalan2) sendirian.setelah puas jalan jalan aku pun pulang.sampai dirumah kulihat ada kenderaan pacar kak dewi didepan rumah.aduh..jagain orang pacaran nih..pikirku.Aku langsung masuk keteras.Tapi aku terkejut.Kulihat kak dewi sedang ditunggangin oleh pacarnya(ngentot).Kubatalkan niatku dan aku terus mengintip permainnan mereka.Aku benar2 terangsang melihat adegan tersebut.


    Apalagi melihat kak dewi yang sedang bugil dan mendesah desah.Aku memperhatikan mereka dan mengeluselus penisku.Terpaksa aku bersolo seks dan memuntahkannya di pot bunga.Lalu aku pergi lagi meninggalkan mereka berdua.setengah jam kemudian aku kembali dan kulihat mereka sedang duduk mesra diruang tengah.Kutegur mereka dan aku langsung masuk kekamarku.dikamar aku terus membayangkan kak dewi.selang beberapa menit aku keluar kamar dan kulihat cowoknya sudah pulang.Kulihat kak dewi masuk kekamarnya.lalu aku duduk sendirian di ruang tengah.Aku benar benar terangsang. Aku lalu bangkit dan masuk kekamar kak dewi. Rupanya kak dewi sedang ganti baju.Dia terkejut melihatku.ngapain kamu?tanyanya. tadi kakak ngapain sama cowok kakak?aku balik bertanya. Dia hanya diam.emang kamu tahu?tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. Jangan bilang siapa-siapa ya..!katanya lagi. oketapi kakak harus mau begituan juga sama aku!ujarku. kamu mau juga yakatanya manja Dia lalu menarikku ketempat tidur. Dibukanya bajunya,lalu dibukanya juga bajuku.

    Langsung dilumatnya penisku. Rasanya enak sekali. Diisapnya penisku sampai kusemprotkan spermaku didalam mulutnya. Aku cukup puas atas perlakuannya.Lalu dia menyuruhku menjilati vaginanya .oohh.. ahh.. erangnya. Lalu aku pindah meremas dan menjilati payudaranya. mmhh.. terus. nggh.. Kujilati payudaranya, perutnya sampai kujilati lagi vaginanya. oh ahena..k erangnya. Nafsuku naik lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Masu..kin aja pintanya. Lalu kumasukin penisku dan memompanya. Rasanya enak sekali,penisku dijepit oleh otot vaginanya. ahh. terus. sayang. jeritnya. Lalu dibaliknya tubuhku. Dengan posisi diatas,dia menggoyangkan pantatnya turun naik. Tangan ku meremas pantatnya yang montok. Payudaranya bergoyang-goyang. Aku mau keluar erangku. Tahann sayang. ujarnya. Lalu ahh. agh. oh kak dewi mengerang panjang pertanda orgasme. Dia terus bergoyang dan crot.. crot crot kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Lalu dia mencium bibirku. Kami pun tergeletak bersampingan.


    maksih kak.. betul-betul nikmat ujarku sambil meremas payudaranya. iya. kamu hebat juga katanya maukan kakak beginian lagi..?tanyaku Kapan aja kamu pengenujarnya sambil tersenyum. Aku langsung keluar dan masuk kekamarku.

    Aku senang sekali.Aku terus minta jatah sama kak dewi.Kapan ada kesempatan kami pasti melakukannya dengan berbagai macam gaya. Aku juga sudah merasakan pantatnya yang montok. Waktu itu kak dewi lagi haid,jadi kusorong aja pantatnya.Rasanya sama-sama enak kok. Sampai pada suatu hari, Waktu itu aku pulang kuliah,kulihat pintu kamar kak dewi terbuka dan dia berbaring mengenakan handuk. Aku terangsang melihatnya. Aku masuk dan kubuka bajuku lalu kupeluk dan kucumbu.ah jangan sekarang ! ada mama tuh! Ujarnya. Tapi aku tak perduli dan terus merangsangnya. Akhirnya dia pasrah. Kubuka handuknya dan kujilati payudaranya.Kak dewi mendesah. Lalu dia bangkit,menimpaku sambil berbalik.

    Kami melakukan gaya 69, Dikocoknya dan diisapnya penisku .Aku pun menjilati vaginanya sambil meremas pantatnya. Lagi asyik menjilat,tiba2 pintu kamar dibuka. Kami sangat terkejut.Ternyata mama sedang memergoki kami berbuat mesum. Mama masuk dan menutup pintu. Muka mamaku tampak marah melihat perbuatan kami. Aku dan kak dewi hanya bisa terdiam. Matanya menatap kami tajam. maafin kami ma!, ini salah boy. Boy yang ngajak kak dewi. Soalnya boy lagi terangsang! ujarku. Kenapa harus kak dewi ?tanya mamaku. Daripada dengan psk lebih baik dengan aku ma! sambung kak dewi Lagi pula aku juga mau kokujar kak dewi membelaku. terserah mama mau marah,kami kan udah gede dan punya hasrat seks yang harus disalurkanujarku. Mamaku terdiam sejenak ya..udah terserah kalian.


    Tapi perbuatan kalian jangan sampai ketahuan papa!ujarnya. satu hal lagi boy,jangan sampai kak dewi hamil katanya sambil menatapku. yaudah sebagai hukumannya mama mau lihat bagaimana kalian melepaskan hasrat seks kalian itu ujarnya lagi.

    Aku dan kak dewi saling pandang.Lalu kami lanjutkan permainan kami.Aku mulai merangsang kak dewi lagi.Kujilati payudaranya.Lalu kujilati vaginanya.Ahssst..mmmh..desahnya. Tanpa lama2 kumasukkan penisku keliang vaginanya dan kugoyang. Akkhohhngghhah..ahdesahnya.

    Aku makin mempercepat kocokanku. Dan akhhhhhhhahhhhh .akhhkhhh.jeritnya panjang. Kurasakan kak dewi sudah mencapai orgasme. Semakin cepat goyanganku.ck.ckk..cksuara kocokan penisku divaginanya yang sudah basah bercampur cairan orgasmenya. mau keluar nih..jeritku dimulut ku aja!ujarnya sambil menahan sodokan penisku Kucabut penisku. Kak dewi langsung menggenggam penisku dan mengocoknya dalam mulutnya.

    Crott..crotcrotcrot kusemburkan spermaku kemulutnya sebanyak 8 kali. Mulutnya penuh dengan spermaku. Sampai menetes keluar dari sela mulutnya. Dan ditelannya semua. Aku terbaring puas,dan kak dewi menjilati penisku membersihkan sisa sperma. Kulihat mama menggelengkan kepalanya. Lalu mama pergi keluar dari kamar. Aku dan kak dewi hanya tersenyum. Kami akan lebih bebas melakukannya dirumah,walaupun mama mengetahuinya. Kami saling berpelukan dan berciuman. Aku lalu berpakaian dan masuk kekamarku.


    Dikamar aku masih memikirkan kejadian tadi. Mama tidak melarang aku ngeseks dengan kakakku sendiri. Berarti aku juga bisa ngeseks dengan mama pikirku. Lagian body mama masih sip abis. Soalnya mamaku ikut fitnes. Walaupun usianya udah 44 tahun tapi masih oke(bukan membanggakan).Lagi pula mama pasti lebih berpengalaman. Aku berpikir lama mengenai ide gilaku ini. Kuputuskan,aku harus bisa merasakan ngeseks dengan mamaku sendiri.

    Lalu aku keluar dan masuk kekamar mamaku.Kulihat mamaku berbaring membelakangiku. Kulihat pantatnya yang montok dan pahanya yang mulus. Kubuka bajuku semuanya. Dan sambil menelan ludah aku naik ketempat tidur dalam keadaan bugil. Kupeluk mamaku dari belakang dan kugesek penisku yang sudah tegang. Tiba2 mama terbangun ngapain kamu,boy?tanyanya. pengen ngeseks sama mamajawabku manja Aku langsung memeluknya dan menciumnya. Mamaku diam saja. Kubuka kimononya. Wow ..mama tidak pakai bh dan cd. Payudaranya besar(lebih besar dari kak dewi.kak dewi aja 36B) dan masih kencang.Vaginanya merah merekah. Pantas papa sayang terus sama mama.

    Aku langsung meremas payudaranya,menjilatinya dan menggigitnya. Mama hanya mendesah kecil. jilatin anu mama ya.kayak kak dewi tadipintanya sambil meraba vaginanya. Aku lalu menjilati vagina mama sambil memainkan klitorisnya dengan gigi dan lidahku.

    Ahhterus.sayang.okh..e.na.kdesah mama.Kepalaku dijepitnya dengan kedua pahanya dan rambutku dijambaknya.Agar aku terus menjilati vaginanya.10 menit lidahku menari divagina mamaku akhirnya mamaku orgasme juga.

    Kurasakan cairan hangat di lidahku.Lalu mama bangkit dan menyuruhku telentang.Mama lalu mengambil baby oil dan mengoleskan kepenisku.Lalu dikulumnya penisku dengan nikmat.ohhhrasanya benar2 nikmat sampe ubun2. Isapan mama jauh lebih enak dari kak dewi. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Mama mengulum semua penisku beserta bah zakarku.Yang paling sensasi kurasakan saat mama mengocok penisku sambil menjilati lubang duburku.Wow benar2 asik dan nikmat.Aku sampai merinding kenikmatan.

    Sekitar 10 menitan kesemprotkan spermaku di depan wajah mamaku.Mama ku sibuk menjilati spermaku yang muncrat kemana mana. wah..benarbenar nikmat maujarku. mama jago istong(isap totong)pujiku Kamu juga jago jilatannya,mama sampe merindingujarnya Papa kalo jilat kurang nikmat,lagian papa jarang mau jilatujarnya lagi Gimana, mau dilanjutkan?tanya mamaku iya dongaku kan mau ngerasain anunya mama!ujarku sambil melihat vaginanya. mama juga mau ngerasain sodokan penismu!jawabnya manja. Lalu mama mengajakku kekamar mandi,untuk membersihkan vaginanya dan penisku.Kuhidupkan air dibathtub setinggi mata kaki. Kami berdua masuk dan kucumbu mama,kucium bibirnya dan kuremasremas payudaranya. Kami berdua sangat bernafsu,terutama aku. Padahal aku sudah main sebelumnya dengan kak dewi.

    Aku sudah gak tahan untuk memasukkan penisku kevagina mama. Kutusukkan penisku dan bless..amblas semuanya terbenam. Kurasakan jepitan liang surga mama masih kuat. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Kaki mama menjepit sisi bathtub.Ohhhyeahh.ahhh.jerit mama.Sekitar 3 menit mama minta ganti posisi nyamping dengan posisi kaki belipat kearah samping dan aku menggoyang dari atas menyodok vagina mama. Mama tampak sangat menikmatinya. Lalu mama minta gaya doggie style. Kami bangkit dan mama nungging bertumpuan dengan sisi bathtub.Kusodok vagina mama dari belakang.Mama mendesah campur menjerit kecil. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku.Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan.meremas payudaranya.


    Mamasukin ke lubang anus yabisikku pelan2 mama belum pernah .jawabnya Kucabut penisku dan kumasukkan pelan pelan kelubang anus mamaku. Mamaku merintih kecil menahan sakit. Lubang anus mama memang belum pernah dijamah. Masih terasa ketat. Kugoyang perlahanlahan sambil tanganku mengusapusap bibir vaginannya dari belakang .Oh ahhhk oh nikmat mama mendesah.Sekitar 4 menit kucabut penisku kubalikkan tubuh mama dan satu kakinya kuangkat dan kuletakkan diwashtafel.Kumasukkan penisku lagi dan kugoyang lagi.sekitar 1 menit,kuangkat mama dan kutidurkan di lantai kamar mandi.Kakinya mengangkang dan aku mulai mengenjotnya lagi. ahh.. ohhh. akhh.. mama terus menjerit merasakan nikmatnya.Dan ohhh.. ahh. mama melenguh sambil memejamkan matanya menikmati orgasmenya.

    Aku terus bergoyang.Lalu aku mengakhiri permainanku dengan semprotan spermaku didalam rahim mama tempat aku dikandung dulu.

    Aku benar-benar puas. Aku mencium mama. makasih ma. permainan mama sangat hebatpujiku mama mau kanngeseks sama boy lagi?tanyaku mamaku tersenyum dan mengangguk asal jangan tahu papa ya..!katanya Aku Cuma tersenyum. Lalu kami mandi bersama dalam bathtub.Malamnya aku terlelap tidur. Esok paginya,aku bangun pukul 7 pagi dan bersiap mandi.Kulihat papa dan kak dewi sedang sarapan,sedangkan mama sedang didapur.Kudatangi mama dan kuremas pantatnya. aduh. kamu nakal yaujarnya. Kubuka celanaku dan kukelurkan penisku yang tegang.Kugesekkan ke pantat mamaku.

    maayo.. dongbujukku gak..ahntar dilihat papa!tolaknya please..rayuku isap aja ya.tawar mamaku ya..deh..!sahutku lalu mama jongkok dan mengisap penisku.Mataku meram melek menahan nikmatnya.Sampai kusemburkan lahar hangat kemulut mama.Lalu aku mandi dan berangkat kuliah.Dikampus aku rasanya pengen cepat pulang. Pukul 2 siang aku tiba dirumah.Kupanggil kak dewi dan mama kekamarku. Gimana.kalo kita main bertigausulku hah..!!!jawab mama dan kak dewi serentak.

    Aduh.. nihanak.. nafsu amat yaujar mamaku kayaknya asyik juga tuh.sahut kak dewi Kak dewi langsung membuka bajunya.Dan menimpaku.Bibirku dilumatnya sambil tangannya melucuti pakaianku. Mama akhirnya membuka bajunya dan ikut bergabung. Mama langsung mengisap penisku sambil menjilatinya.S edangkan aku menjilati vagina kak dewi.Lalu kusuruh mama tidur telentang sambil mengangkang.Kujilati vagina mama dan kak dewi menjilati dan meremas remas payudara mama. sssst.. enaaak. ahhh.. erang mama.

    Lalu gantian,kujilati vagina kak dewi dan mama menjilati payudara kak dewi. Aku mulai memasukkan penisku kevagina kak dewi dan memompanya. Sedangkan mama menjilati payudara kak dewi sambil menggosok2 vaginanya sendiri.aahhhohhh..oh.kak dewi menjerit kecil berbarengan dengan deru napasnya yang tidak teratur.Kupercepat goyanganku.Aku harus membuat kak dewi orgasme terlebih dahulu .
    Beberapa saat kemudian kak dewi mengerang puas ah.a.h..ah.

    ah.ah.ahhhhhhhhhhhh.. ha.. sambil nafasnya agak tersenggal.Penisku terasa dijepit otot vagina kak dewi yang yang berkontraksi.Kucabut penisku dan kutarik mamaku.Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang.Mama ku hanya mendesah kecil.Aku menikmati goyanganku.Aku lalu membalikkan tubuh mama keatas.Mama bergoyang bagai menaiki kuda.Tanganku meremasremas pantat mama dan membantunya turun naik. oooo ahhhh.. yehhh erang mama sambil memejamkan matanya.


    Payudaranya bergantung dan bergoyang. ohhhhhahhhhhhhhh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah.Kurasakan mama sudah orgasme.Kupeluk mama dan kubalikkan badannya.Kak dewi langsung mendekat dan menjilati payudara mama.Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi mama telentang.Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak.Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut kak dewi dan mama.

    Mereka berebutan.spermaku muncrat kewajah mereka berdua.Aku lalu terduduk lemas.Kulihat mama dan kak dewi saling menjilati spermaku yang muncrat kewajah mereka.Setelah 10 menit kak dewi keluar dari kamarku.Dan aku memainkan satu ronde lagi dengan mamaku.Dan kuakhiri dengan semburan sperma didalam lubang anusnya.Setelah itu mama keluar dan mandi.

    Sekarang aku benar-benar betah dirumah,kapan saja ada saja yang melayaniku(mama dan kak dewi).Hampir tiap pagi aku mendapat jatah istong dari mama.Tapi semua udah kuatur.Kalo siang aku mainnya sama mama,dan kalo malam malam lagi pengen,aku mainnya sama kak dewi.Tapi kadang ngak tentu juga,yang mana aja.Kalo papa gak ada kami main bertiga.Apalagi kalo papa keluar kota kami makin bebas tidur sama.Bahkan aku pernah bolos kuliah karena kecapekan melayani mama dan kak dewi.Kejadian ini membuatku betah dirumah.Rumahku bagaikan surga bagiku.

  • Kisah Memek ibu ku untuk mu, ibumu untuk aku

    Kisah Memek ibu ku untuk mu, ibumu untuk aku


    5432 views

    Duniabola99.com – Telepon yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Silahkan ulangi beberapa menit lagi ”. Begitu yang kudengar setiap kupencet namanya pada memori HP ku. Lagi ada di mana si penjahat seks itu sampai HP nya dimatikan? Aku sampai lupa meminum es juice dan menyantap pisang keju yang terhidang di mejaku karena terus mencoba menghubungi Roni, temanku. “ Tumben sendirian. Biasanya sama Roni, ” kata Bu Tiwi, pemilik kantin. “Iya nih Bu, HP nya dimatikan. Nggak bisa dihubungi, ” ujarku setelah menghirup es juice yang terhidang dan mengunyah pisang keju. Sebenarnya telah hilang selera makanku pada makananan dan minuman favoritku itu karena tak berhasil menghubungi Roni.
    “Kalau mau dateng ke pesantren kilat bareng mestinya janjian yang mateng. Jadi nggak manyun begitu,” ujar Bu Tiwi lagi sambil melayani pembeli yang lain. Benar juga omongan Bu Tiwi. Ini memang salahku. Semestinya, semalam atau tadi sebelum berangkat kontak Roni dulu hingga bisa janjian. Kalau sudah begini, aku yang repot. Mau ngikut pesantren udah kesiangan dan pasti pintu pagar udah ditutup sementara Roni tidak bisa dihubungi. Atau bisa jadi ia berangkat tanpa bawa HP. Gagasan untuk ngikut pesantren kilat ini memang murni ide kita daripada nganggur mendingan ngikut and bisa kenalan ma cewe-cewe pengajar yang katanya dari universitas muslim, katanya kakak- kakak pengajarnya banyak yang cantik-cantik. Joker1788

    Lagian ada juga yang ngikut dari sekolah laen. Sewaktu mau berangkat, Rizal, temanku yang lain datang ke rumah dan meminjamkan sejumlah VCD porno yang pernah ia janjikan dahulu. Lalu muncul gagasan untuk membolos dan nonton bareng Roni di rumahnya. Aku yakin Roni pasti tak menolak. Karena seperti kata Rizal diantara film-film yang dipinjamkan, ada yang bercerita tentang hubungan seks antara seorang anak laki-laki dengan ibunya. Thema seperti itu, atau setidaknya yang menggambarkan hubungan seks antara pria muda dengan wanita yang lebih dewasa bahkan yang lebih pantas menjadi ibunya, adalah yang sangat digemari Roni. Bahkan dalam pengalaman nyata, seperti pengakuan dan cerita Roni, ia sering menyetubuhi pembantunya, wanita yang telah berusia 43 tahun. Roni juga mengaku sering terangsang saat mengintip ibunya sendiri yang tengah telanjang. Itulah kenapa aku sering menyebutnya sebagai penjahat seks.

    Di luar itu Roni juga yang mengajari dan memperkenalkanku pada kebiasaan onani. Menurutnya, aku tergolong pria puritan karena hingga berumur 18 tahun belum tahu dan tidak pernah melakukan onani. Dan ketika ia menggagas untuk membuat lubang rahasia untuk mengintip aktivitas ibuku dari kamarku yang memang bersebelahan dengan kamar ibu, aku tak kuasa menolaknya. Menurut Roni, tubuh ibuku sangat menggairahkan dan merangsang. Sama seperti tubuh ibunya yang memang usianya tak jauh berbeda karena usia ibu 47 sedang ibunya Roni lebih muda setahun. Dan seperti ibunya Roni, ibuku juga sudah menjanda cukup lama. Hanya Roni punya kakak perempuan yang sudah menikah dan hidup terpisah. Sedangkan aku, anak tunggal dan hanya hidup berdua dengan ibu sejak kecil. Bahkan konon, sebenarnya aku bukan anak ayahku yang meninggal saat usiaku masih balita. Tapi buah perselingkuhan ibu dengan pemuda tetangganya setelah menikah cukup lama dan tidak punya anak. Aku gak terlalu percaya ma omongan itu karena keluargaku adalah keluarga muslim yang taat, ibuku saja sudah lama memakai jilbab begitu juga denga ibunya Roni, kita jadi dekat dari kecil karena ibuku dan ibunya Roni sama-sama ngikut pengajian di tempat yang sama, buat ngisi kesibukan dan nambah kenalan juga kekayaan batin gitu alasan ibuku. Tapi memang si Roni lebih nekat dariku, kita sama-sama penasaran ama body perempuan-perempuan berjilbab, sapa tahu korengan kali,ha..ha.. “Sam memek ibumu besar dan membusung banget. Mau deh aku menjilati lubangnya. Ah, pasti enak banget kalau dientotin, ” ujar Roni berbisik ketika ia menginap di kamarku suatu malam dan mengintip ke kamar ibu dari lubang rahasia yang kami buat. Saat itu, ibu tidur mengangkang tanpa mengenakan celana dalam dan dasternya tersingkap.

    Malam itu Roni memuaskan diri beronani sambil sambil mengintip dan membayangkan menyetubuhi ibuku. Dan lucunya, aku juga melakukan yang sama. Hanya aku melakukan secara diam-diam setelah Roni tertidur pulas. Benar seperti kata Roni, wanita seusia ibu memang lebih matang dan merangsang. Sejak itu, aku sering mengintip ke kamar ibu di saat terangsang dan hendak beronani. Aku juga ingin merasakan nikmatnya bersetubuh dengan ibu kendati sejauh ini belum pernah melakukan sekali pun dengan wanita lain. Satu jam lebih duduk tercenung sendiri di kantin Bu Tiwi akhirnya membuatku jenuh. Setelah sekali lagi mencoba menghubungi HP Roni tak tersambung, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Paling ibu sudah berangkat ke Puskesmas tempatnya bekerja hingga nggak bakalan tahu kalau aku gak jadi ngikut, pikirku. Setelah membayar makanan, aku langsung keluar dan menyetop angkutan kota yang rutenya melewati jalur jalan dekat rumah. Motor memang sengaja tak kubawa karena tadinya berniat membolos dengan Roni. Sampai di rumah, seperti biasa aku masuk lewat pintu belakang. Kunci rumah bagian depan memang selalu dibawa oleh ibu karena dia yang berangkat belakangan setiap hari. Aku membawa kunci pintu belakang agar tak repot mampir ke kantor ibu untuk mengambil kunci saat pulang sekolah. Namun di dalam, saat masuk ke ruang tengah, aku dibuat kaget. sepeda motor Roni ada di sana terparkir di dekat motorku. Sementara tas hitam yang biasa dibawa ibu ke kantor teronggok di atas meja makan. Jadi ibu belum berangkat? Dan kenapa motor Roni ada di sini? Aku jadi curiga. Jangan- jangan Roni juga ada di sini dan lagi berdua dengan ibuku di kamarnya. Memikirkan kemungkinan itu, kuperlambat jalanku. Dengan berjingkat kumasuki kamarku sendiri. Setelah mengunci pintu kamar dari dalam, langsung kutuju lubang rahasia yang biasa kugunakan untuk mengintip ke kamar ibu.


    Dugaanku tidak meleset. Roni ada di kamar itu berdua dengan ibuku. Di atas ranjang besar tempat tidur ibu, keduanya tengah melakukan perbuatan yang selayaknya tidak pantas dilakukan. Kulihat Ibu sudah tidak berpakaian, tapi masih mengenakan jilbabnya, seragam putih panjang khas puskesmas sudah teronggokdi lantai dan satu-satunya penutup tubuh yang dikenakan hanya celana dalam warna hitam, duduk menyandar di dinding kamar. Ia terlihat sangat menikmati apa yang tengah dilakukan Roni pada dirinya. Ya Roni menghisapi salah satu pentil susu ibu di bagian kiri dengan mulutnya. Sementara payudaranya yang sebelah kanan, sesekali dibelai dan diremas gemas oleh pemuda teman akrab dan kawan sekolahku itu. Seperti bayi yang kehausan, Roni menetek dengan lahap di payudara ibu yang besar, 36B, kutahu waktu kulihat di jemuran dulu. Pasti hisapannya sangat kuat pada puting susu ibu yang coklat kehitaman hingga ibu tampak menggelinjang menahan nikmat. Terlebih tangan Roni juga tak mau berhenti meremasi buah dadanya yang lain sambil sesekali memilin putingnya. “Ah… ah.. terus hisap Ron, ah enak banget. Tetek tante enak banget kamu begitukan Ron, ah.. sshh …ahh …aaahhh,” suara ibu terdengar mengerang dan melenguh menahan nikmat. Mungkin seharusnya aku merasa jengah atau stidaknya memprotes atas apa yang tengah dilakukan Roni pada ibuku. Tetapi tidak, aku malah menikmati permainan mereka. Bahkan ingin rasanya aku menggantikan peran Roni. Karena sudah cukup lama aku ingin menyentuh dan menghisap tetek ibu bahkan sekaligus menyetubuhinya. Aku memang sangat terangsang setiap mengintip dan mendapati ibu tengah telanjang. Hanya selama ini aku hanya bisa menyetubuhi dalam angan-angan yakni beronani sambil membayangkan menyetubuhinya. Aku makin terangsang ketika Roni mulai menciumi kemaluan ibu dari luar CD hitam yang dikenakannya.

    Kulihat ujung hidung Roni disentuhkan di bagian tengah memek ibu yang masih tertutup CD. Sesekali Roni juga menggunakan mulutnya untuk mengecup. Ah kenapa Roni tidak segera melepas saja CD hitam itu. Terus terang aku jadi tidak sabar untuk melihat bentuk sejelasnya vagina ibu. Selama ini, setiap mengintip, aku hanya bisa melihatnya sepintas. Kini, dengan posisi duduk mengangkang seperti itu, kalau CD nya dibuka pasti memek ibu bisa terlihat detilnya. Ternyata harapanku tidak sia-sia. Hanya, bukan Roni yang mengambil insiatif tetapi malah ibuku. “Kamu sudah kangen sama memek tante ya Ron? Tante buka deh celana dalamnya biar kamu bisa melihat sepuasnya atau melakukan apa saja sesuka kamu. Tetapi baju dan celana kamu dibuka juga dong, ” kata ibu sambil memelorotkan dan melepas celana dalamnya. Saat ibuku mau melepas jilbabnya ditahan sama Roni, “Jangan dilepas tante, tante lebih cantik kalo pake jilbab, sumpah”, rayu Roni Dan ibuku senyum-senyum saja mendengar kata-kata Roni, kini ibuku benar-benar telanjang tanpa sehelai benang yang menutupinya setelah CD warna hitamnya dilepas dan dilemparkan sekenanya, hanya jilbab yang masih menutupi kepalanya dan itu membuatku lebih terangsang karena Roni pernah bilang pengen ngentotin cewe yang masih pake jilbab, lebih bikin nafsu katanya dan bener banget karena kurasakan ada sensasi yang luar binasa kalo bisa ngentotin cewe yang masih pake jilbab. Dan yang membuatku kaget, memek ibu yang biasanya terlihat lebat ditumbuhi rambut hitam, telah dicukur gundul. Padahal tiga hari lalu, saat aku mengintipnya dari kamar seusai mandi, vagina ibu masih tertutup oleh kerimbunan rambut hitam keritingnya. Tetapi memek yang telah tercukur kelimis itu lebih merangsang karena seluruh detilnya jadi terlihat jelas.

    Dalam posisi duduknya yang mengangkang, kemaluan ibuku membentuk busungan besar yang terbelah di bagian tengahnya. Hanya, bibir bagian luarnya yang berwarna coklat kehitaman terlihat tebal dan berkerut. Kontras dengan warna di bagian dalam yang agak kemerahan. Sedangkan kelentitnya yang berada di ujung celah bagian atas, terlihat cukup besar ukurannya. Mungkin sebesar biji jagung dan tampak mencuat. Ah .. merangsang banget. Bibir bagian luar memek ibu yang berwarna coklat kehitaman, tebal dan berkerut itu, kemungkinan terbentuk akibat seringnya tergesek kejantanan milik laki-laki. Baik milik almarhum suaminya semasa hidup atau milik ayah kandungku yang menjadi teman selingkuh ibu. Bahkan mungkin kontol beberapa pria lain yang pernah singgah dalam hidupnya karena beberapa tahun lalu sempat pula kudengar kabar ibu ada main dengan salah seorang atasannya hingga sebagai PNS ia sempat dipindahtugaskan ke daerah terpencil selama beberapa waktu. Roni menghampiri ibuku setelah melepas baju kokonya dan semua yang dikenakannya. Kontolnya tampak tegak mengacung dan keras. Hanya, soal ukuran, kuyakin setingkat di bawah punyaku yang lebih panjang dan besar,palingan Cuma 13 cman dibanding punyaku yang kalo ngaceng banget bisa sampai 17cman. Tadinya kukira Roni akan langsung menindih dan menancapkan rudalnya di memek ibu yang memang telah menunggu untuk disogok. Namun dengan santai, bak lelaki dewasa yang sudah berpengalaman dengan perempuan, direbahkannya tubuhnya dekat tubuh ibu mengangkang. Posisi kepalanya persis berada diantara kedua paha ibu yang terbuka lebar atau persis berhadapan dengan memek ibuku.


    Posisi itu dipilihnya, nampaknya agar ia dapat dengan mudah menatapi memek ibuku dari jarak sangat dekat dan sekaligus menyentuhnya. Ibuku kian membuka lebar kangkangan pahanya ketika tangan Roni mulai menjamah bagian paling sensitif miliknya. Diusap-usapnya bibir luar memek ibu yang tebal dan berkerut dengan telapak tangannya dan sesekali diselipkannya ujung jari tengah tangan Roni ke lubang di antara celahnya. Disentuh sedemikian rupa oleh tangan Roni, terlebih ketika jari tengah teman sekolahku itu menyentuh kelentitnya, mulut ibu mulai mendesis dan melenguh. Roni tak hanya menggunakan tangan untuk menyentuhnya tetapi mulai menggunakan lidahnya untuk menjilat dan mengkilik lubang kenikmatannya, maka desahan yang keluar berubah menjadi erangan. Bahkan tubuh ibuku terlihat menggelinjang dan tergetar ketika Roni mengecupi dan menghisapi kelentit ibuku. “Aauuw.. oh.. oh.. Ron kamu apakan memek tante. Ssshh.. sshh oh enak banget Ron. Ya.. ya ahh enak banget Ron, terus sayang ya terus aahhh , ” erangnya menahan nikmat. Suara yang keluar dari mulut ibuku, bukannya membuat Roni menghentikan aksinya. Tetapi malah memberinya semangat untuk membuat aksi jilatan dan hisapan dengan mulutnya lebih efektif. Agen Joker1788

    Lidahnya makin dalam dijulurkan ke dalam lubang kemaluan itu dan hisapannya pada kelentit ibu dilakukannya dengan lebih keras dan gemas. Hingga tubuh ibuku berkali- kali meronta dan menggeliat namun terlihat sangat menikmatinya sambil meremas sendiri ujung jilbabnya. Puncaknya, Roni tak hanya menjilati lubang memek ibuku. Lidahnya yang kuyakin telah terlatih untuk menjilati lubang kemaluan Bik Suti, wanita yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya yang sering diceritakannya, mulai mencari sasaran lain. Itu kuketahui karena setelah ia meremas-remas pantat besar ibuku dan membukanya hingga lubang anusnya terlihat, lidahnya kembali dijulurkan dan diarahkan ke sana. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun ia mulai menyapu-nyapukan lidahnya di lubang anus yang berwarna senada dengan memek ibu yang coklat kehitaman. Tidak hanya menyapu dan menjilat, lidah Roni pun dicolokkan bagian ujungnya seolah berusaha menerobos ke bagian dalam lubang anus itu. Diperlakukan seperti itu ibu memekik keras menahan nikmat. “Iiiihhhh diapakan lagi tante Ron. Okh.. okh.. sshh … aahh enak banget Ron. Kamu pintar banget sayang. Tante nggak pernah merasakan yang seperti ini, ” ungkapnya terbata di sela-sela rintihan dan lenguhan yang keluar dari mulut ibuku. Mungkin karena sudah tak tahan menahan gairah yang kian memuncak, ibu akhirnya menggeser tubuh. Melepaskan pantatnya dari mulut Roni yang terus mencengkeram menyerang anusnya dengan jilatan lidahnya. Tadinya ibu bermaksud melakukan serangan balik yakni mengerjai kontol Roni dengan mulutnya. Namun Roni memaksa ingin tetap dapat mengerjai bagian bawah tubuh ibu. Hingga akhirnya disepakati untuk melakukan posisi 69 yang memungkinkan keduanya dapat menjilat dan menghisap bagian paling peka milik keduanya.

    Dengan posisi merangkak di atas tubuh Roni yang telentang, ibu memulai aksinya dengan melakukan sapuan dan jilatan pada kepala penis Roni yang tegak mengacung. Lalu, dikulum dan dimasukkannya batang penis Roni ke dalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya. Merangsang banget, melihat ibuku yang masih berjilbab mengeluar masukkan kontol Roni. Perlakuan serupa dilakukan ibu pada kedua biji pelir kemaluan Roni. Maka kini Roni dibuatnya seperti cacing kepanasan. Tubuh Roni terlihat mengejang. Ia juga mengerang melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya dengan meremasi bongkahan pantat besar ibuku. Menikmati adegan panas yang dilakukan ibu dan Roni dari tempatku mengintip, tanpa sadar aku mengeluarkan sendiri kontolku yang juga telah tegak mengacung dan mulai meremasinya sendiri. Nafasku memburu menahan gairah yang kian membakar. Ah, kapan aku bisa menyentuh dan menikmati keindahan tubuh ibu seperti yang tengah dilakukan Roni saat ini, keluhku membatin. Bahkan sempat pula menyelinap dalam anganku untuk menikmati kehangatan tubuh Tante Romlah, ibunya Roni. Kocokan pada penisku makin kupercepat ketika adegan di kamar ibu mendekati klimaks.


    Kulihat ibu telah dalam posisi berjongkok di atas pinggul Roni dan mengarahkan lubang memeknya ke tonggak kontol Roni yang tegak mengacung. Maka ketika pantat ibu diturunkan perlahan, masuk dan amblaslah batang kontol itu ke dalam kehangatan kemaluan ibuku. “Kamu diam saja Ron, kini giliran tante yang memberi kenikmatan, ” kata ibu sambil mulai menaik-turunkan pinggulnya. Tidak hanya gerakan naik turun yang dilakukan ibu di atas tubuh Roni. Sesekali, sambil membenamkan lebih dalam kontol Roni di dalam lubang memeknya, pinggul ibu memutar-mutar sambil meremas- remas rambutnya yang berjilbab sehingga agak longgar juga jilbab ibu dan tangan Roni kadang ikut meremas tetek ibu yang besar itu, hingga keduanya merasakan kenikmatan yang ditimbulkan. “Ah.. sshhh oh.. oh.. memek tante enak banget seperti menghisap. Oh.. oh enak banget tante, ah.. ah punya Roni mau keluar tan, akkhhhh … oouugghhh,” “Tahan dulu Ron jangan dikeluarkan dulu. Kita ganti posisi ya? Biar keluarnya sama-sama enak, ” ujar ibu sambil merubah posisi. Tanpa menunggu lama, setelah ibu kembali dalam posisi mengangkang, Roni yang terlihat sudah tidak mampu lagi mengontrol gairahnya langsung mengarahkan ujung kontolnya ke lubang memek ibuku. Dan entah disengaja atau karena tak mampu menahan gairah yang menggebu, Roni menurunkan pinggulnya dengan sentakan yang cukup kuat. Akibatnya, di samping batang kemaluan Roni langsung amblas terbenam, ibu jadi memekik tertahan. “Auw .. pelan-pelan dong sayang,” “Maaf tente. Habis Roni gemes sih sama memek tante, ” kata Roni sambil terus menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh ibuku. Awalnya hanya perlahan. Namun ketika ibu mulai meningkahi dengan menggoyang-goyang memutar pinggulnya, hunjaman kontol Roni di memek ibuku semakin cepat. Akibatnya peluh nampak berleleran pada pasangan berlainan jenis sekaligus berbeda usia cukup jauh yang tengah melampiaskan hasratnya itu. Sesekali tangan Roni kulihat ikut menarik, meremas kuat jilbab ibu, menjamah dan meremasi tetek ibuku yang terguncang- guncang. Memilin-milin putingnya dan juga menghisap dengan mulutnya.

    Tenda-tanda keduanya hendak mencapai klimaks terlihat ketika gerakan Roni terlihat kian tidak terkontrol. Begitu pun ibu, goyangan pinggulnya tidak berirama lagi. Puncaknya, keduanya sama-sama memekik dan mengerang dengan tubuh mengejang. “ Hhaakh..akkhhh..mmm..ssssstt….. nnhhikkhhmmaaat …… bbhhaannggeetthh…. Rrrhhonn” erang ibuku, “Tante Mmmhhoo ssshhaammmppp….oouugggghhh……” teriak ibuku sambil meremas kuat jilbabnya yang sudah mulai terlepas. “ Iiiyyyaahhh… tttthhaannn… ssshhhaaamm…mmaa…aaahhhh……” tukas Roni sambil ngeremes tetek ibu kuat-kuat. Maka jebolah pertahanan Roni, maninya tercurah menyembur di lubang nikmat memek ibuku “ Nnnikkhmatt… banget tantee.. haakh..hakh..aaaarrrggghhhh …… cccrooottt….crrrooott ……sssssttttt…..hhhooookhhhhh….” ceracau Roni. Sedangkan ibuku, puncak orgasmenya ditunjukkan dengan belitan kakinya ke pinggang Roni dibarengi tubuh yang mengejang hebat. “Oookkhhhhh……yyyyaaahhhhh ……eemmmmhh……ssssttthhhh…… “ Pagi itu, setelah ibu kembali ke kamar seusai membersihkan diri di kamar mandi, sebenarnya Roni mencoba melakukan pemanasan kembali. Saat ibu berdiri di depan meja rias dan hendak memakai celana dalam, Roni mencegahnya. Ia berjongkok di depannya dan mulai mengecupi memek ibu. Bahkan salah satu kaki ibu diangkatnya dan ditempatkannya di kursi meja rias hingga memudahkannya menjilati memek ibu. Namun kendati ibu terlihat kembali terangsang oleh hisapan mulut Roni pada kelentitnya, ia menolak melanjutkannya lebih jauh. Menurut ibu, hari ini ada rapat penting di kantornya yang tidak dapat ditinggalkan. Maka Roni terpaksa harus menahan diri untuk kembali melampiaskan gairah mudanya yang masih menggebu. Keduanya meninggalkan rumah setelah berdandan rapi. Sedangkan aku, terpaksa meneruskan onaniku yang belum tuntas sambil membayangkan hangatnya tubuh ibuku. Bagian II Sejak peristiwa itu, aku jadi tahu kemana perginya Roni tiap membolos sekolah tanpa mengajakku. Belakangan memang Roni sering membolos tetapi tidak memberitahu dan mengajakku. Rupanya dia punya acara asyik ngentot dengan ibuku.

    Tetapi yang membuatku kagum dan mengundang rasa ingin tahuku, bagaimana awal mulanya hingga ia bisa berselingkuh dengan ibuku? Untuk bertanya langsung padanya aku tidak berani. Takut dia jadi tahu bahwa sebenarnya perbuatannya dengan ibuku telah diketahui olehku dan pertemananku dengannya jadi renggang. Lagian terus terang, kalau diberi kesempatan, aku juga ingin banget bisa bisa menikmati memek ibu. Juga ngentot dengan ibunya Roni yang bodi dan keseksiannya nyaris sama dengan ibuku jadi aku harus membina keakraban dengan Roni. Hanya untuk melangkah ke arah itu aku belum berani dan tidak punya pengalaman seperti Roni. Belakangan, sejak mengetahui antara ibu dan Roni ada hubungan khusus, aku sering memberi kesempatan agar mereka bisa menyalurkan hasratnya secara lebih leluasa. Saat Roni main ke rumah, aku pura-pura punya acara dengan teman lain dan meninggalkan mereka. Padahal, aku malah ke rumah Roni dengan berpura-pura pada ibunya hendak menemui dia. Hingga belakangan hubunganku dengan ibunya Roni makin akrab dan aku bebas melakukan apa saja di rumahnya seperti halnya Roni di rumahku. Seperti sore itu, di saat Roni main ke rumah, aku berpura-pura udah janjian dengan teman kampungku untuk menghadiri acara ulang tahun. Padahal aku langsung ke rumah Roni. “ Tadi katanya ke rumah kamu Did? Padahal udah dari tadi lho, ” kata ibunya Roni saat aku masuk. Saat membukakan pintu, ibunya Roni rupanya habis mandi. Tubuhnya kelihatan masih basah, terlihat dari baju kurung terusan yang dipakenya, tercetak teteknya yang menggunung. Tetek ibu Roni lebih manteb dari punya ibu, karena keliatan lebih runcing. Tapi jilbab yang dipakenya sudah tampak rapi, keliatan mau pergi. “Hemm…” dengusku agak kesal juga. Seperti halnya ibuku, ibunya Roni juga berbodi tinggi besar. Pantatnya besar membusung dengan pinggul yang mengundang. Hanya, kulit Tante Romlah (nama ibunya Roni) agak sedikit gelap. Tetapi kesemua bagian tubuhnya benar-benar merangsang hingga membuatku terpana menatapinya. Namun anehnya, kendati tatapanku terang-terangan tertuju pada dadanya yang agak tercetak dan bagian lain tubuhnya yang mengundang selera, ia seperti tak menghiraukannya. Setelah mempersilahkanku masuk dan menutup pintu, dengan santai ia membereskan koran dan majalah yang terserak di ruang tamu.


    Posisinya yang agak membungkuk saat melakukan aktivitasnya itu menjadikan gairahku terpacu lebih kencang. Betapa tidak, karena baju kurungnya yang lebih mirip kayak daster Cuma ga tipis-tipis banget membuat bongkahan pantat besarnya kini ikut-ikutan tercetak di bajunya dan keliatan ibu Roni belum sempat memakai CD. “Fiuh… sayang mo pergi.., sial” umpatku dalam hati Kuyakin itu disengaja. Karena ia seperti berlama-lama dalam posisi itu kendati koran dan majalah yang dibereskan hanya sedikit. Ah ingin rasanya meremas pantat besar yang menggunung itu. Kalau Roni, mungkin ia sudah nekad melakukan apa yang diinginkan. Tetapi aku tidak memiliki keberanian hingga hanya jakunku yang turun naik menelan ludah. “Eh Did, kamu ada acara nggak? Kalau nggak ada acara, tolong antar tante ya. Tante harus menagih ke orang tapi tempatnya jauh dan sulit kendaraan, ” ujarnya setelah semua koran dan majalah tertata rapi di tempatnya. “Eee.. ee bi.. bisa tante. Nggak ada acara kok, ” kataku agak tergagap. “Kalau begitu tante ganti baju dulu. Oh ya kalau kamu haus ambil sendiri di kulkas, mungkin masih ada yang bisa diminum, ” ujarnya sambil tersenyum. Senyum yang sangat manis namun sangat sulit kuartikan. Satu buah teh botol dingin yang kuambil dari kulkas langsung kutenggak dari botolnya. Rupanya, tontonan gratis yang sangat menggairahkanku tadi membuat tenggorokanku jadi kering hingga teh botol dingin itu langsung tandas. Belakangan baru kusadari, ternyata Tante Romlah tidak menutup kembali pintu kamarnya. Dengan bertelanjang bulat, karena baju kurungnya tadi telah dilepas, dengan santai ia memilih-milih baju yang hendak dikenakan. Maka kembali suguhan mengundang itu tersaji di hadapanku. Bukan hanya pantatnya yang besar membusung. Buah dada Tante Romlah juga besar tapi keliatan kencang dan meruncing, mungkin 36C lah. Putingnya yang berwarna coklat kehitaman, terlihat mencuat. Ah ingin banget bisa membelai dan meremasnya atau menghisapnya seperti yang dilakukan Roni pada tetek ibuku.

    Sebenarnya aku ingin banget melihat bentuk memek Tante Romlah secara jelas. Namun karena posisinya membelakangiku, aku tak dapat melihatnya. Tetapi benar seperti kata Roni, tubuh ibunya yang berambut sebahu itu masih belum kehilangan pesonanya sebagai wanita. Setelah menemukan baju yang dicari dan berniat dipakainya, Tante Romlah berbalik dan memergokiku tengah menatapi tubuh telanjangnya. Tetapi sepertinya ia tidak marah. Bahkan dengan santai, ia kenakan celana dalam di hadapanku. Hanya karena merasa tidak enak dan takut dianggap terlalu kurang ajar, aku segera meninggalkannya menuju ke ruang tamu untuk menunggunya. Ibunya Roni meski telah bergelar hajah dan setiap keluar rumah selalu membungkus rapat tubuhnya dengan busana muslimah, namun masih menjalankan usaha yang tercela. Di samping bisnisnya sebagai pedagang perhiasan berlian, ia juga meminjamkan uang dengan bunga tinggi atau rentenir, bahkan temenku Roni sempat beberapa kali memergoki ibunya jalan bareng sama laki-laki di luar. Hanya kalau di rumah, pakaian yang dipakainya agak lebih santai dan lebih tipis, menurutku lebih seperti daster ibu- ibu tetangga cuman lebih panjang dan berlengan dan tidak sungkan- sungkan memamerkan tubuh indahnya seperti yang barusan dilakukan di hadapanku. Rumah orang yang ditagih Tante Romlah ternyata memang cukup jauh dan kondisi jalannya juga jelek. Untung orangnya ada dan memenuhi janjinya membayar hutang hingga Tante Romlah terlihat sangat senang. Saat pulang, karena sudah malam dan kondisi jalan sangat jelek, beberapa kali motorku nyaris terguling. Karena takut terjatuh, Tante Romlah membonceng dengan memeluk erat tubuhku. Dengan posisi membonceng yang terlalu mepet, sepasang gunung kembar Tante Romlah terasa menekan punggungku. Aku jadi membayangkan bentuknya yang kulihat saat ia telanjang di rumahnya. Hal itu membuatku terangsang dan menjadikan konsentrasiku mengendarai sepeda motor agak terganggu. Bahkan nyaris menabrak pengendara sepeda yang ada di hadapanku. Untung Tante Romlah segera mengingatkannya. “Did karena kamu sudah mengantar tante, tante akan memberi hadiah istimewa. Tapi kamu harus menjawab dulu pertanyaan tante dengan jujur, ” kata Tante Romlah saat perjalanan hampir sampai rumah. “Pertanyaan apa Tan?” “Tadi waktu lihat tante telanjang di kamar, kamu terangsang kan ?” katanya berbisik di telingaku sambil kian merapatkan tubuhnya.

    Aku tak menyangka ia akan bertanya seperti itu. Aku jadi bingung buat menajawabnya. Harusnya kujawab jujur bahwa aku sudah sangat terangsang. Tetapi aku nggak berani takut salah. Sampai akhirnya, kurasakan tangan Tente Romlah meraba bagian depan celana dan meraba kontolku yang telah tegang mengacung. “Ini buktinya punyamu tegang dan mengeras. Pasti karena terangsang membayangkan tetek tante yang menempel di punggungmu kan ?” “I..i.. iya tan,” kataku akhirnya menyerah. “Nah gitu dong ngaku. Makanya cepet deh bawa motornya biar cepet sampai rumah. Kalau Roni belum pulang, nanti kamu boleh lihat punya tante sepuasmu, ” ujarnya lagi sambil terus mengelus kontolku. Penawaran ibunya Roni adalah sesuatu yang paling kudambakan selama ini. Maka langsung saja kupacu kencang laju sepeda motor seperti yang diperintahkannya. Mudah-mudahan saja Roni belum pulang hingga tidak membatalkan niat Tante Romlah untuk memberi hadiah istimewa seperti yang dijanjikannya. Mudah-mudahan ia masih terus asyik menikmati kehangatan tubuh ibuku seperti yang pernah kulihat. Sampai di rumah, setelah tahu Roni belum pulang, aku diminta memasukkan sepeda motor dan menutup pintu. “Setelah itu tante tunggu di kamar,” ujarnya. Namun setelah semua perintahnya kulaksanakan, aku ragu untuk masuk ke kamar Tante Romlah seperti yang diperintahkannya. Tidak seperti Roni yang telah berpengalaman dengan wanita setidaknya dengan pembantu di rumahnya dan dengan ibuku, aku belum pernah melakukannya meskipun sering beronani dan membayangkan menyetubuhi ibuku maupun ibunya Roni. Hingga aku hanya duduk mencenung di ruang tamu menunggu panggilan Tante Romlah. Sampai akhirnya, mungkin karena aku tak kunjung masuk ke kamarnya, Tante Romlah sendiri yang keluar kamar menemuiku. Hanya yang membuatku kaget, ia keluar kamar bertelanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya. “Katanya suka melihat tante telanjang, kok nggak cepet masuk ke kamar tante ?” katanya menghampiriku. Ia berdiri tepat di hadapan tempatku duduk seolah ingin mempertontonkan bagian paling pribadi miliknya agar terlihat jelas olehku. Tak urung jantungku berdegup lebih kencang dan jakunku turun naik menelan ludah. Betapa tidak, tubuh telanjang Tante Romlah kini benar-benar terpampang di hadapanku. Diantara kedua pahanya yang membulat padat, di selangkangannya kulihat memeknya yang menggunduk.


    Licin tanpa rambut karena habis dicukur. Dan seperti memek ibuku, bibir luar kemaluannya yang berwarna coklat kehitaman tampak berkerut-kerut. Seperti kebanyakan wanita seusia dengannya, perut Tante Romlah sedikit membuncit dan ada lipatan- lipatan di sana. Namun buah dadanya yang menggantung dengan putingnya yang menonjol nampak lebih besar ketimbang milik ibuku. Ibu temanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya. Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Romlah. Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku. “Ayo Did pegang saja. Kamu ingin merabanya kan? Sudah lama punya tante nggak ada yang menyentuh lho, ” rayu Tante Romlah melihat keraguanku. Hangat, itu yang pertama kali kurasakan saat telapak tanganku akhirnya mengusap memek wanita itu. Permukaannya agak kasar, mungkin karena bulu-bulu rambutnya yang habis dicukur. Sedangkan di bagian tengah, di bagian belahannya, daging kenyal yang berkerut-kerut itu terasa lebih hangat. Aku mengelus dan mengusapnya perlahan. Ah, tak kusangka akhirnya aku dapat menjamah kemaluan Tante Romlah yang sudah lama kudambakan. Sambil tetap duduk, aku terus merabai memek ibu temanku itu. Bahkan jariku mulai mencolek-colek celah diantara bibir vaginanya yang berkerut. Lebih hangat dan terasa agak basah. Sebenarnya aku ingin sekali melihat bentuk kelentitnya. Namun karena Tante Romlah berdiri dengan kaki agak merapat, jadi agak sulit untuk dapat melihat kelentitnya dengan leluasa. Untungnya, Tante Romlah langsung tanggap. Tanpa kuminta, kaki kanannya diangkat dan ditempatkan di sandaran kursi tempat aku duduk. Dengan posisinya itu, memek ibunya Roni jadi lebih terpampang di hadapanku dalam jarak yang sangat dekat. Kini bibir kemaluannya tampak terbuka lebar. Di bagian dalam warnanya kemerah-merahan. Dan kelentitnya yang ukurannya cukup besar juga terlihat mencuat. “ Pasti kamu ingin lihat itil tante kan? Ayo lihat sepuasmu Did. Atau jilati sekalian. Tante ingin merasakan jilatan lidahmu, ” ujar Tante Romlah lagi. Ia mengatakan itu sambil memegang kepalaku dan menekannya agar mendekati ke selangkangannya. Jadilah wajahku langsung menyentuh memeknya karena tarikan Tante Romlah pada kepalaku memang cukup kuat. Saat itulah, aroma yang sangat asing yang belum pernah kukenal sebelumnya membaui hidungku.

    Bau yang timbul dari lubang memek ibunya Roni. Bau yang aneh tapi membuatku makin terangsang. Aku jadi ingat segala yang dilakukan Roni pada memek ibuku. Maka setelah menciumi dengan hidungku untuk menikmati baunya, bibir kemaluannya yang berkerut langsung kulahap dan kucerucupi. Bahkan seperti menari, lidahku menjalari setiap inci lubang nikmat Tante Romlah. Sesekali lidahku menyodok masuk sedalam yang bisa dicapai dan di kesempatan yang lain, ujung lidahku menyapu itilnya. Hasilnya, Tante Romlah mulai merintih perlahan. Tampaknya ia mulai merasakan kenikmatan dari tarian lidahku di lubang kemaluannya. “Ahhhh… sssshhhhh … aakkkhh enak banget Did. Terus sayang, aakkkhh .. ya.. ya enaaakhh sayang ahhhhh, ” suara Tante Romlah mulai merintih dan mendesis. Ia juga mulai merabai dan meremasi sendiri buah dadanya. Aku jadi makin bersemangat karena yang kulakukan telah membuatnya terangsang. Itil Tente Romlah tidak hanya kujilat, tetapi kukecup dan kuhisap-hisap. Sementara bongkahan pantat besarnya juga kuraih dan kuremasi dengan tanganku. “Auuww … enak banget itil tante kamu hisap sayang! Aahh …. sssshhhhh ..oookkkhhhh… enak banget. Kamu pinter banget Did,… aaakkkhhh ….ssshh …aaarrrggghhh,” rintihanya makin menjadi. Cukup lama aku mengobok-obok memek Tante Romlah dengan mulut dan lidahku. Memeknya menjadi sangat basah karena dibalur ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang mulai keluar. Akhirnya, mungkin karena kecapaian berdiri atau gairahnya semakin memuncak, ia memintaku untuk menghentikan jilatan dan kecupanku di liang sanggamanya. “Kalau diterusin bisa bobol deh pertahanan tante,” ujarnya sambil memintaku untuk berganti posisi. Namun sebelumnya, ia memintaku untuk membuka semua yang masih kukenakan.

    Bahkan seperti tak sabar, saat aku tengah melepas bajuku ia membantu melepas ikat pinggang dan memelorotkan celana jins yang kukenakan. Termasuk celana dalamku juga dilolosinya. ”Wow… kontol kamu gede banget Did! Keras banget lagi, ” seru Tante Romlah saat melihat kontolku telah terbebas dari pembungkusnya. Diremas-remas dan dibelainya kontolku, membuatku tambah ngaceng saja dan saat lidahnya mau menyentuh kontolku aku minta Tante Romlah mengenakan jilbabnya lagi, ku bilang rayuan yang sama punyanya Roni, “Tante keliatan cantik kalo masih pakai jilbab” rayuku, sambil senyum-senyum geli ibu Roni memakai jilbabnya kembali dan saat Tante Romlah sibuk memakai jilbabnya, aku gak sabar ngeliat tetek tante yang menganggur, seketika aku jilat-jilat sambil ku hisap pelan putting teteknya bergantian sehingga Tante Romlahpun agak menggelinjang, “ Oouukkhh…udah gak sabar ya, lidah kamu pinter juga… eemmmhhh……” desah Tante Romlah. “Sekarang giliran lidah tante Did” kata tante yang langsung jongkok dan mencaplok kepala kontolku dengan mulut dan lidahnya. “Uuukkhhh…… aaaakhhhhh…..” desahku saat lidah basah tante menyentuh kontolku,hangat banget. Mulut tante keliatan kesulitan menggelomoh kontolku yang lumayan besar diameternya, tapi meliat mulut tante bekerja keras mengenyot kontolku apalagi dengan masih pakai jilbab membuat aku sangat terangsang karena baru kali ini akau merasakan lidah perempuan menari-nari di kontolku. “ Mulut tante gak muat sayang, panjang dan gedhe banget sih, emm..emm… tapi tante suka banget…” Sambil menghisap, tante juga mengocok- ngocok kontolku hingga makin tambah panjang dan keras saja kontolku. Dengan gemas, tante mengulum juga biji kontolku sambil tangannya tetap mengocok kontolku dengan kencang. “Aaakkhhhh…… eennaakk …banget tante, mulut tante hhaaahh … ngaatthhh banget…oohh” ceracauku merasakan kenyotan mulut Tante Romlah yang luar biasa nikmat, kontolku seperti di sedut-sedut dan pintarnya mulut dan lidah Tante Romlah hanya bermain di kepala kontolku yang notabene itu bagian paling peka di kontol laki-laki sambil tangannya mengocok, meremas dan memilin-milin batang kontolku dengan cepat dan teratur.


    Aku makin gak tahan dengan perlakuan Tante Romlah tersebut, “Ennakkhh… sssaaayyyhhaaa….. dah gak kuaaat …tttaaann…” teriakku sambil ku remas- remas kepala tante yang berjilbab. “ Eemmm….mmmm……. sssllluuurrrpp….slluurrppp….iiyyahh… keluarin di mulut tante aajahh Did, tante pengen banget minumm ppeejuhh kkkaammuu ….” Jawab Tante Romlah sambil makin kenceng ngocok dan ngenyotin kontol ku. Saat kurasakan kenikmatan sudah di ubun-ubun dan aku gak mampu nahan lagi, kutembakkan seluruh maniku ke dalam rongga mulutnya sampai ada 8 kali tembakan tapi yang pertama bercecer di wajah tante sampai jilbabnyapun kena tembakan maniku saking kencengnya, “ Aaaaarrggghhhhhh……hhhhaaaaakkkhhhh ……cccrrootttt…… issseepp… tttaanttheee….aakkkhhhhh….. crrooott …crrottt…ccrroott……sserrrrr…… ookkhhhh….sssstttt…” teriakku sambil ngeremas jilbab tante dengan kuatnya. Dan Tante Romlahpun mengulum kontolku dengan kuat saat kutembakkan maniku sambil meremas gemas kontolku, “ eemmm….eemmmmmmhhh…. sslluurrrppp…. Enak banget pejuh kamu Did… ahhhhhh” desah tante sambil menelan semua maniku, sempat kulihat maniku lumayan banyak di mulutnya. Sesaat aku merasa lemas banget, sambil mengatur nafas aku tiduran di kasur tante. Ternyata memang luar biasa, bisa ngecrotin maniku di wajah perempuan berjilbab, sensasinya luar biasa. “Kok belum turun-turun juga nih kontol?” kata tante melihat kontolku yang masih lumayan ngaceng walaupun udah ngecrot berulang-ulang. Dan memang kurasakan kontolku masih lumayan keras. “Sekarang, tante pengen ngajak kamu ngerasain kemutan tante yang bawah, mau gak Did ” tanya tante manja, membuatku mulai bergairah dan gak sabar pengen bener-bener ngentotin Tante Romlah. Dibelai dan di elus-elusnya kontolku sesaat. Ia sepertinya mengagumi ukuran kontolku. Lalu ia duduk di kursi tempat aku duduk sebelumnya dengan posisi mengangkang. Kedua kakinya dibukanya lebar-lebar hingga memeknya yang membusung terpampang dengan belahan di bagian tengahnya membuka.

    Kelentitnya yang mencuat nampak mengintip di sela-sela bibir luar kemaluannya yang berkerut-kerut. Tante Romlah yang nampaknya jadi tak sabar langsung menarikku mendekat. Dibimbing tangan wanita itu kontolku diarahkan ke lubang memeknya. “Dorong dan masukkan Did kontolmu. Ih gemes deh, punya kamu besar banget, ”. Tanpa menunggu perintahnya yang kedua kali, aku langsung menekan dan mendorong masuk kontolku ke lubang memeknya. Tapi, “Aaauuww,.. jangan kencang-kencang Did. Bisa jebol nanti memek tante, ” pekik Tante Romlah. Aku jadi kaget dan berusaha menarik kembali kontolku namun dicegah olehnya. “Jangan sayang, jangan ditarik. Biarkan masuk tetapi pelan-pelan saja ya, ” pintanya. Seperti yang dimintanya, batang kontolku yang baru masuk sepertiga bagian kembali kudorong masuk. Namun dorongan yang kulakukan kali ini sangat perlahan. Hasilnya, bukan cuma Tante Romlah yang terlihat menikmati sodokan kontolku di memeknya. Tetapi aku pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa. Kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan yang sulit kulukiskan. Terlebih ketika kontolku mulai kukeluarmasukkan ke dalam lubang nikmat itu. Ah, luar biasa nikmat. Jauh lebih enak menikmati kehangatan memek Tante Romlah daripada mulut Tante tadi, kemutannya sangat terasa, peret banget. Bagian dalam dinding memek Tante Romlah seperti menjepit dan menghisap hingga menimbulkan kenikmatan tiada tara. “Ttteeerrrhhhussss…… Did,.. uuukkhhhhh… uuuuukkkhhhh……. kontolmu enak banget. Gede dan marem banget. Aakkhhh iiii …yyyyhhhaaa Diddd, terus sogok memek Tante ssshhayaaannggg. Aaakkkhhhh,.. aaakkkhhhhhh … aaaakkkkhhhh…. Ssshhhhhh……,” Tante Romlah mengerang nikmat. Mendengar erangannya, aku jadi kian bersemangat mengentotinya. Apalagi aku melakukannya sambil terus memandangi memeknya yang tengah diterobosi kontolku. Ternyata, di bibir luar kemaluan Tante Romlah ada sebentuk daging yang menggelambir. Saat batang penisku kudorong masuk, daging menggelambir itu ikut terdorong masuk.

    Namun saat aku menariknya, bagian tersebut juga ikut keluar. Melihat itu sodokan kontolku pada lubang nikmat wanita itu kian bersemangat. “Memek Tante nggak enak ya Did? Kok dilihatin begitu ?” Kata Tante Romlah. Rupanya ia memperhatikan ulahku. “Eee. enak bangat Tante. Sungguh. Memek tante bisa meremas. Saya sangat suka, ” ujarku tanpa berterus terang perihal bagian daging yang menggelambir dan menarik perhatianku. “Bener Did? Kalau kamu suka, kapanpun kamu boleh entotin terus tante. Tante juga suka banget kontol kamu. Aaaahhh ….. ssssskkkhhhhhh… aaaaakkkkhhhhhhh… eeennnaaaaakkkkkhhhhh bangat sayang. Ooouuggghhhhhhh terus Did, aaayyyooo sayang ssssshhhoooo …….gggghhhooookkkkhhh…… teruuuu..ssshhhhh. Aaaaakkkkhhhhhh… aaaahhhhhh …mmmmpphhhh ……sssssshhhhhh….aaaakkkhhhhh,” erang nikmat Tante Romlah sampai menggelinjang tak karuan. Sambil terus melakukan sodokan ke liang sanggamanya, perhatianku juga tertarik pada buah dada Tante Romlah yang terlihat terguncang- guncang seiring dengan guncangan tubuhnya. Maka langsung saja kuremas-remas teteknya yang berukuran besar dan kencang itu. Sesekali kedua putingnya yang mencuat, berwarna coklat kehitaman kupilin-pilin dengan jari- jariku. Alhasil Tante Romlah kian kelojotan, desah nafasnya semakin berat dan erangannya semakin menjadi. Aku menjadi keteter ketika wanita itu mulai melancarkan serangan balik dan menunjukkan kelihaiannya sebagai wanita berusia matang. Ia yang tadinya mengambil sikap pasif dan hanya menikmati setiap sogokan kontolku di memeknya, mulai menggoyangkan pinggulnya. Goyangannya seakan mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya.


    Maka yang kurasakan sungguh di luar perhitunganku. Jepitan dinding vaginanya pada kemaluanku terasa semakin menghimpit dan putarannya membuat batang kontolku serasa digerus dan dihisap. “Ooookkkhhhhh… ooohhhhhh… sshhh ..sshhh ahahh enak bangat tante. Mmmhheee … mmeeekkkhh tante enak banget. Sssshh ….. sssaaa.. ..saya ngggaaakkhh.. tahan tante. Ooohhhhh… ooouuukkhhhhhhh,” ucapku menahan kemutan memek tante yang sangat nikmat. “Ttthhhaaaaa……hhhhaaaannnn Did, tante jjjuuugggaaahh…. hampir sampai. Aakkkkhhhhh……nnniiiikkkkhhh…. mmaaatt banget… kkkhhhooo…nnntthhooollll…. kamu eeeennnaaakkkhhh banget Did. Aaaarrrgggggghhhhh.. sshhhhhh …. aaahhhhh sssssshh…. Mmmmppphhhhh…….ookkhhh……akkhh aakhhh…aakkhhh….,” Erang Tante Romlah sambil tangannya meremas kuat pinggulku. Seperti yang diinginkannya, aku berusaha keras menahan jebolnya pertahananku. Namun saat goyangan pantat Tante Romlah kian menjadi, berputar dan meliuk-liuk lalu disusul dengan melingkarnya kedua kaki wanita itu ke pinggangku dan menariknya, akhirnya ambrol juga semua yang kutahan. Seperti air bah, air maniku kini memancar lebih deras dan lebih banyak dari ujung kontolku mengguyur bagian dalam memek ibu temanku itu diantara rasa nikmat yang sulit kulukiskan. “ Ssssaaa….yyyyhhaaaa nggaaaakkhhh…. tahan tanteeee, aaakkkkkhhhhhh… ooookkhhhh……… sssshhhhhh ..aaakkkhhh… aaaaakkkkhhhhhh..aakkhhhhhhh …… cccrrootttttt….crroott …cccrroottt….ccccrrootttt….sseerrrrr ……hhhoooookkhhh……….,” lolongku panjang sambil meremas kuat-kuat tetek Tante Romlah. Kenikmatan yang kudapat semakin berlipat ketika beberapa detik berselang, memek Tante Romlah berkedut-kedut menjepit, meremas dan seperti menghisap dengan keras kontolku. Rupanya, ia juga telah sampai pada puncak gairahnya. “ Ttttaaaannn…..tttteeeee….. jjjjuuu …gggaaa nyampaaaaiiii…… Did. Aaaaaaarrrrggghhhhhhh.. aaakkhhhh …… ssshhhh… ohhh …oookkhhhhhh … aaaakkkhhhhh……,. Enak… eenaakkkhhh…. bangat Did,… hhhaaahhh…. Hhhaaaakkhhhh.. aaaakkhhhh….. …..aaaakkkkhhhhhhhh,” ia merintih keras dan diakhiri dengan erangan panjang sambil jilbab yang sudah awut-awutan di kapalanya dia remas kuat-kuat. Tante Romlah menciumiku dan memeluk erat tubuhku dalam dekapan hangat tubuhnya yang bermandi keringat setelah puncak kenikmatan yang kami rasakan. “ Tante sangat puas Did. Sudah lama tante tidak merasakan yang seperti ini. Kalau kamu suka, pintu rumah tante selalu terbuka kapan saja, ” katanya sambil terus memeluk dan menciumiku sampai akhirnya ia mengajakku mandi bersama.

    Di kamar mandipun, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, melihat tubuh ibu temanku basah membuatku sangat bergairah. Aku hajar Tante Romlah dari belakang dengan tiba-tiba dan cepat, kontolku masuk lebih dalam, ku genjot ibu temanku ini dengan lebih ganas dan kuat sambil teteknya yang menggantung indah aku remas-remas dari belakang. Kebetulan di kamar mandinya ada cermin di dinding untuk berhias jadi aku bisa melihat wajah ibu temanku ini megap-megap, kelojotan menerima sogokan kontolku yang besar. “Aaaaauuwwwww……. Aaaaaarrggghhhh…..aaakkkhhh…aakkhh aakkhh…aakkhhh…. Aarrrggghhhh… pppee…. Llhannn Dddiiiddd….” Jeritnya, tapi aku tetap saja menyogoknya dengan buas bahkan dengan ritme yang lebih cepat. Dan Tante Romlah hanya bisa menggelinjang-gelinjang dan tubuh ibu temanku ini berguncang- guncang dengan hebatnya. “Hhaahh …kenapa tante? Sakit tante?” godaku sambil tetap menyogokkan kontolku ke memeknya. “Nnggghh …ggggaaakkkhhh… Hhhooookkhhhh… nikmat bangat Did… kontolmu… manteb bangat…. Aakhh…aakkhh…aakkhh…akkhhh… Mmmmpphh… sssshhhhhh…” “Sssooo…dddooookkhhhh….. ttteruuss…. Dddiidddd… ooouugghhhh…..” “Tantteee…. Ddaaahhh …nnngggaaaakkhhhhh…. Tttaaahhhannn…. Aaaaakkkhhhhhhh…… oooouugghhhh…… ssshhhhhh….” Jerit orgasme ibu temanku ini sambil meremas-remas teteknya, badanya bergetar hebat, melenguh dan menjepit kontolku dengan sangat kuat serta menyedut-nyedutnya membuat aku juga nggak kuat, akhirnya kutembakkan maniku ke liang memeknya dengan masih aku sogok- sogokkan kontolku dan saat tembakan terakhir-akhir aku masukkan semua kontolku ke dalam memeknya, “Aaaaakkhhhhh…nnniikkkkhhh …mmmaattthhh….bbaannggaattt…. ttaaantteee…. Ookkkhhhh…… ccrrooott….crrott…ccrrottt …aaaahhhhhhhh………” Tubuh kita sama-sama ambruk di lantai kamar mandi dan kontolku masih tetap kubenamkan di liang memek ibu temanku ini sambil terengah-engah merasakan guyuran air shower kamar mandi. Luar biasa nikmatnya.


    Malam itu setelah makan bersama, aku dan Tante Romlah mengulang beberapa kali permainan panas yang tidak sepantasnya dilakukan. Berkali- kali air maniku muncrat membasahi lubang memeknya dan membuat lemas sendi-sendiku. Namun, berkali- kali pula Tante Romlah mengerang dan merintih oleh sogokan kontol besarku. Baru saat menjelang pagi kami sama-sama terkapar kelelahan.






  • Cerita Sex Mama Dari Pacarku

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku


    5424 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mama Dari Pacarku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Mungkin mendengar judul dari cerita ini akan membuat para pembaca menjadi aneh, tetapi inilah cerita
    yang saya alami pada beberapa bulan yang lalu.
    Perkenalkan namaku Budi ( nama di samaran ), saya mempunyai pacar yang namanya selvi.

    Pacarku ini mempunyai wajah tidak begitu cantik. Tetapi yang saya suka dari pacar saya ini adalah ukuran
    payudaranya yang di atas rata- rata. Mungkin kutaksir ukuran buah Website Judi Online 303 dadanya yaitu 37B,gede banget kan??
    Selvi ini orangnya lumayan gila sex. Tiap saya main kerumahnya, dia selalu memakai pakaian yang membuat
    pria menelan ludah.

    Kisahku ini bukan tentang “mainku” dengan Selvi, tapi dengan mamanya. Mamah pacarku bernama Nani. Bu
    Nani (begitulah ku panggil) beliau. Bu Nani mempunyai wajah yang biasa-biasa saja sama seperti anaknya
    tetapi mempunyai tubuh yang sexy. Tiap saya main kerumahnya, Agen Judi Slot Pulsa Bu Nani selalu memakai daster “you can
    see”. Biasa lah namanya juga Ibu- ibu kampung. Kebayang dong pembaca sekalian??. Ukuran payudara Bu Nani
    bisa dibilang rata-rata, tak terlalu besar dan kecil.

    Sering saya dapati beliau ketika habis mandi cuma mengenakan handuk yang kecil. Ku lihat tetek bagian
    atasanya yang seakan akan menyuruhku untuk ku sedot hehehehe….Kejadian ini saya alami pada tanggal 13
    maret lalu, pada waktu itu saya main kerumah pacarku. Pada waktu itu jam menunjukan pukul 11.00 ku ketuk
    pintu dan ternyata yang membuka pacar saya Selvi. Pada waktu itu dia memakai tengtop warna hitam dan
    keliatannya dia tidak mengunakan BH karena jelas sekali kulihat putting susu pacarku ini.

    “Hai sayang” sapaku
    “Hai juga say” jawabnya,
    “ehem bajunya bikin anuku ngaceng” godaku.

    Lalu ku pegang susu pacarku dan ternyata benar dia tidak memakai BH.

    “uuuuugggghhhh…” lenguhnya.
    “Duduk dulu say”
    “iya” jawabku

    Dia pergi ke dapur untuk membawa air, ketika saya sedang duduk Agen Judi Online Wallet menunggu pacarku tiba-tiba Bu Nani masuk
    kerumah dan menyapaku.

    “eh, ada nak Budi” sapanya, aku hanya tersenyum dan bersalaman dengannya.

    Dan harus pembaca tau, Bu Nani cuma memakai daster tanpa lengan. Bisa kulihat keteknya yang berbulu
    sedikit dan teteknya yang memakai BH bewarna pink.

    “Dari mana bu” tanyaku,
    “oh ini ibu habis dari warung beli keperluan mandi” jawabnya.

    Ketika kami ngobrol, pacarku Selvi datang membawa segelas air.

    “Eh mamah, mana sabunnya, aku mau mandi” Tanya Selvi.

    Lalu bu Nani memberikan sabun tersebut ke pacarku.

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku “Say, aku mandi dulu ya” kata Selvi. Judi Online Terpercaya 303 Aku hanya mengangguk dan Selvi berlalu ke kamar mandi.

    Aku sedikit jengkel karena pacarku mandinya suka lama.

    “Ibu mau nyuci piring dulu ya nak Budi, kalau mau nonton tv tinggal nyalain sendiri aja atau nak Budi
    mau ikut liat Ibu nyuci piring?? ” ucap Bu Nani sambil bercanda.
    “Iya bu” jawabku. Kunyalakan tv lalu ku nonton acara FTV.

    Sedang asyik- asyiknya nonton tiba- tiba hp Bu nani di meja bordering. Kulihat siapa yang menghubungi,
    “ELIN” begitu nama yang ada di hp tersebut. Lalu ku bawa hp itu ke tempat cuci piring dan ku kasihkan ke
    Bu nani.

    “Bu, ini ada telepon”,
    “waduh dari siapa?” Tanya Bu Nani basa basi.

    Ketika dia menelepon, kulihat daster bu Nani tersingkap sampai paha. Deg deg jantungku berdetak. Putih
    bener paha mama pacarku ini, mau rasanya ku elus dan ku cium paha yang putih itu. Ketika ku melamun, Bu
    Nani membuyarkan lamunanku sambil tersenyum dan berkata

    “hayooo liatin apa nak Sefta”,
    “hehehehe, engga bu” jawabku.
    “Siapa yang menelepon bu?” tanyaku.
    “Oh itu kakak ibu. Dia nyuruh bawa Tup****re pesenan Ibu” jawabnya.

    Ketika kami sedang ngobrol, pacarku Selvi keluar dari WC. Dia cuma memakai handuk sampai paha. Susunya
    yang besar seakan akan mau loncat dari dalam handuk tersebut. Dia Website Judi Bola 303 cuma tersenyum karena sudah tau apa
    yang aku bayangkan.

    Aku kembali lagi ke ruang tv. Tak lama kemudian Bu nani datang dan langsung masuk ke kamar Selvi. Entah
    apa yang mereka bicarakan, tetapi nampaknya Selvi tidak senang dengan apa yang disuruh oleh mamanya.
    Lalu mereka berdua keluar dari kamar.

    “Say, aku mau ke rumah Tante Elin dulu ya, mau ngambil pesenan barang mama” omongnya.
    “Mau aku antar?” jawabku.
    “Gak usah, aku sendiri aja, lagian deket ko cuma 15 menitan”. Lalu Selvi pergi dengan memakai motorku.

    Aku kembali termenung menonton tv. Tuk,tuk,tuk ternyata hujan mulai turun lama kelamaan hujan deras pun
    datang.

    “wah hujan,bagaimana ini cucian ibu gk akan bisa di jemur”, lalu aku hanya tersenyum.
    “Ibu mau mandi dulu ya nak Budi”,
    “iya bu” jawabku. Sekitar 10 menit kemudian Bu nani keluar dari kamar mandi dengan cuma menggunakan
    handuk dengan lilitan daster di bagian atasnya.

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku Ketika dia mau ke kamar, ada telepon dari Selvi yang memberitahu kalau dia lagi di rumah tantenya sambil
    nunggu hujan. Aku melihat Bu nani nelepon dengan Selvi sambil melongo. Lagi- lagi dia membuyarkan
    lamunanku.

    “hayo lagi- lagi liatin ibu,masa kamu terangsang liat wanita tua gini” katanya,
    “ah engga bu, meskipun ibu sudah tua tapi tubuh ibu masih bagus kok” rayuku.

    Mendapat jawabanku bu nani jadi salah tingkah dan dia langsung masuk kamar.

    “nak Budi, tolong ibu” lalu aku masuk ke kamar sambil deg degan jantungku ini.

    WOW ternyata dia sedang membelakangiku dengan cuma memakai celana dalam warna hitam dan BH warna hitam.
    Tetapi BH tersebut belum di kenakan sepenuhnya.

    “Tolong apa bu”, “ini tolong kaitkan tali BH ibu”. Lalu aku kaitkan tali Bh itu dengan kontolku yang
    telah ngaceng.

    Dia masih membelakangiku,dan ketika aku sedang mengaitkan tali BH tersebut, tak sengaja kontolku kena ke
    pantatnya.

    “Ih dede nak Budi nakal”,
    “Habis ibu menggoda sich” jawabku

    Aku beranikan mengesek- gesekan tanganku ke bagian sisi payudara bu nani, ku dengar nafasnya semakin
    tidak teratur dan agak berat.

    “oohh nak sefta” lenguhnya.

    Lalu dia membalikan badan dan menariku ku atas kasur.

    Aku langsung ciumi bibir Bu nani

    “ooohhh eegghhhh, enak nak Budi teruuusss”. Aku buka kembali kaitan BH bu nani dan ku lempar BH tersebut
    entah kemana.

    Hujan diluar masih tetap deras dan membuat nafsu aku dan bu nani tambah hebat. Ku angkat tangan bu nani
    ke atas dan kujilati keteknya yang berbulu sedikit

    “ooohhh terusssss terussss enak sayang enaaakkk”. Jilatanku di ketek bu Nani pindah ke susunya yang
    indah terus turun dan akhirnya ke vaginanya.

    Wangi vagina Bu nani sangat enak, aku jilati memeknya.

    “oh nak Budi jilat memek ibu jilat sayang yang kencang” teriaknya.

    Aku jilat terus memeknya sambil ku cari itinya. Dan ketika aku sedot itilnya dia berteriak hebat dan
    membuatku takut kalau terdengar oleh tetangga

    “iiitiiiiillllkuuuuuuuu oh itilkuuu enak sekali” Susunya membusung dan kurasakan air maninya muncrat.Ya,
    dia orgasme.

    Bu nani tersenyum melihatku yang sedang memandangi tubuhnya sambil aku membuka semua pakaianku, Dia
    terbelangak ketika melihat kontolku yang besar. Harus ku akui aku bangga mempunyai kontol yang
    panjangnya 18 cm dan diameter sekitar 4 cm. Ini juga yang membuat Selvi tergila- gila padaku. “Gede banget kontol kamu sayang”. Lalu dia menarik kontolku dan menarik tubuhku ke atas kasur.  Markas Judi Online Dominoqq

    “Aku sepong ya sayang kontolmu” aku tidak menjawab dan dia langsung memasukan kontolku ke mulutnya.

    Rasanya beda sekali ketika disepong oleh Selvi. Tanganku tidak tinggal diam, aku raih susunya dan ku
    mainkan putingnya, hal ini membuat dia menjadi belangsatan.

    “Bu aku entot ibu sekarang ya” “iya sayang” jawabnya.

    Aku lebarkan kakinya lalu ku masukan kontolku ke memeknya. Dia melenguh

    “ooohhhh sayang kontolmu enak sekali, entotin aku cepet sayang” kata- kata kasar keluar dari mulutnya
    mungkin karena sedang enak.

    Dan ketika kontolku masuk, kembali dia berteriak

    Cerita Sex Mama Dari Pacarku “memek kuuuuuu enaaaaakkkk ooohhhh”Lalu aku genjot pinggangku, setelah menggenjotnya 15 menit, dia
    nampaknya akan orgasme
    “terus sayang teruussss,aku mau muncrat” dan dia mencengkram punggunku sampai rasanya perih punggungku.

    Dia orgasme yang kedua.

    ”Tunggu dulu sayang, biarkan aku bernafas dulu, nanti kamu boleh entot aku lagi” aku hanya tersenyum.

    Setelah itu aku suruh dia menyepong kontolku.

    “Bu isep kontolku lagi dong”,
    “iya sayang, sini”. Lalu dia menyepong kontolku selama 5 menit.

    Setelah itu aku balikan badan Bu Nani dan kusuruh nungging. Ya aku ingin

    “doggy style”. Dengan posisi ini aku bisa melihat anus bu nani yang sudah bolong,dan ketika aku melihat
    anus bu Nani dia berkata
    “pantatku sudah bolong oleh papahnya Selvi sayang, ayo masukin kontolmu”
    “aku ingin masukin ke anusmu ya Bu”,
    “iya, tapi ludahin dulu anusku ya sayang”. Lalu aku jongkok dan menjilati anus Bu nani sambil ku korek-
    korek liang memeknya.
    “eeeggghhhh enaak sayang terusss”. Setelah ku ludahi anus Bu Nani aku arahkan kontolku ke arah anus bu
    Nani.

    Dan luar biasa, sensasinya jauh lebih enak daripada ngenton memeknya

    “oooohhhhh enak sekali anusmu bu” erangku, lalu ku ayunkan pinggulnya dan tanganku tidak tinggal diam,
    kuraih susunya dan kuremas- remas.
    “Terus syang terus entot anus ibu”. Kulihat dia memainkan itilnya sendiri.

    20 menit kemudian kusudahi posisi ini dan ku angkat tubuh Bu nani. Ku entot Bu nani dengan posisi
    berdiri.

    “sayang, tubuhmu kuat sekali, enak sekali di entot sama kamu” pujinya.

    Ku arahkan kontolku ke memeknya dan Bleessssssss….lalu ku entot Bu Nani sambil berdiri,

    “ah uh ah uh” erangku. 10 Menit kemudian dia menggoyangkan pantatnya sendiri dan membuat kontolku
    kelonjotan.
    “Bu aku mau muncrat ah ah”,
    “bareng sama ibu sayang” ayo buuu ayooo ah ah ahhhhhhh”,
    “iya sayang,ah itillkkkkuuuuuuuu” dan crot crot crot kami berdua muncrat berbarengan.

    Aku dan Bu nani terkulai lemas. Di luar, hujan masih besar, lalu Bu nani pergi ke wc dan ku ikuti. Di
    wc, kami saling menyabuni.

    “sedot itilku sekali lagi sayang” tanpa ampun aku sedot lagi memek san itilnya sampai dia terkulai
    lemas.

    Kami pun memakai baju dan menonton tv sambil kuremas susunya di luar daster yang seksi itu. Sungguh
    pengalaman yang sangat hot untukku. Sampai sekarang aku lebih sering ngentot sama Bu Nani daripada sama
    pacarku Selvi.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Enaknya Kocokan Maut Janda Desa

    Enaknya Kocokan Maut Janda Desa


    5417 views


    Duniabola99.com – Pak Kadus Jamal berjalan tanpa sandal, sesekali tangannya mengangkat sarung kotak-kotak yang dipakai. Lelaki 60 tahun itu nampak tergesa menuju perbatasan hutan di kampung, lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

    “Waduh.. maaf sekali pak, saya agak telat menyambut. Tadi ada warga yang anaknya mau kawinan jadi saya urus sana-sini dulu,” Jamal menyalami pak Supri, tuan tanah di kampung itu yang sudah sejak lama tinggal di kota.

    Pak Supri terkenal dermawan di dusun itu, banyak membantu pembangunan tempat ibadah, sekolah rakyat, dan juga memberi sembako saat paceklik melanda desa.

    “Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih ingatkan.. sudah kelas 2 SMA sekarang.. dan ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini biar tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih libur,” kata Supri, lelaki tambun, usianya sekitar 55 tahun.

    “Wah.. wah den Andi sudah gede sekarang.. pangling saya den,” Jamal menyalami Andi dan tiga kawan sebayanya, Hilman, Roni, dan Raju.

    Pak Supri lalu menjelaskan pada Andi dan kawan-kawannya tentang Jamal, kadus yang sangat rajin dan santun yang patut jadi panutan. Ia juga menjelaskan pada Jamal bahwa Andi, anaknya akan berada di dusun itu selama sepekan bersama tiga temannya itu, harapannya agar mereka tahu tentang kehidupan desa dan menghargai orang desa.

    “Saya hanya minta mereka dibolehkan mendirikan perkemahan di sini, tolong pak kadus gembleng mereka untuk mandiri. Soal kebutuhan makan biar mereka upayakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, nyari sayuran, sampai masaknya jangan dibantu biar nggak manja. Nanti berasnya saja disediakan,” kata pak Supri.

    Andi dan kawan-kawannya mencari tempat datar mendirikan tenda, dan mulai menyiapkan semua peralatan kamping. Pak Supri lalu meninggalkan anaknya itu dan kembali ke kota.

    Dua buah tenda berukuran 3 kali 3 meter berdiri saat menjelang petang, Kadus Jamal ikut membantu anak-anak kota itu, sampai semua beres.

    Jamal lalu mengajak anak-anak itu mampir ke rumahnya di pemukiman dusun. Di sana ia menjelaskan lokasi sungai di dalam hutan yang bisa dipancing ikannya, juga lokasi kebun sayur miliknya di tumpangsari hutan yang boleh mereka petik.

    Malam itu Andi dan teman-temannya menginap di rumah Jamal dan berkenalan dengan remaja sebaya mereka di dusun itu. Tapi, Jamal meminta remaja kampung untuk tidak membantu apapun pada anak-anak kota itu selama kamping agar mereka mandiri sesuai pesan pak Supri.

    Pagi-pagi benar Andi dan tiga temannya kembali menuju perbatasan hutan tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa beberapa kilogram beras dan perabotan masak-memasak dari rumah kadus Jamal.

    “Ya elah.. benar-benar welcome to the jungle nih ndi.. elo sih pake nurut segala sama bokap lo itu. Harusnya kita liburan ke Bali.. eh malah jadi tarzan disini.. huh capek deh,” Hilman mengeluh sejadinya sambil melempar panci yang dibawa.
    “Iya nih.. mana perut keroncongan lagi nih,” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun dan doyan makan.
    “Udah deh.. mendingan kita cari cara gimana biar ada lauk untuk makan… mana belanja nggak bisa. Ada uang tapi orang desa nggak mau menjual apa-apa pada kita karena perintah bokap gue. Ayo deh Raj.. cari ranting atau apa kek yang bisa dibakar untuk masak,” kata Andi.

    Keadaan terpaksa membuat mereka bergerak juga, daripada lapar. Tungku disiapkan dari susunan batu, dan blar.. api pun menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal beberapa bungkus mie instant yang bisa menjadi lauknya.

    “Tuh kan enak juga ternyata jadi tarzan begini.. ha ha..,” Andi menghibur teman-temannya itu.
    “Enak.. tapi gue nggak kenyang nih makan segini,” gerutu Raju.

    Biasanya dia makan dua piring, dobel porsi, tapi sekarang hanya dapat satu porsi.

    Setelah sarapan keempat remaja itu menuju sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Tapi sebelum mereka meninggalkan tenda, kadus Jamal datang bersama Titin, anak perempuannya.

    “Lho aden pada mau kemana? Sudah pada sarapan belum?,” tanya Jamal.

    Ia lalu mengenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin anak pertama Jamal sudah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belum punya anak.

    “Malam kemarin Titin belum sempat ketemu kalian karena dia membantu acara warga yang mau kawinan. Nah sekarang untuk urusan masak dan makan biar Titin yang membantu ya.. ndak apa-apa, bapak nggak akan bilang ke juragan Supri kok..,” Jamal merasa iba juga melihat Andi dan teman-temannya harus berusaha masak sendiri.

    Lagipula di rumah Titin tidak terlalu banyak pekerjaan, karena kembali numpang di rumah ortunya.

    “Waduh.. jadi ngeropotin mbak Titin nih. Tapi oke deh pak, dari pada bobot saya susut seminggu di sini.. ha..ha,” Raju senang karena kebutuhan makan bakal terjamin.
    “Iya. Nggak apa-apa dik, mbak biasa masak dan nyuci kok,” kata Titin.

    Titin berpenampilan khas wanita desa, pakai kain dan baju berkancing dari kain bahan kebaya. Wajahnya cantik dan sebagai janda yang masih muda tubuhnya juga semakin subur dan semok. Tingginya 165 cm dengan porsi tubuh yang ideal, sedikit montok. Payudaranya membusung menantang, pinggul lebar dan pantatnya padat terbentuk dibalik kain yang dipakainya.

    Hilman dan Roni tak lepas memandangi postur tubuh Titin saat itu. Andi juga kadang mencuri pandang ke dada Titin. Hanya Raju yang pikirannya makan terus.

    Kadus Jamal kemudian pamit pulang . Titin kemudian mengantar Andi dan teman-temannya ke sungai sambil membawa pakaian empat remaja itu yang akan dicuci.

    4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Usia mereka rata-rata baru 16 tahun, tapi badannya bongsor tidak seperti anak di desa. Tinggi mereka melebihi tinggi Titin .

    “Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong bajunya biar sekalian mbak Titin cucikan,” katanya melihat Andi dan kawan-kawannya mencebur tanpa melepas pakaian.
    “Wah.. telanjang pakai kolor aja nggak apa-apa kan mbak? Kan sepi disini?,” Hilman menyahut senang sambil melepas baju dan celananya. Tiga lainnya juga melepas pakaiannya.
    “Ya ndak apa, wong nggak ada yang lihat di tengah hutan gini. Lagi pula warga desa jarang ke sini karena sungai ini di kawasan hutan, mereka lebih dekat ke sungai di desa,” kata Titin, ia memunguti baju empat remaja itu di batu dan mulai mencuci di temat berjarak empat meter dari lokasi mandi mereka.

    4 remaja itu mandi sambil gembira saling siram, Titin memperhatikannya dengan gembira juga, ia ikut senang melihatnya.

    “Mbak Titin… mbak ikutan mandi dong.. biar rame..,” teriak Hilman polos.

    Seketika Raju berlari mendekati Titin yang masih jongkok mencuci dan mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. tubuh Titin tenggelam di sungai yang cukup dalam, saat tubuhnya naik kancing baju atasnya terlepas sehingga payudaranya yang tidak tertutup BH sempat terlihat.

    “Aduhhh Raju.. kamu nakal ya..,” Titin bersungut-sungut sambil membenahi bajunya.

    Raju ikut mencebur dan mulai menyirami Titin dengan air, mereka tertawa dan saling siram. Andi, Hilman dan Roni kemudian bergabung mendekat dan ikut saling siram.

    Titin protes karena kain dan bajunya basah terendam bersama tubuhnya. Sebab dia tidak membawa baju lain, masak pulang dengan basah kuyup.

    “Ya sudah mbak Titin bajunya dibuka aja, terus dijemur,”kata Hilman mejawab protes Titin.
    “Iya mbak. Bajunya dijemur aja biar kering, jadi pas selesai mandi bisa dipakai lagi,”tambah Andi.

    Titin berpikir sejenak. Benar juga usul mereka, lagipula meski telanjang tubuhnya tak mungkin terlihat karena terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh karena hujan kemarin.

    “Ini tolong dijemurkan dik Andi..,” Titin menyodorkan kain dan bajunya ke Andi agar Andi menjemurnya di bebatuan.
    “Ya sudah kalian teruskan mandinya.. mbak sambil nyuci ya,” kata Titin.

    Sambil berendam badan sebatas bawah leher, Titin melanjutkan mencuci pakaian dengan hanya tangannya di atas batu sisi sungai. Sementara empat remaja itu kembali saling siram, bernyanyi dan berteriak-teriak gembira menikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin karena tak ingin mengganggunya.

    Hilman menoleh Titin yang membelakangi mereka, pikirannya tiba-tiba teringat film porno milik ayahnya yang pernah ditontonnya dengan curi-curi. Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh wanita bugil yang dilihat secara langsung. Ia mulai membayangkan tubuh telanjang Titin di balik air sungai.

    “Hey bro.. gimana ya bentuk susu dan mekinya cewek yang asli? Gue penasaran nih..? gimana kalau kita minta mbak Titin liatin dikiiiit aja,” pikiran Hilman yang mulai nakal disalurkan ke teman-temannya.

    Roni setuju, tapi Andi dan Raju masih bertahan melarang, mereka takut Titin melaporkan ke bokap Andi dan kadus ayah Titin.

