Author: dbgoog99

  • Cerita Sex Terkini Sekali Memperoleh Hubungan Intim Yang Begitu Hot

    Cerita Sex Terkini Sekali Memperoleh Hubungan Intim Yang Begitu Hot


    28 views

    Bisalah dipikirkan bagaimana menggebu-gebunya saya saat dikasih peluang untuk secara riil tidak saja cuma dapat menyaksikan badan bugil wanita seperti Ayu, tapi dapat alami kepuasan bersanggama sama wanita betulan, tanpa mempedulikan apa wanita itu lebih tua.

     

    Cersex Terbaru – Dengan melihat badan Ayu yang demikian mulus dan putih saja sucah cukup sebenarnya menjadi bahan khayalan saya untuk bermasturbasi, ditambah dengan secara nyata- riil dapat rasakan hangatnya dan mulusnya badannya. Apalagi benar-benar menyaksikan kemaluannya yang mulus tanpa jembut.
    Dapat mencium dan mengendusi berbau kemaluannya yang demikian menarik yang kadang- terkadang tetap bau sedikit amis kencing wanita dan yang terhebat kembali untuk saya ialah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih adalah buah larangan yang penuh rahasia untuk saya. Mungkin pengalaman awal berikut yang membuat saya jadi benar-benar nikmati apa yang disebutkan cunnilingus, atau permainkan kemaluan wanita dengan mulut.
    Sampai sekarangpun saya benar-benar nikmati permainkan kemaluan wanita, dimulai dari melihat, lantas menghirup aroma uniknya, lantas permainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lantas melumati sisi dalamnya dengan lidah saya, lantas mengemut clitorisnya sampai sang wanita minta-minta ampun kerepotan.

    Yang paling akhir baru saya masukkan tangkai kemaluan saya di dalam lubang sanggahmanya yang telah banjir. Sesudah peluang saya dan Ayu untuk bermain cinta (saya tidak paham apa itu dapat disebutkan bermain cinta) yang pertama kalinya itu, karena itu kami jadi makin berani dan Ayu dengan bebasnya akan tiba kerumah saya hampir tiap hari, sedikitnya 3x satu minggu.
    Jika ia tiba, ia akan secara langsung masuk ke ruang tidur saya, dan selang beberapa saat sayapun selekasnya susul. Umumnya ia selalu kenakan daster yang kendur yang dapat ditanggalkan benar-benar mudah, cuma ambil saja keatas lewat kepalanya, dan umumnya ia duduk dipinggiran tempat tidur saya.

    Saya umumnya langsung menangkap payudaranya yang telah cukup kendor tapi benar-benar bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri cukup besar menurut penilaian saya. Ayu benar-benar sukai jika saya mengemut pentil susunya sebagai tegang dan memeras, dan dapat ditegaskan jika kemaluannya selekasnya jadi becek jika saya mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.
    Mungkin karena sangat tegangnya saya didalam lakukan suatu hal yang terlarang, pada awalannya kami mulai bersanggama, saya cepat sekali sekali capai klimaks. Untunglah Ayu selalu memerintah saya untuk menjilat-jilat dan menyedot- nyedot kemaluannya terlebih dahulu hingga umumnya ia telah orgasme lebih dulu sampai dua atau 3x saat sebelum saya masukkan penis saya di dalam lubang peranakannya, dan sesudah saya pompa cuma sejumlah barangkali karena itu saya sering langsung menyemprot mani saya di dalam vaginanya.
    Baru untuk ronde ke-2 saya dapat meredam semakin lama tidak untuk ejakulasi dan Ayu dapat susul dengan orgasmenya hingga saya dapat rasakan empot-empotan vaginanya yang seolah-olah mengisap penis saya lebih dalam di dalam sorga dunia. Ayu juga suka mengemut-ngemut penis saya yang belum berkembang dengan maksimal.

    Saya tidak disunat dan Ayu seringkali memikat saya dengan menertawai “kulup” saya, dan sesudah sejumlah minggu Ayu selanjutnya sukses menarik semua kulit kulup saya hingga topi baja saya dapat ada semuanya. Saya masih ingat bagaimana ia berusaha menarik-narik atau kupas kulup saya sampai berasa sakit, lantas ia akan menyembuhkannya dengan mengemutnya secara halus sampai sakitnya lenyap.

    Kemudian ia seperti memperolah permainan baru dengan permainkan lidahnya disekitar leher penis saya sampai saya merasakan demikian kegelian dan kadang- terkadang sampai saya tidak kuat meredamnya dan mani saya tumpah dan muncrat ke dalam hidung dan matanya. Terkadang Ayu meminta “bermain” meskipun ia sedang mens.
    Meskipun ia berusaha membersihkan vaginanya terlebih dahulu, saya sebelumnya tidak pernah ingin mencium vaginanya karena saya lihat bau-nya tidak menggembirakan. Paling-paling saya cuma masukkan penis saja di dalam vaginanya yang dirasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terang-terangan, saya tidak demikian menikmatinya dan umumnya saya cepat sekali ejakulasi.

    Jika saya mengambil kemaluan saya dari vagina Ayu, saya dapat menyaksikan cairan darah mensnya yang bersatu dengan mani saya. Kadang- terkadang saya merasakan jijik menyaksikannya. Sehari, kami sedang asyik- asyiknya nikmati sanggahma, di mana kami berdua sedang telanjang bugil dan Ayu lagi ada di dalam posisi di atas tunggangi saya. Ia menyimpan 3 buah bantal untuk menyokong kepala saya hingga saya dapat menghisap- hisap payudaranya sementara ia melindas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.
    Pinggulnya turun naik dengan irama yang teratur. Kami santai saja karena demikian biasanya kami bersanggama. Dan pasangan suami istri yang semula sewa kamar dikamar samping, telah berpindah kerumah kontrak mereka yang baru. Saya telah ejakulasi sekali dan air mani saya telah bersatu dengan juice dari kemaluannya yang selalu membanjir.
    Lantas mendadak, di saat ia alami klimaks dan ia mengerang- erang sekalian menekan saya dengan pinggulnya, anak wanitanya yang namanya Efi rupanya sedang berdiri dipintu ruang tidur saya dan berbicara, “Ibu bermain kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang) Saya benar-benar terkejut dan tidak paham harus melakukan perbuatan bagaimana tapi karena sedang dipucuk klimaksnya, Ayu diam saja telentang di atas badan saya.

    Saya melihat dan menyaksikan Efi tiba merapat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian badan kami di mana penis saya sedang berpadu dengan kemaluan ibunya. Lantas ia duduk di tepian tempat tidur dengan mata melotot. “Hayo, ibu bermain kancitan,” ucapnya kembali. Lantas perlahan-lahan Ayu menjatuhkan badannya dan tiduran selain saya tanpa berusaha tutupi kebugilannya. Saya ambil satu bantal dan tutupi perut dan kemaluan saya.
    “Efi, Efi. Kamu ngapain sich di sini?” kata Ayu lemas. “Efi pulang dari sekolah cukup pagi dan Efi mencarinya Ibu di rumah, tahunya kembali kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepas matanya dari kemaluan saya. Saya merasakan benar-benar malu tapi juga bingung menyaksikan Ayu diam-diam saja.
    “Efi ingin kancitan,” kata Efi mendadak. “E-eh, Efi tetap kecil..” kata ibunya sekalian berusaha duduk dan memulai kenakan dasternya. “Efi ingin kancitan, jika tidak kelak Efi bilangin Abah.” “Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu merayu. “Efi ingin kancitan,” Efi bandel.
    “Kalau tidak kelak Efi bilangin Abah..” “Iya sudah, diam. Sini, agar Johan ngancitin Efi.” Ayu berbicara. Saya nyaris tidak yakin akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegap-degup seperti alu tumbuk. Saya seringkali menyaksikan Efi bermain di pelataran tempat tinggalnya dan menurut saya ia hanya seorang anak yang demikian kecil.

    Darimanakah ia memahami mengenai “bermain kancitan” semua? Ayu ambil bantal yang tutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus- ngelus penis saya yang basah dan mulai berdiri lagi. “Sini, agar Efi saksikan.” Ayu kupas kulit kulup saya untuk memperlihatkan kepala penis saya ke Efi. Efi tiba merapat dan tangannya turut meremas- remas penis saya.

    Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini peristiwanya? Tapi saya diam saja karena benar-benar kebingungan dan tidak paham harus lakukan apa. Tempat tidur saya lumayan besar dan Ayu selanjutnya menyutuh Efi untuk buka pakaian sekolahnya dan terlentang pada tempat tidur didekat saya.
    Saya duduk dikasur dan menyaksikan badan Efi yang demikian remaja. Payudaranya belum juga berwujud, nyaris rata tapi telah cukup membenjol. Putingnya belum juga keluar, malah kelihatannya masuk ke. Ayu selanjutnya melorot celana dalam Efi dan saya menyaksikan kemaluan Efi yang mulus, seperti kemaluan ibunya.
    Tidak ada bibir luar, cuma garis lempeng saja, dan antara garis lempeng itu saya menyaksikan itilnya yang seperti melihat dari antara garis kemaluannya. Efi rapatkan pahanya dan matanya melihat mengarah ibunya seperti menanti apa yang perlu dilaksanakan seterusnya. Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang cukup menggembung lantas saya coba renggangkan pahanya.
    Dengan cukup malas, Efi menurut, dan saya berlutut antara ke-2 pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi. “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sekalian berusaha tutup kemaluannya dengan ke-2 tangannya. “Mari, Efi ingin kancitan, tidak?” kata Ayu. Saya mengendusi kemaluan Efi dan baunya benar-benar tajam.

    “Uh, mambu pesing.” Saya berbicara dengan cukup jijik. Saya menyaksikan ada “keju” yang keputih-putihan antara celah-celah bibir kemaluan Efi. “Nantikan sesaat,” kata Ayu lalu pergi keluar ruang tidur. Saya menanti sekalian permainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai buka pahanya semakin lebar. Sesaat selanjutnya Ayu tiba bawa satu baskom air dan satu handuk kecil.

    Ia mulai membersihkan kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya lihat kemaluan Efi mulai memeras karena digosok-gosok Ayu dengan handuk barusan.
    Sesudah usai, saya membongkok lagi untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tak lagi setajam awalnya dan sayapun mengisap wewangian kemaluan Efi yang cuma bau amis sedikit saja.
    Saya mulai buka celah-celah kemaluannya dengan memakai lidah saya dan Efi-pun renggangkan pahanya makin lebar. Saya saat ini dapat menyaksikan sisi dalam kemaluannya dengan terang. Sisi samping kemaluan Efi terlihat benar-benar halus saat saya buka belahan bibirnya dengan jari- jemari saya, kelihatanlah sisi dalamnya yang merah.
    Saya hisap-isap kemaluannya dan berasa cukup asin dan saat saya permainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggelinjang- geliat sekalian mengeluh, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..” Saya selanjutnya bangun dan arahkan kepala penis saya mengarah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa menyaksikan ke mana masuknya, saya dorong pelan- perlahan.
    “Aduh, sakit bu..,” Efi nyaris menjerit. “Johan, perlahan-lahan masuknya.” Kata Ayu sekalian mengelus-elus bukit Efi. Saya coba kembali menggerakkan, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan. “Sakit, ibu.” Ayu kembali bangkit dan berbicara,”Johan nantikan sesaat,” lantas ia pergi keluar kamar.

    Saya tidak paham ke mana Ayu perginya dan sekalian menanti ia lagi sayapun berlutut dimuka kemaluan Efi dan sekalian menggenggam tangkai penis, saya permainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi menggenggam ke-2 tangan saya erat-erat dengan ke-2 tangannya dan saya mulai kembali menggerakkan. Saya merasakan kepala penis saya mulai masuk tapi rasanya benar-benar sempit.
    Saya demikian terlatih dengan lobang kemaluan Ayu yang kendur dan penis saya sebelumnya tidak pernah merasa kesusahan untuk masuk secara gampang. Tapi lubang vagina Efi yang tetap kecil itu berasa keat. Mendadak Efi menggerakkan badan saya undur sekalian berteriak, “Aduuh..!” Ternyata tanpa saya ketahui, saya telah menggerakkan lebih dalam dan Efi tetap kesakitan.

    Sesaat lagi Ayu tiba dan ia menggenggam secangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Ia memolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan ia memulasi kemaluan Efi. Selanjutnya ia menggenggam tangkai kemaluan saya dan membimbingnya perlahan-lahan untuk masuk lubang vagina Efi. Berasa licin memang dan saya-pun dapat masuk dikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sekalian menggigit bibir, apa karena meredam sakit atau rasakan sedap, saya tidak paham tentu.
    Saya menyaksikan Efi menitikkan air mata tapi saya melanjutkan masukkan tangkai penis saya perlahan-lahan. “Cabut dahulu,” kata Ayu tiba- datang. Saya menarik penis saya keluar lobang kemaluan Efi. Saya dapat menyaksikan lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga.

    Ayu memulasi lagi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lantas membimbing penis saya kembali untuk masuk ke lobang Efi yang menanti. Saya dorong kembali dengan berhati-hati, sampai semua tenggelam di dalam Efi. Aduh enaknya, karena lobang Efi benar-benar benar-benar hangat dan ketat, dan saya tidak dapat meredamnya lantas saya pencet dalam-dalam dan air manikupun tumpah di dalam lubang kemaluan Efi.

