Author: dbgoog99

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Yang Ingin Mesum

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Yang Ingin Mesum


    3932 views

    Hal tersebut mengingati aqu akan kakakku dan makin membuatku ingin menyentuh tubuhnya. Tapi sering kali ia dapat menampik. Paling-paling, kami hanya berciuman, tapi sebelumnya tidak pernah lebih dari tersebut.

     

    Cersex Stw – Siang itu Kumaratih kuajak jalanan, rimba rekreasi yang berada di samping Utara kota B. Setelah parkir, aqupun cari tempat yang nyaman untuk bercakap dan vital buat berpacaran. Demikian dapat, kami juga asyik bercakap ngalor ngidul.

    Tidak menyengaja, tanganku asyik mengelus-elus jarinya di atas pahanya. Kumaratihpun melihatku dgn sayu. Selekasnya kucium bibirnya yang imut. Kumaratih juga menyongsong dgn semangat.

    Lidahnya dgn gesit memilin lidahku sampai membuatku terengah-engah. Kudekap kuat tubuhnya, sekalian tangan kananku coba meremas remas bokongnya yang bahenol dan ia tidak menyanggahnya.

    Tubuhnya juga tergetar luar biasa. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan menyeka pahanya yang rupanya benar-benar mulus sekali ketelusupkan jariku ke celana dalamnya.

    “Mas, jangan ahhh, malu disaksikan orang” ucapnya sambil coba menghambat tanganku berlaga selanjutnya.

    “Berpindah tempat yok, yang semakin aman,” ajakku sekalian terus coba meremas buah dadanya.
    Kumaratih langsung menggeliat.

    Berasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, pertanda jika Kumaratih mulai terangsang luar biasa. Matanya yang sayu menjadi terlihat cabul, pertanda Kumaratih diterpa rangsangan birahi yang sangat hebat. Kamipun selekasnya bersiap diri, membenarkan baju yang sebelumnya sempat amburadul.

    Kami juga selekasnya pulang dan ku mengajak Kumaratih ke rumah kontrakanku, karena aqu di kota B mengontrak rumah imut dan tinggal sendiri. Waktu itu, hari telah gelap. Sebetulnya aqu sudah tidak tahan sedang pengin mencium ia kembali, dan tahu sendirilah seterusnya.

    Tetapi bagaimana kembali, lha wong Kumaratih hanya diam terpaqu. Aqu menjadi justru taqut, jangan-jangan ia menyesal sudah ingin kuajak nginap di rumahku.

    “Em, kembali memikirkan apa? Kok tercenung-mangu ?” tanyaqu sekalian mendatanginya.

    Kumaratih hanya melihatku sepintas.

    “Biarlah, berbaring saja di atas kasur, aqu kelak agar tidur di atas sofa. Aqu janji tidak akan menyentuhmu terkecuali kalu Kumaratih ingin,” kataqu kembali sekalian ke arah sofa.

    Mendadak Kumaratih menangis dan kuberanikan diriku untuk merengkuhnya dan menentramkannya, Kumaratih tidak menampiknya. Setelah cukup tenang kubisiki ia jika ia terlihat elok malam hari ini apalagi ia kenakan kudung yang aqu benar-benar sukai akan wanita yang kenakan kudung.

    Kumaratih tersenyum dan melihatku dalam, lantas pejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, ia menerimanya. Kucium ia dgn lebih galak dan ia membalas, lantas tangannya merengkuh bahuku. Kami berciuman dgn penuh nafsu.

    Kusibakkan kudungnya yang tutupi lehernya lantas aqu turun ke lehernya, Kumaratihpun mendesah
    “aaaahh.” Dengar itu kuberanikan meremas buah dadanya yang montok.

    Kumaratih mendesah kembali, dan menjambak rambutku. Setelah sesaat kulepaskan ia. Kumaratih telah terangsang, kuangkat pakaian panjangnya, tampaklah bra hitamnya yang benar-benar kusukai, kumulai meremas buah dada yang tetap terbungkus branya, diapun melenguh terangsang.

    Lantas mulai kusingkap bra hitamnya ke atas tampaklah gunung kembar yang cocok dalam pegangan tanganku, dgn punting merah-coklat ceria yang sudah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Kumaratih hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya.

    Kulanjutkan membuka rok panjangnya, ia menggunakan CD warna hitam berenda terbuka hingga terlihat beberapa rambut kemaluannya yang lembab. Menyengaja aqu tidak melepaskan kudungnya dan memakainya, karena Kumaratih terlihat lebih seksi dgn hanya menggunakan kudung dan baju yang terkuak.

    Kumulai turunkan CD hitamnta dan WOW, rupanya jembutnya tidak begitu lebat dan rapi, rambut di sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya pada bagian atasnya. Dan kemaluannya terlihat kuat dgn clitoris yang lumayan besar dan memulai basah.

    “Kamu rajin cukur ya,” tanyaqu.

    Dgn muka memeras ia menyetujui. Kupangku ia dan memulai menciuminya kembali, dan sapuan lidahku mulai kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan juga kugigit kecil dgn gigiku, Kumaratih menggeliat keasikan, dan mendesah-desah rasakan rangsangan kepuasan.

    Tangan kananku mulai mainkan clit-nya, rupanya telah banjir, kugesek klitorisnya dgn jemari tengahku, pelan-pelan, desahan dan lenguhan semakin kerap kudengar.

    Selaras dgn sapuan lidahku di puntingnya, Kumaratih semakin terangsang, ia bahkan juga menjambak rambutku dan menekan kepalaqu ke buah dadanya,

    “Mas, enakh… banget…enakh…” Desahannya dan lenguhannya.

    Kurang lebih 5 menit dari kumulai, tubuhnya mulai melafalkanng dan

    “Mas… Kumaratih… mo… keluaaaarrr!” Sekalian berteriak Kumaratih orgasme, renyutan kemaluannya kurasakan pada tangan kananku. Kumaratih selanjutnya berdiri.

    “Saat ini giliranmu,” ucapnya.

    Celanaqu langsung ditanggalkannya dan aqupun dimintanya tiduran. Salah satunya tangannya menggenggam kemaluanku dan yang lain menggenggam zakarnya, ia mengelusnya dgn halus

    “mmmmhhh…,” desahku.

    “Sedap ya, Mas.”

    Aqupun menggangguk.

    Kumaratih mulai menciumi kemaluanku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocaknya dgn mulutnya. Berasa juta-an arus listrik mengucur ke tubuhku, kocokannya benar-benar nikmat. Aqu bingung, semenjak kapan ia belajar mengulum dan mengocak kemaluan lelaki. Terlihat ia sangat mengusai dalam soal kocok mengocak kemaluan lelaki.

    “Belajar darimanakah Rat, kok gesit sekali?, tanyaqu.

    “Hmmm, aqu sebelumnya pernah simak BF bersama beberapa teman di kostku. Sepertinya sedap sekali, dan rupanya memang betul,” jawab Kumaratih sekalian terus mengulum kemaluanku.

    Kumaratih terlihat seksi dgn kudung yang tetap dipasang diwajahnya, tapi buah dadaya keluar karena kaosnya terangkut keatas. Bibirnya yang imut repot melumat habis kemaluanku.

    Kupegang kepalanya, ku ikuti turun-naiknya, kadang-kadang kutekan kepalanya saat turun. Tidak lama kemudian ia stop.

    “Mas, kemaluanmu cukup besar dan panjang yach, keras kembali, aqu semakin terangsang nich.”

    Aqu hanya tersenyum, lantas kuajak ia bermain 69, ia ingin. Kemaluananya yang banjir itu pas diwajahku, merah dan kuat, sedang Kumaratih asyik mengocak kemaluanku. Waktu itu aqu baru nikmati kembali kemaluan seorang wanita, setelah kakakku menikah.

    Aqu mulai menjilat-jilati kemaluannya, wangi sekali berbau sabun dan berbau cairan kewanitaanya, dan clitorisnya sampai memeras dan kuhisap cairan yang telah keluar, tau-tau ia berteriak saat kuhisap kemaluanya keras-keras.

    “Masss… I lovvve ittt, babbyy”, ia menjerit dan aqu tahu jika ia kembali klimaks karena kenaluanya sedang kujilat dan saat tersebut aqu merasai cairan wanita kembali selainnya punyai kakakku dahulu yang asam-asam pahit tetapi nikmat.

    Setelah ia klimaks, ia katakan ia raih tetapi aqu tidak perduli karena aqu belum keluar dan aqu katakan ke ia jika aqu belum senang, saat tersebut permainan diteruskan.

    Ia mulai melaqukan style anjing dan aqu mulai masukkan kemaluanku ke antara pahanya yang menarik dan aqu ambil dorong sepanjang sejumlah lama. Baru diapit pahanya saja, rasanya telah di atas awang-awang. Apalagi jika kemaluanku dapat masuk ke dalam kemaluanya.

    Sejumlah lama selanjutnya, aqu jemu dgn style itu, dan kusuruh ia untuk ada di bawahku. Kumaratih melihatku dgn sayu. Selekasnya kukulum puting buah dadanya yang terlihat mengeras itu, kontan ia melenguh luar biasa.

    Rupanya puting buah dadanya adalah titik rangsangnya. Dgn sembunyi-sembunyi aqu mulai tempelkan kemaluanku ke kemaluanya yang rupanya telah basah kembali. Kugesek gesek dan ku pencet tekan kemaluanku ke kemaluannya karena aqu tidak ingin mngambil keperawanannya, karena aqu benar-benar menyukai dan menyayginya.

    Saat aqu ada di atas Kumaratih, kujilati buah dadanya yang memeras dan ia menjerit perlahan-lahan dan mendesah-desah di telingaqu dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa berpikir panjang-panjang kembali, aqu mulai memencetnya dgn nafsu dan

    “Mass… aqu mauuu keluaarrr” dan aqu menjawab

    “Em… sepertinya aquu jugaa maauu…” tidak sampai 2 atau 3 detik, tubuhku dan Kumaratih sama tergetar luar biasa dan aqu rasakan ada yang keluar kemaluanku di atas kemaluannya dan aqu merasa ada yang membasahi kemaluanku dgn sangat benar-benar.

    Setelah itu, Kumaratih termenung karena kecapekan dan aqu mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan wajahnya. Aqu mulai membelai-belai rambutnya dan karena ia terlampau kecapekan ia tertidur nyenyak.

    Esok harinya aqu terjaga dan menyaksikan Kumaratih telah menggunakan baju dan kudungnya dgn rapi, selanjutnya ia merengkuhku dan berbicara

    “Mas terima kasih kamu tidak ambil keperawanku, walau sebenarnya aqu tidak tahan kembali untuk rasakan kemaluanmu yang besar itu” Aqu tersenyum lantas aqu katakan

    “selaput daramu kelak akan aqu meminta saat malam pertama setelah kita menikah kelak”

    Setelah peristiwa itu, kami kerap lakukan kembali tetapi hanya hanya oral dan petting saja.

  • Kisah Memek Adik Ipar

    Kisah Memek Adik Ipar


    3918 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini kira-kira 8 tahun yang lalu. Saya sudah membina keluarga yang bahagia dengan anak dua yang sudah menginjak remaja. Isteri saya mempunyai 3 bersaudara terdiri dua perempuan dan satu laki-laki. Mertua saya termasuk orang kaya karena mendapat warisan ayahnya yang kaya raya.
    Bahkan menurut cerita isteri saya kakeknya itu adalah orang terkaya di salah satu kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Pekarangan dan sawahnya sangat luas. Dua dari anak perempuan mertua sudah kawin duluan dan mendapatkan suami yang cukup terpandang dan berhasil. Saya sendiri adalah salah menantunya yang cukup berhasil, karena menjadi seorang Dosen di salah satu PTS terkenal di Jakarta den bergelar Doktor dari Ohio. Fastbet99

    Menurut adat maka anak laki-laki akan mendapatkan warisan yang terbanyak. Jadi adik ipar laki itu akan mendapatkan warisan tanah yang luas. Dia kawin dengan gadis dari kalangan biasa dari daerah pedesaan itu. dia memang cantik sekali bdabnya bersih dan memiliki bentuk tubuh yang aduhai. Setelah 3 tahun kawin ternyata tidak punya anak. Setelah saya tanya isteri, ternyata yang tidak mampu memberi anak adalah adik ipar saya. Dia mempunyai kelainan anatomi pada alat kelaminnya.

    Dia mampu tegang namun tidak bisa menyalurkan sperma kedalam rahim. Sudah diusahakan kemana-mana bahkan ke dokter ahli bayi tabung. Namun ternyata menurut dokter itu tidak mungkin mendapatkan anak dri sperma dari suaminya meskipun bisa diusahakan dengan bayi tabung. Hanya bisa kalau nanti suaminya itu sudah meninggal seperti yang terjadi di Amerika itu. Ada usul dari dokter kalau ambil sperma dari ayah mertua. Tetapi karena mertua sudah sakit-sakitan, dan menderita sakit gula maka dokter menyarankan untuk mendapatkan donor sperma, terserah dari siapa. Maka jatuhlah pilihan kepada saya. Alasan adik ipar saya saya orangnya baik dan pintar. Isteri saya dibujuk untuk mengujinkan spermanya diambil untuk membuahi isteri ipar. Karen dengan niat menolong maka saya mau. Singkat cerita process berhasil dan mendapatkan anak laki mungil dan cakep seperti harapan mertua dan ipar dan isterinya.


    Mertua saya sangat khawatir kalau warisan itu akan jatuh ke orang lain sehingga usaha agar anak laki satu-satunya itu harus punya anak. Sewaktu mengandung bayi tabung itu, ipar saya dipindah tugaskan ke NTT. Menurut pesan mertua isterinya karena kandungannya masih muda agar dititipkan di rumah saya di Jakarta. Karena mertua sudah tidak sanggup mengurusi, karena kesehatannya. Jadilah saya yang mengurus, yang memeriksakan kedokter kandungan itu, dan segala macam. Kalau dia lagi nyidam juga saya yang harus ngurusin. Isteri saya orang nya cuek saja, karena dia juga disibukkan oleh pekerjaannya sendiri sebagai wiraswastawati.

    Dia manja sekali ke saya, karena tahu anak yang ada dikandungan yang sangat didambakan itu adalah berasal dari sperma saya. Karena seringnya dia menjadi biada kadang menggayutkan tangannya ke tangan saya. Kadang sewaktu jalan kami selalu bergandengan tangan. Saat menunggu diruang dokter kami omong-omong. Bertanya, bagaimana keadaan suaminya, keadaan pekerjaannya dan akhirnya masalah tempat hubungan di tempat tidur. Dia menceritakan semuanya kepada saya. Dia merasa beruntung dikawini ipar saya, karena berasal dari orang yang nggak punya dan dia ikut ibu tiri. Tetapi ternyata suami saya tidak bisa memberi anak. Bahkan katanya dis tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menerima nafkah suami yang dicintainya itu yang sebenarnya. Karena tidak merasakan bagaiman suaminya menyemprotkan sperma kedalam rahimnya.

    Sambil cerita dia menangis di pelukan saya. Sembari melanjutkan ceritanya. Sebenarnya kami melakukna hubungan normal karena dia tetap bisa tegang hanya sewaktu dia keluar spermanya hanya menempel dibibir kemaluan saya kak. Saya mendengar itu semakin merasakan betapa menderitanya dia. Saya tumbuh rasa sayang yang dulunya dari rasa iba. Suatu saat saya meraba kandungannya yang sudah mulai kelihatan karena sudah dua setangah bulan. Dia lalu bilang katanya bayi dikandungan juga harus disiram agar sehat ya kak. Saya jawab iya. Apakah kamu juga minta disiram? Tanya saya sambil menyelidik. Dia hanya diam saja. Saya mulai terasa aneh karena kemaluannya mulai tegang setelah ngomong begitu. Kalau mau disiram bapaknya juga bersedia sambil merasakan bagaiman hangatnya sperma.gurau saya.


    Tetapi ternyata dia berdiri dan melototkan matanya. Ayo kak..Karena waktu itu steri ada dirumah maka saya dan dia pamit untuk mencari mangga muda. Kami keluar dengan mobil dan berhenti didepan motel dilura kota Jakarta. Dia sangat antusia sekali. Begitu masuk kamar ida lalu merebahkan badannya. Saya mulai mencium pipinya yang mulus, bibirnya. Say jadi sangat sayang sama dia karena kandungannya itu adalah dari sperma saya demikian juga dia menganggap saya sudah sebagai suaminya.

    Saya raba buah dadanya yang semakin membengkak itu. Dia hanya memejamkan matanya sambil mendesah. Dasternya saya sibakkan keatas, branya saya buka dan saya mulai mengisap puting susunya yang mengeras yang mulai berubah kehitaman karena kandungannya. Saya mulai meraba memeknya yang suag basah. CD nya saya buka dan saya sambil melepas celana dalam saya.Betapa indahnya memeknya yang ditumbuhi rambut yang halus. Nafsu saya mulai tak terkendali. Saya angkat kedua kakinya dan saya jilati memek dan kelentitnya yang sudah basah itu. Dia hanya bisa mendesah .aa…h.aaah.aa kak..aaah terus kak. Nampaknya dia sudah siap betul untuk menerima kehadiran ayah dari anaknya itu. Agen Maxbet

    Kakinya diangkat keatas dan batang zakar saya masukkankedalam memeknya yang sudah licin. Pelan-pelan saya tekan exocet saya sampai semua bagian masuk. Memeknya masih cukup sempit karena dia belum pernah memnpunyai anak.Aku merasakan betapa enaknya. Dia merintih halus sambilbilang “kak.. terus saya ingin sekali merasakan sperma didalam memek saya.” Saya hentikan gerakan saya dan saya bilang Ya sabar jawab saya Neng.. yang penting kamu siap dan ilhlas menerimanya.


    “Ya sya sudah siap dan iklah kak. Tugas saya anjutkan saya mengisap puting susunya sampil batang saya gerakan maju mundur. Setelah sekitar 12 menit denyutan memeknya semakin cepat dan dia keluar saya mengikutinya. Dia sangat berterima kasih dan betapa nikmatnya kalau sperma suaminya bisa masuk. Selanjutnya kami selalu melakukan dimana ada kesempatan sampai suaminya datang 2 bulan sebelum melahirkan. Setelah itu kami tidak melakukannya. Sewaktu saya menjenguk dia diruah sakit waktu melahirkan dia berbisik “ini benar-benar ankmua kak” saya hanya mengangguk. Setelah melahirkan dia dibawa tasik dan kami tidak lagi mempunyai kesempatan lagi, karena suaminya sudah pulang dan ditugaskan ke Jawa Barat


  • Kisah Memek Kelakuan Kakak Tiri Terhadap Adiknya

    Kisah Memek Kelakuan Kakak Tiri Terhadap Adiknya


    3907 views

    Duniabola99.com – Nike, 21 tahun, adalah mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi cukup ternama di Bandung. Sangat cantik, kulit putih, tinggi badan sekitar 165 cm mungkin lebih, buah dada tidak terlalu besar tapi terlihat kenyal dan menantang dibalik kaos atau kemeja ketat yang suka dia pakai. Di kampus, Nike berpacaran dengan seniornya, Randy, 25 tahun. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Cantik dan ganteng. Usia hubungan mereka yang sudah cukup lama, juga karena gaya hidup mereka yang bisa dibilang bebas, mereka sudah sering melakukan hubungan badan.


    “Nike, aku pengen nih?” kata Randy berbisik kepada telinga Nike suatu saat di kantin kampus.
    “Dasar.. Kamu kan sudah aku kasih semalam,” ujar Nike sambil mencubit tangan Randy.
    “Tapi sekarang aku horny, nih…” ujar Randy sambil mengusap selangkangannya.
    “Ini kan masih di kampus.. Emangnya mau main di kantin sini?” tanya Nike sambil menatap Randy.
    “Kita ke aula, yuk!” ajak Randy sambil tersenyum.
    “Kita tidak usah main, isepin saja punya aku, ya…” pinta Randy.
    Nike tersenyum sambil bangkit. Setelah membayar jajanannya, mereka bergegas menuju aula yang memang selalu sepi kalau hari biasa. Mereka tidak langsung masuk, tapi sebentar melihat dulu situasi yang ada. Setelah dinilai aman, mereka segera masuk. Lalu mereka langsung menuju balik panggung podium. Randy menarik tangan Nike agar mendekat. Lalu sambil mengecup bibir Nike, Randy membuka sabuk dan resleting celananya. Setelah itu diperosotkan celananya sampai lutut.
    “Ayo dong, sayang.. cepat isep,” pinta Randy tak sabar.
    Terlihat celana dalam bagian depannya sudah menggembung. Nike tersenyum lalu berjongkok.
    “Tidak sabaran amat sih,” ujar Nike sambil mengelus celana dalam Randy yang menggembung.
    Sejurus kemudian diperosotkan celana dalam Randy sampai lutut. Kontol Randy yang sudah tegang dan tegak lalu dikocoknya perlahan sambil sesekali ujung lidah Nike menjilat lubang kontol Randy.
    “Uhh…” Randy mendesah sambil menatap wajah Nike.
    Tak lama mulut Nike sudah penuh mengulum kontol Randy yang besar. Jilatan dan hisapan serta kocokan tangan Nike membuat Randy terpejam dan memompa pelan kontolnya di mulut Nike.
    “Ohh.. Terus sayangg.. Ohh…” desah Randy.
    Selang beberapa menit, tubuh Randy mengejang. Didesakannya kepala Nike ke selangkangannya. Kontolnya agak ditekan dalam-dalam ke mulut Nike. Lalu.. Crott! Crott! Crott! Air mani Randy keluar di dalam mulut Nike. Nike dengan mendongak menatap Randy sambil menelan semua air mani Randy di mulutnya. Sambil tersenyum Nike bangkit berdiri lalu memeluk dan melumat bibir Randy. Randypun dengan hangat membalasnya..
    “Sudah puas?” tanya Nike sambil merapikan pakaian Randy.
    Randy tersenyum lalu mengecup bibir Nike. Merekapun keluar aula..
    Suatu hari selesai jam kuliah, Randy mengantar Nike pulang. Setiba di rumah, adik kandung Nike, Anton, sedang menonton televisi.
    “Kamu tidak sekolah, Ton?” tanya Nike sambil duduk di depan adiknya itu.
    “Males ah.. Aku bolos hari ini?” kata Anton santai sambil tiduran di kursi dan menaikkan satu kakinya ke sandaran kursi.
    “Gila kamu!” hardik Nike.
    Anton tetap diam tak memberikan reaksi sambil terus menonton televisi.
    “Nik, aku pulang dulu ya?” kata Randy.
    “Aku harus ketemu teman nih.. Sudah janji,” kata Randy sambil bangkit lalu menghampiri Nike.
    “Iya deh.. Jangan nakal ya?” kata Nike.
    “Iya…” kata Randy sambil mengecup pipi Nike.
    “Aku pulang dulu ya, Ton…” kata Randy.
    “O, iya…” kata Anton sambil tersenyum sementara kakinya tetap naik di sandaran kursi. Randypun segera pulang.
    “Mama kemana sih,” tanya Nike.


    “Tadi sih bilangnya mau ke Mall beli sesuatu,” kata Anton.
    Mereka terdiam sambil menonton acara di televisi. Tiba-tiba mata Nike menoleh ke Anton ketika adiknya itu menggaruk pahanya karena gatal. Dan dengan santai, Anton menggaruk pahanya terus sampai ke pangkal paha. Celana pendeknya ikut naik seiring garukan tangan. Nike sebetulnya merasa biasa saja melihat hal itu. Tapi ketika tangan Anton agak lama menggaruk selangkangannya, mata Nike melihat sebagian celana dalam Anton menyembul. Terutama bagian depan celananya yang jadi perhatian Nike. Entah perasaan apa yang datang dalam hati Nike, yang jelas mata Nike terus tertuju ke arah selangkangan Anton walau Anton sendiri sudah selesai menggaruk dan merapikan celana pendeknya.
    “Kenapa sih kamu melototin celana aku?” tanya Anton mengagetkan Nike.
    “Eh.. Ihh! Aku tidak lihat apa-apa kok,” kata Nike sambil memalingkan wajahnya dan pura-pura menonton televisi lagi.
    “Kamu tuh horny ya lihat aku garuk selangkangan?” kata Anton sambil tertawa.
    “Yee..!!” teriak Nike lalu tertawa sambil melempar Anton dengan bantal. Anton juga tertawa.
    “Eh, kamu sudah pernah begini tidak dengan si Randy?” tanya Anton sambil menyelipkan jempol tangannya diantara telunjuk dan jari tengah.
    “Kamu nanya apaan sih? Tau ah!” kata Nike sambil melotot.
    “Aku kan cuma nanya…” kata Anton tenang.
    Nike bangkit lalu menghampiri Anton. Diambilnya bantal lalu dipukulkannya ke wajah Anton.
    “Nakal kamu ya!” kata Nike sambil tertawa dan terus memukulkan bantal.
    Antonpun tertawa sambil mencoba merebut bantal. Ketika sudah terebut, ditariknya bantal tersebut sampai Nike ikut terjatuh menimpa badan Anton di kursi. Sesaat Tubuh Nike berada di atas tubuh Anton. Entah kenapa perasaan Nike yang tadi datang tiba-tiba datang lagi ketika tubuhnya berada di atas tubuh Anton. Apalagi ketika wajah mereka sangat berdekatan hampir bersentuhan. Mereka saling bertatapan sambil diam.
    Entah gairah seperti apa yang menuntun bibir Nike mengecup dan melumat bibir Anton. Antonpun dengan hangat membalas ciuman kakaknya itu. Tangan Anton dengan lembut mengusap punggung Nike lalu turun dan mulai meremas pantat Nike. Mereka berdua terus menikmati ciuman demi ciuman dengan mata terpejam dan nafas mulai memburu.
    “Pindah yuk?” bisik Nike.
    “Kamar siapa?” tanya Anton.
    “Kamar kamu,” bisik Nike lagi.
    Mereka segera bangkit lalu menuju kamar Anton. Anton, waktu itu 17 tahun, masih duduk di bangku SMA. Wajah ganteng, malah mirip dengan Nike. Sebagai pemuda yang mulai masuk pubertas, obsesinya terhadap seks sangat besar. Mulai dari bacaan, majalah dan film porno banyak dia koleksi. Di kamarnyapun banyak tertempel poster-poster porno. Di dalam kamar, mereka kembali berciuman di atas ranjang. Elusan, rabaan, dan remasan pada tubuh masing-masing sudah mulai gencar dilakukan. Anton yang baru pertama kali menyentuh wanita terlihat sangat agresif. Tangannya segera melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh Nike. Kemudian Anton melepas pakaiannya sendiri.


    “Ohh, Ton…” desah Nike ketika lidah Anton menjilati puting susunya sambil tangannya yang satu meremas buah dadanya. Anton terus memainkan buah dada Nike dengan lidah dan tangannya sementara kontolnya yang sudah tegak digesek-gesekannya ke memek Nike.
    “Uhh.. Sshh…” desah Nike sambil terpejam ketika lidah Anton turun menuruni perut lalu mulai menyusuri dan menjilati selangkangannya.
    “Ooww.. Mmhh…” desah Nike makin keras ketika belahan memeknya terasa hangat dan nikmat waktu lidah Anton menjilatinya. Tubuh Nike agak melengkung merasakan nikmat ketika lidah Anton menjilati kelentitnya.
    “Ohh.. Cepat masukkan, Ton.. Cepatlahh…” desah Nike.
    Anton menurut. Setelah mengelap mulutnya yang basah oleh cairan memek Nike, Anton segera mengangkangi tubuh Nike. Diarahkan kontolnya ke lubang memek Nike. Tangan Nike segera memegang dan membimbing kontol Anton agar bisa masuk ke memeknya. Setelah Anton menekankan kontolnya, bless.. cleb.. cleb.. Kontol Anton sudah mulai keluar masuk memek Nike. Mata Anton terpejam sambil terus menyetubuhi Nike.
    “Mmhh…” desah Anton di sela-sela genjotannya.
    “Ohh.. Teruss.. Teruss.. Mmhh…” desah Nike sambil memeluk tubuh adiknya itu. Anton terus memompa.
    “Mmhh.. Aku capek…” bisik Anton.
    “Gantian…” bisiknya lagi.
    Nike mengangguk sambil tersenyum. Anton mencabut kontolnya lalu merebahkan badannya. Nike langsung bangkit lalu naik ke atas tubuh Anton dan mengarahkan lubang memeknya ke kepala kontol Anton. Kemudian dengan mata terpejam sambil memeluk tubuh Anton, pinggul Nike bergerak naik turun sesekali berputar dan menekankan memeknya keras ke kontol Anton. Desahan-desahan kenikmatan memenuhi kamar Anton yang memang sudah terhias dengan poster-poster porno menambah suasana romantis adik kakak kandung tersebut. Tak lama gerakan Nike makin cepat dan keras, tangannya mencengkram pundak Anton. Dengan mata terpejam terdengar desahan panjang dari mulut Nike.
    “Ohh.. Uuhh…” desah Nike sambil mendesakkan memeknya ke kontol Anton lebih dalam. Kemudian tubuh Nike lemas.
    “Sudah?” tanya Anton.


    Nike mengangguk sambil tersenyum lalu turun dari badan Anton. Anton segera menaiki lagi tubuh Nike. Kembali kontolnya keluar masuk memek Nike lebih hebat karena Anton ingin segera mendapat kepuasan. Semakin lama gerakan Anton semakin cepat, sampai akhirnya dengan cepat Anton mencabut kontolnya dari memek Nike. Kemudian disodorkan kontolnya ke mulut Nike. Setelah sedikit mengelap kontol Anton yang basah, Nike segera menghisap kontol Anton sambil mengcocoknya. Tak lama kemudian Nike merasakan kontol Anton berdenyut dan terasa ada cairan hangat dan asin di lidahnya yang keluar dari kontol Anton. Anton mengejang ketika air maninya menyembur di dalam mulut Nike. Nike dengan tenang menelan semua air mani Anton, lalu menjilati sisa air mani yang ada di kepala kontol Anton sampai bersih. Anton merebahkan tubuhnya di samping tubuh Nike.
    “Kamu hebat,” puji Nike.
    Anton tersenyum sambil mengecup pipi Nike. Kemudian mereka bangkit lalu berpakaian.
    *****
    Sesuai dengan cerita dari Nike, persetubuhan dengan Anton berlangsung sampai sekarang walau Nike sudah menikah dengan Randy dan dikaruniai 2 orang anak. Bahkan menurut Nike juga, satu hari menjelang pesta pernikahan dengan Randy, dia dan Anton sengaja menyempatkan diri pergi ke hotel dan menumpahkan semua kasih sayang disana selama beberapa jam sebagai tanda hadiah perkawinan. Anton juga sekarang sudah menikah, dikaruniai 1 orang anak.

  • Kisah Memek Enaknya Bercinta Dengan Amoy Medan

    Kisah Memek Enaknya Bercinta Dengan Amoy Medan


    3894 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Enaknya Bercinta Dengan Amoy Medan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Pengalaman pertama yang aku alami dengan cewek terlebih dahulu perkenalkan namaku Ari umurku 24 tahun dan aku baru habis di wisuda, dan kejadian ini terjadi beberapa minggu yang lalu, aku pun masih ingat betul setiap per adegannya mungkin agak panjang ceritaku ini tapi semoga pembaca setia bisa menyelesaikan sampai tamat.


    Waktu itu memang kebetulan orangtua dan kakak saya ada resepsi keluarga di Jakarta yang cukup lama, sehingga saya kebagian tugas untuk menjaga rumah kakak saya yang kosong. Saya sudah lupa hari apa waktu mengenal gadis itu tapi yang jelas sehari setelah mereka semua berangkat ke Jakarta.

    Hari sudah menjelang siang waktu saya baru saja bangun tidur, setelah mandi saya bergegas berangkat pulang ke rumah (rumah orangtua) untuk makan pagi, karena saya malas untuk masak sendiri di sini (tempat kakak), sedangkan di rumah orangtua kini hanya tinggal pembantu saja yang menyiapkan semua sarapanku.

    Selesai sarapan, seperti biasa saya duduk santai di teras depan rumah sambil membaca koran Jawa Pos, memang semenjak lulus kuliah keseharian saya cuman santai saja sambil cari peluang kerja, maklumlah lagi Krismon. Paling-paling tiap hari rutinitas saya cuma surfing Internet di rumah, atau main game, atau juga nonton film VCD kalau kebetulan sohib saya pinjam dari rental.

    Terus terang mungkin saya ini tergolong maniak seks, soalnya nggak bosen-bosennya rasanya surfing masalah seks di Internet (Bubblegumtv, babylon-x, dll). Saya selalu terangsang dengan segala liputan seks, saya selalu membayangkan kepingin senggama dengan bintang-bintang wanita cantik seperti yang ada di VCD atau perempuan cantik yang kebetulan saya temui di mal atau plaza

    Padahal selama saya pacaran atau bergaul dengan wanita nggak pernah namanya cium bibir, pegang paha atau buah dada apalagi sampai petting atau senggama. Yaah, paling-paling cuma pegang tangan, saling peluk, nggak lebih, swear!

    Nggak tahu yaah, tapi rasanya waktu bersama mereka, saya justru malah kasihan sekali dan sayang, nggak kepingin melukai perasaan mereka, soalnya kalau sudah nafsu saya ngeri kalau lupa diri. Ngeri kalau dituntut nikah nantinya. Nah, sampai akhirnya saya putus dengan pacar saya dan lulus kuliah, saya belum dapat gantinya juga sampai sekarang.


    Saking asyiknya baca koran nggak terasa hari sudah semakin siang dan saya tak menyadari itu sampai akhirnya ada suara cekikikan menggodaku, “Cowoook..”, saya agak kaget dan melihat siapa yang ngomong tadi, eeh ternyata ada serombongan 3 orang perempuan anak sekolah yang lewat depan rumahku.

    Mungkin lagi pulang sekolah pikirku, aahh sialan ternyata yang menggodaku masih anak SMP, kelihatan dari rok seragamnya yang berwarna biru tua. Tapi iseng kuperhatikan wajah mereka satu persatu, cewek yang pertama biasa saja, yang kedua nggak cakep juga, tapi cewek yang ketiga eiits mukanya manis juga, mirip salah satu vokalis bening, entah siapa namanya.

    Alamak kupikir, ia tersenyum manis kepadaku dan kubalas senyumannya. mm manis sekali dia walau masih SMP tapi tubuhnya cukup besar dan bongsor dibanding kedua temannya yang agak kurus. Ia berjalan bersama kedua temannya sambil cekikikan dan saling berbisik.

    Wah, laku juga aku sama anak SMP pikirku, mungkin tampangku masih imut-imut. Sepeninggal mereka saya jadi nggak bisa tenang, teringat terus sama cewek SMP yang paling manis tadi. Anehnya, hanya memikirkannya saja tanpa terasa batang penisku mulai cenut-cenut persis kalau aku sedang nonton BF, tegang. Ampuun pikirku, aku kok terangsang sama anak SMP kenal saja nggak.

    Tiba-tiba saja timbul pikiranku untuk bercinta dengannya, gila pikirku. Saya berusaha untuk menghilangkan pikiran kotor tersebut tapi toh tetap saja nggak bisa melupakan bayangan wajahnya. Baiklah, dalam hati akhirnya aku berniatan untuk berkenalanan dengan cewek SMP tadi besok siang, mudah-mudahan saja dia lewat sini lagi pikirku.

    Keesokan harinya, sejak pagi aku sudah nongkrong di teras depan rumah nungguin dia, sambil baca koran sesekali aku melihat keluar pagar jangan-jangan dia sudah lewat. Lama sekali aku menunggu dia, khawatir kalau-kalau dia nggak lewat sini lagi. Tapi akhirnya kurang lebih jam setengah satu siang (hampir putus asa), kulihat ada seorang cewek anak SMP tentunya mulai melewati jalan depan rumah.

    Segera aku meloncat dari kursi dan melongok keluar pagar, sambil pura-pura membuang bekas sobekan koran ke tempat sampah dan aku melirik ke samping, apa memang benar dia yang lewat. Eiits, ternyata benar, mana pulang sendirian lagi, sungguh kebetulan sekali pikirku.

    Alamak manis sekali dia, kulitnya putih mulus lagi, wajahnya imut-imut sekali karena memang masih ABG, hidungnya kecil bangir lucu sekali, sedang rambutnya lurus panjang sebahu. Tubuhnya walaupun agak kecil tapi tidak kurus dan kelihatan seksi sekali, dan yang gemesi gundukan bulat di dadanya itu yang kelihatan agak besar dibanding tubuhnya yang kecil sehingga kelihatan sekali seragam sekolahnya itu agak mendesak ke depan di bagian dadanya. “Waah… nih cewek nyahoo juga buat ngesex”, pikirku ngeres.

    Dia agak kaget waktu melihatku tiba-tiba nongol keluar pagar, dan dia sedikit salah tingkah sewaktu merasa dirinya kuperhatikan. Untung saja dia nggak tahu pikiranku yang ngeres, kalau tahu bisa-bisa dia lari ngibrit barangkali. Sambil tersenyum manis kusapa dia.

    “Hai… dik, pulang sekolah yaach.., sapaku seramah mungkin sambil tersenyum. Ia mendelik kaget mungkin tak menyangka aku akan menyapanya.”

    “Ehi, iya Mas ..” katanya. Kelihatan sekali dia gugup waktu menjawab pertanyaanku. Mungkin saja dia malu soalnya kemarin ia sempat menggodaku, rasain!

    “Kok pulangnya sendirian sih dik, temennya mana yang kemaren?” aku pura-pura polos.

    “Eeh i..itu a..anu Mas.. saya pulang dulu Mas…” jawabnya makin gugup. Langkahnya jadi ragu untuk terus. Aku pun segera beranjak berdiri di depannya. Kesempatan pikirku.


    “oooh… jadi sendirian nih.. sekolahnya dimana sih dik..?” pura-puraku terus.

    “Itu di situ Mas… SMP Setia Budi.” Dia semakin salah tingkah melihatku berdiri di hadapannya, sekaligus menghadang langkahnya.

    “Ooo… SMP Setia Budi yang di depan situ yaach…. memangnya kelas berapa sih dik..” tanyaku terus memanfaatkan kesempatan.

    “Mmph a..anu anu kelas dua Mmas..”, jawabnya sedikit malu. Wajahnya sedikit memerah, namun jadi semakin manis saja kelihatannya. Bibirnya yang merah dan mungil tersenyum malu sambil memperlihatkan giginya yang putih.

    “Iiih.. adik ini kok kelihatannya malu-malu sih, memangnya adik nggak suka bicara sama saya yaach”, pancingku.

    “Ooh… nnngg.. nggaak kok Mas…” jawabnya sambil tersenyum manis. Makin berani nih anak, bagus pikirku.

    “Mmh… Mas boleh kenal nggak sama adik”, pancingku kemudian.

    “mm…” Ia nggak menjawab, tapi senyumnya semakin manis dan kedua tangannya saling meremas sambil diluruskan ke bawah tersipu malu.

    “mm.. mm.. mm..”

    “Kok cuman mm.. saja sih he.. he.. ya sudah deh kalau nggak boleh, Mas khan cuman nanya kalau…”

    “mm… Aufa Mas”, tiba-tiba ia memotong ucapanku sambil tersenyum manis tentunya.

    “Ooo… Aufa toh, namanya bagus banget yaa…, oya kenalin deh namaku Ari”, sahutku sembari kuulurkan tanganku kepadanya. Semula ia agak ragu, namun akhirnya ia meraih tangan kananku. Kujabat erat tangannya yang agak mungil, halus sekali cing, kaya tangan cewekku dulu.

    “Mas Ari rumahnya di sini yaach…” tanyanya makin berani.

    “Iyaa… memangnya kenapa?”

    “Nggak kok, nggak pernah kelihatan sih Mas?”

    “Kamu juga nggak pernah kelihatan, kok nanya?” candaku. Ia tertawa kecil, aku pun ikut tertawa.

    Begitulah, tidak usah banyak cerita pembaca sekalian, semenjak itu aku dan dia semakin akrab dan setiap hari selalu janji ketemu di depan rumahku. Biasanya selepas pulang sekolah, aku pasti mengajaknya mampir dulu ngobrol di rumahku dulu, yang ternyata memang ia masih tetanggaku sendiri yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumahku.

    Karena kebetulan rumahku sedang kosong hanya pembantuku saja yang tinggal sementara orangtuaku sendiri belum pulang, hal ini seakan menjadikan momen bagiku untuk lebih mengakrabinya. Walaupun usiaku dan dia berbeda sangat jauh, karena dia masih 14 tahun namun itu bukan menjadi masalah bagi kami untuk saling bertukar pikiran

    Ternyata dia malah kupikir terlalu dewasa untuk seusia dia, hal itu terbukti waktu pada hari kelima semenjak aku mengenalnya, hari itu Sabtu sepulang sekolah sengaja aku menjemputnya pulang dari sekolahnya.

    Aufa tampak kaget melihatku berada di depan sekolah, namun kemudian ia jadi gembira sekali sewaktu kubilang aku ingin menjemputnya dan mengajaknya jalan-jalan. Ia mengenalkanku pada teman-teman ceweknya yang lain, tapi mana aku peduli wong temannya masih kelihatan bau kencur semua he.. he… Akhirnya setelah aku mengantarnya pulang berganti baju, dan sekedar berbasa-basi bersilat lidah dengan mamanya

    Aku segera cabut membawanya ngeloyor keliling kotanaik motorku. Namun itu cuma basa-basiku saja, karena nggak sampai setengah jam, lalu ia kuajak pulang ke tempat kakakku yang memang juga kosong. Rencanaku memang sebelum orangtuaku pulang bersama saudara laki-lakiku, aku ingin lebih bebas berkencan ria dengan Aufa.


    Itulah yang salah satu aku khawatirkan saat ngeluyur ke plaza tadi. Banyak sekali orang-orang laki-laki tentunya menatap gemas ke tubuh Aufa, karena selain ia putih dan manis sekali, postur tubuhnya yang mulai berkembang mekar dengan pakaian seperti itu pasti bikin jakun laki-laki naik turun.

    Malahan aku tadi sempat sewot karena ada seorang bapak setengah umur yang kebetulan lewat di samping kami di plaza sempat memelototi tubuh Aufa dari atas sampai ke bawah. Memang saat itu Aufa benar-benar pamer body, nyahoo deh pokoknya.

    Aku saja sempat tegang di plaza tadi gara-gara cewekku itu apalagi orang lain. Aufa menghempaskan pantatnya di sofa, aku menyusulnya segera dan duduk rapat di sampingnya, kupandangi wajahnya dari samping seolah-olah masih marah, bibirnya yang mungil kelihatan basah dan ranum berwarna kemerahan tanpa lipstik. mm…. ingin rasanya aku mengecup dan mengulum bibirnya yang menawan itu.

    “Aufa sayang…” rayuku semakin nekat.

    “Mas Ari boleh khan cium bibir kamu, say…”

    “iiih… Mas Ari ahh…” Aufa semakin merajuk, tapi aku tahu pasti itu hanya sekedar pura-pura. Aku jadi semakin berani dan bernafsu.

    “Aufa sayang, terus terang… mm… hari ini Mas Ari kepingin bersama Dik Aufa, Mas Ari ingin memberikan rasa kasih sayang Mas sama Dik Aufa, asal Dik Aufa mau memberikan apa yang Mas inginkan, maukan sayang?”

    Tanpa aku sadari kata-kata itu meluncur begitu saja, antara kaget dan heran dengan ucapanku sendiri seolah-olah ada setan lewat yang memaksaku untuk mengatakan itu.

    Sementara itu mata Aufa membelalak kaget ke arahku, mukanya yang manis malah jadi kelihatan lucu. Bibirnya yang mungil merah merekah dan tampak basah.

    “Maasss…” Hanya kata itu yang diucapkannya, selanjutnya ia hanya memandangku lama tanpa sepatah katapun. Aku mengambil inisiatif dengan menggenggam erat dan mesra kedua belah tangan mungilnya yang halus mulus.

    “Dik Aufa sayang… percayalah apapun yang Mas katakan, itu bentuk rasa cinta dan kasih sayang Mas sama kamu say, percayalah… Mas menginginkan bukti cintamu sekarang”, Selesai berkata begitu nekat kudekatkan mukaku ke wajahnya yang amat manis itu, dengan cepat aku mengecup bibirnya dengan lembut.

    Ah, bibirnya begitu hangat dan lembut, terasa nikmat dan maniss, mm… hidung kami bersentuhan lembut sehingga nafasnya kudengar sedikit kaget, namun Aufa sama sekali tak memberontak, kukulum bibir bawahnya yang hangat dan lembut, kusedot sedikit, mm nikmat, baru pertama kali ini aku mengecup bibir perempuan, enaakk ternyata.

    Limadetik kemudian, kulepaskan kecupan bibirku dari bibir Aufa. Aku ingin melihat reaksinya, ternyata saat kukecup tadi ia memejamkan kedua belah matanya, dengan mata redup ia memandangku sedikit aneh namun wajah manisnya begitu mempesonaku, bibir mungilnya yang kukecup tadi masih setengah terbuka dan basah merekah.

    “Bagaimana sayang… kau bersediakah? demi aku cintamu”, rayuku sambil menahan nafsu birahi yang menggelora.

    Tanpa Aufa sadari batang penisku sudah tegang tak terkira, sakitnya terpaksa kutahan sekuatnya, karena posisi batang penisku sebelum ereksi ke arah bawah dan aku tak sempat membetulkannya lagi tadi saat kukecup bibir Aufa, sehingga begitu yang seharusnya dalam keadaan bebas mengacung ke atas kini hanya bisa mendesak-desak ke bawah tanpa bisa bergerak ke atas.

    Cenut.. cenut.. cenut… sakit rasanya. Aku berusaha mengecup bibirnya lagi karena aku tak tahan dengan nafsuku sendiri, namun dengan cepat Aufa melepaskan tangan kanannya dari remasanku, dadaku ditahannya dengan lembut.

    Mulutku yang sudah kepingin nyosor bibirnya lagi jadi tertahan,

    “Mass…” Aufa berbisik lirih, tatapannya kelihatan sedikit takut dan ragu.

    “Aufa sayang… percayalah sama Mas”, hanya kalimat itu yang terucap selanjutnya aku bingung sendiri mau ngomong apa, pikiranku sudah buntu oleh nafsu.”

    “Tapi mass, Aufa takut Mas”,

    “Takut apa sayang, katakanlah”, bisikku kembali sambil kuraih tangannya kembali ke dalam genggamanku, sementara tanpa sadar kubasahi bibirku sendiri tak sabar ingin mengecup bibir mungilnya lagi.

    “A…aanu, Aufa takut Mas Ari nanti meninggalkan Aufa”, bisiknya sedikit keras di telingaku, tatapannya tampak semakin ragu. Kugenggam kuat kedua tangannya lalu secepat kilat kugerakkan mukaku kedepan dan “Cuuupp..” kukecup sekilas bibirnya sambil berujar,

    “Aufa sayangku, Mas Ari terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah Mas Ari akan membuktikannya kepadamu, Mas akan selalu sayang sama Dik Aufa”, bujukku untuk lebih meyakinkannya.


    “Tapi Mas…” bisiknya masih ragu. Aku tersenyum, nih cewek kuat juga mentalnya, nggak langsung terbawa nafsu. Dulu pacarku saja baru kupeluk sebentar pasrahnya sudah setengah mati, kalau aku minta keperawanannya pasti dikasihnya, aku yakin itu.

    “Aufa… percayalah, apa Mas perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa hari kenal sayang tapi percayalah yakinlah sayang kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayuku menenangkan perasaannya.

    “Lalu kalau Aufa… sampai ha.. hhaamil gimana mass?” ujarnya sembari menatapku takut-takut dalam keraguan. Dalam hati aku tersentak kaget, nih cewek kok tahu yah kalau maksud sebenarku memang ingin bersebadan dengannya. Kebetulanlah pikirku, nggak perlu aku berpura-pura lagi.

    “Aah, jangan khawatir sayang, Mas akan bertanggung jawab semuanya kalau Dik Aufa sampai hamil oleh Mas yah Mas pasti mengawini Dik Aufa secepatnya, bagaimana sayang?” bisikku semakin tak sabar.

    Batang penisku makin cenut-cenut selain sakit karena salah posisi juga terasa makin membesar saja, bayangkan saja aku merasa sudah tinggal selangkah lagi keinginanku terpenuhi, bayangan tubuh mulus, telanjang bula, pasrah, siap untuk diperawani, siap untuk digagahi, masih ABG lagi, ahh alamak seandainya.

    Tanganku bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu kuremas lembut. Kupandangi gundukan bulat menantang bak buah apel Malang dari balik baju kaosnya yang ketat, BH putihnya yang kecil menerawang kelihatan penuh terisi oleh daging lunak yang sangat merangsang.

    Jemari tanganku gemetar menahan keinginan untuk menjamah dan meremas gundukan payudara montoknya itu. ooohh… dan kulirik Aufa, ternyata ia masih memandangku penuh keraguan namun aku yakin dari tatapan mataku ia pasti bisa melihat betapa diriku telah dilanda oleh nafsu birahi yang menggelora siap untuk menerkam dirinya

    Menjamah tubuhnya, meremas dan pada akhirnya pasti akan menggeluti dirinya luar dalam sampai puas. Aku berusaha tetap tersenyum, namun bisikan setan-setan burik di belakangku seakan menggelitik telingaku untuk berbuat lebih nekat, ayo… Ar perkosa saja, jangan tunggu lama-lama, hik.. hik… hik.., begitulah kira-kira yang kudengar.

    Sialan pikirku, sedemikian ngeresnya otakku kah? Lalu kulihat bibir Aufa bergerak perlahan,

    “Mas… Mas Ari harus janji dulu sebelum…” ia tak melanjutkan ucapannya.

    “Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisikku tak sabar. Kini jemari tangan kananku mulai semakin nekat menggerayangi pinggulnya yang sedang mekar itu, ketika jemariku merayap ke belakang kuusap belahan pantatnya yang bundar lalu kuremas gemas. Aduuh Mak, begitu lunak, hangat dan padat.

    “aahh… Mas”, Aufa merintih pelan. Batang penisku makin cenat-cenut tak karuan, sakitnya nggak bisa diceritakan lagi, begitulah kalau salah posisi, mana tegangnya sudah nggak terkontrol lagi. Sementara setan-setan burik di belakangku mulai berjoget dangdut, terlenaa…. kuterlenaa… persis kayak suara Ike Nurjanah.

    “Iiih.. Mas aah mmas.. Aufa rela menyerahkan semuanya asal Mas Ari mau bertanggung jawab nantinya”, Aufa berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan kananku bergerak semakin menggila, kini aku bergerak menelusup ke pangkal pahanya yang padat berisi, dan mulai mengelus gundukan bukit kecil bukit kemaluannya. Kuusap perlahan dari balik celananya yang amat ketat.

    Dua detik kemudian kupaksa masuk jemari tanganku di selangkangannya itu dan kini bukit kecil kemaluannya itu telah berada dalam genggaman tanganku. Aufa menggelinjang kecil, saat jemari tanganku mulai meremas perlahan terasa empuk hangat dan lembut.

    Kudekatkan mulutku kembali ke bibir mungilnya yang tetap basah merekah hendak menciumnya, namun kembali Aufa menahan dadaku dengan tangan kanannya, “eeehh Mas.. berjanjilah dulu Mas”, bisiknya di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu. Kena nih cewek, pikirku menang.
    “Oooh… Aufa sayang… Mas berjanji untuk bertanggung jawab, aahh…. Mas menginginkan keperawananmu sayang.. katakanlah”, ucapku semakin ngawur dan bernafsu.


    Sementara jemari tanganku yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahanya itu mulai gemetar hendak meremas gundukan bukit kemaluannya lagi, satu… dua… ti…, setan-setan burik di belakangku mulai ramai ngoceh seakan memberiku aba-aba,

    “Ba.. baiklah Mas, Aufa percaya sama Mas Ari”, bisiknya lemah.

    “Jadi…?” bisikku kurang yakin.

    “hh…. lakukanlah mass… Aufa milik Mas seutuhnya.. hh..”

    Teng… teng… teng… hatiku bersorak girang seakan tak percaya, kaget campur haru, begitu besar pengorbanannya dengan perkataannya itu.

    Tetapi sungguh aku tak pernah menyangka bahwa hari ini aku akan melakukan perbuatan yang mestinya sangat terlarang. Aku tahu nuraniku mengatakan ini sungguh sangat berdosa besar tetapi apalah artinya kalau nafsu telah menguasai dan mengungkungku saat itu, aku lupa diri

    Dan aku tak peduli akibat selanjutnya nanti, yang terpikirkan saat itu aku ingin segera menjamah tubuh Aufa, merasakan kehangatannya, memesrainya sekaligus merenggut dan merasakan nikmat keperawanannya sampai nafsuku terlampiaskan.

    “Benarkah..? ooh.. Aufa sayanggg… cuppp cuppp…” Secepat kilat bibir mungilnya yang hangat merekah kembali kukecup dan kukulum nikmat. Kuhayati dan kurasakan sepehuh perasaan kehangatan dan kelembutan bibirnya itu, kugigit lembut, kusedot mesra, mm nikmat. Hidung kami bersentuhan lembut dan mesra.

    Dengus nafasnya terdengar memburu saat kukecup dan kukulum bibirnya cukup lama, bau harum nafasnya begitu sejuk di dadaku. kupermainkan lidahku di dalam mulutnya, persis seperti yang dilakukan para bintang film Vivid, dan dengan mesra Aufa mulai berani membalas cumbuanku dengan menggigit lembut dan mengulum lidahku dengan bibirnya.

    Aah… terasa nikmat dan manis saat kedua lidah kami bersentuhan, hangat dan basah. Lalu kukecup dan kukulum bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibirku dan bibirnya saling beradu mengecup mesra. Tak disangka Aufa dapat membalas semua kecupan dengan bergairah pula.

    “aah.. Aufa sayang… kau pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyaku curiga. Mukanya yang manis kelihatan sayu dan tatapan matanya tampak mesra, sambil bibirnya tersenyum manis ia menyahutiku.

    “Mm… Aufa belum pernah punya pacar Mas, ini ciuman Aufa yang pertama kok Mas”, sahutnya polos.

    “Kok ciumanmu pintar sekali, jangan-jangan Dik Aufa sering nonton film porno yaa?” godaku. Aufa tersenyum malu, dan wajahnya pun tiba-tiba bersemu merah, ia menundukkan mukanya, malu.

    “I…iya Mas… beberapa kali di video”, sahutnya terus terang sambil tetap menundukkan muka. Aku tersenyum lega, ternyata ia masih real virgin, belum pernah ada cowok yang menyentuhnya selain aku. Waah… betapa beruntungnya aku.

    Setan-setan burik di belakangku bersorak girang menambah gairahku. “Dik Aufa sayang, kamu nggak kecewa khan karena Mas benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyaku cuek. Ia mengangkat wajahnya sambil tersenyum manis.


    “Aufa serahkan apa yang bisa Aufa persembahkan buat Mas Ari, Aufa ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya”, sahutnya lirih.

    “Horeee… asyiik Ar… sikat sekarang, wes ewes ewes sampai bablas”, teriak setan-setan burik di belakangku. Jemari tangan kananku yang masih berada di selangkangannya mulai bergerak menekan ke gundukan bukit kemaluannya yang masih perawan itu lalu kuusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas.

    Aufa memekik kecil dan mengeluh lirih, kedua pelupuk matanya dipejamkan rapat-rapat, sementara mulutnya yang mungil meringis lucu, wajahnya yang manis nampak sedikit berkeringat. Kuraih kepalanya dalam pelukanku dengan tangan kiri dan kubisikkan kata-kata mesra di telinganya. Kucium rambutnya yang harum.

    “Ooohmm… mm… masss”, bisiknya lirih.

    “Enaak sayang kuusap-usap begini”, tanyaku bernafsu.

    “hh… iiyyaa mass”, bisiknya polos. Astaga dia sudah nafsu nih pikirku dalam hati. Jemariku yang nakal kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit kemaluannya dengan sangat gemas.

    “Aakkhh… sakit Mas aawww…” Aufa memekik kecil dan tubuhnya terutama pinggulnya menggelinjang keras. Kedua pahanya yang tadi menjepit pergelangan tangan kananku direnggangkan. Kuangkat wajah dan dagu Aufa ke arahku, matanya masih terpejam rapat

    Namun mulutnya sedikit terbuka sehingga giginya yang putih kentara jelas. Aku merengkuh tubuhnya agar lebih merapat ke badanku lalu kembali kukecup dan kucumbu bibirnya dengan bernafsu. Tangan kirinya meraih pinggangku dan memegangi kemejaku kuat-kuat.

    Puas mengusap-usap bukit kemaluannya, kini jemari tangan kananku bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal pahanya terus ke atas menelusuri pinggangnya yang kecil ramping tapi padat, sambil terus mengusap kurasakan ujung jemariku mulai berada di kaki pegunungan apelnya yang sebelah kiri. Dari balik baju kaosnya yang ketat aku dapat merasakan betapa padat gunung apelnya itu.

    Aku mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, satu… dua… tiga.. jemari tanganku seketika meremas kuat buah dadanya yang seperti apel itu saking gemasnya. Empuk dan kenyal tapi terasa padat. Seketika itu pula Aufa melepaskan bibirnya dari kuluman bibirku. Mulutnya memekik kesakitan,

    “aawww… Mas Ar sakitt… jangan keras-keras dong meremasnya”, protes Aufa sambil tetap tersenyum manis. Bibirnya tampak sangat basah sedikit berliur. Maklum waktu kucumbu tadi air liurku sengaja kubasahkan ke bibirnya.

    Habisnya nikmat sekali rasa bibirnya kalau basah. Kini secara bergantian jemari tanganku meremas kedua buah dadanya dengan lebih lembut. Aufa menatapku dengan senyumnya yang mesra. Ia membiarkan tanganku menjamah dan meremas-remas kedua buah dadanya sampai puas. Hanya sesekali ia merintih dan mendesah lembut bila aku meremas susunya sedikit keras.

    Kami saling berpandangan mesra, kupandangi sepuasnya wajah manisnya, sampai akhirnya aku sudah tak kuat lagi menahan desakan batang penisku yang sudah tegang, aku takut alat vital kesayanganku itu bisa patah gara-gara salah posisi. “Auuggghh..” aku menjerit lumayan keras. Aku meloncat berdiri. Aufa yang tadinya sedang menikmati remasanku pada buah dadanya jadi ikutan kaget.

    “Eeehh… kenapa Mas?”


    “Aahh anu sayang… punya Mas sakit nih”, sahutku sambil buru-buru kubuka celana panjangku di hadapannya. Aku tak peduli, toh bagaimanapun dia pasti melihat juga nanti alat kelamin kesayanganku itu.

    Sruuut…. celana panjangku melungsur ke bawah, sementara Aufa yang tak menyangka aku berbuat demikian hanya memandangku dengan terbelalak kaget. Cuek… daripada batang penisku kram nggak bisa bergerak mending kubuka saja sekalian CD-ku dan “Tooiiing”, batang penisku yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun persis burung kutilang kalau sedang menari-nari.

    “aawww… Mas Ari jorok”, Aufa menjerit kecil sambil memalingkan mukanya ke samping. Jemari kedua tangannya di tutupkan ke mulut dan wajahnya. “He… he…” aku terkekeh geli batang meriamku sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan batang penisku sampai menonjol keluar semua.

    Kepala penisku terasa cenut-cenut melepas kebebasan setelah kurang lebih 1 jam terpenjara di dalam CD-ku yang sempit dan sumpek, maklum CD-ku memang sejak kemarin belum kuganti jadi baunya yaa… tahu sendirilah.

    Batang penisku ini nggak panjang-panjang benar kok cuma sekitar 14 centi-lah kurang sedikit, tapi yang membuatku bangga adalah bentuknya yang mirip punya bintang film Tarzan-X Rocco Siffredi, montok dan berurat, diameternya aku nggak pernah ngukur tapi yang jelas cukup memuaskanlah buat ngesex kupikir.

    Sementara Aufa masih menutup muka tanpa bersuara, kukocok batang penisku dengan tangan kananku, “Uuuaahh… nikmatnya”, sambil melepaskan ketegangan urat-urat yang menonjol keras di permukaan batang penisku akibat tergencet CD-ku tadi. Batang penisku itu tampak berkeringat basah, mungkin karena hawa di dalam CD-ku yang panas atau mungkin karena CD-ku yang belum kuganti.

    Ketika tanganku yang kupakai ngocok tadi kucium. Wweeeghh… huuuekkk, baunya ampun… sialan pikirku.

    “Aufa sebentar yaa… Mas mau cuci punya Mas dulu yaa… bau nih soalnya”, sahutku tanpa kupedulikan dirinya lagi, aku segera ngibrit ke belakang, batang penisku yang sedang “ON” tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika aku berlari.

    Aku geli sendiri sekaligus tak sabar ingin segera kembali ke hadapannya lagi. Dalam kamar mandi segera kubasahi rudal patriotku dengan air dingin. Wiihh… dingin saat kepala rudalku kusiram air dari cebok, lalu kuambil sabun Claudia mengandung hand body yang masih baru kubuka tadi pagi dan kusabuni batang penisku sampai bersih mulai dari 2 butir telurku sampai kepala penisku yang semakin tambah ereksi saja.

    Teng… teng… teng rasanya aliran darah yang mengalir makin banyak ke batang penisku. Aduuh… maak, geli-geli nikmat saat air yang bercampur sabun itu kuusapkan dan kukocok-kocokkan ke batang penisku itu. Ngeres pikirku, dan aku mulai membayangkan sebentar lagi batang penisku yang masih perjaka ini akan berjuang untuk menembus liang vagina milik Aufa yang sempit dan hangat,

    Merobek selaput dara keperawanannya dan bersarang di dalam vaginanya lalu kugesekkan keluar masuk sampai penisku ejakulasi dan memuntahkan air mani sepuasnya, aahh nikmatnya. Apalagi aku yakin selama satu minggu ini aku tak ber-onani-keke.

    Waah.. bisa muncrat banyak sekali nih, mm.. teng… teng…teng, batang penisku bergerak naik turun sendiri. Lho… aku geli sendiri melihatnya. Lalu segera kubasuh lagi rudal patriotku dengan air sampai bersih, dan sebelum kubasuh sempat pula kucukur beberapa helai rambut kemaluanku dengan Gillette biar agak lebih ganteng sedikit, sebab aku khawatir Aufa ogah melihat bulu kemaluanku yang amat sangar saking lebatnya.

    Lagian kalau bulu kemaluanku sedikit kanlebih asyik waktu merasakan jepitan liang vagina milik Aufa nantinya. Aku ngibrit keluar dari kamar mandi sambil setengah berlari kembali ke ruang tamu. Seperti tadi batang penisku kembali terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sanakemari.

    Di ruang tamu kulihat kekasihku Aufa masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatku keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat batang penisku yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun.

    “aawww…” teriaknya kembali sembari mulut dan mukanya ditutup lagi dengan kedua jemari tangannya. Aku tersenyum senang penuh nafsu yang ingin meledak rasanya.


    Melihat tubuhnya yang masih memakai baju dan celana ketat itu aku jadi gemas kepingin segera melucutinya satu persatu sampai bugil. Aahh… aku ingin segera menyetubuhinya saja rasanya. Tapi aku berusaha menahan diri, itu tidak adil, aku ingin kami berdua harus bisa merasakan kenikmatan yang sama.

    Aku tidak mau terjadi… nantinya salah satu merasa rugi. kalau aku sih pasti puass tapi bagaimana dengan Aufa? Dia pasti kesakitan nanti saat kusetubuhi karena dia masih perawan. Waah… aku harus merangsangnya dulu sampai dia orgasme sebelum kuperawani, perkara nanti saat kusetubuhi dia bisa orgasme lagi yah bagus bisa sama-sama puas. Waahh, ini benar-benar detik-detik yang mendebarkan dan menegangkan.

    Satu perjaka dan satunya perawan. Sama-sama belum punya pengalaman seks selain cuma pakar di bidang film-film BF. Ingin rasanya hatiku bersorak saking nggak percayanya bahwa hari ini kesempatan emas itu telah datang tanpa kurencanakan sebelumnya.

    “Iiihh… Dik Aufa… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyaku geli.

    “Itu Mas, punya Mas”, sahutnya lirih.

    “Lhoo… katanya sudah sering nonton film BF kok masih takut, Dik Aufa kan pasti sudah lihat di film itu kalau alat vital punya cowok itu bentuknya gini, nah ini yang asli dik, the real thing sayang”, sahutku geli. Dalam hati nih cewek barangkali kepingin tahu bagaimana rasanya digampar pakai penis cowok,
    “Iya… m..Mas, tapi punya Mas mm besar sekalii”, sahutnya masih sambil menutup muka.

