Author: dbgoog99

  • Cerita Sex Ibu Majikanku Yang Benar- Benar liar Di Tempat tidur

    Cerita Sex Ibu Majikanku Yang Benar- Benar liar Di Tempat tidur


    1977 views

    Link BokepNarasi Seks Ngentot Ibu Majikanku yang Benar-benar liar di Tempat tidur – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Dewasa Asyiknya Bercinta dengan Seorang Pramugari. Saya betul-betul lemas dengar keputusan faksi management perusahaan ini hari. Bulan kemarin perusahaan telah sampaikan gagasannya untuk kurangi beberapa pegawai, termasuk sopir. Ini hari saya tahu saya termasuk yang terkena PHK.

    Istriku tidak banyak berbicara saat kutunjukkan surat penghentian hubungan kerja tersebut. Dia cuma melihati bayi kami yang baru berumur tiga bulan. Terpikir di pikiran kami bagaimanakah cara menjaga bayi ini tanpa tugas. Pesangon yang tidak berapa banyaknya tentu tidak akan tahan lama.

     

    narasi seks, supir, majikan, narasi seks liar di tempat tidur
    Narasi Seks Ngentot Sepanjang satu minggu penuh saya sibukkan diri iklan lowongan kerja di koran dan bertandang ke beragam jenis perusahaan untuk mencari pekerjaan. Hasilnya kosong. Untungnya sorenya istriku bawa berita bahagia.
    Pak Sulaiman, lelaki tua yang tinggal tidak jauh dari rumah kami terkena stroke. Dia harus istirahat keseluruhan dan stop menyupir untuk majikan nya. Kata istriku, majikan pak Sulaiman perlu supir baru selekasnya. Istriku menimbarkan selembar kertas tertulis nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.

    Besok paginya saya segera melaju ke rumah Pak Tan, bekas majikan Pak Sulaiman. Rumah Pak Tan hebat besar dan eksklusif. Pembantu Pak Tan membuka pintu gerbang dan menyilahkan saya menanti di teras. Sesaat selanjutnya Pak Tan menjumpaiku. Dia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan perlengkapan masak di Surabaya.

    “Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Bertanya Pak Tan.
    “Betul, Pak. Nama saya Andi”
    “Kamu terlihat muda sekali. Berapakah umurmu?” Bertanya Pak Tan.
    “24tahun, Pak”
    “Telah lama menjadi supir?”
    “tiga tahun, Pak”

    “Oke, Andi. Langsung. Kamu bisa menjadi supir individu istri saya. Istri saya ialah Tempat Manajer perusahaan. Dia harus banyak berkeliling-keliling ke cabang-cabang perusahaan di beberapa kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” terang Pak Tan. “Upah tiga bulan awal Rp 1,dua juta. Sepakat?”

    “Sepakat, Pak”
    “Kamu mulai kerja ini hari!” kata Pak Tan.

    Satu minggu telah saya jadi supir Nyonya Tan. Dari pegawai kantor, saya tahu nama Nyonya Tan ialah Yena, sebuah nama yang cantik. Di dalam kantor, beberapa pegawai begitu enggan dan hormat kepadanya, dan tidak pernah ada yang berbicara jelek mengenai wanita hebat ini.

    Di mobil, saat tidak sedang menghubungi, Bu Yena tidak banyak berbicara. Seperti pagi hari ini diperjalanan ke Malang, ke arah kantor cabang. Dia cuma berbicara sejumlah patah kata jikamana saya terlampau cepat atau terlampau perlahan berkendara.

    Kami sampai di Malang saat sebelum tengah hari. Bu Yena majikan ku langsung pimpin rapat beberapa pegawai. Saya sendiri segera ke arah warung makan di muka kantor. Sesudah 3 jam menanti, perutku mulas. Tentu itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung barusan. Saya cari WC. Kata pegawai kantor, WC supir ada pada bagian belakang. Saya selekasnya menyelusup ke belakang cari WC yang diartikan, melalui lorong-lorong sempit setumpukan stock barang perusahaan.

    Sesudah usai dengan masalahku di dalam kamar kecil, saya berniat lagi di depan melalui lorong-lorong sempit tersebut. Dinding salah satunya lorong itu rupanya ialah kaca salah satunya ruangan kantor. Gorden dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tidak menyengaja dari sela kecil itu saya menyaksikan sebuah episode hebat, yang sudah tentu bukan aktivitas kantoran umumnya.

    Seorang lelaki muda sedang asyik merengkuh, mencium dan dengan lidahnya mencari dada wanita yang saya mengenal benar, yaitu Bu Yena. di atas sebuah sofa di ruangan kantor kepala marketing cabang Malang.

    Sisi atas blus Bu Yena majikan ku lebar terbuka, memperlihatkan dadanya yang penuh dibalik BH yang tergerai samping. Bu Yena terlihat demikian nikmati tersebut. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Jika tidak ada dinding kaca ini, saya tentu bisa dengar desah-desah enaknya. Saya terdiam nikmati episode kecil di sela sempit tersebut.

    Tidak menyengaja lututku sentuh setumpukan stock barang pecah iris. Setumpukan piring jatuh bersebaran, memunculkan suara yang jelas kedengar dari di dalam ruang. Kusaksikan tindakan Bu Yena dan lelaki itu berhenti saat itu juga. Saya lari menjauh, tidak harus repot mengatur kembali piring-piring yang berantakan.

    Satu jam selanjutnya Bu Yena keluar kantor dan meminta kembali ke Surabaya. Saya tidak berani banyak berbicara dalam mobil. Bu Yena pun tidak, tetapi dia terlihat rileks sekali. Saya bertanya dalam hati apa dia mengetahui saya melihatnya barusan. Dua puluh menit selanjutnya, masih juga dalam perjalaan kembali ke Surabaya, dia keluarkan suatu hal dari tasnya.

    “Andi, berapakah umurmu?” Bertanya Bu Yena mendadak.
    “24 tahun, bu”
    “Telah menikah?”
    “Telah, Bu. Saya punyai bayi umur tiga bulan”

    Mendadak Bu Yena melempar satu amplop tebal ke bangku di sebelahku. Beberapa lembar 100 beberapa ribu terlihat dari ujung amplop yang terbuka.

    “Itu buat kamu dan anakmu. lima juta rupiah!” kata Bu Yena.
    “Buat saya?” tanyaku bingung.
    “Ya, buat kamu,” tegas Bu Yena.
    “Wah, buat apa ini, ya, bu?” tanyaku tidak memahami. Saya menyaksikannya dari kaca spion. Dapat kusaksikan Bu Yena majikan ku tersenyum dari kaca tersebut.

    “Ini uang tutup mulut. Saya tahu kamu melihat saya sedang bermesraan sama Alex barusan. Jangan ada yang mengetahui ini. Jika Pak Tan tahu, itu bermakna dari kamu. Dan kau pasti kehilangan tugas. Kunci mulutmu dengan uang lima juta itu, dan kau masih tetap dapat bekerja. Paham?” tutur Bu Yena tegas.

    Saya termenung sesaat. Kuberanikan berbicara, “Ibu tidak butuh memberikan saya uang tersebut. Saya akan tutup mulut. Ibu dapat pegang kata-kata saya” “Tidak! Mengambil saja! Dan jangan berbicara kembali!” tersebut kalimat paling akhir bu Yena. Selainnya, dia tidak berbicara kembali. Besoknya saya menyerahkan uang ke tabunganku tanpa bilang-bilang istriku. Dan seterusnya, saya tutup mulut rapat-rapat. Beberapa hari jalan seperti umumnya, tidak banyak yang berbeda.

    Yang sedikit berbeda ialah situasi dalam mobil. Akhir-akhir ini Bu Yena seringkali berubah tempat duduk. Jika umumnya dia duduk pas di belakangku, ini kali dia seringkali berubah ke kiri. Dia seringkali mengambil pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entahlah mengapa dia demikian. Yang terang saya tidak pernah berani melihatnya dari kembali spion.

    Pagi hari ini saya mengantarkan Bu Yena ke lapangan terbang Juanda. Dia akan bekerja mengecek cabang Bali sepanjang satu minggu . Maka, sepanjang satu minggu ini saya akan stand-by di dalam kantor Pak Tan sebagai pengemudi cadangan. Tetapi setelah siang sebuah sms masuk ke dalam HP-ku. Itu dari Bu Yena. Bunyinya, : Pengemudi cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang hari ini. Telah saya kirim uang buat membeli ticket pesawat. Kamu segera ke kantor Cabang Denpasar”.

    Selekasnya saya menghasilkan uang ticket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya. Juga senang rasanya naik pesawat untuk pertamanya kali. 4 jam selanjutnya saya telah ada di Kantor Cabang Denpasar. “Saya semakin nyaman jika kamu yang nyupir,” kata Bu Yena demikian duduk di atas bangku belakang di mobil Cabang Denpasar. “Kamu banyak tahu jalanan di Denpasar, kan?” bertanya Bu Yena.

    “Ya, Bu. Saya tempuh SMA saya di sini,” kataku.
    “Baik, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Yena.

    Itil V3
    Sesudah check-in di hotel, saya sebelumnya sempat membawa barang ke kamar Bu Yena, sebuah kamar cottage pas di tepi pantai Kuta. “Ini uang buat mencari hotel kecil disekitaran sini. Mobil kamu membawa. HP-kamu perlu stand-by. Jika saya perlu keluar, saya akan telephone,” kata bu Yena.

    “Baik, bu!”

    Saya memperoleh hotel kecil tidak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, setelah mandi, dan kenakan t-shirt, teleponku tergetar. Bu Yena kirim SMS. “Pengisi daya saya ketinggal di mobil. Dapat kau antara ke hotel?” begitu bunyi SMS tersebut. Saya selekasnya bergerak. Saat sampai di hotel, SMS Bu Yena tiba kembali, “Kamu telah tiba hotel? Dapat segera antara pengisi daya ke kamar saya?”

    Dengan pengisi daya pada tangan, saya mengarah ke sisi belakang hotel dan cari cottage bu Yena. Pada malam hari situasi cottage itu syahdu betul, dengan tanaman teduh, lampu redup di seputaran cottage dan suara ombak laut tidak jauh dari cottage. Saya mengetok pintu cottage.

    “Masuk saja, tidak digembok!” kedengar suara Bu Yena. Saya tidak berani secara langsung masuk. Sangsi saya berdiri di muka pintu.
    “Masuk, Andi!” suara Bu Yena cukup meninggi, 1/2 memerintah.

    Saya menggerakkan pintu. Bu Yena berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan satu gelas soft-drink dengan rambut tergerai dan senyuman manis. Berdebar-debar saya menyaksikannya. Tank-top merah ketat yang dikenai biarkan lekuk-lekuk dadanya kelihatan terang. Belahan dada yang cantik itu juga tidak terselinapkan. Saya melihat kakinya yang jenjang. Shorts putih yang teramat pendek itu menyuguhkan sepasang paha mulus yang kuat.

    “Ini pengisi dayanya, Bu Yena. Saya simpan sini, ya!” kataku grogi. Bu Yena jalan mendekatiku. Ya ampun! Langkah jalan itu, begitu getarkan dada. Seksi nian orang satu ini. “Kamu terlihat grogi,” tutur Bu Yena tenang, melihatku dengan pandangan penuh. Tidak pernah dia melihatku sebegitu rupa sebelumnya.

    “Saksikan sekitar. Sebuah kamar yang sangat nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Prima sekali, kan? ” kata Bu Yena dalam kerlingnya. Wewangian farfum mahal itu menangkap hidungku. Saya tidak tahu Bu Yena berbicara apa, tetapi saya menjawab.

    “Ya, betul. Prima,” kataku. Saya undur langkah-langkah. Bu Yena semakin dekat ke arahku.
    “Apa yang kau sedang pikirkan saat ini?” bertanya Bu Yena. Mukanya tidak jauh dari mukaku,
    “Saya….eh…saya, harus selekasnya kembali. Saya tidak mau mengusik kesempurnaan situasi ini,” kataku.

    “Demikian?” kata Bu Yena perlahan, menempatkan gelas di atas meja di sampingnya. “Jika demikian, membalikin tubuh dan tutup pintu itu,” ucapnya selanjutnya. Saya mengikuti perintahnya. Saya mengubah tubuh, dan tutup pintu.

    “Tidak, demikian, Andi. Tutup dari dalam, bukan di luar!” tutur Bu Yena.
    Saya kaget. “Dari dalam? Tujuan Ibu?””

    “Ya, dari dalam. Dan kau masih tetap di sini. Kita hanya berdua di dalam kamar yang romantis ini. Tidak dapatkah kau saksikan tempat tidur itu? Tidak kah kau tahu mengapa saya panggilmu kesini? Tidak dapatkah kau saksikan begitu saya inginkanmu?”

    Saya diam terdiam. Tetapi ada benda yang mulai berasa mengembang di selangkanganku. Bu Yena dekatiku dan mengalungkan ke-2 tangannya ke leherku. “Pangil saya Yena saja. Membawa saya ke tempat tidur tersebut. Saya ingin kamu cumbui saya. Bercintalah denganku. Saya ingin sekali!” Belum saya ucapkan sepatah kata.

    Bibir Yena sudah landing di bibirku. Dilumatnya saya dengan rakus dan brutal. Entahlah mengapa saya tidak lagi sangsi. Kubalas lumatan bibir itu dengan tidak kalah brutal. Benar-benar manis dan fresh bibir tersebut. Yena selekasnya melepaskan kaosku dan melepaskan tank-topnya sendiri, biarkan dada cantiknya telanjang.

    Saya selekasnya menangkap dada cantik tersebut. Kukulum dan kuhisap mati-matian puting susu Yena. Saya percaya itu yang dia sukai dan dia ingin sekarang ini. Dan saya betul. Dia mengeluh dan mendesah dan membiarku saya mengeksploitasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.

    Kukulum halus puting merah jambu itu dan kurema-remas dengan irama yang embut juga. Badan Yena tergetar luar biasa. Dengan kecupan terus-menerus dan dorongan dadanya juga, dia gerakkan saya ke tempat tidur dan menindihku dengan terus-menerus, tetap dengan kecupannya yang semakin brutal.

    “Susuku. Saya ingin kau hirup putingku kembali. Susuri sekujur dadaku. Untuk aku nikmat. Untuk aku melayang-layang, Andi!”
    “Kau akan peroleh yang kau ingin, Yena” kataku tersengal.

    Kuberi Yena jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Dia membalasanya dengan pergerakan yang terbiasa dan trampil. Dibalasnya saya dengan mengisap dan menggigit kecil putingku. Dan debur ombak pantai Kuta seperti tiba-tiba menuntun Yena untuk mintaku melepas celana pendek yang dikenai itu, dan dia tidak sabar menolong saya melepas celana jeansku.

    “Lepas celanaku, Andi. Lepas dan berikan saya kejantananmu,” Yena mendesah saat mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik cantik dan manis wanita Cina itu menyembul dengan keramaian rambut lembut yang menyemut disekelilingnya.

    “Kamu ingin saya menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.
    “Itu yang saya ingin. Do it!” kata Yena.

    Dia menolong dirinya telentang dan raih kepalaku. Kubenamkan mukaku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, menyerobot sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar tersebut. Yeni mendesah, mengeluh, mendesah dan mengerang nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Andiiiii! That’s good. Terussss. Terusss. Ouuuh!” Yena terus mengeluh antara debur ombak pantai.

    Sesaat selanjutnya, dia mengusung kepala dan raih penisku. “Saat ini kau harus rasakan balasanku,” canda Yena. Dia menelan bulat-bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Iapun menarik penisku mundur-maju dimulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan capitan mulutnya. Saya tersengal-sengal dibikinnya. Benar-benar pakar wanita ini memberi kepuasan pada penisku. Betul-betul mabok saya dibikinnya.

    Tidak sabar kembali saya. Libidoku telah naik ke ubun-ubun. Saya menindihnya, serang susunya satu kali lagi dan membuat Yena menggeliat liar pada tempat tidur tersebut. Yena lebih tidak sabar . Dia membetot penisku dan menolongku cari tempik basahnya.

    “Senangkan saya, berbahagiakan saya, Andi. Saya ingin kamu semenjak pertama saya menyaksikan kamu!
    “Kamu kebanyakan minta, Yena,” kataku.

    Kubenamkan penisku ke vaginanya yang basah melawan. Kupompa dengan penuh kehalusan dengan pergerakan yang kusesuaikan dengan debar napas Yena. Kubiarkan penisku cari beberapa titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi dia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya. Ini membuat Yena suka bukan bermain. Tidak dapat kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Yena.

    Saya dan Yena bercinta tadi malam jemu. Yena cuma memberikan istirahat sesaat saat sebelum dia mulai serang saya kembali. Dia punyai banyak tehnik permainan yang membuatku terperanjat. Dan dia selalu minta, minta dan minta. Ini membuat saya harus menyeimbanginya terus, berapakah kalipun dia meminta.

    Kami ada di Bali satu minggu penuh. Yena pandai membuat argumen tidak untuk perlu tiba ke kantor cabang. Dia cuma ingin saya mencumbunya terus dan terus tidak ada habis. Saat malam paling akhir saat sebelum kembali ke Surabaya, saya dan Yena bercinta dalam sleeping-bag setelah larut malam di pantai yang sunyi.

    Demikian kembali ke Surabaya, Yena terus meminta saya memberikan kepuasannya : di dalam kamar tempat tinggalnya saat Pak Tan dan seisi rumah sedang keluar, dan dimanapun. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan juga Singapura. Kerap juga Yena meminta saya mencumbunya dalam mobil dan dimanapun dia jadi horny.

  • Cerita Sex Dewasa Bujukan Maut Menantu Rika

    Cerita Sex Dewasa Bujukan Maut Menantu Rika


    516 views

    Link BokepNarasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Cabul di Bioskop Sama Cewek Turunan Jepang. Kenalkan namaku Hermawan, saya ialah seorang duda, yang ditinggalkan mati oleh istriku. Di sini saya akan bercerita pengalaman cerita seks yang sebetulnya tidak patut saya kerjakan dan saya katakan.langsung ke narasi seks skandalku dengan menantuku.

    Cerita ini berawal Di saat saya sedang berdiri di muka pintu rumahku. Rika menantuku saat itu, dengan mendadak dekatkan kepalanya ke arahku dan membisikan suatu hal kepadaku, ” Bila Ayah inginkanku, saya siap ” katanya mendadak.
    narasi riil, narasi seks riil, narasi dewasa riil, narasi seks riil 2024, narasi seks riil terkini 2024
    Narasi Seks Riil Selanjutnya Rika-pun memberikan sebuah ciuman kecil di pipiku, lantas jalan susul suami dan anak-nya yang telah terlebih dahulu ke arah mobil. Saat itu Andi anak lelakiku menempatkan anaknya yang bayi di dudukan di atas bangku bayi yang berada di mobil Andi. Sebagaimana umumnya, Andi anakku terlampau jauh untuk dengar apa yang sudah disebutkan istrinya tercinta pada Ayah-nya.

     

    Sesudah memikatku Rika jalan melangkah di jalan kecil depan rumah dengan rianya seperti seorang gadis remaja yang memikat lelaki. Anakku Andi sebelumnya tidak pernah ketahui perlakuan istrinya yang selalu memikatku. Mungkin kalian menduga saya terlampau dibuat-buat masalah ini, tetapi realitanya apa yang Rika kerjakan ini bukan hanya sekali ini saja.

    Semenjak saya tidak terlampau kaget kembali, saya merasa ada suatu hal yang lenyap bila ia tidak melakukan waktu bertandang ke rumahku. Saya merasa ada getaran pada Torpedoku, dan sebagai seorang lelaki yang normal, pikiran itu selalu datang dalam benakku. Rika ialah seorang wanita yang memiliki tubuh imut, tetapi walaupun demikian ukuran badannya itu tidak sanggup tutupi daya magnet seksualnya.

    Figurnya kelihatan pas dalam ukuran sendiri. Ia memiliki rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, ia kerap mengikatnya dengan bandana. Ia mempunyai energi dan keuletan yang setahuku tidak dipunyai seseorang. Sebuah keelokan yang cantik jika ingin mendiskripsikannya. Ia selalu repot, selalu kelihatan seolah dikejar waktu tetapi selalu kelihatan manis.

    Ia masuk di kehidupan keluarga kami semenjak 2 tahun lantas, tetapi secara cepat telah kelihatan sebagai bagian keluarga kami demikian lama waktunya. Andi berjumpa dengannya saat kuliah di tahun awal. Rika barusan lulu SMA, mendaftarkan di universitas yang masih sama dan turut aktivitas tujuan mahasiswa baru. Kebenaran Andi yang bekerja sebagai pengawas dalam kelompoknya Rika.

    Sama seperti yang kerap mereka katakan, cinta pada pandangan pertama. Mereka menikah pada usia yang termasuk muda, Andi 22 tahun dan Rika 18 tahun. Satu tahun selanjutnya bayi pertama mereka lahir. Saya ingat saat itu kebahagian sangat terasa menyelimutinya keluarga kami. Situasi waktu itu makin menambah kami dekat. Rika memiliki hasrat komedi yang sangatlah baik, selalu tersenyum ria, dan menyenangi bola.

    Ia kerap kelihatan bergurau dengan Andi, mereka betul-betul pasangan cocok. Ia selalu memberikan semangat pada Andi yang membutuhkan hal tersebut. Andi dan Rika kerap bertandang kesini, membawa juga bayi meraka. Mereka sudah mengontrak rumah sendiri, walaupun tidak terlampau besar. Saya berpikir mereka merasakan jika saya memerlukan seorang rekan.

    Memang sich saya benar-benar memerlukan karena saya seorang lelaki tua yang hendak merasa kesepian bila mereka tidak kerap bertandang. Selain itu, saya memang sendiri di dalam rumah tuaku yang lebih besar, dan saya percaya mereka sukai jika ada di sini, dibanding rumah kontrakannya yang sempit. Ibunya Andi sudah wafat karena kanker saat sebelum Rika masuk di kehidupan kami.

    Sebetulnya, tanpa mereka, saya betul-betul akan menjadi orangtua yang kesepian. Saya masih rindukan istriku, apabila saya terlampau meratap itu, kupikir, kesepian itu akan memakanku. Tetapi pekerjaanku di perkebunan dan lawatan mereka, sudah sibukkanku. Terlampau repot sekedar untuk putus semangat, dan terlampau repot untuk cari wanita untuk isi tersisa hidupku kembali.

    Saya tidak terlampau bikin pusing kangenku pada figur wanita. Tidak terlampau. Bayi mereka lahir, dan jadi penerus turunan keluarga kami. Kami benar-benar mengasihinya. Dan kehidupan terus jalan, Andi meneruskan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Rika bekerja sebagai Teller dalam suatu Bank swasta.
    Lawatan mereka padaku tidak berbeda sedikitpun.

    Tetapi sekarang ini perbedaannya saat ini mereka kerap bawa sejumlah bungkusan . Sudah pasti, diasamping itu peralatan bayi, sejumlah popok, bermainan dan makanan bayi. Beberapa waktu lantas Rika dan bayi mereka tiba saat Andi tetap dalam kelasnya. Ia duduk disitu menggendong bayinya pada lengannya. Ia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Saya tidak tahu triknya, tetapi panorama itu entahlah bagaimana sudah mengelitik kehidupan seksualku.

    ” Ngomong-omong… kapan Ayah akan selekasnya menikah kembali ? “, ia menanyakan dengan getaran pada suaranya.

    ” Saya tidak tahu. Saya keliatannya belum terlampau memerlukan kedatangan seorang wanita dalam hidupku. Apalagi, saya sudah mempunyai kalian yang temaniku.”,

    ” Saya tidak berbicara mengenai rekan. Saya sedang berbicara masalah sex.”, matanya mengedip kearahku saat ia berbicara.

    ” Apa? “,

    ” Ayah tahu, sex.”, ia nyaris ketawa sekarang ini.

    ” Saat seorang lelaki dan wanita telah telanjang dan mainkan bagiannya masin-masing ? “,

    ” Ya, saya tahu sex,”, saya bela diri. ” Apalagi kamu berpikir darimanakah suamimu berasal ? “,

    ” Yah, saya cuma cemas jika Ayah telah lupakannya. Tujuanku, apa Ayah tidak rindukan hal tersebut ? “,

    ” Terima kasih atas perhatianmu, tetapi saya telah terlampau tua untuk hal semacam itu.”,

    ” Hei! Lelaki tidak pernah jemu dengan hal tersebut. Minimal demikianlah dengan putramu.”,

    ” Anakku lebih muda dariku, dan ia memiliki seorang istri yang elok.”,

    ” Terima kasih, tetapi saya tetap memandang Ayah memerlukannya,”, ia mengutamakan suaranya pada kata Ayah’.

    Itil V3
    ” Terima kasih telah bercakap “, kataku, tetap kedengar seru.

    Sedikit ada interval pada pembicaraan itu, saat ia tetap menekan kehidupan seksualku. Kupikir bukan masalahnya untuk menambahi hal tersebut walaupun terkadang saya memikirkannya . Ia pandang bayinya, yang pada akhirnya tertidur, dan memberikannya sebuah senyum rahasia, kelihatannya mereka berdua akan share sebuah rahasia besar. Masih melihatnya, tetapi ia bicara padaku,

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    ” Apa!!! ? “,

    ” Saya serius.”, Rika melihatku.

    ” Jika Ayah inginkan aku… Ayah ialah seorang lelaki yang ganteng. Ayah memerlukan sex. Selain itu, saya siap, kan ? “,

    Kupikir ia sedang bergurau. Tetapi wanita yang memikat ini sedang tidak bermain-main. Tetapi tetap mustahil saya melakukan dengan istri dari anak kandungku sendiri.

    ” Terima kasih atas penawarannya, tetapi aku pikir saya akan menampik tawaranmu.”, suaraku kedengar sarat dengan kebimbangan waktu mengatakannya.

    Rika menyinyirkan bibir bawahnya, saya tidak dapat menyangka apa yang dirasanya. Ia masih tetap kelihatan menarik, dan saya merasa Andi benar-benar untung. Ia berbicara dengan perlahan.

    ” Dengar, Andi tidak akan mengetahui. Tujuanku, saya tidak akan menjelaskannya jika Ayah jaga rahasia. Dan tidak berarti saya tawarkan diriku pada tiap lelaki yang kutemui. Saya bukan wanita semacam itu dan saya dapat atur supaya kerap bertandang kesini. Dan saya tahu Ayah menganggapku lumayan menarik kan, karena saya kerap menyaksikan Ayah melihati bokongku.”,

    Saya mustahil menyangkalnya. Rika mungkin tidak terlampau tinggi, tetapi ia mempunyai bongkahan bokong yang cantik di atas ke-2 kakinya.

    ” Ya, kamu memang mempunyai bokong yang cantik. Tetapi itu tidak berarti jika saya ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”,

    Ia stop sesaat, tetapi Rika keliatannya tidak akan berserah demikian saja.

    ” Yah, tetapi janganlah lupa. ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    Dan itu awalnya dari semuanya.

    Bersamaan minggu yang berakhir, entahlah di menyengaja atau mungkin tidak, ia seolah selalu berusaha untuk memikatku, membuat puting sususnya sentuh dadaku saat ia memberikan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau ia masukan jarinya di mulutnya saat Andi tidak menyaksikan, dan mengisapnya dengan pandangan penuh kepuasan ke arahku.

    Sesuatu saat ia duduk di lantai dengan kaki bersilang dan sedang main dengan bayinya, ia melihatku pas di mata, tersenyum, dan sentuh pangkal paha dibalik celana jeansnya. Saya tidak akan lupakan hal tersebut. Dan ia entahlah bagaimana selalu temukan langkah untuk berduaan denganku meskipun sebentar, dan ia memberikan kecupan singkat yang penuh nafsu, pas di bibir. Itu semua dilakukan berkali-kali.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia berbisik ada di belakang Andi saat suaminya itu sedang masukkan DVD pada player.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia berbisik saat merapat untuk memberikan minuman padaku.

    ” Jika Ayah mau… saya tidak menampik,”, ia membisikkannya setiap ia mohon pamit.

    Dan saat ini, saya bukan dibuat dari batu, dan saya tidak akan katakan kelakuannya itu tidak memberi dampak padaku. Rika benar-benar manis dan imut, dan walaupun sesudah melahirkan bayi pertama kalinya tidak membuat badannya berbeda seperti umumnya wanita. Ia masih tetap langsing, dan manis, dan ia tawarkan dianya untuk kumiliki.

    Tetapi saya tidak akan mengawali langkah awal untuk tidur dengan menantuku sendiri, tidak peduli segampang apa pun. Minimal tersebut yang masih tetap kukatakan pada diriku sendiri. Sejumlah minggu lalu kami semua bergabung di rumahku untuk menyaksikan laga bola. Saya ambil sejumlah kaleng minuman dan lagi ada di dapur untuk mempersiapkan sejumlah camilan saat Rika ada dari kembali pintu tersebut.

    ” Hai!”, sapanya, buka pintu dan masuk ke dalam dapur.

    ” Ayah siap untuk laga kelak ? “,

    ” Nyaris. Saya sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan saya punyai sejumlah wortel untuk cucuku. Kupikir ia akan sukai dan berwarna sama dengan kesebelasan yang hendak berlaga kelak, kan?

    Rika ketawa dan berbicara. ” Saya rasa ia tidak akan peduli. Selain itu tidakkah ada sesuatu hal yang lain lebih bagus yang dapat Ayah lakukan bagiku ? “,

    ” Jangan memikatku. Saya seorang kakek dan saya akan kerjakan apa yang menurutku akan dicintai oleh cucuku.”, saya melihatnya.

    Rika berdiri di situ menggunakan bandana merah kegemarannya di atas rambutnya yang sebahu. Ia menggunakan kaos yang sedikit ketat yang bahkan juga tidak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuat terlihat seperti beberapa anak diera bunga tahun 60an, dan ia menggunakan sandal dengan sisi bawah yang tebal yang menjadikan semakin tinggi sepuluh centi.

    Kuku kakinya dicat merah seirama dengan lipstiknya, dan itu jadi kelihatan dengan bagus sekali dibalik denimnya. Ia selalu sukai kenakan perhiasan, dan ia menggunakannya pada leher, telinga, pergelangan tangan serta di jemari kakinya. Ia membuatku berangan-angan bila saja saya masih remaja, menjadi saya bisa memacari gadis kelihatannya.

    Mungkin sesuatu saat kelak saya harus pergi ke universitas dan cari gadis-gadis. Angan-anganku berhenti saat mengetahui jika Andi dan bayinya tidak meng ikutinya masuk.

    ” Mana anggota keluargamu yang lain ? “, saya menanyakan ingin ketahui.

    ” Mereka akan selekasnya tiba. Andi pergi ke toko perkakas untuk beli perlengkapan mesin pencuci yang rusak. Ia ingin membawa juga anak-nya. Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang disebutkannya padaku.”, ia tersenyum.

    ” Apa Ayah mempersoalkan saat pertamanya kali ajak Andi ke toko perkakas ? “,

    ” Saya tidak ingat,”, saya berbicara dengan garing.

    Rika merapat padaku, dan menyimpan tangannya memutari leherku.

    ” Ini peluang Ayah. Jika Ayah mau… saya tidak menampik.”,

    Rika melihatku pas di mata dan mengusung badannya dan menciumku lama dan liar. Saya ingin mendorongnya, tetapi saya tidak tahu di mana saya harus menyimpan tanganku. Saya tidak ingin sentuh pinggang telanjang itu, apabila saya menyimpan tanganku di dadanya saya pasti sentuh puting susunya. Saat saya tetap kaget dan kebingungan, saya dapatkan diriku nikmati kecupannya.

    Ini telah kelamaan, dan saya merasa sudah lupa akan rasa lapar yang mulai berkembang dalam diriku.Pada akhirnya saya hentikan kecupan itu dan undur dan melepas ta ngannya dari leherku.

    ” Kita tidak dapat melakukan.”, saya coba sampaikannya secara halus, tetapi saya takut itu terdengaran seperti rajukan.

    ” Ya kita dapat ” katanya,

    Rika menyimpan lagi lengannya di leherku dan menggerakkan bibirku ke arahnya. Ada nafsu lebih kembali pada kecupan ini kali, dan pada akhirnya akseptasiku. Ini kali saat kami stop, sedikit ada kekurangan udara antara kami berdua, dan saya makin merasa sedikit ragu. Rika melihatku dengan binar di matanya dan sebuah senyum di bibirnya.

    ” Ayah inginkanku. Saya dapat merasainya. Ayah tidak memperoleh wanita satu tahun akhir-akhir ini, dan Ayah tidak memiliki tempat untuk melepaskannya. Dan saya inginkan Ayah . Maka nantikan apa lagi…”,

    Pada segi ini saya tidak sanggup memberi komentar. Saya inginkannya. Tetapi saya tidak bisa menyetubuhi menantuku, dapatkah saya ? Tetapi saya inginkan ia. Saya merasa pertahananku menurun, dan saat Rika menciumku kembali, saya menjadi sedikit kaget saat mengetahui diriku membalasnya kecupannya dengan rakus.

    ” Mmmmm. Itu lebih bagus “, ucapnya saat kami stop untuk ambil napas.

    Rika tarik tangannya dari leherku dan memulai melepas kancing celanaku saat menciumku lagi lantas ia undur . Maka ia dapat menyaksikan saat ia melepas kancing jeansku, turunkan resletingnya, dan mengambil ke untuk keluarkan barangku. Saya kaget saat kelihatan menjadi terlihat semakin lebih besar di pegangan tangannya yang kecil.

    Satu tahun sudah tidak disentuh wanita , dan bereaksi secara cepat, jadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat ia mengocaknya secara halus. Rika undur dan duduk. Saat kepalanya turun, ia tempatkan bibirnya di pangkal Torpedoku yang basah.

    ” Saya rasa saya menyenangi memiliki bentuk,”, bisiknya sekalian melihat mataku.

    Selanjutnya ia buka mulutnya dan dengan perlahan-lahan masukkan Torpedoku ke mulutnya. Ke serta lebih dalam Torpedoku masuk ke mulutnya yang halus, hangat dan basah, dan saya merasa ada dalam kewanitaan yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di Torpedoku. Pada akhirnya saya merasa sudah ada sedalam yang saya sanggup.

    Bibirnya yang sentuh bulu kejtananku dan kepala Torpedoku ada entahlah di mana jauh di kerongkongannya. Torpedoku tanpa berasa melafalkanng, dan pinggangku bergerak bersimpangan arah dengannya, dan siap-siap untuk meniduri mukanya. Tetapi Rika perlahan-lahan menghindari mulutnya dariku, memunculkan suara seolah tengah mengemut permen.

    Saat ia bangun untuk menciumku kembali, saya arahkan tanganku antara pahanya. Saya gosok jeansnya dan ia menggelinjang karena itu.

    ” Mmmm, itu tentu nikmat,”, ucapnya.

    ” Tetapi agar saya membuat menjadi lebih gampang.”,

    Rika melepas kancing celananya dan turunkan resletingnya, menunjukkan celana dalam katunnya yang bermotif beruang kecil. Di turunkannya celananya dan melepasnya dari badannya. Kami menyaksikan ke bawah pada tempat gelap di bawah sana di mana kewanitaannya sembunyi, dan saya sentuh perutnya yang kuat dan terus turunkan celana dalamnya.

    Rika mengeluh dalam kepuasan saat tanganku capai targetnya dibalik celana dalamnya. Kewanitaannya terasanya selembut bokong bayi, dan saya sadar jika ia tentu sudah cukurnya saat sebelum kesini. Berasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku takjub karena itu tidak memunculkan sisa basah di luar jeansnya.

    Saat tanganku menyelusup dibalik bibir kewanitaannya dan sentuh klitorisnya yang mengeras, ia pejamkan matanya dan menekan bersimpangan arah dengan jariku. Rika menyimpan salah satunya tangannya di leherku dan menggerakkan kami untuk sebuah kecupan intens selanjutnya dan tangannya lainnya mengocak Torpedoku dan tanganku terus bergerak di lubang basahnya. Saat kami stop untuk bernafas, Rika undur dan menjelaskan suatu hal yang mengagetkan,

    ” Andi tiba.”, Saya selekasnya melepaskannya dan ke arah jendela.

    Ya, mobil Andi kelihatan di jalan sedang ke arah kesini. Rika tentu menyaksikannya dari kembali bahuku saat kami sama-sama mencumbui leher. Mendadak rasa bersalah tiba menangkap karena nyaris kedapatan. Saya tidak yakin apa yang nyaris kami kerjakan. Dengan terburu-buru saya gunakan kemabali celanaku, tetapi Rika menghentikanku dan tangkap tanganku dan meneruskan kocokannya.

    ” Hei, jangan. Tidak segampang itu Ayah bisa akhirinya. Saya sudah menanti kelamaan untuk ini.”,

    ” Tetapi Andi nyaris tiba! Ia akan menyaksikan kita!”,

    Rika keluarkan Torpedoku dan jalan ke meja dapur.

    ” Ini perjanjiannya,”, ucapnya.

    ” Saya tidak akan mengadu pada Andi mengenai apa yang barusan kita kerjakan jika Ayah dapat bisa keluarkan semua sperma Ayah dalam kewanitaanku saat sebelum ia sampai kesini.”, Sekalian berbicara demikian, ia turunkan celananya sampai lutut dan membungkuk di atas meja tersebut.

    ” Ia selekasnya tiba!”, nyaris saya teriak.

    ” Tidak.”, Rika menghamparkan kakinya sepanjang celananya memungkinkannya karena itu dan ia melihatku melalui pundaknya.

    ” Ia harus menggendong bayi dan keluarkan semua barangnya. Umumnya ia membutuhkan beberapa saat. Saat ini kemarilah dan tiduri saya.”,

    Rika sudah telanjang dari pinggang sampai kaki, dan ia meminta padaku supaya selekasnya masukkan diriku dalam badannya. Saya melihat dua lubang yang mengundang tersebut. Bokongnya demikian kuat dan saya tidak terganggu saat menyaksikan lubang anusnya yang mengerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir kewanitaannya yang merah, kelihatan mengkilat basah.

    Kakinya tidak sejenjang mode, tetapi lebih kecil dan berasa cocok, dan saya memikirkan bercinta dengannya beberapa saat.Tangannya bergerak kebelakang antara pahanya dan tempatkan tangannya pada kewanitaannya. Dengan 2 jarinya dilebarkannya bibir kewanitaannya sampai terbuka, dan saya bisa menyaksikan lubang merah mudanya mengundang Torpedoku supaya selekasnya masuk.

    ” Mari,”, ucapnya.

    ” Mengambil saya.”,

    Saya tidak tahu apa ia sedang bergurau waktu menjelaskannya. Andi ataulah bukan, rangsangan ini lebih dari cukup buat mereguk birahinya. Saya mengambil langkah ke belakang menantuku dan tempatkan Torpedoku di kewanitaannya. Saat saya menggerakkan Torpedoku melalui lubang surganya yang sempit. Waktu itu saya dapat rasakan jemari Rika meredam bibir madunya supaya masih tetap terbuka.

    Lantas ia melenguh saat saya menggenggam pinggangnya dan masukkan diriku kepadanya. Rika sudah benar-benar basah sampai saya secara gampang melalui kewanitaan mudanya yang sempit. Saya mulai mengayunkan barangku didalamnya, beberapa didorong dengan gairah akan badan menariknya dan beberapa oleh perasaan takut bila Andi mendapati kami.

    Rika mengeluh, dan saya dapat rasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir kewanitaannya sendiri. Napasnya mulai tersengal, dan sesudah sejumlah goyangan dariku, ia selekasnya orgasme. Suara rengekan perlahan keluar bibirnya saat ia mencekram tepian meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya mengguncang kami berdua saat saya menghentaknya. Itu cukup buat mengantarku.

    Saya tidak terkait sama wanita dalam satu tahun ini, dan saya tidak pernah memperoleh yang sepanas Rika. Saya meredam napas dan menggerakkan semua kelaki-lakianku ke dianya. Kami mematung, dan spermaku menyemprotkan dengan luar biasa jauh dalam surganya. Terasanya saya sudah mengguyurinya dengan sperma yang panas dan berlebihan.

    Ia mengeluh dalam nikmat, getarkan bokongnya di sekitar Torpedoku saat saya kosongkan stok benihku. Ia menurun bersamaan dengan habisnya spermaku, dan kami pada akhirnya stop bergerak, terkecuali untuk ambil napas. Takut Andi akan tiba saat sebelum kami sebelumnya sempat melepas diri, saya mengeluarkan diriku dari badannya dengan bunyi plup yang basah.

    Lantas undur menjauh dan kenakan celanaku. Rika tetap tiduran telungkup di meja rasakan kehangatan kombinasi cairan birahi kami, bokong telanjangnya tetap panggilku. Saya saksikan spermaku dan cairannya mulai menetes keluar bibir surganya. Saya palingkan muka dan menyaksikan Andi nyaris sampai pada pintu belakang, bayi pada tangan yang satu dan belanjaan pada tangan yang lain.

    Selanjutnya saya kembali dan meminta pada Rika.

    ” Ayolah!”, kataku.

    ” Kamu sudah peroleh kemauanmu. Ia nyaris sampai kesini.”,

    Rika bangun, sorot matanya tetap terlihat bingung. Ia mengarah ke depanku, menjadikanku sebagai penghambat dari pandangan suaminya saat ia terburu-buru menggunakan celananya.

    ” Apa kalian siap untuk kompetisinya ? “, bertanya Andi sekalian buka pintu.

    ” Ya,”, saya menjawab dari kembali punggungku saat saya diam untuk merintangi Rika yang meningkatkan resletingnya.

    Sesudah ia usai, saya selekasnya kembali untuk menyongsong Andi.

    ” Ini,”, ucapnya, memberikan bayinya padaku dan menempatkan belanjaannya di atas meja dapur.

    ” Urus ini, saya akan ambil popok bayi.”, Andi mengambil langkah ke pintu yang tetap terbuka, dan saya mendekati Rika. Ia tetap kelihatan sedikit bingung.

    ” Nyaris,”, kataku.

    ” Sini, agar saya yang menggendongnya.”,

    Saya beri bayinya. Rika memberikan panorama seraut muka dari wanita yang senang setelah bersetubuh, dan memberikan kecupan hangat yang basah.

    ” Masih tetap ada satu perihal kembali yang perlu kuketahui,”,ucapnya.

    ” Apa itu ? “,

    ” Jika saya ingin, dapatkah saya memperolehnya esok? “,

    Tanpa menanti jawabanku Rika menantuku itu-pun bergerak pergi demikian saja, seolah ia menganggap saya akan ingin kembali bila dibawa ia untuk mengulangi hal yang seperti barusan kami kerjakan. Entahlah ini sebuah kebahagian karena saya dapat memperoleh kepuasan sexs, atau mungkin ini awalnya dari kehancuranku ?. Entahlah sampai kapan ini bisa terjadi. Maafkan ayahmu ini anakku Andy.

  • Cerita Sex Dewasa Menikmati Ngentot Dengan Merry Pemikmat Rangsang

    Cerita Sex Dewasa Menikmati Ngentot Dengan Merry Pemikmat Rangsang


    2672 views

    Link BokepNarasi Seks Dewasa di Curi, di Melarikan dan di Setubuhi – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Pemerkosaan Paling nikmat Ditiduri Bapak Tiri. Tahun 2014 pada bulan Januari, tidak berasa telah tiga tahun pernikahanku dengan Merry, rekan satu universitas di Jakarta satu jalur. Wanita turunan Tiong Hoa yang saat ini telah berumur 31 tahun, lebih muda tiga tahun dari saya sendiri. Sejak lulus Master pada sektor management, kegiatan rutin tugas sudah tunda akan kedatangan anak.

    Untung saja hal tersebut rupanya tidak mengusik keserasian dalam keluargaku. Kita sama-sama memahami dan mengerti akan aktivitas masing-masing dan masih tetap jaga kesetimbangan di antara tugas dan jalinan intim. Di kota Bandung ini kehidupanku dengan Merry termasuk telah mapan. Rumah dengan lantai dua di perumahan termasuk elit, mobil 2 buah yang masing-masing dipakai oleh Merry dan saya sendiri terlihat menghias garasi rumah itu. Tugas dan kedudukan yang tinggi di antara saya imbang dengan tugas Merry sebagai office manajer dalam suatu perusahaan advertensi terkenal.
    Di umurnya yang telah kepala tiga, kecantikan Merry masih benar-benar terbangun. Sebagai pujaan di periode kuliah dahulu, Merry memang populer karena kecantikan dan muka ciri khas nya sebagai turunan bangsa timur. Kulit putihnya masih tetap lembut dan mulus terurus. Keelokan badannya masih tetap tetap sama seperti saat saya semaksimal mungkin memburu untuk memperoleh hatinya di periode kuliah.

     

    Narasi Seks Dewasa di Curi, di Melarikan dan di Setubuhi
    Narasi Seks Terkini Pada akhirnya keserasian dan ketenangan di rumah tanggaku terdobrak dengan peristiwa hebat yang menerpaku dan Merry pada awal tahun ini. Sebuah peristiwa yang betul-betul membuat saya sebagai suami meradang kemarahan dan sakit hati dan menjadi musibah besar untuk Merry istriku.
    Peristiwa ini diawali di saat saya dan Merry lagi ke rumah sesudah makan malam bersama pada sebuah akhir minggu yang berhiaskan hujan deras di Bandung. Jam sepuluh malam pas saya memarkirkan BMW 320i hitamku dalam garasi rumah. Cuaca yang tidak memberikan dukungan membuat saya dan Merry malas habiskan malam di luar rumah. Apalagi pada malam itu Merry telah menyaratkan kemauan untuk melewati malam secara berduaan saja di dalam rumah.
    Sesudah keluar mobil dan masuk ke ruangan tengah, Merry terlihat segera ke kamar untuk ganti baju, sedangkan saya menghenyakkan badanku ke sofa dan melihat acara humor yang terdapat setiap hari itu, cukup melipur . Beberapa saat selanjutnya terlihat Merry keluar kamar sekalian menggelung rambut panjangnya ke atas sekalian membereskan dasternya, kelihatan kemolekan dan keelokan badannya yang prima buatku waktu itu.
    “Saya mandi dahulu ya mas” bilangnya sekalian membereskan daster mandinya yang warna ungu tersebut. Keseksian kelakuannya yang bikin gemas tanda jika malam hari ini Merry inginkan ada jalinan intim yang spesial.
    Saya menggangguk saja sekalian memantau Merry ngeloyor ke kamar mandi tanpa berusaha tutupi sisi depan dasternya yang masih belum dikancingkan. Beberapa saat selanjutnya telah kedengar shower air yang isi bathtub di dalam kamar mandi kami. Aku juga bergerak ke kamar sekedar untuk tiduran dan memikirkan aktivitas malam hari ini. Sekalian menanti di ruang tidur kulewatkan waktu sekalian dengarkan alunan piano Richard Clayderman yang didengar merdu dalam kamar. Tidak berapakah lama selanjutnya Merry dah masuk meng ikuti saya ke ruang tidur. Berbau harum wangi badannya benar-benar menarik malam tersebut. Ia juga lantas merebahkan badan moleknya di sampingku, rapatkan ke badanku seperti cari kehangatan. Aku juga merengkuh dan mencium kening wanita yang kucintai ini. Senyumnya yang memabukkan itu selekasnya membuat gairahku membara. Merry juga telah bernafsu sepertinya, dengan perlahan-lahan ia beringsut ke atas badanku yang tetap menggunakan piyama komplet. Sekalian mainkan kancing bajuku ia tundukkan mukanya, mendesak hidungku dan aku juga saat itu juga itu rasakan kehangatan dari badannya, payudaranya yang tetap terbungkus daster ungunya berasa hangat menekan dadaku. Selekasnya kami terlarut dalam cumbuan yang demikian mesra waktu itu.

    “Kreek….kreekk…krosak..krosak”, suara yang didengar lumayan keras dari ruangan tengah itu segera membuat kami sadar dari pemanasan. “Apa itu mas?”,bisik Merry sekalian turun dari tempat tidur, membereskan pakaiannya dan menggelung rambutnya.
    “Nantikan saja di sini ma”, jawabku sekalian turut turun melihat ruangan tengah yang kebenaran tetap jelas karena lampu besar yang berpijar tersebut. Perlahan-lahan saya mengelilingi ruangan tengah, kosong,tv yang tetap berpijar dengan suara perlahan-lahan tidak matikan. Ke arah ruangan tamu yang telah gelap. “Ctek..”,sakelar lampu kunyalakan, menyaksikan sekitar,tidak terjadi apa-apa. Pada waktu kembali, “DEG…”,pintu samping ke arah garasi rupanya terbuka sedikit. Rupanya lupa tidak digembok saat saya pulang barusan. Rasa khawatir mulai menghinggapi diriku, selekasnya ku tutup pintu itu dan sekalian saya kunci. Tau-tau “Pettt…”,lampu tengah mati sendirinya, begitupun lampu kamar,kamar makan, dapur dan rupanya semua lampu di rumahku mati. “Sialan..siapa ini yang melakukan perbuatan?” pikirku sekalian gelapgapan cari senter dan korek api.

    “Mas….Mas…”kedengar suara Merry panggil manggil dari dalam kamar.
    “nanti ma…nyari senter”,jawabku sekalian terus cari posisi almari kabinet yang berada di dekat pintu samping.
    Gludukk…gludukk…krosakk…..
    Kedengar suara ribut yang entahlah darimanakah aslinya. “Maassss…..Maasss….Mmaahhppp…MMhmp…hmmppp..” kedengar seperti suara Merry.
    “Maa…kenapa kamu?” teriakku sekalian secepat-cepatnya segera lagi ke ruang tidur ku yang gelap.
    “Dukkk…Deepp….Buukk..Buukk..” berasa sebuah pukulan keras dan mutlak membantai pelipisku,perut dan dengan telaknya menghajar paling akhir daguku yang membuat saya segera terhuyung ke samping.
    Paling akhir yang kuingat ialah bentrokan kepalaku dengan kerasnya keramik lantai kamar ku. Saat itu juga mataku berkunang kunang, pedih berasa di pelipis dan tulang igaku berasa sakit sekali. Saat sebelum saya sebelumnya sempat banyak berbuat, sepasang tangan kekar sudah menyaut bahuku, memaksakan mendudukkan saya, selanjutnya tanpa bias banyak berbuat, tangan itu menggeret saya masuk ke kamar.
    “Telah tidak sadarkan diri sepertinya”, kata itu yang pertama kalinya kudengar selanjutnya. Suara berat dari lelaki yang saya tidak tahu siapa. “Ikat ia kuat kuat”,suara lain kedengar tidak dekat dari posisiku terduduk dekarang.
    Dalam perhitungan detik saja, berasa ke-2 tanganku ditelikung ke belakang dan sepasang tangan lainnya dengan cepat mengikat tanganku dengan tali ke sebuah bangku. Tidak sampai semenit selanjutnya saya tidak bias gerakkan tangan atau kaki ku kembali karena terlilit dengan demikian kuatnya di atas bangku. Sreettt….sreettt…..suara robekan dan selanjutnya sebuah lakban hitam demikian kerasnya membekap mulutku sampai ke pipi ku.
    “ctek..”lampu kamar tau-tau berpijar. ” Aaahhhhhh….Ahhhhhhh..”jeritan Merry demikian kuat dari samping sudut kamar membuat saya kaget sekalian meredam pusing dan perih di kepalaku. Dan langsung kusaksikan ialah 3 orang lelaki berpostur besar dan kekar sudah bersama-sama di kamarku sekarang ini. Dan Merry terlihat sedang menantang lelaki ke-3 yang berusaha membekuknya,menyudutkan ke pojok kamar dan menekap mulutnya. Seorang kembali langsung mendekati dan turut menolong membekuk istriku yang liar menantang sekalian menyepak nendang. Saya tidak dapat melakukan perbuatan apa apa menyaksikan peristiwa tersebut.
    “Diam..!!Diam….!! Ingin kubunuh kamu!!”, hardik seorang lelaki sekalian menodongkan sebilah pisau ke leher Merry. “Toloooongg..!!”teriak Merry yang pada akhirnya dihenyakkan paksakan telungkup di lantai. Sebuah sapu tangan terlihat disumpalkan ke dalam mulut istriku dan di ikat kan ke belakang kepalanya, sedangkan ke-2 tangan dan kakinya terlihat sedang di ikat dengan tali warna merah,perlawanan nya nampaknya sia sia karena harus bertemu dengan 3 orang lelaki sekalian yang kelihatan demikian kuat tubuhnya.
    Selanjutnya yang kelihatan ialah diriku yang terlilit kuat di atas bangku tidak memiliki daya dan Merry istriku yang mendekap di lantai sekalian menangis tersedu-sedu dengan mulut tersumpal, tangan terlilit ke belakang dan ke-2 kaki terlilit di betisnya.
    Perlahan-lahan saya mulai temukan kesadaran diriku sendiri dan memulai terang menyaksikan keadaan yang terjadi, terang mereka bertiga sedang mencuri rumah kami dan saat ini telah sukses melumpuhkan saya dan istriku.
    “Mencari barangnya wok..”,perintah seorang pada mereka. Yang diundang wok selekasnya mengobrak abrik kamar kami, cari barang bernilai,sementara seorang kembali melihat keluar kamar dari jendela, memperhatikan keadaan dan pimpinan mereka sepertinya tengah menghunus pisau pas dari sisi kepalaku. “Mengharap saja uangnya bertemu dan ini selekasnya usai boss”,bilangnya dengan dingin kepadaku. “Dan tidak ada yang hendak cedera”.

    Wok terlihat tetap mengobrak abrik almari,cari uang yang mereka anggap ada dalam almari walau sebenarnya bukan disana kami simpan uang dan barang bernilai kami yang lain. Peti uang justru ada di ruangan kerjaku di samping dapur. Tetapi itu sudah pasti tidak dikenali oleh mereka.
    “Tidak bertemu ndan..”, kata Wok
    “kamu yang benar carinya” gertak komandan nya
    “Benar tidak ada di sini ndan”, jawab Wok
    “Brakkkkk….!!”, sepakan keras ke bangku ku mebuat saya terhuyung
    “Di mana kamu taruh uang tersebut..Haa!!”, gertaknya sekalian dekatkan pisaunya ke leherku.
    Saya hanya geleng-geleng saja….sekalian melihat istriku yang semakin ketakutan dengan tingkah mereka.
    “Jawab!!!…Bego kamu”. “Plakk…”, pukulan keras berkenaan pipiku membuat perih dan mata berkunang kunang, tapi saya pun tidak memberikan jawaban.
    “Ndan….ada yang melalui” kata orang yang berjaga-jaga di atas jendela
    “Siapa Jon..??”, jawab sang komandan
    “Tidak tau….tetangga mungkin kembali ke rumah”, balas Jon sekalian terus mengincar keluar jendela.
    “Kamu jangan bermain bermain yha dengan aku”,desis komandan sekalian tempelkan pisaunya lebih ketat ke leherku, membuat darahku berhembus rasakan mata pisau yang dingin melekat pada kulit leherku.
    “Saat ini kamu kasih tahu di mana uang kamu”, kata sang komandan. Sementara wok bergerak mendekati Merry.
    “Mungkin istrinya tahu ndan..” kata Wok
    Komandan terlihat berpikiran sesaat, melihat Merry dan melihat saya berhgantian.
    “Coba bertanya istrinya..!!” desis komandan pada akhirannya.
    “Sreet…”, Wok terlihat menghunus pisaunya dan dekati Merry yang mendekap ketakutan.
    “Seharusnya kita bisa berita bagus dari nyonya…hehe”,kata sang Wok pada Merry
    “Kasih tahu di mana kamu nyimpan uangmu nyonya cantik’, sekalian memberikan ancaman muka Merry dengan pisau belati mengkilatnya.
    “Hmmppff…”, Merry kelihatan tidak ingin menjawab dan justru menangis kembali lebih keras.
    “Diam kamu..!! Diam…!! Bodoh”, hardik Wok yang nampaknya semakin geram menyaksikan istriku menangis dan membuat suara ribut.
    Dengan kasarnya istriku dibalikkan dan Wok menghunus pisaunya dekat muka Merry. Dan berikut awalnya dari musibah seterusnya, karena demikian badan Merry dibalikkan karena itu sisi dasternya yang terkuak terlihat tampilkan belahan dan sisi atas dari payudaranya yang terang membuat wok terpana dengan panorama tersebut. Jon juga yang bekerja mengincar keluar pada akhirnya justru melihat dengan kagum pada panorama itu, panorama dada istriku yang terlihat hidup turun naik bersamaan napasnya dan coba bertahan tidak untuk menangis.
    “Weeiiittss….mantab neh nyonya”, wok yang sekalian menghunus pisau kelihatan sekali benar-benar nikmati panorama istriku tersebut.
    “Ndan….ndan…”,panggil wok sekalian melihat komandan lantas matanya mengerling ke istriku yang tetap menangis tersebut.
    Komandan lantas mendatanginya, berjongkok dekat istriku yang ketakutan. Tangan nya terlihat mengelus muka istriku. “Janganlah sampai kami melakukan perbuatan kasar sama Nyonya, lebih bagus nyonya kerja sama sama kita yha”, katakan komandan sekalian terus menyeka muka,pipi dan leher istriku. Darahku mulai tersirap dengan yang mereka kerjakan pada istriku tersebut.
    “Dadanya ndan…..teteknya putih sekali ndan”, canda wok yang segera membuat saya berontak keras, menghentakkan kaki bangku tempatku di ikat ini.
    “Duukkk….Plakkk”, sepakan dan pukulan keras dilancarkan sang Jon yang bergerak dari jendela jalan ke arahku, membuat iga ku terasanya hancur dan cuma bisa menunduk. Sementara Jon gabung dengan 2 temannya di sudut yang mengerubungi istriku. “Jangan beberapa macam kamu!!”, hanya itu yang ia katakan sekalian berakhir melaluiku.
    Saat ini ke-3 nya terlihat mengerubungi istriku, dan saya percaya tentu mereka memiliki niat jelek pada Merry.
    “MMMhhppppp…..mhhpppp”, suara Merry yang terbungkam, ternyata ia tidak menangis kembali, terlihat dari posisiku ia meronta ronta seolah akan menantang, saat komandan berdiri, rupanya kelihatan dengan kurangajarnya tangan Wok menelusup ke kembali daster Merry,sementara tangan satunya meredam badan Merry agar masih tetap terlentang. Saya geram bukan bermain tapi pun tidak dapat melakukan perbuatan apa apa menyaksikan peristiwa tersebut. Terlihat tangan kiri wok meremas remas payudara kanan Merry,saat ini tempatnya justru menindih Merry, kakinya mengamankan pergerakan pinggul Merry hingga tangan nya bebas menggerayangi payudaranya.
    “Haluuss dan kenyal sekali neh tetek…”, canda Wok yang makin bernafsu
    Remasan itu terkadang diselipin memilin milin puting susu Merry yang tidak kenakan BH dibalik dasternya, pilinan itu membuat badan Merry menggerinjal sampai meliuk keatas, membusungkan dadanya berusaha menghindar dari gerayangan tangan Wok dan meronta kanan kiri, tapi hal tersebut sia-sia saja karena posisi badannya yang ditindih Wok seolah terkunci dan tidak dapat bergerak banyak.
    “heee….heeee….mending kamu nikmati saja montok”, sergah Wok seolah menghina.
    “Sreett…”, daster yang digunakan Merry diungkap kasar ke kiri, memperlihatkan payudara kanan nya yang terlihat putih membusung,demikian mulusnya payudara istriku kelihatan kontras dengan tangan Wok yang hitam tersebut. Masih memegang daster istriku agar masih tetap terbuka, Wok terlihat terkesima menyaksikan panorama dibawahnya. Putting susu istriku yang terlihat demikian muncul itu seperti sebuah buah anggur ranum di atas buah melon yang demikian bundar. Putting warna kecoklat-coklatan itu kelihatan bergerak turun naik bersamaan napasnya, lingkaran susu disekitaran putingnya seolah membesar kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus seperti lilin.
    “Hiii…hiii..hiii…,Mama…mama…aku mimik cucu dong”,canda Wok yang oleh kurang ajarnya matanya melotot menyaksikan putting susu Merry. Mulutnya mulai merapat sekalian berwujud monyong monyong ke dada istriku.
    “cuupp…cuppp…mmuuahhh”,goda Wok oleh kurang ajarnya memonyongkan bibirnya.
    Istriku segera berontak kembali dengan keras dan sukses membuat badannya telungkup kembali.
    “Hadooohh….nih nyonya bandel sangat sich”, gerutu Wok karena pegangan nya lepas. Dengan sekenanya ia berusaha mengubah badan Merry yang berontak dengan liar. Sisi mana saja dari Merry berusaha ia kunci kembali, tangan nya pada akhirnya sukses menekan pinggang dan dada istriku, dengan spontan tangan Wok mengamankan pundak istriku dan menelikungnya, lantas dengan sekenanya ia mengelitik ketiak Merry, mengelitik perut dan pinggangnya yang membuat Merry menggerinjal gerinjal kegelian. “Hayooo….hayooo…rasakan…”,sergah Wok yang tetap mengelitiki sisi samping payudaranya sekalian menekan badannya ke lantai.
    “Breettt…”,Jon terlihat repot mengaitkan sebuah tali di ujung tempat tidur kami. “Membawa ke atas saja wok daridapa bermain di lantai”, bilangnya sekalian bergerak ke tempat tidur bawah dan memulai mengaitkan sebuah tali .

    Komandan pada akhirnya mendekati wok dan lantas mereka berdua menuntun badan Merry yang meronta ronta ke atas tempat tidur. Ikatan tali di pergelangan tangan istriku dilepaskan mereka tapi saat itu juga itu ke-2 tangan istriku direntangkan kuat ke samping ujung tempat tidur oleh Jon dan Wok. Komandan terlihat berusaha menangani Merry yang meronta dengan menindih badannya terlentang, sedangkan Wok dan Jon masing-masing berusaha mengikat tangan istriku ke ujung tempat tidur. Dua menit berakhir pada akhirnya ke-2 tangan Merry sukses di ikat dengan kuatnya ke ujung tempat tidur dalam posisi terentang. Komandan lantas menggelosor ke bawah, melepas ikatan di kaki Merry sementara Wok dan Jon siap-siap dengan memegang pergelangan kaki Merry. Hal yang masih sama mereka kerjakan dan sesaat selanjutnya yang terlihat kelihatan ialah istriku Merry yang terbujur terlentang dengan posisi seperti huruf X di tempat tidur, ke-2 tangan dan kakinya masing-masing terlilit dengan kuatnya ke pojok sudut tempat tidur. Benar-benar sesuatu panorama yang menakutkan bagiku tapi kelihatannya itu membuat mereka bertiga benar-benar kesenangan. Merry dengan mulut tetap tersumpal terlihat tersengal-sengal dalam bernafas menangani keadaan yang terjadi kepadanya. Yang dapat dilaksanakan cuma geleng-geleng gelengkan kepala karena ke-2 tangannya tertarik sama demikian kuatnya oleh ikatan itu, tidak sedikitpun ia dapat gerakkan atau menekuk lengannya, ini membuat dadanya selalu terlihat membusung dan turun naik bersamaan napasnya.
    Sang komandan ternyata tidak demikian tertarik dengan keadaan begitu, karena ia terlihat ngeloyor melaluiku dan keluar kamar. Ternyata untuk ia uang dengan jumlah besar ialah yang khusus untuknya. Lain dengan Wok dan Jon yang ternyata telah terkuasai gairah menyaksikan posisi istriku telentang tidak memiliki daya. Wok terlihat perlahan-lahan dekati sisi bawah tempat tidur, lantas dengan perlahan-lahan juga badannya mulai menindih badan Merry yang terlihat meronta dan meregangkan badannya berusaha untuk menghindari.
    Tapi sia-sia karena posisi kaki Wok saat ini telah mengamankan pinggulnya. Ke-2 tangannya mulai menggerayangi perut Merry, bergerak keatas, rasakan dada yang membusung demikian kenyal di pegangan jemari jarinya. Pada akhirnya kancing daster istriku mulai dibuka satu-satu. Sesudah kancing tersebut terbuka semua, tangan Wok menguak segi sisi daster itu ke samping kanan dan kiri. Panorama yang terlihat selanjutnya membuat mereka berdua menelan ludah masing-masing. Badan Merry yang 1/2 terhimpit memperlihatkan perut yang sedikit gendut tapi benar-benar menarik, pusarnya terlihat terang di tengah-tengah tengah kulit perutnya yang mulus tersebut. Sepasang payudara yang montok terlihat tegak melawan agar selekasnya dimainkan, dengan sepasang putting susu kecoklat-coklatan yang mulai kelihatan tegak mengacungkan benar-benar bikin gemas agar selekasnya dicicipi. Leher tingkatan nya benar-benar menarik agar selekasnya di cium. Dan lengan nya terlihat demikian bundar montok terpentang ke segi kanan kiri tempat tidur, memperlihatkan lembah ketiak yang demikian mulus dan membuat dua lelaki itu tidak sabar untuk merasainya.
    Wok tidak stop sampai di sana saja, pisaunya langsung menelusup ke lengan pakaian istriku, dan Breett…..daster itu lepas prima dari badan Merry. Dengan sekali sentakan daster itu direnggutkan dari bawah punggung Merry dan disingkirkan ke lantai. Tinggal lah Merry menggunakan CD warna biru muda yang tutupi sisi bawah badannya.
    Itil V3
    Jon yang ada disebelah atas tempat tidur dekat ke-2 tangan istriku terlilit lantas terlihat longgarkan sumpalan di mulut istriku. Saat sebelum kain itu dilepaskan, wok sebelumnya sempat memberikan ancaman dengan pisaunya agar istriku masih tetap diam dan tidak bergerak. Sesudah kain sumpal mulut itu dilepaskan, Merry Hanya dapat melihat takut pada ke-2 orang itu, yang jelas sudah akan melakukan tindakan tidak menggembirakan pada dianya.
    Wok lantas beringsut ke tepi badan istriku, melepas gelungan rambut Merry hingga rambutnya terurai lepas makin menambahkan kecantikan dari istriku tersebut. Tangan nya awali dengan meraba-raba perut Merry yang datar itu, mengelus elus pinggang dan pusarnya, membuat Merry cuma dapat mengalihkan mukanya tidak dapat untuk menantang.
    Gerayangan tangan wok terus ke arah payudaranya, rasakan demikian padat dan kenyalnya payudara Merry. Merry yang diberlakukan semacam itu pada akhirnya cuma dapat meredam tangisnya, makin lama usapan tangan wok disekitaran payudaranya pada akhirnya membuat tangisnya pecah kembali.
    “Sssttt….diam kamu…diam kamu..!!”, hardik wok sekalian mencekik leher Merry. Membuat Merry terhenyak termenung ketakutan 1/2 mati. Wok melepas cekikan tangan nya pada leher Merry dan tangannya menelusur lagi ke bawah melalui leher pundak dan menyeka ketiaknya. Saat itu juga Merry menggerinjal kegelian, karena saya tahu pada bagian tersebut salah satunya titik badannya yang paling sensitive. Wok terlihat mengetahui hal tersebut, ia terlihat terkesima dengan reaksi kegelian Merry, ia terlihat berpikiran suatu hal dan lantas menindih lagi badan Merry di bagian perutnya. Saat sebelum melakukan tindakan selanjutnya ia terlihat memerintah Jon lakukan suatu hal buatnya, tidak terang apa yang disuruh karena Jon terlihat mengambil langkah keluar sekalian terkekeh kukuh.
    “Saat ini waktunya kembali lagi ke masalah kita ya sayang”,canda Wok sekalian merengkuh kuat badan istriku.
    “Kamu ucapkan di mana kamu simpan uang karena itu ini tidak akan lama akan usai”,tambahnya.
    Istriku hanya termenung saja menyaksikan muka lelaki tersebut.

    Jemari tangan kiri wok lantas dengan perlahan-lahan menyeka payudara kanan Merry, nikmati kehalusan nya, perlahan-lahan ke arah ujungnya dan pada akhirnya jemari telunjuknya mulai mainkan putting susu Merry, menyeka pas ujung putingnya, putar mutar jarinya, membuat putting susu itu melenting ke sana kesini karena mulai mengeras. Merry hanya dapat tutup mata sekalian mengalihkan mukanya,mulutnya terkatup rapat meredam tingkah laku Wok itu, tentu saja ia merasa kegelian dengan permainan jemari lelaki tersebut. Sesaat selanjutnya Merry cuma dapat tersedu-sedu dan pada akhirnya menangis kembali. Air matanya terlihat deras mengucur.
    “Nangis lagi….nangis kembali”, bentak Wok dengan marah. “Mari saat ini coba kalau dapat nangis lagi…Haaa”. Wok terlihat secara cepat memberosotkan badannya, secara cepat ke-2 kakinya mengamankan pergerakan pinggul Merry, mukanya merunduk didekatkan dada Merry, sedangkan ke-2 tangannya terlihat menyeka pinggang Merry, bergerak keatas, kesamping payudara dan pada akhirnya dengan gaungs jemari jarinya seolah mengantongi ketiak Merry.
    “Kitik kitik kitik kitik……kitik kitik kitik kitik…ayo nangis kembali sekarang…hayooo…kitik kitik kitik kitik…ayooo nangis lagi…..kitik kitik kitik….hehehe”. Wok oleh kurang ajarnya mengelitik ketiak Merry yang terpentang lebar tersebut. Merry awalannya tetap menangis tapi sedetik selanjutnya seolah tersengat listrik karena gelitikin Wok tersebut. Badannya spontan berontak dengan kuat, tangan nya terlihat berusaha keras dengan liar untuk terlepas dari ikatan tersebut. Tapi sia-sia karena ikatan itu demikian kuatnya. Upayanya cuma untuk menekuk lengan nya saja tidak dapat, hingga ketiaknya tetap terpentang dengan lebar, membuat bebas Wok yang tetap mengelitik bawah lengannya.
    “Hayoo…mau nangis lagi….kitik kitik kitik kitik……sllruupp…cup..cupp..muuaahhh”. Terlihat wok sekalian terus mengelitik mulutnya sebelumnya sempat mengecup putting susunya, mengisapnya,dan mainkan lidah kasarnya di pucuk putting susunya.
    Merry jadi histeris, tangisnya rupanya tidak sanggup meredam tertawa karena rasa gelinya tersebut. Sekalian meredam tangis,Merry tidak dapat meredam ketawanya .
    “Jangaaannnnn…..hoohh….hoohh…hehehehehe……eemmhhhh…..hehehehe…..Geliiiiii…..iiihhhhh……hehehehehe……”,c uma itu yang didengar dari mulut Merry.
    Wok secara terampilnya masih tetap mainkan jemari jarinya itu, seolah menari nari di lembah ketiak istriku yang wangi itu, kadangkala tangannya beralih ke samping payudara Merry, mengarah ke bawah kembali,jarinya masih tetap menari di pinggang Merry, membuat berkelojotan bak cacing kepanasan, kegelian tidak tertahan, tapi pun tidak memiliki daya apa apa karena pinggulnya yang seperti didekap dan dipeluk oleh ke-2 kaki Wok.
    “Ucapnya mo nangis…ayoo nangis terus….kitik kitik kitik kitik kitik ….. hahahahaha….asyik kan…hayoo…mau apa kamu…kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik”, canda Wok memikat Merry sekalian tidak berhenti-hentinya mengelitiki badannya.
    Darahku telah naik keatas kepala rasanya menyaksikan peristiwa tersebut. Saya berusaha berontak tapi ikatan di atas bangku ini membuatku tidak bisa bergerak benar-benar, ditambahkan rasa pusing karena terbentur di lantai tetap membekas berasa sekali di kepala.
    “Muuacchhh..muaacchhh…kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik”,hanya itu yang tetap kudengar dari Wok, sedangkan Merry tetap meronta ronta liar kegelian sekalian meracau tidak karuan.
    Nyaris lima menit itu dilaksanakan Wok ke Merry, sampai pada akhirnya stop. “hehehehe…asyik kan”, kata wok melepas tangannya dari ketiak Merry sekalian bangun namun tetap dalam posisi menempati perut Merry.

    “Pakai ini Wok”, hebat Jon yang tau-tau telah ada di sisi bawah tempat tidur. Dan kusaksikan ia melempar pena yang kutahu ada di atas meja kerjaku. Pena dengan tinta cair. Dibuat dari perak dan ujungnya tersimpul lembaran bulu burung Elang. Saya tersirap kembali menyaksikannya….saya tahu yang ingin dilaksanakan mereka. Napasku makin mengincar menyaksikan tingkah tersebut.
    Wok terlihat dengan senang mengambil pena itu, namun bukan ujungnya yang hendak ia pakai tetapi bulu elang yang berada di pangkalnya. Dengan nakal ia menunjukkan bulu elang itu pada Merry, sekalian digerak gerakkan. Merry terlihat melotot matanya memikirkan apa yang hendak terjadi. Tangan wok lantas mengantongi payudara kanan Merry, siku kanan nya yang menggenggam bulu menekuk meredam dada Merry. Pegangan Wok meruncing di bagian atas payudara Merry, membuat sisi atas payudara itu mencuatkan putingnya yang telah tegak. Wok terlihat menjilat seringkali ujung bulu elang itu, membuat terlihat lancip, lantas dengan perlahan-lahan sekali tundukkan kepala sekalian dekatkan ujung bulu elang itu ke ujung putting susu Merry.
    “Siap..satu…hehehe..dua…”,Wok betul-betul memikat Merry saat sebelum mengerjainya. Membuat Merry langsung mengalihkan kepalanya jauh ke samping. Dan…ujung bulu elang itu dengan perlahan-lahan mulai bersinggungan dengan ujung putting susunya, menyeka usapnya dengan pergerakan lembut dan halus. Membuat Merry seperti tersengat listrik kembali, badannya melafalkant bersamaan usapan bulu itu pada putingnya.
    Dengan trampil Wok gerakkan pena bulu itu, menyengaja biarkan ujung bulu-bulunya tidak sentuh lingkaran susunya tapi cuma menyeka pas di ujung putingnya saja, membuat Merry menjerit ketahan histeris. Gelitikin yang dirasa pada ujung putingnya seolah-olah ada saluran listrik yang menusuk simpul simpul syarafnya. Tangan nya mengepal berusaha berontak lagi, lengan nya terlihat menegang kuat, bibirnya terkatup rapat dan matanya terpejam.
    Wok terlihat benar-benar nikmati sekali permainan itu, sekalian terus menyeka gosokkan bulu itu ke putting susu istriku, kadang-kadang ia melihat reaksi muka Merry dan terkekeh kesenangan.
    “Hiii..hi…ayoo..saya ingin membuat penthil kamu sekuat mungkin sayang…..hehehehe”,canda Wok.
    Dan peralihan itu juga terang terjadi, sesudah beberapa saat berakhir, saya sebelumnya tidak pernah menyaksikan putting susu istriku muncul setegak itu, lingkaran susunya terlihat membesar merah, bintik bintiknya kelihatan terang dan putingnya muncul merah nyaris dengan tinggi ujung jemari kelingking. Terlihat keras sekali karena usapan dari bulu itu tidak membuat putting itu bergerak benar-benar, tanda jika putting itu benar-benar kaku.
    Wok terlihat senang menyaksikan hasil kerjanya, sesudah menempatkan pena bulu itu dari sisi badan istriku, badannya dekap lagi Merry, tangan kanannya bergerak mengantongi payudara kiri Merry dan meremas remasnya dengan kuat.
    “Tetek kok montok sekali begini sich…heheh”, lelucon Wok yang makin menambah saya panas menyaksikannya. Tanpa diperhitungkan mulutnya secara cepat menyeruput putting kanan tadi telah kelihatan menegang sekali itu,mengisapnya dengan kuat, sampai semua lingkaran susu yang memeras itu terbenam dalam mulut Wok.
    “shlrruupppp……shlruupp..” suara yang diakibatkan karena sedotan mulutnya kedengar keras, kecipak lidahnya terlihat saat melumat putting susu Merry, membuat Merry terlonjak sampai meliuk badannya ke atas tidak kuat dengan tindakan Wok, badannya mengambil ke sana kesini tapi tidak dapat melepas pagutan wok dari payudaranya.
    Senang melumat putting susu istriku, Wok melepas pagutannya. Ia beringsut turun sekalian tangannya tetap meremas dan menggerayangi sekujur badan Merry.
    “Nikmat benar teteknya tuch Jon”,canda Wok pada temannya. Jon terlihat biasa saja menyaksikannya. Wok mengerling kepadaku.
    “Kamu sukai kan melihat istrimu seperti begitu tadi…hehehehe”,lontar wok padaku. Saya hanya melihat wok dengan penuh sakit hati waktu itu.
    Wok tidak peduli dengan pandanganku, ia terlihat tetap terpikat dan bergairah mengerjai istriku yang terlihat masih terngah engah napasnya. Ia lantas ambil posisi dari sisi badan Merry,mengerling nakal pada istriku yang mulai kecapekan tersebut.

    “Penthil mu memang membuat gairah sekali sayang”,canda Wok sekalian makin merapat ke Merry. Dua jemari telunjuknya digerak gerakkan nakal depan muka istriku. Dan saat itu juga itu dua jemari telunjuknya dimainkan pada ke-2 putting susu Merry dengan bersama. Telunjuknya tergetar cepat,mengelitik putting susu yang tetap menegang tersebut. Merry sampai terhentak napasnya, matanya terpejam dan terdongak keatas. Singgungan cepat dari telunjuk wok membuat putting susu istriku melenting semakin kesini dimainkan olehnya. Lantas wok dekatkan mukanya ke ketiak Merry, mengendusi endus keharuman badannya sekalian tetap terus mainkan putting susu itu tiada henti.
    “Ketiak yang wangi….nikmatnya memang buat dikitikin neh”,kata wok nakal pada istriku.
    Dengarnya istriku hanya dapat geleng-geleng gelengkan kepalanya,ia telah kecapekan karena terkuras tenaganya saat berontak barusan. Tapi sepertinya wok belum juga senang mengerjai istriku kembali. Lumayan lama ia mainkan putting susu istriku semacam itu, pada akhirnya ia beringsut cukup ke bawah dengan posisi tetap dari sisi Merry,tanpa diperhitungkan ke-2 tangan nya mengantongi lagi ketiak Merry dengan bersama. Mainkan jemari jarinya tapi lebih beringas,jemari jarinya bergerak cepat sekali mengelitik ke-2 ketiak Merry pas di tengah-tengah nya, membuat Merry justru seolah terbungkam,tidak dapat menghindari,badannya cuma menggelinjang geliat kegelian yang semakin menambah wok bergairah mengelitikinya. Merry cuma dapat berusaha menghindari ketiaknya dari capaian tangan wok, memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan, berusaha keras mengatupkan lengannya, tapi hal yang sia sia saja, ke-2 lengannya masih tetap terentang dengan kuatnya ke samping, buka ketiaknya lebar lebar, memberikan kebebasan pada lelaki itu untuk mainkan jemari jarinya disitu.

    Dan canda bujukan yang membuat saya semakin benci itu kedengar kembali.
    “kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik ……kitik kitik kitik kitik…”. Ini kali tiada henti ia mengelitiki istriku.
    Nyaris 10 menit itu berakhir, dan saya tidak dapat kembali membandingkan suara Merry di antara ketawa dan menangis, yang terdapat cuma rontaan badannya yang lama-lama semakin kurang kuat bersamaan secara terkurasnya tenaga ia. Badan istriku terlihat telah mengkilat bermandi keringat, rambutnya nampek lekat lengket di kening dan lehernya. Aku juga telah menunduk lemas pasrah sama yang terjadi.

    Di saat itu pada akhirnya wok hentikan gelitikannya. Dengan mengisap keras putting susu istriku, ia lantas bangun dan beringsut ke dekat jendela,terlihat senang dengan bermainnya barusan. Saya melihat dan baru sadar kalau sang pimpinan rupanya bertumpu pada pintu kamar tersenyum menyaksikan perilaku anak buahnya.
    Sang komandan lantas terlihat merapat pada anak buahnya, bicara suatu hal yang saya tidak dapat dengarnya. Lantas wok keluar kamar entahlah ke arah ke mana. Jon terlihat dekati istriku dengan perlahan-lahan, rupanya ia menyumpal lagi mulut Merry dengan sapu tangan dan mengikatnya sampai ke belakang kepala Merry. Istriku terlihat melotot saja sekalian terus memantau gerakan ke-2 lelaki tersebut. Sesudah Jon mengikat sapu tangan itu ke dalam mulut Merry, tangannya mulai menggerayang ke badan istriku, pandangan nya terlihat terdiam pada payudara istriku yang terlihat bintik bercak kemerahan sisa dimainkan sang Wok barusan. Kadang-kadang ia meremas halus payudara itu, mainkan putingnya dan mengecupnya seringkali. Merry tetap termenung dengan tindakan tersebut. Tangan Jon selanjutnya mengarah ke bawah, menelusup ke CD istriku.
    Merry terlihat berusaha gerakkan pinggulnya bermaksud menghindar dari tangannya, tetapi tangan Jon sudah menelusup ke CD nya dan dengan sekali sentak memelorotkan kain biru segitiga itu secara gampangnya ke bawah, menariknya kasar sampai robek dari selangkangan istriku. Merry terlihat menjerit ketahan, saya secara jelas menyaksikan kemaluan istriku sendiri. Rambutnya yang terlihat cukup lebat tetapi rapi dan gundukan kemaluan yang terlihat benar-benar menarik. Jon lantas menyeka ngusap permukaan vagina Merry yang mulai mengeluh tidak terang karena tersumpal mulutnya. Jemari Jon terlihat kadang-kadang akan ditempatkan ke tapi tidak maka menyeka lagi ngusap sisi permukaan atasnya saja, sedangkan tangan kanannya asyik meremas remas payudara Merry. Dan waktu itu terlihat Wok kembali masuk kamar, mengambil langkah secara cepat dan bawa suatu hal yang membuat saya tambah lemas, sebuah kemoceng…
    Tanpa menanti lama Wok dekati tempat tidur, sekalian duduk di tepian tempat tidur, ia segera menyekakan kemoceng bulu itu ke dada Merry yang saat itu juga itu tersentak terkejut. Saya telah panas menyaksikannya lagi. Tingkah laku Wok ini memang sungguh kelewatan, karena ia menyengaja ingin permainkan istriku, mengerjai istriku dengan manfaatkan badan istriku yang tidak kuat geli tersebut. Kemoceng itu dioleskan pergerakan cepat, menyeka permukaan ke-2 payudara Merry, mengelitik putting susunya , selanjutnya ke arah samping payudara nya, ke arah ketiak Merry, putar mutar kepala kemoceng itu di ketiak Merry, selanjutnya turun ke pinggang, perut dan pusarnya tidak lepas dari gelitikan kemoceng tersebut. Betul-betul membuat Merry seolah mati kutu, ini kali tertawanya terlihat lepas hanya ketahan oleh sumpalan di mulutnya. Yang didengar olehku hanya tertawa dan jeritan histerisnya. Mata Merry terlihat terbelalak ke atas, yang dapat dilaksanakan hanya meronta, ketawa dan ketawa kegelian. Saya juga paham jika Merry merasa tidak punyai keinginan agar dapat lepas kembali, yang ia harapkan hanya orang itu hentikan gelitikannya saja.

  • Cerita Sex Terkini Mengajarkan Gadis Polos Cafe Ngentot

    Cerita Sex Terkini Mengajarkan Gadis Polos Cafe Ngentot


    1843 views

    Link BokepNarasi Seks Terkini Mengajarkan Gadis Polos Elok Ngentot – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Ibu Majikanku yang Benar-benar liar di Tempat tidur. Kiki namanya, gadis yang duduk di kursi SMA itu benar-benar liar. Dia tinggal sendiri, aslinya di luar kota, tiap bulannya dia cuma terima kiriman uang dari orang tuanya. Tempat kos kami tiga tingkat, lantai satu untuk parkir kendaraan kami, lantai dua untuk kamar lelaki, dan lantai tiga untuk kamar wanita.

    Di sini lebih bersih dibanding kos yang dulu saya menempati untuk mengincar gerakan Citra. Ada sekitaran dua beberapa puluh kamar setiap lantainya, ruang lumayan besar seperti apartemen, ada kamar mandi dan dapur di dalamnya. Nyaman walaupun juga sedikit mahal.

    cersex, cerseks, narasi seks, narasi seks gadis polos, narasi seks gadis polos, mengajarkan gadis polos ngentot
    Cersex Terkini 2024 Saat itu saya dengar suara ribut di lantai atas, saya selekasnya lari ke sana, dan memperoleh dua gadis sedang berkelahi, mereka sedang bercakar-cakaran dan menarik-narik rambut. Saya selekasnya memisah mereka, secara gampang kulerai mereka. Namaku Wahyu, saya memberikan ancaman mereka akan ku membawa ke kantor polisi jika lakukan perkelahian kembali.
    Kiki seseorang yang ngotot, dia tidak ingin berdamai, dan rivalnya yang namanya Siska telah mohon maaf dan ingin berjabatan tangan. Kuminta Siska kembali lagi ke kamarnya, dan Kiki ku tenangkan. Ku membawa ke kafe yang ada di depan kos, semenjak tersebut kami mulai dekat.

    Entahlah pacaran atau mungkin tidak, tetapi kami telah lumayan dekat, bahkan juga benar-benar dekat. Saya mulai lupakan Citra, gadis yang dulu pernah jadi sasaran operasiku, dia ialah seorang pencandu narkoba, saat ini ia sedang direhabilitasi, dan telah lama saya tidak mendatanginya, mudah-mudahan saja ia makin membaik.

    Malam itu Kiki sedikit takut saat kami pulang dari bioskop, kami melihat film seram Hollywood yang dengan judul Annabelle, narasi boneka hantu yang berkekuatan supranatural jahat. Entahlah mengapa malam itu Kiki katakan dia tidak dapat tidur karena terngiang-ngiang dengan film itu, dan saya mau tak mau mengijinkan istirahat di indekos ku.

    Penisku sangat terasa mengeras dibalik celanaku, supaya lebih bebas aku juga selekasnya buka bajuku sampai bugil. “Mas, itu tititnya besar, ngaceng , Kiki tidak pernah saksikan..”, ucapnya seperti gadis polos. “Kiki ingin tahu? Saksikan saja…”, saya arahkan penisku ke arahnya. Kiki memerhatikan penisku dan disentuh-rabanya.

    Beberapa saat selanjutnya saya mulai mengajarkannya. Saya duduk di atas kasur dan Kiki berjongkok di lantai, saya mengajarkannya langkah mainkan penis dan menyepongnya. Kiki secara cepat dapat belajar, dia seperti sangat mudah memahami dengan yang kuarahkan. Kiki makin kompeten mengocak dan menyepong penisku. Kuperhatikan mukanya yang mundur-maju di selangkanganku, penisku masuk keluar di mulutnya. Dia terkadang menjilat-jilatinya.

    Mukanya benar-benar ayu, serupa dengan anggota JKT48. Kubayangkan muka aktris itu yang menyepong penisku, oh benar-benar nikmat sampai saya nyaris berejakulasi. Kutahan sepongan Kiki, saya tidak ingin selekasnya mengusaikan semuanya. Saya mengusungnya, saya lantas merebahkannya lagi ke kasur, kembali kuciumi bibirnya. Sedikit berlainan, sesudah menyepongi penisku, bibir Kiki berasa berlainan, sedikit ada berbau rasanya. Tidak ingin lama nikmati bibirnya itu, aku juga selanjutnya arahkan kecupanku ke leher sampai ke arah susu nya kembali.

    Cantik susunya, kuremas dan kusedoti putingnya. Benar-benar nikmat rasanya, saya sudah mengagahi kekasihku, kekasih yang umurnya tertaut lumayan jauh denganku. Susunya fresh, saya benar-benar menyenanginya, putih mulus dan wangi. Beberapa saat berakhir aku juga mulai meraba-raba ke vaginanya, jembutnya yang jarang mengisyaratkan ia baru berkembang remaja.

    Saya mulai meraba-raba sisi garis tengahnya itu, Kiki sedikit malu, tetapi saya dekap mulutnya dengan bibirku supaya saya bebas mainkan jariku di vaginanya. Kiki mendesah nikmat saat saya mainkan wilayah klitorisnya, sedikit geli membuat Kiki merontah ingin melepas tanganku dari vaginanya. Tetapi saya menindihnya kuat, lantas saya mulai mainkan jariku, masuk keluar di lubang vaginanya yang rupanya masihlah benar-benar sempit.
    Telah lumayan lama dan tanganku mulai capek memompa dalam vaginanya itu, sekarang saya coba arahkan penis ku yang me ngaceng keras ke vaginanya. “Ah, sakittt…”, rintih Kiki karena vaginanya sedikit sempit hingga penis besarku menyobeknya.

    Saya dengan perlahan menusukkannya, dan dengan perlahan-lahan juga menariknya keluar kembali. Ku ulangi satu kali lagi supaya Kiki terlatih, tetapi saya tidak menariknya kembali, kutusukkan dalam-dalam lantas kutarik perlahan tetapi tidak keluar, lantas ku masukan kembali. “Ahhhh…..”, rintih Kiki sekalian menggigit bibir bawahnya.

    Saya mulai memacu Kiki, tanpa memakai kondom, saya sedikit waspada supaya tidak kecurian. Perlahan-lahan ku pacui Kiki sampai dia saat ini mulai menikmatinya, dia mencengkeram punggungku, terkadang dia menarik bokongku supaya saya menyikatnya lebih dalam . Saya dan Kiki telah lakukan hubungan seksual seperti suami istri.

    “Ah…”, Kiki terus mendesah meng ikuti irama pacuanku. Saya sebentar-bentar meredam pacuanku saat penisku sedikit naik-turun ingin berejakulasi. Ku lelepkan dalam-dalam sampai tidak sisa dan kubiarkan beberapa menit sampai ku percaya penisku tidak berejakulasi, lantas ku mulai memacu kembali.

    Badan imutnya yang tetap harus ku dekap tanpa ingin ku bebaskan. Kiki cuma dapat mendesah kepuasan. “Mas, Kiki sayang sekali sama Mas…”, ucapnya. Saya tidak mempedulikan kembali apa yang hendak disebutkannya, gairah ku mencapai puncak, saya terus memacunya sekalian mengenyot susunya.

    Sampai sejumlah lama selanjutnya saya rasakan semua mencapai puncak di penisku, ejakulasi tidak bisa ku tahan kembali, selekasnya ku ambil penisku karena takut menyemprotkan dalam sana. Ku tujukan ke muka Kiki, dia lantas menyepongnya, dan tersemprotlah spermaku dalam mulutnya tersebut. Kiki sedikit menampik, berbau amis yang saya percaya jadi argumennya, tetapi penis tidak ku ambil sampai Kiki mau tak mau menelan semua sperma yang saya semprot tersebut.

    Kami terjaga saat alaramku mengeluarkan bunyi, saya dan Kiki bugil tertidur di atas kasur singel bed ini sekalian berangkulan. Saya selekasnya bangun dan mandi, jam 6 pagi, saya harus selekasnya ke arah tempat kerjaku, rutan, dan Kiki harusnya bersekolah. Dia tidak bawa seragamnya karena berada di indekostnya, mau tak mau dia menggunakan lagi piyamanya dan selekasnya berlari lagi ke kamarnya. Sangat sayang, saya mengharap dapat mandi bersama Kiki pagi hari ini. Tetapi lain waktu, saya bisa bercumbu dengannya, kami telah sah berpacaran, dan ini hari diawali cerita cinta kami.

    “Mas tidur di mana?”, bertanya Kiki karena kebingungan dengan kasur yang saya punyai cuman satu dan memiliki ukuran singel. “Saya tidur di atas sofa saja, Kiki tenang saja”, jawabku. “Mengapa gak masuk mas? Mas gak dapat tidur dempet-dempetan?”, bertanya nya. “Bukan begitu ki, mas kan perlu menjaga diri”, jawabku. “Jadi mas jijik dengan Kiki?”, tanyanya kembali. Saya kebingungan harus berbicara apa, tetapi dari pertanyaan Kiki kelihatan ia ingin sekali dekat denganku.

    Saya telah sedikit gairah saat Kiki cuma kenakan piyama minimnya, malam hari ini akau dapat menyetubuhinya jika dia terus menerus memikatku. Saya akhir-akhir ini sedang terlena cinta, saya kerap bercinta sama wanita karyawan sex komersil, saya bahkan juga sebelumnya pernah dilayani aktris dalam sel, tetapi ini kali saya akan disodori seorang gadis remaja dengan gratis. Pikirku mengapa tidak bila Kiki pun tidak berkeberatan?

    Saya beranjak dari Sofa, dekati Kiki yang tidur di atas kasur dan sedang melihatku mintaku untuk temaninya di kasur tersebut. Ku tidur di sebelahnya, berhimpitan karena kecilnya kasurku ini. Hmm, wangi sekali badannya, rambutnya berbau shampoo karena habis creambath. “Kiki, wangi banget…”, kataku. “Dekap saja mas, Kiki sedikit kedinginan”, ucapnya dengan suara memikat.

    Gadis ayu yang dulunya benar-benar kasar ini rupanya dapat membujukku dengan gemulai badannya. “Kiki ingin menjadi kekasih mas?”, tanyaku saat sebelum merasa berdosa karena menyetubuhinya. “Loh? Jadi mas sejauh ini memandang Kiki ini apa?!”, bertanya nya sedikit geram. Kami memanglah belum sah berpacaran, tetapi hubungan kedekatan kami telah lebih dari mirip orang pacaran. “Maaf Ki, mas Hanya ingin pastikan saja, siapa yang tahu Kiki menyesal…”, saya cari argumen supaya Kiki tidak geram.

    Kiki melihatku serius lantas dia merengkuhku kuat, “Kiki cinta sekali sama mas”, dia berbicara begitu membuat hatiku terbawa cinta. Saya membalasnya dekapannya lantas ku ciumi bibir manisnya tersebut. Malam hari ini saya rasakan sah pacaran dengannya. “Loh, Kiki gak gunakan bra?”, bertanya ku saat merengkuh badannya dan rasakan gumpalan dadanya sentuh dadaku.

    Piyama minimnya menunjukkan lekuk badannya, khususnya sisi dadanya yang sedikit menyembul. “Rutinitas mas…”, jawab Kiki. “Celana dalam loh mas…”, lanjutnya membuatku terkejut. “Mas gairahan ya?”, bertanya Kiki saat dia meraba-raba sisi selangkanganku, dia memperoleh penisku yang mengeras dalam celanaku.

    Saya cuma tersenyum lantas meneruskan kecupanku di bibirnya. Ah, saya mulai buka bajunya, piyama minimnya wangi. Wah, susunya kelihatan fresh, ukuran memang sebanding dengan gadis seumurannya, tidak terlalu besar pun tidak kecil, tetapi kelihatan ranum karena baru tumbuh.

    Putingnya juga tetap kecil, dan sedikit warna merah muda. Saya segera saja menjilat-jilatinya, nikmat susunya membuatku makin ngaceng.

  • Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh

    Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh


    3669 views

    Link BokepNarasi Seks Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok. Waktu itu, saya mengantar istriku dalam suatu seminar 2 hari dalam suatu hotel berkelas dan saya bermalam pada sebuah pemondokan di kota itu, untuk mengirit biaya kamarnya lumayan bagus dan kamar yang masih ada cuma kamar ganda beds. Istriku dipilih sebagai wakil dosen di universitasnya dan gagasannya seminar itu akan diselenggarakan 2 hari di mana diawali jam 8 pagi sampai jam 2 siang.
    Istriku yang bahenol waktu itu kenakan blaser kuning berleher rendah hingga ke-2 payudara montoknya terlihat dari kembali blaser kuningnya dan terlihat remang remang puting susu istriku dibalik blasernya karena waktu itu istriku yang telah berusia 40 tahun menggunakan BH tipis dan bokong bahenolnya demikian memikat waktu jalan dengan goyangannya karena istriku menggunakan rok span plastis hitam meskipun perutnya sudah tidak kecil kembali dan menggunakan sepatu bertumit tinggi.

    narasi seks, narasi dewasa, narasi sex 2024, narasi ngentot terkini, cersex, cerseks 2024, cersex terkini 2024, narasi sex menghidupkan nafsu wanita tanpa sentuh

     

    Cerseks Terkini 2024 Kerap saya berpikir jelek supaya istriku menyeleweng dan saya bisa menjumpainya dengan melihat bagaimana saat istriku “dikerjakan” lelaki tua. Istriku pernah narasi jika salah satunya mahasiswanya di kelas yang ada di luar kota sebelumnya pernah “permainkan” wilayah sensitifnya di selangkangannya, hingga istriku tidak berani berdiri semakin lama di kelas dan duduk di atas meja pendidik yang ditutup oleh taplak meja saja.
    “Mas kelak tidak perlu dijemput karena telah disiapkan angkutan oleh panitia. Mas, raih tidur saja, jika ingin pijit saja, agar malam nanti tambah ‘greng’,tetapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, mencari tukang pijit kakek kakek, sekaligus mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Agar, selainnya memijit menyuntik iniku,” kata istriku ketawa sekalian menunjuk selangkangannya “Benar ?”kataku “Bisa kan, mas? bertanya istriku “Kau memang ingin to, dik?” tanyaku “Ya, saya ingin mas,” kata istriku vulgar melihatku dengan tajam “Bisa, kan?” kata istriku membujuk “Jika kau sukai dan suka ?” jawabku
    Sesampainya di pemondokan, saya meminta penerima tamu untuk carikan tukang pijit. Sampai saya makan siang, baru ada tukang pijit itu, orangnya tua menggunakan ikat kepala dan bawa tas kulit kumal, berpakaian hitam, dan celana komprang selutut, ia menyuruhku menggunakan sarung.
    “Siapa namanya, pak,” saya menanyakan saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang panggil saya, Mbah Demonstrasi, mas,” ucapnya Menurut ceritanya, ia pakar pijit urat dan dapat membuat lelaki tambah greng dan ia sanggup membesarkan kemaluan lelaki dan banyak narasi yang lain, bahkan juga ada narasi Mbah Demonstrasi yang membuatku merinding, yakni jika ia dapat menghidupkan nafsu seorang wanita tanpa sentuh. Ia bahkan juga sebelumnya pernah membuat salah satunya istri petinggi jauh- jauh tiba dan bermalam di tempat tinggalnya di dusun untuk meminta dipenuhi.