    Efi yang tetap kecil. Saya sebenarnya tetap di bawah usia, tapi di saat itu kami berdua sedang rasakan bersanggama dengan dilihat Ayu, ibunya sendiri. Efi belum mengetahui bagaimana triknya menyeimbangi pergerakan bersanggama secara baik, dan ia diam saja terima curahan air mani saya. Saya pun tidak menyaksikan reaksi Efi yang memperlihatkan apa ia menikmatinya atau mungkin tidak. Saya merebahkan badan saya di atas badan Efi yang tetap kecil dan kurus tersebut. Ia diam saja.

    Sesudah beberapa saat, saya bergulir kesamping dan merebahkan diri selain Efi. Saya merasakan benar-benar terkuras dan lemas. Tapi ternyata Ayu telah terangsang kembali sesudah menyaksikan saya meniduri anaknya. Diapun naiki muka saya dan menempatinya dan menggerusnya dengan vaginanya yang basah, dan di dalam kami pada posisi 69 itu diapun menghisap-ngisap penis saya yang mulai lemas hingga penis saya itu mulai menegang lagi.
    Muka saya demikian dekat sama anusnya dan saya dapat mencium sedikit berbau anus yang baru cebok dan entahlah mengapa itu membuat saya benar-benar bernafsu. Gairah kami memang demikian menggelora, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuasnya, sedangkan Efi melihat kami berdua tanpa ucapkan sepatah katapun. Saya telah mengenali rutinitas Ayu di mana ia kerap kentut jika
    benar-benar sedang klimaks berat, dan saat itu juga Ayu kentut seringkali di atas muka saya. Saya sebelumnya sempat menyaksikan lobang anusnya ber- getar saat ia kentut, dan sayapun melepas semprotan air mani saya yang ke-3 kalinya hari itu di dalam mulut Ayu. “Betapa lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati. “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tapi Ayu cuma dapat keluarkan suara mirip seorang yang dicekik lehernya.

    Cuma sekali hanya itu saya sebelumnya pernah meniduri Efi. Rupanya ia masih belumlah cukup dewasa untuk ketahui enaknya bersanggama. Ia masih anak kecil, dan pemikirannya sebenarnya belum sampai ke beberapa hal semacam itu. Tapi saya dan Ayu terus nikmati cantiknya permainan bersanggama sampai dua atau 3x satu minggu.
    Saya masih ingat bagaimana saya sering merasakan benar-benar lapar sesudah setiap kami usai bersanggama. Semula saya belum memahami jika badan saya menuntut banyak nutrisi untuk gantikan tenaga saya yang dikuras untuk layani Ayu, tapi saya selalu saya merasakan ingin makan telur banyak-banyak.
    Saya benar-benar untung karena kami kebenaran memiara sejumlah puluh ekor ayam, dan tiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya memerhatikan dalam tempo satu tahun itu penis saya jadi makin bertambah besar dan bulu jembut saya mulai jadi cukup kasar.

    Saya tidak paham apa penis saya lumayan besar dibanding suami Ayu atau lelaki lain. Yang saya mengetahui ialah jika saya benar-benar senang, dan keliatannya Ayu cukup senang. Saya tidak merasakan seperti seseorang yang bobrok kepribadian. Saya sebelumnya tidak pernah melacur dan saat saya masih kawin dengan istri saya yang orang bule, meskipun perkawinan kami itu usai dengan perpisahan, saya sebelumnya tidak pernah menyeleweng.
    Tapi saya akan mengucapkan terima kasih ke Ayu (entahlah di mana ia saat ini) yang sudah memberi saya kepuasan di dalam usia yang awal, dan pelajaran yang bernilai di dalam bagaimana layani seorang wanita, lepas dari apa itu salah atau mungkin tidak.

  • Cerita Sex Terobsesi Dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu

    Cerita Sex Terobsesi Dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu


    22 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Mengambil Keperawanan Bu Tiara Atasanku. Namaku Sarmila, Saya ialah seorang Emak rumah Tangga, anakku dua orang, suamiku putra seorang figur agama yang mempunyai sebuah Yayasan Pendidikan Terintegrasi yang cukup populer di kotaku. Kehidupan rumah tanggaku mirip orang berumah-tangga umumnya. Awalannya kita tinggal asrama guru yang ada di komplek Yayasan punya mertuaku.

    Tapi saat ini, kita dapat membuat rumah sendiri dari pendapatan suamiku mengajarkan di Yayasan kepunyaannya orang tuanya itu, dan pendapatan gerai kecilku di muka gerbang Yayasan jual jasa service pengisian pulsa selular, dan loket pembayaran PLN, PDAM, dan sebagainya. Karena keseharianku cuma duduk di toko menanti customer, saya mempunyai waktu yang lumayan banyak untuk berseluncur di dunia Maya. Tulisan ini main-main ku tulis, untuk tuangkan suara hatiku yang tidak dapat dipisah pada beberapa orang di sekitarku, termasuk suamiku.

    Narasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu
    Narasi Dewasa Terkini Kehidupan saat kecilku, ku merasai berbeda jauh dgn keadaanku waktu ini. Saya tinggal dengan orang tuaku di dalam rumah kecil yang cuma mempunyai satu ruang memiliki ukuran sekitaran 3m x 5m (kurag lebih demikian). Dinding papan yang tidak rata, dan lantai seperti piano, tiap keping papan mempunyai suaranya sendiri. Kamar mandi dan dapur cuma berdinding kain tanpa atap. Ruangan khusus mau tak mau di penyekat dgn dinding plastik untuk memberikan kesan-kesan kamar.

    Saya ialah anak tunggal. Emakku sebelumnya pernah hamil saat saya berumur tujuh tahun, sebagai wanita yang barusan tinggalkan babak balita, saya benar-benar suka karena akan mempunyai adik bayi. Tapi selanjutnya Emak keguguran waktu tengah bekerja di sawah bersama Babehku. Semenjak saat itu, saya tidak pernah kembali memperoleh pertanda akan mempunyai adik bayi. Semenjak saat itu juga, saya mulai terima sajian panorama kegiatan malam suami istri yang baru kupahami saat saya masuk SMP.

    Entahlah karena umurku yang sudah tidak balita kembali, atau oleh karena Emakku yang tidak berhasil memberikan adik padaku, saya merasa ke-2 orag tuaku makin kerap lakukan hubugan suami istri, Mengapa mereka tidak pernah jemu bermain dalam selimut, sedangkan saya sendiri merasa jemu serta terlatih dgn panorama bugil ke-2 orang tuaku itu, walaupun sebenarnya saat itu, saya tidak memahami mengapa mereka lakukan tersebut. Pikirku, seperti tersebut langkah orang dewasa tidur.

    Waktu saya beranjak dewasa, lingkungan dan dari pengalaman apa yang ku saksikan mulai memberikan pandagan jika tersebut yang diartikan dgn bercinta, di mana lelaki masukkan tangkai kemaluannya ke lobang kemaluan wanita. Makin saya mulai dewasa, saya merasa malu sendiri saat harus terbangun di malam hari, oleh irama lantai yang dimaikan oleh permainan sex orang tuaku. Panorama beraroma birahi itu berasa makin pemali untuk ku tonton, walaupun awalnya saya bahkan juga sebelumnya sempat merasa jemu menyaksikan kegiatan rutin malam yang mereka kerjakan.

    Diusiaku yang makin dewasa, saya kerap berpura-pura tertidur waktu ke-2 orang tuaku mulai masuk session pemanasan. Sesuatu malam, saya kembali terbangun dan saya berpura-pura tidur. Ku saksikan Babeh menciumi bibir Emak, selanjutnya langsung ke leher, dan turun ke wilBabeh dada sekalian melepas apapun itu yang tutupi buah dada Emakku. Buah dada Emak yang bundar kuat, diciumi, dilumat, diremas, dan terus dimain-mainkan oleh Babeh.

    Ku saksikan, Emak cuma terpejam dan kelihatannya ia nikmati apa yang dilaksanakan Babeh padanya., khususnya waktu Babeh mulai melepas sarung yang dikenai Emak jam tidur dan memulai tempelkan mukakan di selangkangan Emak. Benar-benar terang ku lihat gestur yang keluar badan Emak. Badannya menggeliat dgn desahan kecil yang keluar bibirya. Saat itu saya belum mengetahui, apa yang dilaksanakan Babeh di muara lubang kemaluan Emak, dan buat apa dia lakukan tersebut. Setahuku hubugan suami istri ialah di antara ke-2 alat kelamin mereka, tidak ada hubungan dgn muka.

    Hingga kemudian ku dengar sepotong kalimat dari Emakku yang mengusung sedikit badannya dgn bertumpu siku seolah ingin menyaksikan apa yang dilaksanakan Babeh di kemaluannya….

    “Terus, yah! jilat terus, yah!… Oooohh” Desah Emak sekalian mengusung ke-2 kakinya menunjuk lagit dan membuka kain sarung yang menyelimuti. Tidak berapakah lama selanjutnya, Emak jatuhkan lagi badannya, tapi ini kali, ke-2 tangannya menggenggam betisnya sendiri dan menariknya sampai lututnya sentuh buah dadanya yang kuat. Waktu tersebut, akhirya saya tahu yang dilaksanakan Babeh di kemaluan Emak. Dia mainkan lidahnya di belahan kemaluan Emak yang berrambut.

    Waktu Emak sedang terkangkang dgn kaki yang tetap ia pegang, ku saksikan Babeh berdiri dan memulai melepaskan sarungnya lantas denga cepat dia turunkan dan melepas celana dalamnya. Tersebut pertama kalinya, saya menyaksikan alat kelamin lelaki yang ku mengenal dgn istilah Kontol. Besar, panjang dan dikitari oleh rambut yang lebat.

    Tanpa menanti lama, Babeh duduk antara pagkal paha Emak dan memulai arahkan ujung tangkai kemaluannya ke lobang kemaluan Emak. Babeh memasukkanya dgn perlahan-lahan sampai pada akhirnya ambles masuk ke kemaluan Emak. Waktu Babeh menarik lagi keluar tangkai kemaluannya dan menusukkannya lagi ke, Waktu tersebut Emak keluarkan suara yang lebih serupa teriakan….

    “Oooh!…” Keriah Emak ketahan. Saya yang kaget dengar suara itu, secara spontan bangun dari tempatku tiduran.

    “Behh!… Emak kenapa…!!?” melihatku terjaga, mereka kaget. Emak langsung menarik, sarung yang sudah terlepas dari badannya dan tutupi sejumlah kecil badannya yang bugil. Sementara Babeh, cuma termenung dan biarkan kemaluannya masih tetap tertanjap di lobang kemaluan Emak.

    “Tidak ada apa-apa, Sayg! Mari tidur lagi…” Kata Emak sekalian berusaha meraihku dgn badan yang tidak sanggup dia gerakkan karena terkunci oleh tusukan kemaluan Babeh di kemaluannya.

    “Babeh ama emak sedang apa?” Kataku dgn bahasa simpel coba cari jawaban atas apa yang ku dengar di luar dan ku saksikan di rumah.

    “Babeh sedang isi perut Emak dgn dede bayi…” Kata Babeh yang kelihatan mulai membuag rasa kagetnya.

    “Mari tidur kembali, Sayg!” Kata Babeh sekalian mulai bergerak lagi perlahan-lahan memompa badan Emak.

    “Emak gag apapun?” Kataku kembali sekalian berajak merapat dan tiduran dilegan Emak.

    “Iya…! Emak tidak ada apa-apa, Sayg! Sini tidur dekat Emak, ya! Mari tutup matanya….” Kata Emak membujukku.

    “Emakk….” kataku, sekalian mengusung kepalaku untuk melihat muka Emak.

    “Iya, Sayg…!? Jawab Emak dgn tenang, setenang badannya yang terus bergerak karena Babeh terus memacu lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya seakan tidak peduli dgn kedatanganku.

    “Sarmila ingin pipis… temani ke belakang, Makk!” Kataku yang waktu Emak memang ingin pipis.

    Emak tidak segera menjawab. Dia melihat muka Babeh dan memberikan kode dgn keningnya. Babeh menjawab dgn keningnya, lantas Emak melihatku dan berbicara:

    “Dapat tahan sesaat tidak, Sayg?” Kata Emak.

    Itil V3
    “Mengapa, Makk?” Tanyaku kembali.

    “Agar Babeh tuntaskan tugas Babehh sesaat, ya Sayg! Kata Emak…

    “Babeh kerjakan apa, Bu?” Tanyaku kembali.

    “Lhoo… kan barusan Babeh sidah bilang… Babeh kembali membuat dede untuk Sarmila…” Jawab Emak coba menentramkanku. Saya cuma manggut-manggut seakan memahami.

    Peristiwa malam itu seolah memberikan peluang untuk bebas nikmati panorama pemali yang tidak semestinya ku tonton. Saya duduk sekalian memerhatikan Emak yang terkangkang karena kemaluan Babeh yang terus masuk keluar di lobang kemaluan Emak.

    Melihatku melihat Babeh yang terus mainkan kemaluannya di lobang kemaluannya, Emak pada akhirnya minta Babeh untuk meredam birahinya. Babehpun mengalah dan mengambil kemaluannya dari lobang kemaluan Emak. Babeh jatuhkan badannya di atas sebuah bantal sekalian menarik sarungnya dan tutupi kemaluannya yang tetap kelihatan tegak berdiri. Sementara Emak bangun dan raih sarung dan membalutkannya ke badannya. Dia selanjutnya temaniku ke belakang untuk membuang air kecil.

