Author: dbgoog99

  • Cerita Sex Terkini Kontol Wawan Menusuk Sampai Dalam

    Cerita Sex Terkini Kontol Wawan Menusuk Sampai Dalam


    849 views

    Cersex Terbaru – Cerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Pagi itu ibarat biasa saya bangun lebih pagi dari mas Deni, kusiapkan makan pagi walau cuma beberapa lembar roti dan selai dan satu gelas kopi hitam hangat saat sebelum dia pergi kerja. Demikian dia usai berpakian dia juga makan pagi dengan rileks nya didampingi olehku. Saat sebelum tidak lupa mas Deni mencium keningku mesra disertai senyumannya yang hangat dan pergi pagi-pagi sekali memburu kereta ke arah tempat dia bekerja.
    Demikianlah sehari-harinya kami berdua. Telah tiga tahun lama waktunya kami menikah. Dengan modal tabungan dan sedikit kontribusi orang-tua kamipun dapat pergi dari “Pondok Mertua Cantik” dan mencicil rumah imut di luar kota jakarta untuk tempat tinggal kami.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan
    Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan
    Setiap hari saya bekerja di dalam rumah sebagai ibu rumah-tangga, walaupun memang tragisnya saya belum patut memiliki predikat “ibu”. Mungkin memanglah belum rezeki, dan memang waktunya belum pas untuk kami untuk mempunyai turunan . Maka setiap hari saya isi waktu luangku dengan membenahi rumah dan mengolah. Komplek rumahku termasuk baru, dan beberapa rumah belum berisi menjadi saya banyak beraktivitas apa pun untuk hilangkan kesepianku.
    Telah 5 ini hari saya mempunyai kegiatan baru, yakni memantau tugas tukang yang tengah meluaskan bangunan rumahku. Kebenaran bulan kemarin mas Deni mendapatkan tambahan uang dari bonus akhir tahunnya. Uang itu lalu kami tabung dan bekasnya kamu gunakan untuk membuat kanopi penutup garasi di area depan rumah kami.
    “Selamat pagi bu..” Sapa si mandor pak Ihksan secara ramah.

    “Oh pak Ihksan, silahkan masuk pak” Ujarku dengan tidak kalah ramah.
    Pas jam 9 pagi pak Ihksan dan anak buahnya mengawali kerjanya. Tugas membuat kanopi termasuk gampang dan tidak makan banyak tenaga, hingga sanggup dilaksanakan cukup dengan dua orang saja. Pagi itu ibarat beberapa hari awalnya pak Ihksan tiba bersama Wawan atau umum diundang Acong sepupunya untuk menolong kerjakan kanopi kami.

    Pak Ihksan yang telah berusia sekitaran 40-an itu semakin lebih mengarah me-mandori tugas anak buahnya saja yang tenaganya semakin kuat. Dan Wawan sepupunya itu yang kurang lebih berusia sekitaran tengah 20-an, tidak berbeda jauh denganku, semakin banyak lakukan tugas berat di bawah instruksi pak Ihksan.
    “Silakan pak diminum airnya” Sapaku ramah sekalian membawa nampan berisi kopi dan air putih dan meletakkannya di teras.
    “Oh ya terima kasih bu Santi..” Jawab pak Ihksan secara santun sekalian tersenyum sekalian terus meneruskan kerjanya.

    Berlainan dengan pak Ihksan, Wawan tidak banyak berbicara. Dia semakin banyak diam dan fokus bekerja. Bahkan juga sebelumnya kupikir dia mempunyai abnormalitas sangking dia tidak pernah kudengar bicara 1x juga. Tetapi satu perihal yang membuatku cukup risi dengan Wawan ialah bagaimana dia sering memerhatikanku. Sering dia melihatku dengan tajam, yang membuatku menjadi cukup salah kelakuan jika berjumpa mata dengannya.. Hal tersebut yang terkadang membuatku tidak ingin semakin lama di luar, walau sebenarnya kapan saya punyai rekan mengobrol walau cuma hanya pak Ihksan.
    Dan waktu itu sama dengan beberapa hari awalnya, ini kali juga Wawan melihatku secara cermat. Dia melihatiku lekat-lekat dari ujung rambut sampai ujungnya kaki sambil menggergaji kerangka kanopi di teras rumah. Harus kuakui, Wawan mempunyai aura misteri yang membuatku ingin tahu. Entahlah karena sikapnya yang demikian pendiam, atau karena argumen lain. Bukan sekali 2x dia mendapatiku secara cepat saat saya sedang sembunyi-sembunyi memerhatikannya. Secara cepat melihat dan membalasnya pandangan mataku seolah tahu jika saya sedang memperhatikannya.
    Namun ada satu perihal yang mengganggu rasa penasaranku. Walau selalu bekerja tanpa memakai pakaian, Wawan tidak pernah melepas Kalung hitam yang melingkar di lehernya. Kalung warisan itu ibarat dibuat dari kulit dengan bandul berwujud persegi warna hitam yang mengingatiku pada aksesori yang kerap digunakan di film sinetron pertandingan di tv. Ada satu perihal kembali yang membuatku ganjil, yakni dia seringkali menyeka-usap atau memain-mainkan kalung yang terlingkar di lehernya itu sambil dia berbisik-bisik seperti berzikir. Seringkali dia melihatiku lekat-lekat sambil lakukan kebiasan anehnya itu yang membuatku semakin risi saja.
    Entahlah semenjak kapan diawalinya, tetapi belakangan ini saya sering mendapatkan mimpi aneh. Sebuah mimpi kabur di mana saya dikunjungi sosok pria tanpa baju. Saya tidak bisa ingat terang bagaimana muka pria itu terkecuali tubuhnya yang tegap berotot. Tanpa basa-basi sang pria dalam mimpiku itu mendekapku dan memulai merangkul badanku. Selanjutnya entahlah bagaimana ceritanya, sang pria itu mulai menjamahku. Dia secara brutal meniduriku sampai pada akhirnya aku juga terjaga di tengah mimpi aneh/jelek itu secara bercucur keringat.
    Yang membuat semakin aneh ialah saya terus mendapatkan mimpi itu terus-terusan sepanjang sejumlah sesudahnya. Dan seperti umumnya, di dalam mimpi itu si pria mendadak tiba dan meniduriku. Satu perihal yang jadi kemiripan setiap mimpi ialah saat sebelum menjamahku, figur misteri itu selalu memaksakanku untuk mengoral kemaluannya, yang anehnya dalam mimpi itu selalu kulayani dengan suka hati.
    Walau saya tidak dapat ingat bagaimana perawakan sang figur yang sering tiba di mimpiku itu, antiknya saya dapat ingat benar bagaimana bentuk kemaluan sang pria tersebut.
    Saya dapat rasakan bagaimana baunya, teksturnya saat saya mengulumnya dalam mulutku. Bahkan juga saya dapat ingat rasanya di kemaluanku. Saya menjadi seperti dibikin mimpi basah setiap malam, dan terjaga dengan cairan kemaluan yang menetes-netes di celana dalamku.
    Dan demikianlah sepanjang sekian hari beruntun, saya terjaga dari mimpi jelek itu dengan keringat yang mengalir deras. Tetapi tetap saya tidak dapat ingat mukanya seperti apakah. Sampai di suatu saat saya sedang duduk di teras, memerhatikan tugas pak Ihksan dan Wawan. Tanpa sadar saya sedang memperhatikan Wawan lekat-lekat. Kuperhatikan tubuhnya yang berotot, berkilat keringat didera matahari, kulitnya yang gelap tetapi bersih.. dan aku juga tercekat saat Wawan kembali melihatku, seolah ketahui jika dia sedang dilihat.

    Aku juga selekasnya masuk ke rumah dan menenggak air putih dengan napas tersengal-sengal. Mungkinkah saya bermimpi Wawan sejauh ini?
    Makin hari saya makin tidak dapat lupakan mimpi-mimpiku pada malam hari itu. Terkadang saya merasa kebingungan temukan diriku tengah melamun membaygkan mimpiku itu. Aku juga tidak memahami mengapa saya menjadi kerap mengingat mimpi erotis itu, dan membaygkan bilaman sang pria yang tiba itu ialah Wawan. Aku juga terus berusaha untuk hilangkan beberapa pikiran aneh itu dan berusaha untuk tidak pikirkannya benar-benar dan membuangnya jauh.
    Sesuatu saat pada minggu ke dua, saya sedang menyiapkan kopi dan air putih untuk pak Ihksan dan Wawan. Hari itu saya malas sekali untuk mandi pagi, dan masih tetap memakai gaun tidurku tadi malam yang dilapisi oleh cardigan tipis sewarna dengan gaun tidurku tersebut. Saya terkejut saat menyaksikan Wawan tiba sendiri tanpa ditemani pak Ihksan.
    “Eng.. pak Ihksan ke mana?” Tanyaku dengan canggung.
    “……..Pak Ihksan sakit. Istirahat di rumah.” Jawab Wawan pendek. Kupikir-pikir baru ini kali saya dengar suaranya dan menanyakan secara langsung padanya.
    “Ooh.. Saya simpan di sini ya minumnya..” Ujarku perlahan sambil menyimpan nampan. Entahlah mengapa suaranya yang berat membuatku menjadi sedikit menciut.
    Wawan tidak menjawab dan secara langsung menyimpan perlengkapan yang dibawa. Dengan rileks dia melepaskan pakaiannya dan menggantungnya di pagarku. Saya termenung. Entahlah ini kali saya demikian berkeinginan untuk melihati tubuhnya semakin lama. Kupandangi tubuhnya yang mulai berkeringat mengeduk semen, berkilat-kilat. Entahlah bagaimana reaksi mas Deni jika mendapatiku tengah melamun memelototi pria lain semacam ini. Yang terang waktu itu saya benar-benar lupa dengan mas Deni, betul-betul lupa.
    Lamunanku tersadarkan saat kembali lagi Wawan mendapatiku ketangkap basah melihatinya. Dengan muka bersemu aku juga selekasnya masuk tanpa banyak berbicara. Di dalam rumah saya atur napas, saya tidak mengerti dapat melakukan perbuatan sebodoh tersebut. Beberapa saat berlalu saya memilih untuk melihat tv saja. Tetapi kembali lagi saya tidak dapat fokus dan pikiranku melayg membaygkan beberapa mimpi erotis yang kualami.
    Sebuah ketukan perlahan membubarkan fantasiku. Aku juga terlonjak duduk dari lamunanku. Kucoba untuk menurunkan debaran jantungku yang sejak dari barusan berdegap kuat melamunkan mimpi tidak pantas itu. Aku juga selekasnya jalan keluar dan buka pintu.
    “Izin bu. Hujan, saya stop dahulu.” Tutur Wawan pendek.
    Saya mirip orang bodoh cuma berdiri dimuka pintu dengan mata terbeliak dan mulut menganga. Tidak menygka Wawan ada di depan pintu berdiri sedekat itu denganku.
    “I-iya mas, silahkan saja.” Ujarku cepat.
    Kusaksikan badannya basah kuyup diguyur hujan. Rupanya saya tidak mengetahui turun hujan sangking asyiknya melamun barusan. Aku juga kembali tubuh dan tinggalkan Wawan yang berdiri mematung di teras melihati hujan deras yang mengguyuri teras rumah. Ternyata dia barusan sebelumnya sempat mengalihkan rangka-rangka kanopi lebih dulu hingga tubuhnya basah kuyup kehujanan. Kupikir-pikir kasihan jika dia kedinginan semacam itu, bisa jadi dia sakit dan justru tugas rumahku menjadi tidak terurus.
    “…. Eng, silahkan mas jika ingin beres-beres di dalam kamar mandi..” Ujarku canggung sekalian menunduk buka pintu sedikit mempersilakannya masuk.
    Sementara Wawan balas melihatiku sesaat, selanjutnya jalan meng ikutiku masuk ke rumah. Selekasnya sesudah memberinya handuk aku juga berlari di dalam kamar dan diam diri.
    “Duh, mengapa menjadi deg-degan ini sich?!” Umpatku dalam hati.
    Saya terduduk di kasur, selanjutnya merebahkan diriku ke-2 kakiku menjuntai kebawah. Saya pejamkan mata berusaha menurunkan debaran jantungku. Pikiranku melayg tidak teratasi, membaygkan badan kekar Wawan yang tengah diguyur shower dalam kamar mandiku, membaygkan bulir-bulir air jatuh ke antara badannya. Saya menghela napas panjang, tidak memahami dengan pikiranku sendiri.
    Tanpa kusadari Wawan rupanya sudah usai bersihkan badannya. Dia jalan perlahan keluar kamar mandi dan melihat masuk ke kamar. Posisi kamar mandi itu berseberangan dengan kamar tidurku, menjadi siapa saja yang keluar kamar mandi bisa secara gampang melihat di dalam kamar tidurku jika pintunya terbuka. Dan apesnya saat itu saya lupa tutup pintu kamar tidurku, hingga Wawan bisa langsung melihatku yang tengah merebahkan diri di atas kasur demikian dia keluar kamar mandi.
    “Saya telah usai, bu.” Tutur Wawan pendek.
    Saya terlonjak terkejut dan terduduk. Suara itu benar-benar dekat. Dan betul saja, Wawan ada di tingkat pintu kamar tidurku. Saya termenung mematung merunduk kebawah menghindar dari sorotan matanya. Entahlah semenjak kapan dia berdiri disitu. Mungkinkah sejak dari barusan dia melihatiku yang sedang merebahkan diri di atas kasur?. Yang paling mengagetkan ialah mendadak dengan perlahan-lahan Wawan mengambil langkah masuk ke kamarku, dan rapatkan pintu ada di belakangnya.
    Saya tercekat diam seribu bahasa. Otaku berusaha mengolah apa yang sedang dilakukan Wawan, dan pikirkan bagaimana dia berani sekali punyai nyali masuk ke kamarku. Nyaliku semakin menciut setiap kali Wawan mengambil langkah merapat, perlahan-lahan dia mempersempit jarak di antara kami berdua. Tubuhku lemas, di antara cemas, takut dan terpana. Terpana oleh badan telanjangnya yang menarik yang saat itu cuma terbelit selembar handuk putih di atas lututnya. Wawan melihatiku lekat-lekat tanpa kata-kata.
    Sementara saya semakin menunduk ketakutan dan cemas didera sorotan matanya yang tajam.
    Jantungku berdegap kuat saat kurasakan sentuhan halus Wawan di ujung-ujung rambutku. Apakah benar itu tangannya? Apa ini cuma Angan-anganku semata?. Sementara itu saya tetap tidak berani mendangak dan menentukannya. Entahlah mengapa tidak terbesit untuk menyingkirkannya. Kenekatan Wawan saat itu ciutkan nyaliku.
    Sementara itu jantungku tidak stop berdetak kuat tidak teratasi setiap punggung jari menyeka halus rambut pendek tergerai ku. Disekanya halus dari ujung ke pangkal rambutku yang terurai disebelah mukaku. Saya tidak sanggup menantang dan cuma dapat mematung. Ingin rasanya saya menantang, tetapi anehnya saya tidak sanggup. Jangankan berontak, mengusung muka menantang pandangannya juga saya tidak mampu.
    Sampai pada akhirnya dengan seluruh kemampuanku, saya sukses berontak dan menepiskan tangannya dari mukaku. Kutampar tangannya sampai melayg, dan dengan langsung kudorong tubuhnya dengan ke-2 tanganku dengan keinginan menyingkirkannya keluar kamarku.
    “Egghh! Keluar kamu!!”
    Tetapi tubuhku yang lebih imut darinya pasti tidak membuat bergerak sedikitpun. Justru kembali saya yang terjengkang kebelakang dan jatuh berlutut di lantai. Saat tersebut mendadak Wawan memegang tepi handuknya, dan loloskan handuknya turun sampai jatuh ke lantai. Posisi ku yang berlutut di hadapannya automatis segera bertemu dengan anggota badan bawahnya, sejajar dengan pinggangnya. Sekarang Wawan telanjang bundar di depanku tanpa satu helai benangpun terkecuali kalung warisan yang melingkar di lehernya.
    Dan di waktu itu lah semua jadi semakin tidak teratasi. Tidak lama kemudian saya kembali termenung mematung berlutut, di antara terkejut dan terkesima. K0ntol Wawan yang 1/2 keras itu pas bertemu satu jengkal jauhnya dari mukaku. Otakku segera bereaksi mengganggu alam bawah sadarku, mengulangi kembali memory beberapa mimpi yang kualami sejumlah malam hari ini. Bentuk k0ntol yang ada di depanku ini betul-betul familier. Ya, ini ialah k0ntol sang figur misteri yang sering menghantui malamku. Saya memang tidak pernah ingat dengan figurnya, tetapi saya hafal benar dengan k0ntol tersebut. Rupanya memang betul, tidak lain dan tidak bukan k0ntol itu ialah k0ntol Wawan sendiri.
    Seperti dilanda rasa haru dan kangen karena pada akhirnya dapat menyaksikannya langsung, kuperhatikan secara cermat k0ntol Wawan yang pas menodong mukaku tersebut. Bagaimana setiap goresan di tangkai k0ntolnya, kantung zakarnya, urat-urat di sekliling batagnya, kepala k0ntolnya yang sedikit lonjong berkilat, bahkan juga bentuk rambut kemaluannya memang betul benar-benar kuhapal.
    Bak tengah menyaksikan ular kobra yang siap mematuk, kupandangi k0ntolnya yang gagah melawan. Kuakui panjangnya kemungkinan cuma beda lebih panjang 2-3CM dari punya mas Deni. Karena mungkin ukuran kepala k0ntolnya yang berlainan dan sedikit besar. Tetapi yang paling jelas ialah diameternya. Walau mungkin cuma berbeda 2-3CM diameternya dari punya mas Deni, tetapi yang terang membuat menjadi kelihatan lebih tebal dan gemuk. Saya menjadi menelan ludah gugup saat terpikir bagimana rasa k0ntol itu di mulutku dan di kemaluanku dalam mimpiku.
    Bacaan Seks Terkini 2023 Pelet Tukang Bangunan
    Dan tanpa berbicara, Wawan mengelus lagi mukaku halus dengan tanganya. Sementara itu dia perlahan-lahan lebih memajukan pinggangnya semakin merapat, memperkecil jarak di antara mukaku dan kemaluannya. Tetapi ini kali saya tidak lagi cemas atau berontak, saya justru merasa tenang bahkan juga menanti-nanti. Sampai pada akhirnya saya dapat mengisap wewangian kemaluannya yang bersatu sabun merasuk di dalam hidungku. Secara perasaanah saya pejamkan mata nikmati baunya yang ciri khas. Mataku perlahan-lahan terpejam syahdu bersamaan Wawan dekatkan k0ntolnya.
    “Ach…”
    Saya terpekik kecil saat pipi halusku bergesekan secara hangatnya kulit tangkai k0ntol Wawan. Teksturnya yang tidak rata demikian berasa di pipi kananku. Tetap dengan mata terpejam kubiarkan k0ntol Wawan menelusuri mukaku. Dimulai dari pipi, selanjutnya berpindah ke hidungku sampai daguku dapat rasakan kantung zakarnya di daguku. Tangan Wawan yang semula cuma mengelus pipiku, sekarang berpindah memegang belakang kepalaku. Automatis bibirku menjadi mengecup pangkal kemaluan Wawan. narasi seks
    “Hhhmm…”
    Itil V3
    Wawan mendengus perlahan. Ditujukannya kembali kepalaku sampai sekarang bibirku mengecup naik ke tangkai kemaluannya, dan mengecup kepala k0ntolnya halus. Dan aku juga seperti memahami akan kemauan Wawan, kugerakkan bibirku mencumbui lubang urine nya yang berasa sedikit basah dan asin.
    “Mmhcch.. Mmmhcccup.. Cuppphmm.. Cupphhmmmmm…”
    Dengan jinaknya kutimpali dengan ciuman mesra pergerakan kepala k0ntol Wawan yang berputar-putar di sekitar bibirku. Perlahan-lahan tetapi tentu Wawan menggerakkan k0ntolnya maju, buka bibirku yang tertutup rapat. Sekarang tanpa banyak menggerakkan tangannya, kepalaku dengan automatis bergerak perlahan mencumbui k0ntolnya sampai masuk dikit demi sedikit.
    Bibirku sekarang sedikit menganga, ganti dari menciumi jadi mengulum kecil walau baru hanya kepala k0ntolnya saja.
    Kunikmati dan kukecap mesra rasa k0ntol Wawan di mulutku. Saya tidak pernah mengoral k0ntol siapa saja awalnya, bahkan juga k0ntol mas Deni sekalinya. Pengalaman oralku cuma dari beberapa mimpi yang kualami saja. Tetapi sekarang dengan giatnya saya menghisapi tangkai kemaluan Wawan semakin dalam sampai sekarang telah 1/2 batangnya masuk ke mulutku.
    Wawan juga semakin semangat dan memulai gerakkan pinggulnya lebih kuat. Sekarang saya cuma diam dan pasif saja memperlebar mulutku biarkan kontol tebal Wawan mengawini mulutku. Kepalaku sekarang bertumpu di tepi kasur meredam sikatan k0ntol Wawan masuk keluar di mulutku. Wawan mulai cukup sedikit brutal. Dipeganginya kuat-kuat ke-2 segi mukaku sekalian kadang-kadang dia menjejali k0ntolnya sampai ke tenggorokanku. Saya terbatuk-batuk mual karena tingkahnya, tetapi tetap saya memasrahkan diriku sepasrah-pasrahnya.
    “Uuggghhhhh…”
    Wawan juga menggeram saat dia memasukkan k0ntolnya dalam dalam di dalam mulutku. Baru saya tahu besarnya berbeda 2-3CM itu. Dadaku berasa sesak, oksigen ketahan di tenggorokanku karena k0ntol Wawan yang tenggelam dalam. Saya tercekik sampai tidak berasa mukaku merah padam dan air mataku mengucur dari segi sisi mataku yang tetap terpejam. Berasa ujung k0ntol Wawan sentuh segi paling dalam kerongonganku.
    “OHOK.. OHOK.. OHOKKK..!!!”
    Saya terbatuk-batuk saat oksigen kembali masuk ke dalam paru-paruku. Kumuntahkan sedikit lendir lekat kerongonganku sampai jatuh membasahi gaun malamku. Terlihat k0ntol Wawan berkilat basah oleh ludahku saat dia mengambilnya dari dalam mulutku. Sisa hubungan bening lendir ludahku barusan yang tetap terpaut disebelah bibirku dan kepala k0ntolnya. Rasanya lama sekali barusan dia men- deep throat ku, mungkin 30 detik, mungkin 1 menit saya tidak tahu. Tetapi entahlah bagaimana saya tidak geram malah demikian senang dapat mengoral k0ntolnya semacam itu.
    Wawan secara halus mengusap tersisa sisa ludah di bibirku. Dengan perlahan-lahan dia mambantuku berdiri yang masih cukup lemas barusan. Tetapi selanjutnya secara cepat Wawan menggerakkan badanku sampai saya jatuh terbujur di kasur. Dengan sedikit berdebar saya memerhatikan Wawan yang tetap berdiri disebelah kasur. Dengan perlahan-lahan diangkatnya ke-2 kakiku keatas kasur. Disekanya halus telapak kakiku, dan dimainkan sesaat gelang kaki yang terlilit di pergelangan kananku. Tanpa basa-basi selanjutnya Wawan mencium telapal kakiku gaungs. Dikecupnya jari kaki imutku dan diisapnya kuat-kuat.
    “Emggghhh..!”
    Langsung tubuhku menggelinjang karena kesan geli yang diakibatkannya. Selanjutnya seperti macan yang dekati mangsanya, Wawan turut naik keatas kasur dan merayap di atas badanku. Telapaknya yang kasar meraba-raba pergelangan kakiku dan naik sampai ke lututku. Tubuhku sekarang bergidik sejadi-jadinya. Apalagi sekarang tangannya telah naik kembali telusuri pahaku serta telah datang di pinggiran celana dalamku. Kontan saya rapatkan pahaku malu mungkin dia akan menanggalkan celana dalamku. Tetapi saya dikejuti oleh pergerakannya yang benar-benar tiba-tiba, daripada turunkan cd ku dia justru menjambak ujung gaun tidurku dan menyingkapnya keatas.
    Saya menggelinjang kecil meredam mukaku yang merah padam saat Wawan sukses membuka gaunku sampai ke atas dadaku. Terpampanglah telah ke-2 payudaraku di hadapannya. Saya yang memang saat itu tidak kenakan bra, sekarang harus mengikhlaskan ke-2 gunung kembarku jadi tontonannya. Yang membuatku semakin malu ialah ke-2 puting sususku rupanya telah muncul keras, pertanda jika saya memang senang juga diberlakukan semacam itu olehnya.
    Wawan melihati nanar dadaku. Kuakui memang payudaraku tidak terlampau besar (cuma 32B), tetapi memiliki bentuk yang bundar padat dan ke-2 puting susuku yang sedikit panjang warna kemerahan tentulah masih tetap membuat Wawan dahaga. Betul saja, tanpa banyak berbicara Wawan selekasnya menyantap dada kiriku sampai habis.
    “Aaaauuhhh..!!”
    Saya mendesah geli sambil membekap bibiku saat Wawan mengisap payudaraku kuat-kuat. Tidak cuma disantapnya dadaku, tetapi dengan lidahnya dia menjawil-jawil puting susuku dalam mulutnya seperti hewan yang kelaparan.
    “Aaahmmm…sslrrrpp.. Nyaammhhh…ccttttt..”
    Sampai berdecit-decit bibirnya menetek di payudaraku. Payudaraku yang sampingnya ikut juga dimainkan memakai tangannya. Kasar memang, tetapi berasa sangat nikmat menurutku. Puting susuku berubah-ubah digelitkinya, diambilnya, dipuntirnya, diambilnya kuat-kuat sampai semakin memanjang, bahkan juga disinggung-sentilnya sampai berasa cukup nyeri.
    Senang menetek kiri dan kanan, Wawan mengakhiri bermainnya. Tidak cuma ia, aku juga menjadi tersengal-sengal dibikinnya. Sesudah napasnya terkumpul kembali, Wawan sekarang bergerak turun menciumi perut dan pusarku. Saya cuma dapat tengadah kegelian dan kadang-kadang melihat kebawah cari tahu perlakuannya.
    “Aakh!!”
    Kembali saya tersentak terkejut saat tangan Wawan menyekai paha dalamku dan ganti menyekai selangkanganku. Sia-sia saja kuapit pahaku erat-erat, karena Wawan juga telah mengetahui ada suatu hal di celana dalamku. Dengan berkekuatan disentaknya ke-2 pahaku sampai terkangkang. Kembali kualihkan mukaku meredam malu saat Wawan temukan bintik basah memanjang dari muka celana dalamku. Bintik basah vertikal itu tercetak di sepanjang garis khayal bibir kemaluanku. Secara halus, Wawan mencolek bintik basah itu yang tidak salah turut mencolek kemaluanku di luar.
    “Aungghhhh…”
    Saya meringis dan membekap lagi bibirku ketika kurasakan saluran listrik yang melecut badanku saat Wawan mencolek celana dalamku. Menyaksikan reaksiku Wawan semakin menggalakkan pergerakan telunjukku. Sekarang diseka dan digosok-gosokkannya semakin cepat telunjuknya, seolah memancinf cd saya supaya lebih basah . Saya cuma dapat menggelinjang dan mendesah terbata-bata berjinjit di atas kasur karena rasa sedap yang diakibatkannya.
    Tubuhku semakin menggelinjang liar saat pada akhirnya telunjuk Wawan sukses masuk menelusup dari antara celana dalamku. Kugigit bibirku kuat-kuat saat pada akhirnya kurasakan langsung telunjuk Wawan di bibir kemaluanku. Telunjuknya menyekai bibir kemaluanku turun naik dari pojok atas sampai kebawah berkali-kali. Dinikmatinya telunjuknya yang sekarang menjadi basah berminyak oleh memekku. Yang membuatku semakin lupa dataran yakni saat Wawan mengelitiki pojok atas bibir memekku. Secara tepat dia temukan benjolan kecil yang terselinap itu dan diutak-utiknya secara cepat. Kontan saja tubuhku semakin menggelinjang bak cacing kepanasan.
    “Heemmmff..heeemmmgfffff….”

    Saya mendesah berat saat klentitku dirangsang oleh ujung telunjuknya. Dia mengetahui benar saya betul-betul menikmatinya sampai dia sekarang cuma fokus mainkan klentitku saja. Tubuhku melayg layg keasikan saat Wawan putuskan loloskan cd ku, dan secara cepat menukar telunjuknya dengan ujung lidahnya. Lidahnya yang basah yang hangat, dan Teksturnya yang ciri khas semakin menambahkan keasikan yang kurasakan.
    Sekarang ganti gantian Wawan yang mengoral diriku. Saya baru kali rasakan rangsangan foreplay yang ini enaknya, hampir menyamakan nikmat hubungan seksual yang kulakukan dengan mas Deni. Mas Deni tidak pernah menggairahkanku sebegitu binal dan kotor. Kemana sajakah saya sejauh ini? Baru kali saya demikian senang dan tidak ingin telah dimainkan semacam ini. Wawan dengan semangat mencumbu memekku. Bibirnya dan lidahnya men- French kiss kemaluanku tanpa sangsi. Baru kali berikut kurasakan memekku sebecel ini.
    Tidak cuma dari cairan pelumasku saja, tetapi juga dari ludah Wawan yang mencumbu kemaluanku Posisiku yang sekarang terlihat seperti katak yang siap dibedah, mengangkang dengan lebar-lebarnya biarkan Wawan terus lakukan perlakuan biadabnya kepadaku. Mataku terpejam-pejam sangking demikian enaknya rangsangan Wawan. Tetapi pas saat di mana tinggal sedikit kembali saya capai pucuk kepuasan, Wawan mengakhiri oralnya. Entahlah karena capek, atau memang dia menyengaja. Yang tentu saya segera jengkel dan merasa kecewa. Ingin rasanya saya berteriak dan merengek padanya meminta dilanjutkan kembali, tetapi saya malu. Saya cuma dapat melihat Wawan dengan pandangan bertanya dan sedikit melihat meminta.
    Wawan kelihatannya memang tahu terang saya telah mempasrahkan diriku seutuhnya kepadanya. Dengan perlahan-lahan dia menjajarkan dianya diatasku. Tanpa ingat malu kurengkuh leher Wawan dan kuciumi gaungs bibirnya. Biarkanlah dia berpikiran saya pelacur atau binal, yang penting saya ingin sekali diselesaikan birahiku sekarang ini . Wawan juga untungnya diam dan cuma membalasnya cumbuanku tanpa berbicara apapun. Kuciumi bibirnya mesra seolah membujuknya kembali untung meneruskan pencabulannya padaku. Wawan rupanya sembunyi-sembunyi telah menyiapkan diri.
    Tanpa kusadari Wawan telah arahkan moncong k0ntolnya tepar di muka bibir memekku. Mataku membelalak berbinar saat kurasakan kepala k0ntolnya mencocol halus lubang kemaluanku. Dengan berdebar tidak sabaran, selekasnya kuposisikan kembali ke-2 kakiku mengangkang siap-siap menyongsong k0ntol yang sangat kurindui tersebut.
    Wawan tidak terlampau cepat-cepat mempenetrasi diriku, sampai saya menjadi kegatalan sendiri dibikinnya. Pertama kali Wawan menggesek-gesekkan tangkai k0ntolnya dulu, membalurinya dengan cairan pelumasku. Lantas secara halus digosoknya juga kelentitku dengan moncong k0ntolnya, yang membuat tubuhku ngilu-ngilu enak. Sambil terus kucumbui lehernya dan dagunya, terkadang menyengaja kuangkat dan kumajukan pinggulku supaya cepat-cepar Wawan masukkan tangkai jantannya walau terus melenceng.
    Pada akhirnya ketika birahiku sudah tidak terbensung kembali di ubun-ubunku, saat tersebut Wawan mengincar lubang kemaluanku. Perlahan-lahan tetapi tentu kepala k0ntol Wawan mulai tenggelam masuk di rongga memekku. Dengan mendesah ketahan, kunikmati seluruh tangkai Wawan yang berjubal masuk di lubang yang sejauh ini cuma bisa dimasuki oleh maa Deni.
    “Ooooouugghhhhhh…nggg..oohhhhhhh…”
    Kurasakan bagaimana lezatnya otot dinding kemaluanku yang dipaksakan merenggang lebih dari umumnya. Diameter k0ntol Wawan yang melampaui punyai mas Deni memaksakan memekku menyesuaikan kembali. Walau licin dan telah sangat basah, tetap berasa bagaimana sesak dan sempitnya memekku menantang k0ntol gemuk Wawan. Wawan dengan mahirnya menarik undur tangkai k0ntolnya, selanjutnya memacu lebih dalam dari sebelumnya. Terus perlahan-lahan semacam itu sampai pada akhirnya bermenit-menit selanjutnya ke-2 pangkal kemaluan kami berjumpa. Wawan menggeram senang rasakan k0ntolnya yang tenggelam dalam di rahimku. Begitupun saya yang temukan kesan kepuasan sanggup menelan habis k0ntol Wawan yang notabene lebih hebat yang umumnya kurasakan.
    Kami berdua lantas termenung sesaat nikmati pertautan kemaluan kami. Berasa ada chemistry antara kami karena ke-2 kemaluan kami berasa demikian cocok satu dengan sama lain. Umumnya punya mas Deni tidak pernah dapat se-pas ini. Tetapi sekarang k0ntol Wawan bersatu dengan prima dengan memekku. K0ntolnya sanggup raih beberapa sudut rongga paling dalam yang tidak pernah diraih mas Deni sebelumnya. Begitupun besarnya, baru ini saya rasakan memekku sesak penuh dipenuhi k0ntol sebegitu gemuk. Walaupun cukup nyeri kurasa, tetapi tidak dapat kupungkiri saya betul-betul menyenangi otot memekku merenggang lebar semacam ini.
    Bermenit-menit selanjutnya kami masij saja diam sama-sama nikmati kedutan dan remasan kemaluan keduanya. Kami sama-sama berpandangan mesra sambil berciuman halus. Sampai pada akhirnya Wawan memiliki inisiatif memacu pinggulnya perlahan-lahan.
    “PLOK!”
    “Ouuwwwwhhh..mmsssssshhh”
    Sekali pukulan cepat bunyi kemaluan kami beradu. Wawan dengan perlahan menarik undur k0ntolnya keluar. Saya dapat rasakan bagaimana rongga memekku seolah turut ketarik keluar saat dia ambil ancang ancang undur. Dan secara cepat Wawan mendesak maju menghajar memekku sampai mentok kembali semuanya.
    Tempat tidur pernikahanku dan mas Deni sekarang berderit-derit kuat. Terlihat bagaimana badan Wawan yang berkilat seksi oleh keringat bergerak memiliki irama diatasku. Dari belakang saya terlihat terbenam di bawah tubuh Wawan. Yang kelihatan kemungkinan cuma punggung Wawan saja, dan cuma ada 2 buah tangan yang mencengkeram tengkuk dan mencakar punggungnya gaungs. sepasang kaki yang melilit pinggul Wawan erat-erat sambil merenggangakan dan menjinjitkan jari-jari kaki imutnya bak seorang balerina.
    “Ouggh.. Ugghh.. Uuuuuhmmmm…”
    Wawan menggeram saat mengakhiri pacuannya sesudah temponya turun. Saya cuma dapat tersengal-sengal dengan gestur sakau di bawah badan Wawan. Wawan melihat sepintas ke almari di seberang tempat tidur, dan dia punseperti memperoleh gagasan. Dia juga putar badanku sampai saya tiduran kesamping. Selanjutnya diputarnya tubuhku secara gampangnya (karena tubuhku lebih kecil darinya) hingga sekarang saya berposisi merayap di depannya.
    Semua dilaksanakanya tanpa mengambil k0ntolnya dari memekku. Lalu dia geser badanku sampai sekarang kami berdua bertemu dengan cermin pada pintu almari itu. Sekarang saya berpegangan di tepi kasur sementara Wawan mulai memicu kembali kuda poninya.
    “Aaaawwwwh… Aaaaaaahhhh… Aaaaaaaaaaaaahhh…!”
    Sekarang tanpa kembali malu saya mulai berteriak sekencang-kencangnya. Saya menjerit-jerit bak orang disiksa. Tentu saja saya sedang disiksa kepuasan oleh Wawan sekarang ini. Entahlah mengapa dengan menghadap cermin semacam itu perasaan binalku ada perlahan-lahan. Saya seperti tidak mengenali figur wanita yang tengah asyik menjerit-jerit di dalam cermin tersebut.
    Apakah benar itu santi? Istri dari Deni? Aku juga tidak yakin jika itu ialah diriku. Wanita di dalam cermin itu sedang asyik mengerang dan mendesah biarkan dianya dicicipi oleh tukang bangunan yang nista. Ya, mungkin wanita di cermin itu wanita nista. Nista karena biarkan dianya nikmati kepuasan terlarang dan mengkhianati suaminya. Simak juga: Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    “Aaaghhh terusss.. Terus mas Wawaniiii.. Terussssssss”
    Aku juga mulai berani buka mulut dan panggil-manggil Wawan. Wawan secara brutalnya menjambak rambutku dan mencengkeram bahuku dari belakang, supaya hentakannya dapat semakin kuat . Wawan juga mencondongkan tubuhnya dan berbisik tidak kalah binal dariku.
    “Iyaaa mas Wawan.. Aaauwwwwh… Bantai terus masss bantai masss..”
    “Hmmmggg..rrrr…kamu sukai kan?!”
    “Iya masss… Santi sukai masss.. Sukai sekali maaaasssh.. Aaaauuggghh”
    “Hmmmgghhh.. Saya kuat khan? Ugfhh.. Uffghh.. Gak kaya suami kamu lemah.. Uffghh”
    “He eh mass.. Enakk masss.. Santi senang massss.. Auuuuhh!!
    “Tentukan mana.. Uffgh.. Saya apa suami.. Ufgh.. Kamu??”
    “Aaaasgghh… Santi sama mas Wawan ajaaa… Aaahhh santi nikmatt sama aauhh.. Mas Wawaniiii…!”
    “Mulai sekarang ini.. Nffhhh…kamu selesai..ssshhm..istriku saja yah.. Uufgghh…”
    “Mhmhhh.. Iyah iyah mass.. Santi ingin menjadi istri mas Wan.. Awwugh.. Mas Wawanii…!!”
    “Gghrrrr.. Bagusss… Tidak hamilin yaah?? Ingin?? Uffgh..”
    “Iya mas Wawaaannnn.. Hamilin santi masshhh.. Hamilin masss.. Semprotin aauwwwhh yang.. Banyak massss.. Ighhh..aaahhhh…”
    “Uggfhhg nih.. Nih… Mmmggaaaaaaaaahhh!!!!”
    Wawan selanjutnya menghentakkan dalam-dalam k0ntolnya dan menyembur benihnya di dalam rahimku. Sudah pasti lusuhbut semprotannya dengan orgasme ku yang talah kalah hebat. Kami berdua sama kejang nikmati klimaks paling indah yang sebelumnya pernah kami alami ini. Sampai akhirnya badan kami berdua roboh di atas kasur. Benih Wawan menetes-leleh antara celah kemaluanku. Kami berdua selekasnya hampir lelap bahkan juga tidak sampai ingat untuk mengambil kemaluan kami berdua. Kamipun pada akhirnya tertidur sama-sama menerpah keduanya masih pada kondisi seperti barusan. Kurengkuh mesra suami baruku yang mengorok di atas badanku ini dan turut lelap dengannya.

  • Cerita Sex Dewasa Kiki Berhubungan DenganKu Wanita Haus Sex Pemuas Gairah

    Cerita Sex Dewasa Kiki Berhubungan DenganKu Wanita Haus Sex Pemuas Gairah


    770 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Baru saja ini saya berjumpa lagi Kiki (bukan nama sebetulnya). Dia sekarang telah berkelseja dan uarga k menikah ada di Palembang. Untuk sesuatu masalah keluarga, dia bersama anaknya yang tetap berumur lima tahun pulang ke Yogya tanpa dibarengi suaminya.
    Kiki masih sama dengan dahulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah mengembang, rambutnya yang lebat tumbuh terbangun selalu di atas pundak. Walau rambutnya cukup kemerahan tetapi karena kulitnya yang putih bersih, sering kali menarik dilihat, apalagi jika ada dalam dekapan dan dielus-elus.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah
    narasi sex 2023


    Pertemuan di Yogya ini mengingati kejadian sepuluh tahun kemarin saat dia masih kuliah dalam suatu perguruan tinggi terkenal di Yogya. Sepanjang kuliah, dia ada di rumah bude, kakak ibunya yang kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude cukup jauh dan saat itu kami jarang-jarang bertemu Kiki.
    Saya mengenalinya semenjak kanak-kanak. Dia memang gadis yang gesit, terbuka dan termasuk berotak encer. Satu tahun sesudah saya menikah, istriku melahirkan anak kami yang pertama. Jalinan kami rukun dan sama-sama menyukai. Kami ada di rumah sendiri, cukup di luar kota.

    Saat melahirkan, istriku alami pendarahan luar biasa dan harus dirawat di dalam rumah sakit semakin lama daripada anak kami. Benar-benar ribet harus menjaga bayi di dalam rumah. Karenanya, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Kiki) dan Kiki dengan suka-rela bergiliran menolong kewalahan kami. Semua berakhir selamat sampai istriku dibolehkan pulang dan secara langsung dapat menjaga dan menyusui anak kami.

    Beberapa hari selanjutnya, Kiki sering tiba melihat anak kami yang ucapnya elok dan lucu. Bahkan juga, bingung mengapa, bayi kami benar-benar rekat dengan Kiki. Jika sedang rewel, menangis, meronta-ronta jika digendong Kiki jadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Kiki. Sehabis pulang kuliah, jika ada waktu, Kiki selalu singgah dan menolong istriku menjaga sang kecil.

    Semakin lama Kiki kerap ada di rumah kami. Istriku benar-benar suka atas kontribusi Kiki. Nampaknya Kiki ikhlas dan tulus menolong kami. Apalagi saya harus kerja segenap hari dan kerap pulang malam. Semakin bertambah besar, bayi kami menyusut nakalnya. Kiki mulai tidak banyak mampirke rumah. Istriku makin sehat dan dapat mengurusi semua kepentingannya. Tetapi sesuatu malam saat saya asyik menuntaskan tugas di dalam kantor, Kiki mendadak ada.
    “Ada apakah Ki, malam-malam ini.”
    “Mas Heri, tinggal sendiri di dalam kantor?”
    “Ya, Darimanakah kamu?”
    “Menyengaja kesini.”
    Kiki merapat ke arahku. Berdiri dari sisi bangku kerja. Kiki kelihatan kenakan rok dan T-shirt warna kegemarannya, pink. Tercium olehku berbau minyak wangi ciri khas remaja.
    “Ada apakah, Kiki?”
    “Mas… saya ingin seperti Mbak Tari.”
    “Ingin? Ingin apanya?” Kiki tidak menjawab tapi justru mengambil langkah kakinya yang putih mulus sampai berdiri sama persis di depanku.
    Dalam waktu cepat dia telah duduk di pangkuanku.
    “Kiki, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menantiku usai berbicara, Kiki telah menyikatkan bibirnya di bibirku dan mengisapnya kuat-kuat.
    Bibir yang sejauh ini cuma dapat kupandangi dan pikirkan, sekarang betul-betul landing keras. Kulumanya penuh gairah dan napas lembutnya menyodok. Lidahnya dimainkan cepat dan menari gesit dalam rongga mulutku. Dia cari lidahku dan mengisapnya kuat-kuat. Saya berusaha melepasnya tetapi sandaran bangku merintangi. Lebih dari itu, terang-terangan ada rasa nikmat sesudah beberapa bulan tidak melakukan hubungan intim dengan istriku. Kiki renggangkan pagutannya dan ucapnya,

    “Mas, saya selalu suka Mas. Saya sukai terkait dengan lelaki, bahkan juga sejumlah dosen sudah kuajak beginian.
    Tidak bercumbu sekian hari saja rasanya tubuh panas dingin. Saya tidak pernah temukan lelaki yang cocok.”
    Kuangkat badan Kiki dan kududukkan di kertas yang tetap berantakan di meja kerja. Saya bangun dari duduk dan mengambil langkah ke pintu ruangan kerjaku. Saya mengamankan dan tutup kelambu ruang.
    “Ki.. Kuakui, aku juga kelaparan. Telah 4 bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
    “Menjadikan saya Mbak Tari, Mas. Mari,” kata Kiki sekalian turun dari meja dan menyambut langkahku.
    Dia merengkuhku kuat-kuat hingga dadanya yang empuk seutuhnya melekat di dadaku. Berasa juga k0ntolku yang sudah mengeras bertabrakan dengan perut bawah pusarnya yang halus. Kiki rapatkan juga perutnya ke kemaluanku yang tetap terbungkus celana tebal. Kiki menyikat lagi leherku dengan kuluman bibirnnya yang mengembang bak bibir aktris populer. Saluran listrik seolah menyebar ke semua badan. Saya sebelumnya sangsi menyongsong keliaran Kiki. Tetapi saat kepuasan mendadak menyebar ke semua badan, jadi berlebihan semata melepaskan peluangini.
    “Kamu sangat bernafsu, Kiki..” bisikku lirih di telinganya.
    “Hmmm… iya… Sayang..” balasnya lirih sambil mendesah.
    “Saya sebetulnya inginkan Mas semenjak lama… ukh…” serunya sambil menelan ludahnya.
    “Mari, Mas… lanjutkan..”
    “Ya Sayang. Apa yang kamu harapkan dari Mas?”
    “Semua,” kata Kiki sambil tangannya menelusuri dan mengelus tangkai kemaluanku.
    Bibirnya terus sapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan-lahan kusingkap T-Shirt yang dikenainya. Kutarik perlahan-lahan ke atas dan langsung tangan Kiki sudah diangkat pertanda minta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Ke-2 jariku langsung merengkuhnya kuat-kuat sampai tubuh Kiki rekat ke dadaku.
    Ke-2 bukitnya melekat lagi, berasa hangat dan halus. Jariku cari kancing BH yang berada di punggungnya. Kulepas perlahan-lahan, talinya, kuturunkan lewat tangannya. BH itu pada akhirnya jatuh ke lantai dan sekarang ujung payudaranya melekat rekat ke arahku. Saya merosot perlahan-lahan ke dadanya dan kujilati penuh nafsu. Permukaan dan pinggir putingnya berasa sedikit asin oleh keringat Kiki, tetapi menambahkan nikmat wewangian gadis muda.
    Tangan Kiki menyeka-usap rambutku dan membawa kepalaku supaya mulutku selekasnya mengisap putingnya.
    “Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt…” bisiknya.
    Saya penuhi permohonannya dan Kiki tidak dapat meredam ke-2 kakinya. Dia seolah lemas dan jatuhkan tubuh ke lantai berkarpet tebal. Ruangan ber-AC itu berasa semakin hangat.
    “Mas lepas…” ucapnya sekalian terlentang di lantai.
    Bacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah
    Kiki minta saya melepaskan baju. Kiki sendiri juga melepaskan rok dan celana dalamnya. Aku juga melakukan perbuatan begitu tetapi tetap kusisakan celana dalam. Kiki menyaksikan dengan pandangan mata sayu seperti tidak sabar menanti. Selekasnya saya mengejarnya, berbaring di lantai. Kudekap badannya dari samping sambil kugosokkan telapak tanganku ke putingnya. Kiki melenguh sedikit selanjutnya sedikit memiringkan badannya ke arahku. Menyengaja dia selekasnya arahkan putingnya ke mulutku.
    “Mas sedot Mas… lanjutkan, sedap sekali Mas… enak…” Kupenuhi permohonannya sambil kupijat-pijat bokongnya.
    Tanganku mulai nakal cari selangkangan Kiki. Rambutnya tidak terlampau tebal tetapi daratannya cukup oke untuk landingkan pesawat “cocorde” punyaku. Kumainkan jariku di situ dan Kiki terlihat sedikit tersentak.
    “Ukh… khmem.. hsss… terus… terus,” lenguhnya tidak terang.
    Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jari tanganku seperti menuai dawai gitar di pusat kepuasannya. Berasa jari kanan tengahku sudah capai gumpalan kecil daging pada dinding atas depan memeknya, ujungnya kuraba-raba halus memiliki irama. Lidahku mainkan puting sambil kadang-kadang mengisap dan menghembusnya. Jariku memilin klitoris Kiki dengan tehnik petik melodi.
    Kiki menggeliat-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat.
    “Mas… Mas… ampun… terus, ampun… terus ukhhh…” Sesaat selanjutnya Kiki lemas.
    Tetapi itu tidak berjalan lama karena Kiki bergairah lagi dan kembali ambil inisitif. Tangannya mencari arah kejantananku. Kudekatkan supaya mudah dicapai, dengan langsung Kiki menarik celana dalamku. Bersama dengan itu melejit keluar pusaka kecintaan Tari. Mengakibatkan, memukul ke muka Kiki.
    “Uh… Mas… apaan ini,” kata Kiki terkejut.
    Tanpa menanti jawabanku, tangan Kiki langsung mencapainya. Ke-2 telapak tangannya memegang dan mengelus k0ntolku.
    “Mas… ini asli?”
    “Asli, 100 %,” jawabku.
    Kiki menggeleng kepala. Lantas lidahnya menyikat cepat ke permukaan k0ntolku yang dengan diameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit cukup bengkok ke kanan. Pada bagian samping kanan kelihatan mencolok saluran otot keras. Sisi bawah kepalanya, tetap sisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit tersebut yang membuat wanita semakin bertambah nikmat rasakan tusukan senjata unggulanku.
    “Mas, tidak pernah saya menyaksikan k0ntol sebesar dan selama ini.”
    “Saat ini kamu menyaksikannya, menggenggamnya dan menikmatinya.”
    “Betapa berbahagianya MBak Tari.”
    “Karena itu kamu ingin seperti ia, kan?”
    Kiki langsung menarik k0ntolku.
    “Mas, saya ingin cepat menikmatinya. Masukan, cepat masukan.”
    Kiki menelentangkan badannya. Pahanya direntangkannya. Kelihatan begitu mulus putih dan bersih. Antara bulu lembut di selangkangannya, kelihatan lubang memek yang imut. Saya sudah ada di pahanya. Exocet-ku sudah siap melaju. Kiki melihatiku penuh berharap.
    “Cepat Mas, cepat..”
    “Sabar Kiki. Kamu harus betul-betul terangsang, Sayang…”
    Tetapi nampaknya Kiki tidak sabar. Tidak pernah kusaksikan wanita sekasar Kiki. Ia tidak ingin dicumbui dahulu saat sebelum dimasuki k0ntol pasangannya.
    “Cepat Mas…” ajaknya kembali.
    Itil V3
    Kupenuhi permohonannya, kutempelkan ujung k0ntolku di atas lubang memeknya, kutekan perlahan-lahan tetapi benar-benar sangat susah masuk, kuangkat kembali tetapi Kiki malah mendorongkan bokongku dengan ke-2 iris tangannya. Bokongnya sendiri didorong ke atas. Tidak terhindar, tangkai k0ntolku seperti mengenai dinding tebal. Tetapi Kiki nampaknya ingin bermain kasar. Aku juga, walau belum terangsang betul, kumasukkan k0ntolku sekeras dan sekencangnya. Walau perlahan-lahan bisa memasukirongga memeknya, tetapi sangat terasa sesak, geret, panas, perih dan susah. Kiki tidak gentar, justru menyongsongnya penuh nafsu.
    “Jangan paksa, Sayang..” pintaku.
    “Terus. Paksakan, siksa saya. Siksa… tusuk saya. Keras… keras jangan takut Mas, terus..” Dan saya tidak dapat menghindari. Kulesakkan keras sampai setengah k0ntolku sudah masuk.
    Kiki menjerit,
    “Aouwww.. sedikit kembali..” Dan saya memencetnya kuat-kuat.
    Bersama dengan itu berasa ada yang mengucur dari saat memek Kiki, menetes keluar. Saya melihat, darah… darah fresh. Kiki diam. Napasnya tersengal-sengal. Matanya memejam. Saya meredam k0ntolku masih tetap menancap. Tidak turun, tidak naik. Untuk kurangi kemelutnya, kucari ujung puting Kiki dengan mulutku. Walau cukup membungkuk, saya bisa meraihnya. Kiki sedikit menyusut kemelutnya.
    Sesaat selanjutnya dia mintaku mengawali kegiatan. Kugerakkan k0ntolku yang cuma setengah jalan, naik turun dan Kiki mulai terlihat menikmatinya. Gerakan stabil itu kupertahankan lumayan lama. Lama-lama tusukanku semakin dalam. Kiki pasrah dan tidak sebuas barusan. Dia nikmati irama masuk keluar di lubang kemaluannya yang mulai basah dan menyalurkan cairan pelicin. Kiki mulai bangun nafsunya menggeliat dan melenguh dan pada akhirannya menjerit lirih,
    “Uuuhh.. Mas… uhhh… enaakkkk.. enaaakkk… Terus… aduh… ya ampun nikmatnya..” Kiki melemas dan terkulai.
    Kucabut k0ntolku yang tetap keras, kubersihkan dengan bajuku. Saya duduk dari sisi Kiki yang terkulai.
    “Kiki, mengapa kamu?”
    “Lemas, Mas. Kamu sangat gagah.”
    “Kamu liar.”
    Kiki memang kerap terkait dengan lelaki. Tetapi tidak ada yang sukses tembus keperawanannya karena selaput daranya sangat tebal. Tetapi perkiraanku, beberapa lelaki akan kalah oleh ganasnya Kiki ajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Edan memang anak itu, cepat panas.
    Semenjak peristiwa itu, Kiki selalu ingin mengulangnya. Tetapi saya selalu menghindari. Cuma sekali kejadian itu kami ulangi dalam suatu hotel selama seharian. Kiki saat itu kesetanan dan kuladeni tekadnya dengan semua style. Kiki akui senang. baca narasi seks lainnya di seksigo.com
    Sesudah lulus, Kiki menikah dan ada di Palembang. Semenjak itu tidak ada beritanya. Dan, saat pulang ke Yogya bersama anaknya, saya bertemu di dalam rumah bude. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan
    “Mas Heri, ingin coba kembali?” bisiknya lirih.
    Saya cuma menggangguk.
    “Masih besar ?” tanyanya memikat.
    “Ya, tambah besar donk.”
    Dan malamnya, saya mengunjungi di hotel tempatnya bermalam. Pertempuran juga kembali terjadi dalam posisi sama sudah masak.
    “Mas Heri, Mbak Tari bisa digunakan belum?” tanyanya.
    “Belum, dokter melarang,” kataku bohong.
    Dan, Kiki juga malam itu coba melayaniku sampai kami sama terpenuhi.

  • Cerita Sex Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Dengan Pria Sejatinya

    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Dengan Pria Sejatinya


    768 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saat saya masih duduk dibangku SMP sampai SMA saya sukai bermain dirumahnya, dan karena dampak dari beberapa buku XXX dan jg film XXX saya mulai berani memegang-megang sisi peka dari badan Ema, keluarga M tidak berprasangka buruk karena saya tetap mereka kira saudara atau sepupu walaupun jauh.

    Dahulu kerap saat ia sedang sapu saya dekap dari belakang dan meraba-raba buah dadanya ataupun waktu saya bermalam saya meremas-remas tangan dan mengelus pahanya, Ema masih polos waktu itu dan cuma tanggapan birahi yang ia beri tanpanya memahami harus bagaimana waktu itu, aku juga kerap beronani dan memikirkan andaikan saya bersetubuh denganya.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria

    Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    3 tahun berakhir, dan sekarang saya bekerja diperusahaan ekspor impor, Ema juga menikah dgn W pria yang jg masih tetangganya di kota P. W ialah pria yang berpendapatan dgn jadi tukang ojek. Saya sdh tidak ada di kota P, tp kos di wilayah T yang masih juga dalam daerah Jakarta jg, ini supaya dekat dgn tempat saya bekerja.

