Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Tante Vena Aduhai

    Kisah Memek Tante Vena Aduhai


    2486 views

    Duniabola99.com – Panggil saja namanya tante Vena, dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya sekitar 4 tahun yang lalu, umur tante Vena sekarang 31 tahun, mempunyai seorang anak yang masi kecil.


    Dia sebenarnya sering datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah disini, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya abdi, dia juga sedang kuliah dan tinggal di kos yang sama denganku, tapi dia lebi muda dariku 2 tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama.

    Perkenalanku dengan tante Vena, adalah ketika kunjungannya ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh abdi, dan katanya ada tantenya yang datang ke Jakarta bersama anaknya. abdi berjanji untuk bertemu tantenya di sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi.

    Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan sexy. kulitnya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 160cm. payudaranya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yang dibuka, sampai payudaranya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya.

    Bokongnya yang bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang , karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti di catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan bokongnya itu, tangan ku sudah gatal rasanya. Tapi aku masi bisa menahannya.

    Setelah itu kami berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Vena orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa nyambung. Selesai makan, kami diantar pulang ke kos oleh tante Vena. Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya.

    Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante Vena sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu. Tante Vena sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi tante Vena lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.

    Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Vena.. dan tante Vena mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Vena tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya. Fontana99

    Malam itu, aku dan tante Vena duduk-duduk di lantai teras rumahnya di lantai atas. Angin malam yang menyejukkan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebi santai. Ketika itu anak-anaknya sudah tidur.
    Karena aku dan tante Vena sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang “nakal”.

    “tante ngga ngerasa kesepian, kalau malem-malem ga ada yang temenin tidur.. hehe..”, candaku pada tante Vena..
    sebelumnya tante Vena tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya,
    “Nakal juga kamu ya..”
    “emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “, lanjutnya dengan sedikit mengeluh.
    “hahaha.. kalau tante bole.. aku mau menghibur tante..”, candaku lagi.
    “haha.. emangnya kamu bisa apa.. belum ada pengalaman, trus ntar malah tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.
    “iya.. tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara ama
    posisi-posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang.
    “yuk masuk aja.. tambah dingin aja nih di sini..”, ajaknya dan mengubah topik. Dan kami pun masuk kedalam.

    Tante Vena memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Vena masih berdiri di sana. Kami bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Vena memegang kedua tanganku, dan dengan senyuman nakal menarikku ke sebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya.


    Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.
    Tante Vena langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.

    “Tunjukin ke tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”, setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku.

    Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga. Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Vena ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Vena ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami.

    Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Vena sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Vena.
    “emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

    Ketika sekali-sekali tante Vena mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika tante Vena mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya.

    Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.

    “ahhh….”, teriakannya kecil.

    Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu besar, begitu empuk, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.

    Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

    Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya. Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.


    Setelah cukup lama kami berciuman, tante Vena melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Vena mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh… betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.

    Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar mem*k tante Vena itu telah dicukur habis, membuat mem*knya terlihat lebih bersih dan lebih segar. Adikku sudah mencapai 80%.

    “dicukur tante..?”, tanyaku, tante Vena hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa.

    Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air

    ludah kenikmatan bersama-sama tante Vena. Tiba-tiba tante Vena menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Vena mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin.

    Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Vena.

    Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Vena sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,

    “besar banget tante..”, kataku spontan, aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tertawa gembira.

    Kubaringkan badanya ke ranjang, tante Vena dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya.

    “aaahh..”, desahnya.. Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin.

    Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

    “ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.

    Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Vena tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.
    Akhirnya aku sampai di depan mem*knya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari mem*k dan disekitar pangkal pahanya.

    Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klit nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.


    “aaaaaaaaahhhh………..”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat tante Vena menjambak rambutku.

    Kujilati mem*k nya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis. Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas.

    Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya.

    “aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata tante Vena sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.
    “jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…”

    Setelah cukup lama aku bermain-main dengan mem*knya, akhirnya tubuh tante Vena seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.

    “aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata tante Vena, sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap.
    “haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.

    Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Vena terlihat seperti orang yang sudah KO.

    “Jilatin franss… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata tante Vena dengan manja.. Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Vena, akhirnya kulakukan juga.

    Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi tante Vena sudah kecapekan. Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

    “hahh.. franss.. jari kamu bener-bener nakal..”, katanya
    terengah-engah.
    “sini frans..”, panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke mukanya.

    Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga mengangkat dan melipat di punggungku.


    Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya yang panjang dan terurai itu. Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok mem*knya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.

    “frans, tante suka banget cara lu ngobokin vagina tante..”, kata tante Vena memjuaku.
    “jadi gimana.. tante puas ga..”, tanyaku.
    “puas banget.. baru begitu aja tante uda kecapekan..”, katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.
    “tapi tenang aja.. tante masi kuat kok..”, lanjutnya menggoda.

    Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petandan mulainya ronde kedua.

    “hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa tante Vena masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.

    Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina tante Vena sudah kembali.
    Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.

    Tante Vena mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Vena diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Vena menegakkan badannya. Tante Vena pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.

    Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, tante Vena memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Vena menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.

    “wow.. lumayan juga punya kamu yaa…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku.
    “tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran tante buat kamu
    kecapekan..”, setelah itu, tante Vena mulai mengecup kepala penisku.

    Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku.

    “Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah pelirku.

    Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Vena dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana tante Vena menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya seperti sedang menjilat batang eskrim kenikmatan yang tidak akan pernah habis.


    Sekarang giliran buah pelirku ikut di”makan”nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tante Vena. “aaahh..”, teriakku kecil, menahan sakit.

    Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Vena, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali.

    Cukup lama tante Vena bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

    “aaaaa.. tanteeeee…”, teriakku panjang.

    Mendengar seperti itu, tante Vena makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya.. crrttt.. crrttt.. keluar juga spermaku. Tante Vena tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Vena menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar. Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masi disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Vena terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.

    “aaahh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata tante Vena.
    “ha ha.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira, sambil menindih badanku.

    Kami berpelukan diranjang, meraba-raba tubuh. Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan tante Vena mengelus-elus perut dan dadaku. Kami bertatapan dan memuji.

    “enak sekali tante.. tante jago banget..”, kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik.
    “kamu juga hebat.. tante suka de sama kamu.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal.


    Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Vena, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku.
    Tak banyak bicara, tante Vena mengecup dahiku.

    “kita bobo dulu aja ya sekarang.. tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya.
    “iya tante.. aku juga capek banget.. tante emang top..”, balasku.

    Tampak tante Vena tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenernya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Vena yang sudah sangat kecapekan.

    Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante Vena seperti sedang memeluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante Vena mengelus-elus pahaku.

    Aku merasa senang sekali mesikpun aku tidak puas malam itu.

  • Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin

    Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin


    2486 views

    Duniabola99.com – Panggil saja namaku Rezha, ini nama samaran di cerita,hhe. Statusku sekarang adalah sebagai mahasiswa di salah satu kampus yang letaknya di daerah Jakarta utara. Disini aku akan menceritakan cerita sex pribadiku yang pastinya bakal bikin para pembaca ngecrottt, hhe. Jadi begini awal mulanya, pada suatu ketika suatu hari aku baru pulang dari event yang diadakan oleh pertamina, kalau nggak salah 1 tahun yang lalu, pokoknya pas pertamina lagi promo gitu deh.

    Pada waktu itu kebetulan sekali aku para spg yang disewa oleh pihak pertamina yang pastinya cantik dan sexy abis pada mangkal tuh di pom kuningan. Maka dari itu aku-pun sering sekali membeli bensin di pom daerah kuningan. Nah pada saat itu akupun membeli bensin yang Spgnya cantik dan asik tentunya.

    Pada akhirnya pilihanku-pun jatuh kepada SPG yang warna kulitnya putih mulus, gak terlalu tinggi badanya standart, dan rambutnya terkuncir seperti ekor ayam gitulah, hhe. Oh iya saat itu aku membawa mobil, ketika aku sedang mebgisi bensin spg itu menyapa aku,

    “ Mas, noleh mengganggu waktunya sebentar, kalau boleh saya mau ganggu sebentar ? , ” sapanya.

    “ Apa Mbak, mau ganggu sebentar, hemmm… lama juga boleh kog Mbak,hhe… , ” ucapku.

    Mendengar jawabanku itu Spg itu-pun tersenyum manis sekali, bener-bener aduhai banget senyumanya para pembaca,lalu,

    “ Hehe, mas bisa aja deh, Oh iya ngomong-ngomong Mas namanya siapa ? , ” ucapnya.

    “ Oh nama aku Rezha Mbak, nama mbak sendiri siapa ? , ” tanyaku balik.

    “ Oh namaku Rikha Mas, saya boleh minta nomer handphone Mas nggak ?, , ” katanya. Aseanbet

    Saat itu aku dimintai nomer handphone karena memang seperti biasa kalau promo selalu dimintai biodata kita, entah itu promo rokok, atau produk lainya, lalu,

    “ Boleh dong, masak iya nggk boleh dimintain nomer handphone sama Mbak yang cantik ini, hhe, tapi nanti Mbak harustelfon saya ya nanti, hhe… ?, , ” ucapku menggoda.

    Pada saat itu Mbak Spg hanya tersenyum saja,

    “ Kog Cuma senyum sih Mbak, yaudah deh ini aku kasih nomer handphone aku, tapi ntar jangan lupa telefon aku Mbak yah, , ” ucapku lalu memberikan nomer handphoneku kepada Spg itu. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Hhe, makasih ya Mas, , ” ucapnya singkat kemudian berlalu begitu saja.

    Biar nggak bertele-tele ceritanya, singkat cerita kini aku-pun telah sampai dirumah. Sesampainya dirumah akupun langsung menuju dikamar dan menononton Tv di kamarku. Ketika aku sedang santai dan menikmati acara TV tidak kusangka ada telefon dari nomer yang tidak terdaftar di montak Hp-ku , karena penasaran aku-pun mengangkat telefon itu, dan ternyata itu adalah telefon dari seorang wanita,

    “ Siang Mas, ini benerkan nomer mas Rezha?, , ” ucapnya.

    “ Iya bener, ngomong-ngomong ini siapa yah, sori soalnya nomernya nggak ada dicontact hanphone saya, , ” tanyaku.

    “ Hemm… yaiyalah Mas pasti nggak tau nomer aku, akuaja baru tau nomer Mas tadi, , ” ucapnya.

    “ Wah… emangnya ini siapa sih ?, , ” tanyaku peasaran.

    “ Masak lupa sih, ini aku ini aku Rikha Yang tadi di pom bensin, , ” ucapnya.

    Wow, pucuk dicinta ulam-pun tiba, hha… emang kalau rejeki nggak kemana, lalu,

    “ Oh… Rikha, yaya aku inget, sori ya aku agak lupa soalnya aku baru nyampe rumah banget nih, , ” kataku.

    “ Iya nggak papa kok Zha,namanya juga baru kenal, wajar kalau lupa,hhe…, , ” ucapnya.

    “ Hhe, oh iya ngomong-ngomong kamu lagi dimana Rikha ??? ,, ” tanyaku basa-basi.

    “ Aku lagi dikosan aj nih, aku juga barusan pulang kok sama kayak kamu, hhe…, , ” ucapnya.

    Pada saat itu kami-pun mengobrol banyak di telefon, dalam obrolan kami dia-pun banyak cerita tentang kehidupanya dan memberitahukan dimana dia tinggal. Dari obrolan kami itu pada akhirnya akupun tahu kalau dia adalaha anka kos yang ngekos di daerah tebet dan statusnya adalah sebagai mahasiswa dikampus daerah taman puring.

    Setelah1 jam kami ngobrol, pada sebelum mengakhiri obrolan kami janjian untuk ketemuan tapi belum deal kapan dan dimana kami akan ketemuan. 1 hari kemudian tepatnya pada pukul 1 siang Rikha-pun menelefon aku, pada saat itu kebetulan aku sedang di kampus,


    “ Kamu lagi dimana nih Zha ?, , ” tanyanya.

    “ Oh ni aku lagi dikampus Kha, kamu sendiri dimana?, , ” tanyaku balik.

    “ Aku lagi prepare buwat berangkat kerja nih Zha, biasa sampingan jaga shift di Pom kemarin , , ” jawabnya.

    “ Oh gitu ya, emang kamu kerjanya sampai jam berapa Kha?, , ” tanyaku.

    “ Sampe jam 9 malem doang kok, , ” ucapnya.

    “ Ntar ntar jam 9 aku jemput ya Kha, mau nggak , pokoknya aku jam 9 udah sampai sana, ” ucapku.

    “ Boleh juga tuh Zha, oke deh aku tunggu nanti, see you Rezha, ” jawabnya.

    Lumayan nih ada temen maen, hhe… hari ini aku langsung ke mobil, ngambil stok ganja (andalan aku banget ini kalau lagi mau minta jatah ama selir), terus langsung sibuk ngelinting buat persiapan nanti. Pada akhirnya jam 8 malam aku-pun cabut dari kampus dan sampe spbu jam 9.

    Pada saat itu Rikha terlihat sudah siap buwat aku angkut tuh, setelaha ku mengahmpirinya dengan mpobilku dia langsung saja dia masuk mobil aku,

    “ Hey Zha apa kabar ?, ” sapanya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Baik, nggak nyangka yah kamu beneran nelpon aku kemaren, ” kataku.

    “ Abis kamu lucu sih. aku suka aja, ” ucapnya.

    Hahaha, kena nih cewek, seketika itu Rezha junior aja tegang dan langsung manggut-manggut kesenengan gitu, hha… lalu,

    “ Yauda ni kita mau kemana ni ?, ” tanyaku.

    “ Ke kosan aku aja deh Zha, aku uda cape banget soalnya, ” ucapnya.

    Wah mantap nih ucap dalam hatiku,

    “ Ok deh, yauda tunjukin jalannya yah, oh iya nih biar ilang rasa capeknya, ” kataku sembari ngasih lintingan bag’s (ganja) ke Rikha.

    “ Wah, mantep nih Zha pas banget, aku demen banget nih ma ginian, masih ada lagi nggak ?, ” ucapnya girang.

    “ tenang aja, masih ada ada banyak kok, ntar aku bikinin lagi di kosan ya, ” ucapku.

    Pada saat itu Rikha nggak jawab, karena udah sibuk sendiri sama bag’s. Setelah beberapa waktu dalam perjalanan pada akhirnya kamipun akan sampai dikosan Rikha. Lalu Rikha-pun menunjukan kosanya,


    “ Zha belok kanan ya, nah itu kosan aku yang sebelah kanan pagernya warna kuning, ” ucapnya.

    Sesampainya didepan kosnya, pada saat itu kami-pun turun dan masuk ke kosannya. Ternyata kosannya campur gitu ( cowok/cowek). Aku-pun kemudian dibawa langsung masuk ke kamarnya Rikha. Kamarnya enak, kasurnya dibawah, ac nya dingin jadi ntar kalau Ml nggak keringetan nih kayaknya, wkwkwk. Kemudian kamipun ngobrol diatas kasur,

    “ Oh iya Zha, aku ini juga mahasiswi hlo Zha di kampus A, ” ucapnya.

    “ Oh, masi kuliah ?, ” tanyaku.

    “ Iya ni lagi ada kerjaan jadi SPG aja dari agency aku, ”

    “ Oh iya Zha, bikin lagi dong bags-nya ( ganja ), ” kata Rikha minta ganja.

    “ Oke deh, yauda aku bikin dulu ya bag’s-nya, ” ucapku lalu bergegas melinting daun kenikmatan.

    Saat itu ketika aku lagi asik-asiknya ngelinting, tiba-tiba dia berdiri,

    “ Aku ganti baju dulu ya Zha, ” kata Rikha.

    Aku kira dia mau keluar ganti di kamar mandi, eh taunya dia langsung copot kaos didalem kamar. Emang si ngebelakangin aku, tapi kurang ajar juga, nantangin gitu, Mantap juga nih. Bener-bener ni bocah nekat banget. Tanpa banyak kata aku langsung hampiri dia, aku peluk pinggangnya dari belakang sembari aku cium lehernya dari belakang,

    “ Eummmm… Sssss.. Aghhhh…. ” desah Rikha tanpa perlawanan, hanya menikmati ciumanku di lehernya.

    “ nantangin sih kamu Kha, masak iya ganti baju di depanku, ” kataku sambil terus nyiumin lehernya.

    Kemudian akun meneruskan aksiku dan tanganku yang udah naik ke dadanya yang saatb itu hanya memakai Bra, karena kaosnya uda dilepas sama dia,

    “ Haha, emang aku sengaja, weeekkk… kan biar kamu tergoda, ” ucapnya sambil menunjukan wajah genitnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Wah… liat mukanya yang nakal langsung naik drastis titit aku. titit aku jadi naik kena ke pantatnya,

    “ hahaha kok uda kenceng banget ?, ” kata Rikha sambil muter tubuh-nya dan meluk aku dari depan.

    “ hhe, ini tandanya aku udah Horny sayang, ” ucapku.

    Sumpah, pada saat itu aku udah horny banget. Saat Rikha hanya mencium bibirku dan berkata,

    “ Bag’s dulu yuk Zha, uda lama banget aku nggak ngebag’s, ” ucapnya.

    Pada saat itu terhentilah sementara percumbuan kami, dan kami-pun menuju ke kasur dan ngobrol lagi sambil ngebag’s. Enak banget coy, ngebag’s tapi di depannya ada cewek yang telanjang setengah badan. Ketika lagi asik ngebag’s, tiba-tiba aja dia iseng membuka Bra-nya, Wow.. nice banget toket-nya, nggak terlalu kenceng dan ga terlalu turun cocok lah sama selera aku, lalu,


    “ kamu ngeliatin apa Zha ?, ” ucapnya.

    “ Nggak kok, aku Cuma lagi ngerencanain gerakan-gerakan pas nanti aku ngisep toket kamu,hha…, ” ucapku,

    “ Hahaha Gila kamu Zha…, ” kata Rikha.

    “ Buka celananya dong, ga afdol kalau atasnya doang, ” kataku sambil nyengir.

    Rikha langsung berdiri dan ngebelakangin aku. ngelepas celana jeansnya dengan sensual sangat! pelan-pelan buka jeansnya, sambil mukanya ngeliat aku dengan muka menggoda. Beuh… mana pake g-string lagi, gila baru kali itu aku ngebag’s sambil di kasi private striptease, mantap nggak tuh. Setelah jeansnya lepas, Rikha duduk dan ngangkang.

    Sekarang dia ngelepas g-stringnya di depan mata aku dan di depan Rezha Junior. So wow… memek-nya ga ada bulu sama sekali, udah gitu memek-nya tembem menantang coy. Rikha yang uda telanjang merangkak mendekati aku dan berbisik,

    “ Aku pengen di enakin samau kamu Zha please !!!, ” ucapnya penuh birahi.

    Shit man… Rezha Junior langsung berdiri tegak menantang. Tanpa banyak kata aku lepas kaos aku sambil celana aku dipelorotin sama dia, untung aku cuma pake celana pendek,

    “ Aku mau isep kontol kamu yaaaa…, ” ucapnya.

    Pada saat itu Penis-kupun langsung disepong dengan cara yang sensual, dijilat dari pangkal batang sampe ujung kepala kontolku,

    “ Eummhh… enak Kha, emut terus sayang, Aghhhh…, ” desahku.

    Pada saat itu kontol aku langsung ditelen abis sama mulutnya, dan lanjut dikocokin sama mulutnya sambil tangannya meraba-raba buah zakarku,

    “ Oughh… Sssshhhh…. Teruss sayang, ” ucap nikmatku.

    Saat itu aku pun hanya terlentang sambil menikmati nimkatnya kuluman Rikha. Lidahnya ngejilatin semua batang kontol aku dan diakhiri dengan jilatan di ujung kepala. Setelah puas dengan kuluman Rikha, aku-pun mulai mengangkat tubuh-nya dan dia langsung ngambil posisi duduk diatas paha aku, lagi-lagi aku cuma pasrah dan membiarkan Rikha beraksi.

    Mulailah kini kontol-ku dipegang dan digesek-gesekkan ke memek-nya yang sudah becek itu, kemudian dengan perlahan Rikha mulai memasukan kontolku kedalam memeknya,

    “ Oughhhhhh… Ssssssshhh….,” desahnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Saat kontolku mulai masuk kedalam memek-nya, aku melihat mata Rikha berkaca-kaca menahan sakit. Walaaupun Rikha sudah tidak perawan lagi namun memek-nya masih sempit, kontol-ku saat itu terasa seperti terjepit namun nikmat. Setelah kontol aku di dalem memek-nya, dia mulai terbiasa dan mulai mengoyankan tubuh-nya naik turun,


    “ Oughhh… Sssshhh… enak kontol kamu Zha, Aghhh…, ” desah nikmatmya mulai terdengar.

    Yang ini belum seberapa, Rikha belom tau kalau aku punya jurus lidah setan kober,hha. Sambil Rikha masih goyang naik turun, aku jilatin puting kanan sambil aku mainin yang kiri, aku plintir dan aku isep putting-nya sampe dia berkata,

    “ Oughhh…. Geli ZhA.. Ssssss… Aghhhhh…, ” desahnya.

    Lalu tidak lama kemudian dia,

    “ Aghhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Aghhhhhhhh…. , ” desahnya.

    Setelah dia ngomong gitu, kontol aku serasa dipencet sama memek-nya dan kepala kontol aku serasa tersiram air hangat didalam memek Rikha. Enak banget kontol aku dipress sama memek-nya. Setelah mendapat klimaknya Rikha-pun roboh di atas tubuhku. Karean aku taaku kasi Rikha napas bentar.

    begitu aku rasa napasnya uda teratur, aku posisiin dia ke doggy style.

    Raut muka Rikha ngeliat ke belakang sambil tangannya yang ngelebarin memek-nya mempersilakan adek aku masuk langsung aku masukin kontol aku sampe mentok, untung aja memek-nya masi becek dan pantatnya Rikha yang ga terlalu besar. jadi kontol aku bisa masuk sampe dalem banget.

    waktu kontol aku mentok, mulut Rikha kebuka lebar nikmatin kontol aku.

    Mukanya meringis sakit bercampur nikmat,

    “ Oughhhh… panjang banget kontol sayang, masukin lagi kontol kamu lagi sayang yah !!!, ” pintanya.

    Tanpa banyak kata aku langsung aku tancap aja dengan rpm tinggi. aku goyang sambil aku pegangin pantatnya yang kecil tapi padet. Rikha ga kalah seksinya pasang gaya, sambil nungging, dia mainin klitoris-nya,

    “Ughhh… Ssssss… Aghhh… Enak Zha, teruss sayang… Aghhh, ” desahnya.

    Desahnya Rikha semakin membuat birahiku semakin membara, karena aku sudah tidak tahan dengan desahannya, aku-pun menggenjot terus memek-nya sambil aku cium leher belakangnya dan tangan aku yang meremas payudara-nya,

    “ Oughhh.. enak banget Zha, genjot terus memek aku Zha, Aghhhhhh… ” desahnya makin menggila.

    Karena aku rasa aku uda mau keluar, aku buru-buru ganti gaya ke gaya man on top, aku lepas kontol aku dan aku balik tubuh-nya dia. mungkin Rikha lagi tinggi banget ya, dia langsung ngangkang dan narik kontol aku buat langsung masuk memek-nya,

    “ Cepet masukin lagi sayang, Oughhhh… Ssssshhh…, ” pintanya.

    Aku goyang lagi kontol aku maju mundur sambil kita ciuman dengan liar, tidak lama kemudian aku merasa kalau aku uda mau. Begitu aku mau narik kontol aku, Rikha melingkarkan kakinya di pantat aku buat nahan kontol aku agar tetep di memek-nya, Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!


    “ keluarin di dalem aja Sayang, biar kamunya enak, Oughhh… ” pintanya.

    Dengan full speed aku goyang lagi kontol-ku asal-asalan biar cepet keluar, dan tidak lama kemudian,

    “ Aku mau keluar sayang …. Aghhhhhhh, ” ucapku penuh kenikmatan.

    “ Keluarin di dalem sayangg…, ” teriak Rikha.

    “ Croooottttt… Crottt… Crottt… Crottt…”

    Akhirnya air manikupun keluar dengan derasnya membanjiri memek Rikha. Setelah puas menyemburkan air mani-ku didalam memek Rikha, aku-pun melepas kontolku dan kemudian akupun tiduran di sampingnya. Gila, capek banget, mungkin aja gara-gara ML-nya sambil ngebag’s kali ya,hha.

    Pada saat itu karena kami lelah, kami berdua-pun ketiduran dengan posisi masih telanjang bulat sembari berpelukan.

    Setelah beberapa saat aku tertidur aku-pun terbangun sekitar jam 3 dini hari, dan aku bergegas memakai pakaianku kembali. Setelah itu aku membangunkan Rikha untuk berpamitan pulang karena jam 7 pagi aku harus kuliah,


    “ Say, aku aku cabut dulu yah, aku nggak soalnya nanti aku ada ujian jam 7 pagi, ” ucapku.

    “ Iya Rezha sayang, yaudah ati-ati yah, besok-besok kabarin lagi yah ?, ”

    “ iya sayang bey… emuaachhh…., ” ucapku sembari mencium keningya.

    Setelah kejadian itu aku-pun tidak pernah bertemu Rikha lagi, soalnya aku udah kebanyakan stok selir-selir nakal, hhe. So, Rikha jadi nggak keurus deh karena kalah saing sama selir-selir nakalku yang lain.

  • Kisah Memek nafsuku mudah merangsang

    Kisah Memek nafsuku mudah merangsang


    2485 views

    Duniabola99.com – Matahari siang terasa begitu menyengat membuat pakaian seragam Yessy basah oleh peluh, begitu juga pakaian dalamnya terasa lengket. Dia pulang diantar oleh Yoni.

    ” duhhh gerah bangeeet nihh, ACnya gedein dong say ” keluh Yessy
    ” iya panas banget hari ini, itu AC udah maksimal ” kata Yoni
    ” huuhhh.. masih gerah yah ” kata Yessy mengecek udara yg keluar dari blower AC di dashboard

    Yessy membuka 3 kancing bajunya yang atas lalu menunduk menempelkan dadanya yang terbuka pada lubang AC dashboard.


    ” uuuuhhhhhhh… sejuuukk ” Yessy terpejam menikmati sejuknya AC langsung mengenai kulit dadanya
    ” yah.. kamu sih jadi dingin, aku yang sekarang makin kepanasan ” kata Yoni melirik dada Yessy
    ” hhihihiiiii…. biarin ” kata Yessy tersenyum

    ” heiiiii… ck.ck.ck ” Yoni kaget dan hanya bisa geleng-geleng kepala ketika Yessy menarik BHnya ke atas sehingga buah dada yang putih montok menggantung bebas didepan dashboard

    “uuuuuuuhhh…. ” Yessy mendesah terpejam meresapi sejuknya AC yg menerpa langsung payudaranya

    ” cleguks… sayaaaang… masuk angin lho ” Yoni menelan ludah melihat payudara begitu montok menggantung bebas
    ” uuhh… hihihiiiiiiii…. sejuk banget sayang ” Yessy masih terpejam tdk hanya menikmati sejuknya AC,
    namun dia juga menjadi horny karena putingnya yg diterpa AC langsung menjadi dingin geli membuatnya merinding
    “ihhh.. hihihiii” Yessy menggelinjang kegelian lalu membetulkan lagi BHnya dan hendak menutup lagi baju seragamnya

    ” yah.. kok di tutup sih ” Yoni cemberut membuat Yessy menghentikan aksinya
    ” hihihhiiii… ntar kamu tambah kepanasan” senyum Yessy genit
    ” hmmm.. pegang dikit dong say ” pinta Yoni memelas
    “dikit aja yah ” kata Yessy nakal lalu meraih tangan kiri Yoni dan menaruh ke puting payudaranya yg cup BHnya diangkat kembali
    ” aoowww.. ih nakal ” teriak Yessy genit ketika dgn nakal jari Yoni mencubit puting Yessy.
    ” hihihi.. abis gemesss ” Yoni cengengesan

    ” yeeee… dasar ” kata Yessy mencubit lengan Yoni lalu membetulkan lagi BH dan bajunya
    ” mampir dulu ya sayang, masih kangeeen ” rajuk Yessy ketika mobil telah sampai di depan rumahnya
    ” oke.. ” jawab Yoni memasuki halaman rumah Yessy setelah pembantu membukakan gerbang
    Mereka bergegas turun dari mobil
    ” ayo masuk” ajak Yessy membukakan pintu lalu masuk
    ” siang ma ” Yessy mencium mamanya yg sedang membaca tabloid di ruang tamu dan membalas ciuman anaknya


    ” Selamat siang Tante ” sapa Yoni pada mama Yessy
    ” siang nak Yoni , baru pulang sekolah??” tanya mama Yessy basa basi
    ” iya tante ” jawab Yoni lalu duduk di kursi
    Sementara Yessy masuk kekamar menaruh tas lalu ke kulkas mengambil minuman dingin
    ” ini minum Tom ” kata Yessy menaruh gelas di meja.
    ” ajak Tomas makan Yessy ” kata Mama Yessy lalu beranjak ke depan televisi agak jauh dari ruang tamu

    ” ntar aja ma ” jawab Yessy duduk di kursi depan Yoni , sengaja kakinya diangkat bersila di kursi sambil menikmati minuman
    ” uuuhh.. segaaaarrr ” Yoni meneguk minuman dingin sambil matanya menatap paha Yessy yg roknya terangkat karena duduk bersila
    ” hayoo liat apa ” kata Yessy genit menaruh tangannya dipangkuan sehingga roknya tertekan menutupi selangkangannya

    ” hehheheeee… dikiiiiiitt ” pinta Yoni sambil cengengesan
    Yessy memindahkan tangannya sambil merenggangkan posisi silanya sehingga celana dalamnya kelihatan oleh Yoni
    “cleguks… ” Yoni menelan ludah, kemudian menengok ke arah mama Yessy yg sedang nonton TV takut kalo2 ketahuan

    ” santai aja sayang mama nggak ngliat, ntar kalo mama ke sini kan aku udah tau ” bisik Yessy lalu duduk bersandar dgn kaki masih bersila merenggang membuat pahanya semakin lebar terbuka menampakkan sepasang paha mulus dan celana dalam putih

    ” huuuffttt… ” Yoni menarik nafas berat menikmati paha mulus Yessy
    Pandangan mata Yessy menggoda sambil sesekali melirik ke arah mamanya yg asyik nonton TV
    ” Kurang Lebar ” bisik Yoni sambil memberi tanda dgn tangannya agar Yessy melebarkan pahanya

    Yessy mengubah posisi duduknya, masih tetap bersandar kini satu kakinya turun dari kursi satunya lagi tetap dikursi menekuk sehingga roknya semakin terangkat dan pahanya semakin terbuka lebar, celana dalamnya tampak menggembung tersimpan vagina yg montok dan telah horny.. Pandangan Yoni begitu serius karena nafsu sange nya menggebu menikmati paha dan celana dalam Yessy.


    ” ehem… ” Yessy pura2 batuk segera menurunkan kakinya dan duduk biasa ketika dia melihat mamanya berdiri, Yoni juga agak kaget
    Ternyata mamanya menuju kulkas lalu balik lagi menonton TV
    ” bentar ya say.. ” bisik Yessy beranjak menuju kamarnya

    Yoni menarik nafas berkali kali utk meredakan nafsu sange yg semakin menggelora.. Yessy keluar lagi namun kini dia tidak duduk kembali di kursi , namun duduk bersila di lantai sehingga terlindung kursi didepannya namun dia masih tetap bisa mengawasi mamanya

    ” ada apa say ” tanya Yoni ketika Yessy tersenyum senyum penuh arti kepadanya

    Sambil mengedipkan matanya genit, Yessy menekuk satu kakinya sehingga pahanya terbuka lebar sampai ke pangkalnya

    ” cleguksss… ” Yoni terbelalak menatap selangkangan Yessy , karena Yessy tidak lagi memakai celana dalam sehingga dia bisa melihat langsung vagina Yessy yg montok berbulu jarang dan lembut terhimpit sepasang paha mulus

    ” hihiihiiii.. ” Yessy tersenyum genit lalu bersandar ke kursi di belakangnya, tatapan matanya begitu menggoda
    ” huuuftt..huuufttt ” nafas Yoni terengah melihat posisi duduk Yessy

    Yessy merenggangkan pahanya semakin lebar lalu memberi isyarat kepada Yoni agar Yoni mengelus penisnya sendiri.. Sejenak Yoni menoleh ke arah mama Yessy yg masih nonton TV, lalu dia bersandar dan memajukan pinggulnya lalu mengelus elus penisnya sendiri yg masih terbungkus celana

    Tindakan Yoni membuat darah Yessy berdesir, vaginanya berdenyut horny mengeluarkan lendir kewanitaan. Sepasang pahanya bergerak pelan merenggang merapat menggoda Yoni.


    Yessy melemparkan bantal yg ada di kursi di belakangnya ke arah Yoni dan memberi isyarat agar menaruhnya diatas pangkuan Yoni utk melindungi aksi tangannya yg mengelus penis.. Meski Yoni memangku bantal namun bagian penis Yoni yg masih terbungkus celana dan dielus elus tetap terlihat oleh Yessy karena posisi duduknya lebih rendah..

    ” euuh.. ” Yoni melenguh memasukkan tangannya ke dalam celana dan menggenggam kuat penisnya yg terasa panas dan mendesak keluar
    ” hmm.. ” Yessy tersenyum nakal melihat Yoni terlanda birahi membuat dia juga semakin sange
    ” Diitt.. makan dulu giih ” suara mama Yessy mengagetkan mereka yg sedang berpandangan penuh nafsu sange
    ” Bentar maa.. masih kenyang ” sahut Yessy yg secara reflek membetulkan duduknya
    ” fiuuhh.. sayang aku nggak kuat ” bisik Yoni dgn tatapan sayu sambil melanjutkan lagi mengelus penis dibalik celananya

    ” hihihiii ” Yessy hanya tersenyum kemudian mengubah posisi duduk dgn kedua kakinya menekuk ke depan dan masih tetap bersandar di kursi sehingga vaginanya benar2 terbuka tidak terlindung rok Yessy , vagina tsb nampak menonjol montok diantara pahanya yg putih mulus
    ” ouuuchh..” desah Yoni berat dan memasukkan kembali tangannya ke dalam celana semakin kuat menggenggam penis di dalam celana tsb

    Yessy merapatkan pahanya lalu direnggangkan lagi begitu berulang ulang sambil menatap penuh nafsu sange pada Yoni yg sedang mengocok penisnya sendiri di dalam celana

    ” Buka ” kata Yessy tanpa suara hanya bibirnya yg bergerak memberi isyarat kepada Yoni utk membuka resleutingnya

    ” haa.. ” Yoni melongo bingung dan menoleh ke arah mama Yessy
    ” tertutup bantal ” bisik Yessy lagi nyaris tanpa suara memberi isyarat

    Lalu Yoni menurut, di bawah bantal tangannya menurunkan resleutingnya lalu mengeluarkan separuh penisnya melalui resleuting

    ” uhhh… ” Yessy melenguh penuh nafsu melihat permintaannya di kabulkan Yoni
    ” Remas … ” kata Yoni pelan memberi isyarat pada Yessy agar meremas sendiri payudaranya

    Setelah memastikan mamanya asyik dgn TV, dgn tatapan sayu Yessy meremas pelan kedua payudaranya sendiri

    ” huuuftyt… ” Yoni semakin kuat menggenggam separuh penisnya di bawah bantal, nafsunya semakin membuncah melihat tindakan Yessy.


    Nafsu sange mereka berdua benar-benar sudah menggelora, sensasinya begitu dahsyat karena dilakukan dgn sembunyi2 sementara mamanya tidak jauh dari mereka. Perasaan nafsu dan deg2an bercampur menimbulkan sensasi yg luar biasa

    ” aahhh…” Yessy yg terlanda nafsu sange semakin menggila, satu tangannya kini mengelus vaginanya sendiri sambil tetap sesekali mengawasi mamanya, lalu kembali memandang penis Yoni dibawah bantal yg sedang di kocok oleh pemiliknya membuat darahnya semakin bergolak
    ” eeuuhh.. ” Yoni juga semakin tak terkendali, genggamannya semakin erat dan kocokannya semakin cepat
    “ups.. eh.. papa .. echh… ” Seperti disambar petir kagetnya mereka berdua ketika terdengar suara pintu gerbang dibuka dan mobil masuk, Yessy tau itu papanya dan Leo sudah pulang

    Mereka semakin gugup karena mama Yessy juga beranjak utk membukakan pintu, untung dia tidak menoleh ke arah mereka berdua

    ” huuuftt.. hoossfftttt.. “ sambil merapikan pakaian mereka mencoba sekuat tenaga menahan nafas agar tdk terengah engah.

    Yessy langsung beranjak masuk ke kamarnya agar tidak ketahuan

    ” siangg omm ” sapa Yoni sambil menahan nafas agar tdk terengah engah
    ” eh.. ada Yoni , lha Yessy mana ” tanya papa Yessy sambil melepas sepatu, sedangkan Leo langsung masuk ke kamarnya
    ” lagi ngambil buku di kamar om ” jawab Yoni sekenanya
    ” ooohh.. ya udah lanjutkan, om mau istirahat dulu ya ” kata papa Yessy sambil beranjak masuk
    ” iya om… fiuuuuhh ” jawab Yoni lega


    Beberapa saat kemudian Yessy keluar sambil senyum-SENYUM
    ” untuuungg… huuuftt ” bisik Yoni menghempaskan nafas
    ” hihiiiii… nyaris saja ” kata Yessy tertawa lalu duduk disamping Yoni
    ” trus gimana sayaang, nanggung nih ” kata Yessy manja

    ” sama.. mau gimana lagi, terpaksa deh….. ” Yoni tersenyum tdk melanjutkan kata2nya
    ” terpaksa paan ..? ” tanya Yessy bingung
    ” terpaksa kita onani sendiri2 hihihii ” bisik Yoni pelan di telinga Yessy di sambut tawa juga oleh Yessy
    ” aku mau itu sambil mbayangin sayang yah ..” bisik Yessy makin manja penuh nafsu sange
    ” he`em.. aku juga mbayangin sayang ” bisik Yoni

    Lalu Yoni segera pamitan pada mama dan papa Yessy utk pulang. Setelah mengantar Yoni sampai depan, Yessy langsung masuk kamar dan menguncinya.. Dgn buru-buru dia langsung meloncat ke tempat tidur dan memeluk guling dgn erat

    ” euuuhhh…” Desah Yessy mengelus vaginanya yg terhimpit guling setelah mengangkat rok seragamnya sampai ke pinggang
    ” eehhh..aaaaaaahhh.. ” Yessy semakin erat memeluk guling menekankan payudaranya dan menggesek gesekkannya sambil tangannya semakin cepat mengelusi vaginanya yg sudah basah licin dan menggembung menahan birahi

    ” aaaaaaaaaacchhh…… ahhh ” Paha mulus Yessy semakin erat menghimpit guling dan menggesekkan vaginanya dgn kuat pada guling tsb sementara tangannya memeluk erat guling tsb agar payudaranya terhimpit
    ” akkhh..akhhh….aakkhhh ” Desahan Yessy panjang namun tersendat, tubuhnya mengejang sementara gerakan pinggulnya semakin cepat menggesekkan vaginanya yg berdenyut denyut pada bantal yg lembut tepat pada kelentitnya

    Gelora orgasme yg melanda dgn hebat membuat gerakan Yessy semakin liar sampai guling yg tadi dihimpit miring kini di tindih dan di peluknya dgn sangat erat


    ” aaaaaaaaacchhhh… ” desahan penuh kepuasan Yessy mengiringi denyutan vagina Yessy melepas orgasme berkali kali sampai tubuhnya melemas tak bertenaga
    ” huuufftt.. huuufttt ” nafas Yessy terengah engah terbenam dalam bantal

    Tubuh lemasnya sesekali masih menggelinjang melepas sisa-sisa orgasmenya, sampai akhirnya dia terlelap memeluk guling.