    Akhirnya mereka memutuskan membuat strategi. Andi, Raju dan Roni kemudian berenang menjauh, cukup jauh dari posisi Titin yang msih sibuk mencuci, sementara Hilman menjalankan aksinya.

    “masih lama nyucinya mbak…,” sapa Hilman dari belakang Titin.
    “Eh dik Hilman ngaggetin aja. Ini celana kalian kok kotor banget sih, jadi lama nyikatnya,” Titin sempat terkejut melihat kehadiran Hilman.
    “Sini saya bantuin mbak,” Hilman meraih tangan Titin di batu sisi sungai.
    “Ah nggak usah dik.. kamu mandi saja sana, nanti saya dimarahi bapak. Kan saya disuruh membantu kalian,” Aish berusaha menahan tangan Hilman yang hendak mengambil sikat dan celana panjang Raju yang dicuci Titin.

    Mereka sempat saling rebut, dan hal ini membuat tubuh Hilman menyentuh tubuh Titin yang sama-sama telanjang. Titin merasakan getaran saat siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar kalau keadaannya sedang bugil.

    “Uh.. maaf ya mbak.. saya nggak sengaja, kena deh itunya,” Hilman pura-pura malu, tapi tubuhnya tidak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.
    “Eh.. oh.. nggak apa dik.., asal jangan disengaja ya. Ndak baik itu,” kata Titin seolah menTitinati.
    “Eng.. mbak.. saya boleh tanya, tapi jangan marah ya?,” kata Hilman.
    “Tanya apa sih?,” jawab Titin sambil berbalik membelakangi Hilman dan kembali sibuk menyikat celana yang dicucinya.
    “Anu mbak.. apa kira-kira anunya cewek di desa sama dengan cewek kota ya?,” Hilman melanjutkan dengan ragu-ragu.
    “Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya maksud adik?,” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.

    Hilman malu sambil mengangguk.

    “Ya sama saja dong dik.. anunya dik Hilman juga sama saja dengan remaja di desa sini kan?,” jawab Titin.

    Diam-diam Titin merasa lucu juga mendengar pertanyaan itu.

    “Eh.. anu mbak.. maksud saya…,”

    “Hayo.. dik Hilman pernah ngintip cewek di kota mandi ya?,” kelakar Titin membuat Hilman salah tingkah dan semakin malu. Tapi ia merasakan pancingannya sudah mulai mengena pada Titin.

    “Ah.. nggak kok mbak. Saya malah belum pernah lihat cewek telanjang sekalipun, hanya pernah di pelajaran biologi liat gambarnya aja. Makanya penasaran mbak..,” aku Hilman.

    Mendengar itu Titin jadi kTitinan pada Hilman. Di desanya rata-rata remaja pria sudah semua pernah melihat payudara wanita secara langsung, meskipun hanya wanita setengah baya yang sedang mandi di sungai. Ia lalu berpikir memperlihatkan susunya kepada Hilman untuk mengobati penasaran anak kota itu. Lagi pula ia kan bukan gadis lagi, dan selama empat remaja itu di dusunnya ia diminta kadus ayahnya membantu mereka mengenali lingkungan dan kehidupan desa.

    “Ya sudah.. kalau mbak liatin susu mbak gimana?,” tanya Titin.
    “Ehhhmm.. mau mbak.. tapi mbak nggak marah kan?,” kata Hilman senang.

    Titin tersenyum dan beranjak ke sisi sungai yang lebih dangkal agar tubuh atasnya terentas, ia kemudian berdiri bersandar di batu sisi sungai. Mata Hilman seperti tak percaya melihat susu montok Titin terpampang di hadapannya, kental dan berwarna kuning langsat dengan puting coklat muda.

    “Tuh sudah liat kan.. sudah ya,” kata Titin.
    “Tu..tunggu bentar mbak…, emhh boleh dipegang ya mbak.. bentaaar aja.. ya.. boleh ya,” rengek Hilman, tangannya lalu menyentuh perlahan susu Titin mulai dari pangkalnya diraba hingga puting susunya dijepit ringan dua jari.
    “Hmm.. gimana.. sudah ya dik.., sama saja kan dengan di gambar?,” Titin merasa merinding disentuh susunya, sebab selama empat tahun ini ia tidak pernah lagi merasakannya sejak ditinggal mati suami.

    Mata Titin mengawasi teman-teman Hilman lainnya, jangan-jangan yang sedang terjadi terlihat oleh mereka. Tapi ia lega, tiga teman Hilman cukup jauh dan terhalang pandangannya dengan batu di tengah sungai.

    Saat Titin terlihat sibuk mengawasi temannya, Hilman menggunakan kesempatan itu, ia semakin nekat meremasi susu Titin.

    “Mbak.. kenyalnya enak ya..,” katanya sambil terus memijati putting Titin.
    “Enghhmm.. sudah ah dikhh.., sudah ya,” pinta Titin sambil menepis tangan Hilman.

    Tapi Hilman masih saja meremasi susu Titin.

    “Eh mbak.. kok begitu megang susu mbak.. burung saya bangun sih?,” Hilman bertanya kekanak-kanakan sambil terus meremasi Titin.

    Titin kembali merasa lucu dengan pertanyaan Hilman, namun mendengar kata burung mebuat pikiran Titin tak karuan dan merindukan melihat burung suaminya. Tadinya ia berpikir empat remaja ini masih sangat kanak-kanak tapi mendengar Hilman mengaku burungnya berdiri Titin jadi penasaran juga, sebesar apa sih burung anak usia belasan ini.

    “”Apa.. emang burung dik Hilman bangun sekarang?,” tanya Titin.

    “Iya mbak.. nggak tau nih kenapa.., nih mbak pegang coba,” Hilman segera menuntun tangan Titin ke penisnya yang terbungkus kolor.

    Titin merasakan nafasnya memberat saat tanganya menyentuh penis Hilman. Remaja ini bongsor dan atletis dibanding usianya yang masih belia. Penisnya juga sudah sebesar penis pria dewasa umumnya.

    “Tuh kan mbak.. bangun.. kenapa ya mbak?,” rengek Hilman.
    “Emhh.. oh.. ini wajar dik.. normal. Kan di pelajaran biologi juga adik sudah tahu..,” kata Titin.

    Sambil tangannya terus mengusapi penis Hilman, Titin seolah menggurui menjelaskan kalau penis pria berdiri karena terangsang apalagi jika menyentuh vital wanita.

    “Sini dik.. nah kalau diginiin rasanya gimana?,” Titin menyusupkan tangannya ke balik CD Hilman dan mulai mengocok pelan penis Hilman.
    “Aduhh.. mbaakkhh enakhh..,”lenguh Hilman.

    “Itu wajar dik.. nanti kalau sudah kawin baru deh dik Hilman rasain enaknya. Karena kalau sudah punya istri, burungnya dik Hilman bisa bersarang di sarangnya,” kata Titin.

    Ia tak sadar penjelasannya justru membuat pertanyaan-pertanyaan menyusul yang menuntut dari Hilman.

    “Sarangnya apa tuh mbak.., enghh.. terusin digituin mbak.. enakhh nih..,” Hilman merasa penisnya sudah sangat tegang, tangannya terus meremasi susu Titin. Nafas Titin mulai menyesak.. ia membayangkan penis itu penis suaminya yang sudah siap mengantar kenikmatan padanya.
    “Hhh.mmmm.. sarangnya namanya memek dik.. seperti punya mbak ini..sini dik Hilman pegang ya..,” Titin menuntut tangan kanan Hilman ke selangkangannya.

    Hilman bisa merasakan lembutnya permukaan vagina Titin.

    “Wah.. lembut sekali ya mbakhh.. kalau dipegangin gini mbak merasa enak juga nggak kayak saya,” Hilman terus melancarkan tanya, sambil tangannya mulai membelai-belai permukaan vagina Titin.

    Titin sedikit mengangkangkan kakinya memberi ruang bagi tangan Hilman.

    “Ngghhh.. sstt.. yahh enakhh dikhh.., sama enaknya..,” tubuh Titin mulai menggelinjang dipermainkan gatal dan geli di vaginanya.
    “Terus gimana selesainya mbak.. kalau burung saya bersarang di sarangnya nanti?,” Hilman terus bertanya penasaran, pikirannya sudah melayang ke film porno yang pernah ditontonnya.

    Penisnya kenikmatan karena tangan Titin semakin liar mengocoknya.

    “Emmhh.. kalau sudah masuk ke sarangnya.. nanti burung dik Hilman bisa loncat-loncat di dalam.. teruss kalau mau selesai dia nyemprotin air..,” Titin semakin terangsang dengan pertanyaan Hilman, CD Hilman dilorotkanya dan penis Hilman dikocok semakin cepat.
    “Ahh..sst.. geli banget mbakhh… auh.. kayak mau kencing nih.. ouh…, mbaakhh enak juga khan..?,” Hilman melenguh merasakan kedutan di penisnya.

    Ekspresi kenikmatan Hilman membuat Titin semakin teransang, apalagi tangan Hilman juga semakin aktif mengosok permukaan vaginanya.

    “Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin aja kencingnya nggak usah ditahan,” Titin merasakan tubuh Hilman mulai menegang dan croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.

    Titin sudah terbakar birahi, pingulnya bergoyang agar lebih merasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya.

    Tapi sebelum ia klimaks, Titin mendengar suara teman-teman Hilman mendekat. Ia segera menyudahi aksinya dan kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam agar tubuhnya terbenam lagi.

    “Eh..mbak mbak Titin ya sudah ngajari saya.., jangan bilang ke yang lain mbak ya,” Hilman malu-malu menghampiri Titin kemudian ia naik ke bibir sungai dan bersalin pakaian.

    Titin mengangguk, ia sendiri sangat malu menyadari apa yang barusan terjadi. Tapi klimaks yang belum sempat diraih membuat pikiran Titin jadi tak karuan saat itu.

    Andi, Raju, dan Roni sudah berkumpul bersama Hilman dan sudah bersalin pakaian. Titin menyuruh mereka ke tenda duluan meninggalkanya, agar tak terlihat saat ia harus naik ke bibir sungai untuk kembali mengenakan kain dan bajunya.

  • Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Yang Membara

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Yang Membara


    5381 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Yang Membara ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakandan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di Bandung,dan tinggal di rumah di kawasan sejuk dan elite di kawasan Bandung utara dengan ibu, adik dan pembantuku.

    Sejak SMA aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Bandung,sementara ibu dan ayahku tinggal di Surabaya karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Jawa Timur. Dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal diSurabaya, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Bandung karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Membara Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang menunggu pengumuman hasil UMPTN di Bandung, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, memintaku untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memangpandai sekali merawat tubuhnya dengan senam/aerobik dan renang,sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat sepertiwanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dandada yang masih terlihat padat dan berisi. Walaupun di wajahnya sudahterlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan, hinggakemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan.

    Aku mulai memperhatikan ibuku, karena setiap kujemput dari tempatsenamnya, ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesaidan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaiansetelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengandandanan seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuhibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaiansenam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masihpadat berisi.

    Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, akutidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah akutanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna, danbilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangansenam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna, karena aku tidak mauibuku menunggu terlalu lama.

    Saat sampai di sana, wow.. aku melihatibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanyamenutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dadaperut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi ituterlihat dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saatibuku menghampiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Membara Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya, dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian.Tanpa sadar kemaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsangsaat melihat ibuku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan ditubuhnya.

    Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yangduduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudaraibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombangatau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan kaos oblong yang agakketat dan celana panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu,terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi ditempat sauna.

    “Bob.. kok kamu diem aja, dan kenapa celana kamu sayang..?” tanya ibuku mengagetkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku.
    “Enggak Mi.. enggak,” jawabku gugup.

    Kami pun sampai di rumah agak malam, karena aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam.Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.

    Malam itu aku tidak dapat tidur membayangkan tubuh ibuku, gilap ikirku dalam hati, dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi.Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarangnya. Gila pikirku lagi. Mau mencari cewek malam sih bisa saja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Membara Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku dilantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuhibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintunya, aku melihat ibuku tidur telentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendekyang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta inginkeluar dari celana pendek yang kupakai.

    Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi. Dengan tangan bergetar akumembelai dan menelusuri paha ibuku, dan terus naik ke atas. Kemaluankusudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepitoleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah “burungperkasa”-ku yang sudah sangat keras.

    Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau iabangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasantanganku ke payudara ibuku.

    Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu, ibu terbangun.
    “Bobi.. kamu.. apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang..” sahut ibuku dengan suara pelan.

    Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih kerasdan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku.Aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku, kemudian aku kabur atau dia membunuhku.

    “Cukup Bobi.. hentikan sayang.. akh..” kata ibuku.

    Tapi yang membuatku aneh, ibu sama sekali tidak menolak danberontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas, dan malahmendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasaburungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, danternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.

    “Sayang kalau kamu mau.. bilang aja terus terang.. Mami mau kok..” kata ibuku di antara desahannya.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Membara Aku kaget setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukanseperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya, dan kemudianberlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudahsangat keras, dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Yang Membara

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Yang Membara

    Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka kaos yang ibu pakai, dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai. Dansa telah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yangbesar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecilsaat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibudengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibusambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karenakuhisap.

    Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas, karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat.
    “Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini..” kata ibukusambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap danmemainkannya dengan lidahku.

    Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Akumelihat CD yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium CD ibukutepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya. Dengan cepat kutarik CD ibudan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandanganyang sangat indah. Markas Judi Online Dominoqq

    Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalulebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibukulebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu. Dan dengan nalurilaki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu.Kujilat klitoris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengankuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya.

    Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu terlihat sangat lelah.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Membara Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,”

    Dan tanpa di komando dua kali, aku kemudian duduk di sebalah wajahibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungkuyang sudah sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku, tapi diatidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antaramulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja.

    Aku sudah tidak tahan lagi, dan kemudian kudorong kepala ibuku dandengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Dengan cepat danliar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudahtidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidakdapat kulukiskan dengan kata-kata. Dan akhirnya aku sudah tidak tahanlagi dan, “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotkan di dalam mulutibuku.

    Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisaair maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnyayang hangat.

    Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremasbatang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar,kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halusdan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibirlubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang.

    “Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya..” kata ibuku pasrah.
    Kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalamlubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasamakin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubangkemaluan ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk,kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalamlubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batangkemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.

    Cerita Sex Nafsu Ibu Kandungku Membara Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubangkemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku. Gila.., meski akupernah ML dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmatdan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulkunaik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyatdan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di ataskuhingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekalikenikmatan yang ibu berikan kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dangerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalamkenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat.

    Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannyasemakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap danmeremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuhibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan adacairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam didalam lubang kemaluan ibuku.

    Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak.
    Dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluanibuku, “Cret.. crett.. cret..” air maniku menghambur di dalam lubangkemaluan ibuku.
    Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan.

    Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu menciumbibirku dan berkata, “Sayang.. Mami lupa kalo Mami enggak pakekontrasepsi. Tadi Mami mau bilang kalo kamu orgasme biar di mulut Mamiaja.. tapi Mami kagok..”

    Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masihmenindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku,aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasangkekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkanitu.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Adik Ipar Yang Masih Perawan

    Cerita Sex Adik Ipar Yang Masih Perawan


    5375 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Adik Ipar Yang Masih Perawan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Aku seorang sarjana malah aku kuga memeliki ijizah S2, tapi aku tidak pandai untuk memanfaatkannya
    dimana aku malah lebih senang menjadi teknisi handpone awalnya si memang iseng iseng tapi lama
    kelamaan aku menikmati pekerjaanku walaupun jurusanku tidak ada sangkut pautnya dengan teknisi.

    Aku bersyukur bisa mengahasilkan teknisi handal, saat ini aku sudah berkeluarga dan sedang
    mengembangkan usahaku, dimana aku dibantu oleh istriku dan adik iparku yang masih SMA, dia kami suruh
    untuk jaga ruko yang kami sewa dengan alasan sehabis pulang sekolah, Bertha adik iparku dibilang
    montok karena pantatnya yang behenol dan payudaranya yang menggunung.

    Tapi dia masih tidak mau menggunakan yang namanya bra.. katanya malu, padahal aku kakak iparnya sering
    sekali menggoda bahkan sempat beberapa kali sengaja ku senggol buah dada yang baru tumbuh itu, tapi
    dia tetap saja masih belum mau menggunakan BH.

    Siang itu seperti biasa aku baru mau mandi dan ternyata mesin air tidak mau hidup, dari pada menunggu
    sampai sore dan yang pasti istriku bakal ngomel kalau mau mandi airnya gak ada terpaksa aku
    memanggilnya

    “ mah tadi pagi mesin air hidup gak..?”

    “Belum ngidupin mesin dari pagi, kan baru kemarin sore torn di isi!”

    “Bertha udah pulang belum? Ngebantu naikin mesin”

    “udah paling lagi ganti baju”Bertha bantu kakakmu naikin mesin air

    Akupun kebelakang membuka tutup sumur dan menyiapkan peralatan!, buatku memperbaiki semua peralatan
    rumah aku anggap gampang karna memang hobyku sejak kecil utak atik mesin
    cerita mesum perselingkuhan
    “kenapa kak mesinnya” Bertha menggunakan kaos lengan pendek ketat dengan setelan celana leging
    menunjukkan seluruh bentuk tubuhnya dan memang seperti itulah dia yang masih polos..

    “rusak makanya di naikin mau di betulin, dah yuk bantu” kami mengangkat pengait mesin air yang aku
    buat dari besi jadi gampang untuk menaik turunkan kalau ada kerusakan akupun men cek apanya yg rusak
    sementara Bertha jongkok di depanku.
    Sesekali kulirik bagian selangkangannya yg menunjukkan belahan vagina tercetak begitu jelas, spontan
    si dedek di dalam celana menggeliat, dan dia hanya terus memperhatianku yang sibuk memperbaiki mesin
    tanpa merubah posisi jongkoknya meskipun tanpa di sadari aku selalu melirik selangkangannya.

    “udah Bertha, coba tes hidupin dulu saklarnya” aku menyuruhnya

    “ok.. udah matiin lagi”

    “udah bisa lagi kak?”

    “udah yuk turunin lagi”

    “udah Bertha ambilin air pake ember “ setelah ku anggap semua beres aku menyuruhnya mengambil air di
    bak mandi untuk mancing biar gak kemasukan angin.. dia berjalan ke kamar mandi belakang saat itu
    kembali ku lihat bongkahan pantatnya yg begitu menantang membuat adek di selangkanganku semakin
    mengeras tapi otak warasku tetap bertahan, sekembalinya dia menenteng ember yang penuh dengan air aku
    menyuruhnya memegangi pralon dan ku isi dengan air, setelah penuh ku hidupkan mesin tapi air belum
    bisa naik.

    “ini harus tutup dulu pralonnya pake tanganmu”

    “gimana kak”

    Cerita Sex Adik Ipar Masih Perawan “gini” akupun tak sengaja seperti memeluknya dari belakang karna posisi saklar di belakangnya karna
    ingin cepat dan otomatis pada saat itu si dedek menempel ketat di belahan pantatnya.

    Tanpa dia sadari dan akupun tanpa sengaja menggesekan dedekku yg sudah tegang beberapa kali dan dengan
    buka tutup buka tutup telapak tangan pada pralon akhirnya air menyembur dan membasahi dia..

    “aduh kak aku jadi basah semua nih!”

    “gak papa sekalian mandi” sambil aku menuju ke saklar untuk mematikannya

    Akupun menujun ke sebelah dia untuk menyambung peralon tapi aku ternyata mendapat rejeki saat melihat
    bagian depan Bertha yg basah, teteknya yg tumbuh seukuran genggaman tanganku terlihat jelas karna kain
    t-shirt tipis dan singlet yg di gunakan tak mampu menyembunyikannya saat basah
    Aku yang sudah sangat terangsang sejak melihat belahan yang tercetak di selangkangannya sejak tadi
    langsung berusaha untuk menjaili dia.

    “Bertha itu pentilnya kok masih kecil banget si?”dia tidak menyangka aku akan menekan pentil susunya
    yg sedari tadi di suguhkan untukku

    “ih kakak jahat banget sih”di kaget setelah aku berhasil menekan pentilnya

    “makanya pake BH dong biar kalo basah kayak gini gak nyeplak gitu”

    “bodo amat wek” dia mencibirkan bibirnya karna malu dan aku semakin gemas ingin menggesekkan kontol ke
    pantatnya..

    Akupun mengatur siasat agar dia terangsang saat itu aku menggunakan celana boxer dan aku melangkah
    menuju kamar mandi dan melapaskan sempakku.

    Hanya dengan menggunakan celana boker aku kembali tapi Bertha tidak melihat kontolku yang sudah tegang
    karna tertutup kaosku yang panjang, pralon yang sudah kusambung meskipun lemnya belum kering sengaja
    agar terlepas saat ada air meyembur, ku suruh Bertha menghidupkan mesinnya

    “Bertha udah coba mesinnya hidupin “

    Beberapa saat mesin menyala tanpa ada masalah dan akhirnya rencanaku berhasil, sambungannya terlepas
    dan menyembur ke arahku membuatku basah semua

    “Hia ha ha sukurin.” Dia meledekku karna aku tersembur

    “udah dong cepetan matiin aku basah nih”

    “biarin biar tau rasa” dia meledekku dan pada saat itu istriku membuka pintu belakang

    “ lho kok nyembur kemana mana gini sih pah?”

    “ini sambungan peralonnya lepas, udah Bertha matiin mesinnya, eh depan jangan di tinggal dong”

    “iya iya bawel amat sih” istriku meninggalkan kami kembali sambil menggerutu

    Sementara Bertha hanya tersenyum senyum melihatku yang basah kuyup.

    Dan pura pura sibuk kembali menyambung peralon aku jongkok sedemikian rupa untuk memamerkan besarnya
    kontolku ke Bertha, dia yg awalnya hanya melihatku menyambung peralon akhirnya berhasil terperangkap
    melihat selangkanganku sambil melongo.

    Aku yang mengetahuinya tertawa dalam hati sambil terus pura pura sibuk setelah beberapa saat
    sepertinya dia tidak berkedip akupun mengagetkannya

    “Bertha kamu melongo liat apaan” sambil kulirik selangkanganku yang aku kedut kedutkan

    “ah.. emhhh enggak kok kak” dia nampak gugup dan mukanya memerah

    “ tolong itu dong kunci di bawahmu”

    Aku kembali pura pura sibuk sambil sesekali kulirik dia yang diam diam melihat selangkanganku terus.

    “tadi lemnya belum kering jadi lepas sambungannya” aku menjelaskan ke dia tapi dia seperti tidak
    mendengar

    “eh kamu ngeliatin ini ya” sambil ku genggam kontolku dari luar celana

    “iya eh enggak kok” dia berkelit dan mukanya semakin merah

    “gak usah malu, kamu mau liat? Nih liat” aku mengeluarkan kontolku yang tegang dihadapannya

    “ih kak Deny porno banget sih, serem tau”

    “kamu belom tau sih, ini tuh rasanya enak banget! Kalo kamu udah pernah ngerasain pasti ketagihan
    deh!” aku menggoyang goyangkan kontolku sementara meskipun dia melengos tapi kadang dia melirik

    Cerita Sex Adik Ipar Masih Perawan “akukan suka nyolek tetek kamu Bertha! Sekarang kalo kamu mau nyolek punya kakak silahkan aja, mumpung
    mbakmu di depan sibuk” aku menggapai tangannya untuk memegang kontolku tapi dia menolak.

    “nggak ah kak, serem, takut”

    “kalo gak mau ya udah” akupun memasukkan kontolku kedalam celana dan aku tau dia melirik..

    “ya udah kita terusin kerjaannya dulu Bertha” dia menggangguk dan meneruskan memperhatikanku yang
    merapikan sambungan peralon yang tadi sudah kuberi lem

    Mukanya masih merah dan sesekali dia melirik selangkanganku yang dengan sengaja terus ku kedut
    kedutkan.

    “ok Bertha dah selesai” akupun membereskan peralatanku dan dia ikut membereskan ember dan membawanya
    ke kamar mandi setelah dia menghidupkan mesin air untuk mengisi tower.

    Bertha tidak langsung keluar kamar mandi dia menunggu air untuk mencuci tangannya yang kotor aku yang
    masih bernafsu menyusulnya pura pura ingin melihat airnya sudah bening apa belum

    “Bertha coba buka krannya airnya udah butek gak?” dia sedikit menungging saat itu aku dengan cepat
    menempelkan kontolku ke pantatnya sambil ku kedut kedutkan seolah olah ingin ikut melihat ke dalam bak
    air yang di bukanya.

    “ ih kak roy nempel nempelin gini sih” dia meng goyang goyangkan pantatnya

    “nggak sengaja Bertha, tapi kok pantatmu anget banget sih”aku semakin menekan merapat ke beongkahan
    pantatnya

    “kak udah dong geli nih” dia ingin beranjak

    “eh ntar dulu tanggung enak banget nih”

    “ih enaknya dimana lagi” dia mencibir”

    “loh mosok kamu belum tau kalo bisa enak” aku diam diam mengeluarkan kontolku dari celana boxerku

    “dari tadi gak enak tapi kak Deny berat”

    aku mulai menjepitkan kontolku di tengah tengah selangkangannya, sambil ku gesek gesekan terus
    kontolku tanpa di ketahuinya kalau kontolku sudah diluar celana.

    “kalo sekarang gimana Bertha?” dia sedikit melebarkan selangkangannya dan nampak sudah mulai merasakan
    lain

    “ehm.. geli kak”

    “tapi gelinya enak kan?” aku terus menggesek gesek lembut dan sudah terasa lembab di selangkangannya

    “ihhh.. ya kak. Ehh” dengan nafas yang mulai berat dan tanganku yang sedari tadi nganggur mulai ku
    gunakan untuk meraba perutnya dengan lembut sambil sedikit sedikit bergeser naik dan sudah mulai
    berada di atas teteknya meskipun hanya dari luar tapi sangat terasa kalau putingnya yang kecil mulai
    menegang, dan aku terus meraba lembut teteknya sampai sedikit meremasnya

    “ehmm kak enak kak..ssssst” dia mendesis, aku perlahan menurunkan tanganku mencari pingiran leging
    yang di kenakan, dan dengan cepat ku tarik legingnya turun dan langsung kembali ku jepitkan kontolku
    ke selangkangannya

    “aihhhh kak” dia kaget dan menjepit kontolku, tapi justru sangat nikmat kurasakan dan kembali kugesek
    gesekan, terasa sangat licin karna dia ternyata sudah melelehkan banyak cairan dari memeknya.

    Cerita Sex Adik Ipar Yang Masih Perawan

    Cerita Sex Adik Ipar Yang Masih Perawan

    “kenapa Bertha? Lebih enak ginikan?” aku terus mengesek gesekan kontolku

    “ehhhhh iya kak sst. aduh ehhhnaka.. ka”, aduh aku di apain sih kak kok ennnnak ginhnih..”

    “aku ngajarin kamu yang enak enak tapi kamu jangan bilang bilang mbakmu ya sayang” aku membisikan
    lembut sambil ku remas lembut teteknya

    “iyyaaaaa khhhaaaaaak aduh kak” dia menegang melonjak dan berdiri semakin merapatkan kakinya
    menandakan dia telah mencapai puncak pendakian.

    Spontan saat itu kontolku terjepit kencang di selangkangannya dan akupun tak mampu menahan hingga
    hanya hitungan detik saat dia mencapai orgasmenya akupun memuncratkan pejuhku

    “ohhh Bertha enak banget Bertha” crot crococot crot. sekitar 5 tembakan keluar melewati depan jika
    dilihat orang seperti dia yang sedang kencing.

    Akupun lemas sama seperti Bertha, dan aku mengembalikan celananya yang tadi kuturunkan sampai ke lutut

    “inget ya Bertha rahasia jangan sampe ada yang tau” dia tersenyum meninggalkanku sementara aku
    langsung mandi di kamar mandi bawah.

    Sambil mandi aku merasa senang telah berhasil orgasme dengan bantuan adik iparku yang montok meskipun
    tidak sampai melakukan penetrasi tapi aku cukup puas meskipun hanya dengan menggesekkan di luar
    vaginanya yang basah dan licin itu.

    Setelah kejadian siang itu Bertha jadi lebih genit di depanku tentunya saat istriku sedang tidak di
    dekatku, tapi kalau istriku di dekatku dia seperti biasa saja

    Malam itu seperti biasa setelah toko tutup aku tetap masih sibuk di ruang kerjaku, karna memang
    seperti itulah aktiBerthasku, di depan komputer dan mengerjakan handphone handphone yang ku anggap
    rusak berat pada malam hari rasanya lebih tenang, dan setelah adzan subuh biasanya aku baru tidur.

    Cerita Sex Adik Ipar Masih Perawan Kalau jenuh aku browsing, berforum dan download film bokep terbaru. Istriku seperti biasa sebelum
    tidur membuatkanku kopi dan menemaniku ngobrol sambil facebookan menggunakan laptopku sementara Bertha
    biasanya berinternet menggunakan komputer depan alias komputer yang aku sediakan untuk konter

    Saat aku sedang spaneng memikirkan permasalahn handpnone di depanku Bertha masuk ke ruang kerjaku yang
    tidak di tutup oleh istriku, “kak komputer depan kok eror terus sih?”

    “paling kena virus! Dah nanti aku instal ulang” sementara istriku tidak menoleh sedikitpun karna
    spaneng sedang main poker dan Berthapun menyusul istriku.

    “de serius banget si mbak? Pinjem laptopnya dong!”

    “eit nanti dong lagi tanggung nih, yah kalah deh! Kamu punya chip gak Bertha”

    “punya dong, tapi pinjem dulu!”

    Aku hanya mendengarkan mereka sambil terus kerja

    “pelit banget sih nih anak..”

    “udah deh kak yang penting besok udah aku transfer deh”

    “awas lo ya janji”

    “iya suer” Bertha menunjukkan jari tengah dan jari telunjuknya

    Dan istriku berdiri mendekatiku digantikan Bertha yang mengutak atik laptopku
    Sekita jam sebelas istriku pamit “mas aku tidur ya”

    “he eh” dia pergi setelah mencium pipiku

    “eh kamu gak tidur Bertha?” istriku mendorong pelan bahu adiknya

    “ntar dulu mbak baru juga mulai” istriku langsung keluar kamar kerjaku dan naik ke kamar, dia tidak
    mempermaslahkan adiknya yang memang selalu tidur malam

    Karena suntuk memikirkan kerjaan aku berniat memperbaiki komputer konter tapi stelah berdiri dari
    kursiku timbul niat untuk menjaili kembali adik iparku yang montok ini

    Aku kembali duduk dan kurapatkan kursiku kedekatnya..

    “menang gak?”

    “belum kak”

    Aku memperhatikannya bermain poker dan perlahan tanpa di ketahuinya kuremas teteknya

    “ihhh” dia terperanjat dan menepis tanganku

    “idih masih belum juga mau pake BH! Ntar kalo kebasahan kayak kemarin gimana?”seperti biasa kalau di
    ingatkan untuk menggunakan BH dia hanya menjulurkan lidahnya meledek

    Akupun merubah posisi kebelakangnya karna kursiku menggunakan roda sementara dia hanya menggukan kursi
    plastik yang kami sediakan untuk pelanggan konter

    “eh Bertha di laptop itu ada film bagus bagus kamu pengen liat gak?”

    “film jorok ya kak”

    “bukan, aku bosen sama film gituan!” akupun maju mendorongnya untuk menggapai mouse yang ku pasang di
    laptop, dan aku memutarkan film semi action, beberapa saat film berjalan dia terus memperhatikan, dan
    mungkin karna capek dia sedikit bersandar padaku

    “duduk sini sama aku Bertha” dia tidak berkata apa apa dan langsung duduk merapat padaku, dan spontan
    kontolku bergeliat di dalam celana, dan kursi yang dia duduki di jadikan tumpangan kakinya.

    Sampai adegan romatisnya pun keluar dia tetap bersandar padaku tanganku pu mulai meraba pahanya, karna
    saat itu dia menggunakan celana pendek kain model hawai yang longgar, dia seperti terhipnotis saat
    melihat adegan adegan mesra di layar laptopku sehingga membiarkan tanganku yang mulai mengelus ngelus
    memeknya, nafasnya sudah mulai berat.

    “Bertha kita kayak kemarin yuk” dia diam tapi saat ku bimbing untuk berdiri dia menurut akupun
    menurunkan celanaku dan kuturunkan celananyahingga terlepas, dan suruh dia kembali duduk tapi kali ini
    dia duduk di pangkuanku dengan menindihi kontolku yang ngaceng berat.. akupun menggoyang goyangkan
    pantatnya agar maju mundur dengan ku bimbing pinggulnya.

    Hanya sebentar dia sudah menggesek gesekkan sendiri bibir luar memeknya ke batang kontolku, aku hanya
    menikmati sambilku masukkan tanganku kedalam tshirtnya meremas teteknya yang baru tumbuh. Markas Judi Online Dominoqq

    “enak ya Bertha?”

    “Kalo di masukin kayak di film itu lebih enak lagi Bertha” mendengar kata kataku dia sedikit
    mengangkat pantatnya dan mencari agar kontolku masuk

    “eh jangan gila kamu, nanti perawanmu ilang, aku gak mau merawanin kamu sayang” sambil ku kembalikan
    posisinya agar menggesek gesekkan memeknya saja, meskipun aku sangat ingin tapi aku tak ingin merusak
    masa depannya.

    Akupun seperti kurang puas dan ku suruh dia berdiri dan kujepitkan kontolku ke selangkangannya, dengan
    terjepitnya kontolku antara kedua belah paha dan mendapat pelumas dari dalam memeknya membuatku merem
    melek memaju mundurkan pantatku.

    Tiba tiba aku sangat ingin menjilati memek adik iparku yang montok itu dan tanpa di ketahuinya aku
    jongkok di belakangnya dan ku renggangkan kakinya lebar kemudia ku jilati lubang memeknya yang sudah
    banjir

    “Sssssssssssuuuuuuuuuhhhhhhhhh kak aku di apai in enak banget ehhhhhh”dia seperti kepedesan saat itu
    akupun membalikkannya dan mengangkat satu kakinya dan kuteruskan mengoral memeknya itilnya tak luput
    dari lidahku dan hanya dalam waktu singkat dia memekik dan seperti kehilangan keseimbangan saat dari
    dalam memeknya menyembur aku menadahi cairan kental dan asin tersebut dengan mulutku seketika itu juga
    kutelan diapun ngos ngosan sambil memejamkan matanya menikmati orgasmenya dan ku biarkan dia beberapa
    saat sambil duduk di kursiku dan mengocok kontolku sendiri, setelah dia membuka mata melihatku
    mengocok dia menggigit bibirnya
    “jangan senyum dong gantian”

    Dia tanpa banyak bicara jongkok di hadapanku dan memasukan kontolku yang hanya berukuran 17cm dan
    berdiameter 3,5 kedalam mulutnya, aku merem melek di buatnya, dia cepat sekali belajar dari film yang
    barusan ku setel untuknya, meskipun sesekali terasa terkena giginya tapi aku membiarkan

    Cerita Sex Adik Ipar Masih Perawan Sampai akhirnya maniku mendesak ingin keluar dan ku tekan kepalanya saat maniku menyemprot, dia
    tersedak dan terbatuk tapi dia menelannya

    “ih kaka jahat asin tau..!”

    “punya kamu juga asin, tapi gurihkan sayang?” dia tersenyum sambil duduk di pangkuanku
    Hari hari berikutnya kami selalu menikmati permainan tanpa di ketahui siapapun dan tanpa aku merusak
    keperawanannya, meskipun dia sangat ingin menikmati dan rela perawannya di jebol olehku tapi aku
    selalu memberi pengertian kepadanya bahwa jangan sampai nantinya suamimu mempermasalahkan
    keperawanannya.

    Dalam hatiku toh untuk menikmati lobang2 memek aku sudah memiliki kakakmu dan ibu mertuaku yang sejak
    istriku hamil tua sering menginap di ruko kami dan aku sudah berhasil menyodok memeknya yang legit

    Menginjak kelas 2 SMU adik iparku semakin mekar dan menggiurkan saja terlebih karna hamper setiap
    harinya dia kulatih bercinta meskipun hanya mengesek gesekan batang kontolku ke bibir memeknyada belum
    pernah sekalipun kumasukan kepala kontolku kedalam memeknya yang merah dan sempit itu.

    Sore itu istriku sedang di bawah dan aku sudah sangat kebelet ingin buang air besar akupun menuju
    kamar mandi di lantai atas, tapi ternyata ada adik iparku di dalam. cerita ngesek perselingkuhan

    “Bertha masih lama gaak.? Udh kebelet nih..”

    “masih kak, baru juga aku masuk..”

    “aduh udah deh bukain aku mau be’ol dulu” diapun membuka kunci pintu dna ku langsung nyerobot masuk
    dan langsung duduk di closed

    “ih kakak gak sabaran banget sih, aku masih telanjang gini juga..!”

    “udah kamu terusin aja mandinya aku be’ol juga gak gak ganggu”

    “ogah ah bau..” dia menutup hidungnya sambil meraih handuk, karna pada saat aku nyerobot masuk tadi
    dia sudah bugil dan baru kusadari saat dia mengenakan handuk ternyata dia mecukur bulu jebutnya hingga
    bersih polos plontos, dan akupun jadi sedikit konak

    “loh kapan nyukurnya tuh.. kok botak..?”

    “barusan..! bagus gak..?” di membuka kembali handuknya dan menunjukkan padaku

    “botak lucu”

    “yey punya kakak tuh yang botak” dia mendorongku, akupun tersenyum dan memutar handle untuk menyiram
    kotoran di closed dan meneruskan hajatku

    “eh Bertha coba sini ku pegang rasanya gimana..?

    “emang kak dian gak pernah di cukur ya kak.?” Aku menggeleng bohong padahal istriku selalu mencukur
    bersih jembutnya, dan niatku hanya ingin menjaili dia, aku meraba permukaan memekya dari atas sampai
    ke bibir memek bawah terus dan

    “shhhhhhhhhh ahhhhhh kk..aaaak ehhnnakh”

    Saat aku memainkan memek Bertha perlahan kontolku menggeliat dan berdiri, akupun segera cebok dan
    menyiram closed sementara Bertha melihatku dengan wajah memerah menahan nafsu, aku langsung membuka
    seluruh pakaianku dan ikutan bugil seperti dia.

    “kita mandi bareng yuk Bertha..!” dia hanya diaam saat aku menariknya ke bawah siraman shower dan
    kuraba seluruh tubuhnya sambil menyabuni.

    “ssshhhh kak geli” dia mendesis seperti ular saat aku meremas teteknya yang montok itu

    “kamu juga sabunin aku dong Bertha” smbil ku tuntun tangannya agar menyabuni kontolku yang berdiri
    kokoh dan siap perang.

    “kak udah tegang banget nih aku jepit kayak biasanya ya biar gak kelamaan nanti ketauan mbak dian” aku
    hanya mengangguk dan dia membelakangiku dan langsung menjepit kontolku di selangkangannya seperti
    biasa yang kami sering lakukan hanya menggesek pada bibir memeknya dan tidak sampai melakukan
    penetrasi

    “okhhhh Bertha memek kamu dah basah banget licin anget ekhhhh” sambil kuremas teteknya yang sangat
    kenyal dan sekarang berukuran 34B

    Selama ini hamper satu tahun kami selalu menikmati gesekan gesekan tpi masih tetap menjaga agar adikku
    tidak kehilangan keperawanannya tapi saat itu aku seperti tak juga dapat menemukan orgasmeku akhirnya
    kusuruh dia nungging.

    “Bertha kamu nugging yah aku mau ngajarin kamu yang baru” diapun langsung menurutiku dank u tempelkan
    kepala kontolku ke bibir memeknya dan kumasukkan kepalanya.

    “ookhhhhsssssssss kak enak banget.!” Dia semakin mendesis tapi tujuanku hanya memasukkan kepalanya
    meskipun dia sudah seringkali berusaha untuk dapat merasakan kontolku masuk kedalam memeknya, tapi aku
    selalu bertahan dan saat itu aku menggapai sabun dan melumuri pantatnya dan perlahan kutuntun kepala
    kontolku ke lubng anusnya.

    “ihhh kak jangan ah jorok”

    “gak papa sayang, dari pada perawan kamu ilang, ini juga enaak kok coba aja dulu ya ntar kalo gak enak
    kamu bilang” sambl terus ku tekan dan kutarik kepala kontolku yang sudah membuka pintu lobang
    pantatnya diapun diam dan mendesis dan

    “ekkkkhhhhmm kak sakit” dia terlonjak saat aku sudah memasukkan setengah batang kontolku kedalam
    memeknya, aku hanya mendiamkan dan menikmati empotan pantatnya yang masih merasa sakit sambil kuremas
    lembut teteknya dan ku mainkan pentilnya yang mengacung tegang.

    Baca Juga Cerita Sex

    Saat kurasa dia sudah mulai relax kupun mengayun pantatku menarik kontolku dan memasukkannya lagi
    secara perlahan dan lembut sambil tanganku berusaha memainkan clietorisnya dan akhirnya seluruh batang
    kontolku sudah mampu di terima seluruhnya oleh lubang anus adik iparku.

    “ssssssssshhhh enak banget pantat kamu Bertha.. ekhhhhngempot nghheeeemmpot”

    “aduh kak akkhhuuuu juga ngerasain eeehhhhnakkkkkk kkhhakh.. mahhuu keluar nih kakkkk”

    “aku juga Bertha barreengg yahekhhhh” aku semakin cepat menyodokkan kontolku yang hanya 16cm kedalam
    anusnya sambil terus ku mainkan memeknya sampai akhirnya
    cerita mesum perselingkuhan
    “ookkkkkkkkhhhhhhhhhhhh Bertha kakak keluar crot crot..”kepala kontolku menembakkan mani sekitar enam
    kali didalam pantatnya yag saat itu juga dia mengalami orgasme yang dahsyat sampai mengalam squirt,
    akupun tidak menyangka hanya dengan mengentot anusnya dik iparku mengalami orgasme yang sedahsyat itu.

    “aduh kak aku enak banget sampe lemesgk kuat diri.”

    “ya udah kamu pakeanduk aku anter kekamartrus istirahat, nantiaku bilang ke mbakmu kalo kamu sakit”

    Dia mengangguk dan setelah aku berpakaian ku tuntun dia ke dalam kamarnya
    “tadi enak banget kak..” sambil dia mencium pipiku sementara aku hanya tersenyum karna aku juga puas.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Nyokap Kekasihku

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Nyokap Kekasihku


    5328 views

     

    Whiena nya ada Bu? “oh Whiena barusan dibawa sama Papanya kerumah neneknya yang sedang sakit”, ia titip pesan gak dapat kerumah temannya yang ulang tahun, ia meminta maaf dengan kamu karena gak sebelumnya sempat nelpon masalahnya barusan cepat-cepat sekali..” “jam berapakah perginya Bu”

     

    Cersex Stw – “sekitaran satu jam yang lalu…mungkin saat ini masih diperjalanan”Rumah neneknya whiena memang cukup jauh sekitaran 3 jam perjalanann dari kotaku. “oh..kalau begitu saya izin Bu”

    “Jangan dahulu ada yang ingin Ibu bertanya dengan kamu mengenai Whiena, tetapi Ibu buatkan minum dahulu ya” Ibu Cantik juga masuk langsung kedapur, sedangkan hatiku menjadi kebingungan entahlah apa yang ingin ditanya oleh Ibu Cantik, jangan-jangan di tahu masalah jalinan ku yang intim bersama whiena, akan diintrogasi nih pikirku…… GAWAT ……

    Ibu Cantik nyokap nya whiena keluar dapur dengan bawa 2 gelas minuman dingin.”silahkan diminum Rio” Aku juga langsung minum sementara hatiku cukup tegang karena takut pada Bu Cantik yang kemungkinan geram-marah…. dag dig dug detak jantungku kedengar keras …. seolah ingin lepas jantung ku ini.

    Ibu Cantik duduk dikursi cocok di depan ku dan dasternya cukup terkuak hingga pahanya yang putih kelihatan terang, jatungku berdenyut semakin kuat dan selekasnya merunduk karena tidak sedap sama Bu cantik. “Rio kamu serius berpacaran sama Whiena?” Saya cukup kaget karena pikiranku tetap melayang-layang entahlah ke mana.”serius Bu, saya siap bertanggungjawab bila ada apa-apa sama Whiena” jawabku sekalian masih tetap merunduk.

    “kamu kok dibawa narasi justru nunduk sich Rio, kan gak sedap.””Maaf Bu” kuangkat kepalaku, sekarang duduk Bu cantik cukup mengangkang hingga samar-samar kusaksikan sisi dalamnya dan rupanya Bu cantik tidak pakai cd, napas ku juga cukup mengincar meredam gairah tetapi tidak berani melakukan perbuatan apapun karena yang di depanku ialah nyokap nya whiena yang dosen wali dikampusku.

    “kamu mengapa Rio” bertanya Bu cantik berpura-pura tidak paham.”tidak Bu, anu….” aduh saya mulai kebingungan, sedangkan Bu cantik tersenyum melihat ku. Selanjutnya Bu cantik berdiri dan duduk disampingku. Kamu terangsang ya simak paha Ibu, aku juga cuma diam sementara tangan Bu cantik mulai menggenggam pahaku, Selanjutnya Bu cantik berbisik, “kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu telah lama tidak pernah disentuh oleh bokapnya whiena, ia terlampau repot sama masalah kantornya”.

    “tetapi Bu..” srup bibirnya Bu cantik langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas kontol ku, pikiranku benar-benar kacau-balau, saya masih bimbang dan belum yakin kalau rupanya Bu cantik mempunyai gairah yangg tinggi. birahiku mulai bangun, aku juga mulai meremas-remas toketnya Bu cantik.

    “Terus Rio, sedap sekali..”dan tangan Bu cantik mulai buka celana jeans ku, aku juga menolongnya dan kulepas kaosku sehigga sekarang tinggal cd yang menempel. “Rio kita kekamar saja yok.” Dan mencium bibirku.Bu cantik masuk langsung kekamar dan buka dasternya, badan Bu Cantik sekarang polos.

    “Wow Ibu elok sekali, putih, seksi, gak kalah sama whiena””ah kamu dapat saja Rio” jawab Bu cantik sekalian tersenyumTubuh Bu cantik benar-benar sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang lebih besar, dan bulu jembutnya dicukur rapi.”Sini donk Rio, kok justru bengong” Ibu Cantik nyokap nya whiena duduk di pinggir tempat tidur dan saya merapat dan merunduk mencium bibirnya. Tangan Bu cantik melepas cd ku dan keluarlah kontolku.

    “edan Rio. Punyai kamu besar sekali, lebih besar dibanding punyai suamiku.”ia juga mengelus-elus kontol ku, kodorong kepalanya supaya segara mengisap kontolku.”Hirup kontol Rio Bu””sabar ya Rio, jangan khawatir yang jelas malam hari ini kita harus sama senang”Bu cantik selanjutnya berdiri dan menciumku selanjutnya turun kedadaku, putingku di hirup dan dijilati.Ouh..Bu sedap sekali Bu, terus Bu.

    Selanjutnya Bu cantik berjongkok di depan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es cream. Selanjutnya memasuk kan kontolku kemulutnya. Ia juga memompa dengan mahir. Sangat nikmat rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena..

    Terus Bu, aku juga mulai memompa kontolku di dalam mulut Bu cantik hingga mulut Bu cantik kelihatan penuh dan terkadang Bu cantik seperti akan muntah karena kontolku masuk sampai kerongkongannya..saya mengambilnya dan kelihatannya Bu cantik sedikit sedih.

    “Terus Rio, masukkan kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu sedap Rio. Setubuhi mulut Ibu Rio” Aku juga masukkan lagi kontolku di dalam mulut Bu cantik dan tangan ku menggenggam kepalanya hingga pergerakannya memiliki irama. Sementara itu tangan Bu cantik menggenggam kuat paha ku karena dorongan kontolku makin keras menusuk mulut Bu cantik.

    “mulut Ibu sedap sekali isep terus Bu. Isep yang kuat”

    Sektiar 20 menit ku setubuhi mulut Bu cantik sampai Bu cantik nyaris muntah. Aku juga mengambil kontolku. “kuat kamu Rio ya sudah nyaris 1/2 jam di karoeke belum keluar, kalau bokapnya cantik tentu sudah keluar trus langsung tidur, dasar egois sekali”

    Rupanya Bu Cantik sejauh ini jarang-jarang mendapatkan kepuasan dari suaminyaSekarang gantian Ibu yang kamu puasin Rio saat ini kamu tidur.Saya cukup kebingungan apa penginnya Bu cantik tetapi saya menurut saja. Dan saya barbaring di atas tempat tidur selanjutnya Bu cantik jongkok di atas diatas dadaku.” Rio Ibu ingin setubuhi mulut kamu ya”Ia juga dekatkan vaginanya kemulutku dan memulai memompanya.

    Aku juga menjulurkan lidah ku, asin, rupanya cairanya Bu cantik sangat banyak keluarKini tangannya berdasar ke pinggir tempat tidur hingga cukup nungging dan terus memerkosa mulutku bahkan juga hidung ku, wewangian wangi dari vaginanya membuat nafsu ku samakin bertambah.”Lidah kamu sedap sekali Rio hidung kamu ..terus Rio, nikmat” Bu cantik terus memompa vaginanya mengarah mulutku hingga kadangkala saya kesusahan bernafas.

    Pada akhirnya Bu cantik stop karena kelihatan cape sekali.Aku juga membaringkan Bu cantik dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan kadang-kadang kugigit perlahan-lahan.Ouch…nikmat sekali Rio terus Rio, hirup terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu punya kamu sekarang ini.

    Aku juga menjilatnya nya dan ku masukan jemari ku kadalam vaginanya dan Bu cantik juga menggeliat kenikmatanOuch..jemari kamu sedap sekali Rio apalagi kontol kamu.terus Rio.Selang beberapa saat Bu cantik menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku juga percepat permainan fucking finger ku divaginanya..

    “Shh,uhf…Ibu ingin keluar Rio hirup yang kuat Rio vagina Ibu.,ohh……”Aku juga mengisap kuat kuat lubang kepuasan itu dan “cret..Cret..”Cairan nikmat Bu cantik menyemprotkan mulutku dan aku juga menjilatnya sampai bersih. Edan kamu Rio mulut kamu pandai sekali memberi kepuasan di vagina Ibu.Aku juga berjongkok lagi di atas kepala Bu cantik dan kembali ku entot mulutnya Bu cantik..

    Bu cantik juga mengisap dengan kuat kontolku..saya mengubah tubuhku hingga posisi kami saat ini 69, saya meredam tubuhku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu cantik sementara memek Bu cantik kembali basah dan saya terus mengelus elusnya.

    Terasanya sangat nikmat mulut Bu cantik, aku juga memompanya makin brutal dan Bu cantik terlihat terselak selanjutnya ia melepas kontol ku.”besar sekali kontol mu Rio kaya ingin robek mulut ku..” Aku juga membenahi posisiku dan dan sekarang kami keduanya sama tiduran..Kulumat bibir bi cantik yang terlihat merah karena ku entot barusan dan tanganku mainkan klitorisnya..

    Itil V3
    “Shh..uhf.. nikmat sekali Rio..entot Ibu saat ini Rio..masukkan kontolmu ke memek Ibu..cepat Rio Ibu sudah gak tahan nih..gatel sekali rasanya.”Bi Cantik juga kusuruh mengangkang dan mengusung kakinya ke depan sampai terlipat sentuh toketnya..

    Sekarang bibir vagina Bu Cantik muncul dan menganga seolah berteriak meminta dientot. Aku juga arahkan kontolku ke vagina Bu cantik dan memulai menggesek-gesekannya.. Rio masukkan donk..cepat Rio..Ibu sudah ingin banget…ayo dong sayang..Ibu Cantik juga merengek-rengek seperti anak kecil.. Aku juga menanamkan kontolku secara cepat masuk ke vagina Bu cantik yang telah licin berkilau.

    “Ouhhhh…sakit sekali Rio.. kontol kamu besar sekali.perlahan-lahan donk” “Tetapi sedap Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu…”Rupanya memek Bu Cantik masih sempit dan sedap sekali kontolku terasanya dipilin-pilin. Aku juga memompa terus vagina Bu cantik…semakin lama makin cepat..

    “Ouh..terus Rio saya gak tahan nih..Ibu ingin keluar..””Terus Rio.entot terus memek Ibu Rio..memek itu punyai kamu saat ini Rio..ouh…” Bu cantik mulai meracau tidak karuanDan selanjutnya badan Bu Cantik melafalkanng dan kontolku berasa diapit kuat sekali..”Ouh..Ibu keluar kembali Rio..kontol kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,”

    Aku juga mengubah tubuh Bu cantik dan rupanya Bu cantik langsung memahami apa mauku dan ia lantas menungging dan sekarang kami dogy model..aku juga masukkan kontolku kedalam memek Bu cantik.. “Ouhh..nikmat sekali Rio..”Saya terus memompa memek Bu cantik sekalian meremas-remas toket Bu Cantik yang bergelantung..

    Ouh..ahh..terus Rio, Ibu ingin keluar kembali nih. Aku juga mengocak memek Bu Cantik secara cepat hingga Bu Cantik keluar yang ke-3 kalinya.. Kamu kuat sekali Rio, Ibu benar-benar senang di entot dengan kamu.. Saat ini kamu entotin mulut Ibu saja yang masalahnya Ibu paling senang kalau mulut Ibu di entot. Edan ni Ibu rupanya ia senang sekali oral..

    Aku juga menarik Bu Cantik kelantai dan kusuruh jongkok, dan kumasukkan kontolku di dalam mulut Bu cantik perlahan-lahan sampai ambles semua, ujung kontolku berasa sentuh kerongkongannya, aku juga meredam kepala Bu cantik karena sangat nikmat berasa, ada kepuasan tertentu yang ada saat kontolku masuk semua kemulutnya Bu Cantik.

    Selanjutnya Bu Cantik memukul pahaku karena kayanya ia mulai susah bernafas tetapi saya masih tetap meredam kepalanya hingga pada akhirnya ia paksakan menarik kepalanya dan secara langsung lari kekamar mandi dari sisi kami dan secara langsung muntah. Aku juga meng ikuti kekamar mandi. “Edan kamu Rio kontolmu besar sekali”. “Sory ya Ibu muntah setelah gak tahan kamu jejelin kontol sebesar itu” Ibu Cantik nyokap nya whiena juga menyirami muntahnya..

    Sekarang Bu Cantik jongkok kembali di dalam kamar mandi dan mengulum kontolku. Aku juga memompanya dengan memiliki irama dan tangan Bu cantik terus mainkan biji pelirku, air ludah Bu cantik menetes keluar lewat antara bibirnya dan saya tidak perduli, saya terus memompa mulut Bu cantik yang seksi sampai kontolku masuk semua dan kelihatannya Bu Cantik sudan mulai terlatih dengan kontolku hingga rasanya makin nikmat, kontolku terasanya ingin ditelan oleh Bu cantik.

    Aku juga menghidupkan shower dan menyirami Bu cantik yang tetap asyik mengulum kontolku, sekarang tuBuh Bu cantik basah dan kelihatan makin seksi. Aku juga menyimpan lagi shower itu, dan meneruskan memompa mulut Bu cantik.”Hirup Bu saya sudah ingin keluar nih..”

    Aku juga memompa mulut Bu cantik makin cepat dan Bu cantik benar-benar menikmatinya… Saya keluar Bu..ouh…. ooouuuuugghhhhhhttttt……….Aku juga masukkan semua kontolku di dalam mulut Bu cantik dan menyemprot sperma di tenggorokkannya, selanjutnya Bu cantik menarik kepalanya dan bersihkan sperma dari kontolku,,”sperma kamu sedap sekali Rio, kental..””ia terus mengulum kontolku yang tetap berdiri yang tegak..””kontol kamu tetap berdiri Rio..kamu kuat sekali,,

    “Kita mandi dahulu yu..nanti lanjutin kembali ya.. Kami juga mandi sama.. Usai mandi Bu Cantik ngajak makan, kami ke kamar makan sekalian masih tetap telanjang..aku juga duduk sekalian makan sementara Bu cantik tidak makan ia cuma duduk disampingku sekalian mengelus-elus kontol ku.

    “kok gak makan Bu?” tanyaku..”tidak ah,,sudah kenyang barusan minum sperma kamu..”
    Aku juga makan sedikit karena birahi ku kembali bangkit.”Ibu kok senang sekali oral sex sich””masalahnya kalau oral sex Ibu dapat rasain kontolmu yang sedap sekali”

    Kami juga meneruskan birahi kami di kamar makan dan berpindah keruang tamu dan pada akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta lagi sampai subuh…………. Hubunganku sama Bu Cantik benar-benar hot, bahkan juga lebih hot dibanding sama whiena yang bahkan juga kami sebelumnya pernah ngentot di dalam kamar mandi kampus…… tetapi ku tetep sayang sama whiena.

    Saat ini Bu Cantik telah berpindah ke kota “Y”. Karena suaminya berpindah pekerjaan. Dan sejak itu, saya kehilangan beritanya whiena.

     

  • Cerita Sex Pengalamanku Saat Melakukan Getarkan Senam Jantungku

    Cerita Sex Pengalamanku Saat Melakukan Getarkan Senam Jantungku


    5316 views

    Saat itu Rounald yang masih duduk di perkuliahan memiliki rekan dekat namanya Silvina ia asal dari Sumatera dan ucapnya ia tetap menumpang di dalam rumah tantenya, kebenaran hoby kita sama yakni naik ke gunung pencinta alam kita kerap bersama terkadang saya maen kerumahnya, dan dapat bertambah sebab saya tertarik dgn adik ponakannya namanya Seshy.

     

    Cersex Stw – Seshy ialah anak dari tante yang tempat tinggalnya ditumpangi oleh Silvina, walaupun saya telah dekat dgn keluarganya tante tetapi saya tidak segera kekasihi sang Seshy, tetapi sepanjang perjalanan waktu telah berbeda di mana ayah Seshy yang wakil masyarakat wafat.

    Jadi Saat ini Ibunya yang mengurusi semua perusahaan yang dikendalaikan ayah Seshy, Keinginanku untuk memacari Seshy masih tetap ada, walaupun saat saya bertandang kerumahnya jarang-jarang berjumpa secara langsung dgn Seshy, justru Ibunya yang namanya Desta temaniku, karena aktivitasnya Seshy yang di Jakarta sedang belajar dalam sekolah pembawa acara stasiun TV swasta.

    Terkini Tetapi sebetulnya jika ingin jujur Seshy kalah dgn ibunya. Bu Desta lebih elok, kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang karakternya. Sementara Seshy cukup sawo masak, nurun ayahnya kali? Andaikan Seshy seperti ibunya: tenang karakternya, keibuan dan penuh perhatian, baik .
    Saat ini, di dalam rumah yang cukup eksklusif itu cuma ada bu Desta dan seorang pembantu. Silvina tidak di sana, sedangkan Seshy sekolah di ibu-kota, paling-paling satu minggu pulang. Pada akhirnya saya diminta bu Desta untuk menolong sebagai pegawai tak tetap mengurus perusahaannya. Untungnya saya mempunyai kekuatan di bagian computer dan managementnya, yang saya jalani semenjak SMA.

    Sesudah ketahui management perusahaan bu Desta lantas saya menawari program akuntansi dan keuangan dgn computer, dan bu Desta sepakat bahkan juga suka. Berencana hitung ongkos project yang diatasi perusahaannya, dll.

    Saya menyenangi tugas ini. Yang terang dapat menambahkan uang belanja saya, dapat untuk menolong kuliah, yang waktu itu baru semester dua. Bu Desta memberikan honor lebih dari cukup menurut ukuran saya. Karyawan bu Desta ada tiga wanita di dalam kantor, tambah saya, belom termasuk di atas lapangan.

    Saya kerap bekerja sesudah kuliah, sore sampai malam hari, tiba mendekati karyawan yang lain pulang. Itu juga jika ada project yang harus ditangani. Part time demikian. Untuk saya ini cuma kerja sampingan tetapi dapat menambahkan pengalaman.

    Karena jalinan kerja di antara majikan dan karyawan, jalinan saya dgn bu Desta makin dekat. Sebelumnya sich biasa-biasa saja, makin lama seperti teman dekat, sharing, dan lain-lain.

    Saya kerap dinasehati, bahkan juga karena sangat akrabnya, bergurau, saya kerap pegang tangannya, mencium tangan, sudah pasti tanpa diketahui rekanan kerja yang lain. Dan ternyata ia suka. Tetapi saya masih tetap jaga kesopanan.

    Pengalaman ini yang menggentarkan jantungku, betapapun dan siapa saja bu Desta, ia sanggup getarkan dadaku. Walaupun cukup usia wanita ini masih tetap jelDesta. Saya anggap siapa saja orangnya tentu menjelaskan orang ini elok bahkan juga elok sekali.

    Dasar pintar menjaga tubuh, sebab ada dana karena itu, rajin fitnees, di dalam rumah disiapkan perlengkapannya. Jika sedang fitnees menggunakan baju fitnees ketat benar-benar enak dilihat. Ini telah saya kenali semenjak saya SMA dahulu, tetapi karena saya ingin dekati Seshy, hal tersebut saya kesampingkan.

    Beberapa data individu bu Desta saya mengetahui benar karena kerap kerjakan biodata berkaDestan dgn proyek-
    proyeknya. Tingginya 161 cm, umurnya saat cerita ini terjadi 37 tahun, 5 bulan dan berat tubuhnya
    52 kg. Cukup bagus.

    Di suatu hari saya lembur, sebab ada tugas project dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Jam 22.00 tugas belom usai, tetapi saya cukup terhibur bu Desta ingin temaniku, sekalian memeriksa pekerjaanku.

    Ia cukup cermat. Jika kerja lembur ini dia justru kerap bergurau. Bahkan juga jika minumanku habis ia tidak enggan-segan yang menuang lagi, saya justru jadi kikuk. Ia tidak malas pegang tanganku, mencubit, tetapi saya tidak berani membalasnya.

    Apalagi jika sedang mencubit dadaku saya benar-benar tidak membalasnya. Dan yang cukup kejutan tanpa sangsi memijit-pijit bahuku dari belakang.

    “Lelah ya..? Saya pijit, nih”, ucapnya.

    Saya cuma tersenyum, dalam hati juga senang, dipijit janda elok. Apalagi yang kurasakan dadanya, tentu teteknya menyenggol kepalaku sisi belakang, saya rasa nyaman . Semakin lama pipiku menyengaja saya pepetkan dgn tangannya yang mulus, ia diam saja.

    Ia membalasnya membelai-belai daguku, yang tanpa rambut tersebut. Saya jadi cukup suka. Nyaris jam 23.00 baru usai semua tugas, saya bersihkan kantor dan tetap ditolong bu Desta. Wah wanita ini benar-benar seorang karyawan keras, gumanku dalam hati.

    Saya bersiap-sedia untuk pulang, tetapi dibuatkan kopi, menjadi kembali minum.

    “Kamu telah mempunyai kekasih Ron?”

    “Belom Bu”, jawabku

    “Saat.., tentu kamu telah mempunyai. Wanita mana yang tidak ingin dgn lelaki tampan”, ucapnya

    “Belom Bu, benar-benar kok”, kataku kembali. Kami duduk berdekatan di atas sofa ruangan tengah, dgn pencahayaan yang cukup redup. Entahlah siapa yang menyusul, kami berdua sama-sama berpegangan tangan sama-sama meremas halus. Yang terang sebelumnya saya menyengaja menyenggol tangannya

    Karena mungkin terikut situasi malam yang dingin dan situasi ruang yang syahdu, dan kedengar suara mobil lewat di jalan raya dan sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Desta tenggelam terikut oleh situasi romantis.

    Bu Desta yang malam itu menggunakan gaun warna hDestam dan sedikit pola bunga ungu. Benar-benar kontras dgn
    warna kulitnya yang putih bersih.

    Itil V3
    Wanita pebisnis ini semakin dekatkan tubuhnya ke arahku. Pada keadaan yang baru saya alami ini saya jadi benar-benar kikuk dan canggung, tetapi anehnya napasku semakin mengincar, kejar- kejaran dan berkobar-kobar seperti deru ombak di Dermaga Ratu. Saya jadi bergemetaran, dan tidak sanggup banyak berbuat, walau tanganku masih tetap menggenggam tangannya.

    “Dingin ya Ron..?!”, ucapnya sendu.

    Sementara tangan kiriku diambil dan dekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan pakaian tersebut.
    “Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.

    Berasa dingin, sedangkan tangannya merengkuh pinggangku. Berbau wewanginan merebak disekitaran, saya duduk, menambahkan situasi romantis

    “Jika kedapatan Darti (pembantunya), bagaimana Bu?”, kataku gemetaran.

    “Darti tidak masuk kesini, pintunya terkunci”, ucapnya.

    Saya jadi aman. Lantas saya coba mengecup kening wanita gesit ini, ia tersenyum lantas ia mengadahkan mukanya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapa saja, kukecup bibir cantiknya.

    Ia menyongsong dgn senyum, kami sama-sama berciuman bibir sama-sama melumat bibir, lidah kami berjumpa memburu cari kepuasan setiap beberapa sudut bibir dan rongga mulut masing-masing. Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Desta, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku serta menyelusup dibalik kaosku. Saya jadi makin terangsang di dalam permainan yang cantik ini.

    Sesaat interval, kami sama-sama berpandangan ia tersenyum manis bahkan juga sangat manis, dibandingkan saat-saat sebelomnya.

    Kami berpelukan lagi, seakan-akan dua sejoli yang sedang mabok cinta sedang bermesraan, walau sebenarnya di antara majikan dan pegawainya. Ia mulai mencumi leherku dan menggigit halus semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama bokongnya, selanjutnya menyebar ke pinggulnya.

    “Semenjak kamu ke sini dgn Silvina dahulu, saya telah berpikiran: “Tampan sekali ini anak!””, ucapnya 1/2 berbisik.

    “Ah ibu ada saja”, kataku menghindari walaupun saya suka mendapatkan pujian.

    “Saya tidak membujuk, benar-benar”, ucapnya kembali.

    Kami semakin menyerobot bercumbu, birahiku semakin naik naik, dadaku makin tergetar, demikian pula dada bu Desta. Diapun terlihat tergetaran dan suaranya cukup parau.

    Selanjutnya saya bergerak, berdiri dan tarik tangan bu Desta yang agar turut berdiri. Dalam posisi inilah
    saya peluk dgn hangatnya. Keinginan kelakianku jadi bertambah bangun dan berasa seolah memotong celana yang saya gunakan.

    Lantas saya tuntun ia ke kamarnya, seperti kerbau dicocok hidungnya bu Desta menurut saja. Kami tiduran bersama-sama di spring bed, kembali kami bergumul sama-sama berciuman dan becumbu.

    “Bagaimana jika saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.

    Dia berpikiran sesaat lantas menggangguk sekalian tersenyum. Selanjutnya ia bergerak ke arah almari dan ambil baju sekalian memberikan ke saya.

    “Ini gunakan punyaku”, ia memberikan baju tidur.

    Lantas saya merosot celana panjangku dan kaos selanjutnya menggunakan kimononya.

    Saya jadi terbuai. Dalam pelukannya saya tertidur. Baru sekitaran 1/2 jam saya terjaga kembali. Pada keadaan ini, terang saya sulit tidur.

    Udara berasa dingin, saya mendekapnya semakin kuat. Ia menyelusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Kemaluanku semakin bergerak, sedangkan cumbuan berjalan, kemaluanku semakin menjadi kencangnya, yang sebenarnya semenjak barusan di atas sofa.

    Saya berpikiran jika sudah ini bagaimana? Apa saya teruskan atau diam saja? Lama saya berpikir
    untuk menjelaskan tidak! Tetapi tidak dapat tertutupi jika keinginan, gairah birahiku kuat sekali yang menggerakkan naik-lonjak dalam dadaku bersatu aduk sampai ke ubun-ubunku.

    Walaupun saya biarkan sesaat, tetap kejaran libido yang berasa semakin kuat. Memang saya
    sadar, wanita yang ada didekapanku ialah majikanku, tantenya Silvina, mamanya Seshy, tetapi sebagai lelaki normal dan dewasa saya rasakan kepuasan bibir dan rasa hati bu Desta sebagai wanita yang sintal, elok dan menakjubkan.

    Minimal saya telah rasakan kehangatannya tubuhnya dan hatinya, walau pengalaman ini baru pertama kalinya kualami.

    Saya tidak dapat berkeputusan, pada keadaan semacam ini saya makin bergemetaran, di antara menghindari dan keinginan yang menggelora. Saya lihat mukanya di bawah sorot lampu bed, menyengaja saya saksikan lama dari jarak dekat, mukanya pancarkan penyerahan sebagai wanita, di muka lelaki dewasa.

    Perlahan-lahan tanganku menyelusup dibalik gaunnya, meraba-raba pahanya ia mengeliat perlahan, saya tidak paham apa ia tidur atau berpura-pura tidur. Saya cium halus bibirnya, dan ia menyambutnya. Bermakna ia tidak tidur. Ku sibak gaun tidurnya selanjutnya kulepas, ia menggunakan beha warna putih dan celana dalamnya putih.

    Saya jadi tambah kagum menyaksikan kemolekan tubuh bu Desta, putih dan cantik sekali. Ku raba-raba
    tubuhnya, ia mengeliat geli dan buka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyelusup ke kembali pakaian tidur yang kupakai dan menarik talinya di bagian perutku, lantas bajuku lepas. Sekarang aku juga cuma gunakan celana dalam saja.

    “Kamu tampan sekali, Ron, tinggi tubuhmu berapakah, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum suka.

    “Terima kasih. Ada 171. Bu Desta elok sekali”, dengar jawabanku, ia cuma tersenyum.

    Saya berusaha buka behanya dgn buka kaDestannya di punggungnya, selanjutnya keplorotkan
    celana dalamnya hingga saya makin kagum menyaksikan keelokan alam yang tidak ada tara ini. Ini jadikan dadaku makin tergetar.

    Bagaimana tidak?! Saya bertemu secara langsung dgn wanita tanpa baju yang memiliki badan cantik, yang sejauh ini cuma kusaksikan melalui beberapa gambar orang asing saja. Sekarang langsung memperhatikan dari jarak dekat sekali bahkan juga dapat meraba-raba.

    Wanita yang sejauh ini saya saksikan berkulit putih bersih cuma di bagian muka, sisi kaki dan sisi lengan ini, saat ini terlihat semuanya tidak ada yang sisa. Mengagumkan! Darahku makin mendidih, menyaksikan panorama yang cantik tersebut.

    Ketika saya masih bengong, perlahan-lahan saya merosot celana dalamku, saya dan bu Desta sama tidak
    kenakan pakaian. Kemaluanku betul-betul optimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, sama-sama meraba-raba
    dan membelai.

    Kaki kami berdua sama-sama bersilang yang berawal di selakangan, sama-sama mengesek. Kemaluanku yang kuat turut membelai paha cantik bu Desta. Sementara itu dia membelai-belai halus kemaluanku dgn tangan lembutnya, yang bawa dampak nikmat hebat.

    Tanganku membela-belai pahanya selanjutnya kucium dimulai dari lutut menjalar perlahan ke pangkal pahanya. Dia mendesah halus. Dadaku semakin tergetaran karena kami sama-sama mencumbu, saya meraba-raba selakangannya, ada rumput-rumputan di situ, tidak begitu lebat menjadi sedap dilihat.

    Ia mengeluh halus, saat jariku sentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi buah dadanya dgn halus dan mengedot puntingnya yang warna coklat kemerah-merahan, lantas memasukkan mukaku antara ke-2 buah dadanya.

    Sementara tangan kiriku meremas halus teteknya. Desisan dan erangan halus ada dari mulut cantiknya. Saya makin bergairah walau masih tetap gemetar. Tanganku mulai aktif mainkan selakangannya, yang rupanya basah tersebut.

    Saya ingin tahu, lantas kubuka ke-2 pahanya, selanjutnya kusingkap rumput-rumputan disekitaran keperempuanannya. Beberapa bagian warna pink itu saya belai-belai dgn jariku. Klitorisnya, ku mainkan, menggembirakan sekali.

    Desta mengeluh halus sekalian gerakkan perlahan kaki-kakinya. Lantas jariku kumasukkan keterowongan pink itu dan menari-nari didalamnya. Ia makin bergelincangan. Lanjutannya dia menarikku.

    “Mari Ron”saya tidak kuat”, ucapnya berbisik

    Dan merengkuhku sangat ketat, hingga sisi yang mencolok di dadanya tertekan oleh dadaku. Saya mulai menindih tubuh sintal itu, sekalian bertopang pada ke-2 siku-siku tanganku, agar dia tidak berat menompang tubuhku.

    Sementara itu senjataku terjepit dgn ke-2 pahanya. Dalam posisi ini saja nikmatnya bukan bermain, getaran jantungku semakin tidak teratur. Sekalian menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas halus buah dadanya.

    Kemaluanku menggesek-gesek sekalangannya, ke atas (perut), selanjutnya turun berkali-kali. Selang beberapa saat kakinya diperenggang, lantas pinggul kami berdua beringsut, untuk ambil posisi pas di antara senjataku dgn lubang keperempuanannya. Seringkali kami beringsut, tetapi belom sampai ke targetnya. Kemaluanku belom masuk juga ke vaginanya

    “Keras “, bisikku. Bu Desta yang tetap di bawahku tersenyum.

    “Sabar-sabar”, ucapnya. Lantas tangannya menggenggam kemaluanku dan membimbing masukkan ke keperempuanannya.

    “Telah ditekan… perlahan-lahan saja”, ucapnya. Aku juga mengikuti saja, menekan pinggulku…

    “Blesss”, masuk kemaluanku, cukup geret, tetapi tanpa kendala. Rupanya gampang! Di saat masuk tersebut, rasa enaknya sangat benar-benar. Seakan saya baru masuk ke dunia lain, dunia yang benar-benar baru buatku.

    Saya pernah menyaksikan film orang beginian, tapi untuk lakukan sendiri baru ini kali. Rupanya rasanya sedap, nyaman, menyenangkan. Wonderful! Bagaimana tidak, dalam umurku yang ke 23, baru rasakan kehangatan dan kepuasan tubuh wanita.

    Pergerakanku meng ikuti perasaan lelakiku, mulai turun-naik, turun-naik, terkadang cepat terkadang lamban, sekalian melihat air muka bu Desta yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sekalian keluar suara tidak tersengaja desah-mendesah. Rasakan kepuasannya sendiri.

    “Ah… uh… eh… hem””

    Saat saya mengutamakan pinggulku, ia menyongsong dgn menekan juga ke atas, agar kemaluanku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran hati bersatu dgn lenguhan dan rasa kepuasan jalan merayap sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.

    Di tengah-tengah kejadian itu bu Desta berbisik

    “Kamu jangan terlampau terburu gairah, kelak kamu cepat lelah, rileks saja, perlahan-lahan, ikutinya iramanya”, saat saya mulai memacu dgn semangatnya.

    “Ya Bu, maaf”, aku juga mengikuti perintahnya.

    Lantas saya cuma gerakkan pinggulku ala-ala kandungannya meng ikuti pergerakan pinggulnya yang cuma kadang-kadang dilaksanakan. Rupanya mode ini semakin nyaman dan gampang dicicipi. Kadang-kadang ke-2 kakinya diangkat dan sampai ditempatkan di atas bahuku, atau selanjutnya dibuka lebar-lebar, bahkan juga terkadang dirapatkan, hingga berasa kemaluanku terjepit ketat dan makin geret.

    Gerak apapun itu yang kami kerjakan berdua bawa dampak kepuasan tertentu. Sesudah lebih dari sepuluh menit , saya nikmati tubuhnya di atas, ia membuat sesuatu pergerakan dan saya tahu tujuannya, ia meminta di atas.

    Saya tidur telentang, selanjutnya bu Desta ambil posisi telungkup di atasku sekalian menjadikan satu alat penting kami berdua. Bersebadanlah kami kembali.Dia masukkan kemaluanku rasanya sangat ketat menusuk sampai dalam.

    Sampai sesaat bu Desta gerakkan pinggulnya, buah dadanya bergelantung terlihat sangat indah, terkadang sapu mukaku. Saya meremas kuat-kuat bongkahan bokongnya yang bergoyg-goyg. Buah dadanya diberikan kemulutku, langsung kudot.

    Pergerakan wanita memiliki rambut sebahu ini semakin memesona di atas tubuhku. Terkadang mirip orang berenang, atau menari yang terpusat pada pergerakan pinggulnya yang aduhai. Bayg-bayg pergerakan itu terlihat cantik di cermin samping tempat tidur.

    Tubuh putih yang cantik wanita 1/2 baya naiki tubuh pemuda cukup coklat kekuning-kuningan. Betul-betul lintasi angkatan!

    Episode ini berjalan lebih dari lima belas menit, semakin lama semakin kuat dan cepat, pergerakannya. Napasnya semakin tidak teratur, sedikit liar. Seperti memburu setoran saja. Tanganku memperkuat rangulanku pada bokong dan pinggulnya, sedangkan mulutku kadang-kadang mengulum punting buah dadanya. Rasanya sedap sekali. Sesudah usaha keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”

    “Ah… uh, eh… saya, ke.. luaar..Ron..”, ternyata dia orgasme.

    Pucuk kepuasannya dicapainya di atas tubuhku, napasnya berkejar-kejaran, tersengal-sengal rasakan kenikmatan yang capai klimaknya.

    Napasnya berkejar-kejaran, pergerakannya makin lama berangsur menurun, pada akhirnya diam. Dia jadi lemas di atasku, sekalian atur napasnya kembali. Saya menyeka-usap punggung mulusnya. Kadang-kadang dia menggerakkan pinggulnya perlahan, perlahan sekali, rasakan beberapa sisa pucuk kepuasannya. Beberapa saat ia tetap menindih saya.

    Sesudah sembuh tenaganya, ia tidur telentang kembali, siap untukku tembak kembali. Sekarang gantian saya menindihnya, dan memulai kerjakan aktivitas seperti barusan. Pergerakan ku perlahan , ia merengkuh saya. Turun naik, masuk keluar.

    Saat masuk tersebut rasa nikmat hebat, apalagi ia dapat menjepit-jepit, sampai seringkali. Benar-benar saya nikmati semuanya tubuh bu Desta. Ruaar biasa! Mendadak sesuatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, saluran darah, energi dan hati terkonsentrasi di situ, yang memunculkan kemampuan hebat tidak ada tara.

    Energi itu menekan-nekan dan penuhi lorong-lorong rasa dan hati, sama-sama mengincar dan kejar-mengejar. Didorong dengan nafsu hebat, memunculkan dampak pergerakan semakin keras dan kuat menekan tubuh cantik, yang menyeimbangi dgn pergerakan gemulai memesona.

    Pada akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar bawa kepuasan hebat”, suara tidak tersengaja keluar mulut dua individu yang sedang diterpa kepuasan. Air maniku berasa keluar tidak ada kendalian, menyemprotkan penuhi lubang kepuasan punya bu Desta.

    “Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.

    Bibir cantik itu kembali kulumat semakin hebat, diapun semakin rapatkan tubuhnya khususnya di bagian bawah perutnya, kuat sekali. Bersatu semua,

    “Saya” keluar Bu”, kataku tersengal-sengal.

    “Saya Ron”, suaranya cukup kurang kuat.

    “Lho keluar kembali, barusan kan telah?! Kok dapat keluar kembali?!”, tanyaku cukup bingung.

    “Ya, dapat 2x”, jawabannya sekalian tersenyum senang.

    Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup banyak memerlukan tenaga, seperti habis
    naik ke gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tetapi saya bisa rasakan beberapa sisa kepuasan bersama-sama.

    Selang beberapa saat, sesudah kepuasan berangsur menyusut, dan berasa benyek, saya mengambil senjataku dan tiduran telentang di seginya sekalian menghela napas panjang. Senang rasanya nikmati semua kepuasan tubuhnya.

    Wanita punyai bentuk tubuh cantik itu juga kelihatan senang, seolah lepas dari dahaganya, yang kelihatan dari goresan senyumannya. Saya saksikan selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental menetes di bibir vaginanya bahkan juga ada yang di pahanya.

    Pengalaman malam itu benar-benar mengagumkan, sampai hingga berapakah kali saya naiki bu Desta, saya lupa. Yang terang kami beradu gairah nyaris semalaman dan kekurangan tidur.

    Esok harinya. Busa-busa sabun penuhi bathtub, saya dan bu Desta mandi bersama, kami sama-sama menyabun dan menggosok, semua beberapa sisi tubuhnya kami susuri, termasuk sisi yang paling individu. Yang menyenangkan saat ia menyabun kemaluanku dan mengocak-kocok halus. Saya suka sekali dan tentunya bawa dampak nikmat.

    “Saya bingung barang ini sepanjang malam kok tegak terus, seperti tugu Silvinas, besar kembali. Ukuran jumbo kembali?!”, ucapnya sekalian menimang tititku.

    “Kan Ibu yang membuat ini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama-sama.

    Setelah mandi, kuintip melalui jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman muka, jika saya keluar dari rumah mustahil, dapat kedapatan. Waktu baru jam 1/2 enam. Tapi senjata ini belom turun juga, mendadak keinginan lelakiku bangkit kembali kuat sekali.

    meletus Kembali -letup, jantung berdetak semakin kuat. Kembali lagi saya dekati janda yang telah kenakan pakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya cukup membungkuk, karena saya semakin tinggi. Berbau aroma merebak disekujur tubuhnya, rasanya semakin fresh, setelah mandi.

    Lantas ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan celana dalamnya. Kami berdua bertelanjang lagi riang dan ke arah tempat tidur. Ke-2 individu lelaki wanita ini sama-sama bercumbu, mengulang kepuasan tadi malam.

    Dia terbujur dgn manisnya, panorama yang cantik gabungan di antara pinggul depan, pangkal paha, dan rumput-rumputan sedikit di tengah-tengah tutup samara-samar huruf “V”, tidak ada gumpalan lemaknya.

    Saya membuka dgn perlahan ke-2 pahanya. Saya ciumi, dimulai dari lutut, selanjutnya menjalar ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut halus kemaluanku. Tubuhku mulai tergetaran, lantas saya buka selakangannya, menyibakkan rumput-rumputan di situ.

    Saya ingin menyaksikan dengan terang barang kepunyaannya. Jariku sentuh benda yang warna pink itu, mulai sisi atas membelai-belainya dgn halus, kadang-kadang mencubit dan membelai lagi. Bu Desta bergelincangan, tangannya semakin kuat menggenggam tititku.

    Selanjutnya jariku segera masuk ke lorong, selanjutnya menari-nari di situ, seperti tadi malam. Tetapi bibir, dan terowong yang dikuasai warna pink ini tambah terang, seperti bunga mawar yang mengembang. Sesaat saya lakukan permainan ini, dan jadi memahami dan terang benar susunan keperempuanan bu Desta, yang menggegerkan tadi malam.

    Gelora gairah semakin bergema dan menyebar seantero tubuh kami, sama-sama mencium dan mencumbu, semakin menghangat dan berlari kejar-mengejar. Seperti ombak laut mendesir-desir menimpa pantai. Tidak ada kendalian yang bisa mengungkung dari kami berdua.

    Apalagi saat pucuk kepuasan mulai terlihat dan merapat ketat. Sebuah surprise, tanpa saya sangka sebelomnya kemaluanku yang semenjak barusan di urut-urut selanjutnya dikulum dgn halusnya. Pertama dijilati kepalanya, lantas dimasukkan pada rongga mulutnya.

    Rasanya saya dibawa melayg ke angkasa sangat tinggi ke arah bulan. Saya jadi kecapekan. Sesion selanjutnya ia ambil sikap tidur telentang, sedangkan saya pasang kuda-kuda, telungkup yang bertopang pada ke-2 tangan saya.

    Saya mulai masukkan kemaluanku ke lubang keperempuanan bu Desta yang barusan telah saya “ketahui” bagian-bagiannya dengan cermat tersebut. Benda ini rasanya tidak ada tara, saat kumasukkan, bukan hanya saya yang rasakan nikmatnya penetratif, tapi juga bu Desta rasakan kepuasan yang hebat, kelihatan dari ekpresi mukanya, dan desahan halus dari mulutnya.

    “Ah”, desahnya tiap saya menekan senjataku ke selakangannya, sekalian mengutamakan juga pinggulnya ke tititku. Kami berdua mengulang melalui samodra birahi yang mengagumkan, pagi tersebut.

    Semua sudah usai, saya keluar dari rumah sekitaran jam 1/2 delapan, saat Darti membersihkan ada di belakang. Diperjalanan pulang saya termenung, Begitu peristiwa tadi malam bisa berjalan demikian cepat, tanpa lika-liku, tanpa terpikir sebelomnya.

    Sebuah yang tidak tersangka sebelomnya. Kepuasan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Desta. Singkat, cepat dan mengucur demikian saja, tetapi bawa kepuasan yang menggegerkan.

    Begitu saya dapat rasakan kehangatan tubuh bu Desta secara utuh, orang yang sejauh ini jadi majikanku. Melihat rona muka bu Desta yang memeras jambu, kepasrahannya dalam tertelanjangannya, memperlihatkan kedagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang lelaki.

    Hari ganti minggu, minggu ganti bulan, sang kumbang muda semakin kerap bertandang ke bunga untuk menghisap madu. Dan bunga itu masih fresh saja, bahkan juga rasanya semakin fresh menarik. Memang bunga itu tetap mengembang dan belom layu, atau memanglah tidak ingin layu.

  • Kisah Memek Mengobati Rasa Kesedihan Mama Bagian Dua

    Kisah Memek Mengobati Rasa Kesedihan Mama Bagian Dua


    5296 views

    Duniabola99.com – Sore harinya , kembali pintu rumah diketuk..,”Selamat sore Pak Ar” kata pak dino didepan pintu , setelah saya mempersilahkan Pak Dino duduk , tiba2 mama muncul dengan pakaian terus tanpa lengan bahan kaos warna biru benhur…membuat lekuk tubuh mama yang putih mulus sangat jelas tercetak dibalik baju kaosnya , kulihat Pak Dino terkesima karena kecantikan dan keanggunan Mama.. lalu melihatku.


    “Ma!! ini Pak Dino yang papa sering ceritakan dan Pak Dino !!, ini isteriku ” kataku singkat bersandiwara memperkenalkan Mama kepada pak Dino, “Jadi Pak Ar!!, sudah… “,”Betul Pak Dino, kami menikah 2 bulan sebelum ketempat tugas ini” kataku memotong,”Pantasan Pak Ar banyak diam dikantor dan tidak pernah tergoda dengan cewek perusahaan…!!” jamin Pak Dino kepada Mama, dan mama hanya tersenyum manis sambil menutup bibirnya dengan jari2 yang lentik dengan muka merona.

    Kami bertiga bercerita kurang lebih 2 jam..yang paling berkesan adalah pesan Pak Dino pada mama ”Ibu…, sebaiknya menetap saja disini Bu Arman , sampai melahirkan anak pertama atau merawat kehamilan Ibu diudara yang segar ini sampai akan melahirkan, Kami tidak yakin Pak Arman dapat bertahan membujang.. Serius Bu… disini Bu Arman!! (Pak Dino memanggil Bu Arman Kepada Mama) dalam setahun udah lebih selusin karyawan bujangan menikah dengan penduduk setempat yang cantik , putih dan manis lagi ” Mama makin merona…kayak anak perawan..sambil menyandarkan kepalanya dibahuku dengan manjanya..membuat Pak Dino terkecoh habis.

    Acting mama sebagai isteri Manja didepan pak dino membuatku semakin menyayangi mama dan nekat, apa toh salahnya.. aku sebagai anaknya juga akan membahagiakan mama bila perlu menggantikan fungsi papa… dari pada orang lain yang .. yang.. akan menggantikan tempat papa…rasanya tidak rela. dan mama hanya terdiam entah apa yang dia pikirkan ,sekali-kali melirikku..sepertinya ada rasa cemburu… atau bangga .. hanya mama yang tau

    Hari pertama berlalu , waktu memasuki malam ke2, kami kesulitan tempat tidur , tempat tidur yang ada hanya satu itupun sangat kecil untuk kami berdua…, apa boleh buat , mama kuberi kesempatan tidur terlebih dahulu ,lagi pula masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan..ntar kalo mama sudah lelap , selanjutnya saya akan tidur disampingnya atau dibawahnya atau tidur disova kedingianan seperti malam kemarin.

    Mama telah siap dengan pakaian peraduannya, baju tidur sutra putih transparan bercorak burung dara..yang dipakainya sangat seksi, sangkin transparansnya baju tidur mama, BH dan CD yang mama kenakan tampak jelas tembus warna aslinya yaitu merah maron berenda, wow..walaupun hanya diterangi dengan lampu redup, mama kelihatan sangat cantik dan… dan..sangat merangsang siapun yang melihatnya..,

    sangat romantis suasananya, apalagi membayangkan tidur seranjang dengan mama…mmm…mm…tidak ada orang ketiga kecuali setan..yang membuatku berpikiran yang aneh2 terhadap mama kandungku……….. Mama tidak curiga apa yang kupikirkan, mungkin Mama hanya melihat kesulitanku..masalah tempat tidur “Kenapa tidak minta satu lagi tempat tidur sama pak dino” kata mama memberi solusi ,”Masa sich suami isteri tidur pisah didaerah dingin kayak gini??” jawabku,

    “OK deh sayang…, kalo uda ngantuk , Ar..boleh tidur disamping mama” kata mama percaya diri sambil sedikit menggeser kekiri, melihat tingkah laku mama itu, timbul lagi kebanyolanku “Sepertinya Anak pertama mama nantinya seorang laki-laki” kataku menimpali penawaran tempat mama,”Ia Donk!!, Anak mama yang pertama kan Kamu Ar!!” kata mama sekedar menjawab, “Bukan itu maksud Ar.. Ma!!, itu lho kata Pak Dino Ibu Arman sebaiknya melahirkan anak pertama di kamp ini” kataku mencontoh ucapan pak Dino ngeledek mama, “Kenapa laki-laki?? “tanya mama masih berlagak oon…”

    Mama kan bergeser kekiri berarti papa tidur di kanan ntar naiknya ke Mama dari kanan donk!!..ha..ha..kan hasilnya anak laki”,tiba2 tiba mama dengan manjanya menyerang dan memukulku dengan bantal dan kubiarkan mengenai kepalaku”Aduh sakit ma! sayang!!” kataku semakin menggoda, “Kamu nakal Ar!!, siapa yang mau melahirkan anakmu” kata mama sambil meyerang yang kedua kalinya,

    tapi kali ini saya tidak beri kesempatan mama memukulku walaupun hanya dengan bantal, Kutangkap lengannya dan lengan kiriku menarik pinggangnya ketubuhku, dan mama terjerambab dalam pelukannku.., mama berusaha melepaskan diri, mama kuterkam dibibirnya dan menggendongnya kepembaringan…,


    Seperti dua kejadian yang lalu…sewaktu mama tertidur dipangkuanku dalam perjalanan, serta kedua kalinya sewaktu mama kupeluk dari belakang di dapur , mama berupaya berontak melepaskan diri, tetapi kali ini mama tidak melalukan perlawanan atau upaya melepaskan diri yang berarti.., sepertinya hanya suatu gerakan manja yang malah makin merangsang birahiku….seperti gerakan anak perawan yang malu2 kucing,

    Alangkah bahagianya aku ..Seandainya..seandainya Wanita cantik yang kupeluk ini adalah isteriku…., isteri yang akan melahirkan anak2ku…,pikirankupun makin kotor “Ar…Ar…goblok!!, bukankah wanita dalam pelukanmu sekarang ini adalah isterimu..walaupun hanya dalam sandiwara??, dan…dan…Ar bego!!, Hanya kamu berdua anak Ibu yang tau, lagi pula Mamamu telah bersedia menjadi isterimu, gauli lah dia..

    kasihani Ibumu..ini kesempatan emas bagimu Ar!!, dia juga sangat merindukan belaian laki-laki sepertimu…oh..Ar!!!, jangan sia-siakan wanita yang sangat cantik ini..Ar…”…kubaringkan dan kutindih tubuh mama diranjang yang sempit , memang mama malam ini sangat istimewa, cantik seksi dalam pakaian tidurnya.., dan kepalanya terjurai dipinggir tempat tidur siap menerima terkaman, kini nekat dan tekatku sudah bulat… ” Ar…. Mamamu.. .. itu.. sudah siap kamu setubuhi Ar…” bisik setan di benakku ,

    kucoba mencium lehernya , tidak ada reaksi perlawanan… turun ke buah dadanya , mama hanya menggeliat…sambil mencakar cakar dan menarik baju kaosku..hingga sobek… sewaktu mulutku mulai menggelitik…kedua putingnya .. kebawah…turun keperut sampai kebawah pusatnya…persis menggigit halus gumpalan daging diatas pubisnya walaupun masih dibalik baju tidurnya , mama mengerang…gigitan halus ditempat ini membuat mama kesurupan, entah kenapa. .”Ohhhchh..Ar..jangan siksa mama…sayang!!” keluh mama seperti nada meminta.

