Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Pramugari Cantik dan Seksi

    Kisah Memek Pramugari Cantik dan Seksi


    2623 views

    Duniabola99.com – Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura. Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.

    Suatu hari, aku harus terbang ke LA. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke LA sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.

    Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar 5 menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.


    ” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

    Adelia… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Bastian… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

    Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

    ” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… “

    Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… “

    Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

    ” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Bastian… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

    Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.


    Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet.

    Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

    Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat.

    Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kontolku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.

    Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati memeknya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam memeknya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya.


    Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati memeknya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok memeknya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontolku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat.

    Lia si pramugari melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kontolku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia si pramugari tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Bastian… gigit seperti itu… I feel sexy… ”

    Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kontolku terus memompa memeknya dengan cepat, dan kurasakan memeknya semakin menyempit… ” gila… memek lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang.

    Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur memeknya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kontolku keluar masuk memeknya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.


    ” Ah Bastian… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kontolku dari memeknya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel.

    Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia si pramugari tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontolku ke memeknya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

    Aku mulai memompa memeknya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… “

    Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kontolku makin cepat menusuk2 memeknya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat.

    Badan Lia si pramugari naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kontolku semakin tegang dan terus menghantam memeknya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kontolku terasa makin becek oleh cairan memeknya.


    “Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kontolmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontolku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan.

    Lia si pramugari menyedot kontolku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kontolku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kontolku dengan gerakan makin pelan.

    Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia si pramugari berlutut dan menjilati seluruh kontolku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

    Setelah Lia si pramugari menjilat bersih kontolku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.


    Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    ” Baiklah, Pak Bastian… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

    Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia si pramugari sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class.

    Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.

  • Kisah Memek Ngentot Untuk Kesehatanku

    Kisah Memek Ngentot Untuk Kesehatanku


    2622 views

    Duniabola99.com – Sebagai seorang konsultan aku sering pergi keluar kota dan menginap di hotel bisa sampai berbulan-bulan lamanya. Seringnya menginap sekamar bareng dengan anggota tim lainnya namun kadang juga menginap sendirian. Pekerjaanku yang bersifat projek jelas sering menuntut waktu ekstra dan kerja keras sehingga membuatku mengalami keletihan baik fisik dan mental. Kalau sudah begitu aku segera mencari tukang pijat untuk mengendorkan urat saraf yang telah amat tegangnya.


    Giliranku kali ini mendapatkan projek di kota B yang berhawa sejuk dan merupakan kota idolaku. Dulu aku sempat lama berdiam di kota ini ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini. Sebagaimana projek-projek lain yang sering kukerjakan maka tidak ada perkecualian projek ini juga menuntut energi dan pikiran ekstra keras karena ketatnya jadwal. Salah satu hal yang menyebalkan di kota ini adalah masalah taxi yang buruk kondisinya dan lagi jarang mau menggunakan argo sehingga harus selalu melakukan negosiasi terlebih dahulu. Oleh sebab itu sering aku mencari hotel terdekat dengan lokasi projek sehingga dapat dicapai dengan jalan kaki hanya beberapa menit.

    Minggu ini adalah puncak-puncaknya pekerjaan sehingga keletihan amat sangat terasa. Hal ini menyebabkan aku malas pulang week end ke kota J di mana aku tinggal. Kurencanakan Sabtu pagi besok saja untuk pulang menggunakan kereta api. Karena anggota tim lain selalu pulang ke J (semuanya berdomisili di J) di akhir minggu maka kini tinggal aku sendirian.

    Setelah makan malam di restoran hotel aku masuk ke kamar sambil nonton acara-acara TV. Berhubung hotel ini bukan hotel mewah maka channel acara TV-nya pun terbatas, untuk mengirit ongkos operasional kali. Setelah satu jam aku mulai dihinggapi kejenuhan. Mau tidur masih amat susah karena malam begitu larut, baru jam 8an, dan badan yang amat letih ternyata malah membuat sulit untuk segera beristirahat tidur. Tiba-tiba aku teringat biasanya hotel ada info layanan pijat. Kucari-cari brosurnya tidak kutemukan. Tanpa kurang akal kutelpon operator untuk menanyakan apakah di hotel ini bisa dicarikan tukang pijat. Ah lega rasanya ketika dijawab bisa dan akan segera diantar.

    Sambil menunggu kedatangan tukang pijat aku mulai mencoba kembali menikmati acara-acara di layar TV. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini. Ah beginilah nikmatnya masih bujangan (sebagai lelaki berusia 35 aku jelas termasuk telat menikah, hehe biarin masih enak sendiri kok), waktu masih bisa diatur sesuka hati. Coba kalau berkeluarga sebagaimana kawan-kawanku itu, pasti mereka harus buru-buru pulang sementara masih harus berjuang untuk mendapatkan tiket kereta karena penuhnya calon penumpang di akhir minggu.

    Sejam kemudian ada suara ketukan pintu, ah sudah datang, batinku dengan girang. Ketika kubuka aku agak sedikit heran karena tukang pijatnya ibu-ibu berumur 45-an lebih kira-kira. Tinggi tubuh sekitar 155 cm, berkulit kuning bersih, wajah sudah menunjukkan usianya yang memang sudah matang. Dengan mengenakan jaket kain dan bercelana jean yang agak ketat. Dengan santunnya dia permisi untuk masuk. Kupersilakan dia masuk sementara pengantarnya yang adalah bell boy kemudian pergi meninggalkannya.


    Setelah di dalam kamar kupersilakan duduk dulu di kursi pojok kamar. Aku ijin sebentar ke toilet untuk pipis karena aku memang termasuk orang yang nggak tahan dingin (sudah di kota yang dingin ber-AC pula) sehingga sering pipis. Daripada nanti pas ditengah-tengah aksi pemijatan aku kebelet mendingan kukeringkan dulu kantong pipisku. Kan nggak nyaman pas lagi merem-melek dipijat eh kebelet pipis, pasti akan merepotkan.

    Setelah selesai dari toilet kulepas kaos dan celana pendekku sehingga tinggal CD saja. Lalu kulihat ibu itu membuka jaketnya sehingga hanya memakai kaos ketat hitam saja. Wah ternyata si ibu ini masih bagus juga badannya, kelihatan perut masih kencang. Tanpa banyak buang waktu langsung aku tengkurap di atas ranjang. Ibu tukang pijat mendekat dan mengatakan maaf serta mohon ijin untuk mulai pemijatan. Pertama yang dipijat adalah telapak kaki. Ah nyamannya. Telapak kakiku yang telah kaku-kaku ditekan-tekan dan kemudian diurut.

    Aku tak mau banyak bicara agar Si Ibu lebih fokus pada pekerjaannya dan aku konsentrasi agar kenikmatan yang kuraih dari pijatan-pijatan maksimal. Setelah selesai dari telapak kaki mulailah naik menuju ke betisku yang tak kalah kakunya. Rupanya betis kaku kalau dipijat menimbulkan rasa nyeri sehingga aku sedikit meringis. Rupanya Si Ibu tahu kesakitanku lalu sedikit dikurangi tekanannya. Selesai ditekan-tekan kemudian diurut-urut. Untuk urut dipakailah cream agar licin.
    Begitu sampai menuju paha tiba-tiba kudengar suaranya..

    “Den, maaf CD-nya dilepas saja biar nggak kotor kena minyak. Maaf ya.”

    Karena logis alasannya ya kulepas saja meskipun membuatku kikuk (aku sering dipijat tetapi biasanya pria tuna netra). Aku lepas CD-ku dengan hanya mengangkat pantat terus kuperosotkan keluar dari kaki. Menurutku Si Ibu nggak dapat melihat “adikku”. Lalu aku mapan lagi agar pijatan dapat diteruskan. Mulanya paha luar yang mendapatkan giliran. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Dengan mengurut dari arah bawah menuju atas, stop press!! Bisakah anda bayangkan?


    Jari-jarinya, kayaknya ibu jarinya (aku nggak bisa lihat sih) secara halus menyenggol kantong-kantong kejantananku. Serr. Kudiamkan. Kemudian pantatku mulai dijamahnya dengan cara melingkar dari bawah ke atas luar terus turun masuk ke dalam dan berakhir di.. Ujung selangkangan persisnya tengah-tengah antara kedua kantong kejantananku. Serr. Serr. Uenak sekali. Aku heran agak lama juga dia ini bermain di wilayah sensitif ini. Tapi biarlah, enak ini. Hehe. Eh ketika sedang enak-enaknya menikmati jari-jari lihainya yang baru pertama kali kunikmati sensasi kenikmatan tiada tara ini berlangsung tiba mulai naik ke arah pinggang. Agak kecewa juga, tapi kutahan biarlah dia menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan prosedur standar pemijatan yang dia praktekkan.

    Begitu selesai dengan leher belakang sebagai bagian teratas yang dirambahnya, tiba-tiba dengan ‘cool’-nya memerintahkan untuk telentang. Wah kacau ini. Bisa ketahuan nih kalau adikku ternyata telah terjaga. Tapi ya sudahlah biarkan segalanya berlalu dengan alamiah. Yang sudah telanjur tegak biarlah begitu. Hehe.

    Mulai lagi Si Ibu dari bawah yaitu bagian depan telapak kaki. Mulai saat ini sudah tidak mampu lagi kunikmati pijatan dari detik ke detik dan setiap inchi anggota tubuhku. Aku hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika sudah merembet ke arah paha. Gara-gara pikiranku sudah terpandu oleh kerja hormon testosteronku maka jelas sudah, adikku semakin percaya diri untuk mengeras sebelum sentuhan terjadi.

    Akhirnya tiba juga saat-saat yang kunantikan. Rupanya teknik yang dia lakukan di bagian pantatku tadi dipraktekkan juga di bagian depan. Aduh Mami, enaknya minta ampun, eh nambah. Sempat kutatap wajahnya, kulihat sekilas-sekilas dia melirik adikku. Hmm rupanya dia ingin tahu efek pijatannya apakah membuahkan hasil atau tidak. Dan tidak salah dia. Sukses besar. Bahkan si adik telah sedikit menitikkan cairan.

    Ketika itu dia mencuri pandang ke aku. Aku menangkapnya. Mulai kuamati wajahnya untuk melihat lebih jelas seperti apa sebenarnya tampang Ibu ini. Biasa aja. Tidak menarik. Bahkan sudah ada beberapa kerutan. Sedikit. Tidak terlalu muluslah wajahnya. Tapi tidak berpengaruhlah itu karena nyatanya adikku tetap saja berdiri kayak tonggak, sedikit miring karena gravitasi.


    Lagi asyik-asyiknya melayang-layang imajiku akibat aksi pijatan-pijatan yang berbentuk lingkaran-lingkaran itu tiba-tiba rambahannya sudah menuju perut. Ah. Sedikit down. Sedikit kecewa. Tunggu dulu, rupanya ketika di perut masih ada harapan untuk mendapatkan sentuhan-sentuhan dahsyat itu. Ketika gerak maju-mundur di perut dengan formasi melingkar luar-dalam juga, ternyata setiap mundur gerakannya dibablaskan sehingga si adik tetap bisa menikmati sentuhan-sentuhan. Bedanya sekarang yang mendapatkan anugerah adalah bagian kepala adik. Sip. Sip bener ini. Kok ya ada tukang pijat sehebat ini. Apakah karena sudah ibu-ibu maka pengalamannya memijat bertahun-tahun yang membuatnya menjadi piawai begini? Mustinya iya.

    Lalu, akhirnya pijatan di akhir bagian dada. Begitu selesai..

    “Mau diapain lagi Den?”

    “Maksud Ibu?” Tukasku.

    Tersenyum simpul dia dan.. Tahu-tahu tangannya pura-pura pijat-pijat lagi di selangkangan tetapi dengan titik kontak gesekan ke ‘adik’ semakin besar dan lama.

    “Oh tahu aku maksudnya”, pikirku.

    Tanpa kujawab mulai kuelus punggungnya (dia duduk di pinggir ranjang dengan membelakangi). Dia diam dan mulai berani hanya mengelus khusus adikku saja, tidak lagi pura-pura menyentuh bagian lain. Kusingkap pelan kaosnya. Astaga, rupanya kondisi dalamnya terawat mulus. Tak kusangka padahal sudah seumur itu. Menggelegaklah kelelakianku. Tanpa terkontrol lagi aku yang tadinya telentang bangkit duduk sehingga punggungnya berhadapan dengan tubuh depanku dan tanganku yang kiri menyingkap kaosnya lebih ke atas lagi sementara yang kanan ke depan menjamah sang.. Tetek.

    Dia sengaja mencondongkan dirinya ke arahku agar lebih mepet. Kulepas kaosnya dan dibantu dia sehingga sekarang setengah telanjang dia. Eits! Bulu keteknya nggak dicukur. Gairahku malah semakin meledak, kubalikkan badannya agar menghadapku. Dia menunduk mungkin malu atau minder karena umur atau ketidak cantikannya, entahlah, yang pasti dia telah dengan ahlinya melepaskan ‘nafsuku’ dari kandangnya. Kurebahkan dia dengan masih tetap pakai BH karena aku lebih suka menjamah teteknya dengan cara menyelinapkan tangan.


    Kuserbu keteknya yang berbulu agak lebat itu (kering tanpa ‘burket’, kalaupun ‘burket’ toh nafsuku belum tentu turun) sambil terus meremas tetek. Kutindih dia. Celana jeans masih belum dilepas. Kususupkan tangan kananku ke dalamnya. Menyentuh veginya. Basah. Kupindahkan serangan ciumanku ke lehernya. Mendesah. Lalu mengerang-mengerang lembut dia. Kehabisan nafas aku, ketika kutarik kepalaku naik untuk mengambil udara ditarik lagi kepalaku. Ah rupanya ‘G-Spot’nya ada di leher belakang telinga sebelah kanan. Kuhajar lama dengan dengusan napas hidungku di wilayah itu. Semakin liar polahnya. Tangan kananku semakin dibasahi dengan banyak cairan. Kulepas tanganku dan kusuruh dia bangkit.

    “Lepaskan BH dan celana ya”.

    Tanpa tunggu lama wajahnya yang sudah merah merona itu mengangguk dan cepat-cepat semua yang kuingin lepas dilepasnya. Kupandangi sebentar teteknya, masih lumayan bulat. Kupandangi veginya, wow alangkah lebatnya. Kurebahkan lagi dengan segera. Kutindih lagi dia. Mengerang hebat. Nafasku memburu berat. Kukangkangkan pahanya. Dan bless.. Rudalku telah menghunjam ‘vegi’nya yang telah banjir itu. Kusodok-sodok sekuat tenaga. Semakin keras erangannya. Kuseret pahanya ke pinggir ranjang, dengan berdiri kuangkat kakinya menumpang di pundakku, kuarahkan kembali rudalku menuju veginya yang lenyap ditelan jembut. Kusibakkan terlebih dulu, lalu bless.. Bless.

    “Argh.. Arghh.. Yang cepeth Denn Arghh.. Kencangin laggih Denn.. Auhh.. Ahh..”

    Menjelang 10 menit mulai terasa hangat adikku.

    “Akkhu.. Sudahh mauu.. Kelluaar.. Bikk.. Ahh.. Ahh”.

    “Akkh.. Bibikh.. Jugah.. Denn. Ahh.. Argh”.

    Dan tanpa dapat dibendung lagi jebollah lahar panas dari rudalku menyemburi lembahnya yang rimbun itu. Pada saat yang bersamaan. Sensasi kimiawi dari surga telah mengurasku menuju keletihan. Entah kenapa badanku yang sebelumnya sudah letih banget ternyata masih mampu mengeluarkan tenaga sebesar ini. Ibu ini memang lihai. Luar biasa kuakui.

    Setelah berbaring-baring sekitar 15 menit Si Ibu minta ijin ke toilet untuk bersih-bersih diri. Kusiapkan amplop untuk memberinya kompensasi atas jasa kenikmatan luar biasa yang baru sekali ini kurasakan seumur hidupku. Tanpa dibukanya amplop itu sambil mengucapkan terima kasih dengan sopan, dia keluar kamar setelah mengenakan jaketnya kembali.

    Sejak mengenal kenikmatan ‘pijat hotel’ itu, aku mulai sering mencoba-coba. Di kota B banyak sekali panti-panti yang berkedok pijat namun sesungguhnya yang ditawarkan adalah lebih dari sekadar pijat. Awalnya kucoba yang muda-muda dan cantik, akhirnya aku kembali mencari yang telah senior karena yang masih muda kuanggap belum banyak pengalaman dan tidak banyak kenikmatan yang kuraih. Di samping itu lebih aman secara kesehatan dengan yang tua karena jarang dipakai, sementara yang muda dan cantik laris diantri banyak pria dari berbagai lapisan dan dengan kondisi kesehatan yang sulit terkontrol pula.


    Demikianlah kisah keperjakaanku yang hilang di tangan sang Ibu Pemijat. Aku tidak menyesal. Bahkan malah sulit melupakannya. Yang kusesali adalah mengapa kenikmatan yang sedemikian dahsyatnya baru kuketahui setelah setua ini.

    Bonus Foto

  • Kisah Memek Menuntaskan gairah janda di dalam bioskop berlanjut di rumahnya

    Kisah Memek Menuntaskan gairah janda di dalam bioskop berlanjut di rumahnya


    2620 views

    Duniabola99.com – Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan. Judi Bola Online
    Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

    Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra
    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
    “sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri
    “Belum, Bu!”

    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya

    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya
    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya


    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan
    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat

    “Terima kasih”, jawabnya singkat
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
    “Saya tunggu, Bu permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu


    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya

    Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat


    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan

    “Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam

    “Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku.

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar

    “Bella, aku sudah nggak tahan ”
    “Tahan sebentar, Gal ”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama


    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ” Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur


    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku “Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan


    Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

    Memang yang kukejar hanyalah kenikmatan dunia yang didasari Cinta. Kalau harta sih, ada sukur, nggak ada ya cari dong.

  • Kisah Memek sepasang kekasih yang romantis

    Kisah Memek sepasang kekasih yang romantis


    2620 views

    Duniabola99.com – Sebut saja namanya Karina. Karina tak bisa menolak ajakan teman yang ia sukai itu. Dua tahun sudah mereka saling mengenal, sejak keduanya sama-sama duduk di bangku kelas satu. Dan perasaan suka itu muncul di hati Karina tak lama setelah pertemuan pertamanya. Kalau tidak karena Muhris memberi sinyal yang sama, Karina tentu sudah melupakan perasaannya. Tapi cowok itu terus saja bersikap spesial kepadanya, hingga cinta jarak jauh mereka terjalin erat meski tanpa kontak fisik.

    Lalu 3 bulan yang lalu saat menjelang Ujian Akhir Sekolah. Kelas pria dan wanita yang biasanya terpisah mulai digabung di beberapa kesempatan karena alasan peningkatan intensitas pelajaran. Siswa putra duduk di barisan depan, sedang yang putri di bagian belakang. Tapi Muhris duduk di barisan putra paling belakang sedang Karina di barisan putri paling depan. Maka tak ayal Muhris berada tepat di depan Karina. Dan itulah awal kontak terdekat yang terjadi pada mereka.

    alignnone wp-image-6063″ src=”http://duniabola99.com/wp-content/uploads/2018/09/1-87.jpg” alt=”” width=”660″ height=”989″ />

    Biasalah Awalnya purapura pinjam alat tulis, tanya buku, ini itu Tapi senyuman makin sering tertukar dan kontak batin terjalin dengan pasti. Kadang ada alasan bagi keduanya untuk tidak keluar buru-buru saat istirahat, hingga ada masa singkat ketika mereka hanya berdua di dalam kelas; tanyatanya pelajaranalasan basi yang paling disukai setiap orang. 2 bulan lebih dari cukup untuk memupuk rasa cinta. Meski pacaran adalah terlarang, dan keduanya belum pernah saling mengutarakan cinta, tapi semua teman mer

    Eka tahu keduanya adalah sepasang kekasih. Hubungan cinta yang unik di jaman yang serba bebas ini. Dan Karina begitu menikmati perasaannya. Setiap waktu teramat berharga. Sekilas tatapan serta seulas senyuman selalu menjadi bagian yang menyenangkan.

    Lalu cinta mulai berkembang saat kenakalan muncul perlahan-lahan. Karina sempat ragu saat Muhris memintanya untuk datang ke Mall M sepulang sekolah sore itu. Sejuta perasaan bahagia membuncah di hati Karina, bercampur dengan rasa takut dan kegugupan yang luar biasa. Ia nyaris pulang lagi saat sore itu ia berdiri di pintu Mall untuk bertemu dengan Muhris. Tapi cowok itu keburu melihatnya hingga ia tak dapat menghindar lagi.

    Ia tahu bahwa dirinya salah tingkah selama kencan pertama mereka. Malamnya Karina tak bisa tidur. Membayangkan tentang betapa menyenangkannya kencan mereka, saat untuk pertama kalinya Muhris menggenggam tangannya selama berkeliling melihat-lihat banyak hal. Seluruh tubuhnya terasa panas dingin. Muhris bahkan membelikan sebuah hadiah berupa kalung mutiara yang sangat mahal untuk ukuran dirinya. Untaian mutiara itu sangat indah, putih memancarkan kilau yang terang.

    Cowok itu berkata,

    Walaupun aku tak akan dapat melihatmu mengenakan kalung itu, kuharap kamu mau tetap mengenakannya. Dan tentu saja ia senantiasa mengenakan kalung mutiara itu.

    Satu bulan itu dihiasi dengan kencan sembunyi-sembunyi yang sangat mendebarkan.

    Seperti bermain kucing-kucingan dengan semua orang yang Karina kenal. Kalau ada satu saja orang yang tahu Karina berduaan dengan seorang pria di Mall, maka Karina tak dapat membayangkan petaka apa yang akan menimpanya. Tapi berhenti dari melakukan itu ia yakini lebih mengerikan daripada terus menjalaninya. Karena, di sore itu, di satu sudut yang sepi di dalam Mall, tiba-tiba saja Muhris mencium pipinya dengan cepat tanpa mengatakan apapun juga. Hanya sekilas, dan Muhris membuat seolah-olah itu tak pernah terjadi. Tapi pengaruhnya sangat besar pada diri Karina. Karena seluruh perasaannya bergemuruh dan membuncah. Bercampur aduk hingga ia hanya bisa diam saja seperti orang bodoh.

    Sisa sore itu berlalu tanpa ada dialog apapun, karena Karina tahu wajah putihnya telah berubah semerah udang rebus. Meninggalkan kesan terindah yang terbawa ke dalam mimpi bermalam-malam sesudahnya. Tiga hari sejak peristiwa itu Karina selalu berusaha menghindar dari Muhris. Ia merasa malu, bingung dan takut. Bagaimanapun juga satu sisi perasaannya masih memiliki keyakinan bahwa cinta mereka mulai melewati batas. Tapi ia belum tahu cara kerja nafsu. Karena ketika akhirnya mereka bertemu kembali, Karina tak bisa menolak saat di banyak kesempatan Muhris mencium pipinya berkalikali; kanan dan kiri.

    Bahkan, saat Muhris semakin nakal dengan meremas tangannya, memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya (meski semua itu dilakukan Muhris tak lebih dari lima detik saja), Karina hanya terpana dan sangat menikmati semuanya.

    Sebelum berpisah, Muhris berbisik pelan kepadanya,

    Kamu mau, kan, main ke rumah esok sore? Anehnya, seperti seorang yang terhipnotis, Karina mengangguk

    Maka, sore itu, dengan mengenakan gamis bercorak ceria khas remaja dengan hiasan renda bunga melati, dipadukan dengan jilbab pink yang disemati bros berbentuk kupu-kupu, juga sebuah tas jinjing dari kain kanvas, Karina duduk di sofa ruang tamu di rumah Muhris. Menunggu kekasihnya mengambilkan dua gelas jeruk dingin dan sepiring buahbuahan segar. Matanya menatap ke sekeliling ruangan dan mendapatkan kesan yang sangat menyenangkan. Kesan itu didapat, sebagian karena bagaimanapun ini adalah rumah orang yang ia cintai, dan sebagiannya lagi karena pemiliknya memiliki cukup banyak uang untuk menata dengan demikian indahnya.

    Karina tak tahu banyak soal dekorasi, tapi sesungguhnya rumah itu memang didesain dengan nuansa klasik yang sesuai dengan alam pegunungan tempat rumah itu berdiri. Perabotan, dari mulai lampu-lampu, tempat duduk, meja, lukisan-lukisan serta berbagai hal didominasi oleh corak bambu dan kayu asli. Sementara dedaunan dan tanaman hijaubercampur antara imitasi dan buatanmenghiasi sudut-sudut yang tepat. Air terjun buatan dibangun di samping ruang tamu, dengan cahaya matahari yang hangat menyinari dari kaca jendela samping. Wilayah itu ditutup oleh kaca bening yang dialiri air dari atas, sehingga mengesankan suasana hujan yang indah dan menimbulkan bunyi gemericik air yang terdengar menyenangkan.


    Lukisan pedesaan dipasang di satu sudut yang tepat bagi pandangan mata, dengan gaya naturalis hingga setiap detail nampak sangat jelas. Seperti sebuah foto namun memancarkan aura magis yang lebih kentara. Karina sempat terpana dengan semuanya, dengan kesejukan yang melingkupi seluruh dirinya, sampai ia tak sadar kalau Muhris telah duduk di sebelahnya, sedang menata gelas dan piringpiring. Maaf, ya Seadanya. Habisnya Umi lagi ke Bandung ikut seminar, nemenin Abi Karina tersipu malu.

    Ia berasal dari keluarga yang lebih sederhana, sehingga rasa mindernya muncul saat mendapati rumah yang demikian besar dan mewah ini ternyata milik pacarnya.

    Nggak apaapa, Ris. Karina seneng, kok Karina merasakan suaranya tercekat di tenggorokan.

    Sore itu Karina lalui dengan sangat menyenangkan. Ngobrol berdua, bercanda, tertawa, nonton film, main game PS hingga makan malam. Karina baru tahu bahwa ternyata Muhris bisa memasak. Pintar malah. Kelezatan rasanya melebihi masakan yang pernah ia buat.

    Dengan malu ia mengakui itu di hadapan kekasihnya, yang membalasnya dengan ciuman pipi kanan yang lembut.

    Aku tetep cinta kamu, kok Perlu diketahui bahwa Karina saat itu berusia 16 tahun dan memiliki tubuh yang mulai matang sebagai seorang gadis. Posturnya juga tinggi dengan wajah manis yang terkesan keibuan.

    Tapi percayalah bahwa ia sangat polos, lebih polos dari gadis SD di kota besar yang telah mahir urusan peluk dan cium. Desa tempat ia tinggal sangat jauh dari arus informasi dan pengaruh buruk ibukota. Maka ia tak menaruh prasangka apapun saat Muhris mengajaknya menginap di rumahnya malam itu.

    Memang ini urusan yang tabu di desanya, tapi kepolosan Karina membuatnya yakin bahwa Muhris tak akan melakukan hal buruk terhadapnya. Sehingga, pilihan berbohong ia lakukan agar bisa berduaan terus dengan kekasihnya. Ia telah bilang pada orang rumah bahwa ia akan menginap di rumah Ririn. Ia tahu orang tuanya tak akan curiga, karena hal itu biasa ia lakukan di waktuwaktu ujian sekolah. Apalagi menjelang Ujian Akhir seperti sekarang.

    Suasana malam sangat sunyi dan suara jengkerik telah berganti dengan burung malam. Tak berapa lama rintik hujan mulai turun, dan Karina tak menyadarinya sampai hujan itu berubah jadi deras. Sangat deras, karena di musim penghujan seperti ini hal seperti itu selalu saja terjadi. Kalau tidak karena suasana cinta yang tengah meliputinya, Karina tak akan betah di rumah orang dalam situasi seperti itu.


    O, iya Sebetulnya Karina dan Muhris tidak benarbenar berdua di rumah, karena ada Hana, adik perempuan Muhris yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP. Makanya Karina tidak terlalu merasa sungkan, karena ia bisa bermain dengan Hana juga di sepanjang sore dan malam itu. Muhrislah yang agak kerepotan karena harus meminta Hana agar berjanji tidak memberitahukan keberadaan Karina kepada orang tua mereka. Hana sebetulnya tidak susah dibujuk. Hanya saja keberadaannya menyulitkan karena ciumanciuman harus dilakukan secara hatihati. Peluk dan cium beberapa waktu yang lalu memang mendapatkan perlawanan (meski setengah hati) dari Karina. Tapi hal itu tak berlaku malam ini, karena kini Karina merasa lebih santai dan bebas.

    Di satu kesempatan Muhris memeluknya sembari mencium bibirnya sekilas. Di kesempatan lain ia dipeluk dari belakang, tepatnya saat ia mencuci piring bekas makan malam dan pria itu mengendapendap dari belakang dan begitu saja melingkarkan tangan di pinggangnya. Karina sempat menjerit pelan dan berusaha meronta, tapi tangannya yang memegang piring dipenuhi busa sabun hingga susah untuk bergerak. Ia hanya menggelinjang pelan dan merengek lemah, saat pelukan itu makin erat dan ciuman di pipinya membuatnya terbius.

    Hampir saja Hana melihat perbuatan mereka, kalau Muhris tidak buruburu melepaskan pelukan di pinggang yang ramping itu. Setelah mandi malam yang menyenangkan, di dalam bathtub air hangat yang penuh busa dan peralatan mandi yang lengkap milik Umi Muhris, Karina bergabung dengan kakak beradik di ruang TV. Ia mengenakan busana malam yang lebih santai (setidaknya untuk ukuran gadis berjilbab); kemeja kaus lengan panjang putih bermotif garis warna biru dengan bawahan rok katun berwarna biru lembut, dipadukan jilbab simpel berwarna biru senada. Parfum aroma bunga khas remaja ia seprotkan di tempattempat yang tepat untuk menyegarkan dirinya.

    Lalu ia duduk di samping Hana yang sedang tertawa menyaksikan film kartun di televisi. Mata Karina saat itu tertuju penuh ke televisi, namun pikirannya terbang ke alam tertinggi yang penuh imajinasi. Pelukan dan ciuman hangat dari Muhris mau tak mau membangkitkan gairah terpendam yang selama ini tersembuyi jauh di dasar jiwanya. Ia mengalami semacam sensasi aneh yang baru dikenalnya, yang sangat memabukkan dan membuatnya lupa diri. Jam baru pukul delapan malam namun kegelisahannya telah memuncak. Karina tak tahuatau mungkin tak berani mengakuibahwa dirinya telah dipenuhi sensasi seks yang menyenangkan. Terlebih ini adalah masamasa suburnya.

    Letupanletupan kecil yang dipicu oleh Muhris membuatnya perlahanlahan tebawa ke arus deras, hingga sulit terbendung oleh keremajaannya yang sedang membara. Penghalang dirinya untuk melakukan halhal yang lebih seronok adalah rasa malu, takut serta ketidaktahuan yang besar tentang kondisikondisi semacam ini. Tapi pancinganpancingan yang dilakukan oleh Muhris dengan lihai membawanya pada pengalamanpengalaman terlarang yang sangat menggairahkan. Semuanya akibat kepolosan sang gadis remaja. Jam delapan lewat dua puluh menit Muhris bangkit dari duduknya dan menarik tangan Karina agar mengikutinya. Hana tak sadar karena ia terfokus pada acara televisi. Karina menurut dan dadanya berdebar kencang saat Muhris menariknya ke lantai dua.


    Kalau Karina sedikit lebih gaul, ia akan tahu Muhris bermaksud melakukan sesuatu, tapi Karina jauh lebih polos dari yang orang kira, hingga ia justru merasa senang saat Muhris mengajaknya untuk melihatlihat kamarnya. Ia senang bisa tahu isi dalam kamar kekasih yang ia cintai. Karina kagum pada suasana kamar Muhris yang menyenangkan. Ia juga terkejut saat menemukan foto dirinya dalam pose separuh badan terpampang di dinding kamar. Foto itu ditutupi Muhris oleh poster pemain bola, hingga tidak ada yang tahu bila setiap malam ia menarik poster itu dan memandangi foto gadis yang tersenyum manis di sana. Karina setengah lupa tentang kapan ia membuat foto itu. Ia merasa foto itu lebih cantik dari aslinya.

    Tapi Muhris menjelaskan bahwa program komputer photoshop dapat melakukan banyak hal, seperti membuat gadis secantik dirinya terlihat lebih segar dan mempesona. Karina tersipu malu. Tapi itu belum seberapa, karena tibatiba Muhris menarik dirinya agar berhadapan, lalu mengeluarkan sepasang anting mutiara dari kotak beludru di saku celananya. Karina terperanjat.

    Muhris berbisik mesra,

    Ini pasangan kalung yang pernah kuberikan. Aku mau kamu mengenakannya Mata Karina berkacakaca.

    Kalau saja ia berani, ia sudah memeluk pria di hadapannya dan menciumnya bertubitubi. Tapi ia terlalu malu untuk melakukan hal semacam itu. Ia hanya salah tingkah, saat Muhris meletakkan antinganting itu di telapak tangannya dan berkata lagi,

    Aku pasangkan sekarang, ya
    Tapi Suara Karina serak dan lirih.
    Tapi kenapa?
    Karina malu
    Kok malu? Bukankah kita saling mencintai?! Masihkah kita saling tertutup? Karina bingung untuk menjawab, karena ini adalah momen pertama dalam hidupnya ketika ia harus membuka jilbabnya di hadapan seorang lakilaki.

    Wanitawanita yang biasa berbikini di kolam renang atau berpakaian seksi di Mallmall tentu tak akan paham kenyataan ini. Tapi Karina adalah perempuan yang sejak belasan tahun lalu selalu menutup seluruh bagian tubuhnya dan tak memamerkannya pada siapapun kecuali keluarganya. Melepas jilbab baginya sama seperti melepas rok di depan kamera bagi gadis keumuman. Aneh? Memang! Tapi itulah kenyataannya.

    Ia setengah menangis saat tak kuasa menolak permintaan Muhris yang menyudutkan itu. Ia memang diam. Tapi dadanya bergemuruh hebat saat jemari Muhris melepasi jarum dan peniti yang menyemati jilbabnya. Ia tertunduk dalam dan menahan nafas saat tangan kekasihnya menarik lepas jilbabnya.

    Tangannya yang gemetar meremasremas ujung kaus, dan tanpa sadar ia menggigit bibirnya sendiri saat Muhris menarik dagunya agar mereka bisa saling bertatapan serta membelai rambutnya dengan mesra; rambut yang hitam lurus sepanjang bahunya.

    Kamu cantik sekali, Karina Suara itu terdengar lirih, dan Karina hanya terpejam menahan semua perasaannya.

    Itu adalah ekspresi terbodoh yang pernah ia lakukan, atau justru yang terbaik, karena semuanya mendorong Muhris untuk mengecup bibirnya dengan lembut.

    Ciuman hangat dan penuh cinta, membawa Karina terbang tinggi dan melupakan dunia ini.

    Mmmh Karina hanya terpejam pasrah. Tubuhnya gemetar hebat.

    Tapi mulutnya terbuka lebar saat lidah Muhris mulai menjulur dan menggelitiki rongga mulutnya. Lidahnya ikut bergerak meski masih sangat kaku, saling menggelitiki untuk mendapatkan sensasi aneh yang sempurna. Tangannya begitu saja memeluk lengan Muhris yang kokoh, yang saat itu tengah melingkarkannya di pinggangnya sendiri. Waktu seakan berhenti. Dan keduanya terpaku seperti sepasang patung sihir. Hanya helaan nafas yang terdengar di selasela ciuman membara dan dipenuhi gelora cinta. Kedua tubuh itu merapat dan saling bergesekan, seakan tak dapat terpisahkan. Saling memberikan rasa hangat yang aneh dan membangkitkan seluruh saraf yang tertidur.

    Keduanya baru berhenti ketika nafas mulai habis dan terengahengah kelelahan. Karina kaget dan merasa malu sekali.
    Mulutnya basah akibat ciuman panas itu. Tapi ia tak dapat berbuat apaapa selain menanti yang terjadi selanjutnya. Ia membiarkan Muhris memasang antinganting di kedua telinganya.

    Ia menahan rasa geli saat jari jemari Muhris seakan menggelitik kedua telinganya, dan menurut saja ketika pria itu menuntunya ke hadapan cermin besar.

    Lihat Kamu cantik sekali.. Karina melihat sekilas ke cermin, menyaksikan dirinya sendiri tanpa jilbab, dengan dihiasi antinganting dan kalung mutiara dari kekasihnya.

    Ia merengek manja dan menutup muka dengan telapak tangannya.

    Aah Muhris jahat Karina malu
    Malu sama siapa? Mereka bercanda dengan mesra dan lebih hangat.

    Ciuman tadi telah menyingkapkan tabir kekakuan yang telah terbentuk selama ini. Mereka kini lebih mirip sepasang kekasih, dengan pelukan dan ciuman hangat yang sarat nuansa cinta. Pagi itu adalah pagi terindah bagi Karina. Menghidangkan sarapan di meja makan untuk Muhris membuatnya merasa seperti seorang istri yang melayani suaminya. Muhris dan adiknya sangat puas dengan masakannya. Canda tawa menghiasi makan pagi mereka yang berlangsung dengan santai. Seusai makan Hana langsung berangkat sekolah, meninggalkan sepasang sejoli yang dimabuk asmara itu tanpa kecurigaan apapun. Membiarkan keduanya menikmati hari dalam kemesraannya.

    Tapi, kalau kamu berpikir malam itu keduanya melakukan hubunganhubungan khusus suami istri, percayalah bahwa kamu salah besar. Mereka masih terlalu penakut untuk melakukan hubungan yang lebih jauh. Meskipun ciuman mereka semakin panas, aktivitas lain masih terhitung sopan karena tangan Muhris tak pernah bergerilya seperti tangan para professional. Masih tetap pelukan sopan yang tak melibatkan rabaan ataupun sentuhan lain. Keduanya tidur terpisah dan tak ada aktivitas nakal di malam hari. Karina pulang dari rumah Muhris sekitar pukul sepuluh pagi, setelah banyak ciuman tambahan sehabis sarapan dan mandi pagi.

    Kepada orang rumah ia bilang sekolah pulang cepat. Seharian ia lebih banyak mengunci diri dalam kamarnya, menikmati sensasi imajinasi yang semakin liar dibanding waktu sebelumnya. Pertemuan selanjutnya ternyata lebih lama dari yang diduga. Keduanya benarbenar tersibukkan oleh tugastugas sekolah, hingga baru bertemu lagi (untuk berduaan tentunya) dua minggu setelahnya. Keluarga Muhris berlibur ke rumah nenek di luar kota. Alasan ujian membuat Muhris bisa menghindar dari paksaan orang tuanya, sehingga rumahnya bebas selama satu minggu penuh. Itulah saat yang tepat untuk bermesraan dengan Karina, dan ia telah menyiapkan banyak hal untuk pekan yang istimewa itu.

    Karina datang pagi hari itu dengan mengenakan seragam sekolahnya. Perpisahan yang cukup lama ternyata membuat gadis itu lebih agresif, sehingga, meskipun tetap Muhris yang harus memulainya, Karina memberikan balasan yang sedikit liar dan nakal. Muhris sampai megapmegap kewalahan. Sesudahnya mereka tertawatawa sambil berpelukan di atas sofa, sembari mata mereka menatap layar TV tanpa bermaksud menontonnya. Sekitar menjelang siang Karina dibonceng Muhris untuk main ke Mall M. Setelah itu dilanjutkan ke taman L dan bermain sepeda air di sana. Mereka juga melakukan banyak hal yang menyenangkan, yang membuat mereka lupa waktu.