  • Foto Ngentot Gadis seksi Asia mengisap kontol gede seperti hewan kelaparan

    Foto Ngentot Gadis seksi Asia mengisap kontol gede seperti hewan kelaparan


    2484 views

    Duniabola99.com – foto gadis kurus toket gede ngentot dengan kontol gede diatas ranjang dengan gaya anjing dan mendapatkan sperma yang banyak di atas pantatnya.

  • Kisah Memek Aku Kehilangan Keperawananku

    Kisah Memek Aku Kehilangan Keperawananku


    2483 views

    Duniabola99.com – Dia bercerita mengenai hilangnya keperawananya yang direnggut oleh papah tirinya. Mulai sejak peristiwa itu Siska papah tirinya merajut hubungan seks sedarah yang terlarang. Ingin tahu lanjutan ceritanya, Segera saja yuk baca serta simak baik baik narasi saat ini.


    Sebut saja Papah Teddy, dia yaitu papah tiri yang menikah dengan mamahku 5 bulan yang kemarin. Beliau berusia 43 th., mamah menikah kembali sesudah bapak kandung saya wafat. Menjanda sekitaran 2 th. mendadak dilamar oleh seseorang pria duda yang tuturnya dahulu rekan SMA. Bila saya bebas asal itu pria baik serta mamah bahagia.

    Mungkin saja mamah juga rasakan kesepian sesudah ditinggalkan bapak. Dari pada selalu berlarut dalam rasa sedih saya menginjinkan mamah untuk menikah kembali. Papah Teddy duda sangatlah lama sekitaran 5 th. dia menceraikan istrinya karna tidak dapat memberi keturunan. Serta pada akhirnya berjumpa mamahku rekan SMA yang waktu itu statusnya menjanda.

    Dia begitu menyayangi keluargaku, semuanya perlakuan itu memberikan bila dia memang sungguh-sungguh tulus menikah dengan mamahku yang telah beranak 2. Namaku Siska usiaku 17tahunaku barusan lulus SMA serta juga akan meneruskan ke perguruan tinggi. Hari-hariku sesudah lulus cuma dirumah saja sembari menanti pengumuman penerimaan mahasiswa baru.

    Saat banyak kumpul dengan papah tiri mamah serta adikku. Bila mamah kerja saya cuma berdua dengan papah. Papah tiri saya bekerja jadi pengawas paling pagi pergi cuma tidak hadir saja. Serta lalu pulang saya suka dengan papah tiriku yang humoris. Saya terasa dekat banget seperti bapak kandungku sendiri.


    Saya terlahir dari keluarga yang mempunyai kulit putih. Seperti gadis wanita yang tengah subu-suburnya tumbuh jadi remaja. Saya tumbuh subur tubuhku tinggi serta semoks, payudara yang umumnya seumuran saya tidak sebesar ini. Ukuran braku saja 36B begitu besar bila seusiaku. Ntah saya tumbuh begitu subur lain dengan remaja beda.

    Saya bila dirumah seringkali menggunakan baju mini seperti celana pendek di atas lutut tangtop bahkan juga daster yang sexy. Saya juga tidak mempunyai rasa sungkan dengan papah tiriku karna dia telah saya anggap seperti bapak sendiri. Kita telah umum bercandaan bareng saya deket banget sama papah. Apa saja saya senantiasa menceritakan.

    Saya begitu nyaman ada di samping papah. Mamah terlihat begitu bahagia saat saya dekat papah tiri. Sedang adikku dia kurang sukai dengan papah, dia belum juga dapat menukar tempat bapak di hatinya. Adikku cowok namanya Wildan, ya mungkin saja lain perasaan lelaki serta wanita. Lelaki relatif pendendam.

    Terlihat muka Wildan yang masih tetap berat banget terima papah Teddy jadi papah tiri kita. Tetapi saya percaya adikku dapat buka hatinya, karna beliau begitu penyayang serta baik hati. Saya serta papah Teddy seringkali bercandaan di ruangan tivi. Tiduran berdua terkadang menggelitik badanku serta saya tentu teriak-teriak karna tidak tahan di buat papah geli.


    Mamah cuma tersenyum lihat saya, sedang adikku berlaku sewot. Saat itu mamah masak di dapur saya sama papah di sofa bercakap umum. Saya menggunakan celana pendek di atas lutut paha mulusku saya biarlah terbuka lebar dihadapan papah. Kadang-kadang papah mengelus paha mulusku dengan lembut,
    “ Ihhhh… papah sukanya gitu deh, geli tauk pah…, ”
    “ Biarin saja, namun enak kan sayang, geli-geli nikmat, hha…, ” ucap papah.
    “ Tidak tuch, wek…. wek…, ” kataku sembari menghina papah.
    Sesudah bercakap saya masuk kamar tak tahu saya dapat kepikiran omongan papah selalu. “ geli-geli nikmat, ” hmmm memang bener sich saat papah belai paha saya rasa-rasanya geli bagaimana gitu. Saya baru sadar bila saya merasakan hal yang aneh dari belaian papah. Esok harinya mamah bangun pagi banget karna ingin ada meeting keluar kota serta pulang besok pagi.

    Saya ditinggalkan berdua dengan papah serta Wildan, tetapi adikku malas dirumah dia jadi bermalam tempat tinggal eyang. Yaudah deh saya berduaan sama papah saja. Papah nyatanya juga kerja saya dirumah bermalas-malasan sembari nonton tivi. Pas jam 9 saya masuk kamar danbergegas untuk mandi. Rasa-rasanya ingin yang seger gitu, saya mandi lama banget.
    Mandi keramas Luluran bersihkan badanku sembari bernyanyi tidak kerasa telah 1 jam saya bercumbu dengan air. Saya keluar kamar mandi papah telah di ruangan tivi,
    “ Hay anakku jam segini baru mandi ya..?, ”
    “ Iya pah males mandi ni barusan ingin yang seger-seger saya mandi keramas luluran rasa-rasanya fresh banget.., ” ucapku sembari membenarkan handuk yang menutupi sebaguian badanku.

    Saya tidak sadar bila saya 1/2 bugil dimuka mata papah. Saya masuk ke kamar tetapi saya lupa mengunci kamarku. Saya bila habis mandi rutinitas masih tetap handukan berrias diri dimuka kaca kamarku. Mendadak papah masuk kedalam kamarku, saya terperanjat,
    “ Hoooo papah main masuk saja sich.., ”
    “ Saya ingin nemenin anakku yang tengah bersolek.., ”
    “ ahhh papah keluar dahulu dong Siska kan Hanya gunakan handuk saja, saya ingin ganti baju dahulu pah.., ”
    “ Saya kan papah anda jadi lumrah dong temanimu bahkan juga lihat kesemokan badanmu sayang…, ”

    Papah mendekati saya dengan perlahan-lahan lalu saya dipeluk dari belakang. Terlihat tanganku memegang lipatan handuk yang kendor itu. Pelukan papah hangat banget, terlihat dari kaca papah memeluk sembari pejamkan mata. Memegang tanganku yang ada dimuka payudaraku begitu erat. Payudaraku yang semoks merasa naik keatas serta makin tampak,


    “ Iihhhhpapah…, ”
    Papah menidurkan saya di ranjang dengan mesra papah mengecup bibirku. Saya juga menyikapi ciuman itu lidah papah saya tarik dengan mulutku demikian sebaliknya papah. Seolah birahiku begitu terganggu menginginkan selalu memberi tanggapan pada sentuhan papah. Leherku dibelai begitu lembut sampai saya geli gairah-gairah birahi seolah keluar dengan mendadak,
    “ Aaaahhhhhh… papahhh geli Pah… Aaaaahhhhh….., ”
    Bibirnya masih tetap mengulum bibirku yang merah itu tangannya makin turun kebawah ke payudaraku. Remasan lembut itu mulai membuatku tidak berdaya.

    Handuk putih yang menutupi badanku telah tebuka lebar dihadapan papah. Payudara yang montok serta fresh itu telah siap untuk di mangsa papah dengan penuh gairah seks,
    “ Paahhh janganlah paahhh kelak mamah……….., ”
    Belum juga usai saya bicara papah telah membungkam bibirku dengan mnegulum kembali. Getar-getar nafsu telah merasuki papah kita telah terikut situasi tanpa ada pikirkan status dalam keluarga. Papah ada di atas menindih badanku berwajah bertatapan dengan wajahku. Tatapan papah tajam serta penuh gairah.

    Demikian halnya saya cuma terdiam rasakan tangan papah yang selalu buat saya horny,
    “ Oughhh… harum sekali badanmu sayang…, ”
    Pandangannya menghadap ke payudaraku yang montok itu. Selalu memandang dengan beringas, putting payudaraku yang merah itu di kulum papah,
    “ Ssshhhh… Aghhhhhhh… Oughhhh… pahhh…. Eughhhh…., ” lenguhku terikut dalam nafsu seks.
    Tidak henti-hentinya papah mengulum putingku dengan bertukaran. Kanan kiri dia nikmati, kadang-kadang dia terasa gemas dengan payudaraku puttingnya ditarik dengan bibir.

    Enaknya mengagumkan,
    “ Sssssssss…. Eughhhhhhhhh…. Pahhh… Oughhh….., ” lenguhku.
    Badanku bergetar waktu papah selalu menggairahkan saya badanku bergerak rasakan kesenangan itu. remasan payudaran putingku diputar-putar dengan jarinya. Terlebih di kulum saya tidak kuasa serta selalu mendesah manja,
    “ Aghhh… Aghhh… Aghhhh… Oughhhh…. Pahhhhhh…, ”
    Selalu turun kebawah bibir papah hingga juga di pusarku. Memekku yang merekah itu telah terbuka lebar. Papah kembali menciumi selakanganku dengan bertukaran. Birahiku mencapai puncak sampai saya keluarkan cairan dari memekku. Tangannya perlahan-lahan membelai memekku dari atas ke bawah. Memekku yang belum juga berbulu itu tampak siap diterkam papah.


    Jarinya menyusuri lipatan memekku, sampai temukan klitorisku. Dia mengulum klitorisku dengan begitu syahdu. Sumpah enaknya telah tidak tertahankan,
    “ Aghhhh… pahhh… Oughhhhh… Aghhhhhhhhhhhhhh……., ” desah liarku sembari tangannku memegang kepala papah supaya selalu menciumi memekku.
    Papah mendadak berdiri saya lihat penis papah tegak serta kencang. Dia mengarahkan penisnya ke mulutku. Dia memohon supaya saya mengulum penisnya, saya pegang erat penisnya dengan ke-2 tanganku.

    Saya coba mengocok penis papah, seolah telah memiliki pengalaman saya mahir memainkan penis papah,
    “ Ya Sis kerjakan sesuai sama itu, enak sis enak banget, Oughhhhh……, ” desah papah.
    Kadang-kadang saya hisap serta saya kecup ujung penisnya. Lidahku berputar-putar menyusuri penis papah tidak henti-hentinya saya mengocok penis papah.

    Kembali papah melepas penisnya serta dia mencium bibirku. Penisnya bersentuhan dengan memekku rasa-rasanya geli nikmat. Saya makin memeluk papah dengan begitu erat. Penis papah gede banget dia gesek-gesekkan di memekku,
    “ Oughhhhhhh… Pahhhh… Ssssssss… Aghhhhh…., ”
    Desahan selalu keluar dari bibirku karna kesenangan itu buat saya tidak kuasa. Papah buka ke-2 kakiku dengan lebar. Terlihat saya mengangkang lebar, memekku telah siap di nikmati papah. Dia mengecup lubang memekku dengan lembut. Cairan itu kembali keluar meleleh dari lubang memekku, tampak papah menggesekkan penisnya di lubangku.

    Diputar-putar begitu nikmat, itu pertanda penis papah tengah bersiap berpetualang didalam memek perawanku. Pantat papah seolah memberi desakan supaya penis itu masuk kedalam memekku. Perlahan-lahan dia memasukkan penisnya,
    “ Sssssss… sakitt pah … Aowww…. Sakit… Eughhh…., ”
    Dia menganyunkan penisnya dengan perlahan-lahan serta masuklah penis itu. Ujung penis menancap di memekku merasa sakit serta nikmat jadi satu. Papah menghimpit maju mundur sampai penisnya masuk kedalam memekku,
    “ Blesssssssssssssssssssss, ”
    “ Aowwwwwwwwwwwwwww…. Oughhhhhhhhhhh…. Sssssshhhhhhh…. Sakit pah.. Aghhhh…, ”
    Keluarlah lendir kawin bercampur darah dari memekku, itu tandanya keperawananku telah di renggut oleh papah. Saya memeluk papah dengan erat, birahi papah begitu tinggi. Kadang-kadang payudaraku diremas putingnya dikulum dimainkan supaya kita keduanya sama mencapai puncak,
    “ Tahan dahulu sakitnya ya sayang, entar juga enak lama-lama kog… Oughhh…, ”
    “ Ughhhh… bebrapa perlahan pah, sakit, Aghhh… Eughhh…, ” ucapku masih tetap kesakitan.
    Penis paah yang selalu keluar masuk itu buat saya rasakan sakit bercampur kesenangan yang tidak terkira. Baru pertama kalinya saya lakukan hubungan seks, jadi waktu itu saya terasa tidak kuat serta waktu itu saya telah orgasme untuk yang ke-3 kalinya.


    Lututku merasa lemas tidak bertulang rasakan kesenangan. Pantat papah selalu memberi desakan agar penis masuk mentok kedalam. Mempompa penisnya dengan penuh kegairahan. Selalu serta selalu penis papah berkelana didalam lubang memekku. Kadang-kadang menggoyangkan penisnya, oohhhh merasa begitu nikmat banget.

    Akal sehaku telah hilang, saya tidak teringat sekali lagi jiak yang terkait seks yaitu papah tiriku. Dibawah alam sadarku saya nikmati persenggamaan itu, papah yang begitu bernafsu padaku dia selalu menciumi serta menggoyang-goyangkan penisnya pada vaginaku,
    “ Oughhh… memek kmu enak sekali sayang, rasa-rasanya penis papah seperti terjepit kuat… Oughhhh…, ” ucap papah sambil selalu menggenjot memekku.

    “ Ughhhh.. Iya pah, Ssssss… genjot selalu pah memek saya, enak sekali pah… Aghhhh…, ” desahku nikmat tanda kalau saya telah melupakan kesakitan saat diperawni barusan.
    Desahan yang tanpa ada henti buat papah makin bergairah. Sekian saya cuma terpejam serta pasrah rasakan kesenangan yang baru pertama kalinya saya rasakan ini.

    Papah dengan antusianya selalu menggenjot memekku dengan penuh nafsu seks. Dengan style seks saya diabawah dengan paha terbuka lebar, bapak selalu menusuk memekku dengan semangatnya.
    Tidak merasa persetubuhan kami telah berjalan cukup lama, dari fourplay hingga ML telah ada 1/2 jam. Papah ebnar-benar perkasa dalam terkait seks, penisnya yang besar panjang serta berorotot itu selalu menghujat memekku dengan dahsyatnya,
    “ Sayang… Ssssshhhh… papah ingin keluar sayang.. Oughhh…Ssshhh…, ” ucap papahku penuh nafsu seks.


    Ditengah persetubuhan kami bapak bicara sesuai sama itu, kurang lebih 10 tusukan dia ayunkan pada memekku, mendadak papah mencabut penisnya serta mengarahkan penisnya keatas perutku sambil dikocokdenagn tanganya sendiri,
    “ Ccccrrrroooootttt…. Ccccrrrooootttt….. Ccccrrrrooootttt….., ”
    “ Oughhhhhhhhhhhhhhh… enak sayang… Aghhhhhhhhhhhhhh…, ” ucap papah bersamaan keluarnya spermanya di atas perutku.

    Sperma papah keluar dengan derasnya fiatas perutku, rasnya hangat sekali karna perutku tersiram sperma yang kental serta banyak itu. Cairan itu berwarna putih kental seperti ingus, saya lihat cairan itu putih serta begitu kental. Papah juga terasa lega,
    “ Aghhhhhh… papah senang sekali sayang bercinta dengan anda, terima kasih ya sayang, ” ucap papah dengan rasa yang begitu senang.

    Papah memelukku dengan erat serta dia katakan begitu menyanyangi saya. Papah serta saya keduanya sama terasa senang waktu itu sesudah terkait seks. Sebnarnya saya sedikit menyesal karna keperawananku sudah direnggut bapak tiriku, tetapi bila nasi telah jadi bubur saya dapat apa. Yasudahlah biarlah saja air mengalir ikuti arusnya.


    Singkat narasi mulai sejak peristiwa itu setiap saat mamah ke luar kota kita sama-sama melepas gairah seks dengan setiap saat ada peluang. Saya serta papah merajut hubungan terlarang di dalam rumahku sendiri, mamah tidak sempat ketahui perbuatan kami sampai saat ini. Tak tahu hingga kapan ini kan berlangsung, menginginkan menyudahi tetapi batin begitu berat bila mesti kehilangan kesenangan seks. Usai.

  • Foto Ngentot Alessandra Jane dengan pacarnya ditepi kolam renang

    Foto Ngentot Alessandra Jane dengan pacarnya ditepi kolam renang


    2483 views

    Duniabola99.com – foto pasangan muda Alessandra Jane ngentot ditepi kolam renang dan menelan semua spermanya.

  • Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang

    Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang


    2483 views


    Duniabola99.com – Perkenalkan nama gw leo,aktifitas gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp. Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.

    Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .

    Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk “tidur” ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

    Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,”ahhh….ahhh….ahhh” gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,

    Langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ” ehhh…leo gw ngapain loe…kaget..gw ” kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya “ahh engga,lagi ngapain loe” kata gw ” iya,coli ya” kata gw nambahin ” ihhh…. engga… lagi baca aja” kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw “gi loe mau engga jadi bokin gw “kata gw “bokin loe”kata dia “iya “kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu “ehmmm….mauuu”kata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi

    “mau engga loe tidur ama gw ” kata gw langsung ” ama loe ” kata dia kaget.”Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw ” kata gw nambahin ” engga ahhh takutt ” kata anggi “takut,takut apaan ” kata gw “takut hamil “kata dia “engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab “kata gw “bener mau tanggung jawab” kata anggi senyum “kapan mau ML ama gw”kata anggi” disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik” kata gw seneng kegirangan”

    Entar sore jam 3 aja” kata anggi ” tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih ” kata anggi “emang loe belum bayaran sekola gi ” kata gw bingung “belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini ” kata anggi senyum ” iya nih ” kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan ” kembaliannya buat loe aja gii ” kata gw ” gw tunggu loe disini ya nanti ” kata gw ” bye sayang,tunggu gw ya” kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

    Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.

    “ayo mulai aja ” kata anggi ” ayo aja ” kata gw ” boleh,tapi jangan sangar ya ” kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam ” anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat ” kata gw seraya menyorongkan ****** gw ” ehhh…keliatanya sih lu udah putih panjang lagi ” kata anggi malu2x “gii… loe buka donk baju luu …” kata gw dan anggi pun membuka baju serta rok abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw

    “wuihhh..bener..kata…orang…badan loe kualitas nomer satu gi” kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi “ahh..sakiitt..tauuu..”kata anggi terhentak.

    Lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan s*****kangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan ****** gw dan menyuruh memasukkan ****** gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan ****** gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi

    Dan dengan mulutnya anggi mengulum dan ****** gw di sedot sedot,****** gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan ****** gw di mulut anggi yang mungil itu ,****** gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala ****** gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras” eehhmmm… .eenakghhhh…. giii… enakgghhh… teruss. .giii” kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan

    Sesudah ****** gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata “sayy.. .isepp… memek… anggiii… donk” dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi,gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang “trerus…. leooo…. sedottt… memekkk… anggiiii” kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi “leooo… memekkk… anggiiii…”kata anggi “kenapa.. memek… anggiii” jawab gw seraya menekan nekan jari gw

    “memek angggiii basahhh” kata anggi ” anggi… mauuu… keluarrrrr….” dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata ” gi gw boleh kan masukin ****** gw ke sini ” sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi ” boleh aja pelan2x ya ” kata anggi seraya merem melek akibat perlakuan jari dan ****** gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala ****** itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah ****** itu masuk anggi memekik keras “acchhh… ouww..

    Sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk… luu…. jangan sangar gitu ” setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang ****** gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw ” achhh…. leooo.. perihhh….” jerit anggi setengah menangis “tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy” kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit ”
    achhh…ohhh… enakkkghhh…. leooo.. enakk… trusss.. leoooo…”kata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau

    “enakkk…leooo…terusss” racau anggi “enakkk….apa…”kata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi “kontollll… leooo.. enakkk” racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya

    ” achhh… diiii…. gw…. mauuuu….” jerit anggi “mauu…apa…”kata gw “memek anggii… keluarrr…. keluarrr… genjotttt…. yangg…. kerassss… donkkkk… sayyy” kata anggi dan gw segera mengeluar masukan ****** gw dengan cepat dan keras “keluariinn.. aja.. giii.. biar… memek… loe… jepit.. kontoll… leooo “kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya “anggi…. sayangg….. leoooo” dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya ” dua.. kosong… sayang..” kata gw

    “say…kita coba dogie style yu” kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh ****** gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.

    Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang ****** ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas ****** gw di mulutnya itu”achhhh….”jerit anggi

    ”accchhhh…. giii… gw… mauu…. keluarrrghhhh… terimaaa…. nihhhh…. pejuuuuu… gueee” gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi ” enakk.. giii… enakkk… memek… loe… enakkk” kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir ****** gw dan mencabut ****** gw dan menyuruh anggi membersihkan ****** gw dengan lidahnya.

    Dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan ****** keras gw ke dalam anus anggi ” achhh…. leo… sakiiitttt…. sakiittt….” rintih anggi pas kepala ****** gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb

    ” gila…giii…pantat… loe… enakghhh..” seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk ****** gw masuk seluruhnya “gila …. loe… pantat….. memang…. cocok… disodomi… gii…”kata gw lalu dengan semangat gw gerakin ****** gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas “gila…bener bener anus nomer satu ” kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika ****** gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,”achhh…. leooo… sakitttt…” erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa ****** gw di anus anggi .

    Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan ****** gw dengan sangat cepat ” ayooo…. giii… ngentootttt… luuuu… ngenttttottt…..” caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan ****** gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh ****** gw ” ahhh.. .le… akiiittt… leoo.. .jangannnn…. cepeeettthhh…. cepettthhhh… donkkkkhhh… achhhh… sakittt..” rintih anggi meminta gw bergerak pelan

    Tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini lalu tiba – tiba anggi memekik panjang “achhhh…. achhhh…. gilaaaa… looooo…… perihhhhh…. tauuuu… sakiitttt” jeritan melengking dari anggi pas ****** gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut seraya menyedot lehernya,

    Bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama ****** gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi

    “ngenntootttt..luuu… pelacuurrrrhh…. caboo… .jebolhhh… luuuu… jebolllhhh… rasaiinnnchhh… nichhh… makann… nihhhhhh” caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ” ohhhh….. ahhhh…. leooo… anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt… lagiiiiii… ceeeppeettttaaannn…. donkkkk” rintihan anggi terdengar lagi ” ayooo…. giiii… sebentarrhhhh…. laghiiiiii…..” kata gw seraya menunggingkan dia lagi “ahhh… ohhhh.. .ahhhh…. ahhhh..”desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,”giiii…..leooo engga tahann…. mauuu… leooo….. mauuu……. keluarrrghhh…. sayanghhh… diii… dalammm… pantattt… kamuuu” dan

    “kamuuuu…. jadiiii…. pacarrrrr… akuuu….”kata gw dan gw menancapkan ****** gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi “angggiiii…… sayanggg…. leooooo” jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan ****** gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .

    Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan “achhh…. enakkk” jerit gw ketika ****** gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi ” makasih ya gi gw puas banget ” kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan ****** gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan ****** gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi

    Dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang ****** gw dan tidak disangka dia menyedot ****** gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari ****** gw dan rasanya ngilu dan enak banget ” iya…gw..juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak ” kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami “main” dan gw menunjuk tempat alas “main”gw dan anggi tadi “wahh… giii… loe..”kata gw ” iya… gw masih virgin..”kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw

    ” elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawab”kata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis “:emang kamu engga main main dengan yang tadi” kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya “ehhmm… engga.. la .. gw serius ” kata gw “kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu “kata anggi terisak isak “cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw “kata gw “engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo ” kata anggi “wahhh… beneeerrr… nihhh… jadii..gimana donk” kata gw.

    Dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya “gw tunggu tlp loe say” kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,

    Tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja,pernah gw “tidur” ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana

    Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah.

  • Kisah Memek Ngentot Pramugari Binal Di Toilet

    Kisah Memek Ngentot Pramugari Binal Di Toilet


    2482 views

    Duniabola99.com – Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “S”, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita “Rahasiaku” ke teman ku. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 35 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”.


     

    Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.
    Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.
    Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat.

    Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

    Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.

    Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
    “Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”..


     

    Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,
    “Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
    Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,

    “Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”

    Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.
    Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,

    “Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
    Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,

    “Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”

    Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”
    Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.

    Aku pura-pura kaget,
    “Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.
    Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”
    abg gila sex
    Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
    “Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”
    Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”
    Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.

    Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.


    Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu.

    Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.

    Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku.

    Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

    Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif.

    Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.
    ngentot perawan
    Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

    Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.

    Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.


    Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.

  • Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT

    Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT


    2481 views

    Duniabola99.com – Kenalkan, nama saya Boy, teman-teman biasa memanggilku Mas Boy. Saya seorang pemuda berusia 25 tahun dengan tinggi badan 170 cm dan berat 55 kg. Meski usia saya kini sudah seperempat abad, namun pengetahuan saya dalam dunia percintaan masih sangat minim dan belum punya banyak pengalaman yang layak dibanggakan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.


    Sekarang saya sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Sebut saja nama perusahaan itu adalah Sepinggan tours and travel service. Jarak kantor itu sekitar 5 km dari tempat tinggal saya.

    Kini saya tinggal dengan Om saya, saya biasa memanggilnya om Rudy, ia adalah adik kandung dari Ibu saya). Om Rudy sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMK Negeri yang cukup terkenal di kota kami, sementara tante saya, sebut saja namanya tante Rini bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya (sepupu saya) tinggal kost di kota lain karna mereka tidak mau kuliah di kota kami (entah karena alasan apa). Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante saya hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

    Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak saya agar saya tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada saya harus kost di luar, lebih baik saya tinggal di rumah om saya saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sejak saat itu jumlah penghuni rumah bertambah satu orang.

    Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah, jadi sekarang ada lima orang yang tinggal di rumah itu. Sejak kedatangan keponakan tante Rini, suasana jadi kembali ramai, tidak seperti dulu lagi ketika belum ada keponakan. Nama keponakan tante Rini adalah Endang, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Endang adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.

    Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om saya bekerja. Ia sempat mengajak saya, namun saya menolak dengan alasan saya agak lelah, lalu tante Rini mengajak Endang, namun Endang juga menolak dengan alasan Endang lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

    Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh saya menutup pintu.


    Sejak kepergian om dan tante saya, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja saya kecilkan volumenya karena Endang sedang belajar. Saya hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Saya sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.

    Karena terlalu asyiknya saya nonton TV, sehingga saya sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak saya. Setelah saya lihat ternyata Endang, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Saya jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

    Sejenak saya terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Saya amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat saya. Bagaimana rasanya kalo saya menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun saya berusaha menyingkirkan pikiran itu karena saya pikir bahwa dia adalah sepupu ipar saya, tinggal serumah dengan saya dan saya pun menganggapnya sudah seperti adik kandung saya sendiri.

    “Ada apa sih? Kok kamu mengajak saya masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan saya.

    Sebenarnya bukan karena saya menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum saya belum pernah masuk ke kamar Endang sebelumnya.

    “Kak, Endang mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.
    “Kakak mau ngga membantu saya menyelesaikan tugas ini, soalnya besok udah harus dikumpul.” kata dia setengah merengek.
    “Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar saya membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Saya akan membantumu dengan senang hati, saya kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap.
    “Asyik, makasih ya kak.” kata Endang sambil menciumku.

    Kontan saya merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, saya belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Endang. Saya pun segera membantunya sambil sesekali curi padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau saya memperhatikanya.

    Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Endang berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

    “Kak, Endang pusing nih, boleh ngga kakak pijitin kepala Endang?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada saya.

    Sempat saya merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.


    “Emang kenapa kok Endang tiba-tiba pusing?” tanya saya agak heran.
    “Ayo kak, tolong pijatin donk, kepala Endang pening!”
    “Oke, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.

    Saya lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri saya dan tangan kanan. Saya menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali saya juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

    “Kak, belakang leher Endang juga kak, soalnya leher Endang agak kaku nih.” katanya sambil menuntun tangan saya pada lehernya.

    Setelah saya memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan saya. Katanya,

    “Kak, Endang baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”
    “Terserah Endang ajalah.” kata saya sambil mengikutinya dari belakang.

    Lagi-lagi saya terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai.

    Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh saya memijat leher dan punggungnya. Sesekali saya melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli. Saya tidak tahu pasti, yang jelas saya juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi.

    Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Katanya,

    “Kak, Endang buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”
    “Mungkin Endang masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan saya.

    Saya terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau kelak mempunyai istri secantik Endang. Saya terus memijatnya dengan lembut. Sesekali saya memutar-mutar jari-jari saya di tepi rusuknya. Setiap saya meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Saya juga sudah mulai merasakan penis saya mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang.

    Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah saya. Katanya,

    “Kak, Endang buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.”
    “Terserah Endang lah.” kata saya.

    Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan saya dan saya berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, saya pun membalas senyumanya dengan senyuman yang entah seperti apa modelnya, soalnya saya sudah tidak konsen lagi karena nafas saya sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Endang juga sudah mulai tidak terkendali, saya melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik.

    Saya sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan saya kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan saya sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis saya mau lompat menerjang tubuh Endang yang terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda saya mulai berdesir kencang. Kini saya mulai merasakan detak jantung saya sudah tidak beraturan lagi.


    “Kenapa kak?” katanya sambil tersenyum manja.
    “Ngga, ngga papa kok.” kata saya agak grogi.
    “Sudahlah, ayo Kak pijitnya yang agak keras dikit.”
    “Iya, iya” jawab saya.

    Saya lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja saya menyenggol gundukan di dadanya.

    “Ahh..” katanya sambil menggeliatkan tubuhnya.

    Saya dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya.

    “Tidak apa-apa kak, terusin saja.” katanya.

    Wah, benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Endang yang sangat meransang.

    “Saya tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata saya dalam hati.

    Kini Endang semakin merasakan rabaan jari-jari saya, saya melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Endang lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah saya, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir saya.

    Saya hanya pasrah dan terus terang saya juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini saya pendam saja karena saya menghargainya dan menganggapnya sebagai adik saya sendiri. Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala saya yang dialiri oleh gelora darah muda saya yang menggelora. Ia terus mencium saya dan kini ia melepaskan kaos yang saya pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

    “Endang, ada apa ini?” tanya saya setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

    Tetapi ia tidak memperdulikan kata-kata saya lagi. Melihat gelagat Endang yang sudah di luar batas kendali itu, saya pun tidak mau tinggal diam. Saya mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

    Saya merasakan penis saya semakin keras dan berdenyut-denyut. Endang terus mencium bibir saya dengan nafas tersengal-sengal. Saya pun tidak mau kalah, saya mulai meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini saya mulai mengisap pucuknya.

    “Achh..” ia menggeliat.

    Saya melihat Endang semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Endang melihat penis sudah mendongkrak celana pendek saya, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD saya dan ia kini sudah menggenggam penis saya yang berdiri tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD saya dan kemudian melemparkannya ke lantai.


    Ia kembali menangkap penis saya dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.

    “Aachh.. achh..” benar-benar nikmat rasanya.

    Saya merasakan penis saya semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik saya yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Saya pun tidak mau ketinggalan. Saya lalu menyelipkan jari-jari saya ke selangkangannya. Saya merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami.

    Dengan nafas yang tersengal-sengal, saya lalu melorotkan celana Endang lalu meremas-remas pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Saya tidak sanggup lagi menahan nafsu saya yang sudah naik ke ubun-ubun saya. Dengan sekali tarik, saya berhasil melepaskan CD-nya Endang. Kini ia benar-benar bugil. Saya sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

    Saya benar-benar tidak tahan melihat vaginya yang ditumbui rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis saya berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Endang yang masih terkatup rapat.

    Saya sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini saya mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Endang sudah sangat basah. Saya melihat Endang semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

    “Achh.. achh.. ohh.. ohh..”

    Saya terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, “Achh.. achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.


    “Kak, ayo masukin kak!” sambil menarik penis saya menuju bibir kemaluannya.
    “Oke sayang,” lalu saya membuka kakinya.

    Kemudian saya melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Saya lalu menarik pantat saya dan merapatkannya pada selangkangan Endang. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan saya lalu menempelkannya di bibir kemaluanya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

    “Pelan-pelan ya kak, Endang belum biasa.”
    “Iya sayang,” kata saya sambil mengecup bibirnya yang merekah basah.

    Saya kemudian mendorongnya pelan-pelan.

    “Achh.. sakit kak.”
    “Tahan sayang.”

    Saya lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang saya sudah bisa masuk setengahnya. Endang hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Saya terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali saya menyentaknya agak keras.

    “Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk!” memang kelaminnya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.
    “Tahan ya sayang,” saya mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.
    “Akk..” Endang meringis keras.

    Ia memukul dada saya dengan keras sambil menarik pantatnya.

    “Sakit kak, sakitt..”

    Saya merasakan batang kejantanan saya menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Endang. Rupanya batang saya telah berhasil menembul selaput daranya. Dari liang sorga Endang tampak mengalir darah segar. Saya terus menggoyang-goyangkan pinggul saya maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu.

    Sesekali saya melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Endang sungguh nikmat, saya merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap saya merasakan kejantanan saya terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Endang.

    Kini saya merasakan batang kemaluan saya sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun saya tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan saya.

    “Terus kak, terus..” ia menggeliat.


    Saya melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan saya kembali saya pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan.

    “Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat.

    Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Saya merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Endang memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.”Achhkk..”

    Saya merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan saya, rupanya Endang sudah orgasme. Saya semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan saya, akibat kenikmatan yang diberikan Endang sangat luar biasa, batang saya semakin berdenyut-denyut dan kini saya benar-benar tidak sanggup lagi menahannya.

    Lalu saya mempercepat gerakan saya dan mendorong penis saya lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Endang dengan erat ke dalam pelukan saya. Saya merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh saya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki saya.
    Akhirnya,

    “Srett.. srett.. srett..”

    Kejantanan saya mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Endang. Saya sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Endang secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Saya hanya tersenyum lalu mengecup bibir Endang dan mengucapkan terima kasih pada Endang.

    Tampak tubuh Endang basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Endang hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika saya mencabut batang kejantanan saya dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, saya melihat di sprey Endang terdapat bercak darah. Tetapi segera Endang bangun dan menenangkan saya.

    “Tenang mas, nanti saya cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.” katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir saya.

    Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Endang. Setelah saya mengambil baju dan celana, saya pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Endang dari kamarnya lalu mengajak saya makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Endang malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, saya tidak tahu pasti.


    Tidak lama kemudian, om dan tante saya datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami. Om saya menanyakan Endang, tetapi saya katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada saya bahwa ia agak lelah. Om saya hanya menggangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

    Saya tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar saya. Di dalam kamar, saya tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini saya sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.

  • Video bokep Yui Misaki Akari Kato penis palsu lesbian

    Video bokep Yui Misaki Akari Kato penis palsu lesbian


    2479 views

  • Kisah Memek Mesum Dengan Clara Mahasiswi Jilbab Cantik Di Kampus

    Kisah Memek Mesum Dengan Clara Mahasiswi Jilbab Cantik Di Kampus


    2478 views

    Duniabola99.com – “Tolong ke ruangan saya sebentar” sebuah pesan singkat dari dosen sekaligus pembimbing gw dulu. Dari ruang kerja kecil di sudut gedung dosen, gw beranjak ke sekretariat jurusan, menemui Bu Laras di ruangannya. “kamu, masih sibuk penelitian? Kelas banyak?” hardik bu Laras ketika gw sedang menutup pintu ruang sekre. “enggak sih bu, kenapa ya?” gw masih bingung dengan situasi ini. “saya boleh minta tolong, ambil alih kelas saya. Saya harus ke aussie” pinta beliau kemudian. ya, setahun setelah lulus gw masih mengabdi di kampus, membantu dosen penelitian dan mengajar di mata kuliah dasar. Bu Laras adalah satu dosen senior di jurusan gw, idealisme membuatnya dimusuhi jurusan. Dan gw bisa dibilang mahasiswa kesayangannya. Ia sendiri bukan hanya mengajar di kampus ini, namun juga memiliki status dosen di salah satu universitas di Adelaide.


    Pembicaraan memakan waktu hingga 3 jam, karena gw harus mengajar di fakultas sebelah, dan bukan mata kuliah dasar, melainkan mata kuliah tingkat 3 dan menjadi bahan skripsi gw dulu. Bu Laras menunjuk gw sebagai penggantinya karena beliau menganggap gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru dimulai minggu depan. Jatah 2 kelas tambahan diberikan, membuat waktu istirahat dan penelitian gw berkurang, walau pundi keuangan bertambah. Mungkin di kampus ini gw terbilang satu dari beberapa dosen muda yang bengal (ga nurut peraturan). Mengajar dengan gaya urakan macam mahasiswa. Beliau sendiri yang pernah bilang kalo dosen dilihat dari otaknya, bukan gayanya. Nah, mata kuliah yang beliau berikan ini ada di fakultas sebelah, yang aturannya lebih ketat. Mengharuskan gw berpakaian lebih sopan (sedikit).