    Mbah Demonstrasi terus memijit dan pada akhirnya saya diminta bertumpu pada tempat tidur dan memerintah menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan di saat saya dipijit tangkai kemaluanku dan sesaat selanjutnya kusaksikan tangkai kemaluanku jadi membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Demonstrasi segera tutup sarungku, kusaksikan istriku masuk. “Simpananmu, mas?” tanyanya berbisik saat menyaksikan istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan berbohong, wanita ini dapat “digunakan”,”ucapnya. Belum saya menjawab “Saya bisa juga membuat mas tidak berdaya,”ucapnya dan saya meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti melafalkanng dan saya tidak bisa bergerak.

    “Telah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Demonstrasi yang menjawab. “Perkenalkan ini istri saya, Mbah Demonstrasi,”kataku. “Benar to, jeng? ucapnya. “Lho, iya mbah kan hotel ini tidak bisa dibawa-bawa, memang apa mbah menyaksikan saya oang yang tidak benar” kata istriku sekalian menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Demonstrasi. “Saya istrinya,” istriku mengenalkan diri dekati Mbah Demonstrasi yang duduk di tepi ranjangku. “Saya, Mbah Demonstrasi,”ucapnya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.
    “Saya anggap jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Demonstrasi. “Wah, kebenaran saya membawa surat nikah, mbah,”kata istriku ambil surat nikah dari tasnya dan memberikan 1/2 membungkuk dan kusaksikan mata Mbah Demonstrasi langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demonstrasi melihat tajam gundukan daging payudara istriku sisi atas.

    “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demonstrasi “Saya, tidak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Tidak Mbah Demonstrasi tidak perlu megang?.”ucapnya sekalian berdiri dan ke arah tempat tidur satunya, saya tidak bisa melakukan perbuatan apa apa saat istriku merebahkan dianya di atas kasur empuk itu tanpa melepaskan sepatu tumit tingginya. Mbah Demonstrasi duduk di tepi tempat tidur bokongnya berdekatan dengan bokong bahenol istriku yang tiduran. Kusaksikan Mbah Demonstrasi buka telapak tangannya dan cuma satu genggam jaraknya dari badan istriku bergerak di atas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan ke-2 betis istriku.

    “Bagaimana jeng, sedap”bertanya Mbah Demonstrasi “Waah, kok dapat ya tidak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Sedap kan jeng,” Mbah Demonstrasi menanyakan kembali “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Sedap rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Yati, mbah?”jawab istriku “Jeng Yati, barusan sedap, kan?bertanya Mbah Demonstrasi kembali “Iya, mbah sedap,” kata istriku “Jika ini tidak sedap Jeng Yati, tetapi nikmat..”kata Mbah Demonstrasi
    Kusaksikan Mbah Demonstrasi meningkatkan telapak tangannya di atas ke-2 payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Demonstrasi tutup telapak tangannya dan kembali membuka seakan Mbah Demonstrasi tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan ke-2 tangan istriku menekan di bawah ketiaknya hingga ke-2 payudara montoknya makin menggelembung dari kembali blaser nya. “ooh mbbaaaaah Demoooo ?.”
    Istriku mendesah saat tangan Mbah Demonstrasi makin cepat buka tutup meremas dari jarak jauh ke-2 payudara montok istriku yang tetap terikat blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satunya tangan Mbah Demonstrasi seakan melintir puting susu istriku dan terlihat terang ke-2 puting susu istriku tersembul dari kembali blaser nya. “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Demonstrasi kelihatannya melintir sekalian menarik ke-2 puting susu istriku.

    Mbah Demonstrasi makin lama makin kuasai istriku dan ternyata istriku cuma dapat mendesis dan mendesah oleh tindakan Mbah Demonstrasi. “Mari membuka kancingnya,”perintah Mbah Demonstrasi Istriku yang mengeluh “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seakan ada yang memikat badannya dan terduduk di tempat tidur meskipun mulutnya menampik tetapi ke-2 tangannya buka satu kancing blaser kuningnya dan saya terheran saat istriku melepaskan hubungan BHnya ada di belakang dan menarik BHnya sendiri sampai tali talinya terputus. “Mari mbah haus,” kata Mbah Demonstrasi.
    istriku buka tiga kancing blaser nya dan sendirinya ke-2 payudara montok istriku di mana ke-2 puting susunya yang menegang tersembul keluar blaser kuningnya.

    “Saya haus Jeng Yati, saya dari barusan lelah mijit kangmasmu, tetapi tidak diberi minum, saya ingin minum,”kata Mbah Demonstrasi sekalian seakan menyeka ke-2 payudara istriku langsung mengeluh “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tetapi istriku menggenggam paayudara kanannya sisi bawah dan memberikan ke dalam mulut Mbah Demonstrasi dan Mbah Demonstrasi langsung mencaplok payudara kanan istriku yang diberikan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu ingin keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Demonstrasi mengisap nyedot payudara kanan istriku yang keluarkan air susu. Mbah Demonstrasi menarik badan istriku sampai turun dari tempat tidur dan istriku sekarang berdiri menyorongkan tubuhnya di muka Mbah Demonstrasi yang duduk di tempat tidur karena tangan kiri Mbah Demonstrasi merengkuh punggung istriku dan tangan kanan Mbah Demonstrasi meremas remas payudara kiri istriku.
    “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan ke-2 tangan istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi yang kenakan ikat kepala. Ternyata sedotan Mbah Demonstrasi pada payudara kanan istriku demikian kuat dan cepat sampai beberapa saat saja air susu payudara kanan istriku juga habis dan Mbah Demonstrasi langsung menyantap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” kedengar kembali saat Mbah Demonstrasi dengan garangnya mengisap air susu payudara kiri istriku yang tetap mengeluh tidak karuan.

    Demikian garangnya Mbah Demonstrasi mengisap air susu payudara kiri istriku, istriku juga menekan kepala Mbah Demonstrasi ke dadanya sampai ikat kepala Mbah Demonstrasi lepas dan kusaksikan kepala botak memiliki rambut jarang-jarang itu juga terlihat, gilanya istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi. Terlihat ke-2 mata istriku terpejam mendapatkan tindakan garang Mbah Demonstrasi pada payudara kiri istriku dan Mbah Demonstrasi hentikan sedotannya saat air susu istriku habis.
    “Nikmat kan Jeng Yati,”bertanya Mbah Demonstrasi Istriku cuma diam dan melihat padaku selanjutnya mendesis lagi saat telapak tangan kanan Mbah Demonstrasi di muka selangkangan istriku. Tangan kanan Mbah Demonstrasi seakan menggosok selangkangan istriku hingga istriku berjinjit karena itu. Ternyata Mbah Demonstrasi permainkan istriku dan Mbah Demonstrasi biarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkut angkat ke atas sementara tangan kirinya raih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku mengeluarkan bunyi “check cek check” mengisyaratkan lendir vagina istri ku telah keluar.
    “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku dan mendudukan istriku di sisi kiri Mbah Demonstrasi. Sekarang istriku yang telah lesu tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demonstrasi, kepala istriku bertumpu dibahu kiri Mbah Demonstrasi, ke-2 payudara montoknya keluar blaser kuningnya, sedangkan ke-2 kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, hingga celana dalam sutera putihnya terlihat. Tangan kanan Mbah Demonstrasi raih bingkisan putih itu dan saya demikian takut dan jijik menyaksikan suatu hal entahlah apa namanya, suatu hal sebesar tangkai kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau memiliki gurat gurat melingkar seperti skrup dan memiliki seperti duri duri di mana-mana.
    Bingkisan pada tangan kanan Mbah Demonstrasi didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melonjak di paha kiri istriku langsung menjerit ketahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Demonstrasi membuka rok span hitam plastis istriku dan demikian menyaksikan suatu hal yang menjalar dipaha kirinya, istriku langsung lesu dipelukkan Mbah Demonstrasi. “Saksikan Jeng Yati,”ucapnya sekalian memaksakan istriku menyaksikan benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Demonstrasi bukanlah ambil benda itu, tetapi justru tundukkan kepala istriku supaya bisa menyaksikan sedang apa benda yang makin dekati selangkangan istriku dan Mbah Demonstrasi meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan hingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat kelihatan.

    Benda itu mendengus dan terlihat olehku asap seluar dari lubang berbibirnya menyemburkan bulu bulu kemaluan istriku langsung pejamkan ke-2 matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Datang ?datang benda itu mematuk ke sisi atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”melaju kata-kata istriku mirip orang pelacur saat lubang berbibir benda itu menyantap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku mendesah rintih dan bokong bahenolnya bergetar tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku merengkuh pinggang Mbah Demonstrasi kuat. Keringat istriku mengalir deras napasnya menderu gemuruh meredam gairah birahinya.
    Ternyata benda itu makin garang mengulum dan mengisap nyedot kelentit istriku hingga badan istriku betul-betul tergetar luar biasa, tangan kiri istriku meremas sprei tempat tidurnya sampai “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan bokong bahenol istriku tersentak sentak dan ke-2 kakinya melafalkanng lempeng terkangkang capai orgasme pada sore hari tersebut.
    Mbah Demonstrasi biarkan istriku sampai napasnya tenang dan tegakkan badan istriku yang lesu berdiri dan merengkuh istriku dari belakang di mana ke-2 payudara istriku keluar blaser kuningnya dan rok spannya terkuak sampai diperutnya. Mbah Demonstrasi membimbing istriku ke ranjangku. Kusaksikan benda itu membujur sepanjang bibir vagina istri ku dan Mbah Demonstrasi memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya.
    Saya cuma bisa menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti pergerakan mengempot bibir vagina istri ku langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Bokong bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas rasakan kepuasan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Selang beberapa saat desis istriku makin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk ke-2 kalinya bokong bahenol istriku tersentak sentak demikian kerasnya saat orgasme ke-2 nya berjalan.

    Mbah Demonstrasi masih tetap menggenggam badan istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sedangkan tangan kanannya menarik paha kanan istriku sampai berdiri terkangkang. Kusaksikan benda ulat itu masih tetap mengulum kelentit istriku dan tau-tau ekor ulat itu mengacungkan ke atas dan tangan kanan Mbah Demonstrasi segera membuka lebar bibir vagina istri ku yang basah dan ulat itu juga melingkarkan sisi ekornya saat Mbah Demonstrasi buka lebar-lebar Aku juga bergidik aaat ekar ulat itu melekat di bibir vagina istri ku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu menjalar tembus lubang vagina istri ku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu makin saat menyerang lubang vagina istri ku.
    Secara refleks istriku buka ke-2 kakinya dan badanya menyorongkan badannya di depan hingga ke-2 payudara montok istriku yang menggantung selekasnya diamankan oleh tangan kanan Mbah Demonstrasi dan meremas remas payudara istriku, dan tangan kirinya yang menyokong badan istriku turut ikut-ikutan meremas remas payudara istriku. Badan istriku mengelinjang tidak karuan terima tiga sengatan birahi sekalian, di mana ke-2 payudaranya dengan berganti-gantian di remas remas tangan mbah Demonstrasi, dan kelentitnya dikulum dan dihisap sedot mulut ulat itu dan lubang vagina istri ku dipenuhi badan ulat yang dengan bulu seperti duri dan bergurat di badan ulat tersebut.
    Bokong istriku menungging nungging dan ke-2 tangan istriku ke belakang menggenggam kuat pinggul Mbah Demonstrasi yang menggesek gesekkan selangkangannya ke bokong istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tidak karuan, sekali kali pergerakan pinggulnya mundur-maju secara pesatnya.
    “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengeluh saat orgasme ke-3 nya dan badan istriku terhuyung di depan dan tersuruk di lantai, dan ke-2 kakinya menekuk ke-2 lututnya menyokong badannya yang bersimba peluh di lantai, hingga posisi istriku menungging. Istriku betul-betul tidak dapat karena baru ini kali istriku orgasme lebih dari 2x dan kusaksikan Mbah Demonstrasi yang menyokong badan istriku meng ikuti arah badan istriku tersuruk ada di belakang badan istriku dan menyaksikan istriku menungging, Mbah Demonstrasi segera membuka ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga anus istriku kelihatan.

    Mbah Demonstrasi makin buka bokong istriku dan anus istriku juga terbuka dan tanpa jijik Mbah Demonstrasi menjilat-jilati anus istriku yang membuat badan istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh.. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengeluh erang tidak karuan badannya seakan menggigil dan bokong istriku seakan disengat oleh listrik beberapa ribu volt goyangannya getarkan bokong bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Demonstrasi menjulurkan lidahnya tembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Demonstrasi mundur-maju mengeluar masukan lidahnya yang panjang ke anus istriku.
    Erangan istriku makin kuat dan badan nya tergetar luar biasa terima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan lubang vaginanya bersama, hingga desisan istriku seakan mirip orang yang menangis tersedu sedu rasakan enaknya rangsangan Mbah Demonstrasi dan ulat yang menyumpal lubang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan ke-2 tangannya terpegang kuat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengeluh dan bokong bahenolnya tersentak sentak saat capai orgasmenya yang keempat dan badan istriku telungkup dan tersuruk di lantai.

    Cuma bokong bahenol istriku yang sekali kali tergetar luar biasa dan tubunya tidak dapat bergerak dan napas istriku tetap mengincar, ke-2 matanya tertutup, mulutnya tetap mendesis desis kurang kuat nikmati kepuasan baru di mana ke-3 gempuran birahi di wilayah paling peka istriku terserang dengan gencarnya.
    Tau-tau Mbah Demonstrasi memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah tangkai kemaluannya yang telah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan memiliki ujung seperti jamur besar itu juga di pegang oleh tangan kanannya dan menarik ke-2 pangkal paha depan istriku hingga istriku menungging lagi dan ke-2 tangannya buka lagi ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga lubang anus istriku menganga lagi dan Mbah Demonstrasi meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur kembali menerobos masuk ke dalam lubang anus istriku dan Mbah Demonstrasi terus meludahi dan mengeluar masukan lidahnya sampai betul-betul penuh ludah Mbah Demonstrasi.
    Mbah Demonstrasi menggenggam tangkai kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku kurang kuat saat Mbah Demonstrasi dengan tenaganya yang greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengeluh dan mengerutkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.”

    Bokong istriku tergetar kembali saat ulat itu mulai menggairahkan kelentit dan lubang vagina istri ku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi perlahan-lahan tetapi tentu melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “bokong istriku tergetar kembali, ternyata tiap Mbah Demonstrasi menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di lubang vagina istri ku tergetar dan mulut ulat itu mengisap kelentit istriku bersaamaan hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi makin lama makin dalam di lubang anus istriku.
    Demikian tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi masuk semuanya di lubang anus istriku, Mbah Demonstrasi mulai menarik lagi dan masukkan tangkai lagi kemaluannya dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” makin lama makin cepat kedengar dan badan istriku ke depan ke belakang meng ikuti pacuan bokong Mbah Demonstrasi mengeluar masukan tangkai kemaluannya di lubang dubur istriku.
    “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Demonstrasi makin cepat memacu tangkai kemaluannya di lubang vagina istri ku dan “Mbaaaaaah Demooooooooooo ??.”istriku mengeluh lirih dan Mbah Demonstrasi menusuk tangkai kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang alami orgasme ke-5 dan tangan Mbah Demonstrasi menarik pangkal paha istriku sampai bokong Mbah Demonstrasi menyikat nyodok bokong bahenol istriku karena air manimya muncrat dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” mirip orang membuang angin kedengar dari lubang anus istriku dan ternyata air mani Mbah Demonstrasi keluar penekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi yang lumayan besar tersebut.
    Mereka selanjutnya menggelepar dan tersuruk bersama badan tua renta itu menindih badan sintal istriku yang betul-betul lesu layani lelaki tua tersebut. Ke-2 nya juga tertidur karena kecapekan.

    Sekitaran jam tujuh malam, istriku terjaga dan secara langsung mandi keramas. Istriku kenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kusaksikan istriku tanpa kenakan BH dan celana dalamnya berhias antara dua tempat tidur berdiri di muka cermin. Mbah Demonstrasi selang beberapa saat bangun dan mandi. Demikian istriku usai berhias, Mbah Demonstrasi juga usai mandinya tanpa memakai apapun itu hingga tangkai kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu telah menegang kaku.
    Mbah Demonstrasi dekati istriku dari belakang dan merengkuh badan istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Demonstrasi langsung mencari perut istriku dan membuka rok span istriku sisi depan dan menyelusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Selang beberapa saat bunyi kecepak “check cek check” di selangkangan istriku juga kedengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???”

    Bokong bahenol istriku mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Demonstrasi buka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, ke-2 kaki istriku makin terkangkang karena tangan kanan Mbah Demonstrasi makin terus-menerus mengocak dan mengelus bibir vagina istri ku yang makin basah yang memunculkan suara kecepak yang makin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Demonstrasi menggerakkan badan istriku di depan hingga badannya bertopang di atas meja dandan dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang dekati cermin meja dandan.
    Mbah Demonstrasi selanjutnya menggenggam pangkal tangkai kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang arahkan ujung tangkai kemaluannya yang seperti jamur ke lubang vagina istri ku dan rintihan istriku juga kedengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu ditiduri mbaaah Demoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak lubang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengeluh dengan luar biasanya, bokong bahenolnya tersentak sentak hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi dengan automatis ambles semuanya ke lubang vagina istri ku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku capai lagi orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh semenjak tadi siang ditiduri Mbah Demonstrasi.
    Badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku yang sempoyong karena lutut istriku tidak kuat meredam berat badannya sendiri karena tenaga istriku terkuras layani gairah syahwat lelaki tua itu yang tetap mengenjot meniduri istriku tanpa ampun.
    Badan istriku juga jatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku hingga kelihatan terang tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi tengah menyumpal lubang vagina istri ku yang telungkup. “Mbaaaaah saya diboooooooor ???” rintih istriku dan kusaksikan Mbah Demonstrasi tanpa mengenjot bokongnya, tangkai kemaluannya kelihatan secara jelas jadi membesar menjadi kecil dan ternyata memanjang memendek seperti mata bor membolongi kayu.
    “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku capai orgasme yang ke-3 malam itu dan tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi terus mengebor lubang vagina istri ku, dan istriku mendesah berkali kali. Seterusnya istriku terus-terusan mengeluh dan orgasme ke 4 kalinya,
    Mbah Demonstrasi meniduri istriku sampai pagi dan entahlah berapakah kali istriku alami orgasme, hingga keesokkan paginya istriku susah jalan, kata istriku bibir vaginanya membesar, sampai secara mau tak mau istriku tidak menggunakan celana dalamnya di hari ke dua seminar tersebut.

  • Cerita Sex Menikmati Kontol Besar Punya Pacar Atau Kekasihku

    Cerita Sex Menikmati Kontol Besar Punya Pacar Atau Kekasihku


    103 views

    Dan adiknya yang ke-2 tetap kelas 2 SMP. Namanya Endah. Tidak sama ke-2 kakaknya, kulitnya warna sawo masak. Tubuhnya langsing mirip orang mode cat walk. Buah dadanya baru tumbuh. Hingga jika menggunakan pakaian yang ketat, hanya kelihatan benjolan kecil dgn puting yang muncul. Walau bagaimanapun, gerakannya benar-benar sensual.

     

    Cersex Stw – Di suatu hari, waktu di dalam rumah Karina tidak sedang ada orang, saya tiba ke tempat tinggalnya. Wah, pikiranku terbang langsung kemanapun. Apalagi Karina kenakan daster dgn potongan dada yang rendah warna hijau muda hingga kelihatan kontras dgn kulitnya.

    Kebenaran waktu itu saya bawa VCD yang barusan kubeli. Tujuanku ingin kutonton berdua dgn Karina. Barusan akan kupencet knop play, mendadak Karina memberikan sebuah VCD dewasa.

    “Hei, dapat darimanakah sayg?” tanyaku sedikit kaget.

    “Dari teman. Barusan ia titip ke Karina karena takut kedapatan ibunya”, ucapnya sekalian duduk di pangkuanku.

    “Menonton ini saja ya sayg. Karina kan tidak pernah menonton yang seperti begini, ya?” pintanya sedikit memaksakan.

    “Oke, terserah kamu”, jawabku sekalian menghidupkan TV.

    Beberapa saat selanjutnya, kita terdiam pada episode sensual untuk episode sensual yang diperlihatkan. Tanpa berasa kemaluanku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Karina yang duduk di pangkuanku. Karina juga melihat ke arahku sekalian tersenyum. Ternyata ia rasakan.

    “Ehm, kamu sudah terangsang ya sayg?” tanyanya sekalian mendesah dan mengulum telingaku.

    Saya hanya dapat tersenyum kegelian. Lantas tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan secara langsung kucium, kujilat dgn penuh gairah. Jari-jemari Karina yang imut mengelus-elus kemaluanku yang makin mengeras. Lantas sesaat selanjutnya,

    Tanpa kita ketahui rupanya kita telah telanjang bundar. Selekasnya saja Karina kugendong ke arah kamarnya. Di kamarnya yang nyaman kita awali lakukan foreplay. Kuremas buah dadanya yang kiri. Dan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan buah dadanya makin mengeras dan kenyal.

    Kuganti posisi. Saat ini lidahku liar menjilat-jilati kemaluannya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dgn halus.

    “Aahh… ahh… sa.. sayg, Karina sudah tidak kuat… emh… ahh… Karina sudah ingin keluar… aackh… ahh… ahh!”

    Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Kemudian, kudekatkan kemaluanku ke mulutnya. Tangan Karina meremas gagangku sekalian mengocaknya dgn perlahan-lahan, dan lidahnya mainkan buah pelirku sekalian kadang-kadang mengulumnya.

    Sesudah senang bermain dgn buah pelirku, Karina mulai masukkan kemaluanku ke mulutnya. Mulutnya yang imut tidak muat saat kemaluanku masuk semuanya. Tetapi kuakui sedotannya memang sangat nikmat.

    Sekalian terus mengulum dan mengocak gagang kemaluanku, Karina mainkan puting susuku. Hingga membuatku nyaris ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Saya tidak ingin keluar dahulu saat sebelum rasakan kemaluanku masuk ke kemaluannya yang masih perawan tersebut.
    Saat hot-hotnya, mendadak pintu kamar terbuka. Saya dan Karina kaget bukan bermain. Rupanya yang tiba ialah ke-2 adiknya. Ke-2 nya spontan berteriak terkejut.

    “Kak Karina, apa-apan sich? Bagaimana jika kedapatan Bunda?” teriak Endah.
    Dan Nadia hanya merunduk malu.

    Saya dan Karina sama-sama berpandangan. Selanjutnya saya bergerak dekati Endah. Melihatku yang telanjang bundar dgn kemaluan yang berdiri yang tegak, membuat Endah berteriak ketahan sekalian tutup matanya.

    “Iih… Kakak!” jeritnya.

    “Itunya berdiri!” ucapnya kembali sekalian menunjuk kemaluanku.

    Saya hanya tersenyum menyaksikan kelakuannya. Sesudah dekat, kurangkul ia sekalian berbicara,

    “Endah, Kakak sama Kak Karina kan tidak ngapa-ngapain. Kita kan kembali berpacaran. Yang namanya orang berpacaran ya… seperti ini ini. Kelak kalau Endah dapat pacar, tentu ngelakuin yang seperti ini . Endah sudah dapat apa belum?” tanyaku sekalian mengelus pipinya yang lembut.

    Endah geleng-geleng perlahan-lahan.

    “Ingin tidak Kakak ajarin?” tanyaku kembali.

    Ini kali sekalian meremas pantatnya yang padat.

    “Mmh, Endah malu ah Kak”, desahnya.

    “Mengapa perlu malu? Endah sukai tidak sama Kakak?” kataku sekalian menciumi belakang lehernya yang banyak rambut lembut.

    “Ahh, i.. iya. Endah sudah lama sukai ama Kakak. Tapinya tidak sedap sama Kak Karina”, jawabannya sekalian pejamkan mata.

    Ternyata Endah nikmati kecupanku di lehernya. Sesudah senang menciumi leher Endah, saya berpindah ke Nadia.

    “Kalau Nadia bagaimana? Sukai tidak ama Kakak?” Nadia menggangguk sekalian kepalanya tetap menunduk.

    “Ya sudah. Kalau begitu nantikan apalagi”, kataku sekalian menggamit ke-2 nya ke tempat tidur.

    Nadia duduk di tepian tempat tidur sekalian kusuruh untuk mengulum kemaluanku. Pertama kalinya sich ia tidak mau, tetapi sesudah kurayu sekalian kuraba buah dadanya yang besar itu, Nadia ingin . Bahkan juga sesudah seringkali masukkan kemaluanku ke mulutnya, Nadia ternyata benar-benar nikmati pekerjaannya tersebut.

    Sementara Nadia sedang mainkan kemaluanku, saya mulai membujuk Endah.

    “Endah, pakaiannya Kakak membuka ya?” pintaku sedikit memaksakan sekalian mulai buka kancing pakaian sekolahnya.

    Lantas kulanjutkan dgn buka roknya. Saat roknya jatuh ke lantai, kelihatan CD-nya mulai basah. Selekasnya saja kulumat bibirnya dgn bibirku. Lidahku bergerak menjilat-jilati lidahnya. Endah juga selanjutnya lakukan hal yang sama. Sekalian masih tetap menciumi bibirnya, tanganku bKarinaksud buka BH-nya. Tetapi selekasnya ditepiskannya tanganku.

    “Jangan Kak, malu. Dada Endah kan kecil”, ucapnya sekalian tutupi dadanya dgn tangannya.

    Dgn tersenyum kuajak ia ke arah kaca yang ada di atas meja dandan. Kusuruh ia berkaca. Sementara saya berada di belakangnya.

    “Dibuka dahulu ya!” kataku buka kancing BH-nya sekalian menciumi lehernya.

    Sesudah BH-nya kujatuhkan ke lantai, buah dadanya kuremas perlahan-lahan sekalian mainkan putingnya yang warna coklat muda dan telah mengeras tersebut.

    “Nach, kamu saksikan sendiri kan. Agar dada kamu kecil, tetapi kan memiliki bentuk bagus. Lagian kamu kan memang tetap kecil, lumrah saja kalau dada kamu kecil. Kelak kalau sudah besar, dada kamu tentu ikut-ikutan besar “, kataku sekalian menyekakan kemaluanku ke belahan pantatnya.

    Endah mendesah kenikmatan. Kepalanya bertumpu ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanya napasnya saja yang kudengar semakin mengincar. Selekasnya kugendong ia ke arah tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya.

    Rambut kemaluannya masih jarang. Seperti rambut lembut yang tumbuh pada tangannya. Kulebarkan kakinya supaya gampang ke arah kemaluannya. Kucium dgn halus sekalian kadang-kadang kujilat klitorisnya. Sementara Nadia kusuruh untuk meremas-remas buah dadanya adiknya tersebut.

    “Aahh… ach… ge… geli Kak. Tetapi sangat nikmat, aahh terus Kak. Jangan stop. Mmh… aahh… ahh.”

    Sesudah senang dgn kemaluan Endah. Saya menarik Nadia menjauh sedikit dari tempat tidur. Karina kusuruh melanjutkan. Lantas dgn style 69, Karina memerintah Endah menjilat-jilati kemaluannya. Dalam pada itu, saya mulai mencumbu Nadia. Kubuka kaos ketatnya dgn tergesa-gesa. Lantas selekasnya kubuka BH-nya. Hingga buah dadanya yang besar bergoyg-goyg di muka mukaku.

    “Wow, tete kamu bagus sekali. Apalagi putingnya, merah sekali seperti permen”, godaku sekalian meremas-remas buah dadanya dan mengulum putingnya yang besar.

    Dan Nadia hanya tersenyum malu.

    “Ahh, ah Kakak, dapat saja”, ucapnya sekalian tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau kemaluanku.

    Menyaksikan ia kesusahan, selekasnya kudekatkan kemaluanku dan kutekan-tekankan ke kemaluannya. Sekalian mendesah kenikmatan, tangannya mengocak kemaluanku. Karena kurasakan air maniku nyaris muncrat, selekasnya kuhentikan kocokannya yang betul-betul nikmat tersebut. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat dibanding Karina.

    Sesudah menentramkan diri supaya air maniku tidak keluar dahulu, saya mulai merosotkan CD-nya yang telah basah kuyup. Demikian terbuka, kelihatan rambut kemaluannya lebat sekali, meskipun tidak selebat Karina, hingga membuatku sedikit kesusahan menyaksikan kemaluannya.

    Sesudah kusibakkan, baru kelihatan kemaluannya yang berair. Kusuruh Nadia mengangkang lebih lebar supaya mempermudahku menjilat kemaluannya. Kujilat dan kuciumi kemaluannya. Kepalaku diapit oleh ke-2 picuma yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku.

    “aahh, Kak… Nadia ingin pipiss…” erangnya sekalian meremas bahuku.

    “Keluarin saja. Jangan ditahan”, kataku.

    Baru usai bicara, dari kemaluannya memancar air yang agak banyak. Bahkan juga kemaluanku sebelumnya sempat terguyur oleh pipisnya. Wah sangat nikmat jeritku dalam hati. Hangat. Sesudah usai, kuajak Nadia lagi ke arah tempat tidur.

    Kusaksikan Karina dan Endah sedang asyik berciuman sekalian tangan ke-2 nya mainkan kemaluannya masing-masing. Sementara di sprei kelihatan ada beberapa cairan. Ternyata ke-2 nya sempat ejakulasi. Karena Karina ialah pacarku, karena itu dia yang dapat peluang pertama untuk rasakan kemaluanku. Kusuruh Karina nungging.

    “Sayg, Karina sudah lama tunggu saat ini”, ucapnya sekalian ambil posisi nungging.

    Sesudah sempat mencium bibirku dan mengecup kemaluanku dgn mesra. Langsung saja, kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya yang sedikit buka. Lantas mulai kumasukkan dikit demi sedikit. Kemaluannya masih sempit. Tetapi masih tetap kupaksakan. Dgn hentakan, kutekan kemaluanku supaya lebih masuk ke.

    “Aachk! Sayg, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Karina mengeluh tapi saya tidak perduli.

    Kemaluanku terus kuhunjamkan. Hingga pada akhirnya kemaluanku semuanya masuk ke kemaluannya. Kuistirahatkan kemaluanku sesaat. Kurasakan kemaluannya berdenyut. Membuatku ingin berlaga kembali.

    Kumulai kembali kocokan kemaluanku dalam kemaluannya yang basah hingga mempermudah kemaluanku untuk bergerak. Kutarik kemaluanku dgn pelan-pelan membuat menggelinjang dalam kepuasan yang tidak pernah ia rasa sebelumnya.

    Semakin kupercepat kocokanku. Mendadak tubuh Karina menggelinjang dgn liar dan mengeluh dgn keras. Selanjutnya tubuhnya melemas lagi dgn napas yang mengincar. Kurasakan kemaluanku seperti disemprotkan oleh air hangat. Ternyata Karina telah ejakulasi.

    Kucabut kemaluanku dari kemaluannya. Kelihatan ada cairan yang menetes dari kemaluannya.

    “Kok ada darahnya sayg?” bertanya Karina kaget saat menyaksikan ke kemaluannya.

    “Kan baru pertama kalinya”, balas Karina mesra.

    “Sudah, tidak apapun. Yang penting nikmat kan sayg?” kataku menentramkannya sekalian mengeluskan kemaluanku ke dalam mulut Nadia.

    Karina hanya tersenyum dan sesudah kucium bibirnya, saya berpindah ke Nadia. Sekalian ambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan kemaluanku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sesaat. Lantas kuletakkan kemaluanku antara belahan buah dadanya.

    Selanjutnya kudekatkan ke-2 buah dadanya hingga menjepit kemaluanku. Demikian kemaluanku terjepit oleh buah dadanya, kurasakan kehangatan.

    “Ooh… Nadia, hangat sekali. Seperti kemaluan”, kataku sekalian memaju-mundurkan pinggulku.

    Nadia ketawa kegelian. Tetapi sesaat selanjutnya yang kedengar dari mulutnya cumalah desahan kepuasan. Sesudah sejumlah waktu mengocak kemaluanku dgn buah dadanya, kutarik kemaluanku dan kuarahkan ke dalam mulut bawahnya.

    “Dimasukin saat ini ya?” kataku sekalian menyekakan kemaluanku ke bibir keperempuanannya.

    Kusuruh Nadia lebih mengangkang. Kupegang kemaluanku dan kumasukkan ke keperempuanannya. Dibandingkan Karina, kemaluan Nadia lebih gampang dimasuki karena lebih lebar. Ke-2 jarinya buka keperempuanannya supaya lebih mudah dimasuki.

    Sama dengan kakaknya, Nadia sebelumnya sempat mengeluh kesakitan. Tetapi ternyata tidak demikian dipedulikannnya. Kepuasan hubungan seksual yang tidak pernah ia rasa menaklukkan hati apapun itu yang ia rasa waktu itu.

    Kupercepat kocokanku.

    “Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Nadia sudah ingin ke… keluar.”

    Dengar itu, makin dalam kutanamkan kemaluanku dan makin kupercepat kocokanku.

    “Aahh… Kak… Nadia keluar! mmh… aahh… ahh…” Selekasnya kucabut kemaluanku.

    Dan dari bibir kemaluannya mengucur cairan yang banyak.

    “Nadia, nikmat khan?” tanyaku sekalian memerintah Endah merapat.

    “Sedap sekali Kak. Nadia tidak pernah merasakan yang seperti begitu. Bisa kan Nadia merasakan kembali?” tanyanya dgn mata yang sayu dan senyuman yang tersungging di bibirnya.

    Saya menggangguk. Dgn pergerakan lambat, Nadia berpindah dekati Karina. Yang selanjutnya disongsong dgn kecupan mesra oleh Karina.

    “Nach, saat ini gantian kamu”, kataku sekalian merengkuh bahu Endah.

    Selanjutnya, untuk menggairahkannya lagi, kurendahkan tubuhku dan kumainkan buah dadanya. Dapat kudengar jantungnya berdegap dgn keras.

    “Endah jangan tegang ya. Santai saja”, bujukku sekalian membelai-belai kemaluannya yang mulai basah.

    Endah hanya menggangguk kurang kuat. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Endah supaya duduk di atasku. Kemudian kuminta dekatkan kemaluannya ke mulutku. Sesudah dekat, selekasnya kucium dan kujilati dgn penuh gairah. Kusuruh tangannya mengocak kemaluanku.

    Sesaat selanjutnya,

    “Kak… aahh… ada yg… mau… keluar memiaw Endah… aahh… ahh”, erangnya sekalian menggelinjang-geliat.

    “Jangan ditahan Endah. Keluarin saja”, kataku sekalian meringis kesakitan.

    Masalahnya tangannya meremas kemaluanku keras sekali. Barusan saya usai bicara, kemaluannya mengucur cairan hangat.

    “Aahh… aachk… sangat nikmat Kak… nikmat…” jerit Endah dgn tangan meremas-remas buah dadanya sendiri.

    Sesudah kujilati kemaluannya, kusuruh ia jongkok di atas kemaluanku. Demikian jongkok, kuangkat pinggulku hingga kepala kemaluanku melekat dgn bibir kemaluannya. Kubuka kemaluannya dgn jari-jariku, dan kusuruh ia turun sedikit-sedikit.

    Kemaluannya sempit sekali. Mahfum, masih beberapa anak. Kemaluanku segera masuk sedikit-sedikit. Endah mengeluh meredam sakit. Kusaksikan darah mengucur sedikit dari kemaluannya. Ternyata selaput daranya telah sukses kutembus.

    Sesudah 1/2 dari kemaluanku masuk, kutekan pinggulnya dgn keras hingga pada akhirnya kemaluanku masuk semua ke kemaluannya. Hentakan yang lumayan keras barusan membuat Endah menjerit kesakitan. Untuk kurangi rasa sakitnya, kuraba buah dadanya dan kuremas-remas dgn halus.

    Sesudah Endah merasa nikmat, baru kuteruskan mengocak kemaluannya. Makin lama Endah mulai nikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya hingga kemaluanku semakin saat menusuk ke kemaluannya yang makin basah. Kubimbing tubuhnya supaya turun naik.Beritaseks

    “Aahh… aahh… aachk… Kak… Endah… ingin keluar… kembali”, ucapnya sekalian tersengal-sengal.

    Usai bicara, kemaluanku disiram lagi dgn cairan hangat. Bahkan juga lebih hangat dari ke-2 kakaknya.

    Demikian usai ejakulasi, Endah terkulai lemas dan merengkuhku. Kuangkat mukanya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dgn mesra. Sesudah kududukkan Endah di sebelahku, kupanggil ke-2 kakaknya supaya merapat.

    Selanjutnya saya berdiri dan dekatkan kemaluanku ke muka mereka bertiga. Kukocok kemaluanku dgn tanganku. Saya tidak tahan kembali. Mereka dengan berganti-gantian mengulum kemaluanku. Menolongku keluarkan air mani yang semenjak barusan kutahan. Lama-lama makin cepat. Dan pada akhirnya,

    crooottt… croott… creet… creet! Air maniku terpancar banyak.

    Membasahi muka kakak-adik tersebut. Kukocok kemaluanku bisa lebih cepat kembali supaya keluar semakin banyak. Sesudah air maniku tidak keluar , ke-3 nya tanpa diminta menjilat-jilati air mani yang tetap menetes. Lantas selanjutnya menjilat-jilati muka mereka sendiri berganti-gantian.

    Sesudah usai, kubaringkan diriku, dan ke-3 nya selanjutnya merengkuhku. Endah di kananku, Nadia dari sisi kiriku, dan Karina berbaring di tubuhku sekalian mencium bibirku.

    Kita berempat pada akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi saya, sepanjang pengalamanku berhubungan seksual, tidak pernah saya rasakan yang senikmat ini. Dgn 3 orang gadis, adik kakak, masih perawan juga semua. That was the best day of my live.
    Narasi Seks Toket Kecil Kekasihku yang Membuat Gairah

    Dan adiknya yang ke-2 tetap kelas 2 SMP. Namanya Endah. Tidak sama ke-2 kakaknya, kulitnya warna sawo masak. Tubuhnya langsing mirip orang mode cat walk. Buah dadanya baru tumbuh. Hingga jika menggunakan pakaian yang ketat, hanya kelihatan benjolan kecil dgn puting yang muncul. Walau bagaimanapun, gerakannya benar-benar sensual.
    Di suatu hari, waktu di dalam rumah Karina tidak sedang ada orang, saya tiba ke tempat tinggalnya. Wah, pikiranku terbang langsung kemanapun. Apalagi Karina kenakan daster dgn potongan dada yang rendah warna hijau muda hingga kelihatan kontras dgn kulitnya.

    Kebenaran waktu itu saya bawa VCD yang barusan kubeli. Tujuanku ingin kutonton berdua dgn Karina. Barusan akan kupencet knop play, mendadak Karina memberikan sebuah VCD dewasa.

    “Hei, dapat darimanakah sayg?” tanyaku sedikit kaget.

    “Dari teman. Barusan ia titip ke Karina karena takut kedapatan ibunya”, ucapnya sekalian duduk di pangkuanku.

    “Menonton ini saja ya sayg. Karina kan tidak pernah menonton yang seperti begini, ya?” pintanya sedikit memaksakan.

    “Oke, terserah kamu”, jawabku sekalian menghidupkan TV.

    Beberapa saat selanjutnya, kita terdiam pada episode sensual untuk episode sensual yang diperlihatkan. Tanpa berasa kemaluanku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Karina yang duduk di pangkuanku. Karina juga melihat ke arahku sekalian tersenyum. Ternyata ia rasakan.

    “Ehm, kamu sudah terangsang ya sayg?” tanyanya sekalian mendesah dan mengulum telingaku.

    Saya hanya dapat tersenyum kegelian. Lantas tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan secara langsung kucium, kujilat dgn penuh gairah. Jari-jemari Karina yang imut mengelus-elus kemaluanku yang makin mengeras. Lantas sesaat selanjutnya,

    Tanpa kita ketahui rupanya kita telah telanjang bundar. Selekasnya saja Karina kugendong ke arah kamarnya. Di kamarnya yang nyaman kita awali lakukan foreplay. Kuremas buah dadanya yang kiri. Dan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan buah dadanya makin mengeras dan kenyal.

    Kuganti posisi. Saat ini lidahku liar menjilat-jilati kemaluannya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dgn halus.

    “Aahh… ahh… sa.. sayg, Karina sudah tidak kuat… emh… ahh… Karina sudah ingin keluar… aackh… ahh… ahh!”

    Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Kemudian, kudekatkan kemaluanku ke mulutnya. Tangan Karina meremas gagangku sekalian mengocaknya dgn perlahan-lahan, dan lidahnya mainkan buah pelirku sekalian kadang-kadang mengulumnya.

    Sesudah senang bermain dgn buah pelirku, Karina mulai masukkan kemaluanku ke mulutnya. Mulutnya yang imut tidak muat saat kemaluanku masuk semuanya. Tetapi kuakui sedotannya memang sangat nikmat.

    Sekalian terus mengulum dan mengocak gagang kemaluanku, Karina mainkan puting susuku. Hingga membuatku nyaris ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Saya tidak ingin keluar dahulu saat sebelum rasakan kemaluanku masuk ke kemaluannya yang masih perawan tersebut.
    Saat hot-hotnya, mendadak pintu kamar terbuka. Saya dan Karina kaget bukan bermain. Rupanya yang tiba ialah ke-2 adiknya. Ke-2 nya spontan berteriak terkejut.

    “Kak Karina, apa-apan sich? Bagaimana jika kedapatan Bunda?” teriak Endah.
    Dan Nadia hanya merunduk malu.

    Saya dan Karina sama-sama berpandangan. Selanjutnya saya bergerak dekati Endah. Melihatku yang telanjang bundar dgn kemaluan yang berdiri yang tegak, membuat Endah berteriak ketahan sekalian tutup matanya.

    “Iih… Kakak!” jeritnya.

    “Itunya berdiri!” ucapnya kembali sekalian menunjuk kemaluanku.

    Saya hanya tersenyum menyaksikan kelakuannya. Sesudah dekat, kurangkul ia sekalian berbicara,

    “Endah, Kakak sama Kak Karina kan tidak ngapa-ngapain. Kita kan kembali berpacaran. Yang namanya orang berpacaran ya… seperti ini ini. Kelak kalau Endah dapat pacar, tentu ngelakuin yang seperti ini . Endah sudah dapat apa belum?” tanyaku sekalian mengelus pipinya yang lembut.

    Endah geleng-geleng perlahan-lahan.

    Itil V3
    “Ingin tidak Kakak ajarin?” tanyaku kembali.

    Ini kali sekalian meremas pantatnya yang padat.

    “Mmh, Endah malu ah Kak”, desahnya.

    “Mengapa perlu malu? Endah sukai tidak sama Kakak?” kataku sekalian menciumi belakang lehernya yang banyak rambut lembut.

    “Ahh, i.. iya. Endah sudah lama sukai ama Kakak. Tapinya tidak sedap sama Kak Karina”, jawabannya sekalian pejamkan mata.

    Ternyata Endah nikmati kecupanku di lehernya. Sesudah senang menciumi leher Endah, saya berpindah ke Nadia.

    “Kalau Nadia bagaimana? Sukai tidak ama Kakak?” Nadia menggangguk sekalian kepalanya tetap menunduk.

    “Ya sudah. Kalau begitu nantikan apalagi”, kataku sekalian menggamit ke-2 nya ke tempat tidur.

    Nadia duduk di tepian tempat tidur sekalian kusuruh untuk mengulum kemaluanku. Pertama kalinya sich ia tidak mau, tetapi sesudah kurayu sekalian kuraba buah dadanya yang besar itu, Nadia ingin . Bahkan juga sesudah seringkali masukkan kemaluanku ke mulutnya, Nadia ternyata benar-benar nikmati pekerjaannya tersebut.

    Sementara Nadia sedang mainkan kemaluanku, saya mulai membujuk Endah.

    “Endah, pakaiannya Kakak membuka ya?” pintaku sedikit memaksakan sekalian mulai buka kancing pakaian sekolahnya.

    Lantas kulanjutkan dgn buka roknya. Saat roknya jatuh ke lantai, kelihatan CD-nya mulai basah. Selekasnya saja kulumat bibirnya dgn bibirku. Lidahku bergerak menjilat-jilati lidahnya. Endah juga selanjutnya lakukan hal yang sama. Sekalian masih tetap menciumi bibirnya, tanganku bKarinaksud buka BH-nya. Tetapi selekasnya ditepiskannya tanganku.

    “Jangan Kak, malu. Dada Endah kan kecil”, ucapnya sekalian tutupi dadanya dgn tangannya.

    Dgn tersenyum kuajak ia ke arah kaca yang ada di atas meja dandan. Kusuruh ia berkaca. Sementara saya berada di belakangnya.

    “Dibuka dahulu ya!” kataku buka kancing BH-nya sekalian menciumi lehernya.

    Sesudah BH-nya kujatuhkan ke lantai, buah dadanya kuremas perlahan-lahan sekalian mainkan putingnya yang warna coklat muda dan telah mengeras tersebut.

    “Nach, kamu saksikan sendiri kan. Agar dada kamu kecil, tetapi kan memiliki bentuk bagus. Lagian kamu kan memang tetap kecil, lumrah saja kalau dada kamu kecil. Kelak kalau sudah besar, dada kamu tentu ikut-ikutan besar “, kataku sekalian menyekakan kemaluanku ke belahan pantatnya.

    Endah mendesah kenikmatan. Kepalanya bertumpu ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanya napasnya saja yang kudengar semakin mengincar. Selekasnya kugendong ia ke arah tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya.

    Rambut kemaluannya masih jarang. Seperti rambut lembut yang tumbuh pada tangannya. Kulebarkan kakinya supaya gampang ke arah kemaluannya. Kucium dgn halus sekalian kadang-kadang kujilat klitorisnya. Sementara Nadia kusuruh untuk meremas-remas buah dadanya adiknya tersebut.

    “Aahh… ach… ge… geli Kak. Tetapi sangat nikmat, aahh terus Kak. Jangan stop. Mmh… aahh… ahh.”

    Sesudah senang dgn kemaluan Endah. Saya menarik Nadia menjauh sedikit dari tempat tidur. Karina kusuruh melanjutkan. Lantas dgn style 69, Karina memerintah Endah menjilat-jilati kemaluannya. Dalam pada itu, saya mulai mencumbu Nadia. Kubuka kaos ketatnya dgn tergesa-gesa. Lantas selekasnya kubuka BH-nya. Hingga buah dadanya yang besar bergoyg-goyg di muka mukaku.

    “Wow, tete kamu bagus sekali. Apalagi putingnya, merah sekali seperti permen”, godaku sekalian meremas-remas buah dadanya dan mengulum putingnya yang besar.

    Dan Nadia hanya tersenyum malu.

    “Ahh, ah Kakak, dapat saja”, ucapnya sekalian tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau kemaluanku.

    Menyaksikan ia kesusahan, selekasnya kudekatkan kemaluanku dan kutekan-tekankan ke kemaluannya. Sekalian mendesah kenikmatan, tangannya mengocak kemaluanku. Karena kurasakan air maniku nyaris muncrat, selekasnya kuhentikan kocokannya yang betul-betul nikmat tersebut. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat dibanding Karina.

    Sesudah menentramkan diri supaya air maniku tidak keluar dahulu, saya mulai merosotkan CD-nya yang telah basah kuyup. Demikian terbuka, kelihatan rambut kemaluannya lebat sekali, meskipun tidak selebat Karina, hingga membuatku sedikit kesusahan menyaksikan kemaluannya.

    Sesudah kusibakkan, baru kelihatan kemaluannya yang berair. Kusuruh Nadia mengangkang lebih lebar supaya mempermudahku menjilat kemaluannya. Kujilat dan kuciumi kemaluannya. Kepalaku diapit oleh ke-2 picuma yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku.

    “aahh, Kak… Nadia ingin pipiss…” erangnya sekalian meremas bahuku.

    “Keluarin saja. Jangan ditahan”, kataku.

    Baru usai bicara, dari kemaluannya memancar air yang agak banyak. Bahkan juga kemaluanku sebelumnya sempat terguyur oleh pipisnya. Wah sangat nikmat jeritku dalam hati. Hangat. Sesudah usai, kuajak Nadia lagi ke arah tempat tidur.

    Kusaksikan Karina dan Endah sedang asyik berciuman sekalian tangan ke-2 nya mainkan kemaluannya masing-masing. Sementara di sprei kelihatan ada beberapa cairan. Ternyata ke-2 nya sempat ejakulasi. Karena Karina ialah pacarku, karena itu dia yang dapat peluang pertama untuk rasakan kemaluanku. Kusuruh Karina nungging.

    “Sayg, Karina sudah lama tunggu saat ini”, ucapnya sekalian ambil posisi nungging.

    Sesudah sempat mencium bibirku dan mengecup kemaluanku dgn mesra. Langsung saja, kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya yang sedikit buka. Lantas mulai kumasukkan dikit demi sedikit. Kemaluannya masih sempit. Tetapi masih tetap kupaksakan. Dgn hentakan, kutekan kemaluanku supaya lebih masuk ke.

    “Aachk! Sayg, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Karina mengeluh tapi saya tidak perduli.

    Kemaluanku terus kuhunjamkan. Hingga pada akhirnya kemaluanku semuanya masuk ke kemaluannya. Kuistirahatkan kemaluanku sesaat. Kurasakan kemaluannya berdenyut. Membuatku ingin berlaga kembali.

    Kumulai kembali kocokan kemaluanku dalam kemaluannya yang basah hingga mempermudah kemaluanku untuk bergerak. Kutarik kemaluanku dgn pelan-pelan membuat menggelinjang dalam kepuasan yang tidak pernah ia rasa sebelumnya.

    Semakin kupercepat kocokanku. Mendadak tubuh Karina menggelinjang dgn liar dan mengeluh dgn keras. Selanjutnya tubuhnya melemas lagi dgn napas yang mengincar. Kurasakan kemaluanku seperti disemprotkan oleh air hangat. Ternyata Karina telah ejakulasi.

    Kucabut kemaluanku dari kemaluannya. Kelihatan ada cairan yang menetes dari kemaluannya.

    “Kok ada darahnya sayg?” bertanya Karina kaget saat menyaksikan ke kemaluannya.

    “Kan baru pertama kalinya”, balas Karina mesra.

    “Sudah, tidak apapun. Yang penting nikmat kan sayg?” kataku menentramkannya sekalian mengeluskan kemaluanku ke dalam mulut Nadia.

    Karina hanya tersenyum dan sesudah kucium bibirnya, saya berpindah ke Nadia. Sekalian ambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan kemaluanku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sesaat. Lantas kuletakkan kemaluanku antara belahan buah dadanya.

    Selanjutnya kudekatkan ke-2 buah dadanya hingga menjepit kemaluanku. Demikian kemaluanku terjepit oleh buah dadanya, kurasakan kehangatan.

    “Ooh… Nadia, hangat sekali. Seperti kemaluan”, kataku sekalian memaju-mundurkan pinggulku.

    Nadia ketawa kegelian. Tetapi sesaat selanjutnya yang kedengar dari mulutnya cumalah desahan kepuasan. Sesudah sejumlah waktu mengocak kemaluanku dgn buah dadanya, kutarik kemaluanku dan kuarahkan ke dalam mulut bawahnya.

    “Dimasukin saat ini ya?” kataku sekalian menyekakan kemaluanku ke bibir keperempuanannya.

    Kusuruh Nadia lebih mengangkang. Kupegang kemaluanku dan kumasukkan ke keperempuanannya. Dibandingkan Karina, kemaluan Nadia lebih gampang dimasuki karena lebih lebar. Ke-2 jarinya buka keperempuanannya supaya lebih mudah dimasuki.

    Sama dengan kakaknya, Nadia sebelumnya sempat mengeluh kesakitan. Tetapi ternyata tidak demikian dipedulikannnya. Kepuasan hubungan seksual yang tidak pernah ia rasa menaklukkan hati apapun itu yang ia rasa waktu itu.

    Kupercepat kocokanku.

    “Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Nadia sudah ingin ke… keluar.”

    Dengar itu, makin dalam kutanamkan kemaluanku dan makin kupercepat kocokanku.

    “Aahh… Kak… Nadia keluar! mmh… aahh… ahh…” Selekasnya kucabut kemaluanku.

    Dan dari bibir kemaluannya mengucur cairan yang banyak.

    “Nadia, nikmat khan?” tanyaku sekalian memerintah Endah merapat.

    “Sedap sekali Kak. Nadia tidak pernah merasakan yang seperti begitu. Bisa kan Nadia merasakan kembali?” tanyanya dgn mata yang sayu dan senyuman yang tersungging di bibirnya.

    Saya menggangguk. Dgn pergerakan lambat, Nadia berpindah dekati Karina. Yang selanjutnya disongsong dgn kecupan mesra oleh Karina.

    “Nach, saat ini gantian kamu”, kataku sekalian merengkuh bahu Endah.

    Selanjutnya, untuk menggairahkannya lagi, kurendahkan tubuhku dan kumainkan buah dadanya. Dapat kudengar jantungnya berdegap dgn keras.

    “Endah jangan tegang ya. Santai saja”, bujukku sekalian membelai-belai kemaluannya yang mulai basah.

    Endah hanya menggangguk kurang kuat. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Endah supaya duduk di atasku. Kemudian kuminta dekatkan kemaluannya ke mulutku. Sesudah dekat, selekasnya kucium dan kujilati dgn penuh gairah. Kusuruh tangannya mengocak kemaluanku.

    Sesaat selanjutnya,

    “Kak… aahh… ada yg… mau… keluar memiaw Endah… aahh… ahh”, erangnya sekalian menggelinjang-geliat.

    “Jangan ditahan Endah. Keluarin saja”, kataku sekalian meringis kesakitan.

    Masalahnya tangannya meremas kemaluanku keras sekali. Barusan saya usai bicara, kemaluannya mengucur cairan hangat.

    “Aahh… aachk… sangat nikmat Kak… nikmat…” jerit Endah dgn tangan meremas-remas buah dadanya sendiri.

    Sesudah kujilati kemaluannya, kusuruh ia jongkok di atas kemaluanku. Demikian jongkok, kuangkat pinggulku hingga kepala kemaluanku melekat dgn bibir kemaluannya. Kubuka kemaluannya dgn jari-jariku, dan kusuruh ia turun sedikit-sedikit.

    Kemaluannya sempit sekali. Mahfum, masih beberapa anak. Kemaluanku segera masuk sedikit-sedikit. Endah mengeluh meredam sakit. Kusaksikan darah mengucur sedikit dari kemaluannya. Ternyata selaput daranya telah sukses kutembus.

    Sesudah 1/2 dari kemaluanku masuk, kutekan pinggulnya dgn keras hingga pada akhirnya kemaluanku masuk semua ke kemaluannya. Hentakan yang lumayan keras barusan membuat Endah menjerit kesakitan. Untuk kurangi rasa sakitnya, kuraba buah dadanya dan kuremas-remas dgn halus.

    Sesudah Endah merasa nikmat, baru kuteruskan mengocak kemaluannya. Makin lama Endah mulai nikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya hingga kemaluanku semakin saat menusuk ke kemaluannya yang makin basah. Kubimbing tubuhnya supaya turun naik.Beritaseks

    “Aahh… aahh… aachk… Kak… Endah… ingin keluar… kembali”, ucapnya sekalian tersengal-sengal.

    Usai bicara, kemaluanku disiram lagi dgn cairan hangat. Bahkan juga lebih hangat dari ke-2 kakaknya.

    Demikian usai ejakulasi, Endah terkulai lemas dan merengkuhku. Kuangkat mukanya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dgn mesra. Sesudah kududukkan Endah di sebelahku, kupanggil ke-2 kakaknya supaya merapat.

    Selanjutnya saya berdiri dan dekatkan kemaluanku ke muka mereka bertiga. Kukocok kemaluanku dgn tanganku. Saya tidak tahan kembali. Mereka dengan berganti-gantian mengulum kemaluanku. Menolongku keluarkan air mani yang semenjak barusan kutahan. Lama-lama makin cepat. Dan pada akhirnya,

    crooottt… croott… creet… creet! Air maniku terpancar banyak.

    Membasahi muka kakak-adik tersebut. Kukocok kemaluanku bisa lebih cepat kembali supaya keluar semakin banyak. Sesudah air maniku tidak keluar , ke-3 nya tanpa diminta menjilat-jilati air mani yang tetap menetes. Lantas selanjutnya menjilat-jilati muka mereka sendiri berganti-gantian.

    Sesudah usai, kubaringkan diriku, dan ke-3 nya selanjutnya merengkuhku. Endah di kananku, Nadia dari sisi kiriku, dan Karina berbaring di tubuhku sekalian mencium bibirku.

    Kita berempat pada akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi saya, sepanjang pengalamanku berhubungan seksual, tidak pernah saya rasakan yang senikmat ini. Dgn 3 orang gadis, adik kakak, masih perawan juga semua. That was the best day of my live.

  • Cerita Sex Memperoleh Kepuasan dari Sebuah Pertemu di Mall

    Cerita Sex Memperoleh Kepuasan dari Sebuah Pertemu di Mall


    24 views

    Kelihatan tubuhnya benar-benar ramping, dgn baju yang kelihatan benar-benar mahal ditambahkan juga seksi sekali, karena wanita 1/2 baya itu memakai rok di atas lutut tinggi sekali.

     

    Cersex Stw – Makin merapat tubuh wanita itu makin kelihatan aduhai sekali, hingga saya menelan ludah menyaksikannya. Tapi dgn sesaat pandanganku saya alihkan karena wanita itu betul-betul tiba mendekatiku, dan.
    “Maaf mas, jika ‘pasar ikan’ ada di mana ya..?”

    Saya berusaha tutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,

    “Ahh.., Mbak ini bergurau ya.. di sini mana ada yang jual ikan mbak. Ada ya di pasar besar..”

    “Oh, gicu ya Mas ya..” ucapnya sekalian mikir.

    Tersebut awalnya perbincangan kami ternyata ia barusan cuma memancingku saja, hingga kemudian kenalan dan bercakap ngalor ngidul. Namanya Sabrina, usia 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, bekas gadis sampul yang bersuami seorang pebisnis. Kebenaran suaminya kembali pekerjaan 1 bulan ke Liverpool Inggris, menjadi ia jalanan sendiri. Belum mempunyai anak, karena suaminya menanggung derita impoten.

    Sesudah bercakap sepanjang 1 jam sekalian makan di kafe. Lantas, saya dibawanya ke tempat tinggalnya. Ia mengemudikan mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah tiba di tempat tinggalnya yang besar sekali. Walau sebenarnya saya baru menyaksikannya dari depan saja. Sesudah di-klakPras dengannya, seorang satpam buka pintu pagar. Awalnya, Mbak Sabrina telah katakan.

    “Jika ada pembantu saya, kamu katakan saja saudara dari suamiku, ya..?”

    Sekalian beradegan seperti bintang film sinetron, Mbak Sabrina mengenalkan saya sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lantas memerintahnya untuk masak-memasak buat makan malam.

    “Mari masuk Pras..? Sekedar duduk saja dahulu sesaat di dalam.. ya.. Saya ingin mengganti pakaian dahulu..” ucapnya sesudah pembantunya pergi ke dapur.

    “Eee.. mbak.. kamar kecilnya di mana ya..?”tanyaku.

    “Mari dech, Mbak tunjukin..”ucapnya sekalian menggamit tanganku.

    Hingga kemudian datang di dalam kamar mandi.

    “Tuch kamar mandinya di situ..” ucapnya sekalian menunjuk ke pintu di ujung kamar.

    Aku segera ke situ, dan saat ingin tutup pintu, Mbak Sabrina mendadak meredam pintu di luar kamar mandi sekalian berbicara dgn genit.

    “Jangan semakin lama ya Pras..!” Terus ditutup dech pintunya dengannya.

    Cocok kembali pipis, mataku mendadak tertuju pada suatu benda panjang yang ada dibalik botol-botol sabun. Saat kuambil.., rupanya kemaluan plastik yang warna hitam..! Lantas.. Karena pintunya tidak kukunci, secara sembunyi-sembunyi Mbak Sabrina masuk ke dalam kamar mandi. Karena waktu itu saya sedang terkejut, mendadak saya dipeluk dari belakang dengan halus. Tangan kiri Mbak Sabrina raih tanganku yang sedang menggenggam kemaluan tiruan itu, dan tangan kanannya meremas Kemaluanku.

    “Ini bermainan saya Pras, jika sedang kesepian..” bisiknya pas di telingaku.

    Saya termenung seperti patung, keringat mengalir dgn deras sekali..

    “Tetapi lebih sedap jika pakai yang asli Pras..” desahnya.

    Saya betul-betul tidak bisa melakukan perbuatan apapun saat ia mulai menjilat leher sekitaran telinga. Rasanya geli-geli sedap dan saya betul-betul tersihir. Sekalian terus menjilat ia berusaha buka celanaku dari belakang.

    “Hhh.., jangan Mbak..!” saya berusaha memperingatinya.

    Tetapi.. mengapa Pras..? Hhhmm slurp.. slurp.., tidak sukai ya..?” desisnya sekalian masih tetap mencium dan menjilat leherku.

    Itil V3
    “Hhh.., Prast masih perjaka mbak..!” kataku.

    “Ahh.. masak sich.. mari donk.. nanti Mbak ajarin dech.. nikmat kok Pras.. ingin ya Pras..?”ucapnya

    “Tetapi mmbakk.. hh..”teriakku.

    “Mari turut ke kamar Mbak saja ya.. agar lebih sedap..” ucapnya sekalian menarik lenganku.

    Ia membimbingku keluar kamar mandi sampai di tepi tempat tidur, langsung memagut mulutku dgn garang. Lidahnya meliuk mencari lidahku, sedangkan tangannya berusaha lagi buka celanaku. Saya yang telah pasrah dan bengong, dekap tubuhnya yang seksi dan montok. Sesudah celanaku merosot, kecupannya berpindah ke leher, ke dada, perut, dan pada akhirnya ke kemaluanku. Ia mengurut kemaluanku perlahan-lahan, “Woowww.. sedap sekali rasanya.. ohh..?” desahku.

    “Kamu masih tetap berdiri, ya Pras.. jangan rebah..!” pintanya sekalian tersenyum manis.

    “Saya menggangguk saja.”

    “Kemaluan kamu.. Prasn.. sedap sekali.. hhmm..!”

    Mendadak ia segera mengisap kemaluanku, bahkan juga mengocak-ngocok di mulutnya.

    “Ohh..?” desahku kenikmatan.

    “Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”

    Terkadang ia menyengaja mengguncang-guncang kemaluanku ke kiri ke kanan dgn mulutnya, sedangkan ke-2 tangannya mengelus-elus bokong dan bijiku.

    “Aahh.. jangan kenceng-kenceng donk, Mbak..!” kataku saat ia mengisap dgn bergairah.

    Ia cuma tersenyum, lantas melanjutkan aktivitasnya. Hirup.. lepas.. hirup.. lepas.., lagi hingga pada akhirnya ia seperti kecapekan.

    “Hmm.., Kemaluan kamu sedap sekali Pras..” ucapnya sekalian menjilat bibirnya yang penuh lendir.

    Terlihat sekali dari tatapan matanya yang liar jika ia sangat horny.

    “Sudah lama saya tidak ngisap Kemaluan seenak ini, Pras..”

    “Mbak..”panggilku.

    “Jangan panggil saya Mbak donk..” desisnya sekalian mencium kepala kemaluanku,”Panggil Sabriil.. aahh.. saja ya.. sstt..” desahnya.

    ia Kembali menjilat kemaluanku dgn lidah meliuk seperti lidah ular. Ini kali jilatannya naik ke atas, sekalian tangannya buka T-shirt-ku. Saya pun tidak ingin kalah, ikut-ikutan buka baju-nya. Dan ohh.. kelihatanlah susunya yang lebih besar tersebut.. sepertinya 36C. Rupanya ia tidak menggunakan BH . Maka saat ini cuma tersisa celana dalamnya saja.

    “Mari, hirup donk buah dadaku Pras..” desahnya.

    Saya tidak menanti semakin lama kembali, langsung kulumat payudara yang bundar tersebut. Awalannya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Sabrina mengeluh dan jatuhkan diri ke tempat tidur.

    “Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Pras.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.

    Saya dgn semangat mengisap sama sesuai perintahnya. Sebentar kugigit halus putingnya.

    “Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sekalian menggeliat.

    Ternyata arus kepuasan mulai menimpa Sabrina. Tangan kananku mulai menelusuri kemaluannya yang tetap tertutup celana dalam. Wah, telah basah ternyata..! Apalagi saat jemari tengahku menyelusup antara Labia majora, kerasa sekali beceknya. Pinggulnya mulai turun naik, ternyata Sabrina sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku sentuh klitorisnya, semakin kuat goyangannya. Seolah berusaha supaya jariku masih tetap di klitorisnya, tidak berpindah ke mana saja. Bisa dibuktikan saat tangannya menggenggam tanganku yang berada di kemaluannya,

    “Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.Cerpen Seks

    Saat ini kecupanku telah berpindah ke lehernya yang tingkatan dan wangi mulus. Kemaluannya masih tetap dihibur dgn jariku, sedangkan tanganku lainnya membelai rambut cantiknya.

    “Udahh.. Pras.. saya tidak tahan say.. sst..!” kata Sabrina.

    Lantas ia menelentangkan saya dan ia berada di atasku. Ia segera tempatkan lubang kemaluannya pas di muka mukaku dan secara perlahan-lahan ia membuka celana dalamnya dgn buka ikatan tali di sebelahnya. Tercium merebak harum kemaluannya yang betul-betul membuatku terangsang. Terlihat tetes lendir di lubang kemaluannya.

    “Hm.., harum sekali Sabrii. Prast sukai baunya..” kataku.

    “Kamu sukai berbau kemaluanku, Pras..?” ucapnya manja.

    “Ya Sabrii, kedua-duanya say..”

    “Kalau begitu, jilatin donk say kemaluanku..!” ucapnya sekalian turunkan kemaluannya ke mukaku.

    “Mari jilat, Say..!” desahnya.

    Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat kemaluan dan anusnya. Dan semuanya yang ada disekitaran kemaluannya kujilat dan kuhisap.

    “Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Pras.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.

    Mukaku betul-betul jadi gosokan dengannya. Digosoknya terus kemaluannya di mukaku, terkadang berputar. Lantas, Sabrina mengganti tempatnya menjadi di bawah, tetapi masih tetap sekalian kujilat kemaluannya. Ia menggelinjang-geliat, terkadang membentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Terkadang mengeluh, menjerit, melolong, bahkan juga terkadang kepalaku diapit dgn ke-2 pahanya yang putih mulus tersebut.

    “Ahh.. ohh.. oohh.. Sabrii ingin keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.

    Saat ia menjerit-jerit segera kuhentikan jilatanku dan segera berdiri dari sisi tempat tidur.

    “Sabrii.. kamu tidak pa-pa kan..”kataku kebingungan.

    Selang beberapa saat Sabrina tersadarkan.

    “Ahh..? Lho..? Koq.. Mengapa stop sich Pras..?” 1/2 menjerit, lantas celingukan mencariku.

    Sesudah melihatku berada di sebelahnya sekalian bengong, Sabrina betul-betul marah.

    “Kamu.. benar-benar jahat Pras..!”

    Sabrina masukkan 2 jemari kirinya ke kemaluannya.

    “Prast.., kamu benar-benar jahat..!” jeritnya.

    “Tetapi, Sabrii kan barusan menjerit.. Prast menjadi ketakutan..” kataku.

    “Aduh.. kamu kok culun sangat sich Pras.. dasar perjaka.. tetapi tidak pa-pa dech..”ucapnya.

    Untung di luar masih hujan besar . Maka jeritannya tertutup dgn suara hujan.

    “Sini donk Pras..!” pintanya manja.

    Karena saya bengong terus lantas ia dgn meraung seperti macan ia lompat dari tempat tidur, berusaha menangkapku. Tetapi tidak berhasil, karena saya mengelak karena ketakutan. Saya berusaha menghindari tangkapannya yang disanggupi nafsu.

    “Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sekalian berusaha melafalkanrku.

    Kami berdua seperti penjahat dgn korbannya yang sedang bermain kejar-mengejar.

    Karena kecapekan saya sukses diamankannya. Saya segera duduk di atas bangku sofanya. Lantas, tanpa basa-basi kembali, Sabrina duduk langsung bertemu di pahaku. Bulu kemaluannya berasa halus sentuh pahaku, dan tangkai kemaluanku mendekat di perutnya.

    “Ingin lari ke mana, Pras..? Jahat..!” ucapnya sekalian menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya sangat nikmat.

    “Orang Sabrii sedang ingin ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu tidak bisa, Say..!” omelnya sekalian melihat tajam.

    “Ya Sabrii.. Prast salah..” kataku.

    Lantas kupagut bibirnya yang basah tersebut. Langsung dibalas dgn garang. Sabrina merengkuhku dgn kuat sekalian menggesek turun naik kemaluannya ke Kemaluanku. Selanjutnya ia hentikan pagutannya, lantas tersenyum menghinaku.

    “Kamu sudah membuat Sabrii pusing, kamu harus Sabrii hukum..” ucapnya.

    “Dijatuhi hukuman apa Sabrii..?” kataku ingin tahu.

    “Hukumannya ini Pras..” lantas Sabrii raih Kemaluanku dan secara langsung dimasukkan pada kemaluannya, “Ngentotin sampai saya puaass.. oohh..!”

    Lantas, Sabrina langsung memacu Kemaluanku UP-DOWN.

    Aduh, betul-betul nikmat tidak tahunya. Demikian ketat mencekram Kemaluanku. Dalam pada itu, di muka mukaku terpajang payudara besar yang terbuncang-guncang.

    “Ahh.. oohh.., Kemaluan kamu.. sedap Pras.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sekalian turun naik.

    Saya tidak bisa menjawab, masalahnya kembali asyik melumat buah dadanya. Tanganku mengelus-elus sekitaran bokong semoknya sampai belakang kemaluannya, agar ia betul-betul senang.

    “Ah.. ah.. terus Pras..! Jangan stop Say..! Sabrii, sukai ngentot dengan kamu.. hh sedap.. ohh.. ahh..!” jeritnya.

    Terkadang kusentak dari bawah, dan Sabrina suka sekali jika demikian.

    “Sentak kembali.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. begitu.. kembali.. lagii.. oohh..!”

    Kembali asyik-asyiknya ia memacu Kemaluanku, mendadak kuberdiri sekalian menuntunnya. Lantas saya jalanan keliling kamar sekalian masih tetap ia mengocak Kemaluanku dgn kemaluannya yang hebat. Sebagai mengganti sentakan yang ia sukai, saya jalannya terkadang mirip orang melonjak. Kan menjadi sama nyentaknya. Tetapi itu tidak bisa semakin lama, karena tubuhnya cukup berat . Maka saya kembali ke tempat tidur.

    “Kamu di bawah ya, Say..! Sabrii sukai di atas.. ss..” desisnya manja.

    “Ya.., buat Sabrii.. apa saja dech..!” kataku.Cerpen Seks

    Tanpa banyak percuma, Sabrina meneruskan lagi goyangannya. Terkadang goyangnya betul-betul maut, sampai membentak kepalanya ke belakang. Atau terkadang sekalian meremas payudaranya, seperti pada beberapa film Vivid. Atau dgn merebahkan kepalanya di dadaku. Sekalian mengocak, seperti umumnya ia sukai sekali berbicara kotor.

    “Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. sedap kan, Say..?”

    “Enakk.. sekali, Sabrii..” lenguhku.

    “Senang khaann.. Pras..!”

    “Ya,.. sseneng.. ohh..”

    “Sabrii.. sukka.. Kemaluan kamu.. Pras.. oohh..” desahnya manja.

    “Prast suka juga kemaluan Sabrii.. ohh..” desahku.

    10 menit selanjutnya, saya merasa seperti mau pipis, karena Kemaluanku telah berdenyut. Ternyata Sabrina pun demikian. Dinding kemaluannya mulai tergetar dan telah basah sekali. Pacuannya juga mulai mengamuk, seperti saat ia menjerit barusan.

    “Oohh.. Pras.. Prast ingin.. pipis..”

    “Sabrii.. Pras.. ingin keluar.. tahan yah.. Pras, kita berbarengan ya.. Pras..!” desahnya.

    Lantas, Sabrina telah makin tegang, semakin kuat merengkuhku.

    “Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, lama-lama semakin keras.

    “Teruss.., Pras.. teruss.. saya.. ohh.. ahh.. Sabrii keluarr..”

    Ia menjerit dan menghentak-hentak dgn garangnya. Waktu itu, otot kemaluannya benar-benar tegang dan memeras tangkai Kemaluanku. Ia menyemprot banyak cairan, Lantas.

    “Sabrii.. Pras ingin pipis .. ohh..!”

    “Pipiskan saja dalam Pras.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”

    “Croooot.. croooot.. crooooot..!” cairankuku muncrat dalam kemaluannya.

    Saya tidak bisa berbicara apapun kembali, cuma dapat menerawang ke langit-langit. Nikmati orgasme. Masih tetap ada sejumlah hentakan kembali, sebelumnya terakhir Sabrina terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang cantik itu membentang bebas, langsung kubelai.

    “Pras.., terima kasih ya.., kamu sudah memberikan aliran yang sejauh ini tidak pernah Sabrii merasai” ucapnya sekalian mencium bibirku dgn halus.

    “Terus bagaimana Sabrii.. mengenai gagasan seterusnya..?”tanyaku.

    “Entar saja dech, agar Sabrii pikir-pikir dahulu, Pras”ucapnya.

    “Jika Sabrii betul-betul ingin pisah ama Fadli. Prast ingin menjadi penggantinya..”kataku.

    “Ahh.. yang benar Pras.. memang kamu masih ingin ama saya.. cewek yang sudah tua ini..?”ucapnya.

    “Prast cinta ama Sabrii semenjak pertama kita bertemu. Prast tidak mempedulikan umur Sabrii berapakah yang terpenting Prast cinta ama Sabrii..”kataku sekalian mengecup bibirnya.

    “Ohh.. Pras kau benar-benar lelaki jantan dan bertanggungjawab. Sebenarnya Sabrii suka juga ama kamu tetapi khan saya sadar jika umurku sudah di atas kamu. Tetapi, realitanya kamu sukai ama Sabrii . Maka, Sabrii sepakat saja.. tetapi Prast sabar dahulu ya.. Agar Sabrii tuntaskan masalah dgn suami Sabrii.. ya manis..”ucapnya sekalian mengecup bibirku kembali.

    “Ya Sabrii, Prast akan nantikan..?”tanyaku.

    “Nach begitu donk.. oh iya say.. Prast harus tiba ke sini dan harus memberikan kepuasan Sabrii setiap saat.. ya sayang..”ucapnya.

    “Ya say..”jawabku. Lantas, kita berciuman dan pada akhirnya tertidur nyenyak.

    Narasi Seks Terkini Awalnya dari Sebuah Ketemu di Mall

    Kelihatan tubuhnya benar-benar ramping, dgn baju yang kelihatan benar-benar mahal ditambahkan juga seksi sekali, karena wanita 1/2 baya itu memakai rok di atas lutut tinggi sekali. Makin merapat tubuh wanita itu makin kelihatan aduhai sekali, hingga saya menelan ludah menyaksikannya. Tapi dgn sesaat pandanganku saya alihkan karena wanita itu betul-betul tiba mendekatiku, dan.
    “Maaf mas, jika ‘pasar ikan’ ada di mana ya..?”

    Saya berusaha tutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,

    “Ahh.., Mbak ini bergurau ya.. di sini mana ada yang jual ikan mbak. Ada ya di pasar besar..”

    “Oh, gicu ya Mas ya..” ucapnya sekalian mikir.

    Tersebut awalnya perbincangan kami ternyata ia barusan cuma memancingku saja, hingga kemudian kenalan dan bercakap ngalor ngidul. Namanya Sabrina, usia 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, bekas gadis sampul yang bersuami seorang pebisnis. Kebenaran suaminya kembali pekerjaan 1 bulan ke Liverpool Inggris, menjadi ia jalanan sendiri. Belum mempunyai anak, karena suaminya menanggung derita impoten.

    Sesudah bercakap sepanjang 1 jam sekalian makan di kafe. Lantas, saya dibawanya ke tempat tinggalnya. Ia mengemudikan mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah tiba di tempat tinggalnya yang besar sekali. Walau sebenarnya saya baru menyaksikannya dari depan saja. Sesudah di-klakPras dengannya, seorang satpam buka pintu pagar. Awalnya, Mbak Sabrina telah katakan.

    “Jika ada pembantu saya, kamu katakan saja saudara dari suamiku, ya..?”

    Sekalian beradegan seperti bintang film sinetron, Mbak Sabrina mengenalkan saya sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lantas memerintahnya untuk masak-memasak buat makan malam.

    “Mari masuk Pras..? Sekedar duduk saja dahulu sesaat di dalam.. ya.. Saya ingin mengganti pakaian dahulu..” ucapnya sesudah pembantunya pergi ke dapur.

    “Eee.. mbak.. kamar kecilnya di mana ya..?”tanyaku.

    “Mari dech, Mbak tunjukin..”ucapnya sekalian menggamit tanganku.

    Hingga kemudian datang di dalam kamar mandi.

    “Tuch kamar mandinya di situ..” ucapnya sekalian menunjuk ke pintu di ujung kamar.

    Aku segera ke situ, dan saat ingin tutup pintu, Mbak Sabrina mendadak meredam pintu di luar kamar mandi sekalian berbicara dgn genit.

    “Jangan semakin lama ya Pras..!” Terus ditutup dech pintunya dengannya.

    Cocok kembali pipis, mataku mendadak tertuju pada suatu benda panjang yang ada dibalik botol-botol sabun. Saat kuambil.., rupanya kemaluan plastik yang warna hitam..! Lantas.. Karena pintunya tidak kukunci, secara sembunyi-sembunyi Mbak Sabrina masuk ke dalam kamar mandi. Karena waktu itu saya sedang terkejut, mendadak saya dipeluk dari belakang dengan halus. Tangan kiri Mbak Sabrina raih tanganku yang sedang menggenggam kemaluan tiruan itu, dan tangan kanannya meremas Kemaluanku.

    “Ini bermainan saya Pras, jika sedang kesepian..” bisiknya pas di telingaku.

    Saya termenung seperti patung, keringat mengalir dgn deras sekali..

    “Tetapi lebih sedap jika pakai yang asli Pras..” desahnya.

    Saya betul-betul tidak bisa melakukan perbuatan apapun saat ia mulai menjilat leher sekitaran telinga. Rasanya geli-geli sedap dan saya betul-betul tersihir. Sekalian terus menjilat ia berusaha buka celanaku dari belakang.

    “Hhh.., jangan Mbak..!” saya berusaha memperingatinya.

    Tetapi.. mengapa Pras..? Hhhmm slurp.. slurp.., tidak sukai ya..?” desisnya sekalian masih tetap mencium dan menjilat leherku.

    Itil V3
    “Hhh.., Prast masih perjaka mbak..!” kataku.

    “Ahh.. masak sich.. mari donk.. nanti Mbak ajarin dech.. nikmat kok Pras.. ingin ya Pras..?”ucapnya

    “Tetapi mmbakk.. hh..”teriakku.

    “Mari turut ke kamar Mbak saja ya.. agar lebih sedap..” ucapnya sekalian menarik lenganku.

    Ia membimbingku keluar kamar mandi sampai di tepi tempat tidur, langsung memagut mulutku dgn garang. Lidahnya meliuk mencari lidahku, sedangkan tangannya berusaha lagi buka celanaku. Saya yang telah pasrah dan bengong, dekap tubuhnya yang seksi dan montok. Sesudah celanaku merosot, kecupannya berpindah ke leher, ke dada, perut, dan pada akhirnya ke kemaluanku. Ia mengurut kemaluanku perlahan-lahan, “Woowww.. sedap sekali rasanya.. ohh..?” desahku.

    “Kamu masih tetap berdiri, ya Pras.. jangan rebah..!” pintanya sekalian tersenyum manis.

    “Saya menggangguk saja.”

    “Kemaluan kamu.. Prasn.. sedap sekali.. hhmm..!”

    Mendadak ia segera mengisap kemaluanku, bahkan juga mengocak-ngocok di mulutnya.

    “Ohh..?” desahku kenikmatan.

    “Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”

    Terkadang ia menyengaja mengguncang-guncang kemaluanku ke kiri ke kanan dgn mulutnya, sedangkan ke-2 tangannya mengelus-elus bokong dan bijiku.

    “Aahh.. jangan kenceng-kenceng donk, Mbak..!” kataku saat ia mengisap dgn bergairah.

    Ia cuma tersenyum, lantas melanjutkan aktivitasnya. Hirup.. lepas.. hirup.. lepas.., lagi hingga pada akhirnya ia seperti kecapekan.

    “Hmm.., Kemaluan kamu sedap sekali Pras..” ucapnya sekalian menjilat bibirnya yang penuh lendir.

    Terlihat sekali dari tatapan matanya yang liar jika ia sangat horny.

    “Sudah lama saya tidak ngisap Kemaluan seenak ini, Pras..”

    “Mbak..”panggilku.

    “Jangan panggil saya Mbak donk..” desisnya sekalian mencium kepala kemaluanku,”Panggil Sabriil.. aahh.. saja ya.. sstt..” desahnya.

    ia Kembali menjilat kemaluanku dgn lidah meliuk seperti lidah ular. Ini kali jilatannya naik ke atas, sekalian tangannya buka T-shirt-ku. Saya pun tidak ingin kalah, ikut-ikutan buka baju-nya. Dan ohh.. kelihatanlah susunya yang lebih besar tersebut.. sepertinya 36C. Rupanya ia tidak menggunakan BH . Maka saat ini cuma tersisa celana dalamnya saja.

    “Mari, hirup donk buah dadaku Pras..” desahnya.

    Saya tidak menanti semakin lama kembali, langsung kulumat payudara yang bundar tersebut. Awalannya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Sabrina mengeluh dan jatuhkan diri ke tempat tidur.

    “Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Pras.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.

    Saya dgn semangat mengisap sama sesuai perintahnya. Sebentar kugigit halus putingnya.

    “Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sekalian menggeliat.

    Ternyata arus kepuasan mulai menimpa Sabrina. Tangan kananku mulai menelusuri kemaluannya yang tetap tertutup celana dalam. Wah, telah basah ternyata..! Apalagi saat jemari tengahku menyelusup antara Labia majora, kerasa sekali beceknya. Pinggulnya mulai turun naik, ternyata Sabrina sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku sentuh klitorisnya, semakin kuat goyangannya. Seolah berusaha supaya jariku masih tetap di klitorisnya, tidak berpindah ke mana saja. Bisa dibuktikan saat tangannya menggenggam tanganku yang berada di kemaluannya,

    “Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.Cerpen Seks

    Saat ini kecupanku telah berpindah ke lehernya yang tingkatan dan wangi mulus. Kemaluannya masih tetap dihibur dgn jariku, sedangkan tanganku lainnya membelai rambut cantiknya.

    “Udahh.. Pras.. saya tidak tahan say.. sst..!” kata Sabrina.

    Lantas ia menelentangkan saya dan ia berada di atasku. Ia segera tempatkan lubang kemaluannya pas di muka mukaku dan secara perlahan-lahan ia membuka celana dalamnya dgn buka ikatan tali di sebelahnya. Tercium merebak harum kemaluannya yang betul-betul membuatku terangsang. Terlihat tetes lendir di lubang kemaluannya.

    “Hm.., harum sekali Sabrii. Prast sukai baunya..” kataku.

    “Kamu sukai berbau kemaluanku, Pras..?” ucapnya manja.

    “Ya Sabrii, kedua-duanya say..”

    “Kalau begitu, jilatin donk say kemaluanku..!” ucapnya sekalian turunkan kemaluannya ke mukaku.

    “Mari jilat, Say..!” desahnya.

    Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat kemaluan dan anusnya. Dan semuanya yang ada disekitaran kemaluannya kujilat dan kuhisap.

    “Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Pras.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.

    Mukaku betul-betul jadi gosokan dengannya. Digosoknya terus kemaluannya di mukaku, terkadang berputar. Lantas, Sabrina mengganti tempatnya menjadi di bawah, tetapi masih tetap sekalian kujilat kemaluannya. Ia menggelinjang-geliat, terkadang membentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Terkadang mengeluh, menjerit, melolong, bahkan juga terkadang kepalaku diapit dgn ke-2 pahanya yang putih mulus tersebut.

    “Ahh.. ohh.. oohh.. Sabrii ingin keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.

    Saat ia menjerit-jerit segera kuhentikan jilatanku dan segera berdiri dari sisi tempat tidur.

    “Sabrii.. kamu tidak pa-pa kan..”kataku kebingungan.

    Selang beberapa saat Sabrina tersadarkan.

    “Ahh..? Lho..? Koq.. Mengapa stop sich Pras..?” 1/2 menjerit, lantas celingukan mencariku.

    Sesudah melihatku berada di sebelahnya sekalian bengong, Sabrina betul-betul marah.

    “Kamu.. benar-benar jahat Pras..!”

    Sabrina masukkan 2 jemari kirinya ke kemaluannya.

    “Prast.., kamu benar-benar jahat..!” jeritnya.

    “Tetapi, Sabrii kan barusan menjerit.. Prast menjadi ketakutan..” kataku.

    “Aduh.. kamu kok culun sangat sich Pras.. dasar perjaka.. tetapi tidak pa-pa dech..”ucapnya.

    Untung di luar masih hujan besar . Maka jeritannya tertutup dgn suara hujan.

    “Sini donk Pras..!” pintanya manja.

    Karena saya bengong terus lantas ia dgn meraung seperti macan ia lompat dari tempat tidur, berusaha menangkapku. Tetapi tidak berhasil, karena saya mengelak karena ketakutan. Saya berusaha menghindari tangkapannya yang disanggupi nafsu.

    “Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sekalian berusaha melafalkanrku.

    Kami berdua seperti penjahat dgn korbannya yang sedang bermain kejar-mengejar.

    Karena kecapekan saya sukses diamankannya. Saya segera duduk di atas bangku sofanya. Lantas, tanpa basa-basi kembali, Sabrina duduk langsung bertemu di pahaku. Bulu kemaluannya berasa halus sentuh pahaku, dan tangkai kemaluanku mendekat di perutnya.

    “Ingin lari ke mana, Pras..? Jahat..!” ucapnya sekalian menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya sangat nikmat.

    “Orang Sabrii sedang ingin ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu tidak bisa, Say..!” omelnya sekalian melihat tajam.

    “Ya Sabrii.. Prast salah..” kataku.

    Lantas kupagut bibirnya yang basah tersebut. Langsung dibalas dgn garang. Sabrina merengkuhku dgn kuat sekalian menggesek turun naik kemaluannya ke Kemaluanku. Selanjutnya ia hentikan pagutannya, lantas tersenyum menghinaku.

    “Kamu sudah membuat Sabrii pusing, kamu harus Sabrii hukum..” ucapnya.

    “Dijatuhi hukuman apa Sabrii..?” kataku ingin tahu.

    “Hukumannya ini Pras..” lantas Sabrii raih Kemaluanku dan secara langsung dimasukkan pada kemaluannya, “Ngentotin sampai saya puaass.. oohh..!”

    Lantas, Sabrina langsung memacu Kemaluanku UP-DOWN.

    Aduh, betul-betul nikmat tidak tahunya. Demikian ketat mencekram Kemaluanku. Dalam pada itu, di muka mukaku terpajang payudara besar yang terbuncang-guncang.

    “Ahh.. oohh.., Kemaluan kamu.. sedap Pras.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sekalian turun naik.

    Saya tidak bisa menjawab, masalahnya kembali asyik melumat buah dadanya. Tanganku mengelus-elus sekitaran bokong semoknya sampai belakang kemaluannya, agar ia betul-betul senang.

    “Ah.. ah.. terus Pras..! Jangan stop Say..! Sabrii, sukai ngentot dengan kamu.. hh sedap.. ohh.. ahh..!” jeritnya.

    Terkadang kusentak dari bawah, dan Sabrina suka sekali jika demikian.

    “Sentak kembali.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. begitu.. kembali.. lagii.. oohh..!”

    Kembali asyik-asyiknya ia memacu Kemaluanku, mendadak kuberdiri sekalian menuntunnya. Lantas saya jalanan keliling kamar sekalian masih tetap ia mengocak Kemaluanku dgn kemaluannya yang hebat. Sebagai mengganti sentakan yang ia sukai, saya jalannya terkadang mirip orang melonjak. Kan menjadi sama nyentaknya. Tetapi itu tidak bisa semakin lama, karena tubuhnya cukup berat . Maka saya kembali ke tempat tidur.

    “Kamu di bawah ya, Say..! Sabrii sukai di atas.. ss..” desisnya manja.

    “Ya.., buat Sabrii.. apa saja dech..!” kataku.Cerpen Seks

    Tanpa banyak percuma, Sabrina meneruskan lagi goyangannya. Terkadang goyangnya betul-betul maut, sampai membentak kepalanya ke belakang. Atau terkadang sekalian meremas payudaranya, seperti pada beberapa film Vivid. Atau dgn merebahkan kepalanya di dadaku. Sekalian mengocak, seperti umumnya ia sukai sekali berbicara kotor.

    “Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. sedap kan, Say..?”

    “Enakk.. sekali, Sabrii..” lenguhku.

    “Senang khaann.. Pras..!”

    “Ya,.. sseneng.. ohh..”

    “Sabrii.. sukka.. Kemaluan kamu.. Pras.. oohh..” desahnya manja.

    “Prast suka juga kemaluan Sabrii.. ohh..” desahku.

    10 menit selanjutnya, saya merasa seperti mau pipis, karena Kemaluanku telah berdenyut. Ternyata Sabrina pun demikian. Dinding kemaluannya mulai tergetar dan telah basah sekali. Pacuannya juga mulai mengamuk, seperti saat ia menjerit barusan.

    “Oohh.. Pras.. Prast ingin.. pipis..”

    “Sabrii.. Pras.. ingin keluar.. tahan yah.. Pras, kita berbarengan ya.. Pras..!” desahnya.

    Lantas, Sabrina telah makin tegang, semakin kuat merengkuhku.

    “Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, lama-lama semakin keras.

    “Teruss.., Pras.. teruss.. saya.. ohh.. ahh.. Sabrii keluarr..”

    Ia menjerit dan menghentak-hentak dgn garangnya. Waktu itu, otot kemaluannya benar-benar tegang dan memeras tangkai Kemaluanku. Ia menyemprot banyak cairan, Lantas.

    “Sabrii.. Pras ingin pipis .. ohh..!”

    “Pipiskan saja dalam Pras.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”

    “Croooot.. croooot.. crooooot..!” cairankuku muncrat dalam kemaluannya.

    Saya tidak bisa berbicara apapun kembali, cuma dapat menerawang ke langit-langit. Nikmati orgasme. Masih tetap ada sejumlah hentakan kembali, sebelumnya terakhir Sabrina terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang cantik itu membentang bebas, langsung kubelai.

    “Pras.., terima kasih ya.., kamu sudah memberikan aliran yang sejauh ini tidak pernah Sabrii merasai” ucapnya sekalian mencium bibirku dgn halus.

    “Terus bagaimana Sabrii.. mengenai gagasan seterusnya..?”tanyaku.

    “Entar saja dech, agar Sabrii pikir-pikir dahulu, Pras”ucapnya.

    “Jika Sabrii betul-betul ingin pisah ama Fadli. Prast ingin menjadi penggantinya..”kataku.

    “Ahh.. yang benar Pras.. memang kamu masih ingin ama saya.. cewek yang sudah tua ini..?”ucapnya.

    “Prast cinta ama Sabrii semenjak pertama kita bertemu. Prast tidak mempedulikan umur Sabrii berapakah yang terpenting Prast cinta ama Sabrii..”kataku sekalian mengecup bibirnya.

    “Ohh.. Pras kau benar-benar lelaki jantan dan bertanggungjawab. Sebenarnya Sabrii suka juga ama kamu tetapi khan saya sadar jika umurku sudah di atas kamu. Tetapi, realitanya kamu sukai ama Sabrii . Maka, Sabrii sepakat saja.. tetapi Prast sabar dahulu ya.. Agar Sabrii tuntaskan masalah dgn suami Sabrii.. ya manis..”ucapnya sekalian mengecup bibirku kembali.

    “Ya Sabrii, Prast akan nantikan..?”tanyaku.

    “Nach begitu donk.. oh iya say.. Prast harus tiba ke sini dan harus memberikan kepuasan Sabrii setiap saat.. ya sayang..”ucapnya.

    “Ya say..”jawabku. Lantas, kita berciuman dan pada akhirnya tertidur nyenyak.

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Yang Ingin Mesum

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Yang Ingin Mesum


    66 views

    Hal tersebut mengingati aqu akan kakakku dan makin membuatku ingin menyentuh tubuhnya. Tapi sering kali ia dapat menampik. Paling-paling, kami hanya berciuman, tapi sebelumnya tidak pernah lebih dari tersebut.

     

    Cersex Stw – Siang itu Kumaratih kuajak jalanan, rimba rekreasi yang berada di samping Utara kota B. Setelah parkir, aqupun cari tempat yang nyaman untuk bercakap dan vital buat berpacaran. Demikian dapat, kami juga asyik bercakap ngalor ngidul.

    Tidak menyengaja, tanganku asyik mengelus-elus jarinya di atas pahanya. Kumaratihpun melihatku dgn sayu. Selekasnya kucium bibirnya yang imut. Kumaratih juga menyongsong dgn semangat.

    Lidahnya dgn gesit memilin lidahku sampai membuatku terengah-engah. Kudekap kuat tubuhnya, sekalian tangan kananku coba meremas remas bokongnya yang bahenol dan ia tidak menyanggahnya.

    Tubuhnya juga tergetar luar biasa. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan menyeka pahanya yang rupanya benar-benar mulus sekali ketelusupkan jariku ke celana dalamnya.

    “Mas, jangan ahhh, malu disaksikan orang” ucapnya sambil coba menghambat tanganku berlaga selanjutnya.

    “Berpindah tempat yok, yang semakin aman,” ajakku sekalian terus coba meremas buah dadanya.
    Kumaratih langsung menggeliat.

    Berasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, pertanda jika Kumaratih mulai terangsang luar biasa. Matanya yang sayu menjadi terlihat cabul, pertanda Kumaratih diterpa rangsangan birahi yang sangat hebat. Kamipun selekasnya bersiap diri, membenarkan baju yang sebelumnya sempat amburadul.

    Kami juga selekasnya pulang dan ku mengajak Kumaratih ke rumah kontrakanku, karena aqu di kota B mengontrak rumah imut dan tinggal sendiri. Waktu itu, hari telah gelap. Sebetulnya aqu sudah tidak tahan sedang pengin mencium ia kembali, dan tahu sendirilah seterusnya.

    Tetapi bagaimana kembali, lha wong Kumaratih hanya diam terpaqu. Aqu menjadi justru taqut, jangan-jangan ia menyesal sudah ingin kuajak nginap di rumahku.

    “Em, kembali memikirkan apa? Kok tercenung-mangu ?” tanyaqu sekalian mendatanginya.

    Kumaratih hanya melihatku sepintas.

    “Biarlah, berbaring saja di atas kasur, aqu kelak agar tidur di atas sofa. Aqu janji tidak akan menyentuhmu terkecuali kalu Kumaratih ingin,” kataqu kembali sekalian ke arah sofa.

    Mendadak Kumaratih menangis dan kuberanikan diriku untuk merengkuhnya dan menentramkannya, Kumaratih tidak menampiknya. Setelah cukup tenang kubisiki ia jika ia terlihat elok malam hari ini apalagi ia kenakan kudung yang aqu benar-benar sukai akan wanita yang kenakan kudung.

    Kumaratih tersenyum dan melihatku dalam, lantas pejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, ia menerimanya. Kucium ia dgn lebih galak dan ia membalas, lantas tangannya merengkuh bahuku. Kami berciuman dgn penuh nafsu.

    Kusibakkan kudungnya yang tutupi lehernya lantas aqu turun ke lehernya, Kumaratihpun mendesah
    “aaaahh.” Dengar itu kuberanikan meremas buah dadanya yang montok.

    Kumaratih mendesah kembali, dan menjambak rambutku. Setelah sesaat kulepaskan ia. Kumaratih telah terangsang, kuangkat pakaian panjangnya, tampaklah bra hitamnya yang benar-benar kusukai, kumulai meremas buah dada yang tetap terbungkus branya, diapun melenguh terangsang.

    Lantas mulai kusingkap bra hitamnya ke atas tampaklah gunung kembar yang cocok dalam pegangan tanganku, dgn punting merah-coklat ceria yang sudah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Kumaratih hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya.

    Kulanjutkan membuka rok panjangnya, ia menggunakan CD warna hitam berenda terbuka hingga terlihat beberapa rambut kemaluannya yang lembab. Menyengaja aqu tidak melepaskan kudungnya dan memakainya, karena Kumaratih terlihat lebih seksi dgn hanya menggunakan kudung dan baju yang terkuak.

