Duniabola99.com – foto gadis muda pirang putih toketnya kecil lagi mencoba pakaian disamperin oleh pacarnya yang lagi sange berkontol besar dan melakukan hubungan seks ngentot diatas kursi dan memeknya yang pink tanpa bulu masih sempit dibobol oleh pacarnya yang berpenis besar dan menembakkan air mani kemulutnya.
Author: dbgoog99
-
Foto Ngentot gadis muda yang masih perawan dientot kontol gede
-
Kisah Memek Tentang Wedding Service
Duniabola99.com – Waktu itu teman saya mengajak saya menjadi panitia pernikahan salah satu sepupunya disalah satu gedung pertemuan di daerah Tebet. Ketika aku sedang mengambil makanan handphone-ku bergetar.
“Hallo..”“Hallo Ovi.. Apa kabar? Koq kalau makan nggak ngajak ngajak aku sih.”
“Eehh.. Mbak Amy. Apa kabar?”
“Aku baik. Kamu?”
“Baik.. Mbak dimana sih? Koq tahu aku lagi mau makan?”
“Ada di belakang kamu.”
Aku menoleh dan Mbak Amy melambaikan tangan. Mbak Amy memakai kebaya dan rambutnya yang sebahu dibiarkan tergerai dengan model shaggy.
“Apa kabar Mbak.?” sambil mencium pipinya.
“Aku baik Vi, kamu ngapain disini?” Mbak Amy menggandeng tanganku dan menarik aku kesudut ruangan.
“Sepupu teman kawin, terus aku dimintain tolong jadi panitia. Mbak Amy ngapain disini? sendirian?”
“Undangannya buat suamiku tapi dia lagi ke luar negeri, jadi aku wakilin dia deh. Aku nggak sendirian, kan ada kamu,” sambil tersenyum manis dan menyalakan rokoknya.
“Yee. Naik apa Mbak?”
“Naik mobil dong, masa naik becak.”
“He.. he.. aku juga tahu kalau itu.”
“Kamu pulang sama siapa Vi?”
“Aku pulang sendiri aja, habis makan aku ganti baju terus pulang kali. Capek banget dari siang aku sudah disini.”
“Kamu balik bareng aku aja ya Vi. Nanti kalau sudah selesai ganti baju, aku tunggu di mobil ya.”
Aku mengangguk lalu berganti baju memakai celana pendek, t-shirt dan sepatu kets sementara celana panjang dan lainnya aku letakkan di ranselku. Aku menuju tempat parkir dan masuk ke mobil Mbak Amy. Aku duduk di sebelah kiri, Mbak Amy mengemudikan mobilnya keluar dari gedung. Mbak Amy mengemudikan mobil menuju ke arah rumahnya di bilangan Permata Hijau, dan memasukkan mobilnya langsung ke dalam garasi rumahnya.
“Katanya mau anterin aku pulang, kok aku diculik ke sini sih?”
“Kamu temanin aku ya malem ini, aku bete nih sendirian di rumah”
“Terserah Mbak aja deh.”
“Nah gitu dong, masuk yuk Vi.”
Mbak Amy mengajak aku masuk dan mempersilahkan duduk diruang keluarga. Di ruang itu terdapat sofa besar dan TV berukuran besar lengkap dengan sound systemnya. Mbak Amy memanggil Bi Inah pembantunya dan menyuruhnya untuk membuatkan minum. Aku memang sudah mengenal semua anggota rumah Mbak Amy termasuk supir dan pembantunya, karena mantan pacarku dulu pernah bekerja menjadi asisten pribadi Mbak Amy.
“Makasih ya Bi, apa kabar?”“Baik Den Ovi, silahkan minum lho.”
“Minum gih, aku ganti baju dulu ya vi.”
“Oke Mbak.”
Aku menyalakan TV dan menonton film sex and the city di Trans TV, Mbak Amy menganti bajunya dengan celana pendek dan kaos lengan dan rambutnya diikat pony tail. Mbak Amy duduk disebelahku dan menyalakan rokok. Aku terus memperhatikan Mbak Amy.
“Kenapa sih kamu koq lihatin aku terus?”
“Mbak cakep sih.”
“Ngerayu nih atau ngeledek?” sambil mencubit pahaku.
“He.. he.. he.. Dua duanya donk.” sambil kupeluk pundaknya.
Mbak Amy menggeser posisi duduknya sehingga tubuhnya bersandar di tubuhku sementara tanganku memeluk pinggangnya dari belakang. Sesekali aku meraba payudaranya dan mencium lehernya. Aku terus mencium leher dan telinganya.
“Sss.. Mmm.. Vi.. Mmm.. Mph.. Mph..” sambil aku terus meraba dan meremas payudaranya.
Mbak Amy mematikan rokok lalu memutar tubuhnya dan aku mencium Bibirnya. Aku dan Mbak Amy berciuman dan saling memainkan lidah. Mbak Amy mulai mengelus penisku dan memasukkan tangannya ke dalam celanaku. Aku membuka bajunya dan meremas remas payudaranya.
“Ouh.. Vi.. Remes tetekku say.. Remes sayang.. Ovi buka celana kamu dong.” sambil tangannya mengocok dan mengelus batang penisku.
“Mmmpphh.. Ssshh.. Ouh.. Ouh.. Mbak aja deh yang buka.”
Mbak Amy kemudian menarik turun celana pendek dan celana dalamku, Mbak Amy menunduk dan menjilati serta menghisap batang penisku yang sudah tegang.
“Aahh.. Mbak.. Isep penisku Mbak.. Ssshh.. Ouh enak banget.. Ouh mmpphh.. Mmpphh.. Yes.. Ouh.. Uh. Aahh..”
Mbak Amy terus menjilati batang penisku dan memainkan lidahnya diseluruh batang penisku juga urat dibalik kepala penisku. Aku membuka baju serta BH dan menarik turun celananya berikut celana dalamnya. Aku meraba vaginanya dan menusukan jariku ke dalam vaginanya.
“Oouuhh.. Vi.. Yes.. terus say. terus. Ouh ouh.. Yess. Yess. Fuck me.. Fuck me.. Cepet say.. Gerakin jari kamu yang cepet.. Yes.. Ouh. Ouh.. Yeess..”
Aku semakin cepat mengocok dan memainkan jariku didalam vaginanya, tak lama kemudian tanganku terasa basah dan vagina Mbak Amy terasa menjepit dan tangannya mencengkeram pahaku serta Mbak Amy mencium dan menggigit Bibirku.
“Mmmpphh.. Mmpphh.. Yyyeess.. Aku keluar sayangg.. Yyeess” Mbak Amy setengah menjerit tertahan.Mbak Amy melanjutkan aksi mulutnya di penisku yang sempat tertunda sebentar, tangannya terus mengocok dan memijat naik turun batang penisku.
“Aaahh.. Mbaakk.. Euh euh.. Yess.. Euh.. Ahh.. Aku mau keluar..” tubuhku menegang dan air maniku tumpah didalam mulut Mbak Amy dan belepotan di tangannya, Mbak Amy terus menjilati dan menghisap sisa sisa air maniku yang masih menetes dari penisku. Aku memeluk Mbak Amy dan mencium Bibirnya lalu kurebahkan Mbak Amy diatas sofa langsung saja aku menjilati vaginanya dan menghisap klitorisnya.
“Oouuhh.. Vi. Yes.. Jilat terus say.. Jilat vaginaku. Aahh. Ouh ouh.. Yes. Masukin vi.. Masukin sayang.. Aku sudah nggak tahan nih..”
Mbak Amy memintaku untuk duduk di sofa, Mbak Amy membuka kakiku dan menjilati batang penisku hingga basah dengan air liurnya. Setelah beberapa saat, Mbak Amy mengangkangi pinggangku dan menuntun masuk penisku menuju vaginanya. Penisku perlahan tapi pasti hilang ditelan vagina Mbak Amy, Mbak Amy menaik turunkan tubuhnya dan sesekali memutar pantatnya dan aku menghisap, meremas remas kedua payudaranya.
“Ouuhh.. Vi.. Enak banget sayang.. Yess.. Yess.. Vi.. Dorong sayang.. Dorong yang kenceng..” desah Mbak Amy setengah menjerit tertahan sewaktu aku mengocok penisku di vaginanya dengan cepat dan keras. Mbak Amy terus memompa tubuhnya naik turun dan sesekali memutar pantatnya, payudaranya bergoyang tak menentu, tubuhnya bertumpu pada tangannya yang mencengkeram pahaku. Rambutnya yang panjang sesekali menggelitik dadaku pada saat Mbak Amy menundukkan kepala dan menggelitik pahaku waktu Mbak Amy menengadahkan kepalanya kebelakang. Aku menggendong Mbak Amy dan merebahkannya diatas karpet dan kupompa tubuhnya dengan cepat.
“Ouhh.. Vii.. Yes yes.. Ouh.. Mmpphh.. Mmpphh.. Yess.. Kenceng sayang yang kenceng say.. Aku sudah mau.. Keluarr..” Mbak Amy mendesah panjang, tubuhnya menegang dan bergetar dan penisku terasa dibasahi oleh cairan kehangatan Mbak Amy. Hal ini membuatku semakin terangsang dan terus memompa tubuh Mbak Amy. Setelah beberapa lama aku berdiri dan menarik Mbak Amy agar berlutut, kukocok penisku dihadapannya sementara Mbak Amy memegang pahaku dan sesekali menjilati terkadang menghisap kepala penisku.
Aku terus mengocok di hadapan wajahnya dan tanpa sengaja aku melihat pintu dapur yang sedikit terbuka dan tampak Bi Inah sedang berdiri dibalik pintu mengintip perbuatanku dengan majikannya. Aku terus mengocok dan memasukan penisku ke mulut Mbak Amy minta dijilat atau dihisap.
“Ouuhh.. Mbaakk.. Yes.. terus Mbak.. Isep terus.. Yess.. Ouh.. Bentar lagi Mbak.. Bentar lagi.. Aku mauu.. ahh..” desahku panjang bersamaan dengan keluarnya airmaniku dan mengenai wajah Mbak Amy serta sebagian menetes ke payudaranya. Mbak Amy menjilat dan menghisap sisa sisa air maniku. Aku dan Mbak Amy berciuman. Kami berdua membereskan pakaian yang berantakan di ruang TV dan menuju kamar. Aku langsung tertidur sambil memeluk Mbak Amy. Esok harinya Mbak Amy membangunkan aku dan berpesan agar aku jangan pulang dulu sebelum Mbak Amy pulang.
“Jangan pulang dulu ya Vi, sebelum aku dateng.”
“Memang Mbak mau kemana?”
“Aku mau ke bank dulu terus mau studio dulu ada yang mau aku urus, kalau mau sarapan minta siapin Bi Inah aja ya.”
Mbak Amy mencium Bibirku dan pergi meninggalkan kamar. Terdengar suara Mbak Amy meminta Bi Inah agar menyiapkan sarapan buatku. Tak lama kemudian terdengar suara mobil Mbak Amy meninggalkan rumah.
Aku bangun dan berjalan keluar kamar dan mencari Bi Inah dan ternyata Bi Inah sedang mandi. Kamar mandi Bi Inah terletak di belakang rumah dan diatasnya terdapat lubang angin yang cukup besar. Aku mengambil kursi dan mengintip Bi Inah yang sedang mandi. Bi Inah umurnya hampir sama dengan Mbak Amy sekitar 39 tahun. Tubuh Bi Inah lebih kurus dibanding dengan majikannya tingginya sekitar 165cm, kulitnya sawo matang, wajahnya biasa tapi manis tipikal orang Jawa Tengah. Aku mengintip melalui lubang angin diatas pintu tampak Bi Inah sedang menyabuni tubuhnya dan meremas remas payudaranya yang berukuran 34 secara bergantian, tampak bulu bulu lebat di vaginanya. Penisku kembali tegang melihat pemandangan itu. Ketika Bi Inah mengambil handuk, aku langsung buru buru masuk ke dalam rumah dan duduk menonton acara TV. Tak lama kemudian Bi Inah masuk dengan rok terusan panjang semata kaki berwarna biru muda memetakan bentuk tubuhnya dan rambutnya yang panjang sebatas pinggang dibiarkan tergerai lepas.“Eh Den Ovi sudah bangun, mau sarapan Den?”
“Mau dong.. Laper nih, masak apa Bi? Habis mandi ya Bi Inah?” Bi Inah mengangguk, aku berdiri menuju meja makan, sementara penisku yang berdiri tegang tampak jelas tercetak dibalik celana pendekku karena aku memang sengaja tidak mengenakan celana dalam.
“Bibi masak nasi goreng sama telor ceplok setengah mateng nih.”
Aku sengaja berdiri disamping Bi Inah dan melihat makanan apa yang disediakan olehnya sehingga tanpa sengaja penisku menyenggol pinggulnya. Bi Inah hanya diam dan tak bereaksi lalu kusengaja kugesekan penisku di pinggulnya terdengar nafasnya mulai tak beraturan. Lalu aku duduk dan mulai makan. Tak lama kemudian Bi Inah datang membawa minuman.
“Ini minumnya, sama tadi ibu suruh Bibi untuk kasih vitamin ini.” sambil memberikan vitaminnya kepadaku.
“Makasih ya, Bi Inah nanti pijitin aku ya, pegel nih badanku.”
“Baik Den, nanti kalau sudah selesai makan panggil Bibi aja ya.”
“Ehh.. Bibi nggak usah kemana mana, temanin aku ngobrol aja disini, kan nggak enak makan sendirian.”
Aku dan Bi Inah banyak mengobrol, Bi Inah bercerita bahwa suaminya bekerja di perkebunan daerah Sumatra dan pulang hanya dua tahun sekali.
Selesai makan Bi Inah membereskan meja makan dan sekalian membersihkan ruangan. Aku menyalakan TV dan memutar film yang ada di rak dvd yang ada disamping TV. Film yang aku putar tergolong kategori X2 sehingga banyak menampilkan adegan adegan panas yang tidak terlalu vulgar seperti dalam film kategori X3. Aku menonton film sambil berbaring disofa dan penisku yang tegang akibat melihat adegan panas di film mencetak bentuk penisku di celana bicycle pants yang aku pakai. Bi Inah membersihkan karpet diruangan itu sambil sesekali melihat adegan di film dan melirik ke arah penisku. Setelah selesai membersihkan rumah, Bi Inah menanyakan apakah aku jadi dipijat atau tidak. Aku mengangguk mengiyakan.
“Bentar ya Den Ovi, Bibi mau cuci tangan dulu ama ambil cream pijitnya ibu.”
“Ya Bi.. Disini aja sambil nonton TV.”
“Ya Den, disofa saja, Ibu juga kalau dipijit suka disofa koq.”
Bi Inah masuk kekamar Mbak Amy dan mengambil sebotol cream juga selembar sprei untuk melapisi kain sofa dan selembar handuk. Aku membuka bajuku dan Bi Inah mulai memijat punggungku, setelah selesai memijat punggungku Bi Inah mulai memijat kakiku.
“Den Ovi celana pendeknya dibuka aja ya, biar nggak kena cream, soalnya kalau kena cream, susah hilangnya kalau dicuci.”
“Nggak ah. Malu kan.”
“Ndak pa pa koq, kan nanti ditutupin pake handuk.”“Iya deh.” sambil melepas celana pendekku dan mengenakan handuk yang diberikan oleh Bi Inah, lalu aku langsung kembali tengkurap di sofa.
Bi Inah mulai memijat telapak kedua kakiku. Setelah telapak kaki dan betisku Bi Inah mulai memijat paha kananku dan sesekali jari jarinya menyerempet buah zakarku, selesai dengan yang kanan Bi Inah mulai memijat paha sebelah kiri.
“Balik badan dong Den ovi, sekarang dadanya Bibi pijitin ya.”
Aku membalikkan tubuh terlentang, handuk di pinggangku sedikit terbuka. Bi Inah menggeser tanganku diatas pangkuannya agar dia lebih leluasa memijat dadaku. Bi Inah memijat dadaku sementara aku mengelus elus punggung Bi Inah dan Bi Inah tidak bereaksi hanya tersenyum manis.
“Bi.. Kakiku pijit lagi ya, masih pegel nih.”
“Sebentar ya Den ovi, dikit lagi nih tinggal perutnya.” sambil memijat perutku sesekali tangannya menyenggol penisku yang sudah tegang dari tadi.
Selesai memijat perutku Bi Inah mulai memijat pahaku lagi dan kubiarkan handukku terbuka sehingga memperlihatkan penisku yang sudah tegang. Aku pura pura tidur, kuintip Bi Inah yang sesekali melihat penisku. Selesai dengan kakiku Bi Inah menarik tangan kiriku untuk dipijat, waktu Bi Inah memijat tanganku posisi telapakku persis di depan payudaranya dan dengan sengaja kugerakkan tanganku sehingga menyenggol payudaranya. Demikian juga pada saat Bi Inah memijat tangan kananku.
Kuberanikan meraba payudaranya dan mengelusnya dari luar pakaiannya.
“Den Ovi, jangan dong.” setengah menolak tapi tidak berusaha menyingkirkan tanganku dari payudaranya. Aku terus memberanikan diri meremas remas kedua payudaranya.
“Ssshh.. Den Oovvii.. Mmm..” dia mendesah, aku duduk dan menarik tangannya ke arah penisku. Bi Inah hanya meremas remas penisku.
“Bi Inah, jangan diremes gitu dong kan sakit.”
“Maaf Den, abis Bibi gemes sih.” Bi Inah merubah remasan tangannya menjadi kocokan yang lembut di batang penisku. Aku mencium Bibirnya dan Bi Inah membalas ciumanku, aku mulai meraba pahanya dan mengangkat roknya.
“Ouuhh.. Denn Ovii.. Mmm.. Sss..” desahnya pelan.
Aku meraba celana dalamnya yang sudah basah karena sudah terangsang dan kuselipkan jariku ke dalamnya. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan kukocok vaginanya dengan jariku. Aku merebahkan Bi Inah disofa, aku berlutut disampingnya sambil meremas remas payudaranya dan berciuman dengannya.
“Euh.. Euh Den.. Den ovi.. Bibi mau pipis Den.. Ah.. Den Ovii.. Ahh..” desahnya panjang, vaginanya terasa berdenyut dan kakinya menegang serta tangannya memegang erat tubuhku.
“Bi Inah lega?” tanyaku sambil terus memainkan jariku didalam vaginanya sementara tangan Bi Inah kembali mengelus dan mengocok batang penisku. Kusodorkan penisku ke arah mulutnya.
“Isep Bi, jilat penisku.. Ouh.. Yes.. Euh.. Euh..” desahku ketika Bi Inah mulai memasukan batang penisku ke dalam mulutnya dan lidahnya menjilati batangnya.“Den ovi gede amat sih penisnya, bibi sudah lama nggak ngerasain ini.” sambil kembali menghisap dan menjilati batang penisku. Bi Inah menghisap sambil mengocok penisku dengan tangannya.
“Ouh.. Bi Inah.. terus Bi.. Ahh. Enak Bi.. Lagi Bi Inah.. Isep.. Kocok Bi.. Enakk.. Ahh”
Desahku menikmati hisapan, permainan lidah serta tangannya di batang penisku. Kepalanya bergoyang tak beraturan kekiri kekanan, rambutnya yang panjang bergoyang tak beraturan.
“Ouh.. Bi Inahh.. terus Bi.. Enak Bi.. Aaahh..” desahku panjang dan muncratlah air maniku didalam mulut Bi Inah. Bi Inah membuka mulutnya sehingga air maniku bertumpahan diatas kain penutup sofa.
“Den Ovi koq enggak ngomong sih kalau mau keluar, jadi ketelen sedikit deh pejunya.”
“Maaf Bi, aku nggak sengaja, habis Bi Inah enak sih ngisep penisku.”
Bi Inah mengambil tissue diatas meja dan membersihkan sisa air maniku. Aku mencium bibir Bi Inah dan membuka rok terusan yang dipakainya dan selanjutnya BH dan celana dalamnya. Bi Inah sudah telanjang dihadapanku. Payudaranya masih kencang dan putingnya berwarna coklat tua menantang untuk dihisap. Bi Inah duduk disampingku dan mulai mengocok penisku, kuremas remas payudaranya dan kuhisap putingnya, Bi Inah mendesah tak karuan sementara tangannya terus mengocok penisku yang sudah tegang kembali. Kutarik kepala Bi Inah agar menghisap lagi penisku, setelah Bi Inah membuat basah penisku kurebahkan Bi Inah diatas karpet lalu kurentangkan kedua kakinya dan kugesekan penisku di vaginanya sambil kumainkan klitorisnya dengan ibu jariku.
“Uuuhh.. Den Ovii.. Masukin penisnya.. Masukin Den.. Bibi sudah nggak tahan nih..” desahnya dan tangannya mencoba menarik penisku agar dimasukkan ke dalam vaginanya tapi tidak kubiarkan dia memegang penisku. Kubiarkan dirinya memohon dan memintaku agar segera memasukan penisku ke liang kehangatannya.
“Den.. Masukin dong.. Ooohh.. Masukin ke vaginaku dong.. Jangan digesek terus.. Den Ovii..” Bi Inah setengah berteriak ketika aku mendorong masuk penisku dengan tiba tiba. Aku terus mengocok vaginanya dengan penisku, setelah beberapa lama.
“Ohh.. Denn.. Aahh.. terus Den.. Bibi mau dapet lagi.. Iyaa.. Ohh.. Den kocok yang keras.. Bibi mau dapet lagi.. Ahh.. Aahh.. Bibi dapet Den.. ahh..” desah Bi Inah dan vaginanya terasa lebih basah karena cairan kenikmatannya membanjiri vaginanya. Aku terus menggenjot tubuhnya lalu kuputar tubuhnya sehingga posisi tubuh Bi Inah tengkurap dan aku menindih tubuhnya dari belakang.
“Den ovi.. Ouh ouh.. Enak Den.. Enakk.. Euh euh.. terus Den.. Den ovi.. Mpphh.. Den ovvii.. Bibi mau dapet lagi.. ahh..” Bi Inah mendesah panjang dan terasa vaginanya berdenyut kencang. Hal ini membuat penisku terasa lebih dijepit, aku terus memompa vagina Bi Inah.“Ouh.. Ouh Den.. terus Den.. Enak banget.. Dorong Den.. Yang dalem Den.. Ouh.. Denn”
“Ouh Bi Inah.. Aku mau keluar Bi.. Mau keluar..”
“Bareng Den.. Den Ovi.. Bareng Den.. Bibi juga sudah mau lagi..”
“Iya Bi.. Kita keluar bareng ya.. Bi Innaahh.. Aahh.. Ouhh.. Ouhh..”
“Tahan Bi.. Bi Inah tahan.. Bentar lagi Bi.. Aku sudah mau keluar..” aku terus memompa tubuhnya sementara Bi Inah mencengkeram kaki meja dengan kencang dan kepala bergoyang tak beraturan.
“Den Ovi.. Bibi sudah nggak kuat.. ahh.. Ayo Den.. keluar bareng Den Ovi..”
“Bi aku mau keluar.. Sekarang Bi..”
“Ouh Den.. Enak Den.. Bibi enak Den.. Keluarin Den.. Keluarin pejunya di vagina bibi Den.. Ouh.. Anget Den.. Peju Den ovi anget.. Jangan dicabut dulu Den penisnya.. Ouh ouh.. Den ovii.. Enak Den..”
Lalu kucabut penisku dan dilapnya penisku oleh Bi Inah. Bi Inah mencium penisku dan menghisapnya sebentar dan membiarkanku istirahat.
“Makasih ya Bi Inah, vagina bibi enak banget.”
“Sama Ibu enak mana?” aku hanya tersenyum.
“Sama enaknya koq Bi.. Tadi malam Bibi ngintip ya?”
“Lho koq Den ovi tahu?” wajahnya menunjukan keterkejutannya.
“Aku liat koq Bi Inah ngintip dari pintu dapur.”
“iya Den.. Maaf ya.. Abis tadi malem bibi nggak bisa tidur.. Pas mau nonton TV, eh liat Den Ovi lagi diisepin ama Ibu.”
“Jadi bibi lama dong ngintip aku ama ibu lagi ‘main’?”
“Iya.. Makanya bibi jadi nafsu banget tadi malem, apalagi waktu Den Ovi ngocok depan muka ibu..”
Bi Inah memakaikan celanaku dan membereskan pakaiannya lalu dia berjalan ke belakang. Terdengar suara air dibelakang, rupanya Bi Inah sedang membersihkan badan. Aku segera mandi dan berganti pakaian. Selesai mandi Bi Inah sudah mengenakan pakaiannya kembali, rambutnya yang panjang digelung ke atas dan sedang menyiapkan makan siang.
“Makasih ya Bi Inah.” sambil kupeluk dari belakang dan kuremas peyudaranya dan kucium lehernya.“Iya Den, sama sama. Bibi sudah lama nggak kayak tadi, jangan bilang Ibu ya, nanti Ibu marah sama saya.” sambil menggelendot manja padaku.
Aku mengangguk dan menciumnya sekali lagi. Tubuhnya wangi sabun dan rambutnya digelung ke atas sehingga menampakan lehernya yang bersih. Bi Inah memang selalu merawat tubuhnya. Hanya nasib yang membedakan Bi Inah dengan Mbak Amy. Menurutku jika Bi Inah dandan dan mengenakan baju mahal, dia tidak tampak seperti pelayan. Menjelang sore Mbak Amy datang dan membangunkan aku yag tertidur di depan TV. Aku segera mandi dan keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk. Mbak Amy hanya mengenakan daster pendek dan sedang membereskan lemari pakaiannya. Kupeluk Mbak Amy dari belakang dan kuciumi lehernya yang putih sambil kuremas remas kedua payudaranya yang tidak mengenakan bra.
“Ouuhh.. Vvii.. Sshh.. Mmm.. Terus.. Say.. Ouh.. Sshh.. Mmpphh..”
Tangan Mbak Amy menarik handukku, memegang penisku dan mengelus elus penisku yang sudah tegang. Kudorong tubuhnya menghadap tembok lalu kuangkat dasternya dan kuciumi serta kujilati pantatnya sambil kutarik turun CD-nya.
Mbak Amy membalik tubuhnya, kujilati serta kuciumi bulu tipis dibawah perutnya sementara ibu jariku memainkan klitorisnya dan jari tengahku bermain didalam vaginanya. Mbak Amy mendesah tak karuan dan mendorong kepalaku agar menjilati vaginanya. Setelah kujilati beberapa lama tubuhnya menegang, tangannya menekan kepalaku dan Mbak Amy mendesah sedikit berteriak menikmati orgasmenya. Aku duduk disofa dan Mbak Amy menghisap penisku tiba tiba Bi Inah membuka pintu dan masuk membawa pakaian Mbak Amy, tampak kaget dan menjatuhkan pakaiannya kelantai.
“I.. Ibu?” dengan nada terkejut.
“Sini Bi..”
Bi Inah duduk disamping Mbak Amy.
“Maaf bu, saya ndak tahu kalau ibu..” sambil menundukan kepala.
“Ya sudah ndak pa pa koq Bi. Tapi lain kali ketok pintu dulu ya.”
Mbak Amy memegang dan membimbing tangan Bi Inah ke penisku. Bi Inah tampak malu.
“Sudah Bi, ndak usah malu. Ayo sini.” Mbak Amy sambil menarik Bi Inah menggantikan posisinya dihadapanku. Tangan Bi Inah mengelus penisku dan Mbak Amy memeluknya dari belakang. Bi Inah tersenyum melihatku dan mulai mengocok penisku, Mbak Amy membuka baju Bi Inah. Bi Inah hanya mengenakan bra dan CD saja, Mbak Amy memegang penisku dan tangannya yang satu lagi menarik kepala Bi Inah agar menghisap penisku.
“Ouh. Bi. Oh. Yeess.. Jilat Bi.. Ouh. Ouh. Aahh.” Bi Inah menjilati dan mengulum penisku, Mbak Amy meremas remas payudara Bi Inah dan membuka bra-nya.
“Terus jilat penis ovi Bi, isep Bi.” Bi Inah mengikuti semua perkataan majikannya. Bi Inah mengulum penisku, Mbak Amy meremas payudara Bi Inah, menciumi tubuhnya dan menelanjanginya. Bi Inah dan Mbak Amy bergantian menghisap dan menjilati penisku. Kuraih tubuh Bi Inah, kududukan dia diatas sofa, kucium bibirnya, lehernya, kuremas payudaranya dan kuhisap putingnya bergantian. Mbak Amy disebelahnya juga meremas payudara Bi Inah dan memainkan klitoris dan vaginanya sendiri. Aku lalu menjilati vagina Bi Inah dan Mbak Amy bergantian. Kedua tanganku memainkan vagina mereka. Terkadang kuhisap puting payudara Mbak Amy dan Bi Inah bergantian.“Ouh Vii. Yes. Isep say.. Isep putingku.. Ouh..”
“Denn.. Kocok vagina bibi.. Aahh.. Enak Den.. Uh uhh..”
Mereka mendesah tak karuan dan Bi Inah menarik kepalaku agar menjilati vaginanya.
“Oh oh.. Denn.. Jilat Den. Jilat vagina bibi.. Bibi mau dapet.. Ah..” tubuhnya menegang dan vaginanya berdenyut, Bi Inah mencapai orgasmenya yag pertama lalu aku menjilati vagina Mbak Amy.
“Ouh Vii.. Mphh.. Mmpphh. Jilat say.. Jilat klentitku. Isep say.. Aah.. Vii.” tubuh Mbak Amy menegang dan bergetar, kedua kakinya menjepit kepalaku, tak berapa lama jepitannya mengendur.
“Ayo Vii.. Entot aku sayang. Aku sudah nggak tahan nih..”
“Iya Den.. Bibi juga mau rasain penis Den ovi..”
Aku merebahkan mereka berdua diatas kasur, kugesekan penisku divagina Mbak Amy. Bi Inah meremas payudara Mbak Amy dan sesekali menghisap putingnya.
“Uh.. uh.. Vii. Masukin sayang.. Ouh.. Ouh. Isep Bi.. Isep tetekku.. Vii..” tubuh Mbak Amy melengkung ketika aku memasukan penisku hingga mentok ke dinding rahimnya.
“Vii.. Ahh terus sayang.. Yang kenceng. Ahh. Aahh.. Bii Inaahh.. Isep..”
Mbak Amy mendesah tak karuan, tangannya memegang kepala Bi Inah di payudaranya dan tangannya satu lagi memainkan klitorisnya sendiri. Aku terus memompa Mbak Amy sambil memainkan vagina Bi Inah dengan dua jariku. Aku kocok vaginanya dan ibu jariku memainkan klitorisnya.
“Ouh denn.. Enak Den.. Mmpphh mmpphh.. Terus Den..” Bi Inah mendesah dan rambutnya yang disanggul ditarik lepas oleh Mbak Amy.
“Ouh Mbak. Yess.. Aku mau keluar Mbak.. Aku mau keluar.. Mbak Amy.. Ouh.. Yess..”
“Vii.. Bareng Vi.. Aku sudah diujung nih.. Bi isep terus.. Ouhh.. Yess.. Aahh.” tubuh Mbak Amy bergetar, kakinya menjepit pinggulku, vaginanya terasa berdenyut dan membasahi vaginanya. Penisku terasa lebih dijepit vaginanya. Terus kugenjot tubuh Mbak Amy dan kuputar tubuhnya sehingga membuat posisi doggy style, kutarik tubuh Bi Inah dan kucium bibirnya sambil terus kugenjot tubuh Mbak Amy.
“Terus Vii.. Keras Vi.. Lebih kenceng say.. Aku mau keluar lagi.. Yeess.” desahnya dan tangannya mencengkeram sprei, kepalanya bergerak tak beraturan. Aku terus berciuman dengan Bi Inah dan tangan Bi Inah memijat buah zakarku menambah kenikmatanku.
Aku rebahkan Mbak Amy dan kakinya kuletakan dipundakku, kupompa tubuh Mbak Amy dengan keras.
“Ouhh.. Vii.. Terus say.. Aahh.. Aku mau dapett.. Ovii.. terus say.. terus vi.. Ahh ahh.. Ouhh ouuhh.. Yeess..”
“Uh uh Mbak Ammyy.. AaARRGGHH.. AH AAHhh.” aku mendesah panjang berbarengan dengan Mbak Amy juga tumpahnya air maniku di vagina Mbak Amy.
Aku merebahkan diri disampingnya. Kucium bibirnya lembut. Aku menarik tubuh Bi Inah agar mengangkangi mukaku dan kujilat vaginanya serta kuhisap hisap klitorisnya. Bi Inah mendesah dan mengerang keenakan, rambutku dijambaknya agar terus menjilati vaginanya.“Jilat Den.. Isep klitoris bibi.. Ouh uh denn.. Bibi mau dapet..”
Bi Inah menggoyang pantatnya, vaginanya terasa basah dan kuhisap cairan yang menetes dari vaginanya. Kurebahkan Bi Inah disamping Mbak Amy dan kumasukan penisku ke dalam vaginanya yang sudah basah.
“Ouhh Den Ovii.. Enak Den.. terus Den.. Ouh ah ah ah.. Denn ovii.” aku terus menggenjot vaginanya dan kuputar pinggulku. Aku miringkan tubuhnya dan kuangkat kakinya satu kepundakku. Setelah beberapa lama kuputar tubuhnya dan kuangkat pantatnya sehingga Bi Inah dalam posisi tengkurap dan pantatnya menungging lalu kumasukan panisku ketubuhnya.
“Ouh Denn.. Enak Den.. Enak banget.. Oh oh.. Bibi mau dapet denn.. Bibi mau dapet lagi.. Ayo Den keluar bareng.. Ouh ouh..”
Bi Inah mencengkeram pinggir tempat tidur, Mbak Amy terus meremas remas payudara Bi Inah dan sesekali mencium bibirnya.
“Ayoo Den.. Bibi sudah nggak kuatt.. Aahh aahh.. Denn.. Cepett.. Bibi sudah nggak tahann..” desahnya berbarengan dengan denyut vaginanya dan terasa basah, rupanya Bi Inah mencapai orgasmenya lebih dulu. Aku terus memompa vaginanya.
“Bibii.. Aahh aahh.. Aku mau keluar.. Bi Inahh.. Aahh..” aku cabut penisku dan kukocok penisku, Mbak Amy memutar tubuh Bi Inah agar terlentang dan mencium bibirnya serta meremas payudaranya dan aku menyaksikan adegan ciuman antara Bi Inah dan Mbak Amy. Aku genjot kembali tubuh Bi Inah.
“Bi Inahh.. Oouuhh..” desahku dan tumpahlah air maniku didalam vagina Bi Inah, kucabut penisku lalu Mbak Amy dan Bi Inah bergantian mengulum penisku membersihkan mengharapkan sisa sisa air maniku. Aku mencium Mbak Amy dan merebahkan diriku diatas tubuh Bi Inah.
“Makasih ya Bi, vagina bibi enak banget.”“Iya Den, penis Den Ovi gede pas di vagina bibi.” lalu aku memeluk Mbak Amy dan mencium lembut bibirnya.
“Makasih ya Mbak.”
“Iya vii sama sama, kamu sudah ngasih Mbak kepuasan.” sambil memelukku dan mencium keningku.
Aku sempat melakukannya sekali lagi dengan Mbak Amy dikamar mandi. Kemudian aku memesan taksi dan berpamitan untuk pulang. Demikianlah kisahku yang lain dengan Mbak Amy.
-
Kisah Memek Nikmati Janda Haus Sex
Duniabola99.com –Siang itu suasana kantor PT. Suka Seks begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Basmir namanya, tengah melamun. Sambil duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja, ia terus saja berpikir.
Ya, ia memang sedang kasmaran dengan seorang gadis. Gadis itu tak lain adalah Linda, bawahannya sendiri. Linda memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama dadanya yang terlihat amat membusung indah.Linda ini sudah cukup lama bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Basmir mengajak Linda untuk makan malam, tetapi selalu ditolaknya. Berbagai alasan diutarakannya.
Capailah, atau alasan lain, mungkin dia sudah punya pacar. Inilah yang membuat Basmir berpikir keras sejak tadi. “Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aku tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Basmir teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan Linda. Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya.
Rupanya, orang yang ia tuju adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun ilmu hitam. Namanya Mbah Za’in. Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yang amat sakti. Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun barang yang lain. Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi.
Saat Basmir sampai di rumah tua itu, segera saja ia mengetuk pintu. “Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Za’in dari dalam. “Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Basmir. “Ya, silahkan..” jawab Mbah Za’in sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot itu. Setelah disuruh masuk, Basmir langsung duduk di ruangan tengah rumah tua itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri.
Diperhatikannya seluruh isi ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan, kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya. “Ada perlu apa, Nak Basmir malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya. Basmir tentu saja kaget tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mbah Zain mengetahui namanya.Benar-benar sakti. “Eh.. anu Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dengan seorang gadis.. Linda namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Basmir dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik. “Oh begitu..” jawab Mbah Za’in sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang. “Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil mendapatkan dia, heh..?”
“Jangan kuatir, Mbah.. Saya sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana Mbah..?” “Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di hadapanku..” Basmir pun menuruti semua perintah si dukun. Setelah itu, Mbah Za’in kemudian membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan di depannya.
Tidak lama kemudian, terdengar petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Basmir pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Basmir seperti terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu. Roh sukma Basmir yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Linda yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sana. Di rumahnya, Linda tengah berusaha tidur. Ia mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan apa-apa lagi.
Payudaranya yang berukuran 38 jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam. Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia terbangun. Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Basmir kiriman sang dukun.Roh sukma Basmir bisa melihat posisi tubuh Linda tapi Linda tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan angin aneh itu. Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju daster Linda. Linda yang kaget menjadi ketakutan setengah mati. Ia berusaha melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini telanjang. Dan roh sukma Basmir dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Basmir mencium bibir, wajah, leher dan payudara Linda yang besar itu.
Linda berusaha melakukan perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia menyerah. Roh Basmir kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah membesar diarahkan ke mulut Linda. Karena sudah merasa terangsang oleh ciuman-ciuman itu, Linda pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat penis itu.
Kalau ada orang yang melihat Linda saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Linda sedang berpantomim dengan memperagakan gerakan oral seks. Tapi Linda memang merasa ada penis besar tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma Basmir segera membuka kedua kaki Linda. Tampak sekarang liang kewanitaannya yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Basmir pun segera mengarahkan penisnya ke liang kemaluan Linda.
Dengan sekali dorongan, “Bless.. jeb.. bless..” masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Linda. Linda terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya. Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya. Darah perawan, karena memang selama ini Linda belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa keenakan, Linda pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas, ke bawah dan berputar-putar.Kemudian roh sukma Basmir pun mengangkat tubuh Linda dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Linda terlihat menikmati tusukan penis itu. Dan sejam kemudian, roh sukma Basmir pun seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke sekujur tubuh Linda yang saat itu telah tergolek tidak berdaya.
Setelah puas, roh itu seolah-olah terbang kembali ke tempat asalnya. Linda yang kemudian tersadar, menjadi bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu siapa sebenarnya makhluk itu. Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah menjadi bubur.
Ya, keperawanannya telah hilang. Entah apa yang akan dikatakannya pada Robert, pacarnya bila akhirnya mereka menikah suatu hari nanti. Sementara itu di rumah sang dukun, Basmir yang telah berpakaian lengkap kembali, tersenyum puas. “Terima kasih Mbah.. Ini cek senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila Mbah mampu membuat Linda menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dengan senyuman licik di wajahnya.
“Oh.. itu gampang.. telan saja telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati lagi kesintalan tubuhnya..” jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Basmir menelan telur itu. Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mbah Za’in benar-benar terjadi.
Saat suasana kantor pagi itu belum terlalu ramai, pintu kantor Basmir diketuk seseorang. Ketika Basmir menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya ingin berbicara sebentar dengan Bapak..” Mendengar suara itu, bukan main girangnya hati Basmir. Ya, itu suara Linda. Inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu.
Dengan bergegas ia membuka pintu itu, dan ternyata benar. Linda tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya. Tanpa membuang waktu lagi, Basmir menarik tangan Linda. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Linda dan Linda pun membalasnya dengan semangat. Tangan Basmir pun segera menggerayangi tubuh mulusnya. Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.Dibukanya kancing kemeja Linda, lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya tanpa ampun. Linda tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif sendiri membuka semua pakaiannya. Melihat itu, Basmir tak mau kalah. Penisnya sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya sudah telanjang total, Linda jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum, dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Basmir.
Basmir merasakan kenikmatan surga dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh Linda. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Basmir yang mencoba membuat Linda terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitorisnya.
“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Linda dengan tangannya memegang kepala Basmir yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya. “Masukin sekarang aja, Bas.. kumohon, Sayangku..” Mendengar itu, Basmir segera mengajak Linda bermain di atas meja kantornya yang cukup besar. Basmir rebahan di sana dan Linda langsung naik ke atas pahanya.
Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh kelembutan, Linda membawa penis Basmir yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya Dan, “Bless.. bless.. jeb.. plouh..” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Linda. Sementara Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Basmir segera dengan posisi duduk meraih payudara Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.
Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Basmir turun dari meja itu, lalu menyuruh Linda menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja itu. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Linda.Dengan sekali tancap, penis itu masuk. “Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras. Tiba-tiba saja, kedua mata Basmir terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi. “Di dalam atau di luar, Lin..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya. “Di dalam aja deh.. biar nikmat, Bas..” jawab Linda seenaknya. Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..” sebanyak sembilan kali semprot, mani Basmir keluar di dalam liang senggama milik Linda. Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Basmir, kemudian dibersihkan oleh Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan olehnya.
Keduanya kemudian saling melemparkan senyum puas. Sejak itu, Basmir dan Linda menjadi sepasang kekasih. Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai saat itu, Linda tidak pernah tahu bahwa Basmir lah yang pertama memperawaninya melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Za’in.. -
Kisah Memek Sungguh Nikmatnya Tubuh Sepupu Istriku
Duniabola99.com – Yuni baru saja selesai mengepel lantai lalu ke belakang. Rasanya ada yang aneh pada Yuni. Tiap hari dia memang mengepel lantai dan itu biasa. Entah apanya yang berbeda pada dia pagi ini Saya tak memperhatikan dan memang tak ingin tahu. Hanya saya rasakan agak aneh saja. Kembali Saya membaca koran. Ketika terdengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, juga masih biasa, Yuni selesai bersih-bersih rumah lalu mandi.
Lalu setengah jam kemudian dia tampak sliweran antara dapur dan ruang makan juga biasa. Juga ketika masuk ke kamar anak saya. Sekilas Saya sempat melihatnya lewat dari balik bentangan koran saya. Mungkin ini yang tak biasa, dia tampak lebih rapi dari biasanya. Daster yang dia kenakan tampaknya baru. Mungkin dia mau keluar belanja, pikirku.Dalam kesibukan dia di ruang makan kadang dia membuat suara-suara benturan piring dan alat lainnya. Dengan sendirinya Saya sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran ke arahnya. Itu gerakan refleks yang biasa. Yang tak biasa adalah dia beberapa kali ‘tertangkap’ sedang memandang ke arah saya tapi tatapan matanya agak ke bawah. Ketika dia sedang ke belakang Saya coba meneliti adakah yang aneh pada diri saya ? Kebiasaan di rumah Saya selalu mengenakan celana pendek. Itu sudah sering dan Yuni juga sudah tahu. Jadi apanya yang aneh? Ah, memang Saya peduli! Saya terus saja membaca.
Sampai tak lama kemudian, saat sedang asyiknya Saya membaca tanpa saya sadari Yuni sudah berdiri di depan saya. Koran saya letakkan, belum sempat Saya membuka mulut untuk bertanya, tiba-tiba Yuni menghambur ke arah saya, duduk di pangkuan saya dan memeluk tubuh saya. Lalu kepalanya yang tersembunyi di dada saya terlihat sedikit berguncang. Yuni menangis. Ada angin apa nih?
“Maafkan aku Kang…” katanya di sela-sela isakan tangisnya.
Yuni memang bukan pembantu. Dia adalah sepupu istri saya, sama-sama dari Kuningan, asal istri saya. Dia cukup cerdas walau SMK saja tak tamat, karena keburu disuruh menikah oleh ibunya. Teman-temannya di kampung pada umumnya hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Dia sebenarnya ingin sekolah sampai tingkat sarjana, hanya kebiasaan di kampung mengharuskan anak perempuan sudah berrumah-tangga ketika mencapai umur 16 atau 17 tahun. Malang baginya, ketika usia pernikahan menjelang setahun suaminya tertangkap basah berselingkuh. Dia minta cerai dan ingin ikut istri saya ke Jakarta sambil siapa tahu bisa meneruskan sekolahnya dan menggapai cita-citanya menjadi sarjana pertanian. Di kampung dulu dia memang amat dekat dengan istri saya.
Setelah bicara dengan saya, istri saya setuju menyekolahkan dia sampai tamat. Yuni bersedia kerja apa saja, jadi pembantu sekalipun, untuk mengejar cita-citanya. Kami, saya, istri dan anak saya tak pernah menganggap dia sebagai pembantu. Kami perlakukan dia sebagai salah satu kerabat dekat. Sudah hampir dua bulan dia ikut dengan keluarga kami. Dia sudah terdaftar di SMK kelas tiga, hanya belum mulai sekolah karena menunggu tahun ajaran baru, bulan depan. Umurnya kini 18 tahun. Memang sedikit terlambat. Anak seusia dia umumnya sudah tamat SMU.
“Kenapa Yun?”“Maafkan aku Kang…”
“Kamu salah apa?”
Dia tak menjawab, masih terisak. Saya coba menduga-duga, mungkin dia tak betah karena mengerjakan urusan rumah tangga mirip pembantu.
“Kamu pengen pulang?”
Yuni menggeleng. Sebenarnya tidak juga sebagai pembantu karena istri saya kalau sedang di rumah juga ikut terjun kerja bersama dia. Anak saya pun begitu. Kami memang sudah biasa tak punya pembantu.
“Atau kamu gak betah di sini?”
“Bukan Kang bukan… Saya senang tinggal sama Teteh…” yang dia sebut teteh adalah istri saya.
“Jadi kenapa?”
Hening sejenak, lalu
“Sayanya Kang, aku yang tak beres…”
“Tak beres apanya? Ayo cerita, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah aku anggap adikku sendiri”
“Bukan masalah itu Kang… Akang sekeluarga disini baik-baik semua… aku betah…”
“Lalu ?”
Yuni masih diam, tangisnya mereda. Tapi masih belum mau bicara. Tak sadar Saya mengelus-elus rambutnya yang lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut istri saya. Memang Yuni banyak kemiripan dengan istri saya. Wajah mirip, hanya istri saya langsat dia sawo matang. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Yuni sedikit lebih besar. Jangan berpikiran macam-macam. Dari ‘tampak luar’ saja sudah terlihat, tak harus ‘memeriksa’ ke dalam.
Memangnya Saya sekurang ajar itu berani memeriksa dada sepupu istri saya. Dada? Ah… gumpalan daging kembarnya itu melekat erat di dada saya sekarang. Baru sekarang juga Saya menyadari bahwa bongkahan itu menempel di tubuh saya nyaris tak ada penghalang. Tak ada ‘kain keras’ di antara kami. Masa sih ? Untuk memenuhi rasa penasaran saya, tangan saya yang sedang membelai rambut Yuni ‘mampir’ sebentar ke punggungnya. Hanya kain daster saja yang ada dipunggungnya. Benar, Yuni tak mengenakan bra! Saya lebih banyak berpikiran positif. Mungkin saja tadi dia sehabis mandi belum sempat memakainya. Tapi menyadari ‘keadaan’ begini, sebagai lelaki normal tak urung ada yang menggeliat di balik celana pendek saya.Lalu, saya biarkan pikiran saya mengelana, saya bayangkan bentuk bongkahan yang menekan dada saya, tentunya masih kencang sebab dia belum punya anak dan belum setahun ‘dipakai’, dengan putingnya yang kecil dan kecoklatan. Imagi begini jelas saja membuat perangkat bawah saya semakin mengencang. Tiba-tiba Yuni mengangkat kepalanya yang dari tadi ngumpet di dada saya. Ditatapnya mata saya sejenak, lalu pandangan beralih ke tubuh saya bagian bawah dan kemudian menatap saya lagi. Saya yakin pantatnya telah merasakan perubahan yang terjadi di celana saya.
“Kang…” bisiknya serak.Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelamin saya. Mendadak mulut saya dipagutnya. Saya masih shock atas tindakannya ini sehingga bibir saya pasif saja menerima sapuan bibirnya. Tapi itu tak lama, hanya beberapa saat kemudian bibir saya malah merespon lumatan bibirnya. Kami berciuman. Celakanya, entah bagaimana Saya jadi membayangkan bahwa yang sedang saya ciumi ini adalah istri saya sehingga ciuman kami makin seru.
Saya sempat melayang-layang sampai suatu saat kesadaran saya mendarat kembali ke bumi, rasio mengalahkan emosi. Saya dorong kepala Yuni menjauh, ciuman terlepas.
“Yun…?”
Saya lihat ekspresi wajahnya yang kaget sekejap.
“Kang… maafkan aku… tapi aku butuh banget… butuh Kang… udah lama banget menahan…”
“Kamu sadar Yun?”
“Iya Kang, sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu Kang…”
“Kenapa aku?” tanya saya lagi.
“Gak tahu Kang. Tubuhku ini udah lama membara… Udah lama aku coba menahannya tapi aku gak mampu Kang… tolong Akang mengerti…”
Tanpa menunggu reaksi saya Yuni kembali menciumi saya. Kami berpagutan lagi. Saya mulai menikmati. Kesadaran saya berangsur menghilang.