    Narasi dewasa terkini, Waktu itu saya sedang dinas luar, dan karena kebenaran melalui wilayah P, karena itu saya luangkan singgah kerumah Om M sekedar untuk istirahat sesaat, rupanya Om M sedang kerja dan teteh I sedang menanti warung nasinya, yang ada cuma adik Om M yang tuna rungu atau bisu. Waktu itu pernikahan Ema baru satu tahun, saat saya tiba ia sedang melihat film sinetron di tv dan kenakan daster tanpa lengan.

    “Hai Ma.. Apa kabarnya?” sapaku.

    “Eh Rido.. Lama tidak kelihatan, mari masuk.. Tumben, ada apakah nih?” sahutnya halus.

    “Kebenaran saya melalui sini menjadi sekaligus singgah” jawabku.

    Ia buka almari es dan memberikanku satu gelas air dingin, 1/2 jam selanjutnya dari mulutnya melaju narasi mengenai W si suami, dahulu suaminya itu tukang jajan ke arah tempat prostitusi apabila terkait intimpun cuma sesaat.. Terkadang k0ntolnyapun tidak ingin ereksi. Saya dengarkan ceritanya dgn rileks, dan pada akhirnya ia menjelaskan masalah saya dan ia dahulu yang membuat jantungku berdegap keras.

    “Jadi ingat dahulu ya di? Saat kita masih..”

    Kujentikkan jariku dimulutnya supaya tidak melanjutkan kalimatnya dan secara spontan kuremas jari tangannya, dan kulumat bibirnya dgn penuh bergairah dan kupeluk badannya kuat. Ema melenguh pertanda birahinya jg mulai mencapai puncak.

    “Arghh.. Do.. Ohh..”

    K0ntolkupun sdh benar-benar tegang seolah-olah meloncat dari tempatnya dibalik celana panjang kerjaku. Sekarang kuarahkan lidahku ke lehernya, selanjutnya turun kebelahan dadanya, isis semakin mendesah luar biasa dan reflek tangannya buka reluiting celanaku dan cari k0ntolku yang sdh menegang keras. Dikocaknya k0ntolku halus dan perlahan-lahan, rasa nikmat menyebar di semua badanku. Kubuka tali dasternya dan sekarang Ema cuma kenakan bra dan celana dalamnya saja..

    Dan jemari jari Ema mulai melepaskan bajuku, dan dgn mahir ia melepaskan celana panjangku, ku membuka bra yang tutupi payudaranya yang tetap terhitung kuat karena Ema belum memiliki anak, kujilati dan kuremas perlahan ke-2 bukit cantiknya tersebut..

    “Shh.. Rido.. Oh.. Rido.. Sayanng.. Enaak.. Ahh” desahannya membuat libidoku semakin meninggi dan meletus-ledak.

    “Ka.. Mu.. Sek.. Sang maaa.. Ssh..” ucapku terputus-putus karena gelegak birahi yang meletus-letup.

    Rasa penasaranku di saat saya masih duduk dibangku dibangku sekolah harus kutuntaskan, toh ia sekarang sdh ada yang punyai, pikirku. Saya tidak buang begitu banyak waktu, kulepaskan celana dalamnya yang warna putih dan kulepaskan jg celana dalamku, sampai k0ntolku sekarang berdiri tegang bebas dan siap ke arah lubang surgawi punya Ema..

    Kuarahkan mulutku keliang memeknya.. Lantas mulai kujilati memeknya yang sdh basah karena ia sdh alami birahi ygs angat tinggi, dan kadang-kadang kuhisap itilnya yang kemerahan.

    “Uff.. Rido.. Ka.. Mu apakan me.. Mek Emas.. Akh.. Bang W tidak per.. Nach kerjakan ini.. Ouh.. Ssh.. Arghh”

    Ema mulai meracau, mungkin suaminya karena dahulunya kerap jajan di luar karena itu jarang-jarang atau tidak memahami apa itu foreplay. Peluang.. bathinku..

    Jilatanku semakin mengganas dan Ema mengoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan tanda ia sdh lupa diri dan lupa segalanya jika sekarang statusnya ialah istri W.

    “Oohhhh.. Ridoo.. Ema.. Gak tahaan.. Memasukin doong.. Pleasee.. Aahhhh.. Masukkan kontolmu di.. Aahhhh..”

    Kusaksikan Ema sdh tidak sabar kembali untuk meraih orgasme dan buka memeknya lebar-lebar dgn memperlebar ke-2 kakinya.. Kuhujamkan k0ntolku ke memeknya yang sdh basah.. Lebih gampang untuk k0ntolku dan secara langsung masuk kedalam memeknya..

    “Oughhhh.. Arghhhh.. Ohh.. Kontol Rido sedap.. Ahh.. Coba da.. Ri du.. Lu dooo.. Ohh”

    Ema meracau tidak karuan, kugenjot k0ntolku masuk keluar lubang surgawinya dan makin lama semakin cepat dan cepat , hingga menimbulakn suara

    Itil V3
    “Plokk.. Plok..” di semua ruang..30menit berakhir kuhujamkan k0ntolku di dalam lubang surgawinya, mendadak.. Memeknya menjepit keras k0ntolku dan ia memmeluk kuat dan menggigit putingku.. Ternyata ia sesaat lagi akan orgasme.. Kupacu k0ntolku bisa lebih cepat dan badannya menggelepar-gelepar karena nikmat.

    “Ridoi.. Ema ke.. Lu.. Arr..”

    “Iya.. Sayang.. Saya jg.. Sebeenn.. Tar lagii” ucapku menderu..

    Karena k0ntolku jg sdh mengeras dan berdenyut siap memuntahkan laharnya..

    “Emas.. Ohh.. Saya.. Jg.. Ke.. Luarr..”.

    Badanku roboh didadanya, dgn badan berkeringat kuelus payudaranya dan kucium bibirnya..

    “Ema.. Barang kamu sedap..”..

    “Barang kamu jg do.. Ahh..” sahut Ema lemas tidak memiliki daya.

    Tanpa kami ketahui ada sepasang mata memantau dari barusan, bahkan bisa saja dari sejak awalnya, kulirik ruang samping yang cuma tertutup gorden, kusaksikan disebelahku Ema sdh tertidur nyenyak karena kecapekan, kuhampiri orang yang mengintipku semenjak barusan, rupanya ia ialah adik omku M yang bisu, tanpa satu helai benangpun kuhampiri ia, adik omku ini memiliki tubuh cukup gendut dan kulitnya cukup kecoklat-coklatan, ia cuma melihat k0ntolku yang sekarang sdh mulai kembali tegang. Kutunjuk dgn jemari mengarah k0ntolku dgn tujuan apa ia inginkan ini jg seeprti yang dilihatnya barusan.

    Kuraih tangannya untuk menggenggam k0ntolku, tangannya gemetaran karena saya tahu tentu ia tidak pernah disentuh lelaki apalagi disentuh, saya takut ada seseorang kembali yang tiba dan ada mata lain yang tangkap basah perlakuanku ini, karena itu selekasnya kubuka pakaiannya dan semua baju dalamnya, kusedot dan kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke saat memeknnya..

    “Uhh.. Mphh.. Shh” Mbak M mulai kenikmatan mungkin karena ia sdh horny dari barusan menyaksikan episodeku dgn Ema, kuhujamkan k0ntolku cukup keras kelubangnya yang masih virgin alias perawan, kututup mulutnya supaya tidak berteriak atau keluarkan suara keras, sampai menggugah Ema atau kedengar oleh yang lain.

    Kugenjot semakin cepat dan cepat , Mbak M kusuruh menungging dan tangannya berpegangan pada bibir tempat tidur, kugenjot k0ntolku masuk keluar, mendadak ia kembali lantas denga garangnya menggenggam k0ntolku untuk ditempatkannya ke memeknya dari depan lantas ajakku jatuh keranjangnya, kugenjot kembali ia dgn posisi normal seperti yang ia harapkan..

    “Mph.. Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh” karena bisu ia tidak bsia menjelaskan akan orgasme atau keluar, karena itu ia merengkuh kuat dan menggigit leherku lantas terkulai lemas dgn mata terpejam, saya harus orgasme jg denganya, pikirku..

    Tidak peduli ia sdh terkulai lemas dan pejamkan mata, kugenjot ia cepat dan k0ntolku mulai berdenyut cukup lama sekarang saya alami orgasme, karena setahuku, bila dalam permainan ke-2 lelaki akan memiliki ketahanan yang cukup lama. Napasku mulai membur dan sekalian kugenjot memek Mbak M yang sdh basah itu kucumbui bibirnya meskipun Mbak M tidak memberi respon atau tidak tahu bagaimanakah cara berciuman.

    “sshhhh.. Mbak.. Saya ingin munn.. Cratt.. Arghh” kutumpahkan spermaku di dalam lubang memeknya yang hangat..

    Ahh.. Sangat nikmat istirahatku siang hari ini.. Kukenakan bajuku dan kubangunkan Ema untuk mohon pamit, sekalian kubisikkan kepadanya.

    “Lain waktu kita bertemu di luar ya?” Ema cuma menjawab dgn anggukan dan senyum.

    Pada narasi sebelumnya saya sdh bercerita pengalaman bagaimana perselingkuhanku dgn Ema dan jg sekalian adik pamanku Mbak M, sesudah peristiwa itu saya dan Ema seringkali berjumpa di hotel dan mengulangi dan mereguk dahaga akan sex antara kami berdua, hingga kemudian satu tahun saya tidak berjumpa denganya kembali. Kudengar sekarang Ema sdh memiliki seorang anak dari pernikahannya dgn W.

    Narasi Dewasa Desahan Selingkuhan Genit

    Entahlah mengapa semenjak pagi hari ini saya terus pikirkan Ema, rasa kangen untuk bersetubuh kembali denganya demikian kuat dan menggebu, sampai pada akhirnya kuberanikan diri lagi untuk tiba ke tempat tinggalnya siang hari ini sela waktu kerjaku. Kuketuk pintu seringkali, seperti umumnya rumah itu kelihatan kosong dan sepi. Cukup lama saya menanti dari muka pintu hingga kemudian pintu terbuka dan yang membukanya ialah Lisna adik Ema, perlu jg saya katakan jika Omku MJ menikah dgn seorang wanita ynag sdh menjanda 2x yakni teteh I dan ia bawa dua orang anak yakni Ema dan Lisna dan ke-2 nya berbeda bapak.

    Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    “Eh Kak Rido, sdh lama tidak bertemu.. Masuk Kak,” sebut Lisna sambil buka pintu.

    Situasi rumah sama seperti dahulu saya tiba lenggang dan sepi.

    “Pada ke mana Lis?” ucapku basa-basi.

    “Mama menjaga warung, Papah kerja..” jawab Lisna,

    “Engg.. Kalau Kak Ema?” tanyaku kembali cepat.

    “Kak Ema sdh tidak tinggal di sini, ia kontrak dgn Om W di kota T,” sambungnya.

    Ada rasa sedih dihatiku karena semua keinginan dan pikiran kotorku semenjak pagi hari ini tidak kesampaian. Lisna ialah gadis yang mulai dewasa, badannya ramping dan cukup kecil. Tp kulitnya betul-betul putih mulus dan bibirnya merah mengembang yang membuat lelaki mana saja akan gaungs menyaksikannya. Waktu itu Lisna cuma kenakan kaos you can see/kaos tanpa lengan dan celana pendek olahraga yang benar-benar pendek dan kurang. Sebelumnya sempat saya menelan ludah menyaksikan pahanya yang mulus dan melawan itu, tp saya berusahan sedapat mungkin meredam pergolakan gairah yang semenjak pagi hari ini demikian menggebu.

    “Lisna masih sekolah ya?” tanyaku untuk hilangkan kebimbangan.

    “Ihh.. Sedap saja, karena itu Kak Rido seringkali bermain donk kesini, saat ini Lisna sdh kerja tauu..” katanya dgn style manja.

    “Oh iya? Wah nona Lisna yang elok ini sdh besar ternyata ya?” lanjutku.

    Kusaksikan Lisna tersipu malu, kelihatan dari muka putihnya yang merona merah. Entahlah keberanian darimanakah, mendadak kata-kata ini melaju dari mulutku,

    “Lisna.. Saat ini kamu benar-benar elok dan seksi dech..” ucapku sekalian menelan ludah.

    “Ihh.. Kak Rido gombal ah..” balasnya sambil ketawa gurih dan mencubit pahaku.

    “Ehh… Berani nyubit Kak Rido ya? Sakit tahu..” jawabku sekalian berpura-pura memperlihatkan rona muka kesakitan.

    Kukejar ia yang coba menghindari dan berlari kecil dariku. Mendadak Lisna jatuh di karpet ruangan tamu karena terganjal tepian sofa, aku juga tidak kehilangan akal, ku ikuti ia dan turut juga berpura-pura jatuh dan menindih badannya yang terlentang di karpet ruangan tamu. Badanku mendekat dgn badannya, dadanya yang tidak terlampau besar tp seksi itu turun naik seolah meredam pergolakan, untuk gadis remaja yang beranjak dewasa tersebut.

    Kupandangi mata dan bibirnya yang merakah itu, spontan saja kubelai halus rambut dan keningnya, tidak ada pergerakan penampikan darinya.. Bahkan juga saat kucium bibirnya dan melumatnya dgn penuh bergairah.. Lisna tidak menampik, bahkan juga layani pagutan demipagutan bibirku. Lidah kami slaing mnejelajah dan napas kami berdua mulai tidak teratur, dan kedengar menderu terpicu birahi. Tanganku bergerilya dibalik kaosnya, dgn mahir kubuka ikatan tali bra kepunyaannya yang tutupi ke-2 buah dadanya.

    Berasa denyut jantung Lisna berdegap keras, mungkin ia tidak pernah dibutuhkan semacam ini oleh lelaki atau kekasih-pacarnya dahulu. Kuangkat kaosnya beberapa keatas, sampai sekarang buah dadanya kelihatan terang dipelupuk mataku, sekalian terus kupagut bibirnya, kuremas halus payudaranya dari bawah sampai pucuk putingnya. Lisna menggeliat luar biasa dan memulai mendesah luar biasa sekalian pejamkan matanya..

    “Ahh.. Kak.. Dooo.. Ouhh” desahnya membuat libidoku semakin meninggi.

    Lantas lidahku turun kelehernya.. Kebelahan dadanya.. Dan pada akhirnya kujilati dan kusedot teteknya yang mulai mengeras.

    “Arghh.. Kakk.. Ughh.. Mphh..” Lisna mendesah penuh nimat, sekalian terus kujilat dan kusedot putingnya, kubuka celana pendeknya, sampai Lisna cuma kenakan celana dalamnya saja yang warna biru.

    Kuraba permukaan memeknya yang masih tetutup CD, kuremas-remas perlahan dan kusodok-sodok dgn jemari jariku yang mahir menggeraygi mekynya.

    “Uhh.. Kak.. Riii.. Doooo.. Ahh.. Aduhh.. Kak.. Kok. Gi.. Ni sich ahh.. E.. Nakk.. Ohh..” Lisna sdh mulai meracau tidak dapat meredam nikmat yang menghinggapi sekujur badannya.

    Kubuka celana panjangku dan kutuntun tangannya untuk menggengam k0ntolku., kugerakkan tanganya supaya membuat pergerakan mengocak k0ntolku yang sdh demikian sangat tegang dan tidak sabar ingin raih kepuasan.

    Kulepaskan celana dalamnya, yang ketinggalan sekarang cuma mey-nya yang banyak bulu-bulu lembut di atasnya. Kuarah lidahku ke lubang kewanitaannya, Lisna terhenyak terkejut dan matanya terbeliak, karena sepanjang umur ia tidak pernah diberlakukan semacam ini kepadanya.

    “Kakk.., Uhh.. Ge.. Lii.. Ahh.. Kak.. Rido.. Mphh.. Geli.. Uohh.. Sedap.. Me.. Mek Lisna.. Ahh..” racau Lisna tidak karuan, memeknya mulai basah tanda birahinya sdh benar-benar mencapai puncak.

    Kuarahkan k0ntolku keliang memeknya, sempit dan ketahan suatu hal.sebuah hal..

    “Kakk.. Arghh.. Sa.. Kiit.. Lisna.. Takut Kak..” katanya terputus-putus di antara sakit dan nimat.

    “Takut apa Lis?” ucapku masih dgn napas menderu.

    “Lisna takut hamil kakak..” katanya kembali.

    “Jika cuma kadang-kadang tidak akan hamil Lis..” rayuku karena gairahku sdh demikian melonjak, diotakku cuma berbicara jika ini hari saya harus mereguk kepuasan dari gadis ramping dan mulus ini.

    “Ja.. Ngan di sini Kak.. Lisna takut.. Yang.. Ti ada orang..” napasnya tetap tidak teratur.

    “Jadi Lisna ingin kita ke hotel? Emangnya Lisna tidak kerja?” lanjutku.

    Lisna geleng-geleng,

    “Lisna kembali off Kak..” karena ia bekerja sebagai SPG dalam suatu mall karena itu liburannya malah di saat hari kerja.

    Kupacu motorku kedaerah menteng, dan kucari hotel yang bertingkat sedang, tidak terlampau eksklusif tp cukup buat berdua selesaikan keinginan, dalam hati saya ketawa, edan.. Dahulu hotel ini kupakai bersama Ema, sekarang dgn Lisna adiknya walaupun mereka berasal dari 2 bapak yang berlainan. Kuparkir motorku dan segera ke arah penerima tamu, cukup tergesa memang, karena gairahku yang sebelumnya sempat melonjak barusan jadi terlambat.

    Narasi Dewasa Desahan Selingkuhan Genit

    Sesampainya dikamar hotel kulumat rakus bibirnya dan smabil dgn posisi berdiri kami tanggalkan semua baju yang menempel ditubuh kami. Seperti 2 orang yang benar-benar haus dan lapar akan sex, kami berdua sama-sama bercumbu dan bergulir diranjang hotel yang empuk, sekarang Lisna betul-betul menumpahkan gairahnya karena sdh tidak ada rasa cemas di didrinya akna ada orang yang menyaksikan. Kujilati tetenya yang mengeras dan kusedot putingnya membuat Lisna mendesah dan meracau sejadi-jadinya.

    “Kakaak Rii.. doo ahh.. Teruuss.. Terussiin kaka.. Auhh.. Lisnaa enakk nihh..” Lisna melihatkan kepalanya ke kanan dan ke kiri betul-betul kerepotan akan sex dan kepuasan yang baru direguknya.

    Kujilati memeknya yang basah oleh cairan, kujelajahi lubang surgawinya dgn lidahku dan kadang-kadang mengisap dan menggigit kecil klitorisnya, badannya menggelepar.. Tanganya meremas rambutku dan Lisna menggigit bibirnya karena sangat enaknya. 10 menit berakhir dan jilatanku pada memeknya semakin liar dan semakin menjadi. Mendadak badannya melafalkanng, tangannya mencengkeram rambutku demikian kuat, 1/2 histeris Lisnah berteriak dan mendesis..

    “Ahh.. Kaa.. Imaahh.. Ke.. Luarr.. Ahh..”

    Lantas satu menit selanjutnya badannya lesu dan terkulai lemas diranjang. Kubiarkan Lisna menusukti orgasmenya.. Kujilati tetenya dan kadang-kadang kuciumi bibirnya, hingga kemudian libidonya bangkit kembali. Kuarahkan k0ntolku kemulutnya, Lisna sebelumnya sempat menggelemg tidak ingin melakukan.

    “Lisna belum.. Sebelumnya pernah Kak..” katanya perlahan.

    Saya tersenyum dan berbicara,

    “Perlahan-lahan Lis.. Kak Rido ajari..”

    Pertama Lisna mengoral k0ntolku berasa giginya berkenaan tangkai k0ntolku dan membuat nyeri, tp 5 menit selanjutnya ia sdh mahir dan betul-betul pintar mengocak k0ntolku dimulutnya.. K0ntolku semakin mengeras dan Lisna semakin suka dan semakin cepat mengocak k0ntolku di dalam mulutnya, saya mengeluh penuh nikmat..

    “Arghhhh.. Lisna.. Ohh.. Ka.. Mu pintarr.. Sayaang.. Ohh.. Iya teruss.. Enaak..” racauku.

    Kukeluarkan k0ntolku dari mulutnya, lantas kuarahkan pada memek yang sdh licin sesudah orgasmenya yang pertama barusan, sekarang k0ntolku 1/2 masuk ke dalam memeknya..

    “Ouh.. Maasih.. Sa.. Kit Kak..”. sebut Lisna denga muka meringis..

    Kutarik keluar perlahan-lahan.. Lantas kuhujamkan kembali halus, lama-lama k0ntolku semakin tenggelam di dalam lubang memeknya yang sempit.. Dan saat kurasa tinggal sedikit kembali kutekan cukup keras..

    “Ahh.. Kakk.. Lisna 1/2 menjerit”

    Karena terkejut saat semua k0ntolku ambles di dalam lubangnya. Kumaju undurkan bokongku, dan kedengar suara decakan dari lubang surgawinya, kugoyang sedikit k0ntolku hingga membuat memek Lisna berdenyut.

    “Ahh.. Kakakk.. Enaak.. Kak.. Benerr.. Dehh.. Uhh.. Teruss.. Lisna.. Inginn.. Ini.. Teruss.. Ahh,” racau Lisna kembali.

    Kugenjot semakin cepat.. cepat dan Cepat..

    “Lisnah.. Ohh.. Memekmu sempit Lis.. Uhh.. Nikmatt” desahku ke lebih enak..

    “Kak Rido.. Ihh.. Kok ginii sichh.. Enakk bangett.. Ahh.. Lisnaa tidak tahaan nih.. Kakk..” Lisna mendesah luar biasa. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Kiki Wanita Haus Sex Pemuas Gairah

    Pacuan k0ntolku di lubang memeknya semakin mengganas dan kurasakan k0ntolku mulai berdenyut siap memuntahkan sprema. Badan Lisna tergetar dan melafalkanng luar biasa..

    “Kakk.. Ahh.. Teruss.. Dikiit kembali.. Lisnaa ingin.. Keluarr lagii.. Ouhh,” desah Lisna panjang menemani orgasmenya.

    Aku juga ingin selesaikan permainanku dan capai orgasme.. Saya menggeram luar biasa dan napasku semakin menderu..

    “Saya.. Ju.. Gak.. Ma.. Uu.. Keluarr Liss.. Arhh”

    Badanku terkulai lemas di atas tubunya, kami bersimbah peluh dan sama-sama tersenyum penuh nikmat. Kamipun melakukan kembali dan betul-betul memberikan kepuasan dahaga sex kami berdua sampai siang ganti malam.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Malam Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan

    Cerita Sex Berhubungan Intim Malam Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan


    749 views

    Dimulai dgn perkenalanku dgn seorang pramuniaga yang benar-benar elok, umurnya sekitaran 33 tahun dan memiliki anak satu. Rindi namanya, benar-benar gampang dikenang dan begitu enak kedengar dalam telinga.

    Cersex Terbaru –  Perjumpaan itu benar-benar cantik dan romantis, ketika matahari terbenam ketelan air laut di atas dek ferry kusaksikan seorang wanita bertumpu di tiang besi dgn rambut yang terurai melambai tertiup semilir angin laut, benar-benar elok dan seksi lekuk badan dan dadanya membusung di depan, sweter unggu dan span warna hitam tidak bisa sembunyikan keelokan badannya.
    Dgn cara yang tentu kuhampiri dgn sedikit panggilan dan pembicaraan yang santun mulai dia terikut oleh obrolanku yang sedikit komedi dan terkadang memunculkan gelak tawa yang munculkan lesung pipinya, ya ampun elok benar makhluk ini.
    Sesudah senang dgn bercakap ini itu dan matahari juga malu memperlihatkan mukanya rupanya sdh jam 19:00 WIB, tidak berasa sdh perjumpaan yang berlama-lama di atas dek dan kami memilih untuk kembali lagi ke kursi masing-masing. Kami janji akan berjumpa lagi jam 21:30 di tiang besi saksi perjumpaan kami.

    Sesudah mandi dan membereskan diri, tidak sadar smartphone-ku berdering, sirene yang menyengaja kupasang sudah panggilku agar selekasnya naik ke dek karena sdh waktunya kujemput bidadariku di atas dek. “Hai Novem..” sapa merdu Rindi menyapaku dgn menepuk punggungku saat saya melihat lautan.

    “Hai, Rin..” sedikit strategi, kubelai rambutnya.
    “Maaf Rin..” kataku mesra.
    “Ada apakah Novem..” balasnya manja.
    “Nih benang membuat rusak panorama,” jawabku, walau sebenarnya benang itu semenjak barusan berada di tanganku.
    “Oh kamu ini dapat saja Novem..” bisiknya manja.

    Rindi sdh berpisah tiga tahun yang lantas karena suaminya sukai taruhan dan mabok-mabukan yang membuat banyak dililit utang dan kehidupan rumah tangganya selalu tidak terbebas akan kerusuhan.
    “Mengapa kamu tidak mencari suami kembali, Rin..” tanyaku untuk pecahkan kesunyian.
    “Ah.. nantilah,” jawabannya, “Saya masih sukai sendiri dan kunikmati peranan gandaku sebagai ibu dan ayahnya Ranny (anaknya, red) toh masih lumayan gajiku untuk mengongkosinya.”
    “Luar biasa kamu Rin, bagitu tabah pada kondisi demikian. Kurang apa coba.. kamu berdikari, elok, seksi dan masih terbilang muda kembali, aku juga ingin mendaftarkan kalau masih tetap ada lowongan.. ahahaha..” saya menyengaja ketawa untuk meriuhkan situasi karena kusaksikan ia diam dgn muka cukup memeras.
    “Hahahhaa..” rupanya ia ketawa,
    “Ah kamu ini pantesnya menjadi adikku,” jawabannya berbuat tidak etis.
    “Hahahaha.. saya justru,” terpingkal-pingkal karena itu, “Lho walaupun adik tp dapat buat adik sang Ranny lho.”
    “Tidak mungkin,” jawabannya.
    “Lha kok tidak yakin.. jangan suka ya kelak,” jawabku.
    “Yee.. siapa yang ingin,” godanya manja.
    “Saya yang ingin,” jawabku.
    Kamipun ketawa ria.
    “Dasar buaya,” jawabannya.
    Bacaan Seks Dewasa Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan
    Tanpa sadar kapal bergoyang dan angin makin kuat dan Rindi sdh berada di dekapanku, karena terumbang-ambing kapal kudekap badan sintalnya dan tidak lepas kupengang buah dadanya yang besar, rupanya diapun diam saja. Kutahan goyangan kapal dan tidak kulewatkan peluang itu dgn sedikit fantasiku goyangkan bokongku dan..,
    “Ah.. nakalnya kamu..” rupanya diapun mengetahui semakin nekadnya saya ambil peluang dalam kesempitan sekalian mencubit pinggangku,
    “Memikat ya..” bisiknya.
    “Ah saat, tp sukai kan,” jawabku.
    “Hahahaa..” gelak tawapun tidak terhindar kembali.

    “Rin turun yok, bahaya nich.. sepertinya angin makin kuat dan goyangan kapal makin ganas kalau saya yang goyang kamu sih tidak jadi masalah, lha ini kapal yang goyang.. hehehe..” ajakku mesra.
    “Dasaar.. dasaar, benar-benar buaya kamu Novem,” balasnya manja.
    “Upsssss.. bukan buaya tp biawak.. hahahha..” balasku.
    Kamipun ke arah anak tangga, satu-satu anak tangga kami lewati dgn tangan yang memutari perutnya dan diapun melingkarkan tangannya di pinggangku. Dgn berani kucium telinganya, ia diam saja cuma reaksi tangannya saja yang memegang perutku dan kamipun sdh sampai di muka pintu yang tertulis staf only lantas kutarik pinggangnya untuk masuk, diapun tidak menampik. Dgn luas ruang 2 X 4 m2 sangat luas untuk kami berdua. Dalam keremangan lampu kulumat bibir minimnya, napas kamipun makin menderu. Rupanya ia pengalaman sekali dalam french kiss.
    Kami berciuman 5 menit lama waktunya dan ia mulai buka sweternya sedang saya buka jaket kulitku dan kami menjadikan alas sampai tidak ada benang sehelaipun yang menempel di badan kami berdua. Benar-benar cantik badannya, dgn ukuran payudara 36B dan belum turun kuanggap sangat prima. Pada kondisi berdiri, kulumat bibirnya dan mulai turun ke tengguk sampai payudaranya dgn puting yang merah muda,
    “Seperti masih ABG saja,” pikirku.
    Kulumat yang kanan dan kupiin-pilin yang kiri membuat suaranya,
    “Hmm.. ach.. hmm.. sppt.. Novem lanjutkan Novem.. aacch, sedap Novem..” Kepalaku juga ditekannya ke dadanya, tidak kupedulikan ia, kuhisap, kugigit-gigit kecil putingnya sampai dia semakin menjambak rambutku. Dgn jenggot yang baru kucukur dua hari yang lantas kugesek-gesekan daguku di gunung kembarnya.
    “Oooh Novem.. please masukkan donk.. sstt..” Tidak kupedulikan ocehannya sampai kulumat perutnya, pusarnya dan pada akhirnya sampai juga di gundukan surga dunia, benar-benar cantik.
    Mataku terbeliak rupanya tidak ada satu helai rambutpun di sekitarnya, wangi dan harum yang ciri khas. Mukanya yang elok tersenyum manis padaku, kuturunkan mukaku sekalian terus menjulurkan lidah di atas perutnya turun terus dan sampai di wilayah yang paling kusukai, harum sekali baunya. Tidak harus sangsi.
    “Ohh.. apa yang akan kau kerjakan.. akh..” desahnya sekalian pejamkan mata meredam kepuasan yang dirasanya.
    Sesaat selanjutnya tangannya justru menggerakkan kepalaku makin bawah dan,
    “Nyam-nyam..” Sangat nikmat kemaluan Rindi.
    Oh, bukit kecil yang warna merah menggairahkan birahiku. Kusibakkan ke-2 bibir kemaluannya dan,
    “Cleeekk..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke sela kemaluan yang sdh semenjak barusan becek.
    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya lumayan keras.
    Terang-terangan kemaluannya ialah paling indah yang sebelumnya pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah mengembang dgn memiliki bentuk yang gendut dan lebar itu membuatku makin bergairah saja. Secara berganti-gantian, kutarik kecil ke-2 iris bibir kemaluan itu dgn mulutku.
    “Ooohh lidahmu.. ooh enaknya Novem..” lirih Rindi.
    “Novem, sudah donk Novem masukkan saja.. Novem oohh.. saya sudah tidak tahan nich, please tiduri saya..” pinta Rindi lirih.
    Tanpa banyak mulut kumasukkan tangkai kemaluanku yang panjang dan tegak itu, ia tersentak,
    “Ach perlahan donk Say.. sstt..” Kugenjot dgn penuh hati, sedangkan tanganku tidak tinggal diam, kupilin-pilin puting susunya yang imut.
    Cuma sepuluh menit kemudian goyangan badan Rindi berasa menegang, saya memahami jika itu ialah tanda-tanda orgasme yang akan selekasnya dicapainya.
    “Novemmm.. aahh.. saya nggaak.. tidak kuaat aahh.. aahh.. oohh..” desahnya ketahan.
    “Tahan Rin.. nantikan saya dahulu ngg.. ooh nikmatnya.. tahan dahulu.. jangan keluarin dahulu..” Tp percuma saja, badan
    Rindi menegang kaku, tangannya mencengkeram kuat di bahuku, dadanya menjauhi mukaku sampai ke-2 telapak tanganku makin bebas memberi remasan pada buah dadanya.
    Saya sadar susahnya meredam orgasme itu, karena mungkin lama waktunya ku-oral kemaluannya yang sedap tersebut.
    “mmmppphhhh.. ooohhhhh.. aahh.. Novem sayang.. Novem.. ooh enaak.. saya kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang akhiri set permainan tersebut.
    Saya rasakan capitan kemaluannya di sekitar burungku mengeras dan berasa mencengkeram kuat sekali, sedangkan itu tangkai kemaluanku masih tegak berdiri dan ia sdh 4 atau 5x orgasme.
    “Novem, mari donk Say saya sudah tidak tahan nich.. Novem keluarin donk.. saya hirup saja ya, agar cepat keluar..” Tanpa kusuruh ia sdh melumat dan mengisap kemaluanku.
    “Astaga..” kurasakan penekanan dari dalam batangku kelihatannya akan keluar.
    “Rin.. Rin.. setop Rin.. saya ingin keluar nich..” desahku ketahan.
    “Ya sudah Novem, masukkan saja ke mekiku.. saya jg ingin rasakan pejumu membajiri mekiku.. saya rindu, sudah lama tidak ada yang banjiri mekiku dgn peju..” balas Rindi dgn suara manja dan sedikit genit.
    “Aach.. Rin, saya ingin keluar nich Rin.. ach.. achh..” saya lemas lesu tidak memiliki daya di atas badan Rindi yang seksi tersebut.
    “Terima kasih ya Novem..” Kamipun tertidur dan saya kaget saat terjaga sdh jam 04:00, untung saja tidak ada yang mendapati perlakuan kami.
    Sesudah membereskan diri, kamipun kembali di atas bangku masing-masing serta kami janji akan berjumpa lagi di kota, kebenaran kami satu kota. Hingga kini kamipun sering terkait dgn loyalitas kebebasan yang hargai dan junjung sex yang sehat..

  • Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Dinda Wanita Elok Junior di Kantor

    Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Dinda Wanita Elok Junior di Kantor


    743 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saya tidak tahu bagaimana saya dapat terpikat dgn wanita ini. Semua bermula di saat saya buka emailku dan terima salam perjumpaan dari seorang yang namanya Indri. Hampir tiap hari saya terima e-mail darinya.
    Sesudah jalan hampi dua bulan, jalinan di jagat maya itu makin kuat. Sampai ia berani mengirim photo dianya yang separoh telanjang meskipun sisi mukanya di blur. Indri memberitahukan tersebut dianya.

    Kerana mukanya di blur, saya tidak tahu siapa ia sebetulnya. Tiap menyaksikan fotonya terpikir badan montok yang mulus, buah dada yang bundar besar dan montok dgn putingnya yang warna coklat kemerah-merahan itu membuat gairah birahiku naik. Indri mulai berani bercerita hal peribadinya kepadaku khususnya kehidupan sex bersama suaminya.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Bacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Ucapnya ia merasa kesepian karena sejak suaminya menempati kedudukan dikantornya, suaminya asyik dgn pekerjaan kantornya. Ia jarang-jarang memperoleh nafkah biologis dari suaminya. Dan kalaulah dapat, ia tidak pernah memperoleh kepuasan waktu berhubungan seksual dgn suaminya, karena demikian suaminya inginkannya umumnya suaminya langsung meniduri dianya dan sesudah suaminya menyemprot pejunya, suaminya langsung tidur tanpa mempedulikan dianya sudahkah memperoleh kepuasan atau memang belum.
    Mencapai bulan ke-3 hubunganku dgn Indri, saya dikejuti dgn sebuah e-mail dari Indri,
    “Bang… ingin sekali Indri rasakan kepuasan dalam bersetubuh.
    Tetapi rasanya tidak mungkin itu bisa Indri dapatkan dari suamiku.

    Karena ia repot dgn masalah kantornya.
    Jika saksikan photo Abang,
    Abang tentu mampu memberi kepuasan yang Indri harapkan.
    Apa mungkin hal tersebut terjadi, Bang?????
    Ah sepertinya Indri kebanyakan mengharap???
    Tetapi Indri percaya satu saat keinginan itu tentu diwujudkan.”

    Narasi dewasa terkini, E-mail itu benar-benar menggangu pikiranku sepanjang beberapa hari. Apalagi jika memikirkan bentuk badan Indri yang benar-benar menarik. E-mail itu juga selanjutnya saya balas,
    “Ndri… sebetulnya Abang juga jg inginkan hal tersebut.
    Tiap menyaksikan photo Indri, Abang selalu terpikir akan keelokan badan Indri,
    Hingga gairah birahi Abang bangun menggebu-gebu.
    Abang menjadi tersanjung dgn ajakan Indri.
    Tp bagaimana saya dapat merealisasikan keinginan kamu???
    Siapa kamu sebetulnya aku juga tidak tahu???
    Keinginan Abang, Indri bisa beritahukan jati diri Indri yang sebetulnya.
    Hingga Abang dapat merealisasikan keinginan Indri…..”
    Saya mengharap waktu itu jg Indri membalasnya emailku, tetapi sampai nyaris 1 bulan rupanya Indri belum jg membalasnya emailku itu, sampai sesuatu hari ada e-mail masuk dari Indri
    “Bang… Indri akan kasih tahu siapa sebetulnya Indri.
    Tp ketentuannya Abang harus janji tidak akan menebarkan dan beritahukan jati diri diriku ke siapa saja.
    Indri yakin Abang bisa jaga kerahasiaan itu…
    Ini nomor HPku 0856xxxxxxx”
    Di bawah kata-kata itu ada sebuah photo terkini Indri. Betapa kagetnya saya saat menyaksikan photo itu. Rupanya Indri ialah Dinda… rekan sekantor dan satu sisi dgnku. Dinda ialah juniorku. Dalam hati saya menyanjungnya begitu sejauh ini ia bisa sembunyikan jati diri dianya walaupun tiap hari berjumpa dgnku, hingga aku juga tidak tahu jika ia ialah Indri pacarku di jagat maya.
    Saat jam pulang dari kantor saya menyengaja mendatanginya, dan terlihat ia kaget menyaksikan saya telah berdiri dimuka meja kerjanya.
    “Din…, ingin pulang bersama?” ajakku
    Dinda kelihatannya tidak yakin dgn ajakanku, dgn cukup sangsi ia menjawab,
    “Bisa jg nih… cukup irit biaya taxi…”
    Pada akhirnya dgn memakai mobilku saya dan Dinda telusuri jalanan ibukota yang masih macet. Dalam perjalanan Dinda sebelumnya sempat bertanya nomor HPku yang selanjutnya diletakkannya nomor HPku itu dalam HPnya.
    Saya menawarkan pada Dinda bagaimana jika saat sebelum pulang kerumah masing-masing mencari tempat makan dahulu dan rupanya Dinda menyepakati ajakanku itu. Kamipun pada akhirnya masuk salah satunya restaurant dan di saat makan itu, dgn berhati-hati saya menanyakan pada Dinda,
    “Din, kamu serius dgn ajakan kamu diemail kemarin kepadaku?” tanyaku.
    “Menurut Abang bagaimana? Abang sendiri berani tidak terima rintangan dariku?” jawab Dinda sekalian tangannya menuliskan pesan singkat di HPnya.
    Tidak berapakah lama HPku mengeluarkan bunyi tanda ada sebuah SMS masuk dan demikian saya saksikan rupanya SMS dari Dinda. Sekalian tersenyum saya baca SMS itu,

    “Bang, jujur tiap bertemu Abang di dalam kantor saya selelu memikirkan nikmatnya ditiduri Abang!! Abang ialah keinginan untuk Dinda untuk merealisasikan kepuasan yang sudah lama lenyap dari Dinda. Jika Abang ingin malam hari ini kita kerumah Dinda mumpung suami Dinda kembali dinas luar kota.”
    Seolah tidak yakin dgn SMS itu, saya lihat muka Dinda,
    “Ke rumahku yok Bang?” mengajak Dinda sekalian bersihkan tersisa makanan dimulutnya tanpa menanti jawaban dariku. Dinda panggil pelayan restaurant dan minta bill dan melunasinya selekasnya sesudah bill itu diterimanya. Seperti kerbau dicocok hidungnya saya menurut saja saat Dinda ajak kerumahnya.
    Dalam perjalanan saya masih bimbang dgn kenekatan Dinda. Ternyata dorongan gairah sudah menaklukkan akal sehat Dinda. Rasanya saya tidak sabar ingin selekasnya sampai di rumah Dinda dan nikmati badan montok Dinda yang sejauh ini selalu saya pikirkan. Rupanya malam hari ini apa yang saya pikirkan sejauh ini akan diwujudkan.
    Saat datang di rumah Dinda, Dinda segera turun dari mobilku dan membuka pintu pagar dan menyuruhku supaya memarkir mobilku dihalaman belakang supaya tidak terlihat orang dari jalan. Selanjutnya Dinda buka kunci pintu tempat tinggalnya dan lenyap dibalik pintu.
    Usai memarkir mobil aku juga segera masuk ke rumah Dinda dan demikian pintu terbuka, terheran saya saat itu juga menyaksikan badan Dinda yang cuma ditutup pakaian tidur tipis warna putih dan tanpa BH dan CD hingga sisi payudara dan selangkangannya kelihatan terang. Terlihat payudaranya yang bundar besar dan montok menggantung cantik dgn putingnya yang warna coklat ke-merah2an sama dengan yang kelihatan dipotret yang sebelumnya pernah dikirim kepadaku. Dan sisi selangkangannya kelihatan sisi vaginanya tertutupi bulu2 jem but yang hitam lebat, kontras dgn warna kulit pahanya yang putih mulus. Sisi tersebut yang sejauh ini tidak pernah saya saksikan, hingga demikian menyaksikan sisi itu aku juga berdecak takjub,
    “Sempurna…” batinku.
    Dgn senyum manis Dinda merengkuhku. Saya selekasnya membalasnya dekapannya. Saya sentuh pipinya dgn hidungku. Licin dan halus. Per-lahan2 saya mengucup bibirnya. Selanjutnya mulai mengulum lidahnya dan mengisapnya pelan-pelan sekalian merengkuh lehernya.
    Saat saya makin rapatkan tubuhku, payudara Dinda yang besar dan montok berasa menjejal didadaku. Pelukan saya longgarkan supaya tanganku dapat meremas payudara Dinda. Tetapi belum sentuh payudaranya, tanganku digenggamnya dan diambilnya tanganku sekalian jalan ke arah di dalam kamarnya.
    Mengetahui hal tersebut aku juga selekasnya menggendong Dinda sekalian mulutku mengulum bibirnya sampai hingga ke kamarnya. Sesampai dikamar saya rebahkan Dinda di kasur yang empuk. Saya berbisik telinganya,
    “Malam hari ini, kamu akan rasakan lagi kepuasan yang sudah lama tidak kau rasakan….. Saya akan penuhi keinginan kamu…..!!!”.
    Sekalian terus berciuman tanganku mulai menyebar di dada Dinda. Berasa payudara Dinda yang besar dan montok, memang padat dan kuat. Saya meremas-meremas payudaranya sekalian mengulum lidahnya. Dinda membalasnya kulumanku.
    Sesudah senang berkuluman dan remas-meremas, saya terus melepas pakaian tidur Dinda supaya tidak ada yang tutupi keelokan badannya. Sekarang dari jarak dekat saya bisa menyaksikan begitu cantik badannya yang berkulit putih mulus tersebut. Saya terus menjilat telinga dan semua badannya.
    “Aaaahhhhhhhggggghhhhhh…” Dinda mengeluh manja.
    Dinda berusaha melepas bajuku… sampai yang sisa tinggal cdku saja.
    Tidak sabar rasanya saya untuk menyentuh daging mentah yang tersaji dimuka mata….
    Selanjutnya tanganku meremas ke-2 payudara Dinda yang kenyal dan montok tersebut. Kusaksikan puting payudara Dinda yang warna coklat kemerahan telah menegak. Dgn rakus saya hirup payudaranya. Sebelumnya samping kiri dan yang samping kembali kuremas-remas. Sesudah senang saya hirup payudara yang samping kiri, saya berpindah ke payudara samping kanan. Terlihat Dinda telah semakin terangsang. Ia mendesah dan menggelinjang di antara geli dan nikmat.
    “Mmmm… sedap Bang … sssshhhh… ooooohhh…” erangnya perlahan-lahan.
    Saya terus mengisap ke-2 puting payudara Dinda gantian… Dinda menggelinjang kembali.
    “Mmmm sedappp Bang… terus Bang … ” Dinda makin mendesah tidak karuan saat hisapan mulutku semakin kuat pada payudaranya.
    “Aawww….nnggggggg… Bang!!!” Dinda mengeluh dan ke-2 tangannya menggenggam kain seprai dgn kuat.
    Saya makin mengganas… tidak senang dgn mengisap, mulutku mulai menjilat-jilati ke-2 payudara Dinda dengan berganti-gantian. Semua permukaan payudaranya basah. Ku-gigit2 puting payudaranya sekalian meremas-remas ke-2 payudara Dinda yang besar dan montok tersebut.
    “Ooohhh… oouwww… sssshhh… tambah sedap Bang” erang Dinda.
    Saya tidak perduli. Dinda menjerit kecil sekalian menggelinjang ke kanan dan kiri, kadang-kadang ke-2 jari tangannya menggenggam dan meremas rambutku. Ke-2 tanganku masih tetap meremas payudara Dinda sekalian mengisapnya.
    Di dalam mulut, puting payudara Dinda ku-pilin-pilin dgn lidahku sekalian terus mengisap. Dinda cuma sanggup mendesis, mengeluh, dan seringkali menjerit perlahan-lahan saat gigiku menggigit halus putingnya. Sejumlah tempat di ke-2 bulatan payudaranya terlihat warna kemerahan sisa hisapan dan garis-garis kecil sisa gigitanku.
    Sesudah cukup senang mengisap payudara Dinda, bibir dan lidahku sekarang merayap turun ke bawah. Kutinggalkan ke-2 payudara Dinda yang basah yang penuh dgn pertanda merah sisa gigitan dan hisapanku yang cukup terang kelihatan.
    Lidahku mulai menjilat-jilati perutnya, Dinda mulai meng-erang2 kecil kenikmatan, berbau keringat badannya menambahkan gairahku makin mencapai puncak. Kucium dan kubasahi semua perutnya yang putih mulus itu dgn air liurku.
    Saya turun kebawah lagi… dgn cepat lidah dan bibirku yang tidak pernah terlepas dari kulit badannya itu sudah ada di atas bukit vaginanya yang cantik. Terlihat bulu-bulu jembutnya yang lebat itu sudah basah oleh cairan vaginanya. Nampaknya Dinda sangat terangsang karena tingkahku.
    Itil V3
    Pelan-pelan jilatanku turun ke lututnya selanjutnya naik kembali ke pangkal paha. Saya stop menjilat-jilati pangkal pahanya selanjutnya kusibakkan bulu2 jembut Dinda yang lebat yang tutupi bukit vaginanya hingga terpampanglah belahan vaginanya yang sangat basah.
    “Membuka sayang…” pintaku supaya ia renggangkan kangkangannya.
    “Oooh…” Dinda cuma mendesah perlahan-lahan saat saya memperlebar kangkangannya. Keliatannya ia sangat terangsang…
    Saya tempatkan kepalaku pas di atas selangkangan Dinda. Dinda buka ke-2 iris pahanya lebar-lebar… Mukanya yang manis terlihat kusut dan rambutnya terlihat acak2an. Ke-2 matanya sayu melihat ke-langit-langit, nikmati apa yang sudah lama lenyap dalam kehidupannya. Bibirnya basah mengembang sangat indah.
    Saya tersenyum, sesaat lagi saya akan rasakan kepuasan yang kuidamkan sepanjang ini… meniduri badan montok Dinda yang sejauh ini selalu saya pikirkan. Kunikmati sebentar keelokan vagina Dinda. Bibir vaginanya yang barusan tertutup oleh lebatnya bulu jembutnya, sekarang terlihat merah mengembang. Aahhh begitu enaknya bila kelak penisku bisa masuk lubang vagina itu.
    Dinda menekan kepalaku supaya lebih dekat ke vaginanya. Hidungku tenggelam antara ke-2 bibir vaginanya yang empuk dan hangat. Kuhirup se-puas-puasnya berbau vagina yang ciri khas tersebut. Bibirku mulai menjilat-jilati sisi bawah bibir vagina Dinda dgn penuh bergairah. Saya jilati vaginanya dgn mulutku, sedangkan ke-2 tanganku meremas pantatnya yang padat bundar dan montok dgn gaungs.
    Dinda men-jerit-jerit rasakan kepuasan yang tidak terhitung, badannya menggelinjang luar biasa dan kadangkala megelinjang kuat, seringkali ke-2 pahanya menjepit kepalaku yang asyik menjilat-jilati bibir vaginanya.
    “Mmmm… ohh… hgggghhhh… nikmat Bang, jilat itil Dinda Bang” Dinda mengeluh, mendesah dan merengek-rengek manja supaya sisi itilnya selekasnya saya jilati.
    Ke-2 tangannya bergerak meremas rambutku, sekalian menggoyang-goyangkan pinggulnya. Kadangkala pantatnya dinaikkannya sekalian melafalkanng nikmat, kadangkala digoyangkankan pantatnya selaras dgn jilatanku ke vaginanya.
    “Oouhhh… yaahh… yaaahah… huhuhu… huhuhu… Jilat 1tilnya Bang, mari jilat 1tilnya kembali!!” Dinda semakin kuat mendesah demikian 1tilnya saya jilati.
    Kadangkala Dinda seperti menangis, mungkin tidak memiliki daya meredam kepuasan yang dirasa pada vaginanya. Badannya menggelinjang luar biasa dan kepala Dinda beralih kekiri dan kekanan dgn cepat, mulutnya mendesis dan mengeluh tidak karuan.
    Saya semakin bergairah menyaksikan reaksinya. mulutku makin buas, dgn napas terengah-engah kulebarkan kembali bibir vagina Dinda hingga kelihatan terang sisi dalam vagina Dinda warna merah sangat basah oleh cairan kepuasannya.
    Kuusap dgn halus bibir vagina Dinda. Selanjutnya lantas per-lahan-lahan saya jilati belahan vagina Dinda yang terlihat merah mengembang yang sangat basah. Di bagian atas vaginanya 1tilnya yang besar warna kemerahan terlihat makin tegak dan jadi membesar tanda Dinda pada keadaan yang benar-benar terangsang.
    Kujulurkan lidahku dan menjilat-jilati lagi 1tilnya yang besar tersebut. Dinda menjerit keras sekalian ke-2 kakinya menyentak-nyentak ke bawah. Dinda melafalkanng dgn hebat…
    Bacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Dgn gaungs saya menggenggam ke-2 iris pahanya dgn kuat lantas kulekatkan bibir dan hidungku di atas sela ke-2 bibir vaginanya, kujulurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lantas kusapukan lidahku di atas bibir vaginanya dengan berulang kali sekalian kadang-kadang saya cucukan lidahku di dalam lubang kemaluan yang sudah demikian basah.
    “Hgggghgggh… hhghghghg… ssssshsh!!!” Dinda menjerit kenikmatan dan mendesis panjang dgn tindakanku tersebut.
    Badannya melafalkanng lagi. Pantatnya diangkat-angkat keatas hingga lidahku bisa menyelinap masuk ke lubang vaginanya dan men-jilat-jilat 1tilnya. Mendadak kudengar Dinda seperti terisak dan kurasakan ada lelehan hangat berkunjung ke bibir mulutku. Saya terus menjilat-jilati 1tilnya sampai badan Dinda terkulai kurang kuat dan pada akhirnya pantatnya juga kembali terjatuh ke kasur. Dinda sudah capai orgasmenya karena perlakauan lidahku pada vaginanya. Untuk pertamanya kali Dinda memperoleh lagi kepuasan syurga dunia sesudah demikian lama lenyap dalam hidupnya. Dinda terus mengeluh meresapi kepuasan itu.
    Seer… seeerrr… seeeerrrr… cairan hangat terus menetes keluar lubang vagina Dinda. Sela vaginanya sekarang terlihat lebih merah. Selangkangannya terlihat basah penuh dgn air liur bersatu lendir orgasmenya. Sluurp…. sluuuurrp… sluuuurrrp… saya jilat semua cairan yang terus keluar membasahi permukaan bukit vaginanya tersebut.
    “Ooohh… Dinda keluar Bang…..!!!” erang Dinda sekalian tangannya menekan kuat-kuat kepalaku keselangkangannya hingga mulut dan hidungku melekat ketat dicelah vaginanya. Kurasakan sela vagina Dinda ber-denyut-denyut. Dinda betul-betul sudah memperoleh kepuasan yang maha dasyat diorgasmenya yang pertama karena tingkah lidahku.

