Author: dbgoog99

  • Asian Amateur Brunette Goes Nasty On Two Fat Cocks

    Asian Amateur Brunette Goes Nasty On Two Fat Cocks


    1734 views

  • Foto Bugil Jessica Malone memisahkan bibir vaginanya setelah membuka baju

    Foto Bugil Jessica Malone memisahkan bibir vaginanya setelah membuka baju


    1731 views

    Duniabola99.com – foto cewewk rambut merah Jessica Malone mengangkat bajunya memeperlihatkan toketnya yang baru tumbuh dan melepaskan CDnya didepan cermin sambil duduk dikursi sofa dan ngangkang memamerkan memeknya yang baru dicukur dan memainkan jarinya kedalam lubang memeknya. Joker118

  • Foto Bugil Gadis remaja mengekspos pantatnya yang bagus saat dia melepas gaunnya

    Foto Bugil Gadis remaja mengekspos pantatnya yang bagus saat dia melepas gaunnya


    1730 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik berambut coklak yang melepas gaunnya diruangann terbuka menampilkan toketnya yang berukuran sedang dan memamerkan memeknnya yang temben tanpa bulu dan berwarna pink.

  • Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih

    Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih


    1730 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Sdh tiga tahun ini saya, Indra (21) pacaran dgn seorang wanita elok, tinggi, putih bersih, seimbang yang sdh saya peroleh hatinya sejak kami duduk dibangku SMA. Ia ialah Yulia (19), wanita yang sdh saya luluhkan hatinya untuk isi ruangan hatiku. Sdh tiga tahun ini kami lalui semua sukai atau duka, orangtua Yulia juga telah mengenalku dgn baik.
    tiga tahun ini saya jalaninya dgn bersama tidak ada yang terlwatkan. Tp saya tetap rasakan ada yang kurang, saya ingin jalinan ini mengambil langkah ke cara selanjutnya, seperti yang dilaksanakan beberapa orang lain waktu pacaran.
    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    “yank, jalan yok..” ajakku,
    “jalan ke mana yank?” Bertanya Yulia,
    “ke mana saja cari angin saja..” jawabku,
    “ya sudah yok kita jalan”. Lantas kami juga jalanan kesebuah taman dan duduk di suatu bangku di dekat danau sekalian melihati panorama sekitaran.
    Saya rangkul Yulia,

    “sayaannkkk sekali dengan kamu” kataku sekalian merengkuhnya,
    “saya jg sayank dengan kamu..hhhmmmm..” jawabannya sekalian menyandar kepalanya di bahuku dan tangannya memutari pinggangku.
    “sayank, saya ingin tanya dech” sahutku,
    “apa sayank?” jawabannya,
    “kamu merasa ada yang kurang tidak sich dalam jalinan kita?” sahutku.

    “hhhmmm..tidak ada kok yank..memang mengapa?” jawab Yulia,
    “tidak apa apa sich..saya merasa ada yang kurang saja..” jawabku,
    “memang apa sich yang kurang? Oohhh jangan-jangan kamu ingin kita..” berpikir Yulia dan aku juga cuma dapat diam saja.
    “saya tidak ingin..saya tidak sepakat kalau kita ngelakuin free seks..” jawab Yulia,
    “bukan ML kok sayank” jawabku,
    “terus apa?” jawabannya,
    “kamu tahu bondage?” tanyaku,
    “bondage? Apa itu? Baru denger saat ini jg saya..” jawabannya.

    Lantas aku juga memberi sebuah video bondage di hndponeku,
    “seperti begini yank..” kataku sekalian memberikan video dan foto mengenai bondage.
    “di iket-iket begitu? Memang apa nikmatnya?” tanyanya bingung,
    “ya kelak jg kamu tahu rasanya..hehehe..” jawabku,
    “mmmm..” Yulia juga terus melihati video dan foto dari hapeku.

    “ingin ya sayank?” tanyaku, “tp jangan macem-macem..” jawabannya,
    “iya janji tidak akan macem-macem..” jawabku,
    “yaudah kelak saya kabarin kembali kalau ingin..” jawab Yulia, dan aku juga berpikir sesaat.
    “kriiinnggg kriiinnggg..” hape Yulia berdering lantas dia juga bicara.
    “sayank, kita pulang yok..mama sama papah ingin pergi ke rumah nenek 2 hari ini..ucapnya ada masalah” sahut Yulia, “ya sudah yok kita jalan pulang..” ajakku, lantas kami juga pulang.
    Sesampai di rumah, orangtua Yulia sdh bersiap-sedia pergi dan merangkumun memercayakan Yulia padaku. Sesudah ortu Yulia pergi kerumah neneknya, aku juga cuma berduaan saja dgn Yulia.
    “kamu berani kalau sendiri di rumah?” tanyaku,
    “memang kamu ingin ke mana?” Bertanya Yulia,
    “ya pulanglah..” jawabku,

    “iihh kok sampai hati sich ninggalin saya sendiri? Ucapnya ingin coba bondage?” jawabannya,
    “memang kamu mau bermain begituan?” tanyaku,
    “kalau kamu tidak macem-macem, saya ingin..” jawab Yulia,
    “saya tidak akan macem-macem kok..hehehe..” kataku sekalian merengkuhnya dan cium keningnya, Yulia juga tersenyum.
    “siapin alat-alatnya yank..” sahutku,
    “apa saja emangnya?” tanyanya,
    “tali, saputangan, sama lakban saja” jawabku,
    “oke dech..kita bermain dikamar saja yok yank” jawabannya,
    “mari dech bisa” jawabku,
    “yaudah kamu lebih dulu saja kekamar, saya ingin ngambilin alat-alatnya dahulu..” sahut Yulia.
    lantas Yulia juga pergi ambil perlengkapannya.
    “ini yank alat-alatnya..” jawabannya.
    Lantas saya mengambil tali dan saya mulai ikat pergelangan tangan Yulia kebelakang, lantas saya ikat jg lengan dan sisi bawah dan atas payudaranya.
    “aadduuhhh yaanngg jangan kenceng-kenceng dong..sakit tahu..” erangnya,
    “tahan dong sayank..ini jg tidak kencang kok..” jawabku.
    Lantas saya ikat pergelangan kaki, lutut, paha dan jempol kakinya,
    “iiihhhh kok diiketnya semua sich? Tidak dapat gerak yaanngg..” erang Yulia sekalian meronta-ronta.
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Saya gumpalkan saputangan yang Yulia mengambil, lantas saya sumpalkan ke mulutnya, lantas saya aku lakban mulut Yulia 3x selanjutnya saya mengambil kembali saputangan dan saya lipat segi panjang dan saya kenakan tutupi hidung dan mulutnya sampai dagu.
    “mmmpphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia dalam sumpalan,
    “nach saat ini proses akhir..hehehe..” saya tengkurapkan Yulia dikasur, lantas saya ikat tali dipergelangan kaki Yulia, lantas saya gabungkan dgn ikatan di pergelangan tangan Yulia sampai kaki dan tangan Yulia bersinggungan.
    “mmmppphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia karena diikat hogtied.
    “mmmmppphhh uggggghhhh uggggghhhh..” erang Yulia,
    “mari sayank coba lepasin iketannya..hehehehe” ledekku,
    “eeemmmpphhh uggggghhhh..” erang Yulia coba melepas dianya dari ikatanku.
    “kamu meronta-ronta dahulu ya, saya ingin membuat kopi dahulu..” kataku sekalian mencium bibirnya yang saya sumpal berlapis. “eemmmppphh mmppphhhhhh..” erang Yulia.
    Lantas aku juga pergi ke dapur membuat kopi dan juice untuk Yulia, sedangkan itu Yulia terus meronta berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “hai sayank bagaimana ikatannya? Hehehehe..” ledekku sekalian masuk kamar dan bawa minuman,
    “eeeeemmmpppphhhhh..” erang Yulia yang sdh lemas karena capek berusaha melepas ikatan ditubuhnya, lantas saya lepas sapu tangan dan lakban yang tutup mulutnya,
    “fffuuuaahhhh..iihhh sayank, kok saya diiket begini sich? Lepasiinn doonnkk yaanngg, pegel nihh..” rengeknya,
    “kelak dong sayank, kalau ingin lepasnya saat ini, ya lepasin sendiri dong..hehehehe” jawabku sekalian menolongnya duduk diranjang,
    “iihhh kok begitu sich, kamu sudah tidak sayank kembali ya dengan aku? Eerrrgghhh..” sahut Yulia,
    “ya sayank lah..kok begitu sich bicaranya?” jawabku,
    “ya habisnya kamu tidak ingin lepasin saya..” jawabannya,
    “saya sayank kok dengan kamu..mmuuuaahhhh..” jawabku sekalian mencium bibirnya dan Yulia juga membalas.
    “yaudah nih minum dahulu..” kataku sekalian memberi minuman gunakan sedotan,
    “sudah yank..sayaaaaank lepasin dahulu dong, kaki saya keram nih..” sahut Yulia, lantas saya lepas ikatan hogtied dan ikatan di kaki Yulia.

    “nnggghhhhh legaa..” sahutnya, lantas saya pijit-pijit kaki Yulia supaya peredaran darahnya mengucur lagi.
    “habis ini kita kembali berlanjut ya? Hehehe” sahutku,
    “kembali sayank? Adduuhh saya masih lelah nih..” jawabannya,
    “ya kamu istirahat dahulu sayank..mmuuaahhh..” saya cium bibirnya,
    “uuummmhhh..iya..” jawab Yulia.
    Saya terus pijit-pijit kakinya sampai merasa pegalnya lenyap.
    “sudah sayank, sudah lebih enak” sahutnya,
    “oke dech..kita kembali berlanjut ya..” kataku sekalian mengambil tali dan ikat pergelangan kaki, lutut dan pahanya kembali.
    Lantas tali yang di lutut saya ikat kembali dgn tali pendek dan saya ikat kembali ke tali yang berada di bawah dan atas payudaranya, jadilah Yulia saya ikat terduduk diranjang dgn dgn lutut yang sentuh payudaranya,
    “mari sayaannkk membuka mulutnya kembali..saya ingin sumpal kamu kembali..hehehe..” sahutku, lantas Yulia juga menurut dan buka mulutnya.
    Lantas saya aku sumpal mulut Yulia dgn saputangan yang baru,
    “uuuuuggggghhhh..” lantas saya tutup mulutnya dgn saputangan yang yang lain,
    “mmmmpphh mmmpphhhh..” erang Yulia, dan Yulia mulai meronta-ronta coba melepas ikatannya.
    Saya rangkul badan Yulia sekalian melihat tv dan Yulia juga terus berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “mmppphhh oooggghhhhh mmmppphhh..” Yulia juga repot berusaha melepas ikatanh ditubuhnya.
    “mmmmppphhh oooggghhhhh mmmppphhhh..” leguh Yulia karena kecewa tidak dapat melepas ikatannya.
    “kamu mengapa sayank? Kaya geram-marah begitu? Hehehehe..” tanyaku,
    “mmmppphhhhh oooggghhhhh..” jawab Yulia dgn mengeluh,
    “kamu bicara apa sich sayank? Yang terang dong bicaranya..hehehe” ledekku,
    “mmmppphhhh aaaaggghhhhhh..” erang Yulia sekalian memberikan mulutnya yang tersumpal,
    “apa sayank? Yang terang dong..” jawabku jahil,
    “mmmmmmppphhhh..” Yulia juga mengambek dgn buang muka,
    “hehehe..jangan ngambek dong sayank..bergurau doank..” jawabku sekalian melepas sumpalannya.
    “ffuuaahhh..kamu ini masih sempat saja jahilin saya..hhuuuuuhhhh..” Yulia juga cemberut ngambek,
    “hehehehe..jangan cemberut begitu dong sayank..” kataku sekalian merengkuh badannya.
    “aadduuhhh sayaaannnkkk saakkitt tubuhku..” jawabannya karena ikatan ditubuhnya semakin kuat karena saya dekap badannya,
    “eh maaf ya sayank..hehehe..” jawabku sekalian saya kecup keningnya.
    “sayaaanklepasin dong..tangan saya keram nih..” sahutnya, lantas saya lepas ikatan di pergelangan tangan dan lengannya. “sini saya pijitin kembali..” kataku, lantas saya pijit-pijit tangan dan lengan Yulia lantas saya ikat kembali pergelangan tangannya ke depan lantas saya ikat kembali bersatu dgn pergelangan kakinya,
    “lho sayank, mengapa diiket kembali? Iiiiggghhhhh..” protesnya, Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    “hehehe..tidak apapun sayank, kan diiketnya ke depan” jawabku,
    “kalau kamu dapat lepasin semua ikatannya, saya kasih hadiah dech..hehehe..” tambahku,
    “benar ya? Oke saya coba..eegghhhh iiiggghhhhh..” erang Yulia coba melepas ikatan dipergelangan tangannya. “aahh sudah kendur nih..siapin hadiahnya ya..” sahutnya,
    “iya lepasin dahulu saja ikatannya..hehehehe..” jawabku, lantas Yulia juga terus coba buka ikatan di pergelangan kakinya.
    “yeeehh sudah terlepas dari kaki..sedikit kembali..eeggghhh eegghhhh..” sahut Yulia sekalian coba melepas ikatan di pergelangan tangannya,
    “yyeee sukses..tinggal lepas semua dech ikatannya” lantas Yulia juga melepas tali yang menjadikan satu lutut dan dadanya, lantas dia lepas semua ikatan yang berada di paha, lutut, dan pergelangan kakinya.
    “yeee sukses..hayooo mana hadiahnya?” tagih Yulia,
    “iyaa kelak kita ke mall membeli yang kamu ingin..” jawabku,
    “betulan? Terima kasih ya sayank..” jawab Yulia sekalian merengkuhku.
    Sesudah permainan itu, kami juga pergi ke mall untuk beli hadiah untuk Yulia. Dan sejak hari itu, Yulia juga jadi terlatih dgn bondage. Malah, seringkali Yulia sendiri yang meminta untuk diikat.

  • Foto Bugil Britney Beth menunjukkan memeknya dari dekat

    Foto Bugil Britney Beth menunjukkan memeknya dari dekat


    1726 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang toket gede memamerkan memeknya denga posisi nunging siap untuk dientot dimemeknya yang tembem.

  • Foto Bugil Remaja kurus pirang menghilangkan gaunnya untuk menunjukkan pantat kecilnya

    Foto Bugil Remaja kurus pirang menghilangkan gaunnya untuk menunjukkan pantat kecilnya


    1726 views

    Duniabola99.com – foto cewek remaja kurus pirang membuka gaunnya yang berwarna biru menampilkan toketnya yang kecil dan memamerkan memeknya yang tembem berwana merah merakah diatas kursi.

  • Foto Ngentot Rambut pirang muda Kylee Reese merobek celana ketat yoga sebelum bercinta

    Foto Ngentot Rambut pirang muda Kylee Reese merobek celana ketat yoga sebelum bercinta


    1725 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Kylee Reese dengan celana yoga ketatnya yang disobek oleh abang tirinya yang berkontol besar dan menghantam memeknya yang bertindik dan temben dan menembakkan semua sperma kememeknya.

  • Video bokep Lena Love dan Kattie Gold hanya bersenang-senang

    Video bokep Lena Love dan Kattie Gold hanya bersenang-senang


    1724 views

    Agen Judi Bola

  • Video bokep Bree Daniels dan Megan Sage pasangan Lesbian

    Video bokep Bree Daniels dan Megan Sage pasangan Lesbian


    1720 views

  • Foto Bugil Remaja cantik melapas handuknya dikamar

    Foto Bugil Remaja cantik melapas handuknya dikamar


    1720 views

    Duniabola99.com – foto gidis rambut pendek pirang cantik melepas handuknya memperlihatkan tubuhnya yang sexy dan malakukank mastrubasi dengan tangannya hingga puas maximal.

  • Foto Bugil Carmen Summer memegang payudara dan berpose hot

    Foto Bugil Carmen Summer memegang payudara dan berpose hot


    1710 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik manis melepaskan pakaiannya yang tipis tembus pandang menampilkan toketnya yang bulet petil pink dan memeknya yang tembem berwarna pink sambil berposet hot didalam kamarnya dan juga memasukkan jarinya kedalam memeknya.

  • Angel Dream semua cintaku

    Angel Dream semua cintaku


    1707 views

     

  • Foto Ngentot Jamie Reamz berseragam sekolah

    Foto Ngentot Jamie Reamz berseragam sekolah


    1705 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang sekolahan Jamie Reamz masih berseragam sekolah dientot oleh gurunya ruang kantor yang lagi sepi dan menghantam keras dengan kontolnya yang gede dan menembakkan sperma yang banyak kemuka

  • Foto Ngentot Lily LaBeau menjatuhkan celana dalam untuk bercinta

    Foto Ngentot Lily LaBeau menjatuhkan celana dalam untuk bercinta


    1704 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang keriting Lily LaBeau ngentot degan pria berpenis besar yang menembus memeknya yang berbulu tipis tipis diatas tempat tidurnya dan menembakkan sperma ke atas memeknya.

  • Foto Bugil Si rambut merah panjang berkaki panjang, Odara membuka gaunnya

    Foto Bugil Si rambut merah panjang berkaki panjang, Odara membuka gaunnya


    1701 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang kaki panjang melepas gaunya yang cantik mengangkang duduk dikursi menampakkan memeknya yang yang berbulu tipis tipis dicukur rapi.

  • Video Bokep Eropa cassidy klein dan kaylee haze beraksi dengan kontol gede

    Video Bokep Eropa cassidy klein dan kaylee haze beraksi dengan kontol gede


    1701 views

  • Video Bokep Marry Lynn dan Scarlet Red main sepatu roda

    Video Bokep Marry Lynn dan Scarlet Red main sepatu roda


    1697 views

     

  • Asian Amateur Porn Encounter With Skinny Aya Kisaki

    Asian Amateur Porn Encounter With Skinny Aya Kisaki


    1694 views

  • Video Bokep Carter Cruise dan Jenna Sativa nafsu lesbian dipagi hari baru bangun tidur

    Video Bokep Carter Cruise dan Jenna Sativa nafsu lesbian dipagi hari baru bangun tidur


    1688 views

    Autobet88

     

  • Foto Ngentot Si cantik bermata biru, Jenna Marie, menggoda cowok orang untuk ngentot dengannya

    Foto Ngentot Si cantik bermata biru, Jenna Marie, menggoda cowok orang untuk ngentot dengannya


    1683 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik bermata biru Jenna Marie menggoda pacar sahabatnya yang lagi oral sex untuk ngentot dengannya dikamar, dan melakukan hubungan sex ngentot yang keras kememeknya hingga berteriak kesakitan dan mumpahkan sperma yang banyak kemukanya.

  • Foto Bugil cewek pirang Katrin Tequila suka melepas pakaian di luar sebelum melakukan masturbasi

    Foto Bugil cewek pirang Katrin Tequila suka melepas pakaian di luar sebelum melakukan masturbasi


    1676 views

    Duniabola99.com – foto cewek eropa pirang Katrin Tequila melepas bajunya yang pendek dan juga melepas celana jinsnya yang pendek dikursi taman tempat umum menampakkan toketnya yang kecil dan pantatnya yang bahenol dan juga memamikan memeknya yang hingga becek dengan alat bantu sex.

  • Foto Ngentot Zoey Monroe mencoba minyak pijat baru di laboratorium

    Foto Ngentot Zoey Monroe mencoba minyak pijat baru di laboratorium


    1659 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Zoey Monroe melakukan ujicoba terhadap minyak pijat terbarunya dan mencobanya untuk melakukan hubungan sex ngentot dengan pria berkontol besar setelah selesai mandi.

  • Asian Amateur Porn Solo With Yukina Momota

    Asian Amateur Porn Solo With Yukina Momota


    1655 views

  • Video bokep Jenna Sativa dan Lucy Doll didalam bak mandi

    Video bokep Jenna Sativa dan Lucy Doll didalam bak mandi


    1639 views

  • Foto Bugil Jeff Milton mengangkat roknya dan pantatnya yang sempurna

    Foto Bugil Jeff Milton mengangkat roknya dan pantatnya yang sempurna


    1638 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik pirang mengangkat roknya dan mengangkang memamerkan memeknya yang baru dicukur diatas kursi.

  • Cerita Sex Menikmati Keperawaan Bos Atau Atasanku

    Cerita Sex Menikmati Keperawaan Bos Atau Atasanku


    1566 views

    Tetapi atas permintaanya sendiri, satu minggu yang lantas, dia menjelaskan lebih sukai bila di panggil “Mbak”. Semenjak saat itu mulai terbina situasi dan jalinan kerja yang hangat, tidak terlampau resmi. Khususnya karena sikapnya yang ramah. Dia kerap langsung menyebutkan namaku, kadang-kadang bila sesertag bersama rekan kerja yang lain, dia menyebutkan “Pak”. Dan tanpa kusadari juga, sembunyi-sembunyi saya merasa nyaman dan kerasan bila melihat mukanya yang elok dan halus menarik.

    Dia memang menarik karena sepasang bola matanya setiap saat dapat bernar-binar, atau melihat dgn tajam. Tetapi dibalik itu semua, rupanya dia sukai mendikte. Mungkin sudah menempati kedudukan yang lumayan tinggi dalam usia yang relatif muda, keyakinan dianya juga lumayan tinggi untuk memerintah seorang melakukan apa yang diinginnya. Bu Tiara selalu kenakan pakaian resmi. Dia selalu kenakan blouse dan rok hitam yang cukup menggantung sedikit di atas lutut. Bila sesertag ada di ruangan kerjanya, sembunyi-sembunyi aku juga kerap melihat lekukan pinggulnya saat dia bangun ambil file dari rack folder ada berada di belakangnya.

     

    Foto Bokep Korea –  Walaupun sisi bawah roknya lebar, tapi saya dapat menyaksikan pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Bagus sekali, tidak besar tapi terang memiliki bentuk membongkah, memaksakan mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keelokannya. Di dalam ruangan kerjanya yang besar, sama persis dari sisi meja kerjanya, terbisa seperangkatan sofa yang kerap dipakainya terima beberapa tamu perusahaan. Sebagai Akunting Manajer, pasti ada selalu perbincangan-pembicaraan ‘privacy’ yang semakin nyaman dilaksanakan di ruangan kerjanya dibanding di ruangan rapat. Saya merasa untung bila diundang Bu Tiara untuk mengulas aliran kas keuangan di atas bangku sofa tersebut. Saya selalu duduk sama persis di depannya.

    Dan bila kami terturut dalam perbincangan yang lumayan serius, dia tidak mengetahui roknya yang cukup terkuak. Di sanalah keberuntunganku. Saya dapat melihat beberapa kulit paha yang warna gading. Kasertag-kasertag lututnya cukup sedikit terbuka hingga saya berusaha untuk melihat ujung pahanya. Tetapi mataku selalu kebentur dalam kegelapan. Seandainya saja roknya terkuak semakin tinggi dan ke-2 lututnya lebih terbuka, pasti dapat kupastikan apa rambut-rambut lembut yang tumbuh pada lengannya tumbuh di sepanjang paha sampai ke pangkalnya.

    Bila ke-2 lututnya rapat kembali, lirikanku beralih ke betisnya. Betis yang cantik dan bersih. Terurus. Saat saya terbuai melihat kakinya, mendadak saya dikejuti oleh pertanyaan Bu Tiara.. “Thomas, saya merasa jika kamu kerap melihat ke betisku. Apa sangkaanku salah?” Saya termenung sesaat sekalian tersenyum untuk sembunyikan jantungku yang mendadak berdebar-debar. “Thomas, apakah salah sangkaanku?” “Hmm.., ya, betul Mbak,” jawabku akui, jujur. Bu Tiara tersenyum sekalian melihat mataku. “Kenapa?” Saya membisu. Sangat terasa berat jawab pertanyaan simpel tersebut.

    Tetapi saat menengadah melihat mukanya, kusaksikan bola matanya berbinar-binar menanti jawabanku. “Saya sukai kaki Mbak. Sukai betis Mbak. Cantik. Dan..,” sesudah menarik napas panjang, kukatakan argumen sebetulnya. “Saya kerap menduga-duga, apa kaki Mbak banyak rambut-rambut.” “Sama seperti yang kuduga, kamu tentu berbicara jujur, apa yang ada,” kata Mbak Tiara sekalian sedikit menggerakkan bangku rodanya.

    “Supaya kamu tidak ingin tahu menduga-duga, bagaimana kalau kuberi peluang mengeceknya sendiri?” “Sebuah kehormatan besar bagiku,” jawabku sekalian membungkukan kepala, menyengaja sedikit bergurau untuk cairkan perbincangan yang kaku tersebut. “Ganti ruginya apa?” “Sebagai rasa hormat dan pertanda terima kasih, akan kuberikan sebuah kecupan.” “Bagus, saya sukai. Sisi mana yang kamu akan cium?” “Betis yang cantik itu!” “Cuma sebuah kecupan?” “Seribu kali juga saya siap.” Mbak Tiara tersenyum manis ditahan.

    Dia berusaha manahan tawanya. “Dan saya yang tentukan pada bagian mana saja yang harus kamu cium, OK?” “Setuju, my lady!” “I like it!” kata Bu Tiara sekalian bangun dari sofa. Dia mengambil langkah ke mejanya lantas menarik kursinya sampai ke luar dari kolong mejanya yang besar. Sesudah menghempas pinggulnya di bangku kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Bu Tiara tersenyum. Matanya berbinar-binar seakan menebarkan sejuta daya tarik birahi. Daya tarik yang memerlukan pujian dan idola. “Periksalah, Thomas. Berlutut di depanku!” Saya membisu.

    Terkesima dengar perintahnya. “Kamu tidak ingin mengeceknya, Thomas?” bertanya Bu Tiara sekalian sedikit renggangkan ke-2 lututnya. Sesaat, saya berusaha menurunkan debar-debar jantungku. Saya tidak pernah diperintah semacam itu. Apalagi diperintah untuk berlutut dengan seorang wanita. Bibir Bu Tiara tetap tersenyum saat dia lebih renggangkan ke-2 lututnya. “Thomas, kamu ketahui warna apa yang terselinap di pangkal pahaku?” Saya geleng-geleng kurang kuat, seakan ada kemampuan yang mendadak mengambil beberapa sendi di sekujur badanku.

    Pandanganku terdiam ke dalam keremangan antara sela lutut Bu Tiara yang meregang. Pada akhirnya saya bangun mendatanginya, dan berlutut di depannya. Samping lututku sentuh karpet. Mukaku menengadah. Mbak Tiara tetap tersenyum. Telapak tangannya menyeka pipiku seringkali, lantas beralih ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku supaya merunduk ke kakinya. “Ingin ketahui berwarna?” Saya menggangguk tidak memiliki daya. “Kunci dahulu pintu itu,” ucapnya sekalian menunjuk pintu ruangan kerjanya. Dan dgn taat saya melakukan perintahnya, selanjutnya berlutut lagi di depannya. Bu Tiara menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Pergerakannya lamban seperti bermalasan.

    Di saat tersebut saya menbisa peluang memansertag sampai ke pangkal pahanya. Ini kali pandanganku kebentur pada selembar kain tipis warna putih. Tentu dia menggunakan G-String, kataku dalam hati. Saat sebelum paha kanannya betul-betul tertopang di atas paha kirinya, saya sempat menyaksikan rambut-rambut ikal yang menyembul dari beberapa sisi celana dalemnya. Segitiga tipis yang cuma dengan lebar kurang lebih dua jemari itu kekecilan untuk sembunyikan semua rambut yang mengelilingi pangkal pahanya. Bahkan juga sebelumnya sempat kulirik baygan lipatan bibir dibalik segitiga tipis tersebut. “Sukai?” Saya menggangguk sekalian mengusung kaki kiri Bu Tiara ke atas lututku. Ujung hak sepatunya berasa cukup menyerang. Kulepaskan clip tali sepatunya.

    Lantas saya menengadah. Sekalian melepas sepatu tersebut. Mbak Tiara menggangguk. Tidak ada komentar penampikan. Saya merunduk lagi. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Rupanya betisnya yang warna gading itu mulus tanpa rambut lembut. Tetapi pada bagian atas lutut kusaksikan sedikit banyak rambut-rambut lembut yang cukup kehitaman. Benar-benar kontras dgn warna kulitnya. Saya terkesima. Mungkinkah dimulai dari atas lutut sampai.., sampai.. Aah, saya mengembuskan napas. Rongga dadaku mulai berasa sesak. Mukaku benar-benar dekat dgn lututnya. Embusan napasku rupanya membuat rambut-rambut itu meremang. “Sangat indah,” kataku sekalian mengelus-elus betisnya. Kenyal. “Sukai, Thomas?” Saya menggangguk. “Perlihatkan jika kamu sukai.

    Perlihatkan jika betisku cantik!” Saya mengusung kaki Bu Tiara dari lututku. Sekalian masih tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk tersebut. Saya sedikit membungkuk supaya bisa mengecup pergelangan kakinya. Pada ciuman yang ke-2 , saya menjulurkan lidah supaya bisa mengecup sekalian menjilat, mencicip kaki cantik tersebut. Karena ciumanku, Bu Tiara turunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tidak menyengaja, kembali mataku kagum menyaksikan sisi dalam kanannya. Karena ingin menyaksikan lebih terang, kugigit sisi bawah roknya lantas gerakkan kepalaku ke perutnya.

    Saat melepas gigitanku, kudengar tawa ketahan, lantas ujung jari-jari tangan Bu Tiara mengusung daguku. Saya menengadah. “Kurang terang, Thomas?” Saya menggangguk. Bu Tiara tersenyum nakal sekalian menyeka-usap rambutku. Lantas telapak tangannya menekan sisi belakang kepalaku hingga saya merunduk lagi. Di muka mataku sekarang terpajang keelokan pahanya. Tidak pernah saya menyaksikan paha semulus dan seindah tersebut. Sisi atas pahanya banyak rambut-rambut lembut kehitaman. Sisi dalemnya banyak tapi tidak selebat sisi atasnya, dan warna kehitaman itu cukup menghilang. Benar-benar kontras dgn pahanya yang warna gading. Saya bergidik. Karena ingin menyaksikan paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya semakin tinggi sekalian mengecup sisi dalam lututnya. Dan paha itu makin terang. Menarik.

    Di paha sisi belakang mulus tanpa rambut. Karena gaungs, kukecup berkali-kali. Ciuman-kecupanku makin lama makin tinggi. Dan saat cuma memiliki jarak kurang lebih dengan lebar telapak tangan dari pangkal pahanya, ciuman-kecupanku beralih menjadi kecupan yang panas dan basah. Saat ini hidungku benar-benar dekat dgn segitiga yang tutupi pangkal pahanya. Karena benar-benar dekat, walaupun terselinap, dgn terang dapat kusaksikan baygan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan tersisip membayg di sisi tengah segitiga tersebut. Kebasahan yang dikitari rambut-rambut ikal yang menyelip dari kanan kiri G-stringnya. Sekalian melihat daya tarik di muka mataku, saya menarik napas dalem-dalem. Tercium wewangian fresh yang membuatku jadi makin tidak memiliki daya. Wewangian yang memaksakanku terjebak antara ke-2 iris paha Bu Tiara. Ingin kusergap wewangian itu dan menjilat kemulusannya.

    Bu Tiara menghempas kepalanya ke sandaran bangku. Menarik napas berkali-kali. Sekalian menyeka-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya hingga roknya makin terkuak sampai ketahan di atas pangkal paha. “Sukai Thomas?” “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sekalian mengalihkan kecupan ke betis dan lutut kirinya. Lantas kuraih pergelangan kaki kanannya, dan menempatkan telapaknya di bahuku. Kucium lipatan ada di belakang lututnya. Bu Tiara menggeliat sekalian menarik rambutku dgn manja. Lantas saat kecupan-ciumanku menjalar ke paha sisi dalam dan makin lama makin dekati pangkal pahanya, berasa tarikan di rambutku makin keras. Dan saat bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari kembali G-stringnya, mendadak Bu Tiara menggerakkan kepalaku. Saya terheran. Menengadah. Kami sama-sama melihat. Selang beberapa saat, sekalian tersenyum memikat, Bu Tiara menarik telapak kakinya dari bahuku. Dia lantas menekuk dan menempatkan telapak kaki kanannya di atas bangku.

    Gaya yang benar-benar memabukkan. Samping kaki menekuk dan lebar terbuka di bangku, dan yang samping kembali menjuntai ke karpet. “Sukai Thomas?”. “Hmm.. Hmm..!”. “Jawab!”. “Sukai sekali!” Panorama itu tidak lama. Mendadak saja Mbak Tiara rapatkan ke-2 pahanya sekalian menarik rambutku. “Kelak ada yang menyaksikan baygan kita dari kembali kaca. Masuk ke dalam dalam, Thomas,” ucapnya sekalian menunjuk kolong mejanya. Saya terpana. Mbak Tiara mengambil sisi belakang kepalaku, dan menariknya perlahan-lahan. Saya tidak memiliki daya.

    Tarikan perlahan-lahan itu tidak sanggup kutolak. Lantas Bu Tiara mendadak buka ke dua pahanya dan landingkan mulut dan hidungku di pangkal paha tersebut. Kebasahan yang tersisip antara ke-2 bibir kewanitaan kelihatan makin terang. Makin basah. Dan di sanalah hidungku landing. Saya menarik napas untuk mengisap wewangian yang benar-benar beri kesegaran. Wewangian yang sedikit seperti daun pandan tapi sanggup membius saraf-saraf di rongga kepala. “Sukai Thomas?”. “Hmm.. Hmm..!” “Saat ini masuk ke dalam dalam!” ulangnya sekalian menunjuk kolong mejanya. Saya merayap ke kolong mejanya.

    Saya sudah tidak dapat berpikiran sehat. Tidak perduli dgn semua kegilaan yang sesertag terjadi. Tidak perduli dgn norma, dgn etika-etika bercinta, dgn keramat dalam pertalian cinta. Saya cuma perduli dgn ke-2 iris paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan sisi belakang kepalaku, wewangian merebak yang akan menerobos hidung dan penuhi rongga dadaku, kehalusan dan kehangatan dua omongan kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berkali-kali supaya pada akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sangat ingin kucucipi. Di kolong meja, Bu Tiara buka ke-2 iris pahanya lebar-lebar. Saya ulurkan tangan untuk meraba-raba sela basah antara pahanya.

    Tetapi dia menepiskan tanganku. “Cuma lidah, Thomas! OK?” Saya menggangguk. Dan dgn cepat memasukkan mukaku di G-string yang tutupi pangkal pahanya. Menggosokikan hidungku sekalian mengisap wewangian pandan itu sedalem-dalemnya. Bu Tiara kaget sesaat, lantas dia ketawa manja sekalian menyeka-usap rambutku.. “Ternyata kamu sudah tidak sabar ya, Thomas?” ucapnya sekalian melingkarkan pahanya di leherku. “Hm..!” “Haus?” “Hm!” “Jawab, Thomas!” ucapnya sekalian menyisipkan tangannya untuk mengusung daguku. Saya menengadah. “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Bu Tiara bergerak melepas tali G-string yang terlilit di kanan dan kiri pinggulnya. Saya terkesima melihat keelokan dua omongan warna merah yang basah mengkilat. Sepasang bibir yang pada bagian atasnya dihias benjolan daging pembungkus clit yang warna pink. Saya tercenung melihat keelokan yang terpajang sama persis di muka mataku. “Jangan diam saja. Thomas!” kata Bu Tiara sekalian menekan sisi belakang kepalaku. “Hisap wewangiannya!” lanjutnya sekalian menekan kepalaku hingga hidungku tersisip antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku hingga saya tidak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan antara dubur dan sisi bawah kemaluannya. Karena harus bernafas, saya tidak memiliki opsi terkecuali mengisap udara dari sela bibir kewanitaannya. Cuma sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tapi menggembirakan. Saya menusukkan hidungku lebih dalam . Bu Tiara terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya sampai hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengucur dari sumbernya. Saya mendengus.