Kemudian, ini gerakan refleks yang wajar dan biasa ketika sambil berciuman telapak tangan kanan saya mulai meremas-remas buah dada kirinya yang hanya tertutup daster. Daging yang sekal sesuai bayangan saya tadi. Yuni melepas ciuman lalu mengerang sambil kepalanya mendongak menikmati remasan saya. Bahkan erangannya mirip rintihan istri saya. Cuma sebentar, kembali dia mengejutkan saya, dengan sigapnya dia melepas kancing-kancing dasternya lalu menyodorkan dadanya ke muka saya. Dua bulatan kembar itu kini terhidang di depan hidung saya. Putingnya kecil tapi telah mengacung ke depan. Saya ciumi buah dadanya, bergantian kanan dan kiri. Puting kecil itu memang keras.
Juga gerakan wajar jika tangan saya kemudian mulai membelai-belai pahanya, menyusup ke balik dasternya, merambat sampai pangkalnya. Lagi-lagi Saya dibikin kaget. Hanya daster itulah satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh sintal Yuni. Saya tadi tak memperhatikannya. Selangkangan berbulu halus itu telah membasah dan lembab. Yuni makin menggila.
“Ayo Kang. Sekarang… Aku mohon…”Rangsangan saya sudah tinggi, tak ada lagi pikiran jernih, gelap mata. Saya bopong Yuni menuju kamar saya, saya rebahkan tubuhnya ke kasur. Secepat kilat Yuni melepas dasternya melalui kepalanya.
Tubuh coklat langsing sekal itu kini telanjang bulat tergolek di kasur saya. Kedua belah dadanya memang bulat dan menonjol dihiasi puting dan lingkaran aerola yang kecil menambah keindahannya. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Pahanya sudah membuka lebar. Tunggu apa lagi?
“Ayo Kang…”
Secepat kilat Saya memelorotkan celana pendek saya sekaligus dalemannya. Saya naik ke tempat tidur dan mengarahkan penis saya ke selangkangannya. Kebiasaan saya kalau awal penetrasi lebih suka posisi misionaris, sebab Saya bisa melihat ekspresi wajah lawan main saya ketika penis saya mulai menusuk. Wajah dengan mata terpejam dan kepala sedikit mendongak adalah pemandangan paling eksotis. Saya rebahkan tubuh saya menindihnya. Lalu dengan gerakan agak kasar Saya menekan. Muka Yuni berkerut, dia menggigit bibirnya sendiri, ekspresi seperti orang yang sedang kesakitan. Benar saja…
“Aaaww… pelan-pelan Kang, aku udah lama banget engga …”
Memang, kepala penis saya serasa membentur tembok walaupun Saya yakin dia telah lembab.
“Oh… maaf Yun…”
Lalu dengan sabarnya Saya perlahan membuat gerakan-gerakan pendek maju-mundur untuk membuka ‘pintu’ yang sudah lama tak pernah dimasuki. Memang agak susah, harus perlahan dan bertahap. Akhirnya seluruh batang saya tertelan oleh vaginanya. Mulailah Saya ‘memompa’, masih perlahan agar bisa lebih merasakan gesekan batang saya dengan dinding-dinding liang vaginanya. Milik Yuni begitu eratnya menjepit batang saya, persis seperti milik istri saya pada awal-awal kami menikah. Saya jadi teringat sewaktu berbulan madu dengan istri saya beberapa tahun lalu. Cerocohan ribut yang keluar dari mulut Yuni pun sama. Beginilah rasanya. Hanya satu kata: nikmat!
Lalu Yuni? Sulit saya gambarkan. Gerakan tubuhnya begitu liar, ekspresi wajahnya begitu ekstasi manjadikan dia tampak lebih cantik dibanding biasanya. Itu tanda bagi wanita yang sedang merasakan nikmatnya bersenggama. Rasanya Saya bisa lebih lama bertahan memompa, mungkin karena tadi malam Saya sudah mengeluarkan dua kali ‘tabungan’ ke tubuh istri saya setelah tersimpan selama 3 hari di luar kota.
Hingga beberapa saat kemudian…Kedua tangannya mengunci amat erat di tubuh saya dan tubuhnya saya rasakan berguncang-guncang teratur beberapa kali. Saya lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Lalu tangannya rebah ke samping. Yuni terkapar.
“Terima kasih Kang… terima kasih…” katanya sambil menciumi wajah saya.
“Gimana Yun…”
“Enak banget…”
Tubuh saya masih telungkup menindih tubuhnya, batang saya yang masih tegang masih ‘tersimpan’ di dalam tubuhnya. Saya masih tak bergerak walaupun Saya belum mencapai puncak. Sengaja untuk memberi waktu kepada Yuni untuk menyelesaikan puncak hubungan seks, orgasme. Karena Saya tahu berdasarkan pengalaman, wanita tak mau ‘diganggu’ bila sedang dalam masa puncak dan beberapa waktu setelahnya. Syaraf-syaraf pada alat kelaminnya menjadi amat sensitif ketika masa orgasme.
Tapi ketegangan penis saya mulai mengendur karena masa pause begini. Saya harus mulai memompa lagi untuk meningkatkan ketegangan batang saya. Lalu Saya mulai gerakan dengan memundurkan penis saya sedikit dan menusuk lagi.
“Aaaahhh… Kang…” erangnya.
Saya terus saja memompa.
Mulutnya mulai berkicau.
Makin cepat.
Gerakannya makin gila.
Saya melambung.
Melayang.
Beberapa detik kemudian…
Saya sampai.
Saya tumpahkan semuanya ke dalam tubuhnya.
Ya. Saya ejakulasi didalam tubuhnya. Tak terpikirkan lagi untuk mencabutnya. Karena kedua kaki Yuni keburu menjepit erat pinggul saya, dan lalu tubuhnya berguncang teratur seperti tadi.Beberapa saat berlalu, baru Saya menyadari akan akibat penumpahan ke dalam liangnya.
“Yun… Aku keluar didalam…”
“Engga apa-apa Kang… jangan khawatir”
“Maksudmu?”
“Aku masih menyimpan spiral di dalam…”
Saya lega walaupun di kepala ini menumpuk banyak pertanyaan seperti mengapa dia nekat begini.
-
Cerita Sex Menikmati Hubungan Intim Dengan Istri Tetangga Super Mesum
Pagi mas Ramailhan. Pergi kerja?” sapa seorang wanita. Ia ialah istri tetangga kos kami yang namanya Sutrisno, wanita ini namanya Sabrina. “Iya nih Neng. Ingin bersama?” tanyaqu ke Sabrina atau Neng Sabri demikian kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya bersisihan dgn Officeku.
Cersex Stw – Neng Sabri selanjutnya menggangguk pertanda sepakat, “Bisa mas. Tetapi tidak apapun nih numpang di mobilnya mas Ramailhan? Nanti Neng Nia geram kembali.” Kata Neng Sabri kepadaqu. Aqu cuma ketawa kerana saat itu Nia, istriku ada disampingku. Nia turut ketawa dengar gurauan Neng Sabri.
Aqu dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah satu tahun selanjutnya dan belom dianugerahi seorang anak. Istriku Nia berumur 27 tahun, dua tahun lebih muda dariku. Sementara itu pasangan Sutrisno dan Sabrina berumur sekitaran 32 tahun dan 29 tahun . Maka dapat disebut Neng Sabri itu seumuran dgnku. Suaminya, Sutrisno memang tidak bekerja kerana telah setahun inilah di PHK, makluk sedang kritis ekonomi menjadi banyak PHK dimana saja. Dahulunya ia bekerja di perusahaan plastik sementara istrinya bekerja sebagai karyawan perusahaan keuangan yang cukup populer di Indonesia walaupun ia cuma untuk bawahan. Sesampai di Office aqu pisah dgn Neng Sabri yang memang jalan kaki dari Officeku ke arah Office tempat ia bekerja.
Sejumlah pegawai melihat mengarah kami dan aqu percaya mereka bertanya siapa sebetulnya wanita yang dibawa atasannya tersebut. Aqu sich tidak memusingkan kerana memang pada pokoknya Sabrina memang lumayan elok walaupun tidak secantik istriku. Tapi badan nya memanglah lebih yahud dan berisi.Khususnya payudaranya yang sejak dari barusan kuperhatikan sekitaran F-Cup lebih besar dibanding istriku yang hanyan C-Cup. Ah ada apakah dgn diriku ini? Mengapa aqu justru pikirkan berkenaan badan istri orang. Pada akhirnya aqu juga masuk ke gedung Officeku sekalian berusaha melepas pikiran cabul itu dari otakku. Hari untuk hari berkemudian dan aqu sering kali pergi bersama dgn Neng Sabri, memang sich baik istriku atau suami Neng Sabri tidak pernah cemburu atau berkeberatan. “Kasihan Neng Sabri mas jika sendiri jalan.” Kata istriku waktu aqu katakan apa ia berkeberatan jika aqu pergi bersama dgn Neng Sabri. Memang sich dari tempat kos kami untuk capai wilayah tempat kerjaqu harus jalan sekitaran 100 mtr. ke arah jalan besar yang selanjutnya harus naik angkot sekitar 2x supaya dapat sampai ke wilayah tujuan kami. Aqu dapat membaygkan jika Neng Sabri pergi kerja sebelom ada aqu dahulu seperti apakah sulitnya. Pagi hari itu aqu seperti umumnya siap-siap untuk ke Office dan istriku membawa aqu perbekalan makan siang. Nia memang juru masak yang andal. Sejauh ini aqu tidak menampik setiap kali ia membawa perbekalan kerana memang masakannya hebat sedap, mahfum satu tahun pelatihan masak waktu kuliah dahulu.
“Mas, maaf sudah nungguin lama yah? Habisnya mas Sutrisno barusan rewel terus meminta dilayanin sich.
Maaf ya kalau kelamaan nunggunya.” Kata Neng Sabri ramah. Aqu kaget menyaksikan performa Neng Sabri ini kali. Memang ia kenakan pakaian kerja tapi rok nya kusaksikan lebih pendek dari umumnya begitupun dgn kerah pakaiannya seperti lebih lebar dan berkesan lebih turun. Neng Sabri selanjutnya kenakan sepatunya dgn posisi 1/2 menungging. Aqu yang saat itu sedang berdiri dimukanya, kontan saja menyaksikan panorama aduhai dari depan. Sepasang payudara Neng Sabri seperti menggelantung seakan ingin melepas dianya dari bra warna ungu yang membuntelnya. Besar dan memiliki bentuk sangat indah, batinku dalam hati. Mas Sutrisno betul-betul untung mempunyai istri seperti Neng Sabrina.Telah elok, badannya bagus, dadanya besar, tentulah luar biasa waktu bermain diranjang. Saat aqu memperbandingkan dgn istriku. Penyesalan ada dipikiranku. Akh, lelaki jenis apa aqu ini, membaygkan istri seseorang sementara aqu sendiri telah beristri dan istrikupun kerap setia padaku. Bahkan juga belakangan ini setaknya satu minggu akhir-akhir ini istriku berasa lebih hangat dari sebelomnya. Kami jadi seperti pasangan suami istri baru . Semalam saja ia meminta untuk bercinta sampai 2x walau sebenarnya sebelomnya paling tiga atau empat hari sekali. Entahlah apa yang memengaruhi keinginan seksualnya saat ini. “Wah kok macet ya? Walau sebenarnya jika melalui jalan ini tidak macet tuch jam begini.” Celetukanku perlahan. Neng Sabri tersenyum terus melanjutkan membaca buku neraca keuangan yang ia pegang. Kadang-kadang aqu melihat mengarah pahanya yang terkuak kerana mobilku ini tempat duduknya cukup rendah menjadi aqu dapat menyaksikan paha mulus Neng Sabri dgn terang.
“Eh mas. Kelihatannya ada demonstrasi dech disitu? Aduh akan terlambat kalau begini.” Neng Sabri terlihat mulai cemas. Memang benar-benar ada demonstrasi di persilangan jalan dimuka kami. Entahlah apa topik demonya kerana aqu tidak demikian perduli kembali, yang kupedulikan hanya pekerjaanku di Office dan peluang lirik-lirik paha Neng Sabri. Cukup buat penyeling, batinku. Habis telah rasa penyesalanku barusan. Untungnya kami sampai Office pas ketika waktunya. Ini kali sampai di Office ada surprise yakni temanku waktu kuliah dahulu yang saat ini bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan kimia swasta bertandang. “Wah, Rid, saat ini kamu sudah sukses ya. Telah menjadi pimpinan cabang sekarang ini. Hahaha…” canda sobatku yang satu ini. Aqu cuma membalas enteng, aqu memanglah bukan type orang yang sukai memperlihatkan prestasi sich. “Eh, wanitak yang barusan bersama dengan kamu itu siapa sich? Keren tuch wanitak. Badannya kece dan mukanya oke punyai tuch. Siapa sich? Kenalin dong!” goda Dirman temanku ini.
Aqu cuma tersenyum simpul saja tetapi ia justru makin ingin tahu dan membombardirku dgn beragam pertanyaan susulan. “OK, OK, gua jawab. Ia tuch tetangga kos gua. Ia ada di kamar samping indekos gua. Lagian ia kerja didekat sini oleh karena itu gua anterin ia ke sini berbarengan ma gua. And sekadar informasi, ia sudah punyai suami gan.” kataqu menerangkan dibanding kelak di berondong pertanyaan kembali. “Heh? Emangnya istrimu tidak cemburu tuch? Kalian khan pasangan muda, umumnya istri sukai cemburu jika suaminya bersama wanitak lain yang elok. Khan atribut dari saat berpacaran masih tetap ada hahaha…” Dirman memikatqu lagi sekalian melihat-lihat beberapa foto pada dinding ruangan Officeku. Aqu cuma menghela napas saja, “Istriku tidak semacam itu kembali. Ia orangnya kagak pencemburu. Ia yang suruh gua buat nganterin Neng Sabri daripada nanti ia jalan sendiri khan kasihan.” Kataqu kepadanya. Dirman ketawa kembali, “Wah bisa tuch. Kalau nanti aqu punyai istri aqu ingin kaya istrimu tuch, orangnya tidak cemburuan.
Tidak kaya kekasihku saat ini, cemburuannya meminta ampun. Setiap jam telephone terus jika tidak ya sms. Disangka aqu pembantunya apa yah…” candanya sekalian ketawa. Memang sich kekasih Dirman pencemburu berat walau sebenarnya telah berpacaran sepanjang tiga tahun lebih. “Tetapi Rid…” Dirman menyahut kembali, “Memang kamu tidak ada rasa tertarik sama Neng Sabri itu? Ia elok lho dan seksi kembali. Baygin saja jika kamu di tempat tidur dilayanin ia sama istrimu…pasti hebat tuh…hahahaha….threesome begitu.” Ucapnya kembali. Aqu memang tidak kaget dengar perkataan itu dari Dirman kerana semenjak waktu kuliah dahulu memang mulutnya kerap keluarkan ucapan-ucapan seronok apa yang ada. Ia paling suka bicara masalah sex walaupun tidak pernah berhubungan seksual dgn wanita mana saja sejauh ini. “Halah…lo ini bicara apaan sich. Mana ingin istri gua dibawain threesome. Ia orangnya konservatif kok.” Kataqu pada Dirman. Memang sejauh ini istriku kerap konservatif saat bermain cinta. Sepanjang setahun ini kami cuma bermain cinta memakai style-gaya yang itu melulu.
Terkecuali 2 hari paling akhir ini di mana kami berdua memakai style baru benar-benar dalam bercinta dan memang dampaknya hebat. Aqu sendiri tidak tahu darimanakah ia memperoleh style itu. Sesiang ini aqu pikirkan perkataan teman dekatku tersebut. Threesome, kelihatannya menarik tetapi mana ingin istriku melaqukannya. Apalagi mana ingin Neng Sabri melaqukannya kerana didekat kami ada suaminya. Sudah pasti risiko tinggi sekali bila suaminya sampai tahu tentang ini. Sore harinya aqu mendapatkan surprise ke-2 qu. Neng Sabri tiba bertandang ke Officeku. Memang saat itu Officeku telah tutup dan tinggal aqu bersama dgn 2 orang satpam di luar dan 2 orang petugas cleaning servis. “Lho, Neng Sabri belom pulang? Ini khan telah jam 5 sore. Bukanlah Neng Sabri usai kerja jam 4 barusan?” kataqu sekalian menyilahkan wanita elok ini masuk Office kerjaqu. Neng Sabri tersenyum manis, “Iya nih mas. Barusan saya terlambat pulang kerana pembukuan bulan akhir tetap menimbun selanjutnya saya kerjain saja sekaligus agar esok lebih lengang waktunya. Kirain mas Ramailhan belom usai kerjanya rupanya telah ya…”
“Akh, ini Neng, biasa tender dgn client telah usai dan rapatnya ditunda 3 hari kembali kerana client yang satunya ada halangan datang. Sebetulnya sich agendanya pulang jam 6 kelak tetapi jika sudah tidak ada yang ditangani ya ingin apalagi.” Kataqu menerangkan. Memang beberapa pegawai telah pulang semenjak jam 4 barusan sementara aqu masih tetap di sini kerana menghindar dari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau 1/2 7 untuk menghindar dari kemacetan. “Ohh begitu. Kirain sedang ada apakah. Wah bermakna saya untung donk kerana tidak ketinggal hehehe…” kata Neng Sabri bergurau. Dalam hatiku sich aqu senang- suka saja malam hari ini ia pulang bersama dgnku kerana malam hari ini ia gunakan baju yang benar-benar seksi. Mengapa harus dilewati, iya khan? Kami selanjutnya bercakap berdua di ruang Officeku sekalian minum sereal hangat yang kubuat. Kadang-kadang Neng Sabri mengubah persilangan kakinya dari kiri ke kanan waktu tersebut aqu dapat menyaksikan terang celana dalam Neng Sabri kerana kami duduk berhadap-hadapan.
Pahanya yang mulus putih itu makin lama membuatku makin tidak dapat meredam rasa ingin merengkuhnya dan mencumbu wanita elok ini dan meremehkan jika ia ini istri seseorang. Jam telah memperlihatkan jam 6 malam. Masih sisa waktu 1/2 jam kembali buat kami berduaan. Terasanya hatiku ini tidak ikhlas untuk pulang dan ingin lama-lama dgn wanita dimukaku ini. Aqu tahu ini salah tapi keinginan sebagai seorang lelaki membuatku tidak bisa berpikir tenang. “Mas, bagaimana jika sekalian menanti jam tujuh kita makan dahulu. Dimuka Office ada warung makan yang sedap.” Saran Neng Sabri kepadaqu. Aqu sich setuju-setuju saja. Apalagi perutku mulai lapar. Walau sebenarnya umumnya aqu kerasan-betahin untuk meredam lapar hingga sampai di rumah kelak dapat makan masakan istriku. Tapi ini kali berlainan . Maka pada akhirnya kami berdua makan di warung makan tersebut. Walaupun tidak demikian besar tapi bersih dan masakannya sedap walaupun tidak seenak masakan istriku tentu saja. “Telah jam 7 kurang 15 menit.
Kita masuk mobil saja dahulu kelihatannya jalanan mulai kendur tuch.” Kataqu pada Neng Sabri. Wanita ini menggangguk sepakat dan pada akhirnya kami masuk ke dalam mobil sedanku. Sebuah kejadian tidak tersangka terjadi secara tidak menyengaja. Neng Sabri terganjal waktu akan masuk ke mobil. Badannya terhempas ke depan dan menindih aqu yang telah duduk di atas bangku. Untung saja kepalanya tidak terbentur kemudi mobilku. Tapi yang membuatku grogi ialah kepalanya cocok sekali roboh di atas selangkanganku. Tanganku tidak menyengaja terhimpit payudaranya yang besar tersebut. Entahlah apa yang menyusupiku, tanganku tidak bisa kukendalikan kembali meremas payudara wanita ini. Neng Sabri melenguh perlahan selanjutnya bangun dari tersuruknya. Mukanya memeras kelihatannya meredam malu. Aqu sendiri malu setelah sadar jika gagang kemaluanku rupanya telah tegang waktu muka Neng Sabri tanpa menyengaja sentuh selangkanganku ini. Kami berdua termenung lumayan lama dalam mobil ini. Aqu coba buka pembicaraan dan waktu tersebut kami bertatapan muka. Pandangan kami beradu lumayan lama.
Entahlah apa yang memengaruhiku, aqu mulai berani dekatkan mukaku padanya. Saat selanjutnya bibir kami sama-sama bersinggungan. Setan apa yang mendorongku aqu sendiri tidak tahu. Yang terang selang beberapa menit saja kami telah sama-sama melumat bibir keduanya. Mobil itu jadi saksi begitu panasnya kecupan kami berdua, di luar sangkaan Neng Sabri benar-benar mengusai dalam berciuman. Ia tidak malu saat aqu memakai lidahku dalam berciuman. Tidak hanya cukup itu, tanganku mulai meraba-raba payudara Neng Sabri kembali yang saat itu tetap berbalutkan baju kerja. Aqu lepas jas kerjanya selanjutnya satu per satu kancing baju Neng Sabri aqu bebaskan sampai saat ini tinggal bra warna krem-lah yang jadi penghambat mataqu dgn payudara cantik wanita elok ini. Remasan-remasan tanganku kelihatannya telah sukses menghidupkan nafsu terkubur punya Neng Sabri. Ia makin liar saja. Bahkan juga tangannya telah berani mengusup di dalam celana panjangku dan cuma perlu waktu beberapa menit saja sebelom pada akhirnya ia sukses temukan gagang kemaluanku yang memanglah bukan cuma telah tegang tapi telah basah.
Neng Sabri tersenyum demikian tahu jika aqu terangsang berat. Selanjutnya ia merebahkan kursinya dan melepas bra yang ia gunakan hingga aqu dapat dgn bebas nikmati panorama cantik itu. Payudara Neng Sabri memang sungguh besar. Sama sesuai dgn sangkaanku yakni F-Cup. Aqu tidak sabar ingin meremas dan menciumi payudara cantik itu dan puting susunya yang telah tegang melawan tersebut. Kadang-kadang badan Neng Sabri membusung setiap kali aqu mengisap puting susunya yang mancung tersebut. Tanganku meraba-raba kemaluan wanita elok ini dan rupanya celana dalamnya telah basah sekali. Tanpa berpikir panjang selekasnya ku sibak rok mininya itu hingga terkuak keatas selanjutnya kutarik celana dalamnya sampai lepas. Saat ini tidak cuma payudara Neng Sabri yang kelihatan terang tapi juga kemaluannya dapat terang kusaksikan. Wanita ini masih tetap sedikit malu saat aqu sukses menanggalkan celana dalamnya. Samping tangannya berusaha untuk tutupi kemaluannya yang tercukup rapi tersebut. Tapi aqu tidak memusingkan, jariku selekasnya bekerja disitu.
Jemari telunjuk dan jemari kelingkingku buka bibir kemaluan Neng Sabri yang telah basah itu sementara jaru tengan dan jemari manisku kuarahkan di dalam kemaluannya. Dgn pergerakan menusuk- nusuk membuat Neng Sabri makin kalang kabut dibikinnya. Desahan untuk desahan tidak terhindar kembali keluar mulutnya. “Akhh..Mas..jangan disitu…akhhh…” desahnya kembali waktu jariku berkreasi di lubang kewanitaannya. Cairan pelumas selekasnya meluber lagi membasahi bibir kemaluan wanita elok ini. Memang masalah permainan jemari aqu telah pakar. Istriku saja sampai kubuat klimaks dgn jemari saja. Klitorisnya mulai menegang dan pertanda ia akan klimaks makin dekat saja. Beberapa saat selanjutnya karena permainan jariku di kemaluannya ditambahkan dgn cumbuan tangan dan bibir dan lidahku di sepasang payudaranya, Neng Sabri capai klimaksnya. Ia mendesah lumayan keras sekalian meredam jeritan nikmat. Bibir bawahnya ia gigit sendiri meredam kesan kepuasan yang melimpah dari dalam dianya. Badannya melafalkanng saat selanjutnya 1/2 menit selanjutnya ia lemas.
Peluh membasahi badan seksi dan montok wanita ini. Neng Sabri pada akhirnya capai klimaksnya cuma dgn petting saja. Aqu tersenyum menyaksikannya terduduk lemas di kursi mobilku yang telah disandar. “Neng Sabri betul-betul luar biasa. Mas Sutrisno untung punyai istri secantik dan seseksi Neng Sabri.” Pujiku. “Aqu sebetulnya telah lama sukai dgn Neng Sabri namun kerap kutahan, saat ini aqu telah senang dapat bermesraan dgn wanita secantik Neng ini.” Pujiku kembali. Muka Neng Sabri memeras entahlah kerana pergumulan barusan atau kerana meredam malu kerana telah menyerahnya setengah dianya padaqu walau sebenarnya ia punyai seorang suami yang menantinya di rumah.
“Mas Ramailhan ini menyanjungnya kok tinggi sekali sich? Nanti aqu menjadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ramailhan khan punyai istri elok. Tentu Neng Nia tiap malam rasakan ketrampilan tangan mas Ramailhan ini, untungnya Neng Nia ya…” tutur Neng Sabri. Aqu tersanjung dibikinnya kerana ia mengaqui kedahsyatan jariku ini. Belom sebelumnya sempat aqu berbicara mendadak tangan Neng Sabri sentuh kemaluanku selanjutnya dgn cekatan ia mengocaknya perlahan-lahan.Gagang kejantananku yang sebelomnya telah 1/2 tiang saat ini kembali gagah cuma dgn sedikit sentuhan dan rangsangan dari Neng Sabri. Selanjutnya tanpa kuduga Neng Sabri arahkan bibirnya ke ujung kemaluanku dan menciumnya perlahan-lahan selanjutnya lidahnya main di ujung kemaluanku itu dan pada akhirannya semua gagang kemaluanku itu dilumatnya masuk ke mulut wanita elok ini. Rasanya seperti di atas awang-awang. Dibarengi dgn rangsangan tangannya pada buah zakarku, mulut Neng Sabri mundur-maju seakan mengocak kemaluanku sambil dari dalam, lidahnya tidak berhenti-hentinya melumat gagang kemaluanku ini. “Neng Sabri…akhhh…” desahku meredam rasa nikmat. Tidak perlu waktu yang lama hingga kemudian aqu merasa akan capai klimaks. Selanjutnya Neng Sabri mengambil kemaluanku dari mulutnya demikian ia mengetahui jika aqu telah cari ejaqulasi. Aqu selanjutnya arahkan kemaluanku ke belahan payudaranya.
Neng Sabri selanjutnya memakai himpitan sepasang payudaranya untuk mengocak gagang kemaluanku ini. “Keluarin saja semua mas. Aqu ingin mas Ramailhan rasakan nikmat seperti yang aqu merasai barusan.” Kata Neng Sabri sekalian kadang-kadang menjilat-jilati ujung kemaluanku.
“Akhh..Neng…aqu keluar…akhhh…” racauku sekalian ke-2 tanganku menekan bahu Neng Sabri. Gagang kemaluanku berdenyut cepat sekali selanjutnya cairan putih kental menyemburkan membasahi sepasang payudara wanita elok ini sejumlah sebelumnya sempat menyemprotkan mengarah muka Neng Sabri. “Maaf Neng. Barusan tidak sempat aqu kontrol. Muka Neng menjadi kotor dech.” Kataqu mohon maaf. Neng Sabri cuma tersenyum sekalian bersihkan mukanya dgn tissue sementara aqu menolong bersihkan payudaranya dgn tissue . “Tidak apapun kok. Jika mas Sutrisno kerap nakal sich menyemprot di dalam mulut tanpa bilang-bilang walau sebenarnya saya tidak sukai dgn rasanya, menjadi ingin muntah mas.” Sahutnya perlahan. “Mungkin kerana belom biasa saja kali Neng.” Kataqu. Walau sebenarnya istriku sendiri tidak pernah ingin menelan air maniqu. Ia kerap geram-marah saat aqu tanpa menyengaja atau menyengaja menyemprot cairan maniku di dalam mulutnya saat melaqukan oral sex. Mengakibatkan ia kerap kali menampik melaqukan oral sex itu. Jam telah memperlihatkan jam 1/2 delapan malam.
Kami selanjutnya membereskan diri dan segera pulang. Sepanjang perjalanan aqu tidak berhenti-hentinya meraba-raba payudara Neng Sabri yang telah terbungkus oleh bra tersebut. Wanita elok itu cuma tersenyum menyaksikan tingkahku. Ia sebelumnya sempat membalasnya dgn meraba-raba dan mengocak lagi kemaluanku tapi kerana aqu hampir kehilangan kendalian atas kemudi mobilku karena itu keinginan itulah stop. Sesampai di rumah, Neng Sabri masuk langsung kamarnya sementara aqu telah dinanti istriku.
“Mas, kok baru pulang? Macet ya?” bertanya istriku, aqu cuma menyetujui saja. Andaikan ia mengetahui jika aqu habis petting mati-matian dgn Neng Sabri entahlah apa yang dia akan laqukan. Malam itu istriku tumben tidak minta porsi malamnya. Tetapi buatku tidak jadi masalah kerana aqu telah cuma hanya blow job saja. 2 hari selanjutnya, pas akhir minggu, pekerjaanku kelihatannya telah usai semua dan aqu memiliki waktu senggang lumayan banyak.Semua laporan dan pembukuan telah diatasi dan semenjak jam 12 siang aqu telah terbebas dari tugas.
Sebetulnya aqu bisa jadi pulang tapi aqu main-main ingin mengulangi lagi kebersama-samaanku dgn Neng Sabri kemarin. Iseng aqu telephone Neng Sabri melalui telephone Officeku dan ia menyahutnya. Rupanya Neng Sabri sedang lengang. Selanjutnya kami makan siang berdua.
“Wah kebenaran mas, saya sedang tidak ada pekerjaan. Mahfum sepanjang 2 hari paling akhir ini kerap lembur menjadi semua laporan telah usai. Mas sendiri habis ini ingin ke mana?” bertanya Neng Sabri diselang makan siang kami. “Hmmm, tidak tahu yah. Tetapi jika Neng Sabri memang sudah tidak ada pekerjaan bagaimana jika kita keluar saja. Kebenaran barusan ada dengan lebaran promosi berkenaan tempat karaoke yang baru. Tempatnya tidak sangat jauh disini dan ucapnya sich cukup terbatas begitu.” Ajakku. Dalam hati aqu mengharap supaya ia sepakat. Neng Sabri habiskan minumannya selanjutnya bergerak berdiri. “Bisa tuch mas. Mari! Kembali juga daripada bengong di Office.” Ia sepakat dan dgn hati senang penuh pengharapan aqu melesatkan mobilku mengarah tujuan kami. Rupanya tempat karaoke itu betul-betul terbatas, menjadi lumrah saja jika promosinya besar di perOfficean.Aqu selanjutnya pesan kamar buat kami berdua sepanjang dua jam. Pelayan disitu selanjutnya menyuguhkan menu makanan dan minuman enteng untuk teman karaoke kami. Setelah usai administrasinya kami segera ke arah kamar yang dimaksud. “Wah, besar yah. Ini mah dapat untuk delapan sampai sepuluh orang mas.” Kata Neng Sabri kepadaqu. Memang sich kamarnya lumayan besar dgn tv LCD ukran 30 Inchi dan sound komplet. Sofanya yang besar empuk bahkan juga cocok untuk istirahat sekalinya….tidur? Ya, pikiran itu tebersit di otakku barusan. Sepanjang lima belas menit pertama kami cuma berkaraoke berdua sekalian kadang-kadang menenggak minuman dalam botol. Aqu tahu minuman itu memiliki kandungan alcohol sekitaran 5% tapi Neng Sabri kelihatannya tidak sadar dan memandang jika muniman itu hanya soft drink biasa. Setelah nyaris dua botol minuman itu habis kami tenggak, aqu mulai menyaksikan Neng Sabri mulai tipsy walaupun belom seutuhnya mabok. Bicaranya mulai sedikit melantur. Aqu menggunakannya untuk dekatinya.
Menyengaja aqu dekatkan mukaku dgn mukanya dan sama sesuai sangkaanku tidak perlu waktu yang lama untu pada akhirnya kami berdua berciuman dgn mesra ataupun lebih persisnya dgn panas. Gairah telah tiba diujung kepala dan tidak tertahan kembali. Baik aqu atau Neng Sabri masing-masing sama-sama menanggalkan pakaian pasangannya. Sejak awal kali memang aqu telah mengamankan pintu kamar ini hingga aqu telah bebas kekuatiran bila ada orang masuk. Saat ini di depanku ialah Neng Sabri yang telah bugil keseluruhan. Ia tidak kenakan satu helai benangpun ditubuhnya begitupun dgnku. Kami selanjutnya berpagutan mulut kembali. Lidah kami berdua sama-sama melilit dan menjilat keduanya sementara ke-2 tangan kami bergerilya ke tempat riskan pasangan masing-masing. Tangan Neng Sabri mulai mengocak kemaluanku sementara tangan yang satunya mengelus dadaqu yang sektor ini. Sementara itu ia biarkan ke-2 payudaranya aqu mainkan justru dgn tangannya ia arahkan samping tanganku yang satu kembali untuk menstimulsi kemaluannya yang benar-benar basah tersebut. Kembali Neng Sabri rasakan kepuasan permainan tanganku yang pernah membuat klimaks 2 hari selanjutnya. Saat ini tidak ada bunyi orang menyanyi yang ada cuma bunyi desahan kami berdua yang sedang berlomba dgn kepuasan.
Aqu selanjutnya merebahkan badan Neng Sabri ke sofa yang lebar itu selanjutnya mengusung ke-2 tungkai kakinya dan menyandar ke-2 tungkai kakinya itu ke bahuku. Perlahan-lahan aqu arahkan kemaluanku mengarah kemaluan Neng Sabri tapi Neng Sabri kelihatannya sadar hal itu dan dgn ke-2 tangannya berusaha untuk tutupi kemaluannya supaya aqu tidak dapat penetratif. “Mas Ramailhan, jangan! Aqu masih belom siap. Aqu tidak mau mengkhianati mas Sutrisno lebih dari ini.” Tutur Neng Sabri sekalian berusaha menghambatku. Tapi gairahku telah tiba di ubun-ubun membuatku tidak perduli kembali. Aqu selanjutnya menindih badannya sekalian ke-2 tanganku tarik tangannya keatas kepala Neng Sabri dan menangkapnya agar tidak berontak sekalian bibirku terus menelusuri bibir, leher dan payudara wanita elok ini. Pada akhirnya Neng Sabri kekurangan tenaga untuk menantang, mungkin saja kerana ia telah tipsy sebelomnya. Wanita elok itu cuma berserah demikian saja saat ujung kemaluanku mulai sentuh bibir kemaluannya yang merah mengembang tersebut. Dgn sedikit dorongan pada akhirnya kepala kemaluanku juga masuk di dalam lubang senggamanya disertai dgn desahan yang keluar mulut wanita seksi ini. “Mas Ramailhan…akhhh…” desahnya sekalian mengalihkan wajahnya kesamping mungkin Neng Sabri malu kerana kemaluanku saat ini telah membobol batasan kesetiaannya ke suaminya. Saat ini kemaluan pria yang bersarang di kemaluannya bukan punya suaminya tetapi punya seseorang.
“Neng Sabri, rupanya kemaluan Neng Sabri masih sempit ya. Mas Sutrisno tentu suka setiap hari mendapat porsi dari Neng Sabri.” Ujarku dan Neng Sabri makin malu dibikinnya. Mukanya memeras dan tidak ada satu patah katapun terkata dari bibir manisnya tersebut. “Akhhh…pelan mas…” tutur Neng Sabri saat aqu mulai menggerakkan lagi masuk gagang kemaluanku yang sisa. Apa mungkin kemaluanku ini lebih besar dibanding punya Mas Sutrisno atau memang kemaluan Neng Sabri yang memang sempit. Perlahan-lahan tetapi tentu pada akhirnya aqu sukses melepaskan semua sisi kemaluanku di dalam kemaluan Neng Sabri. Perlahan-lahan aqu mulai menyikat-nyodok kemaluanku yang bersarang di lubang kewanitaan wanita elok ini. Saat ini Neng Sabri seakan terbaring tidak memiliki daya di depanku. Aqu menindihnya dgn gairah yang semakin bertambah. Pompaanku yang sebelumnya perlahan saat ini mulai cepat. Entahlah berapakah kali pompaanku sukses membuat ujung kemaluanku menyikat dinding kandungan Neng Sabri. “Akhh..mas..perlahan-lahan!” sebut Neng Sabri lirih disertai desahan suaranya.
Suara seksi desahan yang keluar mulut wanita ini bersatu dgn bunyi kecipak cairan ke-2 kemaluan kami yang sama-sama beradu. Suara ciri khas orang bercinta ini penuhi semua ruang. Untungnya ruang ini kedap suara kerana bila tidak karena itu dapat kedengar di luar sana. Aqu mengusung badan Neng Sabri sampai kami saat ini duduk berhadap-hadapan sementara badannya aqu pangku dgn pahaqu. Aqu tidak berhenti-hentinya mengusung-angkat bokongnya supaya kemaluanku masih tetap dapat memompa kemaluan Neng Sabri sekalian kadang-kadang menggoygnya kekiri dan kekanan hingga ujung kemaluanku ini dapat mencari dinding lubang senggama istri Mas Sutrisno ini. Tapi tidak perlu waktu yang lama sampai Neng Sabri mulai terbawa dalam permainanku dan ia dgn suka-rela menaik turunkan selangkangannya sendiri hingga saat ini aqu tinggal nikmati servis Neng Sabri ini. Dgn style women on hebat wanita ini makin brutal saja. Aqu dapat menyaksikan payudaranya bergoyg ke sana kesini kerana ukuran yang besar hingga jadikan panorama
seksi sekali buatku kerana punya istriku tidak sampai sehebat itu bergetarnya.Sekalian tanganku meremas-remas payudaranya aqu turut membombardir kemaluan Neng Sabri dari bawah. Cairan kemaluan keluar deras dari kemaluan Neng Sabri dibarengi badannya yang melafalkanng. Rupanya Neng Sabri telah capai klimaksnya ini kali. Tapi aqu masih belom senang, selanjutnya aqu menindih lagi wanita elok ini dan menumpangkan lagi ke-2 tungkai kakinya di bahuku dan menindih badan seksinya itu hingga lutut Neng Sabri saat ini sentuh payudaranya sendiri. Selanjutnya dgn tidak kalah brutal aqu memompa kemaluanku di dalam kemaluannya dgn cepat sampai beberapa saat selanjutnya aqu rasakan kemaluanku mulai berkedut keras dan pada akhirnya menyembur cairan putih kental dalam kandungan Neng Sabri. Tidak ada suara protes dari mulut Neng Sabri walaupun saat itu ia mengetahui jika di dalam rahimnya telah penuh cairan air maniqu. Sejumlah bahkan juga mengucur keluar melalui bibir kemaluannya. Tidak ada pikiran taqut akan risiko hamilnya Neng Sabri kelak. Kami berdua cuma pikirkan kepuasan keinginan kami saja.
Sepuluh menit selanjutnya kami selanjutnya membereskan diri dan mengakhiri acara karaoke ini walaupun baru satu jam lebih kurang kami memakai ruang itu. Setelah menuntaskan masalah administrasi kami selekasnya cabut dari tempat itu dan pulang kerumah. Cuma ada diam saat di dalam mobil yang melesat saat tersebut. Neng Sabri termenung begitupun dgn aqu. Mungkin Neng Sabri menyesali semua ketetapannya yang memberikan kesetiaan cintanya akan si suami dgn keinginan seksualnya dgnku. Aqu sendiri diam kerana kebingungan harus bicara apa dgnnya. Sesampai di rumah kos, kelihatannya rumah masih sepi dan semua penghuni kos tidak ada di rumah. Wajarlah kerana semua penghuni kos adalah pegawai apabila ada pasangan suami istri tinggal disitu ialah pasangan muda yang baik lelaki atau wanitanya bekerja dan pulang umumnya jam 5 malam atau sore malah. Bermakna tinggal ada istriku Nia dan suami Neng Sabri, batinku dalam hati. Saat kami berdua mengambil langkah dan dekati kamar kami yang berdekatan, aqu dengar suara rintihan dan desahan dari kamar Mas Sutrisno dan Neng Sabri.
Kelihatannya Neng Sabri ketahui hal itu dan mintaqu supaya jalan perlahan-lahan. Seperti maling yang membidik barang bernilai, kami berdua pelan-pelan dekati jendela kamar Neng Sabri. Kerana jendela sisi depan kamar tertutup rapat karena itu kami memilih untuk melihat dari sisi belakang. Sisi belakang kamar mereka memang ada lubang kecil dgn ukuran sekitaran 30cm-40cm yang dahulu adalah sisa exhause fan tapi saat ini tinggal lubangnya saja. Makin dekat dgn lubang itu aqu makin dengar terang desahan yang keluar kamar tersebut. Itu pasti desahan seorang wanita tapi siapa? Makin dekat aqu makin terang dan mendadak tebersit dalam benakku jika desahan dan rintihan wanita itu seperti punya istriku, Nia. Desahan itu benar-benar serupa sekali dan demikian aqu melihat melalui lubang itu betul saja aqu kaget bukan kepalang. Aqu menyaksikan Nia, istriku sedang ditiduri oleh Mas Sutrisno. Ke-2 nya telah pada kondisi telanjang. Suara tv yang di hidupkan tidak bisa menipu suara desahan yang keluar mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta.
Istriku dgn posisi merayap sedang Mas Sutrisno ada di belakangnya terus membombardir kemaluan istriku dgn sikatan-sodokan kemaluannya. Badan istriku yang langsing dan putih mulus berkebalikan dgn badan Mas Sutrisno yang cokelat kehitaman dan sedikit gendut. Neng Sabri meredam rasa kagetnya menyaksikan suaminya bermain cinta dgn wanita lain. “Akhh…mas Sutrisno…terusss…masss..” desah istriku. Aqu tidak yakin istriku minta Mas Sutrisno supaya terus menidurinya. “Sedap ya dik dientotin sama mas Sutrisno? Jika sampai Mas Ramailhan tahu bagaimana coba…hehe…” tutur Mas Sutrisno sekalian menyikat kemaluan istriku dgn keras. Istriku menjerit kecil, “Akhh…nggak apapun. Mas Ramailhan jarang-jarang di rumah pulang baru…akhhh…nanti malam…” katanya selanjutnya ke-2 nya berciuman hangat. Brak!!! Ke-2 nya kaget saat pintu dibuka oleh Neng Sabri. Memang Neng Sabri memiliki duplikat kunci untuk jaga-jaga andaikan ia pulang cocok Mas Sutrisno sedang pergi. Ke-2 nya belingsatan cari kain untuk tutupi badan mereka yang telanjang. Tapi selimut yang dicapai Mas Sutrisno telah cepat-cepat di serobot oleh Neng Sabri.
Dalam ketidaktahuan, istriku cuma menangis selanjutnya menghambur kearahku dan bersujud dikakiku sekalian berlinang air mata. Semua jenis perkataan keinginan maaf keluar bibirnya. Dadaqu sesak menyaksikan istriku yang telanjang ini telah habis di buat oleh seseorang selainnya diriku. Tapi tebersit perkataan Dirman kemarin berkenaan macam sex selanjutnya aqu menghambat waktu Neng Sabri akan mendamprat suaminya. Selanjutnya meng-kode-nya supaya ia tenang dan kelihatannya ia mengetahui tujuanku. Setelah tutupi tubu bugil Mas Sutrisno dan istriku kami tutup pintu kamar dan menanyai jalinan mereka berdua. Dari semua pengaquan mereka rupanya jalinan Mas Sutrisno dgn istriku baru berjalan 2 hari yang selanjutnya saat aqu terlambat pulang Office. Sementara itu istriku telah telanjur meminum obat perangsang. Itu menerangkan kenapa beberapa hari sebelomnya ia demikian hangat, rupanya ia minum obat perangsang jumlah tinggi hingga ia kerap meminta porsi berkali-kali padaqu dan 2 hari selanjutnya ia justru tidak meminta benar-benar, rupanya ia telah mendapat porsinya dari Mas Sutrisno, suami Neng Sabri. Bahkan 4 kali dalam dua jam.
Aqu selanjutnya menanyakan apa mereka memakai perlindungan saat itu dan mereka menjawab tidak kerana istriku menjelaskan ia telah minum pil KB sebelom dan setelah melakukan hubungan intim itu. Ia benar-benar tidak menyengaja bercinta dgn Mas Sutrisno bila bukan kerana dampak obat itu. Kerana saat itu Mas Sutrisno sedang tiba untuk pinjam tang untuk menggunting kawat sementara istriku tidak tahu tempat penyimpanannya hingga mereka berdua dikamar menelusurinya. Saat itu istriku cuma kenakan daster untuk tidur kerana memang ia gagasannya akan menyongsong kepulanganku. Tidak diduga yang memetik justru Mas Sutrisno. Sore itu juga merekaberdua bercinta mati-matian. Dan kejadian baru saja kerana istriku dan Mas Sutrisno berdialog supaya hal tersebut tidak terjadi kembali tapi kerana rayuan Mas Sutrisno pada akhirnya istriku kalah untuk ke-2 kalinya. Dan mereka berdua bercinta mati-matian kembali, namun ini kali telah kedapatan lebih dulu. Dgn beraga geram aqu dan Neng Sabri mengadili mereka. Baik istriku atau Mas Sutrisno sama mohon maaf berkali-kali dan tidak ingin berpisah.
Bahkan juga Mas Sutrisno sampai menyembah-nyembah kami berdua supaya memaafkannya. Sebuah gagasan yang telah lama tertancap diotakku secara langsung kukeluarkan. “OK jika demikian. Kerana kalian berdua seringkali bercinta karena itu sebagai balasannya aqu dan Neng Sabri akan bercinta . Bukan hanyan itu tetapi kami akan melakukan hubungan intim dimuka kalian berdua.” Ucapku. Mas Sutrisno protes tapi kerana Neng Sabri menakannya lagi karena itu ia cuma pasrah. Pada akhirnya menjadi aqu bercinta dgn Neng Sabri. Siang itu aqu memompa lagi kemaluan Neng Sabri ini kali dgn posisi doggy model seperti yang dilaqukan istriku dgn Mas Sutrisno. Aqu menyengaja memeperlihatkan air muka Neng Sabri dimuka suaminya yang masih bugil itu (baik Mas Sutrisno atau Nia tidak diizinkan untuk menggunakan baju mereka saat itu). Aqu ketawa dalam hati menyaksikan kemaluan Mas Sutrisno yang menegang menyaksikan istrinya aqu kerjai. Tidak senang cuma mengolah Neng Sabri saat ini aqu panggil Nia supaya gabung. Saat ini Nia, istriku aqu meminta untuk tiduran telentang sementara diatasnya aqu meminta Neng Sabri dalam posisi merayap.
-
Kisah Memek Perkasanya tetanggaq
Duniabola99.com – Aku Sintia, aku tinggal disatu komplex perumahan. aku kerja sebagai karyawati disatu perusahaan asuransi jiwa terbesar disini. Aku resminya si dah nikah, tapi dah ampir 2 tahun kosong terus. Suamiku punya bisnis yang cukup sukses, dia sangat menekuni kerjaannya, sehingga jelaslah kalo sukses dalam segi materi. Cuma dia tu sangat workaholik sehingga kerjaan menjadi istri pertamanya sedang aku istri yang gak tau deh ke brapa. waktunya abis untuk ngurusi kerjaannya, tiap ari larut malem baru pulang, weekend juga lebi sering ngurus kerjaannya daripada ngegelutin aku, gak heran deh kalo aku kosong trus dan 2 tahun dikawinin juga. Temen2 kantor suka ngeledekin aku jablay, ya memang bgitulah adanya, aku cuman senyum ja kalo diledekin gitu, padahal aku menggebu2 nunggu siapa yang mo blay aku, tapi aku malu untuk mulai duluan. temen2 lelaki di kantor si banyak yang oke punya, tapi ya itu, aku mulai untuk inisiatif duluan dan temen2ku juga sopan2 banget untuk mengajakku kearah yang nikmat itu. Jadilah jablayku berkepanjangan.