    Kumulai turunkan CD hitamnta dan WOW, rupanya jembutnya tidak begitu lebat dan rapi, rambut di sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya pada bagian atasnya. Dan kemaluannya terlihat kuat dgn clitoris yang lumayan besar dan memulai basah.

    “Kamu rajin cukur ya,” tanyaqu.

    Dgn muka memeras ia menyetujui. Kupangku ia dan memulai menciuminya kembali, dan sapuan lidahku mulai kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan juga kugigit kecil dgn gigiku, Kumaratih menggeliat keasikan, dan mendesah-desah rasakan rangsangan kepuasan.

    Tangan kananku mulai mainkan clit-nya, rupanya telah banjir, kugesek klitorisnya dgn jemari tengahku, pelan-pelan, desahan dan lenguhan semakin kerap kudengar.

    Selaras dgn sapuan lidahku di puntingnya, Kumaratih semakin terangsang, ia bahkan juga menjambak rambutku dan menekan kepalaqu ke buah dadanya,

    “Mas, enakh… banget…enakh…” Desahannya dan lenguhannya.

    Kurang lebih 5 menit dari kumulai, tubuhnya mulai melafalkanng dan

    “Mas… Kumaratih… mo… keluaaaarrr!” Sekalian berteriak Kumaratih orgasme, renyutan kemaluannya kurasakan pada tangan kananku. Kumaratih selanjutnya berdiri.

    “Saat ini giliranmu,” ucapnya.

    Celanaqu langsung ditanggalkannya dan aqupun dimintanya tiduran. Salah satunya tangannya menggenggam kemaluanku dan yang lain menggenggam zakarnya, ia mengelusnya dgn halus

    “mmmmhhh…,” desahku.

    “Sedap ya, Mas.”

    Aqupun menggangguk.

    Kumaratih mulai menciumi kemaluanku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocaknya dgn mulutnya. Berasa juta-an arus listrik mengucur ke tubuhku, kocokannya benar-benar nikmat. Aqu bingung, semenjak kapan ia belajar mengulum dan mengocak kemaluan lelaki. Terlihat ia sangat mengusai dalam soal kocok mengocak kemaluan lelaki.

    “Belajar darimanakah Rat, kok gesit sekali?, tanyaqu.

    “Hmmm, aqu sebelumnya pernah simak BF bersama beberapa teman di kostku. Sepertinya sedap sekali, dan rupanya memang betul,” jawab Kumaratih sekalian terus mengulum kemaluanku.

    Kumaratih terlihat seksi dgn kudung yang tetap dipasang diwajahnya, tapi buah dadaya keluar karena kaosnya terangkut keatas. Bibirnya yang imut repot melumat habis kemaluanku.

    Kupegang kepalanya, ku ikuti turun-naiknya, kadang-kadang kutekan kepalanya saat turun. Tidak lama kemudian ia stop.

    “Mas, kemaluanmu cukup besar dan panjang yach, keras kembali, aqu semakin terangsang nich.”

    Aqu hanya tersenyum, lantas kuajak ia bermain 69, ia ingin. Kemaluananya yang banjir itu pas diwajahku, merah dan kuat, sedang Kumaratih asyik mengocak kemaluanku. Waktu itu aqu baru nikmati kembali kemaluan seorang wanita, setelah kakakku menikah.

    Aqu mulai menjilat-jilati kemaluannya, wangi sekali berbau sabun dan berbau cairan kewanitaanya, dan clitorisnya sampai memeras dan kuhisap cairan yang telah keluar, tau-tau ia berteriak saat kuhisap kemaluanya keras-keras.

    “Masss… I lovvve ittt, babbyy”, ia menjerit dan aqu tahu jika ia kembali klimaks karena kenaluanya sedang kujilat dan saat tersebut aqu merasai cairan wanita kembali selainnya punyai kakakku dahulu yang asam-asam pahit tetapi nikmat.

    Setelah ia klimaks, ia katakan ia raih tetapi aqu tidak perduli karena aqu belum keluar dan aqu katakan ke ia jika aqu belum senang, saat tersebut permainan diteruskan.

    Ia mulai melaqukan style anjing dan aqu mulai masukkan kemaluanku ke antara pahanya yang menarik dan aqu ambil dorong sepanjang sejumlah lama. Baru diapit pahanya saja, rasanya telah di atas awang-awang. Apalagi jika kemaluanku dapat masuk ke dalam kemaluanya.

    Sejumlah lama selanjutnya, aqu jemu dgn style itu, dan kusuruh ia untuk ada di bawahku. Kumaratih melihatku dgn sayu. Selekasnya kukulum puting buah dadanya yang terlihat mengeras itu, kontan ia melenguh luar biasa.

    Rupanya puting buah dadanya adalah titik rangsangnya. Dgn sembunyi-sembunyi aqu mulai tempelkan kemaluanku ke kemaluanya yang rupanya telah basah kembali. Kugesek gesek dan ku pencet tekan kemaluanku ke kemaluannya karena aqu tidak ingin mngambil keperawanannya, karena aqu benar-benar menyukai dan menyayginya.

    Saat aqu ada di atas Kumaratih, kujilati buah dadanya yang memeras dan ia menjerit perlahan-lahan dan mendesah-desah di telingaqu dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa berpikir panjang-panjang kembali, aqu mulai memencetnya dgn nafsu dan

    “Mass… aqu mauuu keluaarrr” dan aqu menjawab

    “Em… sepertinya aquu jugaa maauu…” tidak sampai 2 atau 3 detik, tubuhku dan Kumaratih sama tergetar luar biasa dan aqu rasakan ada yang keluar kemaluanku di atas kemaluannya dan aqu merasa ada yang membasahi kemaluanku dgn sangat benar-benar.

    Setelah itu, Kumaratih termenung karena kecapekan dan aqu mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan wajahnya. Aqu mulai membelai-belai rambutnya dan karena ia terlampau kecapekan ia tertidur nyenyak.

    Esok harinya aqu terjaga dan menyaksikan Kumaratih telah menggunakan baju dan kudungnya dgn rapi, selanjutnya ia merengkuhku dan berbicara

    “Mas terima kasih kamu tidak ambil keperawanku, walau sebenarnya aqu tidak tahan kembali untuk rasakan kemaluanmu yang besar itu” Aqu tersenyum lantas aqu katakan

    “selaput daramu kelak akan aqu meminta saat malam pertama setelah kita menikah kelak”

    Setelah peristiwa itu, kami kerap lakukan kembali tetapi hanya hanya oral dan petting saja.

  • Cerita Sex Super Duper Menikmati Kepuasan Berhubungan Dengan Bibiku

    Cerita Sex Super Duper Menikmati Kepuasan Berhubungan Dengan Bibiku


    193 views

    Buah dada bibi yang tidak besar tetapi padat itu kelihatan samar-samar dibalik dasternya yang tipis, turun naik secara teratur.Meskipun dalam posisi terlentang, tetapi buah dada bibi kelihatan muncul ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Menyaksikan panorama yang menarik itu saya betul-betul terangsang luar biasa.

     

    Cersex Stw – Secara cepat kemaluanku segera bereaksi jadi keras dan berdiri secara gagahnya, siap tempur. Pelan-pelan kuberjongkok dari sisi tempat tidur dan tanganku secara berhati-hati kuletakkan secara halus pada belahan kemaluan bibi yang imut itu yang tetap tertutupi CD.

    Pelan-pelan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan sisi paha atasnya yang betul-betul licin putih mulus dan benar-benar menggairahkan.Kelihatan bibi cukup bergeliat dan mulutnya cukup tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Saya lakukan aktivitasku dengan berhati-hati takut bibi terjaga.

    Pelan-pelan kusaksikan sisi CD bibi yang tutupi kemaluannya mulai kelihatan basah, ternyata bibi mulai terangsang . Dari mulutnya kedengar suara mendesis perlahan-lahan dan tubuhnya menggelinjang-geliat pelan-pelan. Saya semakin tersangsang menyaksikan panorama tersebut. Segera kubuka semua pakaian dan CD-ku, hingga saat ini saya bertelanjang bundar. Penisku yang 19 cm itu sudah berdiri kuat menganguk-angguk cari mangsa.

    Dan saya membelai-belai buah dadanya, ia tetap tertidur saja. Saya tahu jika puting dan klitoris bibiku tempat paling sukai dicumbui, saya tahu hal itu dari beberapa film bibiku. Lantas tanganku yang satu mulai gerilya di wilayah vaginanya. Selanjutnya pelan-pelan saya memotong CD mini bibi dengan gunting yang ada disebelah tempat tidur bibi.Saat ini kemaluan bibi terpajang secara jelas tidak ada penutup kembali.

    Pelan-pelan ke-2 kaki bibi kutarik melebar, hingga ke-2 pahanya terpentang. Dengan berhati-hati saya naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Ke-2 lututku melebar dari sisi pinggul bibi dan kuatur sebegitu rupa agar tidak sentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan di kasur tempat tidur, pas dari sisi tangan bibi, hingga saat ini saya ada dalam posisi 1/2 merayap di atas bibi.Tangan kiriku menggenggam tangkai penisku. Pelan-pelan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang sudah basah tersebut. Kepala penisku yang lebih besar itu kugosok-gosok dengan berhati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Kedengar suara erangan perlahan-lahan dari mulut bibi dan tubuhnya cukup mengeliat, tetapi matanya masih tetap tertutup. Pada akhirnya kutekan pelan-pelan kepala kemaluanku memotong bibir kemaluan bibi.Saat ini kepala kemaluanku terjepit antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi masih tetap kedengar suara mendesis perlahan-lahan, namun tubuhnya terlihat mulai resah. Saya tidak ingin ambil risiko, saat sebelum bibi sadar, saya harusnya menaklukan kemaluan bibi dengan tempatkan posisi penisku dalam lubang vagina bibi.

    Karenanya selekasnya kupastikan tempat penisku supaya tegak lempeng pada kemaluan bibi. Dengan kontribusi tangan kiriku yang tetap menuntun penisku, kutekan pelan-pelan tetapi tentu pinggulku ke bawah, hingga kepala penisku mulai menerobos ke lubang kemaluan bibi.Terlihat sesaat ke-2 paha bibi bergerak melebar, seolah-olah memuat tekanan penisku ke lubang kemaluanku.

    Tubuhnya mendadak tergetar menggelinjang dan ke-2 matanya tiba-tiba terbuka, terbeliak kebingungan, melihatku yang bertopang di atasnya. Mulutnya terbuka seolah-olah siap untuk berteriak. Secara cepat tangan kiriku yang menggenggam penisku kulepaskan dan cepat-cepat kudekap mulut bibi supaya jangan berteriak.

    Karena pergerakanku yang mendadak itu, posisi berat tubuhku tidak bisa kujaga kembali, mengakibatkan semua berat bokongku langsung menekan ke bawah, hingga tidak bisa dihindari kembali penisku menerobos masuk ke lubang kemaluan bibi secara cepat.Tubuh bibi tersentak ke atas dan ke-2 pahanya berusaha untuk dirapatkan, dan ke-2 tangannya automatis menggerakkan ke atas, menampik dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tetapi ketahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak terang.

    Selanjutnya tubuhnya mengeliat-geliat dengan luar biasa, terlihat bibi benar-benar terkejut dan mungkin saja kesakitan karena penisku yang lebih besar menerobos masuk ke kemaluannya dengan mendadak.Walaupun bibi merontak-rontak, namun sisi pinggulnya tidak bisa berubah karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat.

    Karena beberapa gerakan bibi dengan ke-2 kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang sudah tenggelam dalam vagina bibi berasa dipelintir-pelintir dan seolah-olah dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Ini memunculkan kepuasan yang sulit digambarkan.Karena telah kepalang tanggung, karena itu tangan kananku yang semula bertopang pada tempat tidur kulepaskan. Saat ini semua tubuhku menekan dengan rapat ke atas tubuh bibi, kepalaku kuletakkan dari sisi kepala bibi sekalian berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini saya Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi tetap coba melepas diri, tetapi tidak sanggup karena tubuhnya yang imut itu teperangkap di bawah badanku. Sekalian masih tetap dekap mulut bibi, saya menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan mulai kugerakkan turun naik secara teratur.Pelan-pelan tubuh bibi yang semula tegang mulai menurun.Kubisikan kembali ke kuping bibi,

    “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Pelan-pelan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Selanjutnya Bibi berbicara,

    “Riic.., apa yang kau lakukan ini..? Kamu sudah memerkosa Bibi..!”Saya diam saja, tidak menjawab apapun, cuma pergerakan pinggulku semakin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, khususnya di bagian putingnya yang sangat mengeras.Ternyata walaupun muka bibi tetap memperlihatkan hati geram, namun reaksi tubuhnya tidak bisa sembunyikan hatinya yang mulai terangsang tersebut.

    Menyaksikan kondisi bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan kembali.Pada akhirnya dari mulut bibi kedengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan tetap meneruskan pergerakan pinggulku, pelan-pelan ke-2 tanganku bertopang pada tempat tidur, hingga saya saat ini dalam posisi 1/2 bangun, mirip orang yang lakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menusuk kemaluan bibi dengan bebas, lakukan beberapa serangan secara langsung ke lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku pas ada di atas kepala bibi yang terbaring di kasur. Ke-2 mataku melihat ke bawah ke mata bibi yang meram terbuka dengan sayu. Dari mulutnya masih tetap kedengar suara mendesis-desis. Selang sesaat sesudah merasa tentu jika bibi sudah dapat kutaklukan, saya stop dengan aktivitasku. Sesudah mengambil penisku dari dalam kemaluan bibi, saya tiduran 1/2 tidur dari sisi bibi.

    Samping tanganku mengelus-elus buah dada bibi khususnya di bagian putingnya.
    “Eehh.., Ric.., mengapa kau kerjakan ini ke bibimu..!” ucapnya.Saat sebelum menjawab saya tarik badan bibi menghadapku dan merengkuh tubuh imutnya dengan berhati-hati, tetapi lekat ketat ke tubuh.

    Bibirku cari bibinya, dan dengan gaungs kulumat habis. Woowww..! Saat ini bibi menyongsong kecupanku dan lidahnya turut aktif menyongsong lidahku yang menari-nari di mulutnya.Selang sesaat kuhentikan kecupanku tersebut. Sekalian melihat secara langsung ke ke-2 matanya dengan mesra, saya berbicara, ”

    Bii.. sebetulnya saya benar-benar sangat sayang sama Bibi, Bibi benar-benar elok kembali ayu..!”Sekalian berbicara itu kucium kembali bibirnya sekilas dan meneruskan perkataanku, “Setiaap kali menyaksikan Bibi bermesrahan dengan Paman, saya kok merasa benar-benar cemburu, seolah-olah Bibi ialah punyaku, menjadi Bibi jangan geram yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak dapat mengendalikan diri ingin mempunyai Bibi sepenuhnya.”

    Usai berbicara itu saya menciumnya dengan mesra dan dengan tidak terburu-buru.Kecupanku ini kali benar-benar panjang, seolah-olah ingin mengisap napasnya dan belahan jiwanya masuk ke diriku. Ini kulakukan dengan hati kasih sayang yang setulus-tulusnya. Ternyata bibi dapat rasakan hati sayangku kepadanya, hingga dekapan dan kecupanku itu dibalasnya tidak kalah mesra .

    Sejumlah lama selanjutnya saya hentikan kecupanku dan aku juga tiduran terlentang dari sisi bibi, hingga bibi bisa menyaksikan keseluruhnya tubuhku yang telanjang tersebut. “Iih.., besar sekali barang kamu Ricc..! Itu penyebabnya barusan Bibi merasa benar-benar penuh pada tubuh Bibi.” ucapnya, mungkin punyaku lebih besar dibanding punyai paman.Lantas saya mulai merengkuhnya lagi dan memulai menciumnya.

    Itil V3
    Kecupanku dimulai dari mulutnya turun ke leher dan terus ke-2 buah dadanya yang tidak besar tetapi padat tersebut. Di bagian ini mulutku melumat-lumat dan mengisap-hisap ke-2 buah dadanya, khususnya pada ke-2 ujung putingnya berubah-ubah, kanan dan kiri.Sementara aksiku sedang berjalan, tubuh bibi menggelinjang-geliat kepuasan. Dari mulutnya kedengar suara mendesis-desis tidak hentinya.

    Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Mahfum, bibi tidak pernah melahirkan. Bermain sesaat di sini selanjutnya turun semakin ke bawah, ke arah target khusus yang berada pada lembah antara ke-2 paha yang putih mulus tersebut. Di bagian kemaluan bibi, mulutku secara cepat melekat ketat pada ke-2 bibir kemaluannya dan lidahku bermain ke lubang vaginanya.

    Mencari dan pada akhirnya sapu dan menjilat gundukan daging kecil di bagian atas lubang kemaluannya. Selekasnya berasa tubuh bibi tergetar dengan luar biasa dan ke-2 tangannya mencekram kepadaku, menekan ke bawah dibarengi ke-2 pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluh kesah panjang keluar mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sekalian tetap terus dengan aktivitasku itu, pelan-pelan kutempatkan sikap tubuh hingga sisi pinggulku ada sejajar dengan kepala bibi dan dengan 1/2 berjongkok. Posisi tangkai kemaluanku sama persis ada di depan kepala bibi. Ternyata bibi mahfum akan kemauanku itu, karena berasa tangkai kemaluanku digenggam oleh tangan bibi dan tarik ke bawah. Sekarang berasa kepala penis menerobos masuk antara daging empuk yang hangat.

    Saat ujung lidah bibi mulai bermain di sekitar kepala penisku, sesuatu hati nikmat mendadak menyebar dari bawah naik terus ke seluru tubuhku, hingga dengan tidak berasa keluar erangan kepuasan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, sama-sama hisap-mengisap, jilat-menjilat seolah-olah berlomba ingin memberi kepuasan pada keduanya.

    Sesaat selanjutnya saya hentikan aktivitasku dan tiduran terlentang dari sisi bibi. Selanjutnya sekalian terlentang saya menarik bibi ke atasku, hingga saat ini bibi tidur telungkup di atasku. Tubuh bibi dengan perlahan kudorong cukup ke bawah dan ke-2 paha bibi kupentangkan.

    Ke-2 lututku dan bokongku cukup kunaikkan ke atas, hingga secara berasa penisku yang panjang dan masih tegang itu langsung terjepit antara ke-2 bibir kemaluan bibi.Dengan sesuatu penekanan oleh tanganku pada bokong bibi dan sentakan ke atas bokongku, karena itu penisku langsung menerobos masuk ke lubang kemaluan bibi. Ambles semua batangku.”Aahh..!” kedengar keluh kesah panjang kepuasan keluar mulut bibi.Saya selekasnya menggoyang pinggulku secara cepat karena terlihat jika bibi mau klimaks.

    Bibi tambah semangat ikut juga menyeimbangi dengan menggoyang bokongnya dan menggelinjang-geliat di atasku. Kusaksikan mukanya yang elok, matanya 1/2 terpejam dan rambutnya yang panjang terurai, sedang ke-2 buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Saat kusaksikan pada cermin besar di almari, terlihat pinggul bibi yang berayun-ayun di atasku. Tangkai penisku yang lebih besar sesaat kelihatan sesaat lenyap saat bibi bergerak turun naik di atasku. Ini membuatku menjadi semakin terangsang.

    Mendadak suatu hal mendesak dari dalam penisku cari jalan keluar, ini memunculkan sesuatu hati nikmat pada semua tubuhku. Selanjutnya air maniku tanpa bisa ditahan menyemprotkan dengan keras ke lubang vagina bibi, yang pada waktu bersama juga berasa berdenyut dengan kencangnya dibarengi tubuhnya yang ada di atasku tergetar dengan luar biasa dan terlonjak-lonjak.

    Ke-2 tangannya dekap tubuhku dengan keras.Pada waktu bersama kami berdua alami orgasme dengan dasyat. Pada akhirnya bibi telungkup di atas tubuhku dengan lemas sekalian dari mulut bibi kelihatan senyum senang.”Riic.., terima kasih Ric. Kau sudah memberi Bibi kepuasan sejati..!”Sesudah istirahat, selanjutnya kami bersama ke kamar mandi dan sama-sama bersihkan diri keduanya.

    Sementara mandi, kami berangkulan dan berciuman dibarengi ke-2 tangan kami yang sama-sama mengelus-elus dan memijit-mijit keduanya, hingga secara cepat gairah kami terbangkit kembali. Dengan 1/2 menuntun tubuh bibi yang imut itu dan ke-2 tangan bibi menggelantung pada leherku,

    ke-2 kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan tempatkan satu tangan pada bokong bibi dan menekan, penisku yang telah tegang kembali menerobos ke lubang kemaluan bibi.”Aaughh.. oohh.. oohh..!” kedengar rintihan bibi sementara saya menggerakan-gerakan bokongku mundur-maju sekalian menekan ke atas.Dalam posisi ini, di mana berat tubuh bibi seutuhnya tertumpu pada kemaluannya yang terganjel oleh penisku, karena itu secara cepat bibi capai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluh kesah panjang dibarengi tubuhnya yang melafalkanng, bibi capai orgasme, dan selang sesaat terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku tetap ada dalam lubang kemaluan bibi, saya terus menuntunnya. Saya bawa bibi ke arah tempat tidur.

    Pada kondisi badan yang basah kugenjot bibi yang sudah lemas dengan bergairah, sampai saya orgasme sekalian menekan kuat-kuat bokongku. Kupeluk tubuh bibi erat-erat sekalian rasakan airmaniku menyemprotkan-nyemprot, tumpah dengan deras ke lubang kemaluan bibi, isi seluruh lubuk-relung didalamnya.

     

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Liar Dan Suka Berhubungan Intim Secara Bebas

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Liar Dan Suka Berhubungan Intim Secara Bebas


    161 views

    Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik dengan Saya seorang mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Panggil saja saya Borris. Narasi ini adalah cerita riil saya yang hingga kini tetap berjalan walaupun saya mengakui saya jemu dan ingin cari pengalaman lain sama wanita yang berlainan juga.

     

    Cersex Stw  –  ini bermula dari cerita berpacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi yang berlainan universitas dengan saya. Sesudah saya pacaran dengannya sepanjang 2 bulan, baru Mia memperlihatkan segi kehidupan aslinya, jika ia pengikut sex bebas. Kondisi itu saya kenali dari perkataannya sendiri saat saya usai makan dengannya dalam suatu warung mahasiswa ciri khas Yogyakarta. Saat itu ia narasi jika sepanjang 3 bulan ia sebelumnya tidak pernah disentuh lelaki termasuk saya.

    Kelompok Sex Bebas, narasi seks bebas, mahasiswi sukai sex bebas, narasi mahasiswi pengikut sex bebas, narasi seks mahasiswi elok ngentot
    Narasi Sex Bebas Tujuannya sudah pasti rasakan kepuasan seksual yang sejauh ini disanggupinya dari bekas kekasihnya yang sebelumnya saat sebelum saya. Kontan saya terkejut berat dengar hal tersebut. Tangkai kemaluan saya segera tegak dan seolah ingin loncat keluar.
    “Mengapa kamu mendadak menjadi horny ini..?” bertanya saya.
    “Saya 3 hari ini habis menonton BF bersama teman- teman kosku..,” jawabannya, “Ayolah.., kamu ingin ya..?” pintanya.

    Saya makin tidak karuan dengar permohonannya itu sekalian menggelayut pada lenganku dengan manja. Pada akhirnya kuputuskan untuk melayaninya, walaupun saya tidak pernah melakukan benar-benar sama wanita mana saja. Ia terlihat suka sekali dengar ketersediaanku melayaninya malam tersebut. Di kepalaku mulai muncul beberapa pikiran yang kotor sekalian berimajinasi dengan kemolekan badannya yang sintal, langsing dan berisi itu (payudaranya memiliki ukuran 34 A, kurang lebih begitu dech). Saat itu juga saja motorku langsung kubawa ke tempat kost-nya yang bebas, dan lelaki bisa masuk, karena tetangga sekitaran memiliki jarak cukup jauh dengan rumah tersebut. Sampai di kost-nya, saya memarkirkan motorku dan secara langsung digandeng masuk ke kamarnya.

    Beberapa teman satu kost-nya langsung menghina kami saat kami barusan masuk, “Waaahh, telah kepingin ya.. setelah yang tempo hari tersebut..?” kata salah seorang pada mereka dan secara langsung disongsong teriakan yang lain.

    Saya cuma diam saja, sedang Mia ketawa kecil sekalian berbicara, “Biarin..! Orang saya ingin kok..!”

    Sesampai di dalam kamar, Mia segera mengamankan pintu dan secara langsung menabrakku sampai saya tersuruk di atas kasurnya. Ia mulai menangkap bibirku dengan kecupannya yang penuh gairah. Saya tidak ada pikiran untuk hentikan perbuatannya tersebut. Saya segera melayani kecupannya yang garang itu dengan garang juga. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang tetap tertutup celana. Saya tidak ingin kalah , kusergap payudaranya dengan remasan yang halus sekalian kulepaskan satu-satu kancing pakaiannya.

    Pada akhirnya ia juga berdiri karena melihatku mulai bergairah dan mulai buka pakaiannya. Ia mulai menolongku buka bajuku sampai celana dan sekalian celana dalamku lepas dari badanku dan dilemparnya saja ke pinggir tempat tidurnya. Demikian demikian sebaliknya, kulucutkan pakainnya sampai kami sama telanjang bundar. Tanpa berpikir panjang, saya direbahkannya di kasur dalam sikap duduk, dan sekarang mukanya telah ada pas di muka tangkai kejantananku yang telah tegak berdiri.

    “Saya rindu sama kemaluan lelaki..!” ucapnya sekalian mengocak-ngocok halus tangkai kemaluanku.

    Saya makin menggelinjang. Baru pertama kalinya tangkai kemaluanku dikocak dengan cewek. Kocokannya makin berasa dan saya makin mendesah luar biasa. Tidaklah sampai dua menit ia mengocak, mendadak mulutnya ditujukannya ke tangkai kejantananku dan dia mulai mengulumnya. Edan..! Kesan yang hebat. Saya berkesan dengan permainan mulutnya, kadang-kadang disedot, dimainkan memakai gigi, dikulum, dijilat dan banyak dech.

    Sesudah cukup lama dan saya mulai benar-benar terangsang, kuangkat ia ke sebelahku dan saat ini saya yang berlutut di lantai, sedang Mia yang saat ini duduk di atas kasur. Saya tidak tahan ingin coba rasakan menjilat-jilati kepunyaannya yang gundul tidak ada selembar bulu juga itu, karena nampaknya Mia telah cukurnya. Saya mengawali dengan permainkan vaginanya lebih dulu memakai jari- jariku.

    “Sssttt… aaahhh… terus..!” rintihnya saat jariku mulai masuk daerang lubang senggamanya.

    Saya mulai permainkan gairahnya dengan jari-jariku, ia mulai meronta dengan mengusung-angkat bokongnya. Sesaat sesudah itu saya mulai menjilat-jilati dengan semua jenis langkah di lembah yang gersang itu, dimulai dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya yang membuat Mia makin meronta seperti orang yang kerasukan birahi. Sekitaran 10 menit saya mainkan lubang senggamanya, Mia mulai tidak kuat.

    “Maaass… akuuu.. maauu.. keluarr… aaahhh… masukkan saja pake… batangmu… Mass.., uuuhh… aaahh..!” rontanya sekalian mengusung-angkat terus bokongnya, dan kepalaku tetap ditekannya, seolah ia meminta jangan dilepaskan lidahku pada lembahnya.

    Saya tidak memedulikan rintihannya sampai satu saat, “Seerr… haaahh… haaahh..!” Mia mengelinjang luar biasa rasakan orgasmenya. Lubang kemaluannya tidak kubiarkan tidak bekerja, saya tetap permainkan lubangnya itu dengan jariku. Mia tetap meronta. Langsung ia tangkap batanganku, dikocaknya dan dikulumnya penuh semangat. Saya sedikit meronta karena seolah Mia membalasnya tindakanku kepadanya.

    Pada akhirnya saya segera saja merebahkannya dalam posisi terlentang, saya mulai menuntun tangkai kejantananku yang tegang luar biasa itu ke lubang senggamanya, dan, “Slepp..!” batangankusudah masuk penuh. Saat rudalku itu masuk penuh, Mia mendesah, ” Haaahh.. Maaasss.. goyang..!” rintihnya manja. Kuturuti saja ucapannya, saya mulai menggoyang pinggulku dan menyikat- nyodok lubang kepuasannya dengan tangkai kejantananku.

    Rintihan untuk rintihan berganti-gantian keluar mulut kami. Hingga kemudian Mia makin menggelenjang tidak pasti, saya tahu jika ia mau orgasme kembali. Menyaksikan tanda-tanda itu,langsung kupercepat pergerakanku hingga kemudian, “Serr.. serr.. serr..!” keluarlah cairan kepuasan itu dari lubangnya.

    “Stop… Stoop dulu… hhuuhhh… huuhh.. haaahh, jangan.. ditarik Mas..! Biarin saja..” pintanya. Aku juga tidak mengambil kemaluanku dan saat itu juga kurasakan tangkai kejantananku dihisap-hisap lubang vaginanya, gilaa..! sangat nikmat. Selang beberapa saat saya dibaringkan ke kasur dengan posisi terlentang. Sekarang posisi Mia berada di atas pada kondisi duduk sekalian mengocak batanganku dan menuntun kembali ke lubang kemaluannya.

    “Sleepp..!” “Oohh.. lubangmu sedap sekali Say..!” kataku.
    “Punyai kamu membuat saya edan Mas..!” ucapnya sekalian menaik-turunkan badannya di atas badanku.

    Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap payudaranya berganti-gantian sambilkumulai meremas berganti-gantian tanpa stop. Rontaan Mia makin luar biasa dan makin kelojotan ia. Aku juga mulai tidak kuat, karena posisi berikut yang paling kusukai, karena tangan dan mulutku tidak stop hinggap di anggota badan wanita yang paling kusukai, yakni payudara. Sesudah sekitaran 15 menit kami sama-sama memacu birahi, pada akhirnya rasanya saya tidak bisa kembali meredam kemauanku ledakkan laharku.

    “Saayy… saya maauuu keluar Saayy..!” rintihku.
    “Nantikan saya Massss… nanti keluarnya saya kocokin saja..!” kata Mia yang membuatku terkejut 1/2 mati dan secara langsung memikirkan bagaimana enaknya dikocakin tangannya saat ingin orgasme.

    Sesaat kemudian, saya rasakan capitan pangkal paha Mia makin keras, dan rontaannya makin tidak teratur, dan saya sedikit mulai rasakan ingin keluar. Saat itu juga tangkai kemaluanku rasakan ada cairan yang mengguyuri dari dalam rahimnya sekalian Mia kelihatan kelojotan tidak teratur. Saya belum rasakan ingin keluar waktu itu.

    “Mia, keluarin saya donk..!” pintaku mendesah sekalian meremas buah dadanya yang ranum tersebut. Saat itu juga ia telah mengocak tangkai kejantananku dan secara langsung membasahinya dengan ludahnya,disedotnya dan dikulumnya seperti sedang makan es cream. Tidak ada satu menit saya telah menumpahkan air maniku ke lehernya sekalian kocokannya jalan terus tidak stop. Setelahitu ia bersihkan tangkai rudalku dengan jilatannya.

    “Saya nanti malem ingin kembali ya..?” pintaku.
    “Saya ingin kembali kok Mass..!” ucapnya dengan dibarengi kecupan halus di bibirku.

    Semenjak waktu itu saya mulai suka hubungan seksual dan kami berdua sebelumnya tidak pernah sungkan-sungkan kembali jika sedang pengin lakukan hubungan seksual. Sebelumnya pernah kami melakukan satu hari 3x. Bahkan juga kami sebelumnya pernah cuma lakukan 10 hari dengan oral sex saja, ingat waktu itu Mia baru menstruasi. Tetapi penjelajahan seksku belum stop sampai disana.

    Sebelumnya pernah sesuatu saat, permainan hubungan seksual kami dilihat Ibu kos Mia dan 2 orang rekan kost-nya. Sampai saat Mia telah lulus dan kembali lagi ke kota aslinya, saya tetap bermain ke kos Mia karena sesudah keperginya Mia, saya menjadi simpanan Ibu kos Mia dan seorang rekan kos Mia yang sempat juga melihat kami lakukan hubungan seksual itu sampai sekarang ini.Narasi Seks Riil Mahasiswi Pengikut Sex Bebas

    Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik dengan Saya seorang mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Panggil saja saya Borris. Narasi ini adalah cerita riil saya yang hingga kini tetap berjalan walaupun saya mengakui saya jemu dan ingin cari pengalaman lain sama wanita yang berlainan juga.

    Narasi cersex ini bermula dari cerita berpacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi yang berlainan universitas dengan saya. Sesudah saya pacaran dengannya sepanjang 2 bulan, baru Mia memperlihatkan segi kehidupan aslinya, jika ia pengikut sex bebas. Kondisi itu saya kenali dari perkataannya sendiri saat saya usai makan dengannya dalam suatu warung mahasiswa ciri khas Yogyakarta. Saat itu ia narasi jika sepanjang 3 bulan ia sebelumnya tidak pernah disentuh lelaki termasuk saya.

    Kelompok Sex Bebas, narasi seks bebas, mahasiswi sukai sex bebas, narasi mahasiswi pengikut sex bebas, narasi seks mahasiswi elok ngentot
    Narasi Sex Bebas Tujuannya sudah pasti rasakan kepuasan seksual yang sejauh ini disanggupinya dari bekas kekasihnya yang sebelumnya saat sebelum saya. Kontan saya terkejut berat dengar hal tersebut. Tangkai kemaluan saya segera tegak dan seolah ingin loncat keluar.
    “Mengapa kamu mendadak menjadi horny ini..?” bertanya saya.
    “Saya 3 hari ini habis menonton BF bersama teman- teman kosku..,” jawabannya, “Ayolah.., kamu ingin ya..?” pintanya.

    Saya makin tidak karuan dengar permohonannya itu sekalian menggelayut pada lenganku dengan manja. Pada akhirnya kuputuskan untuk melayaninya, walaupun saya tidak pernah melakukan benar-benar sama wanita mana saja. Ia terlihat suka sekali dengar ketersediaanku melayaninya malam tersebut. Di kepalaku mulai muncul beberapa pikiran yang kotor sekalian berimajinasi dengan kemolekan badannya yang sintal, langsing dan berisi itu (payudaranya memiliki ukuran 34 A, kurang lebih begitu dech). Saat itu juga saja motorku langsung kubawa ke tempat kost-nya yang bebas, dan lelaki bisa masuk, karena tetangga sekitaran memiliki jarak cukup jauh dengan rumah tersebut. Sampai di kost-nya, saya memarkirkan motorku dan secara langsung digandeng masuk ke kamarnya.

    Beberapa teman satu kost-nya langsung menghina kami saat kami barusan masuk, “Waaahh, telah kepingin ya.. setelah yang tempo hari tersebut..?” kata salah seorang pada mereka dan secara langsung disongsong teriakan yang lain.

    Saya cuma diam saja, sedang Mia ketawa kecil sekalian berbicara, “Biarin..! Orang saya ingin kok..!”

    Sesampai di dalam kamar, Mia segera mengamankan pintu dan secara langsung menabrakku sampai saya tersuruk di atas kasurnya. Ia mulai menangkap bibirku dengan kecupannya yang penuh gairah. Saya tidak ada pikiran untuk hentikan perbuatannya tersebut. Saya segera melayani kecupannya yang garang itu dengan garang juga. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang tetap tertutup celana. Saya tidak ingin kalah , kusergap payudaranya dengan remasan yang halus sekalian kulepaskan satu-satu kancing pakaiannya.

    Pada akhirnya ia juga berdiri karena melihatku mulai bergairah dan mulai buka pakaiannya. Ia mulai menolongku buka bajuku sampai celana dan sekalian celana dalamku lepas dari badanku dan dilemparnya saja ke pinggir tempat tidurnya. Demikian demikian sebaliknya, kulucutkan pakainnya sampai kami sama telanjang bundar. Tanpa berpikir panjang, saya direbahkannya di kasur dalam sikap duduk, dan sekarang mukanya telah ada pas di muka tangkai kejantananku yang telah tegak berdiri.

    “Saya rindu sama kemaluan lelaki..!” ucapnya sekalian mengocak-ngocok halus tangkai kemaluanku.

    Saya makin menggelinjang. Baru pertama kalinya tangkai kemaluanku dikocak dengan cewek. Kocokannya makin berasa dan saya makin mendesah luar biasa. Tidaklah sampai dua menit ia mengocak, mendadak mulutnya ditujukannya ke tangkai kejantananku dan dia mulai mengulumnya. Edan..! Kesan yang hebat. Saya berkesan dengan permainan mulutnya, kadang-kadang disedot, dimainkan memakai gigi, dikulum, dijilat dan banyak dech.

    Sesudah cukup lama dan saya mulai benar-benar terangsang, kuangkat ia ke sebelahku dan saat ini saya yang berlutut di lantai, sedang Mia yang saat ini duduk di atas kasur. Saya tidak tahan ingin coba rasakan menjilat-jilati kepunyaannya yang gundul tidak ada selembar bulu juga itu, karena nampaknya Mia telah cukurnya. Saya mengawali dengan permainkan vaginanya lebih dulu memakai jari- jariku.

    “Sssttt… aaahhh… terus..!” rintihnya saat jariku mulai masuk daerang lubang senggamanya.

    Saya mulai permainkan gairahnya dengan jari-jariku, ia mulai meronta dengan mengusung-angkat bokongnya. Sesaat sesudah itu saya mulai menjilat-jilati dengan semua jenis langkah di lembah yang gersang itu, dimulai dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya yang membuat Mia makin meronta seperti orang yang kerasukan birahi. Sekitaran 10 menit saya mainkan lubang senggamanya, Mia mulai tidak kuat.

    “Maaass… akuuu.. maauu.. keluarr… aaahhh… masukkan saja pake… batangmu… Mass.., uuuhh… aaahh..!” rontanya sekalian mengusung-angkat terus bokongnya, dan kepalaku tetap ditekannya, seolah ia meminta jangan dilepaskan lidahku pada lembahnya.

    Saya tidak memedulikan rintihannya sampai satu saat, “Seerr… haaahh… haaahh..!” Mia mengelinjang luar biasa rasakan orgasmenya. Lubang kemaluannya tidak kubiarkan tidak bekerja, saya tetap permainkan lubangnya itu dengan jariku. Mia tetap meronta. Langsung ia tangkap batanganku, dikocaknya dan dikulumnya penuh semangat. Saya sedikit meronta karena seolah Mia membalasnya tindakanku kepadanya.

    Pada akhirnya saya segera saja merebahkannya dalam posisi terlentang, saya mulai menuntun tangkai kejantananku yang tegang luar biasa itu ke lubang senggamanya, dan, “Slepp..!” batangankusudah masuk penuh. Saat rudalku itu masuk penuh, Mia mendesah, ” Haaahh.. Maaasss.. goyang..!” rintihnya manja. Kuturuti saja ucapannya, saya mulai menggoyang pinggulku dan menyikat- nyodok lubang kepuasannya dengan tangkai kejantananku.

    Rintihan untuk rintihan berganti-gantian keluar mulut kami. Hingga kemudian Mia makin menggelenjang tidak pasti, saya tahu jika ia mau orgasme kembali. Menyaksikan tanda-tanda itu,langsung kupercepat pergerakanku hingga kemudian, “Serr.. serr.. serr..!” keluarlah cairan kepuasan itu dari lubangnya.

    “Stop… Stoop dulu… hhuuhhh… huuhh.. haaahh, jangan.. ditarik Mas..! Biarin saja..” pintanya. Aku juga tidak mengambil kemaluanku dan saat itu juga kurasakan tangkai kejantananku dihisap-hisap lubang vaginanya, gilaa..! sangat nikmat. Selang beberapa saat saya dibaringkan ke kasur dengan posisi terlentang. Sekarang posisi Mia berada di atas pada kondisi duduk sekalian mengocak batanganku dan menuntun kembali ke lubang kemaluannya.

    “Sleepp..!” “Oohh.. lubangmu sedap sekali Say..!” kataku.
    “Punyai kamu membuat saya edan Mas..!” ucapnya sekalian menaik-turunkan badannya di atas badanku.

    Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap payudaranya berganti-gantian sambilkumulai meremas berganti-gantian tanpa stop. Rontaan Mia makin luar biasa dan makin kelojotan ia. Aku juga mulai tidak kuat, karena posisi berikut yang paling kusukai, karena tangan dan mulutku tidak stop hinggap di anggota badan wanita yang paling kusukai, yakni payudara. Sesudah sekitaran 15 menit kami sama-sama memacu birahi, pada akhirnya rasanya saya tidak bisa kembali meredam kemauanku ledakkan laharku.

    “Saayy… saya maauuu keluar Saayy..!” rintihku.
    “Nantikan saya Massss… nanti keluarnya saya kocokin saja..!” kata Mia yang membuatku terkejut 1/2 mati dan secara langsung memikirkan bagaimana enaknya dikocakin tangannya saat ingin orgasme.

    Sesaat kemudian, saya rasakan capitan pangkal paha Mia makin keras, dan rontaannya makin tidak teratur, dan saya sedikit mulai rasakan ingin keluar. Saat itu juga tangkai kemaluanku rasakan ada cairan yang mengguyuri dari dalam rahimnya sekalian Mia kelihatan kelojotan tidak teratur. Saya belum rasakan ingin keluar waktu itu.

    “Mia, keluarin saya donk..!” pintaku mendesah sekalian meremas buah dadanya yang ranum tersebut. Saat itu juga ia telah mengocak tangkai kejantananku dan secara langsung membasahinya dengan ludahnya,disedotnya dan dikulumnya seperti sedang makan es cream. Tidak ada satu menit saya telah menumpahkan air maniku ke lehernya sekalian kocokannya jalan terus tidak stop. Setelahitu ia bersihkan tangkai rudalku dengan jilatannya.

    “Saya nanti malem ingin kembali ya..?” pintaku.
    “Saya ingin kembali kok Mass..!” ucapnya dengan dibarengi kecupan halus di bibirku.

    Semenjak waktu itu saya mulai suka hubungan seksual dan kami berdua sebelumnya tidak pernah sungkan-sungkan kembali jika sedang pengin lakukan hubungan seksual. Sebelumnya pernah kami melakukan satu hari 3x. Bahkan juga kami sebelumnya pernah cuma lakukan 10 hari dengan oral sex saja, ingat waktu itu Mia baru menstruasi. Tetapi penjelajahan seksku belum stop sampai disana.

    Sebelumnya pernah sesuatu saat, permainan hubungan seksual kami dilihat Ibu kos Mia dan 2 orang rekan kost-nya. Sampai saat Mia telah lulus dan kembali lagi ke kota aslinya, saya tetap bermain ke kos Mia karena sesudah keperginya Mia, saya menjadi simpanan Ibu kos Mia dan seorang rekan kos Mia yang sempat juga melihat kami lakukan hubungan seksual itu sampai sekarang ini.

  • Cerita Sex Guru Berhubungan Dengan Mahasiswi,Sekolah Saat Di Ruang Bk

    Cerita Sex Guru Berhubungan Dengan Mahasiswi,Sekolah Saat Di Ruang Bk


    65 views

    Pak Dion sebelumnya tidak pernah merasa memaksakan mereka, dia memberi dua opsi sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, berikan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan selekasnya tersebar luas. Pak Dion mengamankan pintu kantornya, selanjutnya selekasnya menarik pergelangan tangan ke-2 gadis itu, dengan rileks dia memerintah ke-2 nya supaya duduk di meja, dan dia sendiri duduk di bangku empuknya pas di depan mereka.

     

    Cersex Stw – Anita dan Veily sama-sama melihat selanjutnya menunduk lemas tanpa daya.
    “Kalian mengapa sihhh….??? Koq lemas begitu, padahalkan kalian ini umumnya hot banget……, sampai ngecrot berbarengan..He he he” Pak Dion terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Veily.
    “Ehhhh….!! ” Pak Dion merasa tersinggung saat Veily menepis tangannya, senyum cabul tiba-tiba lenyap dari mukanya, sekalian menggeram dia bangun dari kursinya dan
    “Plakkkkkk!!! ”
    “Dengar baik, bapak dapat melakukan secara kasar jika kalian terus semacam ini, dasar siswa tidak paham diuntung, diminta belajar yang enak-enak justru ngak ingin, jarang-jarang bapak memberi peluang seperti ini…!!”
    “Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Anita meredam tangan pak Dion yang melayang-layang akan menampar lagi muka Veily.
    “Hmmmmmhhh…….” Pak Dion coba menurunkan emosinya.
    “Baik, nama kamu Anita ya ??” Pak Dion membelai kepala gadis itu, Anita menggangguk kecil.

    “Saat ini kamu coba kecupan dengan Veily, Bapak ingin saksikan secara langsung, ingin menonton lesbian live show, hehehe….”

    Anita menekan hatinya, selanjutnya bibirnya memburu bibir Veily, napas Veily mengincar di antara geram dan gairah yang pelan-pelan mulai menggoyangkan, merusak rasa geram dan kedengkian dihatinya. Si gairah kupas selanjutnya membersihkan rasa geram di hati Veily, pelan-pelan si gairah melempar jauh rasa risi yang menjejal dalam hati ke-2 pasangan lesbi itu, Pak Dion tersenyum selanjutnya duduk kembali di kursinya, berulang-kali kepala sekolah bobrok itu menelan ludah saat melihat Anita dan Veily sama-sama melumat dengan mesra

    “Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir ke-2 siswanya yang elok kedengar sama-sama berdecakan saat mereka sama-sama melumat dan mengulum.
    Veily rapatkan ke-2 kakinya saat rasakan rok seragamnya diungkapkan ke atas oleh Pak Dion, pria itu tersenyum sekalian menyibakkan rok seragam Anita.

    “Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Dion berdecak takjub sekalian melihat tajam dua pasang paha ke-2 siswanya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain di atas paha Anita dan tangan kanannya bermain di atas paha Veily. Urutan ke-2 kaki yang mendekat tersebut yang menyengaja digunakan oleh Pak Dion untuk loloskan celana dalam ke-2 siswanya.
    Tangan Pak Dion memaksakan ke-2 paha Veily untuk mengangkang, dia melihat muka Veily dengan pandangan sinisnya, kepala sekolah bobrok itu merasa di atas angin karena Veily cuma termenung pasrah tanpa daya, melihatnya dengan pandangan patah semangat.

    “Awwww…..!! ” Veily memiawik terkejut saat jemari tangan Pak Dion menyeka selangkangannya yang mengangkang, badannya tersentak seperti tersengat listrik rasakan usapan kurang ajar tersebut.
    Muka Veily merah padam, baru pertama ini kali selangkangannya dielus oleh jemari tangan lelaki, bahkan juga sekarang jari-jari itu mulai mendekati selangkangannya kembali, napas Veily makin berat, berulang-kali Veily rasakan badannya menggigil , dan bergidik luar biasa.

    “Nach Veily, coba saat ini kamu membuka pakaiannya Anita…” Pak Dion memerintah Veily, pelan-pelan dia melakukan perintah Pak Dion, tangannya mulai melepas kancing pakaian seragam Anita selanjutnya menarik lepas pakaian seragam temannya.

    “Saat ini membuka BH-nya….” Pak Dion memberi perintah selanjutnya dan Veily melakukan perintah Pak Dion, Anita rapatkan ke-2 kakinya sekalian silangkan tangankirinya di muka dada berusaha sembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, dan telapak tangannya yang satunya berusaha tutupi daerah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Dion ketawa suka.

    “Nach, Saat ini gantian Anita….., Membuka pakaian ama BH-nya Veily…” Pak Dion meleletkan lidahnya saat Anita mulai melakukan perintahnya.
    “Luar biasa….!!” mata Pak Dion berbinar-binar melihat keelokan badan Veily dan Anita.

    Tangan Pak Dion menangkap pergelangan tangan Veily dan Anita selanjutnya memerintah mereka untuk berlutut disebelah kanan dan kirinya.

    “Oke.., saat ini agar bapak sampaikan, mata pelajaran pertama kali yang penting untuk kalian berdua, yakni belajar menservice penis lelaki, ” Pak Dion cengengesan dengan mukanya yang menjengkelkan.

    “Seperti umumnya dan umumnya saat sebelum belajar kita harus buka buku lebih dulu, karena bagaimana kita ingin belajar jika bukunya tidak kita membuka, iya tohh…, nach, karena ini mengenai penis, karena itu bapak anjurkan kalian mulai buka celana bapak… ayooo nantikan apa sich!!! “Pak Dion memarahi karena Anita dan Veily tidak memerhatikan pelajaran darinya.

    Mereka sama-sama berpandangan selanjutnya pelan-pelan mereka mulai membagikan pekerjaan, Veily buka ikat pinggang Pak Dion dan Anita menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersama mereka menarik celana panjang Pak Dion sampai lepas, sekarang cuma celana dalam itu sajalah yang tutupi selangkangan Pak Dion.

    Veily dan Anita mengalihkan muka mereka saat Pak Dion raih suatu hal dari kembali celana dalamnya. “Saat ini kita awali pelajaran ke-2 dengan topik, tidak ada keberanian karena itu semua percuma, karena itu dalam pelajaran ke-2 ini kalian harus berani menggunakan mata kalian, lihat benda Bapak yang luar biasa ini HE HE HE”

    “Mari Anita jangan malu begitu donk ahh, harus berani kaya Veily…” Pak Dion merayu Anita supaya ingin melihat tangkai kemaluannya.

    “Ihhhh…gede amat….” Anita tanpa sadar mengutarakan isihatinya.

    “Nach saat ini , selainnya sebagai alat perasa lidah memiliki peranan lain, demikian juga dengan peranan mulut kalian selainnya untuk makan pasti ada gunanya…. dalam pelajaran yang ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Dion tersenyum sekalian mengutamakan kepala Veily dan Anita mengarah tangkai kemaluannya.
    “Nahhh…, Mari belajar baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Dion menyandar punggunya bertumpu di bangku empuknya. Kadang-kadang kedengar suara Anita dan Veily yang terbatuk-batuk, mereka belum terlatih mengisap wewangian kemaluan pria yang menusuk.

    “Bagus, cukup pintar.., ” Pak Dion mengelus-ngelus kepala Veily dan Anita, berganti-gantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Dion, lidah mereka terjulur-julur keluar menjilat-jilati permukaan tangkai kemaluan Pak Dion yang warna hitam kecoklat-coklatan.

    “Nahh, ini dicobanya.., kamu tentu suka…” Pak Dion menekan kepala Anita sekalian menjejali kepala kemaluannya, sedangkan Veily melihat Anita yang mengisap-hisap kepala kemaluan Pak Dion, mulut Anita bedecakan saat melumat-lumat pucuk kepala kemaluan Pak Dion, sedangkan ke-2 tangan Anita memegang penis Pak Dion yang lebih besar.
    “Anitaaaaa, jangan serakah begitu donk, mari agar saat ini Veily yang nyicipin ****** Bapak…..”

    Anita melepas kemaluan Pak dion selanjutnya memberikannya pada Veily, sesaat Veily melihat kepala kemaluan Pak Dion sesaat selanjutnya melihatkan mukanya melihat Anita seakan-akan menanyakan seperti apakah rasanya. Anita mengganggukkan kepalanya seakan memberikan keyakinan Veily jika bermainan baru yang ini rupanya benar-benar mengasikkan. Perlahan-lahan lidah Veily terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Dion saat sebelum memasukkan ke dalam mulut, Hmmmmm rupanya beginilah rasanya kepala penis lelaki, asin, kenyal,dan renyah. Berganti-gantian Anita dan Veily menservice kemaluan Pak Dion, dimulai dari buah zakar, tangkai kemaluan dan kepala kemaluan Pak Dion.

    Pak Dion menarik badan Anita selanjutnya membaringkannya lagi di meja, tangannya dekap pinggul Anita dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu cocok untuk disikat oleh tangkai kemaluannya, kepala sekolah bobrok itu selanjutnya repot berusaha lakukan penetratif pada lubang vagina Anita yang rapat.

    “Aaaakkhhh……!! ” Anita membeliakkan matanya saat rasakan tangkai kemaluan Pak Dion mulai tenggelam, memotong capitan vaginanya dengan pelan-pelan.

    Itil V3
    “Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Anita melihatkan kepalanya kesamping saat rasakan seorang memegang halus tangannya.
    “Veilyyyyy….,Ahhhh.., “Anita memiawik sekalian memegang kuat tangan Veily saat rasakan kepala kemaluan Pak Dion menyobek-robek selaput perawannya, Veily membelai-belai kepala Anita, berusaha menentramkan Anita yang disetubuhi oleh Pak Dion.

    Pak Dion terkekeh-kekeh sekalian makin saat memasukkan tangkai kemaluannya sampai mentok selanjutnya diambilnya pelan-pelan selanjutnya disikatkannya masuk sekalian di dalam capitan vagina Anita.
    “Perlahan-lahan Pakkk, ” Veily meminta memelas pada Pak Dion, supaya Pak Dion meniduri Anita lebih halus.

    “Bisa, pasti boleh…!! Tapi… ketentuannya kamu harus juga turut ngegarap Anita…., kalau tidak Bapak sikat ia seperti begini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Dion memacu vagina Anita secara kasar sampai Anita memiawik – mekik kesakitan.
    “Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya kerjakan…..” Tangan Veily meredam pergerakan pinggul Pak Dion yang memacu-genjot vagina Anita.
    Pak Dion tersenyum-senyum saat Veily mulai duduk di tepian meja menghadap ke Anita yang telentang pasrah, tangan Veily mengelus-ngelus payudara Anita, disekanya payudara Anita sampai gadis itu menggelinjangkan badannya karena kegelian.

    “Veil…” gadis itu mendesah lirih saat rasakan remasan-remasan halus pada gundukan buah dadanya,

    “Ahhhh…………… ” Anita mendesah saat rasakan tangan Veily mencubit putting susunya selanjutnya mulai menarik-nariknya secara halus, sedangkan Pak Dion mulai mengayunkan tangkai kemaluannya secara halus. Ditegaskannya tangkai kemaluannya yang lebih besar dan panjang itu dalam dalam selanjutnya pelan-pelan diambilnya lagi sampai hanya leher penis selanjutnya dia mengutamakan lagi tangkai kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.

    “Ahhh…, Ahhhhhhh, Veily” Anita mendesah sekalian dekap kepala Veily yang mencumbui pucuk payudaranya.

    Mulut Veily mengecupi buntalan payudara Anita yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya selanjutnya menjilat-jilati puttingnya saat sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot pucuk payudara Anita dengan kuat. Gempuran Veily di buah dadanya dan pacuan-genjotan halus Pak Dion pada akhirnya menjatuhkan dinding pertahanan Anita, dinding itu bobol saat renyutan-denyutan kepuasan terjang tanpa ampun.

    “Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Anita pejamkan matanya, Veily cukup tercekat saat melihat Anita, bibirnya cukup terbuka sekalian mendesis perlahan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”

    Anita tak lagi mendesah kesakitan saat Pak Dion mulai lakukan pacuan-genjotan yang cukup kuat dan kuat, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu masuk keluar memotong vagina Anita
    “Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Anita memiawik – mekik kecil kenikmatan, tusukan-tusukan pak Dion berasa makin nikmat, kadangkala dia menjerit keras dengan liarnya.

    “Anitaa ??!! ” Veily takjub , Anita yang dia mengenal tidak semacam ini, Ohh, mengapa ? apa tusukan-tusukan tangkai kemaluan Pak Dion yang membuat Anita beralih menjadi liar semacam ini ???

    “Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Anita makin keras merengek-rengek saat Pak Dion makin kuat memacu-genjotkan penisnya.

    “Arhhhhh….!! “Anita mengeluh keras saat penis Pak Dion mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu terlihat makin bergairah menyikat-nyodokkan tangkai kemaluannya.

    “Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Anita mendesis-desis, benar-benar susah meredam enaknya sikatan-sodokan penis Pak Dion yang membuat Anita berulang-kali kaget seperti terserang sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan paling akhir dia memiawik kecil

    “Ahhhhh…, Pak Dionnnn, Crrr Crrrrr…….” badan Anita melafalkanng beberapa menit sebelumnya terakhir terkulai dengan lemas, Pak Dion menghela napas panjang sekalian meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bobrok itu menarik tangkai kemaluannya dari dalam capitan vagina Anita. “Plophhhh”
    “Veily.., saat ini gantian kamu he he he” Pak Dion memerintah Veily supaya duduk di bangku empuknya.

    “Ayooo…, ngak apapun koqq…” Pak Dion menuntun Veily dengan desakan, dibukanya ke-2 lutut Veily supaya mengangkang ke samping, gadis itu berusaha kumpulkan keberaniannya saat kepala Pak Dion merunduk dan dekati daerah intimnya, Veily merasa risi saat rasakan embusan-hembusan napas pak Dion yang mengincar menimpa permukaan vaginanya.
    “AHHHHH…!! ” Veily tersentak saat rasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, badannya menggigil luar biasa saat rasakan pembahasan-ulasan lidah Pak Dion menjilat-jilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.

    “Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! ”
    “Ennnhhhhhh……” Badan Veily kelojotan saat mulut Pak Dion mendadak mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kepuasan itu berdenyut berulang-kali dan semua habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Dion.

    “He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Dion mengusung kepalanya ,
    Veily termenung dengan muka merah padam, saat sang kepala sekolah bobrok itu sukses membuat capai pucuk klimaks.

    Veily melihatkan kepalanya ke kiri saat Pak Dion mulai arahkan tangkai kemaluannya pada bibir vaginanya, Veily mendesah saat rasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Dion yang menggeseki belahan vaginanya.

    “AHHHHH………!! ” gadis itu pejamkan matanya rapat-rapat saat rasakan belahan vaginanya dipaksakan molor di saat kepala kemaluan Pak Dion mulai lakukan penetratif, badannya melenting selanjutnya terhempas demikian saja.

    “Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Veily melihat Muka Pak Dion sekalian berusaha meredam pergerakan pinggul Pak Dion, Pak Dion ketawa suka sekalian nikmati capitan vagina Veily pada leher penisnya.

    “Uuuuhhhh……” bibir Veily meruncing saat rasakan penis Pak Dion mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Veily menggelinjang-geliat risau, bibirnya terus mendesis-desis tiada henti.
    “Awwww…., Aduhhhhh……” Veily mengernyit kesakitan saat kepala kemaluan Pak Dion bergembira ria menyobek-robek selaput daranya,

    Sekalian meremas induk payudara Veily, Pak Dion menyentakkan tangkai kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Veily terkulai lemas di bangku empuk dengan sebatang penis Pak Dion yang lebih besar dan panjang tertanam dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata menetes dari pojok matanya, gadis itu terisak menangis sekalian melihat muka Pak Dion, begitu menjengkelkannya muka pria itu, dasar bajingan!! keparat!!

    Veily mencaci-maki dalam hati.
    Pak Dion menarik penisnya pelan-pelan selanjutnya disikatkannya lagi sekalian, bibir vagina Veily sampai terlipat di dalam saat tangkai kemaluan yang lebih besar dan panjang itu menyikat masuk dengan paksakan.
    “Hemmmppphhh…..” Veily bertahan supaya dianya tidak berteriak, dia tidak mau sang keparat ini terkekeh suka dengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam pacuan-genjotan tangkai kemaluannya.

    Pak Dion menggeram selanjutnya makin kasar dan liar menarik dan memasukkan tangkai kemaluannya, demikian kasar, liar dan beringas,
    “Clepp.. Cleppp Cleppp….”

    “Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Veily tidak mampu kembali meredam pacuan-genjotan kasar Pak Dion, Pak Dion justru makin percepat pacuannya, sekalian kadang-kadang ketawa suka dengarkan jeritan-jeritan kecil Veily.

    “HHhhsshhh…..” Veily berusaha ambil napas sebanyak-banyaknya saat Pak Dion memasukkan tangkai kemaluannya dalam-dalam dan stop bergerak, ke-2 tangan Pak Dion meremasi induk payudara Veily yang telah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu selanjutnya dipilin-pilinnya putingnya yang telah meruncing keras. Pak Dion menangkap tungkai lutut Veily samping bawah dan menggerakkan sekalian mengangkangkan ke-2 kaki gadis tersebut. Posisi kaki Veily serupa huruf “M” yang cantik. Veily meringis saat Pak Dion menarik tangkai lagi kemaluannya, gadis itu tahu apakah yang bisa terjadi seterusnya.

    “Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Badan Veily tersentak-sentak dengan kuat saat Pak Dion memacu kembali -genjot kasar lubang vagina Veily yang geret dan sempit.

    “Ahhhh, mengapa ini ??, Ohh, Ampun, sedap bangetttt…..” Veily membatin saat rasakan pacuan-genjotan Pak Dion yang kasar dan beringas berasa makin sedap. Apa ini yang dirasa oleh Anita, Hmm, pantesan Anita justru mendesah-desah kenikmatan saat dipacu-genjot oleh tangkai kemaluan Pak Dion.

    “Ahhhh… Pak Dionnnn, Ahhhhhh….” Veily melihat sayu muka Pak Dion, melihat lelaki gendut itu mengayunkan tangkai kemaluannya yang lebih besar dan panjang.

    “He He He, Bagaimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya sedap bukan ?? Kamu harus mengucapkan syukur dan mengucapkan terima kasih sama Bapak, tidak semua siswa wanita memperoleh peluang emas ini !!!, Hanya yang cantik-cantik saja, HA HA HA HA” Pak Dion menangkap pinggang Veily kuat-kuat selanjutnya menghentak-hentakkan tangkai kemaluannya dengan liar dan beringas sampai Veily melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”

    “Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Veily mendesah-desah saat mendadak lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada suatu hal yang keluar tanpa bisa ditahan atau dihindari, semua terjadi demikian saja, demikian lega, nyaman, kepuasan itu membuat Veily bergidik.”OHHH…, nikmat sekali sihhh……” tanpa sadar Veily mendesis lirih.

    Pak Dion raih bahu Veily selanjutnya menarik badan gadis itu ke arahnya sekalian lakukan kocokan-kocokan halus. Kepala sekolah bobrok itu menciumi bibir Veily yang tetap mendesah-desah, kadang-kadang dilumatnya bibir gadis tersebut.

    “ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”

    Suara decakan-decakan itu bersatu dengan desahan dan rintihan Veily yang makin manja dan menarik.Pak Dion melihatkan kepalanya pada Anita yang duduk di tepian meja sekalian melihat perlakuan cabul di antara Pak Dion dan Veily.

    “Anita sini…” Pak Dion panggil Anita, pelan-pelan Anita dekati pak Dion.

    Kepala sekolah bobrok itu menarik pergelangan tangan Anita supaya gadis itu turut berlutut selain badannya yang gembrot, dengan rileks lengan Pak Dion memutari pinggang Anita, sesudah mengecup pipi Anita, Pak Dion memacukan lagi tangkai kemaluannya terjang lubang vagina Veily. Veily melihat Anita dengan sorot matanya yang sayu, berulang-kali bibirnya mendesah-desah halus, kadangkala mengeluh lirih, napas Anita makin mengincar, gadis itu tundukkan badannya dan mengalungkan ke-2 tangannya pada leher Veily. Secara halus Anita melumat bibir Veily.

    “Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Dion ketawa suka, sekalian melihat ke-2 siswanya yang lesbi sama-sama berangkulan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bobrok itu melihat bokong Anita yang cukup menungging di seginya, sekalian mengocak vagina Veily Pak Dion cari mencari kelentit Anita.

    “Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Anita mendesah-desah saat rasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Dion, sedangkan Veily mendesah risau karena lubang vaginanya terus dipacui oleh sang keparat Dion.

    “Ahhhh Ahhhhh… Pak Dionnn…..”
    “Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”

    Rintihan-rintihan ke-2 siswa yang elok itu kadangkala sela oleh suara tawa pak Dion yang terkekeh-kekeh kenikmatan, erangan dan desahan-desahan manja makin kerap kedengar dari bibir mereka.

    “Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
    “Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”

    Pak Dion makin percaya diri saat sukses merubuhkan ke-2 siswanya yang elok sekalian. Dia lantas mengambil tangkai kemaluannya.

    “Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Dion menanyakan pada ke-2 siswanya, Anita dan Veily mengganggukkan kepala sekalian melihat dengan pandangan meminta.

    “Mari kalian bersujud di muka ****** Bapak….” tangan kanan Pak Dion berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya menggenggam sebotol teh botol yang telah dibuka, pelan-pelan Anita dan Veily berlutut di depan penis Pak Dion.

    “Kalian bisa minum tetapi harus melalui ****** Bapak, ya hitung-hitung merasakan teh botol rasa baru,” Pak Dion memiringkan teh botol ditangannya pas pada Tangkai Penisnya yang menyengaja ditujukan di wajah ke-2 siswanya yang elok.

    Anita dan Veily termenung sekalian melihat sedikit air teh yang mengalir di ujung kemaluan Pak Dion, di antara rasa haus dan harga diri, tersebut yang perlu diputuskan oleh mereka.

    “Gluk… Ceglukk…” berulang-kali Veily dan Anita menelan ludah berusaha membasahi tenggorokan mereka yang dirasa kering dan panas dan sedikit air teh yang mengalir di ujung penis Pak Dion demikian memikat mereka.
    “Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Veily langsung menyesap air teh yang mengalir di ujung penis Pak Dion, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.

    “HA HA HA HA HA HA…..” Pak Dion ketawa suka, suara tawanya makin keras saat Anita meng ikuti tapak jejak Veily.

    “Membuka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Dion memerintah supaya Veily dan Anita buka mulut mereka, dia arahkan kepala kemaluannya pada mulut Anita yang ternganga, selanjutnya tuangkan air teh lewat tangkai kemaluannya

    “Cerrrrrrr………” kedengar suara air teh yang isi rongga mulut Anita, usai isi mulut Anita, Pak Dion ke arah kepala kemaluannya untuk isi rongga mulut Veily.

    “Glukkk… Glukk”
    “Ceglukk…. Gluk”

    Anita dan Veily yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Dion berkali-kali isi mulut ke-2 siswanya yang tetap menganga kehausan.

    “Nahhh, bagaimana rasanya ?? teh botol rasa ****** , HA HA HA” Pak Dion ketawa terpingkal-pingkal, ada kesan tertentu saat berbuat tidak etis ke-2 siswanya yang elok.

    Pak Dion menangkap pergelangan tangan ke-2 siswanya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian telah belajar dient*t dan terang-terangan, Bapak benar-benar respek pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, geret, peret pisannn…, hebat setelah dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….sepertinya istilahnya familier sangat ^^)

    “Sesudah pelajaran dient*t, kurang sreg rasa-rasanya bila kalian tidak belajar untuk lakukan pembalasan…., nach inilah pelajaran seterusnya, kalianlah yang perlu belajar ngent*tin Bapak…. He he he…..” Pak Dion menarik Veily dan Anita ke bangku sofa panjang di ruang kepala sekolah yang umumnya digunakan untuk melayani tamu.

    Badan Pak Dion duduk rileks di bangku sofa, Veily dan Anita sama-sama berpandangan. Harap-harap kuatir, mengharap untuk meraih lagi pucuk kepuasan tetapi kuatir hadapi sikatan-sodokan maut pak Dion.

    “Nach, Anita…, Kamu coba naik kesini,”
    Anita naiki badan Pak Dion, ke-2 tangannya berpegangan pada pundak pak Dion untuk jaga kesetimbangan badannya, Posisi Anita Seperti Orang yang berjongkok untuk membuang air kecil.

    “Oke, saat ini kamu dudukin kepala ****** Bapak Gunakan memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu….”Pak Dion menolong dengan menarik pinggang Anita untuk turun.

    “Sllllleeeeeppppphhhhh ” Pelan-pelan kepala kemaluan Pak Dion memotong lagi vagina Anita. “Aaakkhhh….” kepala Anita terangkut keatas sekalian mendesah panjang rasakan tangkai kemaluan Pak Dion lagi tertanam di lubang vaginanya, Anita berusaha mengutamakan vaginanya ke bawah, lelehan keringat bercucur lagi membasahi badan gadis tersebut.

    “Saat ini kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Dion menunggu tindakan Anita seterusnya, sekalian menggigit bibir Anita mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.

    “Bisa lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Dion menyemangati Anita supaya lebih aktif lakukan Pr-nya.

    “Ayoo,,, terusss,,!! setubuhi Bapak, Anita…,!!” Pak Dion menolong Anita dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun lebih cepat dan kuat.
    “Pakkk… Dionnnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Anita menjerit liar, sekalian menghempaskan-hempaskan pinggulnya lebih cepat.

    Payudara Anita yang membuntal padat bergerak secara cantik di dadanya, Pak Dion Langsung mencaplokinya berganti-gantian dari yang kiri dan yang kanan.

    “Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” pergerakan Anita mendadak berhenti, badannya melafalkanng , Anita mendesah lirih dan terkulai lemas dalam pelukan Pak Dion.
    Pak Dion menggerakkan badan Anita kesamping kanan, gadis itu bertumpu lemas dengan urutan ke-2 kakinya sedikit mengangkang.

    “Mari.., Veily saat ini kamu yang latihan….”

    Pak Dion terkekeh-kekeh sekalian menolong memegang pinggang Veily yang berusaha naiki badan Pak Dion yang gembrot.

    Napas Veily mengincar kuat saat rasakan kepala kemaluan Pak Dion yang tidak paham malu itu menerobos lagi Belahan Vagina gadis tersebut.

    “Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Veily mendesis, badannya melenting ke belakang hingga buah dadanya makin mencolok, sebuah kekeliruan fatal karena Pak Dion malah manfaatkan event itu untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Veily yang fresh sampai itu sepuasnya.
    “Nahhh, ayoo, mulai latihan…!! ” Pak Dion tidak sabaran ingin mewarisi pelajaran penting untuk Veily.

    “Sulit Pakkk, sulithhhh…..” Veily terlihat kesusahan

    “Karena itu jangan terlampau tegang demikian rileks saja…. Mari coba lagi…Bapak percaya kamu dapat melakukan !! ”
    “Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Veily mulai bisa lakukan pekerjaannya secara baik, bahkan juga lebih pintar dari Anita karena Veily terlihat mahir menggoyang-goyangkan pinggulnya mirip orang bermain hulahop.
    “Wahhhhh…, ternyata kamu punyai talenta terkubur!! ” Pak Dion tersenyum sekalian meremas buah dada Veily.

    “Ahh Ahhh Ahhh….” Veily mulai belajar untuk menghempaskan-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sekalian merengek manja
    “Wahhh…, kamu nangtang Bapak ternyata..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Dion menyikatkan tangkai kemaluannya ke atas saat Veily menghempaskan-hempaskan vaginanya kebawah.

    “Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Veily telah kehilangan jati dianya, yang terdapat hanya kepuasan untuk kepuasan yang dirasa saat vaginanya disikat-sodok oleh tangkai kemaluan Pak Dion.
    “AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Veily mengalungkan ke-2 tangannya pada leher Pak Dion sekalian menghempas vaginanya kebawah kuat-kuat, napasnya tersendat-sendat saat cairan-cairan kepuasan itu berdenyut keluar.

    Veily melihatkan kepalanya ke belakang saat rasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seorang, ternyata Anita ingin meneruskan permainan anyarnya. Veily sedang asyik-asiknya melihat Anita yang menghempaskan-hempaskan pinggulnya dengan liar saat kedengar bunyi

    “Cklekkk…..!!”
    “Owww….!! ” Veily dan Anita berseru kaget saat seorang menerobos masuk di ikuti sebagian orang guru di sekolah tersebut.
    “Ohhhh…, Pak Agunggg….!! Silahkan….” Pak Dion mempersilakan Pak Agung untuk masuk.

    “Wahhhh…, kembali asyik ternyata, Maaf nih saya menjadi menggangu Pak Dion ” Pak Agung tutup lagi pintu ruang tersebut.

    “Ohhh, Tidak apa…, saya malah suka Pak Agung ingin turut gabung, dan memberi informasi penting mengenai korban kita berikutnya… he he he” Pak Dion terkekeh-kekeh sekalian meremas-remas buah bokong Anita.

    Nampaknya akan selekasnya terjadi pertarungan tidak imbang, di antara Anita dan Veily menantang Pak Dion cs. Sesudah mengamankan pintu Pak Dede, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Agung mulai melepas baju mereka, Empat tangkai kemaluan teracung-acung dekati mangsa mereka.

    Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan bokong Anita yang lembut halus. Pak Dion terkekeh – kukuh sekalian dekap punggung Anita kuat-kuat supaya posisi Anita lebih menungging. Pak Djono mengutamakan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Anita. Gadis itu mengeluh, lubang anusnya mengerut ketakutan hingga kepala kemaluan Pak Djono susah lakukan penetratif.

    “Hemmmm,masih sulit…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan kuat-kuat tepian anus Anita berusaha supaya lingkaran anus gadis itu sedikit molor dan mengembang, selanjutnya tangan kiri Pak Dion arahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Anita dan menekan lubang yang sedikit mengembang itu kuat-kuat.

    “AWWWWWW….!” Anita menjerit keras kesakitan saat dengan 1 sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono membobol lubang duburnya,
    “Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Anita berkali-kali saat Pak Djono mengutamakan tangkai kemaluannya lebih saat menyodomi lubang anus Anita.
    “Hegghhhhh…..” Mata Anita membeliak selanjutnya terpejam rapat dibarengi rintihan-rintihan kecil saat rasakan tangkai kemaluan Pak Djono masuk lubang anusnya lebih dalam serta lebih dalam , hingga kemudian bokong Anita bersinggungan dengan perut Pak Djono.

    “Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Kedengar beberapa suara menarik dari bibir Anita saat dua tangkai kemaluan itu berlomba-lomba menyikat-nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.

    “Creppp Creppp Crepppp….”
    “Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Anita yang dikocak mati-matian oleh tangkai kemaluan Pak Dion dan Pak Djono.
    Pak Agung menangkap pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu untuk berdiri, ke-2 tangan Pak Agung membelit pinggangnya selanjutnya dengan gairah yang menggelegak bibir Pak Agung mencaplok bibir gadis itu, badan Veily melenting-lenting ke belakang saat Pak Agung melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Veily mendorongkan ke-2 tangannya pada pundak Pak Agung, siswa elok itu berusaha melepas lumatan Pak Agung dari bibirnya, sesudah berusaha sejumlah saat…..

    “Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Veily pada akhirnya lepas dari lumatan Pak Agung yang garang dan liar, tetapi cuma sebentar sebelumnya terakhir bibir Veily jadi lagi bulan-bulanan Pak Agung.

    “Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” ini kali Veily lebih susah untuk melepas bibirnya karena tangan kiri Pak Agung menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Agung yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklat-coklatan dekap erat-erat badan Veily, sekalian terus lakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, tega Pak Agung senang.

    “Uhhhh….” Veily pasrah saat tangan Pak Agung yang kekar dekap pinggulnya selanjutnya mengusungnya keatas, Pak Agung yang berotot serupa Ade Rai mendesakkan badan Veily kesudut ruang. Badan Veily bergantung pada udara, posisi buah dada Veily cocok sekali di depan mukanya.

    Pelan-pelan Pak Agung menjulurkan lidahnya dan menjilat halus putting susu Veily yang warna pink kecoklat-coklatan. Napas Veily makin tidak teratur saat rasakan jilatan-jilatan Pak Agung yang halus berganti-gantian di ke-2 pucuk payudaranya, membahas-ngulas putting susunya dan kadang-kadang memutarinya

    “Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Veily mendesah saat rasakan mulut Pak Agung mencaplok selanjutnya mengisap halus pucuk payudaranya samping kanan mulut, pergerakan mulut Pak Agung terlihat seolah tengah kunyah payudara Veily berganti-gantian dari yang kanan ke yang kiri.

    Sekalian tersenyum pak Agung merebahkan badan Veily di atas meja, diungkapkannya ke-2 kaki gadis itu supaya mengangkang.

    “OHHHHH…!!!….” Veily merinding takut melihat kemaluan Pak Agung, jika masalah panjang sich lebih kurang sama dengan panjang kemaluan Pak Dion tetapi yang mebuat Veily merinding takut ialah bulatan tangkai kemaluan Pak Agung yang nyaris 2x lipat bulatan kemaluan Pak Dion,

    “Ahhhh….” punggung Veily sampai terangkut selanjutnya terhempas kembali saat rasakan kepala penis Pak Agung mulai menekan berusaha membedah capitan vaginanya, cukup lama Pak Agung berusaha
    “EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” napas Veily ketahan-tahan saat kepala kemaluan Pak Agung mendadak mencemooht masuk.

    “Ha HA Ha, Pada akhirnya juga masuk, bantai langsung..!! ”
    “Mari Pak Agung sikat yang kuat…!!”

    Pak Dede dan Pak Ahmad menyemangati Pak Agung. Pak Agung melihat Veily yang terbaring tanpa daya sekalian melihat kepadanya dengan pandangan mata yang memelas.

    “Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Veily mengerang saat Pak Dede dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya secara kasar, selanjutnya mencubit kuat-kuat putting Veily sampai dia merintih-rintih kesakitan.
    “Hmmmmm… ” kening pak Agung mengerut sesudah mengambil tangkai kemaluannya, Pak Agung raih badan gadis itu selanjutnya diangkatnya badan Veily dengan berhati-hati sekalian melangkah kakinya keluar ruang tersebut.

    “Yahhh, koq dibawa sichh…!!”
    “Lohhh ingin ke mana Pak Agung…!!”

    “Ingin keluar” Pak Agung menjawab singkat selanjutnya melangkah kakinya menjauhi dari ruang kantor Pak Dion,

    “Nahhh…” Pak Agung mendudukkan Veily disalah satu kursi panjang yang dibuat dari kayu, gadis itu tundukkan kepalanya saat Pak Agung duduk di sampingnya.

    “Cuphhhh….” secara halus Pak Agung mengecup pipi Veily, tangannya merayap ke selangkangan Veily selanjutnya berbisik dalam telinga gadis itu “Masih sakit ya ??”

    “Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Agung merengkuh badan Veily, entahlah mengapa Veily merasa mendapatkan pelindungan dari Pak Agung, jika tidak dianya tentu sudah dikerjai mati-matian oleh Pak Dede dan Pak Ahmad, Veily terisak menangis dalam dekapan Pak Agung.

    “.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Agung menciumi kening Veily sekalian membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh hati, Veily memasrahkan dianya dalam dekapan Pak Agung, ada perasaan aman saat Pak Agung yang lebih tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu merengkuh mesra dianya, tanpa berasa Veily tertidur dalam dekapan mesra Pak Agung, secara halus Pak Agung menyeka-ngusap rambut gadis tersebut.

    Berlainan dengan Veily nasib Anita lebih menyedihkan, dua tangkai penis berulang-kali ditancapkan kasar oleh pemiliknya ke lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sedangkan buah dadanya jadi bermainan Pak Dede dan Pak Ahmad.

    “Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Anita meringis-ringis sekalian berusaha menepis tangan Pak Dede dan Pak Ahmad yang menggerayangi payudaranya.

    “Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Anita mendesah lirih.
    Badan gadis itu berkelojotan sesaat.

    “HA HA HA, Aduh !!! sedap ucapnya …..” Pak Dede mengolok-olok Anita.
    “Iya…, ingin terus dirojok…!! “Pak Ahmad turut mengejek sekalian meremas induk payudara Anita kuat-kuat.

    “Ooo, demikian ya…, seperti begini? Hihhh….!! ” Pak Dion berulang-kali menyikatkan tangkai kemaluannya ke atas.
    “Bukan semacam itu Pak Dion, seperti begini baru betul…!! ” Pak Djono tidak ingin kalah memacu kuat-kuat lubang anus Anita.

    Dua tangkai kemaluan punya Pak Dion dan Pak Djono berlomba menyerang, menyikat dan membantai lubang anus dan vagina gadis itu tanpa memedulikan Anita yang mengerang-ngerang kesakitan, ke-2 lubangnya berasa panas karena dikocak-kocok secara kasar.

    “Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Anita terangkut ke atas saat Pak Dion dan Pak Dede bersama memasukkan tangkai kemaluannya,

    “Croooorrrrrttt….!! ”
    “Kecroooottttt……”
    Beberapa gerakan beringas itu tiba-tiba stop,

    “Wahhh, kelihatannya gantian kita nih…! ” Pak Dede menarik Anita, Pak Ahmad hanya tersenyum selanjutnya secara langsung gabung dengan Pak Dede.
    Anita dipaksakan menungging di atas lantai,

    “Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Anita berisi penuh oleh tangkai kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dede tersenyum sekalian mengangsung-nimbang, lubang mana yang seharusnya disikat, anus atau vagina.

    “Lohhh, Pak Dede koq justru diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad dekap kepala Anita sekalian memaju undurkan tangkai penisnya masuk keluar di dalam mulut gadis tersebut.

    “Ha Ha Ha, habis saya kebingungan ingin yang mana?? masalahnya kedua-duanya terlihat menarik….tetapi ya telah saya tentukan ini saja dechhh buat pemanasan” Pak Dede menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Anita selanjutnya dengan beberapa gerakan membentak dia memasukkan tangkai kemaluannya, ke-2 tangannya menangkap ke-2 pergelangan tangan Anita selanjutnya tarik tangan Anita kebelakang “Mari, Pak Ahmad, agar saya bantu… agar Pak Ahmad lebih enak…”
    “Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Anita mendelikkan matanya saat lubang vaginanya disikat kuat-kuat oleh tangkai kemaluan Pak Dede, dan tenggorokannya dirojok oleh tangkai kemaluan Pak Ahmad.
    Muka Anita mengernyit-ngernyit, nampaknya dia benar-benar menanggung derita, sedangkan ke-2 guru bobrok itu justru terkekeh-kekeh kenikmatan.

    “Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad mencaci sekalian menarik tangkai kemaluannya darid alam mulut Anita, selanjutnya
    “Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar muka Anita selanjutnya menjambak rambutnya, Anita cuma mengeluh tidak memiliki daya,

    “Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dede menanyakan keheranan.
    “Ia ngigit ****** saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad menampar lagi muka gadis itu selanjutnya menjambak-jambak rambut Anita.

    “Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dede mengambil tangkai kemaluannya selanjutnya memaksakan Anita untuk berdiri.

    Pak Ahmad menangkap dan mengusung tungkai lutut kanan Anita samping bawah, selanjutnya “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! ”
    Disikat-sodoknya lubang vagina Anita semaksimal mungkin..

    “AWWWW….. AWWWWW…..” Anita menjerit panjang saat rasakan lubang anusnya dipaksakan terima kedatangan tangkai kemaluan Pak Dede. Sesudah menolong menyokong tungkai lutut kanan Anita, pak Dede dan Pak Ahmad berlomba-lomba marathon merojok-rojokkan tangkai kemaluan mereka secara kasar.

    “Siswa semacam ini yang perlu diajar tradisi, tidak mengikuti nasihat gurunya !!”
    Kadang-kadang Pak Dede menjambak rambut Anita sekalian menggecakkan tangkai kemaluannya kuat-kuat.

    “Benar Pak Dede.., Mari kita kasih pelajaran siswa sialan ini !! “Pak Ahmad menghajarkan tangkai kemaluannya kuat-kuat.

    “Mari Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dede tambah liar.

    “Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Anita mejerit-jerit kerepotan, badannya terjepit tanpa daya antara badan Pak Dede dan Pak Ahmad, Anita mengeluh panjang selanjutnya terkulai jatuh tidak sadar diri.
    Sementara dalam suatu kursi kayu panjang, Veily buka matanya saat rasakan rasa geli di bibir vaginanya,

    “Emmmm…….” Badan gadis itu menggelinjang kurang kuat, sesudah terjaga dari tidurnya badannya berasa fresh. Tangan Veily terjulur membelai halus kepala Pak Agung yang menjilat-jilati bibir vaginanya

    “Ehhh…, Maaf.., tidur kamu menjadi terusik ya ?? ” Pak Agung mengadahkan kepalanya saat rasakan belaian Veily.

    Veily menggelengkan kepalanya selanjutnya tersenyum sekalian buka ke-2 kakinya lebar-lebar
    “Ceglukk..! “Pak Agung menelan ludah, matanya melihat tajam pada belahan vagina Veily yang sedikit mengembang, pelan-pelan Pak Agung tundukkan lagi kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily yang mengembang.
    “Ahhhhhh……… Pakkk, “Veily mendesah panjang saat rasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Agung, berulang-kali badannya menggelepar saat mulut Pak Agung mencaploki vaginanya secara halus.

     

  • Cerita Sex Guru Berhubungan Dengan Karyawan Yang Super Duper Bohay

    Cerita Sex Guru Berhubungan Dengan Karyawan Yang Super Duper Bohay


    68 views

    Yang memikat untuk lelaki seperti saya ialah bibirnya yang selalu terlihat basah terus karena lidahnya kerap digunakan membasahi bibirnya dan disamping itu mode rambutnya yang gunakan style sedikit yang tergerai di dekat telinga dan dikasih jelly sampai terlihat basah.

     

    Cersex Stw  – yang terlihat sensual ialah langkah berpakaiannya karena Inge selalu gunakan pakaian atau kaos yang cukup ketat hingga perutnya terlihat ramping dan ke-2 gunung kembarnya kelihatan cukup mencolok. Memang payudaranya sendiri tidak terlampau besar tapi lumayan bagus jika gunakan pakaian atau kaos yang ketat.

    Satu saat saya tegur ia,

    “Inge, mengapa saat ini kamu naik motor sendiri?”
    “Yaaaahh, yang antarin sudah tidak ada”, sahutnya.
    “Masak iya, ke mana kekasihmu itu?” tanyaku.
    “Aach, tidak tahu pergi ke mana ia, biarin saja”, jawabannya dengan suara kecewa.

    Sekian hari selanjutnya, saat makan siang, saya melalui depan kamarnya, kebenaran hanya Inge seorang diri dan sedang makan, ternyata lainnya makan di luar, selekasnya kumasuk dan duduk di muka mejanya.

    “Makan sendiri saja?”
    “Iya Pak, sahutnya. Sekalian makan, Inge melihat-lihat iklan bioskop di koran. Mendadak Inge bicara,
    “Waaaahhh, film Mandarin ini bagus Pak, Inge ingin menonton tetapi tidak ada rekan sekarang ini. ”

    “Jika memang tidak ada rekan kelak saya temani” kataku.
    “Ah, Bapak bisa jadi, kelak kekasih Bapak geram lho!” sahutnya.
    “Yaa, janganlah sampai kedapatan donk, sesekali kan tidak apapun”, kataku.

    “Jika benar-benar, kapan Bapak bisanya? asal tidak yang malam-malam, paling lamban yang jam 7.00 malam”, terang Inge. “Esok malam? Dasarnya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak telah patent” kataku.

    “Jika begitu esok malam ya Pak?”
    “Bisa, Bapak jemput jam berapakah?”
    “Inge sampai kos jam 5 sore, lantas mandi dahulu, menjadi kurang lebih jam 6 sore ya!”
    “Oke”, sahutku.

    Esok sorenya sesudah saya pulang ke kos dan mandi lantas siap kencan ke kostnya Inge. Sampai di situ rupanya Inge belum usai sampai kutunggu beberapa saat, selanjutnya kita segera pergi kencan. Karena baru jam 6.10 walau sebenarnya filmnya start pukul 19:00, karena itu kita putar-putar kota dahulu. Dalam mobil saya katakan dengan Inge jika sedang tidak dinas ini jangan panggil saya Pak, karena usia kami paling cuma berlainan tujuh tahun, saya menjadi tidak sedap donk.

    Pada akhirnya sesudah putar-putar kita langsung kencan ke bioskop dan membeli ticket lantas masuk, saya memang menyengaja meminta tempat duduk yang di tepi. Ternyata filmya buruk, karena hingga saat mulai penontonnya cuma sedikit.

    Memang beberapa artis yang bermain seksi-seksi, apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani actionnya. Jika cocok episode yang hot Inge mendadak menggenggam tanganku, satu saat jika episode panas saat sebelum tangannya Inge yang berlaga kupegang dahulu telapak tangannya erat-erat.

    Meskipun episode panas telah berakhir tangannya masih tetap kupegang terus dan pelan-pelan tangannya kuletakkan di atas pahanya. Saat Inge tetap diam saja atas tindakan ini, karena itu jari-jariku kupakai untuk mengutik-utik pahanya yang telah terbuka karena roknya yang cukup pendek itu naik jika buat duduk. Beberapa saat hal tersebut kulakukan dan Inge juga tetap diam, lantas tangannya kutarik ke paha lebih atas sekalian untuk membuka roknya agar naik ke pangkal paha.

    Sesudah kusaksikan roknya membuka sampai nyaris pangkal pahanya hingga paha yang mulus itu kelihatan remang-remang dengan pencahayaan sinar dari film saja. Saya berpura-pura diam sesaat, kebenaran ada episode panas kembali dan tanganku selekasnya menggenggam pahanya dan tangan Inge menggenggam sisi atas tanganku.

    Aku pikir Inge akan larang aktivitas tanganku itu, tapi tangannya cuma ditumpangkan saja pada tanganku. Kuberanikan kembali operasi ini, tanganku kuusapkan ke pahanya di atas lutut sampai ke atas dekat pangkal pahanya. Telah ada 5 menit saya lakukan ini berganti-gantian paha kiri dan kanan, tetapi Inge masih tetap diam sampai napasku yang mulai mengincar.

    Pada akhirnya kuberanikan tanganku untuk menyeka pahanya sampai ke selakangannya sampai sentuh CD-nya dan sisi kemaluannya kugelitik dengan 2 jariku. Waktu itu Inge terlihat mendesah sekalian membenarkan duduknya. Kugelitik terus clitorisnya dengan jemari dan terkadang jariku kumasukkan ke lubang vaginanya, rupanya lubangnya telah basah .

    Belum sejumlah lama, Inge menggelinjang duduknya dan katakan,

    “Oom, Jangan digitukan kelak basah semua vagina Inge CD-nya, karena Inge dapat banyak keluarnya.” Lantas tanganku kutarik dan kupindahkan ke pahanya saja.

    Saya bisiki,

    “Kelak lain barangkali kencan sekalian rileks di hotel ya?”.

    Inge menggangguk dan berbicara,

    “Kurang lebih pekan kedepan saja karena jika kerap kencan pergi nanti malam tidak sedap dengan tante kos”.

    Sesudah film usai sekalian jalan keluar, kurangkul bahunya dan Inge juga menggenggam pinggangku sekalian kepalanya disandar ke bahuku. Kuajak Inge makan malam sekaligus sekalian bercakap beberapa macam. Saya menanyakan,

    “Inge, umumnya kamu dibawa kekasihmu rileks di mana?”

    “Yaah,terkadang kencan di hotel P atau kencan di Hotel NP di atas Candi terkadang kencan di Hotel R di bawah jika malas jauh.” Dengan jawaban Inge itu, saya telah bisa ambil ringkasan jika Inge sekarang ini bukan perawan kembali, menjadi saya berani untuk ajaknya kencan ke hotel pekan kedepan.

    Usai makan kuantarkan Inge pulang, saat sebelum turun mobil kupeluk ia dan ia juga membalas dengan merengkuh leherku kuat-kuat untuk terima kecupan dan ciuman-kecupan pada bibirnya dan usai itu dengan sedikit tehnik tanganku menyikat dan memijit buah dadanya.

    “Acch.. nakal ya Oom? ucapnya, dan
    “Bye… bye….” Pada esok harinya saya berjumpa Inge di dalam kantor dan kita berlaku biasa saja hingga tidak ada rekan yang berprasangka buruk jika kita sudah berpacaran tadi malam.

    Saat kutanya mengapa si kekasih tidak mengantarkan kembali, Inge katakan jika kekasihnya saat ini kembali renggang meskipun belum putus 100 % karena kekasihnya yang SH itu dan bekerja sebagai salesman elektronik itu terakhir sukai tersinggung tanpa ada alasan yang terang. Mungkin iri atau malu karena Inge dapat pekerjaan dengan upah yang semetara ini lebih besar dibanding kepadanya. Sesuatu siang pada hari Rabu satu minggu sesudah kita melihat, kebenaran Inge tiba ke kamarku dengan bawa laporan-laporan yang kuharus pertanda bereskan. Inge menanyakan,

    “Pak, malam nanti Bapak ada waktu?”
    “Mengapa?” tanyaku berpura-pura karena dalam hatiku saat berikut yang kunantikan.
    “Jika Bapak ada waktu, Inge ingin makan di luar tetapi kok tidak ada rekan”, sahutnya.
    “Oke, jika Inge yang ngajak saya siap. Jam 6 sore seperti pekan kemarin saya tiba ke kos, ya Inge?” kataku.
    “Terima kasih ya Pak.”

    Sore itu saya segera pulang dan selekasnya mandi. Jam 5.30 sore saya siap pergi kencan ke kos Inge, karena terlampau pagi Inge tidak siap dan kutunggu di ruangan tamu. Baru kurang lebih 10 menit selanjutnya Inge keluar. Saya sebelumnya sempat kagum sesaat, karena Inge yang saya mengetahui umumnya menggunakan rok cukup mini dengan pakaian atau kaos pendek perutnya dan cukup ketat.

    Ini kali tampil dengan menggunakan gaun panjang warna ungu dengan belahan yang cukup tinggi pada bagian paha samping kirinya, hingga jika jalan pahanya yang kiri dan putih bersih itu terlihat secara jelas dan sisi dalam pahanya kanan terlihat samar-samar.

    “Ceeek…. ceekkk…. ceeekkk”, komentarku.

    Inge bahkan juga tersenyum manis dan putar badannya dan sisi punggungnya lebar terbuka sampai ke bawah dengan mode huruf V sampai di atas pinggulnya. Saya percaya sekali jika Inge tentu tidak gunakan bra sekarang ini. Tanpa duduk, Inge langsung ajak pergi. kurangkul pinggangnya, Inge menjadi cukup kikuk takut jika tante kostnya tahu.

    Demikian masuk mobil kuminta untuk mengecup dahulu bibirnya yang merah mengembang dan basah terus itu, sekalian punggungnya yang terbuka itu kuusap-usap dan rupanya sangkaanku betul saat dadanya kutekan erat-erat ke dadaku berasa gumpalan daging yang kenyal bernama payudara tanpa terlindung spons BH melekat di dadaku. Renyut jantungku segera berdetak cepat. Selanjutnya mobil mulai kujalankan dan tangan Inge ditempatkan di atas paha kiriku sekalian terkadang memijit pahaku.

    “Ingin makan ke mana Inge?”
    “Terserah Bapak”, ucapnya.

    Memang Inge masih tetap tidak ingin panggil saya dengan panggilan lain, dia tentukan dengan “Pak” karena takut salah bicara jika di dalam kantor kelak.

    “Jika makan sate kambing apa Inge sukai?” tanyaku.
    “Ingin Pak, justru sebetulnya Inge telah lama tidak pernah makan itu karena kekasih Inge tidak sukai daging kambing”, ucapnya.

    Pada akhirnya kita ke rumah makan sate kambing. Saat turun dari mobil dan masuk rumah makan saat ini mengganti Inge yang selalu merengkuh pingganku. Inge duduk di samping kananku. memang kuatur demikan agar tangan kananku bisa dekat sama paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk kuraba-raba.

    Memang ini kali Inge berlainan bersama waktu menonton film, ini kali Inge terlihat cerah dan manja. Saat duduk makan Inge duduknya rapatkan badannya ke badanku dan tangannya menggenggam pahaku. Tanganku saat sebelum berlaga di pahanya kupakai untuk menyeka-usap punggungnya yang terbuka.

    Untuk waktu itu rumah makan masih sepi pengunjung,jadi saya cukup bebas berkreasi. Sesudah senang meraba-raba punggungnya tanganku khususupkan ke roknya ke wilayah pinggang dan turun di situ tanganku meraba-raba CD-nya.

    Selanjutnya tanganku mengarah ke atas dan menyelusup ke bawah ketiaknya dan ke arah samping depan hingga ujung jariku bisa sentuh samping payudaranya yang betul-betul tetap kenyal. Tugas tanganku stop saat pelayan bawa makanan ke meja kami. Saat makan tanganku terkadang mulai meraba-raba pahanya kiri yang terbuka tersebut.

    Inge benar-benar penuh pemahaman saat tangan kananku repot meraba-raba pahanya, dia yang menyuapkan nasi ke mulutku sampai tanganku dikasih kelonggaran untuk main di pahanya dan sampai vaginanya juga kuraba-raba dengan penuh kemesraan.

    Terkadang tangan kananku kupakai untuk menyendok makanan kembali, tetapi seringkali kupakai untuk berkreasi di paha dan lubang vaginanya sedang Inge yang tetap dengan kasih sayang menyuapiku dengan makanan sampai satu saat Inge mendesah dan menggenggam tanganku yang berkreasi erat-erat sambil berbicara,

    “Pak, kreasi tangan Bapak betul-betul luar biasa dapat membuat Inge basah.”

    Lantas kuraba vaginanya rupanya CD-nya juga basah apalagi lubang vaginanya, ujung jar-jariku kumasukkan ke lubangnya agar dapat mengkait lendir yang melekat di bibir vaginanya, rupanya usahaku itu sukses . Kusaksikan ada lendir kental serupa cendol melekat di ujung telunjukku, selekasnya kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh Inge. Saya benar-benar merasa “hot” makan daging kambing digabung lendir Inge, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sekalian berbisik,

    “Inge sayang, saya mengasihimu.” Inge menjawab,
    “Pak, sesaat lagi Inge jadi milik Bapak semuanya, Inge akan memberi segala hal yang terbaik untuk Bapak kelak. Yakinlah!” sekalian mencium pipiku.