    Saat penekanan tangan Dinda pada kepalaku cukup mengendor, dgn tidak mempedulikan erangannya, mulut dan lidahku bermain lagi di semua vagina Dinda. Sejumlah bulu jembutnya turut masuk ke mulut ku, saya rasa bibirku sangat basah dan rongga mulutku penuh dgn cairan orgasme dari vaginanya.
    Lidah ku terus menjilat-jilati 1til Dinda yang sangat lebam tersebut. Sekalian perlahan-lahan saya masukan jemari telunjuk ku di dalam lubang vaginanya yang hangat yang sangat basah, saya dapat rasakan jemari telunjukku terjepit kuat oleh dinding-dinding dalam vagina Dinda. Jariku terasanya di-remas-remas di dalam lubang vagina Dinda.
    Punggung Dinda lagi terangkut saat jemari ku semakin masuk ke lubang vaginanya. Saya tidak masukan jariku terlampau dalam karena saya ingin peniskulah yang merasainya. Saya cabut jariku keluar lubang vagina Dinda dan saya rangkul punggung Dinda dan saya ambil punggungnya naik ke atas hingga vaginanya kembali pas ada di mulutku.
    Tau-tau Dinda menarik rambutku hingga bibirku terlepas dari vaginanya. Ia bangun sekalian meredam kepuasan. Badannya tetap menggigil saat saya melepas mulutku dari vaginanya. Ia dorong badanku sampai saya terbujur diranjang, selanjutnya dgn cepat Dinda melepas cdku. Karena itu tersembullah penisku yang telah ngaceng dan tegak berdiri. Dinda senyuman.
    “Hmm… penis Abang besar dan panjang sama sesuai sangkaanku sepanjang ini… !!” kata Dinda.
    Dgn tersenyum tangannya menggenggam tangkai penisku lantas Dinda dekatkan mulutnya ke penisku. Ia buka mulut dan masukkan penisku di dalam mulutnya. Dinda mulai mengisap penisku. Dalam mulutnya saya merasa kepala penisku dijilat-jilat oleh lidah Dinda.
    Saya merasa penisku semakin menegang dan keras. Dinda dgn penuh gairah menjilat-jilati tangkai penisku dan saya nyaris edan rasakan kepuasan yang saya rasa waktu itu. Tidak cuma dijilati, tangkai penisku yang sangat ngaceng dan keras itu mulai dihisap dan disedot oelh Dinda.
    “Mmmph… slurp slurp slurp… mmppphh…!!!” bunyi mulut Dinda yang sedang menyepong penisku.
    Susah untuk Dinda untuk masukkan semua penisku yang panjang dan besar itu di dalam mulutnya yang imut tersebut. Seringkali ia coba tapi baru setengah masuk telah berkenaan anak tekaknya membuat ia terselak. Dinda terus mengisap penisku dgn mulutnya. Ia menjilat-jilati penisku dimulai dari kepala penisku sampai ke buah pelirku. Dikenyotnya ke-2 buah pelirku.
    “Aduhh… mmmppphhhhh… Diiiiinnnnn terus Diiiiinnnnnn… sedap Din…!!!” pintaku pada Dinda supaya mulutnya terus menjilat, mengisap dan mengulum penisku.
    Senang menhulum ke-2 buah pelirku, mulut Dinda naik menjilat-jilati lagi tangkai penisku selanjutnya lidahnya stop pas di kepala penisku. Lidahnya me-jilat-jilat lubang kencing yang ada pas ditengah-tengah kepala penisku dan kadang-kadang ia masukkan semua penisku di dalam mulutnya kembali.
    “Mmmmmmmppphhhhhh… oooohhhhhh… nikmat sekali Diiiinnnnn…!!!” kembali lagi saya mengeluh rasakan kenimatan itu.
    Mendadak Dinda stop mengulum penisku dan ia membisikkan suatu hal kepadaku.
    “Bang, saya tidak pernah melakukan perbuatan semacam ini dgn seseorang selainnya dgn suamiku. Saya tahu apa yang kita lakukan ini salah, tp saya sudah tidak tahan dan ini ialah rahasia kita berdua. Tolong menjaga rahasia ini Bang!” bisik Dinda sekalian tempelkan pipinya ke pipiku.
    Dgn berbisik juga saya menjawab keinginan itu,
    “Jangan cemas sayang, sampai kapan saja saya akan jaga rahasia kita berdua ini”
    Selanjutnya kami berdua tersenyum. Lantas saya baringkan Dinda dan menguakkan kakinya dan menjejal pinggul Dinda dgn bantal. Vaginanya yang sudah basah kunyup sekarang terhampar cantik di depan ku.
    Pelan-pelan saya mulai menindih badan Dinda dan tempatkan kepala penisku pas dari muka bibir vaginanya yang telah menunggu tusukan penisku. Saat sebelum masukkan penisku dalam lubang vagina Dinda, saya merebahkan diriku di atas perutnya. Untuk mengurangkan berat tubuh, saya sanggah tubuhku dgn sikuku.
    Pada kondisi tiarap di atas perut Dinda saya mulai menghisap dan menjilat-jilati puting payudaranya. Terlihat Dinda betul-betul pada keadaan kepuasan. Tangannya kuat merengkuh kepala dan rambutku. Napasnya mendengus kuat. Dadanya bergelombang seperti lautan dipukul badai.
    Perlahan-lahan kepala penisku mulai memotong sela vagina Dinda, lantas dikit demi sedikit tangkai penisku segera masuk ke lubang senggama vaginanya yang sangat basah tersebut.
    “Aaaahhhhhh… mmmpphhhhhh…!!!” Dinda mendesah meredam sakit tetapi nikmat saat penisku yang besar dan panjang itu mulai menerobos masuk ke lubang senggama vaginanya yang masih sempit.
    Ternyata vagina Dinda jarang-jarang digunakan sama suaminya, hingga tetap sangat terasa sempit sekali. Sesaat saya stop enjotan penisku di dalam vagina Dinda untuk nikmati nikmatnya empotan vaginanya yang hebat enaknya. Tangkai penisku berasa diremas2 dan dipijit-pijit oleh empotan di dalam lubang senggama vagina Dinda. Sekalian meredam nikmat yang benar-benar, saya melanjutkan enjotan penisku dalam lubang senggama vagina Dinda yang super basah, hangat dan empotannya yang benar-benar kuat.
    Saya meng kembali -isap-isap ke-2 payudara Dinda dengan berganti-gantian. Dindapun mendesah meredam kegelian dan kepuasan.
    “Aarrgghhh nikmaaattttt, Bang…!!!” jerit Dinda saat semua penisku sudah ambles di dalam lubang senggama vaginanya sampai mentok ke dasar vaginanya. Saya diamkan sebentar penisku tenggelam didalamnya. Empotan vagina Dinda semakin berasa oleh penisku.
    Dinda mengusung badannya sekalian merengkuh badanku. Kami berbalas kuluman sementara penisku tetap tenggelam semuanya dalam vaginanya yang halus dan nikmat tersebut.
    Selanjutnya saya mulai memaju undurkan bokongku hingga penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Sebentar saya saksikan kebawah, terlihat bibir vagina Dinda jadi monyong setiap tangkai penisku kutarik keluar dan bibir vagina Dinda akan melesak di dalam setiapkali penisku kumasukkan di dalam lubang senggama vagina Dinda.
    Panorama itu dan rintihan Dinda membuat saya tambah bergairah saat meniduri Dinda.
    “Aaaaahhhhhh… nnniiikkkmmmaaattt, Bang…!!!” tidak henti2nya Dinda mendesah rasakan kepuasan yang dirasakannya.
    Enjotan penisku dgn sekalian memutar-mutar penisku di lubang senggama vaginanya membuat gairah Dinda semakin menggebu-gebu. Tangannya mencekram kuat bahuku sekalian matanya merem terbuka dan mulutnya mengeluh kenikmatan.
    “Terus Bang… enjot yang kuat… nikmaaaaat… aaaaahhh…!!!” erangannya makin kuat.
    Saya terus memompa vagina Dinda dgn semaksimal mungkin. Penisku masuk keluar dgn cepat di lubang senggama vaginanya yang makin licin dan basah. Dinda mengusung-angkat dan gerakkan pinggulnya membalasnya tiap tusukan penisku ke vaginanya.
    Selanjutnya saya mengambil penisku dan minta Dinda menungging. Dinda menungging dan saya berlutut ada berada di belakangnya. Terlihat belahan vaginanya terlihat nyempil dari belakang dan terlihat ujung2 bulu jembutnya yang basah oleh cairan vaginanya. Kusodokkan penisku masuk lubang senggama vaginanya.
    “Ohhh… enaknya, Mari Bang sikat yang keras… Aggghhhhhh… nikmatnya…!!” erang Dinda dan aku juga makin kuat memompa lubang senggama vagina Dinda dgn penisku.
    Tidak berapakah lama selanjutnya, Ser… seer… seeer… berasa vagina Dinda menyemprot lagi cairan orgasmenya untuk yang ke-2 kali.
    “Aaaahhhhh… Baaaang… Dinda keeee… luuuuaaaarrrr… lagi…” jerit Dinda saat memperoleh orgasme ke-2 nya.
    Vaginanya ber-denyut-denyut kuat sekali. Hingga saya biarkan penisku dalam lubang senggama vaginanya untuk rasakan kepuasan karena empotan vagina Dinda itu.
    Sesudah empotan vaginanya stop Dinda ingin ia yang di atas. Saya mengikuti tekadnya. Saya mengambil penisku dan membaringkan badanku di atas tempat tidur. Sekalian menggemgam tangkai penisku, Dinda mulai turunkan pantatnya dan arahkan tangkai penisku pas di bawah vaginanya. Sesudah penisku masuk ke lubang vaginanya, perlahan-lahan tempat ia gerakkan pantatnya turun naik. Dalam posisi itu dgn terang saya bisa menyaksikan penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Menyaksikan hal tersebut gairahku menjadi tambah menggebu.
    Saat Dinda gerakkan pantatnya turun naik, saya meremas-remas payudaranya. Penisku berasa licin, ini memperlihatkan jumlahnya lendir yang ada pada lubang senggama vagina Dinda karena 2x orgasme yang dirasakannya. Kupegang kuat ke-2 payudaranya selanjutnya dgn memakai ibu jari dan jemari telunjukku saya me-milin2 puting payudara Dinda.
    “Ohhh… eeeennnaaaaakkkkk… hnggg…” racau mulut Dinda sekalian terus menaikturunkan pantatnya. Kadang-kadang ia me-mutar-mutar pantatnya yang selanjutnya digabungkan dgn pergerakan mirip orang meredam kencing. Saat Dinda lakukan pergerakan itu, hebat dinding-dinding lubang senggama vagina Dinda seperti me-mijit-mijit tangkai penisku. Baru ini kali saya betul-betul rasakan enaknya vagina dgn empotan yang hebat.
    Napas Dinda mulai ngos-ngosan dan berasa panas, tanda ia sangat terangsang. Lubang vaginanya berasa makin ketat menjepit penisku.Tanganku tetap meraba-raba dan meremas-remas payudaranya.
    Sesaat selanjutnya saya suruh ia meredam tempatnya dgn mengusung sedikit pantatnya agar saya bisa menyikatkan penisku ke lubang senggama vaginanya. Demikian Dinda meredam tempatnya, aku juga mulai memompa penisku masuk keluar lubang senggama vaginanya sekalian tanganku terus menerus memilin puting payudaranya.
    “Ohh… nikmaattt… ehhhhh… enaaaaakkkk!!!” erang Dinda ber-kali-kali.
    “Ah…!!! mengapa stop. Kembali nikmat-nikmtnya niiih, Bang. Mari sikatin kembali penisnya…!!” protes Dinda saat saya stop mengenjotkan penisku.
    “Sabar… sayang. Saya capek…” jawabku bersandiwara. Walau sebenarnya saya mulai rasakan jika pejuhku sesaat lagi jg akan muncrat, jika saja saya terus memompanya barusan tentu pejuhku akan muncrat. Saya masih ingin semakin lama rasakan penisku bermain dalam lubang senggama vagina Dinda yang super nikmat itu.
    Dinda tetap di atas. Dgn ke-2 telapak tangannya di atas dadaku, ia membongkok sedikit. Saya tidak jemu-jemunya bermain dgn payudaranya yang mengkal dan bundar tersebut. Di saat kuusap seka puting payudaranya, tubuhnya mulai mengeliat rasakan kepuasan.
    “Mari Baaaang, sikat kembali vagina Dinda dgn penis besar Abang… enaaaakkk Baaaang!!!” bujuk Dinda satu kali lagi.
    Dgn pelan-pelan, kembali saya mulai mengenjotkan penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Makin lama makin cepat.
    “Ennaaaak… aaahhhh niiiiiiikmaaaaat…!!! Dinda ingin keluuuuaaaaarrr kembali Baaaangg!!!” Dinda mulai mendesah kembali.
    “Tahan dahulu Din, Abang jg sesaat sedang ingin keluar…” kataku.
    Tanpa mengambil penisku dari vagina Dinda, perlahan-lahan saya dorong badan Dinda sampai tiduran hingga saat ini posisiku berada di atas Dinda. Saya angkat ke-2 kaki Dinda dan saya tumpangkan di atas bahuku selanjutnya dgn pergerakan yang cepat saya pompa kembali vagina Dinda dgn penisku.
    “Agghhhhhh… aduh Baaaaang… enaaaaaakkk Baaaang…!!!” Dinda mengeluh kenikmatan ketika penisku mulai memompa lubang senggama vagina Dinda lagi, karena dgn posisi semacam itu vaginanya berasa lebih sempit hingga gesekan penisku makin berasa olehnya.
    Penisku masuk keluar lubang senggama vagina Dinda. Makin lama makin cepat. Saya makin percepat pompaanku dan Dinda mulai mengeluh kuat. Saya tahu Dinda akan memperoleh orgasmenya. Demekian juga Saya.
    “Din, saya ******* pejuhku di dalam atau di luar nih???”
    “Di dalam saja Bang, Dinda ingin rasakan semburan pejuh Abang!!!!”
    “Jika kamu hamil bagaimana????”
    “Jaannggggannn…. takut Bang… Dinda gunakan KB kok. Dinda tahu kok tentu Abang akan rasakan lebih nikmat jika dikeluarkan di dalam!!!” Dinda menjerit lembut menentang perkataanku.
    Saya semakin cepat memompa penisku di lubang senggama vagina Dinda. Hingga kemudian,
    “Baaaangggg!!!! Dinda keluuuuuaaaarrr….. Ssssshhhh… Aaaaahhhh!!!” teriak Dinda. Ser… seerr… seeerrr… semprotan cairan orgasme Dinda menemani teriakannya.
    Dan di saat mencapi orgasme itu empotan vagina Dinda sangat terasa kuat. Hal itu membuat penisku rasakan nikmat yang sangat benar-benar hingga dgn sekali enjotan yang kuat Crot… croott… crooottt… menyemburkanlah pejuhku banyak di dalam lubang senggama vagina Dinda.
    “Aaahhh….. ssssshhhhh… Aaaaahhhh…!!! Saya mengeluh rasakan pucuk kepuasan yang benar-benar hebat.
    Saat itu juga itu banjirlah vagina Dinda oleh semprotan cairan orgasmenya dan semburan pejuhku. Karena sangat jumlahnya cairan kental dan pekat itu sampai luber keluar membasahi seprai.
    Dinda tersenyum senang dan biarkan air nikmat itu mengucur. Nyaris lima menit saya tiarap di atas badan Dinda, selanjutnya Dinda menjatuhkan badanku lantas ia tiarap di atas tubuhku. Diciumnya bibirku sekalian menggesekkan belahan vaginanya ke tangkai penisku. Berasa belahan vagina Dinda tersebut hangat dan berasa licin. Lama-lama penisku mulai ngaceng kembali. Simak juga: Bacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    Pelan-pelan kepala Dinda turun sampai bibirnya bersinggungan dgn penisku. Terus dijilatnya buah pelirku dan dikulumnya penisku. Kepuasan mulai menyebar kesemua badanku, rasakan enaknya jilatan dan kuluman lidah dan bibir Dinda pad penisku.
    “Bang, tidur di sini saja yah? Saya masih ingin nikmati penis besar ini…!!!” bisik Dinda manja.
    Saat kutengok jam memberikan jam 00.15 Bermakna telah 2 jam lebih saya menggumuli badan yang cantik ini. Saya dekap Dinda sekalian menggangguk dan pada akhirnya kami bersetubuh satu kali lagi sebelumnya terakhir kita tertidur keletihan.
    Pagi harinya saya terbangun saat kurasakan jilatan dan kuluman pada penisku, dan saat saya saksikan Dinda dgn rakusnya mengerjai penisku dgn mulutnya. Kusaksikan jam memperlihatkan nyaris jam 1/2 enam pagi.
    Pagi hari ini ialah hari Sabtu, bermakna kami berdua liburan kerja. Nyaris selama seharian itu aktivitas kami tidak terlepas dari persetubuhan. Selama seharian itu saya menggumuli badan montok Dinda dan rasakan sempitnya dan empotan vagina Dinda. Begitupun Dinda, ber-kali-kali ia rasakan kepuasan persetubuhan yang hebat yang sudah lama tidak ia merasai.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Eva Ponakanku Yang Seksi Dan Menarik

    Cerita Sex Ngentot Dengan Eva Ponakanku Yang Seksi Dan Menarik


    670 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Kenalkan namaku Antony , saya berusia 29 tahun. Nama lain akrabku ialah Tony. Saat ini saya bekerja pada sebuah perusahaan multimedia desain dan pemasaran di Jakarta. Konsentrasi dari pekerjaanku lebih ke arah web desain. Statusku belum juga menikah, dan jg belum mempunyai kekasih yang serius.
    Saya ialah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakak dan adikku lelaki semua. Saat ini kakak kandungku sdh memiliki keluarga, dan ada di Denpasar, Bali. Adik kandungku barusan menuntaskan kuliah-nya di Jakarta, dan kami tinggal bersama-sama. -cerita seks terbaru- Semenjak saya berpindah ke Jakarta, orangtua kami beli rumah di Jakarta supaya saya dan adikku tidak mudah dipengaruhi oleh karakter dan rutinitas beberapa anak kos yang tidak betul. Memang saya mengakui itu kekuatiran yang terlalu berlebih, tp untuk kami itu ialah karena karena sudah dikasih rumah oleh mereka.

     

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    Kakak pertamaku semenjak tamat dari kursi SMU langsung berpindah ke Denpasar, Bali. Ia ambil sektor kedokteran, dan sekarang saat ini ia sukses buka praktik sendiri di Denpasar dan tinggal di situ. Sesudah lama ia beralih dari 1 tempat ke arah tempat lain di wilayah terasing untuk ujian praktik dan jg karena suruhan pemerintahan.
    Saya ingin bercerita pengalaman mengagumkan saat saya masih kuliah di kota pahlawan (Surabaya) nyaris sepuluh tahun yang kemarin. Pengalaman ini mengikutsertakan jalinan saya dgn kakak ponakanku yang berusia 5 tahun lebih tua dari saya. -cerita cabul terbaru- Jika saya pikir-pikir kembali saat ini, keperjakaanku diambil oleh kakak ponakanku sendiri, dan tidak ada rasa penyesalan dalam diriku.

    Atau karena mungkin saya ialah lelaki, menjadi permasalahan keperjakaan tidak begitu penting untuk kami golongan Adam.
    Kakak ponakanku namanya Evani, tp semenjak kecil saya selalu panggilnya Eva atau cuma Cici yang maknanya kakak wanita. Kami asal dari kota yang sama yaitu kota Surabaya. Eva ialah anak dari kakak wanita ibuku. Ia ialah anak bibi yang pertama dari 3 bersaudara.

    Eva di saat sepuluh tahun yang lantas wajahnya elok, putih, dgn tinggi tubuh 165 cm. Dadanya montok, walaupun tidak demikian besar. Tp pinggulnya bukan bermain cantiknya.
    Aneh-nya anak dari ibuku semua-nya lelaki, dan anak dari bibi semua-nya wanita. Rumah kami tdklah jauh, dan saat masih SMP dan SMA, Eva selalu singgah ke rumahku hampir setiap 3x satu minggu. Karena tempat les privat matematika, dan fisika-nya cuma sejumlah mtr. dari rumahku . Maka dibanding pulang ke rumah-nya dahulu sehabis sekolah, ia memutuskan untuk singgah di rumahku untuk makan siang lantas pergi kembali ke les private-nya.

    Dapat disebutkan walaupun usia kami berbeda 5 tahun, tp kami benar-benar dekat. Eva ramah, halus, dan benar-benar perhatian ke kami. Kami memandang Eva seperti kakak kandungan sendiri. Tp saya sering merasakan Eva memberikan sedikit perhatian ekstra kepadaku. Saat itu saya berpikiran karena mungkin kakak pertamaku nyaris seumur dgn-nya, dan adik bungsuku umur-nya berbeda sangat jauh darinya. Tp sesudah peristiwa malam itu, saya baru ketahui mengapa Eva memberi perhatian ekstra kepadaku.
    Eva kerap bercurah hati dgnku, walaupun saat itu saya masih duduk di kursi SD. Terkadang saya tidak memahami apa yang ia omongkan. Jika ia ketawa, aku juga turut ketawa. Walaupun saya saat itu tidak tahu mengapa harus ketawa. Mengingat itu kembali, saya dapat ketawa sendiri sekarang ini. Jiwa beberapa anak masih polos dan murni.
    Sejak tamat SMA, Eva berpindah ke Bandung dan kuliah di situ.
    Semenjak kepindahnya Eva, terang-terangan saya merasa kehilangan dan terkadang kangen dgn-nya. Cuma satu tahun 2x Eva pulang ke Surabaya, dan itu cuma untuk sejumlah minggu saja. Dan yang menjengkelkan, setiap kali Eva pulang, sering kali saat saya harus hadapi ujian umum . Maka waktuku untuk bermain dgn ia sangat terbatas.
    Saya jg pernah cemburu oleh lelaki yang saat ini jadi suami Eva, saat Eva membawa-nya pulang berjumpa keluarga-nya dan keluargaku. Rasa cemburu ini sangat berbeda. Tidak sesakit rasa cemburu pada kekasih sendiri. Mungkin rasa cemburu karena takut akan kehilangan kakak kecintaan saja. Lelaki itu namanya Erik. Erik asal dari kota Samarinda, yang kebenaran kuliah di kampus yang sama dgn Eva.
    Jalinan Erik dan Eva terus berjalan sampai akhir-nya sehabis kuliah, mereka putuskan agar selekasnya menikah. Keputusan menikah ini atas keinginan Erik, karena ia harus kembali lagi ke Samarinda dan meneruskan usaha orang tua-nya. Eva menikah di umur-nya yang ke 24 tahun. Sudah pasti sesudah menikah Eva harus turut Erik ke Samarinda.
    Sejak kepindahnya Eva ke Samarinda, jalinan kami sebelumnya sempat terputus sepanjang dua tahun. Dan berita mengenai Eva cuma bisaku peroleh dari bibi (ibu Eva) saja. Di saat itu Eva masih belum sempat dianugerahi seorang anak. Setiap kali saya menanyakan ke bibi kenapa sampai waktu itu Eva belum mempunyai anak, jawaban bibi sering kali sama, yah di antara aktivitas Eva menolong usaha Erik atau Eva sendiri masih tidak siap mempunyai anak.
    Rupanya memang betul, semenjak Eva menikah dan berpindah bersama Erik di Samarinda, usaha Erik betul-betul lancar dan berkembang cepat. Erik mempunyai toko yang luas dan terdiri jadi 2 sisi. Erik tangani usaha business di bagian smartphones dan aksesorinya. Dan Eva tangani usaha business pada bagian konveksi dan aksesorinya seperti capit rambut, anting-anting, dan lain-lain. Erik dan Eva kerap terbang ke Jakarta untuk order smartphones, dan beberapa barang mode terkini di Indonesia untuk dipasarkan di toko mereka.
    Sesuatu hari sesudah dua tahun lama-nya tidak ada contact dgn Eva. Mendadak Eva terbang ke Surabaya karena kangen dgn orang tuanya. Erik tidak tiba dengannya dan Eva tinggal untuk 10 hari saja. Tp lawatan ini kali tidak pas ketika waktunya. Gagasan Eva pulang ini untuk memberikan surprise buat orang tuanya, justru ia lebih dikejuti oleh orang tuanya.

    Saat itu bibi dan paman harus terbang ke Thailand karena berlibur dan tidak mungkin diurungkan karena ticket dan semua fasilitasnya sdh dibayarkan . Maka Eva berjumpa dgn bibi/paman cuma untuk 2/tiga hari saja. Seterusnya Eva harus jaga rumah dan ke-2 adiknya. Waktu itu saya masih duduk di kursi kuliah, dan kebenaran baru masuk semester baru. Tidak ada aktivitas yang bermakna ketika kami baru masuk semester baru.
    Di hari Jumat siang (kurang lebih jam 2 siang), setelah dari kuliah, saya segera memilih untuk pulang ke rumah saja. Tidak sebagaimana umumnya. Umumnya tiap hari Jumat, saya dan beberapa teman kuliah tentu terus ngafe atau istilahnya mejeng (kalau bahasa kami bilangnya ‘mejeng’) di mall. Waktu datang di dalam rumah, Eva sdh berada di sana dan kembali melihat VCD bersama pembantu.
    “Halo Eva, kapan tiba?”, sapaku.
    “Halo Tony. Baru saja tiba. Cici jemu di dalam rumah. Tara dan Dina kembali keluar tuch ama cowok-cowoknya . Maka cici jemu di dalam rumah sendiri . Maka yah berpindah saja di sini.”, jawabannya enteng.
    “Eva dah makan belum?”, bertanya saja.
    “Sdh barusan. Tuch ada ikan goreng ama sambel lahapan mbak punyai. Mantep tuch!”, gurau Eva sekalian melihat ke pembantuku.
    Saya selanjutnya masuk kamar dan menukar baju rumah. Eva saat itu sedang menonton film Armageddon (Bruce Willis). Salah satunya film favoritku. Selanjutnya saya gabung denganya menonton bersama sekalian makan siang di muka TV. Tp memang betul, ikan goreng sambel lahapan pembantuku memang tidak ada saingannya. Sebelumnya sempat saja saya tambah 2/3 piring.
    Di tengah melihat VCD, pembantuku tawarkan kami juice buah. Sudah pasti penawaran yang tidak bisa dilewati. Pada siang berlubang ini, juice buah fresh ialah penawar yang paling tepat.
    Saya duduk di sofa sekalian kakiku naik di atas meja, dan Eva duduk cocok di sebelahku. Makin lama Eva makin merapat ke saya. Saya tidak demikian peduli karena saya sdh terlatih dgn tersebut. Berbau wangi rambutnya sebelumnya sempat tercium waktu itu. Eva terlihat jemu, karena mungkin ia sudah menonton film itu dahulunya.
    “Tony, cici jemu nih!”, ucapnya.
    “Terus Eva ingin ngapain?”, tanyaku.
    “Tidak tahu nih. Ingin ke Thailand cici.”, jawabannya sekalian ketawa.
    “Ya sono, membeli ticket! Tony anterin dech saat ini”, responku seadanya. Mendadak Eva mencubit perutku.
    “Eva ingin ke mall tidak?”, tawaranku.
    “Malas ah. Mall mall terus-terusan. Tidak ada yang lain?”, bertanya Eva.
    “Ada. Ingin ke Tretes? Nginep di sono.”, tawaranku kembali.
    “Bisa sich, tp tidak ini hari. Masih panas dan macet kembali beberapa jam begini.”, jawabannya.
    “Trus saat ini Eva ingin ngapain?”, tanyaku satu kali lagi.
    “Ke kamar Tony yok. Ada komputer games baru tidak?”, bertanya ia.
    “Simak saja sendiri.”, jawabku rileks.
    Selanjutnya kami cabut dari depan TV dan biarkan pembantuku menonton film tersebut. Di dalam kamar saya menghidupkan AC dan komputer. Saya biarkan Eva bermain-main computerku, dan saya cuma tiduran pada tempat tidur sekalian membaca komik manga. Rupanya Eva tidak menjadi bermain games komputer, tp justru searching-browsing beberapa foto yang saya scanned sendiri. Zaman itu digital kamera masih mahal dan kwalitasnya buruk, tidak sekarang ini. Eva kelihatan senyuman-senyum sendiri menyaksikan beberapa foto kami waktu tetap kecil.
    Mendadak bak tersambar petir, Eva membuat saya mati kutu. Saya lupa keseluruhan jika di komputer itu banyak koleksi beberapa film porno yang saya dapat dari beberapa teman kuliah.
    “Hayo apa ini, Tony?!”, bertanya ia sedikit mengkritik.
    “Weleh Eva jangan membuka itu donk! Barang privasi! Khusus lelaki.”, jawabku seadanya.
    “Memang cewek tidak bisa simak yah?”, bertanya ia mengkritik kembali.
    “Kalau cewek ingin simak, bisa saja, tp simak kelak saja atau kapan-kapan, jangan sekarang ini. “, jawabku sekalian malu tidak karuan.
    “Cici ingin simak saat ini bisa kan?! Lagian hanya ini saja. Tony lupa yah, cici kan sdh punyai suami.”, jawab ia kembali.
    “Ya sudah. Terserah Eva. Tp suaranya dikecilin yah. Nanti mbak terdengaran kembali.”, pintaku.
    Tanpa basa-basi, Eva langsung putar saja beberapa film porno tersebut. Anehnya seolah-olah Eva kelihatan nikmati beberapa film porno itu. Koleksiku termasuk banyak dan dari banyak negara, ada Amrik, Australia, Canada, Jepang, Hongkong, Taiwan, Thailand, dan sedikit saja yang Indo. Mahfum bokep Indo waktu itu masih sulit didapatkan. Berlainan dgn zaman sekarang ini.
    Lumayan lama Eva melihat beberapa film bokep itu, mendadak saya dikejuti oleh panggilannya. Panggilan berikut awalnya dari segala hal.
    “Tony, pinjitin cici donk? Meminta mama tuch beliin bangku belajar yang sedap. Membuat pegal saja.”, kata Eva.
    Terang-terangan dari dahulu, saya tidak sebelumnya pernah sungkan-sungkan untuk memijat Eva jika ia meminta. Tp ini kali saya berkeberatan, karena Eva sedang menonton film porno. Semenjak barusan saya ingin keluar kamar, dan biarkan Eva menonton sendiri. Tp jg sedikit ada rasa tidak sedap kalau tinggalkan ia sendiri. Saya berdiri pada posisi yang serba salah. Pada akhirnya saya memilih untuk penuhi keinginan Eva.
    “Ehmm…ehmmm…”, suara Eva kenikmatan.
    “Kurang keras, Eva?”, tanyaku.
    “Cukup Tony. Tp agak turun ke lengan sedikit yah.”, pinta Eva.
    Saat ini ingin tidak ingin saya turut menonton film bokep itu bersama Eva. Saya tidak berani berbicara apapun. Malu dan risi itu argumen yang paling tepat. Saya mengakui mulai dari barusan rudal saya sdh cukup berdiri, tp belum juga maksimal.
    Lumayan lama saya memijat bahu dan lengan Eva. Mendadak saya dikejuti dgn suaranya yang membuat jantungku seolah-olah ingin lepas.
    “Tony, ingin pijet susu cici tidak?”, bertanya Eva.
    Jeblerrr, seperti tersambar petir, ingin selekasnya tidak sadarkan diri saja saya dgn pertanyaan Eva tersebut.
    “Mmmm… tujuan Eva apa yah?”, tanyaku berpura-pura bego.
    “Iya, cici bertanya Tony. Ingin tidak pijet susu cici?”, jawab Eva sekalian tangannya meraba-raba payu daranya sendiri.
    “Mmmmm… “, cuma itu yang bisa jadi jawab.
    Dgn malu saya turunkan ke-2 telapak tangan saya ke arah ke-2 payu daranya, dan meremasnya halus. Badan Eva mendadak kaget sesaat, selanjutnya rileks kembali. Cuma beberapa menit saja, mendadak Eva berbicara:
    “Tony, setop dahulu. nanti, cici ingin lepas BH dahulu.”
    Edan betul nih, saya dibuat tidak karuan saja. Eva melepas BH nya dari dalam kaos putihnya tanpa melepaskan kaosnya.
    “Nach, kalau ini Tony lebih bebas.”, ucapnya rileks.
    Jelas saja, saya dapat rasakan daging halus yang mencolok terang ia dadanya, walaupun tetap terbungkus kaos putihnya. Saya menelan ludah, malu, risi, gugup tp ke-2 telapak tangan tetap meremas-remas payu daranya. Rudal k0ntolku saat ini jadi berdiri yang tegak, dan sangat keras.
    “Ehmm…ehmmm…ahhh”, suara Eva pelan-pelan berbeda seperti suara pemain wanita di film bokep yang sedang kami saksikan.
    Tangan kanan Eva saat ini sdh tidak menggenggam mouse komputer kembali, tp meremas telapak tanganku yang sedang repot meremas-remas payu daranya.
    Saya betul-betul masih hijau di bagian beginian. Pembelajaran sex yang saya peroleh cuma dari beberapa film bokep saja. Reality sex pengalaman masih tidak pernah sama sekalipun. Ini saja pertama kalinya saya meraba-raba, meremas payu dara seorang wanita.
    “Ahh… Tony … ahhh … “, suara Eva semakin seksi dan berikut pertama kalinya saya menyaksikan muka Eva pada kondisi terangsang alias horny.
    Kakak ponakan yang umumnya manis dan halus, sekarang beralih menjadi wanita yang sedang haus akan sex. Saya tidak sebelumnya pernah menygka jika Eva rupanya benar-benar mengusai di bagian ini.
    Tanpa sungkan-sungkan kembali, Eva menanyakan dgn vulgarnya, “Tony, ingin gituan ama cici tidak?!”.
    “Anu, gituan apa ci?”, tanyaku berpura-pura bego kembali.
    “Tony jangan berpura-pura bloon ah”, jawab Eva sekalian mencubit tanganku.
    “Tp Tony memang tidak tahu, ingin gituan apa sich?”, jawabku masih berpura-pura kembali.
    “Aduhh Tony, reseh nih. Tujuan cici itu, Tony ingin tidak ngentot ama cici?”, ini kali pertanyaannya semakin vulgar.
    Itil V3
    Istilah ‘ngentot’ jarang-jarang digunakan di Surabaya waktu zaman tersebut. Istilah ini umum digunakan di Jakarta dan sekelilingnya. Karena mungkin dahulunya Eva sebelumnya pernah kuliah di Bandung, menjadi istilah ini sdh biasa diucap olehnya.
    “Hah?! Percaya nih Eva? Di sini saat ini? Nanti terdengaran mbak loh.”, jawab cemas.
    “Kunci saja pintunya. Sepertinya mbak kembali tidur siang. Lagian kita putar musik saja agar tidak kedengeran.”, jawab Eva.
    Tanpa dikasih aba2, dgn cepat saya mengamankan pintu kamar, selanjutnya tutup film bokep barusan dan menggantinya dgn mp3 program. Eva sdh tiduran di atas ranjangku sekalian melihatku yang sedang berdiri dari sisi tempat tidur. Tidak tahu harus dimulai dari mana.
    Seolah-olah memahami dgn kelakuan lakuku yang ingin hijau. Eva selanjutnya menarik badanku supaya gabung denganya di atas tempat tidur. Tanpa malu, tangan Eva menjulur ke celana boxerku, dan dgn singkat saja tangkai k0ntolku sudah digenggamnya dgn gampang.
    “Wah, kok dah tegang nih?”, bertanya Eva memikat.
    “Ah, Eva dapat saja nih?”, jawabku malu.
    “Tony sebelumnya pernah tidak gituan ama cewek lain?”, bertanya Eva ingin tahu.
    “Menurut Eva bagaimana?”, jawabku malu.
    “Jika menurut cici sich, sepertinya tidak pernah yah. Tony masih malu begitu … tp MAU!”, godanya kembali.
    “Cici ajarin Tony yah. Tp ini untuk ini kali saja. Tidak akan ada lain waktu. Cici ingin mengambil Tony punyai perjaka.”, kata Eva sekalian ketawa.
    Saya seperti tidak mengenali Eva sebagai kakak ponakanku yang sebagaimana umumnya. Hati sayang saya sebagai adik ponakan pada kakak ponakan beralih menjadi hati gairah birahi. Ingin sekali saya menyetubuhinya dan nikmati badannya dari ujung rambut sampai ujungnya kaki.
    Dgn selekasnya saja kulepas semua baju yang saya gunakan termasuk celana boxerku. Sekarang saya yang terlanjang bundar. Karena mungkin terlampau gairah dan gugup, saya sampai lupa jika Eva tetap kenakan pakaian komplet. Brrr… semprotan angin AC betul-betul dingin. Dgn selekasnya saya matikan AC di dalam kamar. Reflek badan saya untuk menghindar dari masuk angin.
    “Eva, tidak lepas pakaian?”, bertanya saya polos.
    “Nanti dahulu, perlahan-lahan donk sayang.”, jawab Eva rileks.
    Terang-terangan panggilan kata ‘sayang’ di sini berlainan sekali rasanya dgn kata ‘sayang’ yang kerap Eva katakan dulu-dulunya. Ini kali seolah-olah kata ‘sayang’ yang bermakna seperti ‘aku punyamu’ atau ‘nikmatilah aku’, atau apalah begitu. Yang tentu bau sex.
    Saya tiduran di atas tempat tidur dgn sikap tubuh telentang, ke-2 telapak tangan di atas perut, dan dgn tangkai k0ntol yang menegang. Eva seperti memahami apa yang harus ia lakukan. Eva arahkan badannya di atas badanku dan mengawali actionnya.
    Pertama kali ia mencium leherku, selanjutnya menjilat-jilati kuping saya. Sudah pasti bulu romaku berdiri dibikinnya.
    Saya coba mencium bibirnya, tp setiap kali saya coba, Eva selalu menghindari saja.
    “Eva, Tony ingin cium bibir cici.”, kataku.
    “Jangan Tony. Kecupan bibir kan cuma untuk pacar. Cici kan bukan kekasih kamu.”, jawab Eva.
    Saya cuma menggangguk saja tanda sepakat, dan biarkan dianya menelusuri semua badanku. Eva betul-betul mengusai pada sektor beginian. Ia dgn cepat dapat ketahui di mana titik kekuranganku tanpa menanyakan kepadaku. Dgn tanpa ragu ia mengulum halus tangkai k0ntolku, dgn kadang-kadang menjilat-jilatnya. Badanku bak melayg di surga, tiap hisapan yang ia beri pada tangkai k0ntolku membuatku melayg-layg.
    Lumayan lama ia bermain dgn tangkai k0ntolku, pada akhirnya ia stop dan buka kaosnya. Oh my gosh, pertama ini kali saya menyaksikan sepasang payu dara cantik punya Eva. Sepanjang saya cuma nikmati sisi atasnya saja yang putih mulus tertutupi oleh pakaian renang. Ini kali semua lebar terbuka. Demikian putih, mulus, dan warna putingnya yang coklat muda melawan di muka mataku.
    Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    Eva menyuruhku mengulum puting susu-nya. Untuk yang ini saya dapat, seperti mengulum permen cup-pa-cup saja.
    “ahh … ahh …”, kedengar suara erangan lembut Eva.
    Ia berusaha meredam suaranya supaya tidak kedengar oleh pembantuku.
    “Tony, tolong lepas celana cici donk?!”, pintanya halus. Sudah pasti penawaran yang mahal. Dgn selekasnya saya bebaskan celana jeansnya plus celana dalamnya.
    Satu kali lagi … OH MY … saya jadi napas sesak sekarang ini. Saya saat ini dapat menyaksikan meki Eva dgn terang.
    Benar-benar cantik, lebih cantik dari meki-meki yang sebelumnya pernah saya saksikan dari beberapa film porno. Jembutnya jg lembut dan tidak demikian lebat. Paha-nya mulus, dan perutnya langsing. Tidak sebelumnya pernah terpikirkan olehku awalnya jika Eva se-sexy ini. Meskipun sudah menikah lebih dari dua tahun, Eva masih rajin menjaga bentuk badannya.
    Terpintas dalam pikiranku untuk menjilati meki punya Eva seperti yang kerap saya saksikan di film bokep. Tp niat ini ditampik oleh Eva, karena mungkin takut saya tidak tahan menghirup aroma meki . Maka saya cuma dibolehkan untuk mainkan tanganku pada bagian itilnya. Meki Eva halus sekali dan sekarang jadi basah. Suara erangan nikmat Eva semakin menjadi, dan terkadang sedikit lepas kontrol.
    “Tonyyy, ahhh … ahhh … geli Tony…”, suara Eva yang sedang bernapsu.
    “Sedap Eva?”, tanyaku.
    Tp Eva seolah-olah tidak dengar pertanyaan ini. Ia tetap fokus dan nikmati tiap sentuhan-sentuhan yang saya beri.
    Meki Eva makin basah dan licin. Ini kali badannya sedikit menegang. Waktu itu saya tidak memahami apa yang bisa terjadi denganya, yang kedengar dari mulutnya cuma
    “Tony … ahh ahh … cici ingin tiba ggg … cici ingin tiba gg”. Cuma dalam perhitungan detik, mendadak badan Eva melafalkanng dan menjerit keras.
    Saya cemas dan selekasnya saja saya tutup mulutnya dgn tanganku. Napasnya tersengal-sengal, dan merengkuhku sekencang mungkin. Badan Eva berkeringat, mahfum waktu itu AC sudah saya matikan, ingat Surabaya kota yang panas, tidak bingung Eva menjadi berkeringat.
    “Tony … thank you …”, ucapnya sekalian tersengal-sengal.
    “Tony ingin rasain masuk kesini tidak?”, ucapnya sekalian menunjuk mekinya yang sdh basah.
    Saya cuma menggangguk malu sekalian berbicara,
    “Kalau Eva ijinin, Tony ingin saja masuk ke situ.”.
    “Aduh, genit kamu. Terang cici ijinin donk. Saat cici hanya ijinin pegang. Kan tanggung.”, jawabannya genit.
    Selanjutnya ia menambah,
    “Tony, tp ini cuma untuk ini hari saja yah. Dan ini cuma rahasia kita berdua saja. Janganlah sampai ini dibongkar pada orang lain, apalagi kalau sampai suami cici tahu. Cici dapat bunuh diri.”, ucapnya serius.
    “Husss … mana bisa demikian Eva”, jawabku tegas.
    “Karena itu, Tony harus menjaga rahasia ini, ok?!”, pintanya. Saya cuma memberi sinyal peace, yang bermakna ‘I swear’.
    “Saat ini Tony mengambil posisi di atas cici. Cici bimbing dedek Tony dahulu. Jangan asal-asalan bermain tusuk yah?!”, ucapnya kembali. Saya cuma dapat menggangguk saja.
    Dgn ambil posisi di atasnya, Eva coba membimbing tangkai k0ntolku masuk ke dalam saat mekinya. Saya jadi tidak sabar kembali, ingin segera masuk ke. Saya demikian bergairah waktu itu. Usai sukses tembus masuk ke dalam saat meki Eva, mata Eva terpejam dan mulutnya bernada basah “ugghh…”. Saat k0ntolku tenggelam didalamnya, saya belum ingin coba mainkan pinggulku. Saya ingin rasakan hangatnya meki Eva untuk sesaat. Pertama kalinya k0ntolku masuk ke dalam lubang kepuasan wanita.
    “Mengapa Tony. Kok diam saja?”, bertanya Eva.
    “Tony ingin diam dahulu ci. Punyai cici anget sekali.”, jawabku.
    “Sedap?”, bertanya Eva satu kali lagi, dan saya mengganggukan kepalaku.
    “Jika begitu kocok saat ini yah, nanti jika Tony ingin keluar pejunya, keluarin saja yah. Jangan berusaha untuk ditahan. Ini kan pertama kalinya buat Tony, menjadi cici dapat mahfum kalau Tony tidak dapat mengatur keluarnya peju.”, terang Eva.
    Pelan-pelan saya mainkan pinggulku. Saya belum terlatih. Saya sedikit gugup. Eva menolongku mainkan pinggulku supaya dorongan dan irama kocokan tangkai k0ntolku lebih memiliki irama. Selangkangan Eva dibuka lebih lebar olehnya, supaya memberi ruang bagiku bergerak lebih bebas.
    “Ahhh…Tony…cepet pintar kamu…yah di sono terus … terus lebih dalam lagi …”, puji Eva. Saya cuma tersenyum saja.
    “Uhhh … ohhh… uhhh…”, desahan Eva semakin menjadi.

    Eva berusaha sekeras mungkin meredam desahannya supaya tidak sampai kedengar terlampau keras. Eva terlihat bergairah sekali, dan memulai keluarkan ucapannya yang kotor. Aku juga dengar kata-kata kotor Eva, jadi semakin bergairah jg. Saya merasa seperti lelaki salah satu yang sanggup memberikan kepuasan gairah birahi Eva.
    “Tonyyy … entotin cici terus … entot cici terus … k0ntolnya enakkk bangettt sichhh … uuuhhh…”.
    Menyaksikan tingkah laku Eva, saya jadi seolah-olah terikut olehnya, dan seperti penyakit menyebar, aku juga mulai bicara yang jorok-jorok juga.
    “Iya ci … Tony entotin terus meki cici … kalau dapat entot terus foreverrr …”, kacau-balau dech kata-kataku.
    “Tonyyy … cici ingin kencinggg … geliii bangettt … uuhhh …”.
    Makna ‘kencing’ di sini tidak bukan air seni betulan, tp karena terlampau gelinya Eva merasa seolah-olah ingin kencing. Yang tentu meki Eva semakin basah saja.
    “Uhh…ohhh … sukai tidak ngentot ama cici … sukai tidak? meki cici sedap tidak? … “, bertanya Eva kacau-balau.
    “Enakkk bangettt cici … enakkk sekali … Tony kelak kapan-kapan meminta kembali yah? … tidak ingin sekali doang, pleaseee …”, mintaku.
    “Iyaaa … iyaaa … asal Tony sukaaa … Tony bisa entot cici terusss … uuhh … oohhh”, jawabannya.
    Saya jadi sangat senang dengarnya.
    “Eva sukai ngentot ternyataa yahhh … baru tahu Tony”, kataku.
    “Siapaaa di bumi ini yang tidak sukai ngentot, heh? Cici jg manusia kann…”, jawab Eva.
    Badanku terus memompa-mompa Eva, dan ini kali saya yang jadi berkeringat. Sebagian besar tubuhku basah, dan itu membuat Eva makin bergairah. Terkadang ia menyeka dadaku yang berkeringat dgn telapak tangannya, dan terkadang menjambak halus rambutku.
    “Eva …ahhh… Tony sepertinya ingin meletuskk nanti lagii … bagaimana nihhh”, kataku cemas.
    “Keluarin ajaaa kalau dah tidak tahann …”, jawabannya.
    “Iyaaa … Tony ingin keluarrr nanti lagii … cici bersiap yah”, kataku kembali. Eva cuma menggangguk saja.
    Kupercepat kembali goyangan pingguku. Eva jadi seperti cacing kepanasan.
    “Tonyyy … cici jg ingin tiba gg … enakk benar k0ntolnya sichhh …”, puji Eva kembali.
    “Eva … dah dipucukkk nihhh … nanti lagiii … nanti lagiii …”, kataku tidak karuan.
    “Berbarengan yah sayanggg … ahhh ahhh … cici jg ingin tiba sayanggg …”, Eva mengingau.
    Dengar kata ‘sayang’ kembali, saya jadi tambah bergairah kembali. Bendungan pejuku sesaat lagi bobol, dan saya tahu tentu jika itu akan tidak lama nantinya.
    “Eva … Tony nanti lagiii datanggg …”, kataku memberikan aba-aba.
    “Iya sayanggg, keluarin yah sayanggg … uuhhh … oohhh ….”.
    Selang beberapa menit selanjutnya …
    “Eva … Tony datanggg … ahhhh … ahhhh …”, kataku sekalian tangkai k0ntolku keluarkan semua pejunya dalam lubang meki Eva.
    “Ahhh … Tony sayanggg … cici jg keluarrrr … ahhh … ahhh …”, sahut Eva sekalian merengkuh badanku yang basah kuyung.
    Kubiarkan tangkai k0ntolku menumpahkan lava hangat dalam lubang meki Eva. Eva tetap merengkuh badanku dgn napas tersengal-sengal. Sesudah selang sesaat, muka kami sama-sama bertemu, dan Eva selekasnya mencium keningku.
    “Tony, thank you satu kali lagi yah.”, kata Eva.
    “Tony jg thank you buat Eva. Ini pengalaman bernilai Tony.”, jawabku.
    “Tidak nyesel kamu Tony?”, bertanya Eva ingin tahu.
    “Tidak sama sekalipun. “, jawabku tegas yang selanjutnya kelihatan Eva tersenyum manis.
    “Aduh … peju perjaka sangat banyak. Tidak cukup meki cici yang memuat. Tp saat ini dah tidak perjaka kembali nih!”, gurau Eva. Saya cuma tersenyum saja.
    “Tp untuk ukuran perjaka, Tony termasuk luar biasa loh. Masih sanggup membuat cici tiba satu kali lagi.”, pujinya.
    “Eva, benar tidak sich kalau cewek menelan peju perjaka dapat tahan lama muda?”, tanyaku bergurau.
    “Aduh … mana ada yang begituan. Itu kan hanya dogma saja”, jawab Eva.
    Posisi tangkai k0ntolku tetap menancap di saat meki Eva. Masih cukup keras sich, tp gairah birahiku sdh berkurang. Saya diamkan tangkai k0ntolku dalam sana sekalian merengkuh badan Eva. Badanku basah kuyup, dan untungnya Eva tidak sungkan-sungkan merengkuh badanku yang sedang penuh bermandikan keringat. Saya merasa Eva memang sayang kepadaku.
    Tidak berasa keseluruhan waktu kita berperang di atas tempat tidur lebih dari 3 jam. Jam 6 sorean Eva pamit pulang, karena ia ada janji dgn beberapa teman saat SMA-nya dahulu. Saat malam harinya saya terima sms darinya yang berbicara:
    “Tony, ingat janjinya yah. Jangan bilang-bilang sama siapa saja. Nanti cici tidak kasih kembali loh?!”.
    Selanjutnya saya balas smsnya,
    “Jika Eva ingin Tony tutup mulut mengenai rahasia ini, tolong sumbat mulut Tony ama susu Eva kembali dech.”.
    “Aduh … masih tidak cukup yah?! Dah suka nih yah?! Nanti sebelon cici pulang ke Smrd, cici kasih kembali dech.”, balesnya.
    Malam itu saya tidak dapat tidur, terpikir-ingat peristiwa erotis siang hari tersebut. Saya tidak menygka kakak ponakan yang paling saya sayang dan yang paling saya hargai, sekarang sudah saya setubuhi. Saya tidak menygka jika Eva ialah wanita pertama yang sebelumnya pernah saya setubuhi. Yang lebih mengagetkan , ia ialah kakak ponakan sendiri yang mana kami berdua masih tetap ada sedikit jalinan darah (di antara ibuku dan ibunya).
    Sedikit ada perasaan bersalah dan menyesal, tp karena saya tetap termasuk pemuda yang mudah bergairah, saya tetap mempunyai pertimbangan dan keinginan untuk menyetubuhi Eva satu kali lagi saat sebelum ia pulang ke Samarinda. Dan untungnya pertimbangan atau keinginanku ini tdklah percuma, sepanjang tersisa 6 hari berliburnya di Surabaya, kami selalu cari peluang untuk ‘bercinta’. Di kamarku, di kamarnya, dan sekali di bak mandi di tempat tinggalnya.
    Eva sudah berbeda tidak saja sekadar kakak ponakan saja, tp lebih jadi guru seks-ku. Ia kelihatan benar-benar mengusai saat memberikan kepuasan gairah birahi lelaki. Jurus goyang pinggulnya dgn posisi ia di atas sanggup membuatku bonyok. Seolah-olah dgn tempatnya di atas, mekinya berasa seperti meremas-remas dan mengisap tangkai k0ntolku. Pertama kalinya Eva memperkenalkan jurus goyang pinggulnya, saya tidak sanggup bertahan, dan cuma seringkali goyangan pinggulnya, saya segera ejakulasi. Eva sebelumnya sempat mengkritik gurau saat itu, dan mahfum menyaksikan peristiwa ini.
    Setelah sesudah bersetubuh dgn Eva, saya banyak menanyakan mengenai pengalaman seks-nya dgn Erik dan terkadang saya memperbandingkan diriku dgn Erik. Sudah pasti menurut dia, saya masih tetap sedikit kalah dibanding suami-nya sendiri. Tp Eva mengaku jika saya kerap ‘bermain’ denganya, saya semakin lebih ‘jago’ dibanding suami-nya sendiri. Permasalahan ukuran k0ntol, Eva katakan punyaku lebih panjang dibanding punyai Erik, tp punya suami-nya lebih melebar kesamping alias lebih gemuk.
    Saat saya bertanya sedap mana yang panjang atau yang gemuk, ia menjawab keduanya mempunyai keasikan yang benar-benar berlainan. Dan ia menambah sekalian bergurau betapa lebih bagus jika ada yang panjang dan gemuk. Langsung saja saya memberi respon guraunya dgn ajak threesome dgn Erik. Eva menjawab lebih bagus ia mati dibanding harus threesome dgn suami-nya sendiri.
    Eva sebelumnya pernah akui jika ia tidak sebelumnya pernah menyimpan hati gairah kepadaku. Karena hanya ia sudah lenyap contact dgnku lebih dari dua tahun lama waktunya, dan sekembalinya ia ke Surabaya, saya banyak berbeda khususnya dari sisi fisik.
    Ia memujiku semakin bertambah ganteng, dan memiliki tubuh padat. Mungkin keaktifanku berenang satu minggu 2x, jadikan tubuhku kelihatan padat, walaupun tidak gempal. Karena berikut Eva akui jika ia benar-benar kagum pada peralihan fisikku ini, dan pada akhirnya memberanikan dianya untuk coba seducing atau memikatku dengan seksual atau secara singkat bermain api dgnku. Sebetulnya ia sendiri takut bukan bermain saat sebelum persetubuhan kami yang pertama.
    Takut akan penolakanku, dan takut jika kedapatan pembantu rumahku. Tp sejak persetubuhan pertama kami sukses, Eva akui jadi makin bergairah dgnku. Tidak bingung setiap saya minta porsi untuk menidurinya, ia tidak sebelumnya pernah menampik sekali juga. Jika saja kondisinya tidak mengizinkan, ia cuma berbisik atau memberikan pertanda untuk meredam gairahku dahulu sampai kelak kondisinya mengizinkan.
    Kembalinya Eva ke Samarinda jadi pil yang pahit bagiku. Karena guru seks-ku meninggalkanku di Surabaya sendiri. Hampir setiap hari saya ber-masturbasi sendiri sekalian memikirkan memori-memori cantik meniduri Eva. Saya merasa seperti pecundang waktu itu, hanya karena masturbasi yang dapat saya kerjakan. Kerap saya menelepon Eva melalui ponsel-nya, bercerita begitu berat saya ditinggalkan olehnya, dan begitu rindunya saya denganya.
    Jujur saja, saya cuma kangen akan kehebatannya ‘bercinta’, berbau badannya, dan enaknya ejakulasi dalam lubang mekinya. Harus dipahami jika sepanjang bersetubuh dgn Eva saat itu, saya tidak sebelumnya pernah menggunakan kondom sekalinya, bahkan juga tidak pernah menggenggam apa itu kondom sampai hubungan seksual selanjutnya dgn kekasih pertama kaliku. Saya tidak sebelumnya pernah bertanya apa Eva oke saja dgn saya berejakulasi dalam lubang mekinya. Sebelumnya sempat saya khawatir jika ia hamil karena spermaku. Tetapi saya lega karena sesudah 1.lima tahun selanjutnya Eva baru dipastikan positif hamil . Maka jarak waktunya jauh berbeda dgn kekuatiranku.
    Sejak itu, saya tidak pernah kembali ‘bercinta’ kembali dgn Eva. Walaupun terkadang setiap pulang ke Surabaya, saya sebelumnya sempat ajaknya ‘1 kali saja’. Tp ajakanku selalu ditampiknya, karena Erik berada di sana juga bersama anaknya yang baru lahir. Hingga kemudian saya memilih untuk berpindah ke Jakarta, cari karierku di situ. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Bercinta Tiap Hari Sama Atasan Elok
    Saya belajar banyak dari Eva, ia selalu memberikan beberapa tips langkah mengalahkan wanita di atas tempat tidur. Walaupun kami sdh tidak sebelumnya pernah kembali ‘bercinta’, tp kamu tetap terkait baik. Seolah-olah tidak ada perasaan bersalah atau rasa aneh sejak peristiwa itu antara kami. Eva banyak menasihati kepadaku mengenai ketidaksamaan cinta dan gairah. Eva jujur menjelaskan kepadaku jika waktu itu ia cuma gairah padaku, dan cuma ada cinta pada Erik.
    Beberapa tips pemberian Eva sangatlah manjur dan bervariatif. Sisa kekasih-pacarku dan beberapa teman ‘one night stand’ di Jakarta (mahfum jika di kota metropolis ini, sex bebas sudah jadi rahasia) menyenangi style permainan ranjangku.
    Mungkin jika ada peluang, saya akan bercerita hal menarik lain yang saya alami dgn sisa kekasih-pacarku, dan jg beberapa teman ‘one night stand’. Perlu beberapa pembaca narasi seks seksigo.com, banyak wanita-wanita karier dan executive di Jakarta yang tidak kenakan celana dalam kurun waktu mereka sedang tandang di dugem-dugem Jakarta. Yakin atau tidak, ini umumnya mereka kerjakan dgn menyengaja. Sesudah saya tanya argumen mereka, satu diantaranya untuk membuat ringkas masukkan tangkai k0ntol pasangan-nya tanpa diketahui oleh beberapa orang sekitaran.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Karena Cinta Yang Begitu Mendalam

    Cerita Sex Berhubungan Intim Karena Cinta Yang Begitu Mendalam


    649 views

    Waktu itu saya mulai kebingungan mengenai siapakah yang memperbesar jika bukan hantu, mendadak ada suatu hal yang melompati punggungku dan secara langsung saja membungkam mulut dan mataku. Refleks saja saya menyikut striker itu, terkena perutnya. Ia jatuh, dan secara langsung kupiting tangannya sekalian saya menghidupkan lampu.

    Cersex Terbaru – Ya ampun, rupanya Leni yang mengisengi saya. Ia menggunakan jaket hitam, dan jeans ketat hitam . Matanya basah dan wajahnya mengernyit kesakitan. Langsung kubangunkan ia sekalian menggotong ia ke ruang studio yang berkarpet tebal. Kubaringkan di karpet sekalian menyeka keringatnya yang keluar sekalian meredam rasa mualnya terkena sikutku barusan.
    “Aduh Leni, ngapain sich kamu ngagetin saya seperti begitu?” Sekalian meredam tangisnya,
    “Kamu ini bukanlah nolongin justru hiduphin saya. Karena itu liat-liat dahulu, baru pukul. Untung tidak terkena ulu hati. Jika terkena, tentu dech kamu senang jika saya mati, kekurangan napas. Agar kamu dapat mencari lainnya kan.” Busyet nih anak elok, kembali kesakitan sempat bergurau.

    Terang saja donk saya tersenyum.
    “Aduh maafkan saya ya sayang. Kamu sich, tiba tidak memberi berita dahulu. Kapan sampai di Yogya? Kok dapat masuk ke? Kan pagarnya saya kunci”, kataku.

    “Saya ingin memberi surprise dengan kamu. Saya sampai di Yogya barusan pagi jam 06.00. Naik terus taksi kesini. Simak rumah kamu sepi, dibanding ngebel justru tidak kejutan kembali mendingan saya lompat pagar saja”, ucapnya.
    Dasar Leni ini orangnya cuek sekali. Terkadang jika main-mainnya kambuh.muncul, tomboy-nya menaklukkan lelaki. Walau sebenarnya aslinya feminin sekali. Elok, tinggi, gesit dan anggun bisa juga (bergantung waktunya). Kulitnya putih, dan tubuh yang lebih tinggi untuk ukuran cewek, membuat ia bisa tampil elok dengan style dan model apapun itu.