    “Yaach… ini sih kecil dik dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, punya mereka jauh lebih gueedhee… kalau punya Mas kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong punya Mas kamu pegang sayang, ini kan milik Dik Aufa juga”, sahutku nakal.

    “Iiih… malu aah Mas, jorok.”

    “Alaa.. malu-malu sih sayang, Mas Ari yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa Dik Aufa yang masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang punya Mas dipegang biar Dik Aufa bisa merasakan milik Dik Aufa sendiri”, sahutku sembari kuraih kedua tangannya yang masih menutupi muka, pada mulanya dia menolak sambil memalingkan wajahnya ke samping, namun setelah kurayu-rayu akhirnya mau juga kedua tangannya kubimbing ke arah selangkanganku, namun kedua matanya masih dipejamkan rapat.

    Dalam hati malu-malu tapi mau, jangan-jangan kalau sudah diberi, batang penisku malah diobok-obok, Joshua kali ngobok-obok air. Jantungku berdegup kencang juga saat melakukan itu, soalnya bagaimanapun juga seumur hidup belum pernah aku telanjang di depan cewek sambil mempertontonkan alat vitalku sendiri, apalagi sampai dipegang-pegang segala.
    Pertimbanganku di rumah orangtua karena tempatnya di kampung yang ramai selain itu juga ada pembantu, jadi nggak enak dong kalau mengajak Aufa ngobrol di kamarku misalnya, bisa-bisa aku kena lapor orangtua, sedang tempat kakakku ada di daerah perumahan yang relatif sangat sepi karena memang penghuninya banyak yang kosong. Sehingga dengan demikian aku bisa bebas berbuat apa saja bersama Aufa.

    Terus terang seminggu ini memang pikiranku lagi suntuk dan buntu, hal ini selalu terjadi bila nafsu seks-ku tak terlampiaskan. Maklum saja biasanya aku selalu ber-o-i-nani-keke bila terangsang, namun semenjak aku mengenal Aufa, aku jadi malas untuk berbuat hal memalukan itu, aku jadi ingin merasakan seks sesungguhnya yang selama ini aku belum pernah merasakannya sama sekali.

    Kini kesempatan itu seolah telah datang, yang semestinya semenjak dulu aku lakukan. Aku menyesal kenapa dulu tak kuajak saja pacarku untuk ngesex, toh ia pasti mau melakukannya, karena pacarku sangat mencintaiku.

    Sekaranglah saatnya aku harus melepaskan fantasi-fantasi semu itu. Aku tahu walaupun masih SMP Aufa telah naksir berat padaku, akupun begitu padanya walaupun hanya sekedar sebatas sayang padanya. Aku belum bisa mencintainya, karena bagaimanapun juga ia masih sangat muda dan ia tentu belum paham arti cinta sesungguhnya.

    Bagiku ia hanya sekedar tempat berbagi suka dan canda. Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang ketika kami berdua sampai di perumahan TS (singkatan) di sebelah utara kawasan kota Malang (Belimbing), tempat kakak laki-lakiku tinggal yang sedang kosong itu. Setelah menutup pagar depan, segera kuajak Aufa yang langsung menggelayut manja di sampingku untuk masuk ke dalam rumah.

    Melihat ulahnya yang menggemaskan itu tanpa terasa batang penisku cenut-cenut mulai ereksi lagi. Aku segera memeluk tubuh bongsornya yang seksi itu dan dengan sedikit bernafsu segera kusosor saja pipinya yang putih mulus itu dengan bibirku. Aufa sangat terkejut melihat ulahku, ia segera menepiskan pipinya dari bibirku, aku jadi nggak enak dibuatnya.

    “Eeeh.. Mas Ari… kok gitu sih …” Aufa memandangku sambil melotot seakan menghakimiku. Namun aku dapat segera mengendalikan diri, sambil tersenyum manis aku segera meraih tangannya dan kutarik masuk ke dalam rumah.

    Setelah menutup pintu terasa sekali di dalam suasana agak remang-remang karena memang pagi tadi sebelum balik ke rumah orangtua, gorden sengaja tak kubuka untuk jaga-jaga saja, sapa tahu ada maling.

    Sambil tetap kupegang tangannya erat-erat, kutatap wajah manisnya yang sangat innocen itu, wajahnya masih cemberut dan kelihatan marah, tapi aku tahu bagaimanapun juga selama 5 hari ini aku sudah yakin kalau ia naksir berat kepadaku dan pasti ia sangat sayang kepadaku. Ini merupakan senjata utamaku untuk mendapatkan dirinya.

    Sambil tetap tersenyum manis aku berkata padanya. “Aufa… itu tadi berarti Mas Ari sayaang sama Aufa, apa nggak boleh Mas Ari ngasih sun sayang?” rayuku.

    “Mm.. Mas Ari gitu sih”, Aufa seakan tetap merajuk kepadaku, ia menarik lepas tangannya dari genggamanku dan berjalan menuju ke sofa ruang tamu. Badannya yang hanya setinggi bahuku itu digoyangkan kesal

    Sedangkan pinggulnya yang bulat kelihatan seksi sekali karena ia memakai celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongnya yang bulat padat begitu kentara, goyangan pinggulnya sangat… sangat menawan dan bahkan saking ketatnya biasanya celana dalamnya sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Pantatnya yang bulat serasi dengan kedua pahanya yang seksi, sedang kedua kakinya kelihatan agak kecil, maklum masih ABG tapi menawan sekali pokoknya.

    O.. iya sekedar pembaca tahu, saat itu yang saya tidak bisa lupa ia mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga aku dapat melihat jelas bentuk payudaranya yang walaupun tidak sebesar punya pacarku dulu, namun kelihatan sangat kencang sekali, bundar seperti buah apel tapi tentu saja lebih besar dari itu

    Kaosnya yang cukup tipis membuat behanya yang mungil terpampang jelas sekali dan juga berwarna putih, begitu pula dengan celana panjangnya yang juga ketat berwarna putih kecoklatan sampai ke mata kaki. Pokoknya baju dan celana yang ia kenakan benar-benar nge-trend dan seksi sekali, sehingga terus terang justru kelihatan jadi sangat merangsang sekali.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Video bokep Rempah bersama Ivana Sugar dan Shona River

    Video bokep Rempah bersama Ivana Sugar dan Shona River


    3882 views

    Hokibet99

  • Kisah Memek Driver ayah

    Kisah Memek Driver ayah


    3878 views


    Duniabola99.com – Cerita ni berlaku masa saya 11 tahun. Zaman saya baru belajar tentang seks dan perasaan ingin tahu saya sangat kuat. Sewaktu peristiwa ini berlaku, saya dan keluarga duduk di sebuah banglo yang sederhana. Emak suri rumah, dan ayah kendalikan perniagaan nye sendiri.Oleh kerana ayah sentiasa ulang-alik ke pejabat, outstation dan lain-lain tempat lagi, ayah membuat keputusan untuk mengambil seorang driver supaya senang untuknya ke sana ke sini dengan mudah. Beberapa calon yang dating untuk ditemuduga dan akhirnya seorang pemuda dalam lingkungan umur awal 30-an dipilih. Abang Zul asalnya dari kawasan perkampunagn Kedah, sudah beristeri tetapi belum mempunyai anak. Sudah hampir 2 tahun di Kuala Lumpur, bekerja sebagai driver untuk syarikat penghantaran barang.

    Oleh kerana Abang Zul tiada tempat tinggal yang tetap, ayah telah member Abg Zul sebuah bilik di ruang belakang rumah kami, bersebelahan dengan bilik Mak Midah, pembantu rumah kami.

    Setelah beberapa bulan bekerja dengan kami, tibalah hari yang merupakan pengalaman saya yang pertama mengenali nikmat seks bersama seorang lelaki. Hari itu, ayah terpaksa pergi ke Singapura untuk mengendalikan hal-hal perniagaannya. Mak mengambiul keputusan untuk mengikut ayah kerana hendak jalan2 di kota Singapura. Tinggal saya seorang bersama Abang Zul dan Mak Midah, yang kebetulan akan pulang ke kampong pada keesokan harinya. Selepas Mak Midah telah berangkat keesokannya, Abg Zul pun mengunci pintu dan memasuki rumah. Hari tu agak panas, jadi Abg Zul hanya mengenakan singlet dan kain pelekat yang nipis sahaja. Saya tak sedar Mak Midah telah pulang, hingga saya turun dari bilik selepas menonton tv. Semasa berjalan ke dapur, saya terserempak dengan Abg Zul yang sedang membuat air minuman. Tiba-tiba hari tu, saya terasa lain macam. Tak pernah ditinggalkan di rumah seorang, dan tak pernah pulak berseorangan dengan seorang lelaki yang kurang saya kenali. Dan mungkin, kali itu lah pertamanya saya terasa perasaan nafsu membuak. Setelah Abg Zul siap membuat minumannya, saya pula ingin mengambil cawan dari almari. Waktu tu saya masih agak pendek untuk budak berumur 11 tahun, jadi susah nak mencapai cawan yang disimpan agak tinggi. Selalunya Mak Midah yang tolongkan membuat segala persiapan makan dan minum.


    “Nak ambik cawan? Meh abang ambik kan…” Abg Zul pun dating dari arah belakang saya, dan mencapai untuk ambil cawan. Semasa dia berdiri di belakang saya, terasa bonjolan lembut menggesel belakang saya. Saya agak terkejut kerana sebelum ni tak pernah terasa bonjolan orang lain melainkan saya punya sendiri. Agaknya susah untuk mendapatkan cawan tu, sbb Abg Zul agak lama berdiri di belakang saya, dan asek menggeselkan batangnye yang masih lembik itu di belakang saya. Setelah member saya cawan itu, saya pun dengan resah membuat air. Perasaan nafsu saya menjadi jadi. Otak dah mula fikir yang bukan2 tentang Abg Zul. Saya curi pandang Abg Zul yang sedang menyandar pada almari dapur sambil menghirup kopinya. Dia tersenyum sambil memandang saya yang sedang kelam kabut membuat air. Setelah saya selesai di dapur, saya senyum dan berjalan ke ruang tamu bawah untuk menonton TV.

    Setelah bebrapa lama, saya perasan Abg Zul dating ke ruang tamu dan duduk berdekatan saya yang sedang menonton TV. “Cerita apa ni?” Tanya Abg Zul sambil dia merebahkan dirinya atas sofa bersebelahan saya. “Ntah…drama melayu…” saya semakin resah dan mula rasa tak tentu arah. Abg Zul senyap sambil melayan cerita di TV. Saya mengambil kesempatan mencuri curi tengok Abg Zul yang hanya memakai singlet dan kain pelekat nipis tu. Kulitnya agak gelap, badannya yang agak keras dan berotot, tinggi dan bermisai sedikit. Ketika itu Abg Zul mula meluruskan kakinya dan meletakkan kedua tangannya di belakang kepala sambil menonton. Dia menoleh kearah saya dan titiba sedar yang saya sedang asyik memandangnya dengan perasaan ghairah. Batang saya sendiri mula mengeras sambil saya bayangkan bagaimana rupa bentuk badan Abg Zul tanpa pakaian. Agaknya Abg Zul dah tahu saya sedang memerhatinya, tapi buat tak tahu saje.

    Titiba, Abg Zul berpindah ke atas carpet dan bergerak kea rah kaki saya. Seperti mahu baring, dia mangambil cushion yang besar dan menyandarkan badannya sambil menolah kea rah saya dan berkata “takpa kan, abang tumpang baring? Kat bilik abang panas sikit…” saya senyum dan mengangguk sahaja. Degupan jantung saya semakin laju. Abg Zul lagi sekali meluruskan kakinya dan meletakkan kedua tangannya kebelakang kepalanya. Apabila dia meluruskan kakinya, saya ternampak bonjolan Abg Zul lagi sekali. Sah dia tak memakai seluar dalam, sbb saya dapat melihat bentuk kepala batangnye yang agak besar, nampaknya seperti batangnye masih lembik, tetapi sesekali saya perasan batangnye bergerak, entah sengaja digerakkannya atau tidak, saya sah tak kisah. Saya semakin gersang dan batang saya mula basah dengan air mazi. Titiba Abg Zul buat-buat seperti menggaru dadanya, sambil menggosok sedikit kawasan dadanya yang berbulu sedikit. Kemudian tak lama lepas tu, tangannya turun kea rah perut. Dia mengusap-usap perutnya di atas kain singletnya itu. Lepas beberapa minit, tangannya turun kearah bonjolannya. Dia mula menggosok bonjolannya. Titiba dia menolah kearah saya dan senyum. “Sorry ye dek, gatal pulak…..takpe kan, abang buat macam ni?” tanyanya. “Erm…takpe…” saya hanya mampu tersenyum. Kemudian, saya tanpa berfikir panjang, saya membuka mulut dan bertanya. “abang, kenapa burung abang tu bergerak macam tu?” Abg Zul tersenyum lalu menjawab “agaknya burung abang ni sejuk kot…kan air-con tu kan pasang…” saya masih lagi memerhatikan bonjolan Abg Zul. Dan dengan sengaja, Abg Zul menggerakkan batangnya lagi, membuatnya melonjat-lonjat dari dalam sarung kainnya. Abg Zul kemudian berkata “adik punya burung tu tak sejuk ke? dahlah paki seluar pendek je…” Saya hanya menggeleng kepala dan tersenyum…kemudian Abg Zul menggosokkan lagi bonjolannya, sehingga ia telah keras dan kepala batangnya mengembang.


    Saya perhatikan kain pelekat Abg Zul menegak di arah koneknya. Abg Zul memandang kea rah saya lagi san tersenyum, lalu berkata “adik pernah tak tengok konek orang besar?” saya menggeleng. “Adik nak tengok tak?” Saya dia seketika, lalu mengangguk. Abg Zul bangun membetulkan dirinya, lalu berdiri di depan saya yang masih duduk atas sofa. Sambil tersenyum, Abg Zul menggosokkan kepala saya dan berkata “Adik ni baik kan? Nanti, adik jangan cerita kat orang abang nak tunjuk burung abang kat adik ok? Kalau tak abang tak nak tunjuk…ok?” saya mengangguk sahaja. Abg Zul pun kemudian mendekati saya. Saya pun membetulkan posisi duduk saya dengan menghadap badan Abg Zul yang sedang berdiri. Kawasan koneknya di depan muka saya, dan saya dapat melihat batangnya sudah memang keras, berdiri di bawah kain pelekatnya meronta-ronta ingin dikeluarkan. Saya juga perasan terdapat tompok basah dimana air mazi Abg Zul yang agak banyak telah mengalir. Abang Zul mengambil kedua tangan saya dan meletakkannya di punggungnya. Dia kemudian menujah batangnya ke muka saya. Batangnye yang keras dengan lembut menyucuk muka saya. Saya tercium bau batang Abg Zul yang seperti sabun dicampur dengan peluh sedikit. Tak sabar2 rasanya untuk melihat batang Abg Zul, tetapi saya masih lagi takut. Abg Zul kemudian membuka simpulan kainnya sendiri, dan melepaskan kainnya ke bawah. Dengan titiba, batang Abg Zul jelas kelihatan di depan mata saya. Jantung saya berdegup laju. Batang saya mengeras sehingga terasa sakit di dalam seluar pendek saya.

    Batang Abg Zul panjang, dalam 17cm, tebal juga, dan berwarna coklat. Kepala batangnya bewarna coklat gelap. Bulu-bulu jembutnya dipotong rapi. Telur Abg Zul juga besar, agak gelap juga, dengan tahi lalat yang kecil di sebelah bawahnya. Saya dah tak tentu arah – dengan cepat Abg Zul mangambil tangan saya yang sebelumnya di atas punggungnya, dan mengarahkan kedua0dua tapak tangan saya ke batangnya. Kini saya dapat merasakan batang Abg Zul yang panas, keras, dan lubang kencingnya yang basah dengan air mazi. Abg Zul membuka singletnya dan kini sudah telanjang bulat di depan saya. Abg Zul kemudian menyuruh saya berdiri sambil tangannya menjalar, meraba sekitar tubuh saya yang 11 tahun itu. Tangannya yang besar dan kasar bermain dengan bontotku yang gebu. Diramasnye bontotku sambil menarik badan saya ke badannya. Dapat saya rasakan batangnye yang panas itu di dasar perut ku. Kemudian Abg Zul berkata “abang nak tengok adik bukak baju boleh” saya Cuma mengangguk. Kemudian Abg Zul duduk atas sofa dan meninggalkan saya berdiri seorang.

    Saya mula membuka t shirt saya, kemudian dengan perlahan, saya melorotkan seluar pendek saya. Saya agak ketakutan dan malu untuk bertelanjang depan Abg Zul, tapi Abg Zul hanya senyum dan menyandar di sofa. Sambil itu, dia bermain dengan batangnya yang keras ban panjang itu. Abg Zul bermain dengan air mazi yang keluar dengan pekatnya itu, sambil membasi kepala batangnya dengan jarinya. Selepas saya sudah bertelanjang bulat, dan masih terasa takut dan malu, Abg Zul menarik saya sambil tersenyum. Dia menarik saya hingga saya disuruh duduk bercangkung do atasnya dengan kedua kaki saya di sebelah badannya, dan saya dapat rasakan batangnya yang panas di celah kangkang saya. “adik suka tak buat macam ni?” Tanya Abg Zul. Saya hanya mengangguk. “Adik nak tak main dengan burung abang?” saya tak mahu melepaskan peluang, jadi terus saya mangangguk. Kemudian Abg Zul menggeselkan batangnya yang keras itu di celah kangkang saya lagi, dan sesekali melanggar batang saya sendiri yang keras itu. Abg Zul kemudian bermain dengan telur saya. Mengusap batang saya yang keras. Ketika Abg Zul berbuat demikian, saya terasa macam nak terkencing, tapi perasaannya agak lain. Saya masih belum kenal perasaan bila memancutkan air mani. Kemudian Abg Zulberhentikan mainan ke atas batang dan telur saya, dan mula bangun. Kini Abg Zul sedang berdiri di depan saya, dengan batangnya yang mencanak itu bergerak dan menegang sambil melelehkan lagi air mazi.


    “Peganglah dik…burung abang ni dah tak tahan dah…” kata Abg Zul. Saya dengan cepat, menggenggam batang Abg Zul dengan kedua tapak tangan. Walau pun belum berpengalaman, saya seperti tahu yang batang Abg Zul diminta untuk dilakukan begitu. Kulit nya yang lembut saya gerakkan. melorot ke atas dan ke bawah. Abg Zul mula mengerang kesedapan. Kemudian Abg Zul mengambil tangan saya lalu meletakkannya di telurnya. Saya bermain dengan telurnya yang besar itu. Kemudian Abg Zul menolak kan kepala saya untuk lagi dekat dengan batangnya. Abg Zul berkata “adik nak rasa air burung abang tak?”…saya hanya memandang muka Abg Zul yang sedang keghairahan, dan kemudian dengan sendiri, saya memasukkan kepala konek Abg Zul yang basah itu ke dalam mulut saya. Saya hanya menghisap dan menjilat kepala nya sahaja, tetapi saya ingin juga masukkan kesemuanya…sesekali rasa macam meloya, tapi saya masih cuba. akhirnya, hamper kesemua batangAbg Zul dapat saya masukkan dalam mulut. Saya mula mengisap dengan gelojoh. Menjilat dan mengulum telor Abg Zul yang besar itu juga. Abg Zul mempercepatkan gerakannya. Punggungnya menghayun kedepan dan belakang, sambil menujahkan batangnya ke dalam mulut saya. “AAAAAAAH…..ssedap dik…..aaaaahh…” Mata Abg Zul dipejamkan, sambil nikmat batangnya diisap oleh budak 11 tahun ini dilayani.

    “sssssssssss…..aaaaahhh…..pandai adik isap ye…” kata Abg Zul sambil mengusap rambut saya. Abg Zul mencapai batang saya yang sudah perit dan tegang sejak dari tadi dan mula bermain dengannya sambil membongkokkan sedikit badannya. Kemudian, untuk pertama kalinya, saya terasa seperti sesuatu yang aneh sedang berlaku dengan batang saya yang dimainkan oleh Abg Zil. Rasa seperti terkencing, tapi air yang keluar putih, pekat, dan laju. Terasa nikmat walaupun saya menggigil ketika memancutkan air itu. Abg Zul pun mendengus dengan lebih kuat. Kemudian dia menggerakkan hayunan batangnya dengan lebih laju. “aaaaah…..aaAAAH…..AAAAAHHHHH! ABANG NAK PANCUT!!! AAAAAHHH! SSSSSSSSS! AAHHHHHH!” Abg Zul kemudian mula memancutkan air maninya yang pekat ke dalam mulut saya. Tak pernah saya merasakan air mani di dalam mulut saya. Rasa agak pelik dan meloyakan, tapi Abg Zul tetap memancutkan lagi air mani yang pekat itu ke dalam mulut saya. Meleleh keluar air maninya dari mulut saya. Saya hanya memandangkan muka Abg Zul yang sudah kepenatan itu. Batangnya semakin lembik di dalam mulut saya. Abg Zul seperti kekejangan selepas terpancut, lalu, mengeluarkan batangnya dari mulut saya. Kami berdua kepenatan, tetapi saya kembali tegang dan ingin Abg Zul pancutkan airnya lagi. “Hehee…adik tak penat ke? Abang dah penat sangat ni…nak lagi ke?” tanye Abg Zul. Saya senyum dan mengangguk. “ok, biar abang rehat sekejap, lepas tu, malam nanti abang mai ngan adik lagi nak?” Saya gembira dengan janji Abg Zul itu. Tak sabar rasanya.

    Abang Zul tak berhenti senyum sambil dia memakai balik kain pelekatnya itu. Singletnya dilemparkan atas bahu. “Dah, pegi mandi dulu, nanti malam sikit kita main lagi ok?” Oleh sebabkan saya masih lagi gersang, saya dengan tidak berfikir bertanya “Kalau saya nak mandi ngan Abang Zul boleh tak?” “Haa? Nak mandi ngan abang? Hmm…nakal jugak adik ni ya…”…

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri




  • Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan

    Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan


    3871 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Intan merupakan seorang mahasiswi kedokteran dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta yang terkenal
    memiliki banyak mahasiswi cantik-cantik serta seksi. Tidak hanya itu saja, disana juga banyak mahasiswi
    yang katanya bisa di-booking, walaupun dengan harga mahal tentunya. Intan sendiri merupakan mahasiswi
    kedokteran yang sebentar lagi akan melakukan praktek di daerah terpencil di daerah Purwokerto, Jawa
    Tengah.

    Intan mempunyai seorang pacar yang bernama Rangga, dia hanyalah seorang buruh pabrik, walaupun begitu
    tekad kerja keras untuk menjadi tulang punggung keluarganya-lah yang membuat Intan jatuh hati dan
    akhirnya bersedia menjadi pacarnya. Intan sendiri memakai hijab modern ketika keluar rumah, tapi tidak
    ketika bersama Rangga, seperti sore itu di kontrakan Rangga.

    “Aaaaaahhhhh.. uuhh.. Ranggaaa.. nikmatnya, sayangg!” teriakan dan desahan nikmat berasal dari bibir
    seorang calon dokter yang sehari-harinya berhijab, Intan.

    Dia sedang mendaki bukit kenikmatan bersama kekasihnya, Rangga. Seperti biasa, sore itu ketika semua
    teman Rangga pulang ke kampung halamannya masing-masing, dia mengayuh perahu birahi bersama Intan.

    “Uuuccchh.. memek kamu enak banget ngejepit kontol aku, sayangg.. uuchh!” Rangga hampir tidak tahan
    untuk menyemprotkan isi testisnya ketika Intan berkata,
    “Iya, kontol kamu juga nusuk banget ke dalem memek aku, bebbb!” Intan yang saat itu hanya tinggal
    memakai bra, masih menggoyang pantatnya di atas pangkuan Rangga.
    “Uuuhh.. kamu kuat banget sih, sayangg? Udah 15 menit belum keluar juga! Uuuhh!” Rambutnya yang tergerai
    panjang membuat kesan menggairahkan bagi Rangga.
    “Aku udah mau keluar, Yang! Uuuhh.. aku harus keluar dimana nih?” Rangga sudah sangat ingin mengeluarkan
    spermanya dari tadi pagi ketika melihat foto-foto selfie telanjang Intan yang dikirim via Line.
    “Di luar, Sayangg! Uhh.. aku masih masa subur soalnya nih. Uuhh.. bareng-bareng ya, sayangg!” Intan
    mengingatkan.

    Crott! Crott! Hampir lima kali semprotan sperma dari penis Rangga akhirnya jatuh ke atas perutnya
    sendiri ketika penisnya dikeluarkan dari vagina sempit Intan.

    Intan pun membantu dengan mengocok npenis Rangga agar semua isinya keluar, serta sesekali mengulumnya
    juga.

    “Uuuhh.. sayangku Intan, makasih ya buat ngentot sore ini. Uuuhh.. aku keluar banyak banget nih!” Rangga
    tidak sadar bahwa Intan hampir klimaks tapi belum mencapai puncak orgasme.

    Oleh karena itu, dia seolah tidak peduli ketika jatuh tertidur dan Intan mengocok vaginanya sendiri
    dengan dua jari tangannya sendiri.

    “Uuuhh.. uuhh.. Rangga, kontol kamu enak banget. Uuhh.. memekku bakal selalu kangen kontol kamu kalo aku
    udah di Purwokerto! Uuuhh.. kontol kamu boleh aku bawa gak? Uuuhh!” Itulah kebiasaan Intan untuk
    menaikkan birahinya, bicara kotor. Dan akhirnya,

    Crott! Crott Croootttt! Intan mencapai puncak orgasmenya dan ikut tidur di sebelah Rangga yang sudah
    terlelap lebih dulu. Intan tidak tersenyum.

    Keesokan harinya.. Intan terbangun dan memakai sebuah kemeja putih polos yang terlalu besar ukurannya
    karena itu punya Rangga, dan di dalamnya ia tidak memakai daleman. Dia menuju dapur dan mengambil minum
    ketika ada suara pintu diketuk.

    Tok! Tok! Tok! itu ternyata adalah Pak Jarwo, ketua RT disini. Intan mengenakan hotpants dan
    mengancingkan kemejanya sampai atas, dia lalu membuka pintu.

    “Iya, Pak Jarwo kan? Ada apa ya, Pak?”
    “Eh, ada mbak Intan. Begini, mbak, ada sesuatu yang harus dibicarakan. Boleh saya masuk? Mas Rangga-nya
    ada? Atau teman-temannya yang lain?”Bingunglah Intan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalau dibilang
    ada maka teman-teman Rangga akan dipanggil.

    Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Tapi kalau dijawab tidak ada, maka Intan dan Rangga akan langsung diarak keliling desa karena dituduh
    berbuat asusila. Mata Pak Jarwo pun tak pernah lepas dari paha putih milik Intan, wanita yang selama ini
    tertutup dan memakai hijab ternyata bisa menjadi binal juga, begitulah pikir Pak Jarwo. Prediksi Togel

    “Tidak ada, Pak.” akhirnya Intan menjawab dengan jujur. Pak Jarwo tersenyum licik.
    “Ah, begini… tadi malam ada laporan dari warga bahwa mbak Intan menginap berdua disini dengan mas
    Rangga.

    Sudah menjadi etika moral disini bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan, bisa jadi fitnah bahkan bisa
    kita arak keliling desa.” Pak Jarwo menjelaskan duduk permasalahan dengan santai.

    “Iya, Pak, saya minta maaf. Lain kali tidak akan saya ulangi lagi.” Intan berusaha memilih kata-kata
    dengan hati-hati agar tidak salah ucap dan supaya kejadian kali ini tidak menjadi buah bibir masyarakat
    desa.
    “Oh ya, bapak mau minum apa? Saya bikinkan kopi ya,” Intan berusaha mengalihkan bahan pembicaraan.
    “Tapi ada beberapa syarat ketika mbak Intan ingin kejadian ini tidak menjadi besar, mungkin mbak Intan
    bisa buatkan saya kopi terlebih dahulu.” ujar ketua RT ini dengan begitu santainya.

    Intan pun berjalan menuju dapur diikuti ekor mata Pak Jarwo yang sudah sangat lapar untuk menyantap
    belahan pantat montok kepunyaannya. Diam-diam Pak Jarwo mengikuti Intan ke dapur, dan seketika itu pula
    mendekap Intan dari belakang dan menutup mulutnya.

    “Ini syarat pertama, saya mau kopi susu dan… susunya langsung dari sini.” Pak Jarwo mengelus pelan
    payudara Intan yang tidak ditutupi bra dan hanya dilapisi oleh kemeja tipis.

    Seketika Intan berusaha berontak, tapi apalah daya Intan melawan kekuatan Pak Jarwo. Intan juga takut
    Rangga terbangun dan memergoki mereka.

    “Hmm.. kamu memang binal, pagi-pagi sudah menggoda saya dengan tidak memakai bra dan celana pendek.”
    ujar Pak Jarwo.
    “Intan baru bangun tidur, Pak Jarwo.” Intan sudah memahami maksud dari Pak Jarwo yang mendekapnya saat
    ini dan mencoba santai.
    “Pak Jarwo mau pakai susu? Yang kanan apa yang kiri? Aahh..” kata Intan manja. Seketika itu juga Intan
    berubah menjadi sangat binal dengan harapan permainan ini cepat selesai.

    Mendengar Intan yang dipikirnya susah ditaklukan lalu menjadi seperti pelacur, tak ayal penis Pak Jarwo
    pun menegang kuat bahkan hampir keluar dari celana bahannya karena saking panjangnya.

    “Intan, Intan… kamu luarnya saja berhijab, mahasiswi kedokteran, tapi dalamnya tidak beda dengan para
    perek yang saya temui di jalanan. Kalau begitu langsung masuk ke syarat kedua, kamu harus menjadi budak
    seks saya.” kata Pak Jarwo sambil tangannya terus menerus meremas payudara besar milik Intan.

    “A-apa, Pak? Budak seks? Intan siap memberikan semuanya buat Pak Jarwo kok, Pak Jarwo bisa entot Intan
    dimanapun dan kapanpun. Uuuhh.. remas terus tetek Intan dong, Pak. Intan yakin kontol Pak Jarwo lebih
    bisa muasin memek Intan daripada kontol Rangga.. uuhh.. uuhh..” Intan semakin tidak bisa mengontrol
    kata-katanya ketika dia merasakan kerasnya penis Pak Jarwo yang sengaja digesekkan ke belahan pantatnya.

    “Oke, bawa kopi dan susunya ke ruang tamu. Kamu harus telanjang, hanya pakai handuk dan temui saya.
    Bisa?”

    Pak Jarwo dengan sangat jumawa memerintah Intan. Intan pun berbalik dan mengemuti jari-jari tangan Pak
    Jarwo sambil berkata dengan suara manja,

    “Apa pun yang Pak Jarwo mau dengan tubuh Intan, Intan akan berusaha muasin Pak Jarwo dan membuat Pak
    Jarwo setia sama memek Intan. Uuuhh.. Pak Jarwo tunggu aja di ruang tamu, yaa..” Usai berkata begitu,
    Pak Jarwo pun akhirnya meninggalkan Intan di dapur dan menuju ruang tamu.

    Intan sendiri masih merenung di dapur, dia bingung kenapa dia mau mengiyakan permintaan Pak Jarwo untuk
    melayaninya pagi ini padahal Rangga, kekasihnya yang tampan, masih tidur nyenyak di kamarnya. Tapi Intan
    tak ingin dia dan Rangga pada akhirnya dituduh berbuat asusila dan diarak keliling desa, mau ditaruh
    dimana harga diri dan nama baik keluarganya? Padahal sehari-harinya Intan memakai hijab.

    Banyak pertanyaan muncul di kepalanya saat itu. Satu hal yang membuat Intan akhirnya mantap menjadi
    budak seks Pak Jarwo mulai pagi ini adalah ukuran penis Pak Jarwo yang tadi digesekkan ke pantatnya,
    seakan membelai vagina dan lubang pantatnya. Intan seketika itu juga tersenyum dan membawa kopi panas ke
    ruang tamu.

    “Ini, Pak, kopinya. Intan mau siap-siap dulu, Pak Jarwo tunggu ya..” Sambil mengelus pantat Intan, Pak
    Jarwo berkata,
    “Iya, pelacur, jangan lama-lama ya.. saya tidak punya waktu banyak.” Pak Jarwo tersenyum menjijikkan.

    Intan pun berjalan menuju kamar tidur bsambil menggoyangkan pantat, mempertontonkan kemontokan tubuhnya
    pada Pak Jarwo. Sampai di depan pintu, ia menengok ke belakang dan dengan kerlingan mata nakal, Intan
    menjilat bibirnya sendiri. Uuuh! Penis milik Pak Jarwo sudah tidak tahan ingin segera mencoblos vagina
    Intan saat itu juga, tapi Pak Jarwo masih bersabar. Tak berapa lama kemudian, Intan keluar hanya dengan
    memakai handuk. Ia berjalan menuju ruang tamu dan duduk menyamping di pangkuan Pak Jarwo.

    “Pejantannya Intan, nih maunya udah diturutin. Sekarang Pak RT cabul ini mau apalagi?” Intan berusaha
    menjadi pelacur yang baik walau dalam hatinya masih ada sedikit keraguan.

    Pak Jarwo yang ditanya seperti itu malah semakin memuncak birahinya, tapi memang beliau adalah pria yang
    sudah sangat matang, tidak mau terburu-buru.

    Maka sambil mengelus lengan Intan yang terbuka, ia berkata,

    “Sekarang berdiri di hadapan saya, buka handuknya, terus rentangkan sambil kamu duduk di pangkuan saya
    sekarang. Ayo lakukan!!” Intan segera berdiri, membuka lipatan handuknya dan memperlihatkan vaginanya
    yang tercukur rapi serta payudaranya yang montok dengan putingnya yang berwarna pink mencuat ke atas,
    tanda dia sendiri pun sebenarnya dalam kondisi terangsang.

    Perlahan-lahan dengan menyunggingkan senyum nakal, Intan duduk di pangkuan Pak Jarwo.

    “Hmm.. bapak ini banyak maunya deh, aku juga paham kok caranya muasin tua bandot mesum kayak bapak.
    Bapak tenang aja ya..” Sehabis berkata begitu, Intan perlahan mendekatkan bibirnya yang ranum ke telinga
    Pak Jarwo,
    “Jangan selesai terlalu cepat ya, suamiku sayang.” Intan berbisik dengan begitu mesra dan itu membuat
    jantung Pak Jarwo semakin berdetak kencang.

    Intan mengulum telinga Pak Jarwo dengan pelan dan mesra, dengan tangan masih memegang handuk dan memeluk
    leher Pak Jarwo, seakan-akan mereka tak ingin terlihat orang lain. Pak Jarwo pun tersenyum licik,
    menyadari ketidakpercayaannya bagaimana begitu mudah ia menaklukkan mahasiswi kedokteran yang sehari-
    harinya berjilbab ini. Dengan tangannya yang kasar, Pak Jarwo mengelusi buah dada Intan yang hanya bisa
    dibayangkannya selama ini.

    “Uuuhh.. Pak Jarwo nakal ya tangannya. Kok cuma dielus sih, Pak? Diremes juga dong, ini kan punya bapak
    sekarang. Hihi,” Intan pun mulai terbawa arus birahi ketika bibirnya menyentuh bibir Pak Jarwo yang
    kental dengan bau tembakau,

    tapi itu malah menambah gairahnya untuk mengulum bibir pejantan tuanya.

    “Uuhh.. hmm.. mmhh.. hmm.. uuhh.. Pak Jarwo lebih aktif dong! Uuuhh.. hmm.. mmhh..” Lidah mereka berdua
    saling bertautan, beradu seakan saling mendorong keluar.

    Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Kecipak suara mereka juga sangat keras karena Pak Jarwo sangat menyukai seks yang sedikit kasar dan
    berisik, maka dia coba meludahi mulut Intan dan Intan dengan sangat setia menelan semua air liur Pak
    Jarwo.

    Pak Jarwo meremas payudara Intan dengan sedikit kasar, membuat Intan melenguh nikmat. Jari-jari tua itu
    mulai
    memilin puting mahasiswi kedokteran tersebut, pegangan tangan Intan pada handuk pun lepas karena Intan
    tidak
    tahan dengan sentuhan-sentuhan tangan Pak RT tersebut. Tangan Intan mengelus rambut Pak Jarwo yang
    sudah memutih dengan penuh rasa sayang.

    “Uuuhh.. Pak Jarwooo.. bapak pasti udah lama gak ngerasain tubuh montok kayak Intan ya? Intan pagi ini
    jadi istri bapak deh, Intan akan bikin bapak ngerasain surga dunia ya.. uuhh..” Intan menarik kepala Pak
    Jarwo menuju payudaranya, berharap putingnya diemut bibir tua namun menggairahkan tersebut.

    “Hmm.. umm.. mmm.. puting kamu memang manis, sama seperti orangnya. Hihi..” Pak Jarwo mencolek dagu
    Intan sehingga pipi Intan pun semakin memerah mendengar pujian tersebut. Markas Judi Online Dominoqq

    Pak Jarwo terus mengemuti puting Intan dan akhirnya.. mencupang payudara Intan dengan keras dan berisik.

    “Auuuww!! Pak Jarwo, pelan-pelan dong ah. Intan gak mau Rangga sampe bangun, nanti Intan gak ngerasain
    kontol Pak Jarwo pagi ini..” PakJarwo melempar handuk yang tadi dipakai Intan, meremas pantat gadis itu
    dan menciumi lehernya.

    Pak Jarwo berubah menjadi beringas karena ia sebenernya sudah tidak tahan dengan segala kata-kata yang
    keluar dari mulut Intan saat ini.

    Intan melenguh menahan desahannya yang sebenarnya sudah tidak tertahankan, ia baru ingat bahwa ia lupa
    mengunci pintu kamarnya dan Rangga bisa keluar sewaktu-waktu. Tapi rasa takut ketahuan malah membuat
    birahinya makin meningkat. Intan berusaha melepaskan kancing-kancing kemeja Pak Jarwo saat lidah laki-
    laki itu semakin ganas melumuri lehernya dengan air liur. Intan melempar kemeja Pak Jarwo entah kemana,
    ia begitu kagum melihat dada bidang Pak Jarwo yang sedikit berbulu.

    “Aaaahh.. Pak Jarwo, biarkan saya yang bekerja melayani bapak ya..” Intan tersenyum manja dan turun dari
    pangkuan Pak Jarwo secara perlahan sambil menciumi leher lelaki tua itu.
    “Aaahh.. Intan, kamu memang pintar sekali memainkan lidahmu di kulit bapak, uuhh!” Pak Jarwo baru kali
    ini dimanjakan oleh lidah seorang perempuan, apalagi ketika ciuman Intan turun menuju putingnya. Gadis
    itu mencium, menjilat dan sedikit menggigit puting Pak Jarwo.

    Birahi Intan sudah tak tertahankan lagi, ia sudah bertransformasi menjadi layaknya pelacur jalanan yang
    menghamba pada kenikmatan seksual. Ciumannya kembali turun menuju perut Pak Jarwo yang sudah sedikit
    membuncit, walau begitu sisa-sisa hasil fitness zaman dulu masih terlihat samar. Hmm.. dengan sedikit
    tergesa-gesa, Intan mencoba melepas ikat pinggang dan celana panjang milik Pak Jarwo, ia sendiri tidak
    sabar untuk memanjakan kontol yang tadi digesekkan ke belahan pantatnya.

    “Pak Jarwo..” Intan memanggil nama ketua RT tersebut sambil mendesah dan mengerlingkan matanya dengan
    nakal, tangannya meremas penis Pak Jarwo sambil menciuminya dari luar celana dalam.

    Ah, bagai mimpi jadi kenyataan bagi Pak Jarwo sendiri, ia bisa mengelusi rambut seorang Intan yang
    sedang membuka celana dalamnya dan akhirnya mengelus penisnya. Kulit bertemu kulit. Bagaikan adegan film
    slow motion, Intan mengecup pelan kepala penis Pak Jarwo.

    Cup! Lalu ia mulai menjilati pinggiran penis Pak Jarwo, masih dengan gerakan yang lambat karena Intan
    ingin meresapi rasa penis yang mungkin akan menjadi penis favoritnya untuk selamanya. Intan menjilat
    penis Pak Jarwo senti demi senti, sambil menutup matanya bagaikan mencoba pertama kali es krim coklat
    kesukaannya saat SD.

    “Hmm.. mmhh.. umm.. Intan suka rasa Pak Jarwo, mulut ini bakal selalu kangen disentuh kontol Pak Jarwo,
    hmm.. mmm..” Penis Pak Jarwo makin tegang mendengar Intan berkata kotor seperti itu.

    Mulailah Intan memasukkan semua bagian penis Pak Jarwo setelah dirasa cukup basah oleh liurnya.
    Perlahan, sangat pelan, Intan memasukkan semua ke dalam mulutnya, ia ingin penis tersebut menyentuh
    ujung tenggorokannya. Lalu juga dengan pelan sekali, Intan melepaskan penis tersebut.

    Cup! Penis tersebut sudah begitu tegang ketika pada akhirnya Intan menghisapnya, dari pelan perlahan
    menjadi semakin cepat, cepat dan semakin cepat.

    “Uhh.. hmm.. mmhh.. hmm.. Pak Jarwo.. hmm.. mmhh!!”
    “Iya, mbak Intan? Kontol saya sepertinya jodoh sama mulut mbak, hehe..”

    Tapi Pak Jarwo tetaplah seorang pria tua, ia tak akan tahan kalau begini terus. Maka dari itu sebelum
    spermanya keluar, segera ia membangunkan Intan dan menyuruh gadis itu kembali dipangku olehnya untuk
    mulai memasukkan penis ke dalam liang vagina Intan yang sudah begitu basah. Intan juga berpikir kalau
    lama-lama, Rangga bisa bangun dan memergokinya bergumul mesra dengan Pak Jarwo. Maka Intan pun naik dan
    duduk di pangkuan Pak Jarwo, tangannya yang lembut memegang dan mengarahkan penis Pak Jarwo ke dekat
    bibir vaginanya.

    “Uuuhh.. Pak Jarwo.. puaskan saya ya, Pak.. cup!” Intan mencium pipi keriput Pak Jarwo dan menurunkan
    tubuhnya perlahan-lahan supaya penis Pak Jarwo bisa masuk secara sempurna ke dalam lorong vaginanya.
    “Hhhh… saya tidak menyangka bisa ngentot sama mbak Intan. Tenang aja, bukan Jarwo namanya kalau gak bisa
    muasin memek perempuan, hehe..” Pak Jarwo membantu dengan menaikkan pinggulnya guna menyambut pantat
    Intan yang semakin turun menyelimuti penisnya dengan kehangatan liang vaginanya.
    “Uuhh.. hhh.. mmhh.. uuhh!!” Intan mulai mendesah ketika ia mulai memompa penis Pak Jarwo dengan vagina
    sempitnya yang bak perawan. Sambil menggenjot, ia meremas rambut Pak Jarwo dan menciumi pipinya.
    “Aahh.. mbak Intan! Uuhh.. uuhh.. memek mbak enak banget, belum pernah saya menikmati memek seperti ini,
    uuhh!”

    Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Darah tua Pak Jarwo mulai berganti menjadi darah muda kembali, tangannya mengelus punggung dan pantat
    Intan yang sedikit demi sedikit mulai berkeringat. Kecipak pertemuan penis dan vagina perempuan dan
    lelaki berbeda usia ini begitu berisik, untung saja Rangga memang terbiasa bangun siang karena ini hari
    Minggu. Intan yang mengetahui hal itu menerima saja tumbukan penis di vagina yang sehari-harinya hanya
    diisi oleh penis kekasihnya.

    “Uuuhh.. teruusshh, Pak Jarwoo.. kontol bapak memang tidak ada duanyaaa!!” Selesai berkata seperti itu,
    bibir Intan mencium, mengulum bahkan seperti akan memakan bibir Pak Jarwo, begitu ganas, liar dan
    beringas.

    Intan terbiasa menerima perlakuan seksual yang lembut dari Rangga, tapi sekarang ia menjadi liar karena
    kenikmatan yang kelewat batas.

    “Uuuhh.. uuuhh.. mbak Intan! Ayo ganti gaya, saya mau mbak nungging, saya mau doggy style! Uuhh.. hhhh!”
    Pak Jarwo merasa bahwa ia harus mengeluarkan spermanya di vagina Intan, kalau bisa menghamilinya. Intan
    akhirnya turun dari pangkuan Pak Jarwo dan dengan berpegangan pada sofa, ia menunggingkan pantatnya yang
    montok ke arah Pak Jarwo.

    Pak Jarwo berdiri dan mencoba memasukkannya ke vagina Intan saat tiba-tiba ia berkata,

    “Mbak Intan yang binal, rayu kontol saya biar mau masuk ke memek mbak dong, hehe..” Dia tersenyum
    menjijikkan.
    “Uuhh.. Pak Jarwo.” Intan mendesah sambil menggoyangkan pantatnya seakan menyambut penis Pak Jarwo yang
    semakin mendekat ke liang vaginanya.
    “Ayo dong kontolku sayang, masuk ke memek aku. Aku udah gak tahan banget pengen disodok sama kamu, terus
    disemprot pake peju, uuhh!” Intan berkata dengan manja sambil memperlihatkan muka sayu,

    menggigit jarinya sendiri dan itu cukup membuat Pak Jarwo kembali menusukkan penisnya ke vagina Intan
    dengan ganas!

    “Uuuhh.. uuhh.. dasar perek nakal! Mahasiswi emang semuanya bisa dipake! Uuhh.. uuhh! Ini bapak entot!
    Uuuhh!” Pak Jarwo menggenjot vagina Intan dengan ganas,

    sambil menampar pantat gadis itu sampai memerah.

    ”Uhh! Uhh! Uuhh! Uuhh!” desahan mereka bsaling bersahutan tetapi tetap berusaha untuk tidak terlalu
    keras.

    Intan juga ikut menggoyangkan pantatnya dan mencari kenikmatan dengan menggosok kelentitnya sendiri
    menggunakan jari-jarinya.

    “Uuuhh.. uuuhh.. terus, Pak Jarwooo!! bSudah hampir setengah jam berlalu, bapak belum keluar juga!
    Uuhhh!” Intan
    terus mendesah,

    sebentar lagi ia akan mencapai klimaksnya!

    “Aaahhh.. Pak Jarwoo!! Saya keluaarrrrr!! Aaahhhhh!!” Intan mendorong pantatnya ke belakang dengan
    keras, ia ingin penis Pak Jarwo menyentuh ujung rahimnya.
    “Aaaahhhhh.. nikmatnya, Pak Jarwo.. aahhh.. bapak belum keluar ya? Yuk keluarin aja, Pak, di dalem juga
    gak papa. Hehe..” Kata-kata Intan yang menggoda membuat Pak Jarwo tidak sabar menyirami vagina mahasiswi
    kedokteran ini dengan spermanya.
    “Aaahh.. aahhh!” Pak Jarwo semakin ganas menusuk vagina Intan sampai suara tumbukan antara pantat Intan
    dan pinggul Pak Jarwo semakin berisik, untung saja tidak berapa lama kemudian Pak Jarwo merasa bahwa
    spermanya telah berada di ujung penis dan siap buntuk ditembakkan.
    “Aaahh.. aaahhh! Memek mbak enak banget! Sumpah saya ndak bohong! Aaahhh.. uuuhh.. saya keluar yaaa..
    aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!” Dengan satu lolongan kuat dan dorongan yang kuat akhirnya sperma Pak Jarwo
    meluncur masuk ke dalam rahim Intan.
    “Aaaahhh.. akhirnya saya bisa puas ngentot sama memek perempuan kayak kamu, uuhh..” Jatuhlah tubuh tua
    namun masih bertenaga milik Pak Jarwo ke sofa, ia masih menutup mata dan terengah- engah.

    Cerita Sex Nafsu Tak Tertahankan Belum benar-benar bangun dari kenikmatan surgawi yang baru ia rasakan. Intan sendiri juga ikut menyusul
    merebahkan dirinya di atas tubuh Pak Jarwo, ia bersandar pada dada bidang laki-laki itu sambil memainkan
    penis Pak Jarwo yang masih sedikit tegang namun
    sangat basah.

    “Hmm.. saya puas banget bisa main sama Pak Jarwo.. hmm, kontol bapak sekarang bebas keluar masuk memek
    saya deh.. oke pejantanku sayang?” Intan sekarang benar-benar manja dan terlihat tidak mau melepas penis
    milik Pak Jarwo,

    ia sudah takluk dan menghamba pada kenikmatan seksual yang diberikan oleh Pak Jarwo.

    “Iya, mbak, saya juga puas banget. Hhmm.. ya sudah, pokoknya mbak harus janji selalu sedia memek setiap
    kali saya sange ya, mbak.. hehe, cup!” Pak Jarwo mengecup kening Intan, membuat perempuan itu semakin
    terbang melayang.

    Akhirnya Pak Jarwo memakai kembali pakaiannya dan pergi dari kontrakan Rangga sebelum hari makin siang
    dan Rangga kembali terbangun. Sebelumnya, Pak Jarwo dan Intan sempat bertukar liur sebelum mereka
    berpisah. Ah, hari yang indah! Intan akhirnya mandi dan pulang meninggalkan Rangga yang sebenarnya..
    berpura-pura tidur!!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek aku istriku dan teman istriku

    Kisah Memek aku istriku dan teman istriku


    3868 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya aku sudah kurang lebih 10 tahun berumah tangga dan kehidupan kami baik-baik saja. Aku sendiri berusia 10 tahun lebih tua dari pada istriku yang saat ini berusia 30 tahun dan sudah beranak seorang berusia 7 tahun. Walaupun sudah beranak, tetapi istriku tetap mempunyai wajah yang cantik dan bentuk tubuh yang indah sebab sering senam dan merawat wajah, rambut ke salon dan juga karena anaknya dulu minum susu kaleng sehingga bentuk buah dadanya yang besar itu tetap indah dan masih kencang serta kenyal. Juga lubang vaginanya saat habis melahirkan langsung dijahit sehingga lubangnya kembali seperti saat masih perawan. Jadi hubungan seks kami tetap indah.

    Suatu hari di tahun 2018, kami diajak sebelah tetangga untuk nonton blue film karena baru beli laser disc. Kami dan suami istri tetangga nonton film itu yang cukup seram karena ada seorang wanita bule disetubuhi oleh dua orang Negro, mereka bergantian memasukkan penisnya yang seorang ke vaginanya dan yang seorang ke mulutnya untuk dihisap. Melihat adegan itu rupanya istriku jadi naik birahinya sehingga memegang tanganku erat-erat dan berbisik,


    “Waah rupanya nikmat sekaligus lubang atas dan bawah kemasukkan penis.” Kutanya pelan-pelan,
    “Apakah kamu kepingin adegan begitu?” Istriku dengan malu-malu menganggukkan kepalanya.
    Setelah selesai memutar laser disc, kami segera pulang dan karena nafsu birahi kami sudah memuncak segera kami puaskan dengan bersetubuh malam itu. Sambil bersetubuh, aku tanya lagi kepadanya, “Mi, apakah kamu kepingin disetubuhi sekaligus dengan dua laki-laki?” Istriku memandangiku sambil malu-malu manggut-manggut kepalanya. Kutanya lagi, “Kalau lakinya dua, satunya kamu ingin dengan siapa?” Istriku menjawab, “Terserah sama Papi saja.” Aku teringat punya dua teman baik sejak sekolah di SMA, yaitu Lud seorang anak turunan Ambon dengan Belanda dan Tono seorang Cina seperti kami. Lalu kutanya lagi, “Kalau Lud atau Tono mau?” Dia menggangguk juga. Lalu kujelaskan lagi, “Mami senang yang penisnya besar, lebih besar dari kupunya atau yang kira-kira sama?”

    Istriku menjawab, “Enak yang besar saja, seperti di film tadi.”
    “Oh kalau gitu ya si Lud saja sebab dia punya panjang dan besar.”

    Memang kita dulu pernah mandi sama-sama bertiga saat masih sekolah ternyata Lud punya penis dalam keadaan mati saja besar dan panjang hanya warnanya agak hitam lalu bulu kemaluannya juga banyak sampai menyambung ke bawah pusar juga dadanya penuh dengan bulu maklum orang Ambon. Besok paginya segera kuinterlokal Lud yang ada di Jakarta dan kuceritakan maksudku, ternyata Lud menyambut dengan antusias dan sanggup datang besok sore sebab hari Sabtu kantor di Jakarta tutup. Aku kemudian booking motel yang terdiri dari 2 kamar dan sebuah ruang tamu dan TV.

    Hari Sabtu sore aku menjemput Lud di airport bersama istriku, setelah menitipkan anak pada pembantu. Istriku sudah siap membawa tas dengan membawa perlengkapan baju tidur segala, saat itu istriku memakai rok panjang warna coklat tapi bagian atas terbuka sampai dada hanya memakai baju tipis (modelnya Yuni Sara) dengan bagian bawah ada belahannya agak tinggi di depannya sehingga kalau jalan atau duduk pahanya terlihat putih menggairahkan. Juga bagian atasnya terlihat sedikit belahan buah dadanya, karena istriku hanya memakai bra strepples tanpa tali, sehingga di airpot banyak mata laki-laki curi pandang lihat belahan buah dadanya istriku, apalagi kalau tangannya didekapkan di bawah buah dadanya maka buah dadanya semakin menyembul ke atas. Makin syuur..! Tepat pukul 17.15 pesawat Merpati dari Jakarta mendarat, dari penumpang yang turun kulihat Lud menuruni tangga pesawat dengan menenteng tas kecil. Dia memakai T-shirt dan celana jeans.

    Setelah keluar pintu airport segera kusalami dia, dia menepuk-nepuk bahuku dan berkata, “Waah, nanti malam kita betul-betul ke nirwana”, dengan logat Ambonnya. Kemudian dia memeluk istriku sambil mencium pipi kiri dan kanan yang mulus dan putih dari istriku. “Apa kabar Hwa?” tanyanya pada istriku. Dia kalau panggil istriku dengan Hwa. Kita berjalan menuju parkir dan naik mobil, untuk sementara dia duduk di belakang sendirian dulu sambil kita cari makan. Istriku usul makan sate kambing saja biar hot katanya. Dan usul itu kita setuju semua.


    Setelah sampai motel kita segera check in, temanku sebagai tamu kuberi kamar yang besar dengan twin bed sekaligus untuk tempat bermain seks-ria nanti. Baru saja aku selesai dari kamar kecil menuju ruang TV yang bersebelahan dengan kamarnya Lud yang masih terbuka pintunya, kulihat Lud memeluk istriku dari belakang menghadap kaca rias sambil tangannya meremas-remas buah dada istriku sehingga kedua pentil buah dadanya yang coklat kemerah-merahan itu menyembul keluar sambil menciumi pipi istriku yang wajahnya menengadah ke wajahnya Lud. Tangannya lud yang kanan kadang-kadang terus meraba turun ke perut dan terus turun untuk disusupkan ke belahan atas dari rok istriku untuk meraba pangkal paha serta vagina istriku. Tampak istriku mulai mendesis kenikmatan serta menggeliat dengan tangan kanannya coba memijit penisnya yang masih pakai jeans itu. Adegan ini masih berlangsung beberapa saat walaupun mereka tahu aku di dekatnya. Ketika kutanya pada istriku, “Mi, nikmat ya permainannya Lud?” Istriku menjawab, “Waah, aku nggak tahan lagi Pi, habis sejak dalam mobil tadi Lud terus mempermainkan dan meremas buah dadaku terus.” Memang istriku kalau buah dadanya sudah dipermainkan lalu nafsunya meroket naik, mungkin ciri khas wanita-wanita yang punya buah dada besar. Karena Lud mau mandi dulu, maka aku dan istriku yang sudah mandi dari rumah duduk di sofa menonton TV dulu.

    Istriku berkata kepadaku, “Waah Pi, pertama aku dirangkul dan diciumi oleh Lud badanku rasanya merinding dan panas dingin. Habis bulu tangannya dan kumisnya begitu geli rasanya waktu menggesek tubuh dan pipiku.”
    “Tapi Mami bisa nafsu ya dengan Lud?” tanyaku. Istriku dengan malu manggut-manggut. Lalu dia bilang lagi,
    “Kalau nanti malam Papi tidur sendirian bagaimana? Sebab katanya aku akan diajak tidur dengannya semalam.”
    “Nggak apa-apa, yang penting Mami bisa keturutan mendapat kepuasan”, jawabku.
    Memang entah kenapa perasaanku saat melihat Lud memeluk dan meremas buah dada istriku aku tidak cemburu bahkan nafsuku menjadi berkobar, apa mungkin aku punya kelainan seks pikir dalam hatiku.
    “Tadi Lud bilang kalau nanti malam air maninya akan disemprotkan terus ke seluruh tubuhku dan vaginaku sampai habis. Dan lendir santanku akan dikuras sampai kering dengan penisnya”, kata istriku. Aku pesan pada istriku agar satu hal yang jangan dilakukan adalah minum air maninya, walaupun nanti kalau nyemprot saat dihisap. Jadi harus diludahkan.

    Beberapa saat kemudian Lud bertanya pada istriku, “Hwa, apakah kamu tak bawa pakaian tidur? Tapi kalau tak bawa ya tak apa-apa sebab nanti malam kan tak ada pakaian yang boleh menempel di tubuhmu sebab akan kuselimuti dengan tubuhku.”
    “Macam-macam kamu”, sahut istriku. Lalu istriku masuk ke kamar untuk ganti pakaian dan sikat gigi, juga aku masuk kamar untuk lepas pakaian dan hanya pakai CD saja. Sebentar istriku sudah selesai dan keluar dengan mengenakan pakaian tidur dari bahan tipis warna pink hingga terlihat CD mininya warna merah juga branya yang mini juga dari renda warna merah juga. Melihat istriku keluar dengan pakaian yang sensual sekali, Lud geleng-geleng dan bilang, “Waah aku bisa langsung tegang lho”, sambil pegang-pegang penisnya. Lalu istriku duduk di sofa sebelahku dan tangan Lud ditarik juga untuk diajak duduk di sofa juga. Sekarang istriku diapit sebelah kiri aku dan kanan oleh Lud. Tangan istriku dipegang Lud dan digosokkan ke bulunya di bawah pusar sampai menyambung ke bulu kemaluannya. “Wuuuiihh, cek… cek… cek”, gumam istriku sambil menarik tangannya.


    Sambil nonton TV tanganku dan tangannya Lud mulai bekerja. Lud menciumi pipi, telinga dan lehernya istriku sehingga kepalanya disandarkan ke bahu Lud dan menengadah untuk terus menerima ciuman-ciuman disertai permainan lidah Lud dan tangan kanannya terus mulai meraba dan meremas buah dada sebelah kanan dan naik turun ke paha istriku. Aku sendiri segera melepas kancing atas baju tidurnya dan kurogoh buah dadanya sebelah kiri untuk segera kuhisap pentilnya serta tangan kiriku meraba paha kirinya dan vaginanya bergantian dengan tangan Lud. Istriku tak tahan terus menggeliat-geliat sambil tangan kirinya memijit penisku dan tangan kanannya merogoh ke dalam celana santainya Lud untuk memegang penisnya. Adegan ini tak berlangsung lama hanya sekitar 5 menit, karena istriku tak tahan dan minta langsung ditancap dengan penis vaginanya. Lalu kita sama-sama masuk kamar, kulepas CD-ku dan ternyata Lud hanya pakai celana santai saja tanpa CD sebab begitu dilorot celananya langsung nampak penisnya.

    Walaupun belum hidup penisnya cukup panjang kira-kira ada 15 cm dan besar sekali dan kepalanya sudah menongol keluar karena dia disunat, tetapi kantong pelirnya agak kecil. Kupunya panjang dan besarnya hanya kira-kira 65 persennya saja. Istriku juga sudah bugil benar, lalu dia ditarik Lud ke hadapannya dan tubuhnya agak dirapatkan ke tubuh istriku jadi buah dada istriku yang menempel agak ketat dengan dadanya yang penuh bulu. Lalu Lud berpegang pada kedua lengan Hwa dan badannya digeser-geserkan naik turun, ke kiri dan kanan sehingga bulunya menggesek ke seluruh tubuh depan Hwa juga bulu kemaluannya kulihat sempat menggesek vagina istriku, hingga istriku kenikmatan sambil memejamkan mata. Aku jadi syuur melihatnya. “Addduuuh Lud, gila benar gesekan bulu atas bawahmu itu, tak tahan vagina dan buah dadaku kena gesekannya”, kata istriku.

    Selesai itu lalu Lud tidur dan istriku diminta menungging agak di bawahnya sehingga mulutnya pas depan penisnya dan aku diminta mengerjakan vaginanya dengan penisku. Saat menungging kelihatan buah dada istriku menggantung bebas dan langsung saja ditangkap dengan kedua tangan Lud dan terus diremas-remas. Istriku tanpa komando langsung mencaplok penis Lud yang mulai agak tegang dan mempermainkannya dengan mulut dan lidahnya. Lubang penisku dibuka-buka dengan ujung lidahnya dan kadang-kadang dikocok naik turun dengan mulutnya sehingga Lud mengerang nikmat. Aku sendiri langsung tegang keras dan terus kuhunjamkan maju mundur ke vaginanya. Mendapat dua penis yang sekaligus mengisi lubang atas dan bawah apalagi yang satu gede sekali istriku tampak bernafsu sekali, nafasnya kelihatan terus memburu sedang vaginanya mulai keluar santannya dan kental sekali. Kulihat istriku kadang-kadang tak menghisap penis Lud tapi memepetkan buah dadanya kepenis Lud dan ditaruhnya di belahan buah dadanya dan digosok-gosok dengan buah dadanya.


    Melihat itu lalu kupegang pantat istriku dan langsung kugoyangkan maju mundur sehingga sekaligus buah dadanya bisa menggosok-gosok penis Lud dan vaginanya mengocok penisku. Praktis kami laki-laki berdua diam hanya dengan goyangan pada pantatnya sudah membuat nikmat penis dua laki-laki dan kulihat vaginanya makin banyak dengan santan kental yang berwarna putih seperti susu. Aku bilang, “Waduuuh Lud, santannya Hwa mulai keluar dan kental sekali Lud”. Langsung dia bilang, “Aku juga tegang banget penisku disedot-sedot dan dipermainkan lubangnya oleh Hwa, ayo kita ganti posisi.” Temanku usul supaya istriku jangan capai sebab masih terus akan dikerjakan semalam suntuk, maka istriku disuruh yang tidur tapi pantatnya di ujung bawah kasur hingga kakinya bisa menapak ke lantai. Temanku nanti akan menancapkan vaginanya dari bawah sambil memegang dan membentangkan kaki istriku. Dan aku yang bertugas mengisi mulut atas dengan penisku dengan jongkok tepat di atas buah dadanya sehingga penisku tepat di hadapan mulutnya.

    Penisku juga langsung dicaplok oleh Hwa yang sudah memuncak nafsunya, baru beberapa saat Hwa melepas penisku dan mengaduh, “aachh…. Lud!” Aku melongok ke belakang ternyata Lud masih sibuk mau memasukkan penisnya sebab belum bisa masuk, yaah karena kelewat besar bendolan kepala penisnya saat tegang banget itu kira-kira ada 5 cm diameternya. “Sulit banget An masuknya coba kuberi minyak sedikit dulu”, katanya. “Masak toch padahal sudah kumasukan penisku dan sudah ada santannya lho”, sahutku. Lalu temanku ambil botol kecil isi minyak dan dioleskan kepala penisnya dengan minyak lalu dia mengambil semacam longsong dari karet dengan bagian dinding luarnya penuh bulu dari karet kira-kira panjangnya 1 cm. Longsong itu lebarnya kira-kira 10 cm.

    Kemudian dipakaikan ke penisnya hingga batang penisnya sebagian tertutup dengan longsong berbulu itu. “Ini supaya Hwa mendapat kenikmatan yang lebih hebat. Mau coba ya Hwa?” katanya sambil ditunjukkan ke istriku penisnya yang sudah gede dan panjang lagi hitam itu dilongsongi dengan gelang karet putih berbulu itu sehingga benar-benar menakjubkan kelihatannya. Istriku bilang, “Waah kayak apa rasanya nanti Lud, aku belum bisa membayangkan. Tapi pokoknya habisi ya Lud air mani dan santanku!”
    “Oke” sahutnya. Lalu Lud mengangkat dan mementang lagi kaki istriku dan ujung penisnya ditempelkan tepat di lubang vagina istriku yang mulai menganga itu dan disentakkan ke dalam. “aacch… Lud, masuk Lud penismu”, kata istriku. Memang kepala penisnya Lud sudah masuk lalu digoyang-goyangkan keluar masuk pelan-pelan kepala penisnya supaya agak terbiasa. “Waduh Lud, Pi, rasanya seret sekali bibir vaginaku bisa merasakan bentuk penismu Lud”, kata istriku sambil matanya terpejam dan menggigit bibir. Setelah itu baru dimasukkan seluruh batang penisnya yang tertutup gelang bulu itu pelan-pelan.