    Hari telah senja ketika keduanya memutuskan untuk pulang, saat langit berubah gelap dan tibatiba saja menjadi hujan yang sangat deras sebelum keduanya tiba di rumah. Tak sampai lima menit ketika keduanya berubah basah kuyup, dan Karina telah menggigil kedinginan saat perjalanan belum mencapai setengahnya. Keduanya tiba di rumah saat menjelang makan malam. Oleholeh yang mereka beli di jalan telah basah kuyup dan tak ada satu bagianpun yang kering dari diri mereka. Tubuh Karina menggigil hebat dan wajahnya pusat pasi. Bibirnya agak membiru. Muhris bergegas membawa gadis itu ke dalam rumah dan menyiapkan air panas di bathtub kamar atas.

    Sementara menunggu gadis itu mandi, ia menyiapkan dua gelas susu coklat panas dan sekaleng biskuit kacang. Ia sendiri langsung mandi setelah itu, dan keduanya selesai setengah jam kemudian. Karina baru sadar bahwa ia tidak memiliki pakaian ganti, dan kebingungan sampai mengurung diri di kamar mandi. Muhris berusaha meminjamkan pakaian ibunya, tapi pakaian bersih ibunya terkunci dalam lemari. Sementara itu pakaian Hana juga tak muat dan terlalu kecil.

    Untunglah Muhris ingat bahwa di kamar tamu ada pakaianpakaian saudara sepupunya, yang biasa disimpan di sana untuk dipakai jika menginap di rumah Muhris.

    Tapi Sepupuku tidak berjilbab. Jadi pakaiannya agak Kamu coba aja deh cari yang pas. Aku tunggu di ruang TV Karina kebingungan sendiri di kamar tamu itu.

    Ia agak risih karena semua pakaian di dalam lemari itu adalah pakaianpakaian yang gaul, serba ketat dan serba minim. Cukup lama ia memilih dan tidak menemukan juga pakaian yang cocok untuk dirinya, sehingga ia memilih pakaian yang menurutnya agak paling sopan. Tapi tetap saja serba minim. Dengan malu ia mengenakan pakaian pilihannya dan menghampiri kekasihnya di ruang TV. Wajah Muhris berubah kaget dan matanya bergerak kesanakemari; mata yang biasa Karina temukan pada priapria nakal di pinggir jalan.

    Tapi Karina tahu semua ini karena dirinya, dan setengah menangis ia berusaha menutupi keterbukaan dirinya dengan kedua tangan. Bagaimana tidak?! Inilah pertama kalinya seumur hidup ia mengenakan pakaian minim di hadapan seorang pria, meskipun itu adalah kekasihnya juga. Sepupu Muhris bertubuh lebih pendek dan kecil dari dirinya, sehingga kaus pink tipis bergambar Barbie yang ia kenakan benarbenar melekat ketat di tubuhnya, menampakkan lekuklekuk yang nyata dan mempesona. Bahkan bagian pusarnya tidak betulbetul tertutupi, meskipun berkalikali ia berusaha menarik kaus itu ke bawah.

    Sementara itu, celana hijau lumut selututnya juga sama ketatnya, dan tidak benarbenar selutut, karena tubuh Karina yang tinggi. Karina sebetulnya memiliki kulit yang putih bersih dan lekuk yang indah, sehingga ia nampak cantik menawan dengan pakaian seksi itu. Terlebih rambut panjangnya masih setengah basah, menciptakan sedikit gelombang yang menambah aura kecantikannya. Tapi Karina tak terbiasa dengan halhal seperti itu, hingga ia merasa dirinya buruk dan norak.

    Ia takut Muhris meledeknya, serta jengah dengan keterbukaannya sendiri.

    Kamu cantik sekali, Karina Suara Muhris terdengar bergetar, dan Karina merinding ketika pria itu malah mendekatinya dan berusaha memeluknya.

    Ia berusaha menghindar dan tangannya menolak pelukan Muhris.

    Karina malu Jangan, Muhris Jangan
    Lho Kenapa? Karina hanya menggeleng dan Muhris berusaha menghormatinya.

    Mereka menghabiskan malam dengan menonton TV dan menghabiskan susu hangat di meja. Namun Karina agak lebih pendiam dan gelisah. Tangannya terusterusan memeluk bantal besar, berusaha menutupi apa yang ada di baliknya. Ia tak tahu bahwa pria di sebelahnya lebih gelisah lagi, meski alasannya sedikit berbeda. Ia terlalu sibuk oleh pikirannya sendiri hingga tak sadar bahwa mata Muhris terus menelusuri dirinya, seolah berusaha menelanjangi. Awalnya Karina tak sadar pada sentuhan itu. Berkalikali Muhris mencium pipinya, tapi ia menganggap wajar hal tersebut. Itu hal yang biasa mereka lakukan, dan Karina menganggapnya sebagai sun sayang yang biasa ia dapatkan.


    Tapi Muhris kini telah melingkarkan tangan kiri melalui sandaran sofa dan mendarat di bahunya. Sedang tangan kanan diletakkan di atas lutut Karina yang terbuka. Cuaca memang sangat dingin akibat hujan yang tidak juga berhenti, hingga elusan di lututnya terasa nyaman dan menghangatkan, membuat Karina setengah tak sadar ketika elusan itu makin merambat ke atas pahanya yang sedikit tersingkap.

    Karina sangat suka nonton sinetron dan tayangan di TV adalah sinetron favoritnya. Adegan dan katakata romantis di layar kaca seperti memberi hipnotis tersendiri. Adegan ciuman memang disensor, tapi hal itu justru membuatnya tak kuasa menolak saat ciuman Muhris beralih ke bibir basahnya. Untunglah saat itu sedang iklan, hingga ciuman dari Muhris dapat diterima oleh Karina sepenuhnya, yang baru sadar bahwa posisi duduk kekasihnya sangat mengintimidasi dirinya.

    Cerita Mesum Romantis

    Tapi ciuman itu begitu manis dan menyenangkan, memunculkan rasa hangat yang menggelora yang sangat ia rindukan. Tak perlu menunggu lama untuk membangitkan hasrat gadis itu. Pengalaman telah mengajarkan banyak hal kepadanya, sehingga lidahnya langsung menyambut saat Muhris mulai mengajaknya bermainmain. Bibir Karina termasuk agak tipis, merah dan masih alami. Namun lidahnya lincah dan pandai bergerak.

    Dengan daya dukung kecerdasan di atas ratarata, ia menjadi gadis yang cepat belajar dan tahu bagaimana cara memuaskan lawan mainnya. Muhris sendiri sangat kaget dengan kecepatan Karina dalam mempelajari tekniktekik baru, hingga di akhir pertandingan lidah mereka, ia membiarkan sang gadis mengalahkannya hingga pipi gadis itu merona akibat agresivitasnya sendiri.

    Ketika berciuman Karina lupa pada apapun. Tapi setelah selesai ia baru sadar bahwa sejak tadi tangan kanan Muhris terusterusan membelaibelai pahanya, bergantian antara kanan dan kiri. Kini ia benarbenar merasakan rangsangan itu, rangsangan yang lebih terkesan dewasa dibanding sekedar ciuman bibir. Tangannya bertindak cepat, mencegah Muhris sesaat sebelum tangan kekasihnya itu menyentuh bagian pangkal pahanya. Mulut mereka terdiam dan hanya mata yang berbicara. Muhris meminta, Karina menolak halus. Tangan Muhris bergerak lagi, tapi Karina mencegah lagi.

    Muhris tersenyum manis.

    Maaf, ya Aku kelewatan Karina ikut tersenyum.
    Lebih baik kita dengar musik aja, ya! Kita berdansa. Seperti di film. Karina diam menunggu dan manut saja pada apa yang diinginkan kekasihnya.

    Suara lembut mengalun dari player, dan tangan Muhris menjulur padanya. Karina grogi karena ia belum pernah berdansa sebelumnya. Muhris meyakinkan bahwa ia sama tidak tahunya seperti Karina. Jadi tak usah malu karena mereka hanya berdua di sini. Dengan langkahlangkah kaku tubuh mereka bergerak pelan, saling berpelukan. Keduanya tertawa pada gerakan masingmasing, tapi tetap merasa senang karena ciuman dimulai lagi beberapa saat sesudahnya. Tubuh Karina hampir sama tingginya dengan Muhris, hingga ia tak perlu berjinjit untuk menyambut pagutan pria itu.

    Ia tak tahu bahwa kecantikannya makin memesona diri Muhris dan keremajaannya terus memancingmancing gairah. Belum lagi aroma parfum menebar dari seluruh tubuhnya. Tangan Muhris tak tahan untuk tidak mengeluselus tubuh bagusnya, bergerak dari pinggang ke arah atas. Karina masih setengah menganggap elusan itu adalah bagian dari gerakan berdansa. Ciuman bibir Muhris membuat tubuhnya lemas, hingga elusan itu ia nikmati saja seperti halnya ciuman di bibirnya.

    Terasa geli saat menyentuh bagian samping dadanya.

    Mmmh Mmhhh Elusan tangan Muhris makin mengarah ke dada Karina, membelai-belai benda yang lunak dan empuk itu.


    Gadis itu mengejang karena rasa aneh yang melandanya. Itu adalah sentuhan pertamanya, dan ia masih sangat sensitif. Tangannya secara refleks berusaha mencegah, tapi Muhris yang tak mau gagal lagi berusaha menahan Karina agar tetap diam. Ciumannya makin liar hingga Karina tak bisa mengelak. Remasan di dadanya terasa makin nyata, membuat Karina terengahengah akibat rangsangan hebat di tubuhnya. Ia tak kuasa mencegah remasan itu, karena bagaimanapun dirinya ternyata menikmatinya. Keduanya terengahengah akibat ciuman yang panjang itu. Sedang muka Karina makin memerah, karena ia benarbenar terangsang oleh remasan tangan Muhris di dadanya. Payudaranya yang berisi membuat genggaman Muhris terasa penuh.

    Ia membiarkan dirinya terdesak ke dinding, hingga ia tidak sampai merosot jatuh saat remasan tangan Muhris makin lincah dan mempermainkan puncaknya yang masih tertutup kaus. Ia hanya mendongak setengah terpejam dan tangannya yang bingung merapat ketat di tembok. Ia makin belingsatan karena di saat yang bersamaan ciuman Muhris mendarat di dagu dan lehernya bertubitubi. Lehernya cukup panjang dan jenjang, hingga kepala Muhris dapat terbenam di sana dan memagutmagutnya seperti ular. Karina merasakan air mata mengalir lewat sudut matanya. Ia sangat kebingungan mengenali perasaannya saat ini. Remasan tangan kanan Muhris berganti menjadi ciuman bibir. Ia sempat menunduk dan hanya melihat rambut kekasihnya.

    Kepala Muhris terbenam di buah dadanya yang telah mengeras kencang, dan Karina dapat mendengar kecipakkecipuk saat Muhris melahap dadanya itu dengan sedikit buas.

    Muhris Muhris Ohhh. Apa yang kamu lakukan sama Karinaaa Mmhhh Jangan, Ris Aahh Muhris telah menggulung kaus ketatnya ke arah atas, berusaha menyingkapkannya agar buah dada itu lebih leluasa dinikmati.

    Lelaki itu terus meremasremas dengan lembut dan penuh perasaan. Menjepit dan mempermainkan putting susunya yang masih tertutup BH tipis berwarna krem. Mungkin Muhris merasa gemas mendapati payudara yang demikian empuk dan kenyal itu, payudara perawan yang masih sangat sensitif dari sentuhan. Keadaan Karina kini sungguh mengenaskan. Kekasihnya menyerangnya di berbagai tempat, mempermainkan dirinya seperti sebuah boneka. Bibir dan tangan kiri di payudaranya, tangan kanan di selasela pahanya.

    Semuanya adalah sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Dulu ketika ia belum pernah mengalaminya, ia selalu berjanji bahwa ia hanya akan melakukan ini dengan suaminya di atas ranjang pernikahan. Dulu ketika hal ini tak pernah terbersit dalam benaknya, ia sangat yakin mampu menjaga kehormatannya. Tapi kini ketika benarbenar mengalaminya, ia tak tahu apakah ia akan tetap sekuat itu. Sentuhansentuhan ini terlalu melenakan dirinya, dan membangunkan perasaan rindunya yang telah lama terpendam.

    Ia sangat bingung hingga hanya mampu meneteskan air mata dan meremas remas rambut Muhris.

    Aku sayang kamu, Karina Mmmh Aku sayang kamu Terdengar rayuan Muhris di selasela kesibukannya.


    Karina hanya mampu menjawabnya dengan eranganerangan aneh, karena saat itu tangan kanan Muhris telah menembus langsung ke pangkal pahanya. Jari jemari pria itu menggosokgosok dan mempermainkan di tempat yang paling sensitif, hingga Karina merasakan celananya basah oleh cairan yang tak ia kenal sebelumnya. Memang sentuhan tersebut bukanlah sentuhan langsung karena tubuh Karina masih tertutup CD tipis dan celana ketatnya. Tapi ini adalah sentuhan pertamanya, dan semuanya sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan rangsangan dahsyat itu.

    Apalagi setelah beberapa lama Muhris tidak juga menghentikan aktivitasnya, melainkan menggesekgesek dengan lebih liar. Kemaluannya terasa seperti diadukaduk, hingga makin lama ia makin merasakan desakan yang aneh sangat sulit ia pahami.

    Ia tak dapat menahan perasaannya. Ia terus mengerang mengerang hingga desakan itu makin menuju ke arah puncak Ia tak sanggup bertahan lagi

    Aaahh Aaahh Akhhhhh. Karina menjerit panjang saat orgasme melanda tubuhnya untuk pertama kalinya. Tubuhnya mengejang kuat, melengkung seperti busur. Kakinya merapat menjepit tangan Muhris yang tak juga berhenti bergerak. Ia merasakan letupanletupan dahsyat seperti sebuah terpaan badai. Dunia dipenuhi warna yang berpadu dengan indahnya.

  • Kisah Memek Pesta Sex Di Villa

    Kisah Memek Pesta Sex Di Villa


    2616 views

    Duniabola99.com – Pagi-pagi benar handphone-ku telah bunyi. Saya sedikit jengkel serta malas bangun dari tempat tidurku. Namun bunyinya itu tidak kurang keras, saya jadi tidak dapat tidur sekali lagi. Pada akhirnya saya paksakan juga berdiri serta saksikan siapa yang call saya pagi-pagi begini. Eh, tidak tahunya rekanku Vivie. Saya sedikit ketus juga menjawabnya, namun segera beralih saat saya tahumaksudnya. Si Vivi mengajakku turut bareng cowoknya ke vilanya tidaklah terlalu jauh dari tempatku. Saya sich sepakat sekali sama ajakan itu, selalu saya bertanya, apa saya bisa ajak cowokku. Si Vivi jadi tertawa, tuturnya ya terang dong, memanglah harusnya demikian. Gagasannya kami akan pergi besok sore serta kumpul dahulu di rumahku.

    Singkat narasi kami berempat telah ngumpul di rumahku. Kami memanglah telah sama-sama kenal, bahkan juga cukup akrab. Alf, cowoknya Vivie sahabat Ricky cowokku. Oh ya, saya belum juga mengetahui saya sendiri ya, namaku Selvie, umurku saat ini 17 th., keduanya sama Si Vivie, Ricky cowokku saat ini 19 th., satu tahun lebih tua dari Alf cowoknya Vivie. Oke, lanjut ke narasi. Kami berempat segera cabut ke villanya Vivie. Sekitaran 1/2 jam kami baru hingga. Saya sama Vivie segera beres-beres, menyimpani beberapa barang serta mempersiapkan kamar. Ricky sama Si Alflagi main bola di halaman villa. Mereka memanglah pecandu bola, serta sepertinya tidak bakalan hidup bila satu hari saja tidak menendang bola.
    Villa itu miliki tiga kamar, namun yang satu digunakan untuk menyimpani beberapa barang. Awalnya saya atur agar saya sama Vivie sekamar, Ricky sama Alf di kamar beda. Namun saat saya beres-beres, Vivie masuk serta ngomong bila dia ingin sekamar sama Si Alf. Saya kaget juga, nekad juga ini anak. Namun saya sebagian fikir, kapan sekali lagi saya dapat tidur bareng Si Ricky bila tidak disini. Ya tidaklah perlu hingga gitu-gituan sich, namun kan asyik juga bila dapat tidur bareng dia, mumpung jauhdari bokap serta nyokap-ku. Hehehe, mulai deh omes-ku keluar. Oke, pada akhirnya saya sepakat, satu kamar buat Alf serta Vivie, satu kamar sekali lagi buat Ricky sama saya.
    Sore-sore kami makan bareng, selalu mendekati malam, kami bakar jagung di halaman. Asyik juga malam-malam bakar jagung ditemani cowokku sekali lagi. Wah, betul-betul suasananya mensupport. Hehehe, saya mulai mikir yang beberapa macam, namun malu kan bila ketahuan sama Si Ricky. Maka dari itu saya tetaplah diam pura-pura umum saja. Namun Si Vivie sepertinya memerhatikan saya, serta dia nyengir ke saya, selalu gilanya sekali lagi, dia ngomong gini, “Wah.. kelihatannya situasi gini tidak bakalan berada di Bandung. Tidak enak bila dilewatin gitu saja ya. ” Saya telah melotot ke arah dia, namun dia jadi nyengir-nyengir saja, jadi dia tambahin sekali lagi omongannya yang hilang ingatan benar itu, “Alf, sepertinya disini sangat ramai, kita berjalan-jalan yuk! ” Saya telah tidak paham mesti apa, eh Si Alf juga samanya, dia sepakat sama ajakan Si Vivie, serta sebelumnya pergi di ngomong sama Ricky, “Nah, saat ini elu mesti belajar bagaimana langkahnya nahan diri bila elu hanya berdua sama cewek cakep seperti Si Selvie. ” Saya hanya diam, malu juga dong disepet-sepet seperti gitu.
    Saya lihati Si Alf sama Si Vivie, bukannya berjalan-jalan terlebih masuk ke villa. Saya jadi tidak paham mesti ngapain, saya hanya diam, mudah-mudahan saja Ricky miliki bahan omongan yang dapat dibicarakan. Eh, bukannya ngomong, dia jadi diam juga, saya jadi betul-betul bingung. Apa saya mesti tetaplah begini atau bebrapa cari bahan omongan. Pada akhirnya saya tidak tahan, barusan saya ingin ngomong, eh.. Si Ricky mulai buka mulut, “Eh.. anda tidak dingin? ” Duer.. Saya kaget benar, tidak jadi deh saya ingin ngomong, sebenernya saya memanglah ingin ngomong bila disini itu dingin serta saya ingin ajak dia kedalam. Namun tidak jadi, saya tidak sadar jadi saya geleng-geleng kepala. Ricky ngomong sekali lagi, “Kalau tidak dingin, ingin dong anda temanin saya disini, saksikan bulan serta bintang, serta.. bintang jatuh itu saksikan..! ” Ricky mendadak teriak sembari menunjuk ke langit. Akukontan berdiri kaget sekali, bukanlah sama bintang jatuhnya, namun sama teriakan Si Ricky, aduh.. malu benar jadinya. Ricky ikut-ikutan berdiri, dia rangkul saya dari belakang, “Sorry, saya tidak miliki maksud ngagetin anda. Hanya saya seneng saja dapat saksikan bintang jatuh bareng anda. ”Aku hanya dapat diam, tidak umumnya Ricky segini warm-nya sama saya. Dia jadi tidak sempat peluk saya seerat ini umumnya. Saya tengok jam tanganku, jam 11. 00 malam. Kuajak Ricky kedalam, telah malam sekali.


    Dia sepakat sekali, demikian masuk ke villa kami diterima sama bunyi pecah dari lantai atas. Kontan saja kami lari ke atas lihat ada apa diatas. Ricky hingga duluan ke lantai atas, serta di nyengir, selalu dia ajak saya turun sekali lagi, namun saya masih tetap penasaran, memanglah ada apa diatas. Saat saya ingin ketuk pintu kamar Vivie, mendadak ada teriakan lembut, “Aw.. ah.. bebrapa perlahan donk! ” Hilang ingatan saya kaget 1/2 mati, namun tanganku sudahkeburu ngetuk pintu. Selalu kedengaran bunyi gedubrak-gedubrak didalam. Pintu di buka sedikit, Alf muncul sembari nyengir, “Sorry, ngeganggu kalian ya? tak ada apa-apa kok kami hanya.. ”Aku dorong pintunya sedikit, serta saya saksikan Si Vivie sekali lagi repot nutupi tubuhnya gunakan selimut. Dia nyengir, namun mukanya merah benar, malu kali ya. Saya segera nyengir, “Ya telah, lanjutin saja, kami tidak keganggu kok. ”

    Selalu saya ajak Ricky ke bawah. Ricky nyengir, “Siapa cobalah yg tidak dapat nahan diri, hehehe. ” Mendadak ada sandal melayang-layang ke arah Ricky, namun dia segera ngelak sembari nyengir, selalu cepat-cepat lari ke bawah. Saya ikutan lari sembari ketawa-ketiwi, serta kami berdua duduk di sofa sembari dengarkan lagu di radio. Tidak lama kedengaran sekali lagi bebrapa nada dari atas. Saya tidak tahan serta segera nunduk menahan ketawa. Hilang ingatan, bisa-bisanya mereka berdua melanjutkan juga olah raga malamnya, walau sebenarnya telah beberapa terang kepergok sama kami berdua. Eh, diluar sangkaan saya, Ricky bediri serta mengajakku slow-dance, kebetulan lagu di radio itu lagu waktu Ricky ngajak saya jadian. Saya jadi ingat bagaimana deg-degannya saat Ricky ngomong, serta bagaimana saya pada akhirnya terima dia sesudah tiga bulan dia selalu nunggui saya. Ricky memanglah baik, serta dia betul-betul setia menungguiku.

    Usai dance, Ricky bertanya sekali lagi, “Eh bila mereka berdua ketiduran, saya tidur di mana? memanglah tidur sama beberapa barang? ” saya malu sekali, bagaimana ngomongnya. Namun pada akhirnya akubuka mulut, “Kita.. kita tidur berdua. ” Wah lega sekali saat omongan itu telah keluar. Tapiaku takut juga, bagaimana ya reaksi Si Ricky. Eh tahunya dia jadi nyengir, “Oke deh bila anda tidak jadi masalah. Sebenernya saya juga telah ngantuk sich, saya tidur saat ini ya. ” Saya jadi salah tingkah, Ricky naik ke lantai atas serta tidak berniat saya panggil dia, “Eh.. tunggulah! ” Ricky berbalik, dia nyengir, “Oke.. oke.. mari naik, tidak bagus anak cewek sendirian malam-malam gini. ” Saya sedikit canggung juga sich, baru kesempatan ini saya tidur seranjang sama cowok, namun lama-lama hilang juga. Kami berdua tidak ngapa-ngapain, hanya diam tidak dapat tidur. Dari kamar samping masih tetap kedengaran nada Vivie yang mendesah serta menjerit, serta kelihatannya itu juga yang buat Ricky terangsang. Dia mulai berani remas-remas jariku. Saya sich tidak nolak, toh dia khan cowokku. Namun saya kaget sekali, Ricky duduk selalu sebelumnya saya tahu apa yang akan dia kerjakan, bibirku telah dilumatnya. Saya ingin nolak, namun sepertinya tubuh jadi kepingin. So, saya biarlah dia cium saya, selalu saya balas ciumannya yang makin lama makin buas.


    Barusan saya mulai nikmati bibirnya yang hangat di bibirku, saya terasa ada yang meraba badanku, disusul remasan halus di dadaku. Saya tahu itu Ricky, saya tidak menampik. Saya biarlah dia main-main sebentar disana. Ricky semakin berani, dia angkat tubuhku serta diduduki di tepi ranjang. Dia cium saya lagi, selalu dia ingin buka baju tidurku. Saya tahan tangannya, ada sedikit penolakan di kepalaku, namun tubuhku sepertinya telah kebelet menginginkan coba, seperti apa sich nge-sex itu. Pada akhirnya tanganku lemas, saya biarlah Ricky buka bajuku, dia juga buka baju serta celananya sendiri. Dia hanya tersisa celana dalam putihnya. Saya saksikan penisnya yang membayang dibalik celana dalamnya, namun saya malu melihati lama-lama, so saya ganti saksikan tubuhnya yang lumayan jadi. Mungkin saja karna olahraganya yang betul-betul rajin.
    Saya tidak paham apa saya dapat tahan memuaskan Ricky, soalnya saya tahu sendiri bagaimana staminanya saat dia main bola. 2×45 menit dia lari, serta dia senantiasa kuat hingga akhir. Saya tidak terbayang bagaimana aksinya di ranjang, bebrapa janganlah saya mesti terima kocokannya2x45 menit. Hilang ingatan, bila gitu sich saya dapat pingsan.

    Saat saya berhenti pikirkan stamina dia serta saya, saya baru sadar bila bra-ku telah dilepasnya. Saat ini dadaku telanjang bulat. Saya malu 1/2 mati, mana Ricky mulai meremas dadaku sekali lagi, yah pokoknya saya tidak paham mesti bagaimana, saya hanya diam, merem siap terima apa sajakah yang akan dia kerjakan. Mendadak remasan itu berhenti, namun ada suatu hal yang hangat di sekitaran dadaku, selalu berhenti di putingku. Saya melek sebentar, Ricky asyik menjilati putingku sembari kadang-kadang menghisap-ngisap. Saya semakin malu, mana ini baru pertama kalinya saya telanjang dimuka cowok, terlebih dia bukanlah adik atau kakakku. Wah benaran malu deh.

    Lama-lama saya mulai dapat nikmati bagaimana nikmatnya permainan lidah Ricky di dadaku, saya mulai berani buka mata sembari lihat bagaimana Ricky menelusuri tiap-tiap lekuk badanku. Namun mendadak saya dikejutkan suatu hal yang menyentuh selangkanganku. Pas dibagian vaginaku. Saya tidak sadar mendesah panjang. Rupanya Ricky telah menelanjangiku bulat-bulat. Kesempatan ini jarinya mengelus-elus vaginaku yang telah basah sekali. Dia masih tetap selalu menjilati puting susuku yang telah mengeras sebelumnya pada akhirnya dia geser ke selangkanganku.


    Saya menarik nafas dalam-dalam saat lidahnya yang basah serta hangat bebrapa perlahan menyentuh vaginaku naik ke klitoris-ku, serta saat lidahnya itu menyentuh klitoris-ku, saya tidak sadar mendesah sekali lagi, serta tanganku tidak berniat menyenggol gelas di meja dekat ranjangku. Lantas “Prang.. ” gelas pada akhirnya pecah juga. Ricky berhenti, sepertinya dia ingin memberesi pecahan kacanya. Namun tak tahu mengapa, mungkin saja karna saya telah larut dalam nafsu, saya jadi pegang tangannya selalu saya menggeleng, “Barkan saja, kelak saya beresin. Lanjutin.. please..

    Setelah itu saya saksikan Ricky nyengir, selalu diciumnya bibirku serta dia meneruskan permainannya di selangkanganku. Ricky betul-betul jago mainkan lidahnya, betul-betul buat saya merem-melek keenakan. Selalu diawali melintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya. Saya seperti kesetrum tidak tahan, namun Ricky jadi terus menerus melintir-melintiri “kacang”-ku itu. “Euh.. ah.. ah.. ach.. aw.. ” saya telah tidak paham bagaimana saya saat itu, yang pasti mataku buram, semuanya terasanya mutar-mutar. Tubuhku lemas serta nafasku seperti orang baru lari marathon. Saya betul-betul pusing, selalu saya pejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di tubuhku dari mulai selangkanganku, ke pinggul, dada serta pada akhirnya buat tubuhku kejang-kejang tanpa ada dapat saya kontrol.

    Saya cobalah atur nafasku, serta saat saya mulai tenang, saya buka mata, Ricky telah buka celana dalamnya, serta penisnya yang nyaris maksimum segera berdiri dimuka mukaku. Dia megangi batang penisnya gunakan tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku. Saya tahu dia ingin di-”karoake”-in, ada rasa jijik juga sich, namun tidak adil dong, dia telah muasin saya, masaaku tolak hasratnya. So saya buka mulutku, saya jilat sedikit kepala penisnya. Hangat serta buat saya ketagihan. Saya mulai berani menjilat sekali lagi, selalu serta selalu. Ricky duduk di ranjang, ke-2 kakinya dilewatkan terlentang. Saya duduk di ranjang, selalu saya bungkuk sedikit, saya pegang batang penisnya yang besarnya lumayan itu gunakan tangan kiriku, tangan kananku menahan tubuhku agar tidak jatuh serta mulutku mulai bekerja.


    Awal mula hanya menjilati, selalu saya mulai emut kepala penisnya, saya hisap sedikit selalu kumasukkan semua ke mulutku, nyatanya tidak masuk, kepala penisnya telah menyodok ujung mulutku, namun masih tetap ada sisa sebagian senti sekali lagi. Saya tidak maksakan, saya gerakkan naik-turun sembari saya hisap serta kadang-kadang saya gosok batang penisnya gunakan tangan kiriku. Ricky sepertiya senang juga sama permainanku, dia mrlihati bagaimana saya meng-”karaoke”-in dia sembari kadang-kadang buka mulut sembari sedikit berdesah. Sekitaran 5 menit pada akhirnya Ricky tidak tahan, dia berdiridan mendorong tubuhku ke ranjang hingga saya terlentang, dibukanya pahaku agak lebar dandijilatnya lagi vaginaku yang telah kebanjiran. Selalu dipegangnya penisnya yang telah tiba ke ukuran maksimum. Dia mengarahkan penisnya ke vaginaku, namun tidak segera dia input, dia gosok-gosokkan kepala penisnya ke bibir vaginaku, baru sebagian detik lalu dia dorong penisnya kedalam. Seperti ada suatu hal yang maksa masuk kedalam vaginaku, menggesek dindingnya yang telah dibasahi lendir.

    Vaginaku telah basah, tetaplah saja tidak semuanya penis Ricky yang masuk. Dia tidak memaksa, dia hanya mengocok-ngocok penisnya di situ-situ juga. Saya mulai merem-melek sekali lagi rasakan bagaimana penisnya menggosoki dinding vaginaku, betul-betul nikmat. Saat saya asyik merem-melek, mendadak penis Ricky maksa masuk selalu melesak kedalam vaginaku. “Aw.. ah.. ” vaginaku perih bukanlah main serta saya teriak menahan sakit. Ricky masih tetap menghentak dua atau 3x sekali lagi sebelumnya pada akhirnya semua penisnya masuk merobek selaput daraku. “Stt.. tahan sebentar ya, kelak juga sakitnya hilang. ” Ricky membelai rambutku. Dibalik senyum nafsunya saya tahu ada rasa iba juga, karenanya saya berkemauan menahan rasa sakit itu, saya menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa.. saya tidak apa-apa. Terusin saja.. ah.. ”

    Ricky mulai menggerakkan pinggangnya naik-turun. Penisnya menggesek-gesek vaginaku, awal mula lambat selalu semakin lama semakin cepat. Rasa sakit serta perihnya lalu hilang digantikan rasa nikmat mengagumkan setiap saat Ricky menusukkan penisnya serta menarik penisnya. Ricky semakin cepat serta semakin keras mengocok vaginaku, saya sendiri telah merem-melek tidak tahan rasakan nikmat yang terus menerus mengalir dari dalam vaginaku. “Tidak lama sekali lagi.. tidak bakalan lama sekali lagi.. ” Ricky ngomong dibalik nafasnya yang telah tidak karuan sembari selalu mengocok vagina saya. “Aku juga.. ah.. oh.. sebentar sekali lagi.. ah.. aw.. juga.. ” saya ngomong tidak terang sekali, namun tujuannya saya ingin ngomong bila saya juga telah nyaris hingga klimaks. Mendadak Ricky mencabut penisnya dari vaginaku, dia tengkurapi saya, saya sendiri telah lemas tidak paham Ricky ingin apa, namun dengan perasaan saya angkat pantatku ke atas, saya tahan gunakan lututku serta kubuka pahaku sedikit. Tanganku menahan tubuhku agar tidak ambruk serta saya bersiap ditusukdari belakang.


    Beneran saja Ricky memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, selalu dia kocok sekali lagi vaginaku. Dari belakang kocokan Ricky tidaklah terlalu keras, namun semakin cepat. Saya telah sekuat tenaga menahan tubuhku agar tidak ambruk, serta saya rasakan tangan Ricky meremas-remas dadaku dari belakang, selalu jarinya menggosoki puting susuku, buat saya seperti terserang dari dua arah, depan serta belakang. Ricky kembali keluarkan penisnya dari vaginaku, kesempatan ini dimasukkannya ke anusku. Dia betul-betul memaksakan penisnya masuk, namun tidak semua dapat masuk. Ricky kelihatannya tidak perduli, dia mengocok anusku seperti mengocok vaginaku, kesempatan ini hanya tangan kirinya yang meremas dadaku, tangan kanannya repot main-main di selangkanganku, dia masukan jari tengahnya ke vaginaku serta jempolnya menggosoki klitorisku.

    Saya semakin merem-melek, anusku dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok, dadaku diremas-remas serta putingnya dipelintir-pelintir, selalu vaginaku dikocok-kocok juga gunakan jari tengahnya. Saya betul-betul tidak kuat sekali lagi, pada akhirnya saya klimaks, serta saya rasakan Ricky juga hingga klimaks, dari anusku kerasa ada cairan panas muncrat dari penis Ricky. Pada akhirnya saya ambruk juga, tubuhku lemas semuanya. Saya saksikan Ricky juga ambruk, dia terlentang di sebelahku. Tubuhnya basah karna keringat selalu, kupegang tubuhku, nyatanya saya juga basah keringatan. Betul-betul kesenangan yang mengagumkan. Tidak paham berapakah lama saya ketiduran, saat pada akhirnya saya bangun. Saya saksikan jam tangan, telah jam 2 subuh. Leherku kering, namun saat saya ingin minum, saya ingat gelas di kamarku telah pecah dikarenakan kesenggol. Saya saksikan ke lantai, banyak pecahan kaca, selalu saya ambillah sapu, saya sapu dahulu ke tepi tembok. Saya turun ke bawah, tujuannya sich ingin ambillah minum dibawah, saya masih tetap telanjang sich, namun saya cuek saja. Saya fikir si Alf tentu masih tetap tidur soalnya dia tentu raih juga olah raga malam bareng Si Vivie.

    Saya turun serta ambil air dingin di kulkas. Kebetulan villanya Vivie lumayan elegan, ada kulkas serta TV. Saya ambillah sebotol Aqua, selalu sembari jalan saya minum. Saya duduk di sofa, gagasannya sich saya hanya ingin sekedar duduk sebentar soalnya di kamar panas sekali. Tidak paham mengapa, namun saya pada akhirnya ketiduran serta saat saya bangun saya kaget 1/2 mati. Saya lihatSi Alf dengan santainya turun dari tangga segera menuju kulkas, sepertinya ingin minum juga.


    Saya bingung mesti menutupi tubuhku gunakan apa, namun saya telat Si Alf telah membalik duluan serta dia melongo lihat saya telanjang di depannya. Dia masih tetap melihatiku saat saya menutupi selangkanganku gunakan tangan, namun saya sadar saat ini dadaku terlihat, maka dari itu tanganku geser sekali lagi ke dada, selalu geser sekali lagi ke bawah, saya betul-betul bingung mesti bagaimana, saya malu 1/2 mati.
    Alf pada akhirnya berbalik,

    “Sorry, saya fikir anda masih tetap tidur di kamar. Jadi.. jadi.. ”“Tidak apa-apa, ini salahku. ”
    Saya masih tetap mencari-cari suatu hal untuk menutupi tubuhku yang telanjang polos, saat pada akhirnya saya juga sadar bila Alf juga telanjang. Kelihatannya dia fikir saya masih tetap di kamar sama Si Ricky, maka dari itu dia cuek saja turun ke bawah. Saya fikir telah terlambat untuk malu, toh Alf telah melihatku dari atas hingga ke bawah polos tanpa ada sehelai benangpun, terlebih saya telah tidak perawan sekali lagi, so malu apa. Cuek saja lah. “Kamu telah bisa balik, saya tidak apa-apa. ” Saya ambil remot TV selalu menyalakan TV. Saya setel VCD, saya fikir juga bagus saya santai sebentar sembari nonton TV. Alf juga kelihatannya telah cuek, dia berbalik namun tak akan melongo melihatiku telanjang, dia duduk sembari turut nonton TV.
    Gilanya yang saya setel jadi VCD BF. Namun telah tanggung, saya lihat saja, perduli sangat apa kata Si Alf, yang perlu saya dapat istirahat sembari nonton TV.

    “Bagaimana semalem? ” saya buka pembicaraan dengan Alf.
    Dia berbalik, “Hebat, Vivie betul-betul hebat. ”
    Alf telah dapat nyengir seperti umumnya.
    Saya mengangguk, “Ricky juga hebat, saya nyaris pingsan dibikinnya. ”
    Alf nyengir sekali lagi, lantas kami bercakap sembari kadang-kadang menengok TV. Sepertinya mustahil ada cowok yang tahan bercakap tanpa ada mikirin apa-apa sama cewek yang sekali lagi telanjang, terlebih sembari nonton film BF. Setiap kali ngomong saya tahu mata Alf senantiasa nyasar ke bawah, ka dadaku yang memanglah lumayan menggoda. Saya tidak memberikan pujian pada sendiri, namun memanglah dadaku cukup oke, ranum menggoda, bahkan juga lebih seksi dari milik Vivie, itu penyebabnya Alf tidak berhenti-berhenti melihati dadaku bila ada peluang. Ada sedikit rasa bangga juga di balik rasa maluku, serta sepintas kulihat penis Alf yang mulai tegang. Saya nyengir serta kelihatannya Alf tahu apa yang saya fikirkan.


    Dia pegang tanganku, “Boleh saya pegang, itu juga bila anda tidak keberatan. ” Wah berani juga dia, saya jadi sedikit tersanjung, selalu saya mengangguk. Alf geser ke sebelahku, dia peluk saya serta tangannya mulai remas-remas dadaku. Awal mula dia sedikit bebrapa sangsi, namun demikian tahu bila saya tidak nolak dia mulai berani serta semakin lama semakin berani, serta jarinya mulai nakal memelintir puting susuku. Saya mulai merem-melek sembari memutar tubuhku. Saat ini saya duduk di paha Alf berhadap-hadapan. Alf segera menyambar putingku serta lidahnya segera beraksi. Saya sendiri telah kebawa nafsu, saya mulai mengocok penisnya gunakan tanganku serta kelihatannya Alf juga senang dengan permainanku. Saya mulai terikut nafsu, serta saya telah tidak perduli apa yang dia kerjakan, yang pasti enak buatku.