    Usai makan, kita langsung kencan ke arah Hotel CB di kota atas yang banyak panoramanya meskipun itu hotel kuno. Kita langsung cek in. Inge masih tetap manja, jalan sekalian merengkuh pinggangku dengan tubuhnya disandar ke badanku. Pintu kamar selekasnya kukunci sesudah pelayan mempersiapkan air minum, sabun dan handuk.

    Inge mengganti kupeluk dan dia juga merengkuh leherku erat-erat sampai permainan kecupan mulut, bibir dan lidah berjalan secara hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat saya menciumnya, kukecup dalam-dalam bibirnya dengan penuh hati sampai Inge bukan rasakan kepuasan saja tapi juga rasakan kasih-sayangku.

    Sesudah berciuman dengan mesranya untuk sesaat, karena itu tanganku kupakai untuk meraba-raba punggungnya yang terbuka, kurasakan badan Inge cukup hangat lantas kupegang rok sisi ke-2 bahunya dan kutarik di depan, Inge juga menolong dengan luruskan tangannya di depan hingga roknya sisi atas langsung lepas dan payudaranya yang tetap kenyal dan hangat jika disentuh itu kelihatan secara jelas di muka mataku ditambahkan putingnya yang terlihat mulai jadi membesar dan tegang dengan warna merah padma membuatku kagum.

    Meskipun saya seringkali menelanjangi dan menyetubuhi kekasihku kencan di hotel, tapi bentuk badannya yang berlainan itu memiliki daya rangsang yang tertentu. Karena hanya rutinitas yang seringkali menyaksikan kekasihku pada kondisi telanjang bundar itu yang dapat membuat saya mengontrol emosi dan gelora gairah mudaku.

    Roknya terus kutarik ke bawah hingga lepas semua selanjutnya kuambil dan kutaruh di meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di tempat tidur dengan tetap menggunakan CD saja. Tetapi CD-nya juga kulorot untuk dilepaskan dan vaginanya yang seperti bukit kecil tersebut tertutup oleh rambut yang cukup lebat.

    Saya selanjutnya melepaskan T-Shirtku dan celana panjang dan CD-ku sekalian melihati badan Inge yang terlentang di tempat tidur dengan gaya yang menarik ditambahkan lidahnya yang kerap membasahi bibirnya tersebut. Kudekati Inge selanjutnya kuciumi semua mukanya dengan tangan menelusuri semua wilayah dadanya termasuk lembah dan bukit atau pucuk payudaranya sampai ke pusarnya dan perut sisi bawah.

    Sesudah kecupanku beralih ke sisi dadanya khususnya bukit-bukit payudaranya, tanganku mulai berlaga disekitaran vaginanya dan pahanya dan sesekali rambut bawahnya kutarik perlahan-lahan sekalian jemari tengahku mengelitik clitorisnya yang mulai muncul. Lantas kuciumi terus perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan wilayah sekitaran vaginanya dan pahanya dan tanganku terus menyeka dan memijit betis dan telapak kakinya.

    Kecupanku langsung ke lututnya, selanjutnya ke betis, tumit kaki lantas telapak kakinya sampai jari-jari kakinya juga kuhisap satu-satu semua baru saya kembali naik mengisap wilayah selakangannya dengan buka lebar-lebar pahanya lantas wilayah di antara anus dan vagina itu kucium dan kukecup dan kujilati hingga Inge mendesah kepuasan dan berasa ada cairan lendir yang menyemprotkan keluar lubang vaginanya. Sesudah kusaksikan betul kelihatan dari lubangnya vagina mengucur keluar cairan lendir dengan berbau khusus.

    Langsung kucucup lubangnya dan kusedot kuat-kuat sampai sruuuuttt… lendirnya masuk ke mulutku dan kugelitik terus selangkangannya agar cairan nya keluar kembali semakin banyak dan kusedot terus dan rupanya betul Inge tetap keluarkan lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan berbau ciri khas seperti punya kekasihku, saya memang menjadi semangat dengan minum lendirnya.

    Langsung Inge kuajak bermain dengan gaya 69, saya selekasnya naik ke atas badannya dan penisku kupaskan di depan mulut Inge agar gampang dia untuk permainkan penisku dengan lidah dan mulutnya sedang saya sendiri selekasnya membuka rambut kemaluannya yang rimbun itu untuk menjilat-jilati clitorisnya.

    Lantas kugigit-gigit dan kutarik-tarik clitorisnya dengan bibirku. Inge terlihat terangsang dengan permainan mulutku di wilayah vaginanya, apalagi pahanya saat ini kubuka lebar-lebar dan selangkangannya di antara anus dan vaginanya kugosok terus dengan jari-jariku dan terkadang kujilati.

    Demikian clitorisnya kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak demikian cepat (seperti lidah cecak ucapnya kekasihku) cuma satu menit saja Inge telah berontak dengan kakinya dan bokongnya digerakan ke sana kesini selanjutnya mengerang,

    “Aduuuuh Pak, Inge tidak tahan… telah keluar dan lemas Pak.” Waktu itu berasa lendirnya menyemprotkan dan berkenaan hidungku, selekasnya kucucup kembali lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang telah keluar di lubang vaginanya.

    Saya rasakan kepuasan dari semburan lendirnya itu dan vaginanya menjadi basah semua. Saya saat ini membelai rambutnya dan menyeka keringat yang banyak dikeningnya dan menanyakan, “Inge sayang, apa Inge telah raih?”

    “Belum Pak, Inge hanya lemas saja karena tidak kuat meredam kepuasan yang hebat dari permainan lidah Bapak barusan, rasanya sampai ujung rambut dan ujungnya kaki Pak” sahutnya.
    “Jika demikian kita bermain kembali ya?” kataku.

    Inge mengusikkan kepala. Lantas saya naik kembali ketubuhnya dan kumasukkan penisku perlahan-lahan ke lubang vaginanya, selanjutnya kutarik keluar kembali perlahan-lahan sesudah keluar masuk ini lancar berkali-kali lantas penisku langsung kubenamkan semuanya ke vaginanya, sampai Inge menghela napas panjang meredam sakit dan enaknya karena ucapnya masuknya terlampau dalam.

    Kemudian kugerakan bokongku putar sama arah jarum jam hingga Inge menjerit kepuasan terus karena clitorisnya tergores oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergores oleh tangkai penisku yang mengeras hingga dia berbisik,

    “Aduuuh Pak, nikmat rasanya hebat. Saya ingin orgasme Pak.” Dengar itu saya segera menciumi payudaranya yang samping kiri, karena Inge katakan lebih sensitive daripada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan dengan ujung lidahku.

    Tanpa basa basi kembali cuma beberapa menit berasa vaginanya mencekram penisku dan berdenyut dan ada lendir hangat yang menyirami penisku. Inge telah klimaks, dia terlihat terkulai lemas.

    “Raih Inge, sayang?” tanyaku.
    “Iya… Pak” sahutnya lirih manja.
    “Tolong Inge dikasih air maninya Pak” pintanya.
    “Saat ini?” tanyaku.
    “Iya Pak.”
    “Tahan sesaat lagi iya, kelak saya semprot”.

    Lantas saya mengkonsentrasikan seluruh pikiranku pada semua keelokan badan Inge yang kunaiki ini dan kelakuan alurnya yang menggairahkan sekalian melihat bibirnya yang merah basah menggairahkan. Kugenjot terus pergerakan penisku turun naik dan makin lama makin cepat sampai Inge menggelinjang, menggeliat tidak karuan sekalian menarik lepas sprei dan meremas-remasnya dan pada akhirnya, crruuuutttt… cruuuuuttttt… crrruuuutt, maniku menyemprotkan di dalam vaginanya sekalian kutekan terus penisku dalam-dalam ke vaginanya.

    “Sssseeetttt…. aacccchh, Inge rasakan kehangatan yang hebat dari air mani Bapak.” Dan Inge juga orgasme kembali karena penisku rasakan vaginanya berdenyut kembali.

    Sesudah beberapa saat kita istirahat dengan tidur bertindihan sekalian berangkulan, kita bangun tidak berasa jam sudah memperlihatkan pk 9.30. Karena telah cukup malam Inge segera bangun dan ambil handuk yang dibasahi lantas bersihkan penisku dan vaginanya. Kita tidak bersihkan karena makan waktu yang lama.

    Selekasnya Inge menggunakan roknya kembali, demikian pula saya. Sedang CD-nya dilipat dan dimasukkan pada dompetnya karena masih basah terkena lendir saat kugosok clitorisnya di dalam rumah makan barusan. Diperjalanan pulang Inge sebelumnya sempat menanyakan,

    “Bapak menjadi kawin kapan?”
    “Iya masih 2-3 tahun kembali, nantikan kekasihku usai kuliah”, sahutku.
    “Mengapa?” tanyaku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sekalian berbicara,
    “Inge tidak akan kawin dahulu kok nantikan jika mungkin ada mukjizat.”
    “Tujuan Inge?” tanyaku.

    “Siapa yang tahu satu saat Inge dapat berita bahagia dari Bapak. Karena Inge malam hari ini betul-betul rasakan kepuasan yang luar biasa dari Bapak dan lebih dari itu Inge rasakan Bapak menyetubuhi Inge dengan penuh kasih dan kemesraan yang seperti suami istri yang disanggupi rasa cinta. Kapan-kapan Inge bisa rasakan ya Pak?”

    “Kapan pun Inge rindu saya siap, tetapi Inge harus betul-betul mengatur waktunya janganlah sampai Inge hamil yaa!” pesanku.

    Saat mobil sampai di dalam rumah kos, Inge tidak selekasnya turun dia justru merengkuh leherku dan diambilnya saya, lantas diciuminya semua mukaku dengan penuh hati hatinya dan kelihatan matanya memeras dan berkaca-kaca. Saya menjadi terenyuh dibikinnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair lantas kubisiki,

    “Inge jangan bersedih, kan setiap hari kita tetap berjumpa. Inge malam hari ini raih kelak langsung istirahat ya, jangan melamun beberapa macam ya sayang?” pesanku sekalian kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Inge ingin turun dengan senyuman kecil.

    Keesokannya di dalam kantor pagi-pagi saat kupanggil Inge untuk memberi pekerjaan, dia masuk ke dalam kamarku dengan senyuman-senyum manja, sesudah kujelaskan beberapa tugas yang perlu ditangani kutanya mengapa kok senyuman-senyum. Inge menjawab sekalian merapat ke sisiku,

    “Pak, air maninya tadi malam baru keluar barusan saat Inge duduk di dalam kantor, saat ini CD Inge menjadi basah.” Karena Inge telah merapat pertanda meminta untuk ditunjukkan, karena itu kuraba lewat bawah roknya dan betul CD sisi vaginanya basah antara pahanya basah cukup licin dan rupanya baunya memang seperti maniku.

    Saya katakan,

    “Inge kamu bersihkan dahulu sana ya.” Inge menggelengkan kepalanya dan berbicara,

    “Biarin saja Pak, Inge toch tidak punyai CD kembali di dalam kantor justru tidak sedap jika dilepaskan CD-nya, sampai kelak sore tidak ada apa-apa justru kelak siang mungkin telah kering sendiri.” Lantas tanganku dipegang erat-erat dan melihat tajam penuh makna dan berbicara,

    “Kapan Bapak ingin memberi kemesraan dan kepuasan kembali pada Inge?”
    “Kapan pun terserah Inge”, kataku.

    Sejak itu saya kerap dibawa kencan hampir setiap minggu sekali dan sesudah kekasihnya baik kembali hubungan, hubungan seksual masih tetap berjalan terus kurang lebih setiap bulan sekali sekalian beberapa cerita apa yang dilaksanakan suaminya kepadanya.

    Sampai saat ini hampir 10 tahun berakhir dan saya telah berpindah kerja di bank, sedang Inge gantikan kedudukanku dan kami masing-masing sudah berkelarga dan punyai anak, tetapi jalinan intim itu tetap berjalan pada siang hari saat jam makan siang, cuma frekwensinya jauh menyusut kurang lebih 3-4 bulan sekali.

    Tetapi oleh sebab waktu lama itu mengakibatkan setiap kali jalinan intim itu tambah mesra saja dan bukan jadi kebosanan.

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Nyokap Kekasihku

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Nyokap Kekasihku


    96 views

     

    Whiena nya ada Bu? “oh Whiena barusan dibawa sama Papanya kerumah neneknya yang sedang sakit”, ia titip pesan gak dapat kerumah temannya yang ulang tahun, ia meminta maaf dengan kamu karena gak sebelumnya sempat nelpon masalahnya barusan cepat-cepat sekali..” “jam berapakah perginya Bu”

     

    Cersex Stw – “sekitaran satu jam yang lalu…mungkin saat ini masih diperjalanan”Rumah neneknya whiena memang cukup jauh sekitaran 3 jam perjalanann dari kotaku. “oh..kalau begitu saya izin Bu”

    “Jangan dahulu ada yang ingin Ibu bertanya dengan kamu mengenai Whiena, tetapi Ibu buatkan minum dahulu ya” Ibu Cantik juga masuk langsung kedapur, sedangkan hatiku menjadi kebingungan entahlah apa yang ingin ditanya oleh Ibu Cantik, jangan-jangan di tahu masalah jalinan ku yang intim bersama whiena, akan diintrogasi nih pikirku…… GAWAT ……

    Ibu Cantik nyokap nya whiena keluar dapur dengan bawa 2 gelas minuman dingin.”silahkan diminum Rio” Aku juga langsung minum sementara hatiku cukup tegang karena takut pada Bu Cantik yang kemungkinan geram-marah…. dag dig dug detak jantungku kedengar keras …. seolah ingin lepas jantung ku ini.

    Ibu Cantik duduk dikursi cocok di depan ku dan dasternya cukup terkuak hingga pahanya yang putih kelihatan terang, jatungku berdenyut semakin kuat dan selekasnya merunduk karena tidak sedap sama Bu cantik. “Rio kamu serius berpacaran sama Whiena?” Saya cukup kaget karena pikiranku tetap melayang-layang entahlah ke mana.”serius Bu, saya siap bertanggungjawab bila ada apa-apa sama Whiena” jawabku sekalian masih tetap merunduk.

    “kamu kok dibawa narasi justru nunduk sich Rio, kan gak sedap.””Maaf Bu” kuangkat kepalaku, sekarang duduk Bu cantik cukup mengangkang hingga samar-samar kusaksikan sisi dalamnya dan rupanya Bu cantik tidak pakai cd, napas ku juga cukup mengincar meredam gairah tetapi tidak berani melakukan perbuatan apapun karena yang di depanku ialah nyokap nya whiena yang dosen wali dikampusku.

    “kamu mengapa Rio” bertanya Bu cantik berpura-pura tidak paham.”tidak Bu, anu….” aduh saya mulai kebingungan, sedangkan Bu cantik tersenyum melihat ku. Selanjutnya Bu cantik berdiri dan duduk disampingku. Kamu terangsang ya simak paha Ibu, aku juga cuma diam sementara tangan Bu cantik mulai menggenggam pahaku, Selanjutnya Bu cantik berbisik, “kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu telah lama tidak pernah disentuh oleh bokapnya whiena, ia terlampau repot sama masalah kantornya”.

    “tetapi Bu..” srup bibirnya Bu cantik langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas kontol ku, pikiranku benar-benar kacau-balau, saya masih bimbang dan belum yakin kalau rupanya Bu cantik mempunyai gairah yangg tinggi. birahiku mulai bangun, aku juga mulai meremas-remas toketnya Bu cantik.

    “Terus Rio, sedap sekali..”dan tangan Bu cantik mulai buka celana jeans ku, aku juga menolongnya dan kulepas kaosku sehigga sekarang tinggal cd yang menempel. “Rio kita kekamar saja yok.” Dan mencium bibirku.Bu cantik masuk langsung kekamar dan buka dasternya, badan Bu Cantik sekarang polos.

    “Wow Ibu elok sekali, putih, seksi, gak kalah sama whiena””ah kamu dapat saja Rio” jawab Bu cantik sekalian tersenyumTubuh Bu cantik benar-benar sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang lebih besar, dan bulu jembutnya dicukur rapi.”Sini donk Rio, kok justru bengong” Ibu Cantik nyokap nya whiena duduk di pinggir tempat tidur dan saya merapat dan merunduk mencium bibirnya. Tangan Bu cantik melepas cd ku dan keluarlah kontolku.

    “edan Rio. Punyai kamu besar sekali, lebih besar dibanding punyai suamiku.”ia juga mengelus-elus kontol ku, kodorong kepalanya supaya segara mengisap kontolku.”Hirup kontol Rio Bu””sabar ya Rio, jangan khawatir yang jelas malam hari ini kita harus sama senang”Bu cantik selanjutnya berdiri dan menciumku selanjutnya turun kedadaku, putingku di hirup dan dijilati.Ouh..Bu sedap sekali Bu, terus Bu.

    Selanjutnya Bu cantik berjongkok di depan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es cream. Selanjutnya memasuk kan kontolku kemulutnya. Ia juga memompa dengan mahir. Sangat nikmat rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena..

    Terus Bu, aku juga mulai memompa kontolku di dalam mulut Bu cantik hingga mulut Bu cantik kelihatan penuh dan terkadang Bu cantik seperti akan muntah karena kontolku masuk sampai kerongkongannya..saya mengambilnya dan kelihatannya Bu cantik sedikit sedih.

    “Terus Rio, masukkan kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu sedap Rio. Setubuhi mulut Ibu Rio” Aku juga masukkan lagi kontolku di dalam mulut Bu cantik dan tangan ku menggenggam kepalanya hingga pergerakannya memiliki irama. Sementara itu tangan Bu cantik menggenggam kuat paha ku karena dorongan kontolku makin keras menusuk mulut Bu cantik.

    “mulut Ibu sedap sekali isep terus Bu. Isep yang kuat”

    Sektiar 20 menit ku setubuhi mulut Bu cantik sampai Bu cantik nyaris muntah. Aku juga mengambil kontolku. “kuat kamu Rio ya sudah nyaris 1/2 jam di karoeke belum keluar, kalau bokapnya cantik tentu sudah keluar trus langsung tidur, dasar egois sekali”

    Rupanya Bu Cantik sejauh ini jarang-jarang mendapatkan kepuasan dari suaminyaSekarang gantian Ibu yang kamu puasin Rio saat ini kamu tidur.Saya cukup kebingungan apa penginnya Bu cantik tetapi saya menurut saja. Dan saya barbaring di atas tempat tidur selanjutnya Bu cantik jongkok di atas diatas dadaku.” Rio Ibu ingin setubuhi mulut kamu ya”Ia juga dekatkan vaginanya kemulutku dan memulai memompanya.

    Aku juga menjulurkan lidah ku, asin, rupanya cairanya Bu cantik sangat banyak keluarKini tangannya berdasar ke pinggir tempat tidur hingga cukup nungging dan terus memerkosa mulutku bahkan juga hidung ku, wewangian wangi dari vaginanya membuat nafsu ku samakin bertambah.”Lidah kamu sedap sekali Rio hidung kamu ..terus Rio, nikmat” Bu cantik terus memompa vaginanya mengarah mulutku hingga kadangkala saya kesusahan bernafas.

    Pada akhirnya Bu cantik stop karena kelihatan cape sekali.Aku juga membaringkan Bu cantik dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan kadang-kadang kugigit perlahan-lahan.Ouch…nikmat sekali Rio terus Rio, hirup terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu punya kamu sekarang ini.

    Aku juga menjilatnya nya dan ku masukan jemari ku kadalam vaginanya dan Bu cantik juga menggeliat kenikmatanOuch..jemari kamu sedap sekali Rio apalagi kontol kamu.terus Rio.Selang beberapa saat Bu cantik menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku juga percepat permainan fucking finger ku divaginanya..

    “Shh,uhf…Ibu ingin keluar Rio hirup yang kuat Rio vagina Ibu.,ohh……”Aku juga mengisap kuat kuat lubang kepuasan itu dan “cret..Cret..”Cairan nikmat Bu cantik menyemprotkan mulutku dan aku juga menjilatnya sampai bersih. Edan kamu Rio mulut kamu pandai sekali memberi kepuasan di vagina Ibu.Aku juga berjongkok lagi di atas kepala Bu cantik dan kembali ku entot mulutnya Bu cantik..

    Bu cantik juga mengisap dengan kuat kontolku..saya mengubah tubuhku hingga posisi kami saat ini 69, saya meredam tubuhku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu cantik sementara memek Bu cantik kembali basah dan saya terus mengelus elusnya.

    Terasanya sangat nikmat mulut Bu cantik, aku juga memompanya makin brutal dan Bu cantik terlihat terselak selanjutnya ia melepas kontol ku.”besar sekali kontol mu Rio kaya ingin robek mulut ku..” Aku juga membenahi posisiku dan dan sekarang kami keduanya sama tiduran..Kulumat bibir bi cantik yang terlihat merah karena ku entot barusan dan tanganku mainkan klitorisnya..

    Itil V3
    “Shh..uhf.. nikmat sekali Rio..entot Ibu saat ini Rio..masukkan kontolmu ke memek Ibu..cepat Rio Ibu sudah gak tahan nih..gatel sekali rasanya.”Bi Cantik juga kusuruh mengangkang dan mengusung kakinya ke depan sampai terlipat sentuh toketnya..

    Sekarang bibir vagina Bu Cantik muncul dan menganga seolah berteriak meminta dientot. Aku juga arahkan kontolku ke vagina Bu cantik dan memulai menggesek-gesekannya.. Rio masukkan donk..cepat Rio..Ibu sudah ingin banget…ayo dong sayang..Ibu Cantik juga merengek-rengek seperti anak kecil.. Aku juga menanamkan kontolku secara cepat masuk ke vagina Bu cantik yang telah licin berkilau.

    “Ouhhhh…sakit sekali Rio.. kontol kamu besar sekali.perlahan-lahan donk” “Tetapi sedap Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu…”Rupanya memek Bu Cantik masih sempit dan sedap sekali kontolku terasanya dipilin-pilin. Aku juga memompa terus vagina Bu cantik…semakin lama makin cepat..

    “Ouh..terus Rio saya gak tahan nih..Ibu ingin keluar..””Terus Rio.entot terus memek Ibu Rio..memek itu punyai kamu saat ini Rio..ouh…” Bu cantik mulai meracau tidak karuanDan selanjutnya badan Bu Cantik melafalkanng dan kontolku berasa diapit kuat sekali..”Ouh..Ibu keluar kembali Rio..kontol kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,”

    Aku juga mengubah tubuh Bu cantik dan rupanya Bu cantik langsung memahami apa mauku dan ia lantas menungging dan sekarang kami dogy model..aku juga masukkan kontolku kedalam memek Bu cantik.. “Ouhh..nikmat sekali Rio..”Saya terus memompa memek Bu cantik sekalian meremas-remas toket Bu Cantik yang bergelantung..

    Ouh..ahh..terus Rio, Ibu ingin keluar kembali nih. Aku juga mengocak memek Bu Cantik secara cepat hingga Bu Cantik keluar yang ke-3 kalinya.. Kamu kuat sekali Rio, Ibu benar-benar senang di entot dengan kamu.. Saat ini kamu entotin mulut Ibu saja yang masalahnya Ibu paling senang kalau mulut Ibu di entot. Edan ni Ibu rupanya ia senang sekali oral..

    Aku juga menarik Bu Cantik kelantai dan kusuruh jongkok, dan kumasukkan kontolku di dalam mulut Bu cantik perlahan-lahan sampai ambles semua, ujung kontolku berasa sentuh kerongkongannya, aku juga meredam kepala Bu cantik karena sangat nikmat berasa, ada kepuasan tertentu yang ada saat kontolku masuk semua kemulutnya Bu Cantik.

    Selanjutnya Bu Cantik memukul pahaku karena kayanya ia mulai susah bernafas tetapi saya masih tetap meredam kepalanya hingga pada akhirnya ia paksakan menarik kepalanya dan secara langsung lari kekamar mandi dari sisi kami dan secara langsung muntah. Aku juga meng ikuti kekamar mandi. “Edan kamu Rio kontolmu besar sekali”. “Sory ya Ibu muntah setelah gak tahan kamu jejelin kontol sebesar itu” Ibu Cantik nyokap nya whiena juga menyirami muntahnya..

    Sekarang Bu Cantik jongkok kembali di dalam kamar mandi dan mengulum kontolku. Aku juga memompanya dengan memiliki irama dan tangan Bu cantik terus mainkan biji pelirku, air ludah Bu cantik menetes keluar lewat antara bibirnya dan saya tidak perduli, saya terus memompa mulut Bu cantik yang seksi sampai kontolku masuk semua dan kelihatannya Bu Cantik sudan mulai terlatih dengan kontolku hingga rasanya makin nikmat, kontolku terasanya ingin ditelan oleh Bu cantik.

    Aku juga menghidupkan shower dan menyirami Bu cantik yang tetap asyik mengulum kontolku, sekarang tuBuh Bu cantik basah dan kelihatan makin seksi. Aku juga menyimpan lagi shower itu, dan meneruskan memompa mulut Bu cantik.”Hirup Bu saya sudah ingin keluar nih..”

    Aku juga memompa mulut Bu cantik makin cepat dan Bu cantik benar-benar menikmatinya… Saya keluar Bu..ouh…. ooouuuuugghhhhhhttttt……….Aku juga masukkan semua kontolku di dalam mulut Bu cantik dan menyemprot sperma di tenggorokkannya, selanjutnya Bu cantik menarik kepalanya dan bersihkan sperma dari kontolku,,”sperma kamu sedap sekali Rio, kental..””ia terus mengulum kontolku yang tetap berdiri yang tegak..””kontol kamu tetap berdiri Rio..kamu kuat sekali,,

    “Kita mandi dahulu yu..nanti lanjutin kembali ya.. Kami juga mandi sama.. Usai mandi Bu Cantik ngajak makan, kami ke kamar makan sekalian masih tetap telanjang..aku juga duduk sekalian makan sementara Bu cantik tidak makan ia cuma duduk disampingku sekalian mengelus-elus kontol ku.

    “kok gak makan Bu?” tanyaku..”tidak ah,,sudah kenyang barusan minum sperma kamu..”
    Aku juga makan sedikit karena birahi ku kembali bangkit.”Ibu kok senang sekali oral sex sich””masalahnya kalau oral sex Ibu dapat rasain kontolmu yang sedap sekali”

    Kami juga meneruskan birahi kami di kamar makan dan berpindah keruang tamu dan pada akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta lagi sampai subuh…………. Hubunganku sama Bu Cantik benar-benar hot, bahkan juga lebih hot dibanding sama whiena yang bahkan juga kami sebelumnya pernah ngentot di dalam kamar mandi kampus…… tetapi ku tetep sayang sama whiena.

    Saat ini Bu Cantik telah berpindah ke kota “Y”. Karena suaminya berpindah pekerjaan. Dan sejak itu, saya kehilangan beritanya whiena.

     

  • Cerita Sex Memperoleh Kepuasan Paling Enak Yang Belum Saya Rasain

    Cerita Sex Memperoleh Kepuasan Paling Enak Yang Belum Saya Rasain


    103 views

     

    Sampai pada akhirannya Anggi memilih untuk bermalam di rumah kami. Daripada bermalam di hotel, mendingan uang hotelnya diletakkan untuk membeli oleh-oleh.

    Cersex Stw – Anggi tinggal dirumahku sepanjang 10 hari. Umur Anggi sekarang ini 38 tahun, status ia kebenaran ialah seorang Janda. Ia menjanda bukan lantaran kemauannya, tapi karena suaminya sudah meningal satu tahun lalu karena sebuah kecelakaan.
    Anggi ini orangnya elok, berkulit putih, dan memiliki tinggi yang proposional. Lebih persisnya kubilang anggun karena orangnya condong diam dan benar-benar spiritual. Saat di tinggal dirumahku, tiap ada peluang saya dan istriku ajak Anggi untuk jalan-jalanm, mahfum ini lawatan pertama kalinya ke Jakarta. Kami merencanakan akhir pekan ini akan pergi ke Ragunan.

    Sammpai pada akhirannya tiba Akhir pekan yang kami tunggu. Tidak diduga gagasan kamipun tidak berhasil, istriku rupanya punyai pekerjaan tiba-tiba dari kantor. Tidak berhasil dech gagasan jalanan ke Taman Safari. Istriku mengajukan usul supaya saya masih tetap mengantarkan Anggi jalanan andaikan ke Ancol saja dan pulangnya dapat jemput istriku di Mangga Dua.

    Sebetulnya saya cukup malas jika pergi tanpa istriku. Bukan lantaran malas mengantarkan, tapi saya merasa kaku bila harus jalan berdua dengan Anggi karena orangnya pendiam. Aku juga menyangka Anggi tentu tidak ingin, tetapi rupanya sangkaanku salah, Anggi rupanya sepakat dengan gagasan dari istriku.

    Saat itu pagi-pagi sekali istriku pergi kerja dengan naik kereta listrik (KRL) dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro lumayan jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menanti Anggi yang sedang jalanan pagi saya sendiri di rumah menyesap kopi dan merokok. Kami merencanakan jalan jam 10 pagi.

    Setelah ngopi dan merokok, saya kembali malas-malasan di kamarku menanti jam. Pikiranku melayang-layang memikirkan kakak istriku ini. Anggi Tati bagus sekali perhatianku secara sexual. Buruknnya saya, mulia keluar. Saya ditantang mengalahkan wanita baik, saya ditantang mengalahkan Anggi. Mumpung ada peluang. Dasar setan selalu cari peluang memikat.

    Saya atur perangkap untuk memancing Anggi. Saya cepat-cepat mandi membersihkan tubuh dan keramas. Dengan kenakan handuk saya menanti kembalinya Anggi dari olahraga paginya. Sekitaran 10 menit saya menanti dibalik horden dan kusaksikan Anggi masuk pagar depan dengan pintu besi yang cukup berderit.

    Menyengaja pintu rumah saya tutup tetapi didiamkan tidak terkunci. Saya berakhir ke arah kamarku dan selekasnya memasangkan perangkap untuk mengagetkan Anggi. Saya masuk kamarku dan selekasnya bertelanjang bundar. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar kubuka agar isi kamar mendapatkan pencahayaan terang.

    Kudengar pintu depan mengeluarkan bunyi seperti ditutup. Aku juga mulai berlaga. Dengan bertelanjang bundar saya menanti Anggi melalui kamarku dengan keinginan ia menyaksikan badan dan Penisku yang sejak dari barusan berdiri yang tegak memikirkan penjelajahan ini. Handuk kututupkan ke kepala seakan-akan sedang keringkan rambut yang basah setelah keramas.

    Saya bersandiwara tidak menyaksikan dan tidak mengetahui kedatangan Anggi. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kusaksikan sepasang sepatu kets lewat kamarku. Saya percaya Anggi tentu menyaksikan badanku yang polos dengan jAnggior yang tegak berdiri. Gairahku makin menggelinjang saat kuamati dari kembali handuk sepasang sepatu yang semula nyaris melalui kamarku sekarang seperti terdiam stop dimuka kamar tanpa bergerak.

    Saya makin aktif menggosoki rambutku dan bersandiwara tidak tahu jika ada orang. Beberapa menit saya melakukan perbuatan demikian dan saya berencana kesan ini. Dengan mendadak kuturunkan handuk dan melihat ke pintu kamar. Saya berpura-pura terkejut mengetahui ada orang.

    ” Upzzz… ma… maaf ya Anggi, saya anggap tidak ada orang, ” kataku sambil dekati pintu seakan-akan ingin tutup pintu.

    Saya tidak berusaha tutup kemaluanku yang melawan. Justru kubiarkan Anggi termenung melihati badanku yang polos merapat kearahnya. Dengan tenangnya seakan saya kenakan pakaian komplet kudekati Anggi dan satu kali lagi meminta maaf.

    ” Maaf ya Anggi, saya terlatih semacam ini. Saya tidak sadar jika ada tamu di rumah ini, ” kataku sekalian berdiri dimuka pintu ingin tutup daun pintu.

    Mendadak seperti tersadarkan Anggi segera meninggalkanku sekalian berbicara,

    ” i…i…iya , tidak apa-apa….. “. Ia segera masuk ke dalam kamar belakang yang ditujukan padanya sepanjang tingal dirumahku.

    Saya selanjutnya menggunakan celana pendek tanpa CD dan kenakan kaos oblong lalu smengetok pintu kamar Anggi,

    ” Ada apakah Erlang, ” tutur Anggi sesudah buka pintu.

    Kusaksikan ia tidak berani melihatku. Mungkin malu. Membaca keadaan semacam itu, saya tidak menyia-nyiakan peluang.

    ” Anggi, maafkan Erlang ya…aku lupa jika ada tamu di rumah ini, ” kataku menyusun percakapan agar menyambung.

    ” Tidak papah kok, hanya Anggi malu hati, benar-benar Anggi malu menyaksikan kamu telanjang barusan, ” balasnya tanpa ingin melihat saya.

    ” Mengapa perlu malu? Kan tidak menyengaja, apalagi Anggi kan pernah menikah menjadi telah terbiasa menyaksikan yang tegak-tegak semacam itu, ” kataku memancing reaksinya.

    ” Sebenarnya Anggi barusan terkejut 1/2 mati menyaksikan kamu demikian. Yang Anggi malu, tanpa sadar Anggi terdiam dimuka kamarmu. Jujur saja Anggi telah lama tidak menyaksikan semacam itu menjadi Anggi seperti terkesima, ” ucapnya sekalian berlari ketempat tidurnya dan memulai tersedu-sedu.

    Itil V3
    Saya menjadi ngak sampai hati. Kudekati Anggi dan kuberanikan menggenggam bahunua sambil menentramkannya.

    ” Sudalah tidak perlu malu, kan hanya kita berdua yang tahu. ” ucapku,

    Menyaksikan reaksinya yang diam saja, saya mulai berani duduk disebelahnya dan merengkuh bahunya. Kuusap-usap rambutnya cukup lama tanpa berbicara apapun. Saat kurasa telah cukup tenang kusarankan untuk mandi saja. Kutuntun tangannya dan tiba-tiba setan mendorongku untuk merengkuh.

    Saat Anggi telah berdiri dimukaku. Lama kupeluk kuat, Anggi diam saja. Wajahnya diselinapkan didadaku. Payudaranya yang tetap kuat terasanya melekat didadaku. Terasa sangat debar jantungnya. Perlahan-lahan tangaku kuselusupkan ke kembali kaos sisi belakang bersamaan dengan kecupanku yang landing dibibirnya.

    ” Jangan Lang…dosa, ” ucapnya sekalian melepas diri dari dekapanku.

    Tetapi dekapanku tidak ingin melepas badan sintal yang didekapnya. Daam usaha ke-2 Anggi telah berserah. Bibirnya didiamkan kulumat walaupun tetap tanpa perlawanan. Ucoba kembali menyelinapkan tangan dibalik kaosnya, ini kali sisi depan. Tangan kanan yang menggerayang secara langsung pada target, puting susu samping kiri. Anggi menggelinjang.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat gairahnya naik. Saya tahu dari hembusan napasnya yang mulai mengincar. Saya bingung dengan wanita ini, masih tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini model wanita baik. Baiknya, semua apa yang kulakukan tidak ada penampikan.

    Seperti dicocok hidungnya Anggi menurut saja dengan yang kulakukan padanya. Perlahan-lahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya, Anggi diam saja. Kubopong badannya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku, Anggi tetap diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur badannya. Dari ujungnya kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher, perlahan-lahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil, turun kembali kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku, turun kembali ke beberapa kumpulan rambut dan ke-2 pahanya hujilat-jilat lagi hingga keujung jempol kaki.

    Saya tidak merasakan jijik karena badan Anggi yang putih bersih benar-benar menghidupkan nafsu. Kukangkangkan kakinya, Anggi tetap diam saja. Tetapi kuamati matanya terpejam nikmati sentuhan setiap jengkal ditubuhnya. Baru saat kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Anggi mendadak berteriak ,

    ” Ahhhhhhhh…….. ”

    ” Mengapa Anggi… Sakit?, ” tanyaku.

    Anggi cuma geleng-geleng. Dan aktivitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Anggi menggeliat hebat dan mendadak ia meraung.

    ” Erlang… mari Erlang… jangan siksa saya dengan nikmat, mari Erlang tuntaskan… Anggi sudah tidak tahan, ” ucapnya.

    Saya tidak ingin lama-lama. Tanpa banyak macam kembali langsung kunaiki ke-2 pahanya dan kutusukkan Penisku kelobah surganya yang telah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak di dalam. Cukup geret kurasakan, karena mungkin telah 2 tahun nganggur dari aktivitas.

    Kugenjot bokongku dengan irama masih tetap, masuk dan keluar. Anggi makin menggeliat. Kupikir tidak perlu semakin lama bersensasi, selesaikan saja. Lain kali baru lama. Menyaksikan reaksinya tanda ingin orgasme , pergerakan bokongku makin cepat dan kuat.

    Anggi meronta-ronta , menarik semua apa yang dapat diambilnya, bantal, sepre. Badanku tidak lepas dari tarikannya. Semua itu dilaksanakan semakin banyak diam. Dan mendadak badannya melafalkanng,

    ” Ahhhhhhhhhhhhhhhh……., ” lolongan panjangnya mengisyaratkan ia capai pucuk. Saya percepat kocokanku di atas badannya.

    Mendadak saya didikejutkan hentakan badannya diimbangi tanganya yang menggerakkan badanku.

    ” Jangan keluarin didalam… saya kembali subur, ” suaranya tresengal-sengal ditengah-tengah gelombang kepuasan yang masih belum berkurang.

    Kekagetanku lenyap sesudah tahu reaksinya,

    ” Baik Anggi elok, Erlang keluarin di luar ya, ” Ucapku,

    Balasku sekalian masukkan lagi JAnggior ku yang sebelumnya sempat lepas dari vaginanya karena dorongan yang lumayan keras. Kembali kupompa pinggulku. Saya rasa ini kali Anggi cukup santai. Tetapi masih tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Anggi terima enjotanku. Cuma mukanya yang terkadang meringis kenikmatan.

    Sampai juga waktunya, saat punyaku berasa mulai berkedut-kedut, segera kucabut dari vagina Anggi dan kugencet tangkai Penisku sekalian menyemprot sperma. Kuhitung ada 5 kali Penisku meludah.

    Sekujur badan Anggi yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan juga mukanyapun belepotan cairan putih kental. Dan saya terkulai lemas penuh kepuasan. Kusaksikan Anggi bagkit ambil tisu dan meneyka tubuh dan wajahnya.

    ” Erlang…kamu telah memberi apa yang tidak pernah Anggi merasai, ” kata wanita elok itu sekalian tiduran disampingku.

    Dengan kesepakatan Anggi, kami menelepon istriku menyampaikan kabar jika gagal ke Ancol karena Anggi tidak sedap tubuh. Walau sebenarnya kami meneruskan scenario cinta yang menyimpang. Kami masih 3x kembali lakukan persetubuhan. Dalam dua sesion berikut benar-benar terlihat perubahan yang terjadi sama Anggi.

    Jika permainan pertama ia banyak diam, permainan ke-2 mulai menantang, permainan ke-3 jadi menguasai, permainan ke-4 jadi buas, buas, dan benar-benar buas. Saya sebelumnya sempat menggunakan kondom agar bisa dengan bebas menumpahkan sperma saat punyaku ada di dalam vaginanya.

    ” Saya sadar ini dosa, tetapi saya nikmati apa yang tidak pernah saya rasa sepanjang bersuami. Suamiku itu ialah opsi orangtua dan beda 20 tahun dengan Anggi. Sampai Uda wafat, Anggi sebelumnya tidak pernah rasakan kepuasan sexual semacam ini. Sebenarnya Anggi tetap ingin nikah kembali tetapi sebelumnya tidak pernah bertemu orang yang akurat. Mungkin posisi Anggi sebagai kepala sisi membuat beberapa pria menjauh. ”

    Singkat kata semenjak peristiwa itu, sepanjang kakak iparku ada di rumahku kamipun kerap lakukan jalinan Seks bila ada peluang. Benar-benar ini ialah dosa paling indah yang dulu pernah saya merasai, Terima kasih Anggi, you make me perasaan so Good.

  • Cerita Sex Pengalamanku Saat Melakukan Getarkan Senam Jantungku

    Cerita Sex Pengalamanku Saat Melakukan Getarkan Senam Jantungku


    114 views

    Saat itu Rounald yang masih duduk di perkuliahan memiliki rekan dekat namanya Silvina ia asal dari Sumatera dan ucapnya ia tetap menumpang di dalam rumah tantenya, kebenaran hoby kita sama yakni naik ke gunung pencinta alam kita kerap bersama terkadang saya maen kerumahnya, dan dapat bertambah sebab saya tertarik dgn adik ponakannya namanya Seshy.

     

    Cersex Stw – Seshy ialah anak dari tante yang tempat tinggalnya ditumpangi oleh Silvina, walaupun saya telah dekat dgn keluarganya tante tetapi saya tidak segera kekasihi sang Seshy, tetapi sepanjang perjalanan waktu telah berbeda di mana ayah Seshy yang wakil masyarakat wafat.

    Jadi Saat ini Ibunya yang mengurusi semua perusahaan yang dikendalaikan ayah Seshy, Keinginanku untuk memacari Seshy masih tetap ada, walaupun saat saya bertandang kerumahnya jarang-jarang berjumpa secara langsung dgn Seshy, justru Ibunya yang namanya Desta temaniku, karena aktivitasnya Seshy yang di Jakarta sedang belajar dalam sekolah pembawa acara stasiun TV swasta.

    Terkini Tetapi sebetulnya jika ingin jujur Seshy kalah dgn ibunya. Bu Desta lebih elok, kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang karakternya. Sementara Seshy cukup sawo masak, nurun ayahnya kali? Andaikan Seshy seperti ibunya: tenang karakternya, keibuan dan penuh perhatian, baik .
    Saat ini, di dalam rumah yang cukup eksklusif itu cuma ada bu Desta dan seorang pembantu. Silvina tidak di sana, sedangkan Seshy sekolah di ibu-kota, paling-paling satu minggu pulang. Pada akhirnya saya diminta bu Desta untuk menolong sebagai pegawai tak tetap mengurus perusahaannya. Untungnya saya mempunyai kekuatan di bagian computer dan managementnya, yang saya jalani semenjak SMA.

    Sesudah ketahui management perusahaan bu Desta lantas saya menawari program akuntansi dan keuangan dgn computer, dan bu Desta sepakat bahkan juga suka. Berencana hitung ongkos project yang diatasi perusahaannya, dll.

    Saya menyenangi tugas ini. Yang terang dapat menambahkan uang belanja saya, dapat untuk menolong kuliah, yang waktu itu baru semester dua. Bu Desta memberikan honor lebih dari cukup menurut ukuran saya. Karyawan bu Desta ada tiga wanita di dalam kantor, tambah saya, belom termasuk di atas lapangan.

    Saya kerap bekerja sesudah kuliah, sore sampai malam hari, tiba mendekati karyawan yang lain pulang. Itu juga jika ada project yang harus ditangani. Part time demikian. Untuk saya ini cuma kerja sampingan tetapi dapat menambahkan pengalaman.

    Karena jalinan kerja di antara majikan dan karyawan, jalinan saya dgn bu Desta makin dekat. Sebelumnya sich biasa-biasa saja, makin lama seperti teman dekat, sharing, dan lain-lain.

    Saya kerap dinasehati, bahkan juga karena sangat akrabnya, bergurau, saya kerap pegang tangannya, mencium tangan, sudah pasti tanpa diketahui rekanan kerja yang lain. Dan ternyata ia suka. Tetapi saya masih tetap jaga kesopanan.

    Pengalaman ini yang menggentarkan jantungku, betapapun dan siapa saja bu Desta, ia sanggup getarkan dadaku. Walaupun cukup usia wanita ini masih tetap jelDesta. Saya anggap siapa saja orangnya tentu menjelaskan orang ini elok bahkan juga elok sekali.

    Dasar pintar menjaga tubuh, sebab ada dana karena itu, rajin fitnees, di dalam rumah disiapkan perlengkapannya. Jika sedang fitnees menggunakan baju fitnees ketat benar-benar enak dilihat. Ini telah saya kenali semenjak saya SMA dahulu, tetapi karena saya ingin dekati Seshy, hal tersebut saya kesampingkan.

    Beberapa data individu bu Desta saya mengetahui benar karena kerap kerjakan biodata berkaDestan dgn proyek-
    proyeknya. Tingginya 161 cm, umurnya saat cerita ini terjadi 37 tahun, 5 bulan dan berat tubuhnya
    52 kg. Cukup bagus.

    Di suatu hari saya lembur, sebab ada tugas project dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Jam 22.00 tugas belom usai, tetapi saya cukup terhibur bu Desta ingin temaniku, sekalian memeriksa pekerjaanku.

    Ia cukup cermat. Jika kerja lembur ini dia justru kerap bergurau. Bahkan juga jika minumanku habis ia tidak enggan-segan yang menuang lagi, saya justru jadi kikuk. Ia tidak malas pegang tanganku, mencubit, tetapi saya tidak berani membalasnya.

    Apalagi jika sedang mencubit dadaku saya benar-benar tidak membalasnya. Dan yang cukup kejutan tanpa sangsi memijit-pijit bahuku dari belakang.

    “Lelah ya..? Saya pijit, nih”, ucapnya.

    Saya cuma tersenyum, dalam hati juga senang, dipijit janda elok. Apalagi yang kurasakan dadanya, tentu teteknya menyenggol kepalaku sisi belakang, saya rasa nyaman . Semakin lama pipiku menyengaja saya pepetkan dgn tangannya yang mulus, ia diam saja.

    Ia membalasnya membelai-belai daguku, yang tanpa rambut tersebut. Saya jadi cukup suka. Nyaris jam 23.00 baru usai semua tugas, saya bersihkan kantor dan tetap ditolong bu Desta. Wah wanita ini benar-benar seorang karyawan keras, gumanku dalam hati.

    Saya bersiap-sedia untuk pulang, tetapi dibuatkan kopi, menjadi kembali minum.

    “Kamu telah mempunyai kekasih Ron?”

    “Belom Bu”, jawabku

    “Saat.., tentu kamu telah mempunyai. Wanita mana yang tidak ingin dgn lelaki tampan”, ucapnya

    “Belom Bu, benar-benar kok”, kataku kembali. Kami duduk berdekatan di atas sofa ruangan tengah, dgn pencahayaan yang cukup redup. Entahlah siapa yang menyusul, kami berdua sama-sama berpegangan tangan sama-sama meremas halus. Yang terang sebelumnya saya menyengaja menyenggol tangannya

    Karena mungkin terikut situasi malam yang dingin dan situasi ruang yang syahdu, dan kedengar suara mobil lewat di jalan raya dan sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Desta tenggelam terikut oleh situasi romantis.

    Bu Desta yang malam itu menggunakan gaun warna hDestam dan sedikit pola bunga ungu. Benar-benar kontras dgn
    warna kulitnya yang putih bersih.

    Itil V3
    Wanita pebisnis ini semakin dekatkan tubuhnya ke arahku. Pada keadaan yang baru saya alami ini saya jadi benar-benar kikuk dan canggung, tetapi anehnya napasku semakin mengincar, kejar- kejaran dan berkobar-kobar seperti deru ombak di Dermaga Ratu. Saya jadi bergemetaran, dan tidak sanggup banyak berbuat, walau tanganku masih tetap menggenggam tangannya.

    “Dingin ya Ron..?!”, ucapnya sendu.

    Sementara tangan kiriku diambil dan dekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan pakaian tersebut.
    “Ya, Bu dingin sekali”, jawabku.

    Berasa dingin, sedangkan tangannya merengkuh pinggangku. Berbau wewanginan merebak disekitaran, saya duduk, menambahkan situasi romantis

    “Jika kedapatan Darti (pembantunya), bagaimana Bu?”, kataku gemetaran.

    “Darti tidak masuk kesini, pintunya terkunci”, ucapnya.

    Saya jadi aman. Lantas saya coba mengecup kening wanita gesit ini, ia tersenyum lantas ia mengadahkan mukanya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapa saja, kukecup bibir cantiknya.

    Ia menyongsong dgn senyum, kami sama-sama berciuman bibir sama-sama melumat bibir, lidah kami berjumpa memburu cari kepuasan setiap beberapa sudut bibir dan rongga mulut masing-masing. Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Desta, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku serta menyelusup dibalik kaosku. Saya jadi makin terangsang di dalam permainan yang cantik ini.

    Sesaat interval, kami sama-sama berpandangan ia tersenyum manis bahkan juga sangat manis, dibandingkan saat-saat sebelomnya.

    Kami berpelukan lagi, seakan-akan dua sejoli yang sedang mabok cinta sedang bermesraan, walau sebenarnya di antara majikan dan pegawainya. Ia mulai mencumi leherku dan menggigit halus semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama bokongnya, selanjutnya menyebar ke pinggulnya.

    “Semenjak kamu ke sini dgn Silvina dahulu, saya telah berpikiran: “Tampan sekali ini anak!””, ucapnya 1/2 berbisik.

    “Ah ibu ada saja”, kataku menghindari walaupun saya suka mendapatkan pujian.

    “Saya tidak membujuk, benar-benar”, ucapnya kembali.

    Kami semakin menyerobot bercumbu, birahiku semakin naik naik, dadaku makin tergetar, demikian pula dada bu Desta. Diapun terlihat tergetaran dan suaranya cukup parau.

    Selanjutnya saya bergerak, berdiri dan tarik tangan bu Desta yang agar turut berdiri. Dalam posisi inilah
    saya peluk dgn hangatnya. Keinginan kelakianku jadi bertambah bangun dan berasa seolah memotong celana yang saya gunakan.

    Lantas saya tuntun ia ke kamarnya, seperti kerbau dicocok hidungnya bu Desta menurut saja. Kami tiduran bersama-sama di spring bed, kembali kami bergumul sama-sama berciuman dan becumbu.

    “Bagaimana jika saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih.

    Dia berpikiran sesaat lantas menggangguk sekalian tersenyum. Selanjutnya ia bergerak ke arah almari dan ambil baju sekalian memberikan ke saya.

    “Ini gunakan punyaku”, ia memberikan baju tidur.

    Lantas saya merosot celana panjangku dan kaos selanjutnya menggunakan kimononya.

    Saya jadi terbuai. Dalam pelukannya saya tertidur. Baru sekitaran 1/2 jam saya terjaga kembali. Pada keadaan ini, terang saya sulit tidur.

    Udara berasa dingin, saya mendekapnya semakin kuat. Ia menyelusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Kemaluanku semakin bergerak, sedangkan cumbuan berjalan, kemaluanku semakin menjadi kencangnya, yang sebenarnya semenjak barusan di atas sofa.

    Saya berpikiran jika sudah ini bagaimana? Apa saya teruskan atau diam saja? Lama saya berpikir
    untuk menjelaskan tidak! Tetapi tidak dapat tertutupi jika keinginan, gairah birahiku kuat sekali yang menggerakkan naik-lonjak dalam dadaku bersatu aduk sampai ke ubun-ubunku.

    Walaupun saya biarkan sesaat, tetap kejaran libido yang berasa semakin kuat. Memang saya
    sadar, wanita yang ada didekapanku ialah majikanku, tantenya Silvina, mamanya Seshy, tetapi sebagai lelaki normal dan dewasa saya rasakan kepuasan bibir dan rasa hati bu Desta sebagai wanita yang sintal, elok dan menakjubkan.

    Minimal saya telah rasakan kehangatannya tubuhnya dan hatinya, walau pengalaman ini baru pertama kalinya kualami.

    Saya tidak dapat berkeputusan, pada keadaan semacam ini saya makin bergemetaran, di antara menghindari dan keinginan yang menggelora. Saya lihat mukanya di bawah sorot lampu bed, menyengaja saya saksikan lama dari jarak dekat, mukanya pancarkan penyerahan sebagai wanita, di muka lelaki dewasa.

    Perlahan-lahan tanganku menyelusup dibalik gaunnya, meraba-raba pahanya ia mengeliat perlahan, saya tidak paham apa ia tidur atau berpura-pura tidur. Saya cium halus bibirnya, dan ia menyambutnya. Bermakna ia tidak tidur. Ku sibak gaun tidurnya selanjutnya kulepas, ia menggunakan beha warna putih dan celana dalamnya putih.

    Saya jadi tambah kagum menyaksikan kemolekan tubuh bu Desta, putih dan cantik sekali. Ku raba-raba
    tubuhnya, ia mengeliat geli dan buka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyelusup ke kembali pakaian tidur yang kupakai dan menarik talinya di bagian perutku, lantas bajuku lepas. Sekarang aku juga cuma gunakan celana dalam saja.

    “Kamu tampan sekali, Ron, tinggi tubuhmu berapakah, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum suka.

    “Terima kasih. Ada 171. Bu Desta elok sekali”, dengar jawabanku, ia cuma tersenyum.

    Saya berusaha buka behanya dgn buka kaDestannya di punggungnya, selanjutnya keplorotkan
    celana dalamnya hingga saya makin kagum menyaksikan keelokan alam yang tidak ada tara ini. Ini jadikan dadaku makin tergetar.

    Bagaimana tidak?! Saya bertemu secara langsung dgn wanita tanpa baju yang memiliki badan cantik, yang sejauh ini cuma kusaksikan melalui beberapa gambar orang asing saja. Sekarang langsung memperhatikan dari jarak dekat sekali bahkan juga dapat meraba-raba.

    Wanita yang sejauh ini saya saksikan berkulit putih bersih cuma di bagian muka, sisi kaki dan sisi lengan ini, saat ini terlihat semuanya tidak ada yang sisa. Mengagumkan! Darahku makin mendidih, menyaksikan panorama yang cantik tersebut.

    Ketika saya masih bengong, perlahan-lahan saya merosot celana dalamku, saya dan bu Desta sama tidak
    kenakan pakaian. Kemaluanku betul-betul optimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, sama-sama meraba-raba
    dan membelai.

    Kaki kami berdua sama-sama bersilang yang berawal di selakangan, sama-sama mengesek. Kemaluanku yang kuat turut membelai paha cantik bu Desta. Sementara itu dia membelai-belai halus kemaluanku dgn tangan lembutnya, yang bawa dampak nikmat hebat.

    Tanganku membela-belai pahanya selanjutnya kucium dimulai dari lutut menjalar perlahan ke pangkal pahanya. Dia mendesah halus. Dadaku semakin tergetaran karena kami sama-sama mencumbu, saya meraba-raba selakangannya, ada rumput-rumputan di situ, tidak begitu lebat menjadi sedap dilihat.

    Ia mengeluh halus, saat jariku sentuh bibir vaginanya. Mulutku menciumi buah dadanya dgn halus dan mengedot puntingnya yang warna coklat kemerah-merahan, lantas memasukkan mukaku antara ke-2 buah dadanya.

    Sementara tangan kiriku meremas halus teteknya. Desisan dan erangan halus ada dari mulut cantiknya. Saya makin bergairah walau masih tetap gemetar. Tanganku mulai aktif mainkan selakangannya, yang rupanya basah tersebut.

    Saya ingin tahu, lantas kubuka ke-2 pahanya, selanjutnya kusingkap rumput-rumputan disekitaran keperempuanannya. Beberapa bagian warna pink itu saya belai-belai dgn jariku. Klitorisnya, ku mainkan, menggembirakan sekali.

    Desta mengeluh halus sekalian gerakkan perlahan kaki-kakinya. Lantas jariku kumasukkan keterowongan pink itu dan menari-nari didalamnya. Ia makin bergelincangan. Lanjutannya dia menarikku.

    “Mari Ron”saya tidak kuat”, ucapnya berbisik

    Dan merengkuhku sangat ketat, hingga sisi yang mencolok di dadanya tertekan oleh dadaku. Saya mulai menindih tubuh sintal itu, sekalian bertopang pada ke-2 siku-siku tanganku, agar dia tidak berat menompang tubuhku.

    Sementara itu senjataku terjepit dgn ke-2 pahanya. Dalam posisi ini saja nikmatnya bukan bermain, getaran jantungku semakin tidak teratur. Sekalian menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas halus buah dadanya.

    Kemaluanku menggesek-gesek sekalangannya, ke atas (perut), selanjutnya turun berkali-kali. Selang beberapa saat kakinya diperenggang, lantas pinggul kami berdua beringsut, untuk ambil posisi pas di antara senjataku dgn lubang keperempuanannya. Seringkali kami beringsut, tetapi belom sampai ke targetnya. Kemaluanku belom masuk juga ke vaginanya

    “Keras “, bisikku. Bu Desta yang tetap di bawahku tersenyum.

    “Sabar-sabar”, ucapnya. Lantas tangannya menggenggam kemaluanku dan membimbing masukkan ke keperempuanannya.

    “Telah ditekan… perlahan-lahan saja”, ucapnya. Aku juga mengikuti saja, menekan pinggulku…

    “Blesss”, masuk kemaluanku, cukup geret, tetapi tanpa kendala. Rupanya gampang! Di saat masuk tersebut, rasa enaknya sangat benar-benar. Seakan saya baru masuk ke dunia lain, dunia yang benar-benar baru buatku.

    Saya pernah menyaksikan film orang beginian, tapi untuk lakukan sendiri baru ini kali. Rupanya rasanya sedap, nyaman, menyenangkan. Wonderful! Bagaimana tidak, dalam umurku yang ke 23, baru rasakan kehangatan dan kepuasan tubuh wanita.

    Pergerakanku meng ikuti perasaan lelakiku, mulai turun-naik, turun-naik, terkadang cepat terkadang lamban, sekalian melihat air muka bu Desta yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sekalian keluar suara tidak tersengaja desah-mendesah. Rasakan kepuasannya sendiri.

    “Ah… uh… eh… hem””

    Saat saya mengutamakan pinggulku, ia menyongsong dgn menekan juga ke atas, agar kemaluanku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya. Getaran-getaran hati bersatu dgn lenguhan dan rasa kepuasan jalan merayap sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran.

    Di tengah-tengah kejadian itu bu Desta berbisik

    “Kamu jangan terlampau terburu gairah, kelak kamu cepat lelah, rileks saja, perlahan-lahan, ikutinya iramanya”, saat saya mulai memacu dgn semangatnya.

    “Ya Bu, maaf”, aku juga mengikuti perintahnya.

    Lantas saya cuma gerakkan pinggulku ala-ala kandungannya meng ikuti pergerakan pinggulnya yang cuma kadang-kadang dilaksanakan. Rupanya mode ini semakin nyaman dan gampang dicicipi. Kadang-kadang ke-2 kakinya diangkat dan sampai ditempatkan di atas bahuku, atau selanjutnya dibuka lebar-lebar, bahkan juga terkadang dirapatkan, hingga berasa kemaluanku terjepit ketat dan makin geret.

    Gerak apapun itu yang kami kerjakan berdua bawa dampak kepuasan tertentu. Sesudah lebih dari sepuluh menit , saya nikmati tubuhnya di atas, ia membuat sesuatu pergerakan dan saya tahu tujuannya, ia meminta di atas.

    Saya tidur telentang, selanjutnya bu Desta ambil posisi telungkup di atasku sekalian menjadikan satu alat penting kami berdua. Bersebadanlah kami kembali.Dia masukkan kemaluanku rasanya sangat ketat menusuk sampai dalam.

    Sampai sesaat bu Desta gerakkan pinggulnya, buah dadanya bergelantung terlihat sangat indah, terkadang sapu mukaku. Saya meremas kuat-kuat bongkahan bokongnya yang bergoyg-goyg. Buah dadanya diberikan kemulutku, langsung kudot.

    Pergerakan wanita memiliki rambut sebahu ini semakin memesona di atas tubuhku. Terkadang mirip orang berenang, atau menari yang terpusat pada pergerakan pinggulnya yang aduhai. Bayg-bayg pergerakan itu terlihat cantik di cermin samping tempat tidur.

    Tubuh putih yang cantik wanita 1/2 baya naiki tubuh pemuda cukup coklat kekuning-kuningan. Betul-betul lintasi angkatan!

    Episode ini berjalan lebih dari lima belas menit, semakin lama semakin kuat dan cepat, pergerakannya. Napasnya semakin tidak teratur, sedikit liar. Seperti memburu setoran saja. Tanganku memperkuat rangulanku pada bokong dan pinggulnya, sedangkan mulutku kadang-kadang mengulum punting buah dadanya. Rasanya sedap sekali. Sesudah usaha keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya”

    “Ah… uh, eh… saya, ke.. luaar..Ron..”, ternyata dia orgasme.

    Pucuk kepuasannya dicapainya di atas tubuhku, napasnya berkejar-kejaran, tersengal-sengal rasakan kenikmatan yang capai klimaknya.

    Napasnya berkejar-kejaran, pergerakannya makin lama berangsur menurun, pada akhirnya diam. Dia jadi lemas di atasku, sekalian atur napasnya kembali. Saya menyeka-usap punggung mulusnya. Kadang-kadang dia menggerakkan pinggulnya perlahan, perlahan sekali, rasakan beberapa sisa pucuk kepuasannya. Beberapa saat ia tetap menindih saya.

    Sesudah sembuh tenaganya, ia tidur telentang kembali, siap untukku tembak kembali. Sekarang gantian saya menindihnya, dan memulai kerjakan aktivitas seperti barusan. Pergerakan ku perlahan , ia merengkuh saya. Turun naik, masuk keluar.

    Saat masuk tersebut rasa nikmat hebat, apalagi ia dapat menjepit-jepit, sampai seringkali. Benar-benar saya nikmati semuanya tubuh bu Desta. Ruaar biasa! Mendadak sesuatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, saluran darah, energi dan hati terkonsentrasi di situ, yang memunculkan kemampuan hebat tidak ada tara.

    Energi itu menekan-nekan dan penuhi lorong-lorong rasa dan hati, sama-sama mengincar dan kejar-mengejar. Didorong dengan nafsu hebat, memunculkan dampak pergerakan semakin keras dan kuat menekan tubuh cantik, yang menyeimbangi dgn pergerakan gemulai memesona.

    Pada akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar bawa kepuasan hebat”, suara tidak tersengaja keluar mulut dua individu yang sedang diterpa kepuasan. Air maniku berasa keluar tidak ada kendalian, menyemprotkan penuhi lubang kepuasan punya bu Desta.

    “Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan.

    Bibir cantik itu kembali kulumat semakin hebat, diapun semakin rapatkan tubuhnya khususnya di bagian bawah perutnya, kuat sekali. Bersatu semua,

    “Saya” keluar Bu”, kataku tersengal-sengal.

    “Saya Ron”, suaranya cukup kurang kuat.

    “Lho keluar kembali, barusan kan telah?! Kok dapat keluar kembali?!”, tanyaku cukup bingung.

    “Ya, dapat 2x”, jawabannya sekalian tersenyum senang.

    Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup banyak memerlukan tenaga, seperti habis
    naik ke gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tetapi saya bisa rasakan beberapa sisa kepuasan bersama-sama.

    Selang beberapa saat, sesudah kepuasan berangsur menyusut, dan berasa benyek, saya mengambil senjataku dan tiduran telentang di seginya sekalian menghela napas panjang. Senang rasanya nikmati semua kepuasan tubuhnya.

    Wanita punyai bentuk tubuh cantik itu juga kelihatan senang, seolah lepas dari dahaganya, yang kelihatan dari goresan senyumannya. Saya saksikan selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental menetes di bibir vaginanya bahkan juga ada yang di pahanya.

    Pengalaman malam itu benar-benar mengagumkan, sampai hingga berapakah kali saya naiki bu Desta, saya lupa. Yang terang kami beradu gairah nyaris semalaman dan kekurangan tidur.

    Esok harinya. Busa-busa sabun penuhi bathtub, saya dan bu Desta mandi bersama, kami sama-sama menyabun dan menggosok, semua beberapa sisi tubuhnya kami susuri, termasuk sisi yang paling individu. Yang menyenangkan saat ia menyabun kemaluanku dan mengocak-kocok halus. Saya suka sekali dan tentunya bawa dampak nikmat.

    “Saya bingung barang ini sepanjang malam kok tegak terus, seperti tugu Silvinas, besar kembali. Ukuran jumbo kembali?!”, ucapnya sekalian menimang tititku.

    “Kan Ibu yang membuat ini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama-sama.

    Setelah mandi, kuintip melalui jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman muka, jika saya keluar dari rumah mustahil, dapat kedapatan. Waktu baru jam 1/2 enam. Tapi senjata ini belom turun juga, mendadak keinginan lelakiku bangkit kembali kuat sekali.

    meletus Kembali -letup, jantung berdetak semakin kuat. Kembali lagi saya dekati janda yang telah kenakan pakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya cukup membungkuk, karena saya semakin tinggi. Berbau aroma merebak disekujur tubuhnya, rasanya semakin fresh, setelah mandi.

    Lantas ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan celana dalamnya. Kami berdua bertelanjang lagi riang dan ke arah tempat tidur. Ke-2 individu lelaki wanita ini sama-sama bercumbu, mengulang kepuasan tadi malam.

    Dia terbujur dgn manisnya, panorama yang cantik gabungan di antara pinggul depan, pangkal paha, dan rumput-rumputan sedikit di tengah-tengah tutup samara-samar huruf “V”, tidak ada gumpalan lemaknya.

    Saya membuka dgn perlahan ke-2 pahanya. Saya ciumi, dimulai dari lutut, selanjutnya menjalar ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut halus kemaluanku. Tubuhku mulai tergetaran, lantas saya buka selakangannya, menyibakkan rumput-rumputan di situ.

    Saya ingin menyaksikan dengan terang barang kepunyaannya. Jariku sentuh benda yang warna pink itu, mulai sisi atas membelai-belainya dgn halus, kadang-kadang mencubit dan membelai lagi. Bu Desta bergelincangan, tangannya semakin kuat menggenggam tititku.

    Selanjutnya jariku segera masuk ke lorong, selanjutnya menari-nari di situ, seperti tadi malam. Tetapi bibir, dan terowong yang dikuasai warna pink ini tambah terang, seperti bunga mawar yang mengembang. Sesaat saya lakukan permainan ini, dan jadi memahami dan terang benar susunan keperempuanan bu Desta, yang menggegerkan tadi malam.

    Gelora gairah semakin bergema dan menyebar seantero tubuh kami, sama-sama mencium dan mencumbu, semakin menghangat dan berlari kejar-mengejar. Seperti ombak laut mendesir-desir menimpa pantai. Tidak ada kendalian yang bisa mengungkung dari kami berdua.

    Apalagi saat pucuk kepuasan mulai terlihat dan merapat ketat. Sebuah surprise, tanpa saya sangka sebelomnya kemaluanku yang semenjak barusan di urut-urut selanjutnya dikulum dgn halusnya. Pertama dijilati kepalanya, lantas dimasukkan pada rongga mulutnya.

    Rasanya saya dibawa melayg ke angkasa sangat tinggi ke arah bulan. Saya jadi kecapekan. Sesion selanjutnya ia ambil sikap tidur telentang, sedangkan saya pasang kuda-kuda, telungkup yang bertopang pada ke-2 tangan saya.

    Saya mulai masukkan kemaluanku ke lubang keperempuanan bu Desta yang barusan telah saya “ketahui” bagian-bagiannya dengan cermat tersebut. Benda ini rasanya tidak ada tara, saat kumasukkan, bukan hanya saya yang rasakan nikmatnya penetratif, tapi juga bu Desta rasakan kepuasan yang hebat, kelihatan dari ekpresi mukanya, dan desahan halus dari mulutnya.

    “Ah”, desahnya tiap saya menekan senjataku ke selakangannya, sekalian mengutamakan juga pinggulnya ke tititku. Kami berdua mengulang melalui samodra birahi yang mengagumkan, pagi tersebut.

    Semua sudah usai, saya keluar dari rumah sekitaran jam 1/2 delapan, saat Darti membersihkan ada di belakang. Diperjalanan pulang saya termenung, Begitu peristiwa tadi malam bisa berjalan demikian cepat, tanpa lika-liku, tanpa terpikir sebelomnya.

    Sebuah yang tidak tersangka sebelomnya. Kepuasan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Desta. Singkat, cepat dan mengucur demikian saja, tetapi bawa kepuasan yang menggegerkan.

    Begitu saya dapat rasakan kehangatan tubuh bu Desta secara utuh, orang yang sejauh ini jadi majikanku. Melihat rona muka bu Desta yang memeras jambu, kepasrahannya dalam tertelanjangannya, memperlihatkan kedagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang lelaki.

    Hari ganti minggu, minggu ganti bulan, sang kumbang muda semakin kerap bertandang ke bunga untuk menghisap madu. Dan bunga itu masih fresh saja, bahkan juga rasanya semakin fresh menarik. Memang bunga itu tetap mengembang dan belom layu, atau memanglah tidak ingin layu.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Dengan Anak Tetangga Yang Montok Dan Mantap

    Cerita Sex Berhubungan Intim Dengan Anak Tetangga Yang Montok Dan Mantap


    241 views

    Minggu sore nyaris jam empat. Sesudah melihat CD porno semenjak pagi penisku tidak ingin dibawa sepakat. Sang adik kecil ini ingin selekasnya disarungkan ke vagina. Permasalahannya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang daerah semenjak tempo hari sampai 2 hari kedepan, sebab ada famili punyai hajat menikahkan anaknya.

     

    Cersex Terbaru – Anak tunggalku turut ibunya. Saya coba menentramkan diri mandi, lantas tiduran di tempat tidur. Tapi penisku masih tetap tidak menyusut ereksinya. Justru saat ini berasa berdenyut sisi puncaknya. “Wah genting gawat nih. Tidak ada target kembali. Salahku sendiri menonton CD porno sepanjang hari”, gumamku. Saya bangun dari berbaring ke arah ruangan tengah. Ambil satu gelas air es lantas hidupkan tape deck. Cukup, tegangan cukup berkurang.Tapi saat ada video clip musik barat cukup seronok, penisku berdenyut kembali -denyut.
    Nach, kelimpungan sendiri jadi. Sebelumnya sempat terpikirkan untuk jajan saja. Tetapi cepat kubatalkan. Takut terkena penyakit kelamin. Salah-salah dapat ketularan HIV yang masih belum ada obatnya sampai sekarang ini. Kuingat-ingat kapan akhir kali barangku kepakai untuk meniduri istriku. Ya, 3 hari kemarin. Patut sekarang adik kecilku gelisah tidak karuan. Masalahnya 2 hari sekali harus nancap.
    “Saat ini meminta porsi..”. Sekalian terus berusaha menentramkan diri, saya sekedar duduk di teras depan membaca media massa pagi yang masih belum terjamah.
    Mendadak pintu pagar mengeluarkan bunyi dibuka orang. Refleks saya mengubah pandangan ke suara. Renny anak tetangga merapat.
    “Selamat sore Om. Tante ada?”
    “Sore.. Ooo Tantemu pulang daerah sampai lusa. Ada apakah? ”
    “Wah bagaimana ya..”
    “Silahkan duduk dahulu. Baru bicara ada kepentingan apa”, kataku ramah.
    ABG berumur sekitaran lima belas tahun itu merunut. Ia duduk di atas bangku kosong sebelahku. “Nach, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om dapat tolong”, tuturku sekalian mencari tubuh gadis yang mulai mengembang tersebut.
    “Anu Om, Tante janji ingin minjemi majalah terkini..”
    “Majalah apa sih?”, tanyaku. Mataku tidak terlepas dari dadanya yang
    terlihat mulai mencolok. Wah, telah sebesar bola tenis nih.
    “Apa. Dasarnya yang terkini”.
    “Oke silahkan masuk dan tentukan sendiri”.
    Kuletakkan media massa dan masuk ruangan dalam. Ia cukup ragu meng ikuti. Di ruangan tengah saya stop. “Mencari sendiri di rack bawah tv itu”, kataku, selanjutnya membanting bokong di atas sofa. Renny selekasnya jongkok di muka tv membongkar setumpukan majalah di sana. Pikiranku mulai jahil. Kulihat dengan bebas badannya dari belakang. Memiliki bentuk benar-benar baik untuk ABG sama usianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di pakaian kaosnya.
    Kulitnya putih bersih. Ah begitu asyiknya jika saja dapat nikmati badan yang mulai tumbuh tersebut.
    “Tidak ada Om. Ini lama semua”, ucapnya membentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin berada di kamar Tantemu. Mencari saja di situ” Sejauh ini saya tidak demikian memerhatikan anak itu walau kerap bermain ke rumahku. Tapi saat ini, saat penisku gelisah mendadak baru kusadari anak tetanggaku itu seperti buah mangga sudah mulai mengkal. Mataku meng ikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “berikut peluang untuk penismu supaya stop berdenyut. Tetapi ia tetap kecil dananak tetanggaku sendiri? Bedebah dengan itu semua, yang terpenting birahimu terlampiaskan”.
    Pada akhirnya saya bangun susul Renny. Dalam kamar kusaksikan anak itu berjongkok membedah majalah di pojok. Pintu kututup dan kukunci perlahan-lahan.
    “Telah bertemu Ren?” tanyaku.
    “Belum Om”, jawabannya tanpa melihat. “Ingin saksikan CD bagus tidak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Mari duduk di sini.”
    Gadis itu tanpa berprasangka buruk selekasnya berdiri dan duduk tepi tempat tidur. Saya masukkan CD ke VCD dan hidupkan tv kamar.
    “Film apa sich Om?” “Saksikan saja. Dasarnya bagus”, kataku sekalian duduk di sebelahnya. Ia masih tetap diam-diam tidak menyimpan berprasangka buruk. “Ihh..”, jeritnya demikian menyaksikan intro berisi beberapa potongan episode orang bersetubuh.
    “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu sukai kan?” Ia terus ber-ih.. ih saat episode syur berjalan, tapi tidak berusaha mengalihkan pandangannya.
    Masuk episode ke-2 saya tidak kuat kembali. Saya merengkuh gadis itu dari belakang.”Kamu ingin begituan tidak?”, bisikku di telinganya.
    “Jangan Om”, ucapnya tetapi tidak berusaha mengurai tanganku yang memutari lehernya. Kucium sepintas tengkuknya. Ia menggeliat. “Ingin tidak gituan sama Om? Kamu tidak pernah kan? Sedap lo..””Tetapi.. tetapi.. ah jangan Om.” Ia menggelinjang berusaha terlepas dari lilitanku. Tetapi saya tidak perduli. Tanganku selekasnya meremas dadanya.
    Ia melenguh dan akan melawan
    .”Tenang.. tenang.. Tidak sakit kok. Om telah pengalaman..”
    Tangan kananku menguak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain disekitaran vaginanya, ia mengeluh.Terlihat birahinya telah terangsang. Perlahan-lahan tubuhnya kurebahkan di tempat tidur tapi kakinya masih tetap menjuntai. Mulutku tidak sabar kembali selekasnya mencercah pangkal pahanya yang tetap dibalut celana warna
    hitam.
    “Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sekalian berusaha rapatkan ke-2 kakinya. Tapi saya tidak perduli. Justru celana dalamnya selanjutnya kupelorotkan dan kulepas. Saya terkesima menyaksikan panorama tersebut. Pangkal kepuasan itu demikian imut, warna merah di tengah-tengah, dan dihias bulu-bulu halus di atasnya. Klitorisnya imut.
    Tidak menanti semakin lama kembali, bibirku selekasnya menggempur vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk lubangnya yang sempit. Wah masih perawan ia. Renny terus menggeliat sekalian melenguh dan mengeluh kenikmatan. Bahkan juga selanjutnya kakinya menjepit kepalaku, seakan-akan minta dikerjai lebih dalam serta lebih keras .

    Karena itu lidahku juga semakin saat menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kepuasan punya ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung sekurang-kurangnya ia 2x orgasme. Lantas saya merayap naik. Kaosnya kulepas perlahan-lahan. Susul selanjutnya BH hitamnya memiliki ukuran 32. Sesudah kuremas-remas buah dadanya yang tetap keras itu sesaat, mengganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
    “Ahh..” keluh gadis tersebut. Tangannya meremas-remas rambutku meredam kepuasan tidak ada tara yang mungkin baru saat ini ia merasai. “Sedap kan beginian?” tanyaku sekalian melihat mukanya. “Iii.. iya Om. Tetapi..” “Kamu ingin lebih sedap ?”
    Tanpa menanti jawabnya saya selekasnya atur posisi tubuhnya. Ke-2 kakinya kuangkat ke tempat tidur. Sekarang ia terlihat terlentang pasrah. Penisku juga sudah tidak sabar kembali landing di target. Tetapi saya harus berhati-hati. Ia masih perawan hingga haruslah sabar supaya tidak kesakitan. Mulutku bermain kembali -main di vaginanya. Sesudah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang sudah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Sesaat kugesek-gesekkan sampai Renny semakin terangsang.
    Selanjutnya kucoba masuk pelan-pelan ke sela yang sempit tersebut. Dikit demi sedikit kumaju-mundurkan hingga semakin melesak ke. Perlu waktu lima menit lebih supaya kepala penisku masuk semuanya. Nach istirahat sesaat karena ia terlihat meredam ngilu.
    “Jika sakit katakan ya”, kataku sekalian mencium bibirnya sepintas. Ia mengeluh. Kurang sedikit kembali saya akan membobol perawannya. Pacuan kutingkatkan walau masih tetap kuusahakan perlahan dan halus. Nach ada perkembangan. Leher penisku segera masuk.
    “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit ketahan. Saya stop sesaat menanti lubang vaginanya terlatih terima penisku yang memiliki ukuran sedang. Semenit selanjutnya saya maju kembali. Demikian selanjutnya. Beberapa langkah untuk beberapa langkah saya maju. Hingga kemudian..
    “Ouuu..”, ia menjerit kembali. Saya merasa penisku tembus suatu hal.sebuah hal. Wah saya sudah menyetubuhi ia.
    Kusaksikan ada sepercik darah membasahi sprei.
    Saya meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menentramkan. Sesudah cukup tenang saya mulai memacu anak tersebut.
    “Ahh.. ohh.. asshh…”, ia mengeluh dan melenguh saat saya mulai naik turun di atas badannya. Pacuan kutingkatkan dan erangannya juga semakin keras. Dengar itu saya semakin bergairah meniduri gadis tersebut. Berulang-kali ia orgasme. Pertanda ialah saat kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau bahuku.
    “Tidak sakit kembali kan? Saat ini berasa sedap kan?”
    “Ouuu sedap sekali Om…”
    Sebetulnya saya ingin mempraktikkan beragam posisi senggama. Tetapi aku pikir untuk pertama kali tidak harus beberapa macam dahulu. Paling penting ia bisa mulai nikmati. Lain waktu kan itu bisa dilaksanakan.
    Sekitaran satu jam saya menggoyang badannya mati-matian saat sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Begitu enaknya meniduri perawan. Benar-benar untung saya ini.
    “Bagaimana? Benar sedap seperti kata Om kan?” tanyaku sekalian merengkuh badannya yang lesu sesudah sama capai klimaks. “Tetapi takut Om..”
    “Tidak perlu takut. Takut apa sich?”
    “Hamil”
    Saya tertawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Mustahil
    hamil donk”
    Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi mukanya. Saya tersenyum senang dapat menurunkan adik kecilku.
    “Jika ingin sedap kembali katakan Om ya? Kelak kita belajar beragam style melalui CD”. “Jika kedapatan Tante bagaimana?” “Ya janganlah sampai kedapatan donk” Sesaat selanjutnya birahiku bangun kembali. Ini kali Renny kugenjot dalam posisi menungging. Ia sudah tidak menjerit kesakitan kembali. Penisku bebas masuk keluar disertai erangan, lenguhan, dan jeritannya.

  • Cerita Sex Akhirnya Di peroleh Memainkan Keperawanan Pacarku

    Cerita Sex Akhirnya Di peroleh Memainkan Keperawanan Pacarku


    64 views

     

    ini berdasar cerita riil yang dirasakan istri saya, sebutlah saja Vernike. Kelulusan SMA ialah saat yang paling menyenangkan untuk semuanya pelajar/siswi, semua perayaan dibikin dimulai dari corat coret sampai pawai keliling kota yang membuat macet jalanan. Keceriaan ini dirasa oleh Vernike dan pacarnya saat itu, sebutlah saja Endrew, yang telah berkekasihan sepanjang satu tahun.

     

    Cersex Stw – Jalinan mereka bisa disebut cukup mesra ingat Endrew kost dikota itu dan seringkali ajak Vernike kekamar kosnya sekedar untuk petting atau bercumbu, tapi tidak sekalinya mereka sebelumnya pernah bercinta.

    Hari itu ialah hari pelepasan pelajar/siswi SMA, acara diselenggarakan di suatu ruangan serbaguna yang lumayan besar dan populer dikota tersebut. Acara yang diselenggarakan seperti umum berada atraksi panggung seni dan wisuda simbolik untuk sejumlah pelajar/siswi yang berprestasi. Di sudut taman depan ruangan serbaguna Vernike asyik bercakap-cakap dgn Endrew sekitar masa datang yang mereka akan tapaki selanjutnya, dgn mesra Endrew merengkuh bahu Vernike yang bersender dibahunya.

    Keperawanan, narasi seks kekasihku yang perawan, narasi seks ngentot di toilet sekolah sama kekasihku yang perawan
    Cerseks Cabul Terkini Tangan Endrew megusap-usap lengan atas Vernike sambil mengecup kepala Vernike dgn halus, Endrew mendadak berdiri dan menggamit tangan Vernike ke arah kantor administrasi ruangan serbaguna yang berada cukup jauh dari ruangan serbaguna itu sendiri. Ada di belakang kantor itu Endrew rapatkan tubuh Vernike kedinding sekalian melumat bibir manis Vernike, mereka berangkulan seperti sepasang pacar umumnya dgn pelukan mesra lengan Endrew dipinggang Vernike.
    Perlakuan yang paling jauh yang mereka kerjakan waktu pacaran dikamar kost hanya hanya pada hands job yang dilaksanakan Vernike ke kemaluan Endrew, Petting atau menggesekan alat kemaluan mereka dgn menggunakan bawahan masing-masing, atau close up dgn Endrew yang sukai sekali mengulum pentil susu Vernike yang coklat kemerahan dan imut.

    Seringkali Endrew sebelumnya sempat memaksakan Vernike untuk telanjang bundar tapi Vernike selalu menampik dgn argumen malu atau belum siap, Endrew cukup frustasi terkadang ingat pergolakan gairahnya yang demikian menggebu-gebu waktu berduaan dgn Vernike dikamar kosnya yang sempit.

    Terpisahkan dari temanan beberapa temannya yang repot meng ikuti acara pelepasan itu, Vernike dan Endrew asyik asyik terus bercumbu ada di belakang kantor administrasi serbaguna tersebut. Kecupan bibir yang mereka kerjakan demikian panas, sampai kuluman untuk kuluman juga mereka kerjakan, Endrew kadang-kadang menciumi leher tingkatan Vernike yang harum minyak wangi ciri khas anak baru besar. Tidak berasa mendadak kemaluan besar Endrew menegang dan menekan kuat mengarah kemaluan Vernike yang dibalut rok abu2 SMA-nya, gairah Endrew naik-turun lagi dan ini kali dia tidak ingin sia-siakan peluang.

    Diambilnya tangan Vernike ke arah dalam kantor administrasi yang rupanya tidak digembok, lantas digandengnya Vernike masuk ke toilet sekalian cari ruang paling sudut untuk menyelesaikan gairahnya.

    “Kita ingin ngapain Ndre, ini kan toilet lelaki, kelak kalau ada yang masuk bagaimana?”, bertanya Vernike waktu Endrew menarik paksakan dianya masuk ke dalam ruang dalam toilet itu,
    “Tenang saja Vi, beberapa anak kan pd repot sendiri…gak bakal ada yang tahu kita di sini”, jawab Endrew.

    Di dalam ruang toilet yang cukup bersih itu, Endrew minta duduk dicloset jongkok yang penutupnya telah di turunkan, lantas terburu-buru buka restleting celananya untuk keluarkan kemaluan besarnya yang sesak karena telah menegang. Vernike telah tahu apa yang Endrew ingin, suatu hal yang waktu pertama kalinya ia merasa jijik sampai Endrew harus sedikit memaksakan untuk melakukan.

    Kemaluan besar Endrew telah mengacungkan tegak pas dimuka wajah manis Vernike, dgn sangsi Vernike memegang kemaluan tersebut lantas mengocaknya perlahan-lahan, tapi ia tahu bukan hanya itu yang Endrew ingin. Dgn sedikit memaksakan, Endrew menggenggam kuat kepala Vernike dan menggerakkan kemaluannya masuk kemulut imut Vernike…kemaluan itu berasa sesak masuk mulut Vernike yang imut, tapi dgn gairah yang tidak ketahan, Endrew mengocakan perlahan-lahan kemaluannya di dalam mulut Vernike.
    Sekalian tangannya memegang kemaluan itu, Vernike menjilat-jilati kepala kemaluan besar Endrew yang merah, dan saat lubang kencingnya terjilat oleh lidah Vernike, Endrew rasakan kesan yang hebat hingga dia mendesah entahlah kenikmatan atau kegelian. Vernike memanglah belum terlatih lakukan blow job, bisa disebut pacar Endrew awalnya lebih jago saat melakukan, tapi wajah manis Vernike dgn mulut yang disanggupi kemaluan membuat Endrew benar-benar terangsang.

    Waktu Vernike repot mengulum dan menjilat-jilati kemaluannya, Endrew mengusung Vernike untuk berdiri dan buka paksakan kancing seragam SMA Vernike…satu persatu kancing tersebut terbuka sampai kelihatan dada mulus Vernike dgn buah dada imutnya yang bundar bikin gemas dibalut BH pink yang dikenainya. Endrew mencium pipi dan cuping telinga Vernike sekalian berbicara,

    “saya membuka seragam dan BH-nya ya sayg….”, tanpa menanti kesepakatan Vernike, Endrew buka
    seragam SMA dan BH pink Vernike sekalian kadang-kadang menyentuh pentil susu Vernike.

    Ini kali Vernike telah 1/2 telanjang di depan Endrew, buah dadanya mulai diremas kiri dan kanan berganti-gantian, Endrew sedikit membungkuk menjilat-jilati wilayah sekitaran pentil susu Vernike sampai pentil susunya mengeras terangsang. Mirip orang bayi, Endrew menyusu pada pentil susu kanan Vernike dan membuat bengkak disekitarnya….sedotan dan gigitan kecil Endrew kadang-kadang membuat Vernike beteriak kecil sekalian menjambak rambut Endrew…Vernike sebelumnya pernah rasakan pentil susunya lebam sekian hari karena Endrew terlampau hot mengisapnya.

    Tindakan Endrew jadi berlanjut dgn mengulum, mengisap, dan menggigiti buah dada dan pentil susu Vernike yang tidak besar tapi bundar menarik. Ke-2 tangan Endrew repot meremas- remas bokong Vernike di luar rok SMA-nya, sekalian coba buka restletingnya yang berada di bagian belakang. Tanpa diakui oleh Vernike, yang terbenam dgn kepuasan permainan ‘menyusu’ Endrew, tiba2 Vernike rasakan rok SMA-nya telah jatuh kelantai dan ia tahu saat itu ia hanya kenakan CD coklat berenda yang dikenainya.

    “Endrew, enggak…kamu ingin apa?”, sergah Vernike sekalian sedikit menggerakkan tubuh Endrew yang lebih besar dibanding ia.

    “Vernike sayg, kasih peluang saya untuk menyaksikan keluguan tubuhmu….please…”, pinta Endrew dgn memelas….Vernike hanya menggangguk perlahan sambil jantungnya berdegap kuat, Endrew loloskan celana dalam Vernike dan melihat takjub wilayah sekitaran kemaluan Vernike yang disanggupi bulu kemaluan yang tidak begitu lebat dan benar-benar terurus.

    Endrew berjongkok, minta Vernike renggangkan ke-2 kakinya, lantas menyeka mulai dari betis sampai naik keatas sampai meremas bokong bundar telanjang Vernike. Pelan2 ia buka belahan kemaluan Vernike dan temukan gundukan warna pink yang telah menegang, ia telah temukan klitoris Vernike……pelan-pelan ia menjulurkan lidahnya dan menjilat klitoris Vernike dgn halus, Vernike mendesah…dan desahan Vernike makin menambah Endrew berkemauan meneruskan laganya.

    Dijilatinya klitoris Vernike dgn penuh gairah sekalian kadang-kadang tangan nakalnya membelai bibir kemaluan perawan Vernike…. Endrew dapat rasakan begitu cairan kepuasan Vernike telah membasahi jarinya, ingin sekali ia menusukkan jarinya di dalam kemaluan Vernike tapi ia tahu Vernike pasti membencinya 1/2 mati.

    Ini kali Endrew berdiri, mencium halus bibir dan kening Vernike, lantas mengubah tubuh Vernike menghadap dinding. Vernike sedikit membungkuk sekalian menggenggam closet duduk dimukaya. Endrew meremas ke-2 buah dadanya dari belakang sekalian menggesekkan kemaluannya dibibir kemaluan Vernike…

    “arrgghhh…Ndre…please jangan dimasukin ya….saya belum siap…”, pinta Vernike.

    Endrew tidak menjawab dan repot menggesek-gesekkan kepala kemaluannya kebibir kemaluan Vernike…..gairahnya makin tidak terkendali…dan mendadak, Endrew menyikat kemaluan Vernike dgn paksakan hingga Vernike menjerit….

    “ahhhhhh…..Endrewee….sakit…..”, teriak Vernike,
    “tempemu sangat nikmat sayg….ahhh…sempit….”, jawab Endrew sekalian mengocakan perlahan-lahan kemaluan Vernike yang mulai terlatih dgn ukuran kemaluan Endrew yang menusuknya.

    Vernike sedikit berontak, dan hal tersebut memaksakan Endrew menggenggam kuat ke-2 tangan Vernike….sekalian menyikat-nyodok kemaluannya. Kadang-kadang Endrew menyaksikan kemaluannya yang diolesi cairan kepuasan kemaluan Vernike, namun pada hati dia agak aneh karena tidak ada darah keperawanan yang semestinya ada…..tapi ia tidak begitu peduli, yang penting ia telah rasakan enaknya lubang kemaluan Vernike.

    Beberapa saat Endrew menyikati kemaluannya, Vernike rasakan tubuhnya tergetar……Vernike rasakan orgasme yang hebat, dan Endrew yang ketahui hal tersebut selekasnya mengambil kemaluannya…. mengubah paksakan tubuh Vernike sekalian meminta duduk dicloset itu….mengocak sendiri kemaluannya dgn cepat…lalu…croottttt….croootttt….kemaluannya menyemprot air mani yang banyak mengarah buah dada imut Vernike…..buah dada cantik itu blepotan air mani…dan Vernike hanya pasrah terima tindakan pacarnya itu……Sambil mengecup kening Vernike yang tetap terduduk lemas, Endrew berbicara

    “trima kasih sayg….saya berharap kita dapat terus bersama walaupun sesudah lulus SMA….”

  • Cerita Sex Terbaru Akhirnya Suamiku Memperoleh Bersetubuh Dengan Pria Lain

    Cerita Sex Terbaru Akhirnya Suamiku Memperoleh Bersetubuh Dengan Pria Lain


    340 views

    Namaku ialah Rudi, sebagai seorang pelaku bisnis muda saya sdh dapat disebutkan sukses. Saya dapat berbicara demikian karena selainnya punyai usaha yang mapan, rumah yang eksklusif, saya mempunyai seorang istri yang elok namanya Riyanti.

    Cersex Stw – Tapi ada satu perihal yang membuatku tidak bisa disebutkan sebagai lelaki yang sukses, jika saya sendiri benar-benar tidak dapat memberi nafkah batin untuk istriku.

    Kondisi ini terjadi di tahun ke-2 perkawinanku, di mana waktu itu saya alami kecelakaan yang nyaris mengambil nyawaku. Akibatnya karena kecelakaan itu dokter katakan jika saya tidak dapat kembali memberikan nafkah batin, apalagi turunan untuk istriku. Ini membuat saya dan Riyanti cukup terpukul, tetapi kami berdua sudah janji jika ini cuma rahasia antara kami berdua.

    Terkini Pada tahu keempat perkawinan kami, orangtua kami mulai menanyakan kapan kami dapat memberikan mereka cucu. Saya dan Riyanti cuma dapat menjawab secepat mungkin, walau sebenarnya dlm hati kami menangis karena sudah bohong pada orang-tua kami berdua.
    Sesuatu hari saya entahlah darimanakah mendapatkan gagasan edan, dan saat lusuhpaikan pada istriku seperti yang sdh kuduga dia menampik mentah-mentah ideku itu. Gagasan yang kumaksud ialah saya akan carikannya lelaki lain untuk menghamilinya. Terang-terangan hali ini kulakukan karena tidak sampai hati menyaksikan Riyanti istriku, terus-terusan dipenuhi walau sebenarnya saya tahu dia sendiri tidak senang.

    Pada akhirnya dgn semua rayu bujuk aku juga sukses membuat Riyanti sepakat dgn gagasan ini.

    ” Tp mas bagaimana jika saya hamil apa kamu, akan menyukaiku ?” bertanya Riyanti padaku.
    ” Sudah pasti sayang saya lakukan ini supaya kamu dapat memperoleh kepuasan dan supaya kita berdua dapat punyai anak.” jawabku kepadanya.

    Kami berdua sudah sepakat, tinggal cari lelaki yang ingin melakukan. Hal ini susah karena Riyanti ajukan syarat jika dia ingin melakukan tp harus dgn yang masih perjaka, alasanya supaya tidak terserang penyakit kelamin. Pada akhirnya sesudah menelusurinya kami temukannya, ya nama pemuda itu ialah Aswin, seorang pemuda berumur tujuhbelasan. Saat saya menanyakan pada Riyanti apa dia ingin dgn pemuda itu dia tidak menampik, karena dia percaya masih perjaka.

    Tdklah susah membuat Aswin tinggal di rumah kami, orangtua Aswin ialah pesuruh di rumah mertuaku, dgn argumen menjadikan sebagai pesuruh dan satpam di rumah kami, kami sukses ajak Aswin untuk tinggal dengan kami.

    Sepanjang sekian hari tinggal di rumah kami saya dan Riyanti memeriksa karakter dari Aswin, dan kami berdua sepakat jika gagasan kami bisa dilaksanakan. Malam hari ini kami berdua akan selekasnya melakukan.

    Malam itu saya menyengaja panggil Aswin ke dlm kamar supaya bisa jalankan gagasan kami. Kedengar suara ketukan dipintu selanjutnya suara.

    ” Pak izin apa saya bisa masuk” kata Aswin tanpa sadar apa yang dia akan jumpai
    ” Masuk Win pintunya tidak digembok” jawabku kepadanya.

    Lantas iapun masuk dan kaget menyaksikan Riyanti istriku tidur telanjang dada di atas kasur sementara sisi bawah tertutup selimut.

    ” pak ada apakah ini, apalagi mengapa ibu telanjang demikian?” bertanya Aswin.

    Sdh kuduga ia ini cukup polos orangnya, lantas selekasnya saja aku juga menjawab.

    “Win bapak ingin minta bantuan, kamu ingin kan. Bapak ingin kamu puasin ibu malam hari ini jika dapat buat ibu hamil, kamu dapat kan.” Kataku kepadanya.
    “tp pak ,tp.”

    Tanpa kuduga Riyanti bangun dari tempat tidur lantas ke arah Aswin. Selekasnya saja dia buka celana punya Aswin lantas iapun raih k0ntol kepunyaannya selanjutnya mengulumnya.

    Aswin tidak dapat melakukan perbuatan apapun dia terkejut ketiak menyaksikan badan polos Riyanti yang selanjutnya selekasnya mainkan k0ntol kepunyaannya.

    “Anggh bu saya ngak tahan saya seperti akan kencing,” ucapnya
    ” Mengeluarkan saja Win saya ingin meminum.” Jawabannya.

    Rupanya Riyanti mulai jadi liar sepanjang 2 tahun tidak mendapatkan kehangatan semacam itu, sudah membuat lupa diri dan jadi liar. Saya yang menyaksikan benar-benar suka rupanya Riyanti dapat memperoleh kepuasan, supaya tidak mengusik saya putuskan keluar kamar.

    Selang beberapa saat Aswin mulai keluarkan air maninya, tanpa berpikir panjang Riyanti selekasnya mengisap habis semua sekalian bersihkan k0ntol Aswin dgn lidahnya.
    Seterusnya Riyanti selekasnya naik ketempat tidur sekalian berbicara.

    “Membuang semua bajumu lantas tolong saya Win, malam hari ini kamu harus dapat untuk memberikan kepuasanku” Ucapnya pada Aswin.

    Seperti diperhitungkan Aswin masih tetap sedikit kebingungan tp dia selekasnya lakukan apa yang diperintah oleh istriku.
    Di lain faksi sesudah menyaksikan Aswin dlm kondisi telanjang bundar, Riyanti istriku takjub dlm umur masih terbilang muda k0ntol kepunyaannya sdh besar, tentu dia akan senang malam hari ini berpikir istriku.

    Aswin yang masih bingung harus melakukan perbuatan apa sesudah menyaksikan dari jarak dekat badan istriku, mulai lakukan apa yang diperintah oleh Riyanti.

    ” Aswin mari puaskan ibu, kamu coba remas dan hirup susu ibu, mari Win.”

    Aswin mulai meremas dan mengisap susu istriku, sampai istriku berbicara.

    “Auch Win jangan kamu gigit ibu sakit.” Ucapnya
    “maafkan Aswin bu Aswin ngak menyengaja, maafkan Aswin kembali ya bu.” Kata Aswin dlm suara memelas seakan takut dimarahin.
    “ya sudah ibu maafkan saat ini kamu jilat meqi ibu tp perlahan-lahan ya.”

    Aswin juga selekasnya menjilat-jilati meqi istriku sekalian tangannya meremas susu punya istriku.