    “Maafkan saya ya sayang. Kejutanmu sukses, sayang terlampau sukses. Maafkan saya ya”, kataku sekalian mengelus rambut hitamnya yang panjangnya sepunggung, dan secara halus saya mencium keningnya.
    Kemudian kami menceritakan banyak berkenaan berita masing-masing. Leni barusan diterima di SMU 3, dan ia suka di situ. Saya narasi beberapa lagu yang baru band kami buat dan latih sejauh ini sekalian menyetelkan contoh lagu itu di CD player. Sejumlah lagu melalui, ia manggut-manggut sekalian katakan,
    “Gab, lagunya bagus-bagus. Asyik buat goyang, nge-groove sekali”, sekalian melanjutkan dengar lagu selanjutnya.
    Saya keluar studio dahulu, membikinkan es jeruk agar pacarku tersayang agar mualnya cukup mendingan. Waktu saya kembali Leni melihatku sayu sekalian katakan,
    “Andri sayang, puterin kembali lagu yang nomor 5 donk. Lagunya romantis sekali. Saya menjadi terharu dengerinnya.” Ya telah, saya putarkan kembali ke trek 5, lagunya memang halus sekali, romantis dech dasarnya.
    Leni berdiri sekalian menggenggam tanganku,
    “Dance with me, honey!”, pintanya.
    Kupegang tangannya, lantas kami berdansa meng ikuti alunan musik yang saya buat. Sekalian merengkuhnya, saya menyaksikan matanya berlinang air mata.
    “Mengapa Sayang?”, tanyaku.
    “Tidak.., Hanya saya merasa begitu berbahagianya jika seorang disayangi seperti lirik lagu tersebut. ”
    “Do you wanna know something, honey?”, tanyaku kembali.
    “What is it, dear?”
    “This song is written by me, to kilat how deep is my love.. just for you, honey!”, kataku.
    “Oooh, Andri.., What a wonderful gift from God you are for me”, sekalian ia bicara demikian, air matanya tambah deras dan dekapannya makin kuat dan dansanya tambah halus. M
    ataku menjadi basah . Saya benar-benar menyukai Leni. Jika mungkin, biarkanlah semua hidupku saya lalui dengan dia.
    Leni meminta lagu itu diulangi terus, agar dansa kami tidak putus-putus dan liriknya dapat semakin dihayati. Perlahan-lahan sekalian larut dalam cantiknya lagu dan halusnya dansa kami, Leni mengusung kepalanya dari dadaku dan mengecup halus bibirku. Ciumannya halus sekali. Mungkin kurang menggembirakan untuk yang hanya ingin sex saja. Tetapi untuk yang sama-sama mencinta, ciuman semacam itu lebih terkena di hati dibanding apa yang terjadi selanjutnya.
    Bacaan Seks Dewasa Bukan Gairah Tetapi Karena Cinta
    Lampu studio yang cukup redup, alunan musik merdu yang keluar sound sistem yang kece dan kuat powernya (kebenaran tidak menembus keluar hingga tidak mengusik tetangga, karena studio musiknya kedap suara). Kami sama-sama mengecup secara halus dalam waktu yang lama.
    Sekalian masih tetap berputar-putar meng ikuti irama lagu, Leni berbicara,
    “Andri my love, bercintalah denganku sayang. Di sini dan melakukan saat ini!”
    Saya tersenyum dingin sekalian berbicara,
    “Leni, ma’af saya tidak dapat melakukan”.
    Leni terkejut,
    “Mengapa sayang?”
    “Saya tidak mau bercinta denganmu, Saya cuma ingin menyukaimu. Tidak untuk terkait tubuh, tetapi cuma menyukaimu sayang”.
    Ia tersenyum, sekalian meneruskan ciumannya, tetapi ini kali tangannya mulai meraba-raba punggungku, dan bibirnya tidak tutup kembali, tetapi buka untuk memberikan jalan lidahnya menyerang bibirku. Aku juga bereaksi layaknya seperti seorang lelaki yang normal. Kuelus halus punggungnya, kasar sekali. Terang saja, wong masih gunakan jaket jeans.
    Perlahan-lahan kubuka jaket hitamnya, dan melihat kaos ketatnya yang warna merah tanpa lengan, menunjukkan keelokan badan dan dadanya yang memiliki ukuran 34B. Tidak besar, cukup imut tetapi yang terpenting buatku kencangnya bukan besarnya. Dibanding seperti Pamella Anderson yang lebih besar tetapi tidak kuat.

    Kujelajahi terus sekujur tubuh sisi atasnya. Kunikmati tiap jengkal dari badan cantiknya. Dimulai dari punggungnya, pelan-pelan merayap ke pinggangnya, perutnya, dan dada cantiknya. Dibalik kaos merah ketatnya saya dapat menyaksikan dan rasakan puting yang makin mengeras dan menjulur keluar tempatnya, cetak prima pada pembungkusnya. Kuputarkan jariku disekitaran putingnya yang keras hebat, sekalian berbisik halus ke telinga Leni.
    “Coba merasai, Leni. Merasai sentuhanku ini!”
    “Mmmppphh.. mmppphh”, hanya itu bunyi yang keluar mulutnya, karena terlampau penuh khayalannya oleh keelokan cinta kami berdua.
    Walau bagaimanapun, ia memanglah bukan type cewek banyak berbicara sedikit melakukan tindakan. Faktanya perkataannya sedikit, tetapi tanpa sadar tangannya meraba-raba lembut celana jeans-ku, naikkan tangkai kemaluanku dari kungkungan celana dalamku. Ia terus mengelus barang kecintaannya ini dengan makin keras, seolah ia tahu benar jika celana jeans yang tebal itu merintangi tangkai kemaluanku untuk rasakan kepuasan belaian jarinya.
    “Oh Sayang, izinkan saya nikmati burungmu. Akan kubuktikan jika segala hal cuma buat kamu, Andri.”
    “Merasai semua, Sayang. Kerjakan apa yang kamu ingin. Semua diriku ialah punyamu Leni.”
    “Demikian juga saya Sayang. Kerjakan pada diriku apapun itu yang kamu harapkan. Leni sayang kamu, Andri.”
    Sesudah mendapatkan izin darinya,langsung (tetapi dengan masih tetap halus) kubuka kaos ketat merahnya. Wah.. patut saja putingnya mencolok sekali, ia tidak menggunakan bra.
    “Len, kamu kok tidak gunakan bra sich? Panas ya?”
    “Menyengaja kubuka waktu kamu buatkan es jeruk bagiku. Tuch, branya saya lempar ada di belakang drum. Jika kamu lebih sukai branya, mengambil saja. Tetapi jika lebih sukai didalamnya teruslah di sini sekalian gesturkan cintamu bagiku.”
    Wah, masa sich saya mentingin branya, jika dapat malah jangan sampai ia gunakan bra kembali. Kembali juga payudara sekencang itu, buat apa gunakan bra kembali sich? Leni juga tidak ingin kalah. Ia buka celana jeans-ku dengan cukup tergesa-gesa. Apesnya ujung tangkai kemaluanku yang sudah keluar celana dalamnya terjepit retsleting.
    “Aduh Leni, berhati-hati donk Sayang. Sakit kan.”
    “Ya ampun, Gab.. burungmu sich yang nakal. Belum dibuka sudah keluar lebih dulu. Salah kamu sendiri.. eh tidak dech, salah kamu sich (ucapnya sekalian menunjuk tangkai kemaluanku).”
    “Len, kelak jika dimarahi ia ngambek lho.”
    “He.. he.. he.. tidak dech. Bergurau kok ya sayang (sekalian mengelus dan mengocak halus tangkai kemaluanku).”
    “Ssshh.. aduh Leni. Sangat nikmat Sayang. Lanjutkan lanjutkan..”
    Sesudah demikian menit Leni mengocak halus tangkai kemaluanku, tangkai kemaluanku sekarang tegang prima. Sesudah senang dikerjai Leni, saya mengusung ia ke atas piano. Kusuruh ia duduk di sana, sesudah usai kupeloroti celana jeans-nya yang ketat. Sesudah penghambatnya tersingkirkan, baru saya dapat sepuas hati mengisap wangi badan pacarku tersayang tersebut. Dimulai dari dada, jilatanku perlahan-lahan turun sampai ke wilayah perutnya yang putih bersih.
    Kemudian, dengan tidak tergesa-gesa agar ia ingin tahu, saya menjilat-jilati sisi belakang lututnya, yakinlah rekan, ada kesan tertentu untuk wanita saat kita menjilat-jilati sisi ini. Dari sana jilatan naik ke paha depan, belakang, dan paling akhir paha sisi dalam. Di sana jilatanku bukan hanya menjalar lempeng tetapi berputar. Dekati lubang kepuasannya, menjauh kembali, dekati kembali, menjauh kembali, dekati kembali, menjauh kembali. Beberapa teman, tidak bakal ada cewek yang tidak ingin tahu saat diberlakukan selembut tersebut.
    Sama dengan Leni, ia sampai menangis karena tidak bisa meredam gairahnya, hingga ia nekad menarik rambutku ke lubang kepuasannya, karena sangat semangatnya sampai daguku kebentur piano yang disetubuhinya. Lidahku menelusuri bibir luar lubang kepuasannya dengan masih tetap halus dan mesra, sebelumnya terakhir kupuaskan dahagaku dan dahaganya dengan menyesap (bukan mengisap lho. Seperti kita jika ingin minum teh yang panas, diseruput). Ucapnya sesudah usai, seruputan itu berasa sangat nikmat, seperti menggunakan vibrator tetapi lebih nikmat karena yang getarkan mulut cowoknya sendiri dan bukan mesin.
    “Aduuhhh.. duuhhhh.. Ndri, kamu apain sich klitorisku? Aduuhhhh Ndri, kembali donk.. sshh nikmat sekali tuch. Sssh Ndri.. Ndri.. Ndriii.. aahhhhhh”. Pada akhirnya Leni orgasme .
    Ia memang sebelumnya tidak pernah berbicara terang-terangan jika ingin orgasme. Ia lebih sukai mengekspresikannya melalui sikap dan kerusuhan seperti barusan tersebut. Menyaksikan muka Leni yang bersimbah keringat, matanya yang tertutup, dan keningnya yang mengerut meredam rasa nikmat yang tetap menimpa otot-otot lubang kepuasannya, hatiku berbahagia karena saya dapat menggembirakan dan memberikan kepuasan nafsu sex pacarku tersayang itu, meskipun saya belum landingkan tangkai kemaluanku ke lubang kepuasannya.
    Memang sampai sekarang saya tidak pernah masukkan tangkai kemaluanku ke lubang kepuasannya karena saya benar-benar menyukainya, dan buatku bercinta yang sebenarnya (bersetubuh) saat pernikahan lebih bermakna dibanding bercinta sekarang ini yang cuma berdasar gairah semata.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Pulang Surprise

    Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Pulang Surprise


    532 views

    “Biasa-biasa saja…”, jawabku.
    “Lu gak katakan ke Rida jika saya pergi mengelana?!”, tanyaku ke Edo.
    Saya cukup kecewa, karena awalnya sudah membuat gagasan supaya Rida tidak mencariku kembali.

    Cersex Terbaru – “Hahahahahaha, ia cinta mati sama lu man…”, Edo ketawa terpingkal-pingkal. Saya kebingungan, apa yang harus saya lakukan? Apa saya harus terima Rida?
    “Telah, kelak saya ceritain, lu mandi saja dahulu, tentu capekkan pulang dari Bali…”.

    Aku juga bawa koperku naik ke lantai 3, kembali lagi ke kamarku untuk mandi dan istirahat sesaat. Saat naik, lantai dua yang adalah tempat servis pijat-pijat, rupanya semua kamar tertutup, tentu ini hari ramai pelanggan, patutan saja di bawah saya cuma bertemu Edo sendiri.

    Lantai 3 hanya ada tante Yully sendiri, saya meminta membikinkan makanan, sekalian menanti aku juga mandi supaya tubuhku fresh. Hari mulai malam, saya mulai mengantuk, sesudah mandi aku juga selekasnya isi perutku, selanjutnya istirahat di kamarku. Karena lelahnya saya melalui perjalanan, aku juga lelap sesaat sampai suara keras menggugahku. Kelihatannya beberapa teman kembali pesta di luaran sana. Suara lagu disco benar-benar keras dan membuat saya tidak bisa tidur.

    Mau tak mau saya bangkit dari tidurku, ku pandangi jam dinding, rupanya jam dua subuh. Ku membuka pintu dan coba menyaksikan ruang kumpul kami. Panorama yang telah tidak asing, beberapa teman sedang pesta sex. Tetapi ini kali sedikit berbeda, kelihatannya ada tambahan anggota.
    Gadis itu membelakangi, hingga saya tidak bisa menyaksikannya secara jelas. Aku juga dekatinya, gadis itu sedang menyepong k0ntol Edo.
    “Rida?…”, begitu terkejutnya saya menyaksikan Rida sedang gabung dalam acara pesta ini.
    Edo lantas tersenyum, Rida tidak mempedulikanku, dia terus menyibuki dianya melumat k0ntol Edo. Kusaksikan sekitaran, Andi sedang menyedoti susu Tyas, dan yang yang lain, Ayu, Widya, Lisa, dan Iskandar sedang asyik menyanyi sekalian berjoget telanjang. Ini kali tidak ramai, entahlah repot apa beberapa teman yang lain. Jika bos Herman sich lumrah, semenjak menikah, dia telah jarang-jarang bermain-main kesini.
    Yang tidak habis kupikir ialah bagaimana Rida dapat ada dalam acara pesta ini. Saya termenung sesaat, sampai mendadak Ayu tarik tanganku supaya bergabung untuk menyanyi bersama-sama. Badan mereka yang bugil sedikit membuat k0ntolku mengeras, aku juga turut di barisan mereka untuk berjoget.
    Sekalian menari nikmati lagu ‘Move Like A Jagger’, Ayu menarik kaos ke atas, seakan ingin saya turut berjoget telanjang . Saya biarkan menelanjangiku, badan atas ku telah telanjang saat Ayu sukses menarik lepas kaos ku. Lantas sekalian menari di depanku, dia coba buka kancing dan resleting celanaku. Celanaku juga selanjutnya sukses diplorotkannya, sampai cuma sisa celana dalamku. Selang beberapa saat juga, Ayu memplorotkan celana dalamku.
    Masih sekalian berjoget, kami terus berangkulan tanpa kenakan pakaian. Badan Ayu tercium benar-benar wangi, dan Iskandar sedang asyik k0ntolnya dikulum berganti-gantian oleh dua gadis, Widya dan Lisa. Kadang-kadang aku juga meremas susu Ayu yang bikin gemas. Style berjogetnya yang sedikit genit, membuat k0ntolku mengeras. Kusaksikan arah Rida, rupanya ia telah ber-WOT dengan Edo. Edo yang duduk di atas sofa dipangkui oleh Rida. Rida terus bergoyang dengan badan membelakangi Edo, terlihat terang disini Rida yang sedang berpangku di paha Edo sedang terangsang berat. Goyangannya cantik membuat susunya tergetaran.
    Sedikit iri saya menyaksikan episode itu, yang mana akulah yang terlebih dulu mengenali Rida. Sedang tidak konsentrasi karena pikirkan Rida, mendadak ku rasa k0ntolku digenggam, kusaksikan ke bawah, rupanya Ayu telah berjongkok untuk mengocak k0ntolku. K0ntolku yang telah tegang kubiarkan Ayu mengocaknya. Justru saya tidak sabar untuk dikulum Ayu, selekasnya saya jambak rambut Ayu dan kutarik sampai mukanya berkenaan k0ntolku. Ayu memahami, dia juga segera membuka mulutnya untuk melumat k0ntolku.
    Posisi Andi sama dengan Edo, seolah tidak ingin kalah, Tyas juga ber-WOT dengan irama yang cepat. Susunya yang putih bergoyang lencang, gadis oriental ini seperti bintang di sini. Cuma Iskandar saja yang sama sepertiku, namun ia dilayani dua gadis sekalian.

    Sedotan Ayu yang cukup professional memang benar-benar menyenangkan, Memaju-mundurkan mulutnya dik0ntolku sekalian kadang-kadang dia meremas buah jakarku, membuat saya benar-benar nikmati kesan sepongan yang cukup lain. Telah entahlah berapakah lagu yang terlintasi, sampai kuluman Ayu cukup menjemukan ku, ingin sekali saya nikmati memeknya, meskipun seringkali dan cukup jemu, tetapi gairah birahiku tidak bisa bohong jika saya benar-benar memerlukan sex. Lantas saya menggerakkan muka Ayu supaya menjauhi k0ntolku. Ku mencari kondok yang selalu saya stock dan ku pasangkan, saya benar-benar sangat takut jika sampai mehamili seorag gadis di sini.
    Ku ambil badan Ayu untuk bergabung di atas sofa, selekasnya ku mengambil posisi supaya Ayu gampang berpangku di pahaku. Perlahan-lahan Ayu naik ke pahaku, lantas meRidang k0ntolku supaya gampang ditujukan ke k0ntolku saat dia akan duduk di pangkuanku.
    “Ah…”, desahan Ayu saat k0ntolku melesap ke memeknya.
    Sekarang ada 3 pasangan yang berlomba-lomba dengan style WOT. Ku saksikan ke Tyas dan Rida, dua gadis ini bagus sekali gairahku, saya justru tidak memikirkan Ayu yang WOT tapi Tyas dan Rida. Yang membuat saya tertarik sama ke-2 nya ialah, Rida ialah gadis paling muda di sini, ‘barang’ yang baru, hingga terlihat lebih ‘fresh’, dan Tyas ialah typeku, gadis oriental, saya benar-benar sangat sukai dengan gadis berkulit putih, terlihat lebih bersih.
    Ingin selekasnya ku mengakhiri pertalian cinta dengan Ayu, supaya bisa antre rasakan kembali sex dengan Rida dan Tyas. Tetapi Ayu terus bergoyang mengocak k0ntolku dengan penuh semangat. Dari belakang saya meremas-remas susunya, rambutnya wangi mengenaiku, hingga sensasiku ialah berfantasi dengan tutup mataku dan memikirkan Tyas lah yany sedang berpangku denganku. Desahan kepuasan kudengar dari mulut Ayu,
    “Ah… ah… ah…”. Acara pesta sex semacam ini kerap kami selenggarakan hampir tiap malam, tetapi ini kali sedikit berlainan, selainnya personel yang tidak komplet, tetapi kami dihibur pendatang baru, yakni Rida. Saya menyengaja mengirit tenagaku, biarkan Ayu yang lebih agresif, supaya saya bisa memiliki sedikit tenaga untuk bercinta dengan Rida dan Tyas.
    Bacaan Seks Ngentot Surprise Saat Pulang Berlibur
    Kusaksikan ke samping, Rida telah ganti posisi, tidak membelakangi Edo kembali, dia ber-WOT secara bertemu, hingga Edo dapat sekalian meremas dan menyedoti susunya. Saya makin terangsang menyaksikan susu fresh Rida yang terus dihisapi Edo, terlihat benar-benar fresh. Mudah-mudahan saja Edo selekasnya akhiri bermainnya hingga saya dapat berganti-gantian. Dan posisi Tyas tetap sama, dia tetap terus semangat mengoyangkan pinggulnya mengocak k0ntol Andi. Yang berlainan ialah Iskandar, dia telah mendoggie Lisa, dengan bibir yang terus bergelut dengan bibir Widya yang berjongkok di sampingnya.
    K0ntolku hangat di saat memek Ayu, karena takut berejakulasi dalam, saya minta Ayu hentikan WOTnya, saya meminta untuk keluarkan di luar. Meskipun memakai kondom, saya masih tetap sedikit berpikiran krisis, takut kecil kemungkinan ada kebocoran pada kondom. Saya benar-benar takut jika harus bertanggung-jawab atas wanita yang tidak betul, memang lumayan egois, itu juga argumen saya tinggalkan Rida.
    Selanjutnya Ayu juga berdiri, dan k0ntolku terlepas dari cengkeraman memeknya, dia lantas berjongkok di depanku, saya buka lebar pahaku supaya Ayu lebih gampang untuk blowjob. Lantas Ayu menarik kondom yang dipasang di k0ntolku, supaya saya lebih ‘merasakan’ enaknya sepongannya.
    K0ntolku dikocaknya, dengan tangan lantas berpindah dengab mulutnya, secara memiliki irama sekalian mainkan buah jakarku membuat saya tidak tahan dan merasa akan selekasnya berejakulasi. Kuluman yang makin cepat membuatku tidak tahan dan pada akhirnya menyemprot spermaku di tenggorokan Ayu, kutahan kepalanya supaya k0ntolku masih tetap meredam lebih dalam di situ. Ayu kelihatan terselak dengan semburan spermaku, lumayan menarik jika k0ntolku berejakulasi dalam, baik di memek ingin juga di mulut.
    Saya istirahat sesaat, sekalian menanti Edo atau Andi yang jemu, sekalian kumpulkan tenaga saya cuma duduk saja. Ayu yang gairah seksnya tinggi terlihat tidak senang, dia mengocak memeknya sendiri dengan jarinya, cewek hyperseks semacam ini benar-benar menjijikkanku. Lantas Widya yang semula cuma berciuman dengan Iskandar lantas mendekati Ayu, dia menolongnya mainkan memeknya, terlihat episode lesbian yang ada seperti pada beberapa film, bahkan juga mereka sama-sama berganti-gantian mainkan memek mereka.
    “Argh!…”, teriak Rida, langsung membuatku terkejut lantas melihat ke arahnya, rupanya Edo menggigit puting susu Rida lumayan kuat.
    “Sorry…”, kata Edo meneruskan kulumannya.
    Kusaksikan posisi Tyas saat ini telah berbeda, dia ditindih oleh Andi, dengan bringas Andi memompanya secara cepat.
    “Uh uh uh…”, desahan Tyas di ikuti getaran badan karena pompaan Andi.
    Posisi Iskandar dan Lisa sama juga, Iskandar menindih Lisa meskipun harus ada di lantai, tetapi semangatnya masih tetap berkobar, sekalian melumat bibir Lisa, Iskandar juga memompakan k0ntolnya di saat memek Lisa. Mereka memakai kondom, karena untuk keamanan, kami jaga citra gadis di sini, mereka sedikit akan kehilangan berlangganan bila sudah melahirkan anak.
    Untuk kami, lebih bagus beberapa gadis ini memakai kondom saat berhubungan seksual, karena cukup menyusahkan jika harus alami beberapa hal tidak diharapkan, kira saja jika harus mengaborsi bayi dalam kandungan mereka.
    Nyaris sejam berakhir, Edo tetap kelihatan kuat memacu Rida, kemungkinan dia konsumsi obat kuat, karena sejauh ini kami mengetahui jika Edo memang seorang hyperseks. Dan Andi dan Iskandar telah istirahat, begitupun beberapa gadis, mereka cuma merokok dan nikmati bir yang ada. Saya menyaksikan Tyas yang sedang lowong juga selekasnya mendatanginya. Tyas kelihatan sedikit lelah, rambutnya sedikit berantakan, tetapi saya tidak ingin tahu, kutarik tangannya supaya dia berdiri dan menjauhi dari segerombolan orang yang sedang nge-bir tersebut.
    “Layani saya donk Yas…”, pintaku, lantas selekasnya aku juga ambil kondom baru untuk digunakan.
    Saya tahu Tyas sedikit lelah, menjadi saya rebahkan dia di atas sofa, dia terduduk menyandarkan, saya berdiri di depannya lantas buka lebar selangkangannya. Ku tujukan ‘rudal’ ku ke sasaran targetku. ‘Bleps’, suara yang kedengar saat k0ntolku menancap sampai ke, full, di memeknya yang sedikit basah. Tyas lantas menyimpankan matanya dan berdesah,
    “Ah…”, dia terlihat lelah.
    Mukanya yang elok membuat saya benar-benar terangsang, sekalian memacunya aku juga melumat bibir cantiknya. Jika saja nasibnya bagus, mungkin Tyas telah jadi seorang aktris, muka dan badannya benar-benar memberikan dukungan sekali, bahkan juga lebih elok dari Sandra Dewi sekali juga. Badannya wangi, kuciumi pipinya yang putih tetapi sedikit merah merona, lantas kuciumi lehernya yang sedikit jangkung, “Wangi…”, sampai hingga ke susu nya yang bukat montok. Putingnya yang masih tetap sedikit kecil dan merah muda itu kulumat mati-matian.
    Masih memacunya, berasa air bertebaran, karena gadis oriental memang mempunyai sedikit keunikan, yakni ‘becek’.
    “Ah… Capek….”, desahan Tyas yang benar-benar tidak kugubris. Terus ku pacu tanpa ampun, sekalian menyaksikan ke Rida yang tetap dipacu oleh Edo.
    Saya sedikit tamak, maunya pengin segera menuntaskan ini lantas beralih ke Rida.
    Beberapa saat memacu Tyas, pada akhirnya ku saksikan Edo bangun, dia kelihatannya telah menuntaskan bermainnya. Kusaksikan Tyas juga telah lelah, dia tertidur dalam pacuanku, aku juga menarik keluar k0ntolku lantas berpindah dekati Rida.
    “Tamak sekali kau Man…”, kata Edo sekalian melepas kondomnya.
    “Hehehe, menumpahkan rasa rindu…”, jawabku. Lantas Edo juga bergabung untuk nge-bir sekalian kumpulkan tenaga kembali.
    Itil V3
    Rida terlihat juga tidak sadar diri, dia juga pasti kelelahan. Tindakan awalnya saya cuma nikmati susunya saja, kurang memberikan kepuasan jika Rida pada kondisi tertidur. Tetapi bolehkah buat, dia tentu benar-benar lelah dipacu Edo tiada henti sejak dari barusan. Buah dadanya terlihat fresh, tidak demikian besar hingga membuat daya khayalanku lumayan kuat memikirkan jika Rida masih duduk di kursi SMA. Ku remas-remas dadanya lantas kusedot kuat puting susunya, kumainkan juga dengan lidahku.
    Saya ingat lagi saat pertama saya mengenalinya, awalannya kupikir Rida ialah cewek baik, sesudah mengenalinya di Facebook, kami juga makin dekat, dan lakukan hubungan seks. Awalannya saya cuma mengetest, rupanya Rida serius untuk melayaniku, karena itu lah saya memendam hatiku supaya tidak jatuh hati. Saya tidak ingin memiliki pasangan yang menekuni di sektor semacam ini, aku juga kabur sejumlah minggu ke Bali, entahlah bagaimana Rida justru dapat gabung di sini, pesta sex saat ini.
    Kelak sajalah jika sebelumnya sempat baru bertanya ke Edo, malam hari ini agar saya menikmatinya dahulu. Lagian karena Rida telah ditiduri Edo, setdknya saya punyai argumen untuk tidak membangun jalinan selanjutnya.
    Sesudah senang menyedoti susu nya yang fresh, saya mulai arahkan k0ntolku ke memek Rida. Dia tetap lelap karena kelelahan, tidak sedikitpun bergerak untuk menampik, hingga secara gampang saya membobol memeknya yang basah dengan beberapa sisa air kepuasan memek Rida yang bahkan juga bercucur keluar membasahi sekitaran pahanya. Selangkangannya kubuka, kakinya ku angkat ke atas hingga saya gampang memacunya. Masih sempit dan legit seperti awalnya berjumpa, Rida yang masih hijau ini cukup memberi kesan untuk tingkatkan gairah birahiku.
    Edo telah kembali fresh, dia sekarang sedang memacu Tyas yang sedang lelap, dan Iskandar sedang memacu Ayu dengan style doggie. Hmm, kelihatannya itu model kesukaannya Iskandar, hahaha. Andi, Lisa dan Widya menari-nari di muka tv, ini kali lagu Melinda “Cinta Satu Malam” yang sedang memengaruhi pikiran mereka untuk berjoget.
    Jogetan mereka kelihatan lain, kelihatannya mereka mabok karena minuman keras yang mereka minum.
    Ku goyangkan bokongku mundur-maju hingga k0ntolku masuk keluar di memek Rida. Sekalian meremas-remas payudaranya, saya menciumi bibirnya. Rida belum juga sadar diri, badannya tidak memiliki daya, cuma bergoyang meng ikuti pompaan ku yang makin lama makin cepat.
    Ku tampar-tampar pipinya supaya Rida dapat sadar, tetapi capek sudah menyusupinya, matanya terbuka sesaat saja, lantas tutup lagi. Pipinya memeras karena pukulanku, sebentar-bentar cuma dengar suara desahan kecil,
    Bahkan juga saya menarik-narik putingnya supaya Rida dapat terjaga, tetapi percuma usahaku. Hingga saya berserah untuk menidurinya pada kondisi sadar, saya memacunya dengan kondisi Rida yang 1/2 sadar.
    Sampai beberapa saat berakhir sejak acara pesta, aku juga sedikit lelah. Saat senang meniduri Rida, kutarik k0ntolku, ku membuka kondom yang membuat perlindungan k0ntolku, dan ku kocokkan k0ntolku sampai spermaku muncrat di muka Rida. Kemudian aku juga kembali lagi ke kamar untuk istirahat, tetapi Edo, Andi dan Iskandar belum senang benar-benar nikmati ke-5 gadis tersebut. Mereka tetap memacu gadis-gadis yang telah tidak sadar diri tersebut.
    Saya istirahat lagi untuk mengembalikan stamina, esok saya harus kembali bekerja seperti sebelumnya. Upayanya ini cuma saya dan Edo saja yang semakin banyak menekuni, dan yang yang lain telah repot dengan kegiatan mereka sendiri. Apalagi semenjak Herman menikah, dia jarang-jarang kesini untuk membantu jaga usaha ini, hingga saya dan Edo yang lebih harus berusaha keras supaya usaha ini tidak gulung alas.

  • Cerita Sex Dewasa ngentot Dengan Adit Bocah Yang Lugu

    Cerita Sex Dewasa ngentot Dengan Adit Bocah Yang Lugu


    531 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Sabtu siang itu sehabis pulang sekolah, Adit telah repot mengganti pakaian. Anak SMP itu ingin selekasnya pergi bermain games diwarnet langganannya. Sesudah usai menggunakan kaos dan Celana pendeknya, Adit baru sadar, uang kantongnya telah habis, dengan uang simpanannya, anak SMP itu hampir setiap hari bermain permainan online dan surfing internet diwarnet. Adit selekasnya mendekati ayahnya yang terlihat siap-siap untuk keluar,
    “Yah, meminta uang donk”,
    “Baru dateng dah meminta uang, ingin buat bermain tentu ya? sudah bermain yang tidak membayar saja”,
    “Yah, kelak belikan computer donk, agar saya dapat bermain games di rumah”,
    “Aduh Adit, untuk apa sich, habiskan uang saja”,
    “tetapi yah… saya ingin ngegame”,
    “ya bermain di luar kan dapat”,

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung
    Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung
    “kelak kan bayar yah jika bermain di luar”,
    “Aduh, dasar kamu, singgah ke kontrakannya mbak Sari sana, pinjem leptopnya”,
    “Aduh, malu yah”,
    “Terserah kamu Dit, yang mau bermain kamu” Ayahnya itu lantas pergi keluar.
    Adit kebingungan harus bagaimana, Anjuran dari ayahnya barusan tidak salah, tetapi dia tahu tentu netbooknya seorang cewek itu tidak ada gamenya, dan Adit malu untuk menjumpai mbak Sari, Tetangganya yang elok tersebut.
    Adit sebelumnya sempat berpikir di dalam tempat tinggalnya, tetapi tidak lama dia memutuskan untuk bertandang sesaat kerumah tetangganya tersebut.

    Sesampainya di rumah tetangganya itu Adit sebelumnya sempat kebingungan, ingin bicara seperti apakah. Belum dia coba mengetok pintu, pintu tersebut terbuka dan secara langsung seorang menegur Adit,
    “Hey Adit, ada apakah? “, Adit terkejut bersatu terpana, menyaksikan 2 orang cewek elok dimukanya, yakni mbak Sari dan mbak Rahma.

    Rumah kontrak itu ditempati dua mahasiswi elok tersebut. Dimuka mata Adit itu terdapat dua orang mahasiswi super elok, yang satu memiliki rambut panjang, dan satu kembali rambutnya sedikit pendek, tetapi yang anak SMP itu tahu ialah Sari dan Rahma benar-benar elok dan memesona, kulitnya putih dan badannya benar-benar stylish seperti mode.
    “mm… tidak papah mbak, hehe”,
    “lah, terus kok diem dimuka? Eh, Sar saya pergi dahulu”,
    “Iya ma, ati ati” sang elok Rahma tau-tau pergi tinggalkan Sari dan Adit.
    “M…mbak Sari, itu mbak Rahma ingin ke mana?”,
    “Pulang daerah ia, eh Adit barusan ingin ngapain?” Adit kebingungan kembali, bagaimana dia dapat bicara dimuka wanita secantik Sari.

    Mahasiswi itu menggunakan tanktop hitam dan celana pendek, badan mulusnya membuat Adit kebingungan, buah dada montoknya tidak salah membuat Adit canggung.
    “m… anu mbak, sebenernya… saya ingin pinjem leptopnya mbak Sari…”,
    “Oh, ingin untuk apa dek?”,
    “m… tidak menjadi dech mbak” Adit kembali lantas coba tinggalkan Sari.
    “loh, hey tidak perlu malu, untuk apa Adit?” Sari langsung tangkap tangan kiri Adit. langsung Adit dapat rasakan lembutnya tangan Sari tersebut.
    Adit pada akhirnya kembali dan memulai berbicara.
    “Anu mbak… ingin buat bermain game… hehe…”,
    “Ealah… haha, jika ingin pinjem tidak papah kok”,
    “b..betulan mbak?”,
    “Iya, sini dech masuk dahulu” Adit pada akhirnya dibawa masuk kerumah tersebut.
    Di dalam rumah, Adit duduk dahulu di ruang depan, sedang Sari telah masuk ke. Adit menyaksikan rumah itu memang lumayan kecil, telah pasnya ditempati 2 orang saja.
    “Adit… Sini deh…” Adit kebingungan kembali, dia harus menjumpai mahasiswi elok itu dikamarnya.
    Adit selanjutnya ke arah kamar itu, dan kelihatan Sari telah ada di atas kasur sekalian bawa netbooknya.
    “mm… bagaimana mbak?”,
    “Sini dech, kamu mau bermain games apa?” Adit masih repot menyaksikan paha mulus Sari di atas kasur tersebut.
    “eh, mm… adanya… tidak apa mbak?”,
    “tidak tahu dek, umumnya yang bermain itu sang Rahma” Adit pada akhirnya membulatkan tekad untuk merapat, Adit duduk disamping Sari, Sari lantas memberi netbook itu, dan sekarang mulai diutak atik oleh Adit.
    Adit bingung, desktop leptop Sari itu kebanyakan shortcut, nyaris penuh satu monitor.
    “W..wah, banyak benar shortcutnya mbak, sampai penuh monitornya”,
    “hehe, tidak tahu Dit, malas mengurusnya, haha” Adit menyaksikan senyuman cantik Sari, membuat Adit menetes.
    “hmm, ada banyak games ini mbak, tetapi umumnya yang lain beberapa program tidak terang”,
    “ooh, dapat benerin tidak Dit? yang tidak penting hapusin dech”,
    “loh, kan saya tidak tahu yang mana yang tidak penting mbak”,
    “coba saja dech, yang bukan buat ngetik atau ngegame hapusin saja”,
    “oh, iya dech, saya coba mbak”,
    “hehe, siip, bentar saya keluar dahulu”,
    “oh, oke mbak” Sari lantas tinggalkan Adit, mahasiswi elok itu keluar rumah, kelihatannya pergi untuk beli suatu hal.sebuah hal.
    Adit mulai mengutak atik leptop itu, hapus sejumlah program yang tidak begitu penting, walau dia tidak tahu apa itu betul-betul tidak dipakai.
    Adit sebelumnya sempat menyaksikan saksikan seisi kamar Sari tersebut. banyak baju bersebaran tidak diatur, digantung sampai ada yang didiamkan di atas kasur dan dilantai. Adit tau-tau terkejut, menyaksikan ada BH didekat kasur itu, Adit menyaksikan kekanan kekiri, tahu tidak ada orang, dia merapat dan ambil BH tersebut. Adit hatinya berdebar, menyaksikan ukuran BH itu lumayan besar, lantas Adit mencium harum benda itu, benar-benar harum.
    “Dit, sudah belum?” Adit terkejut 1/2 mati, suara Sari kedengar sesudah masuk dari pintu, Langsung BH yang dia pegang itu dilempar kesudut kamar, Adit mengambil langsung posisi kembali sekalian mengutak atik leptop.
    Kemudian Sari telah tiba kekamar sekalian bawa barang-barang dalam tas.
    “ud..sudah saya benerin sedikit mbak”,
    “mm… bagus dech Dit…” Sari selanjutnya pergi keluar kamar kembali, Adit mengembuskan napasnya, sambil lega tidak kedapatan.
    Beberapa saat itu Adit tetap mengutak atik Leptop, selanjutnya kedengar suara Sari di luar kamar,
    “Adit… ingin minum apa?”,
    “Aduh, tidak perlu mbak, menjadi ngerepotin…”,
    “ingin susu tidak Dit?” Adit tau-tau tersentak dengar kata susu, fikirannya masih tidak konsentrasi.
    “Dit? ingin tidak?”,
    “m..mm..ingin dech mbak” Adit berusaha berpikir positif, dan menghindar dari pikiran kotornya.
    Sesaat selanjutnya Sari tiba bawa satu gelas susu, dan diberikan ke Adit.
    “ini Dit…”
    Adit melihat, bukan menyaksikan gelas, tetapi langsung menyaksikan mengarah buah dada montok punya Sari tersebut.
    “Eh…mm.. terima kasih mbak”
    gelas itu dicapai tangan Adit, tanpa sangsi langsung dia minum susu di dalam gelas itu, slruup, betul saja itu susu biasa.
    “Bagaimana Dit?”,
    “mm… manis mbak, segar”,
    “bukan susunya, bagaimana leptopnya itu?”,
    “Eh, hehe, sudah mendingan mbak, nih simak”,
    “Wah, sudah bersih monitornya, terima kasih Adit…”
    Adit menyaksikan lagi senyuman diwajah Sari, Adit sebetulnya tinggal hapus sejumlah File yang tanpa menyengaja dibikin, atau sejumlah file tidak penting, tetapi yang dia dapat senyuman cantik dan susu manis.
    “Hehe, iya mbak”,
    “Sudah, kamu bermain games situ, saya simak”

    Sari selanjutnya berbaring disamping Adit, sekalian menyaksikan anak SMP itu mulai bermain sebuah games.
    Adit tahu yang dia mainkan itu bukan games yang dia tujuan, tetapi mana ingin dia menyianyiakan waktu bermain sekalian ditemani seorang bidadari. Games yang dia mainkan memang lumayan familier untuk semua kelompok, gampang buat dimainkan. Kadang-kadang dia melihat mengarah Sari, mahasiswi itu kadang-kadang repot memakai handphonenya, kadang-kadang menyaksikan Adit bermain.
    Adit tetap tertarik, untuk ketahui apa betul buah dada montok punya Sari itu betul-betul besar sesuai BH yang dia dapatkan barusan.
    “Dit, mati tuch, ngelamun saja”,
    “Eh, aduh … haha, dapat dilanjutin kok mbak”,
    “sini dech Dit, saya yang bermain coba” Netbook tersebut lantas diambil oleh Sari.
    Adit sebelumnya sempat terkejut, dia merasa ada benda kenyal sentuh pahanya, betul saja, saat Sari ambil leptop dimuka Adit yang duduk itu, buah dada montok Sari menyenggol paha Adit. anak SMP itu sebelumnya sempat tergetar hatinya. Sekarang Sari kelihatan mulai repot bermain, Adit menjadi tidak ingin bermain.
    “Susah ya Dit”,
    “ah, tidak kok mbak, nanti terlatih”
    Sari meneruskan bermain, Adit sekarang duduk disamping mahasiswi itu sekalian repot memerhatikan badan mulus yang montok tersebut.
    Adit sebelumnya sempat melihat mengarah jam, rupanya telah jam 4, anak SMP itu mau tidak mau harus pulang dahulu, dia sebetulnya ingin dikamar hanya itu temani Sari yang elok.
    “mm…mbak Sari, saya pulang dahulu ya”,
    “loh, kok pulang?”,
    “sudah sore, m… kelak saya ke sini kembali dech”,
    “ooh, iya dech, saya nantikan loh kelak, hehe”,
    “i..iya mbak, hehe” Adit selanjutnya dengan sedih tinggalkan rumah kontrak itu, dan pulang kerumahnya.
    Sesampainya dirumahnya itu, Adit masih tidak dapat stop pikirkan Sari yang memesona itu, Adit menjadi tertarik sama wanita yang lebih biasa darinya tersebut.
    “Hey, darimanakah kamu?”,
    “eh, mm… anu yah, barusan bermain games dileptopnya mbak Sari” rupanya ayahnya itu telah pulang lebih dulu,
    “tuch, kan, ada yang gratis, mengapa harus mencari yang bayar”,
    “hehe, iya yah”,
    “sudah, sana kamu mandi, ada PR tidak?”,
    “ada yah, ya sudah saya mandi dahulu kelak ngerjain prnya”
    Adit selanjutnya pergi mandi. sedang mandi juga dia tetap pikirkan Sari, benar-benar dia menjadi menyenangi mahasiswi tersebut.
    Sesudah mandi, dia kenakan pakaian kembali, lantas mulai kerjakan PRnya.
    Sampai jam 7, Adit tetap tidak sanggup menuntaskan PRnya itu, entahlah karena tidak tahu, atau karena pikirkan Sari.
    “Aduuh, huh”,
    “Knapa Dit?”,
    “sulit yah PRnya”,
    “kamu umumnya bermain games sich”
    dengar games, Adit terpikir, dia barusan janji untuk kembali kekontrakan Sari, “yah, saya ketempatnya mbak Sari ya”,
    “Loh, mau bermain games kembali ya, itu PRnya dituntaskan dahulu”,
    “i…ndak yah, ingin meminta tolong ngerjain PR”,
    “nach,jika itu bisa, ya telah sana…”.
    Adit selanjutnya bawa PRnya itu ke arah tempat kontrak Sari tersebut.
    Sesampainya disitu, Sekarang Adit tidak sangsi untuk mengetok pintu, dan disongsong lagi oleh Sari.
    “Eh, Adit, mau bermain kembali ya?”,
    “i…ndak mbak, meminta tolong ngerjain PR ku dong…”,
    “ooh, bisa, yok masuk”
    Adit selanjutnya masuk, dan selekasnya dia sekarang dengan suka kerjakan PRnya, dengan kontribusi bidadari secantik Sari. tidak lama PRnya itu telah usai,
    “Sudah ini mbak, yeey..”, “hehe, sip dech”,
    “mm…mbak Sari, leptopnya telah dimatiin?”,
    “oh ya, itu tetap dikamar, barusan kamu tinggal saya yang bermain hehe”,
    “ooh, kalau… saya lanjut bermain tidak papah kan mbak?”,
    “tidak papah kok, mari dech kekamar” Adit selanjutnya lagi kekamar itu bersama Sari.
    Adit duduk langsung dikasur dan memulai bermain netbook.
    “wah, sudah jauh mbak”,
    “iya, saya sich asal saja bermainnya, hehe, Adit, saya tinggal mandi dahulu ya…”
    Dengar kata mandi, Adit langsung melihat mengarah Sari, dan Anak SMP itu langsung takjub,Sari repot buka bajunya!
    Sari perlahan-lahan buka tanktopnya, pergerakannya membuat Adit kagum. Adit tidak sanggup meredam kebahagiaannya, saat menyaksikan mahasiswi elok itu melepaskan BHnya. Walau kelihatan dari belakang saja, Adit sangat senang. Selanjutnya diikuti Sari melepaskan celana pendeknya, dan sisa celana dalamnya saja.
    Sari lantas ambil handuk, dan pergi keluar kamar ke arah kamar mandi.
    Bacaan Seks Dewasa Adit Bocah Yang Untung
    Adit riang sendiri, dia benar-benar suka dapat menyaksikan seorang wanita secantik Sari melepaskan bajunya. Sesudah dengar gemericik air dari kamar mandi, Adit mengambil langsung BH yang digunakan Sari barusan, dan langsung anak SMP itu yakin, besar buah dada Sari sama sesuai BH yang dia dapatkan tadi siang. Harum yang sama, dan ukuran yang besar, membuat Adit tau-tau menjadi terangsang, k0ntol anak SMP itu berdiri dicelananya.
    Adit masih bimbang sendiri, dia tidak sanggup sembunyikan gairahnya. Anak SMP itu melemparkan BH itu, selanjutnya ambil lagi leptop punya Sari, dan buka folder folder individu punya Sari. Adit terpana kembali, melihati photo foto Sari yang demikian memesona dan bikin gemas, buah dada montok punya Sari menjadi pujaannya sekarang ini.
    “huuh, segernyaa…”
    Adit terkejut 1/2 mati, rupanya Sari telah usai mandi, anak SMP itu secara cepat tutup semua yang barusan dia membuka, lantas berpura pura meneruskan gamenya.
    Adit selanjutnya melihat ke Sari, dan kembali lagi dia terpana, menyaksikan badan mulus Sari itu mengkilau sesudah mandi. handuk yang digunakannya cuma tutup buah dada sampai beberapa pahanya saja. narasi seks
    “m…udah usai mbak mandinya?”,
    “sudah Dit, eh ke mana itu barusan?”
    Sari terlihat kebingungan cari BHnya barusan, yang rupanya membuat Adit terkejut, karena barusan telah dia lempar kesudut lain kamar tersebut. Adit langsung diam dan lanjut bermain games.
    Sesudah cari, Sari temukan BHnya itu ada disudut kasur yang lain, selekasnya dia mengambil, sekalian dia tersenyum lebar.
    “naah, inilah, kok dapat sampai sini ya?”,
    Adit menjadi kebingungan, dia takut dimarahin oleh Sari.
    Sari lantas dekati Adit yang sedang main itu,
    “serius sekali bermainnya Dit?”
    Suara Sari terlihat dipelankan, membuat Adit semakin kebingungan.
    “eh..mm… kembali hebat mbak…”,
    “ooh, hebat ya…”
    Sari lantas berdiri, dan melepaskan handuknya, buah dadanya itu sekarang terjuntai bebas.
    Adit melihat, dan tidak dapat sembunyikan senyumannya, menyaksikan buah dada montok Sari itu, puting merah muda punya Sari yang membuat k0ntolnya berdenyut.
    “Tuch, Ajakan mana sama liatin saya?”
    Adit langsung merasa malu, dia menunduk,
    “m..maaf mbak”,
    “BH ku barusan kamu apain hayo?”,
    “n..tidak kok mbak”,
    “kok dapat sampai sana?”,
    “n… itu…”
    Adit masih bimbang. Sari lantas menghadapkan Adit kearahnya, lantas mengusung kepalanya yang menunduk tersebut.
    “katakan saja Dit, kenapa…” A
    dit kebingungan bersatu campur, benar-benar dia tidak pernah menyaksikan seorang wanita elok tanpa menggunakan pakaian.
    “mm… Adit ingin tahu mbak..”,
    “ingin tahu?”,
    “iya, kok… BHnya mbak Sari besar sekali”,
    “iya iya lah Dit… kan buah dada ku besar ”
    dengar Sari mengucapkan buah dada, Adit salah menelan ludahnya.
    “ya… terus… ada yang lain kembali sich…”,
    “apalagi Dit?”, “mm… barusan.. kan mbak Sari memberi saya susu..”,
    “iya, terus?”,
    “saya anggap itu susunya mbak Sari…”,
    “ya tidak lah Dit…”,
    “mm… bukannya… susu itu…”,
    “kan saya belum menyusui, mana dapat hasilkan air susu…”,
    Adit sebetulnya kebingungan, mengapa dia menanyakan dan mengucapkan kata-kata tersebut.
    “ooh, tapi… kan punyai mbak Sari besar buah dadanya…”,
    “ya belum juga dasarnya Dit…”
    Adit sebetulnya tahu, memang itu bukan susu dari buah dada Sari.
    “mm.. begitu ya, ya maaf mbak”,
    Sari sebelumnya sempat tersenyum menyaksikan Adit yang merasa bersalah,
    “ya sudah, jika tidak yakin, sini deh…”
    Sari tau-tau ambil tangan Adit, lantas ditempelkan dibuah dada montoknya.
    Saat itu juga Adit terkejut bersatu suka, rasakan kenyal dan lembutnya buah dada Sari tersebut.
    “coba digenggam, tentu tidak ada yang keluar…”
    Adit membulatkan tekad, dia mulai mengelus elus buah dada montok punya Sari itu, sekalian menyaksikan muka elok mahasiswi itu,
    Itil V3
    “mm… belum keluar mengapa mbak?”,
    “ya kan belum nikah Dit, jadi…ahhn”
    Sari mendesah, saat Rupanya Adit telah repot meremas buah dada montoknya itu dengan tangan tangannya.
    Sari sebetulnya ingin hentikan tangan Adit, tetapi menyaksikan anak SMP itu benar-benar serius, dia biarkan. Adit repot mengelus dan meremas 2 buah dada montok punya Sari itu, sekalian rasakan kesan hebat yang baru pertama dia rasa tersebut.
    “mmf… sudah Dit, tidak keluar kan?”
    Adit menjadi yakin ini peluang emasnya untuk nikmati buah dada montok itu, Adit saat itu juga melejitkan tangannya keputing kiri punya Sari, lantas benda yang mulai mengeras itu dia tekan pencet dan diputar putar.
    “aaahn…Dit…itu..oohf”
    Adit benar-benar suka dengar desahan yang dibikin oleh Sari, Adit mulai berani, dia lantas menyantap puting kanan Sari itu dengan mulutnya. Lidahnya selekasnya bergerak nakal, menjilat-jilati puting itu, entahlah darimanakah Adit dapat tirukan episode sex yang sebelumnya pernah dia saksikan diinternet.
    “aaahn… geli Dit…auuh” sekalian meremas buah dada montok itu Adit sekarang asyik mencicip puting kenyal punya Sari. entahlah mengapa Sari biarkan Adit, dan turut rasakan kesan nikmat yang diakibatkan oleh tingkah anak SMP tersebut.
    “mm…cup..mm..cup…mm”
    dengan nakal Adit memilin dan menciumi puting merah muda punya Sari tersebut.
    “Aaahn..ah..oh.. ssh”
    Sari ikut-ikutan terangsang, mahasiswi elok itu mengusung tangannya, lantas tangannya itu disilangkan, Adit menjadi merasa seperti disuruh untuk memberikan kepuasan Sari, Adit lantas merubuhkan badan Sari kekasur,
    “aah… Adit.. mmf”
    Kembali baris terus melahap buah dada montok itu, dia telah lupa bagaimana bermain games, karena yang dia mainkan saat ini benar-benar lebih nikmat.
    Sari terlihat geleng geleng, sekalian rasakan buah dadanya itu diremas dan digraygi oleh Adit. Adit sekarang ada pas di atas badan Sari yang cuma menggunakan celana dalam saja tersebut. Adit repot terus meremas buah dada Sari, kadang-kadang dia menyaksikan muka Sari yang memeras itu, lantas Adit menyaksikan ketiak Sari, tanpa sangsi dia merapat dan menjilat-jilatinya.
    “Aaahn…ouh, geli sekali Dit, mmmf”,
    “mm…wangi sekali badan mbak Sari”,
    “aahn..mmf..ssh..oh”
    Sari sadar, ada benda keras yang berdenyut yang ada pas di atas celana dalamnya tersebut.
    “aahn.. Dit, berhenti…” Sari hentikan Adit, dia menggerakkan anak SMP tersebut.
    “aahmm… m..maaf mbak, saya menjadi keasyikan sendiri”,
    “huuh, kamu itu, pintar sekali sich”,
    “Eh, mbak, loh…kok”
    Sari tau-tau dekati Adit dan buka celananya, k0ntol tegaknya itu sekarang telah ada digenggaman tangan Sari yang mulus tersebut.
    “Karena kamu sudah nakal, saya kasih hukuman…uufhmm”,
    “aduh, mbak, oooh”
    Adit mendangak kan kepalanya keatas, saat dia rasakan mulut Sari telah mengulum k0ntolnya, tangkai k0ntolnya yang tegak itu dikocak tangan Sari.
    “mm…mm…cup..mm..slruup..mm”,
    “ah.. mbak, tersebut..ooh”
    Adit tidak dapat meredam kepuasan hebat itu, tidak pernah dia membaygkan k0ntolnya akan dioral oleh wanita secantik Sari tersebut.
    Adit rasakan cairan yang ada pada k0ntolnya itu sekarang dihisap oleh Sari, kesan hebat itu membuat benar-benar suka. beberapa saat saja, Adit sudah tidak kuasa meredam kepuasan itu,
    Croot croot crooot, Adit menyembur spermanya isi melulu Sari tersebut.
    “uufgh..gleeg…uhuk..mmmf”
    Sari stop memproses k0ntol Adit, mahasiswi itu repot menelan sperma Adit dimulutnya, bersihkan mukanya.
    “aduh..m…maaf mbak Sari…”,
    “Kamu ini Dit, cocok sekali dateng cocok saya sendiri…”, “memang mengapa mbak?”,
    “mari kita bermain games yang hebat saja Dit”,
    “mm..bermain apa mbak?”
    Sari tau-tau buka ke-2 pahanya, lantas melepaskan celana dalamnya, memek basahnya itu tidak salah membuat Adit melotot, bulu bulu lembut di atas lubang itu membuat Adit semakin kagum, Sekarang bidadari dimukanya itu seperti meminta untuk ditiduri.
    “loh, m..mbak Sari, itu…”,
    “Sini Dit, bermain dengan aku, menggantiin kekasihku yang kembali pulang daerah “,
    “loh, tetapi mbak, kan…”,
    “sudah sini, bersihkan memekku, tentukan mana bersihkan memeku, atau bermain games?”,
    “saya, saya mau…mmmf!”
    Adit langsung melejit dan tempelkan kepalanya antara ke-2 paha Sari, dan selekasnya lidahnya itu menjulur keluar dan memulai bergerak menelusuri sisi paling luar memek Sari.
    “Aaahn… begitu dong…ouh…”
    Adit mengganas sendiri, lidahnya bergerak gesit mencicip basahnya memek Sari tersebut. , berbau harum badan Sari membuat Adit semakin terangsang.
    Mulutnya itu lantas semakin dekat tutup memek Sari, dan Adit dengan nakal mengisap hirup memek tersebut.
    “mm..slruup..mm…mm..”
    lidahnya masih tetap bergera gerak, dia tahu cairan yang dia rasa itu cukup aneh rasanya, tetapi begitu nikmat.
    “aaahn…Adit.. wow..ouh”
    Sari benar-benar terangsang, mahasiswi itu telah lama tidak rasakan memeknya dioral lelaki.
    Mahasiswi itu meremas buah dadanya sendiri, sekalian rasakan kesan nikmat dari geliat lidah Adit dimemeknya.
    “aahn…ssh..ouh… Aaahn, sudah Dit..”
    Sari hentikan Adit, dengan mengusung kepala anak SMP itu, lantas Adit itu ditumbangkan kekasur.
    “eeh, mbak Sari…”
    Adit menyaksikan Sari merayap perlahan-lahan di atas badannya itu, buah dadanya berayun dimukanya, k0ntol tegak Adit itu rupanya sekarang digenggam Sari.
    “saya pintar bermain loh, ini saya buktiin, cewek pintar bermain…ouh”
    Adit tidak dapat meredam kegembiraanya, meliha Sari sedang buka selangkangannya, lantas memeknya yang terbuka itu di turunkan, lantas ditempelkan diperut Adit.
    Sari mulai menggesek gesek perut anak SMP itu dengan selangkangan basahnya, air dari lubang itu membasahi perut Adit.
    “Aaahn..ouh..” Adit tetap diam, nikmati senasi itu, tidak lama Sari beralih, berdiri pas di atas k0ntol Adit, dan selekasnya benda tumpul punya Adit itu segera masuk kelubang kepuasan, sleeb, K0ntol anak SMP itu isi memek Sari. “mbak Sari…oooh”,
    “aahn…meski masih SMP, punyamu besar ya Dit…aouh.oh” Sari termenung, Memeknya sekarang telah berjumpa dengan k0ntol Adit, renyut renyut kepuasan itu sekarang sedang mereka bedua cicipi.
    Adit melihat muka Sari, terlihat seperti benar-benar semangat.
    “m..mbak Sari, kayaknya… sukai sekali beginian…”, “ouh… iya Dit, mmf… aaahn” Sari mulai bergerak, sekarang badan Sari mulai berayun turun naik, k0ntol Adit tidak pakai repot ribet untuk nikmati memek basah tersebut.
    “Auh, sedap sekali mbak..”,
    “oooh..ssh…aahn” Sari semakin asyik melonjak lompat di atas Adit.
    Adit tidak ingin diam saja, dia capai buah dada montok Sari, dan memulai dia remas remas kembali.
    “aahn… begitu Dit, terusin…ouh”
    Adit benar-benar rasakan kepuasan yang tidak ada dua, k0ntolnya asyik berlaga, tangannya asyik nikmati buah dada montok itu, benar-benar Adit tidak pernah menduga dapat bersetubuh dengan Sari yang elok yang montok tersebut.
    “Aahn…eenngh…Adit..ooh”

    Pinggul Sari itu bergerak dengan asyik, k0ntol Adit itu menjadi masuk keluar dengan asyik mengobok obok memek Sari yang elok tersebut.
    suara desahan Sari memang hebat menarik, tetapi suara hasil tubrukan k0ntol Adit dan memek Sari menyemarakkan situasi sex dikamar tersebut. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Sekarang menit untuk menit Adit dan Sari repot memberikan kepuasan keinginan sex mereka, bersetubuh bersama dikamar itu dengan asyiknya.
    “m..mbak Sari, saya tidak kuat, aduh”
    Sari lantas mengusung pinggulnya, melepaskan k0ntol Adit dari memeknya, lantas mahasiswi itu duduk dan menggesek perut Adit kembali.
    “Keluarin Dit, mari ayo, hmm…ooh”
    Croot crooot crooot Sperma punya Adit itu menyemburkan keluar, muncrat membasahi punggung Sari dan mengucur kebawah. Kemudian Sari mencium Adit, mahasiswi itu bingung, rupanya nikmat bersetubuh dengan anak SMP.
    “cup…. hehe, terima kasih Adit, asyik dech..”,
    “i..iya mbak, terima kasih juga…”,
    “hehe, sudah cepat kamu bersih bersih terus pulang, sudah malem loh”,
    “oh, i..iya mbak”
    Adit lantas selekasnya menggunakan celananya kembali, dan membereskan dianya, lantas mohon pamit pada Sari.
    “mbak Sari, saya pulang dahulu..”,
    “Iya, eh Dit, m… esok ke sini ya?” Sari mengedipkan mata kirinya sambil membujuk Adit,
    “i..iya mbak, siap, hehe”
    Adit lantas selekasnya pulang, dia benar-benar suka, telah senang bersetubuh dengan Sari yang benar-benar memesona tersebut.

  • Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih

    Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih


    514 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Sdh tiga tahun ini saya, Indra (21) pacaran dgn seorang wanita elok, tinggi, putih bersih, seimbang yang sdh saya peroleh hatinya sejak kami duduk dibangku SMA. Ia ialah Yulia (19), wanita yang sdh saya luluhkan hatinya untuk isi ruangan hatiku. Sdh tiga tahun ini kami lalui semua sukai atau duka, orangtua Yulia juga telah mengenalku dgn baik.
    tiga tahun ini saya jalaninya dgn bersama tidak ada yang terlwatkan. Tp saya tetap rasakan ada yang kurang, saya ingin jalinan ini mengambil langkah ke cara selanjutnya, seperti yang dilaksanakan beberapa orang lain waktu pacaran.
    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    “yank, jalan yok..” ajakku,
    “jalan ke mana yank?” Bertanya Yulia,
    “ke mana saja cari angin saja..” jawabku,
    “ya sudah yok kita jalan”. Lantas kami juga jalanan kesebuah taman dan duduk di suatu bangku di dekat danau sekalian melihati panorama sekitaran.
    Saya rangkul Yulia,

    “sayaannkkk sekali dengan kamu” kataku sekalian merengkuhnya,
    “saya jg sayank dengan kamu..hhhmmmm..” jawabannya sekalian menyandar kepalanya di bahuku dan tangannya memutari pinggangku.
    “sayank, saya ingin tanya dech” sahutku,
    “apa sayank?” jawabannya,
    “kamu merasa ada yang kurang tidak sich dalam jalinan kita?” sahutku.

    “hhhmmm..tidak ada kok yank..memang mengapa?” jawab Yulia,
    “tidak apa apa sich..saya merasa ada yang kurang saja..” jawabku,
    “memang apa sich yang kurang? Oohhh jangan-jangan kamu ingin kita..” berpikir Yulia dan aku juga cuma dapat diam saja.
    “saya tidak ingin..saya tidak sepakat kalau kita ngelakuin free seks..” jawab Yulia,
    “bukan ML kok sayank” jawabku,
    “terus apa?” jawabannya,
    “kamu tahu bondage?” tanyaku,
    “bondage? Apa itu? Baru denger saat ini jg saya..” jawabannya.

    Lantas aku juga memberi sebuah video bondage di hndponeku,
    “seperti begini yank..” kataku sekalian memberikan video dan foto mengenai bondage.
    “di iket-iket begitu? Memang apa nikmatnya?” tanyanya bingung,
    “ya kelak jg kamu tahu rasanya..hehehe..” jawabku,
    “mmmm..” Yulia juga terus melihati video dan foto dari hapeku.

    “ingin ya sayank?” tanyaku, “tp jangan macem-macem..” jawabannya,
    “iya janji tidak akan macem-macem..” jawabku,
    “yaudah kelak saya kabarin kembali kalau ingin..” jawab Yulia, dan aku juga berpikir sesaat.
    “kriiinnggg kriiinnggg..” hape Yulia berdering lantas dia juga bicara.
    “sayank, kita pulang yok..mama sama papah ingin pergi ke rumah nenek 2 hari ini..ucapnya ada masalah” sahut Yulia, “ya sudah yok kita jalan pulang..” ajakku, lantas kami juga pulang.
    Sesampai di rumah, orangtua Yulia sdh bersiap-sedia pergi dan merangkumun memercayakan Yulia padaku. Sesudah ortu Yulia pergi kerumah neneknya, aku juga cuma berduaan saja dgn Yulia.
    “kamu berani kalau sendiri di rumah?” tanyaku,
    “memang kamu ingin ke mana?” Bertanya Yulia,
    “ya pulanglah..” jawabku,

    “iihh kok sampai hati sich ninggalin saya sendiri? Ucapnya ingin coba bondage?” jawabannya,
    “memang kamu mau bermain begituan?” tanyaku,
    “kalau kamu tidak macem-macem, saya ingin..” jawab Yulia,
    “saya tidak akan macem-macem kok..hehehe..” kataku sekalian merengkuhnya dan cium keningnya, Yulia juga tersenyum.
    “siapin alat-alatnya yank..” sahutku,
    “apa saja emangnya?” tanyanya,
    “tali, saputangan, sama lakban saja” jawabku,
    “oke dech..kita bermain dikamar saja yok yank” jawabannya,
    “mari dech bisa” jawabku,
    “yaudah kamu lebih dulu saja kekamar, saya ingin ngambilin alat-alatnya dahulu..” sahut Yulia.
    lantas Yulia juga pergi ambil perlengkapannya.
    “ini yank alat-alatnya..” jawabannya.
    Lantas saya mengambil tali dan saya mulai ikat pergelangan tangan Yulia kebelakang, lantas saya ikat jg lengan dan sisi bawah dan atas payudaranya.
    “aadduuhhh yaanngg jangan kenceng-kenceng dong..sakit tahu..” erangnya,
    “tahan dong sayank..ini jg tidak kencang kok..” jawabku.
    Lantas saya ikat pergelangan kaki, lutut, paha dan jempol kakinya,
    “iiihhhh kok diiketnya semua sich? Tidak dapat gerak yaanngg..” erang Yulia sekalian meronta-ronta.
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Saya gumpalkan saputangan yang Yulia mengambil, lantas saya sumpalkan ke mulutnya, lantas saya aku lakban mulut Yulia 3x selanjutnya saya mengambil kembali saputangan dan saya lipat segi panjang dan saya kenakan tutupi hidung dan mulutnya sampai dagu.
    “mmmpphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia dalam sumpalan,
    “nach saat ini proses akhir..hehehe..” saya tengkurapkan Yulia dikasur, lantas saya ikat tali dipergelangan kaki Yulia, lantas saya gabungkan dgn ikatan di pergelangan tangan Yulia sampai kaki dan tangan Yulia bersinggungan.
    “mmmppphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia karena diikat hogtied.
    “mmmmppphhh uggggghhhh uggggghhhh..” erang Yulia,
    “mari sayank coba lepasin iketannya..hehehehe” ledekku,
    “eeemmmpphhh uggggghhhh..” erang Yulia coba melepas dianya dari ikatanku.
    “kamu meronta-ronta dahulu ya, saya ingin membuat kopi dahulu..” kataku sekalian mencium bibirnya yang saya sumpal berlapis. “eemmmppphh mmppphhhhhh..” erang Yulia.
    Lantas aku juga pergi ke dapur membuat kopi dan juice untuk Yulia, sedangkan itu Yulia terus meronta berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “hai sayank bagaimana ikatannya? Hehehehe..” ledekku sekalian masuk kamar dan bawa minuman,
    “eeeeemmmpppphhhhh..” erang Yulia yang sdh lemas karena capek berusaha melepas ikatan ditubuhnya, lantas saya lepas sapu tangan dan lakban yang tutup mulutnya,
    “fffuuuaahhhh..iihhh sayank, kok saya diiket begini sich? Lepasiinn doonnkk yaanngg, pegel nihh..” rengeknya,
    “kelak dong sayank, kalau ingin lepasnya saat ini, ya lepasin sendiri dong..hehehehe” jawabku sekalian menolongnya duduk diranjang,
    “iihhh kok begitu sich, kamu sudah tidak sayank kembali ya dengan aku? Eerrrgghhh..” sahut Yulia,
    “ya sayank lah..kok begitu sich bicaranya?” jawabku,
    “ya habisnya kamu tidak ingin lepasin saya..” jawabannya,
    “saya sayank kok dengan kamu..mmuuuaahhhh..” jawabku sekalian mencium bibirnya dan Yulia juga membalas.
    “yaudah nih minum dahulu..” kataku sekalian memberi minuman gunakan sedotan,
    “sudah yank..sayaaaaank lepasin dahulu dong, kaki saya keram nih..” sahut Yulia, lantas saya lepas ikatan hogtied dan ikatan di kaki Yulia.

    “nnggghhhhh legaa..” sahutnya, lantas saya pijit-pijit kaki Yulia supaya peredaran darahnya mengucur lagi.
    “habis ini kita kembali berlanjut ya? Hehehe” sahutku,
    “kembali sayank? Adduuhh saya masih lelah nih..” jawabannya,
    “ya kamu istirahat dahulu sayank..mmuuaahhh..” saya cium bibirnya,
    “uuummmhhh..iya..” jawab Yulia.
    Saya terus pijit-pijit kakinya sampai merasa pegalnya lenyap.
    “sudah sayank, sudah lebih enak” sahutnya,
    “oke dech..kita kembali berlanjut ya..” kataku sekalian mengambil tali dan ikat pergelangan kaki, lutut dan pahanya kembali.
    Lantas tali yang di lutut saya ikat kembali dgn tali pendek dan saya ikat kembali ke tali yang berada di bawah dan atas payudaranya, jadilah Yulia saya ikat terduduk diranjang dgn dgn lutut yang sentuh payudaranya,
    “mari sayaannkk membuka mulutnya kembali..saya ingin sumpal kamu kembali..hehehe..” sahutku, lantas Yulia juga menurut dan buka mulutnya.
    Lantas saya aku sumpal mulut Yulia dgn saputangan yang baru,
    “uuuuuggggghhhh..” lantas saya tutup mulutnya dgn saputangan yang yang lain,
    “mmmmpphh mmmpphhhh..” erang Yulia, dan Yulia mulai meronta-ronta coba melepas ikatannya.
    Saya rangkul badan Yulia sekalian melihat tv dan Yulia juga terus berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “mmppphhh oooggghhhhh mmmppphhh..” Yulia juga repot berusaha melepas ikatanh ditubuhnya.
    “mmmmppphhh oooggghhhhh mmmppphhhh..” leguh Yulia karena kecewa tidak dapat melepas ikatannya.
    “kamu mengapa sayank? Kaya geram-marah begitu? Hehehehe..” tanyaku,
    “mmmppphhhhh oooggghhhhh..” jawab Yulia dgn mengeluh,
    “kamu bicara apa sich sayank? Yang terang dong bicaranya..hehehe” ledekku,
    “mmmppphhhh aaaaggghhhhhh..” erang Yulia sekalian memberikan mulutnya yang tersumpal,
    “apa sayank? Yang terang dong..” jawabku jahil,
    “mmmmmmppphhhh..” Yulia juga mengambek dgn buang muka,
    “hehehe..jangan ngambek dong sayank..bergurau doank..” jawabku sekalian melepas sumpalannya.
    “ffuuaahhh..kamu ini masih sempat saja jahilin saya..hhuuuuuhhhh..” Yulia juga cemberut ngambek,
    “hehehehe..jangan cemberut begitu dong sayank..” kataku sekalian merengkuh badannya.
    “aadduuhhh sayaaannnkkk saakkitt tubuhku..” jawabannya karena ikatan ditubuhnya semakin kuat karena saya dekap badannya,
    “eh maaf ya sayank..hehehe..” jawabku sekalian saya kecup keningnya.
    “sayaaanklepasin dong..tangan saya keram nih..” sahutnya, lantas saya lepas ikatan di pergelangan tangan dan lengannya. “sini saya pijitin kembali..” kataku, lantas saya pijit-pijit tangan dan lengan Yulia lantas saya ikat kembali pergelangan tangannya ke depan lantas saya ikat kembali bersatu dgn pergelangan kakinya,
    “lho sayank, mengapa diiket kembali? Iiiiggghhhhh..” protesnya, Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    “hehehe..tidak apapun sayank, kan diiketnya ke depan” jawabku,
    “kalau kamu dapat lepasin semua ikatannya, saya kasih hadiah dech..hehehe..” tambahku,
    “benar ya? Oke saya coba..eegghhhh iiiggghhhhh..” erang Yulia coba melepas ikatan dipergelangan tangannya. “aahh sudah kendur nih..siapin hadiahnya ya..” sahutnya,
    “iya lepasin dahulu saja ikatannya..hehehehe..” jawabku, lantas Yulia juga terus coba buka ikatan di pergelangan kakinya.
    “yeeehh sudah terlepas dari kaki..sedikit kembali..eeggghhh eegghhhh..” sahut Yulia sekalian coba melepas ikatan di pergelangan tangannya,
    “yyeee sukses..tinggal lepas semua dech ikatannya” lantas Yulia juga melepas tali yang menjadikan satu lutut dan dadanya, lantas dia lepas semua ikatan yang berada di paha, lutut, dan pergelangan kakinya.
    “yeee sukses..hayooo mana hadiahnya?” tagih Yulia,
    “iyaa kelak kita ke mall membeli yang kamu ingin..” jawabku,
    “betulan? Terima kasih ya sayank..” jawab Yulia sekalian merengkuhku.
    Sesudah permainan itu, kami juga pergi ke mall untuk beli hadiah untuk Yulia. Dan sejak hari itu, Yulia juga jadi terlatih dgn bondage. Malah, seringkali Yulia sendiri yang meminta untuk diikat.

  • Cerita Sex Sudah Lama Tidak Menikmati Hubungan Intim

    Cerita Sex Sudah Lama Tidak Menikmati Hubungan Intim


    433 views

    Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap

    Kurang lebih lima tahun yang lantas saat umurku masih 37 tahun salah seorang sehabatku memercayakan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena dia rekan baikku dan suamiku tidak berkeberatan pada akhirnya saya menyepakatinya. Nama pemuda itu Fandi, kulitnya kuning langsat dgn tinggi 173 cm.

    Cersex Terbaru – Tubuhnya kurus kekar karena Fandi seorang atlet karate di tempatnya. Oh iya, Fandi ini sebelumnya pernah jadi siswaku saat saya tetap jadi guru SD.

    Fandi benar-benar santun dan sadar diri. Ia banyak menolong tugas rumah dan kerap temani atau mengantarkan ke-2 anakku bila ingin melancong. Dalam kurun waktu satu bulan saja ia telah bersatu dgn keluargaku, bahkan juga suamiku kerap ajaknya bermain tenis bersama-sama.

    Saya jg jadi terlatih dgn hadirnya, awalannya saya benar-benar jaga performaku jika di depannya. Saya tidak malu kembali kenakan pakaian kaos ketat yang sisi dadanya cukup rendah, kembali juga Fandi menunjukkan sikap yang lumrah bila saya kenakan pakaian yang cukup menunjukkan keelokan garis badanku.

    Sekitaran tiga bulan sesudah kehadirannya, suamiku mendapatkan pekerjaan sekolah S-2 keluar negeri sepanjang 2, lima tahun. Saya benar-benar berat melepaskannya, karena saya kebingungan bagaimana salurkan keperluan sex-ku yang tetap menggelora.

    Walaupun umurku telah tidak muda kembali, tetapi saya teratur melakukan dgn suamiku, paling tidak satu minggu 5x. Mungkin itu karena olahraga yang selalu saya lakukan, hingga keinginan badanku masih seperti anak muda. Dan sekarang dgn kepergiannya automatis saya harus mengendalikan diri.
    Awalannya biasa-biasa saja, tetapi sesudah dua bulan kesepian yang sangat benar-benar serangku. Itu membuat saya jadi gelisah dan jadi ogah-ogahan. Seperti minggu pagi itu, walaupun jam sudah memperlihatkan angka 9. Karena tempo hari ke-2 anakku meminta diantarkan menginap di dalam rumah nenek mereka, hingga ini hari saya ingin tidur sepuasnya. Sesudah makan, saya lantas malas-malasan di atas sofa di muka TV. Tidak lama kedengar suara pintu dibuka dari kamar Fandi.
    Kudengar suara jalannya dekatiku.
    “Bu Ranti..?” Suaranya berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku semakin kuat.
    Sesudah sesaat kosong, mendadak saya tercekat saat rasakan suatu hal di pahaku. Kuintip lewat pojok mataku, rupanya Fandi telah berdiri dari sisi ranjangku, dan matanya sedang tertuju melihat badanku, tangannya menggenggam sisi bawah gaunku, saya lupa jika saya sedang kenakan pakaian tidur yang tipis, apalagi tidur terlentang juga. Hatiku jadi berdebar tidak karuan, saya terus bersandiwara tertidur.
    “Bu Ranti..?” Suara Fandi kedengar keras, kupikir ia ingin pastikan apa tidurku betul-betul nyeyak atau tidak.
    Saya memilih untuk berpura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku terkuak semua sampai keleher.
    Lantas kurasakan Fandi mengelus bibirku, jantungku seperti melonjak, saya coba masih tetap tenang supaya pemuda itu tidak berprasangka buruk. Kurasakan kembali tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke bantal automatis ketiakku kelihatan. Kuintip kembali, muka pemuda itu dekat sekali dgn mukaku, tetapi saya percaya dia belum mengetahui jika saya berpura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
    Lantas kurasakan tangannya mencari leherku, bulu kudukku meremang geli, saya coba bertahan, saya ingin ketahui apa yang ingin dilakukan pada badanku. Tidak lama kemuadian saya rasakan tangannya meraba-raba buah dadaku yang tetap tertutup BH warna hitam
    Sebelumnya dia hanya mengelus-elus, saya masih tetap diam sekalian nikmati elusannya, lantas saya rasakan buah dadaku mulai diremas-remas, saya rasakan seakan ada suatu hal yang sedang naik-turun dalam badanku, saya telah lama rindukan sentuhan lelaki dan kekasaran seorang pria. Saya putuskan masih tetap diam sampai waktunya datang.

    Saat ini tangan Fandi sedang berusaha buka kancing BH-ku dari depan, selang beberapa saat kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Saya ingin mendesah nikmat tetapi kelak amalah membuat takut, menjadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetaran waktu menekan puting susuku, kulirik perlahan, kusaksikan Fandi dekatkan mukanya ke buah dadaku. Lantas dia menjilat-jilat puting susuku, badanku ingin menggelinjang rasakan kepuasan hisapannya, saya terus bertahan.
    Kulirik puting susuku yang warna merah tua telah mengkilap oleh air liurnya, mulutnya terus mengisap puting susuku dibarengi gigitan-gigitan kecil. PeraFandiku campur baur tidak karuan, sangat nikmat.
    Tangan kanan Fandi mulai mencari selangkanganku, lantas kurasakan jarinya meraba-raba memekku yang tetap tertutup CD, saya tidak tahu apa memekku telah basah apa belum. Yang terang jari-jari Fandi menekan-nekan lubang memekku di luar CD, lantas kurasakan tangannya menyelusup masuk ke CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kepuasan menjalari badanku. Jari-jari Fandi coba masuk lubang memekku, lantas kurasakan jarinya ambles masuk ke, wah sangat nikmat. Saya harus akhiri Fandiwaraku, saya sudah tidak tahan kembali, kubuka mataku sekalian menyentakkan badanku.
    “Fandi!! Ngapain kamu?”
    Saya berusaha bangun duduk, tetapi tangan Fandi menekan bahuku dgn keras. Mendadak Fandi mecium mulutku sekencang kilat, saya berusaha melawan dgn kerahkan semua tenagaku. Tetapi Fandi semakin keras menekan bahuku, justru saat ini pemuda itu menindih badanku, saya kesusahan bernapas ditindih badannya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya melumat lagi mulutku, lidahnya masuk ke mulutku, tetapi saya berpura-pura menampik.
    “Bu.., maafkan saya. Telah lama saya ingin rasakan ini, maafkan saya Bu… ” Fandi melepas kecupannya lantas melihatku dgn pandangan minta.
    “Kamu kan dapat denagan beberapa teman kamu yang masih terbilang muda. Ibukan telah tua,” Ujarku halus.
    “Tetapi saya telah terpikat dgn Bu Ranti.. Saat SD saya kerap melihat BH yang Ibu gunakan… Saya akan memberikan kepuasan Ibu sepuasnya,” jawab Fandi.
    “Ah kamu… Ya telah terserah kamu sajalah”
    Saya berpura-pura menghela napas panjang, walau sebenarnya badanku telah tidak tahan ingin disentuh olehnya.
    Lantas Fandi melumat bibirku dan perlahan-lahan saya melayani permainan lidahnya. Ke-2 tangannya meremas-remas bokongku. Untuk membuat makin membara, saya meminta ijin ke WC yang ada dalam kamar tidurku. Dalam kamar mandi, kubuka semua baju yang berada di badanku, kupandangi tubuhku di cermin.
    Apakah benar pemuda seperti Fandi terangsang menyaksikan badanku ini? Peduli sangat yang penting saya ingin rasakan bagaimana sih bercinta dgn remaja yang masih panas.
    Keluar kamar mandi, Fandi sama persis masuk kamar. Matanya terbelalak menyaksikan badan sintalku yang tidak berpenutup satu helai benangpun.
    “Bodi Ibu bagus sekali.. ” ia beri pujian sambil mengecup putting susuku yang telah mengeras sejak dari barusan.
    Badanku disandarnya di tembok depan kamar mandi. Lantas diciuminya sekujur badanku, dimulai dari pipi, ke-2 telinga, leher, sampai ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku 1/2 digigit-gigit, digelitik-gelitik dgn ujung lidah, jg dikenyot-kenyot dgn benar-benar bergairah.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang luar biasa..?” Tanyaku sekalian mangacak-acak rambut Fandi yang panjang seleher.
    “Tubuh Ibu tidak banyak berbeda dibanding saya SD dahulu” Ucapnya sekalian terus melumat puting susuku. Sangat nikmat.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sambil meremas benjolan kemaluannya.
    Dgn segera kuloloskan celana sampai celana dalamnya. Memahami tekadku, ia lantas duduk di tepi tempat tidur dgn ke-2 kaki mengangkang. DIbukanya sendiri pakaian kaosnya, sedangkan saya berlutut raih tangkai k0ntolnya, hingga sekarang kami sama bugil.
    Cukup lama saya mencumbu kemaluannya, Fandi meminta giliran, ia ingin mengerjai memekku.
    “Masukkan saja yok, Ibu ingin merasakan k0ntol kamu San!” Cegahku sekalian menciumnya.
    Fandi tersenyum lebar. “Telah tidak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu jg telah tidak kuatkan sebetulnya San,” Balasku sekalian mencubit perutnya yang berotot.
    Fandi tersenyum lantas menarik badanku. Kami berangkulan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas tempat tidur. Rupanya Fandi pandai sekali bercumbu. Birahiku naik makin tinggi dalam kurun waktu yang benar-benar singkat. Berasa memekku makin berdenyut, lendirku semakin membanjir, tidak sabar menunggu inovasi tangkai kemaluan Fandi yang besar.
    Berlainan dgn suamiku, Fandi kelihatannya lebih sabar. Ia tidak selekasnya masukkan tangkai k0ntolnya, tetapi terus menciumi sekujur badanku. Paling akhir ia mengubah badanku sampai menelungkup, lantas diciuminya ke-2 pahaku sisi belakang, naik ke bongkahan bokongku, naik terus sampai ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Fandi menyisipkan tangan kirinya ke bawah badanku, badan kami berimpitan dgn posisi saya membelakangi Fandi, lantas diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan kadang-kadang pipiku. Sementara itu tangan kanannya menyeka-usap memekku dari belakang. Berasa jemari tengahnya menyelusup halus ke lubang memekku yang basah mengembang.
    “Memek Ibu bagus, tebel, tentu sedap ‘bercinta’ sama Ibu…,” ia berbisik sama persis di telingaku.
    Suaranya sangat parau, tanda birahinya juga sama tingginya dgn saya. Saya tidak dapat bereaksi apapun itu kembali. Kubiarkan saja apapun itu yang dilaksanakan Fandi, sampai berasa tangan kanannya bergerak mengusung samping pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seolah tidak bisa kembali buka. Berasa napas Fandi makin mengincar, sedangkan ujung lidahnya mengelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya memegang dan meremas gaungs buah dadaku, sedangkan yang kanan mengusung samping pahaku makin tinggi. Lalu…, berasa sebuah benda tumpul menyodok masuk ke dalam lubang memekku dari belakang. Oh, my God, ia sudah masukkan rudalnya…!!!
    Sesaat saya tidak bisa bereaksi benar-benar, tetapi cuma menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inch untuk inch tangkai kemaluan Fandi masuk lubang memekku. Berasa penuh, nikmat hebat.
    “Oohh…,” tidak lama kemudian saya mulai bereaksi tidak karuan. Badanku langsung menggerinjal-gerinjal, sedangkan Fandi mulai memaju undurkan tongkat warisannya. Mulutku mulai merintih-rintih tidak teratasi.
    “Fandi, k0ntolmu enaaak…!!!,” kataku 1/2 menjerit.
    Fandi tidak menjawab, tetapi terus memaju undurkan rudalnya. Pergerakannya cepat dan kuat, bahkan juga condong kasar. Sudah pasti saya makin menjerit-jerit dibikinnya. Tangkai k0ntolnya yang besar itu ibarat akan membedah lubang memekku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Fandi justru makin semangat dengar jerit dan rintihanku. Saya makin erotis.
    “Aahh, k0ntolmu…, oohh, aarrghh…, k0ntolmuu…, oohh…!!!”
    Fandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dgn tangkai k0ntol yang hebat keras dan kaku. Meskipun kami bersetubuh dgn posisi ke samping, kelihatannya Fandi benar-benar tidak kesusahan menyikatkan tangkai kemaluannya pada memekku. Orgasmeku cepat sekali berasa akan meletus.
    “Ibu ingin keluar! Ibu ingin keluaaar!!” saya menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, saya jg, saya jg! Sedap sekali ‘bercinta’ sama Ibu!” Fandi menyikat-nyodok makin kuat.
    “Sikat terus, Fandi!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sikat terus k0ntolmuuu…!”
    “Ohhh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, k0ntol kamu sedap, k0ntol kamu enak, yahhh, teruuusss…”
    Pada beberapa detik akhir, tangan kananku raih bokong Fandi, kuremas bongkahan bokongnya, sedangkan paha kananku mengusung lempeng tinggi-tinggi. Berasa memekku berdenyut kuat sekali. Saya orgasme!
    Sebentar saya seperti melayg, tidak ingat apapun terkecuali nikmat yang tidak terucapkan. Mungkin telah ada 5 tahun saya tidak merasa kan kepuasan semacam ini. Fandi mengecup-ngecup pipi dan daun telingaku. Sesaat ia biarkan saya atur napas, saat sebelum selanjutnya ia mintaku menungging. Saya baru sadar jika rupanya ia belum capai orgasme.
    Kuturuti keinginan Fandi. Dgn cukup lesu karena orgasme yang hebat, kuatur posisi badanku sampai menungging. Fandi meng ikuti pergerakanku, tangkai kemaluannya yang besar dan panjang itu masih tetap menancap saat memekku.
    Itil V3
    Lantas perlahan-lahan berasa ia mulai mengayun pinggulnya. Rupanya ia hebat sabar. Ia memaju undurkan gerak pinggulnya satu-dua dengan teratur, seolah-olah kami barusan mengawali permainan, walau sebenarnya pasti perjalanan birahinya telah lumayan tinggi barusan.
    Saya nikmati pergerakan mundur-maju k0ntol Fandi dgn diam. Kepalaku menunduk, kuatur kembali napasku. Tidak berapakah lama, memekku mulai berasa sedap kembali. Kuangkat kepalaku, melihat ke belakang. Fandi selekasnya merunduk, dikecupnya pipiku.
    “Fan.. Kamu luar biasa sekali.. Ibu anggap barusan kamu hampir keluar,” kataku terang-terangan.
    “Emangnya Ibu sukai jika saya cepat keluar?” jawabannya halus di telingaku.
    Saya tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Fandi memahami, diciumnya bibirku. Lantas ia memacu bisa lebih cepat. Ia seperti ketahui jika saya mulai kenikmatan . Karena itu kugoyang-goyang pinggulku perlahan-lahan, ke kanan dan ke kiri.
    Fandi melenguh. Diremasnya ke-2 bongkah bokongku, lantas pergerakannya menjadi semakin kuat dan cepat. Tangkai kemaluannya yang hebat keras menusuk-hunjam memekku. Saya mulai mengerang-erang .
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, k0ntolmu sedap bangeett… Fann!!”
    Fandi tidak bernada, tetapi menggecak-gecak makin kuat. Badanku sampai terbuncang-guncang. Saya menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku menjalar naik makin tinggi. Kurasakan Fandi juga ini kali selekasnya akan capai klimaks.
    Karena itu kuimbangi pergerakannya dgn menggoyahkan pinggulku segera. Kuputar-putar bokongku, kadang-kadang kumajumundurkan bersimpangan dgn pergerakan Fandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang tanda ia juga selekasnya akan orgasme.
    Mendadak Fandi menyuruhku kembali. Ditariknya k0ntolnya dari kemaluanku. Saya kembali cepat. Lantas kukangkangkan ke-2 kakiku dgn 1/2 mengusungnya. Fandi langsung menyikatkan ke-2 dengkulnya sampai mendekat pada pahaku. Ke-2 kakiku menekuk mengangkang. Fandi menggenggam ke-2 kakiku di bawah lutut, lantas tangkai k0ntolnya yang keras menusuk mulut memekku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” saya menjerit.
    “Saya nyaris keluar!” Fandi bergumam.
    Pergerakannya langsung cepat dan kuat. Saya tidak dapat bergoyang dalam posisi semacam itu, karena itu saya pasrah saja, nikmati gecakan-gecakan keras tangkai kemaluan Fandi. Ke-2 tanganku mencekram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, sedap sekali…, saya kenikmatan…, sedap ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Fandi
    “Ibu jg, Ibu jg, memek Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Saya hampir keluar, Buu…, memek Ibu sedap bangeet… ”
    “Ibu jg ingin keluar kembali, tahan dahulu! Teruss…, yaah, saya jg ingin keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, saya tidak tahan, saya tidak tahan, saya ingin keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sikat teruss!!! Ibu sedap enak, Ibu sedap, Fandin…, saya ingin keluar, saya ingin keluar, memekku kenikmatan, saya kenikmatan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Badanku melafalkanng sebentar sementara otot memekku berasa berdenyut kuat. Saya menjerit panjang, tidak dapat meredam enaknya orgasme. Pada waktu bersama, Fandi menekan kuat-kuat, menusukkan tangkai kemaluannya dalam-dalam di lubang memekku.
    “Oohhh…!!!” ia juga menjerit, sedangkan berasa kemaluannya menyemburkan-nyemburkan cairan mani di saat memekku. Enaknya tidak terucapkan, sangat indah capai orgasme dalam kurun waktu sama persis bersama semacam itu.
    Lantas badan kami sama melunglai, tapi kemaluan kami tetap terus bertautan. Fandi merengkuhku mesra sekali. Sesaat kami sama sIbuk atur napas.
    “Sedap sekali,” bisik Fandi sesaat selanjutnya.
    “Hmmm…” Saya menggelinjang manja. Berasa tangkai kemaluan Fandi bergerak di saat memekku.
    “Memek Ibu sedap sekali, dapat nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi k0ntol kamu…, besar, keras, dalemmm…”
    Fandi bergerak menciumi saya kembali. Ini kali diangkatnya tangan kananku, lantas kepalanya menyelusup mencium ketiakku. Saya mengikik kegelian. Fandi menjilat-jilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tetapi sedap. Apalagi selanjutnya lidahnya terus menjulur-julur menjilat-jilati buah dadaku.
    Fandi lantas menetek seperti bayi. Saya mengikik kembali. Putingku disedot, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Fandi karena sikapnya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak kembali. Fandi mengusung mukanya sedikit, tersenyum tipis, lantas berbicara,
    Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap
    “Saya dapat tidak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu jg sukai kan?”
    Saya tersenyum saja, dan itu cukup untuk Fandi sebagai jawaban. Akhirnya, sepanjang hari itu kami bersetubuh kembali. Sesudah break sesaat pada sore hari malamnya Fandi minta lagi porsi dariku. Minimal malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dgn entahlah berapakah kali saya capai orgasme. Yang terang, esok paginya badanku betul-betul lesu, lemas tidak berkekuatan.
    Nyaris tidak tidur benar-benar, tetapi saya masih tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya saya kuyu sekali. Beberapa teman banyak yang menduga saya sakit, walau sebenarnya saya malah sedang bahagia, setelah bersetubuh semalam sehari dgn sisa siswaku yang gagah.
    Telah satu minggu Fandi jadi” suami”ku. Dan jujur saja saya benar-benar nikmati kehidupan malamku sepanjang satu minggu ini. Fandi betul-betul pemuda yang benar-benar gagah, sepanjang satu minggu ini lubang memekku selalu disiramnya dgn sperma fresh. Dan entahlah berapakah kali saya meredam jeritan karena kepuasan hebat yang dia beri.
    Meskipun malam telah senang menjilat, mengisap, dan mencium sepasang payudaraku. Fandi selalu meremasnya kembali bila ingin pergi kuliah saat pagi hari, ucapnya sih buat menambahkan semangat. Saya tidak ingin larang karena saya jg nikmati semua perlakuannya itu, walaupun mengakibatkan saya harus membereskann bajuku kembali.
    Malam itu sekitaran jam 1/2 10-an. Sesudah menidurkan anakku yang paling bungsu, saya pergi kekamar mandi untuk ganti pakaian. Fandi minta saya kenakan pakaian yang biasa saya gunakan ke sekolah. Sesudah usai ganti baju saya lalu keluar dan berdiri duduk di muka meja dandan. Lantas berhias seperti yang biasa saya kerjakan bila ingin pergi mengajarkan kesekolah.

    Tidak lama kudengar suara ketukan, hatiku segera bersorak senang tidak sabar menunggu permainan apalagi yang akan dilaksanakan Fandi padaku.
    “Masuk.. Tidak digembok,” panggilku dgn suara lembut.
    Lantas Fandi masuk dgn memakai T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Siap..?” Godanya sekalian medekatiku.
    “Telah sayang…” Jawabku sekalian berdiri.
    Tetapi Fandi meredam bahuku lantas mintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja dandan. Lantas dia berbisik ketelingaku dgn suara yang lembut.
    “Bu.. Ibu ingin tahu tidak darimanakah umumnya saya melihat ibu?”
    “Memang melalui mana..?” Tanyaku sekalian mengubah 1/2 tubuh.
    Dgn halus dia sentuh daguku dan arahkan mukaku baju dandan. Lantas sekalian mengecup leherku Fandi berkata.
    “Disini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin saya menyaksikan ditengah-tengah kerah pakaian yang kukenakan cukup terbuka hingga samar-samar kelihatan tali BHku yang warna hitam. Patut bila sedang mengajarkan di muka kelas atau mengobrol dgn beberapa guru pria di sekolah, kadangkala saya merasa pandangan mereka sedang menelanjangi saya. Ternyata panorama ini yang mereka tonton waktu itu.
    Tetapi toh mereka hanya dapat menyaksikan, memikirkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lantas tangan kanan Fandi masuk kecelah itu dan mengelus bahuku. Sementara tangan kirinya perlahan-lahan buka kancing bajuku satu-satu. Sesudah terbuka semua Fandi lantas buka bajuku tanpa melepaskannya. Lantas dia raih ke-2 payudaraku yang tetap tertutup BH.
    “Berikut yang membuat saya selalu ingat ibu sampai saat ini,” Bisiknya ditelingaku sekalian meremas ke-2 susuku yang tetap kuat ini.
    Lantas tangan Fandi meraih daguku dan selekasnya tempelkan bibir hangatnya padaku dgn penuh kasih dan emosinya. Saya tidak tinggal diam dan selekasnya menyongsong sapuan lidah Fandi dan mengisapnya dgn keras air liur Fandi, kulilitkan lidahku menyongsong lidah Fandi dgn penuh getaran birahi. Selanjutnya tangannya yang keras mengusung badanku dan membaringkannya ditengah-tengah tempat tidur.
    Dia lantas melihat badan depanku yang terbuka, dari cermin saya dapat menyaksikan BH hitam yang terbuka dgn “push up bra model”.
    Hingga memberi kesan-kesan payudaraku nyaris tumpah melimpah keluar lebih sepertiganya. Agar semakin membuat Fandi lebih panas, saya lantas mengelus-elus payudaraku yang samping kiri yang tetap dibalut bra, sedangkan tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena waktu itu saya kenakan celana “mini high cut model”.
    Fandi terlihat kagum menyaksikan kelakuanku, lantas dia mendekatiku dan menyikat bibirku yang halus dan hangat dan secara langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Fandi landing disembulan payudara samping kananku yang fresh, dielusnya halus, diselinapkan tangannya dalam bra yang cuma 2/3 tutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Didesak dan dicarinya puting susuku, lantas Fandi memilinnya dengan lembut dan menariknya perlahan-lahan. Tindakannya itu membuatku melepaskan kecupan Fandi dan mendesah, mendesis, menghempas kepalaku kekiri dan kekanan.
    Setelah link dgn bibir hangatku, Fandi lantas sapu dagu dan leherku, hingga saya meracau terima dera kepuasan tersebut.
    “Fandi… Fandi… Mengapa kamu yang memberi kepuasan ini..”
    Fandi lantas hentikan aktivitas mulutnya. Tangannya selekasnya buka hubungan bra yang ada di muka, dgn sekali pijitan jemari telunjuk dan ibu jari samping kanan Fandi, Selekasnya 2 buah gunung kembarku yang tetap kuat dan terurus menyembul keluar nikmati kebebasan alam yang cantik.
    Lantas Fandi tempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku samping kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging fresh tersebut. Sekencang itu juga merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, fresh melawan ke atas. Fandi mengulum putingku dgn buas, kadang-kadang digigit lembut dan diambilnya dgn gigi.
    Saya cuma dapat mengeluh dan mengeluhkan, sekalian mengusung tubuhku sambil melepas pakaian dan rok kerjaku dan bra warna hitam yang sudah dibuka Fandi dan kulemparkan kekursi dandan. Dgn giat penuh gairah Fandi mengisap buah dadaku yang samping kiri, tangan kanannya meraba-raba dan menyebar kebawah sampai ia sentuh CDku dan stop digundukan nikmat yang penuh melawan fresh ke atas.
    Lantas Fandi merabanya ke vertikal, di atas kebawah. Menyaksikan CDku yang telah basah lembab, dia segera menurukannya mendororng dgn kaki kiri dan secara langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu selekasnya mengelus dan memberi sentuhan rangsangan pada memekku, yang di bagian atasnya banyak bulu lembut terurus adapun di bagian belahan memek dan di bagian bawahnya bersih dan mulus tidak ada memiliki rambut. Rangsangan Fandi makin tajam dan luar biasa hingga saya meracau.
    “Fannnn.. Sentuh ibu sayang,.. Fandii membuat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Fandi selekasnya buka gundukan tebal memek punyaku lantas mulutnya selekasnya menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk sentuh lebih dalam cari kloritasku yang makin jadi membesar dan mengeras. Ia menekan dgn penuh gairah dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Saya menggeliat dan teriak tidak kuat meredam orgasme yang akan makin mendesak muncul seperti merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dgn tersengal-sengal kudorong bokongku naik, sambil tanganku menggenggam kepala Fandi dan memencetnya kebawah sekalian mengeluh.
    “Fandi.. Aarghh..”
    Saya tidak dapat meredamnya kembali sampai menjerit saat terima ledakan orgasme yang pertama, magma juga melimpah menyemprotkan ke atas hidung Fandi yang mancung.
    “Fandi.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kuat dan melafalkannglah badanku sekalian masih tetap meracau.
    “Fandi.. Kamu jago sekali mainkan lidahmu saat memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Fandi selekasnya bangun dekap kuat di atas dadaku yang pada kondisi oleng menyongsong getaran orgasme. Dia lantas mencium mulutku dgn kuatnya dan saya menyambutnya dgn link ganas, kuserap lidah Fandi dalam rongga mulutku yang cantik.
    Badanku terbaring tidak memiliki daya sebentar, Fandipun mencumbuku dgn mesra sekalian tangannya mengelus-elus semua badanku yang lembut, sambil memberi ciuman hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dgn penuh cinta. Dibiarkannya saya nikmati beberapa sisa kepuasan orgasme yang luar biasa. Jg memberikan peluang berkurangnya gairah yang kurasakan.
    Sesudah merasa saya cukup istirahat Fandi mulai sentuh dan membelaiku kembali. Saya selekasnya bangun dan medorong belahan tubuh Fandi yang ada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lantas kucium dan kujilati pipinya, selanjutnya menyebar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke lubang telinga Fandi, hingga dia meronta meredam nafsunya. Jilatanku semakin turun kebawah sampai keputing susu kiri Fandi yang memiliki rambut, Kubelai dada Fandi yang sektor berotot sedang tangan kananku mainkan puting yang samping kiri. Mengelinjang Fandi mendapatkan sentuhan yang menusuk dititik riskannya yang menjalar nafsunya itu, Fandipun mengeluh dan mendesah.
    Aktivitasku makin menghangat dgn turunkan sapuan lidah sekalian tanganku menjalar keperut. Lantas kumainkan lubang pusar Fandi didesak kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Fandi hingga kemudian kekemaluan Fandi yang telah jadi membesar dan mengeras.
    Kuelus halus dgn jari lentikku tangkai kemaluan Fandi yang melawan ke atas, warna kemerahan kontras dgn kulit Fandi yang putih kepalanya juga sudah berbening air birahi.
    Menyaksikan kondisi yang telah menarik itu saya jadi tidak sabar dan selekasnya kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Fandi dgn penuh gelor gairah, kusapu kepala kontol dgn jeli, kuhisap lubang air seninya hingga membuat Fandi putar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya meredam keikmatan yang benar-benar tidak ada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tidak tertahan.. Aku ingin memilikimu sepenuhnya,” Fandi mengeluh.
    Saya tidak menjawab, cuma lirikan mataku sekalian mengedipkannya satu ke Fandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayg kealam raya oleh embusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocaknya dgn irama yang perlahan dan makin cepat, sedangkan lidahku menjilat-jilati semua permukaan kepala kontol itu. Termasuk di bagian urat yang peka sisi atas sekalian kupijat-pijat dgn penuh gairah birahi.
    Sadar akan kondisi Fandi yang makin menaiki pucuk kepuasan dan aku juga sendiri sudah terangsang. Renyutan memekku sudah memengaruhi deburan darah badanku, kulepaskan kumulan kontol Fandi dan selekasnya kuposisikan badanku di atas badan Fandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Fandi yang keras dan menengang ke lubuk nikmatku. Selekasnya kuputar memompanya turun naik sekalian menekan dan memijat dgn otot memek semaksimal mungkin. Irama pergerakanpun kutambah sampai kecepatan optimal.
    Fandi berteriak, sedangkan aku juga terpusat nikmati dera kepuasan gesekan kontol Fandi yang menggesek G-spotku berkali-kali hingga memunculkan dera kepuasan yang sangat indah. Tangan Fandipun tidak tinggal diam diremasnya bokongku yang bundar montok cantik, dan dielus-elusnya anusku, sekalian nikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan pada akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Saya tidak kuat kembali.. Beri kepuasan lebih kembali bu.. Renyutan diujung kontolku sudah tidak tertahan”

    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayg.. Saya ingin keluarr”.
    Lantas Fandi mintaku untuk putar tubuh manghadap pada dianya dan dibalikkannya badanku hingga. Saat ini saya ada di bawah badannya bersandarkan bantal tinggi, lantas Fandi meningkatkan ke-2 kakiku kebahunya selanjutnya dia bertimpuh di muka memekku. Sekalian mengayun dan memompa kontolnya dgn yang cepat dan kuat. Saya dapat menyaksikan bagaimana muka Fandi yang tidak kuat kembali akan renyutan diujung kontol yang makin mendesak seolah ingin meletus.
    “Buu… Pleaass.. See.. Saya akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Fandi.. Orgasmeku jg mauu.. Tiba ssayaang.. Kita sama yaa..”
    Akhirnya… Croottt.. Croottt.. Croottt tidak tertahan kembali bendungan Fandi bobol memuntahkan spermanya di memekku. Bersama aku juga mendengus dan meneriakkan erangan kepuasan.
    Selekasnya lusuhbar bibir Fandi, kukulum dgn hangat dan kusodorkan lidahku ke rongga mulut Fandi. Kudekap tubuh Fandi yang sama melafalkanng, basah tubuh Fandi dgn peluh bersatu dgn peluhku. Lantas dia terkulai didadaku sekalian nikmati renyut memekku yang kuat menyongsong orgasme yang nikmat yang sejauh ini kurindui.
    Lantas Fandi membelai rambutku dgn penuh kasih-sayang selanjutnya mengecup keningku.
    “Buu.. terima kasih, i love you so much.. Terus beri kepuasan semacam ini bagiku ya..” Bisiknya halus.
    Saya cuma menggangguk perlahan-lahan, sesudah memberi kecupan selamat tidur saya merengkuhnya dan secara langsung lelap. Karena esok saya harus masuk kerja dan ada banyak yang lain penjelajahan penuh kepuasan yang akan kami lewati.Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap

    Kurang lebih lima tahun yang lantas saat umurku masih 37 tahun salah seorang sehabatku memercayakan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena dia rekan baikku dan suamiku tidak berkeberatan pada akhirnya saya menyepakatinya. Nama pemuda itu Fandi, kulitnya kuning langsat dgn tinggi 173 cm.
    Tubuhnya kurus kekar karena Fandi seorang atlet karate di tempatnya. Oh iya, Fandi ini sebelumnya pernah jadi siswaku saat saya tetap jadi guru SD.

    Fandi benar-benar santun dan sadar diri. Ia banyak menolong tugas rumah dan kerap temani atau mengantarkan ke-2 anakku bila ingin melancong. Dalam kurun waktu satu bulan saja ia telah bersatu dgn keluargaku, bahkan juga suamiku kerap ajaknya bermain tenis bersama-sama.

    Saya jg jadi terlatih dgn hadirnya, awalannya saya benar-benar jaga performaku jika di depannya. Saya tidak malu kembali kenakan pakaian kaos ketat yang sisi dadanya cukup rendah, kembali juga Fandi menunjukkan sikap yang lumrah bila saya kenakan pakaian yang cukup menunjukkan keelokan garis badanku.

    Sekitaran tiga bulan sesudah kehadirannya, suamiku mendapatkan pekerjaan sekolah S-2 keluar negeri sepanjang 2, lima tahun. Saya benar-benar berat melepaskannya, karena saya kebingungan bagaimana salurkan keperluan sex-ku yang tetap menggelora.

    Walaupun umurku telah tidak muda kembali, tetapi saya teratur melakukan dgn suamiku, paling tidak satu minggu 5x. Mungkin itu karena olahraga yang selalu saya lakukan, hingga keinginan badanku masih seperti anak muda. Dan sekarang dgn kepergiannya automatis saya harus mengendalikan diri.
    Awalannya biasa-biasa saja, tetapi sesudah dua bulan kesepian yang sangat benar-benar serangku. Itu membuat saya jadi gelisah dan jadi ogah-ogahan. Seperti minggu pagi itu, walaupun jam sudah memperlihatkan angka 9. Karena tempo hari ke-2 anakku meminta diantarkan menginap di dalam rumah nenek mereka, hingga ini hari saya ingin tidur sepuasnya. Sesudah makan, saya lantas malas-malasan di atas sofa di muka TV. Tidak lama kedengar suara pintu dibuka dari kamar Fandi.
    Kudengar suara jalannya dekatiku.
    “Bu Ranti..?” Suaranya berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku semakin kuat.
    Sesudah sesaat kosong, mendadak saya tercekat saat rasakan suatu hal di pahaku. Kuintip lewat pojok mataku, rupanya Fandi telah berdiri dari sisi ranjangku, dan matanya sedang tertuju melihat badanku, tangannya menggenggam sisi bawah gaunku, saya lupa jika saya sedang kenakan pakaian tidur yang tipis, apalagi tidur terlentang juga. Hatiku jadi berdebar tidak karuan, saya terus bersandiwara tertidur.
    “Bu Ranti..?” Suara Fandi kedengar keras, kupikir ia ingin pastikan apa tidurku betul-betul nyeyak atau tidak.
    Saya memilih untuk berpura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku terkuak semua sampai keleher.
    Lantas kurasakan Fandi mengelus bibirku, jantungku seperti melonjak, saya coba masih tetap tenang supaya pemuda itu tidak berprasangka buruk. Kurasakan kembali tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke bantal automatis ketiakku kelihatan. Kuintip kembali, muka pemuda itu dekat sekali dgn mukaku, tetapi saya percaya dia belum mengetahui jika saya berpura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
    Lantas kurasakan tangannya mencari leherku, bulu kudukku meremang geli, saya coba bertahan, saya ingin ketahui apa yang ingin dilakukan pada badanku. Tidak lama kemuadian saya rasakan tangannya meraba-raba buah dadaku yang tetap tertutup BH warna hitam
    Sebelumnya dia hanya mengelus-elus, saya masih tetap diam sekalian nikmati elusannya, lantas saya rasakan buah dadaku mulai diremas-remas, saya rasakan seakan ada suatu hal yang sedang naik-turun dalam badanku, saya telah lama rindukan sentuhan lelaki dan kekasaran seorang pria. Saya putuskan masih tetap diam sampai waktunya datang.