    Alf menggendongku, kupikir ingin dibawa ke kamar mandi, soalnya kamar diatas ada Vivie sama Ricky, namun tebakanku salah. Dia jadi menggendongku ke luar, ke halaman villa. Saya kaget juga, bagaimana bila ada yang saksikan kami telanjang diluar. Namun demikian Alf buka pintu luar, saya lihat di seberang villa, sepasang cowok-cewek sekali lagi repot nge-sex. Cewek itu mendesah-desah sembari kadang-kadang berteriak. Saya saksikan sekali lagi ke sekelilingnya, nyatanya banyak pula yang nge-sex disana. Rupanya villa-villa di sekitaran sini memanglah tempatnya beberapa orang nge-sex. “Bagaimana? kita kalahkan mereka? ” Alf nyengir sembari menggendongku. Saya ikut-ikutan nyengir, “Siapa takut? ” selalu Alf meniduriku di rumput. Dingin juga sisa air hujan yang masih tetap membasahi rumput, punggungku dingin serta basah namun dadaku lebih basah sekali lagi sama liurnya Si Alf. Udara selain itu betul-betul dingin, telah di pegunungan, subuh-subuh sekali lagi. Wah tidak terbayang bagaimana dinginnya deh. Namun lama-lama rasa dingin itu hilang, saya jadi semakin panas serta nafsu, terlebih Alf jago benar mainkan lidahnya. Sayup-sayup saya dengarkan nada cewek dari villa seberang yang telah tidak karuan serta tak ada iramanya. Saya semakin nafsu sekali lagi mendengarnya, namun Alf kelihatannya lebih nafsu sekali lagi, dia itu seperti orang kelaparan yang seakan akan nelan dua gunung kembarku bulat-bulat.
    Lama juga Alf main-main sama dadaku, serta pada akhirnya dia pegang penisnya minta saya meng-”karaokei”-in itu penis yang besarnya lumayan juga. Dikarenakan barusan malam saya telah coba meng-”karaokei”-in penis Ricky, saat ini saya jadi kecanduan, saya jadi suka juga meng-”karaoke”-in penis, terlebih bila besarnya lumayan seperti miliki Si Alf. Maka dari itu tak perlu diminta 2 x, segera saja saya caplok itu penis. Saya tidak ingin kalah sama permainan dia di dadaku, saya hisap itu penis kuat-kuat hingga kepalanya jadi ungu sekali. Selalu kujilati dari mulai kepalanya hingga batang serta pelirnya juga tidak ketinggal.

    Kulihat Alf melihati bagaimana saya main dibawah sana. Kadang-kadang dia buka mulut sembari berdesah menahan nikmat. Saya belum juga senang juga, kukocok batang penisnya gunakan tanganku serta kuhisap-hisap kepalanya sembari kujilati bebrapa perlahan. Alf merem-melek juga serta tidak lama dia telah tidak tahan sekali lagi, kelihatannya sich ingin keluar, maka dari itu dia cepat-cepat melepas penisnya dari mulutku. Saya tahu dia tidak ingin usai cepat-cepat, maka dari itu saya tidak ngotot meng-”karaoke”-in penisnya sekali lagi.
    Alf berniat membiarkan penisnya istirahat sebentar, dia suruh saya terlentang sembari mengangkang. Saya menurut saja, saya tahu Alf jago mainkan lidahnya, maka dari itu saya suka sekali saat dia mulai jilati bibir vaginaku yang telah basah sekali. Benar saja, baru sebentaraku telah dibikin merem-melek dikarenakan lidahnya yang jago sekali itu. Kelihatannya habis semuanya sisi vaginaku disapu lidahnya, dari mulai bibirnya, klitorisku, sedikit kedalam ke daerah dinding dalam, hingga anusku juga tidak ketinggal dia jilati.

    Saya dengarkan, kelihatannya pasangan di seberang telah usai main, soalnya telah tidak kedengaran sekali lagi suaranya, namun saat saya saksikan kesana, saya kaget. Cewek itu sekali lagi meng-”karaoke”-in cowok, namun bukanlah cowok yang barusan. Cowok yang barusan nge-sex sama dia lagimembersihkan penisnya, mungkin saja dia telah senang. Saat ini cewek itu sekali lagi meng-”karaoke”-in cowok beda, lebih tinggi dari cowok yang barusan. Hilang ingatan juga itu cewek nge-sex sama dua cowok sekalian. Namun saya tarik sekali lagi omonganku, soalnya saya ingat-ingat, saya juga sama juga sama dia. Baru usai sama Ricky, saat ini sama Alf. Wah nyatanya saya juga sama gilanya. Saya nyengir sebentar, namun selalu merem-melek sekali lagi saat Alf mulai melintir-melintir klitorisku gunakan bibirnya.

    Alf betul-betul pakar, tidak lama saya telah mulai pusing, saya saksikan bintang di langit menjadi tambah banyak serta sepertinya mutar-mutar di kepalaku. Saya betul-betul tidak dapat ngontrol tubuhku. Ada seperti setrum dari selangkanganku yang terus menerus buat saya hilang ingatan. “Ah.. ah.. Alf.. Ah.. berhenti dahulu Alf.. Ah.. Ah.. Shh.. ” saya tidak tahan sama puncak nafsuku sendiri. Namun Alf jadi terus menerus melintir-melintir klitorisku. Saya betul-betul tidak tahan sekali lagi, saya kejang-kejang seperti orang ayan, namun sudahnya betul-betul enak sekali, sebagian menit lewat, semuanya tubuhku masih tetap lemas, namun saya tahu ini belum juga usai.

    Saat ini bagianku buat Alf merem-melek, maka dari itu saya paksakan duduk serta mulai menungging dimuka Alf. Alf sendiri kelihatannya memanglah telah tidak tahan menginginkan keluarkan maninya, dia tidak menanti lama sekali lagi, segera dia tusukkan itu penis ke vaginaku. Ada sedikit rasa sakit namun tidak sesakit pertama vaginaku dimasukkan penis Ricky. Alf tidak menanti lama sekali lagi, dia segera mengocok vaginaku serta tangannya tidak diam, segera disambarnya dadaku yang semakin ranum karna saya menungging. Diremasnya sembari dipelintir-pelintir putingnya. Saya tidak tahan digituin, terlebih tubuhku masih tetap lemas, tanganku lemas sekali, untuk menahan hentakan-hentakan saat Alf menyodokkan penisnya saja telah tidak kuat. Saya ambruk ke tanah, namun Alf masih tetap selalu mengocokku, dari belakang.

    “Ah.. euh.. ah.. aw.. ” saya hanya dapat mendesah setiap saat Alf menyodokkan penisnya ke vaginaku. Saya cobalah mengangkat tubuhku namun saya tidak kuat, pada akhirnya saya menyerah, saya biarlah tubuhku ambruk seperti gitu. Alf memutarkan tubuhku, selalu disodoknya sekali lagi vaginaku dari depan. Saya telah tidak dapat ngapa-ngapain, setiap saat Alf menyodokkan penisnya terkecuali dinding vaginaku yang tergores, klitorisku juga tergores-gesek, maka dari itu saya semakin lemas serta merem-melek keenakan.

    Alf memegang kaki kiriku, selalu diangkatnya ke bahu kanannya, selalu dia mengangkat kaki kananku, diangkatnya ke bahu kirinya. Saya diam saja, tidak dapat menampik, tempat apa yang dia menginginkan terserah, pokoknya saya menginginkan cepat-cepat disodok sekali lagi. Saya tidak tahan menginginkan segera dikocok. Nyatanya hasratku terkabul, Alf menyodokku sekali lagi, kakiku dua-duanya terangkat, mengangkang sekali lagi, maka dari itu vaginaku terbuka lebih lebar serta Alf semakin leluasa mengocok-ngocokkan penisnya. Vaginaku diaduk-aduk serta saya bahkan juga telah tidak dapat sekali lagi berdesah, saya hanya dapat buka mulut namun tak ada nada yang keluar.

    “Aku ingin keluar, saya ingin keluar.. ” Alf membisikkan sembari ngos-ngosan serta masih tetap selalu mengocokku.
    “Jangan di.. janganlah didalam. Ah.. ah.. oh.. saya.. saya tidak ingin.. hamil. ”
    Saya hanya dapat ngomong gitu, seenggannya maksud saya ngomong gitu, saya tidak paham apa suaraku keluar atau tidak, pokoknya saya telah usaha, itu juga telah saya paksa-paksakan. Saya tidaktahu apa Alf ngerti apa yang saya omongin, namun yang pasti dia masih tetap selalu mengocokku.
    Baru sebagian detik lewat, dia mencabut penisnya, kakiku segera ambruk ke tanah. Alf mengangkang di perutku, serta dia selipkan penisnya ke sela-sela dadaku yang telah montok sekali soalnya saya telah dipuncak nafsu. Kujepit penisnya gunakan dadaku, serta Alf mengocok-ngocok seakan masih tetap didalam vaginaku. Tidak lama maninya muncrat ke muka serta bekasnya di dadaku. Saya sendiri klimaks sekali lagi, kulepaskan tanganku dari dadaku, maninya mengalir ke leherku, serta mani yang di pipiku mengalir ke mulutku. Saya bahkan juga tidak dapat tutup mulutku, saya sangat lemas. Saya biarlah saja maninya masuk serta saya telan saja sekalian.
    Belum juga habis lemasku, Alf telah tempelkan penisnya ke bibirku. Saya memaksakan menjilati penisnya hingga bersih selalu saya telan sisa maninya. Alf menggendongku kedalam, selalu dia membaringkanku di sofa. Saya lemas sekali maka dari itu saya tidak ingat sekali lagi apa yang berlangsung setelah itu. Yang pasti baru jam 8. 00 saya baru bangun. Demikian saya buka mata, saya sadar saya masih tetap telanjang. Saya memaksakan duduk, serta saya kaget mengapa saya berada di kamar Vivie. Selalu yang buat saya lebih kaget sekali lagi, saya saksikan samping kiriku Alf masih tetap tidur sedang di kananku Ricky juga masih tetap tidur. Mereka berdua juga masih tetap telanjang seperti saya.

    Belum juga habis kagetku, Vivie keluar dari kamar mandi di kamarku, dia sekali lagi mengeringkan rambutnya serta keduanya sama masih tetap telanjang. Baru pada akhirnya saya tahu bila semalam Vivie bangun serta lihat saya sekali lagi nge-sex sama Alf. dia sich tidak geram, soalnya yang perlu untuk dia Alf cinta sama dia, masalah Alf memuaskan nafsu sama siapa, tidak jadi masalah untuk dia. Nyatanya Vivie lihat dari jendela bagaimana saya sama Alf nge-sex serta Ricky yang bangun subuh-subuh kaget lihat saya sekali lagi nge-sex sama Alf. Dia keluar kamar, kelihatannya ingin lihat apa benar saya sekali lagi nge-sex sama Alf, namun dia pernah menengok ke kamar samping serta lihat Vivie yang sekali lagi nonton saya sama Alf nge-sex dari jendela. Ricky segera bisa inspirasi, so dia masuk kedalam serta mengajak Vivie nge-sex juga. Singkat narasi mereka pada akhirnya nge-sex juga di kamar. Serta saat saya sama Alf usai, Alf menggendongku ke atas serta lihat Ricky sama Vivie barusan usai nge-sex. Maka dari itu kami berempat pada akhirnya tidur bareng di kamarnya telanjang bulat.


    Hehehe, tidak jadi masalah, kami berempat jadi semakin dekat. Kelak malam juga kami bakalan nge-sexlagi berempat, tidak jadi masalah untuk aku Ricky atau Alf yang jadi pasanganku, yang perlu saya senang. Tidak jadi masalah siapa yang muasin saya.Seperti gagasan kami awal mulanya, malam itu juga kami nge-sex berempat bareng-bareng. Asyik juga sekali-kali nge-sex bareng seperti gitu. Ricky tetap masih oke meskipun dia telah ngocok Vivie duluan. Saya masih tetap kerepotan hadapi penisnya yang memanglah hilang ingatan itu. Alf juga tidak kalah, biarlah dia masih tetap ngos-ngosan saat usai ngocok saya, dia segera sambar Vivie yang baru usai sama Ricky. Selalu kami nge-sex sekali lagi hingga pada akhirnya keduanya sama senang. Saya senang sekali, soalnya baru kesempatan ini saya dipuasi dua cowok sekalian tanpa ada jeda. Barusan usai satu, yang satunya telah menyodok-nyodok penisnya ke vaginaku. Pokoknya betul-betul senang sekali deh saya.

    Masuk ke narasi, malam hari ini kami gagasan akan tidak nge-sex sekali lagi, soalnya telah raih sekali dua hari gituan terus-terusan. Maka dari itu Ricky sama Alf segera menghilang demikian matahari mulai teduh. Mereka sich tentu main bola sekali lagi, tidak bakalan jauh dari itu. Vivie menggunakan saatnya di villa, sepertinya dia raih sekali, nyaris sepanjang hari dia di kamar. Saya jadi jemu sendirian, maka dari itu saya putuskan saya ingin berjalan-jalan. Kebetulan di dekat situ ada air terjun kecil. Akurencana ingin menggunakan hari ini berendam disana, agar tubuhku fresh sekali lagi serta siap tempur sekali lagi. Saya tidak segera ke air terjun, saya berjalan-jalan dahulu melingkari kompleks villa itu. Besar juga, serta villanya bagus-bagus. Ada yang serupa kastil semua. Selama jalan saya ketemu agak banyak orang, rata-rata sich beberapa orang yang memanglah sekali lagi menggunakan saat di villa sekitaran sini. Nyaris kebanyakan orang yang ketemu melihati saya. Mulai dari cowok bagus yang adadi halaman villanya, om-om genit yang repot menggodai cewek yang lewat hingga tukang kebun di villa juga melihati saya. Saya sich hanya nyengir saja membalas mata-mata keranjang mereka.
    Tidak aneh sich bila mereka melihatiku, problemnya saya memanglah gunakan baju pas-pasan, atasanku kaos putih punyanya Si Vivie yang kesempitan soalnya kamarku dikunci serta kuncinya terikut Ricky. Saya malas mencari dia, maka dari itu saya gunakan saja kaos Si Vivie yang berada di meja setrika. Itu juga saya tidak gunakan bra, soalnya bra Vivie itu sempit sekali di saya. memanglah sich dadaku jadi terlihat nonjol sekali serta putingnya terlihat dari balik kaos sempit itu, namun saya cuek saja, siapa yang malu, ini kan lokasi villa buat nge-sex, jadi beberapa sukai saya dong.

    Oh ya saya jadi lupa, bawahan saya lebih hilang ingatan sekali lagi. Saya tidak tega membangunkan Vivie hanya untuk minjam celana atau rok, kebenaran saja ada Samping Bali pengasih Ricky bulan lantas, ya saya gunakan saja. Saya ikat di kananku, namun setiap kali saya mengambil langkah, paha kananku jadi terbuka, ya cuek saja lah. Apa kelirunya sich memarkan apa yang bagus yang saya miliki, benar tidak?
    Singkat narasi, saya hingga ke air terjun kecil itu. Saya berjalan-jalan mencari tempat yang enak buat berendam. Kaosku mulai basah serta dadaku semakin terang terlihat, terlebih Samping yang saya gunakan, telah basah betul-betul terkena cipratan air terjun. Enak juga sich fresh, namun lama-lama semakin sulit jalannya, soalnya Samping saya jadi seringkali keinjak. Saya jadi menginginkan cepat-cepat berendam, soalnya fresh sekali airnya, serta saat saya menjumpai tempat yang enak, saya bersiap berendam, saya terlepas sandalku. Namun saat saya ingin melepas Samping-ku mendadak ada tangan yang memegang bahuku, saya berbalik nyatanya seseorang cowok menodongi pisau lipat ke leherku. Saya kaget camput takut, namun dengan perasaan saya diam saja, salah-salah leherku kelak digoroknya.


    “Mau.. ingin apa lo ke gue? ” saya bertanya ke orang yang sekali lagi nodong pisau ke saya. Saya tidak berani saksikan mukanya, soalnya saya takut sekali. Nyatanya cowok itu tidak sendiri, seseorang rekannyamuncul dari balik batu, rupanya mereka memanglah telah ngincar saya dari barusan. Rekannya itu segera buka baju serta celana jeans-nya. Saya tebak bila mereka ingin memperkosa saya. Nyatanya tebakanku benar, orang yang menodongi pisau bicara, “Sekarang lo buka semuanya baju lo, cepet sebelumnya kesabaran gue habis! ” Saya jadi ingat bagaimana korban-korban perkosaan yang akulihat di TV, saya jadi ngeri. Jangan-jangan demikian mereka usai perkosa saya, saya dibunuh. Maka dari itu saya beranikan diri ngomong bila saya tidak keberatan muasin mereka asal mereka tidak bunuh saya.

    “Oke.. oke, saya buka baju. Kalem saja, saya tidak jadi masalah muasin elu berdua, namun tak perlu gunakan nodong semua dong. ” Saya berupaya ngomong, walau sebenarnya saya sekali lagi takut 1/2 mati. Orang yang nodongin pisau jadi membentak saya, “Goblok, mana ada cewek ingin diperkosa, elu janganlah macem-macem ya! ” Saya semakin takut, namun otakku segera bekerja, “Santai dong, emangnya gue berani gunakan baju ginian bila gue tidak siap diperkosa orang? Lagian apa gue dapat lari gunakan samping seperti ginian? ” Ke-2 orang itu melihati saya, selalu pada akhirnya pisau itu dilipat sekali lagi. Saya lega 1/2 mati, namun ini belum juga usai, saya masih tetap mesti puasin mereka dahulu.

    Saya mulai buka Samping-ku, “Maunya bagaimana, berdua sekalian atau satu-satu? ” Orang yang barusan nodongin pisau lihat ke orang yang satunya, “Eloe dahulu deh. Gue sekali lagi tidak demikian mood. ” Rekannya mengangguk-angguk serta segera mencaplok bibirku. Saya bebrapa saksikan, ganteng juga nih orang. Saya balas ciumannya, dia kelihatannya mulai lebih halus, bebrapa perlahan dia remas dadaku serta tahu-tahu saya telah ditiduri diatas batu yang lumayan besar. Dia tidak segera main sodok, dia lebih suka main-main sama dadaku, maka dari itu saya jadi lebih santai, so saya dapat nikmati permainannya.

    “Ah.. yeah.. ah.. siapa.. siapa nama loe? ” saya bertanya di balik desahan-desahanku menahan nikmat. Dia nyengir, serupa sekali Si Alf, dia selalu buka celana dalam birunya, serta penisnya yang telah tegang sekali segera muncul seperti telah tidak sabar menginginkan menyodokku. Tak perlu diminta, saya segera jongkok, tanganku memegang batangnya serta nyatanya masih tetap menyisa sekitaran 5 – 7 senti. Saya jilat kepala penisnya selalu saya kulum-kulum penisnya. Dia mulai nikmati permainanku, “Oke.. selalu.. selalu.. Yeah.. ” Nyatanya ada pula cowok yang menyukai berdesah-desah seperti gitu bila sekali lagi nge-sex. Saya berhenti sebentar,

    “Belum dijawab? ”
    “Oh, sorry. Nama gue Jeff. ”
    Dia menjawab sembari selalu merem-melek nikmati penisnya yang saya kulum serta kuhisap-hisap. Kulihat-lihat kelihatannya saya kenal suaranya.
    “Elo tinggal disini juga ya, elu yang lusa tempo hari ngentot di halaman villa? ”
    Jeff kaget juga saat saya ngomong gitu.
    “Memang elu tahu dari tempat mana? ”
    Saya nyengir selalu saya lanjutkan sekali lagi mengisap penisnya yang telah basah sekali sama liurku.
    Saya berhenti sekali lagi sebentar, “Gue saksikan elu. Hilang ingatan lu ya! berdua ngentotin cewek, keliatannya masih tetap kecil sekali lagi. ” Jeff nyengir, “Itu adik kelas gue, dia baru 15 th., namun bodinya oke sekali. Gue ajakin kesini, serta gue entot bareng Si Lex. Dia sendiri kelihatannya sukai digituin sama kami berdua. ” Saya tidak melanjutkan sekali lagi, saya berhenti serta segera mencari tempat yang enak buat nungging. Jeff tahu maksudku, dia segera menyodok penisnya ke vaginaku bareng sama nada eranganku. Selalu dia mulai mengocok, awalnya sich bebrapa perlahan selalu lebih cepat. Selalu serta selalu, saya mulai merem-melek dibikinnya. Selalu dia cabut penisnya, saya digendong serta dia masukan penisnya sekali lagi ke vaginaku. Selalu dia mengocok saya sembari bediri, seperti style ngocoknya Tom Cruise di film Jerry Maguire. Vaginaku seperti ditusuk-tusuk keras sekali serta saya semakin merem-melek dibuatnya. Serta pada akhirnya saya tidak tahan sekali lagi, saya kejang-kejang serta saya menjerit panjang. Pandanganku kabur, serta saya pusing. Saya nyaris saja jatuh bila Jeff tidak cepat-cepat memegangi pinggangku.


    Saya sekali lagi nikmati puncak kepuasanku, mendadak seseorang tengah mendekatiku, kelihatannya saat ini dia nafsu sekali dikarenakan dengarkan desahan-desahanku. Dia telah telanjang serta penisnya telah tegang sekali. Saya tahu dari mukanya bila dia sedikit kasar, maka dari itu saya sedikit cing-cong sekali lagi, saya segera maksakan bangun serta jongkok meng-”karaoke”-in penisnya. Penisnya sich tidak besar-besar sekali, namun saya ngeri juga lihat otot-otot di sekitaran paha serta pantatnya. Jangan-jangan dia bila ngocok sekeras-kerasnya. Bisa-bisa vaginaku jebol.

    Lama juga saya meng-”karaoke”-in penisnya, serta pada akhirnya dia suruh saya berhenti. Saya menurut saja, serta segera ambillah tempat menungging. Saya telah pasrah bila dia akan menyodok-nyodok vaginaku, namun kesempatan ini tebakanku salah. Dia tidak masukan penisnya ke vaginaku, namun segera ke anusku. “Ah.. aduh.. ” anusku sakit soalnya sekalipun tak ada persiapan. Namun rupanya Lex tidak perduli, dia tetaplah maksakan penisnya masuk serta memanglah pada akhirnya masuk juga. Meskipun penisnya kecil namun bila digunakan nyodok anus sich ya sakit juga. Benar sangkaan saya, dia bila nyodok keras sekali selalu tidak gunakan pemanasan-pemanasan dahulu, segera kecepatan tinggi. Saya hanya dapat pasrah sembari menahan perih di anusku. Dadaku goyang-goyang setiap kali dia menyodok anusku, serta kelihatannya itu buat dia semakin nafsu. Dia lebih kecepatan serta mulai meremas dadaku.

    Betul-betul kontras, dia mengocok anusku cepat serta keras, namun dia meremas dadaku halus sekali serta kadang-kadang melintir-melintir putingnya. Mendadak rasa sakit di anusku hilang, saya mulai rasakan enaknya permainan tangannya di dadaku. Belum juga habis saya nikmati dadaku diremas-remas, tangan kirinya turun ke vaginaku serta segera menyambar klitorisku, dari mulai digosok-gosok hingga dipelintir-pelintir. Rasa sakit kocokannya telah betul-betul hilang, saat ini saya hanya rasakan enaknya semua badanku.

    Saya mulai merem-melek kegilaan serta pada akhirnya saya hingga ke puncak yang ke-2 kalinya hari itu, serta berbarengan puncak kenikmatanku, saya rasakan cairan hangat muncrat di anusku, saya tahu Lex juga telah tiba puncak serta saya telah lemas sekali, pada akhirnya saya ambruk. Mungkin saja saya kecapaian soalnya tiga hari ini saya terus menerus mengocok, berbeda satu orang sekali lagi, senantiasa berdua. Saya masih tetap pernah saksikan Jeff menggendong saya sebelumnya pada akhirnya saya pingsan. Saya tidak paham saya di mana, namun saat saya bangun, saya kaget lihat Ricky sekali lagi mengocok cewek. Cewek tersebut repot mengulum-ngulum penisnya Alf. Saya paksakan berdiri, serta saat saya saksikan di sofa samping, ada panorama yang nyaris sama, bedanya Jeff yang sekali lagi repot mengocok cewek serta saya bebrapa saksikan nyatanya cewek itu Vivie. Vivie juga repot mengulum-ngulum penis Lex. Saya jadi bingung, namun saya tetaplah diam hingga mereka usai main.


    Selalu saya dikenali sama cewek mungil yang barusan nge-sex bareng Ricky serta Alf, namanya Angel. Saya baru ingat bila barusan saya pingsan di air terjun habis muasin Jeff sama Lex. Nyatanya Jeff bingung ingin bawa saya ke mana, kebenaran Ricky serta Alf lewat. Mereka pernah ribut sebentar, namun pada akhirnya akur sekali lagi, dengan catatan mereka dapat menyicipi Angel ceweknya Jeff sama Lex. Angel sendiri sepakat saja sama ajakan Ricky sama Alf, serta saat mereka sekali lagi mengocok, Vivie kebetulan lewat. Alf menyebut dia serta dikenali sama Jeff serta Lex, selalu mereka pada akhirnya nge-sex juga. Semakin asyik juga, saat ini lebih sekali lagi satu cewek serta dua cowok di grup kami, dan sebagainya kami jadi seringkali main ke villa itu untuk muasin nafsu kami semasing.

  • Cerita Sex Sekretaris Nakal

    Cerita Sex Sekretaris Nakal


    2615 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sekretaris Nakal ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Sebagai direktur perusahaan Pak Lilik mengadakan acara resepsi penikahan nakanya di sebuah hotel
    berbintag 5 di kota Jakarta, karena dapat undangan khusus dari atasan kami bersedia dengan senang hati
    untuk datang dan mengucapkan selamat berbahagia untuk anaknya tentunya.

    Malam itu aku datang dengan teman kuliahku yang bernama Brandon dia kuliahnya di Amerika, sampainya di
    hotel banyak yang datang dengan menggandeng pasangannya masing masing, kadang aku juga merasakan iri,
    karena aku masih jomblo hehe..
    “Selamat malam Pak..” sapa seseorang agak mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Lia sekretarisku yang
    menyapaku. Dia datang bersama tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga
    anggun.

    Berbeda sekali jika dibandingkan saat aku sedang menikmati tubuhnya,.. Liar dan nakal. Dengan gaun
    malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda.

    “Malam Lia” balasku. Mata Brandon tak henti-hentinya menatap Lia, dengan pandangan kagum. Lia hanya
    tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu seperti itu. Tampak dia menjaga tingkah lakunya,
    karena tunangannya berada di sampingnya.

    Kamipun lalu berbincang-bincang sekedarnya. Lalu akupun permisi hendak menyapa para undangan lain yang
    datang, terutama para klienku.

    “Malam Pak Robert..” seorang wanita cantik tiba-tiba menyapaku. Dia adalah Santi, istri dari Pak
    Rahman, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu.

    “Oh Santi.. Malam” kataku

    “Pak Rahman dimana?”

    “Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak?” tanyanya.

    “Sama teman” jawabku sambil memandangi dia yang malam itu tampak cantik dengan gaun malamnya dengan
    anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memamerkan pahanya yang putih menggiurkan. Dadanya walaupun tak
    sebesar Lia, tampak membusung menantang.

    “Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang nemenin” katanya sambil tersenyum manis.

    “Belum ada yang mau nih”

    “Ahh.. Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek yang mau sama bapak.. Kalau belum married saya juga
    mau lho..” jawabnya menggoda.

    Memang Santi ini rasanya punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia
    memandangku.

    “Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married” kataku sambil menatap wajahnya yang
    cantik.

    “Ah.. Pak Robert.. Bisa aja..” jawabnya sambil tersipu malu.

    “Bener lho mau aku buktiin?” godaku

    “Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat” jawabnya perlahan sambil tersenyum.
    “Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan?” rayuku lagi.

    Santi tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan Santi
    beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, khas
    orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi. Dia baru berumur 24
    tahunan.
    “Gimana nih setelah kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot y.

    “Godaku lagi.

    “Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak.. Tergantung moodnya” jawabnya lirih.

    Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak Rahman ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur.
    Mungkin karena usia Pak Rahman yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak
    hasrat seksual wanita muda. Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku.

    Tak lama Pak Rahmanpun datang dari kejauhan.

    “Wah.. Pak Rahman.. Punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.

    Santi tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki-
    laki tulen seperti aku ini.

    “Iya Pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya. Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang
    mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin dia sudah dengar kabar akan ke-playboyanku di
    kantor.

    “Ok saya tinggal dulu ya Pak Rahman.. Santi” kataku lagi sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan.

    Akupun mengambil hidangan dan menyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak
    basa-basi dengan para tamu undangan tadi. Kulihat si Brandon masih ngobrol dengan Lia dan tunangannya.
    Ketika aku mencari Santi dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum.
    Pak Rahman tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak
    bisa membahagiakan istrinya.

    Santi kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun pura-pura menambah hidanganku.

    “San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk” ajakku berbisik padanya

    “Nanti saya dicari suami saya gimana Pak..”

    “Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku tunggu di luar ya”.

    “Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya yang berbulu halus

    Cerita Sex Sekretaris Nakal Tak lama Santipun keluar ruangan resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai di atas, dan menuju
    toilet. Aku berencana untuk bermesraan dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya pasti sepi.
    Sebelum sampai di toilet, ada sebuah ruangan kosong, sebuah meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan
    nih, pikirku. Kutarik Santi ke dalam dan kututup pintunya.
    Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun
    bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang
    tubuhnya.
    Kulepas gaunnya sebagian sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna
    krem. Kuciumi leher Santi yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya
    mencuat keluar.

    Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah
    mengeras dengan lidahku.

    “Oh.. Pak Robertt..” desah Santi sambil menggeliat.

    “Enak San..”

    “Enak Pak.. Terus Pak..” desahnya lirih.

    Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah begitu
    bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya.

    Santipun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku.

    Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya
    yang lentik berbulu halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang
    kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan.
    “Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi suka..” katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.

    “Memang punya suamimu seberapa?” tanyaku tersenyum menggoda.

    “Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi suka..” katanya tak melanjutkan lagi jawabannya
    karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku.

    “Enak Pak?” tanyanya sambil melirik nakal kepadaku. Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku
    sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku.

    “Enak sayang.. Ayo isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat.

    Dikulumnya lagi kemaluanku, sementara kedua tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy sekali
    melihat pemandangan itu.

    Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang
    menggelembung menghisap kemaluanku.

    Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan
    kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.”selingkuh teman kantor”

    “Hm.. Kontol bapak enak banget.. Santi suka kontol yang besar begini” desahnya.

    Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun menghentikan isapannya.

    “Iya Mas.. Ada apa?” jawabnya. Markas Judi Online Dominoqq

    “Lho Mas udah pikun ya.. Khan Santi tadi usah bilang.. Santi mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih”
    Santi berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu. Sementara tangan Santi yang satu tetap meraba
    dan mengocok kemaluan atasan suaminya ini.

    “Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi Mas.. Sabar ya..”

    Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi
    untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya.

    “Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas..” katanya sambil menutup telponnya.

    Cerita Sex Sekretaris Nakal

    Cerita Sex Sekretaris Nakal

    “Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin puas dulu”.
    Sambil tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku.

    Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri,
    dan akupun tiduran di atas meja meeting di ruangan itu.

    Tanpa perlu dikomando lagi Santi menaiki tubuhku dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga
    vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah.

    Santi kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit
    itu.

    “Oh.. My god..” jeritnya tertahan.

    Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik-turunkan sehingga kemaluanku maju mundur menjelajahi liang
    nikmat istri cantik Pak Rahman ini. Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang
    saat Santi bergerak naik turun di atas tubuhku.

    Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap
    dengan gemas.

    “Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan..” desahnya

    “Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak..” Santi berkata sambil menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas
    kemaluanku. Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang
    tak didapatkan dari suaminya.
    Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada
    tepian meja. Aku sibakkan gaunnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh
    celana dalam yang sudah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot
    dia, sambil tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.

    “Kamu suka San?” kataku sambil menarik rambutnya ke belakang.

    “Suka Pak.. Robert.. Suka..”

    “Suamimu memang nggak bisa ya”

    “Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh”

    “Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sambil mencium wajahnya yang
    mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik.

    “Santi lebih suka dientotin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God..” jawabnya.

    “Kamu suka kontol besar ya?” tanyaku lagi

    “Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God.
    Suamiku jelek.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh..” Santi mulai meracau kenikmatan.

    “Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Ayo Pak puaskan Santi Pak..” jeritnya.

    “Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah itu..” jawabku sambil terus mengenjot dia dari belakang.
    Tangankupun sibuk meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.

    “Ahh.. Santi sampai Pak..” Santi melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya.

    Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut-denyut ingin mengeluarkan laharnya. Kutarik tubuh
    Santi hingga dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah
    spermaku ke wajahnya yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya.
    Kemudian Santipun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih.

    Cerita Sex Sekretaris Nakal “Terimakasih Pak Robert.. Santi puas sekali” katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu.
    “Sama-sama Santi. Saya hanya berniat membantu kok” jawabku sambil bergegas membetulkan pakaianku
    kembali.

    “Ngomong-ngomong, kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan?” tanyaku.

    “Santi sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami sih jarang Santi mau begitu. Habis nggak nafsu
    sih lihatnya”

    Wah.. Kasihan juga Pak Rahman, pikirku geli. Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh
    istrinya yang cantik jelita itu.

    “Kapan kita bisa melakukan lagi Pak” kata Santi mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu.

    “Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama?”

    “Hihihi.. Ide bagus tuh Pak.. Janji ya” Santi tampak gembira mendengarnya.

    Cerita Sex Sekretaris Nakal Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Santi aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa
    menit kemudian. Sesampai di ruang resepsi tampak Brandon sedang mencari aku.

    “Hey man.. Where have you been? I’ve been looking for you”

    “Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache” jawabku.

    Tak lama Santi datang bersama Pak Rahman suaminya.
    “Pak Robert, kami mau pamit dahulu.. Ini Santi nggak enak badan.. Sakit perut katanya”

    “Oh ya Pak Rahman, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar-benar dirawat lho..”

    Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Rahman menunjukkan rasa curiga.
    He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi istrinya
    yang cantik itu.

    Tak lama aku dan Brandon pun pulang. Sebelum pulang aku berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Aku suruh
    dia untuk mendaftarkan Pak Rahman untuk training di Singapore. Memang baru-baru ini aku mendapat
    tawaran training ke Singapore dari salah satu perusahaan.

    Lebih baik Pak Rahman saja yang pergi, pikirku. Toh memang dia yang mengerjakan pekerjaan itu di
    kantor, sedangkan aku hanya akan menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi selama dia
    pergi nanti.

    Tak sabar aku menanti minggu depan datang. Nanti akan aku ceritakan lagi pengalamanku bersama Santi
    bila saatnya tiba. Dengan tidak adanya batas waktu karena terburu-buru, tentu aku akan lebih bisa
    menikmati dirinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video Bokep Anju Akane dientot atasan dan rekan kerja

    Video Bokep Anju Akane dientot atasan dan rekan kerja


    2613 views

  • Kisah Memek Ibu Dosenku

    Kisah Memek Ibu Dosenku


    2611 views

    Duniabola99.com – Kejadiannya kira-kira 4 tahun yang lalu, ketika aku kuliah semester ketiga di sebuah lembaga pendidikan di Bekasi. Waktu itu, para mahasiswa baru sedang berkumpul untuk membahas tentang uang kuliah yang menurut brosurnya bisa dicicil selama 5 kali, namun kenyataannya para mahasiswa hanya diberikan kesempatan untuk mengangsurnya selama 3 kali. Bagiku sih sebenarnya tidak terlalu masalah, karena aku sudah membayar penuh selama satu tahun, namun karena rasa solideritas terhadap teman, akhirnya aku ikut berkumpul, dan ternyata oleh teman-temanku, aku dipercaya untuk mewakilkan dan menyampaikan keluhan mereka kepada manager lembaga yang bernama Ibu Ratih S.Pd.
    Akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membicarakan masalah ini kepada Ibu Ratih, dan siapa tahu beliau bisa memberikan solusi yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Ketika aku hendak mengetuk pintu ruangannya, terdengar samar-samar suara desah dan erangan yang berasal dari dalam ruangannya. Akupun tahu bahwa suara ini adalah suaranya Ibu Ratih, karena aku sangat hapal dengan suaranya ketika beliau masih memberi mata kuliah Akuntansi Dasar 1.

    Kuketuk berkali-kali, namun belum ada jawaban, akhirnya aku beranikan diri untuk langsung membuka pintu. Ku lihat diruang kerjanya, ternyata tidak ada, kucari kesana kemari, akhirnya aku menemukannya sedang serius menghadap kekomputer yang biasa digunakan oleh asistennya (letaknya terhalang oleh sebuah lemari yang berisi bermacam-macam jenis buku). Yang aku tahu, hari ini asistennya belum masuk karena 2 hari yang lalu dia mengalami kecelakaan. Dengan agak ragu aku mencoba mendekatinya.

    Dan ternyata.. Ibu Ratih sedang melihat adegan-adegan seks yang ada di internet. Wajar saja tadi terdengar suara orang mendesah keenakan, tidak tahunya waktu melihat adegan itu, Ibu Ratih pun merangsang dirinya sendiri dengan menggunakan jari-jari lentiknya. Aku jadi bingung dan deg-degan, karena sebagai lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan seks yang ditampilkan dimonitor, dan yang lebih membuatku konak, ketika melihat Ibu Ratih yang sepertinya sedang diamuk birahi. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja, dan melebarkan kedua pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih terus keluar masuk lubang memeknya yang sudah terlihat basah.


    Karena takut ketahuan, dan takut dimarahi akan kelancanganku, pelan-pelan aku menuju pintu untuk keluar. Tetapi tiba-tiba..
    “Fik.. jika kamu teruskan langkahmu untuk keluar dari ruangan ini sekarang, nanti aku akan men-DO kamu dari sini. Karena kamu telah lancang memasuki ruangan saya tanpa sepengetahuan saya”.
    Karena beliau mengancam akan mengeluarkan saya, akhirnya langkah saya langsung terhenti dan dengan agak terbata-bata saya langsung meminta maaf atas semua kelancangan saya.

    Tanpa menunjukan ekspresi apapun, Bu Ratih berjalan mendekatiku sambil bertanya.
    “Apakah kamu tahu apa kesalahanmu?”
    Dengan gugup saya mengatakan bahwa saya telah lancang memasuki ruangan Ibu tanpa izin.
    “Dan kamu tahu apa hukumannya jika telah melakukan itu?”
    “Tidak Bu”, jawabku pelan.
    “Oke, sekarang kamu akan saya hukum sesuai dengan kesalahanmu, apa yang kamu lihat ketika kamu masuk ruangan ini?”
    “Ngga ada bu”.
    “Kamu jangan bohong yach, sebenarnya waktu kamu masuk, Ibu sudah mengetahuinya, sekarang jawab yang jujur, apa kamu melihat saya sedang melakukan sesuatu?”
    Akhirnya dengan gugup saya menceritakan semua kejadiannya.

    “Jika memberi keterangan jangan berbelit-belit begitu, saya tidak mengerti. Sekarang coba kamu peragakan semua yang kamu lihat”.
    Akhirnya saya mengambil posisi duduk didepan monitor yang masih menampilkan adegan bercinta antara 2 wanita dengan 1 pria. Dengan hati-hati saya mengangkat kedua kaki saya mengikuti apa yang tadi Ibu Ratih lakukan, namun karena saya terus melihat adegan di monitor itu, akhirnya saya hanya terbengong menyaksikan semuanya. Lama-lama tanpa saya sadari, kontol saya mulai menegang. Namun karena merasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku pura-pura menyatakan kalau aku tidak bisa mempraktekkan semua yang tadi dilakukannya, karena saya tidak mempunyai memek.


    Tanpa disangka, Ibu Ratih malah berkata.
    “Kalo begitu, kamu pake memek saya saja, tapi jarinya tetap jari kamu”.
    Akhirnya Ibu Ratih memposisikan tubuhnya seperti waktu pertama kali saya lihat. Ragu-ragu saya mendekatinya dan bertanya.
    “Tapi kan tadi Ibu tidak pake CD, kenapa sekarang pake CD?”, tanyaku.
    “Coba sekalian kamu praktekkan cara membuka CD wanita, apakah kamu bisa?”.
    Akhirnya aku tahu bahwa aku akan mengalami hukuman yang sangat menyenangkan.