    Selasa, 9.30

    Gw telat di hari pertama gw masuk. Kemeja pendek dilapis blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw menjadi style andalan. Masih stereotip kalo orang bertattoo itu urakan, walau di fakultas asal, gw bisa seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sambil mengeluarkan daftar kehadiran. Beberapa mahasiswi agak tercengang, melihat dosen dengan jenggot tebal, rambut sebahu dan diikat.

    “selamat siang, bu Laras ga bisa menghadiri kuliah ini karena harus penelitian, sy wapol akan menggantikan beliau” kata gw membuka kelas. Dari total 23 orang di kelas, mayoritas adalah pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mencuri perhatian gw, dari daftar kehadiran gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Mengenakan kemeja merah tipis dengan jeans. kulit kuning langsat cenderung putih dengan wajah khas metropolitan (muka anak gaul)

    Suasana hening perlahan cair ketika gw mulai materi. Gw bukan tipikal dosen serius karena selama kuliah gw belajar kalo dosen terlalu serius Cuma bikin setres. Mahasiswa juga menyadari kalo gw ga seseram penampakannya. Kelas ini termasuk kelas yang kooperatif. Saling lempar pertanyaan yang kadang berbalut canda.

    Minggu kedua

    Seperti biasa gw masuk dan menyampaikan materi. 15 menit berlalu dan pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak panik, “maaf mas telat, boleh masuk?” ya menjadi aturan kelas kalo haram hukumnya manggil gw pak. Sekilas gw melihat jam tangan, telatnya belum terlalu jauh mengingat kelas memiliki durasi 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk tepat berseberangan dengan gw.


    1 jam berlalu, materi hampir selesai, gw memberikan beberapa soal latihan untuk dikerjakan, kemudian duduk kembali di meja dosen. Saat itu Clara menggunakan kemeja biru muda berbahan semacam satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih bercucuran dan membuat kemejanya sedikit basah. Sambil sesekali menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain, gw mencuri pandang ke arah Clara. Gw baru menyadari di balik kemejanya ia hanya mengenakan bra, ketika ia menoleh ke belakang dan terpampang jelas garis bra dari balik kemejanya.

    15 menit berselang, ia tetiba membuka kancing paling atas kemejanya dan mengipas-kipaskan kerah kemejanya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berusaha mencuri pandang ke balik kemejanya. Belahan dada yang sekilas terlihat, mencilat di karena keringat yang masih membasahi tubuhnya. Berharap kelas lebih lama berlangsung agar gw lebih lama memperhatikan tubuh Clara.

    Kelas ini agak unik, walau setelah jam selesai, banyak yang belum membubarkan diri. Dan pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, di luar kelas ngerokok bareng. Rian, salah satu mahasiswa bilang sangat jarang dosen di fakultas ini ga ngasih jark ke mahasiswanya ampe mau ngerokok bareng. Menurut gw sih yang penting di kelas profesional, di luar kita teman.

    Minggu ke-5

    Minggu ini presentasi beberapa kelompok. Clara menggunakan kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sambil menunggu kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Setelah gw suruh ia duduk di baris depan, ia cenderung memilih baris depan bersama dua temannya. Kaos yang ia pakai memiliki belahan rendah dan cukup menerawang. Samar terlihat bra berwarna hitam dari balik kaosnya. Ukuran font presentasi yang kecil membuat clara harus memicingkan matanya dan sedikit condong ke depan. Gw yang duduk di meja depan mendapat suguhan belahan dada yang cukup terlihat dari balik kaosnya yang memang kendor. Satu momen ketika ia bertanya dan kardigannya agak turun, gw baru menyadari bahwa bukan kaos yang ia pakai, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Membuat bra hitamnya terlihat jelas. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak mampu menahannya.


    Clara seperti sadar kalo gw lihat, tapi gw Sengaja ga mengalihkan pandangan gw dan tetap memandang belahan dadanya. Ia sedikit melihat ke bawah, ke arah dadanya dan sadar kalo agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia malah membiarkannya dan berlaga seperti ga ada yang terjadi. Untuk beberapa menit sampai presentasi selesai gw bebas untuk terus melihat dadanya. Satu momen ia bahkan sengaja menekan dadanya ke tengah dengan merapatkan kedua tangannya.

    “iya kan mas?… mas?” pertanyaan dari seorang mahasiswa yang lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya kurang lebih seperti itu” jawab gw sekenanya sambil melihat ppt dan mencoba mengikut apa yang sedang dipertanyakan. Sekilas gw melihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia sengaja?” pikir gw.

    Minggu ke 7

    Seminggu sebelum UTS, hubungan gw dan kelas ini semakin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, mulai dari nanya materi, sampai nanya mata kuliah lain. Hari ini, seperti berbeda, Clara menggunakan rok sepan pendek hitam, dengan kemeja merah (berbeda dengan beberapa minggu lalu), dan blazer. “mau lamaran kerja?” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga berpakaian lebih rapi dari biasanya. “ada presentasi buat UTS mas abis ini, harus rapi” jawab Clara. Make sense.

    Seperti biasa, Clara duduk di row depan, berhadapan dengan meja gw. berhubung ini hampir materi terakhir sebelum UTS, gw merekap beberapa materi yang gw ajarkan. Posisi Clara yang berada di pojok, membuatnya harus duduk agak menyamping agar melihat papan tulis. Awalnya biasa, namun tetiba Clara melebarkan kakinya. gw masih berpikir positif bahwa itu hanya kebiasaan duduknya. Namun beberpa lama ia tidak merubah posissinya. Gw yang berdiri di sisi papan tulis yang dekat meja gw, menjadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara benar-benar pamer buat gw, gw menulis lagi beberapa poin materi. Ketika membalikan badan seperti ingin menjelaskan, dengan sengaja gw menjatuhkan spidol gw. gw kemudian jongkok mengambil spidol sambil melihat ke arah Clara, lebih tepatnya ke arah roknya. Keadaan ini harusnya Clara segera merapatkan kakinya, tapi ia tetap membuka lebar kakinya sehingga gw melihat bagian dalam paha mulusnya. Kalo gw lebih jongkok atau melihat lebih lama harusnya gw bisa melihat celana dalamnya, tapi suasana ga memungkinkan.Sambil menjelaskan mata gw memandang seluruh mahasiswa, dan sampai akhirnya melihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, kemudian baru merapatkan kakinya. apa artinya ini? Kelas selesai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw gak berusaha untuk memikirkannya terlalu dalam, mungkin ia Cuma menggoda.

    Siang menuju sore itu gw kembali ke sekre untuk mengambil beberapa data. Daripada mengerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin sebelah. Sekitar jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain?” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang temannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memperhatikan laptop dan setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya?” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sambil menghisap rokok gw kembali. Gw menutup laptop dan merapikan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini bisa nanti lagi, toh deadline masih jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas?” tanya Clara, “enggak kok, emang udah selesai” jawab gw. Clara kemudian mengajak gw ngobrol, mulai dari hal-hal sepele, sampai ke materi kuliah. Setengah jam berlalu, langit mulai gelap. Pembicaraan lagi menyenangkan, Clara menanyakan banyak hal tentang gw, dan tentang bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karena beliau terkenal di fakultasnya sebagai dosen yang menyeramkan.

    “Clar, balik yuk” bisik temannya namun cukup keras sampai gw denger. “lo duluan dah, gw ntar aja” tolak Clara halus. Temannya pergi, Clara mulai menanyakan gw lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, dan setiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk terus melihatnya. Dan akhirnya langit berubah gelap. “laper ga? Makan yuk” tanya gw yang mulai berasa laper. “mau siih… tapi boseen mas di sini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 tahun di sebelah ga ada bosennya”. Pernyataan ini memicu rasa penasaran Clara, “kok ga bosen? Bukannya kantinnya gitu-gitu aja ya?” tanya dia kemudian, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin. “mau nyoba makan di sana?” tawar gw kemudian. “boleh boleh, yuuk!” Clara bersemangat sambil menarik tangan gw. kemudian ia sadar, melepaskan tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw mengenakan tas gw, dan memegang jemari Clara, “yuk, santai aja kali”. Clara menyambut dengan menggenggam tangan gw.


    Ga lama emang kami bergandengan, gw langsung melepas tangannya karena takut dengan regulasi kampus dan masalah profesionalitas. 10 menit berjalan akhirnya kami sampai ke kantin fakultas gw. suasana masih sama, banyak anak yang main gitar sambil nyanyi ga jelas. Kami duduk di pojok, agak jauh dari keramaian. Sambil mengunyah makanan masing-masing, Clara nampak bersenandung mengikuti lagu. “enak ya ampe malem masih rame, pantes betah” celetuknya di tengah makan. “ya gtulah makanya betah”. Kami selesai makan dan melanjutkan obrolan. “mas, kenapa make blazer terus dah?” tanya Clara tetiba. Sebenarnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw ga menjawab tapi malah membuka blazer gw. “ini kan ngelanggar aturan” jawab gw kemudian sambil menunjukan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool!” Clara nampak antusias sambil memegangi kedua tangan gw. “arti gambarnya apa mas?” tanya Clara yang gw jawab dengan arti tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih antusias dan menanyakan tentang tattoo, ia juga menceritakan beberapa temannya yag memiliki tattoo.

    Perbincangan kami makin seru. Dan tetiba, “panas ya” seru Clara kemudian sambil mengibas-kibaskan blazernya. “buka aja sih, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalnya Clara nampak menolak, ia sedikit berpikir kemudian membuka blazernya, ternyata kemeja yang dipakainya adalah kemeja tanpa lengan. Lengan putih mulus dan siluet bagian samping dadanya yang bulat membusung terlihat jelas. Mata gw gabisa lepas dari dua bukit yang menjulang dan terlihat jelas. Ga terasa waktu menunjukan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

    Gantian ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sambil tersenyum. Gw bangkit dan meraih tangannya. Berbeda dari gw tadi, ia tidak melepaskan pegangan tangannya. Kami berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran dosen. sebenarnya,dari kata-kata Clara, jarak kosannya dari kampus Cuma sebatas tembok kampus, tapi harus muter karena make mobil. Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang emang steady di tuas gigi, “dingin banget sih mas mobilnya” kata Clara manja. Gw bisa merasakan dadanya menempel di lengan gw, tepat di atas sikut. “ya mau gimana, malem, buka jendela aja?” tanya gw kemudian dijawab dengan gelengan manja Clara. sepintas gw rasakan bra yang ia gunakan bukan tipe bra yang bergabus tebal, jadi bisa terasa empuk-empuk dadanya. Sengaja gw naik turunin gigi, biar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berpikir awalnya ga sengaja ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan hingga yang sengaja gw bergerak buat nyenggol, Clara ga mengubah posisinya. 15 menit dan kami sampai di depan kosan Clara yang ternyata Cuma berjarak 4 rumah dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sebenarnya kenapa Clara? apa dia suka ama gw? atau ini kisah lain mahasiswa menjilat dosen demi nilai? Entahlah.

    Kamis malam, 2 hari setelahnya

    Sekitar jam 10 malam di kosan, gw baru menyelesaikan beberapa input data, dan bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara ternyata. “mas, maaf mengganggu, lagi di kosan ga?” tanyanya dengan suara yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, kenapa ya?” balas gw agak bingung. “Clara boleh ke sana ga? Plis banget mas plis, nanti Clara jelasin” gw gak tega dengan suara bergetarnya, pun karena kosan gw bebas campur jadi ga masalah. Akhirnya gw iyain permintaan dia. Bakar rokok sebatang dan gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw sampai pagar, terlihat sesosok gadis berjalan cukup cepat. Menggunakan Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, dan jaket yang ga diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara berjalan tergopoh, gw langsung mengajaknya masuk ke kamar gw.

    “laptop Clara tetiba mati mas, ga mau nyala lagi, padahal ada UTS dikumpulin besok pagi, boleh pinjem laptop mas ga? Plis, Clara kerjainnya di sini deh” begitu masuk kamar, Clara langsung menjelaskan maksudnya. Gw langsung mempersilahkannya make laptop gw. perlu dijelaskan, kosan gw emang agak gede, kasur single di pojok, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karena speaker laptop udah mati, dan Cuma dengan kipas laptop sebagai alasnya, praktis kalo mau ngerjain sesuatu ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

    “emang warnet seberang kosan mu penuh?” tanya gw membuka perbincangan saat Clara sibuk ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara panik banget. Pinjem ya” balas Clara dengan nada masih panik. Awalnya Clara mengerjakan dengan memangku laptop, karena emang gw larang untuk narik ke manapun, lagi nyetel lagu. Ia nampak sedikit kesulitan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambil inisiatif ngebantu. Gw langsung pasang mode kerja, tengkurep menghadap layar.

    “mas, agak panas ya?” tanya Clara tetiba sambil mengibas-kibaskan jaketnya. “yah emang kosanmu ada AC-nya, di sini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara lepas jaket?” ia meminta izin kemudian, gw hanya menjawab anggukan. Clara menaruh laptop di lantai, bangkit dan melepas jaketnya. Lengan putih itu nampak lagi. Baju yang ia kenakan ternyata hampir tanpa lengan. Clara kemudian malah tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sambil tiduran gapapa ya?” tanyanya yang seperti ga butuh jawaban gw.


    Gw seperti mendengar beberapa kali samberan petir, yang kemudian disertai guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami ga terganggu karena deadline semakin dekat. Jam setengah 12, akhirnya Clara selesai mengerjakan UTSnya dan mengirimkannya ke email dosen. “yah ujan mas?” tanyanya baru sadar kalo udah setengah jam lebih hujan deras. “kamu kemana aja? Fokus banget” jawab gw sambil noyor kepalanya. “yaah gimana dong, punya payung mas?” tanyanya agak cemas. “gapunya, lagian kosan kamu kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sih gapapa, datanya basah gimana, masih buat uas ini” serunya sambil menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggu reda aja dulu, ngapain kek” jawab gw sambil bangkit duduk. Clara masih asyik tengkurap. Tekanan dari badannya membuat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat dan seperti minta dicubit. Dalam hati uda muncul pikiran selama ini Clara memamerkan badannya, boleh gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh pikiran itu,gw Cuma dosen pengganti, kalo sampe Clara ngadu ke bu Laras selesai semua karir nama baik gw.

    “mas punya film ga? Nonton aja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep?” tanya gw mencoba mancing. “yee jangan, kalo itu entar Clara ga pulang”. Jawaban itu aneh, apa itu berarti kalo gw buat dia terangsang dia rela gw tiduri? Ah setan makin merasuk. “tadi lagi mau nonton anime sih, tuh liat aja di tab” jawab gw kemudian. “wah mas ngikutin ini juga? Ih episode baru uda keluar ya? Mau dong mau dong” jawab Clara antusias ketika melihat tab anime yang lagi gw streaming. Akhirnya kami tonton lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran aja gapapa kan?” tanyanya tetiba di setelah memulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih terus memancing. Pikiran gw udah mulai kotor terus ngeliat bokong dan dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti paham dan malah bercanda. Kenapa pancingan gw terus-terusan disambut, hmmm. “iya lah, gede sih jadi ketindihan kan sakit,hahaha” jawab gw terus memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sih?” tanya Clara nantang. Gw udah mulai frontal dan menjurus. “gede deh, masuk mulut kamu mah ga muat” jawab gw sekaligus menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya ternyata ga seperti yang gw harapkan. Gw kira dia bakal nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu ga sesek?” gw nanya sekaligus tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah?ini? engga sih, ga sesek Cuma ngganjel ajah” kata Clara sambil tangannya memegang dada bagian sampingnya.

    Clara kemudian bangkit, duduk di sebelah kanan gw. katanya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami kemudian mulai menonton episode baru anime tersebut. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, dan listrik langsung padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw santai. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana?” tanya Clara yang menyadari film yang kami tonton tetiba mute. “rusak speakernya, makanya make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stok pertanyaan. Ruang gelap gulita, cahaya Cuma dari layar laptop. Kami berdua diam menyisakan berisik guyuran hujan menghujam talang air dan atap mobil.

    Gw memandang Clara, ya hanya wajahnya yang terlihat jelas disinari layar laptop. Clara seperti sadar pandangan gw ga bergerak dari wajahnya, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga kamu ya” jawab gw sambil memandang lurus matanya. “dih kemana aja sebulan lebih tiap selasa ngeliat?” candanya sambil sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih terus kan, sekarang Cuma kamu yang keliatan, ternyata cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga memandang lurus mata gw. perlahan tangan gw merangkul Clara, tak ada perlawanan.

    Kami berdua diam saling berpandangan. Tangan gw naik hingga ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya dan perlahan menarik kepalanya mendekati gw. sementara tangan kiri gw perlahan menutup layar laptop. Cahaya semakin meredup karena mengarah makin ke bawah, temaram gw bisa melihat mata Clara perlahan tertutup ketika kepalanya semakin mendekati kepala gw. tak ada perlawanan sama sekali. Dan layar laptop sudah sepenuhnya tertutup, ruangan ini gelap gulita tepat ketika bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar di antara guyuran hujan ketika bibir kami bersentuhan. Tak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil tersebut sedikit terbuka, memberi ruang untuk lidah gw bergerilya masuk, yang langsung disambut oleh lidahnya yang seperti sudah tidak sabar.


    Di tengah silat lidah ini, tangan Clara perlahan merangkul gw. tangan kanan gw masih menahan kepalanya untuk ga berhenti berciuman. Napasnya terdengar makin cepat. Tangan kiri gw yang sudah bebas tugas perlahan membelai perutnya, sangat perlahan naik hingga bagian bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukan penolakan yang gw dapat, tapi tarikan napas cepat ketika gw menyentuh dadanya. Ini pertanda yang gw cari. Jemari gw langsung terbuka lebar, gw angkat sedikit dan langsung meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di tengah ciuman kami yang semakin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

    “ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur ketika gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara dan mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan gw sentuh perutnya, terus naik ke atas. Niat gw mau masuk langsung ke balik bra, ternyata sempit banget, sangat sulit untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, hingga melepaskan ciuman kami. “susah ya?” tanyanya sambil sekelebat gw melihat tangannya mengarah ke punggungnya. Ia kemudian menurunkan tali bra dari lengannya. setelah melepaskan kedua sisi tali bra dari tangannya, Clara langsung merangkul gw dan melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, dan tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya. Ketika gw mendapati bra Clara sudah turun, langsung gw tarik keluar dan gw lempar sembarangan. Tangan kiri gw langsung bergerilya masuk kembali dan meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” seketika Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Kemudian ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari di dalam mulut gw ketika tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya hingga mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, membuat tangan kiri gw terjepit di antara dadanya, gabisa berbuat apa-apa kecuali meremasi kedua dadanya. Sementara mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang kian memanas.

    Perlahan gw melepaskan ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepaskan rangkulannya. Kedua tangan gw meremas dada Clara sambil menampik kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan mengarah ke dada kirinya. Clara nampak paham, ia langsung menaikan kaosnya melewati kepalanya dan membuangnya entah kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sambil gw remas dada kanannya. Bergantian perlakuan ini ke dua dadanya sambil sesekali gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya ketika putingnya gw isap kuat-kuat. Di tengah permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti kena blitz, terang sesaat baru kemudian jelas gw lihat puting pink yang sudah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw kemudian menyelesaikan permainan, hendak melihat ekspresi Clara.

    Clara nampak agak malu, mungkin listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sesaat, namun libidonya sudah sangat tinggi, wajahnya sayu. “kenapa mas?” hardik Clara ketika gw melihat wajah cantiknya dalam suasana terang benderang. Semua terlihat jelas, bra putih dan kaosnya yang bergeletakan juga kembali terlihat. “ga Cuma mukanya cantik, dadanya juga bagus banget sih kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah bisa aja mas”. Beberapa detik kami kembali saling diam, agak kikuk harus melanjutkan permainan atau bagaimana. Hingga tetiba tangan Clara mengarah ke selangkangan gw, dan langsung mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang katanya ga muat di mulut, Clara mau coba dong” goda Clara sambil tangannya mengusap-usap penis gw. matanya sangat sayu, ia kemudian juga menggigit bibir bawahnya setelah bicara. Libidonya jelas sudah sangat tinggi.

    Gw langsung melempar badan gw telentang di lantai, memberi kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia kemudian duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia kemudian menurunkan sedikit celana dan cd gw, membut kepala penis gw muncul dan batang penis terjepit celana. Kemudian menjilati perlahan kepala penis gw. sesekali Clara ngeliat gw sambil tersenyum menggoda. Seperti puas ngebuat gw kentang, baru ia kemudian menurunkan celana gw, dan melemparkannya sembarangan. Ia juga menaikan sedikit baju gw biar ga menghalangi penis. Penis gw tegak berdiri, dan Clara agak terbelalak. “gede ya, muat ga nih” entah ini ekspresi kaget asli atau semacam lip service. Ia kemudian beranjak duduk di antara paha gw.

    Tangannya mengocok pelan penis gw sambil perlahan Clara mendekatkan wajahnya. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru kemudian mulutnya terbuka lebar dan perlahan memasukan penis gw ke mulutnya sambil tangannya tetap mengocok pelan batang penis gw. Clara mengulum perlahan, kepalanya naik turun. Ketika kulumannya kian dalam, tangannya beranjak turun dan mengaduk-aduk kedua biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya makin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw berasa hangat walau sesekali terantuk gigi. sekeras apapun Clara berusaha, kapasitas mulutnya hanya sampai ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sambil melepaskan kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”. Clara nampak sedikit cemberut, merasa dirinya gagal menerima tantangan. Rautnya tetiba berubah tersenyum, “Clara tau caranya, pasti muat ampe ujung”. “gimana?” tanya gw sekaligus nantang. “mas tutup mata dulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sambil menaikan kaos gw. tepat ketika leher kaos melewati hidung ia berhenti. Membuat mata gw ketutup dan kedua tangan gw mengarah ke atas. “janji gaboleh liat, pokoknya Clara marah kalo mas liat” rajuknya. “iya, coba mana trik rahasianya” tantang gw. emang mata gw ketutup sama sekali, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti saat gelap tadi. Gw bisa ngerasain tangan Clara mengocok perlahan penis gw. kemudian melepasnya. Kok gw jadi ga diapa-apain gini? “Clara mana triknya?” tanya gw sambil memastikan Clara ga pergi. “sebentar mas” jawab Clara sambil gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan posisi yang aneh. Gw merasakan genggamannya aneh.


    tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang bersamaan dengan gw merasakan penis gw masuk ke sebuah goa yang sangat sempit, hangat, berlendir dan berdenyut di seluruh sisinya. Gw langsung menaikan kaos gw dan membuangnya, sedikit bangkit dan gw lihat Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa apapun menutupinya lagi. nampak vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw sepenuhnya tertanam ke dalam vagina Clara. ia kemudian tersenyum puas dengan wajah yang sudah sangat sange. “muat kan mas ampe ujung” katanya sambil perlahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukan bibir atas” gw masih berusaha bicara di tengah kenikmatan luar biasa ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berusaha menggoda gw sambil bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw udah gabisa nahan lagi, dinding vagina Clara terus menekan penis gw, membuat sensasi yang sangat nikmat.

    Setiap kali Clara bergerak turun, gw hentakkan bokong gw ke atas, menjadikan gerakan gw dan Clara saling berlawanan. Setiap hentakkan yang terjadi Clara selalu melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Kedua tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sambil sesekali mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar” Clara melenguh kencang, dan satu hentakkan keras terakhir membuat tubuhnya membusung dan bergetar. penis gw berasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur di dalam vagina Clara. Clara langsung tumbang ke depan, gw menahannya dan langsung memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia dan membalik posisi, ia kini di bawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya ketika gw mempercepat gerakan gw. bermain di rpm tinggi membuat Clara meracau semakin aneh, “ahhh teruss… fuck..yess..ahhh…” lengkingan, racauan, dan lenguhan menyatu dengan napas yang kian cepat dan hujan yang masih deras.

    Sekitar 10 menit sampai gw merasakan gw hampir keluar. “ahhh mas mau keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, pun gw merasakan udah di ujung. Kaki Clara tetiba turun dan menyilangkannya di punggung gw, mengunci posisi gw sekarang. “terus maas Clara mau keluaar” Clara meracau makin liar ampe gw harus nyium dia untuk menutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk ga melepaskan ciuman, dan tubuhnya bergetar hebat. Gw merasakan penis gw seperti dipijat, seluruh dinding vaginanya berdenyut, membuat vaginanya makin sempit dan memberi pijatan hebat ke seluruh penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas disertai dengan guyuran cairan hangat. Dan gw mencapai ujungnya, “ra, mau keluaar” gw memperlambat gerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw makin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepaskan ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga mau,ahhh… ga boleeeh,ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat dan sekeras yang gw bisa. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara kian meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw lagi. Satu hentakan terakhir penis gw masuk sedalam mungkin ke vagina Clara, dan langsung memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. tubuh gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah dan meracau ketika ia gw rangkul erat sambil penis gw memuntahkan seluruh muatannya.

    Setelah yakin semua muatannya keluar,Clara baru melepas seluruh kunciannya dan baru gw cabut penis gw. gw duduk di antara paha Clara, melihat lava putih perlahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sampingnya dan memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah demi apapun enak” puji Clara. gw hanya menjawab dengan senyuman. Beberapa menit mengisi tenaga, Clara kemudian bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya. gw pindah tiduran di kasur. Pikiran gw baru agak jernih, inget kalo gw buang muatan di dalam. Deg-degan juga sih. Clara keluar dari kamar mandi, gw masih ga berani bilang apa-apa. ia kemudian duduk di bibir ranjang. Melihat gw dengan mata penuh kepuasan, kemudian pandangannya perlahan turun ke penis gw yang sudah menyusut. Ia kemudian membelai penis gw. “ntar kalo udah gede, ngentot lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa?” gw panik sampe gabisa ngomong kalimat lengkap. Clara tersenyum, “kondom itu proteksi lemah, sering sobek, kalo KB 99% aman”. Dan gw bisa napas lega atas jawaban itu, pantas Clara pede banget untuk gw keluar di dalam.


    Hujan masih mengguyur deras, dan waktu sudah menunjukan tengah malam. Clara merebahkan dirinya di samping gw, di kasur yang sempit ini sehingga kami harus tidur miring agar muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara boleh nginep aja ga? Udah tengah malem” ujarnya tetiba. Gw merangkul perutnya sambil membalas, “baru mau minta kamu nginep aja daripada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan tubuhnya sehingga tidur miring menghadap gw. “iya mas boleh? Asyik” serunya kemudian mengecup bibir gw, lalu tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik dan mengusap rambutnya. Gw kemudian tidur telentang, tangan kiri gw menjadi bantal Clara, ia tidur sambil memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam kian larut, kami tidur tanpa mengenakan apapun yang menutupi tubuh kami. ga butuh waktu lama hingga Clara terlelap, mungkin ia sudah kelelahan.

    Pagi menjelang, gw bangun dan melihat jam, baru jam 6. Clara sudah tidur berubah posisi, miring membelakangi gw. perlahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, udah pagi, bangun”. Ia masih pulas tertidur. Beberapa kali gw membangunkannya dan tidak ada respon. Perlahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih pulas. Tangan kanan gw naik perlahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah. Gw elus perlahan, masih ga ada respon. Gw kemudian cubit pelan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sambil sedikit mendesah. Beberapa kali gw cubit perlahan putingnya, kemudian gw remas pelan dadanya, kiri kanan bergantian. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sambil masih terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan kedua putingnya, sambil gw jilati lehernya. Clara semakin mendesah, namun belum ada tanda ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, dan ia masih juga belum bangun. Kemudian tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip di antara kedua belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang mengikuti pola elusan jari gw di bibir vaginanya. gw kemudian memainkan Clitorisnya yang terjepit di antara bibir vagina dan pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara makin mejadi, tubuhnya bergoyang, namun masih seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan basah, dan bahkan sudah hampir banjir.

    Penis gw udah berdiri tegak, antara sange dan berdiri ketika pagi. Gw selesaikan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw kemudian memegang penis gw, mengarahkannya ke antara dua bokong Clara. gw gesekan perlahan penis gw di bibir vagina yang mengintip tersebut. “mmhhh” Clara mendesah kembali, disertai bokongnya yang bergoyang perlahan. Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw arahkan kepala penis gw tepat di depan lobang vaginanya, dan perlahan gw memasukan penis gw ke dalam vagina Clara. kepala penis gw kini sudah masuk, menyisakan batang penis yang sudah keras di luar. Tangan kanan gw kemudian meremas melebarkan bokong Clara dan dengan kekuatan penuh gw benamkan seluruh penis gw ke dalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak ketika sodokkan gw langsung membenamkan seluruh penis gw ke dalam vaginanya yang sudah basah. Langsung gw sodok cepat Clara. posisi ini membuat vaginanya terasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruang hangat yang telah basah. Tangan kanan gw naik dan langsung meremas dada Clara.

    Beberapa lama gw menggoyang Clara barulah ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun langsung meracau. Tangannya langsung merangkul kepala gw. tangan gw kemudian mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, kemudian tangan gw langsung menyusup ke perutnya dan turun ke vaginanya. di balik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sambil masih memompanya. Kepala Clara menengadah sambil terus meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara mau pipis”. Beberapa sodokan kencang membuat tubuh Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, tubuhnya bergetar, sesaat kemudian gw merasakan penis gw diguyur cairan hangat yang begitu deras disertai lenguhan panjang Clara. memastikan ia selesai orgasme baru gw cabut penis gw, dan cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang sudah lembab. Gw kemudian membalik tubuh Clara, memeluknya erat dan mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat sehingga penis gw yang masih berdiri tegak menempel di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara udah dientot aja mas” timpalnya sambil tersenyum manja. “ya kamu dibangunin ga bisa, memek udah basah, tusuk aja lah, hehehe. Marah ya?” balas gw kemudian. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas. Clara biasa bangun sebel kalo bunyi alarm, kalo ini enak”. Jawaban diiringi dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum keluar yaa” canda Clara sambil tangannya perlahan mengocok penis gw yang masih berdiri tegak. “masukin lagi ya?” tanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sambil tangannya masih memegang penis gw. “bukan ga mau mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong aja yaa?” jawabnya. Yang tanpa menunggu balasan gw, wajahnya mengarah ke penis gw dan langsung menjilati kepala penis gw. perlahan Clara mengulum penis gw sambil tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah disertai lenguhan-lenguhan yang bisa gw dengar di sela-sela kulumannya.


    Clara kemudian memposisikan tubuhnya berlutut di antara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, kemudian menjepitnya di antara kedua dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk bisa benar-benar menjepit penis gw dan mengocoknya. Namun posisi ini keliatan susah buat dia. Jadi gw minta ia berhenti dan tidur telentang di tempat gw. kemudian gw berlutut di atas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur beraturan dengan pola Clara mengocokkan dadanya. Sesekali kepalanya berusaha menjangkau kepala penis gw. agak susah keliatannya tapi ia berhasil mengulum kepala penis gw sambil dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini membuat gw sangat bergairah. Dan tak perlu waktu lama untuk gw sampai ke puncaknya. “ahhh mau keluaar” dan *crot crot crot crot* empat semburan bersarang ke wajah cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitar mulutnya. Clara tersenyum puas dengan wajah belepotan sperma.

    Rehat sejenak baru kami kemudian mandi. Jujur kamar mandi gw ga cukup lebar untuk bisa dipakai berdua. Sehingga tak banyak yang bisa kami lakukan. Setelah Clara membersihkan sperma gw yang mulai mengering di wajahnya, kami mengguyur badan masing-masing. Clara menuangkan sabun di dadanya, dan menggunakan dadanya untuk menyabuni gw. ia menempelkan dadanya di seluruh tubuh gw, kemudian berlutut dan membenamkan penis gw yang masih tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sambil menggosok-gosokan dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, ntar kalo bangun kamu lemes” balas gw disertai tawa Clara. selesai menyabuni gw. Setelah sedikit membilasnya, gantian gw menuangkan sabun di telapak tangan gw dan mulai menyabuni tubuh Clara. ia berdiri membelakangi gw. gw oleskan ke seluruh tubuhnya, dan terakhir dadanya. Gw mengolesi sambil meremas-remas dadanya. Tubuhnya mencilat, air bercampur sabun diterpa cahaya. Membuat perlahan penis gw bangkit kembali. Gw kemudian mencoba mengambil sikat gigi, namun sengaja menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw. Clara membungkuk berusaha mengambil sikat gigi yang terjatuh, dengan cepat gw arahkan penis gw yang sudah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang ketika penis gw menyeruak masuk ke dalam vaginanya. tangannya yang semula ingin mengambil sikat gigi langsung bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara sebagai tumpuan dan langsung memompanya perlahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara menyadari permintaan gw Cuma alibi. “ahh mas, enak…ahhh, udah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga menyadari jam kuliahnya hampir tiba. Baru sekitar 3 menit gw cabut penis gw. ga enak juga kalo dia ampe ga masuk kuliah, kentang sebenernya sih, tapi mau gimana lagi. Clara bangkit, membilas tubuhnya. Kemudian berbalik dan langsung mencium gw. lidahnya langsung liar menyeruak. Gw membalas pelukannya, sambil meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, hingga Clara yang melepaskan ciuman kami. ia kemudian menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, nanti Clara puasin kamu deh” ujar Clara. “janji?” tanya gw kemudian. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lalu memeluk gw.

    Selesai mandi kami bergantian handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang sedang mengeringkan tubuhnya. Ia sadar kalo pandangan gw tertuju padanya ketika ia akan memakai celana dalamnya, “kenapa mas?” tanyanya. “yah kamu make baju, mau liat kamu telanjang lebih lama” jawab gw sambil terus memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main lagi, puasin deh liat Clara telanjang” jawabnya sambil berpakaian. “masih lama ya? Pengen terus liat kamu telanjang aja boleh?” tanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara kalo telanjang terus” jawab Clara setengah bercanda. Selesai berpakaian, kami kemudian turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk berganti baju dan menyiapkan bawaan kuliahnya. Kemudian berangkat menuju kampus.


    *tambahan
    cerita ini berpotensi menjadi kisah seri karena gw dan Clara menjadi semakin intim, tergantung respon trit dan ingetan gw tentang cerita yang berkesan dengan Clara.

  • Kisah Memek Dihamili ABG Tetangga

    Kisah Memek Dihamili ABG Tetangga


    2478 views


    Duniabola99.com – Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang lakilaki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.

    Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan temantemannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anakanak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadijadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhirakhir ini, setelah anakanak besar, kami berlangganan internet.

    Aku dan suamiku sering browsing masalahmasalah seks, baik video, cerita, ataupun fotofoto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kudakudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku keluar di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hatihati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibuibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.

    Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anakanak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anakanak muda untuk bermain dan bercakapcakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapakbapak yang curicuri pandang ke tubuhku kalau pas aku bersihbersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapakbapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.

    Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersihbersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anakanak, Indun dekat dengan anakanak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadangkadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penispenis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergilagila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton filmfilm gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang samasama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriakteriak pada waktu penis suamiku mengadukaduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkalikali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tibatiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.

    Walah, Ndun! Kamu itu ngapain? bentaknya.
    Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
    Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun? Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
    Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
    Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun? tanyaku. Sini coba kamu berdiri, bisa gak?
    Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apaapa.

    Aduh sorri, Ndun pekikku.
    Tibatiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
    Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa
    Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
    Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh, kataku yang justru menambah malu si Indun.
    Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo kamu nafsu ya lihat istriku? goda suamiku.
    Suamiku malah ketawaketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
    Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia
    Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak kata suamiku.

    Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuatkuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tibatiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan. ohhhh. Sleppp. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
    Waa! aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. Aduuuhhh! teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tibatiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apaapa di balik daster pendekku.
    Ohhhhh. apa yang terjadi? Pikirku.
    Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.

    Ohhh.. Masss??? desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
    Napa, say? tanyanya heran.
    Kami bertiga samasama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyutdenyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
    Ohhh desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
    Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.

    Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tibatiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubunubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.

    Dik, aaapaaaa yang kaulakukan? kata suamiku gagap.
    Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
    Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
    Mas aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja bisikku berani ke suamiku.
    Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benarbenar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tibatiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerangerang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memajumundurkan pantatku sambil meremasremas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tibatiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
    Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann. croottttttttt..
    Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tibatiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan
    Ohhhhhhhhhh

    Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengahengah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
    Dik Indun gak pakai kondom ..? suamiku terbatabata.
    Kami samasama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh tibatiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.

    Pelanpelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
    Maa.. maaf, Bu.. akhirnya keluar juga suaranya.
    Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
    Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cucicuci! perintahnya tegas.
    Iya, om. Ma.. maaf ya Om kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
    Masuk! suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
    Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apaapa. Tibatiba pikiranpikiran buruk menderaku, janganjangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini tibatiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
    Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.
    Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tibatiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
    Tapi mas kalau aku hamil gimana? tanyaku memberanikan diri.
    Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi, sanggah suamiku.

    Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebugebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampaisampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
    Mas, keluarin di mulutku saja ya aku tak kuat lagi bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
    Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedotnyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.

    ###################
    Harihari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolaholah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering isengiseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baikbaik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malumalu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
    Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah? tanyaku.
    Eh, iya bu. Gak papa kok Bu, jawabnya sambil tersipu.
    Bilang ke mamamu, makasih ya
    Iya bu, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan typetype anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jagojago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.

    Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya ajakku.
    Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anakanak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakapcakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekalikali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibuibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
    Hingga pada bulan selanjutnya aku tibatiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benarbenar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
    Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
    Aku benarbenar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benarbenar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari lakilaki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.

    Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
    Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat? tanyanya penuh perhatian.
    Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan katakata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku eraterat. Suamiku membalas pelukanku.
    Ada apa sayang? tanyanya.
    Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan lakilaki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, benarkah?
    Aku mengangguk pelan sambil menagis, aku hamil, mas
    Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat
    besok kita ke dokter Merlin. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
    Hari selanjut soresore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
    Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga, kata dokter itu riang.
    Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anakanak kalau mereka akan punya adik baru. Anakanak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
    Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodoksodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buruburu menyiapkan sekolah anakanak.

    Harihari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibuibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betulbetul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senutsenut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyanggoyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencaricari di internet filmfilm porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.

    Pas bulan puasa, tibatiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersihbersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotongroyong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anakanak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolaholah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habishabisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.

    Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curicuri pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekalikali meneruskan program mengaji anakanakku.

    Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibuibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
    Ndun, Sangga sudah pulang? tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
    Belum, Bu
    Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anakanak yang suka hurahura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
    Aku lalu berkata ke Indun, Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini.
    Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
    Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini, jawab Indun.
    Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.

    Wah, makasih , Bu. Kok repotrepot katanya sungkan.
    Gak papa, kok
    Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
    Indun malumalu melihat perutku.
    Bu, udah berapa bulan ya? tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
    Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu? tanyaku iseng menggodanya.
    Tibatiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
    Ya nggak tahu bu Kok saya bisa tahu darimana? jawabnya tersipu.
    Tibatiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?
    Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tibatiba akan menjadi bapak.
    Wajahnya melongo melihatku takuttakut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.

    Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili purapura tidak tahu lagi, kataku sambil melirik menggodanya.
    Aku mengeluselus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaanperasaan yang tidak dimengertinya.
    Aku eeeee maaf Bu aku tidak tahu Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
    Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu? tanyaku.
    Eh aku suka banget Bu.. Aku seneng Indun benarbenar kalut.
    Ya udah, kalau benarbenar seneng, sini kamu rasakan gerakannya kataku manja sambil mengelus perutku.
    Boleh Bu? Aku pegang..? tanyanya kawatir.
    Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takuttakut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hatihati dia meletakkan telapaknya di perutku.
    Maaf ya bu, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolaholah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
    Kamu suka punya anak? tanyaku.
    Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
    Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macammacam rasa gak jelas. Tibatiba dadaku berdebardebar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takuttakut melihat mukaku. Kami berdua tibatiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.

    Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibuibu yang lagi bengkakbengkak kayak aku? tanyaku memecah kesunyian.
    Saya suka sekali sama Ibu jawabnya.
    Kenapa?
    Ibu cantik.. jawabnya dengan muka memerah.
    Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini.. jawabku.
    Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malumalu.
    Gak kok, Ibu tetep cantik banget jawabnya pelan. Tangannya mulai mengeluselus perutku. Aku merasa geli, yang tibatiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
    Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo? tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benarbenar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
    Aku nafsu lihat badan Ibu kali ini Indun menatap wajahku.

    Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka lakilaki yang nafsu lihat aku.
    Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..
    Indun belingsatan.
    Sekarang iya.. jawabnya sambil membetulkan celananya.
    Idiiih. Mana coba lihat? godaku.
    Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
    Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya? godaku.
    Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
    Mau dimasukin lagi? tanyaku gemetar.
    Iya bu.. Mau banget
    Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
    Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelanpelan masuk ditelan vaginaku.

    Ohhhh Buuu.. desisnya.

    Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
    Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar, perintahku.
    Iiiiiyaaa, Bu.. erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelanpelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
    Ohhh Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
    Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelanpelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelanpelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
    Ndun, ayo gerakin maju mundur pelanpelan.. perintahku.
    Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerangerang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.

    Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremasremas payudaraku lagi. Dengan hatihati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh aku sudah sangat nafsuu sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tibatiba merasakan orgasme yang luar biasa.
    Ohhhh teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. Aku sampai, Ndunnnn aku terengahengah.
    Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.

    Ndun, pindah kamar yuk, ajakku.
    Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremasremas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benarbenar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutarmutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
    Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?
    Gak papa Bu jawabnya pelan.
    Tibatiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
    Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar bisikku.

    Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedutkedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
    Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
    Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam.. kata Indun.
    Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp.
    Aku segera balas: Baru terbangn, telp aja, kangen
    Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.

    Hei Sorii ganggu, udah bobok apa? tanyanya.
    Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik? tanyaku.
    Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anakanak?
    Hmmm. aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
    Baik, mereka okeoke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas
    Sama.. Pengen nih kata suamiku.
    Sini, mau di mulut apa di bawah? tanyaku nakal.
    Mana aja deh
    Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih godaku.
    Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo? rengek suamiku.
    Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
    Kocok aja Mas, aku juga mau kataku manja.
    Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, Sekarang kamu genjot aku sekencangkencangnya sampai keluar, ya. Sekuatkuatnya.
    Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, Ayo, mas, buka celananya..
    Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
    Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..

    Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan lakilaki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerangerang, begitu juga suamiku.
    Mas, aku masturbasi kesetanan ini.. Pengen banget. Kamu kocok kuatkuat yaaa.. Ahhhhh
    Iyyyyaaaa Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh. Ohhhhh erang suamiku.
    Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerangerang tidak karuan. Suara lobangku berdecitdecit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benarbenar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar katakata mesra dengan suamiku. Indun seolaholah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benarbenar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraungraung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengahengah sehabis menggenjotku habishabisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habishabisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku samasama berteriak, kami samasama keluar. Aku terengahengah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betulbetul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrolngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelanpelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobokobok vaginaku. Tibatiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.

    Ohhh, lenguhnya kecewa.
    Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusapusapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelanpelan lobang itu berhasil di terobosnya.

    Ohhhhh.. desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelanpelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
    Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengahengah, begitu juga aku.
    Pelanpelan, Ndun bisikku.
    Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
    Ohhh, Tuhan rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerangerang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
    genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
    ohhhhh
    Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. CrotAku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami samasama terengahengah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.

    ########################
    Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anakanak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benarbenar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benarbenar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benarbenar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih samasama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
    Ndun Bangun. Kamu sekolah khan? bisikku.
    Indun nampak kaget dan segera duduk.

    Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan katanya gugup.
    Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam
    Kami berpandangan.
    Maaf Bu. Aku benarbenar tidak sopan
    Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun bisikku pelan.
    Indun menatapku, Aku sayang sama Ibu katanya pelan.
    Ndun, kamu punya pacar?
    Belum, bu
    Kamu janji ya jangan ceritacerita ke siapasiapa ya soal kita
    Iya bu, gak mungkinlah
    Aku takut kamu rusak karena aku
    Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu
    Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya kataku kawatir.
    Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya katanya pelan.
    Tibatiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
    Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benarbenar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
    Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelanpelan.

    Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
    Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu
    Indun buruburu melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sanasini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
    Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah, perintahku.
    Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodoksodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerangerang di belakangku.

    Ayo, Ndun, sodok yang kuat

    Iyyyaaa.. Bu

    Terusss Cepat

    Sodokansodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua samasama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami samasama terengahengah menikmati puncak yang barusan kami daki.
    Ohhh
    Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
    Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya kataku sambil tersenyum.
    Indun mencaricari pakaiannya. Tibatiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Mogamoga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepatcepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apaapa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.

    ######################
    Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan bukubuku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjamjam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.

    Ndun, tadi kamu di sekolah gimana? bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
    Biasa aja Bu
    Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?
    Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang
    Aku takut menganggu sekolahmu
    Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran
    Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu
    Iya Bu
    Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini
    Iya, Bu. Tapi kapankapan saya siap menemani Ibu di sini
    Yee. maunya. Ya gak papa, kataku sambil mencubit pinggangnya.
    Aku mau jadi pacar Ibu
    Lho aku khan sudah bersuami?
    Ya gak papa, jadi apa saja deh
    Aku justru kasihan sama kamu. Besokbesok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?
    Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau
    Idihh.. ya udah. Bobok yuk kataku kelelahan.
    Kami tidur berpelukan sampai pagi.
    Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengeluselusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anakanakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lamalama aku juga merasakan hal yang sama. Seolaholah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobanglobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lamalama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih okeoke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
    Untung aku dan suamiku juga kadangkadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikirpikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.

    ##########################
    Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibuibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besarbesaran. Banyak ibuibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadangkadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hatihati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
    Assalamualaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?
    Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih jawab Bu Ro.
    Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?
    Ada Bu, sebentar ya Bu
    Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
    Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya kataku pelan
    Iya Bu jawab Indun agak bingung.
    Terus kamu pakai kondom kamu
    Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besarbesaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jamaah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibuibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibuibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orangorang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibuibu jamaah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesakdesakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jamaah di situ yang berdiri berdesakdesakan.

    Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana kataku pada Bu Anjar.
    Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi.. kata Bu Anjar.
    Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho
    Kami lalu bercakapcakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekalikali mendengarkan ceramah kalau pas ada ceritacerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
    Bu, monggo kalau mau duduk tawarnya padaku.
    Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.

    Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibuibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diamdiam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
    Aku berbisik pada Indun, buka, Ndun. Udah pakai kondom?
    Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelanpelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengeluselus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakapcakap dengan dua ibuibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orangorang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesakdesakan.

    Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tibatiba vaginaku berkedutkedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelanpelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibuibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunangkunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngosngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepatcepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibuibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah harihari yang sibuk yang memisahkan kami.

  • Kisah Memek Menuntaskan gairah janda di dalam bioskop berlanjut di rumahnya

    Kisah Memek Menuntaskan gairah janda di dalam bioskop berlanjut di rumahnya


    2477 views

    Duniabola99.com – Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan. Judi Bola Online


    Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

    Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra
    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
    “sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri
    “Belum, Bu!”

    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya

    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya
    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya


    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan
    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat

    “Terima kasih”, jawabnya singkat
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
    “Saya tunggu, Bu permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu


    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya

    Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat


    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan

    “Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam

    “Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku.

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar

    “Bella, aku sudah nggak tahan ”
    “Tahan sebentar, Gal ”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama


    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ” Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur


    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku “Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan


    Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

    Memang yang kukejar hanyalah kenikmatan dunia yang didasari Cinta. Kalau harta sih, ada sukur, nggak ada ya cari dong.

  • Kisah Memek Toket Montok Tante Siska

    Kisah Memek Toket Montok Tante Siska


    2476 views

    Duniabola99.com – Dulu aku termasuk cowok kuper dan sangat pemalu, hingga akhirnya akupun lulus sekolah dan masuk dalam perguruan tinggi ini. Karena banyak dari temanku yang sudah melakukan adegan seperti dalam Kisah Memek, akhirnya akupun mendengar tentang hal itu dan lebih sering membukanya dalam situs cerita dewasa sehingga aku tidak kuper lagi meskipun hanya sebatas pengetahuannya saja.


    Karena hingga saat ini aku belum pernah melakukan adegan layaknya dalam Kisah Memek. Meskipun terkadang ada keinginan untuk melakukan hal itu, sebenarnya aku mempunyai seorang pacar yang masih teman satu kampusku juga Mila namanya namun aku takut untuk berbuat jauh padanya, karena Mila termasuk pribadi yang sama denganku yakni pendiam dan tidak banyak neko-neko.

    Namun akhirnya akupun terjebak untuk melakukan adegan layaknya Kisah Memek tersebut dengan seorang wanita, yang jauh lebih dewasa dariku namanya tante Siska seorang wanita yang menyandang predikat janda muda. Dia pindah ke lingkungan ini belum genap satu tahun, dan sudah menjadi bahan perbincangan banyak pria disini karena tante Siska begitu cantik di tambah dengan kedua toketnya yang montok.

    Hampir setiap hari aku berpapasan dengan tante Siska yang sering melakukan olah raga jogging di sekitar perumahan ini. Dan akupun sering mencuri pandang hanya untuk menatap toketnya yang seakan menantang, pernah sekali aku ketahuan di saat aku tatap toketnya saat itu juga aku merasa malu namun dengan senyum dan tawa renyahnya tante Siska membuatku sedikit menghilangakn rasa malu tersebut.

    Karena dengan sikap seperti itu membuktikan kalau dia tidak marah ataupun merasa tersingung. Dan sejak saat itu juga aku sering menyapa tante Siska karena aku pikir dengan begitu aku menjadi lebih akrab dengan tante Siska, ternyata tante Siska begitu terbuka padaku bahkan dia bersikap seolah aku adalah temannya untuk di ajak berbagi karena dia bilang lebih nyaman curhat pada seorang cowok.


    Seperti hari ini aku datang ke rumah tante Siska setelah dia mengajakku untuk main ke rumahnya. Di dalam rumah itu aku merasa begitu tenang mungkin karena rumah tante Siska yang lumayan besar dan hanya dia yang menempati rumahnya itu, beda dengan rumahku yang rame dengan ulah kedua adikku. Aku merasa nyaman ngobrol bareng tante Siska hingga tidak kami sadari kalau malam sudah larut.

    Akupun pamit untuk pulang sama tante Siska din diapun mengantarku pulang sampai depan pintunya tapi begitu pintu terbuka. Aku dengan berani menutupnya kembali lalu mendaratkan ciumanku pada bibir tante Siska dia agak terkejut tapi langsung respect begitu aku mainkan lidahku dalam mulutnya seperti pemain dalam adegan Kisah Memek yang aku baca.

    Tangankupun langsung meraba kedua toketnya yang sudah lama aku perhatikan dan ternyata benar kalau kedua toket itu begitu empuk dan juga hangat kurasa. Tante Siska mendesah ketika tanganku mulai menggerayangi tubuhnya “OOooouuugghhh… oooooouuuggghh… aaaaaaggghhh…. aaaaagggghh… ” Desahan mulut tante Siska sudah terdengar dan membuatku semakin bergairah.

    Apalagi tangannya juga mulai meremas kontolku juga, yang bergerak perlahan mulai membesar dan menegang. Aku hanya bisa menggigit bibirku menahan nikmat dan sedikit rasa sakit begitu dia meremas kontolku ” Ooouuggghh.. tan.. te… sa… kit… aaaaggggghh… aaaaggggghh… aaaggghh… ” Kataku sembari membalas oral sex yang di berikan oleh tante Siska padaku.

    Tubuh kami berdua sudah berada di sofa pojok milik tante akupun merebahkan tubuhnya pada sofa tersebut. Lalu aku menuju memeknya yang sudah aku lepas celana dalamnya terlebih dahulu, begitu aku di depan memek itu di sana aku lihat memek yang lebat dengan bulu halusnya. Akupun menyibaknya lalu aku benamkan wajahku pada memek tersebut seraya memainkan lidahku.


    Seperti pemain dalam adegan Kisah Memek tante Siska menggelinjang begitu aku hisap klitorisnya ” Uuuuggghh… ooouuuggghh… ooouugghh.. ter…us… aaaggggghhh… aaaagggghhh.. ” Tangannya menggapai rambutku untuk dia jambak halus karena menahan rasa geli serta nikmat dari dalam memeknya karena sentuhan mulutku yang semakin lihai bermain dengan lidahku.

    Memek tante Siska sudah basah oleh oral yang aku lakukan padanya. Kini tubuhku mulai merangkak naik ke atas tubuhnya dan dengan mudahnya aku masukkan kontolku dalam lubang memeknya ” Ooouugghh… aaaaggggghh… be..gi..ni.. tan.. te… aaagggghhh….. aaaagggghh… ” Aku bergerak di atas tubuhnya dan dengan gerakan yang bervariasi aku lakukan hal itu pada memek tante Siska.

    Tubuhku terus saja melakukan gerakan layaknya orang yang sedang memompa. Dan aku begitu menikmatinya karena saat itu juga aku melihat tante Siska bergerak bagai cacing kepanasan yang terus menggelinjang menikmatinya ” Ooouuugghh… ooouuugghh.. terus.. sayang… aaaaggghh… ” Katanya namun dengan pantat yang ikut bergerak juga dan akupun terus menggoyang pantatku.

    Terdengar memek tante Siska yang mulai becek menandakan kalau dia sudah mengalami ejakulasi. Dan akupun semakin cepat bergerak sampai akhirnya “Oooouuugghh… oooouuugghh… aaaaggghhh… aaaaaggghhh… aaaagghhh… ” MUncrat sperma milikku memenuhi lubnag memek tante Siska yang juga sudah basah dari tadi kini gerakanku semakin melambat.


    Sampai akhirnya aku rasakan lelah juga, dengan tubuh masih bugil akupun terkulai di samping tante Siska yang dengan lembut mengusap keringat yang mengucur dari tubuhku. Lalu diapun memelukku dengan hangat bahkan dia sepertinya enggan untuk melepas pelukannya begitu juga aku yang ingin menemani tante Siska hingga akhirnya kesempatan itu aku ambil juga, malam itu aku menginap di rumahnya.

  • Kisah Memek Berkongsi Suami

    Kisah Memek Berkongsi Suami


    2475 views

    Duniabola99.com – Namaku Azaliwati. Usiaku kini 35 tahun. Mempunyai hanya dua orang anak kerana aku mengamalkan pil perancang keluarga (Aku sangat suka hubungan seks tetapi tidak suka mengandung). Aku bertugas sebagai seorang pendidik disalah sebuah sekolah menengah dinegeri Johor. Apa yang kutulis disini semata-mata yang benar sahaja dan aku mahu memberi peluang pada kaum sejenisku yang malang untuk turut merasakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan kata-kata ini iaitu nikmat seks!. Mungkin ada kalangan pengunjung internet yang pelik dengan sikapku. Tetapi percayalah ini adalah azam yang ku jadikan bagai nazar dalam kehidupan ku. Biarlah aku ceritakan dahulu sejarahku sebelum kisah kehangatan bersatu dengan suamiku. Terpulanglah samada anda mahu turut sama menikmati atau tidak.

     

    Aku dinikahi suamiku sepuluh tahun yang lalu. Saat itu aku sangat bahagia. Puas benar rasanya diriku dengan hubungan kelamin. Suamiku sungguh pandai melakukan hubungan seks. Sebutlah apa sahaja posisi seks kami sudah lakukan, lelaki diatas, perempuan diatas,perempuan bersujud, duduk atas batang tegang,kepala dikaki, main duduk, main berdiri, pendek kata main dengan apa carapun sudah kami rasai. Hmmmm…sedapnya jika membayangkan semua ini. Namun keenakan itu hampir pupus bila tiba-tiba alat kelamin suamiku mula lemah setelah tujuh tahun kami bersama. Tak boleh tegang. Kalau tegang pun sekejap lembik dan terpancut. Bermacam-macam usaha kami cuba, makan jamu, urut, bekam, urut refleksi namun tidak menampakan kesan positif. Setelah itu aku berjanji. Aku minta benar pada Tuhan supaya nikmat keenakan seks jangan ditarik dari kami. Aku sanggup mengizinkan suamiku melakukan hubungan seks dengan siapa sahaja asalkan kesihatan alat kelaminnya pulih. Bukankah itu lebih baik dari kongker suami sorang-sorang tapi barang tak boleh pakai. Akhirnya suamiku berurut diParit Raja, Batu Pahat, Johor. Alhamdulillah!!! suamiku pulih semula, malah lebih hebat dari dahulu. Aku bersyukur dan aku akan tunaikan nazarku. Kepada wanita yang malang, pakailah suamiku. Aku rela asal jangan diambil terus. Aku tak mahu bermadu tapi aku bangga jika wanita lain dapat merasakan sama kehebatan suamiku Tiga hari suamiku berurut. Aku menanti dengan hati berdebar-debar. Bolihkah penyakit suamiku dipulihkan ?. Dalam tempoh tiga hari itu kami kena berpantang. Tidak boleh lakukan seks!! Malam keempat, setelah anak-anakku tidur aku usap rambut suamiku. Dia cuba menahan senyuman.


    Benar seperti sangkaanku, dia hanya pura-pura tidur. Aku pura-pura tersentuh alat kelaminnya dalam kain sarungnya. Tersentak aku dibuatnya, keras sungguh batangnya, sudah terhunus, berdiri tegak dan tegang.Dadaku berdebar-debar.Aku jadi tak sabar. Ku cium pipi suamiku,ku kucup bibirnya. Dia membalas kucupanku. Bibir kami bertaut. Lidah ku hulur bersambut.Lidahku dikulum. Enaknya. Kami berpelukan. Betapa enak rasanya bila gunung semanggulku yang tidak bercoli ditindih dadanya. Biarpun masih berlapik baju, keenakan tekanan gunung itu sungguh mengasyikkan. Gunung semanggul kembar duaku diramas-ramas. Enaknya menjalar membakar darah keseluruh tubuh. Abang tidak dapat menahan sabar lagi. Tangannya menyelak bajuku mengusap gunung berputing merahku. Daging dadaku yang sudah sekian lama pejal diramas-ramas. Puting tetekku di gentel-gentel. Tak dapat kulupakan sedapnya ketika itu.Mulut kami berkucupan. Kulum mengulum lidah silih berganti tak henti-henti. Dapat rasakan air mazi sudah mela merembes dicelah kelengkangku. Nafsuku makin menggila. Maklum sahaja sudah lama tidak merasakan kepuasan bersetubuh yang sewajarnya. Butang baju kemeja abang kubuka satu persatu. Abang faham perasaanku. Baju tidurku dibukanya. Aku hanya berspender nipis warna pink ketika itu. Abang perasan ada rembesan air mazi dispenderku. Kawasan yang basah dikuis dengan jari. Aku menarik nafas, berderau darahku seperti mahu menjerit, menahan keenakan bila celah bibir cipapku dikuis begitu. Kain yang Abang pakai sudah basah bertompok-tompok disana sini. Air mazi Abang mesti banyak. Sebab itu abang tak mahu buka kain. Gunung semanggulku yang sudah tidak bersalut abang ramas-ramas. Kepala Abang turun kebawah. Buah dadaku dihisap, dikulum silih berganti. Sekejap yang kanan, sekejap yang kiri jadi mangsa kuluman dan jilatan lidah Abang. Kakiku terkujat-kujat, pehaku terangkat-angkat, punggungku terkisut-kisut kekanan dan kiri menahan keenakan. Tak sabar lagi rasanya menunggu serangan abang seterusnya. Kepala Abang turun makin kebawah. Seluar dalam warna pink nipis yang sudah basah dilurut turun. Tubuhku tidak ditutupi seurat benangpun. Aku menggeliat dan merengek keenakan bila lidah Abang menjilat rekahan bibir kelengkangku. Air likat keluar makin banyak. Betapa nikmat rasanya bila hidung Abang yang separuh mancung menekan biji kelintitku dan lidah Abang pula menjilat rakus tanpa batasan alur rekahan cipapku. Bibir kemaluanku kembang kuncup menahan kenikmatan dan keberahian.Lidah Abang masih menggila. Sudah dua kali air maniku turun lantaran keenakan yang tidak dapat dibendung melanda keseluruh jiwa. Lantaran tidak dapat menahan nafsuku yang menggelodak, rambut Abang ku jambak.Aku tidak peduli samada dia sakit atau tidak.


    Aku tidak sabar lagi untuk menikmati senjata keras terhunus dikelengkang Abang. Abang menurut kemahuanku juga. Abang merangkak naik.Sambil merangkak naik, kain sarungnya dirungkaikan. Kami sudah telanjang bogel. Senjata sudah mencodakk tegang terhunus. Lobang sudah kembang kuncup, makin becak dengan air likat. Mulut kami bertemu lagi. Kami berkucupan semahu-mahunya. Dadaku bagai mahu pecah menahan keasyikan dan debaran yang menggila.

    Tanpa aku sedari kakiku sudah terkangkang dan memaut pinggang Abang. Punggung Abang turun perlahan-lahan.”AAAwwwwwwwww !!!!” aku separuh menjerit bila satu benda keras menusuk kelorong berair likatku. Tusukan itu membuatkku bagai setengah gila menahan keenakan. Bibir kiri dan kanan terkuak membenarkan senjata keras itu meluncur masuk. Tekanan lembing kepala kembang, keras mencodak itu masuk kealor menguak bibir kiri dan kanan tidakk dapat dibayangkan sedapnya. Semakin dalam semakin sedap. Semakin dalam semakin enak. Tolak lagi, makin sedap. Sorong lagi makin enak. Makin sedap. Makin enak. Enak.sedap.Enak.Sedap.Enak.Enak.Enak.Sedap.Sedap.Sedap. Sedar tak sedar akhirnya tusukan lembing sampai kepangkal.Pangkal konek bertemu bibir cipap. Bulu Abang bertemu bulu ari-ariku. Abang berhenti seketika. Dapat aku rasakan betapa enaknya persetubuhan ketika itu. Air maniku keluar lagi. Makin sedap rasanya ketika itu. Lurah kelengkangku makin licin. Sekejap sahaja abang diamkan batang konek tegangnya dalam cipapku. Lepas itu batang konek yang kembang itu disorong tarik,sorong tarik, sorong tarik, keluar masuk dalam lurahku yang dipenuhi air putih likat. Sorong!! nikmatnya tak terhingga. “Ahhh!! eemmm!! ooohhh!! eeehhh! ehhh!! ehhh!” Mulutku merintih merengek membayangkan keenakan. Kesedapan yang menggila membuat aku lupa dengan apa yang aku sebutkan.Entah bahasa apa yang keluar dari mulutku tidak aku tahu. Abang masih menolak dan menarik batang kerasnya keluar masuk direkahan kelengkangku.


    Air putih likat sudah berselaput membasahi kolam dan balak. Kecepakk! kecepukk! kecepak! kecepuk! Kocakkan air jelas kedengaran dari celah kelengkang. Sorong!! sedapnya separuh gila. Tarik!! Lazatnya tak terkira. Sorong. Tarik. Sorong.Tarik. Sorong. Tarik. Sorong. Tarik. Nikmat. Lazat. Nikmat. Lazat. Air maniku keluar lagi. Entah kali yang keberapa tidak dapat aku kira lagi. Aku sudah keletihan. “Sudah bang!! Az sudah…penat…” Aku mengalah. Suamiku memang hebat benar malam itu. Tidak aku duga sama sekali. Tidak sia-sia kami berpantang dan Abang berubat diParit Raja. Mungkin suamiku rasa kasihan melihatku yang sudah lepak. Perlahan-lahan batang keras mencodaknya ditarik. Dapat aku rasakan air likat mengalir deras keluar mengikut tarikan batang balaknya. “Tonggeng Yang!!” bisik suamiku. Aku menarik nafas keletihan. Ya Tuhan… keenakan membuat aku lupa, suamiku belum mencapai klimaks. Alangkah bersalahnya aku kerana mementingkan kepuasan diri sendiri. Kepuasan yang sudah sekian lama tidak dinikmati membuatkan aku melupakan klimaks suamiku yang terabai. Cepat-cepat aku menonggeng seperti orang bersujud. Abang berdiri diatas lututnya dari belakang punggung. Kemudian menyarungkan senjata kerasnya melintas bawah lubang dubur menuju rekahan cipapku yang sudah ditakungi air putih likat. Batang keras itu keluar masuk pula dari arah belakang.Aku rasakan lagi satu nikmat yang sudah lama aku abaikan. Walaupun sama, keluar masuk cipap tetapi sedap lain-lain. Cocok dari depan lain rasa sedapnya. Cocok dari belakang sedap juga tapi lain rasa. Sorong tarik, sorong tarik aku keluar mani lagi. Abang masih belum apa-apa.


    Ini tak boleh jadi fikirku….. Aku pun kepit kuat-kuat batang keras Abang dengan kedua papan punggungku.Bila pucuk senjata terbenam, pangkal senjata pula tersepit papan punggung, Abang tentu dilanda keenakan yang tak terhingga. Rancanganku berjaya. Sekejap sahaja sorong tarik senjata Abang mula menggila seperti tidak terkawal. Walaupun makin keras dan berdenyut-denyut Abang tidak tarik keluar seluruh batang. “Sedapnya dikk….Abang dah dekat…dah dekat….dah………”serentak itu aku dapat rasakan pancutan air menerjah memasuki alur kemaluan hadapanku. Banyak sekali air mani Abang keluar. Aku tak pedulikan lagi, terus tertiarap…..lepak. Abang juga pejam mata ,baring disebelahku tanpa bicara apa-apa lagi. Pasti Abang letih dalam kepuasan. Jam tiga pagi, ya jam tiga pagi Abang menggoncang tubuhku. Aku terkejut. “Ada apa bang ?” “Bagilah Abang sekali lagi……..” Bisik Abang malu-malu. “Huh!” Aku mendengus. “Tak reti orang letih”Rungutku. Namun aku membiarkan sahaja pehaku direnggangkan, lututku ditinggikan dan ………. Sekali lagi Aku menyeru….tidak kira isteri orang, janda atau siapa sahaja yang tidak dapat merasakan kenikmatan seks. Jangan biarkan diri anda dibelenggu kerugian !!! Aku tiada wang berjuta, tiada pangkat berjela, hanya inilah sumbangan Ikhlasku untuk kita nikmati bersama……Suamiku yang telah pulih ….Gunakanlah dia. Setelah dipulihkan, Aku tidak mampu melayani nafsunya secara bersendirian.

  • Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi

    Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi


    2474 views


    Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini.

    Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.

    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.

    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”

    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.

    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.

    “Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.

    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.

    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.

    “Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.

    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.

    Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.

    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.

    “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.

    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.

    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.

    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.

    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.

    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.

    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.

    Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya.

    Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

    Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku.

    Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.

    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
    Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,

    Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.

    “Kenapa Fi…?”, tanyaku.

    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”

    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.

    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”

    Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”

    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya

  • Foto Ngentot Jennifer White creampie setelah menggoda anak tirinya

    Foto Ngentot Jennifer White creampie setelah menggoda anak tirinya


    2474 views

    Duniabola99.com – foto ibu tiri yang sange meilihat kontol anak tirinya dan menggoda anak tirinya untuk membobol memeknya yang dicukur rapi dikamar tidurnya dan berakhir dengan menghamili mama tirinya.

  • Kisah Memek Perselingkuhan Dengan Suami Sahabatku

    Kisah Memek Perselingkuhan Dengan Suami Sahabatku


    2473 views

    Duniabola99.com – Aku duduk terpaku di teras depan rumah angin berhembus dan membelai rambutku. Di sini aku merenung tentang jalan kehidupanku bagaimana bisa aku berselingkuh dengan suami sahabatku sendiri, panggil namaku Meta di usia 25 tahun aku memilki kekasih yang tidak lain adalah suami dari sahabatku sendiri Desi namanya. Aku begitu dekat dengannya mulai dari masa sekolah dulu.


    Sampai akhirnya dia menikah dengan seorang pria yang dia kenal semenjak kuliah, Ardan namanya dia seorang pria yang begitu baik dan setia. Bahkan mereka berdua kerap membuatku cemburu melihat kelakuan keduanya yang selalu romantis. Dan hal itu sering membuatku merasa ingin menjadi Desi bersama melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa bahkan aku sering melirik Ardan secara sembunyi-sembunyi.

    Sebenarnya hal itu juga membuatku sesak dalam hati, tidak mungkin juga aku mencintai suami dari sahabatku sendiri. Dia sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri, begitu juga Desi begitu baik padaku tapi bagaimana jika dia tahu kalau aku sahabatnya mencintai suaminya sendiri. Aku saja tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

    Karena hal itu juga aku harus pintar-pintar menyembunyikan hatiku. Di depan keduanya aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dalam hatiku, seperti hari ini aku sedang berada di rumah Desi karena dia memintaku untuk datang kesini. Dari pertama sampai dirumah ini aku tahu kalau keduanya habis saja melakukan adegan cerita dewasa karena tatapan merewka menandakan hal itu.


    Sebenarnya besok malam ada acara keluarga di rumah Desi, dan hari ini dia menyediakan semuanya sebelum hari H besok. Sampai akhirnya ada yang kurang dari persediaannya ” Meta aku minta tolong kamu beli barang yang kurang ya… ” Akupun beralasan padanya untuk menolak ” Aduh kenapa nggak kamu saja Des….. ” Kataku pada Desi karena aku tahu kalau dia akan menyuruh suaminya juga.

    Diapun mendekat sambil merengek padaku ” Tolong dong sayang… nanti biar kamu bareng mas Ardan soalnya aku sudah capek banget…. ” Kalau sudah begini aku tidak dapat emnolak permintaan Desi, kasihan juga dia merengek seperti itu dan aku tahu kalau dia mesti istirahat untuk acar keluarga besok apalagi kini ada keluarga Ardan yang juga ikut bergabung.

    Aku sudah lama bersahabatan dengan Desi karena itu aku tahu kalau ada acara keluarga dia akan sibuk menyiapkan semuanya. Akhirnya akupun berangkat dengan Ardan suaminya, selama dalam perjalanan aku banyak diamnya sempat aku melihat Ardan melirik ke arahku saat itu jantungku berdegup kencang karena salah tingkah juga berada dalam satu mobil hanya berdua dengan Ardan.

    Sampai di supermarket kamipun langsung membeli semua kebutuhan yang belum Desi beli, dan aku sudah membawa catatan kecil darinya. Ardan dengan setianya mendorong troli belanjaan aku lihat banyak mata yang melihat ke arah kami sampai di kasir akupun hendak membayar sebelum kasir tersebut bilang ” Wah kalian pasangan romantis banget… Baru honeymoon ya Mbak…. ” katanya dengan enteng.


    Sedangkan aku tersipu malu kala itu namun aku lihat Ardan hanya tersenyum menaggapi kata kasir tersebut. Lalu kamipun kembali menuju tempat parkir di mal tersebut, dan aku tidak menyangka sebelumnya karena begitu masuk dalam mobil tiba-tiba Ardan langsung mencium pipiku tapi aku langsung menolak dengan menarik tubuhku kebelakang melihatku seperti itu dia berkata padaku.

    Sambil menatapku dengan tajam ” Aku tahu kalau kamu juga rasakan hal yang sama denganku… Meta aku suka kamu dari dulu.. tapi aku tidak tahu harus bagaiaman menghadapi hal ini… ” Saat itu aku merasa begitu senang dengan perkataan Ardan, rupanya diapun merasakan hal yang sama padaku seperti aku yang mencintainya dari dulu tapi aku hanya bisa menyembunyikan perasaanku.

    Saat itulah aku terdiam ketika Ardan kembali mendaratkan bibirnya pada bibirku, bahkan kini aku membalasnya dengan begitu buasnya. Aku mainkan lidahku dalam rongga mulut Ardan diapun menerima dengan hangatnya ” Ooouughh… aku sayang… kamu …Meta….. sungguh… sa…yang…. ” Sampai akhirnya diapun mendorong tubuhku untuk setengah rebahan pada jok mobil.


    Kamipun saling melumat sedangkan tangan Ardan tidak diam lagi, dia terus menggerayangi tubuhku dan membuatku merasa seperti di awang-awang. karena hal ini adalah salah satu mimpi terindahku yang mejadi kenyataan. Akhirnya dia melorotkan celananya sampai aku lihat kontolnya sudah berada di posisi siap menerkamku dan akupun memberikan jalan untuknya masuk dalam selangkanganku.

    Dengan melebarkan paha akupun siap menerima kontol Ardan, begitu dia melesatkan kontolnya dalam memekku ” Ooouugghh… uuuuggghh…. uuuuggghhh…. aaaaaagggggghhhh…. Ar… dan… sa..yang… aaaagghh… ” dia tersenyum penuh nafsu kemudian kembali mencium seluruh wajahku hingga akhirnya bibirku menjadi santapan bibirnya untuk dia kulum sambil menggoyangku.

    Gerakan pinggul Ardan membuatku menggelinjang pasrah ” Oooouuuuggggggghhhh…. aaaaggggghhh…. aaaaagggggghhhh… oooouuuggghh… sayang… terus… aaaggghh… ” Desahku karena saking nikmatnya di goyang oleh Ardan. Diapun semakin mempercepat goyangan dan henatakan kontolnya pada memekku kembali aku menggeliat menahan nikmatnya kontol Ardan yang seakan menusuk dalam memekku.


    Sampai-sampai akupun di buat blingsatan olehnya dan desahanku semakin menjadi ketika dia memutar kontolnya dalam memekku ” Ooouugghh Ar.. dan… sayang… aaaagggghhh te…rus… aaaagghhhhh…. sayang…… aaaaaggggghh… aku nggak kuat… sayang… aaaggghh…. ” Kataku di bawah tubuh Ardan yang semakin menggila menggoyang pantatnya dan seakan memutar kontolnya dalam memekku.

    Sampai akhirnya aku lihat dia memejamkan mata dan menengadah ke atas, bagai pemain dalam cerita dewasa dia mengejang dan mengerang dengan kerasnya ” Ooouuuuggghhh… Meta… aku… nggak tahan sayang……… aaaaaaggggghh…. aaaggggghh… ” Muncrat sperma hangatnya dalam memeku bahkan memenuhi lubang memekku sampai akhirnya dia terkulai lemas di atas tubuhku.


  • Foto Ngentot Istri Horny, Chanel Preston, mendapat jilatan hot

    Foto Ngentot Istri Horny, Chanel Preston, mendapat jilatan hot


    2472 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang chanel Preston toket gede sexy yang lagi sange melepas gaun merahnya dan ngentot dengan sumainya yang kekar dan berkontol gede diatas kuris sofa dan menembakkan sperma yang banyak kemulutnya.

  • Video bokep kepuasan seksual Rahyndee James

    Video bokep kepuasan seksual Rahyndee James


    2472 views

  • Kisah Memek Birsetubuh Ria Dengan 3 Cewek Manis

    Kisah Memek Birsetubuh Ria Dengan 3 Cewek Manis


    2469 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.


    Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.

    Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.

    Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.
    “Lagi ada yang ditunggu?”, tegurnya tiba-tiba.
    Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.
    “Tidak.., Eh, kamu sendiri..?”, aku balik bertanya.
    “Sama, aku juga sendirian”, jawabnya singkat.

    Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.
    “Jalan-jalan yuk..”, ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.
    “Kemana?”, tanyaku ikut berdiri.
    “Kemana saja, dari pada bengong di sini”, sahutnya.


    Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

    Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.
    “Eh, nama kamu siapa..?”, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
    “Angga”, sahutku.
    “Akh.., kayak nama perempuan”, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.
    “Kalau aku sih biasa dipanggil Ria”, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.
    “Nama kamu bagus”, aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.
    “Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku”, katanya meminta.

    Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.
    “Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?”, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.
    “Boleh”, sahutku.

    Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.

    Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.
    “Mobilku di parkir disana..”, katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyak terparkir.
    “Kamu bawa mobil..?”, tanyaku heran.
    “Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum”, katanya beralasan.
    “Kamu sendiri..?”
    Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.
    “Ikut aku yuk..”, ajaknya langsung.


    Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

    “Ayo..”, Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
    “Tunggu sebentar ya..”, kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

    Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

    Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

    “Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini”, kata Ria tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosnya.

    Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.
    “Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian..?”, aku membentak kaget.


    Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

    Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.

    Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.


    Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

    Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

    Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

    Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

    Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

    Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya.


    Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

    Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.

    Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

    Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

    Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu.

    Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.

    Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.
    “Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan”, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.


    Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.
    “Bapak ini siapa?”, tanyaku
    “Saya pengurus rumah ini”, sahutnya.
    “Lalu, ketiga gadis itu..”, tanyaku lagi.
    “hh.., Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak..”, katanya dengan nada sedih.
    “Bapak kenal dengan mereka?”, tanyaku.
    “Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi”, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

    Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

    Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.