    Waktu lagi ada di dalam kamar mandi terbuka tanpa atap itu, saya melemparkan lagi pertanyaan pada Emak.

    “Mengapa Babeh membuat dede di perut Emak?” Kataku sekalian pipis. Emak cuma tersenyum medengar pertanyaanku, Dia tidak memberikan jawaban, tapi cuma ambil segayung air untuk bersihkan wilBabeh selangkanganku.

    “Masalahnya kita punyai ini . Maka Dedenya dapat keluar… Babeh tidak punyai!” Kata Emak.

    “Ooh…!” Jawabku yang sanggup terima jawaban Emak untuk anak seusiaku saat itu. Sesudah saya usai membuang air kecil, kita kembali lagi ke kamar dan Emak tiduran sekalian merengkuhku. Tidak lama berlalu, ku merasai badan Emak bergoyg lagi. Saya berusaha lagi bangkit kembali, tapi Emak meredamku dan membali merengkuhku sekalian berbisik.

    “Sayg! malam telah terlarut, esok Sarmila kan sekolah kembali. Kelak terlambat bangunnya…” Kata Emak meneangkanku. Pada akhirnya ku coba pejamkan mata, walaupun menasaran karena badan Emak bergoyg lagi. Ku coba melihat di sela di antara badanku dan badan Emak. Ku saksikan sarung yang membalut badan Emak sisi bawah kembali terkuak. Sementara Salah satunya kaki Emak terangkut ke atas dan digenggam oleh tangan Babeh. Ku saksikan ada kaki Babeh antara selangkangan Emak.

    “Maaakk….!” Saya panggil lagi Emak dgn suara sedikit berbisik.

    “Mmhh…?” jawab Emak singkat.

    “Babeh masukkan kontol ke lobang ee, ya, Bu?” Tanyaku kembali.

    “Sayg!Sudah… jangan bicara kembali,…” jawab Emak dgn suara semakin tinggi. Saya pada akhirnya cuma diam simpan tanda pertanyaan dalam hatiku. Akhirya saya tidur kembali membelakangi Emak da merengkuh guling yang ada disebelah sebeluhku.

    Rasa ingin tahu yang dihias oleh nada-nada lantai dan situasi gubuk kecilku yang terus bergoyg membuatku tidak bisa dgn gampang pejamkan mata. Sesudah beberapa saat, saya kembali lagi meghadap ke Emak, sekalian terus merengkuh guling. Pemadangan baru yang lain kembali ku tonton. Saat Emak duduk di selangkangan Babeh dan mengulum kemaluan Babeh. Babeh yang ketahui saya belum tidur cuma tersenyum melihatku. Dia kelihatannya biarkan saja saya menyaksikan mereka bertelanjang riang.

    Tidak berapakah lama selanjutnya, Emak berdiri dan melagkahi badan Babeh lantas ambil sikap duduk di mana kemaluan Babeh berdiri yang tegak. Degnan Salah satunya tanganya, ia pegang kemaluan Babeh yang besar dan panjang, lantas arahkan ujung kemaluan Babeh kembali lagi ke lobang kemaluannya. Sementara itu tangan satunya menggenggam belahan kemaluannya lantas dia mulai turunkan bokongnya perlahan-lahan sampai kemaluan Babeh kembali ambles masuk ke dalam lobang kemaluannya.

    Emak mulai ambil ancang-ancang dgn turunkan badannya ke belakang dgn bertumpu pada ke-2 lengannya, lantas ku saksikan Emak mulai mainkan patatnya mundur-maju, hingga kemaluan Babeh masuk keluar di lobang kemaluannya. Desahan untuk desahan terdengar kembali, dan bersatu dgn irama lantai.

    Posisi semacam itu kelihatannya tidak demikian nyaman untuk Emak. Dia selanjutnya membalik badannya di depan dan bertopang lagi dgn ke-2 tangannya. Emak menggoyg lagi bokongnya mundur-maju seperti berusaha menggaruki gatal dalam kemaluannya dgn sebuah alat yang namanya kemaluan.

    Tidak berapakah lama dgn posisi itu, Babeh merengkuh badan Emak dan bergulir lantas Babeh putar posisi mereka bercinta sejumlah derajat hingga kaki Emak menyentuh hampir mukaku. Tapi saat itu, Babeh langsung mearik kaki Emakdan mengangkangkan lagi ke dua kakinya. Entahlah menyengaja atau tidak, posisi itu membuatku bisa menyaksikan permukaan kemaluan Emak yang banyak rambut lebat.

    Dgn ke-2 kaki yang terkangkang, ku tonton dgn terang saat Babeh arahkan kemaluannya ke selangkangan Emak dan meerobos masuk memotong bibir kemaluan Emak yang kelihatan gemuk. Dapat ku saksikan dgn terang bibir kemaluan Emak bergerak senirama dgn pergerakan masuk keluarnya kemaluan Babeh di lobang kemaluanya tersebut.

    Makin lama, Babeh makin cepat mengocak lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya. Desahan Emak makin kuat, kadang-kadang dia meracau tidak karuan,, hingga kemudian Babeh berhenti dgn sebuah tusukan dalam ke lobang kemaluan Emak. kaki Emak jatuh di ke-2 segi badannya, dan Babeh juga roboh di atas badan Emak.

    ***

    Makin saya memahami dgn sex, makin saya diberikan pemadangan-pemandangan yang pada akhirnya menggairahkanku untuk melakukan. Sampai sesuatu saat, keperawananku pada akhirnya harus lepas karena dorongan birahiku sendiri. Pas sesudah saya menamatkan pendidikan SMA, saya tidak sanggup untuk meredam pergolakan keinginan bercinta yang cuma dapat ku peroleh dari bermasturbasi.

    Siapa lelaki yang untung memperoleh keperawananku? Ia tidak lain ialah Babehku sendiri. Waktu pulang dari Acara perpisahan sekolah, dgn baju seragam putih Abu-Abu yang penuh dgn berwarna-warni perpisahan, saya menyaksikan Babehku sedang mandi. Waktu tersebut, saya lagsung bertandang ke Babehku ke kamar mandi dan melepaskan atribut kesiswaanku, sekalian tribut kewanitaanku di muka Babeh yang sedang mandi. Melihatku berdiri tanpa baju sekalian tersenyum kecil ke Babeh, lantas ku ucapkan:

    “behhh! lihatlah aku….!! Saya tidak lagi beberapa anak, kan?”

    “Ya, pasti, Sayg?” jawab Babeh tanpa gestur melihat badanku.

    “Apa rambut-rambut ini belum tebal untuk disebutkan remaja?” tanyaku kembali.

    “Apa tujuanmu, Sayg?” jawab Babeh kelihatan kebingungan pahami apa tujuan pertanyaanku.

    “Behh! Ajari saya lakukan itu, Behh!” Pintaku.

    “Lakukan apa?” Bertanya Babehku makin kebingungan.

    Dgn melemparkan senyumku ke Babeh. Saya segera mengambil langkah dekati Babeh yang masih basah dgn cuma kenakan celana dalam. Ku pegang dan ku raba-raba berbeda yang ada pada celaa dalamnya, lantas ku ucapkan:

    “Saya ingin inni, behh!” Bisikku sekalian melingkarkan lenganku di leher Babeh dan coba mencium bibirnya.

    Babeh cuma termenung menyaksikan kelakuanku yang aneh, tapi beberapa saat selanjutnya dia menyongsong kecupanku, lantas melingkarkan tangannya di pinggangku, hingga badanku mendekat ke badan Babeh. Dalam posisi itu, ku coba untuk menyisipkan jariku masuk ke celana dalamnya dan menggenggam benda yang benar-benar ku idam-idamkan sudah sejak lama.

    Sebagai lelaki normal, Babeh sepertiya tidak sanggup meredam dorongan birahinya saat ada seorang wanita tanpa baju memikat dan ajaknya untuk bercinta. Ku merasai kemaluannya mulai menegang. Waktu tersebut ku coba keluarkan benda itu dari celana dalam Babeh.

    Hembusan darah penuh keinginan, seolah mengucur kuat waktu Babeh mulai mainkan jarinya di belaha kemaluanku., yang bersambung dgn permainan lidahnya yang membuatku lemas dan nyaris tidak sanggup kembali berdiri dgn cuma ia kaki menyokong badanku. Untungnya Babeh lumayan kuat untuk menyongsong badanku dan membaringkanku di lantai kamar mandi yang basah.

    Dalam situasi birahi yang naik-turun, dan dorongan gairah syahwat yang tidak tertahan, pada akhirnya Babeh dgn style 1/2 memaksakan, dia buka selangkanganku dan memulai arahkan tangkai kemaluannya ke lobang vaginnaku yang telah tersaji prima dan tidak peduli kembali pada status jalinan darah, asal gairah tercurahkan.

    Perlahan-lahan tapi tentu, kemaluan Babeh mulai memaksakan masuk ke dalam lobang kemaluanku yang betul-betul masih perawan. Sanpai pada akhirnya, dgn sedikit penekanan memaksakan, kemaluan Babeh sukses menyobek mahkota keperawananku.

    Hal pertama yang ku merasai ialah berikut rasanya saat kemaluan isi ruangan dalam kemaluan. Gesekan, penekanan, sentuhan, dan kehangatan yang tidak dapat didapat dari hal-hal lain selainnya benda yang cuma dipunyai oleh lelalki tersebut. Kemaluan Babeh berasa sesak dalam lobang kemaluanku. Pergerakannya masuk keluar lobang kemaluanku, seolah bersinggungan kuat dgn dinding kemaluanku paling dalam.

    Makin lama gesekan-gesekan di dindig kemaluanku itu makin membuatku rasakan kemaluanku makin keluarkan banyaka cairan, entahlah apa dan tiba darimanakah. tapi cairan itu membuat gesekan makin berasa licin dan memberikan kepuasan tertentu. Saya tidak lagi pikirkan asumsi jika lelaki sukai lobang yang kesat,. Yang ada dibenakku, saya ingin selekasnya capai pucuk kepuasan dgn kemaluan yang lagi ada dalam kemaluanku.

    Tidak menanti berapakah lama, pucuk kepuasan itu mulai berasa dan saya seolah terbang melejit medekatiya, dan….

    “Ooohhh…!” Sebuah desahan melambungkanku ke alam yang penuh dgn kepuasan. Saygnya, saat itu, Babeh akhiri perjalananku di alam kepuasan dgn sebuah hujaman keras yang menyadarkanku jika Babeh sudah menumpahkan cairan sperma dalam kemaluanku.

    Saat itu, kepuasan secara langsung berakahir dgn rasa ketakutan akan hamil di luar pernikahan dan memiliki kandungan anak dari buah cinta Babeh.

    Hari untuk hari ku lalui dalam rasa ketakutan dan keinginan supaya hal yag tidak diharapkan itu tidak akan perah terjadi. Walaupun saat sesudah lakukan jalinan tubuh dgn Babeh, saya segera berusaha keluarkan dan bersihkan cairan sperma Babeh dari lobang kemaluanku. Tapi kekuatiran masih tetap tidak dapat ku membuang dari pikiran.

    Rasa ketakutan ini, membuatku berpikiran jauh di depan, pikirkan gagasan apa yang akan ku kerjakan saat ini harus terjadi. Penyesalanku, ialah mengapa tidak dari saat sebelum melakukanya saya pikirkan jauh di depan.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Terikat Di Kasur

    Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Terikat Di Kasur


    20 views

    ia jg tidak pakai celana dalam bos,,kayaknye die memang uda siap buat dientot ni bos,,”.

    Cersex Terbaru – “yaude,,lepasin jaketnye, Man,,agar ni cewek telanjang sekaligus,,”.
    “oke bos,,”. Ke-3 preman itu menjadi meleng hingga otak Sari langsung bekerja untuk melepas diri dari 3 preman tersebut.
    Sari menggerakkan kepalanya ke belakang hingga berkenaan muka sang bos preman.
    “aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauhi Sari sekalian memegang hidungnya yang nyaris patah karena kebentur sisi belakang dari kepala Sari. 1 preman telah lepas, 2 more to go

    Sari mengusung kaki kanannya hingga lutut Sari langsung menghajar dagu preman yang memegang kakinya. Preman itu langsung jatu terjatuh ke belakang. Still 1 preman standing. Sari langsung memukul preman yang barusan ditugasi menanggalkan jaket Sari.
    Walau tinju Sari kurang kuat, tp sanggup membuat preman itu jg jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dgn sedikit berjinjit. Sari juga mengambil langsung cara 2 ribu menjauhi dari 3 preman yang sedang kesakitan sekalian berteriak minta bantuan.