    Bu Tiara menggeliat dan mengusung lagi pinggulnya. Kuhirup wewangian kewanitaannya dalem-dalem, seakan kemaluannya ialah napas kehidupannku. “Fenomenal!” kata Bu Tiara sekalian menggerakkan kepalaku dgn halus. Saya menengadah. Dia tersenyum melihat hidungku yang sudah licin dan basah. “Sedap ‘kan?” lanjutnya sekalian membelai ujung hidungku. “Fresh!” Bu Tiara ketawa kecil. “Kamu pintar memanjakanku, Thomas. Saat ini, kecup, jilat, dan hirup sepuas-puasmu. Perlihatkan jika kamu menyembah ini,” ucapnya sekalian menyibakkan rambut-rambut ikal yang beberapa tutupi bibir kewanitaannya. “Jilat dan hirup dgn rakus. Perlihatkan jika kamu menyembahnya.

    Perlihatkan rasa hausmu! Jangan ada setetes juga yang sisa! Perlihatkan dgn rakus seakan ini ialah peluang pertama dan yang paling akhir buatmu!” Saya dipengaruhi dgn ucapannya. Saya tidak perduli meskipun ada suara perintah di seTiarap kalimat yang diucapnya. Saya memang merasa benar-benar lapar dan haus untuk mereguk kehalusan dan kehangatan kemaluannya. Tenggorokanku berasa panas dan kering. Saya merasa betul-betul haus dan ingin selekasnya menbisakan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi tenggorokannku. Lantas bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap supaya semua kebasahan yang menempel di sana mengucur ke tenggorokanku. Ke-2 bibir kewanitaannya kuhisap-hisap berganTiaran. Kepala Bu Tiara terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya mencapai bahuku. Pinggulnya terangkut dan terhempas di atas bangku berkali-kali.

    Itil V3
    Kadang-kadang pinggul itu berputar-putar memburu lidahku yang bergerak amelr pada dinding kewanitaannya. Dia mendesah seTiarap kali lidahku menjilat clitnya. Napasnya mengebu. Kasertag-kasertag dia memekik sekalian menjambak rambutku. “Ooh, ooh, Thomas! Thomas!” Dan saat clitnya kujepit antara bibirku, lantas kuhisap dan mempermainkan dgn ujung lidahku, Bu Tiara mendesah menyebut-nyebut namaku.. “Thomasssss, sangat nikmat sayg.. Thomas! Ooh.. Thomas oooooooooooooooo!” Telapak kakinya menghentak-hentak di pundak dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu saat ini diangkat dan tertekuk di atas kursinya. Mengangkang. Telapaknya mencapai bangku.

    Sebagai penggantinya, ke-2 tangan Bu Tiara menjambak rambutku. Menekan dan menggerakkan kepalaku sekehendak hatinya. “Thomas, julurkan lidahmuu! Hirup! Hisaap!” Saya menjulurkan lidah sedalem-dalemnya. Memasukkan mukaku di kemaluannya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir kemaluannya, kedutan yang mengisap lidahku, mengunsertag supaya masuk lebih dalam. Beberapa menit selanjutnya, lendir mulai berasa di ujung lidahku. Kuhisap semua kemaluannya. Saya tidak ingin ada setetes juga yang kebuang. Berikut hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat mempersejuk tenggorokanku yang kering. Ke-2 bibirku kubenamkan sedalem-dalemnya supaya bisa segera mengisap dari bibir kemaluannya yang imut.

    “Thomaso! Hirup Thomasoooooooooooo!” Saya tidak tahu apa rintihan Bu Tiara dapat kedengar di luar ruangan kerjanya. Andaikan rintihan itu kedengar juga, saya tidak perduli. Saya cuma perduli dgn lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang cuma segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengucur membasahi tenggorokanku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari kemaluan Bu Tiara, dari pinggul yang terangkut supaya lidahku terhunjam dalam. “Oh, fenomenalssssssssssssssss,” gumam Bu Tiara sekalian menghenyakkan lagi pinggulnya ke atas kursinya. Dia merunduk dan menyeka-usap ke-2 iris pipiku. Selang beberapa saat, jemari tangannya mengadahkan daguku.

    Sesaat saya stop menjilat-jilat beberapa sisa cairan di atas kewanitaannya. “Saya senang sekali, Thomas,” ucapnya. Kami sama-sama melihat. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kehalusan yang terpancar dari bola matanya yang melihat sendu. “Thomas.” “Hm..” “Lihat mataku, Thomas.” Saya melihat bola matanya. “Jilat cairan yang sisa sampai bersih” “Hm..” jawabku sekalian mulai menjilat-jilati kemaluannya. “Jangan merunduk, Thomas. Jilat sekalian melihat mataku. Saya ingin menyaksikan erotisme di bola matamu saat menjilat-jilat kemaluanku.” Saya menengadah untuk melihat matanya.

    Sekalian melingkarkan ke-2 lenganku di pinggulnya, saya mulai menjilat dan mengisap lagi cairan lendir yang sisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya. “Kamu menyembahku, Thomas?” “Ya, saya menyembah betismu, pahamu, dan di atas segala hal, yang ini.., muuah!” jawabku sekalian mencium kewanitaannya dgn mesra segenap hati. Bu Tiara ketawa manja sekalian menyeka-usap rambutku.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Malam Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan

    Cerita Sex Berhubungan Intim Malam Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan


    1561 views

    Dimulai dgn perkenalanku dgn seorang pramuniaga yang benar-benar elok, umurnya sekitaran 33 tahun dan memiliki anak satu. Rindi namanya, benar-benar gampang dikenang dan begitu enak kedengar dalam telinga.

    Cersex Terbaru –  Perjumpaan itu benar-benar cantik dan romantis, ketika matahari terbenam ketelan air laut di atas dek ferry kusaksikan seorang wanita bertumpu di tiang besi dgn rambut yang terurai melambai tertiup semilir angin laut, benar-benar elok dan seksi lekuk badan dan dadanya membusung di depan, sweter unggu dan span warna hitam tidak bisa sembunyikan keelokan badannya.
    Dgn cara yang tentu kuhampiri dgn sedikit panggilan dan pembicaraan yang santun mulai dia terikut oleh obrolanku yang sedikit komedi dan terkadang memunculkan gelak tawa yang munculkan lesung pipinya, ya ampun elok benar makhluk ini.
    Sesudah senang dgn bercakap ini itu dan matahari juga malu memperlihatkan mukanya rupanya sdh jam 19:00 WIB, tidak berasa sdh perjumpaan yang berlama-lama di atas dek dan kami memilih untuk kembali lagi ke kursi masing-masing. Kami janji akan berjumpa lagi jam 21:30 di tiang besi saksi perjumpaan kami.

    Sesudah mandi dan membereskan diri, tidak sadar smartphone-ku berdering, sirene yang menyengaja kupasang sudah panggilku agar selekasnya naik ke dek karena sdh waktunya kujemput bidadariku di atas dek. “Hai Novem..” sapa merdu Rindi menyapaku dgn menepuk punggungku saat saya melihat lautan.

    “Hai, Rin..” sedikit strategi, kubelai rambutnya.
    “Maaf Rin..” kataku mesra.
    “Ada apakah Novem..” balasnya manja.
    “Nih benang membuat rusak panorama,” jawabku, walau sebenarnya benang itu semenjak barusan berada di tanganku.
    “Oh kamu ini dapat saja Novem..” bisiknya manja.

    Rindi sdh berpisah tiga tahun yang lantas karena suaminya sukai taruhan dan mabok-mabukan yang membuat banyak dililit utang dan kehidupan rumah tangganya selalu tidak terbebas akan kerusuhan.
    “Mengapa kamu tidak mencari suami kembali, Rin..” tanyaku untuk pecahkan kesunyian.
    “Ah.. nantilah,” jawabannya, “Saya masih sukai sendiri dan kunikmati peranan gandaku sebagai ibu dan ayahnya Ranny (anaknya, red) toh masih lumayan gajiku untuk mengongkosinya.”
    “Luar biasa kamu Rin, bagitu tabah pada kondisi demikian. Kurang apa coba.. kamu berdikari, elok, seksi dan masih terbilang muda kembali, aku juga ingin mendaftarkan kalau masih tetap ada lowongan.. ahahaha..” saya menyengaja ketawa untuk meriuhkan situasi karena kusaksikan ia diam dgn muka cukup memeras.
    “Hahahhaa..” rupanya ia ketawa,
    “Ah kamu ini pantesnya menjadi adikku,” jawabannya berbuat tidak etis.
    “Hahahaha.. saya justru,” terpingkal-pingkal karena itu, “Lho walaupun adik tp dapat buat adik sang Ranny lho.”
    “Tidak mungkin,” jawabannya.
    “Lha kok tidak yakin.. jangan suka ya kelak,” jawabku.
    “Yee.. siapa yang ingin,” godanya manja.
    “Saya yang ingin,” jawabku.
    Kamipun ketawa ria.
    “Dasar buaya,” jawabannya.
    Bacaan Seks Dewasa Pucuk Birahi yang Tidak Tertahan
    Tanpa sadar kapal bergoyang dan angin makin kuat dan Rindi sdh berada di dekapanku, karena terumbang-ambing kapal kudekap badan sintalnya dan tidak lepas kupengang buah dadanya yang besar, rupanya diapun diam saja. Kutahan goyangan kapal dan tidak kulewatkan peluang itu dgn sedikit fantasiku goyangkan bokongku dan..,
    “Ah.. nakalnya kamu..” rupanya diapun mengetahui semakin nekadnya saya ambil peluang dalam kesempitan sekalian mencubit pinggangku,
    “Memikat ya..” bisiknya.
    “Ah saat, tp sukai kan,” jawabku.
    “Hahahaa..” gelak tawapun tidak terhindar kembali.

    “Rin turun yok, bahaya nich.. sepertinya angin makin kuat dan goyangan kapal makin ganas kalau saya yang goyang kamu sih tidak jadi masalah, lha ini kapal yang goyang.. hehehe..” ajakku mesra.
    “Dasaar.. dasaar, benar-benar buaya kamu Novem,” balasnya manja.
    “Upsssss.. bukan buaya tp biawak.. hahahha..” balasku.
    Kamipun ke arah anak tangga, satu-satu anak tangga kami lewati dgn tangan yang memutari perutnya dan diapun melingkarkan tangannya di pinggangku. Dgn berani kucium telinganya, ia diam saja cuma reaksi tangannya saja yang memegang perutku dan kamipun sdh sampai di muka pintu yang tertulis staf only lantas kutarik pinggangnya untuk masuk, diapun tidak menampik. Dgn luas ruang 2 X 4 m2 sangat luas untuk kami berdua. Dalam keremangan lampu kulumat bibir minimnya, napas kamipun makin menderu. Rupanya ia pengalaman sekali dalam french kiss.
    Kami berciuman 5 menit lama waktunya dan ia mulai buka sweternya sedang saya buka jaket kulitku dan kami menjadikan alas sampai tidak ada benang sehelaipun yang menempel di badan kami berdua. Benar-benar cantik badannya, dgn ukuran payudara 36B dan belum turun kuanggap sangat prima. Pada kondisi berdiri, kulumat bibirnya dan mulai turun ke tengguk sampai payudaranya dgn puting yang merah muda,
    “Seperti masih ABG saja,” pikirku.
    Kulumat yang kanan dan kupiin-pilin yang kiri membuat suaranya,
    “Hmm.. ach.. hmm.. sppt.. Novem lanjutkan Novem.. aacch, sedap Novem..” Kepalaku juga ditekannya ke dadanya, tidak kupedulikan ia, kuhisap, kugigit-gigit kecil putingnya sampai dia semakin menjambak rambutku. Dgn jenggot yang baru kucukur dua hari yang lantas kugesek-gesekan daguku di gunung kembarnya.
    “Oooh Novem.. please masukkan donk.. sstt..” Tidak kupedulikan ocehannya sampai kulumat perutnya, pusarnya dan pada akhirnya sampai juga di gundukan surga dunia, benar-benar cantik.
    Mataku terbeliak rupanya tidak ada satu helai rambutpun di sekitarnya, wangi dan harum yang ciri khas. Mukanya yang elok tersenyum manis padaku, kuturunkan mukaku sekalian terus menjulurkan lidah di atas perutnya turun terus dan sampai di wilayah yang paling kusukai, harum sekali baunya. Tidak harus sangsi.
    “Ohh.. apa yang akan kau kerjakan.. akh..” desahnya sekalian pejamkan mata meredam kepuasan yang dirasanya.
    Sesaat selanjutnya tangannya justru menggerakkan kepalaku makin bawah dan,
    “Nyam-nyam..” Sangat nikmat kemaluan Rindi.
    Oh, bukit kecil yang warna merah menggairahkan birahiku. Kusibakkan ke-2 bibir kemaluannya dan,
    “Cleeekk..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke sela kemaluan yang sdh semenjak barusan becek.
    “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya lumayan keras.
    Terang-terangan kemaluannya ialah paling indah yang sebelumnya pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah mengembang dgn memiliki bentuk yang gendut dan lebar itu membuatku makin bergairah saja. Secara berganti-gantian, kutarik kecil ke-2 iris bibir kemaluan itu dgn mulutku.
    “Ooohh lidahmu.. ooh enaknya Novem..” lirih Rindi.
    “Novem, sudah donk Novem masukkan saja.. Novem oohh.. saya sudah tidak tahan nich, please tiduri saya..” pinta Rindi lirih.
    Tanpa banyak mulut kumasukkan tangkai kemaluanku yang panjang dan tegak itu, ia tersentak,
    “Ach perlahan donk Say.. sstt..” Kugenjot dgn penuh hati, sedangkan tanganku tidak tinggal diam, kupilin-pilin puting susunya yang imut.
    Cuma sepuluh menit kemudian goyangan badan Rindi berasa menegang, saya memahami jika itu ialah tanda-tanda orgasme yang akan selekasnya dicapainya.
    “Novemmm.. aahh.. saya nggaak.. tidak kuaat aahh.. aahh.. oohh..” desahnya ketahan.
    “Tahan Rin.. nantikan saya dahulu ngg.. ooh nikmatnya.. tahan dahulu.. jangan keluarin dahulu..” Tp percuma saja, badan
    Rindi menegang kaku, tangannya mencengkeram kuat di bahuku, dadanya menjauhi mukaku sampai ke-2 telapak tanganku makin bebas memberi remasan pada buah dadanya.
    Saya sadar susahnya meredam orgasme itu, karena mungkin lama waktunya ku-oral kemaluannya yang sedap tersebut.
    “mmmppphhhh.. ooohhhhh.. aahh.. Novem sayang.. Novem.. ooh enaak.. saya kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang akhiri set permainan tersebut.
    Saya rasakan capitan kemaluannya di sekitar burungku mengeras dan berasa mencengkeram kuat sekali, sedangkan itu tangkai kemaluanku masih tegak berdiri dan ia sdh 4 atau 5x orgasme.
    “Novem, mari donk Say saya sudah tidak tahan nich.. Novem keluarin donk.. saya hirup saja ya, agar cepat keluar..” Tanpa kusuruh ia sdh melumat dan mengisap kemaluanku.
    “Astaga..” kurasakan penekanan dari dalam batangku kelihatannya akan keluar.
    “Rin.. Rin.. setop Rin.. saya ingin keluar nich..” desahku ketahan.
    “Ya sudah Novem, masukkan saja ke mekiku.. saya jg ingin rasakan pejumu membajiri mekiku.. saya rindu, sudah lama tidak ada yang banjiri mekiku dgn peju..” balas Rindi dgn suara manja dan sedikit genit.
    “Aach.. Rin, saya ingin keluar nich Rin.. ach.. achh..” saya lemas lesu tidak memiliki daya di atas badan Rindi yang seksi tersebut.
    “Terima kasih ya Novem..” Kamipun tertidur dan saya kaget saat terjaga sdh jam 04:00, untung saja tidak ada yang mendapati perlakuan kami.
    Sesudah membereskan diri, kamipun kembali di atas bangku masing-masing serta kami janji akan berjumpa lagi di kota, kebenaran kami satu kota. Hingga kini kamipun sering terkait dgn loyalitas kebebasan yang hargai dan junjung sex yang sehat..

  • Cerita Sex Ngentot Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri

    Cerita Sex Ngentot Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri


    1547 views

    Link BokepNarasi Seks Pemerkosaan Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Enaknya Serong dengan Kekasih Temanku. Ayahku telah sekitaran tiga tahun wafat, tinggalkan ibu dan beberapa anak, saya dan adikku Purba yang tetap kecil. Sekarang Purba telah duduk di kelas 8 SD sedang saya telah tamat SMU, mulai kuliah di Sekolah tinggi Pariwisata dan Perhotelan. Walau mendapatkan dana pensiun tapi sangat kecil banyaknya. Mahfum, ayahku cuma karyawan kecil di Pemda KMS

    Untuk bertahan hidup dan ongkos sekolahku dan Purba, ibuku mau tak mau buka toko jamu dari sisi rumah. Cukup, karena selainnya berjualan jamu ibu jual rokok, permen, beberapa alat tulis, baju beberapa anak dan lain-lain. Sudah pasti, saya menolong ibu semaksimal mungkin. Siapa kembali yang dapat menolong beliau selainnya saya?

     

    setubuhian, narasi seks setubuhian, narasi dewasa pemerkosaan, cerita setubuhian paling nikmat, disetubuhi oleh bapak tiri, narasi pemerkosaan terkini 2024
    Narasi Ngentot 2024 Purba tetap kekecilan agar dapat menolong dan memahami mengenai kesusahan hidup. Walau umur ibu telah berkepala 4 namun tetap elok dan bentuk badannya masih bahenol dan menarik. Mahfum ibu memang sukai memiara badannya dengan jamu Jawa. Disamping itu, semenjak usia muda ibu memang elok. Ibuku campuran, ayahnya belanda dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri dari suku Ambon tapi kelahiran Banyumas. Dia lebih Jawa daripada Ambon, walau namanya Ambon. Sepanjang hidup sampai wafat ayah bahkan juga tidak pernah menyaksikan Ambon.
    Ayah wafat karena kecelakaan bis saat bekerja di Jakarta. Bis yang ditumpanginya mengebut dan nabrak truk bak yang berisi bahan bakar bensin. Truk dan bis sama kebakar dan tidak ada seorang penumpangpun yang selamat termasuk ayahku.

    Semenjak itu, ibuku menjanda sampai 3 tahun lama waktunya. Baru satu tahun lalu sembunyi-sembunyi ibu berpacaran dengan duda tanpa anak, rekan satu kantor ayahku dahulu. Namanya SuSanto, umurnya sama dengan ibuku, 42 tahun. Sebetulnya saya telah berprasangka buruk, karena Pak Herman (saya panggil-nya “Pak” karena rekan ayahku) yang tempat tinggalnya jauh kerap tiba minum jamu dan bercakap dengan ibuku. Semakin lama mereka menjadi dekat serta lebih banyak ngobrolnya dibanding minum jamu. Kecurigaanku bisa dibuktikan saat di suatu hari. ibu panggilku dan dibawanya berbicara secara eksklusif.

    “Ini Cyn”, kata ibu saat itu.
    “Ayahmu kan telah 3 tahun tinggalkan kita, hingga ibu telah lumayan lama menjanda.”

    Aku segera dapat menerka apa yang hendak disebutkan ibu seterusnya. Saya cukup dewasa untuk ketahui begitu sepinya ibu ditinggalkan ayah. Ibu masih terbilang muda dan elok, tentu saja dia perlu seorang untuk menemaninya, meneruskan kehidupan. Saya sadar karena saya wanita walau tidak pernah menikah.

    “Ibu tidak dapat terus-terusan hidup sendiri. Ibu perlu seorang untuk menemani ibu dan menjaga kalian berdua, kamu dan adikmu masih perlu pelindungan, masih perlu kasih-sayang dan sudah pasti perlu ongkos untuk meneruskan study, kalian untuk ibu sudi menikah lagi dengan Pak Herman dengan keinginan masa datang kalian lebih terjaga.
    “Kamu memahami?” demikian kata ibu.
    “Ibu ingin menikah dengan Pak Herman?” saya segera saja mengguntingnya.
    “Tidak ada apa-apa kok Bu, Pak Herman kan orang baik, duda kembali. Apalagi ia kan sisa rekan ayah dahulu!”.
    “Ternyata kamu cukup dewasa agar dapat baca segala hal yang terjadi sekitarmu, Cyn”, ibu tersenyum. “Kamu betul-betul serupa ayahmu.”

    Tidak berapakah lama selanjutnya ibu menikah dengan Pak Herman dengan simpel dan cuma didatangi oleh famili dekat. Setelah itu ibu dibawa ke rumah Pak Herman , dan rumah kami, gerai dan semua didalamnya jadi tanggung jawabku. Ibu tiba pagi hari sesudah gerai saya membuka dan pulang sore hari dijemput Pak Herman setelah pulang dari kantor.

    Kehidupan kami berbahagia dan biasa-biasasaja sampai di suatu hari, sekitaran 4 bulan sesudah ibu menikah, sesuatu bencana di rumah tangga terjadi tanpa sepengetahuan ibuku. Saya memang menyengaja diam dan tidak mengulas kejadian itu ke ibuku, saya tidak mau mencederai hatinya. Saya terlampau sayang pada ibu dan biarkanlah kutanggung sendiri.

    Peristiwa itu berawal saat saya lagi ada di dalam rumah ibuku (rumah Pak Herman ) ambil barang-barang dagangan atas suruhan ibu. Hal itu biasa kulakukan jika saya tidak sedang kuliah. Bahkan juga saya kerap tidur di dalam rumah ibuku bersama adik. Seringkali satu hari penuh saya ada di rumah ibu saat ibu ada di rumah kami jaga gerai jamu.

    Terkadang saya memang perlu ketenangan belajar saat tengah hadapi ujian semester. Rumah ibu Sepi pada siang hari karena Pak Herman bekerja dan ibu jaga gerai, sedangkan di dalam rumah itu tidak ada pembantu. Siang itu ibu menyuruhku ambil barang-barang di dalam rumah Pak Herman karena stok di gerai habis. Ibu memberikan kunci supaya saya bisa masuk ke rumah dengan bebas. Tapi saat saya tiba rupanya rumah tidak digembok karena Pak Herman ada di dalam rumah. Saya sedikit bingung, mengapa Pak Herman pulang dari kantor demikian awalnya, apa sakit?

    “Lho, Bapak kok telah pulang?” tanyaku dengan sedikit bingung.
    “Sakit ya Pak?”.
    “Ah tidak”, jawab Pak Herman.
    ” Ada banyak surat ketinggal. kamu sendiri mengapa kesini? Diminta ibumu ya?”.
    “Iya Pak, mengambil barang-barang dagangan”, jawabku biasa saja.

    Seperti umumnya saya terus nyelonong masuk ke dalam ruangan dalam untuk ambil barang yang kuperlukan. Tidak kusangka, Pak Herman meng ikutiku dari belakang. Saat saya telah ambil barang dan akan kembali, Pak Herman berdiri demikian dekat sama diriku hingga nyaris kami bertabrakan. Saya terkejut serta lebih terkejut saat mendadak Pak Herman merengkuh pinggangku. Belum saya protes, Pak Herman telah mencium bibirku, dengan lekatnya.

    Barang dagangan jatuh dari tanganku saat saya berusaha menggerakkan badan Pak Herman supaya melepas badanku yang dipeluknya kuat sekali. Tapi rupanya Pak Herman telah kerasukan setan jahanam. Dia benar-benar tidak mempedulikan doronganku serta makin memperkuat dekapannya. Saya gagal melepas diri. Pak Herman menekan badanku dengan badannya yang lebih besar dan berat. Saya ingin berteriak tapi mendadak tangan kanan Pak Herman tutup mulutku.

    “Jika kamu berteriak, semua tetangga akan banyak yang datang dan ibumu akan malu”, ucapnya dengan suara serak. Napasnya tersengal-sengal meredam gairah. “Berteriaklah supaya kita malu!” Saya menjadi ketakutan dan tidak berani berteriak. Perasaan takut dan kasihan ke ibu membuat saya luluh. Pikirku, bagaimana jika sampai seseorang tahu apakah yang sedang terjadi dan apa yang dibuat suami ibuku padaku.

    Belum juga saya jernih berpikiran Pak Herman menggeretku masuk ke dalam ruang tidur dan mendorongku sampai jatuh terlentang pada tempat tidur. Dengan ganasnya Pak Herman menindih badanku dan menciumi mukaku. Sementara tangannya yang kanan masih tetap dekap mulutku, tangan kirinya ambil suatu hal dari dalam kantong celananya. Benda kecil licin selekasnya dipaksa masuk ke mulutku. Benda kecil yang rupanya kapsul lunak itu pecah dalam mulut dan mau tak mau ketelan.

    Sesudah menelan kapsul itu mataku menjadi berkunang-kunang, kepalaku menjadi sangat berat dan anehnya, nafsu seksku muncul secara mendadak. Jantungku berdebar-debar keras sekali dan saluran darahku berasa sangat cepat. Entahlah bagaimana, saya pasrah saja serta demikian mengidamkan sentuhan seorang lelaki. Nafsu itu demikian mencapai puncak dan menggelora itu tiba secara mendadak serang semua badanku.

    Samar-samar kusaksikan muka Pak Herman menyeringai di atasku. Pelan-pelan dia bangun dan melepas semua bajuku. Selanjutnya dia buka bajunya sendiri. Saya tidak dapat menampik. Diriku seperti terbang di atas awang-awang dan walau tahu apakah yang sedang terjadi, tapi benar-benar tidak ada niat untuk menantang.

    Begitupun saat Pak Herman yang sudah tidak kenakan pakaian menindih badanku dan menggerayangi semua tubuhku, saya pasrah saja. Bahkan juga saat saya rasakan sesuatu benda asing masuk badanku, saya tidak dapat melakukan perbuatan apapun. Tidak dapat untuk menampik, karena saya rasakan kepuasan hebat dari benda asing yang mulai tembus dan bergerak dalam lubang kewanitaanku. Kesadaranku entahlah ada di mana. Namun saya tahu, apa yang terjadi pada diriku, Saya sudah disetubuhi Pak Herman !

    Saat siuman, kudapati diriku terlentang di tempat tidur Pak Herman (yang tempat tidur ibuku) tanpa baju. Bajuku berantakan di bawah tempat tidur. Sprei morat-marit dan kusaksikan bintik darah di sprel tersebut. Saya menangis.., saya tidak perawan kembali! Saya telah kehi1angan apa yang paling berharga dalam kehidupan seorang wanita. Saya merasa jijik dan kotor. Saya bangun dan sisi bawah badanku berasa sakit sekali.., ngilu! Tapi saya masih tetap berusaha bangun dan secara tertatih-tatih jalan ke kamar mandi.domino 99

    Kusaksikan jam dinding, Wah.., Telah 3 jam saya ada di rumah tersebut. Saya harus selekasnya pulang supaya ibu tidak menanti-nanti. Saya selekasnya mandi dan bersihkan diri dan berhias secara cepat. Kuambil barang dagangan yang tertinggal di lantai dan selekasnya pulang. Pak Herman tidak terlihat kembali, mungkin telah kembali lagi ke kantor. Kubiarkan tempat tidur morat-marit dan sprei berdarah itu masih tetap ada di sana. Saya tidak perduli. Hatiku benar-benar luluh lantak. Kebencianku ke Pak Herman demikian dalam. Di suatu saat, saya akan membalas.
    “Kok lama sekali?” bertanya ibu saat saya tiba.
    “Bannya kempes Bu, nambal dahulu!” jawabku sekalian coba tutupi peralihan mukaku yang sudah pasti pucat dan malu.

    Kuletakkan barang dagangan di atas meja dan maunya pengin sekali saya merengkuh ibu dan meminta maaf dan bercerita apa yang sudah dilaksanakan suaminya kepadaku. Tapi hati kecilku larang. Saya tidak ingin membuat ibu bersedih dan sedih. Saya tidak ingin ibuku kehilangan kebahagiaan yang barusan didapatkannya. Saya tidak dapat memikirkan bagaimana remuknya hati Ibu jika ketahui apa yang sudah dilaksanakan suaminya kepadaku. Biarkanlah Untuk saat ini kusimpan sendiri kegetiran hati ini.

    Dengan argumen akan ke rumah rekan, saya mandi dan bersihkan diriku (kembali). Di dalam kamar mandi saya menangis sendiri, menggosok semua badanku dengan sabun berulang-kali. Jijik rasanya saya pada badanku sendiri. Demikian keluar dan kamar mandi saya segera rias dan pamit untuk ke rumah rekan. Walau sebenarnya saya tidak ke rumah siapa saja. Saya larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Saya duduk menyepi sendiri di situ sekalian kuras air mataku.

    “Ya Tuhan, ampunilah semua dosa-dosaku” ratapku seorang diri.

    Itil V3
    Baru sore mendekati magrib saya pulang. Ibu telah dijemput Pak Herman pulang ke tempat tinggalnya hingga saya tidak harus berjumpa sama lelaki bobrok tersebut. Gerai masih membuka dan adik yang mengawasinya. Saat saya pulang, saya yang gantikan jaga gerai dan adik masuk untuk belajar.

    Untuk sekian hari lama waktunya saya menyengaja tidak mau berjumpa Pak Herman. Malu, tidak suka dan takut bersatu aduk dalam hatiku. Saya menyengaja sibukkan diri ada di belakang jika pagi-pagi Pak Herman tiba mengantarkan ibu ke gerai. Sorenya saya menyengaja pergi secara beragam argumen saat Pak Herman jemput ibu pulang.

    Tetapi walau saya telah berusaha untuk selalu menghindari, kejadian itu toh terulang kembali. Kejadian ke-2 itu menyengaja dibuat Pak Herman dengan akal liciknya. Saat sore hari jemput ibu, Pak Herman menjelaskan jika dia barusan beli sebuah sepeda kecil untuk adikku, Purba. Sepeda itu ada di dalam rumah Pak Herman dan adik harus diambil nya sendiri. Sudah pasti adikku sangat senang dan saat Pak Herman merekomendasikan supaya adik tidur di tempat tinggalnya, adik sepakat serta ibu dengan suka hati mendorongnya. Bertiga mereka naik mobil dinas Pak Herman pulang ke rumah mereka. Karena tidak ada seseorang di dalam rumah, saat sebelum Jam sembilan gerai telah kututup.

    Setelah tiba di dalam rumah dan memberikan sepeda kecil ke adik, Pak Herman berargumen harus kembali lagi ke kantor sebab ada tugas yang perlu diakhirinya malam itu . Ibu tidak berprasangka buruk dan benar-benar tidak menduga kelau keperginya suaminya sebetulnya tidak ke kantor, tetapi lagi ke gerai untuk nemperkosaku.

    Saat itu telah jam sepuluh malam dan gerai telah lama saya tutup. Mendadak saja Pak Herman telah ada di rumah. Ternyata Dia punyai kunci punya ibu sehingga dia dapat bebas masuk keluar rumah kami. Saya sangat terkejut dan ingin melabraknya, tapi kembali dengan tenang dan muka menyeringai, Pak Herman mengancamku

    “Mari, berteriaklah supaya semua tetangga tiba dan tahu apakah yang telah saya kerjakan padamu!” gertaknya serius.
    “Mari berteriaklah supaya ibumu malu dan semua keluargamu tercoreng!” imbuhnya dengan suara serak.

    Satu kali lagi saya terperanjat. Mulutku mau berteriak tapi kata-kata Pak Herman sekali mengganggu hatiku. Hati takut akan kedengar tetangga, ketakutan nama ibuku bisa menjadi tercoreng, kekhawatiran jika tetangga akan ketahui kejadian setubuhianku, saya cuma berdiri terdiam melihat muka penuh gairah yang siap menangkapku. Saya tidak dapat berpikir tenang tagi. Cuma hati takut dan takut yang tetap mendesak perasaanku.

    Saat sebelum saya sanggup memutuskan apa yang hendak kulakukan, Pak Herman telah maju dan dekap badanku. Satu kali lagi saya ingin berteriak tapi suaraku terganggu di kerongkongan. Entahlah bagaimana awalannya tetapi yang saya tahu lelaki itu telah menindih badanku tanpa baju. Yang terang, malam itu saya mau tak mau layani gairah suami ibuku yang menggelora.

    Dengan garang ayah tiriku itu perlakukan saya seperti pelacur. Dia memerkosaku berulang-kali tanpa belas
    kasihan. Dengus napasnya yang berat dan badannya yang menindih badanku apalagi saat ada suatu hal benda keras segera masuk menyodok memotong sisi peka dan paling terhormat untuk kewanitaanku membuat saya mendesah kesakitan. Saya betul-betul dijadikan pemuas gairah yang betul-betul tidak memiliki daya.

    Pak Herman kuat sekali. Dia memaksakanku kembali ke sana kesini ganti posisi berulang-kali dan saya mau tak mau menurut saja. Nyaris dua jam Pak Herman jadikan badanku sebagai bulan-bulanan gairah seksnya.

    Bukan bermain! Demikian dia akan usai kusaksikan Pak Herman mengambil batangannya dari kemaluanku dengan pergerakan cepat dia mengocak-ngocokkan batangannya yang keras itu dengan samping tangannya dan dalam perhitungan beberapa menit kusaksikan cairan putih kental menyemprotkan dengan beberapa dan derasnya keluar tangkai kejantanannya, cairan putih kental itu secara hangatnya menyemprotkan membasahi muka dan badanku, ada rasa jijik di hatiku selainnya kurasakan amis dan asin yang kurasakan saat cairan itu menetes ke arah bibirku, kemudian dia lesu dan tergeletak dari sisi badanku, badanku sendiri seperti remuk dan tidak berkekuatan.

    Semua badanku berasa sangat sakit, dan air mata bercucunan di pipiku. Tetapi terang-terangan saja, saya capai orgasme. Suatu hal yang tidak pernah kualami sebelumnya. Entahlah apa yang membuat sedikit ada hati suka dalam hatiku. Rasa senang dan kepuasan yang masih sama sekali tidak dapat saya ketahui.

    Saya sendiri tidak paham bagaimana dapat terjadi, tapi terkadang saya malah kangen dengan tindakan Pak Herman padaku tersebut. Saya telah berusaha berulang-kali menepiskan hati itu, tapi sering kali ada di benakku. Bahkan juga terkadang saya inginkan kembali dan kembali! Edan kan?

    Dan memang, saat di suatu sore ibu sedang pergi ke luar kota dan Pak Herman mandatangiku kembali, saya tidak menampiknya. Saat dia telah ada di atas badanku yang telanjang, saya malah nikmati dan menyeimbanginya dengan penuh semangat. Ternyata apa yang sudah dilakukan Pak Herman padaku sudah jadi seperti candu yang membuatku jadi ketagihan dan suka. Saya sekarang mulai nikmati semua permainan dan nafsu yang hebat yang tidak dapat kuceritakan sekarang ini dengan kata-kata.

    Pak Herman demikian bernafsu dan nikmati semua lekuk-lekuk badanku dengan liarnya, aku juga mulai berani berusaha untuk rasakan beberapa bagian badan seorang lelaki, aku juga sekarang mulai berani untuk balas mencumbui, membelai semua sisi badannya dan memulai berani untuk menyentuh tangkai kejantanan ayah tiriku ini, demikian keras, panjang dan hangat. Saya nikmati dengan benar-benar, Luar Biasa!

    Di akhir permainan Pak Herman kelihatan sangat senang dan begitupun saya. Tetapi karena malu, saya tidak berbicara apapun saat Pak Herman tinggalkan kamarku. Saya menyengaja diam saja, supaya tidak memperlihatkan jika saya senang dengan permainan tersebut. Bagaimana juga saya ialah seorang wanita yeng masih mempunyai rasa malu.

    Namun, saat Pak Herman telah pergi ada rasa sesal dalam hati. Ada hati malu dan takut. Bagaimana juga Pak Herman ialah suami ibuku. Pak Herman sudah menikah dengan ibuku dengan cara sah hingga dia jadi ayah tiriku, alternatif ayah kandungku. Ialah dosa besar lakukan jalinan tidak pantas di antara anak dan ayah tiri. Haruskah kulanjutkan tatap muka dan jalinan penuh gairah dan maksiat ini?

    Di saat sepi sediri saya termenung dan memilih untuk menjauh dan Pak Herman, dan tidak lakukan jalinan gelap itu kembali. Tetapi di saat ada peluang dan Pak Herman mendatangiku dan ajak “bermain” saya tidak pernah kuasa menampiknya. Bahkan juga terkadang jika dua atau 3 hari saja Pak Herman tidak tiba menengokku, saya merasa rindu dan ingin sekali rasakan jamahan-jamahan hangat darinya.