    Setelah terbenam semuanya, istriku mendesis lagi, “Aduh Pi, penis Lud mentok sampai dalam kepalanya rasanya menyodok mulut rahimku. Enaaknya luar biasa dan gelinya juga hebat kena gelang bulu itu”, dengan penis tetap terbenam penuh Lud mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun bergantian dengan kiri-kanan, sehingga penisnya menyapu seluruh dinding vagina istriku. Tangan istriku mulai meremas kain sprei dan minta penisku untuk dihisapnya. Penisku juga dipermainkan dengan lidah, lubangnya dibuka-buka dengan lidah, enaknya luar biasa. Aku sambil melihat ke belakang, kulihat penis Lud mulai digoyangkan keluar masuk sehingga bulu karetnya menyentuh clit-nya juga dan terlihat bulunya banyak santan istriku yang menempel. Setelah gampang masuk keluar penisnya, maka kaki istriku disuruh membuka dengan telapak kakinya manjat di pinggir kasur sehingga tangan Lud langsung meremas buah dada yang ada di bawah pantatku.


    Baru 3 menit jalan adegan ini, istriku sudah mengaduh, “Aah.. aah, aku mau klimaks, Lud, Pi!” Benar juga sekejap lagi istriku tampak lemas sehingga menghisapnya kendor dan Lud berkata, “Gila An, pijatan vagina istrimu kuat sekali di penisku.” Memang kalau klimaks istriku vaginanya memijit penis dengan kuat dan nikmat rasanya. Setelah agak kuat, istriku bilang, “Pi, Lud tolong semprotkan semua manimu ya, aku sudah pengin hangatnya manimu sekalian.” Aku tanya pada istriku, “Mi, gimana? Mami nikmat dan puas keinginan Mami untuk merasakan 2 penis sekaligus terlaksana?”
    “Ya Pi, Mami puas banget dan memang enaknya dan grengnya luar biasa sekaligus melihat, memegang dan menikmati 2 penis, apalagi ada yang gede-gede. Mami jadi kepingin terus”, sahutnya. Lalu Lud sudah mulai menggenjot lagi vagina Hwa dengan penisnya dan penisku dihisap lagi sambil dibantu dikocok dengan tangan. Setelah 5 menit lagi, istriku mencapai klimaks lagi. Lalu temanku bilang, “Ayo An, sekarang kita puaskan Hwa dengan semprotan mani secara berbarengan.”

    Lud mulai menggerakan lagi keluar masuk dan kadang memutar sehingga istriku sering menggelinjang tubuhnya dan penisku mulai dihisap lagi sambil kadang-kadang dikocok dengan tangan, sedang buah dada istriku tetap menjadi bagian dari tangan Lud yang tak bosan-bosan meremas-remasnya. Makin lama Lud semakin cepat dan semakin keras menghunjamkan penisnya ke vagina Hwa dan mulai mendengus-dengus seperti sapi. Melihat itu akan jadi memuncak nafsuku dengan penis terus dikocok oleh istriku maka air maniku tak tertahan lagi, creet…. creet…. cret, maniku menyemprot masuk ke mulut istriku. Karena seminggu tak bersetubuh maka maniku banyak serta kental juga sehingga mulut istriku penuh dengan mani yang putih seperti cendol itu. Lalu penisku kukeluarkan dari mulutnya dan mani yang masih menetes dari lubang penisku kugeser-geserkan ke bibir istriku dan langsung ditelan semua maniku. Baru saja habis menelan maniku terdengar suara mengaduh dari temanku, “Uuuuuh…. uuuuhh…. uuuhh”, sambil menekankan kuat-kuat penisnya yang terbenam itu ke vagina istriku. Dan tiap kali Lud mengaduh istriku pun ikut mengaduh, “aah Lud… aahh Lud… aah Lud.” Jadi rupanya tiap kali semprotan mani Lud terasa sekali nikmatnya oleh istriku. Aku lalu rebah tidur sebelah istriku dan temanku juga langsung rebah menindih tubuh istriku.

    Walaupun dengan nafas yang masih memburu tangan temanku tetap masih meremas buah dada Hwa. Kemudian tubuh Lud dipeluk erat oleh istriku dan kakinya pun dilipatkan erat-erat ke pantat Lud dengan maksud agar penisnya jangan buru-buru dicabut dari vaginanya. Kira-kira sampai 5 menit kita bertiga terdiam tanpa kata-kata hanya dengan nafas tersengal-sengal, baru kemudian aku turun menuju kamar mandi untuk cuci dan ternyata Lud dengan merangkul istriku juga ikut ke kamar mandi untuk cuci bersama. Untuk mencuci penis-penis, istriku yang bertugas karena kepunyaan Lud yang banyak belepotan santan dari mani istriku maka penisnya yang dicuci dulu. Kulihat dari vagina Hwa meleleh sedikit mani yang keluar ke pahanya dan kulihat bibir vaginanya memerah.


    Istriku bilang, “Ya Pi bibir vaginaku merah? Itu gara-gara penis temanmu itu toch yang seretnya bukan main mulai dari bibir vagina sampai dinding dalam vagina seret terus, sehingga vaginaku bisa merasakan lekuk-lekuk penis Lud.”
    “Tapi nikmat dan nikmat toch sayang?” balas Lud. Istriku tertawa tanda setuju, sambil terus mencuci penis Lud dan kemudian penisku. Setelah itu giliran istriku vaginanya mau dicuci oleh tamanku, istriku duduk di closet dengan kaki terbuka lebar kemudian vaginanya dicuci dan jari tengahnya dimasukkan pelan-pelan untuk mengambil mani yang menempel di dalam dan ternyata ada sedikit dan ditunjukkan ke istriku. Istriku bilang,
    “Wah Pi, maninya Lud ngendon dalam vaginaku nih sebab tadi semprotannya banyak dan sampai tiga kali tapi yang keluar sedikit sekali. Mungkin masuk ke rahim sebab dalam perutku masih terasa hangat dan saat nyemprot ujung lubangnya benar-benar disodokkan sampai rasanya masuk lubang rahimku. Gimana ya Pi?”
    “Biarin saja lama-lama kan keluar sendiri, sekarang dikeluarkan percuma nanti malam kamu kan masih akan disemprot lagi.”
    “Bukan malam ini saja mungkin sampai besok pagi akan kusemprotkan sampai habis maniku ke vaginamu”, sahut Lud. Istriku menjawab,
    “Betul Lud, kamu biar kembali ke rumah dengan tempat yang kosong jadi manimu 2 hari ini harus dihabiskan sampai tuntas.”

    Setelah selesai mencuci, kita bertiga dengan berbugil ria duduk di sofa sambil makan kacang mete dan nonton TV. Temanku berkata,
    “An, kamu beruntung sekali punya istri dia, walaupun sudah setengah baya dan punya anak tapi buah dadanya masih berdiri menantang tidak jatuh, juga perut dan pahanya mulus sekali tidak keriput, siapa yang tak tegang terus lihat tubuh seindah ini. Apalagi hisapannya juga yahut, kalau jadi istriku tiap hari bisa kusetubuhi minimum 2 kali! Istriku berbisik padaku,
    “Sudah kesampaian keinginanku untuk melayani nafsu birahi 2 laki-laki sekaligus dan ternyata memang tambah besar nafsunya serta nikmatnya pun tambah. Oya Pi, malam ini aku tak tidur dengan Lud ya, aku akan melayani Lud untuk menyalurkan nafsu sexnya sepuas-puasnya supaya tak kecewa kalau balik ke Jakarta.” Aku menjawab,
    “Boleh saja, Lud malam ini Hwa biar melayani kamu supaya kamu bisa melampiaskan semua nafsu binatangmu padanya.”
    “Memang sejak aku makan sate kambing, aku sudah minta supaya dia malam ini dan besok pagi melayani nafsu binatangku”, kata Lud.

    Kemudian istriku minta tiduran, kepalanya di pangkuan Lud sedang pahanya di pangkuanku sambil tangannya memegang-megang penis Lud lalu digosokan ke pipinya dan diciuminya. Tangan Lud diletakkan di buah dada istriku sambil mengusap, meremas dan kadang menunduk untuk mengecup bibir istriku. Dia kalau mengecup sampai lama hingga istriku sampai sulit bernapas dan minta dilepas kecupannya. Sedang bagianku adalah mempermainkan clit-nya dan memasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya dan penisku sambil digesek-gesek dengan betisnya. Lud kadang-kadang memeluk tubuh istriku dan kemudian menciumi pipi dan mengecup kening dan bibir istriku dan tangan istriku pun mengusap-usap dadanya yang berbulu itu.


    Kemudian Lud berkata padaku, “An, sebenarnya aku sudah lama tiap kali bertemu dengan Hwa, aku kepingin menikmati tubuhnya dan malam ini jadi kenyataan. Untuk itu malam ini istrimu kupinjam untuk menemani tidur sebab aku akan melampiaskan seluruh nafsu binatangku pada Hwa dan penisku akan kusimpan dalam vaginanya sepanjang malam. Aku akan memberikan kenikmatan dan kepuasan yang tak terkira pada Hwa.”
    “Boleh Lud, malam ini istriku biar melayanimu agar kamu benar-benar puas”, sahutku.
    “Tapi kalau nanti malam Papi butuh ya Papi ikut masuk saja sebab Mami tetap akan melayani Papi juga malam ini, untuk itu nanti pintu kamarnya biar terbuka saja jadi Papi dapat lihat dan dapat masuk ikut juga”, kata istriku. Setelah itu Lud bertanya pada istriku,
    “Apakah kamu sudah fit lagi untuk main?” Istriku menjawab,
    “Aku selalu siap setiap saat untuk melayanimu dan Papi. Malam ini aku benar-benar sehat makin mendapat semprotan mani semakin sehat rasanya, sebab manimu tadi yang keluar hanya sedikit lainnya masih berada di dalam rasanya masih hangat di dalam perutku, Lud.” Setelah itu Lud berdiri sambil membopong istriku dibawa masuk ke kamar dan ditidurkannya. Lud memanggilku untuk menemani istriku dulu karena dia akan ke toilet dulu, kesempatan itu kupakai untuk mencium dan mengecup bibirnya dan mengulangi pesanku,
    “Mi jangan lupa kalau maninya lud disemprotkan ke dalam mulut hati-hati jangan sampai tertelan dan jangan mau kalau penisnya dimasukkan ke dalam lubang anusmu!”
    “Iya Pi, akan kuingat terus pesan Papi”, sahut istriku.
    “Selamat menikmati penisnya Lud yang gede ya Mi, nanti Papi diberi ceritanya ya!” kataku. Saat itu Lud sudah balik masuk kamar dan aku duduk lagi di ruang TV sambil menonton juga mau menonton adegan permainan Lud dengan istriku karena pintu kamarnya terbuka.

    Lud naik ke tempat tidur dengan posisi di atas istriku, kemudian dadanya yang penuh bulu digesek-gesekkan ke buah dada istriku sehingga istriku menggelinjang kegelian dan terus digesekkan ke bawah yaitu perut, dan vaginanya. Setelah itu Lud naik lagi lalu mulai menciumi kening hidung dan pipi dari istriku lalu mencium telinga istriku dengan mengeluarkan lidahnya untuk mengorek lubang telinga istriku sampai istriku meronta karena geli dan tangan istriku segera meraih penisnya yang selama ini menggelantung dan ujungnya menggesek-gesek paha istriku. Segera dipijit-pijitnya penis Lud dan kadang-kadang dikocok juga serta kantung buah pelirnya diremas-remas juga. Hal itu membuat Lud lebih ganas dia segera mencucupi puting buah dada istriku sambil tangannya meremas-remas buah dadanya dengan harapan ada air susu yang keluar.


    Tapi walaupun buah dada istriku montok tak keluar air susunya kalau diperas. Penisnya dipermainkan oleh istriku tampak tegang dan panjang banget, lalu Lud mengambil posisi gaya 69, hingga mulutnya pas di vagina dan penisnya tepat di wajah istriku. Keduanya yang langsung beraksi, penisnya yang gede segera dijilati dan dilumat dengan lidah seluruh bagian kepalanya yang nampak gempel besar itu sambil batang penisnya dipijit terus oleh istriku dan dia terus mencucup clit dan lubang vagina istriku. Kurang lebih 10 menit adegan ini lalu gantian Lud yang tidur dan istriku yang duduk di atas penisnya tepat dengan vaginanya. Kepala penisnya dimasukkan ke dalam vagina istriku lalu mulai diputar pantatnya sehingga penisnya berputar dengan dipegang bibir vagina istriku sedang tangan Lud tetap meremas buah dada istriku.

    Kira-kira sudah 10 menit lewat mani Lud tetap belum menyemprot dan istriku juga belum klimaks, lalu oleh istriku mulai digoyang naik turun pantatnya kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat sehingga penisnya keluar masuk vagina seperti dikocok dengan vagina. Dengan posisi ini baru 5 menit istriku klimaks dan dia diam terduduk di atas penis Lud dengan vaginanya memijit penis. Setelah fit lagi digoyang lagi sampai klimaks lagi istriku. Akhirnya istriku menarik Lud untuk duduk dan istriku tetap duduk di penisnya dan kakinya diselonjorkan di antara tubuh Lud. Lalu Lud yang ganti menggoyangkan pantat istriku maju mundur sambil kadang-kadang istriku ditidurkan ke belakang dan Lud tetap mendekapnya. Dalam waktu 15 menit dengan posisi ini istriku sudah mengerang karena klimaks sampai 2 kali.


    Puas dengan posisi ini ganti istriku ditelentangkan, lalu Lud menindih istriku setelah penisnya dimasukkan semuanya ke vagina istriku, lalu pantatnya digoyang memutar sehingga bulu kemaluannya menggesek clit dan seluruh vagina istriku dan penisnya memutar di dalam lubang vagina sehingga istriku menggelinjang lagi dengan tangannya menarik lepas sprei. Sedangkan mau mengerang sulit, karena bibirnya dikecup kuat-kuat oleh Lud. Yaah, menonton itu penisku jadi tegang terus sampai kemeng rasanya, dan adegan ini berjalan cukup lama sampai kira-kira 10 menit lebih. Dan dalam waktu 10 menit itu paling tidak istriku sudah mencapai klimaks sampai 2 kali. Setelah itu kakinya yang kekar itu keduanya ditumpangkan ke kedua kaki istriku yang ramping dan indah itu lalu pantatnya digoyangkan naik turun hingga penisnya ikut juga. Dengan posisi ini penisnya betul-betul kejepit dengan bibir vagina istriku sehingga gesekannya betul-betul terasa di vagina istriku sampai istriku berulang kali menelan air liurnya dan geleng-geleng kepala saat klimaks.

    Lud minta ganti posisi lagi, sekarang dia agak mengangkat pantatnya dan ganti istriku yang harus menggoyangkan pantatnya memutar hingga penis Lud diputar dengan vagina istriku. Kira-kira 5 menit lewat masih belum lepas juga maninya, padahal kalau aku yang diputar penisnya oleh istriku 5 menit langsung muncrat maniku, akhirnya malah istriku sendiri yang klimaks lagi. “Aduuh Lud… aduh Lud…. nikmatnya luar biasa aku sudah tak kuat menahannya lagi semprotkan manimu Lud”, pinta istriku. Baru kemudian posisi istriku ditarik ke bawah sehingga pantatnya di pinggir kasur, kemudian Lud turun dan kaki istriku diminta mentang lebar-lebar dan diangkat tinggi lalu Lud menancapkan penisnya dari bawah dengan sedikit membungkuk agar tangannya bisa meremas buah dadanya.

    Lalu mulailah ditembaknya vagina istriku dengan penisnya, pertama mulai pelan-pelan lalu tambah lama tambah keras dan cepat menembaknya sampai tiap kali ditekan pantat istriku terpental naik. Untuk itu terpaksa tangannya melepas buah dada istriku dan memegang pinggangnya supaya kalau ditembak keras vaginanya, pantatnya tak naik tapi penisnya yang deras menghunjam masuk menerobos sampai mulut rahim istriku. “Aduuh Lud… aduh Lud… nikmat banget penismu Lud, tapi aku tak kuat menahan nikmatnya Lud…, aku butuh manimu Lud dan penismu sudah makin hangat Lud”, teriak istriku. Akhirnya “Huuuuh”, desis Lud dan “Cruttt”, maninya muncrat, “Huuuh”, desis Lud lagi dan “Cruttt”, maninya muncrat lagi dan setiap kali maninya muncrat istriku mengerang, “aach… sseett!” Setelah itu Lud tengkurap di tubuh istriku, “Lud tubuhku hangat rasanya kena semprotan manimu”, kata istriku. Kemudian tubuh istriku diangkat naik dan Lud segera tidur di sebelahnya dengan memeluk istriku dan penisnya yang masih tegang itu dimasukkan lagi ke dalam vagina istriku dan kemudian kedua tubuh yang bugil itu diselimuti. Melihat itu walaupun penisku tegang aku tak ikut masuk sebab kupikir istriku capai apalagi vaginanya masih disumpal dengan penis Lud, jadi terpaksa aku masuk ke kamar dan tidur.

    Suatu saat aku terbangun, karena terasa penisku dipijit-pijit dan ketika membuka mata ternyata istriku dengan masih dibopong di muka berpelukan oleh Lud tangan istriku memijit-mijit penisku. Ketika aku bangun, istriku bilang, “Ayo Pi jangan tidur saja Mami mau disemprot Mani lagi berdua berbarengan.” Eeeh, ternyata pikiranku tadi meleset, kukira istriku yang lemah lembut itu sudah capai tadi ternyata masih ingin dikerjain berdua lagi. Aku lihat ternyata vagina istriku tetap didongkrak dengan penis Lud, jam saat itu sudah jam 1 tengah malam jadi aku sudah tidur dua jam. Kemudian istriku ditidurkan di bawahku dan langsung Lud mulai menembak vagina istriku dengan penisnya yang gede itu dan aku terpaksa bangun mendekatkan penisku ke mulut istriku untuk dihisap. Penisku terus dijilati disedot lubangnya sambil kantong penisku diremas-remas dan rambut bawah kantong penisku ditarik-tarik juga pinggiran lubang anusku dielus-elus dengan jarinya hingga aku terus bernafsu dan tegang lagi.

    Memang kalau kita main bertiga ini tambah terangsang demikian juga Lud yang menembakkan penisnya semakin seru dan nafasnya mulai ngos-ngosan dan crot… crot… crot, maninya muncrat ke dalam vagina istriku, kulihat itu tak tahan juga langsung maniku kulepaskan juga dan memenuhi mulut istriku dan setelah ditelan mulutnya dibuka ditunjukan padaku kalau maniku sudah habis masuk. Dan Lud pun lalu menelungkup di atas istriku untuk istirahat, tapi mulutnya masih sempat menghisap-hisap pentil istriku. Lalu dia bilang,
    “Waah Pi, mani Lud rupanya masuk terus ke dalam rahimku sebab tiap nyemprot tak pernah keluar lagi, apa karena vaginaku disumpal terus dengan penisnya Lud ya Pi? sebab biasanya kalau punya Papi paling 1 jam sudah mengalir keluar lagi walaupun nyemprotnya keras banget.” Belum sempat kujawab, Lud bilang,
    “Gila, istrimu itu minta disumpal terus vaginanya, pokoknya penisku malam ini tak boleh lepas dari vaginanya.”
    “Nggak Pi, Lud yang minta dulu supaya penisnya dipendam semalam suntuk dalam vaginaku, dan aku setuju”, jawab istriku.

    “Penisnya terasa hangat terus di vaginaku, dan kalau mulai tegang terasa mulai goyang-goyang dan semakin keras yang menyodok-nyodoknya Pi, kalau tidur walaupun sudah tidur pula penisnya tetapi kepala penisnya tetap nyantol di bibir vaginaku jadi tak mau lepas seperti Papi punya biasanya lepas sendiri kalau tidur.” kata istriku. Setelah fit kembali istriku dibopong lagi dengan masih disodok vaginanya dengan penisnya dan dibawa balik ke kamar depan dan aku pun tertidur lagi karena mengantuk. Seperti biasa aku selalu bangun jam 4.30 pagi selain kebiasaan kadang-kadang penisku tegang sendiri jam-jam itu. Pagi itu penisku juga tegang lalu aku bangun dengan maksud mau naiki istriku, kumasuk ke kamarnya ternyata istriku masih tidur berpelukan dengan Lud dengan tubuh diselimuti. Aku mencoba mendekati kepala istriku dan kubelai-belai pipinya dan istriku terbangun.

    Aku bilang, “Penisku tegang nih, yo tak semprotkan ke vaginamu.”
    Istriku berbisik, “Aduuuh Pi, penis Lud masih menancap terus dalam vaginaku kalau tak ditarik tak bisa lepas sebab nyantol kepalanya, Papie tak hisap saja ya penisnya?”
    “Oke”, sahutku.

    Bonus FOTO






  • Kisah Memek ngentot dengan perawat karena sakit kepala

    Kisah Memek ngentot dengan perawat karena sakit kepala


    3863 views

    Duniabola99.com – Sebut saja nama saya Elang. Ceritanya saat itu saya telah nyaris satu minggu sakit kepala, tdk seperti sakit kepala umumnya, saya cemas sakit kepala saya ini semacem vertigo lantaran sakitnya yg beneran tdk nahan. Alhasil, saya sangat terpaksa ke dokter buat check. Ya walau situasi kantong tdk mencukupi, namun kesehatan kan nomor satu.


    Buat meriksain sakit saya itu, saya datengin RSUD kota saya yg jaraknya tdk terlampau jauh dari tempat tinggal. Ya umum deh yg namanya RSUD, pasti rame, penuh serta ngantri bukanlah kepalang seperti ingin ngambil beras murah.

    Namun aktivitas ngantri saya sedikit lebih mengasyikkan waktu ini lantaran pas di depan saya duduk, yaitu meja resepsionis tempat tinggal sakit yg dibaliknya ada perawat yg lumayan cantik. Tadi sih cocok saya daftar buat berobat, saya teliti namanya, Nina.

    Perawat Nina itu penampilannya umum saja lantaran masih tetap pakai seragam perawat putih komplit dengan topi kecilnya yg nempel di atas kepalanya. Kulitnya putih, rambutnya hitam pekat, tubuhnya lumayan sintal. Saya tdk dapat baygin banyak lantaran saya tdk dapat simak pacar semua tubuh.

    Seputar 30 menit nunggu, sembari liatin perawat Nina yg lucu, tautau nama saya di panggil dokter untuk masuk ke ruang buat di check. Bergegaslah saya masuk ke ruang. Dokter yg meriksa saya cowok, telah tua, ngomongnya saja tdk terang. Agar demikian, tetep saja yg saya pikirin hanya Nina yg di depan tadi. Duh, bagaimana ya langkahnya ngajak pacar kenalan? Demikian yg saya pikirin sepanjang lagi di check si dokter.

    Tdk sampai lima belas menit saya di check, sesudah dokter ngasih resep, segera saya keluar. Saat sebelum saya pulang serta tdk menyianyiakan peluang, saya samperin saja meja Nina dengan modal sebagian pertanyaan asal.
    Mbak, ingin bertanya dong. Itu bila ingin nebus resep obat dari dokter itu di mana ya? bertanya saya, walau sebenarnya saya tau apotek tempat tinggal sakit ini di mana.


    Nina yg tengah repot menulis di buku besar ini juga kaget dengan saya yg ajukan pertanyaan dengan mendadak.

    Oh, Mas keluar saja melalui pintu ini. Sembari menunjuk pintu di belakang saya,
    Lantas belok ke kiri. Di ujung lorong, mas saksikan di samping kanan, ini apoteknya mas. Terang Nina.
    Oh gitu ya, Mbak? Jawab saya, saya sok mikir jalan ke apotek, walau sebenarnya saya lagi mikirin buat nanya terlebih.
    Kalau tempat tinggal mbak, arahnya kemana? Bertanya saya ngasal sembari nyengir.

    Nina jadi tersenyum kecil. Senyumnya bener bener manis serta buat saya degdegan gan.

    Rumah saya jauh, Mas. Sulit dijelasinnya, hehehe. Jawab suster Nina sembari terkekeh kekeh.
    Terus bila jauh, Mbak pulangnya bagaimana? Ada yg jemput? Bertanya saya lagi.


    Masih tetap dengan melempar senyum manisnya, Nina menjawab Biasa sih naik angkot mas, 2 x ubah. Tdk sulit kok.

    Oh gitu. Memang mbak pulang jam berapakah? Bila saya anter pulang, ingin tdk? Sesudah nanya itu, saya baru ngerasa saya nekat banget.

    Namun ya, jika juga dia tdk ingin, besok juga tdk bakal ketemu lagi, jadi saya tdk bakal malu malu sangat.

    Ah, Mas mungkin. Kelak merepotkan, Mas. Mas juga kan lagi sakit.
    Udah sehat kok, Mbak. Mulai sejak tadi simak Mbak pertama kalinya. Hehehe. Jawab saya dengan sedikit gombal.

    Nina tak menjawab, cuma lihat catatan yg ada di mejanya sebentar lantas berkata,

    Kalau ingin, saya kelak pulang jam lima sore mas. Jawab Nina sembari memberi suatu kertas kecil pada saya.
    Mas pulang saja dahulu, istirahat dirumah.

    Demikian saya saksikan, nyatanya yg dituliskan di situ yaitu nomor telephone. Wah, jalan bagus nih. Demikian pikir saya. Selekasnya saya pulang dengan perasaan suka bercampur salah tingkah lantaran bingung tdk tau kelak mesti bagaimana cocok ketemu Nina.

    Saya segera nyodorin tangan saya ke Nina.

    Aku Elang Ucap saya buat kenalan.
    Nina, Mas Jawab Nina sembari menjabat tangan saya.

    Singkat cerita, sore ini saya telah parkirin motor saya di RSUD buat nunggu Nina. Dari jauh saya simak Nina jalan keluar dari gedung tempat tinggal sakit masih tetap dengan seragamnya, cuma ditambah sweeter berwarna abuabu serta ransel kecil yg disangkutkan di bahunya.

    Nina melemparkan senyum manisnya demikian lihat saya yg berdiri disamping motor saya.

    Sudah lama ya, Mas? Maaf ya bikin menanti tutur Nina sopan.
    Enggak kok, baru sebentar hehehe. Jawab saya sembari menyodorkan helm untuk dipakai Nina. Selekasnya Nina menggunakan helm itu.
    Mau segera pulang? Atau ingin kemana dahulu?
    Hmm, terserah mas saja. Saya tdk cepatcepat kok. Jawabnya pelan.
    Kalau makan dahulu, bagaimanakah? Bertanya saya.


    Nina cuma mengangguk. Selekasnya saya nyalakan motor serta pergi mencari makan.

    Sesampainya di tempat makan, sangat banyak hal yg kita bicarakan. Dari mulai masalah pekerjaan, hingga kehidupan pribadi.

    Dari percakapan itu, saya temui nyatanya Nina itu baru putus dengan kekasihnya dua bln. waktu lalu serta bekas pacarnya itu saat ini telah menikah dengan wanita lain. Saya tdk nygka, wanita secantik Nina itu dapat ditinggal untuk wanita lain.

    Hari makin sore serta gelap, yg nyatanya juga mendung. Kami berdua mengambil keputusan untuk pulang saat sebelum hari hujan. Nina menuturkan arah serta jalan ke tempat tinggalnya yg nyatanya saya cukup hapal daerah itu. Saya selekasnya meningkatkan motor bebek saya melalui jalan tikus yg saya tau agar dapat cepat hingga.

    Sebagian ratus mtr. saat sebelum hingga, tanpa ada di beri abaaba hujan deras selekasnya turun. Terlampau dekat buat neduh dahulu. Pada akhirnya saya terobos saja ujannya walau baju saya serta suster Nina juga basah kuyup.

    Duh, Mas. Terima kasih banyak ya telah ingin antar saya hingga kehujanan. Maaf merepotkan ya, Mas. Kata Nina demikian telah tiba di depan tempat tinggalnya.

    Tempat tinggalnya tak terlampau besar, tampak asri dengan adanya banyak tanaman dibagian teras juga cat berwarna hijau yg menaikkan kesan menentramkan.

    Gak permasalahan kok. Saya yg mohon maaf lantaran naik motor sama saya, anda jadi kehujanan Kata saya sembari meringis kedinginan.
    Mas, singgah dahulu yuk. Saya buatkan teh hangat serta pinjamkan baju buat mas. Janganlah dipaksa pulang, kelak jadi lebih sakit.
    Gak usah ah, tdk enak ah sama orang tempat tinggal Jawab saya basabasi.
    Tdk apa, Mas. Lagi juga saya tinggal sendiri. Yuk, mas. Input motornya. Kata Nina sembari membukakan pagar tempat tinggalnya.

    Saya juga mengambil keputusan untuk singgah sebentar sembari menanti hujan reda. Nina memersilahkan saya untuk duduk di ruangan tamunya yg kecil tetapi bersih serta teratur rapi.

    Duduk dahulu mas, sebentar saya hambilkan anduk ya mas Kata Nina sembari berlalu ke.

    Saya lalu duduk sembari lihat saksikan, terdapat banyak photo saat Nina wisuda. Tampak cantik sekali dengan kebaya serta toga. Juga terdapat banyak photo yg kelihatannya yaitu orangtua Nina disamping photo wisudanya.

    Ini mas, handuknya Nina mencengangkan saya dengan memberi handuk berwarna biru tdk tipis untuk saya mengeringkan tubuh.
    Ini ada kaos mempunyai bekas saya dahulu, tdk terlampau bagus, namun kelihatannya muat buat mas
    Iya, terima kasih ya. Oia, panggil Elang saja ah. Janganlah mas. Sepertinya usia kita tdk jauh beda. Hehehe.

    Kata saya sembari mengambil kaos dari tangan suster Nina.

    Hehehe iya, Elang. imbuhnya.

    Saya juga bergegas ke kamar mandi untuk bertukar baju. Sesudah usai, saya akan kembali pada ruangan tamu. Waktu melalui satu diantara ruang, saya saksikan pintu yg tdk tertutup rapat. Maksud hati mau tutup pintu itu walau saya tdk paham ini kamar atau ruang apa. Kaget saya demikian saya saksikan nyatanya didalamnya Nina tengah bertukar baju.

    Nina yg terlihat cantik walau badannya terbalut seragam kerja, tampak semakin cantik tanpa ada busana. Rambut hitam lurus sepunggung membuatnya terlihat lebih anggun. Badannya yg putih sintal, pantatnya yg kencang serta payudara yg demikian menantang, bikin saya betulbetul segera berpikiran kotor. Celana saya juga makin tdk nyaman lantaran batang yg semakin mengeras. Cemas Nina tau saya ngintip, selekasnya saya balik ke ruangan tamu.

    Saya segera duduk di sofa yg ada di ruangan tamu. Berupaya tenang serta sebisabisanya tdk salah tingkah lantaran yg saya simak baru saja.

    Nina kembali dari kamar. Kenakan pakaian barong Bali berwarna ungu, dengan hotpants berwarna coklat tua dengan handuk yg melilit di kepalanya sembari membawa gelas diisi teh hangat.


    Ini Gi diminum dahulu Kata Nina menyuguhkan minum, sembari duduk disamping saya.
    Iya, terima kasih ya Nina Jawab saya tersipu malu.

    Saya ambillah gelas serta minum teh sedikit. Cobacoba mencari bahan perbincangan walau yg saya baygin hanya Nina yg lagi saya entotin dengan liar.

    Hmm, Elang tadi ngintipin saya ya? Bertanya Nina.

    DHEG! Kaget bukanlah kepalang, saya bingung harus jawab apa.

    Ah? Tdk kok, memang tadi anda di mana?
    Di kamar, telah Gi, saya tahu kok. Tadi saya saksikan baygan anda dari meja rias saya. Anda ngintip saya kan?

    Selidik Nina dengan suara sedikit lebih tinggi.

    Saya tertunduk malu, bingung serta tdk tau harus ngomong apa.

    Iya, Nin. Maaf ya, tadi tdk berniat. Tujuannya ingin nutup pintu, eh jadi jadi ngintip. Jawab saya masih tetap sembari tertunduk.

    Saya tdk berani simak muka Nina, sampai tau tau dia ngegeser duduknya agar semakin deket sama saya.

    Terus, hanya nginitip saja? Tdk ingin yg lain? Bisik Nina di telinga saya.

    Kontan aliran darah saya segera kenceng ke semua tubuh. Yg semula kerasa dingin, mendadak segera panas.

    Saat itu juga tanpa ada basa basi saya lumat bibir mungil Nina. Tangan kanan saya narik kepalanya agar ciuman kita makin kuat serta dekat. Nafas Nina segera kenceng tdk teratur. Nina lantas narik handuk yg ada di kepalanya serta ngelemparnya ke lantai.

    Ciuman saya turunin ke leher Nina. Segera saja Nina mengangkat kepalanya ke atas, seolah minta saya buat nikmatin lehernya tdk ada yg kesisa. Baju barong Bali nya yg longgar, bikin saya makin leluasa untuk memasukan tangan serta ngeremes payudaranya yg telah dari tadi saya beberapa tunggulah.

    Hmm, uhhhh Elang, pelanpelan Desah Nina.

    Desahan Nina malah bikin saya makin terangsang serta ingin nikmatin tubuhnya tanpa ada bekas. Saya angkat pakaiannya, serta buka kaitan branya dengan sekali tarik. Saat ini dua payudara bulat menantang yg tadi saya liatin dari jauh doang, telah siap buat saya nikmatin sampai senang.

    Tdk pakai nunggu lama, saya hisap putingnya sembari saya remes yg sampingnya. Desahan Nina makin jadi. Tanpa ada diakuin, satu tangannya narik rambut saya cukup keras.

    Uuuhhhh, Elanggggg. Enak Lang. Erang Nina.

    Senang meremas payudaranya, tangan saya berupaya untuk ngebuka celana Nina. Serta tanpa ada butuh banyak usaha, lantaran Nina juga tampak telah nafsu membara, suster cantik yg saya simak tadi siang di meja resepsionis, saat ini telah telanjang bulet tanpa ada sehelai benang juga di depan saya, minta buat saya puasin.

    Tangan saya dengan lembut ngusap rambut halus yg ada diantara selangkangan Nina. Keliatannya cukup dirawat dengan baik. Kerasa telah semakin basah dari dalam mekinya Nina. Saya selipin tangan saya di antara bibir mekinya, cari klitoris agar Nina semakin mengerang serta kejang lantaran nikmat duniawi yg mungkin saja telah lama dia tdk rasain lagi.

    Sebagian menit saya asyik ngorek meki Nina dengan jari saya, Nina narik rambut saya semakin kenceng.

    Arrrghh, Elang, saya keluar argggghhh saya keluarrrr. jerit Nina kecil.

    Merasa ada cairan hangat dari dalam lobang kesenangan Nina. Saat ini Nina keliatan lelah serta sedikit terengahengah. Tubuhnya penuh keringet, meskipun di luar hujan deras, namun ruangan tamu itu merasa semakin panas.

    Nina yg memejamkan mata sembari coba mengatur nafas lalu ngeliat ke arah saya.

    Kamu kok pinter banget sih, Lang? Baru pakai jari saja saya telah lelah. Bagaimana lagi bila gunakan itu? Kata Nina sembari tangannya mencapai konti saya yg masih tetap ada di dalam celana.

    Dengan gesit, ia buka kancing serta reseleting celana saya. Dikeluarkan batang kemaluan saya dari dalam sarangnya. Dengan tangan yg masih tetap ngeremes konti saya, lidah Nina segera dijulurin ke ujung konti saya.

    Demikian cepet hingga konti saya masuk seluruhnya ke mulut Nina. Dengan pelan tetapi penuh gairah, ia naik turunin kepalanya agar konti saya yg ada didalam mulutnya merasakan nikmat tdk ada tara. Bener bener permainan yg ajib dari suster yg saya sangka kalem itu.


    Waktu saya masih tetap asyik nikmatin sepongan dahsyat Nina, dia ngeluarin konti saya dari mulutnya. Tangannya masih tetap ngeremes pelan konti saya, namun dia bangun serta coba buat duduk diatas saya.

    Kamu ada kondom tdk, Lang? Bisik Nina sembari mengeluskan konti saya ke bibir mekinya.

    Tanpa ada ngejawab, saya segera ambillah di tas kondom berwarna item yg saya simpen buat beberapa jagalah. Lantaran sesuai sama kepribadian saya. Keliatan muka Nina seneng banget demikian saya ngeluarin kondom. Di ambil kondom dari tangan saya sembari mencium bibir saya. Sejurus lalu dirobek bungkus kondomnya serta dipasangkan di konti saya dengan telaten.

    Sesudah kepasang, Nina semakin siap buat masukin konti saya ke mekinya. Saya hanya duduk sembari ngeliat apa yg dia lakukan ke konti saya serta bagaimana muka dia setiap saat konti saya nyentuh mekinya.

    Mata yg merem melek, serta desahan pelan cocok konti saya masuk sedikit untuk sedikit ke meki Nina. Mekinya basah banget, namun merasa sempit, mungkin saja lantaran telah lama tdk ada konti yg masukin.

    Konti saya telah masuk seluruhnya ke dalam meki Nina. Ke2 tangan dia ngelingker di leher saya, serta tangan saya megangin pinggul Nina sembari bantu tubuhnya naek turun diatas pangkuan saya.

    Aaahhh, Elanggggg, aaahhhhh yess aarrgghhh. Hanya ini yg keluar dari mulut Nina yg keliatan nikmatin banget konti saya di dalam mekinya.

    Saya cobalah buat lebih konsentrasi untuk sembari ngeremes serta ngisep puting payudara Nina yg daritadi berayun naik turun. Cocok putingnya masuk ke mulut saya, automatis kocokan Nina cuma dari panggulnya, tubuhnya dilewatkan diem agar gue dapat senang nikmatin toketnya waktu dia lagi asyik nikmatin konti saya.

    Nyaris 15 menit saya diposisi demikian, saya gagasan buat ubah posisi. Saya tujukan Nina buat ubahan duduk serta buka lebar kakinya. Saya taro ke2 kakinya di pundak saya, serta tangan saya yg telah siap ngeremes dua gunung cantik di dada Nina. Konti saya masukin lagi pelanpelan ke dalam meki Nina sembari tangan pelanpelan mulai remes payudara Nina.

    Kesempatan ini desahan Nina semakin keras serta semakin meracau tdk terang.

    Arrggg, Elanggg, masukin selalu Langg, saya punya ahhh anda Langg arrrgggghhh Teriak Nina demikian terlepas.


    Saya juga genjot semakin cepet, sesekali saya kasih ciuman ke bibir Nina agar semakin romantis tetapi tetep penuh gairah.

    Elanggg, saya keluar Langg. Arrgggggg Anda kuat banget sih.. kata Nina dengan nada yg agak gak jelas
    Tahan sayang, saya juga ingin keluar. Balas saya, sembari mempercepat lagi genjotan.
    Arrrggh sayang,, arrggghhh.. teruss aargggghh terussss.

    Saya rasakan tekanan yg sangatlah kuat dari konti saya, telah tdk dapat ditahan lantaran remasan kenceng dari meki Nina buat konti saya semakin tdk kuat buat berlamalama serta,

    Aarggggggggggghhh saya keluarr arrrgghhh Jerit Nina bersamaan dengan muncratnya pejuh dari konti saya.

    Saya juga sedikit untuk sedikit memelankan genjotan konti saya, sampai saya keluarin konti dari dalam meki Nina.

    Cocok saya berdiri mendadak Nina megangin konti saya, dilepasnya kondom yg kepasang serta dimasukannya lagi konti saya ke mulutnya. Kesempatan ini saya ngerasa geli bukanlah kepalang, namun juga enak sewaktu yg berbarengan.
    Rupanya Nina dengan bekas birahi yg ada bersihkan konti saya dari bekas sperma yg ada. Matanya yg melirik sesekali berupaya menangkap ekspresi muka saya cocok pacar ngehisap setelah konti saya sampai bersih dari pejuh.

    Enak banget deh mempunyai anda, Lang kuat banget lagi kata Nina sembari selalu mengocok konti saya.
    Punya anda juga kuat juga, Nin Balas saya sembari menundukan tubuh serta mencium bibir mungilnya.
    Nanti saya ingin lagi ya. Kata Nina manja sembari meremas konti saya.

    Kemudian, kami teruskan mandi berdua serta mengulangi aktivitas yg sama di kamar mandi serta di kamar tidur Nina hingga tengah malam mendekati. Nina memaksa saya untuk nginep di tempat tinggalnya yg nyatanya memanglah cuma terisi dianya hingga sebagian minggu ke depan lantaran orang tuanya yg bertandang ke tempat tinggal kerabat diluar kota.

    Sejak peristiwa ini, saya serta Nina resmi pacaran. Nina yg tampak lugu nyatanya penggemar seks sama seperti seperti saya. Saya bersukur dapat dapet pacar seperti Nina.

  • Bahenolnya tetangga yang kukentot

    Bahenolnya tetangga yang kukentot


    3852 views


    Tetangga Montok Bahenol Sebut saja namaku Pram, aku adalah suami dari seorang istri yang menurutku sungguh sangat sempurna. Namun begitu sebagaimana layaknya sebuah pepatah, rumput tetangga sangatlah segar, itu yang berlaku dalam kehidupanku. Walaupun pelayanan yang kuterima dari istriku sungguh tidak kurang suatu apapun, masih juga terlintas dalam anganku fantasi yang menggairahkan setiap kali Tante Amy lewat di depan rumah.

    Tante Amy adalah seorang pengusaha Garment yang cukup ternama di kota Solo. Kalau tidak salah tafsir, usia Tante Amy sekitar 38 tahun, sementara suaminya adalah pemilik sebuah penginapan di Pantai Senggigi Pulau Lombok. Barangkali karena lokasi usaha pasutri ini yang berjauhan, mungkin itulah penyebab mereka sampai sekarang ini belum dikaruniani momongan. Tapi sudahlah, itu bukan urusanku, karena aku hanya berkepentingan dengan pemilik betis kaki yang berbulu halus milik Tante Amy yang selalu melintas dalam setiap fantasi seksku. Kalau menurut penilaianku betis kaki Tante Amy bak biji mentimun, sementara gumpalan buah dada, pantat maupun leher Tante Amy sangatlah sejuk kurasakan seiring dengan air liurku yang tertelan dalam kerongkonganku.

    Sore.., sehabis kubersihkan Tiger 2000ku, terlihat Tante Amy keluar dari mobil. Saat itulah sejengkal paha putih di atas lutut tertangkap oleh mataku tidak urung kelakilakianku berdenyut juga. Lamunanku buyar oleh panggilan istriku dari teras samping. Sesuai rencana, aku akan mengantar istriku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli oleholeh yang akan dibawa pulang ke Kalimantan (perlu kujelaskan di sini, istriku berasal dari Kalimantan Selatan).

    Malam terakhir sebelum keberangkatan istriku beserta putra putriku ke Kalimantan sungguh suatu malam yang menggairahkan buatku. Bagaimana tidak, setelah sekian minggu tidak pernah kulihat istriku minum ramuramuan anti hamil, malam ini dia kulihat sibuk di dapur mengaduk dua buah gelas jamu, satu untuknya satu untukku. Anakanak asyik main video game di ruang keluarga di temani Ryan adikku. Kode rahasia dari kelopak mata istriku mengajakku masuk ke kamar tidur.

    Setelah mengunci pintu kamar, aku duduk di kursi sambil mengupas apel, sementara istriku yang mengenakan gaun tembus pandang sedang meletakkan dua buah gelas berisi rahasia kedahsyatan permainan ranjangku di meja di dekatku. Tonjolan payudara yang amat terawat bagus itu menyembul tepat di depan mataku. Pembaca yang budiman, cita rasa hubungan seksku adalah menarinya Citra istriku mengawali kisah ranjang.

    Setelah kuminum jamu, aku mendekati Citra sambil memandangi dari ujung kaki sampai ujung rambut panjang sebahunya perlahan kutelusuri. 15 menit sudah berlalu, Citra mulai melepas satu persatu pakaiannya hingga akhirnya tinggal BH dan celana dalamnya yang menutupi point penting persembahan untukku. Kudekap Citra sambil kucium mata indahnya, desahan napas terasa hangat terhembus di helaian bulu dadaku. Lidahku yang terjulur memasuki mulut Citra dan perlahan bergerak memutari langitlangit rongga mulut istriku. Balasan yang kurasakan sangatlah hangat menggetarkan bibirku.

    Tangan Citra yang melingkari tubuhku bergerak melucuti bajuku. Sementara jilatan lidahku mampir mendarati leher yang putih bergelombang bak roti bolu itu. Jilatanku pindah ke belakang leher dan daun telinganya. Pelukanku memutar ke belakang diikuti belaian tanganku memutari gumpalan payudara yang semakin mengeras. Tidak urung telapak tanganku semakin gemetaran, kuremas halus payudara Citra dengan tangan kananku sementara tangan kiriku meraba dan mengusap sekujur pusaran. Citra mendesahdesah sambil memegang klitor1snya.

    Ouch.., uhh. Mas antar aku ke puncak sanggama buat sanguku pisah tiga minggu denganmu..! permohonan Citra memang selalu begitu setiap bersetubuh.
    Janganlah terlalu banyak bicara Citraku, lebih baik kita nikmati malam ini dengan desah napasmu, karena desah napas dan erangan kepuasanmu akan membuatku mampu mengantarmu ke puncak berulangulang. Kau tahu kan penyakitku, semakin kau mengerang kenikmatan semakin dahsyat pacuan kuda kont*lku, jawabku.
    Aacchh.., huuhh.., hest..! desah napas Citra keluar sambil kedua tangannya memeluk wajahku dan perlahan menuntunnya menelusuri titiktitik kenikmatan yang kata orang titik kenikmatan perempuan ada beratusratus tempatnya.

    Memang sampai saat ini aku tidak pernah menghitung entah ada berapa sebenarnya titik itu, yang jelas menurutku tubuh perempuan itu seperti permen yang semuannya enak dirasa untuk dijilati, buktinya setiap mili tubuh istriku kujilati selalu nikmat dirasakan Citraku. Perjalanan lidahku lurus di atas vagin4 yang kemudian menjilat helaian bulu halus menuju Vagin4. Harum semerbak aroma vagin4 wanita asal Kalsel hasil dari Timung (Timung adalah perawatan/pengasapan ramuramuan untuk tubuh wanitawanita asal Suku Kalimantan) membuatku menarik napas dalamdalam.

    Kulumanku mendarat di bibir vagin4 sambil sesekali menarik lembut, membuat Citra menanggapi dengan erangan halus dan tekanan tangannya menekan kepalaku untuk semakin menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku menarik lembut klitor1s merah delima. Tanpa kusadari Citra mengulurkan balon jari kepadaku, jari tengah tanganku yang terbungkus dengan balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang vagin4 Citra dan menari di dalam menelusuri dinding lubang senggamanya.

    Hsstt.. uuhh.. aduduhh..! desah napas Citra membuat kedua kakinya gemetaran, Ayo Mas..! Sekarang..! pintanya tidak sabar lagi.
    Batang kemaluanku yang sejak tadi mengejang ditariknya menuju ring tinju persetubuhanku. Penisku memang tidak seberapa besar, namun panjangnya yang 18,3 cm ini sejak perjaka dulu kupasangi antinganting, dan hal itu yang membuatku mampu main berulangulang.

    Di atas ranjang Citra membuat posisi silang, posisi yang sangat dia senangi. Tanpa membuat roman tambahan, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang vagin4 yang sudah siap tempur itu.
    Uuch.. aacchh.. terus genjot Mas..! desahnya.
    Tanpa mencabut penisku dari lubang, Citra membuat posisi balik, Ii.. ii yaa begitu Mas teeruus..!
    Sekali lagi kelenturan hasil fitnest Citra membantu membalik posisi menungging tanpa kucabut batang kemaluanku yang masih menancap di liangnya.

    Dengan gerakan katrol kuhujani celah pantat Citra dengan kencang.
    Akhirnya, Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..! teriakan kecil Citra membuatku semakin kencang menusuk vagin4nya dengan semakin dahsyat.
    Tunggu aku Cit.. kita samasama.. oya.. oy.. yack.. uuhh..! desahku.
    Kupeluk dari belakang tubuh yang terbalut dengan peluh, terasa nikmat sekali. Akhirnya malam ini Citra kewalahan setelah mengalami orgasme sampai lima kali hingga aku telat bangun pagi untuk jogging sambil melihat tubuh indah Tante Amy lari pagi di Minggu yang cerah ini.

    Hari ini masuk hitungan ke tiga hari aku ditinggalkan oleh istriku pulang mudik, fantasi Tante Amy selalu hadir dalam kesepianku. Hingga tanpa kusadari pembantu Tante Amy mengetuk pintu depan rumahku.
    Pak Pram saya ke mari disuruh Ndoro Putri minta bantuan Pak Pram untuk memperbaiki komputer Ndoro Putri, kata pembantu Tante Amy.
    Ya.. inilah namanya kuthuk marani sundhuk (datang seperti apa yang diinginkan).
    O ya, sebentar nanti saya susul. kusuruh Bik Ijah pulang duluan.

    Kulo nuwun.. kekethuk pintu depan rumah Tante Amy tanpa kudengar jawaban, hanya klethak.. klethok suara langkah kaki menuju pintu yang ternyata Tante Amy sendiri yang datang.
    Silahkan masuk Dik Pram, Tante mau minta tolong komputer Tante kena Virus. Silahkan langsung saja ke ruang kerja Tante.
    Tanpa berkatakata lagi aku masuk menuju ruang kerja Tante Amy yang menurutku seperti kamar Hotel 7 (Obat Sakit Kepalaku yang sedang puyeng ngelihat lenggaklenggok jalan Tante Amy di depanku).

    Sejujurnya kukatakan aku sudah tidak karuan membayangkan halhal yang menggairahkan. Sambil aku menunggu Scan Virus berjalan, kutelusuri pelosok ruangan kerja Tante Amy (sengaja kuhilangkan label Tante di depan nama Amy untuk menghibur dan membuat fantasi di benakku tentang kharisma seksualitas pemilik ruangan ini). Khayalanku buyar dengan kedatangan si pemilik ruang kerja ini. Pendek kata, sambil kerja aku di temani ngobrol oleh Tante Amy kesana kesini sampai akhirnya Tante Amy menyinggung rasa kesepiannya tanpa kehadiran anak di rumah yang megah ini.

    Dik Pram nggak tahu betapa hampa hidup ini walau terguyur dan tertimbun harta begini tanpa kebersamaan suami dan hadirnya anak. Selain Om Jhony itu nggak bisa ngasih keturunan yang dapat memberikan kehangatan keluarga. Keadaan ini membuatku butuh teman untuk menghapus kekeringanku. cerita Tante Amy membuat kelakianku langsung bangun.

    Perkawinanku diambang kehancuran karena kerasnya mertuaku menuntut kehadiran cucucucu untuk mewarisi peninggalan Papanya Om Jhon. Sebenarnya jujur kukatakan Om Jhony nggak mau pisah denganku, apapun yang terjadi. Malah pernah diluar kewajarannya sebagai seorang Suami dan kepala Rumah Tangga, Om Jhony pernah memintaku untuk membuat Bayi tabung. cerita Tante Amy tidak seratus persen kuperhatikan, karena aku lebih tertarik melihat betis biji timun Tante Ami dan pahanya tersingkap karena terangkat saat duduk di sofa.

    Ternyata tanpa kusadari sebenarnya Tante Amy memancing hasratku secara tidak langsung. Walau sedikit ragu aku semakin mengarahkan pembicaraan ke arah seks. Tanpa sadar aku pindah duduk di dekat Tante Amy, dan tanpa permisi kupegang dan kuremas tangannya. Ternyata perlakuanku itu tidak mendapatkan penolakan sama sekali. Hingga akhirnya dalam posisi berdiri kudorong Tante Amy ke tembok dan kucium bibir merekah delima itu.

    Dengan hasrat yang menggebugebu aku agak kasar dalam permainan, sehingga terbawa emosi menyerang sekujur tubuh Tante Amy yang tentunya takut ketahuan pembantu. Permainanku berhenti sejenak karena Tante Amy bergegas menutup pintu. Dan mungkin karena Tante Amy telah sekian lama kering tidak pernah disemprot air mani suaminya, dia terkesan terburuburu. Dengan cepat dia melepas pakaiannya satu persatu hingga menyisakan BH dan celana dalamnya.

    Kini aku tahu betapa indahnya rumput tetangga dan betapa dahsyatnya gairahku. Kudorong Tante Amy rebah di atas meja kerja dengan tangan kananku meremas payudaranya yang kenyal karena belum pernah melahirkan. Terasa nikmat sekali payudaranya kuremasremas, sementara tangan kiriku melepaskan celana dalam biru lautnya. Aduh itu bulubulu halusnya membuatku merinding. Tidak kuingat aku siapa Amy itu siapa.., Nilam dan Ziddan (anakku) yang sedang jauh di sana, semuanya kulupakan karena aku sudah terselimuti nafsu setan duniawi. Aku semakin menggila melumat dan menjilat, meraba serta meremas pantat Tante Amy yang sekal plus mulus terawat ini.

    Tante Amy menggelinjang kenikmatan merasakan pelayananku. Vagin4 Tante Amy ternyata masih teramat kuat mencengkeram penisku yang membuatnya terbelalak kagum plus ngeri melihat antinganting yang kupasang di bawah ujung kepala kemaluanku. Tante Amy tidak sabar menanti nikmatnya ditusuk pistol kejantananku. Lagilagi Tante Amy kelewat terburuburu menyerangku yang akhirnya aku merasa sedang diperkosanya. Antinganting yang maha dahsyat tergantung setia selalu bertahuntahun kupakai terasa sakit oleh hisapan dan kuluman serta gigitan giginya.

    Lidah Tante Amy berputar memutari batang kemaluanku. Aku menggelinjang tidak karuan. Pikir punya pikir inilah hasil dari pikiran kotorku selama ini, ya sudah, kunikmati saja walau sakit. Mendadak Tante Amy ganas menyerangku, didorongnya aku ke sofa, dengan posisi duduk bersandar aku menerima tindihan tubuh indah Tante Amy yang posisinya membelakangiku. Kemudian dipegangnya pistol gombyokku dan diarahkan ke vagin4nya. Lalu dengan ngosngosan Tante Amy naik turun menekanku, ini berlangsung kurang lebih 15 menit.

    Kini posisi Tante Amy menghadapku. Lagilagi dipegang penisku dan dimasukkan ke liang vagin4nya. Nah.., ini baru membuatku merasa enak karena aku dapat dengan leluasa mengulum putingnya dan mengusapusap bulu halus betis biji timunnya. Goyang sana goyang sini, sekarang dengan kekuatanku kuangkat tubuh Tante Amy dengan posisi berdiri. Kunaikturunkan dan kurebahkan di sofa tubuhnya. Kutaruh kaki indah ini di bahuku, kuhujani Tante Amy dengan gesekangesekan tajam. Dalam hal ini dia mulai merasa tidak tahan sama sekali, kakinya yang melingkar di bahuku semakin kencang menjepitku. Dia mengerang kenikmatan mencapai klimaks orgasme.

    Aku merasa heran, aku merasa belum mau keluar. Sudah berbagai posisi kulakukan, belum juga keluar. Tante Amy semakin merintih kewalahan, aku tidak mau melepaskan hujananhujananku. Antinganting saktiku membantu membuatku dapat main sampai empat kali Tante Amy mengalami orgasmenya.

    Hingga pada suatu ketika aku merasa mendekati pelabuhan, kubiarkan batang kemaluanku tertanam dan tertimbun bulubulu kemaluannya yang tidak seharum punya Citra, istriku. Tanpa sadar aku terikat kenikmatan sedang main dengan istri orang. Lalu laharku muntah di dalam vagin4 bersamaan dengan orgasme Tante Amy untuk yang kelima kalinya. Aku lemas dengan masih membiarkan penisku yang terbenam dan tertimbun bulu vagin4nya. Aku terkulai merasa hangat di atas tubuh Tante Amy yang basah oleh keringat.

    Lamalama aku sadar, aku bangun tapi kok Tante Amy tidak bergerak. Ach.., mungkin dia tertidur kenikmatan. Kutepis anganku dari pikiran yang tidaktidak. Aduh mak, Tante Amy ternyata pingsan. Tapi melihat seonggok tubuh montok berbulu halus, gairahku tumbuh lagi. Perlahan kujilat dari ujung kaki sampai pangkal paha dengan membalik posisi pistolku menindih wajahnya. Kukulum vagin4 Tante Amy sampai tibatiba aku kelelahan dan tertidur.

    Akhir cerita, perbuatanku ini berlangsung terus tanpa setahu suami Tante Amy dan Istriku. Sampai suatu hari kutahu Tante Amy sedang hamil tua yang tidak lain karena mengandung benihku, tapi herannya hubungan Tante Amy dengan suaminya tambah mesra. Kutahu juga belakangan hari mertua maupun orangtua Tante Amy sering hadir di rumah yang letaknya di depan rumahku.

  • Kisah Memek Ngentot pertama kali dengan pembantu baruku

    Kisah Memek Ngentot pertama kali dengan pembantu baruku


    3837 views

    Duniabola99.com – Saat ini aku sdh menjalin hubungan dgn seorang gadis yg sekolah di tempat yg sama dgnku. Dia bernama Echa dan hampir satu tahun aku bersamanya, aku merasakan senang dalam mengisi hari-hariku tp dia tak pernah mau melakukan hubungan badan, dia bilang kalau aku sayang dia aku tdk akan melakukan hal itu.


    Akupun akhirnya menyggupi permintaan Echa aku tdk pernah melakukan hal mesum padanya, walaupun sebenarnya aku ingin sekali melakukan hal itu sebagai cowok yg masih dalam masa labil, apalagi aku jg sering mendengar teman-temanku menceritakan tentang ngesex mereka dgn pacarnya. Dan aku hanya bisa jadi juru pendengar bagi mereka.

    Tanpa mengetahui apa yg dinamakan klimaks dan lainnya, tp akhirnya akupun dapat menikmati adegan seperti itu begitu mamaku menerima seorang pembantu baru utk membantu pekerjaan bi Narsih yg sdh agak lanjut usianya.Tp karena bi Narsih sdh dari dulu menjadi pembantu mama bahkan dia sdh di anggap salah satu anggota keluarga. Situs Judi Online

    Karena itu mama tdk memperhentikanya bahkan mama mencarikannya seorang teman, dan kali ini pilihan mama seorang gadis yg masih berumur 22 tahun. Wulan namnya, orangnya manis dan dia jg memiliki tubuh sintal dgn kulit kuning langsat yg bersih. kalau saja Wulan menjadi seorang model menurutku dia cocok sekali.


    Karena wajah dan tubuhnya begitu mendukung malah mamaku pernah bercanda padanya

    “Kenapa nggak jadi model saja kamu Nis…” Dia hanya tersenyum sambil berkata

    “Model apa bu.. orang Wulan cuma tamatan SD..” Aku lihat semakin hari Wulan terlihat centil bahkan sama papa saja dia langsung akrab dan mama hanya tersenyum melihat tingkah polah Wulan yg centil tanpa ada cemburu sekalipun.

    Singkat cerita, Hari ini aku baru pulang dari sekolah dan cuaca begitu menyeramkan dgn hujan deras yg mengguyur mulai pagi.
    Sedangkan ortu ku sdh 2 hari berada di luar kota, begitu sampai di rumah aku langsung masuk kedalam kamarku dan hanya main hp androidku. Makan siangku di anter oleh Wulan ke dalam kamar begitu jg piring setelah selesai makan Wulan yg mengambilnya ke kamarku.

    Ketika jam makan malam aku mendengar pintu kamarku terbuka sempat aku melihat dgn sedikit membuka kelopak mataku bi Narsih membangunkan aku

    “Den.. bangun makan malam dulu…” kata bi Narsih dgn malas aku jawab
    “Iya bi.. nanti aja.. ” Diapun bangun lalu pergi sambil berkata
    “Ya sdh nanti minta sama Wulan ya.. bibi mau tidur dulu udah ngantuk..” Diapun berlalu.

    Aku masih terasa malas sampai akhirnya perutku bersuara yg menandakan kalau dia sdh mulai lapar. Akupun teriak pada Wulan agar mebawakan makan malamku ke dalam kamar, dan setelah selesai makan malam aku segera beranjak masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhku. Setelah agak lama berada di bawah shower akhirnya akupun keluar dari dalam kamar mandi.


    Dgn hanya menggunakan handuk yg melilit di pingganggku, sewaktu aku mau mengambil baju tiba-tiba Wulan masuk kedalam kamar melihatku setengah bugil dia teriak

    “Aduh mas Toni… iiiihhhh malu aaahhh..” Akupun bermaksud menggoda Wulan aku dekati dia

    “Wulan nggak pingin ini… ” Sambil aku sodorkan penisku padanya dan aku tdk menduga apa yg dilakukan oleh Wulan.

    Diapun langsung melorotkan handukku hingga terlihat penisku yg masih bergelantungan tanpa CD. Aku hendak mundur namun Wulan keburu menangkapnya lalu dia memasukkan penisku kedalam mulutnya

    “Oooooggghhhhhh… Wuullll… uuuugghh…. oooogghh… peelaaannnnnnn… Wuullll… mmmpphhhhh..” Agak sakit penisku ketika dia menggigitnya namun terasa begitu nikmat ketika mulutnya mulai mengulum penis itu.

    Sampai-sampai aku bergelinjangan di buatnya karena memang baru pertama kali aku melakukan adegan seperti ini. Aku tdk berbuat apa-apa hanya melihat perlakuan Wulan padaku diapun menatapku sambil melucuti bajunya jg, saat itulah aku melihat tubuh Wulan begitu mulus membuat penisku semakin tegang saja kembali Wulan mengulum dalam mulutnya.

    Akupun kembali mengerang


    “Aaaaggghhhh… mmmpphhhhh.. Wuullll… oooogghhhhhh…. oooogghhhhhh… oooogghhhhhh… ” Wulan berhenti lalu dia menyuruhku utk naik ke atas tubuhnya yg sdh terlentang dgn pasrah, akupun menusukan penisku kedalam meqinya awalnya aku mengalami kesulitan tp akhirnya dgn batuan tangan Wulan akupun dapat menmbus meqinya.

    Aku terdiam menikmati kenikmatan ini, aku merasa penisku terasa hangat dalam meqi Wulan. Dan aku sadar ketika pantat Wulan mulai bergerak di bawah tubuhku akupun menggoyang pantatku dan lama-lama akupun begitu fasih mengikuti gerakannya

    “Oooogghghhhhh…. Oooogghghhhhh… Oooogghghhhhh… mmmpphhhhh…. Oooogghghhhhh… Oooogghghhhhh… Oooogghghhhhh..” Enak sekali rasanya.

    Kini aku begitu fasih menggerakan menggoyang pantatku seperti pemain dalam adegan cerita ngentot. Dan berulang kali aku menggoyang pantatku hingga berklai-kali aku mendesah


    “Ooogghhh… Wuullllllll… mmmpphhhhh… eennnaakkk… Wuullll….. ooogghhh…. ooogghhh..” Seruku di sela tubuhku sambil bergoyang, dan tak lama kemudian akupun merasa.

    Akan segera mengeluarkan sesuatu yg menyatu dalam selangkanganku

    “Oooooggghhhhhhh… Wull.. aaaku… sampeeee… oooggghhh… oooggghhh…” Tumpah jg air mani pertama kali tumpah dalam meqi seorang wanita.




  • Kisah Memek Aku dan Kakak Iparku

    Kisah Memek Aku dan Kakak Iparku


    3823 views

    Duniabola99.com – Istriku mengajak pulang kampung di akhir pekan. Dan kami pun memulai perjalanan, tiba-tiba handphone istriku berbunyi. Ternyata yang menelepon itu adalah kakaknya yang ingin memberitahukan juga pada hari itu akan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.


    Bagus ini, bisikku dalam hati. Kakak iparku adalah seorang pemimpin disebuah perusahaan swasta, sedangkan suaminya bekerja sebagai pemandu wisata. Mereka telah dikaruniakan 5 orang anak.