    Ada orang keluar warung, Sari lari ke arah orang itu, sekalian berlari, Sari menarik resleting jaketnya ke atas kembali supaya payudaranya ditutupi jaket.
    “tolong pak,,saya ingin disetubuhi,,”, kata Sari sekalian berlindung ada di belakang orang tersebut.
    “mana Dek,,yang ingin merkosa,,”, tutur orang itu sekalian berangkat pinggang seperti jawara.
    3 preman itu ada di hadapan abang pemilik warung dgn napas mereka yang tersengal-sengal. Sari merasa sedikit tenang menyaksikan sang abang pemilik warung keliatannya tidak gentar hadapi tiga orang preman tersebut.
    Mendadak, trio preman itu segera mengarah ke belakang sang abang pemilik warung dan tangkap Sari.
    “pak,,tolong saya,,”, pinta Sari dgn muka susahnya. Abang pemilik warung itu melihat ke belakang.
    “ah,,kronis lo betiga,,sudah saya kasih minuman,,justru tidak ngajak saya cocok ingin merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar mulut sang abang pemilik warung membuat Sari seperti tersamber petir.
    “gimane ingin ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.
    “kok dapat kabur?”.
    “noh,,karena sang Maman membuka jaketnye kelamaan,,”.
    “bukan salah saya bos,,karena sang Bagus,,megangin kakinye tidak benar,,”.
    “sedap aje,,lo,,bos Hari jg salah,,”.
    “udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyg seperti bidadari ini,,”.
    “benar juge ape kate lo,,Yo,,”. Pada akhirnya, nama mereka tersingkap jg.
    Sang bos preman namanya Hari, sang abang pemilik warung namanya Taryo, preman yang barusan memegang kaki Sari namanya Bagus, dan preman yang paling akhir namanya Maman.
    “ngapain lo kabur barusan,,hah?!”, sebuah pukulan landing di pipi kanan Sari.
    “udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,agar die jera,,”. Dalam sekejap, jaket Sari telah dibuang jauh oleh Hari.
    “buset,,bodinye bohay sekali,,”, tutur Maman.
    “simak tuch memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.
    “bermakna saya yang merawanin,,”, kata Udin.
    “sedap aje lo, Din..saya bosnye di sini,,”, balas Hari.
    “tp,,ini kan warung saya,,”, balas Udin tidak ingin kalah.
    “yaude,,lo yang merawanin,,tp kite gratis minum di warung lo 1 minggu ye,,”, kata Hari.
    “sip dah,,nyg penting dapat merawanin cewek,,”.
    “jangan setubuhi saya,,”, pinta Sari, air matanya juga mengucur keluar.
    “diem lo !! nanti lo jg sedap,,”, ledek Bagus.
    “kite taro aje di kursi agar lebih sedap,,”, saran Maman.
    “benar jg lo Man,,”. Maman dan Bagus mengusung badan Sari dan menyimpan Sari di atas bangku panjang dari kayu yang umum berada di warteg.
    Bagus dan Maman mengusung kaki Sari ke atas hingga memek Sari yang ada di pinggir ujung kursi betul-betul terpampang dgn benar-benar terang.
    Hari duduk di ujung kursi yang satunya, ia memegang ke-2 tangan Sari sekalian nikmati kehalusan dari bibir Sari yang tipis dan halus. Sari tahu jika ia tidak dapat lakukan perlawanan kembali karena ini kali ia betul-betul tidak memiliki daya. Sari tidak tahu apa yang bisa terjadi pada memeknya karena pandangannya ditutupi leher Hari.
    “saya jilat dahulu ah,,ingin tahu,,memeknye perawan manis ape tidak,,hehe,,”, tutur Udin.
    Udin berjongkok di muka memek Sari dan menatp panorama cantik di depannya seperti detektif yang memerhatikan dgn cermat untuk temukan tanda bukti.
    “tidak ade bulunye kembali,,bertambah napsu saya,,”, kata Udin.
    “udeh,,cepatan lo Din,,nanti giliran,,”, kata Hari kemarin Hari meneruskan melumat bibir Sari kembali.
    “sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus ke-2 paha mulus Sari sampai sentuh pangkal paha Sari.
    Lantas Udin dekatkan mukanya ke memek Sari. Udin makin gairah sesudah menyaksikan bentuk memek Sari yang masih prima dan harum alami dari memek Sari yang dirawat dgn baik oleh Sari.
    Udin sapu belahan bibir memek Sari dari bawah ke atas dgn sekali sapuan saja. Sari menggeliat karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengucur di sekujur badannya. Selanjutnya, Udin mengelitik klitoris Sari dgn lidahnya.
    “mmmffhh,,”, desah Sari ketahan bibir Hari.

    Bagus dan Maman tidak cuma memegang kaki Sari saja, tp masing-masing pada mereka jg ‘memegangi’ dan meremasi payudara Sari. Udin buka bibir memek Sari hingga ia dapat menyaksikan sisi dalam dari memek Sari yang kelihatan benar-benar menarik karena tetap merah mengembang.
    Lidah Udin telah tersisip dalam lubang memek Sari. Udin memasukkan kepalanya ke selangkangan Sari supaya Udin dapat masukkan lidahnya lebih dalam ke memek Sari. Sari memang menampik, tp ia tidak dapat menygkal badannya yang dgn suka hati terima gempuran lidah Udin.
    “nnggffhh,,,”, suara lenguhan Sari yang tetap ketahan bibir Hari.
    Badan Sari jadi tegang karena ia mengalami orgasme.
    “ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak sia-siakan satu tetes juga sampai cairan memek Sari tidak bersisa.
    “gimane Din?”, bertanya Bagus.
    “maknyus,,sedap sekali,,manis ‘n renyah,,”, jawab Udin.
    “namanye jg memek perawan,,”, tutur Maman.
    “giliran lo Din,,”, kata Hari.
    “okeh,,”. Hari dan Udin tukar posisi.
    Mereka berganti-gantian menjilat-jilati memek Sari sampai masing-masing mereka sudah mencicip cairan memek Sari. Sari telah pasrah karena tenaganya habis sesudah 4x orgasme. Saat ini, Udin bertemu dgn memek Sari kembali dgn celananya yang telah merosot hingga k0ntol Udin terlepas keluar sangkarnya.
    “akhirnye,,****** saya dapat merasakan memek perawan jg,,”, tutur Udin. Udin sangat semangat ingin selekasnya menusukkan k0ntolnya ke saat memek Sari.
    “hoi !!”, teriak seorang. empat orang itu melihat ke sumber suara yang mereka dengar.
    “siape lo?!”, bertanya Udin.
    “jangan kacaukan ia !!”, teriak orang tersebut. Udin segera menggunakan celananya kembali.
    “mao menjadi jawara lo?”. Bagus dan Maman melepas kaki Sari dan maju bersama Udin ke orang itu sementara Hari mengikat kaki dan tangan Sari dgn tali rafiah yang Hari mengambil dari warung Udin.
    “lo semua,,jangan kacaukan tuch cewek !!”, kata orang tersebut.
    “oh,,lo mao menjadi jawara lo yee,,”, kata Hari yang gabung dgn Udin, Bagus, dan Maman.
    “cari mati die,,kite matiin aje nih orang,,agar kite dapat ngentotin perawan,,”.
    “Gus,,Man,,maju lo bedua,,bantai ampe sanggups nih jawara kemaleman,,”, perintah Hari.
    “oke bos,,”, jawab Bagus dan Maman maju merapat pada orang tersebut.
    Bagus serang lebih dulu, ia melaygkan tinju kanannya ke orang tersebut. Orang itu menangkis dgn tangan kanannya, lantas selekasnya menyepak perut Bagus dgn cepat.
    Walau cuma 1 kali sepakan, Bagus langsung sujud sekalian memegang perutnya dan meringis kesakitan. Maman serang orang itu dari belakang dgn melaygkan sebuah pukulan.
    Tp, dgn cekatan orang itu menghindari ke kiri lantas gerakkan siku tangan kanannya untuk berkenaan perut Maman. Maman secara langsung kesakitan karena pukulan siku orang itu demikian kuat. Orang itu langsung lakukan sepakan berputar-putar ke belakang dan berkenaan muka Maman hingga Maman secara langsung terlontar ke samping.
    “sialan lo !!”, Hari dan Udin langsung maju serang orang tersebut.
    Tp, orang itu melaygkan 2 jurus sepakan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
    “awas lo ye,,!!”, ancem Hari sekalian kabur.
    Udin, Bagus, dan Maman jg lari dgn benar-benar kuat. Orang itu dekati Sari yang tidak berbusana dan tidak memiliki daya karena kaki dan tangannya terlilit ke kursi.
    “lo tidak apapun?”, kata orang itu sekalian melepas ikatan di kaki dan tangan Sari.
    “terima kasih,,”, jawab Sari masih kurang kuat.
    “nih,,pakai jaket saya,,”, orang itu menggunakankan jaketnya ke Sari sesudah Sari duduk di kursi.
    “terima kasih Mas,,”.
    “kenalin nama saya Eno,,”.
    “nama saya Sari,,”.
    Rupanya, Eno ialah sabuk hitam dalam Taekwondo hingga tidak bingung ia menaklukkan empat orang barusan dgn benar-benar gampang walaupun muka Eno tidak dekati kata tampan sedikit juga.
    “ngapain lo malem-malem berada di luar?”.
    “saya baru dateng dari dusun Mas,,”.
    “oh,,pantes saja,,wajahnya masih polos,,terus saat ini mana celana kamu? saat tidak pakai celana seperti begini,,”.
    “tidak tahu Mas,,”.
    “yaudah,,lo pakai celana pelatihan saya saja,,”, kata Eno memberikan celana trainingnya yang ia mengambil dari dalam tasnya.
    “terima kasih Mas,,”.
    “lo ingin ke mana saat ini?”.
    “mm,,saya ingin ke rumah saudara saya,,”, Sari bohong.
    “ingin saya anter?”.
    “ah,,tidak perlu Mas,,saya jalan sendirian saja,,”, Sari menampik penawaran dari Eno karena ia telah tidak yakin ke lelaki.
    “yaudah,,tp saya anterin ke arah tempat yang lebih ramai ya?”.
    “apa tidak ngerepotin?”.
    “tidak apapun,,yok,,”. Eno jalan ke motornya yang diparkirkan cukup jauh dari warung.
    Sari menggunakan celana pelatihan Eno hingga pada akhirnya, memek Sari tertutup jg.
    Eno tiba dekati Sari dgn memakai motornya.
    “mari,,naik,,”.
    “iya Mas,,”. Sari naik membonceng ada di belakang lantas Eno memicu motornya menjauhi dari warung itu ke arah tempat yang lebih ramai.
    “terima kasih ya Mas,,”, Sari turun dari motor.
    “lo tidak pakai alas kaki ya dari barusan?”.
    “iya,,Mas,,ilang,,”.
    “oh,,kalau begitu pakai sendal saya saja,,nih,,”.
    “nanti Mas bagaimana?”.
    “sudah,,tidak apapun,,pakai saja,,tp betulan lo tidak apapun jalan sendiri?”.
    “iya Mas,,tidak apapun,,terima kasih banyak sudah nyelametin saya Mas,,”.
    “yaudah dech,,saya lebih dulu ya,,ati-ati lo,,”. Eno juga pergi tinggalkan Sari karena ia ada masalah penting.
    Sari jalan sendiri kembali, tp ini kali ia menggunakan celana untuk tutupi sisi bawah badannya dan sendal membuat perlindungan kakinya.
    Tenaga Sari tinggal seperempat saja hingga Sari cuma meng ikuti kakinya tanpa tahu arah dan tujuan. Kakinya bawa Sari ke sebuah komplek perumahan yang cukup elit. Seperti komplek yang lain, ada pos satpam dan portal saat sebelum masuk ke dalam komplek, tp keliatannya satpamnya sedang tidak ada.
    Sari masuk ke dalam wilayah komplek itu dgn cara sempoyong karena ia sangat lemas. Baterai empty, please recharge. Tenaga Sari telah betul-betul tidak sisa kembali ini kali hingga Sari jatuh tidak sadarkan diri di muka sebuah rumah yang besar.
    Dgn mata yang samar-samar, Sari menyaksikan ada seorang yang mengusung badannya. Kemudian, Sari sudah tidak sadar diri. Saat bangun, Sari telah ada di atas tempat tidur yang benar-benar empuk. Ia meregangkan badannya alias ngulet.
    Baterai full. Tubuh Sari telah betul-betul fresh setelah tidur hingga Sari memilih untuk bangkit dari tempat tidur. Kamar itu demikian besar, luas, dan penuh dgn barang yang kelihatannya mahal. Sari tidak berani sentuh apapun karena takut ada yang pecah.
    Itil V3
    Sari jalan ke arah pintu kamar yang besar sekali. Sari buka pintu kamar itu dan jalan keluar kamar. Sari menelusuri rumah yang cukup besar itu dan cari sang pemilik rumah yang mungkin barusan sudah membawa masuk ke rumah.
    Tp, walau dicari ke mana saja, Sari tidak temukan siapa saja di dalam rumah itu . Maka, Sari cuma duduk di atas sofa yang ada di ruangan tamu. Mendadak Sari dengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke ruangan tamu.
    “eh,,kamu sudah bangun?”.
    “bapak siapa?”, bertanya Sari ketakutan.
    “nama bapak,,Dirman,,kamu?”.
    “nama saya Sari,,mengapa saya ada di sini?”.
    “barusan kamu tidak sadarkan diri di muka rumah bapak,,jadi bapak membawa kamu ke dalam rumah,,”.
    “maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.
    “mengapa nak Sari dapat tidak sadarkan diri?”.
    “saya tersesat,,”.
    “oh,,kalau begitu,,nak Sari tinggal di sini saja dahulu,,”.
    “aduh,,maap pak,,saya tidak ingin ngerepotin,,”.
    “tidak apapun,,tentu kamu lapar,,sudah lah,,malem ini nak Sari tinggal di sini dahulu,,”.
    “tp jika saya tinggal di sini,,apa istri bapak tidak apapun?”.
    “oh,,nak Sari tenang saja,,istri bapak sudah tidak ada,,”.
    “oh,,maap Pak,,saya tidak berniat,,”.
    “ah,,tidak apapun,,mari nak Sari,,kita makan,,”.
    “tidak perlu Pak,,”.
    “kruukk,,,~~”, bunyi dari perut Sari yang keroncongan membuat Sari tersipu malu.
    “tuch kan,,sudah mari kita makan,,”, Pak Dirman tarik tangan kanan Sari dan membawa ke kamar makan.
    Bacaan Seks Dewasa Karena Cuma Menggunakan Jaket di Setubuhi
    Sekalian jalan ke kamar makan, pikiran Sari bercabang jadi 2. Yang satu, Sari deg-degan dan cemas dgn Pak Dirman yang duda karena Sari terpikir peristiwa bersama ayah angkatnya.
    Dan, pikiran Sari yang lain menjelaskan jika ia pergi malam hari ini, ia akan kelaparan dan mungkin ia akan disetubuhi oleh preman-preman yang sedang mabuk . Maka, Sari sudah memutuskan untuk ada di rumah itu untuk tadi malam.
    “saya nginep di sini dahulu dech,,sepertinya ni bapak tidak punyai pikiran macem-macem,,”, berpikir Sari.
    Pak Dirman memang seperti terlihat bapak yang baik, tp who knows?.
    “makanan siap Pak,,”, sapa orang yang berada di dekat meja makan.
    “oh,,terima kasih To,,kamu telah makan, To?”.
    “saya mah mudah, Pak,,saya izin dahulu ke belakang ya Pak,,”.
    Parto jalan keluar dapur.
    “mari,,nak Sari,,silahkan makan,,”.
    “tidak apapun nih Pak Dirman?”.
    “tidak apapun,,hayo cepat,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk terlebih dahulu, diikuti Sari yang masih cukup malu duduk di atas meja makan.
    “mari Sari,,tidak perlu malu,,mari makan,,”.
    “iya Pak,,”. Pak Dirman mulai ambil makanan dan Sari cuma sedikit ambil makanan karena Sari masih cukup malu.
    “mmmm,,Pak Dirman,,saya bisa menumpang ke kamar kecil?”.
    “oh bisa,,nak Sari terus saja terus belok ke kiri,,nach ruang yang berada di kanan,,itu wc,,”.
    “terima kasih Pak,,saya izin dahulu,,”.
    “oh iya,,ya,,silahkan,,”. Sari meng ikuti instruksi panduan dari Pak Dirman hingga ia dapat temukan kamar mandi.
    Sesudah membuang air kecil, Sari membersihkan tangannya di wastafel sekalian melihat kaca yang berada di depannya.
    Sari menyaksikan bayang-bayang seorang gadis berparas elok dgn kulit muka putih merona. Bayang-bayang itu tidak lain dan tidak bukan ialah dirinya.
    Damn, my beautiful face. Sari berpikiran jika saja mukanya tidak elok mungkin hidupnya tidak seperti saat ini, mungkin ia akan hidup berbahagia. Tp, apa ingin dikata. Muka tidak dapat ditukar, operasi plastik tidak mungkin Sari kerjakan karena kantongnya cuma berisi angin saja alias boke’. Sari balik lagi ke kamar makan dan duduk kembali di bangkunya.
    “mari nak Sari,,makan kembali,,”.
    “aduh,,saya sudah kenyg Pak,,”, kata Sari sekalian minum tersisa air minumnya.
    “benar nak Sari sudah kenyg? tidak ingin tambah?”.
    “terima kasih,,Pak,,saya sudah kenyg sekali,,”, Sari merasa matanya sangat berat dan habis-habisan menantang rasa mengantuk yang mendadak serangnya.
    “walau sebenarnya saya baru tidur,,mengapa saya sudah mengantuk kembali?”, bertanya Sari dalam hati. Sari mengucek-ngucek matanya.
    “mengapa? nak Sari mengantuk?”.
    “iya nih Pak,,walau sebenarnya saya baru istirahat,,”.
    “ya telah,,Parto !!”, Pak Dirman panggil Parto. Dalam kurun waktu sesaat, Parto telah tiba.
    “ada apakah Pak?”.
    “tolong antar Sari ke kamarnya,,”.
    “baik, Pak,,”.
    “silahkan,,nona Sari,,saya perlihatkan kamarnya,,”.
    “terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur lebih dulu,,”.
    “oh,,ya,,tidak apapun,,nak Sari memang harus istirahat,,”.
    “saya izin dahulu ya Pak Dirman,,terima kasih sekali,,sudah bolehin saya makan,,”.
    “sudah,,nak Sari istirahat sana,,”. Sari jalan ada di belakang Parto ke arah kamarnya.
    “di sini,,kamarnya nona,,”, Parto buka pintu sebuah kamar yang dalamnya cukup eksklusif.
    “terima kasih,,Mas Parto,,”. Sari masuk ke kamarnya sementara Parto pergi tinggalkan Sari.
    “pada akhirnya,,”, barusan Sari mengambrukkan badannya ke kasur, ia segera tertidur.
    Rupanya, ada yang masukkan obat tidur ke minuman Sari. Obat tidur itu bereaksi dgn cepat, tetapi cuma sesaat membuat orang tertidur kemungkinan cuma 1-2 jam saja.
    Sari terjaga dan mengetahui jika ia benar-benar tidak dapat gerakkan kaki dan tangannya. Tangan Sari terlilit ke tiang tempat tidur dan kaki Sari terlilit ke tiang tempat tidur yang lain hingga sekarang, Sari dalam posisi X.
    “tolong,,!!”, teriak Sari kuat.
    Seorang masuk langsung ke kamar Sari.
    “tolong saya,,Pak Dirman”, pinta Sari dgn kuatir.

    Pak Dirman merapat ke Sari yang telanjang dan terlilit ke tempat tidur.
    “tolo,,”, Sari stop minta bantuan ke Pak Dirman karena ia menyaksikan Pak Dirman tersenyum curang dan sorot matanya seperti srigala lapar.
    “tol,,mmffhh,,”, mulut Sari langsung dibukam oleh Pak Dirman.
    “tidak nygka,,malem-malem,,dapat rezeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas tempat tidur dan duduk di muka selangkangan Sari yang lebar terbuka.
    Pak Dirman menindih badan Sari lantas Pak Dirman melepas bungkaman di mulut Sari.
    Kemuan Pak Dirman secara langsung membekap mulut Sari kembali, tp ini kali dgn mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Sari. Lantas Pak Dirman melumat bibir Sari mati-matian sekalian terus mainkan lidahnya dalam rongga mulut Sari. Sari sadar ia tidak dapat menantang seperti peristiwa-kejadian awalnya hingga Sari telah pasrah apa yang bisa terjadi nanti.
    Pak Dirman betul-betul mencumbu Sari sepuasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Sari dgn benar-benar bergairah. Sesudah senang nikmati bibir Sari, Pak Dirman bangun dari atas badan Sari.
    “tubuh kamu bagus sekali,,”.
    “tolonngg !!”.
    “sia-sia kamu minta bantuan,,mending kamu pasrah saja,,”. Pak Dirman mencengkeram ke-2 buah payudara Sari yang memiliki bentuk benar-benar cantik tersebut.
    Pak Dirman meremas-remas ke-2 buah payudara Sari sekalian kadang-kadang mencubit payudara Sari. Lantas Pak Dirman dekatkan mukanya ke payudara Sari, ia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilat-jilati ke-2 buah payudara Sari dan putingnya.
    “oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar mulut Sari.
    Muka Sari merah seperti kepiting rebus karena ia tidak dapat meredam malu, barusan ia menampik habis-habisan, tp sekarang ia justru keluarkan desahan karena Sari tidak dapat memungkiri begitu enaknya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.
    Pak Dirman turunkan kecupannya ke perut Sari. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Sari. Lantas Pak Dirman menciumi perut Sari langsung ke bawah sampai pada akhirnya sampai jg di lembah kepuasan punya Sari.
    “harum,,harum sekali,,”, komentar Pak Dirman sesudah ia mengisap wewangian harum yang merebak di wilayah selangkangan Sari.
    Pak Dirman turun dari tempat tidur, ia buka ikatan kaki kiri Sari lantas Pak Dirman mengikat kaki kiri Sari semakin tinggi selanjutnya Pak Dirman jg lakukan hal yang sama ke kaki kanan Sari hingga saat ini kaki Sari membubung ke atas seperti huruf V.
    “nach,,kalau begini kan lebih mudah,,”. Pak Dirman naik ke atas tempat tidur dan posisi kepalanya telah ada di paha putih yang mulus Sari.
    Pak Dirman mengawali dgn mengecup klitoris Sari berkali-kali hingga sebagai tanggapan, badan Sari menggeliat.
    “saat ini sedap kan? karena itu,,kamu tidak perlu ngelawan kembali,,”, ledek Pak Dirman.
    Sari merasa seperti wanita murahan karena ia demikian nikmati lidah Pak Dirman yang saat ini telah menelusuri sekitaran memeknya.
    “mmmhhh,,”, desah Sari perlahan.
    Pak Dirman memperlebar ke-2 bibir memek Sari hingga Pak Dirman dapat menyaksikan sisi dalam dari memek Sari yang tetap kelihatan merah memikat.
    “jangan-jangan kamu masih perawan ya? untungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman telah mengaduk-aduk lubang memek Sari.
    “ooohhhh,,!!”, erang Sari memperoleh orgasmenya.
    Pak Dirman tidak yakin dgn rasa cairan memek Sari. Manis, renyah, dan sedikit rasa asin bercampur dgn formasi yang benar-benar cocok hingga Pak Dirman mengais-ngais tersisa cairan memek Sari sampai tidak ada tersisa setetes juga.
    Benjolan di celana Pak Dirman telah besar sekali yang mengisyaratkan jika Pak Dirman telah horny berat. Pak Dirman secara langsung menanggalkan baju dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit dapat disaksikan oleh Sari. Sari benar-benar terkejut menyaksikan apa yang mengacungkan tegak di bawah perut Pak Dirman.
    K0ntol pertama yang Sari saksikan ialah k0ntol ayah angkatnya, dan k0ntol Pak Dirman semakin lebih besar.
    “jangan,,”, lirih Sari perlahan.
    Pak Dirman tidak menghiraukan Sari, Pak Dirman justru telah bersiap-sedia mencoblos memek Sari. Kepala k0ntol Pak Dirman telah ada di depan lubang memek Sari.
    “tidaakk,,!!”, teriak Sari dgn suaranya yang kurang kuat halus.
    Air mata Sari mengucur dari ke-2 matanya karena Sari tahu jika keperawanannya sudah tidak selamat kembali karena ia tidak dapat lakukan perlawanan. Pak Dirman menggerakkan k0ntolnya ke saat memek Sari. Perlahan-lahan tp tentu, k0ntol Pak Dirman menyelusup masuk ke dalam saat memek Sari.
    “uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sekalian menekan k0ntolnya ke saat memek Sari yang benar-benar kuat menjepit k0ntol Pak Dirman karena memek Sari masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise.
    Sari rasakan ada yang robek di saat memeknya.
    “nngghh,,,”, Sari terus menangis sekalian meringis kesakitan yang hebat karena Sari rasakan memeknya seperti kebakar dan melebar sampai seoptimal mungkin.
    K0ntol Pak Dirman telah seutuhnya ada di saat memek Sari, Pak Dirman rasakan lubang memek Sari memijit dan menjepit k0ntolnya dgn benar-benar kuat.
    “oohh,,sedap sekali,,”, desah Pak Dirman.
    Lantas Pak Dirman menyaksikan ke k0ntolnya, sedikit ada darah yang menyelip keluar memek Sari.
    “rupanya,,kamu benar-benar masih perawan ya,,tidak nygka,,saya untung sekali malam hari ini,,”. Sari cuma menangis saja.
    “kalau begitu,,maennya perlahan-lahan saja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dgn benar-benar perlahan.
    “heenngghh,,”, Sari tetap rasakan pedih sekalian bersedih.
    Saat ini k0ntol Pak Dirman masuk keluar memek Sari bisa lebih cepat dari awal sebelumnya dan semakin bertambah cepat sampai mungkin 8 kali/detik. Sekalian mengaduk-aduk memek Sari yang hebat sempit itu, Pak Dirman membelai ke-2 buah payudara Sari dgn lidahnya.
    “uummmhhh,,”, Sari mendesah karena rasa pedih yang ia rasa telah lenyap hingga tinggal rasa nikmat saja yang Sari merasai.
    Air mata Sari juga telah tidak keluar kembali karena mata Sari telah kering.
    “nach,,mulai sedap ya?”, ledek Pak Dirman menyaksikan Sari yang mulai kenikmatan. Rasa malu dan nista serang Sari hingga Sari melihatkan kepalanya ke kiri dan tutup matanya, tp Sari tidak dapat stop mendesah karena itu ialah lolongan jiwanya.
    Pak Dirman menciumi leher Sari membuat Sari bergidik karena geli.
    “aaahhh,,”, saluran listrik menyebar di sekujur badan Sari yang mengisyaratkan jika ia telah capai orgasme pertama kalinya.
    “ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara k0ntol Pak Dirman yang masuk keluar memek Sari yang sekarang telah becek karena cairan memek Sari sendiri.
    Capitan memek Sari dan rasa hangat dari cairan memek Sari membuat Pak Dirman kerasan biarkan k0ntolnya lama-lama di saat memek Sari hingga Pak Dirman memacu memek Sari dgn tempo yang lamban.
    “ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena ia sedang menembaki kandungan Sari dgn spermanya.
    Pak Dirman betul-betul senang nikmati bermainnya dgn Sari yang barusan usai. Walaupun berkeringat, tp badan Sari masih tetap keluarkan wewangian harum yang sedap untuk dihirup.
    “ploop,,”, Pak Dirman mengambil k0ntolnya dari memek Sari. Cairan merah muda langsung menetes keluar memek Sari.
    Cairan merah muda itu dibuat dari kombinasi darah keperawanan Sari, cairan memek Sari, dan sperma Pak Dirman yang bercampur dgn rata di saat memek Sari.
    “wah,,sudah jam 2 malem,,esok harus bangun pagi,,kita lanjutin esok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sekalian mencubit pipi Sari yang lembut tersebut.
    Lantas Pak Dirman tinggalkan Sari yang tetap terlilit ke tempat tidur. Sari menangis kembali karena keperawanannya barusan direnggut oleh Pak Dirman, orang yang barusan ia mengenal, mending jika tampan, muka Pak Dirman benar-benar tidak ada segi baiknya. Pak Dirman lagi kembali ke kamar Sari.

    “saya lupa,,”. Pak Dirman menggenggam dildo yang besar pada tangan kanannya dan menggenggam lakban dan gunting pada tangan kirinya.
    Pak Dirman merapat ke Sari, lantas Pak Dirman menanamkan dildo ke memek Sari.
    “nnghh,,”, Sari meredam pedih karena dildo itu cukup besar.
    Tangkai dildo itu telah tertancap di saat memek Sari, lantas Pak Dirman memencet tombol on yang berada di pangkal dildo.
    “mmmppphhhh,,”, Sari mendesah saat dildo itu mulai bergerak dan berputar di saat memeknya. Pak Dirman tutupi pegangan dildo itu dgn lakban secara horizontal dan vertical hingga membuat pertanda ‘+’.
    “selamat tidur ya,,bidadari elok,,hehe,,”, Pak Dirman tinggalkan Sari yang terlilit ke tempat tidur dgn dildo yang mengobok-obok memek Sari.
    Orgasme untuk orgasme Sari peroleh dari dildo yang terus mengobok-obok memeknya sepanjang malam hingga tenaga Sari habis hingga Sari juga tidak sadarkan diri.
    Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak ke mana saja hingga dildo itu tertanam di memek Sari sampai esok pagi. Mendadak pintu kamar Sari terbuka, dan masuk seorang yang telah tidak asing ke kamar Sari.
    “hehehe,,”, orang itu tersenyum curang menyaksikan badan putih mulus Sari yang terbujur kurang kuat dan tidak memiliki daya di atas tempat tidur.
    “akan senang nih,,hehehehehehe,,”.

  • Cerita Sex Terkini Mengajarkan Gadis Polos Cafe Ngentot

    Cerita Sex Terkini Mengajarkan Gadis Polos Cafe Ngentot


    19 views

    Link BokepNarasi Seks Terkini Mengajarkan Gadis Polos Elok Ngentot – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Ibu Majikanku yang Benar-benar liar di Tempat tidur. Kiki namanya, gadis yang duduk di kursi SMA itu benar-benar liar. Dia tinggal sendiri, aslinya di luar kota, tiap bulannya dia cuma terima kiriman uang dari orang tuanya. Tempat kos kami tiga tingkat, lantai satu untuk parkir kendaraan kami, lantai dua untuk kamar lelaki, dan lantai tiga untuk kamar wanita.

    Di sini lebih bersih dibanding kos yang dulu saya menempati untuk mengincar gerakan Citra. Ada sekitaran dua beberapa puluh kamar setiap lantainya, ruang lumayan besar seperti apartemen, ada kamar mandi dan dapur di dalamnya. Nyaman walaupun juga sedikit mahal.

    cersex, cerseks, narasi seks, narasi seks gadis polos, narasi seks gadis polos, mengajarkan gadis polos ngentot
    Cersex Terkini 2024 Saat itu saya dengar suara ribut di lantai atas, saya selekasnya lari ke sana, dan memperoleh dua gadis sedang berkelahi, mereka sedang bercakar-cakaran dan menarik-narik rambut. Saya selekasnya memisah mereka, secara gampang kulerai mereka. Namaku Wahyu, saya memberikan ancaman mereka akan ku membawa ke kantor polisi jika lakukan perkelahian kembali.
    Kiki seseorang yang ngotot, dia tidak ingin berdamai, dan rivalnya yang namanya Siska telah mohon maaf dan ingin berjabatan tangan. Kuminta Siska kembali lagi ke kamarnya, dan Kiki ku tenangkan. Ku membawa ke kafe yang ada di depan kos, semenjak tersebut kami mulai dekat.

    Entahlah pacaran atau mungkin tidak, tetapi kami telah lumayan dekat, bahkan juga benar-benar dekat. Saya mulai lupakan Citra, gadis yang dulu pernah jadi sasaran operasiku, dia ialah seorang pencandu narkoba, saat ini ia sedang direhabilitasi, dan telah lama saya tidak mendatanginya, mudah-mudahan saja ia makin membaik.

    Malam itu Kiki sedikit takut saat kami pulang dari bioskop, kami melihat film seram Hollywood yang dengan judul Annabelle, narasi boneka hantu yang berkekuatan supranatural jahat. Entahlah mengapa malam itu Kiki katakan dia tidak dapat tidur karena terngiang-ngiang dengan film itu, dan saya mau tak mau mengijinkan istirahat di indekos ku.

    Penisku sangat terasa mengeras dibalik celanaku, supaya lebih bebas aku juga selekasnya buka bajuku sampai bugil. “Mas, itu tititnya besar, ngaceng , Kiki tidak pernah saksikan..”, ucapnya seperti gadis polos. “Kiki ingin tahu? Saksikan saja…”, saya arahkan penisku ke arahnya. Kiki memerhatikan penisku dan disentuh-rabanya.

    Beberapa saat selanjutnya saya mulai mengajarkannya. Saya duduk di atas kasur dan Kiki berjongkok di lantai, saya mengajarkannya langkah mainkan penis dan menyepongnya. Kiki secara cepat dapat belajar, dia seperti sangat mudah memahami dengan yang kuarahkan. Kiki makin kompeten mengocak dan menyepong penisku. Kuperhatikan mukanya yang mundur-maju di selangkanganku, penisku masuk keluar di mulutnya. Dia terkadang menjilat-jilatinya.

    Mukanya benar-benar ayu, serupa dengan anggota JKT48. Kubayangkan muka aktris itu yang menyepong penisku, oh benar-benar nikmat sampai saya nyaris berejakulasi. Kutahan sepongan Kiki, saya tidak ingin selekasnya mengusaikan semuanya. Saya mengusungnya, saya lantas merebahkannya lagi ke kasur, kembali kuciumi bibirnya. Sedikit berlainan, sesudah menyepongi penisku, bibir Kiki berasa berlainan, sedikit ada berbau rasanya. Tidak ingin lama nikmati bibirnya itu, aku juga selanjutnya arahkan kecupanku ke leher sampai ke arah susu nya kembali.

    Cantik susunya, kuremas dan kusedoti putingnya. Benar-benar nikmat rasanya, saya sudah mengagahi kekasihku, kekasih yang umurnya tertaut lumayan jauh denganku. Susunya fresh, saya benar-benar menyenanginya, putih mulus dan wangi. Beberapa saat berakhir aku juga mulai meraba-raba ke vaginanya, jembutnya yang jarang mengisyaratkan ia baru berkembang remaja.

    Saya mulai meraba-raba sisi garis tengahnya itu, Kiki sedikit malu, tetapi saya dekap mulutnya dengan bibirku supaya saya bebas mainkan jariku di vaginanya. Kiki mendesah nikmat saat saya mainkan wilayah klitorisnya, sedikit geli membuat Kiki merontah ingin melepas tanganku dari vaginanya. Tetapi saya menindihnya kuat, lantas saya mulai mainkan jariku, masuk keluar di lubang vaginanya yang rupanya masihlah benar-benar sempit.
    Telah lumayan lama dan tanganku mulai capek memompa dalam vaginanya itu, sekarang saya coba arahkan penis ku yang me ngaceng keras ke vaginanya. “Ah, sakittt…”, rintih Kiki karena vaginanya sedikit sempit hingga penis besarku menyobeknya.

    Saya dengan perlahan menusukkannya, dan dengan perlahan-lahan juga menariknya keluar kembali. Ku ulangi satu kali lagi supaya Kiki terlatih, tetapi saya tidak menariknya kembali, kutusukkan dalam-dalam lantas kutarik perlahan tetapi tidak keluar, lantas ku masukan kembali. “Ahhhh…..”, rintih Kiki sekalian menggigit bibir bawahnya.

    Saya mulai memacu Kiki, tanpa memakai kondom, saya sedikit waspada supaya tidak kecurian. Perlahan-lahan ku pacui Kiki sampai dia saat ini mulai menikmatinya, dia mencengkeram punggungku, terkadang dia menarik bokongku supaya saya menyikatnya lebih dalam . Saya dan Kiki telah lakukan hubungan seksual seperti suami istri.

    “Ah…”, Kiki terus mendesah meng ikuti irama pacuanku. Saya sebentar-bentar meredam pacuanku saat penisku sedikit naik-turun ingin berejakulasi. Ku lelepkan dalam-dalam sampai tidak sisa dan kubiarkan beberapa menit sampai ku percaya penisku tidak berejakulasi, lantas ku mulai memacu kembali.

    Badan imutnya yang tetap harus ku dekap tanpa ingin ku bebaskan. Kiki cuma dapat mendesah kepuasan. “Mas, Kiki sayang sekali sama Mas…”, ucapnya. Saya tidak mempedulikan kembali apa yang hendak disebutkannya, gairah ku mencapai puncak, saya terus memacunya sekalian mengenyot susunya.

    Sampai sejumlah lama selanjutnya saya rasakan semua mencapai puncak di penisku, ejakulasi tidak bisa ku tahan kembali, selekasnya ku ambil penisku karena takut menyemprotkan dalam sana. Ku tujukan ke muka Kiki, dia lantas menyepongnya, dan tersemprotlah spermaku dalam mulutnya tersebut. Kiki sedikit menampik, berbau amis yang saya percaya jadi argumennya, tetapi penis tidak ku ambil sampai Kiki mau tak mau menelan semua sperma yang saya semprot tersebut.

    Kami terjaga saat alaramku mengeluarkan bunyi, saya dan Kiki bugil tertidur di atas kasur singel bed ini sekalian berangkulan. Saya selekasnya bangun dan mandi, jam 6 pagi, saya harus selekasnya ke arah tempat kerjaku, rutan, dan Kiki harusnya bersekolah. Dia tidak bawa seragamnya karena berada di indekostnya, mau tak mau dia menggunakan lagi piyamanya dan selekasnya berlari lagi ke kamarnya. Sangat sayang, saya mengharap dapat mandi bersama Kiki pagi hari ini. Tetapi lain waktu, saya bisa bercumbu dengannya, kami telah sah berpacaran, dan ini hari diawali cerita cinta kami.

    “Mas tidur di mana?”, bertanya Kiki karena kebingungan dengan kasur yang saya punyai cuman satu dan memiliki ukuran singel. “Saya tidur di atas sofa saja, Kiki tenang saja”, jawabku. “Mengapa gak masuk mas? Mas gak dapat tidur dempet-dempetan?”, bertanya nya. “Bukan begitu ki, mas kan perlu menjaga diri”, jawabku. “Jadi mas jijik dengan Kiki?”, tanyanya kembali. Saya kebingungan harus berbicara apa, tetapi dari pertanyaan Kiki kelihatan ia ingin sekali dekat denganku.

    Saya telah sedikit gairah saat Kiki cuma kenakan piyama minimnya, malam hari ini akau dapat menyetubuhinya jika dia terus menerus memikatku. Saya akhir-akhir ini sedang terlena cinta, saya kerap bercinta sama wanita karyawan sex komersil, saya bahkan juga sebelumnya pernah dilayani aktris dalam sel, tetapi ini kali saya akan disodori seorang gadis remaja dengan gratis. Pikirku mengapa tidak bila Kiki pun tidak berkeberatan?

    Saya beranjak dari Sofa, dekati Kiki yang tidur di atas kasur dan sedang melihatku mintaku untuk temaninya di kasur tersebut. Ku tidur di sebelahnya, berhimpitan karena kecilnya kasurku ini. Hmm, wangi sekali badannya, rambutnya berbau shampoo karena habis creambath. “Kiki, wangi banget…”, kataku. “Dekap saja mas, Kiki sedikit kedinginan”, ucapnya dengan suara memikat.

    Gadis ayu yang dulunya benar-benar kasar ini rupanya dapat membujukku dengan gemulai badannya. “Kiki ingin menjadi kekasih mas?”, tanyaku saat sebelum merasa berdosa karena menyetubuhinya. “Loh? Jadi mas sejauh ini memandang Kiki ini apa?!”, bertanya nya sedikit geram. Kami memanglah belum sah berpacaran, tetapi hubungan kedekatan kami telah lebih dari mirip orang pacaran. “Maaf Ki, mas Hanya ingin pastikan saja, siapa yang tahu Kiki menyesal…”, saya cari argumen supaya Kiki tidak geram.