    “Bu meqi ibu kok harum?” bertanya Aswin
    “Kamu sukai Win, coba saat ini kamu masukan jemari kamu ke dalamnya Win.”

    Aswin juga selekasnya lakukan apa yang diminta, selang beberapa saat Riyanti istriku mulai mendapatkan orgasme pertama kalinya saat Aswin mengisap meqinya.

    “Apa ini bu kok asin tp lekat.” Bertanya Aswin.

    Riyanti istrku sedikit geli dengar perkataan Aswin, lantas iapun menanyakan kepadanya.

    “Win ibu ingin bertanya kamu dah sebelumnya pernah beginian ama wanita apa belum?”bertanya istriku pada Aswin.
    “Belum bu sama ibu malah yang pertama karena saya terkejut saat menyaksikan ibu telanjang lantas mainkan punyai saya.”jawabannya.
    “Sehingga kamu masih perjaka, jika begitu kamu sukai ngak ma badan ibu?” Bertanya istriku.
    “Sukai bu badan ibu bagus apalagi meqi ibu harum.” Jawabannya
    “Sehingga kamu ingin kan membuat ibu senang malam hari ini, apa kamu takut Win sama bapak.”
    “Saya takut sama bapak jika saya didakwa melakukan perbuatan tidak baik ama ibu.”
    “Kamu ngak perlu takut Win tujuan kamu bapak ama ibu sama membawa ke sini agar kamu dapat membuat ibu hamil, menjadi kamu ingin kan. Jika kamu ingin mencoba membawa bantal kecil itu kesini Win.” Pinta istriku.

    Aswin juga selekasnya bangun dan ambil bantal kecil yang ada di atas bangku, selanjutnya memberinya pada Riyanti istriku. Riyanti juga selekasnya menggunakan bantal kecil itu di bawah pinggulnya, dia coba buat posisi di mana dia dapat cepat hamil.

    “Win bagaimana apa kamu dah siap?” bertanya istriku.

    Aswin juga selekasnya siap-siap dia menempatkan k0ntolnya pas dimulut meqi istriku.

    “Perlahan-lahan Win sdh lama ibu tidak dimasuki k0ntol yang asli apalagi sebesar punyamu itu, angggh perlahan Win ibu sakit.”

    Saya tahu istriku tentu sakit karena sesudah saya dipastikan impoten oleh dokter, meskipun dia mendapatkan kepuasan dari seks toys, istriku benar-benar tidak ingin menggunakan dildo. Istriku itu cuma ingin menggunakan vibarator getar yang terpasang pada clirotisnya.

    “Maaf bu habis punyai ibu sempit sekali menjadi Aswin harus sedikit maksa masuknya.”
    “Ya sdh, ibu dah ngak sakit kembali sekarangkamu dorong mundur-maju ya.”

    Aswin mulai mainkan kepunyaannya didalam meqi istriku.

    “Bu mentok bu.”

    Riyanti terkejut tp dia menyaksikan masih tetap ada k0ntol punya Aswin yang ada di luar. Riyanti berpikiran anak selainnya besar rupanya panjang .

    Sesudah limabelas menit mainkan k0ntolnya Aswin merasa dia akan keluar kembali.

    “Bu rasanya saya ingin keluar.”
    “Ibu Win kita keluar sama di dalam. Anggggh Win ibu keluar.”

    Aswin merasa k0ntol kepunyaannya diguyur suatu hal selanjutnya dia dipaksakan lebih intim dgn istriku, karena Riyanti melingkarkan kakinya hingga Aswin seperti terkunci. Selang beberapa saat Aswin mulai keluarkan pejunya.

    “Win jangan diambil dahulu ibu ingin kamu keluar semua dahulu, lantas jika ibu dah katakan bisa baru kamu ambil keluar.”

    Ya sepanjang beberapa saat Aswin dan istriku sama-sama tindih. Istriku ingin supaya sperma punya Aswin dapat selekasnya masuk kerahimnya dan membuat dianya hamil. Tidak lama Aswin selekasnya tiduran dikasur, dia kelihatannya senang. Dik0ntolnya terlihat tersisa cairan darinya dan Riyanti.

    Riyanti yang menyaksikannya selekasnya bersihkan k0ntol itu dgn mulutnya. Dia seperti belum juga senang dgn jalinan intim yang barusan terjadi.

    “Win kamu masih kuatkan ibu tetap kepengin kembali. Dasarnya kamu malam hari ini harus dapat muasin ibu.” Kata Riyanti.
    “Baik bu.”
    “Ngak kamu panggil bu coba saat ini kamu panggil saja mbak.” Kata istriku.
    “Baik bu eh mbak tp saya haus ingin minum.”kata Aswin.
    “Ya kamu minum dahulu dimeja ada air.” Kata Riyanti yang bangun dari tempat tidur lantas minum jamu yang sudah dipersiapkan.
    “Mbak apa itu kok kaya jamu sich?” bertanya Aswin.
    “Iya ini memang jamu tp jamu buat kesuburan kamu harus juga minum ini ya Win supaya mbak dapat cepat hamil.” Kata Riyanti pada Aswin.

    Aswin juga minum jamu itu, lantas ronde ke-2 dgn Riyanti diawali.

    “Win mbak ingin bertanya kamu sebelumnya pernah ngak saksikan badan wanita telanjang awalnya?”

    Aswin juga menjawab.

    “Kalau saksikan sebelumnya pernah, saat itu kembali ngintip gadis yang pada mandi di sungai, tp kalau bermain ama mbak malah yang pertama.”
    “Uh kamu membuat mbak greget mari masukkan punyai kamu jangan mainkan tangan kamu terus disusu mbak kelak mbak geram lo.”

    Ya yang terjadi malam itu Aswin dipaksakan oleh istriku supaya ingin layani gairahnya yang sudah dikubur sepanjang 2 tahun. Beragam jenis style diberikan pada Aswin tp yang kerap dilaksanakan ialah style yang cepat membuat hamil, yakni style di mana pinggul diangkat hingga air mani cepat masuk ke dalam kandungan.
    Pagi harinya saya kembali masuk ke dalam kamar kusaksikan Aswin masih bermain dgn istriku, tp ini kali posisi doggie.

    “Ana apa kamu belum juga senang, semalam memang berapakah kali?” tanyaku.
    “6x sama yang saat ini, heh heh heh….., mas ingin kerja ya kalau begitu nantikan bentar ya sesudah ini usai saya mandi lantas siapin makan.” Kata Riyanti.
    “Ngak perlu kamu puasin saja dahulu, saya mudah kok dapat makan pagi dikantor.”

    Demikianlah sampai pergi kekantor saya tetap menyaksikan Riyanti bermain dgn Aswin, dlm hati saya senang sebab bisa menyaksikan senyuman Riyanti kembali.
    Pulang kantor aku juga menanyakan pada ia.

    ” Ana sampai jam berapakah kamu bermain sama Aswin, terlihat ampe lemah begitu?” tanyaku.
    “Sampai jam dua siang, memang seling ama tidur dan makan. Tp saya maen sepuluh ronde ama ia, saya saja sampai ngak kehitung berapakah kali orgasme mas.” Jawab Riyanti.
    “Tp kamu baik saja kan, ia ngak kasar ama kamu kan.”
    ‘Ngak mas, mas nanti malam saya meminta izin mau bermain kembali ama Aswin bisa ngak mas.” Pinta istriku.
    “Bisa saja tp kamu harus inget, kamu jangan sampai dikasari ama ia.” Jawabku.

    Ya malam-malam seterusnya aku juga mengikhlaskan Riyanti istriku tidur dgn lelaki lain yakni Aswin. Cerita ini tetap berlanjut menjadi nantikan kelajutannya.

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Suster Yang Mesum

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Suster Yang Mesum


    79 views

    Sekalian menanyakan mengenai beragam hal, yang menygkut lawatan pasien, mengenai penerapan program kesehatan yang sejauh ini ditangani olehnya (sejauh ini puskesmas dipegang olehnya yang adalah salah satu suster dgn ditolong oleh dua orang petugas lain), mengenai kondisi warga sekitaran puskesmas, dan lain-lain, aqu tidak puas-puasnya melihati wajahnya yang elok tersebut.

    Cersex Stw – Kebalikannya, sang elok ini kerap dgn berani melihatku kembali sekalian senyuman cukup melawan. Pikirku, “Genting anak ini”, keliatannya ia tertarik secara seksual padaqu.
    Ia narasi jika sudah menikah sepanjang dua tahun dan belom sukses hamil . Aqu katakan dgn sedikit memikat: “Wah, jangan-jangan suamimu kurang luar biasa triknya. Kapan-kapan saya ajari ya”.

    “Ya dok, tetapi jangan suami saya saja yang diajari, saya donk”, katanya.

    Sejumlah minggu selanjutnya, aqu betul-betul telah bekerja di puskesmas ini. Aqu ada di rumah pekerjaan dari sisi kantor yang masih satu kompleks dgn puskesmas, demikian juga Ningsih ada di rumah pekerjaan pada kompleks yang sama tetapi disebelah yang lain. Istriku dari pagi sampai mendekati sore pergi ke kota S untuk bekerja . Maka sesiangan rumahku hampir kosong.

    Pada hari awal, aqu ajak Ningsih boncengan menggunakan motor ke desa-desa tempat daerah kerjaqu untuk tujuan dan kenalan dgn sejumlah kades yang kebenaran dilalui.

    Perjalanan lewat jalan yang beberapa tetap berbentuk tanah yang dikeraskan, dan di sejumlah tempat berbentuk batu “makadam” yang bergelombang. Tangan Ningsih yang kubonceng di belakangku berulang-kali menggenggam paha atau pinggangku karena taqut jatuh. Aqu suka bukan bermain sekalian berdebar-debar. Berulang-kali juga payudaranya yang tidak besar tetapi kenyal itu menyenggol di punggungku. Ternyata ia tidak sungkan-sungkan untuk melekatkannya. Menyaksikan sikapnya yang semacam itu, aqu meramal jika Ningsih satu saat tentu bisa kuajak bergulat bugil pada tempat tidur.

    Tubuh Ningsih cukupan, tingginya sekitaran 160 cm, tubuhnya langsing, kakinya memiliki rambut- rambut yang cukup menggairahkan lelaki, walaupun juga kulitnya sedikit gelap. Wajahnya elok serupa Tony Braxton, sang vokalis negro tersebut. Payudara tidak terlalu besar, yah kurang lebih setangkupan telapak tanganku. Itu juga kukira-kira saja, karena ketika pekerjaan tubuhnya di kebat seragam pekerjaan Pemda. Rambutnya sebahu. Yang terang, wajahnya elok, seksi dan senyumannya memikat.

    Dalam perjalanan boncengan Ningsih bercerita perjalanan hidupnya semenjak lulus sekolah dan secara langsung ditaruh di puskesmas ini. Di sini sebelumnya ia tinggal dengan adik wanitanya yang sekolahnya dibiayainya. Ia sebelumnya sempat pacaran dgn seorang pemuda yang ada di depan rumah pekerjaannya, tetapi pada akhirnya malah tetangga yang lain yang meminta untuk jadi menantu. Pada akhirnya keinginan terakhir tersebut yang disanggupinya hingga Ningsih dinikahi dengan seorang pemuda putra seorang figur warga dusun (tetangga dekat barusan) dan cukup ada, tanpa lewat proses berpacaran.

    Ningsih ternyata sepanjang itu jadi “bunga” di dusun tempat puskesmas ada. Ia jadi inceran banyak pemuda dusun situ, orangtua-orangtua yang inginkannya jadi menantunya.

    Tanpa menyengaja, saat Ningsih sedang asyik menceritakan, motor saya bertandangi lubang yang cukup membuat motor bergoyg keras, dan bibir Ningsih sebelumnya sempat melekat di leherku sisi belakang (aqu sedikit geli, tetapi pasti suka donk) dan krah bajuku terserang warna merah lipstiknya. Ia selekasnya bersihkan krah itu, kawatir diduga istriku beberapa macam. Tetapi aqu tenang saja, bahkan juga aqu katakan: “Tidak apapun koq, ditempeli satu kali lagi tidak apapun, apalagi jika tidak hanya di krah pakaian”. “Ih, pak Wawan beberapa macam …, kelak dimarahin ibu lho.”, ucapnya cukup genit.

    Sejumlah minggu selanjutnya tidak ada peristiwa spesial, sampai sesuatu hari Ningsih sakit diare dan tidak dapat masuk kantor. Pembantunya susul ke puskesmas, dititipi pesan supaya jika saya tidak terlampau repot dapat melihat dianya, mungkin dapat memberikan advis berkenaan penyembuhannya.

    Setelah pasien sepi dan tidak ada tugas kantor yang bermakna, aqu menengoknya ke tempat tinggalnya, dan disuruh masuk ruang tidurnya. Waktu itu suaminya tidak ada di dalam rumah, karena setiap hari suaminya bekerja pada sebuah pabrik di kecamatan samping. Aqu menyaksikan ia tiduran di tempat tidur, walaupun juga sedang sakit, tetapi kusaksikan wajah dan tubuhnya malah semakin menggairahkan dibalut pakaian tidur yang cukup seksi.

    Kawatir aqu tidak dapat mengendalikan diri di kamarnya, aqu selekasnya meminta kepadanya, jika bisa jalan (aqu saksikan sakitnya biasa-biasa saja), untuk pergi ke rumahku setelah jam kantor meminta diantarkan pembantu. Toh, jaraknya lumayan dekat. Sementara itu ia kuberi obat sekedarnya.

    Sehabis pulang kantor, Ningsih tiba ke rumah diantarkan pembantu, selanjutnya pembantunya dimintanya pulang lebih dulu, hingga aqu dan ia tinggal sendiri di rumahku. Pembantuku (suami-istri) jika siang sehabis bekerja pulang ke tempat tinggalnya dan petangnya balik lagi, karena mereka ialah warga dusun di tempat.

    Ningsih kusuruh masuk ke dalam kamar check, selanjutnya kuminta tiduran pada tempat tidur check. Aqu memasangkan stetoskop, dan kuminta ia untuk buka beberapa kancing atasnya (Ningsih menggunakan baju rok dan baju blues yang dikeluarkan). Aqu sebelumnya serius mengecek dadanya dgn stetoskop, tetapi demikian menyaksikan sembulan buahdadanya yang tidak besar dibalik BREAST HOULDERnya, aqu mendadak berdebar-debar dan tergetar. Aqu tidak pernah tergetar jika mengecek pasien wanita lain, tetapi hadapi Ningsih koq lain.

    Dgn spontan tanpa minta izin dari empunya, buahdadanya kuraba lembut di luar dan kuelus-elus. Ningsih tidak membuat pergerakan penampikan, matanya malah terpejam sekan nikmati. Semua kancing bluesnya langsung kucopoti, hingga BREAST HOULDER Ningsih itu kelihatan bebas melawan.

    Bibirnya kukulum dgn cepat, sekalian tanganku tetap mengelus-elus buahdadanya di luar BREAST HOULDER nya yang belom kulepas. Seperti yang telah kuduga, kuluman bibirku disongsongnya dgn kecupannya yang halus tetapi luar biasa. Lidahku kujulurkan dalem-dalem ke langit-langit mulutnya, kebalikannya lidahnya selekasnya
    membalasnya dgn memilin lidahku. Aqu menyaksikan Ningsih tersengal-sengal meredam emosinya, sekalian mengeluh: “Ssssh, pak Wawan, pak, ah … argghhh … ssshhh”.

    Tanpa menanti lama, sekalian Ningsih tetap terbujur dan mulutnya masih kubungkam dgn bibirku, cup BREAST HOULDER nya kuangkat ke atas tanpa kucopot kancingnya lebih dahulu. Susunya langsung tersembul keluar dgn cantiknya. Betul sangkaanku susunya tidak besar, tetapi bagus dan kuat dgn puting susu kemerahan yang tidak terlampau mencolok. Tersebut susu Ningsih yang telah kubaygkan sejumlah lama dan ingin kukulum. Tersebut sepasang payudara Ningsih yang tetap kenyal belom sebelumnya sempat keluarkan ASI karena belom sebelumnya sempat hamil.

    Tangan kananku selekasnya meraba-raba pentilnya berganti-gantian kiri dan kanan dgn pergerakan putar yang lembut. Ningsih semakin menggigil dan tambah mengeluh: “Paaak, Ningsih malu paak … ssshhh aargghhh … ssshh …”. Aqu terus menjilat-jilati bibir dan wajahnya sekalian berdiri, dan tanganku memijat-mijat susunya yang ranum. Tangan Ningsih merengkuh leherku, matanya berkejap-kejap, sekalian mulutnya terus mendesah di tengah kuluman lidahku.

    Setelah senang menjilat-jilati wajah dan bibirnya, mulutku berpindah ke leher dan belakang telinganya. Ia semakin menggeliat sekalian 1/2 tegakkan kepalanya. Aqu tetap terus berdiri, stetoskopku telah kulempar jauh. Selekasnya selanjutnya, mulutku telah ada di puting susu kirinya. Aqu jilat sepuas hati. Dada Ningsih menggelinjang dan sesekali membusung, hingga susunya semakin kelihatan cantik dan menarik. Desisan Ningsih semakin menghebat, “Aaarggghhh, paaaak, aqu tidak tahan paaak …”. Tanganku perlahan-lahan mencari pahanya yang mulus walaupun juga berkulit cukup sedikit gelap. Tetapi warna kulit semacam ini malah benar-benar menggairahkan diriku.

    Kemaluan dibalik celanaku telah menegang semenjak barusan saat aqu mulai pertama kalinya menyaksikan BREAST HOULDER nya. Aqu mulai mencari pahanya perlahan-lahan ke atas ke arah selangkangannya dibalik rok yang tetap digunakannya, sekalian aqu tetap terus menggelomohi ke-2 puting susunya. Kulirik wajah elok susterku ini. Ah, begitu semakin menggairahkannya tampakan wajahnya, yang sekalian sedikit merem-melek matanya meredam gairah birahi, mulutnya mendesis mengeluh terus-terusan walaupun juga tidak dgn suara yang keras, “Aaarghh, paakk, aqu … aqu tidak tahan kembali paak.”
    Tetapi, demikian tanganku sampai di tepi celana dalemnya, mendadak ia tersadarkan dan secara langsung katakan, “Ah, pak, jangan saat ini pak..”. Aqu cukup terkejut, “Kenapa Sich? Aqu sudah tidak tahan Sich, ingin menelanjangi kamu.” Ningsih menjawab: “Kapan-kapan pak untuk yang tersebut. “.
    Aqu tidak berani ngotot melanjutkan, tetapi wajah, bibir, dan susunya tetap terus kujilati berganti-gantian.

    Aqu berciuman semacam itu sekalian bajuku masih komplet dan tetap berdiri, sedang Ningsih telah 1/2 bugil sekalian masih tetap terbaring di ruangan check, lebih kurang 1/2 jam. Pada akhirnya, karena aqu kawatir jika istriku tiba dari kantor, karena itu perlakuan kita yang telah kerasukan gairah birahi yang menggelegak itu kuhentikan, dan Ningsih kusuruh kenakan pakaian lagi dan kuminta selekasnya pulang. Aqu sebelumnya sempat berciuman sekali . Mesra, seperti sepasang pacar yang baru diterpa cinta.

    Sekian hari selanjutnya, setelah kantor tutup, Ningsih yang telah pulih dari diarenya, kuminta tiba ke rumah. Ia tiba tetap kenakan seragam pekerjaan. Demikian juga aqu.

    Kusuruh ia duduk di sampingku di atas sofa ruangan tamu. Ruangan tamuku masih tetap kubiarkan terbuka pintunya, toh aqu masih tetap dapat mengatur keadaan luar rumah dari kaca besar berkorden dari dalam. Orang luar tidak dapat menyaksikan ke dalam, karena penerangan di luar lebih jelas.

    Menyaksikan keadaan luar yang cukuplah aman, dan waktu itu di dalam rumah pekerjaanku cuma ada aqu dan Ningsih, karena itu kuberanikan coba meneruskan apa yang telah kumulai sekian hari sebelomnya.

    Ningsih yang ada dari sisi kananku langsung kupeluk mesra, kuelus rambutnya dan kucium bibirnya dgn rasa sayg. Tetapi tanpa kuduga, dgn garang (Ningsih sekilas kuperkirakan ialah wanita yang hiperseks, dan di masa datang ia memang mengaquinya jika ia tidak pernah senang saat berhubungan seks dgn suaminya, walaupun juga menurut ukuran suaminya memiliki kekuatan seksual yang benar-benar hebat), ia menyongsong kecupanku dgn jilatan-jilatan lidahnya yang selangkanganku yang tertutup celana pekerjaan dan meraba-raba kemaluanku yang telah menegang saat mulai berciuman barusan. Kemaluanku dikocaknya di luar dgn terampil dan membuatku kenikmatan (jujur saja, istriku tidak dapat semacam itu).

    Dengan cepat dan trengginas, karena gairah yang telah berapi-api, aqu juga segera membuka kancing seragam atasnya, dan dgn lahap kukeluarkan semua payudaranya yang ranum dari cup BREAST HOULDER tanpa buka kancing yang berada ada berada di belakangnya. Susunya langsung kuremas dgn halus, pentilnya yang imut kupilin-pilin sampai menegang, dan aqu terus menciumi bibir dan terkadang menciumi wajah dan belakang telinganya. Ningsih meregang, dan ini kali ia panggilku tak lagi pak atau dok, tetapi telah beralih menjadi `papa?, “Ehmmpph, sshh … paaaaaah, aqu sayg kamu paaah, Ningsih sayg papaaah … aaarghh ….”.

    Aqu juga ganti menjawab sekenanya dan seberaninya, “Aqu sayg Ningsih, benar aqu sayg kamu, ini hari aqu ingin masukkan kemaluanku ke tubuhmu, sayg, bisa?”

    Ningsih langsung menjawab, “Bisa yaaaang, bisa … arrghhh … sshhshh … cepatan ya yaaaang … aaaargrhhh ….”.

    Dengar jawaban itu, tanpa sangsi, aqu selekasnya masukkan jemari ke-2 tanganku ke selangkangannya yang tetap tertutup seragam pekerjaan, dan dgn bergairah kucari celana dalemnya, dan demikian bertemu, tanpa ba-bi-bu kembali langsung kupelorot dan kusimpan di saqu celanaqu. Demikian juga Ningsih, dgn tersengal-sengal, langsung ia buka resleting celanaqu dgn sebelomnya melepas ikat pinggangku yang selanjutnya ia lempar jauh, dan tangannya dgn cepat menangkap kemaluanku yang memiliki ukuran panjang 14 cm dgn diameter yang lumayan besar.

    Aqu turut memelorotkan celanaqu walaupun juga tidak sampai kulepas sama sekalipun. Tangannya dgn cekatan mengelus kemaluanku, mengocaknya, sambil tubuhnya menggeliat karena jariku telah mengelus kemaluan kemaluannya yang basah. Beberapa jariku perlahan-lahan kumasukkan ke dalam lubang kemaluannya, dan kugeser-geser memutari lubang sempit tersebut. Jempolku cari kelentitnya, demikian bertemu kuelus dgn permukaan dalam jempol.
    “Ah, paaah, aqu tidak tahan paaah … aggghhh, ….. paaaah …..eeennaaak paaah …”, ia mengeluh 1/2 berteriak, tetapi mulutnya selekasnya kubungkam dgn mulutku, kukulum supaya suaranya tidak ada oleh beberapa orang yang mungkin berada di luar, selanjutnya kujilati bibir dan semua permukaan wajahnya sampai basah terserang ludahku.

    Sekalian 1/2 bergumul, mataqu selalu siaga menyaksikan kondisi luar rumah lewat kaca berkorden untuk mengantisipasi kalau-kalau ada orang yang ingin masuk rumah. Karena keadaan yang tidak begitu aman itu, aqu tidak berani melaqukan episode birahi kita ini dgn bertelanjang keseluruhan..

    Tanpa menanti lama nantinya, karena darah birahi yang telah tiba ke ubun-ubun, tubuh Ningsih kutarik di depan tubuhku, sekalian ia masih tetap duduk menghadap di depan membelakangiku, dan aqu bertumpu 1/2 duduk di atas sofa, dgn perlahan-lahan tetapi tentu, rok bawahannya kusingkap dan kuangkat, pantatnya kupegang, selangkangannya yang sudah tidak dengan celana dalam kurenggangkan lebar-lebar, pahaqu kurapatkan dgn kemaluan yang mengacungkan ke atas, selanjutnya tangan kiriku menggenggam kemaluan dan kubimbing masukan ke kemaluan (memek)-nya.

    Ningsih turut menolong menggenggam kemaluanku dgn tangan kanannya, dan pelan-pelan pantatnya di turunkan ke bawah. Kemaluannya berasa sempit (karena mungkin belom sebelumnya pernah melahirkan bayi), tetapi karena kontribusi lendir kemaluannya yang banyak, tidak ada kesusahan yang cukup bermakna kemaluanku pada akhirnya sukses juga masuk ke beberapa kemaluan depannya. Ningsih sekalian menghadap di depan terus mengeluh, pantatnya mulai bergoyang-goyang, dinaik turunkan, supaya kemaluanku dapat semakin masuk ke dalam dalam.
    “Aduuuh paaaaah, enaaak paaaah …. Ssshhh … arggh , aaduuuh paaah …”, erangnya. Aqu mulai mendesis rasakan nikmatnya kemaluan susterku yang benar-benar elok dan hot ini, sekalian benakku berseliweran membaygkan keberanianku menyebadani istri orang. Ah, bedebah, kelirunya punyai istri elok disia-siakan, hingga tetap cari memek atasannya. Benar-benar kemaluan yang nikmat, tidak salah aqu ditaruh di puskesmas ini, aqu dapat nikmati sepuas hati kemaluan Ningsih yang enak. Milik istriku sendiri tidak senikmat ini.

    “Narsiiih, kamu memang enaak, Ningsih …” demikian desisku.

    Sekalian aqu ikut juga gerakkan pantatku turun naik selaras dgn turun-naiknya pantat Ningsih, aqu mengocak kelentit Ningsih yang ada di muka dgn tangan kananku. Tangan kiriku terus meraba-raba habis susunya yang berasa kenyal di muka. Ningsih semakin menggeliat seperti cacing kepanasan, karena kocokan jariku pada kelentitnya yang semakin mencolok. Pantatnya semakin ia goygkan selainnya naik juga turun ke kiri kanan. Rasanya bukan bermain sedap, tidak terkirakan. Seperti inilah ternyata rasa kemaluan Ningsihku, Ningsihku yang dapat gantikan pekerjaan istriku pada siang hari, Ningsihku yang memiliki pergerakan tubuh yang luar biasa dan nikmat.

    “Siiiih, kamu sayg papah betulan tidak, aqu eeennnaaaak Siiih ….!”

    “Aaaaduuuh paaaah, Ningsih sayg paapaaaah, eennaaak aqu paaaah, koq dapat enaaak begini ya paaaah? Aaaargghhhh ….. ssshh … arrrgggghhhhhhhhhhhhhhhh …. Paaaaah …”

    Aqu semakin cepatkan kocokanku turun naik, demikian juga Ningsih, ia semakin menggelinjangkan tubuhnya ke situ kesini. Sayg, aqu tidak dapat menyaksikan tubuh cantiknya sekalian bertelanjang, karena kondisinya yang tidak mungkin.

    Mendadak Ningsih, 1/2 berteriak tergetar-getar tubuhnya, “Aaarghhh … paaah, aqu tidak tahaaan paaaah, aqu ingin orgasme paaaaah, paaaaah …”. Aqu sendiri nyaris tidak tahan rasakan renyutan kemaluannya yang asyik. Satu kali lagi, benar-benar kemaluan yang sedap dan nikmat

    “Tidak apapun Siiih, jika ingin orgasme, tidak perlu ditahan Siiih, papah ingin keluar, aarghhh …”.

    Pergerakan kemaluanku semakin kupercepat walaupun juga tidak begitu bebas, karena posisiku yang di bawah, sekalian tanganku mengocak susu dan bibir Ningsih kucari dan kumasukkan jempolku ke mulutnya dan selekasnya diempotnya seperti bayi sekalian terus mendesah. Selang beberapa saat, Ningsih melafalkanng, “Arrrggghhhhh paaaaaaaaah …. Arrrghhhhhh ……”, tubuhnya tergetar, ternyata Ningsih telah orgasme luar biasa. Kemaluanku berasa diapit berdenyut. Karena proses orgasme tubuhnya menggelinjang seksi ke belakang hingga terlihat semakin menarik.

    Panorama itu, walaupun cukup kusaksikan dari belakang, membuat aqu juga merasa tidak tahan kembali, geli luar biasa mulai berasa di ujung kemaluan yang tetap ada di kemaluan Ningsih. Goyganku kupercepat kembali, Ningsih kupeluk erat-erat, dan … “Aaaarhggggghhh … aqu keluar Siiiih … eenaaaak Siiih …..”.

    Pantat Ningsih kutarik keras-keras ke bawah supaya semua kemaluanku tenggelam di kemaluannya, dan kusemprotkan keras-keras air maniku ke dalam kemaluannya, sekalian mengharap supaya ada spermatozoa yang dapat menggempur ovumnya hingga hasilkan pembuahan, karena tiba-tiba ini hari aqu merasa menyukai Ningsih, bukan hanya cari kepuasan seksual saja.

    “Ooooh paaaah, aqu cinta kamu paaaah …., Ningsih sayg kamu paaah. Aqu ingin anak dari kamu paaah …” kata Ningsih sekalian terus memutar-mutarkan dan menekan pantatnya jadikan kemaluanku seperti diperas-peras didalamnya, dan seringkali menyemprot mani sampai ludas.
    “Aqu sayg kamu, Ningsih … kapan-kapan aqu ingin ajakmu bermain sex sekalian beneran telanjang bundar, ingin ya Siih …?”

    Ningsih langsung menjawab dgn manja: “Pasti Ningsih ingin sekali paah, pekan kedepan ya paah, kita mencari tempat sedap untuk membuat anak yang nikmat ya paah?”

  • Cerita Sex Berhubungan Yang Tidak Dapat Di Hindarkan

    Cerita Sex Berhubungan Yang Tidak Dapat Di Hindarkan


    44 views

    Terlebih-lebih waktu Meyta sedang tidur terlentang pada tempat tidurnya, terbayg dan berasa kemaluan besar hitam lelaki itu mengaduk-aduk lobang kemaluannya yang memunculkan hati kesan dan membuat semua badan Meyta panas dingin diliputi kepuasan yang tidak terbaygkannya. Kadang- terkadang ada hati yang mendesaknya untuk ingin alami kejadian itu, tetapi di lain faksi hati lembutnya dan harga diri sebagai seorang wanita yang bermartabat tinggi, mengingati jika kejadian yang dirasakan itu merupakan sesuatu setubuhian yang beringas yang tidak patut untuk diingat kembali.

    Cersex StwHari untuk hari berakhir dgn cepat tidak ada peristiwa spesial, beberapa pekerjaan di kantornya makin repot mengambil alih waktu Meyta, hingga peristiwa itu bisa mulai dilupakannya. Sampai di suatu hari, mendadak terjadi demo beberapa mahasiswa disekitaran Bundaran Semanggi tidak jauh dari kantor tempat Meyta bekerja. Karena keadaan di saat itu benar-benar menghangat, karena itu pimpinan kantor memilih untuk pulangkan beberapa pegawainya lebih cepat untuk menghambat terjadi beberapa hal yang tidak diharapkan.

    Saat itu baru memberikan jam 14.30 siang, tiap pegawai cepat-cepat mengepaki barang- barangnya di meja, mengamankan laci dan lemari-lemari pada ruangan kerja masing-masing serta cepat- cepat turun dari gedung kantor untuk cepat-cepat pulang. Demikian pula dgn Meyta, dgn cepat ia membenahi beberapa surat yang bersebaran di meja kerjanya dan selekasnya ditempatkan ke laci meja kerjanya. Setelah mengamankannya dgn rapi Meyta selekasnya keluar ruangan kerjanya dan segera ke arah lift untuk turun ke bawah.

    Di lantai 25 tempat Meyta bekerja itu telah kosong, semua pegawai telah turun lebih dulu, hanya Meyta sendiri yang menanti lift untuk turun ke bawah. Setelah lift yang turun di atas terbuka, Meyta dgn cepat selekasnya masuk ke dalam dalamnya dan selekasnya lift itu tutup lagi dan bergerak turun. Mendadak Meyta mengetahui, ia hanya berdua dgn seorang dalam lift itu dan waktu bersama orang itu menegur Meyta dgn lembut,

    “Meyta, ingin pulang ya!” dgn terkejut Meyta selekasnya mengusung wajahnya dan menyaksikan ke belakang, ke suara itu berasal. Wajahnya tiba-tiba jadi merah setelah mengetahui jika orang itu yang hanya berdua saja dgn ia ialah Mr. Rasyid yang bejad tersebut. Meyta hanya diam tidak menyongsong panggilan Mr. Rasyid itu. Mr. Rasyid coba tawarkan jasanya untuk mengantarkan Meyta pulang dgn argumen di saat itu kendaraanumum tidak ada yang bekerja karena demo beberapa mahasiswa di sepanjangnya jalan Sudirman. Namun penawaran Mr. Rasyid itu ditampik dengan lembut oleh Meyta.

    Sesampainya di bawah, demikian lift terbuka, Meyta cepat-cepat keluar dan jalan di depan gedung untuk cari taksi, sedangkan Mr. Rasyid ke arah tempat parkir untuk ambil mobilnya yang kebenaran hari itu dibawa sendiri olehnya tanpa supir. Dgn resah Meyta menanti taksi di muka kantor, namun tidak kelihatan satu juga taksi dan kendaraan umum yang lain lewat di muka gedung itu, sedangkan tindakan mahasiswa yang sedang berdemonstrasi di sepanjangnya jalan itu makin panas saja. Sementara dalam kegundahan itu, mendadak sebuah mobil stop di depannya dan waktu kaca jendela mobil itu terbuka, kepala Mr. Rasyid menonjol keluar,

    “Ayolah, jangan takut, silahkan kuantar anda pulang, kondisi makin beresiko jika anda terjerat di sini!” Menyaksikan keadaan sekitarnya yang makin genting itu, dgn mau tak mau Meyta terima ajakan Mr. Rasyid itu. Dgn cepat Meyta masuk ke mobil Mr. Rasyid dan mobil itu selekasnya tinggalkan pas itu. Dalam mobil, Mr. Rasyid bertanya Meyta arah tempat tempat tinggal Meyta. Selekasnya Meyta menerangkan jika ia ada di wilayah Kebayoran Baru. Karena arah ke Kebayoran Baru lewat Jl. Sudirman tertutup oleh beberapa mahasiswa yang sedang berdemonstrasi arah Jl. Gatot Subroto untuk putar lewat Jl. Buncit Raya masuk ke dalam wilayah Kebayoran Baru. Namun sepanjangnya jalan Gatot Subroto rupanya macet keseluruhan, pada akhirnya Mr. Rasyid mengajukan usul untuk singgah dahulu ke apartement temannya yang berada di dekat situ sekalian menanti lalu lintas lancar kembali. Karena tidak ada alternatif lain, karena itu pada akhirnya Meyta menyepakati saran itu. Mendapatkan kesepakatan Meyta, selekasnya Mr. Rasyid ambil lajur kiri darijalan dan berbelok pada suatu jalan kecil yang ke arah sebuah bangunan apartement yang tidak jauh tempatnya.

    Setelah memarkir mobilnya, ke-2 nya masuk ke dalam lobby dan ke arah lift. Apartment teman Mr. Rasyid berada di lantai 9, setelah lift stop mereka ke arah apartement dengan nomor 916. Mr. Rasyid selekasnya menekan bel yang berada depan pintu dan selang beberapa saat pintunya terbuka dan kelihatan seorang lelaki India yang berusia lebih kurang 35 tahun, berparas ganteng dgn badan yang tinggi tegap dan berkulit gelap dgn ke-2 tangannya dan dadanya yang sektor banyak rambut hitam lebat. Mr. Rasyid selekasnya mengenalkan Meyta ke temannya yang rupanya namanya Kumar Punjab yang ialah seorang tenaga pakar pada suatu pabrik tekstil yang berada di Jakarta Selatan.

    Ke-2 lelaki itu terturut sesaat dalam pembicaraan dengan bahasa mereka, yang tidak dipahami oleh Meyta, yang hanya dapat melihat mereka dgn pandangan mata berprasangka buruk. Setelah ambil tempat duduk pada suatu bangku panjang yang berada di kamar tamu, Meyta memerhatikan kondisi apartement itu. Apartement itu hanya terdiri dari 1 kamar, dan ruangan duduk yang menyambung jadi satu dgn kamar makan dan dapur yang berada paling ujung dari ruang itu. Kelihatan apartement itu ialah apartement yang ditempati oleh bujangan, di mana pada tempat bersihkan piring kelihatan gelas dan piring kotor tetap menggeletak belum dicuci. Setelah bercakap-cakap sesaat, Kumar minta diri sesaat untuk keluar, karena akan beli minuman dingin dan makanan kecil di toko makanan yang berada di ground floor.

    Sepergian Kumar, situasi antara Meyta dan Mr. Rasyid jadi cukup kikuk, kepala Meyta hanya menunduk ke bawah tanpa berani melihat ke Mr. Rasyid. Kelihatan bibir bawah Meyta cukup tergetar dan ke-2 jari-jari tangannya sama-sama memegang dgn kuat. Meyta cukup gugup, sekalian membaygkan apa yang terjadi beberapa waktu lantas, waktu lelaki di hadapannya itu memerkosanya dgn beringas. Tebersit dgn terang bagaimana lelaki itu menekan badannya ke atas meja dan mengangkangi ke-2 pahanya, dan menidurinya dgn garang. Seolah-olah tetap berasa nyeri kemaluannya dikocak-kocok oleh senjata lelaki itu, namun hati nikmat mendadak menerpanya waktu membaygkan ke-2 puting susunya tergores-gesek pada dada sektor memiliki rambut tebal dari Mr. Rasyid, waktu ia terduduk dan terlonjak-lonjak di atas pangkuan Mr. Rasyid karena senjata Mr. Rasyid menyikat-nyodok lobang kemaluannya. Membaygkan hal itu, mendadak kemaluannya dirasa basah.

    Menyaksikan raut muka Meyta yang beralih-alih dan matanya yang makin sayu saja, Mr. Rasyid yang telah eksper itu, tidak ingin melewati momen yang menguntungkannya. Selekasnya ia beralih duduk dari sisi Meyta di bangku panjang dan saat sebelum Meyta mengetahui apa yang terjadi, ke-2 tangan Mr. Rasyid dgn cepat telah merengkuh pundak Meyta dan selekasnya menarik badan Meyta melekat ke badannya. Dagu Meyta diangkatnya menengadah ke arahnya hingga ke-2 mata mereka sama-sama melihat. Mata Mr. Rasyid berkilat-kilat melihat muka Meyta yang ayu itu dan pada akhirnya terdiam pada ke-2 bibir Meyta yang merah mengembang yang sedang tergetar dgn lembut.

    Pelan-pelan Mr. Rasyid tundukkan kepalanya dan bibirnya yang kasar yang banyak kumis lebat sentuh ke-2 bibir Meyta yang imut dan pelan-pelan mulai melumat bibir-bibir yang cantik yang telah pasrah tersebut. Mendekati beberapa saat, waktu Mr. Rasyid mulai rasakan badan Meyta tidak tegang kembali dan bibirnya mulai melemas, karena itu lidahnya selekasnya didesak masuk menerobos ke mulut Meyta dan sapu langit-langit dan permainkan lidah Meyta. Ini membuat badan Meyta tergetar dan kepalanya terasanya melayg-layg dan tanpa berasa kedengar keluh kesah lembut keluar mulut imut itu,

    “Ooohh.. eehhmm..!” Rasakan Meyta mulai memberi respon laganya itu, Mr. Rasyid selekasnya tingkatkan gempurannya. Secara perlahan tangannya selekasnya buka kancing-kancing blouse yang dikenai Meyta dan selekasnya melepasnya dari badan Meyta.

    Selekasnya kelihatan BH Meyta yang putih tutupi ke-2 buah dadanya yang kecil imut tersebut. BH itu tidak dapat tahan lama membuat perlindungan ke-2 gundukan daging kenyal itu, karena selekasnya tercampakkan oleh tangan-tangan lelaki itu. Dgn cepat ke-2 bukit kenyal imut itu jadi target mulut dari Mr. Rasyid, yang selekasnya mencium dan menghisap-hisap puting yang telah tegang tersebut. Badan Meyta hanya dapat menggelinjang-geliat dan dari mulutnya keluar suara mirip orang kepedasan. Menyaksikan kondisi Meyta yang telah pasrah itu, Mr. Rasyid tidak ingin sia-siakan momen yang ada, dgn terampil ke-2 tangannya selekasnya menanggalkan rok dan sekaligus CD Meyta, hingga saat ini Meyta terbujur terlentang di atas bangku dgn badan yang mulus yang tidak tertutupi selembar benang juga.

    Lelaki India itu menindihkan badannya pada Meyta yang telah terbujur pasrah di atas bangku, sekalian ia membenahi posisi badannya supaya senyaman mungkin, lelaki itu dgn ke-2 tangannya buka kaki Meyta dan selekasnya tempatkan badannya pas ada di tengah, antara ke-2 paha Meyta yang telah terkangkang tersebut. Dgn tangan kirinya menggenggam gagang kemaluannya yang besar itu, lelaki itu mulai arahkan kemaluannya, ke targetnya yang telah pasrah terbuka di bawahnya. Demikian kepala kemaluan berjumpa dgn belahan bibir kemaluan luarnya, badan Meyta kelihatan tergetar dan ke-2 tangannya mencekram dgn kuat di bangku, pandangan matanya jadi sayu, wajahnya keringatan. Dgn pelan-pelan Mr. Rasyid mulai menggerakkan kemaluannya masuk lubuk badan Meyta yang paling rahasia tersebut. Selaras dgn masuknya kemaluan Mr. Rasyid yang besar itu, mata Meyta kelihatan membalik ke atas dan rintihan enaknya kedengar terang keluar mulut imutnya,

    “Aahh.. eehhmm..” pada awalnya cukup sulit masuknya, sedikit-sedikit, kelihatan Mr. Rasyid gerakkan pantatnya mundur-maju dgn pelan-pelan, sekalian mulutnya mencium bibir cantik Meyta.

    Tidak berlalu selanjutnya mendadak dgn sesuatu sentakan keras, lelaki itu menekan pinggulnya dan terus menggerakkan kemaluannya, hingga tenggelam semuanya ke lobang kemaluan Meyta. Cocok waktu mentok tidak dapat masuk kembali Meyta menggigit bibirnya, dan..

    “Aahdduhh..” kedengar jeritan lembut kesakitan atau mungkin kepuasan keluar mulutnya. Seterusnya perlahan-lahan Mr. Rasyid mulai gerakkan masuk keluar kemaluannya, bangku itu berderit-derit meredam pergerakan dan penekanan badan Mr. Rasyid yang besar itu dalam tubuh imut Meyta, kembali rintihan, desahan, dan lenguhan ciri khas kepuasan kedengar penuhi ruang, makin lama makin keras, badan Meyta menggelinjang dalam dekapan ketat Mr. Rasyid yang besar, terkadang kelihatan Meyta mengusung kepalanya, giginya menggigit bibir bawahnya meredam kepuasan yang menerpa semua pori-pori badannya, terkadang ia menjerit kecil jika lelaki India itu menekan terlalu dalam.

    Beberapa saat selanjutnya, rintihan Meyta makin keras, dan cairan badannya berasa makin banyak, badannya melenting kaku dan dari mulutnya keluar suara mirip orang kritis, Meyta tengah dibuai hatinya yang sedang ke arah pucuk kepuasan. Wajahnya betul-betul elok di saat itu, setelah diterpa stres demikian lama, kelihatannya ini seperti pelepasan untuk dia. Sisi dalam dinding kemaluannya menjepit keras dan berdenyut, badannya terhentak- hentak, Meyta alami orgasme yang hebat, yang membuat hatinya melayg-layg dan setelah saat kepuasan itu berkurang, badannya terhempas lemas di bangku. Dadanya kelihatan turun naik dgn napas mengincar seolah-olah orang yang baru menuntaskan lari cepat 100 m dan ke-2 matanya terkatup rapat. Bercak-bercak keringat menghiasi pelipisnya mengisyaratkan satu ronde dari sesuatu pertarungan hebat yang banyak makan tenaga, yang barusan diakhirinya.

    Namun untuk Mr. Rasyid pertempuran ini belum usai, bahkan juga untuknya ini baru set permulaan atau set pemanasan saja. Menyaksikan Meyta yang ayu itu telah tergeletak lemas itu dgn ke-2 matanya yang tertutup dan badannya yang langsing itu terbaring pasrah, memunculkan sesuatu hati kesan pada Mr. Rasyid. Lelaki India itu benar-benar mengucapkan syukur dapat kuasai dan nikmati badan wanita ayu itu yang langsing dan mulus tersebut. Dgn kemaluannya yang besar tetap tenggelam dalam kemaluan wanita itu, Mr. Rasyid merengkuh badan Meyta dan mengusungnya dari bangku.

    Saat ini badan yang langsing dari wanita itu digendong oleh lelaki itu, ke-2 bukit kecil dgn putingnya yang mencolok keras dari buah dada Meyta tertekan rapat dan tergores-gesek pada rambut-rambut lebat pada dada Mr. Rasyid. Kepala Meyta terkulai lemas bertumpu pada bahu lelaki itu, ke-2 tangan Mr. Rasyid menggenggam ke-2 bongkahan pantat Meyta dan ke-2 kaki Meyta melingkar pada pinggang Mr. Rasyid. Dari belakang terlihat belahan pantat Meyta mengembang dan kemaluan hitam besar lelaki India itu tetap bersarang dalam lobang kemaluan wanita itu yang menjepit rapat gagang kemaluan itu. Mr. Rasyid bawa badan wanita itu mendekat ke tembok ruang itu, memencetnya di tembok dan memulai menggerakkan pantatnya sendiri mundur-maju menekan pantat Meyta ke tembok, akibatnyakemaluanku yang hitam besar itu menerobos masuk keluar kemaluan Meyta yang telah basah oleh cairan kepuasan yang keluar di saat wanita itu alami orgasme. Pergerakan pantat lelaki itu makin lama makin cepat dan tekanannya makin dalam saja. Badan Meyta menggelinjang-geliat,

    “Ooohh.. oohh.. eehhmm..!” suara lirih kedengar keluar mulut Meyta setiap lelaki itu menekan pantatnya dgn kuat.

    Sementara sedang asyik-asyiknya Mr. Rasyid mengerjai Meyta yang telah lemas itu, mendadak pintu apartement tersebut terbuka di luar dan Kumar Punjab yang ucapnya akan beli minuman masuk, ke-2 tangannya bawa minuman Fanta merah 2 botol besar. Ia menyaksikan sesaat pada tindakan Mr. Rasyid yang sedang mengerjai Meyta itu dgn senyuman-senyum. Sementara itu Meyta yang kaget dgn kehadiran Kumar itu, merasa benar-benar malu dan coba melepas diri dari Mr. Rasyid, namun Mr. Rasyid dgn kuat masih tetap merengkuh Meyta dan meneruskan aktivitasnya tersebut. Selanjutnya Mr. Rasyid dgn masih tetap menanamkan kemaluannya ke kemaluan Meyta ambil sikap duduk di atas bangku dgn ke-2 kakinya terjulur mengangkang di lantai dan Meyta ada dalam sikap duduk di atas pinggul Mr. Rasyid dgn ke-2 kakinya terkangkang di sisi kiri kanan pinggul Mr. Rasyid. Kemaluan Mr. Rasyid masih tetap ada dalam kemaluan Meyta dan saat ini ke-2 tangan Mr. Rasyid menggenggam pinggul Meyta dan mengusung ke atas dan menekan lagi ke bawah berulang- kembali hingga kemaluan Meyta saat ini yang kelihatan aktif menelan dan keluarkan kemaluan hitam besar tersebut.

    Itil V3
    Sementara itu Kumar Punjab yang telah menempatkan minuman yang dibawa ke atas meja, dgn cepat selekasnya melepas pakaian yang dikenainya dan sekaligus CD-nya, hingga telanjang bundar. Kelihatan senjatanya yang tidak kalah besarnya dgn Mr. Rasyid telah tegang siap tempur. Badannya tegap dengan bulu dgn ke-2 pahanya yang gempal tertutupi rambut tebal. Selanjutnya Kumar dekati ke-2 orang yang sedang bergulat di atas bangku itu dan berjongkok antara ke-2 kaki Mr. Rasyid yang terbuka, hingga tempatnya pas ada di belakang pantat Meyta.

    Menyaksikan itu Meyta selekasnya mengetahui akan bahaya yang akan menerpanya dan coba melawan, namun dgn cepat ke-2 tangan Mr. Rasyid selekasnya membungkam badan Meyta ke badannya, hingga Meyta telungkup di atas badan Mr. Rasyid yang bertumpu 1/2 tidur di bangku. Ternyata dalam soal mengerjai wanita dengan bersama, ini bukan yang pertama kalinya mereka kerjakan, pada dua minggu yang lantas, mereka mengolah Kinan, wanita manis yang memiliki tubuh putih langsing yang bekerja pada perusahaan tempat Kumar Punjab bekerja. Masih terbayg-bayg di pikiran Kumar bagaimana badan putih mulus Kinan menggelinjang-geliat dan jeritan- jeritan ketahan yang keluar mulutnya, waktu kemaluannya mulai menerobos belahan pantat Kinan dalam posisi yang sama dengan waktu ini. Kumar berkemauan untuk rasakan kembali pengalaman yang mengasyikan tersebut.

    Kumar yang telah ada pas pada posisi belakang pantat Meyta, merundukan kepalanya dan menjilat-jilat pantat Meyta. Lidahnya bermain pada lobang dubur Meyta, hingga memunculkan hati yang benar-benar geli pada Meyta yang tidak dapat digambarkan, mengakibatkan badan Meyta menggelinjang-geliat dgn kuat dan..

    “Aagghh.. jaanggaan.. jaanggaan.. kerjakan itu!” Meyta berusaha melepas diri, namun bekapan tangan Mr. Rasyid pada badannya terlampau kuat, hingga Meyta hanya dapat menggerak-gerakan pantatnya ke kanan kiri, tapi juga tidak dapat berubah terlampau jauh, karena kemaluan besar Mr. Rasyid tetap tertanam dalam kemaluan Meyta.

    Kumar meneruskan aktivitasnya itu dan saat ini ia membasahi pantat dan sisi dubur Meyta dgn ludahnya, sedangkan dgn ibu jarinya yang telah basah dgn ludah, mulai didesak masuk ke lobang dubur Meyta dan diputar-putar di situ. Meyta terus menggelinjang-geliat dan mendesah,

    “Jaannggaann jaannggaan.. aadduuhh.. aadduuhh.. saakiitt.. saakiitt..!” namun Kumar tidak menanggapinya dan terus meneruskan aktivitasnya. Selang saat setelah merasa cukup membasahinya, Kumar sekalian menggenggam dgn tangan kiri kemaluannya yang telah tegang itu, tempatkan kepala kemaluannya pas di tengah-tengah lobang masuk dubur Meyta yang telah basah dan licin tersebut.

     

    “aaduhh, janggaann! Sakkiit! aammpuunn, aammppuunn! Aagkkh” Kumar mulai menggerakkan masuk, terus masuk. Sementara Meyta menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Meyta meronta- ronta tidak memiliki daya, hanya makin menambahkan nafsu Kumar untuk selalu menggerakkan masuk. Meyta terus menjerit, waktu perlahan-lahan semua kemaluan hitam besar Kumar masuk ke dalam duburnya.

    “aauugghh..! Saakkiit! jerit Meyta waktu Kumar mulai bergerak perlahan-lahan masuk keluar dubur Meyta. Pada akhirnya dgn badan berkeringat meredam sakit, Meyta terkulai lemas telungkup di atas badan Mr. Rasyid kecapekan dan tidak memiliki daya.

    Secara memiliki irama Kumar menekan dan menarik kemaluannya dari lobang dubur Meyta, di mana setiap Kumar menekan ke bawah, tidak saja kemaluannya yang tenggelam ke lobang dubur Meyta, tapi kemaluan Mr. Rasyid tertekan masuk lebih dalam ke lobang kemaluan Meyta. Sangat memengapkan menyaksikan ke-2 kemaluan besar hitam itu ada di ke-2 lobang bawah Meyta.Kelihatan ke-2 kaki Meyta yang terkangkang itu tergetar-getar kurang kuat setiap Kumar menekan masuk kemaluannya ke lobang duburnya. Dalam kesakitan dan ketakberdayaan itu, Meyta telah pasrah terima tindakan ke-2 lelaki itu.

    Selang beberapa saat mereka tukar posisi, saat ini Kumar duduk melonjor di atas bangku dgn kemaluannya masih tetap ada dalam lobang dubur Meyta, hingga badan Meyta tertidur terlentang di atas badan Kumar dgn ke-2 kakinya terpentang lebar diambil melebar oleh ke-2 kaki Kumar dari bawah dan Mr. Rasyid ambil posisi di atas Meyta. Mr. Rasyid mulai memompa kemaluannya masuk keluar kemaluan Meyta, yang saat ini makin basah saja, cairan pelumas yang keluar dalam kemaluan Meyta mengucur ke bawah, hingga membasahi dan melicinkan lobang duburnya, ini membuat kemaluan Kumar yang tengah bekerja pada lobang duburnya jadi licin dan lancar, hingga dgn pelan-pelan hati sakit yang dirasa Meyta perlahan-lahan lenyap ditukar dgn hati nikmat yang menjalar ke semua badannya.

    Meyta bisa mulai nikmati ke-2 kemaluan besar lelaki itu yang sedang mengolah kemaluan dan lobang duburnya. Pelan-pelan hati nikmat yang dirasanya melingkupi seluruh kesadarannya, menyebar dgn deras tidak tertahan seperti air terjun yang tumpah deras ke danau tempat penampungan, memunculkan getaran luar biasa pada semua sisi badannya, tidak teratasi dan meletus menjadi orgasme yang fantastis menerpanya. Setelah itu badannya terkulai lemas, Meyta terlentang pasrah seolah-olah tidak sadarkan diri dgn ke-2 matanya terkatup. Menyaksikan kondisi Meyta itu makin menghidupkan gairah Mr. Rasyid, lelaki itu jadi benar-benar kasardan ke-2 tangan Mr. Rasyid menggenggam pinggul Meyta dan lelaki itu menekan pinggulnya keras-keras di depan dan

    “Aduuh.. aauugghh..!” keluh Meyta rasakan seolah-olah kemaluannya terbelah dua diterobos kemaluan Mr. Rasyid yang besar tersebut. Ke-2 mata Meyta terbeliak, kakinya menggelepar-gelepar dgn kuatnya di ikuti badannya yang meliuk meredam serangan kemaluan Mr. Rasyid pada kemaluannya.

    Dgn buasnya Mr. Rasyid gerakkan pinggulnya mundur-maju dgn cepat dan keras, hingga kemaluannya masuk keluar pada kemaluan Meyta yang sempit tersebut. Mr. Rasyid merasa kemaluannya seperti diapit dan dipijit-pijit dan Meyta rasakan kemaluan lelaki itu seolah-olah sampai pada dadanya, mengaduk-aduk didalamnya, selain itu sesuatu hati yang benar-benar aneh mulai berasa menyebar dari sisi bawah badannya mengambil sumber dari kemaluannya, langsung ke semua badannya berasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya.

    Meyta tidak dapat memvisualisasikan hati yang sedang menyelimuti, namun badannya kembali terasanya mulai melayg-layg dan sesuatu hati nikmat yang tidak dapat digambarkan berasa menyelimutinya semua badannya. Hal yang dapat dilakukan di saat itu hanya mengerang-erang,

    “aahh.. sshh oouusshh!” sampai sesuatu saat hati enaknya itu tidak dapat dikontrol kembali terasanya menyebar dan kuasai semua badannya dan mendadak meletus membajiri keluar berbentuk sesuatu orgasme yang hebat yang menyebabkan semua badannya tergetar tidak teratasi dibarengi tangannya yang menggapai-gapai seolah-olah orang yang ingin terbenam cari pegangan. Ke-2 kakinya berkelejotan. Dari mulut Meyta keluar sesuatu erangan,

    “aaduhh.. laagii.. laagii.. oohh.. oohh..” Ini berjalan lebih kurang 20 detik terus-terusan. Sementara itu ke-2 lelaki itu terus lakukan kegiatannya, dgn memompa kemaluan-kemaluan mereka masuk keluar kemaluan dan dubur. Mr. Rasyid jadi benar-benar terangsang menyaksikan gestur muka Meyta dan mendadak Mr. Rasyid rasakan sisi dalam kemaluan Meyta mulai bergerak- gerak lakukan pijitan-pijitan kuat pada keseluruhnya gagang kemaluannya. Pergerakan kaki Meyta dibarengi goygan pinggulnya datangkan sesuatu kepuasan pada kemaluan ke-2 lelaki itu, berasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.

    Mendadak dengan bersama Mr. Rasyid dan Kumar rasakan suatu hal gelombang yang menerpa dari pada tubuh mereka, cari jalan keluar lewat kemaluan masing-masing, berasa sesuatu ledakan yang mendadak menggerakkan keluar, hingga secara besamaan kemaluan mereka berasa membesar seolah-olah ingin pecah dan..

    “Aaduuh!” dengan bersama tangan-tangan mereka merengkuh erat-erat badan Meyta dan pinggul mereka dgn kemampuan penuh yang satu menekan ke bawah dalam-dalam pada pinggul Meyta yang menyebabkan keseluruhnya kemaluannya tenggelam ke kemaluan Meyta, dibarengi sesuatu semprotan air mani yang keluar dan menyemprotkan dengan deras ke kemaluan Meyta, sedang Kumar mengusung ke atas pinggulnya menggerakkan masuk kemaluan tenggelam habis ke lobang dubur Meyta, sekalian menyembur cairan kental panas ke lobang dubur Meyta. Terima semprotan cairan kental panas pada lobang kemaluan dan lobang duburnya Meyta rasakan sesuatu kesan yang tidak dapat digambarkan dgn kata-kata, hanya reaksi badannya yang tergetar-getar dan gestur wajahnya yang seolah-olah rasakan sesuatu kengiluan yang tidak terbaygkan, di ikuti badannya yang terbaring lemas, tidak dapat bergerak. Meyta terbuai oleh kehebatan orgasme yang dirasakannya dan diterima dari ke-2 lelaki itu.

    Setelah istirahat sesaat, Kumar dgn cepat selekasnya sembuh kembali dan kemaluannya telah tegak dgn gagah siap tempur. Meyta yang masih terlentang lemas di bangku tidak dikasih peluang oleh Kumar, selekasnya ditindihnya. Dgn cepat kemaluannya dilelepkan ke kemaluan Meyta dan Kumar Punjab terus mengerjai Meyta yang terlihat sangat lemas dan hanya dapat mengikuti saja apa yang diharapkan oleh Kumar. Berulang-kali terlihat Meyta alami orgasme yang hebat, itu terlihat setiap kali dari getaran badannya yang di ikuti oleh ke-2 kakinya yang berkelejotan. Ke-2 matanya kelihatan sayu, seolah-olah orang yang sangat mengantuk.

    Mr. Rasyid dan Kumar Punjab terus mengerjai wanita ayu itu dengan berganti-gantian terus- menerus sampai mendekati sore hari. Meyta alami orgasme berkali-kali selama waktu tersebut. Mendekati jam 5 sore mereka hentikan aktivitasnya, tinggalkan Meyta yang terlentang lemas di bangku dgn kaki yang terkangkang dan dari kemaluannya tetap mengucur beberapa sisa air mani dari ke-2 lelaki itu. Sejam setelah tenaganya sembuh, Meyta dgn tertatih-tatih bangun dari bangku dan pergi ke kamar mandi untuk bersihkan badannya. Setelah itu bersama Mr. Rasyid yang 1/2 memapahnya mereka pamitan dan Mr. Rasyid mengantarkan Meyta ke tempat tinggalnya. Sepanjangnya jalan pulang, Meyta hanya dapat diam diri merenung akan apa yang barusan dirasakannya. Ada hati kebingungan yang menerpa dianya yakni di antara hati senang atas kepuasan yang dirasanya dan hati tidak suka pada ke-2 lelaki itu atas tindakan mereka pada dianya.

    Peristiwa ini adalah kejadian buruk yang paling akhir yang dirasakan Meyta, karena selang beberapa saat Mr. Rasyid dan beberapa tenaga asing di grup perusahaan tempat Meyta bekerja memilih untuk tidak lagi perpanjang kontrak kerja mereka sehubungan dgn kritis ekonomi yang terjadi yang berpengaruh pada usaha grup perusahaan itu. Satu tahun selanjutnya Meyta berjumpa dgn seorang lelaki yang asal dari pulau seberang yang benar-benar memesonanya dan benar-benar menyukainya dan setelah pacaran beberapa waktu, mereka meneruskan dgn pernikahan. Meyta saat ini tetap bekerja pada perusahaan itu dan di kehidupan keluarganya hidupnya benar-benar bahagia dgn suaminya yang penuh pemahaman, hingga secara perlahan dia dapat lupakan semua peristiwa jelek yang sebelumnya pernah dirasakannya itu, dan dapat nikmati curahan kasih sayang suaminya kepadanya.

  • Cerita Sex Berhubungan Guru Cabul Yang Memikat Mahasiswi

    Cerita Sex Berhubungan Guru Cabul Yang Memikat Mahasiswi


    22 views

    Seorang wanita dengan hijab hijau lumut terlihat jalan tergesa-gesa ke arah ruangan guru, belahan rok yang cukup sempit memaksakan wanita itu mengayun cara kecil yang cepat. Tetapi saat dianya datang di ruangan tujuan, disitu cuma didapatkaninya Bu Nita yang repot koreksi hasil ujian harian beberapa pelajar.

    Cersex Stw – “Bu.. apa Pak Rivan telah pulang?”

    “Mungkin telah,” jawab Bu Nita, melihat Reyna dengan muka penuh berprasangka buruk, setau Bu Nita jalinan di antara Reyna dan Rivan memang tidak pernah kompak, walau sama guru muda, pertimbangan Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang visioner dan Rivan yang liberal.

    “Memang ada apakah Bu?” lanjut wanita itu, ingin tahu.
    “Oh… tidak.. cuma ada perlu banyak hal,” elak Reyna.
    “Apa itu mengenai pengajuan peningkatan pangkat dan kelompok?” tambah Nita yang malah makin ingin tahu.
    “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit lebih dulu ya Bu,” sebut Reyna segera pamit.
    “Mudah-mudahan saja SMS itu hanya gurau,” katanya penuh berharap, segera ke arah parkir, memedulikan pandangan satpam sekolah yang melihat liar badan langsing dibalut seragam hijau lumut ciri khas PNS, ketat membalut badannya.

    Reyna, memotong jalan tepian kota bisa lebih cepat dari umumnya. Hatinya belum juga tenang, pemikirannya terus terdiam pada SMS yang dikirim Rivan, walau sebenarnya lelaki itu cuma minta bantuan untuk menolongnya membuat syarat pengajuan pangkat, tetapi rasa perseteruan demikian rekat dihatinya.

    Jantung Reyna makin berdebar-debar saat mobilnya masuk pelataran rumah, di situ sudah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah kembali itu tentu motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di atas bangku teras pojok mata wanita usia muda itu tangkap figur seorang lelaki, asyik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” sebut Reyna dengan suara suara tidak sukai.

    Rivan membalasnya secara tersenyum.

    “Masuk, tetapi ingat suamiku tidak ada di rumah, menjadi sesudah semua usai kamu dapat langsung pulang,” sebut Reyna ketus, tinggalkan lelaki itu di ruang tamu.

    Bekerja sepanjang hari di sekolah memaksakan Reyna untuk mandi, waktu pilih pakaian, wanita itu dibikin kebingungan harus kenakan pakaian seperti apakah, apa cukup daster rumahan atau mungkin pilih baju lebih resmi.

    “Apa yang telah ada diotak mu, Rey?!.. Ia ialah lawan bebuyutan mu di sekolah,” umpat hati Reyna, melemparkan gaun ditangannya ke sisi bawah almari.

    Lantas ambil daster putih tanpa pola. Tetapi sayang daster berbahan katun yang halus itu terlampau ketat dan sukses cetak liuk badannya dengan prima, memperlihatkan bongkahan payudara yang menggantung memikat.

    Reyna dibikin lagi kebingungan waktu pilih penutup kepala, apa dianya harus terus kenakan kain itu atau mungkin tidak, toh ini ialah tempat tinggalnya. Tetapi tidak batal tangannya masih tetap ambil kain putih dengan pola renda yang membuat kelihatan makin anggun, badan cantik dalam bebatan serba putih yang menarik.

    Jam dinding telah memperlihatkan jam 5 petang dan yang ke-2 kalinya Reyna sediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu tetap kelihatan serius dengan netbook dan beberapa berkas yang perlu dipersiapkan, kadang-kadang Reyna memberi instruksi.

    Tanpa sadar mata Reyna memperhatikan muka Rivan yang menarik. “Sebetulnya cowok ini rajin dan baik, tetapi mengapa sering kali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, terpikir permusuhannya dilingkungan sekolah.

    Pemuda yang mempunyai beda usia 4 tahun lebih muda dari dianya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah sektor kesiswaan kebalikannya dengan sikap Rivan yang sering bela siswa-murid yang lakukan pelanggaran disiplin.

    “Tak perlu tergesa-gesa, minum dahulu teh mu, apalagi di luar sedang hujan,” tegur Reyna yang punya niat untuk berlaku lebih ramah.
    “Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku tentu menantiku untuk makan malam,” umpat Rivan.

    Reyna ketawa geli dengar pembicaraan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tetapi kamu tidak seperti terlihat seorang anak mami,” celetukan Reyna jahil, membuat Rivan turut ketawa, tetapi tangannya terus bergerak seolah tidak tertarik untuk melayani olokan Reyna.

    “Bereeesss..” sebut Rivan mendadak mencengangkan Reyna yang asyik membalasnya BBM dari suaminya.
    “Jadi apa saya harus pulang saat ini?” bertanya Rivan, mukanya tersenyum kecut saat merasakan hujan di luar tetap terlampau lebat.

    “Dalam garasi ada jas hujan, tetapi jika kamu ingin menanti hujan teduh tidak ada apa-apa,” tawar Reyna yang percaya motor Rivan mustahil simpan jas hujan.
    “Saya pilih berlindung saja, sekalian temani bu guru elok yang kesepian, hehehe…”
    “Sialan, sesaat lagi suamiku pulang lhoo,”

    Sebentar sesudah kata itu terkata, Blackberry ditangan Reyna terima panggilan masuk dari suaminya, tetapi sayang suaminya malah memberikan berita jika dianya terlambat sedikit untuk pulang, dengan muka cemberut Reyna tutup panggilan.

    “Ada apakah, Rey..”
    “Karena kamu suamiku telat pulang,”

    “Lhoo, mengapa karena saya? Hahaha…” Rivan ketawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melemparkan bantal sofa. Percakapan bersambung lagi, tetapi semakin banyak bergelut pada dinamika kehidupan di sekolah dan hal tersebut cukup sukses cairkan situasi.

    Reyna seolah menyaksikan figur Rivan lainnya, lebih supel, lebih berteman serta lebih humoris. Berbeda jauh dari kacamatanya sejauh ini yang menyaksikan guru cowok itu seperti pengacau untuk dianya, sebagai penegak disiplin beberapa pelajar.

    “Saya bingung, mengapa kamu malah dekati beberapa anak seperti Junot dan Darko, ke-2 anak itu tidak lagi bisa ditata dan telah masuk ke daftar merah guru BK,” bertanya Reyna yang mulai kelihatan rileks. “Andaikan bukan sepupu dari pemilik yayasan, tentu anak itu telah dikeluarkan dari sekolah,” tambahnya.

    “Yaa, saya tahu, tetapi penjelajahan mereka itu hebat lho, dimulai dari kongkow di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru ada juga lho yang mereka intipin,” “Hah? yang betul? gilaaa, itu betul-betul perlakuan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, beralih ke samping Rivan.

    “Tetapi nantikan, tidakkah itu maknanya kamu memberikan dukungan kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka lihat?” bertanya Reyna dengan khawatir, takut dianya jadi korban kenakalan ke-2 pelajar nya.
    “Sebanarnya mereka anak yang pintar dan inovatif, pikirkan saja, cukup dengan pipa ledeng dan cermin mereka dapat membuat periskop yang umum dipakai oleh kapal selam,” sebut Rivan serius, putar badannya bertemu dengan Reyna yang ingin tahu.

    “Awalannya mereka hanya melihat beberapa siswi tetapi buatku itu tidak menarik, karena itu saya ajak mereka melihat di toilet guru, apa kamu tahu siapakah yang kami lihat?”

    Muka Reyna menegang, geleng-geleng secara cepat. “Siapa?,,,”

    “kami melihat guru paling elok di sekolah, Ibu Reyna Raihani!”
    “Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkejut dan secara langsung serang Rivan dengan bantal sofa.
    “ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
    “Sebetulnya kamu ini guru ataulah bukan sich? Memberikan contoh cabul ke siswa-murid, esok saya akan memberikan laporan mu ke kepala sekolah,” semprot Reyna penuh emosi.

    Rivan berusaha meredam gempuran dengan menangkap lengan Reyna.

    “Hahahaa, saya berbohong koq, saya malah mengerjai mereka, saya tahu yang lagi ada di toilet ialah Pak Tigor dan apa kamu tahu dampaknya? Mereka segera shock menyaksikan tangkai Pak Tigor yang menakutkan, Hahaha,” Reyna pada akhirnya turut ketawa, tanpa sadar bila lengannya tetap dipegang oleh Rivan.

    “Tu kan, kamu itu sebetulnya lebih elok bila sedang ketawa, menjadi jangan diselinapkan dibalik muka galakmu,” sebut Rivan yang nikmati tawa gurih Reyna yang memperlihatkan gigi gingsulnya. Saat itu juga Reyna termenung, mukanya makin malu saat mengetahui tangan Rivan tetap memegang ke-2 tangannya.

    Tetapi tidak berlalu lama gertakan dari bibir minimnya terdengar kembali, “Hey!.. Kalau punyai mata dijaga ya,” umpat Reyna karena jelajahi mata Rivan yang mendatangi gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tidak tertutup oleh hijab, Reyna bergerak dan duduk menjauh, membereskan hijabnya.

    “Punyamu besar ya,” balas Rivan, tidak perduli akan peringatan Reyna sebagai makin kecewa lantas melemparkan lagi bantalan sofa. “Gak perlu berlagak takjub begitu, lagian kamu tentu sudah kerap melihat payudara siswi di sekolah?,,”

    “Tetapi punyamu khusus, punya seorang guru paling cantik di sekolah,”

    “Sialan..” dengus Reyna membereskan hijabnya, tetapi pojok bibirnya malah tersenyum, karena tidak ada wanita yang tidak sukai jika disanjung. Muka Reyna memeras , kalimat Rivan demikian vulgar seolah itu ialah hal yang umum.

    “Rey… simak donk,”

    “Heh? Kamu ingin simak payudaraku , gilaa… Benda ini seutuhnya jadi hak punya suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terikut karakter Rivan yang cuek.
    “Mari dooong, ingin tahu sekali nih,”
    “Kelak, kalau saya masuk kamar mandi intipin saja pakai piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna ketawa terpingkal tutup mukanya, tidak yakin dengan yang barusan diucapnya.

    “Yaaa, sekurangnya jangan tertutupin hijab keq,” sungut Rivan, keqi atas tingkah Reyna yang menertawakannya.
    “Hihihi… Simak saja ya, jangan digenggam,” Sebut guru elok itu dengan mata tertuju ke TV, lantas mengikat hijabnya kebelakang.
    “Kurang..”

    “Apalagi? Bugil?” matanya melotot seakan-akan sedang geram, tapi jantungnya malah berdebar-debar kuat, melawan hatinya seberapa jauh keberanian dianya.
    “satu kancing saja,”
    “Dasar guru cabul,” Reyna kembali lagi memeletkan lidahnya lantas melihatkan lagi mukanya ke TV, tetapi tangannya bergerak melepaskan kancing atas.

    Tetapi tidak stop sampai disana, karena tangannya terus bergerak melepaskan kancing ke-2 lantas menguak ke-2 seginya sampai makin terbuka, biarkan bongkahan berbalut bra itu jadi makanan ingin tahu mata Rivan. Entahlah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertamanya kali dengan menyengaja memikat lelaki lain dengan badan nya.

    “Punyamu tentu lebih kuat dibandingkan punya Anita,” ikat Rivan, matanya terus terdiam ke dada Reyna sekalian menyeka-usap dagu yang tumbuhi jambangan tipis, seakan menerawang berapa besar daging empuk yang dipunyai wanita elok tersebut. Tetapi kata-kata Rivan malah membuat Reyna terkejut, kebingungan sekalian ingin tahu. “Hhmmm.. Ada jalinan apa di antara diri kamu dan Bu Nita?”

    “Tidak ada, saya cuma temani wanita itu, temani malam-malamnya yang sepi,”
    “Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”

    “Tujuanmu saya selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan menggunting kalimat Reyna sesudah tahu tujuan kalimat yang susah diucap wanita tersebut. “Dapat disebutkan semacam itu, hehehe.. Tetapi kami telah akhirinya pas satu minggu lalu,”

    “Mengapa?” sikat Reyna yang mendadak ingin tahu atas rumor kasus yang sudah menebar dilapisan beberapa guru cabul. Rivan menghela napas lantas menyandar badannya. “Suaminya berprasangka buruk dengan jalinan kami, walau Anita menampik untuk akhiri saya harus terus memutuskan itu, risikonya terlampau besar,”

    “Apa kamu menyukai Bu Anita?”

    Rivan tidak segera menjawab tetapi malah ambil rokok dari kantongnya, sesudah tiga jam lebih mengendalikan diri tidak untuk mengisap lintingan tembakau dikantongnya, pada akhirnya lelaki itu minta ijin, “Bisa saya merokok?”

    “Silakan..” jawab Reyna cepat.

    “Saya tidak tahu tentu, Anita wanita yang elok, tetapi ia bukan wanita yang kuidamkan,” papar lelaki itu sesudah mengembuskan asap pekat dari bibirnya. Tetapi muka wanita dimukanya tetap memperlihatkan rasa ingin tahu, “lantas apa yang terjadi di antara diri kamu dan Anita?” cecarnya.

    “Hahahaha.. Tujuanmu apa yang telah kami kerjakan?”

    Muka Reyna memeras karena malu, Rivan dengan mutlak membedah kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita ialah wanita bersuami, maknanya kau tidak memiliki hak untuk menyentuh badannya,” sebut Reyna berusaha bela kepolosan berfikirnya.

    Rivan tersenyum kecut, mengaku kekeliruannya, “Tidak terhitung kembali berapakah kali kami melakukan, dimulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan juga kami sebelumnya pernah lakukan di ruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian betul-betul memikat diriku, kangen pada saat saya menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”

    Saat itu juga muka Reyna berasa panas memikirkan penjelajahan, Anita, “Mengapa kamu tidak menikah saja?” bertanya Reyna berusaha menetralisir debar jantungnya. “Tidak ada yang pas,” jawab Rivan dengan sederhana, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu ambil teh dimeja dan meminum.

    “Rey.. selingkuhan dengan aku yok..”

    Brruuuuuffftttt…
    Bibir tipis Reyna saat itu juga menghambur air teh dimulutnya.

    “Dasar guru cabul,” umpat Reyna buang mukanya, yang tampilkan gestur tidak bisa dibaca, kejendela yang tetap mempertunjukkan rinai hujan yang malah turun makin deras.

    “Saya masak dahulu, lapar nih,” sebut Reyna, bergerak dari sofa berusaha menghindari pandangan Rivan yang demikian serius, jantungnya berdegub keras tetap tidak yakin dengan yang diucap Rivan.

    “Rey…” Panggilan Rivan hentikan cara wanita tersebut.
    “Mengapa mukamu menjadi pucat demikian, tidak butuh takut saya hanya bergurau koq,” tutur lelaki itu sekalian terkekeh.
    “Siaaal, ni cowok sukses mengerjai saya,” umpat hati Reyna.

    “Saya tahu koq, kamu mustahil mempunyai nyali untuk memikat guru super galak seperti saya,” katanya sekalian memeletkan lidah. Sembunyi-sembunyi bibirnya tersenyum saat Rivan meng ikuti ke dapur. Hatinya coba berapologi, minimal lelaki itu bisa temaninya waktu mengolah.

    Reyna dengan senang memperlihatkan kepiawaiannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat mempersiapkan dan menggunting bumbu yang dibutuhkan, sedangkan Rivan duduk dikursi meja makan dan berceloteh lagi mengenai kenakalan dan kegenitan beberapa siswi di sekolah yang kerap memikat dianya sebagai guru cabul jomblo ganteng.

    “Awas saja kalau kamu sampai berani sentuh siswi di sekolah,” Reyna mengingati Rivan sekalian mengacung pisau ditangan, dan itu membuat Rivan ketawa terpingkal.
    “Ckckckck, mengusai tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna waktu menggunting bawang bombay.
    “Hahaha… mari sini saya ajarin..” tawar Reyna tanpa hentikan laganya.

    Tetapi Reyna kaget saat Rivan merengkuhnya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan merengkuh, karena tangannya menggantikan pisau dan bawang yang terdapat ditangannya. “Ajari saya ya..” bisik Rivan halus pas ditelinganya.

    Kepala wanita itu menggangguk, tersenyum tersipu. Tangannya kelihatan sangsi saat sentuh dan memegang tangan Rivan yang banyak rambut-rambut lembut. Perlahan-lahan pisau bergerak memotong daging bawang.

    “tangan mu terlampau kaku, Hahahaa,”
    “Ya maaf, tanganku memanglah tidak terbiasa lakukan ini, tetapi benar-benar terbiasa untuk tugas yang lain.”
    “Oh iya? Misalnya seperti apakah? Membuat periskop untuk melihat siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

    “Bukan, tetapi tanganku benar-benar trampil untuk menganakemaskan wanita elok seperti mu,” sebut lelaki itu, melepas pisau dan bawang, berpindah menyeka perut Reyna yang datar dan perlahan-lahan menjalar ke arah payudara yang membusung.

    “Hahaha, tidaak tidaaak, saya bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha meredam tangan Rivan.
    “Rey, bila demikian jadilah rekan yang mesra untuk diriku, dan diamkan temanmu ini sebentar mengangumi badanmu, jika tanganku terlampau nakal kamu dapat menghentikanku dengan pisau itu, Setuju?…”

    Badan Reyna gemetaran, lantas menggangguk dengan perlahan, “Ya, Deaaal.” sebut bibir minimnya, serak. Reyna raih lagi pisau dan bawang dan biarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang memegang payudara nya secara utuh. Memberi remasan yang halus, mainkan sepasang bongkahan daging dengan gaungs.

    Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkut bersamaan cumbuan Rivan yang perlahan-lahan menyerobot keleher yang tetap terikat hijab. Romansa yang dijajakan Rivan secara cepat menggantikan kewarasan Reyna.

    “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seolah kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan sukses temukan puting payudara yang mengeras.
    “Rivaaaan,” sebut wanita itu sebentar saat sebelum bibirnya menyongsong lumatan bibir yang panas.

    Biarkan lelaki itu nikmati dan bergurau dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang tetap berusaha menghindari. “Eeeemmhhh…” mukanya terkejut, Rivan dalam hisapan yang halus membuat lidah nya beralih masuk menelusuri mulut lelaki itu dan rasakan kehangatan yang dijajakan.

    Menggeliat saat lelaki itu menyesap ludah dari lidahnya yang menari. Bila Reyna menduga permainan ini hanya permainan pertautan lidah, karena itu wanita itu salah besar, karena jari dari lelaki yang sekarang merengkuhnya penuh keinginan itu mulai menyelinap terbalik kancingnya.

    “Bisa?”

    Wanita berbalut hijab itu tidak berani menjawab, cuma pejamkan matanya dan menanti keberanian silelaki untuk nikmati badannya. Demikian juga saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung melawan dari bra yang membungkam.

    “Oooowwwhh, eemmppphhh,” badan Reyna melafalkanng saat itu juga, tangan lentiknya tidak sanggup menyingkirkan tangan Rivan, cuma mencengkeram supaya jari lelaki itu tidak bergerak terlampau gesit melintir puting imutnya.

    “Rey.. Mengapa kamu dapat sepasrah ini?.. Apakah benar kamu menyenangi lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukanlah sekadar persahabatan Rey.. Walau kau tidak mengetahui saya dapat rasakan bibit rasa sukai dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna coba menyadarkan. Tetapi wanita itu malah berusaha menyangkal penghianatan cinta yang dijalaninya, berusaha menghilangkan bisikan-bisikan hati dengan pejamkan matanya lebih kuat.

    Mukanya mendangak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak berikan teguran. Pasrah menanti dengan hati berdebar-debar saat tangan Rivan mulai mengusung dasternya keatas dan dengan tentu menyelusup terbalik kain kecil, menyisipkan jemari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

    “Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha buka kaki lebih lebar seolah melepaskan jari-jari Rivan bermain-main dengan klitorisnya.

    Kurihiiiing…
    Kurihiiiing…

    Dering HP mencengangkan ke-2 nya, membuat pergumulan birahi itu lepas. Kesadaran Reyna menggantikan saat itu juga, dianya makin shock menyaksikan nama yang tercantum dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

    “Hallo mas, halloo,,” menyambut Reyna antara upayanya mengkondisikan jantung yang berdegap kuat.
    “Mas sedang di mana, mengapa belum pulang?” sebut Reyna kalut dengan perasaan takut dan bersalah yang demikian besar, seakan suaminya sekarang berdiri pas dimukanya.
    “Mas tetap di rumah sakit, mungkin tidak dapat pulang malam hari ini,” jawab suara besar diujung telepon.
    “Iya.. Iya tidak ada apa-apa, Mas kerja yang tenang,”

    Sesudah mengucapkan salam, ikatan telepon dimatikan. Reyna berdiri bertumpu dimeja, menghela napas panjang lantas meneguk liur untuk membasahi tenggorokannya yang sangat terasa kering.

    “Rivan, terima kasih untuk semua, tetapi kau dapat pulang saat ini,”
    “Tidak Rey, kita harus menuntaskan apa yang telah kita awali,”

    “Apa tujuanmu?… Tidak.. Saya bukan seperti Anita yang kesepian, saya tidak mempunyai permasalahan apapun itu dengan suamiku, keluarga yang kumiliki sekarang ini ialah keluarga yang kuidamkan…” muka Reyna jadi pucat saat Rivan merapat melekat ketubuhnya, mengusung dasternya semakin tinggi, merengkuh dan meremas bokong yang padat berisi.

    “Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya badan lelaki itu, tetapi pelukan tangan Rivan terlampau kuat.
    “Yaa.. Saya memanglah bukan pemerkosa, saya cuma ingin menuntaskan apa yang telah kita awali,”
    “Edan kamu Rivan, saya ialah istri yang setia, tidak sama wanita-wanita yang dulu pernah kau setubuhi ”
    “Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sekalian turunkan celananya dan memperlihatkan tangkai yang sudah mengeras, tangkai besar yang membuat Reyna terhenyak.

    Mendadak secara kasar Rivan mencengkeram badan Reyna dan mendudukkan wanita itu di atas meja, dengan pergerakan yang lebih cepat menguak celana dalam Reyna, tangkai besar itu sudah ada dimuka bibir senggama Reyna.

    “Jangan Rivaaan, saya dapat melakukan perbuatan ngotot,” Reyna mulai menangis ketakutan, raih garpu yang terdapat disebelahnya, memberikan ancaman Rivan.
    “Mengapa ambil garpu, tidakkah disana ada pisau?” Rivan terkekeh, muka tadi dihias senyuman menghanyutkan sekarang berbeda demikian mengerikan.
    “Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki tersebut.

    Lelaki itu menepiskan tangan Reyna, mengambil garpu dan melemparkannya jauh, darah kelihatan merembes dikemeja lelaki tersebut. “Jika ingin akhiri ini semestinya kau tusuk pas di ulu hatiku,” katanya dengan muka menyeringai sekalian meredam sakit.

    “Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna sukses berontak menggerakkan badan besar Rivan lantas berlari mengarah kamar, tetapi belum wanita itu tutup kamar Rivan meredam dengan tangannya.

    “Aaaaagghh…” Rivan mengeluh kesakitan karena tangannya yang terjepit daun pintu, lantas secara kasar menggerakkan sampai membuat Reyna terjengkal.
    “Dengar Rey.. Telah lama saya menyenangi mu, dan saya berusaha menarik perhatianmu dengan melawan tiap peraturan mu,”

    Dengan kasar Rivan menggerakkan wanita itu kelantai dan menanggalkan bajunya, Reyna berteriak minta bantuan sambil menjaga kain yang masih ada, tetapi deras hujan memendam upayanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi badan Reyna yang terbujur tidak memiliki daya, memperlihatkan tangkai besar yang mengeras prima, kejantanan yang terang lebih besar dibanding punya suaminya.

    Wanita itu menangis saat Rivan secara kasar menepiskan tangan yang tetap berusaha tutupi selangkangan yang tidak lagi diproteksi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sekalian terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tetapi upayanya percuma, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terurus rapi.

    Dengan kemampuan yang masih ada Reyna berusaha rapatkan ke-2 pahanya, tetapi telat, Rivan sudah terlebih dahulu tempatkan badannya antara paha sekal itu dan siap-siap menusukkan kejantanannya untuk mencicipi sajian nikmat dari wanita secantik Reyna.

    “Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibandingkan punya Anita,” desah Rivan bersamaan kejantanan yang menyelinap masuk ke dalam lubang sang betina.

    “Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengeluh terima hujaman yang sudah dilakukan kasar, makin keras tangkai besar itu menusuk makin kuat juga jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tidak henti mengucur.

    Badannya terhentak bergerak tidak teratur, Rivan menidurinya dengan kasar. Muka lelaki itu menyeringai saat melipat ke-2 paha Reyna keatas, memberikan sajian cantik dari tangkai besar yang bergerak cepat menusuk sela sempit vagina Reyna.

    “Sayang, saya dapat rasakan lorong vaginamu makin basah, rupanya kamu nikmati pemerkosaan ini, hehehe”

    Plak…

    Pertanyaan Rivan berbuah pukulan dari tangan Reyna, tetapi lelaki itu malah ketawa terpingkal, lidahnya menjilat-jilati jari-jari kaki Reyna yang terangkut keatas dengan pinggul yang tetap bergerak menusukkan tangkai pusakanya. Senang bermain-main dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepaskan bra yang tetap sisa.

    “Ckckckck… Prima, dari dahulu saya telah percaya payudaramu lebih kuat dari punya Anita,”

    Badan Reyna meliuk saat putingnya disedot lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”

    “Tentu Anita malam hari ini tidak dapat tidur karena menanti tangkai kejantanan yang sekarang sedang kau cicipi, Oowwhhh kecantikan, keelokan badan dan enaknya vaginamu betul-betul membuatku lupa pada brutalnya permainan Anita,” sebut Rivan, membuat Reyna melontarkan lagi tangannya kewajah lelaki tersebut.

    “Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tetapi tidak berlalu lama bibirnya malah mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
    “Hehehe…akuilah, bila kamu nikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”

    Mata wanita itu terpejam, air matanya tetap mengucur dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang kadang-kadang keluar tanpa sadar. Hatinya kacau, susah memang menyangkal kepuasan yang sedang dirasa semua inderanya.

    “Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik, seorang istri yang setia, minimal tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya coba mengingati, membuat airmata Reyna makin deras mengucur.

    Yaa.. walau hatinya berontak, tetapi badannya sudah membelot, pinggulnya tanpa disuruh bergerak menyongsong hentakan tangkai yang mendobrak dinding kandungan. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

    “Berbaliklah, sayang,” pintanya.

    Badan Reyna bergerak kurang kuat membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik bokongnya menungging semakin tinggi, tawarkan kepuasan dari lubang senggama yang makin basah. Jari-jari lentiknya mencengkeram sprei saat lelaki ada di belakang badannya menggigiti bongkahan bokongnya dengan gaungs.

    “Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” bokong cantik yang membulat prima itu terangkut makin tinggi saat lidah yang panas memberi sapuan panjang dari bibir vagina sampai keliang anal.

    Perasaan takut dan birahi tidak lagi sanggup dikenal, matanya yang sendu coba melihat pejantan yang memasukkan muka gantengnya dibelahan bokong yang tergetar nikmati permainan lidah yang gesit menari, mengelitik lubang vagina dan anusnya, sesuatu kesan kepuasan yang tidak pernah diberi oleh suaminya.

    Isak tangis bersatu dengan rintihan. Hati yang berontak tetapi badannya tidak sanggup berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat tangkai besar Rivan masuk lagi badannya, menghajar bongkahan bokongnya dengan bibir menggeram penuh gairah.

    Begitu juga saat Rivan minta Reyna untuk naiki badannya, walau airmatanya jatuh menetes di atas muka sipejantan tetapi pinggul wanita itu bergerak lentur secara cantiknya nikmati tangkai besar yang dipaksakan untuk masuk lebih dalam.

    “Aaaawwhhhh Rey… Bisa saya menghamilimu?” sebut Rivan saat tempatnya ada lagi di atas badan Reyna, tunggangi badan cantik yang barusan meregang orgasme.

    Wanita itu buang mukanya, bibirnya terkatup rapat tidak berani menjawab cuma pergerakan kepala yang geleng-geleng menampik, matanya demikian takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

    Tangkai besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang dicapai siwanita membuat lorong senggamanya jadi benar-benar basah. Hentakan pinggul lelaki itu demikian cepat dan kuat seolah ingin menjebol dinding kandungan, memaksakan Reyna berpegangan pada besi tempat tidur pernikahannya untuk menahan kepuasan yang didustakan.

    “Reeeeey.. Bisa saya menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang gerakkan pinggulnya makin cepat.

    Reyna melihat Rivan dengan kepala yang geleng-geleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu percaya? Tidak mau rasakan kesan bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

    Plaaak..

    Reyna menampar lagi muka Rivan yang beberapa kalinya, tetapi ini kali lebih keras. Wanita menjerit terisak, tetapi kaki tingkatannya malah bergerak memutari pinggul silelaki, tangannya merengkuh kuat seolah ingin menjadikan satu dua badan.

    Tangis Reyna makin jadi, menangisi kalahnya. Tangannya telusuri punggung Rivan yang berkeringat lantas meremas bokong yang berotot seolah memberikan dukungan pergerakan Rivan yang menghentak tangkai makin dalam.

    “Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna bersamaan lenguh kepuasan dari bibir silelaki.

    Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, mengantar beberapa ribu benih kerahim siwanita yang mengusung pinggulnya menyongsong kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang menegur lagi, badan ke-2 nya melafalkant, menggeliat, nikmati sajian pucuk dari sebuah senggama pemali.

    “Mengapa kau permainkan saya semacam ini,” isak Reyna dengan napas mengincar, tangannya tetap meremasi bokong berotot Rivan yang kadang-kadang melafalkant untuk mengantar sperma yang masih ada kerahim sang wanita.

    “Karena saya menyukaimu,” bisik halus sang penjantan ditelinga betina yang membuat dekapannya makin kuat, biarkan badan besar itu lama-lama di atas badan cantik yang terbujur pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.

    “Apa kamu siap jadi rekan selingkuhku?”

    Reyna geleng-geleng secara cepat, “Saya tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepas pagutan kakinya dan mengangkang lebar, biarkan silelaki gerakkan lagi pingulnya dan memperlihatkan kedahsyatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.

    “Tetapi bagaimana jika saya memaksakan?..”

    “Itu mustahil Oooowwhhh… Saya telah bersuami dan mempunyai anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kokoh atas pendirian, walau pinggul cantiknya bergerak liar, tidak lagi malu untuk menyongsong tiap hentakan yang mengantar tangkai penis di dalam badannya.

    Reyna tidak ingin berdiskusi, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu berusaha lagi membujuk, membungkam muka Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.

    “Kamu jahat, Van.. Tidak semestinya saya biarkan lelaki lain nikmati badanku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”

    Sesudahnya tidak ada kalimat kembali yang keluar selainnya desahan dan lenguhan dan gemuruh napas yang mengincar. Sampai pada akhirnya bibir Rivan bernada serak panggil nama sang wanita.

    “Reeeeey… Boleeeehkaaan?”

    Reyna melihat sendu muka birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu menggangguk lantas merentang ke-2 tangan dan kakinya, memberikan ijin ke silelaki untuk menghambur lagi sperma di dalam rahimnya.

    “Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita kebingungan, sedangkan badannya sudah pasrah jadi pemuasan dari pucuk birahi Rivan.

    Dengan muka memelas tangan Rivan bergerak menyeka muka Reyna, telunjuknya memotong bibir tipis siwanita.

    “Dasar guru cabul, ” sebut Reyna sekalian menampar pipi Rivan tetapi ini kali secara halus,
    “kamu menang banyak ini hari, Van..” katanya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
    “Boleeeh?..”

    Reyna mengalihkan mukanya, lantas menggangguk sangsi. Rivan bangun mengambil batangnya lantas mengangkangi muka guru elok tersebut. Pojok mata Reyna tangkap muka ganteng silelaki yang menggeram sekalian mainkan tangkai besar pas dimuka muka nya.

    Jari lentiknya gemetaran waktu menggantikan tangkai besar itu dari tangan Rivan. Membulatkan tekad untuk melihat lelaki yang mengangkangi mukanya, kepasrahan muka seorang wanita atas lelaki yang nikmati tualang birahi atas badannya.

    “Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” muka Rivan memucat bersamaan sperma yang menghambur kewajah elok yang menyongsong dengan mata melihat sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”

    Tidak pernah sekalinya Reyna melihat seorang pejantan yang demikian histeris memperoleh orgasmenya, dan tidak pernah sekalinya Reyna biarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan sangsi Reyna buka bibirnya, biarkan tetes sperma menegur lidahnya. Tangkai itu terus berkedut saat jemari lentik Reyna yang gemetaran membimbing di dalam mulutnya.

    Nikmati keterkejutan muka Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak halus mengisap tangkai Rivan, mempersilakan lelaki itu kosongkan benih birahi di dalam bibir minimnya.

    “Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan melafalkant, menyongsong penawaran Reyna dengan sejumlah semprotan yang masih ada.
    “Segeralah pulang.. Saya tidak mau suamiku tiba dan merasakan diri kamu tetap di sini,” pinta Reyna sesudah Rivan telah kenakan lagi semua bajunya.
    “Belum juga senang?.. dasar guru cabul,” katanya ketus saat Rivan merengkuh dari belakang.
    “saya bukan selingkuhan mu, tulis itu,” Reyna menepiskan tangan Rivan.

    “Yaa.. Saya akan menulisnya di sini, di sini, dan di sini..” jawab Rivan sekalian menunjuk bibir tipis Reyna, lantas berpindah meremas payudara yang membusung dan usai dengan remasan digundukan vagina.

    “Dasar edan ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kecewa atas tingkah Rivan masih tetap kelihatan cuek sesudah apa yang terjadi.

    Reyna melihat punggung Rivan saat lelaki itu mengambil langkah keluar, hujan tetap mengguyuri bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu stop dan mengubah badannya, tampilkan muka serius.

    “Maaf Rey, benar-benar ini di luar sangkaanku, semuanya tidak terlepas dari khayalku akan diri kamu, tetapi saya memang salah karena menyukai wanita bersuami, Love you Rey..” sebut Rivan lantas mengambil langkah keluar kepelukan hujan.

    “Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat cara Rivan berhenti
    “Tetapi maaf saya tidak dapat menjadi selingkuhanmu.” sambungnya.

    “Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan cerah, coba mencengangkan wanita yang repot membereskan tempat tidur yang amburadul, gadis kecil itu langsung menghambur merengkuh badan Reyna, ibunya.

    Usaha gadis itu cukup sukses, Reyna benar-benar tidak menyangka, Ermina, putri kecilnya yang sekian hari bermalam di tempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

    “Ini buat mama dari Elmina,” katanya cadel, memberikan balon gas berwujud amor yang melayang-layang pada seutas tali. “Elmina rindu mamaa, selamat valentine ya, ma, Mudah-mudahan mama makin sehat dan cantik selalu..”

    Muka imut itu tersenyum cerah, senyuman yang demikian ikhlas akan kangen figur seorang ibu. Reyna tidak lagi sanggup membendung air mata, melihat mata bening tanpa dosa yang memperlihatkan kasih-sayang seorang anak. Sementara ada di belakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sekalian memegang balon yang masih sama.

    “Selamat valentine, sayang,” sebut Anggara, tersenyum dengan stylenya yang unik, senyuman halus yang malah mengoyak-oyak hati Reyna.

    Saat itu juga semua umpatan tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya memiliki panggilan seorang ibu.

    “Maafkan Mama, sayang,” sebut Reyna tanpa suara, merengkuh kuat badan imut Ermina, terisak dengan badan gemetaran. “Maafkan mama, Pah,”

    Larut malam, Reyna berdiri dibalik jendela, melihat gulita dengan resah. Suaminya dan Ermina sudah lelap.

    Tanpa keinginan wanita itu buka BBM yang rupanya tampilkan pesan dari Rivan.

    “Esok jam 12 saya nantikan di lab kimia, ”

    Jari kiri Reyna kuat memegang tangan suaminya yang sedang nyenyak tertidur, sedangkan tangan kanannya menuliskan pesan dengan gemetaran. “Ya, saya akan kesitu.”.