    Hati tersebut yang selanjutnya membuat saya makin salah jalan dan makin terpikat oleh “permainan” Pak Herman yang hebat luar biasa. Dengan penuh kesadaran pada akhirnya saya jadi wanita simpanan Pak Herman di luar pengetahuan ibuku.

    Sampai saat ini rahasia kami tetap tertutup rapat dan tatap muka kami tidak terjadi di dalam rumah kembali, tapi semakin banyak di losmen, beberapa hotel kecil dan di beberapa tempat peristirahatan. Yah disitu saya dan Pak Herman dapat bermain cinta dengan penuh sensasi rasa yang lebih tinggi dan tidak khawatir akan ketahuan oleh ibuku, sekarang saya dan ayah tiriku telah semacam jadi suami istri.

    Untuk menghambat beberapa hal yang memungkinkan terjadi, saat lakukan hubungan seksual Pak Herman selalu menggunakan kondom dan aku juga rajin minum jamu telat bulan. Semua itu sudah pasti di luar setahu ibu. Saya memang senang dan berbahagia dalam hal penyukupan kebutuhan biologis, tapi sebetulnya jauh dalam lubuk hati-aku benar-benar terbuncang. Bagaimana tidak? Saya sudah mengambil suami ibuku sendiri dan “mengkonsumsinya” dengan berganti-gantian. Terkadang saya merasa kasihan ke ibu yang menyukaiku. Jika saja sampai ibu tahu jalinan gelapku dengan Pak Herman , Ibu pasti bersedih sekali. Hatinya akan remuk dan jiwanya tercabik-cabik. Bagaimanakah mungkin anak yang sangat dicintainya dapat tidur dengan suaminya? Sampai kapan saya akan jalani hidup yang tidak pantas dan sarat dengan maksiat ini?

    Entahlah, saat ini saya masih kuliah. Mungkin jika kelak telah lulus dan menjadi sarjana saya dapat keluar dan lingkugan rumah dan bekerja di kota lain. Sekarang ini mungkin saya belum mempunyai kemampuan untuk pergi, tapi kelak saya pasti pergi jauh dan cari lelaki yang betul-betul sama sesuai dan dapat kuandalkan sebagai suami yang bagus, dan tentu saja kuharapkan lebih gagah dari yang kudapatkan dan kurasakan sekarang ini. Mungkin dengan itu saya dapat lupakan Pak Herman dan lupakan kejadian-peristiwa yang malu-maluin tersebut.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Karena Cinta Yang Begitu Mendalam

    Cerita Sex Berhubungan Intim Karena Cinta Yang Begitu Mendalam


    1394 views

    Waktu itu saya mulai kebingungan mengenai siapakah yang memperbesar jika bukan hantu, mendadak ada suatu hal yang melompati punggungku dan secara langsung saja membungkam mulut dan mataku. Refleks saja saya menyikut striker itu, terkena perutnya. Ia jatuh, dan secara langsung kupiting tangannya sekalian saya menghidupkan lampu.

    Cersex Terbaru – Ya ampun, rupanya Leni yang mengisengi saya. Ia menggunakan jaket hitam, dan jeans ketat hitam . Matanya basah dan wajahnya mengernyit kesakitan. Langsung kubangunkan ia sekalian menggotong ia ke ruang studio yang berkarpet tebal. Kubaringkan di karpet sekalian menyeka keringatnya yang keluar sekalian meredam rasa mualnya terkena sikutku barusan.
    “Aduh Leni, ngapain sich kamu ngagetin saya seperti begitu?” Sekalian meredam tangisnya,
    “Kamu ini bukanlah nolongin justru hiduphin saya. Karena itu liat-liat dahulu, baru pukul. Untung tidak terkena ulu hati. Jika terkena, tentu dech kamu senang jika saya mati, kekurangan napas. Agar kamu dapat mencari lainnya kan.” Busyet nih anak elok, kembali kesakitan sempat bergurau.

    Terang saja donk saya tersenyum.
    “Aduh maafkan saya ya sayang. Kamu sich, tiba tidak memberi berita dahulu. Kapan sampai di Yogya? Kok dapat masuk ke? Kan pagarnya saya kunci”, kataku.

    “Saya ingin memberi surprise dengan kamu. Saya sampai di Yogya barusan pagi jam 06.00. Naik terus taksi kesini. Simak rumah kamu sepi, dibanding ngebel justru tidak kejutan kembali mendingan saya lompat pagar saja”, ucapnya.
    Dasar Leni ini orangnya cuek sekali. Terkadang jika main-mainnya kambuh.muncul, tomboy-nya menaklukkan lelaki. Walau sebenarnya aslinya feminin sekali. Elok, tinggi, gesit dan anggun bisa juga (bergantung waktunya). Kulitnya putih, dan tubuh yang lebih tinggi untuk ukuran cewek, membuat ia bisa tampil elok dengan style dan model apapun itu.

    “Maafkan saya ya sayang. Kejutanmu sukses, sayang terlampau sukses. Maafkan saya ya”, kataku sekalian mengelus rambut hitamnya yang panjangnya sepunggung, dan secara halus saya mencium keningnya.
    Kemudian kami menceritakan banyak berkenaan berita masing-masing. Leni barusan diterima di SMU 3, dan ia suka di situ. Saya narasi beberapa lagu yang baru band kami buat dan latih sejauh ini sekalian menyetelkan contoh lagu itu di CD player. Sejumlah lagu melalui, ia manggut-manggut sekalian katakan,
    “Gab, lagunya bagus-bagus. Asyik buat goyang, nge-groove sekali”, sekalian melanjutkan dengar lagu selanjutnya.
    Saya keluar studio dahulu, membikinkan es jeruk agar pacarku tersayang agar mualnya cukup mendingan. Waktu saya kembali Leni melihatku sayu sekalian katakan,
    “Andri sayang, puterin kembali lagu yang nomor 5 donk. Lagunya romantis sekali. Saya menjadi terharu dengerinnya.” Ya telah, saya putarkan kembali ke trek 5, lagunya memang halus sekali, romantis dech dasarnya.
    Leni berdiri sekalian menggenggam tanganku,
    “Dance with me, honey!”, pintanya.
    Kupegang tangannya, lantas kami berdansa meng ikuti alunan musik yang saya buat. Sekalian merengkuhnya, saya menyaksikan matanya berlinang air mata.
    “Mengapa Sayang?”, tanyaku.
    “Tidak.., Hanya saya merasa begitu berbahagianya jika seorang disayangi seperti lirik lagu tersebut. ”
    “Do you wanna know something, honey?”, tanyaku kembali.
    “What is it, dear?”
    “This song is written by me, to kilat how deep is my love.. just for you, honey!”, kataku.
    “Oooh, Andri.., What a wonderful gift from God you are for me”, sekalian ia bicara demikian, air matanya tambah deras dan dekapannya makin kuat dan dansanya tambah halus. M
    ataku menjadi basah . Saya benar-benar menyukai Leni. Jika mungkin, biarkanlah semua hidupku saya lalui dengan dia.
    Leni meminta lagu itu diulangi terus, agar dansa kami tidak putus-putus dan liriknya dapat semakin dihayati. Perlahan-lahan sekalian larut dalam cantiknya lagu dan halusnya dansa kami, Leni mengusung kepalanya dari dadaku dan mengecup halus bibirku. Ciumannya halus sekali. Mungkin kurang menggembirakan untuk yang hanya ingin sex saja. Tetapi untuk yang sama-sama mencinta, ciuman semacam itu lebih terkena di hati dibanding apa yang terjadi selanjutnya.
    Bacaan Seks Dewasa Bukan Gairah Tetapi Karena Cinta
    Lampu studio yang cukup redup, alunan musik merdu yang keluar sound sistem yang kece dan kuat powernya (kebenaran tidak menembus keluar hingga tidak mengusik tetangga, karena studio musiknya kedap suara). Kami sama-sama mengecup secara halus dalam waktu yang lama.
    Sekalian masih tetap berputar-putar meng ikuti irama lagu, Leni berbicara,
    “Andri my love, bercintalah denganku sayang. Di sini dan melakukan saat ini!”
    Saya tersenyum dingin sekalian berbicara,
    “Leni, ma’af saya tidak dapat melakukan”.
    Leni terkejut,
    “Mengapa sayang?”
    “Saya tidak mau bercinta denganmu, Saya cuma ingin menyukaimu. Tidak untuk terkait tubuh, tetapi cuma menyukaimu sayang”.
    Ia tersenyum, sekalian meneruskan ciumannya, tetapi ini kali tangannya mulai meraba-raba punggungku, dan bibirnya tidak tutup kembali, tetapi buka untuk memberikan jalan lidahnya menyerang bibirku. Aku juga bereaksi layaknya seperti seorang lelaki yang normal. Kuelus halus punggungnya, kasar sekali. Terang saja, wong masih gunakan jaket jeans.
    Perlahan-lahan kubuka jaket hitamnya, dan melihat kaos ketatnya yang warna merah tanpa lengan, menunjukkan keelokan badan dan dadanya yang memiliki ukuran 34B. Tidak besar, cukup imut tetapi yang terpenting buatku kencangnya bukan besarnya. Dibanding seperti Pamella Anderson yang lebih besar tetapi tidak kuat.

    Kujelajahi terus sekujur tubuh sisi atasnya. Kunikmati tiap jengkal dari badan cantiknya. Dimulai dari punggungnya, pelan-pelan merayap ke pinggangnya, perutnya, dan dada cantiknya. Dibalik kaos merah ketatnya saya dapat menyaksikan dan rasakan puting yang makin mengeras dan menjulur keluar tempatnya, cetak prima pada pembungkusnya. Kuputarkan jariku disekitaran putingnya yang keras hebat, sekalian berbisik halus ke telinga Leni.
    “Coba merasai, Leni. Merasai sentuhanku ini!”
    “Mmmppphh.. mmppphh”, hanya itu bunyi yang keluar mulutnya, karena terlampau penuh khayalannya oleh keelokan cinta kami berdua.
    Walau bagaimanapun, ia memanglah bukan type cewek banyak berbicara sedikit melakukan tindakan. Faktanya perkataannya sedikit, tetapi tanpa sadar tangannya meraba-raba lembut celana jeans-ku, naikkan tangkai kemaluanku dari kungkungan celana dalamku. Ia terus mengelus barang kecintaannya ini dengan makin keras, seolah ia tahu benar jika celana jeans yang tebal itu merintangi tangkai kemaluanku untuk rasakan kepuasan belaian jarinya.
    “Oh Sayang, izinkan saya nikmati burungmu. Akan kubuktikan jika segala hal cuma buat kamu, Andri.”
    “Merasai semua, Sayang. Kerjakan apa yang kamu ingin. Semua diriku ialah punyamu Leni.”
    “Demikian juga saya Sayang. Kerjakan pada diriku apapun itu yang kamu harapkan. Leni sayang kamu, Andri.”
    Sesudah mendapatkan izin darinya,langsung (tetapi dengan masih tetap halus) kubuka kaos ketat merahnya. Wah.. patut saja putingnya mencolok sekali, ia tidak menggunakan bra.
    “Len, kamu kok tidak gunakan bra sich? Panas ya?”
    “Menyengaja kubuka waktu kamu buatkan es jeruk bagiku. Tuch, branya saya lempar ada di belakang drum. Jika kamu lebih sukai branya, mengambil saja. Tetapi jika lebih sukai didalamnya teruslah di sini sekalian gesturkan cintamu bagiku.”
    Wah, masa sich saya mentingin branya, jika dapat malah jangan sampai ia gunakan bra kembali. Kembali juga payudara sekencang itu, buat apa gunakan bra kembali sich? Leni juga tidak ingin kalah. Ia buka celana jeans-ku dengan cukup tergesa-gesa. Apesnya ujung tangkai kemaluanku yang sudah keluar celana dalamnya terjepit retsleting.
    “Aduh Leni, berhati-hati donk Sayang. Sakit kan.”
    “Ya ampun, Gab.. burungmu sich yang nakal. Belum dibuka sudah keluar lebih dulu. Salah kamu sendiri.. eh tidak dech, salah kamu sich (ucapnya sekalian menunjuk tangkai kemaluanku).”
    “Len, kelak jika dimarahi ia ngambek lho.”
    “He.. he.. he.. tidak dech. Bergurau kok ya sayang (sekalian mengelus dan mengocak halus tangkai kemaluanku).”
    “Ssshh.. aduh Leni. Sangat nikmat Sayang. Lanjutkan lanjutkan..”
    Sesudah demikian menit Leni mengocak halus tangkai kemaluanku, tangkai kemaluanku sekarang tegang prima. Sesudah senang dikerjai Leni, saya mengusung ia ke atas piano. Kusuruh ia duduk di sana, sesudah usai kupeloroti celana jeans-nya yang ketat. Sesudah penghambatnya tersingkirkan, baru saya dapat sepuas hati mengisap wangi badan pacarku tersayang tersebut. Dimulai dari dada, jilatanku perlahan-lahan turun sampai ke wilayah perutnya yang putih bersih.
    Kemudian, dengan tidak tergesa-gesa agar ia ingin tahu, saya menjilat-jilati sisi belakang lututnya, yakinlah rekan, ada kesan tertentu untuk wanita saat kita menjilat-jilati sisi ini. Dari sana jilatan naik ke paha depan, belakang, dan paling akhir paha sisi dalam. Di sana jilatanku bukan hanya menjalar lempeng tetapi berputar. Dekati lubang kepuasannya, menjauh kembali, dekati kembali, menjauh kembali, dekati kembali, menjauh kembali. Beberapa teman, tidak bakal ada cewek yang tidak ingin tahu saat diberlakukan selembut tersebut.
    Sama dengan Leni, ia sampai menangis karena tidak bisa meredam gairahnya, hingga ia nekad menarik rambutku ke lubang kepuasannya, karena sangat semangatnya sampai daguku kebentur piano yang disetubuhinya. Lidahku menelusuri bibir luar lubang kepuasannya dengan masih tetap halus dan mesra, sebelumnya terakhir kupuaskan dahagaku dan dahaganya dengan menyesap (bukan mengisap lho. Seperti kita jika ingin minum teh yang panas, diseruput). Ucapnya sesudah usai, seruputan itu berasa sangat nikmat, seperti menggunakan vibrator tetapi lebih nikmat karena yang getarkan mulut cowoknya sendiri dan bukan mesin.
    “Aduuhhh.. duuhhhh.. Ndri, kamu apain sich klitorisku? Aduuhhhh Ndri, kembali donk.. sshh nikmat sekali tuch. Sssh Ndri.. Ndri.. Ndriii.. aahhhhhh”. Pada akhirnya Leni orgasme .
    Ia memang sebelumnya tidak pernah berbicara terang-terangan jika ingin orgasme. Ia lebih sukai mengekspresikannya melalui sikap dan kerusuhan seperti barusan tersebut. Menyaksikan muka Leni yang bersimbah keringat, matanya yang tertutup, dan keningnya yang mengerut meredam rasa nikmat yang tetap menimpa otot-otot lubang kepuasannya, hatiku berbahagia karena saya dapat menggembirakan dan memberikan kepuasan nafsu sex pacarku tersayang itu, meskipun saya belum landingkan tangkai kemaluanku ke lubang kepuasannya.
    Memang sampai sekarang saya tidak pernah masukkan tangkai kemaluanku ke lubang kepuasannya karena saya benar-benar menyukainya, dan buatku bercinta yang sebenarnya (bersetubuh) saat pernikahan lebih bermakna dibanding bercinta sekarang ini yang cuma berdasar gairah semata.

  • Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Wanita Asia Idamanku

    Cerita Sex Terkini Ngentot Dengan Wanita Asia Idamanku


    1365 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Kenalkan nama saya Thomas, Saya seorang expat (bule) yang sudah lama ada di Jakarta, dan saya ingin menanyakan ke anda: Sudah pernahkah anda mempunyai fantasi seksual pada seorang perempun? Wanita itu bisa jadi siapa pun! Dapat menjadi guru anda di sekolah dahulu, dosen di kampus, rekan kerja, bos atau bawahan bahkan bisa saja pembantu di dalam rumah anda! Yang terang wanita itu tentu mempunyai suatu hal yang membuat napas anda sesak setiap mengingatnya.
    Well, saya punyai! dan yakin atau tidak, sy adalah lelaki yang untung antara juta-an lelaki yang lain, kenapa? Karena anda akan temukan jika semua mimpi dan fantasi seksual saya bisa menjadi realita.

    Kelompok Bacaan Seks Terkini 2023 Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    narasi ngentot


    Sejak dahulu saya memang menyenangi wanita Asia, mungkin salah satunya argumen kenapa saya ingin diberikan tugas oleh kantor saya di Jakarta, tempat yang semula saya tidak pernah mengetahui keberadaannya, tempat yang semula saya tidak mengetahui bakal ada wanita seperti Rani.
    Hmmh, Rani.. Ia memang tidak mempunyai buah dada sebesar Pamela Anderson, tp buah dadanya yang sedikit lebih besar dibanding kepalan tanganku selalu terpikir dalam blouse kerjanya tertutupi bra hitam pas di bawah leher panjang dan pundak cantik warna kuning langsat ciri khas wanita Asia.

    Rani memang tidak mempunyai bentuk badan seindah Cindy Crawford, tetp pinggangnya yang kecil selalu temani pinggul cantik bak apel dan hmm.. bokongnya yang ranum selalu terpikir! Tidak ketinggal kaki kecilnya yang panjang bak peragawati menyokong pahanya yang putih bersih tertutupi rok mininya yang seksi! Tidak akan habis keinginanku inginkan dianya! Terpikir selalu diriku di atas badannya yang ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukkan alat kejantananku di dalam kemaluannya! Memompanya dgn cepat! Serta lebih cepat! Dan..

    “Thomas?”
    “Oh.. Hi! Ran..” dgn gelagapan saya menjawab panggilan Rani yang entahlah sudah berapakah lama ada di hadapanku yang sedang melamun sekalian minum sendiri di Hard Rock Kafe ini. He he he, malunya saya!
    “Thomas, kamu kembali ngapain di sini?” Satu kali lagi ia menyapaku.
    “Ran! Tidak kira bertemu kamu di sini”, jawabku cepat tutupi terkejutku.
    Rani menjawab dgn senyum sekalian berbicara:
    “Saya sich memang kerap kesini! Senang dech dapat bertemu kamu, hihi.. kamu sendiri kan? Saya gabung kamu yah? yah?”

    Sempat sebelum saya menjawab, Rani sudah menarik kursi dan duduk di sampingku, dan saya berpikiran
    “Ya Tuhan begitu anehnya ini..” Lantas seterusnya kita berdua sudah asyik bicara ngalor-ngidul.
    Tidak kusangka Rani rupanya kuat minum. Perbincangan kami diwarnai oleh order baru yang selalu tiba menukar gelas cocktailnya yang mulai kosong
    Sementara fokusku untuk minum sudah luluh-lantak dihancurkan sepasang pundak cantik didampingi leher panjang di atas belahan dada putih punya Rani, si fantasi seksualku yang mendadak tiba mendekati! Rani malam ini lebih seksi dari umumnya tertutupi gaun sackdressnya yang warna merah berpijar. Dan kuberpikir ,
    “Oh Tuhan mimpi apa saya tadi malam?” Tidak berasa jam sudah memperlihatkan jam 3 pagi.
    Dari langkah Rani bicara dan raut wajahnya, kutahu bergelas-gelas cocktail yang Ia minum sudah memberi hasil sama sesuai yang diinginnya. Rani mabuk. Tidak ada sesuatu hal lain yang dapat kulakukan selainnya minta kunci mobilnya dan memaksakan untuk membawanya sampai di dalam rumah. Rani tidak menantang dan dgn pasrah masuk ke mobil di atas bangku penumpang depan.
    Kumulai memakai mobilnya sampai mendadak Rani berbicara,
    “Thom! Saya tidak dapat pulang kembali mabuk kaya beginih.. Ke rumah kamu saja yahh.. saya tidur rumah kamu dahulu bisa kan Thom?” Saya berpikiran
    “Terima kasih Tuhanku!”
    Setelah tiba di apartemenku, kubimbing ia ke kamar tidurku, Rani duduk langsung pada tempat tidur. Tersenyum saya sekalian melepas sepatunya, kuberpikir
    “Ya Tuhan begitu cantik dan sexynya sepasang kaki putih seperti kapas ini.. dan mmmppphhhh..” Mendadak kedengar bisikan-bisikan yang berbicara,
    Jangan Thomas! Ia mabuk! Kamu tidak bisa menggunakan peluang! Itu tidak gentleman!” Lantas,
    “Man! saksikan begitu sexynya bahu sang Rani, lehernya.. pahanya.. Ohh” Dan,
    “Thomas! Kamu bukanlah orang semacam itu!” Lantas,
    “Ingat Thomas! Kapan kembali kamu punyai peluang semacam ini, jangan bodoh!”
    “Apes!!” dalam hatiku.

    Ada seorang wanita elok dan seksi, idamanku, fantasy seksualku, duduk pada tempat tidurku dan saya justru kebingungan harus bagaimana.
    “Apes! Apes! Apes!” Saat saya sedang repot sendiri dgn pikiranku, mendadak,
    “Thomashh.. sini Thomas.. Hhh” rintih Rani.
    Dengan tidak berpikir 2x saya merapat seperti anak buah diundang majikan dan berbicara,
    “I.. Iya Ran.. Ada yang kamu ingin? Air putih mungkin?”
    “Saya ingin kamuhh, Thomas sayangggggg..” Rani menjawab.
    “Deg deg!” tidak dapat kutahan degup jantungku yang makin menderu-deru.
    Belum kuberpikir selanjutnya, kusaksikan jari-jari imut Rani sudah ada di ikat pinggangku bersama dgn tangan putih dengan bulu lembutnya.
    “Saya ingin kamu Thomas.. ” Satu kali lagi Rani buka bibirnya yang basah dan ranum memeras,
    “Iya Thomashh.. malam hari ini!” Rani melanjutkan desahannya.
    “Tp.. Ran..” belum kuhabis berkata, mendadak jari-jari imut barusan dgn perlahan-lahan buka ikat pinggangku dan dgn kontribusi lengan yang cantik dengan bulu lembut barusan menarik turun celana blue jeansku dgn gampang tanpa perlawanan dariku.
    “Ohh Rani.. Saya tidak tahu ini betul dilaksanakan atau..” jawabku.
    “Ssstttt.. Saya selalu ingin ketahui bagaimana rasanya dgn orang putih sepertimu Thomas.. ” Rani menggunting, dan memulai menarik turun celana dalamku.
    “Hmmh, memang Punyanya bule sepertimu lebih besar dibanding ke orang kita.” Rani dgn genit melihati alat kemaluanku yang memang mulai mengeras.
    “Ran..” Saya yang merasa harus menjelaskan suatu hal.sebuah hal. dipotong Kembali olehnya sekalian berbicara,
    “Kamu harus tahu kedahsyatan cewek Indonesia Thommmmm.. mmhh,” sekalian berbicara begitu Rani dekatkan muka cantiknya ke jantananku dan sekalian mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik.
    Bacaan Seks Terkini Ngentot dengan Wanita Asia Idamanku
    Rani mulai mengecupnya,
    “Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yang merah ranum mulai menelusuri kepala kejantananku yang mulai mengeras dan terus mengeras.
    “Saya tidak pernah dgn barang segede begini.. hihi,” godanya genit dan ini kali menjulurkan lidahnya ke tangkai kemaluanku dari bawah kembali lagi ke atas sentuh kepala kejantananku kembali.
    “Mmmhh,” godanya kembali.
    “Shh.. hh,” saya hanya dapat mendesis, tidak terpikir begitu terangsangnya saya oleh peristiwa ini! Dan,
    “Emmhh,” Rani masukkan 1/2 alat kejantananku di dalam mulutnya yang imut, dan kepalanya mulai bergerak turun naik secara perlahan-lahan.
    “Ughhooghh.. Rani! yeah!” Saya mendesah meredam rasa nikmat dari mulut Rani yang basah dan hangat.
    Rani sesaat menarik keluar kejantananku dari mulutnya dan berbicara,
    “mmmpphhh.. Sedap tidak sayang?” Lantas melumat lagi dan mengisap kejantananku ini kali dgn irama yang bisa lebih cepat, “mmmppphhhh.. mm..mm..”
    “Arrgghh!! Rani! Oh Rani..” Saya mulai mengeluh cukup keras karena rasakan lidah lembut Rani bergerak dalam mulutnya yang hangat sementara kepala Rani terus bergerak turun naik semakin bertambah cepat.
    “Ouuggghhhhhhh!!” Ini kali saya tidak bisa meredam keinginan yang melimpah-luap dalam diriku.
    Kutarik turun gaun sackdress yang digunakannya hingga kelihatan punggung putih mulus dengan bulu lembut sedikit tertutup oleh rambutnya yang panjang dan hitam lebat. Rani tidak menggunakan bra. Selanjutnya kuteruskan kembali menarik turun sampai kelihatan celana dalam putih tipis berenda yang membalut bokong putih kemerah-merahan yang ranum.
    Lantas kujulurkan tanganku yang panjang coba raih lubang kewanitaan yang terselinap di bawah bokong ranum putih kepunyaannya. Dan terjamah olehku daging lembut sedikit dengan bulu yang sudah basah oleh cairan lubrikasi pertanda siap untuk bercinta!
    “Ohh Rani.. hh kamu telah basah,” ku berbicara terbata-bata.
    “Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Rani dgn hisapan yang bisa lebih cepat dan liar berasa cepat melumat semua tangkai kejantananku.
    “Ghhaahh.. Rani!!” Saya mengeluh lagi dan memulai menggerakkan jari-jariku pada bagian apa dari lubang kemaluannya yang dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampai sentuh klitorisnya.
    “mmmmppphhhh!” Ini kali berasa reaksi Rani karena Dia mengeluh keras sekalian membalasnya dgn percepat hisapan dan lumatannya ke tangkai kejantananku.
    “mmmmpphhhhh!! hmm,” saya tidak ingin kalah dan membalasnya lagi dgn getarkan dengan cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
    “Ouuuhhhhh.. ohhoohh,” tidak kuat Rani keluarkan kejantananku dari dalam mulutnya, mendesah dan memulai memegang tangkai kejantananku dan mengocak cepat turun naik.
    “Uhh.. mmmpphhhh.. ooohhh.. yeahh!!” Berdua kami mengeluh, mendesah, nikmati sentuhan masing-masing hingga kemudian Rani mendadak dekatkan wajahnya kepadaku.
    Rani mulai menciumi dan melumat bibirku dgn bibirnya yang merah basah. Kubalas kecupannya sekalian kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yang terurai ada di belakang.
    “mmmppphhhhh..” Sekalian berciuman, Rani melebarkan ke-2 kaki mulus tingkatannya dan naik keatas ku.
    “Saat ini Thomaasss.. hh.. hh.. ambil saya sekaranghh..” Rani berbicara dgn napas mengincar sekalian melihat rekat mukaku dgn wajah cantiknya.
    Dgn penuh gairah kutarik turun celana dalamnya dan kupegang tangkai kejantananku dgn tangan kanan, jg selangkangan Rani dgn tangan kiri. Lantas mulai masukkan dgn perlahan-lahan kepala kejantananku di dalam lubang kemaluannya yang merah berpijar basah banyak rambut-rambut hitam lembut cantik di atasnya.
    “Hoohh.. sshh,” Rani mendangak ke atas sekalian pejamkan matanya dan mendesis rasakan kepuasan penetratif kepala kejantananku di lubang memeknya yang lantas lusuhbut dgn masukkan tangkai kejantananku lebih dalam . “Zlleeebbbb!”
    “Uhh.. yeah!! Thomashh!”
    “Ohh Raniiiiii..” sekalian kuangkat tubuh Rani sedikit dan kulepas kembali hingga turun naik di atas tubuhku.
    “Ouurgghh.. ahh..” Ini kali Rani mengeluh makin keras dgn raut muka sedikit meringis sekalian berbicara kembali, “Terus Thomashh.. gerakin kembali bisa lebih cepat shh.. mmmpppphhhh.. yeahh..”
    Itil V3
    Terang-terangan tidak gampang buatku untuk bergerak cepat memompa Rani turun naik dalam capitan kewanitaannya yang sempit dan hangat seakan ingin mengisap semua kejantananku masuk ke.
    “Ohh.. mm.. mmmppphhhh.. shh.. yeahh..” Rani tanpa berhenti-hentinya mendesah, mengeluh dan menggeram mesra bersamaan kunaikkannya kecepatan badannya yang mulai basah berkeringat turun naik di atasku sekalian kubenamkan terus lebih dalam kejantananku ke lubang kemaluannya yang makin hangat berasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.
    “Ohh Rani.. ohh kamu sukai sayanghh?” Saya menanyakan di antara rintihan, buruan napas dan erangan kita berdua.
    “Hhh.. Cepat kembali sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Rani makin semangat dan memulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dgn pergerakan erotis kekiri dan kekanan yang membuat lubang kemaluannya makin sempit hangat membara, mengisap dan memuntahkan kuat kejantananku masuk keluar makin cepat dan keras.
    “Arrgghhhhh!! Yeaaaahhhhh!” Marahku sekalian membalasnya dgn memacukan bokongku ke atas untuk menolong kejantananku menusuk dan menyerang lebih dalam .
    “Mppphhhhhh.. oohh. oooohhh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” Jerit Rani menyongsong pacuan luar biasa yang kuberikan padanya tiada henti hingga kelihatan muka elok Rani pejamkan ke-2 matanya lantas meringis luar biasa sekalian menggigit bibir bawah yang merah basah.
    “Mmmhh!!” dan buka mulutnya kembali
    “Uuucccccchhhhhhhh!!” Berasa semua badannya menggeliat, tergetar luar biasa ke arah pucuk kepuasan dan orgasme berkali-kali yang kuberikan padanya tanpa ampun. Simak juga: Bacaan Seks Terkini 2023 Konsumen Servis Restoran Stik
    Berasa sakit pegangan jari-jemarinya yang imut sedikit mencakar dan menggengam keras di ke-2 bahuku di ikuti dgn semua badannya menegang dgn saat itu juga. Pada akhirnya,
    “Serr!” Berasa cairan hangat mengguyuri tangkai kejantananku yang sedang memompa keras dalam lubang kemaluannya. Yah! Pucuk orgasme. Rani sudah meraihnya.
    “Uuuccchhhhh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” tersengal-sengal napas Rani mengincar.
    Semua badannya yang putih cantik sudah habis basah kuyup oleh keringatnya, tidak ketinggal rambutnya yang jg tidak kalah basah. Berasa tegang badannya menyusut. Genggamannya melemas, dan badannya jatuh kurang kuat lesu di atas badanku yang jg sudah basah kuyup diguyur keringat.
    “Oooooohh..hh..hh.. mmmppphhhhhh kamu memang luar biasa Thomas.. saya tidak pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Papar Rani.
    Saya anggap tidak perlu saya katakan kembali apa yang terjadi selanjutnya, karena narasi ini bukanlah berkenaan diriku, tetapi berkenaan fantasi seksualku, di mana saya mengharap andapun akan alami hal yang sama dgn fantasi seksual anda.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Pulang Surprise

    Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Pulang Surprise


    1163 views

    “Biasa-biasa saja…”, jawabku.
    “Lu gak katakan ke Rida jika saya pergi mengelana?!”, tanyaku ke Edo.
    Saya cukup kecewa, karena awalnya sudah membuat gagasan supaya Rida tidak mencariku kembali.

    Cersex Terbaru – “Hahahahahaha, ia cinta mati sama lu man…”, Edo ketawa terpingkal-pingkal. Saya kebingungan, apa yang harus saya lakukan? Apa saya harus terima Rida?
    “Telah, kelak saya ceritain, lu mandi saja dahulu, tentu capekkan pulang dari Bali…”.

    Aku juga bawa koperku naik ke lantai 3, kembali lagi ke kamarku untuk mandi dan istirahat sesaat. Saat naik, lantai dua yang adalah tempat servis pijat-pijat, rupanya semua kamar tertutup, tentu ini hari ramai pelanggan, patutan saja di bawah saya cuma bertemu Edo sendiri.

    Lantai 3 hanya ada tante Yully sendiri, saya meminta membikinkan makanan, sekalian menanti aku juga mandi supaya tubuhku fresh. Hari mulai malam, saya mulai mengantuk, sesudah mandi aku juga selekasnya isi perutku, selanjutnya istirahat di kamarku. Karena lelahnya saya melalui perjalanan, aku juga lelap sesaat sampai suara keras menggugahku. Kelihatannya beberapa teman kembali pesta di luaran sana. Suara lagu disco benar-benar keras dan membuat saya tidak bisa tidur.

    Mau tak mau saya bangkit dari tidurku, ku pandangi jam dinding, rupanya jam dua subuh. Ku membuka pintu dan coba menyaksikan ruang kumpul kami. Panorama yang telah tidak asing, beberapa teman sedang pesta sex. Tetapi ini kali sedikit berbeda, kelihatannya ada tambahan anggota.
    Gadis itu membelakangi, hingga saya tidak bisa menyaksikannya secara jelas. Aku juga dekatinya, gadis itu sedang menyepong k0ntol Edo.
    “Rida?…”, begitu terkejutnya saya menyaksikan Rida sedang gabung dalam acara pesta ini.
    Edo lantas tersenyum, Rida tidak mempedulikanku, dia terus menyibuki dianya melumat k0ntol Edo. Kusaksikan sekitaran, Andi sedang menyedoti susu Tyas, dan yang yang lain, Ayu, Widya, Lisa, dan Iskandar sedang asyik menyanyi sekalian berjoget telanjang. Ini kali tidak ramai, entahlah repot apa beberapa teman yang lain. Jika bos Herman sich lumrah, semenjak menikah, dia telah jarang-jarang bermain-main kesini.
    Yang tidak habis kupikir ialah bagaimana Rida dapat ada dalam acara pesta ini. Saya termenung sesaat, sampai mendadak Ayu tarik tanganku supaya bergabung untuk menyanyi bersama-sama. Badan mereka yang bugil sedikit membuat k0ntolku mengeras, aku juga turut di barisan mereka untuk berjoget.
    Sekalian menari nikmati lagu ‘Move Like A Jagger’, Ayu menarik kaos ke atas, seakan ingin saya turut berjoget telanjang . Saya biarkan menelanjangiku, badan atas ku telah telanjang saat Ayu sukses menarik lepas kaos ku. Lantas sekalian menari di depanku, dia coba buka kancing dan resleting celanaku. Celanaku juga selanjutnya sukses diplorotkannya, sampai cuma sisa celana dalamku. Selang beberapa saat juga, Ayu memplorotkan celana dalamku.
    Masih sekalian berjoget, kami terus berangkulan tanpa kenakan pakaian. Badan Ayu tercium benar-benar wangi, dan Iskandar sedang asyik k0ntolnya dikulum berganti-gantian oleh dua gadis, Widya dan Lisa. Kadang-kadang aku juga meremas susu Ayu yang bikin gemas. Style berjogetnya yang sedikit genit, membuat k0ntolku mengeras. Kusaksikan arah Rida, rupanya ia telah ber-WOT dengan Edo. Edo yang duduk di atas sofa dipangkui oleh Rida. Rida terus bergoyang dengan badan membelakangi Edo, terlihat terang disini Rida yang sedang berpangku di paha Edo sedang terangsang berat. Goyangannya cantik membuat susunya tergetaran.
    Sedikit iri saya menyaksikan episode itu, yang mana akulah yang terlebih dulu mengenali Rida. Sedang tidak konsentrasi karena pikirkan Rida, mendadak ku rasa k0ntolku digenggam, kusaksikan ke bawah, rupanya Ayu telah berjongkok untuk mengocak k0ntolku. K0ntolku yang telah tegang kubiarkan Ayu mengocaknya. Justru saya tidak sabar untuk dikulum Ayu, selekasnya saya jambak rambut Ayu dan kutarik sampai mukanya berkenaan k0ntolku. Ayu memahami, dia juga segera membuka mulutnya untuk melumat k0ntolku.
    Posisi Andi sama dengan Edo, seolah tidak ingin kalah, Tyas juga ber-WOT dengan irama yang cepat. Susunya yang putih bergoyang lencang, gadis oriental ini seperti bintang di sini. Cuma Iskandar saja yang sama sepertiku, namun ia dilayani dua gadis sekalian.