    Kiki melihatku serius lantas dia merengkuhku kuat, “Kiki cinta sekali sama mas”, dia berbicara begitu membuat hatiku terbawa cinta. Saya membalasnya dekapannya lantas ku ciumi bibir manisnya tersebut. Malam hari ini saya rasakan sah pacaran dengannya. “Loh, Kiki gak gunakan bra?”, bertanya ku saat merengkuh badannya dan rasakan gumpalan dadanya sentuh dadaku.

    Piyama minimnya menunjukkan lekuk badannya, khususnya sisi dadanya yang sedikit menyembul. “Rutinitas mas…”, jawab Kiki. “Celana dalam loh mas…”, lanjutnya membuatku terkejut. “Mas gairahan ya?”, bertanya Kiki saat dia meraba-raba sisi selangkanganku, dia memperoleh penisku yang mengeras dalam celanaku.

    Saya cuma tersenyum lantas meneruskan kecupanku di bibirnya. Ah, saya mulai buka bajunya, piyama minimnya wangi. Wah, susunya kelihatan fresh, ukuran memang sebanding dengan gadis seumurannya, tidak terlalu besar pun tidak kecil, tetapi kelihatan ranum karena baru tumbuh.

    Putingnya juga tetap kecil, dan sedikit warna merah muda. Saya segera saja menjilat-jilatinya, nikmat susunya membuatku makin ngaceng.

  • Cerita Sex Dewasa Bujukan Maut Menantu Rika

    Cerita Sex Dewasa Bujukan Maut Menantu Rika


    13 views

    Link BokepNarasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Cabul di Bioskop Sama Cewek Turunan Jepang. Kenalkan namaku Hermawan, saya ialah seorang duda, yang ditinggalkan mati oleh istriku. Di sini saya akan bercerita pengalaman cerita seks yang sebetulnya tidak patut saya kerjakan dan saya katakan.langsung ke narasi seks skandalku dengan menantuku.

    Cerita ini berawal Di saat saya sedang berdiri di muka pintu rumahku. Rika menantuku saat itu, dengan mendadak dekatkan kepalanya ke arahku dan membisikan suatu hal kepadaku, ” Bila Ayah inginkanku, saya siap ” katanya mendadak.
    narasi riil, narasi seks riil, narasi dewasa riil, narasi seks riil 2024, narasi seks riil terkini 2024
    Narasi Seks Riil Selanjutnya Rika-pun memberikan sebuah ciuman kecil di pipiku, lantas jalan susul suami dan anak-nya yang telah terlebih dahulu ke arah mobil. Saat itu Andi anak lelakiku menempatkan anaknya yang bayi di dudukan di atas bangku bayi yang berada di mobil Andi. Sebagaimana umumnya, Andi anakku terlampau jauh untuk dengar apa yang sudah disebutkan istrinya tercinta pada Ayah-nya.

     

    Sesudah memikatku Rika jalan melangkah di jalan kecil depan rumah dengan rianya seperti seorang gadis remaja yang memikat lelaki. Anakku Andi sebelumnya tidak pernah ketahui perlakuan istrinya yang selalu memikatku. Mungkin kalian menduga saya terlampau dibuat-buat masalah ini, tetapi realitanya apa yang Rika kerjakan ini bukan hanya sekali ini saja.

    Semenjak saya tidak terlampau kaget kembali, saya merasa ada suatu hal yang lenyap bila ia tidak melakukan waktu bertandang ke rumahku. Saya merasa ada getaran pada Torpedoku, dan sebagai seorang lelaki yang normal, pikiran itu selalu datang dalam benakku. Rika ialah seorang wanita yang memiliki tubuh imut, tetapi walaupun demikian ukuran badannya itu tidak sanggup tutupi daya magnet seksualnya.

    Figurnya kelihatan pas dalam ukuran sendiri. Ia memiliki rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, ia kerap mengikatnya dengan bandana. Ia mempunyai energi dan keuletan yang setahuku tidak dipunyai seseorang. Sebuah keelokan yang cantik jika ingin mendiskripsikannya. Ia selalu repot, selalu kelihatan seolah dikejar waktu tetapi selalu kelihatan manis.

    Ia masuk di kehidupan keluarga kami semenjak 2 tahun lantas, tetapi secara cepat telah kelihatan sebagai bagian keluarga kami demikian lama waktunya. Andi berjumpa dengannya saat kuliah di tahun awal. Rika barusan lulu SMA, mendaftarkan di universitas yang masih sama dan turut aktivitas tujuan mahasiswa baru. Kebenaran Andi yang bekerja sebagai pengawas dalam kelompoknya Rika.

    Sama seperti yang kerap mereka katakan, cinta pada pandangan pertama. Mereka menikah pada usia yang termasuk muda, Andi 22 tahun dan Rika 18 tahun. Satu tahun selanjutnya bayi pertama mereka lahir. Saya ingat saat itu kebahagian sangat terasa menyelimutinya keluarga kami. Situasi waktu itu makin menambah kami dekat. Rika memiliki hasrat komedi yang sangatlah baik, selalu tersenyum ria, dan menyenangi bola.

    Ia kerap kelihatan bergurau dengan Andi, mereka betul-betul pasangan cocok. Ia selalu memberikan semangat pada Andi yang membutuhkan hal tersebut. Andi dan Rika kerap bertandang kesini, membawa juga bayi meraka. Mereka sudah mengontrak rumah sendiri, walaupun tidak terlampau besar. Saya berpikir mereka merasakan jika saya memerlukan seorang rekan.

    Memang sich saya benar-benar memerlukan karena saya seorang lelaki tua yang hendak merasa kesepian bila mereka tidak kerap bertandang. Selain itu, saya memang sendiri di dalam rumah tuaku yang lebih besar, dan saya percaya mereka sukai jika ada di sini, dibanding rumah kontrakannya yang sempit. Ibunya Andi sudah wafat karena kanker saat sebelum Rika masuk di kehidupan kami.

    Sebetulnya, tanpa mereka, saya betul-betul akan menjadi orangtua yang kesepian. Saya masih rindukan istriku, apabila saya terlampau meratap itu, kupikir, kesepian itu akan memakanku. Tetapi pekerjaanku di perkebunan dan lawatan mereka, sudah sibukkanku. Terlampau repot sekedar untuk putus semangat, dan terlampau repot untuk cari wanita untuk isi tersisa hidupku kembali.

    Saya tidak terlampau bikin pusing kangenku pada figur wanita. Tidak terlampau. Bayi mereka lahir, dan jadi penerus turunan keluarga kami. Kami benar-benar mengasihinya. Dan kehidupan terus jalan, Andi meneruskan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Rika bekerja sebagai Teller dalam suatu Bank swasta.
    Lawatan mereka padaku tidak berbeda sedikitpun.

    Tetapi sekarang ini perbedaannya saat ini mereka kerap bawa sejumlah bungkusan . Sudah pasti, diasamping itu peralatan bayi, sejumlah popok, bermainan dan makanan bayi. Beberapa waktu lantas Rika dan bayi mereka tiba saat Andi tetap dalam kelasnya. Ia duduk disitu menggendong bayinya pada lengannya. Ia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Saya tidak tahu triknya, tetapi panorama itu entahlah bagaimana sudah mengelitik kehidupan seksualku.

    ” Ngomong-omong… kapan Ayah akan selekasnya menikah kembali ? “, ia menanyakan dengan getaran pada suaranya.

    ” Saya tidak tahu. Saya keliatannya belum terlampau memerlukan kedatangan seorang wanita dalam hidupku. Apalagi, saya sudah mempunyai kalian yang temaniku.”,

    ” Saya tidak berbicara mengenai rekan. Saya sedang berbicara masalah sex.”, matanya mengedip kearahku saat ia berbicara.

    ” Apa? “,

    ” Ayah tahu, sex.”, ia nyaris ketawa sekarang ini.

    ” Saat seorang lelaki dan wanita telah telanjang dan mainkan bagiannya masin-masing ? “,

    ” Ya, saya tahu sex,”, saya bela diri. ” Apalagi kamu berpikir darimanakah suamimu berasal ? “,

    ” Yah, saya cuma cemas jika Ayah telah lupakannya. Tujuanku, apa Ayah tidak rindukan hal tersebut ? “,

    ” Terima kasih atas perhatianmu, tetapi saya telah terlampau tua untuk hal semacam itu.”,

    ” Hei! Lelaki tidak pernah jemu dengan hal tersebut. Minimal demikianlah dengan putramu.”,

    ” Anakku lebih muda dariku, dan ia memiliki seorang istri yang elok.”,

    ” Terima kasih, tetapi saya tetap memandang Ayah memerlukannya,”, ia mengutamakan suaranya pada kata Ayah’.

    Itil V3
    ” Terima kasih telah bercakap “, kataku, tetap kedengar seru.

    Sedikit ada interval pada pembicaraan itu, saat ia tetap menekan kehidupan seksualku. Kupikir bukan masalahnya untuk menambahi hal tersebut walaupun terkadang saya memikirkannya . Ia pandang bayinya, yang pada akhirnya tertidur, dan memberikannya sebuah senyum rahasia, kelihatannya mereka berdua akan share sebuah rahasia besar. Masih melihatnya, tetapi ia bicara padaku,

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    ” Apa!!! ? “,

    ” Saya serius.”, Rika melihatku.

    ” Jika Ayah inginkan aku… Ayah ialah seorang lelaki yang ganteng. Ayah memerlukan sex. Selain itu, saya siap, kan ? “,

    Kupikir ia sedang bergurau. Tetapi wanita yang memikat ini sedang tidak bermain-main. Tetapi tetap mustahil saya melakukan dengan istri dari anak kandungku sendiri.

    ” Terima kasih atas penawarannya, tetapi aku pikir saya akan menampik tawaranmu.”, suaraku kedengar sarat dengan kebimbangan waktu mengatakannya.

    Rika menyinyirkan bibir bawahnya, saya tidak dapat menyangka apa yang dirasanya. Ia masih tetap kelihatan menarik, dan saya merasa Andi benar-benar untung. Ia berbicara dengan perlahan.

    ” Dengar, Andi tidak akan mengetahui. Tujuanku, saya tidak akan menjelaskannya jika Ayah jaga rahasia. Dan tidak berarti saya tawarkan diriku pada tiap lelaki yang kutemui. Saya bukan wanita semacam itu dan saya dapat atur supaya kerap bertandang kesini. Dan saya tahu Ayah menganggapku lumayan menarik kan, karena saya kerap menyaksikan Ayah melihati bokongku.”,

    Saya mustahil menyangkalnya. Rika mungkin tidak terlampau tinggi, tetapi ia mempunyai bongkahan bokong yang cantik di atas ke-2 kakinya.

    ” Ya, kamu memang mempunyai bokong yang cantik. Tetapi itu tidak berarti jika saya ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”,

    Ia stop sesaat, tetapi Rika keliatannya tidak akan berserah demikian saja.

    ” Yah, tetapi janganlah lupa. ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    Dan itu awalnya dari semuanya.

    Bersamaan minggu yang berakhir, entahlah di menyengaja atau mungkin tidak, ia seolah selalu berusaha untuk memikatku, membuat puting sususnya sentuh dadaku saat ia memberikan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau ia masukan jarinya di mulutnya saat Andi tidak menyaksikan, dan mengisapnya dengan pandangan penuh kepuasan ke arahku.

    Sesuatu saat ia duduk di lantai dengan kaki bersilang dan sedang main dengan bayinya, ia melihatku pas di mata, tersenyum, dan sentuh pangkal paha dibalik celana jeansnya. Saya tidak akan lupakan hal tersebut. Dan ia entahlah bagaimana selalu temukan langkah untuk berduaan denganku meskipun sebentar, dan ia memberikan kecupan singkat yang penuh nafsu, pas di bibir. Itu semua dilakukan berkali-kali.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia berbisik ada di belakang Andi saat suaminya itu sedang masukkan DVD pada player.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia berbisik saat merapat untuk memberikan minuman padaku.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia membisikkannya setiap ia mohon pamit.

    Dan saat ini, saya bukan dibuat dari batu, dan saya tidak akan katakan kelakuannya itu tidak memberi dampak padaku. Rika benar-benar manis dan imut, dan walaupun sesudah melahirkan bayi pertama kalinya tidak membuat badannya berbeda seperti umumnya wanita. Ia masih tetap langsing, dan manis, dan ia tawarkan dianya untuk kumiliki.

    Tetapi saya tidak akan mengawali langkah awal untuk tidur dengan menantuku sendiri, tidak peduli segampang apa pun. Minimal tersebut yang masih tetap kukatakan pada diriku sendiri. Sejumlah minggu lalu kami semua bergabung di rumahku untuk menyaksikan laga bola. Saya ambil sejumlah kaleng minuman dan lagi ada di dapur untuk mempersiapkan sejumlah camilan saat Rika ada dari kembali pintu tersebut.

    ” Hai!”, sapanya, buka pintu dan masuk ke dalam dapur.

    ” Ayah siap untuk laga kelak ? “,

    ” Nyaris. Saya sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan saya punyai sejumlah wortel untuk cucuku. Kupikir ia akan sukai dan berwarna sama dengan kesebelasan yang hendak berlaga kelak, kan?

    Rika ketawa dan berbicara. ” Saya rasa ia tidak akan peduli. Selain itu tidakkah ada sesuatu hal yang lain lebih bagus yang dapat Ayah lakukan bagiku ? “,

    ” Jangan memikatku. Saya seorang kakek dan saya akan kerjakan apa yang menurutku akan dicintai oleh cucuku.”, saya melihatnya.

