Author: dbgoog99

  • Video bokep Kate England menggoda pacarnya dari balik jendela

    Video bokep Kate England menggoda pacarnya dari balik jendela


    2440 views

    Agen Joker123

  • Kisah Memek Mertuaku Bergairah Melihat Kontolku

    Kisah Memek Mertuaku Bergairah Melihat Kontolku


    3643 views

    Duniabola99.com – Berita tentang rencana acara peringatan tiga tahun meninggalnya almarhum ayah mertuaku yang disampaikan Indra saudara istriku dari kampung, tidak terlalu mengejutkan. Karena aku dan istriku Vita telah memperhitungkan sebelumnya hingga sudah menyiapkan anggaran untuk keperluan kegiatan itu guna membantu ibu mertuaku.


    Namun yang membuatku terkejut, sebelum pulang Indra menyeretku dan berbisik memberitahu bahwa di kampung belakangan santer beredar isu bahwa ibu mertuaku ada main dengan Okto, tukang ojek warga setempat.

    “Saya kira Okto hanya mengincar duitnya Bude Tia (nama ibu mertuaku Fatia). Bude kan sudah tua, masa sih Kang Okto mau kalau nggak ngincar uangnya,” kata Indra, saat aku mengantar dia keluar rumah dan tidak ada Vita di dekat kami. Menurut Indra, ia menyampaikan itu agar aku jangan kaget jika mendengarnya. Juga diharapkan dapat mengingatkan ibu mertuaku.

    Karena menurut Indra, warga kampung sudah geregetan dan berniat menggerebeknya kalau sampai ketahuan. “Terima kasih informasinya Dra. Saya akan mencoba mengingatkan ibu kalau ada saat yang tepat. Saya nanti pulang sendiri ke kampung karena kehamilan Vita sudah hampir memasuki bulan ke sembilan,” ujarku sebelum Indra pergi dengan sepeda motornya.

    Kabar perselingkuhan ibu mertuaku dengan tukang ojek itulah yang membuatku banyak termenung dalam bus yang membawaku dari Jakarta menuju ke desa di sebuah kabupaten di Jawa Tengah.

    Seperti halnya Indra, aku juga tidak habis pikir kenapa ibu mertuaku sampai terlibat selingkuh dengan Okto. Sebagai bekas istri Sekdes dan tergolong orang berada di kampungnya, ibu mertuaku termasuk pandai merawat diri di samping tergolong lumayan cantik.

    Maka meskipun usianya telah 52 tahun, masih nampak sisa-sisa kecantikannya. Wanita berkulit bersih itu juga bisa dibilang masih menyimpan pesona untuk membangkitkan hasrat lelaki. Jadi tidak benar anggapan Indra bahwa ibu mertuaku tidak menarik lagi bagi laki-laki. Bagian pantat dan busungan buah dadanya memang masih menantang.

    Aku tahu itu karena ibu mertuaku sering hanya mengenakan kutang dan menutup tubuhnya dengan balutan kain panjang saat di dalam rumah. Bagian dari tubuh ibu mertuaku yang sudah kurang menarik hanya pada bagian perutnya. Seperti kebanyakan wanita seusia dia, perutnya sudah tidak rata.

    Juga lipatan yang sudah mulai muncul di bagian leher dan kelopak matanya. Namun untuk bagian tubuh yang lainnya, sungguh masih mampu membuat jakunku turun naik. Kakinya yang panjang, betisnya masih membentuk bulir padi dengan paha yang mulus dan membulat kekar. Dadanya juga sangat montok. Entah kalau soal masih kenyal dan tidaknya. Cerita Sex

    Aku sendiri suka ngiler karena tetek istriku tak sebesar punya ibunya itu di samping kulit istriku tak secerah kulit ibunya. Pernah ketika ibu berkunjung dan menginap beberapa lama di rumahku, aku nyaris gelap mata. Saat itu Vita istriku baru melahirkan anak pertamanya.

    Ibu sengaja datang dan tinggal cukup lama untuk menggantikan peran Vita mengurus dapur. Saat tinggal di rumahku, kebiasaan ibu mertuaku di desa yang hanya mengenakan kutang dan membalut tubuh bagian bawah dengan kain panjang saat di rumah, tetap dilakukannya.

    Alasannya, Jakarta sangat panas hingga ia merasa lebih nyaman berbusana ala Tarzan seperti itu. Sebenarnya tidak ada masalah, karena ibu mertuaku hanya berpakaian seperti itu saat ada di dalam rumah. Namun khusus bagiku saat itu jadi terasa menyiksa.

    Betapa tidak, sementara harus berpuasa syahwat karena istri yang tidak bisa melayani selama 40 hari setelah melahirkan sementara setiap saat aku seolah disodori pemandangan menggiurkan penampilan ibu mertuaku.

    Apalgi ibu mertuaku tanpa merasa risi sering berpakaian setengah telanjang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang masih merangsang di hadapanku. Bahkan kutang yang dipakainya kerap tampak kekecilan hingga susunya yang besar tidak bisa muat sepenuhnya terbungkus kutang yang dipakainya.


    Aku jadi tersiksa, terpanggang oleh nafsu yang tak tersalurkan. Aku bahkan pernah gelap mata dan nyaris nekad. Malam itu, saat hendak buang air kecil ke kamar mandi, aku sempat berpapasan dengan ibu mertuaku yang juga baru dari kamar mandi.

    Namun yang membuat mataku melotot, ia keluar dari kamar mandi nyaris bugil. Hanya mengenakan BH, sementara kain panjang yang biasa dipakainya belum dilitkan di tubuhnya. Mungkin ia mengira semua orang sudah tidur.

    Bahkan dengan santainya, sambil jalan digunakannya kain panjang itu untuk mengelap bagian bawah tubuhnya yang basah. Terutama di selangkangannya untuk mengelap memeknya yang baru tersiram air. “Ee..ee.. kamu belum tidur Dik?,” katanya tergagap ketika menyadari kehadiranku.

    “Be.. be.. belum Bu. Saya mau ke kamar mandi dulu,” ujarku sambil memelototi tubuh telanjangnya itu. Ia jadi tersipu ketika merasa sorot mata menantunya terarah ke selangkangannya. Ia berusaha dengan susah-payah melilitkan kain panjangnya untuk menutupi bagian tubuhnya itu. Lalu bergegas menuju ke kamarnya.

    Namun sebelum masuk ke kamar ia sempat berpaling dan melempar senyum padaku. Senyum yang sangat sulit kuartikan. Jadilah malam itu menjadi malam yang sangat menyiksa. Sebab kendati sepintas aku sempat melihat kemulusan pahanya serta memeknya yang berjembut lebat serta pinggul dan pantatnya yang besar.

    Akibatnya kejantananku yang sudah hampir setengah bulan tak mendapatkan penyaluran langsung berdiri mengacung dan tak mau ditidurkan.

    Kalau tidak menimbang bahwa dia adalah ibu dari wanita yang kini menjadi istriku dan nenek dari anakku, rasanya aku nyaris nekad mengetuk pintu kamarnya. Sebab dari senyumnya sepertinya ia memberi peluang. Dan aku sangat yakin di usianya yang telah 52 tahun ia masih memiliki hasrat untuk disentuh laki-laki.

    Untuk meredakan ketegangan yang sudah naik ke ubun-ubun, malam itu aku menyalurkan sendiri hasrat seksualku dengan beronani. Aku mengocok di kamar mandi sambil membayangkan nikmatnya meremasi tetek besar ibu mertuaku serta menancapkan kontolku ke lubang memeknya yang berbulu sangat lebat. Cerita soal ibu mertuaku yang terlibat perselingkuhan dengan tukang ojek, ternyata bukan isapan jempol.

    Itu kutahu setelah sampai di kampungku. Aku mendapatkan kepastian itu dari Riki, temanku yang menjadi guru di salah satu SD di kampungku. Aku memang sempat mampir ke rumahnya sebelum ke rumah ibu mertuaku. “Kalau mungkin setelah acara peringatan almarhum ayah mertuamu, sebaiknya Bu Tia kamu ajak saja ke Jakarta Dik.

    Jadi tidak menjadi aib keluarga. Soalnya orang-orang sudah mulai menggunjingkan,” kata dia saat aku berpamitan. Kuakui saran Riki memang sangat tepat. Tetapi kalau ibu mertuaku menolak, rasanya sulit juga untuk memaksanya.

    Untuk berterus terang bahwa sudah banyak warga kampung yang tahu bahwa ibu mertuaku berselingkuh dengan Okto dan warga berniat menggerebeknya, ah rasanya sangat tidak pantas mengingat kedudukanku sebagai menantu.

    Setelah berpikir keras dalam perjalanan ke rumah ibu mertuaku, kutemukan sebuah solusi. Bahkan ketika aku mulai memikirkan langkah-langkah yang akan kulakukan, tak terasa batang penisku jadi menegang.

    Hingga aku segera bergegas agar segera sampai ke rumah dan tidak kemalaman. Aku takut ibu mertuaku sudah tidur dan tidak bisa menjalankan siasatku. Ternyata ibu mertuaku belum tidur dan ia sendiri yang membukakan saat aku mengetuk pintu. Seperti biasa setelah kucium tangannya, ibu langsung memelukku.


    Namun berbeda dari biasanya, pelukan ibu mertuaku yang biasanya kusambut biasa-biasa saja tanpa perasaan kali ini sangat kunikmati. Bahkan kudekap erat hingga tubuhnya benar-benar merapat ke tubuhku. Seperti biasa ia hanya memakai kutang dan melilitkan kain panjang di pinggangnya.

    Saat kupeluk buah dadanya terasa menekan lembut ke dadaku. Teteknya yang besar masih lumayan kenyal, begitu aku membathin sambil tetap memeluknya. Bahkan dengan sengaja aku sempat mengusap-usap punggungnya dan mukaku sengaja kudekatkan hingga pipiku dan pipinya saling menempel.

    Tidak hanya itu, aku yang memang punya rencana tersendiri, sengaja mencoba memancing reaksinya. Puas merabai kehalusan kulit punggungnya, tanganku meliar turun. Ke pinggangnya dan terus ke bokongnya yang terbalut lilitan kain panjang. Tampaknya ibu mertuaku tidak memakai celana dalam. Karena tidak kurasakan adanya pakaian dalam yang dikenakan.

    Namun yang membuatku makin terangsang, pantat besar ibu mertuaku ternyata masih cukup liat dan padat. Ah, pantas saja Okto mau menjadi pasangan selingkuhnya. Rupanya Okto punya selera yang bagus juga pada tubuh perempuan, pikirku kembali membathin.

    Entah tidak menyadari atau menikmati yang tengah kulakukan, ibu mertuaku tidak memprotes saat tanganku mulai meremasi bongkahan pantatnya. Namun setelah beberapa lama akhirnya ia bereaksi.

    “Uu… udah Dik nggak enak kalau ketahuan si mbok. Ia belum tidur, masih bersih-bersih di dapur,” ujarnya. “I.ii.. iya Bu. Maaf saya kangen banget sama ibu,” “Vita dan Hendro nggak ikut Dik?,” kata ibu mertuaku.

    Kukatakan padanya kehamilan Vita sudah masuk ke hitungan sembilan bulan dan Hendro sering rewel kalau berpergian jauh tanpa ibunya jadi mereka tidak ikut pulang. “Ohh… ya nggak apa-apa. Yusfri (adik istriku) juga katanya tidak bisa datang. Dia cuma kirim wesel,” ujarnya lagi.

    Oleh ibu aku diantar ke kamar yang biasa kupakai bersama Vita saat pulang kampung. Namun saat ia menyuruhku mandi, kukatakan bahwa tubuhku agak meriang. “Oh.. biar si mbok ibu suruh merebus air untuk kamu mandi biar seger. Sudah kamu tiduran saja dulu.

    Kalau mau nanti ibu pijitin dan dibalur dengan minyak dan bawang merah ditambah balsem gosok setelah mandi biar hilang masuk anginnya,” katanya sambil bergegas keluar dari kamar. Saat ia melangkah pergi, kupandangi goyangan pantat besarnya yang tercetak oleh lilitan kain panjang yang dipakainya. Pantat yang masih padat dan liat. Perutnya memang mulai sedikit membuncit.

    Maklum karena usianya sudah tidak muda lagi. Namun dengan posturnya yang tinggi besar kekurangannya di bagian perut itu dapat tertutupi. Melihatnya gairahku makin tak tertahan. Usai mandi dan makan malam, aku pamit pada ibu mertuaku untuk masuk kamar. Tetapi sambil jalan aku kembali berpura-pura seperti orang yang tengah tidak enak badan.

    Maksudku untuk mengingatkan ibu mertuaku perihal tawarannya untuk memijiti tubuhku. Dan benar saja, melihat aku memegangi kepalaku yang sebenarnya tidak pusing dia langsung tanggap. “Oh ya mbok, tolong ambilkan minyak goreng, bawang merah dan balsem untuk memijit Nak Dik.

    Sesudah itu si mbok tidur saja istirahat karena besok harus siap-siap masak,” perintah ibu mertuaku pada Mbok Dar, pembantu yang sudah lama ikut keluarga istriku. Tidak lebih dari lima menit, ibu mertua menyusulku masuk kamar membawa piring kecil berisi minyak goreng, irisan bawang merah dan uang logam serta balsem gosok.


    “Katanya mau dipijit. Ayo buka kaos dan sarungnya. Kalau dibiarkan bisa tambah parah masuk anginnya,” ujarnya setelah duduk di tepian ranjang tempat aku tiduran.

    Saat itu aku hanya memakai celana dalam tipis di balik sarung yang kupakai. Maka setelah sarung dan kaos kulepas, seperti halnya ibu mertuaku yang hanya memakai kutang dan membalut tubuh dengan kain panjang, tinggal celana dalam tipis yang masih melekat di tubuhku.

    Sepintas kulihat mata ibu mertuaku menatapi tonjolan yang tercetak di celana dalamku. Sejak memeluk dan meremas pantat ibu mertuaku serta merasakan busungan buah dadanya menempel di dadaku, penisku memang mulai bangkit.

    Kuyakin batang kontolku itulah yang tengah menjadi perhatiannya. Boleh jadi ia mengagumi batang kontolku yang memang ukurannya tergolong panjang dan kekar. Atau tengah membandingkan dengan milik Okto? Kembali aku membatin.

    Ia memang tidak menatapi secara langsung ke selangknganku. Tetapi sambil mencampurkan bawang merah, minyak dan balsem di piring untuk dibalurkan di tubuhku sebelum dipijat, sesekali ia mencuri pandang.

    Aku makin yakin bahwa gairahnya dalam urusan ranjang memang masih belum padam. Dan karena lirikan mata ibu yang sering tertuju ke selangkanganku itulah aku menjadi makin berani melaksanakan siasat yang telah kurencanakan. “Bu sebenarnya saya nggak meriang.

    Saya hanya ingin ngoborol berdua dengan ibu karena kangen dan ada yang ingin disampaikan,” ujarku akhirnya. Ibu mertuaku tampak kaget. Ia yang tadinya hendak membalurkan campuran balsem, minyak kelapa dan bawang merah ke dadaku diurungkannya dan menatapku penuh tanda tanya.

    Bahkan terlihat makin panik ketika kukatakan bahwa yang ingin kuketahui adalah soal hubungannya dengan Okto, pria yang berprofesi sebagai pengojek termasuk soal kegeraman masyarakat yang ingin menangkap basah ibu dan selingkuhannya itu. Takut piring kecil berisi ramuan untuk urut yang dipegangnya tumpah karena kekagetannya, segera kuambil alih.

    Sambil bangkit dari tidur, kuugenggam tangan ibu mertuaku setelah piringnya kutaruh di meja kecil dekat tempat tidur. “Ibu ceritakan saja sejujurnya pada saya biar nanti kalau sampai Vita tahu saya bisa membantu menjelaskan dan memberinya pengertian,” kataku. “Jangan Dik, tolong jangan.

    Jangan sampai Vita tahu soal ini. Dia belum tahu kan?” Ibu mertuaku menghiba. Ia tampak makin panik. “Belum Bu. Hanya saya yang tahu dari orang-orang. Makanya ibu ceritakan saja semuanya. Ibu benar-benar serius hubungannya dengan Okto?” Setelah kudesak dan kuyakinkan bahwa aku tidak akan menceritakannya pada Vita, ia akhirnya bercerita.

    Menurutnya, ia sampai berhubungan dengan Okto karena iseng dan kesepian. Setelah mencobanya sekali, menurut pengakuan ibu mertuaku, sebenarnya ia tidak berniat mengulangnya lagi. Takut menjadi gunjingan masyarakat.

    Tetapi di setiap kesempatan Okto sering datang dan mendesak. Bahkan mengancam akan menceritakan kepada orang-orang bila ibu mertuaku tidak melayaninya. Hingga sudah tiga kali terpaksa ibu mertuaku melayani Okto. “Setelah bapaknya Vita tidak ada ibu sering kesepian Dik.

    Sampai akhirnya ibu khilaf,” ujarnya. “Kalau dengan Pak Lurah, hubungannya sejauh mana Bu,” Aku mempertanyakan itu karena selain dengan Okto ada pula kabar miring yang kudengar dari teman di kampung, Pak Lurah juga sering bertandang ke rumah ibu mertuaku. Namun kabar miring itu ditepisnya tegas-tegas oleh ibu mertuaku.

    Ia mengakui beberapa kali Pak Lurah datang ke rumah. Bahkan pernah mengajaknya untuk menikah siri atau menikah tidak resmi. Tetapi menurut ibu mertuaku, ia dengan tegas telah menolaknya hingga akhirnya tidak pernah datang lagi. “Ibu memang cantik dan sexy sih. Saya saja suka nggak tahan kalau melihat ibu,” kataku mencoba memancing.

    “Huussh.. ngomong apa kamu Dik. Ibu kan sudah tua,” “Eeh bener lho Bu. Ingat nggak waktu saya memergoki ibu malam-malam keluar dari kamar mandi dan sempat melihat i.. itunya Ibu?” Kuceritakan pada ibu mertuaku bahwa saat itu aku benar-benar sangat terangsang. Bahkan nyaris nekad menyusul ibu ke kamar. Namun karena takut ibu menolak, akhirnya kuurungan.


    Hanya di kamar, sampai pagi aku tidak bisa tidur karena hasrat yang tak terlampiaskan. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Menurutnya, saat itu ia memiliki perasaan serupa karena gairahnya juga lagi tinggi. “Kalau saat itu kamu nekad masuk kemar pasti kejadian deh,” ungkapnya.

    Pengakuannya itu mendorongku bertindak nekad. Kulingkarkan tanganku ke pundaknya dan kukecup lembut pipi ibu mertuaku. Ia agak kaget dengan tindakan nekadku itu namun tidak berusaha menolak.

    “Kalau begitu sekarang saja ya Bu. Saya pengin banget,’ kataku berbisik di telinganya. “Ta.. ta.. tapi Dik,” Tetapi ibu mertuaku tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena mulutnya langsung kusumbat dan kulumat dengan mulutku. Ia sempat gelagapan.

    Namun ia yang awalnya hanya diam atas serangan mendadak yang kulancarkan, akhirnya memberi perlawanan saat lidahku mulai kujulurkan menyapu di seputar rongga mulutnya. Ia juga ikut melumat dan menghisap bibirku. Sambil terus melumat bibirnya, aku makin berani untuk bertindak lebih jauh.

    Kuremas teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam. Namun karena kurang puas, tanganku merogoh untuk meremas langsung gunung kembarnya. Payudaranya ternyata sudah agak kendur. Hanya ukurannya benar-benar mantap. Bahkan lebih besar dibanding susu Vita meski dia sedang mengandung.

    Putingnya juga besar dan menonjol. Aku jadi makin gemas untuk terus meremas dan memain-mainkan pentil-pentilnya. Ibu mertuaku menggelinjang dan mendesah. Bahkan tanpa kuminta dilepaskannya pengait pada BH yang dipakainya hingga penutup buah dadanya terlepas.

    Aku jadi makin leluasa untuk terus meremasi teteknya. “Tetek ibu udah kendor ya Dik?” kata ibu mertuaku lirih. “Ah nggak. Tetek ibu besar dan mantep. Saya sangat suka tetek ibu. Ngegemesin banget,” “Punya Vita juga besar kan?” “Tapi masih kalah besar di banding punya ibu ini,” kataku sambil meremas gemas dan membuat ibu mertuaku memekik tertahan.

    Mertuaku yang semula pasif menyandar ke tubuhku sambil menikmati belaian dan remasan tanganku di teteknya, kian terbangkitkan hasratnya. Tangannya mulai menjalar dan menyentuh kontolku. Mengelus dan meraba meski masih dari luar celana dalam yang kupakai. Mungkin ia sudah kebelet ingin menggenggam dan melihat penisku.

    Aku membantunya dengan memelorotkan celana dalamku. Benar saja, setelah terlepas ibu mertuaku langsung meraih batang zakarku. Mengelus kepala penisnya yang membonggol dan mengocok-ngocoknya perlahan batangnya. Tampaknya dia benar-benar ahli untuk urusan memanjakan pria.

    Bahkan biji-biji pelir kontolku diusap-usapnya perlahan. Sambil menikmati kocokannya, kulepas lilitan kain panjang yang membungkus tubuh ibu mertuaku. Tidak terlalu sulit karena ia hanya melilitkan dan menggulungkannya di atas pusarnya. Sekali tarik langsung terlepas.

    Dugaanku tidak keliru. Ia tidak memakai celana dalam di balik kain panjang yang dipakainya. Wow memeknya terlihat sangat membukit di antara kedua pangkal pahanya. Aku yang sudah dua bulan puasa karena perut Vita yang makin membesar akibat kehamilannya menjadi tidak sabar untuk segera menyentuhnya.

    KUbaringkan tubuh ibu mertuaku lalu aku mengambil posisi berbaring dengan arah berlawanan. Maksudnya agar aku bisa leluasa menjangkau memeknya dan ibu tetap bisa bermain-main dengan kontolku. Bukan cuma tetek Vita yang kalah besar dengan milik ibunya. Dari segi ukuran dan ketebalannya, memek mertuaku juga lebih unggul.

    Mantap dan menawarkan kehangatan yang menantang untuk direguk. Aku langsung mengecup dan mencerucupi inchi demi inchi organ vital milik ibu mertuaku. Menjilatinya mulai lipatan bagian dalam pahanya hingga ke bagian yang membukit dan ke celahnya yang hangat dan sudah mulai basah. Ibu tak mau kalah. Kurasakan biji-biji pelirku dijilati dan dicerucupi serta dikulumnya.

    Tubuhku mengejang menahan kenikmatan yang tengah diberikan ibu mertuaku. Meski harus setengah dipaksa, Vita memang sering mengulum penisku sebelum bersetubuh. Namun yang dilakukan ibu mertuaku dengan mulutnya pada penisku sangat menggetarkan.

    Kalau terlalu lama pertahananku bisa jebol dan KO sebelum dapat memberi kepuasan kepada ibu mertuaku. Aku tidak mau ibu mertuaku menyangsikan kejantananku. Apalagi di perselingkuhan pertama kami.


    Untuk mengimbangi permainannya, lidahku kubenamkan dalam-dalam di lubang memeknya dan mulai mencongkel-congkel itilnya. Tubuh ibu mertuaku tergetar ketika ujung kelentitnya kukulum dan kuhisap-hisap dengan mulutku. Kudengar ia mulai mengerang tertahan.

    Ia membuka lebar-lebar pahanya dan menghentikan jilatan serta kulumannya pada kontolku. Rupanya ibu mulai menikmati permainan mulutku di liang sanggamanya. Itilnya makin menyembul keluar akibat pososi pahanya yang makin mengangkang. Makin kuintensifkan fokus permainanku pada kelentitnya.

    Kukecupi, kuhisap dan kutarik-tarik itilnya dengan bibirku. “Aakkhhhh…. ssshh aahhhkkkhh enak bangat Win. Kamu apakan itil ibu Win. Aakkkhh… aakhhhh… aaaaaahhhhh,” Rintihan dan erangan ibu makin menjadi. Bahkan sesekali terlontar kata-kata jorok dari mulutnya.

    Bisa-bisa Mbok Darmi, pembantu ibu mertuaku yang tidur di belakang mendengar dan menaruh curiga. Maka langsung kutindih tubuh ibu dan kusumbat mulutnya dengan mulutku. Lalu dengan tanganku, kuarahkan kontolku ke liang sanggamanya.

    Kugesek-gesekkan kepalanya di bibir luar memeknya dan kemudian kutekan. Akhirnya, … ssleseeep.. bleeessss! Tubuh ibu mertuaku menggerinjal saat batang penisku menerobos masuk di lubang memeknya. Ia memekik tertahan dan dicubitnya pantatku. “Ih.. jangan kenceng-kenceng nusuknya.

    Kontol kamu kegedean tahu…,” kata ibu mertuaku tapi tidak dalam nada marah. Seneng juga dipuji ibu bahwa ukuran penisku cukup gede. “Sama punya Okto gede mana Bu?” Ibu rupanya kurang suka nama itu disebut.

    Ia agak merengut. “Membayangkan ibu disetubuhi Okto saya cemburu Bu. Makanya saya pengin tahu,” ujarku berbisik di telinganya. “Ibu tidak akan mengulang lagi Dik. Ibu janji. Punya dia kalah jauh dibanding kontolmu.

    Memek ibu kayak nggak muat dimasuki kontolmu. Ah.. marem banget,” jawabnya melegakan. Kembali ibu mendesah dan merintih ketika mulai kukocok lubang nikmatnya dengan penisku.

    Awalnya terdengar lirih. Namun semakin lama, saat ayunan dan hunjaman kontolku makin laju, kembali ia menjadi tak terkendali. Ia bukan hanya merintih tetapi mengerang-erang. Kata-kata joroknya juga ikut berhamburan. “Ah..sshh…aaahh terus Dik.. ya.. ya terus coblos memek ibu.

    Ah..aaahhh… sshhh enak banget kontolmu Dik. Gede dan mantep banget…. aahhhh ….aaaooooohhhh…..ssshhhh,” Celoteh dan erangannya membuatku makin bernafsu. Apalagi ketika ibu mulai mengimbangi dengan goyangan pinggulnya dan membuat batang kontolku serasa diremas-remas di lubang memeknya.

    Ternyata memeknya masih sangat legit meski terasa sudah longgar dan kendur. Erangan ibu makin keras dan tak terkendali, tapi aku tak peduli. “Memek ibu juga enak banget. Saya suka ngentot sama ibu. Sshhh…. aaahh.. yaa terus goyang bu… aahh.. ya. ya buu….aahsshhh,”

    Berkali-kali hunjaman kontolku kusentakkan di lubang memek ibu mertuaku. Ia jadi membeliak-beliak dan suara erangannya makin kencang. Goyangan pinggulnya juga terus berusaha mengimbangi kocokan kontolku di liang sanggamanya. Benar-benar nikmat dan pandai mengimbangi lawan mainnya.

    Bahkan, ini kelebihan lain yang tidak kutemukan pada diri Vita, memek ibu yang tadinya terasa longgar otot-otot yang ada di dalamnya kini seakan hidup. Ikut bergerak dan menghisap. Ini mungkin yang dinamakan memek empot ayam. Aku jadi ikut kesetanan. Sambil terus menyodok-nyodokkan kontolku di lubang vaginanya, pentil tetek kuhisap sekuatnya.


    Ibu mengerang sejadi-jadinya. Saat itulah kedua kakinya melingkar ke pinggangku, membelit dan menekannya kuat-kuat. Rupanya ia hendak mendapatkan puncak kenikmatannya. Makanya kusumbat mulut ibu dengan mulutku.

    Lidahnya kukulum dan kuhisap-hisap. Akhirnya, setelah kontolku serasa diperah cukup kencang, pertanahanku ikut jebol. Air maniku menyemprot cukup banyak di liang sanggamanya bercampur dengan cairan vaginanya yang juga membanjir. Tubuhku ambruk dan terkapar di sisi wanita yang selama ini kuhormati sebagai ibu mertua.

    Entah berapa lama aku tertidur. Namun saat bangun, ibu mertuaku sudah tidak ada di ranjang tempat tidurku. Rupanya ia sedang berada di dapur membuatkan teh panas untukku setelah membersihkan diri di kamar mandi. Seulas senyum memancar di wajahnya saat kami saling tatap sebelum aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

  • Cerita Sex Penuh Dengan Gairah

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah


    8304 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Penuh Dengan Gairah ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex“Hallo?”, kataku ketika telepon tersambung.

    “Hallo?”, terdengar suara wanita menjawab.
    “Ini pasti Bu Hanny, ya? Saya Bima Handrono, Bu..”, kataku.
    “Oooo, Pak Bima.. Apa kabar?”, tanya Hanny ramah.

    “Baik, Bu.. Bisa bicara dengan Pak Ronny, Bu?”, tanyaku.
    “Suami saya sejak kemarin malam pulang ke Semarang, Pak..”, kata Hanny.
    “Oooo begitu ya, Bu.. Well, kalo begitu saya pamit mundur saja, Bu..”, kataku cepat.
    “Sebentar, Pak Bima!”, kata Hanny menyela.
    “Ya ada apa, Bu?”, tanyaku.
    “Tidak ada apa-apa kok, Pak. Hanya saja rasanya kita sudah lama tidak pernah bertemu”, katanya.
    “Betul sekali, Bu. Kebetulan saja saat ini sebetulnya saya ada perlu dengan Pak Ronny tentang masalah bisnis kami, Bu”, kataku.
    “Ada yang bisa saya bantu, Pak Bima?”, tanya Hanny serius.
    “Mmmm.. Kayaknya tidak ada, Bu. Terima kasih..”, kataku lagi.
    “Sekarang Pak Bima sedang dimana?”, tanyanya kian melebar.
    “Saya sedang di jalan, Bu. Tadinya mau ke rumah Ibu. Tapi ternyata Pak Ronny tidak ada di rumah..”, kataku seadanya.
    “Kesini saja dulu, Pak Bima!”, ajak Hanny.
    “Gimana, ya?”, kataku ragu.
    “Ayolah, Pak Bima.. Teman suami saya berarti teman saya juga. Please..”, pintanya.
    “Baiklah, saya akan mampir sebentar..”, kataku setelah berpikir sejenak.
    “Oke.. Saya tunggu, Pak Bima. Bye”, kata Hanny sambil menutup telepon.

    Segera aku menuju ke rumah Ronny, teman bisnisku. Di teras sebuah rumah di kawasan Cipinang Indah, tampak seorang wanita tersenyum ketika aku mendekat, itulah istri temanku yang bernama Hanny. Aku biasa memanggilnya dengan Ibu Hanny. Umurnya sekitar 37 tahun, wajah lumayan enak dipandang. Kulit putih, postur tubuh sedang saja.

    Yang membuatku suka adalah tubuhnya yang sexy terawat. Aku kenal dia sekitar satu tahun yang lalu ketika aku mengantar Ronny suaminya, pulang dari urusan bisnis. Sejak pertemuan itu kami masih seing bertemu. Dan memang dalam pertemuan-pertemua itu mataku dan mata bu Hanny sering bentrok tanpa setahu suaminya. Dan kerlingan matanya kadang mengandung birahi terpendam.

    Bahkan pernah ketika aku nekat mengedipka mata…ia membalasnya dengan dengan menggigit bibir bawanya dengan gaya yang nakal… Tapi itu semua berlalu…

    Sampai suatu ketika…

    “Silahkan masuk, Pak Bima”, katanya sambil membuka pintu rumahnya.
    “Terima kasih”, kataku sambil duduk di ruang tamu.
    “Mau minum apa, Pak?’, tanyanya sambil tersenyum manis.
    “Apa saja boleh, Bu..”, jawabku sambil membalas senyumannya.
    “Baiklah..”, katanya sambil membalikkan badan dan segera melangkah ke dapur.

    Mataku tak berkedip melihat penampilan Hanny pagi itu. Dengan memakai kaos tank-top serta celana pendek ketat/hot span, membuat mataku dengan jelas bisa melihat mulusnya punggung serta bentuk dan lekuk paha serta pantat Hanny yang bulat padat bergoyang ketika dia berjalan. Bu Hanny ini benar-benar semok….