    Sedotan Ayu yang cukup professional memang benar-benar menyenangkan, Memaju-mundurkan mulutnya dik0ntolku sekalian kadang-kadang dia meremas buah jakarku, membuat saya benar-benar nikmati kesan sepongan yang cukup lain. Telah entahlah berapakah lagu yang terlintasi, sampai kuluman Ayu cukup menjemukan ku, ingin sekali saya nikmati memeknya, meskipun seringkali dan cukup jemu, tetapi gairah birahiku tidak bisa bohong jika saya benar-benar memerlukan sex. Lantas saya menggerakkan muka Ayu supaya menjauhi k0ntolku. Ku mencari kondok yang selalu saya stock dan ku pasangkan, saya benar-benar sangat takut jika sampai mehamili seorag gadis di sini.
    Ku ambil badan Ayu untuk bergabung di atas sofa, selekasnya ku mengambil posisi supaya Ayu gampang berpangku di pahaku. Perlahan-lahan Ayu naik ke pahaku, lantas meRidang k0ntolku supaya gampang ditujukan ke k0ntolku saat dia akan duduk di pangkuanku.
    “Ah…”, desahan Ayu saat k0ntolku melesap ke memeknya.
    Sekarang ada 3 pasangan yang berlomba-lomba dengan style WOT. Ku saksikan ke Tyas dan Rida, dua gadis ini bagus sekali gairahku, saya justru tidak memikirkan Ayu yang WOT tapi Tyas dan Rida. Yang membuat saya tertarik sama ke-2 nya ialah, Rida ialah gadis paling muda di sini, ‘barang’ yang baru, hingga terlihat lebih ‘fresh’, dan Tyas ialah typeku, gadis oriental, saya benar-benar sangat sukai dengan gadis berkulit putih, terlihat lebih bersih.
    Ingin selekasnya ku mengakhiri pertalian cinta dengan Ayu, supaya bisa antre rasakan kembali sex dengan Rida dan Tyas. Tetapi Ayu terus bergoyang mengocak k0ntolku dengan penuh semangat. Dari belakang saya meremas-remas susunya, rambutnya wangi mengenaiku, hingga sensasiku ialah berfantasi dengan tutup mataku dan memikirkan Tyas lah yany sedang berpangku denganku. Desahan kepuasan kudengar dari mulut Ayu,
    “Ah… ah… ah…”. Acara pesta sex semacam ini kerap kami selenggarakan hampir tiap malam, tetapi ini kali sedikit berlainan, selainnya personel yang tidak komplet, tetapi kami dihibur pendatang baru, yakni Rida. Saya menyengaja mengirit tenagaku, biarkan Ayu yang lebih agresif, supaya saya bisa memiliki sedikit tenaga untuk bercinta dengan Rida dan Tyas.
    Bacaan Seks Ngentot Surprise Saat Pulang Berlibur
    Kusaksikan ke samping, Rida telah ganti posisi, tidak membelakangi Edo kembali, dia ber-WOT secara bertemu, hingga Edo dapat sekalian meremas dan menyedoti susunya. Saya makin terangsang menyaksikan susu fresh Rida yang terus dihisapi Edo, terlihat benar-benar fresh. Mudah-mudahan saja Edo selekasnya akhiri bermainnya hingga saya dapat berganti-gantian. Dan posisi Tyas tetap sama, dia tetap terus semangat mengoyangkan pinggulnya mengocak k0ntol Andi. Yang berlainan ialah Iskandar, dia telah mendoggie Lisa, dengan bibir yang terus bergelut dengan bibir Widya yang berjongkok di sampingnya.
    K0ntolku hangat di saat memek Ayu, karena takut berejakulasi dalam, saya minta Ayu hentikan WOTnya, saya meminta untuk keluarkan di luar. Meskipun memakai kondom, saya masih tetap sedikit berpikiran krisis, takut kecil kemungkinan ada kebocoran pada kondom. Saya benar-benar takut jika harus bertanggung-jawab atas wanita yang tidak betul, memang lumayan egois, itu juga argumen saya tinggalkan Rida.
    Selanjutnya Ayu juga berdiri, dan k0ntolku terlepas dari cengkeraman memeknya, dia lantas berjongkok di depanku, saya buka lebar pahaku supaya Ayu lebih gampang untuk blowjob. Lantas Ayu menarik kondom yang dipasang di k0ntolku, supaya saya lebih ‘merasakan’ enaknya sepongannya.
    K0ntolku dikocaknya, dengan tangan lantas berpindah dengab mulutnya, secara memiliki irama sekalian mainkan buah jakarku membuat saya tidak tahan dan merasa akan selekasnya berejakulasi. Kuluman yang makin cepat membuatku tidak tahan dan pada akhirnya menyemprot spermaku di tenggorokan Ayu, kutahan kepalanya supaya k0ntolku masih tetap meredam lebih dalam di situ. Ayu kelihatan terselak dengan semburan spermaku, lumayan menarik jika k0ntolku berejakulasi dalam, baik di memek ingin juga di mulut.
    Saya istirahat sesaat, sekalian menanti Edo atau Andi yang jemu, sekalian kumpulkan tenaga saya cuma duduk saja. Ayu yang gairah seksnya tinggi terlihat tidak senang, dia mengocak memeknya sendiri dengan jarinya, cewek hyperseks semacam ini benar-benar menjijikkanku. Lantas Widya yang semula cuma berciuman dengan Iskandar lantas mendekati Ayu, dia menolongnya mainkan memeknya, terlihat episode lesbian yang ada seperti pada beberapa film, bahkan juga mereka sama-sama berganti-gantian mainkan memek mereka.
    “Argh!…”, teriak Rida, langsung membuatku terkejut lantas melihat ke arahnya, rupanya Edo menggigit puting susu Rida lumayan kuat.
    “Sorry…”, kata Edo meneruskan kulumannya.
    Kusaksikan posisi Tyas saat ini telah berbeda, dia ditindih oleh Andi, dengan bringas Andi memompanya secara cepat.
    “Uh uh uh…”, desahan Tyas di ikuti getaran badan karena pompaan Andi.
    Posisi Iskandar dan Lisa sama juga, Iskandar menindih Lisa meskipun harus ada di lantai, tetapi semangatnya masih tetap berkobar, sekalian melumat bibir Lisa, Iskandar juga memompakan k0ntolnya di saat memek Lisa. Mereka memakai kondom, karena untuk keamanan, kami jaga citra gadis di sini, mereka sedikit akan kehilangan berlangganan bila sudah melahirkan anak.
    Untuk kami, lebih bagus beberapa gadis ini memakai kondom saat berhubungan seksual, karena cukup menyusahkan jika harus alami beberapa hal tidak diharapkan, kira saja jika harus mengaborsi bayi dalam kandungan mereka.
    Nyaris sejam berakhir, Edo tetap kelihatan kuat memacu Rida, kemungkinan dia konsumsi obat kuat, karena sejauh ini kami mengetahui jika Edo memang seorang hyperseks. Dan Andi dan Iskandar telah istirahat, begitupun beberapa gadis, mereka cuma merokok dan nikmati bir yang ada. Saya menyaksikan Tyas yang sedang lowong juga selekasnya mendatanginya. Tyas kelihatan sedikit lelah, rambutnya sedikit berantakan, tetapi saya tidak ingin tahu, kutarik tangannya supaya dia berdiri dan menjauhi dari segerombolan orang yang sedang nge-bir tersebut.
    “Layani saya donk Yas…”, pintaku, lantas selekasnya aku juga ambil kondom baru untuk digunakan.
    Saya tahu Tyas sedikit lelah, menjadi saya rebahkan dia di atas sofa, dia terduduk menyandarkan, saya berdiri di depannya lantas buka lebar selangkangannya. Ku tujukan ‘rudal’ ku ke sasaran targetku. ‘Bleps’, suara yang kedengar saat k0ntolku menancap sampai ke, full, di memeknya yang sedikit basah. Tyas lantas menyimpankan matanya dan berdesah,
    “Ah…”, dia terlihat lelah.
    Mukanya yang elok membuat saya benar-benar terangsang, sekalian memacunya aku juga melumat bibir cantiknya. Jika saja nasibnya bagus, mungkin Tyas telah jadi seorang aktris, muka dan badannya benar-benar memberikan dukungan sekali, bahkan juga lebih elok dari Sandra Dewi sekali juga. Badannya wangi, kuciumi pipinya yang putih tetapi sedikit merah merona, lantas kuciumi lehernya yang sedikit jangkung, “Wangi…”, sampai hingga ke susu nya yang bukat montok. Putingnya yang masih tetap sedikit kecil dan merah muda itu kulumat mati-matian.
    Masih memacunya, berasa air bertebaran, karena gadis oriental memang mempunyai sedikit keunikan, yakni ‘becek’.
    “Ah… Capek….”, desahan Tyas yang benar-benar tidak kugubris. Terus ku pacu tanpa ampun, sekalian menyaksikan ke Rida yang tetap dipacu oleh Edo.
    Saya sedikit tamak, maunya pengin segera menuntaskan ini lantas beralih ke Rida.
    Beberapa saat memacu Tyas, pada akhirnya ku saksikan Edo bangun, dia kelihatannya telah menuntaskan bermainnya. Kusaksikan Tyas juga telah lelah, dia tertidur dalam pacuanku, aku juga menarik keluar k0ntolku lantas berpindah dekati Rida.
    “Tamak sekali kau Man…”, kata Edo sekalian melepas kondomnya.
    “Hehehe, menumpahkan rasa rindu…”, jawabku. Lantas Edo juga bergabung untuk nge-bir sekalian kumpulkan tenaga kembali.
    Itil V3
    Rida terlihat juga tidak sadar diri, dia juga pasti kelelahan. Tindakan awalnya saya cuma nikmati susunya saja, kurang memberikan kepuasan jika Rida pada kondisi tertidur. Tetapi bolehkah buat, dia tentu benar-benar lelah dipacu Edo tiada henti sejak dari barusan. Buah dadanya terlihat fresh, tidak demikian besar hingga membuat daya khayalanku lumayan kuat memikirkan jika Rida masih duduk di kursi SMA. Ku remas-remas dadanya lantas kusedot kuat puting susunya, kumainkan juga dengan lidahku.
    Saya ingat lagi saat pertama saya mengenalinya, awalannya kupikir Rida ialah cewek baik, sesudah mengenalinya di Facebook, kami juga makin dekat, dan lakukan hubungan seks. Awalannya saya cuma mengetest, rupanya Rida serius untuk melayaniku, karena itu lah saya memendam hatiku supaya tidak jatuh hati. Saya tidak ingin memiliki pasangan yang menekuni di sektor semacam ini, aku juga kabur sejumlah minggu ke Bali, entahlah bagaimana Rida justru dapat gabung di sini, pesta sex saat ini.
    Kelak sajalah jika sebelumnya sempat baru bertanya ke Edo, malam hari ini agar saya menikmatinya dahulu. Lagian karena Rida telah ditiduri Edo, setdknya saya punyai argumen untuk tidak membangun jalinan selanjutnya.
    Sesudah senang menyedoti susu nya yang fresh, saya mulai arahkan k0ntolku ke memek Rida. Dia tetap lelap karena kelelahan, tidak sedikitpun bergerak untuk menampik, hingga secara gampang saya membobol memeknya yang basah dengan beberapa sisa air kepuasan memek Rida yang bahkan juga bercucur keluar membasahi sekitaran pahanya. Selangkangannya kubuka, kakinya ku angkat ke atas hingga saya gampang memacunya. Masih sempit dan legit seperti awalnya berjumpa, Rida yang masih hijau ini cukup memberi kesan untuk tingkatkan gairah birahiku.
    Edo telah kembali fresh, dia sekarang sedang memacu Tyas yang sedang lelap, dan Iskandar sedang memacu Ayu dengan style doggie. Hmm, kelihatannya itu model kesukaannya Iskandar, hahaha. Andi, Lisa dan Widya menari-nari di muka tv, ini kali lagu Melinda “Cinta Satu Malam” yang sedang memengaruhi pikiran mereka untuk berjoget.
    Jogetan mereka kelihatan lain, kelihatannya mereka mabok karena minuman keras yang mereka minum.
    Ku goyangkan bokongku mundur-maju hingga k0ntolku masuk keluar di memek Rida. Sekalian meremas-remas payudaranya, saya menciumi bibirnya. Rida belum juga sadar diri, badannya tidak memiliki daya, cuma bergoyang meng ikuti pompaan ku yang makin lama makin cepat.
    Ku tampar-tampar pipinya supaya Rida dapat sadar, tetapi capek sudah menyusupinya, matanya terbuka sesaat saja, lantas tutup lagi. Pipinya memeras karena pukulanku, sebentar-bentar cuma dengar suara desahan kecil,
    Bahkan juga saya menarik-narik putingnya supaya Rida dapat terjaga, tetapi percuma usahaku. Hingga saya berserah untuk menidurinya pada kondisi sadar, saya memacunya dengan kondisi Rida yang 1/2 sadar.
    Sampai beberapa saat berakhir sejak acara pesta, aku juga sedikit lelah. Saat senang meniduri Rida, kutarik k0ntolku, ku membuka kondom yang membuat perlindungan k0ntolku, dan ku kocokkan k0ntolku sampai spermaku muncrat di muka Rida. Kemudian aku juga kembali lagi ke kamar untuk istirahat, tetapi Edo, Andi dan Iskandar belum senang benar-benar nikmati ke-5 gadis tersebut. Mereka tetap memacu gadis-gadis yang telah tidak sadar diri tersebut.
    Saya istirahat lagi untuk mengembalikan stamina, esok saya harus kembali bekerja seperti sebelumnya. Upayanya ini cuma saya dan Edo saja yang semakin banyak menekuni, dan yang yang lain telah repot dengan kegiatan mereka sendiri. Apalagi semenjak Herman menikah, dia jarang-jarang kesini untuk membantu jaga usaha ini, hingga saya dan Edo yang lebih harus berusaha keras supaya usaha ini tidak gulung alas.

  • Cerita Sex Terobsesi Dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu

    Cerita Sex Terobsesi Dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu


    1122 views

    Foto Bokep KoreaNarasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Mengambil Keperawanan Bu Tiara Atasanku. Namaku Sarmila, Saya ialah seorang Emak rumah Tangga, anakku dua orang, suamiku putra seorang figur agama yang mempunyai sebuah Yayasan Pendidikan Terintegrasi yang cukup populer di kotaku. Kehidupan rumah tanggaku mirip orang berumah-tangga umumnya. Awalannya kita tinggal asrama guru yang ada di komplek Yayasan punya mertuaku.

    Tapi saat ini, kita dapat membuat rumah sendiri dari pendapatan suamiku mengajarkan di Yayasan kepunyaannya orang tuanya itu, dan pendapatan gerai kecilku di muka gerbang Yayasan jual jasa service pengisian pulsa selular, dan loket pembayaran PLN, PDAM, dan sebagainya. Karena keseharianku cuma duduk di toko menanti customer, saya mempunyai waktu yang lumayan banyak untuk berseluncur di dunia Maya. Tulisan ini main-main ku tulis, untuk tuangkan suara hatiku yang tidak dapat dipisah pada beberapa orang di sekitarku, termasuk suamiku.

    Narasi Seks Terobsesi dengan Jalinan Sex Ayah dan Ibu
    Narasi Dewasa Terkini Kehidupan saat kecilku, ku merasai berbeda jauh dgn keadaanku waktu ini. Saya tinggal dengan orang tuaku di dalam rumah kecil yang cuma mempunyai satu ruang memiliki ukuran sekitaran 3m x 5m (kurag lebih demikian). Dinding papan yang tidak rata, dan lantai seperti piano, tiap keping papan mempunyai suaranya sendiri. Kamar mandi dan dapur cuma berdinding kain tanpa atap. Ruangan khusus mau tak mau di penyekat dgn dinding plastik untuk memberikan kesan-kesan kamar.

    Saya ialah anak tunggal. Emakku sebelumnya pernah hamil saat saya berumur tujuh tahun, sebagai wanita yang barusan tinggalkan babak balita, saya benar-benar suka karena akan mempunyai adik bayi. Tapi selanjutnya Emak keguguran waktu tengah bekerja di sawah bersama Babehku. Semenjak saat itu, saya tidak pernah kembali memperoleh pertanda akan mempunyai adik bayi. Semenjak saat itu juga, saya mulai terima sajian panorama kegiatan malam suami istri yang baru kupahami saat saya masuk SMP.

    Entahlah karena umurku yang sudah tidak balita kembali, atau oleh karena Emakku yang tidak berhasil memberikan adik padaku, saya merasa ke-2 orag tuaku makin kerap lakukan hubugan suami istri, Mengapa mereka tidak pernah jemu bermain dalam selimut, sedangkan saya sendiri merasa jemu serta terlatih dgn panorama bugil ke-2 orang tuaku itu, walaupun sebenarnya saat itu, saya tidak memahami mengapa mereka lakukan tersebut. Pikirku, seperti tersebut langkah orang dewasa tidur.

    Waktu saya beranjak dewasa, lingkungan dan dari pengalaman apa yang ku saksikan mulai memberikan pandagan jika tersebut yang diartikan dgn bercinta, di mana lelaki masukkan tangkai kemaluannya ke lobang kemaluan wanita. Makin saya mulai dewasa, saya merasa malu sendiri saat harus terbangun di malam hari, oleh irama lantai yang dimaikan oleh permainan sex orang tuaku. Panorama beraroma birahi itu berasa makin pemali untuk ku tonton, walaupun awalnya saya bahkan juga sebelumnya sempat merasa jemu menyaksikan kegiatan rutin malam yang mereka kerjakan.

    Diusiaku yang makin dewasa, saya kerap berpura-pura tertidur waktu ke-2 orang tuaku mulai masuk session pemanasan. Sesuatu malam, saya kembali terbangun dan saya berpura-pura tidur. Ku saksikan Babeh menciumi bibir Emak, selanjutnya langsung ke leher, dan turun ke wilBabeh dada sekalian melepas apapun itu yang tutupi buah dada Emakku. Buah dada Emak yang bundar kuat, diciumi, dilumat, diremas, dan terus dimain-mainkan oleh Babeh.

    Ku saksikan, Emak cuma terpejam dan kelihatannya ia nikmati apa yang dilaksanakan Babeh padanya., khususnya waktu Babeh mulai melepas sarung yang dikenai Emak jam tidur dan memulai tempelkan mukakan di selangkangan Emak. Benar-benar terang ku lihat gestur yang keluar badan Emak. Badannya menggeliat dgn desahan kecil yang keluar bibirya. Saat itu saya belum mengetahui, apa yang dilaksanakan Babeh di muara lubang kemaluan Emak, dan buat apa dia lakukan tersebut. Setahuku hubugan suami istri ialah di antara ke-2 alat kelamin mereka, tidak ada hubungan dgn muka.

    Hingga kemudian ku dengar sepotong kalimat dari Emakku yang mengusung sedikit badannya dgn bertumpu siku seolah ingin menyaksikan apa yang dilaksanakan Babeh di kemaluannya….

    “Terus, yah! jilat terus, yah!… Oooohh” Desah Emak sekalian mengusung ke-2 kakinya menunjuk lagit dan membuka kain sarung yang menyelimuti. Tidak berapakah lama selanjutnya, Emak jatuhkan lagi badannya, tapi ini kali, ke-2 tangannya menggenggam betisnya sendiri dan menariknya sampai lututnya sentuh buah dadanya yang kuat. Waktu tersebut, akhirya saya tahu yang dilaksanakan Babeh di kemaluan Emak. Dia mainkan lidahnya di belahan kemaluan Emak yang berrambut.

    Waktu Emak sedang terkangkang dgn kaki yang tetap ia pegang, ku saksikan Babeh berdiri dan memulai melepaskan sarungnya lantas denga cepat dia turunkan dan melepas celana dalamnya. Tersebut pertama kalinya, saya menyaksikan alat kelamin lelaki yang ku mengenal dgn istilah Kontol. Besar, panjang dan dikitari oleh rambut yang lebat.

    Tanpa menanti lama, Babeh duduk antara pagkal paha Emak dan memulai arahkan ujung tangkai kemaluannya ke lobang kemaluan Emak. Babeh memasukkanya dgn perlahan-lahan sampai pada akhirnya ambles masuk ke kemaluan Emak. Waktu Babeh menarik lagi keluar tangkai kemaluannya dan menusukkannya lagi ke, Waktu tersebut Emak keluarkan suara yang lebih serupa teriakan….

    “Oooh!…” Keriah Emak ketahan. Saya yang kaget dengar suara itu, secara spontan bangun dari tempatku tiduran.

    “Behh!… Emak kenapa…!!?” melihatku terjaga, mereka kaget. Emak langsung menarik, sarung yang sudah terlepas dari badannya dan tutupi sejumlah kecil badannya yang bugil. Sementara Babeh, cuma termenung dan biarkan kemaluannya masih tetap tertanjap di lobang kemaluan Emak.

    “Tidak ada apa-apa, Sayg! Mari tidur lagi…” Kata Emak sekalian berusaha meraihku dgn badan yang tidak sanggup dia gerakkan karena terkunci oleh tusukan kemaluan Babeh di kemaluannya.

    “Babeh ama emak sedang apa?” Kataku dgn bahasa simpel coba cari jawaban atas apa yang ku dengar di luar dan ku saksikan di rumah.

    “Babeh sedang isi perut Emak dgn dede bayi…” Kata Babeh yang kelihatan mulai membuag rasa kagetnya.

    “Mari tidur kembali, Sayg!” Kata Babeh sekalian mulai bergerak lagi perlahan-lahan memompa badan Emak.

    “Emak gag apapun?” Kataku kembali sekalian berajak merapat dan tiduran dilegan Emak.

    “Iya…! Emak tidak ada apa-apa, Sayg! Sini tidur dekat Emak, ya! Mari tutup matanya….” Kata Emak membujukku.

    “Emakk….” kataku, sekalian mengusung kepalaku untuk melihat muka Emak.

    “Iya, Sayg…!? Jawab Emak dgn tenang, setenang badannya yang terus bergerak karena Babeh terus memacu lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya seakan tidak peduli dgn kedatanganku.

    “Sarmila ingin pipis… temani ke belakang, Makk!” Kataku yang waktu Emak memang ingin pipis.

    Emak tidak segera menjawab. Dia melihat muka Babeh dan memberikan kode dgn keningnya. Babeh menjawab dgn keningnya, lantas Emak melihatku dan berbicara:

    “Dapat tahan sesaat tidak, Sayg?” Kata Emak.

    Itil V3
    “Mengapa, Makk?” Tanyaku kembali.

    “Agar Babeh tuntaskan tugas Babehh sesaat, ya Sayg! Kata Emak…

    “Babeh kerjakan apa, Bu?” Tanyaku kembali.

    “Lhoo… kan barusan Babeh sidah bilang… Babeh kembali membuat dede untuk Sarmila…” Jawab Emak coba menentramkanku. Saya cuma manggut-manggut seakan memahami.

    Peristiwa malam itu seolah memberikan peluang untuk bebas nikmati panorama pemali yang tidak semestinya ku tonton. Saya duduk sekalian memerhatikan Emak yang terkangkang karena kemaluan Babeh yang terus masuk keluar di lobang kemaluan Emak.

    Melihatku melihat Babeh yang terus mainkan kemaluannya di lobang kemaluannya, Emak pada akhirnya minta Babeh untuk meredam birahinya. Babehpun mengalah dan mengambil kemaluannya dari lobang kemaluan Emak. Babeh jatuhkan badannya di atas sebuah bantal sekalian menarik sarungnya dan tutupi kemaluannya yang tetap kelihatan tegak berdiri. Sementara Emak bangun dan raih sarung dan membalutkannya ke badannya. Dia selanjutnya temaniku ke belakang untuk membuang air kecil.

    Waktu lagi ada di dalam kamar mandi terbuka tanpa atap itu, saya melemparkan lagi pertanyaan pada Emak.

    “Mengapa Babeh membuat dede di perut Emak?” Kataku sekalian pipis. Emak cuma tersenyum medengar pertanyaanku, Dia tidak memberikan jawaban, tapi cuma ambil segayung air untuk bersihkan wilBabeh selangkanganku.

    “Masalahnya kita punyai ini . Maka Dedenya dapat keluar… Babeh tidak punyai!” Kata Emak.

    “Ooh…!” Jawabku yang sanggup terima jawaban Emak untuk anak seusiaku saat itu. Sesudah saya usai membuang air kecil, kita kembali lagi ke kamar dan Emak tiduran sekalian merengkuhku. Tidak lama berlalu, ku merasai badan Emak bergoyg lagi. Saya berusaha lagi bangkit kembali, tapi Emak meredamku dan membali merengkuhku sekalian berbisik.

    “Sayg! malam telah terlarut, esok Sarmila kan sekolah kembali. Kelak terlambat bangunnya…” Kata Emak meneangkanku. Pada akhirnya ku coba pejamkan mata, walaupun menasaran karena badan Emak bergoyg lagi. Ku coba melihat di sela di antara badanku dan badan Emak. Ku saksikan sarung yang membalut badan Emak sisi bawah kembali terkuak. Sementara Salah satunya kaki Emak terangkut ke atas dan digenggam oleh tangan Babeh. Ku saksikan ada kaki Babeh antara selangkangan Emak.

    “Maaakk….!” Saya panggil lagi Emak dgn suara sedikit berbisik.

    “Mmhh…?” jawab Emak singkat.

    “Babeh masukkan kontol ke lobang ee, ya, Bu?” Tanyaku kembali.

    “Sayg!Sudah… jangan bicara kembali,…” jawab Emak dgn suara semakin tinggi. Saya pada akhirnya cuma diam simpan tanda pertanyaan dalam hatiku. Akhirya saya tidur kembali membelakangi Emak da merengkuh guling yang ada disebelah sebeluhku.

    Rasa ingin tahu yang dihias oleh nada-nada lantai dan situasi gubuk kecilku yang terus bergoyg membuatku tidak bisa dgn gampang pejamkan mata. Sesudah beberapa saat, saya kembali lagi meghadap ke Emak, sekalian terus merengkuh guling. Pemadangan baru yang lain kembali ku tonton. Saat Emak duduk di selangkangan Babeh dan mengulum kemaluan Babeh. Babeh yang ketahui saya belum tidur cuma tersenyum melihatku. Dia kelihatannya biarkan saja saya menyaksikan mereka bertelanjang riang.

    Tidak berapakah lama selanjutnya, Emak berdiri dan melagkahi badan Babeh lantas ambil sikap duduk di mana kemaluan Babeh berdiri yang tegak. Degnan Salah satunya tanganya, ia pegang kemaluan Babeh yang besar dan panjang, lantas arahkan ujung kemaluan Babeh kembali lagi ke lobang kemaluannya. Sementara itu tangan satunya menggenggam belahan kemaluannya lantas dia mulai turunkan bokongnya perlahan-lahan sampai kemaluan Babeh kembali ambles masuk ke dalam lobang kemaluannya.

    Emak mulai ambil ancang-ancang dgn turunkan badannya ke belakang dgn bertumpu pada ke-2 lengannya, lantas ku saksikan Emak mulai mainkan patatnya mundur-maju, hingga kemaluan Babeh masuk keluar di lobang kemaluannya. Desahan untuk desahan terdengar kembali, dan bersatu dgn irama lantai.

    Posisi semacam itu kelihatannya tidak demikian nyaman untuk Emak. Dia selanjutnya membalik badannya di depan dan bertopang lagi dgn ke-2 tangannya. Emak menggoyg lagi bokongnya mundur-maju seperti berusaha menggaruki gatal dalam kemaluannya dgn sebuah alat yang namanya kemaluan.

    Tidak berapakah lama dgn posisi itu, Babeh merengkuh badan Emak dan bergulir lantas Babeh putar posisi mereka bercinta sejumlah derajat hingga kaki Emak menyentuh hampir mukaku. Tapi saat itu, Babeh langsung mearik kaki Emakdan mengangkangkan lagi ke dua kakinya. Entahlah menyengaja atau tidak, posisi itu membuatku bisa menyaksikan permukaan kemaluan Emak yang banyak rambut lebat.

    Dgn ke-2 kaki yang terkangkang, ku tonton dgn terang saat Babeh arahkan kemaluannya ke selangkangan Emak dan meerobos masuk memotong bibir kemaluan Emak yang kelihatan gemuk. Dapat ku saksikan dgn terang bibir kemaluan Emak bergerak senirama dgn pergerakan masuk keluarnya kemaluan Babeh di lobang kemaluanya tersebut.

    Makin lama, Babeh makin cepat mengocak lobang kemaluan Emak dgn kemaluannya. Desahan Emak makin kuat, kadang-kadang dia meracau tidak karuan,, hingga kemudian Babeh berhenti dgn sebuah tusukan dalam ke lobang kemaluan Emak. kaki Emak jatuh di ke-2 segi badannya, dan Babeh juga roboh di atas badan Emak.

    ***

    Makin saya memahami dgn sex, makin saya diberikan pemadangan-pemandangan yang pada akhirnya menggairahkanku untuk melakukan. Sampai sesuatu saat, keperawananku pada akhirnya harus lepas karena dorongan birahiku sendiri. Pas sesudah saya menamatkan pendidikan SMA, saya tidak sanggup untuk meredam pergolakan keinginan bercinta yang cuma dapat ku peroleh dari bermasturbasi.

    Siapa lelaki yang untung memperoleh keperawananku? Ia tidak lain ialah Babehku sendiri. Waktu pulang dari Acara perpisahan sekolah, dgn baju seragam putih Abu-Abu yang penuh dgn berwarna-warni perpisahan, saya menyaksikan Babehku sedang mandi. Waktu tersebut, saya lagsung bertandang ke Babehku ke kamar mandi dan melepaskan atribut kesiswaanku, sekalian tribut kewanitaanku di muka Babeh yang sedang mandi. Melihatku berdiri tanpa baju sekalian tersenyum kecil ke Babeh, lantas ku ucapkan:

    “behhh! lihatlah aku….!! Saya tidak lagi beberapa anak, kan?”

    “Ya, pasti, Sayg?” jawab Babeh tanpa gestur melihat badanku.

    “Apa rambut-rambut ini belum tebal untuk disebutkan remaja?” tanyaku kembali.

    “Apa tujuanmu, Sayg?” jawab Babeh kelihatan kebingungan pahami apa tujuan pertanyaanku.

    “Behh! Ajari saya lakukan itu, Behh!” Pintaku.

    “Lakukan apa?” Bertanya Babehku makin kebingungan.

    Dgn melemparkan senyumku ke Babeh. Saya segera mengambil langkah dekati Babeh yang masih basah dgn cuma kenakan celana dalam. Ku pegang dan ku raba-raba berbeda yang ada pada celaa dalamnya, lantas ku ucapkan:

    “Saya ingin inni, behh!” Bisikku sekalian melingkarkan lenganku di leher Babeh dan coba mencium bibirnya.

    Babeh cuma termenung menyaksikan kelakuanku yang aneh, tapi beberapa saat selanjutnya dia menyongsong kecupanku, lantas melingkarkan tangannya di pinggangku, hingga badanku mendekat ke badan Babeh. Dalam posisi itu, ku coba untuk menyisipkan jariku masuk ke celana dalamnya dan menggenggam benda yang benar-benar ku idam-idamkan sudah sejak lama.

    Sebagai lelaki normal, Babeh sepertiya tidak sanggup meredam dorongan birahinya saat ada seorang wanita tanpa baju memikat dan ajaknya untuk bercinta. Ku merasai kemaluannya mulai menegang. Waktu tersebut ku coba keluarkan benda itu dari celana dalam Babeh.

    Hembusan darah penuh keinginan, seolah mengucur kuat waktu Babeh mulai mainkan jarinya di belaha kemaluanku., yang bersambung dgn permainan lidahnya yang membuatku lemas dan nyaris tidak sanggup kembali berdiri dgn cuma ia kaki menyokong badanku. Untungnya Babeh lumayan kuat untuk menyongsong badanku dan membaringkanku di lantai kamar mandi yang basah.

    Dalam situasi birahi yang naik-turun, dan dorongan gairah syahwat yang tidak tertahan, pada akhirnya Babeh dgn style 1/2 memaksakan, dia buka selangkanganku dan memulai arahkan tangkai kemaluannya ke lobang vaginnaku yang telah tersaji prima dan tidak peduli kembali pada status jalinan darah, asal gairah tercurahkan.

    Perlahan-lahan tapi tentu, kemaluan Babeh mulai memaksakan masuk ke dalam lobang kemaluanku yang betul-betul masih perawan. Sanpai pada akhirnya, dgn sedikit penekanan memaksakan, kemaluan Babeh sukses menyobek mahkota keperawananku.

    Hal pertama yang ku merasai ialah berikut rasanya saat kemaluan isi ruangan dalam kemaluan. Gesekan, penekanan, sentuhan, dan kehangatan yang tidak dapat didapat dari hal-hal lain selainnya benda yang cuma dipunyai oleh lelalki tersebut. Kemaluan Babeh berasa sesak dalam lobang kemaluanku. Pergerakannya masuk keluar lobang kemaluanku, seolah bersinggungan kuat dgn dinding kemaluanku paling dalam.

    Makin lama gesekan-gesekan di dindig kemaluanku itu makin membuatku rasakan kemaluanku makin keluarkan banyaka cairan, entahlah apa dan tiba darimanakah. tapi cairan itu membuat gesekan makin berasa licin dan memberikan kepuasan tertentu. Saya tidak lagi pikirkan asumsi jika lelaki sukai lobang yang kesat,. Yang ada dibenakku, saya ingin selekasnya capai pucuk kepuasan dgn kemaluan yang lagi ada dalam kemaluanku.

    Tidak menanti berapakah lama, pucuk kepuasan itu mulai berasa dan saya seolah terbang melejit medekatiya, dan….

    “Ooohhh…!” Sebuah desahan melambungkanku ke alam yang penuh dgn kepuasan. Saygnya, saat itu, Babeh akhiri perjalananku di alam kepuasan dgn sebuah hujaman keras yang menyadarkanku jika Babeh sudah menumpahkan cairan sperma dalam kemaluanku.

    Saat itu, kepuasan secara langsung berakahir dgn rasa ketakutan akan hamil di luar pernikahan dan memiliki kandungan anak dari buah cinta Babeh.

    Hari untuk hari ku lalui dalam rasa ketakutan dan keinginan supaya hal yag tidak diharapkan itu tidak akan perah terjadi. Walaupun saat sesudah lakukan jalinan tubuh dgn Babeh, saya segera berusaha keluarkan dan bersihkan cairan sperma Babeh dari lobang kemaluanku. Tapi kekuatiran masih tetap tidak dapat ku membuang dari pikiran.

    Rasa ketakutan ini, membuatku berpikiran jauh di depan, pikirkan gagasan apa yang akan ku kerjakan saat ini harus terjadi. Penyesalanku, ialah mengapa tidak dari saat sebelum melakukanya saya pikirkan jauh di depan.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Montok Di Dalam Taksi

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Montok Di Dalam Taksi


    1078 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Saya seorang remaja yang tetap berusia 18 tahun dan sudah lulus dari sebuah SMUN di Malang dan ada di sebuah dusun kecil di samping selatan kota Malang, sebuah dusun yang tidak terlampau ramai karena tempatnya yang benar-benar jauh dari pusat perkotaan.
    Budhe Marni sendiri ialah seorang tetanggaku yang berada tinggal pas ada di belakang rumahku. Wanita ini berumur sekitaran 40 tahun dan telah memiliki suami dan tiga orang anak, yang satu masih duduk di kursi kelas 6 SD sementara yang yang lain telah mencapai kursi SMP. Suami Budhe Marni bekerja sebagai tukang kebun dalam suatu sekolah negeri di kota.

    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    narasi sex


    Berkenaan bentuk badan Budhe Marni sampai saya ingin untuk bersetubuh dan berselingkuh dengannya nampaknya bukanlah hal yang terlampau memikat buat diuraikan karena bentuk badan Budhe Marni bukan seperti seorang aktris yang elok, gemulai, dan menarik layaknya seperti mode iklan atau pemain film sinetron kelas tinggi, tapi dia hanya seorang wanita daerah istri seorang tukang kebun dan seorang ibu rumah-tangga yang selalu disibukkan oleh masalah-urusan keluarga sampai tidak sebelumnya sempat untuk lakukan aktivitas BL (bodi language), renang, dan olahraga seperti banyak orang kaya. Pastilah bisa dipikirkan bagaimana badan Budhe Marni.
    Bentuk tubuh ibu rumah-tangga ini ialah biasa-biasa saja atau oleh beberapa pemuda bodi Budhe Marni bisa dilihat benar-benar tidak menarik. Tinggi tubuh wanita beranak tiga itu sekitaran 154 cm dan berat tubuh 50 kg. Anda bisa memikirkan sendiri bagaimana bentuk badannya sama ukuran semacam itu.