    Bonus Foto

  • Kisah Memek Puaskan Hasrat Suamiku Tercinta

    Kisah Memek Puaskan Hasrat Suamiku Tercinta


    2469 views

    Duniabola99.com – Hari ini aku muak dengan sikap kekasihku yang begitu aku sayangi bahkan aku telah banyak berkorban untuknya. Namun dia tidak sedikitpun melihat pengorbananku itu, tapi aku sadar mungkin ini sudah balasan dari apa yang telah aku lakukan pada suamiku sendiri. Tapi entah mengapa perasaan takut kehilangan lebih besar dari rasa berdosaku saat ini yang ada aku ingin selalu bersamanya.


    Aku seorang perempuan dewasa yang bernama Voni tergoda pada seorang pria muda bernama Radit, karena awalnya aku pikir dia yang bisa mengerti tentang perasaanku. Dengan sikapnya yang begitu dewasa membuatku tertarik dan akhirnya akupun berpaling dari suamiku dan memilihnya untuk jadi kekasih gelapku. Namun akhir-akhir ini dia sering membuatku marah dan juga tidak lagi perhatian padaku.

    Padahal kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita sex, dan bukan hanya itu saja aku telah menyerahkan seluruh hatiku dan perasaanku padanya. Tidak lagi aku pikirkan tentang dosa yang aku perbuat tapi aku hanya memikirkan dia setiap waktu, sampai akhirnya kini aku kecewa dengan sikapnya yang terlalu angkuh dan mau menang sendiri menurutku.

    Padahal saat ini aku selalu memikirkan dirinya tapi apa yang aku dapatkan, hanya kekecewaan yang dia berikan padaku. Aku tidak tahu lagi harus mengadu pada siapa karena tidak mungkin juga aku bilang pada salah satu temanku yang semuanya mengenal suamiku, jadi aku hanya bisa menangis setiap mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan darinya.


    Sering kali dia menyakiti aku dengan sikap atau terkadang dengan kata-katanya. Tapi sering pula dia meminta maaf dan membuat hatiku luluh kembali tapi kali ini dia benar-benar marah menurutku mungkin dia hanya mencari alasan untuk bisa berpisah dariku dan aku harus siap menerima konsekuensinya karena dari awal aku juga ragu kalau dia memang ada rasa suka padaku.

    Tapi karena saat itu aku memiliki masalah yang pelik dengan suamiku akhirnya akupun merasa nyaman menumpahkan perasaanku padanya, dan aku anggap dia pria dewasa meskipun muda di usianya. Tapi kini dapat aku lihat kalau dia belum sepenuhnya menjadi pria dewasa seperti yang aku harapkan meskipun sudah pernah bahkan menurut penuturannya dia sering melakukan adegan cerita sex bersama dengan pasangannya.

    Aku menerima semua itu mungkin karena aku di butakan oleh cinta yang hanya aku rasakan sendiri. Mungkin ini yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan, mimpi dan anganku setiap malam hanya sebuah ilusi hatiku saja dan hal itu membutakan mataku. Aku selalu memikirkan dia bagaimana dia, sedang apa dia dan apa yang sekarang dia lakukan itu saja yang ada di benakku.


    Bahkan aku sering membayangkan dia ketika aku sedang melakukan adegan seperti dalam cerita sex bersama suamiku. Seperti hari ini aku sedang bermalas malasan di tempat tidurku tiba-tiba suamiku menghampiri aku dan seperti biasa dia minta jatah untuk aku layani, meskipun aku malas tapi akupun menuruti keinginannya aku ikut dia masuk kedalam kamar pribadi kami.

    Suamiku seperti biasa jika akan melakukan hubungan intim dia memberikan oral sex terlebih dahulu padaku, layaknya pemain dalam cerita sex dia begitu lihai bermain dengan mulutnya. Tubuhku terlentang di atas tempat tidur perlahan suamiku menyibak rok yang aku pakai kemudian dia benamkan wajahnya dalam kemaluanku dan aku menggelinjang di buatnya.

    Perlahan suamiku mencium bibir kemaluanku sampai akhirnya dia bermain dalam klitoris, dengan menjulurkan lidah dia aktif melakukan hal itu, sampai-sampai aku mendesah di buatnya ” Ooouuuggghh… sa…yang… pelan.. pelan…. aaaaagggggggghh….. ” Kataku sambil memegang kepalanya yang terbenam di memekku, lalu aku belai lembut rambutnya saat itu.


    Kini suamiku menyibak lubang memekku dengan tangannya sehingga lebih dalam lagi dia menjulurkan lidahnya bahkan sampai membuatku ” Oooouuuuuugghhh…. aaaaggghh… aaaagghh… sayang… cepat… si..ni…… aaaaaggghh…. ” Aku tarik tubuh suamiku kemudian dia merangkak naik dan ketika tubuh kami sudah saling berhadapan saat itulah suamiku berusaha memasukkan kontolnya dalam memekku.

    Dengan perlahan dia masukkan kontolnya dan langsung saja menerobos masuk dalam memekku ” Oouuww pelan sayang… aaaaggghhh…. aaaaagggghhhhh… aaaaggghhhh….. ” Aku mendesah dan merasakan sakit juga dalam memekku, karena saat ini aku tidak ada mood buat melakukan hubungan badan ini karena yang ada hanya wajahnya di mataku, sampai akhirnya akupun membayangkan melakukan adegan cerita sex ini bersamanya.

    Aku pejamkan mataku dan membayangkan wajahnya, saat itu aku rasakan kenikmatan dari hubungan ini. Semakin cepat suamiku menggoyang pantatnya dan kurasakan betapa nikmatnya ” Oooouuuuugggghhhh…. aaaaagggggghhhhh…. aaaaaagggghhhh… aaaagggghhh… ” Aku begitu menikmati permainan ini dan kurasakan hangatnya kontol itu di dalam kemaluanku.


    Suamiku bergerak dengan lincahnya berupaya memberikan kehangatan dan permainan sex yang memuaskan aku ” Ooooouugghhh… sa…yang… aaaaaggghhh….. aaaaaghhhh… aaaaghhhh…. ” Akupun mencoba mengimbangi dengan menggerakan pantatku di bawah tubuh suamiku, tapi mataku tetap membayangkan wajah kekasihku sampai akhirnya akupun merasakan klimaks saat itu.

    Setelah itu dia semakin cepat dan mengejang juga dan mengeluarkan suara yang mirip dengan erangan kenikmatan ” Oooouuugggghh… sayang…. oooooouuuuggghhh…. aaaaagggghh…. ” Dia terkulai lemas di atas tubuhku dan aku mengelus tubuhnya dengan lembut, kembali terlintas wajah kekasihku dan membuatku ingin segera menemuinya dan bersamanya juga.

    Tapi kini saat dia membuatku kecewa dan aku tidak sanggup menanggung tingkahnya yang selalu saja dia tidak dapat melihat letak kesalahan dia sendiri. Dan tinggallah aku menanggung kesedihan ini sendirian tanpa tahu harus bisa berbuat apa-apa. Mungkin aku harus menelan kecewa ini sendiri karena tidak mungkin juga aku mencurahkan kekecewaanku pada orang lain.

  • Video bokep Alexis Adams sesi mandi

    Video bokep Alexis Adams sesi mandi


    2467 views

    Judi Bola Online

  • Kisah Memek sepasang kekasih yang romantis

    Kisah Memek sepasang kekasih yang romantis


    2465 views

    Duniabola99.com – Sebut saja namanya Karina. Karina tak bisa menolak ajakan teman yang ia sukai itu. Dua tahun sudah mereka saling mengenal, sejak keduanya sama-sama duduk di bangku kelas satu. Dan perasaan suka itu muncul di hati Karina tak lama setelah pertemuan pertamanya. Kalau tidak karena Muhris memberi sinyal yang sama, Karina tentu sudah melupakan perasaannya. Tapi cowok itu terus saja bersikap spesial kepadanya, hingga cinta jarak jauh mereka terjalin erat meski tanpa kontak fisik.

    Lalu 3 bulan yang lalu saat menjelang Ujian Akhir Sekolah. Kelas pria dan wanita yang biasanya terpisah mulai digabung di beberapa kesempatan karena alasan peningkatan intensitas pelajaran. Siswa putra duduk di barisan depan, sedang yang putri di bagian belakang. Tapi Muhris duduk di barisan putra paling belakang sedang Karina di barisan putri paling depan. Maka tak ayal Muhris berada tepat di depan Karina. Dan itulah awal kontak terdekat yang terjadi pada mereka.

    alignnone wp-image-6063″ src=”http://duniabola99.com/wp-content/uploads/2018/09/1-87.jpg” alt=”” width=”660″ height=”989″ />

    Biasalah Awalnya purapura pinjam alat tulis, tanya buku, ini itu Tapi senyuman makin sering tertukar dan kontak batin terjalin dengan pasti. Kadang ada alasan bagi keduanya untuk tidak keluar buru-buru saat istirahat, hingga ada masa singkat ketika mereka hanya berdua di dalam kelas; tanyatanya pelajaranalasan basi yang paling disukai setiap orang. 2 bulan lebih dari cukup untuk memupuk rasa cinta. Meski pacaran adalah terlarang, dan keduanya belum pernah saling mengutarakan cinta, tapi semua teman mer

    Eka tahu keduanya adalah sepasang kekasih. Hubungan cinta yang unik di jaman yang serba bebas ini. Dan Karina begitu menikmati perasaannya. Setiap waktu teramat berharga. Sekilas tatapan serta seulas senyuman selalu menjadi bagian yang menyenangkan.

    Lalu cinta mulai berkembang saat kenakalan muncul perlahan-lahan. Karina sempat ragu saat Muhris memintanya untuk datang ke Mall M sepulang sekolah sore itu. Sejuta perasaan bahagia membuncah di hati Karina, bercampur dengan rasa takut dan kegugupan yang luar biasa. Ia nyaris pulang lagi saat sore itu ia berdiri di pintu Mall untuk bertemu dengan Muhris. Tapi cowok itu keburu melihatnya hingga ia tak dapat menghindar lagi.

    Ia tahu bahwa dirinya salah tingkah selama kencan pertama mereka. Malamnya Karina tak bisa tidur. Membayangkan tentang betapa menyenangkannya kencan mereka, saat untuk pertama kalinya Muhris menggenggam tangannya selama berkeliling melihat-lihat banyak hal. Seluruh tubuhnya terasa panas dingin. Muhris bahkan membelikan sebuah hadiah berupa kalung mutiara yang sangat mahal untuk ukuran dirinya. Untaian mutiara itu sangat indah, putih memancarkan kilau yang terang.

    Cowok itu berkata,

    Walaupun aku tak akan dapat melihatmu mengenakan kalung itu, kuharap kamu mau tetap mengenakannya. Dan tentu saja ia senantiasa mengenakan kalung mutiara itu.

    Satu bulan itu dihiasi dengan kencan sembunyi-sembunyi yang sangat mendebarkan.

    Seperti bermain kucing-kucingan dengan semua orang yang Karina kenal. Kalau ada satu saja orang yang tahu Karina berduaan dengan seorang pria di Mall, maka Karina tak dapat membayangkan petaka apa yang akan menimpanya. Tapi berhenti dari melakukan itu ia yakini lebih mengerikan daripada terus menjalaninya. Karena, di sore itu, di satu sudut yang sepi di dalam Mall, tiba-tiba saja Muhris mencium pipinya dengan cepat tanpa mengatakan apapun juga. Hanya sekilas, dan Muhris membuat seolah-olah itu tak pernah terjadi. Tapi pengaruhnya sangat besar pada diri Karina. Karena seluruh perasaannya bergemuruh dan membuncah. Bercampur aduk hingga ia hanya bisa diam saja seperti orang bodoh.

    Sisa sore itu berlalu tanpa ada dialog apapun, karena Karina tahu wajah putihnya telah berubah semerah udang rebus. Meninggalkan kesan terindah yang terbawa ke dalam mimpi bermalam-malam sesudahnya. Tiga hari sejak peristiwa itu Karina selalu berusaha menghindar dari Muhris. Ia merasa malu, bingung dan takut. Bagaimanapun juga satu sisi perasaannya masih memiliki keyakinan bahwa cinta mereka mulai melewati batas. Tapi ia belum tahu cara kerja nafsu. Karena ketika akhirnya mereka bertemu kembali, Karina tak bisa menolak saat di banyak kesempatan Muhris mencium pipinya berkalikali; kanan dan kiri.

    Bahkan, saat Muhris semakin nakal dengan meremas tangannya, memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya (meski semua itu dilakukan Muhris tak lebih dari lima detik saja), Karina hanya terpana dan sangat menikmati semuanya.

    Sebelum berpisah, Muhris berbisik pelan kepadanya,

    Kamu mau, kan, main ke rumah esok sore? Anehnya, seperti seorang yang terhipnotis, Karina mengangguk

    Maka, sore itu, dengan mengenakan gamis bercorak ceria khas remaja dengan hiasan renda bunga melati, dipadukan dengan jilbab pink yang disemati bros berbentuk kupu-kupu, juga sebuah tas jinjing dari kain kanvas, Karina duduk di sofa ruang tamu di rumah Muhris. Menunggu kekasihnya mengambilkan dua gelas jeruk dingin dan sepiring buahbuahan segar. Matanya menatap ke sekeliling ruangan dan mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan. Kesan itu didapat, sebagian karena bagaimanapun ini adalah rumah orang yang ia cintai, dan sebagiannya lagi karena pemiliknya memiliki cukup banyak uang untuk menata dengan demikian indahnya.

    Karina tak tahu banyak soal dekorasi, tapi sesungguhnya rumah itu memang didesain dengan nuansa klasik yang sesuai dengan alam pegunungan tempat rumah itu berdiri. Perabotan, dari mulai lampu-lampu, tempat duduk, meja, lukisan-lukisan serta berbagai hal didominasi oleh corak bambu dan kayu asli. Sementara dedaunan dan tanaman hijaubercampur antara imitasi dan buatanmenghiasi sudut-sudut yang tepat. Air terjun buatan dibangun di samping ruang tamu, dengan cahaya matahari yang hangat menyinari dari kaca jendela samping. Wilayah itu ditutup oleh kaca bening yang dialiri air dari atas, sehingga mengesankan suasana hujan yang indah dan menimbulkan bunyi gemericik air yang terdengar menyenangkan.


    Lukisan pedesaan dipasang di satu sudut yang tepat bagi pandangan mata, dengan gaya naturalis hingga setiap detail nampak sangat jelas. Seperti sebuah foto namun memancarkan aura magis yang lebih kentara. Karina sempat terpana dengan semuanya, dengan kesejukan yang melingkupi seluruh dirinya, sampai ia tak sadar kalau Muhris telah duduk di sebelahnya, sedang menata gelas dan piringpiring. Maaf, ya Seadanya. Habisnya Umi lagi ke Bandung ikut seminar, nemenin Abi Karina tersipu malu.

    Ia berasal dari keluarga yang lebih sederhana, sehingga rasa mindernya muncul saat mendapati rumah yang demikian besar dan mewah ini ternyata milik pacarnya.

    Nggak apaapa, Ris. Karina seneng, kok Karina merasakan suaranya tercekat di tenggorokan.

    Sore itu Karina lalui dengan sangat menyenangkan. Ngobrol berdua, bercanda, tertawa, nonton film, main game PS hingga makan malam. Karina baru tahu bahwa ternyata Muhris bisa memasak. Pintar malah. Kelezatan rasanya melebihi masakan yang pernah ia buat.

    Dengan malu ia mengakui itu di hadapan kekasihnya, yang membalasnya dengan ciuman pipi kanan yang lembut.

    Aku tetep cinta kamu, kok Perlu diketahui bahwa Karina saat itu berusia 16 tahun dan memiliki tubuh yang mulai matang sebagai seorang gadis. Posturnya juga tinggi dengan wajah manis yang terkesan keibuan.

    Tapi percayalah bahwa ia sangat polos, lebih polos dari gadis SD di kota besar yang telah mahir urusan peluk dan cium. Desa tempat ia tinggal sangat jauh dari arus informasi dan pengaruh buruk ibukota. Maka ia tak menaruh prasangka apapun saat Muhris mengajaknya menginap di rumahnya malam itu.

    Memang ini urusan yang tabu di desanya, tapi kepolosan Karina membuatnya yakin bahwa Muhris tak akan melakukan hal buruk terhadapnya. Sehingga, pilihan berbohong ia lakukan agar bisa berduaan terus dengan kekasihnya. Ia telah bilang pada orang rumah bahwa ia akan menginap di rumah Ririn. Ia tahu orang tuanya tak akan curiga, karena hal itu biasa ia lakukan di waktuwaktu ujian sekolah. Apalagi menjelang Ujian Akhir seperti sekarang.

    Suasana malam sangat sunyi dan suara jengkerik telah berganti dengan burung malam. Tak berapa lama rintik hujan mulai turun, dan Karina tak menyadarinya sampai hujan itu berubah jadi deras. Sangat deras, karena di musim penghujan seperti ini hal seperti itu selalu saja terjadi. Kalau tidak karena suasana cinta yang tengah meliputinya, Karina tak akan betah di rumah orang dalam situasi seperti itu.


    O, iya Sebetulnya Karina dan Muhris tidak benarbenar berdua di rumah, karena ada Hana, adik perempuan Muhris yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP. Makanya Karina tidak terlalu merasa sungkan, karena ia bisa bermain dengan Hana juga di sepanjang sore dan malam itu. Muhrislah yang agak kerepotan karena harus meminta Hana agar berjanji tidak memberitahukan keberadaan Karina kepada orang tua mereka. Hana sebetulnya tidak susah dibujuk. Hanya saja keberadaannya menyulitkan karena ciumanciuman harus dilakukan secara hatihati. Peluk dan cium beberapa waktu yang lalu memang mendapatkan perlawanan (meski setengah hati) dari Karina. Tapi hal itu tak berlaku malam ini, karena kini Karina merasa lebih santai dan bebas.

    Di satu kesempatan Muhris memeluknya sembari mencium bibirnya sekilas. Di kesempatan lain ia dipeluk dari belakang, tepatnya saat ia mencuci piring bekas makan malam dan pria itu mengendapendap dari belakang dan begitu saja melingkarkan tangan di pinggangnya. Karina sempat menjerit pelan dan berusaha meronta, tapi tangannya yang memegang piring dipenuhi busa sabun hingga susah untuk bergerak. Ia hanya menggelinjang pelan dan merengek lemah, saat pelukan itu makin erat dan ciuman di pipinya membuatnya terbius.

    Hampir saja Hana melihat perbuatan mereka, kalau Muhris tidak buruburu melepaskan pelukan di pinggang yang ramping itu. Setelah mandi malam yang menyenangkan, di dalam bathtub air hangat yang penuh busa dan peralatan mandi yang lengkap milik Umi Muhris, Karina bergabung dengan kakak beradik di ruang TV. Ia mengenakan busana malam yang lebih santai (setidaknya untuk ukuran gadis berjilbab); kemeja kaus lengan panjang putih bermotif garis warna biru dengan bawahan rok katun berwarna biru lembut, dipadukan jilbab simpel berwarna biru senada. Parfum aroma bunga khas remaja ia seprotkan di tempattempat yang tepat untuk menyegarkan dirinya.

    Lalu ia duduk di samping Hana yang sedang tertawa menyaksikan film kartun di televisi. Mata Karina saat itu tertuju penuh ke televisi, namun pikirannya terbang ke alam tertinggi yang penuh imajinasi. Pelukan dan ciuman hangat dari Muhris mau tak mau membangkitkan gairah terpendam yang selama ini tersembuyi jauh di dasar jiwanya. Ia mengalami semacam sensasi aneh yang baru dikenalnya, yang sangat memabukkan dan membuatnya lupa diri. Jam baru pukul delapan malam namun kegelisahannya telah memuncak. Karina tak tahuatau mungkin tak berani mengakuibahwa dirinya telah dipenuhi sensasi seks yang menyenangkan. Terlebih ini adalah masamasa suburnya.

    Letupanletupan kecil yang dipicu oleh Muhris membuatnya perlahanlahan tebawa ke arus deras, hingga sulit terbendung oleh keremajaannya yang sedang membara. Penghalang dirinya untuk melakukan halhal yang lebih seronok adalah rasa malu, takut serta ketidaktahuan yang besar tentang kondisikondisi semacam ini. Tapi pancinganpancingan yang dilakukan oleh Muhris dengan lihai membawanya pada pengalamanpengalaman terlarang yang sangat menggairahkan. Semuanya akibat kepolosan sang gadis remaja. Jam delapan lewat dua puluh menit Muhris bangkit dari duduknya dan menarik tangan Karina agar mengikutinya. Hana tak sadar karena ia terfokus pada acara televisi. Karina menurut dan dadanya berdebar kencang saat Muhris menariknya ke lantai dua.


    Kalau Karina sedikit lebih gaul, ia akan tahu Muhris bermaksud melakukan sesuatu, tapi Karina jauh lebih polos dari yang orang kira, hingga ia justru merasa senang saat Muhris mengajaknya untuk melihatlihat kamarnya. Ia senang bisa tahu isi dalam kamar kekasih yang ia cintai. Karina kagum pada suasana kamar Muhris yang menyenangkan. Ia juga terkejut saat menemukan foto dirinya dalam pose separuh badan terpampang di dinding kamar. Foto itu ditutupi Muhris oleh poster pemain bola, hingga tidak ada yang tahu bila setiap malam ia menarik poster itu dan memandangi foto gadis yang tersenyum manis di sana. Karina setengah lupa tentang kapan ia membuat foto itu. Ia merasa foto itu lebih cantik dari aslinya.

    Tapi Muhris menjelaskan bahwa program komputer photoshop dapat melakukan banyak hal, seperti membuat gadis secantik dirinya terlihat lebih segar dan mempesona. Karina tersipu malu. Tapi itu belum seberapa, karena tibatiba Muhris menarik dirinya agar berhadapan, lalu mengeluarkan sepasang anting mutiara dari kotak beludru di saku celananya. Karina terperanjat.

    Muhris berbisik mesra,

    Ini pasangan kalung yang pernah kuberikan. Aku mau kamu mengenakannya Mata Karina berkacakaca.

    Kalau saja ia berani, ia sudah memeluk pria di hadapannya dan menciumnya bertubitubi. Tapi ia terlalu malu untuk melakukan hal semacam itu. Ia hanya salah tingkah, saat Muhris meletakkan antinganting itu di telapak tangannya dan berkata lagi,

    Aku pasangkan sekarang, ya
    Tapi Suara Karina serak dan lirih.
    Tapi kenapa?
    Karina malu
    Kok malu? Bukankah kita saling mencintai?! Masihkah kita saling tertutup? Karina bingung untuk menjawab, karena ini adalah momen pertama dalam hidupnya ketika ia harus membuka jilbabnya di hadapan seorang lakilaki.

    Wanitawanita yang biasa berbikini di kolam renang atau berpakaian seksi di Mallmall tentu tak akan paham kenyataan ini. Tapi Karina adalah perempuan yang sejak belasan tahun lalu selalu menutup seluruh bagian tubuhnya dan tak memamerkannya pada siapapun kecuali keluarganya. Melepas jilbab baginya sama seperti melepas rok di depan kamera bagi gadis keumuman. Aneh? Memang! Tapi itulah kenyataannya.

    Ia setengah menangis saat tak kuasa menolak permintaan Muhris yang menyudutkan itu. Ia memang diam. Tapi dadanya bergemuruh hebat saat jemari Muhris melepasi jarum dan peniti yang menyemati jilbabnya. Ia tertunduk dalam dan menahan nafas saat tangan kekasihnya menarik lepas jilbabnya.

    Tangannya yang gemetar meremasremas ujung kaus, dan tanpa sadar ia menggigit bibirnya sendiri saat Muhris menarik dagunya agar mereka bisa saling bertatapan serta membelai rambutnya dengan mesra; rambut yang hitam lurus sepanjang bahunya.

    Kamu cantik sekali, Karina Suara itu terdengar lirih, dan Karina hanya terpejam menahan semua perasaannya.

    Itu adalah ekspresi terbodoh yang pernah ia lakukan, atau justru yang terbaik, karena semuanya mendorong Muhris untuk mengecup bibirnya dengan lembut.

    Ciuman hangat dan penuh cinta, membawa Karina terbang tinggi dan melupakan dunia ini.

    Mmmh Karina hanya terpejam pasrah. Tubuhnya gemetar hebat.

    Tapi mulutnya terbuka lebar saat lidah Muhris mulai menjulur dan menggelitiki rongga mulutnya. Lidahnya ikut bergerak meski masih sangat kaku, saling menggelitiki untuk mendapatkan sensasi aneh yang sempurna. Tangannya begitu saja memeluk lengan Muhris yang kokoh, yang saat itu tengah melingkarkannya di pinggangnya sendiri. Waktu seakan berhenti. Dan keduanya terpaku seperti sepasang patung sihir. Hanya helaan nafas yang terdengar di selasela ciuman membara dan dipenuhi gelora cinta. Kedua tubuh itu merapat dan saling bergesekan, seakan tak dapat terpisahkan. Saling memberikan rasa hangat yang aneh dan membangkitkan seluruh saraf yang tertidur.

    Keduanya baru berhenti ketika nafas mulai habis dan terengahengah kelelahan. Karina kaget dan merasa malu sekali.
    Mulutnya basah akibat ciuman panas itu. Tapi ia tak dapat berbuat apaapa selain menanti yang terjadi selanjutnya. Ia membiarkan Muhris memasang antinganting di kedua telinganya.

    Ia menahan rasa geli saat jari jemari Muhris seakan menggelitik kedua telinganya, dan menurut saja ketika pria itu menuntunya ke hadapan cermin besar.

    Lihat Kamu cantik sekali.. Karina melihat sekilas ke cermin, menyaksikan dirinya sendiri tanpa jilbab, dengan dihiasi antinganting dan kalung mutiara dari kekasihnya.

    Ia merengek manja dan menutup muka dengan telapak tangannya.

    Aah Muhris jahat Karina malu
    Malu sama siapa? Mereka bercanda dengan mesra dan lebih hangat.

    Ciuman tadi telah menyingkapkan tabir kekakuan yang telah terbentuk selama ini. Mereka kini lebih mirip sepasang kekasih, dengan pelukan dan ciuman hangat yang sarat nuansa cinta. Pagi itu adalah pagi terindah bagi Karina. Menghidangkan sarapan di meja makan untuk Muhris membuatnya merasa seperti seorang istri yang melayani suaminya. Muhris dan adiknya sangat puas dengan masakannya. Canda tawa menghiasi makan pagi mereka yang berlangsung dengan santai. Seusai makan Hana langsung berangkat sekolah, meninggalkan sepasang sejoli yang dimabuk asmara itu tanpa kecurigaan apapun. Membiarkan keduanya menikmati hari dalam kemesraannya.

    Tapi, kalau kamu berpikir malam itu keduanya melakukan hubunganhubungan khusus suami istri, percayalah bahwa kamu salah besar. Mereka masih terlalu penakut untuk melakukan hubungan yang lebih jauh. Meskipun ciuman mereka semakin panas, aktivitas lain masih terhitung sopan karena tangan Muhris tak pernah bergerilya seperti tangan para professional. Masih tetap pelukan sopan yang tak melibatkan rabaan ataupun sentuhan lain. Keduanya tidur terpisah dan tak ada aktivitas nakal di malam hari. Karina pulang dari rumah Muhris sekitar pukul sepuluh pagi, setelah banyak ciuman tambahan sehabis sarapan dan mandi pagi.

    Kepada orang rumah ia bilang sekolah pulang cepat. Seharian ia lebih banyak mengunci diri dalam kamarnya, menikmati sensasi imajinasi yang semakin liar dibanding waktu sebelumnya. Pertemuan selanjutnya ternyata lebih lama dari yang diduga. Keduanya benarbenar tersibukkan oleh tugastugas sekolah, hingga baru bertemu lagi (untuk berduaan tentunya) dua minggu setelahnya. Keluarga Muhris berlibur ke rumah nenek di luar kota. Alasan ujian membuat Muhris bisa menghindar dari paksaan orang tuanya, sehingga rumahnya bebas selama satu minggu penuh. Itulah saat yang tepat untuk bermesraan dengan Karina, dan ia telah menyiapkan banyak hal untuk pekan yang istimewa itu.

    Karina datang pagi hari itu dengan mengenakan seragam sekolahnya. Perpisahan yang cukup lama ternyata membuat gadis itu lebih agresif, sehingga, meskipun tetap Muhris yang harus memulainya, Karina memberikan balasan yang sedikit liar dan nakal. Muhris sampai megapmegap kewalahan. Sesudahnya mereka tertawatawa sambil berpelukan di atas sofa, sembari mata mereka menatap layar TV tanpa bermaksud menontonnya. Sekitar menjelang siang Karina dibonceng Muhris untuk main ke Mall M. Setelah itu dilanjutkan ke taman L dan bermain sepeda air di sana. Mereka juga melakukan banyak hal yang menyenangkan, yang membuat mereka lupa waktu.


    Hari telah senja ketika keduanya memutuskan untuk pulang, saat langit berubah gelap dan tibatiba saja menjadi hujan yang sangat deras sebelum keduanya tiba di rumah. Tak sampai lima menit ketika keduanya berubah basah kuyup, dan Karina telah menggigil kedinginan saat perjalanan belum mencapai setengahnya. Keduanya tiba di rumah saat menjelang makan malam. Oleholeh yang mereka beli di jalan telah basah kuyup dan tak ada satu bagianpun yang kering dari diri mereka. Tubuh Karina menggigil hebat dan wajahnya pusat pasi. Bibirnya agak membiru. Muhris bergegas membawa gadis itu ke dalam rumah dan menyiapkan air panas di bathtub kamar atas.

    Sementara menunggu gadis itu mandi, ia menyiapkan dua gelas susu coklat panas dan sekaleng biskuit kacang. Ia sendiri langsung mandi setelah itu, dan keduanya selesai setengah jam kemudian. Karina baru sadar bahwa ia tidak memiliki pakaian ganti, dan kebingungan sampai mengurung diri di kamar mandi. Muhris berusaha meminjamkan pakaian ibunya, tapi pakaian bersih ibunya terkunci dalam lemari. Sementara itu pakaian Hana juga tak muat dan terlalu kecil.

    Untunglah Muhris ingat bahwa di kamar tamu ada pakaianpakaian saudara sepupunya, yang biasa disimpan di sana untuk dipakai jika menginap di rumah Muhris.

    Tapi Sepupuku tidak berjilbab. Jadi pakaiannya agak Kamu coba aja deh cari yang pas. Aku tunggu di ruang TV Karina kebingungan sendiri di kamar tamu itu.

    Ia agak risih karena semua pakaian di dalam lemari itu adalah pakaianpakaian yang gaul, serba ketat dan serba minim. Cukup lama ia memilih dan tidak menemukan juga pakaian yang cocok untuk dirinya, sehingga ia memilih pakaian yang menurutnya agak paling sopan. Tapi tetap saja serba minim. Dengan malu ia mengenakan pakaian pilihannya dan menghampiri kekasihnya di ruang TV. Wajah Muhris berubah kaget dan matanya bergerak kesanakemari; mata yang biasa Karina temukan pada priapria nakal di pinggir jalan.

    Tapi Karina tahu semua ini karena dirinya, dan setengah menangis ia berusaha menutupi keterbukaan dirinya dengan kedua tangan. Bagaimana tidak?! Inilah pertama kalinya seumur hidup ia mengenakan pakaian minim di hadapan seorang pria, meskipun itu adalah kekasihnya juga. Sepupu Muhris bertubuh lebih pendek dan kecil dari dirinya, sehingga kaus pink tipis bergambar Barbie yang ia kenakan benarbenar melekat ketat di tubuhnya, menampakkan lekuklekuk yang nyata dan mempesona. Bahkan bagian pusarnya tidak betulbetul tertutupi, meskipun berkalikali ia berusaha menarik kaus itu ke bawah.

    Sementara itu, celana hijau lumut selututnya juga sama ketatnya, dan tidak benarbenar selutut, karena tubuh Karina yang tinggi. Karina sebetulnya memiliki kulit yang putih bersih dan lekuk yang indah, sehingga ia nampak cantik menawan dengan pakaian seksi itu. Terlebih rambut panjangnya masih setengah basah, menciptakan sedikit gelombang yang menambah aura kecantikannya. Tapi Karina tak terbiasa dengan halhal seperti itu, hingga ia merasa dirinya buruk dan norak.

    Ia takut Muhris meledeknya, serta jengah dengan keterbukaannya sendiri.

    Kamu cantik sekali, Karina Suara Muhris terdengar bergetar, dan Karina merinding ketika pria itu malah mendekatinya dan berusaha memeluknya.

    Ia berusaha menghindar dan tangannya menolak pelukan Muhris.

    Karina malu Jangan, Muhris Jangan
    Lho Kenapa? Karina hanya menggeleng dan Muhris berusaha menghormatinya.

    Mereka menghabiskan malam dengan menonton TV dan menghabiskan susu hangat di meja. Namun Karina agak lebih pendiam dan gelisah. Tangannya terusterusan memeluk bantal besar, berusaha menutupi apa yang ada di baliknya. Ia tak tahu bahwa pria di sebelahnya lebih gelisah lagi, meski alasannya sedikit berbeda. Ia terlalu sibuk oleh pikirannya sendiri hingga tak sadar bahwa mata Muhris terus menelusuri dirinya, seolah berusaha menelanjangi. Awalnya Karina tak sadar pada sentuhan itu. Berkalikali Muhris mencium pipinya, tapi ia menganggap wajar hal tersebut. Itu hal yang biasa mereka lakukan, dan Karina menganggapnya sebagai sun sayang yang biasa ia dapatkan.


    Tapi Muhris kini telah melingkarkan tangan kiri melalui sandaran sofa dan mendarat di bahunya. Sedang tangan kanan diletakkan di atas lutut Karina yang terbuka. Cuaca memang sangat dingin akibat hujan yang tidak juga berhenti, hingga elusan di lututnya terasa nyaman dan menghangatkan, membuat Karina setengah tak sadar ketika elusan itu makin merambat ke atas pahanya yang sedikit tersingkap.

    Karina sangat suka nonton sinetron dan tayangan di TV adalah sinetron favoritnya. Adegan dan katakata romantis di layar kaca seperti memberi hipnotis tersendiri. Adegan ciuman memang disensor, tapi hal itu justru membuatnya tak kuasa menolak saat ciuman Muhris beralih ke bibir basahnya. Untunglah saat itu sedang iklan, hingga ciuman dari Muhris dapat diterima oleh Karina sepenuhnya, yang baru sadar bahwa posisi duduk kekasihnya sangat mengintimidasi dirinya.

    Cerita Mesum Romantis

    Tapi ciuman itu begitu manis dan menyenangkan, memunculkan rasa hangat yang menggelora yang sangat ia rindukan. Tak perlu menunggu lama untuk membangitkan hasrat gadis itu. Pengalaman telah mengajarkan banyak hal kepadanya, sehingga lidahnya langsung menyambut saat Muhris mulai mengajaknya bermainmain. Bibir Karina termasuk agak tipis, merah dan masih alami. Namun lidahnya lincah dan pandai bergerak.

    Dengan daya dukung kecerdasan di atas ratarata, ia menjadi gadis yang cepat belajar dan tahu bagaimana cara memuaskan lawan mainnya. Muhris sendiri sangat kaget dengan kecepatan Karina dalam mempelajari tekniktekik baru, hingga di akhir pertandingan lidah mereka, ia membiarkan sang gadis mengalahkannya hingga pipi gadis itu merona akibat agresivitasnya sendiri.

    Ketika berciuman Karina lupa pada apapun. Tapi setelah selesai ia baru sadar bahwa sejak tadi tangan kanan Muhris terusterusan membelaibelai pahanya, bergantian antara kanan dan kiri. Kini ia benarbenar merasakan rangsangan itu, rangsangan yang lebih terkesan dewasa dibanding sekedar ciuman bibir. Tangannya bertindak cepat, mencegah Muhris sesaat sebelum tangan kekasihnya itu menyentuh bagian pangkal pahanya. Mulut mereka terdiam dan hanya mata yang berbicara. Muhris meminta, Karina menolak halus. Tangan Muhris bergerak lagi, tapi Karina mencegah lagi.

    Muhris tersenyum manis.

    Maaf, ya Aku kelewatan Karina ikut tersenyum.
    Lebih baik kita dengar musik aja, ya! Kita berdansa. Seperti di film. Karina diam menunggu dan manut saja pada apa yang diinginkan kekasihnya.

    Suara lembut mengalun dari player, dan tangan Muhris menjulur padanya. Karina grogi karena ia belum pernah berdansa sebelumnya. Muhris meyakinkan bahwa ia sama tidak tahunya seperti Karina. Jadi tak usah malu karena mereka hanya berdua di sini. Dengan langkahlangkah kaku tubuh mereka bergerak pelan, saling berpelukan. Keduanya tertawa pada gerakan masingmasing, tapi tetap merasa senang karena ciuman dimulai lagi beberapa saat sesudahnya. Tubuh Karina hampir sama tingginya dengan Muhris, hingga ia tak perlu berjinjit untuk menyambut pagutan pria itu.

    Ia tak tahu bahwa kecantikannya makin memesona diri Muhris dan keremajaannya terus memancingmancing gairah. Belum lagi aroma parfum menebar dari seluruh tubuhnya. Tangan Muhris tak tahan untuk tidak mengeluselus tubuh bagusnya, bergerak dari pinggang ke arah atas. Karina masih setengah menganggap elusan itu adalah bagian dari gerakan berdansa. Ciuman bibir Muhris membuat tubuhnya lemas, hingga elusan itu ia nikmati saja seperti halnya ciuman di bibirnya.

    Terasa geli saat menyentuh bagian samping dadanya.

    Mmmh Mmhhh Elusan tangan Muhris makin mengarah ke dada Karina, membelai-belai benda yang lunak dan empuk itu.


    Gadis itu mengejang karena rasa aneh yang melandanya. Itu adalah sentuhan pertamanya, dan ia masih sangat sensitif. Tangannya secara refleks berusaha mencegah, tapi Muhris yang tak mau gagal lagi berusaha menahan Karina agar tetap diam. Ciumannya makin liar hingga Karina tak bisa mengelak. Remasan di dadanya terasa makin nyata, membuat Karina terengahengah akibat rangsangan hebat di tubuhnya. Ia tak kuasa mencegah remasan itu, karena bagaimanapun dirinya ternyata menikmatinya. Keduanya terengahengah akibat ciuman yang panjang itu. Sedang muka Karina makin memerah, karena ia benarbenar terangsang oleh remasan tangan Muhris di dadanya. Payudaranya yang berisi membuat genggaman Muhris terasa penuh.