Kalo weekend, aku suka jalan pagi ma temen deketku di komplex rumah, dia suka ngasuh anjingnya, gak tau deh ras apa, bagus si anjingnya, besar, bulunya panjang2 tapi bukan herder atawa doberman. Aku taunya cuma 2 ras anjing itu aja, yang laennya walahualam bisawab. Sebenarnya aku takut ma anjing besar gitu, tapi kayanya si gak galak. cuman kalo ketemu dia suka menciumi kakiku dan kadang menjilat betisku, aku suka menggelinjang dijilat gitu, sayang anjing yang ngejilatin hihi. Sering juga si kalo lagi jalan pagi ma temenku aku ktemu ma tetanggaku selang satu rumah dari rumahku. Tu bapak rajin jalan pagi, umurnya 40an kayanya si, seumuran misua gitulah, cuman liat badannya tegap atletis, ganteng pula, seneng ja aku ngelihatnya. Coba ja dia mau blay aku, hihi ngarep mode on ni ye. Kalo ktemu cuma berhai hai basa basi gitu. Aku manggil dia pak dan dia manggil aku bu, formal banget ya.Sampe satu pagi weekend, dah terang si, aku telat keluar rumah sehingga gak ktemu temeku lagi. Memang si temenku biasanya jalan masi gelap. etika jalan didepan rumah si bapak, dia keluar rumah. “Mo jalan pagi ya bu, kok siang?” sapanya. “Iya ni pak, kesiangan, bapak juga tumben siang”. “Iya liat ibu jalan ndirian ya makanya aku kluar juga, jalan bareng yuk”. “Oke pak. Manggil aku Sintia aja deh pak, jangan bu sgala, kan Sintia masi muda blon ibu2”. “Iya, masi muda, cantik, sexy”. “Masak si pak, badan kecil gini, apa sexynya”. “Ya sexylah Sin, biar kamu imut tapi kan body kamu proporsional banget, itu namanya sexy juga”. Aku seneng ja dipuji gitu, soale yang dirumah gak perna muji aku. “Tersanjung ni Sintia pak”. “Gak nyanjung kok, memang kenyataannya gitu. Kamu kok gak perna kliatan misuanya Sin”. “Dia sibuk banget pak, jarang dirumah deh”. “Wah jablay dong ya”. “Iya ni, temen2 kantor juga bilang gitu. Bapak ndiri kok lebi sering kliatan dirumah, kerjanya dari rumah ya pak”. “Aku partner ma temenku, dia yang operasional, jadi aku skali2 ja kekantor kalo mo miting atao ada keperluan bisnis laennya”. “Wah enak dong pak, masi muda dah bisa snatai, tiap bulan tinggal nrima berjut jut ya pak, bole tu dibagi ke Sintia”. “Dia tertawa saja, “Jut jut panya”. “Iya ya masak cuman jut2, ratusan jut harusnya”. “wah itu mah gak sebulan lah Sin. Trus kamu ngapain ja kalo malem”. “Ya bengong ndirian ja pak, pulang, makan, beberes, liat tv trus bo2, mo ngapain lagi”. “Bosen dong ya”. “Banget, bapak ndiri pa gak bosen dirumah terus”. “Aku si ada ja yang dikerjain, kan kerjaan kantor suka dikirim kurir ke rumah”. “Kayanya bapak juga ndirian dirumah ya”. “Iya si, keluarga gak mo diboyong kemari, jadi ya pisah rumah deh, paling sebulan sekali aku kesana”. “Dimana si pak kluarganya”. Dia menyebutkan satu kota. “Oh gak jauh dong”. “Iya si, tapi kalo nglaju tiap ari mah cape lah, palagi macetnya itu lo”. “wah setornya sebulan sekali dong pak”. “Setor paan”. “Ya setor duit dan setor yang satu itu”, sengaja aku mancing2 dia. “Yang satu paan si”. “Pura2 gak tau ja ni sibapak”. “beneran gak tau tu”. “Masak si, Sintia jadi malu ni ngomongnya”. “Kok malu, kan masi pake baju, kalo bugil baru malu, apa enggak ya”. Kami tertawa aja. “masak bugil gak malu si pak, kalo dikamar ya enggak, tapi kalo depan bapak ya malu lah”. “Kok malu, coba deh bugil, ntar saya blay”, dia tertawa, wah dia mulai anget juga neh ngomongnya. “Mangnya bapak mo liat Sintia bugil didepan bapak, trus nanti diperkosa lagi”. “Kan kamu maunya kan”. “Ya gak lah pak, masak diperkosa, yang romantis2 gitu dong”. “Beneran mau yang romantis? aku juga mau kok”. Wah dah nyambung ni ngomongannya, tapi aku masi jual mahal.
“Ntar bapak kecewa lagi kalo dah liat Sintia bugil”. “Kayanya si enggak, liat dari luar ja dah sexy gini, palagi kalo dibugilin”, dia menggandeng tanganku dan mengajakku pulang. wah dah gak nahan dia rupanya. “Pak, ntar diliat tetangga, masak kita gandengan”. Dia melepaskan gandengannya. “Kita keluar aja yuk, jangan dirumahlah kalo mo berbugil ria”. Aku diem aja, wah kejadian ni, asik. “Mangnya bapak mo ngajak Sintia kemana”. “Kevila aja yuk, punya temenku, jarang banget ditinggalin, gak jauh kok”. Aku cuman ngangguk. Sampai dirumah kita janjian ktemu digerbang komplex aja supaya gak menyolok pergi bareng. Aku masuk rumah beberes ja, aku bawa bikiniku dan seperangkat baju ganti dan dalemannya, kosmetik ringan juga aku masukin ke tas kecilku. Aku memang dandannya yang simel2 saja sehingga gak banyak perlu kosmetik, hemat kan jadi prempuan kaya aku. Deket rumahku ada ojek mangkal, segera saja aku minta tukang ojek nganter aku keluar komplex. Diluar gerbang komplex, kulihat mobil si bapak dah nunggu. aku turun dari ojek dan bayar ongkosnya. Setelah yakin gak da yang memperhatikan aku segera aku menyelinap masuk mobilnya. “Bawa apaan tu Sin”. “Baju ganti pak”. “Mangnya perlu pake baju ya”. “Ih si bapak”, kataku manja sambil mencubit lengannya. “Kita cari sarapan dulu ya Sin”. “terserah bapak aja deh”. “Manggilnya jangan bapak lah, formal amir”. “Kok gak hasan pak”. Dia tertawa, ngerti maksudku apa dengan hasan. “Abis musti manggil apa, om deh ya, kan om lebi tua dari Sintia”. Dia senyum2 ja mendengarnya. Dia ngajak aku mampir di warung bubur ayam. “pernah makan bubur dimari Sin”. “Blon perna om, om tau aja tempt makan enak”. “ya kudu tau lah”. Memang enak banget bubur ayamnya, setelah makan dia ngajak aku ke mini market deket warung bubur ayam itu, beli camilan, mi nstan, minuman dan keperluan divila. Katanya si vilanya gak da papanya. “Makanan beli disana aja ya, deket situ ada warung sunda kok, enak makanannya”. “atur aja deh om”. Mobilpun mluncur menuju ke tekape. Di jalan aku becanda2 ja ma si om, dia humoris sehingga aku suka terpingkal2 mendengar guyonannya yang vulgar2 itu. Tangannya sering ngelus2 pahaku yang masi dilapisi jins ketat. “Dah gak sabar ya om”. Dia cuma senyum sambil mencubit pelan pahaku, sehingga aku menggelinjang.
Sesampainya aku disana, hari sudah lewat tengah hari. “Kita cari makan dulu yuk say”. “Kok say si om”. “Iya aku kan sayang ma kamu”. “wah senengnya disayang ma lelaki ganteng”. “Mangnya aku ganteng ya say”. “Banget, dibanding ma yang dirumah. Bodi om asik lagi, gak krempeng”. “Bwahnya juga asik kok say”. aku senyum aja sambil ngebayangin kaya apa kontolnya kalo dah ngaceng, jadi horny deh. Warung yang dibilang sibapak menyediakan makanan prasmanan, serba sunda, makan tinggal nyomot2 lauknya aja. Kenyang banget deh kalo maen comot makanan, abis smuanya kliatannya enak si. Si bapak membayar bil makanannya dan segera meluncur ke vila temennya. Gerbangnya tertutup, si bapak membunyikan klakson 4 kali, dari balik gerbang muncul bapak2 tua, dia manggut ke bapak dan membukakan gerbangnya. Bapak tua tu yang membersihkan dan nungguin vila. “Dah beres semuanya gan, makanan ada di meja, saya pamit dulu ya gan”. Si bapak kulihat menyelipkan uang warna merah 2 lembar ke tangan si bapak. “makasih banyak pak”. Tu bapak tua segera menutup gerbang vila dan tinggallah kami berdua disitu.Vilanya gak besar, halaman depannya kecil, tapi cukup untuk menampung 2 mobil, pager tinggi melingkari bangunan. Tapi di bagian belakangnya luas sekali, dipenuhi pepohonan rimbun, bahkan ada pool yang cukup besar. ada beberapa payung dipinggir pool dan ada saung yang dipenuhi dengan taneman merambat, romantis sekali suasananya. Dipojokan halaman ditempat yang agak tertutup kulihat ada mesin cuci pakean dan rak buat ngejemur pakean. Ruang dalem sebra minimalis, ada ruang besar yang berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang makan lengkap denga peralatan audiovisual dan lemari es serta dispenser, dapur dengan peralatan memasaknya, dan 2 kamar tidur besar dengan kamar mandi didalem. Kamar mandinya serba alami, ada gentong dengan ciduk batok kelapa, wastafel dan kaca rias. Ada juga shower dibagian kamar mandi yang terbuka. Kamar mandinya ternyata nyambung dengan pool dibelakang. Efisien banget ngatur pembagian lahannya, abis brenang bisa bebersih di kamar mandi, langsung masuk kamar, gitu kali maksudnya ya. Kulihat di meja makan sudah tersaji hidangan ala sunda juga, karena sudah makan ya buat ntar malem aja. Ada microwave oven sehingga gak ribet kalo mo ngangetin.
Segera aku menuju ke kolam renang. “Say, kamu bawa bikini gak, tuker dulu gih sana”. aku mengambil bikiniku dan segera menuju kekamar mandi. Ketika keluar berbikini ria, kembali dia menyambut dengan vulgarnya, “Wah say, bener2 napsuin kamu”. Langsung aja aku tenggelam dalam pelukan si bapak. Dia meletakkan tangannya di pahaku, tangan itu merabai pahaku secara perlahan sambil tangan satunya merangkulku dan mulai mremas tokedku. “Kan toked Sintia gak besar, kok om jadi napsu ngeremesnya si”. “kamu kan imut, pasti punya kamu juga rapet banget, jarang dipake kan”. aku meringis dan mendesah lebih panjang. Sementara lidahnya menjilati leherku, ke atas terus menggeliitik kupingku dan menyapu wajahku. Dia memegang tanganku dan meletakkannya diatas gundukan besar diselangkangannya yang masih tertutup celpen. Kuremas gundukan itu, “wah om besar banget si”. “Mangnya punya misua kecil ya say”. “besar juga si, tapi punya om super besar dan panjang lagi, apa muat segini dimasukin di mem3k Sintia”. Bibirku dipagutnya, kami berciuman dengan hot, lidah kami keluar saling jilat dan belit. Sambil berciuman, dia mengurai ikatan bra bikiniku sehingga tokedku terekspos sudah. Dia langsung mencaplok toked kiriku dengan liar dan ganas, pipinya sampai kempot menyedot benda itu. Tangan satunya mengorek-ngorek memekku dari samping cd bikiniku yang minim sambil mengelusi punggungku. Dia masih terus menciumiku, lidahnya terus menyapu rongga mulutku, begitu pula aku dengan liar beradu lidah dengannya. Jempolnya menggesek-gesek pentilku diselingi pencetan dan pelintiran. Aku sendiri makin intens mremas kontolnya. Kini dia suruh aku merunduk (sehingga posisiku setengah berbaring ke samping) dan mengemut kontolnya. Dengan bernafsu, aku melayani kontolnya dengan mulut dan lidah, mula-mula kujilati buah pelir dan batangannya dengan pola naik-turun, sampai di kepalanya sengaja aku gelitik dengan lidah dan kukulum sejenak. Pemiliknya sampai mengerang-ngerang keenakan sambil mremasi tokedku. Ikatan cd bikiniku diurai juga sehingga dengan mudah dia bisa mengobok-obok memekku dengan jari-jarinya, liang itu pun semakin becek akibat perbuatannya, cairanku nampak meleleh keluar dan membasahi jarinya. “Enngghh.. Uuuhh.. Uhh!” desahku disela-sela aktivitas menyepong.
Kemudian dia rebahan di matras dan dia suruh aku naik ke wajahnya, rupanya dia mau menjilati memekku, posisi 69 gitu. Kontolnya terus kukocok-kocok sambil mengemut pelirnya. Aku menyentil-nyetilkan lidah pada lubang kencingnya sehingga dia mengerang nikmat. “Ayo dong say, aku masukin ya, jangan cuma dibikin geli gitu” katanya sambil menekan kontolnya masuk ke mulutku, aku membelakak karena sesak. Aku memaju-mundurkan kepalaku mengemut kontolnya. Mulutku penuh terisi oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahanku tertahan. dia menjulurkan lidahnya menyapu bibir memekku. Tangan kanannya mengelus-elus pantat dan pahaku, tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati tokedku. pinggulku yang meliuk-liuk keenakan. Lidahnya menjilat lebih dalam lagi, dipakainya dua jari untuk membuka bibir memekku dan disapunya daerah itu dengan lidahnya. Memekku jadi tambah basah baik oleh ludah maupun cairanku sendiri. “Emmh.. Emmhh.. Angghh!” aku mendesah tertahan dengan mata merem-melek. Cairan bening meleleh membasahi memekku dan mulutnya makin mendekat ke selangkanganku dan menyedot memekku selama kurang lebih lima menit, selama itu tubuhku menggelinjang hebat dan sepongan terhadap kontolnya makin bersemangat.
Puas menikmati memekku, dia mengambil posisi duduk dan menaikkan aku ke pangkuannya. Tangannya yang satu membuka lebar bibir memekku sedangkan yang lain membimbing kontolnya memasuki liangku. Aku menurunkan tubuhku menduduki kontolnya hingga melesak ke dalam diiringi eranganku panjang. Terasa sekali benda bulat panjang nesar itu membelah memekku yang blon perna kemasukan kont0l sebesar itu. Diapun juga melenguh nikmat akibat jepitan memekku yang kencang itu. Aku mulai naik-turun di pangkuannya, tokedku diremasi dengan gemas. Aku terus menaik-turunkan tubuhku dengan bersemangat, semakin lama makin cepat dan mulutku menceracau tak karuan. Makin kerasa desakan kontolnya yang selain besar juga panjang sehingga seakan2 meembus masuk ke perutku. “Oohh.. Aauuhh.. Aahh!” lolongku dengan kepala mendongak ke langit bersamaan dengan tubuhku yang mengejang, kudekapnya kepalanya erat-erat sehingga wajahnya terbenam di belahan tokedku. Aku ambruk di pelukannya dengan kont0l masih tertancap. Dia mendekapku dan mencumbuku mesra, lidah kami berpaut dan saling menghisap. Dia mengambil minum dari dalem rumah, diberikannya ke aku dan langsung kutenggak sehingga abis. “Wah exhausted ya say”. “iya om, kan abis kerja keras. om belon ngecret tu”.
Aku direbahkannya kematras. Kedua pergelangan kakiku dipegangnya lalu dia bentangkan pahaku lebar-lebar. Setelah menaikkan kedua betisku ke bahu, dia menyentuhkan kepala kontolnya ke bibir memekku. Kembali memekku diregangkan maksimal untuk menampung kont0l besar yang menerobos masuk. Dia kembali mengerang nikmat akibat jepitan dinding memekku. “Uuuhh.. Uhh.. Sempit banget sih” erangnya ketika melakukan penetrasi. Dia mulai menggerakkan kontolnya pelan, aku merespon dengan rintihan. Dia menaikkan tempo permainannya, disodok aku sesekali, digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya mremasi pantatku. Aku semakin menggeliat keenakan, desahanku pun semakin mengekspresikan rasa nikmat Dia merundukkan badannya agar bisa menyusu dari tokedku, diemut-emut dan ditariknya pentilku dengan mulutnya.Sekitar limabelas menit kemudian aku mulai mengejang dan mengerang panjang menandai klimaksku. Tapi dia tanpa peduli terus menggenjotku hingga beberapa menit kemudian. Diapun mulai mengejang, “Crot dimana say”. “Didalem ja om biar tambah nikmat”. “hehhhh”, desahnya ketika dia menancapkan kontolnya dalam2 di memekku dan kemudian terasa sekali semburan pejunya yang banyak banget. Dia rebah menindihku. “Nikmat banget say”. aku seneng ja dipuji kaya gitu. “Sintia juga nikmat banget om, masi ada ronde kedua kan om”. Dia hanya menggangguk dan mencium bibirku. Karena lelah berbaur nikmat, aku jadi terlelap di saung itu, waktu aku bangun hari dah gelap, lampu saung blon dinyalakan. Aku segera bangun dan menuju ke rumah. aku mandi dulu menyegarkan badan. selesai mandi aku keluar hanya mengenakan t shirt kedodoran yang menjadi semacam rok mini buat aku, didalemnya tentu ja polos.
Si om lagi ngangetin makanan di microwave oven. “Dah laper lagi ya say, kan kerja keras barusan”. Aku cuma ngangguk. Selesai ngangetin makanan, dia pergi mandi sedang aku melahap makanan. Selesai makan, si om belon kluar dari kamar. Aku duduk di sofa sambil ngeliat tv, pake parabola tentunya. Aku mencari film dari channel yang hanya memutar film, pastinya di channel filmnya puti semuanya, gak da yang blau. Tak lama lagi, si om kluar hanya dengan lilitan anduk dipinggang. dia mendekati dan memelukku, berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kugenggam kontolnyanya dan kupijati. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Segera saja tshirt yang kukenakan sudah terlepas. dia masi ja terbengong-bengong menyaksikan keindahan tubuhku, tangannya merabai paha dan pantatku. “Say cukur jembut yah, jadi rapih deh hehehe..” komentarnya terhadap jembutku yang secara berkala kurapihkan pinggir-pinggirnya hingga bentuknya memanjang. Menanggapinya aku hanya tersenyum seraya mendekatkan memekku sejengkal dan sejajar dari wajahnya, seperti yang sudah kuduga, dia langsung melahapnya dengan rakus. “Eemmhh.. Yess!” desahku begitu lidahnya menyentuh memekku. Kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas. Sapuan lidahnya begitu mantap menyusuri celah-celah kenikmatan pada memekku. Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu itilku yang sensitif. Mulutnya kadang mengisap dan kadang meniupkan angin sehingga menimbulkan sensasi luar biasa.
Sementara tangannya terus mremas pantatku dan sesekali mencucuk-cucuk pantatku. Aku mengerang sambil mremas rambutnya sebagai respon permainan lidahnya yang liar. Puas menjilati memekku, dia menyuruhku duduk menyamping di pangkuannya. Dengan liarnya dia langsung mencaplok tokedku, pentilku dikulum dan dijilat, tangannya menyusup diantara pahaku mengarah ke memekku. Selangkanganku terasa semakin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang memekku.
Selain tokedku, ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya sehingga menimbulkan sensasi geli, terkadang dihirupnya ketiakku yang beraroma parfum bercampur keringatku. Tanganku merambat ke bawah mencari kontolnya, benda itu kini telah mengeras seperti batu. Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku. Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari memekku begitu dia keluarkan. Disodorkannya jarinya ke mulutku yang langsung kujilati dan kukulum, terasa sekali aroma dan rasa cairan yang sudah akrab denganku. Tubuhku ditelentangkan di meja ruang tamu dari batu granit hitam itu setelah sebelumnya dia singkirkan benda-benda diatasnya. Nafasku makin memburu ketika kontolnya menyetuh bibir vaginaku. “Cepet om, masukin dong, nggak tahan lagi nih!” pintaku sambil membuka pahaku lebih lebar seolah menantangnya. Karena mejanya pendek, si om harus menekuk lututnya setengah berjinjit untuk menusukkan kontolnya. Aku menjerit kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai membelah lubang memekku. Selanjutnya kami larut dalam birahi, aku mengerang sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala atau menggigit jariku. Kini dia berdiri tegak memegangi kedua pergelangan kakiku, sehingga pantatku terangkat dari meja. Tokedku terguncang-guncang mengikuti irama goyangannya yang kasar. Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar.
Sekarang dia merubah posisi dengan menurunkan setengah tubuhku dari meja, dibuatnya aku nungging dengan kedua lututku bertumpu di lantai, tetapi badan atasku masih di atas meja sehingga kedua tokedku tertekan di sana. Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin deras saja. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu yaitu bunyi plok.. plok.. tak beraturan yang bercampur baur dengan erangan kami. Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di meja. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari kontolnya yang masih tegang.Aku cuma diangkat dan dibaringkan di sofa, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai. Dia kemudian menggendong tubuhku dan membawaku ke kolam. “Say, kita nyebur juga yuk, biar seger” ajaknya. Aku menganggukkan kepala menyetujuinya walaupun diluar sudah gelap, hanya diterangi lampu yang ada di saung sehingga cahaya hanya remang saja. diapun melangkah turun ke air, di sana tubuhku dia turunkan hingga terendam air. Hmm.. Rasanya dingin dan menyegarkan, sepertinya keletihanku agak terobati oleh air. Air kolam merendamku hingga dada ke atas, aku sandaran pada dinding kolam mengendurkan otot-ototku. Dia kembali menghampiri dan menghimpit tubuhku. Diciumnya aku dibibir sejenak lalu ciumannya merambat ke telinga dan leher sehingga aku menggeliat geli. Kontolnya kugenggam lalu kukocok di dalam air. Dia angkat satu kakiku dan mendekatkan kontolnya ke memekku. Dengan dibantu tanganku dan dorongan badannya, masuklah kont0l itu kembali ke memekku.
Air semakin beriak ketika dia memulai genjotannya yang berangsur-angsur tambah kencang. Kakiku yang satunya dia angkat sehingga tubuhku melayang di air dengan bersandar pada tepi kolam. Aku menengadahkan wajah menatap langit yang sudah gelap dan mengeluarkan desahan nikmat dari mulutku. Mulutnya melumat tokedku dan mengisapnya dengan gemas membuatku semakin tak karuan. Dia memang sungguh perkasa, padahal kan sebelumnya dia sudah membuat aku klojotan. Aku sudah mulai kecapekan karena sodokan-sodokan brutalnya. Gesekan-gesekan kontolnya dengan dinding memekku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan hingga akhirnya aku klimaks lagi bersamaan dengan dia. Pejunya yang hangat mengalir mengisi memekku. “Say keluar nih aku. ngentotin kamu nikmat banget deh. Mem3k kamu peret abis sehingga kerasa banget empotannya.” “abis kontol om besar si. Sintia kan baru sekali ini ngerasain kont0l segede punya om, terang ja peret banget jadinya.” Setelah napas ngos2anku mereda, kami keluar kolam, aku diajak ke kamar. Karena cape, aku sbentar saja sudah terlelap diranjangnya yang besar, masi telbul tentunya.
Ketika aku terbangun, hari dah terang kayanya, sinar matahari kelihatan menembus gorden kamar. Si om masuk membawa nampan berisi toast, kopi dan creamernya serta gula. “Sarapannya ini aja ya say. Kamu tidur nyenyak sekali”. “Iya om, kan kemaren kerja keras ma om, baru sekali ini ada kont0l XL yang ngaduk2 mem3k Sintia sampe terkapar gini, bentar lagi maen lagi ya om”. “wah kamu hyper juga neh, makan dulu lah”. “Bukannya hyper om tapi memanfaatkan kesem0patan sebaik2nya”. Dia tertawa. Dia melapisi toast dengan mentega kemudian mengoleskan sele nanas buat aku. Kemudian dia menuangkan creamer kedalam kopi dan menambahkan sesendok teh gula, diaduknya dan diberikannya juga ke aku, “Kalo kurang manis tambah gulanya ndiri ya”. “Sintia kan dah manis om, gak perlu gula lagi”. “Kamu bukan cuma manis, tapi nikmat banget In”. Kami berdua pun melahap semua yang dihidangkannya. “Dah kenyang om, skarang….” “Waktunya have fun”. Dia duduk selonjoran di ranjang dan mendekap aku yang duduk membelakanginya bersandar pada tubuhnya. Toked kiriku segera dipencet-pencet dan dimainkan pentilnya. Pahaku terbuka lebar dan dipangkalnya tangannya bermain-main diantara kerimbunan jembutku, mengelusi dan mengocok dengan jarinya. Tak ketinggalan bahu kiriku yang dicupangi olehnya. Aku hanya mendesah dengan ekspresi wajahku menunjukkan kepasrahan dan rasa nikmat. aku kemudian menelungkup diselangkangannya.Akupun menggenggam kontolnya dan mulai memainkan lidahku, kuawali dengan menjilati hingga basah kepala kontolnya, lalu menciumi bagian batangnya hingga pelirnya. Kantong bola itu kuemut disertai mengocok batangnya dengan tanganku. Perlahan tapi pasti benda itu ereksi penuh karena teknik oralku. Dia menikmati sekali permainan lidahku, dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat kontolnya kukulum dan kuhisap-hisap. Lama juga aku mengkaraokenya, sampai mulutku pegal.
Kemudian dia memagut bibirku yang kubalas dengan tak kalah hot, aku memainkan lidahku sambil tanganku memijat kontolnya. Aku berbaring telungkup diranjang, dia menaikiku lalu menciumku sembari mengelusi punggungku, aku mendesah merasakan rangsangan erotis itu. Ciumannya makin turun sampai ke pantatku, disapukannya lidahnya pada bongkahan yang putih sekal itu, diciumi, bahkan digigit sehingga aku menjerit kecil. Mulutnya turun ke bawah lagi, menciumi setiap jengkal kulit pahaku. Betis kananku dia tekuk, lalu dia emuti jari-jari kakiku. Beberapa saat kemudian dia
menekuk paha kananku ke samping sehingga pahaku lebih terbuka. Aku mulai merasakan jari-jarinya menyentuh memekku, dua jari masuk ke liangnya, satu jari menggosok itilku. Rambutku dia sibakkan dan aku merasakan hembusan nafasnya terasa dekat wajahku. Leher dan tengukku digelikitik pakai lidahnya, juga telingaku, aku tertawa-tawa kecil sambil mendesah dibuatnya. Aku suka rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.Dia mengangkat pantatku ke atas, kutahan dengan lututku dan kupakai telapak tangan untuk menyangga tubuh bagian atasku. Sesaat kemudian aku merasakan benda tumpul menyeruak ke memekku. Aku terpejam menghayati moment-moment penetrasi itu. Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman kontolnya ke dalam tubuhku. Sensasi yang tak terlukiskan terutama waktu dia memutar-mutar kontolnya dimemekku, rasanya seperti sedang dibor saja, aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu, makannya aku selalu mendesah: “Terus.. Terus.. Jangan pernah stop!” Kocokannya padaku bertambah cepat dan kasar, otomatis eranganku pun tambah tak karuan, sesekali bahkan aku menjerit kalau sodokannya keras. Karena sudah tak bisa bertahan lagi, aku mengalami orgasme dahsyat, sementara dia tak mempedulikan kelelahanku, justru semakin gencar menyodokku.
Tanpa melepas kontolnya dia baringkan tubuhku menyamping dan menaikkan kaki kiriku ke pundaknya, dengan begini kontolnya menancap lebih dalam ke memekku. Selangakanganku yang sudah basah kuyup menimbulkan bunyi kecipak setiap menerima tusukan. Sambil terus menggenjot, dia menyorongkan kepalanya ke tokedku, pentilku ditangkap dengan mulut kemudian digigit dan ditarik-tarik, aku merintih dan meringis karena nyeri, namun juga merasa nikmat. Aku merasakan sebentar lagi giliran aku klimaks, dinding memekku makin berdenyut. “Ayoo.. om, terus.. Sintia sudah mau..!” desahku dengan nafas tersenggal-senggal. Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku makin terbakar, aku menggeliat2. Desahan panjang menandakan orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku membasahi selangkanganku. Dia melepas kontolnya dan menurunkan kakiku, pejunya dikeluarkan di dadaku, setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh tokedku hingga basah mengkilap. Belum habis rasa lelahku, dia sudah tempelkan kepala kontolnya di bibirku, menyuruh membersihkannya. Dengan sisa-sisa tenaga aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku dengan lemas, kujilat bersih dan sisa-sisa pejunya kutelan saja.Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras, dadaku naik-turun dengan cepat karena ngos-ngosan. “Napa gak dingecretin didalem om, kan lebi nikmat”. “Buat variasi ja say”. Selesai itu, kami bebenah. Terbayar deh rasanya blayku sekian lama, mulai hari ini aku gak akan jablay lagi karna ada tetangga perkasa yang bisa memuaskan aku yang selama ini ditelantarkan misua.
-
Kisah Memek Sensasi Ngentot Dengan Mbak Nita Super Sexy
Duniabola99.com – Bagaimanapun juga setiap aku liat selangkangannya yang di halus gak di tumbuhi sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok, dengan sedikit daging kecil yang sering disebut klitoris sedikit mencuat antara belahan vagina yang montok mengiurkan kejantanan aku. Perlahan lahan aku usap permukaan vagina mbak Nita yang montok itu, sekali kali aku sisipin jari tengah aku tepat ditengah vaginanya dan aku gesek gesekan hingga terkadang menyentuh klitorisnya. Desahan demi desahan akhirnya menyadarkan mbak Nita dari tidurnya yang lelap.
“mmmm….sssshh…..oooohh, Donn… kok gak bangun mbak sih. Padahal mbak dari tadi tungguin kamu, sampai mbak ketiduran.” Ucap mbak Nita sama aku setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari nakal aku. Tapi mbak Nita gak mau kalah, tanpa diminta mbak Nita tahu apa yang aku paling suka.
Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana dalam gue hingga dengkul, karena kejantanan aku sudah mengeras dan menegang dari tadi.
Mbak Nita langsung mengenggam batang kejantanan aku yang paling ia kagumi semenjak kejadian waktu itu.
Dijilat jilat dengan sangat lembut kepala kejantanan aku, seakan memanjakan kejantanan aku yang nantinya akan memberikan kenikmatan yang sebentar lagi ia rasakan. Tak sesenti pun kejantanan aku yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu. Dikemut kemut kantong pelir aku dengan gemasnya yang terkadang menimbulkan bunyi bunyi “plok.. plok”. Mbak Nita pun gak sungkan sungkan menjilat lubang dubur aku. Kenikmatan yang mbak Nita berikan sangat diluar perkiraan aku malam itu.“Mbak….uuuh. enak banget mbak. Trus mbak nikmatin Kontol saya mbak.” Guyam aku yang udah dilanda kenikmatan yang sekarang menjalar.
Semakin ganas mbak Nita menghisap Kontol aku yang masuk keluar mulutnya, ke kanan kiri sisi mulutnya yang mengesek susunan giginya. Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa aku ceritain, ngilu. Hingga akhirnya pangkal unjung Kontol aku terasa ingin keluar.“Mbak… Donny mau keluar nih…” sambil aku tahan Kontol aku didalam mulutnya, akhirnya aku muncratin semua sperma didalam mulut mungil mbak Nita yang berbibir tipis itu.
“Croot… croot… Ohhh… nikmat banget mbak mulut mbak ini, gak kalah sama memekmbak Nita. Namun kali ini mbak Nita tanpa ada penolakan, menerima muncratan sperma aku didalam mulutnya. Menelan habis sperma yang ada didalam mulutnya hingga tak tersisa. Membersihkan sisa sperma yang meleleh dari lubang kencing aku. Tak tersisa setetespun sperma yang menempel di batang Kontol aku. Bagaikan wanita yang kehausan di tengah padang gurun sahara, mbak Nita menyapu seluruh batang Kontol aku yang teralirkan sperma yang sempat meleleh keluar dari lubang kencing aku.
Lalu dengan lemas aku menindih tubuhnya dan berguling ke sisinya. Merebahkan tubuh aku yang sudah lunglai itu dalam kenikmatan yang baru tadi gue rasakan.
“Donn… memekmbak blom dapet jatah… mbak masih pengen nih, nikmatin sodokan punya kamu yang berurat panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam memekmbak….” pinta mbak Nita sambil memelas. Mengharapkan agar aku mau memberikannya kenikmatan yang pernah ia rasakan sebelumnya.“Tenang aja mbak… mbak pasti dapat kenikmatan yang lebih dari pada sebelumnya, karena punya saya lagi lemes, jadi sekarang mbak isep lagi. Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini bangun kembali. Oke.”
Tanpa kembali menjawab perintah aku. Dengan cekatan layaknya budak seks. Mbak Nita menambil posisi kepalanya tepat di atas Kontol aku, kembali mbak Nita menghisap hisap. Berharap keperkasaan aku bangun kembali. Segala upaya ia lakukan, tak luput juga rambut halus yang tumbuh mengelilingi batang Kontol aku itu dia hisap hingga basah lembab oleh air ludahnya.Memang aku akuin kemahiran pembantu aku yang satu ini hebat sekali dalam memanjakan Kontol aku didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil kejantanan aku kembali mencuat dan mengeras untuk siap bertempur kembali.
aku memberi aba aba untuk memulai ke tahap yang mbak Nita paling suka. Dengan posisi women on top, mbak Nita mengenggam batang Kontol gue. Menuntun menyentuh mem*knya yang dari setadi sudah basah. Kontol aku di gesek gesek terlebih dahulu di bibir permukaan mem*knya. Menyentuh, mengesek dan membelah bibir mem*knya yang mengemaskan. Perlahan Kontol aku menerobos bibir mem*knya yang montok itu. Perlahan lahan Kontol aku seluruhnya terbenam didalam liang kenikmatannya. Goyangan pinggulnya mbak Nita membuat aku nikmat banget. Semakin lama semakin membara pinggul yang dihiasi bongkahan pantat semok itu bergoyang mempermainkan Kontol aku yang terbenam didalam mem*knya.“uh… Donn. Punya kamu perkasa banget sih. Nikmat banget….” dengan mimik muka yang merem melek menikmati hujaman Kontol aku ke dalam liang senggamanya.
“memekmbak Nita juga gak kalah enaknya. Bisa pijit pijit punya saya… memekmbak di apain sih… kok enak banget.”
“Ih… mau tahu aja. Gak penting diapain. Yang penting kenikmatan yang diberikan sama memekmbak sama kamu Donn….” sahut mbak Nita sambil mencubit pentil tetek aku.“Donn… ooohh…. Donn…. mbak mmmmauu kluuuuaaarr… ooohh.” Ujar mbak Nita sambil mendahakkan kepalanya ke atas, berteriak karena mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai mbak Nita ambruk merebahkan tubunya yang telanjang tepat di atas badan aku. Untung saja posisi kamar mbak Nita jauh dari kamar kamar saudara dan ortu aku. Takutnya teriakan tadi membangunkan mereka dan menangkap basah persetubuhan antara pembantu dengan anak majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.
Lalu karena aku belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Nita mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang Kontol aku dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini gue yang menyodok nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang aku gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Nita dalam setiap sodokan demi sodokan yang aku hantam kedalam mem*knya itu.
“Donn…. kamu kuat banget Donn… aaah… uuuhhh… ssshhhh…. ooohhh…” erangan demi erangan keluar silih berganti bersama dengan keringat yang semakin mengucur di sekujur badan aku dan mbak Nita.“Truuuus… Donn… sodok trusss memekmbak Doooonn. Jangan perduliin hantam truuuss.” Erangan mbak Nita yang memerintah semakin membuat darah muda aku semakin panas membara. Sekaligus semakin membuat aku terangsang.
“Suka saya entot yah mbak… Kontol saya enak’kan… hhmmm.” Tanya aku memancing birahinya untuk semakin meningkat lagi.
“hhhhhmmmm… suka….sssshhh… banget Donn. Suka banget.” Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar bersama dengan nafasnya yang menderu dera karena nafsu birahinya kembali memuncak.
“Bilang kalau mbak Nita adalah budak seks Donny.” Perintah aku.
“Mbak budak seks kamu Donn, mbak rela meskipun kamu perkosa waktu itu…. Ohhhh… nikmatnya Kontol kamu ini Donn.”
Semakin kencang Kontol aku entotin mem*knya mbak Nita. Mungkin seusai pertempuran ranjang ini mem*knya mbak Nita lecet lecet karena sodokan Kontol aku yang tak henti hentinya memberikan ruang untuk istirahat.
Merasa sebentar lagi akan keluar, maka aku balikkan posisi tubuh mbak Nita dibawah tanpa harus mengeluarkan Kontol yang sudah tertanam rapi didalam mem*knya. aku peluk dia trus aku balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan.aku buka lebar lebar selangkangan mbak Nita dan kembali memompa memekmbak Nita. Terdengar suara suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “plok… plok…” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang aku hantam ke dalam liang vaginanya. Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, Kontol aku seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujangan yang aku berikan. Maka erangan mbak Nita yang tertahan itu mengeras.
Sampai saatnya terasa kembali denyut denyutan yang semula aku rasakan, namun kali ini denyut itu semakin hebat. Seakan telah di ujung helm surga aku. aku tahan gak mau permainan ini cepat cepat usai. Setiap mau mencapai puncaknya. aku pendam dalam dalam Kontol aku di dalam lubang senggamanya mbak Nita. -
Video bokep Joleyn Burst bermain poker
-
Kisah Memek Tergoda Lekuk Tubuh Indah Istri Temanku
Duniabola99.com – Kami coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah.
Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku.Entah pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya Andik.
Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas budi.
Sekitar pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami kontrak.
Maklum mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.
“Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.
Hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.
Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.
Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita.Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.
Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar.
Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.
“Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.
“Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.
“Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.
“Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.
“Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.
“Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.
“Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadi
Setelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan.Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.
“Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.
“Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.
Setelah saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di Sulawesi.
Ia kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa dibangun.
Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami tutup-tupi.
Lebih heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik (suaminya itu).
“Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.
“Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.
“Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.“Sekitar jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.00 malam.
Tak lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.
Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.
Karena nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.
“Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.
“Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.
“Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.
“Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.
“Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.“Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.
“M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.
“Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.
“Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.
“Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.
Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,
“Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya.
Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyg & baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.
“Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya.
“Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.
“Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya.
Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.
Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.
Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,
“Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.
“Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.
“Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.
Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film itu.
Awalnya kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg kuharapkan.
Setelah ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.Baru saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman lamaku.
Secara bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.
“Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.
“Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.
“Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.
“Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.
“Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.
“Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.
“Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya dipipiku.
Tanpa sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap sekali.
Aku memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering memegangnya.
Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn menantang.
Akupun memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit.
Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita itu.Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan.
Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.
“Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama meman&gnya.
Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat.
Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.
“Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.
“Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.
“Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.
“Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.
“Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.
Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.
Namun saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga pagi.Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.
Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.
Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.
-
Video Bokep Wakaba Onoue dientot hingga terkulai lemas diatas ranjang
-
Kisah Memek Selingkuh Dengan Gru Privat Anakku
Duniabola99.com – Sebut saja namaku Vina aku seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki seorang anak. Kini dia sudah duduk di bangku kelas 3 SD dan aku begitu menyayanginya hingga akhirnya aku berhenti bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan swasta. Aku relakan gaji yang lumayan besar demi menjaga anakku karena aku bisa di katakan telat memiliki seorang anak.
karena aku melahirkan anakku saat usiaku sudah 32 tahun dan kini dia sudah 3 tahun berarti aku sudah 35 tahun sekarang. Sedangkan suamiku mas Anton berusia 42 tahun, dan kami sering melakukan cerita dewasa hot dengan begitu buasnya, aku begitu menyayanginya karena begitu juga suamiku begitu menyayangi aku tapi kini aku kasihan padanya karena meskipun baru usianya menginjak 42 tahun dia sudah ada penyakit diabetes.Awalnya aku menganggapnya biasa saja tapi lama kelamaan dia semakin menjadi laki-laki yang kurang begitu normal dia tidak lagi mampu memberikan kepuasan padaku. Hingga akhirnya aku kangen akan belaian seorang laki-laki, dan aku berusaha untuk membuang rasa itu namun akhirnya tetap saja rasa itu selalu hadir dalam benakku ingin rasanya aku membeli alat vibrator seperti yang aku lihat di medsos.
Ingin rasanya aku mempuaskan diri seperti dalam cerita dewasa hot menggunakan alat itu. Tapi aku malu dan tidak tahu harus bagaimana lagi sampai akhirnya suamiku ada rencana untuk mencarikan anakku guru privat bahasa asing, dan aku hanya mengangguk tanda setuju selang beberapa hari kemudian datang seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun ke rumahku.
Akupun tahu kalau dia adalah guru privat putraku sampai akhirnya tiga minggu sekali dia datang kerumah. Dan aku tahu kalau dia bernama Delon seorang pemuda yang masih duduk di bagku kuliah semester awal, anaknya begitu tampan tapi terlihat dia begitu pemalu karena sampai saat ini dia jarang mengobrol denganku. Paling tidak aku hanya melemparkan senyum padanya.Sampai akhirnya aku pernah melihat dia sedang membersihkan kemejanya yang terkena noda oleh anakku, akupun menyuruhnya untuk mengganti kemejanya. Dia mengikuti saranku saat itu juga aku melihat dada bidangnya begitu menggoda, sampai aku kepikiran untuk melakukan adegan cerita dewasa hot dengannya tapi aku tidak tahu harus bagaimana cara menggaetnya untuk aku dekati.
Tanpa aku duga akhirnya aku mendapat kesempatan untuk melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa hot bersama dengan Delon. Hari itu dia datang kerumah sedangkan anaku baru saja keluar di ajak adikku yang beru main kerumahku. Dan suamiku belum datang juga dari kantornya, dengan setengah merajuk akupun bilang untuk Delon menunggu anakku padahal aku tahu kalau dia datangnya pasti telat.
Karena adikku sudah bilang kalau dia hendak pergi nonton juga dengan pacarnya dan memang ingin mengajak anankku. Setelah menghidangkan teh hangat pada Delon akhirnya akupun melancarkan aksiku untuk menngoda gairah sex Delon, aku dekati dirinya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Melihatnya terdiam akupun mencium pipinya dan tetap saja melihatnya terdiam.Akhirnya akupun melumat bibir Delon dan aku tidak menyangkan kalau dia akan membalas ciumanku. Sampai akhirnya kamipun sudah bergumul di atas sofa itu, aku bersikap agresif pada Delon dengan cara mencium seluruh tubuhnya dan sampai juga pada kontolnya sewaktu aku akan berjongkok di depan kontolnya Delon langsung memagng kedua pundakku sambil menggelengkan kepala.
Dia mengangkat tubuhku ” Kenapa sayang aku ingin memuaskan kamu… ” Kataku dengan tatapan penuh nafsu, namun dia tetap menggelengkan kepalanya dan aku hanya mengikuti apa maunya. Dengan lembut Delon mencium keningku lalu turun pada bibirku saat itulah dia lama mengulum bibirku sampai akhirnya akupun terbuai sambil memejamkan mata aku rasa aku tidak akan bertahan lama.
karena dengan hanya sentuhan bibir aku sudah merasakan kenikmatan yang menjalar pada tubuhku, apalagi ketika Delon mencoba memasukkan kontolnya pada memekku layaknya dalam cerita dewasa paling hot. Rupanya Delon sudah berpengalaman melakukan hal ini karena dia begitu paham memasukkan kontolnya dalam memekku dan dapat langsung menerobos dalam memekku yang sudah lama menunggu hal itu.Aku lihat diapun bergerak di atas tubuhku ” Ooouuugghh… Delon… sa…. yang… aaaaaggghh….. aaaaagggghhhh… sayang… aaaaaggghhhhh… uuuggghhh… ” Terasa nikmat hentakan kontol Delon dalam memeku, akupun memejamkan mata tidak ingin melewatkan kenikmatan pada memekku yang telah lama belum juga merasakan kontol setelah suamiku terkena impotensi.
Sampai akhirnya akupun menyuruh Delon untuk segera menuntaskan permainannya karena aku juga sudah beberapa kali mengalami puncak kenikmatan ” Oooouuuugghhhh ….. aaaaagghhh… aaaaaaagggggghhh…. aaaaagggggggggghhhhh….. Cepat.. De…lon….. aaaagggghhh… ” Mungkin karena permintaanku akhirnya DElon menumpahkan sperma itu dalam mememku dan aku begitu horny karenanya.
Dengan penuh kelembutan aku peluk tubuh Delon yang masih terkulai lemas di atas tubuhku. Dia terlihat begitu puas juga karena tanpa malu lagi Delon terus mencium tubuhku bahkan berkali-kali dia lumat habis bibirku, bagai dalam adegan cerita dewasa aku peluk tubuh Delon meskipun masih licin oleh keringat yang membasahi tubuhnya diapun memeluk erat aku. -
Kisah Memek Di Ajari Ngentot Tante Yosi
Duniabola99.com – Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.
Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.
Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun. Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.
Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.
Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.
“Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante. Situs Judi Online
“Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.
“Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
“Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit putingnya yang sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
“Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
“Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.
Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar. -
Kisah Memek ABG lagi Ngentot di Sekolah
Duniabola99.com – Pertama-tama perkenalkan nama saya Harnowo, berasal dari sebuah kota J di Jawa Tengah. Sekarang ini saya bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Adapun kisah ini terjadi kurang lebih 6 tahun yang lalu saat saya masih kuliah tingkat akhir di kota yang sama.
Sebagaimana kebiasaan kota-kota di Jawa Tengah dimana masyarakatnya hidup saling membantu, demikian juga dengan keluarga saya. Sebagai salah seorang yang memiliki kedudukan relatif tinggi di kantor-nya, bapak saya memiliki beberapa anak buah, yang pada saat ada acara-acara keluarga seperti syukuran, arisan, dll datang ke rumah untuk membantu tanpa diminta sekalipun.Dari beberapa anak buah bapak saya yang sering berkunjung itu ada seseorang yang sering saya perhatikan, sebutlah namanya Mbak Ati yang berusia kurang lebih 8 tahun diatas saya. Orangnya biasa-biasa saja, tidak terlalu cantik bahkan, tetapi menurut saya memiliki sex appeal yang tinggi. Perawakannya, menurut istilah Jawa lencir, artinya badan agak kurus namun tinggi semampai dengan buah dada tidak begitu besar tetapi mengkal. Dari beberapa kedatangan ke rumah saya itulah saya semakin akrab dengan Mbak ati, yang untungnya juga sangat supel untuk bergaul dengan siapa saja, mungkin juga karena saya anak boss-nya.
Sebagai informasi, Mbak Ati berasal dari kota B yang berjarak 50 km dari kota saya, sehingga di kota J itu dia ngekos dan setiap akhir minggu harus bolak-balik untuk menjenguk suami dan anaknya yang terpaksa ditinggal di kota B. Adapun suaminya bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi, dan di kota B suami dan anak Mbak Ati tinggal bersama dengan orang tua Mbak Ati.
Kejadian antara saya dengan Mbak Ati berawal dari kedatangan Mbak Ati bersama salah seorang teman kantornya, yang terus terang saya lupa namanya ke rumah. Hari dan tanggal-nya juga saya lupa, cuma yang saya ingat adalah hari itu adalah selang beberapa hari setelah lebaran. Pada siang itu saya sedang sendirian berada di rumah, dimana saudara-saudara dan orang tua saya sedang bepergian. Maklumlah saat itu saya sedang melakukan penulisan skripsi sehingga banyak waktu di rumah.“Bapak-Ibu ada Mas” tanya Mbak Ati
“Enggak ada Mbak” jawab saya, sambil menerangkan bahwa kedua orang tua saya sedang pergi semenjak pagi, sehingga mungkin siang ini sudah pulang.
“Apa mau ditunggu?” tawar saya kepada mereka.
Mereka lalu mengangguk setuju dengan asumsi orang tua saya akan pulang +/- 1 jam lagi.Kemudian mereka masuk dan duduk lesehan di ruang keluarga rumah saya. Sebagai seorang tuan rumah yang baik, saya tinggal mereka sebenatar untuk membuatkan minuman dan menyuguhkan makanan ringan. Setelah itu kami ngobrol ngalor-ngidul sambil nonton TV yang berada di ruangan tsb.
Selang 15 menit kemudian teman Mbak Ati pamit untuk ke belakang sebentar, sehingga tinggallah kami berdua. Sebagai seseorang laki-laki yang udah lama memperhatikan dan ada kesempatan berdua dengan Mbak Ati, saya keluarkanlah segala kenekatan saya. Sampai sekarang saya selalu tersenyum sendiri mengingat hal tsb. Saya dekati Mbak Ati dengan deg-degan. Agen Judi Bola
“Mbak?” tanya saya,
“Apa?” jawab Mbak Ati
terus diam sebentar, setelah itu ..
“Boleh cium enggak?” kata saya tiba-tiba,
saat itu Mbak Ati diam aja, ya udah saya anggap berarti boleh.
Kemudian saya cium pipinya kanan kiri berulang kali.
Mbak Ati cuman berkata “ati-ati kalau kelihatan temen lho, khan gak enak”.
Demi kehati-hatian pula saya lalu ke belakang untuk memantau aktivitas temen Mbak Ati. Setelah merasa aman, karena temen itu buang air besar maka saya kembali lagi ke ruang keluarga.
“Aman kok Mbak” terang saya sambil menjelaskan keadaan.Kemudian saya ciumin lagi pipinya sekali lagi, setelah itu saya tingkatkan mencium bibirnya. Seperti biasa, pertama-tama ada perlawanan dari Mbak Ati mungkin karena kaget. Namun demikian setelah itu bibir dan lidah kami saling berpagutan. Yang saya ingat waktu itu adalah lipstik yang dikenakan Mbak Ati nempel di bibir saya, sehingga saya harus membersihkan dengan kaos saya hahahaha.
Sambil mengungkapkan kekaguman saya akan bentuk tubuhnya yang lencir, tidak lupa tangan saya kemudian menjelajahi buah dadanya dari luar. Ukurannya tidak begitu besar, mungkin 34A, namun masih mengkal. Tidak puas dengan itu, tangan kanan kemudian saya masukkan ke dalam BH-nya sambil memilin-milin putingnya. Karena ini pengalaman pertama, memang rasanya sulit untuk dilukiskan. Pokoknya benar-benar baru memegang sesuatu yang empuk dan kenyal.Mengingat kami harus berati-hati agar tidak ketahuan teman-nya Mbak Ati, maka saya memutuskan untuk menghentikan serangan. Saya anggap hal tsb. cukup sebagai awalan, yang penting Mbak Ati enggak menolak kalau saya cium dan pegang buah dadanya.
Setelah menunggu selama 1 jam, dimana kedua orang tua saya juga belum kembali, maka Mbak Ati dan temannya memutuskan untuk pulang sambil berpesan agar menyampaikan kepada ortu bahwa mereka berdua tadi telah datang berkunjung.
Selang beberapa waktu setelah kejadian itu, Mbak Ati masih sering berkunjung ke rumah saya untuk sekedar membantu acara keluarga atau kantor, maupun sekedar main-main. Oh iya Mbak Ati memiliki hobi fitnes di sebuah tempat yang berjarak 200 meter dari rumah saya, sehingga setelah selesai sering main ke rumah.
Selang beberapa bulan kemudian baru ada kejadian yang kurang lebih sama dengan kejadian diatas. Hal itu dimulai dengan hampir berakhirnya masa berlaku SIM saya. Mengingat ada saudara Mbak Ati yang bekerja di kepolisian, maka pada saat mengurus perpanjangan SIM, saya meminta bantuan Mbak Ati. Dan Mbak Ati-pun menyetujuinya.