    “Ar.. Sayang sama mama…sayang banget…seperti papa menyayangi mama” balasku sambil melucuti baju tidurnya.. dan mamapun telah memberi peluang.. “wow…. mama bersedia kusetubuhi dengan rela ” …pikirku , ditambah lagi Mama juga aktif melucuti celana pendekku. dan dengan kerja sama yang sangat cepat kami berdua telah bergumul berpelukan menjadi satu dalam keadaan bugil…sewaktu usahaku ingin memasukan pionku yang sangat kenyal dan tegang kevaginanya yang juga mulai berlendir …mama berusaha meregangkan selangkangnya ..”tapi Ar…inikan tidak boleh kita perbuat…”kata mama ragu..,

    belum selesai ucapan mama ,cluppp…chesss..”ouww…achhhgg..!!,”mama kan udah jadi isteriku “, rintihan mama dan erangan birahiku pun menjadi satu sewaktu kepala pionku membelah vagina mama yang sudah berlendir hangat…dan sewaktu mama memainkan otot vaginanya…meyebabkan pionku kelelap…terjepit dan terhisap kedasar vaginanya…, ditambah kocokanku yang mengaduk biru vaginanya…diimbangi goyangan pinggul mama memutar dan naik turun membuat kami berdua…lupa segala-galanya…

    Mama tidak sempat menanggapi lagi ucapanku yang terakhir,…”Sakit Ar…ohhhh!!” , keringat birahi telah melumuri tubuh kami berdua , dan entah berapa lama pergumulan kami, anak dan ibu..menyebabkan bantal dan seprei bercampur lendir berhamburan dan berantakan..tiba2 mama berada diatasku dan duduk diselangkangku dengan pionku tetap berkubang divaginanya, sambil menarik tubuhku untuk duduk dan menyedot putingnya..kiri dan kanan..dan mama pun asyik menggoyangkan pinggulnya naik turun…menyebabkan saya tidak tahan lagi….Ohh…., Mama!!…, Ar tidak tahan lagi….”Ya..ya…ochhhhh…ai….mama juga menikmati sayang” erang mama,.


    akhirnya mamapun mencapai langit ketujuh dengan menegang…dan vagina mamapun berdenyut ikut memeras lendir yang tersemprot..dari pionku…, tak ada setetespun yang tercecer..diisapnya semua, dan kamipun makin mengencangkan pelukan…sambil menikmati sisa birahi…berciuman, berpelukan …lemas …dan mama pun tersenyum nikmat….tertelungkup diatas tubuhku..dengan masih mengayomi pionku di vaginanya.

    “Kamu nakal Ar!!” kata mama tersenyum sambil menggelitik dadaku dengan jari-jarinya..”Abis mama cantik sekali sich!!” balasku juga menggelitik gundukan daging diatas pubisnya,”owwwhhh..jangan digelitik disitu sayannngg” teriak mama sambil mengencangkan pelukannya, hah!! rupanya disitulah kelemahan mama..pantasan dengan gigitan halus dipubisnya membuat mama rela kusetubuhi.

    Setelah beberapa saat keringat dan lendir yang melumuri tubuh kami mulai mengering…mama tiba2 bangun menuju kamar mandi , tetapi saya menahannya “Baring aja dulu ma!! sayang”, kataku sambil mengecup bibirnya, ” Mama mau cucian, kalo tidak salah hari ini mama lagi masa subur..,Mama tidak mau mengandung benihmu” kata mama tetap berkuat untuk ketoilet,

    ”Ma!!, kalo hanya sekali kemungkinan 99 persen pasti jadi walaupun mama cuci bersih ,tapi kalo 2 kali kemungkinan 99% tidak jadi” kataku merayu sambil membalikan badanku sehingga mama sekarang terlentang dibawahku…sambil meraba gundukan daging diatas pubisnya yang ditumbuhi ranbut tempat kelemahan mama, Pionku yang tadinya mulai mengkerut..kini mengeras dan tegang kembali , apalagi sewaktu tangan mama mulai meramasnya dan mengarahkan ke vaginanya sambil berkata..

    ”terserah kamu Ar…owww!!”, Pionku kembali mengaduk vagina mama yang kedua kalinya..dan mamapun sangat tangkas menggoyangkan pinggulnya melingkar dan naik turun..sambil kedua kakinya melilit kakiku.., tidak sampai disitu..mama juga aktif mencium mulutku bergantian menarik kepalaku dan membawa kedadanya…sepertinya buah dada mama ingin dilemot dan dielus juga..

    Ternyata pada babak kedua ini, mama sangatlah agresif dan ganas..mungkin pelampiasan dari birahinya yang terpendam sepeninggal papa, dan sayapun tidak ragu2 lagi, menyantap suguhan utama dari mama yang telah merawatku 20 tahun..sungguh nikmat dan tidak pernah saya bayangkan bahwa..wanita yang melahirkanku dan sempurna dalam paras maupun tubuh..juga sangat sempurna dalam bercinta,terlebih lagi dalam gayanya meminta digendong sambil melingkarkan kakinya dipinggangku agar pionku tidak terlepas dari vaginanya, dan melemot kedua buah dadanya bergantian dengan mulutnya sambil dionjot onjot.

    Model ini sangat menguras tenaga kami berdua, dan mama meminta untuk bersegera , perlahanan-lahan kuhampiri sofa disudut ruangan dan duduk dimana mama kududukkan diatas selangkangku berhadapan , mama membuang kepalanya kebelakan memberikan kesempatan agar kedua buah dadanya kuhisap dan satunya kuremas..

    crot…crott…auuuww achhh….desah mama kesurupan setelah mencapai orgasme yang kedua..dan akupun ..memburu dengan mengocok vaginanya dengan tumbukan pionku menggetarkan seluruh tubuhnya termasuk buah dadanya…ohhhhh….mamaku….terimalah persembahan anakmu…achhhhhhhhh…..dan mama hanya terdiam mendesis….Lama sekali kami berdiam berpelukan sambil duduk berhadapan..menikmati hangatnya birahi…”Kamu hebat melebihi papamu Ar”..sapa mama tersenyum puas.., kukecup mulut itu…. sebelum mama meminta digendong kekamar mandi…

    Setelah mama membersihkan lendir yang ada diselangkangnya dan mungkin juga yang ada divaginanya sampai dimulut rahimnya, khawatir ada spermaku yang masih melekat yang bisa membuahi mama menjadi hamil,mama kembali berbaring sisiku..masih dalam keadaan telanjang bulat dengan sedikit menindih tubuhku..

    ”Ar… waktu malam pengantin dengan papamu dulu..” mama tiba2 ragu melanjutkan kata2nya, “Kenapa Ma!!?, Papa cuma mencumbu mama 2 kali Kan??” kataku menggoda dan mama hanya mengangguk malu ,”Lalu Mama hamil kan??!”, kembali mama hanya mengangguk… “Kalau begitu Ar..mau cukupin mencumbu mama 3 kali malam ini supaya tidak hamil” kataku sambil menindih dan mencium mama.., mama tidak menolak dan malah balas menyedot ciumanku…


    sekaligus membuka selangkangnya dan memberi kesempatan kepadaku untuk menyetubuhinya untuk yang ketiga kalinya….Tidak ada kesulitan memulai ronde ini,karena justru mama yang empunya inisiatif. hanya saja waktu yang kami gunakan lebih lama dari 2 ronde sebelumnya, mungkin karena pionku terasa sedikit kram..atau lendir yang sudah banyak tersemprot…menyebabkan orgasme agak lambat atau karena kami berdua lebih banyak beroral seks dalam posisi 69.

    Keesokan harinya, matahari pagi telah bersinar menembus masuk kekamar, pagi2 sekali mama terbangun dan membuka jendela agar udara segar menggantikan udara birahi yang menyelimuti kamarku semalam…mama sudah mandi dengan membasahi rambutnya..kini rambut yang indah itu diurai sebatas bahu, seperti yang sering dilakukan sampai 3 tahun lalu…mama sudah berdandan tipis.. walaupun masih menggunakan sepasang pakaian dalam BH dan CD bewarna pink berenda.. dan berkaca didepan meja rias..

    Baru kali ini kulihat benar2 bahwa tubuh dan paras mama sangat sempurna…layaknya bidadari yang menjelma jadi wanita yang sangat cantik ,anggun dan seksi, jantungku berdecak kencang…” harus…, mama harus jadi isteriku ….dan melahirkan anak anakku.., tidak perduli apapun tanggapan orang dan apapun yang akan terjadi…, kenapa harus bercape2 mencari isteri seperti Mama, mama kan juga seorang wanita..

    lebih cantik dari gadis perawan yang pernah kulihat, Perlahan lahan kuhampiri mama dari belakang..dan mama pun mengetahui kedatanganku dari cermin didepannya, sehingga mama tidak kaget sewaktu aku memeluknya dari belakang…, mama mengangkat sedikit dagunya memberikan luang untuk mencium lehernya..dari samping..serta mengaktifkan tanganku menelusuri bawah BHnya untuk meramas kedua buah dadanya..

    Mama menggeliat dan bersandar didadaku..,tangan kirinya menyusup di CDku diantara selangkangku, “Ai…sepertinya pion ini gak tidur semalam ya sayang” kata mama sambil menggenggam halus pionku yang sudah tegang.., “Abis Mama gak keloni tadi subuh.., sepertinya dia menuntut haknya..Ma!!” kataku sambil memopong tubuh mama yang mungil kemeja kerja yang ada diruang itu.”Kok disini sayang” kata mama protes,

    “Buat suasana baru Ma!!” kataku sambi membaringkan mama diatas meja dan menekuk kedua lututnya seperti posisi hendak melahirkan…, perlahan lahan kusapu dan kusimak buluh2 yang menutupi pubis dan bibir vaginannya , dengan sedikit melebarkan liang vagina mama dengan jari2 lalu mulai kujilati clitorisnya yang entah sejak kapan memerah dan berlendir..mama menggelinjat dan menyambak rambutku…dan menanamkan mukaku kedalam vaginanya…

    seakan akan vagina ini akan menelan mukaku…, kuakui mama cepat sekali terangsang apabila menyentuh pubisnya, kuikuti kemauan mama dengan menyedot clitorisnya…, membuat mama berteriak histeris..,auhhhh..achgg…erang mama ” mana pionmu sayang…mama pingin melumatnya”,kali ini saya tidak mengikuti keinginan mama, pionku langsung kosodokan ke vaginanya…dan dengan dorongan dan kocokan yang sangat kuat…

    sampai sampai teh dan berkas yang ada diatas meja ikut berhamburan…tetek mama bergoyang ikut pula irama kocokanku namun tidak lama karena segera kedua tangankupun bermain diputingnya sambil meramas…mama makin gelagapan…dan kesetanan…”mama mengencangkan vaginanya “oh sayang…jangan dikeluarin di memek mama…, mama pingin menelannya…ohhchhh…”pinta mama kesurupan.


    begitu merasakan hampir bersamaan klimaks mama…, sayapun merubah posisi dan naik ke meja membawa selangkangku kewajah mama dan menjongkok menjilat vaginanya dan akhirnya mama memainkan pionku kedalam mulutnya sekaligus memeras lendir lendir yang tersemprot dan ditelannya sebagian dan sebagian disapuhkan ke lehernya…buah dadanya dan pionku…

    Pertarunganku kami kali ini sangat meguras tenaga..mama sepertinya kehabisan tenaga sampai sampai tidak bisa bangun dan berdiri, terpaksa dengan sisa tenaga yang ada maksudnya akan menggendong mama ketempat tidur tidak kesdampaian dan mamapun saya baringkan dilantai dan sayapun tertelungkup diatasnya tubuhnya..

    Mulai saat itu..dan hari2 berikutnya akan kubahagiakan Mama sebagai wanita yang telah melahirkanku dan dan…mengambil sepenuhnya tugas Papa….

    Demikian pula Mama.., tidaklagi memanjakanku sebagai anak satu2nya…tetapi lebih dari itu…setiap hari membuatkan masakaan kesukaanku dan melayaniku dari A sampai Z termasuk di ranjang yang sempit itu.

    Selama 3 minggu pertama layaknya pengantin baru selama saya dirumah rasanya tidak pernah tubuh kami tidak bersentuhan, mama tak henti2nya memperbaiki dan merapikan tempat tidur kami yang selalu berantakan…dan berlumuran lendir.., mama tidak pernah mengeluh..walaupun ia kurang tidur dan istirahat untuk melayaniku…, kecuali kemarin mama mempertanyakan siklus haidnya “seharusnya mama haid seminggu lalu ” kata mama cemas,

    “Haid mama terlambat karena capek ma!, dan kurang tidur, mungkin perlu lebih banyak ditidurin” kataku ngeledek, mama hanya tersenyum “Mama tidak mau mengandung benihmu sayang!!, Mama akan gugurkan, malu dongk hamili tanpa suami”,” lho , Pak Arman kan suami Mama” kataku singkat, “itukan hanya sandiwara, disini, tapi diluar sana kamu kan anak mama” kata mama ,

    “Yang tau kan cuma kakek dan nenek dikampung serta Mama, tetapi di sini semua orang tau bahwa mama kan isteriku” kataku menjelaskan, sekali lagi mama hanya terdiam sejenak “tetapi mengandung benihmu itukan sangat tabu” protes mama,”bukankah bersetubuh antara anak dan ibu kandung juga sangat tabu, tetapi kita kan sudah melanggarnya, dan ternyata sangat membahagiakan, ia kan Ma!!”, mama mengangguk

    “Memang sich waktu dalam perjalanan kamu ganggu mama rasanya sangat meyakitkan…, kok diganggu anak sendiri, tetapi setelah kamu setubuhi mama pertama kalinya..ternyata perasaan mama agak lain ya!!, mama makin sayang sepertinya perasaan itu sama yang mama berikan kepada papamu dulu”, kata mama curhat dan panjang lebar, “Berarti mama bersedia menjadi isteri Ar??” tanyaku mengharap cemas,


    ”Bukankah selama ini kamu sudah menganggap mama adalah isterimu??,lagi pula 3 minggu ini kan mama sudah melayanimu sebagi suami mama” kata mama sedikit memelas..paksa,”aih.. ! Sepertinya mama tidak rela menjadi isteriku” kataku sedkit merajuk,

    ”Mama rela dan mulai saat ini mama bersedia kamu setubuhi kapan saja kamu mau tetapi ada satu permintaan mama yaitu mama belum siap mengandung benihmu” kata mama mulai terisak…, tetapi perasaanku agak lain…kata mama belum siap..artinya nanti suatu waktu mama akan siap mengandung benihku…oh..mamaku , isteriku yang cantik…engkau sangat mulia..dan tidak sampai hati rasanya mendesak mama terius menerus…biarlah keadaan yang akan menyesuaikan nya nanti,

    “Gini aja ma!!, inikan mama baru terlambat satu minggu atau 7 hari…, kalau hanya keterlambatan haid, begitu mama haid kita kembali kejakarta untuk pasang Kontra sepsi dan kembali lagi kesini , tetapi kalau mama ternyata hamil, mama harus tinggal sementara disini merawat kandungan mama, Ok!??”,”tapi..tapi…setelah melahirkan anakmu…Ach!!” mama tidak bisa melanjutkan kata2nya,

    ”Mama khawatir tidak ada surat nikah untuk ngurus akte lahirnya kan???”,mama hanya mengangguk cemas,”tidak masalah..ma!!, kita minta duplikat akte nikah di catatan sipil disini, kalu mereka tidak percaya dan tidak mau memberikannya ya!!..kita nikah aja di CCTN sipil bereskan ma!!” sekali lagi urusan kayak ginian mama hanya berdiam dan sangat mempercayaiku… .sebagai pengganti papa…, saya selalu memeluk mama sewaktu kami saling curhat..dan hampir selalu diakhiri dengan..kondisi kami telanjang berpelukan , sekalipun hujan lebat dan Angin dingin meniup mencekam dibulan Desember…

  • Foto Bugil Stephanie Christine mengungkap tubuh seksi

    Foto Bugil Stephanie Christine mengungkap tubuh seksi


    5293 views

    Duniabola99.com – foto cwewk pirang berkcaca mata manis bugil menampilkan toketnya yang gede dan juga menampakkan pantatnya yang behenol dan montok sambil baring diatas ranjangnya berpose hot.

     

    Kumpulan Foto Cewek Genit Cantik, Koleksi Foto Cewek Cantik dan Seksi, Koleksi Foto Wanita Muslimah Berjilbab, kumpulan gambar foto cewek telanjang semok montok, koleksi tante seksi, cantik bikin ngiler, Foto Bugil Tante, Koleksi Tante – Tante Nakal Yang Cantik, Foto Tante Girang Cantik Minta Dipijitin,

  • Kisah Memek Memperkosa Santri Berpinggul Montok

    Kisah Memek Memperkosa Santri Berpinggul Montok


    5238 views

    Duniabola99.com – Tubuh Safira ternungging di ranjang. Ia menangis tersedu-sedu. Lekuk pantatnya yang bulat montok tampak tercetak jelas beserta garis celana dalamnya di permukaan kain jubahnya yang tertarik kencang karena posisi menunggingnya itu. Bahkan karena tipisnya kain jubahnya, Toni bisa melihat dengan cukup jelas warna celana dalamnya yang terbayang. Warna merah muda. Bajingan itu meneguk air ludah menyaksikan keindahan pantat cewek asal Jepara itu.

    “Ampuuun Maasss.. Jangan perkosa saya… Huuh huuuuhhuuu..!” ratap Safira memohon-mohon dengan wajah basah bersimbah air mata. Tapi tangisan dan ratapannya hanya semakin menambah nafsu birahi Toni.


    “Hehehe. Aku tidak akan memperkosamu, Manis. Cuma ingin tahu gimana rasanya memek perawan seorang santri kayak Safira…,” kata Toni sambil menyingkap jubah panjang birunya ke atas pinggulnya. Siswi kelas 2 madrasah Aliyah itu terpekik dan berusaha menutupi auratnya sebisa mungkin tapi sia-sia. Kini terpampanglah pantat putih montoknya yang terbungkus celana dalam pink yang tipis.

    “Ampuuun Masss, jangann lakukan ini padakuuuu, Mas… Kasihan Maasss…” ia hanya bisa menangis. Tapi Toni masih bisa menahan nafsu. Dia tak mau terburu-buru menikmati hidangan lezat yang terhidang di depan manya itu. Toni ingin melakukan blowjob pada tubuh Safira dulu. Kedua tangannya meremas-remas kedua bongkahan bulat pantat santri yang telah 10 kali khatam al Quran itu. Jari-jarinya menelusuri paha Safira yang putih mulus mengkilap, sampai akhirnya jari-jari itu menyentuh permukaan cdnya yang membukit. Gadis itu sedikit histeris ketika memek mungilnya yang tembam itu tersentuh oleh jemari lelaki. Toni menggosok-gosok dan meremas dengan gemas memek itu…

    “Arrrgggghhhhkkkhh…!!!! Oooukkkhhhh….Massss…! Arrgghhttt.. henttikaaaan…! Henttikkann Masss! Toloooong hentikaaan Masss… Jangaaan… Aaarrrggghhh….!” Suaranya bergetar, dan tubuh menggeliat-geliat liar. Tak lama kemudian Toni merasakan celana dalam gadis berjilbab lebar itu mulai basah oleh cairan memeknya yang keluar. Itu adalah tanda santri juara MTQ tersebut mulai terangsang oleh blowjob pada memeknya.

    “Sudaaah, sudaaah Masss… Aaaakkhhhhh… Safiraa tidaaak mauuu…” Safira memohon-mohon dengan air mata bercucuran deras di antara rasa nikmat yang melanda kemaluannya.

    Tempik gadis berjilbab itu seperti kue apem, mungil tapi tembam membukit dengan lekuk yang masih berbentuk segaris. Begitu bersih dan mulus dengan bulu-bulu halus habis dicukur. Safira memang selalu rajin dan telaten merawat auratnya yang paling berharga itu sehingga tak heran jika Toni merasakan memek itu begitu wangi karena rajin dibersihkan dengan sirih.


    Safira menangis tersedu-sedu sangat malu. Karena itulah pertama kali vaginanya dilihat oleh seorang lelaki. Jangankan vagina, betisnya pun tak pernah dilihat orang karena selalu tertutup rapat oleh jubah panjang. Kini Safira merasa begitu terhina, habis sudah dirinya. Habislah sudah kehormatannya sebagai seorang santri santun nan sholehah. Memeknya bukan hanya telah dilihat, tetapi juga sedang digarap oleh orang. Dicicipi, dinikmati, direngut kenikmatan surgawinya.

    Ia berusaha menghindar ketika lidah basah Toni menjilati alur pantat dan memeknya. Lidah itu mengkritik lubang anusnya yang mungil keriput, membuat nafas Safira tersengal-sengal. Tapi lidah itu begitu liar, mengulas dan menusuk-nusuk. Dengan tangan Toni melebarkan celah pantat indah Safira, agar lidahnya semakin leluasa menikmati lubang berak gadis itu.

    “Ooohh, jangaaan…” Safira tersedak ketika lidah Toni menyelinap ke dalam lubang anusnya. Tanpa rasa jijik sedikitpun, Toni terus menjilat bahkan kemudian menghisap-hisap lubang pembuangan Safira. Seolah-olah lubang berak gadis berjilbab itu makanan yang sangat lezat. Memang begitulah yang dirasakan Toni, lubang anus gadis itu baginya memang sungguh lezat dan gurih. Mengingat itulah pertama kalinya ia merasakan lubang dubur seorang gadis berjilbab. Santri lagi. Lubang anus Safira memang berbeda dengan lubang anus gadis-gadis lain yang pernah ia cicipi, baik aroma maupun rasanya. Rasanya manis-manis asem, sedangkan aroma yang dikeluarkannya sedikit legit dan lebih harum.

    Puas dengan lubang dubur, kini lidah Toni menjalar ke bawah, ke alur memek Safira yang sudah terkuak basah. Semakin lama memek itu semakin basah, tak henti-hentinya mengeluarkan cairan legit nan sedap. Tergetar-getar tubuh Safira diperlakukan sedemikian rupa. Scruppp scrupppppppp terdengar bunyi tembik mungil Safira disedot dan terdengar pekik lolong tangisan Safira meminta ampun dan belas kasihan
    .
    Seluruh tubuhnya terasa mengejang, Safira berusaha bertahan tapi jebol. Rasanya seluruh cairan tubuhnya berkumpul di vaginanya. Tubuhnya mengejang kaku dan akhirnya kenikmatan surga dunia itu meledak dashyat. Dari dalam liang tempik, cairan bening kekuning-kuningan menyembur keluar dengan deras. Begitu banyak seolah tak mengalir tak habis-habisnya.

    “Sluuurrppp…! Sluuurrrpp.. sluuuppp…!” Toni menghirup seluruh cairan orgasme Safira yang melekitkan keluar dengan amat rakus. Baru kali ini ia mencicipi cairan vagina perempuan yang begitu harum, lezat dan gurih. Ah, ternyata rasa cairan orgasme gadis berjilbab memang berbeda, simpulnya penuh kepuasan.
    “Ooohhh… Masss jahaaat… Huuuuhh huuuhhh..!” tangis Safira terisak-isak setelah mengeluarkan orgasme pertamanya yang begitu dashyat hingga seluruh persendian tubuhnya lemas. Memek mungil namun tembam gadis itu tampak kemerah-merahan.


    “Gimana rasanya, Sayang? Enakkan?” bisik Toni sambil menciumi pipi mulusnya yang basah oleh air mata.

    “Kau bajingan!” jerit Safira dengan mata merah.

    “Hahaha. Aku memang bajingan, tapi aku barusan telah memberimu kenikmatan…” tawa Toni penuh kemenangan,”Tapi itu belum apa-apa.. Aku akan membuatmu merasakan yang lebih nikmat lagi, memberimu pengalaman yang tak terlupakan..”

    Kini tubuh molek menggiurkan itu ditelentangkan di atas ranjang. Safira berusaha mempertahankan diri dengan mengatupkan kedua pahanya rapat-rapat dan menyilangkan kedua tangannya menutup buah dadanya yang kencang. Tapi apa dayanya menghadapi seorang lelaki yang sudah diamuk nafsu birahi. Toni merentangkan tangannya ke samping dengan kasar dan meremas sebelah buah dadanya. Safira merintih-rintih. Dengan buas mulut Toni kemudian mengulum dan menghisap kedua puting susunya yang meruncing tegak dan masih berwarna pink.

    “Ooh, Masss… suudaahh… sudaaah Maass…Aarrrrggghh..!”

    Safira hanya bisa memohon-mohon belas kasihan dengan suara serak di antara isak tangisnya yang mengiba ketika Toni berusaha mengangkangkan kedua paha mulusnya lebar-lebar agar selangkangannya terbuka. Tapi lelaki itu sudah menempelkan ujung batang penisnya ke bibir vaginanya yang basah.

    “Ampuun Masss… Huuuhhh jangaaaan…Safira gak mau dikenthuuu, Masss.. Huuhuuuu! Safiraa gaaak mauuu…!!!” tangisnya tersedu-sedu ketika kedua pahanya yang terkangkang lebar membuat lipatan memeknya terkuak, “Jangaaaan… jangaaan.. Ooh, jangaan…!”

    “Aaaaaaarrrrggggkkhhhhhhhhh… Jangaan Maasssssssss!!!” jerit Safira histeris ketika merasakan sesuatu benda tumpul yang hangat perlahan menyeruak masuk ke bibir vaginanya.

    Liang memek gadis itu berkedut-kedut menjepit erat batang penis Toni yang besar nan panjang, seperti menyedot-nyedot. Belum pernah rasanya ia mendapatkan liang memek senikmat ini.

    “Aaarrkkhhh…! Aaaarrkkhhh…” teriak Safira melengking setiap kali Toni menghentakkan pinggulnya menghujamkan batang kontol sedalam-dalam ke dalam liang tempiknya yang sempit. Namun setelah beberapa lama…

    “Oohhhh kentthuuu! Oohh kentthuuu…! Aaarrrkkhhhh!!” erang Safira dengan suara yang tiba-tiba berubah sangat manja. Kedua tangannya yang halus mencengkram pundak Toni, sementara kedua pahanya yang mulus menjepit kuat pinggang pemerkosanya. Wajahnya yang berjilbab lebar terdongak ke atas dengan kedua mata indahnya yang tampak merem-melek, sementara dari mulutnya yang mungil basah terdengar desisan, rintihan, desahan, erangan nikmat tiada henti.


    “Oooohhhh… Sudaaahh… Suddaaaah…. Ohhhh, eenaaakk, oohh enaaakk Massss… Ampuuuunn… ohh ampun…” gadis ABG berjilbab itu mengerang-erang hebat merasakan nikmatnya sensasi diperkosa orang. Setiap hujaman kontol Toni ke liang memeknya, disambut gadis berjilbab yang santun dan sholehah itu dengan hentakan pinggul indahnya ke atas.

    Sambil menangis, Safira naik ke atas tubuh Toni. Tubuhnya yang putih montok tampak begitu indah oleh keringat yang mengkilap. Pelan-pelan santri alim itu berjongkok di batang kontol Toni yang sudah mengacung tegang. Ia mendesis ketika ujung kontol Toni yang bulat menyentuk permukaan vaginanya yang basah kuyup. Dengan air mata bercucuran deras, ia lalu membuka kedua paha mulusnya lebar-lebar hingga selangkangannya terkangkang memamerkan memek indahnya yang telah diperawani. Jari-jemarinya yang lembut gemetar ketika meraih kontol Toni, mengenggamnya lalu menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah terkuak merah basah. Perlahan tapi pasti batang kejantananku itu ditempelkannya tepat-tepat di bibir lubang memeknya yang nikmat tersebut lalu ditekannya ke dalam. Bersamaan dengan itu ia menurunkan pantatnya semok… Hingga: Bleesss… bleeesss…!! Batang kontol Toni langsung terbenam ke dalam liang senggama gadis berjilbab itu sampai setengah.


    “Oooh, Tuhan nikmatnya!” Lenguh Toni. Liang basah yang baru pecah perawan itu terasa sempit sekali. Wajah cantik berjilbab putih yang basah oleh air mata itu tampak mengernyit menahan sakit. Kedua tangan Toni mencengkram pinggulnya erat-erat, lalu menghentakkan kontol ke atas.

    “Uugh!” keluhnya tertahan ketika seluruh batang kejantanan Toni melesat masuk ke dalam liang senggamanya. Air mata kembali meleleh di sudut matanya. Indah sekali melihat wajah cantik dan manis yang masih mengenakan kerudung itu begitu mengibakan. Seumur hidup tak pernah Toni bayangkan pemandangan seindah ini, di mana seorang gadis, seorang santri alim dan santun yang begitu cantik dan manis telanjang bulat dengan tubuh molek berkilau oleh keringat dan jilbab lebar masih terpasang di kepala duduk di atas tubuhnya dengan kontol besar nan panjangnya tertancap di liang vagina suci si gadis.

    “Ooohhhh… ooohhhh…arrrrkkhhhh… mauuu nyamppeeee… Firaaaaa mauuuu nyamppeeeee, Maasss…!!! Aaaaaaaaarrrrrkkhhhhhh…!!!!” gadis berjilbab itu menggerakkan pinggul moleknya sejadi-jadinya, menggoyangkan pantat bulatnya semakin cepat dan menghempaskan pinggulnya sekuat-kuatnya. Sehingga batang kontol Toni bak sepotong kayu menghujam-hujam liang senggamanya dengan keras dan deras.

    Tak perlu lama… Sepasang mata gadis dengan jilbab putih yang masih terpasang rapi di kepalanya itu mendelik ke atas. Wajahnya merah padam, dan mulutnya ternganga lebar. Indah sekali menyaksikan ekspresi wajahnya yang berjilbab itu merah padam menahan kenikmatan tak terlukiskan di puncak senggama.

    “Aaaaarrrkkkkhhhh keluaaarrrr….! Akuuuuuuu keeeluuuuuuaaaaarrrrrr…. Arrrggghkkkhh nikmmaaaattttt….!!!” Raungnya histeris dan menggerakan pinggul menjadi-jadi. Toni merasakan batang kontolnya laksana dimasukkan dalam mesin penggiring. Dan seeeerrrr… seeeerrr…seeerrr… cairan vagina Safira muncrat deras membasahi batang kontolnya. Terasa hangat dan lengket.

    Hampir magrib persetubuhan nikmat itu baru berakhir. Toni membantu gadis itu memakai kembali bra dan celana dalam serta jubah panjangnya. Agak terkangkang-kangkang Safira berjalan pulang ke asramanya. Kegadisannya hilang sudah, hatinya hancur berkeping-keping tapi harus diakui juga kalau ia telah mendapatkan kenikmatan yang luarbiasa selama diperkosa tiga jam lebih oleh pemuda begundal itu.

  • Cerita Sex Di Muka

    Cerita Sex Di Muka


    5184 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Di Muka ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta
    penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Sabtu biasanya telpon sepi tapi pukul 10 pagi tadi
    ad telpon dari salah satu clien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.

    Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Chika, kami tahu dia adalah pacarnya
    Anto. Kami persilahkan Chika untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Chika juga
    bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor.

    Chika waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami
    berempat berbincang-bincang diruang tengah. Chika duduk di kursi meja kantor Anto. Chika mengenakan
    blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.

    Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk
    mencicipinya. Chika, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran
    (kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

    Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai
    mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum
    sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga
    sempat bebincang dengan Chika untuk sabar menunggu.

    Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Chika dengan
    cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak
    beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal
    ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

    “Chika, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam
    muka Chika.

    “Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Chika malu-malu.

    “Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.

    “Ah….mas Indra…”, jawab Chika lagi.

    Cerita Sex Di Muka Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Chika dengan pertanyaan-
    pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Chika sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari
    cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Chika.

    “Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Chika gitu donk, kasih Chika “minum” ..!” perintahku kepada
    Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

    “Oh iya, sori Chika, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang
    ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Chika dan hal itu tidak disadari Chika. Diluar hujan
    semakin deras!

    Dengan gerakan kilat Beni merangkul Chika dari belakang….

    “Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Chika. “Kamu pikir deh Chika… umurmu baru 21 dan bodymu
    sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Chika yang meronta dan
    terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

    “Ah … apa-apaan ini” teriak Chika , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

    Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.

    Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Chika.

    “Diam…sebentar Chika..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Chika pakai.
    Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Chika dan sambil bicara kepada
    saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

    Chika semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut
    Chika. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

    “Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan
    kami” timpalku.

    “Permainan apa …..?” tanya Chika dengan ketakutan.

    Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Chika seperti ini. Saya jadi tambah horny….
    “Ok-ok ..baik..,” kata Chika tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan
    dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata
    Chika membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
    “Ok-ok ..baik..,” kata Chika tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan
    dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata
    Chika membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
    Tiba-tiba saja Chika langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya
    merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Chika berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya
    pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Chika, terus dia juga menjilati kuping
    Indra.

    Tanpa sadar Chika mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”

    “Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau
    Indra ..!” kataku.

    “Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Chika.

    Dengan cepat aku membuka baju Chika dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung
    bergerilya di dada Chika. Dinaikkannya BH Chika sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting
    Chika. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Di Muka

    Cerita Sex Di Muka

    “Ahh, enak gigitannya….” Chika mendesah pelan.
    Samar-samar saya melihat Chika sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.

    Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Chika untuk saya remas-remas.

    Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Chika.

    “Pokoknya santai saja Chika…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Chika.
    “Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai
    Chika.

    “Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita
    horny….!” kataku. Dan sekarang Chika sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
    “Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Chika..!” kata saya sambil mendesah.

    Kurang lebih 15 menit Chika telah ber-‘karaoke’ terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Chika dengan
    perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

    “Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Chika memerintah kami bertiga.

    Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Chika di lantai dan saya jilati
    vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Chika sedangkan Indra
    melumat habis bibir Chika. .Samar-samar saya mendengar Chika mulai mendesah.

    Kali ini saya gantian ke buah dada Chika, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan
    ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Chika.

    Dan Chika kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”

    “Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.

    “Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.

    Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Chika terkapar pasrah.

    Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Chika, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu
    vag|na Chika yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Chika.

    “Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Chika sambil mendesah.
    Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

    “Ahh….aku mau keluar,” lirih Chika

    Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Chika keluar diiringin teriakan dari Chika.

    “Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Chika terputus-putus.
    Saya hanya tersenyum saja.

    “Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Chika.

    “Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

    Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara
    bergantian, kiri dan kanan.

    “Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Chika.

    Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari
    tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vagina Chika.

    “Sempit banget memek Chika…!” pikir saya dalam hati.

    Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Chika

    “memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
    Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Chika yang sedang merem melek.

    Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Chika yang terus mendesah dan teriak.

    “Terus mas… tambah cepet ..!”

    Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.

    “Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Chika ini..!” jawab saya sambil sambil
    menggoyangkan Chika.

    Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.

    Tidak lama kemudian Chika minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.

    Kami pun berganti posisi.

    “Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!” teriak Chika sambil merem melek.

    5 menit kemudian Chika teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.

    Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

    Kali ini kembali Chika menjerit, “Terus… mas..!”

    Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.

    “Chika, mau keluarin dimana..?” tanya saya.

    “Di muka saya saja.” jawabnya cepat.

    Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Chika.

    Cerita Sex Di Muka Kemudian Chika dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak
    lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan
    dia pun melihat Chika dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

    Tiba-tiba saja Indra mencium Chika dengan ganasnya. Secara otomatis Chika membalasnya. Kemudian ciuman
    Indra mulai turun ke leher Chika dan dada Chika. Chika hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada
    Chika diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

    “Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.
    Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Chika dengan lahapnya seperti
    orang yang kelaparan.

    “Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Chika.

    Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Chika dan segera menghisapnya. Beni mulai
    dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Chika.

    “Yang kencang mas..!” kata Chika lirih.

    Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Chika, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na
    Chika yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

    “Memek kamu sudah basah Chika.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

    Chika hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke
    depan vag|na Chika, dan langsung Beni hisap jilati vag|na Chika

    “Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Chika.

    Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na Chika, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera
    Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Chika.

    “Pelan-pelan….!” kata Chika.

    Beni hanya tersenyum dan segera mencium Chika, dan Chika pun membalasnya dengan penuh semangat.

    Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Chika. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera
    bergerak diikuti goyangan pinggul Chika. Chika memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan
    wajah Chika yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.

    5 menit kemudian Chika ingin berganti posisi.

    “Gantian dogy …!” pinta Chika

    Beni turuti saja kemauan Chika.

    “Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|
    na Chika sudah basah dan menurut Beni, Chika tidak lama lagi akan keluar.

    Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Chika teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
    Kemudian Chika langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap
    dalam vag|na Chika. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni
    terasa ingin keluar.

    “Keluarin di mana Chika..?” tanya Beni.

    “Di dalam …..!” jawab Chika dengan suara yang terbata-bata.

    Lalu, “Crott, crott..!” pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.

    “Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.

    Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Chika, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka
    berdua karena belum mencicipi Chika.

    “Wah capek kamu Chika..?” tanya Indra.

    Chika yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.

    Setelah istirahat beberapa menit, Chika melanjutkan meladeni permainan Indra.

    Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Chika. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum
    jam 4 sore Anto datang.

    Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Chika dengan sayang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Istriku Selingkuh

    Cerita Sex Istriku Selingkuh


    5124 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Istriku Selingkuh ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexNamaku Budi santoso. umurKu 26 tahun.Sedangkan istriKu bernama Sherly berumur 25 tahun Kulitnya putih, matanya sipit, cantik sekali.Aku dan Sherly adalah teman satu Kampus di AA YKPN.Kami sama-sama mengambil jurusan Manajemen Akuntansi.
    Aku merupakan mahasiswa terpandai di Kampus dan terkadang Sherly meminta bantuanku untuk mengerjakan tugas kuliah.Tentu saja dengan senang hati aku membantunya.Tempat Kosku di Pondok Sadewa merupakan kos bebas sehingga seringkali Sherly datang ke kamar kosku dengan mengenakan pakaian seksi dan ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang aduhai serta belahan dadanya yang montok dan paha mulusnya.

    Memang sudah kebiasaan Sherly menggunakan pakaian yang sexy-sexy baik ketika sedang Kuliah maupun saat santai.Seringkali teman-teman cowokku dan dosen Pria ketahuan oleh saya sedang mengintip rok mini Sherly ketika duduk dan karena tingkah Sherly yang cuek ketika duduk sehingga seringkali Rok mininya semakin terangkat dan CDnya kelihatan.

    Banyak teman-teman kampus cowok yang membicarakan Sherly dan menjadikannya objek fantasi Onani, termasuk saya.namun apa daya, Sherly sudah mempunyai seorang Pacar yang berkuliah di UPN Veteran anak seorang pejabat dan tentunya lebih tampan dari Aku.Kadang aku merasa cemburu ketika melihat Sherly di jemput menggunakan mobil pacarnya dan Sherly tampak tak sungkan menunjukkan kemesraan dengan Sang pacar di hadapan teman-temannya.

    Sebenarnya aku ingin memiliki Sherly seutuhnya, namun apa daya Aku kalah Ganteng di banding pacarnya apalagi aku adalah anak orang tak mampu yang berkuliah mengandalkan Beasiswa dari kampus.Sherly tak ubahnya hanya menganggap aku sebagai Sahabat terbaiknya karena dia hanya memanfaatkan kepandaianku untuk membantu kuliahnya.

    Hasil IPK Sherly cukup bagus,Terkadang aku juga heran mengapa dengan Hasil Ujian yang biasa-biasa saja dia bisa memperoleh Nilai A. Sempat terdapat gosip bahwa Sherly menggoda Dosen Pria untuk memperoleh nilai A dengan mengajaknya kencan.Namun aku tak percaya gosip itu begitu saja.Saat kelulusan Aku mendapat IPK tertinggi dan lulus dengan hasil Cum Laude begitu juga dengan Sherly dia mendapatkan IPK 3,25.

    Aku dan Sherly merayakan kelulusan kami berdua dengan berputar-putar keliling Jogja mengendarai motor bututku karena Kami sebentar lagi akan eninggalkan Kota Jogjakarta untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Sherly kembali ke Jakarta dan aku ke Purwokerto.

    Selama memboncengkan Sherly, Dia tampak bergelanyut mesra memeluk tubuhku sehingga terasa bongkahan dadanya yang padat berisi menggesek punggungku. Tentu saja Penisku langsung tegang karena aku sebelumnya belum pernah mangaami hal ini.Aku juga heran mengapa Sherly bersikap mesra terhadapku, Aku khawatir Pacarnya cemburu.Rupanya Sherly baru saja putus dengan pacarnya karena rupanya Pacarnya telah menghamili cewek lain anak kampus Amikom.

    Tiba-tiba Sherly menawariku untuk menjadi Pacarnya karena saat ini dia sedang kosong.Bagaikan di sambar halilintar, aku tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Sherly.tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakan permintaannya.Bagaimana mau menolak,Sherly adalah tipe Cewek Seksi yang selama ini diidam-idamkan oleh cowok-cowok di kampusku.Aku mengatakan kepada Sherly bahwa Aku akan mencintainya Apa adanya wlaupun dalam hati aku menduga-duga bahwa selama Pacaran dengan Pacar lama pasti Sherly sudah tidak perawan dan sering berhubungan intim layaknya Suami-Istri.Cowok mana yang tidak ingin menikmati tubuh seksinya jika sudah menjadi Pacarnya.

    Saat sampai di kamar kosku Sherly hanya tersenyum-senyum melihat sesuatu yang menonjol di celanaku dan tanpa pikir panjang Sherly dan Aku berpagutan mesra di kasur.Kemudian Sherly mencopot tank-top beserta BHnya sehingga terpampanglah Buah dada ranum yang selama ini hanya ada dalam fantasiku saat Onani membayangkannya.Rupanya Sherly ingin bercinta denganku dan dengan Sikap sok alim aku menolaknya dengan halus,kukatakan bahwa aku tak pantas berhubungan intim dengannya karena aku bukan Suaminya dan aku berjanji akan segera menikahi Sherly.

    Cerita Sex Istriku Selingkuh Tak lama setelah lulus kuliah dengan modal IPK yang Cum Lauda aku diterima bekerja di perusahaan Asuransi AIA Financial jakarta sedangkan Sherly bekerja sebagai Sekretaris serta Asisten Pribadi Bos Bank CIMB NIAGA.Aku mendapatkan posisi yang bagus dan Gaji besar di perusahaan sehingga tak kurang dalam 6 bulan bekerja kini aku bisa membeli Rumah,Mobil.Aku kemudian memberanikan diri Melamar Sherly.Betapa bahagianya aku memiliki istri yang sangat cantik.

    Aku tak tahan untuk segera menuntaskan gairah seksual yang sejak bertahun-tahun terpendam.Sherly tampak lihai membangkitkan nafsu seksualku,aku sampai terpana melihat tubuhnya yang aduhai putih mulus tanpa cacat dengan buah dada yang ranum dan memek tembem yang polos seperti bayi karena Sherly mencukur habis rambut kemaluannya.Aku segera mencium bibirnya dengan penuh nafsu dan menghisap puting payudaranya yang mencuat kecil kemerah-merahan kemuadian turun ke bawah menuju memeknya.

    Aku sempat tertegun sebentar melihat lubang vagina istriku yang merah merekah karena baru pertama kali ini Aku melihat Lubang vagina vanita dalam jarak dekat.Tampak tak terlihat selaput dara yang menandakan bahwa istriku masih perawan sehingga membuatku berpikir ngeres membayangkan Penis Pria lain yang telah bersarang ke dalam lubang nikmat Sherly.Api cemburu membuat nafsuku semakin memuncak sehingga tanpa pikir panjang aku segera mengarahkan Penisku menuju Lubang vagina Sherly.

    Sesaat setelah Penisku amblas tertelan vagina istriku aku terdiam sesaan menikmati sensasi seksual.Ini adalah pengalaman pertama Aku bersenggama dan pengalaman pertama Sherly bersenggama dengan Pria yang berhak menikmati kehangatan tubuhnya yaitu Suaminya.Penisku terasa diempot hangat di dalam vagina istriku dan perasaan nikmat bersetubuh tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, Kemudian aku memeluk tubuh istriku dan memompa panisku naik turun. Markas Judi Online Dominoqq

    Sherly dengan binalnya mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar serta melingkarkan kakinya di pinggangku kemudian Sherly menggoyangkan pantatnya,Aku yang pemula tentunya kewalahan merasakan kenikmatan tiada tara dan kemudian aku semakin mempercepat sodokanku.Tak beberapa lama kemudian terasa ada sesuatu yang akan menyembur keluar tanpa bisa ditahan lagi.Sherly yang mengetahui keadaanku kemudian mempercepat goyangan sampbil mengangkat bongkahan pantatnya yang bahenol.

    Aku mengerang nikmat merasakan kenikmatan bersenggama sembil menyemprotkan Air Sperma ke dalam lubang vagina Sherly dan dengan sigap tangan lembut Sherly menahan Pantatku agar Penisku yang sedang menyemprotkan mani menusuk lebih dalam ke dalam rahimnya.oh alangkah enaknya..terbayang di benakku Wajah para Mantan pacar Istriku yang meringis keenakan saat menggumuli tubuh indah istriku.Rasa Cemburuku terhadap Pria-Pria yang telah menikmati tubuh istriku terbayar sudah dengan Kenikmatan Seksual yang kudapatkan.

    Begitulah kehidupan seksual kami,hampir tiap hari aku bersenggama dengan istriku karena rupanya Istriku juga Hypersex dan aku menikmatnya.tak terasa pernikahan kami sudah berjalan 1 tahun namun belum memiliki keturunan.Walaupun begitu Aku sangat mencintainya.Aku tak mau kehilangannya dan hari ini adalah hari jadi Pernikahan kami yang pertama.Aku berkeinginan mengajak makan malam romantis dengannya di Restoran Segarra.

    Aku segera menuju Kantor Bank Cimb Niaga.Setelah, Aku memarkirkan mobilKu, Aku melihat jam tanganKu pukul 5.00 sore. Kantornya telah sepi hanya terdapat beberapa Satpam yang berjaga di Pos. Memang tadi waktu Aku telpon dari kantorKu, Dia tak mau di jemput, Akan meeting sama direksinya. Tapi Aku mau memberinya kejutan, Aku mengunggu istriKu di mobil.

    15 menit berlalu, Akhirnya Aku turun dari mobil dan karena Pak Satpam telah kenal baik denganku, aku diperbolehkan masuk kekantor istriKu. Semua ruangan kantor rata rata sudah gelap, karena lampu telah di padamkan. Tapi ruang kantor istriku masih menyala, Jendelanya tertutup tirai. Aku mendekat dan mendengar suara cekik kikan. Aku mengitip dari sela sela tirai.

    KepalaKu seperti di hantam palu besar. Aku melihat Pak Erwin sedang menjilati buah dada istriKu. Dan istriKu mengelijing dan mendesah ashh.. geli pak. Suaranya pelan. Pak Erwin adalah seorang General Manager yang berarti jabatannya di atas istriKu.Umurnya sekarang sudah 55 tahun dengan ramput yang sudah tampak beruban.IstriKu sering menceritakan tentang Pak Erwin dan Dia pernah memperkenalkan Ku pada Pak Erwin ini. Tapi Aku tak menyangKa istriku selingkuh dengan Pak Erwin.

    Ingin Aku masuk ke ruangan itu, dan memukuli Pak Erwin. Tapi Aku urungkan, Aku memilih menonton saja, Aku mau lihat sampai di mana kelakuan istriKu. Tak lama setelah puas Pak Erwin menjilati buah dada istriKu, Pak Erwin membuka celananya dan dia duduk di meja. penisnya terlihat ngaceng. Harus aku akui penisnya, lebih besar dari Ku.

    IstriKu tanpa malu malu langsung menciumi penisnya. Lalu menjilati dan mengemotnya. IstriKu terlihat sangat nafsu, Dia mengocok batang penisnya, dan mulutnya mengemut kepala penisnya. memang dalam urusan sek Istriku sangat Binal dan pandai memuaskan lelaki. Aku terus melihatnya dan tanpa sadari penisku menjadi tegang. Aku mengelus ngelus penisku sendiri dan membayangkan kalau Sherly sedang menjilati penisKu.

    Cerita Sex Istriku Selingkuh Setelah itu, Pak Erwin berdiri, Istriku kemudian melepas pakaiannya kemudian rok mininya berwarna biru muda.dengan genit istriku melepas penutup dadanya serta CD mini dan melemparkannya ke muka Pak Erwin. IstriKu lalu duduk di meja sambil membuka pahanya sehingga tampak memeknya yang tanpa bulu terkuak memperlihatkan lubang senggamanya yang siap untuk di penuhi dengan batang penis Pak Erwin.Pak Erwin lalu menciumi istriku, dan berbisik. kamu cantik sekali Sheerly, Aku ingin menjilati vaginamu dan bersetubuh denganmu sayang, boleh ya sayang. Sherly menciumnya dan berkata Boleh aja Mas Erwin..

    pak Erwin menjilati vagina istriku dengan penuh nafsu. IstriKu mengelijing, matanya terpejam, menikmati jilatan Pak Erwin. Aku memang tahu, istriku paling suka di oral. Dan Dia tak akan tahan, pasti sebentar saja orgasme. Pak Erwin dengan rakusnya menjilati vagina istriKu. Aku mendengar samar-samar desahan istriKu ahhh mas, ahh udah gatel banget, mas Aku mau keluarr… Tak lama istriku mengejang. Tubuhnya bergetar. Mas masukin sekarang, ayo mas, Gatel nih..

    Kemudian pak Erwin mengambil dompetnya dan mengeluarkan kondom, namun belum sempat membukanya,Istriku mengambilnya kemudian membuangnya ke lantai.Dengan tatapan menggoda tangan kiri istriku membuka belahan memeknya sehingga tampak lubang senggama yang tampak basah dan tangan kanan istriku memegang batang penis Pak Erwin dituntunya menuju liang senggamanya. Sambil mencium bibir Pak Erwin Sherly berkata Keluarin di dalam saja sayangg..lebih enak..aku pakai KB suntik kok

    JantungKu berdegup keras, penisnya yang besar itu mulai di masukan ke lubang vagina istriku. Dengan penisku yang lebih kecil dari penis pak Erwin saja, Aku merasa liang vagina nya sempit, apalagi penis pak Erwin yang besar. Dan Ahhh, pelan pelan mas, Dan pak Erwin mulai bergoyang ,dengan irama birahi yang mengebu, Istriku mengelijing.

    Istriku nampak sangat menikmati penis besar pak Erwin.Umur Pak Erwin yang sudah setengah abad dengan Kulit yang kecoklatan, tampak kontras dengan Sherly yang masih muda dengan kulit putih mulusnya. Aku terus saja mengelus elus sendiri penisku yang ngaceng itu.

    Selama 5 menitan Pak Erwin terus saja mengoyang istriKu dengan nafsu kemudian Istriku menggoyangkan pantatnya mengimbangi kocokan penis Pak Erwin. dan beberapa saat kemudian, Pak Erwin ejakulasi di liang vagina istriKu.Wajahnya meringis keenakan diiringi dengusan nafas penuh nafsu dan istriku mendesah manja merasakan semburan Sperma pak Erwin.Aku melihat mereka segera rapi rapi, istriku melap vagina nya pakai tisue dan Aku buru-buru lari ke mobil.

    Cerita Sex Istriku Selingkuh Aku segera meng HP istriKu. sayang, aku di kantormu nih . Aku berkata seakan akan tak tahu apa apa dan tak terjadi apa apa. IstriKu berkata Oh..iya kebenaran Mas, rapatnya juga sudah selesai.Aku berpikir, pantas selama ini istriku selalu memakan obat anti hamil, alasannya belum siap punya momongan.

    Setelah itu Aku membawa juga istriKu ke restoran Segarra.Dia makan dengan lahap sedangkan Aku.. nafsu makanKu menurun. Tapi Aku tetap berpura pura tak tahu apa apa.

    Malamnya saat sesampai di rumah aku mengajak istrik untuk bercinta dan dengan genitnya dia menuntunku ke Tempat TidurAku melebarkan kakinya dan menatap vagina istriKu yang tadi habis di goyang sama Pak Erwin. Aku menguak bibir vaginanya, terasa sedikit lembab. Penisku jadi ngaceng. Aku memjilati memeknya. Istriku mengeliat keenakan dan mencengkram rambutku serta meminyanya untuk segera memasukkan batang penisku.

    Lalu Aku memasukan penisKu ke liang vaginanya. Istriku mengeliat merasakan batang penisku. Aku merasakan memek istriku becek, mungkin karena Sperma Pak Erwin.Desahan Nikmat keluar dari bibirnya yang sexy. Aku terus mengoyangnya sampai akhirnya aku sudah tak dapat membendung lagi.

    Aku ejakulasi di dalam liang vagina Sherly,mengeluarkan air mani lebih banyak dari biasanya,mungkin karena pengaruh rasa cemburuku.Berarti hari ini Istriku menerima Sperma dari dua lelaki berbeda, Aku sebagai Suaminya serta Pak Erwin.Walaupun aku tahu Istriku telah selingkuh aku tetap mencintainya dan tidak mau menceraikannya.Aku akan berbicara baik-baik mengenai masalah ini dan aku akan menerima Sherly apa adanya.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Jadi Budak Seks

    Cerita Sex Jadi Budak Seks


    5103 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Jadi Budak Seks ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAwal perkenalanku dengan miss Eva sebenarnya secara tidak sengaja dan iseng aja dari dunia maya. Waktu
    itu aku sedang chat di room bandung , setelah aku lihat2 pengunjung room chat aku lihat ada nick yang
    mengundang perhatianku yaitu ce-cari –brondong-virgin.

    Iseng-iseng aku klik nicknya dan dia merepylnya. Dari situ dia mengaku cewek berusia 26 tahun yang
    sedang mencari remaja pria yang masih virgin untuk memuaskanya, awalnya agak aneh juga ko cewek malah
    cari cowok yang masih virgin emang ketahuan apa kalo laki-laki virgin itu gimana pikirku.

    Dia bersedia memberikan sejumlah uang atau memberi handpone seri terbaru kalo cocok tapi dengan syarat
    harus mau melakukan apapun untuk memuaskannya. Sebenarnya awalnya aku hanya penasaran dan sekedar
    tanya-tanya apalagi aku belum pernah berhubungan intim sperti itu. Paling banter paling Cuma ciuman dan
    pegang-pegang punya mantan cewekku. Aku pikir ini juga tidak akan serius jadi iseng-iseng aku kasih
    alamat FB ku.

    Setelah dia melihat fbku dengan sederet foto narsisku ternyata dia merespon positif dan minta nomer
    hapeku. Memang kata orang aku lumayan cakep dan imut, bahkan aku pernah masuk 40 besar lomba coverboy
    majalah remaja di jakarta. Setelah melihat profilnya akhirnya aku kasih juga nomer hapeku. Dari foto
    yang terpasang dia ternyata seorang wanita keturunan chinese, lumayan cantik dengan rambut panjang.
    Namanya Eva.

    Singkat cerita Setelah sekian lama tetpon-telponan,smsan, dan chat dan dia rasa aku tidak membohonginya
    dengan profil dan foto palsu akhirnya dia mengajak kencan. Tapi justru aku yang bingung dan takut
    menemuinya karena dia lebih dewasa dari aku. Aku juga pernah beberapa kali ketemuan dengan teman dari
    dunia maya tapi masih seumuranku dan Cuma sebatas untuk hank out bareng. Saat ini aku masih sekolah
    kelas 3 di sebuah sekolah swasta, tapi karena tergiur dengan janjinya akan diberi hape terbaru akhirnya
    aku beranikan diri untuk ketemuan di sebuah mall ternama di bandung. Apalagi dari obrolan di telefon
    sepertinya orangnya asyik pikirku.

    Sabtu siang itu aku menemuinya di foodcourt mall. Agak canggung juga awalanya tapi setelah diselingi
    dengan candaannya akhirnya aku tidak lagi grogi. Kemudian aku juga dipesankan makanan dan minuman.
    Sosoknya tidak jauh beda dengan di fotonya dan terlihat cantik dengan baju yang modis. Dari tatatapanya
    sepertinya dia menyukaiku. “ gimana vino, serius ga kamu mo kencan ntar?” Tanyanya.

    “ tapi aku belum pernah ka” kataku polos.
    “tenang aja ntar kaka ajarin ko” katanya sambil bercanda

    Akhirnya aku nekat untuk ikut pulang denganya. Antara perasaan deg-degan dan takut melanda hatiku .
    setelah selesai makan kami langsung menuju tempat parkiran. Rupanya dia memakai mobil lumayan mewah
    menandakan kalo dia memang orang berduit.

    Sekitar 30 menit mobil melaju kerumahnya di pinggiran kota bandung. Rumahnya berada di perumahan elit di
    kawasan ini. Aku kemudiandisuruh menunggu di ruang tamu. Agak canggung aku mencoba melihat sekeliling
    rumah yang sepertinya sepi dan tidak ada orang lain.Tidak berapa lama ka eva dating dengan membawa
    segelas minuman dingin. Kemudian kami ngobrol basa basi sambil aku meminum minuman yang disajikan. Tapi
    tidak berapa lama aku menghabiskan minuman itu aku merasa kepalaku pusing dan pandanganku kabur setelah
    itu aku tak tahu lagi.

    Cerita Sex Jadi Budak Seks Saat aku sadar dan membuka mata aku benar-benar terkejut. Tak ada selembar benang pun yang menempel di
    tubuhku. Aku benar-benar bugil. Dan yang lebih membuatku takut karena aku tidak bias menggerakan tangan
    dan kakiku yang terikat di sebuah tiang di dalam ruangan. Pergelangan Kakiku terikat menyatu dengan
    tiang sementara kedua tanganku terikat terentang ke atas. Dan aku juga tidak bisa mengeluarkan suara
    karena ada suatu benda seperti bola yang menyumbat mulutku dengan tali yang mengikat ke belakang
    kepalaku. Aku mencoba meronta tapi tali-tali ini terlalu kuat. Aku yakin ini perbuatan ka eva tapi
    kenapa? Pikirku… bukankah tadi ka eva begitu baik dan tidak ada gelagat untuk menyakitiku. Aku mencoba
    memanggilnya tapi hanya suara2 tidak jelas yang keluar dari mulutku yang tersumbat.

    Setelah beberapa saat barulah pintu ruangan terbuka. Dan benar saja ka eva yang datang. Tapi kali ini
    dengan penampilan berbeda. Dia memakai celana ketat hitam seperti dari kulit, begitu juga atasanya
    dengan bagian payudara yang sedikit menyembul dari balik pakaiannya. Sungguh sexy! Tapi tidak saat ini.
    Aku Cuma perlu penjelasan dari ka eva kenapa aku diperlakukan seperti ini.Dengam tenang dia
    mendatangiku. Langkahnya terdengar dari suara sepatu hak tingginya. Setelah sampai di depanku dia
    tersenyum memandangiku. “ hmmm sudah bangun rupanya slave”

    Aku mencoba meronta minta untuk dilepaskan smbil mulutku mencoba berbicara.“ kamu bingung slave dengan
    apa yang terjadi?” tanyanya. Aku angguk-anggukan kepalaku.Aku jelasin yah. Ini adalah permainan bdsm dan
    kamu disini hanyalah seorang slave atau budak yang harus mematuhi perintah mistress. Kamu ingat kan kalo
    syarat untuk memuaskanku harus mau melakukan apapun? Yah inilah maksudnya.” Katanya. Dia lalu mengambil
    camera digital memfoto dan merekam tubuh telanjangku yang terikat di tiang. Aku benar-benar takut
    setelah mendengar penjelasanya.

    Sepertinya ka Eva seorang psikopat yang punya kepribadian ganda, pikirku. Aku meronta berusaha
    melepaskan diri dan mencoba menjelaskan padanya kalo aku tidak bersedia dan ingin dilepaskan tapi sia-
    sia saja.

    “kenapa? Kamu takut? Semakin kamu meronta aku semakin suka melihatnya. Benar-benar membuatku bergairah….
    Dari pertama kali melihat fotomu aku yakin kamulah calon korban yang ideal untuk jadi bonekaku” ucapnya
    sambil tangannya memegangi daguku.
    “mulai sekarang kamu adalah budakku! Dan panggil aku mist eva! Paham?” katanya.

    Karena posisiku yang tidak bias melawan aku hanya bisa menganggukan kepalaku.

    “Badan kamu kurus dan wajah kamu imut jadi pasti cocok kalo jadi boneka mainanku ntar” ucapnya sambil
    tangannya mulai menggerayangi seluruh badan telanjangku dan mulai memegangi penisku. Sedikit sentuhan
    saja dari tangannya yang halus sudah cukup membuat penisku bangun dan langsung tegak berdiri, ditambah
    lagi karena rasa takut yang menyelimutiku.

    Sementara aku hanya bisa pasrah saat tangannya memainkan penisku.

    “enak kan?” katanya lagi meledeku yang memang terasa nikmat penisku dikocok-kocokin.
    “tapi jangan senang dulu, kamu disini untuk memuaskanku jadi bukan kamu yang keenakan! Dan aku paling
    suka kalo melihat cowok cakep yang tidak berdaya dipermainkan” ucapnya.

    Dia menuju ke sebuah lemari kecil dan mengambil sesuatu. Aku gemetaran ketika dia ternyata mengambil
    sebuah gunting dan alat pencukur. Aku takut kalo aku akan dibunuh dan dimutilasi pikirku. Aku hanya bisa
    memejamkan mata dan berdoa.
    Apalagi ketika dia memegangi penisku lagi. Aku piker dia akan memotongnya. Aku benar-benar ketakutan.
    Tapi ternyata dia memegangi rambut di sekitar kemaluanku dan mengguntingnya. Hhhmm aku sedikit lega
    karena ternyata dia hanya mencukur bulu kemaluanku dan menghaluskanya dengan alat cukur. Begitu juga
    demgan bola pelerku juga dicukur halus.

    Setelah semuanya rata, lalu dibersihkan dengan handuk basah. Dan entah kenapa penisku tetap tegang
    berdiri selama proses pencukuran itu. Sekarang penisku terlihat halus mengkilat tanpa rambut satupun
    tersisa.

    “Kamu suka kan slave, kontolnya dicukur bersih gini?” Tanya mist eva.

    Aku hanya diam saja.

    “Heeh budak! Jawab kalo ditanya!” ucapnya keras sambil tangannya meremas penisku.

    Spontan aku angguk-anggukan kepalaku karena sakit.

    “ awas kalo diulangi lagi dan tidak patuh, mist tidak akan segan-segan menghukum kamu! Ngerti?” katanya
    lagi yang langsung aku jawab dengan menganggukan kepalaku.
    “kalo jadi bonekaku seluruh badan kamu harus smooth jadi smua bulu badan kamu harus dicukur” ucapnya
    sambil tangannya mulai mencukur bulu ketiakku.

    Setelah semua rambut ketiakku dicukur mulus, mist eva jongkok di depanku dan mulai memegangi kakikku.

    “kaki kamu juga harus mulus demi penampilan kamu nanti” aku coba protes karena kaki kan pasti kelihatan
    kalo lagi pake celana pendek pasti akan malu kalo kaki terlihat mulus dicukur.

    Apalagi saat ini rambut di kakiku sudah tumbuh lebat. Tapi mist eva tidak menghiraukanku. Dia mulai
    mencukur bulu-bulu kakiku. Agak lama juga mist eva mencukur bersih semua bulu kakiku. Selelah
    membersihkan dengan handuk basah dia terlihat puas melihat tubuh telanjangku yang sekarang benar-benar
    mulus tanpa bulu badan.

    Lalu mist eva kembali ke lemari kecil tadi untuk menaruh gunting dan alat cukur.

    Terlihat dia datang membawa sebuah kotak.

    “ sekarang untuk menguji kepatuhan kamu, kamu perlu dihukum supaya bisa patuh dan selalu menuruti
    perintahku. “ katanya sambil tangannya mulai memainkan puting susuku.

    Dari dalam kotak dia mengambil sebuah jepitan jemuran dan menjepitkanya ke puting susuku.

    “ emmmpphhhh” jeritku tertahan ballgag di mulutku karena rasanya sakit sekali.

    Aku meronta supaya mist eva melepaskan jepitanya tapi dia tidak menghiraukanya. Justru jepitan satu lagi
    dijepitkan ke putting sebelahku. Kali ini aku benar-benar meronta tak terkendali.

    “ tenang slave kalo tidak ingin sakit” ucap mist eva kalem. Enak bicara seperti itu karena bukan dia
    yang dijept pikirku. Aku mencoba tenang dengan menggigit ballgag yang menyumbat mulutku.

    Cerita Sex Jadi Budak Seks Setelah bebrapa saat rasa sakitnya berkurang. Tapi mist eva tidak berhenti sampai disitu. Dia kembali
    menjepit bagian perut di bawah puting susuku beberapa buah memanjang sampai ke pinggangku. Aku gigit
    ballgag kuat-kuat setiap jepitan menempel di tubuhku untuk menahan sakit. Sekarang ada 10 buah jepitan
    yang menjepit badanku. Aku mencoba memohon mist eva untuk melepaskan jepitanya tapi dia malah tersenyum
    puas melihat penderitaanku. Aku pikir akan sia-sia aku mencoba memohon untuk dilepaskan jadi aku tahan
    semampuku.

    Tapi rupanya belum puas juga mist eva melihat penderitaanku. Dia mengambil seutas tali dan mengikat
    batang penisku yang masih tegang, begitu pula dengan biji pelerku. Lalu ujung tali yang tersisa
    diikatkan dengan beban timbangan 1 kg untuk beban di penis dan pelerku menambah sakitku. Karena sekarang
    ada beban yang mengikat penisku. Belum cukup sampai disitu, mist eva mengikat ujung penisku kuat-kuat
    dan kedua ujung talinya diikatkan ke dua jepitan yang menjepit putting susuku.

    “mmmmmmppppphhh” kali ini aku benar-benar kesakitan karena jepitan yang menjepit putingku tertarik tali
    yang mengikat ujung penisku.

    Tapi justru mist eva semakin puas memandangiku. Aku coba diam dan memejamkan mata untuk menahan sakit.
    Karena semakin aku banyak bergerak semakin sakit rasanya. Rupanya mist eva tahu dan dia mulai meraba
    bagian tubuhku di sekitar puting membuatku gelinjingan menahan sakit. Bahkan mist eva menjilati tubuhku.
    Sedikit sentuhan di sekitar jepitan saja sudah tarasa sakit dan perih apalagi ketika kemudian mist eva
    memainkan jepitannya. Aku menjerit tertahan sumbatan mulutku.

    ” aemmmpphhhhhh!!!!!!” mist eva tersenyum puas. Lalu menambah beberap jepitan di penis dan biji penisku.

    Aku semakin takut ketika mist eva mengambil sebuah lilin dan menyalakannya. Tanpa ragu-ragu dia lalu
    meneteskannya tepat di batang penisku. Spontan aku menggerakan penisku karena panas lilin yang menempel
    di penisku. Tapi justru puting susuku yang juga terasa sangat sakit karena tertarik tali yang mengikat
    ujung penisku. Belum lagi biji pelerku yang sakit menahan beban timbangan yang terikat. Jadi aku tahan
    dan tetap diam ketika tanpa ampun mist eva meneteskan lelehan lilin panas ke penisku. Rasanya sungguh
    tak terkira. Setelah beberapa lama penisku terlihat tertutup olehlelehan lilin panas. Tahu dengan
    sikapku mist eva lalu menarik dan menggoyangkan beban timbangan yang tergantung dari biji pelerku ke
    kiri kanan tanpa bisa aku cegah. Menambah penderitaan yang kualami.

    Setelah bebrapa saat aku terdiam sambil terus menggigit ballgag untuk menahan rasa sakit. Mist eva
    kembali mendatangiku. Aku sedikit lega ketika mist eva membuka lapisan lilin yang tercetak di penisku
    dan melepaskan jepitan yang menjepit batang penisku. Sakitnya bukan main ketika jepitan itu dilepaskan.
    Aku piker mist eva akan segera melepaskanku tapi ternyata tidak juga melepas tali yang mengikat di ujung
    penisku. Penisku hanya dibersihkan dengan handuk basah. Entah kenapa penisku tetap tegang selama
    penyiksaan ini.

    Mataku terbelalak kaget ketika mist eva mengambil sebuah balsam geliga merah super panas. Rupanya dia
    masih senang melihat penderitaanku dan tidak berniat mengakhirinya sekarang. Benar saja kekhawatiranku
    terbukti. “ini akan membuat kamu semakin keenakan” katanya . Dengan tenang mist eva mengoleskan balsam
    super panas itu ke seluruh penis dan biji pelerku. Kontan saja aku langsung merasakan panas di penis dan
    pelerku dan aku yakin ini akan bertambah panas. Setelah puas mengoleskannya mist eva membersihkan
    tangannya dengan handuk dan mulai mengambil gambarku dengan kameranya.

    Benar saja tidak berapa lama efek balsam itu mulai terasa dan aku merasakan penis dan pelerku seperti
    terbakar karena sangat panas. Benar-benar aku tidak kuat menahanya sampai aku meronta tak terkendali
    berharap mist eva mau mengasihaniku smpai aku menangis dan menjerit tetapi tertahan. Tapi mist eva tetap
    tidak peduli dengan penderitaanku,justru dia tersenyum puas. yang kurasakan justru semakin sakit di
    putingku karena jepitan di putingku yang terikat tertarik penisku. Ditambah sakit di pelerku karena
    beban yang terikat bergoyang-goyang. Aku menggigit kuat-kuat ballgag mencoba untuk diam tapi tidak bisa
    karena penisku semakin terasa panas dan ingin terus aku gerakan. Sementara mist eva terus saja asyik
    merekamku dengan kameranya. “selamat menikmati yah slave, mist tinggal dulu” kata mist eva setelah puas
    merekamku. Markas Judi Online Dominoqq

    Aku semakin meronta karena takut ditinggalkan sendiri dalam keadaan kaya gini tapi tetap mist eva
    melangkah meninggalkan ruangan yang mirip seperti gudang ini dan meninggalkanku sendirian dalam keadaan
    tersiksa. Aku benar-benar tidak kuat dengan panas di penisku dan sakit di jepitan tubuhku.

    …Aku menangis karena tidak kuat menahan rasa panas di penisku, sakit dan perih di badanku karena jepitan
    dan juga rasa mulas karena sakit di pelerku yang tergantung beban berat. Benar2 sebuah siksaan yang tak
    pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku terus menggigit ballgag untuk sebisa mungkin menahan sakit dan
    tidak banyak bergerak . setelah beberapa lama tersiksa panas di penisku sedikit berkurang tapi tetap
    saja aku tersiksa.

    Sekian lama barulah aku dengar pintu ruangan terbuka dan mist eva mendatangiku.

    “gimana slave? Enak kan?” aku menggelengkan kepala dan memohon dilepaskan.
    “ini untuk pelajaran biar kamu selalu mematuhi perintahku dan mist tidak akan main-main” jelasnya.

    Akhirnya dia melepaskan tali yang mengikat peler dan batang penisku. Terasa lega ketika berat beban di
    pelerku dilepaskan. Kmdn tali yang mengikat ujung penisku juga dilepaskan, begitu juga tali yang
    mengikat jepitan di putingku. Tapi begitu jepitan dilepaskan sakit yang teramat sangat kurasakan smpai
    aku gigit ballgag kuat2 dan kupejamkan mata. Demikian seterusnya setiap jepitan dilepaskan terasa sakit
    tak terkira.

    Akhirnya
    semua jepitan dilepaskan dan mist eva dengan penuh perhatian membersihkan bekas jepitan dan ikatan
    dengan handuk hangat.

    Sekarang mist akan melepaskan ikatan kamu tapi jangan coba-coba untuk berbuat bodoh kalo kamu tidak
    ingin celaka. Mist sudah tau dimana kamu tinggal dan mist punya banyak kenalan jadi gampang saja
    menyuruh orang untuk menculik kamu kalo kamu berbuat bodoh. Mist juga sudah mengcopy semua phonebook
    kamu jadi jangan macam-macam!” ancamnya. Ternyata dia sudah merencanakan semuanya pikirku.

    Cerita Sex Jadi Budak Seks Tali yang mengikat kakiku kemudian dilepaskan, begitu juga tali yang mengikat tanganku ke atas. Pegal
    semua rasanya seluruh badanku setelah sekian lama terikat. Tapi kembali tanganku diikat ke belakang di
    pergelangan tanganku. “ mist akan buka sumbatan mulut kamu tapi jangam bicara yang tidak perlu kalo
    tidak ingin dihukum.” Ucapnya sambil membuka ballgag yang sekian lama menyumpal mulutku. Pegal rasanya
    bahkan aku susah untuk menutup mulutku karena terlalu lama terbuka. Mist eva lalu membawaku keluar
    ruangan. Agak susah juga aku berjalan setelah lama terikat.

    Ternyata aku dibawa ke kamar mandi dan karena tanganku yang terikat ke belakang mist eva lah yang
    memandikanku dan menyabuni tubuh telanjangku dengan lembut. Benar-benar kontras dengan apa yang tadi
    dilakukanya padaku. Aku pikir memang mist eva punya kepribadian ganda. Tak lupa dia menyabuni bagian
    tubuh sensitifku sampai memainkan penisku dengan menggenggam batang penisku maju mundur. Rasanya sungguh
    nikmat, aku hanya memejamkan mata menikmatinya.

    Cukup lama mist eva memainkan penisku sampai detak nafasku semakin memburu menandakan aku menikmati
    perbuatanya. rupanya mist eva mengetahui kalo aku hamper orgasme dan seketika menghentikan kocokanya.
    Aku sungguh kecewa karena hampir saja aku orgasme tapi tidak jadi karena mist eva mengguyurku dengan air
    dingin. Rupanya mist eva memang Cuma ingin mempermainkanku.

    “belum saatnya kamu nikmati permainan ini, tunggu saja. “ katanya singkat.

    Setelah tubuhku bersih dari air sabun mist eva mengeringkan tubuhku dengan handuk lalu membawaku keluar
    kamar mandi. Rupanya aku dibawa ke kamar tidurnya karena dari desain kamarnya menandakan itu kamar
    cewek. “ sekarang waktunya makeover untuk jadi bonekaku” ucapnya. Aku tidak tahu apa maksud mist eva
    dari awal untuk menjadikanku bonekanya tapi aku hanya diam duduk di tepi tempat tidur sementara mist eva
    mengambil sesuatu dari lemarinya.

    Aku heran ketika dia dating tidak membawa pakaianku tapi malah membawa beberapa lembar kain berwarna
    merah menyala.

    “ waktunya berpakaian” katanya sambil mengambil sebuah celana dalam cewek. Spontan aku menolaknya
    “ mist, aku kan bukan banci. Aku ga mau pake itu” ucapku lugu karena menurutku akan sangat memalukan
    kalo cowok memakai celana dalam cewek. Tapi
    “ plaaaak” tiba-tiba mist eva menamparku keras sekali sampai aku terjatuh.
    “kamu inget kan, kalo kamu disini hanya seorang budakku. Jadi harus patuh semua perintahku tanpa
    membantah! Ingat itu!!! Atau kamu mau dihukum lagi yang lebih berat?” Cerocosnya ketus.
    “ tidak mist, ampuun.” Jawabku terbata-bata sambil masih terduduk di lantai.
    ‘cepet nurut pake ini” aku segera bangun dan mist eva memakaikan celana dalam cewek warna merah menyala
    yang ketat dan sexy dengan model berenda dan di tengah juga ada hiasan kupu. Benar-benar membuatku malu
    memakainya. Modelnya juga mini yang hanya pas menutup penisku saja.

    “ tuh kan kamu lucu pake ini” kata mist eva meledekku.

    Aku diam tertunduk malu. Kemudian dia mengambil sebuah benda yang dijepitkan di putingku.
    “..aaawhh” jeritku spontan karena memang sakit apalagi sakit bekas jepitan tadi juga belum hilang.

    Jepitannya berbentuk pipih dan melekat erat di putting susuku. Begitu pula putting satuku juga dijepit.
    Mist eva lalu mengambil sesuatu dan memamerkanya padaku. Kamu pasti lucu kalo pake ini. Kata mist eva
    sambil menempelkanya di dadaku. Sebuah benda sangat mirip payudara cewek sepertinya terbuat dari bahan
    karet karena lentur. Lalu mengaitkan talinya ke punggungku. Semakin membuatku malu karena sekarang ada
    buah payudara montok menempel di dadaku. Mist eva lalu mengelus dan meremas payudara palsuku membuatku
    merintih karena sakit di putingku yang terjepit.

    Entah apa yang akan direncanakan mist eva tapi sepertinya dia berniat mendandaniku dengan pakaian cewek
    untuk mempermainkan dan mempermalukanku. Aku tak berani menolak ketika mist eva membuka ikatan di
    tanganku dan memakaikan bra dengan warna dan model yang sama dengan celana dalam yang kupakai saat ini.
    Ada pikiran untuk melawan dan kaburtapi aku tidak tahu jalan keluar, apalagi ingat dengan ancaman mist
    eva membuat ciut nyaliku.

    “jangan berpikir macam-macam kalo ingin selamat” ucap mist eva yang sepertinya bias membaca pikiranku.

    Akhirnya aku hanya menurut saja ketika mist eva memakaikan dress cewek sexy yang ketat di badanku
    sebatas paha dan menutup bra yang kupakai dengan tali kecil yang mengait ke pundak.

    Entah seperti apa wajahku saai ini, aku tak berani membayangkanya karena malu. Aku paling jijik dengan
    banci tapi kenapa malah sekarang aku harus berdandan seperti banci kayak gini.

    Selesai memakaianku baju cewek mist eva kembali mengikat tanganku ke belakang. Tapi kali ini lebih
    kencang dari siku atas, siku bahak sampai pergelangan tanganku diikat menjadi satu. Membuatku harus
    membusungkan dada dan putingku yang terjepit agak sakit tertarik.

    Aku lalu didudukan di tepi ranjang. Mist eva kembali mengambil sesuatu dan perlahan memasangkannya di
    kakiku. Rupanya mist eva masih belum puas mendandaniku dan kali ini aku dipakaikan stoking jaring.
    Rasanya ada sensasi sendiri ketika stoking itu digulung sampai sebatas pahaku. Stokingnya berwarna hitam
    sangat kontras dengan kakiku yang putih mulus setelah dicukur bersih mist eva.

    “ inilah gunanya kaki kamu dicukur, supaya terlihat indah saat memakai stoking seperti ini” kata mist
    eva setelah selesai memakaikan dua buah stoking di kakiku.

    Belum cukup sampai disitu mist eva mengambil sebuah kardus sepatu dan membukanya lalu mengeluarkan
    sepasang sepatu hak tinggi warna merah menyala. Hmm rupanya aku masih harus memakai sepatu hak tinggi
    juga. Entah apalagi yang direncanakan mist eva. Sepatu itu dipasangkan di kedua kakiku. “wooow anggun
    sekali kamu dengan high heel seperti ini” mist eva kelihatan puas melihat pekerjaannya.

    Kemudian aku dituntun di depan meja riasnya. Agak susah aku berjalan dengan sepatu hak yang tinggi ini,
    apalagi tanganku terikat kuat ke belakang. Lalu aku didudukan di kursi. Aku tak berani menatap kaca di
    depanku karena malu dengan keadaanku. Mist eva mengambil seutas tali dan mengikat kedua pergelangan
    kakiku ke kaki kursi. Kembali aku terikat tak berdaya.

    “saatnya kamu dimake up supaya cantik dan sempurna jadi boneka” ucap mist eva.

    Gila rupanya aku juga akan dimake up. Aku menggelengkan kepala tapi mist eva mengancam

    “ mau dihukum lagi” ucapnya ketus membuatku takut dan terpaksa pasrah.

    Mist eva mengambil peralatan riasnya dan mulai memoles mukaku. Agak lama aku dimake up, entah mist eva
    memakai apa aja untuk meriasku tapi terakhir dia memoles bibirku dengan lipstick merah menyala. Setelah
    selasia mist eva mengambil wig dengan rambut panjang dan memakaikannya di kepalaku lalu menyisirnya.

    “ lihat slave, kamu cantik sekali” kata mist eva setelah selesai mendandaniku sambil mendongakan
    kepalaku ke cermin.

    Terpaksalah aku menatap cermin dan betapa kagetnya aku karena hamper aku tak bias mengenali diriku
    sendiri. Di depanku terlihat sesosok sangat mirip cewek memakai dress sexy dengan rambut panjang sedang
    terikat di kursi. Tapi tetap saja aku malu melihat diriku sendiri. “ sudah mist duga kamu pasti akan
    sangat cantik kalo dimakeover” ucap mist eva puas.

    “ mist paling suka dengan boneka seperti kamu slave” ucapnya.

    Aku hanya diam karenai buatku ini lebih menyiksaku secara mental karena aku dipermalukan seperti ini.

    Kemudian tanpa aku duga mist eva mencium bibirku, sepertinya dia bernafsu melihat penampilanku setelah
    dimakeover.

    Dia memainkan lidah di mulutku dan aku balas pagutanya dengan memainkan bibir indahnya. Lama kami
    berciuman mulut sampai mist eva menghentikanya dan beralih ke leherku sambil tangannya menggerayangi
    tubuhku. Terlihat mist eva begitu bergairah menyusuri leher dan dadaku. Tangannya mulai memngelus dan
    meremas payudara palsuku membuatku menjerit dan merintih karena sakit di putingku yang terjepit.

    Cerita Sex Jadi Budak Seks Antara nikmat dan sakit aku pejamkan mataku sambil mulutku mendesah nikmat. Aku tak bisa berbohong kalo
    rangsangannya sungguh nikmat. Dan aku seakan diperkosa karena tak bias melawan cumbuannya dengan
    tanganku yang terikat ke belakang dan kakiku terikat ke kaki kursi. Aku semakin renggangkan kakiku untuk
    menikmati sensasinya, penisku juga sudah ngaceng tapi masih terkurung di balik celana dalam cewek yang
    aku pakai. Mist eva tak berhenti mencumbuiku bahkan mengangkat dress yang aku pakai lalu mengeluarkan
    penisku dari balik celana dalam.

    Sambil terus mencumbuiku, penisku dipegang dan dipermainkan oleh tangan halus mist eva. Entah kenapa aku
    sungguh menikmatinya dipermainkan seperti ini. Tanpa malu lagi aku mengerang kenikmatan ketika penisku
    dimaju mundurin.

    Cukup lama aku dipermainkan tapi ketika aku hampir mencapai orgasme kembali aku dibuat kecewa karena
    tiba-tiba mist eva menghentikannya. Sungguh aku benar-benar kecewa karena spermaku sudah di ujung tanduk
    dan sekali kocokan saja pasti keluar. Aku sampai goyang-goyangkan penisku tapi tetap tidak bias keluar.
    “ mist tolong aku pengen keluar” kataku menghiba.

    “ belum saatnya, tunggu saja nanti” kata mist eva singkat sambil berlalu meninggalkanku.

    Benar-benar mist eva Cuma mempermainkanku dan membuatku frustasi karena kepuasanku tertunda. Dia kembali
    dengan membawa sebuah benda seperti kalung lalu mengaitkannya ke leherku dan menguncinya. Aku hanya diam
    saja ketika mist eva kembali merapikan riasan wajahku.

    “ sekarang waktunya latihan kamu jadi boneka yang patuh” ucapnya sambil mengikat tali panjang ke kalung
    di leherku. Mist eva lalu membuka ikatan di pergelangan kakiku dan aku di suruh berdiri.
    “ ayo waktunya belajar jalan sebagai boneka” dengan agak susah aku berdiri dengan sepatu hak tinggi yang
    kupakai dan mulai berjalan ke ujung kamar tapi tak berapa lama aku tertarik hampir mau jatuh ketika tali
    yang mengikat di kalung leherku ditarik mist eva.

    Sudah pasti aku susah menjaga keseimbangan karena tanganku masih terikat ke belakang.

    “ jalan yang bener! Kamu kan cewek jadi harus jalan yang anggun! Kamu kan model.” Kata mist eva keras.

    Memang aku juga sering ikut model dan fashion show tapi jelas aku Cuma diajarkan sebagai model cowok
    yang harus berjalan tegak. Jadi sebisa mungkin aku ingat cara jalan model cewek temanku. Aku coba jalan
    dengan meluruskan kakiku pada satu garis lurus seperti biasa dilakukan model cewek walaupun agak susah
    karena sepatu hak tinggi ini benar-benar menyiksaku. Dengan perlahan aku berjalan mengitari tempat tidur
    dimana mist eva duduk di ranjang memperhatikanku sambil tangannya memegang tali yang mengikat kalung di
    leherku.

    “ nah gitu lebih baik. Busungkan dada kamu” ucap mist eva.

    Dengan terpaksa aku menurutinya karena tak segan-segan mist eva menarik tali di leherku setiap aku tidak
    mematuhinya sampai aku hampir terjatuh beberapa kali. Setelah agak lama barulah aku bisa sedikit menjaga
    keseimbanganku saat berjalan memakai sepatu hak tinggi ini.

    “ ini latihan jalan biar kamu bias jalan kayak cewek kalo jadi boneka” terang mist eva.

    Ahirnya aku diperbolehkan berhenti. Cape juga rasanya. Tapi belum hilang rasa capekku, mist eva kembali
    memerintahku.

    “ slave, sekarang jilati spatu hak tinggi mist sampai bersih” menurutku ini sangat menghinaku tapi aku
    tak punya pilihan lain.

    Dengan susah payah aku membungkuk dan bersujud di depan kakinya bertumpu pada lututku karena tanganku
    terikat ke belakang.

    Aku sorongkan wajahku ke depan sepatu mist eva dan mulai menjilatinya pelan-pelan. Aku takut debu yang
    menempel di lidahku akan tertelan jadi ake sedikit meludah untuk membuangnya tapi tiba-tiba aku rasakan
    pantatku dipukul mist eva. Ketika aku dongakan wajahku Nampak mist eva sudah membawa sebuah alat pemukul
    seperti rotan.

    “ jangan ulangi lagi!” hardik mist eva.

    Kembali aku jilati sepatu hak tinggi mise eva dari bagian depan, samping sampai belakang. Sementara mist
    eva duduk di tepi ranjang sambil merekamku dengan kameranya. Sesekali dia memukul pantatku dengan
    pemukul rotan. Aku decak-decakan ludahku setiap kali menjilati sepatunya tapi tak berani meludahkanya
    lagi. Benar-benar terhina rasanya aku disuruh menjilati sepatunya seperti ini tapi aku tak punya pilihan
    lain selain mematuhinya.

    Setelah bersih sepatunya dia menyorongkan sepatu sebelahbya. Mau tak mau aku kembali menjilatinya dengan
    susah payah. Kmdn dengan enaknya dia menyandarkan kaki sebelahnya di punggungku. Setelah beberapa saat
    akhirnya aku diperbolehkan berhenti menjilati sepatunya.

    Kali ini mist eva turun dari ranjang dan mengambil tali. Aku disuruh duduk lalu mist eva mengikat
    pergelangan kakiku menyatu dengan paha. Begitu juga kaki satunya. Kembali aku terikat tak berdaya,
    setelah sebelumnya mist eva juga mengikat tanganku ke belakang, bahkan sekarang mulai terasa pegal dan
    kesemutan. Selesai mengikatku mist eva meninggalkanku. Entah apalagi yang direncanakanya.

    Rupanya dia berganti baju. Tanpa malu dia melepas celana kulit dan baju kulit ketatnya sampai terlihat
    hanya memakai cd dan bra saja. Dia menggantinya dengan baju tidur transparan membuat tubuh sintalnya
    tetap terlihat sexy membuat penisku menegang.Kembali mist eva mendatangiku dan mengambil tali panjang
    yang mengikat ke leherku.

    “ sekarang jalan lagi” perintah mist eva.

    Tapi aku tak mengerti karena kakiku terikat tidak bias berdiri apalagi buat jalan. Mist eva spontan
    menarik tali di leherku.

    “ bodoh banget kamu slave! Kaya gitu saja ga tau? Jalan jongkok donk!” aku segera paham maksudnya dan
    mulai berjalan jongkok dengan susah pyaha karena tangan dan kakiku yang terikat. Apalagi aku masih
    memakai sepatu hak tinggi.

    Cerita Sex Jadi Budak Seks Aku terus berjalan jongkok mengitari tempat tidur sambil seskali tali di leherku ditarik-tarik mist eva.
    Ternyata jalan dengan jongkok seperti ini lebih terasa cepat cape daripada berjalan biasa. Setelah
    beberapa putaran barulah tali leherku ditarik dan aku berjalan menghampirinya ke tepi ranjang.

    Mist eva lalu menyorongkan kaki telanjangnya ke wajahku.

    “ jilati sampai bersih” perintah mist eva.

    Hmmm mau tidak mau aku kembali menjilati kakinya mulai dari telapak kakinya. Rasanya sungguh mual karena
    tercium bau kaki dan sepatu yang lama dipakai dari awal menyiksaku. Tapi aku tahan karena mist eva tak
    segan memukulku dengan rotan yang dipeganginya.

    “ jilat semuanya sampai sela-sela jari dan kulum satu persatu jarinya!” aku turuti perintahnya dengan
    menjilati dan mengulum satu persatu jari kaki mist eva.

    Sungguh terhina rasanya harus menjilati kaki seperti ini tapi aku terus mengerjakanya. Selanjutnya kaki
    sebelah mist eva juga aku bersihkan dengan lidahku.

    “ sekarang jilati kaki mist dari ujung kaki sampai paha” kali ini aku lebih bisa menikmatinya ketika
    diperintahkan menjilati kakinya yang mulus.

    Dengan bernafsu aku jilati ujung kakinya menyusur terus sampai ke pahanya. Sesekali mist eva mendesah
    puas ketika ujung lidahku menyusuri kulit lembut kakinya.

    Apalagi ketika mist eva tanpa malu membuka celana dalamnya dan duduk di tepi ranjang. Aku masih jongkok
    di hadapannya. Dia membuka baju tidurnya dan tampak pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
    Baru kali ini aku lihat langsung karena selama ini hanya melihat di internet dan video. Vaginanya
    terlihat merah dengan rambut yang tercukur rapi.

    “ jilati sampai mist puas!” tanpa disuruhpun aku akan dengan senang hati melakukannya, pikirku dalam
    hati.

    Dengan sedikit gemetar karena baru pertama kali aku jilati daerah sekitar vaginanya. Penisku mulai
    bereaksi dan semakin menegang di balik celana dalam cewek yang kupakai. Aku terus menyusuri daerah
    sekitar vagina mist eva lalu sedikit demi sedikit aku mulai menjelajah ke daerah lubang kenikmatanya.
    Aku mainkan ujung lidahku di dalam vaginanya dan tampak mist eva mendesah nikmat, tangannya mulai
    menjambak rambutku dan menekan kepalaku supaya tidak lepas dari vaginanya.

    Aku terus mainkan lidahku di dalam vaginanya dengan memutar lidahku dan menjelajah semampu ujung
    lidahku, nafasnya mulai memburu dan desahanya semakin terdengar sexy tapi mist eva tidak juga mencapai
    orgasme setelah sekian lama. Lidahku mulai terasa kelu tapi aku terus mengerjakannya. Kuat juga mist
    eva.

    Akhirnya mist eva menjauhkan kepalaku dari vaginyanya.

    “ lidah kamu Cuma bisa menggelitiki saja ga bisa sampai memuaskanku” ucap mist eva seenaknya membuatku
    malu.

    Dia mengambil sesuatu dari lemarinya dan memamerkannya padaku. Aku tidak tahu benda apa itu, seperti
    penis dildo ukuran panjang tapi di tengahnya ada semacam tali sabuknya.

    “ jilati sampai basah!” perintah mist eva sambil menyodorkan penis dildo itu ke mulutku.

    Agak aneh dan jijik rasanya harus menjilati benda yang sangat mirip penisku itu tapi mau tak mau aku
    kerjakan, lagian itu bukan penis beneran pikirku. Aku jilati penis buatan itu dari ujung sampai
    batangnya sampai semua basah oleh ludahku.

    “ waah kamu suka jilatin kontol juga yah?” kata mist eva meledekku, aku langsung gelengkan kepalaku
    sambil terus memasukan batang penis besar itu ke mulutku.

    Mist eva mengeluarkan penis itu dari mulutku dan memasukan ujung satunya yang lebih gemuk ke mulutku
    lagi. Kali ini aku agak kesulitan karena ukurannya besar sampai mulutku terasa penuh dan tersumbat. Lalu
    dua buah tali di sampingnya di ikatkan ke belakang kepalaku. Praktis aku tidak bisa mengeluarkan suara
    lagi dan yang lebih menjijikan karena sekarang ada penis besar di dalam mulut dan juga mengacung keluar
    dari mulutku.