    Aku lebih suka memanggilnya dengan panggilan kak Diana. Aku sangat bahagia ketika mengetahui dirinya akan berkunjung juga ke kampung halaman, karena aku rindu akan kecantikan wajahnya, akan ku pandang sepuas-puasnya wajah kakak iparku itu buat modal dalam bermain nanti dengan istriku.

    Melihat wajah kakak iparku, aku terbayang dengan beberapa bintang film porno barat yang sering aku tonton. Warna bibirnya yang merah delima, membuat aku tak pernah puas untuk menatapnya dan ingin sekali kucium bibirnya itu. Dan selalu berhayal untuk melakukan hubungan intim dengan dia.

    Untuk perbandingan bentuk tubuh memang istriku jauh lebih ideal dari tubuh kakak iparku. Tapi yang namanya lelaki memang tidak akan puas dengan yang sudah dimiliki. Pikiranku pun berlarian tidak karuan, hasrat besar untuk menyetubuhi kakak ku itu sungguh semakin menggebu-gebu.

    Dan kamipun sampai di kampung halaman, tak berselang lama kakak ipar dan keluarganya juga telah sampai. Aku dan istriku membereskan barang bawaan kami satu persatu hingga semua selesai. Terlihat kakak ipar yang baru sampai tadi sudah beristirahat didepan televisi, mungkin karena kelelahan menghadapi perjalanan jauh ini. Mataku tak terlepas selalu memandang wajah hingga tubuhnya yang tertidur di depan televisi. Pikiranku pun tak karuan, sesaat aku melirik kebagian gunung kembarnya yang menjulang tinggi membuat nafsu ku semakin kuat.


    Akhirnya kulampiaskan nafsu ku terhadap istriku. Kami pun memulai untuk melakukan pertarungan suami istri, aku menyuruh istriku untuk mengisap kontolku ini. Disaat yang bersamaan aku membayangkan jika yang melakukannya adalah kakak iparku. Oh… desahku dengan nikmat sambil memikirkan kak diana. Hingga akhirnya air mani ku pun bercucuran di wajah istriku.

    Sesaat kemudian istriku pun tertidur lemas dan menikmati permainan tadi. Tapi perasaan kurang puas menghinggap di pikiranku. Malam itu hujan tak kunjung reda, mau mengajak istri untuk melakukannya lagi tidak sampai hati karena terlihat wajah lelahnya dihadapanku. Aku berpikir sejenak dan mengambil rokok ku, lalu aku melangkah menuju depan rumah sekedar untuk mengusir penat hati.

    Dinginnya malam itu membuat pikiran ku mulai terasa tenang dan sudah hampir melupakan tentang apa yang ada dalam pikiran ku sejak tadi. Tetapi, tiba-tiba dari belakang bahuku di tepuk oleh seseorang. Dan dengan sigap aku menoleh dan melihat siapa yang telah menepuk bahuku. Ternyata dia adalah kak Diana, yang telah dari tadi sudah kubayangkan wajah dan tubuhnya untuk ku nikmati.

    “Doni gak tidur?” , ucap kak Diana.

    “Tidak kak, masih ingin menikmati dingin malam ini”, balasku.

    Kami pun diam sejenak, karena kebetulan aku terkejut karena kak Diana yang telah memanggilku terlebih dahulu. Sejurus kemudian, kak Diana pun ikut duduk di kursi yang satu lagi sambil berkata,

    “Doni, boleh kakak minta tolong?”

    “Kakak ingin minta tolong apa ya?” jawabku.

    “Kakak berharap Doni mau menolong kakak, kakak benar-benar sangat berharap”

    “Sepertinya penting sekali ya kak, silahkan bicarakan langsung kak”

    Kak Diana pun terdiam sejenak, mungkin dirinya sedang memikirkan untuk memulai dari mana.


    “Begini Don, 5 tahun yang lalu, kakak ada terikat perjanjian utang piutang dengan pihak bank. Dan sampai saat ini kakak masih belum bisa melunasi hutang kakak di bank. Saat ini sudah masuk bulan ke 6 kakak tidak membayar angsuran. Pihak bank pun telah menulisi surat untuk kakak beberapa kali. Jika hutang itu tak kunjung kakak lunasi, maka agunan yang kemarin kakak kasih ke pihak bank sebagai jaminan akan digadaikan”.

    Aku pun terdiam dan berpikir, bagaimana caranya aku membantu kakak iparku ini. Aku juga bertanya apakah memang benar yang di bicarakan itu, atau cuma akal-akalan nya saja. Tetapi aku coba untuk berfikir positif saja.

    “Bang Ardi tau kak?”, sambungku memecah kesunyian.

    “Suami kakak sudah tau tentang utang itu, tapi Bang Ardi tidak tau jika kakak telah menjaminkan surat tanah ke bank”.

    Surat tanah itu sudah sejak lama dipercayakan untuk dijaga oleh kak Diana, Jika mertua ku mengetahui apa yang telah kak Diana lakukan, maka habislah kak Diana dimarahi oleh mertuaku.

    “Aku bicarakan dulu dengan nona ya kak, karena jumlahnya sangat banyak.”

    “Doni please, jangan beritahu ke siapapun. Bisa mati kakak nanti, kakak cuma percaya sama Doni seorang saja. Makanya kakak langsung ngomong ke Doni”.

    Sejenak aku berpikir tentang nasib kak Diana jika aku tidak membantunya. Pasti hal yang tidak baik akan terjadi kepadanya.

    “Doni tolonglah kakak, kakak rela melakukan apa saja yang Doni mau”, “Termasuk tubuh kakak ini”. Sambil menangis dan kuraihlah kepalanya untuk bersender kebahuku, sesekali ku sapu air mata yang telah membasahi pipi mungilnya itu.

    Suasana yang sepi, hanya bunyi hujan yang jatuh membasahi kampung halaman mertuaku yang menemani kami malam itu. Kemudian kak Diana kembali memandang wajahku. Aku sedikit mencari keuntungan dari permasalahan ini.


    “Aku akan bantu kakak, jika kakak Diana mau ngentot dengan ku”.

    “Hhmm, cara lain ada gak Don, karena jika kakak main sama kamu, dosanya sangat besar”.

    “Kalau hisap kontol ku aja gimana ka”. Kak Diana pun langsung terdiam seribu bahasa.

    Aku melihat dirinya sedang memikirkan sesuatu, dan aku yakin dia sedang berpikir tentang penawaranku tadi. Kemudian diapun berkata.

    “Ok, kakak bersedia untuk mengisap kontol Doni, tapi Doni harus janji akan menolong kakak. Jangan permainkan kakak ya”.

    “Doni janji kak, tapi ada syaratnya kak”.

    “Syarat apa lagi Don”,

    “Aku akan bayar utang kakak itu bukan sekaligus, tetapi menyicil mungkin ini bisa membantu kakak keluar dari keterpurukan itu”.

    “Apa bisa seperti itu Don”,

    “Yang pastinya bisa kak, karena yang ada dalam pemikiran pihak bank adalah hutang harus lunas, bukan cara pembayarannya”.

    “Kakak paham, berarti selama hutang itu belum dilunaskan, berarti selama itu juga kakak harus isap kontol Doni ya”.

    “Kakak memang pintar, selalu cepat paham dengan apa yang akan Doni katakan”.

    “Untuk membuktikan jika memang kakak serius mau mengisap kontolku, kita mulai sekarang saja gimana”.

    “Apa?? Sekarang”.

    “Ia kak, sekarang”.

    “Nanti kalau ada orang terbangun bagaimana Don?”

    “Kak Diana tak perlu takut, kita masuk kedalam, trus kak Diana ikuti aku dari belakang dan kita menuju ke ruang tamu. Aku berdiri disebelah lemari perhiasan, sementara kakak berlutut saja sambil mengisap kontol ku”.


    Cahaya lampu dapur pun menyemangati aku untuk melakukan hal tersebut, Karena kecantikan yang sempurna terlihat ketika cahaya tersebut terpancar dan memantul kewajah kak Diana. Aku pun semakin bernafsu melihat wajah kakak iparku itu yang sudah sejak tadi bersiap untuk mengisap kontolku. Aku pun bergegas menurunkan celana ku hingga menyentuh lutut.

    Ditariknyalah kontolku itu, dan diarahkan kewajahnya yang bersih. Tangan lembutnya membuat aku menggelinjang karena wanita dengan usia yang tak lagi muda memiliki wajah yang masih menarik perhatian. Genggaman tangannya ke kontolku sesekali diarahkannya ke biji peler ku. Lembutnya tangan kakak iparku ini, dan hisapan pun dimulai.

    Tanpa membuang-buang waktu, kontolku yang sudah mengeras kini telah masuk kedalam mulut kakak iparku. Hisapan bak seorang bintang porno pun mulai dilancarkan, terkadang aku merasa kegelian karena kehebatan kak Diana dalam melakukan blowjob. Sesekali aku melihat disekitar untuk memastikan ruangan yang kami gunakan itu aman.


    Kembali dengan kemahirannya mengisap kontol ku, hingga lenyap tak bersisa dimasukkan nya kontol ku kedalam mulutnya yang mungil itu. Ouuhhh jeritku pelan, agar tidak terdengar oleh mereka yang sedang tidur. Semakin menarik permainan lidahnya yang menjilati dari pangkal hingga ujung kontol ku. Sesekali kami saling pandang-pandangan, dan terlihat jelas dia menikmatinya tetapi dari segi yang lain ada rasa iba yang singgah dihatiku.

    Sengaja menjatuhkan harga dirinya hanya karena ingin melunasi hutang-hutangnya. Tetapi kelihatannya tidak ada cara lain lagi. Pikirannya buntu, hanya dengan menjadi hamba hawa nafsu adik iparnya sajalah dia dapat bebas dari hutang-hutangnya. Tetapi bagiku adalah seperti pucuk di cinta ulam pun tiba.

    Terlihat jahat aku pada malam itu, yang menguntungkan tidak tergadai seluruh tubuhnya. Kontol ku pun terus dihisap nya tanpa henti, dan rasa geli yang amat sangatpun menghampiri aku. Kutahan sejenak untuk tidak mengeluarkan air maniku, karena aku masih mau menikmati kebersamaan ini dengan kak Diana. Akhirnya rasa itu tidak bisa tertahan lagi, ku keluarkan kontolku dari mulutnya dan aku mengeluarkan air mani ku di wajah mungil nya itu.

    Akhirnya kami pun membersihkan diri dengan segera untuk menghindari kecurigaan keluarga yang tidur dirumah. Itulah kali pertama pengalaman oral sex yang dilakukan adik ipar terhadap kakak ipar. Kak Diana, memang termasuk wanita yang layak untuk dikagumi. Hal ini pun terus kami lakukan walau hutang telah lunas aku bayar. Tapi, aku tidak pernah sekalipun menyetubuhinya.


    Kegiatan itu pun terus kami lakukan dimanapun dan kapanpun yang kami suka. Terkadang di dapur, dimobil, saat dirumah ku tidak ada orang. Dimana ada kesempatan maka disitulah kami selalu melakukan hal berdosa tersebut. Ini bukan cerita tentang adik dan kakak ipar lagi, tetapi tentang sebuah kisah cinta terlarang yang berlanjut terus sampai saat ini.

  • Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Majikanku

    Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Majikanku


    3819 views

    Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik dengan. Dalam ruangan itu kelihatan sunyi sebagian dari mereka tidak mampu menyaksikan 2 orang suami istri terbaring kaku, dan di sebelahnya ada anak yang tetap berumur 11 tahun yang menangisi ke 2 orang tuanya, sebab menganggap kasihan saya minta ijin suamiku untuk menjumpainya.
    Sesudah mendapatkan ijin saya lantas mendekati anak itu mengharap bisa menentramkan hati anak itu, “Al..”

     

    Foto Bokep Korea – panggilku perlahan sekalian duduk di sebelahnya, “telah jangan nagis kembali, diamkan ke-2 orang tuamu istirahat” Anak itu masih tetap menangis, beberapa menit ia melihatku dan selang beberapa saat ia segera merengkuhku sama air mata yang bergelinang,
    “tante, hiks…hiks… Aldi gak ingin sendiri, Aldi ingin mama, papa…” dengan penuh rasa kasih-sayang saya mengelus punggungnya mengharap dapat memudahkan bebannya, “tante… bangunin mama,”ucapnya sekalian memukul bahuku, saya makin tidak dapat dengar tangisnya, hingga air matakupun turut jatuh, “Aldi, jangan bersedih kembali ya? Hhmm… kan masih tetap ada tante sama om,” saya menyaksikan ke belakang ke suamiku sekalian memberi code, suami ku menggangguk bertanda ia sepakat dengan usulku, “mulai saat ini Aldi bisa tinggal dengan tante dan om, gi mana?” tawarku sekalian merengkuh kuat kepalahnya.
    Narasi Seks Terkini Bercinta dengan Lisa Majikan Elok
    Saat sebelum lebih jauh minta perkenankan saya untuk mengenalkan diri, namaku Lisa umur 25 tahun saya menikah pada usia muda karena ke-2 orang tuaku yang inginkannya, kehidupan keluargaku sangat baik, baik itu dari sisi ekonomi atau dari sisi jalinan intim, tapi seperti pepata yang menjelaskan tidak ada gading yang tidak rengat, demikian dengan hidupku meskipun saya mempunyai suami yang menyukaiku tapi sepanjang empat tahun kami menikah kami belum dianugerahi seorang anak hingga kehidupan keluarga kami berasa ada yang kurang,
    Tapi untungnya saya memiki seorang suami yang sebelumnya tidak pernah mengeluhkan karena tidak bisa nya saya memberi anak buatnya untuk membalasnya akal budi kakakku, saya dan suamiku memilih untuk menjaga anaknya Aldi karena kami berpikir apa salah memandang Aldi sebagai anak sendiri daripada saya dan suamiku harus mengusung anak dari pihak lain, Telah 1 minggu Aldi tinggal dengan kami, perlahan-lahan dia mulai terlatih dengan hidupnya yang baru, saya dan suamiku meresa benar-benar suka sekali karena sejak hadirnya kehidupan kami jadi lebih warna.
    Suamiku makin semangat saat bekerja dan dan saya sekarang mempunyai aktivitas baru yakni menjaga Aldi, “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi donk di dalam kamar saya,” kataku panggil bi Mar Ini hari ialah hari awal Aldi bersekolah hingga saya benar-benar semangat sekali, sesudah semua sudah kelar saya minta pak Rojak untuk mengantar Aldi ke sekolahnya yang baru, sesaat Aldi terseyum ke arahku saat sebelum ia pergi ke sekolah.
    Sama dalam biasanya ibu rumah-tangga, saya merencanakan mempersiapkan makanan yang spesial untuk Aldi hingga saya memilih untuk mengolah suatu hal di dapur, tapi saat saya mengambil langkah ke dapur mendadak kakiku berasa kaku saat menyaksikan kedatangan pak Isa yang lakukan jalinan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak mengetahui kedatanganku asyik dengan permainan mereka,
    “Hmm… APA-APAAN INI?” gertakku ke dari mereka, dengar suaraku mereka kelihatan tanpak terkejut menyaksikan ke hadiranku, “kalian betul-betul tidak berakhlak, malu-maluin sekali!” Mereka tanpak termenung sekalian membereskan lagi baju mereka, sesaat saya menyaksikan penis pak Isa yang kelihatan masih tegang, sebetulnya saya benar-benar kaget menyaksikan ukuran penis pak Isa yang lebih besar dan berurat, berlainan dengan suamiku, “maafkan kami Bu,”
    sekarang Ani buka mulutnya, dan pak Isa tetap termenung, “Maaf… kamu betul-betul wanita murahan, kamu ketahui kan pak Isa itu telah mempunyai istri mengapa kamu masih tetap memikat pak Isa, kamu itu elok mengapa tidak cari yang seumuran denganmu?” emosiku makin mencapai puncak waktu ingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menduga rupanya anda yang saya hargai rupanya tidak lebih dari binatang,
    begitu teganya anda menghianati istri anda sendiri,” seringkali saya menggelengkan kepalahku, sekalian menunjuk ke arahnya, “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang bela Ani, “mulai saat ini kalian saya PECAT, dan jangan perna sentuh atau mencapai rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” gertakku Dengar perkataanku Ani kelihatan pucat tidak menyangkah jika sikapnya dapat membuat kehilangan tugas,
    dan pak Isa kelihatan diam-diam saja malah pak Isa tanpak terseyum sinis, “he..he… Ibu percaya dengan keputusan Ibu,” pak Isa ketawa dengar perkataanku, perlahan-lahan pak Isa dekatiku, “jangan perna bermain-main dengan saya Bu,” gertaknya dengan cepat pak Isa tangkap ke-2 tanganku, “apa-apaan ini bebaskan saya, atau saya akan berteriak,” saya coba memberikan ancaman kembali mereka yang coba mengikat ke-2 tanganku, “teriak saja Bu, tidak bakal ada orang yang dengar,” timpal Ani sekalian menolong pak Isa mengikat ke-2 tanganku, Apa yang di ucapkan Ani ada betulnya , tapi walau bagaimanapun saya tidak ingin berserah demikian dengan sulit paya saya berusaha melepas diri tetapi sayang tenagaku kalah besar pada mereka berdua,
    tidak dapat melakukan perbuatan apapun saya cuma bisa meng ikuti mereka waktu membawaku ke kamar pak Isa. Sesampainya di dalam kamar saya di tidurkan di kasur yang tipis, dan Ani ambil sebuah Ponsel dan rupanya Ponsel itu dipakai untuk merekamku, hingga kehawatiranku semakin menjadi. “kalian biadab, tidak tahu terima kasih ****** kalian!” air mataku tidak bisa kubendung kembali saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,
    “ja-jangan, ingin apa kalian bebaskan saya ku minta jangan kacaukan saya,” kataku di antara isak tangis, “siapa suruh ikut serta masalah saya, he…he… maaf bu rupanya ini hari ialah hari peruntungan saya, dan hari yang apes untuk Ibu,” makin lama saya merasa tangannya makin saat masuk dasterku, “tidak dikirah mimpi saya pada akhirnya terkabulkan ,”” lanjutnya sekalian meremasi paha sisi dalamku, “karena itu Bu jangan sukai ikut serta masalah orang,”
    sekarang gantian Ani yang menceramahiku, “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” sekarang saya cuma bisa meminta supaya mereka sedikit kasihan melihatku, tapi sayang apa yang kuharapkan tidak ada, pak Isa tanpa makin buas mainkan diriku Saya cuma bisa menyaksikan pasrah saat dasterku lepas dari badanku, ke-2 payudaraku yang tidak ditutupi apapun kembali bisa ia cicipi, jari-jarinya yang kasar mulai mainkan selangkanganku,
    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. mari Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sekalian mengulum payudaraku seringkali lidahnya sapu putting susuku yang mulai mengeras, “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang seharusnya dianggap, badanku tidak bisa membohonginya meskipun bibirku berbicara tidak, “wa…wa… Ibukan telah mempunyai suami ko’ masih tetap memikat laki seseorang, gak malu ya Bu,”
    Ani melotottiku seakan-akan ingin membalasnya perkataanku barusan, “dasar wanita munafik, saat ini Ibu tahu kan mengapa saya menyenangi pak Isa,”gertak Ani kepadaku, hingga membuat hatiku berasa sangat sakit dengarnya, “aahhkk… pak, hhmm…. pak telah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak bisa diam saat jarinya menyelinap di dalam vaginaku yang telah banjir, perlahan-lahan kurasakan jemari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku, “oo… sedap ya? he…he…” pa Isa ketawa melihatku yang telah makin terangsang, leherku berasa basah saat lidah pak Isa menjilat-jilati leherku yang tingkatan, Dengan kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, hingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun kelihatan olehnya, saya benar-benar sangat rajin cukur rambut vaginaku supaya kelihatan lebih bersih dan seksi.
    Ani berjongkok di antara kakiku, camera Ponsel di tujukan sama persis di muka vaginaku yang sekarang tidak tertutupi oleh satu helai kain, tanpa pikirkan hatiku pak Isa buka bibir vaginaku hingga sisi dalam vaginaku dapat di rekam terang oleh Ani, seringkali jemari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku, “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” saya merasa benar-benar malu sekali di perlakukan semacam itu, baru ini kali saya bertelanjang di muka seseorang bukan suamiku sendiri, “Ha…ha… malu mengapa Bu? ****** saja tidak malu gak pakai pakaian saat ibu malu si…” ucapnya yang makin merendahkan derajatku, sesudah senang mempertunjukkan vaginaku di muka camera, pak Isa tukar posisi dengan Ani untuk memegang kakiku dan pak Isa berjongkok pas di bawah vaginaku,
    Dengan halus pak Isa menciumi pahaku kanan dan kiri dengan berganti-gantian, makin lama jilatannya makin ke atas sentuh tepian vaginaku, “aahkk… telah pak, rasanya benar-benar geli hhmm…” saya berusaha semaksimal mungkin mengatupkan ke-2 kakiku tapi usahaku percuma saja, dengan rakus pak Isa menjilat-jilati vaginaku yang warna pink, dan Ani tanpa senang menyaksikan ke adaanku yang tidak memiliki daya, “cicipin saja Bu, he..he.. saya dahulu sama dengan ibu selalu menampik tetapi ujungnya justru suka” kata Ani tanpa melepas pegangannya pada kakiku,
    Makin lama saya makin tidak kuat, mendadak saya merasa badanku seperti pada aliri listrik dengan tegangan yang lebih tinggi, jika andaikan Ani tidak menggenggam kakiku dengan kuat mungkin sekarang ini muka pak Isa telah terima tendanganku, mataku terbeliak saat orgasme menerpah badanku dengan luar biasa, cairan vaginaku menetes keluar dalam vaginaku, hingga badanku berasa lemas, “ha…ha… bagaimana Bu, ingin lebih enak….” pak Isa ketawa senang, saya cuma bisa menggelengkan kepalaku karena saya tidak sanggup kembali untuk keluarkan suara dari mulutku, perlahan-lahan pak Isa berdiri sekalian menempatkan penisnya pas di muka vaginaku, “aahkk… sakit…” saya memikik saat kepala penisnya menerobos lubang vaginaku, “uuhk… hhmm… perlahan-lahan pak…” pintaku sekalian menarik napas meredam merasa sakit yang sangat benar-benar di vaginaku karena ukuran penis pak Isa lebih besar dari penis suamiku, “tahan Bu, bentar sedap ko’ ” kata Ani yang sekarang melepas ikatan pada tanganku,
    sesudah ikatanku lepas Ani merekam lagi episode panas yang kulakukan, Dengan cepat pak Isa menyikat vaginaku hingga kedengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke vaginaku yang imut, “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”makin cepat sikatannya suaraku makin keras kedengar, “oh yeeaa… sedap Bu, hhmm… rupanya memiaw Ibu masih sempit sekali meskipun telah perna menikah,” ucapnya memujiku, tapi dengar sanjungannya saya tidak merasakan senang tetapi saya meresa jijik pada diriku sendiri, Saya merasa vaginaku seperti pada memasuk benda yang besar sekali yang coba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya benar-benar sangat sakit sekali tapi di lain sisi saya merasa benar-benar menusukati setubuhian pada diriku, sejauh ini saya belum perna rasakan hal ini dari suamiku sendiri,
    “mari sayang, katakan jika tongkol saya enak…” dengan kasar pak Isa meremasi ke-2 payudaraku, “ti-tidak…. ahk… hhmm…” saya dibuat merem terbuka olehnya, “ha..ha.. kamu ingin jujur atau mungkin tidak, jika tidak hhmm… saya akan laporkan semuanya ke suamimu, ha…ha…” ucapnya mengancamku dengan tawa yang menjijikkan, “ja-jangan pak,” saya meminta ke kepadanya, karena takut dengan ancamannya pada akhirnya saya berserah “iya, aahhkk… saya suka…” kataku dengan suara yang nyaris tidak ada, “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan kuat hingga gendang telingaku berasa ingin pecah dengar teriakannya, “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” semaksimal mungkin saya berusaha tabah dan mengharap semua cepat berakhir,
    Sesudah berapakah menit selanjutnya badanku merasa lagi tersengat oleh saluran listrik saat saya alami lagi orgasme yang ke dua kalinya, Dengan kasarnya pak Isa menarik badanku hingga saya berposisi menungging, bokongku yang bundar dan padat menghadap dianya, “hhmm… sangat indah bokongmu sayang” ucapnya sekalian meremasi bongkahan bokongku, “pak, saya minta cepat kerjakan,” “ha..ha.. mengapa Bu, telah gak tahan” berulang-kali bokongku terima pukulan darinya, sebetulnya saya tidak menduga dengan kata-kataku barusan dapat membuatku makin rendah di mata mereka, sebetulnya saya cuma berniat supaya semua permainan ini selekasnya usai tetapi sayang pak Isa tidak inginkan itu, “tenang Bu, rileks saja dahulu?”
    Pak Isa benar-benar pandai mainkan badanku, dengan halus jemari kasarnya menyelusuri belahan bokongku di atas sampai ke bawah belahan vagianaku, pergerakan itu dilakukan berulang-kali hingga bokongku makin kelihatan membusung ke belakang, “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan pergerakan yang halus jarinya masuk keluar dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” rupanya rintihanku membuat pak Isa makin percepat pergerakan jarinya, pak Isa dengan rakusnya menjilat-jilati lagi vaginaku dari belakang dan jari-jarinya masih aktif mengocak anusku. Di saat saya benar-benar terangsang mendadak kami dengar suara ketukan yang kuyakini itu ialah pak Rojak yang baru pulang dari mengantarkan Aldi, “Pak Rojak tolongin saya…” kataku mengharap dia dapat menolongku untuk terlepas dari penghinaan yang ku alami, dengan rileksnya Ani membuka pintu tanpa perasaan takut jika pak Rojak menyampaikan peristiwa ini ke pada suamiku,
    pak Rojak tanpak terkejut saat menyaksikan kondisiku yang di cabuli oleh pak Isa, “pak, tolong ku minta,” kataku memelas, “Wa…wa…. apa-apaan ini, ” seringkali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tidak berhenti-hentinya melihati badan mulusku, “Sudah pak, jangan berlagak ingin menjadi pahlawan jika bapak ingin embat saja, ia telah jadi budaknya saya,” pak Isa mulai merayu pak Rojak dan saya cuma dapat mengharap pak Rojak tidak mempedulikan penawaran pak Isa, “mengapa bengong? sini ikut-ikutan!” ajaknya kembali “jangan pak saya minta tolongin saya,” saya mengiba ke pada pak Rojak, tapi pak Isa tidak ingin kalah ke-2 jarinya buka bibir vaginaku, “bapak simak ni, memiawnya telah basah banget… wanita ini munafik” pak Rojak termenung seakan ada yang di piirkannya, “memiawnya masih sempit lo, apalagi anusnya sepertinya masih perawan,” rayu pak Isa mengharap pak Rojak ingin gabung dengannya untuk nikmati badanku,
    Pada akhirnya pak Rojak tidak kuat menyaksikan vaginaku yang becek terpajang di depannya, “hhmm… oke lah tetapi boolnya untuk saya ya, ” badanku makin berasa lemas, sekarang saya tidak tahu harus minta bantuan ke pada siapa kembali, perlahan-lahan pak Rojak dekatiku, “saat ini Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sekalian tidur terlentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan perlahan saya menuduki penis pak Isa, “eennnggkk…. ” saya menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa tembus lagi vaginaku, perlahan-lahan penis itu ambles ke vaginaku, dengan kuat pak Isa merengkuh pinggangku supaya tidak bisa bergerak, Sesudah melepaskan semua baju yang berada di badannya, pak Rojak dekatiku dengan penis ada di depan anusku seringkali pak rojak menamparkan penisnya ke bokongku, “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya tidak pernah”
    saya berusaha melepas diri saat pak Rojak mulai berusaha masuk anusku, sebelumnya sempat seringkali dia tidak berhasil meembus anusku yang masih perawan, “ha…ha… mari donk Pak, masak kalah dengan cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak supaya selekasnya menjebol anusku, pak rojak yang dengar pengucapan pak Isa jadi lebih brutal dari awal sebelumnya, “AAAAAA….” saya berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak sukses menerobos anusku, tanpa memberi saya napas dia menekan penisnya makin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” saya mendesah ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju undurkan penisnya dalam anusku, “gi mana pak? Sedap kan?” bertanya pak Isa yang sekarang ikut-ikutan memaju undurkan penisnya dalam vaginaku, “eehhkknngg… mantab pak, sedap sekali he….he… hhmm….” makin lama ke-2 pria itu makin percepat tempo permainan kami, Telah beberapa saat berakhir ke-2 orang pria ini belum memberikan jika mereka ingin ejakulasi, dan diriku sedah seringkali alami orgasme yang luar biasa hingga badanku berasa terbuncang oleh orgasmeku sendiri.
    Sesudah beberapa saat saya alami orgasme mendadak pak Isa memberikan jika ia ingin capai klimaks. Semaksimal mungkin pak Isa makin menenggelamkan penisnya ke vaginaku dalam perhitungan beberapa menit kurasakan cairan hangat membasahi rahimku, “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyembur sperma terakhir kalinya, sesudah senang mencemariku pak Isa melepaskan penisnya dalam vaginaku demikian dengan pak Rojak yang melepas penisnya dalam anusku, “membuka mulutmu cepatan,” perintah pak Rojak sekalian menarik mukaku supaya menghadap ke penisnya yang kelihatan berdeyut-deyut, saya benar-benar terkejut sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke mukaku, hingga mukaku ternoda oleh sperma pak Rojak,
    Sekarang saya betul-betul tidak mempunyai tenaga sedikitpun, untuk mengusung badanku saja sangat terasa sangat berat, dan mereka tanpa senang melihatku yang berfoto mengangkang di muka mereka karena ke-2 kakiku dipegangi lagi Ani, sperma tadi di muntahkan pak Isa berasa mengucur keluar dalam vaginaku, ******** Saya duduk di sofa sekalian menyaksikan anak angkatku Aldi yang didampingi suamiku belajar, muka mereka kelihatan benar-benar ceria sekali bertanda jika mereka benar-benar berbahagia, entahlah mengapa mendadak di pikiranku tebersit kembali apa yang terjadi barusan pagi yang menerpa diriku, makin saya berusaha lupakannya rasanya daya ingat itu makin menghantuiku, saya tidak dapat memikirkan jika sampai suamiku ketahui jika saya di setubuhi oleh ke-3 pembantuku sendiri, “hhmm… gi mana Aldi telah negerti belom” kataku sekalian mengucek-ucek rambutnya yang repot hitung masalah yang diberikan suamiku, “ya telah jika demikian mama buatkan minuman dahulu ya, untuk kalian,” kataku yang di menyambut secara pekikan mereka berdua,
    Baru satu cara saya keluar kamar mendadak pergelangan tanganku berasa sakit saat pak Rojak tarik tanganku, “bapak apaan sich!?” gertakku dengan suara yang perlahan, “ssstt… jangan bising…” kata pak Rojak dengan jemari telunjuk di bibirnya, “kelak suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak hanya ingin ini Bu,” ucapnya kembali sekalian mencubit payudaraku, dengan cepat saya undur ke belakang, “jangan bermain-main pak,” seringkali saya melihat pintu kamarku yang terbuka, tapi pak Rojak tidak kehilangan akal ia kembali mengancamku dengan menjelaskan akan membedah semua rahasiaku ke pada suamiku, hingga nyaliku jadi menciut, “oke, hhmm… jika demikian bapak turut saya” kataku dengan suara yang tergetar, karena tidak tahu kembali harus lakukan apa, ia terseyum senang melihatku tidak memiliki daya dengan permintaanya, “maaf Bu, saya maunya di sini tidak di lain tempat,” ucapnya dengan suara yang cukup terang,
    sesudah berbicara semacam itu pak Rojak langsung merengkuhku dengan kuat hingga saya susah bernafas, “hhmm… bauh badan ibu betul-betul memikat saya,” perlahanku merasai lidahnya menjulur ke leherku “pak ku minta, jangan di sini” pintaku ke kepadanya, Pak Rojak yang memahami kekuatiranku langsung membalik badanku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka, “Ibu dapat pikirkan jika sampai orang yang dalam kamar Ibu ketahui apa yang Ibu kerjakan,” gertaknya sekalian menarik rambutku hingga saya harus tutup mulutku dengan telapak tanganku supaya suara terikanku tidak ada oleh suami dan anakku,
    “Pak ku minta jangan di sini,” saya cuma dapat menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang sentuh lantai, dan mukaku menghadap ke sela pintu kamarku yang terbuka, “tahan ya Bu,” ucapnya sekalian membuka dasterku, hingga celana dalamku yang warna hitam terpajang di muka matanya, dengan kasar pak Rojak meremas ke-2 buah bokongku yang padat hingga saya tidak kuat tidak untuk mendesah, “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak dengar kata-kataku tetapi pak Rojak makin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang, “jika kamu tidak ingin kedapatan jangan berbicara,” gertak pak Rojak sekalian memukul bokongku “ta-tapi pak, oohhkk… saya gak kuat,” kataku dengan suara yang perlahan, “ku minta pak mengertilah,” Pak Rojak seakan-akan tidak ingin tahu, sekarang dengan rakusnya pak Rojak menjilat-jilati vaginaku yang tetap tertutup celana dalamku, hingga saya merasa celana dalamku terlihat makin basah oleh air liurnya. Sesudah senang menciumi vaginaku pak Rojak mintaku untuk buka celana dalamku sendiri tetap dengan posisi menungging.
    Benar-benar susah buatku untuk melepas celana dalamku dengan posisi menungging belum juga saya harus bekonsentrasi supaya suaraku tidak keluar dengan keras meskipun pada akhirannya saya sukses turunkan celana dalamku sampai ke lutut, “hhuuu… mantab….” ucapnya sekalian merabahi vaginaku dari belakang, “kamu ingin tahukan bagaimana rasanya ngent*t di muka suamimu sendiri,” ucapnya kembali sekalian menunjuk ke suamiku yang mengajarkan anaku Aldi, “pak, ja-jangan…” saya benar-benar takut sekali jika suamiku menyaksikan ke arahku, mendadak saya di kejutkan dengan jemari telunjuk pak Rojak langsung masuk vaginaku hingga saya terpekik lumayan keras, “sayang… ada apakah? ” kata suamiku dari dalam, saat dengar suaraku. “aahkk… tidak pa, hanya hhmm.. barusan ada tikus melalui,” jawabku sembarangan supaya suamiku tidak berprasangka buruk ke padaku, tapi untungnya suamiku tidak menyaksikan ke arahku, dalam ke adaan terjepit semacam ini pak Rojak asyik permainkan vaginaku dari belakang, “ada tikus??” ucapnya kembali seakan-akan tidak yakin, “apa perlu papah yang usir,” dengar penawarannya napasku teras stop tapi untungnya saya ada banyak akal, “aahhgg… gak perlu hhmm.. pa…” kataku terputus-putus meredam rasa nikmat yang diberikan pak Rojak kepadaku,
    untungnya suamiku tidak berprasangka buruk dengan suaraku, “asyikan Bu, bercakap dengan suami sekalian di mainkan memiawnya,” saya melihatnya dengan muka yang memeras karena gairahku telah di pucuk, “ko’ diam cepat mengajak suami Ibu bercakap,” dengar perkataanya saya segera melotot ke arahnya, “Ibu ingin jika suami Ibu tahu apa yang saat ini Ibu lakukan,” dengar ancamannya saya kembali termenung, Dengan mau tak mau saya ajak lagi suamiku mengobrol, meskipun dalam hati saya merasa khawatir takut jika suamiku mengetahui suaraku yang beralih menjadi desahan, “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang sekarang sedang oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak telah menempatkan penisnya di muka bibir vaginaku hingga seringkali saya terpanjat saat pak rojak menghajarkan penisnya dengan keras ke vaginaku,
    “terserah mama saja… papah sama Aldi turut saja,” “iya ma, apa saja asal sedap,” ikat Aldi, Waktu untuk waktu sudah berakhir hingga hingga kemudian sikapku beralih menjadi sedikit liar dan memulai menyenangi langkah pak Rojak memerkosaku meskipun sebelumnya hatiku berasa prihatin sekali di perlakukan semacam ini, “aahk…. pak hhmm.. sedap,” saya melenggu panjang saat orgasme menerpahku, sekarang setubuhian yang ku alami ganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku, “ohhk… memiaw istri majikan rupanya sedap sekali, ahhkk…” ucapnya yang terus menerus menggoyang penisnya dalam vaginaku, “pak… aahhkk… eehkk… saya, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” ini kali suaraku kedengar benar-benar manja Beberapa saat selanjutnya kami mengeluh bersama saat kepuasan menerpa kami berdua, sesudah merasa senang saya dan pak Rojak membereskan lagi baju kami masing-masing, saat sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sebelumnya sempat kelihatan seyumannya yang tersungging di bibirnya.
    Sesudah membikinkan minuman saya kembali lagi ke kamarku menjumpai anak dan suamiku, mereka kelihatan tanpak suka sekali melihatku datang dengan bawa makanan dan minuman kecil, “ini di minum dahulu, kelak baru di lanjutin kembali,” kataku sekalian menempatkan cangkir dan piring di meja kecil yang dipakai Aldi untuk belajar, “makasi mama…” kata Aldi yang langsung menyikat minuman yang baru ku membuat, entahlah mengapa setiap menyaksikan Aldi hatiku berasa jadi damai, dan semua permasalahan seperti terlewatkan,
    Saya merasa agak aneh, saat suamiku melihatku dengan pandangan menyangsikan hingga saya membulatkan tekad untuk menanyakan ke kepadanya, “ada pa, ko melihat mama semacam itu” kataku sekalian kupas jeruk untuk Aldi yang menulis, suamiku dekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu berbau hhmm… gitulah…” dengar pertanyaannya jantungku berasa stop, “berbau, berbau apa pa?” tanyaku untuk pastikan apa tujuan dari pertanyaan suamiku, “kamu barusan ko’ lama ma,” kami termenung sesaat, “mama setelah dari kamar mandi ya, hhmmm… papah menjadi berprasangka buruk ni,” ucapnya sekalian ketawa melihatku, dengar perkataanya saya jadi sedikit lega, “Iya ni pa, setelah rindu si…” kataku manja sekalian mencubit penis suamiku,
    Sesudah percaya Aldi tertidur nyenyak, suamiku mengjakku untuk melayaninya sepanjang malam jemu. Badanku memang berasa capek karena sepanjang hari harus alami orgasme, tapi di lain sisi saya benar-benar suka karena suamiku tidak curigai saya karena berbau badanku seperti berbau orang yang habis bercinta. Hampir setiap hari saya merangkul kepuasan bersama beberapa pembantuku, kepuasan yang tidak saya peroleh dari suamiku yang membuat saya makin liar.

  • Kisah Memek Aku Ngetot Sama Anak Majikan Aku Sendiri

    Kisah Memek Aku Ngetot Sama Anak Majikan Aku Sendiri


    3814 views

    Duniabola99.com – Namaku Dhani (bukan nama sebenarnya), aku bekerja sebagai sopir sekaligus tukang kebun dikeluarga yang tergolong kaya raya, kerjaku tergolong mudah yaitu mengantar putri tunggal mereka, Feilin si anak majikan, ke sekolah.


    Feilin si anak majikan memiliki wajah yang cantik, agak nakal, genit dan galak, ia mempunyai dua orang teman akrab yang satu bernama Nia, ia bertubuh langsing dan pemalu dan yang satunya bernama Tarida yang sifatnya periang dan suka bercanda.

    Mereka juga cantik-cantik, putih dan mulus. Tadinya aku bersikap acuh terhadap kegiatan mereka bertiga namun lama kelamaan aku menjadi penasaran apa saja yang mereka bertiga lakukan di halaman belakang yang dengan kerasnya dilarang dimasuki olehku, rasa penasaran setiap hari semakin membesar dan aku berniat mengintip apa saja yang mereka bertiga lakukan.

    Pada Tanggal 2 Februari Nia dan Tarida bermain kerumah dan seperti biasanya mereka bermain dihalaman belakang rumah. Dengan hati-hati aku membuka pintu menuju halaman belakang dan melihat sesuatu yang menggetarkan kalbu. Bagaikan tersambar petir disiang hari aku melihat Feilin si anak majikan, Nia dan Tarida sedang asik saling meraba dan berciuman satu sama lain, pakaian renang melekat ditubuh mereka. Agen Judi Bola Sbobet

    Otakku langsung menyala membara dengan nafsu yang bergejolak, rupanya ini yang selalu disembunyikan oleh mereka bertiga, entah sudah berapa lama mereka berdua menyimpan rahasia besar dihadapanku, namun dilihat dari cara mereka berciuman dan meraba sepertinya masih amatiran, pikiran kotorku langsung bekerja.

    “Ehmmmm-ehem!” dengan sengaja aku muncul dan mengagetkan mereka bertiga. “Awwww!!” ketiganya sangat terkejut, “Mang Dhani ngapain sihhhh… kan udah dibilang ngak boleh masuk!” Feilin tampak kesal dan cemberut. “Gimana non enak yahhhh???”Aku dengan santai menghampiri mereka.


    Feilin sepertinya akan membentakku lagi namun Tarida tiba-tiba menarik Feilin dan berbisik sesuatu ditelinga Feilin, “ihhhhhh ngakkk ahhh…” Feilin sepertinya keberatan entah apa yang dibisikkan ditelinganya. Tarida berbisik sesuatu lagi ditelinga Feilin. Kemarahan Feilin tiba-tiba seperti menghilang kini ia memandangiku dengan tatapan yang nakal.

    “Iya juga…. Hmmmm” Feilin si anak majikan seperti menimbang-nimbang sesuatu, kemudian ia mengangguk pada Tarida yang tersenyum dengan ceria. Tarida menghampiriku dan kemudian ia berkata “Karena mang Dhani sudah mengintip maka mang Dhani harus dihukum…” Tarida terkekeh-kekeh. “Dihukumm ?” Aku bertanya tidak mengerti. “Iya.. mulai sekarang Mang Dhani harus mau jadi boneka.. buat kami…”jawab Feilin.

    Aku memandang tidak mengerti namun dengan memberanikan diri Tarida menjelaskan kepadaku tentang keingintahuan mereka terhadap anatomi laki-laki, sekata demi sekata diucapkan dengan terbata-bata. ali ini Aku dan tiga gadis Chinese berada diruangan keluarga, “Cuppp…. Cupp Cuppp”aku sedang asik menciumi Tarida, mereka bertiga masih berpakaian lengkap duduk dihadapanku, sedangkan aku bersujud dibawah kaki mereka.

    Tarida menggelinjang dan merintih lirih ketika ciumanku semakin turun kebawah dan mengendus-ngendus juga mengigit-gigit kecil bagian dadanya ang masih rapi terbungkus seragam sekolahnya, lidahku menyelinap liar dari sela-sela seragam sekolah Tarida . “hmmm errrhh… Tarida semakin legit deh..”Aku memujinya.

    “Legitt ? emangnya ketan… he he he”Tarida terkekeh-kekeh, tangannya membelai kepalaku yang masih asik menggeluti bagian dada Tarida dengan lembut. “Feilin… titit mang Dhani berdiri tuhhh…. Kasiann sendirian berdirinya kayak lagi nunggu Angkot”Tarida tersenyum genit. Feilin si anak majikan cekikikan sedangkan Nia tertunduk malu dan pura-pura tidak melihat kemaluanku.


    Aku berdiri dihadapan Tiga Gadis Chinese, tanpa harus diperintah Tarida yang berada ditengah langsung menjilati kepala kemaluanku, Feilin dan Nina menciumi batang kemaluanku, Batang kemaluanku seperti piala bergilir , sebentar ditarik oleh Tarida, sebentar kemudian sudah ditarik kekanan Oleh Feilin dan sebentar lagi ditarik kekiri dibelai-belai oleh Nia,

    Sambil menciumi dan menjilati Kemaluanku ketiga Gadis Chinese sesekali bercanda , tawa mereka berderai merdu, semakin lama nafsuku semakin naik keubun-ubun, aku kembali bersujud dihadapan ketiga Chinese , kudorong bahu Feilin agar ia bersandar kebelakang, Tanganku kini menyibakkan rok seragam Feilin sehingga pahanya yang kuning langsat kini terpampang dihadapanku.

    Aku memandangi wajah Feilin, aku berusaha menarik turun celana dalam putihnya, Feilin si anak majikan hanya tertawa lepas sambil menepiskan kedua tanganku. “Mau ngapain hayooo… he he he” Tarida tertawa , suaranya terdengar begitu merdu dan menggoda.

    “Ngak boleh ahhh… Sono gih berobah dulu jadi siBleki…..Ayo menggongong….” Feilin menyuruhku. Terus terang aku sering tersinggung dengan permintaan Feilin yang aneh-aneh dan berulang kali menyakiti perasaanku sebagai laki-laki, namun demi sedikit kenikmatan aku terpaksa mengorbankan harga diriku.

    Dengan menahan rasa sakit hati aku berusaha mengikuti permintaannya , aku merangkak dan menggongong “Guk… Gukkkk Grrrhh…..”Aku menggeram-geram dan menggongong layaknya seekor Anjing, Feilin tertawa terbahak-bahak , Sedangkan kedua Chinese Lainnya tampak prihatin dengan keadaanku.


    ”Heh… sini… jilati nih!!!” Feilin memerintahku Sambil merangkak aku menghampiri kaki Feilin aku menciumi dan menjilati betisnya , jilatanku terus naik-naik dan naik , Feilin mengangkangkan kedua kakinya seolah – olah memberi jalan bagiku. Tanpa membuang banyak waktu aku mengendus-ngendus selangkangan Feilin.

    “Good Boyyy…. “tangan Feilin si anak majikan menepuk-nepuk kepalaku, kedua kakinya naik kebahuku namun kemudian dengan kasar menendang bahuku sehingga aku terjengkang “Aduh…” Aku terjengkang kebelakang, aku semakin geram dengan perlakuan Feilin yang semena-mena . “Feilin jangan gitu donggg kan kasihan Mang Dhani….” Nia membelaku.

    “Iya ihhh… koqq kamu tega… sihhh…” Tarida juga ikut membelaku, Tarida dan Nia memang baik hati berbeda sekali dengan Feilin, Gadis Chinese yang satu ini memang bandel, genit, nakal, dan galak. “Biar aja!!!! ” Feilin mendengus kesal kemudian ia duduk bersandar disofa. Tarida dan Nia membantuku berdiri “Mang Dhani ngak apa-apa kan ?” Nia bertanya dengan lembut.

    “Jangan dimasukkan dihati mang, Feilin memang seperti itu orangnya…. Nanti aku kasih yang lebih asik yah…” Tarida berbisik ditelingaku. Aku menelan ludahku ketika Tarida menyuruhku agar menelanjanginya, namun aku ragu, aku hanya berdiri mematung menatap mata Tarida.

    “Waduhhh tititnya Mang Dhani Koqq kempes kayak balon panjang aja….. kena paku ya mang….? Kudu ditambal donggg supaya he he he he” Tarida mengodaku, terus terang aku masih geram dengan perlakuan Feilin si anak majikan sehingga nafsu seksku turun. Tarida meraih tanganku dan meletakkan tanganku pada buah dadanya


    “Terserah mang Dhani mau ngapain…..” Tarida memandangiku dengan tatapan matanya yang menggoda, aku seperti api yang hampir padam terkena guyuran minyak , kedua tanganku kini meremas-remas buah dada Tarida, aku membalikkan tubuh Tarida dan memeluknya dari belakang

    ” Tarida… “aku meremas-remas kedua dada Tarida, sambil melakukan remasan-remasan tanganku melepaskan kancing baju seragam Tarida, setelah selesai melepaskan pakaian seragam Tarida , aku melepaskan pengait bra dan kemudian kuloloskan bra putih Tarida.

    Kedua tanganku kini mengusap-ngusap dan meremas lembut buah dada bagian bawah yang sangat halus dan lembut.. Aku melirik Nia, hatiku merasa tersentuh karena Nia yang baik seperti kebingungan , aku menarik tangannya dan juga membalikkan tubuhnya kemudian melepaskan pakaian seragam sekolah Nia dan juga Bra warna pink yang dikenakannya.

    “Ihhhhhh mang Dhani serakah amattt he he he Hmm Mmmmm” Tarida berkomentar, namun mulutnya kusekap dengan bibirku. Tanganku yang satu bergerilya meremas-remas buah dada Nia sedangkan yang satunya asik meremas-remas buah dada Tarida.

    Tarida menarik wajahnya sehingga ciumanku terlepas, kedua tangannya kini menarik kepala kemaluanku, diselipkannya kepala kemaluanku pada sela-sela pantatnya yang hangat, kemudian Tarida menggoyang-goyangkan pantatnya.

    “Uhhhh… belajar dari mana Non ? ” Aku bertanya pada Tarida. Tarida tidak menjawabku ia hanya tersenyum, kadang-kadang aku meringis kegelian karena himpitan buah pantat Tarida. “Mang Dhani sendiri belajar dari mana ?” Tarida malah balik bertanya padaku.

    Lima belas tahun yang lalu “Diam kau gadis tengik…..ha ha ha” Aku menodongkan pisau pada seorang gadis cantik, si cantik ketakutan, tanganku bergerak menjamahi buah dadanya dan kemudian.. “Jangan Bang ampunnn….”Sicantik memelas memohon kepadaku ketika aku meremas-remas buah dadanya, airmata mulai meleleh dari matanya yang indah


    “Brak…… hajar…. Siram!!!! Bakar…”Aku dikejutkan ketika pintu tiba-tiba didobrak dari luar , segerombolan orang menyerbu masuk, mereka menghajarku, menyeretku kesuatu tempat, beberapa temanku sudah banjir darah babak-belur dihajar massa .

    Seseorang mengguyurku dengan bensin…. Dan… “Lohhh….ditanya koq bengong sih mang ? “suara Tarida tiba-tiba menyadarkan lamunanku. Aku mengecup bibir Tarida, Nia menggeliat melepaskan tubuhnya dari pelukanku, kemudian Nia bersujud dihadapan Tarida dan…

    “Uchhhh Niaaa….. enakk…”tubuh Tarida menggelepar hebat ketika Nia menjilati bibir Vagina Tarida. Kedua tanganku mencengkram pinggul Tarida kemudian aku menekan-nekankan kemaluanku dengan lembut, tubuh Tarida bergerak terdorong perlahan kadang-kadang ia terdorong dengan kuat ketika aku melakukan tekanan yang kuat pada belahan pantatnya.

    Serangan Nia dan seranganku membuat Tarida meringis-ringis dan “Aaaa Ahh… Crrrr” tubuh Tarida mengeliat indah dan terkulai lemas dalam pelukanku, setelah menciuminya dengan lembut Aku melepaskan Tarida. Aku tidak dapat menahan nafsuku ketika melihat Nia yang masih asik menjilati vagina Tarida,

    Aku mengangkat tubuh Nia, kudorong tubuhnya agar berpelukan dengan Tarida dan mereka berciuman dengan lembut. Aku bersujud dihadapan buah pantat Nia, tanganku meremas-remas buah pantatnya yang padat dan kencang kemudian lidahku terjulur memoles-moles sela-sela pantat Nia, Nia menggoyang-goyangkan pantatnya , rupanya dia kegelian.

    Aku menekan buah pantat Nia dan kemudian lidahku menggeliat-geliat, lidahku semakin kuat menggeliat kedalam anus Nia. “Auhhhh…. Mang Dhanii….” Nia menarik pantatnya dan menepiskan tanganku yang mencengkram pinggulnya. “Ehhhh kenapa ?” Tarida bertanya karena tiba-tiba ciumannya yang lagi hot-hotnya dengan Nia jadi terganggu.


    “Lidah mang Dhani… Euh.. “ Nia tidak melanjutkan kata-katanya, wajahnya merah padam. Aku merangkak dan menghampiri Nia, lidahku terjulur menjilati Vagina Nia, tubuh Nia bergetar hebat, rintihan-rintihan Nia. Membuatku ingin melakukan aktivitas yang lebih mengasikkan “Non.. kalau dicelup gimana…? Mau ?” Aku bertanya pada Nia. Nia memandangiku tidak mengerti.

    “Maksud mang Dhani……….” Nia tidak melanjutkan kata-katanya sepertinya dia baru tersadar maksudku. “Tapi… aku masih perawan manggg..” Nia tampak keberatan. “Ya ngak masalah… kan Cuma maen diluar aja…. Tapi nikmatnya wahhhh… 1000 x lebih nikmat ketimbang dijilat…..”kataku ambil mengusap-ngusap kedua pahanya, tanpa menunggu jawabannya aku menidurkan Nia diatas permadani bermotif bunga matahari .

    “Tapi…. Mang dhani yakin… ngak akan sampai itu…” Nia menggeser pantatnya ketika aku mencoba menggesekkan kepala kemaluanku menjilati Bagian bibir vaginanya .”Saya yakin Non… keperawanan letaknya kan didalam… jadi kalo sebatas kepala kemaluan sih masih aman-aman saja koqq”Aku menjawab keraguannya.

    “Hmmm berarti.. beneran yah yang ada dibuku pelajaran biologi….” Tarida memandangiku, aku hanya tersenyum sambil menangkap kedua kaki Nia. Nafas Nia terdengar sangat berat ketika aku mulai menggesek-gesekkan kepala kemaluanku pada gundukan mungilnya. “Hmmhh… “pinggangnya melenting keatas ketika aku berusaha mencelupkan kepala kemaluanku pada belahan diantara bibir Vaginanya.


    Aku menekan berkali-kali berusaha memelarkan bibir Vagina yang masih peret akhirnya menekan sekali lagi kali ini dengan disertai sentakan yang kuat dan “Crebbbb Slepppsss” kepala kemaluanku seperti melesat dan dijepit oleh bibir Vagina Nia. “Akssssshhhh….. ” Nia terkejut dan mulutnya terbuka seperti huruf O, tubuhnya melenting-lenting berusaha melepaskan diri namun aku mencengkram pinggulnya kuat-kuat.

    “Hahhhhh gilaaa… Nia.. Mang Dhani aduhhhh….!!!” Tarida terkejut, sementara nafas Nia yang tadinya tersenggal-senggal kini mulai dapat mengatur nafasnya , keringat – keringat nakal mulai membasahi tubuhnya yang putih dan mulus. Tangan kirinya meraba-raba gundukan Vaginanya , matanya mulai berair “Mang Dhani… Hhhh… Hhhhhh” Nia agak terisak, aku kebingungan, Nia menjelaskan sambil terisak rupanya ia takut keperawanannya terrengut olehku.

    ”Tenang…kan ngak ngerasain sakit…itu artinya keperawanan masih aman…”Aku menjelaskan padanya, setelah kujelaskan secara rinci dan teliti Nia berhenti terisak-isak. Aku memegang Batang kemaluanku, sesekali kugerakkan kemaluanku berputar dan sesekali kugoyangkan ke kanan dan ke kini, Bibir Vagina Nia yang masih mengemut kepala kemaluanku juga ikut monyong keana kemari mengikuti gerakanku.

    Mata Nia terpejam-pejam, bibirnya mendesah-desah ketika aku menggoyang kepala kemaluanku kekiri dan kekanan. “Achhhh… Unghh……..Crrrrrrttt ” Nia melenguh panjang, tubuhnya menggeliat dalam gerakan yang fantastis dan gemulai, keringat nakal tambah banyak dan kini menetes deras membasahi tubuhnya yang menggairahkan.


    “Aku mangg….” Tarida berbaring disisi Nia dan ia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar. Aku meneduhi tubuhnya dan menciumi buah dada Tarida, aku senang banget sama Dada Tarida karena dadanya lebih gede dibandingkan kedua temannya, ciumanku merambat turun, turun dan turun sampai hinggap digundukan mungil diantara selangkangannya, lidahku menggeliat-geliat liar , menyelinap diantara belahan bibir vagina Tarida,

    Tarida menekan-nekan kepalaku sambil sesekali mengangkat-angkat pinggulnya. Aku mulai mengambil posisi, kutempelkan kepala kemaluanku pada Bibir Vaginanya, terus aku mulai mencongkel-congkel sampai Tarida mendesis-desis dan merintih panjang.

    “Manggg…..” Tarida menarik pinggulnya sambil menutupi bagian Vaginanya dengan kedua belah tangannya, ia menarik pinggulnya kebelakang ketika kepala kemaluanku mulai mendesak bibir vaginanya rupanya ia ragu-ragu. Aku menyingkirkan kedua tangan Tarida, dan sekali lagi kembali kutempelkan kepala kemaluanku pada bibir Vaginanya, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku lalu ku tekan kepala kemaluanku perlahan-lahan dan

    “Akhhhhhh Mangg…!!! ” Tarida menjerit kaget ketika kepala kemaluanku melesat masuk, Tarida terkulai lemas, nafasnya memburu kencang, sesekali ia merintih keras ketika aku menggoyang kepala kemaluanku dengan liar.

    “Owww rrcckkk Crrrrr” Tarida memejamkan matanya rapat-rapat menikmati kenikmatan yang datang menerpanya. Feilin si anak majikan menghampiriku namun aku tidak mempedulikannya , aku malahan asik memainkan buah dada Nia yang kini kembali mendesah-desah, sambil mendengus kesal Feilin meninggalkan kami bertiga.


    “Sudah- sudah…. Sudah sore…..udah mau hujan…..” Feilin cemberut, Nia dan Tarida terkekeh-kekeh kemudian mereka berdua menolak keinginanku untuk melanjutkan permainan lebih lama lagi, aku kemudian mengantarkan Nia dan Tarida pulang.

  • Kisah Memek Menikmati Tubuh Seorang SPG Karena Sering Belanja DiMall

    Kisah Memek Menikmati Tubuh Seorang SPG Karena Sering Belanja DiMall


    3798 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Menikmati Tubuh Seorang SPG Karena Sering Belanja DiMall ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ini salah satu petualanganku di
    luar rumah, aku sudah menjadi kepala keluarga, godaan untuk mencoba
    rasa lain di luar rumah memang sudah ada sejak dulu, karena istri dalam
    berhubungan seks sangat dingin, ini membuatku untuk berfikir cara agar
    kebutuhan biologisku terpenuhi.


    Suatu ketika
    saat pulang jam kantor kebiasaanku sebelum sampai rumah aku jalan jalan
    ke sebuah mall untuk menghilangkan rasa lelah dan rasa jenuhku saat di
    kantor. Karena memang tugas kantor selalu membebaniku dalam kepala.
    Sekali kali refreshing untuk melihat baju baju di mall.

    Dengan sendirinya
    aku mengelilingi dan menghampiri outlate stand yang memang khusus
    menjual baju, karena lama berkeliling tidak dapat mendapatkan yang aku
    inginkan aku mampir di sebuah stand penjual minuman untuk membeli minum
    memang karena haus dan lelah mencari pakaian yang belum aku dapat,
    dengan duduk santai aku melihat body body wanita yang memang seksi,
    ketika sudah fresh kembali aku melanjutkan untuk mencari baju lagi.
    Sendirinya aku dikejutkan dengan nada yang manis dari seorang SPG.
    Kemudian bertanya kepada aku.

    ” Mau cari apa Om? ”
    ” Ini cocok untuk Om tambah kelihatan muda. ”
    Saya lihat cewek ini hitam tapi manis,
    dan bodinya cukup bikin jakun naik-turun. Perkiraan status: 36B-26-36
    dan tinggi sedang saja. Wah ini memang yang paling saya suka hitam,
    pasti sparepartnya hitam dan merah dalamnya. Singkat cerita kami akrab
    dan saya sering menemuinya walaupun tidak selalu belanja. Namanya: Siti.
    umur: 27 tahun, sedang saya umur 36 tahun, tapi seperti kata orang umur
    segitu lagi panas-panasanya, oh ya saya sudah beristri dan dua anak,
    tapi sayangnya istri saya dingin sekali, kami jarang sekali campursari.
    Itupun kalau sudah dipaksa sekali, jadi saya malas sekali, padahal napsu
    saya menggebu sekali. Rasanya setiap hari maunya muntah melulu.

    Seperti sudah dijanjikan kami buat
    janji untuk jalan minggu pagi, pas Siti lagi off. Siti sendiri masih
    sendirian tapi saya yakin sudah tidak perawan lagi karena dilihat dari
    cara bicara dan keberaniannya. Saya jemput di salah satu toko kue, pagi
    pukul 8.00


    ” Mas pagi-pagi gini mau kemana?” tanyanya.
    ” Bagusnya kita cari tempat yang aman yang tidak bisa dilihat orang, gimana kalau di sebuah motel di daerah A? ”
    Sambil tersenyum dia menjawab” Emang mau ngapain di motel?, jangan macam-macam loh Mas “.
    ” Ngak kok cuma tiga macam, satu dibawah dan dua diatas,”
    ” Ih takut ” jawabnya sambil tertawa.
    ” Takut ngak dikasih yah ” jawabku.

    Begitu kami chek in, saya langsung
    memeluk dia erat-erat, sebab baru kali kesampaian, dua buah gunungnya
    benar-benar menekan keras sekali ke dadaku. Kami berciuman lama, sambil
    pelan-pelan tangan saya menjalar ke pantatnya yang besar dan padat.
    Perlahan-lahan tangan saya menjalar kedepan menyusup kedalam celana
    jeans yang dipakainya.

    ” Mas jangan mas, saya takut ” desah Siti.
    ” Tenang aja,” sambil tangannya saya bawa menyusup kedalam celana saya sehingga tepat menggenggam penisku.
    ” Oh, rasanya enak sekali, penisku di
    remasnya dengan keras. sementara tangankupun sudah mencapai gundukan
    gunungnya yang serasa lembab dan sedikit bulunya.
    ” Mass.. , mas.. ” Desahnya keenakan.

    Langsung saja kulucuti celana dan baju
    kaosnya. sehingga tinggal BH dan CD warna hitam. Aku tambah horny
    karena aku paling senang lihat perempuan pakai CD dan BH hitam. Sitipun
    tak mau ketinggalan melucuti celanaku. Sehingga kami sudah telanjang
    bulat. Segera mulutku gerilya menjilati puting susunya yang hitam tapi
    masih kecil, dia menggelinjang


    ” Uh-uh..mas..mas ”
    Mulutku mulai turun ke bawah dan
    terlihat vaginanya yang ditumbuhi sedikit bulu. Segera kusentuh
    clitorisnya yang sebesar biji jagung, dan serentak dia tersentak
    ” Mas..mas..”

    Kujilati mula-mula bagian bibirnya
    sambil sedikit menggigit-gigit biji jagungnya, dia semakin
    meronta-ronta. Kuintip lubangnya masih sangat kecil, dan merah sekali.
    Lidahkupun kujulurkan dan masuk ke celah-celah lubang merah darah itu.
    Siti seperti kerasukan setan, dia meronta-ronta dan kurasa lubang
    vaginanya berdenyut-denyut dan mulai banjir air lendir keluar.
    Sementara mulutku mengisap-isap biji
    jagungnya, tanganku mulai mengorek-orek lubang vaginanya. Siti
    menjerit-jerit seperti orang kehausan,

    ” Mas-mas, saya ngak tahan Mas ”
    Segera ini berontak dan mencari
    penisku dan segera di pegang dan dikulumnya seperti orang kehausan dan
    dengan rakus di jilat, diisap dan disedotnya kuat-kuat, giliranku yang
    meronta-ronta keenakan, ” Ah..uh..au..enak..enak..lagi.. isap yang
    kuat,..”
    Sementara penisku di kulumnya, tangannya memainkan bijiku dengan tangkasnya seperti meremas-remas adonan kue.


    ” Sit, sini kamu naik kita 69 yuk, jangan kamu isap terus nanti aku keluar duluan.”
    Siti tertawa sambil segera putar badan
    naik diatasku dan menyorongkan vaginanya ke mukaku. Langsung saja
    kusergap dan jilat dengan rakus dan dia juga tidak kalah ganasnya. Lain
    sekali rasanya pelayanan dari Siti dengan istriku yang sama sekali tidak
    mau dengan gaya macam-macam. Baru kali ini aku merasakan enaknya vagina
    dan pelayanan dari cewek lain.

    Aku memang belum pernah macem-macem
    dengan cewe lain karena takut kena penyakit, khusus dengan Siti aku
    berani karena saya yakin dia juga tidak sembarang, sebab dia tidak
    genit-genit dengan orang lain. Diapun mau kuajak setelah cukup lama
    kudekati dan mungkin dia simpati mendengar deritaku yang tidak dapat
    menyalurkan hasrat karena istriku tidak mau melayani.