    Ia membiarkan dirinya terdesak ke dinding, hingga ia tidak sampai merosot jatuh saat remasan tangan Muhris makin lincah dan mempermainkan puncaknya yang masih tertutup kaus. Ia hanya mendongak setengah terpejam dan tangannya yang bingung merapat ketat di tembok. Ia makin belingsatan karena di saat yang bersamaan ciuman Muhris mendarat di dagu dan lehernya bertubitubi. Lehernya cukup panjang dan jenjang, hingga kepala Muhris dapat terbenam di sana dan memagutmagutnya seperti ular. Karina merasakan air mata mengalir lewat sudut matanya. Ia sangat kebingungan mengenali perasaannya saat ini. Remasan tangan kanan Muhris berganti menjadi ciuman bibir. Ia sempat menunduk dan hanya melihat rambut kekasihnya.

    Kepala Muhris terbenam di buah dadanya yang telah mengeras kencang, dan Karina dapat mendengar kecipakkecipuk saat Muhris melahap dadanya itu dengan sedikit buas.

    Muhris Muhris Ohhh. Apa yang kamu lakukan sama Karinaaa Mmhhh Jangan, Ris Aahh Muhris telah menggulung kaus ketatnya ke arah atas, berusaha menyingkapkannya agar buah dada itu lebih leluasa dinikmati.

    Lelaki itu terus meremasremas dengan lembut dan penuh perasaan. Menjepit dan mempermainkan putting susunya yang masih tertutup BH tipis berwarna krem. Mungkin Muhris merasa gemas mendapati payudara yang demikian empuk dan kenyal itu, payudara perawan yang masih sangat sensitif dari sentuhan. Keadaan Karina kini sungguh mengenaskan. Kekasihnya menyerangnya di berbagai tempat, mempermainkan dirinya seperti sebuah boneka. Bibir dan tangan kiri di payudaranya, tangan kanan di selasela pahanya.

    Semuanya adalah sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Dulu ketika ia belum pernah mengalaminya, ia selalu berjanji bahwa ia hanya akan melakukan ini dengan suaminya di atas ranjang pernikahan. Dulu ketika hal ini tak pernah terbersit dalam benaknya, ia sangat yakin mampu menjaga kehormatannya. Tapi kini ketika benarbenar mengalaminya, ia tak tahu apakah ia akan tetap sekuat itu. Sentuhansentuhan ini terlalu melenakan dirinya, dan membangunkan perasaan rindunya yang telah lama terpendam.

    Ia sangat bingung hingga hanya mampu meneteskan air mata dan meremas remas rambut Muhris.

    Aku sayang kamu, Karina Mmmh Aku sayang kamu Terdengar rayuan Muhris di selasela kesibukannya.


    Karina hanya mampu menjawabnya dengan eranganerangan aneh, karena saat itu tangan kanan Muhris telah menembus langsung ke pangkal pahanya. Jari jemari pria itu menggosokgosok dan mempermainkan di tempat yang paling sensitif, hingga Karina merasakan celananya basah oleh cairan yang tak ia kenal sebelumnya. Memang sentuhan tersebut bukanlah sentuhan langsung karena tubuh Karina masih tertutup CD tipis dan celana ketatnya. Tapi ini adalah sentuhan pertamanya, dan semuanya sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan rangsangan dahsyat itu.

    Apalagi setelah beberapa lama Muhris tidak juga menghentikan aktivitasnya, melainkan menggesekgesek dengan lebih liar. Kemaluannya terasa seperti diadukaduk, hingga makin lama ia makin merasakan desakan yang aneh sangat sulit ia pahami.

    Ia tak dapat menahan perasaannya. Ia terus mengerang mengerang hingga desakan itu makin menuju ke arah puncak Ia tak sanggup bertahan lagi

    Aaahh Aaahh Akhhhhh. Karina menjerit panjang saat orgasme melanda tubuhnya untuk pertama kalinya. Tubuhnya mengejang kuat, melengkung seperti busur. Kakinya merapat menjepit tangan Muhris yang tak juga berhenti bergerak. Ia merasakan letupanletupan dahsyat seperti sebuah terpaan badai. Dunia dipenuhi warna yang berpadu dengan indahnya.

  • Kisah Memek Penjual nasi yang bertubuh bak Gitar

    Kisah Memek Penjual nasi yang bertubuh bak Gitar


    2465 views

    Duniabola99.com – Sebelumnya aku perkenalkan diri, namaku Asep (samaran), 21 tahun, tinggi 171 cm, berat yang ideal. Aku tergolong cowok yang cakep dan banyak sekali yang naksir aku, tapi yah.. gimana ya! aku punya penis yang cukup besar untuk bisa bikin cewek klepek-klepek dan tidak tahan untuk beberapa kali orgasme.


    Kepala batang kemaluan yang besar dan ditumbuhi rambut yang cukup rapi, rata dan tidak gondrong karena nanti bisa mengganggu cewek untuk “karaoke”. Aku mempunyai daya sex yang tinggi sekali. Aku bisa melakukan onani sampai 3 – 4 kali. Hobiku nonton bokep, sehingga aku cukup mahir dalam gaya-gaya yang bisa buat cewek kelaparan sex. Setelah nonton film bokep aku tidak lupa untuk onani.

    Kisah ini berawal dari membeli nasi kuning di pagi hari. Seperti biasa tiap pagi perutku tidak bisa diajak kompromi untuk berunding tentang masalah makan, langsung saja setelah merapikan diri (belum mandi nih) langsung mencari makanan untuk mengganjal perut yang “ngomel” ini. Setelah beberapa lama putar-putar dengan motor, aku ketemu dengan seorang cewek yang menjual nasi kuning yang laris sekali. Setelah kuparkir di samping tempat jualannya itu, lalu aku ngantri untuk mendapat giliran nasi kuning. Aku kagum sekali dengan penjual nasi kuning ini.

    Kuketahui namanya Naning, umurnya kira-kira 25 tahun dan dia memiliki wajah yang natural sekali dan cantik, apalagi dia kelihatan baru mandi kelihatan dari rambut yang belum kering penuh. Dia tingginya 165 cm dan berat yang ideal (langsing dan seksi) dengan rambut yang pendek sebahu. Dia memiliki susu yang cukupan (34), cukup bisa untuk dikulum dan dijilat kok!

    Waktu itu Naning memakai kaos oblong yang agak longgar dan celana batik komprang. Aku mengambil posisi di sampingnya, tepatnya di tempat pengambilan bungkus nasi kuning yang letaknya agak ke bawah. Dari posisi itu aku dengan leluasa melihat bentuk susu Naning yang dibungkus kaos dan BH, walaupun tidak begitu besar aku suka sekali dengan susunya yang masih tegak dan padat berisi.

    Sesekali aku membayangkan kalau memegang susu Naning dari belakang dan meremas-remas serta sesekali memelintir-lintir puting susunya dengan erangan nafsu yang binal, wouw, asik tenan dan ee.. penisku kok jadi tegang! Saat Naning mengambil bungkusan nasi kuning di depanku, aku bisa melihat dengan jelas susu Naning yang terbungkus BH, putih, mulus dan tegak, nek! Aku semakin menegakkan posisi berdiriku untuk lebih bisa leluasa melihat susu Naning yang mulus itu. Weoe.. ini baru susu perawan yang kucari, padet dan putih serta masih tegak lagi..

    Ya.. andaikan..! kata hati berharap besar untuk mencoba vagina dan susu untuk dijilati, pasti dia suka dan menggeliat deh.Setelah beberapa menit kemudian, pembeli sudah tidak ada lagi tinggal aku sebagai pembeli yang terakhir. “Mau beli nasi kuning, Mas?” sapanya mengambil bungkus nasi di depanku, aku tidak langsung jawab karena asik sekali melihat susu Naning menggelantung itu.


    “E.. Mas jadi beli nggak sih..” Sapa Naning agak ketus. “Oh.. ya Mbak, 1 saja ya.. sambel tambah deh..” sambil gelagapan kubalas sapaan Naning. Aku yakin tadi si Naning mengetahui tingkah lakuku yang memandangi terus dadanya yang aduhai itu, oleh karena itu aku sengaja tanya-tanya apa saja yang bisa buat dia lupa dengan kejadian yang tadi.

    Dari hasil pembicaraan itu kami saling mengenal satu sama yang lain walaupun sebatas nama dan sekitarnya. Naning ini anak kedua dari tiga bersaudara, dia tidak kuliah lagi karena tuntutan orangtuanya untuk membantu berjualan nasi kuning saja. Aku berniat untuk membantu Naning untuk beres-beres dagangannya, karena aku tahu bahwa aku adalah pembeli terakhir dan nasi kuning sudah habis terjual.“E.. boleh nggak kalau Asep bantuin beres-beres barangnya?” rayuku. “Jangan! ngerepotin saja,” sambil malu-malu Naning berkata. “Nggak kok, boleh ya..” rayuku.

    Sampai beberapa menit aku merayu agar bisa membantu Naning untuk beres-beres dagangannya, akhirnya aku bisa juga. Memang sih, barang-barang untuk jualan nasi kuning tidak begitu banyak, jadi hanya perlu satu kali jalan saja. Aku membawa barang yang berat dan Naning yang ringan. Setelah sesampai di rumahnya, “Mas, diletakkan di atas meja saja, sebentar ya.. aku ke kamar mandi sebentar, kalau mau makan nasi kuningnya ambil sendok di dapur sendiri ya..” kata Naning dengan melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.

    Setelah beberapa menit aku duduk-duduk dan mengamati rumahnya, aku terasa lapar sekali dan berniat untuk mengambil sendok di dapur yang letaknya tidak begitu jauh dari kamar mandi Naning. Sesampainya di dapur, terdengar Naning suara pintu dari kamar mandi, eh ternyata Naning barusan saja masuk ke kamar mandi dan kesempatan ini aku tidak sia-siakan saja. Aku berjalan pelan-pelan ke depan pintu kamar mandi itu dan jongkok di depan lubang pintu kamar mandi sehingga bisa melihat apa yang ada di dalam sana walaupun memang agak sempit sih. Solaire99

    Wow.. wow.. aku melihat Naning yang masih berpakaian lengkap dan mulai dia meletakkan handuknya di tempat samping pintu kamar mandi, lalu pelan-pelan dia melepas kaos longgarnya dan terlihatlah susunya yang putih bersih tanpa cacat yang masih terbungkus dengan BH. Dan perlahan-lahan dia melepaskan tali pengikat celana batik yang dipakainya dan menurunkan pelan-pelan dan ah.. terlihat pinggul yang oke sekali putih, dan paha dan betis yang ideal tenan dengan memakai CD yang tengah bawahnya menggelembung seperti bakpaw. Itu pasti vaginanya. Ah.. ayo cepetan buka dong, hati yang tidak sabaran ingin tau sekali isi CD itu. Dan akhirnya dia melepaskan ikatan BH dan.. berbandullah susu Naning yang merangsang batang kemaluanku untuk tegang (puting yang coklat kemerahan yang cukup besar untuk dipelintir deh.. ah) dan sialnya, Naning meletakkan BH-nya pas di lubang pintu sehingga pandanganku terhalang dengan BH Naning.

    Ya.. asem tenan, masak susunya udah ditutup, aku kecewa sekali dan aku kembali duduk di teras sambil makan nasi kuning sambil menutup pintu depan rumah Naning.Dan beberapa menit kemudian, Naning keluar dari kamar mandi, Ee.. dia pakai handuk yang dililitkan ke badannya. Handuk yang amat-amat mini sekali deh, panjangnya di dekat pangkal paha, oh.. indah sekali. Dia hanya pakai BH dan CD di dalam handuk, karena terlihat di pantatnya yang padat itu terawah CD-nya dan tali BH yang ada di bahunya.


    “Ee.. Mas Asep kenapa kok bengong?” “Oo.. e.. o.. tidak.. kok ini pedas,” sambil melanjutkan makannya. “Ya.. ambil saja minum di belakang, aku mau ganti dulu,” saut Naning sambil melangkah ke kamarnya yang letaknya di sampingku dan dia menutupnya tidak penuh. 2 menit kemudian, “Mas Asep bisa bantuin Naning ambilin bedak di kamar mandi, nggak?” “Ya.. sebentar!” aku langsung menuju ke kamar mandi dan mengambil bedak yang dia maksudkan. “Ini bedaknya,” aku masih di luar pintu kamar Naning.

    “Masuk saja Mas tidak dikunci kok,” saut Naning. Setelah aku membuka pintu dan masuk ke kamar Naning, terlihat Naning sedang di depan seperti sambil duduk dan dia tetap pakai handuk yang dia pakai tadi sambil menyisir rambut basahnya itu, sambil mendekat. “Ini Mbak bedaknya,” sambil menyodorkan bedak ke arah Naning. “E.. bisa minta bantuan nggak!” sambil membalikkan muka ke arahku. “Apa tuh..” “Bantuin aku untuk meratakan bedak di punggungku dong, aku kan tidak bisa meratakan sendiri,” kata Naning menerangkan permintaannya. “Apa? meratakan ke tubuh Mbak, apa tidak..” basa basiku.
    Sebelum kata itu berakhir, “Takut ketahuan ortuku ya.. atau orang lain, ortu lagi pergi dan kalau malu ya tutup saja pintu itu,” kata Naning. Aku melangkah ke arah pintu kamar Naning dan menutup pintu itu dan tidak lupa aku menguncinya, setelah itu aku balik ke arah Mbak Naning dan woow.. wowo.. wow.. woow.. dia sudah terkurap di atas ranjang dengan handuk yang tidak dililitkan lagi, hanya sebagai penutup bagian tubuh belakang saja.

    Dan aku menuju pinggir ranjang di samping Naning. “Udah, mulai meratakan saja, e.. yang rata lho..!” sambil menoleh ke belakang dan mengangkat kepalanya ke atas bantal. Aku mulai dari punggung atas mulus Naning, aku taburkan dulu bedak di sekeliling punggung atas Naning dan meratakan dengan tanganku. Ayy.. mulus sekali ini punggung, batang kemaluanku mulai tegang tapi aku tahan jangan sampai ketahuan deh. Meratakan dari atas punggung, ke samping kiri dan kanan, aku sengaja sambil mengelus-elus lembut, punggung Naning dan terdengar sayup-sayup nafas Naning yang panjang.

    Aku mulai menurunkan tanganku untuk meratakan ke bagian punggung bagian tengah yang masih tertutup oleh handuk. “Mas Asep, kalau handuknya menghalangi ya.. di lepas saja,” kata Naning sambil metutup matanya. “Ya.. boleh,” hati berdebar ingin tahu apa yang ada di dalam sana. Aku mulai menyingkap handuk dan ah.. wowowo terlihatlah punggung Naning dan pantat yang tegak putih terlihat bebas, batang kemaluanku tambah tegang saja melihat pemandangan yang begitu indahnya, kulit Naning memang sangat mulus tanpa cacat sama sekali. Aku mulai menaburkan bedak di atas punggung Naning sampai di atas pantat Naning yang masih tertutup oleh CD, setelah menaburkan bedak aku mulai meratakan dengan kedua tanganku ini. Ah.. aku juga bisa menikmati tubuh Naning yang belakang dengan meraba-raba dan mengelus-elus dengan lembut, aku sengaja tidak membuka kaitan BH-nya ya.. biar dia yang minta saja dibukakan.

    Sambil menyenggol-nyenggol kaitan BH Naning agar Naning merasa aku kehalangan dengan kaitan BH-nya itu dan.. “Mas, kaitan BH-nya dicopot saja biar bisa meratakan bedak dengan leluasa,” kata Naning yang masih menutupkan matanya, mungkin agar bisa menikmati rabaan dan elusan tanganku ini. Setelah kaitan BH aku buka dan BHnya masih tidak terlepas dari kedua tangan Naning (hanya kaitan BH yang lepas) terlihat olehku tonjolan susu Naning dari pinggir badannya yang mulus itu.


    Aku pelan-pelan melanjutkan meratan bedak lagi dan sedikit-sedikit turun ke samping badan Naning yang dekat dengan tonjolan susu Naning itu, dengan pelan-pelan aku meraba-raba dengan alasan meratakan bedak. Oh.. kental dan empuk, man! Saat itu juga Naning menarik nafas panjang dan “Sesstsst eh..” sambil menggigit bibir bawahnya. Aku tahu kalau ia sudah terangsang dan aku teruskan untuk meraba dan meremas sedikit tonjolan susu Naning yang ada di samping badannya itu walaupun puting susunya belum kelihatan, nafas dan erangan lembut masih terdengar walaupun Naning berusaha menyembunyikannya dariku.

    Aku tidak mau cepat-cepat. Aku melanjutkan meratakan di pinggang Naning, saat aku mengelus-elus di bagian kedua pinggangnya dia mengerang agak keras, “Ssts seestt.. ah.. geli Mas jangan di situ ah.. geli yang lain saja,” kata Naning sambil menutup mata dan menggigit bibir bawahnya yang seksi itu. Aku mulai menaburkan bedak ke kedua kaki Naning sampai telapak kakinya juga aku beri bedak, selangkangan Naning masih tertutup rapat otomatis aku tidak bisa melihat ke bagian tonjolan vagina yang masih tertutup oleh CD itu.

    Aku harus bisa bagaimana cara untuk membuka selangkangan ini biar tidak kelihatan, aku sengaja ingin mencicipi vagina Naning, akalku terus berputar. Aku mulai meratakan dari pangkal paha Naning, aku mengelus-elus dari atas dan ke bawah berulang kali sambil sedikit-sedikit berusaha melebarkan selangkangan Naning yang masih rapat itu dan lama-lama berhasil juga aku melebarkan selangkangan Naning dan terlihatlah CD Naning yang sudah basah di bagian vaginanya dan Naning sudah mulai terangsang berat, terlihat dari erangan yang makin lama makin keras saja.

    Aku mulai mengelus-elus di bagian paha atas yang dekat dengan pantat Naning masih terbungkus rapi CD-nya. Pelan-pelan aku menyentuhkan ibu jariku di bagian yang basah di CD Naning sambil pura-pura meratakan bedak di bagian dekat pangkal paha. Tersentuh olehku bagian basah CD Naning dan.. “Ah.. sstt stt.. ah.. eh.. sestt..” Naning makin menggigit bibir bawah dan mengangkat pantatnya sedikit ke atas tapi dia diam saja tidak melarangku untuk melakukan itu semua. Aku mulai memberanikan diri dan sekarang aku tidak segan-segan dengan sengaja memegang CD yang basah itu dengan ibu jariku.


    Aku terus memutar-mutarkan ibu jariku di permukaan vagina Naning yang masih tertutup oleh CD-nya itu, aku tekan dan putar dan gesek-gesek dan makin lama makin cepat gesekan dan tekanan ibu jariku ini. “Ah.. oh ye.. sstt ah.. terus.. jang.. an berhenti Sep.. oh.. ye..” Naning mulai terangsang berat dan tidak segan-segan mengeluarkan erangan yang keras. “Ya.. tekan yang keras.. Sep.. oh.. ye.. buka.. CD-nya Sep.. please..” permintaan Naning yang masih menutup matanya, sengaja aku tidak mau membuka CD-nya biar dia tersiksa dengan rabaan dan elusan nikmat ibu jari di permukaan vaginanya yang masih tertutup oleh CD-nya itu. “Ah.. Sep.. aku.. oh..”

    Naning menggeliat dan pantatnya naik-turun tidak beraturan ke kanan dan ke kiri dan aku mengerti kalau ini tanda ia mau orgasme pertama kalinya dan sengaja aku berhenti dan.. “Mbak Naning sekarang berbalik deh..” aku memotong orgasmenya dan dia berhenti menggeliat dan orgasmenya tertunda dengan perkataanku tadi dan sekarang dia berbalik, terlihat wajahnya mencerminkan kekecewaan yang sangat dalam atas tertundanya kenikmatan orgasme yang pertama kali untuk dia. Setelah badan Naning dibalikkan terlihat susu Naning yang putih itu walaupun masih tertutup secara tidak sempurna oleh BH yang kaitannya sudah terlepas.

    Belahan susu Naning terlihat sebagian permukaan susu terlihat tapi putingnya masih tersembunyi di BH. Dan CD yang sudah amat basah dan selangkangan Naning sudah dilebarkannya sendiri sehingga bisa melihat CD yang amat basah itu. Aku mulai menaburkan bedak di atas tubuh Naning tapi sedikit sekali. Aku mulai meraba di bagian leher Naning dengan masih menggigit bibir bawahnya dan mata tertutup rapat dan perlahan-lahan turun di dekat bongkahan dada yang aduhai itu dengan sedikit menyenggol-nyenggol BH-nya dan ternyata dia mengerti maksudku dan.. “Sep, lepas saja semua apa yang ada di tubuhku please, cepet Sep!” kata Naning yang masih menutup mata yang tidak sabaran untuk bercinta denganku karena sudah terangsang berat sekali, apalagi tertundanya orgasme pertamanya.

    Lalu aku pelan-pelan masukkan jari-jariku ke BH Naning, dia semakin mengerang keenakan, “Ssstss ah.. ye.. teruss..” kepal Naning ke kanan dan ke kiri apalagi ketika aku memegang puting susunya dan aku segera membuka BH Naning yang dari tadi tidak tahan rasanya aku mau lihat susu mulus Naning. Tuing.. tuing.. susu Naning kelihatan jelas di depan wajahku, pelan-pelan aku mulai meraba sekeliling permukaan dada Naning.“Ah.. ya.. Sep.. tengahnya Sep.. Sep.. ya.. oh.. te.. rus..” Naning memohon sambil menggigit bibir bawah Naning, aku langsung menjilat ujung puting Naning dengan ujung lidahku dengan sangat pelan-pelan sekali. “Ah.. scrut..” aku mencoba rasa puting Naning, aku putar-putar ujung lidahku di atas puting Naning dan di belahan susunya, dia menggeliat sambil mengangkat menurunkan dadanya sehingga menempel penuh di wajahku.

    Kuremas dan tekan susu Naning dengan kedua tanganku, lalu aku pelan-pelan turun ke pusar dengan tetap ujung lidahku bermain di atas perut Naning. “Ah.. sstt ah.. oh.. ye.. terus Sep.. ke bawah i.. ya..” aku rasa Naning sudah tidak sabar lagi, tangan Naning mulai memegang batang kemaluanku yang masih di dalam celana, dia meremas-remas dan mengelus-elus. Tangan kananku meraba CD Naning dan aku berusaha membuka CD-nya dan Naning membantuku dengan mengangkat pantatnya dan wow.. wow.. vaginanya basah sekali akibat rangsanganku tadi. Vagina Naning dengan bibir yang tipis dan di pinggir vagina tidak ada rambut tapi di atas vaginanya tumbuh rambut yang tipis rapi dengan bentuk segitiga yang pernah kulihat di BF.

    Aku langsung memainkan klitoris vagina Naning dengan ibu jariku. “Ah.. oh.. ya.. sstt terus.. cepat dong.. oh.. ya..” sambil mengangkat pantat dan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Aku mulai memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang vaginanya, dan aku terus mengocok lubang itu dengan pelan-pelan dan lama kelamaan kocokanku percepat dan tangan satunya memperlebar bibir vagina Naning dan lidahku memainkan k;itorisnya. “Ah.. ya.. ye.. terus.. jangan.. ber.. henti.. da.. lam..” katanya sambil patah-patah, dan 3 menit kemudian gerakannya semakin liar mengangkat pantat dan meremas keras-keras batang kemaluanku, aku mempercepat kocokan jariku di vaginanya. “Ah.. Sep.. aku.. tidak ta.. han.. ce.. petin.. ah.. sstt.. a.. ku kelu..” dia mengejang, beberaoa detik lamanya dan.. “Cur.. cur..” keluarlah cairan kental putih kenikmatan dari vagina Naning dan dia lemas di ranjang akibat orgasme yang hebat. Aku lalu menarik jariku dari dalam lubang vagina Naning dan menempel cairan kental itu, aku lalu berdiri di samping ranjang dan melepas seluruh pakaianku kecuali CD-ku.


    Sambil berdiri di samping ranjang Naning, aku melihat batang kemaluanku sudah berdiri dan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok batang kemaluanku dari luar CD agar tetap dalam keadaan ready. Lalu aku duduk di samping Naning yang masih tergeletak lemas dengan meremas-remas susunya dan melintir-lintir putingnya agar dia terangsang lagi dan tangan satunya mengocok-ngocok pelan batang kemaluanku.

    “Mbak Naning hebat deh..” sambil membisikkan dekat di telinganya. “Ah.. nggak.. kocokan kamu yang membuat aku terbang,” Naning terbangun dari kelemasannya. “Itu masih tanganku, gimana kalau batang kemaluanku yang mengaduk-aduk vagina Mbak?” sautku sambil tetap melintir-lintir puting susu Naning. “Sstt ah.. boleh.. cepet ya.. aku tidak tahan nih.. ah.. ye,” kata Naning sambil menahan rangsangan pelintiran puting dari tanganku. Lalu aku melebarkan selakanganku di depan Naning dan pelan-pelan Naning mengelus-elus dan mengocok dari luar CD dan dia tidak sabaran langsung dicopot CD-ku dan tuing.. tuing.. batang kemaluanku “ngeper” dan berdiri tegak di depan muka Naning.

    “Wow.. batang kemaluan kamu besar sekali.. kamu rawat ya..” kata Naning sambil mengocok pelan-pelan batang kemaluanku. “Iya.. Mbak biar tetap ready untuk Mbak Naning,” kataku sambil tetap melintir puting susu Naning yang menggelantung karena dia dalam posisi nungging. Naning langsung memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, dia kulum batang kemaluanku dan jilati sampai rata, “Ah.. ya.. sstt ah..” erangku sambil meremas-remas susu Naning, tidak hanya batang kemaluanku yang ditelan oleh Naning, kedua “telur”-ku pun dilahapnya, “Plok.. plok..” bunyi sedotan mulut Naning di kedua “telur”-ku dan dilepas dan mulai mengocok-ngocok batang kemaluanku dengan mulutnya lagi. Jilatan, gigitan dan sedotan mulut Naning memang membuatku terbang, “Ah.. kamu memang hebat, ah.. ses.. ah.. ye..” pujiku ke Naning yang terus mengocok batang kemaluanku dengan mulut binalnya itu.

    5 menit bermain dengan mulut Naning, batang kemaluanku sudah tidak sabaran menerobos masuk vagina Naning yang merah merekah itu. Lalu aku berbaring terlentang di ranjang Naning dan Naning duduk di atas badanku, ternyata Naning mengerti apa mauku, dia langsung memegang batang kemaluanku dan didekatkan ke vaginanya. Naning tidak langsung memasukan batang kemaluanku ke vaginanya tapi digesek-gesekkan dahulu di permukaan vaginanya dan selanjutnya. “Bless.. sleep!” masuklah batang kemaluanku ke vagina Naning yang sudah penuh dengan lendir kenikmatan Naning.

    Naning mulai menaikkan pinggul dan menurunkannya kembali dengan pelan-pelan, “Aah.. batang kemaluanmu mantep.. Sep.. ah.. ye.. dorong.. Sep yang dalam.. ya!” erang Naning sambil berpegangan dengan dadaku. “Oph.. ya.. vagina kamu top.. Ning.. goyang.. te.. rus.. oh.. ye..” kata-kataku patah-patah karena kenikmatan tiada tara dari dinding vagina Naning yang meremas-remas batang kemaluanku, dan sambil meremas-remas susu Naning yang “ngeper” naik turun akibat goyangannya.

    Lama kelamaan goyangan Naning semakin cepat dan binal, “Ah.. ye.. kon.. tol.. kamu.. do.. rong.. Sep.. sstt ah.. ye.. oh.. ye..” erang Naning yang sudah tidak karuan goyangannya. Lalu aku pun mengimbangi goyangan Naning, aku pegang pinggulnya dan aku mengocok dengan cepat vagina Naning dengan batang kemaluanku dari bawah. “Plek.. plek.. plek.. plek..” suara benturan pantat mulus Naning dengan permukaan pinggulku. “Oh.. ya.. goyangan.. hebat..” kataku sambil mempercepat kocokan batang kemaluanku di vagina Naning dan sepuluh menit kemudian tubuh Naning menggeliat dan mulai menegang, Naning sedang dalam ambang orgasme yang kedua.


    “Ah.. Sep.. aku.. ti.. tidak.. tah.. aku.. sstt ah.. ya.. ke.. luar.. ah..” kata Naning sambil menempelkan badannya ke badanku dan dia semakin mempercepat gerakan pinggulnya untukmengocok batang kemaluanku dan aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantatnya dan mengocok dengan kecepatan penuh.

    “Ah.. aku.. tidak kuat.. lagi Sep.. aku mau.. ke.. luar.. ah.. sesstt.. ah..” dan akhirnya, “Ser.. ser..” terasa semprotan cairan hangat di ujung batang kemaluanku yang masih di dalam vagina Naning, tubuh Naning lemas dan aku belum orgasme dan aku ingin menuntaskannya. “Mbak aku belum keluar, tuh batang kemaluannya masih berdiri, bantuin ya.. keluarin spermanya!” aku bisikkan di telinga Naning yang masih lemas itu. “Kamu memang kuat sekali Sep.. masak kamu belum keluar juga,” kata Naning bangkit dari lemasnya sambil mengocok pelan-pelan batang kemaluanku yang masih tegang dari tadi.

    “Ya.. sedikit lagi nih.. nanggung kalau dibiarkan, entar bisa pusing,” sambil meremas-remas susu Naning. “Ya.. udah gimana lagi nih.. vaginaku masih kuat kok menahan kocokan batang kemaluanmu yang nakal itu,” sambil melepaskan kocokan tangannya di batang kemaluanku aku menyuruh Naning untuk nungging dan terlihatlah dengan jelas lubang dan vagina Naning yang amat basah dan merahitu. Aku mulai mencium pantat Naning yang semok itu, aku raba-raba di sekitar lubang anusnya dan aku jilati lubang anus Naning, ternyata dia mengerang keasyikan dan tanganku menggesek-gesek vagina Naning dan memasukan jari ke vaginanya.

    “Aah.. stt sstt ya.. Sep.. dimasukkan saja.. a.. aku tidak.. sabar.. manna kontolmu.. ma.. sukin cepat!” Naning tidak sabar sekali dengan kocokan batang kemaluanku. Aku mengarahkan batang kemaluanku ke vagina Naning dan aku memperlebar selangkangan Naning agar lebih leluasa untuk kocokan batang kemaluanku dan sedikit tekanan, “Bleess.. slleep..” batang kemaluanku langsung masuk ke lubang kenikmatan Naning dengan diiringi dengan erangan Naning menerima batang kemaluanku masuk. “Ah.. ye.. goyang.. Sep.. sstt..” Aku langsung mengocok vagina Naning dengan tempo yang sedang. “Auggh.. hem.. ye.. te.. rus.. cepat.. ah.. hm..” Naning pun ikut menggoyangkan pantatnya maju-mundur untuk mengimbangi kocokan batang kemaluanku, lalu aku tidak sabaran dan mempercepat kocokan batang kemaluanku. “Ya.. ya.. ya.. te.. rus.. ah.. ya.. da.. lam.. Sep.. aku.. ke.. luar..

    ” Naning menggeliat tanda dia mau orgasme yang ketiga kalinya. “Ta.. han.. Ning.. aku juga.. mau.. ye.. ah.. ke.. luar..” aku makin mempercepat dengan memegang pinggul Naning. Beberapa menit, aku terasa mencapai puncak, terasa spermaku kumpul di ujung batang kemaluan dan mau aku semprotkan. “Ya.. kit.. a.. ba.. reng.. ya.. aku.. ke.. luar.. ya..” aku tidak kuat lagi menahan desakan sperma yang sudah penuh dan.. “Sa.. tu.. Du.. a.. Ti.. g.. crot.. crott ser.. ser..”aku menyemprotkan spermaku di dalam vagina Naning sampai lima semprotan dan Naning jatuh lemas tidak berdaya di atas ranjangnya, aku sedikit mengocok batang kemaluanku dan masih keluar sperma sisa di dalamnya.

    “Makasih ya.. Mbak Naning, vagina kamu cengkramannya bagus kok,” bisikku di telingnya. “Ah.. kamu bisa saja.. batang kemaluan kamu juga kocokannya hebat.. kapan-kapan aku mau lagi,” saut Naning sambil meraba-raba dadaku. Dan kami tidur bareng saat itu dengan tubuh yang telanjang tanpa apa-apa. Sampai beberapa jam kemudian aku terbangun dari tidurku, dan aku bangun dari tidurku dan melihat Mbak Naning tidak ada di sampingku dan aku keluar dari kamar Naning sambil membawa pakaianku dan aku masih telanjang.


    Ternyata Naning mandi dan aku sengaja menunggunya di ruang depan sambil mengocok-ngocok batang kemaluanku agar tegang lagi. Dan beberapa menit Naning keluar dan mendekatiku, “Lho.. kok tidak dipake bajunya, tuh.. batang kemaluan kamu berdiri lagi,” dan Naning duduk di sebelahku dengan pakai belitan handuk saja. “Ya.. Mbak aku mau pulang udah siang nih.. tapi Mbak..” kataku. “Apa lagi he..” sambil mengelus-elus pipiku. “Keluarin lagi dong, tidak usah dimasukin ya.. oral deh..” rayuku. “Ya.. udah.. kamu tenang saja ya..”

    Naning langsung jongkok di selakanganku dan melepas handuknya dan dia sekarang bugil. Langsung dia kulum dan jilati dengan buas sekali, hampir aku tidak tahan menerima perlakuan sepeti ini tapi aku berusaha menahan kocokan mulut binal Naning, dan sampailah beberapa menit aku tidak tahan lagi atas perlakuan Naning dan. “Croot.. croot..” semburan spermaku ke wajah, susu dan rambut Naning. “Ah.. ya.. terima kasih ya.. Mbak..” lalu aku memakai bajuku dan.. “Ya.. kembali, kalau ada waktu datang ya..” kata Naning sambil membersihkan semprotan spermaku di tubuhnya dengan handuk mandinya.

    Lalu aku pamitan untuk pulang. Dan hubungan kami tetap baik, hampir tiap hari aku beli nasi kuning Mbak Naning, kalau memang di rumah sepi aku dan Mbak Naning nge-sex terus, tapi kalau ada orangtuanya mungkin hanya batang kemaluanku di kocok sama tangannya saja. Ya.. gerak cepat tapi puas. Tapi sudah beberapa bulan ini Mbak Naning tidak jualan lagi sehingga nge-sex sama Mbak Naning jadi terganggu. Aku harap ada Mbak mbak yang lain yang lebih binal.

  • Foto Bugil Lily Rader, memperlihatkan payudara mungilnya

    Foto Bugil Lily Rader, memperlihatkan payudara mungilnya


    2464 views

    Duniabola99.com – foto bugil Lily Rader toket kecil rambut pirang kulitnya putih bersih melepas pakaian sportnya sambil berpose erotis diatas meja pijit dan mengakang memamerkan memeknya yang tembem bulu baru dicukur dan menampilkan pantatnya yang bahenol enak dientot. Situs Judi Online Terpercaya

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Si Penakluk Wanita

    Kisah Memek Si Penakluk Wanita


    2463 views

    Duniabola99.com – Jadilah diri sendiri, sudah hilang masa dimana manusia hidup dalam ketakutan akan pandangan orang lain. Bagiku orang seperti itu adalah kera, sedang aku sudah berevolusi menjadi manusia yang sebenarnya. Tidak ada manusia yang selalu benar di muka bumi ini, maka kenapa takut berbuat salah. Yang penting memang itulah aku apa adanya.

    Itu mottoku selama ini. Tak ada yang salah dengan motto itu, karena aku dapat apa yang aku ingin dan aku bahagia. Jika ada yang tidak suka, tuntut saja aku! Aku tidak takut! Bakat..! Aku yakin semua orang memilikinya. Hanya saja ada mereka yang tidak mengetahui atau lingkungan tidak menerima bakat itu sehingga kini mereka harus menjalani hidup yang membosankan. Hari demi hari dilalui begitu saja tanpa peningkatan dan kegembiraan saat mereka menjalaninya.

    Sedangkan mereka yang lain lebih beruntung, karena kemampuan terbaik mereka tersalurkan. Ronaldo dengan sepakbolanya, Michael Jordan dengan basketnya, Jendral Arthur dengan taktik perangnya, Bon Jovi dengan suaranya, Leonardo Da Vinci dengan lukisannya, Einstien dengan penelitiannya, Al Capone dengan perampokan bank dan gank mafianya, Jack De Riper dengan pembunuhan berantainya, Hitler dengan NAZInya, Madam Omiko dengan rumah bordilnya, bahkan Dorce mampu mengasuh 1500 anak yatim piatu setelah menjadi wanita, serta masih banyak lagi namanama yang menjalani hidup bahagia sesuai dengan kata hatinya.


    Resiko dalam hidup adalah hal yang pasti, jika kita memilih jadi pengecut maka jadilah pengecut sampai kita mati. Aku sempat merasakan hal itu, sampai mataku terbuka dan kini aku hidup bahagia dari hari ke hari.

    Tiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan. Tulisan ini akan menceritakan 26 tahun kisah hidupku yang membuatku sadar bahwa aku harus menjadi diriku sendiri dan mengembangkan bakatku yang dilahirkan sebagai penakluk kemaluan wanita sejati.

    Aku anak satusatunya, di tengah keluarga berada. Ayahku seorang pengusaha dan ibuku manager sebuah perusahaan. Sampai SMP kelas 3 semua yang aku alami biasa saja. Ya, makan, minum, belajar, bimbel, les musik, dan rekreasi bersama keluarga tiap liburan, halhal yang sebenarnya membosankan. Tapi waktu itu aku tidak menyadari bahwa itu membosankan karena aku tidak berpikir sejauh itu.

    Semua itu berubah ketika aku sakit di sekolah dan pulang lebih dulu. Sampai di rumah kulihat di garasi ada mobil ibuku, ternyata dia sudah pulang. Aku ingin segera menemuinya untuk melaporkan sakitku. Tapi ketika aku akan mencapai pintu kamarnya yang sedikit terbuka aku dengar erangan ibuku merintih kesakitan. Kulihat dari sela pintu yang terbuka seorang lelaki berada di atas ibuku. Dia memajumundurkan pantatnya. Aku segera bersembunyi takut ketahuan. Oh Tuhan! Itu adik ayahku. Dia dan ibuku sedang bersetubuh. Dorongan yang ada dalam hati adalah melihat persetubuhan mereka.

    Aku menahan keinginan untuk mengintip, tapi dorongan untuk kembali melihat lebih besar. Akhirnya kuintip mereka dari selasela pintu. Sebenarnya tidak ada yang bisa dilihat. Yang kulihat hanya mata ibuku terpejam dan digelengkan ke kiri dan kanan, serta pantat omku yang naikturun, itu saja. Sampai suatu ketika omku berteriak keras dan menekan pantatnya lama ke bawah.