    Saat ini tangan Fandi sedang berusaha buka kancing BH-ku dari depan, selang beberapa saat kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Saya ingin mendesah nikmat tetapi kelak amalah membuat takut, menjadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetaran waktu menekan puting susuku, kulirik perlahan, kusaksikan Fandi dekatkan mukanya ke buah dadaku. Lantas dia menjilat-jilat puting susuku, badanku ingin menggelinjang rasakan kepuasan hisapannya, saya terus bertahan.
    Kulirik puting susuku yang warna merah tua telah mengkilap oleh air liurnya, mulutnya terus mengisap puting susuku dibarengi gigitan-gigitan kecil. PeraFandiku campur baur tidak karuan, sangat nikmat.
    Tangan kanan Fandi mulai mencari selangkanganku, lantas kurasakan jarinya meraba-raba memekku yang tetap tertutup CD, saya tidak tahu apa memekku telah basah apa belum. Yang terang jari-jari Fandi menekan-nekan lubang memekku di luar CD, lantas kurasakan tangannya menyelusup masuk ke CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kepuasan menjalari badanku. Jari-jari Fandi coba masuk lubang memekku, lantas kurasakan jarinya ambles masuk ke, wah sangat nikmat. Saya harus akhiri Fandiwaraku, saya sudah tidak tahan kembali, kubuka mataku sekalian menyentakkan badanku.
    “Fandi!! Ngapain kamu?”
    Saya berusaha bangun duduk, tetapi tangan Fandi menekan bahuku dgn keras. Mendadak Fandi mecium mulutku sekencang kilat, saya berusaha melawan dgn kerahkan semua tenagaku. Tetapi Fandi semakin keras menekan bahuku, justru saat ini pemuda itu menindih badanku, saya kesusahan bernapas ditindih badannya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya melumat lagi mulutku, lidahnya masuk ke mulutku, tetapi saya berpura-pura menampik.
    “Bu.., maafkan saya. Telah lama saya ingin rasakan ini, maafkan saya Bu… ” Fandi melepas kecupannya lantas melihatku dgn pandangan minta.
    “Kamu kan dapat denagan beberapa teman kamu yang masih terbilang muda. Ibukan telah tua,” Ujarku halus.
    “Tetapi saya telah terpikat dgn Bu Ranti.. Saat SD saya kerap melihat BH yang Ibu gunakan… Saya akan memberikan kepuasan Ibu sepuasnya,” jawab Fandi.
    “Ah kamu… Ya telah terserah kamu sajalah”
    Saya berpura-pura menghela napas panjang, walau sebenarnya badanku telah tidak tahan ingin disentuh olehnya.
    Lantas Fandi melumat bibirku dan perlahan-lahan saya melayani permainan lidahnya. Ke-2 tangannya meremas-remas bokongku. Untuk membuat makin membara, saya meminta ijin ke WC yang ada dalam kamar tidurku. Dalam kamar mandi, kubuka semua baju yang berada di badanku, kupandangi tubuhku di cermin.
    Apakah benar pemuda seperti Fandi terangsang menyaksikan badanku ini? Peduli sangat yang penting saya ingin rasakan bagaimana sih bercinta dgn remaja yang masih panas.
    Keluar kamar mandi, Fandi sama persis masuk kamar. Matanya terbelalak menyaksikan badan sintalku yang tidak berpenutup satu helai benangpun.
    “Bodi Ibu bagus sekali.. ” ia beri pujian sambil mengecup putting susuku yang telah mengeras sejak dari barusan.
    Badanku disandarnya di tembok depan kamar mandi. Lantas diciuminya sekujur badanku, dimulai dari pipi, ke-2 telinga, leher, sampai ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku 1/2 digigit-gigit, digelitik-gelitik dgn ujung lidah, jg dikenyot-kenyot dgn benar-benar bergairah.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang luar biasa..?” Tanyaku sekalian mangacak-acak rambut Fandi yang panjang seleher.
    “Tubuh Ibu tidak banyak berbeda dibanding saya SD dahulu” Ucapnya sekalian terus melumat puting susuku. Sangat nikmat.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sambil meremas benjolan kemaluannya.
    Dgn segera kuloloskan celana sampai celana dalamnya. Memahami tekadku, ia lantas duduk di tepi tempat tidur dgn ke-2 kaki mengangkang. DIbukanya sendiri pakaian kaosnya, sedangkan saya berlutut raih tangkai k0ntolnya, hingga sekarang kami sama bugil.
    Cukup lama saya mencumbu kemaluannya, Fandi meminta giliran, ia ingin mengerjai memekku.
    “Masukkan saja yok, Ibu ingin merasakan k0ntol kamu San!” Cegahku sekalian menciumnya.
    Fandi tersenyum lebar. “Telah tidak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu jg telah tidak kuatkan sebetulnya San,” Balasku sekalian mencubit perutnya yang berotot.
    Fandi tersenyum lantas menarik badanku. Kami berangkulan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas tempat tidur. Rupanya Fandi pandai sekali bercumbu. Birahiku naik makin tinggi dalam kurun waktu yang benar-benar singkat. Berasa memekku makin berdenyut, lendirku semakin membanjir, tidak sabar menunggu inovasi tangkai kemaluan Fandi yang besar.
    Berlainan dgn suamiku, Fandi kelihatannya lebih sabar. Ia tidak selekasnya masukkan tangkai k0ntolnya, tetapi terus menciumi sekujur badanku. Paling akhir ia mengubah badanku sampai menelungkup, lantas diciuminya ke-2 pahaku sisi belakang, naik ke bongkahan bokongku, naik terus sampai ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Fandi menyisipkan tangan kirinya ke bawah badanku, badan kami berimpitan dgn posisi saya membelakangi Fandi, lantas diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan kadang-kadang pipiku. Sementara itu tangan kanannya menyeka-usap memekku dari belakang. Berasa jemari tengahnya menyelusup halus ke lubang memekku yang basah mengembang.
    “Memek Ibu bagus, tebel, tentu sedap ‘bercinta’ sama Ibu…,” ia berbisik sama persis di telingaku.
    Suaranya sangat parau, tanda birahinya juga sama tingginya dgn saya. Saya tidak dapat bereaksi apapun itu kembali. Kubiarkan saja apapun itu yang dilaksanakan Fandi, sampai berasa tangan kanannya bergerak mengusung samping pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seolah tidak bisa kembali buka. Berasa napas Fandi makin mengincar, sedangkan ujung lidahnya mengelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya memegang dan meremas gaungs buah dadaku, sedangkan yang kanan mengusung samping pahaku makin tinggi. Lalu…, berasa sebuah benda tumpul menyodok masuk ke dalam lubang memekku dari belakang. Oh, my God, ia sudah masukkan rudalnya…!!!
    Sesaat saya tidak bisa bereaksi benar-benar, tetapi cuma menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inch untuk inch tangkai kemaluan Fandi masuk lubang memekku. Berasa penuh, nikmat hebat.
    “Oohh…,” tidak lama kemudian saya mulai bereaksi tidak karuan. Badanku langsung menggerinjal-gerinjal, sedangkan Fandi mulai memaju undurkan tongkat warisannya. Mulutku mulai merintih-rintih tidak teratasi.
    “Fandi, k0ntolmu enaaak…!!!,” kataku 1/2 menjerit.
    Fandi tidak menjawab, tetapi terus memaju undurkan rudalnya. Pergerakannya cepat dan kuat, bahkan juga condong kasar. Sudah pasti saya makin menjerit-jerit dibikinnya. Tangkai k0ntolnya yang besar itu ibarat akan membedah lubang memekku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Fandi justru makin semangat dengar jerit dan rintihanku. Saya makin erotis.
    “Aahh, k0ntolmu…, oohh, aarrghh…, k0ntolmuu…, oohh…!!!”
    Fandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dgn tangkai k0ntol yang hebat keras dan kaku. Meskipun kami bersetubuh dgn posisi ke samping, kelihatannya Fandi benar-benar tidak kesusahan menyikatkan tangkai kemaluannya pada memekku. Orgasmeku cepat sekali berasa akan meletus.
    “Ibu ingin keluar! Ibu ingin keluaaar!!” saya menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, saya jg, saya jg! Sedap sekali ‘bercinta’ sama Ibu!” Fandi menyikat-nyodok makin kuat.
    “Sikat terus, Fandi!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sikat terus k0ntolmuuu…!”
    “Ohhh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, k0ntol kamu sedap, k0ntol kamu enak, yahhh, teruuusss…”
    Pada beberapa detik akhir, tangan kananku raih bokong Fandi, kuremas bongkahan bokongnya, sedangkan paha kananku mengusung lempeng tinggi-tinggi. Berasa memekku berdenyut kuat sekali. Saya orgasme!
    Sebentar saya seperti melayg, tidak ingat apapun terkecuali nikmat yang tidak terucapkan. Mungkin telah ada 5 tahun saya tidak merasa kan kepuasan semacam ini. Fandi mengecup-ngecup pipi dan daun telingaku. Sesaat ia biarkan saya atur napas, saat sebelum selanjutnya ia mintaku menungging. Saya baru sadar jika rupanya ia belum capai orgasme.
    Kuturuti keinginan Fandi. Dgn cukup lesu karena orgasme yang hebat, kuatur posisi badanku sampai menungging. Fandi meng ikuti pergerakanku, tangkai kemaluannya yang besar dan panjang itu masih tetap menancap saat memekku.
    Itil V3
    Lantas perlahan-lahan berasa ia mulai mengayun pinggulnya. Rupanya ia hebat sabar. Ia memaju undurkan gerak pinggulnya satu-dua dengan teratur, seolah-olah kami barusan mengawali permainan, walau sebenarnya pasti perjalanan birahinya telah lumayan tinggi barusan.
    Saya nikmati pergerakan mundur-maju k0ntol Fandi dgn diam. Kepalaku menunduk, kuatur kembali napasku. Tidak berapakah lama, memekku mulai berasa sedap kembali. Kuangkat kepalaku, melihat ke belakang. Fandi selekasnya merunduk, dikecupnya pipiku.
    “Fan.. Kamu luar biasa sekali.. Ibu anggap barusan kamu hampir keluar,” kataku terang-terangan.
    “Emangnya Ibu sukai jika saya cepat keluar?” jawabannya halus di telingaku.
    Saya tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Fandi memahami, diciumnya bibirku. Lantas ia memacu bisa lebih cepat. Ia seperti ketahui jika saya mulai kenikmatan . Karena itu kugoyang-goyang pinggulku perlahan-lahan, ke kanan dan ke kiri.
    Fandi melenguh. Diremasnya ke-2 bongkah bokongku, lantas pergerakannya menjadi semakin kuat dan cepat. Tangkai kemaluannya yang hebat keras menusuk-hunjam memekku. Saya mulai mengerang-erang .
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, k0ntolmu sedap bangeett… Fann!!”
    Fandi tidak bernada, tetapi menggecak-gecak makin kuat. Badanku sampai terbuncang-guncang. Saya menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku menjalar naik makin tinggi. Kurasakan Fandi juga ini kali selekasnya akan capai klimaks.
    Karena itu kuimbangi pergerakannya dgn menggoyahkan pinggulku segera. Kuputar-putar bokongku, kadang-kadang kumajumundurkan bersimpangan dgn pergerakan Fandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang tanda ia juga selekasnya akan orgasme.
    Mendadak Fandi menyuruhku kembali. Ditariknya k0ntolnya dari kemaluanku. Saya kembali cepat. Lantas kukangkangkan ke-2 kakiku dgn 1/2 mengusungnya. Fandi langsung menyikatkan ke-2 dengkulnya sampai mendekat pada pahaku. Ke-2 kakiku menekuk mengangkang. Fandi menggenggam ke-2 kakiku di bawah lutut, lantas tangkai k0ntolnya yang keras menusuk mulut memekku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” saya menjerit.
    “Saya nyaris keluar!” Fandi bergumam.
    Pergerakannya langsung cepat dan kuat. Saya tidak dapat bergoyang dalam posisi semacam itu, karena itu saya pasrah saja, nikmati gecakan-gecakan keras tangkai kemaluan Fandi. Ke-2 tanganku mencekram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, sedap sekali…, saya kenikmatan…, sedap ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Fandi
    “Ibu jg, Ibu jg, memek Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Saya hampir keluar, Buu…, memek Ibu sedap bangeet… ”
    “Ibu jg ingin keluar kembali, tahan dahulu! Teruss…, yaah, saya jg ingin keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, saya tidak tahan, saya tidak tahan, saya ingin keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sikat teruss!!! Ibu sedap enak, Ibu sedap, Fandin…, saya ingin keluar, saya ingin keluar, memekku kenikmatan, saya kenikmatan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Badanku melafalkanng sebentar sementara otot memekku berasa berdenyut kuat. Saya menjerit panjang, tidak dapat meredam enaknya orgasme. Pada waktu bersama, Fandi menekan kuat-kuat, menusukkan tangkai kemaluannya dalam-dalam di lubang memekku.
    “Oohhh…!!!” ia juga menjerit, sedangkan berasa kemaluannya menyemburkan-nyemburkan cairan mani di saat memekku. Enaknya tidak terucapkan, sangat indah capai orgasme dalam kurun waktu sama persis bersama semacam itu.
    Lantas badan kami sama melunglai, tapi kemaluan kami tetap terus bertautan. Fandi merengkuhku mesra sekali. Sesaat kami sama sIbuk atur napas.
    “Sedap sekali,” bisik Fandi sesaat selanjutnya.
    “Hmmm…” Saya menggelinjang manja. Berasa tangkai kemaluan Fandi bergerak di saat memekku.
    “Memek Ibu sedap sekali, dapat nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi k0ntol kamu…, besar, keras, dalemmm…”
    Fandi bergerak menciumi saya kembali. Ini kali diangkatnya tangan kananku, lantas kepalanya menyelusup mencium ketiakku. Saya mengikik kegelian. Fandi menjilat-jilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tetapi sedap. Apalagi selanjutnya lidahnya terus menjulur-julur menjilat-jilati buah dadaku.
    Fandi lantas menetek seperti bayi. Saya mengikik kembali. Putingku disedot, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Fandi karena sikapnya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak kembali. Fandi mengusung mukanya sedikit, tersenyum tipis, lantas berbicara,
    Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap
    “Saya dapat tidak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu jg sukai kan?”
    Saya tersenyum saja, dan itu cukup untuk Fandi sebagai jawaban. Akhirnya, sepanjang hari itu kami bersetubuh kembali. Sesudah break sesaat pada sore hari malamnya Fandi minta lagi porsi dariku. Minimal malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dgn entahlah berapakah kali saya capai orgasme. Yang terang, esok paginya badanku betul-betul lesu, lemas tidak berkekuatan.
    Nyaris tidak tidur benar-benar, tetapi saya masih tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya saya kuyu sekali. Beberapa teman banyak yang menduga saya sakit, walau sebenarnya saya malah sedang bahagia, setelah bersetubuh semalam sehari dgn sisa siswaku yang gagah.
    Telah satu minggu Fandi jadi” suami”ku. Dan jujur saja saya benar-benar nikmati kehidupan malamku sepanjang satu minggu ini. Fandi betul-betul pemuda yang benar-benar gagah, sepanjang satu minggu ini lubang memekku selalu disiramnya dgn sperma fresh. Dan entahlah berapakah kali saya meredam jeritan karena kepuasan hebat yang dia beri.
    Meskipun malam telah senang menjilat, mengisap, dan mencium sepasang payudaraku. Fandi selalu meremasnya kembali bila ingin pergi kuliah saat pagi hari, ucapnya sih buat menambahkan semangat. Saya tidak ingin larang karena saya jg nikmati semua perlakuannya itu, walaupun mengakibatkan saya harus membereskann bajuku kembali.
    Malam itu sekitaran jam 1/2 10-an. Sesudah menidurkan anakku yang paling bungsu, saya pergi kekamar mandi untuk ganti pakaian. Fandi minta saya kenakan pakaian yang biasa saya gunakan ke sekolah. Sesudah usai ganti baju saya lalu keluar dan berdiri duduk di muka meja dandan. Lantas berhias seperti yang biasa saya kerjakan bila ingin pergi mengajarkan kesekolah.

    Tidak lama kudengar suara ketukan, hatiku segera bersorak senang tidak sabar menunggu permainan apalagi yang akan dilaksanakan Fandi padaku.
    “Masuk.. Tidak digembok,” panggilku dgn suara lembut.
    Lantas Fandi masuk dgn memakai T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Siap..?” Godanya sekalian medekatiku.
    “Telah sayang…” Jawabku sekalian berdiri.
    Tetapi Fandi meredam bahuku lantas mintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja dandan. Lantas dia berbisik ketelingaku dgn suara yang lembut.
    “Bu.. Ibu ingin tahu tidak darimanakah umumnya saya melihat ibu?”
    “Memang melalui mana..?” Tanyaku sekalian mengubah 1/2 tubuh.
    Dgn halus dia sentuh daguku dan arahkan mukaku baju dandan. Lantas sekalian mengecup leherku Fandi berkata.
    “Disini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin saya menyaksikan ditengah-tengah kerah pakaian yang kukenakan cukup terbuka hingga samar-samar kelihatan tali BHku yang warna hitam. Patut bila sedang mengajarkan di muka kelas atau mengobrol dgn beberapa guru pria di sekolah, kadangkala saya merasa pandangan mereka sedang menelanjangi saya. Ternyata panorama ini yang mereka tonton waktu itu.
    Tetapi toh mereka hanya dapat menyaksikan, memikirkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lantas tangan kanan Fandi masuk kecelah itu dan mengelus bahuku. Sementara tangan kirinya perlahan-lahan buka kancing bajuku satu-satu. Sesudah terbuka semua Fandi lantas buka bajuku tanpa melepaskannya. Lantas dia raih ke-2 payudaraku yang tetap tertutup BH.
    “Berikut yang membuat saya selalu ingat ibu sampai saat ini,” Bisiknya ditelingaku sekalian meremas ke-2 susuku yang tetap kuat ini.
    Lantas tangan Fandi meraih daguku dan selekasnya tempelkan bibir hangatnya padaku dgn penuh kasih dan emosinya. Saya tidak tinggal diam dan selekasnya menyongsong sapuan lidah Fandi dan mengisapnya dgn keras air liur Fandi, kulilitkan lidahku menyongsong lidah Fandi dgn penuh getaran birahi. Selanjutnya tangannya yang keras mengusung badanku dan membaringkannya ditengah-tengah tempat tidur.
    Dia lantas melihat badan depanku yang terbuka, dari cermin saya dapat menyaksikan BH hitam yang terbuka dgn “push up bra model”.
    Hingga memberi kesan-kesan payudaraku nyaris tumpah melimpah keluar lebih sepertiganya. Agar semakin membuat Fandi lebih panas, saya lantas mengelus-elus payudaraku yang samping kiri yang tetap dibalut bra, sedangkan tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena waktu itu saya kenakan celana “mini high cut model”.
    Fandi terlihat kagum menyaksikan kelakuanku, lantas dia mendekatiku dan menyikat bibirku yang halus dan hangat dan secara langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Fandi landing disembulan payudara samping kananku yang fresh, dielusnya halus, diselinapkan tangannya dalam bra yang cuma 2/3 tutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Didesak dan dicarinya puting susuku, lantas Fandi memilinnya dengan lembut dan menariknya perlahan-lahan. Tindakannya itu membuatku melepaskan kecupan Fandi dan mendesah, mendesis, menghempas kepalaku kekiri dan kekanan.
    Setelah link dgn bibir hangatku, Fandi lantas sapu dagu dan leherku, hingga saya meracau terima dera kepuasan tersebut.
    “Fandi… Fandi… Mengapa kamu yang memberi kepuasan ini..”
    Fandi lantas hentikan aktivitas mulutnya. Tangannya selekasnya buka hubungan bra yang ada di muka, dgn sekali pijitan jemari telunjuk dan ibu jari samping kanan Fandi, Selekasnya 2 buah gunung kembarku yang tetap kuat dan terurus menyembul keluar nikmati kebebasan alam yang cantik.
    Lantas Fandi tempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku samping kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging fresh tersebut. Sekencang itu juga merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, fresh melawan ke atas. Fandi mengulum putingku dgn buas, kadang-kadang digigit lembut dan diambilnya dgn gigi.
    Saya cuma dapat mengeluh dan mengeluhkan, sekalian mengusung tubuhku sambil melepas pakaian dan rok kerjaku dan bra warna hitam yang sudah dibuka Fandi dan kulemparkan kekursi dandan. Dgn giat penuh gairah Fandi mengisap buah dadaku yang samping kiri, tangan kanannya meraba-raba dan menyebar kebawah sampai ia sentuh CDku dan stop digundukan nikmat yang penuh melawan fresh ke atas.
    Lantas Fandi merabanya ke vertikal, di atas kebawah. Menyaksikan CDku yang telah basah lembab, dia segera menurukannya mendororng dgn kaki kiri dan secara langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu selekasnya mengelus dan memberi sentuhan rangsangan pada memekku, yang di bagian atasnya banyak bulu lembut terurus adapun di bagian belahan memek dan di bagian bawahnya bersih dan mulus tidak ada memiliki rambut. Rangsangan Fandi makin tajam dan luar biasa hingga saya meracau.
    “Fannnn.. Sentuh ibu sayang,.. Fandii membuat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Fandi selekasnya buka gundukan tebal memek punyaku lantas mulutnya selekasnya menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk sentuh lebih dalam cari kloritasku yang makin jadi membesar dan mengeras. Ia menekan dgn penuh gairah dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Saya menggeliat dan teriak tidak kuat meredam orgasme yang akan makin mendesak muncul seperti merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dgn tersengal-sengal kudorong bokongku naik, sambil tanganku menggenggam kepala Fandi dan memencetnya kebawah sekalian mengeluh.
    “Fandi.. Aarghh..”
    Saya tidak dapat meredamnya kembali sampai menjerit saat terima ledakan orgasme yang pertama, magma juga melimpah menyemprotkan ke atas hidung Fandi yang mancung.
    “Fandi.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kuat dan melafalkannglah badanku sekalian masih tetap meracau.
    “Fandi.. Kamu jago sekali mainkan lidahmu saat memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Fandi selekasnya bangun dekap kuat di atas dadaku yang pada kondisi oleng menyongsong getaran orgasme. Dia lantas mencium mulutku dgn kuatnya dan saya menyambutnya dgn link ganas, kuserap lidah Fandi dalam rongga mulutku yang cantik.
    Badanku terbaring tidak memiliki daya sebentar, Fandipun mencumbuku dgn mesra sekalian tangannya mengelus-elus semua badanku yang lembut, sambil memberi ciuman hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dgn penuh cinta. Dibiarkannya saya nikmati beberapa sisa kepuasan orgasme yang luar biasa. Jg memberikan peluang berkurangnya gairah yang kurasakan.
    Sesudah merasa saya cukup istirahat Fandi mulai sentuh dan membelaiku kembali. Saya selekasnya bangun dan medorong belahan tubuh Fandi yang ada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lantas kucium dan kujilati pipinya, selanjutnya menyebar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke lubang telinga Fandi, hingga dia meronta meredam nafsunya. Jilatanku semakin turun kebawah sampai keputing susu kiri Fandi yang memiliki rambut, Kubelai dada Fandi yang sektor berotot sedang tangan kananku mainkan puting yang samping kiri. Mengelinjang Fandi mendapatkan sentuhan yang menusuk dititik riskannya yang menjalar nafsunya itu, Fandipun mengeluh dan mendesah.
    Aktivitasku makin menghangat dgn turunkan sapuan lidah sekalian tanganku menjalar keperut. Lantas kumainkan lubang pusar Fandi didesak kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Fandi hingga kemudian kekemaluan Fandi yang telah jadi membesar dan mengeras.
    Kuelus halus dgn jari lentikku tangkai kemaluan Fandi yang melawan ke atas, warna kemerahan kontras dgn kulit Fandi yang putih kepalanya juga sudah berbening air birahi.
    Menyaksikan kondisi yang telah menarik itu saya jadi tidak sabar dan selekasnya kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Fandi dgn penuh gelor gairah, kusapu kepala kontol dgn jeli, kuhisap lubang air seninya hingga membuat Fandi putar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya meredam keikmatan yang benar-benar tidak ada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tidak tertahan.. Aku ingin memilikimu sepenuhnya,” Fandi mengeluh.
    Saya tidak menjawab, cuma lirikan mataku sekalian mengedipkannya satu ke Fandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayg kealam raya oleh embusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocaknya dgn irama yang perlahan dan makin cepat, sedangkan lidahku menjilat-jilati semua permukaan kepala kontol itu. Termasuk di bagian urat yang peka sisi atas sekalian kupijat-pijat dgn penuh gairah birahi.
    Sadar akan kondisi Fandi yang makin menaiki pucuk kepuasan dan aku juga sendiri sudah terangsang. Renyutan memekku sudah memengaruhi deburan darah badanku, kulepaskan kumulan kontol Fandi dan selekasnya kuposisikan badanku di atas badan Fandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Fandi yang keras dan menengang ke lubuk nikmatku. Selekasnya kuputar memompanya turun naik sekalian menekan dan memijat dgn otot memek semaksimal mungkin. Irama pergerakanpun kutambah sampai kecepatan optimal.
    Fandi berteriak, sedangkan aku juga terpusat nikmati dera kepuasan gesekan kontol Fandi yang menggesek G-spotku berkali-kali hingga memunculkan dera kepuasan yang sangat indah. Tangan Fandipun tidak tinggal diam diremasnya bokongku yang bundar montok cantik, dan dielus-elusnya anusku, sekalian nikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan pada akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Saya tidak kuat kembali.. Beri kepuasan lebih kembali bu.. Renyutan diujung kontolku sudah tidak tertahan”

    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayg.. Saya ingin keluarr”.
    Lantas Fandi mintaku untuk putar tubuh manghadap pada dianya dan dibalikkannya badanku hingga. Saat ini saya ada di bawah badannya bersandarkan bantal tinggi, lantas Fandi meningkatkan ke-2 kakiku kebahunya selanjutnya dia bertimpuh di muka memekku. Sekalian mengayun dan memompa kontolnya dgn yang cepat dan kuat. Saya dapat menyaksikan bagaimana muka Fandi yang tidak kuat kembali akan renyutan diujung kontol yang makin mendesak seolah ingin meletus.
    “Buu… Pleaass.. See.. Saya akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Fandi.. Orgasmeku jg mauu.. Tiba ssayaang.. Kita sama yaa..”
    Akhirnya… Croottt.. Croottt.. Croottt tidak tertahan kembali bendungan Fandi bobol memuntahkan spermanya di memekku. Bersama aku juga mendengus dan meneriakkan erangan kepuasan.
    Selekasnya lusuhbar bibir Fandi, kukulum dgn hangat dan kusodorkan lidahku ke rongga mulut Fandi. Kudekap tubuh Fandi yang sama melafalkanng, basah tubuh Fandi dgn peluh bersatu dgn peluhku. Lantas dia terkulai didadaku sekalian nikmati renyut memekku yang kuat menyongsong orgasme yang nikmat yang sejauh ini kurindui.
    Lantas Fandi membelai rambutku dgn penuh kasih-sayang selanjutnya mengecup keningku.
    “Buu.. terima kasih, i love you so much.. Terus beri kepuasan semacam ini bagiku ya..” Bisiknya halus.
    Saya cuma menggangguk perlahan-lahan, sesudah memberi kecupan selamat tidur saya merengkuhnya dan secara langsung lelap. Karena esok saya harus masuk kerja dan ada banyak yang lain penjelajahan penuh kepuasan yang akan kami lewati.

  • Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Wanita Asia Idamanku

    Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Wanita Asia Idamanku


    394 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Kenalkan nama saya Thomas, Saya seorang expat (bule) yang sudah lama ada di Jakarta, dan saya ingin menanyakan ke anda: Sudah pernahkah anda mempunyai fantasi seksual pada seorang perempun? Wanita itu bisa jadi siapa pun! Dapat menjadi guru anda di sekolah dahulu, dosen di kampus, rekan kerja, bos atau bawahan bahkan bisa saja pembantu di dalam rumah anda! Yang terang wanita itu tentu mempunyai suatu hal yang membuat napas anda sesak setiap mengingatnya.
    Well, saya punyai! dan yakin atau tidak, sy adalah lelaki yang untung antara juta-an lelaki yang lain, kenapa? Karena anda akan temukan jika semua mimpi dan fantasi seksual saya bisa menjadi realita.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    narasi ngentot


    Sejak dahulu saya memang menyenangi wanita Asia, mungkin salah satunya argumen kenapa saya ingin diberikan tugas oleh kantor saya di Jakarta, tempat yang semula saya tidak pernah mengetahui keberadaannya, tempat yang semula saya tidak mengetahui bakal ada wanita seperti Rani.
    Hmmh, Rani.. Ia memang tidak mempunyai buah dada sebesar Pamela Anderson, tp buah dadanya yang sedikit lebih besar dibanding kepalan tanganku selalu terpikir dalam blouse kerjanya tertutupi bra hitam pas di bawah leher panjang dan pundak cantik warna kuning langsat ciri khas wanita Asia.

    Rani memang tidak mempunyai bentuk badan seindah Cindy Crawford, tetp pinggangnya yang kecil selalu temani pinggul cantik bak apel dan hmm.. bokongnya yang ranum selalu terpikir! Tidak ketinggal kaki kecilnya yang panjang bak peragawati menyokong pahanya yang putih bersih tertutupi rok mininya yang seksi! Tidak akan habis keinginanku inginkan dianya! Terpikir selalu diriku di atas badannya yang ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukkan alat kejantananku di dalam kemaluannya! Memompanya dgn cepat! Serta lebih cepat! Dan..

    “Thomas?”
    “Oh.. Hi! Ran..” dgn gelagapan saya menjawab panggilan Rani yang entahlah sudah berapakah lama ada di hadapanku yang sedang melamun sekalian minum sendiri di Hard Rock Kafe ini. He he he, malunya saya!
    “Thomas, kamu kembali ngapain di sini?” Satu kali lagi ia menyapaku.
    “Ran! Tidak kira bertemu kamu di sini”, jawabku cepat tutupi terkejutku.
    Rani menjawab dgn senyum sekalian berbicara:
    “Saya sich memang kerap kesini! Senang dech dapat bertemu kamu, hihi.. kamu sendiri kan? Saya gabung kamu yah? yah?”

    Sempat sebelum saya menjawab, Rani sudah menarik kursi dan duduk di sampingku, dan saya berpikiran
    “Ya Tuhan begitu anehnya ini..” Lantas seterusnya kita berdua sudah asyik bicara ngalor-ngidul.
    Tidak kusangka Rani rupanya kuat minum. Perbincangan kami diwarnai oleh order baru yang selalu tiba menukar gelas cocktailnya yang mulai kosong
    Sementara fokusku untuk minum sudah luluh-lantak dihancurkan sepasang pundak cantik didampingi leher panjang di atas belahan dada putih punya Rani, si fantasi seksualku yang mendadak tiba mendekati! Rani malam ini lebih seksi dari umumnya tertutupi gaun sackdressnya yang warna merah berpijar. Dan kuberpikir ,
    “Oh Tuhan mimpi apa saya tadi malam?” Tidak berasa jam sudah memperlihatkan jam 3 pagi.
    Dari langkah Rani bicara dan raut wajahnya, kutahu bergelas-gelas cocktail yang Ia minum sudah memberi hasil sama sesuai yang diinginnya. Rani mabuk. Tidak ada sesuatu hal lain yang dapat kulakukan selainnya minta kunci mobilnya dan memaksakan untuk membawanya sampai di dalam rumah. Rani tidak menantang dan dgn pasrah masuk ke mobil di atas bangku penumpang depan.
    Kumulai memakai mobilnya sampai mendadak Rani berbicara,
    “Thom! Saya tidak dapat pulang kembali mabuk kaya beginih.. Ke rumah kamu saja yahh.. saya tidur rumah kamu dahulu bisa kan Thom?” Saya berpikiran
    “Terima kasih Tuhanku!”
    Setelah tiba di apartemenku, kubimbing ia ke kamar tidurku, Rani duduk langsung pada tempat tidur. Tersenyum saya sekalian melepas sepatunya, kuberpikir
    “Ya Tuhan begitu cantik dan sexynya sepasang kaki putih seperti kapas ini.. dan mmmppphhhh..” Mendadak kedengar bisikan-bisikan yang berbicara,
    Jangan Thomas! Ia mabuk! Kamu tidak bisa menggunakan peluang! Itu tidak gentleman!” Lantas,
    “Man! saksikan begitu sexynya bahu sang Rani, lehernya.. pahanya.. Ohh” Dan,
    “Thomas! Kamu bukanlah orang semacam itu!” Lantas,
    “Ingat Thomas! Kapan kembali kamu punyai peluang semacam ini, jangan bodoh!”
    “Apes!!” dalam hatiku.

    Ada seorang wanita elok dan seksi, idamanku, fantasy seksualku, duduk pada tempat tidurku dan saya justru kebingungan harus bagaimana.
    “Apes! Apes! Apes!” Saat saya sedang repot sendiri dgn pikiranku, mendadak,
    “Thomashh.. sini Thomas.. Hhh” rintih Rani.
    Dengan tidak berpikir 2x saya merapat seperti anak buah diundang majikan dan berbicara,
    “I.. Iya Ran.. Ada yang kamu ingin? Air putih mungkin?”
    “Saya ingin kamuhh, Thomas sayangggggg..” Rani menjawab.
    “Deg deg!” tidak dapat kutahan degup jantungku yang makin menderu-deru.
    Belum kuberpikir selanjutnya, kusaksikan jari-jari imut Rani sudah ada di ikat pinggangku bersama dgn tangan putih dengan bulu lembutnya.
    “Saya ingin kamu Thomas.. ” Satu kali lagi Rani buka bibirnya yang basah dan ranum memeras,
    “Iya Thomashh.. malam hari ini!” Rani melanjutkan desahannya.
    “Tp.. Ran..” belum kuhabis berkata, mendadak jari-jari imut barusan dgn perlahan-lahan buka ikat pinggangku dan dgn kontribusi lengan yang cantik dengan bulu lembut barusan menarik turun celana blue jeansku dgn gampang tanpa perlawanan dariku.
    “Ohh Rani.. Saya tidak tahu ini betul dilaksanakan atau..” jawabku.
    “Ssstttt.. Saya selalu ingin ketahui bagaimana rasanya dgn orang putih sepertimu Thomas.. ” Rani menggunting, dan memulai menarik turun celana dalamku.
    “Hmmh, memang Punyanya bule sepertimu lebih besar dibanding ke orang kita.” Rani dgn genit melihati alat kemaluanku yang memang mulai mengeras.
    “Ran..” Saya yang merasa harus menjelaskan suatu hal.sebuah hal. dipotong Kembali olehnya sekalian berbicara,
    “Kamu harus tahu kedahsyatan cewek Indonesia Thommmmm.. mmhh,” sekalian berbicara begitu Rani dekatkan muka cantiknya ke jantananku dan sekalian mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik.
    Bacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    Rani mulai mengecupnya,
    “Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yang merah ranum mulai menelusuri kepala kejantananku yang mulai mengeras dan terus mengeras.
    “Saya tidak pernah dgn barang segede begini.. hihi,” godanya genit dan ini kali menjulurkan lidahnya ke tangkai kemaluanku dari bawah kembali lagi ke atas sentuh kepala kejantananku kembali.
    “Mmmhh,” godanya kembali.
    “Shh.. hh,” saya hanya dapat mendesis, tidak terpikir begitu terangsangnya saya oleh peristiwa ini! Dan,
    “Emmhh,” Rani masukkan 1/2 alat kejantananku di dalam mulutnya yang imut, dan kepalanya mulai bergerak turun naik secara perlahan-lahan.
    “Ughhooghh.. Rani! yeah!” Saya mendesah meredam rasa nikmat dari mulut Rani yang basah dan hangat.
    Rani sesaat menarik keluar kejantananku dari mulutnya dan berbicara,
    “mmmpphhh.. Sedap tidak sayang?” Lantas melumat lagi dan mengisap kejantananku ini kali dgn irama yang bisa lebih cepat, “mmmppphhhh.. mm..mm..”
    “Arrgghh!! Rani! Oh Rani..” Saya mulai mengeluh cukup keras karena rasakan lidah lembut Rani bergerak dalam mulutnya yang hangat sementara kepala Rani terus bergerak turun naik semakin bertambah cepat.
    “Ouuggghhhhhhh!!” Ini kali saya tidak bisa meredam keinginan yang melimpah-luap dalam diriku.
    Kutarik turun gaun sackdress yang digunakannya hingga kelihatan punggung putih mulus dengan bulu lembut sedikit tertutup oleh rambutnya yang panjang dan hitam lebat. Rani tidak menggunakan bra. Selanjutnya kuteruskan kembali menarik turun sampai kelihatan celana dalam putih tipis berenda yang membalut bokong putih kemerah-merahan yang ranum.
    Lantas kujulurkan tanganku yang panjang coba raih lubang kewanitaan yang terselinap di bawah bokong ranum putih kepunyaannya. Dan terjamah olehku daging lembut sedikit dengan bulu yang sudah basah oleh cairan lubrikasi pertanda siap untuk bercinta!
    “Ohh Rani.. hh kamu telah basah,” ku berbicara terbata-bata.
    “Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Rani dgn hisapan yang bisa lebih cepat dan liar berasa cepat melumat semua tangkai kejantananku.
    “Ghhaahh.. Rani!!” Saya mengeluh lagi dan memulai menggerakkan jari-jariku pada bagian apa dari lubang kemaluannya yang dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampai sentuh klitorisnya.
    “mmmmppphhhh!” Ini kali berasa reaksi Rani karena Dia mengeluh keras sekalian membalasnya dgn percepat hisapan dan lumatannya ke tangkai kejantananku.
    “mmmmpphhhhh!! hmm,” saya tidak ingin kalah dan membalasnya lagi dgn getarkan dengan cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
    “Ouuuhhhhh.. ohhoohh,” tidak kuat Rani keluarkan kejantananku dari dalam mulutnya, mendesah dan memulai memegang tangkai kejantananku dan mengocak cepat turun naik.
    “Uhh.. mmmpphhhh.. ooohhh.. yeahh!!” Berdua kami mengeluh, mendesah, nikmati sentuhan masing-masing hingga kemudian Rani mendadak dekatkan wajahnya kepadaku.
    Rani mulai menciumi dan melumat bibirku dgn bibirnya yang merah basah. Kubalas kecupannya sekalian kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yang terurai ada di belakang.
    “mmmppphhhhh..” Sekalian berciuman, Rani melebarkan ke-2 kaki mulus tingkatannya dan naik keatas ku.
    “Saat ini Thomaasss.. hh.. hh.. ambil saya sekaranghh..” Rani berbicara dgn napas mengincar sekalian melihat rekat mukaku dgn wajah cantiknya.
    Dgn penuh gairah kutarik turun celana dalamnya dan kupegang tangkai kejantananku dgn tangan kanan, jg selangkangan Rani dgn tangan kiri. Lantas mulai masukkan dgn perlahan-lahan kepala kejantananku di dalam lubang kemaluannya yang merah berpijar basah banyak rambut-rambut hitam lembut cantik di atasnya.
    “Hoohh.. sshh,” Rani mendangak ke atas sekalian pejamkan matanya dan mendesis rasakan kepuasan penetratif kepala kejantananku di lubang memeknya yang lantas lusuhbut dgn masukkan tangkai kejantananku lebih dalam . “Zlleeebbbb!”
    “Uhh.. yeah!! Thomashh!”
    “Ohh Raniiiiii..” sekalian kuangkat tubuh Rani sedikit dan kulepas kembali hingga turun naik di atas tubuhku.
    “Ouurgghh.. ahh..” Ini kali Rani mengeluh makin keras dgn raut muka sedikit meringis sekalian berbicara kembali, “Terus Thomashh.. gerakin kembali bisa lebih cepat shh.. mmmpppphhhh.. yeahh..”
    Itil V3
    Terang-terangan tidak gampang buatku untuk bergerak cepat memompa Rani turun naik dalam capitan kewanitaannya yang sempit dan hangat seakan ingin mengisap semua kejantananku masuk ke.
    “Ohh.. mm.. mmmppphhhh.. shh.. yeahh..” Rani tanpa berhenti-hentinya mendesah, mengeluh dan menggeram mesra bersamaan kunaikkannya kecepatan badannya yang mulai basah berkeringat turun naik di atasku sekalian kubenamkan terus lebih dalam kejantananku ke lubang kemaluannya yang makin hangat berasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.
    “Ohh Rani.. ohh kamu sukai sayanghh?” Saya menanyakan di antara rintihan, buruan napas dan erangan kita berdua.
    “Hhh.. Cepat kembali sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Rani makin semangat dan memulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dgn pergerakan erotis kekiri dan kekanan yang membuat lubang kemaluannya makin sempit hangat membara, mengisap dan memuntahkan kuat kejantananku masuk keluar makin cepat dan keras.
    “Arrgghhhhh!! Yeaaaahhhhh!” Marahku sekalian membalasnya dgn memacukan bokongku ke atas untuk menolong kejantananku menusuk dan menyerang lebih dalam .
    “Mppphhhhhh.. oohh. oooohhh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” Jerit Rani menyongsong pacuan luar biasa yang kuberikan padanya tiada henti hingga kelihatan muka elok Rani pejamkan ke-2 matanya lantas meringis luar biasa sekalian menggigit bibir bawah yang merah basah.
    “Mmmhh!!” dan buka mulutnya kembali
    “Uuucccccchhhhhhhh!!” Berasa semua badannya menggeliat, tergetar luar biasa ke arah pucuk kepuasan dan orgasme berkali-kali yang kuberikan padanya tanpa ampun. Simak juga: Bacaan Seks Terkini 2023 Konsumen Servis Restoran Stik
    Berasa sakit pegangan jari-jemarinya yang imut sedikit mencakar dan menggengam keras di ke-2 bahuku di ikuti dgn semua badannya menegang dgn saat itu juga. Pada akhirnya,
    “Serr!” Berasa cairan hangat mengguyuri tangkai kejantananku yang sedang memompa keras dalam lubang kemaluannya. Yah! Pucuk orgasme. Rani sudah meraihnya.
    “Uuuccchhhhh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” tersengal-sengal napas Rani mengincar.
    Semua badannya yang putih cantik sudah habis basah kuyup oleh keringatnya, tidak ketinggal rambutnya yang jg tidak kalah basah. Berasa tegang badannya menyusut. Genggamannya melemas, dan badannya jatuh kurang kuat lesu di atas badanku yang jg sudah basah kuyup diguyur keringat.
    “Oooooohh..hh..hh.. mmmppphhhhhh kamu memang luar biasa Thomas.. saya tidak pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Papar Rani.
    Saya anggap tidak perlu saya katakan kembali apa yang terjadi selanjutnya, karena narasi ini bukanlah berkenaan diriku, tetapi berkenaan fantasi seksualku, di mana saya mengharap andapun akan alami hal yang sama dgn fantasi seksual anda.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Montok Di Dalam Taksi

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Montok Di Dalam Taksi


    363 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saya seorang remaja yang tetap berusia 18 tahun dan sudah lulus dari sebuah SMUN di Malang dan ada di sebuah dusun kecil di samping selatan kota Malang, sebuah dusun yang tidak terlampau ramai karena tempatnya yang benar-benar jauh dari pusat perkotaan.
    Budhe Marni sendiri ialah seorang tetanggaku yang berada tinggal pas ada di belakang rumahku. Wanita ini berumur sekitaran 40 tahun dan telah memiliki suami dan tiga orang anak, yang satu masih duduk di kursi kelas 6 SD sementara yang yang lain telah mencapai kursi SMP. Suami Budhe Marni bekerja sebagai tukang kebun dalam suatu sekolah negeri di kota.

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    narasi sex


    Berkenaan bentuk badan Budhe Marni sampai saya ingin untuk bersetubuh dan berselingkuh dengannya nampaknya bukanlah hal yang terlampau memikat buat diuraikan karena bentuk badan Budhe Marni bukan seperti seorang aktris yang elok, gemulai, dan menarik layaknya seperti mode iklan atau pemain film sinetron kelas tinggi, tapi dia hanya seorang wanita daerah istri seorang tukang kebun dan seorang ibu rumah-tangga yang selalu disibukkan oleh masalah-urusan keluarga sampai tidak sebelumnya sempat untuk lakukan aktivitas BL (bodi language), renang, dan olahraga seperti banyak orang kaya. Pastilah bisa dipikirkan bagaimana badan Budhe Marni.
    Bentuk tubuh ibu rumah-tangga ini ialah biasa-biasa saja atau oleh beberapa pemuda bodi Budhe Marni bisa dilihat benar-benar tidak menarik. Tinggi tubuh wanita beranak tiga itu sekitaran 154 cm dan berat tubuh 50 kg. Anda bisa memikirkan sendiri bagaimana bentuk badannya sama ukuran semacam itu.

    Berkenaan gairah dan nafsuku pada Budhe Marni bukan tercipta dalam kurun waktu yang singkat, tapi gairah dan nafsu itu bisa disebut mulai tercipta sejak saya tetap berusia sekitaran 14 tahun dan tetap mencapai kursi SMP.

    Saat itu saya kerap kali bermain dan mandi di sungai yang ada di dekat kampungku, dan di saat saya bermain dan mandi di sungai tersebut seringkali saya menyaksikan Budhe Marni bertelanjang diri membersihkan dan mandi di sungai itu. Dan tidak jarang-jarang juga sambil melihat dia mandi saya lakukan masturbasi karena tidak tahan menyaksikannya bugil tanpa satu helai kain juga yang melekat di badannya.

    Sesudah mencapai kursi SMU aku juga tidak sebelumnya pernah kembali pergi ke sungai itu bagus untuk sekadar bermain maupun mandi. Kembali juga saya harus bersekolah di SMU yang ada di pusat perkotaan yang tempatnya benar-benar jauh dari perkampunganku sampai saya harus terpaksa indekos sepanjang lebih kurang 3 tahun saat studiku di SMU dan saya jarang-jarang sekali pulang ke rumahku di daerah.
    Baru sekitaran tengah tahun 2004 lalu saya lulus dari kursi SMU dan kembali lagi ke rumahku di daerah. Dan sesudah lulus dari SMU aku juga harus tidak bekerja karena tahun ini saya tidak sukses dalam ujian masuk PTN (SPMB). Mau tak mau saya harus coba kembali pada tahun kedepan agar bisa diterima di PTN.
    Sepanjang tidak bekerja saya sering luntang lantung sendiri karena tidak punyai tugas dan apalagi teman-temanku saat kecil dahulu rupanya umumnya telah tempuh study di perguruan tinggi di kota dan beberapa kembali telah bekerja dan jarang-jarang sekali pulang, hingga keadaan perkampunganku seringkali kelihatan sepi akan beberapa pemuda. Yang banyak kelihatan tentulah hanya bapak-bapak atau ibu-ibu dan anak-anak yang tetap kecil.
    Di beberapa hari tersebut saya kembali kerap pergi ke sungai di mana saya selalu bermain dan mandi saat saya tetap kecil dahulu. Sesuatu saat di saat saya sedang pergi memancing di sungai, tanpa menyengaja mataku melihat sejumlah wanita yang sedang mandi dan membersihkan di sungai itu dan salah satunya rupanya ialah Budhe Marni. Saat itu bodi Budhe Marni terlihat sangat berlainan dengan yang sebelumnya pernah saya saksikan dulu saat saya tetap kecil. Saat ini badannya terlihat lebih gendut dan bokongnya juga terlihat semakin lebih besar dan perutnya terlihat cukup sedikit membuncit karena kegemukan.
    Di awal saya menyaksikan bodi badan wanita berusia 41 tahun itu sedang membersihkan, saya tidak tertarik benar-benar karena dia kelihatan tidak seksi dan tidak menarik buatku sampai saya melanjutkan niatku untuk memancing ikan di hari tersebut. Sesudah sejumlah waktu berakhir, tanpa menyengaja mataku tertuju kembali pada Budhe Marni yang mulai melepas baju yang dikenainya. K0ntolku demikian kerasnya menegang saat menyaksikan dia melepaskan celana dalam hitamnya.
    Dia terlihat kesusahan melepas celana dalam yang ketat itu karena sangat besarnya ukuran bokongnya. Tidak lama kemudian dia mulai membasahi badannya sama air. Nafsu seksku terasanya tidak tertahan kembali waktu menyaksikan Budhe Marni yang sudah bertelanjang bundar dan sudah basah oleh air itu mulai menggosokannya sabun ke badannya. Wanita yang telah bersuami itu menggosoki badannya dan seringkali meremas payudara dan menggosok bokongnya dengan sabun. Ingin sekali saya turun dekati dan ajaknya untuk bersetubuh di saat dan tempat tersebut. Namun tetap ada banyak wanita lain di situ.
    Saya tetap pikirkan risiko yang besar sekali yang dapat saya terima bila saja dia tidak ingin lakukan jalinan tubuh denganku, atau suaminya ketahui perlakuan kami, dan bagaimana perlakuan orang daerah bila sampai ketahui perzinahan kami hingga aku juga putuskan meredam nafsu yang benar-benar kuat tersebut. Selanjutnya saya segera pulang dan tidak melanjutkan niatku memancing di hari tersebut.

    Saat datang di dalam rumah, pikiranku masih terusik oleh bayang-bayang Budhe Marni. Badannya.., celana dalam hitamnya.., bokongnya.., payudaranya.. Pikiran itu terus mengusikku. Sesudah berpikiran sesaat pada akhirnya saya mempunyai gagasan agar bisa bersetubuh dengan tetanggaku itu dan pada akhirnya saya memilih untuk mulai menggandeng Budhe Marni supaya ingin lakukan jalinan suami istri denganku.
    Sejak saat tersebut saya seringkali bermain ke rumah Budhe Marni saat suami dan beberapa anaknya tidak ada di rumah. Dan tidak jarang-jarang juga saya bergurau dan memikatnya. Dan jalinan yang menarik juga nampaknya mulai tercipta antara saya dan ibu berusia 41 tahun tersebut. Terlihat sekali jika dia menyimpan nafsu padaku.
    Sesuatu saat di saat Budhe Marni sedang menyetrika baju di kamar tamunya, dengan membulatkan tekad saya berusaha mengutarakan tujuan, nafsu, dan kemauanku ke tetanggaku tersebut. Dan rupanya kemauan, gairah, dan nafsuku tidak bertepuk samping tangan. Rupanya wanita itu mempunyai rasa minat yang sama padaku.
    Sesudah terlihat terang jika antara kami berdua memang sama-sama menyimpan minat, pada akhirnya saya menerangkan padanya jika kami tidak mungkin lakukan jalinan suami istri dan perzinahan itu di tempat tinggalnya atau di rumahku. Aku juga menjelaskan kepadanya jika kami cuma bisa melakukan pada tempat lain contohnya saja di hotel murahan di kota. Hal tersebut ditujukan supaya suami dan beberapa anaknya maupun tetangga tidak ketahui perlakuan kami. Sesudah dia sepakat pada akhirnya kami juga putuskan waktu dan tempat yang cocok untuk melakukan niat itu.
    Sesuatu sore pas di saat yang kami setujui saya pergi ke kota untuk sewa sebuah taksi yang akan mengantar kami ke hotel yang kami tujuan. Sepanjang sejumlah waktu bertransaksi dengan pengemudi taksi, pada akhirnya terbentuk persetujuan dan pengemudi juga ingin mengantarkan kami. Sesudah saya masuk ke mobil, pengemudi mulai jalankan mobilnya ke arah tempat di mana Budhe Marni sedang menanti, yakni dalam suatu taman di tepian kota.
    Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    Sekitaran maghrib pada akhirnya kami datang dalam suatu taman di tepian kota tempat Budhe Marni sedang menanti. Selanjutnya saya minta pengemudi supaya perlambat pergerakan mobilnya. Sesudah sesaat kelihatan seorang wanita kenakan pakaian rok terusan sedang berdiri di seberang jalan dan terlihat menyaksikan ke mobil kami. Dan saya minta pengemudi untuk hentikan pergerakan mobilnya. Kemudian saya keluar dan mendekati Budhe Marni, menggamit tangan dan menyilahkannya masuk ke taksi.
    Sesudah kami berdua masuk ke mobil saya minta pengemudi untuk jalankan mobilnya ke hotel yang kami tujuankan. Dan dengan pelan-pelan mobil melesat ke kota tempat hotel yang kami tujuankan ada.
    Sejumlah waktu dalam mobil, saya dan Budhe Marni terlihat kaku karena antara kami tidak pernah bercinta benar-benar dan jalinan khusus kami masih barusan diawali. Selanjutnya saya mengawali pembicaraan dan dengan diselipin oleh gurau dan guyonanku, pada akhirnya kami berdua dapat sama-sama berhubungan secara baik bahkan juga semakin lama perbincangan kami juga lanjut ke arah yang jorok-jorok dan nampaknya Budhe Marni tidak keberatan dengan hal tersebut dan dia terlihat demikian bernafsu.
    Beberapa saat berakhir saya mulai menciumnya. Pertama kalinya dia terlihat kaget melihatku berani menciumnya. Sedetik selanjutnya saya mulai dekatkan mukaku ke mukanya dan memulai mencium dan mencumbu leher wanita 41 tahun tersebut. Sebelumnya dia meredam badanku dengan ke-2 tangannya seakan dia tidak ingin saya lakukan hal tersebut. Tapi saya terus berusaha dekatkan mukaku ke lehernya untuk mencumbunya.
    Baru sesudah sejumlah lama pada akhirnya Budhe Marni terlihat pasrah dan membiarkanku mencium dan mencumbu lehernya. Napasnya mulai terlihat ngos-ngosan karena nafsu sex yang dirasanya. Dan kadang-kadang dia keluarkan beberapa suara desahan yang benar-benar menggairahkan dan membuat jantungku makin berdegub kuat.
    Selanjutnya saya mulai melepaskan kaos yang saya gunakan. Dan dengan tetap dengan celana panjang saya mencumbu lagi wanita beranak tiga tersebut.
    Sepanjang bibirku repot mencumbu bibir dan leher tetanggaku itu, tangan kananku repot menggenggam pinggang, bokong, dan kadang-kadang meremas payudara Budhe Marni yang tetap kenakan pakaian komplet tersebut. Beberapa saat selanjutnya tangan kananku mulai meraba-raba punggungnya dan mencari tempat resleting rok terusan yang dikenai Budhe Marni. Sesudah temukannya, tanpa henti saya terus mencium dan mencumbu wanita itu sekalian saya berusaha turunkan resletingnya dan berusaha menguak dikit demi sedikit pembungkus badan wanita 41 tahun tersebut.
    Dan pada akhirnya kelihatanlah buah dada besar Budhe Marni yang tetap terbungkus BH warna hitam. Dengan menciumi dan kadang-kadang menggigit-gigit lehernya, tangan kananku raih tali BH-nya dan memulai menurunkannya ke bawah. Sementara itu tangan kiriku raih tali BH yang satu kembali dan memulai menurunkannya ke bawah. Di antara cumbuan dan kecupan kami, tangan kananku menyelusup masuk ke BH Budhe Marni. Dan sesudah merasakan payudara besarnya, tangan kananku tidak berhenti-hentinya meremas-remas buah dada montoknya.
    Belum senang saya lakukan hal tersebut, saya beralih ke pengemudi yang terlihat sedang repot memakai mobilnya dan menjelaskan padanya untuk menangguhkan pergi ke hotel yang kami tujuankan dan meminta supaya dia jalankan mobilnya untuk berkeliling-keliling kota saja dan meminta untuk perlambat pergerakan mobil dan menerangkan padanya jika saya akan menambahkan ongkos taksinya. Sesudah dia sepakat, saya beralih lagi ke Budhe Marni dan dia tersenyum ke arahku. Selanjutnya saya mencumbu lagi wanita tetanggaku tersebut.
    Sesaat selanjutnya saya mulai melepaskan celana panjang dan celana dalam yang saya gunakan dan minta Budhe Marni untuk melepaskan semua baju yang dikenainya. Dan sedetik selanjutnya kami berdua sudah sama telanjang bundar tanpa satu helai kain juga yang menempel di badan kami. Keringat yang membasahi semua badan Budhe Marni makin menambahkan nafsu seksku karena badan montoknya terlihat makin mengkilap dan menarik. Selanjutnya saya minta wanita bersuami itu untuk mengangkang di atasku dan menghadap ke arahku, sedangkan itu saya dengan k0ntol yang tetap terus menegang dan yang tidak hentinya keluarkan lelehan cairan bening (air madzi) duduk bertumpu di tengah-tengah jok belakang. Selanjutnya saya minta wanita dengan 3 anak itu untuk menempati saya dan memasukkan k0ntolku ke lubang anusnya.
    Kepuasan yang benar-benar hebat saya rasa saat pelan-pelan k0ntolku mulai tenggelam dalam lubang anus Budhe Marni. Begitu enaknya sex itu, begitu enaknya badan wanita yang telah berusia 41 tahun ini, wanita yang telah bersuami, mempunyai tiga anak, dan tetanggaku ini. Benar-benar enaknya kejadian waktu itu. Dalam benakku terpikir andaikan saja kepuasan perzinahan ini tidak sebelumnya pernah usai, misalkan saja kami berdua tetap bersetubuh tanpa capai titik pucuk kepuasan. Beberapa detik perselingkuhan itu kami merasai seperti di surga, nikmat dan menggembirakan.
    Budhe Marni yang sudah mengangkang di atasku dan sudah memasukkan k0ntolku ke lubang anusnya terus gerakkan bokongnya ke atas dan ke bawah, terus mengocak k0ntolku yang terjepit nikmat dalam lubang anusnya. Antara kepuasan hebat yang terus saya merasai, tanganku tidak berhenti-hentinya meremas-remas bokong Budhe Marni, menyeka-usap pinggangnya, dan kadang-kadang meremas-remas buah dada montoknya. Tidak jarang-jarang dengan pergerakan bokong Budhe Marni ke atas dan ke bawah itu membuat kadang-kadang k0ntolku yang tegang dan basah itu lepas keluar lubang anusnya sampai saya kadang-kadang harus membenahi posisi k0ntolku supaya masuk kembali ke lubang anus wanita montok tetanggaku tersebut.
    Beberapa saat berakhir, saya minta Budhe Marni untuk mengubah pergerakan bokongnya. Tidak lama kemudian dia mulai memutar-mutarkan bokongnya kadangkala sama arah jarum jam dan terkadang bokongnya putar bersimpangan jarum jam. Antara goyangan-goyangan bokong Budhe Marni yang nikmat itu, dari mulutku kadang-kadang keluar desahan dan rintihan. Beberapa suara itu ialah refleksi dari kepuasan hebat yang saya rasa sepanjang saat lakukan perzinahan dan perselingkuhan dengan Budhe Marni, perzinahan dan perselingkuhan yang nikmat dengan seorang wanita yang telah bersuamikan tukang kebun dan telah mempunyai tiga anak, yang memiliki tubuh montok, berpantat dan berbuah dada besar.
    Itil V3
    Sepanjang beberapa saat berakhir, goyangan-goyangan berputar-putar bokong Budhe Marni yang nikmat nyaris membuat saya capai titik klimaks. Cepat-cepat saya minta Budhe Marni untuk mengusung bokongnya supaya k0ntolku lepas dari capitan lubang anusnya. Saya tidak ingin sekencang itu capai pucuk kepuasan dan sekencang itu mengakhiri jalinan suami istriku dengan Budhe Marni. Selanjutnya saya diam diri sesaat dan atur napasku yang ngos-ngosan. Sementara itu Budhe Marni terlihat repot mengatur rambutnya yang acak-acakan dan kadang-kadang mengusap keringat yang terlihat membasahi semua badannya.
    Sesudah napasku mulai teratur dan saya tidak kembali rasakan akan memuncratkan sperma dan capai titik klimaks, karena itu aku juga melihat lagi Budhe Marni yang terlihat tersenyum ke arahku. Selanjutnya saya meminta bertumpu di jok taksi sisi belakang dan meminta untuk cukup mengangkangkan kakinya supaya memeknya dapat terang kelihatan. Dengan duduk bertumpu dan cukup melorot ke bawah, Budhe Marni mulai buka cukup lebar ke-2 kakinya sampai kelihatanlah rambut-rambut merah kehitaman yang tumbuh lebat disekitaran selangkangannya dan beberapa kembali tutupi lubang memeknya.
    Dengan perlahan-lahan saya merunduk dan dekatkan mukaku ke lubang memek Budhe Marni. Dengan pelan-pelan saya menguak rambut rambut merah kehitaman itu dan berusaha cari tempat lubang memek Budhe Marni. Sesudah terlihat olehku lubang memeknya, saya mulai menjilat-jilatinya dan kadang-kadang masukkan telunjukku ke dalamnya. Dan nampaknya wanita 41 tahun itu mulai rasakan kepuasan.
    Waktu terus berakhir dan saya tidak berhenti-hentinya menjilat-jilati dan kadangkala masukkan dua sampai empat jariku ke saat memek Budhe Marni. Antara desahan dan gemuruh napasnya yang mengincar, sambil dengan mata terpejam wanita 41 tahun itu seringkali meremas-remas ke-2 payudaranya sendiri dan kadang-kadang melintir dan menarik puting susunya dengan ke-2 tangannya.
    Menyaksikan badannya yang montok dan kelakuannya yang semacam itu, nafsu seksku seperti tidak bisa ditahan kembali. Pelan-pelan saya berdiri dan memulai dekap badan Budhe Marni dan menidurkannya di jok sisi belakang. Kemudian dia mulai buka matanya dan dengan terlihat benar-benar pasrah dia cuma mendesah-ndesah saat saya mulai menindihnya dan dengan pelan-pelan mulai masukkan k0ntolku yang tegang ke lubang memeknya. Tidak berhenti-hentinya saya menjejal-jejalkan k0ntolku ke lubang memek Budhe Marni yang hangat, benyek, halus dan basah tersebut. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Kocokan Nikmat Anak Sekolah
    Beberapa saat selanjutnya saat saya terus mengocak k0ntolku dalam capitan hangat memek Budhe Marni, mendadak saya rasakan akan menyembur sperma sebagai sebuah pertanda jika saya akan capai titik pucuk kepuasan. Dan satu kali lagi saya tidak ingin sekencang itu capai titik klimaks. Saya masih ingin lama-lama bercumbu dan bersetubuh dengan tetanggaku ini. Dan dengan pelan-pelan saya menarik k0ntolku keluar kehangatan memek Budhe Marni supaya saya tidak memuncratkan sperma sekencang tersebut.
    Tapi telat, sebentar sesudah k0ntolku tercabut keluar halusnya memek Budhe Marni, saya tidak tahan kembali meredam spermaku yang memaksakan keluar dalam k0ntolku hingga cairan putih kental juga muncrat dan bertebaran di perut dan beberapa kembali ke buah dada Budhe Marni. Budhe Marni selanjutnya mulai menyeka dan meratakan cairan kental itu ke perut dan buah dadanya yang montok dan kadang-kadang dia meremas-remas payudaranya dengan ke-2 tangannya.
    Sementara itu saya tetap berlutut di atas badan Budhe Marni yang sedang tidur terlentang dan dengan tangan kanan saya terus mengocak perlahan-lahan k0ntolku untuk keluarkan beberapa sisa sperma yang tetap ketinggalan dan rasakan kepuasan beberapa detik terakhir pucuk kepuasanku.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Saat Musim Hujan Yang Sangat Deras

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Saat Musim Hujan Yang Sangat Deras


    353 views

    Pakde Yono memerintah Tari mengatur ceret air dan rantang makanannya selanjutnya mereka segera pulang saat sebelum hujan turun. Tari ialah istri Iding sepupu Pakde Yono yang semenjak kecil turut Pakde-nya. Pakde Yono ini ialah kakak bapaknya yang tidak memiliki anak sendiri.