    ” Mas, saya sudah ngak tahan, masukin mas, masukin mas”
    Siti memaksakan segera berdiri dan
    duduk diatas saya, sambil mengarahkan penisku masuk ke dalam vaginanya,
    saya sengaja tidak langsung masuk, tetapi menggesek-gesekkan di bulu
    vaginanya dan bibirnya, dia tambah belingsatan.


    ” Udah mas, cepat mas, aku sudah mau keluar nih”
    Dengan memaksa dia menarik penisku dan
    memegangnya sehingga tepat didepan lubang vaginanya setelah pas segera
    dia menekan vaginanya agar penisku masuk, tapi sulit juga karena memang
    lubangnya masih kecil, untung vaginanya sudah banjir dan licin. Akhinya
    masuk juga penisku yang panjangnya biasa saja. Kata Siti sih setelah dia
    merasakan penisku yang bikin puyeng ujung meriamku yang besar
    dikepalanya, sehingga ketika ditarik, seakan-akan nyangkut di leher
    kepala penisku.

    ” Aaau..Aaauu..”
    Bles masuk semua penisku den rasanya
    kepala bawahku ngilu dan enak, segera diputarnya pantatnya, seperti
    sedang menari hula-hula,
    ” Ah..ah..ah”
    Hanya suara itu yang terdengar dari
    mulutnya, sementara itu tanganku segera bekerja memijati payudaranya
    yang berdiri tegak. dan kupilin-pulin putingnya. Siti menjadi lebih
    ganas goyangnya. Aku merasa sudah mau meledak, maka segera kutarik dia
    turun dan segera kukangkangkan vaginanya sambil kuangkat kakinya
    tertekuk dengan posisi vaginanya persisi dihadapanku, segera kujilati
    bibir vaginanya yang sudah kelihatan merekah, sambil jari tengahku
    mengorek-orek vaginanya. Siti lebih histeris.”

    Mas..mas..terus mas, tusuk Mas
    yang dalam mas..ahh ”
    Lidahkupun kulancipkan dan kuselipkan dilubang vaginanya, sambil ditusukkan dalam-dalam.

    ” Mas..mas saya ngak tahan mas.., auu..auu..”
    Akhirnya terasa ada denyutan yang hebat dari vaginanya sambil kepalaku dijepitnya dengan keras.
    ” Ah..ah..ah..”
    Ada sekitar satu menit posisi kepalaku tetap dijepitnya setelah itu ia terkulai lemas.
    ” Ma kasih mas, enak bener mas”
    ” Aku belum pernah merasakan enak seperti ini ”
    Oh ya dia memang mengaku sudah tidak perawan, dulu ketika SMA sudah pernah di perawani oleh pacarnya,


    Setelah lemas akupun pelan-pelan
    mengelus-elus sekujur badannya dengan jari-jariku secara halus,
    pelan-pelan dia mulai terangsang lagi, akupun mulai meraba bulu-bulu
    vaginanya dan sambil menjilati puting payudaranya. Segera aku
    menindihnya dan penisku yang sudah marah segera mencari lubang
    vaginanya, tapi terpeleset terus, dia dengan tertawa segera membimbing
    penisku menuju lubang surga itu. Setelah pas segera kutekan dan bless..,

    ” Ah..” dia menjerit kecil,
    Kurasakan enak benar merendam penisku
    didalam vaginanya. segera kumulai gerakan naik-turan dan dibantunya
    dengan gerakan memutar,
    ” Ah..ah..enak Ti” desahku, “Terus ti yah yang cepat ”
    Dia semakin semangat memutar
    pantatnya. Segera kuganti posisi, sebelah kakinya kuangkat dan segera
    dengan posisi saling silang kutusuk penisku ke vaginanya lagi, kali ini
    masuknya benar-banar dalam dan terasa mentok ke rahimnya, dia menjerit,

    ” Aduh Mas ”
    ” Kenapa sakit? ” kataku sambil melihat matanya yang melotot
    ” Sedikit sakitnya tapi ngilu dan enak banget pas penismu mentok kedalam vaginaku” Jawabnya.
    Segera kugenjot, setiap kali penisku
    mentok masuk ke vaginanya di melotot sambil berdesis, ” Sss..Ss., enak
    bener mass.., mentok mas..”
    Kurasa aku sudah mau meledak dan, segera kupercepat gerakanku, Sitipun makin menggila teriakannya.


    ” Au..Au..mas..enak mas..au..”
    ” Aku mau keluar, ti ” teriakku,
    ” Ayo Mas saya juga mau keluar ” terik Siti.
    Tak lama aku merasakan ledakan dari ujung kepala penisku,
    “Ahh..Ah..Au..”

    Dan Sitipun segera menyusul ” Aku Juga keluarmass..Aaa..Aaa..”
    Terasa 5 atau 6 kali semprotanku menghujam kedalam vaginanya. Akhirnya kami, lemas dan saling tertawa,

    ” Enak banget Ti, vaginamu, saya mau lagi yah”
    ” Sama, saya juga sudah lama banget ngak di tusuk rasanya seperti ke surga”
    Kelak setelah ini kami masih sering lagi ketemu, tetapi kami menjaga hubungan diluar, kami seperti tidak ada apa-apa.

    ini cerita aku saat bertemu dengan siti si gadis SPG yang montok.istriku belum mengetahui hubungan antara kami.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Kisah Memek Kerasnya Kontol Gede Pacarku

    Kisah Memek Kerasnya Kontol Gede Pacarku


    3782 views

    Duniabola99.com – Aku seorang gadis yang masih berusia belia yakni 18 tahun, tapi aku sudah pernah melakukan adegan seperti dalam cerita seks bersama kekasihku yang kini sudah meninggalkan aku. Dan aku tidak tahu harus bagaimana caraku untuk meminta tanggung jawab darinya. Dia pergi bukan karena kesalahan yang aku perbuat tapi karena dia menemukan gadis lain.


    Hal itulah yang membuatku menjadi taruma untuk menjalin hubungan dengan cowok lain, aku takut mereka semua sama akan tampak baik di awalnya saja namun akhirnya dia akan meninggalkan kita meski tanpa kesalahan sekalipun. Dan aku tidak ingin merasakan hal itu lagi, kalau bisa cukup satu kali saja aku melakukannya dengan mantan pacarku yang kini sudah aku hapus dalam hatiku.

    Namaku Tiara seorang gadis keturunan cina jawa hingga aku memiliki kulit nampak putih bening sedangkan wajah orientalku berpadu dengan ke ayuan wajahku. Tapi sempat berpikir kenapa aku tidak dapat menemukan seorang pasangan yang baik dan setia padaku dengan wajah cantikku ini. Hingga kejadian itu terjadi lagi, aku berhubungan dengan seorang cowok yang lebih parah dari mantanku sebelumnya.

    Sebut namanya Aldi dia seorang mahasisiwa dan merupakan teman satu angkat dengan kakakku. Sebenarnya sejak aku dekat dengan Aldi kakaku sudah mewanti-wanti aku untuk tidak dekat dengan Aldi tapi aku terjebak dengan wajah ganteng dan gayanya yang menurutku keren sekali. Hingga akhirnya kamipun jadian meskipun aku harus bertengkar dengan kakakku yang memarahiku untuk menjauh dari Aldi.

    Awalnya Aldi begitu mencintai dan sering memberi perhatian lebih padaku. Dan diapun tidak maca-macam dengan menyentuhku malah dia bersikap sopan padaku, setiap kami jalan bareng dia selalu memperhatikan aku sehingga aku menjadi begitu cinta dan percaya padanya. Bahkan aku sering membicarakan tentang kebaikan Aldi di depan papa mamaku untuk memberikan nilai plus pada Aldi.


    Karena itu mama mendengarkan aku dari pada kakakku, jadi kami sering jalan bareng meskipun sampai larut malam seklaipun. Karena dari awal kami hanya main ke rumah teman atau menghadiri acara yang di adakan teman di rumahnya, seperti biasa aku mengajak Aldi karena aku merasa aman jika disisinya tanpa harus melakukan adegan layaknya dalam cerita seks.

    Pada suatu hari tepatnya hari minggu aku di ajak main ke rumahnya oleh Aldi. Dan akupun berangkat dari rumah sendirian dengan menggunakan jasa taksi, sampai di sana aku lihat rumahnya sepi tapi aku langsung duduk karena Aldi masih sibuk dengan dirinya sendiri di dalam kamarnya, akhirnya diapun datang dengan membawa segelas minuman dan menghidangkannya padaku.

    Kamipun mengobrol dan aku melihat banyak majalah dewasa yang ada di bawah meja itu, dan ada juga cerita seks yang aku ambil kemudian aku baca meski sekilas sampai akhirnya akupun merasakan ingin segera mencium Aldi, entah aku merasa ingin saja melakukan hal itu semua detak jantung dan aliran darahku seolah mnyerukan untuk melkakukan adegan layaknya dalam cerita seks.


    Begitu Aldi mendekat padaku saat itulah aku langsung mendaratkan bibirku pada pipinya, dia membalas dengan mencium bibirku saat itu juga aku tidak membiarkannya begitu saja dengan penuh gairah aku lumat bibir Aldi. Dan semakin nikmat kurasakan saat Aldi menyentuh setiap lekuk tubuhku yang aku rasakan sangat sensitif kala itu sehingga menambah gairahku.

    Dengan mendesah aku coba menikmati sentuhan tangan Aldi ” OOouuuggggghhh…. eeeeeuuuummmppphhh…. eeeeeuuuummmppphh… Al…. aaaaggggghhh….. aaaaagggghhhh… ” Mataku terpejam apalagi kini Aldi memainkan tetekku dengan cara menghisap putingnya akupun kembali mendesah ” Ooouuggghh… aaaaggghh… aaaaagggghh…. aaaaggghhhh…. aaaggghhh.. ” Aku raba rambutnya.

    Bahkan aku belai dengan lembutnya karena nikmat juga tetek di hisap begini oleh mulutnya ” Oooouuggghhh… sa… yang… aaaaggggghhh… Al.. di… ja… jangan.. yang… itu… aaaaggggghhh.. ” Kataku ketika dia meremas tetekku dengan tangan yang satunya sedangkan yang satu lagi tetap mulutnya yang bermain di atas tetekku yang semakin sensitif saja.


    Semakin menggelinjang tubuhku manakala Aldi begitu mengacungkan kontolnya dan berusaha memasukkan kontolnya pada lubang memekku “Ooouuuuwwww…. oooouuuuuwwwww…. oooouuwww…. aaaagggghhhh…. aaaagggghhhhh…. aaaaggghhhh…. ” Aku tidak menyangka kalau kontol Aldi begitu besar dan panjang jauh lebih besar dari kontol mantanku yang dulu pernah melakukan hal ini padaku.

    Aku mencoba melakukan gerakan yang dapat membuat Aldi bersemangat lagi, akhirnya diapun mengerang ” Oooouuugggghhhh…… oooouuugggghh… aaaagggghhh… sa.. yang… a.. ku… aaaagggghhhh…. ” Saat itu juga tumpah sperma dalam kontol memenuhi lubang memekku terasa hangat rasanya, aku dekap tubuh Aldi diapun mencium wajahku dengan bertubi-tubi rupanya dia telah mencapai puncak klimaks.


    Kamipun sama-sama merasa puas karena itu kami segan untuk melepas pelukan kami.
    Dan sejak saat itu kami sering melakukan adegan seperti dalam cerita seks ini, tapi akhirnya aku di kecewakan oleh Aldi, karena dengan mata kepalaku sendiri aku melihat Aldi sedang bermesraan dengan seorang cewek di kampusnya dan aku memang pergi ke sana tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

  • Kisah Memek Mertuaku Bergairah Melihat Kontolku

    Kisah Memek Mertuaku Bergairah Melihat Kontolku


    3778 views

    Duniabola99.com – Berita tentang rencana acara peringatan tiga tahun meninggalnya almarhum ayah mertuaku yang disampaikan Indra saudara istriku dari kampung, tidak terlalu mengejutkan. Karena aku dan istriku Vita telah memperhitungkan sebelumnya hingga sudah menyiapkan anggaran untuk keperluan kegiatan itu guna membantu ibu mertuaku.


    Namun yang membuatku terkejut, sebelum pulang Indra menyeretku dan berbisik memberitahu bahwa di kampung belakangan santer beredar isu bahwa ibu mertuaku ada main dengan Okto, tukang ojek warga setempat.

    “Saya kira Okto hanya mengincar duitnya Bude Tia (nama ibu mertuaku Fatia). Bude kan sudah tua, masa sih Kang Okto mau kalau nggak ngincar uangnya,” kata Indra, saat aku mengantar dia keluar rumah dan tidak ada Vita di dekat kami. Menurut Indra, ia menyampaikan itu agar aku jangan kaget jika mendengarnya. Juga diharapkan dapat mengingatkan ibu mertuaku.

    Karena menurut Indra, warga kampung sudah geregetan dan berniat menggerebeknya kalau sampai ketahuan. “Terima kasih informasinya Dra. Saya akan mencoba mengingatkan ibu kalau ada saat yang tepat. Saya nanti pulang sendiri ke kampung karena kehamilan Vita sudah hampir memasuki bulan ke sembilan,” ujarku sebelum Indra pergi dengan sepeda motornya.

    Kabar perselingkuhan ibu mertuaku dengan tukang ojek itulah yang membuatku banyak termenung dalam bus yang membawaku dari Jakarta menuju ke desa di sebuah kabupaten di Jawa Tengah.

    Seperti halnya Indra, aku juga tidak habis pikir kenapa ibu mertuaku sampai terlibat selingkuh dengan Okto. Sebagai bekas istri Sekdes dan tergolong orang berada di kampungnya, ibu mertuaku termasuk pandai merawat diri di samping tergolong lumayan cantik.

    Maka meskipun usianya telah 52 tahun, masih nampak sisa-sisa kecantikannya. Wanita berkulit bersih itu juga bisa dibilang masih menyimpan pesona untuk membangkitkan hasrat lelaki. Jadi tidak benar anggapan Indra bahwa ibu mertuaku tidak menarik lagi bagi laki-laki. Bagian pantat dan busungan buah dadanya memang masih menantang.

    Aku tahu itu karena ibu mertuaku sering hanya mengenakan kutang dan menutup tubuhnya dengan balutan kain panjang saat di dalam rumah. Bagian dari tubuh ibu mertuaku yang sudah kurang menarik hanya pada bagian perutnya. Seperti kebanyakan wanita seusia dia, perutnya sudah tidak rata.

    Juga lipatan yang sudah mulai muncul di bagian leher dan kelopak matanya. Namun untuk bagian tubuh yang lainnya, sungguh masih mampu membuat jakunku turun naik. Kakinya yang panjang, betisnya masih membentuk bulir padi dengan paha yang mulus dan membulat kekar. Dadanya juga sangat montok. Entah kalau soal masih kenyal dan tidaknya. Cerita Sex

    Aku sendiri suka ngiler karena tetek istriku tak sebesar punya ibunya itu di samping kulit istriku tak secerah kulit ibunya. Pernah ketika ibu berkunjung dan menginap beberapa lama di rumahku, aku nyaris gelap mata. Saat itu Vita istriku baru melahirkan anak pertamanya.

    Ibu sengaja datang dan tinggal cukup lama untuk menggantikan peran Vita mengurus dapur. Saat tinggal di rumahku, kebiasaan ibu mertuaku di desa yang hanya mengenakan kutang dan membalut tubuh bagian bawah dengan kain panjang saat di rumah, tetap dilakukannya.

    Alasannya, Jakarta sangat panas hingga ia merasa lebih nyaman berbusana ala Tarzan seperti itu. Sebenarnya tidak ada masalah, karena ibu mertuaku hanya berpakaian seperti itu saat ada di dalam rumah. Namun khusus bagiku saat itu jadi terasa menyiksa.

    Betapa tidak, sementara harus berpuasa syahwat karena istri yang tidak bisa melayani selama 40 hari setelah melahirkan sementara setiap saat aku seolah disodori pemandangan menggiurkan penampilan ibu mertuaku.

    Apalgi ibu mertuaku tanpa merasa risi sering berpakaian setengah telanjang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang masih merangsang di hadapanku. Bahkan kutang yang dipakainya kerap tampak kekecilan hingga susunya yang besar tidak bisa muat sepenuhnya terbungkus kutang yang dipakainya.


    Aku jadi tersiksa, terpanggang oleh nafsu yang tak tersalurkan. Aku bahkan pernah gelap mata dan nyaris nekad. Malam itu, saat hendak buang air kecil ke kamar mandi, aku sempat berpapasan dengan ibu mertuaku yang juga baru dari kamar mandi.

    Namun yang membuat mataku melotot, ia keluar dari kamar mandi nyaris bugil. Hanya mengenakan BH, sementara kain panjang yang biasa dipakainya belum dilitkan di tubuhnya. Mungkin ia mengira semua orang sudah tidur.

    Bahkan dengan santainya, sambil jalan digunakannya kain panjang itu untuk mengelap bagian bawah tubuhnya yang basah. Terutama di selangkangannya untuk mengelap memeknya yang baru tersiram air. “Ee..ee.. kamu belum tidur Dik?,” katanya tergagap ketika menyadari kehadiranku.

    “Be.. be.. belum Bu. Saya mau ke kamar mandi dulu,” ujarku sambil memelototi tubuh telanjangnya itu. Ia jadi tersipu ketika merasa sorot mata menantunya terarah ke selangkangannya. Ia berusaha dengan susah-payah melilitkan kain panjangnya untuk menutupi bagian tubuhnya itu. Lalu bergegas menuju ke kamarnya.

    Namun sebelum masuk ke kamar ia sempat berpaling dan melempar senyum padaku. Senyum yang sangat sulit kuartikan. Jadilah malam itu menjadi malam yang sangat menyiksa. Sebab kendati sepintas aku sempat melihat kemulusan pahanya serta memeknya yang berjembut lebat serta pinggul dan pantatnya yang besar.

    Akibatnya kejantananku yang sudah hampir setengah bulan tak mendapatkan penyaluran langsung berdiri mengacung dan tak mau ditidurkan.

    Kalau tidak menimbang bahwa dia adalah ibu dari wanita yang kini menjadi istriku dan nenek dari anakku, rasanya aku nyaris nekad mengetuk pintu kamarnya. Sebab dari senyumnya sepertinya ia memberi peluang. Dan aku sangat yakin di usianya yang telah 52 tahun ia masih memiliki hasrat untuk disentuh laki-laki.

    Untuk meredakan ketegangan yang sudah naik ke ubun-ubun, malam itu aku menyalurkan sendiri hasrat seksualku dengan beronani. Aku mengocok di kamar mandi sambil membayangkan nikmatnya meremasi tetek besar ibu mertuaku serta menancapkan kontolku ke lubang memeknya yang berbulu sangat lebat. Cerita soal ibu mertuaku yang terlibat perselingkuhan dengan tukang ojek, ternyata bukan isapan jempol.

    Itu kutahu setelah sampai di kampungku. Aku mendapatkan kepastian itu dari Riki, temanku yang menjadi guru di salah satu SD di kampungku. Aku memang sempat mampir ke rumahnya sebelum ke rumah ibu mertuaku. “Kalau mungkin setelah acara peringatan almarhum ayah mertuamu, sebaiknya Bu Tia kamu ajak saja ke Jakarta Dik.

    Jadi tidak menjadi aib keluarga. Soalnya orang-orang sudah mulai menggunjingkan,” kata dia saat aku berpamitan. Kuakui saran Riki memang sangat tepat. Tetapi kalau ibu mertuaku menolak, rasanya sulit juga untuk memaksanya.

    Untuk berterus terang bahwa sudah banyak warga kampung yang tahu bahwa ibu mertuaku berselingkuh dengan Okto dan warga berniat menggerebeknya, ah rasanya sangat tidak pantas mengingat kedudukanku sebagai menantu.

    Setelah berpikir keras dalam perjalanan ke rumah ibu mertuaku, kutemukan sebuah solusi. Bahkan ketika aku mulai memikirkan langkah-langkah yang akan kulakukan, tak terasa batang penisku jadi menegang.

    Hingga aku segera bergegas agar segera sampai ke rumah dan tidak kemalaman. Aku takut ibu mertuaku sudah tidur dan tidak bisa menjalankan siasatku. Ternyata ibu mertuaku belum tidur dan ia sendiri yang membukakan saat aku mengetuk pintu. Seperti biasa setelah kucium tangannya, ibu langsung memelukku.


    Namun berbeda dari biasanya, pelukan ibu mertuaku yang biasanya kusambut biasa-biasa saja tanpa perasaan kali ini sangat kunikmati. Bahkan kudekap erat hingga tubuhnya benar-benar merapat ke tubuhku. Seperti biasa ia hanya memakai kutang dan melilitkan kain panjang di pinggangnya.

    Saat kupeluk buah dadanya terasa menekan lembut ke dadaku. Teteknya yang besar masih lumayan kenyal, begitu aku membathin sambil tetap memeluknya. Bahkan dengan sengaja aku sempat mengusap-usap punggungnya dan mukaku sengaja kudekatkan hingga pipiku dan pipinya saling menempel.

    Tidak hanya itu, aku yang memang punya rencana tersendiri, sengaja mencoba memancing reaksinya. Puas merabai kehalusan kulit punggungnya, tanganku meliar turun. Ke pinggangnya dan terus ke bokongnya yang terbalut lilitan kain panjang. Tampaknya ibu mertuaku tidak memakai celana dalam. Karena tidak kurasakan adanya pakaian dalam yang dikenakan.

    Namun yang membuatku makin terangsang, pantat besar ibu mertuaku ternyata masih cukup liat dan padat. Ah, pantas saja Okto mau menjadi pasangan selingkuhnya. Rupanya Okto punya selera yang bagus juga pada tubuh perempuan, pikirku kembali membathin.

    Entah tidak menyadari atau menikmati yang tengah kulakukan, ibu mertuaku tidak memprotes saat tanganku mulai meremasi bongkahan pantatnya. Namun setelah beberapa lama akhirnya ia bereaksi.

    “Uu… udah Dik nggak enak kalau ketahuan si mbok. Ia belum tidur, masih bersih-bersih di dapur,” ujarnya. “I.ii.. iya Bu. Maaf saya kangen banget sama ibu,” “Vita dan Hendro nggak ikut Dik?,” kata ibu mertuaku.

    Kukatakan padanya kehamilan Vita sudah masuk ke hitungan sembilan bulan dan Hendro sering rewel kalau berpergian jauh tanpa ibunya jadi mereka tidak ikut pulang. “Ohh… ya nggak apa-apa. Yusfri (adik istriku) juga katanya tidak bisa datang. Dia cuma kirim wesel,” ujarnya lagi.

    Oleh ibu aku diantar ke kamar yang biasa kupakai bersama Vita saat pulang kampung. Namun saat ia menyuruhku mandi, kukatakan bahwa tubuhku agak meriang. “Oh.. biar si mbok ibu suruh merebus air untuk kamu mandi biar seger. Sudah kamu tiduran saja dulu.

    Kalau mau nanti ibu pijitin dan dibalur dengan minyak dan bawang merah ditambah balsem gosok setelah mandi biar hilang masuk anginnya,” katanya sambil bergegas keluar dari kamar. Saat ia melangkah pergi, kupandangi goyangan pantat besarnya yang tercetak oleh lilitan kain panjang yang dipakainya. Pantat yang masih padat dan liat. Perutnya memang mulai sedikit membuncit.

    Maklum karena usianya sudah tidak muda lagi. Namun dengan posturnya yang tinggi besar kekurangannya di bagian perut itu dapat tertutupi. Melihatnya gairahku makin tak tertahan. Usai mandi dan makan malam, aku pamit pada ibu mertuaku untuk masuk kamar. Tetapi sambil jalan aku kembali berpura-pura seperti orang yang tengah tidak enak badan.

    Maksudku untuk mengingatkan ibu mertuaku perihal tawarannya untuk memijiti tubuhku. Dan benar saja, melihat aku memegangi kepalaku yang sebenarnya tidak pusing dia langsung tanggap. “Oh ya mbok, tolong ambilkan minyak goreng, bawang merah dan balsem untuk memijit Nak Dik.

    Sesudah itu si mbok tidur saja istirahat karena besok harus siap-siap masak,” perintah ibu mertuaku pada Mbok Dar, pembantu yang sudah lama ikut keluarga istriku. Tidak lebih dari lima menit, ibu mertua menyusulku masuk kamar membawa piring kecil berisi minyak goreng, irisan bawang merah dan uang logam serta balsem gosok.


    “Katanya mau dipijit. Ayo buka kaos dan sarungnya. Kalau dibiarkan bisa tambah parah masuk anginnya,” ujarnya setelah duduk di tepian ranjang tempat aku tiduran.

    Saat itu aku hanya memakai celana dalam tipis di balik sarung yang kupakai. Maka setelah sarung dan kaos kulepas, seperti halnya ibu mertuaku yang hanya memakai kutang dan membalut tubuh dengan kain panjang, tinggal celana dalam tipis yang masih melekat di tubuhku.

    Sepintas kulihat mata ibu mertuaku menatapi tonjolan yang tercetak di celana dalamku. Sejak memeluk dan meremas pantat ibu mertuaku serta merasakan busungan buah dadanya menempel di dadaku, penisku memang mulai bangkit.

    Kuyakin batang kontolku itulah yang tengah menjadi perhatiannya. Boleh jadi ia mengagumi batang kontolku yang memang ukurannya tergolong panjang dan kekar. Atau tengah membandingkan dengan milik Okto? Kembali aku membatin.

    Ia memang tidak menatapi secara langsung ke selangknganku. Tetapi sambil mencampurkan bawang merah, minyak dan balsem di piring untuk dibalurkan di tubuhku sebelum dipijat, sesekali ia mencuri pandang.

    Aku makin yakin bahwa gairahnya dalam urusan ranjang memang masih belum padam. Dan karena lirikan mata ibu yang sering tertuju ke selangkanganku itulah aku menjadi makin berani melaksanakan siasat yang telah kurencanakan. “Bu sebenarnya saya nggak meriang.

    Saya hanya ingin ngoborol berdua dengan ibu karena kangen dan ada yang ingin disampaikan,” ujarku akhirnya. Ibu mertuaku tampak kaget. Ia yang tadinya hendak membalurkan campuran balsem, minyak kelapa dan bawang merah ke dadaku diurungkannya dan menatapku penuh tanda tanya.

    Bahkan terlihat makin panik ketika kukatakan bahwa yang ingin kuketahui adalah soal hubungannya dengan Okto, pria yang berprofesi sebagai pengojek termasuk soal kegeraman masyarakat yang ingin menangkap basah ibu dan selingkuhannya itu. Takut piring kecil berisi ramuan untuk urut yang dipegangnya tumpah karena kekagetannya, segera kuambil alih.

    Sambil bangkit dari tidur, kuugenggam tangan ibu mertuaku setelah piringnya kutaruh di meja kecil dekat tempat tidur. “Ibu ceritakan saja sejujurnya pada saya biar nanti kalau sampai Vita tahu saya bisa membantu menjelaskan dan memberinya pengertian,” kataku. “Jangan Dik, tolong jangan.

    Jangan sampai Vita tahu soal ini. Dia belum tahu kan?” Ibu mertuaku menghiba. Ia tampak makin panik. “Belum Bu. Hanya saya yang tahu dari orang-orang. Makanya ibu ceritakan saja semuanya. Ibu benar-benar serius hubungannya dengan Okto?” Setelah kudesak dan kuyakinkan bahwa aku tidak akan menceritakannya pada Vita, ia akhirnya bercerita.

    Menurutnya, ia sampai berhubungan dengan Okto karena iseng dan kesepian. Setelah mencobanya sekali, menurut pengakuan ibu mertuaku, sebenarnya ia tidak berniat mengulangnya lagi. Takut menjadi gunjingan masyarakat.

    Tetapi di setiap kesempatan Okto sering datang dan mendesak. Bahkan mengancam akan menceritakan kepada orang-orang bila ibu mertuaku tidak melayaninya. Hingga sudah tiga kali terpaksa ibu mertuaku melayani Okto. “Setelah bapaknya Vita tidak ada ibu sering kesepian Dik.

    Sampai akhirnya ibu khilaf,” ujarnya. “Kalau dengan Pak Lurah, hubungannya sejauh mana Bu,” Aku mempertanyakan itu karena selain dengan Okto ada pula kabar miring yang kudengar dari teman di kampung, Pak Lurah juga sering bertandang ke rumah ibu mertuaku. Namun kabar miring itu ditepisnya tegas-tegas oleh ibu mertuaku.

    Ia mengakui beberapa kali Pak Lurah datang ke rumah. Bahkan pernah mengajaknya untuk menikah siri atau menikah tidak resmi. Tetapi menurut ibu mertuaku, ia dengan tegas telah menolaknya hingga akhirnya tidak pernah datang lagi. “Ibu memang cantik dan sexy sih. Saya saja suka nggak tahan kalau melihat ibu,” kataku mencoba memancing.

    “Huussh.. ngomong apa kamu Dik. Ibu kan sudah tua,” “Eeh bener lho Bu. Ingat nggak waktu saya memergoki ibu malam-malam keluar dari kamar mandi dan sempat melihat i.. itunya Ibu?” Kuceritakan pada ibu mertuaku bahwa saat itu aku benar-benar sangat terangsang. Bahkan nyaris nekad menyusul ibu ke kamar. Namun karena takut ibu menolak, akhirnya kuurungan.


    Hanya di kamar, sampai pagi aku tidak bisa tidur karena hasrat yang tak terlampiaskan. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Menurutnya, saat itu ia memiliki perasaan serupa karena gairahnya juga lagi tinggi. “Kalau saat itu kamu nekad masuk kemar pasti kejadian deh,” ungkapnya.

    Pengakuannya itu mendorongku bertindak nekad. Kulingkarkan tanganku ke pundaknya dan kukecup lembut pipi ibu mertuaku. Ia agak kaget dengan tindakan nekadku itu namun tidak berusaha menolak.

    “Kalau begitu sekarang saja ya Bu. Saya pengin banget,’ kataku berbisik di telinganya. “Ta.. ta.. tapi Dik,” Tetapi ibu mertuaku tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena mulutnya langsung kusumbat dan kulumat dengan mulutku. Ia sempat gelagapan.

    Namun ia yang awalnya hanya diam atas serangan mendadak yang kulancarkan, akhirnya memberi perlawanan saat lidahku mulai kujulurkan menyapu di seputar rongga mulutnya. Ia juga ikut melumat dan menghisap bibirku. Sambil terus melumat bibirnya, aku makin berani untuk bertindak lebih jauh.

    Kuremas teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam. Namun karena kurang puas, tanganku merogoh untuk meremas langsung gunung kembarnya. Payudaranya ternyata sudah agak kendur. Hanya ukurannya benar-benar mantap. Bahkan lebih besar dibanding susu Vita meski dia sedang mengandung.

    Putingnya juga besar dan menonjol. Aku jadi makin gemas untuk terus meremas dan memain-mainkan pentil-pentilnya. Ibu mertuaku menggelinjang dan mendesah. Bahkan tanpa kuminta dilepaskannya pengait pada BH yang dipakainya hingga penutup buah dadanya terlepas.

    Aku jadi makin leluasa untuk terus meremasi teteknya. “Tetek ibu udah kendor ya Dik?” kata ibu mertuaku lirih. “Ah nggak. Tetek ibu besar dan mantep. Saya sangat suka tetek ibu. Ngegemesin banget,” “Punya Vita juga besar kan?” “Tapi masih kalah besar di banding punya ibu ini,” kataku sambil meremas gemas dan membuat ibu mertuaku memekik tertahan.

    Mertuaku yang semula pasif menyandar ke tubuhku sambil menikmati belaian dan remasan tanganku di teteknya, kian terbangkitkan hasratnya. Tangannya mulai menjalar dan menyentuh kontolku. Mengelus dan meraba meski masih dari luar celana dalam yang kupakai. Mungkin ia sudah kebelet ingin menggenggam dan melihat penisku.

    Aku membantunya dengan memelorotkan celana dalamku. Benar saja, setelah terlepas ibu mertuaku langsung meraih batang zakarku. Mengelus kepala penisnya yang membonggol dan mengocok-ngocoknya perlahan batangnya. Tampaknya dia benar-benar ahli untuk urusan memanjakan pria.

    Bahkan biji-biji pelir kontolku diusap-usapnya perlahan. Sambil menikmati kocokannya, kulepas lilitan kain panjang yang membungkus tubuh ibu mertuaku. Tidak terlalu sulit karena ia hanya melilitkan dan menggulungkannya di atas pusarnya. Sekali tarik langsung terlepas.

    Dugaanku tidak keliru. Ia tidak memakai celana dalam di balik kain panjang yang dipakainya. Wow memeknya terlihat sangat membukit di antara kedua pangkal pahanya. Aku yang sudah dua bulan puasa karena perut Vita yang makin membesar akibat kehamilannya menjadi tidak sabar untuk segera menyentuhnya.

    KUbaringkan tubuh ibu mertuaku lalu aku mengambil posisi berbaring dengan arah berlawanan. Maksudnya agar aku bisa leluasa menjangkau memeknya dan ibu tetap bisa bermain-main dengan kontolku. Bukan cuma tetek Vita yang kalah besar dengan milik ibunya. Dari segi ukuran dan ketebalannya, memek mertuaku juga lebih unggul.

    Mantap dan menawarkan kehangatan yang menantang untuk direguk. Aku langsung mengecup dan mencerucupi inchi demi inchi organ vital milik ibu mertuaku. Menjilatinya mulai lipatan bagian dalam pahanya hingga ke bagian yang membukit dan ke celahnya yang hangat dan sudah mulai basah. Ibu tak mau kalah. Kurasakan biji-biji pelirku dijilati dan dicerucupi serta dikulumnya.

    Tubuhku mengejang menahan kenikmatan yang tengah diberikan ibu mertuaku. Meski harus setengah dipaksa, Vita memang sering mengulum penisku sebelum bersetubuh. Namun yang dilakukan ibu mertuaku dengan mulutnya pada penisku sangat menggetarkan.

    Kalau terlalu lama pertahananku bisa jebol dan KO sebelum dapat memberi kepuasan kepada ibu mertuaku. Aku tidak mau ibu mertuaku menyangsikan kejantananku. Apalagi di perselingkuhan pertama kami.


    Untuk mengimbangi permainannya, lidahku kubenamkan dalam-dalam di lubang memeknya dan mulai mencongkel-congkel itilnya. Tubuh ibu mertuaku tergetar ketika ujung kelentitnya kukulum dan kuhisap-hisap dengan mulutku. Kudengar ia mulai mengerang tertahan.

    Ia membuka lebar-lebar pahanya dan menghentikan jilatan serta kulumannya pada kontolku. Rupanya ibu mulai menikmati permainan mulutku di liang sanggamanya. Itilnya makin menyembul keluar akibat pososi pahanya yang makin mengangkang. Makin kuintensifkan fokus permainanku pada kelentitnya.

    Kukecupi, kuhisap dan kutarik-tarik itilnya dengan bibirku. “Aakkhhhh…. ssshh aahhhkkkhh enak bangat Win. Kamu apakan itil ibu Win. Aakkkhh… aakhhhh… aaaaaahhhhh,” Rintihan dan erangan ibu makin menjadi. Bahkan sesekali terlontar kata-kata jorok dari mulutnya.

    Bisa-bisa Mbok Darmi, pembantu ibu mertuaku yang tidur di belakang mendengar dan menaruh curiga. Maka langsung kutindih tubuh ibu dan kusumbat mulutnya dengan mulutku. Lalu dengan tanganku, kuarahkan kontolku ke liang sanggamanya.

    Kugesek-gesekkan kepalanya di bibir luar memeknya dan kemudian kutekan. Akhirnya, … ssleseeep.. bleeessss! Tubuh ibu mertuaku menggerinjal saat batang penisku menerobos masuk di lubang memeknya. Ia memekik tertahan dan dicubitnya pantatku. “Ih.. jangan kenceng-kenceng nusuknya.

    Kontol kamu kegedean tahu…,” kata ibu mertuaku tapi tidak dalam nada marah. Seneng juga dipuji ibu bahwa ukuran penisku cukup gede. “Sama punya Okto gede mana Bu?” Ibu rupanya kurang suka nama itu disebut.

    Ia agak merengut. “Membayangkan ibu disetubuhi Okto saya cemburu Bu. Makanya saya pengin tahu,” ujarku berbisik di telinganya. “Ibu tidak akan mengulang lagi Dik. Ibu janji. Punya dia kalah jauh dibanding kontolmu.

    Memek ibu kayak nggak muat dimasuki kontolmu. Ah.. marem banget,” jawabnya melegakan. Kembali ibu mendesah dan merintih ketika mulai kukocok lubang nikmatnya dengan penisku.

    Awalnya terdengar lirih. Namun semakin lama, saat ayunan dan hunjaman kontolku makin laju, kembali ia menjadi tak terkendali. Ia bukan hanya merintih tetapi mengerang-erang. Kata-kata joroknya juga ikut berhamburan. “Ah..sshh…aaahh terus Dik.. ya.. ya terus coblos memek ibu.

    Ah..aaahhh… sshhh enak banget kontolmu Dik. Gede dan mantep banget…. aahhhh ….aaaooooohhhh…..ssshhhh,” Celoteh dan erangannya membuatku makin bernafsu. Apalagi ketika ibu mulai mengimbangi dengan goyangan pinggulnya dan membuat batang kontolku serasa diremas-remas di lubang memeknya.

    Ternyata memeknya masih sangat legit meski terasa sudah longgar dan kendur. Erangan ibu makin keras dan tak terkendali, tapi aku tak peduli. “Memek ibu juga enak banget. Saya suka ngentot sama ibu. Sshhh…. aaahh.. yaa terus goyang bu… aahh.. ya. ya buu….aahsshhh,”

    Berkali-kali hunjaman kontolku kusentakkan di lubang memek ibu mertuaku. Ia jadi membeliak-beliak dan suara erangannya makin kencang. Goyangan pinggulnya juga terus berusaha mengimbangi kocokan kontolku di liang sanggamanya. Benar-benar nikmat dan pandai mengimbangi lawan mainnya.

    Bahkan, ini kelebihan lain yang tidak kutemukan pada diri Vita, memek ibu yang tadinya terasa longgar otot-otot yang ada di dalamnya kini seakan hidup. Ikut bergerak dan menghisap. Ini mungkin yang dinamakan memek empot ayam. Aku jadi ikut kesetanan. Sambil terus menyodok-nyodokkan kontolku di lubang vaginanya, pentil tetek kuhisap sekuatnya.


    Ibu mengerang sejadi-jadinya. Saat itulah kedua kakinya melingkar ke pinggangku, membelit dan menekannya kuat-kuat. Rupanya ia hendak mendapatkan puncak kenikmatannya. Makanya kusumbat mulut ibu dengan mulutku.

    Lidahnya kukulum dan kuhisap-hisap. Akhirnya, setelah kontolku serasa diperah cukup kencang, pertanahanku ikut jebol. Air maniku menyemprot cukup banyak di liang sanggamanya bercampur dengan cairan vaginanya yang juga membanjir. Tubuhku ambruk dan terkapar di sisi wanita yang selama ini kuhormati sebagai ibu mertua.

    Entah berapa lama aku tertidur. Namun saat bangun, ibu mertuaku sudah tidak ada di ranjang tempat tidurku. Rupanya ia sedang berada di dapur membuatkan teh panas untukku setelah membersihkan diri di kamar mandi. Seulas senyum memancar di wajahnya saat kami saling tatap sebelum aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

  • Kisah Memek Aku ngentotin adik ku sendiri

    Kisah Memek Aku ngentotin adik ku sendiri


    3775 views

    Duniabola99.com – Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap.


    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

    Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

    Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.


    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.


    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.
    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…
    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.
    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…
    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.


    Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.


    “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakm John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..
    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..
    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.

    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.


    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….
    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…

    Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.


    Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya

    Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya


    3775 views

    Duniabola99.com – Pria Nakal Sumatera Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

    Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.

    Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.


    Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.

    Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.

    Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.

    Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.


    Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.

    Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.

    Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.

    Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.


    Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk.

    “Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar.
    “Tante sedang di mana..?” tanyaku.
    “Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan.
    “Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon.
    Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara.
    “Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika.
    “Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!”
    “Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika.

    “Tante capek habis ngapain..?” tanyaku.
    “E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup.
    “Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani.
    “Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?”
    “Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?”
    “T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan.
    “Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku.
    “D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung.
    “Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang.
    “B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah.

    Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy.
    “Malem Tante,” sapaku ramah.
    “Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon.
    “Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan.
    Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat.
    “Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk.
    “Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku.
    “Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba.

    “Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..”
    “Tergantung apa..?
    “tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?”
    “Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong.
    “Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil.
    “Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil.
    “Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika.
    “Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku.


    “Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!”
    “Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal.
    “Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius.
    “Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam.
    “Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah.
    “Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya.
    “Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

    Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin.
    “Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok..” kataku memuji kecantikannya.
    “Emang Tante masih cantik..?” tanyanya.
    “Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi,” jawabku.
    “Benarkah kamu mengagumi Tante..?”
    “Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak.” kataku merayunya.
    “Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku.

    Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. “Waawww.. besar sekali punya kamu Don?” serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusnya dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. “Mm.. kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu..” belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, “Crupp..” sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Aahh.. Donny, oohh.. sedoot teruus aahh..” tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

    “Buka bajumu dulu, Don..” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. “Uhh..” nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

    “Hmm.. oohh.. Tante.. aahh..” kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.


    “Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh..” Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..” Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. “Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon.. oohh..” Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

    “Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon..” teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. “Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja,” ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

    “Tante Tika.. ayoo cepat,” teriakku tak sabar.
    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang.
    “Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon.. oohhmm..” ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya.
    “Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh.. ahh..” geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

    “Waaouwww.. punya kamu ini lho, Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi,” tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. “Sleepp..” agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. “Hmm.. oohh..” Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. “Plak.. plak.. plak.. plak..” aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi.

    “Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm.. Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus..” katanya menggelinjang hebat.
    “Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali oohh..”
    “Kamu senang sekali susu tante yah? oohh.. sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali peler kamu.. oohh, Doony.. aahh..” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang.
    “Doon..?” dengusannya turun naik.

    “Kenapa.. Tante..”
    “Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww.. uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh..” gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh.
    “Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante, oohh..” Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh..” liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.

    Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. “Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang.. mmhh, pintar kamu Sayang..” Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk.

    Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. “Ooohh enaak Tante.. ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm, enaak sekali.. oohh..” kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. “Remas yang mesra dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang,” Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. “Maksud Tante supaya saya bisa.. srup.. srup..” mulutku menerkam puting susunya. “Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang oohh..” Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, “Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii,” erangnya.

    Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. “Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh.. tambah cepat lagi.. uuhh..” desah Tante Tika tak beraturan. “Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh.. nikmat Tante Tika..” Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. “Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi ooh..” rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak-kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar.


    “Aahh Tante.. uuhh.. nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika, oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh..” ceracauku tak beraturan. “Tante juga Doon.. ohh.. Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan sayaang, ooh..” Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, “Croot.. crott.. croott.. croott..” entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat.

    Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhanku dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.

    Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang.
    “Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante..” kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika.
    “Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja..” katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja.

    Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu.

    Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama-sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya.


    Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan-jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.

    Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. “Ccroot.. croot.. croot..” cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas.

    Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. “Ohh.. my God..” saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu.

    Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin.


    Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, “Haii.. apa-apaan kamu Doonny!” bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha.
    “Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan..” Dia terus berontak.
    “Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante,” aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan.
    “Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah..” dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku.
    “Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi.. Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan memuaskan Tante.. nikmati saja,” aku terus mencumbunya.
    “Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh..” dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan.
    “Doonn, puaskan dahaga Tante..” katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry.
    “Hmm kamu hebaat.. sayaang,” tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya.

    Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga..
    “Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaak tahaan.. Ohh..” rintihnya.
    Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-pelan kumasukkan. “Uhh.. ss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar,” jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. “Aouuwww..” Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. “Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong aku,” katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat.

    Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya.
    “Ohh.. ennaak Tantee..” aku semakin terangsang.
    “Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih keras sayang.” desis Tante Merry.
    “Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh..” Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan.
    “Doon, Ohh.. genjoot teruuss..” dia setengah menjerit, “Don, masukin yang dalam, yachh..”
    “Enaak Tante, mmhh..” aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya.
    “Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh..” dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. “Seerr..” terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme.
    “Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar,” aku masih sempat bertanya.
    “Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,” pintanya.

    Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, “Crroott.. crroott.. croott..” cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya.
    “Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku,” kata Tante Merry.
    “Tante, boleh nggak kapan-kapan saya minta lagi sama Tante, tapi sekarang Shinta mau datang dari les, kita sudahi dulu yaa..” tanyaku.
    “Aku yang harusnya meminta, masak cuma Kak Tika yang kamu puasi, sedangkan aku nggaak, tadi aku ngiri deh sama kakakku bisa ngedapatin kepuasan dari pemuda gagah seperti kamu,” jawabnya.
    “Baiklah, nanti kita bertiga akan rundingkan, saya yakin dia akan mengerti kok, dan bisa memberi kesempatan sama adiknya sendiri, yang penting kita bisa menjaga rahasia ini, ya nggak..” tanyaku.
    “Benar Sayang, terserah kamu asal kamu mau ngasih aku jatah.. aku sudah puas, kok..” jawabnya.


    Kemudian kami sudah mengenakan pakaian kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi. Kulihat ke kamar Tante Tika, dia masih tertidur, lalu kubangunkan.
    “Tante banguun, cepatlah berpakaian.. nanti Shinta curiga kalo Tante masih telanjang begini,” kemudian Tante Tika gelagapan sendiri terus bangun.
    “Hahh, hampir jam lima.. Ya ampuun, Tante tertidur yaa, kamu tadi ke mana kok ninggalin Tante?” tanya Tante Tika.
    “Sudahlah, Tante berpakaian dulu nanti saya ceritakan, sekarang saya tunggu di ruang tamu,” kataku sambil ngeloyor ke ruang tamu. Di sana Tante Merry sudah menungguku, dia masih menyisir rambutnya yang masih basah. Tak lama kemudian Tante Tika muncul ke ruang tamu.
    “Ehh kamuu Mer, sudah lama datangnya,” tanya Tante Tika sambil duduk di hadapanku.
    “Wah sudah hampir 2 jam yang lalu, Mbak sih di kamar terus jadi nggak tahu kalau saya sudah datang, mana pintu depan nggak dikunci lagi, gimana tadi kalau ada Shinta yang datang trus nyari Mamahnya, dan melihat Mamahnya kayak tadi, wah bisa terjadi perang dunia ketiga,” katanya santai.
    Tante Tika wajahnya kelihatan pucat, “Jadii, Kamu sudaah..”
    “Santai saja Mbaak, saya bisa ngerti kok, rahasia aman,” kata Tante Merry.
    “Iya Tante, kita sudah kompakan kok,” sahutku, “Tapi misalkan Tante Tika berbagi denga Tante Merry gimana?”
    “Gini lhoo Mbak, masak cuma Mbak yang dipuaskan, saya kan juga kesepian, boleh dong kita berbagi kejantanan Donny. Saya akui dia hebat Mbak, bisa memuaskan saya,” katanya sambil mengerlingkan matanya ke arahku.
    “Ohh.. jadi kalian juga sudah..” tanya Tante Tika.
    “Benar Tante, sekarang kami sudah terus terang, sekarang tergantung Tante, boleh nggak saya juga main dengan Tante Merry, kasihan kan suaminya jarang pulang dia juga butuh kepuasan seperti Tante.”
    “Yahh mau gimana lagi.. aku bisa ngerti kok sama Adikku, asal si Donny bisa bersikap adil aku nggak keberatan.”

    Itulah kisahku dengan Ibu pacarku dan Tantenya, hubunganku dengan Shinta terus berlanjut dan perselingkuhanku dengan Mama dan Tantenya juga nggak berhenti, hingga 1 tahun kemudian Tante Merry melahirkan anaknya. Saat aku dan Shinta membesuknya di persalinan, kulihat Om Nanto sedang ngobrol dengan Tante Tika. “Mari silakan masuk..” Om Nanto kelihatan gembira menyambut kelahiran anaknya. Kulihat Tante Merry tersenyum pada kami, saat Shinta menghampiri box bayi yang jaraknya tidak begitu jauh dari ranjang ibunya. Tante Merry memanggilku dengan isyarat tangan. Dengan setengah berbisik dia berkata, “Lihat anakmu sangat tampan dan gagah Sayang, seperti kamu,” katanya kepadaku. Aku tersenyum penuh arti.

  • Kisah Memek Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot

    Kisah Memek Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot


    3767 views


    Duniabola99.com – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.
    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.


    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.


    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.


    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.
    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.


    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.


    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri




  • Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh

    Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh


    3765 views

    Link BokepNarasi Seks Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok. Waktu itu, saya mengantar istriku dalam suatu seminar 2 hari dalam suatu hotel berkelas dan saya bermalam pada sebuah pemondokan di kota itu, untuk mengirit biaya kamarnya lumayan bagus dan kamar yang masih ada cuma kamar ganda beds. Istriku dipilih sebagai wakil dosen di universitasnya dan gagasannya seminar itu akan diselenggarakan 2 hari di mana diawali jam 8 pagi sampai jam 2 siang.
    Istriku yang bahenol waktu itu kenakan blaser kuning berleher rendah hingga ke-2 payudara montoknya terlihat dari kembali blaser kuningnya dan terlihat remang remang puting susu istriku dibalik blasernya karena waktu itu istriku yang telah berusia 40 tahun menggunakan BH tipis dan bokong bahenolnya demikian memikat waktu jalan dengan goyangannya karena istriku menggunakan rok span plastis hitam meskipun perutnya sudah tidak kecil kembali dan menggunakan sepatu bertumit tinggi.

    narasi seks, narasi dewasa, narasi sex 2024, narasi ngentot terkini, cersex, cerseks 2024, cersex terkini 2024, narasi sex menghidupkan nafsu wanita tanpa sentuh

     

    Cerseks Terkini 2024 Kerap saya berpikir jelek supaya istriku menyeleweng dan saya bisa menjumpainya dengan melihat bagaimana saat istriku “dikerjakan” lelaki tua. Istriku pernah narasi jika salah satunya mahasiswanya di kelas yang ada di luar kota sebelumnya pernah “permainkan” wilayah sensitifnya di selangkangannya, hingga istriku tidak berani berdiri semakin lama di kelas dan duduk di atas meja pendidik yang ditutup oleh taplak meja saja.
    “Mas kelak tidak perlu dijemput karena telah disiapkan angkutan oleh panitia. Mas, raih tidur saja, jika ingin pijit saja, agar malam nanti tambah ‘greng’,tetapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, mencari tukang pijit kakek kakek, sekaligus mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Agar, selainnya memijit menyuntik iniku,” kata istriku ketawa sekalian menunjuk selangkangannya “Benar ?”kataku “Bisa kan, mas? bertanya istriku “Kau memang ingin to, dik?” tanyaku “Ya, saya ingin mas,” kata istriku vulgar melihatku dengan tajam “Bisa, kan?” kata istriku membujuk “Jika kau sukai dan suka ?” jawabku
    Sesampainya di pemondokan, saya meminta penerima tamu untuk carikan tukang pijit. Sampai saya makan siang, baru ada tukang pijit itu, orangnya tua menggunakan ikat kepala dan bawa tas kulit kumal, berpakaian hitam, dan celana komprang selutut, ia menyuruhku menggunakan sarung.
    “Siapa namanya, pak,” saya menanyakan saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang panggil saya, Mbah Demonstrasi, mas,” ucapnya Menurut ceritanya, ia pakar pijit urat dan dapat membuat lelaki tambah greng dan ia sanggup membesarkan kemaluan lelaki dan banyak narasi yang lain, bahkan juga ada narasi Mbah Demonstrasi yang membuatku merinding, yakni jika ia dapat menghidupkan nafsu seorang wanita tanpa sentuh. Ia bahkan juga sebelumnya pernah membuat salah satunya istri petinggi jauh- jauh tiba dan bermalam di tempat tinggalnya di dusun untuk meminta dipenuhi.

    Mbah Demonstrasi terus memijit dan pada akhirnya saya diminta bertumpu pada tempat tidur dan memerintah menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan di saat saya dipijit tangkai kemaluanku dan sesaat selanjutnya kusaksikan tangkai kemaluanku jadi membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Demonstrasi segera tutup sarungku, kusaksikan istriku masuk. “Simpananmu, mas?” tanyanya berbisik saat menyaksikan istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan berbohong, wanita ini dapat “digunakan”,”ucapnya. Belum saya menjawab “Saya bisa juga membuat mas tidak berdaya,”ucapnya dan saya meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti melafalkanng dan saya tidak bisa bergerak.

    “Telah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Demonstrasi yang menjawab. “Perkenalkan ini istri saya, Mbah Demonstrasi,”kataku. “Benar to, jeng? ucapnya. “Lho, iya mbah kan hotel ini tidak bisa dibawa-bawa, memang apa mbah menyaksikan saya oang yang tidak benar” kata istriku sekalian menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Demonstrasi. “Saya istrinya,” istriku mengenalkan diri dekati Mbah Demonstrasi yang duduk di tepi ranjangku. “Saya, Mbah Demonstrasi,”ucapnya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.
    “Saya anggap jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Demonstrasi. “Wah, kebenaran saya membawa surat nikah, mbah,”kata istriku ambil surat nikah dari tasnya dan memberikan 1/2 membungkuk dan kusaksikan mata Mbah Demonstrasi langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demonstrasi melihat tajam gundukan daging payudara istriku sisi atas.

    “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demonstrasi “Saya, tidak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Tidak Mbah Demonstrasi tidak perlu megang?.”ucapnya sekalian berdiri dan ke arah tempat tidur satunya, saya tidak bisa melakukan perbuatan apa apa saat istriku merebahkan dianya di atas kasur empuk itu tanpa melepaskan sepatu tumit tingginya. Mbah Demonstrasi duduk di tepi tempat tidur bokongnya berdekatan dengan bokong bahenol istriku yang tiduran. Kusaksikan Mbah Demonstrasi buka telapak tangannya dan cuma satu genggam jaraknya dari badan istriku bergerak di atas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan ke-2 betis istriku.

    “Bagaimana jeng, sedap”bertanya Mbah Demonstrasi “Waah, kok dapat ya tidak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Sedap kan jeng,” Mbah Demonstrasi menanyakan kembali “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Sedap rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Yati, mbah?”jawab istriku “Jeng Yati, barusan sedap, kan?bertanya Mbah Demonstrasi kembali “Iya, mbah sedap,” kata istriku “Jika ini tidak sedap Jeng Yati, tetapi nikmat..”kata Mbah Demonstrasi
    Kusaksikan Mbah Demonstrasi meningkatkan telapak tangannya di atas ke-2 payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Demonstrasi tutup telapak tangannya dan kembali membuka seakan Mbah Demonstrasi tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan ke-2 tangan istriku menekan di bawah ketiaknya hingga ke-2 payudara montoknya makin menggelembung dari kembali blaser nya. “ooh mbbaaaaah Demoooo ?.”
    Istriku mendesah saat tangan Mbah Demonstrasi makin cepat buka tutup meremas dari jarak jauh ke-2 payudara montok istriku yang tetap terikat blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satunya tangan Mbah Demonstrasi seakan melintir puting susu istriku dan terlihat terang ke-2 puting susu istriku tersembul dari kembali blaser nya. “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Demonstrasi kelihatannya melintir sekalian menarik ke-2 puting susu istriku.

    Mbah Demonstrasi makin lama makin kuasai istriku dan ternyata istriku cuma dapat mendesis dan mendesah oleh tindakan Mbah Demonstrasi. “Mari membuka kancingnya,”perintah Mbah Demonstrasi Istriku yang mengeluh “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seakan ada yang memikat badannya dan terduduk di tempat tidur meskipun mulutnya menampik tetapi ke-2 tangannya buka satu kancing blaser kuningnya dan saya terheran saat istriku melepaskan hubungan BHnya ada di belakang dan menarik BHnya sendiri sampai tali talinya terputus. “Mari mbah haus,” kata Mbah Demonstrasi.
    istriku buka tiga kancing blaser nya dan sendirinya ke-2 payudara montok istriku di mana ke-2 puting susunya yang menegang tersembul keluar blaser kuningnya.

    “Saya haus Jeng Yati, saya dari barusan lelah mijit kangmasmu, tetapi tidak diberi minum, saya ingin minum,”kata Mbah Demonstrasi sekalian seakan menyeka ke-2 payudara istriku langsung mengeluh “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tetapi istriku menggenggam paayudara kanannya sisi bawah dan memberikan ke dalam mulut Mbah Demonstrasi dan Mbah Demonstrasi langsung mencaplok payudara kanan istriku yang diberikan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu ingin keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Demonstrasi mengisap nyedot payudara kanan istriku yang keluarkan air susu. Mbah Demonstrasi menarik badan istriku sampai turun dari tempat tidur dan istriku sekarang berdiri menyorongkan tubuhnya di muka Mbah Demonstrasi yang duduk di tempat tidur karena tangan kiri Mbah Demonstrasi merengkuh punggung istriku dan tangan kanan Mbah Demonstrasi meremas remas payudara kiri istriku.
    “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan ke-2 tangan istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi yang kenakan ikat kepala. Ternyata sedotan Mbah Demonstrasi pada payudara kanan istriku demikian kuat dan cepat sampai beberapa saat saja air susu payudara kanan istriku juga habis dan Mbah Demonstrasi langsung menyantap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” kedengar kembali saat Mbah Demonstrasi dengan garangnya mengisap air susu payudara kiri istriku yang tetap mengeluh tidak karuan.

    Demikian garangnya Mbah Demonstrasi mengisap air susu payudara kiri istriku, istriku juga menekan kepala Mbah Demonstrasi ke dadanya sampai ikat kepala Mbah Demonstrasi lepas dan kusaksikan kepala botak memiliki rambut jarang-jarang itu juga terlihat, gilanya istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi. Terlihat ke-2 mata istriku terpejam mendapatkan tindakan garang Mbah Demonstrasi pada payudara kiri istriku dan Mbah Demonstrasi hentikan sedotannya saat air susu istriku habis.
    “Nikmat kan Jeng Yati,”bertanya Mbah Demonstrasi Istriku cuma diam dan melihat padaku selanjutnya mendesis lagi saat telapak tangan kanan Mbah Demonstrasi di muka selangkangan istriku. Tangan kanan Mbah Demonstrasi seakan menggosok selangkangan istriku hingga istriku berjinjit karena itu. Ternyata Mbah Demonstrasi permainkan istriku dan Mbah Demonstrasi biarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkut angkat ke atas sementara tangan kirinya raih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku mengeluarkan bunyi “check cek check” mengisyaratkan lendir vagina istri ku telah keluar.
    “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku dan mendudukan istriku di sisi kiri Mbah Demonstrasi. Sekarang istriku yang telah lesu tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demonstrasi, kepala istriku bertumpu dibahu kiri Mbah Demonstrasi, ke-2 payudara montoknya keluar blaser kuningnya, sedangkan ke-2 kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, hingga celana dalam sutera putihnya terlihat. Tangan kanan Mbah Demonstrasi raih bingkisan putih itu dan saya demikian takut dan jijik menyaksikan suatu hal entahlah apa namanya, suatu hal sebesar tangkai kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau memiliki gurat gurat melingkar seperti skrup dan memiliki seperti duri duri di mana-mana.
    Bingkisan pada tangan kanan Mbah Demonstrasi didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melonjak di paha kiri istriku langsung menjerit ketahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Demonstrasi membuka rok span hitam plastis istriku dan demikian menyaksikan suatu hal yang menjalar dipaha kirinya, istriku langsung lesu dipelukkan Mbah Demonstrasi. “Saksikan Jeng Yati,”ucapnya sekalian memaksakan istriku menyaksikan benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Demonstrasi bukanlah ambil benda itu, tetapi justru tundukkan kepala istriku supaya bisa menyaksikan sedang apa benda yang makin dekati selangkangan istriku dan Mbah Demonstrasi meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan hingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat kelihatan.

    Benda itu mendengus dan terlihat olehku asap seluar dari lubang berbibirnya menyemburkan bulu bulu kemaluan istriku langsung pejamkan ke-2 matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Datang ?datang benda itu mematuk ke sisi atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”melaju kata-kata istriku mirip orang pelacur saat lubang berbibir benda itu menyantap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku mendesah rintih dan bokong bahenolnya bergetar tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku merengkuh pinggang Mbah Demonstrasi kuat. Keringat istriku mengalir deras napasnya menderu gemuruh meredam gairah birahinya.
    Ternyata benda itu makin garang mengulum dan mengisap nyedot kelentit istriku hingga badan istriku betul-betul tergetar luar biasa, tangan kiri istriku meremas sprei tempat tidurnya sampai “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan bokong bahenol istriku tersentak sentak dan ke-2 kakinya melafalkanng lempeng terkangkang capai orgasme pada sore hari tersebut.
    Mbah Demonstrasi biarkan istriku sampai napasnya tenang dan tegakkan badan istriku yang lesu berdiri dan merengkuh istriku dari belakang di mana ke-2 payudara istriku keluar blaser kuningnya dan rok spannya terkuak sampai diperutnya. Mbah Demonstrasi membimbing istriku ke ranjangku. Kusaksikan benda itu membujur sepanjang bibir vagina istri ku dan Mbah Demonstrasi memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya.
    Saya cuma bisa menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti pergerakan mengempot bibir vagina istri ku langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Bokong bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas rasakan kepuasan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Selang beberapa saat desis istriku makin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk ke-2 kalinya bokong bahenol istriku tersentak sentak demikian kerasnya saat orgasme ke-2 nya berjalan.

    Mbah Demonstrasi masih tetap menggenggam badan istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sedangkan tangan kanannya menarik paha kanan istriku sampai berdiri terkangkang. Kusaksikan benda ulat itu masih tetap mengulum kelentit istriku dan tau-tau ekor ulat itu mengacungkan ke atas dan tangan kanan Mbah Demonstrasi segera membuka lebar bibir vagina istri ku yang basah dan ulat itu juga melingkarkan sisi ekornya saat Mbah Demonstrasi buka lebar-lebar Aku juga bergidik aaat ekar ulat itu melekat di bibir vagina istri ku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu menjalar tembus lubang vagina istri ku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu makin saat menyerang lubang vagina istri ku.
    Secara refleks istriku buka ke-2 kakinya dan badanya menyorongkan badannya di depan hingga ke-2 payudara montok istriku yang menggantung selekasnya diamankan oleh tangan kanan Mbah Demonstrasi dan meremas remas payudara istriku, dan tangan kirinya yang menyokong badan istriku turut ikut-ikutan meremas remas payudara istriku. Badan istriku mengelinjang tidak karuan terima tiga sengatan birahi sekalian, di mana ke-2 payudaranya dengan berganti-gantian di remas remas tangan mbah Demonstrasi, dan kelentitnya dikulum dan dihisap sedot mulut ulat itu dan lubang vagina istri ku dipenuhi badan ulat yang dengan bulu seperti duri dan bergurat di badan ulat tersebut.
    Bokong istriku menungging nungging dan ke-2 tangan istriku ke belakang menggenggam kuat pinggul Mbah Demonstrasi yang menggesek gesekkan selangkangannya ke bokong istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tidak karuan, sekali kali pergerakan pinggulnya mundur-maju secara pesatnya.
    “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengeluh saat orgasme ke-3 nya dan badan istriku terhuyung di depan dan tersuruk di lantai, dan ke-2 kakinya menekuk ke-2 lututnya menyokong badannya yang bersimba peluh di lantai, hingga posisi istriku menungging. Istriku betul-betul tidak dapat karena baru ini kali istriku orgasme lebih dari 2x dan kusaksikan Mbah Demonstrasi yang menyokong badan istriku meng ikuti arah badan istriku tersuruk ada di belakang badan istriku dan menyaksikan istriku menungging, Mbah Demonstrasi segera membuka ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga anus istriku kelihatan.

    Mbah Demonstrasi makin buka bokong istriku dan anus istriku juga terbuka dan tanpa jijik Mbah Demonstrasi menjilat-jilati anus istriku yang membuat badan istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh.. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengeluh erang tidak karuan badannya seakan menggigil dan bokong istriku seakan disengat oleh listrik beberapa ribu volt goyangannya getarkan bokong bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Demonstrasi menjulurkan lidahnya tembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Demonstrasi mundur-maju mengeluar masukan lidahnya yang panjang ke anus istriku.
    Erangan istriku makin kuat dan badan nya tergetar luar biasa terima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan lubang vaginanya bersama, hingga desisan istriku seakan mirip orang yang menangis tersedu sedu rasakan enaknya rangsangan Mbah Demonstrasi dan ulat yang menyumpal lubang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan ke-2 tangannya terpegang kuat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengeluh dan bokong bahenolnya tersentak sentak saat capai orgasmenya yang keempat dan badan istriku telungkup dan tersuruk di lantai.