    Tanpa menunggu lama mist eva kembali menjambak rambutku dan menuntun penis dildo di mulutku ke lubang
    vaginanya. Sepertinya mist eva sudah terbiasa karena penis besar ini begitu mudah masuk ke vaginanya,
    apalagi dildo ini sudah basah oleh ludahku dan bercampur dengan sedikit cairan di vaginanya. Mist eva
    mulai mendorong kepalaku ke lubang kenikmatanya dan memaju mundurkan kepalaku dengan menjambak kepalaku.
    Desahannya kembali terdengar.aku mulai kesulitan menjaga keseimbanganku ketika kepalaku semakin di tekan
    dan mist eva merebahkan diri dengan bertumpu pada siku tangan satunya. Sepertinya mist eva mulai
    menikmatinya terlihat dari desahanya yang semakin kencang dan matanya terpejam dengan wajah menghadap ke
    atas.

    Tapi ini membuatku tersiksa karena kakiku yang terikat hanya bisa jongkok dan bertumpu pada sepatu hak
    tinggiku, sehingga ketika kepalaku lebih di tekan mengikuti badannya ke atas kakiku terasa semakin
    sakit. Apalagi tanganku yang masih terikat kuat ke belakang sampai aku hampir jatuh tdk bisa menjaga
    keseimbanganku. Belum lagi mulutku yang penuh dengan dildo penis ini terus digerkain maju mundur
    membuatku rahangku ngilu. Tapi aku tak bisa melawan karena mist eva menjambak rambutku kuat-kuat.

    Mist eva semakin bernafsu menekan-nekan mulutku ke dalam vaginanya membuat aku semakin kewalahan,
    akhirnya setelah sekian lama tersiksa mist eva menekan keras-keras kepalaku ke dalam liangnya dan tak
    melepaskannya , ini membuat aku tak bisa bernafas karena hidungku tertutup badannya. Lalu aku merasa
    suatu cairan keluar dari liang vaginanya dan membasahi pipi dan ada yang masuk ke mulutku. Rasanya
    sangat aneh.

    Akhirnya kepalaku dilepaskan dan mist eva tampak menikmati puncak orgasmenya sambil memejamkan mata.
    Kmdn merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sementara aku masih duduk jongkok terikat dengan penis dildo
    di mulutku yang penuh dengan cairan kenikmatannya. Akhirnya aku berhasil juga memuaskannya, kataku dalam
    hati.

    Agak lama mist eva merebahkan dirinya di tempat tidur. Aku takut kalo mist eva tertidur karena tangan
    dan kakiku yang terikat terasa sakit dan kesemutan. Belum lagi ada dildo penis yang memenuhi mulutku
    sampai aku susah mengeluarkan suara. Tapi aku tak berani membangunkannya.

    Setelah beberapa saat barulah mist eva bangun tapi langsung berlalu masuk ke kamar mandi tanpa
    mempedulikanku. Terpaksalah aku kembali menunggu tanpa bisa berbuat apa-apa. Cukup lama mist eva mandi
    sampai kmdn dia keluar kamar mandi dengan piyama mandinya. Rambutnya tampak basah dan dikeringkan dengan
    handuknya. Barulah kmdn miet eva mendatangiku. Cukup lega aku ketika mist eva membuka ikatan di kaki
    tanganku lalu tanpa aku duga mist eva memijiti tanganku yang bekas ikatan.

    Barulah kemudian dildo penis yang menyumbat mulutku juga dilepaskan. Tapi Baru beberapa saat ikatanku
    dilepaskan kembali tanganku diikat tapi kali ini ke depan agak longgar.

    “ mist aku kan sdh memuaskan mist. Ko masi diikat? Aku sdh sangat cape n pengin pulang.” Kataku
    memberanikan diri. “ ssst diem! Kan kamu belum puas. Sekarang gantian biar impas.” Kata mist eva.
    “ ga papa mist,yang penting mist udah puas.” Jawabku karena memang aku sudah sangat lelah.
    “ diem kamu! Atau pengen dihukum lagi?” bentak mist eva.

    Kali ini aku tak berani lagi membantahnya karena takut dihukum. Aku lalu dituntun keluar kamar. Agak
    susah rasanya setelah kakiku lama terikat tertekuk. Apalagi aku berjalan masih memakai sepatu hak
    tinggi.

    Sesampai di ruang makan mist eva menyuruhku duduk dan kembali mengikat pergelangan kakiku ke kaki
    kursiku. Dia pergi ke lemari pendingin dan mengambil segelas minuman dingin lalu menyodrkan ke mulutku.
    Segar sekali rasanya setelah cape karena lama terikat. Kembali mist eva mengambil sesuatu. Aku lihat jam
    dinding menunjukan jam 7 malam. Padahal tadi aku datang kesini sekitar jam 4 sore. Berarti sudah tiga
    jam aku dipake mist eva.

    Mist eva datang kembali dengan membawa sepiring makanan lalu menyuapiku, aku hanya menurut saja.
    Sepertinya ini bubur tapi rasanya enak . yang aku heran kenapa kadang mist eva bisa bersikap kejam
    menyiksaku tapi kadang juga bersikap penuh perhatian. Setelah habis mist eva kembali menyuapiku buah
    anggur. Lalu dia memberikanku beberapa tablet pil lalu menyuruhku meminumnya.

    “ apa ini mist? “ kataku penasaran karena aku takut ini pil extacy .
    “ udah minum aja ga akan membahayakan kamu. Itu Cuma vitamin biar kamu fit” ucap mist eva.

    Akhirnya aku meminumnya walaupun sebernya aku takut juga. Kmdn mist eva kembali mengikat tanganku ke
    belang kursi. Entah apa lagi rencana mist eva karena kmdn mist eva kembali menyumpal mulutku dengan
    dildo penis gag yang tadi sudah digunakan. Tapi kmdn dia kembali masuk kamar dan meninggalkanku
    sendirian. Entah apa yang dikerjakan mist eva di dalam kamar, sepertinya istirahat sebentar setelah tadi
    mencapai klimax.

    Sementara aku tak bisa berbuat apa-apa disini menunggunya terikat di kursi makan. Walaupun ikatanya
    tidak terlalu kencang tapi yang membuatku tidak nyaman karena ada dildo penis gede di mulutku dengan
    penis dildo yang keluar dari mulutku membuatku jijik. Beberapa saat lamanya aku menunggu sampai mist eva
    datang dengan berganti pakaian kembali memakai celana dan baju ketat kulitbya.

    Sementara sepatu boot tingginya membuatnya semakin anggun. Dia kembali merapikan make up ku yang mungkin
    sekarang sudah acak-acakan. Lalu merapikan dan menyisir rambut wig yang masih aku pakai. Aku takut
    ketika mist eva membawaku kembali ke ruangan gudang yang tadi sore dipakai untuk menyiksaku. Jangan-
    jangan mist eva akan menyiksaku lag, pikirku membayangkan apa yang akan dilakukan mist eva.

    Di bawah dua buah tiang kayu yang membentuk seperti tiang kayu Dia mengikat kedua tanganku ke belakang
    tapi kali ini dengan posisi pergelangan tangan kanan ke siku kiri dan begitu sebaliknya. Sehingga
    tanganku terikat kuat di punggung. Sedangkan kakiku direntangkan lalu mist eva memasangkan sejenis dua
    buah besi panjang yang di ujungnya terdapat lubang setengah lingkaran. Sehingga ketika Lubang itu
    dipasangkan di masing-masing pergelangan kakiku menjadi semacam pasungan yang memasung kakiku. Lalu
    dikunci dan diikat kuat. Aku tak bisa menggerakan kakiku yang sekarang terentang lebar.

    Cerita Sex Jadi Budak Seks Lalu mist eva melemparkan sebuah tali ke palang kayu di atas. Ujungnya di tarik dan dibuat untuk
    mengikat dada dan pundakku sangat kencang. Setelah terikat kuat ujung tali satunya ditarik kuat sehingga
    badanku meregang tertarik ke atas sehingga posisiku sekarang agak membungkuk. Setelah merasa badanku
    sudah teregang ke atas, ujung talinya diikatkan kembali ke kedua d sikuku sehingga sekarang aku dalam
    kondisi terikat tergantung membungkuk dengan kaki terentang lebar. Belum cukup sampai disitu, kedua besi
    pemasung kakiku diikat ujungnya ke samping ke masing2 tiang membuat posisi kakiku terikat kuat tanpa
    bisa aku gerakan lagi.

    Setelah puas mengikatku mist eva merekamku dengan kameranya sampai mengclose up wajahku dengan mulutku
    yang masih terpasang dildo penis. Dia keliahatan puas melihatku yang malu2 mencoba menghindari camera.
    Lau mist eva kembali ke belakangku dan dreass yang aku pakai diangkatnya. aku merasa pinggulku ditepuk2.
    Kmdn dengan memakai sesuatu memukul2 bokongku agak keras. Aku mencoba menghindar dan berteriak kesakitan
    tapi suaraku tersumbat gag penis di mulutku.

    Sepertinya mist eva memakai pemukul rotan yang tadi digunakannya. Percuma saja aku menghindar karena aku
    dalam posisi terikat jadi aku Cuma bisa menggoyangkan pinggulku. Untunglah tidak berapa lama mist eva
    menghentikanya. Tapi kmdn memelorotkan celana dalam cewek yang aku pakai. Aku kaget setengah mati ketika
    aku merasa lubang anusku dimasuki sesuatu. Sakit rasanya sehingga aku goyang2kan pinggulku.

    “ diemm!!” bentak mist eva sambil memukul pinggulku keras2.
    “ ini ga akan sakit kalo kamu nurut” aku terpaksa menurutinya ketika benda itu sedikit demi sedikit
    masuk ke lubang anusku.

    Benda itu terus ditekan masuk sementara tangan mist eva membuka belahan pantatku. Lalu aku merasa ada
    cairan pelican yang dioleskan ke lubangku sehingga benda itu tidak terlalu kesat dan sakit memasukiku.
    Tapi aku merasa tetap sakit ketika benda itu semakin menerobos anusku. Aku mencoba menahan tapi justru
    semakin sakit rasanya sehingga aku coba tenangkan pikiran dan pasrah. Aku gigit dildo kuat2 untuk
    menahan sakit.

    Rasanya sungguh aneh ketika benda itu semakin dalam didorong mist eva masuk ke anusku, aku merasa ingin
    buang air besar. Sepertinya benda itu sudah masuk sepenuhnya karena mist eva tidak mendorongnya lagi.
    Tapi mengikat ujungnya ke pahaku sehingga benda itu tetap di dalam lubang anusku, tidak akan keluar lagi
    meskipun aku coba mendorongnya.
    Mist eva lalu keluar ruang meninggalkanku begitu saja yang terikat. benda yang masuk ke lubang anusku
    membuatku benar2 merasa tidak nyaman karena serasa ingin buang air besar.

    Aku terus mencoba mendorongnya keluar tapi tetap saja benda itu di dalam lubangku. Aku kembali
    membayangkan siksaan apalagi yang akan dilakukan mist eva padaku. Sepertinya dia sangat suka membuat
    orang menderita. Aku mulai merasa cape karena terikat tergantung membungkuk seperti ini, apalagi kakiku
    juga terpasung terentang lebar.

    Akhirnya mist eva masuk kembali ke ruangan tempat penyiksaan ini. Langkahnya terdengar dari sepatu hak
    tinggi yang dipakainya. Dia berdiri di depanku dengan tersenyum puas. Tapi kali ini agak aneh karena
    mist eva memakai benda seperti penis besar di antara selangkangannya.

    “ kamu tahu apa ini?” aku Cuma menggeleng pelan karena memang tidak tahu benda apalagi itu.
    “ ini akan memuaskan kamu slave.’

    Kata mist eva sambil mengadu penis di selangkangannya dengan penis gag yang keluar menjulur dari
    mulutku. Aku mulai takut jangan2 mist eva akan menydomiku dengan benda mirip penis besar itu.
    Kekhawatiranku semakin menjadi ketika mist eva mulai melepas benda yang terikat di lubang anusku.
    Sepertinya benda itu Cuma untuk pemanasan masuk ke lubang anusku. Aku mulai meronta ketika kembali
    lubang anusku dimasuki ujung penis buatan yang dipakai mist eva. Penis itu sepertinya lebih besar dari
    benda yang tadi dimasukan ke lubangku karena kali ini terasa lebih sakit ketika baru ujungnya saja yang
    memasuki lubangku.

    “ diam!!! Kamu bakal keenakan nanti!” bentak mist eva sambil menepuk2 pinggulku dan merenggangkan
    belahan pantatku. “aooogghhh” jeritku tertahan ketika benda itu semakin masuk.

    Mist eva terus menekan dan mendorong benda itu masuk ke lubang anusku kali ini terasa sangat sakit
    sampai aku tak kuasa meneteskan air mata. Benar-benar aku serasa diperkosa. Rupanya inilah maksudnya
    kenapa mist eva mencari cowok yang masih virgin, untuk diperkosa seperti ini. Aku sungguh menyesal
    kenapa menerima tawarannya.

    ‘ kamu benar-benar masih perawan yah slave” ucap mist eva meledekku sambil terus menekan benda itu
    masuk.

    Ketika aku tahan benda itu justru aku merasa lebih sakit maka aku coba untuk tenang dan membiarkan benda
    itu masuk lebih dalam lagi ke lubangku. Cara ini sedikit berhasil karena penis itu terus masuk sedikit
    demi sedikit . walaupun tetap sakit tapi lebih mengurangi penderitaanku. Apalagi ketika mist eva
    menambah pelicin ke batang penis itu semakin mudah menerobos masuk.

    Aku coba lebih meregangkan kakiku lebih lebar supaya benda itu cepat masuk semuanya dan ternyata
    berhasil. Aku merasa paha mist eva menyentuh pinggulku menandakan benda itu sudah masuk seluruhnya. Mist
    eva lalu mulai menggoyang-goyang pinggulnya membuat penis buatan yang masuk di lubangku semakin masuk
    lebih dalam. Aku ikut bergoyang2 mengikutinya. Mist eva memegangi pinggangku dan memaju mundurkan penis
    itu di dalam lubangku. Pertama pelan tapi kemudian semakin kencang. Apalagi batang penis itu kembali
    diberi pelican sehingga penis itu bisa sliding maju mundur dengan lebih mudah.

    Aku tak pernah membayangkan keadaanku saat ini. Aku diperkosa dan disodomi oleh seorang wanita. Rasanya
    malu sekali ada dua buah penis yang memasukiku yaitu di lubang anusku dan juga di mulutku. Tapi aku tak
    bisa berbuat apa-apa untuk melawannya karena aku terikat tak berdaya. Akhirnya aku pasrah saja ketika
    mist eva terus saja memompa penis buatan itu di dalam lubangku. Aku terus menggigit dildo gag di
    mulutku.

    Tapi entah kenapa semakin lama aku merasa ada getaran gairah yang mengalir ke tubuhku. Apalagi ketika
    mist eva semakin intens memompa penis itu dan sesekali menggoyangnya. Tak terasa penisku yang sudah tak
    tertutup celana dalam sudah tegang penuh. Apalagi ketika mist eva mulai menyentuh dan memainkannya.

    “ gimana? Enak kan? Kata mist eva sambil terus memompaku.

    Aku hanya diam sambil mencoba pejamkan mata kenapa aku justru menikmati disodomi seperti ini. Aku tak
    kuasa menahan nafsu ketika aku merasa semakin menikmati pompaan mist eva dan tangannya yang memainkan
    penisku. Akhirnya aku ikut mengikuti ritme pompaannya yang semakin dahsyat. Rupanya mist eva sudah tahu
    aku mulai menikmatinya. Dia lalu membuka gag penis di mulutku. Lega rasanya setelah lama mulutku
    tersumbat.

    Tanpa sadar aku mulai mengeluarkan desahan kenikmatan sambil terus mengikuti dorongan mist eva yang
    terus memaju mundurkan penis itu di dalam lubangku.

    “aaaahhhg” desahku lirih sambil terus membuka mulut dan memejamkan mata untuk menikmati sensasi yang
    belum pernah aku alami sebelumnya ini. “ tuh kan kamu menikmatinya, enak kan? Kata mist eva yang tak aku
    pedulikan karena aku benar-benar menikmati kenikmatan yang intens ini.

    Namun sekarang tangan mist eva beralih dari memainkan penisku ke payudara palsu yang masih aku pakai.
    Payudaraku di remas-remas perlahan membuat sakit jepitan yang menjepit putingku. Antara sakit dan nikmat
    aku terus mendesah tak karuan. Bahkan tanpa sadar desahanku semakin keras tapi aku tak mempedulikannya
    karena yang kurasakan sekarang hanyalah nafsu yang semakin menggebu. Penisku benar-benar tegang
    sepertinya siap meluncurkan cairan kenikmatanya.

    Sepertinya mist eva tahu aku hampir mencapai klimax dan seperti biasa dia kembali mempermainkanku dengan
    menghentikan sodokannya. Tapi penis itu masih di dalam lubangku. Tanpa sadar aku yang bergerak maju
    mundur memompa penis itu. Tapi rasanya kurang begitu nikmat.

    “ kenapa slave? “ Tanya mist eva meledekku lagi.
    “ plzz mist…” kataku menghiba tanpa malu lagi karena kenikmatanku terhenti.
    “bilang fuck me plzzz mist” kata mist eva mempermainkanku.
    “ fuck me plzzz mist….” Kataku tanpa malu-malu karena aku sudah terbawa nafsu sampai tak mempedulikan
    apa-apa lagi.

    Mist eva segera menyodok dan memompaku lagi membuatku kembali mendesah kenikmatan sambil memejamkan
    mata.

    “aaaaghhhhh….. aoooohhh desahku tak karuan.
    “ayo minta yang kenceng” kata mist eva menghentikan pompaannya lagi.
    “ FUCK ME MIST PLZZZZ…………” kataku setengah berteriak berulang-ulang.

    Mist eva tertawa melihat keberhasilannya mempermainkanku. Mist eva terus menyodok dan memompa penis itu
    ke lubangku semakin keras dan kadang digoyang-goyangkannya. Aku benar-benar melayang dibuatnya. Nafasku
    semakin memburu, Sampai pada satu sodokan penisku yang sudah sangat tegang meluncurkan gelombang demi
    gelombang kenikmatan tanpa ada sentuhan.

    Aku bergetar hebat menikmati sensasi yang sungguh luar biasa ini. Belum pernah aku merasakan kepuasan
    yang sangat dahsyat seperti ini. Aku renggangkan kakiku lebar-lebar sementara mulutku menganga lebar dan
    mataku masih aku pejamkan untuk menikmati momen yang sungguh menakjubkan ini.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek becinta dengan sepupuku Ratna di mobil saat hujan

    Kisah Memek becinta dengan sepupuku Ratna di mobil saat hujan


    5096 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya saya sungkan sekali menceritakan pengalaman saya yg pertama. Saya berani sumpah, saya belum pernah cerita pengalaman saya ini ke siapa pun.

    Oke, begini ceritanya, saya ini anak sulung dari keluarga yg cukup kaya di Surabaya. Saya masih duduk di bangku 2 SMU, tapi saya sudah sangat mandiri. Bapak saya jarang sekali ada di rumah. Beliau selalu sibuk dengan urusan bisnisnya.

    Sementara adik dan Ibu saya ada di Jakarta. Jadi saya lebih sering sendirian di rumah. Ya nggak sendirian betul, ada dua pembantu perempuan, satu pembantu laki-laki, satu sopir, sama satu satpam. Saya punya teman dekat yg juga sekaligus saudara sepupu saya.


    Dia sangat cantik sekali. Sebut saja namanya Ratna. Rambutnya hitam lebat dan panjangnya kira-kira sebahu. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, 160 cm. Berat badannya 50 kg. Bodynya ideal sekali. Dadanya cukup besar untuk ukuran anak SMU kelas 2. Terus kulitnya putih bersih dan menggairahkan.

    Sebenarnya saya juga naksir berat sama sepupu saya ini. Cuman saya malu kalau pacaran sama Ratna, saya kan saudaranya, saya juga sudah punya pacar.

    Bagi orang lain, hubungan kita ini memang sangat asyik. Bapak dan Ibunya memang terkenal sangat over protecting terhadap Ratna. Ratna tidak boleh berhubungan macam-macam dengan laki-laki. Nggak heran kalau sampai sekarang Ratna belum pernah pacaran serius dengan seorang pun.

    Tapi saya sudah kenal sekali sama bapak dan ibunya. Mereka sudah percaya 100% sama saya, maklum saya keponakannya. Ratna sendiri juga begitu. Dia pasti butuh cowok untuk perlindungan, cerita berbagai kesenangan dan kesusahan. Dan dia melampiaskan hal itu sama saya. Dia sering minta Ratnatarkan kemana-mana, beli inilah, beli itulah. Singkat kata, hubungan kita memang seperti pacaran.

    Seperti biasa, setiap hari Rabu dan Sabtu saya harus jemput Ratna di tempat kursus Inggrisnya. Kebetulan hari itu hari Sabtu, Waktu itu gelap sekali, mendung dilangit seperti mau jatuh saja. Jam 1/2 enam sore, akhirnya Ratna keluar bareng Dita, teman baiknya. Saya diminta Ratna mengantarkan Dita dulu sebelum mengantarkan dia. Kebetulan waktu itu saya lagi nggak ada kerjaan. Jadi OK lah

    Rumah Dita ada di wilayah Delta Sari Baru, kompleks perumahan yg cukup elit di Surabaya. Rumahnya besar juga. Kita bertiga masuk ke rumah, ngobrol-ngobrol, bercanda. Kira-kira jam 1/2 delapan malam, bapak dan ibu Dita keluar, ada keperluan katanya. Mereka sudah kenal baik dengan Ratna dan saya, jadi nggak ada pikiran aneh-aneh deh.

    Reno (bukan nama sebenarnya), jagain Dita ya! kata bapaknya.


    Saya sih OKOK saja, Dita kan juga cukup lumayanlah. High Average! Setengah jam kemudian, Rudi, pacar Dita datang.

    Suasana jadi tambah ramai dan mengasyikkan. Ratna sih sudah kepingin pulang, tapi Ditanya mohon sama Ratna biar nggak cepat pulang.

    Sudah Dee, telepon saja, bilang nginep di rumah gue, bujuk Dita.

    Sampai agak lama dibujuk, akhirnya Ratna setuju untuk menginap di rumah Dita. Ibunya Ratna juga sudah ditelepon, dan sudah mengijinkan Ratna tidur di rumah Dita.

    Jam sembilan malam, Ratna minta sama saya untuk anatarkan jalan-jalan. Alasannya sih rasional, nggak enak sama Rudi dan Dita, saya setuju. Tidak lama kemudian kita berdua sudah melaju dengan mobil Panther saya. Saya ingat betul, waktu itu gerimis rintik-rintik mulai turun, tidak lama kemudian hujan pun turun. Kita putar-putar di daerah Deltasari yg sepi. Sepanjang perjalanan kita membicarakan yg nggak-nggak tentang Rudi dan Dita.

    Mereka pasti sudah mulai macem-macem, kata Ratna.

    Sebenarnya waktu itu saya juga ada pikiran yg nggak-nggak sama Ratna. Saya lihat dia pakai baju tiny warna biru, celana jeans belel yg kebesaran, pokoknya seksi sekali. Apalagi cara bercandanya sama saya memang asyik banget. Kelikitikin lah, peluk-pelukan lah, pokoknya bisa membangunkan k0ntol saya.

    Saya menjalankan Panther saya pelan-pelan, sambil saya putar lagu-lagu slow rekaman saya, terus saya juga memberanikan diri menyubit-nyubit dia, mengelus rambutnya, wah kita benar-benar enjoy.

     

    Wah, dingin ya, kata Ratna tiba-tiba.
    Mau saya angetin, jawab saya sambil bercanda.
    Angetin gimana sih? godanya. Saya cuma ketawa saja. Tapi dia terus menggoda saya.

    Tangannya yg imut mulai menggeraygi pipi saya. Saya benarbenar nggak sadar apa yg terjadi, saya pikir waktu itu cuma mimpi saja. Tahu-tahu dia sudah menyiumi leher, dan memegangi k0ntol saya. Kontan saja saya rem itu Panther.

    Saya yg sudah terangsang-Sangat terangsang, mulai menyiumi bibirnya. Kita saling mengulum, menghisap, dan mengadu lidah. Sungguh tidak bisa dibaygkan, saya bisa melakukan begituan sama dia, padahal kalau sama pacar saya paling-paling cuman gandengan dan pelukan. Saya memang sering nonton BF, baca buku porno, dan melakukan masturbasi. Cuma saya belum pernah kepikiran untuk melakukan hal ini. Memang, rasanya nikmat sekali.

    Sambil ciuman, dia mulai megang-megang k0ntol saya, bahkan mulai berani membuka ritsluiting saya. saya juga sudah nekat banget. Jadi saya berani untuk mengerempon dadanya yg kenyal itu. Terus saya minta dia untuk buka kaos Tinynya. Ratna memang sangat penurut sama saya. Dia bukakan bajunya, sekaligus branya.

    Wah, saya benar-benar sudah kesetanan. Saya dorong jok depan Panther saya kebelakang, sampai dia bisa tidur telentang diatasnya. Terus saya mulai menyiumi dadanya.

    sshh, erangnya merintih.

    Putingnya yg berwarna pink itu saya kulum habis. Saya mainkan dengan lidah saya. Saya bisa dengar suara nafasnya yg memburu. Aroma parfum menambah nafsu saya untuk menjilati dada Ratna. Tangannya memegangi pinggiran jok mobil, bibirnya digigit-gigit sambil mengeluarkan suara yg sensasional dengan menyebut nama saya pelan.

    Geli gelii! katanya.

    Puas mengempoti dada si Ratna. Saya dorong jok depan ke belakang, sampai ada ruangan yg cukup anatara Dashboard kiri sama jok kiri. Saya lompat ke tempat itu, terus menyiumi bibir Ratna yg seksi sambil memberanikan untuk meloroti jeansnya.

    Deeee, saya lepas ya? ijin saya.

    Ratna cuma mengangguk pelan. Saya sempat melihat mata Ratna yg mulai merah. Mungkin dia merasa menyesal. Tapi saya yg sudah kesurupan setan jadi benar-benar liar. Saya buka semua baju saya, sampai k0ntol saya yg kekar dan perkasa menunjuk-nunjuk ke arah memek Ratna. Ratna yg melihat sempat kaget.

    Wih besar banget No, komentarnya. Saya cuma ketawa kecut.

    Saya peloroti jeans Ratna. Saya lihat CD Ratna sudah basah, ada noda basah dibagian memeknya. Itu membuat belahan memek Ratna benar-benar kelihatan. Saya benar-benar sudah nggak tahan masukin k0ntol saya ke dalam lubang memeknya. Jadi saya peloroti saja CDnya.

    Jangan No, jangan, sudah segini saja, pintanya. Dia mencoba untuk bangun, tapi saya dorong ke belakang.

    Saya mulai memainkan memek Ratna. Gila, memeknya masih sempit banget, mana bulunya jarang. Saya memang masih rookie, tidak tahu apa-apa. Saya tidak tahu ini yg namanya perawan atau tidak, saya nggak peduli, yg penting saya bisa menikmatinya. Pertama saya masukin telunjuk saya ke dalam lubang memeknya, sementara tangan yg satu lagi menggesek-gesek kelentitnya.

    Aduh Aduh, Ratna cuma bisa bilang begitu saja.

    Saya melihat dia sudah mulai menangis. Tapi saya nggak peduli. Kan dia duluan yg mulai. Saya maju mundurin telunjuk saya, sambil sekali-kali nyiumi pipi Ratna, kening, bibir, dagu, dan semua bagian di wajahnya. Kirakira lima menit memeknya saya mainin seperti itu, Ratna mulai aneh. Dia mulai menggeliat-geliat, kakinya diluruskan sampai menendang Dashboard mobil saya, terus dia mulai menjerit-jerit.

    Memang waktu itu hujan deras sekali, suara teriakannya nggak bakal di dengar sama seluruh penduduk Deltasari, cuma saya khawatir saja. Saya hentikan permainan saya, saya pegang pipinya, terus saya ciumi bibirnya. Tapi dia malah aneh,

    Ayo No, terusin-terusin, nggak tahan nggak tahan rintihnya.

    Saya benar-benar nggak tahu harus ngapain, tapi saya lihat dia sensasional sekali. Nafasnya memburu, dadanya mengetat dan membesar, kakinya menendang-nendang dashboard, tangannya memegang jok pinggiran jok mobil, sambil mengangkat badannya.

    Wah saya benar-benar nggak tahan. Saya buka selangkangan Ratna, sampai memeknya membuka lebar. Terus saya bimbing k0ntol saya untuk masuk kedalam memek Ratna. Wah tapi ternyata k0ntol saya nggak muat. Kepala k0ntol saya saja nggak bisa masuk.

    Masukin, masukin! perintah Ratna kasar.

    Kontan saja saya paksakan masuk. Saya dorong k0ntol saya kedalam memek Ratna Bless!

    Akhh! teriak Ratna. Saya dorong terus k0ntol saya sampai mentok kedalam memek si Ratna. Ratna cuma bisa meronta-ronta.

    Kaki dan tangannya memukul apa saja yg ada.

    Sstttt nanti ada orang-orang gimana? bujukku.

    Akhirnya Ratna bisa sedikit tenang. Sambil terisak-isak dia bilang kalau dia kesakitan. Saya biarkan dulu k0ntol saya di dalam memek Ratna. Terus saya belai-belai rambutnya, saya usap keringatnya, terus saya ciumi bibirnya.

    Gimana Dee? tanyaku. Dia diam saja.
    Boleh saya terusin nggak? tanyaku lagi.
    Heheh tapi pelan-pelan ya, jawab Ratna lembut.

    Seperti yg pernah saya lihat di BF, biasanya orang menggenjot-genjot k0ntolnya maju mundur. Saya juga melakukan hal itu sambil memegang perut Ratna. Ratna cuma pasrah, tangan dan kakinya tergolek lemas, matanya terpejam, air matanya mengucur seperti cairan di memeknya, sesekali terdengar isakan dan erangan yg mempermanis suasana. Rasanya nikmat sekali, k0ntol saya serasa diuruturut. Aroma yg di timbulkan juga khas sekali, saya suka sekali.

    Akhirnya saya bisa merasakan kalau sperma saya sudah mau keluar. Saya percepat gesekan di dalam. Saya minta Ratna untuk membuka mulutnya, seperti biasa dia menurut walaupun tanpa semangat. Saya cabut k0ntol saya, terus saya naik ke kepala Ratna, saya masukan k0ntol saya kedalam mulutnya, saya pegangi pipinya dan saya katup mulutnya.

    Crot Crot Crot k0ntol saya muntah-muntah. Ratna yg kaget langsung bangun terus memuntahkan sperma saya di jok mobil. Yahh kotor deh.

    15 menit kemudian kita sudah sama-sama tenang. Saya tanya bagaimana rasanya, dia jawab sakit. Terus saya tanya dia mau beginian lagi nggak, dia cuma diam. Terus saya tanya kapan kita bisa beginian lagi, dia juga diam. Saya elus rambutnya yg lembab keringat, terus saya cium pipinya. Saya bisikin bagaimana kalau dia tidur di rumah saya. Nanti kita bisa main begituan sampai pagi.

    Dia cuma tersenyum, terus mengangguk. OK, saya jalankan Panther saya pulang. Di rumah, saya bertarung habis-habisan sama dia. Saya stelin dia BF terbaik saya. Saya jilati memeknya, dia juga mengisapi k0ntol saya, wah pokoknya seru sekali. Paginya kita mandi bareng. Sampai sekarang kita sudah sering banget melakukan hubungan tersebut. Saya nggak pernah berani mengeluarkan sperma saya di dalam, takut mbelending!

  • Kisah Memek Dipaksa Ayah Tiri ML Hingga Ketagihan

    Kisah Memek Dipaksa Ayah Tiri ML Hingga Ketagihan


    5076 views

    Duniabola99.com – Marina yaitu seseorang gadis muda jelita, usianya baru 17 th. yang tinggal dengan ibu serta bapak tirinya. Bapak kandungnya sudah wafat dunia 8 th. yang kemarin. Rupanya bapak tirinya yang baru berumur 35 th. itu bernama Daud, sudah lama menyimpan rasa penasaran untuk mencicipi perawan anak tirinya yang masih tetap ranum itu.


    Sang bapak tiri meneguk air liur tiap-tiap melihat pinggang, pinggul serta pantat Marina yang indah serta seksi, terlebih apabila Marina tengah berjongkok mengepel lantai dengan baju seadanya, wah, melotot matanya. Timbullah keinginannya untuk melihat badan sang anak tiri yang indah polos tanpa ada baju.

    Daud memperoleh akal, satu hari saat Marina serta ibunya tengah keluar tempat tinggal, Daud berusaha keras buat lubang pada dinding kamar mandi yang cuma terbuat dari papan. Satu hari saat Marina akan pergi mandi Daud bersiap menanti sembari mengintip dari lubang kamar mandi yang sudah dibuatnya, Marina masuk kamar mandi dengan cuma kenakan handuk melilit ditubuhnya, sesudah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ada sangsi Marina melepas handuknya.

    Daud menelan liurnya melihat panorama indah yang terpampang dimuka matanya, panorama indah yang datang dari badan indah anak tirinya, badan yang demikian sekal padat, ramping serta mulus itu buat gairah Daud naik-turun, terlebih sepasang payudara yang demikian mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Daud melirik kearah selangkangan gadis itu terlihat bulu-bulu halus indah hiasi di sekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat. Semuanya buat dada Daud bergetar menahan nafsu, membuatnya makin penasaran menginginkan nikmati keindahan yang tengah terpampang dimuka matanya. Daud tahu Marina seringkali keluar dari kamarnya saat malam hari untuk pipis.


    Saat malam selanjutnya, Daud dengan sabar menanti. Demikian Marina masuk kamar mandi, Daud membarenginya dengan masuk kamar Marina. Daud menanti dengan jantung berdebar keras, demikian Marina masuk kembali kedalam kamarnya serta mengunci pintu, Daud keluar dari balik almari, Marina terbelalak, mulutnya menganga, cepat-cepat Daud menempatkan telunjuk ke mulutnya, isyarat supaya Marina janganlah berteriak, Marina mundur sebagian langkah dengan ketakutan. Daud maju serta mendadak menyergapnya Marina siap menjerit, namun Daud secara cepat tutup mulutnya. “Jangan menjerit! ”, Daud meneror. Marina makin ketakutan, tubuhnya gemetar.

    Daud memeluk gadis yang masih tetap murni itu, menciumi bibirnya bertubi-tubi. Marina terengah-engah. “Jangan takut, kelak kuberi uang”, kata Daud dengan nafas menggelora. Bibir Marina selalu diciumi, gadis itu pejamkan matanya, rasakan nikmat, dengan mulut terbuka. Tanpa ada sadar, rontaan Marina mulai melemah, bahkan juga ke-2 lengannya memanggut bahu Daud. Sepintas terbayang adegan di buku porno yang sempat diliatnya.

    Alangkah senangnya Daud saat Marina mulai membalas ciuman-ciumanya dengan tidak kalah gencarnya. “Pak, Pak jangan…! ”, Meskipun mulutnya berkata janganlah, namun Marina tidak membuat perlawanan saat gaunnya di terlepas. Dalam waktu relatif cepat, Marina cuma kenakan beha serta celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Daud melepaskani pakaiannya sendiri.


    Marina menghambur ke tempat tidur serta menutupi badannya dengan selimut, Marina menghadap tembok, menanti dengan dada bergetar, di hatinya berlangsung pertentangan pada nafsu serta hasrat untuk menjaga kehormatannya, tetapi nafsulah yang menang. Selimut yang menutupi badan ditarik, Marina dipeluk daribelakang serta dirasakannya hangatnya pisang ambon Daud mengganjal serta menggesek-gesek di belahan pantatnya, Marina menggigil.

    Dengan bernafsu Daud menciumi kuduk Marina, gadis itu menggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Daud membalikkan badan Marina sampai kemampuanng, gadis itu meronta akan melepas diri, Daud menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buah dada Marina. Dada yang ranum serta sehat, yang sepanjang sekian hari ini isi impian Daud.

    Kembali rontaan-rontaan Marina melemah, dirasakannya kesenangan pada buah dadanya yang diciumi Daud dengan bertukar-gantian. Dada yang kenyal serta masih tetap fresh itu bergetar-getar, Daud buka mulutnya serta melahap putingnya yang merah jambu. Marina menjerit lirih, namun selekasnya terbenam dalam erangan kesenangan. “Pak, mm.., mm.., ja.. ngan ssshh mmphh…, sshh.. ”.

    Pada akhirnya Marina tak akan memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati serta dihisap oleh Daud. Aroma harum yang terpancar dari badan perawan itu betul-betul beri kesegaran, buat rangsangan birahi Daud makin naik. Ke-2 bukit indah Marina makin mengeras serta jadi membesar, puting yang belum juga sempat dihisap mulut bayi itu semakin indahmenawan, Daud selalu mengulum serta mengulumnya selalu.

    “Pak, Saya.., takuut”, Nada Marina mendesah lembut.
    “Jangan takut, tidak apa-apa kelak kuberi uang.. ”, dengan napas memburu.
    “Ibu, pak. Kelak ibu bangun.., sshh.., aah.. ”.
    “aakh.., ibumu akan tidak bangun hingga besok pagi, ia telah kuberi obat tidur”.

    Marina mulai mendesah lebih bergairah saat tangan Daud mulai bermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Daud menekan-nekan bukit indah itu.


    “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Daud sembari berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Daud menguak belahan kue apem itu. Marina yang awal mulanya mengatupkan pahanya rapat-rapat saat ini mulai mengendurkannya, bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Daud yang romantis menghadirkan rasa nikmat bukanlah kepalang terlebih batang kemaluan lelaki yang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Marina serta berdenyut-denyut. Sesungguhnya Marina menginginkan sekali menggenggam batang kemaluan yang besarnya mengagumkan itu.

    Disamping itu Daud menggosokikan tangannya ke bukit kemaluan yang ditumbuhi rambut halus yang baru meniti indah menghiasi bukit itu. “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh.. ”, Mata Marina membeliak-beliak serta pahanya juga buka. Narasi seks

    Daud menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibirvagina Marina yang masih tetap rapat walaupun telah dikangkangkan. Dengan perasaanah Marina menggenggam batang penis Daud, ia terasa jengah, keduanya sama-sama berpandangan, Marina malu sekali serta juga akan menarik kembali tangannya namun dihindari oleh Daud, sembari tersenyum, lelaki yang cukup ganteng itu berkata, “Tidak apa-apa, Marina! Genggamlahsayang, berbuatlah sesuka hatimu! ”.

    Serta dengan dada berdegup Marina tetaplah menggenggam batang penis yang keras itu. Daud merem-melek nikmati belaian serta remasan lembut pada batang penisnya. Disamping itu tangan Daud mulai menelusuri sisi dalam kemaluan Marina, gadis itu menjerit kecil berulang-kali. Sisi dalam kemaluannya sudah basah serta licin, ujung jari Daud menyentuh-nyentuh clitoris Marina. Marina menggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Mar? ”, bertanya Daud.
    “Enaakh…, Paak! ”, Jawab Marina.


    Daud makin gencar menggempur vagina Marina dengan jari tangannya. Lantas Daud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Marina. Dipandanginya belahan vagina yang demikian indahnya, memperlihatkan sisi dalamnya yang kemerahan serta licin. Daud menguakkan bibir-bibir kemaluan itu, jadi kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibir kemaluan Marina, Daud tidak bisa menahan dianya sekali lagi, diciumnya clitoris Marina dengan penuh nafsu. Marina menjerit kecil.
    “Kenapa Marina? Sakit? ”, bertanya Daud di sela kesibukannya.

    Mariana menggelengkan kepalanya sembari mengangkat kakinya. Dengan bernafsu Daud menjilati vagina Marina serta lidahnya menerobos menjilati sisi dalam dari kemaluan Marina, melilit serta membelai clitorisnya. Marina makin tidak tahan terima gempuran lidah Daud, mendadak dirasakannya dinding sisi dalam kemaluannya berdenyut-denyut dan semua badannya merasa menegang serta berbarengan dengan itu ia rasakan suatu hal seperti juga akan menyembur dari sisi kemaluannya yang terdalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk.. ”, Marina mendesah bersamaan menyemburnya air mani dari basic lubuk kemaluannya. Sesaat Daud tetaplah menjilati kemaluan Marina bahkan juga Daud mengisap cairan yang licin serta kental yang menyembur dari kemaluan Marina yang masih tetap suci itu, serta menelannya.
    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Daud mesra di telinga Marina.

    Sesaat Marina melihat memelas ke arah Daud, serta Daud tahu apa yang diingini gadis itu, karna iapun telah tidak tahan seperti Marina. Batang kemaluan Daud telah keras sekali. Besar serta begitu panjang. Sedang bukit kemaluan Marina telah berdenyut-denyut menginginkan sekali dimasuki penis Daud yang besar. Jadi Daud juga mengatur tempatnya diatas badan Marina.

    Mata Marina terpejam, menantikan bebrapa waktu mendebarkan itu. Batang penis Daud mulai menggesek dari pojok ke pojok, menyentuh clitoris Marina. Marina memeluk serta membalas mencium bibir bapak tirinya bertubi-tubi. Serta pada akhirnya topi baja Daud mulai menjangkau mulut lubang kemaluan Marina yang masih tetap simak serta sempit. Serta Daud juga menghimpit pantatnya. Marina menjerit. Seperti kesetanan ia memeluk dengan kuat. Badannya menggigil.


    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak.. ”, Marina merintih-rintih, pecahlah telah selaput daranya. Sedang Daud tidak mempedulikannya ia selalu saja menyodokkan semua batang kemaluannya dengan perlahan-lahan serta menariknya dengan perlahan-lahan juga, ini dikerjakannya berkali-kali. Sesaat Marina mulai rasakan kesenangan yang tidak ada duanya yang sempat dirasakannya.
    “Goyangkan pinggulmu ke kanan serta ke kiri sayang! ”, bisik Daud sembari tetaplah menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough.. ”, jawab Marina dengan mendesah. Saat ini Marina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannya kesenangan yang mengagumkan pada dinding-dinding kemaluannya saat batang penis Daud mengaduk-aduk lubang vaginanya.
    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..! ”, erang Marina. Daud makin gencar menyodok-nyodok vagina Marina, makin cepat juga goyangan pinggul Marina menyeimbanginya sampai, “Ouuuughh…, sa.., saya…, mmaau…, keluar.., Paak.. ”.
    “Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh.. ”.

    Daud mulai mengejang, dia juga nyaris menjangkau klimaksmya. “aaGhh…”, jerit Marina sembari menghimpit pantat Daud dengan ke-2 kakinya saat ia menjangkau puncak kenikmatannya. Berbarengan dengan desakan kaki Marina, Daud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sembari menggeram kenikmatan
    “Eeegghh…, Ooouugh.. ”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet.. ”.

    Mengalirlah air mani Daud membasahi lubang kemaluan Marina yang telah dibanjiri oleh air mani Marina. Mereka juga menjangkau puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tidak berdaya dalam kesenangan yang mengagumkan dengan tempat badan Daud masih tetap menindih Marina serta batang penisnya masih tetap menancap dalam lubang kemaluan Marina.


    Keduanya sama-sama berangkulan dengan erat nikmati puncak permainan mereka yang benar-benar hebat. Marina berdiri keluarkan penis bapak tirinya yang besar itu dari lubang vaginanya lantas kenakan pakaian serta kembali lunglai sampai terlelap. Semua sunyi serta tenang. Tidak ada sekali lagi erangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kenikmatan, tanpa ada pikirkan apa yang juga akan berlangsung pada mereka kelak. tamat

  • Cerita Sex Di Balik Kerudung

    Cerita Sex Di Balik Kerudung


    5069 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Di Balik Kerudung ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSudah kurang lebih setahun aku bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam perundingan pembelian tanah yang akan dijadikan tempat usaha. Di perusahaan itu aku juga memilki jabatan yang tidak rendah karena aku selalu yang disuruh berangkat menyurvey, menawar, dan memastikan kalau lahan yang akan dibuat usaha itu benar-benar strategis.
    Aku juga sering bertemu dengan klien yang meminta bantuan perusahaan kami atau yang bekerja sama dengan perusahaan kami. Aku mendapatkan kepercayaan oleh perusahaan setelah aku berhasil memenangkan tender yang sangat besar sekali, dari itu aku menjadi orang kepercayaan bosku.

    Dikala aku menyurvey sebuah lahan aku selalu ditemani oleh seorang teman kantorku yang ditugaskan oleh kantor untuk menemaniku. Namanya Bu Rena, orangnya tidak begitu cantik, tapi senyumannya sangatlah manis sekali. Dia berusia sekitar 35 tahunan, dia juga sudah mempunyai suami dan mempunyai dua orang anak. Tapi tubuh Bu Rena ini masih sangat langsig sekali, payudaranya lumayan besar sekitar 34B dan pantatnya yang ranum menghiasi pemandangan tubuh Bu Rena dibalik kerudung yang selalu menutupi wajahnya. Sudah lama aku bekerja bersama Bu Rena, jadi aku mengetahui bagaimana sifat Bu Rena. Sehungga kami dengan tidak segan lagi ketika saling bercanda.

    Cerita Seks 2016 | Selain ditemani Bu Rena aku, saat menyurvey aku juga selalu diantar oleh sopir pribadiku yang juga sudah lama bekerja denganku. dibalik kerudung Bu Rena sempat aku menebak-nebak tentang gairah Seks Bu Rena ini, bahkan aku juga sempat menanyakan pada Bu Rena saat kami keluar menyurvey. Dia hanya tersenyum dengan pertanyaanku yang menjurus soal hubungan Seks.

    Aku menjadi tahu kalau Bu Rena ini juga sebenarnya gak baik-baik banget, aku juga bisa mendapatkannya, tapi dia menutupinya dengan berkerudung saat dikantor. Aku juga sering menggodanya saat berada dikantor tapi tidak didepan teman-teman kantor, tapi ketika terlihat sepi, dan Bu Rena selalu hanya membalas godaanku dengan senyuman yang sangat khas dari raut wajahnya.

    Waktu itu hari sabtu aku mengambil cuti karena aku ingin istirahat dirumah, menenagkan pikiran dari segala urusan yang ada dikantor. Tapi tak sesuai dengan harapanku, sekitar jam 10 siang aku ditelpon oleh atasanku dan aku ditugaskan untuk menyurvey sebuah lahan dengan sebuah klien dari perusahaan.
    Dengan tak bisa mneolak aku pun menyanggupinya. Dan aku meminta kalau Bu Rena diantar kerumahku. Segera aku bergegas tata-tata, menyiapkansegala sesuatu yang aku perlukan. Dan setengah jam kemudian Bu Rena sampai kerumahku dengan diantar sopir perusahaan. Aku mempersilahkannya masuk dirumahku dulu sambil menunggu bersiap. Istriku dengan Bu Rena juga sudah kenal karena aku sudah cerita tentang Bu Rena jadi istriku gak masalah.

    Setelah aku selesai, aku mencari sopirku, dan setelah aku panggil istriku yang menjawab, kalau sopirku pagi tadi ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit. Jadi terpaksalah aku menyetir mobil sendiri. Dan aku langsung berpamitan dengan istriku. Aku dan Bu Rena lalu masuk mobil dan kami pun langsung meninggalkan rumah.

    Obrolan kami di perjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Bu Rena. Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi yang 25 km dari pusat kota, aku tak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan aku jengkel juga ketika pemilik tanah itu tidak ada di tempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur di atas motornya.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Kami duduk saja di dalam mobil yang diparkir menghadap ke kebun tak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Suasana sunyi sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun.

    Tapi suasana yang sunyi itu…entah kenapa…tiba-tiba saja membuatku iseng…memegang tangan Bu Rena sambil berkata,

    “Bisa 2 jam kita harus menunggu di sini, Bu.”
    “Iya Pak,” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku,
    “Sabar aja ya Pak….di dalam bisnis memang suka ada ujiannya.” Aku terdiam.

    Tapi tanganku tidak diam. Aku mulai meremas tangan wanita 30 tahunan itu, yang makin lama terasa makin hangat. Dia bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti……..ah…..pikiranku mulai melayang-layang tak menentu. Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa.

    Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami bukan abg lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan? Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yangb sangat tertutup dan bertangan panjang. Bu Rena diam saja. Dan akhirnya aku berhasil menyentuh payudaranya.

    Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata,

    “Duduknya di belakang saja Pak…di sini takut dilihat orang…” O, senangnya hatiku.

    Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau !

    “Kenapa mendadak jadi begini Pak?” tanya wanita berjilbab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik BH nya.
    “Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya. “Tapi Pak…uuuuhhhh…..kalau saya jadi horny gimana nih?” wanita itu terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakaian lengkap.
    “Kita lakukan saja…asal Bu Rena gak keberatan….” tanganku makin berani, berhail menyelinap ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup ke balik celana dalamnya.

    Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya…bahkan mulai menyelinap ke celah vaginanya yang terasa sudah membasah dan hangat.

    “Masa di mobil?” protesnya,
    “kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial…”
    “Emang siapa yang mau ngajak begituan di mobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” kataku pada waktu jemariku mulai menyelusup ke dalam liang kemaluan Bu Rena yang terasa hangat dan berlendir…

    Wanita itu memelukku erat-erat sambil berbisik,

    “Duh Pak…saya jadi kepengen nih….kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang di sini kalau kita mau datang lagi besok.”
    “Iya sayang,” bisikku,
    “ Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu…”
    “Ya sudah dulu dong,” Bu Rena menarik tanganku yang sedang mempermainkan kemaluannya,
    “Nanti kalau saya gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti aja di penginapan saya kasih semuanya…” Aku ketawa kecil.

    Lalu pindah duduk ke belakang setir lagi. Tak lama kemudian mobilku sudah meluncur di jalan raya. Persetan dengan pemilik tanah itu. Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh Bu Rena, yang jelas sudah siap diapakan saja. Dengan mudah kudapatkan hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Bu Rena, karena kalau di dalam kota takut kepergok oleh orang-orang yang kami kenal.

    Soalnya aku punya istri, Bu Rena pun punya suami. Hotel itu cuma hotel sederhana. Tapi lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. Tidak pakai AC, karena udaranya cukup dingin, rasanya tak perlu pakai AC di sini. Yang penting adalah wanita berjilbab itu…yang kini sedang berada di dalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu…sementara aku sudah tak sabaran menunggunya.

    Ketika ia muncul di ambang pintu kamar mandi, aku terpana dibuatnya. Rambutnya yang tak ditutupi apa-apa lagi, tampak tergerai lepas….panjang lebat dan ikal. Jujur…ia tampak jauh lebih seksi, apalagi kalau mengingat bahwa ia 5 tahun lebih muda adaripada istriku. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu tampak jelas di mataku.

    Aku bangkit menyambutnya dengan pelukan hangat,

    Cerita Sex Di Balik Kerudung “Bu Rena kalau gak pake jilbab malah tampak lebih cantik….muuuahhhhh…” kataku diakhiri dengan kecupan hangat di pipinya.

    Ia memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada di atas tempat tidur yang lumayan besar. Lalu kami bergumul mesra di atas tempat tidur itu. Bu Rena tidak pasif. Berkali-kali dia memagut bibirku. Aku pun dengan tak sabar menyingkapkan baju lengan panjangnya.

    Dan…ah…rupanya tak ada apa-apa lagi di balik baju lengan panjang itu selain tubuh Bu Rena yang begitu mulus. Payudaranya tidak sebesar payudara istriku. Tapi tampak indah di mataku. Tak ubahnya payudara seorang gadis belasan tahun. Dan ketika pandanganku melayang ke bawah perutnya…tampak sebentuk kemaluan wanita yang berambut tebal, sangat lebat…. Aku pun mulai beraksi. Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus bulu kemaluan yang lebat keriting itu.

    Bu Rena pun tidak tinggal diam, mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, lalu menanggalkan kemejaku. Untuk mempermudah, aku pun menanggalkan celana panjang dan celana dalamku. Sehingga batang kemaluanku yang sudah tegak kencang ini tak tertutup apa-apa lagi.

    Bu Rena melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi ini.

    “Iiiih…punya Bapak kok panjang gede gitu….mmm….si ibu pasti selalu puas ya …” desisnya.
    “Emang punya suami Bu Rena seperti apa?” tanyaku.
    “Jauh lebih pendek dan kecil,” bisik Bu Rena sambil merangkulku dengan ketat, seperti gemas.

    Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, lalu turun…mencelucupi puting payudaranya. Kusedot-sedot seperti anak kecil sedang menetek, sambil mengelus-eluskan ujung lidahku di putting payudara yang terasa makin mengeras ini. Sementara tanganku tak hanya diam. Jemariku mulai mengelus bibir kemaluan wanita itu, bahkan mulai memasukkan jari tengahku ke dalam liang kemaluannya.

    Bu Rena sendiri tak cuma berdiam diri. Tangannya mulai menggenggam batang kemaluanku. Meremasnya dengan lembut. Mengelus-elus puncak penisku, sehingga aku makin bernapsu. Tapi aku sengaja ingin melakukan pemanasan selama mungkin, supaya meninggalkan kesan yang indah di kemudian hari. Maka setelah puas menyelomoti puting payudara wanita itu, bibirku turun ke arah perutnya. Menjilati pusarnya sesaat.

    Lalu turun ke bawah perutnya. Markas Judi Online Dominoqq

    “Pa jangan ke situ ah…malu…” Bu Rena berusaha menarik kepalaku agar naik lagi ke atas.

    Tapi aku bahkan mulai menciumi kemaluanya yang berbulu lebat itu. Lalu jemariku menyibakkan bulu kemaluan wanita itu, mengangakan bibirnya dan mulai menjilatinya dengan gerakan dari bawah ke atas….

    “Aduh Pak…ini diapain? Aaah…kok enak sekali Pak…..” Bu Rena mulai menceracau tak menentu.

    Lebih-lebih ketika aku mulai mengarahkan jilatanku di clitorisnya, terkadang menghisap-hisapnya sambil menggerak-gerakkan ujung lidahku.

    “Oooh Pak…oooh….Pak….iiiih….saya udah mau keluar nih….duuuhhhhhh” celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan batang kemaluanku ke belahan memeknya yang sudah basah.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Dan kudesakkan sekaligus….blessss…..agak mudah membenam ke dalam liang surgawi yang sudah banyak lendirnya itu. “Aduuuduuuhhhh…sudah masuk Paaakk…..oooohhhh….” Bu Rena menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumi bibirku sambil menggerak-gerakkan pantatnya,
    “Sa…saya gak bisa nahan lagi…langsung mau keluar Paaak…tadi sih terlalu dienakin…oooh…” Lalu terasa tubuh wanita itu mengejang dan mengelojot seperti sekarat.

    Rupanya dia tak bisa menahan lagi. Dia sudah orgasme….terasa liang kemaluannya berkedut-kedut, lalu jadi becek. “Barusan kan baru orgasme pertama,”bisikku yang mulai gencar mengayun batang kemaluanku, maju mundur di dalam celah kemaluan Bu Rena.

    Beberapa saat kemudian wanita itu merem melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang-goyang pinggulnya, sehingga batang kemaluanku serasa dibesot-besot oleh liang surgawi Bu Rena. Aku tahu goyangan pantatnya itu bukan sekadar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri.

    Karena pergesekan penisku dengan liang kemaluannya jadi makin keras, kelentitnya pun berkali-kali terkena gesekan penisku.

    “Adduuuh, duuuh….Pak…kok enak sekali sih Pak…..aaah…saya bisa ketagihan nanti Pak…..” celotehnya dengan napas tersengal-sengal.
    “Aku juga bisa ketagihan,” sahutku setengah berbisik di telinganya, sambil merasakan enaknya gesekan dinding liang kemaluannya,
    “memekmu enak sekali, sayang…..duuuuh….benar-benar enak sekaliii….” Aku memang tidak berlebihan.

    Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Mungkin ini yang disebut SII (Selingkuh Itu Indah). Padahal posisi kami cuma posisi klasik. Goyangan pantat Bu Rena juga konvensional saja. Tapi enaknya luar biasa. Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran. Bu Rena pun tampak sangat menikmati enjotan batang kemaluanku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, lalu melingkari pinggangku, sementara rengekan-rengekannya tiada henti terlontar dari mulutnya.

    “Ooooh….oooh…hhhh….aaaaahhhhh…oooh…aaaaah….aduuuh Paaak….enak Pak….duuuuh….mmmmhhhhh saya mau keluar lagi nih Paaak….”
    “Kita barengin keluarnya yok….” bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam liang kewanitaan Bu Rena.
    “I…iya Pak….bi…bi…biar nikmat…..” sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kemaluanku seperti dipelintir oleh dinding liang kemaluan wanita yang licin dan hangat itu.

    Sampai pada suatu saat…kuremas-remas buah dada wanita itu, mataku terpejam, napasku tertahan…batang kemaluanku membenam sedalam-dalamnya….lalu kami seperti orang-orang kesurupan….sama-sama berkelojotan di puncak kenikmatan yang tiada taranya ….. Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam liang memek Bu Rena. Liang yang terasa berkedut-kedut.

    Lalu kami sama-sama terkapar, dengan keringat bercucuran.

    “Ini yang pertama kalinya saya digauli oleh lelaki yang bukan suami saya…” kata Bu Rena sambil membiarkan batang kemaluanku tetap menancap di dalam memeknya.

    Kujawab dengan ciuman hangat di bibirnya yang sensual,

    “Sama…saya juga baru sekali ini merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istri saya. Terimakasih sayang…mulai saat ini Bu Rena jadi istri rahasiaku…”
    “Dan Bapak jadi suami kedua saya….iiih…kenapa tadi kok enak sekali ya Pak?”
    “Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah terlalu biasa, nggak ada yang aneh lagi. Tapi barusan dilepas di dalam…nggak apa-apa ?”
    “Nggak apa-apa,” sahutnya dengan senyum manis, mata bundar beningnya pun bergoyang-goyang manja,
    “Saya kan ikut KB sejak kelahiran anak kedua…”
    “Asyik dong, jadi aman….” “Saya pasti ketagihan Pak….soalnya punya Bapak panjang gede gitu…..” Kata-kata Bu Rena itu membuat napsuku bangkit lagi.

    Dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalam memeknya, terasa mengeras lagi. Maka kucoba menggerak-gerakkannya…ternyata memang bisa dipakai “bertempur” lagi. Batang kemaluanku sudah mondar mandir lagi di dalam liang vagina Bu Rena yang masih banyak lendirnya tapi tidak terlalu becek, bahkan lebih mengasyikkan karena aku bisa mengentot dengan gerakan yang sangat leluasa tanpa kehilangan nikmatnya sedikit pun. Bahkan ketika aku menggulingkan diri ke bawah, dengan aktifnya Bu Rena action dari atas tubuhku.

    Setengah duduk ia menaik turunkan pinggulnya, sehingga aku cukup berdiam diri, hanya sesekali menggerakkan batang kemaluanku ke atas, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya. Posisi di bawah ini membuatku leluasa meremas-remas payudara Bu Rena yang bergelantungan di atas wajahku. Terkadang kuremas-remas juga pantatnya yang lumayan besar dan padat. Tapi mungkin posisi ini terlalu enak buat Bu Rena, karena moncong penisku menyundul-nyundul dasar liang vaginanya. Dan itu membuatnya cepat orgasme. Hanya beberapa menit ia bisa bertahan dengan posisi ini. Tak lama kemudian ia memeluk leherku kuat-kuat, seperti hendak meremukkannya.

    Lalu terdengar erangan nikmatnya,

    “Aaaahhhh….saya keluar lagi Paaaak…..” Kemudian ia ambruk di dalam dekapanku.

    Tapi aku seolah tak peduli bahwa Bu Rena sudah orgasme lagi. Butuh beberapa saat untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tak perlu vitalitas. Yang jelas batang kemaluanku sedang enak-enaknya mengenjot memek teman bisnisku ini. Lalu aku menggulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kemaluanku dari dalam memeknya yang sudah orgasme kesekian kalinya. Bu Rena memejamkan matanya waktu aku mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah aku di atas.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Tapi beberapa saat kemudian ia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk ….. Aku pun makin ganas mengentotnya. Tapi ia tak mau kalah ganas. Gerakan pantatnya makin lama makin dominan.

    Membuatku berdengus-dengus dalam kenikmatan yang luar biasa.

    “Oooh…enak banget Paaak….sa…saya mau keluar lagi ….kita barengin lagi Pak…ta…tadi juga enak sekali….” celotehnya setelah batang kemaluanku cukup lama mengentot liang memeknya.

    Aku setuju. Kuenjot batang kemaluanku dengan kecepatan tinggi, maju-mundur, maju-mundur….sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi Saling cengkram, saling lumat….seolah ingin saling meremukkan….dan akhirnya air maniku menyemprot-nyemprot lagi di puncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan lirih Bu Rena yang sedang mencapai orgasme pula.

    “Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?” cetus bu Rena waktu sudah mengenakan pakaiannya lagi.
    “Iya…dari rumah aja gak ada renana….tapi tadi mendadak ada keinginan…untunglah Bu Ivvy gak menolak…terimakasih ya sayang,” sahutku dengan genggaman erat di pergelangan tangannya, kemudian kukecup mesra bibirnya yang tipis mungil itu.

    Wanita itu tersenyum. Memeluk pinggangku sambil berkata perlahan,

    “Kita harus berterimakasih pada pemilik tanah itu, ya Pak. Gara-gara dia gak ada di tempat, kita jadi ada acara mendadak begini.” Aku mengangguk dengan senyum.

    Sementara hatiku berkata,

    “Gara-gara sopirku gak masuk pula, aku jadi punya kisah seperti ini. Kalau ada dia, aku tentu takkan sebebas ini.”

    Sore itu kami pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, ketika istriku sudah tertidur pulas, aku masih sempat smsan dengan bu Rena. Salah satu smsnya berbunyi:

    “Puas banget…punya saya sampe terasa seperti jebol….punya bapak kegedean sih…kapan kita ketemuan lagi?” Kujawab singkat,
    “Kapan pun aku siap..” Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku. Yang tak mungkin kulupakan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek tentanggaku mami muda montok

    Kisah Memek tentanggaku mami muda montok


    5030 views

    Duniabola99.com – Manusia memang ditakdirkan untuk tidak pernah puas terhadap apa yang dicapainya. Mulai dari pendidikan, kekayaan, jabatan sampai dengan keluarga. Hal ini bisa berdampak pisitif dalam memotivasi diri untuk berprestasi, namun juga dapat menjadi faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi depresi, apalagi jika membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih sukses, baik itu keluarga, teman maupun.. tetangga anda sendiri.


    Namaku Aldi, usia 30 tahun, dan saat ini tinggal di sebuah perumahan sederhana (bukan real estate) di kawasan Bekasi Barat. Rumah di kompleks perumahanku tentu saja tipe-tipe kecil yang sebagian besar bertipe 36 dan 45. Namun dengan penghasilanku yang lumayan aku bisa membuat rumahku yang mungil menjadi terlihat indah dan asri. Boleh dibilang rumahku merupakan rumah terindah di kompleks itu.

    Aku menempati rumah ini sejak lima tahun yang lalu, dulunya sendiri saja, namun sejak satu tahun lalu aku menikah dan kini tinggal berdua dengan Lia, isteriku. Lia adalah seorang wanita yang cantik dan penuh perhatian, sekilas tidak ada yang kurang darinya. Apalagi dia juga bekerja sebagai Manajer Marketing di sebuah perusahaan farmasi, jadi keluarga kami secara keuangan tidak punya masalah.
    Kehidupan perkawinanku yang selama ini kuanggap bahagia itu ternyata semu belaka. Sialnya, hal itu disebabkan seperti kata pepatah di atas:”Rumput tetangga selalu lebih hijau”.

    Aku mempunyai tetangga baru, sepasang suami isteri dengan satu anak yang masih bayi. Suaminya seorang pelaut (anak buah kapal) dan isterinya ibu rumah tangga. Pada awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kehadiran tetangga baru itu, walaupun ketika mereka datang memperkenalkan diri ke rumah aku sedikit terpukau dengan sang isteri yang punya body seksi dan montok. Pada saat itu aku merasa keterpukauanku hanyalah hal biasa saja.

    Namun waktu berkata lain. Ternyata setelah berinteraksi dengan Vera, begitu nama tetanggaku yang montok itu, aku mulai merasa ada daya tarik yang muncul dari wanita itu. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Vera namun tidak dimiliki Lia, isteriku.
    Pertama tentu saja body-nya yang montok, dengan dada yang menjulang dan pantat yang besar namun padat. Walaupun Lia juga seksi, namun ukuran buah dadanya cuma 34 B. Kalau Vera kutaksir mungkin antara 36 B atau 36 C. Apalagi pantatnya yang bahenol itu tak kalah merangsang dibanding pantat”Inul”, membuat pria penasaran untuk meremasnya.

    Kedua, wajah Vera yang sensual. Kalau urusan cantik, pasti aku pilih Lia, namun ketika aku melihat wajah Vera, maka aku membayangkan bintang film BF. Mungkin pengaruh dari bibirnya yang agak tebal dan matanya yang nakal. Setiap kulihat bibir itu berbicara, ingin rasanya aku merasakan ciuman dan kulumannya yang membara.

    Ketiga adalah selera berbusananya, terutama selera pakaian dalamnya. Pertama kali aku melihat jemuran pakaian di belakang rumah mereka, aku langsung tertarik pada pakaian dalam Vera yang dijemur. Model dan warnanya beraneka macam, mulai dari celana dalam warna hitam, biru, merah, hijau sampai yang transparan. Modelnya mulai dari yang biasa-biasa saja sampai model G-string. Motifnya dari yang polos sampai yang bermotif bunga, polkadot, gambar lucu sampai ada yang bergambar bibir. Wah.. Lia tidak suka seperti itu, menurutnya kampungan dan seperti pelacur jalanan. Padahal sebagai lelaki kadang kita ingin sekali bermain seks dengan perempuan jalanan.


    Tiga hal itulah yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Vera dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang”jalang” itu.
    Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Vera dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Vera yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik.
    “Hai.. Mbak, belanja juga?” sapaku.
    “Eh.. Mas Aldi, biasa belanja susu”, jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya.
    “Memang sudah enggak ASI ya?” tanyaku.
    “Wah.. Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi”.
    “Hmm.. Mungkin habis sama Bapaknya kali ya.. Ha-ha-ha..” candaku.
    Vera juga tertawa kecil, “Tapi enggak juga, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”.
    “Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh”.
    “Wah.. Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan”.

    Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Vera menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya.
    “Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas”, katanya.
    “Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya”, aku mengambil keranjang belanja Vera.
    “Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang”.
    “Ohh.. Ayo kita sama-sama”, kataku.
    Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Vera.
    “Ha.. Sudah bayar? Berapa? Nanti saya ganti”, kata Vera kaget.
    “Ah.. Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dapat susu ibunya, ha-ha-ha..”, aku mulai bercanda yang sedikit menjurus.
    “Ihh.. Mas Aldi!” jerit Vera malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku.
    Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Vera mengiyakan ajakanku.

    Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Vera juga mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk “ngelaba”. Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Vera semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Vera. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Vera yang berwarna orange dan.. Brengsek, transparan!
    Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dapat dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit.
    “Hi-hi-hi.. Hati-hati Mas..”, celoteh Vera dengan nada menggoda.


    Aku memandang wajah Vera yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Vera menyambutnya.
    “Hmm.. Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Vera.. Seksi sekali”, dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar juga dari mulutku.
    “Terima kasih, Mas Aldi juga.. Hmm.. Gagah, lucu dan terutama, Mas Aldi pria yang paling baik yang pernah saya kenal”.
    “O ya?”, aku tersanjung juga dengan rayuannya, “Gara-gara saya traktir Mbak?”
    “Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Aldi sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah.. Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah”.
    “Ha-ha-ha..” aku tertawa gembira, “Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi juga sebaliknya”.
    “Jadi Mas Aldi juga sering memperhatikan saya?”
    “Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan saat menjemur pakaian”.
    “Eh.. Kenapa kok senang?”.
    “Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Vera, juga selera pakaian dalam Mbak”, aku berterus terang.
    Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Vera tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya.

    Mbak Vera masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Vera muncul. Sekitar lima menit, Vera muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku.

    Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Vera di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang juga besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

    Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dapat melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Vera. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah.
    “Hmm.. Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur?”, tanya Vera memancing.


    Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini.
    Vera duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Vera, namun kini wanita itu justru yang menantangku.
    “Mas Aldi mau mandi dulu? Nanti saya siapkan air hangat”, tanya Vera sambil menggenggam tanganku erat.

    Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.
    “Hmm.. Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak”, kataku agak serius.
    “Apa itu Mas?”
    “Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Vera, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak”, kataku.
    “Terima kasih, saya juga begitu pada Mas Aldi”, Vera merebahkan kepalanya di pundakku.
    “Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita”.
    “Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman saat saya kesepian, kalau Mas Aldi mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Aldi, dan sebaliknya saya juga ingin Mas Aldi demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan”.
    “Hmm.. Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan”.
    “Kalau begitu, Mas Aldi pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Aldi bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya”.
    “Oh.. Iya, hampir saya lupa”.


    Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur.
    Aku segera datang kembali ke rumah Vera. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa.
    “Wah.. Ternyata mandi di rumah ya? Padahal saya sudah siapkan air hangat”.
    “Terima kasih, Mbak Vera baik sekali”.

    Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Vera, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya.
    “Uhh..”, Vera agak kaget dan menggelinjang.
    “Maaf”, kataku.
    “Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak”, kata Vera seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya.
    “Crup..!”, aku segera menciumnya, Vera membalasnya dengan liar.

    Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Vera sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi.
    “Ohh.. Ergh..”, lenguh Vera di sela-sela ciuman panasnya.

    Dengan beberapa gerakan, Vera meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan CD yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Vera.
    “Wowww.. Kamu.. Benar-benar seksi Mbak”, pujiku ,”Buah dada Mbak besar sekali”
    “Hi-hi-hi.. Punya Lia kecil ya? Paling 34 A, iya kan? Nah coba tebak ukuran saya?”, tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu.
    “36 B”, jawabku.
    “Salah”
    “36 C”.
    “Masih salah, sudah lihat aja nih”, Vera membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku.
    “Gila.. 36 D!”, kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu.
    “Boleh saya pegang Mbak?”, tanyaku basa-basi.
    “Jangan cuma dipegang dong Mas, remas.. Dan kulum nih.. Putingnya”, kata Vera dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.


    Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Vera menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu.
    “Ngentot, enak banget Mas..” jeritnya, “Ayo Mas.. Saya sudah kepingin penetrasi nih!”.
    Aku yang juga sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Vera. Dengan bantuan Vera aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Vera sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.
    “Ohh.. Besar juga ya..” jeritnya.

    Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka CD orange sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Vera, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku.
    “Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama”.
    Vera duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Vera dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

    Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Vera yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran 20 cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan.
    “Enghh.. Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas”, jerit Vera keenakan.
    “Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya”, tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar.
    “Ohh.. Ohh.. Benar-benar enak Mas”, Vera memejamkan matanya.

    Pada penetrasi kelima, Vera menjerit, “Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau.. Mau.. Oh..!”
    Dinding vagina Vera melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya.
    “Oh.. Saya sudah sekali Mas”, katanya sambil menarik nafas.
    “Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua?”, tanya Vera.
    “Terserah Mbak”, kataku. Aku sih pasrah saja.
    “Sini, saya emut saja dulu”.
    “Hmm.. Boleh juga, Lia belum pernah oral dengan saya”, aku mencabut penisku dari dalam vagina Vera yang basah dan menyodorkannya ke Vera.


    Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Vera terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya.
    “Oh.. Saya mau keluar nih, gimana?”, aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya.
    Namun Vera hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya.
    Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Vera. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!
    Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Vera mengangkangkan kakinya kembali.
    “Nah.. Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya”, Vera menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar.
    “Oke Mbak, saya juga sudah biasa kok”, seruku.

    Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Vera yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu.
    “Sudah gondrong nih Mbak”, seruku.
    “Oh iya, habis mau dicukur percuma juga, enggak ada yang lihat dan jilat”, jawabnya nakal, “Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Aldi datang lagi ya..”.
    “Oke.. Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Vera”.
    Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Vera. Cairan vagina Vera sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Vera juga memperkuat tanda bahwa Vera menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu.
    “Yes.. Asyik banget.. Say sudah siap babak kedua Mas”, seru Vera.


    Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Vera, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Vera menungging di atas sofa.
    “Sekarang doggy-style ya Mas..”
    Aku sih iya saja, maklum.. Sama enaknya..
    Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya.

    Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Vera begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Vera secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik juga. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Vera. Betapa bahagianya Vera dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya.

    Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: “Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau”, atau bisa diganti dengan: “Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat”.

  • Kisah Memek Ibu Nakal

    Kisah Memek Ibu Nakal


    5013 views

    Duniabola99.com – Pada kesempatan ini kami akan berbagi cerita dewasa sebuah kisah sex tentang hubungan sedarah antara seorang ibu yang nakal dan genit dengan anaknya yang masih duduk di bangku SMP.

    “Ma.. Pa.. Niko berangkat dulu” Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
    “Iya.. hati-hati yah sayang..” kata ibunya.
    “Maaf yah sayang, papa gak bisa antar” kata papanya karena papanya juga akan berangkat kerja tidak lama lagi.
    “Gak apa kok.. daaaah..” kata Niko dengan sedikit berlari meninggalkan rumahnya menuju sekolah.


    Namanya Niko, umur 14 tahun dan masih duduk di kelas 2 smp. Tampang Niko biasa-biasa saja bahkan dapat dikatakan culun dan cupu. Pengetahuannya akan seks juga sangat minim sampai akhirnya teman-temannya mulai memperkenalkannya vcd dan situs-situs porno hingga akhirnya dia mulai tertarik dan membuatnya kecanduan melihat sosok wanita telanjang.

    Keluarganya dapat dikatakan cukup mampu, rumah mereka cukup bagus meskipun tidak terlalu mewah. Papanya seorang pegawai swasta memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya.

    Ibunya Niko, Anisa, berusia 33 tahun, telah melahirkan dua orang anak. Niko dan satu lagi si kecil Windy yang masih bayi dan masih menyusu. Usianya cukup muda meskipun telah memiliki dua orang anak, itu karena Anisa menikah dengan suaminya Panji, papanya Niko, saat masih berumur 19 tahun. Anisa sendiri memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang masih bagus.

    Keseharian Anisa dihabiskan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Tapi siapa sangka, dia merupakan seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Bahkan dia memiliki sifat eksibisionis yang dimilikinya sejak masih abg dulu. Tentu saja sekarang dia tidak bisa bebas lagi melakukan hal tersebut karena sudah berumah tangga. Tapi sesekali kalau ada kesempatan, nalurinya beraksi kembali.

    Kadang dia sengaja mengenakan pakaian yang sekedarnya saat menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah, membuat tamu itu menjadi mupeng melihat kulit Anisa yang putih mulus tersaji di depan mata mereka. Atau pernah juga dia menggoda teman-teman Niko yang masih abg labil itu dengan sengaja menyusui Windy di depan mereka, memperlihatkan buah dadanya yang sekal dengan urat-urat hijau yang tampak membayang.

    Kalau sedang dirumah memang Anisa hanya mengenakan pakaian yang seadanya saja, termasuk dihadapan anaknya Niko. Awalnya Niko tentu saja tidak mempunyai pikiran macam-macam ke ibu kandungnya sendiri. Tapi karena pergaulan dengan teman-teman yang salah, otaknya mulai diracuni hal-hal mesum. Terlebih Niko juga semakin dewasa dan naluri kelakiannya sudah mulai muncul. Sehingga kini bila melihat paha ibunya, ataupun buah dada ibunya saat menyusui adiknya, darahnya mulai berdesir dan kemaluannya juga merespon. Agen Sbobet

    Suatu hari Anisa kedapatan memergoki Niko yang sedang nonton bokep di laptopnya. Agak kesal juga sebenarnya Anisa melihat kelakuan anaknya. Diberi fasilitas laptop dan internet ternyata malah digunakan seperti itu. Tapi dia paham kalau anaknya juga lelaki normal yang juga punya rasa penasaran dengan tubuh lawan jenis. Karena itu dia tidak terlalu memarahi anaknya, hanya sekedar menasehati saja.

    “Mama gak marah kan?” tanya Niko lesu karena masih takut dimarahi, apalagi kalau sampai diaduin ke papanya.
    “Hmm.. gak, tapi jangan keseringan yah.. gak baik” ujar Anisa.
    “Jangan kasih tau papa juga yah ma?” pinta Niko lagi.
    “Hihi.. kenapa emang? Takut yah.. iya deh mama bakal diam”
    “Ya udah, lanjutin deh sana kalau mau lanjut.. mama mau ke mini market dulu..” sambungnya lagi.

    “Hihi.. sepertinya kamu udah besar yah sekarang?” Goda Anisa lagi mengedipkan salah satu matanya sambil beranjak dari kamar Niko. Tentu saja hal itu membuat Niko jadi salah tingkah karena malu.

    Sejak saat itu Niko merasa malu bila berjumpa mamanya, terlebih kalau dirinya kedapatan mencuri pandang ke arah mamanya. Anisa hanya tersenyum dan tertawa renyah saja mendapati kelakuan anak sulungnya ini.

    Pernah saat itu Niko pulang sekolah dan menemukan ibunya membukakan pintu hanya mengenakan handuk, tampak butiran air masih menempel di kulitnya yang masih lembab. Saat itu Anisa sedang mandi dan acara mandinya terganggu karena Niko pulang. Niko tentu saja terpana melihat sosok indah di depannya ini. Anisa yang sadar diperhatikan Niko memergoki anaknya yang melongo memandang kearahnya.

    “Ayo kamu liatin apaan? Masa sama mama sendiri nafsu sih? Hihi..” goda Anisa.
    “Eh, ng-nggak kok ma..” jawab Niko tergagap karena mati kutu ketahuan melototi mamanya.
    “Beneran gak nafsu?” entah kenapa Anisa malah tertarik menggoda anaknya sendiri.
    “Ng-nggak mah.. maaf mah..”
    “Hihi.. gak usah grogi gitu ah kamunya.. ya udah.. masuk sana, ganti baju” suruh Anisa.

    “Kalau kamu mau mandi, sekalian aja mandi sama mama.. mama juga belum selesai mandinya” entah darimana lagi ide gila Anisa itu berasal. Mengajak anaknya yang sedang mupeng itu mandi bersama. Niko yang mendengar ajakan mamanya makin salah tingkah saja, dia tidak tahu harus menjawab apa, walaupun dia sebenarnya mau.

    “Kenapa? Gak mau? Ya udah terserah kamu deh.. mama lanjutin mandi dulu. Hmm.. ntar kalau kamu berubah pikiran datang aja.. hihi” kata Anisa menuju kamar mandi meninggalkan Niko yang masih melongo disana. Tampak hidungnya Niko mengeluarkan darah karena mimisan.

    Setelah mengganti pakaiannya, Niko sempat ragu menerima ajakan mamanya tadi atau tidak. Apa mamanya serius tentang hal itu? Pikirnya. Tapi dia yang memang penasaran akhirnya menuju kamar mandi yang mana mamanya masih berada di sana.


    “tok-tok” suara ketukan pintu kamar mandi oleh Niko. Tidak lama kemudian pintu kamar mandipun terbuka, kepala mamanya muncul dari balik pintu, menutupi tubuh telanjangnya.
    “Hihi.. beneran datang yah kamu akhirnya.. padahal mama cuma bercanda aja” kata Anisa pura-pura.
    “Oh.. bercanda aja yah ma.. ya udah deh..” kata Niko dengan wajah kecewa.

    “Eh eh, jangan ngambek gitu dong.. gak apa kok kalau kamu emang mau barengan.. sini masuk” ajak Anisa lagi. Niko dengan agak ragu akhirnya mau juga melangkah masuk. Dadanya berdebar bukan main ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Dia mendapati mamanya telanjang bulat, dengan tubuh berlumuran busa sabun. Tampak busa sabun itu menggumpal menutupi daerah selangkangannya, memberi kesan seksi dan erotis. Kepala Niko terasa berat menyaksikan itu semua, hidungnya serasa mau berdarah lagi, sungguh membuatnya tidak tahan. Penis di dalam celananya berontak bukan main ingin bebas.

    “Ye.. cepetan buka bajunya.. katanya mau ikutan mandi.. buruan telanjang” suruh Anisa pura-pura tidak tahu kalau anaknya sedang mupeng berat ke dirinya. Niko yang tersadar dari lamunannya jadi salah tingkah lagi, dia bahkan seperti kesususahan membuka pakaiannya sendiri, membuat Anisa jadi tertawa geli melihatnya. Terakhir kali Niko mandi bareng dengan mamanya waktu dia kelas 4 sd sebelum Niko disunat, Niko masih ingat betul bagaimana lekuk tubuh telanjang mamanya waktu itu. Tapi dulu dia tidak punya nafsu sama sekali melihat tubuh mamanya, berbeda sekali dengan sekarang.

    Anisa tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Niko merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.

    “Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihat” goda Anisa. Memang Anisa sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Niko sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Niko dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.

    Mereka akhirnya mandi bersama, Anisa berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Niko yang mupeng berat agar Niko tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Anisa kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Niko bisa melihat vagina berserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Anisa juga membantu Niko menyabuni punggung Niko dan membasuh rambut Niko dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Niko selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang karena keadaan ini.

    Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Niko jadi terkejut dan malu.

    “Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yah” bisik Anisa menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Niko karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Niko beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya.


    Setelah saat itu, Anisa semakin berani saja menggoda anaknya Niko. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Anisa menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Niko ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus. Intensitas onani Niko semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Niko lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.

    “Gak apa nih ma? Niko malu nih..”

    “Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..” kata Anisa menggoda Niko. Darah Niko berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Anisa langsung. Niko akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.

    Anisa hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Niko makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Niko untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.

    “Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?” goda Anisa.
    “Enakan ini mah..” jawab Niko malu.
    “Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagi” kata Anisa tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Niko. Niko senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.

    “Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amat”
    “Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan Niko” jawab Niko malu.
    “Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihin” kata Anisa menyiram genangan sperma Niko.

    Sebenarnya Anisa menyuruh Niko keluar karena dia juga merasa horni, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Niko keluar dan pintu tertutup. Anisa berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Niko tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Niko, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.

    “Ohh.. Niko.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..” racau Anisa berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.

    “Kamu nakal Niko.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..” racaunya lagi. Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.

    “Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghh” Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.

    “mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh…” lenguh Anisa cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Niko. Anisa baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Niko anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya.


    Setelah saat itu Niko beberapa kali mengajak Anisa mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Anisa melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Anisa mulai menggunakan tangannya membantu Niko onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Anisa juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.

    “Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanya” kata Niko berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
    “Hihi… Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin” kata Anisa tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya.

    “Oughh.. enak mah.. terus..” racau Niko. Sepertinya Niko masih berusaha menahan mulutnya untuk tidak berkata-kata kotor. Anisa putuskan untuk memancing anaknya dahulu.

    “Sayang.. menurut kamu mama cantik nggak?”

    “Cantik mah.. cantik banget..”

    “Seksi nggak sayang?”

    “iya mah..”

    “Berarti kamu nafsu dong liat mama?”

    “Iya mah.. Niko nafsu liat mama.. mama cantik banget, seksi, menggoda..” Anisa tersenyum mendengar jawaban Niko, sepertinya caranya cukup berhasil.

    “Hihi, kamu nakal yah.. Apanya mama yang bikin kamu nafsu sayang?” goda Anisa lagi sambil tetap mengocok penis Niko.

    “Semuanya mah.. wajah mama, susu mama, paha mama, memek mama.. kontol Niko ngaceng terus kalau liat mama” kata Niko mulai berani ngomong jorok.

    “Hihi.. mesum kamunya.. udah pandai yah ngomong jorok ke mama.. terusin sayang.. ngomong aja..”

    “Niko pengen ngentotin mama.. oughh.. ngulum tetek mama yang penuh susu sampai puas”

    “terus sayang? apa lagi? puas-puasin aja ngomong joroknya ke mama”

    “Niko pengen genjotin memek mama pake kontol Niko terus terusan.. siramin peju Niko ke memek mama tempat Niko lahir dulu sampai mama hamil anak Niko” Anisa tertawa renyah mendengar ucapan anaknya ini, ternyata bisa-bisanya anaknya berfantasi seperti itu ke mamanya.

    “Ngghh.. mau keluar mah.. gak tahan lagi..” lenguh Niko.

    “Keluarin aja sayang.. gak usah ditahan”

    “Aaah…. Anisaaaaa” teriak Niko menyebut nama mamanya. Anisa menutup kepala penis Niko dalam genggaman tangannya, sehingga akan membuat sperma Niko tertampung di tangannya.

    Beberapa detik kemudian muncratlah sperma Niko dengan banyaknya ke tangan Anisa. Melumuri tangan mamanya dengan spermanya sendiri. Niko merasa sangat puas sekali, semakin hari onani yang dia rasakan semakin nikmat saja.

    “Hihi.. banyak nih sperma kamu” kata Anisa menunjukkan tangannya yang berlumuran sperma anaknya.

    “Enak yah sayang? Puas kan?”

    “Eh, tapi kayaknya kamu masih cepat aja keluarnya.. sepertinya perlu mama kasih latihan nih” kata Anisa sambil membersihkan tangannya.
    “Latihan gimana mah?” tanya Niko yang tidak paham maksud mamanya.

    “Latihan biar kamu bisa tahan lebih lama.. kan malu ntar kamu sama pacar kamu kalau kamu kecepetan keluarnya” jelas Anisa. Sebuah ide yang gila yang entah dari mana datangnya tapi dia coba menjelaskannya dengan alasan yang masuk akal.

    “Oo.. emang gimana caranya mah?”
    “Hmm.. kamu biar mama bantuin onani, ntar kita hitung berapa waktunya sampai kamu keluar. Kita lihat perkembangan kamu tiap onani” kata Anisa menjelaskan layaknya seorang trainer, dan benar kalau dia mulai saat itu menjadi seorang trainer sex bagi anaknya Niko.


    Anisa mulai membantu melatih ketahanan Niko dengan tetap menggunakan tangannya, bagaimanapun dia tidak mau untuk melakukan hal lebih dari ini. Anisa sendiri tidak begitu yakin benar atau tidak cara ini ampuh bagi Niko. Tapi sedikit demi sedikit Niko mulai lebih lama jebol pertahanannya.
    Mereka melakukan itu siang atau sore hari saat papanya Niko sedang berkerja, rata-rata mereka melakukannya 1 sampai 2 hari sekali. Meski pernah juga dalam sehari Niko sampai 2 kali berlatih hal tersebut. Untuk memberi Niko semangat, mamanya kadang memberinya hadiah kalau Niko bisa mencapai waktu yang ditentukan Anisa. Bisa berupa ciuman, pelukan, dan uang jajan tapi Anisa tidak mau memberinya lebih dari itu seperti hadiah-hadiah erotis.

    Sampai saat ini mereka masih menjaga agar hal ini tidak ketahuan oleh papanya Niko. Pernah hari itu Niko yang tidak tahan minta dionanikan oleh mamanya, padahal papanya berada di rumah saat itu. Mereka melakukannya diam-diam di dalam kamar mandi saat papanya sedang menonton tv. Niko yang masuk duluan dengan dalih akan mandi, kemudian dengan diam-diam mamanya juga masuk tidak lama kemudian.

    “Gila kamu.. entar ketahuan papa bisa dihajar kamu”
    “Maaf deh ma..”
    “Hihi.. kayaknya makin hari kamu makin lancang aja yah.. tapi gak papa deh.. mama suka kalau kamu terus terang gini”

    Merekapun akhirnya melakukan hal itu lagi di sela-sela mandinya Niko, tapi Anisa masih tetap mengenakan pakaiannya. Tentu saja mereka tidak bisa bebas bicara mendesah seperti biasanya karena ada papanya di rumah.

    “Ayo sayang.. keluarin yang banyak” kata Anisa berbisik sepelan mungkin.

    “Ngghh.. mah..” lenguh Niko tertahan. Sperma Niko tumpah lagi di tangan mamanya. Tapi apa yang dilihatnya kemudian membuat darahnya berdesir, mamanya menjilati sedikit lelehan spermanya.

    “Ueekk.. asin yah ternyata peju kamu..” kata Anisa berbisik sambil tersenyum menggoda. Niko cuma merespon ucapan mamanya dengan tersenyum karena tidak tahu harus ngomong apa. Setelah itu mamanya keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tangannya, meninggalkan Niko yang masih meneruskan mandinya.
    ***

    Hari itu Niko melakukan hal itu lagi dengan Anisa. Tapi lagi-lagi dia tidak dapat bertahan lama hanya dengan kocokan tangan mamanya. Spermanya kembali tumpah hanya dalam tiga menit lebih sedikit.
    “Udah keluar sayang?” tanya Anisa melihat ke arah mata anaknya yang sedang meringis kenikmatan sehabis ejakulasi. Dia sadar anaknya sedikit demi sedikt mulai menunjukkan perkembangan, yang dulunya hanya tidak mampu lebih dari satu menit kini sudah lebih baik.

    “Masih belum bisa lama nih ma..” kata Niko, terlihat wajah lesu di raut mukanya. Dia masih belum bisa untuk mencatatkan rekor waktu yang lebih lama lagi.

    “Udah lebih bagus kok.. setidaknya ada perkembangan, mama yakin kok kamu bisa lebih baik besok..” Kata Anisa sambil mengedipkan matanya. Dia ingin anaknya mendapatkan pengalaman seks yang cukup nantinya dan tidak ingin membuat anaknya mendapatkan malu dari pacarnya karena ejakulasi yang cepat.

    “Gimana kalau kamu ajak temanmu kemari, ikut latihan denganmu” sebuah usul yang terdengar gila meluncur dari mulut Anisa. Niko sendiri terkejut mendengar usul ibunya tersebut. Mengajak temannya kemari? Untuk ikutan merasakan kenikmatan dari tangan ibunya? sungguh gila ide mamanya.

    “Kok harus mengajak orang lain segala sih ma?” tanya Niko mencoba mengetahui apa yang sebenarnya mamanya pikirkan.

    “Gini sayang.. mama pikir kamu akan lebih semangat kalau kamu ada lawannya. Jadi ntar kamu lomba deh sama temanmu siapa yang paling lama, ntar yang menang dapat hadiah deh dari mama” jawab Anisa. Sebuah alasan yang Niko pikir ada benarnya juga omongannya, pasti dengan suasana seperti itu membuatnya lebih semangat dan tidak ingin cepat cepat keluar, pikir Niko.


    “Oke deh ma.” Kata Niko menyetujui. Niko sebenarnya sedikit ragu untuk mengajak temannya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dia ajak. Beberapa temannya memang ada yang menyukai mamanya Niko. Hal itu Niko ketahui saat mengajak temannya main ke rumah. Teman-temannya yang abg labil seperti halnya Niko tentu saja tidak bisa lepas melihat wanita cantik, termasuk Anisa, mamanya Niko. Mereka berkomentar betapa cantik dan seksi mamanya. Niko yang mendengar hal tersebut awalnya tidak suka, tapi setelah dia perhatikan ternyata omongan temannya ada benarnya juga. Walaupun Anisa sudah berumur 33 tahun dan sudah melahirkan 2 orang anak, bahkan yang paling kecil sedang tahap menyusui, tapi tubuh Anisa masih terawat dengan baik karena dia rajin olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Dengan kulit putih mulus dan bentuk tubuh yang bagus serta wajahnya yang manis menjadi daya tariknya. Suami-suami tetanggapun banyak yang melirik-lirik ke Anisa saat Anisa belanja ke warung ataupun melakukan aktifitas di luar rumah.

    Sungguh anak-anak remaja sekarang mudah sekali mendapat akses porno dari internet, hal itulah yang membuat mereka begitu labilnya kalau melihat wanita cantik. Niko yang sebenarnya polos, mulai ikut-ikutan temannya. Diantara teman-temannya yang rata-rata berpikiran mesum ini ada yang paling parah, Jaka namanya. Jaka sendiri dianggap bos oleh rombongan geng yang Niko ikut-ikutan ini. Itu karena usia Jaka yang sudah 17 tahun yang memang selayaknya sudah sma. Niko sering dimintai uang rokok oleh Jaka, walaupun berat hati tapi terpaksa juga diberi oleh Niko.