    Lalu dia merebahkan badannya di atas ibuku dan mencium bibir ibuku dengan batang kemaluan masih di dalam kemaluan ibuku. Tak lama lalu ibuku memegang batang kemaluan omku dan mencabut dari lubang kemaluannya. Setelah itu dia merebahkan lagi badannya. Omku pun berbaring di samping ibuku dan kembali mencium bibir ibuku. Saat itulah bisa kulihat dengan jelas batang kemaluan omku yang masih tegak berdiri, dan lubang kemaluan ibuku yang mengeluarkan cairan di selasela bibirnya. Warnanya merah dan masih tebuka. Itu pertama kali aku melihat kemaluan seorang wanita. Indah sekali..!

    Sebelum mereka bangun aku sembunyi lagi, secara perlahanlahan meninggalkan tempat itu dan pergi dari rumah. Aku tak mau mereka memergokiku. Aku baru kembali tepat saat jam anakanak sekolah pulang ke rumah.

    Kejadian itu selalu terbayang dalam benakku. Dorongan di hati untuk mempraktekkan apa yang kulihat selalu tumbuh. Tapi aku tidak berani melakukannya, selain itu mau sama siapa. Mau sama pelacur? dimana dan kapan waktunya? Aku juga malu mendatangi tempat seperti itu. Aku sadar aku masih anakanak. Mau melakukan sama teman sekolah? Waduh kalau ketahuan sama keluarga besar dan temanteman sekolah aku jadi lebih malu lagi. Rasa malulah yang membatasi terpenuhinya keinginanku bersetubuh dengan wanita.

    Akhirnya aku tahan terus perasaan itu sampai pada suatu saat saudara sepupuku yang berusia sama dengan diriku akan melanjutkan SMAnya di kotaku. Namanya Rosa, waktu itu kami berdua sudah lulus SMP. Dia anak tanteku dari Malang, dan akan tinggal bersama kami selama SMA. Dia SMA di sini agar bisa ikut bimbel dan lebih mudah masuk ke Unpad. Wajahnya cantik dan tubuhnya langsing sama seperti semua wanita dalam keluarga ibuku.


    Tiap melihat wajahnya aku selalu teringat adegan pesetubuhan ibuku dan ingin sekali memasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adik sepupuku itu. Aku sering membayangkan wajahnya berkeringat dan merintihrintih kenikmatan saat berada di atasku sambil pantatnya naikturun di atas batang kemaluanku. Hal ini tidak pernah aku katakan padanya karena aku takut dia akan marah, dan melaporkanku ke keluarga besar. Tentu saja aku akan malu setengah mati.

    Aku tetap saja hidup dalam rasa takut untuk memenuhi keinginanku, hal itu sangat menyiksaku. Hingga pada suatu sore saat aku dan sepupuku belajar bersama di kamarku. Kami baru saja mandi dan samasama memakai piyama. Perbedaan piyama kami adalah celanaku panjang sedangkan dia pendek. Ketika kami mulai belajar, tibatiba dia berkata,

    Wa, kamu katanya pacaran ya? Kok enggak dikenalin? candanya sesaat setelah kami mulai membuka buku.
    Yee.. Isu tuh? jawabku.

    Aku bilang itu karena aku memang belum punya pacar.

    Gimana mau punya pacar. Bokap nyokap aja udah wantiwanti untuk nggak pacaran sampai aku lulus SMA, tambahku sambil terus belajar.
    Alaahh..! Kamu kan pacaran sama Yenni, candanya lagi.

    Yeni adalah cewek terjelek di kelasku. Badannya gemuk, hitam, dan giginya tonggos. Tapi walaupun begitu gayanya tetap sok gaul. Rambut di bikin punk dan ngomongnya dimesramesrain. Wiihh..! Siapa yang bakal mau sama dia.

    Enaakk aja lo! jawabku dengan tawa berderai.

    Dia pun ikut tertawa.

    Alah ngaku aja Wa, jangan malu! katanya tetap menggodaku sambil tertawa terbahakbahak.
    Lu tega amat sih? Suer kagak. Busyeett deh! Kayak nggak ada cewek lain aja.

    Mungkin dia lagi ingin becanda, dia tetap menggodaku pacaran dengan Yeni. Aku pun tetap saja mengelaknya. Sampai akhirnya dia bilang,

    Atau kamu pacaran sama Reka? tawanya berderai saat bilang Reka.

    Reka sama parahnya dengan Yeni.

    Eh Sa..! Kamu kalau godain lagi dicium nih! kataku sambil menunjukkan mimik serius.
    Siapa yang takut..! Weekkss, katanya sambil menjulurkan lidahnya.


    Langsung kucium pipinya sekilas dan aku kembali lagi ke tempatku. Oh Tuhan apa yang aku lakukan! Bagaimana kalau dia melaporkan ke orangtuanya. Aku terdiam, dia pun terdiam sambil mata kami saling bertatapan. Kami terus diam sampai sekitar semenit.

    Tibatiba dia bilang,

    Cantik mana Wa, Reka atau Yeni? Hihihihihiihi..! dia berkata sambil terkekehkekeh.

    Ternyata dia menggodaku lagi. Aku langsung meloncat ke arahnya. Aku gelitik pinggangnya dan kami bergulingguling di atas tempat tidurku. Aku terus menggelitiknya, dia pun menggeliatgeliat menahan gelinya. Kami terus tertawa terbahakbahak sampai tibatiba kami terdiam dengan nafas terengahengah. Ketika kami sadari, badanku ternyata sedang menindih badannya. Pahanya terbuka dan pinggulku berada di antara selangkangannya. Tangan kananku masih memegang pinggangnya, sedang tangan kiriku bertumpu pada kasur. Kami terdiam ketika menyadari posisi kami. Nafas dia yang lembut terasa di wajahku.

    Kuberanikan diri memajukan wajahku dan kukecup sekali. Kulihat dia memejamkan matanya. Lalu kucium lagi kali ini disertai dengan lumatan pada bibirnya. Dia awalnya diam saja, tak lama dia membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan cukup lama. Rasanya nikmat sekali. Kucoba menurunkan tangan kananku untuk meraba susunya. Terasa kenyal di telapak tangan. Kuremasremas dan kuputar. Dia mendesah sambil terus mencium bibirku.

    Lalu tangannya dilingkarkan ke leherku. Sambil masih terus berciuman tangan kananku kuturunkan lagi untuk membuka ikat celana piyamaku. Celana piyamaku turun sampai sepaha. Tentu saja mudah melakukannya, tapi untuk melepaskan celana dalam, aku tak mau karena berarti aku harus melepaskan posisi kami sekarang. Rasanya terlalu indah untuk dihentikan. Akhirnya kukeluarkan kemaluanku melalui bagian pinggir celana dalamku. Kutariktarik sedikit agar lebih longgar.

    Kami terus berpagutan, bibir kami tetap saling melumat. Tangan kananku kuusapkan ke pahanya, kunaikkan celana piyamanya ke atas, terus ke atas hingga kurasan tanganku menyentuh gundukan di antara selangkangannya. Oh Tuhan! Itu pasti kemaluannya.

    Terasa tebal dan basah. Dia melenguh lagi. Lalu kusingkapkan sisi celana dalamnya. Kutarik paksa ke sisi yang lain, hal ini agar bibir kemaluannya terbuka dan tidak terhalang. Setelah pasti tidak akan terhalang lagi dengan celana dalamnya, aku memegang pangkal batang kemaluanku. Kudekatkan batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya. Saat melakukan itu semua kami masih berciuman.

    Kugesekgesekkan kepala kemaluanku ke bibir kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Badan Rosa agak naik ketika aku melakukannya. Saat itu kami masih terus berciuman. Ciuman kami makin ganas. Lidah kami saling bertemu. Karena tidak tahan untuk bersetubuh, kuletakkan kepala kemaluanku di tengah bibir kemaluannya. Kutekan sedikit pantatku ke depan. Merasa batang kemaluanku akan masuk ke lubang kemaluannya, Rosa berkata pelan seperti berguman,

    Wa..! Jangan Wa..! katanya sangat pelan sambil terus berciuman.


    Sepertinya dia tidak sungguhsungguh menyuruhku berhenti.

    Aku purapura tak mendengarnya. Kutekan pantatku ke depan. Susah sekali memasukkan batang kemaluan ini, kugeser letak kemaluanku agak ke bawah bibir kemaluannya. Pelanpelan kutekan lagi pantatku, kali ini tibatiba terasa ada sesuatu yang mengulum kepala kemaluanku. Oh Tuhan! Rasanya luar biasa nikmat. Batang kemaluanku seperti diremasremas. Dada Rosa terangkat ke atas dan kepalanya didongakkan ke atas. Hal ini membuat kami berhenti berciuman. Maka kuarahkan bibirku pada lehernya. Kucium lehernya yang putih dan harum.

    Kutekan lagi pantatku, perlahanlahan batang kemaluanku masuk semuanya. Aku hanya bisa memejamkan mataku menahan pijatan rongga kemaluan Rosa di seluruh batang kemaluanku. Lalu kumajumundurkan pantatku berulangulang. Batang kemaluanku keluarmasuk melewati bibir kemaluan Rosa. Kuperhatikan reaksi yang dilakukan Rosa dan Ibuku agak berbeda. Rosa hanya mendongakkan kepalanya dan menggigit bibirnya sendiri dengan mata terpejam. Sedangkan Ibuku menggelenggelengkan kepalanya kiri kanan, dengan pantat ikut naik turun dan mulut yang tak henti merintih.

    Setelah sekian menit, tibatiba Rosa mencengkeram bahuku dan badannya terhentakhentak ke depan, sedangkan perutnya tertarik ke dalam. Rupanya dia mencapai orgasme. Terasa jepitan di dalam lubang kemaluannya. Rongga kemaluannya terasa menggigit lembut batang kemaluanku. Aku pun mempercepat kocokanku. Ouughh! Nikmat terasa di seluruh syarafku. Tak lama, kenikmatan yang kurasa dari tadi menjadi berlipatlipat. Seiring gesekan batang kemaluanku dengan lubang kemaluannya, kurasa seperti ada sesuatu yang tersumbat dalam batang kemaluanku yang ingin keluar.

    Ouughh! kataku ketika aku mencapai orgasme.

    Aku muntahkan spermaku dalam rongga lubang kemaluannya. Badanku mengejang dan terhentakhentak. Rasanya seluruh batang kemaluanku seperti disedotsedot. Badanku terasa lemas dan aku lalu terkulai menindih badan Rosa. Karena merasa keberatan, lalu Rosa mendorong bahu kananku sehingga kini kami saling berhadapan dengan posisi menyamping. Batang kemaluanku masih berada dalam lubang kemaluannya. Masih terasa kedutkedut dan remasan yang membuat batang kemaluanku tetap tegang. Dalam posisi ini kami lalu berciuman dan berpagutan.

    Setelah sekian lama berpagutan dengan batang kemaluan masih berada di dalam, lalu Rosa memegang batang kemaluanku dan mencabutnya keluar dari lubang kemaluannya. Wa..! Kita buka baju aja yuk..! katanya. Demi hujan badai, aku terkejut. Ternyata wanita jika sudah terangsang jadi lebih berani. Mereka tidak malu lagi untuk memulai.

    Aku mengangguk. Dia lalu mencium bibirku, dan sambil berciuman kami membuka pakaian pasangannya masingmasing. Setelah itu kami melakukan seks sekali lagi dan kali ini terasa lebih nikmat karena kami sudah bertelanjang bulat. Gesekan antara kulit kami dan gigitan pada puting baik yang saya lakukan maupun yang dia lakukan menghasilkan kenikmatan yang luar biasa.

    Kami selesai melakukan seks untuk yang kedua kali, tepat saat terdengar teriakan ayahku dari lantai bawah yang menyuruh kami untuk turun makan malam. Pada waktu itu aku sedang membasuh lubang kemaluannya di kamar mandiku. Dia duduk di dudukan closet, badan di senderkan ke belakang dan kakinya di kakangkan. Terlihat gundukan lubang kemaluannya dikelilingi bulubulu tipis. Lubang kemaluannya sangat tebal dan bibir kemaluannya masih terbuka. Permukaan rongga lubang kemaluannya masih berdenyutdenyut. Indah sekali. Lalu kusiramkan air ke atasnya.

    Hii dingin Wa..! katanya sambil merapatkan tangannya di dada.

    Lalu kuambil sabun dan kugosok perlahan bibir lubang kemaluannya. Ketika tanganku menyentuh bibir lubang kemaluannya kulihat dia memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Sangat sensual! Melihat itu batang kemaluanku menjadi tegang lagi, saat itulah kudengar teriakan dari ayahku. Lalu buruburu kubilas lubang kemaluannya. Dia membantu menghapus sabun pada lubang kemaluannya.

    Wa..!! Kamu juga pengen lagi ya? katanya saat sadar bahwa batang kemaluanku sedang tegang.
    Juga? Berarti kamu juga pengen dong? aku tersenyum mendengar sepupuku keceplosan.
    Hihihihihi, iya ih Wa. Pengen lagi, katanya sambil tersipu.
    Entar aja deh, kataku.
    Aku tidak ingin terlambat makan malam.


    Lalu aku membersihkan batang kemaluanku. Dia membantu membersihkan. Gosokan tangannya sama persis seperti saat aku onani. Walah! Jadi pengen lagi. Bisa tidak ikut makan malam nih, nanti mereka curiga lagi. Kalau sampai ketahuan berabe. Malunya itu loh! Masih kecil sudah gituan, sama saudara lagi. Udah ah, udah bersih nih, kataku menjauhkan tangannya. Lalu kami pun mengambil piyama yang baru, dan memakainya.

    Wa, entar lagi ya! katanya saat kami menuruni tangga.
    Huss, jangan kencengkenceng, kataku sambil berusaha tidak mengingatingat persetubuhan kami.

    Aku takut batang kemaluanku besar lagi.

    Makan malam waktu itu terasa lama sekali. Aku ingin cepatcepat selesai. Tapi sudah tradisi di keluarga kami, makan malam pasti diisi dengan obrolan. Karena saat itulah seluruh anggota keluarga bisa berkumpul.

    Setelah beberapa lama, tibatiba saudara sepupuku berbicara,

    Ayo Wa! Yang tadi belum selesai..! katanya sambil tersenyum ke arahku.

    Aku tentu saja membelalakkan mataku menyuruh dia diam.

    Wah, kalian rajin belajar ya! kata ayahku mendengar ucapan Rosa.
    Pelajaran apa sih? sambung ibuku.

    Aku melihat ke arah Rosa, aku takut dia akan menceritakan persetubuhan kami.

    Pelajaran baru Tante, dia ini jagonya, jawab Rosa menunjuk ke arahku.

    Walaahh! Mampus gua! Bokap nyokap curiga tidak ya? Aku benarbenar tegang takut mereka curiga. Oh ya! Kok bisa sih? Padahal kamu kan bego banget, canda ibuku melihat ke arahku. Tentu saja dia becanda, karena aku memang tidak bego. Aku coba tersenyum, padahal di dalam hatiku berdebardebar takut salah jawab.

    Siapa dulu dong Ibunya..! kataku senang menemukan jawaban yang cocok.

    Berderai tawa orangtuaku, aku yakin tidak ada dari mereka yang mengerti maksud sebenarnya dari katakataku.

    Sudah kalian belajar lagi aja. Lagian ini Papa minta dikerokin, katanya masuk angin, kata ibuku sambil berdiri dan melap bibirnya dengan serbet.

    Alaahh pake bilang dikerokin segala, kataku dalam hati.

    Aku merasa sebenarnya mereka akan bersetubuh. Aku lalu berdiri dan melangkah menuju tangga.


    Rosa yang masih duduk sempatsempatnya bicara, Wa lanjutin yang tadi Wa! Belajar sama elo emang enak Wa, nggak ada bosenbosennya. Gila ini anak, kalau mereka tahu bagaimana. Buruburu kutarik tangannya dan kami berlari menuju kamarku. Sesampainya di kamar, kami segera mengunci pintu dan melakukannya sekali lagi. Kami hanya bisa melakukan sekali, karena ketika aku minta tambah, dia tidak mau. Dia bilang lubang kemaluannya terasa ngilu.

    Setelah kejadian itu, sampai kini, kami jadi sering melakukannya, tiap belajar bersama (karena itulah kami rajin belajar), kami melakukan seks sedikitnya sekali. Kami juga sering mandi bersama. Saling menggosok kemaluan lalu dilanjutkan dengan main seks. Kami juga mencoba berbagai macam gaya. Aku membeli sebuah buku seks yang berisi gayagaya main seks, lalu kami mempraktekannya bersama.

    Dengan Rosalah pengetahuanku tentang seks bertambah pesat. Bagianbagian yang disuka oleh wanita, bagaimana mengatur nafas, dan halhal lain. Aku juga diberitahu kalau ratarata wanita susah terangsang, ada malah yang tidak merasakan apaapa padahal sebuah batang kemaluan sedang majumundur mengisi lubang kemaluannya.

    Tentu tidak semua wanita mau disetubuhi seperti itu. Susah untuk membuat seorang wanita mau begitu saja menyerahkan lubang kemaluannya. Kata Rosa itu semua tergantung bagaimana keahlian pria membawa sang wanita. Tiap wanita keinginannya berbeda, sang pria harus bisa melihatnya. Kalau hati sang wanita sudah kena, mau disetubuhi tiap hari juga enggak apaapa. Mereka malah senang lubang kemaluannya dipermainkan oleh pria itu.

    Tidak semua pria diberi kemampuan seperti itu. Ada pria yang sudah sangat beruntung jika ada seorang wanita yang mau dengan dia. Itu juga mungkin karena wanitanya sangat jelek atau perawan tua. Perlu bakat Wa, untuk bisa mengentot banyak wanita, kata Rosa. Rosa memang bicaranya vulgar dan ceplasceplos. Aku sendiri lebih memilih kata menyetubuhi dibanding ngentot.

    Percaya nggak Wa. Menurutku kamu punya bakat jadi tukang entot lo Wa, katanya sambil tertawa terbahakbahak.

    Aku tentu saja tertawa mendengar perkataannya. Saat itu aku tidak percaya kalau aku memang berbakat. Aku merasa hanya sedang beruntung bisa melakukannya dengan saudara sepupuku itu. Aku juga tetap hanya merasa beruntung ketika batang kemaluanku dikulum oleh teman sekelasku.


    Tapi ketika aku bisa menyelipkan batang kemaluanku di lubang kemaluan tanteku, guru SMAku, guru les privatku, Rani (saudara sepupuku satu lagi), dan Tuti (wanita yang kukenal di pesawat). Aku mulai percaya aku memang ditakdirkan sebagai tukang entot. Itu semua kulakukan selama aku masih di SMA. Tidak ada di antara mereka yang kupaksa atau di bawah pengaruh minuman keras. Semua memberikan lubanglubang kemaluannya untuk meremas batang kemaluanku dengan sukarela.

    Jangan kira mudah bagiku untuk menerima kelebihanku ini. Ada normanorma di masyarakat yang membuatku takut jika perbuatanku nanti terbongkar oleh orang lain. Setiap kondisi ini datang aku selalu terbayang akan makian dan cemoohan orang lain, tapi aku tak bisa menolaknya, aku pasti meladeni mereka semua. Lama aku hidup dalam ketakutan yang sangat menyiksa itu.

    Kembali Rosa jugalah yang berjasa dalam hidupku. Dia bilang rasa takut berlebihanlah yang membuat orang tidak bisa maju. Semua orang terkenal yang ada pasti memiliki rasa takut. Tapi mereka bisa mengatasinya. Jika memang dirimu seperti itu mengapa harus merubahnya menjadi orang lain. Merubah diri menjadi orang yang disukai oleh mereka, padahal orang itu bukan kamu yang sebenarnya.

    Kini setelah 10 tahun sejak aku pertama kali mengenal lubang kemaluan. Sudah puluhan wanita yang merasakan desakan batang kemaluanku dalam rongga lubang kemaluannya. Tidak semua wanita yang kukenal mau bermain seks denganku. Ada yang menolak, ada yang setelah beberapa tahun baru bersedia, ada yang beberapa bulan, dan ada juga yang baru seminggu sudah mau.

    Dan saat ini aku sangat bahagia mendapati diriku seperti itu, menyetubuhi banyak wanita, merasakan remasan alat kemaluan mereka dan menumpahkan spermaku di dalam rahim yang berbedabeda. Kurasa itulah intinya, BAHAGIA! Peduli dengan orang lain. Kalau mereka tidak suka, mereka bisa menuntut kita.

    Tulisan ini tidak bermaksud membuat pembaca menjadi seperti aku karena seperti yang kubilang aku percaya bakat tiap orang berbedabeda. Kembangkan saja bakat pembaca walaupun seluruh dunia mencacinya. Percayalah jika kita mengikuti kata hati, merencanakan dengan matang dan sedikit keberuntungan, kita akan bisa hidup bahagia. Begitu saja surat dariku. Salam hangat dariku untuk pembaca semua!

  • Video Bokep Asia Hana Harusaki ngentot anal setelah dicukur bulu memeknya

    Video Bokep Asia Hana Harusaki ngentot anal setelah dicukur bulu memeknya


    2460 views

  • Video bokep Jepang Maya Mizuki memandikan pacarnya

    Video bokep Jepang Maya Mizuki memandikan pacarnya


    2460 views

    Agen Judi Bola

  • Ngentot Memek Basah Mahasisiwi

    Ngentot Memek Basah Mahasisiwi


    2458 views


    Duniabola99.com – Kali ini berdasar kisah nyata seorang sahabat kami. Saya punya sahabat sebut saja Oka ( nama samaran )asal Bali. Kami kuliah Surabaya. Pengalaman ini terjadi saat kami mengawali kuliah dan bersama dalam satu kontrakan. Suka duka kami lalui bersama sampai dalam hal pacaran pun kami saling membantu dalam berbagai hal. Hingga suatu waktu Oka mendapatkan seorang pujaan hati sebut saja Restu ( nama samaran juga), Restu setiap hari diantar jemput kalau kuliah karena mereka satu kampus dan kebetulan kontrakan Oka berdekatan dengan kost tempat tinggal Restu. Mereka berdua bagaikan Romeo dan Juliet. Dimana ada Oka di situ ada Restu. Hubungan mereka pun semakin akrab dan intim.

    Suatu ketika, malam Minggu tepatnya Restu minta diantar ke tempat sahabatnya yang sedang merayakan ulang tahun. Acara sangat meriah sekali, hingga jam 12 Malam acara masih berlangsung. Tetapi Restu mengajak oka untuk pulang , karena waktu yang sudah kelewat malam. Sebenarnya Oka pun menolak karena begitu meriahnya pesta ulang tahun temannya Restu tersebut. Dan akhirnya Oka pun menyanggupi untuk segera mengantar pulang Restu, malam semakin larut dan udara dingin pun menyelimuti dan menghembus sepoisepoi dalam deru sepeda motor Varionya Oka, Sesampai di kost tempat Restu ternyata pintu gerbang Kosnya sudah dikunci, padahal Restu sudah pesan kepada Ibu kostnya agar pintu jangan dikunci!. Dan akhirnya Oka pun kasih solusi.
    aEsRestu.. gimana kalau tidur saja di kontrakanku,aEt kata Oka.
    Restu terdiam sejenak ( pura pura malu).
    aEsGimana ya.. aku kan enggak enak sama temen temanmu Oka,aEt jawab Restu.
    aEsItu bisa diatur, nanti yang penting kamu mau tidak, dari pada tidur di jalan,aEt kata Oka sambil senyum.
    aEsAyolah keburu dilihat orang kan nggak enak di jalanan seperti ini Res,aEt kata Oka.

    Restu pun menyetujinya, mereka pun bergegas menuju kontrakan Oka Sesampainya di rumah kontrakan tampak sunyi dan hanya hembusan angin malam karena sahabatsahabat Oka pada malam mingguan dan tidak ada yang pulang di rumah kontrakan.
    aEsAyo masuk, kok diam saja,aEt kata Oka menyapa Restu.
    aEsSahabatsahabatmu dimana Oka?aEt tanya Restu.
    aEsMereka kalau malam Minggu jarang tidur di rumah,aEt jawab Oka.
    aEsOoo gitu,aEt jawab Restu.

    Akhirnya Restu dipersilakan istirahat di kamar Oka.
    aEsNan, selamat bobok ya..aEt kata Oka.
    Restu pun tampak kelelahan dan tertidur pulas. Setengah jam kemudian Oka kembali ke kamarnya untuk melihat Restu dan sengaja kunci pintu kamar tidak diberikan kepada Restu, tapi betapa kagetnya Oka melihat Restu tidur hanya menggunakan BH dan celana dalam, karena saat itu posisi tubuh Restu miring hingga selimut yang menutupi tubuhnya bagian punggung tersingkap! Kontolnya oko pun seketika langsung ngaceng saat itu

    Entah setan mana yang menyusup di benak Oka. Oka pun langsung mendekat ke arah Restu, dengan tenangnya Oka langsung mencium bibir Restu. Restu pun terbangun.
    aEsApaapaan kamu Oka?aEt jawab Restu sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
    Tanpa pikir panjang Oka langsung menarik selimut dan Oka pun langsung menindih Restu yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Restu merontaronta dan Oka pun tidak menggubris, ia berusaha melepas BH dan CDnya. Tenaga Oka lebih kuat hingga akhirnya BH dan CD Restu terlepas dengan paksa oleh Oka. Nampak jelas buah dada Restu dan bulu lembut memeknya. Restu kelelahan tanpa daya dan hanya menangis memohon kepada Oka. Oka tetap melakukan aksinya dengan meraba dan mencium semua tubuh Restu tanpa terlewatkan. Restu terus memohon, Oka pun tak mengiraukannya.

    Dan setelah puas menciumi memek Restu, Oka melakukan aksi lebih brutal. Ia mengangkat kedua kaki Restu di atas perut dan dengan cepat Oka mencoba memasukkan kontolnya ke dalam memek imout Restu.
    Restu menjerit tertahan dan hanya isak tangis yang terdengar, aEsKumohon Oka, hentikan!aEt seru Restu dalam isak tangisnya.
    Dan kontol Oka masuk dalam memek Restu walaupun di awal masuknya cukup sulit.
    Oka pun mulai menggoyang pinggulnya hingga kontolnya terkocok di dalam memek Restu. Darah segar pun keluar dari liang jinak Restu, ia pun terus memohon.
    aEsuuuuuuuh.. uhhhhhhh.. hentikan Oka..!aEt desah Restu.
    Tampak sekali wajah Restu menunjukkan kelelahan, dan sekarang hanya terdengar erangan kenikmatan di antara kedua insan ini.
    aEsooh.. ooooh.. ooooh..aEt Oka pun terus mengocok kontolnya dalam memek Restu dan beberapa saat kemudian terasa Oka akan mengeluarkan sperma, ia pun langsung mencabut dan mengocoknya dari luar dan.. aEsCroot.. Croot.. crottttt..aEt sperma Oka muncrat tepat di bibir dan sekitar wajah mulus si Restu.
    Mereka kelelahan dan akhirnya tertidur.

    Hari menjelang pagi saat itu jam menunjukkan pukul 07:30 pagi, Restu terbangun bersamaan dengan itu Oka juga terbangun. Oka melihat Restu yang sedang mengenakan BH dan CD.
    aEsAntar aku pulang sekarang Oka..aEt kata Restu.
    aEsIya.. aku cuci muku dulu,aEt jawab Oka.
    Oka pun mengantar Restu pulang ke kostnya.

    Selang beberapa bulan hubungan mereka mulai retak, ada selentingan kabar kalau Oka mendekati cewek lain sebut saja Cristina, dan akhirnya Oka dan Restu resmi bubaran. Tapi reaksi Oka tidak sampai di situ, justru setelah putus dengan Restu ia gencar mendekati Cristina. Dengan berbagai cara dan upaya akhirnya Oka berhasil mendapatkan Cristina dan mereka resmi jadian. Sama seperti yang dilakukannya dulu, ia sering antar jemput kuliah Cristina dan kalaupun jemput Cristina biasanya tidak langsung pulang melainkan jalanjalan kemana saja sambil cari makan tentunya. Sering pula Cristina diajak ke tempat kontrakan Oka lebih sering dibandingkan Restu pacar yang dulu.

    Pagi itu kuliah jam ke2 mereka satu ruangan tapi dosen tidak hadir jadi kosong, mereka berdua bergegas ke tempat Oka, sampai di kontrakan rumah sepi soalnya sahabatsahabat ada yang ke kampus dan ada juga yang masih tidur. Mereka berdua langsung masuk kamar Oka, Cristina tiduran di ranjang sambil mendengarkan musik. Oka masuk membawakan kopi susu dan tanpa basa basi Oka membelai rambut Cristina dan Cristina pun bersandar dalam dekapan Oka. Oka langsung mencium bibir Cristina dan tangannya mulai masuk dalam baju street Cristina dan meremasremas toked.
    aEsOka.. jangan dong..aEt desah Cristina.
    aEsEnggak apaapa, kan cuma dikit,aEt kata Oka, tapi Oka terus menyerang, ia melepas seluruh pakaian Cristina dan Cristina pun hanya diam tanpa perlawanan, dan jelas sudah seluruh tubuh Cristina yang kuning langsat dan toked lumayan montok.
    Mereka mulai bergelut mencium dan meremas satu sama lain.

    aEsCrist, blowjob dong kontokku!aEt kata Oka.
    Dibimbingnya kepala Cristina menuju kemaluan Oka dan, aEsEm.. kemaluanmu besar juga Oka,aEt kata Cristina.
    Oka hanya diam menikmati hisapan mulut Cristina. Oka pun langsung saja menjilati dan menghisap memek Cristina hingga mereka melakukan posisi 69.

    Kemudian Oka duduk dengan kaki dijulurkan, ia minta Cristina duduk di atasnya layaknya seorang anak kecil. Tepat kontol Oka masuk dalam liang memek Cristina.
    aEsPelanpelan Oka..aEt kata Cristina mendesah.
    Cristina mulai menaikturunkan pinggulnya dan kontolnya Oka masuk seluruhnya dalam memek merahnya Cristina.
    aEsuuuuh.. ah.. .aEt desah Cristina sambil menggoyangkan pinggulnya seperti goyang dandut ngebor di tv tv.

    Oka pun merespon gerakan tersebut. Dan mereka melakukan gerakan yang seirama, aEsAh.. ah.. ah..aEt desah Cristina semakin keras.
    aEsAku nggak kuat Oka..aEt Oka hanya diam menikmati gerakangerakan yang dimainkan Cristina.
    Dan akhirnya, aEsUgh.. ugh.. ugh.. ahh..aEt desah Cristina yang tubuhnya mengelenjang sambil memeluk tubuh Oka.
    Ternyata Cristina mencapai puncak kenikmatan. Dan Oka membalikkan tubuh Cristina tepat di bawah badannya, Oka mulai mengocok kontolnya yang belum lepas dari memek Cristina, dan aEsAhk..aEt desah Oka dan beberapa saat kemudian Oka mencabut kontolnya dan meletakkan di bibir Cristina dan aEsCroot.. Croot.. Serr..aEt sperma Oka muncrat tepat di seluruh wajah Cristina. Mereka pun akhirnya berpelukan setelah mencapai kepuasan.

    Semenjak kejadian itu mereka sering melakukannya di kontrakan Oka. Entah siang atau malam karena Cristina sering menginap dan tidur satu ranjang bersama Oka. Hubungan mereka semakin intim dan hanya bertahan selama 8 bulan. Hal itu disebabkan Restu mantan pacar yang dulu mengajak membina hubungan kembali. Oka akhirnya pisah dengan Cristina dan kembali lagi dengan Restu.

    Suatu sore Restu datang ke kontrakan Oka, Restu langsung masuk menunggu di kamar Oka karena diminta sahabatsahabat Oka.
    aEsOka baru mandiaEt kata salah seorang sahabatnya.
    aEsOoo,aEt jawab Restu, dan beberapa saat kemudian Oka masuk dan hanya mengenakan handuk dilingkarkan di pinggulnya.
    aEsSama siapa Res..aEt kata Oka.
    aEsSendiri,aEt jawab Restu sambil mendekat ke arah Oka.
    Oka tanggap dengan situasi itu, ia langsung mencium bibir Restu dan melepas baju street warna biru muda yang dipakai Restu. Oka langsung mencopot BH dan menghisap puting susu Restu.
    aEsAh.. ah..aEt desah Restu.
    Tangan Restu langsung meremas kontol Oka yang saat itu handuknya telah jatuh ke lantai. Oka mulai melapas celana panjang Restu serta CDnya. Mereka bergumul di atas ranjang.
    aEsAh.. ah..aEt desah Restu yang semakin merasakan kenikmatan.
    Oka mengangkat kaki kiri Restu kemudian dengan sergapnya Oka mulai memasukkan kontolnya ke dalam memek Restu sambil kaki kiri Restu tetap terangkat.
    aEsBleess, bleess..aEt kemaluan Oka masuk seluruhnya dalam memek, Oka suka dengan posisi seperti itu karena memek terasa sempit.

    Oka mulai menggerakkan kemaluannya keluarmasuk.
    aEsAh.. ah.. ah..aEt erangan kenikmatan keluar dari bibir Restu, Oka pun merasakan kenikmatan pula.
    aEsUgh.. ugh..aEt desah Oka pelan. Beberapa saat kemudian Oka melepas kontolnya, Restu mulai menghisap dan menjilati kontol Oka sambil dikocok dengan jarijemari lembut Restu.
    aEsKulum dong Res..aEt desah Oka. Restu turuti saja apa kemauan Oka.
    Kemudian Oka kembali memasukkan kontolnya dalam memek Restu, aEsBless..aEt langsung masuk dan Restu sempat menjerit tertahan karena menahan sakit.
    Kemudian Oka mulai menggerakkan kontolnya, aEsBleess.. bleess..aEt kemaluan Oka keluarmasuk.
    aEsAh.. ah.. ugh..aEt tubuh Restu mulai bergetar dan mengelejang.
    aEsAku keluar Oka..aEt desah Restu tapi Oka masih mengocok kontolnya dalam memek Restu dan Restu hanya menahan.
    Kedua tangannya mencengkeram kuat bibir tempat tidur sambil menahan gerakan yang Oka lakukan. Oka mulai bergetar, aEsUgh..aEt desahnya.
    aEsDi luar apa di dalam Res..aEt kata Oka pelan.
    Restu hanya diam dan aEsCroot.. croot.. serr..aEt cairan sperma Oka keluar di dalam memek Restu.
    Oka pun rebah sambil memeluk tubuh Restu yang hangat dan sudah lunglai.

    Mereka tersenyum puas.
    aEsKamu pinter dech sekarang Res..aEt kata Oka.
    aEsPinter apaaE?an,aEt jawabnya.
    aEsPinter ngentotnya, belum lagi bulu memek kamu tambah lebat dan indah sajaaEt
    Restu hanya tersenyum saja sambil tangannya membelai batang Kontol Oka. Jam sudah menungjukan Setengah Delapan malam dan meraka pun memutuskan untuk mencari makan keluar dan bergegas mengunakan kembali pakaian mereka masing2.

  • Teman Kuliahku Dipaksa ML

    Teman Kuliahku Dipaksa ML


    2457 views

    Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

  • Foto Bugil Remaja liar menyebarkan kakinya menunjukkan vagina botak

    Foto Bugil Remaja liar menyebarkan kakinya menunjukkan vagina botak


    2456 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang kakinya panjang melepaskan semua pakaiannya menampilakn toketnya yang gede dan mengangkang didalam rumahanya manampilkan memeknya yang dicukur rapi.

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Ngentot Guru Akibat Kelihatan

    Kisah Memek Ngentot Guru Akibat Kelihatan


    2456 views

    Duniabola99.com – Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.


    Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya

    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
    ” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
    ” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
    setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
    ” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

    Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dulu ya ko ”
    setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

    Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
    ” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
    ” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
    Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
    “auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
    “ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
    Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
    “gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.


    Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

    Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
    “sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
    Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
    “masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
    Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
    “slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
    “uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
    Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
    “ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
    Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
    “sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
    “aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.


    Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
    “enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
    “ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

  • Kisah Memek Tante Ku Haus Akan Sex

    Kisah Memek Tante Ku Haus Akan Sex


    2454 views

    Duniabola99.com – Bocah kecil yg teriak minta susu itu yaitu sepupuku namanya Vero. Umurnya 5 th.. Mamanya kita sebut saja namanya mbak Vita. Mbak Vita adalah istri dari pamanku. Semestinya sich saya menyebutnya bibi tapi karna telah punya kebiasaan dari kecil saya menyebutnya mbak. Lagian dia juga gak keberatan jika kupanggil dengan sebutan mbak. Suami mba Vita atau pamanku bekerja diluar negeri cuma pulang satu tahun sekali. Mbak Vita tinggal dengan mertuanya yg tidak beda juga nenekku. Kebetulan saya juga tinggal dengan nenekku karna saya menginginkan bersekolah di Jawa. Sedang ke-2 orang tuaku tinggal di Jakarta.


    Saat itu umurku baru juga akan memijak 17 th.. Saya masih tetap sekolah SMA kelas 3 yg berada di kota Semarang. Hari itu kebetulan hari minggu jadi sekolahku libur. Pagi2 sekali nenekku telah pergi ke pasar. Automatis yg di tempat tinggal saya, mbak Vita serta anaknya. Nenek umumnya jika ke pasar tidak perbah sebentar.

    Saya serta mbak Vita sangatlah dekat, kami berdua sama-sama terbuka. Tapi saya tidak sempat berani macem2 sama dia. Jika berfikir macen2 sich tentu sempat hehehe.
    “Ma, mana susunya? ” celoteh Vero menagih susu yg dijanjikan mamanya.

    “Iya ini…tiap hari minum susu saja gak tau apa jika susu mahal” jawab mbak Vita sembari menyodorkan sebotol susu pada Vero.

    Memanglah Vero tiap-tiap bangun tidur serta sebelumnya tidur senantiasa minta susu. Kebetulan pagi itu saya baru usai sarapan pagi serta muncul keisenganku untuk bercanda pada mbak Vita.

    “Aku juga ingin susu donk mbak” kataku sembari menyodorkan gelas kepadanya.
    “Ini kan susu buat anak2…lagian anda juga telah gede minta susu” balas mbak Vita.
    “Emangnya jika telah gede gak bisa minum susu ya? ” tanyaku penasaran..
    “Bukannya gak bisa, tapi ini kan susu buat anak2” tegasnya.

    “Terus susu buat anak dewasa mana donk mbak? ” tanyaku coba memancing mbak Vita.
    “Ini” jawabnya singkat sembari menunjuk buah dadanya yg lumayan montok itu.
    Mendengar jawabnya jelas saja saya kaget, saya juga jadi malu karna tidak umumnya dia bercanda sampi segitunya.