    Cersex Terbaru – Dan setelah menikah pasangan itu masih tetap meng ikuti Pakde-nya yang sayang sekali pada sepupunya.
    Setiap hari mereka pundak membahu untuk cari sesuap nasi menolong Pakde Yono di sawah atau Budenya yang membuka warung skala kecil di tempat tinggalnya. Sebagaimana umumnya mendekati siang Tari mengantar minuman dan makanan Pakde-nya yang kerja di sawah. Hari itu kebenaran Iding pergi ke kota untuk beli pupuk dan bibit tanaman.
    Ternyata hujan terburu turun sementara mereka tetap di tengah-tengah bentangan sawah dusun yang benar-benar luas tersebut. Hujan ini hebat lebatnya. Dibarengi dgn angin yang menggoyang keras dan hampir merobohkan beberapa pohon di sawah hujan ini kali benar-benar hebat besarnya.-cerita dewasa terbaru- Sebagai petani yang sudah terlatih denagn peristiwa seperti ini dgn mudah Pakde Yono menghajar daun pisang yang lebar buat mereka pakai sebagai payung buat sedikit kurangi hempasan air hujan yang jatuh di muka mereka yang menghalangi pandangan mata.
    Sekalian memanggul cangkulnya Pakde Yono merengkuh pundak Tari erat-erat supaya payung daun pisangnya betul-betul dapat membuat perlindungan mereka berdua. Tari rasakan kehangatan badan Pakde-nya. Demikian juga Pakde Yono rasakan kehangatan badan Tari yang istri sepupunya tersebut. Jalan pematang langsung jadi licin hingga mereka berdua tidak dapat bergerak cepat. Sementara dekapan mereka jg semakin bertambah kuat karena Pakde Yono cemas Tari jatuh dari pematang. Terkadang terjadi penggantian, satu saat Tari yang merengkuhi pinggang Pakde-nya. Mendadak ada “setan melalui” yang menyaksikan mereka dan secara langsung menyikat ke duanya.

    Saat Pakde Yono merengkuh pundak Tari tanpa menyengaja seringkali sentuh payudaranya. Sebelumnya hal tersebut tidak memengaruhi Pakde, tapi udara dingin yang mengikuti hujan itu rupanya datangkan resah di hatinya.

    Kegundahan yang dapat mengubah hatinya. Pertama kalinya Pakde Yono tanpa menyengaja sentuh payudara istri sepupunya ia cukup terkejut, cemas Tari memandang dianya berlaku tidak santun.
    Tapi saat yang ke-2 kali dan dgn sadar menyentuhnya lagi untuk yang ke-3 kalinya ia tidak menyaksikan ada reaksi menampik dari Tari, pikiran Pakde mulai dimasuki “setan melalui” barusan. Dan perlahan-lahan tapi tentu penis dibalik kolornya mulai memanas dan bangun. Toh rasa ke-imanan Pakde Yono tetap berusaha katakan “jangan” meskipun tidak dapat disangkal jika dalam hatinya ia menginginkan suatu hal fenomena, mungkin seperti signal, yang tiba dari Tari.

    Demikian juga Tari yang rasakan seringkali payudaranya terjamah, sebelumnya ia tidak seutuhnya mengetahui. Tapi saat terjamah untuk yang ke-2 kalinya ia mulai ingat sentuhan yang sama yang kerap dilaksanakan oleh suaminya Iding. Umumnya jika Iding sentuh jenis itu tentu ada penginnya. Pikiran polos Tari langsung disikat “setan melalui” kembali.
    Apa ada jenis tekad suaminya itu jg menerpa tekad Pakde-nya pada hari hujan yang lebat dan dingin ini? Tapi seperti Pakde Yono, Tari jg berusaha menepiskan pikiran jeleknya dan berbicara dalam hatinya “mustahil, ah”. Meskipun dibalik sanggahhannya sendiri itu bersemi di hati kecilnya, akankah tiba sebuah fenomena yang membuat tangan Pakde-nya sentuh payudaranya kembali? Karena itu, saat pelukkan Pakde Yono pada pundak Tari yang makin mengetat dan mengakibatkan sentuhan ke tiga betul-betul datang, hal tersebut sdh adalah awalnya kemenangan si “setan melalui” barusan.
    Demikian juga waktu hujan yang makin lebat dan jalan yang makin licin sampai mewajibkan mereka sesuaikan dan menukar posisi dekapan supaya tidak jatuh dari pematang, dekapan Tari dari punggung pada pinggang dan dada Pakde-nya menggerakkan pergerakannya bisikkan “setan melalui” barusan. Payudara Tari yang kenyal melekat hangat di punggung dan tangan lembut Tari yang sentuh perut dan dada, membuat penis Pakde-nya betul-betul tidak sadar diri. Keras muncul di depan seperti cengkal kayu yang mencolok pada sarung anak yang disunat. Untung Tari ada di belakangnya hingga masalah tehnis itu tidak kelihatan olehnya. Pakde Yono mulai mencari apa jalan keluarnya?
    Demikian juga yang dirasa Tari waktu merengkuhi Pakde-nya dari belakang. Tangannya yang ketat merengkuh perut dan dada Pakde-nya membuat buah dadanya begitu gatal saat tergosok-gosok punggung Pakde yang tidak mungkin termenung karena tiap langkah kaki Pakde-nya pasti mengguncang semua beberapa bagian badannya. Kegatalan jenis itu jadi berasa nikmat saat Tari ingat bagaimana Iding suaminya kerap menggosokannya mukanya ke payudaranya. Semoga Pakde-nya tidak berkeberatan dgn dekapannya, begitu pikiran polos Tari.
    Selanjutnya si “setan melalui” membisikkan lagi ke pemikirannya, semoga tempat tinggalnya makin menjauh dan hujannya makin lebat, yang diikuti dgn seringai gigi taringnya karena senang menyaksikan upayanya sudah raih menangnya secara mutlak. Saat ini tinggal membawa Pakde yono dan keponakkan mantunya ini ke arah ke sentuhan setannya yang paling akhir.
    Hujan yang begitu luar biasa ini membuat jam dua siang hari berlubang itu gelap terasanya mendekati maghrib. Awan hitam tetap penuhi langit. Serta lebih horor kilat dan petir turut menyikat-nyambar. Pikiran Pakde Yono dan Tari saat ini ialah cari tempat berlindung. Pakde Yono tidak kehilangan arah. Ia tahu benar sekarang ada di petak sawah punya Parjan tetangganya. Jika ia belok sedikit ke kanan ia akan menemui dangau untuk berlindung. Dan betul, demikian Pakde Yono yang dalam dekapan Tari belok kekanan terlihat bayang-bayang kehitaman berdiri yang tegak di muka jalannya. Mereka berdua memilih untuk stop dahulu menanti hujan sedikit surut.

    Tari dapat turunkan beban gendongannya ke amben bambu yang ada di sana. Sekarang mereka sama-sama melihat. Tari melihat kaos oblong Pakde-nya yang basah kuyup lekat di badannya dan memperlihatkan bayang-bayang dadanya yang gempal berotot. Sementara Pakde Yono menyaksikan kebaya dan kain di badan Tari yang istri sepupunya basah kuyup dan membuat bayang-bayang badannya yang sintal dgn payudaranya yang menggembung di depan. Dgn 1/2 mati Pakde Yono berusaha sembunyikan benjolan penisnya pada celana kolornya.
    Pakde Yono memprediksi jarak dangau itu ke desanya kurang lebih “se-udut”-an, sebuah penghitungan yang biasa digunakan orang dusun berkenaan jarak dekat atau jauh diukur dari sebatang rokok yang dihidupkan (disedot). Mungkin sekitaran 6 s/d 8 menit orang jalan kaki. Sementara itu tidak dapat diharap bakal ada orang melalui sawah ini pada kondisi hujan jenis ini. Pandangan mata dengan jelas di depan tidak lebih dari 5 mtr., selainnya kabut hujan yang menyelimutinya semua bentangan sawah tersebut.
    Dalam usaha menghindari recikan hujan di dangau Pakde Yono dan Tari harus duduk mendekap ketengah amben yang relatip benar-benar sempit yang ada. Maknanya semua anggota badan harus naik ke amben hingga ingin tidak ingin mereka harus berdempetan lagi. Dan si “setan melalui” datang lagi tawarkan beragam pemikiran dan keputusan.
    Bacaan Seks Dewasa Ngentot di tengah Hujan
    Tari yang diterpa hujan dan udara dingin menggigil. Begitu jg Pakde Yono. Untuk memperlihatkan rasa kasihan pada istri sepupunya Pakde raih bahu Tari dan membagi kehangatan badannya. Dan untuk menghargai tujuan baik Pakde-nya Tari menyenderkan kepalanya pada dadanya. Meskipun baju mereka serba basah tapi saat badan-tubuh mereka menempel kehangatan itu terjadi jg. Dan dekapan yang ini sdh berlainan dgn dekapan saat awalnya Pakde Yono membagikan payung daun pisangnya barusan. Dekapan yang saat ini sdh tercemar secara akumulatip oleh terlibat si “setan melalui” barusan.
    Saat kepala Tari berasa pasrah bersender pada dada, jantung Pakde Yono langsung tidak jalan normal. Dan benjolan di celananya membuat sulit menempatkan duduknya. Demikian juga untuk Tari. Saat Pakde-nya raih pundaknya untuk memberi kehangatan pada badannya ia rasakan seolah Iding yang mencapainya. Dgn mukanya yang mendangak pasrah melihat ke muka Pakde-nya Tari makin menggigil sampai terdengaran giginya yang gemelutuk beradu. Dan berikut waktunya “si setan” melalui melempar bisikan-bisikan racunnya yang paling akhir ke Pakde Yono.
    “Mengambil!, Mengambil!, Mengambil!, Mengambil!”, dan Pakde tahu benar tujuannya.
    Seperti bunga layu yang jatuh dari tangkainya, muka Pakde Yono langsung jatuh menunduk. Bibirnya jemput bibir Tari yang istri keponakkannya tersebut. Dan desah-desah halus dari 2 individu manusia itu, membuat semua rasa dingin dari pakaian yang basah dan tiupan angin menderu karena hujan deras itu hancur saat itu juga dari persada Pakde Yono atau persada Tari. Mereka sekarang sama-sama melumat. Si “setan melalui” cepat berakhir untuk menghadap atasannya dgn laporan jika mekanisasi setannya sdh ditinggalkan dan dipasang dalam posisi “ON” pada tiap dada korbannya. Sekarang ia memiliki hak terima bintang kehormatan beberapa setan.
    Dan lumatan halus jadi pagutan liar. Sekarang lidah dan bibir mereka sama-sama berebutan jilatan, isepan dan ciuman. Dan tidak cuma hanya bibir. Jilatan, isepan dan ciuman itu memasuki dan menghujan ke semua arah. Ke-2 nya menggeliat dalam gelombang hebat birahi. Tari menggelinjangkan badannya meminta supaya Pakde-nya cepat merengkuhnya. Pakde Yono sendiri segera merengkuhi dada Tari. Mukanya menyerobot buah dadanya. Dikenyotnya pakaian basah penutup buah dadanya. Tari langsung mengeluh keras-keras menaklukkan suara hujan. Kaki-kakinya mencapai pinggiran amben sebagai sandaran untuk mengusung-angkat bokongnya sebagai signal untuk Pakde-nya jika ia sdh menanti tindak lanjut operasi cepat Pakde-nya.
    Pakde Yono memang ingin segala hal jalan cepat. Waktu mereka tidak banyak. Segala hal harus dapat dicapai saat sebelum hujan surut. Dan operasi ini tidak membutuhkan proses resmi. Kain penutup badan Tari cukup ia sibak dgn tangannya sampai ke pinggang. Nonok Tari yang menggembung terlihat benar-benar ranum dalam bayang-bayang jembutnya yang halus tipis. Kelentitnya terlihat ngaceng mengeras menanti lumatan lidahnya. Tidak ada yang dinanti, muka Pakde Yono langsung menyerobot ke kemaluan ranum tersebut. Bibir dan lidahnya melumat dan mengisap semua piranti kemaluan tersebut.
    Tangan Tari tangkap kepala Pakdenya, memencetnya supaya lumatan dan jilatan Pakde-nya lebih meruyak masuk ke dalam saat memeknya. Cairan birahi yang asin hangat bersatu dgn air hujan ia sedot dan telan untuk membasahi tenggorokannya yang kering kehausan. Itil Tari ia lumat dan gigit dgn segenap gaungsnya. Penekanan Tari pada kepalanya berbeda menjadi jambakkan pada rambutnya. Bokong Tari terus naik-naik jemput bibir dan lidah Pakde-nya. Tapi Pakde Yono tidak akan meng ikuti tekad baiknya. Perhitungan waktu undurnya sdh diawali.
    Sekarang Pakde Yono yang sdh tinggalkan celana kolornya di rumput-rumputan pematang merayap ke atas dan merengkuhi badan basah hujan Tari. Penisnya berayun-ayun cari targetnya. Paha Tari yang hangat langsung menjepit badan Pakde-nya dgn nonoknya yang pas terukur ke ujung penis Pakde Yono. Untuk cara lanjutannya, mereka berdua, baik yang senior atau yang yunior sdh trampil dgn sendirinya. Ujung penis Pakde Yono sdh pas ada di lubang memek istri sepupunya. Mereka sudah siap lakukan manuver akhir sekalian menanti hujan surut.
    Dan saat mereka sama-sama dorong, kemaluan Pakde Yono langsung ambles ditelan memek Tari. Sekalian bibir-bibir mereka sama-sama melumat, Pakde Yono mengayun dan Tari menggoyang. Penis dan memek Tari berjumpa dalam kehangatan seksual birahi ruangan luar, ditengah-tengah deras hujan, tiupan angin dan kilat dan petir yang menyikat-nyambar dgn dilihat oleh seluruh dangau yang komplet dgn bising ambennya, oleh belalang yang turut berlindung di atapnya, oleh kodok yang bergembira ria menyongsong hujan, oleh wereng yang berlindung di daunan padi yang sedang menguning, oleh baju-baju mereka yang basah dan lekat di tubuh.
    Pakde Yono percepat ayunan penisnya pada lubang kemaluan Tari. Meskipun ia benar-benar takjub sekalian merasakan nikmat yang benar-benar hebat atas penetratif penisnya pada lubang memek Tari yang terasanya perawan itu, ia masih tetap “concern” dgn waktu. Tari yang nikmati legitnya penis Pakde-nya menggeliat dgn luar biasanya. Ia jg ingin secepatnya raih orgasmenya. Pacuan penis Pakde-nya yang makin cepat pada kemaluannya percepat dorongan untuk orgasmenya.
    Sekarang ia rasakan segala hal sudah siap ada di ujung perjalanan. Dan dgn jambakan tangannya pada rambut Pakde Yono, bak kuda betina yang terlepas dari kandangnya Tari memicu semua saraf-saraf pekanya. Ke-2 kakinya ia jejakkan keras-keras pada pinggiran amben dangau sampai bokongnya terangkut tinggi untuk menelan semua tangkai penis Pakde Yono dan hadirlah malaikat nikmat meringkas semua otot, daging dan tulang belulang Tari. Cairan birahi Tari muncrat melewati deras hujan siang tersebut. Terus muncrat-muncrat yang di ikuti dgn bokongnya yang terus naik-naik jemputi penis Pakde Yono yang jg terus percepat sikatkannya untuk memburu peluang raih orgasme dengan bersamaan dgn orgasme Tari.
    Dan di saat puncratan cairan memek Tari mulai kering penis Pakde Yono yang tetap kuat mengayun memek Tari mendadak berkedut keras. Kedutan besar pertama menumpahkan bermili-mili liter air mani yang kental lekat dari kantong spermanya. Dan kedutan selanjutnya adalah kedutan pendamping yang kuras habis kandungan sperma dari kantongnya.
    Tidak lama kemudian bersama dgn keringnya hujan mereka berdua Pakde Yono dan Tari yang istri sepupunya tersengal-sengal dan rebah. Amben dangau itu hampir dibongkar. Bambu-bambunya ada yang lepas jatuh. Mereka sekarang kegerahan dalam dinginnya tersisa hujan. Keringat mereka bercucur rancu dgn air hujan yang membasahi sebelumnya. Pakde Yono dan Tari sudah raih kepuasan yang benar-benar hebat.

    Perlahan-lahan mereka bangun dari amben dan turun ke pematang kembali. Tari membenarkan tempat kain dan kebayanya. Pakde Yono menggunakan celana kolornya yang basah jatuh di pematang dan raih lagi cangkulnya. Langit yang cepat ceria kembali terlihat biru dgn tersisa awan yang berarak menyingkir. Pohon kelapa di desanya terlihat melambai menunggu kembalinya.
    Tari dan Pakde Yono percaya jika Bude atau Iding tentu kuatir dari mereka yang ketahan hujan ini. Pakde sdh memikirkan tentu istrinya sudah mengolah air untuk kopinya komplet dgn singkong bakar kegemarannya. Dan dalam bayang-bayang Tari, Iding tentu sudah benar-benar merindukan untuk bercumbu pada siang hari. Suara kodok di sawah mengantar mereka pulang ke tempat tinggalnya.

  • Cerita Sex Dewasa Damar Si Kakak Ngentot Dengan Adik

    Cerita Sex Dewasa Damar Si Kakak Ngentot Dengan Adik


    334 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Nama saya Damar (nama rahasia). Saya tuch sudah kuliah semester 3 disalah satu kampus. Saya tinggal masih bersama orangtua dan adik saya yang masih duduk di kursi SMP, Mirna namanya (jg nama rahasia). Babak belur saya kedua-duanya kerja . Maka rumah kerap tinggal adik saya dan saya saja, ama pembantu.
    Di saat sore rumah sedang kosong; babak belur kembali pergi dan kebenaran pembantu jg kembali tidak ada. Adik saya kembali pergi. Saya nyewa VCD bokep xxx dan x2.- Saya senang sekali, karena tidak gangguen cocok kembali menonton. Narasi x2 di VCD itu kebenaran menceritakan mengenai jalinan seks sedarah di antara kakak dek. Edan sekali dech episodenya. Saya berpikir kok dapat ya.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Eh, saya berani tidak ya ngelakuin itu ama adik saya yang masih SMP? tp khan adik saya masih polos sekali, kalau di film ini sih sudah jago and pro, berpikir saya dalam hati. Kembali menonton plus mikir bagaimana triknya ngelakuin ama adik saya, eh, bel bunyi. Wah, teryata adik saya, sang Mirna ama temannya dateng. Apes, mana filmnya belum usai kembali. Langsung saya simpen saja tuch VCD, terus saya bukain pintu. Mirna ama temannya masuk. Eh, temannya manis jg lho.
    “Darimanakah lo?” bertanya saya.
    “Dari jalanan dong. Memang kaya kakak, ngedekem melulu di dalam rumah,” jawabannya sekalian muram.
    “Saya jg kerap jalan tahu, memang elo doank. Hanya saat ini kembali malas,” kata saya.

    “Oh ya, kak. Kenalin nih teman saya, namanya Siska. teman sama kelas saya,” ucapnya. pada akhirnya saya kenalan ama tuch anak.
    Mendadak sang Mirna tanya,

    “simak VCD Boyzone saya tidak?”
    “Tau’, mencari saja di laci,” kata saya.
    Eh, ia ngebuka tempat saya naro VCD xxx. Saya langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata saya cemas.
    “Kali saja ada kak,” ucapnya. Terlambat.
    Belum sempat saya tahan ia sudah melihat VCD xxx yang covernya cukup hot itu, kalau yang x2 sich tidak ada gambarnya.

    “Aduh… kak. Kok menonton film kaya begini?” ucapnya sekalian mandang jijik ke VCD xxx tersebut.
    Temannya sich hanya senyam-senyum saja.
    “Tidak kok, saya barusan dititipin ama teman saya,” jawab saya berbohong.
    “Berbohong sekali. Ngapain jg kalau dititipin nyasar ampe di laci ini,” ucapnya.
    “Kak, ini film kotor kan? mmmmm… kaya apa sich?” tanyanya kembali.
    Saya tertawa saja dalam hati. Agak jijik, kok saat ini justru ingin tahu.
    “Elo ingin menonton jg?” bertanya saya.
    “Mmmmm…. jijik sich… tp… ingin tahu kak…,” ucapnya sekalian malu.
    “Siska, elo mo menonton jg tidak?” tanyanya ke temannya.
    “Saya mah asyik saja. Lagian saya sudah sebelumnya pernah kok menonton film begituan” jawab temannya.
    “Gimana… menjadi tidak? terburu mama ama papah pulang nih,” desakku.
    “Mari dech. Tp kalau saya jijik, dimatiin ya?” ucapnya.
    “Sedap saja lo, elo kabur saja ke kamar,” jawab saya.
    Lantas VCD itu saya hidupin. Jreeeeng… dimulailah film xxx itu. Saya nontonnya sekalian kadang-kadang mandangin adik saya ama temannya. Sang Siska sich kelihatannya tenang nontonnya, sudah ahli kali ya? Kalau adik saya kelihatan sekali baru pertama kalinya menonton film kaya gituan. Ia kelihatan takut-takut. Apalagi cocok episode penisnya cowo dikulum. Mana tuch penis gedenya meminta ampun.
    “Ih, jijik banget…” kata Mirna.
    Cocok episode ML kayanya sang Mirna sudah tidak kuat. Ia segera kabur ke kamar.
    “Yeee, justru kabur,” kata Siska.
    “Elo masih ingin menonton tidak?” bertanya saya ke sang Siska.
    “Ya, terusin saja,” jawabannya.
    Wah, bisa jg nih anak. Kayanya, dapat nih saya bermain ama ia. Tp kalau ia geram bagaimana? berpikir saya dalam hati. Ah, tidak apapun kok. Tidak sampai ML ini. Sekalian menonton, saya duduknya ngedeket ama ia. Ia tetap terus serius menonton. Lantas saya coba pegang tangannya. Pertama ia terkejut tp ia tidak berusaha ngelepas tangannya dari tangan saya. Peluang besar, berpikir saya. Saya elus saja lehernya. Ia justru pejamkan matanya. Kayanya ia menikmatin sekali. Wow, gantenggnya itu lho… manis!! Saya menjadi pengan ngotot.
    Waktu ia tetap merem, saya deketin bibir saya ke bibir ia. Pada akhirnya bersinggunganlah bibir kita. Mungkin karena memang sudah jago, sang Siska justru ngajakin french kiss. Lidah ia masuk ke dalam mulut saya dan bermain di dalam mulut. Apes, jawara ia dibanding saya. Saat saya dikalahin ama anak SMP sich.
    Sekalian kita berfrench kiss, saya berusaha masukkin tangan saya ke kembali pakaiannya. Cari sebuah buah dada imut. Ukuran toketnya tidak demikian besar, tp kayanya sich seksi. Masalahnya tubuh sang Siska itu tidak besar tp tidak kurus, dan badannya itu putih. Demikian bertemu toketnya, langsung saya pegang dan saya raba-raba. Tp tetap terbungkus ama bra-nya.
    “Pakaian lo saya membuka ya?” bertanya saya.

    Ia ngangguk saja sekalian mengusung tangannya ke atas. Saya membuka pakaiannya. Saat ini ia tinggal pakai bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipakai. Shit!! kata saya dalam hati. Mulus sekali! Saya membuka saja bra-nya. payudaranya bagus, lancip dan putingnya warna pink. Langsung saya jilatin toketnya… ia mendesah… Saya menjadi semakin terangsang. Saya menjadi pengan ngentotin ia. Tp saya belom sebelumnya pernah ML menjadi saya tidak berani.
    Tp kalau sekitaran dada saja sich saya cukup tahu. Bagaimana ya? Mendadak cocok saya kembali ngejilatin toketnya sang Siska, adik saya keluar kamar. Kita sama terkejut. Ia terkejut melihat apa yang kakak dan temannya lakukan. Saya dan Siska terkejut cocok melihat Mirna keluar kamar. Sang Siska cepat-cepat pakai bra dan pakaiannya kembali. Sang Mirna masuk langsung ke kamarnya kembali. Kayanya ia shock melihat apa yang kita berdua lakukan. Sang Siska langsung pamit mo pulang.
    “Katakan ama Mirna ya…. sorry,” kata Siska.
    “Gpapa kok,” jawab saya. Pada akhirnya ia pulang.
    saya ketuk kamarnya Mirna. Saya ingin ngejelasin. Eh, si dia diem saja. Masih terkejut kali ya, berpikir saya. Saya tidur saja, dan rupanya saya ketiduran ampe malem. Cocok kebangun, saya tidak dapat tidur kembali. Saya keluar kamar. Menonton tv ah, berpikir saya. Cocok sampai di muka TV rupanya adik saya kembali tidur di atas bangku depan TV. Tentu ketiduran kembali nih anak, kata saya dalam hati. Karena melihat ia tidur dgn cukup “terbuka” mendadak saya menjadi keinget ama film x2 yang belom usai saya saksikan, yang ceritanya mengenai jalinan seks di antara adik dan kakak, ditambahkan keinginan saya yang tidak kesampaian cocok sama Siska barusan.
    Saat adik saya ngegerakin kakinya membuat roknya terkuak, dan kelihatanlah CD-nya. Demikian melihat cd nya saya menjadi makin gairah. Tp saya takut. Ini kan adik saya sendiri saat saya entotin sich. Tp dorongan gairah makin mengganas. Ah, saya pelorotin saja cdnya. Eh, nanti kalau ia bangun bagaimana? ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semua, wow, bel ahan memeknya kelihatan masih rapet dan di hias bulu-bulu lembut yang baru tumbuh. Saya coba sentuh… hmmm, lembut sekali. Saya sentuh garis memek-nya. Mendadak ia menggumam. Saya menjadi terkejut. Saya merasa di ruangan TV terlampau terbuka. Saya rapiin kembali baju adik saya, truss saya gendong ke kamarnya ia.
    Sampai di dalam kamar dia… it’s show time, berpikir saya. Saya setubuhin ia di atas kasurnya. Saya bukain pakaiannya. Rupanya ia tidak pakai bra. Wah, payah jg nih adik saya. Nanti kalau toketnya menjadi turun bagaimana. Demikian pakaiannya kebuka, toket imutnya menyembul. Ih, lucu memiliki bentuk. Masih kecil toketnya tp cukup ada. Saya coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya demikian halus. Eh, mendadak ia bangun!!
    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sekalian menggerakkan saya. Saya terkejut sekali.
    “mmmm… mmm… tidak kok, saya hanya ingin meneruskan barusan cocok sama sang Siska. Tidak papah kan?” jawab saya ketakutan.
    Saya mengharap babak belur saya tidak ngedenger pekikan adik saya yang cukup keras barusan. Ia nangis.
    “Sorry ya Mir. Saya salah, setelah elo jg sich ngapain tidur di ruangan TV dgn kondisi semacam itu. Tidak pakai bra kembali,” kata saya.
    “Jangan katakan sama mama dan papah ya, please…,” kata saya.
    Ia masih nangis. Pada akhirnya saya tempatin ia. Aduh, saya takut nanti ia nga du.
    Semenjak waktu itu saya kalau bertemu ia sukai canggung. Kalau bicara paling seadanya saja. Tp saya masih ingin tahu. Saya masih ingin coba kembali untuk ngegituin Mirna. Sampai di suatu hari, adik saya kembali sendiri di dalam kamar. Saya coba masuk.
    “Mir, kembali ngapain elo,” saya coba untuk beramah tamah.
    “Kembali dengarkan kaset,” jawabannya.
    “Yang saat itu, elo masih geram ya….” bertanya saya.
    “….” ia diem saja.
    “Sebenernya gue… gue… ingin coba lagi….” edan ya saya ngotot sekali. Ia terkejut dan cocok ia mo bicara suatu hal langsung saya deketin wajahnya dan secara langsung saya cium bibirnya.
    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” ia kaya mo bicara suatu hal.sebuah hal.
    Tp pada akhirnya ia diem dan meng ikuti permainan saya untuk kecupan. Sekalian kecupan itu tangan saya coba meraba-raba toketnya di luar. Pertama merasakan toketnya disentuh, ia menepiskan tangan saya. Tp saya terus berusaha sekalian masih tetap berciuman.
    Sesudah beberapa saat berciuman sekalian meraba-raba toket, saya coba buka pakaiannya. Eh, kok ia segera ingin saja dibuka ya? Mungkin ia kembali rasakan kepuasan yang sangat benar-benar dan pertama kalinya dirasanya. Demikian dibuka, langsung saya membuka bra-nya. Saya jilatin putingnya dan sekalian menyeka dan mneremas- remas toket yang satunya. Meskipun toket adik saya itu tetap cukup kecil, tp bisa memberi kesan yang tidak kalah dgn toket yang besar. Saat kembali di isep-isep, ia mendesah,
    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, sedap, kak….” Sesudah saya isepin, putingnya jadi tegang dan cukup keras.
    Truss saya membuka celana saya dan saya keluarin “adik” saya yang sudah cukup tegang. Cocok ia melihat, ia cukup terkejut. Masalahnya dahulu kita sebelumnya pernah mandi bersama cocok “punyai” saya tetap kecil. Saat ini kan sudah besar dong. Saya bertanya ama ia,
    “berani untuk ngisep punyai saya tidak? nanti punyai elo jg saya isepin dech, kita pakai posisi 69”
    “69… apa’an tuch?” tanyanya.
    “Posisi di mana kita sama-sama menghisap dan ngejilatin punyanya mitra kita pada waktu terkait.” terang saya.
    “Oooo…” Langsung saya ngebuka celana ia dan CDnya ia.
    Kita langsung ngambil posisi 69. Saya membuka belahan memeknya dan kelihatanlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalam memeknya tersebut. Saat saya sentuh pakai lidah, ia mengeluh,
    “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sich kok sedap banget….” tanyanya.
    “Elo harusnya ngejilatin dan ngisep punyai saya dong. Saat elo doank yang sedap,” kata saya.
    “Iya kak, setelah takut dan geli sich…” jawabannya.
    “Jangan bayangin yang bukan-bukan donk. Bayangin saja kenikmatan elo,” kata saya kembali.
    Waktu itu jg ia segera menjilat punyai saya. Ia ngejilatin kepala anu saya dgn perlahan-lahan. Uuhhh…. sedap benar. Truss ia mulai ngejilatin semua dari tangkai saya. Lantas ia masukkin punyai saya ke mulutnya dan memulai mengisapnya. Ooohhhh…. edan benar. Ia rupanya berpotensi. Isepannya ngebuat saya menjadi nyaris keluar.
    “Stop… eh, Mir, setop dahulu,” kata saya.
    “lho knapa?” bertanya nya.
    “Tahan dahulu nanti saya keluar,” jawab saya.
    “Lho memang mengapa kalau keluar?” tanyanya kembali.
    “Nanti games over,” kata saya.
    Rupanya adik saya memang belom tahu permasalahan sex. Benar-benar polos. Pada akhirnya jelaskan mengapa kalau cowo sudah keluar tidak tetap pemainannya. Pada akhirnya ia mulai memahami. Posisi kita sudah tidak 69 kembali, menjadi saya saja yang bekerja. Selanjutnya saya terusin ngisepin memeknya dan klentitnya. Ia terus-terusan mendesah dang mengeluh.
    “Kak Damar… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Saya terus mengisap dan menjilat-jilatinya. Ia menjambak rambut saya. Sekalian matanya merem terbuka.
    Pada akhirnya saya sudah pada keadaan bugar kembali (barusan kan keadaannya sudah mo keluar). Saya bertanya sama adik saya,
    “Elo berani ML tidak?”
    “…” ia diem.
    “Saya ingin ML, tp terserah elo… saya tidak maksa,” kata saya.
    “Sebenerya saya takut. Tp sudah kepalang tanggung nih…. saya kembali on air,” katanya.
    “Ok… menjadi elo ingin ya?” bertanya saya kembali.
    “…” ia diem kembali.
    “Ya sudah dech, kayanya elo ingin,” kata saya.
    “Tp tahan sedikit. kelak cukup sakit awalannya. Masalahnya elo baru pertama kalinya,” kata saya.
    “…” ia diem saja sekalian melihat kosong ke langit-langit.
    Saya membuka ke-2 iris pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir memeknya yang masih sempit tersebut. Saya arahin ke lobang memek nya. Demikian saya sentuhin pala anu saya ke memeknya, Mirna menarik napas panjang, dan kelihatan sedikit keluarkan air mata.
    “Tahan ya Mir….” Langsung saya dorong anu saya masuk ke dalam dalam memeknya.
    Tp masih sulit, masalahnya masih sempit sekali. Saya terus coba menggerakkan anu gue… dan… bleesss… Masuk jg pala anu saya. Mirna cukup teriak,
    “akhhh sakit kak….”
    “Tahan ya Mir…” kata saya.
    Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Saya terus menggerakkan supaya masuk semua. Pada akhirnya masuk semua anu saya ke selangkangan adik saya sendiri.
    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Sesudah masuk, langsung saya goyang mundur-maju, masuk keluar memeknya.
    “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Ia menjadi mengeluh tidak keruan.
    Sesudah beberapa saat dgn posisi itu, kita mengganti dgn posisi dog model. Mirna saya suruh nungging dan saya masukkin ke memeknya melalui belakang. Sesudah masuk, terus saya pacu. Tp dgn kondisi dog model itu rupanya Mirna langsung alami orgasme. Berasa sekali otot-otot di saat memeknya itu seperti menarik anu saya agar semakin masuk.
    Itil V3
    “Ahhhhh… ahhha… saya lemess banget… kak,” rintihnya dan ia jatuh tengkurap.
    Tp saya belom orgasme . Maka saya terusin saja. Saya kembali bad annya untuk tidur telentang. Truss saya membuka kembali belahan pahanya. Saya masukkin anu saya ke saat memeknya. Walau sebenarnya ia sudah kecapaian.
    “Kak, sudah donk. Saya sudah lemes…” pintanya.
    “Sesaat lagi ya…” jawab saya.
    Tp sesudah beberapa saat saya pacu, eh, si dia segar kembali.
    “kak, yang cukup cepat kembali dong…” ucapnya. Saya mempercepat dorongan dan pacuan saya.
    “Ya… kaya… begitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya semakin maut saja.
    Sekalian ngegenjot, tangan saya meraba-raba dan meremas toketnya yang imut tersebut. Mendadak saya seolah ingin meletus, rupanya saya mo orgasme.
    “Ahhh, Mir saya mo keluar…. ahhh…” Rupanya saat yang bersama ia orgasme jg.
    Anu saya sperti dipijat- pijat di dalam. Karena enak, saya ngeluarinnya di dalam memeknya. Nanti saya suruh minum pil KB saja agar tidak hamil, berpikir saya dalam hati. Sesudah orgasme bersama itu saya cium bibirnya sesaat. Kemudian saya dan ia pada akhirnya ketiduran dan pada kondisi bugil dan berkeringat di dalam kamar karena kecapaian.
    Saat bangun, saya denger ia kembali mendesah sekalian menangis.
    “Kak, bagaimana nih. Punyai saya berdarah banyak,” tangisnya.
    Saya simak rupanya di atas kasurnya ada bintik darah yang lumayan banyak. Dan memeknya cukup melebar sedikit. Saya terkejut melihatnya. Bagaimana nih jadi?
    “Kak, saya sudah tidak perawan kembali ya?” tanyanya.
    “…” saya diem saja. Setelah mo jawab apa.
    Gila… saya sudah mengambil keperawanan adik saya sendiri.
    “Kak, punyai saya tidak apa-apakan?” tanyanya kembali.
    “Berdarah ini lumrah untuk pertama kalinya,” kata saya.
    Mendadak, karena melihat ia tidak pakai CD dan menunjukkan memeknya yang cukup melebar itu ke saya, anu saya “On” kembali.
    Saya elus-elus saja memek adik saya tersebut. Truss saya suruh ia berbaring kembali.
    “Mo diapain kembali saya kak?” tanyanya.
    “Tidak, saya ingin simak apa punyai elo baik saja,” kata saya sekalian berbohong, walau sebenarnya saya ingin nikmati kembali.
    Cocok ia berbaring, saya membuka belahan memeknya. Memang sich menjadi lebih lebar dan masih tetap ada tersisa sedikit darah jadi kering. Saya mencari klitorisnya, saya jilatin .
    “Kak, jangan donk. Masih perih nih,” larangnya.
    Yaaa… kok ia sudah tidak ingin kembali.
    “Ya sudah dech, kalau masih perih,” kata saya.
    Saya kebingungan nih, saya masih ingin kembali, tp adik saya sudah terburu tidak ingin. Sakit sekali kali ya, pertama kalinya begituan. Ya sudah dech, saya mengajak mandi bersama saja siapa tahu kalau sudah segar kelak ia ingin kembali.
    “Kita mandi bersama saja yok,” pinta saya.
    “Ayo…” kata Mirna.
    Kita mandi di dalam kamar mandi adik saya. Saya idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat sekali cocok terkena air anget. Setelah cape ML ama adik sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, saya pertama kali ngambil posisi ada di belakangnya. Truss saya mulai nyabunin bela- kang badannya. Sesudah belakangnya usai semua, masih juga dalam posisi saya ada berada di belakangnya, saya mulai nyabunin sisi depannya, dimulai dari perut ke atas. Cocok sampai sisi toketnya saya sabunin, ia mulai meng- gelinjang dan mendesah kembali. Saya ciumin sisi belakang lehernya sekalian terus nyiumin leher adik saya tersebut. Puting adik saya, saya pilin- pilin pakai ujung jempol dan ujung telunjuk.
    Eh, di saat saya nyabunin toket imutnya itu tangan ia sentuh dan memulai meraba-meraba badan saya dan berusaha cari punyai saya. Demikian terjamah punyai saya langsung dipegang dan dipijat. Tangan saya yang satu kembali mulai bergerilya ke wilayah selangkangannya. Dgn dengan modal sabun, saya mulai nyabunin sisi memek adik saya tersebut. Pertama, saya seka di luar bibir memeknya, lantas jemari saya mulai coba masuk cari klitorisnya. Adik saya mendadak bicara kembali tp masih pada kondisi kepuasan karena masih saya ciumin lehernya dan putingnya saya pilin-pilin.
    “Kak, sshhh… Jangan dahulu dong. Sshttss… ahhh…” erangnya.
    Ya sudah, saya gosok-gosok saja di luar. Rupanya belom lama sesudah saya gosok-gosok itu rupanya adik saya orgasme.
    “Aahhh… ah…” ia mendesah kenikmatan dan ia segera lemas.
    Sesudah ia orgasme itu, saya meminta ia untuk mainkan anu saya pakai tangannya. Dgn menggunakan sabun ia mengocak anu saya. Sedap sekali. Tangannya yang kecil itu memegang anu saya kuat sekali. Pada akhirnya selang beberapa saat saya keluar jg. Usai itu, kita keluar langsung kamar mandi. dan saya keluar kamarnya.
    Sesudah hari itu, saya cukup repot dgn beberapa tugas kuliah saya sampai satu minggu. Nach, di suatu hari saya kembali melalui di muka kamar Mirna. Eh, kedengeran suara orang kembali mendesah-desah, tp cukup kabur. Wah, kembali ngapain nih anak. Saya ingin tahu, kalau saya ketuk tentu nanti udahan. Saya melalui belakang saja, masalahnya ada jendela yang “cukup” untuk melihat ke dalam kamarnya, meskipun harus manjat. Saya panjat dinding, truss saya simak melalui jendela. Ternyata… Saya terkejut sekali. Saya kirain paling ia kembali masturbasi, taunya sang Mirna kembali di jilatin memeknya ama sang Siska.
    Saat adik saya lesbi sich. Saya masih tidak setelah berpikir. Ya sudah dech saya cicipin saja dech. Saya simak sang Siska masih pakai rok seragam SMPnya, dan dadanya sudah kebuka dan toketnya yang lancip dan seksi itu kaya’nya semakin seksi dech. Dan sang Mirna sudah bugil. Kacau-balau jg nih beberapa anak smp. Pulang dari sekolah lang sung “maen”. Sang Mirna tetap terus mendesah, karena Siska menjilat-jilati memeknya dgn benar-benar gairah. Tangannya sang Siska jg meremas-remas toket imutnya Mirna, dan ia jg terkadang meremas toketnya sendiri.
    “mmmppphhhhh…. Siska…. geliii sekali. Aaahhh…. sedap.. mmmhh..” kedengar sedikit desahannya Mirna.
    Kembali asyik-asyiknya mendadak saya inget ama janji bertemu teman saya untuk ngerjain pekerjaan saya. Apes, mengapa saya dapat lupa ama tuch pekerjaan. Ya sudah, mau tak mau saya tempatin dech episode lesbi ini.
    Esok malemnya, cocok sang Mirna kembali menonton TV, saya bicara ama ia.
    “Nanti malem saya bicara suatu hal ama elo. Jangan tidur dahulu ya?” kata saya.
    “Bicara saat ini saja knapa?” jawabannya.
    “Saya kembali ada pekerjaan nih. Dasarnya tungguin ya!” kata saya kembali.
    Sesudah pekerjaan saya usai, saya langsung ke kamar adik saya. saya ketok…
    “Mir, sudah tidur belom?” panggil saya cukup perlahan-lahan agar tidak ke- dengeran babak belur saya.
    “Masuk saja kak, tidak digembok kok,” jawabannya.
    “Hai, belom mengantuk kan?” kata saya.
    “Belom kok. Ada apakah sich kak? Kok kayanya serius sekali,” katanya.
    “Mir, sorry. Kemaren gue… kemaren saya melihat elo,” saya diem.
    Saya tidak sedap bicaranya, masalahnya ia dapat geram karena saya lihat.
    “Melihat apa kak?” tanyanya ingin tahu.
    “Nnggg… melihat elo ‘maen’ ama Siska kemaren di dalam kamar elo,” kata saya.
    Mirna langsung kelihatan terkejut. Ia diem dan kelihatan tegang.
    “Mengapa sich Mir, apa elo lesbi. Ups, sorry itu privacy elo sich. Saya tidak memiliki hak tanya. Hanya saya ingin tahu saja,” kata saya.
    Mendadak ia ngeluarin air mata.
    “Abis… setelah kak Damar repot terus sich satu minggu ini,” jawabannya sekalian cukup nangis.
    “Mirna kan ingin kembali, kaya saat itu. Setelah enak…” jawabannya kembali.
    “Kok tidak katakan a ja ama saya?” kata saya.
    “Setelah Mirna malu. Malu meminta ama kak Damar. Terus, Mirna sharing ke Siska. Eh, ia katakan,
    ‘mo coba ama ia tidak?'” jelasnya.
    “Karena Mirna ingin sekali, ya sudah Mirna maen saja ama Siska. Tp kayanya masih enakan… masih lebih enak maen ama kak Damar,” katanya segera nunduk sekalian masih cukup nangis.

    Saya bersedih ngedengernya. Saya angkat wajahnya agar tidak nunduk. Saya deketin wajahnya perlahan-lahan, lantas saya deketin mulutnya dan saya cium bibirnya dgn perlahan-lahan agar Mirna menikmatinya. Mirna langsung memberi respon dgn mainkan bibirnya di bibir saya. Lidah saya maen di dalam mulutnya. Tangan saya mulai buka kancing piyamanya, lantas saya membuka piyamanya sekalian masih pada kondisi berciuman.
    Saya raba pelan-pelan toketnya yang masih imut itu dan tetap terbungkus bra. Saya berciuman ama adik saya itu lumayan lama jg. Saya membuka branya. Adik saya masih juga dalam posisi kondisi duduk, saya isep toketnya dimulai dari putingnya yang masih cukup baru t umbuh tp seksi itu dan terus saya jilatin melingkari putingnya sampai ke semua permukaan toketnya.
    Dan toket yang satu kembali saya pilin-pilin putingnya. Saya ingin memberi service terbaik ke ade saya. Setelah kasian ia sudah pengan sekali satu minggu ini. Saya membuka celana piyamanya. Ia tinggal menggunakan CD saja. saya membuka CDnya. Kelihatanlah memek seorang anak SMP yang masih cukup polos tersebut. Mulai di tumbuhi rambut-rambut lembut. Saya simak Memeknya itu mulai basah. Kayanya ia kembali betul-betul terangsang. Saya membuka belahan memeknya. Saya jilatin sekitaran clitorisnya. Ia bergoyang-goyang, meredam kepuasan sekalian cukup menjambak rambut saya. Berasa asin saat saya jilat cairan memeknya.
    “Kak… terussss… kak… di situ…. enakkk… hhh…” desahnya cukup keras.
    “Ssstt… jangan keras-keras dong. Sudah malem nih,” kata saya takut babak belur bangun.
    Dapat berabe nih. Suara ia menjadi bising sekali. Sesudah cukup lama mempetting ia disekitaran vagin anya, saya langsung ngeluarin anu saya. Anu saya sich tidak perlu pakai pemanasan kembali. “Pacar” sudah tegang!
    “Mir, saya masukkin saat ini ya?” kata saya.
    Mirna langsung tegak lempeng mendangak ke atas. Saya selekasnya atur posisi di atas badannya antara pahanya. Saya membuka pahanya lebar-lebar hingga selangkangannya benar-benar terbuka. Ini kali saya dapat menyaksikan dgn terang ‘pintu’nya yang berbentuk sela dua bibir-bibir. Dgn dua tangan saya membuka bibir memeknya itu dan dapat kusaksikan celahnya itu terlihat penuh cairan licin. Saya dorongkan saja pinggulku hingga anu saya cocok di muka lubang kepuasannya. Dgn satu tangan saya menggesek-gesekkan kepalanya hingga buka bibirnya dan mengakibatkan kepalanya cocok ada di depan sela lubangnya tersebut. Dgn satu sentakan perlahan-lahan saya dorongkan kepala anu saya mema- sukinya.
    “Kak…. mmmpphhhhhh!” erangnya. Saya diam sesaat sampai kenaikan rasa nikmat barusan berkurang pelan-pelan.
    Saya rasakan bah wa sejumlah tusukan dapat mem- bagiku keluar dan saya tidak ingin tinggalkan ia dgn ketdktun- tasan. Kan saya mo memberi service yang bagus. Saya tahan sesaat, sekalian saya pandangin muka polos adik saya yang sedang merem. Kemudian saya mulai memacunya. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    “mmmppphhhh… ssshhh… ahhh..” ia menggumam tidak terang.
    Saya percepat pergerakan saya mundur-maju.
    “Kak… teruss kak….” ia terus mengeluh.
    Sesudah saya cukup negrasa saya mo keluar, saya keluarin anu saya dari memek adik. Untung rupanya saya belum sampai orgasme. Saya mengganti style. Adik saya gue suruh tidur ke samping. Kemudian saya angkat satu kakinya, dan saya masukkin kembali anu saya.
    “Ahhh… kembali kak… teeruss…” ucapnya.
    Saya goyang kembali. Rupanya pada kondisi itu membuat ia dan jg saya orgasme.
    “Kak… gue… mo… ke.. keluar nih… ahhhhhhhhhh…” ia mendesah panjang, tidak lama dari orgasme ia, saya jg keluar dan saya ngeluarin sperma saya di dadanya.
    “Mir, elo n ggak coba jilat sperma saya?” bertanya saya.
    “Geli ah,” jawabannya.
    “Eh, coba deh…” Ia ambil sperma saya dari dadanya dgn jarinya dan ia jilat.
    “Mmm… asin. Tp kok sedap ya?” jawabannya.
    Ia justru suka. Ia justru menjilat-jilati sperma saya yang tumpah di dadanya.
    “Ok Mir, saya mo tidur. Tp kalau elo ingin maen kembali, jangan malu. Katakan saja ama saya,” kata saya.
    “Iya dech, kak. Terima kasih ya!” jawab Mirna.
    begitu dech cerita jalinan saya ama adik saya Mirna dan sampai saat ini saya ama Mirna masih ngelakuin jalinan seks kakak-adik yang kita cicipi sekali.

  • Cerita Sex Terkini Berhubungan Dengan Seorang Custamer Servis Restoran

    Cerita Sex Terkini Berhubungan Dengan Seorang Custamer Servis Restoran


    286 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini 2023 Konsumen Servis Restoran Stik – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Ini kali mimin akan bercerita mengenai kepuasan seorang custamer servis restoran stik yang berada di salah satunya kota besar berinisial kota MLN. Benar-benar sangat hot dan penuh kepuasan ini,banyak style yang begitu asyik tentu membuat terbawa dalam kepuasan style bercinta Ini awalnya dari sebuah narasi dengan keelokan bercinta.
    Saya bekerja di salah satunya tempat makan steak yang sediakan salad bar di suatu mall. Sejumlah pekan terakhir ini, ada seorang konsumen, bapak-bapak, yang rajin bertandang ke restoran tempat saya bekerja. Saat makan, matanya selalu melihatiku. Kalau saya melalui dekat mejanya, selalu ia senyuman, ia berusaha ajak saya berbicara tapi tidak pernah sukses karena saat ia makan di restoran itu, situasi sedang ramai, hingga saya dan waiter/waitress yang lain jadi benar-benar repot layani tamu.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Konsumen Servis Restoran Stik
    narasi dewasa
    Di suatu hari, ia bertandang kembali ke restoku. Kebenaran ini kali tamu yang makan di sini sedikit, hingga ada peluang bertegur sapa. Ia bertanya namaku siapa, kujawab namaku Saya. Ia menanyakan kembali, ini hari saya kerja sampai jam berapakah. Saat saya tanya mengapa ia menanyakan semacam itu ia katakan ingin kasi saya kejutan.
    saya tanya kembali karena ingin tahu, surprisenya apa. Ia jawab kalau dikasih tahu ya bukan kejutan namanya. Terus ia katakan akan tunggu saya sekitaran jam 6 sore.

    Usai kerja, saya menukar baju dinas baju ku sendiri. Saya menggunakan kaos ketat dengan belahan yang rendah hingga toketku yang besar melihat keluar, dan celana jeans ketat. Ia menanti tidak jauh dari restoran. Pas saat saya menyapanyanya, ponselku mengeluarkan bunyi, dari temanku. Ia melihatiku yang sedang terima telepon temanku. Sesudah saya usai bertelpon, ia menanyakan,
    “Dari siapa Len, cowok kamu ya”.

    “Tidak kok pak, dari temanku, ngajakin saya jalan”.
    “Terus”, tanyanya kembali.
    “Kan sudah janjian ama bapak, ya Saya tolak ajakannya”.
    “Teman kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus.
    “Cowok pak”, jawabku.
    “NGajakin jalan tahu ngajak berpacaran?” guyonnya kembali.
    “Kedua-duanya pak”, jawabku sekenanya sekalian ketawa.
    “Ucapnya ingin kasi kejutan?”, tagihku.
    Ia lantas ajakku ke toko ponsel.
    “Len, ponsel kamu dah kuno, saya beliin yang baru ya”. Terkejut saya dengar penawarannya.

    Tanpa menanti jawabanku, ia meminta ke spg nya, ponsel triji terkini. Kelihatannya uang sejumlah juta mudah untuk dia. Saya menyangka tentu ada ujungnya, mustahil kan lelaki ingin ngasi ponsel mahal demikian saja. Saya sich tidak peduli kalau saya harus melayani napsunya, saya juga tertarik sama sang bapak, sesudah temu seringkali di restoran. Orangnya belum tua, tetapi yang tentu bukan abg lah yao. Tampan, dada sektor, seperti type lelaki idealku lah.
    “Ma kasih ya pak, bapak baik sangat sich ingin beliin Saya ponsel baru, triji kembali”. Ia cuma tersenyum dan ajak saya makan, tentu saja bukan makanan yang dipasarkan di restoran ku.
    Sekalian makan ia terus ajakku guyon, orangnya menggembirakan.
    “Kamu esok kerja jam brapa Len”, tanyanya.
    “Esok Saya off pak. emangnya mengapa”.
    “Saya mo ngajak kamu jalan, kalau esok kamu off kan tidak perlu cepat-cepat pulang”.
    “Jalan ke mana pak”, saya telah menyangka apa jawabnya.
    Tentunya akan ngajakin saya ngentot, apalagi kalau tidak tersebut.
    “Wow.., mobilnya kece sekali pak. Sama kaya orangnya” kata ku sesudah kami sampai di mobilnya.
    Saya duduk di muka disampingnya. Tidak lama kamipun melaju tinggalkan mal. Ia mulai mengelus-ngelus paha ku yang tetap tertutup celana jeans. Tentu saja elusannya tidak terlampau berasa karena tetap terhalangi kain jeans celanaku. Ia membawaku ke apartmentnya.
    Tidak lama kami telah tiba di apartment. Kita turun ke lantai dasar, parkir mobil dan ke arah lift. Ia segera memijit lantai apartmentnya dan lift melaju ke atas. Apartmentnya tipe studio hingga cuma ada satu ruangan yang multi-fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Ia merebahkan diri di tempat tidur.
    Sementara saya pergi ke kamar mandi. Saat ada kembali, saya cuma berbalut handuk selanjutnya turut tiduran diranjang dengannya. Ia melingkarkan tangannya pada bahu ku dan mengelus-elus nya. Tidak lama ia mulai menciumi bibir ku sekalian meraba-raba toket ku. Ia buka lilitan handuk hingga saya segera bertelanjang bundar. Ia melotot menyaksikan jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket ku dengan rakus. Disedot hisapnya pentil ku.
    Jarinya meraba-raba bibir memek ku yang disanggupi jembut yang lebat. Aku juga melenguh nikmat saat jarinya temukan itilku. Dalam pada itu, toket ku tetap terus dijilati dan diemut pentilnya. Saya yang sangat bergairah selanjutnya kembali menindih badannya. Secara cepat saya menanggalkan kancing bajunya. Kuhisap pentilnya, sedangkan tanganku menanggalkan celananya.