    Cuma bokong bahenol istriku yang sekali kali tergetar luar biasa dan tubunya tidak dapat bergerak dan napas istriku tetap mengincar, ke-2 matanya tertutup, mulutnya tetap mendesis desis kurang kuat nikmati kepuasan baru di mana ke-3 gempuran birahi di wilayah paling peka istriku terserang dengan gencarnya.
    Tau-tau Mbah Demonstrasi memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah tangkai kemaluannya yang telah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan memiliki ujung seperti jamur besar itu juga di pegang oleh tangan kanannya dan menarik ke-2 pangkal paha depan istriku hingga istriku menungging lagi dan ke-2 tangannya buka lagi ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga lubang anus istriku menganga lagi dan Mbah Demonstrasi meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur kembali menerobos masuk ke dalam lubang anus istriku dan Mbah Demonstrasi terus meludahi dan mengeluar masukan lidahnya sampai betul-betul penuh ludah Mbah Demonstrasi.
    Mbah Demonstrasi menggenggam tangkai kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku kurang kuat saat Mbah Demonstrasi dengan tenaganya yang greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengeluh dan mengerutkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.”

    Bokong istriku tergetar kembali saat ulat itu mulai menggairahkan kelentit dan lubang vagina istri ku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi perlahan-lahan tetapi tentu melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “bokong istriku tergetar kembali, ternyata tiap Mbah Demonstrasi menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di lubang vagina istri ku tergetar dan mulut ulat itu mengisap kelentit istriku bersaamaan hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi makin lama makin dalam di lubang anus istriku.
    Demikian tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi masuk semuanya di lubang anus istriku, Mbah Demonstrasi mulai menarik lagi dan masukkan tangkai lagi kemaluannya dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” makin lama makin cepat kedengar dan badan istriku ke depan ke belakang meng ikuti pacuan bokong Mbah Demonstrasi mengeluar masukan tangkai kemaluannya di lubang dubur istriku.
    “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Demonstrasi makin cepat memacu tangkai kemaluannya di lubang vagina istri ku dan “Mbaaaaaah Demooooooooooo ??.”istriku mengeluh lirih dan Mbah Demonstrasi menusuk tangkai kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang alami orgasme ke-5 dan tangan Mbah Demonstrasi menarik pangkal paha istriku sampai bokong Mbah Demonstrasi menyikat nyodok bokong bahenol istriku karena air manimya muncrat dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” mirip orang membuang angin kedengar dari lubang anus istriku dan ternyata air mani Mbah Demonstrasi keluar penekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi yang lumayan besar tersebut.
    Mereka selanjutnya menggelepar dan tersuruk bersama badan tua renta itu menindih badan sintal istriku yang betul-betul lesu layani lelaki tua tersebut. Ke-2 nya juga tertidur karena kecapekan.

    Sekitaran jam tujuh malam, istriku terjaga dan secara langsung mandi keramas. Istriku kenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kusaksikan istriku tanpa kenakan BH dan celana dalamnya berhias antara dua tempat tidur berdiri di muka cermin. Mbah Demonstrasi selang beberapa saat bangun dan mandi. Demikian istriku usai berhias, Mbah Demonstrasi juga usai mandinya tanpa memakai apapun itu hingga tangkai kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu telah menegang kaku.
    Mbah Demonstrasi dekati istriku dari belakang dan merengkuh badan istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Demonstrasi langsung mencari perut istriku dan membuka rok span istriku sisi depan dan menyelusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Selang beberapa saat bunyi kecepak “check cek check” di selangkangan istriku juga kedengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???”

    Bokong bahenol istriku mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Demonstrasi buka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, ke-2 kaki istriku makin terkangkang karena tangan kanan Mbah Demonstrasi makin terus-menerus mengocak dan mengelus bibir vagina istri ku yang makin basah yang memunculkan suara kecepak yang makin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Demonstrasi menggerakkan badan istriku di depan hingga badannya bertopang di atas meja dandan dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang dekati cermin meja dandan.
    Mbah Demonstrasi selanjutnya menggenggam pangkal tangkai kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang arahkan ujung tangkai kemaluannya yang seperti jamur ke lubang vagina istri ku dan rintihan istriku juga kedengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu ditiduri mbaaah Demoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak lubang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengeluh dengan luar biasanya, bokong bahenolnya tersentak sentak hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi dengan automatis ambles semuanya ke lubang vagina istri ku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku capai lagi orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh semenjak tadi siang ditiduri Mbah Demonstrasi.
    Badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku yang sempoyong karena lutut istriku tidak kuat meredam berat badannya sendiri karena tenaga istriku terkuras layani gairah syahwat lelaki tua itu yang tetap mengenjot meniduri istriku tanpa ampun.
    Badan istriku juga jatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku hingga kelihatan terang tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi tengah menyumpal lubang vagina istri ku yang telungkup. “Mbaaaaah saya diboooooooor ???” rintih istriku dan kusaksikan Mbah Demonstrasi tanpa mengenjot bokongnya, tangkai kemaluannya kelihatan secara jelas jadi membesar menjadi kecil dan ternyata memanjang memendek seperti mata bor membolongi kayu.
    “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku capai orgasme yang ke-3 malam itu dan tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi terus mengebor lubang vagina istri ku, dan istriku mendesah berkali kali. Seterusnya istriku terus-terusan mengeluh dan orgasme ke 4 kalinya,
    Mbah Demonstrasi meniduri istriku sampai pagi dan entahlah berapakah kali istriku alami orgasme, hingga keesokkan paginya istriku susah jalan, kata istriku bibir vaginanya membesar, sampai secara mau tak mau istriku tidak menggunakan celana dalamnya di hari ke dua seminar tersebut.

  • Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya

    Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya


    3756 views

    Duniabola99.com – Namaku Dani (23) aku tinggal sendiri di kota karena urusan pekerjaanku, sdh 1 tahun ini aku tinggal sendirian tanpa ada yg menemani. Tetapi hari-hariku bisa dibilang bahagia karena hadirnya kakak beradik yg selalu menemaniku. Windi (23) dia adalah tetanggaku, dia begitu cantik, tinggi, putih, sexy dan menggemaskan.

    Windi hanya tinggal berdua dgn adiknya yg bernama Pipit (20), tdk kalah dgn kakaknya, Pipit mempunyai tubuh yg sintal dan sexy seperti kakak’a dgn wajah yg manis dan gayanya yg sedikit menggoyahkan imanku, membuat’a menjadi objek khayalan kotorku.
    Awal mula aku dekat denganya sekitar delapan bulan yg lalu, saat Pipit meminta bantuanku untuk memperbaiki telepon rumahnya yg rusak.


    “tok tok tok..” pintu rumahku di ketuknya, lalu aku buka pintu rumahku dan ternyata Pipit yg mengetuk.
    “sore kak, maaf kak..bisa minta tolong gak?” tanya Pipit,
    “eh Pipit..tolong apa Pit?” jawabku,
    “kakak kerja di telkom kan ya? Bisa tolong chek telepon rumahku gak kak? Soalnya udah 2 hari ini gak telepon rumahku mati” jelas Pipit,
    “ooo yaudah aku chek dulu deh teleponnya..” jawabku, lalu aku kerumahnya dan mengechek pesawat teleponnya yg mati itu.

    Lalu aku keluar dan bawa tangga untuk mengechek kotak “distribution point” di tiang telepon dekat rumahnya. Setelah yakin tdk ada masalah lalu aku chek jg
    “kotak pembagi” dan rosetnya.
    “gak ada masalah kok sama jaringannya..coba ganti pesawat teleponnya deh Pit..” jawabku,
    “jadi Cuma pesawat teleponnya aja yg rusak kak? Coba ya aku ganti..” lalu Pipit pun mengambil pesawat telepon cadangan dan memasangnya.
    “eh iya nyala..yeeeiii makasih ya kak..soalnya mama kalo telepon suka ke telepon rumah aja kak..sekali lagi makasih ya kak..” sahut Pipit senang,

    “iya Pit sama-sama, kalo ada masalah lagi panggil aku aja..hehehe..” jawabku.
    Setelah kejadian itu aku pun menjadi dekat dgn Pipit, karena Pipit meminta bantuanku dalam pelajaran kuliahnya yng kebetulan jurusannya sama dgnku.
    Waktu pun terus berjalan dan aku pun dekat dgn Windi, suatu hari selesai membantu tugas Pipit, aku pun berbincang dgn Windi.
    “Win, malam ini ada acara gak? Jalan yuk..” ajakku,
    “emh kebetulan gk ada acara..yuk boleh tuh..jalan kemana dan?” tanya Windi,
    “kita jalan-jalan aja keliling kota..hehehe..” jawabku,
    “emh oke deh..jemput aku ya nanti malam..” sahut Windi,
    “oke deh..” jawabku.

    Malam harinya aku pun menjemput Windi kerumahnya, aku ketuk pintu rumahnya
    “eh kak dani..mau jalan sama kak Windi ya? Ciee yg mau nge-date..hahaha..” ledek Pipit,
    “ah kamu Pit bisa aja, kita Cuma jalan-jalan aja kok..” jawabku,
    “ah jadian jg gak apa-apa kak..hahaha..” sahut Pipit dan aku pun hanya terdiam malu.
    “anak kecil udah ngomong pacaran aja ya..” Windi pun muncul sambil jewer telinga Pipit,
    “aadduuhh apaan sih kak..emang bener kan kak Windi sama kak dani itu saling suka?” sahut Pipit,
    “apa sih anak ini..yuk dan kita jalan aja..kamu jagain rumah ya..bye..” sahut Windi, lalu Windi pun naik ke motorku dan kami pun jalan berdua.

    Dalam perjalanan Windi terus memeluk tubuhku dari belakang, dan tak berapa lama kemudian kami pun sampai di restoran dan kami pun makan malam berdua.
    Selesai makan malam, Windi pun mengeluarkan tabletnya iseng-iseng browsing.
    “lah kamu bawa tablet Win?” tanyaku,
    “hehehe..kemana-mana aku slalu bawa tablet dan..” jawab Windi,
    “dan nitip dulu donk, aku mau ke toilet bentar”sahut Windi,
    “oke deh..” iseng-iseng aku utak-atik tabletnya dan ternyata Windi sedang buka facebook. Dan terkejutnya aku ketika aku lihat di album foto Windi banyak gambar wanita diikat, bahkan beberapa diantaranya ada foto dirinya dan Pipit sedang diikat.
    “Apa mungkin Windi dan Pipit penyuka bondage jg?” pikirku.


    Windi pun kembali dan aku pun memberikan tabletnya. Jam pun sedah menunjukan pukul 23.00 lalu aku pun mengajak Windi pulang. Didalam perjalanan aku beranikan diri untuk membuka percakapan tentang bondage.
    “Win, kok tadi di facebook kamu ada foto kamu sama Pipit diiket sih?” tanyaku pura-pura polos,
    “kamu ngeliat ya dan?” tanya Windi balik,
    “iya sel tadi aku liat..” jawabku,
    “hehehe..aku Cuma main-main aja kok dan sama Pipit..” jawab Windi,
    “mau main sama aku gak Win?” tanyaku, “eemhh..eenngg..” Windi pun ragu menjawabnya,
    “tenang Win, aku gak akan nodai kamu kok..” jawabku,
    “kalo gitu..iya deh aku mau..” sahut Windi,

    “asiikk..hehehe..main dimana nih Win?” tanyaku,
    “main dirumahku aja yuk dan..kebetulan jam segini Pipit udah tidur..jadi kita bisa bebas..” jawab Windi sambil tersenyum. Setelah perc akapan itu, kami pun pulang dan bersiap untuk scene.
    Sesampainya dirumah, aku masukan motorku ke garasi rumah Windi, lalu aku pun ikut Windi menuju kamarnya. Sesampainya dikamar, Windi langsung mengeluarkan peralatan yg biasa ia gunakan bersama Pipit saat bermain bondage. Diantaranya gulungan tali, scarf, lakban dan jg dildo. Lalu Windi pun membuka seluruh bajunya.
    “waaOOOww ternyata tubuh Windi lebih sexy dari dugaan aku..” sahutku dalam hati.
    “yuk dan kita mulai..” sahut Windi.

    “ok deh..” lalu aku pun mulai mengikat tangan Windi terlebih dahulu.
    Aku ikat tangan Windi menyiku kebelakang, lalu aku ikat bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudara Windi.
    “wah ternyata kamu makin sexy aja Win kalo diiket gini..hehehe..” candaku dan Windi pun hanya tersenyum.
    Lalu aku ikat bagian paha, lutut, betis, dan pergelangan pahamu agar kamu gak bisa bergerak lagi.
    “eemmhh..erat banget dan iketan kamu..eegghhh..” Windi pun mencoba meronta mengetes ikatanku di tubuhnya.
    Lalu aku baringkan tubuh Windi di atas ranjang, lalu dgn perlahan aku mulai elus-elus tubuh Windi.

    “eemmhhh..eemmhhhh..” Windi pun hanya bisa mengerang mencoba menikmati elusanku di tubuhnya.
    “eemmhhh..mmmhhhhh..” erang Windi, lalu aku pun mulai melumat bibirnya sambil mengelus dan meremas payudaranya. “mmmuuuaacchh..eemmhhh..aaahhh..daaannn..mmmuuuaaacchhh” erang Windi menikmati perlakuanku padanya.
    Aku mulai isep-isep payudara Windi sambil meremas payudara yg satunya dan jg mengelus bagian memek Windi.
    “eeemmmhhh..aaahhhhh..eeeuummhhh..aaaahhhh ddaaaannn..” erang Windi semakin keras terdengar, tp tdk aku hiraukan.
    “apa-apaan ini!!” bentak Pipit ketika melihat kakaknya dan aku sedang bercumbu.

    “dedee..” sontak, aku dan Windi pun terkejut melihat kehadiran Pipit dikamar Windi yg lupa di kunci saat kami mulai scene.
    “dengar penjelasan kakak dulu dee..ini semua gak seperti yg kamu lihat dee..” sahut Windi.
    “gak seperti yg aku lihat gimana kak? Jelas-jelas kakak sama kak dani lagi mesum..” tegas Pipit,
    “please de jangan laporin kita ke mama dan papa..” mohon Windi,
    “eemmhh..oke..tp kak Windi dan kak dani harus kabulin permintaan aku..” jawab Pipit,
    “apa yg kamu mau de?” tanya Windi,
    “iya Pit kita akan ikutin semua mau kamu..” sahutku.
    “aku mau kak dani main jg sama aku..” jawaban Pipit membuatku terkejut.
    “hah? Kamu serius Pit..” tanyaku,


    “klo kakak gak mau yaudah aku laporin mama sama papa..” ancam Pipit,
    “eee..iya iya iya..kakak turutin mau kamu” jawabku.
    Lalu Pipit pun langsung membuka bajunya sampai telanjang bulat.
    “ayo kak aku udah siap..” sahut Pipit, lalu aku pun menyumpal Windi dgn cd lalu aku lakban mulutnya 6x.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmpphh..” erang Windi, lalu aku mulai mengikat perglangan tangan Pipit kebelakang lalu aku satukan dgn pinggangnya.

    Lalu aku ikat jg bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya.
    “eemmhhh..aawwhhh pelan-pelan kaakk..” erang Pipit kesakitan karena ikatanku yg erat.
    “sssttt..udah kamu tenang aja..” sahutku sambil mengikat tubuh Pipit. Lalu aku ikat paha, lutut, betis dan pergelangan kaki Pipit, lalu aku sumpal jg mulut Pipit dgn cd lalu aku lakban 6x seperti Windi.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” erang Pipit sambil meronta mencoba melepaskan diri dari ikatanku.

    Lalu aku bopong jg tubuh Pipit ke ranjang bersama Windi. Lalu aku periksa isi lemari Windi dan ku temukan handycam. Langsung saja aku nyalakan dan letakan handycam tersebut di sudut ruangan dgn menggunakan tripod. Aku sorot mereka berdua menggunakan handycam dan merekam semua gerak gerik yg mereka lakukan. Aku rekam semua adegan saat Pipit dan Windi mencoba melepaskan diri namun tdk berhasil. Lalu aku ambil dildo dan aku telusupkan kedalam memek Windi dan Pipit lalu aku nyalakan dildonya agar bergetar.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmppphhh..” erang mereka berdua saat dildo bergetar didalam memek mereka.
    Windi dan Pipit pun menggeliat-geliat saat dildo bergetar di memeknya. Lalu aku ambil gulungan tali dan aku ikat hogtied Windi,
    ”mmmppphhh mmmppphhh mmmppphhh..” erang Windi karena ikatan itu membuat dildo makin dalam bergetar di memeknya.
    Aku ambil gulungan tali lagi, lalu aku iikat jg Pipit seperti kakaknya,

    “mmmmppphhh mmmpphhh mmpphhhh..” desah Pipit menikmati setiap getaran dildo di memeknya.
    Lalu aku ambil scarf dan aku tutup mata mereka agar Windi dan Pipit bisa lebih merasakan getaran dildo yg bergetar didalam memeknya lalu aku ubah getaran dildo menjadi getaran tinggi,
    “mmmpppphhh mmppphhh mmpphhh mmpphhh..” sontak Windi dan Pipit pun terkejut dgn getaran dildo yg semakin dahsyat bergetar di memek mereka.
    “mmpphhh mmphhhh mmmpphhh…” erang Windi sambil meronta dahsyat merasakan getaran dildo di memeknya dan remasan di payudaranya.

    “mmmpphhHH mmpphHHh mmmppHHhh mmpphhHHh..” erangan Windi pun berubah menjadi desahan kenikmatan.
    Sementara itu aku lihat Pipit tenang saja merasakan dildo yg bergetar di memeknya. Setelah aku cek tubuh Pipit, memek Pipit pun basah karena Pipit orgasme. Orgasme pertama Pipit membuatnya lemas sedangkan dildo di memeknya masih terus bergetar.
    “mmmpphh mmpphh mmpphhh mmmmmppphhhhh..” selang berapa lama kemudian Windi pun mendapatkan orgasme pertamanya.
    Aku buka penutup mata Windi dan Pipit, aku lihat Pipit tertidur karena kelelahan lalu aku cabut dildo dari memek Pipit dan membiarkannya tertidur sambil terikat dan tersumpal.

    “gimana Win rasanya? Enak kan? Hehehe..” kataku sambil membuka lakban di mulut Windi.

    “fffuuaaahhh..aahhh..enak sih dan, tp pegel aku..” jawab Windi,
    “yaudah deh aku buka iketan di kakimu dulu..” sambil buka iketannya.
    Setelah itu aku dudukan Windi dan aku duduk dibelakangnya. Aku mulai mengelus payudara Windi sambil meremasnya.
    “MMMHHHH daann, aku masih lemas..mmmhhhh..” sahut Windi.
    “udah kamu nikmatin dulu aja ya..” kataku sambil mengelus dan meremas payudaranya sambil memainkan dildo di memek Windi.
    “eeeggghhh aaahhh aaahhh ddaaannn eeemmmhhh..” sahut Windi, lalu aku lumat jg bibirnya.
    “eemmhhh mmuuuaaahhh mmmuuaahhh..” Windi pun membalas dgn melumat bibirku lagi.
    “aalllmmmuuaacchh mmmuuuaaacchh aalllmmmhhhhuuaacchh..”, aku elus dan remas payudara Windi sambil mainin dildo yg ada di memeknya.

    “mmmuuaaahhh aaahhhh aahhh udaaahh daaannn..” desah Windi minta berhenti dirangsang.
    Aku remas payudara Windi sampai mengeras dan menegang, Windi pun terus meronta karena dildonya terus aku kocok di memeknya,
    “aahhh aaahhhh aaahhh daannn aaaahhhhhh..”
    “ssssrrrr..ssssrrrr…sssrrrrr” Windi pun mendapatkan orgasmenya yg kedua kalinya.
    “eemmmhhh mmmhhh daaannn, lemeesss..” erang Windi kelelahan karena orgasme berulang-ulang.
    Setelah orgasme, Windi pun lemas dan bersandar di tubuhku.
    “gimana Win rasanya?” tanyaku,
    “lemes daann..capek, mau tidur..” jawabnya,
    “yaudah kamu tidur ya sekarang..” aku elus-elus rambut Windi agar tertidur.

    Dan tak lama kemudian Windi pun tertidur. Aku baringkan Windi disamping Pipit yg jg sedang tertidur terikat dan tersumpal. Lalu aku sumpal mulut Windi dan aku otm dgn scarf yg aku ambil dari lemarinya. Setelah itu, aku pun pindah di ruang tamu sambil menjaga
    “kakak beradik yg tdk berdaya” itu dari tidurnya malam ini.

    Sambil rebahan di sofa, aku lihat rekaman Windi dan Pipit saat aku ikat dan aku rangsang. Dalam rekaman itu, aku lihat reaksi Pipit yg tdk segan-segan mengumbar reaksinya yg sedang aku rangsang. Berbeda dgn Windi yg terlihat kalem dan sangat menikmati setiap getaran dildo di memeknya. Terlihat Pipit sangat terangsang hebat sampai-sampai dia teriak hebat karena terangsang.
    “mau gak ya kalo Pipit diajak gituan..hehehe..bisa kalee..” pikirku kotor karena melihat rekaman tadi.
    Tak terasa waktu sdh menunjukan jam 3 pagi, dan aku pun memutuskan untuk tidur di sofa saja.

    Pagi harinya sekitar jam 9 pagi aku pun terbangun. Aku melihat sekitar sepi tdk ada siapa-siapa. oiya aku lupa, Pipit dan Windi. Langsung saja aku bergegas ke kamar untuk menemui mereka.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” kudengar erangan Windi dan Pipit saat aku buka pintu kamarnya dan aku lihat mereka sedang meronta ingin dilepaskan.

    “selamat pagi semuanya, apa kabarnya pagi ini?” tanyaku iseng,
    “mmmpphhh mmmfftt mmmpphhhh..” erang Windi dan Pipit.
    “hehehe..iya iya aku lepasin..” aku lepas sumpalan Windi dan Pipit.
    “ffuuuaahhh uueeekkk..ah kak dani nih pake disumpel segala..tenggorokanku kering nih kak..” protes Pipit,
    “iya nih dan tenggorokan aku jg kering..” sahut Windi.


    “hehehe..yaudah aku ambilin minum dulu ya..” lalu aku pun pergi mengambil minum.
    “eeerrgghhh eeggghhh kaakk, coba lepasin iketan aku..” sahut Pipit,
    “lepasin gimana? Tangan kakak aja belum dilepasin nih..eeeggghhh..” jawab Windi.
    “nah ini minum dulu..”lalu aku berikan Windi dan Pipit minuman memakai sedotan.
    “aahhh..segar..lepasin aku donk dan..pegel nih..” Rengek Windi,
    “iya deh, sini aku lepasin..” jawabku,

    “ehemm..mentang-mentang lagi PDKT aku dilupain..” sindir Pipit,
    “hehehe..apa sih Pit, gak lupa kok aku..” jawabku.
    Setelah ikatan mereka berdua aku lepas mereka pun terbebas.
    “adduuhhh berbekas..mandi air hangat dulu ah biar ilang..” lalu Pipit pun bergegas ke kamar mandi dan berendam air hangat.
    Ku lihat Windi sedang mengusap bilur-bilur bekas ikatan di pergelangan tangannya.
    “sini Win aku pijitin..” kataku sambil memijit lengan dan pergelangan tangan Windi.
    “makasih ya dan..eemmhhh..enak jg pijitan kamu” jawabnya sambil tersenyum.

    “sekarang kamu telungkup aja Win..aku pijitin sekalian tubuhmu” kataku, lalu Windi pun menurut dan aku pun mulai memijat tubuhnya.
    “udah dan cukup..” sahut Windi lalu aku pun duduk di sisi tempat tidur dan Windi pun balik badan sampai terlentang. “Win, ada sesuatu yg mau aku omongin sama kamu.” Sahutku mulai perbincangan,
    “Apa dan?” Tanya Windi,

    “sebenernya aku udah lama suka sama kamu, tp aku gak berani bilang..” kataku, lalu Windi pun hanya tersenyum dan berkata,
    “aku jg suka kok sama kamu..” aku pun tersenyum,
    “jadii..” sahutku,


    “kita jalanin dulu aja dan..” jawab Windi, lalu aku pun tersenyum dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. “wwuuuaaaahhhh segernya habis berendam air hangat..” tiba-tiba Pipit keluar dari kamar mandi sambil berteriak yg membuat aku dan Windi pun kaget.
    “naahhh ketauan kan..ayo mau ngapain tuh?” ledek Pipit,

    “ah kamu anak kecil diem aja..udah ah aku mau mandi dulu.” Lalu Windi pun bergegas kekamar mandi.
    “gimana kak? Ngapain aja tadi sama kak Windi? Hehehe..” ledek Pipit lagi,
    “ah kamu bisa aja, udah ah aku mau masak dulu buat kalian” sahutku,
    “aku ikut kak..” lalu aku pun pergi ke dapur untuk masak dgn dibantu Pipitda.
    Setelah masakan jadi, kami pun sarapan sekalian makan siang.
    “gimana masakannya?” tanyaku pada mereka berdua,
    “lumayan lah untuk masakan seorang lelaki..hehehe..” jawab Windi,
    “ciee ciiee..hahaha..” ledek Pipit,

    “sssttt udah kamu makan dulu tuh..” protes Windi,
    “hehehe iya-iya..” jawab Pipit.
    “lain kali kita main lagi yah kak..” sahut Pipit,
    “gampang nanti di bicarakan lagi..” jawab Windi.
    Sejak scene itu perasaan aku dan Windi akhirnya menemukan kejelasan. Ditambah lagi aku dan Windi bisa sering-sering scene dgn atau tanpa Pipit.

  • Kisah Memek Mama & Tante Yang Hypersex

    Kisah Memek Mama & Tante Yang Hypersex


    3753 views

    Duniabola99.com – Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini ialah kisah nyata dheri pengalaman ngentot aku dengan mama dan bude aku.

    Cerita ini dimulai ketika aku berumur 20 tahun. Saat itu bude ratna datang dan bermalam selama beberapa hari di rumah karena suaminya sgilag bteriakkat keluar kota.


    Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. bude ratna berumur 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.

    Aku suka lihat bude ratna kalau telah menggunakan celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, mteriaksang. bude ratna ialah adik kandung Papa aku.
    Waktu itu hheri aku tidak masuk kusarih. Aku diam di rumah bersama mama dan bude ratna. Pagi itu, jam 10, saya lihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dheri kamar mandi menggunakan handuk menutupi dada dan setengah pacuma yang putih mulus. Mama berumur 38 tahun. Sangat mengnafsukan.

    Saat itu gak tahu secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat toket mama walau gak begitu besar tapi masih bagus bentuknya.

    Yang terutama jadi perhatian aku ialah memek mama yang dihiasi bulu hitam gak begitu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin mengasuhnya.

    Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sgilag melihatnya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi.


    Aku dekati pintu, lalu aku intip dheri lubang kunci. Terlihat mama sgilag membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat mengnafsukan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.

    Secara otomatis tangan aku meraba kontol dheri luar celana, lalu meremasnya slow-slow sambil menikmati keindahan tubuh mteriaksang mama. Karena telah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil berimajinasi menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku klimak.

    Sore hherinya, waktu aku sgilag tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.
    “Roy..!” panggil mama.

    “Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

    “Ada apa, Ma?” tanya aku.

    “Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.

    “Iya, Ma…” jawab aku.

    Waktu itu mama menggunakan daster. Aku mulai memijit kaki mama dheri betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku.

    Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.


    “Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

    “Seluruh badan mama,” jawab aku.

    “Ya telah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangun, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

    “Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

    “Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.

    “Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.

    Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat ialah mengusap agak keras.

    Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang menggunakan celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

    “Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

    “Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku.

    “Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

    Karena telah memperoleh angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dheri luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku telah mulai makin keras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku.


    Karena birahi aku telah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

    Jheri tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jheri aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jheri tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam.

    Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jheri aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.
    Karena telah basah, aku nekad masukkan jheri aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai berputar agak cepat.

    “Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

    “Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

    “Roy tidak tahan membatalkan birahi…” kataku lagi.

    “Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.

    “Sini berbhering dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

    “Sini berbhering Roy,” ujar mama lagi.

    “Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

    “Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemususan aku berbhering di samping mama.
    Mama menatapku sambil mengelus rambut aku.

    “Kenapa berbirahi dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.

    “Mama marahkah?” tanya aku.

    “Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.

    “Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.

    “Berarti anak mama telah mulai dewasa,” kata mama.

    “Kamu benar-benar mau akung?” tanya mama.

    “Maksud mama?” tanya aku.

    “Dua jam lagi Papa kamu balik…” cuma itu yang keluar dheri mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dheri luar celana.


    Aku kaget sekaligus bahagia. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami saling mencium mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

    “Buka baju kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

    Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sgilagkan aku tetap berdiri.

    “Kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

    “Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, akung?” tanya mama.

    Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, gak tahu apa artinya.

    Lalu mama menherik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dheri kontol sampai ke kepalanya.

    Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hjilatan dan permainan lidah mama sangat pandai.

    Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kepuasan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hjilatannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

    “Enak akung?” tanya mama sambil menengadah menatapku.

    “Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

    “Sini akung. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menherik tanganku.

    Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pacuma. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.


    “Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

    Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu kontol kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang gak tahu bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

    “Enak, Roy?” tanya mama.

    “Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

    “Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama terlihat berkaca-kaca.

    “Karena mama akung kamu, Roy…” jawab mama.

    “Sangat akung…” lanjutnya.

    “Lagipula detik ini mama memang sgilag ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

    Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

    “Roy juga sangat akung mama…” ujarku.

    “Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

    “Mama mau keluar…” desah mama lagi.

    Tak lama kurasakan tubuh mama menggelinjang lalu mendekap aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

    “Ohh.. Enak akungg…” desah mama lagi ketika dia mencapai klimak.

    Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dheri kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

    “Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil mendekap tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.


    “Keluherin akung…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

    “Keluherin di dalam aja akung biar enak…” bisik mama mesra.

    Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

    “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

    “Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.

    “Lekas berbaju, Papa kamu sebentar lagi balik!” kata mama.

    Lalu kamipun segera berbaju. Setengah jam kemususan Papa balik. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

    Malam hherinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa telah tidur, aku dan bude ratna masih nonton TV. bude ratna menggunakan kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena telah biasa melihat seperti itu.

    Tiba-tiba bude ratna bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya bude ratna.

    “Hayo, ngapain..?” tanya bude ratna lagi sambil tersenyum.

    “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

    “Kok lama amat. Sampe lebih dheri satu jam,” tanyanya lagi.

    “Curigaan amat sih, bude?” kataku sambil tersenyum.

    “bude cuma merasa aneh saja waktu bude denger ada suara-suara yang bagaimanaa gitu…” ujar bude ratna sambil tersenyum.

    “Kayak suara yang lagi enak…” ujar bude ratna lagi.

    “Udah ah.. Kok ngocehnya ngaco ah…” ujarku sambil bangun.

    “Maaf dong, Roy. bude becanda kok…” ujar bude ratna.

    “Kamu mau kemana?” tanya bude ratna.

    “Mau tidur,” jawabku pendek.

    “Temenein bude dong, Roy,” pinta bude.

    Aku kembali duduk dikursi di samping bude ratna.

    “Ada apa sih bude?” tanyaku.

    “Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab bude ratna.

    “Kamu telah mempunyai pacar, Roy?” tanya bude ratna.

    “Belum bude. Kenapa?” aku balik bertanya.

    “Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum mempunyai pacar?” tanya bude lagi.

    “Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

    “Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya bude ratna slow sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

    Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

    “Ni bude lagi horny kayaknya…” pikir aku.

    Tanpa banyak kata, aku cium bibir bude ratna. bude ratnapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono bude ratna. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas toketnya dengan mesra sambil ujung jheri aku memainkan puting toketnya.

    “Mmhh..”

    Suara bude ratna mendesah tertahan karena kami masih tetap saling mencium. Tangan bude ratnapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dheri luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

    “Roy, pindah ke kamar bude, yuk?” pinta bude ratna.

    “Iya bude…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar bude ratna.

    Setiba di kamar, bude ratna dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua baju di tubuh aku.

    “Ayo Roy, bude telah gak tahan…” ujar bude ratna sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

    Aku segera menindih tubuh telanjang bude ratna. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke toketnya. Aku jilat dan hjilat puting toket bude ratna sambil meremas toket yang satu lagi.

    “Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah bude ratna sambil tangannya memegang kepala aku.

    Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, bude ratna segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek bude ratna bersih tidak berbau. Bulunya cuma sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek bude ratna terutama bagian kelentitnya.

    “Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus akung…” desah bude ratna sambil badannya menggelinjang membatalkan nikmat.

    Tak berapa lama tiba-tiba bude ratna mengepitkan kedua pacuma menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

    “Oh, Roy.. bude keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah bude ratna.

    Aku bangun, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek bude ratna, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. bude ratna langsung membalas ciumanku dengan mesra.

    “Isep dong kontol Roy, bude…” pintaku.

    bude ratna mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah bude ratna dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya.

    bude ratna langsung menghjilat dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghjilat dan menjilat kontolnya lebih pintar dheri mama.

    “Udah bude, Roy udah pengen setubuhi bude…” kataku.

    bude ratna melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

    “Ayo, Roy.. bude telah tidak tahan…” bisik bude ratna.

    Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek bude ratna.

    “Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kepuasan…” kata bude ditengah-tengah persetubuhan kami.

    “Ah, biasa saja, bude…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

    Selang beberapa lama, tiba-tiba bude ratna mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

    “Roy, terus setubuhi bude.. Mmhh.. Ohh.. bude mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

    Tak lama tubuhnya menggelinjang. Pacuma erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

    “Tente udah keluar, akung…” bisik bude ratna.

    “Kamu hebat.. Kuat…” ujar bude ratna.

    “Terus setubuhi bude, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

    Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera klimak. Kupertcepat gerakanku.

    “Roy mau keluar, bude…” kataku.

    “Jangan keluarkan di dalam, akung…” pinta bude ratna.

    “Cabut dulu…” ujar bude ratna.

    “Sini bude isepin…” katanya lagi.

    Aku cabut kontolku dheri memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. bude ratna lalu menghjilat kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut bude ratna banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut bude ratna.

    bude ratna dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan bude ratna.

    Aku segera berbaju. bude ratna juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

    “Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan bude,” ujar bude ratna.

    “Kalo bude butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya bude sambil mendekap aku.

    “Kapan saja bude mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

    “Terima kasih, akung,” ujar bude ratna.

    “Roy kembali ke kamar ya, bude? Mau tidur,” kataku.

    “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

    Besoknya, setelah Papa bteriakkat ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

    “Roy, semalam kamu ngapain di kamar bude ratna sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

    Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum.

    Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kasarin. Kamu suka bude kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

    “Iya, Ma.. Roy suka bude ratna,” jawabku.

    “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kasarin…” ujar mama.

    “Kasarin hati-hatilah…” ujar mama lagi.

    “Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.

    “Karena mama pikir kamu telah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.

    “Terima kasih ya, Ma…” kataku.

    “Roy akung mama,” kataku lagi.

    “Roy, bude dan Papa kamu sgilag keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.

    “Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

    “Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.

    “Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.

    “Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

    Sejak detik itu hingga detik ini aku kawin dan mempunyai 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan bude ratna kalau ada kesempatan. Walau telah agak berumur tapi kemengnafsukanan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menherik.

    Baik itu di rumah bude ratna kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di panasel.

    Sgilagkan dengan mama, aku telah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan cuma 2 kali.

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Tukang Pijat

    Kisah Memek Bercinta Dengan Tukang Pijat


    3747 views


    Duniabola99.com – Sebuah kisah bercinta atau ngentot (ML) dengan pekerja

    salon (terapis) yang mana menyediakan jasa pijat dan

    lalu karena nafsu berakhir dengan hubungan seks. Simak

    kisah lengkapnya berikut ini!

    Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas

    angkot. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan

    depan, kurang lebih 100 meter lagi. Tetapi aku masih

    betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela.

    Masih ada waktu bebas dua jam. Kerjaan hari ini sudah

    kugarap semalam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi

    malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih

    menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama

    merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang

    keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium.

    Aroma asli seorang wanita. Baunya memang agak lain,

    tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang

    hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.

    Dik.., jangan dibuka lebar. Saya bisa masuk angin. kata

    seorang wanita setengah baya di depanku pelan.

    Aku tersentak. Masih melongo.

    Itu jendelanya dirapetin dikit.., katanya lagi.

    Ini..? kataku.

    Ya itu.

    Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di

    telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya

    meleleh seperti yang kulihat sekarang. Napasnya

    tersengal. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi,

    setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuil

    tempat duduk.

    Terima kasih, ujarnya ringan.

    Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkan

    lagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang melirik

    lehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehingga

    terlihat garis bukitnya.

    Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Tapi saya

    gerah. meloncat begitu saja katakata itu.

    Aku belum pernah berani bicara begini, di angkot

    dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Kalau kini

    aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena

    peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku

    terlalu terbuai lamunan. Ia malah melengos. Sial. Lalu

    asyik membuka tabloid. Sial. Aku tidak dapat lagi

    memandanginya.

    Kantorku sudah terlewat. Aku masih di atas angkot.

    Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.

    Masih menutupi diri dengan tabloid. Tidak lama wanita

    itu mengetuk langitlangit mobil. Sopir menepikan

    kendaraan persis di depan sebuah salon. Aku perhatikan

    ia sejak bangkit hingga turun. Mobil bergerak pelan, aku

    masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana

    arah wanita yang berkeringat di lehernya itu. Ia

    tersenyum. Menantang dengan mata genit sambil

    mendekati pintu salon. Ia kerja di sana? Atau mau

    gunting? Creambath? Atau apalah? Matanya

    dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di

    belakang angkot. Sial. Dadaku tibatiba berdegup

    degup.

    Bang, Bang kiri Bang..!

    Semua penumpang menoleh ke arahku. Apakah suaraku

    mengganggu ketenangan mereka?

    Pelanpelan suaranya kan bisa Dek, sang supir

    menggerutu sambil memberikan kembalian.

    Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat.

    Satu dua, satu dua. Yes.., akhirnya. Namun, tibatiba

    keberanianku hilang. Apa katanya nanti? Apa yang aku

    harus bilang, lho tadi kedipkedipin mata, maksudnya

    apa? Mendadak jari tanganku dingin semua. Wajahku

    merah padam. Lho, salon kan tempat umum. Semua

    orang bebas masuk asal punya uang. Bodoh amat. Come

    on lets go! Langkahku semangat lagi. Pintu salon

    kubuka.

    Selamat siang Mas, kata seorang penjaga salon,

    Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?

    Massage, boleh. ujarku sekenanya.

    Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Ada sekatsekat,

    tidak tertutup sepenuhnya. Tetapi sejak tadi aku tidak

    melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi

    mengerlingkan mata ke arahku. Ke mana ia? Atau

    janganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura

    pura masuk. Ah. Shit! Aku tertipu. Tapi tidak apaapa

    toh tipuan ini membimbingku ke alam lain.

    Dulu aku paling anti masuk salon. Kalau potong rambut

    ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Ah.., wanita yang

    lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah

    keberanianku.

    Buka bajunya, celananya juga, ujar wanita tadi manja

    menggoda, Nih pake celana ini..!

    Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi.

    Bahannya tipis, tapi baunya harum. Garis setrikaannya

    masih terlihat. Aku menurut saja. Membuka celanaku dan

    bajuku lalu gantung di kapstok. Ada dipan kecil

    panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku

    dan lebih sedikit. Wanita muda itu sudah keluar sejak

    melempar celana pijit. Aku tiduran sambil baca majalah

    yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.

    Sekenanya saja kubuka halaman majalah.

    Tunggu ya..! ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke

    balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima

    kedatanganku.

    Mbak Wien.., udah ada pasien tuh, ujarnya dari ruang

    sebelah. Aku jelas mendengarnya dari sini.

    Kembali ruangan sepi. Hanya suara kebetan majalah

    yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik

    lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di

    langitlangit ruangan.

    Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletok

    pletok. Makin lama makin jelas. Dadaku mulai berdegup

    lagi. Wajahku mulai panas. Jari tangan mulai dingin. Aku

    makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.

    Halo..! suara itu mengagetkanku. Hah..? Suara itu lagi.

    Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku

    menutup kaca angkot. Dadaku berguncang. Haruskah

    kujawab sapaan itu? Oh.., aku hanya dapat menunduk,

    melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di

    ruangan sempit itu. Betisnya mulus ditumbuhi bulubulu

    halus. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Hitam.

    Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.

    Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambil

    majalah dari hadapanku, Ayo tengkurep..!

    Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas

    punggungku. Aku tersetrum. Tangannya halus. Dingin.

    Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di atas

    kulit punggung. Lalu pijitan turun ke bawah. Ia

    menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku

    tersentuh. Ia menekannekan agak kuat. Aku meringis

    menahan sensasasi yang waow..! Kini ia pindah ke paha,

    agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Aku

    meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Tapi belum

    begitu lama ia pindah ke betis.

    Balik badannya..! pintanya.

    Aku membalikkan badanku. Lalu ia mengolesi dadaku

    dengan cream. Pijitan turun ke perut. Aku tidak berani

    menatap wajahnya. Aku memandang ke arah lain

    mengindari adu tatap. Ia tidak bercerita apaapa. Aku

    pun segan memulai cerita. Dipijat seperti ini lebih

    nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya.

    Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita.

    Dari perut turun ke paha. Ah.., selangkanganku disentuh

    lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.

    Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan

    cream. Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Kuusap

    sisa cream. Dan kubuka celana pantai. Astaga. Ada

    cairan putih di celana dalamku.

    Di kantor, aku masih terbayangbayang wanita yang di

    lehernya ada keringat. Masih terasa tangannya di

    punggung, dada, perut, paha. Aku tidak tahan. Esoknya,

    dari rumah kuitungitung waktu. Agar kejadian kemarin

    terulang. Jam berapa aku berangkat. Jam berapa harus

    sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang

    penuh gelora itu. Ah sial. Aku terlambat setengah jam.

    Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya

    ada keringat sudah terbayang. Ini garagara ibuku

    menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Bayar arisan.

    Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Toh masih ada hari

    esok.

    Aku bergegas naik angkot yang melintas. Toh, si

    setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di

    salonnya. Aku duduk di belakang, tempat favorit.

    Jendela kubuka. Mobil melaju. Angin menerobos

    kencang hingga seseorang yang membaca tabloid

    menutupi wajahnya terganggu.

    Mas Tut.. hah..? suara itu lagi, suara wanita setengah

    baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada

    keringat di lehernya. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.

    Aku tersenyum. Ia tidak membalas tapi lebih ramah.

    Tidak pasang wajah perangnya.

    Kayak kemarinlah.., ujarnya sambil mengangkat tabloid

    menutupi wajahnya.

    Begitu kebetulankah ini? Keberuntungankah? Atau

    kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi

    wajah? Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satu

    angkot dengannya. Atau janganjangan ia juga disuruh

    ibunya bayar arisan. Aku menyesal mengutuk ibu ketika

    pergi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh

    bayar arisan.

    Mbak Wien.., gumamku dalam hati.

    Perlu tidak ya kutegur? Lalu ngomong apa? Lha wong

    Mbak Wien menutupi wajahnya begitu. Itu artinya ia

    tidak mau diganggu. Mbak Wien sudah turun. Aku masih

    termangu. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.

    Dari atas: Turun. Ke bawah: Tidak. Ke bawah lagi: Turun.

    Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah

    lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis.

    Mengapa kancing baju cuma tujuh?

    Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian

    lengan, kalau belum cukup kancing Bapakbapak di

    sebelahku juga bisa. Begini saja daripada repotrepot.

    Anggap saja tiaptiap baju sama dengan jumlah kancing

    bajuku: Tujuh. Sekarang hitung penumpang angkot dan

    supir. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh,

    42 hore aku turun. Tapi eh.., seorang penumpang pakai

    kaos oblong, mati aku. Ah masa bodo. Pokoknya turun.

    Kiri Bang..!

    Aku lalu menuju salon. Alamak.., jauhnya. Aku lupa

    kelamaan menghitung kancing. Ya tidak apaapa,

    hitunghitung olahraga. Hap. Hap.

    Mau pijit lagi..? ujar suara wanita muda yang kemarin

    menuntunku menuju ruang pijat.

    Ya.

    Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Sekarang sudah

    lebih lancar. Aku tahu di mana ruangannya. Tidak perlu

    diantar. Wanita muda itu mengikuti di belakang.

    Kemudian menyerahkan celana pantai.

    Mbak Wien, pasien menunggu, katanya.

    Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Bicara

    apa? Ah apa saja. Masak tidak ada yang bisa

    dibicarakan. Suara pletakpletok mendekat.

    Ayo tengkurap..! kata wanita setengah baya itu.

    Aku tengkurap. Ia memulai pijitan. Kali ini lebih

    bertenaga dan aku memang benarbenar pegal,

    sehingga terbuai pijitannya.

    Telentang..! katanya.

    Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Paling

    tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat

    karena kepayahan memijat. Ia cukup lama bermainmain

    di perut. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian

    tepi celana dalam. Tapi belum tersentuh kepala juniorku.

    Sekali. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Ia

    menyenggol kepala juniorku. Ia masih dingin tanpa

    ekspresi. Lalu pindah ke pangkal paha. Ah mengapa

    begitu cepat.

    Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Si Junior sudah

    mengeras. Betulbetul keras. Aku masih penasaran, ia

    seperti tanpa ekspresi. Tetapi eh.., diamdiam ia

    mencuri pandang ke arah juniorku. Lama sekali ia

    memijati pangkal pahaku. Seakan sengaja memainkan Si

    Junior. Ketika Si Junior melemah ia seperti tahu

    bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian

    pangkal paha. Lalu ia memijat lutut. Si Junior melemah.

    Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Ah sialan. Aku

    dipermainkan seperti anak bayi.

    Selesai dipijat ia tidak meninggalkan aku. Tapi mengelap

    dengan handuk hangat sisasisa cream pijit yang masih

    menempel di tubuhku. Aku duduk di tepi dipan. Ia

    membersihkan punggungku dengan handuk hangat.

    Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Bau

    tubuhnya tercium. Bau tubuh wanita setengah baya

    yang yang meleleh oleh keringat. Aku pertegas bahwa

    aku mengendus kuatkuat aroma itu. Ia tersenyum

    ramah. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah

    kepadaku.

    Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal

    paha. Junior berdenyutdenyut. Sengaja kuperlihatkan

    agar ia dapat melihatnya. Di balik kain tipis, celana

    pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si

    Junior. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Ia tepat

    berada di tengahtengah. Aku tidak menjepit tubuhnya.

    Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku

    membayangkan dapat menjepitnya di sini. Tetapi,

    bayangan itu terganggu. Terganggu wanita muda yang di

    ruang sebelah yang kadangkadang tanpa tujuan jelas

    bolakbalik ke ruang pijat.

    Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat

    wajahnya. Tidak terlalu ayu. Hidungnya tidak mancung

    tetapi juga tidak pesek. Bibirnya sedang tidak terlalu

    sensual. Nafasnya tercium hidungku. Ah segar. Payudara

    itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang.

    Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Ia terus

    mengelap pahaku. Dari jarak yang dekat ini hawa panas

    tubuhnya terasa. Tapi ia dingin sekali. Membuatku tidak

    berani. Ciut. Si Junior tibatiba juga ikutikutan ciut.

    Tetapi, aku harus berani. Toh ia sudah seperti pasrah

    berada di dekapan kakiku.

    Aku harus, harus, harus..! Apakah perlu menhitung

    kancing. Aku tidak berpakaian kini. Lagi pula percuma,

    tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Aku harus

    memulai. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi

    menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Ah, kini ia

    malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku.

    Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kaki

    kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas

    berlamalama membersihkan bagian belakang pahaku.

    Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.

    Inilah kesempatan itu. Kesempatan tidak akan datang

    dua kali. Ayo. Tunggu apa lagi. Ayo cepat ia hampir

    selesai membersihkan belakang paha. Ayo..!

    Aku masih diam saja. Sampai ia selesai mengelap bagian

    belakang pahaku dan berdiri. Ah bodoh. Benarkan

    kesempatan itu lewat. Ia sudah membereskan peralatan

    pijat. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku

    sekilas. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.

    Badannya berbalik lalu melangkah. Pletak, pletok,

    sepatunya berbunyi memecah sunyi. Makin lama suara

    sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak

    pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu

    hilang.

    Aku hanya mendengus. Membuang napas. Sudahlah.

    Masih ada esok. Tetapi tidak lama, suara pletakpletok

    terdengar semakin nyaring. Dari iramanya bukan sedang

    berjalan. Tetapi berlari. Bodoh, bodoh, bodoh. Eh..,

    kesempatan, kesempatan, kesempatan. Aku masih

    mematung. Duduk di tepi dipan. Kaki disandarkan di

    dinding. Ia tersenyum melihatku.

    Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan, katanya.

    Ia mencaricari. Di mana? Aku masih mematung. Kulihat

    di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.

    Itu kali Mbak, kataku datar dan tanpa tekanan.

    Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia

    membersihkan paha bagian bawah. Ini kesempatan

    kedua. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Lihatlah ia

    tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Apalagi

    yang dapat tertinggal? Mungkin sapu tangan ini saja

    suatu kealpaan. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada

    sesuatu, juga pada sapu tangan. Karena itulah, tidak

    akan hadir kesempatan ketiga. Ayo..!

    Mbak.., pahaku masih sakit nih..! kataku memelas, ya

    sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk

    di tepi dipan.

    Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Lalu memegang

    pahaku, Yang mana..?

    Yes..! Aku berhasil. Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.

    Besok saja Sayang..! ujarnya.

    Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Tapi ia masih

    berjongkok di bawahku.

    Yang ini atau yang itu..? katanya menggoda, menunjuk

    Juniorku.

    Darahku mendesir. Juniorku tegang seperti mainan

    anakanak yang dituip melembung. Keras sekali.

    Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.

    Ia berdiri. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari

    tangannya. Yes. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah

    baya yang meleleh keringatnya di angkot karena

    kepanasan. Ia menyentuhnya. Kali ini dengan telapak

    tangan. Tapi masih terhalang kain celana. Hangatnya,

    biar begitu, tetap terasa. Aku menggelepar.

    Sst..! Jangan di sini..! katanya.

    Kini ia tidak malumalu lagi menyelinapkan jemarinya ke

    dalam celana dalamku. Lalu dikocokkocok sebentar.

    Aku memegang teteknya. Bibirku melumat bibirnya.

    Jangan di sini Sayang..! katanya manja lalu melepaskan

    sergapanku.

    Masih sepi ini..! kataku makin berani.

    Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Ia

    menikmati, tangannya mengocok Junior.

    Besar ya..? ujarnya.

    Aku makin bersemangat, makin membara, makin

    terbakar. Wanita setengah baya itu merenggangkan

    bibirnya, ia terengahengah, ia menikmati dengan mata

    terpejam.

    Mbak Wien telepon.., suara wanita muda dari ruang

    sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.

    Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab

    telepon.

    Ngapaian sih di situ..? katanya lagi seperti iri pada

    Wien.

    Aku mengambil pakaianku. Baru saja aku memasang ikat

    pinggang, Wien menghampiriku sambil berkata,

    Telepon aku ya..!

    Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang

    disobek sekenanya. Pasti terburuburu. Aku langsung

    memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor

    nomornya. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Ia

    tidak lagi dingin dan ketus. Kalau saja, tidak keburu

    wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat

    Si Junior. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah

    pada Junior. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga

    ada alasan buat Wien.

    Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar

    gembira dari wanita yang menunggu telepon. Ia hanya

    menampakkan diri separuh badan.

    Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Jagain sebentar

    ya..!

    Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.

    Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Hari

    itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum

    ada yang datang, baru aku saja. Aku menanti dengan

    debaran jantung yang membuncahbuncah. Wien

    datang. Kami seperti tidak ingin membuang waktu,

    melepas pakaian masingmasing lalu memulai

    pergumulan.

    Wien menjilatiku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

    Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya

    yang tahu di mana titiktitik yang harus dituju. Aku

    terpejam menahan air mani yang sudah di ujung.

    Bergantian Wien kini telentang.

    Pijit saya Mas..! katanya melenguh.

    Kujilati payudaranya, ia melenguh. Lalu vaginanya, basah

    sekali. Ia membuncah ketika aku melumat klitorisnya.

    Lalu mengangkang.

    Aku sudah tak tahan, ayo dong..! ujarnya merajuk.

    Saat kusorongkan Junior menuju vaginanya, ia melenguh

    lagi.

    Ah.. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang.

    Aku hanya main dengan tangan. Kadangkadang

    ketimun. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum

    siap. Ya sekarang..! pintanya penuh manja.

    Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan

    berdering. Kring..! Aku mengurungkan niatku. Kring..!

    Mbak Wien, telepon. kataku.

    Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aku

    mengikutinya. Sambil menjawab telepon di kursi ia

    menunggingkan pantatnya.

    Ya sekarang Sayang..! katanya.

    Halo..? katanya sedikit terengah.

    Oh ya. Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.

    Siapa Mbak..? kataku sambil menancapkan Junior

    amblas seluruhnya.

    Si Nina, yang tadi. Dia mau pulang dulu ngeliat orang

    tuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.

    Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.

    Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! dia

    mendesah keras.

    Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.

    Yang.., cepatcepat berkemas. Sebantar lagi Mbak

    Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini

    dia datang.

    Aku langsung beresberes dan pulang.

  • Foto Ngentot Cewek pirang panas Veronica Leal menghisap air mani dari kontol setelah bercinta

    Foto Ngentot Cewek pirang panas Veronica Leal menghisap air mani dari kontol setelah bercinta


    3744 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Veronica Leal berlutut di hadapan pacarnya sambil bugil toketnya gede menghisap kontol pacarnya yang gede dan pantatnya di hantam keras ngentot anal diatas meja berhakhir dengan menumpahkan mani yang banyak kemulutnya. Bandar Judi Online

  • Kisah Memek Degan ibuku Suryani Yang Montok

    Kisah Memek Degan ibuku Suryani Yang Montok


    3739 views


    Duniabola99.com – Suryani duduk dengan batik melilit tubuhnya dan kebayanya dan sanggulnya masih tetap rapai. Mereka harus pulang kembali ke desa setelah seharian menghadiri pesta adiknya. Baru saja dia naik ke boncengan sepeda motor yang dikenderai oleh anak sulungnya Totok, tiba-tiba halilintar menggelegar. Sementara perjalanan kembali ke desanya memakan waktu dua jam.
    “Ayo buk buk, cepat naik, semoga kita bisa cepat di desa simpang tiga agar kita bisa ke warung bulek,” kata Totok. Suryani pun naik ke boncengan dan kenderaan melaju. Totok yang baru mendaftar di SMU besoknya harus mulai masuk sekolah. Kenderaan pun melaju dikenderai Totok anak semata wayang itu

    Belum setengah jam berjalan, hujan seperti tercurah deras dari langit. Demikian lebat, seperti tidak ada aba-aba yang diawali dengan gerimis. Kabut berseliweran. Udara yang dingin di pegunungan itu pun menjadi semakin dingin. Cepat Totok turun dan mengambil mantel hujan dan mereka mengenakannya. Walau sudah sempat kuyup, mereka berharap, udara tidaklah terlalu dingin bila mengenakan mantel hujan. Kenderaan kembali melaju dan jalan tanah itu menjadi licin. Sepeda motor bebek yang mereka kendarai berjalan meliuk-liuk. Saat menurun, sedikit agak tajam, walau sudah di rem, kenderaan terus melaju dan meliuk-liuk lalu mereka terjatuh ke lembah yang berkedalaman berkisat tujuh meter.

    Untung saja kenderaan mereka tidak rusak, namun mantel mereka robek dan kain batik Suryani juga robek lebar, sedang [pergelangan kaki kabnannya terkilir atau keseleo. Suryani meraung. Ketika di papah, dia tetap susah berjalan bahkan tak bisa berjala. Totok menutupi tubuh ibunya dengan mantel dan dia dudukkan ibunya di bawah pohon sawit. Totok membenahi sepeda motornya dan didorong ke sebuah pondok 10 meter dari tempat mereka terjatuh. Totok kembali keopada ibunya. Ibunya yang mungil, kecil, putih dengan mudah dibopong oleh Totok.

    Suryani memeluk Totok anak tunggalnya itu dengan kuat. Kebayanya yang lepas kancingnya, menempel ke dada Totok dan Totok saat membopong ibunya sebelah tangabnnya berada di tengkuk ibunya dan sebelah kanan tangannya memeluk paha ibunya yang putih mulus. Inikah kesalahan atau kebetulan? Iblis mana yang membuatnya tiba-tiba bernafsu dan jakarnya jadi menggeliat, entahhlah.


    Pada pondok ada tempat duduk. Di sana mereka duduk dan Totok melepaskan mantel hujan yang menutupi tubuh ibunya. Totok melihat jelas Bra ibunya, karena kebayanya yang terlepas kancingnya.
    “BUka saja bajunya bu, biar diperas, nanti ibu masuk aingin,” kata Totok. Seperti kerbau dicucuk hidungnya, Suryani membuka kebayanya dan Totok memerasnya. Dari bawah tempat duduk sepeda motornya, Totok mengambil dua buah kain lap yang masih kerang yang biasa digunakan untuk mencuci sepeda motr. Dengan kain lap itu, Totok melap tubuh ibunya. Saat tiba di dada ibunya, dia hampir saja behenti karena takut atau segan. Tiba-tiba pula rasa segan dan malu itu hilang dan dia pun melap belahan dada ibunya. Tidak sampai disitu saja, dia lepas pengait Bra ibunya dan lepaslah semuanya, hingga Totok melap tetek ibunya. Sementara gubuk yang mereka tempati semakin gelap dan berkabut.

    “Kamu melihat apa?” Suryani memecah keheningan. Totok tersadar.
    “Oh… tidak Bu. Aku hanya kagum pada tetek ibu. Bukan hanya pada tetek ibu, tapi pada semua yang ada pada ibu,” kata Totok. Dia pu8n memakaikan kembali pakaian ibunya, walau tanpa Bra lagi. Totok juga memeras bajunya sendiri.
    “Kainnya juga diperas ya Bu, biar tak masuk angin,” kata Totok. Suryani yang masih menganggap anaknya seperti anak-anak dan selalu dimanjanya itu, lupa kalau Totok anaknya itu sudah berusia 17 tahun. Suryani pun diam saja, saat Totok melepas stagen, kemudian melepas kain batiknya. Totok memerasnyam, kemudian melirik CD putih yang dikenakan ibunya yang berusia 38 tahun itu. Pahanya yang putih mulus, dimana tanpa sepengetahuan Suryani, Toto selalu mengintipnya saat dia mandi dan membuat Totok selalu onani membayangkan ibunya. Setelah kain bati itu diperas sekuat mungkin dan airnya tercurah, Toto kembali melilitkan kain itu ke tubuh ibunya dengan asal-asalan.

    Toto benar-benar tegangh, tidak tau bagaimana harus memulainya, sebab dia sudah lama sekali ingin menyetubhi ibunya, dan dia selalu membenci ayahnya, bila dia melihat ibu dan ayahnya mesra berduaan di rumah. Sebuah kesempatan bagi Toto, begitu melihat tubugh ibunya mengggigil kedinginan. Di peluknya tubuh ibunya yang kedinginan itu. Saat berpelukan itulah Totok mengeluarkan penisnya yang sudah menegang. Dengan cekatan, Totok kembali melepas kain batik ibunya, kemudian menguakkan celana dalam ibunya.
    “Tok… kenapa? Apa yangh kamu perbuat, aku ini ibumu, lho…” bentak Suryani. Tapi dia tidak bisa bergerak, karena pergelangan kaki kanannya mulai membengkak karebna keseleo. Toto dia saja. Dia penganut sedikit bicara banyak kerja. Dari selah-selah celana dalam yang terkuak itulah Totok menusukkan penisnya.
    “Totok… kamu ini sudah keterlaluan. Ayah aku akan laporkan kepada ayahmu,” bentak Suryani sekuat-kuatnya Namun suaranya kalah dengan suara derasnya hujan dan suara guruh yang tak henti. Suryani punmemukuli tubuh Totok berkalikali. Suryani meronta. Namun saat merionta itu, membuat penis Totok semakin dalam memasuki ruag gelap ibunya.


    Totok megangkat tubuh ibunya dan dia duduk di sebuah bangku dan dipeluknya ibunya yang berada di atas mengangkangi tubuhnya. Diciuminya leher ibunya, seperti apa yang selalu dia saksikan dalam film-film biru yang selalu mereka tonton bersama teman-temannya di sebuah tempat rahasia.
    “Bu.. akui mencintaimu. Aku sudah lama sekai menginginkan seperti ini,” kata Totok ke telinga Suryani. Totok terus menjilati leher ibunya dan meremas-remas teteknya dengan sebelah tangan, sementara tangan sebelahnya lagi kuat memeluk ibunya.

    Suryani sudah tidak lagi memeukuli anaknya. Dia sudah kelelahan. Totok terus menekan penisnya ke dalam lubang ibunya. Celana dalanm putih ibunya yang sudah agak usang itu pun dia robek, hingga tak ada lagi penghalang. Sentuhan kulit paha ibunya dan kulitnya sendiri semakin melengket. Rasa dingin menjadi hangat, saat tetek Suryani dan dada Totok melekat jadi satu. Totok pun mulai mengecup bibir ibunya. MUlanya diam, namun lama-kelamaan apakah sadar atau tidak, Suryani membalas juga lumatan bvibir anaknya, bahkan lidah mereka sudah saling bertautan.

    Perlahan-lahan saat Totok diam, dia merasakan tubuh ibunya mengeliat dan Totok merasakan pantat ibunya mulai bergoyang. Dalam hati Totok tersenyum.
    “Ibu, aku mencintaimu. Aku cemburu pada ayah. Aku tak mampu melihatmu bermesraan berdua…” kata Totok beerisik sembari menjilati cuping telinga Suryani. Suryani diam saja. Dia tak menjawab. Jawabannya, Suryani semakin kencang memutar0-mutar pinggulnya, hingga penis Totok menggesek-gesek dinding rahimnya.
    “Ah… kamu nakal sekali….” rintih Suryani sat pingulnya terus menggeliat-geliat.
    “Jangan lapor ke Ayah, ya Bu…” nalas Totok memeluk ibunya dengat kuat.
    “Aku pasti lapor….” kata ibunya, semakin bergairah.
    Mereka pun saling memekluk saling menjilat dan saling menggigit.
    “Kamu nakal nak…” kata Suryani mendesah.
    “Ibu lebih nakal…” kata Totok dan memeluknya semakin kuat.
    “Huuuuhhhhh….”
    “Aku sudah mau keluar Bu…”
    “Tunggu bentaaaaaarrrrrr….”
    “Gak t ahan lagi BU….”
    “:Bennnntttttaaaaaarrrrrr…
    “Buuuuu……”
    Saat itu Suryani menekan kuat tubuhnya, hingga penis Totok benarpbenar berada di ujung rahin ibunya dan hangtat.
    “Terseraaaaaahhhhhh…..” Suryani berhenti bergoyang, tapi malah sebaliknya demikian kuat memeluk anaknya dan menciumi leher anaknya itu bertubi-tubuh. Saat itu dia merasakan dia mengeluarkan sesuatu dari tubunhnya, tak lama kemudian dia merasakan ada cairan hangat beberapa kali nyemprot dari kemaluan anaknya.
    Dian…
    Hening…


    “Kamu nakal sekali. Kepada ibumu pun kamu bisa berbuat seperti ini. Dasar anak kurang ajar,” kata Suryani mencubit pipi Totok sembari tersenyum. Totok menjawabnya dengan sebuah kecupan di bibirnya. Lalu penisnya pun mengecil dan lepas dari vagina ibunya.