    Tanpa ragu-ragu lagi aku mendekati tubuh Ibu Ratih yang masih menaikan kaki dan melebarkan kedua pahanya di atas meja. Aku langsung menurunkan kedua kakinya dan meminta dia untuk berdiri.
    “Saya menghargai wanita tidak hanya di bagian tertentu, saya menghargai semua yang ada pada diri seorang wanita, maka izinkanlah saya untuk mencumbui semua yang ada di diri ibu”.

    Dengan tersenyum, akhirnya dia berdiri dan bertanya.
    “Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta jangan hanya di mulut saja”.

    Thanks God, akhirnya saya diberi kesempatan untuk merasakan apa yang selama ini cuma jadi hayalan saya tentang kecantikan dan kemontokan Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah. Ternyata, Ibu Ratih sangat liar (mungkin karena sebelumnya sudah melihat adegan yang merangsang).
    “Fik, untuk sekarang ini, Ibu cuma butuh kontol kamu, kamu tidak perlu repot-repot untuk merangsang ibu, karena Ibu sudah tidak kuat lagi menahannya”
    Sambil berkata begitu, tanpa sempat membuka bajuku, Ibu Ratih langsung membuka celanaku dan mengarahkan kontolku ke memeknya.

    Walaupun tanpa foreplay terlebih dahulu, kontolku memang selalu siap jika disuruh ngentot cewe cantik, karena kontolku sudah terlatih sejak waktu SMA. Sambil berdiri, Ibu Ratih terus menarik dan mendorong pantatnya agar kontolku terus keluar masuk dari lubang memeknya. Aku hanya diam mematung menikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karena walaupun aku terlihat pasif, sepertinya Ibu Ratih sangat menikmatinya.
    “Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. nikmatnya.. kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat dan nikmatnya barang kamu Fik.. gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”
    Tanpa henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang kepedasan.


    Meski dari dulu aku terobsesi untuk bisa bercinta dengan Ibu Ratih, namun aku tidak ingin terburu-buru dalam menikmatinya. Aku sengaja membiarkan Ibu Ratih agar dia mencapai puncak duluan, biar bisa memberikan kesan yang baik di matanya.
    “Aawww..” ternyata ketika Ibu Ratih mencapai orgasme, tanpa sadar tangannya yang semula memegang pantatku, langsung meremas dengan sekencang-kencangnya, tubuhnya bergetar sebentar, kemudian diam dan langsung memelukku.
    “Thanks ya Fik, kamu sudah membantu saya mencapai puncak”.

    Ketika pelan-pelan kucabut kontolku yang masih tegak berdiri, Ibu Ratih masih terlihat lelah, namun dari raut wajahnya terlihat sangat puas. Aku sengaja memberi waktu beberapa menit agar Ibu Ratih bisa istirahat dan menikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit kemudian, aku langsung membuka bajuku, menurutku, pertempuran baru akan dimulai, dan dengan perlahan akupun mulai membuka satu persatu pakaian Ibu Ratih. Karena waktu pertama melakukannya, Ibu Ratih tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membuka pakaian kami, mungkin saking ngebetnya, dia cuma menaikan roknya (yang kebetulan sudah tidak ber-CD), dan menurunkan celanaku.

    “Waktu istirahatnya sudah cukup Bu, sekarang mari kita ngentot lagi, dan tolong puaskan kontol saya dengan segala cara yang Ibu bisa”. Tanpa menunggu lama, kami yang sudah sama-sama telanjang sudah saling memeluk. Aku yang sangat mengagumi kemolekan Ibu Ratih, berusaha untuk menikmati seluruh tubuhnya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, kedua susu yang padat itu semakin terlihat indah dan mengundangku untuk segera menikmatinya.
    “Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh, teeruuss”
    Tanganku pun mulai mencari sasaran yang lain ketika bibirku masih memainkan kedua susunya. Pelan tanganku mulai turun dari kedua susunya dan terus kebawah menggerayangi perut, dan akhirnya jariku merasakan bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar lubang kemaluannya.

    Ku usap dengan lembut pinggiran lubang kemaluannya, ternyata sudah sangat basah, mungkin karena dia sudah mulai diamuk birahi lagi. Kuelus terus sambil sesekali telunjukku kumasukkan ke dalam memeknya yang sudah terlihat sangat merah akibat terjadinya gesekan. Bibirku langsung berhenti mencumbu bibirnya, aku langsung mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan kedua tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, dan aku langsung menjilati “klit”nya yang agak sedikit “monyong” ke depan. Ibu Ratih seperti orang kesetanan ketika lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing kepanasan, mulutnya terus mendesis seperti ular, dan tangannya seperti mencari sesuatu untuk dipegang.


    Seperti kejadian sebelumnya, Ibu Ratih pun mengalami orgasme yang kedua ketika aku baru memainkan memeknya dengan lidah dan jariku. Namun karena nafsuku sudah tidak bisa kubendung lagi, aku tidak memberi dia kesempatan untuk beristirahat, setelah melihat dia terkulai dengan lemas, aku mulai memasukan kontolku ke dalam memeknya. Dengan mengangkat kedua pahanya, dan meletakkan kakinya dipundakku, aku langsung memaju mundurkan pantatku untuk mengeluar masukan kontolku ke dalam memeknya.

    Hampir 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku, mungkin itu membuat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit lagi, diapun berusaha untuk menggoyangkan pinggulnya agar kontolku bisa menstimulasi dinding memeknya secara menyeluruh. Aku mengerti apa yang dia inginkan, akhirnya tanpa menyabut kontolku, pelan-pelan kubalikan badannya dan menyuruh dia agar “menungging”. Secara visual, nafsuku langsung bertambah ketika melihat 2 bongkahan daging yang sangat besar dan tanpa berhenti memainkan kontolku, tanganku langsung meremas pantatnya yang sangat mulus, aku usap, aku remas, dan kadang-kadang aku menepuknya sehingga membuat warna kulitnya menjadi agak merah.

    Mungkin karena terlalu lelah, Ibu Ratih minta agar aku mencabut dulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong begitu, nafsuku malah bertambah-tambah, tanganku langsung menarik rambutnya dan memperkencang gerakan kontolku. Ibu Ratih hanya bisa mendesah, mengerang dan merintih, tanpa bisa memberikan perlawanan lagi. Akhirnya dia hanya pasrah dan terus menikmati sensasi yang aku berikan. Akhirnya aku mencabut kontolku dan meminta Ibu Ratih agar segera mengulum kemaluanku. Mungkin saking lelahnya, dia membalikan badannya sangat lambat, aku yang sudah tidak tahan, langsung menarik wajahnya mengarahkan kontolku ke dalam mulutnya. Sambil terus kukocok, aku tetap memegang kepalanya agar ikut bergerak maju mundur.

    Tiba-tiba.. spermaku keluar banyak juga, sampai-sampai, sebagian keluar lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku sengaja mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya, karena aku bilang, aku paling suka melihat spermaku ditelan oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun langsung menelan semua spermaku dan menjilati kepala kemaluanku, hingga tidak ada sedikitpun spermaku yang tidak tertelan olehnya.


    Akhirnya sampai juga aku mewujudkan impianku terhadap Ibu Ratih ini. Ternyata Tuhan telah mendengar dan mengabulkan keinginan yang ada di dalam hatiku. Setelah rapi-rapi, aku utarakan maksud kedatanganku ke ruangannya, dengan seksama, beliau mendengarkan apa menjadi permasalahan diantara anak didiknya, dengan bijak, akhirnya beliau mengatakan.
    “Kalau masalah ini akan segera dimeetingkan, dan kamu tidak usah terlalu kuatir, karena keputusan akhirnya tetap ada di tangan Ibu, yang penting jika hari minggu nanti kamu bersedia menemani Ibu check in, minggu depan masalah itu pasti selesai, bagaimana?”
    Dengan cepat, aku langsung menjawab, “Ya.. ya.. ya..”



  • Video Bokep Eropa Natalie Lust ngentot sama tukang pizza

    Video Bokep Eropa Natalie Lust ngentot sama tukang pizza


    2611 views

  • Kisah Memek Berasma Sekretaris Di Kantor

    Kisah Memek Berasma Sekretaris Di Kantor


    2610 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku ingin menemui klien ditemani dengan sekertarisku yang cantik dan seksi. bagaimana cerita ini bermula ? mari kita simak saja…


    Siang hari saudah waktunya makan siang kami mencari café yg letaknya dekat dgn kantorku , waktu itu aku ditemani oleh pak Hari, dan sekretarisku namanya Dina, hari hari sebelumnya aku sering makan berdua dgn Dina tapi kali ini karena pak Hari ingin membicakan sesuatu akan proyeknya maka dari itu kami makan bertiga.

    Aku dan Pak Hari berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yg diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yg lama, yg sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yg terus berkembang. Sedangkan Dina sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.

    Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yg kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Dina.

    “Hallo Pak Radit. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.

    “Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.

    “He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Dina menggoda.

    “Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.

    “Dari klien” kataku.

    Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dgn Dina tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arif, suami Dina, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arif ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.

    Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Dina bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah..


    Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..

    Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Dina. Hari sudah menjelang sore. Baygkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayaangganku, dan memencet bel rumahnya. Dina sendiri yg membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.

    “Aih.. Pak Radit kok lama sih” katanya.

    “Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.

    “Bisa aja Pak Radit..” jawab Dina sambil tertawa kecil.

    Dia tampak cantik dgn baju “you can see” nya yg memperlihatkan lengannya yg mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.

    Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Dina menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi.

    Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Dina yg cantik, dahagaku yg lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Dina, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.

    Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.

    “Pak.. Dina ada hadiah nih untuk bapak”

    “Apaan nih?” jawabku senang.

    “Ini ada teman Dina yg mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”

    Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dgn seorang wanita, Nella, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Nella menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.

    “Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yg sebesar punya Pak Radit” kata Dina sambil meraba-raba kemaluanku.

    “Saya sih OK saja” jawabku riang.


    “Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Radit suamiku” kata Dina sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.

    Aku dan Dina kemudian meluncur menuju rumah Nella di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang.

    Tak lama kamipun sampai di rumahnya yg luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Dinapun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dgn majikannya. Nella menyambut kami dgn ramah.

    “Ini perkenalkan suami saya”

    Seorang laki-laki paruh baya dgn kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Heri, seorang pengusaha properti yg sukses. Dinapun memperkenalkan diriku pada mereka.

    Aku kagum pada rumah mereka yg sangat luas. dgn perabot-perabot yg mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yg tergantung di dinding. Baygkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yg sangat wah itu.

    Tetapi aku lebih kagum melihat Nella. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yg putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir.

    Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dgn buah dada yg besar dan bentuk tubuh yg padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.

    Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yg disediakan. Ditengah makan malam itu, Dina pamit untuk ke toilet. dgn matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.

    “Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Dina berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.

    “Kenapa?” tanyaku.

    “Habisnya Dina nggak nafsu lihat Pak Heri itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.


    Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Dina. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Heri yg cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Dina untuk kembali ke ruang makan.

    Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan.

    Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Nella melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.

    Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Heri mulai mengeraygi tubuh Dina di sofa seberang. Sedangkan Dina tampak ogah-ogahan melayaninya.

    “Sebentar Pak.. Dina mau lihat filmnya dulu”

    Aku tersenyum mendengar alasan Dina ini. Sementara itu Nella minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV.

    Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yg seperti ini, mengingat tubuh Nella sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.

    Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Nella sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.

    “Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Nella yg cantik itu.

    “Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Nella.


    “Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”

    Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Nella menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah.

    Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Nella yg sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.

    “Dasar bedinde.. Verveillen!!” Nella masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya.

    dgn tubuh yg putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Nella berdiri di depan pembantunya yg kecil dan hitam.

    “Ampun non.. Nggak akan lagi non..”

    “Oh Pak Radit..” kata Nella ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.

    “Sedang sibuk ya?” godaku.

    “Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.

    “Yuk kita kembali” lanjutnya.

    Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Dina masih menonton adegan di layar sementara Pak Heri mengelus-elus pahanya. Aku dan Nellapun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Nellapun menyambut penuh gairah.

    Kutelusuri lehernya yg jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yg membusung padat. Nellapun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yg masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku.

    Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.


    “Oh..my god.. Bener kata Dina.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.

    Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya.

    Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dgn tangannya yg halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yg baru mendapat mainan baru.

    Kemaluankupun mulai dihisap mulut Nella dgn rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Nella mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yg sedang memakan sesuatu yg sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yg hitam dan diikat ke belakang itu.

    Sambil menikmati permainan oral Nella, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Dina. Tampak Dina mengocok kemaluan Pak Heri dgn cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Heri saat dia mencapai orgasmenya. Dinapun kemudian meninggalkan Pak Heri, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.

    Sementara itu Nella masih dgn bernafsu menikmati kemaluanku yg besar. Memang kalau kubandingkan dgn kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Heri sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yg buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.

    Tak lama Dinapun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Nella masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Dina duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya.

    Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yg lainnya di bawah. Sementara Pak Heri tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yg sudah loyo.

    Kuangkat baju Dina dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yg satu meremas buah dadanya yg lain. Sementara Nella masih mengulum dan menjilati kemaluanku.

    Setelah puas bermain dgn kemaluanku, Nella kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berDinan dan hak tingginya saja yg masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dgn puting yg kecil berwarna merah muda.

    Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Dina. Nella kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dgn bergairah.

    “Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yg kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Nellapun mengerang kenikmatan.

    Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yg berambut tipis itu.


    Kamipun bersetubuh dgn tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yg masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yg cantik itu.

    “Eh.. Eh.. Eh..” dengus Nella setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yg mulus.

    Sementara itu Dina bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Nella. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Nella untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Dina memasukkan kembali kemaluanku ke dalam Dinang surga Nella.

    Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Nella untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berDinan dan buah dadanya yg besar bergoyg-goyg menggemaskan.

    Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Dina yg dgn lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.

    “Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Nella menahan rasa nikmat yg menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.

    Sementara Pak Heri rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Dina dan ditariknya menuju sofa yg lain di ruangan itu. Dinapun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Heri bisa menikmati “istriku”.

    Sementara itu, aku masih menggenjot Nella secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yg berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Heri tampak bernafsu sekali menyetubuhi Dina dgn gaya missionary.

    Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Heri. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yg kedua kalinya.

    Dinapun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Nella dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yg sempit itu.

    “Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Nella terus meracau kenikmatan.

    Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali.

    Sementara, aku lirik ke arah Pak Heri, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Nella dgn tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dgn tangan kananku.

    Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Nella. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berDinannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.

    “Thanks Radit.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.

    “No problem Nella.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.

    Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yg disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.

    Dalam perjalanan pulang, Dina tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dgn pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.

    “We’re in this love together..”

    “Kenapa sih sayaangg?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.

    “Pokoknya Dina nggak mau lagi deh” katanya.

    “Habis Dina nggak suka sama Pak Heri. Udah gitu mainnya cepet banget. Dina nanggung nih.”

    Akupun tertawa geli mendengarnya.

    “Kok ketawa sih Pak Radit.. Ayo.. Tolongin Dina dong.. Dina belum puas.. Tadi Dina horny banget lihat bapak sama Nella make love” rengeknya.

    “Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.

    “Ah.. Pak Radit jahat..” kata Dina merengut manja.

    “Besok khan masih ada sayaangg” hiburku.

    “Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.

    “OK so pasti deh.. Bye”

    Sebenarnya aku tidak ada janji dgn siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Dina setelah dia disetubuhi Pak Heri tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arif toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.

    Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus taygan HBO di TV nanti.

  • Kisah Memek Gigolo Ngentot Janda

    Kisah Memek Gigolo Ngentot Janda


    2606 views

    Duniabola99.com – Ceritaku ini berawal ketika di usiaku yang masih terbilang muda, 19 tahun, papaku waktu itu menjodohkan aku dengan seorang pemuda yang usianya 10 tahun lebih tua dari aku dan katanya masih ada hubungan saudara dengan keluarga mamaku.


    Memang usiaku saat itu sudah cukup untuk berumah tangga dan wajahku juga tergolong lumayan, walaupun badanku terlihat agak gemuk mungkin orang menyebutku bahenol, namun kulitku putih, tidak seperti kebanyakan teman-temanku karena memang aku dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang berdarah Cina-Sunda, papaku Cina dan mamaku Sunda asli dari Bandung.

    Sehingga kadang banyak pemuda-pemuda iseng yang mencoba merayuku. Bahkan banyak di antara mereka yang bilang bahwa payudaraku besar dan padat berisi sehingga banyak laki-laki yang selalu memperhatikan buah dadaku ini saja. Apalagi bila aku memakai kaos yang agak ketat, pasti dadaku akan membumbung tinggi dan mancung. Tetapi sampai aku duduk di kelas 3 SMA aku masih belum memiliki pacar dan masih belum mengenal yang namanya cinta.

    Sebenarnya dalam hatiku aku menolak untuk dijodohkan secepat ini, karena sesungguhnya aku sendiri masih ingin melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi. Namun apa daya aku sendiri tak dapat menentang keinginan papa dan lagi memang kondisi ekonomi keluarga saat itu tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.

    Karena ke-3 orang adikku yang semua laki-laki masih memerlukan biaya yang cukup besar untuk dapat terus bersekolah. Sementara papa hanya bekerja sebagai pegawai swasta biasa. Maka dengan berbagai bujukkan dari keluarga terutama mamaku aku mengalah demi membahagiakan kedua orangtuaku.


    Begitulah sampai hari pernikahan tiba, tidak ada hal-hal serius yang menghalangi jalannya pernikahanku ini dengan pemuda yang baru aku kenal kurang dari dua bulan sebelumnya. Selama proses perkenalan kamipun tidak ada sesuatu hal yang serius yang kami bicarakan tentang masa depan karena semua sudah diatur sebelumnya oleh keluarga kedua belah pihak.

    Maka masa-masa perkenalan kami yang sangat singkat itu hanya diisi dengan kunjungan-kunjungan rutin calon suamiku setiap malam minggu. Itupun paling hanya satu atau dua jam saja dan biasanya aku ditemani papa atau mama mengobrol mengenai keadaan keluarganya. Setelah acara resepsi pernikahan selesai seperti biasanya kedua pengantin yang berbahagia memasuki kamar pengantin untuk melaksanakan kewajibannya.

    Yang disebut malam pengantin atau malam pertama tidak terjadi pada malam itu, karena setelah berada dalam kamar aku hanya diam dan tegang tidak tahu apa yang harus kulalukan. Maklum mungkin karena masih terlalu lugunya aku pada waktu itu.

    Suamiku pada waktu itupun rupanya belum terlalu “mahir” dengan apa yang disebut hubungan suami istri, sehingga malam pertama kami lewatkan hanya dengan diraba-raba oleh suami. Itupun kadang-kadang aku tolak karena pada waktu itu aku sendiri sebenarnya merasa risih diraba-raba oleh lelaki.

    Apalagi oleh lelaki yang “belum” aku cintai, karena memang aku tidak mencintai suamiku. Pernikahan kami semata-mata atas perjodohan orang tua saja dan bukan atas kehendakku sendiri.


    Barulah pada malam kedua suamiku mulai melancarkan serangannya, ia mulai melepas bajuku satu per satu dan mencumbu dengan menciumi kening hingga jari kaki. Mendapat serangan seperti itu tentu saja sebagai seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akupun mulai bergairah walaupun tidak secara langsung aku tunjukkan ke depan suamiku.

    Apalagi saat ia mulai menyentuh bagian-bagian yang paling aku jaga sebelumnya, kepalaku bagaikan tak terkendali bergerak ke kanan ke kiri menahan nikmat sejuta rasa yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

    Kemaluanku mulai mengeluarkan cairan dan sampai membasahi rambut yang menutupi vaginaku. Suamiku semakin bersemangat menciumi puting susu yang berwarna merah muda kecoklatan dan tampak bulat mengeras mungkin karena pada saat itu aku pun sudah mulai terangsang.

    Aku sudah tidak ingat lagi berapa kali ia menjilati klitorisku pada malam itu, sampai aku tak kuasa menahan nikmatnya permainan lidah suamiku menjilati klitoris dan aku pun orgasme dengan menyemburkan cairan hangat dari dalam vaginaku ke mulutnya.

    Dengan perasaan tidak sabar, kubuka dan kuangkat lebar kakiku sehingga akan terlihat jelas oleh suamiku lubang vagina yang kemerahan dan basah ini. Atas permintaan suami kupegang batang kemaluannya yang besar dan keras luar biasa menurutku pada waktu itu.


    Perlahan-lahan kutuntun kepala kemaluannya menyentuh lubang vaginaku yang sudah basah dan licin ini. Rasa nikmat yang luar biasa kurasakan saat kepala penis suamiku menggosok-gosok bibir vaginaku ini. Dengan sedikit mendorong pantatnya suamiku berhasil menembus keperawananku, diikuti rintihanku yang tertahan.

    Untuk pertama kalinya vaginaku ini dimasuki oleh penis laki-laki dan anehnya tidak terasa sakit seperti yang seringkali aku dengar dari teman-temanku yang baru menikah dan menceritakan pengalaman malam pertama mereka.

    Memang ada sedikit rasa sakit yang menyayat pada saat kepala penis itu mulai menyusup perlahan masuk ke dalam vaginaku ini, tetapi mungkin karena pada waktu itu aku pun sangat bergairah sekali sehingga aku sudah tidak perduli lagi dengan rasa sakitnya. Apalagi saat suamiku mulai menggosok-gosokkan batang penisnya itu di dalam vaginaku, mataku terpejam dan kepalaku hanya menengadah ke atas, menahan rasa geli dan nikmat yang tidak dapat aku ceritakan di sini.

    Sementara kedua tanganku memegang tepian ranjang yang berada di atas kepalaku. Semakin lama goyangan pinggul suamiku semakin cepat diikuti dengan desahan nafasnya yang memburu membuat nafsuku makin menggebu. Sesekali terdengar suara decak air atau becek dari lubang vaginaku yang sedang digesek-gesek dengan batang penis suamiku yang besar, yang membuatku semakin cepat mencapai orgasme yang kedua.

    Sementara suami masih terus berpacu untuk mencapai puncak kenikmatannya, aku sudah dua kali orgasme dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sampai akhirnya suamiku pun menahan desahannya sambil menyemburkan cairan yang hangat dan kental dari kepala penisnya di dalam lubang vaginaku ini.

    Belakangan baru aku ketahui cairan itu yang disebut dengan sperma, maklum dulu aku tergolong gadis yang kurang gaul jadi untuk hal-hal atau istilah-istilah seperti itu aku tidak pernah tahu. Cairan sperma suamiku pun mengalir keluar dari mulut vaginaku membasahi sprei dan bercampur dengan darah keperawananku.


    Kami berdua terkulai lemas, namun masih sempat tanganku meraba-raba bibir vagina untuk memuaskan hasrat dan gairahku yang masih tersisa. Dengan menggosok-gosok klitoris yang masih basah, licin dan lembut oleh sperma suamiku, aku pun mencapai orgasme untuk yang ketiga kalinya.

    Luar biasa memang sensasi yang aku rasakan pada saat malam pengantin itu, dan hal seperti yang aku ceritakan di atas terus berlanjut hampir setiap malam selama beberapa bulan. Dan setiap kali kami melakukannya aku selalu merasa tidak pernah puas dengan suami yang hanya mampu melakukannya sekali.

    Aku membutuhkannya lebih dari sekali dan selalu menginginkannya setiap hari. Entah apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku sehingga aku tidak pernah bisa membendung gejolak nafsuku. Padahal sebelum aku menikah tidak pernah kurasakan hal ini apalagi sampai menginginkannya terus menerus. Mungkinkah aku termasuk dalam golongan yang namanya hypersex itu?

    Setelah 2 tahun kami menikah aku bercerai dengan suamiku, karena semakin hari suamiku semakin jarang ada di rumah, karena memang sehari-harinya ia bekerja sebagai manajer marketing di sebuah perusahaan swasta sehingga sering sekali ia keluar kota dengan alasan urusan kantor.

    Dan tidak lama terdengar berita bahwa ia memiliki istri simpanan. Yang lebih menyakitkan sehingga aku minta diceraikan adalah istri simpanannya itu adalah bekas pacarnya yang dulu, ternyata selama ini dia pun menikah denganku karena dipaksa oleh orang tuanya dan bukan karena rasa cinta.

    Tak rela berbagi suami dengan wanita lain, akhirnya aku resmi diceraikan suamiku. Sakit memang hati ini seperti diiris-iris mendengar pengakuan suami tentang istri simpanannya itu, dengan terus terang dia mengatakan bahwa dia lebih mencintai istri simpanannya yang sebetulnya memang bekas pacarnya.


    Apalagi katanya istri simpanan suamiku itu selalu dapat membuat dirinya bahagia di atas ranjang, tidak seperti diriku ini yang selalu hanya minta dipuaskan tetapi tidak bisa memuaskan keinginan suamiku, begitu katanya.

    Lima tahun sudah aku hidup menjanda, dan kini aku tinggal sendiri dengan mengontrak sebuah rumah di pinggiran kota Jakarta. Beruntung aku mendapat pekerjaan yang agak lumayan di sebuah perusahaan swasta sehingga aku dapat menghidupi diriku sendiri.

    Belakangan ini setiap malam aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, sering aku baru bisa tertidur pulas di atas jam 03.00 pagi. Mungkin dikarenakan pikiranku yang sering ngelantur belakangan ini. Sering aku melamun dan membayangkan saat-saat indah bersama suamiku dulu.

    Terkadang sering pula aku membayangkan diriku bermesraan dengan seorang teman kerjaku, sehingga setiap malam hanya onani saja yang dapat kulakukan. Tidak ada keberanian untuk menceritakan hal ini kepada orang lain apalagi pada teman-teman kerjaku, bisa-bisa aku diberi julukkan yang tidak baik di kantor.

    Hanya dengan tanganku ini kuelus-elus bibir vaginaku setiap malam sambil membayangkan bercumbu dengan seorang laki-laki, terkadang juga kumasukkan jari telunjukku agar aku dapat lebih merasakan kenikmatan yang pernah kualami dulu.


    Para netters sekalian, aku memberanikan diri menceritakan hal seperti di atas kepada Anda semua mungkin karena didorong oleh perasaan yang sangat tak tertahankan lagi saat ini. Dan mungkin ada di antara anda yang dapat membantu dan mungkin akan menjadi jodohku kelak. Aku harap Anda tidak hanya terobsesi dengan ceritaku di atas.

  • Kisah Memek Berkongsi Suami

    Kisah Memek Berkongsi Suami


    2606 views

    Duniabola99.com – Namaku Azaliwati. Usiaku kini 35 tahun. Mempunyai hanya dua orang anak kerana aku mengamalkan pil perancang keluarga (Aku sangat suka hubungan seks tetapi tidak suka mengandung). Aku bertugas sebagai seorang pendidik disalah sebuah sekolah menengah dinegeri Johor. Apa yang kutulis disini semata-mata yang benar sahaja dan aku mahu memberi peluang pada kaum sejenisku yang malang untuk turut merasakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan kata-kata ini iaitu nikmat seks!. Mungkin ada kalangan pengunjung internet yang pelik dengan sikapku. Tetapi percayalah ini adalah azam yang ku jadikan bagai nazar dalam kehidupan ku. Biarlah aku ceritakan dahulu sejarahku sebelum kisah kehangatan bersatu dengan suamiku. Terpulanglah samada anda mahu turut sama menikmati atau tidak.

     

    Aku dinikahi suamiku sepuluh tahun yang lalu. Saat itu aku sangat bahagia. Puas benar rasanya diriku dengan hubungan kelamin. Suamiku sungguh pandai melakukan hubungan seks. Sebutlah apa sahaja posisi seks kami sudah lakukan, lelaki diatas, perempuan diatas,perempuan bersujud, duduk atas batang tegang,kepala dikaki, main duduk, main berdiri, pendek kata main dengan apa carapun sudah kami rasai. Hmmmm…sedapnya jika membayangkan semua ini. Namun keenakan itu hampir pupus bila tiba-tiba alat kelamin suamiku mula lemah setelah tujuh tahun kami bersama. Tak boleh tegang. Kalau tegang pun sekejap lembik dan terpancut. Bermacam-macam usaha kami cuba, makan jamu, urut, bekam, urut refleksi namun tidak menampakan kesan positif. Setelah itu aku berjanji. Aku minta benar pada Tuhan supaya nikmat keenakan seks jangan ditarik dari kami. Aku sanggup mengizinkan suamiku melakukan hubungan seks dengan siapa sahaja asalkan kesihatan alat kelaminnya pulih. Bukankah itu lebih baik dari kongker suami sorang-sorang tapi barang tak boleh pakai. Akhirnya suamiku berurut diParit Raja, Batu Pahat, Johor. Alhamdulillah!!! suamiku pulih semula, malah lebih hebat dari dahulu. Aku bersyukur dan aku akan tunaikan nazarku. Kepada wanita yang malang, pakailah suamiku. Aku rela asal jangan diambil terus. Aku tak mahu bermadu tapi aku bangga jika wanita lain dapat merasakan sama kehebatan suamiku Tiga hari suamiku berurut. Aku menanti dengan hati berdebar-debar. Bolihkah penyakit suamiku dipulihkan ?. Dalam tempoh tiga hari itu kami kena berpantang. Tidak boleh lakukan seks!! Malam keempat, setelah anak-anakku tidur aku usap rambut suamiku. Dia cuba menahan senyuman.


    Benar seperti sangkaanku, dia hanya pura-pura tidur. Aku pura-pura tersentuh alat kelaminnya dalam kain sarungnya. Tersentak aku dibuatnya, keras sungguh batangnya, sudah terhunus, berdiri tegak dan tegang.Dadaku berdebar-debar.Aku jadi tak sabar. Ku cium pipi suamiku,ku kucup bibirnya. Dia membalas kucupanku. Bibir kami bertaut. Lidah ku hulur bersambut.Lidahku dikulum. Enaknya. Kami berpelukan. Betapa enak rasanya bila gunung semanggulku yang tidak bercoli ditindih dadanya. Biarpun masih berlapik baju, keenakan tekanan gunung itu sungguh mengasyikkan. Gunung semanggul kembar duaku diramas-ramas. Enaknya menjalar membakar darah keseluruh tubuh. Abang tidak dapat menahan sabar lagi. Tangannya menyelak bajuku mengusap gunung berputing merahku. Daging dadaku yang sudah sekian lama pejal diramas-ramas. Puting tetekku di gentel-gentel. Tak dapat kulupakan sedapnya ketika itu.Mulut kami berkucupan. Kulum mengulum lidah silih berganti tak henti-henti. Dapat rasakan air mazi sudah mela merembes dicelah kelengkangku. Nafsuku makin menggila. Maklum sahaja sudah lama tidak merasakan kepuasan bersetubuh yang sewajarnya. Butang baju kemeja abang kubuka satu persatu. Abang faham perasaanku. Baju tidurku dibukanya. Aku hanya berspender nipis warna pink ketika itu. Abang perasan ada rembesan air mazi dispenderku. Kawasan yang basah dikuis dengan jari. Aku menarik nafas, berderau darahku seperti mahu menjerit, menahan keenakan bila celah bibir cipapku dikuis begitu. Kain yang Abang pakai sudah basah bertompok-tompok disana sini. Air mazi Abang mesti banyak. Sebab itu abang tak mahu buka kain. Gunung semanggulku yang sudah tidak bersalut abang ramas-ramas. Kepala Abang turun kebawah. Buah dadaku dihisap, dikulum silih berganti. Sekejap yang kanan, sekejap yang kiri jadi mangsa kuluman dan jilatan lidah Abang. Kakiku terkujat-kujat, pehaku terangkat-angkat, punggungku terkisut-kisut kekanan dan kiri menahan keenakan. Tak sabar lagi rasanya menunggu serangan abang seterusnya. Kepala Abang turun makin kebawah. Seluar dalam warna pink nipis yang sudah basah dilurut turun. Tubuhku tidak ditutupi seurat benangpun. Aku menggeliat dan merengek keenakan bila lidah Abang menjilat rekahan bibir kelengkangku. Air likat keluar makin banyak. Betapa nikmat rasanya bila hidung Abang yang separuh mancung menekan biji kelintitku dan lidah Abang pula menjilat rakus tanpa batasan alur rekahan cipapku. Bibir kemaluanku kembang kuncup menahan kenikmatan dan keberahian.Lidah Abang masih menggila. Sudah dua kali air maniku turun lantaran keenakan yang tidak dapat dibendung melanda keseluruh jiwa. Lantaran tidak dapat menahan nafsuku yang menggelodak, rambut Abang ku jambak.Aku tidak peduli samada dia sakit atau tidak.


    Aku tidak sabar lagi untuk menikmati senjata keras terhunus dikelengkang Abang. Abang menurut kemahuanku juga. Abang merangkak naik.Sambil merangkak naik, kain sarungnya dirungkaikan. Kami sudah telanjang bogel. Senjata sudah mencodakk tegang terhunus. Lobang sudah kembang kuncup, makin becak dengan air likat. Mulut kami bertemu lagi. Kami berkucupan semahu-mahunya. Dadaku bagai mahu pecah menahan keasyikan dan debaran yang menggila.

    Tanpa aku sedari kakiku sudah terkangkang dan memaut pinggang Abang. Punggung Abang turun perlahan-lahan.”AAAwwwwwwwww !!!!” aku separuh menjerit bila satu benda keras menusuk kelorong berair likatku. Tusukan itu membuatkku bagai setengah gila menahan keenakan. Bibir kiri dan kanan terkuak membenarkan senjata keras itu meluncur masuk. Tekanan lembing kepala kembang, keras mencodak itu masuk kealor menguak bibir kiri dan kanan tidakk dapat dibayangkan sedapnya. Semakin dalam semakin sedap. Semakin dalam semakin enak. Tolak lagi, makin sedap. Sorong lagi makin enak. Makin sedap. Makin enak. Enak.sedap.Enak.Sedap.Enak.Enak.Enak.Sedap.Sedap.Sedap. Sedar tak sedar akhirnya tusukan lembing sampai kepangkal.Pangkal konek bertemu bibir cipap. Bulu Abang bertemu bulu ari-ariku. Abang berhenti seketika. Dapat aku rasakan betapa enaknya persetubuhan ketika itu. Air maniku keluar lagi. Makin sedap rasanya ketika itu. Lurah kelengkangku makin licin. Sekejap sahaja abang diamkan batang konek tegangnya dalam cipapku. Lepas itu batang konek yang kembang itu disorong tarik,sorong tarik, sorong tarik, keluar masuk dalam lurahku yang dipenuhi air putih likat. Sorong!! nikmatnya tak terhingga. “Ahhh!! eemmm!! ooohhh!! eeehhh! ehhh!! ehhh!” Mulutku merintih merengek membayangkan keenakan. Kesedapan yang menggila membuat aku lupa dengan apa yang aku sebutkan.Entah bahasa apa yang keluar dari mulutku tidak aku tahu. Abang masih menolak dan menarik batang kerasnya keluar masuk direkahan kelengkangku.


    Air putih likat sudah berselaput membasahi kolam dan balak. Kecepakk! kecepukk! kecepak! kecepuk! Kocakkan air jelas kedengaran dari celah kelengkang. Sorong!! sedapnya separuh gila. Tarik!! Lazatnya tak terkira. Sorong. Tarik. Sorong.Tarik. Sorong. Tarik. Sorong. Tarik. Nikmat. Lazat. Nikmat. Lazat. Air maniku keluar lagi. Entah kali yang keberapa tidak dapat aku kira lagi. Aku sudah keletihan. “Sudah bang!! Az sudah…penat…” Aku mengalah. Suamiku memang hebat benar malam itu. Tidak aku duga sama sekali. Tidak sia-sia kami berpantang dan Abang berubat diParit Raja. Mungkin suamiku rasa kasihan melihatku yang sudah lepak. Perlahan-lahan batang keras mencodaknya ditarik. Dapat aku rasakan air likat mengalir deras keluar mengikut tarikan batang balaknya. “Tonggeng Yang!!” bisik suamiku. Aku menarik nafas keletihan. Ya Tuhan… keenakan membuat aku lupa, suamiku belum mencapai klimaks. Alangkah bersalahnya aku kerana mementingkan kepuasan diri sendiri. Kepuasan yang sudah sekian lama tidak dinikmati membuatkan aku melupakan klimaks suamiku yang terabai. Cepat-cepat aku menonggeng seperti orang bersujud. Abang berdiri diatas lututnya dari belakang punggung. Kemudian menyarungkan senjata kerasnya melintas bawah lubang dubur menuju rekahan cipapku yang sudah ditakungi air putih likat. Batang keras itu keluar masuk pula dari arah belakang.Aku rasakan lagi satu nikmat yang sudah lama aku abaikan. Walaupun sama, keluar masuk cipap tetapi sedap lain-lain. Cocok dari depan lain rasa sedapnya. Cocok dari belakang sedap juga tapi lain rasa. Sorong tarik, sorong tarik aku keluar mani lagi. Abang masih belum apa-apa.


    Ini tak boleh jadi fikirku….. Aku pun kepit kuat-kuat batang keras Abang dengan kedua papan punggungku.Bila pucuk senjata terbenam, pangkal senjata pula tersepit papan punggung, Abang tentu dilanda keenakan yang tak terhingga. Rancanganku berjaya. Sekejap sahaja sorong tarik senjata Abang mula menggila seperti tidak terkawal. Walaupun makin keras dan berdenyut-denyut Abang tidak tarik keluar seluruh batang. “Sedapnya dikk….Abang dah dekat…dah dekat….dah………”serentak itu aku dapat rasakan pancutan air menerjah memasuki alur kemaluan hadapanku. Banyak sekali air mani Abang keluar. Aku tak pedulikan lagi, terus tertiarap…..lepak. Abang juga pejam mata ,baring disebelahku tanpa bicara apa-apa lagi. Pasti Abang letih dalam kepuasan. Jam tiga pagi, ya jam tiga pagi Abang menggoncang tubuhku. Aku terkejut. “Ada apa bang ?” “Bagilah Abang sekali lagi……..” Bisik Abang malu-malu. “Huh!” Aku mendengus. “Tak reti orang letih”Rungutku. Namun aku membiarkan sahaja pehaku direnggangkan, lututku ditinggikan dan ………. Sekali lagi Aku menyeru….tidak kira isteri orang, janda atau siapa sahaja yang tidak dapat merasakan kenikmatan seks. Jangan biarkan diri anda dibelenggu kerugian !!! Aku tiada wang berjuta, tiada pangkat berjela, hanya inilah sumbangan Ikhlasku untuk kita nikmati bersama……Suamiku yang telah pulih ….Gunakanlah dia. Setelah dipulihkan, Aku tidak mampu melayani nafsunya secara bersendirian.

  • Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi

    Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi


    2606 views


    Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini.

    Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.

    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.

    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”

    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.

    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.

    “Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.

    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.

    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.

    “Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.

    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.

    Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.

    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.

    “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.

    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.

    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.

    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.

    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.

    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.

    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.

    Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya.

    Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

    Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku.

    Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.

    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
    Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,

    Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.

    “Kenapa Fi…?”, tanyaku.

    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”

    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.

    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”

    Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”

    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya

  • Kisah Memek Asri si ratu senggama

    Kisah Memek Asri si ratu senggama


    2605 views

    Duniabola99.com – Namaku Asri, biasa dipanggil “Sri” saja, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku, bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg, “kamu persis Desy Ratnasari, Sri!”, kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari. Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta, majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.

    Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu- satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22 thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula… Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi.

    Aku selalu memakai rok panjang hingga semata- kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas. Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku, aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya, sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15, mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00. Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya.

    Padahal aku juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya. Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah, Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang.


    Kali ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Har, pikirku. “Mas Har. Mas Har!” panggilku menggoda, “tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?” Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku, “Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…” “Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?” “Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo, ayo…”, ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi…. “Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi. “Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”. Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point” , padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang.

    Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman. “Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu. “Mau Mbak Sri ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu… Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas- remas puting susuku yang kanan… “Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat nafasnya menderu… “Mbak Sri, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar.. “Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan desahanku lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku dengan lembut dan terkadang cepat… “Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri….” jeritnya… Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat.

    Dia membuka rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku. “Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangat nafsunya…. “Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr… ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya mas Haaar”. “Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena keenakan… “Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr. … membasahi wajahnya yang penuh birahi. “Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas Har….. kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. …” Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok- gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti… “Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang. ..”, Candaku….


    Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecil di samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan…. “Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu….. .” “Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. …” “Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..”, segera kubuka lebar- lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam- dalam. … Sreslepppppp. …….. blebessss… .. “Auuuuuow… .”, kami berdua berteriak bersamaan… .. “Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih….?” “Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi nonok Mbak Sri belum pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari- rapet, pasti SUPER-PERET. …”, kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali…. Sekarang giliranku yang di atas…

    Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilku yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. …. Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku. Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan kontol dan nonok kami. Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep sekali… terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok- plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme… benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh kontol yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu….. bertubi-tubi. … kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh. ….. Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan… … “Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” …. “Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar….

    Yuk kita bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg” “Ambil nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh. …….” Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkan pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh. …hhhhhh. …. seirama dengan hunjaman kontolnya yang semakin cepat….. “Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!” , Mas Har menancapkan kontolnya lebih dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku…. bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya…. CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan; “Enaaaaaaaaaakkkkk! “….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti “bonyok” rasanya….. Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. …. sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan… “Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……” pintaku memelas….. kami kembali bercipokan dengan lekatnya…. .. kontolnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu…. “Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini sungguh- sungguh luar biasa…


    Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sri selamanya… .” “Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kawin pun kalau setiap pagi –setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi…..” “Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto. “Nah… kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin menggelorakan birahinya. “Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia….. “aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….” kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi… lagunya masih tetap “kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu. …” Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya…. Mbak Sri harus masak sarapan untuk Mas….” “Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan “auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya..,

    Mbak Sri tambah sayang deh”. Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya, “Mas, numpang cebokan, ya…” Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh.. . benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya — hampir sejengkal- tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh…. “Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang. …” Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu… “Terima kasih, Mbak Sri… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang sama Mbak Sri…”. Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku… . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya, “Mas Har sayaaaang… . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi gelora birahinya… selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku…. dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut. Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti…. Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat dan mesranya… seperti penganten baru rasanya…

    Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya… Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya, tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya.. “Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti pasti Mbak Sri kocokkan… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi… kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!” Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi, “Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas, sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…” Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi…. Hihihi… “Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat…. “, dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya.


    Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku…. wah! mesranya, Mas Har-ku ini… Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku…. Mas Har agak terkejut, “Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!” “Siapa takut!” sahut Mas Har… Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan nonokku, ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku…. segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku, kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku…. “Mbak Sri, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu… “Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri…” sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya. “Sekarang apalagi?” tanya Mas Har… “Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya… dan saya akan meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya…. ini namanya gaya 69, Mas sayaaang… mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas Har…. Enaaaak kan, sayaaang?” “Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……” “Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali.

    Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng… kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti mau menangis…. . “Maafkan saya, ya Mbak Sri…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama Mbak…..” Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju- mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku… ini berlangsung cukup lama… Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat nonokku meluap, sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww! Dan pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih enaaaak lagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. … pada waktu itu juga, kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan seluruhnya, sampai hampir keselek….. . “Enaaaakkkk. ….” Mas Har berteriak keenakan…. . Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. …. kujilati kontol Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas… “Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak opo ora?” godaku… “Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan…. “, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu…..

    Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya.. … Kucari kontolnya dan kupegang… wah sudah ngaceng keras lagi rupanya….. luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi….. “Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?”, “Mau dong, sayaaaang… . Gimana?”, tanyanya penasaran… . “Mas Har duduk menyender dulu…..” Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang…. Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda…. semuanya berlangsung dengan sangat halus…. sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada kontol Mas Har maupun nonokku….. “Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat….. . “Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan… Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har… Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har….. inilah arti sesungguhnya persetubuhan. …


    Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi… membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh anggota tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak….. “Keluar lagi ya, Mbak?” tanyanya…. . Ya! serrr… serrrr… serrrrr…., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya….. . lelah tapi enaaak…. Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu, kuberi dia senyum manis…. “Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?” Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang, “Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang pantat ya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….” “Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?” tanyanya lucuuuu…. “memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan… .. itu kan namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas…. Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii…. seremmmm….

    ” Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. …. seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku…. “Aaaaahhhhhh. …”, aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har… dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku….. . Dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur…. blep-blep-blep. …..aduuuuhhh. …. mantapnyaaaa. ….. tenaganya sangat kuat dan berirama tetap…… membuat aliran- darahku menggelepar di sekujur tubuhku….. .. “Enaaaak, Maaaaasssss. ……”, lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya….. . puaaaasssss sekali tiada taranya….. .. “aaaaaahhhhhhhh. ……… “, lenguhku…. …. “Lap dulu dong, Mbak Sriiii….. becek sekali nih….” pintanya…. . Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya….. . segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku…. . “Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ….” desahnya membuatku semakin terangsang.. …. “Tembakkan saja, Massss…… ..” Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. …. sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu…….

    “Aaaaahhhhhhhh. ……” Mas Har berteriak keenakan…. .. demikian juga dengan aku, kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku….. . “Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr….. … Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Har…….” “Aku juga Mbak….. selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di dunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku semakin menggelinjang kenikmatan.. …. “Terima kasih Mas Harrrrrr…. . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada saya…..” Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. … dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap… .. dengan Mas Har tengkurap di belakangku.. … Mulutnya didekatkan pada telingaku… . nafasnya menghembusi tengkukku… . membuatku terangsang lagi…… “Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri….. Apa Mbak Sri juga puas?” “Tentu, Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya… .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!” “Terima kasih, ya sayaaaang… … aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini…….” “Boleh, Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali hari Minggu tentunya…. . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu….” Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku…. Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua… dan kami pun tertidur sampai siang…..


    Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini, “Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore….” “Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?” “Setengah-dua, suamikuuuu.. …”, jawabku genit…. “Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi….” Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu. “Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (“gila benar, seperti pengantin baru saja”)…. Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus- elus kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi….. Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. … “Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasa lho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti,” ajakku untuk membangkitkan rangsangan pada Mas Har…. Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra. Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher, terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut….. Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku.

    Mulutnya bergerak kagi ke bawah, ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenai itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan seluruh tubuhku, sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku… “Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. …..”, pintaku manja….. Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi, kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. … “aaaaahhhhhh. ……” lenguhan kami kembali terdengar lebih seru…. Kontol Mas Har baru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dan kumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. …. “Mas sayaaaang… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajari teknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya ini kami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja…..

    Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enak dibandingkan pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek, demikian juga dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur terus menghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri….. nonokku mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya… .. “Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. …….”, aku agak berteriaksambil mendesis…. … Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini….. “Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar…. .” ajakku lagi, sambil kuputar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat dari belakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku….. . “aaaaaaaaahhhhhhhhh hh…. enak, Mbak Sriiiiii…. …, gesekannya lebih terasa dari yang tadiiiiii… ..” Mas Har mendesah nikmat….. Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. ….. Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini…… “Mbak Sri, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….” Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya. ….. “Aaah, aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninya dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dinding rahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku….. “Aaaaaaaa… ……” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air nonokku….. . Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa…..


    tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami tertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda…… Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dan kakak-kakaknya pulang dari kerja…..”Mas, bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan kamar ini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu…..” “Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?” ajaknya…. Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya….. . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan memelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik….. Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman, merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengan tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami bersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnya maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa….. “Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. …”, tanpa melepaskan kedua alat kelamin kami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka- rangsangan. … “Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku… ..”, Mas Har melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua handuk baru, satu untukku satu untuknya… Selesai handukan, aku bermaksud mengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudah selesai….. “Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di liang hangat cinta kita……

    ” Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi… Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihku dari atas….. Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya Sederhana” pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungi kepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. …. Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus dengan mantapnya maju-mundur begitu kuat….. “Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii… …”, kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku….. “Mbak, aku juga mau keluar sekarang…. ..

    ”, dalam waktu bersamaan kami saling menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. ….. “Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ……” “Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii…. ……” Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jam emapat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya….. “Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang…” Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya… . ” ari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii… Bagaimana aku akan sanggup melupakannya? ” Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku lari menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubang nonokku yang agak bonyok…..


    Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlengan panjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk “mengelabui” Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama.



  • Kisah Memek Tante Vena Aduhai

    Kisah Memek Tante Vena Aduhai


    2605 views

    Duniabola99.com – Panggil saja namanya tante Vena, dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya sekitar 4 tahun yang lalu, umur tante Vena sekarang 31 tahun, mempunyai seorang anak yang masi kecil.


    Dia sebenarnya sering datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah disini, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya abdi, dia juga sedang kuliah dan tinggal di kos yang sama denganku, tapi dia lebi muda dariku 2 tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama.

    Perkenalanku dengan tante Vena, adalah ketika kunjungannya ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh abdi, dan katanya ada tantenya yang datang ke Jakarta bersama anaknya. abdi berjanji untuk bertemu tantenya di sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi.

    Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan sexy. kulitnya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 160cm. payudaranya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yang dibuka, sampai payudaranya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya.

    Bokongnya yang bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang , karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti di catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan bokongnya itu, tangan ku sudah gatal rasanya. Tapi aku masi bisa menahannya.

    Setelah itu kami berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Vena orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa nyambung. Selesai makan, kami diantar pulang ke kos oleh tante Vena. Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya.

    Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante Vena sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu. Tante Vena sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi tante Vena lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.

    Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Vena.. dan tante Vena mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Vena tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya. Fontana99

    Malam itu, aku dan tante Vena duduk-duduk di lantai teras rumahnya di lantai atas. Angin malam yang menyejukkan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebi santai. Ketika itu anak-anaknya sudah tidur.
    Karena aku dan tante Vena sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang “nakal”.

    “tante ngga ngerasa kesepian, kalau malem-malem ga ada yang temenin tidur.. hehe..”, candaku pada tante Vena..
    sebelumnya tante Vena tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya,
    “Nakal juga kamu ya..”
    “emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “, lanjutnya dengan sedikit mengeluh.
    “hahaha.. kalau tante bole.. aku mau menghibur tante..”, candaku lagi.
    “haha.. emangnya kamu bisa apa.. belum ada pengalaman, trus ntar malah tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.
    “iya.. tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara ama
    posisi-posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang.
    “yuk masuk aja.. tambah dingin aja nih di sini..”, ajaknya dan mengubah topik. Dan kami pun masuk kedalam.

    Tante Vena memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Vena masih berdiri di sana. Kami bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Vena memegang kedua tanganku, dan dengan senyuman nakal menarikku ke sebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya.


    Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.
    Tante Vena langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.

    “Tunjukin ke tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”, setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku.

    Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga. Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Vena ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Vena ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami.

    Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Vena sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Vena.
    “emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

    Ketika sekali-sekali tante Vena mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika tante Vena mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya.

    Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.

    “ahhh….”, teriakannya kecil.

    Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu besar, begitu empuk, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.

    Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

    Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya. Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.


    Setelah cukup lama kami berciuman, tante Vena melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Vena mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh… betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.

    Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar mem*k tante Vena itu telah dicukur habis, membuat mem*knya terlihat lebih bersih dan lebih segar. Adikku sudah mencapai 80%.

    “dicukur tante..?”, tanyaku, tante Vena hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa.

    Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air

    ludah kenikmatan bersama-sama tante Vena. Tiba-tiba tante Vena menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Vena mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin.

    Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Vena.

    Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Vena sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,

    “besar banget tante..”, kataku spontan, aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tertawa gembira.

    Kubaringkan badanya ke ranjang, tante Vena dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya.

    “aaahh..”, desahnya.. Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin.

    Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

    “ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.

    Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Vena tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.
    Akhirnya aku sampai di depan mem*knya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari mem*k dan disekitar pangkal pahanya.

    Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klit nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.


    “aaaaaaaaahhhh………..”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat tante Vena menjambak rambutku.

    Kujilati mem*k nya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis. Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas.

    Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya.

    “aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata tante Vena sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.
    “jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…”

    Setelah cukup lama aku bermain-main dengan mem*knya, akhirnya tubuh tante Vena seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.

    “aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata tante Vena, sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap.
    “haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.

    Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Vena terlihat seperti orang yang sudah KO.

    “Jilatin franss… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata tante Vena dengan manja.. Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Vena, akhirnya kulakukan juga.

    Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi tante Vena sudah kecapekan. Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

    “hahh.. franss.. jari kamu bener-bener nakal..”, katanya
    terengah-engah.
    “sini frans..”, panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke mukanya.

    Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga mengangkat dan melipat di punggungku.


    Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya yang panjang dan terurai itu. Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok mem*knya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.

    “frans, tante suka banget cara lu ngobokin vagina tante..”, kata tante Vena memjuaku.
    “jadi gimana.. tante puas ga..”, tanyaku.
    “puas banget.. baru begitu aja tante uda kecapekan..”, katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.
    “tapi tenang aja.. tante masi kuat kok..”, lanjutnya menggoda.

    Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petandan mulainya ronde kedua.

    “hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa tante Vena masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.

    Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina tante Vena sudah kembali.
    Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.

    Tante Vena mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Vena diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Vena menegakkan badannya. Tante Vena pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.

    Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, tante Vena memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Vena menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.

    “wow.. lumayan juga punya kamu yaa…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku.
    “tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran tante buat kamu
    kecapekan..”, setelah itu, tante Vena mulai mengecup kepala penisku.

    Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku.

    “Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah pelirku.

    Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Vena dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana tante Vena menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya seperti sedang menjilat batang eskrim kenikmatan yang tidak akan pernah habis.


    Sekarang giliran buah pelirku ikut di”makan”nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tante Vena. “aaahh..”, teriakku kecil, menahan sakit.

    Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Vena, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali.

    Cukup lama tante Vena bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

    “aaaaa.. tanteeeee…”, teriakku panjang.

    Mendengar seperti itu, tante Vena makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya.. crrttt.. crrttt.. keluar juga spermaku. Tante Vena tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Vena menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar. Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masi disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Vena terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.

    “aaahh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata tante Vena.
    “ha ha.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira, sambil menindih badanku.

    Kami berpelukan diranjang, meraba-raba tubuh. Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan tante Vena mengelus-elus perut dan dadaku. Kami bertatapan dan memuji.

    “enak sekali tante.. tante jago banget..”, kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik.
    “kamu juga hebat.. tante suka de sama kamu.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal.


    Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Vena, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku.
    Tak banyak bicara, tante Vena mengecup dahiku.

    “kita bobo dulu aja ya sekarang.. tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya.
    “iya tante.. aku juga capek banget.. tante emang top..”, balasku.

    Tampak tante Vena tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenernya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Vena yang sudah sangat kecapekan.

    Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante Vena seperti sedang memeluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante Vena mengelus-elus pahaku.

    Aku merasa senang sekali mesikpun aku tidak puas malam itu.

  • Kisah Memek Toket Montok Tante Siska

    Kisah Memek Toket Montok Tante Siska


    2605 views

    Duniabola99.com – Dulu aku termasuk cowok kuper dan sangat pemalu, hingga akhirnya akupun lulus sekolah dan masuk dalam perguruan tinggi ini. Karena banyak dari temanku yang sudah melakukan adegan seperti dalam Kisah Memek, akhirnya akupun mendengar tentang hal itu dan lebih sering membukanya dalam situs cerita dewasa sehingga aku tidak kuper lagi meskipun hanya sebatas pengetahuannya saja.


    Karena hingga saat ini aku belum pernah melakukan adegan layaknya dalam Kisah Memek. Meskipun terkadang ada keinginan untuk melakukan hal itu, sebenarnya aku mempunyai seorang pacar yang masih teman satu kampusku juga Mila namanya namun aku takut untuk berbuat jauh padanya, karena Mila termasuk pribadi yang sama denganku yakni pendiam dan tidak banyak neko-neko.

    Namun akhirnya akupun terjebak untuk melakukan adegan layaknya Kisah Memek tersebut dengan seorang wanita, yang jauh lebih dewasa dariku namanya tante Siska seorang wanita yang menyandang predikat janda muda. Dia pindah ke lingkungan ini belum genap satu tahun, dan sudah menjadi bahan perbincangan banyak pria disini karena tante Siska begitu cantik di tambah dengan kedua toketnya yang montok.

    Hampir setiap hari aku berpapasan dengan tante Siska yang sering melakukan olah raga jogging di sekitar perumahan ini. Dan akupun sering mencuri pandang hanya untuk menatap toketnya yang seakan menantang, pernah sekali aku ketahuan di saat aku tatap toketnya saat itu juga aku merasa malu namun dengan senyum dan tawa renyahnya tante Siska membuatku sedikit menghilangakn rasa malu tersebut.

    Karena dengan sikap seperti itu membuktikan kalau dia tidak marah ataupun merasa tersingung. Dan sejak saat itu juga aku sering menyapa tante Siska karena aku pikir dengan begitu aku menjadi lebih akrab dengan tante Siska, ternyata tante Siska begitu terbuka padaku bahkan dia bersikap seolah aku adalah temannya untuk di ajak berbagi karena dia bilang lebih nyaman curhat pada seorang cowok.


    Seperti hari ini aku datang ke rumah tante Siska setelah dia mengajakku untuk main ke rumahnya. Di dalam rumah itu aku merasa begitu tenang mungkin karena rumah tante Siska yang lumayan besar dan hanya dia yang menempati rumahnya itu, beda dengan rumahku yang rame dengan ulah kedua adikku. Aku merasa nyaman ngobrol bareng tante Siska hingga tidak kami sadari kalau malam sudah larut.

    Akupun pamit untuk pulang sama tante Siska din diapun mengantarku pulang sampai depan pintunya tapi begitu pintu terbuka. Aku dengan berani menutupnya kembali lalu mendaratkan ciumanku pada bibir tante Siska dia agak terkejut tapi langsung respect begitu aku mainkan lidahku dalam mulutnya seperti pemain dalam adegan Kisah Memek yang aku baca.

    Tangankupun langsung meraba kedua toketnya yang sudah lama aku perhatikan dan ternyata benar kalau kedua toket itu begitu empuk dan juga hangat kurasa. Tante Siska mendesah ketika tanganku mulai menggerayangi tubuhnya “OOooouuugghhh… oooooouuuggghh… aaaaaaggghhh…. aaaaagggghh… ” Desahan mulut tante Siska sudah terdengar dan membuatku semakin bergairah.

    Apalagi tangannya juga mulai meremas kontolku juga, yang bergerak perlahan mulai membesar dan menegang. Aku hanya bisa menggigit bibirku menahan nikmat dan sedikit rasa sakit begitu dia meremas kontolku ” Ooouuggghh.. tan.. te… sa… kit… aaaaggggghh… aaaaggggghh… aaaggghh… ” Kataku sembari membalas oral sex yang di berikan oleh tante Siska padaku.

    Tubuh kami berdua sudah berada di sofa pojok milik tante akupun merebahkan tubuhnya pada sofa tersebut. Lalu aku menuju memeknya yang sudah aku lepas celana dalamnya terlebih dahulu, begitu aku di depan memek itu di sana aku lihat memek yang lebat dengan bulu halusnya. Akupun menyibaknya lalu aku benamkan wajahku pada memek tersebut seraya memainkan lidahku.


    Seperti pemain dalam adegan Kisah Memek tante Siska menggelinjang begitu aku hisap klitorisnya ” Uuuuggghh… ooouuuggghh… ooouugghh.. ter…us… aaaggggghhh… aaaagggghhh.. ” Tangannya menggapai rambutku untuk dia jambak halus karena menahan rasa geli serta nikmat dari dalam memeknya karena sentuhan mulutku yang semakin lihai bermain dengan lidahku.

    Memek tante Siska sudah basah oleh oral yang aku lakukan padanya. Kini tubuhku mulai merangkak naik ke atas tubuhnya dan dengan mudahnya aku masukkan kontolku dalam lubang memeknya ” Ooouugghh… aaaaggggghh… be..gi..ni.. tan.. te… aaagggghhh….. aaaagggghh… ” Aku bergerak di atas tubuhnya dan dengan gerakan yang bervariasi aku lakukan hal itu pada memek tante Siska.

    Tubuhku terus saja melakukan gerakan layaknya orang yang sedang memompa. Dan aku begitu menikmatinya karena saat itu juga aku melihat tante Siska bergerak bagai cacing kepanasan yang terus menggelinjang menikmatinya ” Ooouuugghh… ooouuugghh.. terus.. sayang… aaaaggghh… ” Katanya namun dengan pantat yang ikut bergerak juga dan akupun terus menggoyang pantatku.

    Terdengar memek tante Siska yang mulai becek menandakan kalau dia sudah mengalami ejakulasi. Dan akupun semakin cepat bergerak sampai akhirnya “Oooouuugghh… oooouuugghh… aaaaggghhh… aaaaaggghhh… aaaagghhh… ” MUncrat sperma milikku memenuhi lubnag memek tante Siska yang juga sudah basah dari tadi kini gerakanku semakin melambat.


    Sampai akhirnya aku rasakan lelah juga, dengan tubuh masih bugil akupun terkulai di samping tante Siska yang dengan lembut mengusap keringat yang mengucur dari tubuhku. Lalu diapun memelukku dengan hangat bahkan dia sepertinya enggan untuk melepas pelukannya begitu juga aku yang ingin menemani tante Siska hingga akhirnya kesempatan itu aku ambil juga, malam itu aku menginap di rumahnya.

  • Cerita Sex SPG Pengoda

    Cerita Sex SPG Pengoda


    2604 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex SPG Pengoda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Entah dari mana asalanya, tiba-tiba suatu siang saat aku sedang santai aku mendapatkan telpon dari seorang laki-laki yang aku gak kenal. Nmaun dari pembicaraanya dia seperti sudah mengetahui semua tentangku. Terlihat dari cara dia menanyakan apa saja sepertinya dia sudah mengetahui siapa aku, namun dia berlagak begok. Tapi aku cuek saja dan aku pun menanggapi telponnya dengan baik. Karena terdengar dari suaranya seperti laki-laki yang mapan dan kaya, soalnya pas ngobrol ditelpon dia mengajakku ketemuan disebuah restoran elit, jadi gak mungkin jika dia tidak orang kaya.

    Namaku Morin, umurku 21 tahun, aku mempunyai badan yang bagus. Tubuhku langsing, tinggiku lumayan, bentuk lekuk tubuhku juga oke, jadi setiap laki-laki pasti melirikku karena aku selalu berpakaian super seksi. Selain itu aku juga bekerja menjadi sebuah SPG suatu produk. Selain sebagai SPG, untuk memenuhi gaya hidupku yang mewah aku juga menjajakan tubuhku kepada om-om mata keranjang yang banyak duitnya. Aky mengenal pekerjaan sampingaku sejak beberapa tahun yang lalu saat aku terdesak kebutuhan dan temanku yang mengajarinya. Dan sampailah sekarang pekerjaan sampingan itu masih aku jalani demi mencukupi kebutuhanku yang mewah.
    Setelah laki-laki yang menelponku tadi mengajakku ketemu, aku pun mengiyakannya dan kami pun berjanjian untuk ketemu di resto malam ini. Aku pun berdandan sangat seksi sekali dengan Omaianku untuk menarik perhatian om-om. Dengan gaun pendek warna merah super ketat, dan belahan dada yang cukup lebar sehingga membuat payudaraku sangat kelihatan sekali, pastinya om-om yang akan kutemui akan langsung bergairah melihatku. Akhirnya kita pun ketemu direst yang ditentukan, aku melihat sosok laki-laki yang belum tua banget sekitar 43 tahunan, dengan pakaian yang sangat rapi, wajahnya juga sangat cooll abis, membuatku pun seketika senang melihatnya. Situs Judi Bola
    Akhirnya kita dudu berdua, ngobrol kesana kemari. Namun diobrolan kita om-om itu selalu memandangi bagian dadaku yang terbuka, aku sudah mengetahui kalau om itu sudah terpikat denganku. aku pun melanjutkan obrolan kita dengan nada yang lebih mesra dan tentunya lebih intim. Hingga akhirnya om itu mengajakku pergi kesuatu took tempat penjualan HP mewah. Disana sambil terus memuji kecantikanku, om ganteng itu membelikanku sebuah Hp keluaran terbaru.
    Makasih ya Om, Om baik amat sih mau beliin Aku hp baru, triji lagi. Dia hanya tersenyum dan mengajak aku makan, tentunya bukan makanan yang dijual di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya menyenangkan. Kamu besok kerja jam berapa Morin, tanyanya. Besok Aku off Om. emangnya kenapa. Aku mau ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru-buru pulang. Jalan kemana Om, aku sudah menduga apa jawabannya.
    Pastinya akan ngajakin aku ngentot, apa lagi kalo gak itu. Wow.., mobilnya keren banget Om. Sama kaya orangnya kata ku setelah kami sampai di mobilnya. Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus-ngelus paha ku yang masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tidak terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans celanaku. Dia membawaku ke apartemennya. Tak lama kami sudah sampai di apartemen.
    Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia langsung memijit lantai apartmentnya dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Dia merebahkan diri di ranjang. Sementara aku pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, aku hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya. Dia melingkarkan tangannya pada pundak ku dan mengelus-elus nya.
    Tak lama dia mulai menciumi bibir ku sambil meraba-raba toket ku. Dia membuka belitan handuk sehingga aku langsung bertelanjang bulat. Dia melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir Vagina ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Akupun melenguh nikmat ketika jarinya menemukan itilku. Sementara itu, toket ku masih terus dijilati dan diemut pentilnya.
    Aku yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhnya. Dengan cepat aku melucuti kancing kemejanya. Kuhisap pentilnya, sementara tanganku melucuti celananya. Morin buka dulu ya Om kataku sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya. Dia tinggal bercelana dalam, dan tampak Penisnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam celana dalam. Penis Om gede banget, panjang lagi kataku sambil mengelus-elus Penisnya dari balik celana dalam. Akupun kemudian membuka celana dalamnya, dan Penisnya yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya.
    Gila.. Gede banget.. Bikin Morin nafsu.. kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum Penisnya. Dia mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang tangannya berpindah ke toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya. Morin.. Enak banget Morin.. desahnya, aku terus menjilati Penisnya. Ih.. Om, gede banget… Memang kamu belum pernah liat yang besar begini? Belum Om.. Punya cowok Morin nggak sebesar ini. jawabku. Arghh.. Enak Morin. erangnya lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum Penisnya dengan bernafsu.

    Sementara itu batang Penisnya kukocok sambil sesekali kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku mengeluar masukkan Penisnya dengan mulutku. Dia mengusap-usap rambutku dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku menghisap Penisnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang. Dengan gemas diremasnya toketku. Morin.., jepit Omai toketmu pintanya. Aku langsung meletakkan Penisnya di belahan toketku, dan kemudian dia mengenjot Penisnya diantara toketku.

    Enak banget sshh.. Dia seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali Penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu. Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan Penisnya ke Vaginaku. Aku menurunkan tubuhku dan Penisnya mulai menerobos Vaginaku yang sempit. Ooh.. besar banget nih Penisnya Om.. Ahh.. desahku ketika Penisnya telah berhasil memasuki Vaginaku. Tapi enak khan.. tanyanya menggoda Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah.. erangku lagi ketika dia mulai menggenjot Vaginaku dari bawah.

    Dia memegang pinggangku sambil terus mengenjot Vaginaku. Sementara aku menyodorkan toketku ke mulutnya. Dia segera menjilati toket ku. Om.. Gimana Om.. Enak khan ngentotin Morin? tanya ku menggoda. Aku masih meliuk-liukan tubuhku. Dia pun terus mengenjot Vaginaku dari bawah, sambil sesekali tangannya meremas toketku yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku sehingga dia berada diatas. Segera dia menggenjot Penisnya keluar masuk Vaginaku sambil menciumi wajahku.

    Cerita Sex SPG Pengoda Ehmm.. Sstt.. Om.. Enak.. Ohh. Penis Om gede banget, Vagina Morin sampe sesek rasanya Om, gesekan Penis Om terasa banget di Vagina Morin. Mau deh Morin dientot Om tiap malam, Aku melenguh keenakkan. Ayo isap pentil Morin Om perintahku. Diapun kemudian menghisap pentilku sambil terus menggenjot Vaginaku. Tak lama tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa Vaginaku berkedut2.

    Morin, enak banget, Penisku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan Vagina kamu. Dia mengeluarkan Penisnya dari Vaginaku dan aku kusuruh menungging membelakanginya. Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku dari belakang. Aduh.. Om.. kuat banget.. Ohh.. erang ku ketika dia mengenjot Vaginaku. Gila.. Vaginamu enak banget Morin.. katanya. Dia memegang pinggul ku, terkadang meremas pantatku yang membulat.

    Aku pun menjerit nikmat. Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk membelakanginya dan mengarahkan Penisnya ke dalam Vaginaku. Dia menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu aku bergerak naik turun. Tangannya sibuk meremas toketku. Ahh.. Ahh.. Ahh.. erangku seirama dengan goyangan badanku diatas tubuhnya. Markas Judi Online Dominoqq

    Terkadang erangan itu terhenti saat disodorkannya jemarinya untuk kuhisap. Beberapa saat kemudian, dihentikannya goyangan badannya dan dicondongkannya tubuhku agak ke belakang, sehingga dapat menghisap toketku. Dengan gemas dilahapnya bukit kembarku dan sesekali pentilku dijilatinya. Eranganku semakin keras terdengar, membuat dia menjadi kembali bernapsu. Setelah dia selesai menikmati toket ranumku, kembali aku mengenjot tubuhku naik turun dengan liar.
    Binal banget kelihatannya. Cukup lama dia menikmati perngentotan dengan aku di atas kursi. Lalu dia berdiri, dan kembali berciuman dengan aku sambil dengan gemas meremas dan menghisap toketku. Dia ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu aku direbahkan di atas ranjang. Dia kemudian mengarahkan Penisnya kembali ke dalam Vaginaku. Ahh.. erangku kembali ketika Penisnya kembali menyesaki Vaginaku.

    Langsung dia mengenjot dengan ganas. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei ranjang. Om.. Morin hampir sampai Om.. Terus.. Ahh.. Ahh jeritku sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya. Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas ranjang.

    Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu. Dia mulai lagi mengenjot Vaginaku sambil sesekali meremas toketku yang bergoyang seirama enjotannya. Dia terus mengenjotkan Penisnya keluar masuk Vaginaku sampai akhirnya ngecretlah pejunya di dalam Vaginaku. Aku terkapar karena kenikmatan dan lemas. Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik Vaginaku dengan jemarinya. Ehmm.. erangku saat itil diusap-usap dengan gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang. Om kuat banget sih , baru ngecret sudah mau ngentot lagi ucapku lirih.

    Iya habis pengen diempot Vagina kamu lagi, nikmat banget rasanya bisiknya. Desahanku kembali terdengar ketika lidahnya mulai menari di atas pentilku yang sudah menonjol keras. Dihisapnya dengan gemas gunung kembarku hingga membuat tubuhku menggelinjang nikmat. Gantian dong Morin bisiknya setelah puas menikmati toketku yang ranum. Kami pun kembali berciuman sementara aku meremas Penisnya yang mulai membengkak. Aku pun kemudian mendekatkan wajahku ke Penisnya, dan mulai mengulum Penisnya.

    Sambil menghisap Penisnya, aku mengocok perlahan batangnya. Dia mengelus-elus kepalaku ketika aku sedang mengemut Penisnya. Dia sudah ingin ngentot lagi dengan aku. Aku disuruh duduk membelakanginya di pangkuannya. Dia mengarahkan Penisnya kedalam Vaginaku. Ah.. desahku ketika Penisnya kembali menyesaki Vaginaku. Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang mengenjot Penisnya dalam jepitan Vaginaku.

    Sambil menciumi aku, tangannya memainkan itilku. Ah.. Terus Om.. Morin mau nyampe.. desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku pun semakin cepat menggenjot Penisnya. Ahh.. erangku nikmat saat aku nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuannya. Kembali terasa Vaginakua berkedut2 dengan keras. Setelah reda kedutan Vaginaku, Penisnya dicabut dari Vaginaku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan Vaginaku.

    Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tidak langsung memasukkan Penisnya kedalam Vaginaku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir Vaginaku hingga menyentuh itilku. “Om.. Aduuhh.. Aduuhh Om! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo Om.. Masukin aja.. Nggak tahann.. aku menjerit-jerit tanpa malu”. Udah nggak tahan ya.. Morin, cepat banget sudah napsu lagi.. jawabnya. Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga.

    Aku sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga Penisnya langsung melesak ke dalam Vaginaku. Penisnya kembali menyesakiVaginaku yang sempit itu. Dia mulai mengenjotkan Penisnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang Vaginaku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan Vaginaku kembali terasa. Morin, nikmat banget deh empotan Vagina kamu, katanya terengah.

    Cerita Sex SPG Pengoda Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot Vaginaku. Akkhh.. Morin.. Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh.. erangnya berulang-ulang. Dia semakin kuat meremas2 dan memilin2 pentilku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, sambil semakin mempercepat irama enjotannya. Aku berusaha mengimbangi keluar masuknya Penisnya didalam Vaginaku dengan goyangan pantatku. Sepertinya dia berusaha keras untuk bertahan, agar tidak ngecret sebelum aku nyampe lagi.

    Penisnya terus mengaduk2 Vaginaku semakin cepat lagi. Vaginaku terasa makin berkedut, kedua ujung pentilku semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilku disedot kuat2 kemudian dijilati dengan penuh nafsu. Om..! Lebih cepat lagi doonng..! teriakku sambil menekan pantatnya kuat2 agar Penisnya lebih masuk ke Vaginaku. Beberapa detik kemudian tubuhku bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari Vaginaku. Bersamaan dengan itu, tubuhnya pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejunya ke dalam Vaginaku. Aku pun mengerang tertahan. Dia langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan. Agen Sbobet

    Aku membalas pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman. Aku masih bisa merasakan kedutan Vaginaku. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar mandi. Aku belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dientot lelaki.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin

    Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin


    2603 views

    Duniabola99.com – Panggil saja namaku Rezha, ini nama samaran di cerita,hhe. Statusku sekarang adalah sebagai mahasiswa di salah satu kampus yang letaknya di daerah Jakarta utara. Disini aku akan menceritakan cerita sex pribadiku yang pastinya bakal bikin para pembaca ngecrottt, hhe. Jadi begini awal mulanya, pada suatu ketika suatu hari aku baru pulang dari event yang diadakan oleh pertamina, kalau nggak salah 1 tahun yang lalu, pokoknya pas pertamina lagi promo gitu deh.

    Pada waktu itu kebetulan sekali aku para spg yang disewa oleh pihak pertamina yang pastinya cantik dan sexy abis pada mangkal tuh di pom kuningan. Maka dari itu aku-pun sering sekali membeli bensin di pom daerah kuningan. Nah pada saat itu akupun membeli bensin yang Spgnya cantik dan asik tentunya.

    Pada akhirnya pilihanku-pun jatuh kepada SPG yang warna kulitnya putih mulus, gak terlalu tinggi badanya standart, dan rambutnya terkuncir seperti ekor ayam gitulah, hhe. Oh iya saat itu aku membawa mobil, ketika aku sedang mebgisi bensin spg itu menyapa aku,

    “ Mas, noleh mengganggu waktunya sebentar, kalau boleh saya mau ganggu sebentar ? , ” sapanya.

    “ Apa Mbak, mau ganggu sebentar, hemmm… lama juga boleh kog Mbak,hhe… , ” ucapku.

    Mendengar jawabanku itu Spg itu-pun tersenyum manis sekali, bener-bener aduhai banget senyumanya para pembaca,lalu,

    “ Hehe, mas bisa aja deh, Oh iya ngomong-ngomong Mas namanya siapa ? , ” ucapnya.

    “ Oh nama aku Rezha Mbak, nama mbak sendiri siapa ? , ” tanyaku balik.

    “ Oh namaku Rikha Mas, saya boleh minta nomer handphone Mas nggak ?, , ” katanya. Aseanbet

    Saat itu aku dimintai nomer handphone karena memang seperti biasa kalau promo selalu dimintai biodata kita, entah itu promo rokok, atau produk lainya, lalu,

    “ Boleh dong, masak iya nggk boleh dimintain nomer handphone sama Mbak yang cantik ini, hhe, tapi nanti Mbak harustelfon saya ya nanti, hhe… ?, , ” ucapku menggoda.

    Pada saat itu Mbak Spg hanya tersenyum saja,

    “ Kog Cuma senyum sih Mbak, yaudah deh ini aku kasih nomer handphone aku, tapi ntar jangan lupa telefon aku Mbak yah, , ” ucapku lalu memberikan nomer handphoneku kepada Spg itu. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Hhe, makasih ya Mas, , ” ucapnya singkat kemudian berlalu begitu saja.

    Biar nggak bertele-tele ceritanya, singkat cerita kini aku-pun telah sampai dirumah. Sesampainya dirumah akupun langsung menuju dikamar dan menononton Tv di kamarku. Ketika aku sedang santai dan menikmati acara TV tidak kusangka ada telefon dari nomer yang tidak terdaftar di montak Hp-ku , karena penasaran aku-pun mengangkat telefon itu, dan ternyata itu adalah telefon dari seorang wanita,

    “ Siang Mas, ini benerkan nomer mas Rezha?, , ” ucapnya.

    “ Iya bener, ngomong-ngomong ini siapa yah, sori soalnya nomernya nggak ada dicontact hanphone saya, , ” tanyaku.

    “ Hemm… yaiyalah Mas pasti nggak tau nomer aku, akuaja baru tau nomer Mas tadi, , ” ucapnya.

    “ Wah… emangnya ini siapa sih ?, , ” tanyaku peasaran.

    “ Masak lupa sih, ini aku ini aku Rikha Yang tadi di pom bensin, , ” ucapnya.

    Wow, pucuk dicinta ulam-pun tiba, hha… emang kalau rejeki nggak kemana, lalu,

    “ Oh… Rikha, yaya aku inget, sori ya aku agak lupa soalnya aku baru nyampe rumah banget nih, , ” kataku.

    “ Iya nggak papa kok Zha,namanya juga baru kenal, wajar kalau lupa,hhe…, , ” ucapnya.

    “ Hhe, oh iya ngomong-ngomong kamu lagi dimana Rikha ??? ,, ” tanyaku basa-basi.

    “ Aku lagi dikosan aj nih, aku juga barusan pulang kok sama kayak kamu, hhe…, , ” ucapnya.

    Pada saat itu kami-pun mengobrol banyak di telefon, dalam obrolan kami dia-pun banyak cerita tentang kehidupanya dan memberitahukan dimana dia tinggal. Dari obrolan kami itu pada akhirnya akupun tahu kalau dia adalaha anka kos yang ngekos di daerah tebet dan statusnya adalah sebagai mahasiswa dikampus daerah taman puring.

    Setelah1 jam kami ngobrol, pada sebelum mengakhiri obrolan kami janjian untuk ketemuan tapi belum deal kapan dan dimana kami akan ketemuan. 1 hari kemudian tepatnya pada pukul 1 siang Rikha-pun menelefon aku, pada saat itu kebetulan aku sedang di kampus,


    “ Kamu lagi dimana nih Zha ?, , ” tanyanya.

    “ Oh ni aku lagi dikampus Kha, kamu sendiri dimana?, , ” tanyaku balik.

    “ Aku lagi prepare buwat berangkat kerja nih Zha, biasa sampingan jaga shift di Pom kemarin , , ” jawabnya.

    “ Oh gitu ya, emang kamu kerjanya sampai jam berapa Kha?, , ” tanyaku.