     

     

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Anak Boss yang Butuh Kepuasan Sesaat

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Anak Boss yang Butuh Kepuasan Sesaat


    135 views

    Pada awalnya ayahku membutuhkan seorang tenaga dinas luar pada bagian penempatan iklan, tetapi karena jam kerjanya tidak begitu panjang saran ayahku ditampik oleh bossnya bila harus memperkejakan orang khusus pada bagian ini.

    Cersex Stw – Entahlah gagasan darimanakah aqu yang waktu itu masih kuliah diambil ayah untuk isi sisi itu, dgn jam kerja jam 13:00 sampai dgn jam 17:00, terang aqu dapat lakukan sepulangnya sekolah.
    Beberapa hari pertama bekerja aqu di-training ke perwakilan sah harian ibu-kota yang keseluruhnya bertempat di jalan Gajah Mada Jakarta. Semua informasi harian nasional aqu sudah mengenal, dan dari beberapa agen iklan yang ke situ, cuma aqulah yang paling muda. Tiap usai aqu diharuskan lagi ke kantorku yang di wilayah Kota. Bosku sudah cukup usia, dan jika perhitungan cermat sekali, tetapi lama waktunya meminta ampun, umumnya menanti Bosku hitung, aqu sekedar duduk ada di belakang ruang kantor yang memang khusus tempat ngumpulnya beberapa sales dari seksi lain.

    Dan di ruang kantor depan cuma ada empat orang, satu salah satunya ialah putri tunggal Bosku yang memegang sebagai direktur operasional, orangnya putih bersih, sangat tinggi mungkin 180 cm-an, waktu itu jika berdiri aqu paling sepundaknya. Selalu kenakan span pendek dgn stoking hitam. Panggulnya saat jalan nyaris ditegaskan semua orang melihatnya. Pantatnya yang bundar dan dadanya yang membusung menambahkan daya magnetnya sebagai wanita.
    Sebetulnya putri Bosku ini pengantin baru, tetapi entahlah mengapa justru tidak kerasan di dalam rumah, terkadang aqu jika sedang terlambat dapat sampai jam 19.00 malam dan Pacar masih tetap ada di dalam kantor. Menurut isu yang tersebar di kelompok sales (aqu kerap menguping).

    Suaminya impoten dan aqu tahu jika panggul, pantat dan payudaranya bagus juga hasil dari nguping, karena waktu itu aqu kurang memahami permasalahan itu, yang terang menyaksikan paha sedikit saja, kemaluanku segera berdiri dgn tegaknya, ditambahkan lagi aqu kerap baca buku porno, terang hasilnya masturbasi 3-5 kali setiap hari. Tiap ada peluang tentu aqu langsung masturbasi, umumnya di WC, khususnya di WC kantor, dasarnya tiap ada peluang.
    Aqu sering kali memikirkan putri Bosku ini saat masturbasi, khususnya jika di WC kantor. Sebetulnya aqu sich tidak bodoh-bodoh sangat dalam masalah itu, perjakaqu juga sudah kulepas di lokasi WTS Kali Jodo, tetapi kan mustahil aqu ke situ tiap hari, darimanakah uangnya? Walau sebenarnya buat pertempuran, aqu punyai modal yang cukup.

    Aqu sebelumnya pernah di WC sekolah dgn kawwan kawwan menghitung besar gagang kemaluan, dan rupanya aqu menjadi juara, baik dalam panjang atau Diameternya. Akhirnya aqu juga dipanggil di sekolah “konde” alias “kemaluan besar”. Nach saat masturbasi aqu juga berangan-angan demikian, aqu seperti seorang pahlawan yang bisa memberikan kepuasan wanita-wanita kawwan onaniku dgn senjata kebanggaanku.
    Tidak berasa tiga bulan sudah aqu bekerja, sampai di suatu hari, sebab ada iklan kolom yang jumlah uangnya besar dan pada text-nya ada kekeliruan, aqu harus menanti sampai malam, dan apesnya hasil pembaruannya justru membuat salah jumlah giro yang aqu membawa, untunglah sisi kasir tetap berbaik hati dan menggantikannya dgn pertanda terima sesaat. Jam 19:30 aqu sampai di dalam kantor, lampu sudah dimatikan semua, cuma pos satpam dan ruang putri Bosku saja yang tetap berpijar, aqu langsung ke ruangnya.

    “Selamat malam Bu,” sapaqu santun.
    “Malam, baru usai Ndra?”
    “Yah Bu, barusan ada kekeliruan, menjadi harus menanti.”
    “Oh..”
    “Saat ini saya ingin laporan dgn siapa, Bu?” tanyaqu.
    “Oh iya Mama sudah pulang, sini saya yang kalkulasi!” Aqu meyerahkan semua bon padanya.
    “Saya nantikan di luar, Bu,” aqu pamitan.
    “Silahkan,” jawabannya singkat.

    Aqu ke arah kantor belakang, rupanya tidak ada seorangpun di situ, mungkin sudah terlampau malam. Aqu selekasnya ke kamar mandi dan mengkhayalkan making love dgn putri Bosku. Bersamaan dgn angan-anganku yang makin cantik aqu mulai melepaskan celanaqu lantas mulai mengocak-ngocok kemaluanku dgn perlahan-lahan, busa sabun yang membaluri gaganganku berasa sangat nikmat, pergerakanku makin cepat, dan coba capai pucuk kepuasan secepat-cepatnya.

    Tetapi karena ini hari aqu sudah 4 kali mengocak, di WC universitas, WC rumah dan paling akhir di WC kantor 2x, aqu cukup sulit keluar, aqu saksikan kepala gaganganku sampai memeras, tetapi mendadak saja, “Brakk..” pintu terbuka dan menyembullah muka yang ada dalam angan-anganku, aqu terkejut 1/2 mati, begitupun Pacar sampai berteriak. Aqu selekasnya cari celanaqu, tetapi apesnya karena pintu terbuka terang aqu tidak dapat ambil celanaqu yang ada dibalik pintu kamar mandi.
    “Maaf, Bu, saya lupa mengamankan pintu,” aqu selekasnya meminta maaf tanpa mempedulikan gaganganku yang
    masih ereksi,
    “Eh.. tidak apa,” Bosku juga cukup grogi dan kusaksikan pandangan matanya tertuju pada gaganganku yang tetap mengacungkan menunjuk langit-langit, dan tanpa diduga Pacar masuk langsung ke kamar mandi dan mengamankan pintunya,
    “Ehh, Ibu ingin ngapain?” aqu tetap ketidaktahuan atas sikapnya.
    “Kamu tenang saja yah Ndra,” kata Bosku.

    Pacar langsung melepaskan semua bajunya dan telanjang bundar di depanku, aqu mulai mengetahui kemauannya, tetapi aqu masih taqut karena Pacar ialah Bosku, untunglah Pacar dahulu yang mulai. Aqu yang tetap kenakan pakaian langsung dilepaskan, dan Bosku langsung dgn liarnya menciumi semua tubuhku, tangannya langsung memegang gaganganku dan menarik-nariknya dgn keras. Benar-benar enaknya hebat.

    “Ndra, kemaluan kamu besar, membuat saya senang yah!” aqu juga tidak dapat tinggal Diam, semua khayalanku yang kudapat dari buku stensilan kupraktekan.

    Aqu mulai melumat bibir Bosku sekalian tanganku main di ke-2 payudaranya yang membusung padat. Pentilnya yang kecil dan kemerahan aqu pilin-pilin, terkadang aqu seka perlahan-lahan. Bibir dan lidahku terus menyebar mencari leher dan melumat payudaranya, Bosku cuma mengeluh perlahan. Rezeki ini betul-betul aqu gunakan sebagus-baiknya untuk memberikan kepuasan khayalanku, semua sisi tubuh Bosku tidak ada yang lepas dari jilatanku, dimulai dari jemari tangan, leher, payudara, perut, panggul, pantat, lubang kemaluannya yang lebat sampai paha dan jemari kakinya kujilat dan kucium.

    Dan saat lidahku main di lubang kemaluannya Pacar mengusung samping kakinya ke bathup, dgn demikian aqu makin bebas mengisap klitorisnya dan masukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, Bosku meremas-remas rambutku makin kuat, sekalian terus menjilat ke-2 tanganku, meremas dan memilin ke-2 pentil payudaranya,

    “Achh, Ndra..” rambutku berasa ingin tertarik dari akarnya saat Bosku melepaskan klimaksnya yang pertama. Aqu tidak demikian peduli, aqu terus menciumi semua sisi tubuhnya, dan saat aqu menciumi punggungnya, senjataqu berasa nikmat tertahan antara belahan pantatnya yang besar, tetapi mungkin Bosku sudah naik kembali gairahnya. Dituntunnya senjataqu dari belakang,

    “Dorong, Ndra!” aqu langsung lebih memajukan panggulku dan senjataqu berasa masuk lorong hangat yang sempit, “Achh, sedap Ndra, terus yang dalam!” Bosku semakin meracau, sedangkan aqu sendiripun rasakan nikmat yang luarbiasa, capitan lubang kemaluannya berasa sekali meremas gagang kemaluanku.

    Perlahan-lahan aqu gerakkan panggulku mundur-maju, sedangkan tanganku tidak tinggal Diam meremas danmemilin payudaranya, semakin lama pergerakanku makin cepat. Semua urat syarafku berasa cukup kaqu dan saluran darahku makin cepat. Aqu coba keluarkan spermaqu secepat-cepatnya, tetapi mungkin karena kebanyakan masturbasi aqu justru sulit keluar, sanpai Bosku klimaks 8 kali dan alami beragam jenis style baru aqu mulai rasakan spermaqu sudah berasa di ujung gaganganku,

    “Bu.. saya ingin keluar..”
    “Sesaat, Ndra, tahan!”

    Pacar lantas menggerakkan panggulnya di depan hingga gaganganku tercopot, Pacar langsung mengocak gagang kemaluanku dgn tangannya yang lembut, sedangkan bibir dan lidahnya mengelitik ujung dadaqu dgn raqusnya. Napasku seperti berhenti saat dgn kuatnya Pacar melumat ujung dadaqu dan percepat kocokan tangannya di gagang kemaluanku. Pada akhirnya semua tubuhku seperti bergidik dan tergetar saat spermaqu memancar dgn seringkali renyutan-denyutan kepuasan di semua gagang kemaluanku. Kusaksikan Bosku tersenyum senang,

    “Ndra, kamu termasuk luar biasa dalam masalah ini, besok-besok kawwanin Ibu kembali, yah!” aqu cuma menggangguk, dan tanpa banyak kata-kata kembali Bosku langsung kenakan bajunya kembali dan meninggalkanku sendiri di dalam kamar mandi.

    Entahlah mimpi apa aqu tadi malam bisa bercinta dgn Bosku, yang terang semenjak waktu itu aqu menjadi tidak kurang uang. Sayg saat ini Pacar sudah keluar negeri meng ikuti suaminya, jika tidak jelas tetap bersambung sampai sekarang ini.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Demi Mendapakan Sebuah (HP) Smartphone

    Cerita Sex Berhubungan Intim Demi Mendapakan Sebuah (HP) Smartphone


    36 views
    Entahlah mengapa ia ingin jadi kekasihku. Sebenarnya saya menyenangi sejumlah gadis elok selainnya kekasihku itu, tapi saya berpikiran 2x bila saya melakukan perbuatan beberapa macam tentu bisa menjadi bahan perkataan di lingkunganku. Singkat kata, saya tertarik oleh salah satunya anak tetangga orangtuaku, sebutlah saja Gita Walau sebenarnya saya telah merajut cinta dengan gadis yang tetanggaku.
    Cersex Stw – Kami bahkan juga telah melakukan pertunangan. Gita ialah seorang mahasiswi. Dia memiliki bodi yang memikat, meskipun cukup sedikit gendut, tapi dia memiliki bibir yang seksi dan memiliki payudara memiliki ukuran 36B.
    Sebagai deskripsi, bodinya serupa dengan aktris Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha. Kelakuannya selalu memikatku. Sebagai lelaki normal, terkadang saya berpikir cukup kotor. Sampai di suatu peluang, dia minta kontribusiku untuk dicarikan HP pada harga miring.
    Sudah pasti peluang itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku saya akan membelikannya HP itu dengan gratis). Saya menerimanya, tapi saya memberi persyaratan supaya dia ingin kuajak pergi makan dan menonton berdua tanpa setahu kekasihku dan teman-temanku. Dasar Gita memang centil, syaratku dia sepakati karena dia berpikir benar-benar sangat mudah untuk jalaninya.
    Pada akhirnya saya membelikannya HP yang dia harapkan, dan aku juga meminta janjinya. Selanjutnya di hari minggu siang, saya dan Gita pergi berdua untuk makan siang dan menonton. Saat kami sedang menonton, peluang itu tidak kusia-siakan untuk sekedar mencium dan meraba-raba badannya.
    Tidak kusangka dia justru katakan kepadaku sebetulnya dia menyenangiku. Saat saya dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi badannya, dia berbisik kepadaku jika dia telah horny, dan ajakku keluar bioskop untuk pergi ke pantai. Saat di tengah-tengah perjalanan, saya membulatkan tekad untuk ajaknya ‘chek in’ di hotel yang paling dekat, rupanya dia menyepakatinya.
    Saya datang di hotel tujuan sekitaran puku 3 sore. Sesudah saya bayar kamar hotel itu, saya dan Gita dengan cara yang tergesa-gesa ke arah kamar hotel. Sesampai di dalam kamar hotel dan mengamankan pintu, saya segera memperlancar kecupanku, dan Gita membalas dengan semangat. Selanjutnya masih pada kondisi berdiri kubuka pakain dan celana panjangnya sampai dia cuma menggunakan BH dan CD yang warna hitam. Selanjutnya dia mintaku untuk buka pakaian dan celana panjangku.
    Sekarang kami pada kondisi cuma menggunakan baju dalam saja. Selanjutnya dia kubimbing ke atas tempat tidur yang memiliki ukuran ganda size. Saya mulai melumat bibirnya yang seksi dan menciumi dan menjilat semua badannya. Selanjutnya saat saya mencium CD-nya, pada bagian kemaluannya yang telah basah, dia menggeliat dan kadang-kadang merintih-rintih kenikmatan. Sesudah saya senang menciumi semua badannya, selanjutnya kubuka BH dan CD-nya. Aku juga buka CD-ku, sekarang kami berdua telah betul-betul bugil.
    Saya sampai meredam napas saat kusaksikan payudaranya yang lebih besar dan montok. Dengan bergairah kulumat puting susunya yang warna coklat kemerah-merahan. Karena sebetulnya Gita tetap berumur 20 tahun, hingga kelihatan bodinya yang serba kuat. Saya meraba-raba dan menyeka bulu-bulu di kemaluannya yang lebat. Saya makin bergairah mencium dan menjilat semua badannya yang mulus.
    Selanjutnya saya masukkan dua jemari tanganku ke vaginanya yang telah basah, dan lidahku repot menjilat-jilati puting susunya yang warna coklat kemerah-merahan. Gita makin merintih-rintih dan menggeliat dan napasnya mulai berat. Selanjutnya kubuka ke-2 pahanya lebar-lebar supaya saya bisa dengan bebas mainkan lidahku ke vaginanya.
    Saya menjilat-jilati dan mainkan klitorisnya dengan penuh nafsu. Sesudah kupuas, gantian Gita mainkan rudalku yang telah tegang dengan lidahnya. Dia jilati kemaluanku yang memiliki ukuran cukup panjang dan besar (kurang lebih 15 cm berdiameter 3,5 inchi).
    Dia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kepuasan. Saya tidak menduga jika kemaluanku akan dibikin bersih oleh gadis mimpiku. Sesudah dia senang, selanjutnya Gita ambil posisi terlentang dengan ke-2 paha dibuka lebar-lebar, dia mintaku agar selekasnya masukkan rudalku ke vaginanya.
    Saya ambil ancang-ancang untuk masukkan tangkai kemaluanku ke vaginanya yang telah basah. Aku pikir tentu saya tidak kesusahan untuk memasukannya, rupanya seringkali saya coba sering kali melenceng, dengan tidak sabar Gita menarik rudalku dan arahkan ke lubang kewanitaannya.
    Rupanya Gita masih perawan, tapi dengan kegigihanku pada akhirnya saya sukses masukkan ujung rudalku ke vaginanya. Saat kutekan dengan sedikit desakan, Gita menjerit kesakitan, selanjutnya saya hentikan sesaat gempuranku sampai kusaksikan dia siap kembali, dan pelan-pelan kumasukkan tangkai rudalku. Gita mendesah lagi meredam sakit.
    Saya menanyakan,
    “Git, kamu ingin diterusin atau tidak..?”
    Dia menjawab,
    “Terusin donk sayang, tetapi perlahan-lahan ya..!”
    Pada akhirnya dengan perjuangan yang meletihkan, saya sukses masukkan 1/2 tangkai kemaluanku, dan saya diamkan sesaat aktivitasku. Saya rasakan dari vagina Gita keluar darah fresh tanda keperawanannya telah lenyap.
    Dinding vaginanya yang halus dan hangat memijat-mijat tangkai kemaluanku. Saya tidak begitu memaksakan untuk memasukkan semua rudalku ke vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang cukup panjang, hingga membuat sakit vagina Gita yang baru pertama kalinya lakukan sex.
    Selanjutnya saya mulai menaik-turunkan bokongku secara perlahan-lahan dan teratur. Dan secara perlahan saya memasukkan rudalku sedalam-dalamnya, sampai pada akhirnya semua tangkai kemaluanku ambles ke vagina Gita. Gita mulai terlatih dengan rudalku, justru dia mulai putar pinggulnya, hingga makin menambahkan kepuasan pergumulan kami saja.
    Saya makin semangat untuk mainkan rudalku secara cepat. Permainanku disertai Gita dengan menjepit bokongku dengan ke-2 kakinya. Saya rasakan rudalku makin mentok saja berkenaan ujung rahimnya. Kami ganti posisi dengan sekalian duduk. Gita makin terbuai, karena posisi itu membuat rudalku makin bersinggungan dengan klitorisnya, hingga hal tersebut membuat Gita makin kebakar birahinya.
    Kami sebelumnya sempat istirahat sesaat, karena posisi itu banyak banyak memerlukan tenaga kami. Sekalian istirahat saya meremas-remas dan menjilat-jilati dan mengisap puting susuya dengan berganti-gantian. Sesudah tenaga kami terkumpul, kami meneruskan lagi lebih menggelora.
    Sesudah kurang lebih 25 menit kami bergumul luar biasa, saya mulai rasakan spermaku akan keluar, begitu juga dengan Gita, dia mulai dekati orgasmenya. Saya rasakan dinding vaginanya yang berdenyut kuat dan makin banjir. Saya berbicara 1/2 berbisik,
    “Git, saya mau keluar nih, kita keluarinnya sama ya..?”
    Gita menjawab secara terputus-putus,
    “Dia.. sa.. yaaa.. ngg.. sshhh.. cepatan donk keluarinnya saya.. sesaat lagi usai nih..!”
    Dengan napas yang tidak teratur, saya menjawab,
    “Tahan sesaat ya sayang.., saya mau keluar..”
    Selang beberapa saat saya memuntahkan spermaku ke rahimnya, dan aku juga rasakan cairan hangat dari dalam vagina yang berkenaan rudalku.
    “Ooohhh.. shhh…” nyaris bersama kami melenguh akhiri perjalan yang meletihkan dan penuh kepuasan.
    “Sayang.., vaginaku hangat sekali sama spermamu..” Gita memberi komentar senang dengan keperkasaanku.
    Selanjutnya kami istirahat sesaat sekalian memuji kepuasan masing-masing. Tapi tanganku dan Gita tetap meraba-raba dan menyeka kemaluan kami keduanya, hingga birahi kami kembali muncul. Ini kali Gita yang menyusul dengan menjilat dan melumat sebagian besar rudalku ke mulutnya. Tidak cuma itu saja, dia dengan benar-benar agresif menciumi semua badanku.
    Saya menggerakkan badannya ke samping sampai dia terlentang. Sekarang giliranku untuk menciumi semua badannya. Payudara Gita yang telah mengeras dan puting susu membubung tinggi, membuatku makin bergairah untuk meremas, menjilat-jilati dan mengisap-hisap puting susunya sampai puting susu Gita makin kelihatan basah dan mengkilat. Jari-jari tanganku dengan nakal mainkan klitoris dan menyikat-nyodok ke vaginanya yang telah banjir.
    Gita makin kelojotan dan memulai meminta-mohon kepadaku agar selekasnya masukkan rudalku ke lubang kewanitaannya. Saya mengubah posisi dengan tidur terlentang, sedangkan Gita berjongkok sekalian mengangkang untuk ambil posisi masukkan zakarku ke vaginanya.
    Dengan tidak sabar Gita raih tangkai kemaluanku dan dibantu ke vaginanya. Saat rudalku mulai masuk vagina Gita yang pinggirannya banyak bulu-bulu lebat, saya rasakan dinding vaginanya yang telah banjir menghangatkan dan memijat-mijat tangkai zakarku.
    Gita mulai gerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kanan dan ke kiri. Dan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang lebih besar dan kuat. Gita dengan bergairah menekan bokongnya kuat-kuat, hingga rudalku semuanya ambles ditelan vaginanya.
    Ini kali Gita yang memiliki peran, saya menurutinya saja, karena kusaksikan dengan tempatnya yang di atas dia benar-benar bernafsu sekali. Saya mengusung tubuhku untuk melumat puting susunya. Perlakuanku makin menambah Gita mabok kepayang. Dia merengkuh kepalaku ke payudaranya. Bokongnya makin cepat diambil dan diputar-putar. Sampai pada akhirnya dia capai orgasme yang ke-2 kalinya.
    Saya yang masih belum capai klimaks membuat keputusan ganti posisi dengan dogie model. Gita ambil posisi menungging, selanjutnya kuarahkan rudalku ke vaginanya melalui belakang. Saya benar-benar bergairah sekali menyaksikan bokongnya yang lebih lebar dan seksi.
    Tangan kananku menggenggam dan menepuk-nepuk bokongnya, dan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Pergerakan itu kulakukan dengan berganti-gantian. Rupanya posisi itu membuat Gita kembali bangkit nafsunya, karena klitorisnya terserang gesekan rudalku.
    Ini kali Gita mulai memberi perlawanan. Dia menggoyang-goyangkan bokongnya mundur-maju bersimpangan dengan arah goyangan bokongku. Saat Saya menggerakkan bokongku dia memberikan bokongnya ke belakang, dan saat Saya menarik bokongku ke belakang dia menarik bokongnya ke depan.
    Irama napas kami makin cepat, kami lakukan goyangan secara cepat, hingga setiap kucabut dan menyikat vaginya dengan rudalku muncul bunyi karena vagina Gita yang banjir oleh lendir birahi. Saya mulai rasakan spermaku akan selekasnya keluar. Rupanya Gita juga rasakan dia akan alami orgasme yang ke-3 kalinya.
    Selang beberapa saat rudalku memuntahkan sperma dengan beruntun dalam vaginanya. Aku juga rasakan pergerakan Gita yang bergoyang-goyang perlahan dan tegang, dan punggungnya telihat meliuk seperti udang karena dia sudah orgasme.
    Saya mengambil tangkai kemaluanku dari vaginanya sesudah Saya tidak merasa kan muncratan spermaku. Saya terlentang capek, dan Gita menjilat-jilati beberapa sisa spermaku yang tetap keluar zakarku. Dia hentikan aktivitasnya sesudah spermaku tidak keluar kembali.
    Kami berangkulan kuat sekalian meresapi kepuasan yang baru saja kami kerjakan. Kami lakukan tidak cuma sekali saja, tapi entahlah sampai berapakah kali. Permainan kami makin lama semakin bertambah hot saja, karena rupanya Gita mulai terlatih dan suka dengan keperkasaan rudalku. Kami putuskan pulang sesudah merasa sama-sama sudah lemas dan senang. Seandainya saja kami melakukan saat malam minggu, mungkin kami terus akan melakukan sampai pagi.
    Sesudah peristiwa saat malam itu, sampai sekarang kami menjadi kerap melakukan sampai pagi. Saya lakukan hubungan seksual dengan Gita dengan sistem kalender, hal tersebut kami kerjakan untuk menghindar dari kehamilan. Saya makin suka, karena tunanganku ialah type gadis pendiam dan alim, dan saya sebelumnya tidak pernah memperoleh servis seks darinya.
    Dimanapun saya pergi, termasuk chek-in, saya selalu bawa netbook. Computer itu kupergunakan untuk mengawasi perubahan usahaku, disamping itu dipakai untuk menulis ceritaku dan putar film blue sebagai pembakar keinginan birahi kami.
  • Cerita Sex Berhubungan Dapat Kepuasan Saat Sesudah Aktivitas Berenang

    Cerita Sex Berhubungan Dapat Kepuasan Saat Sesudah Aktivitas Berenang


    52 views

    Sesuatu hari cutiku di Bandung, aqu meluangkan diri untuk fitness, jaga keadaan tubuhku. Aqu kerja di Jakarta, dalam suatu moment organizer terkenal. Hampir tiap 2 hari sekali setelah pulang kerja aqu fitness dalam suatu hotel, dgn perlengkapan fitness yang komplet. Mahfum, pekerjaanku memerlukan vitalitas tinggi.

    Cersex Stw – Karena itu meskipun liburan di Bandung, atau persisnya pulang ke desa halaman, aqu tidak pernah melewati olahragaqu yang satu ***** O ya, aqu Ariyo, biasa diundang Riyo. Umurqu 30 tahun, dan belom menikah. Tentu saja ini adalah keuntunganku agar dapat nikmati saat lajang semakin lama, having fun dan get a life.

    Sebetulnya tujuan fitnessku sebelumnya main-main, ingin menyaksikan wanita-perempuan seksi kenakan pakaian ketat (pakaian senam), tetapi pada akhirnya berasa faedahnya, otot perutku rata, bisep dan trisepku tercipta, sampai membuatku optimis. Tetapi tentu saja aktivitasku mejeng wanita kenakan pakaian seksi tidak pernah kulewatkan. Sekalian menyelam minum air.. he he hee.

    Terkini Ok, pada akhirnya kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aqu melatih tidak segera pulang ke rumahku. Sehari cutiku, kumanfaatkan untuk nikmati Bandung sendiri, dibanding dgn beberapa orang rumah. Orang tuaqu termasuk old mode, yang penuh dgn peraturan keras, meskipun ku sadar hal tersebut yang bisa membuatku hidup berdikari.
    Hari itu tetap sore sekitaran jam 16:30. Sesudah aqu check in dan istirahat sesaat, kumanfaatkan sarana fitness gratisku. Aqu mulai menukar bajuku dgn celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.

    Saat aqu masuk ruangan fitness, aqu menyaksikan sekitar, masih cukup kosong. Hanya ada banyak pria di sejumlah alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sekalian jalan ke arah sepeda statis. Ku kayuh sepeda itu sekitaran lima menit dan berpindah ke sejumlah alat yang lain.

    Sepuluh menit mendekati jam lima sore, satu, dua wanita masuk. Ok, this isn’t my unlucky day after all. Aqu semakin semangat menarik beban. Di ikuti sejumlah wanita yang lain, yang tentu saja berpakain senam, beragam warna, ada yang menggunakan celana panjang cutbray dan kaos ketat, short pants bra, menambahkan cantiknya panorama tempat fitness itu. Beberapa dari mereka ada yang duduk, ada yang bercakap, cekikikan, dan coba sejumlah alat.

    Oh, mungkin mereka ingin ber-aerobic, pikirku. Benar saja saat seorang wanita kenakan pakaian seperti mereka masuk dan mengotak-ngatik tape compo, dan kedengarlah suara musik house dgn tempo cepat. Masing-masing mereka membuat barisan dan memulai bergerak meng ikuti pelatih. Pergerakan untuk pergerakan mereka ikutinya. Masih pemanasan.
    Mendadak seorang wanita masuk, benar-benar elok dibandingkan mereka, tinggi 165 kurang lebih, rambut panjang diikat buntut kuda, menggunakan baju senam bahan lycra mengkilap warna krem dgn mode tank hebat dan g-string di pantatnya. Bongkahan pantatnya tertutup lycra ketat warna krem lebih muda, sesampainya seperti warna kulit tangannya yang kuning langsat sampai kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu. Woow, benar-benar seksi.

    Tidak menyengaja kusaksikan sisi dadanya karena handuk yang menggantung di bahu ditempatkannya dikursi dekat dgn alat yang kupakai. Benjolan putingnya kelihatan terang sekali, menghias benjolan cantik yang kurang lebih 36 b ukuran. Sedikit melihat ke arahku lantas pada akhirnya cari barisan yang masih kosong dan meng ikuti pergerakan pelatih. Dadaqu berdegap kuat di saat ia melihat meskipun hanya sedetik.
    Pergerakan untuk pergerakan pelatih di ikutinya, dimulai dari pergerakan pemanasan sampai pergerakan cepat melompat-lompat sesampainya bongkahan buah dadanya bergerak naik turun. Gagangku mulai membesar bersamaan dgn gesitnya pergerakan dirinya. Mataqu terus tertuju pada dirinya. Posisiku kebenaran sekali membuat 45 derajat dari samping kirinya cukup ke belakang. Hmm begitu untungnya diriku. Hingga kemudian ia melaqukan pergerakan pendinginan. Keringat membasahi pakaiannya, tercetak terang di punggung dan dadanya, sesampainya benjolan puting itu kelihatan terang sekali, saat ia putar tubuh ke kanan dan ke kiri.

    Hingga kemudian aqu dibikin malu. Saat aqu memerhatikan ia, ia juga memerhatikanku melalui refleksi kaca cermin yang ada di depannya saat aqu mengubah pandangang ke kaca. Ia tersenyum kepadaqu melalui refleksi cermin. Entahlah berapakah lama ia melihatku sebelom aqu sadar dipandangi. Aqu langsung mengalihkan muka dan bergerak dari alat yang kupakai.

    Aqu selekasnya ganti baju untuk berenang. Selekasnya kuceburkan diri untuk mendinginkan otak. Dua atau tiga balikan kucoba ganti style hingga kemudian balikan keempat style punggung, kepalaqu menubruk seorang dan jatuh menyelam ke air. Sama kita kembali dan sesudah kembali ku sadar yang ku tubruk ialah pantatnya dirinya yang sudah ganti baju renang, potongan high cut di pinggul dgn warna floral biru yang seksi. Sekarang benjolan putingnya terselinap dibalik cup pakaian renangnya, membuatku sedikit sedih.

    “Eh, maaf Mbak, tidak terlihat, habis style punggung sich” kataqu mohon maaf.
    “Tidak kok Mas, aqu yang salah, tidak saksikan lajur orang berenang”, jawabannya sekalian menyeka muka dan rambutnya ke belakang.
    Dirinya tersenyum kembali lagi ke arahku, sekalian lirikan matanya sapu di muka sampai sisi pusarku.

    “Kenalan donk, aqu Ariyo, biasa diundang Riyo”, kataqu sekalian memberikan tangan.
    Dijabatnya tanganku sekalian berbicara”Elsya, selengkapnya Aurelsya”, jawabannya.
    Kita menyisih ke bibir kolam, sekalian mencelupkan diri se batasan leher masing-masing. Kita duduk bersampingan.

    “Baru di sini Mas?”, Elsya mulai kembali buka perbincangan.
    “Iya, tetapi jangan panggil Mas, Riyo saja cukup kok. Aqu asli Bandung, tetapi memang baru kes*****
    Aqu kerja di Jakarta. Kamu Sya?”, ku kembali menanyakan.

    “Aqu asli Bandung , kerja di bank B**, menjadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aqu biasa aerobic dan
    renang di sini, duahari sekali, yang ada agenda aerobicnya saja”.

    Perbincangan kita berkembang dari hal pekerjaan ke arah beberapa hal yang lebih individu. Elsya baru putus dgn kekasihnya, kurang lebih dua minggu yang kemarin. Keluarga kekasihnya tidak sepakat dgn Elsya dan kekasihnya dijodohkan dgn seseorang opsi keluarganya. Cukup bersedih Elsya menceritakan sampai..

    “Sya, balapan yok ke seberang, style bebas”, ajakku.
    “Hayo,.. siapa taqut?”, jawabannya.
    Kita berdua berlomba-lomba sampai sebrang. Aqu sedikit nakal dgn menggerakkan pundaknya ke belakang sesampainya Elsya sedikit ketinggalan. Di saat aqu lebih dulu di seberang..

    “Ari, kamu nakal, kamu nakal”, rengeknya sekalian memukul-mukul tanganku.

    Aqu tertawa-tawa dan bekerja mundur menjauhi dari Elsya. Ia melafalkanrku, hingga kemudian”Byurr,.”., aqu jatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya sampai diapun jatuh dan kita berdua tidak menyengaja berangkulan. Dadanya yang empuk sentuh dadaqu, membuat gagangku membesar lagi. Saat sama berdiri, kita tetap berangkulan walaupun cukup renggang.

    Kita sama-sama pandang, selanjutnya Elsya merengkuhku lagi. Kesempatan kali ini tidak ku menyia-nyiakan dgn balas merengkuhnya. Udara Bandung yang dingin di sore yang bergerak malam itu, menambahkan kuatnya dekapan kita. Gagangku yang sejak dari barusan mengeras sentuh perut sisi bawahnya Elsya, atau persisnya di atas kemaluan Elsya sedikit. Pantat Elsya bergerak menggerakkan, sampai gagangku geli terjepit di antara perut Elsya dan perutku. Berkali-kali Elsya melaqukan itu, sesampainya darahku berhembus.
    “Emhh.”., Elsya bergumam.

    Sadar aqu ada di tempat umum, meskipun kolam renang cukup sepi, hanya ada 3 orang selainnya kita, membuatku cukup sedikit melepas dekapan walaupun sayg untuk dilaqukan.

    “Sya, mending kita sauna yok!”, ajakku menetralisir situasi.
    Elsya kelihatan cukup sedih dgn sikapku yang menyengaja kulaqukan.
    “Oke!”, jawabannya singkat.

    Kita berdua ambil handuk di atas bangku tepi kolam, dan jalan bersama, ke arah ruangan sauna yang tidak jauh dari kolam renang. Terbayg apa yang dilaqukan Elsya waktu di kolam, membuatku menerawang jauh membuat gagasan dgn Elsya seterusnya.

    “Kosong.”., kataqu dalam hati menyaksikan ruangan sauna.

    Kita berdua masuk, dan aqu menyengaja ambil tempat duduk dekat pintu, sesampainya seseorang tidak bisa menyaksikan kita beruda melalui jendela kecil pintu sauna.

    “Sya.”., belom sebelumnya sempat aqu berbicara, Elsya menciumku di bibir.

    Bibir kita sama-sama berpagut melaqukan french kiss. Penetratif lidah Elsya di mulutku, memperlihatkan ia benar-benar eksper. Tangan Elsya menggenggam dadaqu, selanjutnya menyeka telusuri perut sampai sampai pada gagangku yang telah berdiri dari barusan. Elsya meremas gagangku yang tetap terbungkus celana renang, sedangkan kuremas dua gunung montok. Begitu kenyal dan kuat sekali buah dadanya.

    Suhu ruangan sauna menambahkan panasnya udara disitu. Kubalik Elsya membelakangiku. Kuciumi tengkuknya, dan ku remas buah dadanya”.Emhh.. Riyo.. ahh”, Elsya melenguh. Ku susupkan tanganku ke buah dadanya, dari sela pakaian renangnya. Ku tentukan putingnya, dan membuat Elsya sedikit menjerit, dan menggeliat. Untungnya ruang sauna kedap suara.

    “Riyo, aqu perlu kamu Ry,.. malam hari ini saja.. ahh.”., Elsya berbisik di telingaqu, sekalian masih kumainkan putingnya.
    “Teruskan di kamarku yok,..!” ajakku.
    Punggung Elsya menjauhi dari tubuhku dan kembali.
    “Kamu check in di s*****.?”, tanyanya dgn muka sedikit senang.
    “Bukanlah kamu.”.
    “Ya sayg.”., sekalian pada akhirnya kutempatkan jemari telunjukku di mulutnya.
    Pada akhirnya kujelaskan alasanku.

    Satu-persatu kita keluar ruangan sauna. Elsya segera ke ruangan tukar Begitu juga diriku. Sesudah siap, Elsya menenteng tasnya dan kita juga jalan bersama. Kita jalan sekalian merengkuh pinggang masing-masing, seperti sepasang pacar yang telah lama berpacaran. Stelah ambil key card dari recepsionist, kita naik ke kamarku di 304.

    Sesudah masuk, pintu ditutup, dan secara langsung kita merebahkan diri di tempat tidur. Untung ku tentukan tempat tidur share. Elsya tetap menggunakan pakaian seragam banknya, komplet dgn blazer, sepatu hak tinggi dan stoking hitam memikat. Seksi sekali!

    Elsya di bawah sementara aqu diatasnya menciumi bibimnya. Kadang-kadang kujilat leher dan telinganya. Elsya meracau panggil-manggil namaqu. Kubuka blazernya. Dari blouse putih tipis yang tetap melekat, kelihatan terang puting warna coklat menerawang. Hmm, menyengaja tidak menggunakan bra pikirku. Kubuka kancingnya satu-satu. Kujilati dadanya. Lidahku sapu dua bukit kembarnya yang mengencang. Rambutku disekanya sekalian ia melenguh dan panggil namaqu berulang-kali. Kadang-kadang kugigit putingnya.

    Roknya kusingkapkan, rupanya dibalik stoking hitamnya itu, Elsya tidak menggunakan CD kembali. Ku jilat kemaluan Elsya yang tetap terhambat stoking. Bintik basah di bibir kemaluan tercetak terang di pantyhosenya. Elsya makin mecarau dan menggeliat. Ku gigit sobek sisi yang tutupi kemaluannya yang basah. Kujilati labia mayoranya. Perlahan-lahan kusapu bibir kemaluan merah mengembang tersebut. Kucari klitorisnya dan kumainkan lidahku di situ.

    Elsya melafalkanng luar biasa, pertanda klimaks pertama kalinya.
    “Emhh Arryy.. ahh”, Elsya sedikit berteriak ketahan.
    “Terima kasih sayg.. oh.. betul-betul nikmat..!”.
    “Dasarnya mengganti stoking ku mahal nih”, Elsya merengek-rengek sekalian cemberut.
    “Oke, tetapi puaskan dahulu aqu Sya,.”., jawabku sekalian tiduran di tempat tidur.

    Elsya selanjutnya kembali dan ada di atasku. Blouse terbuka yang tetap melekat itu disingkarkan. Sampai terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Kemaluan basah Elsya berasa di perutku. Rok yang terkuak dilepasnya melalui atas. Tinggal stoking yang tetap melekat, sepatunya juga sudah lepas.

    Elsya menciumiku lagi. Lidahnya sapu dadaqu dan putingku. Kadang-kadang digigitnya, membuatku menggeliat kegelian. Selanjutnya lidahnya sapu perutku sampai sampai ke gagang kemaluanku yang tegak. Elsya mengocaknya perlahan-lahan. Ujung lidahnya menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu berasa pada saat lidahnya sapu semua permukaan kemaluanku. Semua gagang kemaluanku tenggelam di mulut Elsya. Sekalian dikocak, masuk keluar mulutnya Elsya.

    “Ohh..!” aqu juga tidak lepas meracau.

    Nyaris berasa pucukku terwujud, ku dorong Elsya menjauhi dari kemaluanku, aqu bangun dan berlutut ada di belakang Elsya.

    “Masukkin Ry, fuck me please, Ohh.. arrghh.. Arryy!”, Elsya berteriak bersamaan dgn masuknya gagang kemaluanku sedikit-demi sedikit melalui sela stoking yang kugigit barusan.
    “Bless.”..Pantat Elsya bekerja maju undur, demikian pula pantatku, sama-sama bersimpangan.
    “Oh.. ooh.. ahh.. ahh.. God,.. fuck me harder.. Aaahh.. Riyo.. yes”, demikianlah kalinat tidak teratur melaju dari mulut Elsya, bersama dgn makin capatnya pergerakanku.
    Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Elsya menjilat-jilati jari-jarinya sendiri.
    “Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Elsya yang membuatku makin bergairah untuk memacu pantatku.

    Selanjutnya kita ganti posisi. Aqu tiduran dan Elsya ada di atasku. Elsya ambil ancang-ancang untuk masukkan kemaluanku ke kemaluan basahnya. Elsya lebih dulu menyeka-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Aqu semakin kelojotan dgn perlaquan Elsya. Centi untuk centi kemaluanku disantap kemaluan Elsya.

    “Blessh.”., lengkaplah kemaluanku disantap kemaluannya.

    Elsya bergerak naik turun teratur. Buah dadanya bergoyg naik turun juga. Panorama cantik terebut tidak kulewatkan saat tubuhku bangun, dan mukaku mendekati buah dadanya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyg meng ikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot berganti-gantian.

    “Errgh.. erghh.. ahh.”., Elsya mendesah pertanda nikmati pacuannya sendiri.

    Sekarang kutarik tubuh Elsya sesampainya turut tiduran di atas tubuhku. Ku mulai memacu pantatku dari bawah. Elsya teridam dan mengadahkan kepalanya, dan tidak lama kemudian Elsya berteriak meracau.

    “Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.
    Kuyakin posisi semacam ini membuat rasakan kesan yang tidak ada duanya.

    5 menit dgn posisi semacam itu, Elsya melafalkanng, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit.. Uuuhh..Riyo.. aaihh.”., pertanda ia capai klimaks.

    Lepas kemaluanku dari kemaluannya ketika Elsya roboh di sisiku. Elsya ngos-ngosan kecapean. Sekarang giliranku untuk memperoleh kepuasan dari Elsya. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilap terserang sinar lampu. Benar-benar seksi sekali ia waktu itu. Kubuka ke-2 kakiknya, dan ku lucuti stoking hitam yang tetap melekat di kakinya yang mulus. Kelihatan cantik kaki yang putih mulus dari pantat sampai betis. Kujilati lubang dubur Elsya, dan membuat ia sedikit mengusung pantatnya keatas.

    “Please.. Riyo.. not now.. Give me a break.. Ohh.”., ratapnya saat mendapatkan perlaquanku.

    Aqu tidak memedulikan ratapannya. Malah aqu makin edan dgn perlaquanku, menjilat-jilati lubang duburnya dan membuat penetratif di lubangnya dgn lidahku. Tempat perineumnya juga tidak lepas ku jilati. Hingga kemudian kuputuskan untuk mensodomi Elsya, karena kusaksikan lubang dubur Elsya cukup sedikit besar dibandingkan orang yang belom sebelumnya pernah disodomi.

    “Sya, siap ya.”., kataqu sekalian menyekakan ludahku di kemaluan yang tetap berdiri yang tegak.
    “Apa.., ingin apa Ry.. kamu ma.. AAHH,.. Riyoy.. Janng.. aahh”, belom usai Elsya berbicara, aqu sudah
    menanamkan kemaluanku di duburnya.. demikian hangat, sempit dan halus.

    Kutarik kembali perlahan-lahan dan kumasukkan kembali. Iramanya ku percapat. Elsya pasrah, dan meracau tidak
    karuan.
    “Eh.. Ehh.. bagaimana,.. eh.. sedap.. Sya..?, tanyaqu sekalian memacu pantat Elsya seksi yang aduhai.
    “Ohh.. Arriieh.. aagh.. nikmat rii.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabannya.

    10 menit aqu memompa gagang kemaluanku di duburnya, berasa cairan air mani telah berada di ujungnya kepala kemaluanku. Cepat-cepat kutarik keluar kemaluanku, dan kubalik Elsya menghadapku. Sekalian kukocok, air maniqu muncrat dari muka Elsya. Elsya yang tidak siap terima air maniqu di wajahnya, mengelengkan kepala kanan dan kiri, sampai air maniqu membasahi rambut dan pipinya. Sampai akhrinya mulutnya terbuka, dan tersisa semburan air maniqu masuk di mulutnya.

    Sesudah air maniqu habis, ia mengulum kemaluanku. Aqu yang tetap merasa geli tetapi nikmat, makin nikmati sisa- tersisa klimaks panjangku.
    “God.. Thank you dear.. Elsya.”., kataqu sebentar sesudah ambruk ke samping Elsya.
    “Nakal kembali kamu Ry,.. Tahu begitu ku minum semua.. kasi tahu kek ingin mucrat dari muka, begitu”, Elsya
    cemberut menjawab.
    Aqu hanya tersenyum. Tidak berasa kita bercinta lumayan lama, sampai jam 10 malam.
    Pada akhirnya Elsya memilih untuk menginap di kamarku. Kita tetap melaqukannya seringkali sampai subuh. Toh, hari itu akhir minggu dan Elsya memang liburan pada hari Sabtu. Tatap muka pertama tersebut juga yang membuat kita pacaran sepanjang enam bulan hingga kemudian kita putus.

  • Cerita Sex Meniknati Hubungan Intim Dengan Rekan Tim Senior

    Cerita Sex Meniknati Hubungan Intim Dengan Rekan Tim Senior


    39 views

    Lantas sekian hari selanjutnya, ada seorang wanita add BBM saya. Namanya Celine. Awalannya saya tidak yakin dengan photo yang terpasang di profil nya karena photo itu benar-benar elok. Saya tetap berpikiran siapa wanita elok ini.

    Cersex Stw – Lantas selang beberapa saat, ia chat saya dan menjelaskan ‘Hai Rekan Lama’. Saya jadi makin ingin tahu siapa wanita ini sebetulnya.
    Lantas saya membalasnya, ‘Hai , awalnya kita sebelumnya pernah berjumpa ya? ‘
    ‘Loh, kamu lupa dengan saya? Jahat sekali sich kamu! ‘, balasnya sedikit kesel.
    Saya segera terkejut , wanita ini kelihatannya benar-benar mengenali saya. Lantas saya menjawab, ‘Beneran, saya tak ingat kamu siapa. Bagaimana jika kita ketemu saja saat ini? Mumpung baru selesai pekerjaan, sekaligus bercakap dan makan malam. Saya jemput kamu ya? Kamu di mana saat ini? ‘
    Dan tanggapan wanita itu cepat sekali, ia segera menjawab, ‘Oke, awas jika sudah bertemu kamu, saat rekan lama sendiri dapat kamu lupain. Saya ada di Perumahan R no. 2A ya. Saya nantikan kamu ya.’

    Pas sekali, perumahannya dekat dengan perusahaan tempat saya bekerja. Cuma perlu waktu 10 menit, saya telah ada dimuka tempat tinggalnya. Di saat keluar mobil, saya menyaksikan ada seorang wanita keluar rumah no. 2A itu dan menggunakan pakaian yang keat hingga dua gunung kembar nya yang memiliki ukuran kurang lebih 34b kelihatan terang. Lantas ia menggunakan celana yang ketat hingga pantatnya yang montok juga benar-benar memikat birahiku ingin menggenggamnya.

    Ku tegurlah wanita itu, ‘Hai, saya Leo. Mari masuk ke dalam mobil, cuaca di luar benar-benar panas’ , sekalian kubukakan pintu buat dia. Ia juga tersenyum manis.

    Di saat kami berdua dalam mobil, ia juga mengawali pembicaraan lebih dulu.
    ‘Hayo, telah ingat belum dengan aku? ‘, bertanya nya dengan centil.
    Lantas saya menjawab, ‘Hmmm… Betulan saya tak ingat kamu siapa, tapi kelihatannya saya sebelumnya pernah menyaksikan kamu, tapi di mana ya? ‘
    Selanjutnya ia mencubit tanganku, dan saya makin ingin tahu dengannya.
    Ia juga memberi saya clue, ‘Kamu sebelumnya pernah menggenggam dadaku dan meremasnya di saat dibangku SMA. ‘

    Lantas saya juga kaget dan dengan refleks menyaksikan dada nya yang menjepit safety belt. Aku juga bingung mengapa dada itu jadi lebih besar. Lantas saya menanyakan ‘Kamu Celine? Dahulu saya tertidur di kelas dan ngigau hingga tidak menyengaja menggenggam dadamu. Maaf ya. ‘
    Ia juga ketawa terpingkal-pingkal dan berbicara , ‘Memang dasar kamu, tentu kamu mimpi kembali sange. Nyetir dahulu gih, jangan dipandangi terus dadaku ‘ sekalian membuat muka yang memikat.

    Aku juga menyopir sampai restaurant yang cukup high class. Kami duduk samping-sampingan, hingga saat mengobrol ia juga harus memiringkan tubuhnya dan saya pasti bisa menyaksikan belahan dadanya. Saya sebagai lelaki normal juga tidak kuat menyaksikan belahan dadanya hingga dengan refleks saya coba menggairahkan dianya sedikit foreplay. Saya merengkuh nya selanjutnya mainkan jari-jariku secara lembut di atas kepala ke arah telinga selanjutnya lehernya. Pipinya juga memeras selanjutnya ia mendesah ‘Leo jangan di sini donk, siap makan ya.. Akan kupuasin gairah kamu ‘ ucapnya sekalian melawan.

    Kami berdua yang sama-sama sudah inginkan kepuasan juga melahap makanan kami secara cepat. Lantas saya bayar bill makanan itu selanjutnya kami berdua selekasnya masuk ke mobil. Karena tempat parkir restaurant itu cukup gelap dan kaca mobilku pun tidak dapat menembus disaksikan di luar, Celine juga dengan agresifnya langsung mencium bibirku dan mainkan lidahnya, kelihatannya ia telah makin eksper dengan sex.

    Aku juga segera membuka pakaian nya dan dengan professional bebaskan bh nya dengan 1 tangan. Ia buka bajuku dan mencium dadaku sampai perut selanjutnya ia segera buka celanaku dan selekasnya ia mengocak torpedoku yang telah menegang. Sangking nikmatnya saya mendadak rasakan hangatnya torpedoku dalam mulutnya. Rupanya ia sedang mengulum torpedoku yang panjangnya 17cm ini.

    ‘Punyamu panjang , besar dan keras sekali ! Telah lama saya inginkannya…’ kata Celine.
    ‘Kalau kamu ingin setiap juga saya beri, kamu tenang saja, tinggal calling saya kok.’ balasku.
    ‘Leo undurin bangku kamu dahulu , saya kembali ingin WOT.’
    Lantas ku tuntun ia untuk duduk di atas torpedoku. Dan ia lantas memompa torpedoku yang ada di dalam kemaluannya.

    Sekalian memompa , aku juga mengulum puting nya yang tetap warna merah muda dan ia juga menggeliat seperti telah orgasme. Saya dapat rasakan hangatnya cairan vaginanya mengucur di tangkai kemaluanku.

    Lantas kami berpindah ke seat tengah supaya kami dapat lakukan doggy model karena lebih luas.
    ‘Aku masukkan ke lubang duburmu ya. ‘ mintaku.
    ‘Jangan Leo… Sakit.. Saya tidak pernah lakukan tersebut..Ahhhh ‘ balasnya mendesah kesakitan karena kepala torpedoku telah masuk ke lubang duburnya.
    ‘Aku perlahan-lahan masukkan ya.. Sesudah masuk pasti berasa nikmat ‘. balasku supaya Celine nyaman.

    Pelan-pelan ku saran torpedoku dan pada akhirnya semua tangkai kemaluanku telah dalam lubang duburnya. Aku juga memompa lubang dubur nya pelan-pelan dan dikit demi sedikit percepat pompaanku. Ku pompa lubang duburnya sepanjang 10menit dan pada akhirnya ia orgasme kembali.

    ‘Sini saya kocok torpedomu , saya ingin minum air mani ‘ , meminta Celine.
    Satu kali lagi ia mengulum torpedoku yang tetap keras dan rasakan hangatnya torpedoku dalam mulut nya. Dan dikocaknya torpedoku dengan menjepit kemaluanku di dadanya dan Crotttt…..

    Dijilatinya semua air mani yang ku muncratkan. Dikulumnya torpedoku sampai bersih tidak ada setetes air mani yang masih ada.
    ‘Aku senang sekali Leo , Esok setelah pulang dari kerja berkunjung ke rumahku ya. ‘ ucapnya sekalian tersenyum.
    ‘Baik Celine , esok saya akan ke rumah kamu ‘ dengan suka saya menjawab.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Istri Tetangga Super Mesum

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Istri Tetangga Super Mesum


    48 views

    Pagi mas Ramailhan. Pergi kerja?” sapa seorang wanita. Ia ialah istri tetangga kos kami yang namanya Sutrisno, wanita ini namanya Sabrina. “Iya nih Neng. Ingin bersama?” tanyaqu ke Sabrina atau Neng Sabri demikian kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya bersisihan dgn Officeku.

    Cersex Stw – Neng Sabri selanjutnya menggangguk pertanda sepakat, “Bisa mas. Tetapi tidak apapun nih numpang di mobilnya mas Ramailhan? Nanti Neng Nia geram kembali.” Kata Neng Sabri kepadaqu. Aqu cuma ketawa kerana saat itu Nia, istriku ada disampingku. Nia turut ketawa dengar gurauan Neng Sabri.

    Aqu dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah satu tahun selanjutnya dan belom dianugerahi seorang anak. Istriku Nia berumur 27 tahun, dua tahun lebih muda dariku. Sementara itu pasangan Sutrisno dan Sabrina berumur sekitaran 32 tahun dan 29 tahun . Maka dapat disebut Neng Sabri itu seumuran dgnku. Suaminya, Sutrisno memang tidak bekerja kerana telah setahun inilah di PHK, makluk sedang kritis ekonomi menjadi banyak PHK dimana saja. Dahulunya ia bekerja di perusahaan plastik sementara istrinya bekerja sebagai karyawan perusahaan keuangan yang cukup populer di Indonesia walaupun ia cuma untuk bawahan. Sesampai di Office aqu pisah dgn Neng Sabri yang memang jalan kaki dari Officeku ke arah Office tempat ia bekerja.
    Sejumlah pegawai melihat mengarah kami dan aqu percaya mereka bertanya siapa sebetulnya wanita yang dibawa atasannya tersebut. Aqu sich tidak memusingkan kerana memang pada pokoknya Sabrina memang lumayan elok walaupun tidak secantik istriku. Tapi badan nya memanglah lebih yahud dan berisi.

    Khususnya payudaranya yang sejak dari barusan kuperhatikan sekitaran F-Cup lebih besar dibanding istriku yang hanyan C-Cup. Ah ada apakah dgn diriku ini? Mengapa aqu justru pikirkan berkenaan badan istri orang. Pada akhirnya aqu juga masuk ke gedung Officeku sekalian berusaha melepas pikiran cabul itu dari otakku. Hari untuk hari berkemudian dan aqu sering kali pergi bersama dgn Neng Sabri, memang sich baik istriku atau suami Neng Sabri tidak pernah cemburu atau berkeberatan. “Kasihan Neng Sabri mas jika sendiri jalan.” Kata istriku waktu aqu katakan apa ia berkeberatan jika aqu pergi bersama dgn Neng Sabri. Memang sich dari tempat kos kami untuk capai wilayah tempat kerjaqu harus jalan sekitaran 100 mtr. ke arah jalan besar yang selanjutnya harus naik angkot sekitar 2x supaya dapat sampai ke wilayah tujuan kami. Aqu dapat membaygkan jika Neng Sabri pergi kerja sebelom ada aqu dahulu seperti apakah sulitnya. Pagi hari itu aqu seperti umumnya siap-siap untuk ke Office dan istriku membawa aqu perbekalan makan siang. Nia memang juru masak yang andal. Sejauh ini aqu tidak menampik setiap kali ia membawa perbekalan kerana memang masakannya hebat sedap, mahfum satu tahun pelatihan masak waktu kuliah dahulu.
    “Mas, maaf sudah nungguin lama yah? Habisnya mas Sutrisno barusan rewel terus meminta dilayanin sich.
    Maaf ya kalau kelamaan nunggunya.” Kata Neng Sabri ramah. Aqu kaget menyaksikan performa Neng Sabri ini kali. Memang ia kenakan pakaian kerja tapi rok nya kusaksikan lebih pendek dari umumnya begitupun dgn kerah pakaiannya seperti lebih lebar dan berkesan lebih turun. Neng Sabri selanjutnya kenakan sepatunya dgn posisi 1/2 menungging. Aqu yang saat itu sedang berdiri dimukanya, kontan saja menyaksikan panorama aduhai dari depan. Sepasang payudara Neng Sabri seperti menggelantung seakan ingin melepas dianya dari bra warna ungu yang membuntelnya. Besar dan memiliki bentuk sangat indah, batinku dalam hati. Mas Sutrisno betul-betul untung mempunyai istri seperti Neng Sabrina.

    Telah elok, badannya bagus, dadanya besar, tentulah luar biasa waktu bermain diranjang. Saat aqu memperbandingkan dgn istriku. Penyesalan ada dipikiranku. Akh, lelaki jenis apa aqu ini, membaygkan istri seseorang sementara aqu sendiri telah beristri dan istrikupun kerap setia padaku. Bahkan juga belakangan ini setaknya satu minggu akhir-akhir ini istriku berasa lebih hangat dari sebelomnya. Kami jadi seperti pasangan suami istri baru . Semalam saja ia meminta untuk bercinta sampai 2x walau sebenarnya sebelomnya paling tiga atau empat hari sekali. Entahlah apa yang memengaruhi keinginan seksualnya saat ini. “Wah kok macet ya? Walau sebenarnya jika melalui jalan ini tidak macet tuch jam begini.” Celetukanku perlahan. Neng Sabri tersenyum terus melanjutkan membaca buku neraca keuangan yang ia pegang. Kadang-kadang aqu melihat mengarah pahanya yang terkuak kerana mobilku ini tempat duduknya cukup rendah menjadi aqu dapat menyaksikan paha mulus Neng Sabri dgn terang.

    “Eh mas. Kelihatannya ada demonstrasi dech disitu? Aduh akan terlambat kalau begini.” Neng Sabri terlihat mulai cemas. Memang benar-benar ada demonstrasi di persilangan jalan dimuka kami. Entahlah apa topik demonya kerana aqu tidak demikian perduli kembali, yang kupedulikan hanya pekerjaanku di Office dan peluang lirik-lirik paha Neng Sabri. Cukup buat penyeling, batinku. Habis telah rasa penyesalanku barusan. Untungnya kami sampai Office pas ketika waktunya. Ini kali sampai di Office ada surprise yakni temanku waktu kuliah dahulu yang saat ini bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan kimia swasta bertandang. “Wah, Rid, saat ini kamu sudah sukses ya. Telah menjadi pimpinan cabang sekarang ini. Hahaha…” canda sobatku yang satu ini. Aqu cuma membalas enteng, aqu memanglah bukan type orang yang sukai memperlihatkan prestasi sich. “Eh, wanitak yang barusan bersama dengan kamu itu siapa sich? Keren tuch wanitak. Badannya kece dan mukanya oke punyai tuch. Siapa sich? Kenalin dong!” goda Dirman temanku ini.

    Aqu cuma tersenyum simpul saja tetapi ia justru makin ingin tahu dan membombardirku dgn beragam pertanyaan susulan. “OK, OK, gua jawab. Ia tuch tetangga kos gua. Ia ada di kamar samping indekos gua. Lagian ia kerja didekat sini oleh karena itu gua anterin ia ke sini berbarengan ma gua. And sekadar informasi, ia sudah punyai suami gan.” kataqu menerangkan dibanding kelak di berondong pertanyaan kembali. “Heh? Emangnya istrimu tidak cemburu tuch? Kalian khan pasangan muda, umumnya istri sukai cemburu jika suaminya bersama wanitak lain yang elok. Khan atribut dari saat berpacaran masih tetap ada hahaha…” Dirman memikatqu lagi sekalian melihat-lihat beberapa foto pada dinding ruangan Officeku. Aqu cuma menghela napas saja, “Istriku tidak semacam itu kembali. Ia orangnya kagak pencemburu. Ia yang suruh gua buat nganterin Neng Sabri daripada nanti ia jalan sendiri khan kasihan.” Kataqu kepadanya. Dirman ketawa kembali, “Wah bisa tuch. Kalau nanti aqu punyai istri aqu ingin kaya istrimu tuch, orangnya tidak cemburuan.

    Tidak kaya kekasihku saat ini, cemburuannya meminta ampun. Setiap jam telephone terus jika tidak ya sms. Disangka aqu pembantunya apa yah…” candanya sekalian ketawa. Memang sich kekasih Dirman pencemburu berat walau sebenarnya telah berpacaran sepanjang tiga tahun lebih. “Tetapi Rid…” Dirman menyahut kembali, “Memang kamu tidak ada rasa tertarik sama Neng Sabri itu? Ia elok lho dan seksi kembali. Baygin saja jika kamu di tempat tidur dilayanin ia sama istrimu…pasti hebat tuh…hahahaha….threesome begitu.” Ucapnya kembali. Aqu memang tidak kaget dengar perkataan itu dari Dirman kerana semenjak waktu kuliah dahulu memang mulutnya kerap keluarkan ucapan-ucapan seronok apa yang ada. Ia paling suka bicara masalah sex walaupun tidak pernah berhubungan seksual dgn wanita mana saja sejauh ini. “Halah…lo ini bicara apaan sich. Mana ingin istri gua dibawain threesome. Ia orangnya konservatif kok.” Kataqu pada Dirman. Memang sejauh ini istriku kerap konservatif saat bermain cinta. Sepanjang setahun ini kami cuma bermain cinta memakai style-gaya yang itu melulu.

    Terkecuali 2 hari paling akhir ini di mana kami berdua memakai style baru benar-benar dalam bercinta dan memang dampaknya hebat. Aqu sendiri tidak tahu darimanakah ia memperoleh style itu. Sesiang ini aqu pikirkan perkataan teman dekatku tersebut. Threesome, kelihatannya menarik tetapi mana ingin istriku melaqukannya. Apalagi mana ingin Neng Sabri melaqukannya kerana didekat kami ada suaminya. Sudah pasti risiko tinggi sekali bila suaminya sampai tahu tentang ini. Sore harinya aqu mendapatkan surprise ke-2 qu. Neng Sabri tiba bertandang ke Officeku. Memang saat itu Officeku telah tutup dan tinggal aqu bersama dgn 2 orang satpam di luar dan 2 orang petugas cleaning servis. “Lho, Neng Sabri belom pulang? Ini khan telah jam 5 sore. Bukanlah Neng Sabri usai kerja jam 4 barusan?” kataqu sekalian menyilahkan wanita elok ini masuk Office kerjaqu. Neng Sabri tersenyum manis, “Iya nih mas. Barusan saya terlambat pulang kerana pembukuan bulan akhir tetap menimbun selanjutnya saya kerjain saja sekaligus agar esok lebih lengang waktunya. Kirain mas Ramailhan belom usai kerjanya rupanya telah ya…”

    “Akh, ini Neng, biasa tender dgn client telah usai dan rapatnya ditunda 3 hari kembali kerana client yang satunya ada halangan datang. Sebetulnya sich agendanya pulang jam 6 kelak tetapi jika sudah tidak ada yang ditangani ya ingin apalagi.” Kataqu menerangkan. Memang beberapa pegawai telah pulang semenjak jam 4 barusan sementara aqu masih tetap di sini kerana menghindar dari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau 1/2 7 untuk menghindar dari kemacetan. “Ohh begitu. Kirain sedang ada apakah. Wah bermakna saya untung donk kerana tidak ketinggal hehehe…” kata Neng Sabri bergurau. Dalam hatiku sich aqu senang- suka saja malam hari ini ia pulang bersama dgnku kerana malam hari ini ia gunakan baju yang benar-benar seksi. Mengapa harus dilewati, iya khan? Kami selanjutnya bercakap berdua di ruang Officeku sekalian minum sereal hangat yang kubuat. Kadang-kadang Neng Sabri mengubah persilangan kakinya dari kiri ke kanan waktu tersebut aqu dapat menyaksikan terang celana dalam Neng Sabri kerana kami duduk berhadap-hadapan.

    Pahanya yang mulus putih itu makin lama membuatku makin tidak dapat meredam rasa ingin merengkuhnya dan mencumbu wanita elok ini dan meremehkan jika ia ini istri seseorang. Jam telah memperlihatkan jam 6 malam. Masih sisa waktu 1/2 jam kembali buat kami berduaan. Terasanya hatiku ini tidak ikhlas untuk pulang dan ingin lama-lama dgn wanita dimukaku ini. Aqu tahu ini salah tapi keinginan sebagai seorang lelaki membuatku tidak bisa berpikir tenang. “Mas, bagaimana jika sekalian menanti jam tujuh kita makan dahulu. Dimuka Office ada warung makan yang sedap.” Saran Neng Sabri kepadaqu. Aqu sich setuju-setuju saja. Apalagi perutku mulai lapar. Walau sebenarnya umumnya aqu kerasan-betahin untuk meredam lapar hingga sampai di rumah kelak dapat makan masakan istriku. Tapi ini kali berlainan . Maka pada akhirnya kami berdua makan di warung makan tersebut. Walaupun tidak demikian besar tapi bersih dan masakannya sedap walaupun tidak seenak masakan istriku tentu saja. “Telah jam 7 kurang 15 menit.

    Kita masuk mobil saja dahulu kelihatannya jalanan mulai kendur tuch.” Kataqu pada Neng Sabri. Wanita ini menggangguk sepakat dan pada akhirnya kami masuk ke dalam mobil sedanku. Sebuah kejadian tidak tersangka terjadi secara tidak menyengaja. Neng Sabri terganjal waktu akan masuk ke mobil. Badannya terhempas ke depan dan menindih aqu yang telah duduk di atas bangku. Untung saja kepalanya tidak terbentur kemudi mobilku. Tapi yang membuatku grogi ialah kepalanya cocok sekali roboh di atas selangkanganku. Tanganku tidak menyengaja terhimpit payudaranya yang besar tersebut. Entahlah apa yang menyusupiku, tanganku tidak bisa kukendalikan kembali meremas payudara wanita ini. Neng Sabri melenguh perlahan selanjutnya bangun dari tersuruknya. Mukanya memeras kelihatannya meredam malu. Aqu sendiri malu setelah sadar jika gagang kemaluanku rupanya telah tegang waktu muka Neng Sabri tanpa menyengaja sentuh selangkanganku ini. Kami berdua termenung lumayan lama dalam mobil ini. Aqu coba buka pembicaraan dan waktu tersebut kami bertatapan muka. Pandangan kami beradu lumayan lama.

    Entahlah apa yang memengaruhiku, aqu mulai berani dekatkan mukaku padanya. Saat selanjutnya bibir kami sama-sama bersinggungan. Setan apa yang mendorongku aqu sendiri tidak tahu. Yang terang selang beberapa menit saja kami telah sama-sama melumat bibir keduanya. Mobil itu jadi saksi begitu panasnya kecupan kami berdua, di luar sangkaan Neng Sabri benar-benar mengusai dalam berciuman. Ia tidak malu saat aqu memakai lidahku dalam berciuman. Tidak hanya cukup itu, tanganku mulai meraba-raba payudara Neng Sabri kembali yang saat itu tetap berbalutkan baju kerja. Aqu lepas jas kerjanya selanjutnya satu per satu kancing baju Neng Sabri aqu bebaskan sampai saat ini tinggal bra warna krem-lah yang jadi penghambat mataqu dgn payudara cantik wanita elok ini. Remasan-remasan tanganku kelihatannya telah sukses menghidupkan nafsu terkubur punya Neng Sabri. Ia makin liar saja. Bahkan juga tangannya telah berani mengusup di dalam celana panjangku dan cuma perlu waktu beberapa menit saja sebelom pada akhirnya ia sukses temukan gagang kemaluanku yang memanglah bukan cuma telah tegang tapi telah basah.

    Neng Sabri tersenyum demikian tahu jika aqu terangsang berat. Selanjutnya ia merebahkan kursinya dan melepas bra yang ia gunakan hingga aqu dapat dgn bebas nikmati panorama cantik itu. Payudara Neng Sabri memang sungguh besar. Sama sesuai dgn sangkaanku yakni F-Cup. Aqu tidak sabar ingin meremas dan menciumi payudara cantik itu dan puting susunya yang telah tegang melawan tersebut. Kadang-kadang badan Neng Sabri membusung setiap kali aqu mengisap puting susunya yang mancung tersebut. Tanganku meraba-raba kemaluan wanita elok ini dan rupanya celana dalamnya telah basah sekali. Tanpa berpikir panjang selekasnya ku sibak rok mininya itu hingga terkuak keatas selanjutnya kutarik celana dalamnya sampai lepas. Saat ini tidak cuma payudara Neng Sabri yang kelihatan terang tapi juga kemaluannya dapat terang kusaksikan. Wanita ini masih tetap sedikit malu saat aqu sukses menanggalkan celana dalamnya. Samping tangannya berusaha untuk tutupi kemaluannya yang tercukup rapi tersebut. Tapi aqu tidak memusingkan, jariku selekasnya bekerja disitu.

    Jemari telunjuk dan jemari kelingkingku buka bibir kemaluan Neng Sabri yang telah basah itu sementara jaru tengan dan jemari manisku kuarahkan di dalam kemaluannya. Dgn pergerakan menusuk- nusuk membuat Neng Sabri makin kalang kabut dibikinnya. Desahan untuk desahan tidak terhindar kembali keluar mulutnya. “Akhh..Mas..jangan disitu…akhhh…” desahnya kembali waktu jariku berkreasi di lubang kewanitaannya. Cairan pelumas selekasnya meluber lagi membasahi bibir kemaluan wanita elok ini. Memang masalah permainan jemari aqu telah pakar. Istriku saja sampai kubuat klimaks dgn jemari saja. Klitorisnya mulai menegang dan pertanda ia akan klimaks makin dekat saja. Beberapa saat selanjutnya karena permainan jariku di kemaluannya ditambahkan dgn cumbuan tangan dan bibir dan lidahku di sepasang payudaranya, Neng Sabri capai klimaksnya. Ia mendesah lumayan keras sekalian meredam jeritan nikmat. Bibir bawahnya ia gigit sendiri meredam kesan kepuasan yang melimpah dari dalam dianya. Badannya melafalkanng saat selanjutnya 1/2 menit selanjutnya ia lemas.

    Peluh membasahi badan seksi dan montok wanita ini. Neng Sabri pada akhirnya capai klimaksnya cuma dgn petting saja. Aqu tersenyum menyaksikannya terduduk lemas di kursi mobilku yang telah disandar. “Neng Sabri betul-betul luar biasa. Mas Sutrisno untung punyai istri secantik dan seseksi Neng Sabri.” Pujiku. “Aqu sebetulnya telah lama sukai dgn Neng Sabri namun kerap kutahan, saat ini aqu telah senang dapat bermesraan dgn wanita secantik Neng ini.” Pujiku kembali. Muka Neng Sabri memeras entahlah kerana pergumulan barusan atau kerana meredam malu kerana telah menyerahnya setengah dianya padaqu walau sebenarnya ia punyai seorang suami yang menantinya di rumah.
    “Mas Ramailhan ini menyanjungnya kok tinggi sekali sich? Nanti aqu menjadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ramailhan khan punyai istri elok. Tentu Neng Nia tiap malam rasakan ketrampilan tangan mas Ramailhan ini, untungnya Neng Nia ya…” tutur Neng Sabri. Aqu tersanjung dibikinnya kerana ia mengaqui kedahsyatan jariku ini. Belom sebelumnya sempat aqu berbicara mendadak tangan Neng Sabri sentuh kemaluanku selanjutnya dgn cekatan ia mengocaknya perlahan-lahan.

    Gagang kejantananku yang sebelomnya telah 1/2 tiang saat ini kembali gagah cuma dgn sedikit sentuhan dan rangsangan dari Neng Sabri. Selanjutnya tanpa kuduga Neng Sabri arahkan bibirnya ke ujung kemaluanku dan menciumnya perlahan-lahan selanjutnya lidahnya main di ujung kemaluanku itu dan pada akhirannya semua gagang kemaluanku itu dilumatnya masuk ke mulut wanita elok ini. Rasanya seperti di atas awang-awang. Dibarengi dgn rangsangan tangannya pada buah zakarku, mulut Neng Sabri mundur-maju seakan mengocak kemaluanku sambil dari dalam, lidahnya tidak berhenti-hentinya melumat gagang kemaluanku ini. “Neng Sabri…akhhh…” desahku meredam rasa nikmat. Tidak perlu waktu yang lama hingga kemudian aqu merasa akan capai klimaks. Selanjutnya Neng Sabri mengambil kemaluanku dari mulutnya demikian ia mengetahui jika aqu telah cari ejaqulasi. Aqu selanjutnya arahkan kemaluanku ke belahan payudaranya.

    Neng Sabri selanjutnya memakai himpitan sepasang payudaranya untuk mengocak gagang kemaluanku ini. “Keluarin saja semua mas. Aqu ingin mas Ramailhan rasakan nikmat seperti yang aqu merasai barusan.” Kata Neng Sabri sekalian kadang-kadang menjilat-jilati ujung kemaluanku.

    “Akhh..Neng…aqu keluar…akhhh…” racauku sekalian ke-2 tanganku menekan bahu Neng Sabri. Gagang kemaluanku berdenyut cepat sekali selanjutnya cairan putih kental menyemburkan membasahi sepasang payudara wanita elok ini sejumlah sebelumnya sempat menyemprotkan mengarah muka Neng Sabri. “Maaf Neng. Barusan tidak sempat aqu kontrol. Muka Neng menjadi kotor dech.” Kataqu mohon maaf. Neng Sabri cuma tersenyum sekalian bersihkan mukanya dgn tissue sementara aqu menolong bersihkan payudaranya dgn tissue . “Tidak apapun kok. Jika mas Sutrisno kerap nakal sich menyemprot di dalam mulut tanpa bilang-bilang walau sebenarnya saya tidak sukai dgn rasanya, menjadi ingin muntah mas.” Sahutnya perlahan. “Mungkin kerana belom biasa saja kali Neng.” Kataqu. Walau sebenarnya istriku sendiri tidak pernah ingin menelan air maniqu. Ia kerap geram-marah saat aqu tanpa menyengaja atau menyengaja menyemprot cairan maniku di dalam mulutnya saat melaqukan oral sex. Mengakibatkan ia kerap kali menampik melaqukan oral sex itu. Jam telah memperlihatkan jam 1/2 delapan malam.

    Kami selanjutnya membereskan diri dan segera pulang. Sepanjang perjalanan aqu tidak berhenti-hentinya meraba-raba payudara Neng Sabri yang telah terbungkus oleh bra tersebut. Wanita elok itu cuma tersenyum menyaksikan tingkahku. Ia sebelumnya sempat membalasnya dgn meraba-raba dan mengocak lagi kemaluanku tapi kerana aqu hampir kehilangan kendalian atas kemudi mobilku karena itu keinginan itulah stop. Sesampai di rumah, Neng Sabri masuk langsung kamarnya sementara aqu telah dinanti istriku.

    “Mas, kok baru pulang? Macet ya?” bertanya istriku, aqu cuma menyetujui saja. Andaikan ia mengetahui jika aqu habis petting mati-matian dgn Neng Sabri entahlah apa yang dia akan laqukan. Malam itu istriku tumben tidak minta porsi malamnya. Tetapi buatku tidak jadi masalah kerana aqu telah cuma hanya blow job saja. 2 hari selanjutnya, pas akhir minggu, pekerjaanku kelihatannya telah usai semua dan aqu memiliki waktu senggang lumayan banyak.Semua laporan dan pembukuan telah diatasi dan semenjak jam 12 siang aqu telah terbebas dari tugas.
    Sebetulnya aqu bisa jadi pulang tapi aqu main-main ingin mengulangi lagi kebersama-samaanku dgn Neng Sabri kemarin. Iseng aqu telephone Neng Sabri melalui telephone Officeku dan ia menyahutnya. Rupanya Neng Sabri sedang lengang. Selanjutnya kami makan siang berdua.
    “Wah kebenaran mas, saya sedang tidak ada pekerjaan. Mahfum sepanjang 2 hari paling akhir ini kerap lembur menjadi semua laporan telah usai. Mas sendiri habis ini ingin ke mana?” bertanya Neng Sabri diselang makan siang kami. “Hmmm, tidak tahu yah. Tetapi jika Neng Sabri memang sudah tidak ada pekerjaan bagaimana jika kita keluar saja. Kebenaran barusan ada dengan lebaran promosi berkenaan tempat karaoke yang baru. Tempatnya tidak sangat jauh disini dan ucapnya sich cukup terbatas begitu.” Ajakku. Dalam hati aqu mengharap supaya ia sepakat. Neng Sabri habiskan minumannya selanjutnya bergerak berdiri. “Bisa tuch mas. Mari! Kembali juga daripada bengong di Office.” Ia sepakat dan dgn hati senang penuh pengharapan aqu melesatkan mobilku mengarah tujuan kami. Rupanya tempat karaoke itu betul-betul terbatas, menjadi lumrah saja jika promosinya besar di perOfficean.

    Aqu selanjutnya pesan kamar buat kami berdua sepanjang dua jam. Pelayan disitu selanjutnya menyuguhkan menu makanan dan minuman enteng untuk teman karaoke kami. Setelah usai administrasinya kami segera ke arah kamar yang dimaksud. “Wah, besar yah. Ini mah dapat untuk delapan sampai sepuluh orang mas.” Kata Neng Sabri kepadaqu. Memang sich kamarnya lumayan besar dgn tv LCD ukran 30 Inchi dan sound komplet. Sofanya yang besar empuk bahkan juga cocok untuk istirahat sekalinya….tidur? Ya, pikiran itu tebersit di otakku barusan. Sepanjang lima belas menit pertama kami cuma berkaraoke berdua sekalian kadang-kadang menenggak minuman dalam botol. Aqu tahu minuman itu memiliki kandungan alcohol sekitaran 5% tapi Neng Sabri kelihatannya tidak sadar dan memandang jika muniman itu hanya soft drink biasa. Setelah nyaris dua botol minuman itu habis kami tenggak, aqu mulai menyaksikan Neng Sabri mulai tipsy walaupun belom seutuhnya mabok. Bicaranya mulai sedikit melantur. Aqu menggunakannya untuk dekatinya.

    Menyengaja aqu dekatkan mukaku dgn mukanya dan sama sesuai sangkaanku tidak perlu waktu yang lama untu pada akhirnya kami berdua berciuman dgn mesra ataupun lebih persisnya dgn panas. Gairah telah tiba diujung kepala dan tidak tertahan kembali. Baik aqu atau Neng Sabri masing-masing sama-sama menanggalkan pakaian pasangannya. Sejak awal kali memang aqu telah mengamankan pintu kamar ini hingga aqu telah bebas kekuatiran bila ada orang masuk. Saat ini di depanku ialah Neng Sabri yang telah bugil keseluruhan. Ia tidak kenakan satu helai benangpun ditubuhnya begitupun dgnku. Kami selanjutnya berpagutan mulut kembali. Lidah kami berdua sama-sama melilit dan menjilat keduanya sementara ke-2 tangan kami bergerilya ke tempat riskan pasangan masing-masing. Tangan Neng Sabri mulai mengocak kemaluanku sementara tangan yang satunya mengelus dadaqu yang sektor ini. Sementara itu ia biarkan ke-2 payudaranya aqu mainkan justru dgn tangannya ia arahkan samping tanganku yang satu kembali untuk menstimulsi kemaluannya yang benar-benar basah tersebut. Kembali Neng Sabri rasakan kepuasan permainan tanganku yang pernah membuat klimaks 2 hari selanjutnya. Saat ini tidak ada bunyi orang menyanyi yang ada cuma bunyi desahan kami berdua yang sedang berlomba dgn kepuasan.

    Aqu selanjutnya merebahkan badan Neng Sabri ke sofa yang lebar itu selanjutnya mengusung ke-2 tungkai kakinya dan menyandar ke-2 tungkai kakinya itu ke bahuku. Perlahan-lahan aqu arahkan kemaluanku mengarah kemaluan Neng Sabri tapi Neng Sabri kelihatannya sadar hal itu dan dgn ke-2 tangannya berusaha untuk tutupi kemaluannya supaya aqu tidak dapat penetratif. “Mas Ramailhan, jangan! Aqu masih belom siap. Aqu tidak mau mengkhianati mas Sutrisno lebih dari ini.” Tutur Neng Sabri sekalian berusaha menghambatku. Tapi gairahku telah tiba di ubun-ubun membuatku tidak perduli kembali. Aqu selanjutnya menindih badannya sekalian ke-2 tanganku tarik tangannya keatas kepala Neng Sabri dan menangkapnya agar tidak berontak sekalian bibirku terus menelusuri bibir, leher dan payudara wanita elok ini. Pada akhirnya Neng Sabri kekurangan tenaga untuk menantang, mungkin saja kerana ia telah tipsy sebelomnya. Wanita elok itu cuma berserah demikian saja saat ujung kemaluanku mulai sentuh bibir kemaluannya yang merah mengembang tersebut. Dgn sedikit dorongan pada akhirnya kepala kemaluanku juga masuk di dalam lubang senggamanya disertai dgn desahan yang keluar mulut wanita seksi ini. “Mas Ramailhan…akhhh…” desahnya sekalian mengalihkan wajahnya kesamping mungkin Neng Sabri malu kerana kemaluanku saat ini telah membobol batasan kesetiaannya ke suaminya. Saat ini kemaluan pria yang bersarang di kemaluannya bukan punya suaminya tetapi punya seseorang.

    “Neng Sabri, rupanya kemaluan Neng Sabri masih sempit ya. Mas Sutrisno tentu suka setiap hari mendapat porsi dari Neng Sabri.” Ujarku dan Neng Sabri makin malu dibikinnya. Mukanya memeras dan tidak ada satu patah katapun terkata dari bibir manisnya tersebut. “Akhhh…pelan mas…” tutur Neng Sabri saat aqu mulai menggerakkan lagi masuk gagang kemaluanku yang sisa. Apa mungkin kemaluanku ini lebih besar dibanding punya Mas Sutrisno atau memang kemaluan Neng Sabri yang memang sempit. Perlahan-lahan tetapi tentu pada akhirnya aqu sukses melepaskan semua sisi kemaluanku di dalam kemaluan Neng Sabri. Perlahan-lahan aqu mulai menyikat-nyodok kemaluanku yang bersarang di lubang kewanitaan wanita elok ini. Saat ini Neng Sabri seakan terbaring tidak memiliki daya di depanku. Aqu menindihnya dgn gairah yang semakin bertambah. Pompaanku yang sebelumnya perlahan saat ini mulai cepat. Entahlah berapakah kali pompaanku sukses membuat ujung kemaluanku menyikat dinding kandungan Neng Sabri. “Akhh..mas..perlahan-lahan!” sebut Neng Sabri lirih disertai desahan suaranya.

    Suara seksi desahan yang keluar mulut wanita ini bersatu dgn bunyi kecipak cairan ke-2 kemaluan kami yang sama-sama beradu. Suara ciri khas orang bercinta ini penuhi semua ruang. Untungnya ruang ini kedap suara kerana bila tidak karena itu dapat kedengar di luar sana. Aqu mengusung badan Neng Sabri sampai kami saat ini duduk berhadap-hadapan sementara badannya aqu pangku dgn pahaqu. Aqu tidak berhenti-hentinya mengusung-angkat bokongnya supaya kemaluanku masih tetap dapat memompa kemaluan Neng Sabri sekalian kadang-kadang menggoygnya kekiri dan kekanan hingga ujung kemaluanku ini dapat mencari dinding lubang senggama istri Mas Sutrisno ini. Tapi tidak perlu waktu yang lama sampai Neng Sabri mulai terbawa dalam permainanku dan ia dgn suka-rela menaik turunkan selangkangannya sendiri hingga saat ini aqu tinggal nikmati servis Neng Sabri ini. Dgn style women on hebat wanita ini makin brutal saja. Aqu dapat menyaksikan payudaranya bergoyg ke sana kesini kerana ukuran yang besar hingga jadikan panorama
    seksi sekali buatku kerana punya istriku tidak sampai sehebat itu bergetarnya.

    Sekalian tanganku meremas-remas payudaranya aqu turut membombardir kemaluan Neng Sabri dari bawah. Cairan kemaluan keluar deras dari kemaluan Neng Sabri dibarengi badannya yang melafalkanng. Rupanya Neng Sabri telah capai klimaksnya ini kali. Tapi aqu masih belom senang, selanjutnya aqu menindih lagi wanita elok ini dan menumpangkan lagi ke-2 tungkai kakinya di bahuku dan menindih badan seksinya itu hingga lutut Neng Sabri saat ini sentuh payudaranya sendiri. Selanjutnya dgn tidak kalah brutal aqu memompa kemaluanku di dalam kemaluannya dgn cepat sampai beberapa saat selanjutnya aqu rasakan kemaluanku mulai berkedut keras dan pada akhirnya menyembur cairan putih kental dalam kandungan Neng Sabri. Tidak ada suara protes dari mulut Neng Sabri walaupun saat itu ia mengetahui jika di dalam rahimnya telah penuh cairan air maniqu. Sejumlah bahkan juga mengucur keluar melalui bibir kemaluannya. Tidak ada pikiran taqut akan risiko hamilnya Neng Sabri kelak. Kami berdua cuma pikirkan kepuasan keinginan kami saja.

    Sepuluh menit selanjutnya kami selanjutnya membereskan diri dan mengakhiri acara karaoke ini walaupun baru satu jam lebih kurang kami memakai ruang itu. Setelah menuntaskan masalah administrasi kami selekasnya cabut dari tempat itu dan pulang kerumah. Cuma ada diam saat di dalam mobil yang melesat saat tersebut. Neng Sabri termenung begitupun dgn aqu. Mungkin Neng Sabri menyesali semua ketetapannya yang memberikan kesetiaan cintanya akan si suami dgn keinginan seksualnya dgnku. Aqu sendiri diam kerana kebingungan harus bicara apa dgnnya. Sesampai di rumah kos, kelihatannya rumah masih sepi dan semua penghuni kos tidak ada di rumah. Wajarlah kerana semua penghuni kos adalah pegawai apabila ada pasangan suami istri tinggal disitu ialah pasangan muda yang baik lelaki atau wanitanya bekerja dan pulang umumnya jam 5 malam atau sore malah. Bermakna tinggal ada istriku Nia dan suami Neng Sabri, batinku dalam hati. Saat kami berdua mengambil langkah dan dekati kamar kami yang berdekatan, aqu dengar suara rintihan dan desahan dari kamar Mas Sutrisno dan Neng Sabri.

    Kelihatannya Neng Sabri ketahui hal itu dan mintaqu supaya jalan perlahan-lahan. Seperti maling yang membidik barang bernilai, kami berdua pelan-pelan dekati jendela kamar Neng Sabri. Kerana jendela sisi depan kamar tertutup rapat karena itu kami memilih untuk melihat dari sisi belakang. Sisi belakang kamar mereka memang ada lubang kecil dgn ukuran sekitaran 30cm-40cm yang dahulu adalah sisa exhause fan tapi saat ini tinggal lubangnya saja. Makin dekat dgn lubang itu aqu makin dengar terang desahan yang keluar kamar tersebut. Itu pasti desahan seorang wanita tapi siapa? Makin dekat aqu makin terang dan mendadak tebersit dalam benakku jika desahan dan rintihan wanita itu seperti punya istriku, Nia. Desahan itu benar-benar serupa sekali dan demikian aqu melihat melalui lubang itu betul saja aqu kaget bukan kepalang. Aqu menyaksikan Nia, istriku sedang ditiduri oleh Mas Sutrisno. Ke-2 nya telah pada kondisi telanjang. Suara tv yang di hidupkan tidak bisa menipu suara desahan yang keluar mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta.

    Istriku dgn posisi merayap sedang Mas Sutrisno ada di belakangnya terus membombardir kemaluan istriku dgn sikatan-sodokan kemaluannya. Badan istriku yang langsing dan putih mulus berkebalikan dgn badan Mas Sutrisno yang cokelat kehitaman dan sedikit gendut. Neng Sabri meredam rasa kagetnya menyaksikan suaminya bermain cinta dgn wanita lain. “Akhh…mas Sutrisno…terusss…masss..” desah istriku. Aqu tidak yakin istriku minta Mas Sutrisno supaya terus menidurinya. “Sedap ya dik dientotin sama mas Sutrisno? Jika sampai Mas Ramailhan tahu bagaimana coba…hehe…” tutur Mas Sutrisno sekalian menyikat kemaluan istriku dgn keras. Istriku menjerit kecil, “Akhh…nggak apapun. Mas Ramailhan jarang-jarang di rumah pulang baru…akhhh…nanti malam…” katanya selanjutnya ke-2 nya berciuman hangat. Brak!!! Ke-2 nya kaget saat pintu dibuka oleh Neng Sabri. Memang Neng Sabri memiliki duplikat kunci untuk jaga-jaga andaikan ia pulang cocok Mas Sutrisno sedang pergi. Ke-2 nya belingsatan cari kain untuk tutupi badan mereka yang telanjang. Tapi selimut yang dicapai Mas Sutrisno telah cepat-cepat di serobot oleh Neng Sabri.

    Dalam ketidaktahuan, istriku cuma menangis selanjutnya menghambur kearahku dan bersujud dikakiku sekalian berlinang air mata. Semua jenis perkataan keinginan maaf keluar bibirnya. Dadaqu sesak menyaksikan istriku yang telanjang ini telah habis di buat oleh seseorang selainnya diriku. Tapi tebersit perkataan Dirman kemarin berkenaan macam sex selanjutnya aqu menghambat waktu Neng Sabri akan mendamprat suaminya. Selanjutnya meng-kode-nya supaya ia tenang dan kelihatannya ia mengetahui tujuanku. Setelah tutupi tubu bugil Mas Sutrisno dan istriku kami tutup pintu kamar dan menanyai jalinan mereka berdua. Dari semua pengaquan mereka rupanya jalinan Mas Sutrisno dgn istriku baru berjalan 2 hari yang selanjutnya saat aqu terlambat pulang Office. Sementara itu istriku telah telanjur meminum obat perangsang. Itu menerangkan kenapa beberapa hari sebelomnya ia demikian hangat, rupanya ia minum obat perangsang jumlah tinggi hingga ia kerap meminta porsi berkali-kali padaqu dan 2 hari selanjutnya ia justru tidak meminta benar-benar, rupanya ia telah mendapat porsinya dari Mas Sutrisno, suami Neng Sabri. Bahkan 4 kali dalam dua jam.

    Aqu selanjutnya menanyakan apa mereka memakai perlindungan saat itu dan mereka menjawab tidak kerana istriku menjelaskan ia telah minum pil KB sebelom dan setelah melakukan hubungan intim itu. Ia benar-benar tidak menyengaja bercinta dgn Mas Sutrisno bila bukan kerana dampak obat itu. Kerana saat itu Mas Sutrisno sedang tiba untuk pinjam tang untuk menggunting kawat sementara istriku tidak tahu tempat penyimpanannya hingga mereka berdua dikamar menelusurinya. Saat itu istriku cuma kenakan daster untuk tidur kerana memang ia gagasannya akan menyongsong kepulanganku. Tidak diduga yang memetik justru Mas Sutrisno. Sore itu juga merekaberdua bercinta mati-matian. Dan kejadian baru saja kerana istriku dan Mas Sutrisno berdialog supaya hal tersebut tidak terjadi kembali tapi kerana rayuan Mas Sutrisno pada akhirnya istriku kalah untuk ke-2 kalinya. Dan mereka berdua bercinta mati-matian kembali, namun ini kali telah kedapatan lebih dulu. Dgn beraga geram aqu dan Neng Sabri mengadili mereka. Baik istriku atau Mas Sutrisno sama mohon maaf berkali-kali dan tidak ingin berpisah.

    Bahkan juga Mas Sutrisno sampai menyembah-nyembah kami berdua supaya memaafkannya. Sebuah gagasan yang telah lama tertancap diotakku secara langsung kukeluarkan. “OK jika demikian. Kerana kalian berdua seringkali bercinta karena itu sebagai balasannya aqu dan Neng Sabri akan bercinta . Bukan hanyan itu tetapi kami akan melakukan hubungan intim dimuka kalian berdua.” Ucapku. Mas Sutrisno protes tapi kerana Neng Sabri menakannya lagi karena itu ia cuma pasrah. Pada akhirnya menjadi aqu bercinta dgn Neng Sabri. Siang itu aqu memompa lagi kemaluan Neng Sabri ini kali dgn posisi doggy model seperti yang dilaqukan istriku dgn Mas Sutrisno. Aqu menyengaja memeperlihatkan air muka Neng Sabri dimuka suaminya yang masih bugil itu (baik Mas Sutrisno atau Nia tidak diizinkan untuk menggunakan baju mereka saat itu). Aqu ketawa dalam hati menyaksikan kemaluan Mas Sutrisno yang menegang menyaksikan istrinya aqu kerjai. Tidak senang cuma mengolah Neng Sabri saat ini aqu panggil Nia supaya gabung. Saat ini Nia, istriku aqu meminta untuk tiduran telentang sementara diatasnya aqu meminta Neng Sabri dalam posisi merayap.

  • Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Mbak Yuyun

    Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Mbak Yuyun


    35 views

    Kemudian kita jarang-jarang berjumpa, paling-paling cuma satu tahun satu atau 2x. 3 tahun selanjutnya dia menikah dan waktu aqu kelas dua SMP aqu harus berpindah luar Jawa ke Kota Makassar meng ikuti ayah yang dipindahkan pekerjaan. Kemudian kita tidak pernah berjumpa kembali. Kita cuma terkait melalui surat dan beritanya dia saat ini sudah mempunyai seorang anak. di saat aqu lulus SMA aqu pulang ke rumah nenek dan punya niat cari tempat kuliah di Kota Yogya.

    Cersex Stw – Sesampainya di dalam rumah nenek aqu tahu jika Mbak Yuyun sudah mempunyai rumah sendiri dan tinggal dengan suaminya di dusun seberang. Sesudah 2 hari di dalam rumah nenek aqu punya niat berkunjung rumah Mbak Yuyun. Sesudah dikasih tahu arah tempat tinggalnya (sekitaran 1 km) aqu pergi kurang lebih jam tiga sore dan punya niat bermalam. Dari sini narasi ini bermula.

    Sesudah jalan lebih kurang 20 menit, pada akhirnya aqu sampai di dalam rumah yang ciri-cirinya sama dgn yang disebutkan nenek. Sesaat kuamati keliatannya sepi, selanjutnya aqu coba mengetuk pintu tempat tinggalnya.

    “Ya sesaat..” kedengar sahutan wanita dari dalam.

    Selang beberapa saat keluar seorang wanita dan aqu tetap mengenal wajah itu walaupun lama tidak berjumpa. Mbak Yuyun kelihatan manis dan kulitnya masih putih seperti dahulu. Ia kelihatannya tidak mengenalku.

    “Mencari siapa ya? bertanya Mbak Yuyun”.
    “Anda Mbak Yuyun kan?” aqu kembali menanyakan.
    “Iya betul, anda siapa ya dan ada kepentingan apa?” Mbak Yuyun menanyakan lagi dgn raut muka yang berusaha mengingat.
    “Masih inget sama aqu tidak Mbak? Aqu Aris Mbak, masak lupa sama aqu”, kataqu.
    “Kamu Aris anaknya Pak Tono?” kata Mbak Yuyun 1/2 tidak yakin.
    “Ya ampun Ris, aqu tidak ngenalin kamu kembali. Berapakah tahun coba kita tidak berjumpa.” Kata Mbak Yuyun sekalian merengkuh tubuhku dan menciumi parasku.

    Aqu terkejut 1/2 mati, baru ini kali aqu diciumi seorang wanita. Aqu merasai payudaranya menekan dadaqu. Ada hati lain ada saat itu.

    “Kamu kapan hadirnya, dgn siapa” kata Mbak Yuyun sekalian melepaskan dekapannya.
    “Saya tiba 2 hari selanjutnya, saya cuma sendiri.” kataqu.
    “Eh iya mari masuk, sampai lupa, mari duduk.” Ucapnya sekalian menyeret tanganku.

    Kita selanjutnya duduk di ruangan tamu sekalian mengobrol mana-mana, mahfum lama tidak tetemu. Mbak Yuyun duduk berdempetan dgnku. Sudah pasti payudaranya melekat pada lenganku. Aqu sedikit terangsang karena ini, tetapi aqu coba hilangkan pikiran ini karena Mbak Yuyun sudah aqu kira sebagai keluarga sendiri.

    “Eh iya sampai lupa buatkan kamu minum, kamu tentu haus, sesaat ya..” kata Mbak Yuyun ditengah-tengah perbincangan.

    Selang beberapa saat dia tiba, “Mari ini diminum”, kata Mbak Yuyun.

    “Kok sepi, pada ke mana Mbak?” Tanyaqu.
    “Oh kebenaran Mas Hermanto (suaminya Mbak Yuyun) pergi kerumah orang tuanya, ada kepentingan, gagasannya esok pulangya dan sang Dani (anaknya Mbak Yuyun) turut” jawab Mbak Yuyun.
    “Belum mempunyai Adik Mbak dan Mbak Yuyun kok tidak turut?” tanyaqu kembali.
    “Belum Ris walau sebenarnya sudah ingin lho.. tetapi memang dapatnya lama mungkin ya, seperti sang Dani dahulu. Mbak Yuyun mengurusi rumah menjadi tidak dapat turut” ucapnya.
    “Eh kamu nginep di sini kan? Mbak masih rindu lho dengan kamu” ucapnya kembali.
    “Iya Mbak, barusan sudah pamit kok” kataqu.
    “Kamu mandi dahulu sana, nanti terburu dingin” kata Mbak Yuyun.

    Selanjutnya aqu pergi mandi ada di belakang rumah dan sesudah usai aqu lihat-lihat kolam ikan ada di belakang rumah dan kusaksikan Mbak Yuyun giliran mandi. Lebih kurang lima belas menit, Mbak Yuyun usai mandi dan aqu kaget karena dia cuma kenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. Aqu pastikan dia tidak menggunakan BH dan mungkin CD karena tidak aqu saksikan tali BH menggantung di bahunya.