    Berkenaan gairah dan nafsuku pada Budhe Marni bukan tercipta dalam kurun waktu yang singkat, tapi gairah dan nafsu itu bisa disebut mulai tercipta sejak saya tetap berusia sekitaran 14 tahun dan tetap mencapai kursi SMP.

    Saat itu saya kerap kali bermain dan mandi di sungai yang ada di dekat kampungku, dan di saat saya bermain dan mandi di sungai tersebut seringkali saya menyaksikan Budhe Marni bertelanjang diri membersihkan dan mandi di sungai itu. Dan tidak jarang-jarang juga sambil melihat dia mandi saya lakukan masturbasi karena tidak tahan menyaksikannya bugil tanpa satu helai kain juga yang melekat di badannya.

    Sesudah mencapai kursi SMU aku juga tidak sebelumnya pernah kembali pergi ke sungai itu bagus untuk sekadar bermain maupun mandi. Kembali juga saya harus bersekolah di SMU yang ada di pusat perkotaan yang tempatnya benar-benar jauh dari perkampunganku sampai saya harus terpaksa indekos sepanjang lebih kurang 3 tahun saat studiku di SMU dan saya jarang-jarang sekali pulang ke rumahku di daerah.
    Baru sekitaran tengah tahun 2004 lalu saya lulus dari kursi SMU dan kembali lagi ke rumahku di daerah. Dan sesudah lulus dari SMU aku juga harus tidak bekerja karena tahun ini saya tidak sukses dalam ujian masuk PTN (SPMB). Mau tak mau saya harus coba kembali pada tahun kedepan agar bisa diterima di PTN.
    Sepanjang tidak bekerja saya sering luntang lantung sendiri karena tidak punyai tugas dan apalagi teman-temanku saat kecil dahulu rupanya umumnya telah tempuh study di perguruan tinggi di kota dan beberapa kembali telah bekerja dan jarang-jarang sekali pulang, hingga keadaan perkampunganku seringkali kelihatan sepi akan beberapa pemuda. Yang banyak kelihatan tentulah hanya bapak-bapak atau ibu-ibu dan anak-anak yang tetap kecil.
    Di beberapa hari tersebut saya kembali kerap pergi ke sungai di mana saya selalu bermain dan mandi saat saya tetap kecil dahulu. Sesuatu saat di saat saya sedang pergi memancing di sungai, tanpa menyengaja mataku melihat sejumlah wanita yang sedang mandi dan membersihkan di sungai itu dan salah satunya rupanya ialah Budhe Marni. Saat itu bodi Budhe Marni terlihat sangat berlainan dengan yang sebelumnya pernah saya saksikan dulu saat saya tetap kecil. Saat ini badannya terlihat lebih gendut dan bokongnya juga terlihat semakin lebih besar dan perutnya terlihat cukup sedikit membuncit karena kegemukan.
    Di awal saya menyaksikan bodi badan wanita berusia 41 tahun itu sedang membersihkan, saya tidak tertarik benar-benar karena dia kelihatan tidak seksi dan tidak menarik buatku sampai saya melanjutkan niatku untuk memancing ikan di hari tersebut. Sesudah sejumlah waktu berakhir, tanpa menyengaja mataku tertuju kembali pada Budhe Marni yang mulai melepas baju yang dikenainya. K0ntolku demikian kerasnya menegang saat menyaksikan dia melepaskan celana dalam hitamnya.
    Dia terlihat kesusahan melepas celana dalam yang ketat itu karena sangat besarnya ukuran bokongnya. Tidak lama kemudian dia mulai membasahi badannya sama air. Nafsu seksku terasanya tidak tertahan kembali waktu menyaksikan Budhe Marni yang sudah bertelanjang bundar dan sudah basah oleh air itu mulai menggosokannya sabun ke badannya. Wanita yang telah bersuami itu menggosoki badannya dan seringkali meremas payudara dan menggosok bokongnya dengan sabun. Ingin sekali saya turun dekati dan ajaknya untuk bersetubuh di saat dan tempat tersebut. Namun tetap ada banyak wanita lain di situ.
    Saya tetap pikirkan risiko yang besar sekali yang dapat saya terima bila saja dia tidak ingin lakukan jalinan tubuh denganku, atau suaminya ketahui perlakuan kami, dan bagaimana perlakuan orang daerah bila sampai ketahui perzinahan kami hingga aku juga putuskan meredam nafsu yang benar-benar kuat tersebut. Selanjutnya saya segera pulang dan tidak melanjutkan niatku memancing di hari tersebut.

    Saat datang di dalam rumah, pikiranku masih terusik oleh bayang-bayang Budhe Marni. Badannya.., celana dalam hitamnya.., bokongnya.., payudaranya.. Pikiran itu terus mengusikku. Sesudah berpikiran sesaat pada akhirnya saya mempunyai gagasan agar bisa bersetubuh dengan tetanggaku itu dan pada akhirnya saya memilih untuk mulai menggandeng Budhe Marni supaya ingin lakukan jalinan suami istri denganku.
    Sejak saat tersebut saya seringkali bermain ke rumah Budhe Marni saat suami dan beberapa anaknya tidak ada di rumah. Dan tidak jarang-jarang juga saya bergurau dan memikatnya. Dan jalinan yang menarik juga nampaknya mulai tercipta antara saya dan ibu berusia 41 tahun tersebut. Terlihat sekali jika dia menyimpan nafsu padaku.
    Sesuatu saat di saat Budhe Marni sedang menyetrika baju di kamar tamunya, dengan membulatkan tekad saya berusaha mengutarakan tujuan, nafsu, dan kemauanku ke tetanggaku tersebut. Dan rupanya kemauan, gairah, dan nafsuku tidak bertepuk samping tangan. Rupanya wanita itu mempunyai rasa minat yang sama padaku.
    Sesudah terlihat terang jika antara kami berdua memang sama-sama menyimpan minat, pada akhirnya saya menerangkan padanya jika kami tidak mungkin lakukan jalinan suami istri dan perzinahan itu di tempat tinggalnya atau di rumahku. Aku juga menjelaskan kepadanya jika kami cuma bisa melakukan pada tempat lain contohnya saja di hotel murahan di kota. Hal tersebut ditujukan supaya suami dan beberapa anaknya maupun tetangga tidak ketahui perlakuan kami. Sesudah dia sepakat pada akhirnya kami juga putuskan waktu dan tempat yang cocok untuk melakukan niat itu.
    Sesuatu sore pas di saat yang kami setujui saya pergi ke kota untuk sewa sebuah taksi yang akan mengantar kami ke hotel yang kami tujuan. Sepanjang sejumlah waktu bertransaksi dengan pengemudi taksi, pada akhirnya terbentuk persetujuan dan pengemudi juga ingin mengantarkan kami. Sesudah saya masuk ke mobil, pengemudi mulai jalankan mobilnya ke arah tempat di mana Budhe Marni sedang menanti, yakni dalam suatu taman di tepian kota.
    Bacaan Seks Ngentot Tetangga Montok Di Dalam Taksi
    Sekitaran maghrib pada akhirnya kami datang dalam suatu taman di tepian kota tempat Budhe Marni sedang menanti. Selanjutnya saya minta pengemudi supaya perlambat pergerakan mobilnya. Sesudah sesaat kelihatan seorang wanita kenakan pakaian rok terusan sedang berdiri di seberang jalan dan terlihat menyaksikan ke mobil kami. Dan saya minta pengemudi untuk hentikan pergerakan mobilnya. Kemudian saya keluar dan mendekati Budhe Marni, menggamit tangan dan menyilahkannya masuk ke taksi.
    Sesudah kami berdua masuk ke mobil saya minta pengemudi untuk jalankan mobilnya ke hotel yang kami tujuankan. Dan dengan pelan-pelan mobil melesat ke kota tempat hotel yang kami tujuankan ada.
    Sejumlah waktu dalam mobil, saya dan Budhe Marni terlihat kaku karena antara kami tidak pernah bercinta benar-benar dan jalinan khusus kami masih barusan diawali. Selanjutnya saya mengawali pembicaraan dan dengan diselipin oleh gurau dan guyonanku, pada akhirnya kami berdua dapat sama-sama berhubungan secara baik bahkan juga semakin lama perbincangan kami juga lanjut ke arah yang jorok-jorok dan nampaknya Budhe Marni tidak keberatan dengan hal tersebut dan dia terlihat demikian bernafsu.
    Beberapa saat berakhir saya mulai menciumnya. Pertama kalinya dia terlihat kaget melihatku berani menciumnya. Sedetik selanjutnya saya mulai dekatkan mukaku ke mukanya dan memulai mencium dan mencumbu leher wanita 41 tahun tersebut. Sebelumnya dia meredam badanku dengan ke-2 tangannya seakan dia tidak ingin saya lakukan hal tersebut. Tapi saya terus berusaha dekatkan mukaku ke lehernya untuk mencumbunya.
    Baru sesudah sejumlah lama pada akhirnya Budhe Marni terlihat pasrah dan membiarkanku mencium dan mencumbu lehernya. Napasnya mulai terlihat ngos-ngosan karena nafsu sex yang dirasanya. Dan kadang-kadang dia keluarkan beberapa suara desahan yang benar-benar menggairahkan dan membuat jantungku makin berdegub kuat.
    Selanjutnya saya mulai melepaskan kaos yang saya gunakan. Dan dengan tetap dengan celana panjang saya mencumbu lagi wanita beranak tiga tersebut.
    Sepanjang bibirku repot mencumbu bibir dan leher tetanggaku itu, tangan kananku repot menggenggam pinggang, bokong, dan kadang-kadang meremas payudara Budhe Marni yang tetap kenakan pakaian komplet tersebut. Beberapa saat selanjutnya tangan kananku mulai meraba-raba punggungnya dan mencari tempat resleting rok terusan yang dikenai Budhe Marni. Sesudah temukannya, tanpa henti saya terus mencium dan mencumbu wanita itu sekalian saya berusaha turunkan resletingnya dan berusaha menguak dikit demi sedikit pembungkus badan wanita 41 tahun tersebut.
    Dan pada akhirnya kelihatanlah buah dada besar Budhe Marni yang tetap terbungkus BH warna hitam. Dengan menciumi dan kadang-kadang menggigit-gigit lehernya, tangan kananku raih tali BH-nya dan memulai menurunkannya ke bawah. Sementara itu tangan kiriku raih tali BH yang satu kembali dan memulai menurunkannya ke bawah. Di antara cumbuan dan kecupan kami, tangan kananku menyelusup masuk ke BH Budhe Marni. Dan sesudah merasakan payudara besarnya, tangan kananku tidak berhenti-hentinya meremas-remas buah dada montoknya.
    Belum senang saya lakukan hal tersebut, saya beralih ke pengemudi yang terlihat sedang repot memakai mobilnya dan menjelaskan padanya untuk menangguhkan pergi ke hotel yang kami tujuankan dan meminta supaya dia jalankan mobilnya untuk berkeliling-keliling kota saja dan meminta untuk perlambat pergerakan mobil dan menerangkan padanya jika saya akan menambahkan ongkos taksinya. Sesudah dia sepakat, saya beralih lagi ke Budhe Marni dan dia tersenyum ke arahku. Selanjutnya saya mencumbu lagi wanita tetanggaku tersebut.
    Sesaat selanjutnya saya mulai melepaskan celana panjang dan celana dalam yang saya gunakan dan minta Budhe Marni untuk melepaskan semua baju yang dikenainya. Dan sedetik selanjutnya kami berdua sudah sama telanjang bundar tanpa satu helai kain juga yang menempel di badan kami. Keringat yang membasahi semua badan Budhe Marni makin menambahkan nafsu seksku karena badan montoknya terlihat makin mengkilap dan menarik. Selanjutnya saya minta wanita bersuami itu untuk mengangkang di atasku dan menghadap ke arahku, sedangkan itu saya dengan k0ntol yang tetap terus menegang dan yang tidak hentinya keluarkan lelehan cairan bening (air madzi) duduk bertumpu di tengah-tengah jok belakang. Selanjutnya saya minta wanita dengan 3 anak itu untuk menempati saya dan memasukkan k0ntolku ke lubang anusnya.
    Kepuasan yang benar-benar hebat saya rasa saat pelan-pelan k0ntolku mulai tenggelam dalam lubang anus Budhe Marni. Begitu enaknya sex itu, begitu enaknya badan wanita yang telah berusia 41 tahun ini, wanita yang telah bersuami, mempunyai tiga anak, dan tetanggaku ini. Benar-benar enaknya kejadian waktu itu. Dalam benakku terpikir andaikan saja kepuasan perzinahan ini tidak sebelumnya pernah usai, misalkan saja kami berdua tetap bersetubuh tanpa capai titik pucuk kepuasan. Beberapa detik perselingkuhan itu kami merasai seperti di surga, nikmat dan menggembirakan.
    Budhe Marni yang sudah mengangkang di atasku dan sudah memasukkan k0ntolku ke lubang anusnya terus gerakkan bokongnya ke atas dan ke bawah, terus mengocak k0ntolku yang terjepit nikmat dalam lubang anusnya. Antara kepuasan hebat yang terus saya merasai, tanganku tidak berhenti-hentinya meremas-remas bokong Budhe Marni, menyeka-usap pinggangnya, dan kadang-kadang meremas-remas buah dada montoknya. Tidak jarang-jarang dengan pergerakan bokong Budhe Marni ke atas dan ke bawah itu membuat kadang-kadang k0ntolku yang tegang dan basah itu lepas keluar lubang anusnya sampai saya kadang-kadang harus membenahi posisi k0ntolku supaya masuk kembali ke lubang anus wanita montok tetanggaku tersebut.
    Beberapa saat berakhir, saya minta Budhe Marni untuk mengubah pergerakan bokongnya. Tidak lama kemudian dia mulai memutar-mutarkan bokongnya kadangkala sama arah jarum jam dan terkadang bokongnya putar bersimpangan jarum jam. Antara goyangan-goyangan bokong Budhe Marni yang nikmat itu, dari mulutku kadang-kadang keluar desahan dan rintihan. Beberapa suara itu ialah refleksi dari kepuasan hebat yang saya rasa sepanjang saat lakukan perzinahan dan perselingkuhan dengan Budhe Marni, perzinahan dan perselingkuhan yang nikmat dengan seorang wanita yang telah bersuamikan tukang kebun dan telah mempunyai tiga anak, yang memiliki tubuh montok, berpantat dan berbuah dada besar.
    Itil V3
    Sepanjang beberapa saat berakhir, goyangan-goyangan berputar-putar bokong Budhe Marni yang nikmat nyaris membuat saya capai titik klimaks. Cepat-cepat saya minta Budhe Marni untuk mengusung bokongnya supaya k0ntolku lepas dari capitan lubang anusnya. Saya tidak ingin sekencang itu capai pucuk kepuasan dan sekencang itu mengakhiri jalinan suami istriku dengan Budhe Marni. Selanjutnya saya diam diri sesaat dan atur napasku yang ngos-ngosan. Sementara itu Budhe Marni terlihat repot mengatur rambutnya yang acak-acakan dan kadang-kadang mengusap keringat yang terlihat membasahi semua badannya.
    Sesudah napasku mulai teratur dan saya tidak kembali rasakan akan memuncratkan sperma dan capai titik klimaks, karena itu aku juga melihat lagi Budhe Marni yang terlihat tersenyum ke arahku. Selanjutnya saya meminta bertumpu di jok taksi sisi belakang dan meminta untuk cukup mengangkangkan kakinya supaya memeknya dapat terang kelihatan. Dengan duduk bertumpu dan cukup melorot ke bawah, Budhe Marni mulai buka cukup lebar ke-2 kakinya sampai kelihatanlah rambut-rambut merah kehitaman yang tumbuh lebat disekitaran selangkangannya dan beberapa kembali tutupi lubang memeknya.
    Dengan perlahan-lahan saya merunduk dan dekatkan mukaku ke lubang memek Budhe Marni. Dengan pelan-pelan saya menguak rambut rambut merah kehitaman itu dan berusaha cari tempat lubang memek Budhe Marni. Sesudah terlihat olehku lubang memeknya, saya mulai menjilat-jilatinya dan kadang-kadang masukkan telunjukku ke dalamnya. Dan nampaknya wanita 41 tahun itu mulai rasakan kepuasan.
    Waktu terus berakhir dan saya tidak berhenti-hentinya menjilat-jilati dan kadangkala masukkan dua sampai empat jariku ke saat memek Budhe Marni. Antara desahan dan gemuruh napasnya yang mengincar, sambil dengan mata terpejam wanita 41 tahun itu seringkali meremas-remas ke-2 payudaranya sendiri dan kadang-kadang melintir dan menarik puting susunya dengan ke-2 tangannya.
    Menyaksikan badannya yang montok dan kelakuannya yang semacam itu, nafsu seksku seperti tidak bisa ditahan kembali. Pelan-pelan saya berdiri dan memulai dekap badan Budhe Marni dan menidurkannya di jok sisi belakang. Kemudian dia mulai buka matanya dan dengan terlihat benar-benar pasrah dia cuma mendesah-ndesah saat saya mulai menindihnya dan dengan pelan-pelan mulai masukkan k0ntolku yang tegang ke lubang memeknya. Tidak berhenti-hentinya saya menjejal-jejalkan k0ntolku ke lubang memek Budhe Marni yang hangat, benyek, halus dan basah tersebut. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Kocokan Nikmat Anak Sekolah
    Beberapa saat selanjutnya saat saya terus mengocak k0ntolku dalam capitan hangat memek Budhe Marni, mendadak saya rasakan akan menyembur sperma sebagai sebuah pertanda jika saya akan capai titik pucuk kepuasan. Dan satu kali lagi saya tidak ingin sekencang itu capai titik klimaks. Saya masih ingin lama-lama bercumbu dan bersetubuh dengan tetanggaku ini. Dan dengan pelan-pelan saya menarik k0ntolku keluar kehangatan memek Budhe Marni supaya saya tidak memuncratkan sperma sekencang tersebut.
    Tapi telat, sebentar sesudah k0ntolku tercabut keluar halusnya memek Budhe Marni, saya tidak tahan kembali meredam spermaku yang memaksakan keluar dalam k0ntolku hingga cairan putih kental juga muncrat dan bertebaran di perut dan beberapa kembali ke buah dada Budhe Marni. Budhe Marni selanjutnya mulai menyeka dan meratakan cairan kental itu ke perut dan buah dadanya yang montok dan kadang-kadang dia meremas-remas payudaranya dengan ke-2 tangannya.
    Sementara itu saya tetap berlutut di atas badan Budhe Marni yang sedang tidur terlentang dan dengan tangan kanan saya terus mengocak perlahan-lahan k0ntolku untuk keluarkan beberapa sisa sperma yang tetap ketinggalan dan rasakan kepuasan beberapa detik terakhir pucuk kepuasanku.

  • Cerita Sex Dewasa Damar Si Kakak Ngentot Dengan Adik

    Cerita Sex Dewasa Damar Si Kakak Ngentot Dengan Adik


    1074 views

    Cersex TerbaruBacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Nama saya Damar (nama rahasia). Saya tuch sudah kuliah semester 3 disalah satu kampus. Saya tinggal masih bersama orangtua dan adik saya yang masih duduk di kursi SMP, Mirna namanya (jg nama rahasia). Babak belur saya kedua-duanya kerja . Maka rumah kerap tinggal adik saya dan saya saja, ama pembantu.
    Di saat sore rumah sedang kosong; babak belur kembali pergi dan kebenaran pembantu jg kembali tidak ada. Adik saya kembali pergi. Saya nyewa VCD bokep xxx dan x2.- Saya senang sekali, karena tidak gangguen cocok kembali menonton. Narasi x2 di VCD itu kebenaran menceritakan mengenai jalinan seks sedarah di antara kakak dek. Edan sekali dech episodenya. Saya berpikir kok dapat ya.

    Kelompok Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Eh, saya berani tidak ya ngelakuin itu ama adik saya yang masih SMP? tp khan adik saya masih polos sekali, kalau di film ini sih sudah jago and pro, berpikir saya dalam hati. Kembali menonton plus mikir bagaimana triknya ngelakuin ama adik saya, eh, bel bunyi. Wah, teryata adik saya, sang Mirna ama temannya dateng. Apes, mana filmnya belum usai kembali. Langsung saya simpen saja tuch VCD, terus saya bukain pintu. Mirna ama temannya masuk. Eh, temannya manis jg lho.
    “Darimanakah lo?” bertanya saya.
    “Dari jalanan dong. Memang kaya kakak, ngedekem melulu di dalam rumah,” jawabannya sekalian muram.
    “Saya jg kerap jalan tahu, memang elo doank. Hanya saat ini kembali malas,” kata saya.

    “Oh ya, kak. Kenalin nih teman saya, namanya Siska. teman sama kelas saya,” ucapnya. pada akhirnya saya kenalan ama tuch anak.
    Mendadak sang Mirna tanya,

    “simak VCD Boyzone saya tidak?”
    “Tau’, mencari saja di laci,” kata saya.
    Eh, ia ngebuka tempat saya naro VCD xxx. Saya langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata saya cemas.
    “Kali saja ada kak,” ucapnya. Terlambat.
    Belum sempat saya tahan ia sudah melihat VCD xxx yang covernya cukup hot itu, kalau yang x2 sich tidak ada gambarnya.

    “Aduh… kak. Kok menonton film kaya begini?” ucapnya sekalian mandang jijik ke VCD xxx tersebut.
    Temannya sich hanya senyam-senyum saja.
    “Tidak kok, saya barusan dititipin ama teman saya,” jawab saya berbohong.
    “Berbohong sekali. Ngapain jg kalau dititipin nyasar ampe di laci ini,” ucapnya.
    “Kak, ini film kotor kan? mmmmm… kaya apa sich?” tanyanya kembali.
    Saya tertawa saja dalam hati. Agak jijik, kok saat ini justru ingin tahu.
    “Elo ingin menonton jg?” bertanya saya.
    “Mmmmm…. jijik sich… tp… ingin tahu kak…,” ucapnya sekalian malu.
    “Siska, elo mo menonton jg tidak?” tanyanya ke temannya.
    “Saya mah asyik saja. Lagian saya sudah sebelumnya pernah kok menonton film begituan” jawab temannya.
    “Gimana… menjadi tidak? terburu mama ama papah pulang nih,” desakku.
    “Mari dech. Tp kalau saya jijik, dimatiin ya?” ucapnya.
    “Sedap saja lo, elo kabur saja ke kamar,” jawab saya.
    Lantas VCD itu saya hidupin. Jreeeeng… dimulailah film xxx itu. Saya nontonnya sekalian kadang-kadang mandangin adik saya ama temannya. Sang Siska sich kelihatannya tenang nontonnya, sudah ahli kali ya? Kalau adik saya kelihatan sekali baru pertama kalinya menonton film kaya gituan. Ia kelihatan takut-takut. Apalagi cocok episode penisnya cowo dikulum. Mana tuch penis gedenya meminta ampun.
    “Ih, jijik banget…” kata Mirna.
    Cocok episode ML kayanya sang Mirna sudah tidak kuat. Ia segera kabur ke kamar.
    “Yeee, justru kabur,” kata Siska.
    “Elo masih ingin menonton tidak?” bertanya saya ke sang Siska.
    “Ya, terusin saja,” jawabannya.
    Wah, bisa jg nih anak. Kayanya, dapat nih saya bermain ama ia. Tp kalau ia geram bagaimana? berpikir saya dalam hati. Ah, tidak apapun kok. Tidak sampai ML ini. Sekalian menonton, saya duduknya ngedeket ama ia. Ia tetap terus serius menonton. Lantas saya coba pegang tangannya. Pertama ia terkejut tp ia tidak berusaha ngelepas tangannya dari tangan saya. Peluang besar, berpikir saya. Saya elus saja lehernya. Ia justru pejamkan matanya. Kayanya ia menikmatin sekali. Wow, gantenggnya itu lho… manis!! Saya menjadi pengan ngotot.
    Waktu ia tetap merem, saya deketin bibir saya ke bibir ia. Pada akhirnya bersinggunganlah bibir kita. Mungkin karena memang sudah jago, sang Siska justru ngajakin french kiss. Lidah ia masuk ke dalam mulut saya dan bermain di dalam mulut. Apes, jawara ia dibanding saya. Saat saya dikalahin ama anak SMP sich.
    Sekalian kita berfrench kiss, saya berusaha masukkin tangan saya ke kembali pakaiannya. Cari sebuah buah dada imut. Ukuran toketnya tidak demikian besar, tp kayanya sich seksi. Masalahnya tubuh sang Siska itu tidak besar tp tidak kurus, dan badannya itu putih. Demikian bertemu toketnya, langsung saya pegang dan saya raba-raba. Tp tetap terbungkus ama bra-nya.
    “Pakaian lo saya membuka ya?” bertanya saya.

    Ia ngangguk saja sekalian mengusung tangannya ke atas. Saya membuka pakaiannya. Saat ini ia tinggal pakai bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipakai. Shit!! kata saya dalam hati. Mulus sekali! Saya membuka saja bra-nya. payudaranya bagus, lancip dan putingnya warna pink. Langsung saya jilatin toketnya… ia mendesah… Saya menjadi semakin terangsang. Saya menjadi pengan ngentotin ia. Tp saya belom sebelumnya pernah ML menjadi saya tidak berani.
    Tp kalau sekitaran dada saja sich saya cukup tahu. Bagaimana ya? Mendadak cocok saya kembali ngejilatin toketnya sang Siska, adik saya keluar kamar. Kita sama terkejut. Ia terkejut melihat apa yang kakak dan temannya lakukan. Saya dan Siska terkejut cocok melihat Mirna keluar kamar. Sang Siska cepat-cepat pakai bra dan pakaiannya kembali. Sang Mirna masuk langsung ke kamarnya kembali. Kayanya ia shock melihat apa yang kita berdua lakukan. Sang Siska langsung pamit mo pulang.
    “Katakan ama Mirna ya…. sorry,” kata Siska.
    “Gpapa kok,” jawab saya. Pada akhirnya ia pulang.
    saya ketuk kamarnya Mirna. Saya ingin ngejelasin. Eh, si dia diem saja. Masih terkejut kali ya, berpikir saya. Saya tidur saja, dan rupanya saya ketiduran ampe malem. Cocok kebangun, saya tidak dapat tidur kembali. Saya keluar kamar. Menonton tv ah, berpikir saya. Cocok sampai di muka TV rupanya adik saya kembali tidur di atas bangku depan TV. Tentu ketiduran kembali nih anak, kata saya dalam hati. Karena melihat ia tidur dgn cukup “terbuka” mendadak saya menjadi keinget ama film x2 yang belom usai saya saksikan, yang ceritanya mengenai jalinan seks di antara adik dan kakak, ditambahkan keinginan saya yang tidak kesampaian cocok sama Siska barusan.
    Saat adik saya ngegerakin kakinya membuat roknya terkuak, dan kelihatanlah CD-nya. Demikian melihat cd nya saya menjadi makin gairah. Tp saya takut. Ini kan adik saya sendiri saat saya entotin sich. Tp dorongan gairah makin mengganas. Ah, saya pelorotin saja cdnya. Eh, nanti kalau ia bangun bagaimana? ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semua, wow, bel ahan memeknya kelihatan masih rapet dan di hias bulu-bulu lembut yang baru tumbuh. Saya coba sentuh… hmmm, lembut sekali. Saya sentuh garis memek-nya. Mendadak ia menggumam. Saya menjadi terkejut. Saya merasa di ruangan TV terlampau terbuka. Saya rapiin kembali baju adik saya, truss saya gendong ke kamarnya ia.
    Sampai di dalam kamar dia… it’s show time, berpikir saya. Saya setubuhin ia di atas kasurnya. Saya bukain pakaiannya. Rupanya ia tidak pakai bra. Wah, payah jg nih adik saya. Nanti kalau toketnya menjadi turun bagaimana. Demikian pakaiannya kebuka, toket imutnya menyembul. Ih, lucu memiliki bentuk. Masih kecil toketnya tp cukup ada. Saya coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya demikian halus. Eh, mendadak ia bangun!!
    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sekalian menggerakkan saya. Saya terkejut sekali.
    “mmmm… mmm… tidak kok, saya hanya ingin meneruskan barusan cocok sama sang Siska. Tidak papah kan?” jawab saya ketakutan.
    Saya mengharap babak belur saya tidak ngedenger pekikan adik saya yang cukup keras barusan. Ia nangis.
    “Sorry ya Mir. Saya salah, setelah elo jg sich ngapain tidur di ruangan TV dgn kondisi semacam itu. Tidak pakai bra kembali,” kata saya.
    “Jangan katakan sama mama dan papah ya, please…,” kata saya.
    Ia masih nangis. Pada akhirnya saya tempatin ia. Aduh, saya takut nanti ia nga du.
    Semenjak waktu itu saya kalau bertemu ia sukai canggung. Kalau bicara paling seadanya saja. Tp saya masih ingin tahu. Saya masih ingin coba kembali untuk ngegituin Mirna. Sampai di suatu hari, adik saya kembali sendiri di dalam kamar. Saya coba masuk.
    “Mir, kembali ngapain elo,” saya coba untuk beramah tamah.
    “Kembali dengarkan kaset,” jawabannya.
    “Yang saat itu, elo masih geram ya….” bertanya saya.
    “….” ia diem saja.
    “Sebenernya gue… gue… ingin coba lagi….” edan ya saya ngotot sekali. Ia terkejut dan cocok ia mo bicara suatu hal langsung saya deketin wajahnya dan secara langsung saya cium bibirnya.
    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” ia kaya mo bicara suatu hal.sebuah hal.
    Tp pada akhirnya ia diem dan meng ikuti permainan saya untuk kecupan. Sekalian kecupan itu tangan saya coba meraba-raba toketnya di luar. Pertama merasakan toketnya disentuh, ia menepiskan tangan saya. Tp saya terus berusaha sekalian masih tetap berciuman.
    Sesudah beberapa saat berciuman sekalian meraba-raba toket, saya coba buka pakaiannya. Eh, kok ia segera ingin saja dibuka ya? Mungkin ia kembali rasakan kepuasan yang sangat benar-benar dan pertama kalinya dirasanya. Demikian dibuka, langsung saya membuka bra-nya. Saya jilatin putingnya dan sekalian menyeka dan mneremas- remas toket yang satunya. Meskipun toket adik saya itu tetap cukup kecil, tp bisa memberi kesan yang tidak kalah dgn toket yang besar. Saat kembali di isep-isep, ia mendesah,
    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, sedap, kak….” Sesudah saya isepin, putingnya jadi tegang dan cukup keras.
    Truss saya membuka celana saya dan saya keluarin “adik” saya yang sudah cukup tegang. Cocok ia melihat, ia cukup terkejut. Masalahnya dahulu kita sebelumnya pernah mandi bersama cocok “punyai” saya tetap kecil. Saat ini kan sudah besar dong. Saya bertanya ama ia,
    “berani untuk ngisep punyai saya tidak? nanti punyai elo jg saya isepin dech, kita pakai posisi 69”
    “69… apa’an tuch?” tanyanya.
    “Posisi di mana kita sama-sama menghisap dan ngejilatin punyanya mitra kita pada waktu terkait.” terang saya.
    “Oooo…” Langsung saya ngebuka celana ia dan CDnya ia.
    Kita langsung ngambil posisi 69. Saya membuka belahan memeknya dan kelihatanlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalam memeknya tersebut. Saat saya sentuh pakai lidah, ia mengeluh,
    “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sich kok sedap banget….” tanyanya.
    “Elo harusnya ngejilatin dan ngisep punyai saya dong. Saat elo doank yang sedap,” kata saya.
    “Iya kak, setelah takut dan geli sich…” jawabannya.
    “Jangan bayangin yang bukan-bukan donk. Bayangin saja kenikmatan elo,” kata saya kembali.
    Waktu itu jg ia segera menjilat punyai saya. Ia ngejilatin kepala anu saya dgn perlahan-lahan. Uuhhh…. sedap benar. Truss ia mulai ngejilatin semua dari tangkai saya. Lantas ia masukkin punyai saya ke mulutnya dan memulai mengisapnya. Ooohhhh…. edan benar. Ia rupanya berpotensi. Isepannya ngebuat saya menjadi nyaris keluar.
    “Stop… eh, Mir, setop dahulu,” kata saya.
    “lho knapa?” bertanya nya.
    “Tahan dahulu nanti saya keluar,” jawab saya.
    “Lho memang mengapa kalau keluar?” tanyanya kembali.
    “Nanti games over,” kata saya.
    Rupanya adik saya memang belom tahu permasalahan sex. Benar-benar polos. Pada akhirnya jelaskan mengapa kalau cowo sudah keluar tidak tetap pemainannya. Pada akhirnya ia mulai memahami. Posisi kita sudah tidak 69 kembali, menjadi saya saja yang bekerja. Selanjutnya saya terusin ngisepin memeknya dan klentitnya. Ia terus-terusan mendesah dang mengeluh.
    “Kak Damar… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Saya terus mengisap dan menjilat-jilatinya. Ia menjambak rambut saya. Sekalian matanya merem terbuka.
    Pada akhirnya saya sudah pada keadaan bugar kembali (barusan kan keadaannya sudah mo keluar). Saya bertanya sama adik saya,
    “Elo berani ML tidak?”
    “…” ia diem.
    “Saya ingin ML, tp terserah elo… saya tidak maksa,” kata saya.
    “Sebenerya saya takut. Tp sudah kepalang tanggung nih…. saya kembali on air,” katanya.
    “Ok… menjadi elo ingin ya?” bertanya saya kembali.
    “…” ia diem kembali.
    “Ya sudah dech, kayanya elo ingin,” kata saya.
    “Tp tahan sedikit. kelak cukup sakit awalannya. Masalahnya elo baru pertama kalinya,” kata saya.
    “…” ia diem saja sekalian melihat kosong ke langit-langit.
    Saya membuka ke-2 iris pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir memeknya yang masih sempit tersebut. Saya arahin ke lobang memek nya. Demikian saya sentuhin pala anu saya ke memeknya, Mirna menarik napas panjang, dan kelihatan sedikit keluarkan air mata.
    “Tahan ya Mir….” Langsung saya dorong anu saya masuk ke dalam dalam memeknya.
    Tp masih sulit, masalahnya masih sempit sekali. Saya terus coba menggerakkan anu gue… dan… bleesss… Masuk jg pala anu saya. Mirna cukup teriak,
    “akhhh sakit kak….”
    “Tahan ya Mir…” kata saya.
    Bacaan Seks Dewasa Pertalian cinta Yang Tidak Menyengaja
    Saya terus menggerakkan supaya masuk semua. Pada akhirnya masuk semua anu saya ke selangkangan adik saya sendiri.
    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Sesudah masuk, langsung saya goyang mundur-maju, masuk keluar memeknya.
    “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Ia menjadi mengeluh tidak keruan.
    Sesudah beberapa saat dgn posisi itu, kita mengganti dgn posisi dog model. Mirna saya suruh nungging dan saya masukkin ke memeknya melalui belakang. Sesudah masuk, terus saya pacu. Tp dgn kondisi dog model itu rupanya Mirna langsung alami orgasme. Berasa sekali otot-otot di saat memeknya itu seperti menarik anu saya agar semakin masuk.
    Itil V3
    “Ahhhhh… ahhha… saya lemess banget… kak,” rintihnya dan ia jatuh tengkurap.
    Tp saya belom orgasme . Maka saya terusin saja. Saya kembali bad annya untuk tidur telentang. Truss saya membuka kembali belahan pahanya. Saya masukkin anu saya ke saat memeknya. Walau sebenarnya ia sudah kecapaian.
    “Kak, sudah donk. Saya sudah lemes…” pintanya.
    “Sesaat lagi ya…” jawab saya.
    Tp sesudah beberapa saat saya pacu, eh, si dia segar kembali.
    “kak, yang cukup cepat kembali dong…” ucapnya. Saya mempercepat dorongan dan pacuan saya.
    “Ya… kaya… begitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya semakin maut saja.
    Sekalian ngegenjot, tangan saya meraba-raba dan meremas toketnya yang imut tersebut. Mendadak saya seolah ingin meletus, rupanya saya mo orgasme.
    “Ahhh, Mir saya mo keluar…. ahhh…” Rupanya saat yang bersama ia orgasme jg.
    Anu saya sperti dipijat- pijat di dalam. Karena enak, saya ngeluarinnya di dalam memeknya. Nanti saya suruh minum pil KB saja agar tidak hamil, berpikir saya dalam hati. Sesudah orgasme bersama itu saya cium bibirnya sesaat. Kemudian saya dan ia pada akhirnya ketiduran dan pada kondisi bugil dan berkeringat di dalam kamar karena kecapaian.
    Saat bangun, saya denger ia kembali mendesah sekalian menangis.
    “Kak, bagaimana nih. Punyai saya berdarah banyak,” tangisnya.
    Saya simak rupanya di atas kasurnya ada bintik darah yang lumayan banyak. Dan memeknya cukup melebar sedikit. Saya terkejut melihatnya. Bagaimana nih jadi?
    “Kak, saya sudah tidak perawan kembali ya?” tanyanya.
    “…” saya diem saja. Setelah mo jawab apa.
    Gila… saya sudah mengambil keperawanan adik saya sendiri.
    “Kak, punyai saya tidak apa-apakan?” tanyanya kembali.
    “Berdarah ini lumrah untuk pertama kalinya,” kata saya.
    Mendadak, karena melihat ia tidak pakai CD dan menunjukkan memeknya yang cukup melebar itu ke saya, anu saya “On” kembali.
    Saya elus-elus saja memek adik saya tersebut. Truss saya suruh ia berbaring kembali.
    “Mo diapain kembali saya kak?” tanyanya.
    “Tidak, saya ingin simak apa punyai elo baik saja,” kata saya sekalian berbohong, walau sebenarnya saya ingin nikmati kembali.
    Cocok ia berbaring, saya membuka belahan memeknya. Memang sich menjadi lebih lebar dan masih tetap ada tersisa sedikit darah jadi kering. Saya mencari klitorisnya, saya jilatin .
    “Kak, jangan donk. Masih perih nih,” larangnya.
    Yaaa… kok ia sudah tidak ingin kembali.
    “Ya sudah dech, kalau masih perih,” kata saya.
    Saya kebingungan nih, saya masih ingin kembali, tp adik saya sudah terburu tidak ingin. Sakit sekali kali ya, pertama kalinya begituan. Ya sudah dech, saya mengajak mandi bersama saja siapa tahu kalau sudah segar kelak ia ingin kembali.
    “Kita mandi bersama saja yok,” pinta saya.
    “Ayo…” kata Mirna.
    Kita mandi di dalam kamar mandi adik saya. Saya idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat sekali cocok terkena air anget. Setelah cape ML ama adik sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, saya pertama kali ngambil posisi ada di belakangnya. Truss saya mulai nyabunin bela- kang badannya. Sesudah belakangnya usai semua, masih juga dalam posisi saya ada berada di belakangnya, saya mulai nyabunin sisi depannya, dimulai dari perut ke atas. Cocok sampai sisi toketnya saya sabunin, ia mulai meng- gelinjang dan mendesah kembali. Saya ciumin sisi belakang lehernya sekalian terus nyiumin leher adik saya tersebut. Puting adik saya, saya pilin- pilin pakai ujung jempol dan ujung telunjuk.
    Eh, di saat saya nyabunin toket imutnya itu tangan ia sentuh dan memulai meraba-meraba badan saya dan berusaha cari punyai saya. Demikian terjamah punyai saya langsung dipegang dan dipijat. Tangan saya yang satu kembali mulai bergerilya ke wilayah selangkangannya. Dgn dengan modal sabun, saya mulai nyabunin sisi memek adik saya tersebut. Pertama, saya seka di luar bibir memeknya, lantas jemari saya mulai coba masuk cari klitorisnya. Adik saya mendadak bicara kembali tp masih pada kondisi kepuasan karena masih saya ciumin lehernya dan putingnya saya pilin-pilin.
    “Kak, sshhh… Jangan dahulu dong. Sshttss… ahhh…” erangnya.
    Ya sudah, saya gosok-gosok saja di luar. Rupanya belom lama sesudah saya gosok-gosok itu rupanya adik saya orgasme.
    “Aahhh… ah…” ia mendesah kenikmatan dan ia segera lemas.
    Sesudah ia orgasme itu, saya meminta ia untuk mainkan anu saya pakai tangannya. Dgn menggunakan sabun ia mengocak anu saya. Sedap sekali. Tangannya yang kecil itu memegang anu saya kuat sekali. Pada akhirnya selang beberapa saat saya keluar jg. Usai itu, kita keluar langsung kamar mandi. dan saya keluar kamarnya.
    Sesudah hari itu, saya cukup repot dgn beberapa tugas kuliah saya sampai satu minggu. Nach, di suatu hari saya kembali melalui di muka kamar Mirna. Eh, kedengeran suara orang kembali mendesah-desah, tp cukup kabur. Wah, kembali ngapain nih anak. Saya ingin tahu, kalau saya ketuk tentu nanti udahan. Saya melalui belakang saja, masalahnya ada jendela yang “cukup” untuk melihat ke dalam kamarnya, meskipun harus manjat. Saya panjat dinding, truss saya simak melalui jendela. Ternyata… Saya terkejut sekali. Saya kirain paling ia kembali masturbasi, taunya sang Mirna kembali di jilatin memeknya ama sang Siska.
    Saat adik saya lesbi sich. Saya masih tidak setelah berpikir. Ya sudah dech saya cicipin saja dech. Saya simak sang Siska masih pakai rok seragam SMPnya, dan dadanya sudah kebuka dan toketnya yang lancip dan seksi itu kaya’nya semakin seksi dech. Dan sang Mirna sudah bugil. Kacau-balau jg nih beberapa anak smp. Pulang dari sekolah lang sung “maen”. Sang Mirna tetap terus mendesah, karena Siska menjilat-jilati memeknya dgn benar-benar gairah. Tangannya sang Siska jg meremas-remas toket imutnya Mirna, dan ia jg terkadang meremas toketnya sendiri.
    “mmmppphhhhh…. Siska…. geliii sekali. Aaahhh…. sedap.. mmmhh..” kedengar sedikit desahannya Mirna.
    Kembali asyik-asyiknya mendadak saya inget ama janji bertemu teman saya untuk ngerjain pekerjaan saya. Apes, mengapa saya dapat lupa ama tuch pekerjaan. Ya sudah, mau tak mau saya tempatin dech episode lesbi ini.
    Esok malemnya, cocok sang Mirna kembali menonton TV, saya bicara ama ia.
    “Nanti malem saya bicara suatu hal ama elo. Jangan tidur dahulu ya?” kata saya.
    “Bicara saat ini saja knapa?” jawabannya.
    “Saya kembali ada pekerjaan nih. Dasarnya tungguin ya!” kata saya kembali.
    Sesudah pekerjaan saya usai, saya langsung ke kamar adik saya. saya ketok…
    “Mir, sudah tidur belom?” panggil saya cukup perlahan-lahan agar tidak ke- dengeran babak belur saya.
    “Masuk saja kak, tidak digembok kok,” jawabannya.
    “Hai, belom mengantuk kan?” kata saya.
    “Belom kok. Ada apakah sich kak? Kok kayanya serius sekali,” katanya.
    “Mir, sorry. Kemaren gue… kemaren saya melihat elo,” saya diem.
    Saya tidak sedap bicaranya, masalahnya ia dapat geram karena saya lihat.
    “Melihat apa kak?” tanyanya ingin tahu.
    “Nnggg… melihat elo ‘maen’ ama Siska kemaren di dalam kamar elo,” kata saya.
    Mirna langsung kelihatan terkejut. Ia diem dan kelihatan tegang.
    “Mengapa sich Mir, apa elo lesbi. Ups, sorry itu privacy elo sich. Saya tidak memiliki hak tanya. Hanya saya ingin tahu saja,” kata saya.
    Mendadak ia ngeluarin air mata.
    “Abis… setelah kak Damar repot terus sich satu minggu ini,” jawabannya sekalian cukup nangis.
    “Mirna kan ingin kembali, kaya saat itu. Setelah enak…” jawabannya kembali.
    “Kok tidak katakan a ja ama saya?” kata saya.
    “Setelah Mirna malu. Malu meminta ama kak Damar. Terus, Mirna sharing ke Siska. Eh, ia katakan,
    ‘mo coba ama ia tidak?'” jelasnya.
    “Karena Mirna ingin sekali, ya sudah Mirna maen saja ama Siska. Tp kayanya masih enakan… masih lebih enak maen ama kak Damar,” katanya segera nunduk sekalian masih cukup nangis.

    Saya bersedih ngedengernya. Saya angkat wajahnya agar tidak nunduk. Saya deketin wajahnya perlahan-lahan, lantas saya deketin mulutnya dan saya cium bibirnya dgn perlahan-lahan agar Mirna menikmatinya. Mirna langsung memberi respon dgn mainkan bibirnya di bibir saya. Lidah saya maen di dalam mulutnya. Tangan saya mulai buka kancing piyamanya, lantas saya membuka piyamanya sekalian masih pada kondisi berciuman.
    Saya raba pelan-pelan toketnya yang masih imut itu dan tetap terbungkus bra. Saya berciuman ama adik saya itu lumayan lama jg. Saya membuka branya. Adik saya masih juga dalam posisi kondisi duduk, saya isep toketnya dimulai dari putingnya yang masih cukup baru t umbuh tp seksi itu dan terus saya jilatin melingkari putingnya sampai ke semua permukaan toketnya.
    Dan toket yang satu kembali saya pilin-pilin putingnya. Saya ingin memberi service terbaik ke ade saya. Setelah kasian ia sudah pengan sekali satu minggu ini. Saya membuka celana piyamanya. Ia tinggal menggunakan CD saja. saya membuka CDnya. Kelihatanlah memek seorang anak SMP yang masih cukup polos tersebut. Mulai di tumbuhi rambut-rambut lembut. Saya simak Memeknya itu mulai basah. Kayanya ia kembali betul-betul terangsang. Saya membuka belahan memeknya. Saya jilatin sekitaran clitorisnya. Ia bergoyang-goyang, meredam kepuasan sekalian cukup menjambak rambut saya. Berasa asin saat saya jilat cairan memeknya.
    “Kak… terussss… kak… di situ…. enakkk… hhh…” desahnya cukup keras.
    “Ssstt… jangan keras-keras dong. Sudah malem nih,” kata saya takut babak belur bangun.
    Dapat berabe nih. Suara ia menjadi bising sekali. Sesudah cukup lama mempetting ia disekitaran vagin anya, saya langsung ngeluarin anu saya. Anu saya sich tidak perlu pakai pemanasan kembali. “Pacar” sudah tegang!
    “Mir, saya masukkin saat ini ya?” kata saya.
    Mirna langsung tegak lempeng mendangak ke atas. Saya selekasnya atur posisi di atas badannya antara pahanya. Saya membuka pahanya lebar-lebar hingga selangkangannya benar-benar terbuka. Ini kali saya dapat menyaksikan dgn terang ‘pintu’nya yang berbentuk sela dua bibir-bibir. Dgn dua tangan saya membuka bibir memeknya itu dan dapat kusaksikan celahnya itu terlihat penuh cairan licin. Saya dorongkan saja pinggulku hingga anu saya cocok di muka lubang kepuasannya. Dgn satu tangan saya menggesek-gesekkan kepalanya hingga buka bibirnya dan mengakibatkan kepalanya cocok ada di depan sela lubangnya tersebut. Dgn satu sentakan perlahan-lahan saya dorongkan kepala anu saya mema- sukinya.
    “Kak…. mmmpphhhhhh!” erangnya. Saya diam sesaat sampai kenaikan rasa nikmat barusan berkurang pelan-pelan.
    Saya rasakan bah wa sejumlah tusukan dapat mem- bagiku keluar dan saya tidak ingin tinggalkan ia dgn ketdktun- tasan. Kan saya mo memberi service yang bagus. Saya tahan sesaat, sekalian saya pandangin muka polos adik saya yang sedang merem. Kemudian saya mulai memacunya. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Perselingkuhan Karena Sharing Sama Pria
    “mmmppphhhh… ssshhh… ahhh..” ia menggumam tidak terang.
    Saya percepat pergerakan saya mundur-maju.
    “Kak… teruss kak….” ia terus mengeluh.
    Sesudah saya cukup negrasa saya mo keluar, saya keluarin anu saya dari memek adik. Untung rupanya saya belum sampai orgasme. Saya mengganti style. Adik saya gue suruh tidur ke samping. Kemudian saya angkat satu kakinya, dan saya masukkin kembali anu saya.
    “Ahhh… kembali kak… teeruss…” ucapnya.
    Saya goyang kembali. Rupanya pada kondisi itu membuat ia dan jg saya orgasme.
    “Kak… gue… mo… ke.. keluar nih… ahhhhhhhhhh…” ia mendesah panjang, tidak lama dari orgasme ia, saya jg keluar dan saya ngeluarin sperma saya di dadanya.
    “Mir, elo n ggak coba jilat sperma saya?” bertanya saya.
    “Geli ah,” jawabannya.
    “Eh, coba deh…” Ia ambil sperma saya dari dadanya dgn jarinya dan ia jilat.
    “Mmm… asin. Tp kok sedap ya?” jawabannya.
    Ia justru suka. Ia justru menjilat-jilati sperma saya yang tumpah di dadanya.
    “Ok Mir, saya mo tidur. Tp kalau elo ingin maen kembali, jangan malu. Katakan saja ama saya,” kata saya.
    “Iya dech, kak. Terima kasih ya!” jawab Mirna.
    begitu dech cerita jalinan saya ama adik saya Mirna dan sampai saat ini saya ama Mirna masih ngelakuin jalinan seks kakak-adik yang kita cicipi sekali.

  • Cerita Sex Sudah Lama Tidak Menikmati Hubungan Intim

    Cerita Sex Sudah Lama Tidak Menikmati Hubungan Intim


    998 views

    Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap

    Kurang lebih lima tahun yang lantas saat umurku masih 37 tahun salah seorang sehabatku memercayakan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena dia rekan baikku dan suamiku tidak berkeberatan pada akhirnya saya menyepakatinya. Nama pemuda itu Fandi, kulitnya kuning langsat dgn tinggi 173 cm.

    Cersex Terbaru – Tubuhnya kurus kekar karena Fandi seorang atlet karate di tempatnya. Oh iya, Fandi ini sebelumnya pernah jadi siswaku saat saya tetap jadi guru SD.

    Fandi benar-benar santun dan sadar diri. Ia banyak menolong tugas rumah dan kerap temani atau mengantarkan ke-2 anakku bila ingin melancong. Dalam kurun waktu satu bulan saja ia telah bersatu dgn keluargaku, bahkan juga suamiku kerap ajaknya bermain tenis bersama-sama.

    Saya jg jadi terlatih dgn hadirnya, awalannya saya benar-benar jaga performaku jika di depannya. Saya tidak malu kembali kenakan pakaian kaos ketat yang sisi dadanya cukup rendah, kembali juga Fandi menunjukkan sikap yang lumrah bila saya kenakan pakaian yang cukup menunjukkan keelokan garis badanku.

    Sekitaran tiga bulan sesudah kehadirannya, suamiku mendapatkan pekerjaan sekolah S-2 keluar negeri sepanjang 2, lima tahun. Saya benar-benar berat melepaskannya, karena saya kebingungan bagaimana salurkan keperluan sex-ku yang tetap menggelora.

    Walaupun umurku telah tidak muda kembali, tetapi saya teratur melakukan dgn suamiku, paling tidak satu minggu 5x. Mungkin itu karena olahraga yang selalu saya lakukan, hingga keinginan badanku masih seperti anak muda. Dan sekarang dgn kepergiannya automatis saya harus mengendalikan diri.
    Awalannya biasa-biasa saja, tetapi sesudah dua bulan kesepian yang sangat benar-benar serangku. Itu membuat saya jadi gelisah dan jadi ogah-ogahan. Seperti minggu pagi itu, walaupun jam sudah memperlihatkan angka 9. Karena tempo hari ke-2 anakku meminta diantarkan menginap di dalam rumah nenek mereka, hingga ini hari saya ingin tidur sepuasnya. Sesudah makan, saya lantas malas-malasan di atas sofa di muka TV. Tidak lama kedengar suara pintu dibuka dari kamar Fandi.
    Kudengar suara jalannya dekatiku.
    “Bu Ranti..?” Suaranya berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku semakin kuat.
    Sesudah sesaat kosong, mendadak saya tercekat saat rasakan suatu hal di pahaku. Kuintip lewat pojok mataku, rupanya Fandi telah berdiri dari sisi ranjangku, dan matanya sedang tertuju melihat badanku, tangannya menggenggam sisi bawah gaunku, saya lupa jika saya sedang kenakan pakaian tidur yang tipis, apalagi tidur terlentang juga. Hatiku jadi berdebar tidak karuan, saya terus bersandiwara tertidur.
    “Bu Ranti..?” Suara Fandi kedengar keras, kupikir ia ingin pastikan apa tidurku betul-betul nyeyak atau tidak.
    Saya memilih untuk berpura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku terkuak semua sampai keleher.
    Lantas kurasakan Fandi mengelus bibirku, jantungku seperti melonjak, saya coba masih tetap tenang supaya pemuda itu tidak berprasangka buruk. Kurasakan kembali tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke bantal automatis ketiakku kelihatan. Kuintip kembali, muka pemuda itu dekat sekali dgn mukaku, tetapi saya percaya dia belum mengetahui jika saya berpura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
    Lantas kurasakan tangannya mencari leherku, bulu kudukku meremang geli, saya coba bertahan, saya ingin ketahui apa yang ingin dilakukan pada badanku. Tidak lama kemuadian saya rasakan tangannya meraba-raba buah dadaku yang tetap tertutup BH warna hitam
    Sebelumnya dia hanya mengelus-elus, saya masih tetap diam sekalian nikmati elusannya, lantas saya rasakan buah dadaku mulai diremas-remas, saya rasakan seakan ada suatu hal yang sedang naik-turun dalam badanku, saya telah lama rindukan sentuhan lelaki dan kekasaran seorang pria. Saya putuskan masih tetap diam sampai waktunya datang.

    Saat ini tangan Fandi sedang berusaha buka kancing BH-ku dari depan, selang beberapa saat kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Saya ingin mendesah nikmat tetapi kelak amalah membuat takut, menjadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetaran waktu menekan puting susuku, kulirik perlahan, kusaksikan Fandi dekatkan mukanya ke buah dadaku. Lantas dia menjilat-jilat puting susuku, badanku ingin menggelinjang rasakan kepuasan hisapannya, saya terus bertahan.
    Kulirik puting susuku yang warna merah tua telah mengkilap oleh air liurnya, mulutnya terus mengisap puting susuku dibarengi gigitan-gigitan kecil. PeraFandiku campur baur tidak karuan, sangat nikmat.
    Tangan kanan Fandi mulai mencari selangkanganku, lantas kurasakan jarinya meraba-raba memekku yang tetap tertutup CD, saya tidak tahu apa memekku telah basah apa belum. Yang terang jari-jari Fandi menekan-nekan lubang memekku di luar CD, lantas kurasakan tangannya menyelusup masuk ke CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kepuasan menjalari badanku. Jari-jari Fandi coba masuk lubang memekku, lantas kurasakan jarinya ambles masuk ke, wah sangat nikmat. Saya harus akhiri Fandiwaraku, saya sudah tidak tahan kembali, kubuka mataku sekalian menyentakkan badanku.
    “Fandi!! Ngapain kamu?”
    Saya berusaha bangun duduk, tetapi tangan Fandi menekan bahuku dgn keras. Mendadak Fandi mecium mulutku sekencang kilat, saya berusaha melawan dgn kerahkan semua tenagaku. Tetapi Fandi semakin keras menekan bahuku, justru saat ini pemuda itu menindih badanku, saya kesusahan bernapas ditindih badannya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya melumat lagi mulutku, lidahnya masuk ke mulutku, tetapi saya berpura-pura menampik.
    “Bu.., maafkan saya. Telah lama saya ingin rasakan ini, maafkan saya Bu… ” Fandi melepas kecupannya lantas melihatku dgn pandangan minta.
    “Kamu kan dapat denagan beberapa teman kamu yang masih terbilang muda. Ibukan telah tua,” Ujarku halus.
    “Tetapi saya telah terpikat dgn Bu Ranti.. Saat SD saya kerap melihat BH yang Ibu gunakan… Saya akan memberikan kepuasan Ibu sepuasnya,” jawab Fandi.
    “Ah kamu… Ya telah terserah kamu sajalah”
    Saya berpura-pura menghela napas panjang, walau sebenarnya badanku telah tidak tahan ingin disentuh olehnya.
    Lantas Fandi melumat bibirku dan perlahan-lahan saya melayani permainan lidahnya. Ke-2 tangannya meremas-remas bokongku. Untuk membuat makin membara, saya meminta ijin ke WC yang ada dalam kamar tidurku. Dalam kamar mandi, kubuka semua baju yang berada di badanku, kupandangi tubuhku di cermin.
    Apakah benar pemuda seperti Fandi terangsang menyaksikan badanku ini? Peduli sangat yang penting saya ingin rasakan bagaimana sih bercinta dgn remaja yang masih panas.
    Keluar kamar mandi, Fandi sama persis masuk kamar. Matanya terbelalak menyaksikan badan sintalku yang tidak berpenutup satu helai benangpun.
    “Bodi Ibu bagus sekali.. ” ia beri pujian sambil mengecup putting susuku yang telah mengeras sejak dari barusan.
    Badanku disandarnya di tembok depan kamar mandi. Lantas diciuminya sekujur badanku, dimulai dari pipi, ke-2 telinga, leher, sampai ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku 1/2 digigit-gigit, digelitik-gelitik dgn ujung lidah, jg dikenyot-kenyot dgn benar-benar bergairah.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang luar biasa..?” Tanyaku sekalian mangacak-acak rambut Fandi yang panjang seleher.
    “Tubuh Ibu tidak banyak berbeda dibanding saya SD dahulu” Ucapnya sekalian terus melumat puting susuku. Sangat nikmat.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sambil meremas benjolan kemaluannya.
    Dgn segera kuloloskan celana sampai celana dalamnya. Memahami tekadku, ia lantas duduk di tepi tempat tidur dgn ke-2 kaki mengangkang. DIbukanya sendiri pakaian kaosnya, sedangkan saya berlutut raih tangkai k0ntolnya, hingga sekarang kami sama bugil.
    Cukup lama saya mencumbu kemaluannya, Fandi meminta giliran, ia ingin mengerjai memekku.
    “Masukkan saja yok, Ibu ingin merasakan k0ntol kamu San!” Cegahku sekalian menciumnya.
    Fandi tersenyum lebar. “Telah tidak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu jg telah tidak kuatkan sebetulnya San,” Balasku sekalian mencubit perutnya yang berotot.
    Fandi tersenyum lantas menarik badanku. Kami berangkulan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas tempat tidur. Rupanya Fandi pandai sekali bercumbu. Birahiku naik makin tinggi dalam kurun waktu yang benar-benar singkat. Berasa memekku makin berdenyut, lendirku semakin membanjir, tidak sabar menunggu inovasi tangkai kemaluan Fandi yang besar.
    Berlainan dgn suamiku, Fandi kelihatannya lebih sabar. Ia tidak selekasnya masukkan tangkai k0ntolnya, tetapi terus menciumi sekujur badanku. Paling akhir ia mengubah badanku sampai menelungkup, lantas diciuminya ke-2 pahaku sisi belakang, naik ke bongkahan bokongku, naik terus sampai ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Fandi menyisipkan tangan kirinya ke bawah badanku, badan kami berimpitan dgn posisi saya membelakangi Fandi, lantas diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan kadang-kadang pipiku. Sementara itu tangan kanannya menyeka-usap memekku dari belakang. Berasa jemari tengahnya menyelusup halus ke lubang memekku yang basah mengembang.
    “Memek Ibu bagus, tebel, tentu sedap ‘bercinta’ sama Ibu…,” ia berbisik sama persis di telingaku.
    Suaranya sangat parau, tanda birahinya juga sama tingginya dgn saya. Saya tidak dapat bereaksi apapun itu kembali. Kubiarkan saja apapun itu yang dilaksanakan Fandi, sampai berasa tangan kanannya bergerak mengusung samping pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seolah tidak bisa kembali buka. Berasa napas Fandi makin mengincar, sedangkan ujung lidahnya mengelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya memegang dan meremas gaungs buah dadaku, sedangkan yang kanan mengusung samping pahaku makin tinggi. Lalu…, berasa sebuah benda tumpul menyodok masuk ke dalam lubang memekku dari belakang. Oh, my God, ia sudah masukkan rudalnya…!!!
    Sesaat saya tidak bisa bereaksi benar-benar, tetapi cuma menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inch untuk inch tangkai kemaluan Fandi masuk lubang memekku. Berasa penuh, nikmat hebat.
    “Oohh…,” tidak lama kemudian saya mulai bereaksi tidak karuan. Badanku langsung menggerinjal-gerinjal, sedangkan Fandi mulai memaju undurkan tongkat warisannya. Mulutku mulai merintih-rintih tidak teratasi.
    “Fandi, k0ntolmu enaaak…!!!,” kataku 1/2 menjerit.
    Fandi tidak menjawab, tetapi terus memaju undurkan rudalnya. Pergerakannya cepat dan kuat, bahkan juga condong kasar. Sudah pasti saya makin menjerit-jerit dibikinnya. Tangkai k0ntolnya yang besar itu ibarat akan membedah lubang memekku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Fandi justru makin semangat dengar jerit dan rintihanku. Saya makin erotis.
    “Aahh, k0ntolmu…, oohh, aarrghh…, k0ntolmuu…, oohh…!!!”
    Fandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dgn tangkai k0ntol yang hebat keras dan kaku. Meskipun kami bersetubuh dgn posisi ke samping, kelihatannya Fandi benar-benar tidak kesusahan menyikatkan tangkai kemaluannya pada memekku. Orgasmeku cepat sekali berasa akan meletus.
    “Ibu ingin keluar! Ibu ingin keluaaar!!” saya menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, saya jg, saya jg! Sedap sekali ‘bercinta’ sama Ibu!” Fandi menyikat-nyodok makin kuat.
    “Sikat terus, Fandi!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sikat terus k0ntolmuuu…!”
    “Ohhh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, k0ntol kamu sedap, k0ntol kamu enak, yahhh, teruuusss…”
    Pada beberapa detik akhir, tangan kananku raih bokong Fandi, kuremas bongkahan bokongnya, sedangkan paha kananku mengusung lempeng tinggi-tinggi. Berasa memekku berdenyut kuat sekali. Saya orgasme!
    Sebentar saya seperti melayg, tidak ingat apapun terkecuali nikmat yang tidak terucapkan. Mungkin telah ada 5 tahun saya tidak merasa kan kepuasan semacam ini. Fandi mengecup-ngecup pipi dan daun telingaku. Sesaat ia biarkan saya atur napas, saat sebelum selanjutnya ia mintaku menungging. Saya baru sadar jika rupanya ia belum capai orgasme.
    Kuturuti keinginan Fandi. Dgn cukup lesu karena orgasme yang hebat, kuatur posisi badanku sampai menungging. Fandi meng ikuti pergerakanku, tangkai kemaluannya yang besar dan panjang itu masih tetap menancap saat memekku.
    Itil V3
    Lantas perlahan-lahan berasa ia mulai mengayun pinggulnya. Rupanya ia hebat sabar. Ia memaju undurkan gerak pinggulnya satu-dua dengan teratur, seolah-olah kami barusan mengawali permainan, walau sebenarnya pasti perjalanan birahinya telah lumayan tinggi barusan.
    Saya nikmati pergerakan mundur-maju k0ntol Fandi dgn diam. Kepalaku menunduk, kuatur kembali napasku. Tidak berapakah lama, memekku mulai berasa sedap kembali. Kuangkat kepalaku, melihat ke belakang. Fandi selekasnya merunduk, dikecupnya pipiku.
    “Fan.. Kamu luar biasa sekali.. Ibu anggap barusan kamu hampir keluar,” kataku terang-terangan.
    “Emangnya Ibu sukai jika saya cepat keluar?” jawabannya halus di telingaku.
    Saya tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Fandi memahami, diciumnya bibirku. Lantas ia memacu bisa lebih cepat. Ia seperti ketahui jika saya mulai kenikmatan . Karena itu kugoyang-goyang pinggulku perlahan-lahan, ke kanan dan ke kiri.
    Fandi melenguh. Diremasnya ke-2 bongkah bokongku, lantas pergerakannya menjadi semakin kuat dan cepat. Tangkai kemaluannya yang hebat keras menusuk-hunjam memekku. Saya mulai mengerang-erang .
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, k0ntolmu sedap bangeett… Fann!!”
    Fandi tidak bernada, tetapi menggecak-gecak makin kuat. Badanku sampai terbuncang-guncang. Saya menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku menjalar naik makin tinggi. Kurasakan Fandi juga ini kali selekasnya akan capai klimaks.
    Karena itu kuimbangi pergerakannya dgn menggoyahkan pinggulku segera. Kuputar-putar bokongku, kadang-kadang kumajumundurkan bersimpangan dgn pergerakan Fandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang tanda ia juga selekasnya akan orgasme.
    Mendadak Fandi menyuruhku kembali. Ditariknya k0ntolnya dari kemaluanku. Saya kembali cepat. Lantas kukangkangkan ke-2 kakiku dgn 1/2 mengusungnya. Fandi langsung menyikatkan ke-2 dengkulnya sampai mendekat pada pahaku. Ke-2 kakiku menekuk mengangkang. Fandi menggenggam ke-2 kakiku di bawah lutut, lantas tangkai k0ntolnya yang keras menusuk mulut memekku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” saya menjerit.
    “Saya nyaris keluar!” Fandi bergumam.
    Pergerakannya langsung cepat dan kuat. Saya tidak dapat bergoyang dalam posisi semacam itu, karena itu saya pasrah saja, nikmati gecakan-gecakan keras tangkai kemaluan Fandi. Ke-2 tanganku mencekram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, sedap sekali…, saya kenikmatan…, sedap ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Fandi
    “Ibu jg, Ibu jg, memek Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Saya hampir keluar, Buu…, memek Ibu sedap bangeet… ”
    “Ibu jg ingin keluar kembali, tahan dahulu! Teruss…, yaah, saya jg ingin keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, saya tidak tahan, saya tidak tahan, saya ingin keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sikat teruss!!! Ibu sedap enak, Ibu sedap, Fandin…, saya ingin keluar, saya ingin keluar, memekku kenikmatan, saya kenikmatan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Badanku melafalkanng sebentar sementara otot memekku berasa berdenyut kuat. Saya menjerit panjang, tidak dapat meredam enaknya orgasme. Pada waktu bersama, Fandi menekan kuat-kuat, menusukkan tangkai kemaluannya dalam-dalam di lubang memekku.
    “Oohhh…!!!” ia juga menjerit, sedangkan berasa kemaluannya menyemburkan-nyemburkan cairan mani di saat memekku. Enaknya tidak terucapkan, sangat indah capai orgasme dalam kurun waktu sama persis bersama semacam itu.
    Lantas badan kami sama melunglai, tapi kemaluan kami tetap terus bertautan. Fandi merengkuhku mesra sekali. Sesaat kami sama sIbuk atur napas.
    “Sedap sekali,” bisik Fandi sesaat selanjutnya.
    “Hmmm…” Saya menggelinjang manja. Berasa tangkai kemaluan Fandi bergerak di saat memekku.
    “Memek Ibu sedap sekali, dapat nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi k0ntol kamu…, besar, keras, dalemmm…”
    Fandi bergerak menciumi saya kembali. Ini kali diangkatnya tangan kananku, lantas kepalanya menyelusup mencium ketiakku. Saya mengikik kegelian. Fandi menjilat-jilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tetapi sedap. Apalagi selanjutnya lidahnya terus menjulur-julur menjilat-jilati buah dadaku.
    Fandi lantas menetek seperti bayi. Saya mengikik kembali. Putingku disedot, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Fandi karena sikapnya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak kembali. Fandi mengusung mukanya sedikit, tersenyum tipis, lantas berbicara,
    Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap
    “Saya dapat tidak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu jg sukai kan?”
    Saya tersenyum saja, dan itu cukup untuk Fandi sebagai jawaban. Akhirnya, sepanjang hari itu kami bersetubuh kembali. Sesudah break sesaat pada sore hari malamnya Fandi minta lagi porsi dariku. Minimal malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dgn entahlah berapakah kali saya capai orgasme. Yang terang, esok paginya badanku betul-betul lesu, lemas tidak berkekuatan.
    Nyaris tidak tidur benar-benar, tetapi saya masih tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya saya kuyu sekali. Beberapa teman banyak yang menduga saya sakit, walau sebenarnya saya malah sedang bahagia, setelah bersetubuh semalam sehari dgn sisa siswaku yang gagah.
    Telah satu minggu Fandi jadi” suami”ku. Dan jujur saja saya benar-benar nikmati kehidupan malamku sepanjang satu minggu ini. Fandi betul-betul pemuda yang benar-benar gagah, sepanjang satu minggu ini lubang memekku selalu disiramnya dgn sperma fresh. Dan entahlah berapakah kali saya meredam jeritan karena kepuasan hebat yang dia beri.
    Meskipun malam telah senang menjilat, mengisap, dan mencium sepasang payudaraku. Fandi selalu meremasnya kembali bila ingin pergi kuliah saat pagi hari, ucapnya sih buat menambahkan semangat. Saya tidak ingin larang karena saya jg nikmati semua perlakuannya itu, walaupun mengakibatkan saya harus membereskann bajuku kembali.
    Malam itu sekitaran jam 1/2 10-an. Sesudah menidurkan anakku yang paling bungsu, saya pergi kekamar mandi untuk ganti pakaian. Fandi minta saya kenakan pakaian yang biasa saya gunakan ke sekolah. Sesudah usai ganti baju saya lalu keluar dan berdiri duduk di muka meja dandan. Lantas berhias seperti yang biasa saya kerjakan bila ingin pergi mengajarkan kesekolah.