    “ Sampe jam 9 malem doang kok, , ” ucapnya.

    “ Ntar ntar jam 9 aku jemput ya Kha, mau nggak , pokoknya aku jam 9 udah sampai sana, ” ucapku.

    “ Boleh juga tuh Zha, oke deh aku tunggu nanti, see you Rezha, ” jawabnya.

    Lumayan nih ada temen maen, hhe… hari ini aku langsung ke mobil, ngambil stok ganja (andalan aku banget ini kalau lagi mau minta jatah ama selir), terus langsung sibuk ngelinting buat persiapan nanti. Pada akhirnya jam 8 malam aku-pun cabut dari kampus dan sampe spbu jam 9.

    Pada saat itu Rikha terlihat sudah siap buwat aku angkut tuh, setelaha ku mengahmpirinya dengan mpobilku dia langsung saja dia masuk mobil aku,

    “ Hey Zha apa kabar ?, ” sapanya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    “ Baik, nggak nyangka yah kamu beneran nelpon aku kemaren, ” kataku.

    “ Abis kamu lucu sih. aku suka aja, ” ucapnya.

    Hahaha, kena nih cewek, seketika itu Rezha junior aja tegang dan langsung manggut-manggut kesenengan gitu, hha… lalu,

    “ Yauda ni kita mau kemana ni ?, ” tanyaku.

    “ Ke kosan aku aja deh Zha, aku uda cape banget soalnya, ” ucapnya.

    Wah mantap nih ucap dalam hatiku,

    “ Ok deh, yauda tunjukin jalannya yah, oh iya nih biar ilang rasa capeknya, ” kataku sembari ngasih lintingan bag’s (ganja) ke Rikha.

    “ Wah, mantep nih Zha pas banget, aku demen banget nih ma ginian, masih ada lagi nggak ?, ” ucapnya girang.

    “ tenang aja, masih ada ada banyak kok, ntar aku bikinin lagi di kosan ya, ” ucapku.

    Pada saat itu Rikha nggak jawab, karena udah sibuk sendiri sama bag’s. Setelah beberapa waktu dalam perjalanan pada akhirnya kamipun akan sampai dikosan Rikha. Lalu Rikha-pun menunjukan kosanya,


    “ Zha belok kanan ya, nah itu kosan aku yang sebelah kanan pagernya warna kuning, ” ucapnya.

    Sesampainya didepan kosnya, pada saat itu kami-pun turun dan masuk ke kosannya. Ternyata kosannya campur gitu ( cowok/cowek). Aku-pun kemudian dibawa langsung masuk ke kamarnya Rikha. Kamarnya enak, kasurnya dibawah, ac nya dingin jadi ntar kalau Ml nggak keringetan nih kayaknya, wkwkwk. Kemudian kamipun ngobrol diatas kasur,

    “ Oh iya Zha, aku ini juga mahasiswi hlo Zha di kampus A, ” ucapnya.

    “ Oh, masi kuliah ?, ” tanyaku.

    “ Iya ni lagi ada kerjaan jadi SPG aja dari agency aku, ”

    “ Oh iya Zha, bikin lagi dong bags-nya ( ganja ), ” kata Rikha minta ganja.

    “ Oke deh, yauda aku bikin dulu ya bag’s-nya, ” ucapku lalu bergegas melinting daun kenikmatan.

    Saat itu ketika aku lagi asik-asiknya ngelinting, tiba-tiba dia berdiri,

    “ Aku ganti baju dulu ya Zha, ” kata Rikha.

    Aku kira dia mau keluar ganti di kamar mandi, eh taunya dia langsung copot kaos didalem kamar. Emang si ngebelakangin aku, tapi kurang ajar juga, nantangin gitu, Mantap juga nih. Bener-bener ni bocah nekat banget. Tanpa banyak kata aku langsung hampiri dia, aku peluk pinggangnya dari belakang sembari aku cium lehernya dari belakang,

    “ Eummmm… Sssss.. Aghhhh…. ” desah Rikha tanpa perlawanan, hanya menikmati ciumanku di lehernya.

    “ nantangin sih kamu Kha, masak iya ganti baju di depanku, ” kataku sambil terus nyiumin lehernya.

    Kemudian akun meneruskan aksiku dan tanganku yang udah naik ke dadanya yang saatb itu hanya memakai Bra, karena kaosnya uda dilepas sama dia,

    “ Haha, emang aku sengaja, weeekkk… kan biar kamu tergoda, ” ucapnya sambil menunjukan wajah genitnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Wah… liat mukanya yang nakal langsung naik drastis titit aku. titit aku jadi naik kena ke pantatnya,

    “ hahaha kok uda kenceng banget ?, ” kata Rikha sambil muter tubuh-nya dan meluk aku dari depan.

    “ hhe, ini tandanya aku udah Horny sayang, ” ucapku.

    Sumpah, pada saat itu aku udah horny banget. Saat Rikha hanya mencium bibirku dan berkata,

    “ Bag’s dulu yuk Zha, uda lama banget aku nggak ngebag’s, ” ucapnya.

    Pada saat itu terhentilah sementara percumbuan kami, dan kami-pun menuju ke kasur dan ngobrol lagi sambil ngebag’s. Enak banget coy, ngebag’s tapi di depannya ada cewek yang telanjang setengah badan. Ketika lagi asik ngebag’s, tiba-tiba aja dia iseng membuka Bra-nya, Wow.. nice banget toket-nya, nggak terlalu kenceng dan ga terlalu turun cocok lah sama selera aku, lalu,


    “ kamu ngeliatin apa Zha ?, ” ucapnya.

    “ Nggak kok, aku Cuma lagi ngerencanain gerakan-gerakan pas nanti aku ngisep toket kamu,hha…, ” ucapku,

    “ Hahaha Gila kamu Zha…, ” kata Rikha.

    “ Buka celananya dong, ga afdol kalau atasnya doang, ” kataku sambil nyengir.

    Rikha langsung berdiri dan ngebelakangin aku. ngelepas celana jeansnya dengan sensual sangat! pelan-pelan buka jeansnya, sambil mukanya ngeliat aku dengan muka menggoda. Beuh… mana pake g-string lagi, gila baru kali itu aku ngebag’s sambil di kasi private striptease, mantap nggak tuh. Setelah jeansnya lepas, Rikha duduk dan ngangkang.

    Sekarang dia ngelepas g-stringnya di depan mata aku dan di depan Rezha Junior. So wow… memek-nya ga ada bulu sama sekali, udah gitu memek-nya tembem menantang coy. Rikha yang uda telanjang merangkak mendekati aku dan berbisik,

    “ Aku pengen di enakin samau kamu Zha please !!!, ” ucapnya penuh birahi.

    Shit man… Rezha Junior langsung berdiri tegak menantang. Tanpa banyak kata aku lepas kaos aku sambil celana aku dipelorotin sama dia, untung aku cuma pake celana pendek,

    “ Aku mau isep kontol kamu yaaaa…, ” ucapnya.

    Pada saat itu Penis-kupun langsung disepong dengan cara yang sensual, dijilat dari pangkal batang sampe ujung kepala kontolku,

    “ Eummhh… enak Kha, emut terus sayang, Aghhhh…, ” desahku.

    Pada saat itu kontol aku langsung ditelen abis sama mulutnya, dan lanjut dikocokin sama mulutnya sambil tangannya meraba-raba buah zakarku,

    “ Oughh… Sssshhhh…. Teruss sayang, ” ucap nikmatku.

    Saat itu aku pun hanya terlentang sambil menikmati nimkatnya kuluman Rikha. Lidahnya ngejilatin semua batang kontol aku dan diakhiri dengan jilatan di ujung kepala. Setelah puas dengan kuluman Rikha, aku-pun mulai mengangkat tubuh-nya dan dia langsung ngambil posisi duduk diatas paha aku, lagi-lagi aku cuma pasrah dan membiarkan Rikha beraksi.

    Mulailah kini kontol-ku dipegang dan digesek-gesekkan ke memek-nya yang sudah becek itu, kemudian dengan perlahan Rikha mulai memasukan kontolku kedalam memeknya,

    “ Oughhhhhh… Ssssssshhh….,” desahnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!

    Saat kontolku mulai masuk kedalam memek-nya, aku melihat mata Rikha berkaca-kaca menahan sakit. Walaaupun Rikha sudah tidak perawan lagi namun memek-nya masih sempit, kontol-ku saat itu terasa seperti terjepit namun nikmat. Setelah kontol aku di dalem memek-nya, dia mulai terbiasa dan mulai mengoyankan tubuh-nya naik turun,


    “ Oughhh… Sssshhh… enak kontol kamu Zha, Aghhh…, ” desah nikmatmya mulai terdengar.

    Yang ini belum seberapa, Rikha belom tau kalau aku punya jurus lidah setan kober,hha. Sambil Rikha masih goyang naik turun, aku jilatin puting kanan sambil aku mainin yang kiri, aku plintir dan aku isep putting-nya sampe dia berkata,

    “ Oughhh…. Geli ZhA.. Ssssss… Aghhhhh…, ” desahnya.

    Lalu tidak lama kemudian dia,

    “ Aghhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Aghhhhhhhh…. , ” desahnya.

    Setelah dia ngomong gitu, kontol aku serasa dipencet sama memek-nya dan kepala kontol aku serasa tersiram air hangat didalam memek Rikha. Enak banget kontol aku dipress sama memek-nya. Setelah mendapat klimaknya Rikha-pun roboh di atas tubuhku. Karean aku taaku kasi Rikha napas bentar.

    begitu aku rasa napasnya uda teratur, aku posisiin dia ke doggy style.

    Raut muka Rikha ngeliat ke belakang sambil tangannya yang ngelebarin memek-nya mempersilakan adek aku masuk langsung aku masukin kontol aku sampe mentok, untung aja memek-nya masi becek dan pantatnya Rikha yang ga terlalu besar. jadi kontol aku bisa masuk sampe dalem banget.

    waktu kontol aku mentok, mulut Rikha kebuka lebar nikmatin kontol aku.

    Mukanya meringis sakit bercampur nikmat,

    “ Oughhhh… panjang banget kontol sayang, masukin lagi kontol kamu lagi sayang yah !!!, ” pintanya.

    Tanpa banyak kata aku langsung aku tancap aja dengan rpm tinggi. aku goyang sambil aku pegangin pantatnya yang kecil tapi padet. Rikha ga kalah seksinya pasang gaya, sambil nungging, dia mainin klitoris-nya,

    “Ughhh… Ssssss… Aghhh… Enak Zha, teruss sayang… Aghhh, ” desahnya.

    Desahnya Rikha semakin membuat birahiku semakin membara, karena aku sudah tidak tahan dengan desahannya, aku-pun menggenjot terus memek-nya sambil aku cium leher belakangnya dan tangan aku yang meremas payudara-nya,

    “ Oughhh.. enak banget Zha, genjot terus memek aku Zha, Aghhhhhh… ” desahnya makin menggila.

    Karena aku rasa aku uda mau keluar, aku buru-buru ganti gaya ke gaya man on top, aku lepas kontol aku dan aku balik tubuh-nya dia. mungkin Rikha lagi tinggi banget ya, dia langsung ngangkang dan narik kontol aku buat langsung masuk memek-nya,

    “ Cepet masukin lagi sayang, Oughhhh… Ssssshhh…, ” pintanya.

    Aku goyang lagi kontol aku maju mundur sambil kita ciuman dengan liar, tidak lama kemudian aku merasa kalau aku uda mau. Begitu aku mau narik kontol aku, Rikha melingkarkan kakinya di pantat aku buat nahan kontol aku agar tetep di memek-nya, Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!


    “ keluarin di dalem aja Sayang, biar kamunya enak, Oughhh… ” pintanya.

    Dengan full speed aku goyang lagi kontol-ku asal-asalan biar cepet keluar, dan tidak lama kemudian,

    “ Aku mau keluar sayang …. Aghhhhhhh, ” ucapku penuh kenikmatan.

    “ Keluarin di dalem sayangg…, ” teriak Rikha.

    “ Croooottttt… Crottt… Crottt… Crottt…”

    Akhirnya air manikupun keluar dengan derasnya membanjiri memek Rikha. Setelah puas menyemburkan air mani-ku didalam memek Rikha, aku-pun melepas kontolku dan kemudian akupun tiduran di sampingnya. Gila, capek banget, mungkin aja gara-gara ML-nya sambil ngebag’s kali ya,hha.

    Pada saat itu karena kami lelah, kami berdua-pun ketiduran dengan posisi masih telanjang bulat sembari berpelukan.

    Setelah beberapa saat aku tertidur aku-pun terbangun sekitar jam 3 dini hari, dan aku bergegas memakai pakaianku kembali. Setelah itu aku membangunkan Rikha untuk berpamitan pulang karena jam 7 pagi aku harus kuliah,


    “ Say, aku aku cabut dulu yah, aku nggak soalnya nanti aku ada ujian jam 7 pagi, ” ucapku.

    “ Iya Rezha sayang, yaudah ati-ati yah, besok-besok kabarin lagi yah ?, ”

    “ iya sayang bey… emuaachhh…., ” ucapku sembari mencium keningya.

    Setelah kejadian itu aku-pun tidak pernah bertemu Rikha lagi, soalnya aku udah kebanyakan stok selir-selir nakal, hhe. So, Rikha jadi nggak keurus deh karena kalah saing sama selir-selir nakalku yang lain.

  • Cerita Sex Lelaki Hiper

    Cerita Sex Lelaki Hiper


    2600 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Lelaki Hiper ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Aku sudah menikah selama 1 tahun ini belum mempunyai momongan, istriku bernama Hanik usianya 25 tahun
    dengan tubuh seksinya tingginya 169 cm payudaranya juga agak besar membuat aku selalu sayang setiap
    harinya apalagi kalau istriku sedang senyum terlihat lesung pipinya membikin manis saja.

    Sedangkan aku bernama Ara, umurku lebih tua dari dia yaitu 5 tahun aku punya hobi bermain golf jadi
    badanku agak hitam disamping itu aku juga punya hobi renang, istriku yang bekerja di perusahaan
    nasional di Jakarta dengan karir yang baik sedang kan aku berwiraswasta sebgai kontraktor bangunan.
    Secara ekonomi dapat dikatakan kami berkecukupan, apalagi kami tidak ada tanggungan, baik saudara
    maupun orangtua. Mungkin itulah yang menyebabkan kami hobi “dugem” setiap malam minggu sekedar untuk
    melepas lelah pikiran dan kejenuhan hidup di Jakarta.

    Namun di malam minggu itu ada sesuatu yang lain yang mengubah hidup kami. Di malam itu, sengaja atau
    tidak, untuk pertama kalinya istriku berselingkuh di depan mataku. Dan aku membiarkannya. Begini awal
    ceritanya.

    “Ra, ayo dong.. Kok dandannya lama amat?!” Hanik, istriku, berteriak dari lantai bawah rumah kami.
    Aku yang memang sedang mematut diri di depan kaca tersenyum mendengarnya, lalu membalas.

    “Iya, sabar sayang, sebentar lagi!”
    5 menit kemudian aku turun dan mendapatinya sedang cemberut di sofa ruang tengah kami. Hanik tampak
    sangat “cute” dengan terusan tipis berdada agak terlalu terbuka berwarna merah marun, sedikit di atas
    lutut dan tanpa lengan.

    Sepatu hak 7 cm dengan warna senada menambah keserasian dan keseksiannya. Dengan polesan make-up
    sederhana, ia tampak manis. Sepertinya ia tidak mengenakan bra.

    “Let’s go, babe.. Senyum dong. Kan mau seneng-seneng?” demikian aku membujuknya sambil kugamit
    lengannya yang mulus dan halus.
    “Hh.. BT nih nungguin kamu! Cium dulu, kalo nggak aku ngambek..!” Hanik memonyongkan bibirnya lucu.
    Aku tersenyum, dan kucium pipinya lembut.

    “Cup! Tuh, udah dicium. Jangan ngambek lagi dong. Yuk, kita berangkat”. Sedikit kutarik lagi
    lengannya.
    “Hei.. Di bibir. Masa di pipi? Dasar deh, nggak romantis!” Hanik makin cemberut dan membuang muka,
    pura-pura ngambek.

    Cerita Sex Lelaki Hiper Maka kupegang dagunya, dan kutolehkan wajahnya ke wajahku, lalu kukecup bibirnya yang tipis itu. Tak
    dinyana, Hanik melakukan “french kiss” yang membuat penisku agak mengeras.
    “Hihihi.. Kok jadi sesak gitu, celananya? Payah deh, gitu aja napsu”. Hanik cekikikan sambil tangannya
    mengelus ringan depan celanaku. Penisku jadi makin keras. Tapi cepat kutampik hal itu karena memang
    kita sudah harus berangkat.

    Jam sudah menunjukkan pk. 11:30 malam.
    “Namanya juga lelaki.. Hehe. Yuk, ah. Udah malem nih, nggak enak nanti ditungguin teman-teman”. Aku
    menggamitnya sekali lagi dan kali ini Hanik menurut. Berangkat juga kami akhirnya.

    Setibanya kami di sebuah Nite Club berlantai dua di bilangan Kuningan, waktu telah menunjukkan lewat
    tengah malam. Langsung saja kami menuju lantai 2 yang menawarkan musik bernuansa pop-jazz yang ringan
    dan mudah dinikmati.

    Dari salah satu pojokan, seorang sahabat Hanik, Poppy, melambaikan tangannya memanggil kami dan
    bereriak agak keras, berusaha mengatasi suara hingar-bingar band yang sedang beraksi.

    “Yuhuu!! Sini, sini!! Ya amplop.. Malem banget sih kalian?? Kita-kita udah pada mau pulang nih!” Poppy
    meledek kami sambil pura-pura menenteng tasnya dan berjalan pergi.
    “Kalau jam segini udah mau pulang, kenapa loe nggak nonton bioskop aja, Neng? Ati-ati ya di jalan..”
    demikian sergah Hanik. Aku cengar-cengir saja memperhatikan mereka.

    Kulihat “gank” kami yang biasa sudah kumpul semua. Pertama ada Poppy dan pacarnya (seorang keturunan
    Chinese yang cukup ganteng bernama Benny).

    Mereka masih menunggu restu orang tua untuk menikah karena, maklum, berbeda suku/keturunan. Poppy
    adalah seorang gadis Sunda yang entah mengapa mirip keturunan indo.

    Lalu yang sedang menyalakan cerutu kesukaannya adalah sahabat kentalku Reno dan istrinya yang seorang
    model, Carol, yang malam itu.. Hmm.. Luar biasa dengan rok mini dari bahan kulit warna coklat tua,
    yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya, dipadukan dengan blouse ketat berlengan 3/4 warna
    putih dan cukup tipis. Ditambah dengan sepatu hak tingginya membuatku menelan ludah.
    “Hi, guys. Sorry kemaleman. Abis gue dandannya lama sih. Takut Carol nggak naksir lagi, nanti. Anyway,
    Ren, bisa teler gue nyium bau cerutu loe, jeg!”

    Aku ngomong sekenanya sambil tertawa. Carol senyam-senyum (GR kali) dan Reno pura-pura pingsan sambil
    memeletkan lidahnya, sambil jari tengahnya diacungkan ke arahku.

    “Emang nih, genit deh Si Ara.” Hanik berkata seakan setuju dengan ekspresi Reno sambil mencibir ke
    arahku dan tangan kirinya menjewer telinga kananku keras-keras. Aaww!

    Kulihat lagi duduk-duduk santai di sebelah Poppy, sambil merokok, jelalatan dengan jakun yang turun-
    naik karena memolototi makhluk-makhluk feminin yang berpenampilan “minimalis” alias 2/3 telanjang, dua
    bujang lapuk kawan-kawanku sejak SMA, Gary dan Eddy. Mereka tidak pernah membawa pasangan kalau lagi
    di Club.

    “Ngapain kita bawa makanan kalau mau ke buffet?” demikian celetuk Eddy suatu waktu yang lalu saat
    kutanyakan alasannya. Benar juga, pikirku waktu itu. Hehehe.

    “Jangan sampai gitu dong, prens.. Nanti bajunya pada lepas semua!” sambil terbahak Benny mendorong
    Gary agak keras sampai-sampai Eddy yang duduk disebelahnya ikut terdorong. Mata Benny yang agak sipit
    sampai tinggal segaris.. Eh, dua garis deh.

    “Sial, loe, Ben. Minuman gue ampir tumpah! Gue guyur loe, ye!” Eddy mencak-mencak sambil berlagak mau
    menyiram Benny dengan segelas XO nya yang baru sedikit dicicipi.

    “Sini, guyur ke dalam mulut gue. Hehehe.” Benny mangap-mangap persis ikan koki. Kocak sekali wajahnya.
    Hanik dan Poppy sampai tertawa keras sekali. Gary balas mendorong Benny sambil menjitaknya pelan.

    Begitulah, kami berdelapan memang sangat akrab satu dengan yang lainnya, jadi memang seru kalau sudah
    ngumpul semua begini. Rata-rata sudah sekitar 5-10 tahun kami berteman.

    Ada yang dari SMA seperti aku, Gary dan Eddy, ada yang dari kuliah dan ada yang dari teman sekantor,
    seperti Poppy dan Hanik, dan Reno & Eddy. Dari pertemanan seperti itulah kami bertemu, merasa sangat
    cocok satu dengan yang lainnya, dan lalu bersahabat seperti sekarang.

    “Gini, gini..” Gary tiba-tiba angkat bicara dengan logat betawinya yang khas.

    “Gue ade usul, dijamin seru. Tapi kagak ada yang boleh marah atawa tersinggung. Gimane, broer and
    sus?” Teman kita yang satu ini memang segudang idenya. Ada yang waras tapi lebih banyak yang aneh bin
    ajaib alias norak.

    “Usul ape loe, Bang? Jangan kayak nyang kemaren ye.. Bikin gue malu abis. Sompret loe!” Eddy nggak mau
    kalah betawi.

    Beberapa minggu yang lalu memang Gary mengajak main “truth or dare” yang mengakibatkan Eddy lari
    keliling lapangan parkir salah satu restoran di bilangan Kemang dengan hanya bercelana dalam.

    Kakinya yang kurus dan tanpa bulu itu benar-benar pas buat diteriaki oleh para pengunjung yang lain,
    “Wow, seksi bener nih.. Tapi kok jenggotan ya??” Hobi temanku yang satu ini memang memelihara jenggot
    sejak SMA, dan cukup lebat pula.

    “Diem dulu loe. Lagian ini buat para cewek-cewek. Loe kan kakinya doang yang wanita, sisanya waria..”
    sambaran maut Gary yang demikian membuat Eddy mati kutu.

    “Jadi..” lanjut Gary, “Setuju nggak?”

    Kami saling berpandangan. Aku sendiri agak was-was kalau Gary yang memberi usul, karena biasanya
    diperlukan keberanian extra untuk “bermain” dengannya.

    “Apa dulu idenya?” Hanik dan Poppy bicara hampir bersamaan. Sedangkan Carol malah cuek, asik
    mengepulkan asap berbentuk bulatan-bulatan dari mulutnya. Mulai suka bercerutu ria juga, dia ternyata.

    Cerita Sex Lelaki Hiper Reno juga agak cuek sambil memeluk pinggang istrinya tersebut dengan mesra sambil menciumi tengkuk
    Carol yang jenjang. Sialan, pikirku. Si Reno hoki bener bisa dapet bini kayak bidadari begitu.

    Aku tahu Hanik juga cantik, tapi yah, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau!
    “Loe pade lihat itu segerombolan cowok-cowok yang di meja seberang?” Gary menyorongkan dagunya ke arah
    yang dimaksud.

    “Yang dari tadi gue perhatiin pada jelalatan ngeliatin penyanyi cewek yang pantatnya bohai itu.. Lihat
    kan?” lanjutnya antusias.

    “Oh itu. Mau ngapain, Gar? Loe mau suruh bini gue ke sono, terus nabokin satu-satu? Hehehe..” Si Benny
    nyerocos nggak jelas. Apa dia mulai mabok? Padahal cuma minum ice lemon tea doang.

    “Loe juga.. Diem dulu dong, broer.” Gary mulai agak kesal.

    “Gue lihat mereka udah pada horny semua gara-gara ngeliatin pantat cewek penyanyi itu. Tuh, lihat
    sampe mau megang segala. Ck ck ck..”

    Memang kulihat mereka duduk sangat dekat dengan panggung, jadi mungkin saja.

    “Let’s play a game. I call it, ‘Seduce or be seduced’ game.” Wah, mulai coro Inggris, Si Gary. Gawat
    nih, pikirku.

    “You go there, pick one or two or more guys, whatever, and then dance with him. Try to seduce him
    while dancing. If we see and decide that you’re the one who got seduced, then you loose and you must
    buy all of us here a round of drinks.” Waduh bagus juga Inggrisnya bocah ini ternyata, lho.

    “Nyang ber-alkohol, ye!” Yah, jadi betawi lagi dia. Sambil ngomong gitu, dia melirik ke arah Benny
    yang masih asik dengan ice lemon tea nya sambil nyengir jahat.

    “Reseh loe, kunyuk!” Merasa disindir, Benny nyolot.

    “Gue lagi mau menjauhi minuman keras nih. Supaya “itu” gue bisa lebih keras. Huahahaha!”
    Kami semua sampai kaget denger kerasnya tawa Benny.

    Orang satu ini memang dulunya jagoan minum, tapi belakangan, entah mengapa kegemarannya itu hilang
    tiba-tiba. Mungkin mau mengambil hati orang tua Poppy.

    “Udah keras banget kok, Yang..” Poppy menggelendot manja di bahu Benny sambil memberikan ekspresi
    horny.

    “Berasaa banget..” katanya lagi. Ya ampun..

    “Eh, Gar.. Loe mau jadiin bini gue perek, apa?” kataku sedikit ketus. Sebenarnya aku deg-degan juga
    kalau-kalau Hanik tertarik sama ide gila ini.

    “Kalau bini gue digrepe-grepe orang, gue keberatan nih.” kataku lagi. Sebenarnya aku sengaja supaya
    Hanik makin tertantang. Kukedipkan mataku ke arah Gary, dan langsung dia paham. Dihisapnya rokoknya
    dalam-dalam tanda mengerti akan maksudku.

    “Tenang, Ra. This is just a game. Belum tentu juga ada yang mau sama bini loe.” tandas Gary.
    That’s done it. Mata Hanik langsung melotot ke arah Gary dan berdiri.

    “Eh, denger ya, Bang betawi.. Lelaki yang nggak suka sama gue pastilah hombreng atau buta atau yang
    masih bayi.

    Ya nggak, Pop? Rol, Carol.. Jangan nyerutu doang dong dikau.” Hanik menyerang membabi-buta. Tercium
    bau alcohol dari mulut istriku.. Hmm pasti seru nih. Hanik akan sangat nekat kalau sudah fly.

    “Iya nih, Si Abang. Tega nian kau berkata demikian kepada kawanku yang bohay ini..” Poppy mulai teler
    juga kayaknya.

    “Carol.. Say something, sexy..” sambil ngomong gitu Poppy mengelus-elus paha kiri Carol yang
    terpampang mulus diseberangnya. Darahku berdesir melihatnya.

    “Wah, mulai ada ‘live show’ nih. Asiikk..” Eddy tiba-tiba nimbrung sambil melihat ke arah Poppy dan
    Carol. Padahal sepertinya dia tadi lagi asik ngobrol sama seorang cewek ABG yang duduk di meja sebelah
    kami.

    “Iihh, Poppy.. Ntar gue basah nih loe elus-elus gitu..” kata Carol sambil menjilat bibir sexynya
    dengan gaya horny yang dibuat-buat. Gila, pikirku. Bisa ngaceng berat nih gue.

    “Gue rasa semua cowok di sini bakalan horny sama Hanik, tapi apakah Haniknya berani?? Hmm?? Berani
    nggak, sayang?” Yah, Poppy malah nambah manas-manasin Hanik.

    Hanik memandang sebentar ke arah Poppy yang langsung asik lagi dengan cerutu dan ciuman-ciuman kecil
    suaminya di tengkuk dan lehernya. Tanpa berkata apapun, berjalanlah dia menghampiri meja seberang yang
    penuh cowok-cowok horny. Ada 6 orang jumlahnya.

    This is one bad combination.. Satu cewek cantik nan seksi setengah mabuk yang merasa ditantang, dan
    sejumlah cowok-cowok keren yang sudah sangat horny. Very bad.

    Setiba di meja seberang, Hanik langsung pasang aksi. Aku dan teman-temanku memperhatikannya dengan
    sedikit tegang. Mula-mula kulihat dia berbicara dengan salah seorang dari mereka sambil bergaya agak
    genit namun tetap anggun.

    Tak berapa lama kemudian, turunlah mereka ke lantai dansa sambil bergandengan tangan. Lelaki itu
    berpostur sedikit lebih pendek dariku, tapi sangat atletis. I think he’s a gym rat. Kekar sekali,
    mungkin ada keturunan Arabnya.

    “Damn, beneran Si Hanik. Are you OK, buddy?” Reno bertanya setengah berbisik kepadaku.
    “Fine. Gue mau lihat ini arahnya kemana. Tenang aja dulu, man.” Ujarku ke Reno.

    “Wah, mulai ngegrepe tuh orang.” Tangan lelaki itu kuperhatikan mulai mengelus lengan atas istriku
    yang terbuka. Terus dielus-elusnya, lalu mulai turun ke pinggang dan berhenti di sana.

    Saat dipegang pinggangnya, Hanik berjoget dengan seksi sambil mengangkat kedua lengannya sambil
    meliuk-liukan pinggulnya mengikuti irama musik pop-jazz. Liukan pinggulnya yang seksi, ditambah dengan
    ekspresi wajahnya, sungguh dapat membuat lelaki manapun terangsang. Lalu wajahnya sedikit didekatkan
    ke wajah Si lelaki sambil tersenyum kecil.

    Jemari kirinya mengelus wajah lelaki itu yang tampak macho dengan brewok tipisnya. Diperlakukan
    demikian, Si lelaki mulai berani, lalu tangan kanannya bergerak pelan ke arah pantat istriku yang
    padat seksi itu. Mulai dielusnya pelan pantat istriku, dan air mukanya sedikit berubah karena
    didapatinya istriku memakai G-string.

    Kulihat ia berbisik sesuatu kepada istriku, lalu istriku tertawa menengadah sambil tangannya perlahan
    turun merangkul leher lelaki tersebut. Terlihat begitu mesranya, sehingga bagi orang-orang yang tidak
    tahu pasti mengira mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta.

    Istriku lalu balas berbisik kepadanya, dan.. Hei! Lelaki itu mendekap pantat istriku dengan kuat
    sehingga dari pinggang ke bawah tubuh mereka menempel erat.

    Cerita Sex Lelaki Hiper Keduanya lalu bergoyang erotis sambil meliuk-liukan pinggul mereka. Hanik, istriku yang cantik, tampak
    semakin seksi dengan gerakan-gerakan itu. Kulihat semua teman-temanku menelan ludah, baik yang pria
    maupun yang wanita. Termasuk Carol, yang sudah hilang konsentrasi pada cerutunya itu.
    “Gila, gue jadi horny ngeliat bini lu sama tuh cowok.” begitu celetuk Poppy. Kuperhatikan wajahnya
    memerah dan dadanya naik turun. Mungkin benar, napsunya naik. Kuakui, aku pun demikian.
    “Iya nih. Hebat! Gue akuin deh bini lu, broer!” jakun Gary naik-turun.

    Aku tersenyum saja sambil pura-pura tidak begitu peduli dan menyalakan rokokku. Entah yang keberapa
    batang.

    Gerakan yang memutar itu kemudian berganti. Hanik dengan antusias tampak menggosok-gosokkan
    selangkangannya ke selangkangan lelaki itu, naik-turun, sambil merangkul erat lehernya. Sang lelaki
    tak mau kalah, mulai menciumi leher mulus istriku perlahan dari atas sampai ke dekat belahan dadanya
    yang montok, dan sebaliknya.

    Cerita Sex Lelaki Hiper

    Cerita Sex Lelaki Hiper

    Begitu terus beberapa saat. Jelas terlihat dari wajah mereka bahwa birahi keduanya sudah memuncak.
    Tangan kanan Hanik terlihat turun ke pantat Si lelaki dan meremas-remasnya kuat. Begitu pula tangan
    lelaki itu menyengkram erat kedua bongkah padat pantat istriku yang masih bergerak naik turun,
    perlahan namun pasti.

    Makin lama kulihat gerakan Hanik makin kuat dan sedikit dipercepat. Wajahnya pun berubah jadi lebih
    liar dan agak memerah. Dadanya yang padat membusung makin dibusungkan dengan tengadahnya kepalanya ke
    belakang.

    Remasan pada pantat lelaki itu makin kuat dan sekarang ia menghisap jari tengah kirinya sendiri. Hanik
    bergerak makin cepat, makin mantap.. Kepalanya semakin jauh terlempar ke belakang.. Hisapan pada
    jarinya semakin kuat

    Cengkraman pada pantatnya semakin menjadi-jadi.. Dan.. Tiba-tiba pinggulnya berhenti bergerak naik-
    turun. Terlihat pantat dan selangkangannya berkedutan diatas selangkangan lelaki itu, sambil bibirnya
    dengan liar mengulum bibir lelaki tersebut yang terlihat agak shock dengan itu semua.

    Lalu dengan perlahan cengkraman mereka mengendur, namun masih berciuman panjang dan mesra.
    Hanik, istriku yang sangat kucintai, milikku seorang, mencapai orgasme dengan lelaki lain di lantai
    dansa sebuah Nite Club dengan disaksikan oleh setidaknya 12 orang.

    Lima di meja seberang, dan tujuh di meja kami. Hatiku terasa sangat kacau, antara kaget, bingung dan
    napsu bercampur menjadi satu.

    Kuperhatikan Hanik berbisik lagi kepada lelaki itu, Si lelaki mengangguk, tersenyum, mencium pipinya.
    Istriku lalu kembali berjalan pelan ke arah kami.

    Tanpa berkata apapun ia lalu duduk bersebrangan denganku tepat di samping Poppy, lalu meletakan
    kepalanya di bahu gadis itu sambil menyender di sofa panjang tempat duduknya. Tak berapa lama, ia
    tertidur.

    Tak ada satupun dari teman-temanku yang berani memandangku, kecuali Carol yang memandangku dengan
    dingin sekali namun menyelidik. Aku tidak tahu apa arti pandangannya itu.

    Yang jelas, aku mencoba sekuat tenaga seakan tak tahu apa yang terjadi barusan, walaupun cukup jelas
    terlihat ada noda basah di gaun Hanik, tepat didepan selangkangannya.

    “Pop, tolong dong bangunin Hanik. Kasihan dia kayaknya capek banget. Kita duluan ya!” begitu rokokku
    selesai kuhisap, kuminta Poppy untuk membangunkan Hanik, memberinya minum segelas air putih dingin,
    dan aku menggandengnya pulang setelah say goodbye pada kawan-kawanku. Tak sepatah katapun keluar dari
    mulut istriku.

    “Are you OK, babe?” tanyaku pada Hanik, tanpa menoleh, dalam perjalanan pulang kami di dalam mobil.

    Mobil ini adalah sebuah BMW seri 5 terbaru yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri. This car is a
    testament to my success, and I’m so proud of it.

    “No.” ujarnya lirih. Lho, ternyata ada air mata di kedua pipinya.

    “Maafin aku, sayang.. Aku keterlaluan..” tangisnya mulai keras dan terisak-isak.

    “That was very wrong, I was so drunk and I am so sorry it happened.” dengan terbata-bata istriku
    berkata.

    “It’s fine, babe. Aku sekarang hanya mau dengar dari kamu sendiri, dengan detail, apa yang terjadi
    tadi di sana?” kupertegas suaraku.

    “I want you to be honest with me, and I will forget it all”.

    Cerita Sex Lelaki Hiper Hanik menunduk sambil masih terisak pelan. Diam seribu bahasa. Sampai akhirnya kami tiba di rumah.
    Kutekan klakson mobilku pendek-pendek dua kali, dan beberapa detik kemudian pembantu rumah tangga kami
    terlihat tergopoh-gopoh keluar sambil masih mengantuk. Kulirik jam di mobilku. Pk 2:52 dini hari,
    nggak heran kalau dia ngantuk.

    Setibanya di kamar tidur, kubuka pakaianku satu persatu, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di
    dalam kamar. Hanik menyusul tak lama kemudian, pada saat aku sedang menyabuni tubuhku. Penisku terasa
    menegang melihat tubuh telanjang istriku sambil masih terbayang permainannya tadi di Club.

    Aku terbayang betapa erotisnya mereka bergoyang dan betapa air maniku juga hampir menyembur tatkala
    Hanik mencapai orgasme. Hentakan dan kedutan pinggulnya yang liar saat dia mencapai puncak birahinya
    terus menari-nari di kepalaku membuatku tak sadar mengelus sendiri penisku yang 22 cm sudah sangat
    tegang.

    Hanik terperangah melihat ulahku itu. Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum penuh arti. Dia
    mendekatiku dan melekatkan payudara montoknya ke punggungku. Markas Judi Online Dominoqq

    “So, that was a turn-on for you, eh?” sambil berkata begitu tangannya mengusap pundakku, terus turun
    ke lenganku dan bergerak ke arah selangkanganku.

    Sampai di sana, tangannya mengambil alih kegiatan tanganku yang sedang mengelus penisku turun naik.
    Merinding aku dibuatnya, pinggulku sedikit tersentak, dan napasku jadi tertahan.

    Kepala penisku yang keunguan dan sudah mengeluarkan “pre-cum”nya jadi semakin licin dan nikmat terasa
    dengan adanya sabun yang dibalurkan istriku.

    “Kalau digituin terus, aku bakalan keluar, sayang.” kataku setengah berbisik.

    “Kamu seksi sekali tadi. Did you cum on the dance floor?”

    “Ehmm.. What do you think?” Hanik terus mengocok pelan penisku. Kurasakan air maniku akan segera
    menyembur. Aku yakin Hanik juga merasakannya.

    “Sayang, kontol kamu rasanya udah gede banget dan anget. Are you cumming, baby?” Namun begitu Hanik
    malah makin perlahan mengocoknya, dan genggamannya diperlonggar.

    Jarinya tiba-tiba menekan pangkal penisku untuk menahan gelombang air mani yang akan segera meluap.
    Aku jadi blingsatan dibuatnya.

    “Aduh, aku udah hampir sampai tuh, tadi.” Aku protes sambil mencoba mengocok sendiri penisku. Tapi
    tanganku dipegangnya.

    “Eit, kamu nggak boleh ngocok sendiri. Sabar dong, sayang. Let’s finish up and go to bed.” Sambil
    mengecup bibirku ringan, Hanik bergegas mandi dan setelah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya. Ia
    lalu masuk ke dalam selimut dengan tubuh polos. Aku mengikutinya dengan semangat di sebelah kanannya.

    Dengan lembut Hanik mengelus penisku yang sudah agak melemah di dalam selimut. Penisku tiba-tiba
    bangkit kembali dan berdiri dengan tegar.

    Hanik lalu mulai mengocok penisku lagi sambil menghisap dan menjilati puting kiriku. Cairan dari
    penisku sanaget nikmat dijadikan pelumas oleh istriku. Kurasakan juga kedua biji pelirku dielus dan
    sedikit diremasnya. Benar-benar gelisah aku dibuatnya.

    “Aku bilang sama Adam bahwa dia ganteng, dan aku pingin joget sama dia.” Tanpa ba-bi-bu Hanik mulai
    bercerita. Ternyata lelaki itu bernama Adam.