Beberapa urusan yang berkaitan dengan administrasi telah diselesaikan oleh saudara-nya Mbak Ati, dimana saya hanya perlu datang untuk pengambilan foto saja. Karena saya belum kenal dengan saudara-nya itu, saya datang bersama dengan Mbak Ati dengan terlebih dahulu saya jemput dia dengan mobil ke kantornya. Setelah foto, Mbak Ati meminta bantuan saya untuk mengantar dia ke suatu tempat yang lumayan jauh untuk suatu urusan yang penting, mumpung ada mobil katanya. Adapun SIM yang hampir jadi nanti akan diantarkan oleh dia sendiri ke rumah.
“Wah kesempatan lagi nih” pikir saya agak nekat lagi. Kemudian saya ajak ngobrol mengenai kejadian yang telah kami lakukan beberapa bulan sebelumnya. Dia mengatakan enggak apa-apa. Jawaban lain yang saya peroleh malah tidak saya duga, dimana dia mengatakan memiliki beberapa koleksi majalah porno. Tidak saya sia-siakan tawaran itu, kemudian kami ke kos Mbak Ati terlebih dahulu mengambil majalah tsb. Didalam mobil sambil menyetir saya melihat-lihat majalah tsb. Mbak Ati melihat sambil senyum-senyum. Namun karena saya pikir melihat majalah-nya dapat dilakukan di rumah saja, maka sebaiknya saya lebih memanfaatkan kesempatan berdua yang ada.
Sehingga tangan kiri saya mulai saya tempelkan ke paha Mbak Ati. Karena tidak ada penolakan, maka saya teruskan sampai daerah pangkal pahanya. Yang saya inget waktu itu Mbak Ati mengenakan 2 buah celana dalam secara bersamaan. Sehingga serangan saya agak tersendat. Setelah dijelaskan, bahwa dia memakai 2 CD, maka dengan leluasa tangan saya dapat menyentuh daerah kewanitaannya. Selama perjalanan tangan kiri saya banyak berkutat di daerah tsb. sehingga semakin lama semakin basah. Kadang-kadang saya tarik untuk sekedar ganti persneling atau mencium bau daeah kewanitaan. Woow seperti ini ya baunya vagina. Rasanya kayak nano-nano, ramai campur aduk.
Setelah selesai urusannya, Mbak Ati saya antar kembali ke kantornya. Suatu pengalaman baru telah bertambah lagi.Malam harinya, Mbak Ati datang ke rumah saya mengantarkan SIM yang telah jadi, sesuai dengan janjinya pada siang tadi. Selang beberapa waktu setelah Mbak Ati datang, saya juga tidak mengerti mengapa semua serba kebetulan, kedua orang tua saya akan pergi ke acara kondangan. Sehingga yang ada dirumah tinggal saya, Mbak Ati dan seorang adik saya yang masih kecil. Meneruskan acara siang tadi, setelah orang tua saya pergi, Mbak Ati saya tarik ke dalam kamar saya. Pada saat itu adik saya sedang belajar di kamarnya. Dengan sedikit protes, namun tidak saya hiraukan, kami kemudian berciuman bibir dengan hebat. Teknik tarik menarik lidah diperkenalkan oleh Mbak Ati kepada saya. Rasanya benar-benar sangat mengasyikkan.
Sambil melakukan ciuman lidah, tangan saya bergerilya ke sekitar buah dada yang tiada bosan-bosannya saya pegang dan kemudian juga sekitar daerah selangkangannya.Selang beberapa menit kemudian, tanpa pernah ada kata-kata yang keluar, saya lepaskan seluruh pakaian yang menempel pada tubuh Mbak Ati. Benar-benar suatu pemandangan yang sangat indah. Yang menjadi perhatian utama saya adalah bentuk vagina-nya. Benar-benar mengejutkan, tanpa ada bulu yang menempel sedikitpun. Waktu saya tanya, dia menjawab semenjak kecil memang tidak tumbuh bulu sedikitpun di daerah vaginanya. Karena penasaran saya teliti detail daerah vagina-nya. Setelah puas baru saya ciumin bagian dalemnya. Mbak Ati cuman merintih-rintih namun tidak bersuara. Baunya benar-benar kayak nano-nano, sulit untuk digambarkan. Saya yakin para pembaca pernah mengalaminya sendiri. Namun untuk memperoleh yang vaginya tanpa bulu sedikitpun, saya pikir itu adalah pengalaman yang langka. Setelah puas menciumi vaginanya, saya meminta Mbak Ati untuk melakukan oral terhahap kemaluan saya. karena itu adalah pengalaman pertama rasanya benar-benar sangat mengasyikkan. Sehingga dalam hitungan menit pertahanan saya jebol. Kejadian yang tidak saya duga adalah Mbak Ati melahap semua air mani saya.
Mengingat karena Mbak Ati belum puas banget, sedangkan saya sudah lemas, maka saya kemudian menciumi lagi daerah vagina Mbak Ati yang sangat antik tsb. Kurang lebih 20 menit saya ciumin dan akhirnya dengan lamat-lamat setelah Mbak Ati mengucapkan “Ahh” saya akhiri oral sex tsb.Sadar bahwa kami tidak sendirian di rumah, maka untuk sementara kami cukupkan acara pada malam itu sambil saling berbisik untuk melakukan hal-hal yang lebih asyik pada kesempatan lain.
Mungkin cukup sekian dulu untuk artikel Cerita Dewasa Terbaru yang telah saya berikan kepada sobat sekalian pengunjung setia blog ini, dan semoga saja info atau artikel mengenai ini bisa bermanfaat untuk sobat sekalian yang memang sedang mencari nya. Sekian dan terima kasih sudah berkunjung.
-
Kisah Memek Sahabatku sangat liar
Duniabola99.com – Pеrkеnаlkаn nаmаku Ringgo, аku mаѕih kеlаѕ 3 SMU. Sааt itu аku bеrmаin kе rumаh tеmаnku Mela untuk mеngаmbil tugаѕ Sekolah. Diѕаnа аku bеrtеmu dengan sahabat Mela, kаmi рun bеrkеnаlаn, dеngаn роѕtur уаng tinggi ѕеmаmраi, bоdу уаng terlihat biѕа dikаtаkаn besar, аku kirа diа lebih berumur dariku tapi tеrnуаta diа mаѕih 1 SMA, nаmаnуа Airin.
Airin ѕааt itu mаѕih dеngаn раkаin ѕеrаgаm ѕеkоlаhnуа уаng kеtаt dаn tеrlihаt рауudаrаnуа уаng mоntоk, аku tаkѕir ukurаnnуа 34 B, kаmi ѕаling diаm, tарi аku kаdаng mеngаmаti dаdаnуа dаn раntаtnуа уаng ѕеmоk itu, bеrfаntаѕi аku jikа biѕа mеnikmаti tubuh gаdiѕ mungil ini, аku rаѕа dеngаn gеrаk gеriknуа diа рunуа реrаѕааn dеngаnku.Wаh kаrеnа fаntаѕiku hаnуа hауаlаn аkuрun berpamitan kераdа Mela untuk рulаng kаrеnа tugаѕ itu ѕudаh аku bаwа dаn ingin kukеrjаkаn dirumаh, tарi Mela mеnаhаnku dаn mеmintаku untuk mеngаntаr Airin kеrumаhnуа kаrеnа rumаhnуа jаuh dаn kеbеtulаn ѕudаh malam. Karena saat itu aku bаwа mobil, akhirnуа аku mеnуеtujuinуа hitung-hitung ini kеѕеmраtаn untuk mеndеkаti Airin.
Sеtеlаh bеbеrара lаmа tеrdiаm аku mеngаwаli реmbiсаrааn dеngаn mеnаnуаkаn,
“Aра tidаk аdа уаng mаrаh kаlаu аku аntаr сumа bеrduа, еntаr расаr kаmu mаrаh lаgi..?” раnсingku.
Diа сumа tеrtаwа kесil dаn bеrkаtа, “Aku bеlum рunуа расаr kоk.”Sесаrа реrlаhаn tаngаn kiriku mulаi mеnggеrауаng mеnсоbа mеmеgаng tаngаnnуа уаng bеrаdа di аtаѕ раhа уаng dibаlut rоk-nуа. Diа mеmindаhkаn tаngаnnуа dаn tinggаllаh tаngаnku dеngаn раhаnуа.
Tаnра mеnоlаk tаngаnku mulаi mеnjеlаjаh, lаlu tibа-tibа diа mеngаngkаt tаngаnku dаri раhаnуа,
“ Awas Kak, liаt jаlаn dоng! еntаr kесеlаkаn lаgi..”
Dеngаn nаdа ѕеdikit mаlu аku hаnуа bеrkаtа, “Oh iуа ѕоrrу, hаbiѕ еnаk ѕih,” саndаku,
Lаlu diа tеrѕеnуum kесil ѕеаkаn mеnуеtujui tindаkаnku tаdi.
Lаlu аku рun mеmbаwа mоbil kе tеmраt уаng gеlар kаrеnа kеbеtulаn ѕudаh mulаi mаlаm,
“Lоh kоk kе ѕini ѕih?” рrоtеѕ Airin.
Sаmbil mеmаtikаn mеѕin mоbil аku hаnуа bеrkаtа,
“Bоlеh tidаk аku сium bibir kаmu?”
Dеngаn nаdа mаlu diа mеnjаwаb,
“Ahh tidаk tаu аhh, аku bеlum реrnаh gituаn.”
“Ah tеnаng аjа, nаnti аku аjаri,” ѕеrауа lаngѕung mеlumаt bibir mungilnуа.Diа рun mulаi mеnikmаtinуа, ѕеtеlаh hаmрir limа mеnit kаmi mеlаkukаn реrmаinаn lidаh itu. Sаmbil mеmindаhkаn роѕiѕiku dаri tеmраt duduk ѕорir kе ѕаmрing ѕорir dеngаn роѕiѕi аgаk tеrbungkuk kаmi tеruѕ mеlаkukаn реrmаinаn lidаh itu, ѕеmеntаrа itu diа tеtар dаlаm роѕiѕi duduk. Lаlu ѕаmbil mеlumаt bibirnуа аku mеnуеtеl tеmраt duduk Airin ѕеhinggа роѕiѕinуа bеrbаring dаn tаngаnku рun mulаi mеmреrmаinkаn рауudаrаnуа уаng ѕudаh аgаk bеѕаr, diа рun mеndеѕаh,
“Ahh, реlаn-реlаn ѕаkit nih..”
Kеlаmааn diа рun mulаi mеnуukаiku саrа mеmреrmаinkаn kеduа рауudаrаnуа уаng mаѕih dibungkuѕ ѕеrаgаm.
Mulutku рun mulаi mеnurun mеngitаri lеhеrnуа уаng jеnjаng ѕеmеntаrа tаngаnku mulаi mеmbukа kаnсing bаju ѕеrаgаm dаn lаngѕung mеnеrkаm dаdаnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ dеngаn “miniѕhеt” tiрiѕ ѕеrаѕа “miniѕhеt” bеrgаmbаr bunga itu mеnаmbаh gаirаhku dаn lаngѕung mеmindаhkаn mulutku kе dаdаnуа.“Lераѕ dulu dоng ‘miniѕhеt’-nуа, nаnti bаѕаh?” dеѕаhnуа kесil.
“Ah tidаk рара kоk, еntаr lаgi,” ѕаmbil mulаi mеmbukа kаnсing “miniѕhеt”, dаn mulаi mеlumаt рuting рауudаrа Airin уаng ѕеkаrаng ѕеdаng tеlаnjаng dаdа.Sеmеntаrа tаngаn kаnаnku mulаi mеmреrmаinkаn lubаng kеgаdiѕаnnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ rоk dаn tаngаnku kuѕеliрkаn di dаlаm rоk itu dаn mulаi mеmреrmаinkаn lubаngnуа уаng hаmрir mеmbаѕаhi CD-nуа уаng tiрiѕ bеrwаrnа рutih.
Mulutku рun tеruѕ mеnurun mеnuju сеlаnа dаlаm bеrgаmbаr kаrtun itu dаn mulаi mеmbukаnуа, lаlu mеnjilаtinуа dаn mеnuѕuknуа dеngаn lidаhku. Airin hаnуа mеnutuр mаtа dаn mеngulum bibirnуа mеrаѕаkаn kеnikmаtаn. Sеѕеkаli jаri tеngаhku рun kumаѕukkаn dаn kuрutаr-рutаrkаn di lubаng kеwаnitааnnуа уаng hаnуа ditumbuhi bulu-bulu hаluѕ. Diа hаnуа mеnggеnggаm rаmbutku dаn duduk di аtаѕ jоk mоbil mеnаhаn rаѕа nуеri.
Sеtеlаh itu аku kесараiаn dаn mеnуuruhnуа,
“Gаntiаn dоng!” kаtаku.Diа hаnуа mеnurut dаn ѕеkаrаng аku bеrаdа di jоk mоbil dаn diа di bаwаh. Sеtеlаh itu аku mеnggеnggаm tаngаnnуа dаn mеnuntunnуа untuk mulаi mеmbukа сеlаnаku dаn mеlоrоtkаnnуа. Lаlu аku mеnуuruhnуа mеmеgаng bаtаng kеmаluаnku уаng dаri tаdi mulаi tеgаng.
Dеngаn iniѕiаtif-nуа ѕеndiri diа mulаi mеngосоk bаtаng kеmаluаnku.
“Kаlаu digini’in еnаk tidаk kak?” tаnуаnуа роlоѕ.
“Oh iуа еnаk, еnаk bаngеt, tарi kаmu mаu nggаk уаng lеbih еnаk?” tаnуаku.Tаnра bеrbiсаrа lаgi аku mеmеgаng kераlаnуа уаng ѕеjаjаr dеngаn kеmаluаnku dаn ѕаmраilаh mulutnуа mеnсium kеmаluаnku.
“Hiѕар аjа! еnаk kоk kауаk bаnаnа ѕрlit,” diа mеnurut ѕаjа dаn mulаi mеlumаt bаtаng kеmаluаnku dаn tеrkаdаng dihiѕарnуа.
Kаrеnа mеrаѕа mаniku hаmрir kеluаr аku mеnуuruhnуа bеrhеnti, dаn Airin рun bеrhеnti mеnghiѕар bаtаng kеmаluаnku dеngаn rаut mukа уаng ѕеdikit kесеwа kаrеnа diа ѕudаh mulаi mеnikmаti “оrаl ѕеkѕ”. Lаlu kаmi рun bеrgаnti роѕiѕi lаgi ѕаmbil mеnеnаngkаn kеmаluаnku.
Diа рun kеmbаli duduk di аtаѕ jоk dаn аku di bаwаh dеngаn аgаk jоngkоk. Kеmudiаn аku mеmbukа kеduа bеlаh раhаnуа dаn tеlihаt kеmbаli liаng gаdiѕ Airin уаng mаѕih ѕеmрit. Aku рun mulаi bеrѕiар untuk mеnеrоbоѕ lubаng kеmаluаn Airin уаng ѕudаh аgаk bаѕаh, lаlu Airin bеrtаnуа,
“Mаu dimаѕukin ya Kak, mаnа muаt mеmеkku kесilnуа ѕеgini dаn рunуаmu ѕеgеdе рiѕаng?” tаnуаnуа роlоѕ.
“Ah tеnаng аjа, раѕti biѕа dеh,” ѕаmbil mеmukul kесil kеmаluаnnуа уаng mеmеrаh itu dаn diа рun ѕеndiri mulаi mеmbаntu mеmbukа рintu liаng kеmаluаnnуа, mungkin diа tidаk mаu аmbil rеѕikо lubаng kеmаluаnnуа lесеt.Sесаrа реrlаhаn аku рun mulаi mеmаѕukаn bаtаng kеmаluаnku,
“Aаh.. аhh.. sakit Kak,” dеѕаhnуа dаn аku bеruѕаhа mеmоmраnуа реlаn-реlаn lаlu mulаi аgаk сераt,
“Ahh.. аhh.. аhh pelan pelan kak.”Sеtеlаh 5 mеnit mеmоmра mаniku рun ѕudаh mаu kеluаr tарi tаkut diа hаmil lаlu аku mеngеluаrkаn bаtаng kеmаluаnku dаn diа аgаk ѕеdikit tеrѕеntаk kеtikа аku mеngеluаrkаn bаtаng kеmаluаnku.
“Kоk dikеluаrin, kak?” tаnуаnуа.
“Kаn bеlum kеluаr?” tаnуаnуа lаgi.
“Entаr kаmu hаmil,kаn bаhауа, udаh nih аdа реrmаinаn bаru,” hiburku.
Lаlu аku mеngаngkаt bаdаnnуа dаn mеnуuruhnуа tеlungkuр mеmbеlаkаngiku.
“Ngараin ѕih kak?” tаnуа Airin.
“Udаh tunggu аjа!” jаwаbku.
Diа kеmbаli tеrѕеntаk dаn mеngеrаng kеtikа tаngаnku mеnuѕuk раntаt уаng mоntоk itu.
“Aаhh.. аhh.. ѕаkit Kak.. арааn ѕih itu..?”
“Ah, tidаk kоk, еntаr jugа еnаk.”
Lаlu аku mеngеluаrkаn tаngаnku dаn mеmаѕukkаn bаtаng kеmаluаnku dаn teriakan Airin kаli ini lеbih keras.
“Sаbаr уаh Sауаng! еntаr jugа еnаk!” hiburku ѕаmbil tеruѕ mеmоmра раntаtnуа уаng mоntоk.
Tаngаnku рun bеrgеrilуа di dаdаnуа dаn tеruѕ mеrеmаѕ dаdаnуа dаn tеrkаdаng mеrеmаѕ bеlаhаn раntаtnуа. Airin mulаi mеnikmаti реrmаinаn dаn mulаi mеngikuti irаmа gеnjоtаnku.“Ahh tеruѕ.. Kak.. udаh еnаk kоk..” uсарnуа mеndеѕаh.
Sеtеlаh bеbеrара mеnit mеmоmра раntаtnуа, mаniku hеndаk kеluаr lаgi.
“Kеluаrin di dаlаm аjа уаh Rin?” tаnуаku.
Lаlu diа mеnjаwаb, “Ah tidаk uѕаh biаr аku iѕер аjа lаgi, hаbiѕ еnаk ѕih,” jаwаbnуа.Lаlu аku mеngеluаrkаn bаtаng kеmаluаnku dаri раntаtnуа dаn lаngѕung dilumаt оlеh Airin,dihiѕарnуа dеngаn реnuh gаirаh,
“Crоt.. сrоt.. сrоt..” mаniku kеluаr di dаlаm mulut Airin dаn diа mеnеlаnnуа.
Gilа реrаѕааnku ѕереrti ѕudаh tеrbаng kе lаngit kе-7.
“Gimаnа rаѕаnуа?” tаnуаku.
“Ahh аѕin tарi еnаk jugа ѕih,” ѕаmbil mаѕih mеmbеrѕihkаn mаni di kеmаluаnku dеngаn bibirnуа.Sеtеlаh itu kаmi рun bеrраkаiаn kеmbаli, kаrеnа jаm mоbilku ѕudаh рukul 20.15. Tidаk tеrаѕа kаmi bеrѕеtubuh ѕеlаmа 1 jаm lebih. Lаlu аku mеngаntаrkаn Airin kе rumаhnуа di ѕеkitаrаn. Airin tidаk turun tераt di dераn kаrеnа tаkut dilihаt orang tuanya. Tарi ѕеbеlum diа turun diа tеrlеbih dаhulu mencium bibirku dаn meremas batang kontolku.
-
Foto Ngentot Leah Gotti melakukan posisi 69 dengan penis besar
Duniabola99.com – foto Leah Gotti ngentot dengan pasangannya yang berpenis gede melakukan posisi 68 yang sangat memuaskannya dan menelan sperma yang banyak.
-
Kisah Memek Nikmatnya Pentungan Ronda
Duniabola99.com – Aku adalah seorang mahasiswi yang memiliki nafsu seks yang cukup tinggi. Sejak keperawananku hilang di SMA aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau dipikir-pikir, entah sudah berapa orang yang menikmati tubuhku ini, sudah berapa penis yang pernah masuk ke vaginaku ini, aku juga menikmati sekali nge-seks dengan orang yang belum pernah aku kenal dan namanya pun belum aku tahu seperti para tukang yang pernah aku ceritakan pada kisah terdahulu.
Nah ceritanya begini, aku baru saja pulang dari rumah temanku seusai mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah. Tugas yang benar-benar melelahkan itu akhirnya selesai juga hari itu. Ketika aku meninggalkan rumah temanku langit sudah gelap, jam menunjukkan pukul 8 lebih.Yang kutakutkan adalah bensinku tinggal sedikit, padahal rumahku cukup jauh dari daerah ini lagipula aku agak asing dengan daerah ini karena aku jarang berkunjung ke temanku yang satu ini. Di perjalanan aku melihat sebuah pom bensin, tapi harapanku langsung sirna karena begitu mau membelokkan mobilku ternyata pom bensin itu sudah tutup, aku jadi kesal sampai menggebrak setirku, terpaksa kuteruskan perjalanan sambil berharap menemukan pom bensin yang masih buka atau segera sampai ke rumah.
Ketika sedang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sepi dan gelap, tiba-tiba mobilku mulai ngadat, aku agak panik hingga kutepikan mobilku dan kucoba menstarternya, namun walupun kucoba berulang-ulang tetap saja tidak berhasil, menyesal sekali aku gara-gara tadi siang terlambat kuliah jadi aku tidak sempat mengisi bensin terjebak tidak tahu harus bagaimana, kedua orang tuaku sedang di luar kota, di rumah cuma ada pembantu yang tidak bisa diharapkan bantuannya.
Tidak jauh dari mobilku nampak sebuah pos ronda yang lampunya menyala remang-remang. Aku segera turun dan menuju ke sana untuk meminta bantuan, setibanya di sana aku melihat lima orang di sana sedang ngobrol-ngobrol, juga ada dua motor diparkir di sana, mereka adalah yang mendapat giliran ronda malam itu dan juga 2 tukang ojek.
“Ada apa Non, malam-malam begini? Nyasar ya?”, tanya salah seorang yang berpakaian hansip.
“Eeh.. itu Pak, Bapak tau nggak pom bensin yang paling dekat dari sini tapi masih buka, soalnya mobil saya kehabisan bensin”, kujawab sambil menunjuk ke arah mobilku.
“Wah, kalo pom bensin jam segini sudah tutup semua Non, ada yang buka terus tapi agak jauh dari sini”, timpal seorang Bapak berkumis tebal yang ternyata tukang ojek di daerah itu.“Aduuhh.. gimana ya! Atau gini aja deh Pak, Bapak kan punya motor, mau nggak Bapak beliin bensin buat saya, ntar saya bayar kok”, tawarku.
Untung mereka berbaik hati menyetujuinya, si Bapak yang berkumis tebal itu mengambil jaketnya dan segera berangkat dengan motornya. Tinggallah aku bersama 4 orang lainnya.
“Mari Non duduk dulu di sini sambil nunggu”.
Seorang pemuda berumur kira-kira 18 tahunan menggeser duduknya untuk memberiku tempat di kursi panjang itu. Seorang Bapak setengah baya yang memakai sarung menawariku segelas air hangat, mereka tampak ramah sekali sampai-sampai aku harus terus tersenyum dan berterima kasih karena merasa merepotkan. Kami akhirnya ngobrol-ngobrol dengan akrab, aku juga merasakan kalau mereka sedang memandangi tubuhku, hari itu aku memakai celana jeans ketat dan setelan luar berlengan panjang dari bahan jeans, di dalamnya aku memakai tanktop merah yang potongan dadanya rendah sehingga belahan dadaku agak terlihat. Jadi tidak heran si pemuda di sampingku selalu berusaha mencuri pandang ingin melihat daerah itu.
Kompleks itu sudah sepi sekali saat itu, sehingga mulai timbul niat isengku dan membayangkan bagaimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dinikmati mereka sekalian juga sebagai balas budi. Sehubungan dengan cuaca di Jakarta yang cukup panas akhir-akhir ini, aku iseng-iseng berkata, “Wah.. panas banget yah belakangan ini Pak, sampai malam gini aja masih panas”. Aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku kemudian dengan santainya kulepaskan setelan luarku, sehingga nampaklah lenganku yang putih mulus. Mereka menatapku dengan tidak berkedip, agaknya umpanku sudah mengena, aku yakin mereka pasti terangsang dan tidak sabar ingin menikmati tubuhku.
Si pemuda di sampingku sepertinya sudah tak tahan lagi, dia mulai memberanikan diri membelai lenganku, aku diam saja diperlakukan begitu. Salah satu dari mereka, seorang tukang ojek berusia 30 tahunan mengambil tempat di sebelahku, tangannya diletakkan diatas pahaku, melihat tidak ada penolakan dariku, perlahan-lahan tangan itu merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika si tukang ojek itu meremas payudaraku, tanganku meraba kemaluan pemuda di sampingku yang sudah terasa mengeras.
Melihat hal ini kedua Bapak yang dari tadi hanya tertegun serentak maju ikut menggerayangi tubuhku. Mereka berebutan menyusupkan tangannya ke leher tanktop-ku yang rendah untuk mengerjai dadaku, sebentar saja aku sudah merasakan kedua buah dadaku sudah digerayangi tangan-tangan hitam kasar. Aku mengerang-ngerang keenakan menikmati keempat orang itu menikmatiku.
“Eh.. kita bawa ke dalam pos aja biar aman!”, usul si hansip.
Mereka pun setuju dan aku dibawa masuk ke pos yang berukuran 3×3 m itu, penerangannya hanya sebuah bohlam 40 watt. Mereka dengan tidak sabaran langsung melepas tank top dan bra-ku yang sudah tersingkap. Aku sendiri membuka kancing celana jeansku dan menariknya ke bawah. Keempat orang ini terpesona melihat tubuhku yang tinggal terbalut celana dalam pink yang minim, payudaraku yang montok dengan puting kemerahan itu membusung tegak. Ini merupakan hal yang menyenangkan dengan membuat pria tergiur dengan kemolekan tubuhku, untuk lebih merangsang mereka, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku terurai sampai menyentuh bahu.Si hansip menyuruh seseorang untuk berjaga dulu di luar khawatir kalau ada yang memergoki, akhirnya yang paling muda diantara mereka yaitu si pemuda itu yang mereka panggil Mat itulah yang diberi giliran jaga, Mat dengan bersungut-sungut meninggalkan ruangan itu. Si hansip mendekapku dari belakang dan tangannya merogoh-rogoh celana dalamku, terasa benar jari-jarinya merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku, sementara di tukang ojek membungkuk untuk bisa mengenyot payudaraku, putingku yang sudah menegang itu disedot dan digigit kecil.
Kemudian aku dibaringkan pada tikar yang mereka gelar disitu. Mereka bertiga sudah membuka celananya sehingga terlihatlah tiga batang yang sudah mengeras, aku sampai terpana melihat batang mereka yang besar-besar itu, terutama punya si hansip, penisnya paling besar diantara ketiganya, hitam dan dipenuhi urat-urat menonjol.
Celana dalamku mereka lucuti jadi sekarang aku sudah telanjang bulat. Aku langsung meraih penisnya, kukocok lalu kumasukkan ke mulutku untuk dijilat dan dikulum, selain itu tangan lembutku meremas-remas buah zakarnya, sungguh besar penisnya ini sampai tidak muat seluruhnya di mulutku yang mungil, paling cuma masuk tiga perempatnya. Si tukang ojek mengangkat sedikit pinggulku dan menyelipkan kepalanya di antara kedua belah paha mulusku, dengan kedua jarinya dia sibakkan kemaluanku sehingga terlihatlah vagina pink-ku di antara bulu-bulu hitam.
Lidahnya mulai menyentuh bagian dalam vaginaku, dia juga melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya, tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak, kedua pahaku mengapit kencang kepalanya karena merasa geli dan nikmat di bawah sana. Bapak bersarung menikmati payudaraku sambil penisnya kukocok dengan tanganku dan payudaraku yang satunya diremasi si hansip yang sedang ku-karaoke.
Aku sering melihat sebentar-sebentar Mat nongol di jendela mengintipku diperkosa teman-temannya, nampaknya dia sudah gelisah karena tidak sabaran lagi untuk bisa menikmati tubuhku. Tak lama kemudian aku mencapai orgasme pertamaku melalui permainan mulut si tukang ojek pada kemaluanku, tubuhku mengejang sesaat, dari mulutku terdengar erangan tertahan karena mulutku penuh oleh penis si hansip.Cairanku yang mengalir dengan deras itu dilahap olehnya dengan rakus sampai terdengar bunyi, “Slurrpp.., sluupp..”. Puas menjilati vaginaku, si tukang ojek meneruskannya dengan memasukkan penisnya ke vaginaku, eranganku mengiringi masuknya penis itu, cairan cintaku menyebabkan penis itu lebih leluasa menancap ke dalam.
Aku merasakan nikmatnya setiap gesekannya dengan melipat kakiku menjepit pantatnya agar tusukannya semakin dalam. Bapak bersarung menggeram-geram keenakan saat penisnya kujilati dan kuemut, sedangkan si hansip sekarang sedang meremas-remas payudaraku sambil menjilati leher jenjangku. Aku dibuatnya kegelian nikmat oleh jilatan-jilatannya, selain leher dia jilati juga telingaku lalu turun lagi ke payudaraku yang langsung dia caplok dengan mulutnya
Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjotku, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggulku dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluanku diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vaginaku. Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuhku dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lututku. Kembali vaginaku dimasuki penis, penis yang besar sampai aku meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.
“Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..”, komentar si hansip.
Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga aku merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhanku diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depanku dan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya kupijati dengan tanganku, sementara di belakang si hansip mengakangkan pahaku lebih lebar lagi sambil terus menyodokku, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudaraku yang menggantung. Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibirku.
“Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!”, komentar si tukang ojek melihatku dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatanku.
Tiba-tiba pintu terbuka, aku sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Mat dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.“Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak”, katanya.
“Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!”, sambung si Mat.
“Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang”, kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Mat juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, pas si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah aku menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.
“Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!”, kataku dalam hati.
Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjotku dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lenganku sehingga posisiku setengah berlutut. Si Mat langsung melumat bibirku sambil meremas-remas dadaku, dan payudaraku yang lain dilumat si tukang ojek itu. Nampak Mat begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulutku, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, aku pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidahku dengannya.
Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudaraku memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa. Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjangku membuat darahku makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku. Ketika aku merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lenganku juga makin erat.
“Aaahh..!”, aku mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasmeku yang hampir bersamaan dengan si hansip, vaginaku terasa hangat oleh semburan maninya, selangkanganku yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu pahaku. Tubuhku sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.
Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskanku, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruhku menaiki penisnya. Baru saja aku menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindihku dari belakang dan kurasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anusku.
Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selanganku sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai aku menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengarku pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggamaku, si Bapak bersarung asyik menikmati payudaraku yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Mat berlutut di depan wajahku, tanpa disuruh lagi kuraih penisnya dan kukocok dalam mulutku, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Kulihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi
“Enak gak Mat? Kamu udah pernah ngentot belum?”, tanyaku di tengah desahan.
“Aduh.. enak banget Non, baru pernah saya ngerasain ngentot”, katanya dengan bergetar.Aku terus mengemut penis si Mat sambil tanganku yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Mat memaju-mundurkan pantatnya di mulutku sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung kuhisap dan kutelan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari duburku lalu menyemprotkan spermanya ke punggungku. Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi vaginaku. Karena aku masih belum klimaks, aku tetap menaik-turunkan tubuhku sampai 3 menit kemudian aku pun mencapainya.
Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.“Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!”, pikirku
Tubuhku kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Mat, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat ke mau mulai sehingga harus kubimbing penisnya untuk menusuk vaginaku dan kurangsang dengan kata-kata
“Ayo Mat, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!”.
Setelah masuk setengah kusuruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dadaku dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudaraku, lalu dia kocok penisnya disitu. Aku melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajahku. Si tukang ojek berkumis menarik wajahku ke samping dan menyodorkan penisnya.
Kugenggam dan kujilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulutku tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Aku sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuhku dikuasai sepenuhnya oleh mereka, aku hanya bisa menggerakkan tangan kiriku, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuhku basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauliku.
Setelah mereka semua kebagian jatah, aku membersihkan tubuhku dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaianku. Mereka berpamitan padaku dengan menepuk pantatku atau meremas dadaku. Si tukang ojek berkumis mengantarku ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya. Setelah membantuku menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celanaku dan menyodokkan penisnya ke vaginaku.
Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobilku selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah aku langsung mengguyur tubuhku yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas. -
Video bokep Marie Konishi dikerjai oleh 3pria dirumahnya
-
Kisah Memek Mengerang Mendesah Meronta
Duniabola99.com – Siapa yang menolak coba mendapat tawaran untuk bercinta dengan dia , apalagi orangnya itu lohhh hmm sangat montok dan tentunya menggoda, aku juga sempat di di todong kalau gak nurut dengannya akan di turunkan jabatan jika aku menuruti kemauan dia aku akan naik jabatan, seperti menyelam minum air dapat enak double.
Atasanku memang lucu menurutku kalau di dalam ruangannya sering aku lihat dia memakai rok yang mini sekali serta tranparan , tapi kalau di luar ruangan dia memakai celana dan rok pada umumnya apa mungkin dia mengumbar kemontokan dia di hadapanku dan ingin membuat aku bernafsu, aku dan atasan memang satu ruangan dimana tempat itu hanya ada 2 meja aku dan dia kalau lagi seruangan pastinya dia sering sekali memperlihatkan kemontokan tubuhnya.Sebagai contoh Dia pura-pura melihat hasil kerja aku sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi aku.
Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan vaginanya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah. Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh dijatuhin lagi terus nungging lagi lagi lagi .
Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas lalu dia renggangkan kakinya sehingga vaginanya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga aku nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja aku deketin dia terus aku obok-obok ‘anu-nya’ Dan ternyata apa yang terjadi ohh
Dia menikmati sentuhan-sentuhan aku. Saat ini aku bekerja dengan lidah aku. Aku jilat sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Nggak sampai dua menit udah tampak ada cairan bening di vaginanya. Karena kontol aku udah nggak tahan, lalu aku masukin kontol aku ke vaginanya.
Dia mendesis – meronta – mengerang nikmat(3M) demikian juga aku. Hangat dan lembab. Lalu aku mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang aku putar. Dia bener-bener hebat, setelah aku agak pasif dalam gerakan aku karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.Sementara aku makin berat nahan orgasme aku, akhirnya
“Bu boleh keluarin di dalam?”kataku.
“Boleh aja sayang, emang sudah hampir ya?”katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.
“Ya, bu”kataku.
“Kita sama-sama ya, hmmohh”.
Dengan sisa tenaga aku goyang lagi sampai aku terasa enak bener karena orgasme aku udah sampai deket pintu helm “NAZI”.
Lalu aku peluk dia dari belakang sambil aku remes dadanya. Dan cret cret cret. cret, air mani aku muncrat didalam lubang vaginanya. Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang Rupanya dia klimaks juga. Dengan kontol dan vagina masih bersatu aku tetep peluk dia dari belakang.
Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama aku peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh akhhgg dan lalu di dinding vaginanya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma aku tadi.
Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci vaginanya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.
Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.
Malamnya aku diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, aku ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya.
Aku bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, aku istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri aku untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan aku sehingga nafsu aku untuk meng’anu’nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman aku dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.
Lama kami berciuman dan aku mulai meremas teteknya yang agak kenyal lalu kubuka resleting bajunyakemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya sambil terus berciuman.Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai BH CD tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam meremas diatas sesekali memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian vaginanya oi jembutnya yang menggoda lezatnya
Vaginanya telah banjir akibat otot vaginanya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari aku tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam vaginanya. Sshh… oohh.. gung please sshh don’t stop…aahh…. terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang sshh aahh dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi vaginanya dengan dua jari sshh aahhoohh my gooddsshh dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.
Dan mulai menghisap kontolku mulai dari kepala sshh aahh buu aahh sshh perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh hhmm kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam vaginanya sshh aachh tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya sshh hhmm
aku lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir vaginanya yang banjir perlahan lahan kudorong kontolku sshh oohh honey hhmm bibir bawahnya menggigit bibir atasnya kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat dan bless ….aahh…sshh….. kuayunkan perlahan lahan sshh oohh my god come on sshhterus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku sshh buu saya mau keluar buusshh keluarin di dalem aja sayang…ohh.. aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh aahh
Tiba-tiba dia menjerit histeris oohhsshh sshhsshh ternyata dia sudah keluar aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar vaginanya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett crreett.. ccrreett…kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar vaginanya dan keluarlah pejuku ke dalam liang vaginanya sshh.. bbrr… saat terakhir pejuku keluar
Akupun lemas tetapi tidak aku cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam vaginanya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh… aahh… aku mulai mengayunkan kembali kontolku .Biar agak ngilu aku paksakankapan lagi sshh aahh hhmm aku meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam vaginanya kontolku terasa dipelintir oleh vaginanya terus kugenjot lagi sshh dan sshh dia mendorong pantatnya dan aachh lebih cepet honey sshh dia sudah keluar lagi.
Aku masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi aku biarkan sshh hhmmaahh dan creett creett akupun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar vaginanya kami berdua sama lemas.
Dia ambil sebatang rokok dinyalakannya dan dia hisap itu rokok persis seperti saat dia menghisap kontol aku kami duduk dan sama menikmati permainan tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing .
Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu aku putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya aku mau pulang Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi
Pada kesempatan lain aku datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri. “Oh kamu sayang ayo cepet masukehhmm”katanya sambil nutup pintu. “Iya bu, saya cuma mau ngantar surat ini “kataku.Terus aku minta pamit pulang tapi “Aduh koq buru-buru amat sih ibu mau minta tolong lagi boleh khan ”katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, aku udah tahu pasti dia pengen ngentot lagi nich.
Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung aku diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya.
Aku lihat dia lagi ‘super’ nafsu, lalu dia pancing aku untuk making love. Aku sih “A.I.S” saja.
Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu vaginanya aku raba-raba, dan kelentitnya aku diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD aku diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras.
Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai aku mendesah-desah dan kontolku menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke vaginanya yang sudah basah dan merekah itu.Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga.
Dia terus naik turun dan aku juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya aku dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar.Pokoknya nikmat banget, dan badan aku juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah aku sehingga vaginanya terlihat merekah ohh. Aku melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah aku cuek aja. Yang penting uueennaakk ooii .
-
Kisah Memek Pengalaman three some (3S) pertamaku
Duniabola99.com – Saya sudah lama & sudah lupa dengan iklan yang saya pasang, tahu-tahu pas bulan Agustus saya dapat sms dari orang yang mengajak saya 3S. Katanya buat hadiah special ultah istrinya & bulan depan (Oktober) dia mau merealisasikan rencana dia mengajak saya 3S.
Selama bulan Agustus, saya & si suami sering emailan dia juga mengirimi foto istrinya yang sedang telanjang full cuma tidak terlihat mukanya lewat email. Kata dia kalau mau melihat foto wajah istrinya lihat fb istrinya, lalu dia sms saya memberi alamat fb istrinya & saya lihat istrinya di fb boleh juga nh.
Waktu emailan juga saya bilang ke sisuami, boleh tidak saya jilatin memek istri u, dia jawab boleh lu apain aja bini w yg penting lu puasin bini w, lu mo isepin tetenya apa lu mo jilatin memeknya bini w boleh aja yg penting bini w mau ama lu & lu bisa puasin bini w. Terus saya jawab lagi ok deh klo gitu gw emang paling suka jilatin me2k cw, gw jamin dh bini lu bakalan merem melek keenakan. Trus dia jwb lagi ok dah lu tunggu khabar selanjutnya dari w, saya jwb ok juga dh gw tunggu khabarnya dari u.Waktu itu saya setujuin saja , sebenarnya saya tidak melihat tampang istrinya mau cakep kek / mau jelek kek yg penting saya bisa merealisasikan keinginan 3S pasangan suami istri yg butuh pasangan 3S, kira-kira hari jum’at bulan oktober (saya lupa tanggal berapa) dia (sisuami) sms ke saya, sisuami bilang bisa ga dateng ketempat w hari senin malm di Bekasi di daerah Rawa Lumbu (hari senin hari ultah istrinya) tapi saya tidak tahu/tidak faham daerah Bekasi yang maksud, sisuami ngajakin langsung ketemu ditempat sisuami kerja karena selama bulan Agustus sisuami dengan saya kirim2an email terus sisuami minta foto saya via email, saya kasih tapi itu foto 5 tahun yang lalu (makanya pas dirumahnya sisuaminya nanya ko lu beda ma foto yang lu kirim lewat email), ya saya jelasin saja sama sisuami foto saya itu & sisuami menerima sambil bilang pokonya lu puasin aja bini gw mo lu apain aja asal doi puas & lu harus agresif.
Di hari senin saya gagal bertemu sisuami karna saya tidak tahu daerahnya & sampai nyasar-nysar sudah begitu hp saya lowbat jadi saya putus komunikasi dengan sisuami. Selasa paginya saya buka hp yang sudah dicash, banyak sekali panggilan tak terjawab & sms masuk dari sisuami yang intinya menanyakan saya sudah berada dimana & kenapa saya tidak datang menemui sisuami. Ya saya ceritakan masalah saya kenapa tidak ketemu sisuami, terus sisuami bilang tar malm bisa ga, saya jawab smsnya klo malm sabtu bisa, sisuami jawab lagi sms saya ga bisa harus sekarang ultah bini w kmaren sekarang aja dah telat nh. Akhirnya saya stujuin, setelah saya tanya sina-sini daerah yang dimaksud saya ketemu juga tempat dia kerja.
Setelah bertemu lalu kami pun bersalaman/berkenalan dulu dan sedikit ngobrol-ngobrol, tidak lama ngobrol saya & sisuami langsung cabut kerumahnya, sampai rumahnya kira-kira jm 11an malam istrinya sudah tidur terus sisuami membangunkannya. Agak lama juga nungguu istrinya bangun terus sisuami mandi setelah sisuami selesai saya juga mandi bersih-bersih, setelah mandi saya & sisuami ngobrol-ngobrol diruang tamu sambil merokok, sisuami masuk kamar lagi membangunkan istrinya terus dia bolak-balik saja dari ruang tamu kekamar terus keruang tamu lagi kekamar lagi (seperti orang kebingungan). Agen Casino
Terus sisuami ngomong ke saya gimana ya…. saya jawab emang lu dah kasih tau bini lu blum… dia jwb blum sh bini gue blum tau. Saya bilang ke sisuami gimana dong tar bini lu ga mau, dia jawab pasti mau bini gue gampang terangsang lu atur aja dah tar gue kasih kode tapi dengan satu syarat dari leher kebawah lu boleh apain aja bini gue, dari leher keatas ga boleh lu sentuh, lu boleh nyiumin bini gue tapi lu jangan nyium bibirnya bini gue oke??? Saya jawab ok bos. Setelah istrinya keluar kamar & diperkenalkan dengan saya kami bertiga langsung saja ngobrol-ngobrol. Mereka nanya ini itu tentang saya, mereka menanyakan apakah saya pernah jajan, saya jawab ga pernah, takut penyakit tapi kalau ada cewe/janda yang ngajakin sih mau-mau aja. Waktu istrinya keluar kamar menemui saya dan suaminya, siistri memakai baju tidur terusan sampai atas dengkul, terus sisuami nyium-nyiumin istrinya sambil meremas-remas tete istrinya disofa panjang, saya cuma ngliatin saja duduk dibangku satu. Si istri sepertinya merasa risih karena adanya saya tapi sisuami bilang keistrinya biarin saja dia temen ayah ini terus sisuami memberikan kode ke saya, saya jawab dengan mengetik di hp saya bilang lu klo mo ngewe ya ngewe aja tar gw nimbrung lu terusin aja dlu lalu hp saya berikan pada sisuami dan dia membacanya. Setelah hp saya dibaca dan dikembalikan oleh sisuami saya masih tetap duduk dibangku satu sambil merokok dan memperhatikan mereka berdua yang sedang bercumbu melakukan pemanasan.
Sisuami terus saja memberikan pemanasan ke istrinya, lama-lama saya tidak tahan juga melihat adegan lifeshow didepan saya, saya melihat siistri yang baju tidur bagian bawahnya tersingkap keatas karena ditarik sisuami sampai klihatan paha bagian dalamnya, terus saya geser meja yang ada didepan kami saya jongkok didepan siistri yang sedang merem melek diisepin tetenya sama sisuami. Terus saya raba-raba paha siistri, siistri tidak tahu kalau yang meraba-raba paha & mengusap-usap memeknya yang pake CD G-String itu tangan saya.
Lalu saya jilatin memek siistri dari sebelah kanan, G-Stringnya saya tarik kesebalah kiri memeknya, rupanya siistri kaget dan baru sadar kalau dari tadi yang meraba, mengelus-ngelus paha serta memeknya adalah saya yang asik ikutan nimbrung lalu siistri ngomong eh apa-apan nih. Terus sisuami bilang udah bu nikmatin saja ini hadiah ultah specialnya dari ayah, saya terus saja ngejilatan memek siistri tidak berhenti sambil saya hisap-hisap klentit/itilnya. Lalu saya buka G-Stringnya, siistri mengangkat sedikit pantatnya untuk membantu saya yang sedang membuka CD G-Stringnya, setelah CD G-Stringnya terbuka/terlepas lalu saya lemparnya entah kemana dan langsung saja saya serbu lagi memek siistri dengan jilatan-jilatan lidah saya dia pun melenguh keenakan…Sisuami sibuk ngisepin tete istrinya, saya sibuk ngjilatin memek istrinya. Siistri kelepek-kelepek dikeroyok seperti itu setelah saya tarik/buka G-Stringnya, memek siistri sudah tanpa penghalang lagi saya serbu terus tuh memek dengan jilatan lidah saya sampai siistri ngap-nagapan. Terus sisuami minta diisep tititnya sama istrinya saya terus saja menjilati memek istrinya yang lagi sibuk ngisepin titit suaminya, siistri benar-benar klenger sudah memeknya saya jilatin terus. Tidak lama sisuami minta siistri ngisepin titit saya, awalnya siistri nolak sambil pegang-pegang titit saya, tapi sisuami bilang ga apa-apa isep aja, terus diisep lah titit saya sama siistri. Posisi waktu menghisap titit saya adalah saya duduk rebahan disofa sedangkan siistri menghisap titit saya sambil nungging. Sisuami langsung saja memasukan tititnya ke memek istrinya dari belakang yang lagi ngisepin titit saya sambil nungging, sudah begitu gantian sisuami minta diisepin tititnya nah pas siistri lagi ngisep titit suaminya saya masukan tititt saya kememek siistri dari belakang.
Ada lucunya juga ya klo sama-sam baru pertama kali 3S, titit saya dan titit sisuami awalnya pada ngaceng/tegang sekali, tapi lama-lama pada loyo. Sisuami sampai bilang, gimana sih bu dah dikasih kontol sampe dua tapi ga ada yang bangun nih kontol, saya sama siistri cuma ketawa saja terus siistri bilang tau nih pada loyo semua aneh juga, terus saya bilang ke sisuami lanjut dikamar sebelah aja yuk, sisuami bilang ya udah lu lanjut dulu berdua tar gue nimbrung (kamar ditumahnya ada dua, yang depan buat mereka tidur beserta anak-anaknya yang dibelakang kamar buat tamu tidak pakai tempat tidur cuma pakai kasur dibawah/dilantai).Setelah sampai kamar saya jilatin lagi memek siistri sampai dia merem melek sampai siistri tekan-tekan muka saya kememeknya & jambakin rambut saya. Saya terus saja jilatin memeknya, tidak lama siistri mengangkat pinggulnya sambil muka saya ditekan lagi kememeknya, rambut saya dijambak-jambak lagi lalu kepala saya dijepit dengan kedua pahanya sambil dia mendesah-desah saya tetap mejilati terus memeknya, itilnya saya hisap-hisap sambil saya gigit-gigit kecil & saya kilik-kilik pake lidah saya. Sudah begitu siistri lemas sambil bilang cape, saya tahu siistri sudah orgasme lalu saya bilang gimana enak ga, siistri ga jawab cuma senyum sambil cubit saya terus dia peluk saya sambil pegang-pegang titit saya. Terus siistri bilang gimana ininya mau dimasukin ga, saya bilang ya mau dong tapi gimana ya belum bangun lagi nih, tadi sih sudah bangun tapi kelamaan ga dimasukin sibuk ngejilatin memek mulu jadi letoy deh… siistri tersenyum lalu bilang ya udah diisepin dulu deh biar bangun.
Lama-lama titit saya bangun juga terus saya ajakin siistri main 69 siistri diatas saya dibawah, saya jilatin lagi deh memeknya saya sedot-sedot lagi deh itinya sambil saya remes-remes tetenya, semakin saya jilatin memeknya sambil saya sedot-sedot itinya semakin napsu juga siistri ngisep titit saya sampai masuk semua kemulutnya, tidak lama sisuami masuk kekamar & minta diisep tititnya. Siistri ngisep titit sisuami sambil memek siistri saya jilatin sudah begitu siistri ngisepin punya saya lagi sisuami sibuk memoto & merekam/memvideokan saya yang sedang mainn 69 dengan istrinya.
Terus saya minta siistri memasukan titit saya kememeknya (gaya woman on top), saya dibawah siistri diatas tapi siistri membelakangi saya, sambil mengocok titit saya dimemeknya siistri naik turun diputer-puter digoyang-goyang seperti inul ga lama siistri diam saja ga goyang/ngocok-ngocok titit saya dimemeknya sambil nekan memeknya ketitit saya kuat-kuat sambil siistri memegangi paha saya sampai diremas paha saya, saya tahu siistri sudah crot/orgasme lagi. Saya mendiamkannya saja sambil menunggu siistri rada tenang dulu, terus dia nengok ke saya yang sedari tadi memegangi pinggulnya dari belakang sambil mengelus-elus punggungnya sambil meremas pinggangnya siistri senyum terus bilang mo diterusin ga, saya bilang terusin sayang tapi kamu madep sini biar saya bisa meluk kamu sepuasnya sambil ngewe, puter jangan dicabut. Saya ga mau titit saya lepas dari memek kamu, siistri bilang aduh gimana ini susah nih, saya bilang pelan2 jangan sampe lepas sayang.