    “Maaf kelamaan..”, kata Hanny sambil membungkuk menyajikan minuman di meja. Saat itulah dengan jelas terlihat buah dada Hanny yang besar. Darahku berdesir karenanya.
    “Silakan diminum..”, katanya sambil duduk.

    Kembali mataku selintas melihat selangkangan Hanny yang jelas menampakkan menggembungnya bentuk memek Hanny.

    “Iya.. Iya.. Terima kasih..”, kataku sambil meneguk minuman yang disajikan.
    “Sudah lama sekali ya kita tak bertemu..”, kata Hanny membuka percakapan.
    “Betul, Bu. Sudah sekitar enam bulan saya tidak kesini..”, jawabku.
    “Senang rasanya bisa bertemu Pak Bima lagi..”, kata Hanny tersenyum sambil menyilangkan kakinya

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah Kembali mataku disuguhi pemandangan yang indah. Bentuk paha indah dan sekal-padat Hanny membuat darahku berdesir kembali. Ini perempuan kayaknya bisa juga.., pikiranku mulai kotor.

    “Hei! Pak Bima lihat apa?”, tanya Hanny tersenyum nakal ketika melihat mataku tertuju terus ke pahanya.
    “Eh.. Mm.. Tidak apa-apa, Bu..”, jawabku agak kikuk.
    “Hayoo.. Ada apa?”, kata Hanny lagi sambil tersenyum menggoda dan kerlingan matanya menatapku.

    Aku suka tatapan matanya yang terkesan binal.

    “Saya suka lihat bentuk tubuh Ibu, jujur saja..”, kataku memancing.
    “Memangnya kenapa dengan tubuh saya?”, tanyanya sambil matanya menatap tajam mataku.
    “Mm.. Nggak ah.. Nggak enak mengatakannya..”, jawabku agar dia penasaran.
    “Tidak enak kenapa? Ayo dong Pak Bima..”, katanya penasaran.
    “Sudah ah, Bu.. Malu sama orang.”, kataku sambil tersenyum.
    “Iihh! Pak Bima bikin gemes deh..”, katanya sambil bangkit lalu menghampiri dan duduk di sebelahku.

    Aroma tubuhnya benar-benar membangkitkan birahi…

    “Saya cubit nih..! Ayo dong katakan apa?”, katanya sambil mencubit pelan tanganku.
    “Yee.. Ibu ternyata agresif juga ya?!”, kataku sambil tertawa.
    “Tapi suka, kan?”, katanya nakal dan manja.
    “Iya sih..”, kataku mulai berani karena melihat gelagat Hanny seperti itu.
    “Kalau begitu, ayo dong Pak Bima kasih tahu ada apa dengan tubuh saya?”, tanya Hanny agak berbisik sambil tangannya ditumpangkan di atas pahaku. Markas Judi Online Dominoqq

    Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya tersenyum sambil mataku tajam menatap matanya.

    “Ihh, kenapa Pak Bima tak mau jawab sih?”, suara Hanny berbisik sementara matanya menatap mataku.

    Beberapa saat mataku dan mata Hanny saling bertatapan tanpa bicara. Sedikit demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar jelas nafas Hanny menjadi agak cepat disertai remasan tangannya di pahaku ketika bibirku hampir bersentuhan dengan bibirnya.

    “Tubuh Ibu seksi..”, bisikku sambil menempelkan bibirku ke bibir merahnya.
    “Ohhh…mmmmhh..”, desahnya ketika kukecup dan kulumat perlahan bibirnya.
    “Pantatmu bahenol Bu Hanny…”kataku smbil tanganku meremasi pantatnya.
    “Nggghhhh…”Bu Hanny mendesah.

    Ia melepas bibirnya, lalu mendesakku makin rapat. Bibirnya terbuka…lalu melumat mulutku dengan liar. Ia memutar-mutar mulutnya dan sambil mendesah ia memaguti bibirku.

    Tak kusangka nafsu Bu Hanny begitu liar dan panas. Lumatan bibirku dengan sangat panas dan liar dibalas dengan pagutan yang lebih liar lagi. Lumatan bibir, hisapan dan permainan lidahnya benar-benar membuatku bergairah. Apalagi ketika tangan kiri Bu Hanny dengan berani langsung memegang dan meremas celana bagian depanku yang sudah mulai menggembung. Tangan kanannya dengan lembut memegang belakang kepalaku dan meremasi rambutku.

    “Mmhh..”, desahnya ketika tanganku mulai meraba buah dadanya yang cukup besar menantang.

    Kamu secara bersama-sama melepaskan bibir kami yang berpagut ketat…Lalu seperti dikomando kami saling menjilat leher… Di sela kilatanku di lehernya kudekati kupingnya lalu aku berbisik…”Ohh…bu…susumu montok…”desahku. Aku begitu intens meremasi susunya.

    “MMhhhh…..mmm suka iyah…mmm…”desahnya di kupingku. Ia begitu liar menciumi dan menjilati leherku. Kadang ia mengigitnya lembut.

    Lalu di sela-sela jilatanya di leherku ia berbisik di telingaku…”Kita pindah ke kamar saja, Pak Bima..”, bisiknya. Ia melepaskan bibirnya. Matanya memandangi ku dengan nakal sambil tangannya meremasi kontolku….Ia memandangiku penuh birahi…”Kita ke kamar…aku mau ini…aku mau kontol ini….”desahnya pelan sambil meremasi kontolku dan memandangi mataku dengan tatapan penuh birahi mesum.

    Aku tak sanggup menahan nafsuku. Kukelurkan lidahku lalu kujilati bibirnya yang tersenyum mesum itu….

    “Hmmmhhh…..”desahku sambil mengusap lengannya dan mengajaknya bangkit.

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah Segera kuikuti Hanny ke kamarnya sambil sesekali memegang dan meremas pantatnya. Di dalam kamar. Hanny tanpa segan lagi langsung melepas semua pakaiannya hingga dengan jelas aku bisa menyaksikan betapa seksinya tubuh dia. Aku suka buah dadanya yang cukup besar dengan puting susu kecil berwarna agak coklat.

    Apalagi ketika melihat memeknya yang dihiasi bulu yang tak terlalu banyak tapi rapi.

    “Ayo dong lekas buka pakaiannya..”, kata Bu Hanny ketika melihatku belum membuka pakaian.
    “Tubuh Ibu sangat bagus…pinggul ibu sungguh bahenol dan padat..”, kataku tersenyum sambil membuka pakaianku.
    “Apa yang Pak Bima suka?”, tanya Hanny sambil menghampiri dan membantu membuka pakaianku.
    “Saya suka ini..”, kataku sambil meremas buah dadanya lalu meraba memeknya.
    “HHHHmmm, nakal..!!”, katanya sambil memegang dan mengelus kontolku yang sudah mulai tegang.

    Kurengkuh belakang kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, Hanny pun segera membalas lumatanku sembari tangannya makin keras meremas kontolku.

    “Uhh..”, desah Hanny ketika tanganku meremas buah dadanya dan sesekali memainkan puting susunya.

    Sambil berdiri kami berciuman dan saling raba apa pun yang mau diraba, saling remas apapun yang mau diremas. Sampai beberapa saat kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus telanjang Hanny ke atas ranjang.

    “Oww.. Pak Bima! Enakkhh..”, desah Hanny keras ketika bibirku menyusuri belahan memeknya sementara tanganku memegang dan meremas buah dadanya.
    “Ohh.. Ohh..jilatanmu…”, jerit Bu Hanny sambil menggelinjang ketika lidahku menjilati kelentit dan lubang memeknya bergantian.

    Tubuh Bu Hanny makin bergetar dan melengkung ketika sambil kujilat kelentitnya, kumasukkan jariku ke lubang memeknya. Terasa di jariku jepitan-jepitan pelan lubang memeknya ketika jariku kukeluarmasukkan perlahan.

    “Oohh..”, jerit Bu Hanny makin keras serta dengan keras menjambak kepalaku dan mendesakkan ke memeknya.
    “Aku mau keluarrhh, Bimahh..”, jerit Bu Hanny sambil menggerakan dan mendesakkan memknya ke mulutku.
    “Oohh!! Nikmaatthh..!!”, jerit Hanny ketika mendapatkan orgasme, lalu tubuhnya melemah. Aku bangkit lalu kutindih tubuhnya.
    “Bagaimana rasanya, Bu?”, tanyaku sambil mengecup bibirnya.

    Hanny tidak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku dengan lumatan ganas walau mulutku masih basah oleh cairan memeknya sendiri.

    “Gantian, Pak..”, kata Hanny sambil tersenyum lalu bangkit.
    “Mm.. Enak, Bu..”, kataku ketika kontolku dikocoknya sambil sesekali Hanny menjilat kepala kontolku.
    “Uhh..”, desahku ketika terasa mulut dan lidah Hanny dengan hangat melumat dan menghisap kontolku.

    Jilatan dan hisapan Hanny sangat terasa nikmat. Sangat lihay sepertinya Hanny dalam hal ini. Apalagi ketika lidah Hanny dengan tanpa ragu menjilat lubang anusku berkali-kali sembari tangannya tak henti mengocok kontol. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang anusku, lalu mulutnya tak henti menjilat dan menghisap kontolku.

    “Hannyyy.. Enakk bangett..”, kataku sambil terpejam lalu memegang kepalanya.

    Kemudian kugerakkan kontolku keluar masuk mulutnya.

    “Uhh.. Enak sekali, Han..”, kataku sambil meremas rambut Hanny.
    “Sudah deh.. Naik sini!”, pintaku. Hanny menurut.

    Setelah menghentikan hisapannya, dia segera bangkit lalu segera naik ke atas tubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang kontolku lalu diarahkannya ke lubang memeknya. Bless.. Tak lama memeknya sudah mulai digerakkan ketika kontolku sudah masuk.

    “Sudah lama saya memimpikan bisa bersetubuh dengan Pak Bima..”, kata Hanny sambil tetap menggerakan pinggulnya turun naik di atas kontolku.
    “Memangnya kenapa, Bu.. Mhh..”, kataku sambil meremas kedua buah dadanya yang bergoyang seiring gerakan tubuh Hanny yang bergerak turun naik dengan cepat.
    “Mmhh.. Karena.. Mmhh.. Karena sejak pertama kita bertemu, saya sudah suka dengan Pak Bima. Saya tertarik pada Pak

    Bima.. Mmhh..”, kata Hanny sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum lalu membalas kecupannya sambil meremas pantatnya.

    “Ohh, Pak Bima.. Enak sekali rasanya..”, bisik Hanny sambil mempercepat gerakannya.
    “Ohh.. Sayaanngg.. Ohh..”, jerit Hanny sambil tubuhnya bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Hanny mencapai orgasme.
    “Ohh..”, jerit Hanny sambil mendekap erat tubuhku sambil mendesakkan memeknya ke kontolku. Tubuhnya bergetar dan meronta merasakan nikmat yang amat sangat.
    “Ohh.. Pak Bimay.. Enak sekali..”, bisik Hanny sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum sambil membalas kecupannya.
    “Mau posisi apa, sayang?”, tanya Hanny sambil tetap berada di atas tubuhku.
    “Posisi kesukaan Ibu Hanny apa?”, aku balik bertanya.
    “Doggy style.. Mau?”, tanya Hanny sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
    “Whatever you want..”, jawabku.

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah Hanny bangkit lalu mulai nungging di pinggir ranjang. Tampak jelas memeknya merekah merangsang.. Segera kuarahkan kontolku ke lubang memeknya, lalu bless.. Bless.. Aku mulai memompa kontolku dalam-dalam di memeknya. Rasanya sangat nyaman dan nikmat.

    “Ohh.. Enak banget memekmu Bu Hanny…oh enaknya mengentotimu bu Hanny..”, kataku sambil meremas pantat Hanny.
    “Mmhh.. Ohhh pak Bima…enotanmu enak…ohhh kontolmu dalem banget masuk dalammemekku…Oh..entotin…masukin sedalamnya sayang…ahhh….”, erang Bu Hanny sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar mengimbangi pompaan kontolku.
    “Remasshh.. Remass susuku, Pak Bimay..”, desah Hanny sambil meremas buah dadanya sendiri.

    Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa kontol, tanganku segera memegang, meremas buah dada dan memainkan puting susu Hanny bergantian.

    “Ohh.. Ohh.. Nikmaatthh..”, jerit lirih Hanny sambil memegang tanganku yang sedang meremas-remas buah dadanya….”OOhhh…rasanya kontolmu makin keras dan besar dalam memekku…oh…setubuhi aku…oh entotanmu…oh enaknya…”

    Lalu kembali kami merubah posisi. Ia langsung rebah mengangkang di ranjang… memeknya yang tembem benar-benar terlihat enak untuk di entot. Aku arahkan kontolku ke lobang memeknya…lalu….

    “”Ahhhhh,,,,,….OOOOhhhh…..”kami mendesah bersamaan ketika kontolku masuk dalam memeknya.

    Ia merangkul bahuku lalu menjilati leherku..dan berbisik “Ohhhh…entotanmu enak….kontolmu besar dan panjang….ohhh….dalam sekali pak…”

    Aku tak kalah liar menjilati lehernya…dan kubalas bisikannya…

    ” Memek ibu Hanny tebal..memek ibu enak dientot…kntolku keenakan Bu…”

    Kami terus berpacu di ranjang yang biasanya ia pakai tidur dengan suaminya itu. Lalu tiba-tiba ia merangkulku ketat. Tangannya meraih kepalaku…

    “Pak Bima…”desahnya.

    Aku mengangkat kepalaku..lalu memandangi wajahnya…Ia menyentuh bibrku dengan bibirnya tetapi hanya sentuhan-sentuhan pelan…bibir kami bergesekan seirama goyangan pinggul kami yang saling menggenjot…

    “Ohhh..Pak Bimahh…aku bisa ketagihan dientoti kontolmu pak,,,ohh…enak pak…” Kedua tangannya berada di belakang kepalaku.

    Bibir kami bergesekan pelan…

    “Aku juga bu Hanny….enak sekali mengentoti memek bu Hanyy….aku juga pasti ketagihan ngentot sama bu Hanny…”
    “Ohhh..pak aku ketagihan kontolmu…”
    “Ohh bu Hanny aku ketagihan memekmu…”

    Genjotan pinggul kami makin lama semakin ketat dan cepat…

    “Ohh…bu Hanny…aku akan ketagihan ngentot sama bu Hanny…”desahku.
    “Ahhh…ohhh…aku mau setiap waktu ngentot sama pak Bima…kalau perlu tiap hari Pak Bima datang aja…kita bisa ngentot terus pak…ohhh…””

    Ketika entotan-entotan kami semakin liar…dan nafas kami makin panas tak teratur…tiba-tiba ia menahan pinggulku…kami lalu begerak pelan…ia meraih kepalaku…bibirnya menjilati bawah kupingku…sambil saling menggenjot perlahan ia berbisik pelan…

    “pak Bima…aku lagi subur pak…”

    Aku kaget mendengar bisikanyya yang penuh birahi…”Oh bu Hanyy…”desahku. Lalu akupun mulai memompa memek bu Hanny dengan entotan yang dalam. Aku meregangkan pahaku agar tusukan kontolku yang besar dan panjang makin dalam.

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah

    “Tekan kontolmu panjangmu sedalamnya pak…ohhh…iya gitu pak…masukin dalam-dalam pak..ohh..gitu…oh… iya tekan terus”
    “Oh…pak…ohhh…masuki rahimku…masukkan kepala kontolmu dalam rahimku…oh gitu…okkkkhhh…pakkk…ohh….”
    “Ohhh…bu Hanny aku keenakan bu…oh…kontolku rasanya mentok bu…oh…enaknya bu….ohhhh…bu…Bu hanny…maniku juga lagi banyak bu….udah tiga minggu aq tidak ngentot sama istriku bu…oookkkhhh…bu…”
    “Oookkkkhhh pak…oh…pak…aq suka pak…aku suka manimu banyak pak…”

    Lalu tiba-tiba aku merasa kontolku diperas dan dihisap lobang memek bu Hanny…

    “Oookkkhhh…..bu…oookkkkhhh…”erangku tak kuasa menahan nikmat.
    “Iya sayang…okhh.pppak…enaknya…”
    “Ohh.. enak sekali, sayang..”, kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan.
    “Buuuu…aku mau keluar bu…”
    “Keluarkan saja di dalam memekku, sayang..semprot rahimku yang subur ini,,,,aaaa pak Bima…”, kata Hanny sambil mempercepat goyangan pantatnya.
    “Ohhh akan kusembur rahimmu yang subur ini bu Hanyy…aku akan semprot maniku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu bu…ooohhh…ohhh…bu…ohhh bu Hanny..aku akn membuatmu hamil bu Hanny…aku akan membuntingim bu Hanny…oookkkhhhh…”
    “Iya pak…entoti…okkhhh…entotin memekkku…okk..pak Bima…keluarkan manimu sebanyaknya….sirami rahimku…oh…hamili aku….entoti sampai aku bunting pak Bima…aku pasti hamil oleh manimu…oookkkhhh….aku rela bapak entot sampai hamil…”

    Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku ndalam-dalam ke memeknya.. Croott! Croott! Croott! Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke dalam rahim bu Hanny sambil kukerahkan otot dan nafasku agar maniku keluar sebanyak-banaykanya… sampai kurasakan air maniku habis keluar….Aku lakukan semua itu sambil menjilati bibirnya….

    “OOkkkkkhhh…Pak Bima banyak sekali spermamu…oohhh….rahimku merasa hangat oleh manimu…ookkk…semprot terus pejuhmu yang banyak….aaahhh iya…oookkkhh iya..”, kata Bu Hanny sambil meliukkan pinggulnya..

    Aku merasa lobang memeknya meremasi dan menghisap batang kontolku…kepala kontolku serasa diemut-emut oleh memknya…Bu Hanny seolah ingin memeras spermaku sebanyak-banyaknya..

    “Okkkhhhh….aku juga keluar pak….”desahnya…
    “Okkhhh..pak bima…aku enak pak…aku paus pak…akkkhh…enaknya pak…”

    Lalu ahkhirnya irama pergelutan badan kami berhenti…Ia mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya…
    Nafas kami memeburu…. Lalu bisikkanya terdengar lirih…

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah “Kontol pak bima enak…kontolmu besar dan panjang pak…aku suka ngentot sama pak Bima…”
    “Ibu juga hebat, memek ibu tebal dan tembem…susumu besar bu…tubuh Bu Hanny semok…memek ibu enak dientot..”, kataku lirih.
    “Kapan pun Pak Bima mau, aku mau dientoti pak Bima….aku suka birahimu pak Bima…Kontol pak bima besar dan panjang…aku bisa ketagihan ngentot sama pak Bima..”, kata Hanny sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
    “Aku juga suka sama bu Hanny…aku juga suka birahi dalam tatapn matamu bu…aku juga suka ngentoti ibu kapan saja…oohhh….”, kataku sambil mengusap punggung telanjangnya.
    “Saya mau mandi dulu, Pak Bima.. Mau ikut?”, tanya Hanny manja sambil bangkit dan turun dari ranjang.
    “Mandi bareng wanita cantik siapa yang mau nolak?”, kataku sambil bangkit pula.
    “Ihh! Genit!”, katanya sambil mencubit tanganku.
    “Kalau sudah kena air dingin, bisa ada ronde kedua dong..”, bisik Hanny sambil memeluk tubuh telanjangku.
    “Siapa takut..”, jawabku sambil mengecup bibir ranumnya.

    Hanny, saya sayang kamu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Dukun dan calon PNS

    Kisah Memek Dukun dan calon PNS


    3359 views


    Duniabola99.com – Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan impian bagi sebagian besar orang, Bergagai cara ditempuh agar bisa lolos tes CPNS. Mengikuti bimbingan tes CPNS, menyogok, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun akan dilakukan. Entah karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam tes, akhirnya akupun juga memakai jasa dukun atau orang pintar. Menurut info yang aku peroleh dari temanku, ada seorang dukun di pinggir kota yang dulu pernah meloloskannya menjadi PNS. Malam itu aku sendirian pergi mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini, akhirnya aku tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya membukakan pintu. “Permisi, apa benar ini rumahnya Bu Sarmi?” tanyaku kemudian. “Oh iya, saya sendiri.
    Silakan masuk, Mas!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi aku segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku. “Ooo, jadi Mas Anang ini juga pengen jadi pegawai negeri to?” “Iya Bu! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.” Aku menyodorkan satu botol madu murni kepada Bu Sarmi. “Kalau begitu, silakan Mas Anang ikut saya ke dalam!” Bu Sarmi beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang aku berikan tadi. Beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang aku membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku menelan ludah. Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Bu Sarmi menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.

    “Maaf ya Mas Anang! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!” “Semuanya, Bu?” tanyaku malu-malu. Bu Sarmi tersenyum, “Mas Anang gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Mas Anang!” Bu Sarmi benar, pikirku. Lagi pula aku sudah terlanjur datang ke sini, jadi aku tidak perlu malu lagi. Sementara Bu Sarmi menyiapkan kelengkapan ritual, aku segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Bu Sarmi datang dan duduk di sampingku. Sesaat aku sempat melihat Bu Sarmi mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap. Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Bu Sarmi mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. Aku memejamkan mataku saat tangan lembut Bu Sarmi mulai menyentuh dadaku, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku. Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya.

    Aku menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal pahaku. “Mas Anang sudah punya pacar?” tanya Bu Sarmi memecah keheningan. “Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Bu!” “Ooo… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Mas!” kata Bu Sarmi meledek. “Ah, Bu Sarmi ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Bu Sarmi ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. Aku juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Bu Sarmi membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya. Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Bu Sarmi turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat. “Wah… badan Mas Anang kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Mas Anang rajin olah raga.” “Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin angkat beban, renang, bola, dan voli..” “Ooo… pantesan adik Mas Anang gede!” “Maksud Bu Sarmi, adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh. “Maksud saya adik yang ini…..” kata Bu Sarmi sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung.


    Ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Bu Sarmi. Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan. “Ooohh… Bu! Enak…!” aku melenguh nikmat. Aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Bu Sarmi menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya. Astaga…! Sekali lagi aku terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Bu Sarmi. Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam. Perlahan-lahan aku mulai menggosok bibir vagina Bu Sarmi yang sudah basah itu dengan jariku. Bu Sarmi bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang tongkolku. Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Bu Sarmi mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal pahaku, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat tongkolku yang sudah bertonjolan. “Gimana Mas Anang? Enak kan?” tanya bu Sarmi di sela-sela aksinya. “Ahh… nikmat banget Bu! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Aku memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja. Namun kali ini Bu Sarmi memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim enak… Terbukti ketika Bu Sarmi dengan lembut memasukkan ujung penisku ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku. “Ooougghh…yeah…enak, Bu!” nafasku semakin memburu. aku merintih-rintih nikmat, namun Bu Sarmi masih asyik mempermainkan tongkolku di dalam rongga mulutnya. Aku juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas.

    Bahkan Bu Sarmi juga turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya bu Sarmi masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, payudaranya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini. “Aahhh…. tongkol Mas Anang memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama mendambakan tongkol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Bu Sarmi kembali melumat kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan vaginanya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, aku mendekatkan mulutku ke vagina Bu Sarmi yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan vaginanya dengan lembut. “Aaaaghhh…! Yaahhh… begitu Mas! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…!” Bu Sarmi bertambah semangat mempermainkan tongkolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang tongkolku, kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung tongkolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing. Berapa saat kemudian Bu Sarmi melepaskan kulumannya. “Gimana, Mas Anang Suka kan?” tanya Bu Sarmi sambil tersenyum padaku. Aku hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Bu Sarmi yang masih memijit-mijit batang tongkolku. “Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai penis besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Mas Anang pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” kata Bu Sarmi menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan tongkol Mas Anang yang besar ini!” Bu Sarmi mengambil posisi duduk di atas pahaku.

    Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung penisku mulai memasuki memiawnya yang hangat. Entah karena memiaw Bu Sarmi yang sempit, ataukah karena tongkolku yang besar, proses penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Bu Sarmi tampak susah payah berusaha agar batang tongkolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai akhirnya… “Aaougghh…. aduh Mas Anang! Gede banget tongkolmu!” tubuh Bu Sarmi yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang tongkolku terbenam dalam rongga vaginanya yang sempit. Beberapa saat kemudian Bu Sarmi mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun. “Aaaahhh… aahhhh… ooougghh…!” Aku mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Bu Sarmi untuk mengatur gerakan naik-turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Bu Sarmi menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan vaginanya terasa mantap. Batang tongkolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan nikmat. Ooouuuhhh… Semakin lama gerakan Bu Sarmi semakin liar tak terkendali.


    Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga vaginanya. Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan dengan sisa-sisa tenaganya. “Oh, Mas Anang…, saya…sudah…nggak kuat…lagi…! Arrrgghhh….!” Bu Sarmi menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dadaku. Seolah ingin menancapkan kuku-kukunya ke dalam bukit dadaku. “Ooohhh… sebentar lagi Bu! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!” Aku juga mempercepat gerakanku. Meskipun Bu Sarmi terlihat lelah, namun aku masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah. Beberapa menit kemudian, aku merasakan batang tongkolku semakin mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Aku segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan tubuh Bu Sarmi. Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai akhirnya….. “Saya… keluar Bu! Oogghhh…!” aku meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya spermaku di dalam rongga kenikmatan Bu Sarmi. Seketika tubuhku lemas. Aku sudah tak mampu lagi menopang beban Bu Sarmi yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di vaginanya yang hangat. Dalam hati aku kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta.

    Belum pernah aku merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex. “Mas Anang memang benar-benar hebat!” kata Bu Sarmi sambil membelai dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku. “Ibu juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Bu!” Aku mengecup kening beliau dan membelai-belai rambut dan payudaranya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian kami pun terlelap saling berpelukan. Entah sudah berapa lama aku terpejam, ketika aku merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan aku membuka mataku, ternyata Bu Sarmi tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perut sixpackku. “Aahhh…, Bu Sarmi masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.
    Bu Sarmi tersenyum manja, “Habis…, tongkol Mas Anang guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama tongkol segede ini!” “Ah, Bu Sarmi ini bisa aja!” aku hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang. Bu Sarmi bertambah antusias ketika batang tongkolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Bu Sarmi mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya. “Aaahhh…, aaahhh…, enak Bu! Oohhh…!” aku hanya bisa mengerang keenakan. “Hhhhmmm…., Mas Anang mau yang lebih enak lagi?” tanya Bu Sarmi menggoda. “Emang ada yang lebih nikmat, Bu?” “Coba Mas Anang berdiri!” aku menuruti perintah Bu Sarmi.

    Dengan kondisi tubuhku masih telanjang bulat, aku berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Bu Sarmi yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Bu Sarmi meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang tongkolku ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang tongkolku di permukaan buah dadanya yang lembut. “Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Bu!” “Ini masih belum seberapa, Mas! Coba Mas Anang rasakan yang ini…” Bu Sarmi menggeser batang tongkolku dan menyelipkannya di antara belahan buah dadanya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Anang!” Aku menurut saja. Perlahan-lahan aku mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Bu Sarmi menekan-nekan buah dadanya kencang sehingga batang tongkolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal. “Oouuhhh…! Bu Sarmi memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Bu!” aku mendesah-desah nikmat. Susu Bu Sarmi yang menekan-nekan tongkolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Bu Sarmi memintaku untuk segera menuntaskan permainan itu. “Aahhh…, Mas Anang! Ibu sudah kepengen banget nih!” rengek bu Sarmi. Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang menungging. Meskipun aku masih belum begitu pengalaman, namun aku sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan aku membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Bu Sarmi yang menganga dari belakan. Bu Sarmi tampak menggigit bibir sendiri ketika aku mulai menggesek-gesekkan ujung penisku di bibir vaginanya. “Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Mas!” rengek Bu Sarmi. Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah vagina bu Sarmi yang memerah. “Aahhhh…!” aku melenguh nikmat.


    Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Bu Sarmi masih memiliki memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang tongkolku. Terlebih ketika seluruh batang tongkolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya. Sesaat aku membiarkan tongkolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti aku mulai mengayunkan pantatku maju-mundur. “Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Mas Anang, Ooohhh…!” Bu Sarmi mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat. Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Bu Sarmi terlihat sangat lelah. “Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!” Aku mencabut penisku, sedangkan Bu Sarmi terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Buah dadanya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat, akupun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Bu Sarmi ke samping lebar-lebar, kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik pinggang Bu Sarmi dan kuarahkan batang tongkolku menuju liang surgawinya yang menganga, dan sleeeep…! Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu. “Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!” rintih Bu Sarmi. Kembali aku ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Bu Sarmi yang berada di bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika aku membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang tongkolku ke dalam rahimnya.

    Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali aku meremas-remas, menjilat, dan menciumi buah dadanya. “Iyaah…aaghhh! Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh….!” Bu Sarmi mengoceh tak karuan. Namun aku tidak menghiraukannya. Aku terus memompa tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar. “Ooohh…, Mas! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!” Aku merasakan dinding-dinding vagina Bu Sarmi mengerut dan berdenyut-denyut, mencengkeram dan meremas-remas batang tongkolku dari dalam. Semakin lama kedutan vagina Bu Sarmi semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang tongkolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya….. “Aaarrggghhh….! Aku keluar lagi Mas!” Bu Sarmi menjerit puas. Aku semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi vagina Bu Sarmi. Namun sebelum spermaku keluar, aku segera mencabut penisku. Sambil mengocoknya dengan tanganku, aku menyodorkan batang tongkolku ke bibir Bu Sarmi yang terbuka. Aku semakin mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya…. “Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!” Crot…crot…croottt! Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut Bu Sarmi. Tanpa rasa jijik beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih menempel di batang tongkolku. Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan aku pun terkapar di sisi Bu Sarmi. “Oh, Mas Anang benar-benar perkasa! Terima kasih ya Mas!” aku memeluk tubuh Bu Sarmi dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di atasnya. “Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Bu Sarmi mau minta apa?” tanyaku kemudian.

    Bu Sarmi bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok, Mas!” beliau tersenyum, “Mas Anang tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma minta ini…..” Bu Sarmi meraih penisku yang terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang lentik. “Maksud Bu Sarmi?” tanyaku tidak mengerti. “Kalau Mas Anang berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Mas Anang mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Mas Anang yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang tongkolku. “Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani Ibu!” Mendengar jawabanku Bu Sarmi kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan memberikan kuluman dan kocokan di batang tongkolku. Beberapa minggu kemudian akhirnya aku benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan pelantikan, aku memenuhi janjiku kepada Bu Sarmi. Setiap kali ada kesempatan, aku selalu berkunjung ke tempat Bu Sarmi. Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya, beliau masih saja mengakui kejantananku dalam bermain cinta.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Video Bokep Vanessa Decker ngentot pacarnya yang kaya

    Video Bokep Vanessa Decker ngentot pacarnya yang kaya


    1938 views

  • Foto Bugil Elle Patille membuka pakian dalam sexynya pamer puting

    Foto Bugil Elle Patille membuka pakian dalam sexynya pamer puting


    1888 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik rambut sedikit pirang Elle Patille melepas bikininya di atas ranjang sebelum tidur menampakkan memeknya yang temben tanpa bulu dan pantatnya yang bahenol.

  • Foto Bugil Ariana Marie memperkenalkan payudara besarnya

    Foto Bugil Ariana Marie memperkenalkan payudara besarnya


    2090 views

    Duniabola99.com – foto gadis rambut coklat Ariana Marie berpose hot dan melepaskan semua pakaiannya menampilkan tubuhnya yang hot dan menampakkan toketnya yang gede dan juga ngangkang lebar menampilkan memeknya diatas sofa.

  • Foto Bugil Elizabeth L berkaki panjang sambil ngangkang

    Foto Bugil Elizabeth L berkaki panjang sambil ngangkang


    2022 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang bugil Elizabeth L yang melebarkan kaki panjangnya memamerkan memeknya yang tembem tidak berulu dan masih sempit.

  • Foto Ngentot Jodi Taylor payudara kecil

    Foto Ngentot Jodi Taylor payudara kecil


    1989 views

    Duniabola99.com – foto cewek seksi Jodi Taylor membukan pakaiannya dan beropose siap dientot oleh kontol gede dikamarnya dan mendapatkan sperma yang banyak didalam memeknya yang sampai tidak bisa menampungnya.