    Beberapa hari kemudian di sekolah, entah kenapa Niko malah ingin mengajak Jaka ke rumah. Ya.. sebaga rival latihannya bersama mamanya tentunya. Niko sendiri yang menerangkan panjang lebar ke Jaka tentang maksud tujuannya. Mendengar penjelasan Niko ini, tentu saja Jaka semangat bukan main dan menyetujuinya. Sudah lama dia tertarik pada mamanya Niko. Walaupun Anisa bukan gadis abg tapi sungguh menggoda dan nafsuin seperti artis milf Jav yang sering dia tonton. Akhirnya setelah pulang sekolah Niko mengajak Jaka ke rumahnya.

    “Ma.. Niko pulang mah.. Niko ajak teman nih..” kata Niko masuk ke rumah yang tidak terkunci dan mempersilahkan Jaka duduk di sofa tamu.

    “Mah, ni Jaka.. yang dulu juga pernah main kesini” kata Niko pada Anisa. Tidak lama kemudian Anisa muncul yang sepertinya habis menidurkan bayinya di kamar. Dia mengenakan daster rumahan biasa, meskipun begitu dia tetap saja terlihat cantik.

    “Oh.. Jaka” Anisa tersenyum manis sambil menerima salaman tangan teman anaknya itu. Jaka mencium punggung tangan Anisa. Mata Jaka tentu saja sudah mulai kelayapan kesana kemari menerawang ke tubuh wanita ini. Anisa sebenarnya sadar mata anak itu kelayapan melihat tubuhnya, tapi entah kenapa dia merasa horni diperhatikan seperti itu. Sepertinya sifat eksibisionisnya muncul kembali. Sifat nakalnya yang pertama dia alami saat dia masih gadis dahulu yang sampai sekarang masih tetap ada. Ya.. dia memang senang kalau dirinya menjadi pusat perhatian kaum Adam. Tidak terkecuali oleh teman-teman anaknya sendiri.

    “Kamu udah dengar kan dari Niko?”
    “Hehe.. udah tante, tapi beneran nih boleh ikutan?”
    “Hihi.. iya, boleh kok. Kamu mau kan bantu Niko?”
    “Hehe.. oke tante, Jaka senang malah bisa bantu kaya gini” Anisa tersenyum manis mendengar ucapan Jaka tersebut.

    “Ya udah, kalian mau sekarang?” tanya Anisa dengan senyum di bibirnya.
    “Ntar yang menang tante kasih uang jajan deh..” tambahnya lagi. Niko dan Jaka akhirnya setuju untuk saat itu juga memulai latihan ketahanannya. Niko cukup malu-malu juga untuk telanjang di depan Jaka. Tapi Jaka malah terlihat tidak sabaran dan langsung saja membuka celananya. Cukup terkejut Anisa melihat kelamin Jaka yang ternyata cukup besar, beda sekali dengan milik anaknya Niko. Anisa berusaha menyembunyikan keterkejutannya tersebut, walaupun matanya tetap menatap takjub anak seusia Jaka memiliki penis sebesar itu.

    “Umur kamu berapa sih Jaka?” tanya Anisa ke Jaka.
    “17 tahun tante”
    “Ohh.. pantesan” sebenarnya Anisa cukup heran juga Jaka masih smp dengan usia segitu, tapi Anisa tidak ingin terlalu mempedulikannya dan membahas hal tersebut.

    “Pantesan kenapa ya tante?” tanya Jaka karena sedikit bingung.
    “Ahh.. nggak, mau tau aja.. hihi”

    “Yuk mulai” ajak Anisa. Dia kemudian bersimpuh di tengah-tengah Niko dan Jaka yang telah bertelanjang bulat dan sudah ngaceng dari tadi. Niko sendiri sebenarnya masih merasa tidak nyaman dengan adanya Jaka yang ikut. Tapi sudah terlambat, dia sendiri yang mengajak Jaka kemari. Dada Niko berdebar karena akan melakukan hal ini lagi, bahkan kini temannya ikut serta. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis remaja tanggung ini di sisi kiri dan kanannya. Yang mana salah satunya milik anaknya sendiri.


    “Ahh… ma..” lenguh Niko penuh kenikmatan.
    “Enak sayang? Kamu sendiri gimana jaka? Enak kocokan tante?” tanya Anisa dengan wajah nakal pada dua remaja itu.

    “Iya tante, sedaap.. hehe, akhirnya kesampaian juga bisa dikocokin tante”
    “hmm?? Maksud kamu?”
    “hehe.. iya, sejak liat tante pertama kali Jaka jadi suka sama tante. Jaka jadi ngayalin tante tiap coli.”

    “Ha? jadi kamu sering ngayalin tante? Dasar kamu kecil-kecil udah gini..” kata Anisa sambil tetap mengocok penis mereka.

    Setelah beberapa saat, terlihat ekspresi dari Niko yang sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar.

    “Ma… gak tahan.. agghh…”
    “Croot.. crroot” tumpahlah sperma Niko di hadapan ibu dan temannya itu. Spermanya berlumuran tumpah di tangan ibunya.
    “Oughhh.. mah.. enak..” lenguh Niko kenikmatan.
    “Yess.. gue menang, iya kan tante? Jaka yang menang kan?”
    “Iya-iya kamu yang menang. Hmm.. kamu mau tante lanjutin sampe keluar gak?”
    “hehe.. mau dong tante”
    “Ya udah..” tangan Anisa kembali mengocok penis Jaka. Tidak butuh waktu lama karena Jaka memang sudah horni dari tadi. Tangan Anisa pun kini berlumuran sperma Jaka.

    “Udah kan? kalian bersih-bersih dulu sana gih”
    “Iya ma..”
    “Iya tante..” jawab Niko dan Jaka bersamaan. Mereka akhirnya bersih-bersih tidak lama setelah itu. Niko dan Jaka kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Anisa ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Windy, adiknya Niko. Anisa yang mendengar suara tangisan anaknyapun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Anisa kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Niko dan Jaka.

    “Oi, Nik.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap lo” kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Niko juga merasakan hal yang sama dengan Jaka. Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya.

    “Gini deh, gue punya ide” kata Jaka.
    “Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..” pinta Jaka ke Anisa.
    “Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Windy. Ntar dia gak kenyang lagi”
    “Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajan”

    “Hmm.. terus?”
    “Gimana kalau.. ngggg… itu tante” kata Jaka sambil menunjuk ke arah payudara Anisa yang masih menyusui bayi kecilnya.

    “Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihi” Anisa malah merespon permintaan mesum Jaka sambil tertawa-tawa.

    “Oke deh, tante turutin. Niko, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..”

    “Iya ma.. Niko usahain”

    Anisa melepaskan Windy dari sisinya. Tampak Windy sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Anisa lalu meletakkan Windy ke kursi di sebelahnya.
    “Mau sekarang?” tanya Anisa dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.
    Niko dan Jaka mendekati Anisa, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Anisa. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Anisa, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan.


    “Ayo Niko.. semangat sayang, jangan kalah lagi” kata Anisa menyemangati anaknya.
    “Oughh.. iya ma..” jawab Niko. Tapi apa daya, ketahanan Niko masih belum dapat menandingi Jaka. Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Jaka.

    “Yes, gue menang.. hehe” sorak Jaka penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.
    “Tuh kan.. kamunya kalah lagi” kata Anisa dengan wajah yang dicemberutkan ke Niko.
    “Kamu mau ambil hadiahnya sekarang jaka?” tanya Anisa dengan tatapan nakal ke Jaka.
    “Boleh tante.. ”

    “Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat Tante” kata Anisa sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Jaka untuk duduk di sebelahnya. Jakapun akhirnya duduk di sebelah Anisa dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Anisa yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Jaka menempel ke pucuk payudara kanan Anisa. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot putting payudara tersebut.

    Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Niko tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horni, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Anisa, mata Jaka sesekali menatap ke Niko sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya.

    “Jaka, jangan godain Niko seperti itu dong, kasihan anak tante” kata Anisa yang tahu apa yang sedang dipikirkan Jaka.
    “Hehe.. gak kok tante..” jawab Jaka enteng.
    “Ma…” kata Niko lirih.
    “Ya sayang?”
    “Niko mau juga dong…”

    “Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Jaka dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..” jawab Anisa. Sekali lagi tampak Jaka cengengesan melirik ke Niko, membuat hati Niko makin pedih.

    “Tante, yang satu lagi buka juga dong..” pinta Jaka.
    “Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??”
    “Iya.. boleh yah tante..”
    “Hmm.. iya-iya, dasar kamunya” Anisa akhirnya menyetujui permintaan mesum Jaka. Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas.

    “Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Jaka lagi.
    “Dasar nakal. Niko, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Anisa malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.

    “Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Niko. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Anisa cuma tersenyum, dia kemudian mulai meloloskan daster bagian atasnya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.

    “Udah nih, puas kan kamu Jaka?”
    “Hehe.. tante emang baik”

    “Dasar” kata Anisa sambil mencubit pipi Jaka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Anisa yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Jaka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Anisa. Tapi Anisa tidak menganggapnya masalah.

    “Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Jaka mesum.


    “Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” setuju Anisa menyuruh Jaka berbaring di atas sofa dengan kepala Jaka berada di atas paha Anisa yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Jaka kini tepat di depan payudara Anisa. Tangan Anisa kini meraih penis Jaka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Jaka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Anisa. Sambil membiarkan Jaka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Jaka masih saja melirik cengengesan ke arah Niko. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Niko yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Niko makin tidak karuan.

    Tapi suara rewelan Windy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Jaka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.

    “Jaka, bentar yah.. tante urus Windy dulu” kata Anisa melepaskan kocokan tangannya dari penis Jaka.
    “Duh tanggung nih tante, bentar lagi..” tolak Jaka tidak tahu diri.
    “Bentar kok sayang.. yah?” kata Anisa lagi ke Jaka, tapi Jaka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Anisa akhirnya menuruti kemauan Jaka dan kembali mengocok penis Jaka.
    “Bentar yah Windy sayang.. Om jaka masih belum puas nih.. hihi” kata Anisa ke bayinya. Sungguh gila, Anisa lebih memilih memuaskan Jaka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.

    “Belum Jaka? Kasihan tuh Windy..” tanya Anisa.
    “Belum tante, duh si Windynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Jaka yang betul-betul tidak tahu diri.

    “Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Niko, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Anisa ke anaknya. Niko dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Windy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Niko menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Windy untuk tertidur lagi. Setelah Windy tertidur, barulah Niko kembali ke tempat tadi.

    “Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Windynya?” tanya Niko berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Jaka.

    “Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Anisa. Dengan berat hati Niko membawa Windy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Windy, gerutunya.

    Saat Niko kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Anisa berada di bawah tindihan Jaka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Jaka pun masih tetap dikocok oleh Anisa dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Anisa makin acak-acakan karena perbuatan Jaka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Anisa sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Jaka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Anisa berusaha untuk mendorong tubuh Jaka.

    “Jaka.. udah dong.. lama amat sih” kata Anisa. Jaka tidak memperdulikan omongan Anisa dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Niko sudah kembali.
    “Udah dong Jaka sayang..” katanya lagi.

    Sebenarnya Niko cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Windy tapi Jaka belum juga ngecrot. Apa Jaka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Windy tadi? Pikirnya.
    Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya jaka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.

    “Sayang, sorry yah. Ini Jaka masih belum puas aja” kata Anisa pada Niko. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Jaka masih saja meneruskan aksinya. Jaka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Anisa, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Anisa dengan mulut dan lidahnya. Niko yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.

    Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Anisa tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Jaka dari dirinya.

    “Udah dulu Jaka, kasian Niko tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Anisa mencoba memberi Niko kesempatan sekali lagi.
    “Kalau gitu boleh dong Niko nyusu kalau Niko menang?” tanya Niko semangat.
    “Iya.. boleh..” jawab Anisa sambil tersenyum manis.
    “Terus kalau Jaka yang menang gimana tante?” tanya Jaka yang masih belum puas juga.
    “Hmm.. kamu maunya apa?” kata Anisa balik nanya.


    “gimana kalau Jaka boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Jaka kurang ajar. Niko sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Jaka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Jaka ini.

    “Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Niko” kata Anisa sambil mencubit perut Jaka.
    “Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”
    “Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Niko tuh..” kata Anisa sambil melirik ke anaknya.

    “Gimana Niko? Gak boleh kan?” tanya Anisa ke Niko.
    “Nggg…”
    “Boleh kan Nik? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Jaka main serobot.

    “Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Anisa dengan senyum nakal. Memberi Jaka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.

    “Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Jaka. Niko yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Jaka, yang juga berarti Jaka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Jaka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.

    “Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Jaka.

    “Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Anisa. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Anisa hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Niko yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya.

    “Niko.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Anisa.
    “Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Jaka.
    “Ayo dong Niko, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Anisa menyemangati anaknya.

    Ronde selanjutnyapun dimulai, Niko ternyata memang kalah pengalaman dari Jaka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Jaka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Jaka.

    “Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Jaka. Anisa tersenyum mendengarnya.

    “Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadi” kata Anisa sambil melirik ke Niko yang sedang terduduk kecewa. Jakapun mendorong tubuh Anisa ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.

    “Duh.. aww.. Jaka, pelan-pelan dong..” kata Anisa. Tanpa menjawab Jaka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Anisa yang lain, termasuk wajah dan mulut Anisa. Niko lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Jaka dan Anisa kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Jaka lalu menjulurkan lidahnya, Anisa yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Jaka tersebut, sungguh erotis sekali. Jaka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Anisa yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.

    “Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Jaka. Anisa melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.

    “Coba buka mulut tante..” suruh Jaka. Anisa mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Jaka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Anisa, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Jaka cengengesan sambil melirik ke Niko setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Niko setelah menelan liur Jaka.


    Bagi Anisa sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Niko yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.

    “Lagi ya tante..” kini Jaka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Anisa. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Jaka keluar dari mulut Anisa karena tidak mampu menelan semuanya.

    “Udah ah kamunya, ada-ada aja”
    “Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”
    “Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Niko”
    “hehe.. oke deh..” setuju Jaka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Anisa.
    “Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..”

    “oke tante.. hehe” jawab Jaka.
    “Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Niko dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.

    “Maaf yah sayang, Kan Jaka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Niko hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Jaka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Niko.

    Kini Niko tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Niko benar-benar tidak mengetahuinya, sama sekali tidak terdengar suara dari luar kamar tempat Niko berdiri ini. Tubuh Niko jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Niko penasaran apa yang terjadi, selang beberapa lama dia putuskan untuk berusaha mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam.

    “Enak sayang?” terdengar suara mamanya samar-samar.
    “Enak tante..”
    “Enak banget yah?? hihi”

    “…. Duh, aw.. Jaka, pelan-pelan sayang.. geli.. hahaha..” terdengar tawa renyah mamanya yang sepertinya sedang kegelian.
    “Oughh.. Anisa..”
    “Ngghh.. sayang, udah… sshhh.. kamu ini, ntar Windynya bangun”
    “Nggmmhh..”
    “Oughh..”

    Beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Jaka, entah apa yang mereka lakukan. Niko betul-betul tidak tenang di luar sini. Hatinya begitu tidak karuan mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Suara Windypun terdengar dari sana, sepertinya Windy terbangun karena ulah Anisa dan Jaka di dalam sana.

    “Tuh kan.. anak tante bangun, kamu sih..”
    “Windy, kamu mau ikutan nyusu kaya om Jaka?, sini-sini..” kata mamanya. Deg, Niko terkejut mendengarnya. Dia semakin panas dingin karena membayangkan mamanya menyusui mereka sekaligus. Yang satu memang bayinya sendiri, tapi orang yang satu lagi?

    Niko putuskan untuk tidak meneruskan menguping. Hatinya sudah begitu panas mendengar dan membayangkan itu semua. Lebih setengah jam lamanya Niko hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Anisa sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Niko betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.

    “Lama amat sih ma?” tanya Niko dengan wajah kesal setelah mereka keluar.
    “Habis.. temanmu ini sih..” jawab Anisa sambil tersenyum ke Jaka.
    “Udah yah Jaka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.
    “Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Jakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Jaka bahkan tidak pamit dengan Niko, Jaka hanya berpamitan dengan Anisa sambil mencium tangannya.

    “Ma..” kata Niko lirih memanggil mamanya.
    “hmm? Apa sayang?”
    “Niko juga mau dong..”
    “ Hihihi.. kamu mau juga?”
    “Iya mah..”
    “Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”
    “Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma”

    “Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Anisa memberi harapan pada Niko sambil mengedipkan matanya.

    “Kok gak sekarang aja sih ma?”

    “Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Niko. Akhirnya Niko setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Niko senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.

    Malam itu Niko tidak sabaran menunggu mamanya datang ke kamarnya. Akhirnya setelah hampir jam 11 malam akhirnya mamanya datang juga.

    “Lama amat sih ma?”
    “Nungguin papa kamu tidur dulu”
    “Mau sekarang sayang?” tanya Anisa dengan senyum manisnya.

    “I-iya mah…” jawab Niko grogi. Anisa tersenyum sesaat kemudian mulai membuka beberapa kancing bajunya dan mengeluarkan buah dadanya. Sebenarnya Niko ingin melihat mamanya setengah telanjang seperti tadi siang waktu dengan Jaka, tapi dia tidak berani mengatakannya.

    “Ayo, katanya mau nyusu..” tawar Anisa tersenyum manis ke anaknya itu.

    “Eh, i-iya ma” Niko mendekatkan mulutnya dan mulai mengulum pucuk payudara Anisa. Air susu yang selama ini dia idam-idamkan akhirnya dapat dia rasakan. Air susu itu pun mulai masuk dengan nikmatnya ke dalam mulut Niko dan membasahi kerongkongannya.

    “Dasar kamu, udah gede masih nyusu” kata Anisa sambil mengusap kepala anaknya.

    “Enak sayang?” tanyanya. Niko hanya mengangguk tanpa melepaskan mulutnya dari sana. Lebih dari satu jam mamanya di sana menemani Niko. Memberi kedua payudaranya bergantian untuk dilahap anaknya yang sudah remaja ini hingga Niko puas. Niko sendiri sebenarnya berharap lebih dari hanya meminum asi mamanya. Tapi seperti janjinya, Niko hanya menyusu pada Anisa walaupun Anisa sedikit memberinya hiburan dengan memperbolehkan Niko memainkan payudaranya dengan sapuan lidah ataupun remasan tangan. Anisa sendiri tahu kalau anaknya sudah ngaceng dari tadi, tapi dia tidak ingin ini semua sampai melampaui batas.

    “Ma, tadi siang mama ngapain aja sih di dalam dengan Jaka? Lama amat” tanya Niko saat acara minum susu tersebut selesai.

    “Kamu mau tahu sayang?”
    “Iya mah, penasaran”
    “Ya, seperti yang mama bilang ke Jaka kalau dia menang, mama kasih mulut mama”
    “hmm.. mama jilatin penisnya Jaka?”
    “Iya, juga mama masukkan ke mulut mama semuanya” Niko yang mendengarnya begitu iri dengan Jaka.

    “Terus, apa lagi ma?”
    “Tapi dasar dia nakal, dianya pengen lihat mama telanjang sayang” Niko terkejut mendengarnya. Kurang ajar sekali si Jaka, geramnya.

    “Terus mama kasih?”
    “Dia maksa terus sih yang, akhirnya mama lepasin juga celana dalam mama. Jadinya kami sama-sama telanjang deh”

    “Itu aja kan mah? Dia gak macam-macam lagi kan?”
    “Dikit sih, habis itu dia mainin vagina mama pake jarinya, gak tahu deh dia belajar itu dari mana, pintar banget dianya. Ya.. lama-lama mama gak tahan juga digitukan terus sayang, jadi mama nikmatin aja” kata Anisa menerangkan.

    “ooh.. terus ma?” tanya Niko karena dia penasaran, walaupun dia sebenarnya ada rasa sakit hati pada Jaka berbuat bejat pada mamanya.

    “iya, habis itu si Jaka minta gesek-gesikin penisnya ke vagina mama. Tapi mama tolak, takut dia hilang kontrol” kata Anisa. Niko cukup lega mendengar jawaban mamanya.

    “Tapi dianya maksa terus sih, jadinya mama kasih juga. Dari pada dia ngentotin mama, iya kan sayang?” sambungnya lagi.
    “Tapi gak sampai masuk kan ma?”
    “Gak kok, cuma gesek-gesekin aja kok. Tapi sesekali kepalanya nyelip masuk juga sih.. hihi” jawab Anisa tertawa seakan itu hal yang lucu.
    “Terus kamu mau tau nggak Jaka muncratnya dimana?” kata Anisa lagi.
    “Dimana emangnya ma?” tanya Niko penasaran harap-harap cemas.
    “Di mulut mama, banyak amat” kata Anisa sambil tertawa. Kepala Niko makin berat mendengarnya.

    “Coba tadi kamu yang menang, pasti kamu yang dapat. Ya udah deh, mama balik dulu yah? Udah puas kan?”
    “Yah mama..” rengek Niko karena masih merasa belum puas ditemani mamanya.
    “Udah ya, udah lewat jam 12 ini, besok kamu sekolah kan?”
    “Iya deh ma” jawab Niko lesu. Akhirnya Anisa meninggalkan kamar Niko.

    Esoknya, Niko tidak melihat Jaka di sekolah. Apa dia sakit? Tapi kemarin dia masih sehat-sehat saja, bahkan melakukan hal mesum ke mama. Atau jangan-jangan Jaka bolos dan pergi ke rumahnya? Pikir Niko. Dia betul-betul tidak tenang di sekolah saat itu memikirkan kalau dugaannya itu benar. Saat pulang sekolah, Niko buru-buru pulang untuk mengetahui keadaan ibunya. Dia tidak menemukan Jaka di rumah, tapi dia tidak menanyakan pada mamanya apa Jaka tadi kesini atau tidak.

    Sorenya mereka melakukan latihan itu lagi saat Jaka datang ke rumah. Tapi berapa kalipun mencoba, Niko tidak pernah menang dari Jaka. Sehingga Jaka teruslah yang mendapatkan hadiah mesum dari Anisa.

    Esoknya, lagi-lagi Jaka tidak kelihatan di sekolah, dia mulai yakin kalau Jaka memang bolos dan pergi ke rumahnya. Dia putuskan untuk cabut dari sekolah diam-diam saat jam istirahat untuk pulang ke rumah. Yang ditakutinya sepertinya benar terjadi. Terlihat sepatu yang dia ketahui milik Jaka berada di depan pintu rumahnya saat Niko pulang ke rumah. Hati Niko jadi tidak karuan, dia penasaran apa yang sedang mereka lakukan di dalam, tapi dia putuskan untuk mengintip dari kaca samping rumah. Alangkah terkejutnya dia melihat mamanya dan Jaka sedang berciuman dengan mesranya. Sial si jaka!! anjing!! umpatnya dalam hati. Niko berusaha tenang mengawasi dan menguping pembicaraan mereka.

    “Tante emang yang paling cantik deh.. hehe”
    “Huu.. gombal kamu, umur tante udah 33 gini”
    “Benar deh, tetap cantik kok” goda Jaka lagi, membuat Anisa jadi malu karenanya.
    “Tante.. Jaka mau lihat tante telanjang lagi dong.. udah gak tahan nih”

    “Hihihi, gak tahan ngapain sih kamu? Belum puas tadi tante isap? Udah muncrat kan tadi di mulut tante? hihi” goda Anisa sambil tertawa. Tapi Anisa akhirnya bangkit juga dari duduknya dan melepaskan daster yang dia kenakan.

    “Celana dalamnya iya juga dong tante.. cepetan” suruh Jaka tidak sabaran.
    “Iya-iya.. dasar kamu..” kini Anisa juga melepaskan celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Tante, ngentot yuk..” ajak Jaka kurang ajar. Niko yang mendengarnya dari luar sini betul-betul geram dibuatnya.

    “Hush.. ngomong apaan sih kamunya, kan udah tante bilang kalau ini punyanya papa Niko. Gak boleh ya sayang..” tolak Anisa.

    “Yah.. pengen banget nih tante. Kan gak ada siapa-siapa tante, boleh ya? Bentar aja”
    “Duh, gimana yah sayang, tante sejujurnya penasaran juga sih.. hihi” kata Anisa binal. Dia sebenarnya juga penasaran bagaimana rasanya bersetubuh dengan remaja sebesar ini, terlebih penis Jaka juga cukup besar untuk seusianya.

    “Lah, tuh kan.. nunggu apa lagi? Yuk tante..”
    “Tapi tante gak enak nih sama Niko dan suami tante”
    “Bentar aja kok tante.. “ rayu Jaka lagi mencoba meluluhkan Anisa.

    “Ya udah deh, bentar aja yah.. dasar kamunya mesum. Mama teman sendiri dimesumin” setuju Anisa akhirnya. Anisa mengajak Jaka ke arah sofa di ruang tamu yang lebih panjang. Dari tempat Niko berdiri sekarang dia tidak dapat melihat mereka lagi. Tapi tidak lama kemudian terdengar suara desahan-desahan dari mereka. Niko tidak tahan lagi, dia putuskan untuk masuk ke rumah mengganggu mereka.

    “Tok-tok” Niko menggedor pintu rumahnya.
    “Ma..” teriak Niko dari depan pintu.

    “Iya sayang, sebentar..” teriak mamanya dari dalam. Tidak lama mamanya membuka pintu, dia telah mengenakan dasternya kembali, tapi tidak menggunakan dalaman apa-apa lagi.

    “Loh kok udah pulang sayang?” tanya Anisa
    “Lagi ngapain sih ma? Mandi? kok basah gini?” kata Niko balik nanya pura-pura tidak tahu melihat mamanya basah oleh keringat.

    “Ngg, tuh karena teman kamu.. Bukannya sekolah malah main kesini. Jadinya mama keringatan-keringatan lagi deh” jawab Anisa terus terang sambil malu-malu seperti gadis remaja.

    Niko segera masuk ke rumah untuk melihat keadaan, dia melihat Jaka yang sedang bertelanjang bulat duduk di sana. Tubuh Jaka juga bermandikan keringat seperti Anisa. Jaka bahkan cuek seakan tidak peduli anak Anisa sudah pulang walau dia baru saja mencumbui Anisa.

    “Kalian habis ngapain?” tanya Niko.
    “Gue habis ngentotin nyokap lo.. hahaha.. nganggu aja lo” jawab Jaka kurang ajar.
    “Jaka, apaan sih” kata Anisa dengan wajah sebal.
    “Tapi benar kan tante? Hehe”
    “Sorry yah sayang, habisnya teman kamu tuh.. nakal amat ke mama” hati Niko benar-benar merasa tidak karuan, mendengar itu dari mulut mamanya.

    “Tapi kok sampai gituan segala sih ma? Bukannya kitanya cuma latihan saja?” tanya Niko kesal ke mamanya.
    “Tante, lanjut di kamar yuk, masih tanggung nih” potong Jaka sebelum mamanya sempat menjawab.

    “Hmm.. Niko, gak apa kan kalo mama lanjutin lagi?” tanya Anisa meminta persetujuan Niko lagi, Anisa sendiri masih merasa tanggung dan kesal juga diganggu Niko.
    “tapi kan mah…” sebenarnya Niko ingin sekali menolak permintaan gila Anisa. Tapi saat itu Niko melihat Jaka mengepalkan tinjunya ke arahnya hingga membuat nyalinya ciut.

    “i-iya deh ma, gak papa” jawab Niko lesu. Anisa tersenyum kecil mendengar persetujuan anaknya.
    “Tante, suruh aja Niko ikut ke dalam. Biar dia lihat gimana mamanya aku entotin, hehe” kata Jaka kurang ajar.

    “Jaka!! Kok ngomongnya gitu sih. Lagian malu tahu dilihatin Niko”
    “Ya, gak apa lah tante, Niko pasti mau banget tuh lihat, iya kan Niko? hehe” cengengesnya ke Niko.

    “Ya udah, kamu mau ikut masuk ke dalam sayang?” tanya Anisa sambil tersenyum manis ke Niko. Niko hanya mengangguk menyetujuinya. Mereka bertiga pun masuk ke dalam kamar yang mana ternyata di sana ada Windy yang sedang tertidur.

    “Sini tante..” ajak Jaka. Jaka pun langsung mengulum bibir Anisa yang masih berdiri dan melepaskan daster yang dikenakannya sehingga kini Anisa jadi bugil lagi. Jaka menciumi bibir Anisa dengan buasnya sambil sesekali melirik ke Niko.

    “Jilatin lagi tante” kata Jaka melepaskan ciumannya. Anisa yang paham maksud Jaka langsung bersimpuh di depan remaja itu dan mulai menjilati penis tersebut. Saat menjilati penis Jaka, mata Anisa bahkan melirik Niko. Dia juga seperti berusaha tersenyum ke anaknya yang sedang melihat mamanya menjilati penis temannya itu, entah apa maksud senyuman mamanya itu Niko juga tidak mengerti. Jaka kini dengan kurang ajarnya membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam mulut Anisa, dia lalu menggoyangkan pinggulnya seperti menyetubuhi mulut Anisa.

    “Cpak.. cpak..cpak.” suara peraduan penis jaka dengan mulut Anisa.

    Saat melakukan itu, Jaka sengaja menunjukkan ekspresi kenikmatan ke arah Niko, yang tentu saja makin membuat hati Niko sakit, tapi entah kenapa Niko juga ngaceng melihat tingkah mereka berdua.

    “Ngghm.. ngghmmm” suara Anisa mengerang karena mulutnya dijejali penis Jaka hingga mentok ke kerongkongannya. Jaka yang mengetahui hal tersebut malah menahan kepala Anisa, membuat Anisa menepuk-nepuk paha Jaka supaya dia mau berhenti. Jaka masih saja membenamkan penisnya hingga akhirnya Anisa terlihat muntah, mengeluarkan sedikit cairan dari lambungnya karena kerongkongannya sakit dijejali penis Jaka hingga mentok.

    “Hosshhh..hmmffhh, kamu kasar amat sih Jak?” kata Anisa agak kesal sesak nafas sambil mengelap dagunya yang basah oleh liur dan muntahannya kemudian menengok ke arah Niko yang berdiri di sana. Niko yang menyaksikan ini makin pedih saja hatinya, melihat mamanya diperlakukan tidak senonoh dan brutal oleh temannya sendiri.

    “Hehe.. lagi yah tante” ajak Jaka lagi. Tanpa memberi kesempatan Anisa menjawab, Jaka kembali menjejalkan penisnya ke dalam mulut Anisa lagi, mengaduk-aduk mulut Anisa dengan penis Jaka sebrutal tadi hingga Anisapun lagi-lagi muntah dibuatnya. Jaka melakukan hal tersebut beberapa kali lagi pada Anisa, di depan Niko. Puas melakukan hal tersebut, Jaka kemudian mendorong Anisa ke ranjang dan mencumbuinya lagi.

    “Tante.. masukin yah?” tanya Jaka yang sudah tidak sabar.
    “Tapi kan.. “ kata Anisa sambil melirik ke Niko. Dia begitu malu melakukannya di depan anaknya berbuat seperti ini walaupun dia sudah tidak tahan untuk dimasuki penis Jaka.

    “Udah.. biar aja tante, gak papa kan Niko gue entotin nyokap lho?” tanya Jaka dengan senyum licik. Niko tidak menjawab pertanyaan Jaka, dia tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan sendiri. Dia sangat marah, cemburu dan sakit hati melihat adegan ini semua, tapi dia juga sangat terangsang juga karenanya. Mamanya, telah diambil… oleh temannya sendiri.

    Melihat Niko tidak menjawab, Jaka hanya cengengesan sendiri. Jaka tau apa yang dipikirkan Niko, karena dia memang sengaja memperlihatkan ini pada Niko.

    “Sayang? Kok diam? Boleh gak nih?” tanya Anisa ikut-ikutan. Anisa sendiri sebenarnya sudah tidak tahan untuk ditusuk Jaka. Entah apa yang ada dipikiran Anisa, dia mengkhianati suaminya, bermain dengan teman anaknya sendiri dan di depan anaknya yang polos yang hanya bisa melihat saja.

    “Bo-boleh mah..” jawab Niko akhirnya dengan suara pelan. Kalau dia jawab tidak boleh bisa saja dia akan dihajar habis-habisan oleh Jaka diluar sana.

    “Boleh apa sayang?” tanya Anisa lagi, sepertinya dia malah sengaja menggoda anaknya ini. Niko sendiri merasa tidak enak lidahnya untuk menyebutnya secara vulgar begitu.

    “Boleh ng-ngetotin mama” kata Niko lagi. Sebuah senyuman terpancar dari bibir Anisa, yang tidak diketahui apa maksudnya oleh Niko. Jaka yang mendengar tanya jawab ibu dan anak itu juga ikutan terseyum dan mulai mengarahkan kemaluannya ke liang vagina Anisa. Dia mulai mengaduk kelamin Anisa dengan penisnya di depan Niko, bahkan didepan si kecil Windy yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya. Kalau Windy bisa berpikir tentu saja dia juga akan marah melihat mamanya ditindih bukan oleh papanya. Tapi Windy yang masih kecil hanya bisa melihat saja mamanya yang sedang telanjang lagi disetubuhi oleh pria ini, bahkan dia sempat tertawa sendiri melihat mamanya yang tampak keenakan begitu. Gila memang, Anisa disetubuhi di depan anak-anaknya.

    “Nngh.. Sayang..” panggil Anisa ke Niko.
    “Ya mah?”
    “Jangan oughh.. kasih tau papa ya? Ngghmmhh..”
    “I-iya mah” jawab Niko.

    “Windy cayang.. kamu juga jangan kasih tau papa ya? Hihi” kata Anisa mengajak si kecil Windy bicara sambil tertawa. Tentu saja Windy tidak akan bisa memberitahu papanya apa yang sedang dilakukan ibunya ini. Tapi Anisa malah melakukan hal iseng bertanya seperti itu ke bayinya dan menganggapnya lucu. Si Windy yang tidak mengerti malah tertawa saja ke arah mamanya yang sedang disetubuhi. Betul-betul suasana yang gila.

    Niko yang menyaksikan hal ini tanpa sadar membuat penisnya berdiri dari balik celana. Dia ingin sekali rasanya menggantikan posisi Jaka disana, meskipun wanita itu adalah ibunya sendiri. Jaka yang mengetahui apa yang sedang Niko pikirkan malah berbisik ke Anisa.

    “Gak ah.. gila kamu..” jawab Anisa setelah dibisiki Jaka.
    “Gak apa lah tante.. kasihan tuh Niko nya.. hehe”
    “Nggak.. ada-ada aja kamunya”
    “Ada apa ma?” tanya Niko penasaran.
    “hmm.. Jaka ajak kamu ikutan tuh, tapi gak mama bolehin lah” jawab Anisa.

    “Yah.. tante.. Niko udah penasaran banget tuh pastinya, hehe.. tapi ya udah deh kalau gak boleh. Jaka bisa puas sendiri.. hehe” kata Jaka sambil tersenyum remeh ke Niko dan kembali menggoyangkan pinggulnya. Mereka kini berganti posisi, Anisa menungging dan Jaka menyetubuhinya dari belakang.

    “Nggh.. oughh.. terus sayang.. yang kencang…” racau Anisa.
    “ougghh.. rasain ini tante nakal, lonte binal” celoteh Jaka kurang ajar. Mereka saling melenguh dan meracau kenikmatan sambil berkata kotor. Bahkan kata-kata yang ditujukan Jaka pada Anisa menjurus melecehkan. Anisa yang mendengar hal tersebut malah makin bangkit birahinya, sedangkan Niko makin sakit saja hatinya mendengar mamanya dilecehkan begitu.

    “Nggmmh.. terus sayang, entotin tante sesukamu.. ngmmhh.. entotin tante di depan anak-anak tante.. ougghh” racau Anisa menggila.

    “Iya.. oughh, anak-anak tante harus tahu kalau mamanya binal dan nakal” balas Jaka.
    “Nggghh.. Iya sayang, tante memang nakal.. terus sayang.. entotin mamanya Windy dan Niko ini pake kontol kamu yang gedeee.. ougghh.. nggghhh” Mereka terus saja meracau gila-gilaan. Anisa yang paling gila karena dia melakukan ini di depan anak-anaknya, bahkan meladeni omongan vulgar Jaka. Entah apa yang akan terjadi pada diri anak-anak Anisa ini esok, terlebih bagi si kecil Windy. Untuk melihat mama dan papanya bersetubuh saja mungkin ini sudah tidak baik, tapi ini malah dia diperlihatkan adegan mamanya yang sedang selingkuh, melihat mamanya disetubuhi di hadapannya serta diperdengarkan kata-kata kotor yang vulgar oleh mamanya sendiri. Anisa sendiri malah seperti tidak ambil pusing karenanya.

    Niko yang memang dari tadi sudah tidak tahan hanya bisa mengelus penisnya dari balik celananya. Dari tadi bahkan dia belum sempat mengganti pakaian seragamnya karena terlebih dahulu disuguhi pemandangan seperti ini. Jaka yang melihat tingkah Niko lagi-lagi mulai memancing suasana hati Niko. Sambil masih menggenjot Anisa dari belakang, dia menciumi bibir Anisa dan meremas buah dada Anisa hingga tampak air susunya menetes-netes. Air susu yang seharusnya menjadi makanan bagi anaknya Windy kini terbuang percuma karena perlakuan Jaka.

    “Ngghh… Duh.. Jaka, pelan-pelan dong.. sakit” erang Anisa karena remasan tangan Jaka yang kasar di buah dadanya. Jaka seperti tidak mendengar perkataan Anisa dan masih saja meneruskan aksinya, membuat ranjangnya mulai basah karena ceceran susu Anisa. Niko yang dari tadi hanya menonton sudah melepaskan celana beserta celana dalamnya. Dia beronani menyaksikan adegan didepannya ini. Mamanya yang sedang disetubuhi oleh temannya sendiri. Meskipun hanya onani, tapi tetap saja dia kalah dengan Jaka yang masih bertahan menyetubuhi Anisa. Dia klimaks dengan hanya melihat adegan tersebut. Jaka yang melihat Niko sudah keluar malah tertawa melecehkan. Anisa juga hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah muncrat.

    “Lihat tuh anak tante, lemah amat..” ejek Jaka.
    “Hihi.. sayang? kamu udah keluar yah?” tanya Anisa yang juga terdengar seperti nada melecehkan bagi Niko. Membuat Niko malu bukan main karenanya.

    “Tante.. nanti Jaka keluarin di dalam yah??”
    “Kamu mau keluarin di dalam? Itu tempat Niko lahir loh.. mau kamu siramin pake peju kamu yah? Nakal kamu..”

    “Iya.. boleh yah tante.. pasti enak nih..”

    “Iya deh.. Niko, gak apa kan kalau Jaka keluar di dalam? Di tempat kamu lahir dulu?” tanya Anisa pada anaknya itu. Niko yang mendengar pertanyaan mamanya ini malah membuat darahnya berdesir, perkataan mamanya begitu provokatif dan mengaduk hatinya.

    “Gimana Niko? Boleh nggak Jaka numpahin benihnya ke rahim mama kamu ini?” tanya Anisa lagi.

    “I-iya mah..” jawab Niko pelan, dia tidak tahu kenapa bisa jadi seperti ini. Anisa tersenyum mendengar jawaban anaknya, begitu pula Jaka. Sungguh perasaan Niko campur aduk dibuatnya.

    “Kamu harus belajar dari Jaka nih sayang.. dianya kuat” kata Anisa dengan meninggikan intonasi kata kuat. Jaka hanya cengengesan ke Niko mendengar perkataan Anisa. Setelah cukup lama Jaka menggenjot Anisa, akhirnya Jaka tidak bisa lagi menahan laju spermanya untuk menumpahkan spermanya membuahi rahim Anisa.

    “Ougghh.. terima peju Jaka tante.. ughh..”
    “nngghh… iya sayang.. keluarin yang banyak, penuhi rahim tante dengan peju kamu”
    “Oughhh.. Anisaaaa”

    “Iya sayang.. tante juga sampaaaaaiiiii” erang mereka kenikmatan saat peju Jaka muncrat dengan banyaknya memenuhi rahim subur Anisa. Entah apa jadinya kalau Anisa sampai hamil oleh Jaka, teman anaknya sendiri. Mereka akhirnya terbaring kelelahan di ranjang, sejajar dengan Windy yang juga terbaring di kasur yang sama.

    “Windy cayang.. om Jaka kuat amat loh.. kamu kalau sudah besar boleh tuh ikutan cobain..hihi” kata Anisa iseng dengan nafas nggos-ngosan mengajak Windy bicara. Betul-betul gila omongan Anisa, mengajak bicara anaknya seperti itu. Menawarkan anaknya untuk boleh disetubuhi pria ini kelak kalau sudah besar. Jaka yang mendengar omongan Anisa sampai cengengesan dibuatnya.

    “Tante, boleh gak Jaka main kesini tiap hari?”
    “Hmm.. boleh aja kok, tapi kamu sekolah dulu, baru kesini.. ntar gak lulus lagi kamunya gara-gara tante”

    “Hehe.. gak apa kok tante, biarin gak lulus asal bisa terus bersama tante”
    “Huu.. gombal kamunya, ada-ada aja. Udah sana kamu pulang, bentar lagi Om pulang”
    “Okey deh sayang..” setuju Jaka sambil mencium kening Anisa. Setelah beberapa saat beristirahat Jakapun pulang dari rumah Niko, Anisa mengantarnya hingga ke depan rumah dengan masih bertelanjang bulat sambil mengendong bayinya. Anisa bahkan mengangkat tangan Windy lalu melambai-lambaikannya seperti mengatakan bye-bye ke arah Jaka.
    “Ayo cayang.. bilang dadah ke Om Jaka.. dadaaah… hihihi” kata Anisa ke bayinya sambil tertawa-tawa. Jaka hanya tersenyum melihat tingkah Anisa ini, sedangkan Niko bertambah sakit hatinya. Dia akhirnya benar-benar telah menghilang dari pandangan Niko dan Anisa, tapi sebenarnya mimpi buruk baru saja dimulai.
    ***

    Esok hari, lagi-lagi Jaka tidak terlihat di sekolah. Niko yang menyadari bahwa Jaka pasti berada di rumahnya seakan tidak dapat berbuat apa-apa. Nyalinya begitu kecil untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan, rasa sakit melihat mamanya diambil orang lain, mengkhianati papanya dengan cara begitu. Dia menyesal karena membawa Jaka ke rumah, Niko merasa dia sendirilah yang menyebabkan hal ini terjadi. Seharusnya dia tidak menyetujui ide mamanya untuk membawa teman segala. Hatinya sangat sakit, pedih tak terkira. Seharusnya aku melawan, tapi kenapa hanya diam begini, sial, batinnya.

    Niko melihat perbuatan bejat Jaka lagi pada mamanya saat dia pulang ke rumah. Ya.. Jaka memang sengaja tidak sekolah tadi dan melakukan hal ini lagi. Esok hari dan seterusnya selalu begini, sekarang sudah seminggu Jaka tidak sekolah dan malah datang ke rumah Niko. Melakukan hal mesum terhadap ibu kandung Niko disaat papa dan anaknya tidak di rumah.

    Pagi itu lagi-lagi Jaka datang ke rumah Niko. Kebetulan sejak dua hari lalu suaminya sedang ada keperluan bisnis di luar kota selama seminggu.

    “Dasar kamu Jaka, udah seminggu kan kamu gak masuk sekolah?” tanya Anisa saat membukakan pintu untuk Jaka.

    “Hehe.. biarin tante”
    “Dasar kamu.. dikasih tahu malah bandel” kata Anisa gemas mencubit pipi Jaka.
    “Tante, Jaka bawa teman nih..”

    “Hah? Rese ah kamunya gak bilang-bilang.. kan tantenya bisa siap-siap dulu.. hihi” kata Anisa karena saat itu Anisa hanya mengenakan kemeja putih dan celana dalam saja. Ternyata di belakang Jaka ada tiga orang temannya yang lain. Dada Anisa entah kenapa jadi berdebar seperti ini. Dia penasaran apakah akan terjadi gangbang pada dirinya hari ini. Sebuah fantasi liar yang dia miliki dari dulu.

    “Ya udah.. ajak teman-temanmu masuk deh..”

    Saat masuk ke rumah, mereka mencium tangan Anisa layaknya anak yang baik, membuat Anisa jadi tersenyum. Mereka semua ternyata sudah sma, sepertinya itu teman-teman Jaka yang memang seumuran dengannya. Tampak penampilan mereka acak-acakan, dengan seragam yang lusuh dengan beberapa coretan. Jelas dari penampilan mereka kalau mereka adalah murid yang suka bolos sekolah, merokok, bahkan tawuran.

    “Anggap rumah sendiri yah.. Kalian mau minum apa?” tanya Anisa menawarkan.
    “Susu kalau ada tante..” kata salah satu dari mereka dengan lancangnya. Dia lalu tertawa diikuti teman-temannya.

    “Ye.. kalau itu nanti dong.. kalian pasti kebagian kok semuanya”
    “Stoknya gak terbatas ya tante? hehe” goda salah satu dari mereka.
    “Iya.. gak abis-abis pokoknya… hihi” jawab Anisa mengikuti pembiacaraan porno mereka.
    “Jadi kalian mau minum apa nih? Tante bikinin es teh aja ya?” kata Anisa lalu menuju ke dapur. Setelah membuatkan es teh untuk mereka berempat, Anisa ikut duduk dan mengobrol dengan mereka.

    “Nih minumnya..”
    “Makasih tante” kata mereka hampir bersamaan.
    “Nama kalian siapa aja sih? Satu sekolah semua?”
    “Iya tante, saya Rido tante..”
    “Bimo tante..”
    “Saya Amir tante..” kata mereka bergantian memperkenalkan diri.
    “Tante, katanya Jaka sering kesini yah? Ngapain aja tuh tante?” tanya Amir.
    “hmm? Dasar kalian pura-pura gak tahu.. mana mau kalian datang kesini kalau gak diberi tau Jaka.. dasar” mereka tertawa mendengar kata-kata Anisa.

    “Terus kami boleh juga gak tante?”
    “Boleh ngapain? Ayo udah mesum aja..” goda Anisa.
    “Itu tante… ngentotin tante” kata Rido vulgar.
    “Hushh.. gak sopan amat, datang-datang minta gituan, tante bilang suami tante ntar hihi..” kata Anisa sambil tertawa.

    “Jadi gak boleh yah tante?”
    “Hmm.. boleh nggak yah..” goda Anisa lagi main tarik ulur.
    “Boleh dong tante.. kalau gak boleh ntar kita paksa lho.. hehe” kata Rido.
    “Huu.. enak aja maksa-maksa. Boleh deh.. dari pada tantenya kalian perkosa.. hihi”
    “Hehe.. gitu dong tante.. kan enak.. hehehe”

    Jaka dari tadi hanya diam saja memperhatikan teman-temannya menggoda Anisa. Dia hanya tersenyum-senyum saja melihat bagaimana teman-temannya menggoda wanita bersuami ini.

    “Terus mau sekarang?” pancing Anisa.

    “Hehe.. boleh..” langsung mereka menyerbu Anisa, mereka berlomba-lomba melepaskan pakaian yang mereka kenakan. Salah satu fantasi liar Anisa sepertinya akan terwujud hari ini, melakukan gangbang dengan mereka.

    Mereka mulai menjamah tubuh Anisa bersamaan, menciumi dan menggerayangi Anisa. Kemeja yang digunakan Anisa sudah terbuka bagian depannya tapi masih dibiarkan tergantung dibadan Anisa, sehingga memberi kesan seksi. Mulut mereka berganitan mencicipi nikmatnya asi dari buah dada Anisa yang sekal. Mereka seperti ingin menyedot habis seluruh isi buah dada tersebut dan tidak menyisakannya untuk bayi kecil Anisa.

    “Duh.. geli, dasar kalian, beraninya keroyokan”
    “Hehe.. tapi tante suka kan kalau kita keroyok gini?”
    “Huh, dasar mesum..” kata Anisa sambil tertawa.
    “Aww.. pelan-pelan sayang..” kata Anisa ke Rido karena menggigit putingnya cukup keras.
    “Tante gak larang kalau mau gigit, tapi pelan-pelan dong.. jangan keras-keras amat”

    “Ini satu, jarinya nakal amat nyolek-nyolek memek tante..” kata Anisa pura-pura kesal ke Amir. Mereka hanya tertawa dan terus saja melakukan aksi mesumnya sambil bergantian menetek. Vagina Anisa bergantian dikobel oleh tangan-tangan nakal mereka, tangan mereka bergantian merasakan seluk beluk liang Vagina wanita bersuami ini.

    “Udah ah, kalian nakal. Sini tante jilatin dulu kontol kalian..” tawar Anisa nakal. Mereka berempat kemudian berdiri mengelilingi Anisa yang bersimpuh di bawah mereka. Anisa mulai menjilati penis mereka satu persatu sambil mengocok penis lainnya. Lagi asik-asiknya menikmati penis para remaja tersebut, Anisa dikejutkan oleh suara tangisan Windy.

    “Duh.. anak tante bangun tuh.. bentar yah, sepertinya dia lapar” kata Anisa beranjak dari hadapan mereka dan menjemput bayinya di kamar. Anisapun kembali dengan menenteng bayinya tidak lama kemudian.

    “Kamu nakal yah sayang ngangguin mama jilatin kontol mereka, kasian tuh om-om itu udah mupeng banget sama mama.. hihi” kata Anisa iseng mengajak bicara bayinya saat kembali duduk di antara para remaja itu.

    “Kamu lapar yah sayang? ayo cepetan mimik, kalo ga mama kasih om-om itu loh susunya..” kata Anisa sambil menyodorkan buah dadanya ke Windy sambil melirik tersenyum manis ke arah para remaja yang tentunya makin mupeng melihat tingkah Anisa itu. Si kecil Windy yang memang sedang lapar tentu saja langsung mengulum buah dada Anisa. Kalaupun ia mengerti apa yang dikatakan mamanya tentu saja dia juga tidak akan mau mereka mengambil air susu mamanya.

    “Mau lanjutin gak?” tawar Anisa sambil masih menyusui Windy.
    “Gak apa tante?” tanya mereka heran.

    “Iya.. gak papa kok” Sungguh gila, sekarang Anisa malah mengulum penis mereka bergantian yang mana Windy masih digendong dan menyusu padanya. Tangan Anisa menggendong bayinya, sehingga kini tidak bisa lagi mengocok penis mereka. Sungguh liar dan binal sekali pemandangan tersebut. Mereka bergantian menyuapi dan membenamkan penis mereka bergantian ke mulut Anisa, yang mererima penis mereka sambil tertawa-tawa sedangkan Anisa sendiri masih menyusui bayinya, atau dapat dikatakan keduanya sama-sama sedang menyusu, si kecil Windy menyusu ke ibunya sedangkan ibunya menyusu ke penis-penis remaja itu. Pemandangan itu membuat para remaja tersebut terkagum dan terheran-heran melihat betapa binal dan nakalnya Anisa. Apalagi kemeja yang masih menggantung ditubuhnya serta celana dalam yang masih tersisa menambah kesan seksi padanya. Anisa sendiri merasakan sensasi luar biasa. Sempat juga terlintas sebuah pikiran nakal Anisa kalau tiba-tiba suaminya pulang dan menemukan dirinya sedang berbuat mesum dengan para remaja berandal ini, tapi semakin dia pikirkan entah kenapa dia semakin terangsang dibuatnya.

    Tapi tiba-tiba Anisa dikagetkan oleh kehadiran Niko yang tiba-tiba datang dan menghantamkan tinjunya ke salah satu dari mereka hingga orang itu tersungkur. Tidak terima temannya dipukul, mereka langsung mengejar dan menghajar Niko hingga Niko pun tersungkur. Melihat anaknya dihajar membuat Anisa berteriak histeris minta berhenti.

    “Berhentiii… tolong berhenti.. ya Tuhan.. please stooooppppp!!!” teriak Anisa mencoba menghentikan mereka. Mereka pun akhirnya mau berhenti. Tampak disana Niko meraung kesakitan dihajar beramai-ramai. Tentu saja naluri keibuan Anisa muncul untuk menolong anaknya tersebut. Dia letakkan bayinya dan pergi ke tempat Niko tergeletak kesakitan.

    “Sayang.. kamu gak apa-apa?” tanya Anisa cemas. Tapi Niko tampak menepis tangan Anisa, kemudian bangkit dan jalan tertatih menuju ke kamarnya. Hati Niko menahan sakit yang lebih dari pada yang dirasakan tubuhnya ini.

    “Sayang?” panggil Anisa lirih. Niko terus saja berjalan ke kamarnya dan menghilang di balik pintu. Para remaja tersebut malah tertawa cengengesan saja melihat hal itu. Anisa sendiri ingin ke kamar Niko untuk memastikan keadaan anaknya, namun dicegah oleh para berandal tersebut. Mereka menarik lagi Anisa ke sofa dan mulai menjamah Anisa lagi. Anisa juga merasa tidak nyaman dihatinya, entah kenapa semua ini bisa terjadi dan berakhir seperti ini. Dia berusaha tetap tersenyum pada para remaja mesum ini walaupun pikirannya berkecamuk. Tetap saja melayani nafsu mereka padahal anaknya sedang merintih di sana. Suara erangan dan rintihan pun terdengar se isi rumah itu. Termasuk Niko yang mengurung diri di kamar. Niko dengan pandangan kosong menatap ke lantai kamarnya, suara-suara erangan mamanya terdengar jelas dari sini. Parahnya, mereka bahkan menginap di sana malam itu, menggangbang Anisa dengan liarnya sepanjang malam, menggenjot lubang vagina dan anus Anisa dalam waktu bersamaan, menyiram tubuh Anisa dengan sperma mereka, baik di dalam maupun di sekujur tubuhnya. Niko hanya menghabiskan waktunya mengurung diri di kamar malam itu, telinganya dicekoki suara-suara yang membuat hatinya semakin dan semakin sakit.

    Esoknya, hari minggu. Saat keluar kamar Niko melihat mamanya masih saja dicabuli orang-orang itu. Mereka bahkan tertawa cengengesan ke arah Niko, sedangkan mamanya ingin menyapa Niko tapi sayang mulut Anisa saat itu sedang tersumpal penis. Hari itu, hampir sepanjang hari juga Niko melihat dan mendengar hal-hal mesum yang dilakukan terhadap mamanya tersebut, meskipun lebih banyak dia habiskan waktunya mengurung diri di kamar. Baru menjelang malam mereka pulang dari sana setelah hampir dua hari menginap.

    Anisa merasa tidak nyaman di hatinya, dia putuskan untuk menemui Niko setelah dia membersihkan diri dan meniduri bayinya. Dia ketuk pintu kamar Niko, tapi tidak ada yang menjawab. Anisapun lalu membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu. Dia lihat anaknya sedang menonton tv di kamarnya, dengan pandangan hampa.

    “Sayang.. maaf yah sampai kayak ini. Kamu marah yah sama mama?” tanya Anisa, tapi terlihat Niko hanya diam saja. Ya.. melihat hal gila seperti itu setiap hari perlahan membuat mental Niko hancur, dia sekarang jadi sering menyendiri, bermenung dan hilang selera makan.

    “Sayang? Kok diam?”

    “Dasar pelacur..” jawab Niko dingin. Alangkah terkejutnya Anisa mendengar perkataan anaknya, dadanya serasa dihantam, air matanya ingin menetes. Anisa sadar dia telah melakukan hal yang betul-betul gila, sesuatu yang telah menyakitkan hati anaknya.

    “Sayang..” kata Anisa lirih.

    “dasar.. PELAACUUUUR!!” teriak Niko pada Anisa.

    “Plaaakk” sebuah tamparan keras hinggap di pipi Niko, meninggalkan jejak merah disana. Air mata Niko menetes, dia kini menangis. Anisa yang merasa bersalah memeluk anaknya tersebut, membiarkan Niko menangis dalam pelukannya. Anaknya menangis tersedu-sedu di sisinya. Tapi entah bagaimana mulanya, kini tangan Niko mengusap dan memeluk tubuh Anisa dengan penuh nafsu. Mulutnya menciumi bibir Anisa bertubi-tubi seperti seorang kekasih yang lama tak jumpa.

    “Sayang.. kamu kenapa?” tanpa menghiraukan pertanyaan mamanya Niko terus saja menjamah tubuh Anisa. Niko dorong tubuh Anisa sehingga kini Anisa terlentang di ranjang. Sekilas, Anisa melihat ke mata anaknya, tatapan matanya kini sudah berubah, tidak seperti Niko yang dia kenal sebelumnya. Pandangan mata dingin yang dipenuhi nafsu. Niko melanjutkan menindih tubuh ibunya tersebut, menjamah dan menciumi wajah Anisa penuh nafsu. Sekarang, dengan tergesa-gesa Niko melepaskan celananya, serta melepaskan celana dalam yang digunakan Anisa dari balik roknya. Dengan kesetanan dia hujamkan penisnya ke vagina ibunya tersebut.

    “Sayang..” kata Anisa lirih. Anisa merasa hatinya teriris, tidak menyangka perbuatannya ini telah merubah kepribadian anaknya. Dia sungguh menyesal, tapi sekarang sudah terlambat, biarlah yang akan terjadi terjadilah. Dia akhirnya mengikuti permainan Niko, sambil Niko menyetubuhinya dengan brutal, Anisa melayani ciuman anaknya. Niko menyetubuhi ibunya dengan brutalnya, entah kenapa sekarang dia menjadi lebih tahan untuk tidak segera ejakulasi. Sepertinya pelatihan dari Anisa berhasil, meski memerlukan pengorbanan yang besar akhirnya, sebuah pengorbanan yang tidak mereka sangka ini bisa terjadi.

    “Sayang.. terus.. entotin mama.. puasin nafsu kamu ke mama yang selama ini kamu pendam.. iya.. terus sayang.. maafin mama baru bisa memberinya sekarang.. oughh.. puaskan nafsumu anakku.. puaskan..” rintih Anisa.

    “Oughh…”
    “Ngmmhh.. sayang..”
    Suara erangan mereka terdengar memenuhi kamar Niko. Saling bersahutan hingga akhirnya Niko menumpahkan spermanya ke dalam rahim Anisa, ke tempat dia lahir dulu.

    “Sayang.. kamu puas?” tanya Anisa lirih ke Niko.
    “Iya mah.. maafin Niko” kata Niko yang sepertinya telah sadar apa yang telah dia lakukan.
    “Gak papa sayang.. biarlah yang sudah terjadi begitu adanya. Mulai sekarang mama milik kamu. Kamu gak usah segan dan malu lagi minta ke mama” mereka kini saling berpelukan. Malam itu mereka melanjutkan satu ronde lagi sebelum tidur bersama. Kini dan seterusnya, Anisa telah merelakan tubuhnya untuk dinikmati Niko, anaknya.
    ***

    Esoknya , Jaka masih saja datang ke rumah itu. Tapi kini dia hanya datang sendiri. Meski begitu ternyata Anisa tidak disetubuhi Jaka seorang, ya.. sekarang Niko ikut bersamanya, menyetubuhi ibunya, Anisa. Mereka melakukan threesome antara Anisa, Jaka, dan Niko.

    “Oughh… Sayang.. terus anak-anakku.. setubuhi aku..” racau Anisa menggila. Kedua lubangnya dimasuki penis mereka. Jaka menggenjot lubang vaginanya sedangkan anaknya, Niko menggenjot lubang anusnya.

    “Mah.. enak.. mau keluar..” erang Niko.
    “Saya juga tante.. udah gak tahan” erang Jaka.

    “Keluarin di mulut mama aja sayang..” pinta Anisa. Mereka mencabut penis mereka dan berdiri di depan Anisa yang kini bersimpuh dan membuka mulut lebar-lebar di bawah mereka.

    “Croot.. crooot” penis mereka memuntahkan lahar putih yang berlomba-lomba memasuki mulut Anisa. Tampak begitu banyak lelehan sperma di mulut Anisa, mulutnya tidak kuasa menampung semuanya hingga beberapa tercecer ke dagunya dan menetes di pahanya. Sebelum menelan sperma mereka, Anisa memanjakan mata remaja tersebut dengan memainkan sperma mereka di mulutnya. Mengenyam-ngenyamnya seperti makan nasi, berkumur-kumur dengan sperma tersebut hingga akhirnya dia menelan seluruh sperma tersebut masuk ke dalam lambungnya.

    “Gimana? Puas?” tanya Anisa sambil tersenyum manis ke mereka.
    “Iya tante.. puas banget hehe..”
    “Iya mah.. makasih yah ma..”

    “Hihi.. kan mama udah nih minum ‘susu kental’ dari kalian, sekarang giliran kalian deh kalau mau juga minum susu mama, mau nggak nih?” tanya Anisa menggoda.

    “Mauuu..” sorak mereka serempak menyerbu buah dada Anisa. Mereka menyusu ke kedua payudara Anisa. Jaka sebelah kanan, dan Niko sebelah kiri.

    “Hihi.. sabar dong kaliannya.. sisain untuk Windy juga..” tapi mereka terlalu sibuk mengulum dan meminum susu dari payudara Anisa hingga tidak mendengar apa yang dikatakannya. Anisa hanya tersenyum saja sambil mengusap rambut keduanya. Sesekali dia tertawa kecil kegelian karena permainan lidah dan gigi mereka.

    Sejak saat itu mereka terus melakukan hal tabu tersebut, bahkan saat papanya ada di rumah. Saat itu Niko mengajak Jaka untuk menginap di rumah. Tentu saja papanya tidak curiga sama sekali karena merupakan hal yang biasa. Tapi malamnya saat papanya sudah tertidur, barulah Anisa dikerjai, di belakang suaminya, oleh anaknya dan teman anaknya. Niko juga mulai ikut-ikutan membolos walau tidak sesering Jaka, Niko berpura-pura ke sekolah dan berpamitan pada kedua orangtuanya seperti biasanya.

    “Ma.. Pa.. Niko berangkat dulu” Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
    “Maaf papa gak bisa antar hari ini juga..” kata papanya karena dia juga akan berangkat kerja.
    “hati-hati sayang..” kata Anisa.
    Saat mencium tangan ibunya, Niko sempat berbisik pelan ke Anisa.
    “Mah.. tungguin yah.. bentar lagi Niko pulang” bisik Niko.
    “Dasar kamu, sekolah tuh yang benar, pake cabut segala.. ya udah, tapi cepetan yah.. hihi” bisik Anisa juga. Niko juga ikutan tertawa kecil.

    “Daaaah.. pa… ma…” Niko meninggalkan rumah, tapi yang tanpa sepengetahuan papanya, setelah papanya berangkat kerja, Niko malah kembali ke rumah. Menghabiskan harinya bermesraan dengan ibunya, Anisa. Mulai dari sekarang, apa yang akan terjadi hanya mereka yang tahu dan tetap akan menjadi rahasia mereka. Begitulah cerita sex tentang hubungan sedarah antara ibu dan anaknya.

  • Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot

    Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot


    5008 views

    Duniabola99.com – Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.


    Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.

    Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???

    Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa. Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.

    Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.


    “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas.

    Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras. Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.


    Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh… aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku.

    Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah.


    Mertua“aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”

    sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

    “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.

    Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku.

  • Cerita Sex Ibu – Ibu Muda

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda


    4992 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Ibu – Ibu Muda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexKarena setiap pagi aku lewat di depan rumahnya jadinya aku tahu persis penghuni yang ada dirumah
    tersebut dengan anak balitanya yang masih kecil , mamah mudanya namanya Sari dia lulusan seni tari di
    ikip, keluarganya berjiwa seni dimana suaminya seorang pelukis, mbak Sari juga tidak cantik banget
    cuman yang bikin penasaran itu cara bicanya yang khas jawa.

    Lembut dan pasrah itu bikin aku betah ngelihatin mukanya kalo pas bertamu ke rumahnya. Apalagi dia
    enak juga diajak ngomong, suaranya itu senada dengan wajah pasrahnya. Aku jadi suka bayangin dia
    merintih-rintih di bawah siksaan aku.

    Nah, suatu hari lakinya jadi kaya mendadak karena ada order lukisan dalam jumlah besar. Terus, dia
    ngontrak rumah sebelah buat Sari sama anaknya. Rumah yang sekarang dijadiin galeri lukis.

    Doi yang sebelumnya sering cerita kalo lakinya sibuk banget, sekarang cerita repotnya ngurus rumah dan
    anaknya yang umur 3 tahun sendirian. Itu sebabnya dia ngajak adiknya Poppy dan ponakannya Umi untuk
    tinggal serumah.

    Tampang dua cewek itu mirip banget sama Sari, cuma dua-duanya lebih seger dan imut-imut. Akhirnya aku
    tahu juga kalo di rumah itu, sering cuma ada tiga cewek tadi sama satu anak balita. Nafsu juga aku
    waktu temen aku ngasih usul yang menarik. Langsung saja aku telepon Sari malem itu. Aku rubah suara
    aku biar nggak dikenal.

    “Choirun ada?”

    “Nggak ada, lagi mancing. Ini siapa ya?”

    Huh bego, pikirku. Dia kagak tahu kalo lakinya lagi maen sama Linda, tante Chinese yang gatal !

    “Mbak Sari sendiri ya?”

    “Nggak, sama Poppy dan Umi,”

    “Ya sudah, besok saja,”

    Tiga temen aku langsung bersorak begitu pasti malam itu lakinya Sari nggak di rumah. Kami berempat pun
    segera berjalan ke rumah dekat gerbang perumahan itu. Tiga temen aku sudah siap dengan ‘peralatan’nya,
    lalu mengetuk pintu. Seorang perempuan mengintip dari balik korden.

    “Siapa ya?”

    “Kami dari Polres bu, ada yang ingin kami sampaikan,” sahut teman aku yang badannya memang mirip
    polisi.

    Tak lama kemudian pintu terbuka, tiga temen aku masuk. Dari jauh aku lihat Poppy dan Umi ikut menemui
    mereka.

    “Maaf bu, suami ibu kami tangkap satu jam lalu,”

    “Lho, kenapa?” Sari terlonjak.

    “Ia kedapatan menghisap ganja…”

    “Nggak mungkin!” perempuan itu memiawik.

    “Tapi begitulah kenyataannya. Kami juga dapat perintah menggeledah rumah ini. Ini suratnya,”

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda Sari tak dapat menolak, dibiarkannya ketiga ‘polisi’ itu menggeledah rumahnya. Dasar nakal, seorang
    temen aku sudah menyiapkan seplastik ganja dan kemudian ia teriak,

    “Ada di bawah kasur sini, komandan!” Temenku yang paling besar memandang Sari dengan tajam.
    “Sekarang kalian bertiga ikut ke kantor polisi!” tegasnya.

    “Tapi…tapi…saya nggak tahu bagaimana barang itu ada di situ…” kata Sari terbata-bata.
    “Sekarang ibu bantu kami, ikut saja ke kantor polisi, juga dua adik ini,”

    Akhirnya ketiga cewek itu mau juga ikut, setelah sebelumnya Sari menitipkan anaknya ke Bu Tukiran.
    Temen aku pinter juga, dia pinjam mobil Feroza Sari dengan alasan mereka cuma bawa motor. Lewat
    handphone, salah satu temen aku ngasih tahu.

    “Beres Dan, siap cabut,” katanya.

    Aku segera pakai topeng ski, ambil kunci mobil dan duduk di belakang stir. Sebelum masuk, kaget juga
    tiga cewek itu karena tangan mereka diborgol di belakang punggung.

    “Kami nggak ingin repot nantinya,” alasan temen aku. Hanya beberapa saat saja, mobil pun berjalan.
    Sari duduk di tengah dengan satu temen aku menjaga pintu. Sedang Poppy dan Umi di belakang dijaga dua
    lagi temen aku.

    Baru jalan 100 meteran di jalan menurun ke arah Kasongan, tiga temen aku itu ketawa ngakak.
    “Gampang banget…” kata mereka.

    Tentu saja tiga cewek itu bingung. Apalagi Sari kini terpaksa duduk merapat jendela karena dipepet
    lelaki besar di sebelahnya.

    “Kalian tidak akan kami bawa ke kantor polisi, seneng kan nggak perlu lihat pistol? Tapi jangan
    khawatir, nanti kita tunjukin pistol yang lain,” desisnya.

    “Eh…eh…apa-apaan ini?” Sari ketakutan.

    “Eiiiiii….awwwhhhh…kurangajj…awwwhhhh…” Sari menjerit dan meronta, sebab tiba-tiba kedua payudaranya
    ditangkap dua telapak tangan yang besar, lalu diremas-remas keras seenaknya.

    Dua gadis di belakang juga menjerit-jerit ketika payudara mereka pun diperlakukan sama. Lelaki itu
    lalu menyingkapkan jilbab Sari dan dengan nafsu kembali mencengkeram payudara montok itu.

    Sari makin keras menjerit. Lalu tiba-tiba…breetttt….bagian muka jubah tipisnya koyak sehingga
    memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang berbungkus BH coklat muda.

    “Wah, susu yang segar,” kata temen aku.

    “Jangannn…tolong…jangaann…” Sari menangis.

    “Jangan cerewet, kalian bertiga tidak usah bawel, nurut saja atau tempik kalian kuculek pake belati
    ini!” kali ini temen aku mulai mengancam dengan menyentuhkan ujung belati ke permukaan payudara Sari
    yang menyembul dari BH-nya.

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda Di belakang, Poppy dan Umi terisak-isak. Blus keduanya sudah lepas, tinggal rok yang menutupi bagian
    bawah tubuh muda dan mulus itu. Keduanya pun memiawik berbarengan ketika penutup dada mereka direnggut
    hingga putus.

    “Wah…wah…ini susu yang indah…” kata kedua temen aku di belakang.

    “Coba lihat punya Nyonya ini…” lanjut mereka.

    Temen aku di depan pun bertindak cepat, memutus tali antara dua cup BH Sari. Sari terisak, buah
    dadanya kini telanjang dan…..

    ”Awwwwww….” ia menjerit agak keras ketika kedua putingnya dijepit dan ditarik serta diguncang-
    guncangkan.

    Kedua temen aku di belakang ketawa dan ikut-ikutan melakukan hal yang sama pada puting Umi dan Poppy.

    Sari meronta-ronta tapi sia-sia saja ketika tubuhnya dibaringkan di jok mobil, lalu temen aku duduk di
    atas perutnya, memunggungi dan menyingkapkan bagian bawah jubahnya. Kedua kaki telanjangnya
    menendang-nendang, tapi ia kesakitan juga waktu kedua bagian dalam paha mulusnya dicengkeram keras.

    Ia menjerit lagi waktu selangkangannya yang ditutupi celana dalam putih digebuk sampai bunyi berdebuk.
    Dengan kasar, jari-jari temen aku menyingkapkan kain segitiga itu hingga memiawnya yang berjembut agak
    lebat terbuka.

    Tanpa ba bi bu, ditusukkannya telunjuknya ke lubang memiaw Sari.

    “Aaaaakhhhh….” Sari menjerit kesakitan. memiawnya yang kering membuat tusukan itu jadi amat
    menyakitkan.

    Tapi temen aku itu nekad terus nyodok-nyodok memiaw yang legit itu. Malah waktu telunjuknya sudah
    terasa agak licin, dia tambah jari tengah. Lagi-lagi Sari menjerit kesakitan. Tapi nggak kapok juga
    temen aku itu. Sebentar saja sudah tiga jari yang nyodok-nyodok memiaw perempuan manja itu.

    Di belakang, Poppy dan Umi juga merintih-rintih, sebab dua lelaki yang bersama mereka kini mengisap-
    isap pentil susu mereka sambil terus meremas-remas teteknya yang kenyal. Poppy pertama kali memiawik
    waktu tangan temen aku menelusup sampai ke balik celdamnya dan meremas-remas memiawnya sambil sesekali
    mencabuti jembutnya.

    Umi akhirnya juga mendapat penghinaan yang sama, bahkan ia merasa klentitnya lecet karena terus
    diuyel-uyel dengan kasar.

    Mobil akhirnya sampai ke rumah besar punya temen aku yang asyik ngobok-obok memiaw Sari. Aku buka
    pintu belakang mobil. Di dalam, aku liat Poppy dan Umi yang topless, cuman pake rok doank! Dan yang
    lebih bikin aku kaget lagi,

    Ternyata tongkol dua temen aku lagi dijilatin ama dua perawan itu. Toket kedua anak itu kelihatan
    mulai memerah karena terus diremet-remet. Terang aja aku tersentak, tapi aku sendiri gak bisa berbuat
    apa-apa lagi! Soalnya aku sendiri nggak tahan, terus ikut mencet pentil kanan Poppy dan pentil kiri
    Umi.

    “Nggghhhhh….” dua cewek itu cuma bisa mengerang karena dua tongkol ada di mulut mereka.
    Terus aku buka pintu tengah. Buset, di dalam, temen aku masih asyik menjilati memiaw Sari dan
    menyodok-nyodok lubangnya dengan tiga jari.

    Sari sudah tidak menjerit-jerit lagi. Yang terdengar sekarang cuma rintihannya, persis seperti
    bayangan aku. Nggak tahan, aku naik, terus aku pegangin kepala perempuan berjilbab itu.

    “Emut tongkol aku, kalau nggak, aku potong tetek lu!” kata aku sambil nyodorin tongkol yang udah
    ngaceng sejak tadi.

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda Tangan kiri aku mencengkeram tetek kanan Sari yang montok sampai ke pangkalnya. Tangan kanan aku
    menahan kepala Sari biar tetep menghadap tongkol. Sari nyerah, dia buka mulutnya. Cepet aku masukin
    tongkol aku sampe ke pangkalnya.

    “Diemut!” bentak aku sambil menambah tenaga remasan di buah dadanya.

    Aku ngerasain kenikmatan yang luar bisa banget waktu tongkol aku diemut-emutnya sambil merintih-
    rintih. Biar gampang, sama temen aku tadi, aku gotong cewek itu dan aku lempar ke lantai garasi. Sari
    menjerit kesakitan dan makin keras jeritannya waktu jubahnya aku lucuti, begitu juga rok dalam dan
    celdamnya. Terlihatlah memiawnya yang terpelihara rapi, dengan bulu-bulu halus yang diatur dengan
    indahnya.

    Aku mainkan itilnya yang ada di dalam bibir memiawnya sampai dia berkelojotan ke kanan-ke kiri.
    Sekarang temen aku yang jongkok di depan muka cewek itu dan memaksanya berkaraoke. Dari belakangnya,
    tanpa banyak bicara, aku langsung ngent*t cewek itu.

    “Aunghhhhhh…” Sari mengerang panjang waktu tongkol aku nyodok memiawnya sampai mentok. memiawnya
    lumayan rapet dan legit biarpun dia sudah punya anak satu. Ada seperempat jam aku kocok memiawnya pake
    tongkol, terus aku suruh dia nungging.

    Dari depan, temen aku masih ngent*t mulutnya sambil memegangi kepala cewek berjilbab itu. Dari
    belakang, pemandangan itu bikin aku makin nafsu. Aku remet keras-keras memiawnya pake tangan kiri,
    terus telunjuk kanan aku tusukin ke pantatnya.

    Sari mengerang lagi waktu aku gerakin telunjuk aku berputar-putar supaya lobang kecil itu jadi lebar.
    Begitu mulai lebar, aku masukin tongkol ke dalamnya. Tubuh Sari mengejang hebat, erangannya juga
    terdengar amat heboh.

    Tapi tetep aku paksa tongkol aku biar susahnya bukan main. Sampe akhirnya tongkol aku masuk sampai ke
    pangkal, aku tarik lagi sampai tinggal kepalanya yang kejepit. Terus dengan tiba-tiba aku dorong
    sekuat tenaga.

    “Aaaaaakhhhhh…..” Sari melepas tongkol temen aku dan menjerit keras.

    Tapi rupanya pas temen aku sampai puncak kenikmatannya. Akibatnya air maninya nyemprot muka Sari
    sampai belepotan. Cuek, aku genjot terus pantat perempuan montok itu biar dia menangis-nangis
    kesakitan.

    Malah sekarang aku peluk dia sambil kedua teteknya aku remes-remes. Temen aku yang barusan nyemprot
    sekarang malah masukin dua jarinya ke lubang memiaw Sari dan diputar-putar. Ini bikin Sari makin
    kesakitan.

    Aku ngerasa tongkol aku udah peka banget. Jadi makin cepet aku genjot dan langsung aku banting cewek
    itu. Sari nggak sempet mengelak, waktu tongkol aku tempelkan ke mulutnya dan aku paksa dia
    mengulumnya.

    “Crooottt…crottt…crottt…” air mani aku nyemprot sampai tiga kali ke dalam mulutnya. Sari sudah mau
    menumpahkannya, jadi aku pencet pentilnya dan aku tarik ke atas.

    “Telen!” bentak aku.

    Sambil merem, Sari menelannya semua, lalu menekuk tubuhnya sambil menangis. Dengan ujung jilbabnya aku
    dan temen aku mengelap tongkol yang berlendir. Dari celah pantat bundar Sari aku lihat ada darah
    keluar.

    Lagi asyik ngelihatin tubuh bugil Sari, aku dengar ketawa ngakak dua temen aku. Lalu terlihat Poppy
    dan Umi turun dari mobil dan jalan sempoyongan. Aku melotot. Dua cewek itu nyaris bugil. Jilbab mereka
    disampirkan ke belakang sehingga teteknya yang kemerahan bekas diremas-remas bebas terlihat, dengan
    pentilnya yang kecoklat-coklatan.

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda

    Dua-duanya terisak-isak, di sekitar bibir dua cewek hitam manis itu belepotan lendir putih. Yang
    menarik, rok mereka sudah lepas, tinggal celdam putih milik Poppy dan kuning muda Umi. Malah celdam
    Poppy dibikin temen aku terangkat tinggi sampai nyelip di bibir memiawnya. Akibatnya, bibir memiawnya
    kanan dan kiri kelihatan gemuk dan jembutnya menyembul ke kanan dan kiri.

    Nggak tahan, aku pepet anak itu ke mobil, terus tangan aku mulai merayapi selangkangannya. Tangan aku
    mulai bermain-main di bibir vaginanya yang njepit celananya.

    “Jangaann…ampun oommm…” rintihnya. “Adduhhhh…” pekik mahasiswi UAD itu, karena aku cabut beberapa
    helai jembutnya.

    Dari bawah aku cengkeram tetek kanan Poppy yang nggak seberapa gede tapi kenyal itu, terus aku dorong
    ke atas sampai putingnya ngacung, lalu aku sedot kuat-kuat. Poppy meronta kesakitan, apalagi kemudian
    aku tarik celdamnya ke atas.

    Poppy memiawik waktu celdamnya akhirnya putus. Aku terus melorot dan aku paksa cewek itu nyodorin
    memiawnya buat aku hisap. Aku mainin itilnya dengan lidah aku, bahkan sampai aku sedot pakai mulut
    aku! Poppy makin kelojotan dan mendesah.

    Sementara itu, aku lihat Umi lagi dipaksa menyepong tongkol temen aku. Sedang Sari sudah mulai
    disodomi lagi. Malah, dia dipaksa telentang dengan tongkol menusuk pantatnya, lalu memiawnya disodok
    dari depan. Kedengeran Sari menjerit-jerit kesakitan.

    “Aihhh…” Poppy memiawik waktu telunjuk aku masuk satu ruas ke lubang pantatnya, terus aku dorong ke
    depan sampai lubang memiawnya merekah dan kelihatan lorong yang merah dan basah, aku jilatin sampai
    cewek 21 tahun itu menggeliat-geliat.

    “Aduhh…jangaann…” Poppy menjerit waktu aku tiba-tiba berdiri sambil mengangkat kaki kirinya.
    Tapi aku nggak peduli, tongkol aku pas banget nunjuk memiawnya. Terus aku kucek-kucek memiaw anak itu,
    sampai mulai terasa basah.

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda Terus aku pegang tongkol aku dan aku paksa masuk kepalanya ke celah bibir memiawnya. Kepala tongkol
    aku terasa seperti direndam di air hangat. Poppy menjerit makin nggak karuan waktu tangan kiri aku
    mencengkeram tetek kanannya sampai ke pangkalnya sekuat tenaga. Malah, daging kenyal itu sampai terasa
    seperti remuk.

    “Aaaakkhh….auhhhhh….ouchhh…aiiiii….sakkkiiittt….adduhhhhh….” Poppy menjerit histeris waktu aku dorong
    pinggang ke depan dengan tiba-tiba dan sekuat tenaga.

    Tongkol aku masuk sampai ke pangkalnya. Malah kerasa kepalanya sampai mentok ke dasar memiawnya.
    Begitu mentok aku berhenti sebentar. Gadis itu sesenggukan, nafasnya tersengal-sengal. Tapi yang
    paling asyik, aku merasa tongkol aku di dalam memiawnya seperti dibasahi cairan hangat. Belakangan aku
    tahu yang hangat itu darah keperawanannya.

    Dengan gerakan kasar dan tiba-tiba, aku kocok tongkol aku di dalam memiaw Poppy. Terasa sempit banget
    dan kering. Aku sih enak, tapi akibatnya Poppy menjerit-jerit kesakitan dan minta ampun. Poppy masih
    merintih-rintih waktu tongkol aku tarik keluar, terus aku jongkok di depan selangkangannya. Langsung
    aku masukin empat jari ke dalam lubang memiawnya yang masih menganga.

    “Aucchhhhh…sakkkiiittt…aaahhhh…” Poppy menjerit lagi waktu empat jari aku puter-puter di dalam
    memiawnya.

    Waktu aku tarik keluar empat jari aku yang basah lendir dan darah, cewek itu jatuh melorot sambil
    terus menangis.

    “Hey, bawa sini perawan satu itu, lu ambil memiaw yang ini. Pantatnya buat aku ya!” teriak aku ke
    teman yang lagi asyik ngucek-ngucek memiaw Umi.

    Temen aku cepat bangun lalu menyeret kedua kaki Umi dan menggeletakkan cewek imut-imut itu di dekat
    kaki aku. Tanpa banyak bicara, dia terus mendorong Poppy yang menangis sambil duduk bersimpuh sehingga
    jatuh terlentang.

    Aku tarik Umi sampai kepalanya berbantalkan paha aku, menghadap Poppy yang lagi digarap ulang. Aku
    remas-remas pelan kedua payudaranya yang kenyal. Cewek itu menangis.

    “Kamu paling muda, jadi memiawmu pasti paling enak. Kamu mau tongkolku masuk memiawmu?” kata aku
    sambil memilin-milin putingnya yang hitam dan mungil tetapi tebal.

    “Huuu…jangaaannn…huuu…” ABG itu menangis lagi.

    “Lihat Bu Lik Sari dan Bu Lik Poppy itu…memiawnya sudah jebol…kalau kamu nggak mau seperti mereka,
    kamu harus nurutin apa kata aku, ngerti? Sekarang lihat ini,” Aku lalu menghampiri Sari yang sedang
    dient*t dan disodomi berbarengan. Markas Judi Online Dominoqq

    Aku pegang kepala Sari yang lagi menjerit-jerit kesakitan. Lalu aku paksa dia mengulum tongkol aku
    lagi sampai tongkol aku basah. Terus aku suruh temen aku yang lagi nyodok memiaw Sari bangun, gantian
    dia memasukkan tongkolnya ke mulut Sari.

    Terus aku suruh pindah tongkol temen aku satunya dari pantat ke memiaw. Badan Sari kelojotan dan
    gemeteran waktu aku paksa tongkol aku ikut masuk memiawnya.

    Temen aku yang dari tadi menyodomi dia rupanya nggak tahan lama lagi. Dia cepat-cepat menggerakkan
    tongkolnya maju mundur. Sari menjerit histeris, sebab dua tongkol di dalam memiawnya bikin memiawnya
    seperti mau sobek.

    Temen aku rupanya nggak tahan. Nggak lama dia ngecrot di dalam memiaw Sari. Yang di atas juga gitu,
    dia ngecrot lumayan banyak di dalam mulut Sari. Sari ambruk, lemes di lantai. Sekarang aku balik ke
    Poppy yang lagi menjerit-jerit karena dipaksa duduk di atas tongkol temen aku.

    Kedua teteknya dicengkeram sehingga dia terpaksa bergerak-gerak naik turun. Dari belakang, aku dorong
    punggung Poppy yang mulus sampai dia ambruk di atas dada temen aku.

    “Kamu nggak mau disodomi juga kan. Lihat nih,” kata aku lagi kepada Umi yang makin kenceng nangisnya.

    Poppy menjerit melengking waktu telunjuk aku paksa masuk ke lubang anusnya. Rapet banget, jadi aku
    paksa satu telunjuk lagi masuk dan aku gerak-gerakin, bikin lubangnya makin lebar. Sampai cukupan buat
    masuknya kepala tongkol, aku sodok aja. Kepala tongkol aku sekarang kejepit pantat Poppy. Aku dorong
    dua senti,

    Poppy menjerit lagi. Mundur satu senti lalu maju tiga senti. Poppy makin keras menjerit. Lalu mundur
    lagi satu senti dan dengan tenaga penuh….

    “Aaaaaachhhhh…aauuhhhhh….saakkkiiitt….nggghhhhh….” Poppy menjerit histeris.

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda Tongkol aku masuk sampai pangkalnya ke dalam lubang pantatnya. Sempit banget, sampai kerasa tongkol
    aku seperti remuk di dalam. Tapi terus aku genjot agak lama.

    Lima menitan, aku lepas dan dua temen aku yang tadi ngerjain Sari udah siap di belakang Poppy, mau
    gantiin. Aku balik ke Umi, sementara Poppy mulai menjerit lagi waktu pantatnya disodomi lagi. Tapi
    jeritannya hilang waktu mulutnya juga diperkosa.

    “Gimana? Kamu mau nurut?” kata aku sambil jongkok di sebelah Umi dan mengucek-ucek memiawnya yang
    berjembut tipis.

    “I…iya…iya…” katanya terbata-bata.

    “Bagus, sekarang bersihin tongkolku,” kata aku sambil berdiri, menyodorkan tongkol aku yang basah air
    mani temen aku dan darah dari pantat Poppy.

    Umi menelan ludahnya, tampangnya tampak jijik. Tapi karena takut, dia jilat juga tongkol aku. Gila,
    aku kayak di awang-awang, apalagi dia terus mulai menyedot-nyedot tongkol aku. Setelah lama dia
    nyepong aku, aku liat tiga temen aku udah selesai. Poppy kayaknya pingsan. memiaw, pantat dan mulutnya
    belepotan air mani.

    “Aku juga bersihin dong,” kata temen-temen aku berbarengan.

    Umi nggak punya pilihan lain. Akhirnya gadis imut-imut itu berjongkok di depan empat lelaki, menjilati
    dan menyepong tongkol-tongkol berlendir.

    Tidak cuma itu, dia juga aku suruh jilat seluruh air mani di badan Sari dan Poppy. Malah, dari memiaw
    Sari aku sendokin air mani dan aku suapin ke mulut Umi yang berbibir mungil itu.

    “Huuu…huuu…sudahh…saya mau pulang…” Umi terisak sambil duduk bersimpuh.

    “Boleh, tapi kamu harus joget dulu,” kata aku sambil melepas ikatan di tangannya.

    Umi seperti kebingungan. Tapi tiba-tiba ia menjerit karena temen aku tahu-tahu menyabetkan ikat
    pinggangnya, kena payudara kirinya.

    “Ayo cepet joget!” bentaknya.

    Takut-takut Umi berdiri, tapi kali ini temen aku yang lain menampar pantatnya dari belakang.
    “Joget yang hot!” bentaknya.

    Akhirnya Umi mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Merangsang banget, gadis berjilbab tapi bugil, joget di
    depan aku. Aku tunjuk selangkangannya.

    “Ayo, gerakin pinggulmu maju mundur sampai memiawmu kena telunjukku ini,” kata aku.

    Umi nurut. Pinggulnya maju mundur sampai memiawnya yang berjembut tipis nyenggol telunjuk aku. Pas mau
    nyenggol kelima kalinya, sengaja aku sodok agak kenceng sampai seperti menusuk klentitnya. Umi
    menjerit kesakitan. Sekarang dia malah ketakutan waktu tiga temen aku ikut joget di sekelilingnya
    sambil memegang-megang buah dada, pantat dan memiawnya.

    “Jogetmu bikin aku ngaceng nih!” kata aku sambil mengacungkan tongkol aku yang emang udah tegang
    banget.

    Temen-temen aku ketawa ngakak lalu memegangi kedua tangan Umi dan menelentangkannya di lantai.

    “Aaahhh….janngaaaannnn….kalian jahaaaattt…aaahhhh…” Umi menjerit dan meronta-ronta.
    Satu kakinya dipegangi temen aku, satu lagi aku pegangin, ngangkang lebar banget. Umi nangis lagi,
    waktu ngerasa memiawnya mulai kesenggol kepala tongkol aku.

    Cewek mungil ini menjerit keras waktu jari aku dan temen aku menarik bibir memiawnya ke kanan dan
    kiri. Terus, tongkol aku mulai masuk 4 senti dan tarikan langsung dilepas. Sekarang tongkol aku
    kejepit memiaw perawan yang sempit. Aku ambil posisi, pegangan dua buah dadanya yang mulus sambil
    jempol dan telunjuk aku menjepit pentilnya.

    “Aku harus adil dong, masak saudaramu dapat tongkol, kamu nggak?” kata aku sambil dengan tiba-tiba
    mendorong tongkol aku maju dengan kekuatan penuh.

    Akibatnya luar biasa. Umi menjerit sangat keras. Aku sendiri merasa tongkol aku merobek sesuatu yang
    sangat liat. Begitu tongkol aku mentok ke dasar memiawnya, aku berhenti sebentar. Kerasa memiawnya
    berdenyut-denyut meremas-remas tongkol aku. Pelan-pelan aku merasa ada cairan hangat membasahi tongkol
    aku. Itu pasti darah perawannya.

    Akhirnya, ABG imut-imut itu menjerit-jerit tak berhenti waktu tongkol aku kocok dengan gerak cepat di
    dalam memiawnya. Apalagi temen-temen aku asyik meremas-remas teteknya. Malah, kerasa ada yang mulai
    nusuk pantatnya pakai jari. Ada lagi yang memaksanya ngemut tongkolnya.

    Nggak lama, aku pindah tongkol ke pantatnya setelah Umi dibikin nungging. Lagi-lagi Umi menjerit
    histeris, sebab pantatnya yang lebih sempit dari memiawnya itu tetap bisa aku jebol pakai tongkol aku.

    Seperti dua cewek lainnya, sekarang Umi telentang di atas dada aku, terus memiawnya yang berdarah
    disodok tongkol temen aku dari depan. Mulutnya sekarang malah dipaksa ngemut dua tongkol sekaligus.

    Sekarang Umi aku paksa nungging di atas dada temen aku sambil tongkolnya tetap di dalam memiaw cewek
    yang baru lulus SMU itu. Dua tongkol masih berebut masuk mulutnya. Dari belakang, sekarang aku coba
    masukin tongkol aku, bareng tongkol temen aku yang sudah masuk duluan.

    Umi merintih kesakitan, waktu tongkol aku bisa masuk. Pas tongkol temen aku masuk sampai pangkalnya,
    aku sodok keras-keras sampai tongkol aku juga masuk sampai pangkal. Umi memiawik keras, sebab terasa
    ada yang ‘krekk’ di dalam memiawnya. Selaput daranya mungkin sobek lebih lebar lagi.

    Aku ambil tongkol karet punya temen aku, terus aku tusukin jauh-jauh ke dalam anusnya. memiawnya jadi
    terasa tambah sempit aja. Umi mengerang panjang waktu aku nggak tahan lagi, ngocokkan tongkol beneran
    dan tongkol karet makin cepat.

    “Minggir…minggir…” kata aku ke dua temen aku yang lagi memperkosa mulut Umi.

    Cepet aku masukin tongkol aku ke dalam mulut berbibir mungil itu dan, sedetik kemudian, air mani aku
    tumpah banyak banget di dalam mulutnya. Umi sudah lemas waktu dia ditelentangin dan tiga temen aku
    antri ngocok cepat-cepat lalu nembak di dalam mulutnya.

    Cewek itu betul-betul tak berdaya. Saat temen aku yang terakhir nyemprot ke dalam mulutnya, dia malah
    sudah pingsan. Mulutnya yang terbuka betul-betul putih, penuh air mani. Malah, wajah imut-imutnya juga
    ikut basah.

    Tiga cewek itu sekarang sudah di mobil lagi. Mulut-mulut mereka yang penuh air mani sudah dilakban,
    sedang tangan diikat di belakang punggung. Tiga cewek bugil itu digeletakkan begitu saja di lantai
    tengah mobil.

    Cerita Sex Ibu – Ibu Muda Sari yang pertama siuman, merintih dan menggeliat. Dua temen aku yang jaga di jok tengah lalu
    mengangkatnya hingga duduk di tengah-tengah. Lagi-lagi payudara montoknya diremas-remas dan putingnya
    disedot-sedot. Sari cuma bisa merintih. Tapi ia mengerang kesakitan waktu dua ujung gagang kuas lukis
    yang runcing didorong di atas dua putingnya sampai tak bisa maju lagi.