    “Sayg Ris ikannya tetap kecil, tidak dapat buat lauk” kata Mbak Yuyun sekalian mengambil langkah ke arahku selanjutnya kita bercakap sesaat mengenai kolam ikannya.

    Kusaksikan payudaranya sedikit menyembul dari bebatan handuknya dan ditambahkan berbau wangi tubuhnya membuatku terangsang. Selang beberapa saat dia pamit ingin mengganti pakaian. Mataqu tidak lepas memerhatikan tubuh Mbak Yuyun dari belakang. Kulitnya betul-betul putih. Sepasang pahanya putih mulus kelihatan terang membuat kemaluanku berdiri. Ingin rasanya aqu lepas handuknya selanjutnya meremas, menjilat payudaranya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dgn kemaluanku seperti pada bokep yang kerap aqu saksikan. Sesaat aqu berangan-angan selanjutnya kucoba hilangkan angan-angan tersebut.

    Haripun ganti petang, udara dingin pegunungan mulai berasa. Sesudah makan malam kita menonton teve sekalian bercakap beberapa hal, sampai tidak berasa sudah jam sembilan.

    “Ris kelak kamu tidur sama aqu ya, Mbak rindu lho ngeloni kamu” kata Mbak Yuyun.
    “Apa Mbak?” Kataqu kaget.
    “Iya.. Kamu kelak tidur sama aqu saja. Inget tidak dahulu waktu kecil aqu kerap ngeloni kamu” ucapnya.
    “Iya Mbak aqu inget” jawabku.
    “Nach mari tidur, Mbak sudah mengantuk nih” kata Mbak Yuyun sekalian bergerak mengambil langkah ke ruang tidur dan aqu meng ikutinya dari belakang, pikiranku bercita-cita ngeres. Sampai dikamar tidur aqu masih sangsi untuk naik ke tempat tidur.

    “Mari menjadi tidur tidak?” bertanya Mbak Yuyun.

    Selanjutnya aqu naik dan berbaring disebelahnya. Aqu deg-degan. Kita masih bercakap sampai jam 10 malam.

    “Tidur ya.. Mbak sudah mengantuk sekali” kata Mbak Yuyun.
    “Iya Mbak” kataqu meskipun sebetulnya aqu belum mengantuk karena pikiranku makin ngeres saja terbayg-bayg panorama menarik sore barusan, apalagi sekarang Mbak Yuyun terbujur di sampingku, kurasakan kemaluanku mengeras.

    Aqu melihat ke Mbak Yuyun dan kusaksikan dia sudah tertidur pulas. Dadaqu makin berdebar-debar kuat tidak tahu apa yang harus aqu laqukan. Ingin aqu masturbasi karena sudah tidak kuat, ingin aqu merengkuh Mbak Yuyun dan nikmati tubuhnya, tetapi itu mustahil pikirku. Aqu berusaha hilangkan pikiran kotor itu, tetapi masih tetap tidak dapat sampai jam 11 malam. Selanjutnya aqu putus kan untuk menyaksikan paha Mbak Yuyun sekalian aqu masturbasi karena kebingungan dan sudah tidak kuat kembali.

    Dgn dada berdebar aqu membuka selimut yang tutupi kakinya, selanjutnya dgn perlahan-lahan aqu singkapkan roknya sampai celana dalam hitamnya terlihat, dan kelihatanlah sepasang paha putih mulus dimukaku beitu dekat dan terang. Sebelumnya aqu cuma ingin menyaksikannya saja sekalian berangan-angan dan melaqukan masturbasi, tapi aqu ingin rasakan bagaimana meraba-raba paha seorang wanita tetapi aqu taqut jika ia terjaga. Kurasakan kemaluanku naik-lonjak seolah ingin menyaksikan apa yang membuat terjaga. Karena sudah terkuasai birahi pada akhirnya aqu nekad, kapan kembali jika tidak saat ini pikirku.

    Dgn berhati-hati aqu mulai meraba-raba paha Mbak Yuyun di atas lutut selanjutnya keatas, berasa lembut sekali dan kulaqukan seringkali. Karena makin ingin tahu aqu coba meraba-raba celana dalamnya, tapi mendadak Mbak Yuyun terjaga.

    “Aris! Apa yang kamu laqukan!” kata Mbak Yuyun dgn kaget.

    Dia selanjutnya tutupi pahanya dgn rok dan selimutnya selanjutnya duduk sekalian menampar pipiku. Berasa sakit sekali.

    “Kamu kok berani melakukan perbuatan kurang ajar pada Mbak Yuyun. Siapa yang ngajari kamu?” kata Mbak Yuyun dgn geram.

    Aqu cuma dapat diam dan merunduk taqut. Kemaluanku yang semula demikian gagah aqu merasai secara langsung menjadi kecil seolah lenyap.

    “Tidak kusangka kamu dapat melaqukan hal tersebut padaqu. Awas kelak kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Yuyun.
    “Ja.. jangan Mbak” kataqu ketaqutan.
    “Mbak Yuyun kan salah” kataqu kembali bela diri.
    “Apa tujuanmu?” bertanya Mbak Yuyun.

    “Mbak Yuyun tetap memandang saya anak kecil, walau sebenarnya saya kan sudah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tetapi Mbak Yuyun tetap memperlaqukan aqu waktu seperti aqu masih kecil, gunakan ngeloni aqu Trus barusan sore , habis mandi Mbak Yuyun cuma menggunakan handuk saja dimukaku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.

    Kusaksikan Mbak Yuyun cuma diam saja, selanjutnya aqu punya niat keluar kamar.

    “Mbak.. izin, agar saya tidur saja di dalam kamar samping” kataqu sekalian turun dari tempat tidur dan jalan keluar.

    Mbak Yuyun cuma diam saja. Sampai di dalam kamar samping aqu rebahkan tubuhku dan menyumpahi diriku yang melakukan perbuatan bodoh dan membaygkan apa yang bisa terjadi esok. Lebih kurang 15 menit selanjutnya kudengar pintu kamarku diketok.

    “Ris.. kamu masih bangun? Mbak bisa masuk tidak?” Kedengar suara Mbak Yuyun di luar.
    “Ya Mbak, silahkan” kataqu sekalian berpikiran ingin apa ia.

    Mbak Yuyun masuk kamarku selanjutnya kita duduk di pinggir tempat tidur. Aqu saksikan wajahnya sudah tidak geram kembali.

    “Ris.. Maafkan Mbak ya sudah nampar kamu” ucapnya.
    “Semestinya saya yang meminta maaf sudah kurang ajar sama Mbak Yuyun” kataqu.
    “Tidak Ris, kamu tidak salah, sesudah Mbak berpikir, apa yang kamu ucapkan barusan betul. Karena lama tidak berjumpa, Mbak masih memandang kamu seorang anak kecil seperti dahulu aqu ngasuh kamu. Mbak tidak mengetahui jika kamu saat ini sudah besar” kata Mbak Yuyun.

    Aqu cuma diam dalam hatiku merasa lega Mbak Yuyun tidak geram kembali.

    “Ris, kamu benar ingin sama Mbak?” bertanya Mbak Yuyun.
    “Tujuan Mbak?” kataqu kaget sekalian melihati wajahnya yang kelihatan bagitu manis.
    “Iya.. Mbak kan sudah tidak muda kembali, masa’ sich kamu tetap tertarik sama aqu?” ucapnya kembali.

    Aqu cuma diam, taqut salah bicara dan membuat geram kembali.

    “Tujuan Mbak.., jika kamu benar ingin sama Mbak, aqu ikhlas kok melaqukannya dgn kamu” ucapnya kembali.

    Dengar hal tersebut aqu tambah kaget, seolah tidak yakin.

    “Apa Mbak” kataqu kaget.
    “Bukan apapun Ris, kamu jangan berpikir enggak-enggak sama Mbak. Ini cuma untuk memberikan keyakinan Mbak jika kamu sudah dewasa dan lain waktu tidak memandang kamu anak kecil kembali” kata Mbak Yuyun

    Kembali lagi aqu cuma diam, seolah tidak yakin. Ingin aqu menjelaskan iya, tetapi taqut dan malu. Ingin menampik tetapi aqu berpikir kapan kembali peluang semacam ini yang sejauh ini cuma dapat aqu baygkan.

    “Bagaimana Ris? Tetapi sekali saja ya.. dan kamu harus janji ini jadi rahasia kita berdua” kata Mbak Yuyun.
    Aqu cuma menggangguk kecil pertanda jika aqu ingin.
    “Kamu tentu tidak pernah kan?” kata Mbak Yuyun.
    “Belum Mbak, tetapi sebelumnya pernah saksikan di film” kataqu.
    “Jika demikian aqu tidak perlu ngajari kamu kembali” kata Mbak Yuyun.

    Mbak Yuyun selanjutnya melepas pakaiannya dan kelihatanlah payudaranya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aqu diam sekalian memerhatikan, birahiku mulai naik. Selanjutnya Mbak Yuyun melepas roknya dan paha mulus yang aqu geraygi barusan kelihatan. Tangannya ditujukan ke belakang bahu dan BH itu juga lepas, sepasang payudara memiliki ukuran sedang kelihatan benar-benar cantik dipadukan dgn puting susunya yang muncul ke depan. Mbak Yuyun selanjutnya melepas CD hitamnya dan sekarang dia sudah telanjang bundar. Kemaluanku berasa tegang karena baru pertama ini kali aqu menyaksikan wanita telanjang langsung di depanku. Dia naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya telentang. Aqu demikian kagum, baygkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah tiduran di tempat tidur pas di depanku. Aqu terheran dan sangsi untuk melaqukannya.

    “Mari Ris.. apa yang kamu nantikan, Mbak udak siap kok, jangan taqut, kelak Mbak tolong” kata Mbak Yuyun.

    Selekasnya aqu melepas semua bajuku karena sebetulnya aqu sudah tidak kuat kembali. Kusaksikan Mbak Yuyun memerhatikan kemaluanku yang berdenyut, aqu selanjutnya naik ke atas tempat tidur. Karena sudah tidak sabar,langsung aqu mengawalinya. Langsung aqu kecup bibirnya, kulumat- lumat bibirnya, berasa dia kurang melayani bibirku, aqu berpikir mungkin suaminya tidak pernah melaqukannya, tetapi tidak aqu pedulikan, terus aqu lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, selanjutnya aqu elus-elus dan remas payudaranya sekalian kadang-kadang melintir puting susunya.

    “Ooh.. Ris.. apa yang kau laqukan.. ergh.. sshh..” Mbak Yuyun mulai mendesah pertanda birahinya mulai naik, kadang-kadang kurasakan dia menelan ludahnya yang mulai mengental. Sesudah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku kuarahkan ke bawah, aqu ingin rasakan bagaimana rasanya mengulum payudara. Sesaat aqu pandangi payudara yang sekarang pas ada di hadapanku, ooh benar-benar cantiknya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti tidak pernah tersentuh lelaki. Langsung aqu jilati dimulai dari bawah selanjutnya ke putingnya, dan payudara kanannya masih tetap kuremas-remas hingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Mbak Yuyun mendesah luar biasa saat aqu menggigit puting susunya.

    Kulirik wajahnya dan kelihatan matanya merem terbuka dan giginya menggigit bibir bawahnya. Sekarang jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disitu kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekitar kemaluannya. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, berasa lubang itu sudah benar-benar basah, pertanda jika dia sudah betul-betul terangsang. Kupermainkan jari-jariku sekalian cari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku masuk keluar dalam lubang yang makin licin itu.

    “Aargghh.. eemhh.. Ris kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Yuyun meracau tidak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan tubuhnya mengeliat-geliat. Tidak kupedulikan ucapannya. Tubuh Mbak Yuyun makin mengelinjang terkuasai birahi birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Yuyun menegang dan kusaksikan wajahnya memeras bercucur keringat, aqu berpikir ia sudah ingin orgasme. Kupercepat pergerakan jariku di dalam kemaluannya.

    “Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Yuyun dgn napas terengah-engah dan mendadak..
    “Oohh aahh..” Mbak Yuyun mendesah luar biasa dan pinggulnya terangkut, tubuhnya tergetar luar biasa seringkali. Berasa cairan hangat penuhi kemaluannya.
    “Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Yuyun tetap mendesah-desah menghayati kepuasan yang baru dicapainya.
    “Ris apa yang kamu laqukan kok Mbak dapat seperti begini” bertanya Mbak Yuyun.
    “Mengapa emangnya Mbak? Kataqu.
    “Baru ini kali aqu rasakan nikmat semacam ini, hebat” kata Mbak Yuyun.

    Dia selanjutnya menceritakan jika sepanjang bersama suaminya dia tidak pernah memperoleh kepuasan, karena mereka cuma sesaat saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat usai.

    “Mbak saat ini giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Yuyun menggangguk kecil.

    Aqu mulai mencumbunya kembali. Kulaqukan seperti barusan, dimulai dari bibirnya yang kulumat, selanjutnya payudaranya yang aqu cicipi, tidak lupa jari-jariku kupermainkan dalam kemaluannya.

    “Aarghh.. emhh.. ooh..” kedengar Mbak Yuyun mulai mendesah-desah kembali pertanda dia sudah
    terangsang.

    Sesudah aqu rasa cukup, aqu ingin selekasnya rasakan bagaimana rasanya menusukkan kemaluanku ke kemaluannya. Aqu menjajarkan tubuhku di atas tubuhnya dan Mbak Yuyun tahu, dia selanjutnya mengangkangkan pahanya dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Setelah tiba dimukanya aqu sangsi untuk melaqukannya.

    “Mari Ris jangan taqut, masukkan saja” kata Mbak Yuyun.

    Pelan-pelan aqu masukan kemaluanku sekalian kunikmati, bless berasa nikmat waktu itu. Kemaluanku gampang saja masuk kemaluannya karena sudah benar-benar basah dan licin. Sekarang mulai kugerakkan pinggulku turun naik pelan-pelan. Ohh enaknya.

    “Bisa lebih cepat Ris arghh.. emhh” kata Mbak Yuyun terputus-putus dgn mata merem-melek.

    Aqu mempercepat pergerakanku dan kedengar suara berkecipak dari kemaluannya.

    “Iya.. demikian.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Yuyun berbicara tidak karuan.

    Keringat kita bercucur deras sekali. Kusaksikan wajahnya makin memeras.

    “Ris, Mbak ingin.. sedap kembali.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Yuyun sekalian mendesah panjang, tubuhnya tergetar dan kurasakan kemaluannya disanggupi cairan hangat menyirami kemaluanku.

    Remasan dinding kemaluannya demikian kuat, aqupun mempercepat pergerakanku dan.. croott.. aqupun capai orgasme aahh.., kubiarkan air maniku keluar dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yang hebat, berulang-kali lebih nikmat dibanding saat aqu masturbasi. Aqu dekap tubuhnya erat-erat sekalian mengecup puting susunya nikmati kepuasan seks yang sebenarnya yang baru aqu merasai pertama kalinya dalam hidupku. Sesudah cukup kumenikmatinya aqu cabut kemaluanku dan merebahkan tubuhku disampinya.

    “Mbak Yuyun, terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sekalian kukecup pipinya.
    “Mbak Ris.. baru ini kali Mbak merasa kan kepuasan semacam ini, kamu luar biasa” kata Mbak Yuyun selanjutnya mengecup bibirku.

    Kita berdua selanjutnya tidur karena kecapaian.

    Kurang lebih jam 3 pagi aqu terjaga dan merasa haus sekali, aqu ingin cari minum. Saat aqu baru ingin turun dari tempat tidur, Mbak Yuyun terjaga.

    “Kamu ingin ke mana Ris..” ucapnya.
    “Aqu ingin mencari minum, aqu haus. Mbak Yuyun ingin?” Kataqu.

    Dia cuma menggangguk kecil. Aqu mengambil selimut untuk tutupi anuku selanjutnya aqu ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    “Ini Mbak minumnya” kataqu sekalian kusodorkan satu gelas air putih.

    Aqu duduk di pinggir tempat tidur sekalian melihati Mbak Yuyun yang tubuhnya tertutupi selimut minum air yang kuberikan.

    “Ada apakah Ris, kok kamu melihati Mbak” ucapnya.
    “Ah tidak Papah. Mbak elok” kataqu sedikit membujuk.
    “Ah kamu Ris, dapat saja, Mbak kan sudah tua Ris” kata Mbak Yuyun.
    “Benar kok, Mbak justru semakin elok saat ini” kataqu sekalian kukecup bibirnya.
    “Ris.. bisa tidak Mbak meminta suatu hal” kata Mbak Yuyun.
    “Meminta apa Mbak?” tanyaqu ingin tahu.
    “Ingin tidak kamu jika..” kata Mbak Yuyun berhenti.
    “Jika apa Mbak?” kataqu penuh tanda pertanyaan.
    “Jika.. jika kamu emm.. melaqukannya kembali” kata Mbak Yuyun dgn malu sekalian merunduk, kelihatan pipinya memeras.
    “Lho.. ucapnya barusan, sekali saja ya Ris.., tetapi saat ini kok?” kataqu memikatnya.
    “Ah kamu, kan barusan Mbak tidak ngira akan seperti begini” ucapnya manja sekalian mencubit lenganku.
    “Dgn suka hati aqu akan layani Mbak Yuyun” kataqu.

    Sebetulnya aqu baru ingin ajaknya kembali, e.. justru ia lebih dulu. Rupanya Mbak Yuyun suka. Memang betul bila seorang wanita sebelumnya pernah merasa senang, ia sendiri yang akan minta. Kita awali bercumbu kembali, ini kali aqu ingin nikmati dgn dgn sepuas hatiku. Ingin kunikmati tiap inch tubuhnya, karena sekarang aqu tahu Mbak Yuyun juga ingin. Seperti barusan, pertama kali bibirnya yang kunikmati. Dgn penuh kehalusan aqu melumat-lumat bibir Mbak Yuyun.

    Aqu semakin berani, kugunakan lidahku untuk memotong bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Yuyun mulai berani, lidahnya dimainkan hingga lidah kita sama-sama beradu, membuatku makin kerasan saja lama-lama nikmati bibirnya. Tanganku seperti barusan, bekerja di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal dimulai dari lembah sampai ke pucuknya selanjutnya aqu pelintir putingnya hingga membuat menggelinjang dan mengelinjang. Dua bukit kembar itu juga makin mengeras. Dia menggigit bibirku saat kupelintir putingnya.

    Aqu sudah senang dgn bibirnya, sekarang mulutku mengulum dan melumat payudaranya. Dgn cepat lidahku menari-nari di atas bukitnya yang putih mulus tersebut. Tanganku masih tetap meremas-remas payudaranya yang kanan. Kusaksikan mata Mbak Yuyun benar-benar redup, dan dia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya keluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. arghh.. en.. ennak Ris.. emhh..” kata Mbak Yuyun mendesah-desah.

    Mendadak tangannya menggenggam tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menggeretnya ke selangkangannya. Aqu memahami apa yang diinginnya, ternyata dia ingin aqu selekasnya permainkan kemaluannya. Jari-jarikupun selekasnya bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku masuk keluar dan kuelus-elus klentitnya membuat makin menggeliat tidak karuan.

    “Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. sedap.. oohh..” mulut Mbak Yuyun meracau.

    Setiap Mbak Yuyun berasa ingin capai orgasme, aqu stop jariku menyerang kemaluannya, sesudah ia cukup tenang, aqu mempermainkan kembali kemaluannya, kulaqukan seringkali.

    “Emhh Ris.. mari donk jangan demikian.. kau jahat oohh..” kata Mbak Yuyun meminta.

    Dengarnya membuatku merasa kasihan , tetapi aqu tidak akan membuat orgasme dgn jariku tapi dgn mulutku, aqu betul-betul ingin coba semua yang sebelumnya pernah aqu saksikan di bokep.

    Selekasnya aqu tujukan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekitar kemaluannya dan kelihatanlah kemaluannya yang merah dan mengkilat basah, benar-benar cantik karena baru ini kali menyaksikannya. Aqu cukup sangsi untuk melaqukannya, tapi rasa penasaranku seperti apakah sich rasanya menjilat-jilati kemaluan semakin lebih besar. Selekasnya aqu jilati lubang itu, lidahku kujulurkan masuk keluar.

    “Ris.. apa yang kamu laqukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Yuyun.

    Dia kaget aqu memakai mulutku untuk menjilat-jilati kemaluannya, tetapi aqu tidak hiraukan ucapannya. Saat lidahku sentuh kelentitnya, dia mendesah panjang dan tubuhnya menggelinjang tidak karuan dan selang beberapa saat tubuhnya tergetar seringkali, tangannya mencekram sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar lubang kewanitaannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Ris.. aahh..” kata Mbak Yuyun saat dia orgasme.

    Sesudah Mbak Yuyun usai nikmati kepuasan yang didapatnya, aqu mencumbunya lagi kembali karena aqu ingin capai kepuasan.

    “Giliran Mbak di atas ya saat ini” kataqu.
    “Bagaimana Ris aqu tidak tahu” kata Mbak Yuyun.

    Dibanding aqu menerangkan, langsung aqu praktikkan. Aqu tidur terlentang dan Mbak Yuyun aqu suruh mengambil langkah di atas kemaluanku, nampaknya dia mulai memahami. Tangannya menggenggam kemaluanku yang tegang luar biasa selanjutnya pelan-pelan pinggangnya di turunkan dan kemaluannya ditujukan ke kemaluanku dan dalam waktu cepat bless kemaluanku lenyap ditelan kemaluannya. Mbak Yuyun selanjutnya mulai melaqukan pergerakan turun naik, dia angkat pinggangnya dan saat sampai di kepala kemaluanku dia turunkan kembali. Sebelumnya dia perlahan-lahan tetapi dia sekarang mulai percepat pergerakannya.

    Kusaksikan wajahnya penuh dgn keringat, matanya sayu sekalian merem terbuka dan kadang-kadang dia menyaksikan kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sangat seksi wajah wanita yang sedang terkuasai birahi birahi dan sedang berusaha untuk capai pucuk kepuasan. Wajah Mbak Yuyun kelihatan benar-benar elok semacam itu ditambah lagi dengan rambut sebahunya yang kelihatan berantakan terombang ambing pergerakan kepalanya. Payudaranya juga terbuncang-guncang, selanjutnya tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras saat jari-jariku melintir puting susunya.

    “Oh emhh yaah.. ohh..” tersebut kata-kata yang keluar mulut Mbak Yuyun.
    “Aqu tidak kuat kembali Ris..” kata Mbak Yuyun sekalian stop gerakkan tubuhnya, aqu tahu dia
    selekasnya capai orgasme.

    Kurebahkan tubuhnya dan aqu selekasnya memompa kemaluannya dan selang beberapa saat Mbak Yuyun capai orgasme. Kuhentikan pergerakanku untuk biarkan Mbak Yuyun nikmati kepuasan yang didapatnya. Kemudian aqu cabut kemaluanku dan kusuruh Mbak Yuyun menungging selanjutnya kumasukkan kemaluanku dari belakang. Mbak Yuyun kelihatan cuma pasrah saja pada apa yang aqu laqukan padanya. Dia cuma dapat mendesah kepuasan.

    Sesudah senang dgn posisi ini, aqu suruh Mbak Yuyun tiduran kembali dan aqu masukan kembali kemaluanku dan memompa kemaluannya kembali karena aqu sudah ingin sekali akhirinya. Sesaat selanjutnya Mbak Yuyun ingin orgasme kembali, wajahnya memeras, tubuhnya menggeliat ke sana kesini.

    “Ahh.. oh.. Mbak ingin sedap kembali Ris.. arrghh ahh..” kata Mbak Yuyun.
    “Nantikan Mbak, ki kita bersama aqu nyaris” kataqu.
    “Mbak sudah tidak tahan Ris.. ahh..” kata Mbak Yuyun sekalian mendesah panjang, tubuhnya tergetar luar biasa, pinggulnya terangkut naik. Cairan hangat menyirami kemaluanku dan kurasakan dinding kemaluannya seolah-olah mengisap kemaluanku demikian kuat dan pada akhirnya aqupun tidak kuat dan croott.. aqupun capai orgasme, oh my god enaknya hebat. Selanjutnya kita sama-sama berangkulan kuat nikmati kepuasan yang barusan kita capai.

  • Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Istri Sahabatku Tidak Dapat Di Hindarkan

    Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Istri Sahabatku Tidak Dapat Di Hindarkan


    76 views

    “Nis, saya suka sekali berjumpa denganmu dan sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang satu hari atau dua hari di rumahku?” ucapnya padaku sekalian merengkuhku dengan kuat sekali. Nama rekan kuliahku itu ialah “Nasir”.

    Foto Bokep Barat – “Kita saksikan saja kelak. Yang terang saya benar-benar bersyukur kita dapat bertemu pada tempat ini. Mungkin berikut namanya beruntung, karena saya benar-benar tidak menyangka kalau kamu ada di kota Makassar ini” jawabku sekalian membalasnya rangkulannya. Kami berpelukan lumayan lama disekitaran pasar sentra Makassar, persisnya pada tempat berjualan cakar.

    “Mari kita ke rumah dahulu Nis, kelak kita bercakap panjang lebar di situ, sekalian kuperkenalkan istriku” ajaknya sekalian membimbingku naik ke mobil Feroza kepunyaannya. Sesudah kami datang di pelataran rumahnya, Nasir lebih dulu turun dan selekasnya buka pintu mobilnya di samping kiri lantas menyilahkan saya turun.

    Saya benar-benar takjub menyaksikan rumah rumahnya yang dengan lantai 2. Lantai bawah dipakai sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sedangkan lantai atas dipakai untuk tempat tinggal dengan istri. Saya cuma turut ada berada di belakangnya.

    “Berikut hasil usaha kami Nis sepanjang sekian tahun di Makassar” ucapnya sekalian memperlihatkan setumpukan beras dan ruang kantornya.
    “Wah lumayan hebat kamu Sir. Usahamu lumayan. Kamu benar-benar sukses dibandingkan saya yang masih belum terang sumber kehidupanku” kataku kepadanya.
    “Dar, Dar, berikut rekan kuliahku dahulu yang dulu pernah kuceritakan kemarin. Perkenalkan istri elok saya” teriak Nasir panggil istrinya dan secara langsung kami diperkenalkan.
    “Sidar”, kata istrinya menyebutkan namanya saat kusalami tangannya sekalian dia tersenyum ramah dan manis seakan memperlihatkan rasa keceriaan.
    “Anis”, kataku juga sekalian membalasnya senyumnya.

    Kelihatannya Sidar ini ialah seorang istri yang murah hati, ramah dan selalu memiara kecantikannya. Umurnya kutaksir baru sekitaran 25 tahun dengan badan sedikit langsing dan tinggi tubuh sekitaran 145 cm dan memiliki rambut cukup panjang. Tangannya berasa hangat dan lembut sekali.

    Sesudah usai menyambutku, Sidar lantas menyilahkanku duduk dan dia cepat-cepat masuk ke seakan ada masalah penting di dalamnya. Baru saja kami bincang-bincang sekitar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Sidar di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu dan beberapa kue bagus disajikan oleh Sidar di meja yang terdapat di muka kami.

    “Silakah Kak, dicicipi sajian ala-ala kandungannya” ajakan Sidar sentuh secara langsung ke lubuk hatiku. Selain senyum manisnya, kehalusan suaranya, karena performa, kecantikan dan sengatan berbau farfumnya yang wangi tersebut. Dalam hati kecilku menjelaskan, betapa suka dan berbahagianya Nasir dapat memperoleh istri seperti Sidar ini. Andaikan saya memiliki istri seperti ia, tentu saya tidak dapat kemanapun

    “Eh, kok justru melamun. Ada permasalahan apa Nis sampai termenung demikian? Apa yang mengusik pikiranmu?” kata Nasir sekalian menggenggam bahuku, hingga saya benar-benar terkejut dan tersentak. “Ti.. Tidak ada permasalahan apapun kok. Cuma saya merenungkan sesaat mengenai tatap muka kita ini hari. Mengapa dapat terjadi yah,” alasanku.

    Sidar cuma termenung dengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tetapi kadang-kadang dia melihatiku dan memperlihatkan muka cerianya. “Saat ini giliranmu Nis narasi mengenai perjalanan hidupmu bersama istri sesudah semenjak barusan cuma saya yang berbicara.

    Silakan saja narasi panjang lebar mumpun ini hari saya tidak ada aktivitas di luar. Kembali juga anggaplah ini hari ialah hari kelebihan kita yang penting dirayakan bersama-sama. Tidakkah demikian Dar..?” kata Nasir seakan mencari support dari istrinya dan waktunya siap dipakai khusus bagiku.

    “Ok, jika begitu saya akan sampaikan sedikit mengenai kehidupan rumah tanggaku, yang bertolak-belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sekalian membenahi dudukku di bangku empuk tersebut.

    “Maaf bila mau tak mau kuungkapkan dengan terang-terangan. Sebetulnya kedatanganku di kota Makassar ini oleh sebab dipacu oleh masalah rumah tanggaku.

    Saya selalu bercekcok dan berkelahi dengan istriku karena saya kesusahan memperoleh lapangan pekerjaan yang pantas dan mempu menjaga keluargaku. Pada akhirnya kuputuskan untuk tinggalkan rumah buat mencari kerja di kota ini.

    Eh.. Belum saya dapatkan tugas, mendadak kita bertemu barusan sesudah 2 hari saya ke situ kemari. Mungkin tatap muka kita ini ada maknanya. Mudah-mudahan saja tatap muka kita ini adalah jalan keluar untuk menangani kesusahan rumahtanggaku” Ceritaku dengan jujur pada Nasir dan istrinya.

    Dengar cerita bersedihku itu, Nasir dan istrinya tidak sanggup memberi komentar dan terlihat turut bersedih, bahkan juga kami semua termenung sesaat. Lantas secara serempak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seakan ingin menjelaskan suatu hal, tetapi mendadak mereka sama-sama melihat dan tutup lagi mulutnya seakan mereka sama-sama berharap untuk mengawali, tetapi justru mereka tertawa terbahak-bahak, yang membuatku bingung dan memaksakan tertawa.

    “Ini Nis, mungkin tatap muka kita ini betul ada maknanya, karena kebenaran sekali kami perlu rekan seperti kamu di dalam rumah ini.

    Kami kan belum sempat dianugerahi seorang anak, hingga kami selalu kesepian. Terlebih lagi bila saya ke luar kota contohnya ke Bone, karena itu istriku mau tak mau sendiri di dalam rumah walaupun sesekali dia panggil sepupunya untuk temani sepanjang saya tidak ada, tetapi saya masih tetap menghawatirkannya.

    Karena itu, bila tidak memperberat, saya harapkan kamu tinggal bersamaku. Anggaplah kamu telah peroleh lapangan pekerjaan baru untuk sumber mata pencarianmu. Semua kepentingan setiap harimu, saya coba memikul sama sesuai potensiku” kata Nasir sungguh-sungguh yang kadang-kadang diokein oleh istrinya.

    “Maaf teman, saya tidak ingin menyusahkan dan memberatkanmu. Biarkanlah saya mencari kerja pada tempat lain saja dan..” Belum saya usai berbicara, mendadak Nasir menggunting dan berbicara..
    “Jika kamu tolak tawaranku ini bermakna kamu tidak menganggapku kembali sebagai teman dekat. Kami tulus dan berniat baik kepadamu Nis” ucapnya.
    “Tapi,” Belum kuutarakan tujuanku, mendadak Sidar ikut juga berbicara..
    “Betul Kak, kami benar-benar memerlukan rekan di dalam rumah ini. Telah lama ini kami sedang pikirkan tetapi mungkin baru ini kali disandingkan orang yang pas dan sama sesuai hati nurani.

    Apalagi Kak Anis ini teman dekat lama Kak Nasir, hingga kami tidak butuh ragukan kembali. Bahkan juga kami benar-benar suka bila Kak sekaligus jemput istrinya untuk tinggal dengan kita di dalam rumah ini” perkataan Sidar memberikan dorongan kuat padaku.

    “Jika demikian, bolehkah buat. Mau tak mau kuterima dengan suka hati, sekalian kuucapkan terima kasih yang tidak terbatas atas budi bagusnya. Tetapi sayang, saya tidak mempunyai ketrampilan apapun untuk menolong kalian” kataku dengan pasrah.

    Mendadak Nasir dan Sidar bersama berdiri dan secara langsung sama-sama berangkulan, bahkan juga sama-sama mengecup bibir sebagai pertanda kebahagiaannya. Lantas Nasir meneruskan rangkulannya padaku dan mengecup pipiku, hingga saya sedikit malu dibikinnya.

    “Terima kasih Nis atas ketersediaanmu terima tawaranku mudah-mudahan kamu bahagia dan tidak kesusahan apapun itu di dalam rumah ini.

    Kami tidak memerlukan ketrampilanmu, tetapi kedatanganmu temani kami di dalam rumah ini. Kami cuma perlu rekan bermain dan ganti pikiran, karena tenaga kerjaku telah cukup buat menolong mengurus usahaku di luar. Kami setiap saat memerlukan nasihatmu dan istriku tentu merasa terhibur dengan kedatanganmu temani bila saya keluar dari rumah” ucapnya dengan senang dan suka dengar persetujuanku.

    Lebih kurang sebulan lama waktunya kami seakan cuma diberlakukan sebagai raja di dalam rumah tersebut. Makanku diurusi oleh Sidar, tempat tidurku kadangkala dibikin bersih olehnya, bahkan juga dia minta untuk membersihkan bajuku yang kotor tetapi saya berkeberatan.

    Sepanjang waktu itu juga, saya telah diperlengkapi baju, bahkan juga kamar tidurku dibelikan TV 20 inch komplet dengan VCD-nya. Saya benar-benar malu dan merasa berutang budi dari mereka, karena selainnya baju, aku juga dikasih uang kontan yang banyaknya lumayan besar buatku, bahkan juga terakhir kuketahui bila dia sering kirim baju dan uang ke istri dan beberapa anakku di Bone melalui mobil.

    Kami bertiga cukup dekat dan hidup pada sebuah rumah seperti saudara kandungan bersenda canda, bercengkerama dan berkawan tanpa batasan seakan tidak ada ketidaksamaan status seperti majikan dan pegawainya. Kebebasan pertemananku dengan Sidar mencapai puncak saat Nasir pergi ke Sulawesi Tenggara sepanjang sekian hari untuk bawa beras untuk dipasarkan di situ sebab ada keinginan dari langganannya.

    Saat malam pertama pemberangkatan Nasir, Sidar terlihat senang sekali seakan tidak ada kekuatiran apapun. Bahkan juga sebelumnya sempat menjelaskan ke suaminya itu jika dia tidak takut kembali ditinggal walaupun beberapa bulan lama waktunya karena telah ada yang mengawasinya, tetapi ucapannya itu dia anggap sebagai bentuk komedi pada suaminya. Nasir juga terlihat tidak ada kekuatiran tinggalkan istrinya dengan argumen yang masih sama.

    Malam itu kami (saya dan Sidar) melihat bersama di ruangan tamu sampai tengah malam, karena kami sekalian ganti pengalaman, termasuk masalah saat sebelum nikah dan background perkawinan kami masing-masing. Sikap dan perilaku Sidar sedikit berlainan dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Sidar membuat kopi susu dan memberikanku bersama pisang susu, lantas kami cicipi bersama sekalian menonton.

    Dia makan sekalian tiduran di sampingku seakan dipandang biasa-biasa saja. Kadang-kadang dia mengubah badannya kepadaku sekalian menceritakan, tetapi saya berpura-pura berlaku biasa, walaupun ada ganjalan aneh dalam benakku. “Nis, kamu tidak berkeberatan khan temaniku menonton malam hari ini? Esok khan tidak ada yang mengusik kita hingga kita dapat tidur siang sepuas hati?” bertanya Sidar mendadak seakan dia tidak mengantuk sedikitpun.

    “Tidak kok Dar. Saya malah suka dan berbahagia dapat menonton bersama majikanku” kataku sedikit memujinya. Sidar lantas mencubitku dan..
    “Wii de.. De, kok saya diberitahu majikan. Sebel saya dengarnya. Ah, jangan kembali kata itu kembali dech, saya tidak sudi diundang majikan” ucapnya.
    “Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf bila tidak suka, saya cuma bermain-main. Lantas saya harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
    “Terserah deh, yang terpenting bukan majikan. Tetapi saya lebih senang bila kamu panggil saya adik” ucapnya rileks.
    “Oke jika demikian penginnya. Saya akan panggil adik saja” kataku kembali.
    Malam makin terlarut. Tidak satu juga kedengar suara terkecuali suara kami berdua dengan suara TV. Sidar mendadak bangun dari pembaringannya.

    “Nis, apa kamu kerap menonton kaset VCD bersama istrimu?” bertanya Sidar dengan sedikit rendah suaranya seakan tidak ingin didengarkan seseorang. “Eng.. Sebelumnya pernah, tetapi sama sama orang lain karena kami menonton di tempat tinggalnya” jawabku sembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang mendadak dan agak aneh tersebut.

    “Kamu ingat judulnya? Atau alur ceritanya?” tanyanya kembali.
    “Saya lupa judulnya, tetapi pemainnya ialah Rhoma Irama dan ceritanya ialah permasalahan pertalian cinta” jawabku dengan berpura-pura berlaku biasa.

    “Masih ingin tidak kamu temani saya menonton film dari VCD? Kebenaran saya punyai kaset VCD yang banyak. Judulnya beberapa macam. Terserah yang mana Anis sukai” penawarannya, tetapi saya sebelumnya sempat berpikir jika Sidar akan putar film yang serba aneh, film orang dewasa dan umumnya khusus dilihat oleh suami istri untuk menghidupkan nafsunya. Sesudah aku pikir semua risiko, keyakinan dan dosa, saya lantas membuat argumen.

    “Sebetulnya saya suka sekali, tetapi saya takut.. Eh.. Maaf saya benar-benar mengantuk. Bila tidak berkeberatan, lain barangkali, tentu kutemani” kataku sedikit ragu dan takut alasanku salah. Tetapi pada akhirnya dia terima walaupun kelihatannya sedikit sedih di mukanya dan kurang semangat.

    “Baik bila memang kamu telah mengantuk. Saya tidak ingin benar-benar memaksakanmu, kembali juga saya cukup suka dan berbahagia kamu siap temaniku menonton sampai selarut ini. Mari kita masuk tidur” ucapnya sekalian mematikan TV-nya, tetapi saat sebelum saya tutup pintu kamarku, saya menyaksikan sesaat dia sebelumnya sempat memerhatikanku, tetapi saya berpura-pura tidak mempedulikannya.

    Di atas tempat tidurku, saya resah dan kebingungan memutuskan mengenai alasanku bila esok atau lusa dia ajakku lagi menonton film itu. Di antara ingin, malu dan perasaan takut selalu menghantukiku. Mungkin ia alami hal yang masih sama, karena dari dalam kamarku selalu kedengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup dan air di dalam kamar mandi selalu terdengaran tertumpah.

    Sesudah kami makan malam bersama esok harinya, kami kembali menonton TV sama di ruangan tamu, tetapi performa Sidar ini kali cukup lain dari umumnya. Dia kenakan pakaian serba tipis dan tercium berbau farfumnya yang wangi menusuk hidup sepanjang ruangan tamu tersebut.

    Jantungku sebelumnya sempat berdebar-debar dan hatiku resah cari argumen untuk menampik ajakannya itu, walaupun pergolakan hati kecilku untuk meng ikuti tekadnya lebih besar dibanding penolakanku. Belum saya sebelumnya sempat temukan argumen pas, karena itu

    “Nis, masih ingat janjimu semalam? Atau kamu telah mengantuk kembali?” pertanyaan Sidar mendadak mengagetkanku.

    “O, oohh yah, saya ingat. Menonton VCD khan? Tetapi jangan yang seram-seram dong filmnya, saya tidak sukai. Kelak saya mimpi jelek dan membuatku sakit, khan ribet jadi” jawabku mengingati tidak untuk putar film porn.

    “Kita simak saja bermainnya. Kamu tentu suka melihatnya, karena saya percaya kamu tidak pernah melihatnya, kembali juga ini film baru” kata Sidar sekalian raih kotak yang berisi setumpukan kaset VCD lantas menarik sekeping kaset yang paling di atas seakan dia sudah menyiapkannya, lantas masukkan ke CD, lantas undur dua cara dan duduk di sampingku menanti apa kiranya yang hendak ada di monitor TV itu.

    Dag, dig, dug, getaran jantungku benar-benar keras menanti gambar yang hendak tampil di monitor TV. Sebelumnya saya percaya jika filmnya ialah film yang bisa dipertontonkan dengan umum karena gambar pertama kali yang ada ialah 2 orang gadis yang berloma naik speed board atau sampan dan sama-sama balapan di atas air sungat.

    Tetapi dua menit selanjutnya, ada juga 2 orang pria memburuhnya dengan naik kendaraan yang masih sama, pada akhirnya keempatnya berjumpa di pinggir sungai dan bergandengan tangan lantas masuk ke dalam salah satunya villa untuk santai bersama-sama.

    Selang beberapa saat mereka berpasang-pasangan dan sama-sama buka bajunya, lantas sama-sama merengkuh, mencium dan sebagainya seperti seperti suami istri. Niat penolakanku barusan mendadak terlewatkan dan terpindah dengan niat tekadku.

    Kami tidak sanggup keluarkan kata-kata, khususnya saat kami melihat dua pasang muda mudi bertelanjang bundar dan sama-sama menjilat-jilati kemaluannya, bahkan juga sama-sama mengadu alat yang paling vitalnya. Kami cuma dapat sama-sama melihat dan tersenyum.

    “Bagaimana Nis,? Asyik khan? Atau mengganti lainnya yang lucu-lucu?” pancing Sidar, tetapi saya tidak menjawab, justru saya melenguh panjang. “Apa kamu kerap dan suka menonton film beginian bersama suamimu?” gantian saya menanyakan, tetapi Sidar cuma melihatku tajam lantas menggangguk.

    “Hmmhh” kudengar suara napas panjang Sidar keluar mulutnya. “Apa kamu sebelumnya pernah praktikkan seperti pada film itu Nis?” bertanya Sidar saat salah seorang wanitanya sedang menungging lantas lelakinya menusukkan kontolnya dari belakang lantas mengocaknya dengan kuat.

    “Tidak, tidak pernah” jawabku singkat sekalian bernafas lagi panjang.
    “Maukah kamu mencoba kelak?” bertanya Sidar dengan suara rendah.
    “Sama siapa, kami khan pisah dengan istri untuk saat ini” kataku.
    “Bila kamu berjumpa istrimu kelak atau wanita lain contohnya” kata Sidar.

    “Yachh.. Kita simak saja kelak. Bisa kami coba kelak hahaha” kataku. “Nis, apa malam hari ini kamu tidak mau mencoba?” Bertanya Sidar sekalian sedikit rapatkan badannya padaku. Karena sangat rapatnya hingga badannya berasa hangatnya dan berbau wanginya.

    “Sama siapa? Apa sama wanita di TV itu?” tanyaku memancing. “Bagaimana bila dengan saya? Mumpung cuma kita berdua dan tidak akan ada orang yang lain tahu. Ingin khan?” Bertanya Sidar lebih terang ke arah sekalian sentuh tanganku, bahkan juga menyandar tubuhnya ke tubuhku.

    Benar-benar saya terkejut dan jantungku seakan lepas dengar perincian pertanyaannya itu, apalagi dia menyentuhku. Saya tidak sanggup kembali berpikiran apapun, tetapi terima apa yang ada malam tersebut. Saya tidak mungkin akan sanggup menampik dan menyebalkannya, apalagi saya benar-benar inginkannya, karena sudah beberapa waktu saya tidak lakukan seks dengan istriku. Saya coba rapatkan tubuhku juga, lantas mengelus tangannya dan merengkuh punggungnya, hingga berasa hangat sekali.

    “Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau realita?” Tanyaku sangat senang. “Akan kubuktikan keseriusanku sekarang ini. Merasai ini sayang” mendadak Sidar melonjak lantas mengangkangi ke-2 pahaku dan duduk di atasnya sekalian merengkuhku, dan mencium pipi dan bibirku terus-menerus.

    Pasti saya tidak sanggup sia-siakan kesempatan kali ini. Saya selekasnya menyambutnya dan membalas dengan sikap dan perlakuan yang masih sama. Kelihatannya Sidar ingin selekasnya menunjukkan dengan melepaskan sarung yang digunakannya, tetapi saya belum ingin buka celana panjang yang terpakai malam tersebut.

    Pergumulan kami dalam sikap duduk lumayan lama, walaupun berulang-kali Sidar mintaku agar selekasnya melepas celanaku, bahkan juga dia sendiri seringkali berusaha buka kancingnya, tetapi sering kali kuminta supaya dia bersabar dan perlahan-lahan karena waktunya benar-benar panjang.

    “Mari Kak Nis, cepat sayang. Saya sudah tidak tahan ingin memberikan bukti” bujuk Sidar sekalian melepaskan rangkulannya lantas dia tidur terlentang di atas karpet abu-abu sekalian tarik tanganku untuk menindihnya. Saya tidak sampai hati biarkan dia ingin tahu terus, hingga saya selekasnya menindihnya.

    “Membuka celana sayang. Cepat.. Saya telah lelah nih, mari donk,” pintanya.

    Aku juga selekasnya mengikuti permohonannya dan melepaskan celana panjangku. Kemudian, Sidar menjepitkan ujung jemari kakinya ke sisi atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tetapi dia gagal karena saya menyengaja mengusung punggungku tinggi-tinggi untuk menghindariinya.

    Saat saya coba membuka pakaian daster yang dipakaianya ke atas lantas dia sendiri melepasnya, saya terkejut karena tidak kusangka jika dia benar-benar tidak gunakan celana. Dalam hatiku jika mungkin dia memang menyengaja bersiap akan bersetubuh denganku malam tersebut.

    Di bawah cahaya lampu 10 W yang diimbangi sinar TV yang makin hebat bermain bugil, saya benar-benar terang melihat sebuah lubang yang dikitari daging montok yang putih mulus yang tidak banyak bulu selembar juga. Terlihat mencolok sebuah benda imut seperti biji kacang di tengahnyanya.

    Rasanya cukup melawan dan meninggikan birahiku, tetapi saya masih tetap berusaha mengontrolnya supaya saya dapat semakin lama bermain dengannya. Dia saat ini telah bugil 100%, hingga kelihatan bentuk badannya yang langsing, putih mulus dan sangat indah dilihat.

    “Mari dong, nantikan apalagi sayang. Jangan dibiarkan saya teraniaya semacam ini” pinta Sidar tidak pernah stop agar selekasnya nikmati pucuknya.”Tenang sayang. Saya pasti memberikan kepuasanmu malam hari ini, tetapi saya masih ingin bermain semakin lama agar kita semakin banyak menikmatinya”kataku.. Secara perlahan-lahan tetapi tentu, ujung lidahku mulai sentuh pinggir lubang kepuasannya hingga membuat pinggulnya bergerak dan berdesis.

    “Nikmat khan jika ini?” tanyaku berbisik sekalian menggerakkan lidahku ke kanan dan ke kiri lantas memencetnya lebih dalam hingga Sidar 1/2 berteriak dan mengusung tinggi-tinggi bokongnya seakan dia menyongsong dan ingin perdalam masuknya ujung lidahku. Dia cuma menggangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.

    “Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tidak sanggup dikurangkan saat saya gocok-gocokkan lebih dalam dan keras dan cepat masuk keluar ke lubang kemaluannya. “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Saya tidak pernah rasakan semacam ini awalnya” ucapnya dengan suara yang cukup keras sekalian menarik-narik kepalaku supaya lebih rapat .

    “Bagaimana? Siap menyongsong lidahku yang panjang kembali keras?” tanyaku sekalian melepas semua bajuku yang tetap sisa dan kamipun sama bugil. Persentuhan badanku tidak satu helai benangpun yang melapisnya. Berasa hangatnya udara yang keluar badan kami.

    “Iiyah,. Dari barusan saya menanti. Mari,. Cepat” kata Sidar terburu-buru sekalian buka lebar-lebar ke-2 pahanya, bahkan juga buka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kanan kiri ke-2 bibirnya untuk mempermudah jalannya kemaluanku masuk lebih dalam .

    Aku juga tidak ingin menahan-nahan kembali karena saya telah senang bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi ke-2 nya benar-benar basah. Saya lantas mengusung ke-2 kakinya sampai bertumpu ke bahuku lantas berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang semenjak barusan menanti tersebut. Rupanya tidak sanggup kutembus sekalian sama sesuai kemauanku. Ujung kulit penisku ketahan, walau sebenarnya Sidar bukan perawan kembali.

    “Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Sidar saat ujung penisku sedikit kutekan cukup keras. Saya gerakkan ke kanan dan ke kiri tetapi juga belum sukses ambles.

    Saya turunkan ke-2 kakinya lantas raih sebuah bantal bangku yang di belakanku lantas kuganjalkan di bawah pinggulnya dan buka lebar ke-2 pahanya lantas kudorong penisku cukup keras hingga mulai masuk separuhnya. Sidarpun mendesah keras tetapi tidak berbicara apapun, hingga saya tidak perduli, justru makin kutekan dan kudorong masuk sampai ambles semuanya.

    Sesudah semua tangkai penisku tenggelam semua, saya sesaat stop bergerak karena lelah dan melenturkan tubuhku di atas badan Sidar yang diam sekalian bernafas panjang seakan baru ini kali nikmati benar persetubuhan.

    Sidar menggerak kembali -gerakkan pinggulnya dan aku juga menyambutnya. Bahkan juga saya ambil mundur-maju dikit demi sedikit sampai jalannya cukup cepat lantas cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar-putar selaras hingga memunculkan bunyi-bunyian yangberirama juga.

    “Tahan sesaat” kataku sekalian mengusung kepala Sidar tanpa mengambil penisku dari lubang vagina Sidar hingga kami dalam sikap duduk.

    Kami sama-sama merengkuh dan gerakkan pinggul, tetapi sesaat karena berasa susah. Lantas saya tiduran dan terlentang sekalian menarik ke Sidar meng ikutiku, hingga Sidar ada di atasku. Kusarankan supaya dia menggoyang, mengocak dan memompa dengan keras kembali cepat.

    Dia juga cukup memahami kemauanku hingga ke-2 tangannya bertopang di atas dadaku lantas menghentakkan cukup keras bolak kembali bokongnya ke penisku, hingga kelihatan kepalanya lemas dan seakan ingin jatuh karena baru kali itu dia melakukan dengan posisi semacam itu. Karenanya, kumaklumi bila dia cepat lelah dan selekasnya jatuhkan badannya melekat ke atas badanku, walaupun pinggulnya tetap bergerak turun naik.

    “Kamu mungkin benar-benar lelah. Bagaimana jika mengganti posisi?” kataku sekalian mengusung badan Sidar dan melapas rangkulannya.

    “Posisi bagaimana kembali? Saya beberapa kali sudah merasa sangat nikmat” tanyanya bingung seakan tidak tahu apakah yang akan kulakukan, namun masih tetap dia ikutinya permintaanku karena dia juga merasa begitu nikmat dan belum pernah merasakan permainan semacam itu sebelumnya.

    “Terima saja permainanku. Saya akan perlihatkan sejumlah pengalamanku”
    “Yah.. Yah.. Cepat kerjakan apa” ucapnya singkat.

    Saya berdiri lantas mengusung badannya dari belakang dan kutuntunnya sampai dia dalam posisi nungging. Sesudah kubuka sedikit ke-2 pahanya dari belakan, saya lantas menusukkan lagi ujung penisku ke lubangnya lantas mengocak dengan keras dan cepat hingga memunculkan bunyi dengan irama yang cantik bersamaan dengan pergerakanku.

    Sidar juga tersengal-sengal dan napasnya terputus-putus terima kepuasan tersebut. Posisi kami ini tidak lama karena Sidar tidak sanggup meredam rasa capeknya berlutut sekalian kupompa dari belakan. Karena itu, saya balikkan ke tempat awal yakni tidur terlentang dengan paha lebar terbuka lantas kutindih dan kukocok dari depan, lantas kuangkat ke-2 kakinya bertumpu ke bahuku.

    Posisi berikut yang membuat permainan kami mencapai puncak karena selang beberapa saat, Sidar berteriak-teriak sekalian merengkuh keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan juga kadang-kadang menarik keras mukaku melekat ke mukanya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersama dengan itu juga, saya rasakan ada cairan hangat mulai menyebar di tangkai penisku, khususnya saat berasa sekujur badan Sidar gemetaran.

    Saya masih tetap berusaha untuk menghindar dari tatap muka di antara spermaku dengan sel telur Sidar, tetapi telat, karena baru saya coba mengusung punggungku dan punya niat menumpahkan di luar rahimnya, tetapi Sidar justru mengikatkan tangannya lebih kuat seakan molorangku menumpahkan di luar yang pada akhirnya cairan kental dan hangat itu mau tak mau tumpah semuanya dalam kandungan Sidar.

    Sidar kelihatannya tidak menyesal, justru sedikit cerah menerimanya, tetapi saya diliputi perasaan takut kalau-kalau menjadi janin nanti, yang hendak membuatku malu dan jalinan persahabatanku amburadul. Sesudah kami sama capai pucuk, senang dan nikmati persetubuhan yang sebenarnya, kami lantas terkapar di atas karpet tanpa bantal. Monitor TV telah warna biru karena pergumulan filmnya semenjak barusan usai.

    Saya saksikan jam dinding memperlihatkan jam 12.00 malam tanpa berasa kami bermain lebih kurang 3 jam. Kami sama termenung dan tidak sanggup berbicara apapun itu sampai tertidur pulas. Sesudah terjaga jam 7.00 pagi pada tempat itu, rasanya tetap berasa lelah bersatu fresh.

    “Nis, kamu benar-benar luar biasa. Saya tidak pernah memperoleh kepuasan dari suamiku sejauh ini sama seperti yang kamu beri semalam” kata Sidar saat dia terjaga pagi itu sekalian merengkuhku.
    “Betul nih, jangan-jangan cuma gombal untuk menggembirakanku” tanyaku.
    “Sumpah.. Terang-terangan suamiku semakin banyak pikirkan kesukaannya dan posisi bermainnya cuman satu saja.

    Dia di atas dan saya di bawah. Terkadang dia lemah saat sebelum kami apapun. Kontolnya pendek sekali hingga tidak sanggup memberi kepuasan padaku sama seperti yang kami beri. Seandainya saja kamu suamiku, tentu saya berbahagia sekali dan selalu ingin bersetubuh, jika perlu tiap hari dan tiap malam” tuturnya seakan menyesali hubungan dengan suaminya dan memperbandingkan denganku.

    “Jangan sayang. Itu namanya telah jodoh yang tidak sanggup kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan serong. Biarlah. Yang terpenting kita telah menikmatinya dan terus akan menikmatinya” kataku sekalian menentramkannya sekalian mencium keningnya.

    “Maukah kamu terus-terusan memberikan kepuasan seperti semalam itu saat suamiku tidak ada di dalam rumah” tanyanya menuntut janjiku. “Iyah, tentu sepanjang aman dan saya tinggal bersamamu. Ada banyak permainanku yang masih belum kutunjukkan” kataku janji akan mengulangnya

    “Bagaimana jika istri dan beberapa anakmu kelak tiba?” tanyanya cemas.
    “Mudah ditata. Saya kan pembantumu, hingga saya dapat selalu dekat denganmu tidak ada keraguan istriku.

    Apalagi istriku tentu tidak kuat ada di kota karena dia telah terlatih di daerah bersama keluarganya tetapi yang kutakutkan bila kamu hamil tanpa dianggap suamimu” kataku. “Saya tidak akan hamil, karena saya akan makan pil KB saat sebelum bermain sama seperti yang kulakukan semalam, karena sudah kurencanakan” kara Sidar terang-terangan.

    Sesudah kami bincang-bincang sekalian berbaring di atas karpet, kami lantas ke kamar mandi setiap bersihkan diri lantas kami ke pelataran rumah bersihkan sesudah makan pagi pagi bersama-sama. Semenjak waktu itu, kami hampir tiap malam melakukan, khususnya saat suami Sidar tidak ada di dalam rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan juga seringkali kulakukan di kamarku saat suami Sidar tetap tertidur di kamarnya, karena Sidar sendiri yang bertandang ke kamarku saat sedang “haus”.

    Entahlah sampai kapan ini akan berjalan, tetapi yang terang sampai sekarang ini kami masih selalu ingin melakukan dan tidak ada pertanda keraguan dari suaminya dan dari istriku.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Nikmat Seolah-olah Meletus

    Cerita Sex Berhubungan Intim Nikmat Seolah-olah Meletus


    112 views

    Mereka berbicara dengan suara keras dan suara tinggi seolah tengah memperdebatkan suatu hal.sebuah hal. Saya tidak ingin ikut serta dengan perbincangan mereka. Toh saya pun tidak tahu ujung pangkalnya. Sesudah dilerai oleh Satpam, wanita yang hadirnya terakhir pada akhirnya pergi dengan tetap membentak-bentak wanita pertama dalam bahasa Sunda.

    Foto Bokep Barat – Saya yang cuma sedikit tahu bahasa Sunda masih tidak dapat seutuhnya tangkap apa yang terjadi di dekatku. Saya mulai tertarik dan memerhatikan mereka. Wanita pertama barusan cuma diam saja, walaupun raut wajahnya memperlihatkan kekecewaan. Kudekati dan kutanya,

    “Mengapa Teh, maaf keliatannya kembali berantem. Apa sich permasalahannya?”

    “Tidak papah kok. Ia mendakwaku ada jalinan dengan suaminya. Walau sebenarnya saya terkait dengan suaminya cuma hanya masalah tugas,” ucapnya. “Ya telah, teteh keliatannya tetap kecewa. Minum es dahulu yok agar tenang,” kuajak ia untuk duduk minum di cafe yang terdapat banyak di situ.

    Kami pesan es buah. Kutawarkan untuk makan tetapi ia menampiknya.

    “Terima kasih Aa. Saya teh sudah tidak ada selera makan dan lagian tetap kenyang,” ucapnya lembut. Aku juga maklum. Mungkin sesudah berkelahi barusan walaupun perut lapar menjadi tidak ada nafsu makan. Sesudah order kami tiba, dia mengeduk gelasnya pelan-pelan dengan sendoknya.

    “Telah tenang sekarang ini. Jika bisa tahu, apa sich permasalahan sebetulnya?” tanyaku.
    “Saya memang akhir-akhir ini kerap jalan dengan suaminya untuk masalah tugas. Eh si dia cemburu saat bertemu kami di Cibinong,” jawabannya.
    “Kan dapat dijelasin ama suaminya?”

    “Telah, tetapi ia tidak terima. Disebut saya gatel, wanita murahan dan lain-lainnya. Dibanding saya ladenin, kelak menjadi semakin ramai saya tinggal pulang saja ke kantor. Eh ia belum senang dan telepon ke kantor. Ucapnya tungguin malam nanti di Wartel sini supaya bisa usai. Sampai di sinipun saya tetap dimaki-maki. Untung dilerai sama Satpam”.

    Pada akhirnya saya tahu ia namanya Titin dan bekerja sebagai supervisor produksi di salah satunya pabrik tekstil yang terdapat banyak disekitaran Cibinong. Tempat tinggalnya disekitaran Biotrop. Suaminya minggat sama perempuan lain enam bulan kemarin.

    Jadi statusnya saat ini menggantung. Janda tidak, bersuamipun tidak . Ia belum mempunyai anak. Janda kembang menggantung, pikirku. Tubuhnya ramping condong kurus, kulitnya bersih dengan dada membusung dibalik seragamnya. Ada keelokan tertentu menyaksikan seorang wanita dalam baju seragam. Eksotik.

    Entahlah mengapa jika bertemu wanita sering statusnya janda. Tetapi sebetulnya aku juga tidak ingin menghancurkan keperawanan seorang gadis. Buatku beban beratnya. Lebih santai dengan janda atau gadis yang tidak perawan. Tak perlu mengajarkan .

    “Saya ingin pulang , tetapi pikiranku jemu. Dibawa tidurpun tentu tidak mau,” ucapnya kembali.
    “Jika begitu kita jalan ke Pucuk saja yok. Menentramkan pikiran,” ajakku.
    “Bisa, tetapi jangan kemalaman ya!”
    “Tidak, kan rumahmu tidak terlampau jauh ke Pucuk”.

    Saya mulai berpikiran, tentu kami tidak akan kemalaman, paling-paling kepagian. Kamipun selekasnya habiskan minuman dan selekasnya pergi ke Pucuk. Sampai di wilayah Cibogo, dia meminta turun dan ajak jalan kaki telusuri jalan raya.

    Beberapa GM yang menangkap mangsa tawarkan pemondokan pada kami. Saya cuma melihat Titin dan rupanya ia cuek saja dengan penawaran GM barusan. Dinginnya udara Pucuk mulai berasa. Dia mulai kedinginan dan mendekapkan ke-2 tangannya di dadanya.

    “Dingin?” tanyaku.

    Titin cuma menggangguk saja. Sekalian jalan kulingkarkan tangan kiriku pada pundak kirinya. Dia menggeliat sedikit, kelihatannya menampik dekapanku. Tetapi tanganku masih tetap didiamkan di pundaknya. Bahkan juga tangan kanannya melingkar di pinggangku dan mencubitku. Saya gerakkan pinggulku sedikit kegelian. Sampai di muka sebuah wisma kami stop.

    “Masuk yok!” ajakku.

    “Ingin ngapain. Ucapnya tidak sampai malam,” jawabannya. Ada suara kebimbangan atau mungkin saja kepura-puraan. “Ngapain saja terserah kita donk. Lagian jika 2 orang berlainan tipe masuk ke dalam hotel ngapain?” pancingku. “Tidur saja. Kamu merem, saya merem. Aman kan,” ucapnya.

    “Tidak mau. Jika kamu merem saya terbuka, kebalikannya jika kamu terbuka saya yang merem, agar ada yang menjaga,” kataku melemparkan umpan makin dalam.
    “Mari. Tetapi kamu janji jangan beberapa macam. Awas kelak,” ucapnya mengancamku.

    Dari suaranya umpanku telah termakan. Tinggal ulur tarik tali saja supaya ikannya tidak lepas. Kami masuk ke kamar. Kuperiksa sesaat kelengkapannya. Janganlah sampai kembali tanggung room boy tiba antara kekurangannya. Saya meminta air putih untuk dalam kamar.

    Walaupun udara dingin, saya percaya kelak tentu perlu minum. Titin masuk ke kamar mandi dan sesaat selanjutnya kedengar suara air yang keluar capitan pintu gua. Wsshh dan tidak lama suara siraman air. Saya keluar kamar, berdiri di teras kamar sekalian menyaksikan situasi.

    Sepi, karena memanglah bukan week end. Saya masuk kembali ke kamar. Kebenaran Titin juga keluar kamar mandi. Pintu keluar dan pintu kamar mandi bersisihan tempatnya. Kupandangi muka Titin, kupegang tangannya dan dengan sekali tarikan dia telah ada pada dekapanku. Dia sedikit meronta, tetapi rasanya cuma penampikan berpura-pura.

    “Jangan.. Jangan!”

    Jika memang ia tidak ingin, tentu kami berdua tidak sampai ke kamar ini. Kucium bibirnya yang tipis. Lemas sekali bibirnya hingga berasa kepuasan mulai menyebar, walaupun dia belum balas kecupanku. Kulepaskan kembali kecupanku dan kutatap matanya.

    “Saya minta.. Jangan.. Jangan. Jangan di sini sayang!” Dia akhiri ucapannya dengan menggempur bibir dan mukaku selanjutnya menarikku ke tempat tidur.
    “To, saya merasa kesepian dan kedinginan. Kamu ingin beri kehangatan?”

    Rasanya kebalik pertanyaan tersebut. Harusnya saya yang bertanya apa ia ingin bercinta denganku.

    “Tentu. Kita akan sama senang malam hari ini”.
    “Terima kasih To. Saya.. Saya..”.

    Sekalian berbicara demikian dia segera mencium bibirku. Aku juga langsung membalasnya kecupannya. Bibir kami sama-sama berpagut, lidah kami sama-sama menggerakkan dan menjepit sama-sama sedot. Lumayan lama kami menikmatinya. Bibirnya memang sungguh sangat terasa lemas hingga dapat kupermainkan dan kuputar-putar dengan mulutku.

    “Mari puaskan saya sayang.. Ah. Ah.” suaranya cuma mendesis saat kecupanku beralih turun ke leher dan daun telinganya.

    Tangan kiriku mulai menyebar di pahanya. Kusingkapkan roknya, betul-betul mulus sekali pahanya. Kuremas-remas sampai ke pangkal pahanya. Saat sampai di celana dalamnya, kutekankan jemari tengahku ke belahan di tengah-tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan.

    “Ah sayang. Kamu nakal sekali”.

    Saya tidak mempedulikannya. Sementara itu tangan kananku meremas lembut buah dadanya di luar. Tangannya juga tidak ingin ketinggal menggenggam bahkan juga mencekram keras kejantananku di luar. Berasa sakit tetapi saya bisa menikmatinya.

    “Kita tidak kemalaman saat ini, tetapi kepagian,” bisikku memikatnya.
    “Biarin saja, saya esok shift siang jam 3″.

    Dengan garangnya saya menciuminya, seperti satu ekor kucing yang menyantap dendeng. Tangannya mengarah ke bawah dan langsung ke bawah. Dia buka kancing bajuku dan melepaskannya. Sekarang tiap jengkal badanku sisi atas tidak lepas dari kecupannya. Selanjutnya dia buka resleting celanaku dan secara langsung mencekram penisku.

    “Anto, punyai kamu bisa . Tidak terlalu besar tetapi keras sekali. Adakah wanita lain yang dulu pernah merasainya?”

    Pertanyaan itu kembali. Mengapa tiap wanita ingin tahu apa pria yang dikencaninya sebelumnya pernah tidur sama wanita lain.

    “Ada, saya bukan perjaka kembali,” jawabku tenang, yang terpenting ialah apa yang terjadi saat ini. Dan kembali keliatannya dia sekedar hanya menanyakan tanpa memedulikan jawabanku.

    Belum usai kata-kataku, dia sudah mengocak dan terkadang meremas kejantananku. Pandai sekali dia mainkan adik kecilku. Beberapa saat selanjutnya tegangan pada kejantananku telah optimal. Tiang bendera telah tegak berdiri, siap untuk melakukan apel malam. Kudorong badannya ke tempat tidur dan aku juga langsung menangkap badannya.

    “Sabar sayang, membuka pakaiannya dahulu dong.”

    Kamipun buka baju kami masing-masing. Sesudah telanjang bundar, langsung kubaringkan dia. Kuciumi senti untuk senti badan mulusnya. Di atas ke bawah sampai ke paha dalamnya. Kurenggangkan ke-2 pahanya. Tercium wewangian ciri khas yang dimiliki seorang wanita. Kurenggangkan labia mayora dan labia minoranya dengan jempol dan telunjukku.

    “Mari sayang.. Puaskan.. Saya.. Ya.. Ohh. Oohh.” Ucapannya terus meracau, apalagi saat saya menyantap habis biji kacangnya dengan mulutku, terkadang kusedot, kuhisap, dan kugigit secara halus.
    “Ah.. Ennak ssayang.. Kamu ppinnttarr. Ohh.. Oohh”

    Saya tidak memedulikan ucapannya. Saya semakin asyik dengan bermainanku. Kulepaskan mulutku dan kutindih ia. Kumasukkan jemari tengah kiriku ke lubang perlahan-lahan tempat. Badannya meronta-ronta mirip orang kesetanan, ke-2 payudaranya bergoyang kuat.

    Aku juga raih payudaranya tersebut. Dengan tangan kananku, kupelintir puting susunya yang samping kiri dan mulutku sekarang menggigit lembut puting kanannya. Sementara jemari kiriku masih tetap mengocak lubang vaginanya. Makin cepat kocokanku, makin cepat juga dia meronta.

    Kuhentikan permainan tanganku dan kuarahkan kejantananku untuk masuk lubang kepuasannya. Tanpa kesusahan saya selekasnya tembus guanya. Berasa basah dan hangat. Kugerakkan pinggulku dan dia membalasnya dengan putar pinggulnya dan menaik turunkan bokongnya menyeimbangiku. Satu kakinya menjepit pahaku dan kaki yang lain dibuka lebar dan disandar ke dinding kamar. Kuciumi leher dan dadanya. Seringkali kugigit kecil kulit dadanya sampai tinggalkan sisa kemerahan.

    “Ciumi leher dan bahuku! Saya benar-benar terangsang jika di cium di sana,” rintihnya.

    Ku ikuti tekadnya dan hingga kemudian dia menggeliat luar biasa, ke-2 tangannya mencekram keras kepalaku. Pinggulnya naik jemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam dan pada akhirnya dia capai orgasmenya. Dia terkulai lemas. Ditekan-tekannya bokongku ke bawah dengan tangannya.

    Selanjutnya saya turun dari badannya dan biarkan istirahat sesaat. Sesudah napasnya sembuh dia naik ke atas badanku dan memulai mencium bibir, leher dan telingaku. Mulutku mengisap ke-2 payudaranya. Kadangkala kugigit putingnya berganti-gantian. Dia cuma mengeluhkan rasakan enaknya. Beberapa saat selanjutnya dia telah terangsang kembali.

    “Mari sayang. Saya siap memberikan kepuasanmu di set ke-2 ..”
    “Kita kerjakan secara berdiri,” kataku berbisik di telinganya. Dia cuma tersenyum dan menggangguk.

    Kuangkat badannya berdiri dari sisi tempat tidur. Kami masih sama-sama berciuman dengan garang. Dia selanjutnya mengusung kaki kirinya ke atas tempat tidur, kudorong sedikit sampai dia minim ke dinding kamar. Tangannya menuntun meriamku masuk guanya. Bokongnya sedikit disorongkan di depan dan perlahan-lahan tempat meriamku masuk, sampai..

    Blesshh..

    Semua sudah tenggelam dalam guanya. Oh hangatnya.

    “Mari sayang, goyang.. Sayang ohh.. Ohh”

    Ke-2 tangannya menggenggam bokongku dan menolong pergerakan pinggulku mundur-maju. Rasanya sangat nikmat bercinta sekalian berdiri. Tubuhnya dia lengkungkan ke belakang hingga meriamku dengan bebas menobrak-abrik guanya. Pinggangnya bergerak menyeimbangi pergerakanku. Mulutku masih tetap beraktivitas pada bagian atas badannya. Terkadang berciuman, terkadang mengisap dan mengulum putingnya. Lumayan lama saya mengocaknya, pada akhirnya kupercepat kocokanku saat kurasakan lahar panas akan keluar.

    “Tin, oh.. Saya ingin keluar. Di keluarin di mana nih ohh. Oohh”.
    “Nantikan sesaat. Saya ingin keluar, ohh. Ooohh sama ya sayang.. Ohh.. Dalam saja tidak apapun. Ohh berbarengan yah.”

    Pada akhirnya kutumpahkan spermaku dalam guanya. Saya capai klimaks lebih dulu. Titin tidak dapat capai klimaks yang ke-2 walaupun dia tetap berusaha gerakkan bokongnya mundur-maju karena meriamku telah perlahan-lahan melemas dan pada akhirnya lepas sendiri dari dalam guanya.

    Kami rebah bersebelahan di tempat tidur. Dia merengkuhku dan menciumku. Kuakui wanita satu ini hebat. Tidak dengan tiap orang saya bisa melakukan secara berdiri. Saya telah mencoba. Tetapi dengan Titin walaupun ia lebih pendek dariku rupanya saya dapat melakukan.

    “Sorry Tin. Saya tidak tahan kembali. Kelak kita mulai akan kembali dengan rileks dan sama-sama menanti hingga dapat capai klimaks bersama. Terima kasih ya sayang. Kamu betul-betul luar biasa.”
    “Tidak apapun. Saya dapat lebih dulu. Kamu luar biasa. Malam hari ini masih panjang. Kita tak perlu tidur sampai pagi agar dahagaku terpenuhi”.

    Pada akhirnya tersisa malam kami lewati secara berangkulan. Dia tersenyum selanjutnya menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Malam itu kami tetap melakukan kembali 3x sampai pagi. Sekali kami kerjakan di lantai beralas selimut. Rupanya saat main di lantai kami dapat rasakan nikmat yang hebat.

    Nafsu kami seolah-olah meletus sampai semua tubuh berasa sakit dan nyeri. Tapi sesudah mandi pagi nafsuku berpijar lagi dan saya sempat satu kali lagi bergumul dengannya. Kami pulang dengan bawa kepuasan dan rasa capek yang hebat. Sepanjang hari kuhabiskan dengan malas-malasan.

    Bahkan juga saya tidak sebelumnya sempat makan siang. Kemudian saya sempat dalam dua tatap muka rasakan kehebatannya bercinta dalam posisi berdiri. Pada akhirnya ia berpindah kost dan saya kehilangan tapak jejak.

     

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Merusak Depan Gadis Berhijab

    Cerita Sex Berhubungan Intim Merusak Depan Gadis Berhijab


    61 views

    Kecantikannya didukung bentuk badan tinggi 165cm,dan dengan bodi bagus,,,umurnya sekitaran 23thn… Di saat itu minatku sama dian ada,,, tetapi untuk berjabatan tangan saja ia tidak ingin,,, karena bukan mukrim…

    Foto Bokep Barat – Singkat kata kami berdua mohon pamit dan meminta contak individu untuk dikontak untuk memudahkan komunikasi… dian memberi nope dan pin bb’nya,,, tidak menyianyiakan peluang secara langsung saya tulis nope dan saya invite pin bb’nya…
    1bulan kemudian…

    Saya dan dian makin dekat,,, kita berdua sama tertarik keduanya,,, dan terikatlah sebuah jalinan antara kita…
    Tetapi sesudah berpacaranan dengannya masih seperti dahulu waktu pertama bertemu untuk jabat tangan saja ia masih tetap jaga jarak…
    Ndongkol dengan kondisi itu otak jahatku mulai berputar-putar…memikirkan bagaimana bisa nikmati kemolekan dian gadis berhijab yang sholehah itu…
    Hari sabtu kuajak dian tuk keluar,,,
    Kita berdua pergi mengarah sebuah tempat rekreasi pantai,,,habis kelelahan bermain dipantai,,,mobilku kubelokan disalah satu restaurant sea food,,,

    Kami pesan minuman dan makanan,,,saat seorang pelayan memberi order makanan dan minuman,,,dian pamit untuk ke kamar kecil sebentar…
    Ini saat yang kutunggu-tunggu tidak menyianyiakan peluang kuambil obat perangsang di dalam dompet dengan cekatan secara langsung ku tambahkan diminuman dian…
    Usai acara makan,,, kami ke arah mobil…

    Tidak memerlukan waktu yang lama untuk obat perangsang dengan jumlah 500mg itu bekerja pada dian…
    Di dalam mobil muka dian yang elok yang ayu itu kelihatan merah dan bolak kembali menggeser posisi duduk’nya…terlihat nafsu yang sulit dibendung diraut mukanya…
    Kubuka perkataan…
    Ingin ke mana kembali dek??
    Terserah mas,,,adik ikut…jawab’nya singkat tetap dengan bahasa santun’nya…
    Kubelokkan mobilku kesebuah hotel tetap di sekitar pantai yang kami kunjungi…
    Mas ko’ ke hotel??ingin ngapain??tanya’nya…
    Mas lelah dek istirahat sesaat ya…sahutku…
    Ia menggangguk’ “tetapi berbicara janji jangan ngapa”in ya mas”
    Tanpa menjawab saya tersenyum kearahnya…

    Sesudah proses chek in kami masuk ke dalam kamar yang ditujukan seorang OB hotel…
    Di dalam kamar saya berpura-pura kelelahan dan telentang tertidur,,,dian repot mengotak-atik remote untuk cari acara tv yang menarik…
    Tingkah napsu dian makin lama makin kelihatan,,,memang obat perangsang’ku bekerja optimal 1jam sesudah diminum…
    Dan betul dian salah kelakuan,,,bolak kembali ia membenarkan posisi duduknya dan kekamar kecil entahlah ngapain disitu…
    Keberanikan diri untuk meremas tangannya…dia ta menghindari hanya celetukan “jangan mas” ujarnya…
    Makin kuberanikan diri,,,kucium mulutnya ia coba mengundurkan wajahnya namun masih tetap terima kecupan’ku…
    Kecupan hangat terjadi sedikit lama,,,sambil tangan’ku mulai meremas payudara yang tetap dibalut pakaian dan bra’nya…
    Aaaaaaaaaah,,,jangaaaaan maaaaaas desah’nya sambil tutup mata dan melepaskan kecupanku…
    Menyaksikan ia pasrah kuberanikan diri melepaskan kancing-kancing bajunya…menyembul payudara yang cukup montok berbalut bra hitam yang iya kenakan…tangan’ku menyelusup di dalam isi branya dan dengan kurang kuat halus puting gadis berhijab itu saya mempermainkan…

    Dian sekarang tergeletak rasakan kesan yang mungkin ia tidak pernah rasakan…hingga dr sikap duduk sekarang roboh terlentang diranjang,,,mata sayunÿa masih tidak berani melihat’ku…
    Kuteruskan nikmati payudara’nya,,,bra hitamnya kulucuti,,,terliat dua gunung kembarnya yang masih padat dengan puting kecil warna merah jambu,,,saluran darah’ku makin memicu,,,napsu setan’ku makin menjadi…kukulum puting imut itu dengan dengan sedikit gigitan-gigitan nakal,,,tanpa sadar dian mendesah mesra,,,tetapi dari ke-2 mata’nya keluarkan air mata…

    Mungkin dian diliputi ragu di antara napsu dan lakukan dosa yang dilaksanakan…
    Masih repot mulut’ku mengulum puting’nya…gerakan tangan’ku buka dan menanggalkan rok panjang yang ia gunakan,,,tinggallah celana dalam hitam dan hijab putih kain yang tetap melekat ditubuhnya…
    Tangan’ku mulai bermain diarea lubang kepuasannya,,,tetapi tetap berbalut celana dalam hitam,,,senang akan payudaranya mulutku makin turun dengan serantak pergerakan tangan’ku merosotkan celana dalam hitam pertahanan paling akhir punya dian…

    Kelihatan vagina yang tetap bergaris lempeng pertemuan dengan dihias bulu-bulu lembut yang masih jarang…
    Panorama yang membuatku berulang-kali menelan ludah…
    Tanpa menanti lama lidah’ku mulai bermain disekitaran vaginanya,,,dan memberi jilatan-jilatan kasar diklistolirnya…
    Desahan dian ta tertahan ke-2 tangan’nya menjambak rambut’ku,,,bersama denga itu kepalanya yang tetap terbungkus hijab putih menggeliyang dibarengi hentakan badannya yang ta beraturan…baru 5menit lidah’ku bermain cairan cinta pertanda orgasme seorang gadis berhijab mengucur dengan deras…
    Jemari telunjuk’ku sekarang gantikan peranan mulutku…kucoba memasukkan jariku dan rupanya sempit rapat,,,WOW perawan batin’ku sedikit senyuman nakal ke dian…

    Pada kondisi lemas karena orgasme dian cuma terbaring meredam napas yang masih ngos”an,,,mulai kulucuti bajuku sendiri kelihatan penis’ku sudah tegang secara gagahnya mempunyai panjang 17cm siap untuk merusak masa datang gadis berhijab itu…

    Kusedikit keatas dan memposisi’kan penis’ku ke kepala dian…
    Sedikit memaksakan kumasukan penisku kemulut imut dian…pelan tetapi tentu karena mungkin reaksi obat perangsang itu,,,dian mulai ingin mengulum secara halus,,,meskipun jujur belum professional,,,tetapi panorama kepala gadis yang tetap kenakan hijab mundur-maju mengoral penis’ku kelihatan menghidupkan nafsu’ku…
    Tidak sabar nikmati keprawannya,,,kucopot penis’ku dari mulut’nya…mulai kubentangkan ke-2 kaki’nya…dan tempatkan posisi penis di muka vaginanya yang kelihatan masih basah oleh cairan orgasmenya yang pertama,,,dian cuma mendesah dan meringik meminta supaya saya ta menidurinya…
    Saya cuma tersenyum kearahnya sambil penis’ku kugesek’kan kevaginanya,,terlihat ia pejamkan mata,,,nikmati apa yang terjadi…pelan tetapi tentu kepala penis’ku mencabik masuk kevagina’nya centi untuk centi,,,dian menjerit kesakitan,,,desaaahan panjang,,,sakiiiiit maaaaas,,,udaaaaaaaaaah,,,bibir bawah’nya digigit seolah meredam sakit yang luar biasa…

    Dan jleeeeb pada akhirnya semua penis’ku menyobek keperawanannya dian menjerit kesakitan…kudiamkan penis’ku untuk memberikan peluang vagina dian beradaptasi…
    Perlahan-lahan kugenjot ia,,,desahan kepuasan bersatu merasa sakit keluar bibir imut gadis berhijab itu,,,hijab’nya mulai berantakan…geliyang badannya mengisyaratkan ia betul-betul pasrah dan nikmati persetubuhan ini…
    Jemu dengan style biasa sekarang kubangunkan badannya…aku memposisi’kan badanku telentang,,,dian kuperintah naik diatas’ku…

    Tanpa saya ketahui badan dian mulai memberi respon dengan menggoyang-goyangkan badannya…mungkin merasa sakit itu telah lenyap dan ganti oleh nikmat yang merubahnya dari gadis polos yang solehah jadi gadis binal yang sedang memberikan kepuasan’ku…
    Ta perlu lama dian melolong panjang dan pergerakan bokongnya makin ta beraturan…croooot saya rasakan penisku basah oleh orgasmenya yang ke-2 ,,,dian lemas jatuh ketubuhku…sembari mencium bibir’ku…

    Kubalik posisi’nya hingga ia nungging memperlihatkan bokong’nya yang masih padat pertanda seorang gadis…kulesak’kan penis’ku kembali ke vaginannya yang sudah basah kuyup…pompaanku makin kasar…aaaaaaah croooot sperma’ku muntah diliang kepuasan…seketika dian tersentak…dan menangis…
    Mambayangkan kemungkinan terjelek ia akan hamil…
    Aku juga capek dan roboh menerpa’nya,,,sebuah kecupan dikening kuberikan sambil mengucapkan’kan terima kasih sayang,,,saya janji akan bertanggungjawab,,,terliat sunggingan senyum kecil dian masih juga dalam sesunggukan tangis,,,dan merengkuh’ku…

    3bulan kami kerap lakukan persetubuhan sesudah peristiwa itu,,,tetapi karena dapat surat perubahan kantor saya dipindahkan pekerjaan’kan keluar jawa…
    Senang saya nikmati dian,,,sekarang akses komunikasi dengan’nya semua saya block,,,dikota yang baru saya akan cari korban gadis-gadis polos yang lain…
    Thank’ dian untuk semua’nya good bye…

  • Cerita Sex Menghayal Berhubungan Intim Dengan Guru Sekolah

    Cerita Sex Menghayal Berhubungan Intim Dengan Guru Sekolah


    169 views

    Sangkin enaknya masturbasi di dalam kamar mandi sekolah, aqu sampai tidak mengetahui jika pintu kamar mandi walaupun kututup tetapi tidak kukunci. Aqu makin tidak perduli, yang kutahu aqu harus memberikan kepuasan birahiku yang sedang kebakar, kucoba meredam desahanku, walaupun kadangkala lepas desisan desisan kecil dari bibir tipisku.

    Foto Bokep Barat – “sshh..emhhh”, desisan kecil kadang-kadang kelaur dari bibir tipisku.
    Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman, guru olah raga baru di sekolah tempatku bekerja, pak
    Lukman benar-benar ganteng dan tubuhnya yang benar-benar kekar, siang tadi aqu memerhatikannya yang sedang memberikan panduan langkah meregangkan otot ke siswa kelas 6 SD. ototnya demikian keakar, belom kembali ada benjolan yang menggelembung antara pahanya. Terus terbayg-bayg, aqu menjadi gak kaut kembali meredam birahiku hingga kemudian berbuntut di dalam kamar mandi sekolah ini saat jam pelajaran usai dan sekolah telah sepi. Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman di dalam kamar mandi ini, ia memompa kemaluannya yang besar di kemaluanqu dari belakang, tubuhnya menggerakkan tubuhku hingga aqu mau tak mau meredam tubuhku di tembok kamar mandi dan sedikit menungging.

    Aqu mempraktikkannya seakan-akan semua riil, satu tanganku bertumpu pada dinding dan yang
    lain membelai klitorisku dari depan.

    ‘uuuh pak Lukman’, desisku perlahan. aqu terus memburu kepuasan, keringatku mulai keluar di atas
    keningku. Tidak lama aqu merasa nyaris datang di ujung kepuasan itu, tapi mendadak,
    ‘braaak’, pintu kamar mandi tau-tau terbuka.
    ‘bu Diana’, kata orang yang berdiri di muka pintu kamar mandi dgn mata yang tidak berkedip-kedip sedikitpun melihatku. Aqu tersentak terkejut,

    ‘pak Mukidi ehhhh…’, kataqu terkejut saat menyaksikan pak Mukidi, cleaning servis sekolah yang umurnya
    sekitaran 40 tahun. Sangkin terkejutnya dan tidak tahu melakukan perbuatan apa aqu jongkok rapatkan kakiku sangkin
    terkejutnya, tapi tanganku tetap ada di selangkanganku, aqu demikian terkejut sampai lupa tarik tanganku.

    ‘pak Mukidii keluar’, kataqu dgn suara perlahan. Mukaku pucat sangkin taqut dan malunya. Kurang ajar
    betul ia, bukanlah keluar tetapi justru segera masuk dan tutup pintu kamar kamar mandi dan
    mengamankannya.

    ‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dgn masih tetap berjongkok sekalian membereskan rok ku ke bawah yang
    semula terkuak sampai ke pinggul.
    ‘Bu Diana’, kata Mukidi sekalian dekatiku dan dekap tubuhku. Aqu semakin bertambah terkejut, tetapi aqu
    tdak berani berteriak, aqu taqut ada orang yang ketahui jika aqu masturbasi di dalam kamar mandi sekolah.

    ‘jangaan pak’, kataqu berusaha melepas pelukannya, kugeser tubuhku untuk melepas diri
    dari pelukannya, tapi ia masih tetap mendekapku sampai aqu menubruk dinding.
    ‘jangan paak’, kataqu taqut, ia tidak mendengarkanku, bahkan juga ia dekatkan mukanya dan menciumi leherku,
    ‘jangaaan’, kataqu kembali.

    Menyaksikan Mukidi yang demikian brutal dgn napas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya
    mulai meraba-raba buah dadaqu. Aqu mengetahui jika aqu terjerat, aqu berusaha menantang, dgn
    semaksimal mungkin aqu dorong tubuhnya, sukses, ia jatuh di lantai kamar mandi.

    Aqu mengambil langsung peluang, berdiri ke pintu, tapi saat aqu coba buka
    grendel pintu kamar mandi. Tanganku ketahan oleh tangan Mukidi yang kekar,
    ‘lepaskan’, kataqu, tapi Mukidi yang telah kesetanan itu tidak mendengarkanku, ia justru putar
    tangan kananku ke belakang tubuhku dgn paksakan, tangannya yang lain meredam tangan kiriku didinding.

    Aqu terjerat, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak dapat bergerak,
    ‘pak Mukidi jangan…sakit..lepaskan’, kataqu meminta dgn suara memelas.
    ‘bu Diana… diamkan aqu…’, ucapnya didekat telingaqu, dengusan napasnya sampai berasa menimpa
    telingaqu.

    “ahhh lepaskan’, aqu meminta kembali demikian ketahui tubuh kekarnya menekan tubuhku
    kedinding. Aqu benar-benar taqut, saat merasa ada benda yang keras kenyal menubruk pantatku.
    ‘ahh kemaluannya sudah tegang, ia akan memerkosaqu’, jerit batinku
    Aqu makin melawan berusaha melepas penguncian tangannya yang meredam ke-2 tanganku.

    ‘sebaiknya bu Diana jangan bising, kelak ada orang yag dengar, biarkanlah saya digebukin orang tapi
    saya akan narasi ke semuanya orang jika ibu Diana masturbasi di dalam kamar mandi’, ucapnya memberikan ancaman,
    aqu kurangi perlawananku, ancamannya demikian mengena. Apalagi di sekolah aqu dikenali
    sebagai wanita anggun yang berkarisma. Aqu hentikan perlawananku…berpikir sesaat.

    Peluang itu tidak disia siakannya, tangan kananku ditempatkan keatas mendekat didinding berpadu
    dgn tangan kiriku, dgn tangan kirinya ia meredam ke-2 tanganku.

    ‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aqu memelas padanya. Tetapi percuma, tangan kanannya telah
    bebas meraba-raba buah dadaqu, ia memerah buah dadaqu keras sekali. Ingin rasanya menangis
    tapi aqu taqut justru ada yang dengar.

    “aahh bu Diana..buah dada bu Diana besar sekali emmhh’, kata-kata kotor yang beri pujian keelokan
    tubuhku keluar mulutnya.Kurang senang meraba-raba buah dadaqu yang tetap tertutupi baju, ia
    menarik bajuqu keatas melepas dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai berasa meraba-raba
    raba perutku,
    ‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba kembali meminta saat ia mulai memerah buah dadaqu.

    ’emmh bu Diana, besar sekali toket bu Diana”, ucapnya kembali dgn berbisik dari belakang, dengusan
    napasnya yang berderu mengisyaratkan ia benar-benar bergairah. Dan aqu dapat rasakan kemaluannya telah
    benar-benar keras sekali menubruk nabrak pantatku. Ini semua mengisyaratkan ia betul-betul sangat
    ingin menyebadaniku.

    ‘Bu Diana izinkan saya meniduri bu Diana’, bisiknya perlahan sekalian menarik rokku keatas. Aqu
    terkejut dengarnya, tapi tenagaqu tidak lumayan kuat melepas penguncian tangannya.
    ‘Pak..jangan jangan kasihani aqu’, kataqu memelas. Kelihatannya apapun itu yang kukatakan tidak bisa
    membendung gairah setannya, sesaat tidak kurasakan tangan kanannya meraba-raba tubuhku.
    Ingin tahu apa yang dilaqukannya. aqu melihat ke belakang dan betapa terkejutnya..

    ‘oooh jangan pak’, aqu cemas saat menyaksikan ke belakang ia keluarkan kemaluannya, walaupun tidak
    demikian terang aqu dapat menyaksikan kemaluannya yang besar dan hitam legam telah keluar sarangnya.
    Belom
    lenyap rasa terkejutku, Mukidi menekan tubuhku mendekat kedinding, aqu rasakan benda kenyal dan
    keras mengesek dan menubruk pantatku.

    ‘Aduuh pantat bu Diana montok banget’, ucapnya meremas remas pantatku. Aqu terkejut, aqu
    baru terpikir bila saat masturbasi barusan aqu melepaskan celana dalamku dan celana dalamku masih
    bergantung pada pintu kamar mandi.

    ‘Gawat neh’, pekikku dalam hati ketahui pantatku tidak dibaluti kain sedikitpun. Tentu ia dgn
    gampang cari target tembaknya apalagi kemaluanqu sudah keluarkan cairan karena masturbasi barusan, aqu jadi cemas kembali, aqu taqut membaygkannya. Kucoba kembali melawan,
    tetapi masih tetap sia sia.

    Aqu pasrah, rasanya mustahil lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek
    belahan kemaluanqu yang licin seperti cari mencari target. Pada akhirnya benda itu stop pas di
    mulut lubang kemaluanqu sesudah memperoleh target tembak, kemaluan Mukidi telah ada
    pas di muka mulut kemaluanqu, aqu benar-benar tidak memiliki daya.
    ‘Pak Mukidi ampun pak’, kataqu meminta kembali mengetahui dalam perhitungan detik kemaluannya akan
    selekasnya masuk ke tubuhku.

    ‘Bu Diana sudah lama saya ingin giniin bu Diana, bu Diana seksi banget’, ucapnya, dan tau-tau
    kurasakan kemaluannya segera masuk, aqu cemas coba menantang sengan tersisa sisa keinginanku,
    bukanlah lepas tetapi justru karena pergerakan tubuhku kemaluan itu justru tenggelam masuk ke dalam
    dalam lubang kemaluanqu,
    ‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati saat kurasakan kemaluannya berasa tenggelam penuhi
    kemaluanqu. Aqu menarik napas, ingin rasanya menangis.

    Benar-benar apes, kemaluanqu yang telah basah saat aqu masturbasi barusan justru mempermudah gagang itu
    masuk, tapi aku pikir itu lebih bagus, bila mustahil kemaluanqu dapat lecet sebab ada benda yang
    memaksakan masuk, tetapi karena cairan yang sebelomnya memang sudah banjiri kemaluanqu
    membuat kemaluan Mukidi yang besar itu juga masuk perlahan-lahan menggesek dinding lubang kemaluanqu
    perlahan-lahan.

    ’emmmh bu Diana, kemaluan bu Diana sedap sekali, ooohhh’, desahnya didekat telingaqu saat
    kemaluannya dilelepkan sedalam dalam mungkin dan berasa sentuh rahimku,
    ‘Ya ampuuun panjang sekali kemaluan lelaki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. Aqu mengharap
    kemaluan itu sudah mentok karena sangat terasa keras menubruk rahimku dan berasa sedikit perih
    karena jujur saja belom sempat ada benda sebesar itu masuk ke dalam kemaluanqu. Saat gagangan itu
    ambles, aqu termenung, di antara kebingungan, taqut, kagum, nikmat dan terkejut. Semua kacau
    dikepalaqu… aqu betul-betul termenung, tidak bergerak.

    Aqu pasrah, tidak keluarkan sepatah katapun, tidak kusangka khyalanku bercinta di dalam kamar mandi
    sekolah, dan disebadani dari belakang kesampean , tapi perbedaannya bukan dgn pak Lukman dan
    aqu tidak inginkan ini terjadi. Tetapi realitanya, lelaki yang sedang mendesah desah
    dibelakangku, yang sedang memasukkan gagangannya di lubang surgaqu yang bernilai ialah
    karyawan kebersihan alias cleaning servis di sekolah kami.

    Realita yang harus kuterima, Mukidi sedang nikmati kemaluanqu, nikmati memompa
    kemaluannya masuk keluar di lubang kemaluanku.
    ‘oooh bu Diana…ohhh enaknya’, desah Mukidi gak karuan berkali kali

    ’emmmh’, aqu mendesis kecil, walaupun aqu tidak sukai tetapi mendadak aqu rasakan rasa nikmat walaupun
    tersamar oleh rasa taqutku. Mukidi terus mengocak kemaluannya tiada henti, demikian dalam
    melesak masuk di lubang kemaluanqu. Ke-2 tanganku tetap ditahan oleh tangannya yang kekar di
    dinding kamar mandi.

    ‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Saat aqu mulai tenang,
    aqu mengetahui jika kemaluan Mukidi memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan
    kemaluannya demikian oke penuhi lubang kemaluanqu. Berasa sekali ada benda yang
    menjejal selangkangku, mulai menyebarkan rasa nikmat yang menyebar di semua tubuhku.

    Diam diam aqu mulai nikmati disetubuhi lelaki ini, setiap kali ia gerakkan gagang
    kemaluannya, darahku berhembus, benar-benar hebat nikmat yang kudapat. Saat ia menanamkan
    kemaluannya kembali ke lubangku, aqu mendesis perlahan, kucoba tidak keluarkan suara, aqu terlampau tinggi hati untuk mengaqui jika gagangan itu benar-benar memberi kepuasan padaqu, tapi
    tetap desisan kecil keluar bibirku.
    ‘mmmh mmmmh’, desisku perlahan.
    ‘enakkan bu?, ucapnya tau-tau.

    Rupanya ia ketahui jika aqu mulai nikmati tusukan kemaluannya. Aqu termenung malu, tidak
    berani memberi komentar, jika kubilang tidak atau membentak-bentaknya, ia tentu tahu aqu berbohong karena
    kemaluanqu telah keluarkan banyak cairan yang mengisyaratkan aqu terangsang dan
    nikmati enjotan kemaluannya. Aqu tundukkan kepalaqu dan coba menghindar dari kecupan
    bibirnya yang mengecup pipi kananku.

    ‘Tunggingin sedikit bu Diana’, ucapnya sekalian menarik pantatku keatas.
    ‘Kurang ajaaar… berani beraninya ia justru menyuruhku menungging’, umpatku dalam hati.
    Tetapi aqu tidak punyai opsi selainnya menyelesaikan birahinya secepat-cepatnya, dan mengharap supaya
    semua secepat-cepatnya usai. Aqu ikutinya saja tekadnya dgn menunggingkan sedikit
    pantatku.

    ’emmh pantat bu Diana memang montok sekali, gak salah apa yang aqu khayalin sepanjang ini’, ucapnya
    sekalian meremas remas pantatku gaungs.
    ‘Gila, rupanya aqu telah lama menjadi fantasi lelaki ini’, pikirku dalam hati.
    Merasa posisiku siap, sekalian tangan kirinya meredam pinggulku, ia gerakkan lagi
    kemaluannya kembali.

    ’emmh pak pelan’, kataqu saat kurasakan penetratif kemaluannya berasa lebih dalam dari
    sebelomnya,karena mungkin aqu menunggingkan pantatku hingga posisi kemaluanqu betul-
    betul bebas kendala. Mukidi tidak perlambat kocokannya, ia justru percepat, aqu mulai mendesah-desah perlahan tetap jaga sikapku,

    ’emmh emmmh’, desisku perlahan rasakan gesekan gagangannya di lubang kemaluanqu.
    Menyaksikan tubuhku yang tergerak dorong ke depan, Mukidi kelihatannya menyengaja melepas ke-2
    tanganku hingga aqu bisa meredam penekanan tubuhnya, dgn ke-2 tanganku bertumpu pada
    tembok.