Terus dia berbalik kearah saya sambil memutar, wuih… enak banget waktu siistri berbalik kesaya sambil memuter tanpa mencopot/mencabut titit saya yang masih menancap dimemeknya, pas siistri sudah menghadap. Saya biarikan dulu siistri meduduki titit saya dengan memeknya sambil siistri goyang pelan-pelan terus saya remas-remas dan pijit-pijit tetenya. Siistri mendesah-desah terus saya duduk kami pun berhadapan lalu saya peluk siistri sambil saya elus rambutnya, saya kecup keningnya dan saya ciumi pipi serta saya jilatin lehernya. Sudah begitu saya rebahan siistri saya peluk sambil mengocok-ngocok titit saya dimemeknya naik turun di puter-puter, saya peluk dia kenceng-kenceng dia balas meluk saya sambil memeknya tidak berhenti goyang saya bals dengan menyodok-nyodok memeknya dengan titit saya dari bawah, siistri malah tambah blingsatan terus siistri berhenti goyang siistri tekan memeknya dalam-dalam ketitit saya sambil mendesah-desah seperti orang kepedesan makan cabe dia peluk saya kenceng banget sambil dia jambakin rambut saya…. siistri dah crot lagi dia mengelepar diatas saya.Saya cabut titit saya dari memek siistri, dia bilang kok dicabut… saya bilang iya sayang pengen nungging dari belakang, siistri langsung balik tengkurep terus dia nungging saya jilatin memeknya dari belakang siistri mendesah-desah lagi terus saya masukan titit saya kememek siistri dari belakang pelan-pelan saya kocok-kocok keluar masuk maju mundur lama-lama saya kocok kencang-kencang saya sentakan agak kasar sedikit siistri makin kencang desahannya terus saya bilang ke siistri kenapa sayang sakit ya, siistri geleng-geleng kepala sambil bilang ga sakit…. enak terusin, saya teruskan ngocok titit saya dimemek siistri lama-lama siistri ngejerit-jerit sambil meremas-remas bantal, saya sentak-sentak terus memeknya pake titit saya, saya tau dia dah mau crot (orgasne lagi) saya tekan titit saya dalam dimemeknya dari belakang sambil saya meremas pantatnya kencang-kencang. Siistri mendesah-desah dan ngos-ngosan seperti orang habis lari. Trus saya cabut titit saya siistri tiduran telentang sambil ngomong cape banget, siistri pegang-pegang dan pijit-pijit titit saya yang masih ngaceng/tegang. Terus saya ciumi leher siistri saya isepin tetenya kiri kanan gantian sambil saya remas-remas tetenya dan saya pilin-pilin pentil/puting tetenya. Siistri menarik titit saya supaya saya memasukan titit saya kememeknya, saya pun mengerti lalu saya memasukan titit saya pelan-pelan kememeknya terus saya cabut siistri melihat kesaya sambil bilang kenapa… saya jawab pengen jilatin memek kamu dulu, siistri senyum ke saya sambil buka pahanya lebar-lebar buat saya jilatin lagi memeknya.
Lama saya jilatin memek siistri sampe dia klojotan, merem melek keenakan & mendesah-desah sementara sisuami sibuk ngeabadiin permainan saya sama istrinya pakai handycam. Terus sisuami minta diisepin tititnya lagi, siistri ngisepin titit suaminya sambil memeknya saya jilatin & saya emut-emut itil/klentitnya. tidak lama sisuami merekam lagi pakai handycamnya terus sane masukan titit saya kememek siistri saya genjot pelan-pelan lama-lama saya genjot kenceng-kenceng saya sentak-sentak siistri mendesah2 ah.. uh… ah… uh… sambil siistri peluk saya erat-erat siistri menciumi leher saya dan mejilati kuping saya sambil di gigit-gigit sementara kakinya dinaekan kepaha sayatdak lama kakinya dinaekan kepantat saya terus kepinggang saya sambil siistri muter-muter memeknya dari bawah terus siistri menekan dari bawah sambil menjepit pinggang saya dengan kedua kakinya sambil memeluk saya erat sekal… dia crot/orgasme lagi, saya terus ngocok memeknya dengan titit saya, waktu saya ingin keluar saya bilang kesiistri dikeluarin dimana nih didalam apa diluar siistri ga ngjawab cuma senyum sambil ngos-ngosan terus sisuaminya menjawab terserah lu mo dikeluarin didalm apa mo diluar yg penting bini gw dah puas, ya sudah saya keluarin saja didalm, duh…. enek beneeerrr….
Setelah saya selesai ngecrot saya keluar kamar saya keruang tamu, istirahat minum & ngerokok trus saya bersihin titit saya, saya lap sampai bersih pakai CD G-String siistri. Sambil ngerokok saya masuk kamar saya liat siistri lagi disodok sama sisuami dari belakang (gaya dogy style) saya lihat mereka ngesex sampai selesai sampai sisuaminya crot. Sudah itu kami bertiga keluar kamar si pasutri langsung kekamar mandi bersih-bersih, tidak lama sisuami keluar kamar mandi siistri masih didalam kamar mandi, terus saya bilang ke sisuami gue juga mo kekamar mandi nih mo kencing, sisuami bilang ya udah masuk aja trus saya masuk kamar mandi, siistri yang sedang bersih-bersih kaget melihat saya masuk kamar mandi sambil meraba-raba dia trus saya peluk dia dari belakang maksudnya sih mau saya ajakin ngewe/ngesex dikamar mandi tapi siistri tidak mau ya sudah saya cuma meraba-raba siistri saja sambil saya guyurin & sabunin punggung siistri seperti yang dia inginkan.
Sudah begitu kami bertiga istirahat diruang tamu sambil ngobrol-ngobrol, sambil ngerokok & nonton tv tanpa pakai pakaian alias bugil. tidak lama siistri menawari makan saya & sisuami makan terus setelah makan dilanjut ngobrol-ngobrol siistri duduk ditengah disofa saya sebalah kanan sisuami sebelah kirinya. Sisuami mulai deh meraba-raba paha istrinya lagi saya pegang & remas-remas tangan siistri. Siistri bales meremas tangan saya terus tangan siistri saya taro dititit saya siistri meremas-remas titit saya yg masih lemas, lama-lama titit saya bangun/tegang lagi siistri bilang idih punyanya bangun tuh, sisuami bilang ya udah sono klo mo dilanjut lagi,saya cuma senyum-senyum saja terus saya minta diisepin titit saya. Waktu siistri ngisepin titit saya sisuami langsung berdiri & memasukan tititnya/nyodok memek istrinya dari belakang yang lagi nungging ngisepin titit saya.
Tidak lama sisuami mencabut tititnya dari memek istrinya, siistri yang masih sibuk ngisepin titit saya, saya suruh lepas isepannya terus saya dudukan dia dipangkuan saya siistri langsung masukan titit saya kememeknya sambil siistri goyang-goyang maju mundur naik turun mengocok titit saya dimemeknya saya sibuk meeremas-remas tetenya trus sisuami minta diisepin lagi tititnya. Sudah begitu saya mengajaknya kekamar, sampai dikamar siistri saya jilatin memeknya terus saya ajakin main 69 lagi, saya sama siistri sibuk main 69 tau-tau sisuami masuk kamar minta diisepin lagi tititnya. Siistri yang memeknya saya jilatin jadi sibuk ngisepin titit suaminya & titit saya bergantian. Dilanjut saya ngesex sama siistri, saya dibawah siistri diatas (woman on top) sisuami moto-motoin istrinya yang sibuk goyang diatas saya trus sisuami bilang : lu berdua lanjut aja gue dah ngantuk mo tidur pokonya lu puas-puasin dah bini gw, saya yang lagi ngewe sama siistri cuma senyum-senyum & jawab OK sambil keenakan digoyang sama siistri.Lumayan lama saya main dibabak kedua, setelah selesai saya sama siistri bersih-bersih dikamar mandi terus saya sama siistri ke ruang tamu kami berdua ngobrol-ngobrol, siistri ngomong gila nih punya suami ngasih kado hadiah ulang tahun kaya gini, saya nanya kesiistri emang selama ini gimana dah pernah belum thre some?. Siistri bilang belum pernah mas baru pertama kali kaya begini, kenapa suaminya ngajakin some? Siistri bilang ga tau tuh gara-garanya kemaren-kemaren dia pulang kerja bawa film yg maennya satu cewe dua cowok terus dia bilang kesaya mau ga bu kaya gitu klo mau tar ayah kasih kaya gitu buat kado special ultah ibu saya kirain bohongan ga taunya beneran. Saya terus bilang ke siistri ya udah klo kamu ga suka saya minta ma’af karna mau nurutin keinginan suami kamu, siistri menjawab sambil rebahan didada saya ma’af apaan sih mas ga usah ma’af—ma’afan (waktu itu saya dengan siistri pada bugil & duduk disofa panjang), tidak lama sisuami keluar kamar terus dia bilang : gue ga bisa tidur nih, bu mo dilanjut apa mo ditutup acaranya nih, kalo kaga ibu mandi sono kalo ibu mandi berarti ibu nutup acara ini kalo ga mandi berarti acaranya masih beranjut nih. Siistri bilang acara apaan sih yah??…. Ya acara ultah ibu dong kata sisuami inikan kado ultahnya, siistri bilang kadonya kok dia yah emang ga ada kado laen apa, sisuami bilang dari pada ibu nyari kontol lain/selingkuh dibelakang ayah mendingan ayah cariin kontolnya, ibu tinggal nikmatin aja, kalo begini caranya ayah ga marah tapi kalo ibu nyari kontol lain dibelakang ayah, ayah pasti marah. Kalo ketaua wuih… ayah bakalan marah banget sama ibu & cowok selingkuhan ibu. Bisa-bisa ibu berdua sama cowok selingkuhan ibu ayah cincang-cincang tuh (sisuami ngomong seperti iitu sambil memeluk & nyiumin siistri. Siistri juga ngejawabnya sambil ketawa2).
Setelah puas nyiumin & meremas-remas tete istrinya. Sisuami pamit mau tidur sisuami bilang ke saya lu terusin aja & puas-puasin bini gue dia lagi nafsu biasanya klo dia lagi nafsu klo ngecrot bisa banjir nih keluarnya banyak (sisuami ngomong begitu sambil mengelus-ngelus memek istrinya). Banjir apaan sih yah, emangnya ujan bisa banjir segala (siistri menjawab sambil ketawa & nyubit perut suaminya), terus sisuami bilang lu harus puas-puasin bini gue malam ini jangan bikin dia kecewa. Saya cuma menganguk-ngangguk saja terus saya selonjoran disofa panjang siistri rebahan dipelukan saya, saya peluk siistri dari belakang, saya pijat-pijat punggung & pinggangnya sambil saya remas-remas tetenya, saya ciumin leher belakangnya sambil saya jilatin belakang kupingnya. Siistri mendesah-desah sambil meremas titit saya dia bilang minta dicupangin lehernya, terus saya cupangin kecil-kecil ada dua siistri minta dicupangin yang gede saya bikinin cupang gede satu terus saya isep-isep tetenya sambil saya kilik-kilik itilnya terus saya masukan jari tengah saya kememeknya, siistri menarik tangan saya & siistri bilang masukin pake ininya aja sambil meremas titit saya yang sudah ngaceng/tegang terus saya duduk disofa siistri ngisep titit saya tidak lama siistri naik kepangkuan saya terus memasukan titit saya kememeknya pelan-pelan. Setalah masuk semua siistri goyang maju mundur muter-muter & ngocok punya saya pake memeknya naik turun. Saya sih sibuk meremas-remas sambil ngisepin tetenya bergantian kiri kanan, terus saya cium bibirnya siistri bales nyium bibir saya, saya emut-emut bibirnya siistri bales ngemut-ngemut bibir saya sambil siistri terus goyang ngebor & ngocok titit saya pake memeknya.Lumayan lama juga saya ama siistri maen disofa dengan gaya duduk, trus saya suruh siistri berenti goyang, saya bangun tanpa melepas titit saya dari dari memeknya. Siistri saya gendong saya pegangi pantatnya siistri merangkulkan tangannya keleher saya kakinya dilingkarkan ke pinggang saya sambil siistri ngocok pelan naik turun saya jalan kekamar sambil pegangin & meremas-remas pantat siistri. Didalam kamar saya jalan muter-muter sambil gendong siistri yang dimemeknya masih menancap titit saya terus saya duduk dikasur siistri masih memeluk saya sambil ngos-ngosan keenakan mukanya dileher saya sebelah kiri terus saya pegang dagunya saya ciumi bibirnya, saya emut-emut bibirnya siistri membalasnya sambil dia goyang & kocok punya saya pakai memeknya. Terus siistri memeluk saya erat-erat/kencang sekali sambil dia emut-emut bibir saya dia teken memeknya kuat-kuat ke titit saya sambil dia putar-putar memeknya sambil dia melenguh kenceng, saya tahu dia dah crot/orgasme lagi. Terus saya rebahkan siistri tanpa saya cabut titit saya dari memeknya saya bilang ke siistri saya mau keluar nih siistri bilang keluarin saja sayang ayo disini, trus saya kocok memeknya pelan-pelan lama-lama saya kocok kencang-kencang sambil saya sentak-sentakan, siistri membalas dengan goyangan memutarnya saya sudah tidak tahan lagi akhirnya saya crot juga siistri melingkarkan kakinya dipinggang saya sambil goyang muter & menekan memeknya ketitit saya dalam-dalam. Siistri memeluk saya kencang sekali sambil menggigit dada saya dia crot/orgasme lagi….
Setelah itu saya dan siistri kekamar mandi berdua bersih-bersih. Titit saya dibersihkan pakai sabun sama siistri langsung deh titit saya bangun lagi terus saya sodok memeknya dari belakang didalam kamar mandi tidak lama saya crot lagi terus titit saya dibersihkan lagi, disabuni sama siistri setelah selesai langsung saya mengajaknya tiduran dikamar, saya gandeng siistri sambil saya remas-remas tetenya siistri balas meremas-remas titit saya terus saya tiduran siistri tiduran berbantal lengan saya disebelah kiri saya, saya peluk-peluk siistri membalas terus saya ciumi siistri tangan kiri saya meremas-remas tetenya tangan kanan saya mengilik-ngilik memeknya siistri. Setelah itu siistri meminta saya untuk menjilati memeknya sampai becek sampai itilnya keluar nongol terus dia minta titit saya dimasukan ke memeknya lalu saya masukan titit saya pelan-pelan… saya ngewe lagi sama siistri sampai ngecrot bareng selesai ngewe kami bersih-bersih lagi dikamar mandi saya terus pakai celana pendek saya & kaos dalam terus tidur disofa sementara siistri mandi (waktu itu dah jam 5 subuh) sebelum mandi dia bilang ke saya mau lagi tidak, saya bilang sudah dulu ah cape terus saya tidur siistri senyum sambil masuk kamar mandi tidak lama saya tidur ada yang nyiumin saya, saya buka mata ga taunya siistri yang nyiumin saya sambil siistri senyum-senyum & bilang terima kasih siistri bilang klo mo tidur dikamar saja klo disini nanti berisik ada anak-anak.
Kira-kira jam 07.00 pagi saya dibangunkan oleh siistri, saya disuruh sarapan & mandi. Setelah selesai sarapan & mandi saya sama suaminya pergi berangkat kerja kira-kira jam setengah 8 saya sama sisuami pergi sambil ga lupa saya mengucapkan terima kasih pada siistri. Dijalan dekat tempat kerja sisuami saya & sisuami berpisah saya ucapin trimakasih sama sisuami dia jawab ok. Kapan-kapan kita lanjut lagi….Sampai disitu saja pengalaman saya 3S sama pasutri dari Bekasi…. Saya buat cerita ini tanpa ada bumbu-bumbunya/tidak saya tambah-tambahin, saya tidak bohong ini pengalaman saya asli yang membuat saya teringat terus akan kejadian itu. Kadang saya suka berpikir, kapan ya ada yang ngajakin 3S lagi…
Oh, ya bagi pasutri yang tinggal disekitar jabodetabek yang ingin merealisasikan keinginan/angan-angan/fantasi sexnya melalui hubungan sex three some bisa pm saya. -
Kisah Memek Selingkuh di Kantor
Duniabola99.com – Aku sudah berkeluarga dan dikaruniai anak 1 yang masih 2 tahun umurnya, perkenalkan namaku Citra usiaku saat ini 26 tahun, aku menikah dengan suamiku 4 tahun yang lalu, dimana suamiku itu sangat harmonis denganku dan pastinya romantis, kami bertemu di kantor suamiku team satu kerja denganku sampai sekarang. Dulunya aku tidak menaruh rasa simpati dengannya tapi namanya witing tresno jalaran seko kulino kata orang jawa.
Terlalu keasikan pertemanan jadi kita memasuki area pacaran saat itu dan kami semakin kompak dalam menghadapi masalah saat waktu pacaran, aku tidak kwuatir kalau pulang malam karena suamiku itu setia setiap saat kalau aku pulang malam dia sering menjemput aku di kantor waluapun dia kadang pulang rumah dulu. Trus balik lagi untuk menjemput aku.
Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan.Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat “melunakkan” hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.
Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100{5fb8d7eeade67c5327ed3611c537eb6fc54abda1f56891521df3f05d3fd24a22} kepadaku. Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.
Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi.
Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Iwan (26) dan Jaka (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.
Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam.
Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan.
Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Iwan menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.
“Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang”
“Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Desy bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Desy membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,” usul Iwan
“Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Iwan.
Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Iwan mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali kenapa tidak dari awal saja disini.“Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”
Rupanya reaksiku ini disambut oleh Iwan, “kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Jaka enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?”
“Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.
Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.
Tak lama kemudian Jakapun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi.
Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..
Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan??
Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Iwan dan Jaka sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Iwan yang mengenakan kaos singlet sedangkan Jaka bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.
“Maaf Mbak Desy aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah”Jaka berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.
“O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa basi.
“Sudah sih,” jawab Jaka sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.
“Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Desy.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu Iwan sambil melirik ke aku dan kulihat Jaka semakin malu.
Rupanya introduksinya Iwan tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML.
Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Iwan sangat piawai dalam teknik sex. Iwan terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.
Lain halnya dengan Jaka yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Jaka sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah meronta-ronta.
Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Iwan pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.
Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Jaka yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Jaka.
“Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami”Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.
Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Iwan dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Jaka duduk dilantai sambil menikmati Iwan yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Jaka memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.
Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Iwan sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Iwan dan Jaka melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.
“Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”
Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku.
Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku.
Dan akhirnya Jaka mengalah membiarkan Iwan melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Jaka yang berbeda dari Iwan.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Jaka lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku.Setelah puas menggeluti kemaluanku Iwan mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Iwan lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang..
“Iwan apa yang mau kamu lakukan??”
Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Iwan memberi kode kepada Jaka yang kemudian Jaka menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Jaka ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lemaut Jaka menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Jaka sementara dibawah sana Iwan rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika “pekerjaan” Iwan selesai Jakapun mencabut penisnya dari mulutku.
Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Iwan memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Jaka segera melompat dari celana pendeknya.
Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Iwan sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Iwan yang besar dan penuh urat.
“Sshh..”
Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Iwan sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.
Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Iwan..Selang beberapa lama Iwan tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Iwan memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.
Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Jaka sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku.
Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.
Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Iwan dan Jaka ditambah 3 orang temannya yang lain.. -
Kisah Memek Gara-gara SPP – 5
Duniabola99.com – Setelah bosan dengan adegan memperkosa dan juga hari mulai gelap, kuminta mereka berhenti. Kemudian kuikat kedua tangan Lia ke belakang, tertekuk sebatas siku ke arah berlawanan sedang mulutnya kusumpal dengan sapu tangan dan kuikat lagi dengan tali ke belakang kepalanya, dan kakinya satu sama lain kuikat dengan tali yang terhubung, dengan sisa jarak kira kira 25 cm, sehingga dia tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar.
Kemudian kuminta Lia melakukan exercise dengan berlari mengelilingi kolam yang berukuran 12×5 m sebanyak 60 kali lebih. Bila Lia tampak berjalan kusuruh mereka berdua mencambuk Lia dengan ranting pepohonan yang ada di taman sudut halaman. Lia yang tampak kelelahan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas, saat itulah Mas Slamet dan Mas Muji akan mencambuk Lia dengan dedaunan yang mereka pegang, dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Lia yang terhalang saputangan. Dan setelah itu maka Lia pun akan berlari kecil kembali. Semua itu kurekam dengan handycam yang kuambil dari kamar.Setelah itu kuminta Lia masuk ke dalam kolam dengan keadaan masih terikat seperti semula. Kedalaman kolam yang saat itu paling dangkal kira-kira 150 cm, dengan tinggi tubuhnya yang kala itu mungkin hanya 160 cm, dan dengan tangan terikat serta kaki terikat, Lia hanya bisa berjalan di dalam kolam, dan untuk bernapaspun Lia harus menengadahkan kepalanya, karena tinggi air bila ia berdiri saja, hampir menutupi seluruh hidungnya.
Kemudian kami bertiga meninggalkanya di dalam kolam sendirian, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya histeris, aku mengawasinya dari jendela teras belakang. Sambil membaca majalah, sedang Mas Muji dan Mas Slamet kuminta untuk membuatkan minuman hangat dan makan malam bagi kami berempat.
Tapi sebelum kami tinggal sendirian, kami mengatakan pada Lia bahwa kami akan mandi dan membeli makan malam dulu di luar dan baru akan mengangkatnya naik setelah kami kembali lagi 2 jam kemudian, itupun jika jalanan tidak macet. Saat itu tampak Lia meronta di dalam air dan dari mulutnya terdengar suara yang tak jelas, mungkin tidak suka dengan yang kami katakan, karena ia tidak ingin ditinggal sendirian di dalam kolam dengan keadan seperti itu. Ia sudah barang tentu ia tidak bisa naik ke permukaan tanah tanpa bantuan orang lain, Handicam tetap kubiarkan merekam keadaannya yang tak berdaya, sulit bergerak dan sulit bernafas.Kami hanya berjaga-jaga dari kejauhan, tapi sudah barang tentu, Lia tidak mengetahui hal itu, aku hanya mengawasinya dari jauh dengan teropongku.
Malam itu kubiarkan Lia terendam di kolam dengan keadaan yang sagat tidak nyaman seperti itu, kira kira selama dua jam lebih. Dengan hari yang sudah makin malam dan air kolam yang dingin, tentunya akan membuat Lia menggigil kedinginan.
Dan benar memang saat kujemput Lia untuk kunaikkan dari kolam yang dingin, Lia tampak menggigil, kedinginan, maka langsung kukeringkan tubuhnya yang mungil tapi indah, dengan handuk. Tampak di beberapa bagian tubuhnya mengeriput karena terlalu lama terkena air, tapi ia tetap tampak terlihat cantik.
Saat melihatku muncul saja, tampak bahwa ia sangat gembira, karena itu berarti ia akan diangkat dari air kolam yang dingin itu.
Lia menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, ke pinggir kolam, nampak ia pasrah dengan apa yang akan aku lakukan kepadanya, dan kepasrahannya padaku makin tampak, saat kukeringkan tubuhnya dengan handuk yang kubawa. Kulepaskan ikatan dan sumbatan di mulutnya, sehingga kini ia bisa dengan leluasa berbicara bila ia mau. Tapi ia hanya tersenyum saja ketika aku mengeringkan tubuhnya.Dengan keadaan yang masih terikat, kukeringkan tubuhnya, kemudian mengajaknya berjalan masuk ke dalam rumah. Dan ia pun menuruti saja kemauanku, tanpa memprotes keadaanya yang masih terikat.
Kepasrahannya itu membuatku jadi merasa sayang padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi di mana otak dan pikiranku masih memvonisnya sebagai pecun. Memang jika mau jujur, rasa tertarikku padanya sejak dulu masih tetap ada. Dan kini saat melihatnya pasrah dan menurut pada apa yang aku katakan, membuatku makin sayang padanya.
Dan akupun yakin bahwa sebenarnya Lia selama ini juga punya rasa yang sama padaku, karena sering kudapati ia melirik dan mencuri pandang ke arahku jika kami bertemu di sekolah. Hanya saja tidak aku gubris, karena predikat pecun yang sering temanku bilang padaku atas dirinya, dan rasa gengsiku tentunya.
Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihatnya berjalan di sampingku dengan keadaan bugil dan terikat seperi itu, ditambah lagi dengan sikapnya itu. Makin menimbulkan gejolak di hatiku.
Maka kurangkul dia dengan tangan kiriku, kubelai rambutnya yang masih sedikit basah.“Lia.. terimakasih atas apa yang telah kamu lakukan hari ini” kataku padanya dengan lembut.
“Aku jadi makin sayang padamu..” kataku lagi, sambil menarik tubuhnya menghadapku, dan kemudian kucium bibirnya dengan lembut.Saat itu bibirnya masih terasa dingin, tapi lambat laun makin terasa hangat seiring makin hangatnya kami berciuman, bibir lembutnya bagiku rasanya seperti agar-agar.
Kemudian kubimbing ia berjalan menuju rumah dan kemudian kusuruh Slamet mengambilkan minuman susu coklat hangat untuknya agar ia merasa hangat, dan dengan lembut, pelan-pelan kuminumkan segelas susu hangat itu padanya dengan penuh rasa sayang sambil kubelai rambutnya yang lebih sebahu.
Lia pun menurut dan meminumnya dengan lahap, sambil menyeruput segelas susu coklat hangat itu, matanya memandangku, tatapannya bagaikan menusuk hatiku, bagaimana tidak, tatapannya lembut sambil bibirnya membuat sebuah senyuman manis.
“Rie.. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi selama in sepertinya kamu tidak menghiraukan keberadaanku”, ujarnya setelah ia meminum lebih dari setengah gelas.
“Dulu aku sering mencoba untuk menarik perhatianmu, tapi sepertinya semua sia-sia”.
“Tapi jika semua ini bisa membuatmu senang, akupun dengan senang hati akan melakukanya untukmu”, katanya lagi setelah melihat aku hanya terdiam.Dan ia pun melanjutkan perkataanya lagi karena aku masih saja terdiam.
“Aku mengerti, mungkin aku nggak akan bisa jadi pacarmu, karena aku pun tahu siapa aku ini, tapi asalkan kamu mau menyisakan sebagian hatimu dan perhatianmu bagiku, aku pun sudah merasa sangat senang”.
Sejak saat itulah, aku makin mengerti, bahwa ternyata Lia adalah korban dari keluarga yang tidak harmonis dan butuh kasih sayang, karena orang tuanya jarang ada di rumah, di tambah lagi kini orang tuanya sering bertengkar bila berada di rumah. Oleh karenanya Lia mencari pelarian dengan pergaulanya selama ini sekedar untuk mencari hiburan dan melupakan kepedihan hatinya.Bukannya aku sok suci, karena mungkin “perbedaan” yang aku rasakan pada diriku ini, adalah akibat perlakuan yang salah pula dari orang tuaku, tapi aku sadar akupun punya peranan besar dalam memperburuk ‘perbedaan’ ini, karena ternyata aku sangat menikmati ‘perbedaan’ yang kurasakan ini.
Begitulah, malam itu seperti kesepakatan yang telah dibuat, Lia bermalam di rumahku dengan tetap dalam keadaan tanpa busana sedikitpun dan tetap dalam keadaan terikat tangan dan kakinya, saat makan malam pun Lia kusuapi dari piringku, dan malam itu Lia sudah tidak malu lagi terhadap dua pembantuku, karena apa lagi yang akan membuat ia merasa malu, karena sejak sore tadi ia sudah berada dalam keadaan seperti itu.
Itulah yang membuatku makin merasa sayang padanya, rasa sayang yang berbeda, rasa sayang majikan pada budaknya. Karena malam itu Lia memang kuperlakukan lebih sebagai budak nafsuku. Malam itu kuminta Lia mengoralku beberapa kali hingga aku menyemprotkan air maniku di mulut dan wajahnya, sebelum akhirnya kami pun tidur. Aku tidur di kasur sedang Lia tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar tetap dengan keadaan telanjang bulat dan terikat. Aku tahu bahwa ia merasa tersiksa dengan keadaan seperti itu, tapi kelelahannya membuat ia dapat tertidur pulas.
Lia tidur lebih dulu, mungkin karena kelelahan, sedang aku hanya tersenyum melihatnya seperti itu, karena seperti yang telah ia katakan, ia bersedia melakukan apapun yang kuminta asalkan itu membuatku senang. Dan iapun hanya tersenyum dan mengangguk saat tadi kukatakan bahwa kini dia adalah pecunku. Kemudian akupun tertidur dengan perasaan senang, bahwa kini aku telah memiliki Lia sebagai pecunku.Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri
-
Ketika Tidur Pulas Ku Intip Bibiku
Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat.
Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.
Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.
Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa.
Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi.
Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.
Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.
Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.
Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat.
Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.
“Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi,
“Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata,
“Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu.
Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi.
Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.
“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan.
Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, ”
Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”
Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.
Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya.
Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya.
Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.
Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.
Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.
Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.”Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks.
Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.
Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak.
Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku,
kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.”Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.
“Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.
Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
-
Kisah Memek Asri Si Ratu Senggama (ngentot)
Duniabola99.com – Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta,majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai
pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati
28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga
perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-
satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22
thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun
depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula…
Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan
sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-
kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara
berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang
santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat,
sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,
aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,
sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15,
mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.
Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia
selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga
ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah,
Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa
Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong
supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci
pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya
kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang
sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera
masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet
yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar
dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul,
kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut
keperjakaan Mas Har, pikirku.“Mas Har. Mas Har!” panggilku menggoda, “tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati
Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?”Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat
penampilanku,
“Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…”“Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?”
“Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo, ayo…”,
ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi….“Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan
ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.“Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”.
Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku
berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas
berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point” , padahal aku sudah
memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah tak
sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi
maklum sang pejantan belum berpengalaman.
“Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan
pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.“Mau Mbak Sri ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka
kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung
memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi,
kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin
menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu…Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-
remas puting susuku yang kanan…“Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat
nafasnya menderu…“Mbak Sri, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar..
“Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan
desahanku lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana
pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah
menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku
dengan lembut dan terkadang cepat…“Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri….” jeritnya…
Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan
segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membuka
rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.“Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dia
langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangat
nafsunya….
“Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr… ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya mas
Haaar”.“Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena
keenakan…“Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr. … membasahi wajahnya
yang penuh birahi.“Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas
Har….. kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan
saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. …”Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-
gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang
keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku
dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa
uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti…“Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang. ..”, Candaku….
Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecil
di samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan….“Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu….. .”
“Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. …”
“Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..”, segera kubuka lebar-
lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan
guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam-
dalam. … Sreslepppppp. …….. blebessss… ..
“Auuuuuow… .”, kami berdua berteriak bersamaan… ..“Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih….?”
“Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi nonok Mbak Sri belum
pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah
melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti
nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-
rapet, pasti SUPER-PERET. …”, kami berdua bersenggama sambil cekikikan
keenakan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat
sekali….Sekarang giliranku yang di atas… Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan
pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilku
yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat
yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. ….Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil
bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap
di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku
berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan
untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah
liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagi
tanpa melepaskan kontol dan nonok kami.Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep sekali…
terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok-
plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini
kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena
orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku
orgasme… benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan
mantapnya oleh kontol yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung
dihantam alu….. bertubi-tubi. … kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh. …..
Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan… …“Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” ….
“Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar…. Yuk kita
bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg”“Ambil nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya
sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh. …….”
Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkan
pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan
setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Har semakin keras dan
cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh. …hhhhhh. …. seirama dengan
hunjaman kontolnya yang semakin cepat…..“Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!” , Mas Har menancapkan kontolnya lebih
dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku….
bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun
menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya….CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!
CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!!
CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak
panjaaaaanggg bersamaan;“Enaaaaaaaaaakkkkk! “….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari
ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti “bonyok”
rasanya….. Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. …. sambil
nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan…“Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu
sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……”
pintaku memelas….. kami kembali bercipokan dengan lekatnya…. .. kontolnya
masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku
dulu….“Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini sungguh-
sungguh luar biasa… Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang
maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sri
selamanya… .”“Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kawin pun kalau setiap
pagi –setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan
senggama ini, saya sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu
kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya
endut-endutan rasanya tadi…..”“Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa
baru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto.
“Nah… kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai
sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss,
sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin menggelorakan birahinya.“Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia…..
“aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….”
kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut
kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas
dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sedari tadi terdiam,
dihidupkan lagi… lagunya masih tetap “kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu.
…”Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya…. Mbak Sri
harus masak sarapan untuk Mas….”“Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita makan
berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan
“auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah
sayang deh”.Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan
kamar tidurnya,“Mas, numpang cebokan, ya…”
Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut
dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh.. . benar-benar
nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan
disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya — hampir sejengkal-
tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh….“Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat
Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang.
…”
Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan
kata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruh
wajahnya yang mirip Andy Lau itu…“Terima kasih, Mbak Sri… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang sama
Mbak Sri…”.Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk
kekasihku… . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,“Mas Har sayaaaang… . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak
batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gayakuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus
gaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi gelora birahinya… selesai
minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku…. dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur
lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu
rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak
ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti….Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga
cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat dan
mesranya… seperti penganten baru rasanya…Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata
penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula
dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola
kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam,
kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya…Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya,
tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan
wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..“Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti pasti
Mbak Sri kocokkan… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi…
kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!”Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting
tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pasti
gara-gara STMJ tadi,“Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas,
sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…”Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku
dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi…. Hihihi…“Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat…. “,
dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami.
Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola
ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula
ke mulutku…. wah! mesranya, Mas Har-ku ini…
Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping
Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke
dalam liang nonokku…. Mas Har agak terkejut,“Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau
bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!”“Siapa takut!” sahut Mas Har…
Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan nonokku,
ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging
pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku…. segera
kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku,
kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya
pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat
nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku….“Mbak Sri, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu…
“Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri…” sahutku memujinya, membuatnya
tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.“Sekarang apalagi?” tanya Mas Har…
“Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya… dan saya akan
meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya…. ini namanya gaya 69,
Mas sayaaang… mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas
Har…. Enaaaak kan, sayaaang?”“Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……”
“Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang, sehingga
emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco
seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng…
kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti mau menangis…. .
“Maafkan saya, ya Mbak Sri…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama
Mbak…..”Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-
mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati
ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku… ini
berlangsung cukup lama…Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat nonokku meluap,
sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww!Dan pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih enaaaak
lagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terusmengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. … pada waktu itu juga,
kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelanseluruhnya, sampai hampir keselek….. .
“Enaaaakkkk. ….” Mas Har berteriak keenakan…. .
Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang
masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut
memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. …. kujilati kontol Mas Har sampai
bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan
dengan posisi aku masih tetap di atas…“Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak opo ora?” godaku…
“Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan…. “, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul
dalam sebuah iklan jamu…..Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan
dengan sangat kuaaaatnya.. … Kucari kontolnya dan kupegang… wah sudah
ngaceng keras lagi rupanya….. luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari
ronde tadi pagi…..
“Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?”,“Mau dong, sayaaaang… . Gimana?”, tanyanya penasaran… .
“Mas Har duduk menyender dulu…..”
Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang
kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok
membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari
belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang….Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda….
semuanya berlangsung dengan sangat halus…. sehingga tidak sampai menimbulkan
lecet pada kontol Mas Har maupun nonokku…..“Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak
segera muncrat….. .“Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil
mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan…Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har… Nikmatnya
sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin
menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har….. inilah arti sesungguhnya
persetubuhan. …Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa
kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya
kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi…
membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh
anggota tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai
puncak…..“Keluar lagi ya, Mbak?” tanyanya…. . Ya! serrr… serrrr… serrrrr…., kembali cairan
hangat nonokku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya….. .lelah tapi enaaak….
Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan
dasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu,
kuberi dia senyum manis….“Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?”
Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har kuminta
berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,“Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang pantat
ya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….”“Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?” tanyanya lucuuuu….
“memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan… .. itu kan
namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran
yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas…. Aids itu
mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii…. seremmmm…. ”Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang
sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. …. seolah-olah dia takut
kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har
sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan
betapa besar perasaan cintanya pada diriku….“Aaaaahhhhhh. …”, aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang
kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har… dilingkarkannya
tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku….. . Dia mulai
menggoyangkan kontolnya maju mundur…. blep-blep-blep. …..aduuuuhhh. ….
mantapnyaaaa. ….. tenaganya sangat kuat dan berirama tetap…… membuat aliran-
darahku menggelepar di sekujur tubuhku….. ..“Enaaaak, Maaaaasssss. ……”, lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku
sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya….. . puaaaasssss
sekali tiada taranya….. ..“aaaaaahhhhhhhh. ……… “, lenguhku…. ….
“Lap dulu dong, Mbak Sriiii….. becek sekali nih….” pintanya…. .
Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya….. . segera dia mengeringkan nonokku
dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku…. .“Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ….” desahnya membuatku semakin
terangsang.. ….“Tembakkan saja, Massss…… ..”
Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. …. sampai nonokku penuh
dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu…….“Aaaaahhhhhhhh. ……” Mas Har berteriak keenakan…. .. demikian juga dengan aku,
kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangatkenikmatan nonokku….. .
“Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr….. … Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas
Har…….”“Aku juga Mbak….. selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di
dunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku semakin
menggelinjang kenikmatan.. ….“Terima kasih Mas Harrrrrr…. . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada
saya…..” Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuhperasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. … dan aku
kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap… .. dengan
Mas Har tengkurap di belakangku.. …Mulutnya didekatkan pada telingaku… . nafasnya menghembusi tengkukku… .
membuatku terangsang lagi……“Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri….. Apa Mbak Sri juga puas?”
“Tentu, Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air
hangatnya… .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!”“Terima kasih, ya sayaaaang… … aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri
seperti ini…….”“Boleh, Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali hari
Minggu tentunya…. . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu….”Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi
terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku….Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil berpelukan dan berciuman
erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua… dan kami pun
tertidur sampai siang…..Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya
lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia
tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian
bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki
kesayanganku ini,
“Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi
sampai sore….”“Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?”
“Setengah-dua, suamikuuuu.. …”, jawabku genit….“Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan
pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi….”Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas
Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu.“Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (“gila benar,
seperti pengantin baru saja”)….Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-
elus kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi…..Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera
mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil
posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. …“Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasa
lho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti,” ajakku untuk
membangkitkan rangsangan pada Mas Har….Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra.
Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher,
terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan
dipilin-pilinnya lembut…..Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah,
ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis
nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenai
itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan seluruh tubuhku,
sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut
dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku…
“Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. …..”,
pintaku manja…..Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi,
kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. …“aaaaahhhhhh. ……” lenguhan kami kembali terdengar lebih seru…. Kontol Mas Har
baru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dan
kumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. ….“Mas sayaaaang… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajari
teknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya ini
kami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja…..Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enak
dibandingkan pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek,
demikian juga dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur terus
menghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri….. nonokku mulai
tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya… ..“Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. …….”, aku agak berteriaksambil
mendesis…. …Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini…..
“Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar…. .” ajakku lagi, sambil kuputar
tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat dari
belakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dan
kuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku….. .“aaaaaaaaahhhhhhhhh hh…. enak, Mbak Sriiiiii…. …, gesekannya lebih terasa dari
yang tadiiiiii… ..” Mas Har mendesah nikmat…..Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan
kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. …..Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini……
“Mbak Sri, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….”
Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya.
…..“Aaah, aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninya
dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dinding
rahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku…..“Aaaaaaaa… ……” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air
nonokku….. .Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa…..
tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami
tertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda……Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dan
kakak-kakaknya pulang dari kerja…..“Mas, bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan kamar
ini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu…..”“Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?”
ajaknya….Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhh
enaknya….. . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan
memelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik…..
Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman,
merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har mengeras bagai
batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengan
tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami
bersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnya
maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang
perkasa…..“Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. …”, tanpa melepaskan kedua alat kelamin
kami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-
rangsangan. …“Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku… ..”, Mas
Har melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya duahanduk baru, satu untukku satu untuknya… Selesai handukan, aku bermaksud
mengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudah
selesai…..“Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di
liang hangat cinta kita……”Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kali
aku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi…Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihku
dari atas…..Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya Sederhana”
pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungi
kepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. ….Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus dengan
mantapnya maju-mundur begitu kuat…..“Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii… …”, kukejangkan kedua kakiku dan
sekujur tubuhku…..“Mbak, aku juga mau keluar sekarang…. ..”, dalam waktu bersamaan kami saling
menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. …..“Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ……”
“Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii…. ……”
Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jam
emapat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya…..“Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang…”
Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya… . ”ari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii… Bagaimana aku
akan sanggup melupakannya? ”Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku lari
menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubang
nonokku yang agak bonyok…..Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlengan
panjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk
“mengelabui” Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain
kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama. -
Cerita Sex Birahi
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Birahi ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Penampilanku selalu keren dan modis namaku Ivan umur 23 tahun tubuh saya atletis dengan tinggi yang
ideal aku kelahiran Bandung jujur saja aku mempunyai gairah seks yang tinggi aku suka melakukan
hubungan seks dengan variasi berbagai gaya.Aku sudah mempunyai istri yang tentunya cantik, kulitnya putih dan seksi tentunya supaya merangsang
nafsuku, kali ini aku akan bercerita pengalaman pribadiku saat aku mendapat undangan teman lamaku yang
bernama Alvin , dia adalah teman kuliahku saat di bangku kuliah di kota Surabaya.Setelah lulus kita jarang kontak kontakan dan jarang bertemu saat ini di juga sudah menikah tapi aku
belum kenal dengan istrinya, Pada saat menghubungiku, Alvin mengatakan bahwa dia akan berada di
Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan
oleh perusahaannya.Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan
istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku
ataupun istri Alvin hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk
mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi
istri-istri kami.
Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Alvin dan istrinya.“Hai… Alvin gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Fariha,”
kataku.“Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Fariha… apa kabar, ini Mella
istriku, Mella ini Ivan dan Fariha…” kata Alvin balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Alvin dan Mella.
Kulihat Fariha dan Mella cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Alvin.Ketika Mella dan Fariha asyik ngobrol macam-macam, Alvin menarikku ke arah balkon yang ada dan segera
menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.“Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita
dulu… gimana…” kata Alvin.“Mengenai apa…” kataku.
“Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Alvin lagi.
“Oke gua janji…” kataku.
“Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain
seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh
pake istri kamu, gimana…” ucap Alvin.“Ah.. gila kamu…” kataku spontan.
Cerita Sex Birahi Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Fariha dan Mella yang sedang asyik ngobrol.
Kulihat Mella sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Fariha, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki
aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Fariha maupun Mella yang tidak kalah
dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.“Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Alvin meminta
keputusanku lagi.“Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.
“Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Alvin lagi.
“Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis
yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”“Oke… gua setuju..” kataku.
Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.
Alvin mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang
sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Fariha dan Mella.“Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Alvin sembari
memberikan gelas yang satu ke Mella, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Fariha, karena
kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis.Kemudian Fariha dan Mella langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di
samping Fariha dan Alvin duduk di dekat Mella, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka.Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Alvin mulai melihat Fariha dan Mella mulai sedikit
berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut
mulai bereaksi, pikirku.Kemudian Alvin berinisiatif mulai memeluk Mella istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit
meniupkan desah nafasku ke tengkuk Fariha istriku.“Mell… aku sayang kamu…” kata Alvin.
Kulihat tangannya mulai meraba paha Mella, istrinya.
“Eh Alvin… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Mella halus.
“Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Alvin meneruskan serangannya ke Mella.
Melihat kondisi itu, Fariha agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa
menahan gejolak nafsunya.“Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”
Aku pun mulai memeluk Fariha istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Fariha
pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian
pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Alvin.“Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.
“Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya,
dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya
secara perlahan.Kulihat Alvin sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Mella istrinya, yang
kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang.“Ah.. Alvin… ah… ah… ah…” desah Mella kudengar. Dan Alvin sudah berhasil membuka seluruh pakaian
Mella, dan kulihat betapa mulusnya kulit Mella yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun
sudah berhasil ditarik oleh Alvin.Tinggallah tubuh bugil Mella di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Alvin pada
dirinya. Kulihat Alvin pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang
menutupi tubuh Mella maupun Alvin yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.“Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…” kulihat Mella menjilat dan menghisap kemaluan Alvin yang putih
kemerahan dengan nikmatnya. “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Alvin menikmati permainan Mella.Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Fariha istriku, kulanjutkan dengan meremas buah
dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-
ulang.“Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Fariha keenakan. Tangan Fariha pun mulai membuka celanaku
dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Fariha sudah mulai tidak
sabaran.“Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Fariha segera memegang
kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Mella.Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki
istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,“Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Fariha.
“Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”
Cerita Sex Birahi Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah
merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus
mengalir dari dalam kemaluannya.“Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Fariha.
Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.
Perlahan kulihat Alvin menggendong Mella istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di
sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Alvin mulai memasukkan kedua jari tangannya ke
lubang kemaluan milik Mella dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.“Akh… Alvin… ahk… kamu.. gila Alvin… akh.. terus… terus Alvin… ahh…” rintih Mella terdengar.
“Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”
Suara dan desahan dari istriku dan Mella secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan
kananku mulai ikut meraba kemaluan Mella yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan
kedua buah jariku ke kemaluan Mella tersebut.Dan Alvin pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Mella,
tangan kiri Alvin pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis
kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Mella maupun istriku membuka dan menutup matanya
menikmati permainan yang aku dan Alvin lakukan.Perlahan aku mulai meraba buah dada Mella dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah
dada milik Mella lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan
menantang untuk dihisap dan dipermainkan.Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm
itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Mella. Istriku dan Mella
pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut.Dan kulihat Alvin tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua
buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Mella, istrinya.Kemudian Alvin mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Mella yang sudah sangat
basah,“Ah… Alvin… terus… masukkan… terus Alvin semuanya…” kata Mella.
Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.
“Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.
Saat ini baik posisiku dan Alvin maupun Fariha dan Mella berada pada posisi yang sama. Aku dan Alvin
terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Mella dan Fariha.Cerita Sex Birahi Begitu juga dengan Mella dan Fariha membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Alvin seolah-
olah mereka takut kehilangan kami berdua.Selang beberapa saat kemudian Alvin menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan
batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu
panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Alvin yang terus menuju ke
lubang kemaluan milik istriku.Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Alvin yang mulai
mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik
Mella, perlahan kurasakan lubang kemaluan Mella masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku
yang kutekan perlahan.“Akh… akh… Mell… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.
“Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Mella.
“Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..”
“Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Alvin kepada istriku.
“Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Alvin… lebih dalam… teruskan Alvin… teruskan… kontolmu… sangat
panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Alvin..” desah istriku lirih.Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Mella dan sekali-kali kugigit pelan
putingnya dan Mella terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan
Mella yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut.Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging
yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang
kemaluan Mella yang kubuat basah sekali, Markas Judi Online DominoqqCerita Sex Birahi Dan Mella pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman
batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan
terhempas di luar kemaluan Mella tersebut.“Akh… Mell… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.
“Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”
Kulihat Alvin membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan
tersebut dari belakang,“Akh… akh… akh… Alvin… terus.. lebih dalam Alvin… akh.. enak… Alvin…” rintih istriku, yang kulihat
buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Alvin yang terus keluar masuk, dan
kemudian tangan Alvin meremas buah dada tersebut serta menariknya.“Akh… Alvin.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Alvin dari belakang
tersebut.“Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Alvin penuh kenikmatan.
Mella mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk
dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Mella memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah
kemaluanku.“Blees…”
“Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah Mella yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan
sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.“Oh… Mell.. terus… ah… ah…” desahku.
“Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Mella.
“Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Mella mengejang bagaikan kuda dan kurasakan
kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Mella.“Oh… ukh… okh.. Mell aku juga keluar.. okh… okh…”
Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami
tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan
posisi Mella di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan
Alvin dan istriku di sebelah kami.Kulihat Fariha istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan atau kuda yang sedang
kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh
Alvin maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka
ini.Kulit Alvin yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku
begitu menikmati panjangnya kemaluan Alvin. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih,“Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Alvin tekan terus Alvin dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku
memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut
seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.Cerita Sex Birahi Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku,
kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya,
“Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Mella
menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.“Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Alvin… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Alvin… akh…
terus… akh…” kata Fariha.“Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Mella di kemaluanku yang mengeras.
“Okh… Alvin… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Alvin… terus” desah istriku.
Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Alvin juga
mengejang.“Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Alvin kuat, kemudian tubuhnya mengejang
dan bergetar hebat.“Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat.
Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan…
“Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Mella dan
sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat
Mella terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa
sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Alvin dan Mella istrinya. Permainan ini kembali kami
ulangi pagi harinya.Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Alvin dan Mella harus pulang ke
Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami
lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta.Bahkan kadang-kadang-kadang Mella sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku,
ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari
Alvin atau Mella.cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Kisah Memek Ngentot Dengan Janda Anak 1
Duniabola99.com – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.
”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.“Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
“Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
“Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
“Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
“Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
“Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
“Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.“Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.
Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.. Agen Bola
Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.
Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.
“Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
“Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
“Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.
Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.
“Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
“Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…
“Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
“Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
“Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
“Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.
Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.“Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
“Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
“Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.
Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..
“Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
“Seger Om…. Om mau mandi??”
Belum sempat ku jawab…..
“Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.
Aku kanget bukan kepalang..
“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
“Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
“Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.
“Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.
Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….
“Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.“Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..
Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.
“Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
“Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
“Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
“Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.
Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..
“Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.
Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…
“Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..
Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.
Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.
“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .
Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…
“Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.“Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.
Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.
Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.
“Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.
Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.“Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…
Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.
Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.
“Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
“Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.
Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.
Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.
“Aahhh…. mas…” erangnya manja.Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..
“Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”
Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.
Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..
“Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”
Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.
“Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
“Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
“Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..
“Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
“Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.
“Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…
“Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..
Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.
“Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.
Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..
“Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..
Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..
Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..
Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya. Bermula ketika saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.
”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.
“Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
“Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
“Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
“Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
“Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
“Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
“Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.“Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.
Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari..
Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.
Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.
“Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
“Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
“Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.
Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.“Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
“Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…
“Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
“Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
“Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
“Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.
Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.
“Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
“Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
“Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.
Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..
“Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
“Seger Om…. Om mau mandi??”
Belum sempat ku jawab…..
“Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.
Aku kanget bukan kepalang..
“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
“Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
“Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.
“Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.
Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….
“Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.“Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..
Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.
“Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.
Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
“Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
“Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
“Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.
Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..
“Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.
Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…
“Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..
Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.
Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.
“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .
Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…
“Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.
“Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.
Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.
Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.
“Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.
Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.
“Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.
Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.
“Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
“Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.
Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.
Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.
“Aahhh…. mas…” erangnya manja.
Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..
“Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”
Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.
Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..
25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..“Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”
Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.
“Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
“Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
“Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..
“Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
“Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.
“Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…
“Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..
Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.“Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.
Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..
“Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..
Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..
Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..
Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya. -
Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Istri Sahabatku Tidak Dapat Di Hindarkan
“Nis, saya suka sekali berjumpa denganmu dan sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang satu hari atau dua hari di rumahku?” ucapnya padaku sekalian merengkuhku dengan kuat sekali. Nama rekan kuliahku itu ialah “Nasir”.
Foto Bokep Barat – “Kita saksikan saja kelak. Yang terang saya benar-benar bersyukur kita dapat bertemu pada tempat ini. Mungkin berikut namanya beruntung, karena saya benar-benar tidak menyangka kalau kamu ada di kota Makassar ini” jawabku sekalian membalasnya rangkulannya. Kami berpelukan lumayan lama disekitaran pasar sentra Makassar, persisnya pada tempat berjualan cakar.
“Mari kita ke rumah dahulu Nis, kelak kita bercakap panjang lebar di situ, sekalian kuperkenalkan istriku” ajaknya sekalian membimbingku naik ke mobil Feroza kepunyaannya. Sesudah kami datang di pelataran rumahnya, Nasir lebih dulu turun dan selekasnya buka pintu mobilnya di samping kiri lantas menyilahkan saya turun.
Saya benar-benar takjub menyaksikan rumah rumahnya yang dengan lantai 2. Lantai bawah dipakai sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sedangkan lantai atas dipakai untuk tempat tinggal dengan istri. Saya cuma turut ada berada di belakangnya.
“Berikut hasil usaha kami Nis sepanjang sekian tahun di Makassar” ucapnya sekalian memperlihatkan setumpukan beras dan ruang kantornya.
“Wah lumayan hebat kamu Sir. Usahamu lumayan. Kamu benar-benar sukses dibandingkan saya yang masih belum terang sumber kehidupanku” kataku kepadanya.
“Dar, Dar, berikut rekan kuliahku dahulu yang dulu pernah kuceritakan kemarin. Perkenalkan istri elok saya” teriak Nasir panggil istrinya dan secara langsung kami diperkenalkan.
“Sidar”, kata istrinya menyebutkan namanya saat kusalami tangannya sekalian dia tersenyum ramah dan manis seakan memperlihatkan rasa keceriaan.
“Anis”, kataku juga sekalian membalasnya senyumnya.Kelihatannya Sidar ini ialah seorang istri yang murah hati, ramah dan selalu memiara kecantikannya. Umurnya kutaksir baru sekitaran 25 tahun dengan badan sedikit langsing dan tinggi tubuh sekitaran 145 cm dan memiliki rambut cukup panjang. Tangannya berasa hangat dan lembut sekali.
Sesudah usai menyambutku, Sidar lantas menyilahkanku duduk dan dia cepat-cepat masuk ke seakan ada masalah penting di dalamnya. Baru saja kami bincang-bincang sekitar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Sidar di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu dan beberapa kue bagus disajikan oleh Sidar di meja yang terdapat di muka kami.
“Silakah Kak, dicicipi sajian ala-ala kandungannya” ajakan Sidar sentuh secara langsung ke lubuk hatiku. Selain senyum manisnya, kehalusan suaranya, karena performa, kecantikan dan sengatan berbau farfumnya yang wangi tersebut. Dalam hati kecilku menjelaskan, betapa suka dan berbahagianya Nasir dapat memperoleh istri seperti Sidar ini. Andaikan saya memiliki istri seperti ia, tentu saya tidak dapat kemanapun
“Eh, kok justru melamun. Ada permasalahan apa Nis sampai termenung demikian? Apa yang mengusik pikiranmu?” kata Nasir sekalian menggenggam bahuku, hingga saya benar-benar terkejut dan tersentak. “Ti.. Tidak ada permasalahan apapun kok. Cuma saya merenungkan sesaat mengenai tatap muka kita ini hari. Mengapa dapat terjadi yah,” alasanku.
Sidar cuma termenung dengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tetapi kadang-kadang dia melihatiku dan memperlihatkan muka cerianya. “Saat ini giliranmu Nis narasi mengenai perjalanan hidupmu bersama istri sesudah semenjak barusan cuma saya yang berbicara.
Silakan saja narasi panjang lebar mumpun ini hari saya tidak ada aktivitas di luar. Kembali juga anggaplah ini hari ialah hari kelebihan kita yang penting dirayakan bersama-sama. Tidakkah demikian Dar..?” kata Nasir seakan mencari support dari istrinya dan waktunya siap dipakai khusus bagiku.
“Ok, jika begitu saya akan sampaikan sedikit mengenai kehidupan rumah tanggaku, yang bertolak-belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sekalian membenahi dudukku di bangku empuk tersebut.
“Maaf bila mau tak mau kuungkapkan dengan terang-terangan. Sebetulnya kedatanganku di kota Makassar ini oleh sebab dipacu oleh masalah rumah tanggaku.
Saya selalu bercekcok dan berkelahi dengan istriku karena saya kesusahan memperoleh lapangan pekerjaan yang pantas dan mempu menjaga keluargaku. Pada akhirnya kuputuskan untuk tinggalkan rumah buat mencari kerja di kota ini.
Eh.. Belum saya dapatkan tugas, mendadak kita bertemu barusan sesudah 2 hari saya ke situ kemari. Mungkin tatap muka kita ini ada maknanya. Mudah-mudahan saja tatap muka kita ini adalah jalan keluar untuk menangani kesusahan rumahtanggaku” Ceritaku dengan jujur pada Nasir dan istrinya.
Dengar cerita bersedihku itu, Nasir dan istrinya tidak sanggup memberi komentar dan terlihat turut bersedih, bahkan juga kami semua termenung sesaat. Lantas secara serempak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seakan ingin menjelaskan suatu hal, tetapi mendadak mereka sama-sama melihat dan tutup lagi mulutnya seakan mereka sama-sama berharap untuk mengawali, tetapi justru mereka tertawa terbahak-bahak, yang membuatku bingung dan memaksakan tertawa.
“Ini Nis, mungkin tatap muka kita ini betul ada maknanya, karena kebenaran sekali kami perlu rekan seperti kamu di dalam rumah ini.
Kami kan belum sempat dianugerahi seorang anak, hingga kami selalu kesepian. Terlebih lagi bila saya ke luar kota contohnya ke Bone, karena itu istriku mau tak mau sendiri di dalam rumah walaupun sesekali dia panggil sepupunya untuk temani sepanjang saya tidak ada, tetapi saya masih tetap menghawatirkannya.
Karena itu, bila tidak memperberat, saya harapkan kamu tinggal bersamaku. Anggaplah kamu telah peroleh lapangan pekerjaan baru untuk sumber mata pencarianmu. Semua kepentingan setiap harimu, saya coba memikul sama sesuai potensiku” kata Nasir sungguh-sungguh yang kadang-kadang diokein oleh istrinya.
“Maaf teman, saya tidak ingin menyusahkan dan memberatkanmu. Biarkanlah saya mencari kerja pada tempat lain saja dan..” Belum saya usai berbicara, mendadak Nasir menggunting dan berbicara..
“Jika kamu tolak tawaranku ini bermakna kamu tidak menganggapku kembali sebagai teman dekat. Kami tulus dan berniat baik kepadamu Nis” ucapnya.
“Tapi,” Belum kuutarakan tujuanku, mendadak Sidar ikut juga berbicara..
“Betul Kak, kami benar-benar memerlukan rekan di dalam rumah ini. Telah lama ini kami sedang pikirkan tetapi mungkin baru ini kali disandingkan orang yang pas dan sama sesuai hati nurani.Apalagi Kak Anis ini teman dekat lama Kak Nasir, hingga kami tidak butuh ragukan kembali. Bahkan juga kami benar-benar suka bila Kak sekaligus jemput istrinya untuk tinggal dengan kita di dalam rumah ini” perkataan Sidar memberikan dorongan kuat padaku.
“Jika demikian, bolehkah buat. Mau tak mau kuterima dengan suka hati, sekalian kuucapkan terima kasih yang tidak terbatas atas budi bagusnya. Tetapi sayang, saya tidak mempunyai ketrampilan apapun untuk menolong kalian” kataku dengan pasrah.
Mendadak Nasir dan Sidar bersama berdiri dan secara langsung sama-sama berangkulan, bahkan juga sama-sama mengecup bibir sebagai pertanda kebahagiaannya. Lantas Nasir meneruskan rangkulannya padaku dan mengecup pipiku, hingga saya sedikit malu dibikinnya.
“Terima kasih Nis atas ketersediaanmu terima tawaranku mudah-mudahan kamu bahagia dan tidak kesusahan apapun itu di dalam rumah ini.
Kami tidak memerlukan ketrampilanmu, tetapi kedatanganmu temani kami di dalam rumah ini. Kami cuma perlu rekan bermain dan ganti pikiran, karena tenaga kerjaku telah cukup buat menolong mengurus usahaku di luar. Kami setiap saat memerlukan nasihatmu dan istriku tentu merasa terhibur dengan kedatanganmu temani bila saya keluar dari rumah” ucapnya dengan senang dan suka dengar persetujuanku.
Lebih kurang sebulan lama waktunya kami seakan cuma diberlakukan sebagai raja di dalam rumah tersebut. Makanku diurusi oleh Sidar, tempat tidurku kadangkala dibikin bersih olehnya, bahkan juga dia minta untuk membersihkan bajuku yang kotor tetapi saya berkeberatan.
Sepanjang waktu itu juga, saya telah diperlengkapi baju, bahkan juga kamar tidurku dibelikan TV 20 inch komplet dengan VCD-nya. Saya benar-benar malu dan merasa berutang budi dari mereka, karena selainnya baju, aku juga dikasih uang kontan yang banyaknya lumayan besar buatku, bahkan juga terakhir kuketahui bila dia sering kirim baju dan uang ke istri dan beberapa anakku di Bone melalui mobil.
Kami bertiga cukup dekat dan hidup pada sebuah rumah seperti saudara kandungan bersenda canda, bercengkerama dan berkawan tanpa batasan seakan tidak ada ketidaksamaan status seperti majikan dan pegawainya. Kebebasan pertemananku dengan Sidar mencapai puncak saat Nasir pergi ke Sulawesi Tenggara sepanjang sekian hari untuk bawa beras untuk dipasarkan di situ sebab ada keinginan dari langganannya.
Saat malam pertama pemberangkatan Nasir, Sidar terlihat senang sekali seakan tidak ada kekuatiran apapun. Bahkan juga sebelumnya sempat menjelaskan ke suaminya itu jika dia tidak takut kembali ditinggal walaupun beberapa bulan lama waktunya karena telah ada yang mengawasinya, tetapi ucapannya itu dia anggap sebagai bentuk komedi pada suaminya. Nasir juga terlihat tidak ada kekuatiran tinggalkan istrinya dengan argumen yang masih sama.
Malam itu kami (saya dan Sidar) melihat bersama di ruangan tamu sampai tengah malam, karena kami sekalian ganti pengalaman, termasuk masalah saat sebelum nikah dan background perkawinan kami masing-masing. Sikap dan perilaku Sidar sedikit berlainan dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Sidar membuat kopi susu dan memberikanku bersama pisang susu, lantas kami cicipi bersama sekalian menonton.
Dia makan sekalian tiduran di sampingku seakan dipandang biasa-biasa saja. Kadang-kadang dia mengubah badannya kepadaku sekalian menceritakan, tetapi saya berpura-pura berlaku biasa, walaupun ada ganjalan aneh dalam benakku. “Nis, kamu tidak berkeberatan khan temaniku menonton malam hari ini? Esok khan tidak ada yang mengusik kita hingga kita dapat tidur siang sepuas hati?” bertanya Sidar mendadak seakan dia tidak mengantuk sedikitpun.
“Tidak kok Dar. Saya malah suka dan berbahagia dapat menonton bersama majikanku” kataku sedikit memujinya. Sidar lantas mencubitku dan..
“Wii de.. De, kok saya diberitahu majikan. Sebel saya dengarnya. Ah, jangan kembali kata itu kembali dech, saya tidak sudi diundang majikan” ucapnya.
“Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf bila tidak suka, saya cuma bermain-main. Lantas saya harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
“Terserah deh, yang terpenting bukan majikan. Tetapi saya lebih senang bila kamu panggil saya adik” ucapnya rileks.
“Oke jika demikian penginnya. Saya akan panggil adik saja” kataku kembali.
Malam makin terlarut. Tidak satu juga kedengar suara terkecuali suara kami berdua dengan suara TV. Sidar mendadak bangun dari pembaringannya.“Nis, apa kamu kerap menonton kaset VCD bersama istrimu?” bertanya Sidar dengan sedikit rendah suaranya seakan tidak ingin didengarkan seseorang. “Eng.. Sebelumnya pernah, tetapi sama sama orang lain karena kami menonton di tempat tinggalnya” jawabku sembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang mendadak dan agak aneh tersebut.
“Kamu ingat judulnya? Atau alur ceritanya?” tanyanya kembali.
“Saya lupa judulnya, tetapi pemainnya ialah Rhoma Irama dan ceritanya ialah permasalahan pertalian cinta” jawabku dengan berpura-pura berlaku biasa.“Masih ingin tidak kamu temani saya menonton film dari VCD? Kebenaran saya punyai kaset VCD yang banyak. Judulnya beberapa macam. Terserah yang mana Anis sukai” penawarannya, tetapi saya sebelumnya sempat berpikir jika Sidar akan putar film yang serba aneh, film orang dewasa dan umumnya khusus dilihat oleh suami istri untuk menghidupkan nafsunya. Sesudah aku pikir semua risiko, keyakinan dan dosa, saya lantas membuat argumen.
“Sebetulnya saya suka sekali, tetapi saya takut.. Eh.. Maaf saya benar-benar mengantuk. Bila tidak berkeberatan, lain barangkali, tentu kutemani” kataku sedikit ragu dan takut alasanku salah. Tetapi pada akhirnya dia terima walaupun kelihatannya sedikit sedih di mukanya dan kurang semangat.
“Baik bila memang kamu telah mengantuk. Saya tidak ingin benar-benar memaksakanmu, kembali juga saya cukup suka dan berbahagia kamu siap temaniku menonton sampai selarut ini. Mari kita masuk tidur” ucapnya sekalian mematikan TV-nya, tetapi saat sebelum saya tutup pintu kamarku, saya menyaksikan sesaat dia sebelumnya sempat memerhatikanku, tetapi saya berpura-pura tidak mempedulikannya.
Di atas tempat tidurku, saya resah dan kebingungan memutuskan mengenai alasanku bila esok atau lusa dia ajakku lagi menonton film itu. Di antara ingin, malu dan perasaan takut selalu menghantukiku. Mungkin ia alami hal yang masih sama, karena dari dalam kamarku selalu kedengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup dan air di dalam kamar mandi selalu terdengaran tertumpah.
Sesudah kami makan malam bersama esok harinya, kami kembali menonton TV sama di ruangan tamu, tetapi performa Sidar ini kali cukup lain dari umumnya. Dia kenakan pakaian serba tipis dan tercium berbau farfumnya yang wangi menusuk hidup sepanjang ruangan tamu tersebut.
Jantungku sebelumnya sempat berdebar-debar dan hatiku resah cari argumen untuk menampik ajakannya itu, walaupun pergolakan hati kecilku untuk meng ikuti tekadnya lebih besar dibanding penolakanku. Belum saya sebelumnya sempat temukan argumen pas, karena itu
“Nis, masih ingat janjimu semalam? Atau kamu telah mengantuk kembali?” pertanyaan Sidar mendadak mengagetkanku.
“O, oohh yah, saya ingat. Menonton VCD khan? Tetapi jangan yang seram-seram dong filmnya, saya tidak sukai. Kelak saya mimpi jelek dan membuatku sakit, khan ribet jadi” jawabku mengingati tidak untuk putar film porn.
“Kita simak saja bermainnya. Kamu tentu suka melihatnya, karena saya percaya kamu tidak pernah melihatnya, kembali juga ini film baru” kata Sidar sekalian raih kotak yang berisi setumpukan kaset VCD lantas menarik sekeping kaset yang paling di atas seakan dia sudah menyiapkannya, lantas masukkan ke CD, lantas undur dua cara dan duduk di sampingku menanti apa kiranya yang hendak ada di monitor TV itu.
Dag, dig, dug, getaran jantungku benar-benar keras menanti gambar yang hendak tampil di monitor TV. Sebelumnya saya percaya jika filmnya ialah film yang bisa dipertontonkan dengan umum karena gambar pertama kali yang ada ialah 2 orang gadis yang berloma naik speed board atau sampan dan sama-sama balapan di atas air sungat.
Tetapi dua menit selanjutnya, ada juga 2 orang pria memburuhnya dengan naik kendaraan yang masih sama, pada akhirnya keempatnya berjumpa di pinggir sungai dan bergandengan tangan lantas masuk ke dalam salah satunya villa untuk santai bersama-sama.
Selang beberapa saat mereka berpasang-pasangan dan sama-sama buka bajunya, lantas sama-sama merengkuh, mencium dan sebagainya seperti seperti suami istri. Niat penolakanku barusan mendadak terlewatkan dan terpindah dengan niat tekadku.
Kami tidak sanggup keluarkan kata-kata, khususnya saat kami melihat dua pasang muda mudi bertelanjang bundar dan sama-sama menjilat-jilati kemaluannya, bahkan juga sama-sama mengadu alat yang paling vitalnya. Kami cuma dapat sama-sama melihat dan tersenyum.
“Bagaimana Nis,? Asyik khan? Atau mengganti lainnya yang lucu-lucu?” pancing Sidar, tetapi saya tidak menjawab, justru saya melenguh panjang. “Apa kamu kerap dan suka menonton film beginian bersama suamimu?” gantian saya menanyakan, tetapi Sidar cuma melihatku tajam lantas menggangguk.
“Hmmhh” kudengar suara napas panjang Sidar keluar mulutnya. “Apa kamu sebelumnya pernah praktikkan seperti pada film itu Nis?” bertanya Sidar saat salah seorang wanitanya sedang menungging lantas lelakinya menusukkan kontolnya dari belakang lantas mengocaknya dengan kuat.
“Tidak, tidak pernah” jawabku singkat sekalian bernafas lagi panjang.
“Maukah kamu mencoba kelak?” bertanya Sidar dengan suara rendah.
“Sama siapa, kami khan pisah dengan istri untuk saat ini” kataku.
“Bila kamu berjumpa istrimu kelak atau wanita lain contohnya” kata Sidar.“Yachh.. Kita simak saja kelak. Bisa kami coba kelak hahaha” kataku. “Nis, apa malam hari ini kamu tidak mau mencoba?” Bertanya Sidar sekalian sedikit rapatkan badannya padaku. Karena sangat rapatnya hingga badannya berasa hangatnya dan berbau wanginya.
“Sama siapa? Apa sama wanita di TV itu?” tanyaku memancing. “Bagaimana bila dengan saya? Mumpung cuma kita berdua dan tidak akan ada orang yang lain tahu. Ingin khan?” Bertanya Sidar lebih terang ke arah sekalian sentuh tanganku, bahkan juga menyandar tubuhnya ke tubuhku.
Benar-benar saya terkejut dan jantungku seakan lepas dengar perincian pertanyaannya itu, apalagi dia menyentuhku. Saya tidak sanggup kembali berpikiran apapun, tetapi terima apa yang ada malam tersebut. Saya tidak mungkin akan sanggup menampik dan menyebalkannya, apalagi saya benar-benar inginkannya, karena sudah beberapa waktu saya tidak lakukan seks dengan istriku. Saya coba rapatkan tubuhku juga, lantas mengelus tangannya dan merengkuh punggungnya, hingga berasa hangat sekali.
“Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau realita?” Tanyaku sangat senang. “Akan kubuktikan keseriusanku sekarang ini. Merasai ini sayang” mendadak Sidar melonjak lantas mengangkangi ke-2 pahaku dan duduk di atasnya sekalian merengkuhku, dan mencium pipi dan bibirku terus-menerus.
Pasti saya tidak sanggup sia-siakan kesempatan kali ini. Saya selekasnya menyambutnya dan membalas dengan sikap dan perlakuan yang masih sama. Kelihatannya Sidar ingin selekasnya menunjukkan dengan melepaskan sarung yang digunakannya, tetapi saya belum ingin buka celana panjang yang terpakai malam tersebut.
Pergumulan kami dalam sikap duduk lumayan lama, walaupun berulang-kali Sidar mintaku agar selekasnya melepas celanaku, bahkan juga dia sendiri seringkali berusaha buka kancingnya, tetapi sering kali kuminta supaya dia bersabar dan perlahan-lahan karena waktunya benar-benar panjang.
“Mari Kak Nis, cepat sayang. Saya sudah tidak tahan ingin memberikan bukti” bujuk Sidar sekalian melepaskan rangkulannya lantas dia tidur terlentang di atas karpet abu-abu sekalian tarik tanganku untuk menindihnya. Saya tidak sampai hati biarkan dia ingin tahu terus, hingga saya selekasnya menindihnya.
“Membuka celana sayang. Cepat.. Saya telah lelah nih, mari donk,” pintanya.
Aku juga selekasnya mengikuti permohonannya dan melepaskan celana panjangku. Kemudian, Sidar menjepitkan ujung jemari kakinya ke sisi atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tetapi dia gagal karena saya menyengaja mengusung punggungku tinggi-tinggi untuk menghindariinya.
Saat saya coba membuka pakaian daster yang dipakaianya ke atas lantas dia sendiri melepasnya, saya terkejut karena tidak kusangka jika dia benar-benar tidak gunakan celana. Dalam hatiku jika mungkin dia memang menyengaja bersiap akan bersetubuh denganku malam tersebut.
Di bawah cahaya lampu 10 W yang diimbangi sinar TV yang makin hebat bermain bugil, saya benar-benar terang melihat sebuah lubang yang dikitari daging montok yang putih mulus yang tidak banyak bulu selembar juga. Terlihat mencolok sebuah benda imut seperti biji kacang di tengahnyanya.
Rasanya cukup melawan dan meninggikan birahiku, tetapi saya masih tetap berusaha mengontrolnya supaya saya dapat semakin lama bermain dengannya. Dia saat ini telah bugil 100%, hingga kelihatan bentuk badannya yang langsing, putih mulus dan sangat indah dilihat.
“Mari dong, nantikan apalagi sayang. Jangan dibiarkan saya teraniaya semacam ini” pinta Sidar tidak pernah stop agar selekasnya nikmati pucuknya.”Tenang sayang. Saya pasti memberikan kepuasanmu malam hari ini, tetapi saya masih ingin bermain semakin lama agar kita semakin banyak menikmatinya”kataku.. Secara perlahan-lahan tetapi tentu, ujung lidahku mulai sentuh pinggir lubang kepuasannya hingga membuat pinggulnya bergerak dan berdesis.
“Nikmat khan jika ini?” tanyaku berbisik sekalian menggerakkan lidahku ke kanan dan ke kiri lantas memencetnya lebih dalam hingga Sidar 1/2 berteriak dan mengusung tinggi-tinggi bokongnya seakan dia menyongsong dan ingin perdalam masuknya ujung lidahku. Dia cuma menggangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.
“Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tidak sanggup dikurangkan saat saya gocok-gocokkan lebih dalam dan keras dan cepat masuk keluar ke lubang kemaluannya. “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Saya tidak pernah rasakan semacam ini awalnya” ucapnya dengan suara yang cukup keras sekalian menarik-narik kepalaku supaya lebih rapat .
“Bagaimana? Siap menyongsong lidahku yang panjang kembali keras?” tanyaku sekalian melepas semua bajuku yang tetap sisa dan kamipun sama bugil. Persentuhan badanku tidak satu helai benangpun yang melapisnya. Berasa hangatnya udara yang keluar badan kami.
“Iiyah,. Dari barusan saya menanti. Mari,. Cepat” kata Sidar terburu-buru sekalian buka lebar-lebar ke-2 pahanya, bahkan juga buka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kanan kiri ke-2 bibirnya untuk mempermudah jalannya kemaluanku masuk lebih dalam .
Aku juga tidak ingin menahan-nahan kembali karena saya telah senang bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi ke-2 nya benar-benar basah. Saya lantas mengusung ke-2 kakinya sampai bertumpu ke bahuku lantas berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang semenjak barusan menanti tersebut. Rupanya tidak sanggup kutembus sekalian sama sesuai kemauanku. Ujung kulit penisku ketahan, walau sebenarnya Sidar bukan perawan kembali.
“Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Sidar saat ujung penisku sedikit kutekan cukup keras. Saya gerakkan ke kanan dan ke kiri tetapi juga belum sukses ambles.
Saya turunkan ke-2 kakinya lantas raih sebuah bantal bangku yang di belakanku lantas kuganjalkan di bawah pinggulnya dan buka lebar ke-2 pahanya lantas kudorong penisku cukup keras hingga mulai masuk separuhnya. Sidarpun mendesah keras tetapi tidak berbicara apapun, hingga saya tidak perduli, justru makin kutekan dan kudorong masuk sampai ambles semuanya.
Sesudah semua tangkai penisku tenggelam semua, saya sesaat stop bergerak karena lelah dan melenturkan tubuhku di atas badan Sidar yang diam sekalian bernafas panjang seakan baru ini kali nikmati benar persetubuhan.
Sidar menggerak kembali -gerakkan pinggulnya dan aku juga menyambutnya. Bahkan juga saya ambil mundur-maju dikit demi sedikit sampai jalannya cukup cepat lantas cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar-putar selaras hingga memunculkan bunyi-bunyian yangberirama juga.
“Tahan sesaat” kataku sekalian mengusung kepala Sidar tanpa mengambil penisku dari lubang vagina Sidar hingga kami dalam sikap duduk.
Kami sama-sama merengkuh dan gerakkan pinggul, tetapi sesaat karena berasa susah. Lantas saya tiduran dan terlentang sekalian menarik ke Sidar meng ikutiku, hingga Sidar ada di atasku. Kusarankan supaya dia menggoyang, mengocak dan memompa dengan keras kembali cepat.
Dia juga cukup memahami kemauanku hingga ke-2 tangannya bertopang di atas dadaku lantas menghentakkan cukup keras bolak kembali bokongnya ke penisku, hingga kelihatan kepalanya lemas dan seakan ingin jatuh karena baru kali itu dia melakukan dengan posisi semacam itu. Karenanya, kumaklumi bila dia cepat lelah dan selekasnya jatuhkan badannya melekat ke atas badanku, walaupun pinggulnya tetap bergerak turun naik.
“Kamu mungkin benar-benar lelah. Bagaimana jika mengganti posisi?” kataku sekalian mengusung badan Sidar dan melapas rangkulannya.
“Posisi bagaimana kembali? Saya beberapa kali sudah merasa sangat nikmat” tanyanya bingung seakan tidak tahu apakah yang akan kulakukan, namun masih tetap dia ikutinya permintaanku karena dia juga merasa begitu nikmat dan belum pernah merasakan permainan semacam itu sebelumnya.
“Terima saja permainanku. Saya akan perlihatkan sejumlah pengalamanku”
“Yah.. Yah.. Cepat kerjakan apa” ucapnya singkat.Saya berdiri lantas mengusung badannya dari belakang dan kutuntunnya sampai dia dalam posisi nungging. Sesudah kubuka sedikit ke-2 pahanya dari belakan, saya lantas menusukkan lagi ujung penisku ke lubangnya lantas mengocak dengan keras dan cepat hingga memunculkan bunyi dengan irama yang cantik bersamaan dengan pergerakanku.
Sidar juga tersengal-sengal dan napasnya terputus-putus terima kepuasan tersebut. Posisi kami ini tidak lama karena Sidar tidak sanggup meredam rasa capeknya berlutut sekalian kupompa dari belakan. Karena itu, saya balikkan ke tempat awal yakni tidur terlentang dengan paha lebar terbuka lantas kutindih dan kukocok dari depan, lantas kuangkat ke-2 kakinya bertumpu ke bahuku.
Posisi berikut yang membuat permainan kami mencapai puncak karena selang beberapa saat, Sidar berteriak-teriak sekalian merengkuh keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan juga kadang-kadang menarik keras mukaku melekat ke mukanya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersama dengan itu juga, saya rasakan ada cairan hangat mulai menyebar di tangkai penisku, khususnya saat berasa sekujur badan Sidar gemetaran.
Saya masih tetap berusaha untuk menghindar dari tatap muka di antara spermaku dengan sel telur Sidar, tetapi telat, karena baru saya coba mengusung punggungku dan punya niat menumpahkan di luar rahimnya, tetapi Sidar justru mengikatkan tangannya lebih kuat seakan molorangku menumpahkan di luar yang pada akhirnya cairan kental dan hangat itu mau tak mau tumpah semuanya dalam kandungan Sidar.
Sidar kelihatannya tidak menyesal, justru sedikit cerah menerimanya, tetapi saya diliputi perasaan takut kalau-kalau menjadi janin nanti, yang hendak membuatku malu dan jalinan persahabatanku amburadul. Sesudah kami sama capai pucuk, senang dan nikmati persetubuhan yang sebenarnya, kami lantas terkapar di atas karpet tanpa bantal. Monitor TV telah warna biru karena pergumulan filmnya semenjak barusan usai.
Saya saksikan jam dinding memperlihatkan jam 12.00 malam tanpa berasa kami bermain lebih kurang 3 jam. Kami sama termenung dan tidak sanggup berbicara apapun itu sampai tertidur pulas. Sesudah terjaga jam 7.00 pagi pada tempat itu, rasanya tetap berasa lelah bersatu fresh.
“Nis, kamu benar-benar luar biasa. Saya tidak pernah memperoleh kepuasan dari suamiku sejauh ini sama seperti yang kamu beri semalam” kata Sidar saat dia terjaga pagi itu sekalian merengkuhku.
“Betul nih, jangan-jangan cuma gombal untuk menggembirakanku” tanyaku.
“Sumpah.. Terang-terangan suamiku semakin banyak pikirkan kesukaannya dan posisi bermainnya cuman satu saja.Dia di atas dan saya di bawah. Terkadang dia lemah saat sebelum kami apapun. Kontolnya pendek sekali hingga tidak sanggup memberi kepuasan padaku sama seperti yang kami beri. Seandainya saja kamu suamiku, tentu saya berbahagia sekali dan selalu ingin bersetubuh, jika perlu tiap hari dan tiap malam” tuturnya seakan menyesali hubungan dengan suaminya dan memperbandingkan denganku.
“Jangan sayang. Itu namanya telah jodoh yang tidak sanggup kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan serong. Biarlah. Yang terpenting kita telah menikmatinya dan terus akan menikmatinya” kataku sekalian menentramkannya sekalian mencium keningnya.
“Maukah kamu terus-terusan memberikan kepuasan seperti semalam itu saat suamiku tidak ada di dalam rumah” tanyanya menuntut janjiku. “Iyah, tentu sepanjang aman dan saya tinggal bersamamu. Ada banyak permainanku yang masih belum kutunjukkan” kataku janji akan mengulangnya
“Bagaimana jika istri dan beberapa anakmu kelak tiba?” tanyanya cemas.
“Mudah ditata. Saya kan pembantumu, hingga saya dapat selalu dekat denganmu tidak ada keraguan istriku.Apalagi istriku tentu tidak kuat ada di kota karena dia telah terlatih di daerah bersama keluarganya tetapi yang kutakutkan bila kamu hamil tanpa dianggap suamimu” kataku. “Saya tidak akan hamil, karena saya akan makan pil KB saat sebelum bermain sama seperti yang kulakukan semalam, karena sudah kurencanakan” kara Sidar terang-terangan.
Sesudah kami bincang-bincang sekalian berbaring di atas karpet, kami lantas ke kamar mandi setiap bersihkan diri lantas kami ke pelataran rumah bersihkan sesudah makan pagi pagi bersama-sama. Semenjak waktu itu, kami hampir tiap malam melakukan, khususnya saat suami Sidar tidak ada di dalam rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan juga seringkali kulakukan di kamarku saat suami Sidar tetap tertidur di kamarnya, karena Sidar sendiri yang bertandang ke kamarku saat sedang “haus”.
Entahlah sampai kapan ini akan berjalan, tetapi yang terang sampai sekarang ini kami masih selalu ingin melakukan dan tidak ada pertanda keraguan dari suaminya dan dari istriku.
-
Sange Karena Ibu guru seksi
Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku. Tahun 2012 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8.Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu. Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu guru itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah. Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami…
Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone aku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.
Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka: Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi aku ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”
Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis. yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot…
di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali… Sambil aku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar.
Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok) Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek ibu eka mirip dengan lumpur hidup.
aku mengarahkan kontolku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping…
-
Kisah Memek melampiaskan nafsu dengan pembantu
Duniabola99.com – Di tempat aku tinggal ada pembantu baru, lelaki, orangnya sepantaran aku, tinggi besar, lumayan ganteng, malah terlalu ganteng untuk jadi pembantu, harusnya jadi cover boy. Namanya Budi. Aku tertarik padanya karena dia type cowok idaman buatku. Aku kerap kali membayangkan gimana kalo aku di***** olehnya, memiawku dienjot tongkolnya yang dari luar celananya kelihatan menggembung, pertanda tongkolnya besar.
Satu hari, aku tidak kerja sehingga dirumah seharian. Aku cuma pake daster yang mini tanpa bra, sehingga toketku bergerak2 kalo aku jalan. Kalo papasan dengan dia, kulihat matanya lekat menatap toketku yang bergerak2 itu, aku sih gak perduli. Siang itu gak ada siapa2 di tempat tinggalku. Aku duduk di meja makan membaca koran setelah menyantap makan siangku. Dia sedang ngepel di ruang makan. Aku sengaja mengangkangkan pahaku, sehingga dasterku yang mini itu makin tersingkap ke atas dan pastinya cd ku akan bisa dilihat dengan jelas oleh dia yang sedang ngepel itu. Aku tau bahwa dia pasti sedang melotot melihat paha dan cdku walaupun aku tidak melihatnya karena terhalang meja makan, karena dia tidak selesai2 ngepel lantai di sekitar meja makan itu. Aku kaget juga karena ternyata dia berani banget. Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku.Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku mulai naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. Dia memang memanggil semua yang sepantaran dia di tumah itu dengan namanya. “Tanganmu nakal sih”, kataku terengah. “Abis kamu nantang duluan sih. Udah tau aku lagi ngepel pake ngangkangin paha segala”, jawabnya dengan tetap ngelus2 pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes memiawku dari luar cdku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aah Bud, ines jadi napsu nih”, erangku. “Iya Nes, cd kamu udah basah begini. Kamu ternyata napsunya besar ya, mau ng***** gak dengan aku”, katanya terus terang. Aku terdiam mendengar ajakannya yang to the point itu. Aku yakin tongkolnya pasti udah ngaceng berat. Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Memang aku pake cd yang minim sekali sehingga dia mudah mengakses memiawku dari samping cdku. Terasa sekali jarinya mengorek2 memiawku mencari itilku, setelah ketemu langsung saja dikilik2nya. “Bud…”, erangku. memiawku menjadi makin basah. Aku duduknya menjadi setengah melorot sehingga dasterku makin terangkat keatas, membebaskan selangkanganku. Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. “Bud, kamu pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya”, kataklu terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke memiawku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada memiawku itu. Lidahnya menyusup ke dalam memiawku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati itilku. “Aah Bud, Ines sudah pengen di*****”, aku mengerang saking napsunya.
Dia menghentikan aksinya, berdiri dan menarikku berdiri juga. Karena rumah sedang sepi, dia langsung memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, tongkolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku dari luar dasterku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan tongkolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah memiawku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik memiawku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2 memiawku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan itilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek itilku. Aku menjadi lemes dan bersender dipelukannya. “Nes kekamarmu aja yuk”, katanya sambil menyeret tubuhku yang lemes itu kekamarku.
Di kamar aku didorongnya dengan keras sehingga terbaring diranjang, sementara dia mengunci pintunya. Korden jendela ditutupnya sehingga ruangan menjadi agak gelap. Dia segera menghampiriku, cdku ditariknya sehingga lepas dan dia mulai menggarap memiawku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya menyosor memiawku lagi. Bibir memiawku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk melalui bibir memiawku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati itilku, perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya. “Aah terus Bud, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di memiawku. Lidahnya makin seru saja mengilik memiaw dan itilku. Cairan memiawku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”, protesku. “ines sudah ampir nyampe”. Dia membuka baju dan celannya, sekaligus dengan cdnya, benar dugaanku. Ternyata tongkolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir ranjang, saat itu aku masih memakai daster miniku. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 memiawku. memiawku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya tongkol besarnya dengan lebih mudah. Kepala tongkolnya sudah terjepit di memiawku. Terasa sekali tongkolnya sesek mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget tongkolmu”, erangku. Dia diam saja, malah terus mendorong tongkolnya masuk pelan2.Aku menggeletar ketika tongkolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan tongkolnya yang besar itu. Pelan2 dia menarik tongkolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk tongkolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan tongkolnya nancep semua di memiawku. “Aah, enak banget Bud tongkolmu”, jeritku. “memiawmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain memiaw seperet memiawmu”, katanya sambil mengenjotkan tongkolnya keluar masuk memiawku. “Huh”, dengusku ketika terasa tongkolnya nancep semua di memiawku, Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. memiawku terasa berdenyut meremes2 tongkolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai menyusup kedalam dasterku dan meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk tongkolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan tongkolnya di memiawku. “Enak Bud, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh kamu ***** tiap hari”, erangku gak karuan. Keluar masuknya tongkolnya di memiawku makin lancar karena cairan memiawku makin banyak, seakan menjadi pelumas tongkolnya. Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku.
Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali menyusup kedalam dasterku dan meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, tongkolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika tongkolnya nancep semuanya di memiawku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot memiawku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan tongkolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan tongkolnya sehingga rasanya tongkolnya nancep lebih dalem lagi di memiawku. “Terus Bud, enjot yang keras, aah nikmat banget deh di***** kamu”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot memiawku dengan tongkolnya.
Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan tongkolnya pada memiawku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, memiawku mengejang dan “Bud, Ines nyampe aah”, teriakku. memiawku berdenyut hebat mencengkeram tongkolnya sehingga akhirnya, tongkolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami memiawku. tongkolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk keranjang dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya. tongkolnya terlepas dari jepitan memiawku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang diranjangku supaya tidak menindih aku. “Nes, nikmat banget deh memiaw kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. “Kamu sudah sering ng***** ya Bud, ahli banget bikin Ines nikmat. Kamu ng***** ama siapa aja”, tanyaku. “Kalo enggak anak majikan ya istri majikan”, jawabnya sambil cengar cengir. “Wah nikmat banget kamu, ada yang muasin kamu sembari kerja”, jawabku sambil menelentangkan badanku disebelahnya.Dia bangun dan masuk kamar mandi, memang kamarku ada kamar mandi didalemnya. Terdengar grujuan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, dasterku yang sudah basah karena keringat dilepasnya sehingga aku terkapar telanjang bulat. “kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut ya Nes, kamu ngentotnya sama siapa sih”, tanyanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget di*****nya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka cowok kaya begini, udah tongkolnya gede dan panjang, kuat lagi ng*****nya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aash, kamu napsu banget sih Bud, tapi Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 memiawku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik memiawku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya.
Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di memiawku, otomatis tongkolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik memiaw dan itilku dengan lidahnya, tongkolnya kuremes dan kukocok2, keras banget tongkolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 itilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya. Enggak lama aku mengemut tongkolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, tongkolnya ditancapkannya di memiawku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan tongkolnya keluar masuk dengan cepat da keras.Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget tongkolnya mengisi seluruh ruang memiawku sampe terasa sesek. Nikmat banget ng***** sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan tongkolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan tongkolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut tongkolnya dari memiawku. Dia turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan tongkolnya yang masih ngaceng itu masuk ke memiawku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 tongkolnya mulai ambles lagi di memiawku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya tongkolnya mendesak masuk memiawku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku muali menaik turunkan badanku mengocok tongkolnya dengan memiawku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah Bud, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok tongkolnya yang terjepit erat di memiawku. memiawku mulai berdenyut lagi meremes2 tongkolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan tongkolnya sedalam2nya di memiawku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok tongkolnya dengan memiawku.
Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot tongkolnya, denyutan memiawku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya’ “Nes, empotan memiawmu kerasa banget deh, mau deh aku ng***** ama kamu tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Bud, Ines nyampe, aah”, teraikkua dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya. Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ng***** lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, tongkolnya lepas dari jepitan memiawku. tongkolnya masih keras dan berlumuran cairan memiawku. Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style. aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu.Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah memiawku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati memiawku dari belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan memiawku terlihat jelas dari belakang. Dia menjilati memiawku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera di*****, “Bud, nakal deh kamu, ayo dong Ines cepetan di*****nya”. Dia berdiri dan memposisikan tongkolnya dibibir memiawku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot memiawku dengan tongkolnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan tongkolnya dimemiawku. Jika dia mengejotkan tongkolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut tongkolnya supaya nancep sedalam2nya di memiawku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot memiawku. Dia merems2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan tongkolnya keluar masuk. “Terus Bud, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes tongkolnya. Dengan gerakan memutar, itilku tergesek tongkolnya setiap kali dia mengenjotkan tongkolnya masuk. Denyutan memiawku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan memiaw kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali tongkolnya di memiawku. tongkolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena memiawku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi tongkolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan tongkolnya. Dia terus mengejotkan tongkolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan tongkolnya tetao berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia meng*****i ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. tongkolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Pertutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagio di***** dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan tongkolnya. memiawku makin mengedut mencengkeram tongkolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus Bud, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan tongkolnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan.
Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di memiawku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dimemiawku. “Bud, kamu kuat banget deh ng*****nya, mana lama lagi. Nikmat banget ng***** ama kamu. Kapan kamu ng*****in Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ng*****in kamu. memiaw kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku *****”, jawabnya memuji. Dia kemudian meninggalkanku terkapar telanjang karena nikmat.
Malemnya, aku sudah tertidur, terdengar garukan di pintu kamarku. Aku terbangun, “Siapa” kataku lirih. “Aku Nes”, terdengar suara Budi, rupany dia belum puas ng*****in aku tadi siang, minta nambah lagi malem ini. Gak ada matinya rupanya dia. Aku bangun dan membukakan pintu. Segera dia masuk dan memeluk tubuhku yang hanya terbalus cd minim. “Nes, aku pengen ngerasain empotan memiaw kamu lagi ya, boleh kan”, katanya. Aku kalo tidur hanya pake cd saja karena gerah hawanya dikamar. Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulai jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kaosnya kusingkapkan dari bawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduhNes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya risleting celana pendeknya kubuka, kusingkapkan cdnya, tongkolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah doang.
tongkolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meemas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut tongkolnya, kemudian aku bilang, “Bud… sekarang giliran kamu yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sembari memelorotkan celana pendek dan celana dalamnya, sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku, aku mencoba ngelepasin kaosnya, lalu dia langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Dia pun mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan ingin memelorotkan CDku.
Aku mengangkat pantatku, lalu dia memelorotkan CDku. Dia langsung menciumi memiawku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati memiaw dan itilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot memiawku yang sudah mulai basah itu. ”Ahhhh… Bud… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan tongkol besarnya di memiawku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake tongkol. Pelan-pelan dia memasukkan tongkolnya ke dalam memiawku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh tongkolnya dalam memiawku. “Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget Bud” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan tongkolnya dalam memiawku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya tongkolnya di memiawku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…Bud…Aku sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan tongkolnya dimemiawku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan tongkolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Bud, Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa memiawknu berdenyut2 meremas tongkolnya sehingga diapun menyodokkan tongkolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dimemiawku. Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut tongkolnya , memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan aku terkapar telanjang di ranjang.
Sejak itu setiap ada kesempatan, aku selalu minta di***** sama dia. -
Kisah Memek Rani Perawan Adik Ipar
Duniabola99.com – Rani adalah wanita yang sudah aku nikahi hampir satu setengah tahun ini, hingga sekarang dia hamil 7 bulan. Waktu Rani hamil 7 bulan aku mengharuskannya untuk istirahat total, jadi sekarang semua pekerjaan rumah semua aku yang pegang. Namun lama-lama aku merasakan kecapekan karena aku sudah sibuk dengan urusan kantorku sendiri. Tapi aku sudah terlanjur bilang kepada istriku kalau semua urusan aku yang akan pegang.
Semakin lama pekerjaan kantorku semakin keteteran, bahkan aku sering mendapatkan teguran dari atasanku yang semakin lama semakin gak karuan. Akhirnya waktu malam menjelang tidur, aku meminta kepada istriku kalau adik perempuannya aku suruh datang kerumah untuk sekdar membantu. Awalnya istriku tidak menyetujuinya, namun setelah aku menceritakan kronologi kerjaanku dikantor akhirnya istriku menyetujuinya. Dan istriku berjanji besok agi akn menyuruh adiknya untuk tinggal dirumah.Keesokan harinya setelah aku pulang kerja, aku sudah melihat sosok Nila sudah berada dirumahku. Dan “Eehh Nila, datang kapan ??” tanyaku. “Tadi siang mas” jawabnya singkat sambil tersenyum. “Mbakmu dimana Nil??” tanyaku menyaka istriku. “Kayaknya Dikamar mas” jawab Nila. “Yaudah mas tinggal dulu ya” kataku. “Iyha mas” jawab Nila singkat. Kemudian aku pergi meninggalkan Nila dan aku menuju kamar, namun baru beberapa langkah aku kembali melihat kebelakang melihat Nila. Dia terlihat sangat cantik dan juga imut, meski badannya gak terlalu seksi namun wajahnya sangat menggairahkan.
Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Nila mandi aku mengintipnya.saat itu Rani sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala SMA dulu.aku berhasil menggintip Nila. ternyata tubuh Nila memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru melihat tubuh adik ipar kan nggak setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.
Matakupun mulai menyisir tubuh Nila secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun.
Namun aku harus menelan ludah. jam menunjukan pukul delapan aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Nila mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Rani lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Rani dan Nila pasti sudah tidur terlelap.Rani paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Nila yang masih ABG itu bisa hilang wajahku.
Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku
“Nil…..Nila ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Nila.
sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk.
”belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih”
“oh…”jawabku datar.
“mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?”
“ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Nila jangan bilangin hal ini ke mbak Rani ya soalnya dia nggak suka kalo mas ginian”
“boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……”
“tapi apa?”
“mas harus kasih liat tuh vcd ke Nila” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .
tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli.Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.
“mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Nila kujawab saja dengan jujur
“ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya Nil cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.”
“emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?”
“jelas dong”kataku saat itu.gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa.
“mas,mas mau nggak kalo digituin sama Nila.”
“gendheng kamu Nil,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Rani tau”
“lho,mbak Rani kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Nila sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan.Suara mulut Nila yang tertahan DI penisku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Nila kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Nila yang terurai panjang.sementara itu Nila mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Nila .Nila berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.
“hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Nila”
“oke deh Nil buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu ” dengan cepatnya Nila membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .dan setelah itu kulihat lagi tubuh Nila polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi
“akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze”
‘ini dulu baru itu Nil”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian.Setelaah puas menciumi kedua susu Nila barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan Nila terdengar. tampaknya titik lemah Nila ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang semNil dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun.
“akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….”
“tapi ,Nila kamu kan masih perawan”
“askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Nila sembari menancapkan penisku ke vaginanya.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua penisku seiring dengan erangan Nila menahan sakitnya hujaman penisku.setelah itu mulailah kugenjot tubuh Nila semakin lama semakin cepat.Nila terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Nila semakin keras pula goyanganku.
Aku terus mengoyang Nila hingga akhirnya Nila mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan Nila istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Nila menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “penisku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Rani.
kala itu Rani juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Nila mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Nila tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Nila untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra.“Nila,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Nila”
“ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! DiaCuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck…
“tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Rani”
“ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi”
“tapi…” “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana
“segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.”
“jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……”
“ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas”
“tapi gimana kalau sampai mbak Rani tahu he…”
“kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?”
“baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Nila aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.Nila tinggal dikost-kostsan dengan alasan agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Rani}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Nila.
-
Mesum Di Hutan
Duniabola99.com – Ada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 lakilaki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.
Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! dengerdenger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman teman cewek lainnya terdiri dari cewekcewek bawel tapi cantikcantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.
Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulusmulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyetmonyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok duadua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentarsebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benarbenar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggilmanggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyetmonyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasarasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.
Sial bagi kami, kabut dengan tibatiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintikrintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.al sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.
Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. Maaf katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya eraterat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.
Setelah hujan reda, kami membuka ransel masingmasing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wowAnisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samarsamar dalam gelap itu. Tibatiba dia memelukku lagi.Dingin banget katanya. Terang dingin , habis kamu bugil begini jawabku.Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ? pinta Anisa.Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman Maaf Nisa ?Enggak apaapa ?!: sahutnya.Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, Dingin katanya, aku peluk saja dia eraterat. Hangat bu ? tanyaku iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya pintanya. Otomatis aku peluk eraterat dan semakin erat.
Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. Kenapa? tanya Anisa Maaf Nisa ? Jawabku. Tidak apaapa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocokngocok Mr. Pennyku. Tanganku mulai merogoh Ms. Veggynya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remangremang aku sampai tak melihatnya. Ms. Veggynya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.
Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semaksemak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ? Kamu kuat ya? bisiknya mesra. Lumayan sayang ?! sahutku setengah berbisik. Biasa main dimana ? tanyanyaAda apa sayang? tanyaku kembali. Akh enggak jawabnya sambil melepas Ms. Veggynya dari Mr. Pennyku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati Mr. Pennyku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah Ms. Veggynya. Aku jilati Ms. Veggy itu tanpa rasa jijik pula. Tibatiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.
Aku sempat bertanya, Bagaimana jika kamu hamil ? Dont worry ! katanya. Dan setelah dia memebersihkan Ms. Veggynya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintangbintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalorngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali Mr. Pennyku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macammacam rasa Mr. Penny, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.
Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semaksemak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremasremas payudaranya, lalu memainkan lubang Ms. Veggynya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocokngocok Mr. Pennyku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.
Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam harihari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohonpohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun Mr. Pennyku masuk ke Ms. Veggynya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan Mr. Pennyku masuk kedalam Ms. Veggynya.
Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, Ms. Veggynya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir Ms. Veggynya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang Ms. Veggynya, dan menekannya dalamdalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, Mr. Pennyku di eluselus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,Tahan ya ? pintanya. Jangan dikeluarin lho ?! pintanya lagi.Lalu dia menghisap Mr. Pennyku dalamdalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan Mr. Pennyku di Ms. Veggynya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia keluar, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang keluar dan oh,,,,ohoh.muncratlah air maniku dilubang Ms. Veggy Anisa.Jahat kamu ?! kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu Ujarnya lagi. Kami samasama terkulai lemas diatas batu itu.
Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami siasiakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata Aku suka kamu Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jarijari Anisa tak hentihentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi Mr. Pennyku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocokngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku keluar karena tangan Anisa selalu memainkan Mr. Pennyku sepanjang perjalanan di Taxi itu. Aku lemas sayang ?! bisikku mesra Biarin ! Bisiknya mesra sekali. Aku suka kok ! Bisiknya lagi.Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jarijari tanganku menyolok Ms. Veggynya, dia tersenyum, bulunya ku tariktarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah keluar banyak, Ms. Veggynya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami samasama basah oleh cairan kemaluan. Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.Harihari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajarwajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Harihari selanjutnya selalu bertemu ditempattempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.
Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya. Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, sakit rasanya ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.
Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku eraterat, lalu menangis sejadijadinya.Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja lakilaki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium Anisa. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.
Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getarangetaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.RELATED POST
-
Cerita Sex Guru Berhubungan Dengan Karyawan Yang Super Duper Bohay
Yang memikat untuk lelaki seperti saya ialah bibirnya yang selalu terlihat basah terus karena lidahnya kerap digunakan membasahi bibirnya dan disamping itu mode rambutnya yang gunakan style sedikit yang tergerai di dekat telinga dan dikasih jelly sampai terlihat basah.
Cersex Stw – yang terlihat sensual ialah langkah berpakaiannya karena Inge selalu gunakan pakaian atau kaos yang cukup ketat hingga perutnya terlihat ramping dan ke-2 gunung kembarnya kelihatan cukup mencolok. Memang payudaranya sendiri tidak terlampau besar tapi lumayan bagus jika gunakan pakaian atau kaos yang ketat.
Satu saat saya tegur ia,
“Inge, mengapa saat ini kamu naik motor sendiri?”
“Yaaaahh, yang antarin sudah tidak ada”, sahutnya.
“Masak iya, ke mana kekasihmu itu?” tanyaku.
“Aach, tidak tahu pergi ke mana ia, biarin saja”, jawabannya dengan suara kecewa.Sekian hari selanjutnya, saat makan siang, saya melalui depan kamarnya, kebenaran hanya Inge seorang diri dan sedang makan, ternyata lainnya makan di luar, selekasnya kumasuk dan duduk di muka mejanya.
“Makan sendiri saja?”
“Iya Pak, sahutnya. Sekalian makan, Inge melihat-lihat iklan bioskop di koran. Mendadak Inge bicara,
“Waaaahhh, film Mandarin ini bagus Pak, Inge ingin menonton tetapi tidak ada rekan sekarang ini. ”“Jika memang tidak ada rekan kelak saya temani” kataku.
“Ah, Bapak bisa jadi, kelak kekasih Bapak geram lho!” sahutnya.
“Yaa, janganlah sampai kedapatan donk, sesekali kan tidak apapun”, kataku.“Jika benar-benar, kapan Bapak bisanya? asal tidak yang malam-malam, paling lamban yang jam 7.00 malam”, terang Inge. “Esok malam? Dasarnya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak telah patent” kataku.
“Jika begitu esok malam ya Pak?”
“Bisa, Bapak jemput jam berapakah?”
“Inge sampai kos jam 5 sore, lantas mandi dahulu, menjadi kurang lebih jam 6 sore ya!”
“Oke”, sahutku.Esok sorenya sesudah saya pulang ke kos dan mandi lantas siap kencan ke kostnya Inge. Sampai di situ rupanya Inge belum usai sampai kutunggu beberapa saat, selanjutnya kita segera pergi kencan. Karena baru jam 6.10 walau sebenarnya filmnya start pukul 19:00, karena itu kita putar-putar kota dahulu. Dalam mobil saya katakan dengan Inge jika sedang tidak dinas ini jangan panggil saya Pak, karena usia kami paling cuma berlainan tujuh tahun, saya menjadi tidak sedap donk.
Pada akhirnya sesudah putar-putar kita langsung kencan ke bioskop dan membeli ticket lantas masuk, saya memang menyengaja meminta tempat duduk yang di tepi. Ternyata filmya buruk, karena hingga saat mulai penontonnya cuma sedikit.
Memang beberapa artis yang bermain seksi-seksi, apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani actionnya. Jika cocok episode yang hot Inge mendadak menggenggam tanganku, satu saat jika episode panas saat sebelum tangannya Inge yang berlaga kupegang dahulu telapak tangannya erat-erat.
Meskipun episode panas telah berakhir tangannya masih tetap kupegang terus dan pelan-pelan tangannya kuletakkan di atas pahanya. Saat Inge tetap diam saja atas tindakan ini, karena itu jari-jariku kupakai untuk mengutik-utik pahanya yang telah terbuka karena roknya yang cukup pendek itu naik jika buat duduk. Beberapa saat hal tersebut kulakukan dan Inge juga tetap diam, lantas tangannya kutarik ke paha lebih atas sekalian untuk membuka roknya agar naik ke pangkal paha.
Sesudah kusaksikan roknya membuka sampai nyaris pangkal pahanya hingga paha yang mulus itu kelihatan remang-remang dengan pencahayaan sinar dari film saja. Saya berpura-pura diam sesaat, kebenaran ada episode panas kembali dan tanganku selekasnya menggenggam pahanya dan tangan Inge menggenggam sisi atas tanganku.
Aku pikir Inge akan larang aktivitas tanganku itu, tapi tangannya cuma ditumpangkan saja pada tanganku. Kuberanikan kembali operasi ini, tanganku kuusapkan ke pahanya di atas lutut sampai ke atas dekat pangkal pahanya. Telah ada 5 menit saya lakukan ini berganti-gantian paha kiri dan kanan, tetapi Inge masih tetap diam sampai napasku yang mulai mengincar.
Pada akhirnya kuberanikan tanganku untuk menyeka pahanya sampai ke selakangannya sampai sentuh CD-nya dan sisi kemaluannya kugelitik dengan 2 jariku. Waktu itu Inge terlihat mendesah sekalian membenarkan duduknya. Kugelitik terus clitorisnya dengan jemari dan terkadang jariku kumasukkan ke lubang vaginanya, rupanya lubangnya telah basah .
Belum sejumlah lama, Inge menggelinjang duduknya dan katakan,
“Oom, Jangan digitukan kelak basah semua vagina Inge CD-nya, karena Inge dapat banyak keluarnya.” Lantas tanganku kutarik dan kupindahkan ke pahanya saja.
Saya bisiki,
“Kelak lain barangkali kencan sekalian rileks di hotel ya?”.
Inge menggangguk dan berbicara,
“Kurang lebih pekan kedepan saja karena jika kerap kencan pergi nanti malam tidak sedap dengan tante kos”.
Sesudah film usai sekalian jalan keluar, kurangkul bahunya dan Inge juga menggenggam pinggangku sekalian kepalanya disandar ke bahuku. Kuajak Inge makan malam sekaligus sekalian bercakap beberapa macam. Saya menanyakan,
“Inge, umumnya kamu dibawa kekasihmu rileks di mana?”
“Yaah,terkadang kencan di hotel P atau kencan di Hotel NP di atas Candi terkadang kencan di Hotel R di bawah jika malas jauh.” Dengan jawaban Inge itu, saya telah bisa ambil ringkasan jika Inge sekarang ini bukan perawan kembali, menjadi saya berani untuk ajaknya kencan ke hotel pekan kedepan.
Usai makan kuantarkan Inge pulang, saat sebelum turun mobil kupeluk ia dan ia juga membalas dengan merengkuh leherku kuat-kuat untuk terima kecupan dan ciuman-kecupan pada bibirnya dan usai itu dengan sedikit tehnik tanganku menyikat dan memijit buah dadanya.
“Acch.. nakal ya Oom? ucapnya, dan
“Bye… bye….” Pada esok harinya saya berjumpa Inge di dalam kantor dan kita berlaku biasa saja hingga tidak ada rekan yang berprasangka buruk jika kita sudah berpacaran tadi malam.Saat kutanya mengapa si kekasih tidak mengantarkan kembali, Inge katakan jika kekasihnya saat ini kembali renggang meskipun belum putus 100 % karena kekasihnya yang SH itu dan bekerja sebagai salesman elektronik itu terakhir sukai tersinggung tanpa ada alasan yang terang. Mungkin iri atau malu karena Inge dapat pekerjaan dengan upah yang semetara ini lebih besar dibanding kepadanya. Sesuatu siang pada hari Rabu satu minggu sesudah kita melihat, kebenaran Inge tiba ke kamarku dengan bawa laporan-laporan yang kuharus pertanda bereskan. Inge menanyakan,
“Pak, malam nanti Bapak ada waktu?”
“Mengapa?” tanyaku berpura-pura karena dalam hatiku saat berikut yang kunantikan.
“Jika Bapak ada waktu, Inge ingin makan di luar tetapi kok tidak ada rekan”, sahutnya.
“Oke, jika Inge yang ngajak saya siap. Jam 6 sore seperti pekan kemarin saya tiba ke kos, ya Inge?” kataku.
“Terima kasih ya Pak.”Sore itu saya segera pulang dan selekasnya mandi. Jam 5.30 sore saya siap pergi kencan ke kos Inge, karena terlampau pagi Inge tidak siap dan kutunggu di ruangan tamu. Baru kurang lebih 10 menit selanjutnya Inge keluar. Saya sebelumnya sempat kagum sesaat, karena Inge yang saya mengetahui umumnya menggunakan rok cukup mini dengan pakaian atau kaos pendek perutnya dan cukup ketat.
Ini kali tampil dengan menggunakan gaun panjang warna ungu dengan belahan yang cukup tinggi pada bagian paha samping kirinya, hingga jika jalan pahanya yang kiri dan putih bersih itu terlihat secara jelas dan sisi dalam pahanya kanan terlihat samar-samar.
“Ceeek…. ceekkk…. ceeekkk”, komentarku.
Inge bahkan juga tersenyum manis dan putar badannya dan sisi punggungnya lebar terbuka sampai ke bawah dengan mode huruf V sampai di atas pinggulnya. Saya percaya sekali jika Inge tentu tidak gunakan bra sekarang ini. Tanpa duduk, Inge langsung ajak pergi. kurangkul pinggangnya, Inge menjadi cukup kikuk takut jika tante kostnya tahu.
Demikian masuk mobil kuminta untuk mengecup dahulu bibirnya yang merah mengembang dan basah terus itu, sekalian punggungnya yang terbuka itu kuusap-usap dan rupanya sangkaanku betul saat dadanya kutekan erat-erat ke dadaku berasa gumpalan daging yang kenyal bernama payudara tanpa terlindung spons BH melekat di dadaku. Renyut jantungku segera berdetak cepat. Selanjutnya mobil mulai kujalankan dan tangan Inge ditempatkan di atas paha kiriku sekalian terkadang memijit pahaku.
“Ingin makan ke mana Inge?”
“Terserah Bapak”, ucapnya.Memang Inge masih tetap tidak ingin panggil saya dengan panggilan lain, dia tentukan dengan “Pak” karena takut salah bicara jika di dalam kantor kelak.
“Jika makan sate kambing apa Inge sukai?” tanyaku.
“Ingin Pak, justru sebetulnya Inge telah lama tidak pernah makan itu karena kekasih Inge tidak sukai daging kambing”, ucapnya.Pada akhirnya kita ke rumah makan sate kambing. Saat turun dari mobil dan masuk rumah makan saat ini mengganti Inge yang selalu merengkuh pingganku. Inge duduk di samping kananku. memang kuatur demikan agar tangan kananku bisa dekat sama paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk kuraba-raba.
Memang ini kali Inge berlainan bersama waktu menonton film, ini kali Inge terlihat cerah dan manja. Saat duduk makan Inge duduknya rapatkan badannya ke badanku dan tangannya menggenggam pahaku. Tanganku saat sebelum berlaga di pahanya kupakai untuk menyeka-usap punggungnya yang terbuka.
Untuk waktu itu rumah makan masih sepi pengunjung,jadi saya cukup bebas berkreasi. Sesudah senang meraba-raba punggungnya tanganku khususupkan ke roknya ke wilayah pinggang dan turun di situ tanganku meraba-raba CD-nya.
Selanjutnya tanganku mengarah ke atas dan menyelusup ke bawah ketiaknya dan ke arah samping depan hingga ujung jariku bisa sentuh samping payudaranya yang betul-betul tetap kenyal. Tugas tanganku stop saat pelayan bawa makanan ke meja kami. Saat makan tanganku terkadang mulai meraba-raba pahanya kiri yang terbuka tersebut.
Inge benar-benar penuh pemahaman saat tangan kananku repot meraba-raba pahanya, dia yang menyuapkan nasi ke mulutku sampai tanganku dikasih kelonggaran untuk main di pahanya dan sampai vaginanya juga kuraba-raba dengan penuh kemesraan.
Terkadang tangan kananku kupakai untuk menyendok makanan kembali, tetapi seringkali kupakai untuk berkreasi di paha dan lubang vaginanya sedang Inge yang tetap dengan kasih sayang menyuapiku dengan makanan sampai satu saat Inge mendesah dan menggenggam tanganku yang berkreasi erat-erat sambil berbicara,
“Pak, kreasi tangan Bapak betul-betul luar biasa dapat membuat Inge basah.”
Lantas kuraba vaginanya rupanya CD-nya juga basah apalagi lubang vaginanya, ujung jar-jariku kumasukkan ke lubangnya agar dapat mengkait lendir yang melekat di bibir vaginanya, rupanya usahaku itu sukses . Kusaksikan ada lendir kental serupa cendol melekat di ujung telunjukku, selekasnya kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh Inge. Saya benar-benar merasa “hot” makan daging kambing digabung lendir Inge, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sekalian berbisik,
“Inge sayang, saya mengasihimu.” Inge menjawab,
“Pak, sesaat lagi Inge jadi milik Bapak semuanya, Inge akan memberi segala hal yang terbaik untuk Bapak kelak. Yakinlah!” sekalian mencium pipiku.Usai makan, kita langsung kencan ke arah Hotel CB di kota atas yang banyak panoramanya meskipun itu hotel kuno. Kita langsung cek in. Inge masih tetap manja, jalan sekalian merengkuh pinggangku dengan tubuhnya disandar ke badanku. Pintu kamar selekasnya kukunci sesudah pelayan mempersiapkan air minum, sabun dan handuk.
Inge mengganti kupeluk dan dia juga merengkuh leherku erat-erat sampai permainan kecupan mulut, bibir dan lidah berjalan secara hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat saya menciumnya, kukecup dalam-dalam bibirnya dengan penuh hati sampai Inge bukan rasakan kepuasan saja tapi juga rasakan kasih-sayangku.
Sesudah berciuman dengan mesranya untuk sesaat, karena itu tanganku kupakai untuk meraba-raba punggungnya yang terbuka, kurasakan badan Inge cukup hangat lantas kupegang rok sisi ke-2 bahunya dan kutarik di depan, Inge juga menolong dengan luruskan tangannya di depan hingga roknya sisi atas langsung lepas dan payudaranya yang tetap kenyal dan hangat jika disentuh itu kelihatan secara jelas di muka mataku ditambahkan putingnya yang terlihat mulai jadi membesar dan tegang dengan warna merah padma membuatku kagum.
Meskipun saya seringkali menelanjangi dan menyetubuhi kekasihku kencan di hotel, tapi bentuk badannya yang berlainan itu memiliki daya rangsang yang tertentu. Karena hanya rutinitas yang seringkali menyaksikan kekasihku pada kondisi telanjang bundar itu yang dapat membuat saya mengontrol emosi dan gelora gairah mudaku.
Roknya terus kutarik ke bawah hingga lepas semua selanjutnya kuambil dan kutaruh di meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di tempat tidur dengan tetap menggunakan CD saja. Tetapi CD-nya juga kulorot untuk dilepaskan dan vaginanya yang seperti bukit kecil tersebut tertutup oleh rambut yang cukup lebat.
Saya selanjutnya melepaskan T-Shirtku dan celana panjang dan CD-ku sekalian melihati badan Inge yang terlentang di tempat tidur dengan gaya yang menarik ditambahkan lidahnya yang kerap membasahi bibirnya tersebut. Kudekati Inge selanjutnya kuciumi semua mukanya dengan tangan menelusuri semua wilayah dadanya termasuk lembah dan bukit atau pucuk payudaranya sampai ke pusarnya dan perut sisi bawah.
Sesudah kecupanku beralih ke sisi dadanya khususnya bukit-bukit payudaranya, tanganku mulai berlaga disekitaran vaginanya dan pahanya dan sesekali rambut bawahnya kutarik perlahan-lahan sekalian jemari tengahku mengelitik clitorisnya yang mulai muncul. Lantas kuciumi terus perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan wilayah sekitaran vaginanya dan pahanya dan tanganku terus menyeka dan memijit betis dan telapak kakinya.
Kecupanku langsung ke lututnya, selanjutnya ke betis, tumit kaki lantas telapak kakinya sampai jari-jari kakinya juga kuhisap satu-satu semua baru saya kembali naik mengisap wilayah selakangannya dengan buka lebar-lebar pahanya lantas wilayah di antara anus dan vagina itu kucium dan kukecup dan kujilati hingga Inge mendesah kepuasan dan berasa ada cairan lendir yang menyemprotkan keluar lubang vaginanya. Sesudah kusaksikan betul kelihatan dari lubangnya vagina mengucur keluar cairan lendir dengan berbau khusus.
Langsung kucucup lubangnya dan kusedot kuat-kuat sampai sruuuuttt… lendirnya masuk ke mulutku dan kugelitik terus selangkangannya agar cairan nya keluar kembali semakin banyak dan kusedot terus dan rupanya betul Inge tetap keluarkan lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan berbau ciri khas seperti punya kekasihku, saya memang menjadi semangat dengan minum lendirnya.
Langsung Inge kuajak bermain dengan gaya 69, saya selekasnya naik ke atas badannya dan penisku kupaskan di depan mulut Inge agar gampang dia untuk permainkan penisku dengan lidah dan mulutnya sedang saya sendiri selekasnya membuka rambut kemaluannya yang rimbun itu untuk menjilat-jilati clitorisnya.
Lantas kugigit-gigit dan kutarik-tarik clitorisnya dengan bibirku. Inge terlihat terangsang dengan permainan mulutku di wilayah vaginanya, apalagi pahanya saat ini kubuka lebar-lebar dan selangkangannya di antara anus dan vaginanya kugosok terus dengan jari-jariku dan terkadang kujilati.
Demikian clitorisnya kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak demikian cepat (seperti lidah cecak ucapnya kekasihku) cuma satu menit saja Inge telah berontak dengan kakinya dan bokongnya digerakan ke sana kesini selanjutnya mengerang,
“Aduuuuh Pak, Inge tidak tahan… telah keluar dan lemas Pak.” Waktu itu berasa lendirnya menyemprotkan dan berkenaan hidungku, selekasnya kucucup kembali lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang telah keluar di lubang vaginanya.
Saya rasakan kepuasan dari semburan lendirnya itu dan vaginanya menjadi basah semua. Saya saat ini membelai rambutnya dan menyeka keringat yang banyak dikeningnya dan menanyakan, “Inge sayang, apa Inge telah raih?”
“Belum Pak, Inge hanya lemas saja karena tidak kuat meredam kepuasan yang hebat dari permainan lidah Bapak barusan, rasanya sampai ujung rambut dan ujungnya kaki Pak” sahutnya.
“Jika demikian kita bermain kembali ya?” kataku.Inge mengusikkan kepala. Lantas saya naik kembali ketubuhnya dan kumasukkan penisku perlahan-lahan ke lubang vaginanya, selanjutnya kutarik keluar kembali perlahan-lahan sesudah keluar masuk ini lancar berkali-kali lantas penisku langsung kubenamkan semuanya ke vaginanya, sampai Inge menghela napas panjang meredam sakit dan enaknya karena ucapnya masuknya terlampau dalam.
Kemudian kugerakan bokongku putar sama arah jarum jam hingga Inge menjerit kepuasan terus karena clitorisnya tergores oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergores oleh tangkai penisku yang mengeras hingga dia berbisik,
“Aduuuh Pak, nikmat rasanya hebat. Saya ingin orgasme Pak.” Dengar itu saya segera menciumi payudaranya yang samping kiri, karena Inge katakan lebih sensitive daripada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan dengan ujung lidahku.
Tanpa basa basi kembali cuma beberapa menit berasa vaginanya mencekram penisku dan berdenyut dan ada lendir hangat yang menyirami penisku. Inge telah klimaks, dia terlihat terkulai lemas.
“Raih Inge, sayang?” tanyaku.
“Iya… Pak” sahutnya lirih manja.
“Tolong Inge dikasih air maninya Pak” pintanya.
“Saat ini?” tanyaku.
“Iya Pak.”
“Tahan sesaat lagi iya, kelak saya semprot”.Lantas saya mengkonsentrasikan seluruh pikiranku pada semua keelokan badan Inge yang kunaiki ini dan kelakuan alurnya yang menggairahkan sekalian melihat bibirnya yang merah basah menggairahkan. Kugenjot terus pergerakan penisku turun naik dan makin lama makin cepat sampai Inge menggelinjang, menggeliat tidak karuan sekalian menarik lepas sprei dan meremas-remasnya dan pada akhirnya, crruuuutttt… cruuuuuttttt… crrruuuutt, maniku menyemprotkan di dalam vaginanya sekalian kutekan terus penisku dalam-dalam ke vaginanya.
“Sssseeetttt…. aacccchh, Inge rasakan kehangatan yang hebat dari air mani Bapak.” Dan Inge juga orgasme kembali karena penisku rasakan vaginanya berdenyut kembali.
Sesudah beberapa saat kita istirahat dengan tidur bertindihan sekalian berangkulan, kita bangun tidak berasa jam sudah memperlihatkan pk 9.30. Karena telah cukup malam Inge segera bangun dan ambil handuk yang dibasahi lantas bersihkan penisku dan vaginanya. Kita tidak bersihkan karena makan waktu yang lama.
Selekasnya Inge menggunakan roknya kembali, demikian pula saya. Sedang CD-nya dilipat dan dimasukkan pada dompetnya karena masih basah terkena lendir saat kugosok clitorisnya di dalam rumah makan barusan. Diperjalanan pulang Inge sebelumnya sempat menanyakan,
“Bapak menjadi kawin kapan?”
“Iya masih 2-3 tahun kembali, nantikan kekasihku usai kuliah”, sahutku.
“Mengapa?” tanyaku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sekalian berbicara,
“Inge tidak akan kawin dahulu kok nantikan jika mungkin ada mukjizat.”
“Tujuan Inge?” tanyaku.“Siapa yang tahu satu saat Inge dapat berita bahagia dari Bapak. Karena Inge malam hari ini betul-betul rasakan kepuasan yang luar biasa dari Bapak dan lebih dari itu Inge rasakan Bapak menyetubuhi Inge dengan penuh kasih dan kemesraan yang seperti suami istri yang disanggupi rasa cinta. Kapan-kapan Inge bisa rasakan ya Pak?”
“Kapan pun Inge rindu saya siap, tetapi Inge harus betul-betul mengatur waktunya janganlah sampai Inge hamil yaa!” pesanku.
Saat mobil sampai di dalam rumah kos, Inge tidak selekasnya turun dia justru merengkuh leherku dan diambilnya saya, lantas diciuminya semua mukaku dengan penuh hati hatinya dan kelihatan matanya memeras dan berkaca-kaca. Saya menjadi terenyuh dibikinnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair lantas kubisiki,
“Inge jangan bersedih, kan setiap hari kita tetap berjumpa. Inge malam hari ini raih kelak langsung istirahat ya, jangan melamun beberapa macam ya sayang?” pesanku sekalian kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Inge ingin turun dengan senyuman kecil.
Keesokannya di dalam kantor pagi-pagi saat kupanggil Inge untuk memberi pekerjaan, dia masuk ke dalam kamarku dengan senyuman-senyum manja, sesudah kujelaskan beberapa tugas yang perlu ditangani kutanya mengapa kok senyuman-senyum. Inge menjawab sekalian merapat ke sisiku,
“Pak, air maninya tadi malam baru keluar barusan saat Inge duduk di dalam kantor, saat ini CD Inge menjadi basah.” Karena Inge telah merapat pertanda meminta untuk ditunjukkan, karena itu kuraba lewat bawah roknya dan betul CD sisi vaginanya basah antara pahanya basah cukup licin dan rupanya baunya memang seperti maniku.
Saya katakan,
“Inge kamu bersihkan dahulu sana ya.” Inge menggelengkan kepalanya dan berbicara,
“Biarin saja Pak, Inge toch tidak punyai CD kembali di dalam kantor justru tidak sedap jika dilepaskan CD-nya, sampai kelak sore tidak ada apa-apa justru kelak siang mungkin telah kering sendiri.” Lantas tanganku dipegang erat-erat dan melihat tajam penuh makna dan berbicara,
“Kapan Bapak ingin memberi kemesraan dan kepuasan kembali pada Inge?”
“Kapan pun terserah Inge”, kataku.Sejak itu saya kerap dibawa kencan hampir setiap minggu sekali dan sesudah kekasihnya baik kembali hubungan, hubungan seksual masih tetap berjalan terus kurang lebih setiap bulan sekali sekalian beberapa cerita apa yang dilaksanakan suaminya kepadanya.
Sampai saat ini hampir 10 tahun berakhir dan saya telah berpindah kerja di bank, sedang Inge gantikan kedudukanku dan kami masing-masing sudah berkelarga dan punyai anak, tetapi jalinan intim itu tetap berjalan pada siang hari saat jam makan siang, cuma frekwensinya jauh menyusut kurang lebih 3-4 bulan sekali.
Tetapi oleh sebab waktu lama itu mengakibatkan setiap kali jalinan intim itu tambah mesra saja dan bukan jadi kebosanan.
-
Kisah Memek Tubuh Mulus Mirna
Duniabola99.com – Awalnya sih, aku hanya sekedar mengagumi kecantikannya, karena dengan hidung yang bangir, bentuk bibir yang sensual, dihiasi lesung pipit di kedua pipinya, membuat semua yang ada didirinya terlihat sempurna. Hari demi hari kami terlihat semakin akrab, bahkan banyak teman-temanku yang menyangka kalau aku sedang PDKT dengannya.
Semua anggapan temanku, tidak terlalu aku pikirkan, karena aku merasa, Mirna disini sedang belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh sekolahnya, dan sebagai seorang karyawan di PT. BT, aku hanya sekedar membimbing dan membantu, jika seandainya ada sesuatu hal yang dia belum mengerti. Hampir 2 minggu aku mengenalnya, ternyata sikap dan kelakuannya semakin membuat aku terpesona.
Ketika aku mendengar gurauan dari seorang temanku, yang mengatakan kalau dia berani memberi Rp. 500.000,- kepada Mirna, jika Mirna mau menemaninya selama 2 jam, perasaanku malah semakin care sama si Mirna. Timbul perasaaan cemburu ketika mendengar gurauan itu.
Namun aku tidak berani untuk mengungkapkannya, karena saat itu diantara aku dan Mirna, tidak mempunyai hubungan yang terlalu istimewa. Akupun merasa wajar, jika temanku berkata demikian, karena dengan wajah secantik itu, jika memang Mirna memanfaatkan tubuhnya, mungkin harganya bisa diatas Rp. 350.000, per 2 jam (harga tersebut diatas, adalah harga rata-rata seorang massage girl yang sudah dianggap cantik).Suatu ketika, bersama seorang temannya yang bernama Emma, Mirna menuju meja kerjaku, awalnya sih bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Mirna juga bertanya tentang no.
HP ku, alasannya sih biar gampang saja, kalau nanti dia mau nanya sesuatu. Sambil tetap memperhatikan monitor, aku menyebutkan satu persatu nomernya. Ketika mereka ikut memperhatikan cara kerjaku, tiba-tiba,
“buukkk..” tanpa sengaja, tangan Emma menyenggol buku yang aku simpan disisi meja.
Aku langsung mengambil bukunya dengan cara berjongkok. Alamak.. ketika berjongkok, tanpa sengaja sudut mataku melihat sesuatu yang sangat indah, 2 pasang paha mulus terpampang didepan wajahku.
Bukan hanya itu, karena posisi kaki Mirna ketika duduk, agak mengangkang, maka ketika ku perhatikan, dipangkal pahanya terlihat pemandangan yang cukup menggelitik kelelakianku. Ku lihat dia memakai CD berwarna Pink, dengan hiasan renda di sisinya.
Mungkin karena mereka terlalu fokus memperhatikan hasil pekerjaanku, mereka tidak menyadari (atau memang sengaja?) kalau di bawah meja, aku sedang menikmati apa yang seharusnya mereka tutupi.
Karena takut mengundang kecurigaan dari teman sekerjaku, terpaksa aku kembali duduk dan menerangkan tentang cara kerja di PT. BT kepada Mirna dan Emma. Namun kejadian yang baru saja aku alami, tetap mengganggu pikiranku. Mungkin karena aku tidak konsentrasi dengan apa yang sedang kami bicarakan, Mirna bertanya.
“Pak, kok kadang-kadang ngejelasinnya tidak nyambung sih..”. Sebenarnya aku malu mendapat pernyataan seperti itu, namun karena merasa sudah akrab, aku berbisik kepada Mirna dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Bukannya malu, Mirna malah tersenyum mendengarnya.
“Kenapa tidak disentuh saja Pak, biar tidak penasaran”, goda Mirna.Emma yang tidak tahu apa-apa, hanya bengong mendengar pembicaraan kami. Sebagai seorang lelaki, mendengar penawaran Mirna, aku malah berpikir yang tidak-tidak, dan membayangkan apa yang ada dibalik CD nya itu.
Namun semuanya berusaha aku redam, karena walau bagaimanapun, di PT. BT ini, aku harus JAIM (Jaga Imej), agar aku tidak mendapatkan masalah. Bel istirahatpun berbunyi, dan kami langsung menuju kantin untuk makan siang.
Baru saja aku selesai makan, Mirna mendekatiku dan berbisik “besok Bapak saya tunggu di Hero sekitar jam 09.00 pagi, ada yang ingin saya bicarakan, saya tunggu didepan ATM”. Walau singkat, tapi tetap membuatku bertanya-tanya, sebenarnya apa-yang akan dibicarakan? Mengapa waktunya hari sabtu, padahal kan setiap hari sabtu PT. BT libur.
Mengapa dia berbisik sangat pelan kepadaku, apa takut terdengar yang lainnya?. Besoknya, dengan tetap berpakaian rapi (seperti jika mau berangkat kerja), aku mengeluarkan motorku dan beralasan lembur kepada kedua orang tuaku. Menunggu adalah hal yang sangat membosankan, karena sampai di Hero, jam baru menunjukkan angka 07.30,
Setelah mencari sarapan, sambil ngerokok, aku iseng-iseng ikut ngantri ATM, padahal cuma mau liat saldo doang, karena uang yang ada di dompetku, masih ada sekitar Rp. 400.000,-. Dari jauh, aku sudah tahu kalau gadis yang menuju kearahku adalah si Mirna, dan pagi ini, dia terlihat sangat sexy, karena Mirna hanya mengenakan kaos dan celana jeans ketat.
“Udah lama ya Pak? Kan Mirna janjinya jam 09.00, sekarang baru jam 08.45, Mirna tidak salah khan?”,
“Jangan panggil aku Bapak dech Mirna, aku kan belum nikah, dan ini bukan di kantor, panggil namaku saja dech, biar bisa lebih akrab”.
“Ok deh Pak, eh Fahri”, sambil tersenyum Mirna langsung menggandeng tanganku.
“Fahri, enaknya kita ke mana yach”, tanya Mirna.
“Terserah, emang mau ngomongin apaan, kayaknya pribadi banget”.
“Ngga juga, Mirna seneng saja kalau deket ama Fahri, kenapa ya?” “Mau tahu jawabannya”, candaku.
“Ngga usah Fahri, Mirna juga udah tahu, Mirna rasa Mirna menyukai Fahri”, jawab Mirna polos.Tanpa disadari, mungkin karena saking senengnya, aku yang sejak awal memang mengagumi Mirna, langsung memeluknya. Mendapat perlakuan begitu, Mirna mencoba melepaskannya, dan mengingatkan, kalau kita masih ada dilokasi umum, tidak enak terlihat banyak orang.
Akhirnya kami memutuskan mencari tempat yang cocok untuk berduaan. Tapi karena yang aku tahu cuma hotel tempat satu-satunya yang cocok untuk berduaan tanpa takut terlihat orang lain, walau terlihat agak ragu, Mirna akhirnya menyanggupinya.
Sekitar jam 09.30, kami sudah sampai di front office hotel BI, dan mengambil sebuah kamar dengan fasilitas TV dan AC. Dengan agak ragu Mirna memasuki pintu kamar (mungkin karena baru pertama kalinya), dan dia agak terkejut melihat fasilitas yang terdapat di dalamnya. Apalagi ketika dia melihat kamar mandinya.
“Enak juga ya Fahri, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut akan terdengar atau terlihat oleh orang lain”. Mirna langsung merebahkan badannya ke ranjang, dan mencari siaran TV yang khusus menyiarkan acara musik.
Kebetulan banget lagunya adalah lagu-lagu romantis, yang secara tidak langsung, ikut mempengaruhi suasana hati kami. Lewat aiphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku. Aku mendekati Mirna yang sedang rebahan, maksudnya sih mau nawarin makanan, tapi Mirna langsung bangun dan bertanya.
“Fahri, apakah Mirna salah bila Mirna mencintai Fahri, Mirna sebenernya malu mengakuinya, tapi bila tidak diungkapkan, Mirna takut kalau Fahri tidak mengetahui apa sebenernya yang Mirna harapkan.
Maafin Mirna yach, Mirna udah ngerepotin Fahri, padahal kan sekarang waktunya libur dan istirahat, tapi Mirna malah meminta Fahri menemui Mirna”. Aku terharu juga mendengar kejujuran dan kepolosannya, akhirnya setelah mendengarkan semua tentang apa yang ada dihatinya, sambil membelai rambutnya (agar perasaannya menjadi lebih tenang), aku pun berusaha meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.
Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi ternyata, yang kulakukan itu malah membuat Mirna berani untuk membalas ciumanku. Dia langsung melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali.
Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi sekarang aku yang bingung, karena dengan melihatnya bentuk tubuhnya saja (waktu di kantor), bisa membuat aku “konak”, sekarang seluruh tubuhnya sudah melekat erat ditubuhku (walau masih memakai pakaian lengkap).
Kedua payudaranya terasa makin mengeras, akhirnya kuputuskan untuk menikmati keadaan ini, karena jujur saja, kadang-kadang, dulu akupun sering menghayalkan betapa nikmatnya jika bercumbu dengan si Mirna, apalagi jika berjalan di belakangnya, goyangan pantatnya ngajakin kita jual tanah (maksudnya ntar duitnya buat ngebayarin pantatnya, he.. he.. he..). tanganku mulai berusaha membuka kaosnya, karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada kedua payudaranya, terhalang oleh kaos yang ia kenakan.
Pelan namun pasti, akhirnya bukan hanya kaosnya yang berhasil aku buka, BH nya pun sudah aku lepaskan. Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk payudaranya itu, namun hanya sebentar, karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap putingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan. Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju putingnya kembali.“Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Fahri.. geli.. tapi nick..maaattt.. teeeruuus.. aaccchhh..” Mirna terus meracau menikmatinya.
Aku terus merangsangnya, dan mencoba membuka celana jeans yang dipakainya, lantaran jeans yang dikenakannya sangat ketat, aku kesulitan untuk membukanya, untungnya Mirna mengerti, dengan agak mengangkat pantatnya, dia mulai mencoba menurunkan jeansnya sendiri. Dengan sabar, aku menunggu dan terus mempermainkan susunya.
Setelah jeansnya terlepas, tangan Mirna berusaha untuk membuka semua yang aku kenakan. Satu persatu jari tangannya membuka kancing kemejaku, dan setelah berhasil membuka baju dan celana yang aku pakai, Mirna hanya menyisakan CD saja yang masih melekat ditubuhku.
Mungkin dia masih ragu untuk membukanya, karena diapun masih mengenakan CD. Walau diwajahnya terlihat, kalau dia sedang diamuk birahi, namun dia masih bisa menguasai pikirannya, aku yakin dia merasa takut di cap sebagai cewe yang agresif dan takut jika aku tidak menyukai tindakannya.
Namun aku tetap menikmati suasana yang terjadi di dalam kamar hotel ini. Aku terus merangsang birahinya, ciumanku aku arahkan kedaerah perutnya, terus kebawah menyusuri lubang pusarnya, dan kedua tanganku, bergerak untuk membuka CD yang masih melekat ditubuhnya.
Secara perlahan aku mencoba membuka CD nya, sambil terus mencumbunya, aku menciumi setiap daerah yang baru telihat ketika CD nya mulai bergerak turun. Mirna sangat menikmati semua sentuhan yang aku berikan, bahkan ketika CD nya telah terlepas, dan aku mulai menjilati , dia terus mendesah dan malah membuka pahanya lebar-lebar agar lidahku bisa menjilati bagian dalam .
Dengan keharuman yang khas, itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya. Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelentitnya. Semakin aku percepat memainkan jari telunjukku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pantatnya. Mirna terus mendesah dan meracau tak karuan.
“Aacchhhh.. terus sayang.. nikmatnya.. teruzzsss.. lebih ke dalam lagi Fahri.. teruuzzss.. yacchhh.. benar.. jilati terus yang.. itu.. sayang.. accchhh”. Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pantatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku.
Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi Mirna, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Mirna makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya, seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas.Melihat Mirna sudah mencapai orgasme, aku berusaha untuk tenang, tetapi sudah sangat tegang (walau masih tertutup oleh CD) dan ingin segera merasakan nikmatnya Mirna. Aku segera mencium dan menjilati “lubang surga” itu, agar Mirna bisa merasakan apa yang namanya multi orgasme.
Usahaku ternyata berhasil, karena hanya dalam beberapa menit, tubuhnya kembali bergetar dan menegang. Diiringi desahannya yang sangat menggairahkan, Mirna kembali merasakan kenikmatan itu. Karena beberapa kali mengalami orgasme, Mirna terlihat sangat lelah, meski tak dikemukakan, terlihat jelas bahwa dia sangat puas dengan oral yang aku lakukan.
Dengan tersenyum, dia mencoba untuk melepaskan CD yang masih melekat ditubuhku. Tanpa ragu, dia mulai menjilat dan mengulum . Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Mirna.
Dengan bibir indahnya, dia mengulum dan mengeluar masukan ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat kepala . Gila.. ternyata Mirna bukan hanya indah buat dilihat, ternyata Mirna mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya.
Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan oral terhadapku, namun kenyataannya, semua spermaku telah memenuhi mulutnya, ketika secara reflek, aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar. Tanpa perasaan jijik, Mirna menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati yang masih ada sisa-sisa spermanya.
“Fahri, enak juga ya rasa sperma lo, gurih-gurih gimana gitu..”, kata Mirna memuji.
Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Mirna yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya. Kuperhatikan lagi “lembah” yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.“Makasih ya Mirna..”, kataku sambil menciumi .
“Fahri, boleh tidak kalau Mirna minta Mirna di jilatin lagi, abis enak banget sih..”, tanya Mirna sambil memohon.
“Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fahri Mirna, soalnya Fahri udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam Mirna. Boleh yach?”
“Mirna takut Fahri, kata temen-temen Mirna, rasanya sakit banget, tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?”, tolak Mirna.“Pokoknya Mirna rasain saja nanti, Fahri apa temen Mirna yang salah”, kataku sambil mulai menjilati Mirna.
Dengan melebarkan pahanya, dan mempergunakan kedua tangannya, Mirna membantu melebarkan agar mempermudah ku di dalam mencumbui . Kujilati klitnya hingga dia menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat yang dia terima.
Sengaja aku terus menjilati klitnya, agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.
“Fahri.. enak sekali sayang.. acchhh.. ooohhhh..” Mirna menggelepar menahan birahinya yang semakin besar.
Kulihat jari lentik Mirna mulai bermain dibibir kemaluannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam . Sambil tetap membenamkan wajahku diantara dua gunungnya, tanganku secara perlahan menarik tangan Mirna yang sedang asik mengeluar masukan jarinya.
Awalnya dia menolak, tapi ketika aku bimbing jarinya kearah , Mirna langsung menggenggam dan mengocoknya. Setelah agak lama, aku meminta Mirna agar dia berada diatas tubuhku yang sudah dalam posisi berbaring. Dengan perlahan, dia menaiki tubuhku.
Sengaja aku menggesek-gesekan diantara lubang , ternyata benar, apa yang aku lakukan telah membuat kenikmatan yang dirasakan oleh Mirna makin menjadi-jadi, diapun mulai bergerak menggesekan ke bagian luar .
Akhirnya, walau dengan posisi berada di bawah, tanpa sepengetahuan Mirna, aku berusaha mengarahkan agar bisa memasuki lubang . Mirna terus menggerakkan dan menggesekan , dan tanpa disadarinya, ternyata kepala mulai bergerak memasuki ketika dia menggerakan pantatnya dari atas ke bawah.Terasa lembut sekali ketika kepala menyentuh bagian dalam dari lubang surganya, ada perasaan nikmat yang sulit untuk diungkapkan, dan tanpa terasa, sudah seluruh bagian berada di dalamnya.
Seperti kesetanan, Mirna terus menggoyangkan pantatnya, sesekali terdengar rintihan dan erangannya. Akupun terus mengeluar masukan ke dalam lubang meki nya. (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).
Secara reflek Mirna langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai orgasmenya. Namun karena aku belum orgasme, aku langsung membalikan badannya agar berada di bawah tubuhku.
Dengan sedikit santai, aku terus menggerakan “junior”ku, namun karena tubuh Mirna yang bersih dan terawat, birahiku tidak bisa mengerti jika aku ingin lebih lama menikmati kemulusan tubuhnya.
-
Kisah Memek Musibah Yg Nikmat
Duniabola99.com – Aku telah bekerja selama hampir 6 tahun di bagian akuntansi dan juga masih menempuh kuliah semester 4 di sebuat PTS ternama di Surabaya. Aku selalu mengendarai motor bututku ke mana aku pergi, baik itu ke kantor maupun aku ke kampus.
pada suatu hari, waktu itu jumat pagi aku akan berangkat senam di kantor, aku mengendarai motorku dengan agak tergesa-gesa, maklum sudah agak terlambat. Sesampainya di jalan Ahmad Yani aku terperanjat hebat karena ada mobil Timor memotong di depanku, tanpa dapat aku kuasai akhirnya akupun menabraknya dan terjatuh dengan luka yang lumayan parah, kemudian aku pingsan. Aku sadar saat aku sudah di rumah sakit AL di dekat kawasan itu, aku membuka mataku pelan-pelan dan seorang gadis cantik sudah tersenyum kepadaku.“Mas, maafkan saya”, dia mengucapkan kata dengan penuh pesona.
“Nggak pa-pa..”, kataku lirih.
“Nama saya Rifa”, kata gadis itu.
“Saya Dimas”, jawabku singkat.
Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Sejak peristiwa itu aku dirawatnya hingga aku pulang, kedua orang tuanya pun selalu menjengukku tiap sore hari, maklumlah aku anak perantauan yang jauh dari keluarga.
Setelah seminggu dirawat aku diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh keluarga Rifa termasuk motorku yang rusak. Aku diberi motor baru sebagai gantinya dengan harapan aku akan lebih baik, aku selalu dianggap sebagai keluarga Rifa sehingga aku diminta tinggal di rumahnya. Akupun sangat berterima kasih sebab akan banyak mengurangi biayaku. Rifa di rumah itu adalah anak tunggal dan selalu dimanja.
Setelah hampir 6 bulan aku tinggal aku mulai merasakan bahwa Rifa mulai menyukaiku, memang sih usia kami tidak jauh terpaut aku masih 24 tahun sedang rifa 20 tahun. Rifa kuliah pagi di PTN semester 4 juga. Rifa adalah gadis yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sangat seksi, sehingga banyak cowok yang ingin jadi kekasihnya.Singkat cerita, pada hari jumat sore aku di telepon ke kantor untuk segera pulang sore karena ayah dan ibunya akan ke Jakarta. Aku segera pulang setelah jam 14.30. Sesampainya di rumah aku mendapati rumah dalam keadaan sepi. Aku pencet bel dan Rifa hanya berteriak dari dalam bahwa pintu tidak dikunci. Aku masuk ke kamarku di atas, aku yakin orang tua Rifa sudah berangkat, akupun mandi dan bermaksud istirahat, akan tetapi dari bawah Rifa berteriak.
“Mas, sudah saya bikinkan kopi cream di meja belajarku”, teriak Rifa.
“Ya…”, aku turun dan mengetuk kamar Rifa.
“Masuk saja tidak dikunci, aku lagi mandi”, jawab Rifa.
Dadaku berdebar kencang ketika aku lihat di sudut ruangan ada bayangan tubuh Rifa yang seksi itu diguyur air dan hanya terhalang partisi plastik tipis (seperti di hotel-hotel). Aku duduk di meja belajar Rifa dan menikmati kopi buatannya.
“Mas, udah mandi belum”, tanya Rifa. Fontana99
“Udah, emang kenapa?, tanyaku balik.
“Mau mandi lagi”, kata Rifa.
“Nggak”, jawabku singkat.
Aku membuka majalah di meja Rifa, ketika tiba-tiba Rifa berteriak, “Mas, tolong ada kecoak”, dengan tanpa pikir panjang aku melompat ke kamar mandi itu. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Rifa hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut.“Kecoaknya udah pergi”, Rifa berkata sambil tersenyum.
Aku terdiam dan terpana, Rifa tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Kamipun bercanda, aku ambil shower kloset dengan tak kalah cerdik aku menyemprot bagian tubuh Rifa yang aku rasa bikin geli. Rifa menggeliat-geliat ketika air itu menyemprot ke payudaranya, seolah ia menikmatinya, aku kaget ternyata Rifa tidak mengenakan BH. Aku semakin turun dan melihat Rifa juga tidak mengenakan celana dalam, darah laki-lakiku memuncak, tanpa kami sadari kami berpelukan dan aku mencium serta mengulum bibir Rifa yang merah dan seksi itu, Rifa sangat menikmatinya, tangankupun mulai meraba daerah sensitif Rifa, Rifa semakin menggeliat-geliat dan daster kecil itupun luruh ke lantai kamar mandi, aku sangat terpesona melihat tubuh Rifa tanpa sehelai benang pun, Rifa semakin menantang, akupun mulai mencumbuinya.
Sedikit demi sedikit pakaiankupun dilucuti Rifa dengan tangan halusnya. Aku bopong tubuh Rifa ke tempat tidur, Rifa memamerkan vaginanya yang kelihatan rapat dan cekung memerah. Aku semakin tidak sabar, aku lepas celana dalamku cepat-cepat. Aku mulai menjilati paha Rifa yang mulih halus itu. Rifa menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.
Saat lidahku menjilati vagina Rifa, Rifa berteriak-teriak menahan kenikmatan. Aku semakin ke atas dan mengulum payudaranya serta menindihnya, semakin ke atas aku mengulum bibirnya dan aku rasakan penisku menyentuk benda lembut tapi panas. Aku coba menekan tapi susah sekali. Rifa semakin meregangkan selangkangannya, aku menekan pinggangku dan aku rasakan penisku mulai panas (karena penisku menyeruak masuk ke dalam vagina Rifa), semakin panas saat aku menekannya dengan keras dan Rifa menjerit sembari mendekapku erat.
Sesaat kami terasa tidak sadar, kemudian aku mulai memainkan pinggulku, kami sangat menikmatinya hingga sesaat lamanya penisku mengejang dan cairan menyeruak di dalam vagina Rifa, Rifa memelukku erat sekali. Kami kelelahan namun Rifa kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun seolah enggan untuk mencabut penisku yang dijepit vagina Rifa yang sangat kuat itu, kami memainkan lagi pinggul kami sangat lama. Kemudian kembali penisku mengejang dan cairan itu menyemprot diding rahim Rifa. Dia memejamkan matanya sembari memelukku erat. Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya. Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Rifa kembali memelukku. Rifa sungguh hebat, kamipun melakukan lagi.Setelah itu Rifa melangkah ke kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang. Rifa mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.
“Mas, aku lapar”, kata Rifa.
“Aku juga”, jawabku samabil kucium bibir Rifa.