    Sesungguhnya sich saya juga tau jika dia telah haus juga akan seks. Pikirkan saja sepanjang nyaris satu tahun tidak terkait tubuh dengan suaminya, siapa yang tahan. Kebetulan kamarku ada di lantai 2 pas diatas kamar mandi, serta lantai 2 cuma berlantaikan papan jadi saya seringkali iseng mengintip mbak Vita mandi dari lubang itu serta saya saksikan Mbak Vita begitu seringkali merangsang dianya di kamar mandi, umpamanya dengan meremas-remas toketnya sendiri serta mengelus-elus kemaluannya sendiri. Jadi dari itu saya ambil rangkuman bila dia seringkali terangsang.


    “He…kog bengong jadi ingin minum susu gak? ” tanyanya membuyarkan lamunanku.
    “Emangnya masih tetap keluar mbak? kan Vero telah 5 tahun” jawabku menetralkan kekagetanku.

    “Ga tau entar anda cobalah sendiri saja deh…” jawabnya sembari melaluiku menuju kamar mandi lalu berbisik manja di telingaku,
    “Pinta kamar mandi gak mbak kunci”
    Saat itu juga saya girang sekali, saya seringkali baca majalah porno serta kadang-kadang sempat juga lihat film porno dirumah rekanku. Saya seringkali berkhayal terkait tubuh dengan mbak Vita serta kelihatannya sebentar sekali lagi akan terwujud. Saya buka pintu kamar mandi perlahan-lahan serta kulihat mbak Vita tengah membelakangiku menggantung baju ganti yang juga akan dipakainya sesudah usai mandi. Dengan perlahan-lahan juga saya tutup pintu kamar mandi serta menguncinya tanpa ada nada.

    Mbak Vita mulai buka baju tidurnya tanpa ada membalikkan badannya. Kelihatannya dia tidak sadar bila saya telah ada didalam. Sesudah baju dilepaskan lalu tanganku menuju ke pengait BH-nya punya maksud menolong buka BH-nya. Dia kaget karna mendadak ada orang di belakangnya tetapi sesudah ketahui kalau yang di belakangnya yaitu diriku dia tersenyum serta membiarkan saya meneruskan aktivitasku. Sesudah BH-nya terbuka, lalu kulemparkan BH-nya ke tong tempat baju kotor.

    “Mbak, susunya bisa saya minum saat ini? ” tagihku padanya.

    Dia cuma mengangguk serta lalu membalikkan tubuhnya. Terlihatlah olehku dua buah toket yang sampai kini belum juga sempat saya saksikan dengan segera. Terlebih dulu saya cuma mengintip. Lalu dia menyodorkan toketnya kepadaku serta secara cepat saya sambar dengan mulut serta lidahku. Dia cuma mendesis tidak terang. Lumayan lama saya mengisap serta menjilat ke-2 toketnya buat dia selalu menggelinjang sembari menjambak rambutku. Toketnya kanan kiri dengan bertukaran jadi korban keganasan mulut serta lidahku.

    Mbak Vita lalu dengan perlahan-lahan buka kaosku serta tanpa ada kusadari kaosku telah lepas. Mungkin saja karna keasyikan nikmati toket kenyal punya mbak Vita. Sesaat tanganku yang kiri mulai meraba-raba perutnya sedang yang kanan meremas-remas toketnya samping kanan. Lidahku selalu mempermainkan putingnya samping kiri yang buat nafas Mbak Vita tidak teratur.


    Tanganku samping kiri mulai nakal dengan menyelinapkan jari-jariku ke celana tidurnya yang belum juga di buka. Tangan Mbak Vita juga tidak ingin kalah, dia juga mulai mencari-cari suatu hal di selangkanganku serta sesudah menemukannya dia pijat dengan lembut. Kemaluanku yang rasakan ada rangsangan dari luar celana makin meronta minta keluar. Mbak Vita yang telah memiliki pengalaman lalu buka reitsleting celanaku serta lalu melorotkannya ke bawah dengan memakai kakinya karna dia tidak dapat membungkuk sebab toketnya saat ini masih tetap ada dalam kekuasaanku.

    Demikian celana dalamku telah lepas, saat ini tangannya lebih nakal mulai mengocok perlahan-lahan batang kejantananku serta itu terang saja membuatku terbang tinggi, sebab baru kesempatan ini batang kejantananku dipegang oleh tangan seseorang wanita yang lembut. Desahan mbak Vita semakin jadi saat jilatanku turun ke perutnya serta bermain di sekitaran pusarnya serta lalu dengan sekali tarik celana tidurnya juga lepas serta saat ini di depanku berdiri seseorang wanita cuma dengan celana dalam krem yang bila di perhatikan lebih cermat dapat diliat transparan.

    Jilatanku makin turun ke bawah menuju ke kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang rapi tetapi karna telah basah tampak berantakan. Saya mulai menjilati liang kemaluannya dari luar CD-nya. Itu berniat kulakukan supaya dapat lebih merangsangnya. Serta nyatanya benar dia tidak sabar serta selekasnya turunkan CD-nya sendiri.

    Saya cuma tersenyum melihat ketidaksabarannya itu serta jilatan kulanjutkan sekali lagi tapi tetaplah belum juga menyentuh lubang kenikmatannya itu yang buat dia blingsatan dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan yang mempunyai tujuan supaya jilatanku berlanjut ke liang kemaluannya. Tampak kemaluannya telah banjir, karna tidak sempat rasakan cairan dari wanita jadi jilatanku merambah ke liang kemaluannya. Rasa-rasanya asin tapi dapat buat nikmat.

    Mbak Vita kembali mendesis keenakan,
    “Sssthh…aaahhh…terus Rikooo…” desahnya.
    Lidahkupun mulai bermain cepat. Selang beberapa saat badan Mbak Vita mengejang serta dibarengi dengan desahan panjang,
    “Ooooohhhh…nikmat sekali Rikoooo…aahhh…kamu benar-benar hebat…. ” rancunya menemani dianya menjangkau klimaksnya. Lalu dia juga duduk di lantai kamar mandi dengan perlahan-lahan. Sesudah senang dengan kemaluannya, saya kembali pada atas serta berusaha untuk melumat bibirnya. Bibir yang dari barusan mendesis tidak karuan itu lalu melumat bibirku yang barusan hingga di depannya. Lama kami sama-sama melumat sembari tangan kananku memainkan puting susunya serta tangan yang satunya sekali lagi mencari lubang kewanitaannya serta menekan-nekan klitorisnya yang pasti saja buat lumatan bibirnya makin jadi.


    Sembari berpagutan tangan mbak Vita kembali mencari batang yang barusan pernah dilepasnya karna kesenangan yang dia rasakan. Sesudah ketemu, lalu dia mulai mengocok kemaluanku yang sangatlah tegang serta jadi membesar sembari kadang-kadang menyeka sisi kepalanya yang telah keluarkan cairan bening kental.

    Lalu dengan perlahan kudorong kepalanya ke belakang supaya dia rebah ke lantai kamar mandi. Sesudah dia rebah, Mbak Vita mendorong dadaku lembut yang buat saya terduduk serta dia lalu bangkit kembali. Saya terperanjat, kukira dia sudah sadar dengan siapa dia tengah bermain, tetapi dengan saat itu juga keterkejutanku hilang sebab dia lalu dengan sikap merangkak memegangi kelaminku serta lalu dia memasukkan batang kontolku ke mulutnya.

    Merasa sangat nikmat sebab Mbak Vita begitu pintar memainkan kemaluanku didalam mulutnya. Saya dapat rasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Saya juga rasakan kepala kemaluanku dipermainkan dengan lidahnya yang lincah itu. Sesudah bermain lama dibawah situ, mulutnya lalu merambah ke atas menciumi perut, lalu dadaku serta lalu kembali pada mulutku, tetapi karna dia barusan melepas mulutnya dari kemaluanku, saya berupaya menghindar dari lumatan bibirnya serta coba supaya dia tidak tersinggung dengan mencium pipinya serta lalu telinganya.

    Tanganku lalu mengusap-usap selangkangannya serta terdengar dia berbisik kepadaku,
    “Masukan saat ini yuk Riko, mbak telah gak tahan sekali lagi nih”
    Lalu kurebahkan kembali badan mbak Vita di lantai kamar mandi. Kuguyur dia dengan segayung air serta satu gayung sekali lagi untuk disiramkan ke badan saya sendiri. Sesudah kami berdua basah, tangan kananku lalu meremas-remas toketnya sedang tangan kiriku memegang kejantananku menuju ke lubang sejuta kesenangan. Mbak Vita juga telah siap terima terjanganku dengan buka ke-2 kakinya supaya mempermudah batang kejantannanku masuk ke liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan tapi tentu saya berusaha untuk memasukkan kontolku yang dari barusan telah tegak ke kemaluannya. Tetapi karna telah lama dia tidak tersentuh lelaki, buat kontolku agak sulit untuk menancapkannya. Sekian kali kudorongkan batang kontolku, tetapi agak sulit untuk berhasil, serta sesudah sebagian tusukan, pada akhirnya kontolku masuk dengan berhasil ke liang kewanitaannya.


    Cengkeraman liang kemaluannya benar-benar nikmat, karna waktu itu liang kemaluannya begitu sempit serta itu membuatku merem melek. Dengan pergerakan perlahan saya mulai menaik-turunkan pinggulku. Kulihat mbak Vita menggelinjang kesenangan hingga bola matanya hilang, serta dia juga meggerak-gerakkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan dengan maksud supaya semuanya ruangan di liang kemaluannya terjejali dengan kemaluanku yang telah mulai memompa. Tiap-tiap pompaan buat dia mendesah tidak karuan.

    Sesudah sebagian menit, dia lalu memelukku dengan erat serta membalikkan badanku serta badannya. Saat ini dia telah ada di atasku. Gantian dia yang menaik-turunkan pinggulnya menguber kesenangan yang tidak ada tara. Disamping itu tanganku yang telah bebas kembali memainkan toketnya serta mengusap-usap punggungnya.

    “Ooohhhh Rikoooo…. saya ingin keluuuaaarrr sayaaangg…” desahnya.

    Mendengar desahannya yang demikian seksi membuatku makin terangsang serta saya mulai rasakan ada suatu hal tenaga dalam yang menginginkan di keluarkan serta semuanya kelihatannya telah terkumpul di kejantananku.

    “Aku juga ingin keluar mbaaakk…aahhh…” desahku percepat pergerakan pinggulku dari bawah.
    “Kamu th. dahulu ya, agar mbak dahulu yg keluaarrr…” erangnya.

    Saya tahu tujuannya, suapaya saya tidak mengeluarkannya spermaku didalam memeknya, sebab dengan argumen apa pun saya tidak ingin sperma yang saya mengeluarkan ini jadi anak dari rahim bibiku sendiri. Saya berupaya untuk menahan, tidak lama kemudian merasa cengkeraman di kelaminku merasa kuat serta merasa hangat, badan Mbak Vita kembali mengejang.

    Bila saya tidak selekasnya mencabut kemaluanku dengan sedikit mendorong perut Mbak Vita, mungkin saja saya juga juga akan alami orgasme berbarengan dengan Mbak Vita. Untung saja saya sigap, tidak lama kemudian Mbak Vita terkulai lemas diatas badanku nikmati sisa-sisa kesenangan. Pahaku merasa hangat karna air maninya yang keluar dari liang kemaluan Mbak Vita.

    Kupeluk badannya serta membalikkan badannya karna saya belum juga terpuaskan. Saya kembali merangsang Mbak Vita dengan jilatan di sekitaran selangkangannya. Sesudah sekitar 3 – 4 menit Mbak Vita kembali terangsang serta menyuruhku untuk memasukan sekali lagi batang kejantannanku ke liang kewanitaannya. Tanpa ada ba-bi-bu sekali lagi, segera saya tancapkan kedalam kemaluannya.


    Kesempatan ini lebih gampang karna kemaluan kami berdua memanglah sudah licin. Sesudah memompa sebagian menit, saya kembali rasakan gelombang kesenangan serta dengan selekasnya saya mencabutnya serta mengocok-ngocoknya dengan tangan sendiri.

    Tetapi tidak diduga, Mbak Vita lalu menangkap kemaluanku serta menukar tanganku dengan tangannya serta lalu memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya. SZungguh mengagumkan enaknya, terlebih permainan lidahnya membuatku tidak dapat bertahan lama serta pada akhirnya semuanya spermaku kukeluarkan didalam kuluman mulutnya.
    Dia seolah tidak ingin melepas kemaluanku yang tengah muntah serta dia mengisap habis semuanya muntahannya tanpa ada sisa.

    Sesudah saya rasakan pelumas dari dalam badanku habis, batang kemaluanku juga perlahan kembali mengecil. Lihat hal tersebut, Mbak Vita lalu melepas batang kemaluanku, serta tersenyum kepadaku. Lalu dia berbisik,
    “Riko terima kasih yah mbak senang sekali, mbak telah lama gak ngentot dengan pamanmu, kelak jika ada saat sekali lagi anda maukan puasin mbak sekali lagi? ” ucapnya manja.

    Dengan masih tetap terduduk di lantai saya mengangguk sembari tersenyum nakal pada Mbak Vita. Lalu kami juga mandi keduanya sama, sama-sama bersihkan diri serta kadang-kadang tanganku bergerak nakal menyentuh toketnya yang barusan pentilnya pernah mencuat.

    Sesudah peristiwa pertama itu, kami juga seringkali mengerjakannya di hari Minggu atau hari-hari libur di mana kondisi tempat tinggal tengah sepi. Terkadang di kamar mandi, terkadang di kamarnya.

    Tetapi sesudah sebagian bln. kami melakukanya, dia mendengar kalau suaminya yang diluar negeri telah menikah sekali lagi serta dia juga mengambil keputusan untuk kembali pada tempat tinggal orang tuanya di Jakarta. Serta sesudah kepergiannya atau lebih persisnya kepulangannya ke Jakarta saya tidak sempat mendengar beritanya sekali lagi hingga saat ini.

  • Kisah Memek Mbak Sisca Yang Basah Dengan Toket Jumbo

    Kisah Memek Mbak Sisca Yang Basah Dengan Toket Jumbo


    2451 views

    Duniabola99.com – Namaku Suryandi, biasa dipanggil Yandi. Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Universitas di Surabaya. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas II SMA, di kota Jombang, Jawa Timur.


    Saat Aku tinggal di kota Jombang, Di depan rumahku ada seorang wanita namanya Jesisca, tapi ia biasa dipanggil Sisca dan aku biasa memanggilnya Mbak Sisca. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah Bank suwasta di Jombang.

    Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang lurus pastinya cantik. Tapi yang paling aku suka melihatnya buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.

    Keindahan tubuh Mbak Sisca tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. satu lagi yang membuat ku gemes melihat bibir merahnya yang tipis, Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

    Setiap pagi kalau mbak Sisca sedang menjemur pakaian, Mbak Sisca selalu menggunakan kaos tanpa lengan kadang masih pake pakean baju tidur yang tipis dan keliatan trawang -trawang. Jika dia saat ambil pakaian kan dia menunduk, kadang sering saya lihat payudaranya yang besar dan ingin kuremas hemmmmm…. Seketika itu pasti saya langsung greng penisku langsung konslet.

    Apalagi saat nungging ambil pakaian yang mau di jemur dari ember terus aku lihat dari belakang dan lihat pantatnya yang indah dan besar hemmmmmm , Aku terus bayangin” missal aku bisa bercinta denganya aku ingin bercinta lewat belakang” . tapi apa ya mungkin saya Cuma bisa bayangin aja.

    Kemudian aku membayangkan misal Mbak Sisca bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap hari, dan selalu penisku greng saat membayangkanya.

    Bahkan aku berjanji misal aku bisa bercinta dengan Mbk Sisca akan kunikmati seluruh bagian tubuhnya terutama payudaranya / teteknya yang indah dan bagian pantat sama vaginanya mungkin yang indah . “tapi apa ya mungkin dalam hati saya bilang gitu” hehehhehe.


    Besok malam nya saya pergi di rumah temanku namanya Ridwan, untuk membahas acara sekulahan bentar lagi mau mengadakan GELAR KARYA dan ada juga Temenku yang namanya Dido dia di rumah Ridwan,terus kita ber tiga membahas tentang GELAR KARYA terus tak lama kemudian udah selese, terus aku ijin pulang karna di rumah gak ada orang.

    Karna ortuku baru pergi ke rumah simbah kebetulan rumahnya Surabaya kebetulan adek saya juga ikut Jadi aku sendirian di rumah. Kunci rumah awal saya bawa tapi di saku jaket saya,

    Dido mau pergi lihat balapan liar dia gak pake jaket terus pinjem jaket saya, terus aku pulang baru menyadari bahwa konci rumah di bawa oleh Dido karna jaket saya dibawa Dido. “waduh gimana ni kuncinya malah dibawa Dido, alamat bisa tidur di rumah ni” , saya dalam hati bilang gitu .

    Padahal jarak nonton balapan liarnya lumayan jauh. Apalagi sudah larut malam,mau kembali ke rumah Ridwan gak enak sama ortunya karna udh malam. Terpaksa deh aku tidur di teras rumah, sambil jaga malam.

    “Lho masih di luar Yandi..??”
    Aku tebangun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Sisca baru pulang.
    “Eh Mbak Sisca juga baru pulang?,” saya membalas sapaannya.
    “Iya, baru pulang kerja ni, aku mampir ke rumah temen temenku ada yang menikah jadi kesana dulu,” jawabnya.
    “Kok tidur di luar Yandi..?
    “Hehehe…. kuncinya terbawa teman Mbak, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku.
    “Kok bisa?”
    Ceritanya panjang Mbak… “jawabku.

    Aku berharap agar Mbak Sisca memberiku tumpangan tidur di rumahnya, dalam hati saya bilang gitu. Berlanjut Mbak Sisca membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

    “Kenapa Mbak, pintunya rusak ..?”
    “Iya ni dari kemarin pintunya agak rusak, tapi aku lupa memanggil tukang kunci Yandi jadi agak susah membuka.” jawab Mbak Sisca.
    “Kamu bisa membukanya, Yandi.” lanjutnya.
    “Coba Mbak ,.” jawabku, sambil mengambil alat ala kadarnya dari motorku.


    Aku mulai agak bergaya, seolah olah aku bisa. dikit-dikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Tapi aku bersemangat karna harapanku bisa dapat tumpangan tidur di rumahnya Mbak Sisca.

    “klutek-klutek klutak klutek…” akhirnya bisa terbuka. Aku pun lega.
    “Wah bisa juga kamu Yandi, belajar dari mana?.”
    “Ah, kebetulan aja kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
    “Terima kasih ya Yan,” ucap Mbak Sisca sambil masuk rumah.

    Aku agak kecewa sih Cuma ucapan terima kasih aja,. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Sisca keluar dan menghampiriku.

    “Tidur di luar apa gak dingin Yandi nyamuknya kayaknya juga banyak apa tidur di rumahku aja,” kata Mbak Sisca.
    “Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja nanti malah ngrepotin, “jawabku biasa basa-basi. hehehe
    “Nanti masuk angin lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”
    “Yaudah deh mbak” jawabku gitu.
    Akhirnya aku masuk juga, soalny itulah yang kuinginkan, biar bisa lihat Mbk Sisca dari deket, hati kecil saya bilang gitu.

    “Mbak, saya tidur di ruang tamu saja.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di kursi yang terdapat di ruang tamu.
    “Ini bantal dan selimutnya Yandi.”

    Aku sempet kaget melihat Mbak Sisca datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku pasti membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.

    “Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” Saya bilang gitu.
    “Oh nggak pa-pa Yandi, telanjang juga nggak pa-pa.”
    “Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.
    “Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat di kamarku ada,” kata Mbak Sisca sambil masuk kamar.

    Aku terus bayangin kata-kata Mbak Sisca tadi “kalau kurang hangat di kamarku ada” .saya mikir terus sampe gak bisa tidur. Terus saya mencoba menyapa kekamarnya sambil ketok ketok pintu kamarnya, Mbak saya mau pinjem bantalnya,, ? saya bilang gitu… trus Mbak Sisca keluar kamar sambil ngasih aku bantal saya sempet kaget,

    sebab Mbak Sisca hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Sisca. Apalagi dia tidak memakai apa-apa didalam baju tidurnya jadi kelihatan nrawang-nrawang dikit.

    Terus aku kembali ke kursi, tapi pintu kamarnya Mbak Sisca ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Sisca tidur dan pakaiannya sedikit terbuka.Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

    “Kurang hangat selimutnya Yandi,” kata Mbak Sisca.
    ” Saya sempet kaget saya kira Mbak Sisca udah tidur” . eh iya Mbak, mana selimut yang hangat Mbak,” jawabku memberanikan diri pastinya sambil deg-deg kan.
    “Ini di sini yandi,” kata Mbk Sisca sambil menunjuk tempat tidurnya.

    Aku berlagak bingung . tapi sebenarnya saya maksud Mbak Sisca bilang gitu. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. terus membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Sisca yang tertutup kain tipis itu.

    “Sudah jangan ngalamun, ayo sini naik,” kata Mbak Sisca.
    ” katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek,” kata Mbak Sisca saat aku mau naik ranjangnya.
    Kali ini bener-bener kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek ku berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.


    “Ouww, titit kamu sudah berdiri Yandi, ingin yang hanga,,t,” katanya.
    “Mbak nggak adil masak nyuruh aku telanjang cuma hanya aku yang telanjang, Mbak juga toh,,,” kataku.
    “Aku maunya kamu yang membukakan pakaianku.”
    Kembali aku kaget , aku benar-benar kaget sambil dag dig dug jantungku . Mbak Sisca mengatakan hal itu. Aku baru pertama tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Sisca penisku sudah berdiri.

    “Ayo,,,, bukalah bajuku,” kata Mbak Sisca.
    Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita telanjang, kalau di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

    Setelah Mbak Sisca pakaianya aku copotion meskipun sambil gemeter, tanganku tiba-tiba langsung meremas-remas buah dada Mbak Sisca yang putih dan mulus. Dan lansung saya jilat sama kuhisap putingnya… Mbak Sisca rupanya keasyikan dengan hisapanku. Posisi ini masih keadaan berdiri.

    “Ohhhhhhhhhh, Yandiii…..”

    Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Sisca. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Sisca. Pantat yang kenyal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Sisca yang merah ..

    “yandi, kamu pinter juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.
    “Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.

    Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Sisca. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbk Sisca. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur.

    Aku mencium dan menjilatinya bulunya, trus kujilat vaginanya yg indah itu. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Sisca. masih kurang puas Aku terus kujilat lgi vaginanya sambil bunyi “ceepppp”.

    “Terus mbk Sisca Bilang ” naik ranjang yuk Yandi,,?

    Aku langsung menggendongnya dan langsug aku jatuhkan di ranjang dengan pelan-pelan. Mbak Sisca tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vaginanya Mbak Sisca.

    Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin Mbak Sisca rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Sisca bilang “achhhhhhhhhhhhhh” hingga pahanya sedikit menutup. Tetep masih berlanjut aku kecup klitorisnya……..

    “Lagi Yandi.”ahahahahahhhh
    “Iya Mbak, punyamu sungguh nikmat ..”
    “Ganti yang lebih nikmat dong Yandi.”

    Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Sisca yang agak menutup. Kuraba sebentar sambil klitorisnya tak pegang pelan-pelan . Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat dan panjang, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Sisca.


    “Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..ah..ah”
    “Terus Yandi, masukkan sampai pol Yan.. ah.. ah..ah..ah”
    Aku terus memasukkan penisku hingga pol. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Sisca. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.

    “Mbak Sisca .. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..ah..ah..”
    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat keras. Itu membuat Mbak Sisca semakin menggeliat keasyikan sambil mbk Sisca menciumi leher ku .
    “Oh.. ah.. nikmaatt.. yandi.. terus.. ah.. ah.. ah..”sambil saya juga memegang payudaranya Mbak Sisca ,,,,ah..ah…ah…mbk Sisca menikmatinya.

    Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Sisca memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Sisca memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.

    Aku kelonjotan merasakan nikmatnya Mbak Sisca. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

    “Oh.. Mbak Sisca .. nikmaaatt sekali.. hangat oh.oh.oh.oh.oh.oh..”
    Sambil merasakan kenikmatan itu, sambil aku meremas-remas buah dada Mbak Sisca. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Sisca.

    “Oh Yandi punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..”
    “Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…”

    Mbak Sisca rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Sisca mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Sisca disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

    “Mbak Sisca .. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”
    “Eh.. ahh.. ooohh.. Yandi.. asyiiikkk.. ahhhhhhhhhh…”

    Setelah dengan gerakan turun sambil di goyang. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.

    Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Sisca kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.


    “yandi, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Sisca.
    Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.

    “Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.

    Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas dank eras vagina Mbak Sisca. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

    “Oh.. Aah.. Yannn.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt yan.. terus.. lebih keras Yann…”
    “Mbak Sisca.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”

    Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Sisca membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Sisca bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur. Mbak Yuli berkelonjotan, ia menikmati. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

    “Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”

    Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Sisca yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Sisca.

    “Oh, Mbak .. nikmat sekali .. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”
    “Kamu juga Yan, penismu hebat.. hangat dan nikmat..”

    Terus kami di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

    “Kamu nggak sekolah yan,” tanya Mbak Sisca.
    “Sudah terlambat, Mbak Sisca tidak bekerja.”
    “Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”

    Kemudian Mbak Sisca pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Sisca tetap nikmat.

    Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Dido dan mengambil jaket dan kunci rumahku yang berada di jaketku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita apa lagi wanita itu yang kupinginkan,rasanya seperti mimpi.


    Kini aku udah lulus SMA berlanjut kuliah dan bekerja di Surabaya, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jombang, aku selalu mampir ke rumah Mbak Sisca dan kembali menikmati permainan nikmat.

    Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Sisca, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-benar terjadi.

  • Kisah Memek Ibu Dosenku

    Kisah Memek Ibu Dosenku


    2449 views

    Duniabola99.com – Kejadiannya kira-kira 4 tahun yang lalu, ketika aku kuliah semester ketiga di sebuah lembaga pendidikan di Bekasi. Waktu itu, para mahasiswa baru sedang berkumpul untuk membahas tentang uang kuliah yang menurut brosurnya bisa dicicil selama 5 kali, namun kenyataannya para mahasiswa hanya diberikan kesempatan untuk mengangsurnya selama 3 kali. Bagiku sih sebenarnya tidak terlalu masalah, karena aku sudah membayar penuh selama satu tahun, namun karena rasa solideritas terhadap teman, akhirnya aku ikut berkumpul, dan ternyata oleh teman-temanku, aku dipercaya untuk mewakilkan dan menyampaikan keluhan mereka kepada manager lembaga yang bernama Ibu Ratih S.Pd.


    Akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membicarakan masalah ini kepada Ibu Ratih, dan siapa tahu beliau bisa memberikan solusi yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Ketika aku hendak mengetuk pintu ruangannya, terdengar samar-samar suara desah dan erangan yang berasal dari dalam ruangannya. Akupun tahu bahwa suara ini adalah suaranya Ibu Ratih, karena aku sangat hapal dengan suaranya ketika beliau masih memberi mata kuliah Akuntansi Dasar 1.

    Kuketuk berkali-kali, namun belum ada jawaban, akhirnya aku beranikan diri untuk langsung membuka pintu. Ku lihat diruang kerjanya, ternyata tidak ada, kucari kesana kemari, akhirnya aku menemukannya sedang serius menghadap kekomputer yang biasa digunakan oleh asistennya (letaknya terhalang oleh sebuah lemari yang berisi bermacam-macam jenis buku). Yang aku tahu, hari ini asistennya belum masuk karena 2 hari yang lalu dia mengalami kecelakaan. Dengan agak ragu aku mencoba mendekatinya.

    Dan ternyata.. Ibu Ratih sedang melihat adegan-adegan seks yang ada di internet. Wajar saja tadi terdengar suara orang mendesah keenakan, tidak tahunya waktu melihat adegan itu, Ibu Ratih pun merangsang dirinya sendiri dengan menggunakan jari-jari lentiknya. Aku jadi bingung dan deg-degan, karena sebagai lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan seks yang ditampilkan dimonitor, dan yang lebih membuatku konak, ketika melihat Ibu Ratih yang sepertinya sedang diamuk birahi. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja, dan melebarkan kedua pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih terus keluar masuk lubang memeknya yang sudah terlihat basah.


    Karena takut ketahuan, dan takut dimarahi akan kelancanganku, pelan-pelan aku menuju pintu untuk keluar. Tetapi tiba-tiba..
    “Fik.. jika kamu teruskan langkahmu untuk keluar dari ruangan ini sekarang, nanti aku akan men-DO kamu dari sini. Karena kamu telah lancang memasuki ruangan saya tanpa sepengetahuan saya”.
    Karena beliau mengancam akan mengeluarkan saya, akhirnya langkah saya langsung terhenti dan dengan agak terbata-bata saya langsung meminta maaf atas semua kelancangan saya.

    Tanpa menunjukan ekspresi apapun, Bu Ratih berjalan mendekatiku sambil bertanya.
    “Apakah kamu tahu apa kesalahanmu?”
    Dengan gugup saya mengatakan bahwa saya telah lancang memasuki ruangan Ibu tanpa izin.
    “Dan kamu tahu apa hukumannya jika telah melakukan itu?”
    “Tidak Bu”, jawabku pelan.
    “Oke, sekarang kamu akan saya hukum sesuai dengan kesalahanmu, apa yang kamu lihat ketika kamu masuk ruangan ini?”
    “Ngga ada bu”.
    “Kamu jangan bohong yach, sebenarnya waktu kamu masuk, Ibu sudah mengetahuinya, sekarang jawab yang jujur, apa kamu melihat saya sedang melakukan sesuatu?”
    Akhirnya dengan gugup saya menceritakan semua kejadiannya.

    “Jika memberi keterangan jangan berbelit-belit begitu, saya tidak mengerti. Sekarang coba kamu peragakan semua yang kamu lihat”.
    Akhirnya saya mengambil posisi duduk didepan monitor yang masih menampilkan adegan bercinta antara 2 wanita dengan 1 pria. Dengan hati-hati saya mengangkat kedua kaki saya mengikuti apa yang tadi Ibu Ratih lakukan, namun karena saya terus melihat adegan di monitor itu, akhirnya saya hanya terbengong menyaksikan semuanya. Lama-lama tanpa saya sadari, kontol saya mulai menegang. Namun karena merasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku pura-pura menyatakan kalau aku tidak bisa mempraktekkan semua yang tadi dilakukannya, karena saya tidak mempunyai memek.


    Tanpa disangka, Ibu Ratih malah berkata.
    “Kalo begitu, kamu pake memek saya saja, tapi jarinya tetap jari kamu”.
    Akhirnya Ibu Ratih memposisikan tubuhnya seperti waktu pertama kali saya lihat. Ragu-ragu saya mendekatinya dan bertanya.
    “Tapi kan tadi Ibu tidak pake CD, kenapa sekarang pake CD?”, tanyaku.
    “Coba sekalian kamu praktekkan cara membuka CD wanita, apakah kamu bisa?”.
    Akhirnya aku tahu bahwa aku akan mengalami hukuman yang sangat menyenangkan.

    Tanpa ragu-ragu lagi aku mendekati tubuh Ibu Ratih yang masih menaikan kaki dan melebarkan kedua pahanya di atas meja. Aku langsung menurunkan kedua kakinya dan meminta dia untuk berdiri.
    “Saya menghargai wanita tidak hanya di bagian tertentu, saya menghargai semua yang ada pada diri seorang wanita, maka izinkanlah saya untuk mencumbui semua yang ada di diri ibu”.

    Dengan tersenyum, akhirnya dia berdiri dan bertanya.
    “Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta jangan hanya di mulut saja”.

    Thanks God, akhirnya saya diberi kesempatan untuk merasakan apa yang selama ini cuma jadi hayalan saya tentang kecantikan dan kemontokan Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah. Ternyata, Ibu Ratih sangat liar (mungkin karena sebelumnya sudah melihat adegan yang merangsang).
    “Fik, untuk sekarang ini, Ibu cuma butuh kontol kamu, kamu tidak perlu repot-repot untuk merangsang ibu, karena Ibu sudah tidak kuat lagi menahannya”
    Sambil berkata begitu, tanpa sempat membuka bajuku, Ibu Ratih langsung membuka celanaku dan mengarahkan kontolku ke memeknya.

    Walaupun tanpa foreplay terlebih dahulu, kontolku memang selalu siap jika disuruh ngentot cewe cantik, karena kontolku sudah terlatih sejak waktu SMA. Sambil berdiri, Ibu Ratih terus menarik dan mendorong pantatnya agar kontolku terus keluar masuk dari lubang memeknya. Aku hanya diam mematung menikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karena walaupun aku terlihat pasif, sepertinya Ibu Ratih sangat menikmatinya.
    “Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. nikmatnya.. kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat dan nikmatnya barang kamu Fik.. gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”
    Tanpa henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang kepedasan.


    Meski dari dulu aku terobsesi untuk bisa bercinta dengan Ibu Ratih, namun aku tidak ingin terburu-buru dalam menikmatinya. Aku sengaja membiarkan Ibu Ratih agar dia mencapai puncak duluan, biar bisa memberikan kesan yang baik di matanya.
    “Aawww..” ternyata ketika Ibu Ratih mencapai orgasme, tanpa sadar tangannya yang semula memegang pantatku, langsung meremas dengan sekencang-kencangnya, tubuhnya bergetar sebentar, kemudian diam dan langsung memelukku.
    “Thanks ya Fik, kamu sudah membantu saya mencapai puncak”.

    Ketika pelan-pelan kucabut kontolku yang masih tegak berdiri, Ibu Ratih masih terlihat lelah, namun dari raut wajahnya terlihat sangat puas. Aku sengaja memberi waktu beberapa menit agar Ibu Ratih bisa istirahat dan menikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit kemudian, aku langsung membuka bajuku, menurutku, pertempuran baru akan dimulai, dan dengan perlahan akupun mulai membuka satu persatu pakaian Ibu Ratih. Karena waktu pertama melakukannya, Ibu Ratih tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membuka pakaian kami, mungkin saking ngebetnya, dia cuma menaikan roknya (yang kebetulan sudah tidak ber-CD), dan menurunkan celanaku.

    “Waktu istirahatnya sudah cukup Bu, sekarang mari kita ngentot lagi, dan tolong puaskan kontol saya dengan segala cara yang Ibu bisa”. Tanpa menunggu lama, kami yang sudah sama-sama telanjang sudah saling memeluk. Aku yang sangat mengagumi kemolekan Ibu Ratih, berusaha untuk menikmati seluruh tubuhnya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, kedua susu yang padat itu semakin terlihat indah dan mengundangku untuk segera menikmatinya.
    “Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh, teeruuss”
    Tanganku pun mulai mencari sasaran yang lain ketika bibirku masih memainkan kedua susunya. Pelan tanganku mulai turun dari kedua susunya dan terus kebawah menggerayangi perut, dan akhirnya jariku merasakan bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar lubang kemaluannya.

    Ku usap dengan lembut pinggiran lubang kemaluannya, ternyata sudah sangat basah, mungkin karena dia sudah mulai diamuk birahi lagi. Kuelus terus sambil sesekali telunjukku kumasukkan ke dalam memeknya yang sudah terlihat sangat merah akibat terjadinya gesekan. Bibirku langsung berhenti mencumbu bibirnya, aku langsung mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan kedua tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, dan aku langsung menjilati “klit”nya yang agak sedikit “monyong” ke depan. Ibu Ratih seperti orang kesetanan ketika lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing kepanasan, mulutnya terus mendesis seperti ular, dan tangannya seperti mencari sesuatu untuk dipegang.


    Seperti kejadian sebelumnya, Ibu Ratih pun mengalami orgasme yang kedua ketika aku baru memainkan memeknya dengan lidah dan jariku. Namun karena nafsuku sudah tidak bisa kubendung lagi, aku tidak memberi dia kesempatan untuk beristirahat, setelah melihat dia terkulai dengan lemas, aku mulai memasukan kontolku ke dalam memeknya. Dengan mengangkat kedua pahanya, dan meletakkan kakinya dipundakku, aku langsung memaju mundurkan pantatku untuk mengeluar masukan kontolku ke dalam memeknya.

    Hampir 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku, mungkin itu membuat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit lagi, diapun berusaha untuk menggoyangkan pinggulnya agar kontolku bisa menstimulasi dinding memeknya secara menyeluruh. Aku mengerti apa yang dia inginkan, akhirnya tanpa menyabut kontolku, pelan-pelan kubalikan badannya dan menyuruh dia agar “menungging”. Secara visual, nafsuku langsung bertambah ketika melihat 2 bongkahan daging yang sangat besar dan tanpa berhenti memainkan kontolku, tanganku langsung meremas pantatnya yang sangat mulus, aku usap, aku remas, dan kadang-kadang aku menepuknya sehingga membuat warna kulitnya menjadi agak merah.

    Mungkin karena terlalu lelah, Ibu Ratih minta agar aku mencabut dulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong begitu, nafsuku malah bertambah-tambah, tanganku langsung menarik rambutnya dan memperkencang gerakan kontolku. Ibu Ratih hanya bisa mendesah, mengerang dan merintih, tanpa bisa memberikan perlawanan lagi. Akhirnya dia hanya pasrah dan terus menikmati sensasi yang aku berikan. Akhirnya aku mencabut kontolku dan meminta Ibu Ratih agar segera mengulum kemaluanku. Mungkin saking lelahnya, dia membalikan badannya sangat lambat, aku yang sudah tidak tahan, langsung menarik wajahnya mengarahkan kontolku ke dalam mulutnya. Sambil terus kukocok, aku tetap memegang kepalanya agar ikut bergerak maju mundur.

    Tiba-tiba.. spermaku keluar banyak juga, sampai-sampai, sebagian keluar lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku sengaja mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya, karena aku bilang, aku paling suka melihat spermaku ditelan oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun langsung menelan semua spermaku dan menjilati kepala kemaluanku, hingga tidak ada sedikitpun spermaku yang tidak tertelan olehnya.


    Akhirnya sampai juga aku mewujudkan impianku terhadap Ibu Ratih ini. Ternyata Tuhan telah mendengar dan mengabulkan keinginan yang ada di dalam hatiku. Setelah rapi-rapi, aku utarakan maksud kedatanganku ke ruangannya, dengan seksama, beliau mendengarkan apa menjadi permasalahan diantara anak didiknya, dengan bijak, akhirnya beliau mengatakan.
    “Kalau masalah ini akan segera dimeetingkan, dan kamu tidak usah terlalu kuatir, karena keputusan akhirnya tetap ada di tangan Ibu, yang penting jika hari minggu nanti kamu bersedia menemani Ibu check in, minggu depan masalah itu pasti selesai, bagaimana?”
    Dengan cepat, aku langsung menjawab, “Ya.. ya.. ya..”