    “Ini bagus dan menarik,” kata temen aku lalu mengikat empat kuas dengan karet gelang di dua ujung
    gagang kuas, masing-masing dua kuas.

    Ia lalu merenggangkan kedua kuas dan menyelipkan payudara Sari di antaranya. Selanjutnya, tarikan
    dilepas sehingga kuas kembali merapat dan menjepit erat gumpalan daging montok itu di pangkalnya.

    Dua buah dada Sari diperlakukan seperti itu, sehingga menggelembung dan makin lama makin terlihat
    merah kehitaman. Sari merintih dan menggeliat-geliat kesakitan. Lalu Poppy yang menyusul siuman juga
    diperlakukan sama.

    Terakhir, begitu sampai Kasongan, Umi siuman. Perlakuan yang diterimanya nyaris sama. Bedanya, cuma
    dua kuas yang menjepit di payudaranya. Tapi, pasti sakit sekali karena yang dijepit adalah dua
    putingnya sekaligus.

    Rumah Sari dini hari itu sepi sekali. Maka mobil langsung masuk garasi yang memiliki pintu tembus ke
    kamar Sari. Tiga pigura besar langsung disiapkan temen-temen aku. Lalu cewek-cewek yang masih
    menggeliat kesakitan itu, kita ‘pigura’ dengan tangan terikat di frame atas, kaki di frame bawah.
    “Ini pasti lucu,” kata temen aku sambil bawa masuk dongkrak mobil.

    Diputarnya dongkrak sehingga bagian pengangkat turun merapat dan ulirnya yang berdiameter tiga senti
    menonjol tiga senti. Lalu dibuatnya Umi duduk di atas dongkrak. Otomatis besi berulir menusuk
    memiawnya.

    Lalu diputarnya lagi dongkrak sehingga turun dan besi berulir naik. Umi mengerang kesakitan, sebab
    begitu besi pengangkat rapat, besi berulir itu mencuat ke dalam memiawnya sedalam 10 senti lebih.

    Darah perawannya bercampur air manipun menetes ke dongkrak dan lantai keramik putih. Sedang Sari dan
    Poppy dipigura pada posisi berdiri. Dua puting Sari dan Poppy lalu disentuh dengan raket nyamuk.

    Sekejap tapi dua cewek itu langsung melonjak dan mengerang kesakitan. Lalu gagang raket ditusukkan ke
    dalam memiaw Poppy. Lubang pantatnya dimasuki lima kuas dengan bulu di dalam. Di memiaw Sari aku
    masukin dua baterai besar dan satu di pantatnya.

    Tiga buah pancing lalu aku ikat di pigura Sari. Lalu, tiga kail aku tancapkan di pentil dan
    klitorisnya. Sari mengerang hebat waktu tali pancing aku gulung sampai menarik tiga titik peka itu.
    Sampai akhirnya, Sari pingsan lagi.

    “Kamu berdua harus pingsan lagi ya?” kata aku kepada Poppy dan Umi yang ketakutan waktu ngelihat enam
    tusuk gigi lancip di tangan aku.

    Pertama-tama Poppy yang mengerang hebat waktu dua tusuk gigi aku tancepin di dua pentilnya sampai lima
    senti. Darah lalu mengalir dan menetes lewat ujung tusuk gigi. Waktu klentitnya yang aku tusuk dari
    bawah sampai tembus ke atas, Poppy mengerang lagi dan tubuhnya kejang sampai akhirnya lemas, pingsan.

    Sekarang Umi yang ketakutan. Aku tarik satu persatu putingnya, aku tusuk tembus melintang sehingga
    nyangkut di gagang kuas. Darah juga menitik lewat ujung tusuk gigi. Seperti Poppy, dia juga pingsan
    waktu klentitnya juga aku tusuk tembus melintang.

    Keadaan sepi, aku dan temen-temen membuka lebar korden ruang tamu, lalu menyalakan lampu. Cepat kami
    cabut dari situ sambil melihat pemandangan indah di ruang tamu… *** Seminggu kemudian, aku mampir ke
    rumahnya.

    Berlagak nggak tahu, toh Sari, Poppy dan Umi juga nggak tahu kalo aku yang merkosa mereka. Tapi aku
    kaget juga waktu yang membuka pintu bukan mereka, tapi seorang gadis berjilbab putih panjang dan jubah
    ungu.

    “Saya Kantuningsih. Saya kos di sini,” kata gadis berwajah khas Jawa itu.

    “Bu Sari kemana?”

    “Bu Sari sekarang tinggal di Klaten…” sahutnya.

    Ow… ow… aku kecewa. Tapi entar dulu, kapan-kapan si Kantun ini perlu disodok juga memiawnya. Temen-
    temen aku harus dikasih tau ! Betapa mempesonanya wanita ini. dibalik kesopanan pakaian tersembunyi
    pesona liar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Koleksi BF Ibu Guru

    Cerita Sex Koleksi BF Ibu Guru


    4954 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Koleksi BF Ibu Guru ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexKejadian itu bermula saat remidi tugas sekolah maklum lah karena otakku pas pasan dalam menerima ilmu
    hehe, kali ini pelajaran yang aku remidi adalah bahasa inggris, guru yang mengajar adalah ibu Rahma
    dia mempunyai sepasang tetek yang gede hehe..hari selasa tepatnya aku mendatangai ruangan ibu Rahma
    pukul 3 sore.

    Ibu aku saat ini mau remidi pelajaran bhs inggris kapan bisanya” tanyaku

    Karena hari ini ada acara mendadak jadi ibu Guru tidak bisa sekarang nak” jawab Ibu Rahma

    Ya udah setelah saya tanya lagi kita sepakat untuk remidi di rumah ibu Rahma, Perlu diketahui juga nih
    kalo Bu Rahma tuh masih single dan umurnya udah 30 an.

    Tepat jam 5 sore, Saya segera menuju TKP ke rumah Bu Rahma. Wah, ternyata rumah Bu Rahma tuh gede
    bener. Tapi kenapa kok ga ada orang yang pengen kawin ama doi (pikir Saya dalem hati). Akhirnya Saya
    nge bell pintu rumahnya.

    Setelah beberapa menit kemudian, keluar lah bu Rahma memakai daster doank tanpa bra. Jadinya Saya bisa
    ngelihat puting susunya dengan jelas. Ya udah, Saya masuk aja ke ruang tamunya. Di sono, Saya dikasih
    soal-soal tentang bahasa inggris.

    Setelah Saya selesaiin tuh soal ama sudah di cek, ternyata masih aja Saya harus remidi. Huff, susahnya
    nasib Saya. Lalu Bu Rahma bingung harus ngapain biar Saya dapet nilai bagus. Akhirnya Saya bernaikan
    diri untuk berkata “Gimana kalo dikasih video bahasa inggris aja? Saya tuh bisa kalau soalnya tentang
    film” gitu”. Dewapoker88

    Akhirnya Bu Rahma kembali ke kamarnya sambil mengajak Saya untuk minta mau di lihatkan film apa. Saat
    Saya cari” di kamar Bu Rahma, akhirnya Saya nemuin video Bokep. Ya udah, Saya minta disetelin video
    bokep aja maskipun Bu Rahma sempat menolak.

    Cerita Sex Koleksi BF Ibu Guru Ternyata isi dari video itu adalah seorang wanita berdada besar sedang mengocok penis seorang lelaki
    menggunakan kedua payudaranya. Saat Saya lihat kebelakang, ternyata Bu Rahma sedang masturbasi. Karena
    Saya ga tahan, ya udah Saya peluk Bu Rahma.

    Terus Saya ciumi seluruh tubuhnya. Lalu Saya buka dasternya sehingga akirnya Bu Rahma udah tanpa
    busana alias bugil. Lalu Bu Rahma membuka celana Saya serta Saya bantu membukakan baju Saya sendiri
    sehingga kami berdua pun tanpa sehelai benang pun.

    Lalu Saya pergi ke payudaranya dan menghisap putingnya yang sudah ngacung tersebut. Lalu Bu Rahma
    mendesah” ke enakan. Setelah itu, Bu Rahma menghisap penis Saya yang panjangnya 17 cm itu. Ternyata,
    Bu Rahma jago banget tuh BJ nya.

    Lalu Saya jilat” memek sempitnya dan kami bergaya 69. Setelah 30 menitan, Saya pengen muncrat.

    “Bu, Dedek pengen muncrat nih, di muncratin di mana ya?” , lalu Bu Rahma menjawab “ Ibu juga pengen
    muncrat nih, kita muncratin bareng-bareng ya.

    Lalu Saya muncratin dah sperma Saya di mulut Bu Rahma dan air surga Bu Rahma juga dimuncratin di mulut
    Saya. Saya langsung jilat” ampe bersih tuh cairan, begitu pula Bu Rahma. Lalu Bu Rahma menuntun penis
    Saya untuk masuk ke lubang vaginanya yang Saya bilang masih sempit itu.

    Setelah beberapa menit, akhirnya enis Saya masuk semua ke vagina Bu Rahma. Clep clep clep itulah bunyi
    yang terdengar dari sodokan penis Saya ke vagina Bu Rahma. Setelah 30 menitan, Bu Rahma dan Saya pun
    pengen keluar dan akhirnya Saya keluarin bareng” di vagina Bu Rahma.

    Tanpa Saya sadari, ternyata saat Saya melakukan permainan tadi, Saya lihat Bu Ida dan Bu Ajeng suda
    mengintip permainan kami. Bu Ida tuh umurnya 30 an dan udah punya anak. Payudara Bu Ida tuh sekitar 36
    B, sedangkan Bu Ajeng tuh payudaranya sekitar 34 B dan masih belom punya suami dan maish umur 20 an.

    Akhirnya, Saya ajak mereka baerdua dan ternyata mereka langsung membuka baju merka masing” sampai
    akhirnya mereka bugil tanpa busana. Lalu dengan cepat mereka naik ke ranjang dan bergabung dengan kami
    berdua.

    Cerita Sex Koleksi BF Ibu Guru

    Cerita Sex Koleksi BF Ibu Guru

    Lalu Saya bertanya “Bu, gimana sih kok bisa sampe disini? Padahal tadi kan tidak ada” , lalu Bu Ajeng
    menjawab “Tadi saya dan Bu Ida lagi di lantai 2 kok.” Saya jawab “ Pantesan, tadi waktu Saya masuk kok
    tidak ada. Ow…”.

    Tanpa banyak omong, Bu Ajeng langsung mengemut penis Saya, sedangkan Bu Ida berciuman mesra dengan
    Saya dan Bu Rahma menjilat-jilat anus Saya. Terus terang aja, Saya kewalahan melayani nafsu mereka
    berdua yang luar biasa banget itu.

    Lalu mereka ganti posisi yaitu Bu Ajeng menjilati anus saya, Bu Rahma bercumbu dengan saya dengan
    mesra sedangkan Bu Ida mengulum penis saya. Lalu, Saya minta ganti posisi yaitu doggy. Saya doggy sama
    Bu Ajeng.

    Sedangkan Bu Rahma dan Bu Ida saling menjilati memek masing”. Setelah itu, Saya minta ganti doggy sama
    Bu Ida. Sedangkan Bu Ajeng mengemut puting dada saya. Ah, akhirnya saya pengen orgasme. Lalu Bu Ajeng
    menuntun saya untuk masuk ke memeknya.

    Meskipun agak susah, tetapi akhuirnya semua nya masuk juga. Lalu Saya muncratkan seluruh sperma saya
    ke vagina bu Ajeng. Lalu saya menjilati memek Bu Ajeng dan akhirnya Bu Ajeng orgasme dan memuncratkan
    cairan kewanitaannya ke muka saya.

    Lalu Bu Ajeng terkulai lemas. Lalu target saya selanjutnya adalah Bu ida. Saya masukan penis saya ke
    vagina Bu Ida dan melakukan MoT dengan kecepatan yang cepat. Hehhehe… Lalu saya juga melakukan WoT
    sehingga akhirnya saya dan Bu Ida muncrat bareng-bareng di vagina Bu Ida.

    Setelah itu, permainan kami selesai dan saya langsung mandi ke kamar mandi. Ternyata, saat di kamar
    mandi, Bu Rahma ingin mengulum penis saya. Setelah 15 menitan, saya melakukan doggy dengan Bu Rahma di
    kamar mandi sampai akhirnya saya muncratkan sperma saya di vagina Bu Rahma di bathub.

    Ah, permainan hari ini begitu melelahkan. Lalu saya kembali pulang dengan rasa gembira dan saya
    berjanji kapan” akan saya lakukan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Aku Ngentot Dengan Ayahku

    Kisah Memek Aku Ngentot Dengan Ayahku


    4890 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Regina, orang di rumah biasa memanggil ku Egin, demikian juga teman-temanku . Aku mempunyai postur tubuh yang lumayan tinggi, 170cm dengan berat 59 kg. Banyak yang bilang kalau aku memang seksi, montok dan menggemaskan. Karena memang kalau dilihat ukuran payudaraku yang juga besar, 36c. Umurku sekarang 25 tahun, sudah menjadi seorang wanita yang cukup matang. Namun aku memutuskan untuk belum menikah. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta milik papiku di daerah Sudirman, Jakarta. Sudah 2 tahun aku bekerja di sana, sebagai general manager, yang membawahi sekitar 35 karyawan.


    Cerita ini berawal sekitar 7 tahun yang lalu, waktu itu aku kuliah semester 1 Beginilah kisahku….
    Semuanya ini berawal dari kehidupan keluargaku yang boleh di bilang berantakan….Papiku seorang pengusaha yang sukses…bergerak di bidang property yang cukup terkenal di Indonesia. Dia seorang yang gila kerja tetapi juga gila wanita, sehingga sepertinya beliau banyak memiliki wanita simpanan. Sedangkan mami selalu sibuk dengan kegiatan sosial, karena mami juga adalah seorang yang sangat aktif di sebuah partai yang bonafit. Dan tidak jarang aku memergoki mami sedang asyik bercanda mesra di handphonenya. Pernah satu kali aku, secara tidak sengaja membaca sms di handphone mamiku, isinya membuat aku jadi jijik, karena ternyata sms itu dari pacar-pacarnya. Yang paling membuatku tambah kesal setelah ku selidiki pacar-pacar mami itu adalah pemuda-pemuda yang biasa kita kenal dengan istilah gigolo. Hancur hatiku melihat semuanya ini terjadi dalam keluargaku.

    Hingga pada suatu malam, di saat aku tidur dalam kamarku aku merasakan ada sesuatu yang menggerayangi tubuhku. Awalnya aku merasa seperti ada binatang yang merayap dari ujung rambutku sampai ujung kaki, lalu akhirnya naik lagi dan berhenti di sekitar selangkanganku, antara sadar dan tidak aku membuka mataku, dan alangkah kaget nya aku setelah kulihat papi dengan tubuh tanpa selembar benang pun sedang mengelus-elus celana dalam ku sementara tangan kanannya sedang mengocok penisnya sendiri.

    Sambil berteriak aku berkata
    “paappiii….apa yang sedang papi lakukan???, tenang sayang jangan berteriak nanti semua orang bangun…., kata papiku.
    Sambil aku membereskan dasterku yang sudah berantakan, sementara papiku masih terus mengocok penisnya yang besar dan berurat itu.
    Lalu papiku berkata
    “ayo puaskan papi sayang….sudah lama papi melihat pertumbuhan badanmu yang semakin seksi….”.


    Sementara aku menjadi bengong dengan semua yang telah ku lihat, juga melihat sifat liar papi, aku juga mulai melirik ke arah penis papi yang menurutku sangat besar itu. Karena di banding dengan penis pacarku, penis papi jauh lebih besar dan panjang. Terus terang aku juga belum pernah merasakan apa yang namanya ML, aku dan pacarku hanya sebatas pegang-pegang alat kelamin saja…..tidak lebih dari itu, karena aku sangat takut untuk melakukan hal2 yang aku anggap tabu , maklum usiaku masih 18 tahun waktu itu.
    Lalu papi mulai meraba-raba ku lagi,

    “ayo sayang jangan takut, buka daster mu yuuuu….”.
    “tidak…seharusnya papi tidak berbuat ini….akukan anak papi sendiri….darah daging papi….!!!”.

    Lalu terhirup aroma minuman keras dari mulut papi, begitu kencangnya sehingga rasanya kamarku di penuhi aroma itu. Dan akupun segera tahu kalau papiku sedang mabuk berat dan disergap oleh nafsu birahi yang tak terbendung lagi.

    “Papi kan bisa melakukannya dengan mami atau wanita2 lain yang bisa papi bayar”, kataku.
    “Ach…mamimu sudah tidak perduli dengan papi, dan juga papi bosan dengan wanita2 itu, papi kepingin mencicipi kamu sayang….., balas papi.
    Antara bingung dan marah (namun dalam hatiku kagum melihat penis sebesar itu) akupun tidak tahu harus berbuat apa….akupun berkata
    “nanti kalau ketahuan mami atau orang lain bagaimana???”.
    “ach…..perduli setan dengan mereka semua……


    Sambil tangan nya yang kekar itu menarik tubuhku, papi mulai mencium bibirku dengan nafsu yang sudah membakarnya, dirobeknya daster ku hingga tubuhku hanya dibalut bra dan celana dalam saja. Aku pun tak kuasa melawan tenaga papiku yang begitu besar, walaupun aku sudah mencoba, namun sia saja, papiku malahan tambah liar karena melihatku meronta ronta….
    Akupun hanya bisa pasrah dan menangis saat papi menarik bra dan celana dalam ku, hingga sekarang tubuhku benar2 telanjang bulat.

    Papi pun mulai menjilat jilat puting susuku, sambil tangannya memainkan vaginaku. Dari yang tadinya aku meronta ronta, sekarang sedikit demi sedikit aku mulai menikmati permainan papi.

    “sshhhh….aaaaachhh…..ooooowwww…”
    “tttteeeerrruuuuusss……oooooohhhhh….” desahku.

    Akupun mulai di kuasai oleh nafsu yang bergerak perlahan menjalari tubuhku. Sementara papi dengan rakusnya mulai menjilati vagina ku, dan sesekali menghisap klitoris ku. Dan tangan ku pun mulai mencari cari rudal papi. Ku kocok pelan-pelan sambil mengimbangi serangan papi. Saking besarnya hingga tangan ku tidak muat lagi untuk menggenggam rudal papi.

    ” Ayo gin terus kocokin kontol papi…..
    ” sssssshhhh……aaahhhhh…..

    Dan akhirnya papi pun mengakhiri jilatan jilatannya dan kaki ku ditariknya, sambil berjongkok dia pun memegang batang penisnya dan langsung mengarahkan ke lubang vagina ku.

    ” papi nanti kalau egin hamil bagaimana???
    ” gampang nanti kita gugurin aja…..
    ” tapi egin belum pernah begini…..pelan2 ya….
    ” iya sayang ini juga pelan2….

    Papi mulai menempelkan penisnya di bibir vagina ku….

    ” aauuuuwwww…..sakit pi…….
    ” cuma sebentar sakitnya sayang…..abis itu pasti enak banget….
    Dia pun mulai menekan lagi….
    ” bless….ssrreeet…….ssrreeettt……
    ” oooouuuuwww…..pppaaaapppppiiiiiiii…….


    Akupun berteriak sekencang-kencangnya, tanpa perduli ada yang mendengar atau tidak. Papi pun mulai menggenjot tubuhku. Lama kelamaan aku pun tidak merasakan sakit lagi….tapi kenikmatan yang tiada taranya…..dan aku merasa penis papi memenuhi seluruh rongga rahimku. Akupun mulai mengikuti irama goyangan papi dengan menggoyang pantat ku ke kiri dan ke kanan.

    ” ssssshhhhh…aaaacchhhhh……ooooooohhhh….
    ” eeennnaaakkkk ssseeeekkkaaallllii ppaaapppp….
    ” ooooohhh……aaahhhh…..yyeeessss…..terus goyang sayang…..
    ” ppeeegggaannggg pppannntttaattt pppappi…..saaayaaannngg…
    ” oooohhhh….ttterrrruuussss……gggiiinnn…….

    Mulut papi mengulum-ngulum puting susuku, dan sesekali menjambak rambutku…..akupun sudah terbakar oleh birahi yang menyala-nyala…tidak sadar kalau lelaki yang sedang menyetubuhiku adalah papiku sendiri.

    ” pi…egin mau di atas ya….
    ” iya sayang…., sambil menghentikan genjotannya dan berbaring di sisiku
    Akupun mulai menaiki tubuh papiku yang sudah basah oleh keringat kami berdua. Dan aku mulai mengarahkan rudal papi ke lubang vaginaku…..
    “blesssek….oooohhhh…..

    Masuklah seluruh penis papi ke dalam vagina ku yang mungil. Tapi aneh, sekarang sudah tidak sakit lagi seperti pertama papi menusukkan penisnya tadi. Akupun mulai bergerak naik turun dan goyang ke kiri dan ke kanan, sambil kedua tangan papi meremas remas susuku.

    ” ahhhhh…ahhhhh…yyyeeeaahahhh……
    ” teeeruuuus…..gggooyyyaannnggg….sssayyyyaaannng g….
    ” aaaaahhhh….aaaahhhh…….aahhhh…ppppaaaappppi iii…..
    ” aaayyyyyoooo…..ssssoooodooookkkk….ppppiiii…. .
    ” yyyaaannngggg….kkkeeennncceeeenngg….oooohhhh.. ..


    Gerakanku semakin tidak beraturan dan mulutku meracau hebat…..hingga akhirnya ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari dalam tubuhku.

    ” paaaapppiiii….eeegggiiinnn….uuuddaahh….ggaa. …tttaaahhhaannn….
    ” eeeggiiinnn…mmmaaauuu..kkkeellllluuuaarrrr…..

    Papi semakin gencar menaikkan pantatnya menghujam vaginaku….semakin cepat….dan cepat lagi….

    ” taaahhhaannn ssebbenntaarr ssaayaaannggg….
    ” papi jjjugggaa maauuu kkkellluuuarrr…..
    ” kkitaa kkkelluuaarriinnn ssaaammaa ssssaaammmaa yyayaaa…..
    ” ahhhh…..aaahhh….ahhhhh…aahhhh
    ” yyeeess…..yyeesss….
    ” aayyoooo….ssaayaaannggg….pppaaapppiii…kkkell llluuuaarr….
    ” cccrrootttzzzz….crooottssss…..ccrrotttsss…..
    ” eeeegggiinnnn jjjuuugggaaa kkkellluuuarrr pppaaapp……
    ” ssrrreeettt….srrreeeetttzz……aaaahhhhhhhh….

    Papi langsung membalikkan tubuhku dan menekan penisnya sambil mendekap tubuhku sekuat tenaga, begitu pun aku membalas memeluk tubuh papi, sampai aku merasa melayang di awan2. Tak terasa sudah 35 menit berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul 3 lewat 10 menit, kami bertempur dengan hebatnya, sehingga ranjangku pun basah oleh peluh kami.


    ” kamu hebat sayang….” kata papi.
    ” papi ga sangka….
    ” iya tapi papi mau perkosa egin tadi…
    ” maafin papi ya…
    ” iya….tapi papi janji mau beliin egin apa aja yang egin minta…
    ” iya papi janji sayang…..

    Sambil mengecup keningku papi pun keluar dari kamar ku, dan aku pun menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dengan siraman air hangat….

    Setelah itu aku dan papi selalu mengulangi perbuatan ini kapan saja dan dimana saja kami suka, kadang di rumah, di hotel, di kantor papi, di kantor ku, di mobil, dll. Sampai saat ini (aku bekerja di perusahaan milik papi ku) kami pun masih tetap melakukannya, walau usia papi yang sudah hampir 60 tahun, dan tidak ada yang mengetahui perbuatan kami ini termasuk mami. Karena mamipun sibuk dengan gigolo2 nya, kurasa mami pun tahu, tapi dia tidak ambil pusing dengan ulah kami ini. Beginilah kisahku dengan papiku tercinta….

  • Kisah Memek ngentot bawahan dihotel saat selesai rapat kantor

    Kisah Memek ngentot bawahan dihotel saat selesai rapat kantor


    4853 views

    Duniabola99.com – Aku menjabat Kepala Cabang perusahaan asing ternama disalah satu kota di Sumatra. Dalam pekerjaan ku, salah satu team ku sebagai asisten ku,bernama Ika sudah bersama ku selama 3 tahun lebih.

    Ika sangat menarik, dandanannya cukup simple, namun suka pakai rok mini. Dalam pekerjaan sehari-hari aku dan Ika selalu membicarakan tugas, tidak pernah melenceng ke hal-hal sex, meskipun aku sering mencuri-curi ke arah pahanya yang mulus, yang tidak tercover oleh roknya yang mini. Sering aku menghampiri meja kerjanya untuk membicarakan tugas, dan Ika dengan santainya membicarakan serius tanpa gaya merayu atau apapun. Paha yang terlihat pun tidak ada usaha untuk menutupinya ataupun. Pokoknya hubungan ku straight sebatas pekerjaan.


    Adalah hal rutin untuk saya berkunjung ke kantor pusat Jakarta untuk urusan rapat dll. Namun kejadian minggu lalu adalah hal yang benar2 berbeda.

    Undangan rapat pun tiba dan kantor pusat memanggil kami untuk rapat membicarakan krisis, karena cukup penting maka kantor pusat memanggil beberapa staff cabangku termasuk Ika.

    Sengaja aku sampaikan ke Ika bahwa dia aku utuskan untuk hadir di Jakarta, namun dibalik itu aku memang rencanakan untuk hadir, aku booking tiket pesawat secara terpisah.

    Pada hari H, aku langsung check in di counter Garuda, saat boarding sengaja aku masuk pesawat paling akhir, sambil jalan di gang aku lihat penumpang dan terlihatlat Ika yang sudah duduk dikursi jendela. Belum selesai dia terkaget akan kehadiranku, aku sudah langsung bilang bahwa aku putuskan untuk ikut rapat. Dalam perjalanan hampir dua jam lebih aku hanya bisa melihat Ika dari belakang, karena aku dapat kursi paling belakang sedangkan Ika ada ditengah.


    Saat mendarat di Jakarta, langsung aku menghampirinya dan aku jelaskan lagi bahwa aku putuskan untuk ikut karena pentingnya rapat ini, dan Ika pun hanya mengangguk sembari menjawab Ya Pak dengan nada pelan, sambil dalam hati kebingungan (mungkin).

    Dari Airport Jakarta langsung kami menuju ke Hotel Mulia tempat kami meeting dan menuju ke salah satu Ballroom untuk mengikuti meeting. Karena waktu yang mepet sekali, kami langsung menuju ke Ballroom tsb tanpa check in kamar terlebih dahulu. Rapat pun berjalan serius dan berakhir sore hari.

    Saya langsung suruh Ika untuk check in ke reception, sempat Ika menanyakan apakah saya mau check in kamar juga. Saya jawab nanti saya susul setelah saya menemui atasan saya di Ball room itu.

    Selesai berbicara dengan atasan saya, saya menuju ke reception, dari jauh aku melihat Ika dari belakang dengan rok mininya serta terlihat pahanya yang mulus yang sudah aku hafal benar

    Ku dekati Ika dan langsung Ika nanya, Bapak mau check in juga? Aku hanya bilang kamu check in saja dulu, aku nanti nyusul.


    Selesai check in Ika menuju lift untuk kekamar, aku ikuti sambil membicarakan topic rapat tadi, Ika pun masuk lift dan memasukkan kartu kamarnya dan menekan tombol lantai 17. Didalam lift aku jelaskan bahwa kamar hanya pesan satu, dan aku tanya Ika apakah dia keberatan kalau aku gabung dikamar dia, plus aku tambahkan sekalian menghemat anggaran kantor cabangku, toh cuman untuk tidur saja.

    Ika terlihat bingung namun juga tidak bilang keberatan atau tidak keberatan, sambil jalan ke kamar yang dituju. Sesampainya dikamar aku langsung aja menaruh koper kecilku, dan Ika sempat menanyakan apakah aku serius mau sekamar dengannya.

    Aku tegaskan lagi bahwa kalau hanya untuk tidur semalam gak ada masalah. Akhirnya sambil terheran-heran, Ika mengiyakan, tanpa menyebut syarat-syarat.

    Kami pun mulai melepaskan baju kantor kami, aku lepas dikamar dan Ika masuk ke kamar mandi untuk ganti baju sekaligus membersihkan diri.

    Aku hanya bilang sehrian capek kita gak usah keluar makan, kita order room service saja, Ika pun langsung setuju.

    Sambil menunggu makanan room service aku pun mandi, namun dalam otak ku hanya terbayang tubuh Ika yang mulus.


    Setelah kami makan, Ika pun kembali ke kamar mandi (aku pun tidak tahu apa yang dia perbuat), aku santai sambil nonton Star Sport dikamar, duduk di soaf yang nyaman. Interior hotel yang indah membuat suasana sangat romantis, ditambha sinar lampu yang pas.

    Ika pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan daster warna kuning muda, sambil berbaring di ranjang dan ikut menonton Star Sport, Ika menanyakan mengenai posisi tidur, karena ranjang yang kami dapat adalah King Size Bed, aku hanya bilang aku biasa di sebelah kanan, maka Ika pun langsung ke sebelah kiri.

    Ika tidak menyukai tayangan sport di TV, dan dia bilang mau tidur. Sepuluh menit kemudian aku pun ke tempat tidur, lampu aku redupkan, dengan hati yang berdebar.

    Lima menit, sepuluh menit waktu berlalu aku [pun tidak bisa langsung tidur lelap. Ku lihat Ika pun beberapa kali pendah posisi, yang pasti Ika belum bisa tidur juga.

    Setengah jam pun berlalu, kondisi masih sama, kami berdua masih gelisah dalam hati, sampai pada akhirnya aku usap daster Ika warna kuning muda yang sedang bertolak muka dengan aku. Dengan pelan namun pasti, Ika membalikkan badan dan kontan tangannya membalas usapanku.


    Aku langsung mendekat dan memeluk tanpa tolakan sedikitpun dari Ika, malah Ika pun memulai gerakan erotisnya. Aku aba pahanya yang sering aku tatap dikantor kini ada di genggamanku. Tangan jahil ku pun mulai meraba hingga ke arah Miss. V nya.

    Tak sabar aku langsung perlahan melepas dastenya yang lembut, dan sekali lagi Ika pun tidak menolaknya, bahkan wajahnya dibuat manja, sehingga aku tak tahan untuk menciuminya. Lepaslah sudah datser kuning muda itu, dan dari wajah aku turun menciumi leher, pundak, dan akhirnya menuju ke ketiaknya yang bersih tanpa bulu, Ika pun mulai mengerangngerang nikmat.

    Puas mencium kedua ketiaknya, aku menuju tokednya yang kencang pertanda birahi. Beberapa saat kemudian aku menelusuri perut hingga tiba di Miss V nya yang masih tertutup celana dalam. Kunikmati celana dalamnya nya yang halus di remangremang kamar Hotel Mulia yang romantis. Ika mengenakan celana dalam biasa (bukan lingerie) warna krem dengan gambar kecil panda lucu. Ku sadari bahwa Ika tidak menyangka kalau malam itu dia ada acara honeymoon dengan aku.

    Perlahan sambil menikmati celana dalamnya yang biasa, aku melepaskan nya melihat Miss V nya yang ditumbuhi rabut yang natural. Foreplay pun dimulai dengan berbagai posisi dan bertaburan kecupan dari masingmasing insan. Aku sadar bahwa Ika pun sudah siap setelah meraba Miss V nya yang sudah licin sekali.

    Aku pun melepas busana secepat kilat dan langsung menancapkan secara perlahan tapi pasti Mr. P ku ke Miss V nya. Wow, beberapa kali goyangan di Miss V yang licin sempat membuat Mr. P ku muntah, tapi aku pakai teknik untuk mengurangi sensitivitas. Beberapa posisi aku coba sampai pada saatnya Ika yang sedang berada diatasku tiba2 mengerang sambil kurasakan Miss V nya makin menghimpit Mr. P ku, saat itulah Ika mengalami orgasme yang hebat. Tak kuasa aku melihat sambil merasakan Miss. V nya yang lagi action, aku pun mencapai puncaknya, namun aku langsung sadarbahwa aku belum pernah membicarakan soal kontrasepsi yang dia pakai (gak tahu pakai atau tidak), dengan berat hati aku langsung angkat sedikit tubuh Ika agak Mr. P ku keluar segera dai Miss V nya, dan muntah sperma ku di tubuhku sendiri, sedikit mengenai perut Ika.

    Tanpa ijin Ika aku langsung tarik daster kuning mudanya untuk mengelap sperma yang berceceran, Ika pun tidak sempat komplain karena dia lemas dan penuh kepuasan.

    Dalam hitungan menit, kami pun berdua tertidur lelap tanpa busana, hanya berselimutkan selimut putih tebal yang lembut


    Ketika matahari pagi mulai bersinar, korden Hotel Mulia yang tidak rapat tertutup menembuskan sinar matahari pagi yang mebangunkan kami. Tak tersadarkan aku bangun sambil memeluk perut Ika yang ramping dan mulus. Aku pun mulai mengusap kelembutan kulitnya, kuciumi bibirnya dan Ika pun terbangun. Beberapa pelukan pun terjadi yang membuat Mr. P ku memanjang lagi, tanpa basa basi yang panjang aku pun terlibat dalam permainan yang tidak kalah serunya, kali ini to the point karena semuanya sudah terbuka. Beberapa kalai kami berganti posisi bagai pegulat profesional, hingga akhirnya posisiku diatas dan terus menggenjot Miss V nya yang licin. Lebih lama dari pergulatan semalam, aku mampu menahan klimaks, Ika pun terlihat sudah mencapai orgasme, dan aku pustuskan untuk memuntahkan sperma ku, sekali lagi diluar Miss V nya, rambut kemaluannya pun terlihat berceceran sperma ku. Sempat kuatir kalau kalau ada sperma yang masuk ke Miss V nya, ceritanya bisa panjang nantinya.

    Setelah berpelukan yang bermesraan ala romantic, kami pun segera mandi bersama, mengingat waktu yang harus kami kejar untuk rapat hari kedua, kami pun hanya mandi bersama plus sedikit saling mengusap dengan sabun.

    Rapat hari kedua pun dimulai seperti biasa, dan sorenya kami pun kembali ke kota kami. Tidak banyak yang kita bicarakan About Last night yang jelas aku menuggu kesempatan untuk honeymoon berikutnya.

  • Kisah Memek Sang Kepala Desa Cabul

    Kisah Memek Sang Kepala Desa Cabul


    4820 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Sang Kepala Desa Cabul ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Rasa penat dan kelelahan seharian ditambah pengaruh obat menyebabkan Yanti tertidur nyenyak – tidur yang sangat menyenangkan karena disertai dengan mimpi menunggu tunangannya di landasan udara. Sebentar lagi pesawatnya mendarat dan ia akan menikmati lagi kehangatan pelukan tunangannya itu. Yanti menoleh kekiri kekanan karena di rasakannya ada yang aneh dan tak biasa di pangkalan udara itu. Aneh sekali airport yang biasa selalu ramai hiruk pikuk kini begitu sepi, tak ada penumpang yang berdiri didepan meja untuk check in, tak ada para pengantar, tak ada kuli yang menawarkan jasa mengangkat koper, tak ada petugas douane, beberapa orang yang berada disitu koq aneh sekali tak ada yang bercakap cakap.


    Apakah matanya yang salah lihat atau panca inderanya terganggu semacam fata morgana ?. Yanti berusaha menggerakkan tangan kirinya untuk mengusap matanya namun tak berhasil entah mengapa, dicobanya dengan tangan kanan namun hasilnya serupa.

    Dicobanya menggelengkan kepala namun entah mengapa di rasakan berat seolah membawa ember terisi air dijunjung diatas kepala, oooh apa yang terjadi. Mendadak hidungnya tersengat oleh bau yang tak disenanginya, bau rokok yang memang selalu dijauhinya kini seolah olah tak mau hilang dari hidungnya, dan bukan itu saja bahkan bau tembakau yang menyengat kemudian menerobos masuk mulutnya. Bau tembakau yang sangat dibencinya itulah yang akhirnya membuatnya sadar dan betapa terkejutnya Yanti ketika dilihat keadaan sebenarnya yang sedang dialaminya.

    Ternyata memang benar kedua lengannya sukar digerakkan karena direjang erat dikiri kanan oleh Warso dan Udin. Keduanya sambil menyeringai mesum mennyekal menekan kedua pergelangan tangannya kekasur diatas kepalanya. Sedangkan bau rokok yang tercium dalam keadaan mimpi adalah dari mulut Tholil yang melekat di bibirnya dan berulang ulang mendorong masuk lidahnya yang basah kedalam mulutnya sendiri. Yanti berusaha bangun dan berteriak sekuatnya namun semua sia sia, kakinya menendang seadanya kekiri kekanan namun gerakan itu hanya membuat roknya semakin tersingkap dan ternyata pergelangan kakinya yang langsing itupun kini berada dalam cengkraman tangan Tholil yang kuat sehingga sukar bergerak.

    “Emmpfffh, apa apaan, too, toolooong, sialaaan, bangs aemmppffh, jaangaaan, nnnnggaa maaauu, emppppfh, aauw lepaaaskaan”, Yanti berusaha berteriak sejadinya meminta tolong dan mengharap teriakannya akan didengar.

    Ternyata ketiga lelaki jahanam itu sedemikian kuatnya seolah diberi kekuatan tenaga tambahan oleh iblis, sehingga meskipun kini Yanti telah sadar sepenuhnya dan pulih dari obat tidur penenang namun semua rontaannya sia sia saja. Karena kedua tangannya tak dapat melindungi sama sekali maka hanya dalam waktu singkat Tholil kini telah duduk diatas perutnya yang demikian datar langsing sehingga Yanti merasakan sukar bernafas. Jari tangan Tholil kini mulai membuka sisa kancing blus Yanti yang masih tertutup dan sebegitu blus itu terbuka Tholil dengan kasar menarik BH Santi berukuran 34C sehingga langsung terlepas menampakkan kedua buah dadanya yang sedemikian sempurna. Udin dan Warso langsung melotot melihat betapa indahnya pemandangan pegunungan dihadapan mata mereka :

    “Waah, baguuus betul tetek si neng, pasti enak diremas dan di enyot nih. Boleh engga gan nyicipin nyusu duluan?”, tanya Warso dan Udin hampir bersamaan kepada Tholil.

    “Kalian harus sabar nunggu, pasti ntar gue bagi daging montok, tapi sekarang mesti ditelanjangin dulu nih cewek”, dengus Tholil sambil dengan rakusnya melahap bibir manis Yanti, sementara kedua tangannya mencakup kedua bola di dada Yanti sambil meremas remas.

    Yanti semakin liar meronta dan air mata mulai mengalir disudut matanya, menyadari keadaan yang mengerikan sedang dihadapinya. Selama berpacaran Yanti belum pernah lebih dari ciuman tersembunyi ketika menonton adegan romantis dikegelapan ruangan bioskop. Tunangannya pun penuh pengertian dan hanya sesekali saja menyentuh dan meremas buas dadanya dari luar blusnya, tak pernah dikasari apalagi dibuka BH-nya seperti saat ini. Teriakan dan jeritan Yanti kembali teredam oleh ciuman ganas Tholil dan rasa mual mulas mulai muncul kembali, kali ini bukan karena obat yang dimasukkan di makanan tapi karena rasa takut dan jijik ketika Tholil memasukkan lidah kasar di mulutnya yang kecil itu. Ludah Tholil tercium sangat bau memuakkan kini ikut tercampur dengan ludahnya sendiri sementara buah dadanya terasa sakit diremas oleh tangan Tholil yang kasar.

    Gerakan kedua kaki Yanti yang menendang tak teratur kekiri kanan dan keatas justru memberikan kesempatan para pemerkosanya untuk melepaskan dengan paksa secabik celana dalam string yang melindungi auratnya terakhir. Disaat Yanti menendang dengan kedua kakinya agak keatas maka pinggulnya pun ikut naik sedikit sehingga Warso yang mempunyai tangan paling panjang segera merenggut cd string Yanti berwarna ungu muda itu yang langsung robek. Kini Yanti sang jururawat ayu manis telah telanjang bulat seperti bayi yang baru dilahirkan, isak tangisnya semakin menjadi, menyadari sebentar lagi akan kehilangan miliknya yang paling berharga. Dicobanya dengan kekuatan tenaga seorang wanita yang masih ingin membela kehormatannya meronta melepaskan diri dari malapetaka yang mengancam. Sejenak Yanti berhasil melepaskan kedua tangannya dari cengkraman Warso dan Udin dan langsung di cobanya mencakar muka Tholil, namun Tholil dengan sigap dapat menduga maksud gerakan Yanti dan ditangkapnya kedua nadi yang langsing itu dan ditekannya ke kasur disamping kepala Yanti.


    “Eh, kalian gimana sih engga becus masa kalah tenaga dengan cewek, ayoh rejeng lagi tangannya, awas kalo lepas lagi semua perjanjian akan dibatalkan !”, bentak Tholil dengan maksud perjanjian pemghapusan hutang anak buahnya.

    “Oke, oke boss , jangan takut , nih cewek akan gue ringkus sampe engga berkutik lagi”, demikian jawaban Udin yang langsung bersama Warso kembali mengambil alih tugas memegang nadi Yanti.

    Keduanya berpandangan dan saling mengangguk, kemudian Warso meraih saku celananya yang terletak dilantai, dikeluarkannya tali rami yang kuat dan diikatnya kedua pergelangan tangan Yanti lalu diletakkannya diatas kepala, sehingga kedua ketiak Yanti terpampang.

    “Wah, ketiaknya bagus boss, engga ada bulunya sama sekali, emang lain nih perawat dari kota”, ujar Warso sambil mengelus ketiak Yanti yang segera ditiru oleh Udin, menimbulkan rasa geli tak terkira pada Yanti.

    “Mulutnya perlu ditutup lakban apa engga boss ?”, tanya Udin kepada Tholil, karena sementara itu Yanti masih saja berteriak minta tolong.

    “Kalian goblok amat sih, masa ditutup lakban , kan lebih baik kalo disumpel sama rudal gue”, jawab Tholil sementara itu mengurangi tindihannya di perut Yanti hanya dengan maksud melepaskan celana dalam boxernya. Aksi Tholil itu segera juga di ikuti oleh kedua anak buahnya, sehingga sesaat kemudian tak hanya Yanti yang bugil melainkan ketiga lelaki yang sedang menjarahnya.

    Yanti menatap dengan mata membesar di pengaruhi rasa ketakutan dan ngeri karena meskipun sebagai jururawat sudah terbiasa melihat dan merawat tubuh pria sebagai pasiennya, namun belum pernah di saksikannya penis penis sebesar dan sepanjang itu. Semuanya terlihat mulai mengacung mengangguk didepannya, hitam legam penuh pembuluh darah seolah memberi salam dan meminta permisi untuk membantai kegadisannya.

    Tholil kini menggeser tubuhnya kearah kepala korbannya, dipegangnya penis hitamnya dan disodorkan dihadapan mulut Yanti yang tentu saja menolak dan menutup serapat mungkin sambil melengoskan kepalanya kesamping.

    “He he he, pake malu malu nih si neng, pasti orang kota seneng makan sosis ya, ini cobain sosis desa asli yang bisa bikin neng ketagihan”, celoteh Tholil sambil mengusapkan penisnya ke bibir dan ke pipi Yanti yang amat halus. Rasa jijik Yanti tak dapat diuraikan kata kata, namun penolakannya tak berlangsung lama karena Tholil menutup hidung bangir Yanti sehingga tak dapat bernafas. Sekaligus dipilin, dicubit dan ditariknya puting susu Yanti menyebabkan rasa ngilu dan :

    “Aaaaauw, sakiiff……ouuf, eemmffh”, teriakan sakit Santi langsung teredam oleh kemaluan Tholil.

    “Naaah, begitu pinter ya si neng, ayo kulum, jilaaaat, iseeep yang rajin, ntar dapet hadiah joghurt alami, aaah ini kan babak permulaan dan lubang pertama yang abang perkosa, babak berikut segera nyusul, ooooh terus”, demikianlah dengusan Tholil yang merem melek merasakan hangatnya mulut Yanti menyelubungi kemaluannya.

    Sebagai jururawat Yanti sangat memperhatikan soal kebersihan, bukan saja kemaluan sendiri namun tunangannya pun selalu dianjurkan dimana mungkin untuk selalu membersihkan ujung kepala kemaluannya setelah kecing agar tidak berbau pesing. Kini mulutnya sendiri dijejal dipenuhi oleh penis besar yang berbau tidak enak, bahkan bulu kemaluan Tholil yang lebatpun berbau asam entah sudah berapa lama tak dibersihkan dicuci tuntas. Yanti berusaha melepehkan mendorong keluar penis yang sedang menyiksa rongga mulutnya itu dengan lidahnya, namun hal ini tentu saja tak diizinkan oleh Tholil bahkan dorongan lidah Yanti disalah tafsirkannya sebagai gerakan menyapu dan menjilat kepala kejantanannya.


    “Ooooh, iya iya iyaaaa teruuuus, anak manis pinteeer bangeeet, abang nggga lama lagi mau keluaaaar niih”, terdengar geraman suara Tholil yang kini justru memegang erat kepala Yanti sehingga tak dapat bergerak lagi. Sekaligus Tholil mendorong penisnya sedalam mungkin sehingga masuk sekitar sepertiganya, tapi itu sudah cukup dalam untuk ukuran mulut Yanti yang memang sangat mungil. Ujung penis Tholil kini mendesak dan menyentuh dinding tenggorokan Yanti sehingga Yanti betul betul kelabakan sukar bernafas dan semakin menggelepar di ranjang seperti ikan kekurangan air. Air matanya semakin deras mengalir di kedua pipinya, namun hal ini sama sekali tak menimbulkan rasa kasihan para pemerkosanya, bahkan sebaliknya.

    Warso dan Udin kini semakin memberanikan diri mereka untuk mengambil bagian dalam penjarahan gadis kota yang malang itu. Kedua pergelangan tangan Yanti yang telah terikat tali rami diatas kepalanya kini direntangkan lalu diikat kekaki ranjang, sehingga ketiaknya semakin terentang lebar dijadikan sasaran ciuman, gelitikan dan jilatan Udin dan Warso. Tak puas sampai disini saja keduanya dengan penuh nafsu meremas memijit kedua gunung didada Yanti, tak luput pula putingnya yang semakin mencuat keatas diusap, dipilin, ditarik, dan sekaligus dicubit diantara jari jari mereka yang kasar. Bergantian pula mulut dan lidah kedua kuli pegawai Tholil menyupangi ketiak Yanti yang harum, diselang seling dengan gigitan gemas sehinga ketiak Yanti penuh bercak merah.

    “Oooouh, ngga tahaaan lagi nih, neng denok bapak mau banjir nih, minuuuum ya semuaaaanya”, seperti kesurupan Tholil menekan pinggulnya ke wajah Yanti, alat kemaluannya berdenyut denyut dan semburan lahar sperma hangat menyemprot kedalam mulut Yanti.

    Tholil yang dengan sengaja telah beberapa hari tak menggauli istrinya mempunyai cadangan sperma cukup banyak, dan kini mulai disumbangkannya di mulut yang masih perawan itu. Yanti tak dapat berbuat apa apa didalam kekuasaan ketiga lelaki yang sedang kesetanan itu, kerongkongannya dipenuhi cairan kental hangat agak asin sepat dan berbau hanyir. Yanti berusaha menahan nafasnya dan masih menolak untuk menelan tapi begitu banyak cairan aneh yang belum pernah dirasakannya itu terkumpul didepan kerongkongan dan tenggorokannya itu sehingga ia hanya mempunyai pilihan : tersedak dan terselak oleh benih kelakian Tholil atau terpaksa ditelannya. Akhirnya mau tak mau ditelannya cairan hanyir yang dirasakan sangat menjijikkan itu dan benar benar dirasakannya sangat tersiksa dan terhina sehingga hampir saja di muntahkannya kembali.

    Namun untuk itu Tholil tak memberikan kesempatan sama sekali : penisnya yang begitu besar menutup seluruh rongga mulut Yanti sehingga seluruh laharnya terpaksa di telan oleh korbannya itu. Setelah dirasakan denyutan rudalnya telah berhenti dan Yanti telah kehabisan nafas barulah dilepaskan cekalannya pada kepala perawat secantik bidadari itu. Yanti hanya sanggup menangis terisak isak sambil masih merasakan sengatan bau yang aneh di mulutnya, namun segera Tholil kembali menciumnya dengan ganas dan mencampurkannya dengan ludahnya yang didalam penciuman Yanti tak kalah baunya dengan cairan lahar panasnya.

    “Hhmmm, gimana neng rasanya semprotan sosis abang, enak kan – ayoh ngaku deh jangan malu malu”, tanya Tholil penuh kepuasan; “sekarang gantian abang mau minum cairan madu kenikmatan dari neng Yanti nih”, sambungnya di sertai seringai serigalanya. Yanti yang merasa mulai lemas namun terus terusan dirangsang oleh Warso dan Udin tidak langsung memahami apa maksud kalimat Tholil terakhir itu. Ia hanya berusaha sia sia melepaskan kedua tangannya yang terikat erat di kedua ujung kaki ranjang diatas kepalanya, namun apa artinya rontaan gadis seperti Yanti ?

    Dirasakannya Tholil kini beralih menggeserkan badannya yang berbulu lebat itu kebawah, kedua tangan kasar berbulu menepis tangan Warso dan Udin yang sedang asyiknya bermain di puting Yanti. Kini remasan, pilinan, pijitan dan cubitan di putingnya terasa semakin ngilu dan menyakitkan, karena birahi Tholil semakin meningkat melihat indahnya hiasan alamiah dada Yanti.


    Buah dada yang biasanya tersembunyi dibalik BH berukuran 34C itu tidak terlalu besar namun sangat sesuai dengan proporsi tubuh seorang wanita Asia khususnya Indonesia. Terlihat sangat padat montok tanpa terlihat ngondoy sedikitpun kearah bawah, bahkan justru seolah olah menonjol membusung kedepan seolah olah sangat bangga menjadi atribut kewanitaan Yanti. Kedua bukit daging yang sangat elastis di dalam remasan Tholil itu dihiasi pula oleh puting kerucut berwarna coklat muda kemerah-merahan dengan areola berwarna coklat muda pula. Yanti tak sanggup menahan rintihan keluar dari bibirnya yang setengah terbuka ketika Tholil terus menerus memilin dan bahkan kini menggigit gigit dan menjilati puting sedemikian peka, menyebabkan puting itu terasa membengkak.

    Sementara itu Warso dan Udin menukar siasatnya dan menjilati telinga Yanti dari kiri kanan menyebabkan kegelian sukar ditahan, akibatnya Yanti makin menggeliatkan bagian badannya yang masih bebas yaitu kedua kakinya. Tholil semakin menurunkan badannya dan jilatan lidahnya kini telah mencapai perut yang datar langsing, makin turun menciumi pusar, mengendus di bawah pusar, mencupangi , menjilati menggigiti bagian dalam paha dan selangkangan, untuk akhirnya……Yanti berusaha mati matian menahan rasa aneh yang muncul di tubuhnya yang sehat sebagaimana wanita dewasa : rasa muak, jijik dan benci terhadap semua bibir ketiga laki laki yang bergantian menciumnya, mual tergadap cairan kejantanan yang terpaksa harus ditelannya, geli atas hembusan nafas panas di kedua liang telinganya, geli atas usapan dan cupang cupangan di ketiaknya, geli dan ngilu tercampur sakit di buah dada dan terutama putingnya yang di pilin, di remas, di cubit, ditarik tarik dan di gigit gigit dengan ganas.

    Semua rasa itu kini makin bertambah dengan rasa malu tak terkira ketika Tholil semakin memusatkan rangsangan di bagian bawah tubuhnya. Bulu tengkuknya ikut berdiri merasakan kecupan, jilatan dan gigitan di perut bawahnya, di lipatan pahanya, bagian dalam pahanya dan kini beralih ke selangkangannnya. Dicobanya sekuat tenaga merapatkan kedua pahanya yang putih mulus, namun apakah daya gadis remaja di kerubuti tiga lelaki kasar. Selain besarnya tenaga Tholil menguakkan pahanya sehingga tak sanggup dikatupnya lagi, juga Udin dan Warso yang kini tak perlu lagi memegangi tangan Yanti yang telah terikat disudut kaki ranjang ikut membantu mencekal pergelangan kakinya lalu dipaksa ditekuk keatas dan kesamping.

    Terbukalah semua bagian intim si perawan dihadapan muka Tholil, dan dengan disertai geraman ibarat binatang buas disentuhnya aurat Yanti yang belum pernah tersentuh jari lelaki manapun, termasuk tunangannya. Karena kuatnya tenaga Warso dan Udin sebagai kuli kuli kasar perkebunan dibandingkan dengan tenaga Yanti maka keduanya cukup hanya memakai satu tangan saja merejang pergelangan kaki Yanti yang langsing. Warso yang berada disebelah kanan Yanti memakai tangan kirinya untuk meremas remas buah dada Yanti sebelah kanan sementara tangan kanannya merejang pergelangan kaki kanan Yanti dan ditariknya semaksimal mungkin kesamping.

    Tak cukup sampai disini saja – kini telapak kaki Yanti yang juga sedemikian halus terawat kulitnya dijilat jilatnya kemudian jari jari kaki kanan Yanti dimasukkan kemulut dan dikulum kulumnya pula. Hal yang sama dilakukan oleh Udin yang berada disebelah kiri badan Yanti yang semakin meliuk meliuk meronta sekuatnya karena kegelian.

    “Jangaaaan paak, jangaaan, lepasin saya, ngga mau diginiin, lepaaas, toloooong, ampuuuun, udaaaah”, kembali teriak Yanti memenuhi ruangan namun tak ada seorang pun disaat itu yang akan mendengarnya. Hampir semua penduduk desa itu sedang menikmati hidangan musik dangdut dan goyangan pinggul ngebor artis terkenal dari ibukota.

    “He he he, coba ya bapak periksa apa benar masih ada jururawat dari ibukota yang masih perawan, bapak inspeksi ya apa selaput bentuk bulan sabit masih menutupi goa surgawi si neng”, kembali Tholil mengeluarkan silat lidahnya yang disambut dengan anggukan kepala Udin dan Warso sebagai tanda setuju.


    Tholil mengusap usap bukit Venus Yanti yang hanya tertutup sedikit oleh bulu kemaluan halus karena Yanti memang selalu merawat dan mencukurnya setiap minggu. Celah kemaluan yang begitu merangsang mata lelaki terlihat masih terlihat merapat, bibir kemaluan berwarna kemerah merahan seolah masih malu membuka, mengingatkan buah duren berdempetan belum terbuka atau kerang laut yang masih mengatup.

    Wajah Tholil dengan seringai cabulnya semakin lama semakin mendekati bukit Venus itu, dengusan nafasnya yang panas ibarat serigala keleparan terasa semakin menghembus belahan kenikmatan Yanti.

    Jururawat ayu cantik itu semakin ketakutan menghadapi nasib yang tak akan terelakkan lagi, inikah perasaan seorang gadis dizaman purba yang akan dijadikan korban persembahan untuk dewa angkara murka ? Pernah dibacanya pelbagai kisah di Mesir sebelum puncak kekuasaan Faraoh atau keganasan suku Viking yang selalu mengorbankan perawan murni kepada dewa Odin. Bagaimanapun rontaan yang dicobanya tak sanggup mengatasi tenaga tiga pria setengah baya yang terbiasa dengan pekerjaan kasar di perkebunan atau sebagai serdadu.

    Tholil kini meletakkan ibu jari dan telunjuknya dikiri kanan celah yang sebentar lagi akan dijarahnya itu, dibukanya celah ditengah bukit Venus itu dengan amat perlahan lahan seolah takut merusak sesuatu yang sangat berharga. Bagian dalam dari celah itu terkuak memperlihatkan panorama yang selalu menjadi impian setiap lelaki : dinding celah berwarna merah jambu muda dihiasi pembuluh darah halus bak rambut. Dinding itu agak berkilat akibat cairan pelumas alami yang mau tak mau akan keluar sendiri jika seorang wanita dirangsang.

    Dibagian atas tengah yang lebih berwarna merah gelap terlihat lubang amat kecil yang pasti berhubungan ke kandung kemihnya. Dibawahnya terlihat pula celah yang dikiri kanannya terlindungi selaput tipis warna merah jambu agak mirip bulan sabit – inilah yang dicari cari oleh Tholil. Dengan tak sabar dan penuh kerakusan dikecupnya celah surgawi Yanti yang kini telah terbuka karena kiri kanannya ditahan oleh telunjuk dan ibu jari Tholil. Dijulurkannya lidahnya yang kasar untuk merasakan kehalusan selaput lendir celah perawan yang sebentar lagi akan dicicipinya penuh kehausan. Yanti yang belum pernah mengalami intim dengan lelaki – apalagi telanjang bulat dipaksa membuka selangkangan aurat kewanitaannya – mencoba mati matian mengatupkan lagi pahanya – namun tak mampu melawan kekuatan kuli² di kiri kanannya yang menahan posisi memalukannya itu.

    Terasa seluruh paha betisnya kaku kejang kesemutan karena terus menerus dipaksa mengangkang maksimal disamping merasa geli karena pahanya pun diusap usap. Terlebih lagi rasa malu Yanti ketika dirasakan lidah Tholil mulai memasuki liang sanggamanya, menyapu mengusap – menyelinap kebagian lebih dalam lagi mendekati batas antara kegadisan dan kedewasaan seorang wanita. Mendadak dirasakannya sapuan lidah itu mencari mengalihkan tujuan dan kini menyentuh daging kecil diujung atas vaginanya, daging kecil ibarat butir jagung sangat peka kini menjadi sasaran lidah , bibir dan gigi gigi tajam Tholil. Ibarat tersentuh aliran listrik voltage tinggi Yanti melentingkan badannya karena dirasakannya geli tak terkira, bibir yang selama ini hanya merintih dan melenguh lemah kembali mengeluarkan jeritan melengking :

    “Auw jangaan pak, jangaan, toloooong, saya mau diapaiiin, ampuuuun, aampuuun, udaaaah paaak, lepasin, kasihani saya pak, auuuw”, teriakan Yanti terdengar memilukan, namun hanya menambah semangat ketiga lelaki yang memperoleh gadis si ayu.

    Bunyi kecipak mulut dan lidah Tholil tak kalah serunya menimpali keluhan memelas Yanti :”Mmmmmh, legiiit amat nih jagung muda, mana maniiiis lagi, hhhmh bapak mesti hemaat nih pakenya engga boleh sembarangan”, celoteh Tholil penuh kepuasan menikmati geliatan rontaan Yanti tanpa memperdulikan jeritan jeritan yang makin melemah.


    Jeritan itu pun kita semakin tersendat terputus putus karena ketika melihat Tholil telah memusatkan perhatiannya dibagian badan bawah korbannya, maka Udin dan Warso kini mempunyai lebih banyak kebebasan dibagian atas badan Yanti. Bergantian Warso dan Udin merajah mulut mungil Yanti, menciuminya dengan rakus, memasukkan lidah mereka yang tak kalah baunya kerongga mulut Yanti, sementara tangan mereka meremas remas buah dada. Disaat Udin menyerang mulut Yanti maka Warso menciumi ketiak , leher dan buah dada si perawat yang semakin memerah penuh cupangan, dan putingnya semakin menegak mencuat akibat jilatan dan gigitan ganas, demikian sebaliknya. Geli, nyeri, ngilu , sakit dan nikmat tak henti hentinya dirasakan oleh Yanti yang semakin lemas pasrah.

    Gelombang demi gelombang rangsangan menghantam menyerbu benteng pertahanan Yanti yang semakin menipis, badan sehat wanita dewasa memang di”atur” oleh alam untuk pada saat tertentu mempersiapkan diri menerima benih pria. Oleh karena itu percuma sajalah Yanti melawan semua naluri alamiahnya itu , baik secara fisik maupun mental – betapapun perlawanan di bawah kesadaran masih memberontak, namun dari bawah kesadaran itu pula akan muncul gejolak badaniah lain yang akan mengalahkan semuanya.

    “Aaauuuuuw, ennggggaaaa mauu, jangaaan, aaaaaahh, tolooooong, geliiiii, aaaaaah, emmmmhh, lepaaaaaaa, oooooh, jangaaaan paak, tolooooong, aauuuuw”, desahan Yanti dengan rontaan dan geliatan semakin lemah dan lemas.

    Tholil merasakan semakin bertambahnya cairan pelicin keluar dari lubang vagina korbannya, dan sebagai pria pengalaman ia merasakan pula perubahan rasa cairan itu : semula terasa asam dan perlahan lahan berubah menjadi lebih sepat. Ini tanda tak dapat dipungkiri lagi bahwa sang betina telah disiapkan oleh alam untuk bersatu badan dengan sang jantan. Tholil memberikan tanda kepada kedua konconya untuk melepaskan cengkraman mereka dipergelangan kaki Yanti, di raihnya kedua betis si bidadari dan diletakkkannnya paha mulus itu di atas pundaknya. Ibarat hewan persembahan yang tinggal menunggu penyembelihan Yanti hanya pasrah lemas diperlakukan demikian, hanya sekali dua dipukulkan tumit kakinya yang mungil itu ke punggung Tholil.

    Dengan penuh kepuasan dan rasa kemenangan ditatapnya wajah Yanti yang meskipun kini terlihat kuyu dengan rambut tergerai tak teratur, wajah yang tetap ayu manis cantik sebentar lagi pasti akan meringis bergolek kekanan kekiri jika merasakan sakit tak terkira. Tholil memegang kemaluannya yang telah mengeras membesar maksimal, diarahkannya kedalam celah licin basah oleh lendir kewanitaan, perlahan tapi pasti kejantanan itu memasuki gerbang surgawi yang diapit oleh bibir kemaluan berbulu halus. Bibir kemaluan Yanti dipaksa untuk membuka, dipaksa untuk merekah dan alat pemerkosa berkepala helm seperti jamur itu mendesak masuk : milimemeter demi milimeter dibelahnya dinding vagina sang gadis ibarat pentungan daging penuh air mani.

    Yanti merintih, meratap dan memohon dikasihani, memohon agar milik satu satunya itu jangan direnggut, air matanya mengalir deras disertai :

    “Aduuuuuh, aaaaaah, nyerriiiiiii, sakiiiiiiiiit paak, ampuuuuuun, udaaaaah, sakiiiiit, tolooong, jangaaaan diterusin, auuuuuuuuuww……”. Tholil kembali memberikan tanda kepada kedua anak buahnya untuk kini melepaskan ikatan tangan Yanti karena ia ingin merasakan rontaan dan terutama cakaran kuku seorang gadis yang direnggut keperawanannya. Dan memang betul : sebegitu lekas kedua tangan terlepas, meskipun masih terasa kaku kesemutan Yanti berusaha mencakar muka Tholil, namun sia sia karena muka Tholil telah melekat dengan muka Yanti dan bibirnya yang tebal dower dengan kumis kaku kasar ibarat ijuk menutup mulut Yanti. Teriakan dan tangisan Yanti kini teredam sehingga hampir tak terdengar dan si perawat cantik itu didera oleh rasa sakit tak terkira dikemaluannya.


    Sebagai lelaki yang sudah sangat pengalaman dalam merenggut kegadisan wanita muda Tholil semakin lama semakin mahir mengendalikan hawa nafsunya, semakin mahir merasakan kapan senjatanya yang besar itu mulai menyentuh selaput dara seorang gadis. Selaput dara yang sangat peka itu tidak di terobosnya sekaligus sebagaimana anak muda ingusan atau suami yang tak punya pengalaman, namun selalu disentuh ditekan tekannya sehingga terasa sangat sakit ngilu. Tholil mempunyai kecenderungan sadis untuk menikmati wajah wanita – apalagi seorang gadis – yang dilanda rasa sakit saat menerima tusukan rudalnya yang besar dan lebar itu. Apalagi kali ini adalah wajah cantik jelita seorang perawat kota : wajah Yanti yang menengadah keatas atau menoleh kekiri kekanan , wajah penuh air mata dan mulut mungil bibir basah terbuka mengeluarkan rintihan memilukan merasakan siksaan sementara hidung bangir mancung kembang kempis menahan isak tangis :

    “Sakiiiiiit, paaaak, ampuuuuun, auuuuuw, udaaaah pak, kasihani saya paaaaak, ngggaaa tahaaaan paaak, udaaaah dong, aaamppuuuun”, namun semua laki laki disitu hanya tertawa.

    Sekitar seperempat jam Tholil mempermainkan senjatanya menyiksa selaput tipis yang sedemikian sensitif sebelum akhirnya dengan geraman penuh kemenangan ditembusnya keperawanan Yanti. Saat pecah robeknya keperawanannya Yanti tak berdaya lagi menahan diri : raungan dan jeritan memenuhi ruangan, disusul dengan rintihan tangis – dan disaat itu Yanti dengan sekuat tenaga menancapkan kukunya dipunggung Tholil, kemudian tanpa disadari sendiri digigitnya sekuat tenaga bahu Tholil yang kekar penuh otot itu. Tholil hanya tersenyum bangga, dicekalnya kedua pergelangan tangan Yanti, ditekannya ke kasur, diangkatnya tubuh bagian atasnya sendiri sehingga gigitan Yanti lepas. Kini dimulainya gerakan maju mundur pinggulnya yang berarti disiksanya lubang surgawi yang bari diterobosnya itu : Yanti merasakan betapa perihnya luka dari selaput daranya yang bari sobek dan kini luka masih terbuka itu digosok gosok oleh benda asing, maju mundur , maju mundur tanpa terhenti semakin lama semakin cepat dan akhirnya………

    Bagaikan gunung merapi yang telah lama memendam lahar panas kini meletus dan menyemburkan laharnya itu ke luar membanjiri vagina dan rahim Yanti. Selama menyemburkan spermanya itu Tholil tak berhenti bergerak, bahkan tetap menjedug jedug mulut rahim yang saat itu juga sangat peka.

    Namun Yanti sudah sedemikian lemah dan hanya dapat pasrah merasakan tubuhnya di perkosa habis habisan , diharapkannya agar semua mimpi buruk ini lekas berlalu namun yang terjadi justru sebaliknya : dari tengah selangkangannya yang sedang disiksa itu muncul perlahan lahan rasa lain yang aneh. Ada rasa hangat sedikit ngilu gatal menyebabkan keinginan agar gerakan maju mundur yang baru saja dialaminya dan sangat menyakitkan itu bahkan terulang kembali, justru seolah meminta dan menagih diteruskan dan jangan dihentikan.


    Yanti tidak mengerti “pengkhianatan” tubuhnya terhadap perkosaan yang baru dialaminya. Rasa sangat jijik , muak dan kebencian terhadap para pemerkosanya kini tercampur rasa keinginan untuk ditaklukkan kembali, merasakan ketidak berdayaan dikuasai dan direjang sehingga tak berkutik sama sekali. Disaat Tholil ambruk menindih tubuhnya setelah orgasmus dan ejakulasi justru Yanti melingkarkan kakinya yang mulus itu ke pinggang si pemerkosanya, seolah tak ingin melepaskan penis yang masih tertancap di vaginanya. Tanpa disadari Yanti menggeser pinggulnya kekiri kekanan, kemudian bergoyang berputar dengan lemah seperti menginginkan agar “kegatalan”nya di “obati” dengan gerakan maju mundur yang mungkin memberikan kesan seperti “menggaruk”.

    Tholil sendiri merasakan ada denyutan dan remasan halus di kemaluannya yang sebetulnya mulai “tidur” didalam liang vagina Yanti dan ini sama sekali belum pernah dialaminya ketika menggagahi wanita manapun termasuk para istrinya apalagi oleh seorang gadis yang baru saja di perkosa habis habisan. Tholil mengangkat tubuh atasnya dan meperhatikan wajah Yanti yang penuh keringat dan kelihatan tak sadar dengan dengusan dan rintihan halus dari hidung serta mulut yang begitu mungil. Betapa luar biasa bidadari kota ini pikirnya – perempuan ini agaknya houri yang turun dari firdaus untuk selalu memenuhi hasrat birahi laki laki. Diawasinya wajah yang sedemikian ayu manis selalu menimbulkan hasrat hewaniah lawan jenisnya , dan diingatnya bahwa setelah mulut dan vagina masih ada satu lagi lubang yang masih dapat diperawaninya malam ini.

    Namun apakah tubuh bidadari ini akan masih kuat untuk mengalami pembantaian sekali lagi dimalam ini , apakah lebih baik menunggu esok hari ? Namun diingatnya lagi bahwa malam ini adalah kesempatan yang mungkin takkan terulang atau kembali lagi : hampir semua penduduk desa sedang absen karena menikmati goyangan ngebor pantat artis Imul Laracitra di desa tetangga. Tholil perlahan lahan bangun melepaskan Yanti dari tindihannya dan kedua anak buahnya pun menghentikan kegiatan sexual mereka seolah olah mulai menduga apa rencana juragan mereka berikutnya. Keduanya menyeringai bergantian dan Udin mengambil kesempatan bertanya :

    “Mau diapain lagi nih si nok bahenol Yanti ini gan, boleh ikut ngicipin engga boss ?”.

    “Jangan coba coba berpikiran kotor lu, disini cuma gue yang boleh menggarap perawat kota ini, ingat apa perjanjian pelunasan hutang kalian, apa mau dibatalkan hah !” , demikian bentak Tholil seolah tak sadar bahwa benaknya pun pada saat ini tak lain hanya terisi pikiran kotor.

    Kedua anak buahnya menggerutu namun sadar berada di fihak lemah akibat hutang mereka yang telah berlarut menumpuk di lintah darat penguasa desa itu. Tholil tak mau bahwa ada benih lain tercampur di rahim si bidadari cantik ini – jika Yanti sampai hamil maka pasti adalah hasil bibitnya, tak ada campuran dengan lelaki lain. Namun sedikit rasa terima kasih Tholil terhadap kedua anak buahnya yang telah membantunya malam ini dan rupanya iblis ikut memberikannya sedikit pertimbangan untuk memberikan sedikit extra bonus :

    “Begini deh, gue bagi juga kenikmatan untuk kalian – silahkan bergantian menjarah mulut gadis ini tapi jangan sampai banjir di dalam , kalian boleh semprot dan mandikan wajahnya dengan air myni kalian. Awas kalo sampai ada yang banjir di dalam mulut gue akan batalkan penghapusan hutangnya, faham ?”.

    “Okee boss, akuuur, beres deh dijamin mantab siraman di muka si neng , pasti akan jadi obat awet muda wajahnya”, hampir bersamaan kedua kuli itu menjawab majikan mereka.

    Kemudian mereka berunding siapakah yang akan mulai dengan perkosaan mulut Yanti di babak kedua – akhirnya Warso mengalah : Udin memulai dan Warso berikutnya. Tubuh Yanti yang langsing bahenol dan masih lemas lunglai setengah pingsan itu kini dibalik tengkurap, kemudian kedua lengannya ditekuk di sikunya, demikian pula kakinya di tekuk di lututnya. Akibatnya kini tubuh Yanti dalam posisi merangkak seperti serdadu yang sedang latihan, hanya bedanya Tholil ikut campur dengan menarik lipatan paha Yanti keatas sehingga pantatnya menungging keatas. Dalam posisi ini terlihatlah vagina Yanti yang licin mengkilat dan basah oleh cairan pelumasnya sendiri tercampur dengan lahar Tholil yang secara perlahan agak mengalir meleleh keluar.


    Namun yang lebih jelas lagi terlihat adalah lingkaran lubang anus Yanti berwarna coklat kemerah merahkan bagaikan kuncup bunga yang masih sangat rapat, dihiasi dengan kerut kerut yang menandakan masih utuhnya fungsi otot otot pengunci lubang paling rahasia dan intim ini. Tholil hanya dapat menduga duga betapa akan kerasnya tangis dan teriakan kesakitan Yanti jika disodominya – ketiga istri dan wanita lain didesa itu yang pernah disodominya hampir semuanya meraung raung ibarat hewan disembelih bahkan setengahnya betul betul pingsan lebih dari satu jam.

    Tholil mengambil lotion untuk bayi yang telah diambilnya di apotik beberapa hari lalu dan di-oleskannya pelumas yang harum itu di seluruh kepala penisnya yang disunat bahkan juga seluruh batang kemaluannya karena diameternya akan sukar sekali diterima oleh diameter anus Yanti.

    Namun Tholil bertekad : Yanti akan dperkosa ketiga lubangnya malam ini, Yanti akan diajarinya untuk takluk dan tunduk sepenuhnya sebagai calon istrinya, Yanti harus menerima nasibnya secara pasrah untuk melayani keinginan seksualnya , Yanti akan diajari mengalami derita sakit tapi nikmat ! Cukup dengan membayangkan itu semua kemaluan Tholil kembali membesar menegang dan mengeras, siap tunaikan tugas berikut, terakhir, namun mungkin yang terberat malam ini : memasuki lubang tersempit ditubuh molek Yanti.

    Masih dalam keadaan hanya setengah sadar Yanti merasakan tubuhnya menungging dengan pantat semakin tinggi ke atas, lalu dirasakan ada jari jari mengoleskan cairan agak dingin di lubang anusnya. Hal ini membuatnya sadar dan ingin berontak namun tubuhnya kembali dipegangi dari dua arah oleh Warso dan Udin sehingga tak dapat berkutik atau membebaskan diri dari posisi tak nyaman itu. Ketika Yanti berusaha untuk menepiskan jari jari yang kurang ajar di anusnya itu mendadak kedua tangannya diputar di telikung dan direjang kebelakang punggungnya sehingga mulai terasa sakit di sendi bahunya menyebabkan Yanti merintih. Yanti merasakan kedua pergelangan tangannya di rejang oleh jari jari kuat dan kasar sehingga tak dapat bergerak dan sekaligus anusnya dimasuki oleh sebuah jari yang licin. Naluri alamiah Yanti memeperingatkannya apa yang mungkin akan terjadi dan isak tangisnya mulai muncul kembali :

    “Jangaaaaan, jangaaaan, aduuuuh, enggaaa maaaau disitu, jangaaaaan , toloooong, ampuuuuun, kasihaniiii doong, ya Allaaah, ampuuuun, enggaaaa maauuuuu, auuuuuw, auuuuw, ngiluuuuu”, Yanti meliuk liukkan badannya tak berdaya ketika dirasakannya bukan hanya satu melainkan dua jari Tholil memasuki anusnya dan berusaha melebarkan lubang duburnya.

    Ketika Yanti berteriak sekuat kuatnya tiba tiba rambutnya dijambak kebelakang oleh Warso dan mulutnya yang terbuka lebar di masuki oleh penis Udin yang juga cukup panjang dan besar dan sangat berbau pesing tak enak.


    Yanti merasakan tubuhnya seolah bukan lagi miliknya : mulutnya dijarah oleh penis yang memualkan, payu daranya terutama putingnya di pilin dan di cubiti serta ditarik tarik oleh jari jari Warso , dan duburnya dipaksa dilebarkan oleh dua buah jari Tholil. Mendadak kedua jari yang menyiksanya itu ditarik keluar sehingga Yanti menarik nafas agak lega, namun hal ini tidak berlangsung lama karena kini dirasakannya sebuah benda lain menekan mencoba memasuki anusnya.

    Yanti mulai sadar bahwa benda asing itu adalah alat kejantanan Tholil yang belum lama ini merenggut merobek selaput kegadisannya. Kini alat kejantanan yang sama berusaha merebut keperawanannya yang kedua – ya Allah toloong, jangan biarkan hal ini! Yanti merasakan kemaluan Tholil terus menekan, mendorong dan mendesak berusaha mengalahkan pertahanan otot dubur yang secara alamiah sangat kuat mengunci lubang paling intim di tubuh manusia itu.

    Otot berbentuk lingkaran itu kini dipaksa untuk membuka bukan dengan cara alamiah melainkan cara kasar perkosaan dan meskipun telah di berikan lotion pelumas yang biasa dipakai oleh bayi, namun tetap saja bertahan mati matian melawan benda asing yang ingin masuk. Yanti tak tahu lagi apa yang terasa di tubuhnya saat itu , jijik dan mual dengan kemaluan Udin yang bau di mulutnya, putingnya terasa membesar lebih dari tiga kali akibat cubitan dan gigitan ganas pemerkosa, dan nyeri sakit tak terkira di duburnya yang sedang dipaksa melebar diluar ukuran normal.

    Tholil mendesak dan mencoba melesakkan kemaluannya sekuat tenaganya namun belum ada kemajuan meskipun dengan dorongan semaksimal mungkin sementara Yanti hampir pingsan menahan sakit tak terkira. Oleh karena itu Tholil menukar taktiknya dan selain mendorong kejantanannya ia kini meraba raba ke selangkangan Yanti lalu ia mengusap usap kelentit Yanti yang masih sangat peka akibat rangsangan bibir, lidah dan giginya tadi.

    Diluar kemampuan dan keinginannya otot otot vagina Yanti berkontraksi lalu relaks kembali kontraksi dan relaks – hal sama terjadi dengan otot otot lingkar sekitar anusnya. Dan justru pada saat otot otot lingkar sekitar anusnya sedikit relaks maka Tholil menekan kepala penisnya sekuat tenaga , akibatnya …. blesssss, bagian kepala penis berbentuk seperti topi helm serdadu masuk membelah dan memerawani lubang dubur yang sempit itu.

    Yanti berteriak dan menjerit jerit sekuat isi paru parunya namun tak dapat keluar karena mulutnya dipenuhi oleh batang kemaluan Udin, yang keluar hanyalah rintihan :

    “Aooouuufffhhh, empfhhhhhh, sssssskkkkkttttt, mmmppppn, jjjjjjnnnggggggnnn, ennggggghhhhhh”,

    dan akhirnya tak ada suara lagi yang keluar. Rupanya Yanti telah kelenger tak dapat lagi menahan siksaan yang sedang diderita tubuhnya, dan pada saat bersamaaan Udin menarik keluar batang rudalnya yang langsung menyemburkan sperma membasahi wajah Yanti yang telah layu itu. Namun Tholil masih saja asyik menjarah dan memasukkan penisnya semakin dalam, semakin dalam akhirnya biji pelirnya menempel dengan bongkahan pantat Yanti.


    Kini mulailah dimaju mundurkannya pinggulnya dengan ritme gonta ganti, terkadang halus perlahan menggoyang kekiri kekanan dan memutar seolah sedang menggoda korbannya, tak lama kemudian diganti dengan ritme ganas stakkato seolah olah bor listrik sedang menghantam dinding beton. Kini Udin menjambak rambut Yanti dengan kasar dan pada saat bersamaan Tholil menghantamkan senjatanya sedalam mungkin – dan akibatnya Yanti melenguh perlahan dan mulai sadar lagi.

    Kesempatan ini tak dibiarkan begitu saja oleh Warso yang masih ingin meminta jatahnya : diangkatnya dagu Yanti dan di lekatkannya batang penisnya di bibir yang setengah terbuka. Telah habis sama sekali rupanya tenaga Yanti untuk melawan dan dimakluminya tugas apa yang masih harus dipenuhinya : dengan air mata berlinang dibiarkannya penis Warso yang tak begitu panjang namun lebih lebar diameternya daripada milik Udin memasuki rongga mulutnya, maju mundur maju mundur maju semakin dalam sehingga menyentuh lagi kerongkongannya sehingga hampir Yanti terbatuk batuk.

    Dengan wajah yang tetap cantik meskipun acak acakan Yanti pasrah menerima sodokan dari depan dan belakang, dari depan menyebabkannya sukar bernafas dan ingin muntah sedangkan sodokan dari belakang sangat menyakitkan anusnya yang terasa sangat panas pedih seperti disayat sayat pisau silet.

    Bagaikan telah sepakat satu sama lain kedua lelaki pemerkosa itu makin mempercepat ritme hunjaman mereka ke mulut dan anus Yanti untuk akhirnya disertai geraman penuh kepuasan keduanya menumpahkan cairan sperma mereka : Tholil didalam rektum dan Warso di wajah dan rambut Yanti. Isakan tangis Yanti yang menimbulkan rasa iba mengiringi ambruk tubuhnya tertelungkup ke ranjang – hanya gerakan halus pernafasan disertai sesenggukan menandakan bahwa perawat malang itu masih hidup.

    Ketiga lelaki setengah baya yang telah menjarah jururawat malang itu habis habisan kini memapang Yanti nenuju kamar mandi , dimandikannya tubuh langsing namun sintal bahenol itu sehingga bersih dari bekas sperma, ludah dan darah keperawanannya, dipakaikan lagi bh dan cd baru dari lemari pakaian, lalu baju tidur yang bersih pula, kemudian diletakkan hati hati diranjang dan ditutupi dengan selimut. Yanti yang merasa seolah tubuhnya tak bertulang sama sekali langsung jatuh tidur kembali, sedangkan ketiga pemerkosanya perlahan lahan meninggalkannya, menutup dan mengunci pintu dari luar kemudian menghilang di kegelapan malam dengan motor motor mereka.

    Selama 3 hari Yanti tak dapat melayani pasien di Puskesmas karena sakit demam – ia hanya bangun keluar ranjang untuk makan minum. Di hari ke empat desa itu geger karena perawat Yanti menghilang entah kemana, semua barang miliknya ditinggal, koper dan tasnya masih berada di lemari. Hanya tas kecil yang selalu terisi KTP, kartu kartu penting lain dan juga uang tunai tak ada, demikian pula sepatunya tak ditemukan.


    Ini merupakan indikasi bahwa Yanti telah meninggalkan desa itu secara diam diam dan berusaha menghapuskan kenangan mengerikan yang dialaminya. Tak dapat di bayangkan betapa marahnya Tholil karen mangsa yang baru sempat diperkosa sekali dan diimpikannya akan menjadi istrinya yang ke 4 lolos dari cengkramannya. Diadukannya hal ini ke pusat namun disitu pun tak ada yang tahu kemana perginya Yanti si perawat.

    Tunangan Yanti pun mendadak kembali ke tanah air karena mendengar peristiwa menghilangnya Yanti – di kamar kostnya pun tak ada yang hilang , semua lengkap hanya penghuninya ibarat masuk ke dalam bumi tak ada jejaknya. Usaha pencarian Yanti setelah berbulan bulan akhirnya dihentikan tanpa hasil dan setelah lebih dari setahun perlahan lahan semuanya mulai melupakan individu Yanti ini ; tunangannya pun sudah mempunyai pacar baru.

    Di desa yang menjadi saksi bisu peristiwa perkosaan Yanti itu setengah tahun kemudian mengalami beberapa kejutan : Udin si mandor perkebunan mengalami kecelakaan mobil dan terluka sangat parah dan langsung meninggal. Warso si buruh perkebunan karet di gigit ular berbisa yang entah muncul begitu saja dan langsung menghilang lagi dan karena sangat terlambat mencari pertolongan akhirnya dihari yang sama juga meninggal.

    Tholil dalam tahun yang sama mengidap tumor di otak – tak langsung meninggal tapi perlahan lahan fungsi tubuhnya memburuk – dimulai dengan lumpuh kakinya, kemudian sukar untuk bicara, sukar menelan, sukar bernafas, sebelum akhirnya meninggal dalam keadaan kurus kering dalam tahun berikutnya.

    Di sebuah RS cukup besar dan modern di salah satu negara Eropa bekerja pasangan suami istri dokter Indo dan jururawat berasal dari Indonesia. Keduanya terlihat sangat serasi , sang dokter spesialis bedah cakep dan ganteng sedangkan istrinya jururawat di bagian penyakit dalam ayu cantik penuh keramahan kesabaran, sehingga keduanya sangat disenangi dan dihormati disitu , baik oleh rekan kerja maupun para pasien orang orang bulé.

    Keduanya ibarat sudah ditakdirkan untuk bertemu dan menjadi pasangan sejoli : sang dokter yang sedang liburan di Indonesia mengendarai mobil di tengah malam menjelang pagi setelah pulang seminar. Tak biasanya ia mengambil jalan memotong desa tanpa melewati jalan besar – dan ditengah jalan diantara desa desa yang jarang diterangi lampu dilihatnya seorang gadis berdiri dipinggir jalan.

    Gadis itu sangat cantik namun terlihat sedang dilanda kesedihan tidak terkira – sang dokter merasa sangat heran namun bersedia mengantarkan si gadis ketempat kostnya. Seminggu kemudian si dokter dengan orangtua dulunya berasal dari Indonesia tapi sudah lama tinggal di LN kembali ke Eropah – dan duduk disampingnya dalam pesawat adalah gadis cantik yang ditemukannya ditengah malam. Keduanya semula ingin menikah di Indonesia namun karena keduanya berbeda agama maka banyak sekali rintangan birokrasi yang harus diatasi.


    Oleh karena itu mereka akhirnya menikah di luar negeri : di sebuah negara di Eropah , dimana sama sekali tak ada masalah apakah pasangan calon suami istri berbeda agama atau bahkan sama sekali tak beragama. Agama adalah urusan pribadi – setiap individu harus mempertanggung jawabkan bagaimana kehidupannya kepada Yang Maha Agung – tak perlu di campur adukkan dengan urusan negara apalagi urusan untuk menikah. Konsekwensi jika berbeda agama adalah harus ditanggung oleh pribadi masing masing – negara harus bersikap netral dan tak boleh ikut campur.

    Sang suami tak pernah dan tak mau bertanya mendalam tentang latar belakang kehidupan istrinya : yang terpenting adalah saling mencintai setulusnya. Keduanya selalu berpendapat apa yang telah berlalu biarkanlah berlalu, tujukan hidup ke masa depan dan selalu berusaha untuk optimis.

    Sang suami tak pernah menyinggung apakah isrinya masih perawan atau tidak sebagaimana masih sering dijadikan masalah oleh para pria munafik – bagi pasangan yang mencintai satu sama lain dengan setulusnya maka nilai sehelai selaput berbentuk bulat sabit adalah dapat diabaikan. Sang istri juga tak pernah menyinggung bagaimana kehidupan sang suami dimasa lalu – apakah karena ia hidup remaja di Barat sudah sering melakukan sex dengan wanita lain. Yang penting adalah sejak menikah maka keduanya harus saling mencintai dan setia terhadap satu sama lain , itu adalah resep sederhana untuk bahagia di masa depan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan


    4805 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Rencana untuk berlibur kesampaian juga diman aku dan teman sekantor liburan ke pengandaran , berempat
    kami berangkat Aku, Sita, Zilfa dan cowoknya Zilfa namanya Edi , kurang lebih 6 jam akhirnya sampai di
    tempat tujuan kami sebelumnya sudah menyewa tempat penginapan satu rumah yang terdiri dari 2 kamar
    tidur 1 kamar mandi dan ruangan tamu.

    Karena kami tiba sudah larut malam, maka setelah menurunkan barang-barang.. Kami pun langsung masuk ke
    kamar masing-masing, aku satu kamar bersama Sita, sedangkan Zilfa satu kamar bersama cowoknya, kamar
    yang aku tempati terdiri atas dua ranjang yang terpisah, sebuah lemari pakaian dan meja rias dengan
    kacanya yang besar dan jendela yang menghadap ke laut.

    Karena capek, lelah dan ngantuk.. Kami pun langsung tidur tanpa ganti baju lagi. Keesokan harinya aku
    bangun jam 10 pagi dan aku melihat Sita sudah tidak ada ditempat tidurnya, aku pun langsung bangun dan
    menyisir rambutku yang panjang (sebahu lebih) dan keluar kamar, ternyata tidak ada siapa-siapa..

    “Wah pada kemana mereka..” pikirku, tetapi tiba-tiba HP ku berbunyi, ternyata Sita menelphon.

    “Sudah bangun non..” serunya.

    “Kalian lagi dimana sih?” seruku.

    “Oh iya.. Sorry, kita lagi pergi cari film nih.. Tadi enggak tega bangunin kamu..” seru Sita.

    “Yaa.. sudah.. Titip makanan yaa..” sahutku

    “Okey non” lalu hubungan terputus.

    Kini aku sendirian di bungalow itu, lalu aku pun segera mandi.. Dan menikmati segarnya guyuran air
    dari shower, setelah mandi akupun memakai CD dan BH warna pink (aku suka yang satu warna) dan memakai
    kimono, setelah itu aku duduk-duduk disofa tamu sembari mengeringkan rambutku dengan handuk, tiba-tiba
    aku melihat secarik kertas diatas meja, disitu tertulis ‘menyediakan jasa pijat, urut dan lulur’ dan
    dibawahnya ada nomor teleponnya.

    “Ah betapa enaknya dipijat.. Kebetulan badan lagi pegel..” pikirku sembari membayangkan dipijat oleh
    si mbok dirumah, lalu aku menelphon nomor itu dan diterima oleh seorang wanita disana, setelah
    mengutarakan maksudku, akhirnya wanita itu bilang.. Tidak lama lagi akan datang pemijat ke kamar aku,
    setelah itu akupun duduk menanti..

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar, segera aku bangkit dan membuka pintu.. Dan.. Terkejutlah
    aku, karena tampak seorang pria dengan baju putih berdiri diambang pintu, lalu.
    “Selamat siang neng.. Anu.. Tadi manggil tukang pijat yaa?” seru pria itu.

    Tampak pria itu berumur kira-kira 45-an, tidak terlalu tinggi tapi kekar dan berkulit coklat.

    “Eh.. nggak.. Anu.. Iya pak..” sahut aku, “Anu.. Bapak tukang pijatnya..?” tanyaku.

    Pria itu tersenyum lalu, “Iya neng”.

    Wah.. Kini aku rada sedikit panik, tidak menduga kalau tukang pijatnya seorang pria, tapi tanpa aku
    sadari aku malah mempersilahkan bapak itu masuk, setelah masuk.

    “Mau dipijat dimana Neng?” tanyanya.

    “Ngk.. Di.. Kamar aja pak” sahutku, lalu aku membiarkan bapak itu mengikutiku menuju kamar, tiba
    didalam kamar, bapak itu segera dengan cekatan membereskan ranjang tidurku, lalu menyuruhku untuk
    tengkurep diatas ranjang.

    Aku mengikutinya, dan berbaring tengkurep diatas ranjang.. Lalu terasa tangan si bapak itu yang kasar
    itu mulai memijat-mijat telapak kaki dan kedua betisku, aku benar-benar merasakan nikmatnya pijatan
    bapak itu, kemudian.

    “Maaf neng.. Kimononya dibuka yaa” serunya,

    Aku hanya diam saja ketika kimonoku dibuka dan diletak diranjang satunya lagi, kini hanya tinggal CD
    dan bra saja, setelah memijat betis dan bagian paha..

    Si bapak beralih ke punggungku, memang terasa enak pijatan si bapak ini, setelah itu aku merasakan si
    bapak menuangkan oil ke atas punggungku dan mulai mengosoknya, lalu.

    “Maaf yaa Neng” serunya sembari melepas tali BHku, aku hanya diam saja, kedua tanganku aku taruh
    dibawa bantal sementara kepalaku menoleh ke arah tembok, terasa geli juga ketika si bapak mulai
    mengurut bagian samping tubuhku.

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Lalu terasa tangan si bapak mulai mengurut kebagian bawah dan menyentuh CD ku, lalu “Maaf yaa neng..”
    serunya sembari tangannya menarik CDku kebawah, aku terkejut tapi anehnya aku membiarkan si bapak itu
    melorotkan CD ku hingga lepas.

    Kini si bapak dengan leluasa mengurut tubuhku bagian belakang yang sudah telanjang itu, lalu si bapak
    mengosokan oil ke seluruh tubuhku bagian belakang dari pundak sampai ketelapak kaki dan dibawah sinar
    lampu kamar, aku yakin tubuhku akan tampak mengkilap karena oil itu.

    Aku hanya berdiam diri saja.. Dan membiarkan si bapak mengurut bagian dalam pahaku, kedua kaki ku
    direnggangkan..

    Oouhh.. Pasti sekarang dibapak dapat melihat kemaluanku dari belakang.. Pikirku, tapi aku hanya diam
    saja..

    Dan diam-diam merasakan nikmat ketika tangan dibapak menyentuh-nyentuh bibir vaginaku, lalu dibapak
    naik ke atas tempat tidur dan duduk berlutut diantara kedua paha ku, aku hanya bisa pasrah saja ketika
    si bapak merenggangkan kedua pahaku lebih lebar lagi dan membiarkan kedua tangan si bapak mengurut-
    urut bagian pinggir vaginaku..

    Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Dan setiap jari-jari si bapak menyentuh bibir vagina ku.. Akupun
    mengelinjang.

    Setelah cukup lama, akhirnya si bapak menuangkan oil ke atas pantatku.. Terasa cairan oil itu merambat
    melewati anus dan terus sampai ke vaginaku, kemudian dengan kedua tangannya.