    “Aku mencintaimu, Bu. Aku membenci ayah…” katanya lirih.
    “Kamu tak boleh membencinya. Kamu ada, karean dia ada,”: kata Suryani sembari membenahi pakaiannya.
    “Bu… Aku mencintaimu. Aku ingin terus seperti ini,” kata Totok.
    “Hmmm. Enak aja kamu,” kata Suryani dan kembali memijat hidung anaknya dan tersenyum.
    Hujan lama kelaqmaan berhenti, tinggal rintik. Walau rintik, kadung sudah basah kuyup mereka bersepakat untuk menerobos saja agar cepat sampai di rumah. Dengan aperlahan-lahan mereka mengenderai sepeda motor untuk pulang dan Totok diminta hati-hati karena pergelangan kakinya masih sangat sakit.
    “Begitu dong, Bu./ Peluk yang kuat dan semesra mungkin,” kata Totok, saat Ibunya memeluk pinggangnya karean takut jatuh. Mendengar ucapan Totok, Suryani mencubit pinggang anaknya. Keduanya terkekeh tertawa. Suryani juga tertawa karean senang. Sudah empat tahun dia sudah mendapatkan kepuasan dari suaminya yang pemabuk itu. Tapi suaminya tetap saja bangga, karean setiap kali selesai bersetubuh dengan suamintya, Surtyani tetap memuji kehebatan suaminya, walau dalan hatinya dia menjerit pedih.


    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Ketika Aku Menunggu Di Halte Bus,Terlihat Gadis Cantik

    Kisah Memek Ketika Aku Menunggu Di Halte Bus,Terlihat Gadis Cantik


    3735 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Ketika Aku Menunggu Di Halte Bus,Terlihat Gadis Cantik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Aku mengenalnya pertama kali ketika nunggu bus di sebuah sudut Jakarta. Tiba-tiba saja turun hujan. Aku hari itu memang sudah sedia payung lipat karena waktu berngkat dari rumah kulihat langit sudah gelap. Kubuka payungku dan kulihat seorang gadis, masih muda, berlari menembus hujan. Kusambut saja dia dengan payungku dan kami berpayungan bersama. Selama berpayungan bersama kami hanya saling berdiam saja. Akhirnya kami berteduh di bawah emperan toko. Agen Sbobet


    “Iiih, laki-laki kok bawa payung, tumben-tumbennya ada laki-laki takut hujan” katanya.

    “Bukannya berterima kasih, malahan mencela. Coba kalau tadi aku nggak bawa payung kamu udah basah kuyup” kataku tanpa merasa tersinggung. Biarin aja orang mau ngomong apapun, nggak efek bagiku. Tapi aku sendiri heran juga kok tumben memang aku mau bawa payung. Biasanya cuek aja.

    “Mau kemana?” tanyaku.
    “Pulang ke Grogol” jawabnya.

    Kutanya namanya, kudengar dia jawab bahwa namanya Yuli. Akhirnya angkutan yang ditunggunyapun datang. Akupun pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian di tempat yang sama kembali aku bertemu dengannya.

    “Hai, masih ingat aku?” tanyaku.
    “Masih. Mana payungnya, kok nggak dibawa?” jawabnya.
    “Ah, hari panas gini kok”.
    “Baru pulang Yul?”
    “Namaku Yuni, bukan Yuli”.
    “Kemarin Yuli, sekarang Yuni besok apa lagi,” olokku.
    “Kamu aja yang budi, dari dulu juga namaku Yuni, kadang juga dipangil Ike”.

    Dari tadi suaranya datar, cenderung ketus. Kuajak Yuni untuk makan Soto Betawi di seberang jalan.

    “Buru-buru Yun? Makan dulu yuk!” ajakku.
    “Boleh, tapi kamu yang traktir”.
    “Jangan kuatir”.

    Akhirnya kami masuk ke dalam warung tenda Soto Betawi. Kupesan dua porsi tapi dia menolak.

    “Aku nggak usah, masih kenyang. Aku minum es teh saja”.
    “Ya sudah. Bang sotonya satu es tehnya dua,” kupesan pada si abang tukang soto.

    Kami duduk berhadapan dipisahkan oleh meja kecil untuk 4 orang. Aku makan dengan cepat dan kemudian mulaiminum es teh tadi. Karena mejanya kecil lutut kami bisa saling beradu. Tiba-tiba Yuni menggoyangkan lututnya agak keras.

    “Kenapa?” tanyaku.
    “Orang di belakangmu dari tadi lihatin aku terus”.
    “Biarin aja, mata dia sendiri aja”

    Kedua lututnya kemudian menjepit salah satu kakiku. Aku agak terkejut juga.

    “Pijitin dong,” kataku.
    “Mau? Jangan di sini,” katanya sambil mengedipkan mata.

    Alamak, apalagi yang terjadi setelah ini?

    “Jadi di mana?” pancingku lagi.
    “Di hotel saja” sahutnya berbisik.

    Kutatap dia, seolah-olah tak percaya dia ngajak check in.


    Aku segera selesaikan makan, bayar dan keluar dari warung. Laki-laki yang dibilangnya tadi ngelihatin terus masih curi-curi pandang ke Yuni. Kami berjalan menuju hotel dekat tempat kami makan tadi. Sambil jalan kubisikkan di telinganya “Pakai kondom?”

    “Terserah aja,” jawabnya.

    Aku hampir tidak pernah pakai kondom, apalagi nawarin teman kencanku untuk pakai kondom dalam bercinta. Entah kenapa, atau mungkin kasihan aja kepada Yuni makanya kutawarkan pakai kondom. Sambil jalan kucoba cari-cari apotik atau toko obat, tapi nggak ada sampai kami tiba di hotel.

    Begitu masuk kamar, aku ke kamar mandi dan membersihkan senjataku. Yuni berbaring di ranjang. Aku keluar dari kamar mandi dan Yuni menatapku. Ia berdiri dan segera melepas pakaiannya sampai ia telanjang bulat. Akupun kemudian melepas pakaianku dan berbaring di sampingnya.

    “Mas ini orang mana sih, kok bulunya banyak sekali?” tanyanya.
    “Jawa asli 100%,” kataku.
    “Ada turunan Arab atau India kali ya?” selidiknya lagi seperti tak percaya dengan jawabanku.
    “Kamu kerja di mana Yun?”
    “Di Pasar Minggu”.
    “Kok mau ke Grogol lewat sini?”
    “Iya, sekaligus mampir tempat bapakku kerja”

    Setelah ngobrol beberapa saat aku tahu ternyata dia berasal dari Riau, umurnya sedikit di bawahku. Pada saat ini aku dapat mengamati dia dengan lebih teliti. Tingginya kutaksir 150 cm, kulitnya kuning kecoklatan, agak kurus. Rambutnya lurus sebahu, matanya kecil dan dadanya cukup besar untuk ukuran dia.

    “Nggak usah mandi ya” kataku.
    “Nggak usah, nanti aja. Nanti aja sekalian” katanya.
    “Oh ya, katanya tadi mau pijitin saya,” kataku menggodanya sambil kuubah posisi tubuhku tengkurap.

    Yuni merapat padaku dan tangannya mulai memijit tubuhku. Keras juga pijitan tangannya. Ia mulai memijit dari kaki, kemudian paha, tangan, kepala dan punggungku.

    “Udahan, sekarang mana lagi yang mau dipijit?” tanyanya menantang.
    “Depan ini belum dipijit,” kataku.

    Aku membalikkan badan dan Yuni segera menerkamku dengan ciuman yang ganas. Aku membalas dengan tak kalah ganas. Kecil-kecil nafsunya besar juga nih anak. Bibirnya bergeser ke bawah dan ia mencium dan menjilat leherku. Aku menggelinjang nikmat.


    Napas kami mulai memburu. Sambil menciumi dan mengecup dadaku, Yuni memelukku erat. Kulihat buah dadanya yang kenyal dan padat dihiasi dengan puting kecil yang berwarna merah muda menantangku untuk segera mengulumnya. Payudara sebelah kanan kusedot dan kukulum, sementara sebelah kirinya kuremas dengan tangan kananku. Tangan kiriku mengusap-usap ppipnya dengan lembut. Yuni mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit kecil dan kujilat-jilat.

    “Ououououhh.. Nghgghh, Mas.. Ouuhh.. Mas Anto”

    Payudaranya kukulum habis sampai semuanya masuk ke mulutku. Yuni menjilati telingaku. Akupun terangsang hebat. Meriamku sudah mengeras siap untuk maju dalam pertempuran yang dahsyat.

    Yuni melepaskan diri dari pelukanku dan kini ia menjilati dan menciumi tubuhku. Dari leherku bibirnya kemudian menyusuri dadaku, dan “.. Oukhh, Yuni.. Yachh.. ” aku mengerang ketika mulutnya menjilati putingku. Kutolak tubuhnya karena tak tahan dengan rangsangan yang diberikan pada putingku dan kemudian kugulingkan ke samping.

    Bibirku menyambar bibirnya. Kudorong lidahku menggelitik mulutnya. Lidahku kemudian disedotnya. Tangannya menjelajah ke selangkanganku dan kemudian mengocok meriamku. Meriamku semakin tegang dan besar.

    “Puaskan aku, Mas. Bawa aku dalam lautan kenikmatan.. ” ia memekik.

    Tidak lama kemudian tangannya memegang erat meriamku dan kurasakan pantat dan pinggul Yuni bergerak-gerak menggesek meriamku. Kepala meriamku kemudian masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Terasa sempit dan basah.

    “Akhh.. Oukkhh” Yuni mendongakkan kepalanya dan memberikan kesempatan kepadaku untuk menjilati lehernya yang tepat di depanku. Ia memutarkan pantatnya dan dengan tusukan keras akhirnya semua batang meriamku sudah terbenam dalam vaginanya.


    Pinggulku bergerak maju mundur menimba kenikmatan. Kadang gerakanku kuubah menjadi ke kanan ke kiri atau berputar berlawanan dengan arah putaran pantatnya. Sesekali gerakanku agak pelan dan kugantung selangkanganku. Pantatnya naik agak tinggi sehingga kepala meriamku berada di bibir guanya dan kemudian dengan cepat kuturunkan pantatku hingga seluruh batang meriamku tenggelam ke dalam liang nikmatnya

    Punggungnya naik dengan bertopang pada sikunya. Kuisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. Gerakanku menjadi semakin liar dan berat. Tangannya kini memeluk punggungku dan dadanya merapat pada dadaku. Tangannya meremas dan menjambak rambutku, mulutnya merintih dan mengerang keras.

    “Anto.. Ouhh Anto, aku mau nyampai, aku mau kelu.. Ar”
    “Sshh.. Shh”

    “Anto sekarang ouhh.. Sekarang” ia memekik. Tubuhnya mengejang rapat diatasku dan kakinya membelit kakiku. Mulutnya mencari-cari mulutku dan kusambar agar ia tidak merintih terlalu keras lagi. Vaginanya berdenyut kuat sekali. Akupun merasakan akan menggapai kenikmatan dan kutekan pantatku ke bawah dengan keras hingga meriamku mentok.

    “Akhkhkh Yuni.. Terimalah tembakanku,” kumuntahkan cairan maniku ke dalam vaginanya. Terasa banyak sekali dan meleleh keluar menetes di sprei.

    Tubuhku melemas di atas badan Yuni. Keringat kami bagaikan diperas, menitik di sekujur tubuh. Kemaluanku yang masih menegang kubiarkan tetap di dalam vaginanya sampai akhirnya mengecil dan terlepas sendiri.

    Akhirnya kami bangun setelah napas kami menjadi teratur. Kami masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Kami pulang menuju rumah masing-masing. Karena sudah agak malam dan angkutan umum sudah jarang, maka kuberikan ongkos taksi untuk Yuni. Kami janjian untuk ketemu seminggu lagi.

    Seminggu kemudian kami sudah ada di dalam kamar hotel. Kini aku sudah menyiapkan kondom sebelumnya. Begitu masuk ke dalam kamar, Yuni langsung memelukku dan menciumiku dengan ganasnya. Tangannya dengan cekatan mempreteli baju kemudian celana dan sekaligus celana dalamku. Setelah itu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri dengan cepat. Tangannya sudah mengembara ke selangkanganku, meremas, mengurut dan mengocoknya. Perlahan namun pasti meriamku semakin membesar dan mengeras. Kami masih berciuman dan memagut leher.

    Kami mulai terangsang dan tubuh kami mulai hangat. Detak jantung mulai cepat dan napas menjadi berat. Kududukan dia di atas meja di dalam kamar. Kini kami lebih leluasa mengeksplorasi tubuh kami. Tangannya masih juga bermain di bawah perutku. Tanganku meremas payudaranya, memilin putingnya. Kutarik pantatnya sedikit ke depan sehingga posisinya berada di bibir meja. Dengan bantuan tangannya kucoba memasukkan penisku ke vaginanya dalam posisi aku berdiri. Ia menggerak-gerakkan pantatnya untuk membantu usahaku. Digesekkan kepala penisku pada bibir vaginanya.


    Setelah cukup pelumasan ia berbisik, “Dorong Mas.. Dorong”.

    Kudorong pantatku dengan pelan dan akhirnya batang meriamku bisa masuk dengan lancar ke dalam guanya. Dalam beberapa saat kami masih bertahan pada posisi berdiri. Kakiku sudah mulai gemetar menahan tubuhku. Kuangkat tubuhnya kemudian kugendong berjalan ke arah ranjang. Uuppss.. Sayang penisku terlepas. Kudorong dia sambil tetap berpelukan dan berciuman ke kamar mandi. Sampai kamar mandi kulepaskan pelukanku dan kami membersihkan milik kami masing-masing terlebih dahulu untuk melanjutkan permainan berikutnya yang lebih panas.

    Kubopong tubuhnya yang mungil dan kuhempaskan ke ranjang. Sebentar kemudian kami kembali bergumul untuk saling memberi dan menerima kenikmatan. Yuni berada di atas tubuhku. Kepala Yuni ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya meriamku dengan gigitan kecil di sepanjang batangnya.

    Yuni memandangku dan aku menarik buah zakarku sehingga batang penisku juga tertarik dan berdiri tegak menantang. Aku memberi isyarat ketika kepalanya ada di atas selangkanganku. Kepalanya kemudian bergerak ke bawah. Ia mengisap-isap kepala penisku dan menjilatinya.

    Tiba-tiba tubuhku seperti kena sengatan listrik ketika lidah Yuni menjilat lubang kencingku. Kulihat Yuni dengan asyiknya menjilat, menghisap dan mengulum kepala meriamku. Ia tidak memasukkan seluruh batang penisku ke dalam mulutnya, melainkan hanya kepala penisku saja yang menjadi areal kerjanya.

    Kutarik tubuhnya dan kini kutindih. Yuni memelukku dan menciumi daun telingaku. Aku merinding. Dadanya yang kencang dan padat menekan dadaku. Kucium bibirnya dan kuremas buah dadanya. Judi Bola Terpercaya

    “Ouhh ayo Mas.. Aku.. Masukkan Mass.. Ayo masukkan.. ”

    Aku menurunkan pantatku dan segera penisku sudah tengelam dalam lubangnya.

    “Mass.. Enak sekali Mas Anto, aku.. Oukhh”


    Ia memekik kecil, lalu kutekan kemaluanku sampai amblas. Tangannya mencengkeram punggungku. Tidak terdengar suara apapun dalam kamar selain deritan ranjang dan lenguhan kami.

    Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya. Pelan-pelan kumasukkan kepalanya saja ke bibir gua yang lembab dan merah.

    Yuni terpejam menikmati permainanku pada bibir kemaluannya.

    “.. Hggk.. “. Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya.

    Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai tujuh kali kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas. Yuni menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kenikmatan yang luar biasa sama-sama kami rasakan. Kejantananku seperti dipelintir rasanya. Kusedot payudaranya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.

    Yuni seperti orang yang mau berteriak menahan sesuatu menikmati hubungan ini. Ia memukul-mukul dadaku dengan histeris.

    “Auuhkhh.. Terus.. Teruskan.. Mass Anto.. Enak sekali.. Ooh”

    Kini kakiku menjepit kakinya. Ternyata vaginanya nikmatnya memang luar biasa, meskipun agak becek namun gerakan memutarnya seperti menyedot penisku.


    Aku mulai menggenjot lagi. Yuni seperti seekor singa liaryang tidak terkendali. Keringat membanjiri tubuh kami. Kupacu Yuni mendaki lereng terjal penuh kenikmatan. Kami saling meremas, memagut, dan mencium.

    Kubuka lagi kedua kakinya, kini betisnya melilit di betisku. Matanya merem melek. Aku siap untuk memuntahkan peluruku.

    “Yuni, aku mau keluar.. Sebentar lagi Yun.. Aku mau.. “.
    “Kita sama-sama Mas, Ouououhh.. “. Yuni melenguh panjang.

    Sesaat kemudian.., “Sekarang Yun. Ayo sekarang.. Ouuhh”, aku mengerang ketika peluruku muntah dari ujung rudalku.

    “Mas Anto.. Agghh” kakinya menjepit kakiku dan menarik kakiku sehingga kejantananku tertarik mau keluar.

    Aku menahan agar posisi kemaluanku tetap dalam vaginanya. Matanya terbuka lebar, tangannya mencakar punggungku, mulutnya menggigit dadaku sampai merah. Kemaluan kami saling membalas berdenyut sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sunyi dan tenang. Kami membersihkan diri dan check out dari hotel.

    *****

    Aku menggauli Yuni sampai lima kali dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi. Dulu aku pernah minta nomor telepon kantornya tapi dia tidak mau memberikannya. Entah apa alasannya. Sampai sekarang aku tak pernah bertemu lagi dengan dirinya, meskipun kadang-kadang aku masih nongkrong di tempat biasa kami bertemu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

     



  • Kisah Memek Pembantu Sange

    Kisah Memek Pembantu Sange


    3731 views

    Duniabola99.com – Pak Hardi dapat digolongkan sebagai kaum menengah ke atas. DIa kerja untuk sebuah multinational company di bidang telekomunikasi. DIa memiliki 2 buah kendaraan & sebuah rumah yang sangat cukup untuk ditinggali oleh dIa, istrinya & seorang anak tunggalnya. Bahkan Pak Hardi dapat mempekerjakan seorang pembantu untuk mengurus rumahnya.


    Nunik, 21 tahun, itulah nama pembantu tersebut. DIa berasal dari sebuah kampung di Dekat Cilacap Jawa Tengah. Sudah hampir 1 tahun dIa mengabdi kepada Pak Hardi & keluarganya. Perlakuan Pak Hardi & keluarganya benar – benar membuatnya betah walaupun dIa harus berpisah dengan suaminya yang menjadi petani di kampungnya. Jika pekerjaan rumahnya sudah selesai, dIa akan pergi ke taman & berkumpul bersama pembantu – pembantu lain di perumahan tempat Pak Hardi tinggal.

    Pak Hardi hanya memiliki seorang anak. Istrinya merasakan trauma hebat akibat kelahiran anak pertamanya yang hampir merenggut nyawanya, sehingga sangat takut untuk dapat hamil lagi. Hans nama anak satu – satunya. Saat ini usIanya sudah 18 tahun. DIa bersekolah di sebuah SMA swasta yang bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai anak tunggal membuat semua perhatian & harta dari Pak Hardi tertuju kepadanya.

    Sore itu pukul 3 sore. Hans telah pulang dari sekolahnya. Hans merasa sangat lelah hari itu sehingga ajakan temannya untuk nongkrong di mall dIa tolak. DIa hanya ingin sampai di rumah & bersantai. Sampai di rumah dIa langsung berganti pakaian & menuju ruang TV. DIa nyalakan tv & duduk sambil menyandarkan punggunya di sofa empuk. Pak Hardi sendiri tentu saja masih ada di kantornya.

    Dengan kemacetan Jakarta membuat dIa paling cepat bisa sampi di rumah pukul 7 malam. Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Nunik, dIa sedang mengerjakan tugas sehari – harinya. Kali ini dIa sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV tempat Hans berada. Sebenarnya tidak ada acara tv yang menarik bagi hans, dIa pun mulai merasa bosan. Namun, sesaat sebelum Hans beranjak dari sofa malasnya. Tiba – tiba.

    HAP!

    Tiba2 saja Nunik duduk mengangkang di depan Hans. Belum selesai kekagetan Hans. Tiba2 saja Hans didekap oleh Nunik ke dada besarnya. 5 menit sebelumnya…..

    “Aduhhhh kenapa sih aku jadi mikirin film bokep dari si Mimi tetangga sebelah terus. Mana mas parto akhir – akhir ini klo dIajak telponan jorok suka gamau…huh..”

    Begitulah, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling tukar video bokep. & pagi tadi, Mimi menyebarkan video porno barunya ke pembantu – pembantu lain.


    Berbeda dengan Mimi & sebagian pembantu lainnya yang di malam harinya bisa bertemu suaminya (Mimi adalah pembantu yang tinggal di sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Nunik adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan & biasanya pulang setahun dua kali saja. Walhasil Nunik pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di malam hari ia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah, akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharIan mencangkul sawah. Namun tiba – tiba Nunik melihat Hans.

    “Loh kok tumben den ganteng udah pulang. Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini. Ga salah deh klo den hans jadi idola pembantu2 disini hihih. Duh makin gatel deh nih meki”.

    Nunik menyapu dengan tidak tenang. DIa berpikir untuk berbuat nekat. DIa tahu risikonya sangat besar. Jika Hans menolak & melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Nunik sebagai PRT di rumah ini akan lenyap. Namun Nunik membayangkan juga reward yang akan dIa dapat jika dIa berhasil. Bukan hanya hasratnya saat ini saja yang akan terpuaskan. Tapi tentunya ke depannya pun tidak akan sulit bagi dirinya untuk bersetubuh dengan Hans. DIa juga sudah membayangkan betapa dIa akan menjadi buah bibir di kalangan rekan – rekannya sesame pembantu. Bagaimana tidak, dIa berhasil menaklukan hati pujaan para pembantu di kompleks ini. Ahhhhhh membayangkannya saja sudah basah.

    “haduhhh bodo amat. Meki gue udah kaga bisa dIajak kompromi. Masa dih den hans kaga suka ama toket gue. Pak sarip aja ampe kelojotan”

    Ya pak sarip, satpam kompleks, memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Nunik. Nunik terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Nunik yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh Pak Sarip untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna.

    Untung saja baru titfuck saja Pak Sarip sudah KO. Sehingga aman lah meki Nunik dari kontol pak sarip. Walau Nunik jablay (jarang dibelai), namun dIa juga pilih-pilih untuk melampiaskan nafsunya hehehe.

    “hmmphhhh”

    “ahhh den hans ayo nikmati susu mbak Nunik. Ayo den ganteeeng” Hans tidak berdaya didekap oleh Nunik

    “hmmmphhhh” hans mencoba melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas. Namun kuat sekali dekapan Nunik. Nunik melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dIa melepaskan kaos & branya lalu mendekap hans kembali. Hans yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudIan

    “hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukanya langsung bertemu kulit toket Nunik. DIa merasakan nikmatnya kekenyalan toket Nunik.

    “ayo den hans rasain gimana toket mbak Nunik. Ahhhh” Nunik sambil menggoyang2kan pinggulnya.


    Tentunya sambil menggesek-gesekk an vaginanya ke tonjolan di celana Hans. Walaupun Keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Nunik memakain rok lebar & celana dalam, sedangkan hans menggunakan celana boxer & celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer. Hans mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Nunik. Memang Nunik tidak wangi seperti pacarnya Cinthya yang dengan parfumnya mampu memabukkan dirinya. Wangi tubuh yang dIa cium saat ini adalah wangi alami khas perempuan desa.

    Tidak wangi memang, namun entah mengapa Hans senang dengan wangi ini. Kulit Nunik pun tidak semulus Cinthya, namun hans sangat senang dengan kekencangan kulit dari Nunik. Kekencangan kulit khas dari wanita yang sehari – hari bekerja membersihkan rumah. Nunik yang mulai merasakan adanyaya kerjasama dari Hans lalu melepaskan dekapannya.

    “hahhh hahhh hahhhh. Gila hah hah. Ampir bunuh saya mbak Nunik nih hah hah!!”

    “ ehehheeh jangan marah dong ganteng. Nih isep lagi susunya mbak”

    Kali ini hans langsung melahap putting kiri Nunik. Terlihat betul gerakan hans masih kaku. DIa hanya menghisap-hisap putting Nunik. Terlihat memang hans belum berpengalaman. Nunik perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Nunik melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontol hans semakin keras.

    “hihihi ada yang ngaceng nih. Hayooooo”

    “mmmmhh mmmhh. Gimana lagi. Digesek-gesek gitu sama mbak Nunik hihihih”

    “kluarin dong kontolnya. Kasian tuh kesempitan hihihi”

    Hans pun langsung menurunkan celana pendek & celana dalamnya. Setelah kontol itu muncul. Nunik langsung mengocok-ngocok nya. Pas segenggam besarnya. Lumayan pikir Nunik. Walau tentu saja belum sebesar kontol suaminya di rumah.


    “Siap den menuju surga dunIa? Hihihi”

    Nampaknya Nunik sudah tidak sabar merasakan kontol. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dIa pulang ke kampung. Lagipula dIa merasakan rangsangan Hans tidak ada apa – apanya. Jadi dIa pikir langsung saja ditancap.

    “iii iiiya iya”

    “hihihii belum pernah ya sebelumnya?” Hans menggeleng. Dalam hati Nunik merasa puas sekali. Siapa sangka dIa akan mendapatkan perjaka dari hans si ganteng hihih.

    “eh bentar sebelum dimasukin” Nunik mengambil HP nya yang dIa sakukan di rok. Lalu dIa melakukan selfie dengan Hans

    “ih buat apa mbak?”

    “buat disombongin dong ke pembantu-pembantu lain. Den hans kan favoritnya pembantu-pembantu sini. Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya pada bayangin den hans hihihi”

    Hans tidak peduli. DIa masih saja memainkan toket Nunik. DIa tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. DIa pernah secara tidak sengaja menyentuh toket pacarnya,sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini. Hans & Cinthya memang belum pernah ML. paling jauh yang mereka lakukan hanyalah kissing. Itu pun hanya ciuman tempel bibir. Bukan French kiss.

    “siap yaaaaa.. ahhhhhh” Nunik akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.

    Setelah masuk seluruhnya, Nunik dIam & tidak goyang dahulu. DIa sedikit tersenyum menahan tawa melihat muka Hans yang dilanda kenikmatan untuk pertama kalinya. Nunik semakin gemas dengan muka anak majikannya ini

    “hihihi kenapa den ganteng?”

    “ouhhhhh ouhhhhhhh” Hans fokus dengan kenikmatan yang dirasakan kontolnya

    Nunik pun lalu mencium-cium wajah tampan Hans saking tidak kuatnya menahan gemas. DIa basahi seluruh muka dari Hans. Hans yang merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantunya itu.


    Perlahan – lahan Nunik mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati ketampanan muka hans. Ciuman & hisapan – hisapan dari Nunik mulai turun ke leher dari Hans. Nunik meninggalkan banyak cupangan di leher Hans tersebut.

    “mmmuuachh mmmm cup cupppp” Nunik sangat menikmati mengeksplor Hans, Wangi tubuh hans yang sering merawat diri benar – benar memabukkan Nunik.

    Jika ditelaah mungkin sudah tidak ada lagi bagIan wajah & leher Hans yang bebas dari liur Nunik. Nunik semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Terlihat Hans yang baru pertama kali ngeseks benar – benar kewalahan menghadapi kebinalan Nunik yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal ini.

    “mmhhh ahh ahhh uhhhh mmmmmhhhh” Terlihat hans berusaha keras menahan dorongan spermanya untuk segera keluar. Mukanya memerah. Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudIan.

    “Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” Sperma kental keluar dari kontol Hans di dalam memek Nunik.

    “Hans, heh Hans. Bangun kamu. Kebiasaan klo nonton tivi ampe ketiduran. Pindah ke kamar sana” Tiba – tiba Hans terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar.

    Hans yang terbangun lalu dIa meraba raba tubuhnya. Ternyata dIa masih berpakaIan lengkap. Namun dIa memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.

    “Huh sial ternyata mimpi basah doang. Gue kirain beneran nyata” Dari kamar, Ibunya lalu berteriak

    “Hans ati-ati ah kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman demam berdarah. Tuh leher kamu bentol-bentol digigit nyamuk”

    Hans kaget. Hah bentol – bentol. Sekilas lalu dIa bertukar pandang dengan Pembantunya Nunik yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Nunik tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Hans sambil menggigit bibir.

    “Hah…yang tadi mimpi ga sih??”

    Hans yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. DIa buka ternyata dari nomor yang tidak dIa kenal. & isinya adalah.


    “makasih ya mas hans. Kapan-kapan kita ewean lagi ya. Tapi nanti mas hans nya minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”

    “glek” Hans senang sekaligus bingung sekaligus takut.

    Senang karena dIa benar – benar merasakan tubuh nikmat pembantunya. & mungkin bukan hanya saat itu saja. Ke depannya mungkin dIa akan lebih sering menikmati tubuh pembantunya.

    Bingung karena kenapa dIa bisa menikmati bermain seks dengan pembantunya. Padahal oembantunya sangat berbeda tipenya dibandingkan paacarnya saat ini. CInthya, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus & wajah cantik tiada tara.

    Dan takut, bagaimana jika pembantunya cerita ke orang tua atau orang di sekitar kompleksnya. Bisa hancur nama baiknya. Apalagi dIa ingat pembantunya sempat mengambil foto. Sementara di dapur, Nunik masih tersenyum-senyum penuh kemenangan. DIa yakin hans sudah takluk pada dirinya. DIa bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan, tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini. Hihihi

  • Video bokep Akari Asagiri dikerjaai tukang pijit ngentot anal

    Video bokep Akari Asagiri dikerjaai tukang pijit ngentot anal


    3726 views

  • Cerita Sex Disodok

    Cerita Sex Disodok


    3726 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Disodok ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexPerkenalkan namaku Mia aku adalah pegawai karyawati di sebuah bank swasta, setelah habis melahirkan anak pertamaku gairah seksku berkurang maka dari itu anjuran dari suamiku aku dibawa ke dukun yang letaknya di desa kecil jauh dari Jakarta untuk mengembalikan gairah seksku.

    Setelah aku berobat kesana gairah seks untuk bersetubuh semakin menggebu gebu karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain diurut dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku).

    Akupun setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena kontol Ki Alugoro memang benar-benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu den membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan-ramuan yang diberikan olehnya, maka sekarang aku benar-benar sembuh dari frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah seks yang lumayan tinggi. Hanya saja, karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki Alugoro, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam bersetubuh.

    Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro dengan pura-pura belum sembuh? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya). Mula-mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi setelah kupikir-pikir lagi kok gengsi juga ya?

    Masak seorang istri baik-baik datang ke laki-laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat kontol Ki Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan gairahku untuk bersetubuh memuncak habis.

    Sering-sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari di depan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok-rojokkan dildo itu ke dalam tempikku.

    Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak, ternyata suamiku mempunyai angan-angan untuk melakukan persetubuhan three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari.

    Pantesan sejak itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan-angannya. Angan-angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti dengan Ki Alugoro tempo hari.

    Setelah beberapa lama dia menceritakan angan-angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan angan-angan tersebut. Pada awalnya aku pura-pura mengira dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius.

    Dia jawab, ”Ya aku serius!” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya, waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam-diam dia mengocok-ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.

    Cerita Sex Disodok Tentu saja hal itu sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta, kontolpun tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan diatas, aku tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil, terutama setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar biasa itu. Wah, rasanya sampai tidak bisa aku katakan.

    Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme.

    Rupanya angan-angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar angan-angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan angan-angannya (padahal sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu diwujudkan?).

    Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura-pura terpaksa mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain? Dia bilang sama sekali tidak.

    ”Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan terpuaskan dalam persetubuhan” jawabnya mantab waktu itu.

    ”Tentu saja aku akan mencarikan kau temanku yang mempunyai kontol besar dan keras. Setidak tidaknya sama dengan kontol Ki Alugoro tempo hari” janjinya lebih lanjut.

    Sejak itu dia rajin menawarkan nama-nama temannya untuk mensetubuhiku.

    ”Terserah kaulah, kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu” jawabku waktu itu.

    Akhirnya di suatu hari suamiku berbisik padaku, ”Aku telah mengundang Eros untuk menginap di sini malam ini”

    Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Eros teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek-cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang tidak seberapa besar.

    Terus terang kuakui bahwa penampilan Eros sangat oke. Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo.

    Walaupun Eros adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami belum pernah berpacaran karena dia memang agak acuh terhadap cewek dan disamping itu, banyak sainganku cewek-cewek yang mengejar-ngejar dia.

    Apalagi waktu itu sudah menjelang EBTANAS, dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA.

    Ketika Eros datang, aku sedang mematut-matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan belahan dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan-lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah.

    Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki-laki yang melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi wajahku memang tergolong cantik.

    Cerita Sex Disodok Dan terus terang, dari dulu aku memang bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba-tiba aku baru tersadar, pantas saja suamiku mempunyai angan-angan untuk melihat aku disetubuhi oleh laki laki-lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami lihat mungkin. Markas Judi Online Dominoqq

    Setelah mematut-matut diri, aku keluar untuk menyediakan makan malam. Setelah makan malam, Eros dan suamiku duduk mengobrol di teras belakang rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku yang baru pulang dari luar negeri. Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Eros saja di rumah.

    Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku satu-satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap di rumahnya.

    Ketika hari telah makin malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku, ”Aku telah bicara dengan Eros mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini menginap di sini.

    ”Tapi walaupun demikian kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku!” bisik suamiku selanjutnya.

    Cerita Sex Disodok

    Cerita Sex Disodok

    ”Tapi kujamin kontolnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.

    Mendengar bisikan suamiku itu, diam-diam hatiku gemetar sambil bersorak gembira, tetapi aku pura-pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Dalam hati aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain.

    Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istrinya disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah amat dia kenal (kalau dengan Ki Alugoro kan dalam rangka penyembuhan?).

    Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur.

    Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Eros kelihatan terpana untuk beberapa saat.

    Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan suamiku langsung berkata, ”Ayo..!” katanya dengan senyum penuh arti kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur.

    Di kamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur.

    Melihat itu, Eros mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur.

    Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH.

    Akan tetapi kupikir aku harus berpura-pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Eros dalam memancing gairah birahiku. Aku ingin tahu sampai seberapa kemahirannya.

    Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Eros mulai menyusur bagian yang sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan gesekan-gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan angan-angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Eros mulai mengambil alih permainan selanjutnya.

    Aku langsung ditelentangkan di pinggir ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil memijit-mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan mengelus-elus dan memijit-mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas.

    Tangan Eros yang berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar dan mulai mengeras.

    Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Eros. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya.

    Saat itu sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Eros termasuk jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan aktivitasnya.

    Kini Eros mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Eros. Kini Eros telah menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

    Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi laki-laki idolaku dihadapan suamiku sendiri.

    Kulirik Eros penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya.

    Cerita Sex Disodok Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki-laki idolaku dan yang sebenarnya aku harapkan kehadirannya.

    Belum pernah aku bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain, kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini.

    Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Eros.

    Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kontol Eros yang telah tegang dari luar celananya. Ini kelihatan karena bagian bawah celana Eros mulai menggembung besar. Aku mengira-ngira seberapa besar kontol Eros ini.

    Kemudian aku mengarahkan tanganku ke arah retsluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kontol Eros yang ternyata memang telah ngaceng itu. Aku langsung tercekat ketika terpegang kontol Eros yang seperti kata suamiku ternyata memang besar.

    Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus-elus kontolnya sendiri. Dia kelihatan benar-benar sangat menikmati adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan digerayangi oleh laki-laki lain.

    Sebagai seorang wanita dengan nafsu birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Eros pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku.

    Setelah beberapa saat aku memegang sambil mengelus-elus kontol Eros, tiba-tiba Eros berdiri dan membuka celana beserta celana dalamnya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Setelah membuka seluruh pakaiannya, kini Eros benar-benar bertelanjang bulat.

    Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran kontol Eros dalam keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran kontol suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. kontol Eros ini mencuat lurus ke depan agak mendongak ke atas, sedang kontol suamiku jauh lebih kecil, agak tunduk ke bawah dan miring ke kiri

    Aku betul-betul terpana melihat kontol Eros yang sangat besar dan panjang itu. kontol yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu dengan Ki Alugoro aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar kontolnya, karena aku agak malu-malu dan setengah sadar).

    Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut-rambut keriting yang lebat. Kulitnya kelihatan tebal, lalu ada urat besar disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel-kabel di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat.

    Kemudian dia menyodorkan kontolnya tersebut ke hadapan wajahku.

    Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asyik menikmati adegan ini sambil tersenyum puas dan mengelus-elus kontolnya, karena melihat aku kelihatan bernafsu menghadapi kontol yang sebesar itu.

    Aku sebenarnya sudah amat terangsang, tetapi untuk menunjukkan pada Eros, aku agak tidak enak hati.

    Tapi entah kenapa, tanpa kusadari tiba-tiba aku telah duduk di tepi ranjang sambil menggenggam kontol itu yang terasa hangat dalam telapak tanganku. Kugenggam erat-erat, terasa ada kedutan terutama di bagian uratnya.

    Lingkaran genggamanku hampir penuh menggapai lingkaran batang kontolnya. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan pernah memegang kontol sebesar ini, dari seorang laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu dihadapan suamiku.

    Kembali aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati adegan ini, malah kali ini bukan hanya mengelus-elus, tetapi malah sambil mengocok kontolnya sendiri, yaitu adegan istrinya yang penuh nafsu birahi sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan idolaku dulu.

    Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu, sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke kontol Eros, kujilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap-hisap dengan nafsu birahi yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati kontol itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku.

    Kuluman dan hisapanku itu membuat kontol Eros yang memang telah berukuran besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala kontolnya jadi tambah mengkilat merah keungu-unguan.. Dalam keadaan sangat bernafsu, kontol Eros yang sedang mengaceng keras dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan aroma lelaki.

    Cerita Sex Disodok Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan lubang tempikku mulai terasa berdenyut-denyut hebat hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kontol itu seperti hisapan sebuah vacuum cleaner.

    Kuluman dan hisapanku yang amat bernafsu itu rupanya membuat Eros tidak tahan lagi. Tiba-tiba dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur.

    Aku pun kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya. Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar.

    ”Rros…” kataku pelan dan aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa.

    Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya diantara pahaku, Eros berbisik, ”Ssttt…………!” bisiknya sambil kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti bahwa sebentar lagi kontolnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja, aku merasakan ujung kontolnya yang hangat menempel tepat di permukaan tempikku.

    Tidak langsung dimasukkan di lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, ini membuat tempikku tambah berdenyut-denyut dan terasa sangat nikmat. Dan makin lama aku makin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan di tempikku itu.

    Beberapa saat Eros melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainan ini. Eros menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kontolnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menanti tusukannya.

    ”Oocchh.. Rross, please..” pintaku memelas.

    Sebagai wanita di puncak birahi, aku betul-betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Eros dan kontolnya yang besar dan panjang. Ada rasa deg-deg plas, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos kontol yang lebih besar dan lebih panjang.

    ”Ooouugghhh……” batinku yang merasa tak sabar benar untuk menunggunya.

    Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku. Dan lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung kontol Eros mulai mendesak di tengah-tengah lubang tempikku..

    Aku mulai gemetar hebat, karena tidak mengira akan senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh. Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukagumi sejak dulu.

    Perlahan-lahan Eros mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku.

    Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit kontol sebesar itu masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil.

    Tangan Eros yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang kontolnya yang diarahkan masuk ke dalam lubang tempikku.

    Pada saat Eros mulai menekan kontolnya, aku mulai mendesis-desis, ”Sssshhhhh…… ERrosso…… ppelan-ppelan Rrosso… ssshhhh…… desisku gemetar. Eros lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Eros melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kontolnya. Setelah itu kontol Eros mulai terasa mendesak masuk dengan mantap.

    Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar merinding ketika merasakan kepala kontolnya mulai terasa menusuk mantap di dalam lubang tempikku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang kontol itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Eros sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

    Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya kontol itu masuk ke dalam lubang tempikku.

    Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Eros ketika hampir seluruh kontolnya itu amblas masuk.

    Aku sendiri tidak mengira kontol sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk kedalam lubang tempikku yang kecil. Walaupun belum seluruh kontol Eros masuk ke dalam tempikku, rasanya seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyesuaikan diri dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.

    Ketika hampir seluruh batang kontol Eros telah amblas masuk ke dalam lubang tempikku, tanpa sengaja aku terkejang sehingga berakibat bagian dinding dalam tempikku seperti meremas batang kontol Eros.

    Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan kontol Eros seperti berkerojot di dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut. Aku terlonjak bukan karena kontol itu merupakan kontol dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain kontol suamiku dan Ki Alugoro, akan tetapi karena aku merasakan kontol Eros memang terasa lebih istimewa dibandingkan kontol suamiku maupun kontol Ki Alugoro, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.

    Cerita Sex Disodok Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki Alugoro dan keadaan ini memberikan pengalaman baru bagiku. Aku tidak menyangka ukuran kontol seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan bersetubuh seorang wanita.

    Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Eros erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Eros. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar.

    Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Eros menarik kontolnya dari tempikku. Tapi dan belum sampai tiga perempat kontolnya berada di luar tempikku, tiba-tiba dia menghujamkannya lagi dengan kuat.

    Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.

    Begitulah beberapa kali Eros melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat sangat ke tubuhku.

    Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang tempikku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat kontol Eros yang seperti kabel-kabel yang menjalar-jalar itu.

    Biasanya suamiku kalau bersetubuh semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Eros melakukan gerakan yang konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku setel sebelumnya.

    Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kontolnya dengan rytme seperti itu.

    Tahap ini sepertinya sebuah tahap untuk melakukan start menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan tempikku baik bagian luar maupun dalam berdenyut-denyut hebat seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

    Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Eros.
    Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Eros sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah BF.

    Keadaan ini tiba-tiba menimbulkan suatu kepuasan lain dalam diriku. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan persetubuhan yang sedang kualami bersama Eros, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat melaksanakan angan-angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya.

    Tiba tiba Eros semakin mempercepat hunjaman-hunjaman kontolnya ke dalam lubang tempikku.

    Tentu saja ini membuat aku semakin bernafsu sampai-sampai mataku terbeliak-beliak dan mulutku agak terbuka sambil kedua tanganku merangkul pinggulnya kuat-kuat.

    Aku tadinya tak menyangka sedikitpun kalau kontol Eros yang begitu besar mulai bisa dengan lancar menerobos lubang tempikku yang sempit dan sepertinya belum siap menerima hunjaman kontol dengan ukuran sedemikian besar itu. Terasa bibir tempikku sampai terkuak-kuak lebar dan seakan-akan tidak muat untuk menelan besar dan panjangnya kontol Eros. .

    ”Ooukkhhss.. sshhh.. Rross ..! Terrruusshh.. terrusshh.. Rross… mmmmhhhh…!” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat ditempikku.

    ”Hhhmmh.. tempikmu.. niikmaat.. sekalii.. Mmiiaaa.. uukkhh.. uukkhh..” Eros mulai mengeluarkan kata-kata vulgar yang malah menambah nafsu birahiku mendengarnya.

    Gejolak birahi Eros ternyata makin menguasai tubuhnya dan tanpa canggung lagi ia terus menghunjam hunjamkan kontolnya mencari dan menggali kenikmatan yang ia ingin berikan kepadaku. Untuk tambah memuaskanku dan dirinya juga, batang kontol Eros terus menyusupi lubang tempikku sehingga akhirnya betul-betul amblas semuanya.

    ”Aarrggccchhhhhh…!!” aku melenguh panjang, kurasakan badanku merinding hebat, wajahku panas dan mungkin berwarna merah merona.

    Mataku memandang Eros dengan pandangan sayu penuh arti meminta sesuatu, yaitu meminta diberi rasa nikmat yang sebesar-besarnya.

    Eros kelihatan betul-betul terpana melihat wajahku yang diliputi ekspresi sensasional itu. Kemudian Eros tambah aktif lagi bergoyang menarik ulur batang kontolnya yang besar itu, sehingga dinding tempikku yang sudah dilumuri cairan kawin itu terasa tambah banjir dan licin.

    Wajahku semakin lepas mengekspresikan rasa sensasi yang luar biasa yang tidak pernah aku perkirakan sebegitu nikmatnya. Saking begitu nikmatnya perasaan maupun tempikku disetubuhi oleh Eros, tanpa kusadari aku mulai berceloteh di luar sadarku,

    ”Ohhss.. sshhh.. enaakk.. sseekalii… kkontolmu Rross…!! Oougghh.. terusshh…. teerruusshh..!!! Aku mendesah, merintih dan mengerang sepuas-puasnya. Aku sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhiku bukanlah suamiku sendiri. Yang ada di benakku hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan.

    Dengan penuh nafsu kami saling berpelukan sambil berciuman. Nafas kami saling memburu kencang, lidah kami saling mengait dan saling menyErost, saling bergumul.

    Eros mengambil inisiatif dengan menggenjot pantatnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkanganku yang semakin terbuka lebar, akupun mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi sambil kutekuk dan kusampirkan ke pundaknya.

    Pantatku kuangkat untuk lebih memudahkan batang kontol Eros masuk seluruhnya dan menggesek syaraf-syaraf kenikmatan di rongga tempikku, akibatnya Erospun semakin mudah menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak-decak crot… crot… seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol itu di dalam tempikku

    Eros melihat ke arah selangkanganku, tempikku mencengkeram kontolnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan tempikku, yang semakin basah membanjir penuh dengan lendir pelumas putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutku yang tidak terlalu lebat maupun bulu-bulu jembutnya itu dan sekaligus juga batang kontolnya yang semakin tambah mengeras.

    Eros mendengus-dengus bagai harimau terluka, genjotannya makin ganas saja. Mata Eros terlihat lapar menatap susuku yang putih montok dikelilingi bulatan coklat muda di tengahnya dan pentilku yang besar dan sudah begitu mengeras karena birahiku yang sudah demikian memuncak, maka tanpa menyia-nyiakan kesempatan Eros langsung menyErost pentil susuku yang begitu menantang itu.

    Tubuhku menggelinjang hebat. Dan susukupun makin kubusungkan bahkan dadaku kugerakkan ke kiri dan ke kanan supaya kedua pentil susuku yang makin gatal itu mendapatkan giliran dari serbuan mulutnya.

    Desahan penuh birahi langsung terlontar tak tertahankan begitu lidah Eros yang basah dan agak kasar itu menggesek pentil susuku yang peka.
    Eros begitu bergairah menjilati dan menghisap susu dan pentilku di sela-sela desah dan rintihanku yang sedang menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini.

    ”Oouugghhss.. oouugghhss.. sshhhh… tteerruss Rrosso…” aku makin meracau tidak karuan, pikiranku sudah tidak jernih lagi, terombang ambing di dalam pusaran kenikmatan, terseret di dalam pergumulan persetubuhan dengan Eros, tubuh telanjangku serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.

    Aku merasakan kenikmatan bagai air bah mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun terutama sekali di sekitar tempikku.

    Tubuhku akhirnya mengejang sambil memeluk tubuh Eros erat sekali sambil menjerit-jerit kecil tanpa sadar.

    ”Aaaaccchhh…… Roosss… mmmmmhhhhhh… konnttolmmmuuu… aakkkuu…… kkeeelluuaaarrrr……” jeritku keenakan.

    Badan telanjangku terasa berputar-putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diterjang gelombang orgasme.

    Cerita Sex Disodok kontol Eros masih terus menggenjot lubang tempikku, dan aku hanya pasrah dipelukannya mengharapkan gelombang kenikmatan selanjutnya. Lebih dari sejam Eros menyetubuhiku tanpa henti, aku makin lama makin terseret di dalam kenikmatan pergumulan persetubuhan yang belum pernah kurasakan.

    Tubuhku akhirnya melemas setelah aku menyemburkan lagi cairan kawinku untuk kesekian kalinya bersamaan dengan Eros yang juga rupanya sudah tidak tahan lagi dan……

    ”Aaacchhh….. oooccchhh… Mmiiaaa… teemmpiikkmmuuu…… nniikkkmaattttt… sseekkalliiii… adduuhhh…… aaakkuu.. kkekkeeeluaarrr…” erangnya sambil menyemburkan pejunya di dalam tempikku

    Kemudian untuk beberapa saat Eros masih membiarkan kontolnya menancap di dalam tempikku.

    Akupun tidak mencoba untuk melepas kontol itu dari tempikku.

    Setelah agak beberapa lama, Eros mengeluarkan kontolnya yang ternyata masih berdiri dengan tegar walaupun sudah orgasme di lubang tempikku. Walaupun kontolnya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya

    Eros menghentikan persetubuhan ini karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk menyetubuhiku. Kini ganti dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri yang ternyata entah sejak kapan dia sudah bertelanjang bulat.

    Suamiku dengan segera menggantikan Eros dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian menyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan kontolnya yang kecil itu ke dalam lubang tempikku.

    Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Eros, maka ketika suamiku menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku, kurasakan kontol suamiku itu kini terasa hambar.

    Kurasakan otot-otot lubang tempikku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit kontol suamiku sebagaimana ketika kontol Eros yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar lubang tempikku. kontol suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam lubang tempikku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam lubang tempikku yang barusan diterobos oleh kontol yang begitu besar dan panjang.

    Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat.

    Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh pejunya agak di luar lubang tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyup dengan peju suamiku.

    Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku. Sementara itu, karena aku pasif saja waktu disetubuhi suamiku, dan membayangkan kontol Eros yang luar biasa itu, maka aku sama sekali tidak kelelahan, malah nafsuku kembali memuncak.

    Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku ingin mengalami puncak orgasme lagi dengan disetubuhi oleh Eros. Tapi yang disampingku kini suamiku, yang telah lemas dan tak berdaya sama sekali.

    Oleh karena itu dengan perasaan kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamar tidur untuk membersihkan cairan-cairan bekas persenggamaan yang melumuri selangkangan dan tubuhku.

    Namun untunglah, seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Eros yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Eros menusukkan kontolnya ke dalam tempikku dari belakang dengan garangnya.

    Karena posisiku menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang-goyangkan pantatku, yang tentu saja tempikku juga ikut bergoyang ke kiri dan ke kanan.

    Hal ini membuat Eros semakin bernafsu menghujam-hujamkan kontolnya ke dalam tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti melayang-layang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini.

    Tak berapa lama tubuhku mengejang dan…

    ”Roosss…… oooccchhhh… aacchhh… Rrosso… akk… aakkuu… mmaaauu… kkkeelluuuaaaarrrrrr……” rintihku sambil mencengkeram pinggir ranjang, aku telah mencapai puncak persetubuhan terlebih dahulu.

    Begitu aku sedang mengalami puncak orgasme, Eros menarik kontolnya dari lubang tempikku, sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan lubang tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami.

    Namun walaupun sudah orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan persetubuhan ini. Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Eros yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku.

    Bagaikan kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Eros ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu.

    Kemudian Eros melepaskan pelukannya dan menelentangkan diriku lalu dengan bernafsu menciumi susuku dan menyErost-nyErost pentilnya yang mancung itu sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.

    Kali ini rupanya Eros ingin mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula-mula Eros membalikkan tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya.

    Selanjutnya dengan spontan kuraih kontol Eros dan memandunya ke arah lubang tempikku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Eros dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya.

    Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil, ”Occhhh… oocchhh… acchhh… sssshhhh…” desahku dibuai kenikmatan.

    Sementara itu Eros dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil, ”Oocchhh… oocchhh… Mmiiaaaa… ttteeemmpppiikkmuuu… mmmhhhhh…”

    Akupun semakin cepat menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Eros dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.

    Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat.

    ”Ooooccchhhhh…… mmmmhhhhhh… ooocccchhhh…… mmmmhhhhhh……” pekikku keenakan dan tubuhkupun langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Eros.

    Tapi ternyata Eros belum sampai pada puncaknya. Maka tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang tempikku yang telah basah kuyup oleh lendir kawin tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar.

    Selanjutnya Eros mengacungkan kontolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah lubang tempikku dan menghunjamkan kembali kontolnya tersebut ke lubang tempikku dengan garang.

    Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kontol Eros mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam lubang tempikku.

    Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya kontol Eros yang semakin lama semakin cepat merojok-rojokkan kontol besarnya ke lubang tempikku.

    Aku merasakan betapa lubang tempikku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap kontol Eros yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya.

    Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Eros yang tegar dan perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku (mungkin titik itu yang dinamakan G-Spot atau titik gairah seksual tertinggi wanita)

    Akhirnya, bersamaan dengan orgasmeku yang entah ke berapa kali aku tak ingat lagi, kulihat Eros tiba juga pada puncaknya.

    ”Mmmiiiaaaa… ooocchhh…………… ooocccchhhhhh… Mmmiiiiaaaaaaaa…………………… ttteeemmmppikkkmmmuuu… ooccchhhsss… aakkkuu… kkkellluuaaarrrrrr……” rintihnya dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut-nyebut namaku sambil mengeluarkan kata-kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak ejakulasinya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya di dalam tempikku dalam waktu yang amat panjang.

    Sementara itu kontolnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh pejunya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan.

    Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama kami tergolek, kontol Eros masih tetap terbenam dalam tempikku, dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku.

    Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Eros mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan.

    Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

    Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali.

    Kulihat kontol Eros mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Eros segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai memasukkan kontolnya ke dalam tempikku kembali. Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar.

    Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.

    Cerita Sex Disodok Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Eros sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu di dalam tempikku yang kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa nikmat yang amat sangat.

    Erospun kelihatannya mengerti dan berusaha menyentuh bagian itu dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan tibanya kembali puncak persenggamaan kami secara bersamaan. Inilah yang belum pernah kualami, bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami orgasme secara bersama-sama dengan pasangan bersetubuh!

    Rasanya tak bisa kulukiskan dengan kata kata. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.

    Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang-bayang kehebatan Eros. Tetapi entah kenapa suamiku malah tidak pernah membicarakan lagi soal angan-angan seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu.

    Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi. Karena apa yang kurasakan bersama suamiku sama sekali tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Eros. Kuakui malam itu Eros memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku.

    Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan persetubuhan yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku alami selama ini. Bahkan dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena dengan Eros aku merasakan orgasme berkali-kali, sedang dengan Ki Alugoro cuma sekali.

    Dan walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Eros masih tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap ngaceng dan berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan.

    Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol Eros masih tetap ngaceng bertahan. Inilah yang membuatku terkagum-kagum.

    Terus terang kuakui bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu.

    Sehingga, karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari, dengan diam-diam aku masih menjalin hubungan dengan Eros tanpa sepengetahuan suamiku. Awalnya di suatu pagi Eros berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta kepadaku untuk mau disetubuhi.

    Mulanya aku pura-pura ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan, akhirnya aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku juga lagi ke sekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia menyetubuhiku di rumahku sendiri.

    Hubungan sembunyi-sembunyi itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri. Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan.

    Keadaan ini membawa hubunganku dan Eros semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Eros sering melakukan persetubuhan tanpa diketahui oleh suamiku.

    Pernah kami melakukan persetubuhan yang liar di luar rumah, yaitu di taman dibelakang rumah, sambil menatap awan-awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan kenikmatan yang ambooii.

    ”Mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya melakukan persetubuhan di tempat terbuka, asal tidak terdapat unsur paksaan!” anganku saat itu.

    Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan di tempat terbuka dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat lagi deh!

    Sampai di suatu hari, Eros membisikkan rencananya kepadaku bahwa ia ingin bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua cowok, tetapi satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan satu orang temen cewekku untuk bersetubuh bersama.

    Mula-mula aku agak kaget dibuatnya, tetapi aku pikir-pikir boleh juga ya, hitung-hitung buat menambah pengalaman dalam bersetubuh.

    ”Wuih, pasti lebih seru nih” pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi sambil melihat juga Eros bersetubuh dengan cewek lain.

    ”Eh, tapi.. aku cemburu nggak ya? Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum pernah kualami” pikirku lagi.

    Aku malah menambahkan usul kepada Eros, bagaimana kalau dilakukan di taman belakang rumah, habis asik sih! Lagipula aku memang punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku dengan Ki Alugoro maupun dengan Eros, keliatannya dia bernafsu banget dan pengin ikut-ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri sendiri, katanya.

    Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian di rumahnya yang besar itu.
    Ketika hal itu aku katakan pada Eros, dia langsung setuju dan menanyakan kapan hal itu akan dilaksanakan?

    Tentu saja aku jawab secepatnya. Keesokan harinya, sehabis berbelanja di salah satu mall aku mampir ke rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut.

    Tentu saja dia sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi dia mengajukan sebuah syarat, yaitu itu dilakukan di taman di tepi kolam renang di belakang rumahnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Kebinalan Anak Kandungku Membuatku Basah

    Kisah Memek Kebinalan Anak Kandungku Membuatku Basah


    3724 views

    Duniabola99.com – Setelah memiliki seorang anak, aku mendapatkan vonis dokter jika rahimku bermasalah dan tidak dianjurkan jika menambah momongan lagi. Mendengar hal itu tentu saja membuat diriku sedih dan tidak karuan.


    Dengan kondisiku yang seperti itu, suamiku pun meminta izin untuk menikah lagi dengan wanita lain karena dirinya ingin memiliki anak lagi. Hal tersebut ia lakukan saat anakku berusia 1 tahun. Walaupun berat, akhirnya aku izinkan suamiku untuk menikah lagi mengingat keterbatasan yang kumiliki saat ini sebagai seorang wanita.

    Sejak pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam seminggu. Kini setelah usia anakku 15 tahun, suamiku justru tak pernah pulang ke rumah lagi. Dia telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua pasang dari istri mudanya dan dua anak lagi dari istrinya yang ketiga.

    Aku harus puas, memiliki tiga buah toko yang serahkan atas namaku serta sebuah mobil dan sebuah taksi selain sedikit deposito yang terus kutabung untuk biaya kuliah anakku Wendi nanti.

    Wendi sendiri sudah tak perduli pada ayahnya. Malah, kalau ayahnya pulang, kelihatan Wendi tak bersahabat dengannya. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Semoga saja Wendi tidak berdosa pada ayahnya.

    Setiap malam Aku selalu mengeloni Wendi agar tubuhku tak kedinginan ditiup oleh suasana dingin AC di kamar tidurku. Wendi juga kalau kedinginan, justru merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Wendi memang anak yang manja dan aku menyayanginya.

    Sudah menjadi kebiasaanku, kalau aku tidur hanya memakai daster mini tanpa sehelai kain pun di balik daster miniku. Aku menikmati tidurku dengan udara dinginnya AC dan timpa selimut tebal yang lebar. Nikmat sekali rasanya tidur memeluk anak semata wayangku, Wendi. Kusalurkan belai kasih sayangku padanya. Hanya padanya yang aku sayangi.

    Sudah beberapa kali aku merasakan buah dadaku diisap-isap oleh Wendi. Aku mengelus-elus kepala Wendi dengan kelembutan dan kasih sayang. Tapi kali ini, tidak seperti biasanya. Hisapan pada pentil payudaraku, terasa demikian indahnya. Terlebih sebelah tangan Wendi mengelus-elus bulu vaginaku. Oh… nikmat sekali. Aku membiarkannya. Toh dia anakku juga. Biarlah, agar tidurnya membuahkan mimpi yang indah.

    Saat aku mencabut pentil payudaraku dari mulut Wendi, dia mendesah.

    “Mamaaaaa…”

    Kuganti memasukkan pentil payudaraku yang lain ke dalam mulutnya. Selalu begitu, sampai akhirnya mulutnya terlepas dari payudaraku dan aku menyelimutinya dan kami tertidur pulas. Malam ini, aku justru sangat bernafsu. Aku ingin disetubuhi.


    Ah… Mampukah Wendi menyetubuhiku. Usianya baru 15 tahun. Masih SMP. Mampukah. Pertanyaan itu selalu bergulat dalam bathinku.

    Keesokan paginya, saat Wendi pergi ke sekolah, aku membongkar lemari yang sudah lama tak kurapikan. Di lemari pakaian Wendi di kamarnya (walau dia tak pernah meniduri kamarnya itu) aku melihat beberapa keping CD. Saat aku putar, ternyata semua nya film-film porno dengan berbagai posisi. Dadaku gemuruh.

    Apaah anakku sudah mengerti seks? Apakah dia sudah mencobanya dengan perempuan lain? Atau dengan pelacur kah? Haruskah aku menanyakan ini pada anakku? Apakah jiwanya tidak terganggu, kalau aku mempertanyakannya? Dalam aku berpikir, kusimpulkan, sebaiknya kubiarkan dulu dan aku akan menyelidikinya dengan sebaik mungkin dengan setertutup mungkin.

    Seusai Wendi mengerjakan PR-nya (Disekolah Wendi memang anak pintar), dia menaiki tempat tidur dan memasuki selimutku. Dia cium pipi kiri dan pipi kananku sembari membisikkan ucapan selamat malam dan selalu kubalas dengan ucapan yang sama.

    Tapi kalau aku sudah tertidur, biasanya aku tak menjawabnya. Dadaku gemuruh, apaah malam ini aku mempertanyakan CD porno itu. Akhirnya aku membiarkan saja. Dan Aku kembali merasakan buah dadaku dikeluarkan dari balik dasterku yang mini dan tipis. Wendi mengisapnya perlahan-lahan. Ah… kembali aku bernafsu.

    Terlebih kembali sebelah tangannya mengelus-elus bulu vaginaku. Sebuah jari-jarinya mulai mengelus klentitku. AKu merasakan kenikmatan. Kali ini, aku yakin Wendi tidak tidur. Aku merasakan dari nafasnya yang memburu.

    Aku diam saja. Sampai jarinya memasuki lubang vaginaku dan mempermainkan jarinya di sana dan tangan yang satu terus memainkan payudaraku. Ingin rasanya aku mendesah, tapi…

    Aku tahu, Wendi menurunkan celananya, sampai bagian bawah tubuhnya sudah bertelanjang. Dengan sebelah kakinya, dia mengangkangkan kedua kakiku. Dan Wendi menaiki tubuhku dengan perlahan. Aku merasakan penisnya mengeras. Berkali-kali dia menusukkan penis itu ke dalam vaginaku. Wendi ternyata tidak mengetahui, dimana lubang vagina.


    Berkali-kali gagal. Aku kasihan padanya, karena hampir saja dia putus asa. Tanpa sadar, aku mengangkangkan kedua kakiu lebih lebar. Saat penisnya menusuk bagian atas vaginaku, aku mengangkat pantatku dan perlahan penis itu memasuki ruang vaginaku. Wendi menekannya. Vaginaku yang sudah basah, langsung menelan penisnya.

    Nampaknya Wendi belum mampu mengatasi keseimbangan dirinya. Dia langsung menggenjotku dan mengisapi payudaraku. Lalu

    *crooot…croot…croooootttt..*

    Spermanya menyemprot di dalam vaginaku. Tubuhnya mengejang dan melemas beberapa saat kemudian. Perlahan Wendi menuruni tubuhku. Aku belum sampai… tapi aku tak mungkin berbuat apa-apa.

    Besok malamnya, hal itu terjadi lagi. Terjadi lagi dan terjadi lagi. Setidaknya tiga kali dalam semingu. Wendi pun menjadi laki-laki yang dewasa. Tak sedikit pun kami menyinggung kejadian malam-malam itu. Kami hanya berbicara tentang hal-hal lain saja. Sampai suatu sore, aku benar-benar bernafsu sekali.

    Ingin sekali disetubuhi. Saat berpapasan dengan Wendi aku mengelus penisnya dari luar celananya. Wendi membalas meremas pantatku. Aku secepatnyake kamar dan membuka semua pakaianku, lalu merebahkan diri di atas tempat di tutupi selimut. Aku berharap, Wendi memasuki kamar tidurku. Belum sempat usai aku berharap, Wendi sudeah memasuki kamar tidurku.

    Di naik ke kamar tidurku dan menyingkap selimutku. Melihat aku tertidur dengan telanjang bulat, Wendi langsung melepas semuapakaiannya. Sampai bugil. Bibirku dan payudaraku sasaran utamanya. AKu mengelus-elus kepalanya dan tubuhnya. Sampai akhirnya aku menyeret tubuhnya menaiki tubuhku. KUkangkangkan kedua kakiku dan menuntun penisnya menembus vaginaku.

    Nafsuku yang sudah memuncak, membuat kedua kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masih rakus mengisapi dan menggigit kecil pentil payudaraku. Sampai akhirnya, kami sama-sama menikmatinya dan melepas kenikmatan kami bersama. Seusai itu, kami sama-sama minum susu panas dan bercerita tentang hal-hal lain, seakan apa yang baru kami lakukan, buka sebuah peristiwa.


    Malamnya, seisai Wendi mengerjakan PR-nya dia mendatangiku yang lagi baca majalah wanita di sofa. Tatapan matanya, kumengerti apa maunya. Walau sore tadi kami baru saja melakukannya. Kutuntun dia duduk di lantai menghadapku. Setelah dia duduk,aku membuka dasterku dan mengarahkan wajahnya ke vaginaku. AKu berharap Wendi tau apa yang harus dia lakukan, setelah belajar dari CD pornonya.