    Tidak lama kudengar suara ketukan, hatiku segera bersorak senang tidak sabar menunggu permainan apalagi yang akan dilaksanakan Fandi padaku.
    “Masuk.. Tidak digembok,” panggilku dgn suara lembut.
    Lantas Fandi masuk dgn memakai T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Siap..?” Godanya sekalian medekatiku.
    “Telah sayang…” Jawabku sekalian berdiri.
    Tetapi Fandi meredam bahuku lantas mintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja dandan. Lantas dia berbisik ketelingaku dgn suara yang lembut.
    “Bu.. Ibu ingin tahu tidak darimanakah umumnya saya melihat ibu?”
    “Memang melalui mana..?” Tanyaku sekalian mengubah 1/2 tubuh.
    Dgn halus dia sentuh daguku dan arahkan mukaku baju dandan. Lantas sekalian mengecup leherku Fandi berkata.
    “Disini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin saya menyaksikan ditengah-tengah kerah pakaian yang kukenakan cukup terbuka hingga samar-samar kelihatan tali BHku yang warna hitam. Patut bila sedang mengajarkan di muka kelas atau mengobrol dgn beberapa guru pria di sekolah, kadangkala saya merasa pandangan mereka sedang menelanjangi saya. Ternyata panorama ini yang mereka tonton waktu itu.
    Tetapi toh mereka hanya dapat menyaksikan, memikirkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lantas tangan kanan Fandi masuk kecelah itu dan mengelus bahuku. Sementara tangan kirinya perlahan-lahan buka kancing bajuku satu-satu. Sesudah terbuka semua Fandi lantas buka bajuku tanpa melepaskannya. Lantas dia raih ke-2 payudaraku yang tetap tertutup BH.
    “Berikut yang membuat saya selalu ingat ibu sampai saat ini,” Bisiknya ditelingaku sekalian meremas ke-2 susuku yang tetap kuat ini.
    Lantas tangan Fandi meraih daguku dan selekasnya tempelkan bibir hangatnya padaku dgn penuh kasih dan emosinya. Saya tidak tinggal diam dan selekasnya menyongsong sapuan lidah Fandi dan mengisapnya dgn keras air liur Fandi, kulilitkan lidahku menyongsong lidah Fandi dgn penuh getaran birahi. Selanjutnya tangannya yang keras mengusung badanku dan membaringkannya ditengah-tengah tempat tidur.
    Dia lantas melihat badan depanku yang terbuka, dari cermin saya dapat menyaksikan BH hitam yang terbuka dgn “push up bra model”.
    Hingga memberi kesan-kesan payudaraku nyaris tumpah melimpah keluar lebih sepertiganya. Agar semakin membuat Fandi lebih panas, saya lantas mengelus-elus payudaraku yang samping kiri yang tetap dibalut bra, sedangkan tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena waktu itu saya kenakan celana “mini high cut model”.
    Fandi terlihat kagum menyaksikan kelakuanku, lantas dia mendekatiku dan menyikat bibirku yang halus dan hangat dan secara langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Fandi landing disembulan payudara samping kananku yang fresh, dielusnya halus, diselinapkan tangannya dalam bra yang cuma 2/3 tutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Didesak dan dicarinya puting susuku, lantas Fandi memilinnya dengan lembut dan menariknya perlahan-lahan. Tindakannya itu membuatku melepaskan kecupan Fandi dan mendesah, mendesis, menghempas kepalaku kekiri dan kekanan.
    Setelah link dgn bibir hangatku, Fandi lantas sapu dagu dan leherku, hingga saya meracau terima dera kepuasan tersebut.
    “Fandi… Fandi… Mengapa kamu yang memberi kepuasan ini..”
    Fandi lantas hentikan aktivitas mulutnya. Tangannya selekasnya buka hubungan bra yang ada di muka, dgn sekali pijitan jemari telunjuk dan ibu jari samping kanan Fandi, Selekasnya 2 buah gunung kembarku yang tetap kuat dan terurus menyembul keluar nikmati kebebasan alam yang cantik.
    Lantas Fandi tempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku samping kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging fresh tersebut. Sekencang itu juga merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, fresh melawan ke atas. Fandi mengulum putingku dgn buas, kadang-kadang digigit lembut dan diambilnya dgn gigi.
    Saya cuma dapat mengeluh dan mengeluhkan, sekalian mengusung tubuhku sambil melepas pakaian dan rok kerjaku dan bra warna hitam yang sudah dibuka Fandi dan kulemparkan kekursi dandan. Dgn giat penuh gairah Fandi mengisap buah dadaku yang samping kiri, tangan kanannya meraba-raba dan menyebar kebawah sampai ia sentuh CDku dan stop digundukan nikmat yang penuh melawan fresh ke atas.
    Lantas Fandi merabanya ke vertikal, di atas kebawah. Menyaksikan CDku yang telah basah lembab, dia segera menurukannya mendororng dgn kaki kiri dan secara langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu selekasnya mengelus dan memberi sentuhan rangsangan pada memekku, yang di bagian atasnya banyak bulu lembut terurus adapun di bagian belahan memek dan di bagian bawahnya bersih dan mulus tidak ada memiliki rambut. Rangsangan Fandi makin tajam dan luar biasa hingga saya meracau.
    “Fannnn.. Sentuh ibu sayang,.. Fandii membuat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Fandi selekasnya buka gundukan tebal memek punyaku lantas mulutnya selekasnya menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk sentuh lebih dalam cari kloritasku yang makin jadi membesar dan mengeras. Ia menekan dgn penuh gairah dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Saya menggeliat dan teriak tidak kuat meredam orgasme yang akan makin mendesak muncul seperti merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dgn tersengal-sengal kudorong bokongku naik, sambil tanganku menggenggam kepala Fandi dan memencetnya kebawah sekalian mengeluh.
    “Fandi.. Aarghh..”
    Saya tidak dapat meredamnya kembali sampai menjerit saat terima ledakan orgasme yang pertama, magma juga melimpah menyemprotkan ke atas hidung Fandi yang mancung.
    “Fandi.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kuat dan melafalkannglah badanku sekalian masih tetap meracau.
    “Fandi.. Kamu jago sekali mainkan lidahmu saat memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Fandi selekasnya bangun dekap kuat di atas dadaku yang pada kondisi oleng menyongsong getaran orgasme. Dia lantas mencium mulutku dgn kuatnya dan saya menyambutnya dgn link ganas, kuserap lidah Fandi dalam rongga mulutku yang cantik.
    Badanku terbaring tidak memiliki daya sebentar, Fandipun mencumbuku dgn mesra sekalian tangannya mengelus-elus semua badanku yang lembut, sambil memberi ciuman hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dgn penuh cinta. Dibiarkannya saya nikmati beberapa sisa kepuasan orgasme yang luar biasa. Jg memberikan peluang berkurangnya gairah yang kurasakan.
    Sesudah merasa saya cukup istirahat Fandi mulai sentuh dan membelaiku kembali. Saya selekasnya bangun dan medorong belahan tubuh Fandi yang ada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lantas kucium dan kujilati pipinya, selanjutnya menyebar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke lubang telinga Fandi, hingga dia meronta meredam nafsunya. Jilatanku semakin turun kebawah sampai keputing susu kiri Fandi yang memiliki rambut, Kubelai dada Fandi yang sektor berotot sedang tangan kananku mainkan puting yang samping kiri. Mengelinjang Fandi mendapatkan sentuhan yang menusuk dititik riskannya yang menjalar nafsunya itu, Fandipun mengeluh dan mendesah.
    Aktivitasku makin menghangat dgn turunkan sapuan lidah sekalian tanganku menjalar keperut. Lantas kumainkan lubang pusar Fandi didesak kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Fandi hingga kemudian kekemaluan Fandi yang telah jadi membesar dan mengeras.
    Kuelus halus dgn jari lentikku tangkai kemaluan Fandi yang melawan ke atas, warna kemerahan kontras dgn kulit Fandi yang putih kepalanya juga sudah berbening air birahi.
    Menyaksikan kondisi yang telah menarik itu saya jadi tidak sabar dan selekasnya kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Fandi dgn penuh gelor gairah, kusapu kepala kontol dgn jeli, kuhisap lubang air seninya hingga membuat Fandi putar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya meredam keikmatan yang benar-benar tidak ada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tidak tertahan.. Aku ingin memilikimu sepenuhnya,” Fandi mengeluh.
    Saya tidak menjawab, cuma lirikan mataku sekalian mengedipkannya satu ke Fandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayg kealam raya oleh embusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocaknya dgn irama yang perlahan dan makin cepat, sedangkan lidahku menjilat-jilati semua permukaan kepala kontol itu. Termasuk di bagian urat yang peka sisi atas sekalian kupijat-pijat dgn penuh gairah birahi.
    Sadar akan kondisi Fandi yang makin menaiki pucuk kepuasan dan aku juga sendiri sudah terangsang. Renyutan memekku sudah memengaruhi deburan darah badanku, kulepaskan kumulan kontol Fandi dan selekasnya kuposisikan badanku di atas badan Fandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Fandi yang keras dan menengang ke lubuk nikmatku. Selekasnya kuputar memompanya turun naik sekalian menekan dan memijat dgn otot memek semaksimal mungkin. Irama pergerakanpun kutambah sampai kecepatan optimal.
    Fandi berteriak, sedangkan aku juga terpusat nikmati dera kepuasan gesekan kontol Fandi yang menggesek G-spotku berkali-kali hingga memunculkan dera kepuasan yang sangat indah. Tangan Fandipun tidak tinggal diam diremasnya bokongku yang bundar montok cantik, dan dielus-elusnya anusku, sekalian nikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan pada akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Saya tidak kuat kembali.. Beri kepuasan lebih kembali bu.. Renyutan diujung kontolku sudah tidak tertahan”

    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayg.. Saya ingin keluarr”.
    Lantas Fandi mintaku untuk putar tubuh manghadap pada dianya dan dibalikkannya badanku hingga. Saat ini saya ada di bawah badannya bersandarkan bantal tinggi, lantas Fandi meningkatkan ke-2 kakiku kebahunya selanjutnya dia bertimpuh di muka memekku. Sekalian mengayun dan memompa kontolnya dgn yang cepat dan kuat. Saya dapat menyaksikan bagaimana muka Fandi yang tidak kuat kembali akan renyutan diujung kontol yang makin mendesak seolah ingin meletus.
    “Buu… Pleaass.. See.. Saya akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Fandi.. Orgasmeku jg mauu.. Tiba ssayaang.. Kita sama yaa..”
    Akhirnya… Croottt.. Croottt.. Croottt tidak tertahan kembali bendungan Fandi bobol memuntahkan spermanya di memekku. Bersama aku juga mendengus dan meneriakkan erangan kepuasan.
    Selekasnya lusuhbar bibir Fandi, kukulum dgn hangat dan kusodorkan lidahku ke rongga mulut Fandi. Kudekap tubuh Fandi yang sama melafalkanng, basah tubuh Fandi dgn peluh bersatu dgn peluhku. Lantas dia terkulai didadaku sekalian nikmati renyut memekku yang kuat menyongsong orgasme yang nikmat yang sejauh ini kurindui.
    Lantas Fandi membelai rambutku dgn penuh kasih-sayang selanjutnya mengecup keningku.
    “Buu.. terima kasih, i love you so much.. Terus beri kepuasan semacam ini bagiku ya..” Bisiknya halus.
    Saya cuma menggangguk perlahan-lahan, sesudah memberi kecupan selamat tidur saya merengkuhnya dan secara langsung lelap. Karena esok saya harus masuk kerja dan ada banyak yang lain penjelajahan penuh kepuasan yang akan kami lewati.Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap

    Kurang lebih lima tahun yang lantas saat umurku masih 37 tahun salah seorang sehabatku memercayakan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena dia rekan baikku dan suamiku tidak berkeberatan pada akhirnya saya menyepakatinya. Nama pemuda itu Fandi, kulitnya kuning langsat dgn tinggi 173 cm.
    Tubuhnya kurus kekar karena Fandi seorang atlet karate di tempatnya. Oh iya, Fandi ini sebelumnya pernah jadi siswaku saat saya tetap jadi guru SD.

    Fandi benar-benar santun dan sadar diri. Ia banyak menolong tugas rumah dan kerap temani atau mengantarkan ke-2 anakku bila ingin melancong. Dalam kurun waktu satu bulan saja ia telah bersatu dgn keluargaku, bahkan juga suamiku kerap ajaknya bermain tenis bersama-sama.

    Saya jg jadi terlatih dgn hadirnya, awalannya saya benar-benar jaga performaku jika di depannya. Saya tidak malu kembali kenakan pakaian kaos ketat yang sisi dadanya cukup rendah, kembali juga Fandi menunjukkan sikap yang lumrah bila saya kenakan pakaian yang cukup menunjukkan keelokan garis badanku.

    Sekitaran tiga bulan sesudah kehadirannya, suamiku mendapatkan pekerjaan sekolah S-2 keluar negeri sepanjang 2, lima tahun. Saya benar-benar berat melepaskannya, karena saya kebingungan bagaimana salurkan keperluan sex-ku yang tetap menggelora.

    Walaupun umurku telah tidak muda kembali, tetapi saya teratur melakukan dgn suamiku, paling tidak satu minggu 5x. Mungkin itu karena olahraga yang selalu saya lakukan, hingga keinginan badanku masih seperti anak muda. Dan sekarang dgn kepergiannya automatis saya harus mengendalikan diri.
    Awalannya biasa-biasa saja, tetapi sesudah dua bulan kesepian yang sangat benar-benar serangku. Itu membuat saya jadi gelisah dan jadi ogah-ogahan. Seperti minggu pagi itu, walaupun jam sudah memperlihatkan angka 9. Karena tempo hari ke-2 anakku meminta diantarkan menginap di dalam rumah nenek mereka, hingga ini hari saya ingin tidur sepuasnya. Sesudah makan, saya lantas malas-malasan di atas sofa di muka TV. Tidak lama kedengar suara pintu dibuka dari kamar Fandi.
    Kudengar suara jalannya dekatiku.
    “Bu Ranti..?” Suaranya berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku semakin kuat.
    Sesudah sesaat kosong, mendadak saya tercekat saat rasakan suatu hal di pahaku. Kuintip lewat pojok mataku, rupanya Fandi telah berdiri dari sisi ranjangku, dan matanya sedang tertuju melihat badanku, tangannya menggenggam sisi bawah gaunku, saya lupa jika saya sedang kenakan pakaian tidur yang tipis, apalagi tidur terlentang juga. Hatiku jadi berdebar tidak karuan, saya terus bersandiwara tertidur.
    “Bu Ranti..?” Suara Fandi kedengar keras, kupikir ia ingin pastikan apa tidurku betul-betul nyeyak atau tidak.
    Saya memilih untuk berpura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku terkuak semua sampai keleher.
    Lantas kurasakan Fandi mengelus bibirku, jantungku seperti melonjak, saya coba masih tetap tenang supaya pemuda itu tidak berprasangka buruk. Kurasakan kembali tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke bantal automatis ketiakku kelihatan. Kuintip kembali, muka pemuda itu dekat sekali dgn mukaku, tetapi saya percaya dia belum mengetahui jika saya berpura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
    Lantas kurasakan tangannya mencari leherku, bulu kudukku meremang geli, saya coba bertahan, saya ingin ketahui apa yang ingin dilakukan pada badanku. Tidak lama kemuadian saya rasakan tangannya meraba-raba buah dadaku yang tetap tertutup BH warna hitam
    Sebelumnya dia hanya mengelus-elus, saya masih tetap diam sekalian nikmati elusannya, lantas saya rasakan buah dadaku mulai diremas-remas, saya rasakan seakan ada suatu hal yang sedang naik-turun dalam badanku, saya telah lama rindukan sentuhan lelaki dan kekasaran seorang pria. Saya putuskan masih tetap diam sampai waktunya datang.

    Saat ini tangan Fandi sedang berusaha buka kancing BH-ku dari depan, selang beberapa saat kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Saya ingin mendesah nikmat tetapi kelak amalah membuat takut, menjadi kurasakan remasannya dalam diam.
    Kurasakan tangannya gemetaran waktu menekan puting susuku, kulirik perlahan, kusaksikan Fandi dekatkan mukanya ke buah dadaku. Lantas dia menjilat-jilat puting susuku, badanku ingin menggelinjang rasakan kepuasan hisapannya, saya terus bertahan.
    Kulirik puting susuku yang warna merah tua telah mengkilap oleh air liurnya, mulutnya terus mengisap puting susuku dibarengi gigitan-gigitan kecil. PeraFandiku campur baur tidak karuan, sangat nikmat.
    Tangan kanan Fandi mulai mencari selangkanganku, lantas kurasakan jarinya meraba-raba memekku yang tetap tertutup CD, saya tidak tahu apa memekku telah basah apa belum. Yang terang jari-jari Fandi menekan-nekan lubang memekku di luar CD, lantas kurasakan tangannya menyelusup masuk ke CD-ku.
    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kepuasan menjalari badanku. Jari-jari Fandi coba masuk lubang memekku, lantas kurasakan jarinya ambles masuk ke, wah sangat nikmat. Saya harus akhiri Fandiwaraku, saya sudah tidak tahan kembali, kubuka mataku sekalian menyentakkan badanku.
    “Fandi!! Ngapain kamu?”
    Saya berusaha bangun duduk, tetapi tangan Fandi menekan bahuku dgn keras. Mendadak Fandi mecium mulutku sekencang kilat, saya berusaha melawan dgn kerahkan semua tenagaku. Tetapi Fandi semakin keras menekan bahuku, justru saat ini pemuda itu menindih badanku, saya kesusahan bernapas ditindih badannya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya melumat lagi mulutku, lidahnya masuk ke mulutku, tetapi saya berpura-pura menampik.
    “Bu.., maafkan saya. Telah lama saya ingin rasakan ini, maafkan saya Bu… ” Fandi melepas kecupannya lantas melihatku dgn pandangan minta.
    “Kamu kan dapat denagan beberapa teman kamu yang masih terbilang muda. Ibukan telah tua,” Ujarku halus.
    “Tetapi saya telah terpikat dgn Bu Ranti.. Saat SD saya kerap melihat BH yang Ibu gunakan… Saya akan memberikan kepuasan Ibu sepuasnya,” jawab Fandi.
    “Ah kamu… Ya telah terserah kamu sajalah”
    Saya berpura-pura menghela napas panjang, walau sebenarnya badanku telah tidak tahan ingin disentuh olehnya.
    Lantas Fandi melumat bibirku dan perlahan-lahan saya melayani permainan lidahnya. Ke-2 tangannya meremas-remas bokongku. Untuk membuat makin membara, saya meminta ijin ke WC yang ada dalam kamar tidurku. Dalam kamar mandi, kubuka semua baju yang berada di badanku, kupandangi tubuhku di cermin.
    Apakah benar pemuda seperti Fandi terangsang menyaksikan badanku ini? Peduli sangat yang penting saya ingin rasakan bagaimana sih bercinta dgn remaja yang masih panas.
    Keluar kamar mandi, Fandi sama persis masuk kamar. Matanya terbelalak menyaksikan badan sintalku yang tidak berpenutup satu helai benangpun.
    “Bodi Ibu bagus sekali.. ” ia beri pujian sambil mengecup putting susuku yang telah mengeras sejak dari barusan.
    Badanku disandarnya di tembok depan kamar mandi. Lantas diciuminya sekujur badanku, dimulai dari pipi, ke-2 telinga, leher, sampai ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku 1/2 digigit-gigit, digelitik-gelitik dgn ujung lidah, jg dikenyot-kenyot dgn benar-benar bergairah.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang luar biasa..?” Tanyaku sekalian mangacak-acak rambut Fandi yang panjang seleher.
    “Tubuh Ibu tidak banyak berbeda dibanding saya SD dahulu” Ucapnya sekalian terus melumat puting susuku. Sangat nikmat.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sambil meremas benjolan kemaluannya.
    Dgn segera kuloloskan celana sampai celana dalamnya. Memahami tekadku, ia lantas duduk di tepi tempat tidur dgn ke-2 kaki mengangkang. DIbukanya sendiri pakaian kaosnya, sedangkan saya berlutut raih tangkai k0ntolnya, hingga sekarang kami sama bugil.
    Cukup lama saya mencumbu kemaluannya, Fandi meminta giliran, ia ingin mengerjai memekku.
    “Masukkan saja yok, Ibu ingin merasakan k0ntol kamu San!” Cegahku sekalian menciumnya.
    Fandi tersenyum lebar. “Telah tidak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu jg telah tidak kuatkan sebetulnya San,” Balasku sekalian mencubit perutnya yang berotot.
    Fandi tersenyum lantas menarik badanku. Kami berangkulan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas tempat tidur. Rupanya Fandi pandai sekali bercumbu. Birahiku naik makin tinggi dalam kurun waktu yang benar-benar singkat. Berasa memekku makin berdenyut, lendirku semakin membanjir, tidak sabar menunggu inovasi tangkai kemaluan Fandi yang besar.
    Berlainan dgn suamiku, Fandi kelihatannya lebih sabar. Ia tidak selekasnya masukkan tangkai k0ntolnya, tetapi terus menciumi sekujur badanku. Paling akhir ia mengubah badanku sampai menelungkup, lantas diciuminya ke-2 pahaku sisi belakang, naik ke bongkahan bokongku, naik terus sampai ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Fandi menyisipkan tangan kirinya ke bawah badanku, badan kami berimpitan dgn posisi saya membelakangi Fandi, lantas diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan kadang-kadang pipiku. Sementara itu tangan kanannya menyeka-usap memekku dari belakang. Berasa jemari tengahnya menyelusup halus ke lubang memekku yang basah mengembang.
    “Memek Ibu bagus, tebel, tentu sedap ‘bercinta’ sama Ibu…,” ia berbisik sama persis di telingaku.
    Suaranya sangat parau, tanda birahinya juga sama tingginya dgn saya. Saya tidak dapat bereaksi apapun itu kembali. Kubiarkan saja apapun itu yang dilaksanakan Fandi, sampai berasa tangan kanannya bergerak mengusung samping pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seolah tidak bisa kembali buka. Berasa napas Fandi makin mengincar, sedangkan ujung lidahnya mengelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya memegang dan meremas gaungs buah dadaku, sedangkan yang kanan mengusung samping pahaku makin tinggi. Lalu…, berasa sebuah benda tumpul menyodok masuk ke dalam lubang memekku dari belakang. Oh, my God, ia sudah masukkan rudalnya…!!!
    Sesaat saya tidak bisa bereaksi benar-benar, tetapi cuma menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inch untuk inch tangkai kemaluan Fandi masuk lubang memekku. Berasa penuh, nikmat hebat.
    “Oohh…,” tidak lama kemudian saya mulai bereaksi tidak karuan. Badanku langsung menggerinjal-gerinjal, sedangkan Fandi mulai memaju undurkan tongkat warisannya. Mulutku mulai merintih-rintih tidak teratasi.
    “Fandi, k0ntolmu enaaak…!!!,” kataku 1/2 menjerit.
    Fandi tidak menjawab, tetapi terus memaju undurkan rudalnya. Pergerakannya cepat dan kuat, bahkan juga condong kasar. Sudah pasti saya makin menjerit-jerit dibikinnya. Tangkai k0ntolnya yang besar itu ibarat akan membedah lubang memekku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Fandi justru makin semangat dengar jerit dan rintihanku. Saya makin erotis.
    “Aahh, k0ntolmu…, oohh, aarrghh…, k0ntolmuu…, oohh…!!!”
    Fandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dgn tangkai k0ntol yang hebat keras dan kaku. Meskipun kami bersetubuh dgn posisi ke samping, kelihatannya Fandi benar-benar tidak kesusahan menyikatkan tangkai kemaluannya pada memekku. Orgasmeku cepat sekali berasa akan meletus.
    “Ibu ingin keluar! Ibu ingin keluaaar!!” saya menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, saya jg, saya jg! Sedap sekali ‘bercinta’ sama Ibu!” Fandi menyikat-nyodok makin kuat.
    “Sikat terus, Fandi!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sikat terus k0ntolmuuu…!”
    “Ohhh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, k0ntol kamu sedap, k0ntol kamu enak, yahhh, teruuusss…”
    Pada beberapa detik akhir, tangan kananku raih bokong Fandi, kuremas bongkahan bokongnya, sedangkan paha kananku mengusung lempeng tinggi-tinggi. Berasa memekku berdenyut kuat sekali. Saya orgasme!
    Sebentar saya seperti melayg, tidak ingat apapun terkecuali nikmat yang tidak terucapkan. Mungkin telah ada 5 tahun saya tidak merasa kan kepuasan semacam ini. Fandi mengecup-ngecup pipi dan daun telingaku. Sesaat ia biarkan saya atur napas, saat sebelum selanjutnya ia mintaku menungging. Saya baru sadar jika rupanya ia belum capai orgasme.
    Kuturuti keinginan Fandi. Dgn cukup lesu karena orgasme yang hebat, kuatur posisi badanku sampai menungging. Fandi meng ikuti pergerakanku, tangkai kemaluannya yang besar dan panjang itu masih tetap menancap saat memekku.
    Itil V3
    Lantas perlahan-lahan berasa ia mulai mengayun pinggulnya. Rupanya ia hebat sabar. Ia memaju undurkan gerak pinggulnya satu-dua dengan teratur, seolah-olah kami barusan mengawali permainan, walau sebenarnya pasti perjalanan birahinya telah lumayan tinggi barusan.
    Saya nikmati pergerakan mundur-maju k0ntol Fandi dgn diam. Kepalaku menunduk, kuatur kembali napasku. Tidak berapakah lama, memekku mulai berasa sedap kembali. Kuangkat kepalaku, melihat ke belakang. Fandi selekasnya merunduk, dikecupnya pipiku.
    “Fan.. Kamu luar biasa sekali.. Ibu anggap barusan kamu hampir keluar,” kataku terang-terangan.
    “Emangnya Ibu sukai jika saya cepat keluar?” jawabannya halus di telingaku.
    Saya tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Fandi memahami, diciumnya bibirku. Lantas ia memacu bisa lebih cepat. Ia seperti ketahui jika saya mulai kenikmatan . Karena itu kugoyang-goyang pinggulku perlahan-lahan, ke kanan dan ke kiri.
    Fandi melenguh. Diremasnya ke-2 bongkah bokongku, lantas pergerakannya menjadi semakin kuat dan cepat. Tangkai kemaluannya yang hebat keras menusuk-hunjam memekku. Saya mulai mengerang-erang .
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, k0ntolmu sedap bangeett… Fann!!”
    Fandi tidak bernada, tetapi menggecak-gecak makin kuat. Badanku sampai terbuncang-guncang. Saya menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku menjalar naik makin tinggi. Kurasakan Fandi juga ini kali selekasnya akan capai klimaks.
    Karena itu kuimbangi pergerakannya dgn menggoyahkan pinggulku segera. Kuputar-putar bokongku, kadang-kadang kumajumundurkan bersimpangan dgn pergerakan Fandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang tanda ia juga selekasnya akan orgasme.
    Mendadak Fandi menyuruhku kembali. Ditariknya k0ntolnya dari kemaluanku. Saya kembali cepat. Lantas kukangkangkan ke-2 kakiku dgn 1/2 mengusungnya. Fandi langsung menyikatkan ke-2 dengkulnya sampai mendekat pada pahaku. Ke-2 kakiku menekuk mengangkang. Fandi menggenggam ke-2 kakiku di bawah lutut, lantas tangkai k0ntolnya yang keras menusuk mulut memekku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” saya menjerit.
    “Saya nyaris keluar!” Fandi bergumam.
    Pergerakannya langsung cepat dan kuat. Saya tidak dapat bergoyang dalam posisi semacam itu, karena itu saya pasrah saja, nikmati gecakan-gecakan keras tangkai kemaluan Fandi. Ke-2 tanganku mencekram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, sedap sekali…, saya kenikmatan…, sedap ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Fandi
    “Ibu jg, Ibu jg, memek Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Saya hampir keluar, Buu…, memek Ibu sedap bangeet… ”
    “Ibu jg ingin keluar kembali, tahan dahulu! Teruss…, yaah, saya jg ingin keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, saya tidak tahan, saya tidak tahan, saya ingin keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sikat teruss!!! Ibu sedap enak, Ibu sedap, Fandin…, saya ingin keluar, saya ingin keluar, memekku kenikmatan, saya kenikmatan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Badanku melafalkanng sebentar sementara otot memekku berasa berdenyut kuat. Saya menjerit panjang, tidak dapat meredam enaknya orgasme. Pada waktu bersama, Fandi menekan kuat-kuat, menusukkan tangkai kemaluannya dalam-dalam di lubang memekku.
    “Oohhh…!!!” ia juga menjerit, sedangkan berasa kemaluannya menyemburkan-nyemburkan cairan mani di saat memekku. Enaknya tidak terucapkan, sangat indah capai orgasme dalam kurun waktu sama persis bersama semacam itu.
    Lantas badan kami sama melunglai, tapi kemaluan kami tetap terus bertautan. Fandi merengkuhku mesra sekali. Sesaat kami sama sIbuk atur napas.
    “Sedap sekali,” bisik Fandi sesaat selanjutnya.
    “Hmmm…” Saya menggelinjang manja. Berasa tangkai kemaluan Fandi bergerak di saat memekku.
    “Memek Ibu sedap sekali, dapat nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi k0ntol kamu…, besar, keras, dalemmm…”
    Fandi bergerak menciumi saya kembali. Ini kali diangkatnya tangan kananku, lantas kepalanya menyelusup mencium ketiakku. Saya mengikik kegelian. Fandi menjilat-jilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tetapi sedap. Apalagi selanjutnya lidahnya terus menjulur-julur menjilat-jilati buah dadaku.
    Fandi lantas menetek seperti bayi. Saya mengikik kembali. Putingku disedot, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Fandi karena sikapnya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak kembali. Fandi mengusung mukanya sedikit, tersenyum tipis, lantas berbicara,
    Bacaan Seks Terkini 2023 Kepuasan yang Sudah Lama Lenyap
    “Saya dapat tidak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu jg sukai kan?”
    Saya tersenyum saja, dan itu cukup untuk Fandi sebagai jawaban. Akhirnya, sepanjang hari itu kami bersetubuh kembali. Sesudah break sesaat pada sore hari malamnya Fandi minta lagi porsi dariku. Minimal malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dgn entahlah berapakah kali saya capai orgasme. Yang terang, esok paginya badanku betul-betul lesu, lemas tidak berkekuatan.
    Nyaris tidak tidur benar-benar, tetapi saya masih tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya saya kuyu sekali. Beberapa teman banyak yang menduga saya sakit, walau sebenarnya saya malah sedang bahagia, setelah bersetubuh semalam sehari dgn sisa siswaku yang gagah.
    Telah satu minggu Fandi jadi” suami”ku. Dan jujur saja saya benar-benar nikmati kehidupan malamku sepanjang satu minggu ini. Fandi betul-betul pemuda yang benar-benar gagah, sepanjang satu minggu ini lubang memekku selalu disiramnya dgn sperma fresh. Dan entahlah berapakah kali saya meredam jeritan karena kepuasan hebat yang dia beri.
    Meskipun malam telah senang menjilat, mengisap, dan mencium sepasang payudaraku. Fandi selalu meremasnya kembali bila ingin pergi kuliah saat pagi hari, ucapnya sih buat menambahkan semangat. Saya tidak ingin larang karena saya jg nikmati semua perlakuannya itu, walaupun mengakibatkan saya harus membereskann bajuku kembali.
    Malam itu sekitaran jam 1/2 10-an. Sesudah menidurkan anakku yang paling bungsu, saya pergi kekamar mandi untuk ganti pakaian. Fandi minta saya kenakan pakaian yang biasa saya gunakan ke sekolah. Sesudah usai ganti baju saya lalu keluar dan berdiri duduk di muka meja dandan. Lantas berhias seperti yang biasa saya kerjakan bila ingin pergi mengajarkan kesekolah.

    Tidak lama kudengar suara ketukan, hatiku segera bersorak senang tidak sabar menunggu permainan apalagi yang akan dilaksanakan Fandi padaku.
    “Masuk.. Tidak digembok,” panggilku dgn suara lembut.
    Lantas Fandi masuk dgn memakai T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Siap..?” Godanya sekalian medekatiku.
    “Telah sayang…” Jawabku sekalian berdiri.
    Tetapi Fandi meredam bahuku lantas mintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja dandan. Lantas dia berbisik ketelingaku dgn suara yang lembut.
    “Bu.. Ibu ingin tahu tidak darimanakah umumnya saya melihat ibu?”
    “Memang melalui mana..?” Tanyaku sekalian mengubah 1/2 tubuh.
    Dgn halus dia sentuh daguku dan arahkan mukaku baju dandan. Lantas sekalian mengecup leherku Fandi berkata.
    “Disini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin saya menyaksikan ditengah-tengah kerah pakaian yang kukenakan cukup terbuka hingga samar-samar kelihatan tali BHku yang warna hitam. Patut bila sedang mengajarkan di muka kelas atau mengobrol dgn beberapa guru pria di sekolah, kadangkala saya merasa pandangan mereka sedang menelanjangi saya. Ternyata panorama ini yang mereka tonton waktu itu.
    Tetapi toh mereka hanya dapat menyaksikan, memikirkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lantas tangan kanan Fandi masuk kecelah itu dan mengelus bahuku. Sementara tangan kirinya perlahan-lahan buka kancing bajuku satu-satu. Sesudah terbuka semua Fandi lantas buka bajuku tanpa melepaskannya. Lantas dia raih ke-2 payudaraku yang tetap tertutup BH.
    “Berikut yang membuat saya selalu ingat ibu sampai saat ini,” Bisiknya ditelingaku sekalian meremas ke-2 susuku yang tetap kuat ini.
    Lantas tangan Fandi meraih daguku dan selekasnya tempelkan bibir hangatnya padaku dgn penuh kasih dan emosinya. Saya tidak tinggal diam dan selekasnya menyongsong sapuan lidah Fandi dan mengisapnya dgn keras air liur Fandi, kulilitkan lidahku menyongsong lidah Fandi dgn penuh getaran birahi. Selanjutnya tangannya yang keras mengusung badanku dan membaringkannya ditengah-tengah tempat tidur.
    Dia lantas melihat badan depanku yang terbuka, dari cermin saya dapat menyaksikan BH hitam yang terbuka dgn “push up bra model”.
    Hingga memberi kesan-kesan payudaraku nyaris tumpah melimpah keluar lebih sepertiganya. Agar semakin membuat Fandi lebih panas, saya lantas mengelus-elus payudaraku yang samping kiri yang tetap dibalut bra, sedangkan tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena waktu itu saya kenakan celana “mini high cut model”.
    Fandi terlihat kagum menyaksikan kelakuanku, lantas dia mendekatiku dan menyikat bibirku yang halus dan hangat dan secara langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Fandi landing disembulan payudara samping kananku yang fresh, dielusnya halus, diselinapkan tangannya dalam bra yang cuma 2/3 tutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Didesak dan dicarinya puting susuku, lantas Fandi memilinnya dengan lembut dan menariknya perlahan-lahan. Tindakannya itu membuatku melepaskan kecupan Fandi dan mendesah, mendesis, menghempas kepalaku kekiri dan kekanan.
    Setelah link dgn bibir hangatku, Fandi lantas sapu dagu dan leherku, hingga saya meracau terima dera kepuasan tersebut.
    “Fandi… Fandi… Mengapa kamu yang memberi kepuasan ini..”
    Fandi lantas hentikan aktivitas mulutnya. Tangannya selekasnya buka hubungan bra yang ada di muka, dgn sekali pijitan jemari telunjuk dan ibu jari samping kanan Fandi, Selekasnya 2 buah gunung kembarku yang tetap kuat dan terurus menyembul keluar nikmati kebebasan alam yang cantik.
    Lantas Fandi tempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku samping kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging fresh tersebut. Sekencang itu juga merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, fresh melawan ke atas. Fandi mengulum putingku dgn buas, kadang-kadang digigit lembut dan diambilnya dgn gigi.
    Saya cuma dapat mengeluh dan mengeluhkan, sekalian mengusung tubuhku sambil melepas pakaian dan rok kerjaku dan bra warna hitam yang sudah dibuka Fandi dan kulemparkan kekursi dandan. Dgn giat penuh gairah Fandi mengisap buah dadaku yang samping kiri, tangan kanannya meraba-raba dan menyebar kebawah sampai ia sentuh CDku dan stop digundukan nikmat yang penuh melawan fresh ke atas.
    Lantas Fandi merabanya ke vertikal, di atas kebawah. Menyaksikan CDku yang telah basah lembab, dia segera menurukannya mendororng dgn kaki kiri dan secara langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu selekasnya mengelus dan memberi sentuhan rangsangan pada memekku, yang di bagian atasnya banyak bulu lembut terurus adapun di bagian belahan memek dan di bagian bawahnya bersih dan mulus tidak ada memiliki rambut. Rangsangan Fandi makin tajam dan luar biasa hingga saya meracau.
    “Fannnn.. Sentuh ibu sayang,.. Fandii membuat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Fandi selekasnya buka gundukan tebal memek punyaku lantas mulutnya selekasnya menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk sentuh lebih dalam cari kloritasku yang makin jadi membesar dan mengeras. Ia menekan dgn penuh gairah dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Saya menggeliat dan teriak tidak kuat meredam orgasme yang akan makin mendesak muncul seperti merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dgn tersengal-sengal kudorong bokongku naik, sambil tanganku menggenggam kepala Fandi dan memencetnya kebawah sekalian mengeluh.
    “Fandi.. Aarghh..”
    Saya tidak dapat meredamnya kembali sampai menjerit saat terima ledakan orgasme yang pertama, magma juga melimpah menyemprotkan ke atas hidung Fandi yang mancung.
    “Fandi.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kuat dan melafalkannglah badanku sekalian masih tetap meracau.
    “Fandi.. Kamu jago sekali mainkan lidahmu saat memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Fandi selekasnya bangun dekap kuat di atas dadaku yang pada kondisi oleng menyongsong getaran orgasme. Dia lantas mencium mulutku dgn kuatnya dan saya menyambutnya dgn link ganas, kuserap lidah Fandi dalam rongga mulutku yang cantik.
    Badanku terbaring tidak memiliki daya sebentar, Fandipun mencumbuku dgn mesra sekalian tangannya mengelus-elus semua badanku yang lembut, sambil memberi ciuman hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dgn penuh cinta. Dibiarkannya saya nikmati beberapa sisa kepuasan orgasme yang luar biasa. Jg memberikan peluang berkurangnya gairah yang kurasakan.
    Sesudah merasa saya cukup istirahat Fandi mulai sentuh dan membelaiku kembali. Saya selekasnya bangun dan medorong belahan tubuh Fandi yang ada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lantas kucium dan kujilati pipinya, selanjutnya menyebar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke lubang telinga Fandi, hingga dia meronta meredam nafsunya. Jilatanku semakin turun kebawah sampai keputing susu kiri Fandi yang memiliki rambut, Kubelai dada Fandi yang sektor berotot sedang tangan kananku mainkan puting yang samping kiri. Mengelinjang Fandi mendapatkan sentuhan yang menusuk dititik riskannya yang menjalar nafsunya itu, Fandipun mengeluh dan mendesah.
    Aktivitasku makin menghangat dgn turunkan sapuan lidah sekalian tanganku menjalar keperut. Lantas kumainkan lubang pusar Fandi didesak kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Fandi hingga kemudian kekemaluan Fandi yang telah jadi membesar dan mengeras.
    Kuelus halus dgn jari lentikku tangkai kemaluan Fandi yang melawan ke atas, warna kemerahan kontras dgn kulit Fandi yang putih kepalanya juga sudah berbening air birahi.
    Menyaksikan kondisi yang telah menarik itu saya jadi tidak sabar dan selekasnya kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Fandi dgn penuh gelor gairah, kusapu kepala kontol dgn jeli, kuhisap lubang air seninya hingga membuat Fandi putar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya meredam keikmatan yang benar-benar tidak ada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tidak tertahan.. Aku ingin memilikimu sepenuhnya,” Fandi mengeluh.
    Saya tidak menjawab, cuma lirikan mataku sekalian mengedipkannya satu ke Fandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayg kealam raya oleh embusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocaknya dgn irama yang perlahan dan makin cepat, sedangkan lidahku menjilat-jilati semua permukaan kepala kontol itu. Termasuk di bagian urat yang peka sisi atas sekalian kupijat-pijat dgn penuh gairah birahi.
    Sadar akan kondisi Fandi yang makin menaiki pucuk kepuasan dan aku juga sendiri sudah terangsang. Renyutan memekku sudah memengaruhi deburan darah badanku, kulepaskan kumulan kontol Fandi dan selekasnya kuposisikan badanku di atas badan Fandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Fandi yang keras dan menengang ke lubuk nikmatku. Selekasnya kuputar memompanya turun naik sekalian menekan dan memijat dgn otot memek semaksimal mungkin. Irama pergerakanpun kutambah sampai kecepatan optimal.
    Fandi berteriak, sedangkan aku juga terpusat nikmati dera kepuasan gesekan kontol Fandi yang menggesek G-spotku berkali-kali hingga memunculkan dera kepuasan yang sangat indah. Tangan Fandipun tidak tinggal diam diremasnya bokongku yang bundar montok cantik, dan dielus-elusnya anusku, sekalian nikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan pada akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Saya tidak kuat kembali.. Beri kepuasan lebih kembali bu.. Renyutan diujung kontolku sudah tidak tertahan”

    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayg.. Saya ingin keluarr”.
    Lantas Fandi mintaku untuk putar tubuh manghadap pada dianya dan dibalikkannya badanku hingga. Saat ini saya ada di bawah badannya bersandarkan bantal tinggi, lantas Fandi meningkatkan ke-2 kakiku kebahunya selanjutnya dia bertimpuh di muka memekku. Sekalian mengayun dan memompa kontolnya dgn yang cepat dan kuat. Saya dapat menyaksikan bagaimana muka Fandi yang tidak kuat kembali akan renyutan diujung kontol yang makin mendesak seolah ingin meletus.
    “Buu… Pleaass.. See.. Saya akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Fandi.. Orgasmeku jg mauu.. Tiba ssayaang.. Kita sama yaa..”
    Akhirnya… Croottt.. Croottt.. Croottt tidak tertahan kembali bendungan Fandi bobol memuntahkan spermanya di memekku. Bersama aku juga mendengus dan meneriakkan erangan kepuasan.
    Selekasnya lusuhbar bibir Fandi, kukulum dgn hangat dan kusodorkan lidahku ke rongga mulut Fandi. Kudekap tubuh Fandi yang sama melafalkanng, basah tubuh Fandi dgn peluh bersatu dgn peluhku. Lantas dia terkulai didadaku sekalian nikmati renyut memekku yang kuat menyongsong orgasme yang nikmat yang sejauh ini kurindui.
    Lantas Fandi membelai rambutku dgn penuh kasih-sayang selanjutnya mengecup keningku.
    “Buu.. terima kasih, i love you so much.. Terus beri kepuasan semacam ini bagiku ya..” Bisiknya halus.
    Saya cuma menggangguk perlahan-lahan, sesudah memberi kecupan selamat tidur saya merengkuhnya dan secara langsung lelap. Karena esok saya harus masuk kerja dan ada banyak yang lain penjelajahan penuh kepuasan yang akan kami lewati.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Terikat Di Kasur

    Cerita Sex Berhubungan Intim Saat Terikat Di Kasur


    859 views

    ia jg tidak pakai celana dalam bos,,kayaknye die memang uda siap buat dientot ni bos,,”.