    “Dia OK aja, lalu kugandeng dia turun.” Suaranya mendesah dan setengah berbisik.
    Daun telingaku dan leherku diciumi dan dijilatinya lembut. Penisku kurasakan makin tegang dan benar-
    benar mulai membasah.

    “Waktu sedang asik-asiknya berjoget, aku ngerasa tangannya kok jadi berani dan mengelus-elus pantatku.
    Tapi aku diamkan saja, karena kupikir, ‘Let’s play the game’. Terus terang aku jadi horny digitukan.”
    Demikian cetus Hanik sambil jilatannya mulai turun ke dada dan perutku.

    Agak geli rasanya saat perutku dijilatnya, tapi tak lama karena lalu kepala penisku jadi sasarannya.
    “Aahh..” setengah berteriak aku merasakan kehangatan mulut istriku yang menjilati dan mulai mengulum
    kepala penisku.

    “Masukkan sampai dalam, sayang.. Oohh.. Hisap, sayang.. Eemmhh.. Eemmhh.. Aahh..” aku mulai meracau
    merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    Mendadak Hanik melepaskan penisku dari mulutnya, lalu meludahi kepalanya sedikit sambil terus
    mengocoknya pelan dan berkata.

    “Adam membisikiku katanya ‘kamu seksi sekali. Saya suka wanita yang memakai G-string. Very sexy!’ Aku
    tertawa saja mendengarnya, tapi senang juga dipuji begitu.”

    Tangannya membuat gerakan seperti memelintir naik-turun penisku dan menggenggamnya agak keras,
    membuatku mendelik-delik keenakan.

    “Aku bilang juga sama dia, ‘kamu juga macho banget sih, bikin aku horny aja’. Suaraku kubuat seseksi
    mungkin supaya dia makin berani.”

    Setelah berkata begitu, lagi-lagi penisku jadi sasaran hisapan mulutnya dan jilatan lidahnya. Ohh,
    nikmatnya tidak terkira.

    “Terus terang memekku basah sekali waktu itu. Apalagi waktu kita bergerak-gerak memutar. Aku bisa
    ngerasin kontolnya Adam menekan clit-ku. Aku jadi sadar kalau dia juga pasti merasakan juga clit-ku di
    kontolnya.

    It makes me so horny..” Kulihat jari istriku bermain di kelentitnya dalam posisi menungging. Seksi
    sekali. Bau kewanitaannya mulai menusuk hidungku dan menambah birahiku.

    Aku tak tahan lagi, kurengkuh tubuh istriku, dan saat dia masih dalam posisi menungging, kusodokan
    penisku perlahan ke dalam memeknya. Ahh.. Basah, hangat dan terasa berdenyut lembut. Kukeluar-masukkan
    dengan mantap penisku sambil kucengkram pinggulnya erat.

    “Oohh, baby.. Fuck me.. Fuck me.. Oouughh.. Enak banget sayang..” Hanik terengah-engah dalam birahinya
    yang liar. Pinggulnya bergerak maju-mundur menambah dalam terobosan penisku dengan sangat erotis.

    Buah dadanya berguncang-guncang ke depan dan ke belakang membuatku ingin menjamah dan meremasnya.
    Namun tanganku malah bergerak ke kelentitnya dan mengosok-gosoknya lembut dengan jari tengahku. Hal
    itu membuatnya makin berkelojotan.

    Cerita Sex Lelaki Hiper “Shit.. Baby, aku pingin keluar.. Ooughh.. Cepetin kontol kamu, sayang.. Oohh..” Hanik benar-benar
    mendekati puncak birahinya. Saat kepalanya menoleh kearahku, kusambut & kukulum bibirnya dan
    kuhentikan gerakanku. Tangan kiriku meremas buah dada kirinya dengan gemas.
    “Kok stop, sayang? Ayo dong, sayang..” Hanik dengan gelisah berusaha memaju-mundurkan pinggulnya, tapi
    kutahan dengan sekuat tenaga dengan mencengkram pinggulnya. Tapi aku tetap membiarkan penisku di dalam
    vaginanya. Kuperhatikan ada cairan putih kental di pangkal penisku yang adalah cairan birahi istriku
    yang sudah membanjir.

    “Continue your story atau aku akan berhenti di sini.” Sambil berkata begitu, aku terus mengosok-gosok
    kelentitnya pelan untuk membuatnya makin bernapsu. Kuremas lembut buah dadanya dan kumainkan pentilnya
    yang sudah sangat keras.

    Kurasakan vaginanya berdenyut pelan beberapa kali. “Waktu sudah beberapa saat kontol menekan memekku,
    aku tahu kalau aku nggak akan berhenti sampai aku orgasme. Enak sekali soalnya.” Hanik melanjutkan
    ceritanya. Akupun mulai menggoyang pantatku lagi.

    “Aku benar-benar nggak peduli lagi siapa yang ngelihat atau apa yang bakalan terjadi nantinya.”
    “Lalu aku putuskan untuk benar-benar mendapat orgasme. Ku cengkram pantatnya supaya lebih mantap dan
    aku bergerak naik-turun karena dengan begitu aku yakin bisa lebih cepat.

    Dan Adam mengerti yang aku mau kerena kurasakan dia juga menyengkram pantatku dengan erat sehingga
    gesekannya sangat terasa..” sambil bercerita Hanik memaju-mundurkan pinggulnya menyambut kontolku.

    Aku lalu mencabut kontolku dan telentang di ranjang. Hanik mengerti maksudku dan dengan cepat menaiki
    tubuhku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Cairan birahinya terlihat
    meleleh di paha bagian dalamnya.

    Tubuhnya yang bergerakn naik-turun-memutar mutar sangat seksi luar biasa dan aku merasa tidak lama
    lagi akan menyemburkan air maniku di dalam vaginanya. Penisku terasa demikian nikmat di dalam pijatan
    dan gesekan vagina istriku. Kuremas kedua buah dadanya yang bergelayut manja dan bergoyang kekiri dan
    kekanan.

    “Benar aja, nggak lama kemudian aku ngerasa orgasmeku udah makin dekat dan akupun semakin cepat ingin
    mencapainya.” Hanik melanjutkan ceritanya.

    “Oouugghh.. Baby.. I’m cumming.. Oohh, I’m gonna cum.. Yess.. Aagghh..!” Hanik berteriak keras saat
    puncak kenikmatan birahi menyergapnya.

    Aku bergerak semakin cepat dan liar. Kuremas pantatnya, dan kusodok-sodokkan penisku dengan cepat ke
    dalam vaginanya yang berkedutan sangat kuat, berkali-kali.

    “Yaahh.. Aagghh.. Oh fuck.. Aku juga mau keluar, sayaang.. Aahh.. Aarrgghh..!! Dengan beberapa kali
    sodokan kuat dan cepat aku mencapai orgasmeku yang tertunda begitu lama. Tubuhku terasa enteng dan
    melayang.

    Kukeluar-masukkan terus penisku beberapa kali lagi sampai kurasakan tuntas semburan air maniku. Vagina
    istriku berdenyut-denyut kuat beberapa kali menambah indah orgasme kami.

    Hanik ambruk di atas tubuhku. Hanya napas terengah kami berdua yang terdengar bersahutan. Tubuh kami
    terasa licin oleh keringat yang membanjir. Kuelus-elus lembut punggung dan pantat telanjang istriku,
    sambil kucium kepalanya. Buah dadanya naik-turun seirama dengan napasnya terasa lembut di atas dadaku.

    Amat nikmat permainan seks kami kali ini. Mungkin aku akan membuat tantangan-tantangan baru untuk
    istriku lagi nanti. Hmm.. But it’s a different story!

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Bugil Sophie Smith, melepas celana putihnya untuk memperlihatkan memek berbulu

    Foto Bugil Sophie Smith, melepas celana putihnya untuk memperlihatkan memek berbulu


    2600 views

    Duniabola99.com – foto gidis lambut gelap bugil melepas semua pakaiannya Sophie Smith menampilkan toketnya yang gede dan kenyal – kenyal dan juga menampilkan memeknya yang berbulu lebat sambil mengangkang diatas kursi sofa. Fortunebet99

    Koleksi Foto Memek Cewek Cantik Ngangkang, Foto Tante Cantik Cuma Pakai BH CD, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru & imut, Kumpulan foto cewek cantik, Kumpulan Gadis Cantik Berbaju Seksi,

  • Kisah Memek Mahasiswi Bringas Seks

    Kisah Memek Mahasiswi Bringas Seks


    2600 views

    Duniabola99.com – Cerita ini terjadi beberapa waktu yang lalu. Semuanya bermula ketika penerimaan mahasiswa baru di kampusku. O iya, aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi ternama di kotaku. Saat itu, maklumlah namanya juga senior, maka semua mahasiswa baru baik itu mahasiswa baru cowok maupun cewek tunduk atas semua perintahku. Agen Joker8899


    Pada hari kedua orientasi pengenalan kampus, aku berkenalan dengan seorang mahasiswa baru yang bernama Reny dan berasal dari luar pulau. Anaknya imut-imut, manis dan lucu, membuatku sangat tertarik kepadanya. Berbagai cara pun kucoba untuk melakukan pendekatan, sehingga berhasil menjadikannya pacar.

    Singkat cerita, setelah dua bulan pacaran aku mengajak dia jalan-jalan ke rumahku yang kebetulan lagi kosong. Setelah sampai di rumah, kami bercerita sebentar, mulai dari hal-hal yang berbau kampus hingga menyentuh masalah seks. Ternyata ia melayaniku dengan semangat, sampai pikiranku pun melayang ke hal-hal yang tidak-tidak. Aku berusaha memancingnya terus dengan menambah bumbu-bumbu cerita, dan dia pun terangsang. Perlahan-lahan kudekatkan tubuhku padanya dengan hati-hati, takut siapa tahu dia menolak. Diluar dugaan, dia tidak menghindar, maka kucoba lebih jauh lagi dengan cara menciumnya. Ternyata dia membalas kecupanku dengan penuh nafsu. Aku menjadi lebih berani lagi.

    Aku berusaha untuk membuka baju dan celana panjang yang ia pakai. Ohh betapa indahnya bentuk tubuhnya ketika kulihat hanya menggunakan penutup buah dada dan celana dalam putihnya. Aku pun tidak tahan lagi, sambil mengulum bibirnya yang basah, aku pun membuka seluruh pakaianku. Dia terkejut dan takjub ketika melihat batang kemaluanku yang besar telah tegang.
    Dia membuka penutup dada dan celana dalamnya dan memegang batang kemaluanku sambil berkata, “Kak, besar sekali punyamu, aku kok ingin mencobanya..!”
    Sambil menahan nafsu, aku membaringkan Reny ke lantai.

    Awalnya kami hanya bergelut dengan saling berpelukan saja, tetapi keinginan untuk melakukan yang lebih dari itu pun tidak dapat kami bendung lagi. Hingga pikiran sehat dan rasa ingin memeperlakukan Reny selayaknya wanita yang baik pun sirna saat itu. Kami saat itu sudah dilingkupi oleh keinginan birahi yang sangat tinggi.
    “Ren.., aku ingin mencium milikmu, boleh kan..?” tanyaku merayunya.
    “Oh.., Kak.. Lakukan saja, aku sudah tidak tahan lagi..!” jawabnya sambil tangannya mencoba memegang batang kemaluanku yang sudah berdiri tegak itu.


    Kami saling melakukan oral seks dengan posisi 69. Kegiatan kami yang satu itu berlangsung hingga 10 menit, dan kami pun terhenti bersamaan karena rupanya sama-sama menginginkan hal yang lebih lagi.

    Setelah itu aku mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang keperawanannya secara perlahan-lahan. Dia meringis menahan sakit yang teramat sangat, tapi tidak berusaha untuk menolakku. Aku pun bertambah semangat untuk mengocok liang keperawanannya dengan cepat sambil menggoyangkan pinggulku.

    Setelah 15 menit kami bermain cinta, aku mengajaknya terbang ke alam nikmat.
    Aku mendengarnya mendesis, “Ssshh.. ahh.. Kak.., nikmat sekali.., teruuss.. Kaak.. sepertinya ada yang mau keluaarr..”
    Aku berpikir bahwa dia sudah mencapai orgasme yang pertama, terus saja aku mengocoknya dan tiba-tiba, “Kakk.. aku keluar..!” dan memuncratlah cairan kental berwarna putih kemerah-merahan, tanda bahwa keperawanannya telah kutembus.

    Sampai empat kali dia mengalami orgasme. Dia kulihat mengalami lemas lunglai, sedangkan aku sendiri belum. Lama-kelamaan daya tahanku mulai berkurang juga. Sambil menahan rintihan kenikamatan, aku merasa spermaku sudah saatnya dikeluarkan. Aku pun mengeluarkan batang kemaluanku dari dalam liang kewanitaannya sambil mengerang.
    “Aaahh.. Reny.. kamu betul-betul hebat sayang..!” dan cairan putih kental dari dalam batang kemaluanku tertumpah di wajahnya.
    Dia kemudian menjilati batang kemaluanku yang besar itu sambil tersenyum puas.


    Setelah bersih dari cairan sperma dan cairan kewanitaannya, aku pun mengecup bibirnya dengan hangat. Kami kembali melakukan percintaan sambil berpelukan di bawah lantai. Tidak terasa kami pun tertidur pulas.

    Setelah terbangun, aku melihat Reny masih tertidur pulas di lantai. Aku duduk sebentar di sofa. Tiba-tiba aku teringat pengalaman masa lalu saat aku berumur 15 tahun. Aku mempunyai seorang tante yang bernama persis dengan nama pacarku ini. Ya, nama tanteku juga Reny. Waktu itu aku dan tante tinggal serumah, karena ayah dan ibuku lagi keluar kota untuk mengurus pernikahanpamanku.

    Karena takut tidur sendiri, maka tanteku minta tolong agar aku menemaninya di kamarnya, kebetulan di kamar tanteku ada dua buah tempat tidur yang letaknya bersampingan. Malam itu entah karena kelelahan, aku dan tanteku lupa memasang anti nyamuk elektrik, dan bisa ditebak seluruh badanku diserbu nyamuk yang memang tidak tahu diri.

    Tengah malam aku terbangun karena tidak tahan akan serangan nyamuk yang tidak tahu diri itu. Aku berbalik ke arah tanteku dan melihat dia tertidur pulas sekali. Karena kamar itu hanya diterangi lampu pijar 10 watt, maka samar-samar aku dapat melihat tubuh molek tanteku yang terbaring merangsang. O ya, walaupun sudah berumur 26 tahun, tanteku mempunyai wajah yang masih sangat muda dan cantik. Entah karena nafsu, aku memberanikan diri menghampiri tanteku. Kulihat daster yang dipakainya tersibak di bagian selangkangannya.

    Aku mencoba mengintip dan melihat gundukan kecil dari balik celana dalamnya. Ah, betapa aku ingin melihat yang ada di balik celana dalam itu.
    Tiba-tiba tanteku terbangun, “Hei.., apa yang kamu lakukan..?”
    Karena terkejut, aku pun menjawab asal-asalan, “Tadi aku melihat tikus tante..”
    Tante Reny menjerit sambil memelukku, “Ahh.., dimana tikusnya..?”
    Sambil terbata-bata karena gugup, aku menjawab bahwa tikusnya sudah lari. Aku pun kembali ke tempat tidur dan akhirnya tertidur pulas hingga pagi hari.

    Keesokan harinya, saat sarapan aku lihat tanteku tersenyum-senyum sendiri, tapi aku takut untukmenanyakannya. Aku merasa, kalau tanteku itu sepertinya mengetahui kelakuanku tadi malam, tapi karena memang aku masih merasa tidak enak dengan tanteku, maka aku pun diam saja.


    Malam harinya aku sengaja tidak tidur agar bisa mengambil kesempatan seperti malam sebelumnya. Dan saat itu pun tiba. Tepat tengah malam, saat kulihat tanteku tertidur pulas, aku mengendap ke tempat tidurnya dan mencoba mengintip. Astaga, yang kulihat bukan lagi celana dalam putih yang biasa dipakainya, melainkan gundukan kecil yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Sambil membayangkan yang tidak-tidak, aku tidak menyadari bahwa celanaku sudah merosot turun. Ya, tanteku ternyata tidak tidur.
    “Masih belum tidur, De..?” tanyanya.
    Aku pun sadar karena tenyata tante Reny memegang batang kemaluanku dan berkata, “Wah.., sudah besar yaa..?”
    “Ihh.., geli tante..!” jawabku mencoba menghindari pegangan tangannya di kemaluanku.

    Tidak hanya itu saja, karena kemudian tanteku bagun dari tempat tidurnya dan langsung mengulum kemaluanku yang sudah jelas berdiri dengan tegaknya. Dia mengulum, hingga aku meringis menahan rasa nikmat dan sedikit kesakitan, karena memang tanteku terlalu bernafsu mengulum kemaluaku, hingga sempat giginya menyentuh batang rudalku. Tante Reny kemudian membuka seluruh pakaiannya dan menyuruhku untuk naik ke atas. Dia membimbingku untuk menindihnya.

    “De.., ayo naik..! Tante tahu kok kamu juga ingin kan..?” katanya manis mencoba membujukku.
    Aku pun naik dan tanteku membimbing batang kemaluanku yang saat itu masih belum terlalu besar masuk ke dalam liang kewanitaannya sambil mengerang.
    “Ayo.. De.., kamu pasti bisa. Jangan diam begitu dong..! Gerakkan maju mundur. Ayoo, yahh.. begitu.., ahh enak De..!” katanya kesetanan.
    Benar-benar aku mencoba mengerahkan segala kekuatan dan keahlian yang kudapat dari beberapa kali menonton film porno untuk menerapkannya pada perbuatan kami itu.

    “Terus De.., terus.., tante merasa enak..!” katanya memuji goyangan tubuhku dan rudalku yang mencoba memuaskan gairah kenikmatan tanteku.
    Aku pun merasa keenakan dan akhirnya, “Crutt.. crutt.. crutt..!” air maniku pun keluar.
    “Wah.., belum apa-apa sudah keluar. Tapi tidak apa-apa.., wajar kok bagi pemula..”
    “O ya.. tante.., normalnya berapa lama baru air mani keluar..?” tanyaku tanpa malu-malu lagi.
    “Satu jam..” katanya sambil tersenyum simpul.


    Kami terus saja melakukan hal itu dalam berbagai macam gaya. Aku tentu saja menikmatinya, karena itu merupakan pengalaman seks pertamaku.

    Setelah malam itu, kami beberapa kali melakukan hubungan seks sampai daya tahanku betul-betul teruji. Kami melakukan diantaranya di kamar mandi, sofa dan tentu saja kamar tanteku. Memang saat-saat bersama tanteku dulu, merupakan kenangan yang indah untuk kehidupan seksku.

    Aku terus saja melamun sampai kudengar suara Reny menegurku, ” Kak.., antarkan aku pulang..!” katanya sambil merangkul diriku.
    “Eh, Reny.., kamu sudah bangun..?” tanyaku terbata-bata karena kaget.
    “Kak.., lain kali kita bikin lagi yaa..?” pintanya manja.
    “Iyalah.., nanti. Enakkan..?” tanyaku lagi.
    “Iya.. Kakak hebat mainnya, Reny sampai ketagihan..!” katanya sambil merangkul tubuhku dengan erat dan kemudian mencium pipi kananku.
    “Iya dong.., siapa dulu..!” balasku juga sambil mencium keningnya.
    Hanya sebentar setelah percumbuan kami yang indah itu, kami berpakaian kembali dan membersihkan ruangan itu yang sempat agak berantakan. Kemudian aku pun mengantar Reny pulang dan tersenyum puas.

  • Kisah Memek Ngentot Tante Keenakan

    Kisah Memek Ngentot Tante Keenakan


    2599 views

    Duniabola99.com – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.


    Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya. Solaire99


    “Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …

    ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

    Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.


    Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.

    Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

    “Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.


    Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.


    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.


    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

    ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.


    Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih.

  • Kisah Memek Berawal Dari Tinggal Bersama Tante

    Kisah Memek Berawal Dari Tinggal Bersama Tante


    2599 views

    Duniabola99.com – Namaku Dodi, sedikit aku gambarkan bentuk fisiku aku orangnya sedikit ganteng perawakanku tinggi sekitar 175 cm, kulitku putih dan memiliki wajah rupawan.’ Kejadian ini sebenarnya telah terjadi setahun yg lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta .


    ’ Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan kerja praktek di sebuah perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan .’ Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari – hari dan buat yg lain .’ Maka dari itu, karena saya punya tante yg tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat itu .’ Tanteku ini bernama tante Evi, umurnya baru 25 tahun, belum lama menikah (kurang lebihnya baru setahun yg lalu) .’ Tetapi karena suaminya yg bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan .’

    Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota .’ Tante Evi sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Evi juga seorang wanita karir yg bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjaadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi .’

    Tanteku Evi orangnya manis, dibilang cantik enggak juga tetapi dibilang jelek ya enggak juga .’ Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yg indah dengan tinggi 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampoo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan .’ Bodinya itu yg aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya .’ .’ jadi kelihatannya masih bodi perawan .’ .’ Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Evi untuk sementara waktu bisa menumpang di rumahnya yg kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku .’

    Pertama kali datang ke rumah tante Evi, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yg sedih, tante Evi melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu .’ Suaminya bilang, “Tenang sajaa ma, kan ada dek Andi yg mau tinggal disini .’ .’ ga perlu takut kan ?? jadi ada yg bisa nemenin gitu” Tante Evi cuma mengangguk .’ Rumah tante Evi lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar .’

    Tetapi saygnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya .’ Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Evi yg ada di ruang tengah .’ Kelihatannya sepiii banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame .’ .’ biar rumah ini gak kayak kuburan saja .’

    Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame .’ .’ Tapi karena kesibukan tante Evi sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja .’ Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit ngobrolnya” Hari jum”at, di akhir pekan aku pulang agak malam .’


    Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Evi juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante Evi bisa langsung masukin mobilnya ke garasi .’ Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat .’ Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV .’

    Aku datang dan langsung nawarin teh yg aku bikin tadi dan tante Evi langsung meminumnya .’ Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini .’ .’ Jawab tante cuman kecapekan saja .’ trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang – orangnya enak .’ Sambil nonton TV aku dan tante Evi ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja .’ .’ Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yg emang udah laper dari tadi langsung beli dan juga beliin tante yg juga belum makan malam .’ Sehabis makan, aku langsung mandi .’

    Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa .’ Aku berusaha bangunun tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin .’ Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir bat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak .’ .’ trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya .’

    Sewwaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang “tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa” .’ Trus aku bilang “lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi .’ .’ ” tante trus bilang makasih ke aku .’

    “Oh ya, Ndi, kamu lagi mau ngapain ga ? kayaknya badan tante pegel-pegel nih .’ .’ mau ga mijitin kaki tante sebentar .’ .’?” tanya tante Evi .’ “Hmm,” ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq .’ .’!” Jawabku .’ Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit .’ Trus ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante .’

    “Ndi, tante tolong pijitin bentar ya .’ .’ Badan tante Pegel banget nih .’ .’, daripada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa .’ .’” .’ Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tanggannya halus” ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja .’ Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup .’ Badan tanteku ini putih bersih dan wangiii banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget .’ .’ Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak .’ .’ sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur .’


    Aku langsung ngambilin selimut buat tante .’ Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur .’ Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur .’ Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam .’ Pikirku, “Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan .’ ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng .’

    Aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante Evi sudah seger .’ .’ dan ga keliatan capek lagi .’ “Wah .’ .’ tanteku udah seger nih .’ .’ ” kataku .’ .’ Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe- sampe ketiduran .’ Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV lagi .’

    Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah .’ Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa .’ Ga lama maen game, bete juga pikirku .’ Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus .’ Ada yang indo, asia, sampe bule- bule .’

    Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras .’ Hehehhe” Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil- panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku .’ Aduhh” ketahuan deh aku lagi nonton bokeps, tante langsung mendekat ke aku, dan dan bilang, “kamu ya ndi, nonton sendirian aja .’ .’ bagi – bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante .’

    Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar .’ Ga lama nonton, tanteku lansung megang guling .’ Kayaknya tanteku ini udah teransang .’ .’ tingkahnya jadi aneh banget .’ .’ Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri .’ .’Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan .’ .’ trus nanya ke aku, “Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku .’

    Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah .’ .’ trus tanteku bilang, “Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja .’ .’ Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi” .’” kata tante .’ “Engga papa tante, kan malu kan masa” diliatin tante .’ .’??” Jawabku .’

    “Yah, cemen .’ .’ ngeliat aja ga boleh apalagi gituan .’ .’ ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? “tanya tante ” ya udah do .’ .’ dooong tante ” jawabku gugup .’ Trus tante balik ngejawab “Belum punya pacar ya .’ .’ ?? masih perjaka dong !! hhiihii .’ .’ Apa kau mau liat punya tante dulu nih ??” .’ .’ tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya .’ Trus ngeliatin semuanya ke aku .’ .’ “Nih punya tante .’ .’ masih bagus kan ??” jawab tante .’ Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin, .’ .’ Kesempatan kan ga dateng dua kali .’ .’ Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi .’ Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali .’ Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung .’ .’ aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !! .’ Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang .’ .’ Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Evi ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal .’

    “Nah gitu dong jangan malu-malu .’ .’ ga Gentel kalo masih malu-malu gitu .’ .’ Tititmu lumayan gede juga ya .’ .’ sama kaya punya suami tante .’ .’ hehehe .’ .’ bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .’ .’ Aku pegang ya ndi” kata tante .’ “Iiii ya tante, .’ .’ emang ga pernah aku cukur .’ .’ blom ada yg mau nyukurin sih tante .’ .’ Aku elus ya punya tante .’ .’” kataku, aku jadi ga gugup lagi .’


    Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian mbuka BHnya .’ .’ “Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya .’ .’ aku mau jilatin nenennya ya .’ .’” Aku langsung saja ngejilatin abis nenenya gantian kiri dan kanan .’ .’ ukurannya lumayan gede, 36B .’ Aku semakin terangsang karena tante Evi terus saja ngelus-elus batang kemaluanku .’ Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti- hentinya ngelus-elus Memek tanteku yg emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik .’ .’ “Jangan ditarik dong sayg, kan atit .’ .’ ” Kata tante .’ “tapi enak kan tante .’ .’ ” jawabku .’ Kuubahkan posisiku, lalu aku jilatin Memeknya yg kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut nya, aku buka belahan Memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu .’

    Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante Evi menggelinjang keenakan .’ Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya .’ Kukocok – kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan .’ .’ “Ochh” ohh .’ .’uhhhh” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsug dijepit pahanya, karena tanteku kegelian .’ ga lama kemudian, “Tante mau pipis nih .’ .’ adhuuhhh” adhuuh .’ .’” kata tante .’

    Trus aku bilang saja “ya pipis aja disini gapapa tante .’ .’ ” jawabku .’ “Aahhhhh .’ .’ uuuhhhhh” enaaakkkk” nghhhhhhhh” suara tanteku yg mendesah-desah .’ trus tanteku pipis karena orgasme ygsangat amat .’ .’ karena keluar air banyak banget .’ .’ sampe netes- netes .’ Abis itu gantian, kontolku yg dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot .’ .’ “Adhuhh tante .’ .’ kena muka tante deh .’ .’ maaf ya .’ .’” Tanteku senyum-senyum dan berterima kasih .’ .’ Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelfon .’

    Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi .’ Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV .’ Ga lama tante Evi teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi “handuk putih tante dimana ya ? ” .’ Rupanya dari tadi suaminya nelfonin .’ Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh .’ “Oh di jemur di belakang tante .’ .’ aku ambilin apa ??” jawabku .’

    Tau- tau tante Evi dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah .’ Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali .’ .’ gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan .’ heheheh” Tante langsung menuju kamar mandi yg ada di dalam kamarnya .’Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur .’ Demikian juga dengan tante Evi juga tidur sehabis mandi .’

    Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayg-bayg Memek tanteku yg legit banget .’ .’ Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok- ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi .’ Tante Evi cuman bilang saja langsung masuk karena ga dikunci .’ Aku langsung menuju kamar mandi di dalam kamar tante Evi .’

    Belum lama aku mandi, tau-tau tante Evi ketok-ketok pintu toilet, “Ndi, buka bentar dong .’ .’” kata tante .’ Aku yg lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang .’ Tante Evi tiba- tiba aja masuk ke dalam dan bilang “Tante kebelet pipis nih .’ .’ mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan .’ .’ daripada pipis di kasur, ntar kan repot .’ .’!!” jawab Tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet .’ ” Nih liat punya tante lagi pipis .’ .’ lucu yaa .’ .’ Itil tante gede ga sayg ??” canda tante .’


    Aku langsung terangsang .’ .’ kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis .’ Aku bener-bener deg-degan .’ Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke Memeknya .’

    “Ayo kita mandi bareng sayg .’ .’ ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin .’ .’ kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante .’ .’ kali ini tante pengen ga ada jembutnya .’ .’ yah .’ .’” ajak tante .’ Langsung saja aku jawab “Iya tanteku sayg .’ .’” .’ Aku ngelus- elus toket dan Memek tante Evi yg udah telanjang bulat, demikian juga tante Evi ngocok-ngocok kontolku yg dari tadi sudah ngaceng .’ Setelah elus- elusan, tante ngambil alat cukur yg biasa buat nyukur jembutnya .’ “Sayg, tante cukur ya .’ .’ mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm .’ .’ dicukur abis aja yah sayg .’ .’ biar enak .’ .’ ntar punya tante dicukur abis juga .’ .’OK ??” kata tante Evi .’ ” iya deh apa aja tante .’ .’ yg penting enak buat gituan .’ .’” kataku .’ .’ “Looh .’ .’ kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang” nanti saya sentil tititnya loohh .’ .’” canda tante .’ “Hehehehe .’ .’” jawabku singkat .’ Ga lama tante nyukurin abis jembutku yg tadinya gondrong .’

    sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali .’ “sekarang gantian yah sayang .’ .’ Memek tante udah gatel nih udha pengen dicukur .’ .’ Cukurnya hati-hati ya .’ .’ jangan sampe punya tante lecet .’ .’ Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu .’ .’!!” ancam tante .’ “Sebelum dicukur aku gesek- gesekin penisku ke itilnya tante yah .’ .’ biar ga kaget .’ .’ ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Evi, tante Evi merem melek keenakan .’ “Punya tante itilnya yang gede, dadi enak buat mainan nih .’ .’ ” .’ akuku .’

    Trus aku langsung cukur jembut tante Evi pelan-pelan .’ .’ sesekali aku jilatin biar ga bosen .’ .’ tanteku kayaknya seneng banget .’ .’ sekarang Memek tante udah ga ada bulunya sama sekali .’ Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi .’ .’ jadinya Memek tante Evi lucu, nongol itilnya dikit .’ .’ aku jadi makin terangsang saja .’

    Abis itu aku dan tante Evi mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok- kocok Memek tante pake jari pas mandi .’ “uhh .’ .’ enak banget tante .’ .’ romantis .’ .’ tante emang ga ada duanya ” akuku .’ Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget .’ Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante Evi .’

    Langsung aku rebahin tante Evi, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin Memeknya yang baru dicukur .’ .’ tante Evi mendesah-desah keenakan, kuremasremas toketnya sampe kenceng dua-duanya .’ Benar-benar pagi yang indah .’ .’ “Ayo dong masukin ” masa cuma coli aja ?? ” ajak tante buru-buru .’ Rupanya tanteku ini udah gak tahan .’

    Aku langsung genjot .’ .’ masukin kontolku ke Memek tante Evi .’ Rupanya masih keset .’ .’ baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis .’ .’ goyangan tante Evi bagai goyang gergaji dewi persik sehingga bikin aku keenakan bagai di surga dunia .’ enak tante .’ .’ ahhh .’ .’ uhhh .’ .’aaghhh” .’plok .’ .’ plokk” .’ ga lama, tante sudah pengen keluar .’ .’ crtt .’ .’ccrtt .’ .’ ppsss” keluarlah air kenikmatan dari Memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku .’ .’ “hangattt .’ .’ enakkk .’ .’” kata tante .’ Aku ganti posisiku di bawah, tante Evi dengan goyangannya mengocok kontolku .’


    Ga berapa lama, aku udah mau keluar .’ “Tante .’ .’ aku mau pipis nih .’ .’ di dalem apa di luar ?? ahh ahh .’ .’” ” “Ntar tunggu bentar tante juga mau pipis .’ .’ ahhh .’ .’ uhhh .’ .’aggghhhrrr” ahhhh .’ .’ uuhhhhhh” .’ mmgghhhhh”mmhmhmhhhhh nih tante mau pipis .’ .’ Ayo sayang kita pipis bareng .’ .’” crrooot .’ .’ croottt” ssooorrr pssss” “agghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” .’ .’ “”aku dan tante Evi orgasme bareng .’ .’ Langung aku peluk dan cium tante Evi erat-erat .’ .’ dan ga aku lepasin dulu kontolku dari Memek tanteku.

  • Video bokep Yui Hatano asistem dokter ngentot threesome

    Video bokep Yui Hatano asistem dokter ngentot threesome


    2597 views

    Agen Joker Slot

  • Kisah Memek nafsuku yang terpendam

    Kisah Memek nafsuku yang terpendam


    2596 views

    Duniabola99.com – Aku bergegas dari kamar tidurku dan langsung aku pergi ke kamar mandi untuk berangkat kekampus, ternyata aku bangun sudah pukul 11 siang dan orang rumah sudah pada melakukan aktifitasnya masing masing, aku memepunyai masalah dengan cewek sampai sekarang kalau berangkat ke keuliah kosentrasi belajarku sedikit karena aku kepeikiran dengan Indah.


    Aku pulang kerumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Indah keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

    “Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”

    “Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun segera mengajaknya berangkat. Indah menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya.

    Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Indah duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.

    Sesampainya dibioskop, aku beIndahkan memeluk pinggangnya, dan Indah tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Indah merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya.

    Indah meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati. Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas.

    Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya.

    Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya.

    Dan karena tidak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Indah. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Indah mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

    Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya.

    Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Indah berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya.

    Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.

    “Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa..”, rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.

    “Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh..”, katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.


    “Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin..”, rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

    “Indah.., teruskan sayang..”, kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Indah meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

    “Indah.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..”, kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan.

    “Waahh.., Indah belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes..”, rengeknya

    “Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?!” ajakku, dan ketika Indah mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Indah, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.

    Di mobil tangan Indah kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh nyium itunya yah..”. Aku pengin segera sampai ke rumah.

    Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Indah membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Indah aku bimbing ke ruang keluarga.

    Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya. Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH.

    Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.

    Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Indah yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya.

    Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Indah juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Indah melakukannya sambil memeluk badanku.

    Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian.

    Tangan Indah juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Indah bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

    Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Indah mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka.

    Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku.

    Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku.

    Aku semakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat.

    Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Indah melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

    Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Indah menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa.


    Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Indah masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

    “Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik

    “Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu..”.

    Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri.

    Indah mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku.

    Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga.

    Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Indah semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

    “Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss.., aahh.., sayaangg..”, mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku.

    Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya. Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya.

    Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Indah meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

    “Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii..”, rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya.

    Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Indah juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

    “Indahi.., aahh.., enakk.., aahh..”

    “aahh.., iya.., eennaakk sekalii..”.

    Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Indah semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.

    “Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann..”, rintihnya

    “Tahan dulu sebentar.., Nanti juga ilang sakitnya..”, kataku membujuk

    Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Indah sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara.

    Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras.

    Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya.

    Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Indah juga semakin cepat.

    “Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh..”, rintihnya.

    “Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa..”, kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet.

    Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat..”.

    “Raanii.., aku mau keluar niihh..”.

    “Iyaa.., keluarin saja.., Indah juga keluar sekarang niihh”.

    Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Indah yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras.

    Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.

    “aahh.., aahh.., aahh..”, kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas.

    Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir. Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.

    “aahh.., aahh.., aduuhh..”, kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

    Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Indah dengan penis masih di dalam liang senggamanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Indah sedang menangis.

    Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kami terus saling membelai, dan Indah masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

  • Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu Yang Hot

    Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu Yang Hot


    2596 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu Yang Hot ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan.
    Dari pernikahan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki yang kini berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan.

    Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.
    Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.

    “Sendirian aja nih…, Omm..”, sapanya dengan senyuman menggoda.
    “Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.
    “Perlu teman nggak..?” dia langsung menawarkan diri.
    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.

    Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.
    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu aku benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.
    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.
    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi.

    Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggelinjang dan semakin bergairah.
    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.

    Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu “Jangan, Omm…”, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.
    “Kenapa?” tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
    “Aku…, hmm, aku…” Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.
    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu Yang Hot

    Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu Yang Hot

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawanan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.
    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi. Markas Judi Online Dominoqq

    Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.

    Cerita Sex Perawanin Gadis Pemandu Lagu “Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…”, kataku mencoba menghibur.

    Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.

    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
    “Pelan-pelan, Omm. Perih…”, rintih Reni tertahan,semi barat klik dini saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya.
    Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Ngentot Pelacur pirang Alix Lynx menggoda pacar teman baik

    Foto Ngentot Pelacur pirang Alix Lynx menggoda pacar teman baik


    2595 views

    Duniabola99.com – foto pelacur cantik pirang toket menggoda melepas roknya memperlihatkan memeknya kepada pacar teman baiknya dan melakukan hubungan sex ngentot didalam toilet dengan gaya doggystyle yang hot dan menelan semua air mani yang dikeluarkan ini beberapa foto dari Alix Lynx. Agen Judi Bola Sbobet

  • Teman Kuliahku Dipaksa ML

    Teman Kuliahku Dipaksa ML


    2593 views

    Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

  • School Girl Gets Fuck

    School Girl Gets Fuck


    2593 views

  • Foto Bugil Remaja liar menyebarkan kakinya menunjukkan vagina botak

    Foto Bugil Remaja liar menyebarkan kakinya menunjukkan vagina botak


    2593 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang kakinya panjang melepaskan semua pakaiannya menampilakn toketnya yang gede dan mengangkang didalam rumahanya manampilkan memeknya yang dicukur rapi.

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Seduksi Marsha

    Kisah Memek Seduksi Marsha


    2592 views

    Duniabola99.com – Setelah menikah setahun, Bob dan Marsha Williams
    akhirnya akan menunda bulan madu. Itu adalah
    hari setelah Natal, dan mereka terbang ke
    Detroit, kemudian mengendarai mobil sewaan ke Boyne Mountain
    Ski Resort. Menjadi pemain ski pemula, mereka senang
    dengan prospek menghabiskan seminggu di salju di
    Michigan Utara . Banyak teman mereka di Houston mengira mereka
    gila seperti neraka, dan mungkin akan mematahkan semua tulang
    di tubuh mereka.
    “Ini empat jam perjalanan yang baik, tetapi, Anda harus tiba di sana
    sebelum gelap.” Mereka diberitahu oleh
    agen penyewaan mobil . “Kamu tidak benar-benar berpakaian untuk cuaca seperti ini,
    dan lebih dingin di mana kamu akan pergi. Mungkin, kamu harus
    berbelanja pakaian yang pantas sebelum kau
    meninggalkan Detroit. ”

    ” Kita akan baik-baik saja di dalam mobil yang hangat, “Bob menjelaskan.” Selain itu,
    membeli pakaian musim dingin yang berat adalah pemborosan uang, untuk
    dipakai seminggu dan dibuang. Begitu sampai di resort,
    kita bisa menyewa jas ski. ”

    ” Menuju ke utara, kau harus punya
    persediaan cuaca darurat . “Agen itu menjawab.

    Sekitar dua jam dari Detroit, salju mulai turun dan Bob
    harus memperlambat merangkak.” Jika ini terus berlanjut, kita tidak akan pernah
    berhasil sebelum gelap, “dia mengamati.