    Benar saja, lidah Wendi sudah bermain di vaginaku. Aku terus membaca majalah, seperti tak terjadi apa-apa. AKu merasa nikmatr sekali. Lidahnya terus menyedot-nyedot klentitku dan kedua tangannya mengelus-elus pinggangku. Sampa akhirnya aku menjepit kepalanya, karean aku akan orgasme.

    Wendi menghentikan jilatannya Dan aku melepaskan nikmatku. Kemudia kedua kakiku kembali merenggang. AKu merasakan Wendi menjilati basahnya vaginaku. Setelah puas, Wendi bangkir. Aku turun ke lantai. Kini Wendi yang membuka celananya dan menarik kepalaku agar mulutku merapat ke penisnya. Penis yang keras itu kujilati dengandiam. Wendi menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Kepalaku ditangkapnya dan dileus-elusnya.

    Aku terus menjilatinya dan terus melahap penisnya, sampai spermanya memenuhi mulutku. Sampai akhirnyanormal kembali dan kami duduk bersisian menyaksikan film lepas di TV. Seusai nonton film, aku mengajaknya untuk tidur, karean besok dia harus sekolah, dan aku harus memeriksa pembukuan toko.

    “yuk tidur sayang,” kataku.Wendi bangkit dan menggamit tanganku, lalu kami tertidur pulas sampai pagi.

    Siang itu, aku mendengar Wendi pulang sekolah dan dia minta makan. Kami sama-sama makan siang di meja makan. Usai makan siang, kami sama-sama mengangkat piring kotor dan sama-sama mencucinya di dapur. Wendi menceritakan guru baruya yang sangat disiplin dan terasa agak kejam. Aku mendengarkan semua keluhan dan cerita anakku.

    Itu kebiasaanku, sampai akhirnya aku harus mengetahui siapa Wendi. Aku juga mulai menanyakan siapa pacarnya dan pernah pergi ke tempat pelacuran atau tidak. Sebenarnya aku tahu Wendi tidak pernah pacaran dan tidak pernah kepelacuran dari diary-nya. Kami sama-sama menyusun piring dan melap piring sampai ke ring ke rak-nya, sembari kami terusbercerita.

    “Ma…besok Wendi diajak teman mendaki gunung…boleh engak, Ma?” tanya Wendi meminta izinku sembari tangannya memasuku bagian atas dasterku dan mengelus payudaraku.

    “Nanti kalau sudah SMA saja ya sayang…” kataku sembari mengelus penis Wendi.

    “Berarti tahun depan dong, Ma,” katanya sembari mengjilati leherku.

    “Oh… iya sayang… Tahun depan” kataku pula sembari membelai penisnya dan melepas kancing celana biru sekolahnya dan melepas semua pakaiannya sampai Wendi telanjang bulat.


    “Kalau mama bilang gak boleh ya udah. Wendi gak ikut,” katanya sembari melepaskan pula kancing dasterku sampai aku telanjang bulat.

    Ya.. kami terus bercerita tentang sekolah Wendi dan kami sudah bertelanjang bulat bersama

    “Sesekali kita wisata ke puncak yuk ma…” kata Wendi sembari menjilati leherku dan mengelus payudaraku. Aku duduk di kursi kamar dan Wendi berdiri di belakangku. Uh… anakku sudah benar-benar dewasa. Dia ingin sekali bermesraan dan sangat romantis.

    “Kapan Wendi maunya ke puncak?” kataku sembari menkmati jilatannya. Aku pun mulai menuntunnya agar berada di hadapanku.

    Wendi kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Kedua kakinya mengangkangi tubuhku dan bertumpu pada kursi. Panttanya sudah berada di atas kedua pahaku dan aku memeluknya. Kuarahkan murnya untuk mengisap pentil payudaraku.

    “Bagaimana kalau malam ini saja kita ke puncak sayang. Besok libur dan lusa sudah minggu. Kita di puncak dua malam,” kataku sembari mengelus-elus rambutnya.

    “Setuju ma. Kita bawa dua buah selimut ma,” katanya mengganti isapan nya dari payudaraku yang satu ke payudaraku yang lain.

    “Kenapa harus dua sayang. Satu saja..” kataku yang merasakan tusukan penisnya yang mengeras di pangkal perutku.

    “Selimutnya kita satukan biar semakin tebal, biar hangat ma. Dua selimut kita lapis dua,” katanya. Dia mendongakkan wajahnya dan memejamkan matanya, meminta agar lidahku memasuki mulutnya. Aku membernya. Sluuupp… lidahku langsung diisapnya dengan lembut dan sebelah tangannya mengelus payudaraku.

    Tiba-tiba Wendi berdiri dan amengarahkan penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya. Saat penis itu berada dalam mulutku dan aku mulai menjilatinya dalam mata terpejam Wendi mengatakan.

    ”Rasanya kita langsung saja pergi ya ma. Sampai dipuncak belum sore. Kita boleh jalan-jalan ke gunung yang dekat villa itu,” katanya.

    Aku mengerti maksudenya, agar aku cepat menyelesaikan keinginannya dan kami segera berangkat. Cepat aku menjilati penisnya dan Wendi Meremas-remas rambutku dengan lembut. Sampai akhirnya, Wendi menekan kuat-kuat penisnya ke dalam mulutku dan meremas rambutku juga.


    Pada tekak mulutku, aku merasakan hangatnya semprotan sperma Wendi beberapa kali. Kemudian dia duduk kembali ke pangkuanku. Di ciumnya pipiku kiri-kanan dan mengecup keningku. Uh… dewasanya Wendi. Au membalas mengecup keningnya dengan lembut.

    Wendi turun dari kursi, lalu memakaikan dasterku dan dia pergi ke kamar mandi. Aku kekamar menyiapkan sesuatu yang harus kami bawa. Aku tak lupamembawa dua buah selimut dan pakaian yang mampu mebnghangatkan tubuhku. Semua siap. Mobil meluncur ke puncak, mengikuti liuknya jalan aspal yang hitam menembus kabut yang dingin.

    Kami tiba pukul 15.00. Setelah check in, kami langsung makan di restoran di tepi sawah dan memesan ikan mas goreng serta lapannya. Kami makan dengan lahap sekali. Dari sana kami menjalani jalan setapak menaik ke lereng bukit. Dari sana, aku melihat sebuah mobil biru tua, Toyota Land Cruiser melintas jalan menuju villa yang tak jauh dari villa kami.

    Mobil suamiku, ayahnya Wendi. Pasti dia dengan istri mudanya atau dengan pelacur muda, bisik hatiku. Cepat kutarik Wendi agar dia tak melihat ayahnya. Aku terlambat, Wendi terlebih daulu melihat mobil yang dia kenal itu. Wendi meludah dan menyumpahi ayahnya.

    ”Biadab !!!” Begitu bencinya dia pada ayahnya. Aku hanya memeluknya dan mengelus-elus kepalanya. Kami meneruskan perjalanan. Aku tak mau suasana istirahat ini membuatnya jadi tak indah.

    Sebuah bangku terbuat dari bata yang disemen. Kami duduk berdampingan diatasnya menatap jauh ke bawah sana, ke hamparan sawah yang baru ditanami. Indah sekali.
    Wendi merebahkan kepalanya ke dadaku. AKu tahu galau hatinya. Kuelus kepalanya dan kubelai belai.

    “Tak boleh menyalahkan siapapun dalam hidup ini. Kita harus menikmati hidup kita dengan tenang dan damai serta tulus,” kata ku mengecup bibirnya.

    Angin mulai berhembus sepoi-sepoi dan kabut sesekali menampar-nampar wajah kami. Wendi mulai meremas payudaraku , walau masih ditutupi oleh pakaianku dan bra.

    “Iya. Kita harus hidup bahagia. Bahagia hanya untuk milik kita saja,” katanya lalu mencium leherku.


    “Kamu lihat petani itu? Mereka sangat bahagia meniti hidupnya,” kataku sembari mengelus-elus penisnya dari balik celananya. Wendi berdiri, lalu menuntunku beridiri. Aku mengikutinya. Dia mengelus-elus pantatku dengan lembut.

    “Lumpur-lumpur itu pasti lembut sekali, Ma,” katanya terus mengelus pantatku. Pasti Wendi terobsesi dengan anal seks, pikirku. Aku harus memberinya agar dia senang dan bahagia serta tak lari kemana-mana apalagi ke pelacur. Dia tak boleh mendapatkannya dari perempuan jalang.

    Kami mulai menuruni bukit setelah mobil Toyota biru itu hilang, mungkin ke dalam garasi villa. Wendi tetap memeluk pinggangku dan kami memesan dua botol teh. Kami meminumnya di tepi warung.

    “Wah… anaknya ganteng sekali bu. Manja lagi,” kata pemilik warung. Aku tersenyum dan Wendipun tak melepaskan pelukannya. Sifatnya memang manja sekali.

    “Senang ya bu, punya anak ganteng,” kata pemilik warung itu lagi. Kembali aku tersenyum dan orang-orang yang berada di warung itu kelihatan iri melihat kemesraanku dengan anakku. Mereka pasti tidak tau apa yang sedang kami rasakan. Keindahan yang bagaimana. Mereka tak tahu.

    Setelah membayar, kami menuruni bukit dan kembali ke villa. Angin semakin kencang sore menjelang mahgrib itu. Kami memesan dua gelas kopi susu panas dan membawanya ke dalam kamar. Setelah mengunci kamar, aku melapaskan semua pakaianku. Bukankah tadi Wendi mengelus-elus pantatku? bukankah dia ingin anal seks? Setelah aku bertelanjang bulat, aku mendekati Wendi dan melepaskan semua pakaiannya.

    Kulumasi penisnya pakai lotion. Aku melumasi pula duburku dengan lotion. Di lantai aku menunggingkan tubuhku. Wendi mendatangiku. Kutuntun penisnya yang begitu cepat mengeras menusuk lubang duburku.

    Aku pernah merasakan ini sekali dalam hidupku ketika aku baru menikah. Sakit sekali rasanya. Dari temanku aku mengetahui, kalau mau main dri dubur, harus memakai pelumas, katanya. Kini aku ingin praktekkan pada Wendi


    Wendi mengarahkan ujung penisnya ke duburku. Kedua lututnya, tempatnya bertumpu. Perlahan…perlahan dan perlahan. Aku merasakan tusukan itu dengan perlahan. Ah.. Wendi, kau begitu mampu memberikan apa yang aku inginkan, bisik hatiku sendiri. Setiap kali aku merasa kesat, aku denga tanganku menambahi lumasan lotion ke batangnya. Aku merasakan penis itu keluar-masukdalam duburku.

    Kuarahkan sebelah tangan Wendi untuk mengelus-elus klentitku. Waw… nimat sekali. Di satu sisi klentitku nikat disapu-sapu dan di sisi lain, duburku dilintasi oleh penis yang keluar masuk sangat teratur. Tak ada suara apa pun yang terdengar.

    Sunyi sepi dan diam. Hanya ada desau angin, desah nafas yang meburu dan sesekali ada suara burung kecil berkicau di luar sna, menuju sarangnya.

    Tubuh Wendi sudah menempel di punggungku. Sebelah tangannya mengelus-elus klentitku dan sebelah lagi meremas payudaraku. Lidahnya menjilati tengkukku dan dan leherku bergantian. Aku sangat beruntung mememiliki anak seperti Wendi.

    Dia laku-laki perkasa dan penuh kelembutan. Tapi… kenapa kali ini dia begitu buas dan demikian binal? Tapi… Aku semakin menikmati kebuasan Wendi anak kandungku sendiri. Buasnya Wendi, adalah buas yang sangat santun dan penuh kasih.

    Aku sudah tak mampu membendung nikmatku. AKu menjepit tangan Wendi yang masih mengelus klentitku jugamenjepit penisnyadengan duburku. Wendi mendesah-desah…

    “Oh… oh….oooooohh…”

    Wendi menggigit bahuku dan mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Dan remasan pada payudaraku terasa begitu nikmat sekali.

    “Ooooooooooohhhh..” desahnya dan aku pun menjerit.

    “Akhhhhhhhhhhhh..” Lalu aku menelungkup di lantai karpet tak mampu lagi kedua lututku untuk bertumpu.

    Penis Wendi mengecil dan meluncur cepat keluar dari duburku. Wendi cepat membalikkan tubuhku. Langsung aku diselimutinya dan dia masuk ke dalam selimut, sembari mengecupi leherku dan pipiku. Kami terdiam, sampai desah nafas kami normal.

    Wendi menuntunku duduk dan membimbingku duduk di kursi, lalu melilit tubuhku dengan selimut hotel yang tersedia di atas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku.


    Aku meneguknya. Kudengar dia mencuci penisnya, lalu kembali mendekat padaku. Dia kecul pipiku dan mengatakan:”Malam ini kita makan apa, Ma?”

    “Terserah Wendi saja sayang.”

    “Setelah makan kita kemana, Ma?” dia membelai pipiku dan mengecupnya lagi.

    “Terserah Wendi saja sayang. Hari ini, adalah harinya Wendi. Mama ngikut saja apa maunya anak mama,” kataku lembut.

    “OK, Ma. Hari ini haerinya Wendi. Besok sampai minggu, harinya mama. Malam ini kita di kamar saja. Aku tak mau ketemu dengan orang yang naik Toyota Biru itu,” katanya geram. Nampaknya penuh dendam. Aku menghela nafas.

    Usai makan malam, kami kembali ke kamar dan langsung tidur di bawah dua selimut yang hangat dan berpelukan. Kami tidur sampai pukul 09.00 pagi baru terbangun.

  • Kisah Memek Teman Istriku

    Kisah Memek Teman Istriku


    3711 views

    Duniabola99.com – Aku bangun kesiangan. Kulirik jam dinding…ah… pukul 8 pagi…Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera aku meloncat bangun, mencari-cari istri dan anak-anakku..tidak ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada acara di sekolah anakku mulai jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah berangkat. Istriku sengaja tidak membangunkan aku untuk ikut ke sekolah anakku, karena malamnya aku pulang kantor hampir pukul 4 pagi.


    Yah, beginilah nasib auditor kalo lagi dikejar tenggat laporan audit. Untung saja, ada anggota timku yang bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes tentunya, yang semalam telah memberikan servis untukku. Baginya, bersetubuh dengan lelaki lain selain suaminya bukan hal yang tabu, karena dia sendiri juga tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Prinsip mereka, yang penting pasangan tidak melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
    Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Sebenarnya jam 11 malam kami sepakat untuk pulang kantor, tapi ternyata aku dan Agnes sama-sama lagi horny. Akhirnya, terjadilah seperti yang sudah kuceritakan diatas. Tak terasa, aku mulai horny lagi. tongkolku pelan-pelan mengangguk-angguk dan mulai mengacung.
    “Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka bersih-bersih rumah sendiri dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. Aku setuju saja.
    Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak. Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku ngaceng kalo dia berkunjung.
    Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.
    Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.
    “Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…
    Oh my gosh…itu suara Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya.
    Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…
    “AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?” Joker1788
    “Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja. Ngaceng pula.
    “Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.
    “Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.
    “Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.
    “Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”
    “Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga dtitutupin? Telat donk,”kilahku.
    “Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari duduknya, dan pamit pulang.
    Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.
    “Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.
    “Bentar deh Lin. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.
    “Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya.
    “Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.”
    “Gimana?”
    Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.
    Sejurus kemudian..
    “Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.
    “Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?”
    “Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.
    “Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”
    “Gak usah, disini aja,”sahutku.
    Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya. Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.
    “Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”
    Linda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.
    “Duduknya jangan gitu dong…”
    “Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Linda. “Nungging, gitu?”
    “Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.


    “Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.
    “Iya…iya…ni anak rewel banget ya. Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.
    “Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.
    “Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”
    Sambil memandangi tbuh Linda, aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak menanggapi omonganku.
    “Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.
    “Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”
    Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.
    “Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya. Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.
    Linda masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga mulai ternagsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain. Agen Joker1788
    Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…
    Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.
    “Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda.
    Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku. Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.
    “Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.
    My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus. Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara spontan Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.
    Tak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan Cdnya.
    “Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.
    “Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.
    “Terserah…yang penting kamu puas.”
    Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok. Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku.
    Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.

    “Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku. Hingga akhirnya….
    “Liiinn….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg….aku…kach…aku…”
    “Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat yaaa….”
    “I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff….. argggghhhhhhhhhh…..”
    Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…
    Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Linda. Tanganhalus Linda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan
    Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Linda.
    “Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”
    Linda menggeleng dengan pandangan sayu. Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.
    “Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”
    “Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya Linda.
    “Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen sperma aku.”
    “Aihhh….” Linda terpekik. “Indah mau nelen sperma?”
    Aku mengangguk. “Keapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu. Coba aja rasanya,”sahutku.
    “Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya…
    “Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya. Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…”
    “Mau lagi….?”
    “Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”
    “Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”
    “Dasar kamu ya….”
    “Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.
    “Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.
    Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang.
    Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.
    “Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.
    “Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.

    “Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.
    Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.
    Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan. Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Linda.
    “C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”
    Aku paham, gerakan pantt Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.
    “Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.
    “Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.
    Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.
    “Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”Linda bertanya
    “Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan…”
    Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.
    Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.
    “Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.
    “Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.
    Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?
    Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih. Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya.
    Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.
    Kami berdua segera menuju ruang tengah. Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.
    “Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain ….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah. Itung-itung membagi kesenangan.”
    “Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”
    “Ah, biasa aja lageee..hehehe”
    Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Linda.

    Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat menikmati tubuhnya. Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku…
    “Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.
    “Eh…ah…anu…enggak. Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”
    Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…
    “Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.

    Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….
    “Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi. Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.
    Aku Cuma tersenyum.
    “Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”
    “Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.
    “Iya.”
    Tepat saatRika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku.
    Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya. Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah…
    “Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.
    Linda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…
    “Ceklek….!”
    Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun terkejut, dan berdiri terpaku. Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.
    “Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.
    “Eh…anu…ini lho…”kudengar Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.
    “Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”
    “Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.
    “Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.
    “Sini liat.” Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Linda, tanpa perlawanan dari Linda.
    “Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?”
    “udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.
    “Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain. Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.
    “Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.
    “Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.
    “Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana. Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.
    “Apa syaratnya, Rik?”
    “Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”
    “Iya, apaan syaratnya?” Linda ikut bertanya
    “Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”
    “WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”
    “Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.
    Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika.
    Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.

    Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda dan Rika.
    Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.
    “Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”
    “Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”
    Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan tersenyum. Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor memiaw Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.
    “Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”L inda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.
    Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.
    “Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya.
    ‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”
    “Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.
    Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.
    “ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Lin da menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.
    Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Linda. Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.
    “Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.
    “Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”
    Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat, kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan. Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.
    “Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang lagi.

    “Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhh hh……”
    Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda. Blessss…….
    “Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”p antat Linda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.
    “Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.
    Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk ….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar. Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya.
    Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.
    “AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKK KK….” Linda menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.
    Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya. Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.
    Karena denyutan memiaw Linda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.
    “Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.
    “Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.
    “No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”
    LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.
    AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrro ooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku. Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.
    Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.
    Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.
    “Plllookkkkk….”
    Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah denganlubang menganga. Linda segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Linda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa. Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memiawnya. Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.
    “Brani kam telen lagi?” tantangku.
    “Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih liat ya….”
    Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…
    “MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.

    “Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.
    “Tuh…masih ada sisanya ditangan. Mbelum bersih.” Sahutku.
    “Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.
    “Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil mengerling genit.
    “Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.
    “Kenapa…? Kaget ya?”
    “Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan birahi liar juga ya..”
    “Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”
    “Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku
    “Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum
    “Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
    Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika. Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi.

  • Kisah Memek Menunggu Hujan Reda

    Kisah Memek Menunggu Hujan Reda


    3710 views


    Duniabola99.com – Kisah ini terjadi antara aku dan isteri jiran sebelah rumah. Kebetulan ketika sebulan sebelum aku berkahwin aku telah mendapat jiran baru. Hisham dan Norlin pasangan suami isteri serta 2 anak. Khabarnya mereka telah membeli rumah tersebut so bila dapat jiran baru rajin juga la saling bertegur sapa. Sikap aku yang ramah membuatkan aku rajin menyapa si suami atau isterinya. Tapi apa yang aku perasan Norlin memang nampak mudah mesra dan kerap kali juga dia yang menegur aku dahulu dan akutak nafikan kerapkali juga aku berangan nak bersetubuh dengan Norlin bila terpandang susuk tubuhnya yang amat menarik perhatianku.


    Dari perbualan dengan Hisham aku mendapat tahu isterinya Norlin lebih tua setahun dari aku dan muda 3 tahun dari Hisham. Walaupun aku baru berkahwin tetapi bila terpandang isterinya yang berkulit cerah serta susuk tubuh yang menarik dengan buah dada yang agak besar buat aku cukup teransang dan isteri akulah yang akan tetap menjadi mangsa bila aku teringin. Walaupun aku suka melihat Norlin tetapi aku tidak pernah terfikir untuk menggangu kehidupannya suami isteri lagi pun aku sudah beristeri.

    Setelah setahun lebih berjiran bersama suatu pagi Norlin menegur aku yang sedang mencuci kereta sambil dia menjemur pakaian dihadapan rumah kebetulan hari tersebut aku bercuti sebab terpaksa menghabiskan cuti tahunan dan suaminya pula, Hisham outstation dan isteri aku pula bekerja. “tak kerja hari ni azree?” tegurnya.. “tak la.. saja nak habiskan cuti..” jawabku sambil mencuri curi pandang ke buah dadanya. “lin tak kerja?” tanya ku pula.. “alaaa.. penat la hari hari kerja, saja cuti nak rehat rehat.. anak pun hantar ke nursery..” katanya sambil tersenyum.

    Berderau darah aku bila Norlin yang menghadap aku memakai T-shirt putih dgn berkain batik tiba tiba menunduk untuk mengambil pakaian didalam bakul, terserlah buah dadanya yang tergantung itu yang membuat aku cukup geram! “azree.. malam tadi lin dengar kuat laa..” katanya sambil tersipu sipu bila dia melihat aku masih terlopong memandangnya. “err.. bunyi apa?” tanya ku kehairanan… “malam tadikan malam jumaat” katanya sambil malu malu “ohhh…ye ke?” jawab ku spontan.

    Aku cukup terkejut dengan apa yang Norlin maksudkan. Memang aku projek malam tadi dgn wife aku.. ye lah malam sunat sebab tu pukul 10 malam dah masuk bilik. Kebetulan master bedroom aku bersebelahan dengan master bedroom Norlin.. “Hisham balik bila?” tanyaku untuk menukar topik.. “lusa kut” jawab Norlin sambil menyidai branya berwarna hitam yang ku agak bersaiz 36C itu.. tiba tiba dalam hati aku terasa ingin mengusik lin walaupun sejak berjiran aku hanya bertegur sapa begitu sahaja dan inilah kali pertama aku berbual dengannya. “amboi.. besarnya” tegur ku berani walaupun dadaku berdegup kencang.


    Kalau Norlin tak mulakan tadi aku pun tak berani nak mula nak usik usik pasal ni. “apa yang besar..?” soal Norlin seolah terkejut. “tu haa.. yang lin tengah pegang tu..” jawabku dengan nada yang tak bersungguh sungguh sebab aku pun tak biasa bersembang lama dengan Norlin apatah lagi hal yang sensitif begini. “ohhh.. biasa je.. kenapa.. macam tak biasa tengok je” ujar Norlin sambil tersenyum senyum.

    Aku mula memberanikan diri melayan perbualan Norlin ” ohhh.. yang lin punya tak pernah tengok laa.. ” jawabku sambil ketawa ketawa kecil nak hilangkan perasaan gementar. Niat nak mencuci kereta dah separuh jalan. Tangan aku yang bersabun tadi pun dah kering. “kalau nak tengok kena datang rumah la..”jawab Norlin sambil terus menyidai pakaian tanpa memandang aku, mungkin malu tapi mahu!! itu yang terlintas dalam hatiku.

    Sambil mencuci tangan ke paip yang bersempadanan dengan rumahnya aku berkata dengan nada lebih perlahan “lin datang sini aje la.. ” entah dari mana datang idea sebegitu terus terpacul dari mulutku. Sungguh pun begitu dalam hati aku masih ragu ragu disebabkan sepanjang hidup aku tak pernah mengadakan hubungan seks dengan mana mana wanita melainkan isteri aku seorang sahaja, apatah lagi dengan isteri orang. “boleh juga.. bila?” tanya Norlin tersipu sipu sambil mengangkat bakul pakaian yang telah habis dijemur.

    Berderau darah aku bila melihat lihat cara Norlin begitu bersungguh sungguh sedangkan aku sendiri seolah olah macam tak percaya dengan apa yang sedang berlaku. “sekarang la.. masuk ikut pintu belakang” jawabku pantas.

    Selepas memerhatikan Norlin masuk aku pun terus masuk kedalam rumah menuju ke pintu belakang. Memang kebiasaannya pada hari bekerja kawasan belakang rumah aku agak sunyi sepi sebab kebanyakan jiran jiran aku berkerja suami isteri. Tak sampai 5 minit aku membuka pintu Norlin sudah tercegat dimuka pintu dapur.

    Dengan berkain batik dan T-shirt putih tadi Norlin tersenyum memandangku “masuklah.. buat macam rumah sendiri” pelawa ku sambil menuju kearah Norlin lalu menutup pintu. Berselisih dengannya bagaikan berada dikedai menjual perfume.. “wanginya..” tegurku sambil memegang tangan Norlin lalu aku menariknya kebilik ku. “nak buat apa ni?” Tanya Norlin seperti berpura pura dengan tindakanku “kan tadi nak tunjukkan sesuatu..” kataku sambil tersenyum lalu terus menarik perlahan tangannya. Norlin tersenyum sambil berpesan “jangan gopoh gopoh ye..”. Dibilik aku terus menyuruh Norlin duduk diatas tilam empuk tempat aku bertarung dengan isteriku malam tadi lalu aku duduk disisinya.


    Tanpa membuang masa diatas katil secara perlahan aku mula bercumbu dengannya sambil sebelah tanganku memaut bahunya dan sebelah lagi merayap rayap dibahagian dadanya. Norlin cuma membiarkan sahaja kelakuan aku terhadap tubuhnya. Aku terus mengucup bibir panas Norlin dan dia membalas dengan menghisap lidahku dan memainkan lidahnya kedalam mulutku sambil tanganku tak henti henti meramas kedua dua belah buah dada yang besar dan tegang itu.

    Degupan jantungku masih kuat masih terkejut dengan apa yang sedang aku lakukan sekarang ni.. Aku mula terasa tangan Norlin meraba raba kearah pangkal pahaku mencari cari sesuatu. Aku terus melondehkan seluar pendekku ke sehingga terkeluar batangku yang keras menegang lalu ku halakan tangann Norlin ke batangku. Seperti yang ku duga Norlin terus mengenggam dan meramas ramas dengan penuh geram, agak lama mulut aku bertaut di bibirnya, hinggakan rontaannya makin lemah, suaranya tidak lagi berbunyi, sehingga tiada lagi rontaan, sebaliknya tangan Norlin memeluk erat leher aku. Aku dapat merasakan bibirnya mula membalas ciuman aku.

    Apa lagi, aku pun mula menciumnya dengan mesra dan penuh kelembutan dia membalas sambil mengeratkan pelukannya. Terasa akan lidahnya dijulurkan, aku menyambut lalu menghisap lidahnya lalu berselang seli aku dan Norlin berhisap lidah. Agak lama kami berkucupan, bertautan bibir dan lidah sambil berpelukan mesra. Kemudian Norlin meleraikan tautan itu diikuti dengusan yang memberahikan Kami bertentang mata, tangan masih lagi dilengkarkan, badan masih lagi rapat, nafas makin kencang.. semakin berahi, kemaluan aku makin menegang.

    Renungan matanya yang redup itu bagaikan meminta sesuatu, lantas aku halakan sekali lagi bibirku ke bibirnya. Kami saling berkucupan mesra, sesekali ciuman dilarikan ke arah leher yang putih itu, aku cium, aku gigit dan aku jilat batang lehernya. Norlin hanya menggeliat kegelian bila diperlakukan sedemikian. Suara rengekkan manjanya menerjah ke dalam lubang telingaku. Tshirt yang dipakainya aku selakkan keatas hingga menampakkan coli warna hitam yang dipakainya.


    Kepala dan rambut aku diramas dan dipeluk erat bila dadanya aku cium dan teteknya aku ramas. Leen terus merintih keenakkan yang cukup membangkitkan nafsu. Aku semakin berani membuka Tshirt yang dipakainya sambil aku terus mencium dan mengucup wajahnya. Mulut kami terus bertautan akhirnya Norlin meluruskan tangan agar baju T itu dapat dilucutkan dari tubuhnya.

    Kini, bahagian atas tubuh Norlin hanya berbalut coli saja. Aku leraikan ciuman mulut lalu mencium pangkal buah dada di atas colinya. Aku mencium, menjilat seluruh pangkal buah dadanya sambil meramas-ramas. Suara rintihan Norlin makin kuat apabila aku memicit puting teteknya dari luar coli. Norlin merangkul erat dan meramas-ramas rambutku. Sambil mencium dan meramas buah dadanya, aku lengkarkan tangan ke belakang dan mula mencari kancing penyangkuk coli yang dipakai. Jumpa, dan aku terus lucutkan kancing itu. Perlahan-lahan aku menarik coli hitamnya ke depan dan terus mencampakkan ke lantai.

    Terpukau mata aku bila menatap dihadapan mata buah dadanya yang putih kemerahan yang tadi hanya mampu aku lihat dari jauh saja. Aku renung dan gentel-gentelkan putting teteknya sambil mulut mencium dan menjilat yang sebelah lagi. Suara rengekkan Norlin makin manja, makin ghairah aku dengar. Habis kedua-dua belah buah dadanya aku jilat.. aku hisap semahunya..ku gigit gigit manja putingnya dan diikuti rangkulan yang erat Norlin kepalaku kedadanya.

    Sambil mengulum puting buah dadanya aku membuka T Shirt yang aku pakai tadi lalu campakkan ke bawah. Kehangatan tubuh Norlin membangkitkan nafsu ghairahku. Aku terus memeluk erat Norlin sambil berkucupan mulut. Buah dadanya terasa hangat bergesel dengan dadaku. Perasaan yang sukar digambar, berpelukan dengan wanita lain selain dari isteriku sendiri dalam keadaan tidak berbaju, teteknya yang pejal menekan-nekan dadaku ke kiri dan ke kanan mengikut alunan nafsu.

    Setelah agak lama berkucupan berpelukan aku menatap sekujur tubuh yang separuh bogel di depan mata. Aku bangun berdiri.. Norlin hanya memandang sayu melihat aku melorotkankan seluar yang ku pakai dan bertelanjang bulat dihadapannya. Kemaluanku yang dah keras menegang dari tadi itu memerlukan sesuatu untuk dijinakkan. Aku kembali berbaring disisinya lalu aku mula meleraikan simpulan kain batiknya dan dengan lembut aku menarik kain itu ke bawah, lalu terus melucutkan terus dari tubuhnya. Segitiga emasnya hanya ditutupi secebis kain berwarna hitam yang mesti aku lucutkan juga. Aku usapkan kemaluannya dari luar, terasa basah dan melekit pada hujung lurah yang subur itu. Pahanya aku raba dan usap sambil lidah kini menjilat dan mencium pusatnya.


    Terliuk-lentok tubuh gebu Norlin diperlakukan begitu. Kedua tanganku memegang seluar dalamnya dan mula melurutkan ke bawah dengan punggung Norlin diangkatnya sedikit, dan terlucutkan benteng terakhir yang ada pada tubuh norlin maka aku tak lepaskan peluang menatap sekujur tubuh lemah yang tidak dibaluti seurat benang pun yang berada di depan mata minta dijamah. Aku terus membelai buah dadanya yang menegang itu.

    Aku kembali mengulum puting buah dada Norlin sambil tangan kananku merayap ke arah lembah lalu mengusap sekitar lembah itu. Segitiga emas milik Norlin akan aku terokai sekejap lagi.. aku mula mengusap dan menggosok di rekahan bawah lembah itu. Terangkat-angkat punggung Norlin menahan keenakan dan kenikmatan yang sukar digambarkan oleh kata kata. Yang kedengaran hanyalah rintihan dan desisan manja lagi mempesonakan. Kelihatan kemaluannya berair dikelilingi bulu-bulu nipis berjaga rapi.

    Aku sentuh lurah kemaluannya, terangkat tubuhn Norlin menahan keenakan. Aku sentuh lagi dan menggeselkan jari-jari aku melewati lurah itu, suara mengerang mengiringi liuk-lentok tubuhnya. Kelentitnya aku mainkan.. aku gentelkan hinggakan suara yang dilepaskan kali ini agak kuat dengan badan terangkat kekejangan. Terasa basah jari aku waktu tu.. aku masih cuba bertahan untuk melayan aksi Norlin yang cukup menghairahkan dan sekarang aku tahu Norlin sudah sampai ke kemuncaknya. Aku terfikir juga untuk menjilat kemaluannya tetapi niat aku terbantut bila melihat kemaluan Norlin dah mula berair membasahi cadar katilku.

    Aku terus menghempapkan tubuh aku ke atas tubuhnya dengan lembut sambil mencium wajahnya. ku geselkan kemaluanku dengan kemaluannya. Terasa nyilu dihujung kemaluanku bila bergesel dengan bulu dan air mazi Norlin yang mula membasahi lurah keramat itu. Setelah mendapatkan kedudukan yang selesa, aku pegang kemaluanku lalu aku halakan ke lubang kemaluannya. Sebagai seorang isteri yang berpengalaman Norlin tahu apa yang akan aku lakukan lalu dia membuka dan meluaskan kangkangnya sedikit.

    Setelah berada betul betul di hujung kemaluannya aku pun menghalakan batangku ke kemaluan Norlin secara perlahan-lahan diikuti dengan rengekan kami berdua bersilih ganti. Aku terus menujah masuk perlahan lahan hingga sampai dasar kemaluannya dan aku biarkan sekejap bila melihat Norlin mengerutkan mukanya sambil mengetapkan bibirnya..Aku terus mencium leher dan mulutnya berulang kali. bila ku lihat keadaan Norlin agak tenang aku mula mendayung.. menyorong masuk dan keluar perlahan lahan sambil Norlin terus mendakap bontotku dengan kedua belah kakinya sambil memeluk erat tubuhku.

    Kenikmatan pada waktu itu tidak terkata.. begitu berbeza ketika peluk dicumbu rayu oleh Norlin jika dibandingkan dengan isteriku. Memang terasa nikmat ketika berada diatas tubuh Norlin sambil aku tak henti henti memuji keenakan bersetubuh bersamanya. Inilah kali pertama dalam hidup aku bersetubuh dengan orang lain selain isteriku.. isteri orang pula…


    Pengalaman Norlin sebagai isteri yang sudah hampir 5 tahun itu digunakan sepenuhnya untuk melayan aku yang sememangnya agak kaku ketika mula menyentuh tubuhnya. Aku terus melakukan hayunan demi hayunan ke kemaluan Norlin dengan di iringi suara mengerang yang agak kuat sambil itu panorama di bawah cukup indah bila melihatkan batangku keluar masuk dari lubang kemaluan Norlin disamping bunyi irama yang cukup melekakan.

    Air mazi Norlin begitu banyak mula membasahi tilam.. Norlin memeluk erat tubuhku semasa berdayung, punggungnya bergerak atas bawah mengikuti rentak dayungan. Sesekali dia menggoyang-goyangkan punggungnya membantu dayungan aku, terasa kenikmatan yang tiada tolok bandingnya. sungguh pun aku mempunyai isteri tapi pengalaman Norlin dalam hubungan seks ini begitu mengasyikkan aku dan aku terus melajukan dayungan diiringi dengan suara rengekan Norlin yang makin kuat sambil itu aku leka melihat ayunan dan gegaran buah dada Norlin yang berayun mengikut rentak.

    Norlin memejam rapat matanya dan sesekali mengetapkan bibir menahan kepedihan. Norlin mula mengerang dan aku dapat rasa macam dah nak terpancut keluar, aku lajukan lagi hayunan menujah masuk jauh kedasar kemaluan Norlin sedalam yang boleh diikuti dengan jeritanNorlin yang agak nyaring lalu terpancutlah air mani aku jauh ke dasar kemaluannya. Tubuh ku terkulai di atas tubuh Norlin yang matanya masih terpejam rapat dengan mulut yang sedikit terbuka sambil mendengus kesedapan disamping dadanya berombak laju..

    Titisan peluhku membasahi kedua belah buah dada Norlin, aku juga berpeluh sehingga terasa meleleh di belakang. Batang aku yang dari tadi terendam didalam kemaluan Norlin semakin lembik akibat muntahan yang padu tadi. Aku kucup dahi Norlin lalu dia membukakan mata sambil tersenyum memandangku. Aku membalasnya dengan mengucup mesra bibirnya.. Aku masih terbaring atas tubuh Norlin di atas tilam empuk yang dibasahi dengan air mazi dan peluh. Terasa degupan jantung yang kencang didada Norlin… isteri jiranku sendiri yang baru sahaja aku menjamah tubuhnya. Memang terasa perbezaan melakukan hubungan seks dengan wanita yang lebih berpengalaman..

    Norlin memeluk erat tubuhku sambil mengucapkan terima kasih. Katanya sudah agak lama dia tidak mencapai kepuasan sebegini sambil memuji muji kemampuan aku melakukan hubungan seks yang lebih lama berbanding dengan suaminya. Aku minta keizinan untuk manarik keluar kemaluanku yang mula lembik.. Norlin mengangguk setuju dan aku terus baring terlentang kepenatan.

    Tak sampai 5 minit terbaring Norlin bangun duduk disisiku dan mula mengusap usap batangku yang lembik.. dengan kedua belah tangannya Norlin bermain main kemaluanku sehingga keras semula sambil tangan kiriku menggentel biji kelentitnya yang masih basah. Bila batangku sudah cukup keras menegang Norlin bingkas bangun lalu naik keatas tubuhku sambil perlahan lahan membenamkan batangku ke dalam kemaluannya.

    Norlin terus menghenjut sambil kedua belah tanganku memegang dan meramas buah dadanya. Sesekali Norlin merapatkan dadanya ke dadaku lalu berkucupan… aku dan Norlin bertarung lagi dengan aku memberi peluang kepada Norlin untuk berada di atas tubuh aku pula. Dalam tempoh beberapa jam aku bersamanya aku sempat memancut 3 kali. Memang terasa cukup puas bersetubuh dengan Norlin.


    Aku tersedar bila isteriku menelefonku untuk mengingatkan aku jangan lupa menjemputnya sekejap lagi. Ku lihat jam didinding sudah menunjukkan pukul 4 petang. . Aku bingkas bangun ku lihat Norlin masih terlena kepenatan. Kemaluannya kelihatan masih basah dan masih sedikit terbuka. Aku mengucup bibir Norlin untuk mengejutkannya.

    Dengan tergesa gesa Norlin bangun dan memakai pakaiannya. Sebelum keluar melalui pintu belakang kami sempat berpelukan berciuman. Aku tidak lupa mempelawa Norlin untuk datang lagi jika berkesempatan. Norlin angguk tanda setuju tanpa sepatah perkataan pun yang keluar dari mulutnya. Dari raut wajahnya aku tidak pasti sama ada Norlin happy atau menyesal dengan apa yang berlaku hari ini.

    Aku terus menukarkan cadar katil bilik aku yang berselerakan dan dibasahi peluh dan air mazi dan air mani aku dan Norlin. Dua hari selepas itu Norlin ada menelefon hp aku katanya dia dapat no hp aku dari suaminya yang memesan jika ada apa apa hal boleh minta tolong dari jiran sebelah semasa ketiadaannya. Norlin menyatakan dia cukup puas dan seronok semasa bersamaku cuma buat masa ini dia belum terfikir lagi untuk mengadakan hubungan seks bersamaku lagi..

    Ternyata rasa bersalah telah menyelubungi dirinya. Aku cuba menenangkan Norlin supaya jangan memikirkan sangat soal itu anggap seolah olah tidak pernah ada apa apa yang berlaku. Dua tiga bulan lagi aku akan berpindah ke rumah sendiri. Terus terang sehingga kini aku masih mengharap untuk bersama Norlin lagi.

  • Kisah Memek Aku Duduk Dibangku SMU

    Kisah Memek Aku Duduk Dibangku SMU


    3709 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Aku Duduk Dibangku SMU ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Sebelumnya kuperkenalkan dulu siapa diriku. Namaku Nunu, seorang mahasiswa semester pertama di universitas JS di kota P dan nama pacarku Rirrie, sekolah di SMU Negeri 1 kelas III di kota P juga. Wajahnya cantik walaupun tidak secantik bintang sinetron, manis tepatnya. Punya alis mata yang hitam tebal yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Dengan hidung yang mungil lucu plus bibir “dower” yang selalu merah dan dihiasi dengan gigi yang sedikit tidak teratur tetapi. Agen Judi Slot

    Justru giginya itu yang menjadi daya tariutamanya. Tingginya sekitar 155 cm, berat 47 kg. Badannya mungil tapi montok.
    Bahu yang datar dan badan yang tegap dihiasi dengan sepasang payudara indah berukuran 32B yang proporsional sekali dengan tubuhnya. Pantat yang terbentuk rapi disertai sepasang kaki yang indah, terutama betisnya. Pinggang yang ramping, perut yang datar dan pinggul yang tidak terlalu besar. Tapi sungguh, dengan keadaan tubuh seperti itu, tidak ada pria yang bisa menahan napsunya jika melihatnya sedang telanjang bulat. Tentu saja.Kejadian ini kualami kalau tidak salah hari Kamis tanggal 7 Desember1998. Aku baru saja menjemputnya pulang sekolah jam setengah dua siang. Biasanya sich dia bawa motor sendiri, cuman hari itu entah kenapa dia berangkat sekolah naik becak. Jadinya saat pulang sekolah dia menelponku minta dijemput. Panas sekali hari itu. Saat sampai di rumahnya aku tidak langsung pulang. Aku mampir sejenak buat sekedar menghilangkan rasa haus. Aku duduk di ruang tamu, di sofa yangpanjang, sementara dia mengganti baju sekolahnya dengan gaun santai. Entah model apa bajunya, yang jelas dia memakai kaos dengan celana pendek yang berbahan kaos juga. Dia tampak seksi sekali dengan dandanan seperti itu. Dia balik sambil membawa segelas sirup dingindan kemudian tiduran di sofa dengan posisi kepalanya di pangkuanku.

    Kami pun berbasa-basi, saling menanyakan kabar masing-masing. Karena memang kita sudah lama tidak ketemu. Aku barusan pulang dari Jogja, tinggal di sana beberapa hari. Dia orangnya memang gampang sekali kangen sama pacarnya. Ditinggal beberapa hari saja sudah sepertisebulan hebohnya. Dan kalau dia sedang kangen, rugi aku kalau tidak ada di sisinya. Tau maksudnya kan?

    Lalu kami mulai bercerita tentang kegiatan kami masing-masing selama ini sambil sesekali saling mencumbu, berciuman dan berpagutan mesra. Saling memainkan lidah. Kubiarkan mulutnya melumat bibirku. Kubiarkan giginya menggigit lembut bibirku. Kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutku. Napasnya yang lembut mendera wajahku. Oh ya, aku paling suka “kissing” dengannya saat dia sedang makan coklat. Rasanya jadi tambah enak. Dan seperti biasa kalau kami sedang berasyik
    masyuk, kedua belah tanganku selalu menari-nari di tubuhnya. Selalu! Orang dianya sendiri yang minta buat dijamah. “Pokoknya kalau kamu sedang mencumbuku, sekalian dech tangan kamu ngerjain tubuhku. Biar tidak nanggung. Tapi harus di bagian yang sensitif. Seperti di daerah
    sini, sini dan di sini!” katanya kepadaku suatu waktu sambil
    tangannya menunjuk leher, dada dan bawah perutnya. Enak katanya. Akunya sich oke-oke aja. Siapa yang bakal menolak ditawarin kerjaan seperti itu.


    Mulailah pekerjaanku. Kudekatkan kepalaku ke lehernya, kukecup perlahan leher itu kemudian kugigit perlahan. Dia mendongakkan kepalanya tanda dia merasa kegelian. Kucium daerah telinganya dan kukulum bagian telinga yang menggelambir. Dia mendesah perlahan dan
    kemudian melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Tangan kananku pun berusaha menopang punggungnya agar tubuhnya sedikit tegak dan tangan kiriku segera kumasukkan ke balik bajunya, mengakibatkan kaosnya terangkat sampai ke perut. Tanganku menyentuh kulitnya yang halus. Menyusup ke punggungnya untuk melepas tali BH-nya. Dan mulailah tanganku menjelajahi bukit barisan itu. Kuremas payudaranya, terasa lembut sekali, diapun merintih. Kupilin putingnya, dia mengerang.
    Kutarik puting itu dan diapun mendesah. “Ahh..!” Kuputar-putar jariku di sekitar puting itu “Sshhh..!” Dia mengerang merasakan kenikmatan itu. Kuremas-remas buah dada itu berulangkali, kucubit bukit itu. Rasanya kenyal sekali. Nggak bakalan bosan walaupun tiap hari aku disuruh menyentuhnya.

    Lalu tanganku pun turun menyusuri perutnya, menuju hutan tropis. Masuk ke dalam celana dalamnya yang terbuat dari kain satin dengan sedikit renda pada bagian vaginanya. Kutemukan tumpukan kecil daging yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kugunakan jari telunjuk dan jari manisku untuk membelah labianya yang masih terasa liat sementara jari tengahku kumasukan sedikit ke dalam liang senggamanya. “Mmhhh…” Dia kegelian. Kedua kakinya nampak terjulur lurus, sedikit menegang.
    Kucari seonggok daging kecil diantaranya. Bagian yang mampu mengantarkan seorang wanita merasakan apa arti hidup yang
    sesungguhnya. Setelah kutemukan mulai tanganku memainkannya. Kusentuh klitoris itu lembut sekali, namun akibatnya sungguh luar biasa.
    Tubuhnya menggelinjang hebat dengan kedua kaki terangkat ke atas menggapai-gapai di udara. Dia melenguh dengan mata terpejam dan lidah yang menjilati bibirnya. Langsung kulumat mulutnya. Dia pun membalas dengan ganas. “Uuhhhh…” Lalu tangan kiriku berusaha menarik
    klitorisnya, kupencet, kusentil, kupetik, kugesek dengan jari tengahku. Dia memang paling suka disentuh klitorisnya. Dan kalau
    sudah disentuh, bisanya seperti orang sakau. Mendesah, mengerang, dan menggigil.

    Pernah suatu ketika aku ditelpon supaya datang ke rumahnya cuma untuk “memainkan” klitorisnya. Ya, ampuun… setelah puas bermain api, kami pun mencari air untuk menyiramnya. Ehh.. sorry, ngelantur. Tak lama kemudian dia mengajakku ke lantai dua.

    “Mas, naik ke atas yuk?” “Mo ngapain?” tanyaku.
    “Ke kamarnya Mbak Dian, di sini panas. Ada AC di sana.” “Boleh!” aku setuju.

    Kami pun naik ke lantai dua. Satu persatu anak tangga itu kami lewati
    dan kami pun masuk ke kamar Mbak Dian. Aku langsung tiduran di tempat tidur, sementara dia menyalakan AC-nya. Lalu dia rebah di sampingku. Kami bercerita lagi dan bercumbu lagi. Kali ini kulepas kaosnya,
    setumpuk daging segar menggunung di dadanya yang tertutup BH semi transparan seolah ingin melompat keluar. Waw, menantang sekali dan kemudian dengan kasar kusentakkan BH itu hingga terlepas, lalu terhamparlah pemandangan alam. Nampak Sindoro Sumbing yang berjejer rapi. Bergelanyut manja di dadanya. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan kokoh tegak ke atas mengerling ke arahku menantang untuk kunikmati. Payudaranya betul-betul indah bentuknya, terbungkus kulit

    kuning langsat tanpa cacat sedikitpun, yang tampak membias jika terkena cahaya, yang menandakan payudara itu masih sangat kencang. Maklum payudara perawan yang rajin merawat tubuh. Namun dengan payudara seperti itu, jangankan menyentuh, cuma dengan memandangnya saja kita akan segera tahu kalau payudara itu diremas akan terasasangat lembut di tangan.


    Kudekatkan wajahku ke dadanya. Mulutku kubuka untuk menikmati kedua payudaranya. Bau harum khas tubuhnya semerbak merasuk ke dalam hidungku. Kuhisap salah satu putingnya, kugigit-gigit kecil. Lidahku bergerak memutar di sekitar puting susunya. Dia mengejang kegelian. Menjambak rambutku dan ditekankan kepalaku ke dadanya. Wajahku terbenam di sana. Kugigit sedikit bagian dari bukit itu dan kusedot
    agak keras. Nampaklah tanda merah di sana. Puas kunikmati dadanya, mulailah ada hasrat yang menuntut untuk berbuat lebih. Tampak juga di wajah Rirrie. Matanya menatapku sayu. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. Kalau dia dalam keadaan seperti ini, dapat dipastikan diasedang terangsang berat. Dan aku yakin kemaluannya pasti sudah basah.

    Aku bertanya padanya, “Rie, sekali-kali kita ngewek yuk!” “Ah, tidak mau ah!” dia menolak.
    “Kenapa?” tanyaku. “Aku malu,” jawabnya.
    “Malu sama siapa?” tanyaku lagi.
    “Aku malu diliat bugil. Aku malu kamu liat anuku.” terangnya.
    “Lho, kamu ini aneh. Masa hampir tiap hari kupegang memek kamu, cuma ngeliat malah tidak boleh?” tanyaku keheranan.
    “He..” dia tertawa manja. Otakku bekerja mencari akal.
    “Atau gini aja, kamu ambil selimut buat nutupin tubuh kamu. Ntar kita
    cari gaya yang bikin memek kamu nggak keliatan,” usulku sembarangan, nggak taunya dia setuju.
    “Iya dech Mas”
    Aku girang setengah mati. Lalu dia pun turun ke bawah mengambil selimut. Tak lama kemudian dia sudah ada di hadapanku lagi dengan sebuah selimut batik di tangannya. Lalu selimut itu diserahkannya kepadaku.

    “Nah, sekarang kamu lepas semua pakain kamu!” perintahku.
    Dia pun segera melepas semua pakaiannya. Sungguh anggun cara dia melepas pakaian. Perlahan namun pasti. Apalagi saat dia mengangkat

    kedua tangannya untuk melepas penjepit rambut yang menyebabkan rambutnya terurai indah menutupi sebagian pundaknya. Oh, cantik sekali dia. Berdiri telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Layaknya seorang bidadari. Dengan payudara yang kencang mengantung indah, dengan bulu halus yang tertata rapi menghiasi bagian bawah perutnya. Dan ketika sadar dirinya telanjang bulat, secepat kilat dia merampas selimut yang ada di tanganku dan digunakanya untuk menutupi tubuhnya. Kusuruh dia untuk naik ke atas tempat tidur dalam posisi merangkak membelakangiku. Aku segera
    melepas seluruh pakaianku. Dia menengok ke belakang dan tak sengaja menatap penisku yang sudah tegang berat dan langsung memalingkan wajah. Jengah. Sambil merajuk manja. “Ihhh…”

    Walaupun kami sering bercumbu tapi kami belum pernah saling mempertontonkan alat vital masing-masing. Kalau saling pegang atau sekedar nyentuh sich sering. Makanya jangan heran kalau dia jengah waktu melihat penisku. Dan lagi dia itu orangnya pasif.
    Penginnya “dikerjain” melulu, tapi kalau disuruh “ngerjain” suka ogah- ogahan. Padahal sebenarnya dia senang sekali kalau disuruh memegang penisku. Tapi itulah dia, dia yang seorang Rirrie yang penuh dengan
    tanda tanya. Yang aku pun masih suka bingung untuk mengikuti jalan pikirannya.


    Aku pun segera mendekat membawa seluruh amunisi yang kupunya. Siap dalam duel berdarah. Kuangkat sedikit selimut yang menutupi pantatnya dan harum birahi yang amat kusukai dari vaginanya menyebar. Tanganku pun masuk ke balik selimut itu. Mencari daerah jajahan yang harus dikuasai. Meraba-raba sampai akhirnya kutemukan gundukan itu. Terasa benar bulu kemaluannya di jariku.

    “Aowww… iiihhh! Mas nakal!” Dia protes ketika aku berusaha mencabut beberapa helai bulu kemaluannya. Sebelumnya buat para pembaca, aku melakukan ini semua tanpa melihat ke arah vaginanya. Bayangkan, bagaimana sulitnya. Soalnya aku belum pernah menatap langsung vagina sekarang ini. Mulai kupusatkan perhatianku di daerah selangkangannya. Vaginanya terasa basah. Pasti dia sudah sangat terangsang. Dan kucari letak lubangnya dengan jariku.

    “Ah, geli Mas!” dia tersentak ketika tak sengaja tanganku menyentuh klitorisnya.
    “Hore ketemu…!!!” aku teriak kegirangan.

    Akhirnya kutemukan lubang itu. Kumasukkan seperempat jari telunjukku ke dalam vaginanya. Sebentar kuputar-putar disana. Pinggulnya bergerak-gerak tanda dia kegelian. Lalu kutarik kembali dan kini
    pelan-pelan kusorongkan rudalku untuk mencoba menembus dimensi itu. Saat pertama penisku menyentuh vaginanya, secara refleks dia mengatupkan kedua kakinya.

    “Dasar perawan..” kataku di dalam hati.
    Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana.
    “Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin.”
    Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir vaginanya. Terasa hangat di situ.

    “Aduh Mas, aku deg-degan nich” “Udah kamu tenang aja dech!”
    Perlahan tanganku mencoba untuk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku untuk menguak vagina itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan penisku. “Bless!” Kepala rudalku mulai masuk, membuat Rirrie mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tidak nyaman.

    “Aduh, Mas, sakit nich!” dia merintih.
    Kepalanya mendongak ke atas dengan mimik menahan rasa sakit. “Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok.” Kasihan juga sich melihat dia begitu. Tapi demi kenikmatan itu apa boleh buat.
    Namun saat kepala rudalku mulai menguak masuk vaginanya, terasa ada energi yang sangat kuat dari dalam vaginanya mencoba untuk menyedot penisku agar masuk ke dalam vagina itu. Sampai pinggulku tertarik
    maju membuat seluruh penisku melesak ke dalam lubang itu. “Sleep…”

    “Ah, Mas sakit nich!” “Tapi kok enak ya Mas?”
    “Makanya kalo pengen lebih enak jangan ribut terus!” kataku.
    “Enak tapi kok aneh ya Mas? Kayak ada yang ngganjel,” dia ngomong sekenanya.
    Aku pun tertawa.
    “Kamu santai aja dong, jangan tegang gitu.”


    Dia menuruti perintahku. Dan sensasi yang belum pernah kami rasakan mulai meresap di diri kami. Penisku rasanya seperti diremas-remas lembut sekali oleh suatu benda asing yang hangat dan basah tak dikenal, disedot-sedot oleh vaginanya. Duh.. nikmatnya luar biasa. Mataku sampai nanar menahan kenikmatan itu. Lembab namun terasa sangat nyaman. Mulai kugerakkan maju mundur pinggangku, kugenjot penisku perlahan dan kemudian sedikit demi sedikit kupercepat genjotanku, kadang-kadang kupelankan sambil kubenamkan sedalam- dalamnya ke lubang vaginanya sampai dia menjerit, “Mas.. Mas aduh yang ini sich enak banget.. tusuk lagi dong yang keras Mas!” Rirrie memohon.

    Langsung saja kuturuti permintaannya. penisku bergesekan dengan dinding vaginanya yang membuahkan kenikmatan tersendiri bagi kami. Mengakibatkan bunyi berdecak yang mengiringiku menuju sejuta kenikmatan.

    Tidak lama kemudian Ririe mendesah hebat sambil badannya bergerak ke sana-kemari, cepat sekali, badannya meliuk-liuk, tangannya meremas- remas sprei tempat tidur hingga acak-acakan.
    “Uuuhh.. enak sekali Mas.. pelanin dong nyodoknya,” rintih Rirrie. Kuturuti kemauanya.
    “Uh!” nikmat sekali rasanya.

    Kupompa perlahan-lahan sambil kunikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhku. Sebentar-sebentar dia menggoyangkan pinggulnya, seolah-olah ingin agar penisku juga merasakan kenikmatan itu. Kedua belah tanganku bergerak kesana kemari menjelajahi bagian belakang
    tubuhnya. Kujambak rambutnya dan kudongakkan kepalanya. Kubungkukan badanku lalu kuciumi punggungnya. Kujilati leher itu. Kutampar
    perlahan pantat Rirrie. Dia menjerit kecil. Tanganku pun mengarah ke
    depan menyambar payudaranya yang menggelantung tak berdaya. Manggut- manggut mengikuti gerakan badannya. Membuatku semakin horny. Payudaranya terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena dia
    sedang dalam kondisi terangsang puncak.

    Kuremas-remas dengan kasar. Kupilin-pilin putingnya dan, “Plop…” ya ampun puting itu terlepas. Rambutnya yang panjang melambai-lambai mengikuti irama genjotanku. Matanya terlihat amat sayu dan sebentar- sebentar terpejam. Hingga akhirnya…

    “Adduuhh.. Rirrie tidak kuat lagi Mas..” “Rirrie pengen pipis..”
    “Masss.. aaakhh..”

    Kurasakan dia menekan vaginanya sedalam mungkin sambil menggoyang- goyangkan pinggulnya dan mengatupkan kedua kakinya yang membuat penisku semakin keras terjepit. Namun sungguh, tindakannya justru
    makin menambah nikmat gesekan yang kurasakan. Tubuhnya tersentak dan berdiri tegak membelakangiku. Kepalanya disandarkan di bahuku.


    “Masss.. enak sekalii.. Hmmm..”
    Lalu kulihat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya membalik seperti orang kesurupan. Tangannya bergerak ke belakang memeluk tubuhku. Dan menekan kuat tubuhku seolah ingin menyatukan dengan tubuhnya. Intensitas denyutan vaginanya semakin tinggi dan kekuatan menyedotnya pun bertambah besar. Yang menyebabkan penisku terasa semakin tertarik di liang senggamanya. Kupercepat lagi
    genjotanku. Dan akhirnya…

    “Ohhh… aaakhhh.. ouch… Mas enak!”
    Teriakannya keluar seiring orgasme yang dicapainya. “Seerrr…” cairan bening pun keluar membasahi liang senggamanya. Banjir. Kurasakan suhu di sekitar situ bertambah panas. Sekian lama berlalu tapi Rirrie masih terus memejamkan matanya dan menekan kuat pinggulnya. Menggerak-gerakannya kekiri dan kekanan. Mencoba untuk
    menyerap segala kenikmatan yang baru pernah dirasakanya. Dia meracau tak karuan. Saat orgasme yang dialaminya berakhir, dia pun terkulai
    lemas. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Dalam posisi nungging. penisku terlepas dari vaginanya. Tubuhnya bermandikan keringat. Semakin menambah pesona kecantikan tubuhnya. Tak sengaja aku melihat daerah selangkangannya. Ternyata bentuk vaginanya bagus sekali.

    Vaginanya yang berwarna merah jambu nampak merekah sedikit monyong dan labia minora-nya nampak sedikit menjorok keluar. Mungkin karena
    tadi rudalku berkali-kali membombardir pertahanannya. Vagina itu berdenyut-denyut dan berkilat terkena cahaya. Sedikit darah keluar
    dari dalam vaginanya perlahan turun mengalir ke pahanya. Ternyata dia masih benar-benar perawan. Kubiarkan dia untuk mengatur detak
    jantungnya. Agar mampu menghimpun kembali energi yang secara mendadak

    dikeluarkannya. Sepertinya dia agak shock. Maklum, pengalaman pertama.

    “Mas… yang barusan itu enak sekali.” Dia berbisik sambil menatapku dengan senyum kecil di sudut bibirnya. Senyum penuh kepuasan. Lalu kurebahkan tubuhnya sehingga dia dalam posisi tengkurap tidur, aku pun merebahkan tubuhku menindih punggungnya. Tanganku bergerak kembali ke arah selangkangannya. Becek sekali di sana. Kucari kembali letak liang senggama itu.


    “Ayo sayang buka kembali surga kamu,” pintaku.
    Perlahan dia mengangkangkan kembali kedua kakinya. Dan kini giliranku untuk memetik kemenangan itu. Begitu melihat Rirrie membuka sedikit saja selangkangannya, semangatku langsung membara lagi. Kuambil ancang-ancang untuk memasukkan kembali penisku. Satu.. dua.. tiga.. dan, “Bleess…” dengan mudahnya penisku menembus vaginanya. Tanpa permisi dan karena sudah tidak sabar langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudia kurasakan seluruh urat nadiku menegang dan darah mengalir ke satu titik. Aku akan mencapai orgasme.

    “Rie, Mas mau keluar nich..” “Gantian Ya?”
    “Iya Mas, dienak-enakin lho!”
    Rirrie berkata sambil kembali mengatupkan kedua kakinya. Terasa dia sedikit mengejan untuk memberi kekuatan di daerah perutnya yang mengakibatkan otot-otot di sekitar vaginanya kembali mencengkeram kuat. Semakin kupacu genjotanku dan akhirnya pada saat akan terjadi titik kulminasi kuangkat tubuhku dan kutarik penisku keluar dari vaginanya dan langsung kubalikan tubuh Rirrie dan kuraih tangan kanannya lalu kusuruh dia mengocok penisku. Kutarik kepalanya mendekati penisku. Penisku seperti dipompa sampai bocor. Air maniku
    pun menyembur kencang dalam genggaman tangannya. Mengenai wajahnya. Aku melenguh. Kulihat air maniku menetes di sprei tempat tidur. Air
    maniku sepertinya tidak mau berhenti. Tanganya yang lembut terus mengurut penisku dengan cepat, mengusap-usap kepala rudalku dengan ibu jarinya. Sampai air mani terakhir menetes di tangannya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sampai terasa ke tulang sumsum.

    “Enak Mas?” tanya Rirrie. Aku mengangguk.
    “Belum pernah aku merasakan yang se.pertii.. ini,” jawabku terbata- bata.

    Aku merasa tubuhku lelah sekali. Lemas tak berdaya. Rirrie mendekatkan wajahnya ke rudalku, dan dengan sangat-sangat lembut dikecupnya kepala rudalku berkali-kali sambil berkata, “Kamu benda kecil tapi bisa bikin orang gede kepayahan.”
    Aku tersenyum mendengar ucapannya. Rirrie memandangku dengan mesra sambil menebarkan senyum penuh pesona. Aku langsung roboh di atas tubuhnya. Menindih tubuhnya. Kugigit perlahan lehernya. Kujilat
    dagunya. Kukecup lembut bibirnya. Rirrie memeluk aku sambil mengecup lembut pundakku.


    “Mas kapan-kapan kita ngewek lagi ya Mas?” pintanya.
    “Iya sayang. Suatu saat kita bakal ngewe lagi.. Kita cari gaya yang lainnya,” jawabku perlahan.
    “Sekarang Mas pengen bobo dulu. Mas kecapean nich,” aku memohon. “Iya dech Mas,” balasnya.
    “Mas.. Rirrie tambah sayang dech sama Mas.”
    Dan aku pun mendapatkan ciuman paling hangat di bibir dalam sejarahku bersamanya. Lalu tangannya turun ke bawah memegang penisku yang sudah lembek dan meremas-remasnya dengan lembut sampai dia terlelap. Kemudian kupeluk tubuhnya, kukecup keningnya lembut dengan berjuta perasaan yang ada. Dengan sisa kekuatan yang ada, kuangkat badanku
    dan balik posisi badanku hingga kepalaku berada di antara selangkangannya. Kukecup lembut vagina itu. Kujilat sedikit lendir yang membasahinya. Kunikmati sebentar pesona vaginanya dengan
    mulutku. Lalu akupun memejamkan mata. Kami pun tertidur meninggalkan senyum kepuasan di bibir kami.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK


    3706 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki- laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahunmasih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi. Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut- ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini. Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah- majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku. “Maksud mami?” “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan- kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan ***-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena ***, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku. “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku. “Tapi Mi?” “Tapi apa?” “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku. “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku. Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas. “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?” “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis.

    Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas. Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK

    “Mami…geli,” putraku mendesah. “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku. “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk. “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang mem*k Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku. “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak. Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus- elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku. “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh. Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya. Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik. Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat terataur.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video bokep Alaina Kristar siluet yang menakjubkan

    Video bokep Alaina Kristar siluet yang menakjubkan


    3700 views

    Fortunebet99