    Cersex Terbaru – “yaude,,lepasin jaketnye, Man,,agar ni cewek telanjang sekaligus,,”.
    “oke bos,,”. Ke-3 preman itu menjadi meleng hingga otak Sari langsung bekerja untuk melepas diri dari 3 preman tersebut.
    Sari menggerakkan kepalanya ke belakang hingga berkenaan muka sang bos preman.
    “aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauhi Sari sekalian memegang hidungnya yang nyaris patah karena kebentur sisi belakang dari kepala Sari. 1 preman telah lepas, 2 more to go

    Sari mengusung kaki kanannya hingga lutut Sari langsung menghajar dagu preman yang memegang kakinya. Preman itu langsung jatu terjatuh ke belakang. Still 1 preman standing. Sari langsung memukul preman yang barusan ditugasi menanggalkan jaket Sari.
    Walau tinju Sari kurang kuat, tp sanggup membuat preman itu jg jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dgn sedikit berjinjit. Sari juga mengambil langsung cara 2 ribu menjauhi dari 3 preman yang sedang kesakitan sekalian berteriak minta bantuan.

    Ada orang keluar warung, Sari lari ke arah orang itu, sekalian berlari, Sari menarik resleting jaketnya ke atas kembali supaya payudaranya ditutupi jaket.
    “tolong pak,,saya ingin disetubuhi,,”, kata Sari sekalian berlindung ada di belakang orang tersebut.
    “mana Dek,,yang ingin merkosa,,”, tutur orang itu sekalian berangkat pinggang seperti jawara.
    3 preman itu ada di hadapan abang pemilik warung dgn napas mereka yang tersengal-sengal. Sari merasa sedikit tenang menyaksikan sang abang pemilik warung keliatannya tidak gentar hadapi tiga orang preman tersebut.
    Mendadak, trio preman itu segera mengarah ke belakang sang abang pemilik warung dan tangkap Sari.
    “pak,,tolong saya,,”, pinta Sari dgn muka susahnya. Abang pemilik warung itu melihat ke belakang.
    “ah,,kronis lo betiga,,sudah saya kasih minuman,,justru tidak ngajak saya cocok ingin merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar mulut sang abang pemilik warung membuat Sari seperti tersamber petir.
    “gimane ingin ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.
    “kok dapat kabur?”.
    “noh,,karena sang Maman membuka jaketnye kelamaan,,”.
    “bukan salah saya bos,,karena sang Bagus,,megangin kakinye tidak benar,,”.
    “sedap aje,,lo,,bos Hari jg salah,,”.
    “udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyg seperti bidadari ini,,”.
    “benar juge ape kate lo,,Yo,,”. Pada akhirnya, nama mereka tersingkap jg.
    Sang bos preman namanya Hari, sang abang pemilik warung namanya Taryo, preman yang barusan memegang kaki Sari namanya Bagus, dan preman yang paling akhir namanya Maman.
    “ngapain lo kabur barusan,,hah?!”, sebuah pukulan landing di pipi kanan Sari.
    “udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,agar die jera,,”. Dalam sekejap, jaket Sari telah dibuang jauh oleh Hari.
    “buset,,bodinye bohay sekali,,”, tutur Maman.
    “simak tuch memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.
    “bermakna saya yang merawanin,,”, kata Udin.
    “sedap aje lo, Din..saya bosnye di sini,,”, balas Hari.
    “tp,,ini kan warung saya,,”, balas Udin tidak ingin kalah.
    “yaude,,lo yang merawanin,,tp kite gratis minum di warung lo 1 minggu ye,,”, kata Hari.
    “sip dah,,nyg penting dapat merawanin cewek,,”.
    “jangan setubuhi saya,,”, pinta Sari, air matanya juga mengucur keluar.
    “diem lo !! nanti lo jg sedap,,”, ledek Bagus.
    “kite taro aje di kursi agar lebih sedap,,”, saran Maman.
    “benar jg lo Man,,”. Maman dan Bagus mengusung badan Sari dan menyimpan Sari di atas bangku panjang dari kayu yang umum berada di warteg.
    Bagus dan Maman mengusung kaki Sari ke atas hingga memek Sari yang ada di pinggir ujung kursi betul-betul terpampang dgn benar-benar terang.
    Hari duduk di ujung kursi yang satunya, ia memegang ke-2 tangan Sari sekalian nikmati kehalusan dari bibir Sari yang tipis dan halus. Sari tahu jika ia tidak dapat lakukan perlawanan kembali karena ini kali ia betul-betul tidak memiliki daya. Sari tidak tahu apa yang bisa terjadi pada memeknya karena pandangannya ditutupi leher Hari.
    “saya jilat dahulu ah,,ingin tahu,,memeknye perawan manis ape tidak,,hehe,,”, tutur Udin.
    Udin berjongkok di muka memek Sari dan menatp panorama cantik di depannya seperti detektif yang memerhatikan dgn cermat untuk temukan tanda bukti.
    “tidak ade bulunye kembali,,bertambah napsu saya,,”, kata Udin.
    “udeh,,cepatan lo Din,,nanti giliran,,”, kata Hari kemarin Hari meneruskan melumat bibir Sari kembali.
    “sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus ke-2 paha mulus Sari sampai sentuh pangkal paha Sari.
    Lantas Udin dekatkan mukanya ke memek Sari. Udin makin gairah sesudah menyaksikan bentuk memek Sari yang masih prima dan harum alami dari memek Sari yang dirawat dgn baik oleh Sari.
    Udin sapu belahan bibir memek Sari dari bawah ke atas dgn sekali sapuan saja. Sari menggeliat karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengucur di sekujur badannya. Selanjutnya, Udin mengelitik klitoris Sari dgn lidahnya.
    “mmmffhh,,”, desah Sari ketahan bibir Hari.

    Bagus dan Maman tidak cuma memegang kaki Sari saja, tp masing-masing pada mereka jg ‘memegangi’ dan meremasi payudara Sari. Udin buka bibir memek Sari hingga ia dapat menyaksikan sisi dalam dari memek Sari yang kelihatan benar-benar menarik karena tetap merah mengembang.
    Lidah Udin telah tersisip dalam lubang memek Sari. Udin memasukkan kepalanya ke selangkangan Sari supaya Udin dapat masukkan lidahnya lebih dalam ke memek Sari. Sari memang menampik, tp ia tidak dapat menygkal badannya yang dgn suka hati terima gempuran lidah Udin.
    “nnggffhh,,,”, suara lenguhan Sari yang tetap ketahan bibir Hari.
    Badan Sari jadi tegang karena ia mengalami orgasme.
    “ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak sia-siakan satu tetes juga sampai cairan memek Sari tidak bersisa.
    “gimane Din?”, bertanya Bagus.
    “maknyus,,sedap sekali,,manis ‘n renyah,,”, jawab Udin.
    “namanye jg memek perawan,,”, tutur Maman.
    “giliran lo Din,,”, kata Hari.
    “okeh,,”. Hari dan Udin tukar posisi.
    Mereka berganti-gantian menjilat-jilati memek Sari sampai masing-masing mereka sudah mencicip cairan memek Sari. Sari telah pasrah karena tenaganya habis sesudah 4x orgasme. Saat ini, Udin bertemu dgn memek Sari kembali dgn celananya yang telah merosot hingga k0ntol Udin terlepas keluar sangkarnya.
    “akhirnye,,****** saya dapat merasakan memek perawan jg,,”, tutur Udin. Udin sangat semangat ingin selekasnya menusukkan k0ntolnya ke saat memek Sari.
    “hoi !!”, teriak seorang. empat orang itu melihat ke sumber suara yang mereka dengar.
    “siape lo?!”, bertanya Udin.
    “jangan kacaukan ia !!”, teriak orang tersebut. Udin segera menggunakan celananya kembali.
    “mao menjadi jawara lo?”. Bagus dan Maman melepas kaki Sari dan maju bersama Udin ke orang itu sementara Hari mengikat kaki dan tangan Sari dgn tali rafiah yang Hari mengambil dari warung Udin.
    “lo semua,,jangan kacaukan tuch cewek !!”, kata orang tersebut.
    “oh,,lo mao menjadi jawara lo yee,,”, kata Hari yang gabung dgn Udin, Bagus, dan Maman.
    “cari mati die,,kite matiin aje nih orang,,agar kite dapat ngentotin perawan,,”.
    “Gus,,Man,,maju lo bedua,,bantai ampe sanggups nih jawara kemaleman,,”, perintah Hari.
    “oke bos,,”, jawab Bagus dan Maman maju merapat pada orang tersebut.
    Bagus serang lebih dulu, ia melaygkan tinju kanannya ke orang tersebut. Orang itu menangkis dgn tangan kanannya, lantas selekasnya menyepak perut Bagus dgn cepat.
    Walau cuma 1 kali sepakan, Bagus langsung sujud sekalian memegang perutnya dan meringis kesakitan. Maman serang orang itu dari belakang dgn melaygkan sebuah pukulan.
    Tp, dgn cekatan orang itu menghindari ke kiri lantas gerakkan siku tangan kanannya untuk berkenaan perut Maman. Maman secara langsung kesakitan karena pukulan siku orang itu demikian kuat. Orang itu langsung lakukan sepakan berputar-putar ke belakang dan berkenaan muka Maman hingga Maman secara langsung terlontar ke samping.
    “sialan lo !!”, Hari dan Udin langsung maju serang orang tersebut.
    Tp, orang itu melaygkan 2 jurus sepakan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
    “awas lo ye,,!!”, ancem Hari sekalian kabur.
    Udin, Bagus, dan Maman jg lari dgn benar-benar kuat. Orang itu dekati Sari yang tidak berbusana dan tidak memiliki daya karena kaki dan tangannya terlilit ke kursi.
    “lo tidak apapun?”, kata orang itu sekalian melepas ikatan di kaki dan tangan Sari.
    “terima kasih,,”, jawab Sari masih kurang kuat.
    “nih,,pakai jaket saya,,”, orang itu menggunakankan jaketnya ke Sari sesudah Sari duduk di kursi.
    “terima kasih Mas,,”.
    “kenalin nama saya Eno,,”.
    “nama saya Sari,,”.
    Rupanya, Eno ialah sabuk hitam dalam Taekwondo hingga tidak bingung ia menaklukkan empat orang barusan dgn benar-benar gampang walaupun muka Eno tidak dekati kata tampan sedikit juga.
    “ngapain lo malem-malem berada di luar?”.
    “saya baru dateng dari dusun Mas,,”.
    “oh,,pantes saja,,wajahnya masih polos,,terus saat ini mana celana kamu? saat tidak pakai celana seperti begini,,”.
    “tidak tahu Mas,,”.
    “yaudah,,lo pakai celana pelatihan saya saja,,”, kata Eno memberikan celana trainingnya yang ia mengambil dari dalam tasnya.
    “terima kasih Mas,,”.
    “lo ingin ke mana saat ini?”.
    “mm,,saya ingin ke rumah saudara saya,,”, Sari bohong.
    “ingin saya anter?”.
    “ah,,tidak perlu Mas,,saya jalan sendirian saja,,”, Sari menampik penawaran dari Eno karena ia telah tidak yakin ke lelaki.
    “yaudah,,tp saya anterin ke arah tempat yang lebih ramai ya?”.
    “apa tidak ngerepotin?”.
    “tidak apapun,,yok,,”. Eno jalan ke motornya yang diparkirkan cukup jauh dari warung.
    Sari menggunakan celana pelatihan Eno hingga pada akhirnya, memek Sari tertutup jg.
    Eno tiba dekati Sari dgn memakai motornya.
    “mari,,naik,,”.
    “iya Mas,,”. Sari naik membonceng ada di belakang lantas Eno memicu motornya menjauhi dari warung itu ke arah tempat yang lebih ramai.
    “terima kasih ya Mas,,”, Sari turun dari motor.
    “lo tidak pakai alas kaki ya dari barusan?”.
    “iya,,Mas,,ilang,,”.
    “oh,,kalau begitu pakai sendal saya saja,,nih,,”.
    “nanti Mas bagaimana?”.
    “sudah,,tidak apapun,,pakai saja,,tp betulan lo tidak apapun jalan sendiri?”.
    “iya Mas,,tidak apapun,,terima kasih banyak sudah nyelametin saya Mas,,”.
    “yaudah dech,,saya lebih dulu ya,,ati-ati lo,,”. Eno juga pergi tinggalkan Sari karena ia ada masalah penting.
    Sari jalan sendiri kembali, tp ini kali ia menggunakan celana untuk tutupi sisi bawah badannya dan sendal membuat perlindungan kakinya.
    Tenaga Sari tinggal seperempat saja hingga Sari cuma meng ikuti kakinya tanpa tahu arah dan tujuan. Kakinya bawa Sari ke sebuah komplek perumahan yang cukup elit. Seperti komplek yang lain, ada pos satpam dan portal saat sebelum masuk ke dalam komplek, tp keliatannya satpamnya sedang tidak ada.
    Sari masuk ke dalam wilayah komplek itu dgn cara sempoyong karena ia sangat lemas. Baterai empty, please recharge. Tenaga Sari telah betul-betul tidak sisa kembali ini kali hingga Sari jatuh tidak sadarkan diri di muka sebuah rumah yang besar.
    Dgn mata yang samar-samar, Sari menyaksikan ada seorang yang mengusung badannya. Kemudian, Sari sudah tidak sadar diri. Saat bangun, Sari telah ada di atas tempat tidur yang benar-benar empuk. Ia meregangkan badannya alias ngulet.
    Baterai full. Tubuh Sari telah betul-betul fresh setelah tidur hingga Sari memilih untuk bangkit dari tempat tidur. Kamar itu demikian besar, luas, dan penuh dgn barang yang kelihatannya mahal. Sari tidak berani sentuh apapun karena takut ada yang pecah.
    Itil V3
    Sari jalan ke arah pintu kamar yang besar sekali. Sari buka pintu kamar itu dan jalan keluar kamar. Sari menelusuri rumah yang cukup besar itu dan cari sang pemilik rumah yang mungkin barusan sudah membawa masuk ke rumah.
    Tp, walau dicari ke mana saja, Sari tidak temukan siapa saja di dalam rumah itu . Maka, Sari cuma duduk di atas sofa yang ada di ruangan tamu. Mendadak Sari dengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke ruangan tamu.
    “eh,,kamu sudah bangun?”.
    “bapak siapa?”, bertanya Sari ketakutan.
    “nama bapak,,Dirman,,kamu?”.
    “nama saya Sari,,mengapa saya ada di sini?”.
    “barusan kamu tidak sadarkan diri di muka rumah bapak,,jadi bapak membawa kamu ke dalam rumah,,”.
    “maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.
    “mengapa nak Sari dapat tidak sadarkan diri?”.
    “saya tersesat,,”.
    “oh,,kalau begitu,,nak Sari tinggal di sini saja dahulu,,”.
    “aduh,,maap pak,,saya tidak ingin ngerepotin,,”.
    “tidak apapun,,tentu kamu lapar,,sudah lah,,malem ini nak Sari tinggal di sini dahulu,,”.
    “tp jika saya tinggal di sini,,apa istri bapak tidak apapun?”.
    “oh,,nak Sari tenang saja,,istri bapak sudah tidak ada,,”.
    “oh,,maap Pak,,saya tidak berniat,,”.
    “ah,,tidak apapun,,mari nak Sari,,kita makan,,”.
    “tidak perlu Pak,,”.
    “kruukk,,,~~”, bunyi dari perut Sari yang keroncongan membuat Sari tersipu malu.
    “tuch kan,,sudah mari kita makan,,”, Pak Dirman tarik tangan kanan Sari dan membawa ke kamar makan.
    Bacaan Seks Dewasa Karena Cuma Menggunakan Jaket di Setubuhi
    Sekalian jalan ke kamar makan, pikiran Sari bercabang jadi 2. Yang satu, Sari deg-degan dan cemas dgn Pak Dirman yang duda karena Sari terpikir peristiwa bersama ayah angkatnya.
    Dan, pikiran Sari yang lain menjelaskan jika ia pergi malam hari ini, ia akan kelaparan dan mungkin ia akan disetubuhi oleh preman-preman yang sedang mabuk . Maka, Sari sudah memutuskan untuk ada di rumah itu untuk tadi malam.
    “saya nginep di sini dahulu dech,,sepertinya ni bapak tidak punyai pikiran macem-macem,,”, berpikir Sari.
    Pak Dirman memang seperti terlihat bapak yang baik, tp who knows?.
    “makanan siap Pak,,”, sapa orang yang berada di dekat meja makan.
    “oh,,terima kasih To,,kamu telah makan, To?”.
    “saya mah mudah, Pak,,saya izin dahulu ke belakang ya Pak,,”.
    Parto jalan keluar dapur.
    “mari,,nak Sari,,silahkan makan,,”.
    “tidak apapun nih Pak Dirman?”.
    “tidak apapun,,hayo cepat,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk terlebih dahulu, diikuti Sari yang masih cukup malu duduk di atas meja makan.
    “mari Sari,,tidak perlu malu,,mari makan,,”.
    “iya Pak,,”. Pak Dirman mulai ambil makanan dan Sari cuma sedikit ambil makanan karena Sari masih cukup malu.
    “mmmm,,Pak Dirman,,saya bisa menumpang ke kamar kecil?”.
    “oh bisa,,nak Sari terus saja terus belok ke kiri,,nach ruang yang berada di kanan,,itu wc,,”.
    “terima kasih Pak,,saya izin dahulu,,”.
    “oh iya,,ya,,silahkan,,”. Sari meng ikuti instruksi panduan dari Pak Dirman hingga ia dapat temukan kamar mandi.
    Sesudah membuang air kecil, Sari membersihkan tangannya di wastafel sekalian melihat kaca yang berada di depannya.
    Sari menyaksikan bayang-bayang seorang gadis berparas elok dgn kulit muka putih merona. Bayang-bayang itu tidak lain dan tidak bukan ialah dirinya.
    Damn, my beautiful face. Sari berpikiran jika saja mukanya tidak elok mungkin hidupnya tidak seperti saat ini, mungkin ia akan hidup berbahagia. Tp, apa ingin dikata. Muka tidak dapat ditukar, operasi plastik tidak mungkin Sari kerjakan karena kantongnya cuma berisi angin saja alias boke’. Sari balik lagi ke kamar makan dan duduk kembali di bangkunya.
    “mari nak Sari,,makan kembali,,”.
    “aduh,,saya sudah kenyg Pak,,”, kata Sari sekalian minum tersisa air minumnya.
    “benar nak Sari sudah kenyg? tidak ingin tambah?”.
    “terima kasih,,Pak,,saya sudah kenyg sekali,,”, Sari merasa matanya sangat berat dan habis-habisan menantang rasa mengantuk yang mendadak serangnya.
    “walau sebenarnya saya baru tidur,,mengapa saya sudah mengantuk kembali?”, bertanya Sari dalam hati. Sari mengucek-ngucek matanya.
    “mengapa? nak Sari mengantuk?”.
    “iya nih Pak,,walau sebenarnya saya baru istirahat,,”.
    “ya telah,,Parto !!”, Pak Dirman panggil Parto. Dalam kurun waktu sesaat, Parto telah tiba.
    “ada apakah Pak?”.
    “tolong antar Sari ke kamarnya,,”.
    “baik, Pak,,”.
    “silahkan,,nona Sari,,saya perlihatkan kamarnya,,”.
    “terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur lebih dulu,,”.
    “oh,,ya,,tidak apapun,,nak Sari memang harus istirahat,,”.
    “saya izin dahulu ya Pak Dirman,,terima kasih sekali,,sudah bolehin saya makan,,”.
    “sudah,,nak Sari istirahat sana,,”. Sari jalan ada di belakang Parto ke arah kamarnya.
    “di sini,,kamarnya nona,,”, Parto buka pintu sebuah kamar yang dalamnya cukup eksklusif.
    “terima kasih,,Mas Parto,,”. Sari masuk ke kamarnya sementara Parto pergi tinggalkan Sari.
    “pada akhirnya,,”, barusan Sari mengambrukkan badannya ke kasur, ia segera tertidur.
    Rupanya, ada yang masukkan obat tidur ke minuman Sari. Obat tidur itu bereaksi dgn cepat, tetapi cuma sesaat membuat orang tertidur kemungkinan cuma 1-2 jam saja.
    Sari terjaga dan mengetahui jika ia benar-benar tidak dapat gerakkan kaki dan tangannya. Tangan Sari terlilit ke tiang tempat tidur dan kaki Sari terlilit ke tiang tempat tidur yang lain hingga sekarang, Sari dalam posisi X.
    “tolong,,!!”, teriak Sari kuat.
    Seorang masuk langsung ke kamar Sari.
    “tolong saya,,Pak Dirman”, pinta Sari dgn kuatir.

    Pak Dirman merapat ke Sari yang telanjang dan terlilit ke tempat tidur.
    “tolo,,”, Sari stop minta bantuan ke Pak Dirman karena ia menyaksikan Pak Dirman tersenyum curang dan sorot matanya seperti srigala lapar.
    “tol,,mmffhh,,”, mulut Sari langsung dibukam oleh Pak Dirman.
    “tidak nygka,,malem-malem,,dapat rezeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas tempat tidur dan duduk di muka selangkangan Sari yang lebar terbuka.
    Pak Dirman menindih badan Sari lantas Pak Dirman melepas bungkaman di mulut Sari.
    Kemuan Pak Dirman secara langsung membekap mulut Sari kembali, tp ini kali dgn mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Sari. Lantas Pak Dirman melumat bibir Sari mati-matian sekalian terus mainkan lidahnya dalam rongga mulut Sari. Sari sadar ia tidak dapat menantang seperti peristiwa-kejadian awalnya hingga Sari telah pasrah apa yang bisa terjadi nanti.
    Pak Dirman betul-betul mencumbu Sari sepuasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Sari dgn benar-benar bergairah. Sesudah senang nikmati bibir Sari, Pak Dirman bangun dari atas badan Sari.
    “tubuh kamu bagus sekali,,”.
    “tolonngg !!”.
    “sia-sia kamu minta bantuan,,mending kamu pasrah saja,,”. Pak Dirman mencengkeram ke-2 buah payudara Sari yang memiliki bentuk benar-benar cantik tersebut.
    Pak Dirman meremas-remas ke-2 buah payudara Sari sekalian kadang-kadang mencubit payudara Sari. Lantas Pak Dirman dekatkan mukanya ke payudara Sari, ia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilat-jilati ke-2 buah payudara Sari dan putingnya.
    “oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar mulut Sari.
    Muka Sari merah seperti kepiting rebus karena ia tidak dapat meredam malu, barusan ia menampik habis-habisan, tp sekarang ia justru keluarkan desahan karena Sari tidak dapat memungkiri begitu enaknya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.
    Pak Dirman turunkan kecupannya ke perut Sari. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Sari. Lantas Pak Dirman menciumi perut Sari langsung ke bawah sampai pada akhirnya sampai jg di lembah kepuasan punya Sari.
    “harum,,harum sekali,,”, komentar Pak Dirman sesudah ia mengisap wewangian harum yang merebak di wilayah selangkangan Sari.
    Pak Dirman turun dari tempat tidur, ia buka ikatan kaki kiri Sari lantas Pak Dirman mengikat kaki kiri Sari semakin tinggi selanjutnya Pak Dirman jg lakukan hal yang sama ke kaki kanan Sari hingga saat ini kaki Sari membubung ke atas seperti huruf V.
    “nach,,kalau begini kan lebih mudah,,”. Pak Dirman naik ke atas tempat tidur dan posisi kepalanya telah ada di paha putih yang mulus Sari.
    Pak Dirman mengawali dgn mengecup klitoris Sari berkali-kali hingga sebagai tanggapan, badan Sari menggeliat.
    “saat ini sedap kan? karena itu,,kamu tidak perlu ngelawan kembali,,”, ledek Pak Dirman.
    Sari merasa seperti wanita murahan karena ia demikian nikmati lidah Pak Dirman yang saat ini telah menelusuri sekitaran memeknya.
    “mmmhhh,,”, desah Sari perlahan.
    Pak Dirman memperlebar ke-2 bibir memek Sari hingga Pak Dirman dapat menyaksikan sisi dalam dari memek Sari yang tetap kelihatan merah memikat.
    “jangan-jangan kamu masih perawan ya? untungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman telah mengaduk-aduk lubang memek Sari.
    “ooohhhh,,!!”, erang Sari memperoleh orgasmenya.
    Pak Dirman tidak yakin dgn rasa cairan memek Sari. Manis, renyah, dan sedikit rasa asin bercampur dgn formasi yang benar-benar cocok hingga Pak Dirman mengais-ngais tersisa cairan memek Sari sampai tidak ada tersisa setetes juga.
    Benjolan di celana Pak Dirman telah besar sekali yang mengisyaratkan jika Pak Dirman telah horny berat. Pak Dirman secara langsung menanggalkan baju dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit dapat disaksikan oleh Sari. Sari benar-benar terkejut menyaksikan apa yang mengacungkan tegak di bawah perut Pak Dirman.
    K0ntol pertama yang Sari saksikan ialah k0ntol ayah angkatnya, dan k0ntol Pak Dirman semakin lebih besar.
    “jangan,,”, lirih Sari perlahan.
    Pak Dirman tidak menghiraukan Sari, Pak Dirman justru telah bersiap-sedia mencoblos memek Sari. Kepala k0ntol Pak Dirman telah ada di depan lubang memek Sari.
    “tidaakk,,!!”, teriak Sari dgn suaranya yang kurang kuat halus.
    Air mata Sari mengucur dari ke-2 matanya karena Sari tahu jika keperawanannya sudah tidak selamat kembali karena ia tidak dapat lakukan perlawanan. Pak Dirman menggerakkan k0ntolnya ke saat memek Sari. Perlahan-lahan tp tentu, k0ntol Pak Dirman menyelusup masuk ke dalam saat memek Sari.
    “uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sekalian menekan k0ntolnya ke saat memek Sari yang benar-benar kuat menjepit k0ntol Pak Dirman karena memek Sari masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise.
    Sari rasakan ada yang robek di saat memeknya.
    “nngghh,,,”, Sari terus menangis sekalian meringis kesakitan yang hebat karena Sari rasakan memeknya seperti kebakar dan melebar sampai seoptimal mungkin.
    K0ntol Pak Dirman telah seutuhnya ada di saat memek Sari, Pak Dirman rasakan lubang memek Sari memijit dan menjepit k0ntolnya dgn benar-benar kuat.
    “oohh,,sedap sekali,,”, desah Pak Dirman.
    Lantas Pak Dirman menyaksikan ke k0ntolnya, sedikit ada darah yang menyelip keluar memek Sari.
    “rupanya,,kamu benar-benar masih perawan ya,,tidak nygka,,saya untung sekali malam hari ini,,”. Sari cuma menangis saja.
    “kalau begitu,,maennya perlahan-lahan saja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dgn benar-benar perlahan.
    “heenngghh,,”, Sari tetap rasakan pedih sekalian bersedih.
    Saat ini k0ntol Pak Dirman masuk keluar memek Sari bisa lebih cepat dari awal sebelumnya dan semakin bertambah cepat sampai mungkin 8 kali/detik. Sekalian mengaduk-aduk memek Sari yang hebat sempit itu, Pak Dirman membelai ke-2 buah payudara Sari dgn lidahnya.
    “uummmhhh,,”, Sari mendesah karena rasa pedih yang ia rasa telah lenyap hingga tinggal rasa nikmat saja yang Sari merasai.
    Air mata Sari juga telah tidak keluar kembali karena mata Sari telah kering.
    “nach,,mulai sedap ya?”, ledek Pak Dirman menyaksikan Sari yang mulai kenikmatan. Rasa malu dan nista serang Sari hingga Sari melihatkan kepalanya ke kiri dan tutup matanya, tp Sari tidak dapat stop mendesah karena itu ialah lolongan jiwanya.
    Pak Dirman menciumi leher Sari membuat Sari bergidik karena geli.
    “aaahhh,,”, saluran listrik menyebar di sekujur badan Sari yang mengisyaratkan jika ia telah capai orgasme pertama kalinya.
    “ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara k0ntol Pak Dirman yang masuk keluar memek Sari yang sekarang telah becek karena cairan memek Sari sendiri.
    Capitan memek Sari dan rasa hangat dari cairan memek Sari membuat Pak Dirman kerasan biarkan k0ntolnya lama-lama di saat memek Sari hingga Pak Dirman memacu memek Sari dgn tempo yang lamban.
    “ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena ia sedang menembaki kandungan Sari dgn spermanya.
    Pak Dirman betul-betul senang nikmati bermainnya dgn Sari yang barusan usai. Walaupun berkeringat, tp badan Sari masih tetap keluarkan wewangian harum yang sedap untuk dihirup.
    “ploop,,”, Pak Dirman mengambil k0ntolnya dari memek Sari. Cairan merah muda langsung menetes keluar memek Sari.
    Cairan merah muda itu dibuat dari kombinasi darah keperawanan Sari, cairan memek Sari, dan sperma Pak Dirman yang bercampur dgn rata di saat memek Sari.
    “wah,,sudah jam 2 malem,,esok harus bangun pagi,,kita lanjutin esok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sekalian mencubit pipi Sari yang lembut tersebut.
    Lantas Pak Dirman tinggalkan Sari yang tetap terlilit ke tempat tidur. Sari menangis kembali karena keperawanannya barusan direnggut oleh Pak Dirman, orang yang barusan ia mengenal, mending jika tampan, muka Pak Dirman benar-benar tidak ada segi baiknya. Pak Dirman lagi kembali ke kamar Sari.

    “saya lupa,,”. Pak Dirman menggenggam dildo yang besar pada tangan kanannya dan menggenggam lakban dan gunting pada tangan kirinya.
    Pak Dirman merapat ke Sari, lantas Pak Dirman menanamkan dildo ke memek Sari.
    “nnghh,,”, Sari meredam pedih karena dildo itu cukup besar.
    Tangkai dildo itu telah tertancap di saat memek Sari, lantas Pak Dirman memencet tombol on yang berada di pangkal dildo.
    “mmmppphhhh,,”, Sari mendesah saat dildo itu mulai bergerak dan berputar di saat memeknya. Pak Dirman tutupi pegangan dildo itu dgn lakban secara horizontal dan vertical hingga membuat pertanda ‘+’.
    “selamat tidur ya,,bidadari elok,,hehe,,”, Pak Dirman tinggalkan Sari yang terlilit ke tempat tidur dgn dildo yang mengobok-obok memek Sari.
    Orgasme untuk orgasme Sari peroleh dari dildo yang terus mengobok-obok memeknya sepanjang malam hingga tenaga Sari habis hingga Sari juga tidak sadarkan diri.
    Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak ke mana saja hingga dildo itu tertanam di memek Sari sampai esok pagi. Mendadak pintu kamar Sari terbuka, dan masuk seorang yang telah tidak asing ke kamar Sari.
    “hehehe,,”, orang itu tersenyum curang menyaksikan badan putih mulus Sari yang terbujur kurang kuat dan tidak memiliki daya di atas tempat tidur.
    “akan senang nih,,hehehehehehe,,”.