    Si bapak mulai mengurut bongkah pantatku, dan aku benar-benar merasakan nikmat dan membiarkan si bapak
    membuka bongkah pantatku dan pasti dia dapat melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang
    berikut anus ku.. Oohh

    Tiba-tiba terasa jari-jari si bapak mengusap-usap anus ku.. Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Apalagi
    terasa sedikit demi dikit jari telunjuk dibapak itu dicolok-colok ke dalam anus ku.. Bergetar hebat
    tubuhku.

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Dan tanpa aku sadari aku mengangkat pantatku hingga setengah menungging, tiba-tiba kedua tangan si
    bapak memegang pangkal paha ku dan mengangkat pantatku ke atas, aku menurut saja..

    Hingga akhirnya aku menungging dihadapan si bapak itu, kepala ku.. kubenamkan ke atas bantal.. Dan
    membiarkan si bapak mempermainkan vaginaku dengan jari-jarinya..

    Tiba-tiba.. Ooouuhh.. Aku mengeluh panjang ketika terasa jari si bapak menyusup masuk ke dalam
    anusku..

    Terasa sedikit mules ketika jari telunjuk si bapak itu di sodok-sodok keluar masuk lobang pantatku,
    oohh.. Aku hanya bisa meringis saja dan akupun mengelinjang hebat ketika tangan si bapak yang satunya
    menyusupkan jarinya ke dalam liang vaginaku..

    Gilaa.. Aku merasakan nikmat luar biasa.. Aku hanya pasrah saja dan membiarkan si bapak mengocok-
    ngocok vagina dan anusku dengan jari-jarinya,

    Tanpa sadar aku meluruskan kedua tanganku untuk menopang tubuhku.. Hingga kini posisiku seperti orang
    merangkak, sementara si bapak tetap duduk berlutut dibelakang. Cukup lama juga jari-jari si bapak
    menyodok-nyodok liang vaginaku dan lobang pantatku..

    Dan aku benar-benar menikmati.. Sehingga tanpa sadar vaginaku sudah basah bercampur dengan oil..
    Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menempel dimulut vaginaku, ternyata si bapak telah
    mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vaginaku, aku hanya pasrah dan membiarkan ketika secara
    pelan-pelan batang kemaluan si bapak mulai ditekan masuk ke dalam vaginaku..

    Oohh.. Nikmat.. Tanpa disadari.. Aku mengerak-gerakan pinggulku juga, tubuhku terguncang-guncang
    ketika si bapak mulai menyodok-nyodok vaginaku dengan batang kemaluannya..
    Aahh.. Nggkk.. Ohh.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Dan diam-diam aku mencapai klimaks tanpa
    sepengetahuan si bapak itu, tiba-tiba si bapak mencabut batang kemaluannya dari vaginaku..

    Lalu oohh.. Gilaa.. Terasa ujung batang kemaluan si bapak ditempelkan ke anusku.. Wah dia mau
    menyodomi aku.. Pikirku memang aku pernah melakukan anal sex.. Tapi ini..

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Lalu si bapak menarik kedua tanganku kebelakang dan menyuruh aku membuka belahan pantatku dengan kedua
    tanganku sendiri.. Kemudian terasa jari-jari si bapak mengolesi anusku dengan oil..

    Dan kadang-kadang menyusupkan satu dua jari nya ke dalam.. Kemudian terasa pelan-pelan batang kemaluan
    si bapak menerobos masuk ke dalam anus ku..

    Aakk.. Nggkk.. Aku mengeluh.. Rada sakit dikit.. Tapi setelah semua batang kemaluan si bapak amblas..
    Dan ketika si bapak mulai menyodok-nyodok keluar masuk.. Ahh.. Nikmatnya.. Terasa sedikit mules tapi
    aku benar-benar enjoy anal sex ini..

    Tetapi kini aku merasakan kenikmatan yang.. Tidak klimaks-klimaks.. Sampai basah tubuh ku dengan
    peluh.. Tetapi si bapak tidak kunjung klimaks juga, rasa nikmat.. Mules.. Campur aduk.. Aku hanya bisa
    meringis-ringis sembari memejamkan mata saja, tetapi akupun tidak tinggal diam..

    Jika si bapak menghentikan gerakannya, maka aku langsung mengerakan pinggulku maju-mundur sehingga
    batang kemaluan si bapak tetap keluar masuk lobang pantatku hingga akhirnya lama kelamaan gerakan si
    bapak semakin cepat.. Dan terdengar nafasnya yang semakin memburu, rupanya si bapak sudah mau
    klimaks..

    Akupun membuka belahan pantatku semakin lebar dengan kedua tanganku, lalu terdengar si bapak mengerang
    aahh.. Nggkk.. Lalu ia menjabut batang kemaluannya dari lobang pantatku lalu disemburnya airmaninya
    kepunggungku crot.. crot..

    Terasa ada cairan kental dan hangat membasahi punggungku.. Sampai kerambutku dan akupun seketika rebah
    telungkup.. Dengan nafas masih memburu.. Dan masih merasakan nyeri di duburku.

    Setelah itu si bapak.. Pergi ke kamar mandi.. Akupun segera mengambil CD ku dan mengelap air mani si
    bapak yang belepotan dipunggung ku.. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu dibuka..

    Akupun segera mengenakan kimonoku dan berjalan keluar kamar.. Ternyata si bapak itu sudah tidak ada..
    Loh gimana sih ini orang.. Pikirku.. Ah.. Biar aja kalau enggak mau dibayar..

    Lalu akupun menuju kamar mandi.. Terasa lengket punggung ku karena oil tadi, tetapi tiba-tiba ada yang
    mengetuk pintu.. Akupun segera merapihkan kimonoku dan berpikir.. Pasti si Sita dan kawan-kawan sudah
    pulang, ketika pintu aku buka tampak seorang ibu-ibu dengan kebaya berdiri diluar.. Lalu.

    “Selamat siang neng.. Neng yang.. Mau dipijet kan?” seru ibu itu.

    “Iya.. Ibu siapa” tanyaku

    “Saya tukang pijatnya neng” sahutnya..

    Gilaa.. Siapa dong bapak tadi.. Walaupun aku terkejut.. Tetapi jujur.. Aku enjoy sekali dengan
    permainan si bapak itu.. Tapi.. Andaikan tunangan kutahu.. Ah.. Jangan sampailah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menghamili Suster Polos

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos


    4803 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Menghamili Suster Polos ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Cuaca malam itu sungguh tidak bersahabat diman sejak jam sebelas tadi hujan gak kunjung berhenti deras
    sekali disertai petir yang menyambar, di depan pintu kamar periksa ada pak Yoga, dia seorang dokter
    yang sedang piket terlihat dia sedang asyk membaca buku. Umurnya yang kepala tiga masih nampak cakep
    dan gagah.

    Hampir delapan tahun dia bekerja di rumah sakit ini, dia mempunyai istri yang masih muda dikarunia dua
    anak yang masih lucu lucu, karena sudah delpan tahun bekerja disini maka kesepian udah menjadi
    makanannya setiap hari apabila dia saat jaga terdengar suara aneh sosok bayangan tapi hal itu di buat
    biasa karena sudah kebal.

    Pak dokter Yoga masih terus juga membaca buku yang sengaja dia bawa dari rumah. Hening sekali suasana
    di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain
    di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian
    dokter itu.

    “Siapa tuh ya, malem-malem ke sini ?” tanya dokter Yoga dalam hati.

    Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncul lah sosok itu, ternyata seorang gadis
    cantik berpakaian perawat dan berjilbab lebar. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan pink
    berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya.

    “Permisi, Pak” sapanya pada Yoga dengan tersenyum manis.

    “Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini” balas Yoga.

    “Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling
    dulu”

    Dokter Yoga bingung sebab tidak tahu kalau suster itu juga jaga. Maka Yoga bertanya, “Oh iya kok saya
    rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Yoga.

    “Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian
    mau ngenal keadaan disini juga

    “Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak dokter Yoga.

    “Emang bapak kira siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di
    sebelah Yoga.

    “Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.

    “Dikirain suster ngesot yah, hahaha” timpal dokter Yoga mencairkan suasana. “Hehehe dikira suster
    ngesot, nggak taunya suster cantik” sambung Yoga lagi tertawa untuk menghangatkan suasana.

    “Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang
    kembali membuat pria itu merasa aneh.

    Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
    “Hihihi…bapak dokter ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya.

    “Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan
    napas aja” kata Pak Yoga.

    “Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Yoga menyenggol tubuh samping gadis
    itu. Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang
    kegelian.

    “Hihi…iya-iya maaf deh pak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.

    “Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh”
    sahut dakter Yoga dengan wajah serius.

    “Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Farah Puspita, panggil aja Farah, suster baru disini,
    maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak dokter siapa yah?” sambil melihat ke dokter itu.

    “Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Yoga aja, saya yang jadi dokter jaga di sini malam” pria
    setengah baya itu memperkenalkan diri.

    “Omong-omong Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter.

    “Ya belum sih” kata Suter Farah.

    “Pantas baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya lihat orangnya.
    Cantik!” kata Yoga sambil memandang wajah cantik yang sedang mengobrol dengannya itu.

    Malam itu dokter Yoga merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Farah, biasanya
    suster-suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar memberi salam basa-basi. Maklumlah
    mereka semua tahu kalau dokter Yoga sudah beristri dan punya dua anak.

    Mereka pun terlibat obrolan ringan, pria itu tidak lagi mempedulikan buku bacaannya dan mengalihkan
    perhatiannya pada suster Farah yang ayu itu. Sejak awal tadi dokter Yoga sudah terpesona dengan gadis
    ini.

    Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu,
    rambut hitamnya disanggul ke belakang tampak terbayang walau tertutup dengan jilbab panjangnya yang
    putihnya, tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan
    rok panjang itu menambah pesonanya.

    Suster Farah sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Farah sebenarnya
    tidak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan bodinya yang montok dan padat, tentu banyak
    lelaki yang mau dengannya.

    Tapi sejauh ini belum ada pria yang cocok di hati Suster Farah. Sebagai wanita alim berjilbab dia
    sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat dokter Yoga
    yang tampan dan gagah itu.

    Sayang dia sudah beristri, keluh Suster Farah dalam hati. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi
    bahwa dia suka pada dokter Yoga itu.

    Yoga, si dokter, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah
    belahan dadanya membayang di balik baju panjang dan jilbab panjangnya.

    Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Yoga sudah seminggu tidak
    ngentot istrinya karena lagi datang bulan dan walaupun istri Yoga lebih cantik dari Suster Farah, tapi
    dalam hal bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan suster muda di sebelahnya ini.

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos Semakin lama dokter Yoga semakin berani menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan
    nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Suster Farah sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan
    obrolan mereka yang lumayan jorok itu.

    “Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Yoga sambil
    meletakkan tangannya di lutut Farah dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok panjang suter berjilbab
    itu sehingga pahanya mulai sedikit tersingkap.

    “Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Farah protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap
    di meja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar.

    “Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin
    berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat.

    “Pak saya marah nih, lepasin gak, bapak kan sudah punya istri, saya itung sampai tiga” wajah Farah
    kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang tersenyum mesum.

    “Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya?” sahut Dokter Yoga, entah sejak kapan tiba-
    tiba saja pria tidak tau malu itu sudah di sebelahnya .

    Dokter jaga itu dengan berani merangkul bahu Farah dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu
    di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih
    terlihat marah.

    “Satu…” suster itu mulai menghitung namun orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal
    menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius.

    Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti
    itu. Si pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri
    sehingga dia malah semakin nafsu.

    “Tig…” sebelum suster Farah menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si dokteritu sudah lebih dulu
    mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.

    “Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Yoga berusaha lepas dari dekapannya namun
    tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi dokter Yoga juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih
    tinggi lagi. Farah merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap, juga
    tangan kasar dokter itu mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.

    “Aahh…jangan…mmhh !” Farah berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar, karena
    ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Yoga.

    Lalu tangan Pak Yoga mulai meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab
    lebarnya – Yoga dapat merasakan kalau tetek suster alai mini masih kencang dan padat pertanda belum
    pernah dijamah lelaki lain – sementara tangan satunya tetap mengelus paha indahnya yang menggiurkan.

    Farah terus meronta, tapi sia-sia malah pakaian bawahnya semakin tersingkap dan jilbab lebar perawat
    itu nyaris copot. Pak Yoga melepaskan jaket cardigan pinknya suster Farah sehingga tinggal baju
    seragam perawatnya yang terlihat.

    Lama-lama perlawanan suster Farah melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan
    pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang
    masih mengguyur dan dinginnya malam.

    Ditambah lagi hati kecil suka dengan dokter Yoga. Bulu kuduk Farah merinding merasakan sesuatu yang
    basah dan hangat di lehernya. Ternyata dokter Yoga itu sedang menjilati lehernya yang jenjang dengan
    menyingkapkan jilbab panjang suster alim itu, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga
    menyebabkan tubuh Farah menggeliat menahan nikmat.

    Mulut Farah yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Yoga kini mulai membuka. Lidah kasap si
    doketr itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster berjilbab itu dan meraih lidahnya mengajaknya
    beradu lidah.

    Farah pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling
    tertukar. Sementara Pak Yoga mulai melucuti kancing bajunya dari atas dan sekaligus mencopot jilbab
    panjang suster Farah.

    Tangan perkasa dokter itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya benar-benar masih
    kencang dan padat, belum terjamah lelaki lain lalu langsung dimain-mainkannya benda itu dengan
    gemasnya.

    Di tengah ketidak-berdayaannya melawan dokter brengsek itu, Farah semakin pasrah membiarkan tubuhnya
    dijarah. Tangan doketr Yoga menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh
    selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.

    Sementara baju atasan Farah juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.

    “Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Yoga.

    “Kamu emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Farah masih
    memperingatkan dokter itu.

    “Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Yoga narik lengan suster itu bangkit
    dari kursi. “Sus, seneng-seneng dikit napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik
    kaya Sus” lanjut Pak Yoga. Markas Judi Online Dominoqq

    Dokter Yoga menggelandang suster alim itu ke ruang periksa pasien tempat mereka berjaga. Farah disuruh
    naik ke sebuah ranjang periksa yang biasa dipakai untuk memeriksa pasien. Selanjutnya pria itu
    langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang.

    Yoga menarik lepas celana dalam gadis alim itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu
    stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster alim itu yang ditumbuhi
    bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga
    tidak lebat kemana-mana.

    Farah dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Yoga mempreteli kancing baju
    atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Farah yang
    berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat.

    “Uuuhh…Pak!” desah Faraha ketika lidah Pak Yoga menelusuri gundukan buah dadanya. Lidah itu bergerak
    liar menjilati seluruh payudara yang kencang dan padat itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah
    semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas.

    “Aahh !” tubuh Farah tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas
    Yoga mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Maklum Yoga sudah pengalaman
    merangsang wanita.

    Farah sebagai gadis alim sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan dokter Yoga ini, tapi rupanya
    libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Yoga kini merambat ke atas menciumi
    bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya.

    Kemudian dokter itu kembali menghisap memek suster ini, si dokter makin membenamkan wajahnya di
    selangkangan Farah, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu
    menyebabkan Farah menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya Yoga.

    “Nah, sekarang tinggal kita mulai Sus” kata Pak Yoga membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak
    bakal muasin Sus hehehe!”

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos Farah tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kekar,
    penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat.

    Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis alim itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat.
    Kali tanpa penghalang sebab jilbab panjang suster alim itu sudah dicopot dokter Yoga. Pak Yoga begitu
    mengagumi wajah cantik Farah, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata
    indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu.

    “Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Farah.

    “Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia
    langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah, Farah yang sudah tersangsang
    berat itu melingkarkan tangannya memeluk tubuh Pak dokter Yoga.

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos

    Ia masih memakai seragam susternya yang sudah terbuka dan tersingkap di mana-mana, bagian roknya saja
    sudah terangkat hingga pinggang sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak
    tertutup apapun.

    Pak Yoga sudah seminggu lamanya tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sebab istrinya lagi datang
    bulan sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan menggerayangi tubuh Farah. Mendapat kesempatan
    bercinta dengan gadis seperti Farah bagaikan mendapat durian runtuh.

    Belum pernah dia merasakan yang sesintal dan montok ini, bahkan istrinya pun tidak ada apa-apanya bila
    dibandingkan dengannya meskipun lebih cantik dari pada Suster Farah.

    Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka
    dengan nafas memburu.

    Pak Yoga mendaratkan ciumannya kali ini ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya,
    sebelumnya dibukanya terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati
    dadanya.

    “Eemmhh…aahhh…aahh !” desahnya menikmati hisapan-hisapan dokter jaga itu pada payudaranya, tangannya
    memeluk kepala yang rambutnya lebat dan hitam itu.

    Farah merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa
    henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang
    senggamanya membuat daerah itu semakin basah oleh lendir.

    “Bapak masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Farah.
    Suster Farah hanya mengangguk. Pak Yoga langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis alim itu.
    Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Pak Yoga menekan penisnya ke dalam.

    “Uuhh…sempit banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan
    penisnya.

    Farah mengerang kesakitan dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu terdorong masuk
    ke dalam memeknya yang masih rapet itu. Setelah beberapa kali tarik dorong akhirnya penis itu
    tertancap seluruhnya dalam vagina suster alim itu. Darah mengalir dari memek suter alim itu.

    “Weleh-weleh, enaknya, legit banget Sus kalau masih perawan” komentar pria itu, “Belum pernah ngentot
    ya Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?”

    Sebagai jawabannya Farah menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak
    berniat menjawab pertanyaan itu.

    Pak Yoga mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari
    mulut Farah yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin
    bertenaga.

    Lumayan juga sudah seusia hampir kepala empat tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat
    gadis alim itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu cepat kehabisan
    tenaga.

    Sambil menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang menggelitik
    telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Suster Farah pun semakin terbuai dan menikmati
    persetubuhan beda jenis ini.

    Dia tidak menyangka pria seperti dokter itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin
    kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme.

    “Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata gadis perawat itu
    tanpa malu-malu lagi.

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos Pak Yoga tersenyum mendengar permintaan suster itu. Merekapun bertukar posisi, Pak Yoga tiduran
    telentang dan Farah menaiki penisnya. ceritasexdewasa.org Batang itu digenggam dan diarahkan ke vaginanya, Farah lalu
    menurunkan tubuhnya dan desahan terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam
    vaginanya.

    Mata Pak Yoga membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Farah yang sempit. Ia mulai
    menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga
    keseimbangan.

    “Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Farah mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.

    Tangannya meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu hingga terlepas
    dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula
    bra yang masih menyangkut di tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos
    dengan jelas.

    Sungguh suster Farah memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata
    dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang
    merobohkan kota dan meruntuhkan negara.

    Kembali Farah dan dokter jaga itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Farah demikian liar
    menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak dokter Yoga, dia merasakan kenikmatan saat penis itu
    menggesek dinding vagina dan klitorisnya.

    “Ayo manis, goyang terus…ahh…enak banget !” kata Pak Yoga sambil meremasi payudara gadis itu.

    Wajah Farah yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di mata Pak Yoga
    sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium bibirnya.

    Akhirnya Farah tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang.
    Pak Yoga yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara
    itu lebih kencang.

    Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina suster alim itu meremas-remasnya
    sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam dan membanjir, maklum sudah seminnggu
    gak dikeluarkan.

    Setelah klimaksnya selesai tubuh Farah melemas dan tergolek di atas tubuh dokter itu. Virna yang baru
    berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria di bawahnya yang lebih pantas menjadi bapaknya, yang
    satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah agak tua.

    “Asyik banget Sus, udah selama seminggu saya gak ginian loh !” ujar Pak Yoga dengan tersenyum puas.

    “Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya hal yang
    dialaminya itu.

    Ketika sedang asyik memandangi Farah, tiba-tiba Pak Yoga nafsunya bangkit lagi dan minta jatah sekali
    lagi. Tangan Yoga terus saja menggerayangi tubuh Farah, kadang diremasnya payudara atau pantatnya
    dengan keras sehingga memberi sensasi perih bercampur nikmat bagi gadis itu.
    Sedangkan Pak Yoga sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Farah terkadang gelagapan.

    “Gila nih doketer, barbar banget sih” kata Farah dalam hati.

    Walau kewalahan diperlakukan seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Farah juga merasakan nikmat yang
    tak terkira. Tak lama kemudian Yoga menyiorongkan penisnya lalu berpindah ke mulut Farah.

    Farah kini bersimpuh di depan pria yang senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya.
    Farah menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani penis itu hingga akhirnya penis Yoga meledak
    lebih dulu ketika ia menghisapnya.

    Sperma si doketr langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya sebagian meleleh
    di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap
    gadis itu.

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos Tak lama kemudian Pak Yoga pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Farah, cairan itu mengenai
    wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Farah pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma
    yang berceceran.

    “Sus hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Yoga ketika beristirahat
    memulihkan tenaga.

    “Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Yoga.

    Farah tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya puas banget
    malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi dokter”

    Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu
    setengah jam.
    Farah pun berpamitan setelah memakai jaket pinknya dan memakai kembali jilbab putih panjangnya.
    Sebelum berpisah ia menghadiahkan sebuah ciuman di mulut. Yoga membalas ciuman itu dengan bernafsu,
    dipeluknya tubuh padat dan montok itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan.

    “Nakal yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.

    Lelah sekali Yoga setelah menguras tenaga dengan perawat alim yang cantik itu sehingga selama sisa
    waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing
    dengan perasaan puas.

    Setiap kali kalau ada jadwal piket bersama, mereka selalu ngentot. Dokter Yoga bermaksud menjadikan
    Suster Farah yang alim berjilbab sebagai istri keduanya, oleh sebab itu dokter Yoga tidak memakai alat
    kontrasepsi apa pun jika ngentot dengan Suster Farah.

    Yoga ingin wanita alim itu hamil, hingga terpaksa mau menikah dengannya sebagai istri keduanya. Hebat
    Dokter Yoga!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek kuentot bibiku yang lagi tidur

    Kisah Memek kuentot bibiku yang lagi tidur


    4803 views

    Duniabola99.com – Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

    Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.


    Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.

    Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas bibi.

    Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.

    Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.

    Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

    Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi.


    Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

    Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.

    Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.

    Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,


    Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..! katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.


    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

    Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan.

    Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.


    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.

    Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

    Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.

    Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.


    Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan kepuasan pada seluruh badanku.

    Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami kepuasan orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..! Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.


    Aaughh.. oohh.. oohh..! terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

    bibi mencapai kepuasan orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku meraih kepuasan orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

    Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, memberi kepuasan dan mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

  • Kisah Memek Kenangan dan Kenyataan

    Kisah Memek Kenangan dan Kenyataan


    4734 views

    ” />Cerita Sex ini berjudul ” Kenangan dan Kenyataan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Entah suamiku itu tahu atau tidak, karena sejak kami membina hubungan sebatas teman tetapi layaknya orang yang berpacaran, aku sering kali tertangkap basah sedang melamun sambil memegangi kalung tersebut, bahkan hingga saat ini dan aku simpulkan bahwa Suamiku tahu itu tetapi tidak menanyakan lebih lanjut untuk membahasnya, karena dia juga pernah bilang, sebuah kenangan bisa terlahir dari kejadian yang menyakitkan, dan tidak usah dihapuskan, karena hal itu pastilah indah, hanya pemilik kenanganlah yang merasakan keindahannya, dan dia sangat berhak untuk menikmatinya, tetapi yang tak kalah penting bahwa, kita jangan terlarut terus di dalamnya, jalanilah kehidupan ini dengan penuh resiko dan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Fastbet99

    Begitulah nasihatnya padaku, dan katakata itu seringkali dia lontarkan, setelah itu juga aku akan merengut manja dan memeluk sayang ke dadanya yang bidang. Diapun pasti membalas pelukan sambil mengecup Cinta di sekitar kening dengan penuh kasih sayang.

    Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka, dimana seseorang berwajah tampan tersenyum dibaliknya, suamikuBang Syahrir !!

    Halo cantikIstriku sayangsudah siap ?? aku, mamah dan yang lain tinggal nungguin kamu loh..kata suamiku tersenyum hangat.

    Iya Sayangbentar lagi yahtinggal pake sepatu kokkataku tersenyum manis, masih memegangi kalung tersebut, dia melihat tanganku yang menjawabnya sambil memegang kalung itu, dan memperlihatkan mimic wajah Gotcha!! Busted deh gw^ ^, akupun langsung reflex melepas peganganku pada kalung itu dan langsung menyengir tanda tak enak seolaholah meminta maaf.

    Ya sudahjangan lamalama ya kalo ngelamun hehehetawanya meledek,

    Aku hanya menjulurkan lidah sedikit karena malu tertangkap basah olehnya.

    Iya Sayangmaaf yahbalasku dengan pipi merona karena malu.

    Setelah pintu tertutup, aku kembali merias diri dengan cepat, akhirnya selesai dan turun menuju ruang makan. Menyantap makan malam bersama suami beserta segenap famili.

    Aku sesekali menyuapi suami tercinta dan langsung banyak katakata godaan dari orang sekitar mengenai pengantin baru dsbnya, terutama dari adik wanitanya Bang Syahrir, sebagai pasangan baru tentu kami begitu hangat dan mesra, Ibu mertuaku juga sudah memaaafkan aku, dia sudah mengerti bahwa siapa sesungguhnya yang menjadi korban.

    Gimana sayangenak gak ayam kremesnya..?? tanya Bang Syahrir sambil menyeka sisasisa makanan di sekitar mulutku dengan selembar tissue.

    Hhmmenak..enak bangetapalagi kalo desertnya ciuman kamu kataku dengan mengecup tangannya merespon kasih sayangnya.


    Bang Syahrir mengecup keningku dan semua tersenyum karena melihat kami berdua begitu mesra. Setelah selesai makan malam kami berpamitan hendak kembali ke kamar, kebetulan beberapa teman Bang Syahrir juga ikut dalam perayaan besarbesaran ini, tapi temantemanku tidak, temanteman Bang Syahrir lebih dekat dengan keluarga Bang Syahrir karena sering menginap bermain gitar Akustik di rumahnya.

    RirIstri sih istritapi inget anak orang jangan kasarkasar hehehe..ledek Didi salah satu teman Bang Syahrir.

    Hehehe sialan luhjawab Bang Syahrir sambil menyikut perut temannya itu.

    Mendengar suamiku diledek temantemannya, aku langsung menggelayut manja pada lengan Bang Syahrir yang macho itu karena dia seorang pecinta Karate, untuk membuat temantemannya iri padanya. Setelah itu kami berlalu meninggalkan mereka, di depan tangga Bang Syahrir tibatiba mengangkat tubuhku yang mungil jika dibandingkan dengan tubuhnya itu, pria normal pun kecil jika disejajarkan dengan dia, aku hanya menjerit kecil sambil memukul manja dadanya dan kuakhiri dengan tersenyum semanis mungkin, kedua tanganku bergelayut ke lehernya, menandakan sebuah kepasrahan dari seorang wanita pada lelakinya, betina ke pejantannya, istri terhadap suaminya.

    Menuju ke pintu kami beradu mulut dengan mesra, sampailah kami di depan pintu, aku bertugas membuka pintu yang masih terkunci itu, tibatiba,

    Aaawhiih Abang IiiihhHaawhkataku manja karena dia sengaja menurunkan tubuh pada bagian leher seakanakan menginginkan aku jatuh, walaupun aku tahu bahwa itu tak mungkin. Dia hanya tertawa senang karena berhasil meledekku.

    Kami masuk ke kamar untuk melakukan ritual malam pertama, Bang Syahrir menaruhku di sisi ranjang, setelah itu dia berlutut di depanku dan mengambil sesuatu dari kantong jas hitamnya, yang berupa kotak perhiasan, bentuknya panjang dan sebagai wanita aku tahu bahwa itu adalah sebuah kalung. Aku terima pemberiannya dan kubuka, ternyata betul sebuah kalung, jauh lebih indah dari yang kukenakan saat ini, dan pasti jauh lebih mahal karena memang Bang Syahrir seorang eksekutif muda yang sukses, manager keuangan muda, tampaknya secara tak langsung dia ingin aku untuk melupakan semua kenangan, melepas dan menggantinya dengan sebuah lembaran yang baru, lembaran kehidupan yang putih bersih, dimana pada sampulnya tertulis namaku dan namanya. Itu harus dipaksakan, sebagaimana jika kita ingin mengajari anak, jika tidak bisa dengan cara halus, maka harus dengan cara kasar untuk mencambuknya, karena hidup memang keras, dan semua itu bertujuan untuk kebaikannya kelak. Begitu juga saat ini, maka aku yang langsung mengerti bergerak mencopot kalung lamaku, kalung yang diberikan oleh Mas Sudartoyah, itulah namanya, kekasih masa SMUku, cinta pertamaku, lelaki yang pertama kali melindungiku bahkan mempertaruhkan nyawanya untukku. Aku menaruh kalung itu di meja, Bang Syahrir dengan gentle memakaikan kalungnya ke leher jenjangku yang berkulit putih dan mengakhiri dengan mengecup leherku penuh cinta, aku sangat menyukai pemberian Bang Syahrir suamiku, tetapi kalau boleh jujur saat itu aku masih tak rela melepas kalung Mas Darto, walaupun aku juga tak menolak pemberian kalung dari suamiku tercinta, hanya saja aku belum siap untuk betulbetul melupakan semua.

    Naaahhkan kamu lebih cantik sayang !!godanya,

    Aku hanya menggigit bibir bawah dan tersenyum semanis mungkin ke arahnya, senang akan pemberian sang Suami, aku mengecup kening Suamiku, aku ingin dia tidak merasa resah dan khawatir bahwa aku masih mencintai lelaki lain dan kurang mencintainya, itu salah. Aku hanya belum siap untuk memilih antara kenangan dan kenyataan. Kami bergenggaman tangan, aku memajukan bibir menantang, dan kami pun berpagutan dengan panas, saling menelanjangi satu sama lain, ranjang pun bergoyang bagai ombak di lautan yang diterpa badai, suara kami bergemuruh menambah ramainya kamar pengantin bertebar bunga itu, Aku beruntung sekali mendapatkannyaBang Syahrir seorang perjaka!!


    Pria yang selalu mengenakan jas layaknya eksekutif, tampan, kaya raya, pekerja mapan, baik hati, lemah lembut tutur katanya dan selalu mengalah padaku yang egois ini ternyata seorang perjaka, sebuah keberuntungan cinta yang luar biasa!! Aku yang malah merasa tidak enak terhadapnya, aku merasa tidak pantas untuknya, pria sepertinya pantas mendapatkan seorang perawan tulen yang cantik dan tak kalah mapan, baik itu harta maupun jabatan, tetapi itulah suatu bentuk keadilan Tuhan, ketetapannya tidak pernah kita ketahui sebagai manusia, aku hanya bisa bersyukur.

    Tidak ada tes memang untuk keperjakaan itu, tetapi aku tahu dari gerakan sexnya yang sangat kaku, justru aku yang mengatur tempo, dia hanya tinggal menyerang secara alami dan diapun lama kelamaan terbiasa. Tetapi kuputuskan memakai gaya konvensional saja, agar prosesi persetubuhan kami lebih mudah, kuselipkan sebuah bantal di pantatku dan diapun langsung pintar menyambutnya. Malam pertamaku bersama Bang Syahrir sangatlah terasa singkat, tak terasa waktu telah menginjak tengah malam, dimana matahari malam tersenyum bulat lebar.

    Aku terbangun di saat malam hendak meninggalkan gelapnya menuju cerahnya sinar pagi, mendekati waktu subuh, aku menatap sesaat ke arah Bang Syahrir yang tampak masih kelelahan, walaupun dia seorang pemula dalam hal sex, tetapi tenaganya sangat bisa menguras tenagaku dari bertahan, bahkan mampu membuatku orgasme beberapa kali, mungkin dikarenakan badannya yang tegap, jantan dan suka berolah raga kasar itu. Aku membelai sayang rambutnya, hingga pandanganku tertuju pada suatu benda di atas meja, yang tadi kutaruh saat memakai pemberian Bang Syahrir, kalung Mas Darto!! Aku mengambil kalung itu dan menggenggamnya, aku melihat kembali suamiku dan akan kuputuskan sesuatu hal yang seharusnya kuputuskan dari dulu disaat aku mengenal Bang Syahrir, yaitu meninggalkan pahitnya sebuah KENANGAN.

    Kuambil kimono putih hotel dan berjalan keluar, beberapa teman Bang Syahrir ternyata bergadang, mereka menyapa dan sempat meledek menggodaku mengenai asiknya malam pertama kami, aku hanya tertawa dan melayani obrolan mereka dengan singkat. Akhirnya aku berhasil keluar menuju sisi pantai, mereka sempat menanyakan aku mau kemana namun aku hanya menjawab ada perlu sedikit di lobby hotel. Aku berdiri di sebuah tembikar, menatap kosong ke gumpalan buih dilautan, aku kembali teringat seluruh kisah hidupku yang penuh likaliku, pelik namun banyak sekali hal yang bisa dipetik. Semua hal itu yang dinamakan bumbu kehidupan, pengalaman yang bisa diajarkan kelak ke anak cucu kita sekalian, dimana isinya Suka Duka Benci Cinta Dendam Rindu Pahit Manis Hitam Putih dsb. Kalung itu kupandang di genggaman tangan kananku, Akupun melamun teringat semua kenangan, saat itu.Dimulai saat aku masih mengenyam pendidikan di bangku SMP.

    ***********************************
    Vycowo lu Vykesini ludari tadi gua udah curiga !!kata Shekti sahabatku,

    Ada apaan sihngagetin aja..gua lagi baca !!kataku protes,

    Karena sedang bersiapsiap untuk ulangan mendadak.

    Sini ah!!katanya menarik lenganku paksa,

    Akupun mengikuti ajakan sahabatku itu, menuju kantin terus berjalan ke belakang, di sana


    ada sebuah ruangan kecil untuk menaruh obatobatan yang dipakai ekskul palang merah, karena sedikit sekali peminat ekskulnya ruangan itu menjadi kosong, sebenarnya hanya bisa dikatakan gudang. Salah seorang sahabatku yang lain, sudah berada di depan pintu ruangan itu yang sedikit terbuka, gadis itu bernama Joyce, mulutnya meruncing sambil menunjuknunjuk ke arah ruangan itu, semakin kuayunkan langkah kakiku dan semakin dekat ke ruangan itu, jantungku semakin berdegup cepat, Deg!! Aku melihat seorang pria berpakaian basket sedang mencium seorang gadis, yang kutahu mereka adalah Ebrin pacarku dan Silvy adik kelas, temantemanku akhirakhir ini sudah sering memberi peringatan atas kelakuan Ebrin, hanya saja saat itu aku belum melihatnya langsung dengan mata kepala sendiri, bukan aku tak percaya oleh para sahabatku.

    Eh Gila!!kataku dengan nada galak dan to the point.

    Sontak mereka berdua kaget mendengar suaraku, tambah lagi bukan hanya ada aku,

    (Damnbusted gw) dari mimik wajah Ebrin. Wajah Silvy ketakutan melihat wajah marah kakakkakak kelasnya yang terkenal sangar itu ke arahnya, dia berani menyambut ajakan Ebrin karena memang Ebrin salah seorang siswa yang berprestasi dalam basket, kakak kelas tampan pujaan wanita saat itu.

    Sebagai gadis yang pada dasarnya feminim, Aku tak lama menatap marah pada mereka, aku langsung lari menuju kelas diikuti para sahabatsahabatku yang tahu bahwa aku akan menumpahkan air mata kekecewaan Cinta, kecewa sekali aku pada Ebrin mantan pacarku, kesucianku kuserahkan padanya, memang itu kesalahan gadis remaja masa kini, tetapi sebagai wanita aku selalu bermimpi dia akan selalu setia padaku selamalamanya, buaya itu malah mencampakkanku mentahmentah, dan dalam waktu yang singkat. Temantemanku mencoba menenangkanku karena bel istirahat hendak berbunyi,

    Betul saja, Teng !! Teng !! Teng !! Bel pun berdentang. Aku mencoba menghapus semua cairan yang membasahi sekujur wajahku, karena bukan hanya ada lelehan air mata yang mengalir. Temantemanku juga berebutan memberikan aku tissue dan sejenisnya, Guru sempat menanyakan karena wajahku babak belur, aku hanya bisa berdalih tidak sehat, dan saat itu juga aku diijinkan pulang sekolah, syukurlah karena saat itu ingin ulangan, bisabisa jeblok nilaiku garagara hal yang tak bisa diputar balik. Menurut khabar, para sahabatku mendatangi kelas Silvy saat pulang sekolah, menerornya habishabisan hingga dia juga menangis, sejak itu pula tidak ada yang berani memacari Ebrin mantanku, dia mencari gadis lain di luar sekolah.

    ********************************


    Sejak saat itu aku berubah, di antara kedua sahabatku ini yang paling badung sebenarnya Joyce, kami bertiga bertemu saat kelas 1 dan terus menjadi sahabat hingga kelas 3, bukan karena wajah kami bertiga blasteran, kami hanya nyambung dan cocok saja saat bercanda ria. Joyce sudah merokok saat itu, kami berdua hanya meledek dengan batukbatuk jika si Joyce baru saja mengambil Zippo dari tasnya, dan dia hanya protes,

    Belum juga dinyalain..!!omelnya pada kami sambil tersenyum, tahu bahwa sahabatnya sedang meledeknya karena tidak suka dengan asap rokoknya, setelah itu dia tetap akan menyalakan, menghisap dan menghembuskannya sengaja ke arah aku dan Shekti.

    Kejadian itu merubah perangaiku, aku juga ikut merokok bahkan Shekti pun juga, karena merasa segeng otomatis pergaulan menyeretnya. Bahkan yang tadinya aku ini dikenal dikelas dengan siswi berprestasi, dengan berlalunya waktu merasakan patah hati semua itu luntur. Ibuku sempat memarahi perubahan itu, dia mengomelomel dengan keluhan mencari uang susah, uang bayaran sekolah sekarang mahal, dsb.

    Saat itu aku belum tahu bagaimana perjuangan keras orang tuaku dalam menghidupi kami, yang hutang sana hutang sini untuk mencari sesuap nasi dan uang sekolahku, pada saat itu persis setahun setelah krisis moneter pertama sekitar tahun 98, dimana banyak Perusahaan besar yang bangkrut, PHK dimanamana, hingga usaha kecil seperti papaku pun gulung tikar. Aku malah berpaling dan mementingkan hal yang sama sekali tidak perlu. Aku berbincang sambil menghisap rokok bersama kedua sahabatku di bagian belakang sekolah,

    Nov..lu ga bisa lah begini terusmending lu luapin aja ke suatu halkata Joyce.

    Suatu hal gimana Huffjawabku sambil meniupkan asap rokok hingga mengepul.

    Ya kaya gua aja hehehe jadi lega lohsaran Joyce.

    Gila lu Jokata Shekti yang tahu maksudnya,.

    Joyce pernah mengalami masa patah hati sepertiku saat ini sekitar 2 tahun yang lalu, saat ini kami kelas 3 SMU, dia lebih dulu mengalami hal ini, dan waktu itu kami berdua yang menghiburnya, hal yang serupa juga dialami Shekti setahun setelahnya. Mereka berdua meluapkan masalah mereka pada sex bebas, Joyce saat itu menghampiri Pak Martaba satpam sekolah dan bercinta habishabisan, satpam sekolah itu tentu hooh saja diajak bugil dan fly to the sky oleh gadis SMP blasteran macam Joyce yang cantik Indo, dan sejak saat itu pula hingga kini mereka masih sering melakukan hal itu kapanpun dan dimanapun.

    Begitu pula Shekti dengan Pak Ismet tukang sapu sekolah kami yang juga mengurusi kebun, tidak jarang aku atau Joyce menangkap basahnya sedang mengoral Pak Ismet, tukang kebun itu sangat menyukai sekali dengan keahlian Shekti yang satu itu, short time sex mereka pasti hal ini. Shekti memang terkenal dengan wajah manis dan bibir tipis seksinya yang seringkali dihiasi lipgloss pink, sebab itulah Pak Ismet seringkali sange berat dengan sepongan mulut ajaib Shekti. Tadinya Shekti yang dengan nakal menggoda Pak Ismet, tetapi sekarang malah jadi dia yang sering diseret Pak Ismet untuk menghisap kejantanannya hingga disuruh menelan spermanya, agar beliau terasa lebih muda dan gagah katanya berdalih mesum.

    Hhmmhboleh juga tuh Jo..bener juga sih Tikataku pada Shekti,


    yang sebenarnya tidak ingin kalau aku mengikuti jejak pelacur mereka, karena dari awal memang mereka berdualah yang nakal, meskipun harus kuakui juga bahwa aku bukanlah wanita yang lurus karena juga sudah melakukan sex di masa belia, hanya saja belum seliar yang dilakukan kedua sahabatku itu.

    Seru kalee!!tambah Joyce.

    Iya tapi sama siapa yah??tanyaku pada mereka.

    Hhmm itutuhnganggur Bandot !!sahut Joyce menunjuk ke arah Mang Udeng.

    Pria berumur 50an, hitam legam, berkumis tipis, badan sedang dalam artian tidak gendut seperti Pak Ismet gacoan Shekti, tetapi juga tidak segagah Pak Martaba satpam gebetan Joyce itu. Pak Ismet berumur 45an sementara Pak Martaba atau Baba berumur 40an. Joyce blasteran U.K England, ayahnya yang sering pulang pergi itu jarang mengawasi anak gadisnya, sementara ibunya sibuk arisan dan suka main gigolo, bisa dibilang Joyce gadis broken home, kedua orang tuanya sudah jarang berbicara walaupun bergelimangan harta benda, itulah yang membuatnya menjadi gadis nakal, sedangkan Shekti blasteran Kanada, orang tuanya tak jauh beda dengan Joyce, hanya saja ayah Shekti tidak sering pulang pergi, tetapi seringkali ribut dan bertengkar dari sebuah hal yang tidak perlu, jika aku dan Joyce main ke rumahnya, pasti hal ini kami temui. Keadaan kami hampir sama.

    Sedangkan aku yang bernama Novy Andhiny seorang gadis pribumi, ibuku asli Bogor, setelah dinikahi ayahku yang asli Jakarta, mereka pindah dan menetap di Jakarta ini, dari darah ibukulah yang membuat aku memiliki kulit putih, jadi kami adalah 3 gadis berkulit putih, walaupun kulit putih kami bertiga memiliki tipe yang berbeda, kalau aku putih Asia, Joyce putih khas Eropa dan Shekti putih khas Amerika. Mang Udeng tersenyum saja melihat kami bertiga melempar pandangan ke arahnya, dia sedang memegang tempat sampah untuk memenuhi pekerjaannya sebagai pembersih WC dan tukang sampah.

    Eh ehtaruhan yuk..siapa yang bisa bikin si Udeng itu paling sange..dia pantes ditraktir dinner sama clubbing !!kata Joyce jalang.

    Oksiapa takuttapi ntar kalo dia udah sange gimana??tanya Shekti.

    Yee kan tanggungan si Novy dongkan emang Udeng buat Novykitakan udah ada!! jawab Joyce.

    Iya Nov yaDeal nih ?!tanya Shekti tegas.

    Okesiapa takut !!jawabku yang ingin segera menghilangkan stress karena cinta itu.

    Joyce yang paling jalang diantara kami itu langsung mulai menggoda Mamang dengan menumpukkan kedua kaki jenjangnya seperti para pelacur yang hendak menawarkan diri, rok biru SMPnya yang pendek itu menambah pemandangan paha Joyce, beruntungnya Mang Udeng, kali ini para pelacurnya tidak menuntut sesenpun darinya, hanya berniat mengosongkan kantung spermanya yang gelebergeleber karena berumur itu. Mang Udeng langsung menelan ludah melihat betis Joyce yang mulus itu, Udeng Jr. yang berada di selangkangan Mang Udeng langsung bangun tanpa weker, celana Mang Udeng menonjol dibagian itu, kami sebenarnya geli sekali membuatnya mupeng seperti itu, tapi mengasyikan kadang berbuat jalang seperti ini, melupakan sejenak masalah hidup.

    Shekti yang tak mau kalah, berpurapura menggarukgaruk pahanya,

    Aduuh..kok gatel sih katanya sambil menahan tawa melihat Mang Udeng mulai ngosngosan nepsong berat.

    Sruukk..!!, tibatiba Shekti gadis manis hypersex itu menarik ke atas rok pendek di atas lututnya hingga terlihat dua buah batang paha putih mulus milik gadis remaja, dan celana dalam yang berwarna hitam tipis menerawang tanda wanita sedang horny berat.


    Edededehkata Mang Udeng langsung melepas satu tangan berpegangan pada tiang di situ agar tidak jatuh, tangan satunya masih memegangi tempat sampah.

    Shekti belaga bloon menggarukgaruk paha putihnya itu, seolaholah tidak ada orang, si Joyce dan aku hanya kembali menahan tawa.

    (Wah giliran gue nihgimana yah??)pikirku dalam hati,

    Eleh elehlo juga gatel Ti ?kataku sengaja mengeraskan suara.

    Iya nih..sahut Shekti juga keras, masih sambil menggaruk kedua paha putihnya.

    Kalo gua disinikataku, membalikkan badan, menungging dan menarik rokku ke atas, sambil berpurapura menggaruk pantatku yang putih padat itu, Gumprang !!

    Adaawh!!teriak Mang Udeng, karena kakinya kejatuhan tempat sampah dari besi itu dan berputarputar memegangi sebelah kakinya yang kesakitan, sampah pun langsung berserakan. Pegangannya pada tempat sampah langsung lepas karena lemas melihat aku menungging dan membuka rok untuk memamerkan body yang kupunya.

    Ha ha ha hatawa kami bertiga penuh kegelian.

    Kami langsung toss five menandakan kekompakkan kejalangan kami, sukses besar yang membuat mupeng makhluk yang dinamakan pria.

    Mang Udeng langsung jatuh kelelahan karena terus berjingkrakan, aku kasihan juga pada dia dan langsung mendekatinya, kedua sahabatku malah meledekiku,

    Cie ilehyang pedekate hahahahatawa Joyce meledek, dan Shekti juga menyambutnya dengan tawa manisnya.

    Aku hanya berbalik ke arah mereka sambil merengut tersenyum kecil,

    Aduh Mang maaf yahsakit gak ??tanyaku berjongkok di dekat kakinya,

    Sehingga rokku tersingkap dan otomatis paha putihku langsung dipelototinya.

    AduuuhhNeng Novy dehhkalo becanda jangan keterlaluan dongh !katanya sambil melirik ke dalam rokku, melihat celana dalam hitam super tipisku.

    Dia protes tapi tidak menunjukkan kemarahannya, mungkin karena dikasih pemandangan gratis yang membuat Udeng Jr. berdiri tegak siap lari marathon itu.

    Iya Mang maafin kita yahkataku memohon sambil memijiti kakinya yang tertimpa tempat sampah itu. Dia menelan ludah menikmati pijitan tangan putih halusku.

    Ya udah..tapi Mamang nanyabuat apaan sih pada kaya gitubikin nanggung sabun Mamang kan abis !!katanya protes, dikiranya kami hanya ingin membuatnya onani saja.


    Hhmmmok dehkalo Mamang pengen tahukataku mengerlingkan mata genit.

    JoTisini lu!!panggilku pada mereka.

    Sahabatku itu berjalan dengan nakalnya mendekati kami, melenggaklenggokkan pantat bagaikan seorang pelacur high class.

    Apaan Novkan ini jatah lu..!!kata Joyce meledek.

    Begituannya iya ntar gue sendiritapi Mamang pengen kita bertiga minta maaf bukan gue sendirikataku.

    Ooohhok deh kalo gitujawab Joyce mengerti langsung berjongkok disampingku.

    Mang bangun Mang..!perintah Joyce galak.

    Hahma..mau pada ngapain Neng ?tanya Mamang bingungbingung tapi horny,

    Pikirannya pasti ngeres melihat kami berdua jongkok dihadapannya, dua gadis blasteran yang terkenal cantik dan seksi berlutut di hadapannya belum ditambah Shekti, walaupun dia belum tahu akan di eksekusi dengan kenikmatan seperti apa oleh kami.

    Udah ahdiri cepetmau dikasih enak gak lu?!sahut Joyce galakgalak nafsuin.

    Membuat Mang Udeng dikirimkan CD demo berjudul Mari Bercinta oleh Udeng Jr. di selangkangan karena nepsong abis, hingga membuat antrian panjang berjutajuta sperma di penisnya yang sudah mengambil nomor urut seperti antri beras saja.

    Mamang berdiri disusul Shekti berjongkok, kini aku ditengah, disebelah kiri Joyce dan di sebelah kanan Shekti, tonjolan Mang Udeng tepat dihadapanku, tanganku membuka kait celana lusuhnya, setelah terlihat reseletingnya, dengan bitchy kugigit reseleting itu dan menariknya turun, kreeett !!

    Jdugg!! Mmph!! penis Mang Udeng yang sudah mengeras itu langsung keluar sangkar ingin berkenalan dengan alam barunya dan menampar wajahku. Sontak aku kaget dan menjerit kecil tetapi teredam karena masih menggigit reseleting celananya yang membuat si Joyce dan Shekti tertawa, aku langsung mencubit pantat kedua sahabatku itu karena malu, meraka hanya mengaduh. Aku menarik wajah kedua sahabatku melalui jambakan lembut pada rambut mereka, aku menarik lebih turun celana Mang Udeng beserta celana dalamnya yang bermerk Hings, Shekti yang menggemari oral sex itu, mendahului kami dengan meraih penis Mamang untuk mengocoknya, Joyce berinisiatif menggelitik buah zakar Mamang, aku memuntir kepala penisnya sambil memijitmijitnya dengan jari jempol dan telunjukku.


    Lengkaplah sudah, Mang Udeng bagaikan raja minyak yang sedang dilayani para selirselirnya, Joyce kadangkadang meminta bagian untuk mengocokngocok batang Mamang dengan gencar, Mang Udeng blingsatan dengan kocokan Joyce yang tak kalah ahli pada Shekti, malah Joyce terkesan menunjukkan keahliannya. Kami bertiga memulai dengan menjilatinya dari buah zakar, pangkal hingga kepala penis, lidah kami bertiga menjilati masingmasing area, Mang Udeng yang mendongak keenakan sesekali menatap kebawah melihat kenakalan remaja SMP masa kini, dia memandangi wajah kami satu persatu. Kami membalas tatapannya dengan mengerlingkan mata genit, dia hanya menelan ludah dan kami spontan tertawa kecil sambil terus menjilat, bahkan ditatap Mang Udeng, Joyce langsung menjilat lidah Shekti diseberangnya, bertukar ludah bahkan mencucup pangkal penis Mamang kiri dan kanan berbarengan sambil menatap nakal ke arah Mang Udeng.

    Sementara aku tetap focus mengemut dan menghisap kepala penisnya,

    Sruuph!! Hisapku kuatkuat pada kepala penis hitamnya yang lonjong,

    Oookhhlenguh Mang Udeng keras,

    Kepalanya mendongak keatas, penisnya mengacung tinggi dan tubuhnya bergetar nikmat.

    Kami bertiga memundurkan kepala berbarengan, lalu meludahi penisnya, Cuuh!!

    Dengan horny kami bergantian mengocoknya, Mang Udeng menjulurkan lidah keenakan dan penis itu kutangkap dengan mulutku, kini batang itu kukuasai sendiri, aku memaju mundurkan mulut sambil mengocokngocok memutar pada pangkal batangnya seperti pemain blue film saja, lalu penis yang masih dimulut itu kuoper ke mulut Shekti yang langsung disambutnya dengan mulut terbuka, lalu dia oper lagi ke aku dan kuoper ke Joyce, terus begitu, dan terakhir karena mendengar lenguhan Mang Udeng yang sudah berat, tanda spermanya sudah antri di kepala penisnya, aku kuasai sendirian, kedua sahabatku hanya menjulurkan lidah untuk membantunya membangkitkan gairah nafsu Mamang dengan mendesah seksi bersamaan dan memusiki kocokan tanganku pada penisnya, aku juga menjulurkan lidah di depan Mang Udeng siap dicumshot (semprot sperma) di wajahku bersama kedua sahabat cantikku. Mang Udeng ingin mengambil alih penisnya dengan mengocoknya sendiri, tetapi Joyce dan Shekti tampak tidak mengizinkan, bagaimanapun ini hukuman berupa kenikmatan, si Joyce memegangi tangan kanan Mamang dengan tangan kirinya, dan Shekti sebaliknya. Beberapa detik kemudian, ketika tanganku sedang mengocok sambil menjilati penisnya tibatiba dia melenguh panjang dengan wajah mendongak ke atas, mulut hitam Mamang menceracau keenakan,

    Eeengghh..Nenghbapakh..keluaaarhh..!!

    Leeehh.dengan Horny kami bertiga menjulurkan lidah sambil mendesah nikmat dan,

    CROOOTTT!! JRUOOTT !! BLAARR !! CROTT !! Cairan putih kental dan berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami dalam kocokanku, baju sekolah kami juga otomatis kecipratan.

    Kami mendesah seksi dan mengerang mengiringi erangan nikmat Mamang di setiap semburan spermanya, seakanakan kami juga merasakan kenikmatan yang dirasakan oleh Mamang saat itu, penisnya kupompa dengan meremasnya kencang dalam genggamanku agar semua tabungan spermanya kosong, bahkan Joyce dan Shekti juga ikutikutan mengocok penis Mamang. Joyce malah memencet gemas kepala penis yang sedang sensitifsensitifnya memuncrati sperma itu. Mang Udeng nampak mendesahdesah keenakan dan kelabakan. Setelah tidak ada yang keluar lagi, kami saling menjilati sperma yang membanjiri wajah, beradegan lesbian dengan beradu mulut panas, Mang Udeng yang masih kelelahan hanya menatap kami kembali bergairah, tangan kananku masih mengocokngocok kecil pada batang penisnya yang semakin layu itu.

    Weleh welehngentot ga ngajakngajak lo Dengkata pria bertubuh gempal, yang tidak lain adalah Pak Ismet.

    WahNon Joyce kemana ajaBapak cariin dari tadi jugakata pria berpakaian satpam, yang tak lain adalah Baba atau Pak Martaba.

    Pintu gerbang udah lo kunci Ba..??tanya Pak Ismet pada Pak Martaba, agar situasi aman dalam sekolah.

    Udah kobisa pesta kita..wah nambah pasangan nih Met..!!sahut Baba.

    Iya gapapakecuali kalo nambah Udeng doangrugi atuh hehehe !!kata Pak Ismet.

    Mereka berdua menghampiri kami, Pak Ismet masih memegang sapu lidi di tangannya, dia sehabis menyapu di pekarangan depan karena kami saat itu berada di belakang dekat kantin sekolah,

    Ehelu padegua juga baru mulai nih!!sahut Mang Udeng.

    Pak Baba dan Pak Ismet yang telah terbiasa melakukan hal ini pada kedua sahabatku itu, langsung menurunkan celananya untuk memulai sex party dengan oral,

    Bagua pinjem mulut lonte lu ya? kata Pak Ismet kurang ajar, mengacungkan penis pada Joyce.

    Ooohhsamasama dah yak!! sahut Baba yang juga mengacungkan penis pada Shekti.

    Temantemanku yang cantik namun hypersex itu, sudah biasa di lecehkan seperti itu, dan langsung menyambut dengan oral sex pada pria buruk muka di depannya.


    WelehNeng Joyce lonte lu Ba?? sialan lu ga pernah ngajakngajak pada..!!protes si Udeng.

    Hehehe sorry Bosmasalah laen bagibagimasalah duit sama mekinehi !!jawab si gendut Ismet.

    Sambil di oral oleh Joyce, Pak Ismet membuka kancing baju sekolahnya dari atas hingga bawah dan memelorotkannya lewat atas, sehingga tubuh Joyce yang seksi itu menjadi bahan bakar bagi nafsu birahi Mang Udeng yang baru pertama kali mengalami sex secara beramairamai ini. Begitu juga Shekti yang sedang di oral dan kemudian ditelanjangi Pak Baba. Mang Udeng kemudian melihat ke arahku, saking nafsunya, dia melepas celana dan baju yang ia kenakan di depan kami semua, Pak Ismet dan Pak Baba hanya tertawa maklum. Mang Udeng menaruh pakaiannya sembarangan di tempat biasanya anakanak sekolah menongkrong dan bergosip setelah makan di kantin. Sambil bugil dia langsung menyeretku ke arah sebuah kelas yang tidak jauh dari situ dan tentunya sudah kosong, dia menuntunku dari belakang, sambil berjalan dia menyingkap rokku dari belakang dan mengangkatnya tinggitinggi, tangan hitamnya itu langsung jahil menggerayangi paha belakang dan meremas pantatku, Cuuph!!, Sesekali tukang sampah sekolahku itu menciumnya, hingga membuatku terangsang juga dan bersedia untuk digarap sepuaspuasnya. Sesampai di kelas, aku menuju meja belajar terdekat dan menelungkup, menunggingkan pantatku tinggitinggi dengan seksi untuk memancing kembali birahinya yang tadi sudah tersalur melalui ejakulasinya yang pertama, Mang Udeng menyingkap naik rokku hingga keatas pinggang, dia melepitnya agar tidak turun saat aku tersodoksodok, dan langsung menarik lepas celana dalamku, tukang sampah sekolahku itu meremas dan mengecup gemas pantatku memberi peringatan berupa rangsangan.

    Celana dalamku direngkuhnya, Mang Udeng mencium bagian dalam celana dalamku itu dengan penuh perasaan, lalu dijilatinya bagian tengahnya yang sudah basah oleh lendir kemaluanku akibat horny. Aku semakin terangsang dengan tingkah udiknya itu, aku dan Mang Udeng samasama baru pertama kali mengalami sex liar ini,

    Wangi banget Neng Novyenyak !! baru lendirnya aja udah enak, apalagi memeknya puji si buaya berumur itu. Dia memakai celana dalamku di kepalanya sebagai topi.

    (Oh Yess!!) kagumku padanya dalam hati,

    Melihat ke belakang ke arah penisnya yang belum lama menyemprotkan spermanya itu dan sekarang kembali mengacung tegak siap menembak. Saat itu aku merasa seksi sekali, aku menggerakkan kedua tanganku ke belakang, kedua jari tengahku yang lentik karena memakai kutek hitam, aku posisikan di bibir vaginaku, membuka lebarlebar dan sengaja memamerkan padanya liang vagina yang merekah berwarna merah muda, Glekk!!suara Mang Udeng menenggak ludah terdengar olehku dan semakin membuatku merasa seksi.

    Aaannghh!!desahku reflex, karena Mang Udeng tidak tahan dan menusuk vaginaku dengan jari tengah kirinya hingga masuk semua.

    Tubuhku menggelinjang disertai suara desahan saat tangannya mengorekngorek liang vaginaku, jariku yang tadi membuka vaginaku langsung berpindah meremas ke pinggiran meja belajar sekolah itu. Mang Udeng mendekatkan wajahnya yang terlihat penuh nafsu itu ke pantatku yang menungging, tangan kanan hitamnya mengelus dan meremas pantat sebelah kananku, dengus nafas beratnya terasa di area selangkanganku. Dengusannya pindah ke bongkahan pantat kiriku, Leeph!!

    Aauuhh!desahku saat di menjilati salah satu daerah sensitive wanita itu.

    Tubuhku terasa panas dingin dibuatnya, dengan jilatan di pantat dan korekan jarinya yang nakal itu di vaginaku, jari itu seakanakan ingin mengetahui apa saja isi di dalamnya.


    Disapukannya dengan telak lidah kasarnya pada kulit pantat putih sekalku itu, diciumi, bahkan digigit kecil sehingga aku menjerit menerima rangsangan erotis Mang Udeng.

    Dia ingin menarik lepas jarinya dari vaginaku, jari yang terdiri dari 3 (tiga) bukubuku itu mulai terlepas satupersatu, Satu..Dua.., saat menuju ketiga, vaginaku reflex tidak rela dan menjepitnya, Whuuaa!reaksinya norak, merasa jarinya terjepit kencang vaginaku yang liat namun basah itu. Aku tariktarikan dengannya, namunJleebbh!!

    Aaannggh!!desahku, karena Mang Udeng mengerjaiku dengan mencoblos vaginaku dalamdalam.

    Hak hak hak haktawanya mesum karena berhasil mengerjaiku.

    (Ehhm..Shiit !! si tua bangka ini pandai membangkitkan gairah)keluhku dalam hati.

    Dia mengulangi lagi dengan menarik kembali jari tengahnya, Satu..!! Dua..!! saat menuju ketiga, vaginaku kembali reflex tidak rela dan menjepitnya, Aku yang kini tengah horny bersiapsiap untuk menerima tusukannya, namunPlooph!!

    Aauuhhdesahku,

    Sial, Mang Udeng menarik kasar jarinya tibatiba sehingga membuatku tidak sanggup menahan derita birahi ini ditambah sedang hornyhornynya. Dia menghirup jarinya yang sudah berselimut lendir vaginaku.

    Hhmmhwangi tenaaan..!!katanya.

    MmmhhEnyaak..gurih rek memek Neng Novy !!komentarnya,

    Sambil mengulum jari tengahnya yang belepotan lendirku, aku balik menatapnya.

    Oohini sex liar pertamaku, aku baru pernah merasa seksi seperti ini, kedua sahabatku berhasil menggali bakat hypersexku, menanamnya bersama dalam diriku dan merubah kehidupan sexku seperti mereka. Bahkan Ebrin mantanku pun tidak bisa membuatku melayang, bersamanya aku memang merasa cantik karena mendapatkan salah satu cowok paling keren di sekolah, tetapi tidak membuatku merasa seksi seperti perlakuan Mang Udeng padaku. Mamang memposisikan kedua tangannya pada kedua sisi pinggangku, matanya menatap nanar pada vaginaku yang terpampang jelas, seolaholah ingin menelannya, reflex kakiku merentang lebar siap menerima serangan mesumnya, nafas dan degup jantungku seirama semakin cepat, ketika aku melihat wajah Mang Udeng yang sama sekali tidak tampan itu mendekati vaginaku, 30 cm..20 cm..10 cm..5 cm, HapNyam !!

    Iyaaaahhh.desahku, saat dia melahap bibir vaginaku dengan ganas.

    Clek..clek..clek..clek..!!

    Lidah kasar Mamang keluar masuk vaginaku, aku hanya bisa mendesah dan mendesah menerima serangan birahinya. Lidahnya nakal sekali menyentilnyentil itilku, mulutnya yang hitam itu mengemut vaginaku dengan penuh nafsu hewani.

    Tak lama kemudian kurasakan tubuhku terbakar, aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan mengerang sejadijadinya menggeliat sambil memeluk meja eraterat.

    Iyaaahh!!eranganku saat mencapai orgasme.

    CrreettCretSeerrCrrt !! Erangan panjangku itu menandakan orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya lendir cinta dari selangkanganku. Cairan yang meleleh dari vaginaku dilahapnya dengan rakus sampai terdengar suara menyeruputnya, aku mengejatngejat di atas meja belajar itu.

    Neng Novyjangan tidur dulukontol Mamang belum ngerasain memek Neng Novy pan..!katanya ditelingaku.

    Aku merasakan penisnya di bibir vaginaku, Aaahhtubuhku masih merasa lelah sekali sehabis orgasme barusan, dia baru ingin menyentakku lagi.

    Zrreeekk!!

    Aaaukkherang kami saat penisnya menyeruak masuk vaginaku.


    Mang Udeng menekan masuk penisnya paksa sehingga aku merasakan vaginaku seperti tersobek, tubuhku terbelah dua. Kepalaku yang tadinya tergeletak menyamping, langsung reflex meringis ke depan, mulutku membentuk huruf U tetapi tubuhku masih tengkurap tiduran di atas meja. Mang Udeng langsung bergerak brutal menyetubuhiku, tampaknya dia tidak perduli dengan kelelahan tubuh yang kuderita, dia ingin menggapai klimaksnya.

    Eengghhbusyeetseret tenan memek Neng NovyHhuuunngghh!!kejannya.

    Iyyaaahh!!desahku, saat Mang Udeng menghentak kasar masuk penisnya.

    Sambil menyentak, dia menyibak seragam belakangku hingga punggung putihku terlihat olehnya dan langsung dijilatnya, Braku tidak dilepasnya agar aku tidak merasakan sakit pada payudara karena tidur bergesekan dengan meja. Jilatannya sampai kurasakan pada leher jenjangku hingga akhirnya bertemulah bibir mungilku dengan bibirnya yang tebal dan kasar itu.

    Huueeekk!!bau nafasnya sungguh tidak sedap, entah makan apa Mamang tadi pagi, tetapi lidahku tetap mengikuti permainannya dengan liar sampai ludah kami bertukar dan menetesnetes sekitar bibir. Dia berpegangan pada sisi meja depan dekat wajahku, sementara aku berpegangan di sisi belakang meja dimana bertepukan dengan paha hitam berbulunya yang penuh dengan peluh di sekujur permukaannya. Mang Udeng nampak mendekati ejakulasinya, mulutnya menceracau sambil menyentakku kasar terpentalpental hingga meja belajar yang kutiduri bergeser searah dengan sentakannya, terlihat sekali Mang Udeng ini ingin membalaskan dendam birahinya, karena tadi kakinya kubuat memar tertimpa tempat sampah, sentakan penisnya itu seolaholah menginginkan vaginaku juga memar,

    AaaannghhAaaannghhMaannghAmpuunnhhIyYaAaaAahHh!!

    Gila memek lugilaa memek luugilaa memek luuhHuUuunngghh !!lenguhnya,

    Tak lama kemudian kurasakan beberapa semburan cairan kental hangat yang membanjiri liang vaginaku, yang diikuti oleh meledaknya cairan orgasmeku, Mang Udeng menikmati sisasisa klimaks sambil memelukku, kami berkelojotan berdua bersamasama dibarengi dengan kejangankejangan di vagina dan penis masingmasing. Sisi meja pada bagian dekat vaginaku banjir sudah, lelehan lendir cinta orgasmeku dan sperma Mang Udeng membanjirinya, setelahnya Mang Udeng duduk di bangku sebelah dekat mejaku, tibatiba, Braaakk!!, pintu terbuka,

    AaahhAaahhYeesssFuck meDeepeer!!desah Shekti,

    Dia sedang digarap Pak Baba dengan gaya monyet memanjat pohon kelapa, tentu dengan postur satpamnya yang tegap kekar itu, bukan suatu hal yang sulit untuk mengangkat atau menaik turunkan tubuh Shekti, walaupun tubuh Shekti tergolong tinggi karena blasteran. Karena ini hal yang baru buatku melihat kegilaan kedua sahabatku ini, maka kupaksakan sedikit tenagaku untuk menoleh melihat kegiatan seks mereka, Pak Martaba dan Shekti melakukan posisi seks itu sambil berjalan mendekati bangku guru.


    Tidak jauh dari pintu kudengar erangan Joyce dan lenguhan nikmat Pak Ismet, kulempar padangan dan betul saja, Pak Ismet sedang asyik mendoggy Joyce, gadis cantik IndoEuro seprofile dengan Nadine Chandrawinata itu dijambak rambutnya oleh tukang sapu dan kebun sekolah itu, tangan kiri Pak Ismet menamparnampar pantatnya yang putih sekal, wajah cantik Joyce merigis setiap kali tangan gempal Pak Ismet mendarat di bongkahan padat nan montok Joyce. Tangan kirinya sesekali juga membetot pundak Joyce kebelakang berlawanan dengan hentakan penisnya ke depan. Pak Ismet menyeringai mesum saat mata kami bertemu pandang, dia seolaholah bangga bisa menggarap sahabat cantikku itu di depanku, memang sahabatku Joyce itu salah satu gadis incaran para cowok, hanya patah hatinyalah yang membuatnya tidak ingin memiliki pacar lagi sejak kelas 2. Pak Martaba tibatiba melenguh keras seperti kerbau, Shekti menjadi semakin menjeritjerit karena vaginanya ditumbuk paksa dalamdalam agar menjepit dan memberikannya kenikmatan, tibatiba Pak Martaba mendudukkan diri sehingga penisnya menghentak dalamdalam vagina Shekti, Jleeegg!!!

    Aaaakkhh.!!!erangan nikmat mereka berdua,

    CROOOTTT !! CROOTT !! CROTT !!

    Pak Martaba mencapai klimaksnya bersamaan dengan Shekti, cairan mereka meluber dari vagina Shekti, mereka mengejatngejat nikmat sambil berpelukan dan bertataptatapan, setelahnya Pak Baba mendudukkan Shekti pada meja guru, Shekti yang merasa kelelahan langsung menyenderkan diri di dinding, duduk mengangkang memperlihatkan vaginanya yang memar kemerahan namun dipenuhi gumpalan cairan kental putih pekat yang masih meneretes keluar, Pak Baba yang masih mengenakan baju satpam tanpa celana sepotong pun juga, mengambil rokok dari kantung baju satpamnya, menyalakan dan menawarkan ke Shekti yang disambutnya, si cantik blasteran Kanada itu menaruh rokok di mulut tipis seksinya, dan Baba menyalakan api untuknya, mereka menghisap rokok dan berbincang yang aku tak dengar, Shekti mengerlingkan mata kirinya dengan genit ke arahku karena aku melihat ke vaginanya yang babak belur karena ulah penis Pak Martaba.

    Kami mempertemukan senyum karena keadaan kami samasama porak poranda akibat oknum petugas sekolah bejat, tidak lama aku mendengar Pak Ismet menggeram seperti seekor kerbau, Huuunngghh.!! Tukang sapu berbadan gemuk itu mencapai ejakulasi dengan menyentak kasar sahabatku Joyce yang cantik itu dari posisi menungging doggy style hingga jatuh tengkurap ditindih tubuh gendutnya itu, Joyce hanya menjeritjerit pasrah dengan rambut merahnya yang dijambak Pak Ismet, pantatnya yang sekal itu melekat ketat dengan perut bagian bawah Pak Ismet yang dipenuhi bulu, buah zakarnya bertemu sapa dengan bibir vagina, tukang sapu gemuk itu mengejatngejat keenakan, bisa dilihat dari wajahnya, kaki Joyce sampai menekuk dan menendangnendang punggung berlemak tukang sapu tua itu. Dia terus menekan penis itu di masa ejakulasinya, Pak Ismet terus saja menggenjotkan penisnya di liang kewanitaan Joyce, dibenamkan penis gemuknya itu dalamdalam untuk menuntaskan ejakulasinya, sambil memutarmutar kepalanya seperti orang gila. Tukang sapu sekolah itu sampai bergidik nikmat menuntaskan ejakulasinya meneteskan sisasisa spermanya di dalam vagina Joyce sebelum terkapar lemas dan menindih Joyce. Tak lama kemudian, Pak Ismet pun bangkit meninggalkan Joyce sahabat cantikku yang masih terkapar, kulihat penisnya masih lemas diselimuti lendir sperma menjijikkannya yang putih pekat dan kental,

    Woi Dengnyobain memek Novy dong!!kata Pak Ismet asal pada Mang Udeng.

    (Ooh Crapbakal tuker pasangan sampe kelenger nih gue n tementemen Damn..!),

    Keluhku dalam hati,

    Woi wointar dulu Met..lo entotin cewe lo dulu nih, Novy gue duluan si Udeng Joyce, baru elo Novy, gue Joyce, si Udeng Shekti..!!protes Pak Martaba mengatur.


    Oh iya yaok deh..!!sahut Pak Ismet mudah, tidak memikirkan kondisi tubuh kami.

    Siap Bosasyiik !kata Mang Udeng semangat sambil hormat, dia berlari menuju pintu luar ke arah Joyce yang terkapar, dan membangunkannya untuk dibuatnya lagi pingsan.

    Pak Ismet meninggalkanku mendekati Shekti dan Pak Baba,

    Sana Bagarap Novygantiangua udah kaga sabar pengen ngentotin dia ! kata si gendut Ismet.

    Set dahnafsu bener kagak sabar!! Entot aja dulu nih cewe luhenak banget lo Met memeknya..pantes lu doyan bener !!sahut Pak Baba.

    Iya tuh Paksi gembrot ini doyan banget ngentotin gue ampe kelenger kaya Joyce tuh! tunjuk Shekti pada Pak Baba keluar. Dimana Joyce masih terkapar dan sedang disadarkan Mang Udeng. Pak Baba hanya tertawa melihat ke arah luar.

    Ya iyalahNeng Shekti ini kan udah cantik memeknya seret lagi !!pujinya mesum.

    Shekti hanya tersenyum sambil menghembuskan asap rokok ke arah Pak Ismet, dan Pak Ismet hanya menyeringai dan melirik ke selangkangan Shekti yang terbuka lebar.

    Waduuhgile lu Bamemek Neng Shekti ampe babak belur gini !!protes Pak Ismet.

    Ehehehenyoriabis enak pisan sihsahut Pak Baba enteng.

    Weleehmana banyak pejunya lagi !!omelnya lagi.

    Ha ha ha hayahh..si Joyce sama Novy juga paling sama keadaannya..kata Pak Baba membela diri.

    Ya udahkita bersihin dulu aja ya biasa..!!usul Pak Ismet.

    Ok dehgua bangunin Novy dulu!!jawab Pak Baba.

    Pak Martaba membangunkan tubuhku yang masih terasa sedikit lemas, dia memapahku untuk menuju keluar kelas, yang entah untuk apa aku tak tahu menahu, dan kemudian di dudukannya aku di lantai sebelah Joyce yang sudah pulih duduk. Kami melihat ke dalam kelas. Yuk Nengsini !!. Sreet!! tarik Pak Ismet kasar pada pergelangan kaki Shekti yang mengangkang.

    Hmmphsavar Vak !!kata Shekti tak jelas katakatanya, karena di bibir tipis seksinya masih terdapat rokok A Mild yang mengepul. Setelah sampai di sisi meja guru, tukang sapu sekolah itu juga memapah Shekti, tangan gempal si gendut itu memapah Shekti pada bagian paha dan melingkari punggung menangkup payudaranya. Mereka bertataptatapan seperti pasangan bulan madu saja, Shekti memberikan rokok yang ditangannya untuk dihisap Pak Ismet, setelah itu mereka berpagutan sampai keluar kelas.


    Yak okeylangsung nih ya !!kata Pak Ismet.

    Ok Bos!!jawab Pak Baba. Aku dan Mang Udeng belum mengerti benar maksudnya.

    Pak Ismet menurunkan Shekti dan berlalu meninggalkan kami, tak lama dia mengambil ember berisi air, dan menaruhnya dekat selokan (saluran air dari genteng sekolah jikalau hujan), juga botol cairan yang kutahu milik Shekti untuk pembersih kewanitaannya agar vaginanya selalu bersih dan wangi.

    Ayo lontelonte!!kata Pak Ismet dan Pak Martaba sambil menepuk tangan.

    Seperti pelacur saja, Joyce dan Shekti bangun dan menyeretku, aku bingung apa maksud mereka, (Ooh Shiit !!), dalam hatiku. Shekti dan Joyce berjongkok seperti mau pipis di kamar mandi saja, mereka seperti mengambil jarak, mata jelita Joyce mengedipiku agar aku juga berposisi sama dengan mereka. Untuk solidaritas akupun mengikutinya, lalu Pak

    Ismet dan Pak Baba mengambil posisi berjongkok juga di depanku dan Shekti.

    Dengitutuhsi Joyce..lu mau gak ??ancam Pak Ismet rakus.

    Oyayahehehe maklum belum mudeng (nyambung) akujawab Mamang.

    Pak Ismet dan Pak Baba mengambil air bergantian, membasuh vaginaku dari panasnya gesekan penis Mamang tadi, Pak Ismet juga membersihkan vagina Shekti dan kadangkadang jari gemuknya ditusukkan ke dalam vagina Shekti hingga si manis itu mendesah seksi. Begitu juga Pak Baba melakukannya padaku, aku dan Shekti yang berpegangan di bahu mereka, hanya bisa mendesah sambil mencakar atau menancapkan kukukuku jari kami yang lentik ke bahu mereka, jika tusukan jari mereka terlalu dalam. Mang Udeng menganggukangguk tanda konek, dia juga mengambil gayung dan hendak disiramkan ke vagina Joyce yang memar dan belepotan sperma menjijikkan hasil karya Pak Ismet, namun Joyce mencegahnya, Mang Udeng bingung, dia melihat wajah Joyce mengejan cantik dan, Cuuuuurr.!! Pissing, Joyce pipis di depan Mang Udeng, tukang sampah itu hampir pingsan melihat gadis SMP, berwajah Indo, berambut sedikit pirang, cantik jelita, berkulit putih berbody aduhai, pipis di depan matanya, Jelegeerr!! Bagaikan disambar geledek, akupun belum pernah lihat langsung, secara walaupun kami sesama wanita, Mang Udeng melotot tajam penuh nafsu, dia yang juga sudah bugil dan juga sudah mulai konak sedari tadi melihat para gadisgadis cantik itu berjongkok, penis itu semakin mengacung tinggi.

    Huak hak hakajiiibbaru pernah gua liat cewek kencingcantik pula orangnya !! komentarnya senang mendapat pengalaman baru. Setelah selesai dia membasuhnya dan membilasnya dengan sabun pembersih kewanitaan milik Shekti yang diambil Joyce.

    Para pria berumur itu tampak senang sekali memandikan vagina kami, cukup lama juga mereka membersihkannya. Mang Udeng yang baru pertama kali paling tidak tahan, dia terkadang mengangkat pinggang Joyce lalu melahap vaginanya hingga air basuhan yang ada di vaginanya kering kerontang, malah lendir vagina yang terproduksi. Selanjutnya dia menyeret Joyce ke dalam kelas untuk disetubuhinya, menyeret Joyce pun masih dengan wajahnya yang terbenam di selangkangan Joyce. Pak Ismet dan Pak Baba juga menyeret aku dan Shekti untuk kembali disetubuhi, karena masih lemas kami bertiga diposisikan menungging oleh mereka, Joyce di meja pertama dekat pintu kelas, aku ditempatku tadi deret kedua, dan si manis Shekti di deret ketiga di sebelah deretan meja guru. Aku dan temantemanku hanya bisa mengerangerang tak berdaya, para pejantan buruk rupa itu seperti berlombalomba layaknya pacuan kuda saja, vaginaku terasa dirobek oleh penis Pak Martaba, penisnya panjang sekali menyodoknyodok vaginaku, sodokannya itu seperti ingin membelah tubuhku melalui media vagina, keadaanku ini kurasa sama dirasa oleh para sahabatku. Kami bertiga berteriak seperti orang gila, bahkan Joyce dan Shekti yang telah terbiasa dengan sex bebas seperti ini dengan mereka, tak mampu jua melayani para petugas sekolah rendahan yang haus seks itu, mereka menggebrakgebrak meja kelas yang ditidurinya, hingga menimbulkan suara gaduh dan menggema, meramaikan suasana persengamaan kami. Rasa frustasi karena Cinta dan jengahnya kehidupan di rumah, kami lampiaskan dengan kehancuran diri, kami tidak berfikir lagi untuk masa depan, kemaluan yang seharusnya kami jaga untuk pasangan hidup terCinta kelak tak terpikirkan, semakin hancur tubuh yang kami rasakan semakin lega perasaan, hancur ya hancur, hanya katakata itu yang ada di benak kami, kami telah bulat, Ended to be a Broken Bitches.


    HuUuunngghhHuUuunngghhHuUuunngghhHuUuunngGghh !!!geram mereka, menyentak masuk penis sekuat tenaga, aku sudah tak kuat, kami saling menoleh melihat keadaan masingmasing sahabat, mata kami sudah sayu seksi, menuju klimaks seks, meja yang kami tiduri pun terdorong ke depan bersamaan hingga porak poranda sebagaimana vagina kami, tamparan demi tamparan keras kami terima di pantat, tidak kuat lagi maka akupun berteriak menuju orgasme, diikuti Shekti dan Joyce tak lama.

    IyaaaahhhPaaaakkhh.Aaaaaaaaaaakkhhhhh!!!erang kami lantang.

    Uwooooooooookkhhhh!!!Pak Ismet, Pak Baba dan Mang Udeng juga mengejang.

    CROOOOTTTTS !!! CROOOTTT !! CROOTT !! CROTT !!

    Dan mereka bertiga pun juga menyusul ejakulasi hampir bersamaan, tubuh kami berenam mengejatngejat nikmat, penis dan vagina kami mengejangngejang, cairan lengket dan kental itu bertemu, pertemuan antara lendir vagina dan sperma, vaginaku ngilu sekali saat disembur sperma Pak Martaba yang semprotannya kencang seperti semprotan pemadam kebakaran itu. Penis itupun tak lama berhenti berkedutkedut berhenti memancarkan spermanya, para petugas sekolah itu akhirnya menarik lepas penisnya dan duduk berselonjoran di lantai kelas, meninggalkan kami dalam keadaan porak poranda di selangkangan dengan posisi menungging, vagina memar lebam dan penuh sperma menjijikkan. Mereka bertiga betulbetul memperlakukan kami seperti pelacurnya saja. Berbicara tak senonoh dengan katakata yang jorok tentang enaknya memek kami dsb. Setelah cukup tenaga, mereka bangkit dan hendak bertukar pasangan.

    Naaahhdari tadi Bapak mau nyobain memek Neng Novy ini hak hak haktawa Pak Ismet mesum. (Oooohhcrap !! ancur memek gue hari ini !!), keluhku dalam hati.

    Plaaaakk!! Plaaaakk!!, tangan gempalnya menampari pantat sekal putihku.

    Pak Ismet memasukkan paksa penisnya yang gemuk itu ke liang vaginaku, sekarang aku merasakan sesak yang dialami oleh Joyce dan Shekti tadi. Si tua gembrot itu juga tampak sesak nafas penisnya terjepit vaginaku yang katanya legit. Dia menyodokku sambil meremas pantatku dengan gemas, yang sesekali ditamparnya kasar hingga menimbulkan bercak merah bergambar telapak tangan, sementara diriku masih berpegangan pada sisi meja, dimana mejaku sudah mendorong habis meja di depannya hingga mentok ke dinding, jadi saat disodok gahar Pak Ismet menimbulkan bunyi gaduh, Jdukjduk..!!.

    Kami pun kembali bersenggama bersamasama, lagi dan terus dan terus, menjadi objek pembuangan sperma, setelah keluar sperma, mereka mencabut penis dan beristirahat, lalu bertukar pasangan lagi, aku dan para sahabatku hanya pasrah menungging menjadi media pengosongan kantung sperma dan pelampiasan nafsu hewani mereka.

    Pokoknya hari itu hingga sore hari dimana mentari hendak menyembunyikan senyumnya, kami berenam ngeseks tanpa mengenal waktu dan rasa lelah, vagina kami bertiga digarap hingga terasa perih karena terus menerus dipaksa menjepit dan menggesek penis mereka, punwalau pada akhirnya disembur cairan hangat dan kental sehingga membasuh lecetnya dinding vagina kami, keluar ruangan keadaan kami seperti sebuah benteng yang dirudal, berantakan dan awutawutan, jalan kami bertiga menyeret karena perih di selangkangan, sedangkan para petugas bejat itu tertawatawa melihat keadaan kami, Joyce yang paling malang karena dengan keadaan itu dia harus mengantar kami pulang dengan mobilnya. Kejadian itu terus terjadi setiap hari, di samping kami juga menyukai hal itu, jadi baik itu setiap pulang sekolah, hari libur tanggal merah maupun minggu, kami selalu sex party bertiga, berpindahpindah lokasi jika kami ingin mengganti suasana, misal : Villa Shekti, sekitar puncak Bogor, Dago Bandung, penginapan mewah Joyce di Pulau Bidadari dsb.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Blair Williams ngentot setelah pulang olahraga pagi

    Blair Williams ngentot setelah pulang olahraga pagi


    4729 views

  • Foto Ngentot Loredana, memberi pejantan yang lebih muda blowjob

    Foto Ngentot Loredana, memberi pejantan yang lebih muda blowjob


    4720 views

    Duniabola99.com – foto cewek kurus pirang Loredana memeknya dijilat dan membalasnya dengan menghisap kontol dengan kuat hingga kenikmatan dan membobol memek dengan keras oleh kontol besar berakhir dengan menembakkan air mani yang banyak diatas memeknya yang berjembut pirang.

  • Cerita Sex Murid Nakal 2

    Cerita Sex Murid Nakal 2


    4698 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Murid Nakal 2 ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Esok harinya, aku pun terbangun dalam keadaan galau. Semalaman aku mencoba tidur, namun di kepalaku
    selalu terbayang kejadian kemarin sore di rumah bu Diana. Akibatnya, bisa ditebak, aku benar-benar
    merasa amat letih dan lesu.

    Aku pun mencoba menyetel lagu yang kemarin diberikan Reza padaku untuk mempercerah suasana. Aku lalu
    membuka handphoneku untuk mendengarkan lagu. Tapi aku tidak menemukan Agen Togel Depo Pulsa satupun file musik baru di
    handphoneku, malahan, lagu-lagu koleksiku banyak yang terhapus.

    Penasaran, aku pun memeriksa isi handphoneku. Sekarang, di bagian video, malah ada sebuah video yang
    berukuran ekstra besar. Penasaran dengan video di handphoneku, aku pun mulai memutar video itu.

    Astaga! Aku benar-benar terkejut setengah mati saat melihat diriku yang sedang memamerkan celana dalam
    di hadapan Reza terekam di video itu dan bagaimana Reza memainkan jari-jarinya di vaginaku juga
    terlihat dengan amat jelas dari arah samping. Saat itulah aku baru ingat bahwa saat aku memamerkan
    selangkanganku, sebuah handycam milik Reza tergeletak di ranjangnya yang ada disamping meja
    belajarnya. Berarti, Reza secara diam-diam berhasil merekam adegan mesumku!

    Tidak terbayang bagaimana perasaanku saat itu. Rasa letih dan lesu yang menyerangku dari pagi kini
    ditambah dengan perasaan cemas dan takut kalau video itu disebarluaskan, apalagi wajahku tampak jelas
    di video itu.

    Aku bingung, apa yang harus kulakukan? Bagaimana apabila video itu Bandar Judi Online 7777 sudah disebarluaskan? Aku pasti
    diberhentikan dari universitas. Parahnya lagi, aku pasti akan dianggap sebagai perempuan rendahan oleh
    masyarakat.

    Bagaimana caraku menjelaskan pada keluargaku tentang video itu? Bayangan-bayangan itu terus berkecamuk
    didalam pikiranku selama seharian penuh.

    Walaupun begitu, sore harinya aku kembali berangkat menuju rumah bu Diana untuk mengajari Reza. Saat
    aku datang, bu Diana masih belum pulang karena harus menyelesaikan proyek di studionya. Aku pun segera
    menemui Reza untuk menyelesaikan masalah ini. Kebetulan, Reza yang membukakan pintu untukku. Seolah ia
    sudah lama menunggu kedatanganku.

    “Halo, Kak Linda. Bagaimana, video klip lagunya bagus tidak?” tanyanya dengan nada mengejek.

    “Reza, kenapa kamu sejahat itu dengan kakak?! Buat apa kamu merekam video beginian sih?! Belum cukup
    kamu mempermainkan kakak kemarin?!!” jawabku dengan perasaan kesal bercampur cemas.

    “Waah, kenapa Reza dibilang mempermainkan kakak? Bukannya kemarin kakak terlihat nyaman saat aku
    layani?” Mata Reza tampak semakin merendahkanku.

    “Sudahlah! Mana videonya? Cepat berikan ke kakak!!” perintahku.

    “Tenang saja kak, videonya Reza simpan dengan baik kok. Jadi kakak tenang saja!” Aku mengepalkan
    tanganku, menahan berbagai macam emosi yang bergejolak didalam hatiku.

    Nyaris aku kembali menangis karena rasa cemas yang semakin kuat mencengkeram diriku, namun aku
    berusaha mengendalikan diri. Aku sadar aku tidak bisa mengambil jalan kekerasan untuk menghadapi Reza,
    karena malah akan membuat masalahku tambah runyam.

    “Oh iya, Reza juga belum memperlihatkan videonya ke orang lain. Waah, sayang sekali ya kak? Padahal
    videonya bagus kan?” lanjutnya.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 Mendengar pernyataan Reza itu, Agen Poker303 aku merasa melihat secercah cahaya dan harapanku sedikit pulih. Namun
    masih saja aku merasa tegang dan cemas. Aku pun berusaha membujuk Reza untuk menyerahkan video itu
    padaku.

    “Reza, kakak mohon… berikan video itu ke kakak, ya? Tolong jangan sakiti kakak lagi…” aku memohon
    meminta belas kasihan pada Reza.

    “Hmm… kalau begitu, kakak harus mau menuruti perintahku lagi, aku berjanji akan memberikan videonya ke
    kakak.”

    “Kakak mohon, Reza… Jangan lagi…” air mataku kembali mengucur saat mendengar syarat yang diajukan
    Reza.

    Berarti aku harus kembali merendahkan diriku dihadapannya.

    Iklan Sponsor :

    “Kakak mau atau tidak?! Kalau tidak, ya sudah! Kakak bisa melihat videonya di internet besok pagi.”
    Ketusnya tanpa menghiraukan perasaanku.

    Aku pun tidak punya pilihan lain, selain menuruti kemauan Reza. Tampaknya percuma saja aku berusaha
    meminta belas kasihan anak ini.

    Yang ada di pikirannya saat ini pasti hanyalah keinginan untuk mempermainkan diriku sekali lagi.
    Terpaksa aku harus melayani permintaannya lagi agar video itu kudapatkan.

    “Baiklah, kakak mengerti… Kakak akan menuruti perintahmu, tapi kamu harus berjanji akan memberikan
    video itu ke kakak!” jawabku memberi persetujuan.

    “Beres, Kak!” Kali ini Reza tampak girang sekali saat mendengar kalimat persetujuanku itu.

    “Nah, sekarang apa yang kamu mau?!” Tanyaku tidak sabaran

    “Tunggu sebentar dong Kak… Jangan buru-buru! Kalau sekarang pasti cuma sebentar karena Mami sebentar
    lagi pulang.”

    “Lalu, kamu maunya kapan?”

    “Nah, kebetulan 2 hari lagi Mami akan berangkat ke luar negeri, soalnya Mami akan memperagakan busana
    pengantin buatannya di pameran.”

    “Lalu kenapa?”

    “Kebetulan minggu depan ada ulangan yang penting, jadi aku boleh tinggal di rumah ini sampai mami
    pulang. Selama itu, aku mau kakak untuk tinggal bersamaku di rumah, Judi Poker 303 sambil mengajariku! Bagaimana?
    Kita bisa bersenang-senang sampai puas kan, Kak?”

    “Memangnya sampai kapan bu Diana ada di luar negeri?” tanyaku kembali.

    Iklan Sponsor :

    “Yaah, karena Mami juga mau ketemu Papi di Jerman, makanya Mami tinggal di sana selama 2 minggu.”

    “Tapi apa bu Diana akan mengizinkan kakak untuk tinggal disini?”

    “Tenang saja, kak! Biar nanti Reza yang bicara dengan Mami.” Ujarnya meyakinkanku.

    Aku menghela nafas sejenak sambil berpikir menimbang-nimbang permintaan Reza. Sebenarnya aku tidak
    begitu rugi apabila aku menginap di rumah bu Diana. Aku bisa menghemat uang kosku selama setengah
    bulan kalau aku menginap di rumah bu Diana.

    Lagipula aku akan lebih bisa mengawasi Reza untuk belajar menghadapi ujian semesternya yang kian
    mendekat, dengan begitu, aku bisa mendapat kesempatan untuk mengamankan pekerjaanku. Sebenarnya yang
    perlu kulakukan hanyalah memastikan kalau Reza tidak “mengerjaiku” lebih parah dari kemarin.

    “Baiklah, kakak setuju. Tapi kamu juga harus berjanji, kamu harus belajar yang rajin selama kakak
    tinggal di rumahmu.” Anggukku sambil memberinya penawaran.

    “Berees, kak! Asal kakak mau menurutiku selama itu, aku pasti belajar!” jawabnya dengan bersemangat.

    “Iya, iya…” balasku dengan perasaan agak lega.

    Kami lalu segera beranjak ke kamar Reza dan aku pun mulai mengajarinya. Tapi hari ini ada yang berbeda
    dari Reza.

    Ia tampak lebih serius dan bersemangat dalam menyimak penjelasanku. Kurasa dia sudah cukup senang saat
    mendengar aku akan menginap di rumahnya 2 hari lagi. Tak lama kemudian, kudengar suara bu Diana di
    lantai bawah.

    “Nah, Mami sudah pulang! Kakak tunggu sebentar ya! Aku mau bicara dulu dengan Mami!” Reza segera
    beranjak dari kursinya dan keluar dari kamarnya tanpa menghiraukanku.