    ’emmmh edan geret banget’, erangnya. Sekarang ke-2 -tangannya meremas remas pantatku yang bundar
    padat sekalian tidak stop mengocak kemaluannya.
    ‘ooh bu oooh’, Mukidi makin keras mendesah, aqu menjadi taqut kalau-kalau ada orang yang dengar
    desahannya tersebut.
    “pak Mukidi..ja..jangan bising pak..”, kataqu meminta taqut desahannya didengarkan orang.
    ‘I..i..iya bu emhh setelah sedap banget’, ucapnya perlahan dgn napas menderu.

    Kocokan kemaluannya berasa makin cepat. Kurang senang meremas-remas pantatku, ia
    menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai duburku. Kontan saja aqu
    menggelinjang, pantatku bergoyg ke kanan ke kiri karena kegelian.

    ‘oooh pak Mukidi..oooh’, aqu tidak lagi mendesis tapi desahan mulai keluar bibirku, rasa
    nikmat yang terbentuk dari kocokan kemaluan Mukidi ditambai gesekan jarinya yang membelai duburku
    seperti racikan yang cocok membuat aqu lupa diri, dan membuatku tidak bisa membendung desahanku.
    Luar biasa sekali, rasanya aqu mulai betul-betul nikmati semuanya, tubuhku sangat terasa geli,
    kepuasan rasanya menebar di semua tubuhku.

    ‘oooh ahhh’, aqu semankin mengganas desahanku semakin bertambah keras saja, Mukidi tidak saja cuma
    membelai duburku dgn jarinya tapi masukkan satu jarinya ke duburku dan menyerang nusuk
    jarinya ke duburku, refleks pantatku makin kutungingin, setiap kali ia menarik kemaluannya ia
    membalas dgn menusukkan jarinya ke duburku. Jujur saja tebersit dipikiranku untuk melaqukan
    anal seks dgn pak Mukidi, seperti yang dahulu pernah kulaquan dgn kekasihku.

    Mukidi makin mengeluh tidak karuan, tidak kuhiraukan kembali apa yang disebutkan Mukidi, rasanya aqu
    mau klimaks.
    ‘saya ingin keluar..ahh bu Diana’, kudengar kabur samar erangannya, tapi tidak kupedulikan karena
    aqu merasa mau klimaks.

    ‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding, Mukidi meng ikuti tubuhku
    dan menekan keras keras kemaluannya di dalam kemaluanqu, bahkan juga ia menyerang jarinya sampai
    ambles di dalam duburku
    ‘ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aqu klimaks, aqu tidak bisa meredamnya, benar-benar
    hebat aqu dapat klimaks saat disetubuhi.

    Kutelan air liurku nikmati tersisa kepuasan, masih kurasakan kemaluan Mukidi penuhi lubangku,
    tapi tidak kurasakan kembali jemari Mukidi di duburku, ke-2 tangannya menggenggam pantatku dan
    memompa kemaluannya dgn garang.

    ‘oooh bu Diana oooh’, tau-tau Mukidi mengeluh keras dan menekan tubuhku keras, aqu terkejut
    mengetahui ia ingin klimaks, tetapi telat, diringi erangannya, kemaluan Mukidi telah
    menyembur sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali ia mengehentakkan kemaluannya
    dalam-dalam membuat tubuhku tergerak ke tembok.

    ‘ooooh emmmh’, entahlah mengapa aqu turut nikmati kesan saat Mukidi klimaks di lubangku,
    renyutan-denyutan kecil gagang kemaluannya berasa di sinding lubang kemaluanqu saat cairan
    hangat spermanya bersebaran keluar menyiram lubangku.

    ‘Ahhh apa yang kulaqukan? Mukidi klimaks di kemaluanqu’, pekikku dalam hati. Aqu tersadarkan kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik napasku, aqu terpikir jika aqu sudah ingin haid, aqu cuma dapat mengharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku.

    ‘ahh bu Diana emmh’, ia coba mencium pipiku tetapi kudorong dgn mata melotot. Melihatku
    protes, ia selekasnya membereskan bajunya tanpa bersihkan kemaluannya yang tetap diberi
    cairan kemaluanqu.

    ‘Cepat keluar pak’, kataqu dgn suara keras sekalian membereskan posisi rokku. Mukidi tanpa berbicara
    apa apa keluar langsung dan kukunci pintu kamar mandi. Aqu langsung bersihkan kemaluanku
    dari cairanku sendiri dan sperma Mukidi yang mengucur keluar,
    ‘gila..sangat banyak spermanya’, umpatku dalam hati.

    Aqu kenakan celana dalam dan membereskan pakaian yang kukenakan. Aqu mengendap-endap keluar
    kamar mandi dgn hati berdebar-debar, taqut ada orang yang ketahui apa yang terjadi barusan di dalam kamar mandi.
    Situasi sekitaran sekolah sepi, memang waktu itu hampir jam 4 sore. Dgn hati berdebar-debar aqu
    masuk ruang guru, kusaksikan kepala sekolah dan dua orang guru belom pulang mereka kembali repot
    dgn masalah masing-masing. Aqu sedikit bernafas lega walaupun hati kotor masih tetap ada dibenakku.
    Dan sore itu aqu pulang kerumah dgn hati yang tidak pasti di antara malu, kagum dan taqut.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Sama Cewek Perawan Universitas

    Cerita Sex Berhubungan Intim Sama Cewek Perawan Universitas


    177 views

     

    Langsung aqu peras otak untuk cari langkah dekatinya, mahfum baru kali itu aqu berusaha untuk melamar wanita untuk menjadi kekasih.Secara singkat pada akhirnya aqu peroleh Sabri jadi kekasihku. Awal mula kita berpacaran jalan biasa saja dalam makna normal saja, layaknya seperti remaja lain yang pacaran.

    Foto Bokep Barat – Tapi saat satu saat aqu mengajak Sabri keluar untuk rayakan Valentines Day ia meminta janji yang aqu katakan waktu di jalan. Memang waktu itu aqu berikan ia surprise seikat mawar merah pertanda cintaqu kepadanya, terlihat ia kejutan sekali dan menanyakan “Wah, kamu ini senangnya kok membuat surprise sich sayg. Masih tetap ada surprise kembali tidak kelak?” Aqu jawab saja sekenaqu, “Oh, tentu ada doong..” sekalian otakku berputar-putar kerana memang aqu tidak ada surprise kembali buatnya.
    Saat di mobil tetap di parkir sebuah rumah makan yang tempatnya memang cukup gelap sesudah kita usai makan dan akan pulang, Sabri meminta lagi janjiku itu “Mana doong, ucapnya ada surprise kembali buat aqu?” rajuknya manja. Aqu terhenyak kebingungan, belum aqu berpikiran tanpa kusadari aqu menyorongkan mukaku ke muka cantiknya untuk mencium pipinya. Tetapi rupanya wanitaku itu justru menyambutnya dgn bibir sensualnya sampai bibir kita sama-sama beradu. Aqu sebelumnya sempat terkejut , mahfum baru kali itu aqu mencium bibir wanita.
    Tetapi kerana saat SMA aqu kerap baca buku dewasa dan simak film BF karena itu aqu juga selekasnya berusaha untuk menyeimbangi wanitaku dgn mainkan bibirku di bibirnya. Tidak lama kita berciuman, mungkin ia rasakan aqu yang demikian canggung dalam berciuman, alamak.. malu sekali aqu. Memang untuk Sabri, aqu ini ialah kekasihnya yang ke-3 sesudah putus dgn kekasih-pacarnya yang sebelumnya menjadi ia sudah eksper dalam soal cium-mencium dan sex dibanding dgn aqu yang cuma tahu teorinya saja. Tetapi berikut awalnya dari semua narasi cantik kita waktu pacaran.

    Semenjak waktu itu selanjutnya aqu menjadi suka untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan juga justru ia yang menuntun tanganku untuk membelai-belai sisi tubuhnya. Di suatu pada saat kita berciuman pada sebuah lembah yang sepi di tepi sawah aqu dibikin lagi malu oleh Sabri kerana waktu itu memang aqu cuma mencium bibirnya saja dan tanganku anteng cuma merengkuh pinggul atau punggungnya. Dituntunnya tanganku ke arah buah dadanya yang memiliki ukuran 36B itu, dan kembali aqu terhenyak kerana kekenyalan bukit cantik kembar itu. Tanganku menelungkupi buah dada itu walaupun tetap tertutup pakaian, tetapi ada rasa nikmat dan senjataqu menjadi tegang.

    Lantas aqu bebaskan kecupanku sekalian melihatnya tetapi tanganku tetap memegang buah dadanya “Ada apakah sayang?” bertanya Sabri Aqu tersipu malu, selanjutnya Sabri menanyakan, “Ingin pegang ini hh..?” sekalian matanya melihat ke buah dadanya yang cantik tersebut. “Bisa..?” tanyaqu, tanpa menjawab Sabri langsung tarik tanganku masuk ke dalam kaos ketatnya sampai ke BH-nya dan dipelorotkan satu tali BH-nya hingga buah dadanya menyembul keluar. Tanganku juga menelungkupi lagi buah dadanya yang montok dan kenyal itu cuma perbedaannya saat ini tidak ada penghambat hingga putingnya yang bundar dan keras itu berasa di telapak tanganku. Sabri mendesah dan kembali kita berciuman, senjataqu juga jadi makin tegang dan merekah dalam celana jeansku.
    Kerana gairahku sudah tiba ubun-ubun kugesekkan kemaluanku ke perutnya, Sabri makin mendesah rasakan besarnya senjataqu. Semua itu kita laqukan sekalian berdiri bertumpu pada suatu pohon. Kerana tempat itu cukup terbuka pada akhirnya kita mengakhiri cumbuan kita kerana taqut kedapatan masyarakat sekitaran. Tapi kemudian aqu menjadi makin berani dan pandai dalam bercumbu,kerap kita melaqukan di rumahku di waktu kerjakan pekerjaan universitas berdua, disokong situasi rumah yang sepi kerana ke-2 orangtuaqu bekerja dan adikku waktu itu masih sekolah cuma ada pembantu yang menyambi membuka warung kelontong dalam garasi rumahku.
    Terkadang kita bercumbu waktu di bioskop, di mobil, sampai di dalam kamar kecil universitas bahkan juga saat kita berdua boncengan naik motor Sabri kerap meremas-remas dan mainkan gagang kemaluanku dari belakang.

    Di sofa waktu di rumahku kita bercumbu dgn hot-nya, aqu membuka kaos ketat Sabri yang menggunakan resleting di muka sebagai kancing (menyengaja aqu belikan kaos itu buatnya agar gampang dibuka saat ingin bercumbu). Aqu membuka BH-nya hingga tampaklah buah dadanya yang menyembul cantik di hadapanku.

    Selanjutnya aqu remas-remas dgn pergerakan putar di luar ke arah ke. Sementara itu aqu melumat bibir sensualnya, selanjutnya turun ke lehernya. Aqu jilati lehernya sampai ke telinganya, Sabri mendesah perlahan tanda ia mulai terangsang. Jilatanku terus turun sampai selanjutnya ke buah dadanya. Aqu jilati dan caplok buah dada itu, kusedot-sedot, lantas kujilati putingnya. Sabri meremas rambutku sekalian menekan kepalaqu ke dadanya.

    Terus kulaqukan itu pada buah dada yang satu kembali. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Sabri menggeliat
    kegelian. Tetapi jilatanku tidak dapat turun kembali kerana terhambat celana panjang katunnya. Gairahku makin mencapai puncak, kemaluanku tegang sekali ingin cari lubang kepuasannya untuk kumasuki.

    Kurebahkan ia di atas sofa itu selanjutnya kugulung ke atas sampai ke paha celana katunnya. Kelihatan betis cantiknya melawan dan paha mulusnya yang putih itu seolah panggilku untuk mengelusnya. Langsung kucium, jilati, dan elus mulai betis cantiknya sampai ke pahanya.

    Memang aqu selalu tertarik dgn wanita yang elok seksi dan memiliki sepasang kaki yang cantik dan panjang seperti Sabri wanitaku tersebut. Gagang kemaluanku sudah tambah tegang dalam celana pendekku yang kukenakan dan aqu tidak kuat kembali, selanjutnya aqu tindih tubuh Sabri sekalian mengepaskan kemaluanku yang tegang itu di lobang kemaluannya yang tetap tertutup celana katun tersebut.
    Sabri merengkuhku dan kugesek-gesekkan gagang kemaluanku di sana sekalian tanganku tidak henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya.

    “Ssh.. ah.. ah.. ah.. ehm.. sayg, I want it real baby.. ehm.. ehmm.. ssh..” desah Sabri di kupingku. Aqu tidak perduli dgn ucapannya, gesekanku kupercepat buah dada Sabri bergerak kerana desakanku di tubuhnya. Sabri makin tidak karuan pergerakannya, sekalian menggigit bibir bawahnya ia terus mendesah dan aqu makin terangsang oleh desahannya tersebut. Selang beberapa saat Sabri
    mempererat dekapannya sekalian memasukkan mukanya ke dadaqu yang dengan bulu dan berteriak ketahan (taqut kedapatan pembantuku soalnya), “Aaahh.. sayaangg.. oohh.. aqu keluar baby.. eehh.. hhmm..” Kuhentikan gesekanku di kemaluannya, dan Sabri melepas dekapannya sekalian mengecup bibirku dan berbicara “Kamu huebat sayg..” dgn matanya yang cantik mengerjap-ngerjap seolah tetap nikmati orgasmenya tersebut. Saat ini tinggal aqu yang belum habis, Sabri seolah memahami kemauanku selanjutnya bangun dan buka celanaqu selanjutnya raih gagang kemaluanku yang berdiri yang tegak itu, dielusnya perlahan-lahan selanjutnya dikocaknya lantas dikulumnya gagang kemaluanku. Geli sekali rasanya, tetapi sedap sekali! Lain sekali rasanya jika aqu masturbasi sendiri memakai guling yang sejauh ini kerap aqu laqukan.

    Dihisap-sedot oleh mulutnya kemaluanku, tetapi selanjutnya aqu ambil kepalanya dan kusuruh Sabri untuk telungkup di atas sofa. Sesudah telungkup kupandangi pantatnya yang padat bundar tersebut lantas kuremas- remas. Aqu lantas mengangkanginya dan menggesekkan gagang kemaluanku sebelumnya di betis cantiknya lantas di paha putih mulusnya selanjutnya usai di pantat bulatnya yang tetap tertutup
    celana katun tersebut. Kugesekkan, ooh.. sangat nikmat pantatnya sekalian tanganku meremas-remas buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di pantatnya makin kupercepat, sampai Sabri tergerak di depan kerana pergerakanku. Pada akhirnya penantianku nyaris sampai, “Oh.. Sabri.. pantatmu sedap sekali.. uuh.. aqu ingin keluar sayg.. aah..” dan, “Creet.. croot.. croot..” air maniku terpancar keluar dalam celana dalamku. Aqu terkulai lemas menindih Sabri yang masih telungkup sementara gagang kemaluanku tetap di pantatnya yang bundar tersebut.

    Kemudian kita membereskan pakaian dan kerjakan lagi pekerjaan kuliah kita. Nach, karena itu saat kita bisa pekerjaan dalam kuliah, kita suka masalahnya dapat peluang untuk bercumbu riang, untuk membuat lancar itu aqu dan Sabri selalu berdua membuat barisan sendiri (mahfum, kita berdua memang sama punyai gairah yang besar).

    Tapi itu belum berapa, pucuknya saat mahasiswa angkatanku akan melangsungkan studi tur ke Jakarta, sudah pasti aqu dan Sabri menjadi panitia pokok dan kerana aqu memegang sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Jalur. Karena itu automatis rumahku menjadi base camp beberapa anak panitia untuk membikin beberapa surat lawatan ke beberapa instansi di Jakarta dan perizinan dan membuat buletin
    studi tur. Nach, saat sebelum beberapa teman tiba Sabri pagi-pagi sekali sudah tiba di rumahku, tidak lain maksudnya untuk bercumbu mesra itu barusan. Tapi bukan itu yang akan kuceritakan, kerana ada pengalaman lain yang tidak terlewatkan bagiku untuk kuceritakan di sini.

    Singkat kata studi tur kita jalan prima,aqu dan Sabri sudah mempunyai gagasan Sabri untuk memisah diri dari kelompok sesudah lawatan paling akhir dalam suatu kantor organisasi dunia di Jakarta. Kita berdua setuju untuk tidak meng ikuti kelompok yang saat sebelum pulang ke Y akan singgah wisata di Dunia Fantasi, kerana nanti rupanya kita berdua membuat dunia fantasi kita. Untuk menipu dosen dan beberapa teman yang lain, kita pamit memisah diri dari kelompok dgn tujuan masing-masing. Sabri akan ke rumah kakak wanitanya di Bekasi dan aqu akan ke rumah Pakde di Jakarta Selatan. Tapi sesudah aqu telephone ke Pak De rupanya beliau satu keluarga sedang berada di Pucuk sepanjang tiga hari dan di dalam rumah cuma ada pembantu saja. Dengar itu Sabri langsung ajakku ke rumah kakaknya saja, aqu menurut saja kerana aqu tidak demikian tahu kota Jakarta.

    Setelah tiba di dalam rumah kakak wanitanya, aqu diperkenalkan dgn suaminya. Tidak berapakah lama aqu makin dekat dgn keluarga muda itu. Mereka belum memiliki anak dan ada di perumahan dgn satu pembantu. Kerana kakak ipar Sabri ialah karyawan yang repot, beliau seorang manajer pada sebuah perusahaan konstruksi alat berat, karena itu sampai di dalam rumah sudah raih dan secara langsung tertidur di dalam kamar. Dan kakak Sabri seorang ibu rumah-tangga biasa. Aqu dikasih ruang tidur yang terpisahkan dari kamar Sabri, tapi di suatu malam Sabri menyelusup ke kamar yang kutempati. Mula- mula kita cuma ngobrol-ngobrol saja mengulas gagasan kembalinya kita berdua, tetapi makin lama kita makin mendekat dan secara langsung berciuman. Memang sepanjang studi tur kita “puasa” tidak bercumbu, karena itu peluang itu tidak kita menyia-nyiakan apalagi kakak Sabri dan suaminya sudah tertidur di dalam kamar atas dan pembantu sudah melar semenjak jam sembilan malam.

    “Sayg! tolong membuka bajuku doong.. agar sedap,” kata Sabri Lantas kita bergulingan di atas kasur sama-sama menindih menyelesaikan keinginan yang ketahan.

    Di antara bercumbu kedengar suara benda jatuh di teras depan. Aqu melepas kecupanku dan keluar mengecek, rupanya cuma satu ekor kucing yang menyenggol pot tanaman. “Apes..!” gerutuku,

    “gangguin orang kembali senang saja tuch kucing.” Tetapi untungnya seisi rumah tidak ada yang terjaga karena kucing buluk tersebut. Lantas kembali aqu masuk ke dalam kamar meneruskan permainanku dgn Sabri Mulai kulumat bibirnya, kumainkan lidahku di mulutnya, kucium lehernya dan kujilati telinganya. “Aaah.. sayg, kamu.. hh.. rindu tidak sam.. sama aqu?” bertanya Sabri sekalian tersengal-sengal meredam rangsanganku. Aqu tidak menjawab kerana mulutku repot menciumi lehernya. Tanganku melepaskan BH- nya, tetapi Sabri merajuk dan menggunakan lagi BH tersebut. “Enngg.. sayg jangan gunakan tangan doong.. ngelepasnya pakai mulut kamu donk yaang.. please..” gila tenan, baru ini kali Sabri meminta yang serba aneh sama aqu. Tetapi aqu patuhi tekadnya.

    Kugigit tali BH-nya lantas kupelorotkan sampai ke lengan, sedangkan itu untuk buka cup BH-nya kugigit pinggirannya dan kupelorotkan ke bawah sampai hidungku menyenggol putingnya yang sudah tegak mengeras tersebut. “Aaauuw.. geli sayg, teruss.. sayg yang satunya kembali..” pinta Sabri manja.

    Kembali aqu melaqukan hal yang sama pada buah dada yang satunya sampai menyembul, keluarlah dua bukit kembar yang montok, besar dan cantik itu di muka mataqu. Dgn buas langsung kucaplok buah dada kirinya, kusedot-sedot dan kujilati putingnya sementara tangan kiriku meremas-remas buah dada kanannya. Selanjutnya berganti-gantian kucaplok buah dada kanan sementara buah dada kiri kuremas-remas sekalian kumainkan putingnya (kerana buah dada kiri Sabri yang paling peka terserang rangsangan). Buah dadanya saat ini basah oleh air liurku hingga terlihat mengkilap didera sinar lampu kamar 5 Watt. Jilatanku turun ke perutnya, tanganku repot mengelus-elus betis cantik dan paha putih mulus Sabri Lantas kupelorotkan celana pendek yang dikenai Sabri hingga saat ini ia cuma menggunakan celana dalam saja. Aqu turun ke bawah untuk menciumi betis Sabri lantas naik ke atas menciumi pahanya sampai ke paha sisi dalam sampai kecupanku sampai di selangkangannya pas di lobang kemaluan dan klitorisnya yang tetap tertutup celana dalam. Kelihatan sudah basah celana dalam Sabri waktu itu. “Auuw sayg sedap.. ehmm.. teeruzz sayg.. lepas saja celanaqu..
    ooh..” ceracau Sabri.

    Dengar itu tanpa diminta untuk yang ke-2 kalinya langsung kutarik celana dalam Sabri sampai lepas. Aqu terheran menyaksikan kemaluan Sabri yang sekelilingnya banyak bulu-bulu halus itu, sumpah baru ini kali aqu menyaksikan yang aslinya. Rupanya lebih cantik dibanding yang ada dilukis dewasa pada internet kerana dapat segera disentuh dan dijilati. Aqu tetap terkesima dan kebingungan menyaksikannya, lantas aqu terpikir sebuah episode di film BF yang sebelumnya pernah kutonton. Karena itu aqu juga selekasnya mengikuti episode itu, pertama kali kusentuh bibir kemaluan Sabri, “Eeeh.. hhmm..” desah Sabri Lantas kujulurkan lidahku dan memulai menjilat-jilati bibir kemaluannya, berasa asin dan bau ciri khas keperempuanan Sabri tapi makin membuatku bergairah. Selanjutnya lidahku menjilat-jilati klitorisnya yang mulai membesar itu, “Aaauw.. sayg, kamu apain anuku?” bertanya Sabri Tapi belum kujawab, Sabri berbicara, “Lagii doongg..” mintaqu untuk menjilat-jilati klitorisnya . “Oouw.. sedap sekali.. ehmm.. aduh.. sayy.. aanngg.. ehh..” ceracau Sabri sementara kujilati klitorisnya. Cairan kepuasan makin deras keluar lobang kemaluan Sabri dan tanpa sangsi kujilati, berasa asin dan baunya yang ciri khas benar-benar menggairahkanku.

    Selanjutnya aqu bangun dan mengangkangi tubuh Sabri lantas kuletakkan gagang kemaluanku di lembah di antara ke-2 bukit kembarnya (sesudah kulepas pakaian dan celanaqu tentu saja). Kutekan dgn tangan ke-2 buah dadanya untuk menjepit gagang kemaluanku itu, sekalian merem terbuka kugesekkan gagang kemaluanku sampai sentuh dagu Sabri Selanjutnya aqu meminta Sabri untuk mengulum gagang kemaluanku, belum ia siap aqu sudah menyorongkan gagang kemaluanku ke mulutnya sampai masuk separuhnya. Sabri cuma diam, tetapi aqu selekasnya menarik dan menyorongkan kemaluanku bolak-balik. Mungkin kerana Sabri tidak siap ia cuma pasif saja hingga kutarik gagang kemaluanku. Sesudah jemu dgn style itu selanjutnya aqu merayap turun sekalian tanganku mengelus-elus kemaluan Sabri yang makin basah.

    Itil V3
    Kerana aqu sudah tidak kuat meredam gairah untuk menyebadani Sabri apalagi menyaksikan pandangan Sabri yang sayu yang sudah sama gairah, kuarahkan gagang kemaluanku yang mengacungkan tegak itu ke lobang kemaluannya. Tapi apa yang terjadi, saat hampir ujung kemaluanku berkenaan bibir kemaluannya, Sabri meredam perutku dgn tangannya, “Sayg kamu ingin ngapain? Ingin dimasukin yah.. jangan doong.. aqu kan masih perawan!” Busyet! gila tenaann, aqu seolah-olah disikat geledek dengar pengaquan Sabri dgn 1/2 tidak yakin. mungkin Sabri yang jadi pembinaku dan demikian pandai dalam soal sex yang notabene sudah pacaran sekitar 3x itu tetap perawan? “Please.. sayg.. tolong donk ngertiin aqu.. kita cicipin itu kelak kalau kita sudah nikah saja ya sayaangg..” lanjut Sabri Dengar itu aqu luluh , kerana aqu sendiri berprinsip tidak akan menghancurkan wanita cantikku ini saat sebelum menikah. Tetapi bagaimana donk, kemaluanku yang masih tegang itu saat hanya dianggurin saja. Lantas kubelai rambut Sabri yang masih kukangkangi itu sekalian berbicara, “Oke saygku, aqu tidak akan maksa kamu.. tetapi kita lanjutin donk acara kita. Saat sudah di pucuk kok ketahan, kita bermain seperti umumnya saja, gesek-gesekan okey?” sekalian kukecup kening dan bibirnya. Kemudian tangan Sabri yang meredam perutku dilepasnya hingga dgn cepat kuarahkan gagang kemaluanku untuk kugesekkan di bibir kemaluannya.

    “Cepak.. cepok.. cepak.. cepok..” bunyi gesekan kemaluanku dgn bibir kemaluan Sabri yang sudah benar-benar basah tersebut. Untungnya kasur itu cuma diadakan di atas alas di lantai hingga tidak ada bunyi derit tempat tidur karena pergerakan kita yang liar. Sabri cuma merem terbuka sekalian kadang-kadang mengeluh nikmat terima perlaquanku. Makin lama terlihat Sabri makin nikmati permainan kita itu dgn menggoyg-goygkan pinggulnya, hingga membuat aqu nekad arahkan kepala kemaluanku ke lubang kemaluannya. Kutekan sedikit hingga cukup masuk ke, yah.. kurang lebih cuma kepala kemaluanku saja, berasa hangat. Kutarik dan kutekan berulang-kali secara berhati-hati supaya tidak menghancurkan keperawanan Sabri Kuhentikan pergerakanku selanjutnya kucium bibir Sabri Berasa kemaluanku diapit
    ketat, rasanya nyeri tetapi sedap sekali. “Sayg, kamu masukkan ya?” bertanya Sabri sekalian dadanya naik
    turun kerana napasnya terengah-engah meredam gairah. “Tidak kok, hanya digesekin di luar saja,”
    aqu mengelak (walau sebenarnya sich iya walaupun hanya sedikit).

    Kemudian kuganti style, sebagaimana umumnya Sabri kusuruh telungkup langsung kemaluanku kugesekkan di pantatnya yang empuk-empuk padat tersebut. Ehhm.. sangat nikmat rasanya. Nyaris aqu ingin keluar di pantat Sabri tetapi dgn semua daya usaha kutahan. Kubalikkan tubuh Sabri dgn halus kukecup bibirnya, buah dadanya, perutnya lantas kugesekkan kemaluanku di betis cantik Sabri Woouuwww..
    makin tegang dan nikmaat. Apalagi aqu paling gairah dgn betis mulus dan cantik punya wanita. Gesekanku berganti-gantian di ke-2 betis cantiknya, begitupun dgn paha mulus putihnya, sampai berasa sudah di ujung air maniku ingin keluar “tempatnya”. Kembali gagang kemaluanku kugesekkan di bibir kemaluan Sabri, belum 5 kali gesekan aqu juga keluar dgn kesuksesannya, “Aaah.. Sabri sayg.. uuh.. aqu keluar ahh.. enaakk..”

    “Croot.. creet.. craat.. criit..”

    Air maniku juga muncrat di perut Sabri dan beberapa di pangkal pahanya. Sabri kaget terkejut, lantas selekasnya bangun dan raih celana dalamku yang kebenaran berantakan di dekat tubuhnya dan selekasnya melap kemaluannya dari air maniku. Aqu mahfum menyaksikannya dan menolong bersihkan, lantas aqu gandeng ia ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluannya dgn sabun antiseptik agar air maniku tidak masuk ke dalam rahimnya. Terang-terangan kita tidak siap jika Sabri hamil lebih dulu. Sesudah dikeringkan dgn handuk, aqu dekap tubuh bugil seksinya dan kukecup kening dan bibirnya sambil kubelai rambut harumnya. Ia mencubit dada berbuluku, sekalian berbicara, “Iiih.. kamu bandel sekali siih sayg, kelak kalau aqu hamil bagaimana hayoo!” Mata bundar cantiknya mendelik ke arahku, tapi bukanlah aqu menyesal tetapi justru gaungs menyaksikan mukanya saat sedang geram begitu menjadi tambah terlihat elok sekali. Akhirnya aqu peluk tubuhnya ke dekapanku dan kemaluanku kembali tegang.

    Sesudah keluar kamar mandi kita membereskan diri dan Sabri kembali lagi ke kamarnya kembali sesudah mencium bibirku dgn halus lantas aqu tertidur kecapaian. Sampai esok harinya aqu terjaga cahaya matahari sudah jelas tembus kamar dan mataqu tertumbuk pada bintik merah cukup tidak terang dan masih tetap sedikit basah di seprei kasurku. Ya ampuun, jika betul itu bintik darah bermakna memang Sabri masih perawan dan aqulah yang ambil keperawanannya meskipun aqu tidak berniat begitu. Baru aqu yakin memang Sabri ialah wanita baik, hingga membuatku tambah cinta. Maafkan aqu sayg, aqu sudah berprasangka jelek dengan kamu, ohh wanita cantikku rupanya masihlah ada wanita seperti kamu yang tetap jaga kesuciannya.

    Tetapi peristiwa itu justru tidak membuat kita berdua jera, bahkan juga malam selanjutnya kita melaqukan kembali di kamarku sebelumnya setelah Sabri katakan padaqu jika lobang kemaluannya linu kusodok dgn gagang kemaluanku. “Tetapi kamu jangan jera lho sayaang.. malam nanti kembali yaah..” bisiknya manja saat kita jalanan di Mall. Sampai selanjutnya kita pulang ke Y di atas kereta dgn diam-diam kita sama-sama cium bibir dan remas sisi tubuh kita yang sensitif rangsangan.

    Nach, tersebut pengalaman pribadiku yang tidak dapat kulupakan sampai saat ini meskipun sekarang ini aqu dan Sabri sudah pisah kerana banyak rintangan seperti hal yang benar-benar konsep buat kita berdua yang mengadang jalinan kita. Dgn sadar dan berat hati meskipun berasa pedih dan sakit di dada, kita mengakhiri jalinan kita, dan sudah sejak putus dgn Sabri empat tahun kemarin di tahun akhir 96, aqu belum temukan alternatif Sabri sebagai belahan jiwaqu. Sabri, aqu selalu dan masih tetap menyukaimu meskipun kita tidak dapat berpadu, kamu masih tetap berada di hatiku sebagai sisi dari memory cantik hidupku sejauh ini. Maafkan atas semua perlakuanku padamu sepanjang kita memadu kasih dan kudoakan mudah-mudahan kamu berbahagia bersanding dgn orang yang betul-betul dapat menuntun dan menyukaimu untuk selama-lamanya. Aqu akan ikut berbahagia jika kamu rasakan berbahagia permaisuriku. Terima kasih atas semua perhatianmu dan kasih saygmu kepadaqu yang sudah kau beri dan jangan kau melupakan aqu sayang.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Tante Wina

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Tante Wina


    65 views

    Nama pamanku ialah paman Arich, beliau ialah seseorang yang memiliki harta berlebihan atau bisa disebut sangat kaya. Sama seperti yang saya ucapkan barusan, karena pamanku orang kaya karena itu rumahnya-pun benar-benar istimewa dan tempat rumahnya-pun dengan kota.

    Nonton Bokep – Dengan bangunan 2 lantai, pelataran rumah luas dan tentu saja seisi rumahnya-pun pasti disanggupi barang eksklusif. Paman Arich ini ialah orang yang repot dengan upayanya.
    Paman Arich ini memiliki istri yang elok dan bertubuh yang bagus dan seksi. Nama istri paman ialah Tante Wina, dari pernikahan Paman dan tante Wina mereka sudah dianugerahi anak yang tetap berumur tiga tahun. Walau-pun Tante Wina telah memiliki satu orang anak, tetapi badannya tetap seperti terlihat anak ABG saja. Karena mungkin ia orang kaya yah, menjadi ia gampangnya keluarkan dana untuk perawatan badannya.
    Badannya yang putih mulus dan seksi itu, benar-benar sangat cantik dimata beberapa lelaki. Tante Wina ini memiliki bokong yang kuat dan buah dada kurang lebih memiliki ukuran 34 C. Hal tersebut benar-benar membuatku benar-benar takjub ke tante Wina. Oke saat ini berlanjut ke jalan cerita, sekarang aku-pun sudah ada di rumah Paman Arich. Sesampai di rumah Paman Arich, aku-pun disongsong oleh Paman Arich dan tante Wina.
    Waktu itu paman Arich-pun mendekatiku dan aku-pun berjabatan tangan dan mencium tanganya, setealh saya selsai berjabatan tangan dengan paman Tante Wina-pun menyambutku denagn kecupan dipipi-ku. Sebetulnya saya cukup kaok karena saya tidak terlatih denga kecupan seorang wanita, walaupun ia ialah istri pamanku sendiri. Tetapi biarlah saya kira saja angin kemarin. Setelah itu pembantu pama-lupun membawa tasku dan mengantar saya di dalam kamar yang hendak saya temapti.
    Sesampainhya dikamar saya sangat kagum, saya tempati kamar yang besarnya 3x lipat dari kamar tidurku yang terdapat dirumahku. Kemudian saya berkeliling-keliling rumah, sebelumnya sempat menyaksikan kamar mandi yang tidak terpikir olehku. Disitu ada washtafel dengan cermin yang lebih besar wc duduk, bathup, dan dua shower yang satu sama kaca kabur sedangan yang satu sama kain yang diputarkan membuat 1/4 lingkaran. Tempat itu tetap pada sebuah ruang tanpa pemisah.
    Waktu-pun berlalau, di sore hari-nya, aku-pun duduk di pinggir kolam renang, saat saya sedang santai Paman Arich tiba mendekatiku dan beliau berbicara ia akan pergi keluar kota untuk kperluan usahanya. Waktu itu ia mohon pamit dan mohon maaf padaku karena ia tidak bisa temaniku. Tidak lama kemudian pamanku-pun akan bernagkat keluar kota, saya dan ante Wina-pun mengantar beliau sampai pagar rumah.
    Sesudah keperginya Paman waktu itu kami-pun kembali masuk ke rumah. Aku-pun waktu itu kembali duduk dan nikmati situasi sekitar Rumah dan Kolam renang tersebut. Saat au sedang santai, tau-tau dari belakangku ada sosok yang elok dan menarik, Ternyata yang tiba ialah Tante Wina dengan pakaian kimono selanjutnya tante Wina-pun mendekatiku,
    ” Hemmm… Gar kamu sukai tidak sama rumah pamanmu ini ? “,
    ” Iya lah Tante, siapa sich yang nggk sukai tinggal di rumah semegah ini, seperti saya akan kerasan dech tante tinggal di sini, apalagi saya dapat berenang sesukaku dan kapanku saya ingin, hhe.., ”
    ” Sukur dech jika begitu Gar, Emmm… ngomong-ngomong kamu sukai renang yah, yuk kita renang bersama Gar, cocok sekali masalahnya di cuaca panas begini jika buwat berenang, ”
    ” Ayok tente, kebenaran saya suka juga berenang, ”
    Benar-benar peluang bagus nih karena saya dapat berenang dengan tante sebohay ini, hhe. Saat pertama kalinya berjumpa saya cuma dapat memikirkan bentuk badannya saja, dan saat ini saya akan dapat menyaksikan tanteku dengan pakaian renag, oke cuy. Sekarang tante Wina-pun berdiri dan memulai buka kimono-nya. Waktu itu berasa dag dig dug sekali jantungku saat menyaksikan Tante Wina yang sekarang cuma menggunakan pakaian renang.
    Waktu itu Tante Wina menggunakan pakaian renang yang terbagi dalam bikini dan celana renang yang seperti G-string terpajang di muka ke-2 mataku,
    ” Wah… saya anggap Tante barusan akan telanjang, wkwkwk, ” ucapku dengan polosnya.
    ” Hemmm… nanti kenikmatan kamu jika Tante telanjang, hhe, ” katanya bergurau.
    ” Tante tidak malu apa gunakan pakaian renang begitu dilihatin sama satpam ?, ”
    ” Sudah biasa kali Gar Tante pakai bikini seperti begini, malah terkadang ada sekitaran rumah Tante daerah ngintip Tante, ”
    ” Betul Tante… Tetapi sayang saya lupa membawa celana renang, ”
    ” Ah… Tidak apa apa pakai saja dahulu celana dalam kamu. Kelak saya suruh bi’ Imah suruh membeli untuk kamu, yok nyebur.., ” selekasnya Tante menyeburkan dianya.
    Dengan malu saya buka bajuku tetapi belum membuka celana. Saya malu ama Tante. Lantas ia naik dari kolam. Ia dekatiku,
    ” Mari cepat… Malu ya ama Tante tidak apa apa. Kan kamu sepupu Tante . Maka sama dengan kakak wanita kamu, ”
    Waktu ia dekatiku kelihatan terang putingnya mencolok keluar. Mahfum tidak ada bikini pakai busa. Saya melihat sisi buah dadanya. Ia cuma tersenyum. Kemudian ia menarikku lagi. Tanpa basa basi dengan muka menunduk saya merosotkan celana dalamku. Yang saya kuatirkan kepala Penis-ku terlihat jika sedang tegang menyembul dibalik celana dalamku. Sesudah melepaskan celanaku langsung saya berenang bersama Tante.
    Sesudah senang renang saya naik dan selekasnya ke kamar mandi yang lebih besar. Saya masuk disitu saat saya ingin menutupnya, tidak ada kuncinya menjadi jika ada orang masuk tinggal membuka saja. Saya segera tempat dengan penutup kain. Saya tanggalkan semuanya yang ketinggalan ditubuhku dan saya mencuci sama air dingin. Saat akan menyabuni badanku.
    Kedengar suara pintu terbuka, saya melihat rupanya Tanteku yang masuk. Spontan saya terkejut saya berusaha supaya tidak kedapatan, saat ia buka sedikit tempatku saya terkejut dan selekasnya menghadap ke belakang,
    ” Ehh… Maaf ya Gar saya tidak tahu jika kamu ada di dalam. Habis tidak ada suara sich, ”
    Langsung mukaku memeras. Saya baru sadar jika Tante telah melepaskan bikini sisi atasnya. Ia selekasnya tutupinya dengan telapak tangannya. Saya tahu waktu badanku menghadap kebelakang tetapi kepalaku kembali melihat padanya,
    ” Maaf… Tante… Ini salahku, ” jawabku yang seakan tidak sadar apa yang saya kerjakan.
    Lebih menarik telapak tangan Tante tidaklah cukup tutupi semua bagiannya. Disitu ada puting kecil warna cokelat dan benar-benar kontras dengan besarnya buah dada Tante,
    ” Tante tutup donk gordennya, akukan malu, ”
    Selekasnya ditutup gorden tersebut. Dengan keras shower saya nyalakan SEOlah olah saya sedang mandi. Selekasnya saya lihat Tanteku. Rupanya ia tetap di luar belum masuk tempat shower. Ia berdiri didepat cermin. Disitu ia sedang bersihkan muka, terlihat buah dadanya bergoyang goyang menarik sekali. Dengan menyengaja saya sedikit buka gorden agar saya bisa menyaksikannya. Saya bermain-main dengan Penis-ku langsung keras.
    Kukocok dengan sabun cair punya Tante. Saat saya lihat yang ke-2 kali ia memoleskan cairan disekujur badannya. Saya menyaksikan badan Tante mengkilat sesudah dikasih cairan tersebut. Saya tidak paham cairan apa tersebut. Ia memoleskan di sekitar buah dadanya cukup lama. Sekalian diputar putar terkadang supaya diremas kecil. Saat sekitaran 2 menit sepertinya ia mendesis buka sedikit mulutnya sambildia pejamkan mata.
    Sekalian nikmati panorama saya fokuskan pada kocokanku dan pada akhirnya,
    ” Crotttt… Crotttt… Crotttt… Crotttt… “,
    Sperma-ku tumpah semua ke CD sisa saya renang barusan. Yang saya terkejutkan tidak ada handuk, lupa saya mengambil dari dalam tasku. Saya kebingungan. Sesudah sesaat saya tidak menyaksikan Tante di muka cermin, tetapi ia telah ada di depan shower yang satunya. Saya takjub waktu ia merosotkan Celana dalamnya dengan perlahan-lahan tempat dan melempar Celana dalamnya kekeranjang dan masuk ke dalam shower.
    Sesudah sejumlah selanjutnya ia keluar. Saya menyengaja tidak keluar menanti Tanteku pergi. Tetapi ia mendekatiku,
    ” Garkoklama sekali mandinya ? Hayo ngapain di dalam, ”
    Selanjutnya saya keluarkan kepalaku saja dibalik gorden. Saya terkejut ia ada di depanku tanpa satu busanapun yang melekat ditubuhnya. Langsung saya tutup kembali,
    ” Tabah malu ya, tidak perlu malu akukan masih Tantemu. Tidak papalah?, ”
    ” Anu Tante saya lupa membawa handuk menjadi saya malu jika harus keluar, ”
    ” Saya lupa membawa handuk, udahlah kamu keluar dahulu saja. Saya ingin ambilkan handukmu, ”
    Tante telah pergi. Aku juga keluar shower. Sesudah beberapa menit saya mulai kedinginan tadi Penis-ku mengeras tau-tau menjadi kecil lagi. Lantas pintu terbuka pembantu Tante yang umurnya seperti kakakku tiba membawa handuk, aku juga terkejut selekasnya saya tutupi Penis-ku. Ia melihatku hanya tersenyum manis. Saya menunduk malu. Sesudah ia keluar, belum sempat saya tutup kejantananku Tante Wina telah masuk kembali.
    Tetapi Tante Wina waktu itu tetap dengan posisi telanjang dan cuma kenakan g-string saja,
    ” Ada apakah Tante, Kok masih telanjang, ” jawabku berlagak cuek bebek walau sebenarnya saya benar-benar malu saat Penis-ku berdiri kembali.
    ” Sudah tidak malu ya…, anu Gar saya ingin minta bantuan, ”
    ” Tolong apa Tante kok serius sekali, Tetapi maaf ya Tante adik Tabah berdiri, ”
    Waktu itu ia justru ketawa,
    ” Aduh ini sich biasa jika sedang simak wanita telanjang, ” jawab Tante.
    ” Ini saya meminta Tabah meluluri tubuh Tante masalahnya tukang lulurnya tidak tiba, ”
    Hatiku seperti disikat petir pada siang berlubang, jujur saja saya tidak pernah pegang cewek semenjak waktu itu. sekarang puncak dicinta ulam-pun datang,
    ” Ingin nggak…?
    ” Ma… ma… ingin Tante, ” jawabku dengan sedikit grogi.
    Selanjutnya Tante Wina-pun segera tiduran dengan posisi telungkup. Sekarang aku-pun mengawali membaluri punggung Tante dengan lulur dan saya ratakan di semua sisi badannya. Tanpa menyengaja mendadak handukku lepas, hal tersebut membuat kejantanaku-pun mencolok tidak ada terhalangi apapun itu.
    Kemudia aku-pun secara spontan secara langsung tutupi kejantananku dengan tanganku,
    ” Telah biarin saja, yang terdapat hanya saya dan kamu apa sich yang kamu malukan, ”
    Dengan rileksnya ia menyimpan handukku kelantai,
    ” Badan Tante bagus sekali, Meskipun telah mempunyai anak masih tetap buah dada Tante besar kembali kencang, ”
    Saya bicara waktu saya tahu buah dadanya tertekan waktu ia telungkup. Dan ia cuma tersenyum. Saya saat ini meluluri sisi pahanya dan bokongnya,
    ” Gar stop sesaat, ”
    Aku juga stop lantas ia melepas celana dalamnya. Automatis Penis-ku tambah gagah. Saya masih tetap tidak berani melihat sisi bawahnya. Sesudah beberapa saat ia mengubah tubuh ke arahku. Kembali kembali saya terselak menyaksikan panorama itu,
    ” Tabah anu kamu kembali tegang tuch, masukkan ke Anu tante Ingin ???, ”
    ” Hahhhhh… tante yang benar saja. Jangan bergurau begitu ah tante, ” ucapku.
    ” Serius Tante Gar, kamu ingin tidak ??? buruan masukkan Titit kamu ke Vagina Tante !!!, ”
    ” I… Iya tante, ” ucapku dengan sedikit grogi.
    Tanpa berpikir panjang aku-pun mulai berlaga secara dengan bekal sedikit pengalaman saat saya melihat film porno dahulu,
    ” Saya masukkan ya Tante ???, ” ucapku pastikan kembali.
    Waktu itu Tante Wina-pun cuma menggangguk dan aku-pun mulai membasahi kejantananku dengan ludahku dan memulai saya lelepkan dan,
    ” Blessssssssssss…, ”
    Masuk kejantananku di dalam Vagian Tante Wina. Waktu itu saya yang baru pertama kalinya bersenggama aku-pun mengenjot Vagina Tante Wina dengan liarnya. Terus-terusan saya menngenjot Vagina Tante Wina secara cepat dan liarnya,
    ” Oughhh… Ssssssss…. Sedap tante … Aghhhh…, ”
    ” Ughhhh… kamu liar sekali gar… Aghhh…. Terus Gar, jika sudah tidak kuat keluarin saja didalem Gar… Aghhhh, ”
    Dengan penuh semnagat saya terus memacu Vagina Tante Wina dengan penuh gairah. Ditengah-tengah pacuan kejantanan pada Vagina-nya ia minta saya aku memolesi lulur pada buah dadanya. Ia suruh saya agar cukup meremas remasnya. Aku juga ketagian acara itu disitu saya menyaksikan puting warna coklat muda kembali mengeras. Tetap dengan mengenjot lubang senggama-nya kadang-kadang saya menyeenggol putingnya dan saya singgung.
    Waktu itu Ia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan,
    ” Iya semacam itu Gar, terus remas… Ssssss… Aghhh… terus pacu dan remas yang kuat Gar, Oughhh…, ”
    Karena saya baru pemula dalam soal seks, sesudah kurang lebih 10 menit aku-pun merasa ada yang endesak dari kejantanaku,
    ” Tante sepertinya akau ingin keluar nih… Oughhhh, ”
    ” Tante Gar, sudah keluarin didalem aja… Sssssssss… Aghhhhhhhh, ”
    Selang berapakah detik pada akhirannya kejantananku menyembur lahar panasnya,
    ” Crotttttttttt…. Crottt… Crottt… Crottt…, ”
    ” Oughhhhhh… sedap sekali tante rasanya, lega sekali tante, ”
    ” Wah senang ya kamu, sekrang kamu harus puasin tante, saat ini gosok-gosok itil tante ya gar , ini yah digosok terus!!!, ” katanya dengan muka yang cukup sedih.
    tanpa menjawab aka-pun mulai sentuh Clitoris/itil-nya, saat saya sentuh clitoris Tante Wina, Saya dimintanya terus menyeka seka wilayah itu, terkadang saya pencet sisi ke-2 nya,
    ” Oughhhh… Gar sedap sekali, terus Gar jangan stop, Aghhhh…, ”
    Sesudah kurang lebih 5 menit saya terus gosok secara halus tau-tau Tante menegang dan,
    ” Syurrrrr… Syurrrrr… Syurrrrr…,”
    Saya cari sumber bunyi yang perlahan tetapi terang. Saya tahu jika itu berasal di bagian peka Tante. Lantas ia terkulai lemas,
    ” Terima kasih ya atas lulur plus-plusnya ya Gar, Untung ada kamu. Rupanya kamu pakar ya, ”
    ” Hehehe, iya lah Tante, pokonya jika hal seperti begini saya dapat utamakan dech Tante, ”
    Kemudian, Tante Wina-pun keluar dari kamar mandi tersebut. Saya menggunakan handuk untuk tutupi sisi badanku. Saya meng ikutinya dari belakang. Rupanya ia jalan jalan di rumah tanpa satu helai benang juga. Aku juga selekasnya masuk ke dalam ruang tidur yang disiapkan, tenyata ada pembantu tadi mengambil handuk sedang mengatur bajuku ke lemari,
    ” Den, Tabah, barusan terkejut tidak melihat ibu telanjang, ” saat sebelum saya jawab.
    Ia beritahukan jika Tante itu sukai telanjang dan memperlihatkan badannya ke semuanya orang baik wanita atau lelaki tetapi tidak berani jika ada suaminya. Pembantu itu beritahukan peristiwa yang aneh ia kerap renang telanjang dan yang paling aneh terkadang saat ia menyiram bunga ia telanjang dada di muka rumah persisnya halaman muka, walau sebenarnya kerap orang melalui depan rumah,
    ” Telah mengganti sana CD ada di dalam lemari itu tetapi sepertinya anunya den Tabah masih pemula, ” ia memikatku.
    Sesudah melalui sekian hari aku juga kerap mandi sama Tante bahkan juga hampir setiap hari. Makin dilihat badannya semakin oke saja. Itu semua pengalaman saya hidup di rumah Tante Wina yang aduhai. Tetapi saya sedih waktu saya tinggalkan rumah tersebut. Saya disitu belum genap setahun. Karena harus kembali lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja di luar kota dan saya harus nantikan bersama kakak kandungku. Usai.

  • Cerita Sex Toko Saya Dirampok Dan Saya Diikat dan Disetubuhi

    Cerita Sex Toko Saya Dirampok Dan Saya Diikat dan Disetubuhi


    280 views

    Sesudah sesaat, Desy sukses membukalaci itu dan memerikan semua uang yang terdapat didalamnya, sekitar 100 ribu ke sang Gondrong, Desy tidak dikenankan simpan uang lebih dari 100 ribu dilaci itu. Karena itu tiap keunggulannya langsung dimasukkan pada almari besi. Sesudah sang Gondrong mengambil uang itu, Desy langsung undur ke belakang, dia benar-benar ketakutan kakinya lemas, nyaris jatuh.

    Nonton Bokep – “Saat hanya begini?!” gertak sang Gondrong.
    “Membuka almari besinya! Saat ini!” Mereka berdua membawa Desy masuk ke dalam kantor manajernya dan mendorongnya sampai jatuh berlutut di depan almari besi. Desy mulai menangis, dia tidak paham nomor gabungan almari besi itu, dia cuma menyisipkan uang masuk ke almari besi lewat sela pintunya.
    “Cepat!” gertak sang Kumis, Desy rasakan pistol melekat ada di belakang kepalanya.
    Desy berusaha untuk menerangkan jika dia tidak ketahui nomor almari besi tersebut. Untunglah, menyaksikan mata Desy yang ketakutan, mereka berdua yakin. “Brengsek! Tidak sepadan sama risikonya! Iket ia, agar ia tidak dapat manggil polisi!” Desy di dudukkan di atas bangku manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Selanjutnya ke-2 kaki Desy diikat ke kaki bangku yang dia menempati. sang Kumis selanjutnya ambil plester dan melekatkannya ke dalam mulut Desy.
    “Kelar! Mari cabut!”
    “Nantikan! Nanti dulu cing! Simak ia, ia bisa ya?!”.
    “Cepatan! Nanti ada yang tahu! Kita hanya dapat 100 ribu, cepatan!”.
    “Saya ingin simak bentar saja!”.
    Mata Desy terbeliak saat sang Gondrong merapat dan menarik t-shirt merah muda yang dia gunakan.
    Dengan 1 tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya kelihatan. Payudara Desy yang memiliki ukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.
    “Wow, oke sekali!” sang Gondrong berseru takjub.
    “Oke, saat ini kita pergi!” mengajak sang Kumis, tidak demikian tertarik dengan Desy karena repot memantau kondisi depan toko.
    Tetapi sang Gondrong tidak perduli, dia saat ini meraba-raba puting susu Desy melalui BH-nya, kemudian dia masukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan mendadak, dengan 1 tarikan BH Desy diambilnya, badan Desy turut tertarik di depan, tetapi pada akhirnya tali BH Desy terputus dan saat ini payudara Desy bergoyang bebas tanpa tertutupi selembar benangpun.
    “Jangan!” teriak Desy.
    Tetapi yang tedengar hanya suara gumaman. Berasa oleh Desy mulut sang Gondrong mengisapi puting susunya pertama kali yang kiri lantas saat ini berpindah ke kanan. Selanjutnya Desy menjerit saat sang Gondrong mengigit puting susunya.
    “Diem! Jangan bising!” sang Gondrong menampar Desy, sampai berkunang-kunang. Desy cuma dapat menangis.
    “Saya katakan diem!”, sambil berbicara itu sang Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan warna merah tercipta di payudara kiri Desy.
    Selanjutnya sang Gondrong berubah dan menampar uang samping kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sedangkan sang Gondrong terus memukuli buah dada Desy hingga kemudian bulatan buah dada Desy warna merah.
    “Mari, cepatan cing!”, sang Kumis tarik tangan sang Gondrong.
    “Kita perlu cepat minggat disini!” Desy mengucapkan syukur saat menyaksikan sang Gondrong digeret keluar ruang oleh sang Kumis. Payudaranya sangat terasa sakit, tetapi Desy mengucapkan syukur dia masih hidup. Menyaksikan sekitarnya, Desy berusaha temukan suatu hal untuk melepaskan dianya. Di atas meja ada gunting, tetapi dia tidak dapat bergerak sama sekalipun.
    “Hey, Roy! Tokonya kosong!”.
    “Saat, cepatan mengambil permen!”.
    “Goblok lo, mengambil bir tolol!”.
    Badan Desy menegang, dengar suara beberapa anak pada bagian depan toko. Dari suaranya dia ketahui jika itu ialah beberapa anak berandal yang berada di lingkungan tersebut. Mereka baru berumur sekitaran 12 sampai 15 tahun. Desy keluarkan suara minta bantuan.
    “sstt! Lo denger tidak?!”.
    “Cepat kembaliin semua!”.
    “Lari, lari! Kita ketahuan!”.
    Mendadak salah seorang pada mereka menengokkan kepalanya ke kantor manager. Dia terperanjat menyaksikan Desy, terlilit di atas bangku, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacungkan ke arahnya.
    “Buset!” berandal itu terlihat kaget sekali, tetapi tidak lama kemudian dia menyeringai.
    “Hei, simak nih! Ada surprise!”
    Desy berusaha menerangkan dari mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia berusaha menerangkan jika dianya barusan dirampas. Dia berusaha minta bantuan supaya mereka panggil polisi. Dia berusaha meminta supaya mereka melepas dianya dan tutupi dadanya.
    Tetapi yang keluar cuma suara gumanan karena mulutnya tetap tertutup plester. Satu per satu berandalan itu masuk ke kantor. Satu, selanjutnya dua, lantas tiga. Empat. Lima! Lima beberapa wajah dengan senyuman menyeringai saat ini memperhatikan badan Desy, yang tetap meronta-ronta berusaha tutupi badannya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berusia sekitaran 15 tahun itu terpesona dengan penemuan mereka.
    “Edan! Cewek nih!”.
    “Ia telanjang!”.
    “Tu simak susunya! susu!”.
    “Mana, mana saya ingin simak!”.
    “Saya ingin pegang!”.
    “Tentu alus tuch!”.
    “Bawahnya seperti apakah ya?!”.
    Mereka memberi komentar bersama, kegirangan temukan Desy yang telah terlilit kuat. Ke-5 berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan raih badan Desy. Desy tidak paham kembali, punya siapa tanga-tangan itu, semua berebut mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seorang menjepit dan menarik-narik puting susunya.
    Selanjutnya, salah satunya pada mereka menjilat-jilati pipinya dan memasukkan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.
    “Mari, kita lepasin ia dari bangku!” Mereka melepas ikatan pada kaki Desy, tetapi dengan tangan tetap terlilit ada di belakang, sekalian terus meraba-raba dan meremas badan Desy. Menyaksikan ruang kantor itu kekecilan mereka menggeret Desy keluar ke arah sisi depan toko. Desy meronta-ronta saat merasa ada yang berusaha melepas kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Desy hingga kemudian turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan pada akhirnya mereka berenam jatuh tersuruk ke lantai. Saat sebelum Desy sebelumnya sempat mengubah tubuhnya, mendadak kedengar suara pecutan, dan tidak lama kemudian Desy rasakan sakit yang sangat benar-benar di bokongnya.
    Desy menyaksikan salah seorang berandal barusan menggenggam sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-sedia mengayunkannya kembali ke bokongnya!
    “Bangun! Bangun!” dia berteriak, selanjutnya mengayunkan kembali ikat pinggangnya. Sebuah garis merah muncul di bokong Desy. Desy berusaha bergulir membuat perlindungan bokongnya yang dirasa sakit sekali. Tetapi berandal barusan tidak perduli, dia mengayunkan lagi ikat pinggang barusan yang saat ini membantai perut Desy.
    “Bangun! naik kesini!” berandal barusan sapu beberapa barang yang berada di atas meja layan sampai berguguran ke lantai. Desy berusaha bangun tetapi gagal. Kembali, sebuah pukulan membantai buah dadanya.
    Desy bergulir dan berusaha berdiri dan sukses berlutut dan berdiri. Berandal barusan memberi ikat pinggang barusan ke temannya. “Kalau ia gerak, jam saja!”
    Langsung Desy mendapatkan pukulan di bokongnya. Berandal-berandal lainnya ketawa dan bersorak. Mereka lantas menggerakkan dan menarik badannya, membuat dia bergerak hingga mereka punyai argumen kembali buat memukulnya. Berandal yang pertama barusan kembali dengan bawa segulung plester besar.
    Dia menggerakkan Desy sampai tiduran terlentang di meja. Pertama dia melepas tangan Desy selanjutnya secara langsung mengikatnya dengan plester di beberapa sudut meja, tangan Desy saat ini terlilit kuat dengan plester sampai ke kaki meja. Seterusnya dia melepas sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja yang lain. Saat ini Desy tiduran terlentang, telanjang bundar dengan tangan dan kaki lebar terbuka seperti huruf X.
    “Waktu Acara pesta!” berandal barusan lantas turunkan celana dan celana dalamnya.
    Mata Desy terbeliak menyaksikan penisnya menggantung, 1/2 keras sepanjang 20 senti. Berandal barusan menggenggam pinggul Desy dan menariknya sampai dekati tepi meja. Selanjutnya dia menggosoki penisnya sampai berdiri mengacungkan tegang.
    “Waktunya masuk!” dia bersorak sementara beberapa teman yang lain bersorak dan ketawa. Dengan 1 dorongan keras, penisnya masuk ke dalam vagina Desy. Desy melolong kesakitan.
    Air mata menetes turun, sedangkan berandal barusan mulai bergerak masuk keluar. Temannya naik ke atas meja, menempati dada Desy, membuat Desy susah bernafas. Selanjutnya dia melepas celananya, keluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy diambilnya sampai lepas. Desy berusaha berteriak, tetapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang berada di atasnya. Langsung, penis barusan mengeras dan jadi membesar bersama dengan masuk keluarnya penis barusan di mulut Desy. Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan tidak sadarkan diri, saat mendadak mulutnya disanggupi cairan kental, yang dirasa asin dan pahit. Semburan untuk semburan masuk, tidak dapat dimuntahkan oleh Desy.
    Desy terus menelan cairan barusan supaya tetap ambil napas.
    Berandal yang duduk di atas dada Desy turun saat selanjutnya, berandal yang meperkosanya di tepi meja bergerak semakin cepat. Dia memukuli perut Desy, membuat Desy melafalkanng dan vaginanya kontraksi menjepit penisnya. Dia selanjutnya menggenggam buah dada Desy sekalian terus bergerak semakin cepat, dia mengerang-erang dekati klimaks. Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy saat badannya tergetar dan sperma juga menyemprotkan keluar, terus-terusan mengucur masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lain berdiri dari sisi meja dan lakukan masturbasi, saat pimpinan mereka capai pucuknya mereka alami ejakulasi bersama.
    Sperma mereka menyemprotkan keluar dan jatuh dari muka, rambut dan dada Desy.
    Desy tidak tahu apakah yang terjadi seterusnya, saat tiba-tiba dia kembali sendiri di toko barusan, tetap terlilit kuat di meja. Dia tersadarkan saat mengetahui dianya kelihatan terang, bila ada orang melalui di muka tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Dia menangis dan meronta berusaha melepas diri dari plester yang mengikatnya.
    Sesudah sejumlah lama coba Desy sukses melepas tangan kanannya. Selanjutnya dia melepas tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu kembali.
    “Wah, wah, wah!” kedengar suara lelaki pada pintu depan. Desy kaget dan berusaha tutupi dada dan vaginanya dengan ke-2 tangannya.
    “Tolong saya!” ratap Desy.
    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampas, saya diikat dan disetubuhi! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”
    “Nama lu Desy kan?” bertanya lelaki barusan.
    “Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy kebingungan dan takut.
    “Saya Roy. Orang yang kerjanya di toko ini lo ambil!”.
    “Saya tidak mengambil tugas bapak. saya mengetahui dari iklan di koran. Saya benar-benar tidak paham pak! Tolong saya pak!”.
    “Karena lo ngelamar kesini saya menjadi dikeluarkan! Saya tidak bingung lo diterima kalau simak body lo”.
    Desy merasa lagi ketakutan menyaksikan Roy, seorang yang tidak pernah disaksikan dan dikenalinya tetapi telah membencinya. Desy berusaha lagi melepas ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy marah.
    Dia menyikat tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan diikatnya lagi dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke pundak, sampai Desy benar-benar terlilit kuat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, dia menggelinjang dan buah dadanya makin membusung keluar.
    “Bebaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak mengeluarkan bapak! Mengapa saya diikat?”
    “Saya semula ingin ngerampok nih toko, hanya sepertinya saya sudah ketinggalan.
    Jadi saya rusak saja dech nih toko”.
    Dia selanjutnya melepas ikatan kaki Desy hingga saat ini Desy duduk di tepi meja dengan tangan terlilit ada di belakang. Selanjutnya diikatnya kembali dengan plester.
    Selanjutnya Roy mulai merusak isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak disepak jatuh. Selanjutnya Roy mulai merusak kotak pendingin es cream yang berada di kanan Desy. Es cream beterbangan dilempar oleh Roy.
    Sejumlah salah satunya berkenaan badan Desy, selanjutnya menetes mengucur turun, melalui punggungnya masuk ke dalam belahan bokongnya. Di muka, es barusan mengucur lewat belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengucur ke vagina Desy. Rasa dingin melekat di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras dan mengacungkan. Saat Roy usai, badan Desy tergetar kedinginan dan lekat karena es cream yang menetes.
    “Lo kelihatan kedinginan!” ledek Roy sekalian menyinggung puting susu Desy yang mengeras kaku.
    “Saya perlu kasih lo suatu hal yang anget.”
    Roy selanjutnya dekati wajan untuk mengoreng hot dog yang terdapat di tengah-tengah ruang. Desy menyaksikan Roy merapat bawa sejumlah buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak saat Roy buka bibir vaginanya dan memasukkan satu sosis ke vaginanya yang dirasa dingin karena es barusan. Selanjutnya dia memasukkan sosis yang ke-2 , dan ke-3 . Sosis yang ke-4 putus saat akan dimasukkan. Vagina Desy saat ini diisikan oleh 3 buah sosis yang tetap berasap.
    Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasanya.
    “Kelihatannya nikmat!” Roy ketawa.
    “Tetapi saya lebih sukai dengan mustard!” Dia ambil botol mustard dan menekan botol tersebut. Cairan mustard keluar menyemprotkan ke vagina Desy. Desy menangis terus, menyaksikan dianya disiksa langkah yang tidak terpikirkan olehnya.
    Sekalian ketawa Roy meneruskan upayanya merusak isi toko tersebut. Desy berusaha melepas diri, tetapi gagal. Napasnya terengah-engah, dia tidak kuat meredam semuanya. Badan Desy bergerak lesu jatuh.”
    “Hei! Kalau kerja jangan tidur!” gertak Roy sekalian menampar pipi Desy.
    “Lo tahu tidak, wilayah sini tidak aman menjadi memerlukan sirene.”
    Desy meronta ketakutan menyaksikan Roy menggenggam 2 buah capitan buaya. Capitan itu bergigi tajam dan capitannya keras sekali. Roy dekatkan satu capitan ke puting susu kanan Desy, memencetnya sampai terbuka dan melepasnya sampai tutup menjepit lagi puting susu Desy.
    Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi capitan barusan menancap ke puting susunya. Selanjutnya Roy menjepit puting susu yang berada di samping kiri. Air mata Desy bercucur di pipi.
    Selanjutnya Roy mengikatkan kawat lembut di ke-2 capitan barusan, mengulurnya dan mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Saat pintu itu didorong Roy sampai buka keluar, Desy merasa capitan barusan tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan dia menjerit kesakitan.
    “Nach, sudah selesai. Lo tahu kan pintu depan ini dapat membuka ke dalam ama keluar, tetapi juga bisa disetel hanya dapat dibuka langkah diambil bukan didorong . Maka saya saat ini pergi dahulu, terus kelak saya pasang agar pintu itu hanya dapat dibuka kalau diambil. Kelak kalau ada orang dateng, cocok ia dorong pintu kan tidak dapat, tentu ia coba bikin narik tuch pintu, nach, cocok narik itu sirenenya akan bunyi!”
    “Jangan! saya mohoon! minta! jangan! jangan! ampun!”
    Roy tidak perduli, dia keluar dan tak lupa memasangkan kunci pada pintu itu sampai saat ini pintu barusan cuma bisa dibuka diambil.
    Desy menangis ketakutan, puting susunya hampir rata, diapit. Dia meronta-ronta berusaha melepas ikatan. Badan Desy berkeringat sesudah berusaha melepas diri tanpa hasil. Lama selanjutnya kelihatan sebuah bayang-bayang di muka pintu, Desy menyaksikan rupanya bayang-bayang itu punya gelandangan yang kerap melalui dan minta-minta. Gelandangan itu menyaksikan badan Desy, telanjang dengan buah dada mengacungkan.
    Pemain tengah itu menggerakkan pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Selanjutnya dia raih pegangan pintu dan memulai menariknya.
    Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan membuka! jangaann!”, tetapi gelandangan barusan masih tetap menarik pintu, yang selanjutnya menarik kawat dan menarik capitan yang berada di puting susunya. Gigi-gigi yang telah menancap di daging puting susunya tertarik, menyobek puting susunya.
    Desy menjerit keras sekali saat sebelum jatuh di meja. Tidak sadarkan diri.
    Desy tersadarkan dan menjerit. Saat ini dia berdiri di muka meja kasir. Tangannya terlilit ke atas di kerangka besi meja kasir. Dan kakinya terlilit lebar terbuka pada kaki-kaki meja kasir. Dia merasa kesakitan. Puting susunya saat ini warna ungu, dan jadi benar-benar peka. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacungkan tegang. Memar-memar menghias semua badannya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya.
    Desy rasakan sepasang tangan berusaha buka belahan bokongnya dari belakang. Suatu hal yang dingin dan keras berusaha masuk ke dalam lubang anusnya. Desy melihat ke belakang, dan dia menyaksikan gelandangan barusan berlutut ada berada di belakangnya sedang menggenggam sebuah botol bir.
    “Jangan, ampun! Bebaskan saya pak! Saya telah disetubuhi dan digebukin! Saya tidak kuat kembali.”
    “Tetapi Mbak, bokong Mbak kan belon.” gelandangan itu berbicara tidak terang.
    “Jangan!” Desy meronta, saat penis gelandangan barusan mulai berusaha masuk ke dalam anusnya.
    Sesudah seringkali usaha, gelandangan barusan mengetahui penisnya tidak dapat masuk ke anus Desy. Lantas dia berlutut kembali, ambil sebuah botol bir dari rack dan memulai menggerakkan dan memutar-mutarnya masuk ke dalam lubang anus Desy.
    Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta saat leher botol bir barusan segera masuk dengan kondisi tetap memiliki tutup botol yang berpinggiran tajam. Lubang anus Desy tersayat-sayat saat gelandangan barusan memutar-mutar botol dengan keinginan lubang anus Desy dapat jadi membesar.
    Sesudah sesaat, gelandangan barusan mengambil botol barusan. Tutup botol bir itu telah dilapis darah dari dalam anus Desy, tetapi dia tidak perduli. Pemain tengah itu berusaha lagi memasukkan penisnya ke anus Desy yang saat ini telah jadi membesar karena dimasuki botol bir. Pemain tengah barusan mulai bergerak kesenangan, telah lama sekali dia tidak menyetubuhi wanita, dia bergerak cepat dan keras hingga Desy merasa dianya akan terlepar di depan tiap gelandangan barusan bekerja maju.
    Desy terus menangis menyaksikan dianya disodomi oleh gelandangan yang mungkin bawa penyakit kelamin, tetapi gelandangan barusan terus bergerak semakin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang cedera turut diremas dan dipilih-pilin. Pada akhirnya dengan 1 erangan, pemain tengah barusan orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengucur dalam anusnya, sampai gelandangan barusan jatuh terduduk lemas ada di belakang Desy.
    “Terima kasih ya Mbak! Saya senang sekali! Terima kasih.” gelandangan barusan melepas ikatan Desy.
    Selanjutnya dia menggerakkan Desy duduk dan mengikat lagi tangan Desy ke belakang, selanjutnya mengikat kaki Desy erat-erat. Selanjutnya badan Desy didorongnya ke bawah meja kasir sampai tidak kelihatan di luar.
    terus mengumam terima kasih gelandangan barusan jalan sempoyong sekalian bawa sejumlah botol bir keluar toko. Desy terus menangis, mendesah rasakan sperma gelandangan barusan mengucur keluar anusnya. Lama selanjutnya Desy jatuh tidak sadarkan diri kecapekan dan shock. Dia baru tersadarkan saat diketemukan oleh rekanan kerjanya yang masuk jam 6 pagi.

  • Cerita Sex Meniknati Hubungan Intim Saat Melakukan Pijitan Yang Santai

    Cerita Sex Meniknati Hubungan Intim Saat Melakukan Pijitan Yang Santai


    187 views

    Bro…ini Mbak Riyani. Tukang pijat berlangganan nyokap aqu. Dasarnya lo akan santai dech. Biayanya lo bertanya sendiri ke orangnya ya. Aqu hanya nganterin doank ke sini. Tar kalau sudah usai, lo anter sendiri ia pulang atau lo kasih biaya.”,terang temanku.

    Nonton Bokep – “Oke. Sip.. Tengkyu ya.”,jawabku.
    Seperginya temanku, kupersilahkan Mbak Riyani ini untuk segera ke kamarku. Tempat di mana
    aqu dipijat nanti. Mbak Riyani telah bawa minyak sendiri ternyata.

    “Mbak Riyani, biasa dibayarkan berapakah sama ibunya teman saya untuk pijat?”, tanyaqu sambil mulai
    melepaskan baju.
    “Panggil Mbak Riyani saja, Mas. Umumnya sich rerata 50rb,Mas.”,jawabannya.
    “Ohh…iya.. Saya anggap barusan yang mijat tua lho. Mbak Riyani ini kelihatannya masih terbilang muda ya..”,ujarku.
    “Dapat saja, Mas. Ya usia saya sekitaran 29 tahun ini. Terima kasih jika disebut masih terbilang muda.”,jawabannya.

    Ya…Mbak Riyani ini diusianya yang ke-29, masih terlihat muda. Kulitnya terlihat tetap kuat.
    Aqu mulai tiduran, dgn hanya kenakan sepotong celana kolor. Mbak Riyani mulai membaluri
    kakiku dgn minyak. Setelah melemaskan sejumlah persendian, Mbak Riyani mulai memijat dgn perlahan.
    Sambil memijat itu, kami mengobrol supaya tidak jemu.

    “Lho, suaminya Mbak kerja apa? Mungkin jika pas dapat saya menjadikan pengemudi pada tempat kerja saya.
    Masalahnya saya kembali perlu pengemudi.”,tanyaqu.
    “Saya telah pisah sekitaran satu tahun yang lantas, Mas. Suami saya nikah kembali.”,jawabannya.
    “Ohh…Maaf, saya tidak tahu, Mbak. Tetapi tetap nafkahi anak?”,tanyaqu.
    “Belum mempunyai anak, Mas . Maka saya tinggal hanya sama ibu saya. Ingin tidak mau, ya saya menjadi pemijat.
    Karena saya dahulu sempat juga bekerja di tempat pijat.”,balasnya.

    Setelah mengobrol basa-basi lumayan lama, tidak berasa Mbak Riyani telah usai memijat sisi
    belakang badanku. Waktunya sekarang aqu telentang, supaya Mbak Riyani dapat memijat kaki, perut dan dada.
    Setelah telentang, Mbak Riyani mulai memijat lagi sisi kakiku. Dari bawah, sampai kepangkal
    paha. Memang betul menurut pengetahuan Permupengan. Saat badan kita merasa santai, karena itu sang “otong”
    bisa menjadi tegang. Demikian demikian sebaliknya. Dan itu sekarang terjadi padaqu.

    Mbak Riyani tetap memijat sisi pahaqu. Dari paha bawah sampai ke pangkalnya. Tiba2
    kemaluanku menegang. Sebetulnya aqu cukup malu dgn peristiwa ini dan berusaha untuk
    tutupinya dgn guling, atau apalah supaya Mbak Riyani tidak ketahuinya. Tetapi ternyata, telah
    telat. Mbak Riyani melihat seringkali mengarah selangkanganku, selanjutnya tersenyum kecil.

    “Aduhh..Maaf..Mbak..Saya tidak ada pikiran macem2 kok.”,ujarku.
    “Tidak apapun,Mas. Saya telah terbiasa. Memang umumnya demikian. Saat badan santai,bagian-bagian
    otot akan bereaksi kebalikannya.”,jawabannya.
    “Ya…namun saya menjadi merasa tidak sedap. Malu .”,jawabku. Mbak Riyani tersenyum. Entahlah
    mengapa, pijatan Mbak Riyani berasa lama sekali diarea pahaqu. Bahkan juga saat dia mulai memijat
    pangkal pahaqu dan tidak menyengaja sentuh tangkai kemaluanku meskipun Hanya
    nyerempet, rasanya berbeda. Kemaluanku semakin berdenyut2 dan mengeras. Mbak Riyani terlihat
    kadang-kadang melihat kemaluanku sambil tangannya terus memijat.

    Selanjutnya, pijatan Mbak Riyani berpindah kearea dada dan perut. Saat dia memijat perut, kadangkala dia
    memijat perutku sisi bawah. Jelas saja tangannya menyenggol kepala kemaluanku yang sedang
    berdiri yang tegak tersebut. Kelihatannya Mbak Riyani cuek saja dan masih tetap melanjutkan memijat. Aqu yang menjadi salah
    kelakuan sendiri karena malu, tetapi semakin lama horny.

    Mbak Riyani menggunakan baju biasa. Tidak kurang atau kedodoran. Dia menggunakan rok panjang dgn
    kaos kasual di bagian atasnya. Cukup gaul untuk seorang pemijat.

    Seringkali tangan Mbak Riyani dgn tidak menyengaja menyenggol kepala kemaluanku. Kemaluanku
    terlihat membubung, sesampainya celana kolor yang kupakai seaakan tergerak keatas oleh suatu hal.sebuah hal.
    Ya…kesalahanku ialah, saat dipijat aqu tidak menggunakan celana dalam. Supaya santai, pikirku. Ternyata…

    Aqupun semakin lama jadi horny tidak karuan. Apalagi saat Mbak Riyani yang waktu itu ada disamping
    kiriku akan memijat tangan kananku. Bukanlah berpindah tempat, dia justru mendorongkan badannya
    cenderung mengarah tangan kananku,sesampainya badannya kadang-kadang berasa bertopang pada badanku.

    Buah dadanya berasa menekan dadaqu. Makin horny saja jadi. Kicoba menyingkirkan rasa horny itu
    dgn ajak Mbak Riyani mengobrol. Tetapi gagal. Bahkan juga Mbak Riyani menceritakan mengenai
    kesusahan ekonomi yang dirasakannya sekarang ini. Ucapnya dia sedang memerlukan uang 200rb. Sampai hal-hal
    pribadinya melaju dari mulutnya. Main-main,otak nakalku bekerja.

    “Mbak. Kalau mijit yang kanan, Mbak tidak berpindah saja ke kanan?”,tanyaqu.
    “Mengapa,Mas ?”,tanyanya kembali.
    “Emmm…nggak sich. Hanya, kalau Mbak tidak berpindah taqutnya justru membuat yang bawah barusan tambah
    tidak karuan,Mbak.”,balasku sekalian bergurau.
    “Ohh…Hahaha…Iya,kelak baru berpindah kok,Mas. Saat ini Mas nya santai saja dahulu.”,katanya.

    Bagaimana dapat santai jika sang “otong” tegang dan otak menjadi ngeres begini? Pikirku… Mbak Riyani masih tetap
    dalam tempatnya. Justru yang ada,seringkali berasa kemaluanku kesenggol dgn biasanya. Karena
    tidak kuat,pada akhirnya perasaan nakalku keluar .

    “Wahh…si Mbak tidak berpindah nih . Maka tambah berdiri kan tuch. Trus bagaimana dong. Badan saya
    santai,tetapi yang bawah sepertinya tidak santai tuch,Mbak.”,protesku.
    “Ohh…ya Maaf,Mas.”,jawabannya singkat sekalian tersenyum.
    “Wahh,..semestinya Mbak bisa juga buat santai donk. Kan ucapnya agar semua badan santai.”,candaqu.
    “Dibikin santai bagaimana tujuannya,Mas?”,bertanya Mbak Riyani.
    Setelah Ssi cukup keras,pada akhirnya Mbak Riyani sukses kurRiyani. Dgn imbalan 100rb
    tentu saja,hanya BJ. Aqu dapat berpikiran semacam itu karena banyak hal.

    Pertama,Mbak Riyani memerlukan uang. Ke-2 ,sebetulnya aqu tidak berpikir akan mngejak
    Mbak Riyani exe. Dan Ke-3 ,Mbak Riyani wajahnya cukup manis,dan mempunyai buah dada yang
    woow…toge… Kulitnya kuning langsat,bersih dan kuat.

    “Bagaimana,Mbak? Jika ingin ya,mari.. jika tidak mau,ya tidak apapun. Pijat biasa saja.”,tawarku.
    “Emmm…gimana ya,Mas. Sebetulnya saya tidak pernah begini-beginian. Saya tidak pernah jual diri
    sejauh ini. Tetapi..karena saya perlu uang,dan telah lama ditinggalkan suami,ya…aku ingin
    dech..”,jawabannya.
    “Nah…gitu donk. Ini 100rb ditambahkan biaya pijat 50rb,jadi 150rb.”,ujarku sekalian menyimpan uang ke
    pinggir tempat tidur.
    Uang juga selekasnya masuk ke tas kecil Mbak Riyani. BJ dengan harga 100rb ? Mahal ,pikirku.

    Ahh…namun tidak apapun dech.. Sesekali,pikirku. Tetapi kan yang penting dapat CIM.
    Pada akhirnya setelah setuju,Mbak Riyani mulai buka celana kolorku dan melepasnya. Dia
    menyimpan kolor itu di atas meja pinggir tempat tidur. Setelah bersihkan sisa2 minyak ditangannya, tangan
    Mbak Riyani mulai memijat tangkai kemaluanku. Sangat nikmat rasanya. Perlahan-lahan dia mulai memijit
    dan mengocak turun-naik. Aqupun minta Mbak Riyani untuk buka kaos yang dikenainya.

    Mbak Riyanipun mengikuti,dan kelihatanlah buah dada tersebut. Besar,padat,dan kenyal. (mahfum, Mbak
    Riyani belum turun mesin). Sambil tangan Mbak Riyani memijat kemaluanku, tanganku
    meremas buah dadanya. Berasa sekali buah dada itu mengencang. Kumainkan putingnya,dan
    makin lama puting itu menegang. Mbak Riyani mulai menjilat-jilati kepala kemaluanku. Lantas
    mengisapnya perlahan-lahan. Tidak lama,kemaluanku juga masuk-keluar di dalam mulut Mbak Riyani.

    Kadang-kadang dia mainkan lidahnya dgn sapu dari tangkai sampai kepala kemaluanku. Halus sekali BJ
    dari Mbak Riyani. Aqu sangat horny satu waktu tersebut. Kadang-kadang,kuremas pantat Mbak
    Riyani yang tetap tertutup rok panjangnya.
    “Mbak,bisa aqu pegang pantatnya dari dalam saja ?”,tanyaqu.

    Mbak Riyani menganggguk sekalian terus mengisap kemaluanku. Kuremas-remas pantatnya.
    Cukup,dan yang penting tidak tepos. Tanganku makin nakal. Kuselipkan jariku dan membelai
    belahan pantatnya. Kadang-kadang kusenggol perlahan kemaluannya. Berasa sekali bulu jembi Mbak Riyani
    bersinggungan dgn jariku.
    “Mbak,memeknya aqu mainkan bisa kan?”,tanyaqu.
    “Bisa,Mas. Asal perlahan-lahan saja ya. Dan jangan semakin lama,Mas”,jawabannya.

    Aqupun langsung menyisipkan jari-jariku di dalam cd Mbak Riyani. Mbak Riyani terlihat sedikit
    buka selangkangannya. Kubelai perlahan bibir kemaluannya. Lantas kuelus-elus klitorisnya. Mbak
    Riyani nampaknya mulai bergairah. Kedengar seringkali dia meredam napas. Jemari tanganku mulai
    makin badung.

    Kumasukkan jemari tengahku perlahan-lahan di dalam lubang kemaluan Mbak Riyani. Kemaluan itu basah.
    Ternyata telah terangsang. Bless… Hangat sekali kemaluan Mbak Riyani. Aqu gerakkan jariku
    masuk-keluar dgn perlahan-lahan.

    “Mpphh…Mpphh….”,desah Mbak Riyani dgn perlahan.
    Ternyata karena terlampau horny,aqu akan ejaqulasi lebih dulu. Sekitaran 15 menit
    berlalu,kemaluanku berasa berdenyut tidak karuan. Mbak Riyani terus mengisap kemaluanku.
    Sambil tangan kanannya mengocak tangkai kemaluanku.

    “Mbak…Mau keluar nih…Ohhh…”,ujarku..
    “Keluarin saja,Mas. Di mulut saya. Mengeluarkan semua…Mpphhh….”,jawabannya.
    Mbak Riyani terus mengeluar-masukkan kemaluanku di dalam mulutnya. Semakin lama tidak dapat
    kutahan. Hisapan Mbak Riyani terlampau nikmat.

    CROOT…CROTT..CROOT….Air maniqu muncrat di dalam mulut Mbak Riyani. Seringkali
    semprotan,kelihatannya cairan kental itu penuhi rongga mulut Mbak Riyani.
    “Mpphh….Mppphhh….Mpphhh…”,desahnya bersamaan dgn muncratnya air maniqu.
    Tangan Mbak Riyani terlihat mengocak seringkali saat lahar panasku muntah. Sangat nikmat
    rasanya… Luaaar Biasaaa…

    Ternyata air maniqu itu ditelan Mbak Riyani. Terlihat setelah dia menelan air maniqu,dia masih
    mengisap dan menjilat-jilati kepala kemaluanku sampai tidak ada lelehan air mani yang keluar. Mbak Riyani
    terus mengisap sampai kemaluanku mulai melemas,lantas diselesaikan acara mengisap tersebut.

    Aqu belum juga menggunakan celanaqu. Menyengaja kubiarkan diriku telanjang. Mbak Riyani
    kelihatannya nikmati aktivitas barusan. Lantas,setelah beberapa saat dia istirahat,dia kembali
    memijat. Dgn aqu yang masih telanjang,dan dia telanjang sisi atasnya. Sejam berakhir,kemaluanku
    justru menegang lagi. Tetapi ini kali Mbak Riyani membisikkan suatu hal padaqu.

    “Tegang kembali ya,Mas ? Yang barusan kurang?”,bertanya ia.
    “Iya..kurang sepertinya. Hahaha… Tetapi biarin dech,tidak apapun,Mbak.”,jawabku.
    “Tidak apapun,Mas. Jika Mas ingin tambah kembali,saya ingin kok. Tidak Hanya ngemut saja,Mas.
    Langsung bermain.”,katanya.
    “Namun…nambah kembali bayarnya?”,tanyaqu.
    “Tidak,Mas. Gratis. Karena saya daritadi juga ingin. Saya coba tahan2 cocok ngemut barusan lama-
    lama saya ingin ,Mas. Telah lama tidak merasakan rasanya itu,Mas.”,terangnya sekalian
    menunjuk kemaluanku yang mulai menegang lagi.

    “Betulan nih,Mbak?”,tanyaqu pastikan.
    “Betulan,Mas. Kira saja sebagai bonus. 100rb hanya ngemut rasanya saya tidak sedap . Maka
    ini kali,bermain tetapi tidak mesti bayar,Mas. Karena saya ingin.”,jelasnya.

    Dan akhirnya…tanpa menanti lama,kami melaqukan pemuasan gairah waktu itu . Mumpung
    rumah kembali sepi,pikirku. Dari narasi awalnya,setelah Bj hebat yang membuatku Crot itu,Mbak
    Riyani ternyata terangsang. Setelah istirahat satu jam ( saya yang istirahat,Mbak Riyani tetep mijit
    badan saya tetapi nyantai),Mbak Riyani yang menyaksikan kemaluanku kembali tegang,justru tawarkan
    exe gratis. Sudah pasti tidak kutolak. Toh,,berdasar berita dari temanku itu,Mbak Riyani memang
    orangnya sehat dan bersih. Selainnya bahenol tentu saja.

    “Tempat tinggalnya sepi kan,Mas ? Kelak taqutnya cocok neak kembali gituan,ada orang.”,tanyanya.
    “Sepi kok. Kelak sore baru pada pulang . Maka tenang saja,Mbak.”,jawabku.
    Mbak Riyani mulai melepaskan rok panjang yang digunakannya. Lantas celana dalam warna biru muda yang
    dikenainya juga turut dipelorotkannya. Ditempatkannya di pinggir tempat tidur.

    “Mbak,diemut kembali ya. Agar semakin tegang dahulu.”,pintaqu.
    Mbak Riyani menggangguk perlahan sekalian tersenyum. Selanjutnya dia mulai mengisap kemaluanku
    kembali. Posisi masih sama dengan barusan. IA bertimpuh disamping kiriku dgn kepala menghadap
    kekemaluanku dan selangkangannya menghadap kearahku. Mbak Riyani buka ke-2 pahanya.

    Nampaklah kemaluan yang daritadi belum kusaksikan ini. Jembinya tidak lebat. Rapi. Dan kemaluannya itu
    tidak warna hitam atau gelap. Justru dapat kubilang bersih. Aqupun arahkan tanganku ke
    kemaluan Mbak Riyani. Kuleus-elus bibir kemaluannya. Kadang-kadang kumainkan klitorisnya yang terlihat
    menegang tersebut. Dan kumasukkan jariku di dalam lubang kemaluannya. Masuk-keluar kugerakkan
    jariku sampai kemaluan Mbak Riyani mulai basah. Dan itu membuat mendesah. Ini kali
    desahannya lebih kuat dari awal.
    “Aghhh…Ya..Mas…Teruuss….Mppphh….”,rintihnya sambil mengemut kemaluanku.
    Dua jemari kumasukkan di dalam lubang tersebut. Mbak Riyani makin mendesah.

    “Oghhh…Masss…Teruuss…Mas…aghhh…”,erangnya.
    Aqu terus mainkan jariku di tempat kemaluan Mbak Riyani. Mbak Riyani terlihat repot mengisap
    kemaluanku sekalian kadang-kadang mendesah. Kemaluanku telah mengeras,begitupun kemaluan Mbak
    Riyani yang telah basah.
    “Saat ini saja,Mbak.”,ajakku.

    Mbak Riyani mengakhiri hisapannya,lantas selekasnya bergerak untuk duduk di atasku. Dia menempati
    selangkanganku. Perlahan-lahan digenggamnya tangkai kemaluanku dan ditempatkannya di dalam
    kemaluannya. Dgn sedikit penekanan,pada akhirnya kemaluanku tenggelam di dalam kemaluan Mbak Riyani.
    Kemaluan Mbak Riyani meskipun basah tetapi berasa peret. Perlahan-lahan,Mbak Riyani mulai bergerak
    menggoyg badanku.
    “Aghh…Aghhh….”,rintihnya sambil bergoyg turun-naik.

    Buah dadanya kelihatan mengikuti pergerakan badannya. Kuraih buah dada itu dan kuremas-remas.
    Kadang-kadang kumainkan putingnya yang menegang.Mbak Riyani terus bergoyg,bahkan juga pergerakannya kadang-kadang
    putar pinggulnya.

    “Ohh…ya..Mbak…Teruss..Mbak…”,rintihku.
    Kuangkat badan sisi atasku,sampai posisi Mbak Riyani sekarang kupangku. Sambil nikmati goygan
    Mbak Riyani,aqu mengisap puting buah dadanya. Kujilati dgn penuh gairah. Mbak Riyani
    melingkarkan tangannya di bahuku.

    “Oghhh…Ya..Masss….Enaak..Mass…Aghhh…”,erangnya.

    Beberapa saat berlalu,kuminta Mbak Riyani untuk nungging. Dia juga mengikuti. Setelah
    nungging,aqu mulai menanamkan kemaluanku di dalam kemaluannya dari
    belakang.”Ughhh….”,rintihnya saat kemaluanku memotong kemaluannya.

    Aqu mulai bergerak mundur-maju dgn perlahan. Kadang-kadang kucoba untuk menepuk perlahan pantat Mbak
    Riyani yang besar dan bundar tersebut.

    “Aghh…Teruuss…Masss…Aghhh….Lebihh..cepaat…Masss…”,rintihnya.Kupercepat pergerakanku.
    Tanganku berpegangan di pinggulnya. Dan selang beberapa saat.”Mass…Aqu
    keluaarr..Mass…Aghh….Aghhhhh…”,erangnya.Kepala Mbak Riyani tidak lagi mendingak
    keatas,tetapi kebawah. Badannya menggeliat kecil. Jarinya terlihat meremas bantal.

    Ternyata Mbak Riyani orgasme. Berasa satu waktu orgasme itu,kemaluan Mbak Riyani seperti
    mencekram kemaluanku dan memijat-mijatnya . Maka kuhentikan pergerakanku sesaat. Setelah
    orgasme nya kelihatan berkurang,aqu bergerak lagi. Mbak Riyani tetap mendesah tidak
    karuan.”Mppphh….Mpphhh…Mas….Ohh….”,erangnya.Aqu terus menyerang kemaluan Mbak Riyani
    dgn kemaluanku. Buah dadanya menggantung bebas dan bergerak selaras dgn pergerakan badannya
    saat kugenjot. Lumayan lama dgn doggy,kuminta Mbak Riyani untuk telentang. Mbak Riyani selekasnya
    mengubah badan dan tiduran telentang. OA buka ke-2 pahanya. Terlihat sekali
    kemaluan itu memeras dan basah. Klitorisnya menegang. Kugesek-gesekkan perlahan-lahan kepala
    kemaluanku dibibir kemaluannya. Lantas kumasukkan perlahan-lahan. Kutekan kemaluanku makin dalam.
    Mbak Riyani terlihat pejamkan matanya.

    Selanjutnya aqu memompa kemaluanku di dalam kemaluan Mbak Riyani. Aqu bergerak mundur-maju.
    Kutaruh ke-2 kaki Mbak Riyani bertopang pada ke-2 bahuku. Kugoyg badan sintal itu dgn cepat.

    “Aghhh…Aghhh..Teruss…Masss….Ahhh….”,rintihnya dgn mata terpejam.Lantas kuturunkan
    kakinya,dan dilingkarkannya di pinggangku. Seolah menolongku mendorongkan
    kemaluanku di dalam kemaluannya. Tangannya memegang lenganku. Kadang-kadang,kujilati puting
    buah dadanya. Dan beberapa saat selanjutnya..”Teruuss,,,Mass…Aghhh…Aqu mau…keluaar
    lagiiihh…Aghhh…Masss…”,erangnya dgn keras.

    Dan betul saja,beberapa menit ke depan,Mbak Riyani orgasme. Matanya terpejam dgn mulut
    keluarkan rintihan panjang. Kakinya menekan pinggangku sampai pergerakanku berhenti.
    Tangannya mencekram lenganku.

    “Ooghhh…Oghh…Mppphhh…..”,erangnya nikmati orgasme.Tidak sampai satu menit aqu kembali
    memacu badan Mbak Riyani. Dia masih
    mendesah.”Sedap,Mbak?”,tanyaqu.”Iya..Mass..Ahh….”,jawabannya sambil mendesah perlahan.”Kelak
    dikeluarin di mana,Mbak? Di mulut kembali?”,tanyaqu.”Didalem saja,Mas. Tidak apapun.”,jawabannya.

    Kuhentikan pergerakanku.”Tidak taqut hamil,Mbak? Ini tidak ada kesepakatan tanggung-jawab
    lho,Mbak. Saya kan bayar.”,balasku.

    “Iya,Mas,Saya tahu…Tenang saja. Saya biasa minum jamu kok.”,jawabannya sekalian tersenyum.

    Dengar itu aqu menjadi lega. Dan aqu menggoyg lagi badan bahenol Mbak Riyani.Kumainkan
    puting buah dadanya dgn lidahku. Kadang-kadang kuhisap sekalian aqu terus mengoyg
    selangkangannya.”Mass…suka netek ke saya,ya..?”,tanyanya.

    “Iya,Mbak. Teteknya membuat gemes.”,jawabku.Aqu terus memacu Mbak Riyani sampai sejumlah
    menit selanjutnya.

    “Mbak…Aqu ingin..keluar…ohh….ohhh…”,rintihku.
    “Keluariin…Mass…Aghhh…Aghhh….Mppphh…..Ahh…”,erangnya.

    Dan betul saja,kupercepat pergerakanku…CROOTT…CROOT…CROOOT…CROTT…Tumpahlah cairan
    kentalku di dalam kemaluan Mbak Riyani. Kutekan kemaluanku lebih dalam. Aqu bertimpuh ditubuh
    Mbak Riyani,sekalian mengisap puting buah dadanya. Dan Mbak Riyani mendesah perlahan
    nikmati tiap semprotan air maniqu yang menghangatkan kemaluannya.Lantas,kucabut
    kemaluanku.”Sini,Mas…Aku emut.”,katanya.

    Kusodorkan kemaluanku kemulut Mbak Riyani. Dan selekasnya dijilati dan disedotnya kemaluanku. Aqu
    merasa kegelian dan sangat nikmat.

    Setelah usai bersihkan onderdil,Mbak Riyani kenakan pakaian lagi. Aqu kembali
    kenakan kolorku. Dia minta istirahat sesaat. Dan memijatku lagi sepanjang 15 menit. Service
    Mbak Riyani ini spesial menurutku. Baygkan,habis Bj,trus exe,masih ingin mijat. Setelah
    kurasa cukup,aqu yang semula membayar uang sejumlah 150rb untuk Mbak Riyani,sekarang
    kutambahkan 50rb kembali sebagai panduan. 200rb untuk BJ dan exe 2x crot ya…murahlah.Kami terlibat perbincangan
    sesaat saat sebelum Mbak Riyani kuantar pulang. “Mbak,kapan-kapan jika saya ingin pijat kembali saya
    kontak Mbak saja ya.”,kataqu.

    “Oya,Mas. Bisa. Kapan pun. Tetapi jika yang bermain seperti barusan,saya siap juga Mas terkecuali cocok kembali
    tanggal merah,saya Hanya dapat gunakan mulut saja.”,jawabannya.”Oke,Mbak. Tetapi benar lho,Mbak. Barusan
    itu sedap sekali bermain sama Mbak.”,ujarku.

    “Saya ,Mas. Saya senang sekali barusan. Justru maunya tambah kembali. Tetapi waktunya yang tidak
    cocok.”,katanya.
    “Ohh..jika ingin tambah kembali,ya bisa. Kapan?’,tanyaqu.
    “Ya…kapan saja Mas panggil saya. Tetapi saya penginnya janganlah sampai orang2 tahu ya,Mas. Saya soanya
    penginnya hanya sama Mas saja memberi bonusnya. Masalahnya sepanjang mijat,baru sama Mas saja saya
    ngelaquin seperti barusan.”terangnya.
    “Iya,Mbak. Kelak kalau ada waktu saya panggil kembali. Tetapi bukan mijit saja ya,Mbak.”,candaqu.

    Mbak Riyani tersenyum. Hari mulai beranjak sore,dan selekasnya kuantarkan Mbak Riyani pulang.
    Tempat tinggalnya tidak terlampau jauh dari rumahku.

    Betul-betul pemijat yang pakar. Pakar saat membuat pelanggan senang. Senang dgn langkah yang berbeda. 200rb
    untuk service spt itu ? Wahh…beruntung sekali…
    Kelihatannya akan seringkali untuk “pijat” nih…