  • Video Bokep Yu Shinohara perawat sange mastrubasi diruang ganti

    Video Bokep Yu Shinohara perawat sange mastrubasi diruang ganti


    2177 views

  • Kisah Memek Ngentot Adik Isteri

    Kisah Memek Ngentot Adik Isteri


    3117 views

    Duniabola99.com – Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga , istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putraputri yang relatif masih kecil, diantara saudarasaudara istri , saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).

    Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masingmasing.

    Perlu diketahui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan seks dan juga open minded kalau berbicara mengenai seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34 a.

    Keakraban ini dimulai sejak tahun 1996 dan berlangsung cukup lama dan pada tahun 1997 sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anakanak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah polah bak orang kaya saja.


    Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.
    Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan temantemannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

    Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannnya berbeda dengan kakaknya.
    Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali.

    Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 23 kali dalam semingggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme/climax sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks ketibang kualitas.

    Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit.

    Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.
    Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada penugasan dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apaapa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

    Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow, pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahalmahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti engga akan terjadi apaapa kok , lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

    Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggie car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, didalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska , ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak , sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disiasiakan.
    Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi , pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena samasama ingin menggantungkan baju masingmasing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang udah engga apaapa anggap aja kamu dapat rejeki. wow wajahnya memerah tambah cantik dia.

    Lalu kita nonton tv bareng filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalo begini terus saya bisa enggak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kita nonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini aja, engga usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap disisinya ..selanjutnya kita cerita dan berandaiandai kalau dulu kita sudah saling ketemudan kalau kita berdua menikah dan sebagainya..

    Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu koq cantik dan anggun sih, Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh koq sih saya engga bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget , Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalo kamu adalah suami kakak saya.biarin aja kata saya.
    Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya..akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekaliuh indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang abis kamunya sih udah punya pacar..berlanjut saya kecup juga bibirnya yang sensual dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini.kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanyadia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling bertempur ..

    Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik bhnya dia menggelinjang saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas bhnya wow betapa indah buah dadanya ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry koq jadi begini.Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik dirisaya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini langsung saya samber lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya .Siska hanya mendesahdesah sambil tangannya mengusapngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.


    Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedotnyedot halus dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masingmasing tinggal ber cd saja, tangan dia mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha dia semakin menggelinjang, ow andry enak dan geli sekali ..

    perlahan saya turunkan cdnya, dia bilang andry jangan bilang sama siapasiapa ya terutama kakak saya.saya bilang emang saya gila kali, pake bilangbilang kalo kita . setelah cdnya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat kelentitnya yang berwarna merah menantang pada awalnya dia tidak mau, katanya saya belum pernah , nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba
    lidah saya langsung menarinari di kelentitnya dia meraung keras.oohhhhhhhh
    andry enaaaaaaaa aaakkkkkkkkkkk sekali..saya saya enggak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih ..terus saya jilat kelentit dan lubang vaginanya ..tidak berapa lama kemudian dia menjerit. .auuuuuuuuwwww saya keluar andry oooooooooooohhhhhhh hhenak sekali..dia bangkit lalu menarik dengan keras cd saya .langsung dia samber kontol saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali..oh nikmatnya .terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral sex dengan sayadia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. tibatiba dia mengisap kontol saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi.. dia lepaskan kontol saya, andry ayo dong masukin ke sini sambil menunjuk lobangnya ..perlahan saya tuntun kontol saya masuk ke memeknya. ..dia terpejam saat kontol saya masuk ke dalam memeknya sambil dia tiduran dan mendesahdesah. .ohhhhhhhh andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apaapa, tapi kini saya udah dua kali keluar, kamu baru saja mulai..waktu itu kami bercinta udah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu…

    Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk memeknya. dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar dan saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang,
    dia menggelinjang terus tak keruan .uhhhhhhh andry saya keluar lagi..saya angkat perlahan kontol saya dan kita berganti posisi duduk , terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan ,dia mendesah sambil terus menyebut ohh andry.ohhh andry dia naik turun makin lama makin kencang sambil sekalikali menggoyangkan pantatnya .tangannya memegang pundak saya keras sekali..iiiiiiiiiii hhhhhhhhhhhh uuuuuuuuuhhhhhhhhhh hhhh andry saya keluar lagi ..kamu koq kuat sekali .come on andry keluarin dong saya udah engga tahan nih,,,,,,,, biar aja kata saya..saya mau bikin kamu keluar terus , kan kamu bilang sama saya , kamu engga pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus. .iya sih tapi ini betulbetul luar biasa andry, ..ohhhhhhh hhhh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamuayo jangan ngaco ah mana mungkin lagi, kata saya.


    Saya bilang sekarang saya mau cobain doggy style, apa tuh katanya, ya ampun kamu engga tau, engga tuh katanya, lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan kontol saya ke memeknya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat kontol saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang.. dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya. .andry. .aaaaaaaam mmmmmmmmmpuuuuuu uuuuuuunnnn dehhhhhhhhhhhhhhhhh hhhh saya keluar lagi nih dan waktu itu saya juga udah mau keluar saya bilang nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska, ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh cobain dulu ya..akhirnya dia mengangguk..

    Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut kontol saya dan sembari dia jongkok saya arahkan kepala kontol saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocokngocok kontol saya dengan sangat bernafsu. ..sis. ..udah mau keluar langsung kontol saya dimasukkan ke dalam mulutnya engga lama lagi..creetttttt tt creeeeeeeettttttttt ttt crettttttttttttttt creeeeeeeeetttttttt ttttt, penuhlah mulut dia dengan sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya.. dia terus menjilati kontol saya sampai semua sperma saya kering saya tanya gimana sis enak enggak rasanya dia bilang not bad kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.
    Siska mengecup halus bibir saya.. ..Andry, thanks a lot ..saya benarbenar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya.

  • Kisah Memek Bergairah Ketika Dibadai Melanda

    Kisah Memek Bergairah Ketika Dibadai Melanda


    2387 views

    Duniabola99.com – Namanya Apriliani, atau lebih akrabnya Pri. Dia satu kos-kosan denganku. Kepribadiannya mirip cowok demikianpun postur tubuhnya. Badannya tegap dan cara berjalannya gagah. Wajahnya tidak cantik, tapi lebih terkesan tampan. Hidungnya mancung dengan mata setajam elang dan bibir yang sedikit tebal. Rambutnya keriting sebatas bahu yang sering dikuncirnya ketika kegerahan. Sebenarnya Pri ingin memangkas rambutnya seperti potongan cowok, tapi selalu dilarang oleh kami. “Kamu lebih pantes begini Pri, kayak Nicolas Saputra.” kata Heny, salah teman kosku juga waktu Pri mengutarakan ingin memangkas rambutnya.


    Ya.. sekilas memang mirip Nicolas Saputra, terlebih lagi kulitnya putih bersih. Pri itu orangnya pendiam dan sesekali mudah marah, dan paling sering disuruh ngerjain pekerjaan-pekerjaan cowok di kos-kosan itu. Pokoknya kecuali dadanya yang membusung, kelamin dan suaranya mungkin Pri sudah dalam kategori laki-laki. Yang paling aneh, teman-teman kosku justru yang nggak lesbian (berarti kecuali Ayu yang waktu itu ngesex bareng aku) naksir pada Pri. Walaupun mereka sadar benar lahir batin kalau Pri itu asli cewek.

    Kemana saja Pri dikuntit dan ada saja yang cari perhatian Pri. Akupun sebenarnya suka sih.. tapi sekedar melirik-lirik wajah gantengnya itu (sebab aku kan bukan lesbian sejati, waktu sama Ayu itu kan kebetulan he.. he..). Pokonya aku masih doyan cowok.

    Hari itu aku hanya tinggal berdua dengan Pri di kos-kosan. Sejak kemarin, teman-teman kosku pada mudik (termasuk Ayu) karena mulai kemaren liburan semester sudah dimulai. Rencananya Pri akan pulang besok, sedang aku seminggu lagi sebab ada urusan di BEM (aku termasuk aktivis BEM). Sebelumnya kami bersikap wajar-wajar saja. Pri tidur di kamarnya, aku di kamarku sendiri. Tak ada keinginan untuk tidur sekamar, karena aku kurang suka dengan sikap Pri yang mudah marah.

    Mendung yang menggantung sejak siang tadi tiba-tiba berubah menjadi hujan yang lebat disertai angin. Waktu itu kira-kira pukul sembilan malam, waktu aku sudah akan tidur. Sialnya atap kamarku bocor cukup besar sehingga membasahi kasurku. “Aduh sial! Gimana nih? Prii.. tolong kesini dong..” teriakku. “Ada apa sih?” tanya Pri menuju kamarku. Agen Judi Casino

    “Bocor nih, gimana dong?” “Kamarku sendiri juga bocor. Dasar rumah tua! Rumah beginian disewain!” umpat Pri. “Sudah deh, jangan marah-marah. Biasanya juga nggak gini, mungkin karena hujan angin kali. Kalau begitu bantuin aku memindahkan barang-barang ini, nanti kamu aku bantuin juga.” ujarku. Akhirnya Pri membantuku memindahkan barang-barang ke tempat yang kering. Lalu akupun turut membantunya. Setelah selesai kamipun segera berkumpul di ruang tengah dengan maksud tidur disitu, sebab kamar lainnya terkunci dari luar.


    Kebetulan ada TV disitu, daripada jenuh karena nggak jadi ngantuk aku menstel TV itu. Pri menghampiriku. “Din, hujan-hujan begini enaknya ngapain?” tanya Pri. “Enaknya tidur, tapi aku nggak jadi ngantuk nih.” jawabku. “Enaknya makan mie goreng yang masih panas sambil nonton film. Kayaknya Inka punya film bagus deh.” ujar Pri. “Trus?” “Yaa.. kamu kan terkenal pandai bikin mie goreng, aku belum pernah loh ngerasain mie gorengmu.” kata Pri sedikit merayu. “Iya deh, aku buatin.” Lalu aku pergi ke dapur untuk membuat mie goreng. Aku kembali teringat pergumulanku dengan Ayu yang awalnya karena mie goreng. Teringat itu aku tersenyum sendiri. Setelah selesai aku bawa dua porsi mie goreng ke ruang tengah. Tapi aku sempat terkejut melihat Pri yang meremas-remas dadanya dengan nafas terengah-engah sambil memandangi layar kaca.

    Ternyata film yang ditontonnya itu BF. Dadaku bergetar saat memandangi wajah Pri yang telah berubah kulit menjadi merah merona. Apalagi gerakan tangannya yang meremas-remas payudaranya yang tak sebegitu besar hingga kaos yang dikenakannya tertarik-tarik keatas. “Auhh.. ehh.. ehh..” desau Pri sembari memejamkan mata rapat-rapat. Spontan birahiku bangkit memandang gerakan Pri yang bagai haus cinta. Segera aku letakkan dua piring mie di atas meja lalu aku menghampiri Pri dan memeluknya dari belakang. “Eh.. Din, apa-apaan kamu ini?” tanya Pri kaget. “Aku hanya ingin membantumu saja, Pri.” jawabku sambil meremas-remas buah dadanya. “Aahh.. Diin.. sudah aduuh.. ennaak.. gilaa..” Tangan Pri mencoba mengusir jemariku.

    Tapi jemariku sudah mencengkeram kedua buah dadanya dan meremasnya dengan penuh perasaan. Tinggalah Pri merasakan kenikmatan itu dengan desisan-desisan halus. Aku pelintir kedua puting susunya kemudian aku koyak-koyak ke kanan dan ke kiri. Pri menjambak rambutku dengan desahan yang panjang. “Aaahh.. achh.. Diinn eennaakk.. sshh..” “Lepasin kaosnya Prii..” pintaku kemudian. Pri melepas kaosnya, juga celana pendeknya (kebetulan nih). Akupun segera melepas semua pakaianku kecuali CD.


    Kemudian aku peluk Pri yang masih di bawah kendaliku itu. Aku remas kembali buah dadanya yang masih terbungkus bra. Aku matikan layar TV karena kupikir Pri sudah dalam kendaliku sepenuhnya. Lalu tanganku bergerak ke punggung Pri dan berusaha membuka pengait bra itu. Sesudah berhasil melepas pengait branya tanganku kian bebas membelai dan meremas buah dadanya yang mengeras. Sementara tanganku bergerilya di kedua bukit bengkaknya, bibirku pun menciumi leher Pri. Pri mendesah tak tahan mendapat perlakuanku itu. “Haahh.. kenyotin payudaraku kayak di film tadi Diinn.. please..” Aku lepas branya lalu aku tarik tubuh Pri agar menindihku.

    Dalam posisi menungging Pri menjejalkan susunya ke dalam mulutku. Aku jilati saja ujung putingnya membuat Pri bergelinjangan geli. Lidahku menari-nari mempermainkan puting susu Pri yang bergelantungan tepat di depan wajahku. “Ddiinn.. dikenyot dong.. jangan siksa akuu hoohh..” desahnya ketika puting kanannya aku himpit dengan kedua bibirku. “Uuhh.. Diinn gelii.. ouuhh..” Pri menyodokkan payudaranya ke dalam mulutku lalu aku kenyot-kenyot payudaranya dengan hisapan-hisapan yang kuat.

    Pri melenguh-lenguh keenakan, demikianpun aku yang merasakan remasan jemari Pri di payudaraku. Aku balik tubuhnya hingga kini posisiku berada di atasnya. Aku kenyot terus payudara Pri yang sudah membengkak dengan hiasan putingnya yang keras coklat kemerah-merahan dan sangat menggemaskan. “Aduuhh.. Diinn.. kayaknya aku kebelet kencing nih..” rintihnya. “Keluarin aja Prii.. kamu horny banget sayy..” jawabku disela-sela penthilnya. “Auhg.. aku nggak tahan.. eeghh.. hohh.. Din aku keluar betulan.. hoohh.. uuhh.. aach..!!” Viagra Pri menyembur dari lubang kenikmatannya dalam jumlah banyak. Aku segera melepaskan CDnya lalu menjilati viagra Pri yang membludak di kemaluannya. Pri menjerit-jerit tertahan ketika vaginanya aku hisap kuat-kuat.


    Rambut kemaluan Pri yang sama keritingnya dengan rambut kepalanya terbungkus aroma khas yang menambah nikmat hisapanku. “Hhmm.. rasanya legit banget aacchh..” “Ogghh.. terus sayang.. nikmat sayang.. oogghh.. oogghh.. yeeaahh.. nikmat sayang.. terus sayangg..” Erangan demi erangan kami mengalahkan hujan badai malam itu. Tak lagi peduli dengan atap yang bocor ataupun kilat yang menggelegar-gelegar. Yang ada hanya kenikmatan demi kenikmatan yang kami reguk bersama. Tak ada kata istirahat dalam kamusku, segera aku minta Pri mengulum kedua buah dadaku yang telah lama meminta-minta.

    Hisapan-hisapan Pri yang masih lugu membuatku semakin menggelepar nikmat. Lalu Pri mengoral vaginaku yang berlendir dan lengket. Disingkapnya CDku lalu diregangkannya selangkanganku kemudian dilumatnya vaginaku yang sudah becek. Dihisapnya klitku yang berdenyut-denyut hingga membuatku terengah-engah kehilangan nafas. “Prrii.. sshh.. Aaahh..ttrruuss.. sshh..” erangku. Pri memasukkan jari telunjuknya ke dalam liang senggamaku dan slep! Telunjuk itu masuk dan erus digoyang-goyang olehnya. “Kocok sayy.. tusuk aahh tarik hoohh..” Aku nikmati sedalam-dalamnya kenikmatan ini, dan nampaknya Pri yang tampan juga menikmatinya. Lalu tubuhku menegang, lava kenikmatanku mengedor-gedor dan suurr.. surr.. aku merasakan keindahan dan kelegaan yang luar biasa. Kami menghempaskan tubuh di lantai dingin itu. Keringat kami membanjir beraroma erotis. Aku pandangi Pri yang menerawang jauh. Aku dapati juga tubuh cewek berwajah tampan itu! Seperti bercinta dengan Nicolas Saputra saja. “Makasih ya Pri. Aku lega banget, sensasinya luar biasa.” kataku. Pri hanya diam memandang entah kemana. Aku tahu mungkin dia bingung dan resah dengan apa yang kami lakukan barusan.

    Tapi aku tak mau dia berlarut-larut sedih. Tanpa sepengetahuannya aku ambilkan wortel dan oil pelumas dari kamarku. Lalu aku mulai membangkitkan birahinya kembali. Aku tindih Pri lalu aku cumbui bibirnya yang sedikit tebal. Aku lumat bibirnya dan sekali-kali aku gigit bibir bawahnya membuat Pri sekali-kali mengaduh. Lidah kami bertarung dan Pri pun kembali menyerangku dengan panas. Kuat pagutan Pri di bibir dan leherku berganti-ganti. Lalu bibirku menurun menyapu setiap inchi lehernya lalu menghisapnya kuat-kuat hingga meninggalkan bekas merah. Lalu kembali aku kenyot puting susunya bergantian sambil aku gigit pinggiran payudaranya membuat Pri merintih-rintih. Lidahku kemudian menjilati pusarnya lalu turun ke bagian tersensitifnya. “Auuhh.. aahh..” desahnya ketika lidahku menyusuri lipatan dalam vaginanya yang sempit. Aku sibak vaginanya dengan jari tanganku lalu aku pencet-pencet klitorisnya yang menyembul sebesar kacang.


    Lalu aku hisap daging mungil itu sekuat tenaga. “Aaahh.. sstthh.. oohh..!” rintihan kenikmatannya terdengar nyaris seperti jeritan. Aku renggangkan selakangannya lalu aku taruh bantal dibawah pinggulnya. Setelah itu aku siapkan wortelku yang telah licin oleh oil pelumas. “Aaach..” rintihnya ketika ujung kepala wortel menyentuh bibir kemaluannya. Aku bimbing wortel itu memasuki lorong kawinnya dan kudorong sedikit, Pri menjerit. Kutekan lagi, dia Memekik. Dan kutekan terus walau sukar. Tak kupedulikan rintihannya. Otot selakangannya meregang. Dengan penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku. Bless! Krak! Selaput daranya jebol. Pri menjerit keras, “Acchh.. sshh..!!” Darah merembes di sela-sela batang wortel. Aku diamkan sejenak membuat Pri merintih. Lalu kukayuh gagang wortel yang tinggal tiga centi itu penuh irama.

    Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya seakan tak kupedulikan. Rintihan-rintihan kesakian itu lama-lama berganti erangan kenikmatan yang luar biasa. Dengan menahan rasa sakit dia menggerakkan pinggulnya. Memutar dan memutar. Mengikuti irama yang aku ciptakan. Sesekali menyentak tubuhnya sambil terus memeras-meras susunya sendiri. “Aaduuh Diinn aku nggak tahan lagi ingin keluar.. aduuh saayy.. eennaakk teerruuss.. yang cepat sshh.. aahh.. “. Sssuurr.. ssuurr.. kami orgasme lagi untuk kedua kalinya. Rasa lelah dan nikmat berbaur menjadi satu. Hujan telah reda. Kami saling membasuh tubuh di kamar mandi sambil mencubit-cubit nakal, walau tak sampai mengulangi petualangan barusan. Lalu kami kembali ke ruang tengah dan memakan mie goreng yang telah dingin penuh dengan kemesraan.

  • Foto Bugil Gadis pirang Alix Lynx melepas bra dan celana dalam merah muda

    Foto Bugil Gadis pirang Alix Lynx melepas bra dan celana dalam merah muda


    2063 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Alix Lynx yang memakai bikini pink sexy memamerkan toketnya yang bulat besar padat dan sempurna dan juga memamerkan memeknya yang berwana pink mulus tanpa bulu sambil ngangkang berpose hot.

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Video Bokep Eropa Ngentot bertiga disaat membuat kue

    Video Bokep Eropa Ngentot bertiga disaat membuat kue


    1952 views

  • Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Kudapatkan

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Kudapatkan


    2853 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Kudapatkan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh Maya, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama.

    Saya sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.

    Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar- gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Maya, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua.

    Dengan hanya memandang tubuh Maya yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata- nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut.

    Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang- kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya. Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut.

    Sampai sekarang pun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan.

    Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir. Setelah kesempatan saya dan Maya untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Maya dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul. Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya.

    Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Maya sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

    Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Maya selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot- nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Maya bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia. Maya juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum.

    Saya tidak disunat dan Maya sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Maya kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Kudapatkan

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Kudapatkan

    Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang- kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya. Kadang-kadang Maya juga minta “main” walaupun dia sedang mens.

    Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi.

    Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Maya, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang- kadang saya merasa jijik melihatnya. Satu hari, kami sedang asyik- asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Maya sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap- isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru. Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir.

    Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang- erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang) Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Maya diam saja terlentang diatas tubuh saya.

    Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot. “Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi. Lalu pelan-pelan Maya menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

    “Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Maya lemas. “Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Maya tenang-tenang saja.

    “Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba. “E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya. “Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.” “Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Maya membujuk. “Efi mau kancitan,” Efi membandel.

    “Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..” “Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Maya berkata. Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil.

    Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala? Maya mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus- ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali. “Sini, biar Efi lihat.” Maya mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas- remas penis saya.

    Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Tempat tidur saya cukup besar dan Maya kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja. Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Maya kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya.

    Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya.

    Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi. “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya. “Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Maya. Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.

    “Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi. “Tunggu sebentar,” kata Maya yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai membuka pahanya makin lebar. Sebentar kemudian Maya datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil.

    Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Maya dengan handuk tadi.
    Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja.

    Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari- jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat- geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..” Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan- pelan.

    “Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit. “Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Maya sambil mengelus-elus bukit Efi. Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan. “Sakit, ibu.” Maya bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

    Saya tidak tahu kemana Maya perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong. Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit.

    Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Maya yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.

    Sebentar lagi Maya datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

    Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan. “Cabut dulu,” kata Maya tiba- tiba. Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga.

    Maya kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi.

    Cerita Sex Sekali Mendayung Dua Memek Efi yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Maya, ibunya sendiri. Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

    Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Maya sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

    Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Maya sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Maya dimana dia sering kentut kalau
    betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Maya kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber- getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Maya. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati. “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Maya hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

    Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Maya terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu.

    Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Maya, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur banyak-banyak.

    Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak kasar.

    Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami Maya ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas, dan kelihatannya Maya juga cukup puas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kaisey Dean Picked Up Off The Street To fuck

    Kaisey Dean Picked Up Off The Street To fuck


    1774 views

  • Video bokep Elsa Jean dan Glean Basah Kuyup dikamar mandi

    Video bokep Elsa Jean dan Glean Basah Kuyup dikamar mandi


    3290 views

  • Video Bokep Honoka Orihara diikat tanganya disiksa dengan kenikmatan

    Video Bokep Honoka Orihara diikat tanganya disiksa dengan kenikmatan


    2220 views

  • Ditengah Hujanku Bercinta Dengan Guru

    Ditengah Hujanku Bercinta Dengan Guru


    2786 views


    Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa.

    “Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?”

    “Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

    “Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran.
    “Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.
    “Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran.
    “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.

    “Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut khas PNS, ketat membalut tubuhnya.

    Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong untuk membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.

    Jantung Reyna semakin berdebar saat mobilnya memasuki halaman rumah, di sana telah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi beranda sudut mata wanita muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” ucap Reyna dengan nada suara tak suka.

    Rivan membalas dengan tersenyum.

    “Masuklah, tapi ingat suamiku tidak ada dirumah, jadi setelah semua selesai kamu bisa langsung pulang,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.

    Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita itu dibuat bingung harus mengenakan baju seperti apa, apakah cukup daster rumahan ataukah memilih pakaian yang lebih formal.

    “Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia adalah musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.

    Lalu mengambil daster putih tanpa motif. Tapi sayangnya daster dari bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan bongkahan payudara yang menggantung menggoda.

    Reyna kembali dibuat bingung saat memilih penutup kepala, apakah dirinya tetap harus mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini adalah rumahnya. Namun tak urung tangannya tetap mengambil kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat semakin anggun, tubuh indah dalam balutan serba putih yang menawan.

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 petang dan untuk yang kedua kalinya Reyna menyediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas yang harus disiapkan, sesekali Reyna memberikan arahan.

    Tanpa sadar mata Reyna mengamati wajah Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.

    Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan yang kerap membela murid-murid yang melakukan pelanggaran disiplin.

    “Tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat untuk bersikap lebih ramah.
    “Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku pasti menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.

    Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti seorang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan ikut tertawa, namun tangannya terus bergerak seakan tidak tergoda untuk meladeni ejekan Reyna.

    “Bereeesss..” ucap Rivan tiba-tiba mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.
    “Jadi apa aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut saat mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.

    “Di garasi ada jas hujan, tapi bila kamu ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang yakin motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.
    “Aku memilih berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
    “Sialan, sebentar lagi suamiku pulang lhoo,”

    Sesaat setelah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi kabar bahwa dirinya sedikit terlambat untuk pulang, dengan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.

    “Ada apa, Rey..”
    “Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang,”

    “Lhoo, kenapa gara-gara aku? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Obrolan kembali berlanjut, namun lebih banyak berkutat pada dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.

    Reyna seakan melihat sosok Rivan yang lain, lebih supel, lebih bersahabat dan lebih humoris. Jauh berbeda dari kacamatanya selama ini yang melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, sebagai penegak disiplin para siswa.

    “Aku heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur dan sudah masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna yang mulai terlihat santai. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, pasti anak itu sudah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.

    “Yaa, aku tau, tapi petualangan mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru juga ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, berpindah ke samping Rivan.

    “Tapi tunggu, bukankah itu artinya kamu mendukung kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka intip?” tanya Reyna dengan was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan kedua siswa nya.
    “Sebanarnya mereka anak yang cerdas dan kreatif, bay
    angkan saja, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang biasa digunakan oleh kapal selam,” ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yang penasaran.

    “Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak menarik, karena itu aku mengajak mereka mengintip di toilet guru, apa kamu tau siapa yang kami intip?”

    Wajah Reyna menegang, menggeleng dengan cepat. “Siapa?,,,”

    “kami mengintip guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
    “Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
    “ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
    “Sebenarnya kamu ini guru atau bukan sih? Memberi contoh mesum ke murid-murid, besok aku akan melaporkan mu ke kepala sekolah,” sembur Reyna penuh emosi.

    Rivan berusaha menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.

    “Hahahaa, aku bohong koq, aku justru mengerjai mereka, aku tau yang sedang berada di toilet adalah Pak Tigor dan apa kamu tau efeknya? Mereka langsung shock melihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar jika lengannya masih digenggam oleh Rivan.

    “Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik jika sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik wajah galakmu,” ucap Rivan yang menikmati tawa renyah Reyna yang memamerkan gigi gingsulnya. Seketika Reyna terdiam, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam kedua tangannya.

    Tapi tidak berselang lama bentakan dari bibir tipisnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna akibat jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak dan duduk menjauh, merapikan jilbabnya.

    “Punyamu besar juga ya,” balas Rivan, tak peduli akan peringatan Reyna yang menjadi semakin kesal lalu kembali melempar bantalan sofa. “Ga usah sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi disekolah?,,”

    “Tapi punyamu spesial, milik seorang guru tercantik disekolah,”

    “Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tak ada wanita yang tidak suka bila dipuji. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.

    “Rey… liat dong,”

    “Heh? Kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.
    “Ayo dooong, penasaran banget nih,”
    “Nanti, kalo aku masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya.

    “Yaaa, paling ngga jangan ditutupin jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yang menertawakannya.
    “Hihihi… Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
    “Kurang..”

    “Apalagi? Bugil?” matanya melotot seolah-olah sedang marah, tetapi jantungnya justru berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya.
    “satu kancing aja,”
    “Dasar guru mesum,” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan wajahnya ke TV, namun tangannya bergerak melepas kancing atas.

    Tapi tidak berhenti sampai disitu, karena tangannya terus bergerak melepas kancing kedua lalu menyibak kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu menjadi santapan penasaran mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menggoda lelaki lain dengan tubuh nya.

    “Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sambil mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seolah menerawang seberapa besar daging empuk yang dimiliki wanita cantik itu. Tapi kata-kata Rivan justru membuat Reyna kaget, bingung sekaligus penasaran. “Hhmmm.. Ada hubungan apa antara dirimu dan Bu Nita?”

    “Tidak ada, aku hanya menemani wanita itu, menemani malam-malamnya yang sepi,”
    “Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”

    “Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dikatakan seperti itu, hehehe.. Tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”

    “Kenapa?” sambar Reyna yang tiba-tiba penasaran atas isu skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meski Anita menolak untuk mengakhiri aku tetap harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar,”

    “Apa kamu mencintai Bu Anita?”

    Rivan tidak langsung menjawab tapi justru mengambil rokok dari kantongnya, setelah tiga jam lebih menahan diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh aku merokok?”

    “Silahkan..” jawab Reyna cepat.

    “Aku tidak tau pasti, Anita wanita yang cantik, tapi dia bukan wanita yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat dari bibirnya. Tapi wajah wanita didepannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa saja yang sudah terjadi antara dirimu dan Anita?” cecarnya.

    “Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang sudah kami lakukan?”

    Wajah Reyna memerah karena malu, Rivan dengan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita adalah wanita bersuami, artinya kau tidak berhak untuk menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.

    Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian benar-benar menggoda diriku, rindu pada saat-saat aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”

    Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan dengan simpel, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu mengambil teh dimeja dan meminumnya.
    “Rey.. selingkuhan sama aku yuk..”

    Brruuuuuffftttt…
    Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.

    “Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yang menampilkan ekspresi tak terbaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.

    “Aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, beranjak dari sofa berusaha menghindar dari tatapan Rivan yang begitu serius, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.

    “Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah wanita itu.
    “Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.
    “Siaaal, ni cowok sukses mengerjai aku,” umpat hati Reyna.

    “Aku tau koq, kamu tidak mungkin memiliki nyali untuk menggoda guru super galak seperti aku,” ucapnya sambil memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum saat Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu dapat menemaninya saat memasak.

    Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diperlukan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan dan kembali berceloteh tentang kenakalan dan kegenitan para siswi disekolah yang sering menggoda dirinya sebagai guru mesum jomblo tampan.

    “Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, dan itu membuat Rivan tertawa terpingkal.
    “Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna saat memotong bawang bombay.
    “Hahaha… ayo sini aku ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.

    Tapi Reyna terkejut ketika Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karena tangannya mengambil alih pisau dan bawang yang ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut tepat ditelinganya.

    Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya terlihat ragu saat menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan pisau bergerak membelah daging bawang.

    “tangan mu terlalu kaku, Hahahaa,”
    “Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini, tapi sangat terlatih untuk pekerjaan lainnya.”
    “Oh ya? Contohnya seperti apa? Membuat periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

    “Bukan, tapi tanganku sangat terampil untuk memanjakan wanita cantik seperti mu,” ucap lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang datar dan perlahan merambat menuju payudara yang membusung.

    “Hahaha, tidaak tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menahan tangan Rivan.
    “Rey, jika begitu jadilah teman yang mesra untuk diriku, dan biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, bila tanganku terlalu nakal kamu bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”

    Tubuh Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna kembali meraih pisau dan bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. Memberikan remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.

    Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan merangsek keleher yang masih terbalut jilbab. Romansa yang ditawarkan Rivan dengan cepat mengambil alih kewarasan Reyna.

    “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seakan kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting payudara yang mengeras.
    “Rivaaaan,” ucap wanita itu sesaat sebelum bibirnya menyambut lumatan bibir yang panas.

    Membiarkan lelaki itu menikmati dan bercanda dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang masih berusaha menghindar. “Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya berpindah masuk menjelajah mulut lelaki itu dan merasakan kehangatan yang ditawarkan.

    Menggelinjang saat lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Jika Reyna mengira permainan ini sebatas permainan pertautan lidah, maka wanita itu salah besar, karena jemari dari lelaki yang kini memeluknya penuh hasrat itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.

    “Boleh?”

    Wanita berbalut jilbab itu tak berani menjawab, hanya memejamkan matanya dan menunggu keberanian silelaki untuk menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.

    “Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika, tangan lentiknya tak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari lelaki itu tidak bergerak terlalu lincah memelintir puting mungilnya.

    “Rey.. Kenapa kamu bisa sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa merasakan bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba menyadarkan. Tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih erat.

    Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu dengan hati berdebar saat tangan Rivan mulai mengangkat dasternya keatas dan dengan pasti menyelinap kebalik kain kecil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

    “Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

    Kurihiiiing…
    Kurihiiiing…

    Dering HP mengagetkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu terlepas. Kesadaran Reyna mengambil alih seketika, dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

    “Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
    “Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap Reyna kalut dengan rasa takut dan bersalah yang begitu besar, seolah suaminya kini berdiri tepat didepannya.
    “Mas masih dirumah sakit, mungkin tidak bisa pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.
    “Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”

    Setelah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

    “Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”
    “Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”

    “Apa maksudmu?… Tidak.. Aku bukan seperti Anita yang kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki saat ini adalah keluarga yang memang kuidamkan…” wajah Reyna menjadi pucat saat Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk dan meremas pantat yang padat berisi.

    “Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.
    “Yaa.. Aku memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”
    “Gila kamu Rivan, aku adalah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”
    “Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sambil menurunkan celananya dan memamerkan batang yang telah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.

    Tiba-tiba dengan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.

    “Jangan Rivaaan, aku bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.
    “Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu ada pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan kini berubah begitu menakutkan.
    “Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

    Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk tepat di ulu hatiku,” ucapnya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.

    “Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan lalu berlari kearah kamar, tapi belum sempat wanita itu menutup kamar Rivan menahan dengan tangannya.

    “Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar mendorong hingga membuat Reyna terjengkal.
    “Dengar Rey.. Sudah lama aku menyukai mu, dan aku berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”

    Dengan kasar Rivan mendorong wanita itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sembari mempertahankan kain yang tersisa, tapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.

    Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terawat rapi.

    Dengan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, namun terlambat, Rivan telah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya untuk mengecap suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.

    “Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.

    “Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin kuat pula jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tak henti mengalir.

    Tubuhnya terhentak bergerak tak beraturan, Rivan menyetubuhinya dengan sangat kasar. Wajah lelaki itu menyeringai saat melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.

    “Sayang, aku bisa merasakan lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu juga menikmati pemerkosaan ini, hehehe”

    Plak…

    Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih tersisa.

    “Ckckckck… Sempurna, sejak dulu aku sudah yakin payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”

    Tubuh Reyna melengkung saat putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”

    “Pasti Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu batang kejantanan yang kini sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.

    “Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tapi tak berselang lama bibirnya justru mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
    “Hehehe…akuilah, jika kamu juga menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”

    Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.

    “Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, seorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membuat airmata Reyna semakin deras mengalir.

    Yaa.. meski hatinya berontak, tapi tubuhnya telah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta bergerak menyambut hentakan batang yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

    “Berbaliklah, sayang,” pintanya.

    Tubuh Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, menawarkan kenikmatan dari liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei saat lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.

    “Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat sempurna itu terangkat semakin tinggi ketika lidah yang panas memberikan sapuan panjang dari bibir vagina hingga keliang anal.

    Rasa takut dan birahi tak lagi mampu dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yang bergetar menikmati permainan lidah yang lincah menari, menggelitik liang vagina dan anusnya, suatu sensasi kenikmatan yang tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yang berontak namun tubuhnya tak mampu berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat batang besar Rivan kembali memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.

    Begitupun saat Rivan meminta Reyna untuk menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas wajah sipejantan tapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya menikmati batang besar yang dipaksa untuk masuk lebih dalam.

    “Aaaawwhhhh Rey… Boleh aku menghamilimu?” ucap Rivan saat posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yang baru saja meregang orgasme.

    Wanita itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup rapat tak berani menjawab hanya gerakan kepala yang menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

    Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang diraih siwanita membuat lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat dan kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk meredam kenikmatan yang didustakan.

    “Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

    Reyna menatap Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu yakin? Tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

    Plaaak..

    Reyna kembali menampar wajah Rivan untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras. Wanita menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin menyatukan dua tubuh.

    Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya. Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin dalam.

    “Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh kenikmatan dari bibir silelaki.

    Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menyapa, tubuh keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak dari sebuah senggama tabu.

    “Kenapa kau mempermainkan aku seperti ini,” isak Reyna dengan nafas memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat untuk menghantar sperma yang tersisa kerahim si wanita.

    “Karena aku mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.

    “Apa kamu bersedia menjadi teman selingkuhku?”

    Reyna menggeleng dengan cepat, “Aku tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepaskan pagutan kakinya dan mengangkang lebar, membiarkan silelaki kembali menggerakkan pingulnya dan memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.

    “Tapi bagaimana bila aku memaksa?..”

    “Itu tidak mungkin Oooowwhhh… Aku sudah bersuami dan memiliki anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas pendirian, meski pinggul indahnya bergerak liar, tak lagi malu untuk menyambut setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.

    Reyna tak ingin berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu kembali berusaha merayu, membekap wajah Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.

    “Kamu jahat, Van.. Tak seharusnya aku membiarkan lelaki lain menikmati tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”

    Setelahnya tak ada lagi kalimat lagi yang keluar selain desahan dan lenguhan dan deru nafas yang memburu. Hingga akhirnya bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.

    “Reeeeey… Boleeeehkaaan?”

    Reyna menatap sendu wajah birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi izin kepada silelaki untuk kembali menghambur sperma kedalam rahimnya.

    “Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita bingung, sementara tubuhnya telah pasrah menjadi pelampiasan dari puncak birahi Rivan.

    Dengan wajah memelas tangan Rivan bergerak mengusap wajah Reyna, telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.

    “Dasar guru mesum, ” ucap Reyna sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini dengan lembut,
    “kamu menang banyak hari ini, Van..” ucapnya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
    “Boleeeh?..”

    Reyna memalingkan wajahnya, lalu mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya lalu mengangkangi wajah guru cantik itu. Sudut mata Reyna menangkap wajah tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang besar tepat didepan wajah nya.

    Jemari lentiknya gemetar saat mengambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Memberanikan diri untuk menatap lelaki yang mengangkangi wajahnya, kepasrahan wajah seorang wanita atas lelaki yang menikmati tualang birahi atas tubuhnya.

    “Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”

    Tak pernah sekalipun Reyna menyaksikan seorang pejantan yang begitu histeris mendapatkan orgasmenya, dan tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menyapa lidahnya. Batang itu terus berkedut saat jari lentik Reyna yang gemetar menuntun kedalam mulutnya.

    Menikmati keterkejutan wajah Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak lembut menghisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih birahi didalam bibir tipisnya.

    “Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna dengan beberapa semburan yang tersisa.
    “Cepatlah pulang.. Aku tidak ingin suamiku datang dan mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna setelah Rivan sudah mengenakan kembali seluruh pakaiannya.
    “Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” ucapnya ketus saat Rivan memeluk dari belakang.
    “aku bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.

    “Yaa.. Aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sambil menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yang membusung dan berakhir dengan remasan digundukan vagina.

    “Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan tetap terlihat cuek setelah apa yang terjadi.

    Reyna menatap punggung Rivan saat lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah serius.

    “Maaf Rey, sungguh ini diluar dugaanku, semua tidak lepas dari khayalku akan dirimu, tapi aku memang salah karena mencintai wanita bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.

    “Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat langkah Rivan terhenti
    “Tapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.

    “Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yang sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.

    Usaha gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tidak menduga, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

    “Ini buat mama dari Elmina,” ucapnya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin cantik dan sehat selalu..”

    Wajah mungil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yang menunjukkan kasih sayang seorang anak. Sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.

    “Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum dengan gayanya yang khas, senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.

    Seketika segala sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang ibu.

    “Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa suara, memeluk erat tubuh mungil Ermina, terisak dengan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”

    Tengah malam, Reyna berdiri dibalik jendela, menatap gulita dengan gundah. Suaminya dan Ermina telah terlelap.

    PING!…

    Tanpa hasrat wanita itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan dari Rivan.

    “Besok pukul 12 aku tunggu di lab kimia, ”

    Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah pulas tertidur, sementara tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, aku akan kesitu,”

  • Kisah Memek Larangan Hubungan Dengan Atasanku

    Kisah Memek Larangan Hubungan Dengan Atasanku


    2475 views

    Duniabola99.com – Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.


    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..


    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya. Rfbet99

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.


    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.


    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.


    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.


    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.


    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku.

  • Foto Bugil Cheyenne Marie mengungkapkan payudara kecil dan mencukur bulu vagina

    Foto Bugil Cheyenne Marie mengungkapkan payudara kecil dan mencukur bulu vagina


    1990 views

    Duniabola99.com – foto cewek melepas pakaiannya dikamarnya menampakkan toketnya yang kecil dan memeinkan memeknya hingga basah.

  • Kisah Memek Ibu Mertuaku Yang Janda

    Kisah Memek Ibu Mertuaku Yang Janda


    3202 views

    Duniabola99.com – Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.


    Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu. Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.

    Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.

    “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?”
    Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak.
    “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya.
    “Mana Ida?”, tanyanya.
    “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku.
    “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang.
    Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami.
    “Mudah-mudahan, Ma”
    “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan.
    “Iya, aku mau banget tuh”
    Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi.
    “Nony ke mana Ma?” tanyaku.
    “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya”
    “Oh”, jawabnya.

    Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.
    “Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
    “Ya enggak tahu tuh, Ma”
    “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini Mama ajarin”
    “Ajarin apa, Ma?”
    “Mama buatin jamu biar subur”
    “Ah bisa aja Mama nih”
    Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual.
    “Ma saya boleh nanya nggak?”
    “Apa?”
    “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?”
    “Ya kalo lagi sakit aja”
    “Untuk yang lain?”
    “Yang lain tuh apa?”
    “Jamu kuat lelaki misalnya?”
    “Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu”
    “Jadi nggak pernah sama sekali, Ma?”
    “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta”
    “Terus Mamanya gimana?”
    “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
    “Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”

    Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur”
    “Oh”, jawabku.
    “Kamu ini nanyanya ngawur, aja”
    “He, he, he..”
    “Sudah sore sana mandi”
    “Iya Ma”


    Sementara aku mandi, kurasakan penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga. Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun. Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang dililit hingga dadanya.
    “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
    “Iya, Ma”.

    Setelah mandi kupompa air di luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar handukku terlepas.
    “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir mertuaku.
    “Iya nih, Ma”
    “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung berdiri?”
    “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja.
    “Hus, apanya yang montok”
    “Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini”
    “Oh ini, mau lihat?”
    “Iya, mau, mau Ma”
    Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang cukup ramping itu terbuka.
    “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah dadanya.
    “Eh katanya cuma liat?”
    “Ya liat sama pegang, Ma”
    Kuremas-remas buah dadanya hingga nafasnya tersengal.
    “Sudah To, sudah”
    Tapi aku terus saja meremasnya dengan bersemangat.
    “Sudah To, Mama mau mandi dulu”
    “Bener mau mandi apa mau yang lain?”
    “Bener Mama mau mandi”
    “Nanti lagi ya?”

    Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke kamar mandi.
    Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi. Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring. Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas bibir vaginanya.
    “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir itu.
    Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.


    Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu. Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang vaginanya.
    “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To”
    “Mama kayak perawan aja”
    Setiap dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya.
    “Eghh, aduh sakit, To”
    “Hah, sakit?”

    Sambil mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu, sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam rongga vagina mertuaku. Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya sehingga dia bisa seperti ini.
    “Ayo To, nunggu apa lagi?”

    Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya. Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
    “Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.

    Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda akan orgasme terasa pada kami.


    Kulihat gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme.
    Tak lama kemudian, “Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih”
    “Aku juga, aghh”
    “Iiihh, aghh, ehmm, aghh”
    Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya menandakan bahwa dia telah orgasme.
    “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya menikmati sensasi orgasme yang tiada tara.

    Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan ini ke dalam rahim mertuaku.
    Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya dari liang vagina yang nikmat itu.
    “Kamu hebat juga, To”
    “Iya dong, Ma”
    “Jangan panggil Mama lagi”
    “Siapa dong?”
    “Heny aja”
    “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?”
    “Enak tenan, lho”

    Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu.
    Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?”
    “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah”
    “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega.
    “Yah, kan sekarang sudah”, kataku.
    “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi.
    Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu.
    Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?”
    “Emangnya bisa?”
    “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.

    Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku.
    “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat.


    Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik bagi anakku.

  • Foto Ngentot Pelacur pirang Natalia Starr menjilati kontol dengan keras punya suaminya

    Foto Ngentot Pelacur pirang Natalia Starr menjilati kontol dengan keras punya suaminya


    1993 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Natalia Starr pantat montok dan toket gede jilat penis besar dan menhisap bola yang nikmat sebelum memeknya yang temben dihantam dengna keras dan menembakkan sperma yang banyak diatas toketnya yang gede.

  • Kisah Memek Kehilangan Keperawanan Saat Masih SMA

    Kisah Memek Kehilangan Keperawanan Saat Masih SMA


    2642 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama panggilanku Maya. Aku baru berusia 18 tahun (SMA kelas III). Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat badanku. Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP.


    Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2018. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2018 ini. Ceritanya begini. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki. Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku. SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Muki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Muki hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.
    Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Muki menelepon ke rumahku.

    “Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Maya, ini dari Muki.”
    “Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”
    “Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.”
    Aku sempat kaget Muki mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
    “Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.
    “Kenapa bisa begitu,” balas Muki.
    “Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.
    “Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”

    Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Muki tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.
    Tepat hari sabtu sore, Muki datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
    “May, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Muki mesra.
    “Muk, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
    “Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
    “Muk, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”


    Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga May, begitu melihat kamu langsung tertarik.”
    Dan Muki menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Muki memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku.
    “Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku.
    Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
    “May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”
    Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.
    Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu membuat nafsuku naik.”
    “Aku juga Muk,” balasku manja.
    Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.
    Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Muki meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Muki memegang puting susuku yang sudah keras. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Muki untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Muki yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.


    “Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Muki.
    “Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.
    Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Muki. Mudah-mudahan Muki mengerti apa yang kuinginkan.
    “Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Muki dengan nada gembira.
    Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.
    Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “May, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Muki. Dan kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.
    “May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki.
    “Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.
    Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.
    “Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku.
    “Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan.
    Sementara aku masih terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi.
    “May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
    “Isap bagaimana..”
    “Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
    Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Muki merubah posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Muki.
    “Muk, besar sekali punyamu.”
    “Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..”
    Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.


    Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Muki. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.
    “May, aku sudah keluar, banyak ya..”
    “Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
    “Tidak apa-apa May..”
    Kemudian Muki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Muki esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Muki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.
    Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
    “Tempat apa ini Muk,” tanyaku.
    “May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
    aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”
    “Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti ini.”
    “Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”
    Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
    “Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Muki.
    “Aku setuju saja Muk, terserah kamu.”
    Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Muki membaringkan badanku di tempat tidur. “May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama -kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.
    “May, bodi kamu bagus sekali.”
    Muki sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
    “May, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
    “Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..”
    Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Muki membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku.


    Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Muki. “Muk, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Muki lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku. “May, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Muki melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Muki yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku. Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Muki berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku.
    “Oh… enak sekali,” jeritku.
    Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Muki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu sudah tidak perawan lagi.”
    “Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…”
    “Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.
    “Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
    “Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan punyaku.”
    “Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.
    Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
    “May, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
    Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
    “May punyamu lebar sekali.”
    “Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.”
    Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Muki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.
    “Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”
    “Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..”
    Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar.
    “Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku. Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
    “Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
    “May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
    “Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
    “May… aku keluar..”
    “Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..”
    “Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi keluar…”
    “Aduh Muk… enak sekali…”
    Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
    “May… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
    “Ia Muk…”
    Tidak lama kemudian, Muki membersihkan cairan spermanya di vaginaku.
    “May, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
    “Iya Muk..” jawabku singkat.


    Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Muki menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Muki pun mengalami hal yang sama.
    Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki sudah 7 kali.
    Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Muki bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2018) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Muki sepulang dari sekolah.
    “Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.”
    “Iya May… syukurlah…”

    “Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Muk..”
    Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Muki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.

    Bonus Foto

  • Kisah Memek Malam Pertamaku Yang Hot

    Kisah Memek Malam Pertamaku Yang Hot


    2351 views

    Duniabola99.com – Sebut saja nama ku Lilis, aku seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan di Kota S, usia saya 19 tahun, tinggi badan 168 Cm, berat badan 50 Kg, cukup ideal untuk seorang wanita seumuran 19 tahun. saya ingin berbagi cerita tentang malam pertama ku dgn suami.


    Suamiku berusia 27 tahun lumayan jauh usianya dgn ku, panggil saja nama suami ku Ihksan.

    Pada bulan April kemarin kami baru saja melakukan pernikahan, dan undangan yg datang cukup banyak karena semua temanteman dan saudara dari jauh pada datang.

    Setelah selesai resepsi pernikahan kirakira jam 10 an malam kamipun putuskan untuk beristirahat karena kelelahan seharian menerima undangan.Saya pun mandi bersihbersih dan membaringkan badan di ranjang yg di rias.

    Neng, Aa lemes tolong pijitin dong sambil bernada manja suamiku meminta ku untuk memijitinnya, karena aku jg kelelahan jadi aku pun menolaknya,
    ayo dong Neng, pijitin Aa dosa loh kalo gak nurut sama suami, Aku pun terpaksa harus menurutinya, maklum aku baru jadi seorang istri
    ya udah deh a, Neng pijitin, tapi gantian yah a, aku jg pegel pegel a,
    Iyaaa istriku sayang,,,, nanti Aa pijitin malah nanti pijitnya di kasih plus, plus cium. Hehehehe,
    IsHHhh, si Aa udah genit ajah,,, Aku pun mulai pijitin kakinya.

    aahhh,,, uuhhh, enak Neng,,, aku langsung lepasin pijitan ku
    gantian dong a, aku jg pegel,,, lalu suamiku pun mulai memijit mijit kaki aku, entah knp saat telapak tangannya menyentuh kulit ku, aku menjadi merinding dan merasa terangsang dan ternyata pijitan suamiku makin naik dari betis lalu ke paha aduuhhh,,,,,
    Knp Neng,,? enak pijitan Aa ?, aku sadar aku mulai terangsang, namun aku malu menampakkan muka merangsang aku,
    Neng, malam pertama nih ?,

    emang knp a? aku pura pura bloon karena malu untuk membahasnya, tak lama ternyata pijatan tangan suamiku terus naik dan berhenti di selangkangan paha aku, aku sudah tak bisa lagi menyembunyikan rasa merangsangku, aku pun mengerang
    emmhhhh,,,,, uhhhh.,
    knp Neng? aku hanya dia dan mulai mendesah,
    udah gak kuat yah neng? dalam hati aku berkata
    suamiku lama nih, aku udah gak kuat jg.


    suamiku terus saja memijitmijit selangkangan ku, sesekali dia menyetuh memek ku dgn jari kelingkingku dan membuat aku sulit menahan gairahku. Karena aku sudah tak tahan lagi, aku langsung bangun dan merangkul suamiku serta ku kecup bibirnya dgn liar,

    emmhhh,,,emmmhhh ayo Aa,
    emh emh, udah gak tahan yah ?, aku tdk menghiraukan ucapan suamiku, aku langsung bukakan saja baju dan celana suami ku dan suamiku pun membukakan baju ku,
    Neng, pegang coba penis Aa, terus kocok pelan pelan biar berdirinya tegak, akupun perlahan memegang penis suamiku yg lumayan panjang kira kira 15 Cm, entah knp setelah aku memegang penis suami ku, aku malah menjadi semakin tak tahan ingin memasukanny ke dalam memek ku,

    Aa, masukin yah?,
    emh emh, si Eneng bener bener udah gak sabar nih ya,,, aku pun melentangkan badan ku, dan suamiku pun mulai menyodorkan penisnya ke arah memekku, setelah menempel penisnya di memek ku, suamiku malah menggesek gesekkan kepala penisnya di titil ku dan itu membuat aku semakin terangsang, aku merasakan aku akan orgasme
    uuppppphhhhh,,,,,ahhhh,,,,,
    jangan berisik Eneng sayang yg lain belum pada tidur, aku pun lemas karena telah orgasme duluan, namun suamiku terus menggesek gesekkan penisnya ke titil ku, aku merasa geli namun setelah beberapa saat aku merasa terangsang kembali, dan kini penis suamiku siap masuk kandang,


    pelan pelan Aa, perih,
    iyah sayang,,, sedikit demi sedikit penis suamiku pun masuk
    eemmmmmhh,,, sakit Aa.. dan Sleppp !! penis suamiku pun masuk sepenuhnya ke memek ku, aku merasa perih, sakit dan kaku merasa ada yg mengganjal di memek ku,
    arrgghh,,,, perlahan suamiku menarik penisnya dan memasukannya lagi pula secara perlahan, setelah beberapa kali genjotan rasa sakit yg pertama kali saat penis suami ku masuk berubah menjadi rasa yg nikmat dan membuat aku semakin bergairah.

    setelah beberapa kali genjotan lalu kita pun mengganti posisi,

    neng, berdiri terus nungging yah,,,,
    heeemmhhmmhh,,, tapi matiin lampunya Aa, Eneng malu.
    ya udah Aa matiin,,,. Lalu aku pun berdiri dan tangan ku berpegangan pada jendela kamar, tiba tiba zzleeepppp !! penis suamiku masuk melalui jalan belakang, aku pun kaget namun itu membuat aku semakin liar saja menghadapi suamiku, dia genjot perlahan penisnya lalu kedua tangannya masuk di sela sela ketiak ku memegang tete ku dan mempermainkan puting ku,

    emmmpppphhhh..,
    hessssshhhhhh,,, aaarrrrhhhhh aku merasa sudah tdk tahan lagi karena putingku di permainkan sehingga membuatku semakin lebih terangsang dan akhirnya
    aarrgggghhhhh,,,,,,,,,, aku tarik rambut suamiku dgn repleks,
    udah neng,,,? aku hanya diam saja, karena sesungguhnya aku orgasme kedua kalinya, tiba tiba suamiku pun menyuruhku untuk ganti posisi, kali ini suamiku terlentang di bawah dan aku dia atas


    masukin sama Eneng penis Aa nya yah,,, dan Zleeeppp !!
    Arrrrhhhhgggg,,,, posisi ku di atas ternyata lebih nikmat dari posisi ku yg tadi, aku pun menggenjot suamiku naik turun arrrhhh enak neng,, aku merasa posisi ku di atas membuat ku lebih cepat untuk orgasme
    neng,,, arrrhHHHhh neng,,,, suamiku sepertinya akan orgasme pula dan saat aku goyang kan pinggulku secara memutar suamiku pun

    meladeninya dgn cara menggerakan pinggulnya jg dan akhirnya seperti ada cairan kental yg deras menyembur memek ku

    aarrgghhh nengg ternyata suamiku telah oragasme namun setelah beberapa saat suamiku orgasme aku pun sepertinya akan merasakan hal yg sama seperti ada aliran listrik yg berjalan dari seluruh tubuhku menuju memek ku dan akhirnya aaarhhhh,,,,,,,,,,,,,,,aarrrRRRhhhhh aku pun lemas dan jatuh di pelukan suamiku, dan kami pun tertidur sampai lelap dan penis suamiku pun masih tertancap di memek ku sampai pagi.

  • Kisah Memek Toket Besar Dan Toket Kecil

    Kisah Memek Toket Besar Dan Toket Kecil


    2570 views

    Duniabola99.com – Marissa (24 tahun,disebut Risa) adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Yogyakarta. Setelah semester 6 ini dia libur selama sekitar satu bulan. Dia mengisi waktu dengan melakukan kerja praktek pada sebuah industri di sebuah kota di Jawa Tengah. Karena tidak mempunyai saudara atau teman di kota tersebut, maka oleh direksi industri tersebut dia dititipkan ke rumah kontrakan salah satu karyawati yang bernama Gia Amalia (23 tahun, disebut Gia). Kebetulan Gia tinggal sendirian di rumah itu.


    Malam itu Risa telah tiba di rumah Gia dan langsung dijamu dengan makan malam. Mereka berdua berbincang-bincang mengenai banyak hal. Selesai makan malam pun mereka masih asyik berbincang-bincang. Selama berbincang-bincang tersebut Risa sesekali melirik kedua payudara Gia yang berukuran 40. Kedua payudara Gia yang dilapisi bra berwarna hitam dan kaos putih ketat itu membuat iri Risa. Dia iri karena kedua payudaranya hanya berukuran 32.

    “Kenapa Ris?” Tanya Gia yang rupanya memperhatikan lirikan mata Risa.
    “Nggak kok.” Elak Risa sambil tersenyum.
    “Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan.”
    “Bener mbak. Nggak apa-apa kok.” Risa masih mengelak. Dia juga menyebut Mbak kepada Gia meskipun dia lebih tua dari Gia. Risa sendiri yang minta untuk memanggil Gia dengan sebutan Mbak ketika tiba di rumah Gia karena alasan senioritas. Gia telah bekerja sedangkan dia masih kuliah.

    “Kamu heran ya? Kenapa kedua payudaraku lain dengan kedua payudaramu?”
    “Iya. Diapakan mbak? Pakai obat ya mbak?” Tanya Risa yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
    “Pakai oil.” Jawab Gia singkat.
    “Boleh minta?”
    Gia hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
    “Nggak usah sekarang mbak. Besok saja. Risa sudah ngantuk. Mau tidur. Besok kan mulai kerja.” Cegah Risa yang juga berdiri dari kursi.

    Gia yang rambut panjangnya berombak dan hitam serta diikat membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makan dibantu oleh Risa sambil membicarakan masalah-masalah pekerjaan besok. Setelah itu mereka berdua menonton televisi. Hanya sebentar Risa menonton televisi. Gia menyuruh Risa tidur di kamar yang telah disiapkannya. Dia sendiri juga menyusul tidur.

    Risa yang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha tidur. Bayangan kedua payudara Gia yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya setelah beberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia lalu menuju dapur. Disana telah ada Gia yang tingginya sama dengan tingginya, yaitu sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya sekitar 48 kg. Sedangkan berat Gia sekitar 50 kg. Dia sedang membuat teh. Risa menghampirinya. Gia yang menyadari kedatangan Risa lalu berbalik.

    “Bagaimana? Bisa tidur nggak?” Tanya Gia.
    “Nggak bisa mbak. Ingat payudara Mbak sih.” Jawab Gia sambil tersenyum yang dibalas oleh Gia dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.
    “Boleh nggak mbak, Risa lihat kedua payudara mbak?”
    Tanpa menunggu persetujuan Gia, Risa sudah membuka ikatan kimono tidur berwarna coklat yang dipakai Gia. Rupanya tubuh berkulit sawo matang tersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Gia juga membuka ikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Risa. Sama dengan dirinya. Risa yang berkulit putih mulus juga hanya memakai celana dalam berwarna kuning. Mereka berdua menjatuhkan kimono masing-masing ke lantai. Dan Risa langsung membelai payudara kanan Gia.

    “Eeehmm..” Desah Gia.
    Gia lalu membalikkan tubuh Risa. Dibelainya tato bergambar kepala cewek di punggung sebelah kanan Risa. Dia lalu membelai paha kiri Risa dengan tangan kirinya.
    “Eeehmm..” Desah Risa.
    Lalu diturunkannya celana dalam yang dipakai Risa sampai terlepas dari tubuhnya. Kemudian giliran Risa yang menurunkan celana dalam yang dipakai Risa sampai terlepas juga dari tubuhnya. Risa lalu jongkok dan membelai belahan kedua payudara Gia dengan tangan kanannya.
    “Eeehmm..” Desah Gia.
    Tangan kiri Gia lalu memegang tangan kanan Risa dan diremaskannya ke payudara kirinya.
    “Ooohh..” Desah Gia.
    Risa lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh Gia. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Gia.
    “Eeehmm..” Desah Gia.
    Tangan kirinya membelai vagina Gia. Tangan kirinya lalu meremas payudara kanan Gia dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Gia.
    “Ooohh..aahh..oohh..eehmm..” Desah Gia.
    Beberapa saat kemudian Risa membalikkan tubuh Gia. Dari belakang kedua tangannya lalu membelai kedua payudara Gia dan dilanjutkan dengan meremas kedua payudara Gia.

    “Eeehmm..oohh..” Desah Gia.
    “Sudah Ris. Nanti kita terlambat. Kita kan belum mandi dan sarapan.” Kata Gia sambil melepaskan diri dari jamahan Risa. Kemudian Gia masuk ke kamar mandi yang tepat berada di samping dapur. Risa mengikutinya.
    “Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak?” Tanya Risa yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
    Gia yang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan kepala sambil tersenyum menantang. Risa kemudian bergabung mandi dibawah pancuran. Dia langsung disambut dengan Gia yang menempelkan tubuhnya ke tubuh Risa. Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina Risa dan tangan kanannya memeluk pinggang Risa.

    “Ooohh..aahh..” Desah Risa.
    Kemudian Gia semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh Risa yang juga basah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Risa yang kecil.
    “Ooouhh..” Mereka berdua sama-sama mendesah.
    Bibirnya ditempelkan juga ke bibir Risa. Mereka berdua berciuman dan saling berjilatan lidah. Tiba-tiba Risa terpeleset. Untung dia bisa cepat menguasai tubuhnya sehingga dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia tidak segera berdiri. Dia ingin Gia menolongnya. Dengan harapan dia dapat menarik tubuh Gia supaya ikut terjatuh. Ternyata Gia mengambil selang pancuran dan airnya disemprotkan ke vagina Risa. Hanya sebentar. Dia lalu berjongkok dan menyabuni vagina Risa dengan sabun. Diciumnya juga bibir Risa yang membalas dengan hebatnya. Lama sekali Gia menyabuni vagina Risa sambil sesekali jari tengah tangan kanannya dimasukkan ke vagina Risa. Sementara tangan kirinya menuangkan sabun cair ke dalam bathtub.

    Lalu Gia menarik tubuh Risa untuk masuk ke dalam bathtub. Mereka berdua lalu saling mengusapkan busa sabun ke tubuh mereka. Sesekali mereka berdua berciuman sambil saling menjilatkan lidah. Mereka berdua juga saling berpelukan dan menempelkan kedua payudara mereka.
    “Ooouhh..” Mereka berdua sama-sama mendesah.
    Kemudian Risa membersihkan busa sabun yang berada di kedua payudara Gia dengan kedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Gia.
    “Eeehmm..” Desah Gia.
    Perlakuan Risa membuat tubuh Gia semakin naik dan menjadikan dia berdiri dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Risa sudah tidak lagi menjilati puting payudara kanan Gia. Kini dia membersihkan busa sabun di vagina Gia dengan air. Lalu dia menghisap vagina Gia dengan lidahnya.
    “Aaaghh..oohh..” Desah Gia.
    Gia hanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan kedua tangannya. Sesekali tangan kiri Risa juga meremas payudara kiri Gia.
    “Ooohh..” Desah Gia.
    Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri Gia sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Gia.
    “Oooughh..aahh..oouhh..” Desah Gia.
    Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Gia.
    “Ooouhh..”
    Dipeluknya Gia sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Gia juga meremas pantat Risa.
    “Eeehmm..” Mereka berdua sama-sama mendesah.
    Risa kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke mulut Gia yang mau saja menghisapnya.
    “Oooughh..” Desah Risa.
    Tetapi hanya sebentar. Gia menuntun Risa untuk membungkuk dengan kedua tangan berpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya kedua payudaranya ke punggung Risa.
    “Ooouhh..” Desah Gia.

    Mereka berdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja. Sehingga akhirnya mereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi sambil sesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Risa yang sering membelai kedua payudara Gia bergantian. Dia terpesona dengan kedua payudara Gia yang besar.
    Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka berdua berlanjut kembali.
    “Mbak. Minta oilnya dong.” Kata Risa.
    “Sini.” Kata Gia sambil menarik Risa ke kamarnya.
    “Buka semua pakaianmu.” Lanjut Gia.
    Risa hanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya. Ternyata Gia juga membuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Gia lalu mengambil sebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil. Kemudian dihampirinya Risa yang sedang melepas miniset yang dipakainya. Dia tinggal memakai celana dalam. Gia kemudian memegang payudara kanan Risa dan menuangkan isi botol ke payudara kanan Risa setelah membuka tutupnya. Tangan kirinya kemudian meremas-remas payudara kanan Risa.

    “Ooohh..” Desah Risa.
    Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri Risa.
    “Ooohh..” Desah Risa.
    Dia lalu membalikkan tubuh Risa dan menuangkan isi botol ke punggungg Risa. Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua tangannya diratakannya cairan itu ke seluruh tubuh Risa bagian atas.
    “Eeehmm..” Desah Risa.
    Lalu dibalikkan kembali tubuh Risa sambil tangan kanannya mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Risa.
    “Gantian ya.” Kata Gia.
    Risa hanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan Gia. Dia kemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Gia sekaligus dalam jumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelah ditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuh Gia bagian atas terutama ke kedua payudara Gia.
    “Eeehmm..oohh..” Desah Gia.
    Setelah dirasa cukup, Gia lalu memeluk Risa dan menggesek-gesekkan kedua payudaranya ke kedua payudara Risa selama beberapa menit.
    “Ooouhh..”
    Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas kedua payudaranya.

    “Ooohh..”
    Gia menghentikan remasannya pada kedua payudara Risa. Dia keluar kamar dan mengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk kembali ke kamar dan dilihatnya Risa masih meremas sendiri kedua payudaranya.
    “Ooohh..” Desah Risa.
    Di depan Risa, Gia membuka salah satu botol dan dengan menari-nari dia mengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya. Gia membersihkan cairan dengan air mineral itu.
    “Eeehmm..” Desah Gia.
    Risa tertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Gia. Dengan berhadap-hadapan Risa juga membersihkan cairan pada kedua payudaranya sendiri.
    “Eeehmm..” Desah Risa.
    Gia melihat sebuah kesempatan. Tangan kirinya meremas dan menjilati payudara kanan Risa yang bertambah besar dari biasanya meskipun tidak sebesar dari yang dia punya.
    “Ooohh..eehmm..” Desah Risa.film dewasa
    Dibalikkannya tubuh Risa dan dari belakang tangan kirinya meremas kedua payudara Risa bergantian.
    “Ooohh..” Desah Risa.

    Sementara tangan kanannya masih mengucurkan air dari botol. Tangan kanan Risa juga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka berdua basah dan Risa membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Gia. Kedua payudara mereka yang berbeda ukuran menempel dan saling menggesek.
    “Ooouhh..” Mereka berdua sama-sama mendesah. prediksi togel klik disini
    Hampir tiap hari Gia meremas kedua payudara Risa dengan Breast Oil yang berlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya kedua payudara Risa sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan dengan berakhirnya masa kerja praktek Risa di tempat Gia bekerja.

  • Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT

    Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT


    2578 views

    Duniabola99.com – Kenalkan, nama saya Boy, teman-teman biasa memanggilku Mas Boy. Saya seorang pemuda berusia 25 tahun dengan tinggi badan 170 cm dan berat 55 kg. Meski usia saya kini sudah seperempat abad, namun pengetahuan saya dalam dunia percintaan masih sangat minim dan belum punya banyak pengalaman yang layak dibanggakan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.


    Sekarang saya sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Sebut saja nama perusahaan itu adalah Sepinggan tours and travel service. Jarak kantor itu sekitar 5 km dari tempat tinggal saya.

    Kini saya tinggal dengan Om saya, saya biasa memanggilnya om Rudy, ia adalah adik kandung dari Ibu saya). Om Rudy sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMK Negeri yang cukup terkenal di kota kami, sementara tante saya, sebut saja namanya tante Rini bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya (sepupu saya) tinggal kost di kota lain karna mereka tidak mau kuliah di kota kami (entah karena alasan apa). Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante saya hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

    Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak saya agar saya tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada saya harus kost di luar, lebih baik saya tinggal di rumah om saya saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sejak saat itu jumlah penghuni rumah bertambah satu orang.

    Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah, jadi sekarang ada lima orang yang tinggal di rumah itu. Sejak kedatangan keponakan tante Rini, suasana jadi kembali ramai, tidak seperti dulu lagi ketika belum ada keponakan. Nama keponakan tante Rini adalah Endang, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Endang adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.

    Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om saya bekerja. Ia sempat mengajak saya, namun saya menolak dengan alasan saya agak lelah, lalu tante Rini mengajak Endang, namun Endang juga menolak dengan alasan Endang lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

    Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh saya menutup pintu.


    Sejak kepergian om dan tante saya, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja saya kecilkan volumenya karena Endang sedang belajar. Saya hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Saya sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.

    Karena terlalu asyiknya saya nonton TV, sehingga saya sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak saya. Setelah saya lihat ternyata Endang, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Saya jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

    Sejenak saya terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Saya amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat saya. Bagaimana rasanya kalo saya menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun saya berusaha menyingkirkan pikiran itu karena saya pikir bahwa dia adalah sepupu ipar saya, tinggal serumah dengan saya dan saya pun menganggapnya sudah seperti adik kandung saya sendiri.

    “Ada apa sih? Kok kamu mengajak saya masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan saya.

    Sebenarnya bukan karena saya menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum saya belum pernah masuk ke kamar Endang sebelumnya.

    “Kak, Endang mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.
    “Kakak mau ngga membantu saya menyelesaikan tugas ini, soalnya besok udah harus dikumpul.” kata dia setengah merengek.
    “Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar saya membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Saya akan membantumu dengan senang hati, saya kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap.
    “Asyik, makasih ya kak.” kata Endang sambil menciumku.

    Kontan saya merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, saya belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Endang. Saya pun segera membantunya sambil sesekali curi padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau saya memperhatikanya.

    Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Endang berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

    “Kak, Endang pusing nih, boleh ngga kakak pijitin kepala Endang?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada saya.

    Sempat saya merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.


    “Emang kenapa kok Endang tiba-tiba pusing?” tanya saya agak heran.
    “Ayo kak, tolong pijatin donk, kepala Endang pening!”
    “Oke, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.

    Saya lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri saya dan tangan kanan. Saya menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali saya juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

    “Kak, belakang leher Endang juga kak, soalnya leher Endang agak kaku nih.” katanya sambil menuntun tangan saya pada lehernya.

    Setelah saya memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan saya. Katanya,

    “Kak, Endang baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”
    “Terserah Endang ajalah.” kata saya sambil mengikutinya dari belakang.

    Lagi-lagi saya terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai.

    Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh saya memijat leher dan punggungnya. Sesekali saya melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli. Saya tidak tahu pasti, yang jelas saya juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi.

    Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Katanya,

    “Kak, Endang buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”
    “Mungkin Endang masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan saya.

    Saya terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau kelak mempunyai istri secantik Endang. Saya terus memijatnya dengan lembut. Sesekali saya memutar-mutar jari-jari saya di tepi rusuknya. Setiap saya meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Saya juga sudah mulai merasakan penis saya mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang.

    Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah saya. Katanya,

    “Kak, Endang buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.”
    “Terserah Endang lah.” kata saya.

    Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan saya dan saya berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, saya pun membalas senyumanya dengan senyuman yang entah seperti apa modelnya, soalnya saya sudah tidak konsen lagi karena nafas saya sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Endang juga sudah mulai tidak terkendali, saya melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik.

    Saya sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan saya kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan saya sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis saya mau lompat menerjang tubuh Endang yang terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda saya mulai berdesir kencang. Kini saya mulai merasakan detak jantung saya sudah tidak beraturan lagi.


    “Kenapa kak?” katanya sambil tersenyum manja.
    “Ngga, ngga papa kok.” kata saya agak grogi.
    “Sudahlah, ayo Kak pijitnya yang agak keras dikit.”
    “Iya, iya” jawab saya.

    Saya lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja saya menyenggol gundukan di dadanya.

    “Ahh..” katanya sambil menggeliatkan tubuhnya.

    Saya dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya.

    “Tidak apa-apa kak, terusin saja.” katanya.

    Wah, benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Endang yang sangat meransang.

    “Saya tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata saya dalam hati.

    Kini Endang semakin merasakan rabaan jari-jari saya, saya melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Endang lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah saya, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir saya.

    Saya hanya pasrah dan terus terang saya juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini saya pendam saja karena saya menghargainya dan menganggapnya sebagai adik saya sendiri. Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala saya yang dialiri oleh gelora darah muda saya yang menggelora. Ia terus mencium saya dan kini ia melepaskan kaos yang saya pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

    “Endang, ada apa ini?” tanya saya setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

    Tetapi ia tidak memperdulikan kata-kata saya lagi. Melihat gelagat Endang yang sudah di luar batas kendali itu, saya pun tidak mau tinggal diam. Saya mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

    Saya merasakan penis saya semakin keras dan berdenyut-denyut. Endang terus mencium bibir saya dengan nafas tersengal-sengal. Saya pun tidak mau kalah, saya mulai meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini saya mulai mengisap pucuknya.

    “Achh..” ia menggeliat.

    Saya melihat Endang semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Endang melihat penis sudah mendongkrak celana pendek saya, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD saya dan ia kini sudah menggenggam penis saya yang berdiri tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD saya dan kemudian melemparkannya ke lantai.


    Ia kembali menangkap penis saya dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.

    “Aachh.. achh..” benar-benar nikmat rasanya.

    Saya merasakan penis saya semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik saya yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Saya pun tidak mau ketinggalan. Saya lalu menyelipkan jari-jari saya ke selangkangannya. Saya merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami.

    Dengan nafas yang tersengal-sengal, saya lalu melorotkan celana Endang lalu meremas-remas pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Saya tidak sanggup lagi menahan nafsu saya yang sudah naik ke ubun-ubun saya. Dengan sekali tarik, saya berhasil melepaskan CD-nya Endang. Kini ia benar-benar bugil. Saya sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

    Saya benar-benar tidak tahan melihat vaginya yang ditumbui rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis saya berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Endang yang masih terkatup rapat.

    Saya sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini saya mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Endang sudah sangat basah. Saya melihat Endang semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

    “Achh.. achh.. ohh.. ohh..”

    Saya terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, “Achh.. achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.


    “Kak, ayo masukin kak!” sambil menarik penis saya menuju bibir kemaluannya.
    “Oke sayang,” lalu saya membuka kakinya.

    Kemudian saya melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Saya lalu menarik pantat saya dan merapatkannya pada selangkangan Endang. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan saya lalu menempelkannya di bibir kemaluanya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

    “Pelan-pelan ya kak, Endang belum biasa.”
    “Iya sayang,” kata saya sambil mengecup bibirnya yang merekah basah.

    Saya kemudian mendorongnya pelan-pelan.

    “Achh.. sakit kak.”
    “Tahan sayang.”

    Saya lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang saya sudah bisa masuk setengahnya. Endang hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Saya terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali saya menyentaknya agak keras.

    “Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk!” memang kelaminnya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.
    “Tahan ya sayang,” saya mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.
    “Akk..” Endang meringis keras.

    Ia memukul dada saya dengan keras sambil menarik pantatnya.

    “Sakit kak, sakitt..”

    Saya merasakan batang kejantanan saya menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Endang. Rupanya batang saya telah berhasil menembul selaput daranya. Dari liang sorga Endang tampak mengalir darah segar. Saya terus menggoyang-goyangkan pinggul saya maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu.

    Sesekali saya melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Endang sungguh nikmat, saya merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap saya merasakan kejantanan saya terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Endang.

    Kini saya merasakan batang kemaluan saya sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun saya tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan saya.

    “Terus kak, terus..” ia menggeliat.


    Saya melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan saya kembali saya pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan.

    “Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat.

    Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Saya merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Endang memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.”Achhkk..”

    Saya merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan saya, rupanya Endang sudah orgasme. Saya semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan saya, akibat kenikmatan yang diberikan Endang sangat luar biasa, batang saya semakin berdenyut-denyut dan kini saya benar-benar tidak sanggup lagi menahannya.

    Lalu saya mempercepat gerakan saya dan mendorong penis saya lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Endang dengan erat ke dalam pelukan saya. Saya merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh saya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki saya.
    Akhirnya,

    “Srett.. srett.. srett..”

    Kejantanan saya mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Endang. Saya sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Endang secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Saya hanya tersenyum lalu mengecup bibir Endang dan mengucapkan terima kasih pada Endang.

    Tampak tubuh Endang basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Endang hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika saya mencabut batang kejantanan saya dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, saya melihat di sprey Endang terdapat bercak darah. Tetapi segera Endang bangun dan menenangkan saya.

    “Tenang mas, nanti saya cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.” katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir saya.

    Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Endang. Setelah saya mengambil baju dan celana, saya pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Endang dari kamarnya lalu mengajak saya makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Endang malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, saya tidak tahu pasti.


    Tidak lama kemudian, om dan tante saya datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami. Om saya menanyakan Endang, tetapi saya katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada saya bahwa ia agak lelah. Om saya hanya menggangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

    Saya tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar saya. Di dalam kamar, saya tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini saya sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.

  • Kisah Memek Perselingkuhan Dengan Janda Bernama Ratih

    Kisah Memek Perselingkuhan Dengan Janda Bernama Ratih


    2868 views

    Duniabola99.com – Sebagai pasangan suami istri muda yg baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dgn tenang, apa adanya dan tanpa masalah. Aqu, sebut saja Ratih (23), seorang sarjana ilmu pemerintahan. Usai tamat kuliah, aqu bekerja pada kantor pemerintah daerah di Solo. Kulit badan aqu putih bersih, tinggi 163 cm dan berat 49 kg. Sementara ukuran bra 34b.

    Sementara , suami aqu juga ganteng. Adri namanya. Usianya tiga tahun diatas aqu atau 26 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Adri orangnya pengertian dan sabar. Soal hubungan kami, terutama yg berkaitan dgn ‘malam-malam di ranjang’ juga tak ada masalah yg berarti. Memang tak setiap malam. Paling tak dua kali sepekan, Adri menunaikan tugasnya sebagai suami.

    Hanya saja , jika hasrat aqu sedang meninggi ,dan Adri menolak berhubungan badan dgn alasan lelah , itu membuat aqu kecewa. Memang aqu aqui kalo soal yg satu ini , aqu lebih agresive . Bila Adri sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka aqu pun menganggukkan kepala walau waktu itu mata aqu masih belum mengantuk.

    Akibatnya, tergolek disamping badan suami , dgn mata yg masih nyalang itu, aqu sering , menghayal. Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok , sampai tentang ranjang. Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yg setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yg mereka perbuat dgn suami mereka pada malamnya.

    Kalo sudah begini , tanpa aqu sadar , kemaluan aqu mulai berlendir . Untuk mengobati kekecewaan dgn suami aqu , aqu melaqukan mastubasi . Tak ada jalan lain , entah apa kah aqu seorang hypersex . Suatu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yg disopiri suami aqu menabrak sebuah sepeda motor. Untung tak terlalu parah betul. Lelaki yg membawa sepedamotor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya. MarkasJudi

    Tetapi, lelaki itu marah-marah. “Anda tak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor aqu. Mana surat-surat mobil Anda? Aqu ini polisi!” bentak lelaki berkulit hitam , berperut buncit itu pada suami aqu. Kulihat sorot matanya tajam memandang diriku . Ketika mataqu sejajar dgn matanya , aqu menerima sinyal sinyal , aneh . Matanya seperti mengirim , sinyal birahi ke otakku . Aqu segera menghindar , memalingkan mukaqu.

    Setelah bernegosiasi dgn suamiku , Kemudian dicapai kesepakatan, suami aqu akan memperbaiki semua kerusakan motornya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuh bengkel. Orang berperut buncit itu , yg kemudian kita ketahui bernama Karmin , pun setuju . Akhirnya kita melanjutkan , perjalanan dan tiba dirumah . Entah kenapa , sosok Karmin membaygiKu , dan membuatKu agak birahi . Aqu masuk ke kamar mandi, untuk mencuci muka , dan menganti pakaian .

    Untuk mengoda suamiKu , aqu mengenakan pakaian tidur tipis , tanpa bra . Lalu aqu kembali ke kamar tidur . Aqu memerima kekecewaan , suamiku terlihat sudah tertidur pulas . Aqu dgn membawa rasa kecewa , berbaring di samping suamiku . mataqu menerawang jauh . Tiba tiba ruangan tidurku menjadi gelap , badanku kehilangan gaya gravitasi , seakan badanku melayg .

    Dan aqu meresa sesak , badanku di himpit sosok berbadan besar , aqu berusaha sekuat tenaga mendorongnya . Sosok itu mundur beberapa langkah , waktu itu juga ruang kamarku kembali terang . Kudapati Karmin , dgn mimik muka , penuh nafsu menghapiriku . Badanku bagai kehilangan tenaga . Dia merambet baju tidurku , dan merobek begitu saja . Kemudian tangan tangannya yg kasar , meremas buah dadaqu , aqu merasa sakit sekali . “ lepaskan , tolong .. tolong… “ pekik panikKu .


    Lidahnya yg terlihat kasar , menjulur keluar , dan mengenai putting susuku . Waktu itu juga , getaran getaran birahi merasuk badanku . Aqu mendesah kenikmatan . Lidahnya turus berputar , memberi sensasi nikmat di puting susuKu yg mulai membesar. Tanpa kusadar , bagian bawah badanku mulai berlendir . Lidah Karmin terus turun dan turun , pusar ku pun di gelitik oleh lidah kasarnya . Lidah kasar itu tak bisa berhenti , dan terus memberiku rasa yg sangat nikmat . Makin kebawah , terus dan lidah itu mulai menjilati bagian paling pribadi di badanKu.

    Aqu mengerang , merasakan nikmat yg tak pernah aqu rasakan sebelumnya . Lidah itu terus menjilati selangkangan celana dalamku . Tapi rasanya lidah itu bersentuhan langsung ke klitorisku . Aqu mendesah desah , dgn penuh nafsu . Pinggulku bergoyg seirama dgn jilatan Karmin . Dan terus begitu , sampai badanku mengeram , kejang . Aqu menjerit sekeras mungkin “ Aghhh aqu aqu keluarrr “ .

    Badanku mengeliat , menikmati orgasme yg di berikan Karmin . Sewaktu kemudian Karmin , hendak menarik turun celana dalamKu . Waktu itu aqu teringat suamiku tercinta . Segera Kakiku dgn kuat mendgn badannya . Karmin hanya tersenyum , dan dia mengambil pentungannya . Pentungan yg selalu dibawanya . Pentungan hitam sepanjang 60 cm , di hantam keras ke perutku . Aqu menjerit , menerima rasa sakitnya . Berkali kali Karmin memukulku dgn pentungan itu . Sampai badanku terasa lemas .

    Tak bisa kulawan lagi , waktu dia menarik turun celana dalamku . Matanya jalang , menatap kemaluanKu dgn bukit berbulu , yg sangat berlendir itu . Dia segera membuka celananya dan aqu bergidik . Pak Karmin tak mempunyai kemaluan . Yg tegak mengantung itu adalah pentungan hitam yg di gunakan memukul badanku tadi . Aqu menjerit jerit , ini monster , bukan manusia . Karmin semakin mendekat , pentungan yg mengantung di selangkangannya itu terus mendekat ke liang kemaluanku . “ tolong , hentikan tolong , tolong “ jaritKu .

    Dan tiba , tiba aqu merasakan sakit yg luar biasa di kemaluanKu . Dan ruang kamarku menjadi terang benderang menyilaukan. Aqu terbangun dari mimpi yg aneh itu. Peluh membasahi badanKu . Kulihat suamiku masih terlelap . Perlahan Aqu beranjak dari ranjang , dan mengambil air minumku . Aqu meminum segela air , untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokanku .

    Aqu ke kamar mandi , membuka celana dalamku , dan duduk di kloset . Aqu mendapati celana dalamku basah sekali , begitu juga kemaluanku . Jari jariku menyentuh klitorisku , dan kembali sinyal sinyal birahi , aktif di otakku . Jari jari ku terus bermain di klitorisku , badanku menerima rasa nikmat . Terus dan terus , sampai aqu mengejang , mencapai puncak birahiKu di atas kloset itu. Esoknya, setelah menjemput aqu di kantor, Suami aqu mengajak aqu mampir ke rumah Karmin . “ untuk apa , mas ? “ tanyaqu . “ yah , kita silaturami saja , kan tak enak rasanya , aqu telah menabraknya “ kata suamiKu .


    Aqu mengalah , sebenar aqu tak mau ketemu Karmin , apalagi sejak mimpiku yg aneh itu . Dan Aqu tak pernah menceritakan mimpi itu pada siapa pun , tak terkecuali suamiKu sendiri . kami pun pergi ke rumah Karmin . Setelah berbasa basi dan minta maaf, Suami aqu mengatakan kalo sepedamotor Pak Karmin sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang.

    Sepanjang Adri bercerita, Pak Karmin tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yg ada di atas meja. Yg aqu tahu matanya terus jelalatan menatap badanku . Dan tiap kali matanya , bertemu mataqu , ada getaran aneh yg kurasakan . Tapi aqu tak tahu apa itu . Yg jelas , aqu sepertinya manjadi birahi. Kalo Memandang badan Karmin, aqu bergidik juga. Badannya besar walau ia juga tak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara perutnya membusung. Dari balik kaosnya yg sudah kusam itu tampak dadanya yg berbulu. Jari tangannya seperti besi yg bengkok-bengkok, kasar.

    Setelah suamiku ngobrol cukup lama , akhirnya kita pamitan . Suamiku segera menjalankan mobilnya dan pulang kerumah . Malam itu aqu berencana mengajak suamiku bercinta , tapi begitu dia masuk kamar dia langsung berkata “ ayo kita bobo yuk , aqu lelah sekali hari ini , banyak tugas ..” Aqu tersenyum dalam kekecewaan . Dan ikut berbaring bersama suamiku .

    Di kantor ,esok harinya aqu tak semangat bekerja . Jam makan siang aqu gunakan untuk pergi ke Mall . Tapi apes , di perempatan lampu merah , aqu kecopetan . Dompetku di gondol pencopet itu . Aqu tak terlalu memikirkan uang di dompet itu. Tapi KTP dan SIM , mau tak mau aqu harus lapor polisi. Setelah proses verbal selesai , aqu pamit . Ketika berjalan di koridor kantor polisi itu aqu berpapasan dgn Karmin. “ Bu Ranta, ngapain kesini “ kata Karmin . “ oh engak , cuma , lapor , aqu habis kecopetan “ jawabku . Dan terus berjalan , mencoba menghindari dirinya.


    “ Eh , Bu Ratih , kebenaran kemari , ayo kita makan di kantin sana “ ajak Karmin . Matanya yg tajam menatap wajahku . Aqu diam sewaktu , berpikir , namanya juga polisi , pasti minta di bayarin makan . “ baik ,lah pak , tapi aqu gak bisa lama lama yah “ kataqu . Setelah memilih tempat duduk , aqu memesan air jeruk . Karmin memesan nasi goreng. Sambil makan ia bercerita. Tentang tentang istri yg minta cerai, tentang dirinya yg disebut orang-orang suka menanggu istri orang. Aqu hanya diam mendengarkan ceritanya.

    Kadang Karmin juga bercerita , tentang hal hal kehidupannya . Aqu mendengarkan, rasa birahi mulai timbul , dan rasanya badan aqu mulai , menyukai Karmin . Setelah itu dia menyakan bagai mana kehidupan sex aqu .

    Aqu hanya bisa menjawab “ ah , biasa aja Pak Karmin , namanya juga suami istri “ . Pak Karmin tersenyum , “ iyah maksud aqu , bagaimana suami kamu di ranjang apa hot kayak aqu engak ? “ . Aqu hanya diam , aqu berpikir , Karmin mulai kurang ajar , di lain pihak aqu sepertinya tertarik bicara sama dia .

    Aqu berusaha mengalihkan arah pembicaraan . “ suami aqu dan aqu sedang ikut program , kami ingin punya anak , jadi kita main pakai aturan . “ . Dan ini mendapat perhatian besar Pak Karmin. Ia antusias sekali. Matanya tampak berkilau.

    “Oh ya. kalo yg itu mungkin aqu bisa bantu,” katanya . “Bagaimana caranya?” tanya aqu bingung.

    “Mudah-mudahan aqu bisa bantu. Kalo mau kita kerumah aqu . Aqu beri obat,” kata Pak Karmin pula. Aqu berpikir , dan melirik jam tanganku , baru pukul 3.00 sore . “ Naik apa kita “ tanyaqu .

    Setelah motor yg aqu tumpangi berhenti di rumah Karmin , dia segera mengajakku masuk kerumahnya . Tanpa bisa menolak , dia memegang tangan dan membawaqu masuk kerumahnya.


    “Sekarang saja kita mulai pengobatannya,” ujarnya seraya membawa aqu masuk kamarnya. Kamarnya kecil dan pengab. Jendela kecil disamping ranjang tak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya berasalan kasur yg sudah menipis.

    Aqu masih berdiri , rasanya badanku kaqu . “ loh koq bengong , ini minyak khusus untuk pengobatan , supaya cepat hamil “ katanya sambil memperlihat botol kecil berwarna hitam . “ Ayo , buka baju kamu ..” katanya lagi . Entah apa yg terjadi pada diriku , aqu seperti kehilangan akal sehat . Perlahan kancing bajuku aqu buka satu persatu . Kemudian , aqu membuka rok ku sendiri . Kini badanku hanya memaki Bra dan celana dalam hitamku saja . berdiri terpaqu di depan orang yg pantas manjadi ayaqu .

    “ Oh , Ratih , BH nya juga harus di buka dong “ kata Karmin lagi . Tanganku seperti di gerakan oleh pikirannya . Dgn gemetar , tanganku melepas kait BH ku . Dan kini dia bisa melihat jelas buah dadaqu yg mengantung bebas , besar dan montok

    “ Oh , Ratih , suami kamu berutung bisa , memperoleh istri secantik kamu . “ guman pak Karmin , lalu memintaqu berbaring terlentang di ranjangnya.

    Setelah aqu berbaring , dia mengolesi tanganya dgn minyak yg ada di botol kecil itu , sebagian minyak itu di tuang di atas badanku . Perlahan tangan kasarnya mulai menyentuh badanku . Tangannya bergerak mengurut perutku . Tanganya sepertinya bukan mengurut , melainkan mengelus elus perutku . Makin lama gerakkan tanganya makin keatas , dan tangan itu kini memainkan buah dadaqu Aqu tak kuasa menolaknya . Aqu memejamkan mata , merasakan nikmat sentuhan tangan kasarnya. Aqu merasakan bibir kemaluan aqu pun sudah mulai basah. Aqu mulai merasakan birahi aqu meningkat. Jari jari itu terus mamainkan buah dada aqu , tak ketinggalan putting susu aqu di sentuh lembut oleh jarinya .

    Sambil mengigit bibir aqu , berusaha untuk tak mengeluarkan desahan aqu . Karmin terus memainkan buah dada aqu. Perlahan tanganya turun kebawah , dan terus turun , jari jarinya menyentuh selangkangan celana dalam aqu . Aqu tak kuasa , badan aqu bagai terkena segatan listrik “ ohh Karmin , apa yg kamu laqukan ..” . Jari jarinya terus menekan nekan selangkangan celana dalam aqu , yg otomasis , menyentuh klitoris aqu , yg berada di balik celana dalam aqu.


    Lendir nikmat aqu merember ke celana dalam aqu , terus dan terus membasahi selangkangan celana dalam aqu. Jari jari Karmin pun , terus bergetar di selangkangan celana dalam aqu . “ oh , Karmin aqu tak tahan .. aqu tak kuat.. “.

    “ oh , ayo sayg , lepaskan nafsu kamu , lepaskan jangan di tahan “ katanya lembut , membuat badanku tak bisa lagi bertahan . Waktu jarinya bergerak semakin liar , badanku mengejang hebat , bokongku terangkat , “ Karmin , a aqu keluarrr “ .Bokongku kembali terhempas di kasur lusuhnya , badanku lunglai . Aqu merasakan sensasi nikmat , hampir sama dgn mimpi anehku beberapa hari yg lalu .

    “ Ratih sayg , itu baru jari aqu bermain di celana dalam kamu , kamu bisa baygkan kalo kamu , buka celana dalam kamu , dan rasakan lidah aqu menjilati m-e-m-e-k kamu “ bisik Karmin di telingaqu . Tangan Karmin memegang celan dalam aqu , berusaha membukanya , tapi tangan aqu segera menghalanginya “ jangan Karmin , aqu malu .. jangan “ .

    Tapi Karmin terus memaksa , dan lepaslah celana dalam aqu , dia orang kedu yg melihat kemaluan aqu . Aqu sungguh merasa bersalah sama Adri , tapi badan aqu , pikiran aqu sudah di kuasi nafsu birahi yg tak bisa aqu tolak . Waktu jari jarinya , membuka bibir kemaluan aqu , dan lidahnya menjulur , menjilati kitoris aqu badan aqu , mangejang , merasakan nikmat sekali .

    “ Karmin ahhh , i-t-i-l aqu , ohh i-t-i-l aqu gatel sekali .. “ desahku yg tak lagi menghiraukan rasa malu . Lidah lidahnya terus menjilati klitoris aqu . Membuat badan aqu mengejang tak karuan . “ Karmin ohh .. enak enak ..” .

    Lidah Karmin juga tak ke tinggalan menjulur julur seperti memasuki liang sagamaqu. Berputar di dalam liang sagamaqu . Badanku terasa ringan , seluruh kulitku sensitif Waktu , Karmin kembali menjilati Klitorisku yg membesar , karena birahi , Aqu tak tahan lagi “ ahh , gatel gatel banget , Karmin ..ahh…” . Klitoriku rasanya mau pecah . Badan terhentak , aqu menjejang , mengejet beberapa kali . Aqu mengalami orgasme yg , hebat .

    Karmin membiarkan aqu , dia menatap badan bugil ku , yg sesekali masih mengejet Matanya yg jalang , tak melepaskan satu inci pun bagian badanKu. Puas menatap badan bugilku Karmin melepas pakaiannya . Aqu bergidik , jika mengingat mimpiku . Apa iya , kemaluan Karmin sebesar pentungan. Setelah kemaluan hitamnya mencuat keluar aqu baru tenang . Kemaluan tak sebesar tongkat , tapi lebih besar dari milik suamiku .


    Dia mendekat . Aqu merapatkan kakiku .” tolong , jangan yg satu ini Karmin, tolong..” . Karmin tersenyum “ Ratih , aqu sudah memberikan kamu nikmat , apa salahnya ganti kamu yg memberiku nikmat , sayg “ .

    “ jangan , tolong Karmin , aqu masih punya suami , tolong lah “ pintaqu . “ Hemm , oke deh , aqu mengerti , kalo gitu pakai mulut kamu saja “ katanya .

    “ oh , aqu tak pernah , jangan ..” kataqu , dan kemaluan Karmin terus mendekati wajahKu . “ masa sih , kamu gak pernah ngisep k-o-n-t-o-l suami kamu “ tanya Karmin . Aqu mengangguk “ Sumpah Karmin , aqu tak pernah “ .

    “ Apa suami kamu pernah jilatin m-e-m-e-k kamu ? “ tanya Karmin lagi . Aqu kembali mengeleng . “ gila , mana enak sih , jadi kalian , langsung aja buka baju , terus n-g-e-n-t-o-t .” katanya . Aqu diam saja .

    Tapi seakan Karmin tak peduli , kemaluan hitamnya terus di dekatkan ke wajah ku. Seakan tak mampu menolak , aqu memejamkan mataqu . Yg aqu rasakan pipiku terasa hangat , dia menekan nekan kemaluannya di pipiku . Kemaluan itu bergerak terus ke bibirku , dan berusaha masuk ke mulutku . Perlahan aqu membuka mulutku . dan kemaluannya mulai masuk ke mulutku . Kemaluan itu bergerak , Karmin seperti menzinai mulutku. Keluar masuk mulutku . Kepalaqu di pegangnya.

    Karmin mendengus kenikmatan , dan terus bergerak . Lama kelaman aqu pun merasa terbiasa. Dan rasanya aqu mulai suka permainan ini . Karmin terus memainkan kemaluannya di mulutku , sampai dia mengeram , dan spermanya keluar di mulutku . Aqu segera memuntahkan spermanya . Baru kali ini Aqu merasakan sperma . Rasanya aqu ingin muntah . Karmin tampak terduduk lemas. Waktu itu aqu segera memakai pakaianku kembali . Aqu segera meninggalkan ruamahnya , tanpa permisi

    Hari sudah gelap waktu aqu keluar dari rumahnya . Dgn menyetop taksi Aqu segera pulang kerumahKu . Aqu melihat Opel Blazer suamiku sudah terpakir dgn rapi . Sial Aqu ke duluannya. Jantung berdegup , aqu taqut suamiku curiga , otakku segera berpikir , mencari alasan yg tepat jika suamiku menayakan hal ini . Perlahan Aqu membuka pintu , dan memasuki rumah ku . Tiba tiba suamiku memelukku dari belakang . Aqu terkejut “ Ah .. mas bikin kaget aja ..” kataqu .


    “ ha ha ha , Aqu gembira sayg , jabatanku di naikan , yg berarti gajiku juga di naik kan .. “ kata suamiku . Dia ingin menciumku . Tapi aqu menghindar , mulutku kotor , aqu malu terhadap diriku sendiri. “ Mas , yg benar ah , jangan bercanda “ kataqu untuk menhidari ciumannya .

    “ benar sayg , benar , kita harus rayakan “ kata suamiku . “ oh , rayakan di mana mas “ tanyaqu . “ karena sudah malam , kita rayakan di ranjang saja yah, sayg “ kata suamiku . Dan tangannya segera mengangkat rok ku , dan menyetuh selangkanganKu .

    Aqu berusaha mengindar lagi , ih mas masa di sini , nanti kelihatan orang dong di kamar saja “ kataqu . “ loh , di rumah ini kan cuma kita berdua ..” kata suamiku . Yg jarinya segera meraba selangkangan ku . Jarinya menyelinap di balik celana dalamKu . Aqu taqut , suamiku curiga , karena Kemaluanku basah , akibat di buat Karmin tadi .

    “ Sayg , koq m-e-m-e-k kamu sudah basah benar sih , kamu horny yah “ kata suami ku . “ ih mas bisa aja , tadi aqu habis pipis , di rumah bu Ani “ kataqu berbohong . “ oh , kamu di rumah Ani , toh “ kata suamiku .

    “ aqu mandi dulu yah “ kataqu langsung lari ke kamar mandi .

    Aqu segar membasuh mulutku , mencuci bersih kemaluanku . Aqu merasa sangat menyesal telah melaqukan hal ini terhadap suamiku. Walaupun selama setahun menikah dgnnya tak pernah sekalipun aqu merasa begitu nikmat dalam bercinta. Aqu membutuhkan kenikmatan itu , tapi aqu juga membutuhkan suamiku . Aqu tak habis pikir , pikiranku menolak Karmin , tapi badanku sangat menginginkan Karmin .

    “ sayg , cepat dong ..” terdengar suara mesra suamiku .

    Malam itu kami bercinta . ada rasa hambar disitu . Aqu mencintai suamiku , tapi rasanya sexku tak terpuaskan . Sekarang aqu makin bisa membedakan . Benar kata Karmin , Aqu seperti tempolong , suamiku hanya mempergunakan kemaluanku untuk mengeluarkan spermanya , tanpa bisa memuaskan diriku. Tapi biar bagaimanapun , Adri adalah pilihanKu , aqu harus konsekuen . Aqu mencintainya apa adanya. Aqu lebih baik mengekang nafsu birahi . Aqu memutuskan untuk tak menemui Karmin lagi .


    “ Ratih , mas besok harus ke Jakarta , menemui dereksi darti kantor pusat “ kata Adri tiga hari setelah kenaikan jabatannya .

    “ ha , berapa hari mas , aqu boleh ikut ? kataqu.

    “ Ah cuma sehari koq , “ kata Adri . “ tapi mas , aqu taqut di rumah sendiran “ kata ku , dgn harapan suamiku mau mengajakku ke Jakarta . Tapi jawabannya , berbeda dgn yg kuharapkan .

    “ aqu sudah minta Pak Karmin unutk mengawasi rumah kita , dia akan mengirim anak buahnya , untuk jaga di sini , kamu tenang aja deh “ kata suamiku. Jantung berdugup keras , Karmin lagi ..

    Pagi itu suamiku di jemput mobil dari kantornya , dan mobil itu segera membawa suamiku ke airport . Dangan melambaikan tangan aqu melepas suami ku ke Jakarta. Belum sempat aqu menutup pintu rumahku , sosok badan besar itu sudah berada di depan pintu rumahku . “ Karmin , mau apa pagi pagi begini ke rumah orang “ kataqu ku buat ketus.

    “ loh , suami mu minta , aqu menjaga rumah mu , juga menjaga dirimu he he he “ kata Karmin , yg terus masuk ke rumahku tanpa di persilakan.

    “ Karmin , tolong jangan ganggu aqu , “ kataqu . Karmin menatapku , bola matanya bagaikan bersinar , yg menerobos ke mataqu . “ Ratih , ayo katakan dgn nurani kamu , kamu tak membutuhkan diriku “ kata Karmin .

    “ Aqu , aqu , aqu “ lidahku seperti terkunci . Tangan Karmin segera mengandeng badanku , membawaqu masuk ke kamarku.

    “ sayg , aqu tak bermaksud jahat sama kamu , aqu cuma mau memberi kamu kenikmatan sayg . kita sama sama butuh itu “ kata Karmin .

    Perlahan Karmin melepas daster tidurku , yg di balik daster itu aqu tak memakai bra . Dan buah dadaqu langsung terpampang di hadapannya . Perlahan lidahnya menjilat puting susuku . “ ahh .. “ desahku. Pikiranku kosong melopong , aqu lupa suamiku . aqu hanya ingat kenikmat yg kudapat dari Karmin . Lidahnya terus bermain di putingku . Jari jarinya hinggap di selangkangan celana dalam merahku . “ ohh Karmin .. sudah tolong jangan bikin aqu nafsu ” .

    Jari jari itu bergerak , dan kemaluanku mulai mengeluarkan lendir birahi . Mulutnya pun terus menyedot nyedot buah dadaqu . Jarinya terus menari nari di selangkangan celana dalamku yg makin membasah .

    “ Ohh , Karmin kamu jahat ooh i-t-i-l aqu jadi gatel .. “ desah aqu . Karmin terus menaikkan birahi aqu dgn permainannya. Aqu sudah tak tahan , aqu mendesah kenikmatan “ Karmin , aqu mau keluar “ . Waktu itu , Karmin dgn sekuat tenaga , meremas buah dada aqu .


    Aqu menjerit kesakitan , otomatis , birahi aqu menurun , orgasme aqu menghilang . Tapi Karmin perlahan menjilati lagi putting susu aqu . mengelitik . Membuat birahi aqu berangsur naik kembali . Kembali aqu mendesah kenikmatan . Waktu aqu hampir menuju puncak kenikmatan aqu , Karmin mengigit putting susu aqu , memberi aqu rasa sakit . kembali aqu gagal orgasme.

    Tapi Karmin segera menaikan birahi aqu lagi ,dgn memainkan selangkangan aqu “ Karmin tolonglah , aqu mau orgasme buat aqu orgasme . ” aqu memohon orgasme pada dirinya setelah dia mengagalkan orgasme aqu yg ke tiga kali .

    “ tenang sayg , aqu pasti kasih kamu orgasme yg ternikmat yg pernah kamu rasakan “ . Sambil dia mendorong badan aqu dan aqu terduduk di pinggir ranjang.

    Celana dalan aqu , sudah terlepas dari badan aqu . dangan dua jarinya bibir kemaluan aqu di buka . Lidahnya menjulur menjilati klitoris aqu . Aqu mengerang “ ohh , iyah terus buat aqu orgasme , aqu mau keluar …Karmin ..” . Lidahnya dgn cepat , terus merangsang klitoris aqu yg semakin membesar ,

    “ oh.. Karmin , gatel , enak sekali teruss “ . Lidah itu terus menjilati klitoris aqu .

    Aqu sudah dekat , dan seperti nya Karmin tahu , Dia sengaja , segera klitoris aqu di sedotnya dgn kuat , aqu merasakan sakit sekali , yg membuat orgasme aqu pergi menjauh .

    “ Karmin , kamu jahat , kamu jahat , tolong aqu mau keluarr “ kata aqu mengiba , rasanya aqu ingin menangis . Mengiba minta orgasme , dari orang seperti Karmin , sangat merendah kan diri aqu. Tapi apa boleh buat , aqu tengah di amuk birahi .


    “ Ratih sayg , tenang kamu pesti mendapatkan orgasme “ katanya . Lidahnya kembali menjilati klitoris aqu dgn lembut. Tiga buah jarinya di gunakan menekan perut aqu di bawah pusar . Ini membuat aqu merasa ingin pipis . Aqu mencoba mengeser tanganya . Tapi aqu seperti tak bertenaga.

    Lidahnya terus memberi kenikmatan di klitoris aqu , sebentar saja , rasa ingin orgasme telah mendera badan aqu . “ Ohh , Karmin , aqu , oh i-t-i-l nya ..oh gatel sekali , aqu tak kuatt .. oh kebelet.. mau pipis “ . Aqu merasakan seperti nya sulit menahan rasa ingin pipis , tapi aqu juga mau orgasme.

    “ Yah , lepaskan Ratih , ayo keluarkan nafsu birahi kamu ..” kata Karmin . Badanku mengejang “ OOHHHH .. Karmin .. ahh gatell gatell aqu tak tahan“ jeritku tak karuan .

    Badanku mengerang nikmat , dan Aqu menyemburkan pipiku dgn kuat . Aqu merasa kan setiap tetes air seniku , mengalir memberi sensasi kenikmatan , berbarengan orgasmeKu . Aqu orgasme dangan begitu fantastik , tak aqu perdulikan kamarku yg basah dgn air pipisku . Badanku sepertinya rontok , tulangku seperti lepas , aqu terbaring dgn lemas. Karmin hanya melihatku dgn tersenyum . Dan membiarkan diriku beristirahat.

    Setelah itu badan Karmin yg bugil merangkang menaikki badanku , aqu berusaha mendorong badannya “ Karmin jangan , aqu pakai mulutku saja “ kataqu , tak rela kemaluannya memasuki badanku .

    “ aqu sudah pernah merasakan mulut kamu sayg , sekarang aqu mau coba m-e-m-e-k kamu “ kata Karmin . Badan terasa lemas , seperti tak bertulang , Karmin dgn mudah membuka lebar kaki ku , kepala kemaluannya mulai menyetuh liang kemaluanku .

    Air mataqu meleleh di pipiku waktu itu aqu teringat suamiku Adri . Aqu memejamkan mata . Waktu kurasa , kemaluannya mulai memasuki badanku . Getar getar nikmat mulai berkecamuk di diriku . Aqu merasakan sentuhan kemaluannya yg menikmatkan. Tak pernah Sekalipun aqu menemukan rasa ini pada kemaluan Adri . Tat kala gagang kemaluan hitamnya bergerak keluar masuk , aqu mulai merakan nikmat yg luar biasa , Karmin yg terus mengocok kemaluanku dgn kemaluannya mendengus “ m-e-m-e-k kamu luar biasa nikmatnya sayg “ katanya .


    Dalam hati aqu pun berkata yg sama . “ Ahh Karmin .. ahhh “ desahku Goygannya yg lembut, tapi mantap segera membawaqu ke puncak orgasme . Tapi seperti sebelumnya Karmin menahannya . Dia membenamkan kemaluan besar di dalam , kemaluanku , dan dia diam tak bergerak .

    “ Karmin , ayo goyg dong ..” pintaqu . Karmin tersenyum “ loh , tadi gak mau , koq sekarang minta “ . Wajahku sepertinya panas , birahiku melorot .

    Kembali Karmin mengoyg , dan membawaqu kepuncak orgasmeku . Aqu sudah tak tahan , aqu harus mendapatkan orgasmeku . Dan lagi lagi Karmin dgn sengaja membatalkan orgasmeku . Kemaluannya di hentak keras ke dalam kemaluanku , rasanya kepala kemaluannya memukul rahimku . Aqu mengerang sakit . “ Karmin , kamu jahat sekali ..” kataqu . Karmin tersenyum . “ kalo mau ninta orgasme dari aqu yah , kamu harus minta dgn mesra dan nafsu dong “ katanya.

    Aqu seperti seorang cewek murahan tak bisa berpikir jernih . langsung aqu berkata “ Ayo , mas Karmin e-n-t-o-tin Ratih ,yah , Ratih minta orgasme , ayo mas tolong “.

    Karmin tersenyum , dan dia mulai mengoyg gagang kemaluannya. Kemaluan itu membuat aqu gila . Sebentar saja , rasa gatel di kemaluanku , membuat badanku mengerang dan menjerit “ ahhh , enak….aqu keluarrr “ .


    Aqu lemas , Karmin menahan gerakan kemaluannya sebentar , merasakan otot otot kemaluanku meremas gagang kemaluannya , dan kemudian bergerak lagi . Sebentar saja , aqu mencapai orgasme lagi .

    Entah hari itu berapa kali badanku , mengejang di buat orgasme oleh gagang kemaluan Karmin . Yg jelas aqu sangat menikmati permainannya . Aqu lupa siapa diriku , aqu lupa siapa suamiku.

    Sejak waktu itu, aqu pun ketagihan dgn permainan Pak Karmin. Kami masih sering melaqukannya. Kalo tak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Walau, kemudian Pak Karmin juga sering minta duit, aqu tak merasa membeli kepuasan sahwat kepadanya. Semua itu aqu laqukan, tanpa setahu Adri. Dan aqu yakin Adri juga tak tahu sama sekali. Aqu merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, aqu juga butuh belaian keras Karmin itu. Entah sampai kapan.

  • Derita Marshanda

    Derita Marshanda


    2675 views


    Duniabola99.com – Saat itu adalah hari yang melelahkan bagi Marshanda. Artis cilik yang biasa dipanggil Chacha ini tampat kelelahan, karena seharian penuh ia mengikuti syuting Bidadari dari pagi hingga malam. Saat tiba di depan rumahnya, orang tuanya membuka garasi untuk memasukkan mobil.

    Aduh Sapu tanganku jatuh. Ucap Marshanda pelan agar tidak terdengar orang tuanya.

    Artis cilik yang cantik itu sengaja mengendap keluar dari mobil yang hampir masuk garasi, keluar rumah untuk mengambil satu tangannya yang kebetulan jatuh tidak jauh dari pintu rumahnya. Saat keluar, seorang tukang becak yang dikenalnya, Pak Darso berumur 50 tahun lewat di depannya.

    Cari apa nak Marshanda? Tanyanya ramah.
    Mau ngambil sapu tangan saya di depan tuh Marshanda menunjuk ke depannya.

    Saat Marshanda menunduk mengambil satu tangannya, tibatiba sebuah tangan kekar menutup hidungnya, sementara tangan lain dengan sebilah pisau terhunus mengarah ke dekat lehernya. Marshanda terkejut bukan main. Ternyata pak Darso yang melakukannya.

    Kamu diam saja! Ikut becak saya ke rumah, kalau tidak mau mati. Di rumah cuma ada saya dan cucu saya Hendro Ucapnya dengan garang dan napas terengah.

    Akhirnya Marshanda terpaksa menurut diajak ke rumah Pak Darso. Ia cemas, tentu ayah ibunya akan mencaricarinya. Sampai di rumahnya, Pak Darso menyuruh Marshanda masuk ke kamarnya, sementara ia menutup pintu rumah dan menguncinya dari dalam.

    Sekarang kamu menurut saja. Sudah lama saya mencari kesempatan seperti ini. Biar kamu pantas jadi cucuku, malam ini kamu menggantikan istriku Ujar pak tua itu dengan suara keras.

    Maksudnya Bapak apaa? Tanya Marshanda gemetar.
    Wajah cantiknya itu kini seperti kelinci yang ketakutan. Tidak terlihat lagi senyum manis Si Lala di wajahnya.

    Duduk saja! Dan ikuti perintahku perintah Pak Darso.
    Saat itu Marshanda mengenakan kaus putih berlengan pendek dan bawahan berupa rok selutut terbuat dari bahan jeans. Tukang becak itu segera mendekat sehingga tubuhnya tinggal berjarak seperempat meter dari Marshanda yang duduk di pembaringan kamar pak tua itu.

    Dengan tanpa malu lagi, tukang becak yang sudah kesetanan itu membuka resleting celananya sendiri dan mengeluarkan penisnya yang berwarna coklat tua, panjang 20 cm dan berdiameter 3 cm itu. Mata Marshanda melotot. Baru sekali ini ia melihat penis lakilaki. Pak Darso mendekatkan jalan tolnya itu ke dekat mulut Marshanda.

    Jilat, isap kemudian emutemut seperti es krim. Tapi jangan digigit Ujarnya keras.
    Awalnya Marshanda menolak. Tetapi setelah diancam akan dibunuh, terpaksa artis cilik cantik yang baru kelas 1 SMP itu menurut. Mulut kecilnya mulai mengulum penis pak Darso. Pertama sekedar menjilatjilatnya, lalu mulai memasukkan penis itu kedalam mulutnya, bagian kepalanya saja. Namun pak Darso terus melesakkan penisnya yang besar dan panjang itu sampai lebih setengahnya ke mulut Marshanda.

    Marshanda gelagapan. Sungguh tidak disangka, bahwa pada malam itu ia akan mendapatkan pelecehan yang amat menyakitkan seperti itu, oleh tetangganya sendiri, sudah tua lagi. Dengan amat terpaksa Marshanda terus mengulum dan menjilati jalan tol pak Darso. Pak Darso yang memberi petunjuk, sambil menjambak rambut anak kecil yang juga artis terkenal itu, memaju mundurkan penisnya dengan paksa.

    Setelah lebih sepuluh menit, pak Darso berhenti. Ia menyuruh Marshanda berbaring. Artis cilik itupun menurut saja. Pertama kali, pak Darso langsung menciumi dan melumat mulut mungil Marshanda. Dengan ganas ia mengunyah dan menyantap mulut artis cilik cantik itu dengan lahap, sehingga terdengar suara kecipak kecipuk seperti orang makan dengan rakus. Sejurus kemudian, pak Darso mulai menyingkap rok Marshanda ke atas, hingga batas perut.

    Kontan terlihatlah kedua bongkah paha artis cilik itu yang amat mulus, meski masih kecil karena ia memang masih tergolong awal remaja, bahkan masih anakanak. Celana dalamnya yang berwarna biru laut berendarenda, terbuat dari sutra halus juga terlihat menutupi kemaluannya yang masih kecil, tetapi sudah menggunduk indah. Mulut Pak Darso melahap kemaluan Marshanda sambil mengeluselus pahanya yang mulus.

    Auhhh, auuuh, sudah pak, sudaaaah, ampun pak, ampuuun, Aaaaaaaaaaah Marshanda merintih pasrah.

    Tidak kelihatan lagi gayanya yang cerdik seperti dalam sinetron Bidadari. Kini Marshanda hanya seorang anak kecil cantik yang sedang diganyang habis oleh tetanggganya, seorang tukang becak yang sudah berumur. Baju kaus Marshanda pun dilepas oleh Pak Darso dengan kasar, sehingga terlihatlah BH sempit yang dikenakan oleh Marshanda menutupi dua bongkah payudaranya yang baru tumbuh.

    BH itupun direnggut paksa oleh pak Darso. Lalu rok yang dikenakan Marshanda juga ditariknya ke bawah sehingga terlepas. Kini Andriani Marshanda, pemeran Lala, anak susu bendera itu tinggal mengenakan celana dalam kecil berwarna biru. Meskipun belum montok, tetapi tubuhnya amat mulus dan indah sekali, enak dipandang dan amat merangsang.

    Pak Darso mulai menjilati seluruh jengkal tubuh anak baru gede itu dengan rakus sekali, sehingga badan Marshanda penuh dengan air liurnya. Tak lama kemudian, napasnya sudah makin memburu, Pak Darso tidak tahan, celana dalam, pertahanan terakhir Marshdanda pun dipelorotkan dengan paksa. KIni Marshanda sudah bugil total. Terlihatlah gundukan kemaluannya yang belum ditumbuhi rambut itu dengan indah.

    Garis kemaluannya masih terlihat jelas dengan bibir vagina agak keriput karena terlalu menggembung. Nafsu pak Darso tak tertahankan lagi. Tanpa sempat melumat lagi kemaluan itu dengan mulutnya, ia langsung mengarahkan penis besarnya ke vagina Marshanda yang sudah menantang itu. Marshanda sadar apa yang akan terjadi. Ia memelasmelas minta ampun. Tetapi pakda Darso sudah tidak memperdulikan rengekan anak kecil itu. Ia harus menjebol kemaluan artis cilik cantik tetangganya ini.

    Kepala penisnya mulai melesak, sedikit demi sedikit memasuki kemaluan Marshanda yang empuk sekali, tetapi amat sempit. Memang agak sulit. Tetapi tak lama kemudian, ia berhasil menjebol selaput dara Marshanda, artis cilik itu menjerit histeris. Karena rumahnya agak terpencil, suara itu tak mengundang kecurigaan para tetangga.

    jalan tol besar Pak Darso mulai menghujam makin dalam, akhirnya hampir seluruhnya tertanam di kemaluan Marshanda. Pak tua itu mulai memajumundurkan penisnya di kemaluan nikmat Marshanda.

    Aaah Uuuuh Aaaah Hanya rintihan pasrah yang terdengar dari Marshanda.
    Baru kemudian disusul tangisnya karena ia sadar bahwa keperawanannya telah hilang diambil oleh Pak Darso. Tidak puas dengan cara itu, Pak Darso menyuruh Marshanda menungging. Ia mulai menggarap Marshanda dari belakang dengan setengah berdiri dan kedua tangan Marshanda bertumpu di pinggiran tempat tidur.

    Tangan Pak Darso meremasremas payudara Marshanda. Penisnya maju mundur secara teratur. jalan tol besar Pak Darso mengobrakabrik kemaluan Marshanda yang tentu saja masih terlalu kecil. Tubuh Marshanda yang sudah hangat, kini makin hangat karena menahan sakit bercampur nikmat. Keringatnya bercucuran. Pak Darso yang sudah berumur itu terus menggenjot Marshanda, hingga akhirnya meledaklah air maninya di dalam vagina Marshanda.

    Aaaah Terdengar erangan mereka secara bersamaan.
    Marshanda menangis sesenggukan karena ia sudah betulbetul habis diperkosa. Tanpa mereka sadari, cucu pak Darso yang bernama Hendro dan baru berusia 10 tahun itu menonton apa yang dilakukan kakeknya. Pak Darso tentu saja terkejut.

    Kamu jangan bilang siapasiapa ya kalau saya sudah memperkosa Marshanda Si cucu mengangguk.
    Tapi Kek, saya mau ngerasain juga dong. Boleh kan? Tanyanya dengan lugu.
    Karena takut ketahuan orang lain. si kakek membolehkannya.

    Jangan, jangan perkosa saya lagi. Saya capek dan sakit Tolong jangan! Jerit Marshanda memelas.
    Tetapi si cucu sudah tidak sabar lagi. Dipeluknya tubuh Marshanda, artis idolanya itu dengan ganas. Setelah melepas seluruh pakaiannya sendiri sehingga ia pun telanjang bulat, ia mulai menindih Marshanda. Penisnya yang belum begitu besar, ia paksakan untuk masuk ke kemaluan Marshanda.

    Ia menggenjot dengan nafsu, mengocokngocok kemaluan Marshanda dengan penis kecilnya itu tanpa ampun. Marshanda hanya bisa merintihrintih. Tetapi rintihan itu makin lama berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tampaknya ia juga menikmati genjotan anak kecil yang pantas manjadi adiknya tersebut.

    Marshanda sepertinya mulai menikmati pemerkosaan tersebut. Hilang sudah keangkuhan Marshanda, keangkuhan si Lala dalam sinetron bidadari. Sekarang dia sedang diperkosa seorang anak kecil! Hendro tidak puaspuasnya memandangi wajah cantik Marshanda yang kini merintihrintih tidak karuan, sementara penisnya yang kecil itu semakin mengeras dalam kemaluan Marshanda.

    Dengan agak susah karena terlalu pendek, Hendro menciumi mulut Marhanda yang indah dan mungil itu dengan air liur menetesnetes saking nafsunya. Akhirnya setelah 10 menit bersetubuh, muncratlah air mani anak kecil itu yang kembali mengisi rahim Marshanda. Sampai tengah malam, secara bergantian kakekcucu itu menggarap sang artis cilik idola mereka, hingga Marshanda pingsan. Baru setelah puas, mereka melemparkan tubuh artis cantik itu di jalan depan rumahnya.

    Namun ternyata mimpi buruk Marshanda belum berakhir sampai di sini. Dari kejauhan, lima orang anak kecil teman dan juga tetangga Hendro mendekati tubuh telanjang Marshanda. Kemudian mereka mengangkatnya ke sebuah rumah kosong di dekat situ. Secara bergantian mereka menggunakan kesempatan emas itu untuk memperkosa Marshanda secara bergiliran.

    Kapan lagi bisa ngesot sama Marshanda. Ujar seorang anak berusia 10 tahun bernama Andri kegirangan.
    Akhirnya dengan ganas, tubuh bugil Marshanda yang sudah pingsan itu kembali digarap semalam suntuk. Si Andri yang pertama kali menindih Marshanda. Dengan telanjang bulat, ia menindih tubuh mulus Marshanda yang sudah tidak berdaya itu, dipeluknya dengan erat, sementara penisnya langsung menghujam ke lubang kemaluan Marshanda yang sudah mulai melebar, setelah dipaksa menelan penis Pak Darso dan cucunya, Hendro.

    Pantatnya maju mundur menikmati kemaluan Marshanda yang sungguh nikmat. Bagaimana tidak nikmat, bisa menjebol kemaluan artis idola seperti Marshanda. Kemudian secara bergiliran mereka semua menikmati tubuh mulus Marshanda dengan penuh kenikmatan. Baru sebelum matahari terbit, mereka meletakkan kembali tubuh artis cilik naas itu di depan rumahnya. Pagi hari, keluarganya heboh. Tapi semuanya sudah terlanjur terjadi. Kasihan sekali Marshanda.

  • Video Bokep Alexis Brill bersiap untuk bercinta

    Video Bokep Alexis Brill bersiap untuk bercinta


    1821 views

  • Kisah Memek Dewasa Ibu Maya Yang Baik

    Kisah Memek Dewasa Ibu Maya Yang Baik


    3450 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Dewasa Ibu Maya Yang Baik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan, yang nota bene masih bersekolah.


    Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta, aku selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya aku yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot. Aku menjadi keneknya, paman supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal aku dengan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih aku menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah. Pesan ini tetap kupegang teguh.

    Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, aku juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya aku menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “.

    Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan aku menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan. Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan aku dan pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia si wanita itu.

    ” Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya ” Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju. ” Kamu masih kuliah ?” ” Tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga ahun” sambungku.

    Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas samapi kebawah. ” kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya. ” Saya butuh uang untuk kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? ” ” Saya siap Bu.” Jawabku. ” Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? ” ” Saya siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman ” Jawabku. ” Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” Tidak Bu ” Jawabku. ” Leman itu artinya Lelaki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanita diri untuk bertanya pada beliau. ” Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? ” Jawabnya serius. Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar.


    Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wah…wah…wah…puyeng aku melihatnya.

    Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula !

    Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali. Setelah satu tahu aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan agjiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, aku bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

    Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa.

    Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-tiba Ibu maya menyusuh nemepi sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.


    ” Man,?, kamu sudah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP” ” Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam. ” Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul. ” Bagus…bagus…kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!

    Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi. Aku heran bin heran, Bu Maya kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untu berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta kaku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga….setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas. Wow…samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya.

    Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya. Oh….memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. ” Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man ” katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya.

    ” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. Aku meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. ” Sekarang isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Leman…Ohhh…aku keluar Man….aku kalah” Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. ” kamu curang….aku kalah” ujarnya. ” Sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti ” Jawabku. ” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.


    ” Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?” ” Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”

    Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyang-goyang seperti gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :” Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” Aku membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. ” Enak syang ?” tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah….aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.

    ” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini ” Katanya bangga. ” Sekarang kamu puasin aku ya ? ” Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. ” Yang dalam man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….enak sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. ” kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” Tidak bu, refleks saja” Jawabku.


    Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

    Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Kisah Memek Ngentot dengan Mbak Eny yang Hot

    Kisah Memek Ngentot dengan Mbak Eny yang Hot


    3390 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama gw Boby, saat ini gw bekerja di salah satu perusahaan jasa layanan internet sebagai marketing. Tampang gw biasa biasa aja, tapi kalau ditanya masalah pengalaman sex, gw lumayan banyak.

    Salah satunya Mbak Eny. Kejadian ini waktu gw masih ngekost di bilangan tebet.
    Mbak Eny adalah tetangga kost gw. Janda anak 1 bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta. Tinggi 165 ukuran dada lumayan gede, kulit putih wajah keibuan.

    Kisah sex gw dengan mbak Eny dimulai ketika gw pulang dari kantor kemaleman gara gara temen kantor gw ulang taun. Rute kantor ke tempat kost gw melewati rumah sakit tempat mbak eny bekerja. Kondisi malam itu sangat dingin karena habis hujan lebat membuat aku malas kebut kebutan. Persi didepan halte aku melihat Mbak eny sedang duduk sendiri menunggu angkot. Tampa pikir panjang aku menghampiri dia

    “Mbak Eny, baru pulang” sapaku membuyarkan lamunannya
    “Eh dek boby, iya nich mbak lupa bawa payung, jadi nunggu hujan reda”
    “ya udah Mbak bareng aku aja”
    “emang gak ada yang marah nich?” tanya mbak eny
    “gak ada, udh ayok ntar diperkosa orang loh” kataku menakut nakuti
    “eh iya deh” dengan gugup mbak eny lasung naik ke motorku.

    Diperjalanan mbak eny memeluk erak banget, entah karena dingin atau karena takut. Buah dadanya yang kenyal terasa banget dipunggungku. “makasih ya bob, udh diboncengin” kata mbak eny Sesampenya ditempat kost

    “iya mbak, lagian aku juga seneng kok dijalan ada temennya, jadi gak ngantuk”

    kami kemudian masuk kekamar masing masing. Oh iya untuk informasi, tempat kost kami termaksud paling bagus, dengan kamar mandi dan dapur berada di dalam. Aku pun langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Dan ternyata mbak eni yg kebetulan kamarnya bersebelahan dengan kamarku juga sedang mandi. Hal ini membuat aku gak konsen mandi gara gara ngebayangin tubuh Mbak eny tampa busana.


    Selesai mandi akupun mencoba untuk tidur. Karena ngebayangin tubuh Mbak eny membuat aku gak bisa tidur, kuputuskan kewarung depan untuk beli rokok kesukaanku. Setelah membeli rokok akupun kembali kemarku melewati kamar Mbak Eny. Karena iseng akupun nyoba mengintip dari lubang kunci. Ternyata mbak eny sudah tertidur dengan menggunakan kaost dan celana dalam aja. Pemandangan yang sungguh membuat kontolku berdiri. Karena Keasikan tampa sadar aku menyenggol pintu yang ternyata tidak dikunci. Akupun nekat masuk diam diam agar Mbak Eny gak bangun.

    Secara perlahan aku dekati Mbak eny yang tertidur pulas, kemudian tanganku pun meraba dada yang masih terbungkus kaost, ternyata Mbak Eny tidak menggunakan BH. Tangan kananku pun menuju ke vagina Mbak any. Rabaan tanganku ternyata direspon dengan desahan, mungkin apa yang aku lakukan membuat dia bermimpi. Tak lama aku merasakan pinggangnya ikut berputar dan aku melihat pahanya terbuka semakin lebar. Kemudia akupun pindah ke bawah kaki Mbak Eny. CDnya kusingkap sehingga bisa kuliat jelas belahan daging montok. Tampa buang buang waktu akupun segera menjilat dan mencium vagina Mbak Eny. Ternya Mbak Eny sangat merawat vaginanya dengan baik. Wanginya membuatku semakin nafsu. Kurang lebih 15 menit aku melakukan itu. Tiba tiba tubuh Mbak Eny mengejang dan vaginanya menyemburkan Cairan hangat, karena posisiku masih menjilati vaginanya, gak heran kalau cairan itu ada yang tertelan olehku.

    Setelah cairan itu mereda, akupun bangkit. Aku melihat Mbak Eny Masih tertidur dengan nafsa sedikit agak cepat. Akupun segera membuka semua bajuku sampai telanjang bulat. Kontol ku yang panjangnya 17 cm pun sudah tegak berdiri, kemudian kuarahkan ke lubang kenikmatan Mbak Eny dan…. slep…. Kepalanya masuk dengan mudah karena lubangnya masih basah dengan cairan kenikmatan Mbak Eny. Aku merasakan kepala kontolku seperti disedot. Lobangnya ternyata masih sempit, mungkin karena sudah lama gak dimasukin.
    Pada saat itu mbak eny terbangun karena kaget tubuhnya dimasukin benda asing. Dan akupun reflex melumat bibirnya yang seksi.

    Tapi Mbak eny berusaha untuk berontak. Akupun berusaha keras membungkam mulutnya dengan mulutku sambil memaju mundurkan kontolku secara perlahan lahan dan semakin lama semakin dalam.
    Belum sepenuhnya tongkat ajaibku masuk, kepala kontolkupun serasa membentur sesuatu. Perlawanan mbak eny semakin lama semakin melemah, dan mulai membalas ciumanku. Lidah kamipun saling beradu, saling sedot, dan gerakan pinggulku semakin cepat mengaduk aduk vagina Mbak Eny.


    15 menit berlalu, tiba tiba mbak Eny memeluku tubuhku kencang sekali, mukanta dibenamkan dipundakku, pinggulnya dinaikan keatas dan kakinya melingkar di pinggulku, memberiku sensasi luar bias ketika dada montoknya menempet keras didadaku dan ujung kontolku mengenai dinding rahimnya ditambah semburan hangat dari vaginanya.

    perlahan lahan nafas mbak eny mulai teratur dan tubuhnya mulai melemas lagi. Dengan posisi kontolku masih tebenam di lubangnya, akupun meminta maaf

    “Maaf ya mbak, tadi aku gak sengaja liat pintu mbak terbuka, jadi aku melihat Mbak tidur dengan pakain minim membuat aku jadi nafsu”

    Mbak Eny hanya terdiam beberapa saat. Kemudian dia berbisik “Boby jangan dikeluari didalam yach, aku baru selesai haid, aku gak mau hamil tampa suami” mendengar ini akupun mencium bibirnya secara lembut, dan mbak eny membalas dengan mesra. Kemudiaan aku mulai memaju mundurkan pinggangku sehingga kontolkupun mulai keluar masuk dilubang kenikmatan mbak eny. kemudian mbak eny memintaku berhenti dan menyabut kontolku dari vaginanya. sebenernya aku merasa keberatan, tapi aku hanya bisa menurutin kemauannya.
    kemudian mbak eny turun dari ranjang dan berjalan ke meja riasnya untuk mengambil sesuatu yang ternyala handbody.

    “bob, kamu tuang dikit di dubur aku ya, aku pingin di anal”

    akupun terkejut, dan sekali lagi aku hanya bisa mengikuti kemauannya. Setelah mbak eny berpose nunggi, akupun segera melakukan apa yang dia perinyahkan. Kemudian kontolku yang masih tegang ku arahkan ke dubur mbak eny. Kalau kata Pak Bonda “Makyos”, sesansi yang luar biasa gw rasa kontol gw seperti disedot kencengen banget. Semakin lama sedotannya makin kuat. Membuat gerakan kontolkumakin cepet.

    “Mbak, Boby udah gak tahan….!!!!”
    “ehm ke…luar…in…di…da..lam…aja..bob”


    dan sedetik kemudian pertahannanku jebol, bebarengan dengan suara erangan Mbak Eny, ternyata dia juga mencapai klimaks untuk yang sekian kalinya.

    “Mbak, makasih ya…!!!”
    “lain kali kalau lagi pingin bilangdong bob, jangan kayak tadi”
    ‘iya mbak”

  • Foto Ngentot anal Gadis berkulit putih Vanessa Six

    Foto Ngentot anal Gadis berkulit putih Vanessa Six


    2040 views

    Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99. Agen Sbobet

  • Foto Bugil Britney A di kamar mandi memperlihatkan putingnya

    Foto Bugil Britney A di kamar mandi memperlihatkan putingnya


    2008 views

    Duniabola99.com – foto cewek kuruus Britney A bugil melepas lingirienya dikamar mandi sambil berendam menampilkan memeknya yang berbulu tipis.

    Kumpulan Foto Gadis Bening, Kumpulan Foto Bugil Wanita Seksi Dan Bohai, Kumpulan Gadis Cantik Telanjang, kumpulan wanita cantik putih bersih dari korea, kumpulan wanita cantik putih bersih dari asia, kumpulan wanita cantik putih bersih dari jepang,

  • Kisah Memek Fatimah Gadis Seksi

    Kisah Memek Fatimah Gadis Seksi


    2892 views

    Duniabola99.com – Namaku Fatimah, sebagai seorang perempuan, cara hidupku sangat penuh dengan aturan aturan adat istiadat yang membuat aku harus selalu bersikap tertutup di depan umum. Baru ditengah keluarga aku boleh bersikap lebih terbuka dengan bergurau dan bercanda. tetapi bagiku yang kuperlukan bukanlah bercanda hanya dengan saudara saudaraku, tetapi aku juga butuh bercanda dengan teman yang lain terutama yang pria. Namun semua ini hanyalah keinginanku saja, karena sampai aku menginjak usia dewasa, aku bukannya menjadi bertambah bebas, justru aku makin menjadi terkungkung oleh adat istiadat.


    Ketika umurku menginjak 13 tahun, aku mulai merasakan perubahan dalam diriku, kurasakan saat itu buah dadaku mulai bertambah montok, belum lagi ketiakku mulai ditumbuhi dengan bulu bulu halus yang membuat aku merasa malu pada teman temanku, namun dibalik itu aku mulai merasakan adanya gejolak gejolak aneh dari dalam diriku setiap kali aku memandang tubuhku yang telanjang di depan kaca, rasanya aku merasakan tubuhku panas dan sepertinya dari buah dadaku yang sudah mengembang besar itu terasa geli.

    Aku tak mengerti semua ini, setiap kali aku merasakan semua ini aku hanya dapat diam saja, paling aku hanya meremas sendiri buah dadaku agar tidak terasa geli, tapi semuanya tak menolong. Sampai suatu ketika aku menjadi kaget ketika saat mandi aku melihat celana dalamku penuh dengan darah. Aku menangis menemui ibuku dan mengatakan semua ini.

    Dengan tertawa ibuku berkata bahwa sekarang aku sudah akil balig karena aku sudah mendapat haid. Baru saat itulah aku mengerti lebih jelas tentang diriku sebagai wanita, sehingga ketika dari kemaluanku mulai tumbuh bulu bulu keriting yang makin lama makin memenuhi memekku, aku bukannya takut bahkan aku menjadi bangga, Setiap pagi kuperhatikan bulu bulu itu, kucuci dengan sabun dan kulap dengan handuk, begitu juga dengan bulu ketiakku yang makin hari makin bertambah lebat. Semua ini berlangsung sampai umurku menginjak 16 tahun. Joker8899

    Pada umur 16 tahun ini aku merasakan bahwa tubuhku sudah benar benar mekar sempurna, badanku cukup jangkung untuk ukuran perempuan seumurku yaitu 170 cm, aku memiliki sepasang buah dada yang sangat montok dan kencang, puting susuku berwarna kecoklatan sangat serasi dengan kulitku yang agak kehitaman ini, begitu juga dengan kakiku panjang sekali dan dipangkal pahaku penuh dengan kerimbunan jembut yang hitam legam hampir mencapai ke pusarku.


    Semua ini seringkali membuat aku sangat bangga dengan diriku, karena hampir semua teman putriku iri melihat badanku yang seksi ini. Tetapi ada satu hal yang seringkali membuat aku gelisah, karena dengan bertambah dewasanya usiaku aku makin merasakan gejolak birahiku makin menggebu gebu. Setiap kali aku telanjang bulat sendirian, aku selalu merasakan nonokku basah dan sepertinya ada rasa yang tidak enak di selangkanganku ini. Begitu juga susuku seringkali putingnya menjadi kaku dan terasa geli sekali bila disentuh. Suatu kali ketika kurasakan nonokku basah dan terasa ada yang mengganjal di selangkanganku, timbul keinginanku untuk mengetahui apa yang membuat rasa tak enak diselangkanganku itu.

    Ketika kusibakkan jembutku yang lebat dan panjang itu serta kukuakkan bibir nonokku, barulah aku tahu bahwa ternyata itilku yang mengembang membuat nonokku serasa terganjal. Memang itilku besar sekali, jika sedang ngaceng. Ketika kusentuh dengan jariku, aku langsung seperti tersengat oleh rasa geli yang menjalar keseluruh tubuhku. Aku tak dapat berbuat apa apa karena memang aku tak mengerti, tetapi aku sadar bahwa aku mempunyai nafsu yang besar, namun karena tidak punya jalan pelepasannya, maka sampai saat itu aku masih belum tahu cara menikmatinya.

    Pada usiaku yang kesembilan belas, aku sudah menyelesaikan SMA ku dan rencananya aku kepengen meneruskan pelajaranku keperguruan tinggi. Tetapi pada waktu itu oleh Bapak dan Ibu aku dikenalkan pada seorang laki laki yang rencananya akan dijodokan dengan aku. Meskipun saat ini bukan jamannya Siti Nurbaya, tetapi adat istiadat bangsaku membuat aku tak berdaya untuk menolak kemauan orang tuaku ini. Dan sebenarnya yang paling penting, dengan punya teman laki laki berarti aku bisa bereksperimen untuk mengetahui nikmatnya seks.

    Calon suamiku bernama Rhoma dia seorang pemuda anak orang kaya, pada awal perjumpaan kelakuannya memang alim sekali, tetapi pada beberapa pertemuan berikutnya ketika orang tuaku sudah tidak ikut menemani kami, maka omongannya mulai melantur dan jorok, tetapi anehnya aku menyukai semuanya itu. Bahkan aku berharap agar dia berbuat lebih dari pada sekedar omong saja. Orang tuaku memberi kebebasan untuk aku dan Rhoma berpacaran, mereka selalu membiarkan kami berdua dikamar tamu, bahkan kadang kadang mereka pergi meninggalkan kami berdua dengan seorang pembantu dirumah. Ini semua membuat Rhoma jadi makin berani dan akupun selalu bersikap meladeni apapun juga yang dilakukan Rhoma, karena aku tahu bahwa Rhoma akan mampu memenuhi rasa ingin tahuku yang sangat besar itu. Agen Joker8899

    Siang itu aku sendirian dirumah, karena kedua orang tuaku pergi ke Pasuruan untuk suatu urusan, dalam keadaan kesepian aku mencoba menelepon Rhoma dirumahnya, ternyata Rhoma ada dirumah dan iapun juga sedang menganggur tanpa pekerjaan. Ketika kuberitahu bahwa orang tuaku sedang pergi dan kutawari agar dia datang ke rumahku Rhoma setuju. Tidak sampai sepuluh menit kemudian kudengar suara mobil Rhoma berhenti didepan rumahku, aku berlari lari keluar untuk membukakan pintu. Setelah kupersilahkan duduk, aku masuk sebentar untuk mengambilkan minum dan kemudian aku duduk mendampinginya.

    Mula mula kami omong omong saja, tetapi tangan Rhoma mulai mengembara ke pahaku dan bibirnya mulai juga menciumi bibirku, lidahnya dijulurkan memasuki mulutku akupun membalasnya dengan menjulurkan lidahku sehingga lidah kami saling berkaitan. Kupeluk Rhoma erat erat karena aku mulai bernafsu menikmati ciuman Rhoma yang hangat itu, apalagi ketika kurasakan tangan Rhoma menyelusupi bajuku dan meremas susuku yang kanan. Aku menggeliat karena puting susuku terasa geli sekali oleh sentuhan jari jari Rhoma, yang meremas susuku dengan bernafsu sekali.


    Tidak puas dengan satu tangan Rhoma memasukkan kedua tangannya kedalam bajuku dan mulai meremas serta memilin milin puting susuku. Aku menjadi gelisah karena remasan tangan Rhoma membuat nonokku jadi gatal dan berair, kupeluk Rhoma makin erat sambil makin menekankan bibirku ke bibir Rhoma sekedar untuk menahan nafsuku yang membara itu. Tidak puas dengan meremas remas dadaku, tangan Rhoma makin turun kebawah dan mulai meremas remas pantatku, aku menggelinjang dan mulutku mulai mendesah, dalam hatiku aku agak takut juga, karena saat itu seperti biasanya kalau sedang di rumah, maka aku tidak memakai celana dalam. Aku yakin bahwa Rhoma mengetahui hal ini, karena mendadak tangannya sudah menyentuh bukit nonokku yang penuh jembut dan meremasnya dengan lembut.

    Saat itu aku benar benar pasrah aku hanya menunggu apa yang akan dilakukan Rhoma, karena semuanya terasa nikmat dan geli. Ketika Rhoma berbisik agar aku membuka bajuku dengan sigap aku segera melepasnya. Begitu melihat susuku yang tanpa penutup itu Rhoma langsung menciuminya serta menghisap putingnya sembari terus menerus meremas remasnya. Tanpa sadar aku mencakar punggung Rhoma karena aku merasakan kegelian yang amat sangat disamping nonokku rasanya seperti bengkak dan basah kuyup oleh nafsuku sendiri. Dalam keadaan tubuh separuh telanjang Rhoma membaringkan aku di atas sofa, sambil bibirnya terus menghisap puting susuku yang sudah membatu itu tangan Rhoma mulai beraksi melepaskan rokku yang bawah.

    Aku bukannya berusaha melarangnya, malahan aku sengaja mengangkat pantatku supaya Rhoma lebih mudah membukanya. Begitu rokku ditarik kebawah, terpampanglah sudah tubuhku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun sudah seringkali kami bermesraan seperti ini, tetapi untuk telanjang secara utuh, baru kali ini aku lakukan. Tak heran bilamana Rhoma begitu terangsang melihat pangkal pahaku yang jembutnya lebat seperti hutan itu.

    Diciuminya jembutku sambil menggosok gosokkan hidungnya ke selangkanganku dengan penuh nafsu. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh gesekan kulit hidung Rhoma dengan jembutku membuat aku menjadi gelisah. Maka bila semula tadi pahaku seperti terkunci rapat karena rasa tegang, maka tanpa kusadari pelan pelan terkuak membuat Rhoma makin belingsatan karena nonokku yang masih perawan itu terpampang dihadapannya. Tanpa sungkan Rhoma langsung saja menciumi itilku yang sudah kaku seperti batu itu dan menjilati dengan lidahnya.


    Aku merasa seperti kena listrik begitu lidah Rhoma menyentuh ujung itilku…….rasanya enak sekali……. geli gatal semuanya menjadi satu. Kurengkuh kepala Rhoma yang menempel disela sela pahaku dan kutekan keras keras agar makin menempel ke nonokku. Inilah benar benar kenikmatan yang selama ini aku ingin rasakan…begitu nyata dan nikmat…geseran lidah Rhoma diujung itilku membuat nafsuku memuncak, apalagi ketika Rhoma juga mulai menjilati bagian dalam nonokku itu.

    Kudengar suara berkecipak ketika Rhoma menjilati nonokku yang sudah basah kuyup itu. Aku benar benar seperti kena sihir, aku merintih rintih oleh rasa nikmat itu. Rupanya Rhoma sendiri sudah tak tahan dengan semua ini. Ia tiba tiba menghentikan gerakannya dan berdiri, aku sangat terkejut kutatap wajah Rhoma yang berdiri didepanku, rupanya Rhoma sedang melepaskan pakaiannya dan telanjang bulat.

    Aku kaget sekali ketika melihat kontol Rhoma yang dalam pandanganku begitu besar dan menyeramkan. kontolnya berwarna coklat kehitaman melengkung dengan ujungnya yang pelontos persis seperti jamur , panjang sekali. Baru kali ini aku melihat kontol pria yang sesungguhnya, apalagi dalam keadaan ngaceng seperti kepunyaan Rhoma saat ini sungguh mendebarkan dan benar benar menakutkan, aku tak dapat membayangkan seandainya barang yang sebegitu besar dimasukkan dalam liang nonok yang sempit.

    Selesai melepaskan semua pakaiannya, Rhoma kembali mulai menciumi nonokku dan juga menjilati liang nonokku, agar supaya lebih leluasa menjilati bagian dalamnya, Rhoma merentangkan kakiku lebih lebar lagi sehingga nonokku makin merekah. Aku merasakan kehangatan lidah Rhoma menelusuri bagian dalam nonokku, enak sekali……Rhoma benar benar pandai menjilati nonok, aku menggelepar gelepar setiap kali lidahnya menyapu bagian bagian yang peka dari nonokku, rasa geli yang kurasakan sepertinya tak tertahankan lagi hingga tiba tiba aku menjerit karena kurasakan suatu desakan dari dalam liang nonokku seperti terlepas keluar. Kurasakan dinding nonokku sepertinya berdenyut denyut nikmat sekali disertai mengalirnya cairan hangat dari dalamnya.

    Badanku jadi kaku menahan rasa nikmat yang tiada taranya itu, kutekankan kepala Rhoma keselangkanganku dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku agar aku dapat lebih menikmati rasa geli yang luar biasa ini. Ketika rasa nikmat itu mulai berkurang, akupun merasa sangat lemas sekali. Kulepaskan kepala Rhoma dan aku terpejam merasakan keletihan yang luar biasa, aku sepertinya tak merasakan apapun, yang terbayang hanyalah rasa nikmat yang diberikan Rhoma ketika dia menjilati nonokku. Tiba tiba aku merasa kaget ketika kurasakan ada benda hangat menempel dibibirku, ketika kubuka mataku, barulah aku tahu kalau benda itu adalah kontol Rhoma.


    ” Ayo sekarang kamu hisap punyaku ya” begitu bisik Rhoma kepadaku. Dengan ragu ragu aku mencoba menjilat dahulu ujung kontolnya yang licin berkilat itu, terasa asin, ketika Rhoma agak memaksa agar mulutku menganga lebih lebar maka aku mulai kuatir kalau kontol sebesar itu tak bisa masuk kedalam mulutku. ” Jangan sampai kena gigimu, sakit” aku hanya diam saja mendengar kata kata Rhoma, tetapi kucoba untuk tidak sampai gigiku mengenai batang kontolnya. Pelan pelan Rhoma menekan kontolnya memasuki mulutku, ketika sudah hampir separuh kontolnya masuk, aku mulai tersedak.

    Kutahan perut Rhoma dan ia menurut. Disuruhnya aku untuk menghisap hisap dan mengenyot batang kontolnya serta memaju mundurkan bibirku. Ketika kuturuti semua keinginan Rhoma itu, kulihat Rhoma memejamkan matanya sambil mendesis seperti keenakan, tangannya meremas remas susuku sepertinya ingin meremukkannya, tetapi anehnya aku tak merasa sakit justru nikmat sekali. Tak lama aku menghisap kontolnya, tiba tiba saja Rhoma mengejang dan kurasakan ada cairan kental menyembur dari kontolnya memenuhi rongga mulutku, aku terkejut sekali, dengan spontan kutarik mulutku dan kumuntahkan cairan kental yang sudah terlanjur masuk ke mulutku itu.

    Rhoma sangat kaget dengan tindakanku itu tangannya segera memegang kontolnya yang masih terus mengeluarkan cairan putih kental dari ujungnya itu, karena kulepaskan maka cairan itu menyemprot keluar membasahi mukaku dan susuku.

    Setelah beberapa saat barulah cairan kental itu berhenti keluar dari kontol Rhoma. Rhoma langsung mengomel ” Kenapa kamu cabut, aku baru merasa enak kok kamu lepas” Aku benar benar tak mengerti dengan semua ini, aku kebingungan mencari lap untuk membersihkan cairan kental yang menempel di muka serta di susuku. Ketika Rhoma menyerahkan sapu tangannya, dengan segera kubersihkan semua cairan kental yang berwarna putih seperti susu itu. Saat itu barulah aku sadar kalau inilah yang namanya sperma itu. Tak kusangka bahwa begitu banyak sperma yang dikeluarkan Rhoma, dan aku jadi agak menyesal karena membuat dia jadi kurang puas menikmati hisapanku tadi.

    Semuanya disebabkan karena kekurang mengertinya aku. Ketika kulirik lagi, kulihat kontol Rhoma sudah tidak berdiri seperti tadi lagi, saat ini kontolnya sudah menunduk, aku tersenyum melihat kontol Rhoma seperti itu. Rhoma diam saja, hanya dia mengambil sapu tangannya tadi dan melap kontolnya sampai bersih. Karena aku sadar kalau aku sudah mengecewakannya, maka aku mencoba mengambil hatinya dengan mengelus elus kontolnya yang sudah mengkerut itu, sementara nonokku yang masih berlepotan cairan lendir itu kuhadapkan ke muka Rhoma.


    Benar saja, Rhoma langsung hilang marahnya, ia kembali lagi menjilati nonokku, terutama di bagian luar yang tadinya penuh dengan lendir itu. Karena posisiku yang setengah duduk tetapi agak mengangkang, maka aku dapat melihat dengan jelas semua tingkah Rhoma yang menjilati nonokku itu, kedua belah tangannya menguakkan bibir nonokku sehingga itilku makin maju kedepan, itulah yang menjadi sasaran lidah Rhoma.

    Rasa geli kembali menyerang tubuhku, tanpa sadar aku meremas remas sendiri susuku. Tiba tiba Rhoma berdiri sehingga aku bisa melihat kontolnya yang sudah ngaceng lagi itu. Dengan agak berjongkok Rhoma menuntun kontolnya kearah liang nonokku. Aku kaget sekali dan segera memberontak, karena untuk yang satu ini aku belum berani. Aku benar benar takut menjadi tidak perawan, kalau cuma dijilat atau menghisap kontol saja aku masih bersedia, tetapi kalau sudah dimasukkan, nanti dulu………… Rhoma agak malu melihat penolakanku itu, dikiranya mungkin aku pasti mau mengingat apa yang sudah kami lakukan tadi. Aku berkata pada Rhoma kalau untuk yang satu itu aku belum berani, tetapi kalau yang lainnya boleh saja, karena aku juga suka.

    Rhoma rupanya tidak kehilangan akal, ia menyuruh aku berbalik lalu ditunggingkannya pantatku keatas, kurasakan lidah Rhoma menyelusupi liang pantatku yang juga ditumbuhi oleh jembut, rasanya geli membuat aku terkikik karena jijik. Tapi jilatan Rhoma tidak hanya disitu saja, lidahnya berpindah pindah dari liang pantat ke bibir nonokku kemudian pindah lagi ke itilku, semuanya membuat aku jadi terbang keawang awang lagi. Ketika Rhoma membasahi pantatku dengan ludah yang banyak aku tetap tak sadar apa yang dimaui Rhoma, baru ketika kurasa perih di pantatku, aku sadar bahwa kontol Rhoma sudah dimasukkan ke dalam pantatku.

    Aku merintih kesakitan, tetapi Rhoma menyuruh aku diam dan menikmati semuanya itu. Aku menggigit bibir menahan sakit, sementara tangan Rhoma terus terusan meremas susuku dan memilin milin putingku. Ketika rasa sakitku sudah mulai hilang, kurasakan betapa liang pantatku seperti diganjal dengan tongkat yang besar sekali. Aku kembali meringis ketika Rhoma menarik kontolnya pelan pelan sekali, melihat aku merintih, Rhoma segera menggosok itilku dengan jarinya sehingga aku merasa geli dan melupakan sakitku. Demikian terus Rhoma menggelitik itilku sehingga tiba tiba dia melenguh dan pejunya menyemprot ke dalam liang pantatku. Rhoma menjadi lega dengan semua ini.


    Akupun menjadi lega karena dapat menyenangkan pacarku. Untuk selanjutnya bilamana ada kesempatan kami selalu melakukan hal ini, saling menjilat, menghisap dan memasukkan kontol kedalam pantatku. Belakangan aku juga dapat menikmati enaknya main lewat pantat ini, karena Rhoma tahu caranya merangsang itilku sambil merojok pantatku yang juga membuat aku jadi puas.

    Ketika usiaku 20 tahun, Rhoma meminangku, karena memang semua ini sudah disiapkan oleh kedua orang tua kami, maka tidak ada penghalang bagi aku dan Rhoma untuk naik kepelaminan. Pernikahan kami berlangsung sesuai adat suku yang penuh dengan upacara upacara, semua berlangsung dengan lamban. Mengapa aku merasakan kelambanan dari semua acara ini, karena sebenarnya aku sudah ingin cepat cepat masuk kamar pengantin dan menikmati kontol Rhoma di dalam liang nonokku, bukan hanya di pantatku saja.

    Bayangkan selama satu tahun sejak pertama kali aku merasakan nikmatnya rangsangan Rhoma, yang dilakukan Rhoma hanyalah menjilati nonokku, merangsang itilku dengan jarinya paling banter Rhoma hanya kuijinkan menggosok gosokkan kontolnya diluar bibir nonokku. Semuanya kurang nikmat karena hanya semu, malam ini aku akan merasakan yang sejati yaitu kontol Rhoma akan menyelam dalam nonokku, aku akan merasakan kenikmatan yang sejati, bukan kenikmatan yang semu.

    Menjelang jam 10 malam. orang tua kami menyuruh kami beristirahat dahulu, meskipun saat itu masih banyak tamu yang belum pulang. Aku sebenarnya sangat malu untuk masuk ke kamar, tetapi karena desakan orang tua, maka kamipun berdiri dan meninggalkan pelaminan menuju kamar pengantin kami. Hampir semua muda mudi yang masih tinggal tertawa tawa melihat kami yang menuju kamar pengantin, aku tahu apa yang mereka tertawakan, karena hal ini juga sering aku lakukan bilamana pergi ke pesta perkawinan temanku, kami selalu tertawa membayangkan bahwa malam itu akan ada perempuan yang menangis karena kesakitan tetapi juga sekaligus keenakan karena bersetubuh !

    Membayangkan ini rasanya aku ingin cepat cepat masuk kekamar dan menutup pintunya, tetapi rasanya lama sekali perjalanan dari pelaminan menuju kamar tidur kami yang jaraknya hanya beberapa meter itu. Begitu memasuki kamar, aku langsung duduk diatas tempat tidur sambil bernafas lega sekali. Rhoma sendiri juga tahu bahwa kita berdua menjadi sasaran gurauan dari semua yang hadir, karena itu dia meminta agar aku tetap tinggal di kamar sementara dia akan keluar dahulu untuk menemui tamu tamu yang masih tinggal agar mereka tidak berpikiran yang macam macam.

    Aku agak kecewa juga karena acara intim yang aku harapkan ternyata masih harus sedikit tertunda, karena Rhoma sungkan pada tamu tamunya yang masih nongkrong didepan, seharusnya tamu tamu itu tahu diri, begitu pengantin masuk kamar, merekapun harus cepat cepat pulang agar pengantin bisa menikmati malam pertamanya dengan tenang.


    Sambil berdiri menatap kaca hias yang berukuran besar didepan tempat tidurku, aku mulai melepasi segala perlengkapan yang aku kenakan, memang agak repot juga melepaskan semua perhiasan dan lain lain yang menempel di badanku, tetapi dengan sedikit membuang tenaga, akhirnya aku berhasil melepas semua perhiasan dan juga pakaianku sehingga aku jadi telanjang bulat didepan kaca. Dengan teliti aku memperhatikan tubuhku sendiri, entah mengapa aku jadi terangsang sendiri melihat tubuhku yang telanjang didepan kaca ini.

    Susuku membusung dengan putingnya yang coklat berdiri tegak, sedangkan diantara kedua pahaku berkumpul hutan rimba jembut yang sangat tebal, beberapa hari yang lalu aku memerlukan waktu hampir setengah jam untuk membersihkan jembutku yang letaknya kurang beraturan, sehingga saat ini semuanya tampak rapi terutama di bagian bibir nonok, maksudku agar supaya memudahkan Rhoma kalau nanti memasukkan kontolnya ke liang wasiat ini. Ketika kucoba untuk meraba nonokku yang sudah mulai basah, sementara ketika aku menyentuh itilku terasa sudah membengkak meskipun belum disentuh Rhoma, aku merasa kalau sebenarnya aku sudah bernafsu sejak kemarin sore, tetapi pelepasannya menunggu saat ini, entah kapan Rhoma akan masuk kekamar ini untuk dapat memuaskan aku.

    Sementara aku menanti Rhoma sambil berbaring ditempat tidurku dalam keadaan telanjang bulat, aku mencoba untuk membaca baca majalah, ketika kudengar ketukan dipintu, aku langsung tahu bahwa itu Rhoma, dengan sengaja aku tidur terlentang sambil kakiku agak mengkangkang sehingga nonokku terpampang jelas. Kuharap Rhoma akan terangsang melihat ini semua agar supaya dia tambah bernafsu. Setelah kurasa posisiku sudah tepat, aku berteriak “masuk”.

    Saat itu, bila ada geledek menyambar mungkin aku tidak sekaget saat ini, karena yang tadinya kukira Rhoma ternyata adik Rhoma. Kucoba untuk meraih benda apa saja diatas tempat tidur itu untuk menutupi badanku, tetapi tak sepotong kainpun ada diatas tempat tidur itu, jadi dengan muka yang terasa sangat panas, aku berusaha menutupi bagian vitalku dengan kedua tanganku. Dengan terbata bata aku menanyai Rochim adik Rhoma apa perlunya masuk kamarku.

    Dengan muka merah juga, Rochim mengatakan kalau kakaknya berpesan agar aku tidur dulu kalau sudah ngantuk. Aku tak dapat menjawab kata kata Rhoma itu, aku sangat malu dan bingung apa yang harus kulakukan agar Rhoma tidak tahu hal ini. Karena aku diam saja, Rhoma dengan leluasa memuaskan matanya memandang tubuhku yang terbuka ini. Aku memberanikan diri untuk berkata pada Rochim agar supaya tidak menceritakan hal ini pada kakaknya, karena aku sangat malu. Rochim hanya mengangguk dan langsung keluar dari kamarku. Aku menarik nafas lega, tetapi mukaku kurasakan masih panas karena malu disamping hatiku masih berdebar debar. Benar benar memalukan………………

    Entah berapa lama aku tertidur, namun aku terbangun oleh rasa geli diselangkanganku, ketika kubuka mataku kulihat Rhoma sudah telanjang bulat dengan posisi 69 diatasku, sementara Rhoma asyik menjilati nonokku, kontolnya yang sudah ngaceng tergantung bebas didepanku. Tanpa menunggu lagi langsung aku menggenggam kontolnya dan menghisapnya seperti aku menghisap permen loli. Aku sudah lupa dengan kejutan si Rochim tadi, rasa geli yang ditimbulkan oleh jilatan Rhoma membuat aku makin berusaha melebarkan pahaku supaya nonokku tambah lebar dan lidah Rhoma makin dalam menelusuri nonokku.


    Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa terutama di bibir nonokku, rasanya aku sudah hampir mencapai orgasme, aku tahu bahwa kali ini Rhoma ingin membuatku benar benar merasakan nikmatnya seks, karena itu aku juga tak mau kalah, aku juga menggarap kontol Rhoma yang sedang kuhisap ini, Dengan lidahku kuselusuri batang kontol Rhoma mulai dari ujungnya sampai ke pangkalnya berulang ulang baru kemudian kukulum ujung kontolnya yang seperti jamur itu dan kemudian lubang kencingnya aku gosok gosok dengan lidahku sampai Rhoma menggeliat geliat menahan geli, aku tak perduli, malahan buah pelir Rhoma aku usap dengan jari jariku dan ujung kontolnya kukulum dan pelan pelan aku memasukkan batang kontolnya ke dalam mulutku yang sudah kupenuhi dengan air liur itu sampai akhirnya kurasakan ujung kontol Rhoma menyentuh pangkal leherku, aku agak tersedak tetapi kutahan agar tidak sampai membuat Rhoma kecewa. Saat itulah Rhoma menghentikan jilatannya sehingga akupun menghentikan kulumanku.

    Ketika kulihat Rhoma berputar posisi dan mulai menciumi bibirku, aku merasakan bahwa inilah saatnya yang sudah lama kunanti nantikan kontol Rhoma memecahkan keperawananku. benar saja Rhoma meletakkan bantal di bawah pantatku sehingga pantatku terangkat keatas dan nonokku makin mencembung, dengan agak gemetar Rhoma menepatkan ujung kontolnya diantara bibir nonokku dan dengan pelahan dia mendorong kontolnya memasuki liang nonokkku, aku memejamkan mata dan tiba tiba saja kurasakan ada sedikit rasa perih yang kemudian tidak kurasakan lagi karena Rhoma sudah menempelkan seluruh badannya ke atas tubuhku sambil menciumi bibirku. Tangan Rhoma asyik meremas remas susuku ketika tiba tiba kurasakan Rhoma mulai menarik kontolnya, saat itu kembali kurasakan rasa ngilu tetapi juga ada rasa geli karena gesekan kontol Rhoma dengan dinding nonokku yang sangat peka itu.

    Merasakan kalau aku kesakitan, Rhoma menahan gerakannya dan barulah dilanjutkannnya lagi ketika aku kelihatan sudah diam, ketika Rhoma mendorong lagi kontolnya ke dalam liangku, rasa sakit itu sudah tak terasa lagi, yang kurasakan adalah rasa geli apalagi ketika ujung kontol Rhoma menghunjam dasar liang kemaluanku yang masih peret itu, benar benar nikmat.

    Belum lama Rhoma memaju mundurkan kontolnya aku mendadak merasakan geli yang luar biasa disekeliling liang nonokku sehingga membuatnya jadi mengejang rupanya saat itu aku mencapai kepuasan yang selama ini aku nanti nantikan kepuasan dari hubungan seks yang sebenarnya, bukan cuma kepuasan dari hasil jilat menjilat seperti dulu. Aku merintih sambil menggigit pundak Rhoma, saat itu juga kurasakan Rhoma menusukkan kontolnya dalam dalam dan diapun menyemburkan pejunya kedalam liang nonokku.

    Benar benar asyik………… Aku tergeletak tanpa sadar untuk beberapa waktu rasanya badan ini lemas lunglai tetapi dalam hatiku nafsuku masih berkobar kobar karena belum puas betul. Aku juga merasa kalau kontol Rhoma yang masih terkubur dalam nonokku itu juga masih keras, sehingga ketika kucoba menggerak gerakkan pantatku kurasakan kontol Rhoma masih mengganjal dalam liangku itu.

    Ketika Rhoma merasakan gerakan pantatku, ia menggerakkan kepalanya dan menatapku sambil berkata, “Enak ya……..apa kamu mau lagi ? Aku tidak menjawab tetapi aku hanya menyeringai saja, kucium bibir Rhoma dengan gemas sambil mendekapnya erat erat. Pelan pelan Rhoma menggerak gerakkan kontolnya lagi, kurasakan kontol Rhoma mulai mengembang di dalam nonokku sampai akhirnya memadati nonokku lagi.


    Aku menggigit bibirku ketika Rhoma menekan ujung kontolnya sehingga leher rahimku yang tentunya sangat perasa itu tergosok keras sekali. kontol Rhoma sebenarnya cukup panjang tetapi karena agak melengkung maka kelihatan pendek namun ukurannya gemuk sekali sehingga untuk nonokku yang masih baru dipakai ini menimbulkan rasa geli yang luar biasa karena membuat liangku padat dan selalu menggesek tempat tempat yang sensitif di nonokku itu..

    Aku mencoba menguakkan kakiku lebih lebar lagi agar supaya nonokku mampu menelan semua kontol Rhoma, tetapi usahaku sia sia karena liangku sudah benar benar menganga namun aku tetap tak berhasil membuat bagian dalam nonokku terpuaskan, ini semua membuat aku mulai menggerakkan pantatku agar supaya kontol Rhoma lebih tepat tujuannya yaitu bagian dalam nonokku, memang aku merasakan geli ketika batang kontol Rhoma menggesek gesek itilku, tetapi rasanya masih kurang jika leher rahimku belum digosok dengan keras memakai ujung kontol Rhoma itu.

    Aku mulai merasa kesal dengan gerakan Rhoma yang kurang bersemangat itu, karena Rhoma hanya memaju mundurkan kontolnya secara lamban sambil terus menerus menciumi bibirku serta meremas remas susuku. Yang aku inginkan adalah gerakan yang cepat sehingga rasa gelinya betul betul terasa. Ketika aku bisikkan hal ini pada Rhoma, dia langsung menuruti permintaanku ini, namun apa lacur, baru saja Rhoma bergerak cepat, kontolnya sudah menyembur nyembur lagi, rupanya dia sudah mencapai kepuasannya. Aku yang tak mengerti semua ini berusaha mengimbangi tusukan Rhoma dengan lebih keras memutar mutar pantatku, tapi Rhoma merintih kegelian, rupanya dia tak tahan dengan gerakanku sehingga merintih rintih.

    Aku yang sudah kesetanan tak perduli, selama masih terasa mengganjal, maka aku terus menggoyangkan pantatku agar ujung kontol Rhoma dapat menyentuh dasar nonokku , kucengkeram punggung Rhoma ketika kurasakan rasa geli yang makin memuncak dalam tubuhku, mataku mendelik merasakan kenikmatan yang berkumpul didalam nonokku sampai akhirnya srooot….ujung kontol Rhoma berhasil menyentuh dasar nonokku, saat itulah aku berteriak lega dan……….nonokku mengejang merasakan nikmatnya persetubuhan ini.

    Aku betul betul puas, karena aku berhasil mendapatkan apa yang kuinginkan dari Rhoma, aku setengah tak perduli ketika Rhoma mengomel panjang pendek karena aku memaksakan kepuasanku sendiri meskipun saat itu kontol Rhoma sudah lemas. Aku hanya tersenyum saja mendengarkan omelannya, yang penting saat ini adalah istirahat, karena setelah dua kali bersetubuh rasanya badan jadi letih dan lemas sekali. Ini adalah pengalaman malam pertamaku , sebenarnya melihat Rhoma yang loyo itu aku sudah curiga kalau dia kurang mampu dalam hal yang satu ini. Ternyata dugaan ini terbukti setelah perkawinan kami berjalan beberapa tahun.

    Perkawinan kami berjalan dengan cukup lumayan sampai aku melahirkan dua orang anak, tetapi saat itulah Rhoma mulai seringkali sakit sakitan. Hal ini berakibat banyak bagi kehidupan seks yang sudah aku nikmati selama ini. Jikalau dulunya hampir dua hari sekali aku menikmati persetubuhan sampai mencapai kepuasan, maka sekarang persetubuhan justru hanya menjadikan aku tersiksa, karena setiap kali main, kontol Rhoma selalu lemas dan sulit masuk di liangku.

    Rhoma hanya mampu merangsang aku dengan jilatan jilatannya yang menggelikan itu. Seperti waktu kemarin, aku benar benar kesal dengan Rhoma. Kemarin siang aku mendapat kunjungan temanku Mukinah, karena saat itu Rhoma sedang pergi, maka kami dapat bercerita dengan bebas tanpa kuatir didengar oleh suami. Suatu saat Mukinah bercerita tentang pengalamannya di atas tempat tidur dengan suaminya.

    Aku tidak terlalu heran dengan cerita Mukinah kalau suaminya pandai memuaskan dia, kalau dia selalu mencapai kepuasan setiap kali main dan juga tentang hal hal lain tentang hubungan intimnya dengan sang suami, bahkan ada beberapa hal yang justru menurut aku Rhoma lebih hebat dari suami Mukinah. Namun masalahnya sejak beberapa waktu ini Rhoma tidak pernah bisa memuaskan aku, sehingga cerita Mukinah benar benar membuat aku jadi terangsang dan nafsuku memuncak, aku merasa kalau saja saat itu ada kontol yang stand by, pasti sudah akan kuhisap dan kuhunjamkan ke nonokku yang yang sudah basah kuyup itu.


    Cerita cerita Mukinah membuat aku jadi panas dingin, ketika Mukinah sudah pulang, aku cepat cepat masuk ke kamar dan berusaha untuk tidur, tetapi rasa gatal di nonokku benar benar tak tertahankan, selama ini aku hanya merasakan jilatan jilatan lidah Rhoma yang menyelusuri nonokku, tetapi sudah lama kontolnya tidak pernah berhasil membuatku orgasme, sehingga dapat dibayangkan betapa rindunya aku dengan kehadiran sebatang kontol yang dapat mengisi kekosongan diantara celah nonokku ini.

    Tanpa terasa tanganku sudah mengembara ke antara selangkanganku, memang sudah sejak lama aku tidak pernah memakai celana dalam bila ada dirumah, sehingga dengan mudah tanganku dapat mengelus bukit nonokku yang berjembut tebal itu. Kurasakan geli yang berkumpul disitu membuatku jadi gemas sehingga berkali kali kuremas remas bukit nonokku itu agar rasa geli itu lenyap, namun yang terjadi malahan sebaliknya, rasa geli itu makin memuncak sampai tanpa sengaja jariku menyentuh itilku sendiri.

    Kurasakan kenikmatan yang luar biasa, berbeda dengan jilatan lidah Rhoma, dan lebih menyerupai gesekan kontol pada itil. Kucoba menggosok lagi itilku dengan jariku, aku jadi terperangah karena rasa nikmat yang kudapat benar benar sensasional. Tanpa terasa jariku asyik menggesek gesek itilku sementara tidurku yang tadinya menyamping sekarang jadi terlentang dan kakiku sudah terpentang lebar, jari jariku yang gemetar terus merojok itilku yang membengkak itu dan akhirnya mulai memasuki bagian dalam liang nonokku, terasa geli dan hangat sekali. Apalagi saat jariku menggeser geser bibir dalam nonokku rasanya luar biasa. Tanpa dapat kutahan lagi aku menjerit kecil ketika kurasakan nonokku mengejang karena orgasme.

    Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku, karena baru sekali ini aku mendapatkan kenikmatan yang lebih nyata. Jantungku berdebar debar karena rangsangan yang aku rasakan tadi itu, dalam batin aku berpikir apakah ini yang disebut dengan masturbasi itu, memang rasanya nikmat tetapi sejujurnya saja lebih nikmat jika batang kontol yang sejati yang menggelitik nonokku, bukan cuma jari telunjukku yang menggeser geser di bibir nonok sampai basah kuyup, dengan tubuh dan pikiran yang lebih enteng, aku coba untuk tidur tiduran karena hari masih sore sedangkan Rhoma baru pulang sekitar jam 5 atau 6 sore nanti.

    Namun justru berbaring baring ini menyebabkan pikiranku jadi melayang layang dan membuat nafsuku jadi berkobar lagi, karena sebenarnya saja aku masih ingin merasakan kontol yang sejati. Kadang kadang terlintas di pikiranku untuk mencari pria lain yang dapat memuaskan aku, tetapi pikiran ini aku buang jauh jauh karena aku takut. Tetapi bagaimana lagi, Rhoma tak berhasil memuaskan aku, saat aku melamun seperti itu kudengar pintu kamarku dibuka, rupanya Rhoma yang barusan pulang dari pergi dan langsung masuk kekamar.

    Ketika melihat aku tidur tiduran, ia segera duduk disamping tempat tidur sambil menyapaku, tangannya memijat mijat pundakku sambil menanyakan kenapa aku kok beristirahat, apakah memangnya aku lelah. Sementara berbicara itu tangannya mengembara dan langsung menelusup kebalik dasterku dan meremas nonokku, aku yang sudah sejak tadi terangsang jadi kelabakan. Aku jadi nekad kepengen mencoba barangkali saja Rhoma bisa memuaskan aku kali ini.

    Segera kubuka ikat pinggang Rhoma dan kubuka celananya serta kukeluarkan kontolnya. Ketika kukulum, kontol Rhoma langsung berkelojotan dan mulai ngaceng meskipun tidak terlalu keras. Ketika kusibakkan dasterku keatas, maka nonokku sudah langsung terpampang didepan mata Rhoma. Seperti biasanya Rhoma langsung menciumi nonokku dan membentangkan bibir nonokku untuk mulai menjilatinya.


    Tetapi kali ini aku bertindak agresif. Aku memberontak dan mulai melepaskan pakaian Rhoma sehingga dia telanjang bulat. Ketika sudah bugil, kusuruh Rhoma terlentang sehingga kontolnya yang setengah ngaceng itu menjulang keatas meskipun agak melengkung, aku sengaja tidak mau lagi menghisapnya karena aku kuatir kalau terlalu geli maka Rhoma justru akan cepat keluar. Langsung saja aku mengangkangi Rhoma dan kuselipkan kontolnya diantara kedua bibir nonokku, ketika sudah kurasakan tepat, maka pelan pelan aku menurunkan pantatku karena kalau aku tekan cepat cepat aku kuatir kalau meleset karena kontol Rhoma belum ngaceng sepenuhnya.

    Akhirnya kontol Rhoma berhasil amblas ke dalam liangku, aku benar benar merasa lega meskipun kurasakan rongga nonokku agak sulit merasakan gesekan kontol Rhoma yang masih agak mengantuk itu. Ketika kucoba memutar pantatku pelan pelan,kudengar Rhoma menggerang dan terasa kontolnya mulai mekar di dalam liang nonokku, aku makin mempercepat putaranku bahkan kadang kadang aku menaik turunkan pantatku.

    Akhirnya kurasakan kontol Rhoma sudah benar benar ngaceng dan memadati dinding dinding nonokku, aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa. Kurasakan ujung kontol Rhoma menggosok gosok leher rahimku menimbulkan rasa geli yang jauh berbeda jika hanya sekedar dijilati saja, tetapi aku juga merasakan bahwa meskipun kontol Rhoma sudah ngaceng gosokan didalam liang nonokku ini tidak sekeras dahulu waktu kontol Rhoma masih tokcer.

    Dengan memejamkan mata kuputar putar pantatku agar gesekan ujung kontol Rhoma makin terasa dileher rahimku, sementara tanganku asyik meremas remas susuku sendiri. Aku tak berani mengangkat pantatku terlalu tinggi karena aku kuatir kalau gerakanku itu akan menimbulkan rangsangan dan rasa geli yang akan membuat Rhoma jadi muncrat.

    Namun upayaku percuma saja, karena ketika aku merasa bahwa puncak kenikmatanku segera tiba, maka tanpa sadar aku mempercepat putaran pantatku, saat itu Rhoma mendorong tubuhku dan meminta agar aku menghentikan gerakanku. Aku tak perduli karena aku merasa bahwa dalam sekejap aku sudah akan mencapai kepuasan yang sejak lama aku dambakan. Namun apa yang terjadi, tiba tiba saja aku rasakan ada cairan hangat menyembur nyembur dalam nonokku, rupanya Rhoma sudah tak tahan lagi dan pejunya keluar.

    Kucoba untuk meneruskan gerakanku agar supaya kenikmatanku segera tercapai, tetapi sayang sekali kontol Rhoma sudah langsung loyo setelah memuntahkan pejunya sehingga tidak lagi dapat bertahan dalam jepitan nonokku dan melejit keluar. Aku menjerit marah dan memukuli badan Rhoma, karena rasa kecewaku yang luar biasa, hanya dalam hitungan 1,2,3 saja sebenarnya aku sudah akan terpuaskan, tetapi Rhoma benar benar lemah sehingga tidak dapat menunggu. Rhoma hanya menunduk lesu melihat kekecewaanku itu, dia diam diam keluar dari kamar dan pergi mandi.


    Aku menangis sejadi jadinya tanpa mengerti harus berbuat apa, yang kuinginkan hanyalah sebuah kontol yang segar dan mampu membuat nonokku jadi terpuaskan, mengapa aku harus mempunyai suami yang tak sanggup memuaskan aku, padahal sebagai perempuan muda, nafsuku sangat besar dan untuk berbuat serong aku belum berani…………………

    Aku selalu berusaha agar Rhoma berhasil memuaskan diriku, semua cara sudah kupakai, mulai dari membiarkan Rhoma merangsang aku dan begitu aku merasa hampir mencapai puncak maka aku memaksa Rhoma agar memasukkan kontolnya ke dalam nonokku sampai yang paling sadis aku memperkosa Rhoma agar bisa memuaskan aku. Semuanya tak ada yang berhasil, bahkan Rhoma jadi marah marah setiap kali aku memaksanya untuk bersetubuh.

    Suatu hari Rhoma pulang dari bepergian sambil tersenyum senyum, aku jadi heran karena tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Ketika aku menanyakan, dia hanya bilang kalau sekarang dia pasti bisa membuat aku puas. Aku jadi ingin tahu apa yang membuat dia begitu yakin dapat memuaskan aku padahal biasanya lemas seperti tahu.

    Ketika kuikuti langkahnya ke kamar, Rhoma mengeluarkan suatu benda panjang dan langsung disodorkan padaku, ketika kupegang benda itu, barulah aku sadar bahwa itu adalah kontol palsu dibuat dari karet. Aku langsung menelan ludah sendiri ketika memperhatikan barang tersebut. Panjangnya sekitar 30 cm dengan lingkar sekitar 5 cm warnanya agak pucat tetapi persis seperti kontol yang asli, bahkan kalau dibandingkan dengan kepunyaan Rhoma, maka kontol palsu ini jauh lebih meyakinkan.

    Meskipun sebenarnya aku mengerti fungsi benda ini, tetapi aku pura pura tidak mengerti, bahkan aku bertanya apa gunanya benda tersebut. Rhoma tak menjawab, malahan ia segera melepas dasterku sehingga aku jadi telanjang bulat, Rhoma sendiri tidak membuka pakaiannya, tetapi ia merebahkan aku ditempat tidur serta menggosok gosok itilku agar aku terangsang.


    Aku memejamkan mata merasakan jari kasap Rhoma yang menggosok itilku itu. Mestinya aku langsung basah merasakan rangsangan Rhoma ini, karena saat itulah kurasakan kontol karet tadi oleh Rhoma diselipkan diantara bibir nonokku dan kemudian pelan pelan ditekannya kedalam, aku menggeliat geli karena barang ini benar benar membuat liang nonokku jadi tergesek dengan sempurna. Rhoma terus menekankan kontol palsu itu ke dalam nonokku pelahan lahan sampai mengenai dasar rahimku, Rhoma langsung berhenti.

    Dia lalu memutar mutar kontol karet itu serta mengeluar masukkan di dalam liangku itu. Aku merintih geli dan keenakan karena sudah beberapa lama kenikmatan seperti ini tak pernah aku dapat. Memang rasanya hambar, karena tanpa pelukan mesra dan kehangatan tubuh Rhoma yang menempel lembut di seluruh tubuhku sehingga mulai dari susu sampai ujung kaki semuanya bersentuhan.

    Namun rasa geli yang ditimbulkan oleh gerakan tangan Rhoma membuat aku menggelinjang keenakan, mataku terpejam rapat karena rasa geli dan enak yang memenuhi seluruh alat kelaminku mulai dari itil, bibir dan dinding nonok sampai juga di leher rahimku semuanya terasa geli sehingga aku tak tahan lagi, tanpa sadar tanganku sudah membantu Rhoma merojokkan kontol karet itu ke dalam nonokku sementara mulut Rhoma juga asyik mengulum pentil susuku.

    Aku tak menyangka kalau Rhoma bisa mempunyai pikiran untuk membeli barang seperti ini, sehingga saat ini aku dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa, bahkan lebih hebat daripada saat saat kontol Rhoma masih tokcer dulu. Rasa geli yang membuat nonokku jadi banjir dengan lendir kental ini sudah tak tertahankan lagi, aku melenguh keras dan kujepit kontol karet itu dengan kedua pahaku ketika kurasakan aku mengalami orgasme.

    Ketika dilihatnya aku sudah lemas karena kepuasan, Rhoma mencabut kontol karet itu dan berbisik, kalau saja aku kepengen maka sebaiknya aku pakai alat itu, dia nggak keberatan. Aku tak menyahut, karena saat itu aku barulah merasa malu, entah bagaimana sikapku tadi ketika mencapai puncak kenikmatan. Tetapi aku tak perduli lagi, tokh yang menyuruh Rhoma sendiri.

    Sambil tiduran, aku sempat berpikir mana yang paling nikmat, bersetubuh dengan Rhoma, dijilati oleh Rhoma atau main dengan kontol karet itu. Aku merasa bahwa yang paling nikmat adalah dijilati, karena rasa gelinya membuat tubuhku jadi menggelepar gelepar seperti ikan yang jatuh kedarat. Kedua barulah main pakai kontol karet itu, tetapi aku juga bertanya dalam hatiku, bagaimana rasanya main dengan laki laki yang mampu bertahan lama dalam bersetubuh, pasti aku akan menemukan kenikmatan yang luar biasa, karena pada saat mencapai puncaknya, pasti kami sama sama akan beringas.

    Meskipun aku sudah lebih menikmati kepuasan seks dengan kontol karet itu, tetapi hubunganku dengan Rhoma tetap saja hambar, karena di mataku Rhoma makin hari makin bertambah seenaknya sendiri, entah karena dia mengalami stress atau bagaimana, tetapi yang jelas, makin hari Rhoma makin ngawur dan tak bertanggung jawab baik dalam hal keuangan maupun dalam hal keluarga. Aku sendiri dengan keadaan ekonomi orang tuaku yang kaya, aku tak pernah perduli dengan kelakuan Rhoma itu, aku mampu membiayai hidupku dengan uang orang tuaku serta juga dengan bisnisku sendiri, meskipun Rhoma selalu marah bila aku berdagang.


    Aku menyadari juga bahwa memang berdagang bagi perempuan secantik dan semontok aku memang berbahaya, karena banyak lelaki hidung belang yang selalu siap memangsa aku. Untunglah selama ini aku dapat bertahan karena aku masih dapat menerima kepuasan yang kudapat dari memuaskan diri sendiri, meskipun sejujurnya saja aku masih mengharapkan kontol yang segar dan persetubuhan dengan laki laki yang perkasa yang dapat membuat aku benar benar berteriak keenakan oleh cara mainnya yang tangguh……………

    Jikalau Achmad selalu mencurigai kalau aku berbuat serong dengan kenalanku dari berdagang, kurasa itu tak keliru, karena mereka memang rata rata seringkali menggoda aku meskipun aku tak pernah menganggapinya. Tetapi yang diluar dugaan Rhoma dan sesungguhnya saja juga diluar dugaanku, justru teman dekat Rhoma sendiri yang membuat ulah denganku…………………….

    Rhoma mempunyai seorang kenalan yang berbisnis dengannya, aku juga kenal baik dengan laki laki Cina ini, dia seringkali datang kerumah dan berbincang bincang dengan Rhoma. Setiap kali ada kesempatan dia selalu mengajak aku berbicara, bicaranya menyenangkan dan dia selalu bercerita tentang segala macam hal yang aku senangi.

    Selama itu Rhoma tak pernah curiga karena bisnisnya dengan Rudy nama si pria itu selalu sukses dan dia merasa banyak diberi keuntungan oleh Rudy, sehingga malahan seringkali bila Rudy datang dan dia harus pergi, maka Rudy selalu diajaknya, tetapi jikalau Rudy menolak, maka dibiarkannya Rudy tetap dirumahku dan disuruhnya aku untuk menemaninya.

    Sifatku yang terbuka dan periang menyebabkan pembicaraan kami selalu hidup dan menyenangkan, bahkan akhirnya kami sering berbicara juga masalah seks. Aku sangat suka dengan cara Rudy berbicara, karena setiap kali dia bercerita, nonokku jadi basah kuyup karena terangsang mendengar ceritanya yang hebat hebat itu. Tetapi khusus yang satu ini aku tak pernah bercerita pada Rhoma, kusimpan sendiri.

    Saat itu aku baru saja menutup garasi setelah mengantar Rhoma keluar, aku langsung bergegas mandi karena hari sudah agak siang. Didalam kamar mandi aku melepas dasterku dan tanpa sengaja pandanganku menatap pada kaca besar yang sengaja dipasang Rhoma dikamar mandi itu. Aku melihat tubuh telanjangku sendiri, kulihat susuku yang montok menantang dengan pentilnya yang mencuat ke atas, belum lagi jembutku yang rimbun di sela pahaku itu. Aku jadi bernafsu sendiri karena membayangkan seandainya ada pria yang bersamaku di kamar mandi itu. Ketika kurasa nonokku seperti terganjal, aku sadar bahwa itilku sudah mulai membengkak, benar saja ketika aku menunduk dan menyibakkan jembutku, kulihat itilku yang warnanya merah tua itu sudah muncul keluar dari celah lipatan bibir nonokku.

    Pelan pelan kugosok itilku dengan jari, rasa geli yang kurasakan membuat mataku terpejam menikmatinya. Badanku jadi gemetar karena sentuhan jariku itu, memang belakangan ini hampir tak pernah aku bersetubuh dengan Rhoma karena belakangan ini Rhoma sering sakit dan kondisi tubuhnya lemah, jikalau dulu melihat aku telanjang saja dia sudah langsung terangsang meskipun kontolnya agak impoten, tetapi belakangan ini meskipun aku telanjang dia tak bereaksi apa apa. Jadi otomatis aku lebih banyak main sendiri demi untuk kepuasan nafsu seksku yang menggebu gebu itu. Ketika rasa geli makin terasa, aku bersandar pada tembok kamar mandi sementara tanganku yang kiri menguakkan lubang nonokku dan jari tangan kananku makin cepat menggosok itil serta mengaduk aduk liang nonokku, saat itulah kudengar teleponku berdering.

    Aku kaget sekali, kuhentikan gosokan nikmat itu , dalam hati aku mengumpat karena sedang asyik asyiknya kok telepon berdering. Karena tak juga berhenti dering telepon itu, dengan telanjang bulat aku keluar dari kamar mandi dan mengangkat telepon itu. Aku mengomel panjang pendek ketika kuketahui telepon itu datangnya dari Rudy, dia tertawa terkekeh ketika kuberitahu bahwa saat itu aku sedang mandi. Dia bertanya apakah aku telanjang bulat, ketika kuiyakan ia berkata lagi, sayang teleponnya tidak bervideo, kalau tidak tentu sudah dapat melihat ketelanjanganku itu.

    Aku tertawa ketika ia berkata bahwa tadi ia melihat mobil Rhoma meluncur ke arah Surabaya, sehingga ia menelepon aku dari jalan. Ketika kupastikan bahwa aku di rumah sendirian, Rudy menyatakan kalau dia akan ke rumahku. Aku mengiakan dan kembali aku masuk ke kamar mandi, rencanaku untuk memuaskan diri jadi buyar karena telepon Rudy tadi, tetapi aku justru menmbayangkan hal yang lain lagi, seandainya saja Rudy mengajakku main, apakah aku diam saja, tokh di rumahku sepi…………..

    Baru saja aku keluar dari kamar mandi kudengar ketukan di pintu depan, pasti itu Rudy, aku sedikit heran kok begitu cepat dia sampai di rumahku, tetapi aku menduga kalau dia tadi menelpon mempergunakan hand phone, sehingga langsung meluncur ke rumahku. Aku agak berpikir, apakah aku langsung membukakan pintu ataukah aku berganti pakaian dulu, karena saat itu seperti biasanya aku sama sekali tak memakai pakaian dalam serta daster yang aku pakai agak tipis sehingga pasti Rudy dapat melihat benda benda rahasia milikku. Karena ketukan dipintu semakin keras aku memutuskan untuk cuek saja, jadi aku langsung ke pintu dan membukanya, Rudy sambil cengar cengir berdiri didepan pintu, tanpa kupersilahkan dia sudah menerobos masuk dan berdiri disampingku sambil memperhatikanku.

    Matanya berpindah pindah menatap susuku dan ke selangkanganku yang ada dibalik daster tipisku. Aku jadi agak malu, jadi kupersilahkan dia untuk duduk dulu dan aku langsung masuk menuju kamarku untuk berganti pakaian. Selintasan kulihat kontol Rudy sudah ngaceng melihatku, karena tampak dari celananya yang menggembung di bagian depan itu.

    Seperti yang sudah kuduga, ketika aku masuk kekamar, Rudy pun mengikutiku ke kamar, hanya saja ia cuma berdiri di depan pintu sambil berkata, “Kenapa mesti ganti, kan selama ini kamu kan memangnya nggak pernah pakai celana, kok sekarang malah mau ganti pakaian. Aku tersenyum malu, tapi aku berkata, “Rud, sana duduk dulu, aku mau ganti ya, nanti kita omong omong lagi yang sip !” Tapi Rudy diam saja malah katanya, ” Kalau mau ganti ya ganti saja, biar aku lihat dari sini, apa bedanya Madura dan Cina !”

    Aku berdebar debar melihat kenekadan Rudy ini, karena memang sebenarnya aku juga suka dengan Rudy, maka dengan membelakangi Rudy aku melepas dasterku, karena memang aku tak memakai apapun di sebelah dalam, maka otomatis saat itu aku telanjang bulat. Ketika aku membuka lemari pakaianku, tiba tiba kurasakan Rudy memelukku dari belakang, kedua tangannya langsung meremas susuku dengan lembut sementara bibirnya menciumi leherku dari belakang.

    Aku mencoba untuk memberontak, tetapi tangan Rudy lebih kuat memelukku, bahkan justru dengan gerakanku itu, pantatku menyentuh benjolan kontolnya yang sudah ngaceng itu. Aku mencoba untuk melarang Rudy dan mendorong tubuhnya, tetapi Rudy sepertinya melekat dipunggungku, bahkan sekarang tangannya yang satu mulai merambah ke bukit nonokku dan mengusap ngusap jembutku yang lebat itu.

    Sambil berbisik Rudy berkata di telingaku “Aku sudah lama rindu kepengen meraba jembutmu yang lebat ini, baru sekarang berhasil lho !” Rangsangan Rudy pada susuku benar benar membuat nafsuku jadi naik, karena cara Rudy merangsangku sangat halus dan kalem sekali, tangannya dengan lembut memilin puting susuku sementara tangannya yang satu berusaha menyelipkan jarinya di liang nonokku dan yang paling membuat aku lemas adalah ciuman dan jilatan jilatan Rudy pada leher serta daun telingaku.

    Benar benar luar biasa, teknik mencumbuku sangat berbeda dengan Rhoma yang kasar itu. Aku benar benar tak tahan dengan semua ini, tubuhku kusandarkan sepenuhnya kebadan Rudy sambil berbisik “Rud aku takut kalau ketahuan tetangga lho !” Tetapi Rudy yang mungkin juga sudah kesetanan tak perduli, malah aku didorongnya ke tempat tidur dan didorongnya aku ke atas tempat tidur, karena masih malu aku tak mau terlentang, tetapi aku terus saja telungkup dan menempelkan mukaku keatas kasur.

    Rudy tak perduli meskipun aku tak mau terlentang, dia terus menciumi punggungku mulai dari leher turun terus menyusuri pingganggu, kemudian ia bahkan menggigit pelan pelan pantatku yang montok itu dengan gigitan mesra. Rasanya aku sudah ingin menjerit minta disetubuhi saja, karena meskipun nonokku sama sekali belum disentuh, tetapi cumbuan Rudy sudah membuat aku banjir nggak karu karuan. Rasanya seluruh tubuhku jadi membengkak dan mukaku terasa panas sekali, apalagi ketika Rudy menguakkan pantatku dari belakang dan di luar dugaanku, lidahnya yang hangat itu mulai menjilati lubang duburku yang juga ditumbuhi rambut rambut halus yang cukup banyak itu , aku menjerit kecil merasakan kenikmatan ini.

    Benar benar nikmat, rasa geli dan gatal yang ditimbulkan oleh gesekan lidah Rudy yang kasap itu, rasanya dunia sudah berputar putar. Aku mandah saja ketika Rudy mendorong tubuhku sehingga sekarang aku terlentang, tak ada sedikitpun usahaku untuk menutupi tubuhku, kubiarkan Rudy menyaksikan tubuhku yang hanya pernah dilihat Rhoma itu, kubiarkan dia memperlakukannya sesuka hati, aku sudah pasrah dan menanti puncak dari kenikmatan ini.

  • Video Bokep Asia jyuri wakabayashi ngentot dengan dua orang

    Video Bokep Asia jyuri wakabayashi ngentot dengan dua orang


    2035 views