    Sayup-sayup kudengar suara percakapan Reza dengan bu Diana, namun aku tidak dapat mendengar dengan
    jelas apa yang mereka katakan. Sambil menunggu Reza, aku mempersiapkan soal-soal latihan yang akan
    kuberikan untuknya nanti. Sekitar 5 menit kemudian, Reza kembali ke kamarnya bersama bu Diana.

    “Halo, Linda. Reza meminta saya untuk mengizinkanmu tinggal di rumah ini selama saya tidak dirumah.”

    “Eh? I… iya, bu Diana! Reza memberitahu saya kalau ia ingin mendapat les tambahan dari saya selama bu
    Diana tidak dirumah… Katanya… untuk persiapan ujian semester…” ujarku dengan agak gugup.

    Iklan Sponsor :

    “Wah, kebetulan sekali kalau begitu! Soalnya tante Reza juga SItus Judi Pkv Terbaik akan ikut ke Jerman. Makanya tadi saya
    sempat mengajak Reza untuk ikut. Tapi karena ada ulangannya yang penting, Saya jadi ragu-ragu.”

    “Jadi?” tanyaku “Kalau kamu mau, Saya memperbolehkan kamu tinggal disini selama saya tidak dirumah.
    Tapi saya juga meminta kamu untuk mengurus Reza selama itu. Sebagai gantinya, saya akan berikan
    tambahan bonus untukmu di akhir bulan ini. Bagaimana?” Jawab bu Diana memberikan tawaran.

    “Baik, bu Diana. Saya setuju!” anggukku sambil tersenyum.

    Sekarang aku mendapat tambahan keuntungan dengan menerima tawaran Reza. Dengan bonus yang disediakan
    bu Diana dan penghematan uang kosku selama setengah bulan, aku bisa menambah uang tabunganku sekaligus
    membiayai sebagian keperluanku bulan depan.

    “Baguslah! Kalau begitu, Linda, tolong kamu siapkan barang-barangmu yang akan kamu bawa untuk tinggal
    disini. Lusa nanti saya akan menjemputmu sebelum kamu mengajar Reza.” Ujar bu Diana.
    “Iya, bu Diana!” aku mengiyakan permintaan bu Diana.

    Setelah menyelesaikan tugasku hari itu, aku segera bergegas pulang untuk mulai mengemas barang-
    barangku. Untunglah aku tidak memiliki banyak barang selain pakaian dan perlengkapan-perlengkapan
    kecil milikku.

    Aku juga memberitahu pemilik rumah kosku bahwa aku akan pindah selama setengah bulan. Syukurlah mereka
    mau mengerti dan bersedia menyimpankan kamar bagiku apabila aku kembali. 2 hari kemudian, bu Diana dan
    Reza pun datang menjemputku sebelum aku mengajar Reza. Aku lalu diantar ke rumah mereka. Aku diizinkan
    untuk tidur di kamar tamu di lantai bawah.

    Malam harinya, aku diberitahu bu Diana tugas-tugasku di rumah itu selama bu Diana di luar negeri. Aku
    diminta untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan membersihkan
    rumah.

    Aku sudah terbiasa memasak dan mencuci sendiri sejak kecil, maka tugas ini tidak lagi sesulit yang
    kubayangkan. Lagipula untuk keperluan sehari-hari, bu Diana sudah menyuruh anak buahnya untuk
    mengantar bahan makanan dan supir studio untuk mengantar-jemput kami. Apabila ada hal lainnya yang
    diperlukan, aku hanya perlu menelepon studio untuk meminta bantuan mereka.

    Esok harinya, bu Diana sudah berangkat saat aku pulang dari kuliah. Sehingga hanya ada aku dan Reza
    sendiri di rumah.

    Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Seusai mandi, aku benar-benar terkejut saat
    melihat semua pakaian milikku menghilang. Hanya ada satu pelaku yang dapat melakukan hal ini! Aku lalu
    menutupi tubuhku dengan selembar handuk yang untungnya, tidak sempat diambil oleh “pencuri” itu.

    Aku segera naik ke lantai atas untuk mengambil kembali pakaian milikku.

    “Reza! Reendyy!! Buka pintunya!” Seruku sambil menggedor kamar Reza.

    Pintu kamar itu sedikit dibuka dan wajah Reza muncul dari sela-sela pintu kamar itu.

    “Ya, ada apa kak?!” tanyanya padaku.

    Namun matanya segera melirik tubuhku yang hanya berbalutkan sebuah handuk dan ia tersenyum cengengesan
    melihat keadaanku.

    “Wah, waah… Kakak sudah tidak sabaran ya?” tanyanya sambil tertawa kecil.

    “Huuh! Dasar usiil!! Ayo, kembalikan baju kakak!!” gerutuku.

    “Lhooo… memangnya baju kakak kuambil? Apa ada buktinya?”

    “Kalau bukan kamu siapa lagii? Sudah, ayo cepat kembalikan baju kakak!”

    Cerita Sex Murid Nakal 2 “Kak, kalau menuduh orang tanpa bukti itu tidak baik lho! Hukumannya, aku tidak mau memberitahu dimana
    kusembunyikan baju kakak, Hehehe…” Reza tersenyum mengejekku dan menutup dan mengunci pintu kamarnya
    dihadapanku.

    “Aah! Hei, Reza! Tunggu duluu…” protesku, tapi Reza sudah keburu menutup pintu kamarnya sambil
    mengejekku dibalik pintu.

    Aku pun terpaksa menggigil kedinginan, suhu di rumah itu dingin sekali karena dipasangi AC, ditambah
    lagi aku baru saja mandi dan sekarang tubuhku hanya ditutupi oleh selembar handuk saja.

    Selama beberapa menit aku terus menggedor pintu kamar Reza dan berusaha membujuknya, namun ia sama
    sekali tidak menggubrisku.

    “HATSYII…!!!” Karena tidak biasa, aku pun bersin akibat pilek karena suhu dingin itu.

    “Kak! Kakak pilek, ya?” tiba-tiba terdengar suara Reza dari balik pintu.

    “I… iya… Reza, tolong…. kembalikan pakaian kakak… disini dingin sekali… kakak tidak tahan…”

    “Oke deh, tapi kakak harus mau memakai pakaian yang kuberikan ya!”

    “Iya… iya… cepat doong…. Kakak kedinginan disini…” pintaku pada Reza Reza kembali keluar dari
    kamarnya.

    Ia melihat sekujur tubuhku yang menggigil kedinginan. Anehnya, raut wajahnya tampak berubah, ia tidak
    lagi tampak senang ataupun puas mengerjaiku. Kini ia tampak agak gelisah.

    “Haa… HATSYII!!!” kembali aku bersin dihadapannya.

    Kulihat raut wajahnya semakin cemas saja melihat keadaanku.

    “Ayo Kak, ikut denganku!” pinta Reza padaku yang segera kuturuti saja.

    Reza menuntunku ke ruang disebelah kamarnya. Pintu ruang itu dikunci, namun Reza segera membuka pintu
    itu dengan sebuah kunci di tangannya. Begitu aku masuk, aku takjub melihat puluhan helai gaun
    pengantin putih dalam berbagai ukuran dan model yang tergantung rapi di kamar itu.

    Berbagai aksesoris pengantin wanita juga tertata rapi bersama gaun-gaun itu. Rupanya kamar itu adalah
    kamar desain bu Diana sekaligus tempatnya menyimpan hasil rancangannya yang belum dikirim ke studio.

    “Kak, aku minta kakak memakai baju itu.” ujar Reza seraya menunjuk ke arah sehelai gaun pengantin
    putih yang dipasang di sebuah mannequin.

    “Apaa?! Kenapa kakak harus memakai baju seperti itu? Memangnya kakak mau menikah, apa?!” jawabku
    setengah tak percaya, setengah kebingungan.

    “Ya, sudah! Kalau kakak tidak mau, kakak boleh memakai handuk itu saja kok!” balas Reza.

    “Iyaa! Dasar!! Kamu mintanya yang aneh-aneh saja!!” ujarku agak kesal.

    Terpaksa kuturuti permintaan Reza, daripada pilekku semakin parah.

    “Oh iya Kak!”

    “Apa lagii?”

    “Pakaiannya yang lengkap ya, Kak! Soalnya baju itu sudah 1 set dengan aksesorisnya!” pinta Reza.

    “Jangan lupa juga untuk merias diri dengan kosmetik Mami ya Kak! Sudah kusiapkan lhoo…” imbuhnya.

    Aku menghela nafas dan menutup pintu kamar itu. Memang kulihat gaun itu dilengkapi dengan mahkota,
    sarung tangan, bahkan stocking dan sepatu yang semuanya berwarna putih susu. Luar biasa! Sejenak aku
    kagum dengan kepandaian bu Diana dalam merancang gaun itu, komposisi yang disusunnya benar-benar
    serasi.

    Aku lalu menuruti perintah Reza untuk memakai semua pakaian itu dengan lengkap. Berat bagiku memang,
    karena aku belum pernah memakai gaun pengantin sebelumnya. Setelahnya, aku pun merias diriku dengan
    kosmetik milik bu Diana.

    Kulihat semua kosmetik itu buatan luar negeri. Aku sendiri agak canggung untuk memakai kosmetik-
    kosmetik itu, mengingat harganya yang selangit bagi mahasiswi sepertiku.

    Tapi setidaknya, aku mendapat sebuah kesempatan untuk mencoba kosmetik-kosmetik itu, maka aku berusaha
    untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah beberapa lama, aku akhirnya selesai mempengantinkan
    diriku.

    Kubuka pintu kamar itu dan seperti yang sudah kuduga, Reza sedari tadi sudah menungguku didepan pintu.
    Ia tampak amat terpana melihatku yang berbusana pengantin itu. Busana pengantinku berupa sebuah gaun
    pengantin putih yang indah sekali.

    Atasan gaun memiliki sepasang puff bahu yang terikat dengan sepasang sarung tangan satin dengan
    panjang selengan di kedua tanganku yang kini menutupi jari-jariku yang lentik. Di bagian perut dan
    dada gaunku bertaburan kristal-kristal imitasi yang samar-samar membentuk sebuah pola hati.

    Bagian pinggang gaun itu memiliki hiasan kembang-kembang sutra yang melingkari bagian pinggang gaun
    itu seperti sebuah ikat pinggang yang seolah menghubungkan atasan gaunku dengan rok gaun polos yang
    dihiasi manik-manik membentuk hiasan bunga-bunga yang bertebaran disekeliling rok gaunku. Pinggulku
    dipasangi pita putih besar. Aku juga memakaikan rok petticoat di pinggangku agar rok gaunku tampak
    mengembang.

    Reza sendiri tampak kagum melihat cantiknya wajahku yang sudah kurias sendiri; kelopak mataku kurias
    dengan eye-shadow berwarna pink dan alsiku yang kurapikan dengan eye-pencil. Sementara lipstick yang
    berwarna pink lembut kupilih untuk melapisi bibirku yang tampak serasi dengan riasan bedak make-upku.

    Riasan mahkota bunga putih tampak serasi dengan rambut hitam-sebahuku yang kubiarkan tergerai bebas.
    Aku telah memasang stocking sutra berwarna putih yang lembut di kakiku yang dilengkapi dengan sepasang
    sepatu hak tinggi berwarna putih yang tampak serasi seperti gaun pengantinku.

    Tubuhku juga kuberi parfum melati milik bu Diana sehingga sekujur tubuhku memancarkan aroma melati
    yang amat wangi.

    “Nah, bagaimana?” ujarku pada Reza yang masih melongo melihat penampilanku.

    “Hei! Kok malah bengong sih?!” seruku, yang segera menyadarkan Reza dari lamunannya.

    “E… eh… ccantik sekali Kak!” jawab Reza tergagap-gagap, aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang
    kebingungan.

    “Kak, ini… buat kakak…” Reza mengulurkan setangkai mawar merah kepadaku.

    Mawar merah yang indah itu tampak segar berkilauan.

    “Waah, terima kasih ya!!” otomatis aku mencium bunga itu untuk menghirup aromanya. Sejenak aroma yang
    menyengat memasuki hidungku aku pun langsung merasa pandanganku tiba-tiba kabur dan tubuhku terasa
    lemas. Aku pun ambruk tidak sadarkan diri.

    Sayup-sayup kulihat senyuman Reza, aku berusaha untuk tetap sadarkan diri, namun mataku terasa berat
    sekali dan akhirnya aku menutup kelopak mataku. Entah apa yang terjadi pada tubuhku, namun saat aku
    sadar, aku melihat diriku sudah terbaring mengangkang di sebuah ranjang canopy dalam keadaan berbusana
    pengantin lengkap.

    Kedua tanganku terikat di belakang punggungku sementara kakiku terikat erat di sisi kanan-kiri tiang
    ranjang itu sehingga posisi tubuhku mengangkang lebar. Aku merasa amat geli di daerah kewanitaanku,
    seperti ada sebuah daging lunak hangat yang menyapu-nyapu daerah kewanitaanku, terkadang daging itu
    menusuk-nusuk seolah hendak membuka bibir kewanitaanku melewati celah vaginaku.

    Aku juga merasa daerah disekitar vaginaku amat becek akibat gerakan daging itu.

    “Aahh… oohhh…” Aku pun mendesah pelan menikmati sensasi di kewanitaanku itu.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 Rasanya vaginaku seolah diceboki, namun gerakan daging itu yang seolah berputar-putar mempermainkan
    vaginaku menimbulkan sensasi nikmat disekujur tubuhku. Aku merasa tubuhku diairi listrik tegangan
    rendah saat daging itu membelah bibir kewanitaanku dan menyentuh lubang pipisku.

    “Eh! Kakak sudah bangun rupanya!!” tiba-tiba kudengar suara Reza dibalik gaunku.

    Aku berusaha mendongak dan kulihat wajah Reza sedang berada tepat didepan selangkanganku yang terbuka
    lebar. Sadarlah aku kalau “daging” tadi tak lain adalah lidah Reza yang sedang menjilati vaginaku. Aku
    berusaha berontak, namun untuk menutup kedua pahaku yang sedang terbuka lebar saja amat sulit.

    Tubuhku terasa amat lemas tanpa tenaga. Saat aku melihat sekitarku, aku baru sadar kalau aku kini
    berada didalam kamar bu Diana.

    “Badan kakak masih belum bisa digerakkan, soalnya pengaruh obat tidur Mami masih tersisa.” Jelas Reza
    sambil berjalan ke sampingku.

    Sekejap aku merasa amat panik dan berusaha mengerahkan seluruh tenagaku untuk kabur, tapi sia-sia
    saja. Tubuhku tidak mau bergerak sedikitpun.

    Astaga! Bagaimana aku bisa sebodoh itu mencium aroma bunga yang ditaburi obat bius?! Niatku untuk
    menjaga jarak dari Reza kini sia-sia saja. Sekarang malah kesucianku terpampang jelas dihadapannya,
    aku dalam keadaan terjepit dan tidak bisa kabur lagi.

    “Kakak tenang saja, dijamin enak kok! Hehehe…” tawa Reza terkekeh-kekeh.

    “Jangan, Reza… Jangan… kakak mohon!!” pintaku berderai air mata saat melihat Reza berbalik berjalan
    menuju arah selangkanganku.

    Namun sia-sia saja, Reza sama sekali tidak mau mendengar permohonanku. Aku pun semakin panik dan
    cemas. Air mataku kembali meleleh membasahi mataku, namun apa dayaku? Tubuhku kini amat sulit
    digerakkan karena ikatan itu ditambah rasa lemas disekujur tubuhku karena pengaruh obat bius yang
    tersisa.

    Kini aku hanya bisa pasrah membiarkan Reza menyantap kewanitaanku. Jantungku berdegup semakin kencang
    dan wajahku merah merona saat Reza semakin mendekati selangkanganku. Reza lalu memegang kedua pahaku
    yang mulus. Ia mulai mengendusi paha kananku sementara paha kiriku dibelai-belai dengan tangannya.

    “Essh…” aku mendesis sesaat setelah bibir Reza mencium bibir kemaluanku.

    Hembusan nafas Reza di pahaku membuat tubuhku sedikit mengigil kegelian. Saat bibir kemaluanku bertemu
    dengan bibir Reza, Reza mulai menjulurkan lidahnya. Seperti lidah ular yang menari-nari, bibir
    kemaluanku dijilati olehnya.

    Kembali bibir kewanitaanku dibelah oleh lidah Reza, yang kembali menarikan lidahnya menceboki liang
    vaginaku perlahan-lahan. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menahan gejolak birahi yang kini mulai
    melanda diriku,

    namun tetap saja suara desahan-desahanku yang tertahan sesekali terdengar keluar dari bibirku karena
    rasa nikmat yang menjuluri tubuhku apalagi belaian lembut Reza di pahaku semakin terasa geli akibat
    stocking sutra yang kupakai.

    “Haaa?! Aakh…!!” Sontak aku menjerit terkejut saat merasakan sensasi rasa geli dan nikmat yang tiba-
    tiba melanda tubuhku.

    Rupanya Reza menjilati klitorisku. Sesekali ia menyentil klitorisku dengan lembut sehingga sekujur
    tubuhku seperti dialiri listrik dan bulu kudukku berdiri. Reza menyadari bahwa aku mulai dikuasai oleh
    gejolak birahiku. Ia terus melancarkan serangannya ke klitorisku.

    Berulang kali permohonanku yang disertai dengan desahan kusampaikan ke Reza, namun ia malah tampak
    kian bersemangat mengerjaiku. Kesadaranku pun semakin menghilang tergantikan dengan rasa nikmat dan
    hasrat seksual yang semakin merasuki tubuhku.

    “Bagaimana kak? Enak tidak?” tanya Reza padaku.

    “Rezay… stoop… auhhh… jangaan…”

    “Ah masaa? Bukannya kakak mendesah keenakan tuh? Yakin nih, nggak mau lagi?” ejeknya sambil menjauhkan
    wajahnya dari kemaluanku.

    Namun secara refleks, aku malah mengangkat pinggangku kehadapan wajah Reza, seolah menawarkannya untuk
    kembali mencicipi liang vaginaku.

    “Tuh, kan?! Malu-malu mau, nih cewek!” kembali Reza menghinaku.

    Dipeganginya kedua bongkahan pantatku dengan telapak tangannya dan dtegadahkannya tangannya, sehingga
    kini pinggangku ikut terangkat tepat dihadapan wajah Reza.

    “Aww… aww… aaahh…” kembali aku merintih saat Reza mengecup dan mengisap-isap daging klitorisku.

    Sesekali aku merasa sentuhan giginya pada klitorisku dan hisapannya membuatku kini hanya berusaha
    untuk mengejar kenikmatan seksualku semata. SLURP… SLURP… Sesekali terdengar suara Reza yang
    menyeruput cairan cintaku yang sudah banyak keluar dari vaginaku, seolah hendak melepas dahaganya
    dengan cairan cintaku.

    “AAHH… AAHHH… AAA…” Desahanku semakin keras.

    Aku merasa ada sebuah tekanan luar biasa di vaginaku yang sebentar lagi hendak meledak dari dalam
    tubuhku. Otot-otot tubuhku secara otomatis mulai menegang sendirinya.

    “HYAA… AAAKH!!!” jeritku bersamaan dengan meledaknya tekanan dalam tubuhku.

    Tanpa bisa kutahan, pinggangku menggelepar liar, bahkan Reza terlontar mundur akibat dorongan tubuhku.
    Aku bisa merasakan vaginaku memuncratkan cairan cintaku dalam jumlah yang banyak.
    Seluruh simpul sarafku terasa tegang dan kaku saat sensasi geli dan nikmat yang luar biasa itu
    menjalari tubuhku, dan akhirnya muncul perasaan lega yang nyaman setelahnya.

    Aku pun terkapar kelelahan, nafasku tersengal-sengal. Tenaga di tubuhku seolah lenyap seketika. Aku
    sadar, baru saja aku mengalami orgasme yang luar biasa!

    “Wah, waah… Rupanya galak juga nih, kalau orgasme!” ejek Reza yang kini terduduk dihadapan
    selagkanganku.

    Ia mendekati vaginaku dan kembali ia menyeruput cairan cintaku yang masih tersaji di vaginaku setelah
    ledakan orgasmeku barusan. Aku pun hanya mendesah kecil tanpa memberontak. Kepalaku serasa kosong dan
    aku membiarkan Reza menikmati cairan cintaku sesuka hatinya.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 Setelah puas meminum cairan cintaku, Reza berdiri di hadapanku dan melepas pakaiannya sehingga ia
    telanjang bulat dihadapanku. Bisa kulihat penisnya yang panjangnya sekitar 14 cm sudah menegang keras
    melihat keadaanku yang mengangkang lebar, memamerkan kewanitaanku didepannya. Reza berjalan melewati
    tubuhku hingga akhirnya ia tiba didepan kepalaku.

    Reza lalu berlutut dihadapan wajahku sambil mengocok penisnya.

    “Kak, tadi rasa memek kakak enak sekali loh! Nah sekarang giliran kakak ya, ngerasain punya Reza?”
    seloroh Reza.

    Aku yang menyadari kalau Reza akan mengoral penisnya dengan mulutku, mulai menjerit meminta
    pertolongan.

    “TOL… uumph!!” jeritanku terhenti karena Reza langsung menyumpalkan penisnya didalam mulutku.

    Walaupun ukuran penisnya tidak begitu besar, namun batang penisnya sudah cukup memenuhi rongga mulutku
    yang mungil.

    “Hhmmphh… hmph…” suaraku teredam oleh penis Reza.

    Aku berusaha memuntahkan penis itu, namun Reza memajukan pantatnya sehingga penisnya tetap masuk
    didalam mulutku hingga menyentuh kerongkonganku.

    Reza menjambak poni rambutku dan mulai menggerakkan kepalaku maju mundur. Rasa sakit di ubun-ubunku
    karena poni rambutku dijambak sudah cukup untuk membuatku tidak berontak lebih jauh, aku mengikuti
    gerakan tangan Reza yang sedang memaksaku mengulum dan mempermainkan penisnya dalam mulutku.

    “Aahh… Enaak…” desah Reza saat penisnya keluar masuk dari mulutku.

    “Hmmp… mpp… phh…” aku berusaha mengambil nafas untuk menyesuaikan gerakan penis Reza dalam mulutku.

    Kocokan mulutku masih belum berhenti, namun aku merasa agak mual karena rasa dalam mulutku saat ini.
    Sementara leherku juga pegal karena dipaksa naik-turun oleh Reza.

    Beberapa saat kemudian, Reza berhenti manjambak poniku, aku pun segera merebahkan kepalaku yang
    pegal-pegal keatas bantal yang lembut untuk melepas penat. Namun rupanya penderitaanku belum juga
    berakhir. Reza belum mau melepaskan kenikmatannya dioral olehku.

    Belum sempat penisnya keluar dari mulutku, sekarang ia malah menekan selangkangannya ke wajahku dan
    menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya kembali masuk kedalam rongga mulutku.

    Aku bisa merasakan buah zakarnya yang tergantung menampar-nampar daguku berulang kali bersamaan dengan
    gerakan pantatnya yang maju mundur dihadapan wajahku yang kini tertekan oleh bantal, aku pun berulang
    kali tersedak karena penis Reza dalam mulutku bergerak dengan amat cepat.

    “Oke, kak! Sekarang giliran kakak yang main! Ayo kulum dan mainin pakai lidah kakak!” perintah Reza
    sambil menghentikan gerakannya.

    Aku sendiri sudah mati kutu, kepalaku terjepit diantara selangkangan Reza dan bantalku, sehingga aku
    tidak bisa bergerak bebas.

    “Ayo, Kak! Atau mau kugerakkan sendiri dimulut kakak seperti barusan?” ancamnya padaku.
    Aku pun tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Reza, setidaknya aku akan lebih leluasa
    bernafas apabila aku yang bergerak sendiri.

    Aku pun menggerakkan lidahku membelai-belai batang penisnya yang masuk hingga rongga mulutku. Sesekali
    lidahku juga bersentuhan dengan kepala penisnya. Sebenarnya aku agak jijik juga karena tercium bau
    agak pesing dari ujung penis Reza, namun apa dayaku? Lebih baik kuturuti perintah anak ini supaya
    siksaanku cepat selesai.

    Aku pun berusaha untuk tidak begitu mempedulikan bau itu. Penis Reza kuanggap saja seperti permen yang
    luar biasa tidak enak. Aku pun terus mengemut penis Reza itu.

    “Ayo, kak! Terus! Jago juga nih, nyepongnya! Enak bangeet!”

    “Mmphh…” erangku.

    “Isapin juga kak! Seperti ngisap permen!” kembali Reza memberi perintah padaku, yang langsung saja
    kuturuti.

    Kuhisap penisnya dengan pelan dan lembut dengan harapan anak ini bisa segera menghentikan aksinya dan
    aku bisa terbebas dari siksaan ini. Herannya, selama beberapa menit kuoral, Reza masih saja tidak
    puas.

    Aku pun mulai kelelahan mempermainkan penisnya dalam mulutku, walaupun aku mulai terbiasa dengan
    situasiku sekarang.

    Entah setan apa yang merasukiku, namun saat aku mengingat bahwa aku sedang mengoral penis anak kecil
    yang tak lain adalah muridku, aku merasa hasrat seksualku kembali meninggi dalam tubuhku.

    Aku ingin sekali mencapai orgasme sekali lagi dan aku ingin mencoba sesuatu yang lebih hebat lagi
    bersama Reza. Pikiran itupun membuatku memainkan penis Reza sebaik mungkin dalam mulutku agar Reza
    mencapai kepuasannya.

    “Ookh…” Aku mendengar suara erangan panjang keluar dari mulut Reza dan saat itulah, aku merasa mulutku
    disembur oleh cairan kental berbau amis.

    Aku menyadari bahwa Reza baru saja berejakulasi dalam mulutku, dan kini mulutku dipenuhi spermanya.
    Reza kembali menekankan selangkangannya ke wajahku.

    “Telan kak! Jangan sampai bersisa!” Aku pun menuruti perintah Reza, kutelan semua sperma dalam
    mulutku, sekaligus kuhisap-hisap penis Reza agar spermanya tidak bersisa.

    Reza hanya mengerang keenakan saat penisnya kubersihkan dengan mulutku.

    “Woow… enaak… lebih enak dari onanii….” seloroh Reza.

    Namun aku tidak peduli, aku terus menghisap-hisap penisnya itu hingga aku yakin tidak ada lagi sperma
    yang tersisa. Setelah selesai, Reza mengeluarkan penisnya dari dalam mulutku.

    “Waah… Kakak jago banget lho! Enak sekali kak!”

    “Reza, kamu jahaat…” protesku.

    “Lho kenapa? Bukannya kakak sekarang sudah jadi pengantinku?” balasnya.

    “You may kiss your briide!!” sorak Reza tiba-tiba.

    Tanpa basa-basi, Reza segera mencium bibirku. Bibirku diemut-emut dengan lembut dan sesekali bibirku
    juga dijilati oleh lidahnya. Aku hanya membiarkannya mempermainkan bibirku sesuka hatinya.

    Pelan-pelan lidah Reza membelah bibirku dan lidahnya menyusup kedalam rongga mulutku. Aku pun merespon
    dengan menghisap lidah Reza dengan lembut. Sesekali juga kujulurkan lidahku, sehingga giliran Reza
    yang menghisap air ludahku yang menyelimuti lidahku.

    Gairah seksualku sekarang benar-benar menguasai tubuhku, semakin kuingat bahwa Reza yang saat ini
    sedang bercinta denganku, semakin aku tenggelam dalam hasratku. Selama beberapa menit kami terlibat
    dalam French kiss itu, sebelum akhirnya Reza menghentikan ciumannya di bibirku. Aku pun tampak kecewa
    saat Reza menjauhkan wajahnya.

    “Kenapa kak? Enak kan rasanya? Masih mau lagi?” tanyanya.

    Pertanyaan Reza itu seketika memancing gairah seksualku yang meningkat. Aku merasa ini adalah sebuah
    kesempatan bagiku, namun sebelum aku sempat menjawab, tiba-tiba Reza mengambil sehelai celana dalam
    putih berenda yang tadi kupakai dan menjejalkannya ke mulutku hingga celana dalamku memenuhi seluruh
    rongga mulutku. Belum puas, Reza juga melakban mulutku sehingga celana dalamku itu tersumpal sempurna
    didalam mulutku.

    “Mmfff….” Protesku pada Reza. Namun suaraku terhalang oleh celana dalam yang menyumbat mulutku.
    “Jangan dijawab dulu, Kak. Nanti ya, Reza mau istirahat dulu!”

    “Oh, Kakak juga boleh istirahat kok! Nah, daripada bosan, bagaimana kalau kakak nonton saja dulu?”
    lanjut Reza.

    Aku bisa mendengar suara televisi yang dinyalakan dan suara pemutar DVD yang dibuka oleh Reza. Setelah
    selesai, Reza lalu mendatangiku yang masih terbaring mengangkang di ranjang.

    “Jangan berontak ya, Kak! Kalau macam-macam, video kakak kusebarkan!” ancamnya.

    Reza lalu melepaskan ikatan kakiku di kedua tiang ranjang itu. Aku disandarkan ke kepala ranjang dan
    Reza menyandarkan sebuah bantal di punggungku dan juga sebuah bantal kecil di pantatku untuk kududuki
    agar aku merasa nyaman.

    Tali yang tadi dipakai untuk mengikat kakiku kini digunakan untuk mengikat sikut tanganku yang masih
    terikat di punggungku pada kedua tiang bagian atas ranjang canopy itu agar aku tidak kabur.

    “Oke deh! Rasanya sudah cukup!! Nah, kakak santai saja ya? Nikmati saja filmnya!” Reza lalu memutar
    DVD itu.

    “Mmff!!” Aku berteriak terkejut saat melihat adegan percintaan seorang wanita berambut pirang di layar
    televisi itu, rupanya Reza menyetelkan DVD porno untuk kutonton..

    “Kakak pelajari gayanya dulu, ya! Supaya nanti siap main dengan Reza! OK?!” Reza tersenyum dan
    beranjak pergi, meninggalkanku sendiri terikat di ranjang sambil berusaha menahan gejolak birahiku
    yang semakin mendera karena suguhan adegan panas dihadapanku.

    Aku pun terpaksa menonton film porno itu sekitar 2 jam. Yah, aku memang pernah melihat sekilas film
    porno di handphone teman-teman SMUku, namun mungkin karena ini pengalaman pertamaku melihat film porno
    selama itu, muncul keinginanku agar vaginaku dimasuki oleh penis seperti wanita bule yang ada di film
    porno itu.

    Pikiranku bergejolak, aku sadar bahwa aku akan kehilangan keperawananku apabila vaginaku dimasuki
    penis Reza, namun di sisi lain, aku penasaran akan rasa nikmat yang tampaknya melanda wanita di film
    itu saat vaginanya dimasuki oleh penis.

    Aku juga ingin merasakan kenikmatan itu. Apakah aku juga akan merasa senikmat itu apabila vaginaku
    dimasuki oleh penis? Aku masih bisa mengingat dengan jelas rasa nikmat saat vaginaku dijilati dan
    dipermainkan oleh Reza sebelumnya.

    Tentunya aku akan merasa lebih nikmat lagi apabila vaginaku dipermainkan oleh penis Reza. Lagipula,
    setidaknya aku tidak perlu khawatir akan hamil sebab masa suburku baru saja terlewati minggu lalu.

    Akhirnya rasa penasaran dan gairah seksualku mengalahkan perasaanku. Sudah kuputuskan, aku akan
    melayani Reza sepenuh hatiku. Aku sudah tidak peduli lagi akan statusku sebagai gurunya ataupun
    perbedaan usia kami, yang kini kuinginkan hanyalah mengejar kenikmatan seksualku semata. Bahkan status
    dan perbedaan usia kami malah menjadi sumber gejolak gairah seksualku.

    Detik dan menit berlalu, namun bagiku yang kini dikuasai gairah seksualku, serasa menunggu selama
    berhari-hari. Cairan cintaku sudah semakin banyak keluar dari vaginaku sehingga aku bisa merasakan
    bantal yang kududuki semakin basah.

    Akhirnya, pintu kamar itu terbuka juga dan masuklah Reza kedalam kamar itu.

    “Bagaimana kak? Sudah puas nontonnya?”

    “Sudah tahu kan bagaimana gaya-gayanya?” lanjutnya.

    Aku hanya mengangguk pelan dengan wajah memelas.

    “Bagus, bagus!! Kakak emang pintar!” ujarnya sambil membelai kepalaku dengan pelan, seolah memuji anak
    kecil.

    “Hff…” jawabku.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 “Nah, kalau begitu kakak mau tidak kalau aku setubuhi seperti di film?” muncullah pertanyaan yang
    sedari tadi kutunggu.

    Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangguk sambil melihat wajah Reza. Namun Reza malah pura-pura
    tidak melihat sambil mematikan DVD playernya.

    “Apaa? Reza nggak bisa dengar nih!”

    “Mmff!!” Aku berusaha untuk meminta Reza melepaskan sumbatan mulutku agar aku bisa berbicara, namun
    Reza malah melepas ikatan di kedua sikutku sehingga aku terbebas dari ranjang canopy itu. namun
    tanganku masih terikat kencang di punggungku.

    Aku lalu dituntun turun dari ranjang. Reza tidak lagi mengawasiku dengan ketat. Ia tahu bahwa aku
    sekarang sudah tidak ingin kabur lagi.

    “Waah, udah gede masih ngompol yah, Kak?” ejek Reza saat melihat bekas cairan cintaku di bantal yang
    tadi kududuki.

    Aku hanya menggeleng pelan, namun kurasa Reza juga tahu bahwa itu adalah cairan cintaku yang meluber
    karena aku terangsang sedari tadi. Reza lalu menarikku kehadapan sebuah papan tulis putih di kamar itu
    yang ditempeli berbagai rancangan bu Diana.

    Reza melepas semua rancangan itu agar papan tulis itu bersih. Reza juga memposisikan tubuhku agar
    terjepit diantara sebuah meja dihadapanku dan papan tulis itu dibelakangku.

    Aku terkejut saat Reza dengan sigap menundukkan tubuhku di meja itu sehingga posisiku kini menungging
    kearah papan tulis itu. Reza juga menaikkan rok gaun dan petticoatku bagian belakang dan mengaitkannya
    di pita putih gaunku yang ada di pinggangku, sehingga kini pantatku terpampang jelas menungging
    didepan papan tulis itu.

    “Nah, gimana kalau kakak tulis saja apa yang kakak mau? Soalnya kakak nggak bisa ngomong sekarang”
    ujarnya dari belakang.

    Aku pun semakin heran, bagaimana caraku menulis dengan tangan terikat dan posisi tubuh menungging
    seperti ini? Aku hendak berdiri, namun punggungku ditekan ke meja itu oleh Reza.
    “Tahan sebentar ya, Kak” ujar Reza sambil membuka celah pantatku.

    Reza lalu menuangkan lotion ke jari telunjuknya dan mengusapkan lotion itu ke lubang pantatku. Sesaat
    aku merasakan jari Reza yang menempel dilubang pantatku bergerak pelan mengoleskan lotion itu dan aku
    bisa merasakan rasa dingin dan licin akibat lotion itu di pantatku.

    Setelah lubang pantatku selesai dilumuri lotion, aku merasa ada sesuatu di lubang pantatku, aku tahu
    benda itu bukanlah jari Reza karena benda itu terasa lebih besar dan keras dari jari Reza.

    “HMMFF!!” jeritku saat tiba-tiba aku merasakan rasa sakit yang luar biasa di lubang pantatku.
    Suatu benda yang panjang dan keras menekan memasuki lubang pantatku. Aku menoleh kebelakang dan
    melihat Reza memaksakan untuk memasukkan benda itu kedalam anusku. Benda itu diputarnya perlahan masuk
    kedalam pantatku seperti sekrup.

    Air mataku meleleh saat merasakan rasa perih yang amat sangat saat Reza memperawani anusku dengan
    benda itu. Lubang pantatku serasa tersayat-sayat dan rasa perihnya tak terkira.

    “Wuiih… lubang pantatnya seret banget! Padahal sudah dikasih lotion! Pasti masih perawan, nih!”
    komentar Reza yang terus memutar benda itu masuk kedalam anusku.

    Aku hanya bisa menggeleng-geleng keras memohon agar Reza menghentikan aksinya itu. Namun Reza terus
    memaksakan benda itu untuk masuk kedalam pantatku.

    “Oke! Selesai deh!” seru Reza.

    Aku menoleh kebelakang, aku amat panik saat menyadari sebuah spidol berukuran besar kini tertanam
    didalam pantatku. Spidol itu tampak mengacung tegak kearah papan tulis karena posisi tubuhku yang
    menungging.

    “Oops, tenang saja, Kak! Spidolnya sudah kumasukkan dengan baik, kok! Kakak tahan saja spidolnya
    dengan otot pantat kakak supaya tidak jatuh!” ujar Reza.

    Kata-kata Reza sama sekali tidak menenangkanku apalagi saat merasakan spidol besar yang sedang
    tertanam dalam pantatku.

    “Nah, ayo tulis apa yang kakak mau!”

    “MMFF!!” aku menggeleng memprotes Reza.

    Ide anak ini benar-benar gila! Aku yakin dia pasti mempelajari cara ini lewat film-film pornonya untuk
    mempermalukanku.

    “Ayoo, kalau tidak, kakak nanti kubiarkan seperti ini, lho! Spidolnya tidak akan kucabut kalau kakak
    tidak mau menurut!” ancamnya.

    “Mmm…” aku memelas mendengar ancaman Reza.

    Aku tahu kalau sedari awal aku tidak memiliki posisi menawar melawan Reza dengan kondisi seperti ini.

    “Nah! Ayo, tulis di papan tulis kak! Seperti waktu kita belajar! Sekarang, aku mau kakak mengajariku
    menulis!” ujar Reza sambil beranjak duduk dihadapanku, seolah sedang mendengarkan pelajaran di kelas.

    Aku berusaha tetap tenang dan mulai menggerakkan pantatku di papan tulis itu.

    “Mmf!” aku menjerit kecil dan mataku membelalak saat ujung spidol di pantatku menyentuh permukaan
    papan tulis.

    Pantatku terasa geli dan sedikit perih akibat tekanan spidol itu. Reza tampak senang melihat ekspresi
    wajahku yang dipenuhi rasa panik, malu dan bingung akan keadaanku sekarang. Perlahan-lahan aku
    berusaha untuk menulis dengan pantatku di papan tulis itu.

    Kaki dan pahaku ikut bergerak menaik-turunkan tubuhku yang menungging. Aku selalu merintih setiap kali
    satu goresan kutulis di papan tulis itu karena sensasi yang ditimbulkan spidol itu dalam pantatku,
    yang entah bagaimana semakin membangkitkan gairah seksualku.

    “Hati-hati lho, kak. Kalau terlalu ditekan, spidolnya bisa tergelincir masuk kedalam pantat kakak.
    Nanti tidak bisa keluar lagi lhoo…” sorak Reza.

    Dasar badung! Pikirku. Memangnya salah siapa kalau nanti spidol ini malah terselip masuk kedalam
    pantatku?! Malah sekarang aku yang harus berusaha keras menangkal resiko yang diciptakan oleh anak ini
    untuk tubuhku!

    Aku pun mulai kehilangan ketenanganku akibat sorakan Reza itu. Apalagi sesekali aku merasa spidol itu
    semakin masuk kedalam pantatku saat aku menulis. Namun aku tetap berusaha keras dan hasilnya, 5 huruf
    yang acak-acakan tertulis di papan tulis itu.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 Aku menghela nafas lega saat aku melihat hasil tulisanku itu. Sulit untuk dibaca memang, bahkan aku
    yakin tulisan anak SD pasti jauh lebih mudah dibaca dari tulisanku; namun aku yakin telah menulis
    huruf P-E-N-I-S di papan tulis itu.

    “Waah, tulisan kakak jelek sekali! Padahal katanya sudah kuliah!” kembali Reza mempermalukan diriku.

    Ia lalu berjalan kehadapanku, melepas lakban mulutku dan menarik keluar celana dalamku yang sedari
    tadi telah menjejali mulutku.

    “Ahh… ohk… ohkk…” Aku terbatuk-batuk dan menghela nafas lega.

    Kulihat Reza sedang mengendusi celana dalamku yang basah karena ludahku dan sesekali ia menghisap-
    hisap ludahku yang membasahi celana dalamku itu.

    “Hmmm… ludahnya kakak memang enaak… Nah sekarang coba kakak baca apa yang kakak tulis!”
    “Pe… penis…” ujarku pelan dengan perasaan yang amat malu.

    “Apaa? Apa yang kakak mau?” tanyanya dengan nada mengejek, seolah tidak mendengar ucapanku barusan.

    “Penis!!” jawabku tidak sabaran.

    “Penis siapa, hayooo?”

    “Penisnya Reza!!” aku mengumpulkan seluruh keberanianku untuk meneriakkan kata itu dan akhirnya
    terucap juga.

    “Iya deh! Nah, tahan sebentar ya, Kak!” Reza lalu berjalan kebelakang tubuhku yang masih menungging.

    Aku bisa merasakan ia memegang spidol yang tertanam dalam pantatku. Perlahan-lahan ditariknya spidol
    itu keluar dari pantatku.

    “Aww… auuch…” rintihku pelan saat merasakan gesekan batang spidol itu di permukaan lubang pantatku
    yang rasanya sedikit sakit, namun agak geli juga.

    Apalagi saat aku mengejan, pantatku terasa semakin nikmat dengan tekanan itu. PLOOP! Terdengarlah
    suara lepasnya spidol itu dari pantatku.

    “AAHH!!” Sontak aku berteriak merasakan kelegaan yang kembali ke lubang pantatku setelah sekian lama
    disumbat.

    Namun, sebelum aku sempat berdiri dan merasakan kelegaan, Reza segera menarik dan menghempaskan
    tubuhku ke ranjang canopy itu sehingga aku kembali terbaring diatas ranjang.
    “Aduh!” Aku segera berusaha bangkit, namun Reza segera menerkam dan menimpa tubuhku.
    “Jangan bergerak Kak!” perintahnya.

    Entah bagaimana, aku segera menuruti perintah Reza dan mulai merelakan tubuhku dipermainkan olehnya.

    “Sekarang kakak kupanggil pakai nama saja ya? Linda…” pintanya manja.

    “I, iya… terserah kamu…” jawabku dengan wajah memerah saat menatap wajah Reza yang ada tepat diatas
    wajahku.

    “Ah!” aku menjerit kecil saat Reza mencengkeram dan meremas-remas dadaku.

    Tangan kanannya menekan payudaraku dengan perlahan dan mencubitnya dengan lembut, sementara tangan
    kirinya menyibakkan rambutku. Reza lalu mendekatkan wajahnya dan mencium pipiku.

    “Linda, kamu wangi deh!” pujinya seraya melayangkan kecupan ke bibirku yang segera kubalas.
    Reza lalu duduk bersimpuh diatas ranjang itu dan memangku kepalaku diatas pahanya. Reza kembali
    menjamah payudaraku, namun kali ini ia mengulurkan tangannya menyusupi bagian dada gaunku.

    Jari-jarinya menjalar pelan diatas payudaraku sambil mencari puting payudaraku. Aku merasa agak sesak
    karena aku masih memakai BH, namun itu tidak menghalangi jari-jari nakal Reza untuk mempermainkan
    dadaku.

    “Aw!” aku merasakan puting payudaraku disentuh oleh jari Reza. Reza segera memencet putingku sehingga
    aku merasa seperti tersetrum oleh listrik di sekujur dadaku.

    “Ahh…” desahku pelan saat Reza kembali meremas payudaraku.

    Payudaraku digerakkan berputar pelan oleh jari Reza sambil sesekali memencet putingku. Aku semakin
    terhanyut saat Reza menyentil-nyentil puting payudaraku dengan kukunya yang agak panjang ataupun saat
    memencet puting susuku dengan kuku jempol dan jari telunjuknya.

    Saraf-saraf tubuhku kini semakin sensitif karena aku semakin terangsang dengan pijatan di payudaraku.
    Kakiku mulai menggeliat-geliat pelan dan aku bisa merasakan cairan cintaku kembali meluber dari
    vaginaku. Reza yang melihat pergerakan-pergerakan terangsang tubuhku, mengentikan aksinya.

    Kini ia kembali bergerak kearah selangkanganku. Ia lalu duduk dihadapan tubuhku yang masih terbaring

    “Nah, Linda. Ayo buka pahamu. Yang lebar ya!” aku merentangkan kakiku selebar mungkin dihadapan Reza.

    Ia tersenyum melihat aku yang tidak menolak perintahnya lagi. Reza lalu mengamati selangkanganku.
    Bagaimana kewanitaanku yang masih basah oleh cairan cintaku dan lubang pantatku yang terbuka sedikit
    setelah diperawani spidol, terhidang di hadapannya.

    Reza mencolek vaginaku dan mencicipi cairan cintaku yang ada di jarinya. Reza kembali membenamkan
    jarinya dengan pelan di celah vaginaku, jarinya bergerak lembut seolah mencari sesuatu.

    “Aww…” desahku pelan saat jari telunjuk Reza menyentuh klitorisku.

    Reza yang akhirnya menemukan apa yang dicarinya dalam liang vaginaku tampak kegirangan. Jarinya segera
    menyentil-nyentil klitorisku.

    Akibatnya, bisa ditebak, aku kembali melayang kelangit ketujuh. Aku merintih-rintih keenakan dihadapan
    muridku yang kini sedang memainkan gairah seksualku.
    “Aahh… ohh… aww…” desahanku semakin keras dan akhirnya tubuhku kembali serasa akan meledak.

    Punggungku melengkung bagai busur dan kakiku kembali menegang, siap untuk menyambut orgasmeku untuk
    yang kedua kalinya.

    Namun, Reza yang tahu bahwa aku akan orgasme segera mencabut jarinya keluar dari liang vaginaku;
    otomatis, kenikmatan yang sebentar lagi akan kucapai lenyap seketika.

    “Rezay… jahaat… ayo lagiii…” pintaku memohon pada Reza.

    “Apanya yang lagi, Linda?” tanyanya seolah tidak mengerti.

    “Ayoo… mainin vagina Lindaa… Linda sukaa…” jawabku seperti seorang pelacur rendahan.
    “Suka apa?”

    “Linda suka kalau vagina Linda dimainin Reza… ayo doong… Linda mau orgasme lagii… enaak…” kembali aku
    mempermalukan diriku sendiri.

    Aku sudah tidak bisa berpikir lagi karena tubuhku sudah sepenuhnya dikuasai dorongan seksualku yang
    sudah diambang batas.

    “Panggil aku “Sayang”! Kan kamu sudah jadi pengantinku!” perintah Reza

    “Iyaa… Reza sayaang… ayoo…” entah bagaimana aku terjebak dalam permainan psikologis Reza.
    Aku sekarang bertingkah seolah-olah dia adalah suamiku yang sah. Aku agak terkesan karena walaupun
    masih begitu muda,

    Reza sudah tahu bagaimana menjalankan trik psikologis untuk mempengaruhiku agar menuruti
    permintaannya, mungkin ini juga pengaruh dari video pornonya. Namun kuakui, permainan psikologis ini
    semakin membangkitkan gairahku dan aku amat menikmatinya! Sekarang hubungan kami bukan lagi seperti
    seorang murid dan guru, namun lebih seperti sepasang pengantin baru.

    “Nah, Linda. Boleh tidak kalau Reza memasukkan ‘adik kecil’ ke memek Linda?”

    “Boleh sayang… Linda kan pengantinnya Reza…” selorohku.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 Aku sekarang sudah rela memberikan keperawananku untuk Reza. Lagipula mulut dan pantatku kini sudah
    tidak perawan lagi, jadi tidak ada salahnya kalau aku sekalian merelakan kesucianku kepada Reza. Aku
    pun menarik rok gaunku hingga ke perutku sehingga kewanitaanku terpampang jelas sekali dihadapan Reza.

    “Ayo sayang. Linda mau orgasme lagi…” aku memohon pada Reza.

    Reza segera merespon dengan duduk dihadapan selangkanganku dan mengatur posisi tubuh kami sehingga
    penisnya sekarang berada di bibir kewanitaanku. Aku bisa merasakan penisnya yang kembali membesar
    seperti saat aku mengoralnya barusan menyentuh celah vaginaku.

    Aku menghela nafas, menyiapkan diriku untuk menerima kenyataan bahwa keperawananku akan direnggut
    sesaat lagi. Aku berusaha mengatur nafasku yang memburu untuk mengusir rasa takut dan cemas akibat
    degup jantungku yang amat kencang.

    “Bagaimana, Linda? Sudah siap?” aku mengangguk pelan menjawab pertanyaan Reza akan kesiapanku.

    “Reza… yang pelan ya? Jangan kasar…” pintaku kembali.

    Aku tidak ingin Reza memperawaniku seperti sebuah pemerkosaan, yang kuinginkan hanya agar aku bisa
    diperlakukan lebih lembut. Maklumlah, ini juga merupakan pengalaman pertamaku yang pasti akan berkesan
    seumur hidupku.

    Untunglah, Reza tampaknya mengerti akan perasaanku. Ia mengangguk dan sorot matanya seolah
    menenangkanku. Reza mulai mendorong pinggangnya ke depan. Sesaat penisnya berhasil membelah bibir
    vaginaku, namun mungkin karena vaginaku licin akibat cairan cintaku, penis Reza malah meleset keluar
    dari celah vaginaku. Mengakibatkan timbulnya suara tertahan dari mulutku.

    Reza kembali berusaha, namun tampaknya agak susah baginya untuk memasukkan penisnya kedalam vaginaku
    karena diameter penisnya juga cukup lebar (walaupun masih kalah dengan penis yang kulihat di film
    porno barusan), apalagi aku juga masih perawan sehingga liang vaginaku masih sempit.

    Setelah beberapa kali berusaha, Reza tampak kesal karena belum berhasil memperawaniku. Akhirnya ia
    meraih batang penisnya dan mengarahkannya tepat dihadapan celah bibir kewanitaanku. Tangannya masih
    kuat mencengkeram penisnya saat ia sekali lagi menggerakkan pantatnya ke depan dan…

    “AAGH!!!” aku membelalak dan menjerit keras saat merasakan rasa ngilu dan perih yang amat hebat
    melanda vaginaku.

    Akhirnya selaput daraku robek dan keperawananku sekarang lenyap sudah terenggut oleh Reza. Aku bisa
    merasakan penis Reza yang kini terjepit di vaginaku dan ujung penisnya didalam lubang pipisku.

    Reza kembali memajukan pinggulnya dengan pelan, mengakibatkan rasa sakit itu semakin mendera vaginaku.
    Bahkan rasanya jauh lebih sakit daripada saat pantatku diperawani oleh spidol barusan.

    “Reza, Reza!! Sakit! Sebentar!! Aduuh!!” aku kembali meminta dengan panik pada Reza.
    Air mataku meleleh akibat rasa perih itu.

    “Sebentar, Linda. Tenang ya, sebentar lagi…” jawab Reza sambil mendorong pinggangnya dengan pelan.

    Penisnya semakin dalam memasuki vaginaku diiringi dengan jeritan piluku yang tersiksa oleh rasa sakit
    itu. Kepalaku terbanting kekiri-kanan menahan rasa sakit, seolah menolak penetrasi Reza kedalam lubang
    vaginaku.

    “Ohh…” Reza melenguh dan menghentikan dorongannya. Aku bisa merasakan sepasang buah zakarnya
    bergelantungan di bongkahan pantatku dan paha kami yang sekarang saling bersentuhan.

    “Hhh…” aku mengambil nafas sejenak merasakan rasa sesak di vaginaku akibat besarnya penis Reza didalam
    lubang pipisku.

    Aku akhirnya sadar kalau sekarang ini seluruh penis Reza sudah terbenam sepenuhnya didalam
    kewanitaanku. Rambut-rambut kemaluannya yang baru tumbuh juga menggelitik selangkanganku. Untuk
    beberapa saat, kami terdiam dalam posisi itu. Reza memberiku waktu untuk menyesuaikan diri dengan
    keadaanku.

    “Linda…” panggil Reza pelan.

    “Ya?”

    “Hangat sekali rasanya didalam. Kamu lembut sekali, Linda…” pujinya.

    Aku tidak bisa merespon jelas karena rasa perih yang menyiksa ini, namun bisa kulihat kalau Reza
    tampak mencemaskan keadaanku.

    “Sakit ya?” tanyanya penuh perhatian

    “I, iya, sakit sekali…” jawabku pelan.

    “Sekarang kita sudah bersatu lho, Linda. Aku dan kamu sekarang jadi satu…” Aku mengangguk membenarkan
    pernyataan Reza.

    Memang, sekarang tubuh kami sudah bersatu karena kemaluan kami masing-masing telah menyatukan tubuh
    kami.

    “Reza… sakiit…” protesku pada Reza.

    Reza terdiam, ia hanya mengusap air mataku.

    “Sabar ya, Linda? Sebentar lagi pasti enak kok!” Reza lalu menarik penisnya sedikit vaginaku dan
    dengan pelan dilesakkannya kembali kedalam liang vaginaku.

    Rasa pedih kembali menyengat vaginaku, namun Reza selalu berusaha menenangkanku. Aku merasa tampaknya
    Reza juga tahu bagaimana sakitnya saat seorang gadis diperawani untuk pertama kalinya karena ia selalu
    berusaha memompa penisnya selembut mungkin untuk mengurangi rasa sakitku.

    Lama kelamaan, muncul rasa nikmat dari vaginaku akibat gerakan penis Reza. Walaupun masih bercampur
    dengan rasa perih, aku bisa merasakan bahwa sensasi baru ini berbeda dari saat vaginaku dioral dan
    dipermainkan oleh jari Reza. Sensasi ini lebih menyentuh sekujur syarafku.

    Reza kembali membelai pahaku sambil menjilatinya pelan sehingga gairah seksualku kembali bangkit
    perlahan.

    Cerita Sex Murid Nakal 2 Rasa perih itu semakin hilang dan digantikan dengan sensasi baru di tubuhku. Rasa geli, sakit dan
    sesak yang melanda vaginaku memberikan sensasi tersendiri yang mengasyikkan. Reza yang melihat bahwa
    aku sudah terbiasa akan pergerakannya mulai leluasa mengatur gerakannya.

    Sekarang penisnya ditarik keluar hingga hanya tersisa pangkal penisnya saja dalam vaginaku otomatis
    bibir vaginaku ikut tertarik keluar. Tiba-tiba, Reza mendorong pantatnya mendadak dengan cepat
    sehingga penisnya kembali menghunjam liang vaginaku dengan keras.

    “Hyahh…” jeritku kaget, namun sekarang rasanya tidak lagi perih seperti tadi.

    Reza mulai menggerakkan penisnya dengan tempo yang lebih cepat, membuatku akhirnya melenguh-lenguh
    nikmat merasakan sensasi di vaginaku.

    “Oohh…ahhh….aahh…aakhh…” aku mendesah-desah keenakan saat penis Reza menghunjam vaginaku.

    Sesekali Reza berhenti menggerakkan pinggangnya saat penisnya tertanam penuh dalam vaginaku dan mulai
    menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya seolah mengaduk-aduk isi liang vaginaku, membuatku
    semakin melayang diatas awan kenikmatan seksual.

    Semakin lama, kurasakan tempo goyangan penis Reza semakin cepat keluar-masuk vaginaku dan menggesek
    klitorisku saat memasuki vaginaku. Tubuhku juga berguncang mengikuti irama pompaan penis Reza seiring
    dengan desahan-desahan erotis dari bibirku.

    Malah, saat Reza menghentikan gerakan penisnya, secara otomatis aku menurunkan pinggulku menjemput
    penisnya, seolah tidak rela melepaskan penisnya itu.

    Reza terlihat puas melihatku yang sekarang sudah berhasil ditaklukkan olehnya. Tidak terasa sudah
    sekitar 10 menit sejak penis Reza memasuki vaginaku pertama kalinya. Reza masih dengan giat terus
    menggerakkan penisnya menjelajahi vaginaku. Sementara aku sendiri sudah kewalahan menerima serangan
    kenikmatan di vaginaku, orgasmeku sudah siap meledak kapan saja.

    “OH! AAKHHH…!!!” akhirnya aku menjerit keras dan tubuhku terbanting-banting saat aku merasakan
    gelombang kenikmatan yang melanda seluruh simpul syarafku, mengiringi ledakan orgasmeku untuk kedua
    kalinya.

    Tanpa bisa kukontrol, kakiku menendang bahu Reza sehingga Reza terpelanting ke ranjang. PLOP! Otomatis
    terdengar suara pelepasan penisnya yang tercabut keluar dari vaginaku seiring dengan rebahnya tubuh
    Reza di ranjang.

    Cairan cintaku yang hangat kembali terasa meluap dari celah kewanitaanku. Reza bergerak menjauh
    sedikit membiarkan tubuhku bergerak liar meresapi kenikmatan orgasme yang saat ini kurasakan.

    Setelah merasakan ledakan orgasme itu, tubuhku kembali melemas, serasa tenagaku lenyap seluruhnya.
    Nafasku terasa berat dan degup jantungku juga masih saja kencang. Reza membiarkanku beristirahat
    sesaat untuk mengembalikan staminaku.

    “Waah, nggak nyangka nih! Padahal tampangnya alim, tapi rupanya Linda memang galak kalau orgasme!”
    Reza menggodaku .

    “Gimana? Enak nggak rasanya?” tanyanya padaku.

    Aku mengangguk pelan sambil tersenyum kecil.

    “Mau lagi?” kembali Reza bertanya menantangku.

    “Mau…” jawabku mengiyakan.

    “Nah, sekarang ikut aku kak!” Reza menarik tanganku turun dari ranjang dan melepas ikatan kedua
    tanganku.

    Aku lalu digandengnya kehadapan meja rias bu Diana. Meja rias itu delengkapi sebuah cermin besar
    sehingga aku bisa melihat penampilanku dengan jelas dihadapan cermin itu.

    “Linda, sekarang coba kamu menungging!” aku pun membungkukkan badanku dan menumpukan tubuhku pada
    kedua lenganku yang menekan meja rias bu Diana, sehingga aku dalam posisi menungging dihadapan cermin
    meja rias itu.

    “Lebarkan pahamu dan coba lebih menunduk!” kembali Reza memberi perintah yang segera kuturuti, pahaku
    kulebarkan dan aku semakin menunggingkan tubuhku.

    Reza lalu menyingkapkan rok gaunku dan menaikkan petticoatku dari belakang dan menjepitnya dengan pita
    gaunku, sehingga kembali pantat dan vaginaku terpampang jelas dihadapannya. Reza lalu berdiri
    dibelakangku, aku bisa melihat tubuhnya yang berdiri dibelakang pantatku lewat cermin itu. Tampaknya
    Reza memang ingin agar aku bisa melihat keadaan sekitarku lewat cermin itu.

    “Auuch…” aku merintih pelan saat penis Reza kembali menghunjam vaginaku dari belakang.
    Sekarang Reza memegang pinggulku dan menggerakkannya maju mundur sehingga vaginaku dihentak-hentakkan
    oleh penisnya.

    “Aw… aakhh… aawww…” rintihku saat gesekan antara kemaluan kami kembali menimbulkan sensasi kenikmatan
    yang melanda tubuhku.
    Suara beturan tubuh kami juga menggema didalam kamar itu mengikuti desahan-desahan yang keluar dari
    bibirku.

    “Linda, coba kamu lihat cermin.” Perintah Reza sambil terus memompaku.

    Aku menatap cermin dan aku bisa melihat ekspresi wajah cantikku yang tampak dilanda kenikmatan di
    tubuhku. Aku bisa melihat mataku yang sayu dan bibirku yang megap-megap berusaha mencari nafas dan
    melontarkan desahan-desahanku.

    “Apa yang kamu lihat di cermin itu?” tanyanya

    “Linda… aakh… Linda jadi… pengantin… Reza… auuhh…” jawabku terbata-bata.

    “Oh ya? Apa yang sedang dilakukan Linda, pengantin Reza itu?”

    “Oohh… Linda… Linda sedang disetubuhi… aww… Reza… ahh…”

    “Bagaimana menurutmu, penampilanmu sekarang?”

    “Linda… Linda jadi… aww… cantik sekali… Linda… suka… gaun Linda… juga… ahh… indah…”

    “Linda senang tidak jadi pengantin?” ujar Reza.

    Aku hanya menganggukkan kepalaku merespon pertanyaan Reza karena mulutku sekarang sedang sibuk
    mendesah penuh kenikmatan.

    Memang dengan penampilanku sebagai pengantin saat ini, aku tampak cantik sekali. Saat aku melihat
    wajah cantikku itu tampak dikuasai oleh gairah seksualku, entah kenapa aku semakin terangsang. Apalagi
    saat aku melihat diriku yang sedang disetubuhi dari belakang oleh Reza, dalam balutan busana
    pengantinku yang indah, gairah seksualku semakin meningkat drastis.

    “Oouch… ahhh…aww…” aku berusaha menggapai orgasmeku, namun Reza malah berusaha bertahan agar aku tidak
    mencapai orgasmeku dengan cepat.

    Sesekali gerakannya dipercepat, namun saat merasakan aku akan mencapai orgasmeku, ia segera
    menghentikan serangan penisnya di vaginaku. Akibatnya siksaan orgasmeku semakin mendera tubuhku.

    “Rezay… kamu jahaat… auuch… Linda mau orgasmee…hyaah…” aku memprotes perlakuan Reza padaku.

    “Iyaa… soalnya Linda kan sudah orgasme dua kali! Reza juga mau! ” balasnya.

    Memang benar, dari tadi Reza terus memberi pelayanan yang membuatku mencapai orgasme dua kali, namun
    dia sendiri hanya sekali berejakulasi dalam mulutku. Tiba-tiba, Reza menghentikan gerakannya, sehingga
    aku mendesah tertahan sejenak. Aku cemas karena tampaknya Reza tidak berminat lagi meneruskan
    pompaannya.

    “Sekarang, giliran Linda yang gerak, ya?” pinta Reza yang segera kurespon dengan senang hati.
    Goyangan maju-mundur pantatku pun menjemput dan mempermainkan penisnya dalam vaginaku.

    Aku merasa lega karena setidaknya vaginaku masih bisa merasakan kenikmatan dari persetubuhanku dengan
    Reza. “Linda, ayo lihat cerminnya lebih dekat!” kembali aku menuruti perintah Reza.

    Wajahku kudekatkan pada cermin itu sehingga cermin itu mengembun akibat hembusan nafasku. Aku bisa
    melihat pantatku yang kini bergerak maju-mundur dan ekspresi nikmat di wajah Reza.

    “Linda suka lihat cerminnya?”

    “Iyaa… wajah Linda cantiik… eeghh… dan nakaal…”

    “Jadi, Linda cewek yang nakal yaa?” tanyanya sedikit menggodaku sambil menghentakkan penisnya secara
    tiba-tiba di vaginaku.

    “Aww… iyaa… Linda memang nakaal…” celotehku tanpa pikir panjang.

    “Bagaimana, rasanya enak tidak dientot, Linda?”

    “Mmm… aah…enaak… nikmaaat… Linda sukaa…”

    “Kalau begitu, boleh kan kalau Reza mengentoti Linda lagi?” selorohnya.

    “Boleeh… Linda… auuh… boleh dientot Reza… kapaan saja… Linda kan… sudah jadi… pengantin Reza… oh…”
    jawabku yang sekarang sudah sepenuhnya takluk oleh Reza.

    “Kalau begitu, Linda tidak boleh selingkuh dengan orang lain ya?”

    “Iyaa… ooh… Reza sayaang… Linda cuma mau dientot Reza sajaa… nggak mau sama cowok laiin…” secara
    otomatis aku menyatakan kesetiaanku pada Reza.

    Reza terus mempermainkan mentalku sambil mempermalukanku. Anehnya, dipermalukan sedemikian rupa, malah
    semakin merangsangku dan aku semakin mempercepat gerakan pantatku walaupun sendi-sendi paha dan
    pinggangku terasa ngilu akibat kelelahan. Akhirnya Reza mencengkeram pinggulku dan menghentikan
    pergerakanku.

    “Rezay… kenapaa?” tanyaku penuh kekecewaan.

    “Sekarang giliranku ya, Linda?” aku hanya mengangguk pelan mengiyakan permintaan Reza.
    Ada untungnya juga bagiku karena tubuhku sudah amat lelah dan aku juga merasa aku tidak bisa
    melanjutkan gerakanku lebih lama lagi. Reza kembali menggerakkan pinggulku maju-mundur dengan cepat
    sehingga aku semakin kewalahan.

    Dengan nakalnya, Reza melesakkan jari telunjuknya kedalam lubang pantatku. Tidak seperti tadi, anusku
    yang sekarang sudah amat becek akibat lelehan cairan cintaku yang sekarang juga meluber ke anusku.

    Lubang pantatku dengan mudahnya menelan jari telunjuk Reza sehingga kembali rasa perih yang sedikit
    nikmat melanda anusku. Jari telunjuk itu lalu digerakkan seirama dengan gerakan penisnya di vaginaku
    sehingga aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku.

    Desahan-desahanku semakin keras karena sensasi di selangkanganku saat ini dimana penis Reza masih
    terbenam dalam vaginaku, sementara jari telunjuknya berputar-putar menjelajahi isi pantatku apalagi
    saat jarinya mempermainkan saraf di sekitar lubang pantatku. Saat aku mengejan, Reza malah semakin
    memasukkan jarinya lebih dalam kedalam pantatku sehingga sensasi rasa geli dan sakit di anusku kian
    menjadi.

    Aku semakin kewalahan dengan rasa nikmat yang datang menguasai tubuhku apalagi aku bisa merasakan
    otot-otot tubuhku yang menegang lebih keras dari sebelumnya, aku mengepalkan tanganku dengan keras
    menahan desakan dari dalam tubuhku. Namun sekuat-kuatnya aku berusaha menahan diri, akhirnya
    pertahananku runtuh juga.

    “Ahhk… aah… AKHHH!!!” dengan diiringi teriakanku, orgasmeku kembali meledak.

    Aku merasakan vaginaku berdenyut keras seolah menyempit dan penis Reza semakin terjepit erat di
    dinding kewanitaanku. Tubuhku langsung dialiri oleh ledakan rasa nikmat dan kelegaan yang luar biasa.

    “OOKH… Lindaa…” Merasakan sensasi jepitan vaginaku saat orgasme, Reza akhirnya tidak bisa menahan
    dirinya.

    Sekali lagi dihentakkannya penisnya sekeras mungkin kedalam vaginaku dan saat itu pula aku merasakan
    cairan hangat menyembur dari penis Reza memenuhi rahimku.

    Reza pun mencabut jarinya dari lubang pantatku sebelum menarik penisnya keluar dari vaginaku setelah
    spermanya telah tertuang sepenuhnya kedalam rahimku. Aku tidak tahan lagi melawan rasa lelah tubuhku.

    Setelah mencapai orgasmeku itu tubuhku serasa kehilangan seluruh tenagaku. Aku pun jatuh lunglai tanpa
    tenaga di lantai kamar bu Diana. Reza menghampiriku yang masih tergeletak lelah dan mencium bibirku
    sekali lagi dengan lembut sambil melumat bibirku. Aku menggerakkan bibirku membalas kecupan Reza
    dengan pelan sebelum rasa lelah mengalahkanku sehingga aku pun tertidur kelelahan.

    Aku terbangun saat kurasakan sentuhan lembut di pipiku. Saat aku membuka mataku, aku melihat Reza
    sedang duduk disampingku yang kini terbaring di ranjang bu Diana. Aku masih berbusana pengantin
    lengkap seperti sebelumnya.

    Melihatku yang terbangun, Reza segera membelai kepalaku dengan penuh kasih sayang. Aku merasa terkesan
    dengan perhatiannya, belaiannya terasa lembut melindungiku seolah menjawab perasaanku sebagai seorang
    wanita yang ingin dilindungi dan diperhatikan oleh seorang kekasih.
    Akhirnya kusadari kalau aku telah jatuh cinta pada Reza. Walaupun bisa disebut sebagai cinta terlarang
    antara guru dan murid, namun bagiku hal itu sekarang bukan lagi hambatan bagiku. Aku hanya ingin agar
    bisa bersama dengan Reza selama mungkin.

    Lagipula, dialah yang telah membuatku menjadi pengantinnya dan merenggut keperawananku yang tadinya
    kujaga dengan baik demi calon suamiku dimasa depan. Jadi, wajar saja kalau dia berhak menerima
    cintaku.

    “Linda, kamu akhirnya bangun juga…” panggil Reza pelan.

    “Ya, sayang…” jawabku manja sambil melihat wajahnya.

    “Kamu suka tidak sama Reza?” tanyanya dengan mimik cemas.

    “Linda cinta Reza kok! Linda mau jadi pengantin Reza selamanya!” jawabku mantap.

    “Benar?” tanyanya dengan ragu.

    “Iyaa… kan Linda sudah jadi pengantin Reza? Niih lihaat!” jawabku nakal sambil memamerkan gaun
    pengantinku.

    Reza tersenyum melihat tingkahku itu dan ia segera mencium bibirku. Sekali lagi kami berciuman diatas
    ranjang itu dan kali ini, tidak ada paksaan atas diriku untuk memadu kasih dengan Reza. Perasaanku
    terhadap Reza telah berubah seluruhnya menjadi perasaan cinta sepenuh hatiku.

    Sekarang aku adalah seorang pengantin wanita bagi seorang lelaki yang telah berhasil menaklukkan
    hatiku dengan kehebatannya bercinta denganku. Reza juga tampak bahagia karena berhasil menjadikanku
    sebagai kekasih hidupnya. Ya, sekarang aku telah menjadi pengantin muridku, Reza!

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal

    Kisah Memek Nikmatnya Tubuh Mulus Adik Kandungku Yang Nakal


    4695 views

    Duniabola99.com – Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.


    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya.

    Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.


    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.

    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.

    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.


    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.

    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.

    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.


    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa.
    Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur


    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.


    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah.


    Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.

  • Kisah Memek anaku melihat saya sedang kuda-kudaan

    Kisah Memek anaku melihat saya sedang kuda-kudaan


    4693 views

    Duniabola99.com – Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri undangan seminar sehari dari sekolah putri saya yang nomor satu. Temanya adalah mengenai pendidikan sex bagi para remaja. Memang menurut saya sdh harus ada suatu pendidikan sex bagi para muda mudi yang sdh duduk di bangku smu.

    Sebenarnya sex education itu sdh dari umur yang lebih kecil kita harus mulai memberikannya. Anak anak saya sdh sejak kecil kami memberikan pengetahuan itu yang sesuai dengan umur anak itu sendiri. Untungnya dahulu ketika anak anak masih kecil kecil, kami tinggal di negeri dimana sarana untuk pendidikan sex itu banyak. Dari buku buku bacaan, majalah, film ilmu pengetahuan di tv dll.


    Ketika masih SD anak-anak sdh mengenal perbedaan struktur tubuh pria dan wanita, bagaimana bayi itu terbentuk mulai dari pembuahan sampai menjadi bayi. Ketika sdh memasuki SMP, putri-putri saya sdh memahami secara biologi mengapa wanita itu mengalami mens dalam sebulan, hubungan sex pria dan wanita dapat memungkinkan terjadi pembuahan dan hamil.

    Putri-putri saya pun sdh pernah saya putarkan video bagaimana bayi itu lahir dan mereka melihat sendiri bagaimana bayi itu keluar dari memek. Pendek kata, mereka jauh banyak memahami sex education dibandingkan dengan teman teman seusianya.

    Sejalan dengan usianya yang terus bertambah, semakin hari pertumbuhan badannya pun terus terbentuk menjadi seorang gadis remaja dan saya merasa melihat diri saya waktu masih remaja, karena kemiripan dia dengan saya. Akhir akhir ini memang dia banyak memperhatikan saya dalam berpakaian dan berias wajah. Kadang kadang dia cukup berani dalam berpakaian, terutama dalam berpakaian pesta untuk menghadiri suatu acara.

    Beberapa kali saya sempat hadir ke acara pesta bersama putri saya ini, karena dia menggantikan suami saya yang tdk bisa hadir ke pesta. Dia selalu tampil cukup cantik dan terkesan begitu sexy dilihat dari usianya yang masih belia itu. Dia selalu mengimbangi saya.

    Putri saya ini juga tdk pernah protes dengan penampilan saya pada beberapa pesta, bahkan dia lebih sering memuji dan memberi saran. Kadang kadang sebelumnya dia menanyakan dahulu baju yang akan saya pakai malam itu karena dia ingin menyesuaikannya juga. Sampai sampai sering saya mendengar sedikit pujian dari rekan rekan saya yang hadir di pesta itu tentang putri saya yang satu ini. Kalau berjajar berdua di foto ada yang mengatakan tdk seperti anak dan ibu.

    Dalam berpakaian sehari hari justru kadang kadang saya sedikit yang memberi saran agar jangan terlalu berani dalam berpakaian karena Indonesia masih kuat adat timurnya, nanti bisa bisa ada pandangan yang berbeda bagi yang melihatnya. Saya pribadi sebenarnya tdk masalah, hanya saja kalau saya mengingat masa seusia dia, jadi ingin sedikit merem diri. Beberapa kali saya sempat melihat dia mau berpergian dengan blus yang cukup bagian dadanya terbuka dan tdk memakai bra.


    Saya selalu mengatakan, sebaiknya di hari biasa jangan berpakaian seperti itu, apalagi kalau mau pergi ke Mall. Saya tahu itu juga sebenarnya dia meniru saya juga dalam berbusana, kadang kadang saya sengaja tdk memakai bra dalam berpergian ke tempat tertentu, agar terliaht lebih cocok dan sexy dengan blus yang dipakai.
    Putri saya ini juga sering menemani duduk disamping saya ketika sedang berias di depan meja rias. Sambil bercerita kesana kemari, matanya terus memperhatikan saya yang sedang berias di depan cermin.

    Ini saya biarkan dia seperti itu, karena waktu seperti inilah saya bisa berkomunikasi dengan dia sebagai seorang anak dan ibu sekalian sebagai sesama wanita. Mungkin salah satu sebab mengapa dia senang duduk menemani saya berias adalah karena hoby dia yang senang mengumpulkan berbagai model bra maupun celana dalam, persis seperti saya yang senang mengkoleksi itu. Bra maupun panty yang saya miliki kebanyakan saya beli dari luar negeri dan banyak yang cantik cantik dan sexy kesannya. Setiap saya akan keluar negeri selalu dia minta dibelikan bra dan panty sebagai oleh oleh. Saya senang saja untuk membelikannya.

    Jenis bra yang saya koleksi memang berbagai macam design. Dari bentuk cup yang normal, 2/3, half cup dan sampai yang paling sexy 1/3 cup. Bra dengan cup normal adalah jenis bra dimana cup nya menutupi seluruh payudara, jenis 2/3cup adalah jenis bra dimana tdk menutupi seluruh payudara, 1/3 bagian atasnya terbuka, ini cocok untuk ketika memakai blus atau baju yang bagian dadanya cukup lebar dan ingin sedikit melihatkan bagian atas payudara dan belahannya sehingga terkesan sexy.

    Mungkin jenis ini yang paling banyak saya miliki. Bra dengan half cup adalah jenis bra yang hanya menutupi setengah payudara, bra semacam ini boleh dibilang hanya menutupi sampai sebatas nipple, sedikit bergeser saja nipple akan segera terlihat, ini jenis bra yang kedua banyaknya saya miliki dan kebanyakan tdk memiliki tali ke bahu, kalau mau memakai baju yang terbuka dari dada yang agak rendah sampai bahu dan ingin tampil lebih berani, saya memakai bra jenis ini. Kebanyakan dipakai pada saat mengenakan gaun pesta.

    Dan yang terakhir adalah bra dengan 1/3cup. Mungkin ini jenis bra yang paling sexy bagi saya. Cup hanya menutup bagian bawah payudara, mungkin dari pada dikatakan menutupi payudara lebih cocok dikatakan menyanggah payudara, karena praktis payudara tdk tertutup dan nipple jelas tdk tertutup. Lumayan banyak juga saya memilikinya jenis bra yang seperti ini. Biasanya saya memakai ini kalau ingin berbusana seakan nobra, tapi payudara tetap tersanggah.

    Saya punya kebiasaan ketika berias di depan cermin meja rias hanya memakai bra dan panty saja. Setelah selesai merias muka, baru saya memakai baju yang akan dipakai hari itu. Mungkin setiap kali putri saya menemani saya, dia selalu memperhatikan bra yang saya pakai. Bra yang selalu dia inginkan adalah bra jenis 2/3cup dan half cup bra dan dia sdh begitu memahami kapan saat saat menggunakan bra itu.

    Dalam acara tertentu putri saya ini memang cukup berani. Pernah dia meminta saya untuk membelikan bra jenis 1/3 cup, tapi belum berani saya belikan dia bra seperti itu. Saya hanya mengatakan bahwa nanti saja kalau dia sdh sedikit lebih dewasa saja.

    Kalau celana dalam atau panty, banyak sekali jenis dan model yang saya miliki, dari yang normal, mini dan sangat mini. Panty jenis sangat mini contohnya, bagian depannya begitu pas hanya menutupi bagian segitiga di atas selangkangan kaki dan selebihnya hanya terbuat dari bahan tali yang tipis. Putri saya sdh banyak juga memiliki berbagai jenis panty seperti ini dan semua oleholeh dari saya.

    Berikut ini salah satu pembicaraan saya dan putri saya ketika di depan meja rias beberapa hari setelah menghadiri seminar di sekolah putri saya.

    Kira kira seperti ini.

    mamwaktu mama ke sekolah itu, mama banyak yang muji loh.
    siapa yang muji? balas saya.
    ya teman teman ku lahterutama yang cowok,
    katanya mama tdk seperti mama ku, tapi kelihatan seperti tante aku kalau sedang berjalan dengan aku.
    terus mereka bilang memangnya umur mama kamu itu berapa sih kok masih terlihat cantik begitu?,
    gue juga mau kalau jalan sama mama mu kalau cantik begitu katanya.
    terus mereka aku marahin saja habis bicara tdk sopan begitu.memangnya apa mama ku!!gitu.
    tapi sebenarnya sih dalam hati aku senang sekali dibilang mama ku cantik.
    memang pinter ya papa itu dapat istri seperti mama, sdh begitu masih tetap mesra seperti yang masih pacaran saja, padahal kan sepertinya berdua begitu sibuk.
    aku suka jadi tdk enak kalau ketemu papa dan mama di rumah lagi bermesra mesraan, langsung saja aku ke kamar atau keluar rumah tdk mau mengganggu.
    pernah loh kata teman ku dia ketemu melihat mama dan papa di mall malam malam dan sdh seperti orang lagi pacaran saja..
    terus katanya malam itu mama begitu sexy sekali pakaiannya.


    Saya hanya tersenyum senyum saja sambil berias muka mendengarkan celotehan putri saya yang satu ini. Kemudian saya mengalihkan pembicaraan dia dengan menanyakan bagaimana dengan hasil rias wajah dan baju dalam yang saya pakai untuk hari itu.

    Dia kembali memuji muji saya lagi dan memberi saran hari itu saya memakai blus yang dia maksud, karena blus itu pasti pas dengan bra yang saya pakai hari itu katanya. Saya menurut saja hari itu kepada anak saya ini. Ketika saya berdiri di depan cermin kemudian dia menanyakan soal celana dalam yang saya pakai hari itu. Dia menanyakan apakah kalau mau sering memakai celana dalam yang mini seperti itu apakah selalu setiap hari merawat dan merapihkan rambut yang dibawah itu ketika mandi.

    Saya katakan bahwa harus setiap hari dirapihkan, dipotong sehingga terkesan tdk ada rambut yang keluar luar dari panty. Kemudian dia menanyakan apakah boleh rambut yang dibawah dipotong semua sampai licin. Saya katakan boleh saja, tapi nanti ketika mulai tumbuh lagi akan terasa gatal dan geli. Saya katakan cukup di tipiskan saja dan dibentuk rapih.

    Setelah rapih berpakaian kemudian saya tanyakan ke putri saya itu, mendengarkan komentarnya.

    Nahgitu mam, cantik sekali hari ini dan sexy,
    iya..kancing yang di dada dibuka sajakan jadi kalungnya kelihatan indah di dada.
    papa itu tdk khawatir ya sama istrinya yang cantik begini kalau lagi di luar.
    papa kamu itu orang yang paling mengerti dan menyayangi mama, jadi ya percaya dong sama mama, jawab saya.

    Kira kira begitulah pembicaraan saya dan anak saya pagi itu.

    Kembali kemasalah sex. Ketika saya seumur putri saya, saya sdh sering melakukan onani dengan cara menggesek gesekkan ujung bantal ke memek bahkan dengan memakai jari sebelum mau tidur. Atau diam diam menonton video porno.

    Saya tdk tahu persis dengan putri saya ini. Tapi saya rasa dia sdh mengenal onani dan menikmatinya kadang kadang. Pernah suatu pagi karena ada suatu keperluan, saya masuk ke kamar putri saya ini, dan karena masih begitu pagi, pelan pelan saya buka pintu kamarnya dan ternyata tdk terkunci. Ketika saya intip terlihat putri saya ini tidur hanya dengan celana dalam yang tipis sekali dan sedang mengapit bantalnya di selangkangan kakinya. Kalau film porno, dia sendiri mengaku ke saya pernah beberapa kali melihatnya.

    Sesekali waktu saya sering mengajak putri saya ini untuk mandi bersama. Karena masih ada kebiasaan waktu tinggal diluar negeri, saya mengajak dia mandi berendam air hangat. Pernah sekali ketika sedang berendam di bak mandi berbincang bincang soal tubuh wanita dan sedikit soal sex dan juga soal film video porno. Ketika suasana sedang hening tanpa pembicaraan dan anak saya sedang menggosok punggung saya dengan busa khusus yang sdh penuh dengan sabun, dia dengan sedikit agak ragu mengatakan sesuatu ke saya. Seperti ini kira kira pembicaraanya;

    mam.aku mau bicara sesuatu.tapi jangan marah ya.
    apakok ragu ragu gitu bicaranya. jawab saya.
    aku pernah lihat mama dan papa sedang,
    lihat apa?.sedang apa? kembali saya menjawab.
    benar ya.jangan marah.,
    iyaiya.kok rahasia rahasia begitu. jawab saya.
    aku pernah lihat mama dan papa sedang berhubungan sex dikamar.

    Saya sedikit terdiam dan kemudian teringat akan suatu kejadian yang sdh agak lama.

    oh iya.kapan? saya menanyakan kembali dengan nada biasa saja ke anak saya itu.
    mama tdk marah.sama aku?
    tentu tdk sayang.terus bagaimana setelah melihat kesannya kembali saya bertanya.
    aku terkesan.begitu indah dan terlihat mama dan papa begitu menikmati, terutama mama wajahnya terasa begitu gimana gitu, susah aku bilangnya.
    pertama kali aku melihat wajah mama yang seperti itu..
    beda sekali dengan film video yang sepertinya gimana gitu tdk ada indah indahnya
    sayang.hubungan sex suami istri itu memang sesuatu yang indah, tdk seperti film porno yang mungkin terkesan arogan dan vulgar, karena dikedua hatinya ada suatu hubungan cinta jawab saya.
    dan sex itu adalah suatu hal yang alami bagi manusia kata saya.
    mam.apa kalau sedang berhubungan dengan papa itu mama juga memeknya basah?..
    aku kalau sehabis nonton film porno suka terasa memeknya basah seperti lendir begitu.
    ketika sehabis ciuman dengan pacarku juga kadang kadang terasa basah.
    sayangkamu tentu sdh tahu kan apa itu onani.apakah kamu juga suka melakukan itu? giliran saya bertanya ke dia.


    Awalnya ragu menjawabnya tapi kemudian dia mengaku,

    kadang kadang kalau mau tidur setelah itu memang basah memekku.
    sayang.itu suatu hal yang normal, kita wanita kalau terangsang sexualitasnya akan mengeluarkan lendir seperti itu.

    Ketika mama dan papa berhubungan sex tentu saja lendir itu keluar dan basah. Tapi setiap wanita berlainan, ada yang banyak dan ada yang sdikit keluarnya begitulah saya menjelaskannya.

    yang penting kita wanita harus selalu menjaga kebersihan memek kita dan selalu harus higenis. Segera harus membersihkannya setelah itu, saya meneruskan penjelasannya.

    Setelah itu sepertinya putri saya ini puas dengan jawaban saya dan setelah beberapa menit kemudian kami selesai dari mandi.

    Mengenai kejadian putri saya melihat saya dan suami sedang melakukan hubungan sex itu, sebenarnya saya mengetahuinya, hanya saja saya tdk sempat menanyakan kembali akan hal itu karena takut nanti dia menjadi ada perasaan bersalah dan trauma. Saya selama ini hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk menanyakannya.

    Jadi kejadiannya adalah, ketika malam itu kami sekeluarga sedang ada di rumah. Setelah makan malam dan istirahat sebentar, kemudian saya dan suami ke ruangan renang dan kami berenang di sana. anak anak ketika itu sedang ada temannya di halaman luar dan mereka sampai agak malam berada di sana.

    Tapi setelah itu saya mendengar teman temannya pulang dan anak anak segera ke kamar tidurnya masing masing. Padahal waktu itu sempat saya ajak untuk berenang juga, tapi putri saya yang kecil katanya malas dan mau tidur saja, dan putri saya yang tertua ini tdk mau juga karena katanya kepalanya agak pusing mau tiduran juga di kamar katanya.

    Lama juga saya dan suami berada di kolam berenang, sempat juga kami duduk duduk di tepi kolam berbincang-bincang. Ketika kami selesai berenang, waktu sdh larut malam dan suasana sdh begitu sepi dan perkiraan kami anak anak juga sdh pada tidur.

    Sebelum meninggalkan ruangan kolam renang, saya melepaskan bra renang dan celana renang, dan hanya menggunakan baju handuk, suami pun saya suruh buka celananya dan mengenakan baju handuk juga. Kemudian baju renang saya bawa ke tempat pakaian kotor. Sebelum menuju kamar tidur kami mampir dulu ke dapur dalam yang biasa hanya saya saja yang memakainya. Maksudnya mau membuatkan minuman untuk saya sendiri dan suami untuk dibawa kekamar tidur. Ketika minuman hampir jadi, suami dari arah belakang tangannya menggerayangi saya dan saya biarkan saja seperti itu.


    Kemudian sebagian baju dia singkap dan badannya merapat tepat di bagian belakang saya. Kedua tangannya terus menerus menggenggam dan memainkan payudara saya. Karena saya juga menjadi terangsang, kemudian refleks saja kedua kaki saya renggangkan sehingga selangkangan kaki terbuka agak lebar. Setelah itu sdh terbayang oleh saya, suami menekankan penisnya dari arah belakang dan dengan mudah masuk kedalam saya.

    Tapi ketika baru beberapa kali suami menggerakkan pinggulnya, saya merasa kurang nyaman di dapur, jadi saya dengan berbisik ke dia minta pindah tempat saja di kamar. Dia tersenyum saja dan segera dia menggendong saya menuju kamar tidur, sementara kedua tangan saya membawa minuman yang baru dibuat tadi. Ketika masuk kamar mungkin suami kurang rapat menutup pintunya karena hanya dengan kakinya saja dia menutup pintu dan tdk dikunci seperti biasanya.

    Baru saja saya meletakkan minuman di meja dekat tempat tidur, suami segera melepas saya dari gendongannya dan langsung saya jatuh terlentang di tempat tidur. Waktu itu saya masih ingat, suami segera membuka kaki saya lebar lebar dan mukanya segera membenamkan diri di selangkangan kaki, setelah itu dia begitu menggebu gebu menikmati memek saya dengan lidahnya. Saya juga menjadi terangsang sekali karena lidahnya yang bergerak gerak di memek seperti sesuatu mahluk hidup yang bergerak gerak kesana kemari. Setelah itu saya sdh tdk ingat lagi apa yang terjadi, kami berdua begitu menggebu gebu malam itu dan yang terasa hanya suatu nikmat yang sulit dikatakan.

    Sampai ketika saya dan suami sedang dalam posisi sama sama duduk di tempat tidur dan saya berada di pangkuan suami. Pinggul kami berdua saling bergerak berirama dan sdh dalam pertengahan kenikmatan yang begitu dalam. Suami duduk membelakangi pintu kamar, walaupun tdk tepat dibelakang dia, jadi agak kesamping. Sedangkan saya bisa dengan leluasa melihat ke arah pintu.

    Ketika ada kesempatan mata saya melihat ke arah pintu, segera saya sadar pintu tdk terkunci dan terbuka sedikit, yang lebih terkejut lagi saya melihat ada sepasang mata yang mengintip ke arah kami. Segera saya mengenali yang mengintip itu, karena lampu di kamar lebih gelap dari pada di luar. Putri saya yang pertama ini yang sedang mengintip kami. Sempat saya bingung harus bagaimana sikap saya. Tapi yang penting untuk sementara waktu jangan sampai suami menyadari tingkah saya, sehingga saya tdk berhenti dan terus menikmati gerakan suami. Tdk biasa biasanya putri saya ini melintas ke arah kamar tidur kami kecuali dia ada suatu keperluan dengan kami.


    Saya tdk ingin putri saya ini sadar bahwa saya sdh mengetahuinya karena khawatir nanti dia merasa punya perasaan bersalah dan akan dimarahi karena mengintip orangtuanya yang sedang melakukan hubungan sex, dan bisa menjadi hal yang membuat dia trauma pada jiwanya, dan tdk ingin anak ini kelak mempunyai anggapan bahwa sex sesuatu yang tabu.

    Entah sdh sejak kapan dia mengintip kami, yang pasti sdh dari beberapa saat sebelum saya sadar. Akhirnya dalam hati saya memutuskan untuk membiarkan dia mengintip kami. kemudian saya kembali berkonsentrasi dengan apa yang sedang saya dan suami lakukan, apalagi saya sdh tdk bisa bertahan terlalu lama lagi karena sdh begitu terangsang. Tdk lama kemudian suami merebahkan diri terlentang dan membiarkan saya duduk diatas dia, saya sdh tdk menghiraukan putri saya yang mengintip itu. Sampai akhirnya suami mencapai klimaks dan kemudian saya menyusul mencapai klimaks juga.

    Saya merebahkan diri di dada suami dan sedikit mencuri pandang ke pintu, terlihat tdk lama kemudian putri saya ini perlahan lahan menutup pintu dan meninggalkan ruangan kami. Belakangan baru saya beri tahu suami bahwa anak kami telah mengintip kami ketika berhubungan sex. Suami sempat kaget juga dan terlihat wajahnya agak khawatir. Tapi kemudian saya menenangkan dia, biarkan soal ini saya yang akan mengurusnya.

    Memang setelah itu saya berusaha mencari kesempatan waktu yang tepat untuk menanyakan akan hal ini, tapi belum belum juga karena belum ada waktu yang tepat agar putri saya juga tdk merasa terlalu bersalah. Tapi ternyata ketika mandi bersama dengan putri saya ini, justru dari dia sendiri yang mengaku dan mau menceritakannya walaupun awalnya kelihatan agak ragu ragu untuk bercerita.

    Saya merasakan putri saya yang tertua ini setahap semangkin dewasa saja.

    Putri saya ini sekarang ini sdh semakin terlihat menjadi seorang gadis, liku liku bentuk tubuhnya sdh mulai terlihat, payudaranya sdh cukup indah, pinggang dan pinggulnya juga sdh terlihat indah, sehingga apabila berpakaian yang sedikit berani terlihat sexy. Saya merasa semakin tersaingi saja rasanya.

    Pernah sekali suami saya mengatakan kepada saya bahwa dia ingin membuat foto yang sedikit sexy atau semi nude putri kami ini, dan suami minta saran kepada saya. Saat itu saya katakan jangan dulu, karena dia belum siap akan hal itu dan takut ada salah pengertian, tunggu saja sampai dia sedikit lebih dewasa lagi.

    Sebenarnya saya memahami suami, dia bukan punya pikiran yang aneh aneh. Dia hanya ingin memotret suatu keindahan wanita, mungkin itu jiwa seninya dia. Seperti halnya lukisan wanita yang nude, bukan berarti itu porno, tapi suatu ekspresi menampilkan keindahan wanita. Suami juga ingin membuat foto saya bersama putri kami ini, dan tentu saja yang berkesan keindahan tubuh wanita.

    Akhir akhir ini memang kadang kadang suami minta putri kami untuk dia foto dengan suasana seakan seorang foto model di foto, tapi tentu dengan pakaian biasa tapi bernuansa keindahan wanita.

    Mungkin suami bermaksud dengan cara perlahan lahan seperti ini, putri kami ini akan mulai memahami maksud kami.

  • Cerita Sex Sahabat Suami

    Cerita Sex Sahabat Suami


    4685 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sahabat Suami ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSaat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan. Agen Maxbet

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Cerita Sex Sahabat Suami Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih. Agen Judi Maxbet Terpercaya

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Cerita Sex Sahabat Suami Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

     

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.
    Dhika turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,