    Rika berdiri di situ menggunakan bandana merah kegemarannya di atas rambutnya yang sebahu. Ia menggunakan kaos yang sedikit ketat yang bahkan juga tidak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuat terlihat seperti beberapa anak diera bunga tahun 60an, dan ia menggunakan sandal dengan sisi bawah yang tebal yang menjadikan semakin tinggi sepuluh centi.

    Kuku kakinya dicat merah seirama dengan lipstiknya, dan itu jadi kelihatan dengan bagus sekali dibalik denimnya. Ia selalu sukai kenakan perhiasan, dan ia menggunakannya pada leher, telinga, pergelangan tangan serta di jemari kakinya. Ia membuatku berangan-angan bila saja saya masih remaja, menjadi saya bisa memacari gadis kelihatannya.

    Mungkin sesuatu saat kelak saya harus pergi ke universitas dan cari gadis-gadis. Angan-anganku berhenti saat mengetahui jika Andi dan bayinya tidak meng ikutinya masuk.

    ” Mana anggota keluargamu yang lain ? “, saya menanyakan ingin ketahui.

    ” Mereka akan selekasnya tiba. Andi pergi ke toko perkakas untuk beli perlengkapan mesin pencuci yang rusak. Ia ingin membawa juga anak-nya. Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang disebutkannya padaku.”, ia tersenyum.

    ” Apa Ayah mempersoalkan saat pertamanya kali ajak Andi ke toko perkakas ? “,

    ” Saya tidak ingat,”, saya berbicara dengan garing.

    Rika merapat padaku, dan menyimpan tangannya memutari leherku.

    ” Ini peluang Ayah. Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    Rika melihatku pas di mata dan mengusung badannya dan menciumku lama dan liar. Saya ingin mendorongnya, tetapi saya tidak tahu di mana saya harus menyimpan tanganku. Saya tidak ingin sentuh pinggang telanjang itu, apabila saya menyimpan tanganku di dadanya saya pasti sentuh puting susunya. Saat saya tetap kaget dan kebingungan, saya dapatkan diriku nikmati kecupannya.

    Ini telah kelamaan, dan saya merasa sudah lupa akan rasa lapar yang mulai berkembang dalam diriku.Pada akhirnya saya hentikan kecupan itu dan undur dan melepas ta ngannya dari leherku.

    ” Kita tidak dapat melakukan.”, saya coba sampaikannya secara halus, tetapi saya takut itu terdengaran seperti rajukan.

    ” Ya kita dapat ” katanya,

    Rika menyimpan lagi lengannya di leherku dan menggerakkan bibirku ke arahnya. Ada nafsu lebih kembali pada kecupan ini kali, dan pada akhirnya akseptasiku. Ini kali saat kami stop, sedikit ada kekurangan udara antara kami berdua, dan saya makin merasa sedikit ragu. Rika melihatku dengan binar di matanya dan sebuah senyum di bibirnya.

    ” Ayah inginkanku. Saya dapat merasainya. Ayah tidak memperoleh wanita satu tahun akhir-akhir ini, dan Ayah tidak memiliki tempat untuk melepaskannya. Dan saya inginkan Ayah . Maka nantikan apa lagi…”,

    Pada segi ini saya tidak sanggup memberi komentar. Saya inginkannya. Tetapi saya tidak bisa menyetubuhi menantuku, dapatkah saya ? Tetapi saya inginkan ia. Saya merasa pertahananku menurun, dan saat Rika menciumku kembali, saya menjadi sedikit kaget saat mengetahui diriku membalasnya kecupannya dengan rakus.

    ” Mmmmm. Itu lebih bagus “, ucapnya saat kami stop untuk ambil napas.

    Rika tarik tangannya dari leherku dan memulai melepas kancing celanaku saat menciumku lagi lantas ia undur . Maka ia dapat menyaksikan saat ia melepas kancing jeansku, turunkan resletingnya, dan mengambil ke untuk keluarkan barangku. Saya kaget saat kelihatan menjadi terlihat semakin lebih besar di pegangan tangannya yang kecil.

    Satu tahun sudah tidak disentuh wanita , dan bereaksi secara cepat, jadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat ia mengocaknya secara halus. Rika undur dan duduk. Saat kepalanya turun, ia tempatkan bibirnya di pangkal Torpedoku yang basah.

    ” Saya rasa saya menyenangi memiliki bentuk,”, bisiknya sekalian melihat mataku.

    Selanjutnya ia buka mulutnya dan dengan perlahan-lahan masukkan Torpedoku ke mulutnya. Ke serta lebih dalam Torpedoku masuk ke mulutnya yang halus, hangat dan basah, dan saya merasa ada dalam kewanitaan yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di Torpedoku. Pada akhirnya saya merasa sudah ada sedalam yang saya sanggup.

    Bibirnya yang sentuh bulu kejtananku dan kepala Torpedoku ada entahlah di mana jauh di kerongkongannya. Torpedoku tanpa berasa melafalkanng, dan pinggangku bergerak bersimpangan arah dengannya, dan siap-siap untuk meniduri mukanya. Tetapi Rika perlahan-lahan menghindari mulutnya dariku, memunculkan suara seolah tengah mengemut permen.

    Saat ia bangun untuk menciumku kembali, saya arahkan tanganku antara pahanya. Saya gosok jeansnya dan ia menggelinjang karena itu.

    ” Mmmm, itu tentu nikmat,”, ucapnya.

    ” Tetapi agar saya membuat menjadi lebih gampang.”,

    Rika melepas kancing celananya dan turunkan resletingnya, menunjukkan celana dalam katunnya yang bermotif beruang kecil. Di turunkannya celananya dan melepasnya dari badannya. Kami menyaksikan ke bawah pada tempat gelap di bawah sana di mana kewanitaannya sembunyi, dan saya sentuh perutnya yang kuat dan terus turunkan celana dalamnya.

    Rika mengeluh dalam kepuasan saat tanganku capai targetnya dibalik celana dalamnya. Kewanitaannya terasanya selembut bokong bayi, dan saya sadar jika ia tentu sudah cukurnya saat sebelum kesini. Berasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku takjub karena itu tidak memunculkan sisa basah di luar jeansnya.

    Saat tanganku menyelusup dibalik bibir kewanitaannya dan sentuh klitorisnya yang mengeras, ia pejamkan matanya dan menekan bersimpangan arah dengan jariku. Rika menyimpan salah satunya tangannya di leherku dan menggerakkan kami untuk sebuah kecupan intens selanjutnya dan tangannya lainnya mengocak Torpedoku dan tanganku terus bergerak di lubang basahnya. Saat kami stop untuk bernafas, Rika undur dan menjelaskan suatu hal yang mengagetkan,

    ” Andi tiba.”, Saya selekasnya melepaskannya dan ke arah jendela.

    Ya, mobil Andi kelihatan di jalan sedang ke arah kesini. Rika tentu menyaksikannya dari kembali bahuku saat kami sama-sama mencumbui leher. Mendadak rasa bersalah tiba menangkap karena nyaris kedapatan. Saya tidak yakin apa yang nyaris kami kerjakan. Dengan terburu-buru saya gunakan kemabali celanaku, tetapi Rika menghentikanku dan tangkap tanganku dan meneruskan kocokannya.

    ” Hei, jangan. Tidak segampang itu Ayah bisa akhirinya. Saya sudah menanti kelamaan untuk ini.”,

    ” Tetapi Andi nyaris tiba! Ia akan menyaksikan kita!”,

    Rika keluarkan Torpedoku dan jalan ke meja dapur.

    ” Ini perjanjiannya,”, ucapnya.

    ” Saya tidak akan mengadu pada Andi mengenai apa yang barusan kita kerjakan jika Ayah dapat bisa keluarkan semua sperma Ayah dalam kewanitaanku saat sebelum ia sampai kesini.”, Sekalian berbicara demikian, ia turunkan celananya sampai lutut dan membungkuk di atas meja tersebut.

    ” Ia selekasnya tiba!”, nyaris saya teriak.

    ” Tidak.”, Rika menghamparkan kakinya sepanjang celananya memungkinkannya karena itu dan ia melihatku melalui pundaknya.

    ” Ia harus menggendong bayi dan keluarkan semua barangnya. Umumnya ia membutuhkan beberapa saat. Saat ini kemarilah dan tiduri saya.”,

    Rika sudah telanjang dari pinggang sampai kaki, dan ia meminta padaku supaya selekasnya masukkan diriku dalam badannya. Saya melihat dua lubang yang mengundang tersebut. Bokongnya demikian kuat dan saya tidak terganggu saat menyaksikan lubang anusnya yang mengerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir kewanitaannya yang merah, kelihatan mengkilat basah.

    Kakinya tidak sejenjang mode, tetapi lebih kecil dan berasa cocok, dan saya memikirkan bercinta dengannya beberapa saat.Tangannya bergerak kebelakang antara pahanya dan tempatkan tangannya pada kewanitaannya. Dengan 2 jarinya dilebarkannya bibir kewanitaannya sampai terbuka, dan saya bisa menyaksikan lubang merah mudanya mengundang Torpedoku supaya selekasnya masuk.

    ” Mari,”, ucapnya.

    ” Mengambil saya.”,

    Saya tidak tahu apa ia sedang bergurau waktu menjelaskannya. Andi ataulah bukan, rangsangan ini lebih dari cukup buat mereguk birahinya. Saya mengambil langkah ke belakang menantuku dan tempatkan Torpedoku di kewanitaannya. Saat saya menggerakkan Torpedoku melalui lubang surganya yang sempit. Waktu itu saya dapat rasakan jemari Rika meredam bibir madunya supaya masih tetap terbuka.

    Lantas ia melenguh saat saya menggenggam pinggangnya dan masukkan diriku kepadanya. Rika sudah benar-benar basah sampai saya secara gampang melalui kewanitaan mudanya yang sempit. Saya mulai mengayunkan barangku didalamnya, beberapa didorong dengan gairah akan badan menariknya dan beberapa oleh perasaan takut bila Andi mendapati kami.

    Rika mengeluh, dan saya dapat rasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir kewanitaannya sendiri. Napasnya mulai tersengal, dan sesudah sejumlah goyangan dariku, ia selekasnya orgasme. Suara rengekan perlahan keluar bibirnya saat ia mencekram tepian meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya mengguncang kami berdua saat saya menghentaknya. Itu cukup buat mengantarku.

    Saya tidak terkait sama wanita dalam satu tahun ini, dan saya tidak pernah memperoleh yang sepanas Rika. Saya meredam napas dan menggerakkan semua kelaki-lakianku ke dianya. Kami mematung, dan spermaku menyemprotkan dengan luar biasa jauh dalam surganya. Terasanya saya sudah mengguyurinya dengan sperma yang panas dan berlebihan.

    Ia mengeluh dalam nikmat, getarkan bokongnya di sekitar Torpedoku saat saya kosongkan stok benihku. Ia menurun bersamaan dengan habisnya spermaku, dan kami pada akhirnya stop bergerak, terkecuali untuk ambil napas. Takut Andi akan tiba saat sebelum kami sebelumnya sempat melepas diri, saya mengeluarkan diriku dari badannya dengan bunyi plup yang basah.

    Lantas undur menjauh dan kenakan celanaku. Rika tetap tiduran telungkup di meja rasakan kehangatan kombinasi cairan birahi kami, bokong telanjangnya tetap panggilku. Saya saksikan spermaku dan cairannya mulai menetes keluar bibir surganya. Saya palingkan muka dan menyaksikan Andi nyaris sampai pada pintu belakang, bayi pada tangan yang satu dan belanjaan pada tangan yang lain.

    Selanjutnya saya kembali dan meminta pada Rika.

    ” Ayolah!”, kataku.

    ” Kamu sudah peroleh kemauanmu. Ia nyaris sampai kesini.”,

    Rika bangun, sorot matanya tetap terlihat bingung. Ia mengarah ke depanku, menjadikanku sebagai penghambat dari pandangan suaminya saat ia terburu-buru menggunakan celananya.

    ” Apa kalian siap untuk kompetisinya ? “, bertanya Andi sekalian buka pintu.

    ” Ya,”, saya menjawab dari kembali punggungku saat saya diam untuk merintangi Rika yang meningkatkan resletingnya.

    Sesudah ia usai, saya selekasnya kembali untuk menyongsong Andi.

    ” Ini,”, ucapnya, memberikan bayinya padaku dan menempatkan belanjaannya di atas meja dapur.

    ” Urus ini, saya akan ambil popok bayi.”, Andi mengambil langkah ke pintu yang tetap terbuka, dan saya mendekati Rika. Ia tetap kelihatan sedikit bingung.

    ” Nyaris,”, kataku.

    ” Sini, agar saya yang menggendongnya.”,

    Saya beri bayinya. Rika memberikan panorama seraut muka dari wanita yang senang setelah bersetubuh, dan memberikan kecupan hangat yang basah.

    ” Masih tetap ada satu perihal kembali yang perlu kuketahui,”,ucapnya.

    ” Apa itu ? “,

    ” Jika saya ingin, dapatkah saya memperolehnya esok? “,

    Tanpa menanti jawabanku Rika menantuku itu-pun bergerak pergi demikian saja, seolah ia menganggap saya akan ingin kembali bila dibawa ia untuk mengulangi hal yang seperti barusan kami kerjakan. Entahlah ini sebuah kebahagian karena saya dapat memperoleh kepuasan sexs, atau mungkin ini awalnya dari kehancuranku ?. Entahlah sampai kapan ini bisa terjadi. Maafkan ayahmu ini anakku Andy.