    “Lena membuka dahulu ya pak” kataku sekalian bangun duduk dan buka semua bajunya.
    Ia tinggal berCD, dan terlihat penisnya muncul keluar tidak sanggup tertampung di dalam CD.
    “Penis bapak besar sekali, panjang kembali” kataku sekalian mengelus-elus penisnya dari kembali CD.
    Aku juga selanjutnya buka CD nya, dan penisnya yang telah ngaceng keras terlihat berdiri yang tegak didepannya.
    “Edan.. Besar sekali.. Membuat Lena gairah..” kataku sekalian tundukkan kepala mulai menjilat-jilati dan mengulum penisnya.
    Ia mengelus- elus rambutku yang panjang. Terkadang tangannya beralih ke toketku yang sekal dan permainkan pentilnya.
    “Len.. Sedap sekali Len..” desahnya, saya terus menjilat-jilati penisnya.
    “Ih.. pak, besar sekali..”.
    “Memang kamu tidak pernah simak yang besar ini?”
    “Belum pak.. Punyai cowok Lena tidak sebesar ini.” jawabku.
    “Arghh.. Sedap Len.” erangnya kembali.
    Bacaan Seks Terkini 2023 Konsumen Servis Restoran Stik
    Kujilatinya lubang kencingnya dan kukulum penisnya secara bergairah. Sementara itu tangkai penisnya kukocok sekalian kadang-kadang kuremas perlahan-lahan biji pelernya. Ia kenikmatan saat saya mengeluar masukan penisnya dengan mulutku. Ia menyeka-usap rambutku dengan gaungs. Ruang selekasnya dipenuhi dengan erangannya. Saat saya mengisap penisnya, kepalaku mundur-maju, toketku juga bergoyang. Dengan gaungs diremasnya toketku.
    “Len.., capit gunakan toketmu ” pintanya.
    Aku segera menempatkan penisnya di belahan toketku, dan ia mengenjot penisnya antara toketku.
    “Sedap sekali sshh..” Ia seperti tidak dapat meredam rasa nikmat tersebut.
    Sesudah sejumlah lama, ia memberikan lagi penisnya ke mulutku. Saya menyambutnya dengan penuh gairah.
    Sesudah sejumlah lama, saya naiki badannya dan arahkan penisnya ke memekku. Saya turunkan badanku dan penisnya mulai menerobos memekku yang sempit.
    “Ooh.. besar sekali nih penisnya pak.. Ahh..” desahku saat penisnya sudah sukses masuk memekku.
    “Tetapi sedap khan..” tanyanya memikat
    “Iya sich..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..” erangku kembali saat ia mulai memacu memekku dari bawah.
    Ia menggenggam pinggangku sekalian terus mengenjot memekku. Sementara saya memberikan toketku ke mulutnya. Ia selekasnya menjilat-jilati toket ku.
    “Pak.. Bagaimana pak.. Sedap khan ngentotin Lena?” bertanya ku memikat.
    Saya tetap meliuk-liukan badanku. Ia juga terus mengenjot memekku dari bawah, sekalian kadang-kadang tangannya meremas toketku yang berayun-ayun bikin gemas. Sesudah jemu dengan posisi itu, ia mengubah badanku hingga ia ada di atas. Selekasnya ia memacu penisnya masuk keluar memekku sekalian menciumi mukaku.
    “Ehmm.. Sstt.. pak.. Sedap.. Ohh. penis bapak besar sekali, memek Lena sampai sesek rasanya pak, gesekan penis bapak berasa sekali di memek Lena. Ingin dech Lena dientot bapak setiap malam,” Saya melenguh keenakkan.
    “Mari hisap pentil Lena pak” perintahku. Diapun selanjutnya mengisap pentilku sekalian terus memacu memekku.
    Tidak lama badanku melafalkanng, dan saya mengeluh dan menggeliat saat nyampe. Berasa memekku berkedut-kedut.
    “Len, sedap sekali, penisku seolah tengah diemut, nikmat sekali rasanya, hebat empotan memek kamu”. Ia keluarkan penisnya dari memekku dan saya kusuruh menungging membelakanginya.
    Dengan style doggy model ia mengentoti ku dari belakang.
    “Aduh.. pak.. kuat sekali.. Ohh..” erang ku saat ia mengenjot memekku.
    “Edan.. memekmu sedap sekali Len..” ucapnya.
    Ia menggenggam pinggul ku, kadangkala meremas bokongku yang membulat. Aku juga menjerit nikmat. Toketkupun terlihat bergoyang-goyang bikin gemas. Jemu dengan posisi ini, ia selanjutnya duduk di atas bangku. Saya lantas duduk membelakanginya dan arahkan penisnya ke saat memekku. Ia menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu saya bergerak turun naik. Tangannya repot meremas toketku.
    “Ahh.. Ahh.. Ahh..” erangku selaras dengan goyangan tubuhku di atas badannya.
    Kadangkala erangan itu berhenti saat diberikannya jarinya untuk kuhisap. Sesaat selanjutnya, distopnya goyangan tubuhnya dan dicondongkannya badanku cukup ke belakang, hingga bisa mengisap toketku. Dengan gaungs disantapnya bukit kembarku dan kadang-kadang pentilku dijilatinya. Eranganku makin keras kedengar, membuat ia jadi bernapsu lagi.
    Sesudah ia usai nikmati toket ranumku, kembali saya mengenjot badanku turun naik dengan liar. Binal sekali keliatannya. Lumayan lama ia nikmati perngentotan dengan saya di bangku. Lantas ia berdiri, dan berciuman lagi dengan saya sekalian dengan gaungs meremas dan mengisap toketku. Ia ingin selekasnya menyelesaikan permainan ini. Lantas saya direbahkan di atas tempat tidur. Ia selanjutnya arahkan penisnya kembali lagi ke saat memekku.
    “Ahh..” erangku kembali saat penisnya memadati lagi memekku.
    Langsung ia mengenjot dengan garang. Erangan nikmat mereka berdua penuhi ruang itu, ditambahkan bunyi derit tempat tidur menambahkan panas situasi. Saya menggelengkan kepala ke kanan kekiri meredam nikmat. Tanganku meremas-remas sprei tempat tidur.
    “Pak.. Lena nyaris sampai pak.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritku sekalian badanku melafalkanng dalam pelukannya.
    Saya sudah nyampe. Ia hentikan enjotannya sesaat, dan aku juga selanjutnya lesu di atas tempat tidur. Butir keringat mengucur diwajahku. Toketku turun naik selaras dengan helaan napasku. Ia menggemasi lagi toketku secara bergairah. Ia mulai kembali mengenjot memekku sekalian kadang-kadang meremas toketku yang bergoyang selaras enjotannya. Ia terus mengenjotkan penisnya masuk keluar memekku hingga kemudian ngecretlah pejunya di saat memekku. Saya tergeletak karena kepuasan dan lemas.
    Sesaat selanjutnya ia mulai menciumiku sekalian menyeka-usap pahaku, dan mengilik memekku dengan jarinya.
    “Ehmm..” erangku saat itil diseka-usap dengan gaungs.
    Eranganku berhenti karena ia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas-rems toketku yang besar melawan.
    “Pak kuat sekali sich , baru ngecret mau ngentot kembali” ucapku lirih.
    “Iya habis ingin diempot memek kamu kembali, nikmat sekali rasanya” bisiknya.
    Desahanku terdengar kembali saat lidahnya mulai menari di atas pentilku yang telah mencolok keras. Disedotnya dengan gaungs gunung kembarku sampai membuat badanku menggeliat nikmat.
    “Giliran donk Len” bisiknya sesudah senang nikmati toketku yang ranum.
    Kami juga berciuman lagi sementara saya meremas penisnya yang mulai membesar. Aku juga selanjutnya dekatkan mukaku ke penisnya, dan memulai mengulum penisnya.
    Sekalian mengisap penisnya, saya mengocak perlahan-lahan batangnya. Ia mengelus-elus kepalaku saat saya sedang mengemut penisnya. Ia ingin ngentot kembali dengan saya. Saya diminta duduk membelakanginya di pangkuannya. Ia arahkan penisnya kedalam memekku.
    Itil V3
    “Ah..” desahku saat penisnya memadati lagi memekku.
    Saya selanjutnya menaik-turunkan badanku di atas pangkuannya. Ia juga tidak tinggal diam, saya diciuminya saat saya sedang mengenjot penisnya dalam capitan memekku. Sekalian menciumi saya, tangannya mainkan itilku.
    “Ah.. Terus pak.. Lena ingin nyampe..” desahku.
    Makin cepat ia menyeka itilku, dan badanku juga makin cepat memacu penisnya.
    “Ahh..” erangku nikmat saat saya nyampe. Badanku melafalkanng dan terkulai lemas di atas pangkuannya. Kembali berasa memekkua berkedut-kedut dengan keras. Sesudah surut kedutan memekku, penisnya ditarik dari memekku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan memekku.
    Saya ditelentangkan dan selekasnya ia naiki badanku. Pahaku telah mengangkang lebar. Ia tidak langsung masukkan penisnya kedalam memekku, tapi digesek-gesekkan dulu disekitaran bibir memekku sampai sentuh itilku.
    “Pak.. Aduuhh.. Aduuhh pak! Sshh.. Mmppffhh.. Mari pak.. Masukkan saja.. Tidak tahann..” saya menjerit-jerit tanpa malu. “Sudah tidak tahan ya.. Len, cepat sekali telah napsu kembali..” jawabannya.
    Mendadak ia segera menekan semaksimal mungkin. Saya benar-benar tidak menygka akan hal tersebut, hingga penisnya langsung melesak ke saat memekku. Penisnya memadati lagi memekku yang sempit tersebut. Ia mulai mengenjotkan penisnya turun naik secara teratur hingga menggesek semua lubang memekku. Saya ikut menyeimbanginya, pinggulku berputar-putar penuh irama. Bergerak patah- patah, selanjutnya berputar-putar kembali. Dampaknya hebat, kedutan memekku lagi berasa.
    “Len, nikmat sekali dech empotan memek kamu”, ucapnya terengah.
    Saya makin bernafsu, pinggulku terus bergoyang tiada henti sekalian mengedut-ngedutkan otot memekku.
    “Akkhh.. Len.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh..” erangnya berkali-kali.
    Ia makin kuat meremas-remas dan memilin-milin pentilku dan bibirnya terus sapu semua mukaku sampai ke leher, sekalian makin percepat irama enjotannya. Saya berusaha menyeimbangi masuk keluarnya penisnya didalam memekku dengan goyangan bokongku. Kelihatannya ia berusaha keras untuk tetap bertahan, supaya tidak ngecret saat sebelum saya nyampe kembali. Penisnya terus mengaduk-aduk memekku makin cepat kembali. Memekku berasa semakin berkedut, ke-2 ujung pentilku makin keras, muncul berdiri yang tegak. Langsung pentilku dihisap kuat-kuat selanjutnya dijilati penuh gairah. Simak juga: Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap
    “Pak..! Bisa lebih cepat doonng..!” teriakku sekalian menekan bokongnya kuat-kuat supaya penisnya lebih masuk ke dalam memekku. Beberapa menit selanjutnya badanku tergetar luar biasa, disertai cairan hangat menyemburkan dari memekku. Bersama dengan itu, badannya juga tergetar keras yang disertai semburan pejunya ke saat memekku.
    Aku juga mengeluh ketahan. Ia segera merengkuh badanku erat-erat, dengan penuh hati. Saya membalasnya dekapannya sekalian rasakan kepuasan yang hebat. Kakiku melingkar disekitaran pinggangnya, sedangkan bibirnya terus menghujani sekujur muka dan leherku dengan kecupan. Saya bisa rasakan kedutan memekku.
    Sesudah istirahat sesaat, kami selekasnya bersihkan diri di dalam kamar mandi. Saya tidak pernah rasakan sebegitu enaknya dientot lelaki.

  • Cerita Sex Di Kocokin Sama Anak Sekolah Yang Bohay di Toilet

    Cerita Sex Di Kocokin Sama Anak Sekolah Yang Bohay di Toilet


    277 views

     

    Tetapi lomba kekinian dance ini tidak diselenggarakan antara kelas, tapi antara angkatan yang membuat acara ini jadi hebat dan semarak ialah supporter dari tiap-tiap kelas dan angkatan yang sama-sama beradu mulut sampai beradu jotos untuk tim yang mereka menjagokan!biasa sajalah anak muda seperti kami egonya kembali tinggi-tingginya

    Cersex Terbaru – Oke kembali lagi ke acara ultah sekolah saya ini diawali dari jam 9 pagi.-cerita cabul terbaru- Tetapi saya tiba jam 11 siang! hehe.. mahfum lah anak bandel yang menyukai cari kesan dan menyengaja saya hadirnya terlambat cuma untuk menonton band-band ibukota dan melihat lomba kekinian dance saja. Dan pada akhirnya saat yang ditunggu tiba .
    Kekinian dance angkatan kelas 3 yakni angkatan saya sendiri yang dengan anggota lima orang. Tetapi yang saya mengenal dekat cuma Putri yang mempunyai nama komplet Putri hermansyah.
    ohhh ya saya kok telah mengenaln seseorang walau sebenarnya saya saja belum kenalan!hhehee..nama saya Boy sob nama panjangnya gak perlu dech ya buruk masalahnya.

    Acarapun diawali dari performa kelas 1 lantas di ikuti kelas 2 dan sebagai penutup ialah kelas 3. Mereka segera masuk ke lapangan tengah. Baju yang mereka gunakan cukup seksi. Meskipun pada bagian perutnya tidak terbuka. Baju yang mereka gunakan ketat tentunya, menunjukkan buah dada mereka yang baru ‘tumbuh’.

    Cukup membuat mata pelajar lelaki melotot. Dengan disertai beberapa lagu techno mereka semuanya yang muda belia seumuran saya meliuk-liukan tubuhnya dengan seksi. Bersamaan lompatan-lompatan atau beberapa gerakan seksi mereka buah dada mereka bergoyang-goyang cantik dan tergetar-getar!cantiknya terasanya dunia waktu itu
    Mata saya cuma tertuju pada Putri seorang. Selain mukanya yang elok, dia mempunyai buah dada yang cukup seksi tentu saja. Rambutnya yang terurai panjang menambahkan seksi badan cantiknya. Meskipun ada juga rekan 1 team dancernya yang saya berpikir cukup bohai .

    Dimulai dari buah dada yang lebih besar dibanding Putri, dia mempunyai paha yang gempal. Tetapi perhatian saya masih tetap tertuju pada Putri. Lumrah saja saya merhatiin terus, menurut saya ia cewek terseksi secara fisik atau non. Sesudah mereka bermodern dance riang dan menghidupkan nafsu pada lelaki, dengan keringat bercucur di kening, leher dan beberapa bagian yang lain, mereka selekasnya ganti pakaian.
    Putri selekasnya ke arah kelas untuk mengenakn lagi seragamnya. Bersamaan jalannya jalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Setelah dia ambil baju mengganti dari tasnya, dia juga ke arah wc untuk ganti pakaian.

    Lantas saya ikutin ia dari belakang. Kelihatan, tali branya nyeplak karena keringat yang basah ke badannya. wowww sedapnyo. Sesudah masuk itu, dia masuk ke dalam kamar mandi. Tanpa dia ketahui bra dan celana dalemnya yang warna hitam jatuh di muka pintu kamar mandi.

    Saya juga langsung ambil bra an cdnya yang jatuh itu dan secara langsung saya pegang. Saya juga masuk ke dalam kamar mandi cowo dengan tujuan ingin kencing tanpa tujuan untuk sembunyikan ke dua barang itu. Dalam pikiran saya, saya akan beri sesudah saya kencing.
    Sesudah saya kencing, saya simak Putri mondar-mandir disekitaran kamar mandi. Langsung saja saya tegor,
    “Cari apa Putri?”
    “Eh lo Boy, ini nih saya cari bh sama cd saya, lo lyat tidak?”
    “Ohhh, ini mksd lo?” Langsung saya tunjukin bra dan cdnya.
    “Iya, ni ia yang saya mencari. Ni lo nemu di mana?”
    “Ni barusan jatoh. Lo gak tau…”
    “Oh yaudah, thanks ya Boy.
    “Iya sama Putri.”
    “Yaudah dech, saya mo mengganti pakaian dahulu yah. Panas sekali nih.”
    “Ngapain Putri?”
    “Mengganti baaajuuu… mengapa?? Mo ikuuut??” Bertanya Putri nakal.
    “Hhhee. Emg bisa Putri??”
    “Hmmm…” ia melihat ke sekitaran. Kemudian ia segera nyruh masuk saya untuk 1 kamar mandi dengannya.
    “Ywdh yok masuk.”
    “Putri, saya mo kencing dahulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung saya membuka clana saya sekalian ngebelakangin Putri. Terus kencing. dan Mendadak Putri berbicara
    “Oh my god. Besar sekali Boy barang (Penis saya) lo” Saya juga terkejut.
    “Putri, disebut jangan ngintip. Ko ngintip sich?”
    “Hhehe. Sori Boy, setelah tidak sengaja… hehee boong ding, saya ingin tahu saja ingin liat…”
    “Ah, dsar lo Putri. Ywdh, mengganti pakaian barusan ucapnya mo mengganti pakaian?”
    “Yaudah”Saya juga menggunakan clana saya kembali.
    Putri juga repot buka pakaian dancenya. Terus celananya. Terus branya. Lantas cdnya.
    Saya juga merhatiin semua.
    “Eh Boy, jgn melihatin kesini donk.” Sekalian dia tutupi toketnya yang sekel dengan tangan kirinya. Terus memiawnya tertutupin sama cdnya yang baru dibuka.
    “Hehehe. saya ingin tahu Putri…”
    “Ingin tahu??”
    “Iya”
    “Lo barusan ingin tahu sama barang saya kan?”
    “Iya sich” sekalian dia senyuman-senyum.
    “Putri, saya mo remes-remes toket lo donk. Bisa gak?”
    “Ha? Tai lo Boy. Memang lo siapa saya!!”
    “nanti saja Putri”
    “Tetapi saya pegang-pegang barang lo ya Boy? Agar adil.”
    “Oh yaudah” dan saya juga ngebuka resleting saya. Nyingkap CD saya. Terus ngeluarin Penis saya.
    Saya dengan semangat ngeremes-ngremes buah dada Putri yang sekel. Tetapi ia cukup takut-takut buat megang Penis saya.

    “mengapa Putri? Pegang dong… saya saja sudah megang toket lo nih. Sekel sekali sich Putri toket lo?”
    “Ihh, saya baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”
    “Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”
    dan saya coba bawa tangannya buat megang Penis saya secara perlahan-lahan dan sedikit desakan pada akhirnya, Penis saya juga terjamah oleh tangan Putri.
    “Oowwhhh… kocok-kocok donk Putri…” Pinta saya.
    Ia juga cukup malu cocok ingin ngocok Penis saya.
    Pada akhirnya pelan2 ia kocok Penis saya. saya juga sekalian ngeremes2 toket ia.
    “Owwhhh… sedap Putri… cukup kencang donk megangnya…”
    “Iya… ohh besar bgt sich Boy?? Lo dah ngaceng ya nih??”
    “Iya sudah lah. Secara saya ngeremes2 toket lo sudah gairah begini. Tentu dah ngaceng.”
    “Putri… saya isep yah toket lo??”
    “Ihh, edan lo ah.”
    “Bentar…”
    “Yaudah… nih…” dia juga memberikan toketnya ke dalam mulut saya. Tetapi dia ngelepasin kocokannya dari Penis saya.
    “Putri, sekalian kocokin Penis saya donk. Jangan berenti…”
    “Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Ia juga ngocok Penis saya cukup cepat.
    “Aahhhh… ohhhh… sedap Putrii…” suara saya mendesah. Terus saya kenyot2 toketny.
    “Ahhh… yang cepat kembali Putri… oohh… uuhhh… ssshhh…” sekalian saya kulum lehernya, langsung ke bibirnya.
    “Putri, sepongin donk sebentar…”
    “Ha?”
    “Sepongiiin… masukkan Penis saya ke dalam mulut lo… terus kocokin pakai mulut lo…”
    “Aaahhh!! Tidak ahh!! Pakai tangan saja yah Boy? Nnti kapan-kapan dech.” Putri nolak.
    “nanti Putrii… ingin nihh…” saya meminta.
    “Ah lo Boy. Yaudah, tp bentar saja ya”
    “iya, sampai keluar…”
    “Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut saya!!”
    “Iya, gak… nnti kalau saya dah ingin muncrat saya cabut Penis saya dari mulut lo…”
    “Yaudah, maen cepat yaa. Takut didugan nih saya nanti sama beberapa anak yang laen.”
    “iya” jwab saya.
    Putri juga jongkok di muka saya. Mulutnya cocok sekali sudah berhadepan sama Penis saya.
    Saya juga memberikan Penis saya ke mulutnya. Putri juga tanpa sangsi buka mulutnya lebar2. saya terus dorong semua Penis saya masuk ke dalam mulutnya Putri. Kemudian ia rapetin mulutnya dan memulai menggerakkan mulutnya mundur-maju sekalian skali-kali mainkan lidah dan bibirnya buat mijet-mijet Penis saya.

    Penis saya kerasa agak-agak anget. Terus ada juga rasa-rasa benyek-lembek sedap yang dari lidahnya.
    Itu semua saya imbangin dengan turut gerak-gerakin Penis saya mundur-maju.
    “Ooohh… Putriiii… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sekalian saya belai-belai rambutny yang gak terlampau panjang.
    “mmmmpphhhh… mmmppphhhh… mmpphh…” Putri juga mendesah samabil terus nyepongin Penis saya.
    “Ooohhhhhhhhh… teeruusss Putriiii… ooohhh… eeennnaaakkk… terus Putri…”
    “mmmpphhhh… mmmppphhhh…”
    “Cepatin lagii Putriiii…” pinta saya.
    “Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” Putri juga sedkit cukup kerepotan nyepongin Penis saya.
    “Aaahhhh… ooouhhhcchhh… sedap Putriii… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”
    Putri juga makin percepat kocokan mulutnya di mulut saya. Saya juga menyeimbangin dengan memajumundurkan Penis saya di mulutnya.
    Karena sangat berasa pesatnya. Pada akhirnya saya sudah merasakan kalau peju saya ingin keluar.
    “Aaohhh… Putriii… saya ingin keluar nihhhh…”
    Secara cepat ia ngelepasin mulutnya dari Penis saya. Terus ia berdiri dari yang pernah cocok nyepongin saya dalam posisi jongkok. Saya juga raih tangan kanannya. Terus saya bimbing buat megang Penis saya yang sudah ngaceng sekali krn ingin keluar.
    “Kocokin yang cepat Putri…”
    Putri juga mengocak Penis saya cepat. Cocok ia kembali ngocokin Penis saya, saya kissing bibirnya yang imut2, sekalian kadang2 saya remes2 toketnya yang sekel tidak terlampau besar.

    Pada akhirnya sesudah kurang lebih 3 menit dikocakin pakai tangannya.
    “Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… saya mauuu keluarrrrr nihh…”
    “Uwwhh, yaudah keluarin saja Boy…” ia juga ngarahin Penis saya ke wc agar peju saya nnti langsung ke membuang ke lubang wc tanpa bertebaran di lantai.
    “Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… saya keluar Putriii…” pada akhirnya peju saya juga keluar.
    Peju saya muncrat 6x. dari banyak mulai sampai keluar setetes setetes.
    “Oouhwwww… edan Boy, sangat banyak peju lo… duuhh terkena tangan saya kembali nih…” Putri juga ngelepasin tangannya dari Penis saya.
    Terus ia ngebersihin tangannya yang terkena peju saya sedikit pakai aer di gayung.
    “Uuffhh… iya nih Putri, sudah lama sich saya tidak colai… tetapi pada akhirnya saat ini saya justru dicoliin sama lo… lelah nih Putri… Putri bersihkan donk peju saya nih sedikit kembali pakai mulut lo…” pinta saya kea ca.
    Itil V3
    “Apa?” Putri terkejut.
    “Jilatin sedikit nih ujung Penis saya, kan masih ad sisa2 pejunya…”
    “Ih malas. Tidak ah. Jijik saya.”
    “Yah, tanggung nih Putri… sedikit kembali”
    “Tidak. Nnti saja yah kapan-kpan Boy…” Putri memberikan keinginan.
    “Huh. Dsar lo Putri. Tanggung nih. Yaudah dech.”
    “Nih saya bersihkan peju lo yang di sini saja nih.” Kata Putri sekalian nyiramin aer ke dalam wc yang pernah banyak peju saya.
    Sesudah nyiramin peju saya yang bertebaran di wc, Putri juga ganti lagi pakaian. Begitupun saya. Saya juga menggunakan celana dalam saya kembali selanjutnya resleting celana panjang saya.
    Saya perhatiin Putri. Dia kleiatan seksi sekali. Satu-satu dia gunakan bajunya. Dimulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang warna hitam. Tetapi dia cukup kesusahan ketika akan menyangkutkan branya. Lantas dia juga minta bantuan saya.
    “Boy tolong pakein donk.” Dia juga membelakangi saya minta menyangkutkan pengait branya.
    “Tetapi ada ketentuannya yaa…” sebut saya ngeledek.
    “Persyaratan apaan?”
    “Terka donk”
    “Hmmm apa ya. Gak tahu ah! Sudah cepatan pakein!!” dia juga cukup sedikit ngotot.
    “Itu tuch.” Saya juga menunjuk ke memiawnya.
    “Ohh ini… lo ingin ngewe sama saya?” Putri juga menanyakan dengan suara cukup sedikit terkejut.
    “Iaa, saya ingin ngewe sama lo Putri… blh gak?”
    “Anjjrriitttt lo Boy, apa masih tidak cukup yang sekarang?”
    “Kurang laaaah… saya ingin nyicipin badan lo pakai Penis gue…”
    “Aaaaaaaahhh!”
    “Sssstt, jgn kenceng-kenceng Putri… Ayoo donk Putriiiii… kapan-kapan yaaahh?? Gak saat ini kok…” sebut saya meminta kembali.
    “Saya masih virgin laaahh Boyyy.”
    “Ahh yakinnn lo??”
    “IYA!”
    “Kalau dari toket lo yang saya pegang barusan sich kayanya lo sudah gak virgin deh…”
    “Hah? Tahu darimanakah lo???”
    “Ya tahu laaahh, kalau toket cewe yang sudah gak virgin tuch sudah cukup kendor sedikit, gak terlampau sekel banget…”
    “Hahhha edan ya lo, kayanya sudah pakar sekali nih masalah beginian”. Sekalian ia repot membereskan pakaiannya.
    “Iya lah, karena itu kapan-kapan ingin coba ngewe sama saya gak?”
    “Hmmm bagaimana yaaaaa, yaa simak kelak saja deehhh”. Sekalian berkaca di cermin kecil sekalian membereskan rambut dan poninya.

    “Yawdahhh nnti kapan-kapan kita coba yaa??” Sebut saya pastikan.
    “Iya ahh, yaudah, saya ingin kembali ke beberapa anak dahulu nih. Natar saya didugan kembali mengganti pakaian doang kok lama sekali.” Ia juga buka pintu dan keluar kamar mandi.
    “Sipp, ati-ati lo. Thankss Putrii atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”
    “Haahh, akan sedap nih kalau andaikan kelak saya ML dengannya” Berpikir saya.
    dan sesudah berapakah menit saya keluar toilet itu rasa menyesal juga tiba mendekati! biasa sajalah penyesalan selalu hadirnya terakhir dan tidak pernah lebih dulu! menyesal mengapa Boy? he…menyesal mengapa ya gak saya paksakan Putri untuk segera saja ngajakin ngentot!hahahaha…
    sekalian membayangkan andaikan cocok di dalam toilet cewek itu saya ngentot sama Putri, tetapi saya punyai obsesi untuk ngedapetin perawan sang Putri bagaimapun triknya saya harus yang pertama menyetubuhi ia jika masih perawan! OK dech sob begitu dahulu narasi seks terkini dari saya, terima kasih,.

     

  • Cerita Sex Terkini Behubungan Dengan Ibu Sandra Pimpinan Bank

    Cerita Sex Terkini Behubungan Dengan Ibu Sandra Pimpinan Bank


    83 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Hallo, kenalkan nama saya Hengky (nama rahasia tentu saja). Sekarang ini sich berumur 37 tahun. Memiliki seorang istri dan dua orang anak. usia 8 dan tujuh tahun. Dapat disebut kami keluarga yang berbahagia. Anakku 1 cowok dan 1 cewek, cocok sdh. Istriku? Well, ucapkan I am a lucky bastard. Istriku seorang yang elok dan seksi, tinggi tubuhya 169cm buah dadanya dapat disebutkan proposional dgn badannya, montok ataupun lebih persisnya sedikit chubby.
    Saya memang tidak sukai cewek yang kurus dan entahlah mengapa cewek chubby selalu membuatku terangsang. Chubby bukan ndut atau overweight. Istriku sukai berpakain yang seksi, itu didukung oleh kulitanya yang putih mulus dan perawakan badannya yang bohay.
    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    Rambutnya yang panjang seketiak membuat ia sangat enak untuk dilihat. dan saya mengetahui kalau kita pergi jalan ke mall, tentu banyak mata lelaki yang menyaksikannya, meskipun hanya sepintas. membuat gw senang sekalian teransang (sakit kali gw). Tinggiku 185cm dgn berat 90kg. Penisku standar orang indonesia sich. tidak panjang seperti di film BF atau seperti di narasi dewasa yang lain. Saya tidak pernah ngukur berapakah panjangnya, tp yang dapat kubanggakan ialah diameternya. Dapat disebut lebih gemuk dibandingkan teman yang saya mengenal, sedikit ada garis-garis urat dgn kepala penis yang lumayan besar. Saya tidak tahu standar besar itu bagaimana, tp penisku banyak memberikan kepuasan banyak cewek . Maka saya percaya punyaku memang lumayan bagus.

     

    awalnya, gw ngesex dgn pembantu tetangga yang berusia 50-an tp masih baik untuk di-ML. Well, itu sekitaran 5-6 bulan yang kemarin. Saat ini bu lastri dah pulang daerah nemenin adek-nya yang suaminya wafat. Kemungkinan tidak akan kembali dan tetangga sebelahku sdh ambil pembantu baru yang maish muda, kurus, poin dan tidak menarik perhatianku. yah, lenyap dech sumber pemuasanku . Maka sejumlah bulan akhir gw hanya kadang-kadang ngesex dgn kenalan lama yang memang dahulu pernah ngesex.

    Sampai dua bulan akhir ini, gw punyai tempat pemuasan masih tetap. Lebih muda sedikit dari bu lastri, lebih ramping sedikit dari bu lastri (bahkan juga lebih ramping sedikit dari istriku), tp buah dadanya montok. Damn! gw sukai sekali dengan cewek yang berbuah dada montok. Ia berumur lebih tua 7-8 tahuan dari gw dech. Cukup tinggi meskipun tidak tinggi-tinggi sekali, tidak tahu dech tingginya berapakah. Perutnya rata, walau sebenarnya anaknya 2 dan sudah gede-gede. Ia nikah muda, menjadi anaknya sekrang paling tua sdh kuliah. Namaya bu Sandra.

    Bu Sandra sekarang ini jadi kepala cabang sebuah bank. Waktu gw tetap kerja di bank itu, bu Sandra masih menjadi kepala pemasaran. Orang yang murah senyuman dan supel. Meskipun sdh berusia, tp performa dan fisiknya maish bagus. Ia rajin senam dan kadang-kadang perawatan. Kulitnya putih dan rambutnya sebahu dan selalu memakai ikat rambut hiasan. Selalu pakai rok, tidak pernah gw saksikan ia pakai celana panjang (apalagi celana pendek). Selalu memakai pakaian dalaman yang cukup redah dan blazer.

    gw kerja di bank, kawan-kawan dan gw kerap sejumlah kalai bergurau dapat menyetubuhi bu Sandra. Tp kita tidak ada yang bernai macem-macem ke ia karena ia orangnya kelihatan tegas dan bukan “murahan”. Saat gw sdh keluar bank, kedengar isu kalau ia pisah. Tidak tahu mengapa. Gw tidak pernah kontek dai semenjak keluar bank.

    Sampai satu saat, “nasib” menghadapkan kita…. untuk sama-sama memberikan kepuasan.
    Hari itu gw kembali ingin jalan ke mall. Tidak ada pikiran untuk “memburu”, lagian gw memang kembali ingin jalan. Jemu ajah di dalam kantor. FYI, sebenarnay sekretarisku itu cukup cakep dan seksi, tp seperti kata peribahasa, don’t shit where you eat . Maka gw tidak pernah apapun in sekretaris gw. Akhir gw datang di food court. order makan, duduk rileks sekalian melihatin cewek-cewek ABG dgn baju yang seksi. I wish, i can fuck those young girls. Tp, gw tidak berani, karena gw bukan type cowok yang dapat bertanggungjawab. Sesudah sekitaran 1 jam makan dan duduk rileks, gw jalan di mall untuk sightseeing. Saat melalui sebuah restoran, dari kaca gw saksikan muka yang cukup kerabatr. Rupanya bu Sandra.
    Kembali bicara dgn dua orang yang tampakny klien usaha kali. Bajunya bu Sandra masih inget sekali dech. Daleman warna putih yang cukup rendah, blazer hitam dan rok span putih . Benar-benar cocok sekali dgn kulitnya yang putih. Damn! sesudah beberapa tahun tidak saksikan ia, bu Sandra tetap menarik ajah. Gw menyengaja tidak terlalau jauh dari restoran itu, saksikan beberapa toko yang disampingnya ajah. Untunglah tidak berlama-lama ke-2 tamu bu Sandra pergi, tp bu Sandra tetap di dalam, kayakanya tetap nikmati makanannya dan kadang-kadang ngetik di hapenya. Gw ngototin masuk tuch restoran, disongsong oleh pelayan, tp saya menunjuk bu Sandra dan berketepatan bu Sandra saksikan ke gw.
    “Masih inget sama saya bu?” sekalian saya jalan perlahan dekatinya.
    “Loh? pak Hengky khan?” sekalian bu Sandra berdiri dan jabat tangan.
    Yah, kita bercakap ajah dan berbasa basi, tp kadang-kadang gw mengambil pandang menyaksikan belahan dadanay yang kelihatan sedikti dari kembali pakaian dalamnya. Tidak ada yang memikat buat di obrolin, seperti umumnya masalah pekerjaan dan yang lain.
    Lantas “berpura-pura” tanay masalah keluarga, anak lantas suami.
    “Oh, saya dengan suami sdh pisah. belum mengetahui yah?” tetap tersenyum.
    “Oh, sorry bu… kapan cerainya? maaf saya tidak tahu” jawab gw pura=pura begog.
    “Pisah sich, tidak ada persetujuan pisah. Ia tinggal dirumahnya sendiri, saya di rumah sendiri” jawab bu Sandra.
    “ouhh, lantas beberapa anak bagaimana bu?” ini kali benar-benar serius, karena gw belum mengetahui.
    “Turut saya, tp kadang-kadang ke bapaknya ” jawab bu Sandra tenang.
    Tidak terlampau detil ia narasi meskipun tidak bertanya. Sepertinya ia tidak ingin bercerita lebih detil masalah “pisah” sama suaminya. Tp gw mulai SSI, siapa tahu sukses.
    “Lantas bu Sandra tidak nikah kembali?”
    “Hahaha… sudah tua pak Hengky, tidak mikir ingin nikah dech”
    “Loh, bu Sandra masih elok kok. Bisa membuat cowok ngelirik lah”
    “Aduh, hahah… dapat ajah pak Hengky ini”
    “Saya ajah sukai bu melihatin bu Sandra di dalam kantor. Kalau bu Sandra melalui selalu membuat saya deg-deg-an” Kata gw dgn cuek. tidak perduli dech tersinggung apa tidak ia.
    “Oh yah? wah, nakal rupanya yah pak Hengky ini” dgn suara yang rileks. Tidak geram pertanda.
    Saya lanjut SSI gw tanpa merendahkan dianya. Ia justru seringkali ketawa dan mengkap dgn rileks rayuan gw.
    Kita juga tukar PIN. Lantas saya lanjutin SSInya ke ia.
    “Kalau malem tidur sendiri kalau gituh saat ini?”
    “Loh? pertanyaannya loh… haha, mancing nih pertanyaannya” jawab bu Sandra rileks.
    “Khan ucapnya tidak menikah kembali dan pisah dengan suami”
    “Yah, tidak perlu dijawab khan kalau gituh… memang mengapa? ingin nemenin emangnya?”
    “Kalau kadang-kadang dapat kok nemenin bu Sandra. tidak nolak saya”
    “Haha. nakal rupanya pak Hengky ini. Saya berpikir alim loh dahulu”
    … dan beragam SSI gw dijawab rileks sama bu Sandra. Kita masih narasi yang cukup nyerempet sedikit gituh. Gw harus juga “sedikit” bohong dgn narasi kalau istriku dingin dan gw jarang-jarang dapat porsi, tp tidak jajan, hanya self servis.

    Gw bingung kalau bu Sandra rupanya tidak risi, justru serius denger ceritaku.
    Kita tetap menceritakan ngalor ngidul, kadang-kadang tidak sempret dgn SSI.
    Tp tidak ada apa-apa, kita pada akhirnya pamitan. Janjian satu saat dapat berjumpa kembali. Dan hari itu kita pisah tidak terjadi apa-apa. Yah gw sich rileks ajah, meskipun ingin sekali.
    Sekian hari kita tidak pernah kontak-an. Ia tidak contact, gw tidak contact. Sampai satu saat saat main-main saksikan up-date status beberapa orang di hape gw, saksikan punyai bu Sandra yang didalamnya “menjaga diri di jalan yah sayang”. Langsung gw chat ia.
    “Wah, sudah dapat pasangan bu Sandra?”
    “Hahah… anakku keluar kota sama temannya. pikiranmu loh pak Hengky”
    “Ouhh… wah, sendiri di rumah donk. tidak takut?” pancingku
    “Ah, sudah biasa kok.” jawabannya pendek.
    Damn! sulit sekali sich nih orang. Sepertinya tidak nolak, tp tidak kasih lampu hijau. Gw ciba terus sich.
    “Sampai kapan anaknya pergi? 2-2-nya?” masih mancing gw.
    “Sampai minggu kembali. hanya satu orang, yang 1 sama bapaknya sampai minggu. hayoo, mengapa nanya-nanya?”
    Wah, kok sepertinya ada “keinginan” nih.
    “Tidak papah, siapa yang tahu bu Sandra ingin saya datangi”
    “haha.. kalau ingin dateng, yah dateng ajah. Hanya bertamu ajah khan?”
    “Memang bisa kalau nginep?” pancingku kembali
    “Loh? dicari istrinya kelak. genting saya… haha”
    “Tidak kok, percaya tidak. nginep satu hari dech” ngotot dech gw.
    “Memang berani pak Hengky?”
    Wah, chat seterusnya ulur tarik dech sama bu Sandra masalah dapat nginep apa tidak. Bu Sandra terlihat entahlah memang jual mahal atau sangsi. tidak tahu dech gw. Lumayan banyak rayuan sich hingga kemudian ia mengizinkan gw nginap satu hari dirumahnya. Tp sore datengnya, karena esok siang ia tetap kerja.
    Yipieeee…
    Untuk masalah pergi nginep satu hari, istriku tidak berprasangka buruk. Karena dgn pekerjaan gw ini, kerap gw pergi keluar kota 1-2 hari untuk share masalah . Maka ia tidak akan berprasangka buruk. Paling suruh membeli oleh-olehan. Tp itu dapat ditata dech.
    Gw menyengaja tidak membawa mobil dan gw naik taxi ke rumah bu Sandra. Singkat kata, sore gw naek taxi ke rumah bu Sandra. Perumahan yang elit. Tp seperti perumahan gw, kayaknay warganya cuek dgn tetangga. Rumah ia cukup mojok. Rupanya sampai sana, ada pembantunya. Aduh, tidak dapat macem-macem ini. Sialan gw berpikir! bu Sandra belum pulang, tp pembantunay udha dititipin pesan . Maka gw dipersilakan masuk di ruangan tamu dan menanti. Sepanjang 1 jam gw tunggu dan bicara dgn pembantunya, rupanya ia pembantu harian, dateng pagi pulang sesudah bu Sandra dateng. Fiuhh, sukurlah. Gw percaya tentu bisa execusi bu Sandra. Asala sabar ajah.
    Pada akhirnya bu Sandra pulang. Cocok ia masuk, gw menyengaja menyaksikan sisi dadanya. Ia pakai pakaian batik terusan yang pendek dgn belahan dada rendah. Menjadi lebih terang kelihatan belahan dadanya. Pahanya juga kelihatan mulus sekali. Duh, asli gw menyengaja sekali saksikan belahannya.
    Sesudah basa-basi dan salam-salaman. Siapin makan, bercakap lantas pembantunya pamit pulang. Pada akhirnya kita berdua dech.
    Bu Sandra masih pakai pakaian kerjanya belum mandi. Kita bercakap sekalian makan dan gw masih kadang-kadang melihat dadany. Gw menyengaja tidak curi pandang. tp benar-benar menyaksikan saat momentnya cocok.
    “Heh, matamu itu kok nakal sich” dgn suara rileks tanpa geram.
    Tp sedikit berbeda. Ia lebih rileks, tidak jaim. yahh… seperti waSandra biasa yang umumnya dech. Gw cukup terkejut ajah, karena baru ini kali saksikan ia semacam itu.
    “Yah, saya khan masih normal bu. ada yang cantik yah saya sukai lihatnya”
    Bu Sandra ketawa rileks. gw terus SSI ke ia, ia tanggapin dgn rileks tanpa geram sama sekalipun. Narasi masalah istriku yang dingin (hahaha..). Saat usai makan, ia membawa ke dapur, gw bantuin ke dapur. meskipun ia katakan tidak perlu, tp tetep gw bantuin. Di dapur kadang-kadang tangan kita bersinggungan saat bantuin ia nyuci. masih sekalian narasi rileks.
    Lantas ia pamit ingin mandi dahulu. Gw tanpa malu dan takut, ngotot ajah dech bicara
    “Saya belum mandi nih bu”
    “Kamar mandi ada tuch dari sisi. saya mandi dikamar” sekalian ternseyum.
    Kita guyonan masalah itu dgn SSI tetep jalan, hingga kemudian..
    “haha.. sudah saya sangka kamu ingin nakal di sini” lantas masuk kamarnya, tanpa tutup pintu kamarnya.
    Gw saksikan ia mengambil handuk dan masuk kamar mandi, tp pintu kamar mandinya ditutup tidak rapat. Damn! ini tentu lampu hijau. Langsung gw jalan masuk kamarnya dan buka pintu kamar mandinya perlahan-lahan. Bu Sandra sdh melepaskan pakaiannya dan kembali melilitkan handuk di tubuhnya.
    Bacaan Seks Terkini 2023 Ibu Sandra Pimpinan Bank
    Untuk memendekkan narasi, saya tidak tulis apa ajah sanjungan dan beberapa cerita disana. Dgn tanpa malu gw langsung membuka pakaian semua saat bu Sandra tetap bersihkan wajahnya. Saat ia usai bersihkan muka dan saksikan dari kaca gw telanjang, ia hanya tersenyum. Gw dekap ia dari belakang dan berusaha perlahan-lahan ingin membuka handuknya. Ia “berpura-pura” ngelarang waluapun tanpa perlawanan. Saat sdh dapat terbuka, gw benar-benar takjub akan tubuhnya. Putih, mulus, perut kempes, meskipun ada kerut-kerut sedikit dimana-mana, tp kelihatan bagus.
    Toketnya padat, dgn pentil coklat yang cukup gemuk. Gw sempat bengong sekalian ngelus tubuhnya.
    “Sedih yah saksikan aslinya?” sekalian pasang muka cukup serius.
    “Bagaimana kalau kita mandinya kelak ajah dan saya tunjukkin sedih apa tidak”
    Lantas perlahan-lahan dari kamar mandi gw ambil giring ke tempat tidurnya, ia nurut ajah masih tetep posisi membelakagi gw.
    Sampai dikamar deket tempat tidur, gw puter tubuhnya. Saat bertatapan, gw langsung cium bibirnya perlahan-lahan. bu Sandra balas kecupan gw dan perlahan-lahan lidah kita sama-sama berjumpa. Gw cium ia sekalian terus memainakn lidah gw, sepertinya bu Sandra menikmatinya. bu Sandra terus membalasnya kecupan gw, bahakn ia dapat menyeimbangi sama-sama hirup lidah kita. Tanganku mengelus punggungnya, sedangkan bu Sandra hanya merengkuh gw doang. Tanganku meremas lembut bokong bu Sandra yang rupanya masihlah padat.
    bu Sandra mengeluh perlahan. Jemari gw perlahan-lahan mengelus perlahan belahan bokongnya, dgn satu tangan berusaha buka belahan bokong dan satu tangan berusaha mengelus segi dalam bokongnya. Jariku kugosok perlahan dan mengelus lubang bokongnya. Cukup sedikit basah rupanya. Gile, rupanya bu Sandra masih basah sekali sampai ke wilayah bokong. Ada erangan lembut dari bu Sandra, sekalian ia mengigit perlahan bibirku. Jariku makin turun agar dapat merasakan mekinya yang sdh basah. Jariku tambah gesit mainkan didaerah antara bokong dan meki tersebut. Makin kedengar erangan bu Sandra. Ada goyangan kecil di bokongnya.
    Gw berusaha untuk selalu mainkan jarinya, apalgi goyangannya semakin kerasa dan erangan sekalian kecupan semakin kedengar.
    Tpii…
    Sorry pembaca, memang cukup keputus dan memang membuat kentang. Tp itu yang terjadi seterusnya.
    Mendadak bu Sandra melepas kecupan gw, melepaskan tanganku yang kembali asyik dan duduk di tempat tidur sekalian meredam kepalanya. Tidak ada isak tangin, tidak ada perkataan, hanya duduk dan kedengar masih tetap ada tersisa desahan yang berusaha dilepaskan. Asli gw kebingungan mengapa. Gw berpikir gw lakukan kekeliruan. gw berjongkok dan berusaha meredam gairah dan menanyakan kedia ada apakah. Ia katakan tidak terjadi apa-apa, tp tidak ingin saksikan gw. pada akhirnya gw hanya jongkok ajah sekalian pegang pahanya.
    Asli gw gairah sekali, tp gw tidak berani maksa. Ia katakan sorry, lantas katakan suruh gw pulang, tp dgn suara datar dan bukan emosi. gw katakan tidak dapat dan kasih argumen. lantas ia suruh gw tidur dikamar anaknya ajah kalau gituh. Gw terang tidak ingin, hanya gw tidak katakan. Tp gw tetap rileks bertanya mengapa. Gw tidak tahu berapakah menit, tp beberapa saat selanjutnya gw berusaha bertanya dan ia berusaha defensive. Sebetulnya sebel dan ingin cabut ajah dech, tp geu tidak ingin percuma dan kentang. Dasarnya gw berusaha tenang dech. Hingga kemudian ia luluh dan narasi. Sebetulnya ia tidak ingin seperti ginih, tp sejumlah ini hari ia memang kembali meredam emosi karena rupanya suaminya sdh tinggal dgn waSandra lain.
    Anaknya narasi ke ia. Ia berusaha tabah dan tidak emosi. Di dalam kantor dan depan beberapa anaknya juga ia berusaha memperlihatkan ia tidak dipengaruhi, walau sebenarnya ia emosi sekali. Beberapa saat selanjutnya ia “sharing” ke gw sekalian telanjang kita berdua. Shit! penis gw sampai lemas kembali. Kelihatan ia cukup menitikkan air mata meskipun tidak sampai nangis meraung-raung.
    Sehingga ia sebetulnya ingin membuktikkan dalam diri sendiri kalau ia tetap menarik dan dicintai pria, tp tiba-tiba “pikiran normal”-nya kembali. Sialan! ia meminta maaf dan ingin suruh saya tidur di dalam kamar anaknya. Pada akhirnya gantian saya yang sharing. Narasi jujur dan mengapa gw boong. Ia menjadi bengong dan tidak nangis kembali. Entahlah berapakah lama kita beberapa cerita dan justru menjadi sesion sama-sama bertanya jawab. Pada akhirnya bu Sandra dapat ketawa kembali. Kelihatannya ada yang membuat kita berdua lega gituh. meskipun ia cukup sebel karena gw boong untuk pdkt ke dia…
    Akhirnya….
    Perlahan-lahan tp tentu, bu Sandra dekati gw dan merengkuhku dan secara langsung mencium bibir gw. Sekalian duduk di tempat tidur kita berciuman dan sama-sama mengisap lidah. Perlahan-lahan kudorong bu Sandra ketempat tidur tidak ada perlawanan. Saat bu Sandra sdh diranjang, ia tempatkan posisi kakinya langsung menjepit tubuhku . Maka kakinya langsung bersilang di belakangku. Kita masih tetep berciuman dan sama-sama mengisap lidah. Berikut saya sukanya bini orang, tidak perlu diajar kembali serta lebih pintar.
    Itil V3
    Entahlah berapakah lama kita kecupan, yang tentu lama. Bu Sandra kayakany sukai sekali berciuman. Tp pinggangnya terus bergoyang sepertinya berusaha menggesek mekinya dgn penisku. Berasa sekali mekinya basah sekali. Lantas gw merasai tangannya berusaha menggenggam penisku untuk menuntun masuk ke dalam mekinya. Saat ujung penisnya sentuh masuk mekinya perlahan-lahan, bu Sandra cukup mengeluh. Ia katakan perlahan-lahan, karena dah lama tidak pernah ngesex.
    Kudorong perlahan penisku masuk, bu Sandra tetap mengeluh perlahan. Biuh, seperti ngese sama perawan. Walau sebenarnya cocok penisu masuk, mekinya licin dan tidak terlampau geret seperti bu lastri. Sesudah penisku masuk semua, ku goyang masuk keluar perlahan. bu Sandra mendesah perlahan. Kutambah kecepatan untuk masuk keluarnya. Kakinya semakin menjepit pinggangku, kecupan kita sudha lepas. gw menyaksikan bu Sandra terpejam sekalian mulutnya gaak terbuka. Kugoyang terus penisku masuk keluar dgn kecepatan yang masih tetap. Toket bu Sandra cukup bergoyang, bu Sandra tidak stop mendesah. Gw tidak terasa ingin keluar sama sekalipun. karena mungkin barusan sempat lemas dan turn off kali. Saat coba kusodok cukup keras kedalam mekinya, bu Sandra cukup teriak sekalian memukul perlahan tubuhku.
    “Sakit bu?”
    “shtt… g-ak kok. terkejut ajah”
    Lantas kuulangi sikat cukup dalam ke saat mekinya, keluar kembali jeritannya kecilnya.
    Lantas kutambah sedikit kecepatan penisku masuk keluar, bu Sandra makin mendesah
    “ouhhh… sshhtt… ahhhgghh…” tp matanay terpejam.
    Tidak berapakah lama…
    “ohhh… saya ingin keluar”… bu Sandra menggoyahkan bokongnya, penis gw tanda tangan kedalam mekinya.
    bu Sandra gerakkan bokongnya terus dan pada akhirnya ia meningkatkan bokongnay dan menekan kebadanku. Tangannya memelku ku kuat.
    Kadang-kadang bokongnya seperti tergetar.
    “ouhhh… ohhhh… ouhhh…”. Kedekatkan kepalaku ke kepala bu Sandra, ia menyambutnya dgn mencium bibirku. Kecupan mesra, bukan french kiss.
    Gw belum orgasme, tp orgasme pertama bu Sandra terang membuat ia lemas dan gw tidak sampai hati memaksakan. Kakinya terkulai dan terlepas dari capitannya. tangannya sdh lepas selain tubuhnya. ia buka matanya…
    “ehhm… sorry yah? sakit tidak?”
    “tidak kok bu, tenang ajah…” kucium bibirnya kembali mesra.
    Tersebut orgasme pertama bu Sandra. Setelah itu kita mandi dan dikamar mandi, sekalian ia duduk di closet, bu Sandra mengoral penisku. Cukup pandai ia mengoral penisku. Bahkan juga ia dapat masukan semua ke mulutnya penisku, Sampai keluar dan tanpa ragu meredam dan biarkan sperma semua keluar di dalam mulutnya dan ia menelannya. wow, gw sukai sekali melihatnya.
    Usai mandi, usai keringkan tubuh. kita kembali lagi ke tempat tidur dan tertutupi selimut sekalian telanjang. Kita lanjut narasi masalah pasangan kita. Masalah seks pasangan kita. Malem itu sampai subuh kita ngesex kurang lebih 2-3x dech. Bahkan juga kita sempat order makan karena kelaperan dan kedinginan.
    Pagi kita bangun dan saya diminta berpindah kamar anaknya saat sebelum pembantunya dateng. Siangnya, pembantunya diminta pulang dgn argumen ia ingin pergi keluar kota. Pada akhirnya, hari itu kita ngesex seringkali.
    Gw tidak kira kalau bu Sandra senafsu tersebut. Terang-terangan gw sampai lelah dan penis gw menjadi panas. Gw mengakui ke ia kalau gw tidak kuat. Ia hanya ketawa dan tidak persoalkan, karena suaminya ia gituh, justru lebih tidak kuat daripada gw.
    Sampai sekrang, ia TTM masih tetap gw. Justru semenjak ngesex sama gw, ia menjadi rajin menjaga badannya. Ia katakan agar gw tetep sukai. Ia tidak pernah senang kalau maen hanya sekali. Meskipun kalau orgasme ia lebih cepat keluar, tp tidak cukup hanya sekali. Karena permasalahan pekerjaan dan waktu, kita memang jarang-jarang berjumpa. Tp kalau berjumpa, ditegaskan jika pasti dipuas-puasin. Kalau kita bertemu, mustahil tidak ngesex. Justru sepertinya gw pemuasannya ia. Seringkali gw yang tidak kuat daripada bu Sandra. Tp ia tidak ingin gw meminum obat kuat atau semacamnya. Gw tidak ingin sich.
    Untunglah bu Sandra berusaha jaga jalinan kita masih tetap aman. Ia tidak ingin terlihat orang kalau ia ada jalinan dgn pria lain dan ia tidak ingin kalau sampai rumah tanggaku permasalahan.
    Ia ngakunya turut KB, aliran kandungnya diapit. Mudah-mudahan dech, tp sudah beberapa waktu ini aman sich. Kita hanya dapat bertemu satu bulan 1-2x doang sich. Ia selalu ngajak ngesex dirumahnya, tidak pernah ingin di hotel short time. Terbaru 2x kita di hotel, itu juga karena curi peluang ke luar kota. Gw justru yang takut kalau ngesex dirumahnya justru di-grebek. Baca : Bacaan Seks Terkini Dinda Wanita Elok Junior di Kantor
    Tp untunglah tidak. Argumennya ia takut kedapatan orang kalau ke hotel. Setiap hari paling hanya melalui telepon. Ia tidak ingin phone seks atau menonton BF. Bahkan juga ia “maksa” saya untuk membuka utang di cabangnya ia, supaya ada argumen untuk bertemu muka. Meskipun tidak ngapa-ngapain sich, Karena di mobil ajah ia tidak ingin macem-macem. Untung angsuran pinjamannya rendah.
    Bu Sandra yang keliatannya jaim gituh, rupanya gairahnya besar. Walau sebenarnya ia tidak terlampau sukai pedes dan tidak ada bulu lembut lebat pada tangan atau kakinya. Tp kalau masalah seks, ia gairah sekali. Bahkan juga, ia ingin coba lubang bokongnya gw masukkin. bu Sandra dan gw sama pertama kalinya maen di lubang bokong. Seringkali kita lakukan, tp tidak kerap.
    Repotnya, setiap kali usai ngesex sama bu Sandra, gw perlu 1-2 hari baru dapat gairah dengan istri kembali. Apa karena mungkin “kekurangan” yah? Mudah-mudahan sudi. Cerita riil dari gw. well, 80% riil 20% bumbu-nya. Kalau sudi, saya mau mencoba tulis cerita yang lain.