    Sudah gelap lebih dari satu jam ketika mereka mencapai
    Gaylord. Di sini mereka meninggalkan saya-75 untuk jalan county pergi
    ke M-131. Bob telah menggunakan nya kaca depan wiper dan
    sebagian besar cairan pencuci, dari disiram dengan
    lumpur asin dan kotor sementara di jalan ekspres. Memiliki
    lebih dari setengah tangki bensin, mereka tidak pernah berhenti di
    Gaylord. Hanya beberapa mil di jalan paling gelap yang
    pernah dilihatnya, salju berubah menjadi hujan beku. Fastbet99

    Penghancur itu tidak bisa menjaga kaca depan jelas
    tanpa bantuan dari cairan. Cairan itu habis dan dia
    berusaha untuk benar-benar buta. Dengan membungkuk, dia
    hampir tidak bisa melihat melalui area kecil tepat di atas
    defroster. Melihat jalan masuk, dia berhenti di jalan
    dan berhenti.


    “Aku tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya. Aku tidak bisa mengemudi dan
    tidak ada tempat untuk berhenti mencari bantuan. Aku bahkan belum melihatnya
    setiap lalu lintas sejak kami meninggalkan Gaylord. “Dia berkata.

    ” Ini adalah jalan masuk, dan pasti ada rumah di dekatnya
    . Matikan lampu depan, supaya bisa kulihat. “Marsha
    menyarankan. Sekitar lima puluh meter melalui pepohonan, dia melihat
    cahaya teras rumah.” Ayo! Mari kita berlari ke
    sana dan meminta bantuan. ”

    Mereka hanya memakai sweater, tapi, setidaknya,
    mereka berdua cukup masuk akal untuk mengenakan celana panjang. Berlari
    dan tersandung dalam kegelapan, mereka sampai di rumah tepat
    ketika lampu dinyalakan. Bob jatuh di
    tangga yang licin , dan suara itu menyebabkan lampu menyala kembali.
    Pintu terbuka dan di sana berdiri seorang lelaki kulit hitam tua,
    memegang senapan.

    “Apa yang orang-orang lakukan di properti saya?”

    Menggigil dari basah dan dingin, Bob berkata,
    “Mobil kami rusak dan kita perlu menghangatkan, kemudian, gunakan
    telepon Anda.”

    “Tidak ada telepon, tetapi kamu bisa menjadi hangat. Kamu pasti
    tidak ada di sekitar sini! Tidak ada yang mau bepergian dengan berpakaian
    seperti kalian berdua. Masuklah ke dalam sebelum kamu mati kedinginan.
    Tidak perlu orang mati di berandungku!” ”

    Memasuki, Bob dan Marsha melihat satu ruangan besar, dengan
    kompor perut panas, panci hampir di tengah. Semakin
    sedekat mungkin, satu sisi menjadi hangat, sementara yang lain
    membeku.


    “Itu hal buruk tentang kompor, kamu tidak bisa menghangatkan
    seluruh tubuh pada saat bersamaan.” Orang tua itu menyeringai, “Bukankah
    kamu punya salah satu dari mereka ponsel?”

    “Tidak ada sinyal,” jawab Marsha.

    “Aku tidak tahu apa yang kamu pikir bisa kamu lakukan malam ini. Kamu
    bisa tidur di sini, tapi, aku hanya punya satu tempat tidur. Tidak
    ada yang ekstra untuk membuat palet di lantai. Lantai
    juga terlalu dingin. Kamu tidak keluar dari mereka pakaian basah,
    Anda akan menangkap pneumonia. ” Agen Judi Bola

    Marsha melihat ke tempat tidur dan menyarankan, “Apakah tidak
    apa – apa kalau Bob ada di tengah dan aku di depan?”

    “Tidak di depan, tidak! Aku harus menambahkan lebih banyak kayu ke
    kompor. Kau atau dia mungkin mengatur rumah terbakar. Kau
    bisa tidur di belakang, jika kau mau. Aku kira aku bisa bertahan
    dengan menjadi yang berikutnya. Baginya suatu malam, jika kita akan
    tidur bersama, kita harus saling mengenal.
    Josh. Aku akan membalikkan punggungku saat kau menanggalkan pakaian dan
    menutupinya. Anda perlu menggunakan toilet, melalui
    pintu itu di sana. ”

    Setelah memperkenalkan diri, Marsha pergi ke toilet
    lebih dulu dan setia pada kata-katanya, Josh berpaling sementara
    Marsha naik ke tempat tidur. Mengambil pakaiannya, Josh menggantungnya
    di belakang kursi. Melakukan hal yang sama untuk Bob, dia
    ternyata cahaya sebelum menghapus celananya.
    Unknowing baik, Josh tidak pernah mengenakan pakaian dan nya
    besar, ayam lembek berayun antara pahanya.

    Marsha pikir dia tidak akan pernah berhenti menggigil. dia
    tidak pernah sangat dingin dalam hidupnya. “Sayang, kamu tidak mengeluarkan
    panas dan aku tidak bisa menjadi hangat. Biarkan aku masuk
    tengah, jadi aku punya sesuatu yang hangat di kedua sisinya. ”

    ” Kau yakin? “Bob berbisik. Bob merasakan
    tamparan besar di pipi pantatnya ketika Josh naik ke tempat tidur.

    ” Ya, aku yakin. Menurut Anda apa yang akan terjadi
    dengan Anda berbaring di sini? Pikir saya mungkin merayu tuan rumah kami? ”
    Marsha balas berbisik.

    Membuat perubahan, Marsha merasa Josh berguling, jadi dia
    menghadap ke punggungnya. Dia juga merasakan kedewasaannya yang sangat besar,
    tetapi mengira itu adalah lengan atau pergelangan tangannya, menekan
    punggungnya. Sampai dia menjadi hangat, tidak ada ruang untuk
    pikiran

    lain.Segera, Marsha hangat dan nyaman, dia merasakan
    cangkir tangan yang kasar, kapalan di payudaranya, dan tahu bahwa Josh
    merasa cemas, bahkan tanpa berpikir,
    terdengar, dia melepaskan tangannya. Dalam hitungan detik, ia
    kembali ke tempatnya, meremas dan men-tweak
    bola dunia sensitifnya . Dia berpikir, “Dia baik kepada kami, biarkan
    dia mendapatkan kesedihannya selama beberapa menit. Tidak ada hal lain yang
    akan terjadi. Dia hanya orang tua yang kesepian.”


    Memijat payudaranya hanyalah apa yang
    dibutuhkan Marsha . Dia tidak lagi memikirkan tangan siapa yang melakukannya
    . Dia tertidur, ketika dia merasakan tinjunya memaksakan
    diri di antara kedua kakinya. Ini terlalu banyak! Menjangkau
    ke bawah, Marsha siap untuk mencubit dan menggores
    penyerbu dengan kukunya yang tajam. Tangannya benar-benar
    melalui pahanya, karena dia bisa merasakan lengannya
    menempel di celah vagina dan kemaluannya. Marsha
    seketika tahu, dia telah meraih ayam terbesar di
    dunia! Dia sangat terkejut, dia hanya meremas
    kepala besar itu . Datang ke akal sehatnya, dia melepaskannya, saat dia
    perlahan menarik diri. Orang tua itu mulai mengeringkan Marsha,
    perlahan dan mantap.

    Mula-mula, Marsha sangat marah, tetapi perlahan-lahan menjadi tenang
    ketika dia menyadari tidak ada bahaya yang terjadi. Bob
    mendengkur dan mati bagi dunia. Ini adalah sesuatu yang harus dia
    atasi sendiri. Ototnya yang besar
    menggosok celah basah dan klitorisnya yang berdenyut. Marsha
    tahu dia berada di ambang orgasme karena
    tindakannya yang tidak berbahaya. Tidak mungkin untuk menjaga pantatnya
    dari memenuhi dorongannya. Tidak pernah, akankah dia pernah
    bermimpi melakukan sesuatu yang begitu nikmat jahat.

    Tiba-tiba, Josh mengangkat pahanya, dan pada
    dorongan berikutnya , kepala ayamnya mencoba untuk memasuki
    vaginanya. Sambil menahan pahanya dengan
    sikunya, jari-jarinya menyebarkan labia. Sebelum Marsha tahu
    apa yang terjadi, kepala jamur besar itu muncul
    di dalam kanal cintanya.

    “Aaah! Itu sakit! Itu sakit! Tolong, Tidak … Tidak … Jangan!”
    Marsha mengerang.

    Bob menoleh dan bertanya, “Apa yang salah sayang?”

    “Aku mengalami kram di kakiku, tetapi
    sebentar lagi akan membaik . Kembalilah tidur, Sayang,” jawab Marsha.

    Josh tidak pernah berhenti memaksa jalannya di dalam
    vaginanya. Sekarang, sekitar empat inci telah menyebar luasnya,
    enam lagi berusaha mengikuti. Vaginanya perlahan-lahan
    membentang untuk mengakomodasi setiap sentimeter
    alat pengamuknya . Dia menariknya kembali ke arahnya, jadi
    setiap inci akan menembus jauh di dalam vagina ketatnya.
    Josh belum pernah bercinta dengan seorang wanita kulit putih sebelumnya dan dia
    akan mengacaukan istri muda ini sepanjang malam. Suaminya
    besok akan terkejut.

    Nyeri telah digantikan oleh kesenangan yang luar biasa. Sudah,
    Marsha telah mencapai beberapa mini-orgasme, tetapi dia tahu
    ada klimaks monster yang membangun jauh di dalam
    perutnya. Begitu Josh memasukkan kemaluannya ke dalam tubuhnya, Marsha
    tahu tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali menikmati, dan berdoa agar
    Bob tidak pernah bangun. Dia tahu ini benar-benar salah dan
    terlarang, tapi rasanya sangat enak!

    Memiliki seorang lelaki kulit hitam tua yang menidurinya di ranjang yang sama
    dengan suaminya yang sangat menggugah. Tidak pernah, pernah,
    dia akan keluar dan dengan sengaja mengkhianati suaminya.
    Kali ini adalah takdir dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk
    menghindarinya. Perjalanan, salju, wiper kaca depan, semuanya
    telah direncanakan untuk saat ini. Bagaimana orang bisa
    mengubah apa yang ditakdirkan?

    Josh memegang erat paha istri muda ini,
    menariknya ke dalam dorongan kuatnya. Kecuali untuk
    gerakan – gerakan itu, tidak ada alasan suaminya akan
    diganggu. Josh berhati-hati agar dia tidak menyentuh
    tubuh mendengkur Bob. Sialan dia dari belakang adalah
    posisi paling aman dalam situasi seperti ini.

    Tubuh Marsha sedang memanas, saat merasakan gelombang
    kenikmatan yang berasal dari dalam vaginanya. Josh
    mengulurkan pinggulnya dan men-tweak
    klitorisnya yang sudah berdenyut. Marsha meraih sudut
    bantal, memasukkannya ke dalam mulutnya untuk meredam erangan
    keluar dari dadanya. Menggosok dan mencubit
    cintanya yang sensitif membuatnya gila. Itu, dan
    monster raksasa yang masuk dan keluar, lebih dari yang
    bisa ditanggung Marsha! Dia menjerit ke dalam bantal, karena
    sulur-sulur yang mendidih menyenangkan menyelimuti seluruh tubuhnya.

    Josh merasakan bebannya dari benih pria kulit hitam meletus dari
    kepala berdenyut penisnya yang tidak terpakai. Spurt, setelah
    Semburan tebal, melesat ke tubuh mudanya. Dia bisa merasakan
    tubuhnya bergetar karena orgasme intensnya sendiri.

    Akhirnya, pembuat bayinya yang hitam melambat, dan kemudian menghentikan
    sekresinya. Jutaan benihnya berjuang untuk
    menjadi yang pertama meraih hadiah. Memegang tongkat besar
    di tempatnya, mencegah lolosnya setetes, Josh
    rileks. Dia tersenyum betapa mudahnya meniduri
    wanita kulit putih ini , dan tahu dia akan mengulangi perbuatannya sebelum
    dia pergi.


    Mengambil handuk kecil dari bawah bantalnya sendiri, Josh
    menekannya di antara kedua kakinya, saat dia menarik
    tusukan lembeknya dari vagina yang menganga. Dia berbisik ke telinganya,
    “Pegang itu di tempatnya. Terlalu dingin untuk bangun.”

    Untuk saat ini, Marsha terlalu lelah dan rileks untuk
    berpikir. Dia tertidur, hampir seketika.

    Sebelum siang hari, Josh menambahkan lebih banyak kayu ke tungku tua,
    menginginkan ruangan untuk menghangatkan sebelum membangunkan tamunya.
    Rencananya untuk menghangatkan istri yang tidak curiga itu pasti ada
    dalam pikirannya. Dia sudah membelai tubuhnya yang sedang tidur
    dan sedang berusaha keras. Marsha merintih
    ketika Josh memutar klitorisnya yang bengkak, tetapi dia tidak
    bangun. Dia memposisikan dirinya di antara kaki terentang
    istri yang sedang tidur.

    Tersenyum pada dirinya sendiri, dia mengarahkan tongkatnya yang bengkak ke
    celah Marsha yang tidak terlindungi. Josh menyukai perasaan
    menggosok kemaluan besarnya dalam cairan vagina. Dia mengusapnya
    kutub ke atas dan ke bawah vagina wanita yang sedang tidur beberapa
    kali sebelum menurunkan pembukaan. Her
    vagina masih sangat ketat, karena membentang sekitar
    kepala jamur besar.

    Mata Marsha terbuka, ketika dia merasakan sesuatu yang
    besar, panas, dan keras masuk ke vaginanya. Sebelum dia
    berteriak minta tolong, kesadaran akan apa yang terjadi
    melintasinya. “Tidak!” Dia mendesis di antara gigi-gigi yang terjepit.
    “Jangan lagi!” Marsha menggeliat dan memutar, mencoba
    melarikan diri sebelum terlambat. Perjuangannya menyebabkan
    empat inci untuk memasuki kanal licinnya.

    Takut membangunkan suaminya dan tahu dia akan menemukan
    kebenaran, dia menghentikan gerakannya. Seperti miliknya yang kaku
    batang besi meluncur dengan mulus ke dalam vaginanya yang ketat, Marsha
    merasakan sensasi kenikmatan yang intens. Tidak peduli
    keadaannya, suaminya tidak pernah membawa
    ekstasi seperti itu .

    Vagina Marsha masih terlalu sensitif dari
    mantera sebelumnya, dan sudah, dia merasakan
    tanda-tanda pertama dari orgasme yang akan datang. Ketika
    rambut kemaluan kasarnya menempel di klitorisnya yang membengkak, itu memicu
    gelombang panas yang membahana di seluruh tubuhnya. Karena tidak mampu
    mengendalikan dirinya, dia kembali ke
    pukulan pendeknya yang kuat, memenuhi setiap dorongan dengan salah satu miliknya
    . Marsha melingkarkan kakinya di sekitar pinggul untuk
    memberinya akses lebih mudah, mencoba untuk menarik kejantanannya lebih dalam
    ke vagina yang sudah diisi.

    Bob tidak menyadari apa yang terjadi hanya
    beberapa inci dari tubuhnya. Dalam mimpinya, dia sedang meniduri
    istrinya yang seksi dengan perahu layar yang berayun lembut. Dia
    mengerang di bawahnya, ketika mereka tiba semakin dekat
    menuju orgasme bersama. Dia suka berhubungan seks dengan istrinya yang
    cantik dan muda.

    Marsha tahu bahwa vaginanya tidak bisa
    diperbaiki, tetapi gelombang kenikmatan yang memakan tubuhnya
    adalah yang terpenting. Tidak pernah, apakah dia membayangkan
    dipenuhi oleh kontol hitam raksasa. Dia juga tidak akan
    pernah percaya, penis dengan proporsi seperti itu, dapat membawa
    kepuasan yang begitu kuat.

    Josh sedang bercinta dengan lamban panjang, tapi
    bergantian dengan serangkaian pukulan cepat pendek yang
    membuatnya terus menebak dan membuatnya gila. Josh tahu
    bahwa istri kulit putih ini tidak pernah mengalami kegembiraan
    dipenuhi sepenuhnya sebelum malam ini. Dia telah
    merasakan ayam hitam raksasa dan tidak akan pernah puas
    lagi dengan apa pun yang kurang. Mendengar erangannya yang rendah
    melalui gigi-gigi yang terjepit, Josh tahu dia akan menembakkan
    beban besar lainnya dari pot-nya yang manjur setiap saat.

    Tercakup dalam keringat, Marsha mencengkeram
    lengan berotot lelaki tua ini, ketika seluruh tubuhnya tegang dalam
    pergolakan pertama dari klimaks eksplosif. Jutaan
    sulur neuromuskular habis panasnya, seperti Marsha
    mencapai orgasme raksasa. Memeknya mengitari
    monster hitam yang bertanggung jawab atas
    sensasi yang luar biasa ini .

    Kontraksi di sekitar tusukan Josh membuatnya
    takut. Dengan kekuatan meriam, alat perkasanya menembakkan sekumpulan
    besar cum ke dalam tubuhnya. Muat setelah beban
    diikuti, karena bola berukuran plumnya mengosongkan benih mereka
    sekali lagi.

    Marsha melingkarkan lengan dan kakinya di sekitar Josh dan memegangnya
    erat-erat sampai setiap tetes terakhir terkuras dari
    bola – bolanya. Sudah, dia ingin dia menidurinya lagi.


    Dua puluh tahun sebelumnya, Josh akan senang untuk mematuhi. Sekarang, dia hanya ingin mendapatkan tamu keluar dari
    rumahnya dan keluar dari properti. Sejauh ini, dia sudah
    beruntung, tetapi keberuntungan itu seperti uang, itu segera menghilang.

    Kemudian, setelah membersihkan es dari kaca depan mereka,
    selamat tinggal dan ucapan terima kasih telah dikatakan. Josh kebetulan
    berkomentar, “Bukankah kamu bilang kamu berasal dari Houston?”

    “Ya, benar,” jawab Bob.

    “Putra bungsu saya bekerja di Pusat Antariksa di sana.
    Ini nomor teleponnya. Apakah Anda akan meneleponnya dan memberi tahu
    dia tentang kunjungan keluar?”

    “Aku akan lebih senang memanggilnya, mungkin bahkan
    makan siang,” jawab Marsha.

    Menatap matanya, Josh berkata, “Dia lebih besar daripada aku
    .”

    Bob pikir itu hal yang aneh bagi lelaki tua itu untuk
    mengatakan, dia pasti sudah pikun.

    tampaknya duduk diam. Ada rasa gatal di dalam
    vaginanya, gatal yang sangat dalam, Bob tidak nyaris
    menggaruk. Marsha tahu persis apa yang dia butuhkan dan dia
    memiliki nomor telepon scratcher.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Video Bokep Asia cewek jepang cantik squirt dientot 3 orang

    Video Bokep Asia cewek jepang cantik squirt dientot 3 orang


    2592 views

  • Cerita Sex Akibat Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan

    Cerita Sex Akibat Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan


    2591 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Akibat Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Nama saya Heru, saya sudah married dan punya anak satu. Umur saya saat ini 28 tahun, isteri saya juga seumur, namanya Lisa. Anak saya baru umur 3 tahun, dan dia baru masuk Playgroup. Nah, di sekolahan anak saya inilah, isteri saya kenal sama nyokapnya teman anak saya. Namanya Nita. Sebenarnya si Nita ini orangnya nggak cakep-cakep amat, yah, lumayan-lah. Menurut saya sih, mendingan isteri saya.

    Makanya, sewaktu kenalan sama si Nita ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Nita. Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Nita telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta. Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.

    Cerita Sex Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Nita sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Nita langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.

    “Hai Lis, Her.. ”
    “Hai Nit.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.
    “Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Nita.
    “Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”
    “Nggak ikut deh, Nit.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.
    “Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”
    “Langsung Fitness aja deh, Nit”

    Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih.. Apalagi si Nita, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Nita juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

    “Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.
    “Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.
    “Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.
    “Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Nita juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,
    “Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”
    “Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.

    Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Nita,

    “Gimana nih, Nit?”

    Selagi si Nita masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,

    “Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.
    “Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.
    “Benar nih, Lis? Terus si Heru gimana?” tanya si Nita sambil melirik malu-malu ke arah saya.

    Cerita Sex Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Nita bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.

    “Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.

    Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Nita mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget! Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Nita. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Nita masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya.

    “Kenapa Her.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.

    Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Nita sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Nita langsung membuang muka jengah.

    “Lho, kenapa Nit.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Heru juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Nita ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..

    Cerita Sex Akibat Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan

    Cerita Sex Akibat Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan

    “Tuh-kan, Nit.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamuy..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.

    “Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Nita nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..
    “Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

    “Her.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Nita.
    “Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Nita.
    “Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”
    Haa? Saya sama si Nita jadi terbengong-bengong.

    “Bbb.. Boleh, Lis?” tanya si Nita.
    “Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Nita mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.

    “Iya lho, Lis.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, Lis,” kata si Nita lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Nita, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.

    “Akh..” Nita menggelinjang. Langsung saya angkat si Nita dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Nita semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.

    “Gantian dong, Nit.. Biar si Heru ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya. Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Nita pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.

    Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.
    “Ayo, Her.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Nita, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Nita nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil.. Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Nita langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.
    “Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, Lis?”

    Cerita Sex Voucher Gratis Berujung Perselingkuhan “Tentu aja boleh, Nit..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Nita. Mendapat lampu hijau, Nita langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.

    “Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.
    “Ayo, Her.. Terus, Her.. I Love You..” kelihatannya si Nita benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Nita. “Aduh, Lis.. Her.. I love you both..”

    Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Nita mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Nita terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Nita. Dengan sigap Nita menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Nita mengencang, akhh.. Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..

    Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..
    “Thank you Heru, .. Lisa.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat saya..”
    “Ha.. ha.. ha.. Sama, Nit.. saya juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah saya bayangin sebelumnya. Sayang suami kamu nggak ikut yah, Nit,” kata isteri saya.
    “Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Nit?”
    “Benar Lis.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, Lis.. Musti kita pancing dulu..” kata si Nita.

    “Setuju,” sahut isteri saya.
    “Gimana Her.. Boleh nggak?”
    Untuk sesaat saya nggak bisa menjawab. Bayangin, masa saya musti berbagi isteri saya sama suaminya si Nita? Rasanya perasaan cemburu saya nggak rela. Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah..
    “Boleh, nanti kamu atur yah, Nit.. Biar saya bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha..” akhirnya saya menyetujui.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Sensasi Menikmati Mertuaku

    Kisah Memek Sensasi Menikmati Mertuaku


    2589 views

    Duniabola99.com – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.


    Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

    Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

    Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.

    Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.


    Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..

    Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

    Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.

    Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.
    Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

    Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.


    Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

    Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.
    Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .

    Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

    Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.


    Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

    Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

    Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.

    Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.

    “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
    “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
    Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
    “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
    “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
    “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
    “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
    “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.


    Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

    Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
    “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
    “Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
    Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.

    Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.


    Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
    “Enak Bu?”
    “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
    “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
    “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.

    Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat.
    “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”

    Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
    Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.


    Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.

  • Kisah Memek Tante Ku Haus Akan Sex

    Kisah Memek Tante Ku Haus Akan Sex


    2586 views

    Duniabola99.com – Bocah kecil yg teriak minta susu itu yaitu sepupuku namanya Vero. Umurnya 5 th.. Mamanya kita sebut saja namanya mbak Vita. Mbak Vita adalah istri dari pamanku. Semestinya sich saya menyebutnya bibi tapi karna telah punya kebiasaan dari kecil saya menyebutnya mbak. Lagian dia juga gak keberatan jika kupanggil dengan sebutan mbak. Suami mba Vita atau pamanku bekerja diluar negeri cuma pulang satu tahun sekali. Mbak Vita tinggal dengan mertuanya yg tidak beda juga nenekku. Kebetulan saya juga tinggal dengan nenekku karna saya menginginkan bersekolah di Jawa. Sedang ke-2 orang tuaku tinggal di Jakarta.


    Saat itu umurku baru juga akan memijak 17 th.. Saya masih tetap sekolah SMA kelas 3 yg berada di kota Semarang. Hari itu kebetulan hari minggu jadi sekolahku libur. Pagi2 sekali nenekku telah pergi ke pasar. Automatis yg di tempat tinggal saya, mbak Vita serta anaknya. Nenek umumnya jika ke pasar tidak perbah sebentar.

    Saya serta mbak Vita sangatlah dekat, kami berdua sama-sama terbuka. Tapi saya tidak sempat berani macem2 sama dia. Jika berfikir macen2 sich tentu sempat hehehe.
    “Ma, mana susunya? ” celoteh Vero menagih susu yg dijanjikan mamanya.

    “Iya ini…tiap hari minum susu saja gak tau apa jika susu mahal” jawab mbak Vita sembari menyodorkan sebotol susu pada Vero.

    Memanglah Vero tiap-tiap bangun tidur serta sebelumnya tidur senantiasa minta susu. Kebetulan pagi itu saya baru usai sarapan pagi serta muncul keisenganku untuk bercanda pada mbak Vita.

    “Aku juga ingin susu donk mbak” kataku sembari menyodorkan gelas kepadanya.
    “Ini kan susu buat anak2…lagian anda juga telah gede minta susu” balas mbak Vita.
    “Emangnya jika telah gede gak bisa minum susu ya? ” tanyaku penasaran..
    “Bukannya gak bisa, tapi ini kan susu buat anak2” tegasnya.

    “Terus susu buat anak dewasa mana donk mbak? ” tanyaku coba memancing mbak Vita.
    “Ini” jawabnya singkat sembari menunjuk buah dadanya yg lumayan montok itu.
    Mendengar jawabnya jelas saja saya kaget, saya juga jadi malu karna tidak umumnya dia bercanda sampi segitunya.

    Sesungguhnya sich saya juga tau jika dia telah haus juga akan seks. Pikirkan saja sepanjang nyaris satu tahun tidak terkait tubuh dengan suaminya, siapa yang tahan. Kebetulan kamarku ada di lantai 2 pas diatas kamar mandi, serta lantai 2 cuma berlantaikan papan jadi saya seringkali iseng mengintip mbak Vita mandi dari lubang itu serta saya saksikan Mbak Vita begitu seringkali merangsang dianya di kamar mandi, umpamanya dengan meremas-remas toketnya sendiri serta mengelus-elus kemaluannya sendiri. Jadi dari itu saya ambil rangkuman bila dia seringkali terangsang.


    “He…kog bengong jadi ingin minum susu gak? ” tanyanya membuyarkan lamunanku.
    “Emangnya masih tetap keluar mbak? kan Vero telah 5 tahun” jawabku menetralkan kekagetanku.

    “Ga tau entar anda cobalah sendiri saja deh…” jawabnya sembari melaluiku menuju kamar mandi lalu berbisik manja di telingaku,
    “Pinta kamar mandi gak mbak kunci”
    Saat itu juga saya girang sekali, saya seringkali baca majalah porno serta kadang-kadang sempat juga lihat film porno dirumah rekanku. Saya seringkali berkhayal terkait tubuh dengan mbak Vita serta kelihatannya sebentar sekali lagi akan terwujud. Saya buka pintu kamar mandi perlahan-lahan serta kulihat mbak Vita tengah membelakangiku menggantung baju ganti yang juga akan dipakainya sesudah usai mandi. Dengan perlahan-lahan juga saya tutup pintu kamar mandi serta menguncinya tanpa ada nada.

    Mbak Vita mulai buka baju tidurnya tanpa ada membalikkan badannya. Kelihatannya dia tidak sadar bila saya telah ada didalam. Sesudah baju dilepaskan lalu tanganku menuju ke pengait BH-nya punya maksud menolong buka BH-nya. Dia kaget karna mendadak ada orang di belakangnya tetapi sesudah ketahui kalau yang di belakangnya yaitu diriku dia tersenyum serta membiarkan saya meneruskan aktivitasku. Sesudah BH-nya terbuka, lalu kulemparkan BH-nya ke tong tempat baju kotor.

    “Mbak, susunya bisa saya minum saat ini? ” tagihku padanya.

    Dia cuma mengangguk serta lalu membalikkan tubuhnya. Terlihatlah olehku dua buah toket yang sampai kini belum juga sempat saya saksikan dengan segera. Terlebih dulu saya cuma mengintip. Lalu dia menyodorkan toketnya kepadaku serta secara cepat saya sambar dengan mulut serta lidahku. Dia cuma mendesis tidak terang. Lumayan lama saya mengisap serta menjilat ke-2 toketnya buat dia selalu menggelinjang sembari menjambak rambutku. Toketnya kanan kiri dengan bertukaran jadi korban keganasan mulut serta lidahku.

    Mbak Vita lalu dengan perlahan-lahan buka kaosku serta tanpa ada kusadari kaosku telah lepas. Mungkin saja karna keasyikan nikmati toket kenyal punya mbak Vita. Sesaat tanganku yang kiri mulai meraba-raba perutnya sedang yang kanan meremas-remas toketnya samping kanan. Lidahku selalu mempermainkan putingnya samping kiri yang buat nafas Mbak Vita tidak teratur.


    Tanganku samping kiri mulai nakal dengan menyelinapkan jari-jariku ke celana tidurnya yang belum juga di buka. Tangan Mbak Vita juga tidak ingin kalah, dia juga mulai mencari-cari suatu hal di selangkanganku serta sesudah menemukannya dia pijat dengan lembut. Kemaluanku yang rasakan ada rangsangan dari luar celana makin meronta minta keluar. Mbak Vita yang telah memiliki pengalaman lalu buka reitsleting celanaku serta lalu melorotkannya ke bawah dengan memakai kakinya karna dia tidak dapat membungkuk sebab toketnya saat ini masih tetap ada dalam kekuasaanku.

    Demikian celana dalamku telah lepas, saat ini tangannya lebih nakal mulai mengocok perlahan-lahan batang kejantananku serta itu terang saja membuatku terbang tinggi, sebab baru kesempatan ini batang kejantananku dipegang oleh tangan seseorang wanita yang lembut. Desahan mbak Vita semakin jadi saat jilatanku turun ke perutnya serta bermain di sekitaran pusarnya serta lalu dengan sekali tarik celana tidurnya juga lepas serta saat ini di depanku berdiri seseorang wanita cuma dengan celana dalam krem yang bila di perhatikan lebih cermat dapat diliat transparan.

    Jilatanku makin turun ke bawah menuju ke kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang rapi tetapi karna telah basah tampak berantakan. Saya mulai menjilati liang kemaluannya dari luar CD-nya. Itu berniat kulakukan supaya dapat lebih merangsangnya. Serta nyatanya benar dia tidak sabar serta selekasnya turunkan CD-nya sendiri.

    Saya cuma tersenyum melihat ketidaksabarannya itu serta jilatan kulanjutkan sekali lagi tapi tetaplah belum juga menyentuh lubang kenikmatannya itu yang buat dia blingsatan dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan yang mempunyai tujuan supaya jilatanku berlanjut ke liang kemaluannya. Tampak kemaluannya telah banjir, karna tidak sempat rasakan cairan dari wanita jadi jilatanku merambah ke liang kemaluannya. Rasa-rasanya asin tapi dapat buat nikmat.

    Mbak Vita kembali mendesis keenakan,
    “Sssthh…aaahhh…terus Rikooo…” desahnya.
    Lidahkupun mulai bermain cepat. Selang beberapa saat badan Mbak Vita mengejang serta dibarengi dengan desahan panjang,
    “Ooooohhhh…nikmat sekali Rikoooo…aahhh…kamu benar-benar hebat…. ” rancunya menemani dianya menjangkau klimaksnya. Lalu dia juga duduk di lantai kamar mandi dengan perlahan-lahan. Sesudah senang dengan kemaluannya, saya kembali pada atas serta berusaha untuk melumat bibirnya. Bibir yang dari barusan mendesis tidak karuan itu lalu melumat bibirku yang barusan hingga di depannya. Lama kami sama-sama melumat sembari tangan kananku memainkan puting susunya serta tangan yang satunya sekali lagi mencari lubang kewanitaannya serta menekan-nekan klitorisnya yang pasti saja buat lumatan bibirnya makin jadi.


    Sembari berpagutan tangan mbak Vita kembali mencari batang yang barusan pernah dilepasnya karna kesenangan yang dia rasakan. Sesudah ketemu, lalu dia mulai mengocok kemaluanku yang sangatlah tegang serta jadi membesar sembari kadang-kadang menyeka sisi kepalanya yang telah keluarkan cairan bening kental.

    Lalu dengan perlahan kudorong kepalanya ke belakang supaya dia rebah ke lantai kamar mandi. Sesudah dia rebah, Mbak Vita mendorong dadaku lembut yang buat saya terduduk serta dia lalu bangkit kembali. Saya terperanjat, kukira dia sudah sadar dengan siapa dia tengah bermain, tetapi dengan saat itu juga keterkejutanku hilang sebab dia lalu dengan sikap merangkak memegangi kelaminku serta lalu dia memasukkan batang kontolku ke mulutnya.

    Merasa sangat nikmat sebab Mbak Vita begitu pintar memainkan kemaluanku didalam mulutnya. Saya dapat rasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Saya juga rasakan kepala kemaluanku dipermainkan dengan lidahnya yang lincah itu. Sesudah bermain lama dibawah situ, mulutnya lalu merambah ke atas menciumi perut, lalu dadaku serta lalu kembali pada mulutku, tetapi karna dia barusan melepas mulutnya dari kemaluanku, saya berupaya menghindar dari lumatan bibirnya serta coba supaya dia tidak tersinggung dengan mencium pipinya serta lalu telinganya.

    Tanganku lalu mengusap-usap selangkangannya serta terdengar dia berbisik kepadaku,
    “Masukan saat ini yuk Riko, mbak telah gak tahan sekali lagi nih”
    Lalu kurebahkan kembali badan mbak Vita di lantai kamar mandi. Kuguyur dia dengan segayung air serta satu gayung sekali lagi untuk disiramkan ke badan saya sendiri. Sesudah kami berdua basah, tangan kananku lalu meremas-remas toketnya sedang tangan kiriku memegang kejantananku menuju ke lubang sejuta kesenangan. Mbak Vita juga telah siap terima terjanganku dengan buka ke-2 kakinya supaya mempermudah batang kejantannanku masuk ke liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan tapi tentu saya berusaha untuk memasukkan kontolku yang dari barusan telah tegak ke kemaluannya. Tetapi karna telah lama dia tidak tersentuh lelaki, buat kontolku agak sulit untuk menancapkannya. Sekian kali kudorongkan batang kontolku, tetapi agak sulit untuk berhasil, serta sesudah sebagian tusukan, pada akhirnya kontolku masuk dengan berhasil ke liang kewanitaannya.


    Cengkeraman liang kemaluannya benar-benar nikmat, karna waktu itu liang kemaluannya begitu sempit serta itu membuatku merem melek. Dengan pergerakan perlahan saya mulai menaik-turunkan pinggulku. Kulihat mbak Vita menggelinjang kesenangan hingga bola matanya hilang, serta dia juga meggerak-gerakkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan dengan maksud supaya semuanya ruangan di liang kemaluannya terjejali dengan kemaluanku yang telah mulai memompa. Tiap-tiap pompaan buat dia mendesah tidak karuan.

    Sesudah sebagian menit, dia lalu memelukku dengan erat serta membalikkan badanku serta badannya. Saat ini dia telah ada di atasku. Gantian dia yang menaik-turunkan pinggulnya menguber kesenangan yang tidak ada tara. Disamping itu tanganku yang telah bebas kembali memainkan toketnya serta mengusap-usap punggungnya.

    “Ooohhhh Rikoooo…. saya ingin keluuuaaarrr sayaaangg…” desahnya.

    Mendengar desahannya yang demikian seksi membuatku makin terangsang serta saya mulai rasakan ada suatu hal tenaga dalam yang menginginkan di keluarkan serta semuanya kelihatannya telah terkumpul di kejantananku.

    “Aku juga ingin keluar mbaaakk…aahhh…” desahku percepat pergerakan pinggulku dari bawah.
    “Kamu th. dahulu ya, agar mbak dahulu yg keluaarrr…” erangnya.

    Saya tahu tujuannya, suapaya saya tidak mengeluarkannya spermaku didalam memeknya, sebab dengan argumen apa pun saya tidak ingin sperma yang saya mengeluarkan ini jadi anak dari rahim bibiku sendiri. Saya berupaya untuk menahan, tidak lama kemudian merasa cengkeraman di kelaminku merasa kuat serta merasa hangat, badan Mbak Vita kembali mengejang.

    Bila saya tidak selekasnya mencabut kemaluanku dengan sedikit mendorong perut Mbak Vita, mungkin saja saya juga juga akan alami orgasme berbarengan dengan Mbak Vita. Untung saja saya sigap, tidak lama kemudian Mbak Vita terkulai lemas diatas badanku nikmati sisa-sisa kesenangan. Pahaku merasa hangat karna air maninya yang keluar dari liang kemaluan Mbak Vita.

    Kupeluk badannya serta membalikkan badannya karna saya belum juga terpuaskan. Saya kembali merangsang Mbak Vita dengan jilatan di sekitaran selangkangannya. Sesudah sekitar 3 – 4 menit Mbak Vita kembali terangsang serta menyuruhku untuk memasukan sekali lagi batang kejantannanku ke liang kewanitaannya. Tanpa ada ba-bi-bu sekali lagi, segera saya tancapkan kedalam kemaluannya.


    Kesempatan ini lebih gampang karna kemaluan kami berdua memanglah sudah licin. Sesudah memompa sebagian menit, saya kembali rasakan gelombang kesenangan serta dengan selekasnya saya mencabutnya serta mengocok-ngocoknya dengan tangan sendiri.

    Tetapi tidak diduga, Mbak Vita lalu menangkap kemaluanku serta menukar tanganku dengan tangannya serta lalu memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya. SZungguh mengagumkan enaknya, terlebih permainan lidahnya membuatku tidak dapat bertahan lama serta pada akhirnya semuanya spermaku kukeluarkan didalam kuluman mulutnya.
    Dia seolah tidak ingin melepas kemaluanku yang tengah muntah serta dia mengisap habis semuanya muntahannya tanpa ada sisa.

    Sesudah saya rasakan pelumas dari dalam badanku habis, batang kemaluanku juga perlahan kembali mengecil. Lihat hal tersebut, Mbak Vita lalu melepas batang kemaluanku, serta tersenyum kepadaku. Lalu dia berbisik,
    “Riko terima kasih yah mbak senang sekali, mbak telah lama gak ngentot dengan pamanmu, kelak jika ada saat sekali lagi anda maukan puasin mbak sekali lagi? ” ucapnya manja.

    Dengan masih tetap terduduk di lantai saya mengangguk sembari tersenyum nakal pada Mbak Vita. Lalu kami juga mandi keduanya sama, sama-sama bersihkan diri serta kadang-kadang tanganku bergerak nakal menyentuh toketnya yang barusan pentilnya pernah mencuat.

    Sesudah peristiwa pertama itu, kami juga seringkali mengerjakannya di hari Minggu atau hari-hari libur di mana kondisi tempat tinggal tengah sepi. Terkadang di kamar mandi, terkadang di kamarnya.

    Tetapi sesudah sebagian bln. kami melakukanya, dia mendengar kalau suaminya yang diluar negeri telah menikah sekali lagi serta dia juga mengambil keputusan untuk kembali pada tempat tinggal orang tuanya di Jakarta. Serta sesudah kepergiannya atau lebih persisnya kepulangannya ke Jakarta saya tidak sempat mendengar beritanya sekali lagi hingga saat ini.

  • Foto Bugil Lily Rader, memperlihatkan payudara mungilnya

    Foto Bugil Lily Rader, memperlihatkan payudara mungilnya


    2585 views

    Duniabola99.com – foto bugil Lily Rader toket kecil rambut pirang kulitnya putih bersih melepas pakaian sportnya sambil berpose erotis diatas meja pijit dan mengakang memamerkan memeknya yang tembem bulu baru dicukur dan menampilkan pantatnya yang bahenol enak dientot. Situs Judi Online Terpercaya 

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,