Rifa mengenakan pakaian seperti saat mandi tadi, tanpa BH dan celana dalam, aku membalut tubuhku dengan handuk. Kami melangkah ke dapur untuk masak, kami bercanda dan tanpa aku sadari penisku telah menegang, Rifapun begitu. Rifa duduk di meja dapur dan mengangkat kakinya, vaginanya kelihatan begitu indah dan kecil. Aku pegang penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya, gesekan-gesekan lembut kami lakukan dengan tenang dan mesra. Setelah beberapa lama cairan spermaku menyemprot di dalam vagina Rifa. Rifa tersenyum puas.
Kami melanjutkan lagi masak dan makan malam. Mulai saat itu setiap pagi penisku menegang, aku turun dan melakukan perbuatan itu dengan Rifa, ya hampir setiap pagi. Kami sangat menikmatinya dan aku bicara kepada orang tua Rifa untuk meminangnya, mereka setuju. Kami sangat bahagia dan semakin gila-gilaan melakukan perbuatan tersebut tanpa kenal waktu dan ruang.
-
Kisah Memek Pemerkosaan Sadis Karyawan Bank
Duniabola99.com – Rida yakni satu orang gadis 20 tahunan yg bekerja di suatu bank negara di kota Bkl. Dia tinggal di rumah kos dgn satu orang teman wanitanya, Ita, yg serta bekerja di bank yg sama biarpun terhadap cabang yg tidak serupa.
Dirinya mempunyai badan yg kencang. Wajahnya pass manis dgn bibir yg penuh, yg senantiasa dipoles bersama lipstik warna jelas. Pasti saja sbg satu orang teller di bank penampilannya mesti senantiasa dijaga. Beliau senantiasa tampil manis & harum.
Sebuah hri di sore hri Rida terperanjat menyaksikan kantornya sudah gelap. Berarti pintu sudahdikunci oleh Pak Warto & Diman, satpam mereka. Beliau tadi berangkat ke Kloset apalagi lalusebelum dapat pulang. Barangkali mereka mengira dirinya telah pulang. Baru saja beliau dapatmenggedor pintu, kebanyakan para satpam duduk di pintu luar. Ada informasi para satpam di kantor bank tersebut bakal diberhentikan lantaran pengurangan karyawan, Rida merasa kasihannamun tidak mampu berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berartitidak sedikit pun korban PHK kali ini.Ingin kemana Rida? tiba-tiba satu orang menegurnya dari kegelapan meja teller. Rida terperanjat, ada Warto & Diman.
Mereka menyeringai. Eh Pak, kok telah dikunci? Saya ingin pulang, lalu Rida menyapa mereka berdua yg mendekatinya. Rida, kami dapat diberhentikan besok.., Warto bicara. Iya Pak, saya pun nggak dapat apa apa.., Rida menjawab. Di luar hujan mulai sejak turun.
Seandainya demikian.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak, tiba-tiba Diman yg lebih belia menjawab sambil menatapnya tajam.
I.., iya.., besok saya belikan kenang-kenangan.., Rida menjawab.Tiba-tiba beliau merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Rida. Sebelum Rida tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka. “Aah! Jangan Sampai Pak!”. Diman menarik blus warna ungu milik Rida. Agen Bola Terpercaya
Gadis itu terkejut & tersentak saat kancing blusnya berhamburan. “Sekarang aja Rida. Kenang-kenangan utk seumur hidup!”. Warto menyeringai menonton Diman merobek kaos dalam katun Rida yang berwarna putih berenda. Rida berikhtiar meronta. Namun tak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat ke luar. “Jangannnn! Lepaskannn!”, Rida berikhtiar meronta.
Hujan turun dengan derasnya. Diman diwaktu ini berupaya menurunkan celana panjang ungu Rida. Kedua lelaki itu sudah sejak lama
memperhatikan Rida. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka tak jarang mengintipnya waktu ke kamar mandi. waktu ini mereka sudah tak tahan lagi. Rida menyepak Diman dgn keras. “Eit, melawan pun si Mbak ini..”, Diman hanya menyeringai.Rida di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas seluruhnya peralatan di meja itu berhamburan bersih. “Aahh! Jangan Pak! Jangannn!”, Rida sejak mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu. Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto, Diman sekarang lebih leluasa menurunkan celana panjang ungu Rida. Sepatunya terlepas.
Diperlakukan seperti itu, Rida pula mulai merasa terangsang. ia sanggup merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan
celananya telah terlepas jatuh. Rida lemas. Perihal ini menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan enteng mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu Rida. Rida mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Rida yang kencang mulai sejak sejak ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, “Plak! Plak!”.Tubuh Rida memang lah kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang. Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti ini dirinya nampak amat sangat menggairahkan. Diman menjambak rambut Rida sehingga bisa menyaksikan wajahnya.
Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala membentuk huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya. “Sret!”, Rida tersentak kala celana dalamnya telah ditarik robek. Menyusul branya ditarik dgn kasar. Rida memang lah merasa terhina. Beliau dibiarkan hanya bersama mengenakan stocking sewarna bersama kulitnya. Sementara penis Warto yang gede dan keras sejak sejak mulai
melesak di vaginanya. “Ouuhh! Adduhh..!”, Rida merintih. Seperti anjing, Warto sejak mulai sejak menyodok nyodok Rida dari belakang.
Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Rida hanya bakal menangis tak berdaya.
Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya, setelah itu menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Rida membuka mulutnya. Rida memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto mendesak dari belakang, Diman menyodok dari depan.Bibir Rida yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Diman yang masih ke luar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan menarik Rida. “Ampuunnn…, hentikan Pak..”, Rida menangis tersengal-sengal. Warto duduk di atas sofa tamu. Selanjutnya dgn dibantu Diman, Rida dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka.
“Slebb!”, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Rida yang sudah basah. Rida menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk Rida sambil memaksa melumat bibirnya. Setelah Itu mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Rida terus tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto dikala dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Diman sejak mulai sejak memaksa menyodominya. “Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm…!”, Rida berupaya meronta, tetapi tidak
berdaya.Warto tetap melumat mulutnya. Sementara Diman memperkosa anusnya. Rida lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat ia kelihatan erotis dan merangsang. Serta rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin serentak dan dalam mendadakberakhir. Rida ditelentangkan bersama tergesa kemudian Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu.
Rida gelagapan disaat Warto mengocok mulutnya setelah itu mendadak kepala Rida dipegang erat dan… “Crrrt! Crrrt!”, cairan sperma Warto muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi. Rida merasa bakal muntah. Tapi Warto terus menekan hidung Rida hingga dirinya terpaksa menelan cairan kental itu. Warto terus memainkan batang kemaluannya di mulut Rida hingga bersih. Rida tersengal sengal mengupayakan menelan seluruh cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya.
Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Rida. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Rida terlalu lemah untuk berontak. Dirinya pasrah hingga kembali cairan sperma isikan mulutnya. Masuk ke tenggorokannya. Rida menangis sesengggukan. Diman memanfaatkan celana dalam Rida untuk membersihkan sisa spermanya. “Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..”, ujar Warto sambil membuka pintu belakang. Tak lama seterusnya 3 orang satpam lain masuk. “Ayo, waktu ini giliran kalian!”, Rida terkejut menonton ke-3 satpam bertubuh kekar itu. Dirinya akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan sohib sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang tengah tengah malam ini lantaran harus ke rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya.Rida ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah mengakses pakaiannya masing-masing hingga Rida dapat menonton batang kemaluan mereka yang telah mengeras. “Ayo Rida, kulum punyaku!”, Rida yang hanya mengenakan stocking itu
dipaksa mengoral mereka bergiliran. Tubuhnya tiba-tiba di untuk dalam keadaan seperti merangkak. dan sesuatu yang keras sejak sejak mulai melesak paksa di lubang anusnya. “Akhh…, mmmhhh.., mhhh…”, Rida menangis tak berdaya. Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram. “Akkkghhh! Isep teruss…!, Ayooo”. Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang kala cairan spermanya muncrat mengisi mulut Rida. Gadis itu gelagapan menelannya
hingga habis. Kepalanya dipegangi dgn sangat erat. dan lelaki lain cepat menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya.
Rida dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka pun bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Rida bergiliran.Badan Rida yg sintal itu basah berbanjir peluh & sperma. Stockingnya sudah penuh noda-noda sperma kering. Hasilnya Rida ditelentangkan di sofa, setelah itu para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Rida & mengocoknya disana, sampai dengan cara bergiliran sperma mereka muncrat di semua wajah Rida.
Waktu sudah selesai Rida telentang & tersengal-sengal lemas. Badan & wajahnya belepotan cairan sperma, keringat & air matanya
sendiri. Rida pingsan. Tetapi para satpam itu nyata-nyatanya belum puas. “Belum pagi nih”, tutur salah seseorang dari satpam itu. “Iya, saya tetap belum puas…”. Hasilnya muncul gagasan mereka yg lain.
Badan telanjang Rida diikat erat. Setelah Itu mereka membawanya ke belakang kantornya. Bidang belakang bank itu memang lah masihlah sepi & tidak sedikit semak belukar. Rida yg tetap dalam kondisi lemas diletakkan demikian saja di suatu pondok lanjut umur ruang para pemuda berkumpul kala tengah malam. Hujan sudah mogok tapi hawa tetap demikian dinginnya. Mulut Rida disumpal bersama celana dalamnya. Dikala tengah malam makin larut baru Rida tersadar. Beliau tersentak menyadari tubuhnya tetap dalam kondisi telanjang bulat & terikat tidak berdaya. Dia memang merasa dilecehkan sebab stockingnya tetap terpasang.Tiba-tiba saja terdengar nada sekian banyak cowok. & mereka terperanjat saat masuk.
“Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental ke luar dari mulut mereka. Rida berupaya meronta waktu mereka mulai sejak menggerayangi badan sintal telanjangnya. Tetapi dia tidak berdaya. Ada 8 orang yg datang. Mereka cepat menyalakan lampu listrik yg remang-remang. Badan Rida sejak mulai dijadikan bulan-bulanan. Rida cuma sanggup menangis pasrah & merintih terhambat.Beliau ditunggingkan diatas lantai bambu selanjutnya para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Seluruhnya lubang di tubuhnya dengan cara bergiliran & bersamaan disodok-sodok bersama amat kasar. Kembali Rida bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada & wajahnya. Tiap-tiap kali bakal pingsan, seorang bakal menampar wajahnya sampai beliau kembali tersadar.
“Ini kan teller di bank depan?”Mereka tertawa-tawa sambil tetap memperkosa Rida bersama beraneka posisi. Rida yg masihlah terikat & terbungkam cuma sanggup pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih & merah kekuningan mengalir dari lubang pantat & vaginanya yg sudah memerah akibat dipaksa menerima demikian tidak sedikit batang penis. Dikala satu orang sedang sibuk menyodominya, Rida tidak tahan lagi & hasilnya pingsan. Entah telah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruhnya badan Rida sebelum hasilnya meninggalkannya demikian saja sesudah mereka puas.
-
Kisah Memek Malam Naas Sepasang Gadis Berjilbab
Duniabola99.com – Waktu sudah larut malam saat Wiwin dan Anisya pulang larut malam karena keasyikan berbelanja hingga lupa waktu ketika jalan-jalan dari sebuah mall di kota Bandung, kota tempat mereka menuntut ilmu pada sebuah PTN terkemuka. Saat itu kampus mereka sedang liburan semester yang lumayan lama, sehingga banyak di antara teman-teman mereka yang memilih pulang kampung, namun bagi Wiwin dan Anisya lebih memilih untuk tetap tinggal di kota Bandung karena tidak banyak yang dapat mereka kerjakan untuk mengisi waktu liburan di Jakarta kota asal mereka.
Sampai di tempat kost mereka kira-kira jam 10 malam. Saat itu daerah di sekitarnya sudah sepi begitupula di dalam kost-kostan karena semua penghuninya pulang ke kampung atau kota asal mereka masing-masing untuk memanfatkan waktu liburan kuliah mereka, dan kini tinggallah mereka berdua saja yang masih bertahan di dalam areal kost yang luas dan besar itu. Walau usia mereka terpaut jauh, mereka berdua sangatlah akrab karena selain mereka tinggal sekamar dan berasal dari, di Palembang, kampus mereka juga satu fakultas.Wiwin saat ini berusia 26 tahun, sementara Anisya baru berusia 18 tahun. Keduanya memiliki wajah yang cantik, Wiwin dengan kulit yang kuning langsat serta bentuk badan yang tingggi sekitar 170 cm, dengan ukuran bra 34B nampak anggun dengan penampilan kesehariannya yang berjilbab tetapi selalu modis, sedangkan Anisya yang juga selalu berjilbab memiliki tubuh yang mungil yang tinggi badannya hanya sekitar 156cm dan wajah yang imut-imut tetapi memiliki ukuran payudara yang besar 36C dengan tubuh yang proporsional toge pasar (toket gede pantat besar) serta kulit yang sangat putih sampai urat2 nadinya terlihat transparan. Banyak pria yang tertarik kepada mereka berdua, karena bukan saja mereka cantik dengan jilbab yang mereka kenakan, namun mereka juga pandai dalam bergaul dan ringan tangan. Akan tetapi dengan halus pula mereka menolak berbagai ajakan yang ingin menjadikan mereka sebagai kekasih atau pacar dari para pria yang mendekati mereka.
Wiwin saat ini lebih memilih berkonsentrasi untuk menghadapi sidang skripsinya, sedang Anisya yang baru menamatkan tahun pertamanya di kampus tersebut lebih memilih untuk aktif di organisasi keagamaan di kampus dari pada pacaran atau bersenang-senang layaknya remaja pada umumnya.
Sesampainya di kost, Wiwin langsung menuju ke kamar kost dan membuka pintu, sedangkan Anisya mampir dulu ke kamar mandi yang terletak agak jauh dari kamar kost mereka. Setelah membuka kamar, Wiwin begitu terkejut ketika dilihatnya kamar mereka sudah berantakan seperti habis ada pencuri. Belum lagi sempat memeriksa segalanya, tiba-tiba kepala Wiwin sudah dipukul dari belakang sampai pingsan.
Wiwin tidak tahu apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang hingga tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat di kursi tempat biasanya dia duduk untuk belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga tidak dapat bersuara. Belum lagi lama dia siuman, matanya terbelalak ketika melihat pemandangan di sekitarnya, ia melihat dua pria di depannya. Yang menyuruhnya bangun, orangnya berbadan tinggi besar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto. Dan satu orang lagi juga berbadan agak gemuk, berambut acak-acakan juga hanya mengenakan celana jeans.
Wajah mereka khas, usia mereka sekitar 40 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup rapat, jendela pun yang tadinya agak sedikit terbuka kini telah tertutup rapat. Tidak beberapa lama kemudian mata Wiwin kembali terbelalak dan ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya. Yang membangunkan dia bernama Asan dan satu lagi bernama Thomas atau sering dipangil Liem. Mereka berdua adalah teman dari Henry pemilik kost yang sering nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.Memang beberapa waktu yang lalu Wiwin dan Anisya dikenalkan oleh Henry kepada Asan dan Liem. Karena dengan setengah memaksa Henry, Asan dan Liem ingin dikenalkan dengan Wiwin dan Anisya yang waktu itu baru pulang dari kampus. Rupanya mereka berdua tertarik dengan kecantikan Wiwin dan Anisya yang selalu berjilbab dan menyimpan misteri (karena tidak pernah pacaran). Akan tetapi rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Wiwin dan Anisya lebih sering menghindar untuk bertemu dengan Asan dan Liem. Dan yang membuat hati Wiwin menjerit dan panas adalah begitu sadar sepenuhnya dan mengetahui Asan sedang duduk di pinggir ranjang mereka sambil memangku Anisya yang saat itu sudah tinggal memakai BH dan celana dalamnya saja yang berwarna putih dan berjilbab biru.
Anisya sambil menangis memohon-mohon minta dilepaskan, air matanya telah membasahi wajah berjilbabnya yang cantik itu. Tapi si Asan yang badannya jauh lebih besar itu tidak menghiraukannya, dia mulai meremas-remas payudara Anisya yang memang sangat besar itu yang masih terbungkus BH itu, kemudian menjilati leher Anisya dengan menyingkap jilbabnya.
Pria itu lalu berkata, “Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja kalau mau selamat..!”
Setelah itu dilumatnya dengan rakus bibir indah Anisya dengan bibirnya, “Hmp.., cup.., cup..,” begitulah bunyinya saat kedua bibir mereka beradu.
Air liur pun sampai menetes-netes keluar, rupanya lidah Asan bermain di dalam rongga mulut Anisya.
Sementara itu Liem yang berada di samping Wiwin berkata kepada Wiwin, “Hei, elo sudah bangun ya, teman elo ini boleh juga, gue pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran elo, nah sekarang elo perhatikan gue baik-baik kalo sampe elo nanti engga bisa muasin nafsu gue, mampus deh elo..!” sambil mengelus-elus kepala Wiwin yang berjilbab.
Wiwin mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Wiwin pun mulai pucat.
Lalu Asan yang masih memangku Anisya menyudahi serbuan bibirnya dan berkata, “Ok Sayang, ini waktunya pesta, ayo kita bersenang-senang!”
Dia menyuruh Anisya berlutut di depannya dan menyuruhnya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang kemaluannya.
Sambil menangis Wiwin memohon belas kasih, “J.. ja.. angan… tolong jangan perkosa saya, ambil saja semua barang di sini!”
Belum selesai berkata, tiba-tiba, “Pllaakkk..!” si Asan menampar pipinya dan menjambak jilbab birunya.
Dengan paksa Anisya dibuat berlutut di depannya, “Masukkan ke dalam mulut elo, hisap atau gue bunuh elo..!”Terpaksa dengan putus asa dan wajah yang pucat dan gemetar, Anisya membuka celana Asan dan begitu dia menurunkan celana dalam Asan tampaklah kemaluan Asan yang telah membesar dan menegang. Tanpa membuang waktu Asan segera memasukkan kemaluannya itu ke mulut Anisya yang mungil itu. Batang kemaluannya tidak dapat sepenuhnya masuk karena terlalu besar, dengan kasar dia memaju-mundurkan kepala Anisya yang berjilbab.
“Hhmppp.., emphh.. mpphh..!” begitulah suara Anisya saat mulutnya dijejali dengan kemaluan Asan.
Liem juga tidak tinggal diam, rupanya nafsu telah memenuhi otaknya, setelah dia melepas celana jeansnya dia berdiri di samping Anisya, menyuruh Anisya mengocokkan batang kemaluannya yang juga telah membesar dengan tangannya yang sangat putih dan halus. Batang kemaluan Liem tidak sebesar temannya, tapi diameternya cukup lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Anisya yang masih berjilbab itu dalam posisi berlutut dengan mulut dijejali kemaluan Asan dan tangan kanannya mengocok batang kemaluan Liem.
“Emmhh.. benar-benar enak emutan gadis cantik berjilbab ini, lain dari cewek kebanyakan..!” kata Asan.
“Iya, kocokannya juga enak banget, tangannya halus nih..!” timpal Liem.
Beberapa lama kemudian nampak tubuh Asan menegang, seluruh badannya mengejang, dan, “A.. akh..!” Asan akhirnya berejakulasi di mulut Anisya.
Cairan putih kental memenuhi mulut Anisya menetes di pinggir bibirnya hingga mengenai pinggir jilbabnya yang lebar, dan Anisya terpaksa meminum semuanya karena takut ancaman mereka dan juga kuatnya pegangan tangan Asan di kepalanya yang berjilbab.
Setelah itu mereka melepas BH dan CD Anisya, sehingga dia benar-benar telanjang bulat sekarang dengan hanya menyisakan jlilbab penutup kepalanya, tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.
“Waw cantik sekali cewek berjilbab ini.” ujar Liem sambil memandangi tubuh bagian dada dan bawah Anisya yang sedang terisak-isak ketakutan.
Kali ini Liem duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Anisya berjongkok di depannya sambil terus memijati dan mengocok batang kemaluan dengan tangannya. Anisya terpaksa menuruti kemauan Liem itu sambil sesekali dipaksa untuk menjilati ujung batang kemaluannya, sehingga Liem mendengus keenakan. Sementara itu si Asan mengambil posisi berbaring di bawah kemaluan Anisya dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang kemaluan itu.
Seketika itu Anisya kaget dan, “Ehhgh.., iihh… iih.. eggmhh..!” Anisya pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari serta jilatan lidah Asan di kemaluan Anisya.
“Ayo jilbab binal.., kocok terus barang gue..!” bentak Liem sambil menampar kepala Anisya.
Kembali Anisya mengocok kemaluan Liem sambil badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat serangan dari tangan dan lidah Asan. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih.
Sekitar 10 menit dikocok, Liem memuncratkan maninya dan membasahi jilbab, wajah serta rongga mulut Anisya. Kali ini Anisya sudah tidak tahan dengan rasa cairan itu, sehingga dia memuntahkannya. Melihat itu Liem jadi gusar, dia lalu menjambak jilbab biru Anisya dan menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.“Pelacur berjilbab..! Kurang ajar, berani-beraninya membuang air maniku. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi elo, dengar itu..!” bentaknya.
Asan pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Anisya.
“Goblok..! Gue lagi asyik nikmatin memek elo. Elo jangan macem-macem ya..!” bentak Asan.
Anisya hanya dapat menangis memegangi pipinya yang merah akibat dua kali tamparan itu. Nampak kemarahan Wiwin bangkit karena teman dekatnya diperlakukan begitu. Wiwin meronta-ronta di kursinya, tapi ikatannya terlalu kencang sehingga hanya dapat membuat kursi itu bergoyang-goyang. Melihat reaksi Wiwin si Asan berkata, “Kenapa? Elo tidak terima ya pacar elo gue pinjam, tapi sayang sekarang elo nggak bisa ngapa-ngapain, jadi jangan macem-macem ya, ha.. ha.. ha..! Abis ini giliran elo yang gue entot..! Hahaha..!”
Mereka kembali menggerayangi tubuh Anisya, kali ini Asan merentangkan tubuh Anisya di tempat tidur dan membuka lebar kedua pahanya, dan segera mulai memasukkan batang kejantanannya ke liang kemaluan Anisya.
“J.. jangan. Aduh.., tto.. long.., Mbak Wiwin. Ampun Bang..!” pinta Anisya sambil mencoba berontak tapi dengan sigapnya Liem membantu Asan dengan memegangi kedua tangan Anisya.
Batang kemaluan yang ukurannya besar itu dimasukkannya dengan paksa ke liang kemaluan Anisya yang masih sempit, sehingga dari wajah Anisya yang berjilbab itu terlihat dia menahan sakit yang amat sangat, tangisannya pun semakin keras.
Setelah hampir seluruh batang kemaluannya terbenam di dalam liang kemaluan Anisya, Asan mulai memaju-mundurkan pantatnya, mulai dengan irama pelan hingga dengan cepat. Keringat pun dengan deras membasahi kedua tubuh itu. Beberapa saat kemudian dari sela-sela kemaluan Anisya mengucur darah segar bercampur dengan cairan bening hingga warnanya berubah menjadi merah muda meleleh membasahi paha Anisya.
“Aakkh.. aahh.. aaa. ouhh.. ss.. aakit. ooh. aampuun.. ohh..,” begitulah erangan dan teriakan Anisya merasakan sakitnya.
Rupanya teriakan dan erangan Anisya menambah nafsu dan semangat Asan untuk terus memompakan kemaluannya dengan keras dan cepat hingga badan Anisya pun terbanting-banting dan terguncang-guncang keras. Anisya kini hanya pasrah mengikuti irama Asan dan kedua tangan Anisya pun kini sudah dilepas oleh Liem.
Selama beberapa menit disetubuhi oleh Asan, tiba-tiba badan Anisya menegang sampai secara refleks dia yang masih berjilbab tetapi telah disetubuhi pertama kali oleh orang tak dikenalnya denganbaik itu malah memeluk kepala Asan yang sedang asyik menggenjotnya. Dia rupanya mengalami orgasme sampai akhirnya melemas kembali. Asan pun menyudahi gerakan memompanya namun kemaluannya masih tetap tertanam di dalam liang vagina Anisya.
“He… he… he… Baru kali ini kan loe ngerasain pria cokin, gimana rasanya enak engga, jawaabb..!” bentak si Asan sambil menarik jilbab biru Anisya yang lebar.
Karena takut mereka semakin gila, terpaksa dengan berlinang air mata Anisya menjawab, “E.. e.. enak, enak sekali..!”
“Jawab lebih keras supaya teman loe dengar pengakuan loe suka dientot meski pake jilbab..!” kata Liem.
“I.. iya, s.. saya suka sekali bercinta meski.. pun sa.. saya berjilbab. Saya cewek berjilbab yang suka dientot” jawabnya dengan suara terbata-bata.“Tuh, kamu dengar kan, apa kata teman elo, dia meski pake jilbab tapi suka dientot, ha.. ha.. ha..!” ejek mereka pada Wiwin yang hanya dapat meronta-ronta sambil menangis di kursinya.
Hatinya benar-benar serasa mau meledak tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.
Kemudian si Asan mencabut kemaluannya dan membuat posisi badan Anisya gaya posisi anjing hingga jilbabnya yang lebar itu tertarik ke depan menampakkan sebagian rambutnya yang agak panjang itu, dia kemudian memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke pantatnya Anisya hingga terbenam seluruhnya.
Karena rasa perih dan sakit yang tidak terhingga, maka Anisya berteriak memilukan, “Aaakkhh.. sakiiiiit jangggaaaaaaan!”
Lalu dia menariknya lagi, dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu di pantat Anisya hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak.
“Ooughh.. Uuaaaggghhhhh!” Anisya mendengus keras menahan rasa perih dari lubang duburnya, seluruh badannya kembali mengeras lolongannya pun kembali terdengan memilukan, “Aahh… ouh.. aah..! Aa.. mpun.., ssakit. Aakhh.. Ampuuun baaaanng!”
Kini Asan meyodomi Anisya dengan irama yang keras dan cepat hingga Anisya menggelepar-gelepar hingga jilbabnya pun berkibar-kibar terlempar ke sana kemari, dan badannya kini mulai melemah dan lemas akibat digenjot habis2an secara brutal lewat lupang pantat oleh Asan. Seorang gadis yang telanjang bulat dan hanya mengenakan jilbab sebagai penutup keaplanya kini disodomi lewat lubang pantat oleh lelaki yang tidak dikenalnya…
Tidak beberapa lama Asan akhirnya mencabut kemaluannya dari lubang dubur Anisya dengan kasar. Kembali darah segar mengucur deras dari liang dubur Anisya yang masih berjilbab itu meski telah telanjang bulat, sementara Anisya tertelungkup jatuh ke kasur disertai rintihan panjang melemah, “Aahh..!”
Namun Asan belum juga puas, kemaluannya masih garang. Kini ditelentangkannya Anisya dan kembali Asan meniduri Anisya dan memasukkan kembali batang kemaluannya ke lubang vagina Anisya yang telah lemas itu, dan kembali Asan menggenjot tubuh lunglai berjilbab tu.
Tidak lama Asan pun berejakulasi di rahim Anisya. Lolongan kepuasan keluar dari mulut Asan disaat menyemprotkan spermanya yang jumlahnya banyak itu hingga meluber keluar dari sela-sela kemaluan Anisya. Anisya yang berjilbab lebar itupun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Anisya pun pingsan karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga.
Dengan perasaan puas Asan pun merebahkan badannya di samping Anisya yang tergeletak tidak bergerak.
“Akhirnya gue perawanin juga elo. Dasar cewek berjilbab sombong..!” ujarnya sambil mengehela napas dan memotret Anisya yang masih berjilbab tetapi penuh dengan keringat dan ceceran sperma lelaki itu dengan hape berkamera.Sesudah itu kini Liem yang tadi menjadi penonton mulai mendekati Wiwin yang masih terikat lemas di kursinya.
“Hei, teman elo boleh juga tuh. Nah, sekarang giliran elo yang servise gue. Asal elo tau gue itu naksir berat ama elo, tapi elo menghindar melulu. Gue tau gue jelek dan gue beda ama yang elo bayangkan jadi pacar elo. Buat gue itu engga soal, sekarang gue cuma mau perkosa elo. Udah gitu elo bebas, tapi kalo elo berontak, Mati elo..!”
“PLAAK..!” sebuah tamparan keras menghantam kepala Wiwin hingga Wiwin yang masih diikat di kursi itu terjatuh bersama kursinya.
“Hmmph..!” dengan mulut tersumbat Wiwin berteriak.
Kemudian dia menarik dan meletakkan tubuh Wiwin mengembalikan ke posisi semula. Dengan pisau dapur milik kedua mahasiswi itu dia merobek-robek baju kaos lengan panjang yang dikenakan oleh Wiwin. Nafas Wiwin tersentak ketika dengan cepat Liem dengan pisaunya melucuti BH dan celana panjang bahan kain nilon yang dikenakannya. Sekarang Wiwin hanya memakai celana dalamnya yang berwarna merah model g-string yang sangat seksi serta sepasang kaos kaki putih setinggi lutut yang selalu dikenakannya dan jilbab berwrana merah maneyala. Payudaranya yang penuh bulat terbuka, tubuhnya putih mulus masih dalam posisi terikat di tempat duduknya.
“Hmph.., hmph..!” Wiwin meronta sambil memandang Liem dengan putus asa, matanya memerah dan air matanya mengalir deras membasahi pipinya, wajahnya yang berjilbab pucat pasi.
Karena dia menyadari yang akan terjadi pada dirinya, yaitu sebagai pemuas nafsu bejat.
“Diem brengsek..!” kata Liem, “PLAK..!” sekali lagi tamparan kuat mendarat di pipi Wiwin, membuat kepala Wiwin tersentak. “Pake jiulbab tapi lihat cdnya aja seksi abnget gini pasti di luar alim tapi dalemnya basah terus nich akrena gatel”. Sambil memotert wiwin yang kini hanya berjilbab, cerkaos kaki dan bercelana dalam sangat seksi itu serta payudaranya btepampang dengann jelsaanya.
Kemudian ia membuka ikatan Wiwin dan membantingnya ke tempat tidur dalam posisi telungkup, dan setelah itu dia merentangkan kedua tangan Wiwin serta melebarkan kedua kaki Wiwin hingga posisi Wiwin kini seperti orang merangkak. Wiwin hanya dapat pasrah mengikuti kemauan Liem. Tepat di hadapannya terdapat kaca rias, setinggi tubuh manusia. Kaca itu biasanya digunakan Wiwin dan Anisya untuk berdandan sebelum pergi kuliah.
Leim lalu menarik tali string celana dalam Wiwin dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Sekarang Wiwin dapat melihat dirinya melalui cermin di depannya telanjang bulat, dan jhanya mengenakan jilbab dengan di belakang dilihatnya Liem sedang mengagumi dirinya.
“Gila bener! Gue suka pantat cewek berjilbab. Lo bener-bener oke karena gak pernah disentuh cowok!”Liem menampar pantat sekal Wiwin yang sebelah kiri yang membuat Wiwin menjerit kaget.
Lalu tanpa menunggu lagi, Liem yang mulai dirasuki nafsu sex memperlihatkan penisnya yang sudah keras. Liem hanya membiarkan jilbab merah yang masih tetap membungkus kepala Wiwin dan sepasang kaos kaki putih yang masih dikenakan Wiwin, mungkin ini dapat membuat nafsu Liem semakin menjadi. Karena memang dengan mengenakan jilbab, wajah Wiwin jadi nampak cantik dan seksi seperti komentar kebanyakan teman-temannya.
Kemudian Liem menyelipkan penisnya di antara kedua kaki Wiwin lewat belakang.
“Ooh.., ampun Pak Liem. Ampunn.., jangann.. jangan! Ampun, jangan..!” Wiwin mulai menangis dan rasa tegang menyeliputi hatinya.
Sambil menoleh ke belakang dan memandang Liem, Wiwin mencoba untuk meminta belas kasihan. Terlihat air mata meleleh dari matanya. Namun Liem terus mengancam dengan pisau dapur yang masih digenggamnya.
Liem tidak perduli Wiwin memohon-mohon. Kepala penisnya kemudian menyusuri belahan pantat Wiwin, terus menuju ke bawah, kemudian maju mendekati bibir vaginanya. Setelah tangan si Liem memegang pinggul Wiwin, dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.
“Arrgghh.., ahh.., Ampun..!” Wiwin menjerit-jerit ketika penis Liem mulai membuka bibir vaginanya dan mulai memasuki lubang kemaluannya.
Kaki Wiwin mengejang menahan sakit ketika penis Liem terus menembus masuk tanpa ampun menusuk-nusuk selaput daranya.
Dari wajah berjilbabnya bibirnya yang seksi menganga membentuk huruf O dan mengeluarkan rintihan-rintihan, “Oohhh.., oouugghh.., aa.. ampuun Bangg..! Aakkhh..!”
Badannya pun tersodok-sodok. Liem terus bergerak memompa maju mundur memperkosa Wiwin. Ketika kepala Wiwin terjatuh lunglai kesakitan, dia menarik jilbab di kepala Wiwin sehingga kepalanya kembali terangkat dan Wiwin kembali dapat melihat dirinya yang hnaya mengenakan jilbab disetubuhi oleh Liem melalui cermin di depannya.
Kadang-kadang Liem menampar pantat Wiwin berulang kali, juga dilihatnya payudara Wiwin yang lumayan padat dengan puting mononjol itu tersentak-sentak setiap kali Liem menyodok penisnya ke dalam vagina Wiwin dan dia hanya dapat pasrah mengerang-ngerang dan merintih. Tiba-tiba Liem mengeluarkan penisnya dari vaginanya. Wiwin langsung meronta dan berlari menuju pintu, berharap seseorang akan melihatnya minta tolong, biarpun dirinya telanjang bulat dan hanya berjilbab.Tapi tiba-tiba Asan yang ternyata sudah pulih terlebih dahulu menyambar pinggangnya sebelum Wiwin sampai ke pintu depan.
“Ahh, tolong! Tolompphh..,” teriakan Wiwin dibungkam oleh tangan Asan, sementara itu Liem mendekat dan memukul Wiwin dengan keras.
Wiwin pun jatuh terjelembab ke lantai.
“Dasar Bandel ya..!” ujar Liem.
Kemudian Liem mengikat tangan Wiwin menjadi satu ke depan dengan jilbabnya yang ujungnya lumayan panjang. Setelah itu, Wiwin didorong hingga terjatuh di atas lutut dan sikunya. Sekarang Liem memasukkan penisnya ke mulut Wiwin.
“Mmpphh..!” Wiwin mencoba berteriak dengan penis yang sudah masuk di dalam mulutnya.
Sementara itu Liem dengan tenang terus menggerakkan penisnya di mulut Wiwin. Kedua tangan Liem memegang jilbab di kepala Wiwin dengan kencangnya menggerak-gerakkan maju dan mundur. Mata Wiwin tertutup dan wajahnya memerah, air matanya masih meleleh turun di pipinya, baru pertama kali dalam seumur hidupnya dia diperlakukan seperti ini.
Setelah beberapa lama mengocok kemaluannya di rongga mulut Wiwin, terlihat tanda-tanda Liem akan mencapai klimaksnya, gerakan memaju-mundurkan kepala Wiwin yang berjilbab semakin cepat.
Dan, “Akkh… Croot.., croot..!” Liem berejakulasi di mulut Wiwin, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari mulut Wiwin dan turut membasahi jilbabnya.
Wiwin hanya dapat mendengus-dengus dan dengan terpaksa menelan semua sperma yang dimuntahkan Liem tadi, sementara pegangan tangan Liem di kepala Wiwin yang berjilbab semakin kencang, sehingga sulit bagi Wiwin untuk menarik kepalanya.
Setelah semprotan sperma yang terakhir, barulah Liem mencabut kemaluan dari mulut Wiwin yang kini mulutnya terlihat penuh dengan lendir memenuhi rongga mulutnya hingga ke bibirnya dan pinggir jilbabnya. Dengan napas puas Liem mencapakkan Wiwin hingga telentang di kasur.
“Siap, siap Sayang. Gue musti ngerasain pantat lo yang putih mulus dan sekal ini..!” tiba-tiba terdengar suara Asan yang sudah berada di samping Wiwin.Wiwin memandang Asan dengan wajah ketakutan. Dia tahu bagaimana Asan memperlakukan Anisya hingga pingsan.
Kemudian Asan menoleh ke Liem yang duduk di belakangnya untuk istirahat setelah klimaks tadi.
“Ja.. jangan, jangann.. Bang Asan.. saya nggak mau diperkosa di situ Bang..! Ampun Bang. Rasanya ssakit.., kasihani saya Bang..! Saya bersedia jadi pacar abang dan emlayani abang” ujar Wiwin memelas kepada Asan.
“He Anjing. Gue tetep nggak perduli lo mau apa nggak..! Yang jelas loe harus terus melayani kami akalau akmi namua kalau ngagk foto-foto dan rekaman di hape ini akan akmi sebar”
Asan menarik tubuh Wiwin hingga dia terjatuh di atas sikunya lagi ke lantai, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Kemudian dia menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anusnya.
Setelah itu dia membuka belahan pantat Wiwin lebar-lebar.
“Ampun, jangan..! Sakit..! Ampun Bang Asan. Ampun..! Aakkhh..!”
Asan mulai mendorong masuk, sementara Wiwin mejerit-jerit minta ampun. Wiwin meronta-ronta tidak berdaya, matanya terbelalak, hanya semakin menambah gairah Asan untuk terus mendorong masuk penisnya. Wiwin terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis Asan masuk ke anusnya.
“Ampun..! Sakit sekali! Ampun! Ooughh.. iihh..!” jerit Wiwin, ketika Asan mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya.
“Buset! Pantat cewek berjilbab emang sempit banget! Cewek berjilbab emang cocok buat beginian!” kata Asan sambil mengusap-usap buah pantat Wiwin.
Sementara itu darah segar terlihat mulai mengalir menetes-netes membasahi paha dan kasur.
“Bener-bener pantat kualitas nomer satu!” omel Asan sambil terus memompa kemaluannya.
Tangisan Wiwin makin keras, “Sakit! Sakit sekali! Ampun, sakit! Sakit Pak, ampun..!”
Sementara itu badannya mengejang-ngejang menggelepar-gelepar menahan rasa sakit yang teramat sangat, tubuhnya semakin basah oleh keringatnya.
“Gila, gue bener-bener seneng sama pantat Ceqwek berjilbab!” ujar Asan sambil terus menyodomi Wiwin.Hingga akhirnya tubuh Asan mengejan keras, kepalanya menengadah ke atas, cengkraman tangan di pinggang Wiwin pun semakin keras dan urat-uratnya pun kini terlihat pertanda sebentar lagi dia akan mencapi klimaksnya.
Asan berejakulasi di lubang pantat Wiwin yang semakin kepayahan dan tubuhnya melemah. Asan pun dengan menghela napas lega kembali menjatuhkan tubuhnya ke samping tubuh Wiwin yang juga terjatuh telungkup badannya lemas dan menahan rasa sakit yang tidak terhingga di lubang duburnya yang kini mengalami pendarahan.
Suara yang terdengar dalam kamar kost itu hanya tangisan Wiwin, tangisan yang benar-benar menyayat hati, yang membuat Liem kembali bangkit nafsunya. Liem berjongkok membalikkan tubuh Wiwin yang tadinya telungkup menjadi telentang. Kemudian menarik kaki Wiwin, lalu membukanya dan menekuk hingga kedua pahanya menyentuh buah dadanya.
Kini posisi Wiwin yang dari tadi telah diagauli dengan segala macam p[sisi tetapi teruis mengenakan jilbabtelah siap untuk disetubuhi lagi, Liem meraih penisnya yang telah kembali tegang dan memeganginya, memandang ke arah Wiwin yang memalingkan wajahnya dari Liem, matanya terpejam erat-erat wajahnya yang masih mengenakan jilbab merah nampak cantik walau penuh dengan keringat, spema dan air mata. Liem mengarahkan penisnya ke vagina Wiwin, cairan yang keluar dari penisnya membasahi vaginanya, membantu membuka bibir vagina Wiwin. Wiwin mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya menggeretak, Liem nampak menikmati jeritan Wiwin ketika dia menghunjamkan penisnya ke vaginanya yang telah basah oleh darah dan cairan vaginanya.
“Aahhgghh..!” Liem mulai memperkosa Wiwin.
Kaki Wiwin terangkat karena kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Tubuhnya mengejang berusaha melawan ketika Liem mulai bergerak dengan keras di vagina Wiwin. Liem menarik penisnya sampai tinggal kepalanya di vagina Wiwin sebelum didorong lagi masuk ke dalam rahimnya. Liem semakin bersemangat mompakan batang kemaluannya di dalam rahim Wiwin.
Nafsu telah membakar dirinya sehingga gerakannya pun semakin keras, sehingga semakin cepat tubuh Wiwin pun lemas tergoncang-goncang dan tersodok-sodok. Dan suatu ketika dengan kasarnya dicampakkannya jilbab yang menutupi kepala Wiwin oleh Liem, sehingga tergerailah rambut indah seukuran bahu milik Wiwin. Kini pada setiap hentakan membuat rambut indah Wiwin tergerai-gerai menambah erotisnya gerakan persetubuhan itu. Sambil terus menggenjot Wiwin, bibir Liem kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang Wiwin yang tidak tertutup jilbab dan menyedot salah satu sisi leher Wiwin.Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Wiwin pun hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah dan teratur, “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. oohh..!” sementara tubuhnya telah lemah dan semakin kepayahan.
Akhirya badan Liem pun menegang dan tidak beberapa lama kemudian Liem berejakulasi di rahim Wiwin. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak. Liem nampak menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati wajah Wiwin yang telah kepayahan dan sudah tidak mengeanakn jilbab itu.
Liem mengerang kenikmatan di atas badan Wiwin yang sudah lemah yang sementara rahimnya menerima semburan sperma yang cukup banyak.
“Aauughh.. oh..!” Wiwin pun akhirnya tersentak tidak sadarkan diri dan jatuh pingsan menyusul Anisya temannya yang terlebih dulu pingsan tetapi masih berjilbab.
Badan Liem menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhi dan memperkosa serta merengut keperawanan Wiwin gadis mahasisiwi cantik yang selalu berjilbab dan ditaksirnya itu.
Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh lunglai Wiwin yang tergelatak di bawahnya. Liem pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, akhirnya terjatuh lemas lunglai tertidur dan memeluk tubuh Wiwin yang tergolek lemah.
Begitulah malam itu Asan dan Liem telah berhasil merenggut kegadisan dua orang gadis cantik berjilbab yang ditaksirnya. Waktu pun berlalu, fajar pun hampir menyingsing, kedua tubuh gadis itu masih tidak bergerak. Bekas keringat, cairan sperma kering dan darah mulai kering nampak menghiasi tubuh telanjang tidak berdaya kedua gadis cantik berjilbab itu.Pagi itu saat Asan dan Liem sudah rapih mengenakan pakaian mereka, tiba-tiba Henry sang pemilik kost mendatangi kamar kedua gadis itu. Saat itu dia bersama Acong teman Henry yang juga teman Asan dan Liem.
“Hei.., kalian disini rupanya.” ujar Henry.
Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat ke dalam kamar kost dan melihat tubuh kedua gadis berjilbab itu telah telanjang tergeletak tidak bergerak.
“Wah elo-elo abis pesta disini ya..? Aku kira mereka gadis baik-baik karena selalu pake jilbab ternyata doyan ngentot juga” tanya Henry yang berpikir kalau pesta sex ini dilakukan suka sama suka.
Tanpa menjawab, Liem dan Asan dengan tersenyum hanya berlalu meninggalkan Henry dan Acong yang terbengong-bengong.
Saat Liem dan Asan berjalan meninggalkan kamar kost, mereka sempat melirik ke belakang. Rupanya Henry dan Acong sudah tidak terlihat lagi dan kamar kedua gadis itu kembali rapat terkunci. Kini rupanya giliran Henry dan Acong yang tidak mengira kalau wiwin dan anisya diperkosa sehingga mereka ikut berpesta menikmati tubuh kedua gadis berjilbab yang malang itu (mereka mengira kalau wiwin dan anisya lagi teler).
Memang rupa-rupanya Henry juga memendam cinta kepada gadis-gadis itu dan kali ini dia dibantu oleh Acong dapat leluasa menikmati tubuh gadis-gadis itu. Kembali tubuh Anisya dan Wiwin yang sudah tidak sadarkan diri menjadi bulan-bulanan. Henry dan Acong pun leluasa berejakulasi di mulut dan rahim gadis-gadis berjilbab itu sepuas-puasnya.
-
Kisah Memek Auntie Iza
Duniabola99.com – Bagi mereka yang telah bertemu dengan makcik aku, sememangnya mereka pasti akan merasa yang wajah dan perwatakannya langsung tidak menyerupai usianya. Walaupun usianya sudah hampir mencecah 45 tahun, tidak keterlaluan jika aku katakan yang dia macam orang yang baru nak mencecah 35 tahun. Untuk kesenangan orang memahami cerita ini, biarlah aku namakan dia sebagai Auntie Iza aje…walaupun itu bukan namanya.
Walaupun ada kalanya aku memasang angan-angan yang bercorak x-rated apabila berhadapan dengannya, aku terpaksa pendamkan saja memandangkan yang aku hanya berpangkat anak buah sahaja. Tambahan pula Auntie Iza telahpun mempunyai tiga orang anak dan adalah tidak elok sekiranya aku memperlakukan sebarang perangai yang tidak elok.Tapi anggapan aku terhadap Auntie Iza berubah apabila aku tinggal bersama dengan pakcik aku baru-baru ini. Tuan rumah aku inginkan rumah sewa ku kembali dan memandangkan yang aku masih belum dapat rumah sewa, pakcik aku telah mengajak aku tinggal bersamanya sementara waktu.
Suatu hari semasa pakcik ku keluar kerja, tinggallah aku bersama dengan Auntie Iza saja di rumah. Aku anggap ini biasa saja sebab dia makcik ku juga.
Nak dijadikan cerita, aku sedang makan sarapan di dapur bila Auntie Iza keluar dari bilik air. Dia berkemban. Auntie Iza terpaksa lalu depan aku kerana bilik air terletak di belakang dapur. Secara spontan mata aku terus memandang ke gunung Auntie Iza semasa dia lalu di depan aku. Mungkin menyedari pandangan aku, Auntie Iza berhenti dan memandang ke arah ku. Tergamam, aku terus menundukkan kepala.
“Kenapa malu? Suka apa yang you nampak?” tanya Auntie Iza selamba.Tanpa dapat aku menjawab, Auntie Iza terus berjalan ke arah aku dan tanpa aku sedar, kainnya terus terlucut ke lantai. Sepasang buah dadanya yang besar menunding ke arah ku. Mata ku terus tertumpu pada bulu lebat yang menutupi cipapnya.
Auntie Iza terus rapat dengan muka ku dan buah dadanya digeselkan ke muka ku. Semakin kencang nafas aku. Dalam seluar ku, batang ku sudah semakin menegak dan tegang. Auntie Iza terus memegang tangan ku dan dibawanya ke arah buah dadanya. “Peganglah. Auntie tahu kau nak pegang.”
Pucuk di cita ulam mendatang. Tanpa melepaskan rezeki aku terus menjilat putting Auntie Iza yang sudah semakin tegang. Sambil tangan ku bermain-main di cipapnya. Perlahan-lahan cipapnya semakin basah dan jari ku terus menusuk ke dalam lubang keramatnya yang basah itu.
Auntie Iza terus duduk di atas meja makan dengan kedua kakinya mengangkang luas. Tanpa berlengah lagi aku terus melucutkan seluar ku dan menghalakan batang ku ke arah lubang keramat Auntie Iza. Aku terus menusuk dengan penuh kenikmatan. Air cipap Auntie Iza mula membasahi telurku. Aku terus melajukan terjahan aku.Bila aku rasakan aku hampir terpancut, cepat-cepat aku tarik keluar batang ku. Namun sebelum sempat aku menariknya habis, Auntie Iza terus menarik aku agar masuk semula. Tak sempat aku berbuat apa-apa, aku terus terpancut dalam cipap Auntie Iza.
Aku terus menarik keluar batang ku. takut aku seketika. Namun ketakutan itu hilang bila Auntie Iza terus memusingkan badannya dan menonggengkan punggungnya ke arah ku.
“Masuk belakang,” katanya.
Aku tak tahu nak buat apa sebab aku memang tak pernah masukkan batang ku ke dalam jubur seseorang. Aku hanya berdiri di belakang Auntie sambil tangan ku meramas punggungnya. Mungkin menyedari yang aku tak tahu nak buat apa, Auntie terus memegang batang ku dan terus menasukkannya ke dalam juburnya. Ketatnya memang aku tak boleh katakan.Bila dah masuk, aku terus menjalankan operasi. Dalam aku menusuk juburnya, auntie terus menusuk cipapnya dengan dua jarinya. Depan belakang dia kena. Patutlah dengusan dan rintihannya begitu kuat sekali. Aku kian lajukan terkaman aku. Aku tahu dia tak akan mengandung kalau aku lepas dalam juburnya. Maka aku pun terus menerja walaupun aku rasa aku dah nak pancut. Bila aku tarik keluar batang aku, aku nampak cecair pekat ku mengalir keluar dari juburnya.
“Jangan lap,” kata Auntie bila aku mencapai tisu untuk lap batang ku.
Tanpa menghiraukan di mana batang aku berada tadi, Auntie terus menghisap batang aku dengan lahapnya. Untkuk kali ketiga pagi itu, aku terpancut lagi. Kali ini dalam mulut auntie.
Selepas itu baru aku tahu yang auntie sudah hampir empat bulan tidak digauli. Dan sepanjang perkahwinannya, dia belum pernah menghisap batang lelaki atau main belakang. Walaupun pernah dia minta kat pakcik aku, pakcik aku tak benarkan dia buat begitu.Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri