Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 5

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 5


    2919 views


    Duniabola99.com – Setelah bosan dengan adegan memperkosa dan juga hari mulai gelap, kuminta mereka berhenti. Kemudian kuikat kedua tangan Lia ke belakang, tertekuk sebatas siku ke arah berlawanan sedang mulutnya kusumpal dengan sapu tangan dan kuikat lagi dengan tali ke belakang kepalanya, dan kakinya satu sama lain kuikat dengan tali yang terhubung, dengan sisa jarak kira kira 25 cm, sehingga dia tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar.
    Kemudian kuminta Lia melakukan exercise dengan berlari mengelilingi kolam yang berukuran 12×5 m sebanyak 60 kali lebih. Bila Lia tampak berjalan kusuruh mereka berdua mencambuk Lia dengan ranting pepohonan yang ada di taman sudut halaman. Lia yang tampak kelelahan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas, saat itulah Mas Slamet dan Mas Muji akan mencambuk Lia dengan dedaunan yang mereka pegang, dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Lia yang terhalang saputangan. Dan setelah itu maka Lia pun akan berlari kecil kembali. Semua itu kurekam dengan handycam yang kuambil dari kamar.

    Setelah itu kuminta Lia masuk ke dalam kolam dengan keadaan masih terikat seperti semula. Kedalaman kolam yang saat itu paling dangkal kira-kira 150 cm, dengan tinggi tubuhnya yang kala itu mungkin hanya 160 cm, dan dengan tangan terikat serta kaki terikat, Lia hanya bisa berjalan di dalam kolam, dan untuk bernapaspun Lia harus menengadahkan kepalanya, karena tinggi air bila ia berdiri saja, hampir menutupi seluruh hidungnya.

    Kemudian kami bertiga meninggalkanya di dalam kolam sendirian, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya histeris, aku mengawasinya dari jendela teras belakang. Sambil membaca majalah, sedang Mas Muji dan Mas Slamet kuminta untuk membuatkan minuman hangat dan makan malam bagi kami berempat.


    Tapi sebelum kami tinggal sendirian, kami mengatakan pada Lia bahwa kami akan mandi dan membeli makan malam dulu di luar dan baru akan mengangkatnya naik setelah kami kembali lagi 2 jam kemudian, itupun jika jalanan tidak macet. Saat itu tampak Lia meronta di dalam air dan dari mulutnya terdengar suara yang tak jelas, mungkin tidak suka dengan yang kami katakan, karena ia tidak ingin ditinggal sendirian di dalam kolam dengan keadan seperti itu. Ia sudah barang tentu ia tidak bisa naik ke permukaan tanah tanpa bantuan orang lain, Handicam tetap kubiarkan merekam keadaannya yang tak berdaya, sulit bergerak dan sulit bernafas.

    Kami hanya berjaga-jaga dari kejauhan, tapi sudah barang tentu, Lia tidak mengetahui hal itu, aku hanya mengawasinya dari jauh dengan teropongku.

    Malam itu kubiarkan Lia terendam di kolam dengan keadaan yang sagat tidak nyaman seperti itu, kira kira selama dua jam lebih. Dengan hari yang sudah makin malam dan air kolam yang dingin, tentunya akan membuat Lia menggigil kedinginan.

    Dan benar memang saat kujemput Lia untuk kunaikkan dari kolam yang dingin, Lia tampak menggigil, kedinginan, maka langsung kukeringkan tubuhnya yang mungil tapi indah, dengan handuk. Tampak di beberapa bagian tubuhnya mengeriput karena terlalu lama terkena air, tapi ia tetap tampak terlihat cantik.

    Saat melihatku muncul saja, tampak bahwa ia sangat gembira, karena itu berarti ia akan diangkat dari air kolam yang dingin itu.


    Lia menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, ke pinggir kolam, nampak ia pasrah dengan apa yang akan aku lakukan kepadanya, dan kepasrahannya padaku makin tampak, saat kukeringkan tubuhnya dengan handuk yang kubawa. Kulepaskan ikatan dan sumbatan di mulutnya, sehingga kini ia bisa dengan leluasa berbicara bila ia mau. Tapi ia hanya tersenyum saja ketika aku mengeringkan tubuhnya.

    Dengan keadaan yang masih terikat, kukeringkan tubuhnya, kemudian mengajaknya berjalan masuk ke dalam rumah. Dan ia pun menuruti saja kemauanku, tanpa memprotes keadaanya yang masih terikat.

    Kepasrahannya itu membuatku jadi merasa sayang padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi di mana otak dan pikiranku masih memvonisnya sebagai pecun. Memang jika mau jujur, rasa tertarikku padanya sejak dulu masih tetap ada. Dan kini saat melihatnya pasrah dan menurut pada apa yang aku katakan, membuatku makin sayang padanya.

    Dan akupun yakin bahwa sebenarnya Lia selama ini juga punya rasa yang sama padaku, karena sering kudapati ia melirik dan mencuri pandang ke arahku jika kami bertemu di sekolah. Hanya saja tidak aku gubris, karena predikat pecun yang sering temanku bilang padaku atas dirinya, dan rasa gengsiku tentunya.

    Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihatnya berjalan di sampingku dengan keadaan bugil dan terikat seperi itu, ditambah lagi dengan sikapnya itu. Makin menimbulkan gejolak di hatiku.


    Maka kurangkul dia dengan tangan kiriku, kubelai rambutnya yang masih sedikit basah.

    “Lia.. terimakasih atas apa yang telah kamu lakukan hari ini” kataku padanya dengan lembut.
    “Aku jadi makin sayang padamu..” kataku lagi, sambil menarik tubuhnya menghadapku, dan kemudian kucium bibirnya dengan lembut.

    Saat itu bibirnya masih terasa dingin, tapi lambat laun makin terasa hangat seiring makin hangatnya kami berciuman, bibir lembutnya bagiku rasanya seperti agar-agar.

    Kemudian kubimbing ia berjalan menuju rumah dan kemudian kusuruh Slamet mengambilkan minuman susu coklat hangat untuknya agar ia merasa hangat, dan dengan lembut, pelan-pelan kuminumkan segelas susu hangat itu padanya dengan penuh rasa sayang sambil kubelai rambutnya yang lebih sebahu.

    Lia pun menurut dan meminumnya dengan lahap, sambil menyeruput segelas susu coklat hangat itu, matanya memandangku, tatapannya bagaikan menusuk hatiku, bagaimana tidak, tatapannya lembut sambil bibirnya membuat sebuah senyuman manis.

    “Rie.. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi selama in sepertinya kamu tidak menghiraukan keberadaanku”, ujarnya setelah ia meminum lebih dari setengah gelas.
    “Dulu aku sering mencoba untuk menarik perhatianmu, tapi sepertinya semua sia-sia”.
    “Tapi jika semua ini bisa membuatmu senang, akupun dengan senang hati akan melakukanya untukmu”, katanya lagi setelah melihat aku hanya terdiam.

    Dan ia pun melanjutkan perkataanya lagi karena aku masih saja terdiam.

    “Aku mengerti, mungkin aku nggak akan bisa jadi pacarmu, karena aku pun tahu siapa aku ini, tapi asalkan kamu mau menyisakan sebagian hatimu dan perhatianmu bagiku, aku pun sudah merasa sangat senang”.


    Sejak saat itulah, aku makin mengerti, bahwa ternyata Lia adalah korban dari keluarga yang tidak harmonis dan butuh kasih sayang, karena orang tuanya jarang ada di rumah, di tambah lagi kini orang tuanya sering bertengkar bila berada di rumah. Oleh karenanya Lia mencari pelarian dengan pergaulanya selama ini sekedar untuk mencari hiburan dan melupakan kepedihan hatinya.

    Bukannya aku sok suci, karena mungkin “perbedaan” yang aku rasakan pada diriku ini, adalah akibat perlakuan yang salah pula dari orang tuaku, tapi aku sadar akupun punya peranan besar dalam memperburuk ‘perbedaan’ ini, karena ternyata aku sangat menikmati ‘perbedaan’ yang kurasakan ini.

    Begitulah, malam itu seperti kesepakatan yang telah dibuat, Lia bermalam di rumahku dengan tetap dalam keadaan tanpa busana sedikitpun dan tetap dalam keadaan terikat tangan dan kakinya, saat makan malam pun Lia kusuapi dari piringku, dan malam itu Lia sudah tidak malu lagi terhadap dua pembantuku, karena apa lagi yang akan membuat ia merasa malu, karena sejak sore tadi ia sudah berada dalam keadaan seperti itu.

    Itulah yang membuatku makin merasa sayang padanya, rasa sayang yang berbeda, rasa sayang majikan pada budaknya. Karena malam itu Lia memang kuperlakukan lebih sebagai budak nafsuku. Malam itu kuminta Lia mengoralku beberapa kali hingga aku menyemprotkan air maniku di mulut dan wajahnya, sebelum akhirnya kami pun tidur. Aku tidur di kasur sedang Lia tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar tetap dengan keadaan telanjang bulat dan terikat. Aku tahu bahwa ia merasa tersiksa dengan keadaan seperti itu, tapi kelelahannya membuat ia dapat tertidur pulas.


    Lia tidur lebih dulu, mungkin karena kelelahan, sedang aku hanya tersenyum melihatnya seperti itu, karena seperti yang telah ia katakan, ia bersedia melakukan apapun yang kuminta asalkan itu membuatku senang. Dan iapun hanya tersenyum dan mengangguk saat tadi kukatakan bahwa kini dia adalah pecunku. Kemudian akupun tertidur dengan perasaan senang, bahwa kini aku telah memiliki Lia sebagai pecunku.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Foto Bugil Nina North dengan pantat bulat mempermainkan vaginanya yang ketat dengan vibrator

    Foto Bugil Nina North dengan pantat bulat mempermainkan vaginanya yang ketat dengan vibrator


    2008 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik Nina North yang mengangkat roknya dan pakaiaanya menampakkan toketnya yang bulat bagus padat sempurna dan juga memeknya yang tanpa bulu berwarna pink dan juga pantatnya yang bahenol padat bulat melakukan mastrubasi dengan alat getar sambil duduk dikursi hingga becek.

     

  • Bersetubuh Seharian Dengan Mantan Murid

    Bersetubuh Seharian Dengan Mantan Murid


    3076 views


    Duniabola99.com – Perkenalkan namaku rina, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur. Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya.

    Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD. Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

    ku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku. Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan.

    Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi. Kudengar suara langkahnya mendekatiku. “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher. Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.

    Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Sandi!! Ngapain kamu?” Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak. “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta. “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi. “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah” Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja sange yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu. “Ibu hebat…,” desisnya. “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi seorang remaja sange yang panjang seleher. “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan kaya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil. Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku. “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya. Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya. “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot. Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar. Berbeda dengan suamiku, Sandi seorang remaja sange nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk.

    Birahiku menggelegak-gelegak. Sandi seorang remaja sange menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah. “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku. Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi seorang remaja sange memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa. “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali. “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit. Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar. “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!” Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis. “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak. “Ibu mau keluar!

    Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit. “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang. “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!” “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!” “Oh, ah, uuugghhh… ” “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…” Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme! Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi seorang remaja sange mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme. Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam.

    Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku. “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang. “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku. Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi seorang remaja sange mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi. “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!” Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat.

    Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi seorang remaja sange langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga. “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku. “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!” “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!” Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku. “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu. Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi seorang remaja sange memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas. “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku. “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…” “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…” Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku. Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi.

    Sandi seorang remaja sange mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata, “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?” Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga. Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku seorang remaja sange yang perkasa.

  • Kisah Memek Ngentot Guru Akibat Kelihatan

    Kisah Memek Ngentot Guru Akibat Kelihatan


    2739 views

    Duniabola99.com – Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.


    Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya

    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
    ” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
    ” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
    setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
    ” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

    Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dulu ya ko ”
    setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

    Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
    ” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
    ” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
    Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
    “auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
    “ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
    Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
    “gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.


    Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

    Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
    “sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
    Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
    “masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
    Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
    “slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
    “uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
    Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
    “ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
    Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
    “sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
    “aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.


    Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
    “enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
    “ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

  • Kisah Memek Perpisahan Dengan Meta

    Kisah Memek Perpisahan Dengan Meta


    2240 views

    Duniabola99.com – Terima kasih untuk rekan-rekan yang telah mengirimkan emailnya. Rien bukannya tak mau membalas tapi sudah lama harus mengikuti Mas Pujo yang alih tugas ke luar Jawa karena promosi. Khusus bagi para cowok aku ucapkan terima kasih dan aku sangat tersanjung dengan semua keinginan kalian. Sedang bagi para cewek yang ingin tahu rahasia Rien, saya buka saja buat kalian.


    Pertama aku jaga kebugaranku dengan senam rutin seminggu 3 kali, kedua aku rajin minum jamu wanita yang bagi orang jawa pasti sudah tidak heran dengan kunyit asam dan sirih untuk menjaga bau badan, ramuan galian putri (sudah ada diproduksi masal oleh pabrik jamu) untuk kewanitaan atau kadang juga rendaman rumput fatimah, serta ketiga untuk perawatan luar dengan berendam rebusan rempah dara. Itulah sebabnya kedua suamiku selalu mengatakan bahwa memekku terasa punel. Jika tidak percaya, khususnya bagi wanita yang sudah punya anak silakan ikuti petunjuk Rien, dijamin manjur.

    Pada bulan April Mas Pujo mendapat panggilan ke Jakarta. Ternyata Mas Pujo mendapat promosi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi di Bumi Nyiur Melambai. Promosi itu adalah sesuatu yang menggembirakan bagi kami tapi juga sekaligus menyedihkan. Karena itu berarti kami harus berpisah dengan orang yang paling kami sayangi, Meta.

    Setelah hampir dua minggu dan telah membuat perencanaan yang masak, kami sepakat untuk berterus terang pada Meta. Acara kami buat di villa kami di kawasan Kopeng. Sengaja kami hanya berempat dengan Meta dan kami memilih tepat pada hari libur kerja yaitu Sabtu dan Minggu. Kepada suaminya Meta ijin akan mengikuti pelatihan Manajemen Mikro. Meta sebenarnya cukup merasa penasaran meskipun sebenarnya acara seperti ini telah sering kami adakan, tapi memang biasanya Meta tidak sampai menginap.

    Kami berangkat terpisah karena Meta diantar oleh suaminya sampai ke tempat bus Patas, tapi sesampai di Salatiga kami telah menunggunya, lalu Meta turun dan terus bergabung bersama kami menuju Kopeng.


    “Uhh..! Kesel aku Mbak, masak aku disuruh naik bus sendiri” sungut Meta begitu turun dari bus.
    “Lho kan belum jadi direktur, ya sabar dulu dong sayang..” jawabku sambil membantu mengangkat koper bawaannya.
    “Mbak, aku di belakang ama Mas Pujo ya, biar Mas Duta yang setir” pintanya padaku. Aku tahu betul akan kelakuannya itu, Meta ingin bermanja-manja dengan Mas Pujo.
    “Iya deh.., asal Mbak tetep dibagi..” godaku.
    “Iih.. Mbak kan udah tiap hari nyanding” balasnya. Mas Pujo cuma nyengir, sedang Duta sudah siap di belakang setir.
    “Met.., apa tadi nggak dapat saweran di bus” goda Duta sambil menjalankan mobilnya.
    “Iih.. Emangnya aku cewek apaan” jawab Meta menirukan gaya Nani Wijaya di serial Bajaj Bajuri sambil menggelendot manja pada Mas Pujo.

    Memang Meta sangat menyayangi Mas Pujo, bahkan dialah yang paling pencemburu dibandingkan aku yang isterinya. Aku, Mas Pujo dan Duta juga amat sayang padanya. Bagi kami kebahagiaan yang kami rasakan selama ini memang untuk berempat. Kulihat Meta sudah mulai mengantuk di pelukan Mas Pujo.

    “Mas pijit ya sayang..!” bisik Mas Pujo di telinga Meta.

    Meta merapatkan pelukannya. Mas Pujo mulai memijit punggung Meta. Pijitan Mas Pujo memang benar-benar pijitan yang menenangkan karena aku pun sangat menyukainya. Bila sehabis ML biasanya Mas Pujo memijit punggungku sambil memelukku. Itulah Mas Pujo yang romantis, kata Meta.

    Perjalanan Salatiga-Kopeng hanya sekitar 45 menit. Aku sendiri sebenarnya lelah setelah tadi malam kuhabiskan dua rondeku dengan kedua suamiku. Cumbuan Duta yang begitu lama membuatku benar-benar habis tenaga, belum Mas Pujo yang selalu mengambil babak akhir permainan kami. Mas Pujo memang sangat senang membenamkan kontolnya ke dalam memekku saat aku telah mencapai orgasme. Biasanya ia akan membenamkan kontolnya dan memelukku dengan penuh perasaan sambil menikmati remasan-remasan memekku, bahkan tadi malam sempat kram rasanya otot-otot memekku karena permainan mereka berdua.


    Seperti biasanya aku meminta Duta untuk telentang dan membuka kedua pahanya dengan kepala bertelekan 2 bantal, lalu aku menaikinya dengan posisi membelakangi dan bertumpu pada kedua tanganku ke belakang. Posisi ini sangat aku sukai karena Mas Pujo dapat dengan mudah melumat clitorisku sementara Duta memompa memekku dari bawah sambil meremas putingku. Rasanya semua syaraf nikmatku tak ada yang terlewat menerima rangsangan dari keduanya.

    Begitu aku orgasme yang ketiga dan Duta memuntahkan spermanya di memekku, langsung Mas Pujo mengambil alih dengan membenamkan kontolnya ke memekku. Mas Pujo menikmati kontraksi otot-otot vaginaku dan berlama-lama berada di sana, sebelum kemudian memompa memekku dengan penuh perasaan.

    “Kok ngelamun Rien, kita dah nyampe nih..!” ujar Duta mengagetkanku sambil memasukkan kendaraan ke pelataran villa. Aku tergagap. Kulihat Pak Kidjan penjaga villa kami memberi salam.
    “Meta, bangun sayang, kita udah nyampe nih..!” bisik Mas Pujo.

    Yang dibisiki menggeliat sambil mengucek-ucek mata. Kembali dipeluknya Mas Pujo dan mereka berciuman lembut penuh perasaan. Entah mengapa sejak mula pertama Mas Pujo bercinta dengan Meta tak ada rasa cemburuku, aku malah bahagia melihat keduanya, tapi anehnya aku cemburu kalau Mas Pujo dengan yang lain.

    Pada pukul 17.00 tepat kami sudah selesai memasukkan semua bawaan ke dalam villa dengan dibantu Pak Kidjan. Setelah itu kami suruh Pak Kidjan untuk mengunci pagar dan pulang karena kami katakan bahwa kami ingin beristirahat dengan tidak lupa memintanya agar besok jam 10 dia datang lagi.

    Villa ini dibeli oleh Duta karena sebelumnya memang direncanakan untuk coba-coba usaha agribisnis. Bangunan yang ada hanya sederhana saja karena memang bekas bangunan Belanda yang terletak di tengah-tengah tanah seluas 1 hektar yang di depannya ada rumah penjaga yang jaraknya 75 meteran. Ada 4 kamar, yang dua besar dan ada connecting door, salah satunya ada 2 tempat tidur dan yang satunya single, dengan ruang tamu cukup luas, ruang dapur dan garasi. Kami sengaja memakai dua kamar yang besar itu.

    “Mandi dulu gih..” pinta Mas Pujo pada saya dan Meta.
    “Maas, Meta dimandiin Mas aja.. Ya” rengek Meta manja sambil memegang lengan Mas Pujo.
    “Idih, kan udah becal, Meta kan bisa mandi cendili” goda Mas Pujo dicedal-cedalkan.
    “Nggak mau.., Meta mau mandi ama Mas aja” jawab Meta merajuk sambil cemberut dan langsung minta gendong.


    Aku dan Duta hanya senyum-senyum melihat tingkah mereka. Lalu Mas Pujo menggendong Meta berputar-putar. Bibir keduanya tampak berpagutan mesra. Sambil tetap berciuman mereka menuju kamar mandi, yang oleh Duta sudah diganti dengan jacuzzi besar yang cukup untuk berendam 4 orang dan ada air panasnya. Lalu Duta meraihku dan memelukku, kami berciuman.

    “Nyusul yok.. Kita bisa saling gosok” ajak Duta dengan langsung menggendongku.

    Di jacuzzi, Mas Pujo sedang memeluk Meta dari belakang sambil menciumi rambutnya, tapi aku yakin bahwa pasti tangan Mas Pujo yang satu tidak akan jauh-jauh dari puting susu Meta, sedang yang lain entah apa yang digosok, tapi karena di dalam air dan tertutup busa sabun jadi tidak kelihatan. Sementara itu yang dipeluk memejamkan matanya penuh kenikmatan sambil sesekali mendesis.

    Aku turun dari gendongan Duta. Kulepas semua pakaianku hingga telanjang bulat, setelah itu ganti kulucuti pakaian Duta sampai tak bersisa. Kontol Duta yang besar masih belum bangun penuh, jadi masih setengah kencang. Dengan berbimbingan tangan kami masuk ke air dan Duta bersandar dekat Mas Pujo. Dengan meluruskan kedua kakinya, aku maju ke pangkuan Duta, kutempelkan bibir memekku ke atas kontol Duta dan kutempelkan dadaku ke dadanya. Hangatnya air dan sentuhan kulit kami terasa nikmat, benar-benar nikmat.

    Dengan perlahan tapi pasti benda bulat dalam lipatan bibir memekku membesar mengeras dan berusaha berdiri tegak, tapi karena tertahan oleh belahan memekku, benda tersebut tak bisa tegak. Di sebelahku, Meta juga sedang menduduki barang yang sama seperti aku. Aku tahu pasti, bahkan aku yakin bahwa Mas Pujo masih belum memasukkan barangnya ke memek Meta. Kami berempat tak ada yang bersuara, hanya sesekali terdengar desahan lirih dari mulut Meta tetapi kami sama-sama tahu bahwa kami masing-masing sedang menikmati sesuatu yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

    “Engh.. Egh..” tiba-tiba desahan Meta semakin keras diiringi geliat tubuhnya yang seperti cacing kepanasan.
    “Aduh Mas, Meta nggak kuat.. Oh Mbak, ooh.. Mas Duta, ayo dong, Meta duluan” pintanya.

    Kalau sudah begini biasanya Meta meminta Duta untuk segera membenamkan kontolnya ke memeknya. Aku beringsut meninggalkan Duta sementara Mas Pujo masih memangku Meta dari belakang dalam posisi kedua kaki lurus ke depan dan bersandar pada dinding jacuzzi. Duta mendekat dari depan sambil mengarahkan kontolnya ke arah selangkangan Meta dan Meta memberi jalan dengan mengangkangkan kedua pahanya. Perlahan dengan bimbingan tangan Meta, kepala kontol Duta memasuki memek Meta, jelas terlihat dari ekspresinya yang mendesis keenakan.

    Perlahan Duta mulai memompa maju mundur terlihat dari riak air yang mulai menggelombang, sementara Mas Pujo memeluk Meta dari belakang sambil menciumi tengkuk dan belakang telinganya. Saat-saat seperti itu Meta nikmati dengan memejamkan mata sambil giginya beradu menahan nikmat yang luar biasa. Meskipun kontol Mas Pujo tidak melakukan penetrasi namun aku yakin, pasti ada yang mengganjal di anus Meta hingga itu membuat sensasi tersendiri untuknya. Tiba-tiba Meta melepaskan pelukan Mas Pujo dan ganti memeluk Duta. Sedang Mas Pujo masih tetap tidak dapat bergerak karena harus memangku dua orang yang sedang bersetubuh. Mas Pujo hanya mengusap-usap punggung dan pinggang Meta dari belakang.


    “Aduhh Mas, Meta ngga tahaan, enghh..” desah Meta sambil memeluk Duta erat-erat dan dada Duta yang bidang terkena sasaran gigitannya.

    Melihat itu semua aku menjadi sangat terangsang tapi kami bertiga sudah bersepakat bahwa kesempatan kali ini adalah milik Meta sepenuhnya, jadi aku mengalah dulu. Sementara itu kutukar air jacuzzi dengan air hangat tanpa membubuhkan sabun. Begitu air telah mulai berkurang, kulihat posisi Meta yang mengangkang sementara Duta memompanya dari depan dan kontol Mas Pujo tertindih di antara bokong Meta.

    Sejenak Meta masih menikmati saat-saat indah orgasmenya. Kemudian Meta melepaskan diri dari Duta dan berdiri membalik menghadap Mas Pujo hingga praktis memeknya berada di depan mulut Mas Pujo. Diraihnya pinggul Meta dan Mas Pujo mulai menciumi dan menjilati memek Meta.

    “Aahh sshh Mas kita ke kamar aja.. Meta nggak tahan nih” rengek Meta. Mas Pujo berdiri menggendong Meta dan meninggalkan kami berdua sementara Duta mulai berbalik menciumi payudaraku.
    “Rien ikut yuk..” ajak Duta.

    Aku ikut saja sambil berpelukan seperti Adam dan Hawa, kami menyusul Mas Pujo dan Meta ke kamar besar yang ada single bed-nya. Kulihat Meta telah telentang dan Mas Pujo menindihnya, sekali-sekali pinggulnya diangkat dan dihunjamkannya dengan penuh perasaan sampai melengkung. Kutarik Duta dan segera aku telentangkan diriku. Aku ingin kontol Duta yang masih tegak berdiri segera menusukku mengisi relung vaginaku. Aku ingin mempraktekkan sex yoga yang baru aku pelajari dengan Mas Pujo beberapa waktu lalu.

    Sementara Mas Pujo dan Meta menikmati saat-saat indah itu, di sebelahku Duta membuka kedua pahaku lebar-lebar dan mengarahkan kontolnya ke memekku yang telah merekah. Perlahan-lahan, mili demi mili aku rasakan benda itu mulai memasuki memekku sebelum akhirnya benda keras itu telah dengan sempurna berada di peraduannya. Kemudian Duta menindihku dan memelukku dengan sepenuh perasaan. Aku sepenuhnya berkonsentrasi pada apa yang sedang kurasakan dan Duta mengikutinya hanya dengan diam, tanpa gerakan memompa hingga tanpa diperintah pun saraf-saraf nikmat di sepanjang lorong memekku bekerja, mula-mula hanya gerakan-gerakan halus.


    Pada saat yang sama desiran-desiran nikmat juga mulai menjalari kedua payudaraku yang tertindih dada Duta. Semakin lama gerakan-gerakan halus di sepanjang lorong memekku berubah menjadi remasan-remasan dan mulai terasa getaran-getaran pada batang kontol Duta, bahkan kepala kontolnya terasa mulai melebar pertanda akan memuntahkan spermanya. Napas Duta semakin memburu, aku sendiri sudah tak ingat apa-apa. Konsentrasiku hanya satu yaitu pada rasa nikmat yang menggelitiki mulai ujung puting payudaraku sampai ke lorong-lorong memekku. Dan.. Creet.. Creett.. Crett.. Ketika akhirnya sperma itu membasahi relung-relung memekku, jiwaku seakan melayang menari-nari di atas awan sambil berpelukan dengan Dutaku sayang. Sejuta kenikmatan kurasakan di sekujur tubuhku. Sementara itu..

    “Oohh.. Ahh aduh Mas.. Meta mau nyampe lagi Mas..” suara desahan Meta kembali menyadarkan aku dan kudapati Duta yang masih ngos-ngosan dengan bermandi peluh mendekapku.
    “Terima kasih Rien.. Kamu luar biasa” bisiknya di telingaku. Aku menoleh ke samping. Mas Pujo juga sedang menjelang saat-saat akhir mendekati puncak. Tampak pinggulnya menghunjam selangkangan Meta dalam-dalam dan..
    “Aahh.., adduhh Mmass..” Meta dan Mas Pujo hampir bersamaan mengejat-ngejat keenakan.

    Akhirnya kami mengakhiri permainan sore itu setelah jam menunjukkan hampir pukul 19.00. Rasa lapar akhirnya datang juga mengingat kami belum makan malam. Bergegas kulepas pelukan Duta, lalu dengan telanjang bulat aku pergi ke dapur. Kubuka bungkusan-bungkusan bekal yang telah aku siapkan. Meta menyusul juga dalam keadaan telanjang dan akhirnya kami berempat menghadapi meja makan masih dalam keadaan telanjang tanpa ada yang sempat membersihkan diri bahkan dari celeh memekku dan memek Meta masih tampak meleleh sperma suami-suami kami.
    Pagi itu aku bangun lebih awal karena memang aku dapat beristirahat penuh saat malamnya. Kulihat Mas Pujo masih memeluk Meta berhadapan, sedang dari belakang Duta tampak memepetkan tubuhnya terutama pada bagian bokong Meta, pasti batangnya masih menancap.

    Kebiasaan Duta selalu membenamkan kontolnya sambil tidur dan hebatnya tidak lepas, tetap saja kencang di dalam memek. Sedang Mas Pujo pasti tangannya tak mau jauh-jauh dari puting, aku tahu persis kelakuan kedua laki-laki itu karena aku juga sering diperlakukannya demikian, bedanya aku tidak dapat tidur dengan kontol masih mengganjal memekku, sedangkan Meta bisa, mungkin karena kecapaian.

    Dalam hal seks sebenarnya aku sudah puas sekali dipenuhi oleh Mas Pujo dan Duta tapi kehadiran Meta kadang membuatku ingin bereksperimen terhadap respons sex yang ditimbulkan oleh sesama jenis. Meskipun aku sudah sering main berempat, tapi biasanya aku atau Meta hanya bersifat pasif kurang dominan, sedangkan peran utama tetap pada kedua pria itu.

    Pernah pada suatu hari Mas Pujo sedang tidak ada di rumah karena ada tugas ke luar kota selama seminggu dan Duta sedang ada di rumah setelah dari Jakarta selama hampir 5 hari. Kira-kira pada pukul 19.00, Meta datang ke rumahku. Nampaknya Meta tahu bahwa aku sedang berduaan saja dengan Duta. Kami duduk di ruang tamu. Seperti biasa Meta agak kurang tertarik untuk ML kalau dengan Duta. Aku pamit ke dapur untuk membuat minuman. Aku sedang menyeduh teh, ketika Duta tiba-tiba sudah berada di belakangku. Sebelum aku sadar apa yang terjadi, Duta sudah mendekapku dari belakang.


    “Duta, jangan.. Jangan di sini sayang, aku kan lagi pegang air panas.. Gak boleh.. Ya sayang..” kataku manja sambil berusaha melepaskan diri.
    “Rien..”, bisiknya sambil menciumi leher dan telingaku.
    “Rien.. Aku kangen banget sama Rien. Kasihanilah aku Rien.. Aku kangen banget”, bisiknya sambil terus mendekapku erat-erat.
    “Iya.. Iya tapi kan baru tiga hari masak udah gak sabar..” kataku sambil meronta-ronta manja dalam pelukannya.
    “Aduhh. Mbaak jangan gitu.. Mas Duta sudah ngga kuat tuh.. Nggak kuaat kan Mas”, bisik Meta tiba-tiba juga sudah berada di belakang Duta tanpa sehelai benang pun dengan sinar mata penuh nafsu.

    Tangan Meta tiba-tiba meremas buah dadaku, menciumi leher dan belakang telingaku. Tangan kirinya merangkulku dan tangan kanannya tahu-tahu sudah meraba vaginaku sementara pelukan Duta mengendur memberi kesempatan. Aduh, gilaa, sentuhan Meta malah melambungkan nafsuku. Kalau tadi aku pura-pura meronta, sekarang aku malah pasrah, menikmati remasan tangan Meta di puting payudara dan di vaginaku.

    Aku dibaliknya menjadi berhadapan, aku didekapnya, dan diciumi wajahku. Dan akhirnya bibirku dikulumnya habis-habisan. Lidahnya masuk ke mulutku, dan aku tidak sadar lagi saat lidahku juga masuk ke mulutnya. Meta menurutku saat itu agak kasar tetapi benar-benar romantis hingga aku benar-benar terhanyut. Sensasinya luar biasa, baru kali itu aku merasakan nikmatnya sentuhan sejenis.

    Tanpa terasa Duta dan aku pun telah telanjang bulat, entah siapa yang melucutiku, mungkin Duta. Kalau situasinya memungkinkan, belaian sejenis ternyata malah menjadi lebih nikmat untuk dinikmati. Aku membalas pelukannya, membalas ciumannya. Kami semakin liar. Tangan Duta menyingkap belahan bokongku dan merogoh ke dalam vaginaku yang sudah basah dari belakang sedang tangan Meta mengerjai vaginaku dari depan.

    Didekapnya clitorisku dan dipijat-pijatnya, diremasnya, dimainkannya jarinya di belahan vaginaku dan menyentuh clitorisku. Kami tetap berdiri. Aku didorong Meta mepet menyandar ke tubuh Duta, penisnya sudah tegang sekali, mencuat ke atas. Tangan kananku dibimbingnya untuk memegangnya. Penis Duta memang lebih besar daripada punya Mas Pujo. Secara refleks penisnya kupijat dan kuremas-remas dengan gemas.

    Duta semakin menekan penisnya ke celah bokongku untuk menerobos vaginaku. Aku paskan di lubangku, dan akhirnya masuk, masuk semuanya ke dalam vaginaku. Duta dengan sangat bernafsu mengocok penisnya keluar masuk sementara kuangkat satu pahaku dan Meta telah merosot ke depan selangkanganku untuk mengulum clitorisku yang juga sudah mencuat. Benar-benar kasar gerakan Meta, tetapi gila, aku sungguh menikmatinya. Sementara penis Duta terasa mengganjal dari belakang dan nikmat sekali. Aku pegang bokongnya dan kutekan-tekankan agar mepet ke pangkal pahaku, agar mencoblos lebih dalam lagi.


    “Duta.. Meta.. Aku ngga kuat.. Aduhh.. Kalian.. Curang..” bisikku dengan nafas memburu.
    “Ooh.. Meet..”

    Cepat kudorong pinggulku ke belakang, sehingga penis Duta bertambah dalam di vaginaku hingga aku mengejat-ngejat menikmati orgasme.

    “Orghh..” Duta melenguh seperti kerbau disembelih pertanda akan memuntahkan spermanya.

    Lalu tangan Meta segera mencabut dan menggenggam penis Duta yang memuncratkan spermanya di dalam mulut Meta hingga sebagian tumpah di lantai dapur. Kami berpelukan lagi sambil mengatur napas kami. Ya ampun, aku telah disetubuhi Duta dan dioral Meta dengan posisi Duta berdiri, sambil mepet ke tembok. Gila, aku menikmatinya, aku berakhir orgasme dengan sangat cepat, walaupun hanya dilakukan tidak lebih dari 20 menit saja. Mungkin ini karena sensasi yang kuperoleh dari permainan dengan sesama jenis juga.

    *****

    Pagi itu setelah selesai membersihkan diri di kamar mandi, timbul niatku untuk ganti mengerjai Meta sekaligus memberikan kenangan perpisahan untuknya. Sambil memisahkan pelukan Mas Pujo dengan Meta, aku yang sudah mandi dan masih telanjang bulat menyelinap di antara tubuh mereka.

    “Biar aku yang gantiin peluk Meta Mas..”, kataku pada Mas Pujo.

    Mas Pujo bangun dan langsung ke kamar mandi. Kudekap Meta, kupegang puting susunya yang sebelah kiri sementara tangan kananku meraba vaginanya. Benar saja di memek Meta masih terganjal kontol Duta. Meta terbangun.

    “Aku sayang sama Mbak Rien..”, kata Meta sambil mencium bibirku.
    “Kamu luar biasa deh Met.. vegymu masih bisa pegang.. the big gun”, bisikku sambil tersenyum. Meta juga tersenyum nakal, sambil ganti membelai payudaraku.
    “Punyaku kencang dan keset ya Mas? Mas Pujo suka bilang gitu. Meskipun udah buat lewat anakku”, tanya Meta ke Duta manja. Yang ditanya hanya membuka matanya separuh.
    “Mbak, punya Mbak Rien juga masih oke banget kan, nyatanya Mas Duta selalu ketagihan”, kata Meta lagi. Kami berdua tersenyum dan mempererat pelukan kami.


    Kuciumi Meta dari kening, mata, hidung hingga mulut. Disambutnya ciumanku dengan permainan lidahnya. Lama kami berciuman dan tanganku pun tak henti meremas teteknya yang kenyal. Lalu kubuka bibir vaginanya. Kemudian kususupkan tanganku ke dalam belahan memeknya di antara kontol Duta untuk kemudian jari tengahku kutarik ke atas hingga tepat menekan clitorisnya. Memek Meta telah banjir akibat kelenjar-kelenjar memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan tanganku dan dari kontol Duta yang mulai ditarik keluar masuk.

    “Sshh.. Oohh.. Mbak.. Please.. Sshh.. Don’t stop.. Aahh..” desah Meta.

    Lalu jari telunjukku memainkan clitorisnya yang mulai menegang sementara Duta memompanya dari belakang dan mulutku telah beralih turun ke putingnya. Kuberanikan untuk menyodok-nyodok memeknya dengan dua jari. Agak kasar.

    “Sshh.. Aahh.. Oohh Mbak.. Meta ngga tahann.. Sshh..”

    Meta mulai mengacak-acak rambutku. Aku merosot ke arah selangkangan Meta, kuangkat paha Meta yang kiri dan aku bantalkan kepalaku pada paha satunya. Dengan posisi paha bawah menekuk begini aku dapat leluasa menjilati clitoris Meta dari depan sedangkan Duta tetap leluasa memompa dari belakang.

    “Ohh.. Mbak.. Mas Duta.. Aku mau keluar..” Meta berteriak tidak tahan diperlakukan demikian. Kedua pahanya mulai bergerak akan dijepitkan pada kepalaku sambil terus menggoyangkan pantatnya, tiba tiba Meta menjerit histeris..
    “Oohh.. Mbak bagaimana.. Ini.. Orgghh..” Meta terus mengejat-ngejat dengan ritmis pertanda dia sudah keluar.

    Duta terus menggenjot pantatnya semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memek Meta. Dan.. crett.. crreett.. ccrreett.. Dan keluarlah sperma Duta dari sela-sela memek Meta saat sperma Duta keluar. Aku langsung menyedotnya habis sampai bersih.

    Rupanya Mas Pujo sudah selesai mandi dan begitu Duta mencabut kontolnya dari memek Meta langsung saja Mas Pujo menggantikan posisi Duta dengan tidur miring dan memasukkan kontolnya ke memek Meta dari belakang.


    Mas Pujo mulai mengayunkan kontolnya, walau tampak agak kelelahan tapi Meta berusaha mengimbangi. Setelah agak lama Mas Pujo meminta Meta untuk berposisi menungging dengan tanpa melepaskan kontolnya. Otomatis Meta mengangkangiku dalam posisi 69. Aku terus saja mengambil posisi merengkuh bokong Meta dan mengganjal kepalaku dengan dua bantal agar mulutku dapat pas di clitoris Meta. Mas Pujo langsung mendorong pantatnya.

    Aku terkesiap ketika kurasakan lidah Meta sudah memainkan clitorisku, sambil meremas tetekku yang dari tadi terbiarkan. Aku pun mengangkat pantatku dan menarik pinggul Meta hingga kami berpelukan dengan bantalan tetekku dan tetek Meta. Rasanya jiwaku melayang apalagi saat sesekali aku dapat meraih kontol Mas Pujo untuk kukulum dan memasukkannya lagi ke memek Meta.

    “Aduuhh..,.. Met..” erang Mas Pujo sambil terus laju memompa memek Meta, dan dua buah pelirnya memukul-mukul ubun-ubunku.

    Tiba-tiba ditahannya pantat Meta kuat-kuat agar tidak bergoyang. Dengan menahan pantat Meta kuat-kuat itulah Mas Pujo dapat memompa lebih kuat dan dalam, sedangkan aku dengan susah payah harus melumat clitoris Meta. Rupanya Mas Pujo kuat juga meskipun telah berkali-kali kemaluannya menggocek memek Meta tadi malam tapi masih tetap saja tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kelelahan bahkan semakin meradang.

    Kulepas mulutku dari clitoris Meta dan terus kutekan dengan jari tengahku sambil kugosok naik turun seperti bermasturbasi, dan tiba-tiba Meta mengapit kepalaku.

    “Aduuhh.., Mbakk.., Aahh Mas.. Pujo,” kudengar erangan Meta mulai tidak karuan saat aku terus melakukan gosokan pada clitorisnya.
    “Mbak Rien..,.. Aku mau keluar.. Ahhgg..” desahnya lagi.

    Mendengar desahan Metam aku dan Mas Pujo seperti dikomando, semakin gencar melakukan gosokan sambil tanganku naik turun untuk mempercepat rangsangannya dan Mas Pujo mempercepat tempo genjotannya. Dan tak lama kemudian.., seerrtt.., seerrtt kurasakan dua semburan lelehan putih dari bibir memek Meta serta kedua pahanya semakin mengapit kepalaku kuat-kuat. Lelehan warna putih pekat di tanganku kumasukan mulutku, terasa agak manis asin.


    Setelah kedutan-kedutan memek Meta berhenti, kulihat kontol Mas Pujo yang masih tegar kuraih, kuhisap dan kukulum serta kujilat pada kemaluan yang membonggol itu dan hasilnya luar biasa.., aku merasa ukurannya bertambah besar dan mulai bekedut-kedut. Kuhisap lagi berulang kali sampai aku puas. Aku mulai merasakan adanya cairan manis keluar dari ujung kemaluan itu. Aku terus berusaha, mulutku mulai payah. Kugoyang-goyangkan telur kemaluan Mas Pujo.

    “Ahh Rienn..” desah Mas Pujo.

    Creet.. crett.. Saking kuatnya semprotan dari kemaluan Mas Pujo, kurasakan ada air maninya yang langsung masuk tertelan. Kuhisap terus sampai terasa tidak ada lagi air mani yang keluar dari kemaluan Mas Pujo. Kubersihkan kemaluan Mas Pujo dengan menjilatinya sampai bersih. Aku puas merasakannya. Aku bahagiaa. Sebentar kemudian kurasakan kemaluannya mulai mengecil dan melemas. Pada saat telah kecil dan lemas tersebut, aku merasa mulutku mampu melahap kemaluannya secara menyeluruh.

    Kuangkat tubuh Meta tidur ke samping. Kami tidak berpakaian. Meta mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkulku dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku. Meskipun udara Kopeng dingin, tetapi tubuh kami masih kepanasan berkeringat akibat permainan tadi.


    Siangnya pada jam 10.00, kami rapat dengan dihadiri Pak Kidjan penunggu Vila dan memutuskan bahwa pengelolaan usaha yang ada di Jawa termasuk kebun dan villa akan menjadi tanggung jawab Meta. Meta hanya menangis ketika kami sampaikan bahwa kami harus pindah, tapi dengan fasilitas dan keuangan yang ia kelola, Meta akan dapat menyusul kami sewaktu-waktu.

    “Kami tak akan pernah melupakanmu Met..,” itulah kata-kata kami kepada Meta sebelum kami akhirnya terbang ke Bumi Nyiur Melambai.

  • Foto Bugil Indah Latina remaja Violet Starr meluncur celana panjang

    Foto Bugil Indah Latina remaja Violet Starr meluncur celana panjang


    1992 views

    Duniabola99.com – foto cewek latin toket gede pantant bahenol Violet Starr melepaskan semua pakainnya menampakkan memeknya yang berbulu lebat dan juga tembem diatas tempat tidurnya. Pastigol

  • Kisah Memek Perjaka Ku Direnggut Oleh Tante Sexy

    Kisah Memek Perjaka Ku Direnggut Oleh Tante Sexy


    2546 views

    Duniabola99.com – Namaku Rano usiaku baru memijak 17 th. serta saya sebentar sekali lagi juga akan duduk dibangku kuliah, saya juga akan bercerita pengalamanku saat kehilangan keperjakaanku saat masih tetap duduk dibangku SMA kelas 2.


    Wajahku bebrapa umum saja ngak ada yang istimewa, tetapi saya mempunyai keunggulan mungkin saja agak mengagumkan dibanding dengan orang umumnya yakni memiliki kontol yang lumayan besar kurang lebih 18 cm dengan diameter 4, 5 cm. Walau sebenarnya saat tidur adek kecil ku itu Hanya 6 cm.

    Narasi ini bermula dari ada hajatan di rumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semuanya keluarga dari ibu menginap di rumah nenek mulai dua hari sebelumnya pesta dilangsungkan.
    Tempat tinggal nenekku tidaklah terlalu besar sedang keluarga dari ibuku semuanya sejumlah 14 orang bersama anak-anaknya yang turut kerumah nenekku, semuanya datang sekeluarga cuma tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karna suaminya tengah pekerjaan keluar kota serta belum juga memiliki anak. Tante Lia usianya sekitaran 36 th. berwajah cantik serta badannya sedikit gemuk tetapi padat tertangani maklum orang kaya.

    Karna di rumah telah penuh, jadi tante Lia ingin bermalam di losmen dekat tempat tinggal nenekku, saya mengantarnya naik motor, lalu tanteku pilih kamar VIP yang full AC, malam itu saya pulang serta menginap di rumah nenekku.
    Pagi harinya saya diminta mengantarkan makanan ke tante Lia, saya pergi mengantar seseorang diri serta kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
    “Masuk Rano.. ”katanya sembari membukakan pintu kamar nya
    “Baik tante”, jawabku sembari masuk serta menempatkan makanan di atas meja dalam kamarnya.
    “Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak dapat tidur… sepertinya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya.. ”, dia bercerita
    “Eh… tunggulah dahulu ya… tante ingin mandi dahulu trus ingin bonceng sama rano ke Tempat tinggal Ibu, tante males ingin naik becak”, sambungnya.
    “baik tante.. ”, jawabku.


    Tante Lia masuk kek amar mandi sedang saya duduk di kursi yang ada didalam kamar losmennya.

    Nada air mengguyur tubuhnya kudengar, serta mendadak otak kotorku jalan saat kulihat lobang kunci kamar mandinya. Saya jalan bebrapa perlahan menuju kamarmandinya selalu saya mengintip dalam, kulihat tanteku sekali lagi menyabuni semua badannya serta saya terpana lihat badanya yang mulus dengan buah dada yang besar serta kulihat sekali lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin saja tante Lia rajin menjaga serta mencukur bulu vaginanya, saya menelan ludah serta automatis kontolku segera menegang.
    Agak lama saya mengintip tante Lia mandi sembari nafasku ngos-ngosan ngak tahu mengapa hingga pada akhirnya tante Lia usai saya cepat-cepat duduk kembali dikursi sembari pura pura SMS. Seakan-akan ngak berlangsung apa-apa.

    “Hayo SMS sama pacarnya ya? ” Mendadak terdengar nada tante Lia dimuka ku
    “eh tidak tante…masih belum juga miliki pacar “jawabku gugup, maklum orang melakukan perbuatan salah tentu fikirannya kalut
    “Rano… anda keluar dahulu ya… tante ingin ganti baju trus kita pergi, agar tante ingin makan di rumah ibu aja”, kata tanteku.
    Saya keluar dari kamarnya serta menanti diruang loby hingga pada akhirnya tanteku datang serta kami berdua pergi kerumah nenek.

    Malam harinya sekitaran jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen sekali lagi, serta tante Lia narasi sama ibuku kalau tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia memohon saya untuk temaninya, serta ibuku mengizinkannya, jadilah saya malam itu bermalam di losmen temani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed jadi saya tidur di bawah.


    Tante lia tiduran sembari terima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia narasi sekali lagi ditemani saya karna takut kondisi losmen yang seram ini menurut dia. Sekitaran jam 11 malam saya bangun pingin pipis habis udara AC buat ku ingin pipis, saya pergi kekamar mandi serta malai pipis… serr… lega rasa-rasanya. Sesudah saya membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.
    Iseng saya memegangnya serta kuperiksa celana dalam itu, lantas karna penasaran kucium celana dalam itu cocok di bagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya serta serr… darahku mengalir deras serta detak jantungku deg-deggan segera saja saya horny waktu itu, kuulang ulang mencium CD itu serta saya lebih horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

    Dalam fikiranku berkata, wah bermakna tante Lia sekarang ini tidur ngak pakai CD serta saat keluar dari kamar mandi mataku automatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang waktu itu terlentang dengan dengkuran yang halus, tetapi tidak bisa kulihat dengan terang karna lampu kamar yang redup. Malam itu saya ngak dapat tidur, terbayang badan tante Lia yang sekali lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.

    Kulirik jam telah tunjukkan jam 2 awal hari, tetapi mataku ngak dapat terpejam, mendadak saya dengar nada :
    “Ranoo… Rano. ”
    Saya pura-pura ngak mendengar.
    “Ran…ranoo”, kesempatan ini suaranya agak keras serta seperti orang gemetaran.
    “Iya tante Lia ada apa? ”, tanyaku sembari pura-pura lemas.
    “Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan.. ”, balasnya.
    Saya bangun serta jalan menghampirinya sembari menyerahkan selimut yang saya menjadikan alas”, anda tidur di atas saja rano selain tante…”
    “Iya tante…”, jawabku, namun dadaku lebih deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi beberapa hal porno.
    “Sini selimutnya berduain agar anda ngak kedinginan”, tuturnya, seperti kerbau dicucuk hidungnya saya nurut saja memepetkan tubuhku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua mesti mepet.
    Tante Lia miring membelakangiku tengah saya masih tetap terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus mengisyaratkan dia terlelap sekali lagi, saya menghadap tanteku serta tidak berniat kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku serta rasa hangat dikemaluanku, saya berniat menyentuhkan kemaluanku di pantatnya serta rasa hangat itu kembali menyebar, makin kudekatkan serta makin melekat saya semakin rasakan kehangatan itu, saya waspada sekali takut tante Lia terbangun saya menyingkapkan daster sisi belakang tante Lia keatas, oww… tampak terang buah pinggulnya yang kembar begitu mulus, maklum belum juga miliki anak, serta di antara dua belah pantatnya saya simak ada satu gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Fikiranku semakin tidak karuan serta kulihat penisku, terlihat diujungnya keluarkan cairan bening yang lincin segera kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.


    Perlahan-lahan saya sentuhkan penisku ke gundukan berbulu punya tante Lia, “ohh…”, saya merintih perlahan-lahan rasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menghimpit vagina tante Lia, tetapi saya tidak tahan menahan suatu hal yang akan meledak keluar dari dalam penisku serta croot… croot… croooot… saya keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
    Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina serta paha bagiaan dalam tante lia, karna takut tante Lia terbangun jadi saya selekasnya tidur, dengan senyum penuh kenikmatan.

    “Rano…bangun telah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, saya selekasnya buka mata serta lihat tante Lia telah usai mandi. Tante Lia menggunakan handuk yang dililitkan didadanya sembari tersenyum tante lia menghampiriku serta duduk disebelahku :
    “Rano barusan malam anda mimpi ya..? ”
    “Eng…”, belum juga pernah saya menjawab tante lia melanjutkan bicaranya.
    “Berarti saat ini anda telah aqil balig, anda mesti mandi harus, barusan pagi di paha serta pantat tante banyak terkena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.
    “Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karna terperanjat, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
    “Nah saksikan ku… burung anda bangun mulai tadi…”, kata tante lia sembari matanya lihat kebawah peruntuku.
    Astagaaaaaa… Rupanya semalam saya lupa memasukkan burungku dalam sangkarnya serta mulai pagi barusan diliat sama tante Lia.
    “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sembari menarik celanaku serta memasukkan batangku dalam Cdku, tiba- tiba.
    “Jangan dimasukkan dahulu rano…! rano kan telah dewasa sekarang… tetapi rano belum juga di ketahui rano itu prima apa tidak…”, kata tante Lia.
    “Sempurna bagaimana tante..?? ”, tanyaku sembari menggeruntukan dahiku, untuk yang ini saya memanglah ngak tahu, bukanlah pura pura ngak tahu.
    “Kadang ada orang yang sukanya sesama macamnya sendiri, trus ada yang impoten pada akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano prima apa tidak, anda keluarin sekali lagi deh burungnya! ”, perintah tante Lia, Akupun spontan keluarkan sekali lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih tetap kaku.
    Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, serta tante lia berkata “Rano diam saja ya kelak, Rano pejamkan mata saja bila takut sakit, ini Hanya tes saja koq…”
    “Baik tante. ”


    Saya pejamkan mata, serta saya rasakan tante lia naik keatas badanku tanpa ada melepas handik yang dipakainya, serta kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu serta basah hingga saya terasa sedikit geli serta terperanjat.
    “Emm.. ”, saya berguman sembari terpejam.
    “Kenapa rano…sakit..?? ”, agak berbisik nada tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
    “Enggak tante…ngak apa-apa. ”
    Ada sedikit pergerakan yang dikerjakan tante Lia hingga vaginanya menghimpit penisku kearah atas trus kebawah serta itu berjalan sebagian waktu, saya rasakan geli yang mengagumkan serta saya menggigit bibir bawahku agar tidak bertemura, saya buka sedikit mataku menginginkan lihat muka tante Lia, nyatanya tante Lia pejamkan matanya juga sembari menggigit bibirnya juga, gesekan pada vagina tante Lia serta penisku semakin licin hingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” tiap-tiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya di atas penisku.
    Lalu tante Lia berhenti bergerak, serta dengan nafas agak tidak teratur katakan :
    “Rano… saat ini tes paling akhir ya…”
    “iya tante… Rano siap”.

    Saya rasakan jari tante Lia memegang penisku sisi tengahnya, tidak lama kemudian saya rasakan kepala penisku menyodok satu lubang yang agak lebar hingga mudah masuknya, saya merasakannya sembari pejamkan mata serta menikmatinya.
    Saat baru sepertiga masuk saya rasakan ujung penisku mengenai seperti dinding yang berlobang kecil sekali, serta lobang itu sepertinya seperti cincin, kepala penisku terukur ke sana serta kurasakan pemilih lobang itu yakni tante Lia berupaya untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya tetapi agak kesusahan.
    Kurasakan desakan tante Lia semakin kuat pada penisku serta kelihatannya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasa-rasanya nyilu nyilu enak hingga saya keluar nada.
    “aakh…”
    Tante Lia hentikan pergerakannya.
    “Gimana rano… Sakit..?? ”
    “Enggak tante ngak apa apa…”
    Mendadak kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut serta meremas perbatasan pada kepala penisku serta batangnya, barusan mungkin saja kepalanya telah melalui cincin itu, serta kelihatannya kepala penisku diempot oleh benda di dalam vagina tante lia.
    “Akh… akh…”, mendadak tante lia bertemura.
    Kembali kurasakan jepitan cincin itu semakin kuat serta penisku kelihatannya tersiram air hangat di dalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali rasakan jepitan itu serta tidak bisa menahan suatu hal yang juga akan keluar dari dalam penisku serta saya terpekik akh… Crooot…croot.. crot… Sekitaran 4 kali cairan itu menyemprot dalam vagina tante Lia.
    Penisku masih tetap tertanam di dalam vagina tante Lia sebagian waktu kuliahat tante lia masih tetap pejamkan matanya…
    “Udah tante tesnya…?? ”, tanyaku.
    “Emm udah… Rano, nyatanya anda lelaki yang normal”, jawabnya sembari mengangkat pantatnya melepas penisku divaginanya, trus tante lia jalan ke kamar mandi.


    Saya lihat kearah penisku, di sana nyatanya banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening beberapa sekali lagi berada di bulu-buluku yang masih tetap halus, saya berfikir dalam hati.
    Kalau tes ini dikerjakan sehari-hari, mungkin saja saya tidak adak menampiknya…

  • Video Bokep Eropa ngento cewek cantik dalam mobil pertama kali bertemu

    Video Bokep Eropa ngento cewek cantik dalam mobil pertama kali bertemu


    12965 views

  • Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu

    Pacar Binal Yang Susunya Besar Bikin Nafsu


    3068 views


    Duniabola99.com – Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari. Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, ‘Eh, tau kelas MI1-3 nggak?’.

    Eeiittss.., ternyata aku juga cari kelas itu.., lalu aku jawab, ‘mm.., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk’. ‘Saya Sherly’ dia sebut namanya duluan. ‘Aku Galih’, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Sherly. Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali.

    Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja. Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap.

    Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari. Sampai akhirnya ia bertanya begini, ‘Galih, kalau kamu punya istri suka yang buah dada nya besar atau

    sedeng-sedeng saja?’. Lalu aku jawab ‘Mm.., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho’. ‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’. Dia tanya lagi sambil bercanda, ‘Kalo aku kasih kesempatan gimana?’.

    Aku jawab, ‘Yaa.., nggak aku sia-sia’in’. ‘Emang berani?’, tantang Sherly. ‘Siapa takut..’, jawabku tidak mau kalah. ‘Kalo gitu bukti’in!’, kata Sherly. ‘Oke.., kita cari losmen sekarang.., gimana?’, tantangku gantian. ‘Siapa takut..’, jawabnya tidak mau kalah juga. Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, ‘Galih, disini ajah.., kayaknya losmennya bagus tuh’. ‘Deg!!’, jantungku terasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya. Terus dia berkata, ‘Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in.., OK?’.

    Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, ‘OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?’. Tiba-tiba saja Sherly menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana.

    Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. Lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God.., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku.., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Sherly terus memandangiku. Sherly menggigit bibir bagian bawahnya.

    Tiba-tiba ia berkata, ‘Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya’ Aku ragu-ragu.., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi.., aku buka kaosku.., aku buka jeansku.., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan.., gantian aku yang menantang, ‘Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang’ Sherly diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dada nya yang kuning langsat dan benar-benar menantang.

    Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, ‘uugghh.., oohh..’, hanya kata itu yang Sherly keluarkan. Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya.

    Sherly tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit, ternyata Sherly sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, ‘oohh..’, kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Sherly mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur.

    Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. ‘Hhmmhh.., uugghh.., sstt’, cuma itu yang dia katakan. Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dada nya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dada nya yang kanan.

    Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dada nya sebelah kanan. Dengan t’. Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Sherly terus keluar kata, ‘Teruuss.., teruuss.., yang keras.., aahh.., gigit Galih.., gghh.., sstt’. Sementara punyaku sudah tegang keras.

    Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, ‘Galih.., Galih.., uugghh.., sekarang ajjaah.., masuk’iin.., nggak usah pake mulut lagi.., masukin sekaraanng.., plizz..’. Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Sherly berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku. Begitu posisinya tepat, Sherly mendorongnya dengan kuat. ‘uugghh..’, sedang aku sedikit berteriak, ‘aahh’. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. Sherly terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.

    Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. Kedua tangannya meremas-remas buah dada nya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, ‘uugghh.., oohh.., sshhsstt’. Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar. Kali ini aku yang mengambil alih ‘kekuasannya’ gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus.

    Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya. Aku angkat pinggulnya dan Sherlypun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan ‘adikku’ ke lubang vaginanya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Sherly memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. ‘oohh..’, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku.

    Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. ‘uugghh.., aahh.., Sshshhss.., oohh.., uugghh..’. Tiba-tiba ia berteriak, ‘Iwaann.., sshh.., oohh’, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, ‘oohh.., oohh.., aacchh.., Gitt.., aakku..’. Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. ‘oohh.., uugghh’, banyak sekali cairanku keluar. ‘Terus Galih.., keluarin semuanya..’, pinta Sherly.

    Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Sherly langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku. ‘Sherly sayang sama Galih’, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

    ‘Galih juga sayang sama Sherly’, kataku. Akhirnya sejak itu aku dan Sherly resmi pacaran.

  • Whitney Westgate melakukan ngentot dengan lambat dan panas dengan kontol gede

    Whitney Westgate melakukan ngentot dengan lambat dan panas dengan kontol gede


    1955 views

  • Cerita Sex Gadis SMP

    Cerita Sex Gadis SMP


    45175 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Gadis SMP ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSelamat malam semuanya aku baru membaca tentang cerita dewasa dan aku tiba tiba mempunyai kenangan akan seksku, maka dari itu aku akan menceritakan kisahku di blog ini dan terimakasih atas kesempatannya, perkenalkan namaku Dani umurku 21 tahun kejadian tak berlangsung lama kurang lebih satu tahun yang lalu dan aku masih ingat betul kejadian tersebut.

    Aku mempunyai 2 saudara dan aku adalah anak pertama aku berstatus mahasiswa di daerah Jawa Barat, aku memang anak rantau sekarang aku ngekost di derah dimana daerahnya terbilang kumuh atau kotor memang aku sengaja mencari kost yang agak mendalam dari jalan raya, karena aku ingin kehidupanku tidak terusik apalagi kalau membawa cewek tidak merasa takut atau was was.
    Aku menyadari aku termsuk laki laki pedofil dimana dalam ceritaku ini 3 gadis yang umurnya masih masih belia menjadi penyalur kebutuhan seksku. Tepatnya tahun 2014 aku berkenala dengan Intan umur 15 tahun pertemuan aku denga Intan yaitu saat aku maen game di mall dan kita saling bertemu karena kesenangan kita sama.
    Tepatnya hari Selasa saat perkuliahanku kosong aku sengaja unutk melepas stress dan mencari hiburan di mall dengan bermain game, dimana memang hari itu tidak seperti biasanya suasana masih sepi mungkin karena banyak yang sibu bekerja, saat asyk bermain game master aku melihat seorang gadis di pojokan yang masih berseragam SMP sedang menangis.

    Aku samperin dengan rasa kasihan melihat dia, trus aku tanya.

    “kenapa dek kok nangis” disini ama siapa”

    “Intan habis diganggu sama teman teman kakak”

    Ow ternyta namanya Intan, dalam hati ku aku tau nama gasi ini.

    Aku tanya lagi “kenapa kok di ganggu dek Intan”

    “Aku mau maen game hari ini karena uang saku ku dirampas sama teman teman jadi aku gak tau harus gimana”

    “Kemana teman temanku kamu kok teganya rampas uang sakumu”

    “Mereka langsung pergi Kak dan Intan gak ada uang unutk pulang”

    Aku sempat bingung mau bagaimana soalnya aku juga kasihan melihat Intan. “Apa aku bawa ke security untuk meminta bantuan” tap kok Intan masih bawa seragam sekolah takutnya entar malah dimarahi orang tuanya karena bolos sekolah.
    “yaudah gini aja kakak kasih uang kepada intan untuk pulang “

    “Tapi Intan gak berani pulang kak takut dimarahi mama soalnya aku ijinnya berangkat ke sekolah, lha kalau pulang entar bisa di marahi terusan sama mama kak” Agen Maxbet

    Cerita Sex Gadis SMP “waduh tambah bingu aku saat itu” atau gini aja dek Intan apa nemenin kakak maen game, dek Intan boleh ikut maen kok asalkan ganti seragam dulu, soalya entar takutya kalau maen game masih pakai seragam entar ditangkap sama security
    “Tapi Intan gak bawa salin baju Kak gimana”

    “dengan kagetnya aku, lha terus giman dek Intan”

    “gak tau Kak harus bagaimana”

    “Yaudah tenang dek Intan entar kakak beliin baju dulu di stand lantai 2”

    “entar ganti di kamar ganti atau WC”

    “dengan wajah senang Intan menganggukkan kepalanya”

    “kamu tunggu di WC situ entar kakak kalau sudah dapat baju gantinya aku antar”

    Saat aku meniggalkan dek Intan sebentar aku menoleh kebelakang melihat wajahnya yang berhenti menangis tersebut terlihat wajah paras cantiknya seperti berbie kulit putihnya dan bodynya yang semampai mulus apalagi payudaranya yang terlhat membekas dari baju seragam yang ketatnya, pikiran aku sudah kemana mana seakan akan aku nafsu dengan gadis SMP.

    Kita sepakat untuk bertemu di WC dekat arena bermain, aku langsung menuju ke outlate yang jual baju dengan rasa canggung dan malu aku memilih milih baju yang menurutku seksi, eeee malah ditanya ama kasirnya buat siapa mas, aku jawab buat kado ulangtahun ponakan aku mbak, dengan nada tertawa cekikikan mbak kasir menertawakanku.

    Aku memang sengaja memilih baju yang belahan dadanya agak turun sehingga belahan dadanya agak terlihat bila memakai itu dan aku belikan celana jeans pendek orang biasa bilang celana gemes, biar menjadi pencuci mata buatku, aku sempat berfikir apa aku entar dikerjani sama gasi SMP itu.

    Ah sudahlah karena niatku dari awal baik untuk membantu dek Intan biar tenangtidak nangis nangis lagi.

    “Kakak kok melongo melihat kau sih”

    “kamu benar benar cocok makin cantik” kataku

    “ahhhh tapi Intan malu kak pakai ini soalnya bajunya agak terbelah di dadanya dan celana terlihat pahaku kak”

    “Aku rayu dengan jurusku supaya Intan PD memakai baju itu, dan akhirnya kita pergi maen game bersama”

    Setelah kita bermain dan bersenang senang tak terasa waktu sudah menunjukan jam pulang sekolah, rencanya aku mau antar dia denga taksi tapi saat aku tanya ternyta rumahnya sejalur dengan tempat kos aku, jadinya kita pulang menggunakan Bus umum, aku mengantar Intan sampai dekat dengan rumahnya.

    Kemudian aku kasihkan no teleponku kepada Intan “nih no telponku dek’ entar suatu saat kalau ingin bermain lagi tinggal sms atau telpon kakak, dan tidak lupa bajunya simpan kamu saja hitung hitung buat hadiah dari kakak hehe..
    Kita berpisah dan selama satu minggu tidak ada kabar atau sms dari Intan, ah sudahlah mungkin dia lupa atau kehapus nomerku, hari minggu kebiasannku mencuci pakain dan memandikan burung peliharaaku, hapeku dikamar bunyi terus memang aku sengaja tidak aku jawab mungkin dari teman kuliahku yang biasanya ngajak ngopi diwarung sebelah.

    Dengan rasa kaget aku mendapat banyak telpon dengan nomer yang tidak aku kenal dan ada sms ternyata dari Intan”. Yang isinya.

    Cerita Sex Gadis SMP “kakak ada waktu gak aku mau maen ke kost san kakak”

    “aku jawab , aku lagi free silahkan kesini saja aku tunggu di depan gang entar kalau sudah sampai sms lagi” kataku.

    “dia memblas lagi ksih tau daerahnya dan alamatnya kak biar Intan chek di goole maps” Agen Maxbet Terpercaya

    “oke aku kasih ancar ancar dengan tepat”

    Setelah 40 menitan Intan sudah tiba ke kos aku dan lebih kagumnya dia memaki baju yang kau kasihkan kepada dia, sungguh menggoda mataku payudara Intan ini “batinku.

    “kak aku lagi bosen dirumah sendirian papa mama sedang maen kerumah mbah dan aku sendiri bersama pambantuku”

    “yaudah santai saja disini ada komputer playstation dan komik” silahkan kalau maen yang mana dek “ kataku.

    “Maen komputer saja kak, ada game nya kan”

    “ada kok dek silahkan maen yang kamu suka” aku tak lanjutin sebentar memnadikan burung love birdku”

    Setelah 30 menitan menyelesaikan kegiatanku aku meregangkan tubuhku dan membakar rokok, tapi Intan yang berada di dalam kamar kost ku kok sepi banget gak ada suaranya atau musik playernya, aku hampiri dia ke kamar kost , dan Intan ijin mau kemar mandi,

    “silahkan masuk saja gak dikunci kok tapi maaf kamar mandinya agak tidak bersih maklum lah kost cowok. Hehe
    Saat Intan menuju ke kamar mandi aku ada niat unutk menginti dia dari celah celah dinding, dengan perlahan lahan aku menuju ke kamar mandi tapi yang aku herankan adalah ada bunyi erangan di dalam kamar mandi dan aku juga bingung kenapa ada suara tersebut. Kemudian sirna lah aku untuk mengintip Intan yang ada di kamar mandi.

    Lama sekali aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dengan rasa curiga aku buka komputer dan ternyata dia habis nonton FILM BLUE , waow tak kusangka gadis SMP ini mebuka folder pribadiku dan menonton film porno, seketika akulangsung menutup jendela dan kamar kostku. Kemudian aku mengetuk pintu kamar mandi.

    “Intan kamu gak kenapa kenapa kan”

    “gak apa apa kok kak bentar lagi Intan keluar”

    “aku berusaha masuk ke kamar mandi karena saat itu setan sudah menguasai pikiranku maka aku buka kamar mandi itu”
    Intan lupa untuk mengunci pintu kamar mandi, dan terbuka lah pintu kamar mandi tersebut yang membuat rodalku langsung berdiri dan menunjukan kejantanannya, Intan yang duduk di pojok mbak mandi sedang melakukan orgasme memegang memek yang merah dan sempit tanpa bulu masih mulus selakangan Intan, membaut birahiku tidak teratasi.

    Langsung saja aku gendong Intan menuju ke kasur dan dia tidak menolaknya, tanpa banyak omong langsung saja aku jilar memeknya yang masih basah.

    Uuuhhhh ahhhh auuuuuuuhhh ahhhhrgggghhhhhh , hanya kata itu yang terucap di bibir Intan saat aku jilatin memeknya, aku mencari klitorisnya yang msih mumpat di antara memek merahnya, setelah ketemu klitorisnya aku hisap deng lembut denga lidahku, tubuh Intan langsung mengjang dan kegirangan melenguh panjang.

    Dengan suara erangannya Intan sungguh menikmati, ahhhhhhh enakkkk kakak. Sungguh keras suara intan tapi aku tidak peduli dengan sura tersebut aku terus jilati memeknya yang semakin memerah.

    Dengan menyetel lagu musik jadi aku agak tenang karena buninya tertutup oleh alunan musik rock.
    “Intan malah brtanya kok pergi kak kan sedang enakkkk, perkataan Intan tersebut sontak membuatku semakin terangsang bahwa dia tidak ingin kehilagan waktu yang tepat ini.

    “sebentar Intan kakak sedang mengelis lagu lagu biar semakin panas” sambil mengatur volume sound aku mentyuruh Intan untuk membuka semua baju yang di pakainya, tanpa banyak tanya dia langsung membuaka bajunya dan terlihat payu dara yang sebesar bola bowling , dan giliraku membuka baju aku.

    Cerita Sex Gadis SMP

    Cerita Sex Gadis SMP

    Terus aku keluarkan kontolku dan aku suruh Intan unutk menjilati burungku, tanpa ada penolakan lagi Intan mengiyakannya dia sekarang berasda diaatas aku, dengan posisi 69 kita saling menjilati organ vital kami, sungguh lanyah sekali lidah intan untuk memainkan penisku, mungkin karena dia tadi sudah menonton adegan film porn jadi dia sedikit memahaminya.
    Kemudian aku ganti posisi dengan menindih tubuh Intan yang kecil ini, aku tanya.

    “ Intan sudah perbah mens belum”

    “udah baru hari kemarin sudah berhenti” Yeeeessssss batinku sungguh pas sekali aku mendapatkan memek gadis SMP ini.

    “untung saja dia habis mens kalau gak bisa serem kalau aku menghamili gadis yang masih usianya 14 tahun ini”
    “Cerita Sex Abg Mesum”

    Dengan tenang aku memasuka penisku ke arah lubang vagina Intan, aku sodokkna pelan pelan.

    “sakittttt kakak,, ahhh pelan pepaln kakkk” erang Intan denga wajah yang menikmati karena sakit.
    Dengan sabar aku sodokkan sedikit demi sedikit karena lubangnya yang memang masih sempit apalagi ukuran peniku lebih besar dari lubang memeknya.

    Aku tusuk secar pelan pelan, masuk setangah aku berhenti sebentar agar sakitnya Intan biar terbiasa, setelah 3 menit aku masukkan lebih dalam lagi sleppppb tapi masih ad mengganjal mungkin karena selaput daranya Intan.

    “aku bisikan di telinga Intan kamu tahan sedikut yan sayang sambil mendorong penisku dan bleessssss masuk semua penisku ke dalam memeknya.

    “ahhhhhhhhhhhhhh sakitttttt kakak, dengan wajah yang kesakitan akhirnya selaput daranya robek karena aku sodokkan penisku ke dalamnya.
    Biarin Intan kamu pasti meinkamtinya, aku biarkan penisku didalam memeknya supaya terbiasa denga penisku yang ukurannya besar, ak goyangkan pinggulku dengan pelan pelan agar dapat rangasangan dari Intan dan usahaku sugguh berhasil membuatnya nyaman.

    Intan langsung semakin nafsu dan menggenjot badannya naik turun.

    “enakkk banget kakk sungguh enakkk ahhhhhh lebih enakan mana ketimbang maen sendiri dikamar mandi tadi sapaku”

    “aku mau pipissss kakak , Intan mau piiipiisss nih”

    “pipisss saja dek, kakak juga mau pipiss juga”

    Ahhhrrgggggggggggg dengan nada bersamaan kami mencapai kenikmatan bersama.

    Setelah kejadian itu Intan sering maen ke kostsanku pada saat pulang sekloah atau harri libur unutk meminta jatah dan memuakan nafsunya.

    Cerita Sex Gadis SMP Kejadian terus terulang hampir setiap semingggu bisa tiga atau emapt kali kita bersenggama bersama.
    Suatu ketiak aku membuka pertanyaan kepada Intan “kamu nyesel gakperawan kamu kakak ambil?”
    “Intan tidak menyesal kak, malah senang banget dan sayang dengan kakak karena banyak mengajariku dan membantu dengan tugas sekolah jawbnya.

    “Ya sudah syukurlah kalau begitu dek intan kakak juga sayang denga adek”

    Bersetubuh dengan gadis SMP memang penuh fantasi, dan menjadi kenyataan bisa ngentot denga gadis perawan, tapi unutk para pembaca janga meniru karena aku ingin berbagi cerita dengan semuanya yang sam suka hobi denga cerita sex, demikianlah cerita singkatku akhir akata aku ucapkan terimakasih.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Pemerkosaan Rina Di Vila Bogor

    Pemerkosaan Rina Di Vila Bogor


    2813 views


    Duniabola99.com – Pada suatu pagi telepon di kamarku berbunyi, dengan malas kupaksakan diri mengangkatnya. Ternyata telepon itu dari Pak Riziek, tukang kebun dan penjaga villaku. Rasa kantukku langsung hilang begitu dia menyuruhku untuk segera datang ke villa, dia bilang ada masalah yang harus dibicarakan di sana. Sebelum kutanya lebih jauh hubungan sudah terputus. Hatiku mulai tidak tenang saat itu, ada masalah apa di sana, apakah kemalingan, kebakaran atau apa. Aku juga tidak tahu harus bertanya pada siapa lagi saat itu karena saat itu kedua orangtuaku sedang di luar kota.

    Segera setelah siap aku mengendarai mobilku menuju ke villaku di Bogor, tidak lupa juga kuajak Rina, sahabatku yang sering pergi bareng untuk teman ngobrol di jalan. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Riziek, seorang lelaki setengah baya berumur 60an, rambutnya sudah memutih, namun perawakannya masih sehat dan gagah. Dia adalah penduduk desa dekat villa ini, sudah 4 tahun sejak ayahku membeli villa ini Pak Riziek ditugasi untuk menjaganya. Kami sekeluarga percaya padanya karena selama ini belum pernah villaku ada masalah sampai suatu saat akhirnya aku menyesal ayahku mempekerjakannya.

    Pak Riziek mengajak kami masuk ke dalam dulu. Di ruang tamu ternyata sudah menunggu seorang pria lain. Pak Riziek memperkenalkannya pada kami. Orang ini bernama Pak Usep, berusia 50an, tubuhnya agak gemuk pendek, dia adalah teman Pak Riziek yang berprofesi sebagai juru foto di kampungnya. Tanpa membuang waktu lagi aku langsung to the point menanyakan ada masalah apa sebenarnya aku disuruh datang.

    Pak Riziek mengeluarkan sebuah bungkusan yang dalamnya berisi setumpuk foto, dia mengatakan bahwa masalah inilah yang hendak dibicarakan denganku. Aku dan Rina lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya. Betapa terkejutnya kami bak disambar petir di siang bolong, bagaimana tidak, ternyata fotofoto itu adalah fotofoto erotis kami yang diabadikan ketika liburan tahun lalu, ada foto bugilku, foto bugil Rina, dan juga foto adegan persenggamaan kami dengan pacar masingmasing.

    Pak.., apaapaan ini, darimana barang ini..? tanyaku dengan tegang.

    Hhmm.. begini Neng, waktu itu saya kebetulan lagi bersihbersih, pas kebetulan di bawah ranjang Neng Dian saya lihat kok ada barang yang nongol, eh.. taunya klise foto asoynya Neng Dian sama Neng Rina, ya udah terus saya bawa ke Pak Usep ini untuk dicuci. jawabnya sambil sedikit tertawa.

    Apa, kurang ajar, Pak.. Bapak digaji untuk menjaga tempat ini, bukannya mengoprek barang saya..! kataku dengan marah dan menundingnya.

    Aku sangat menyesal kenapa begitu ceroboh membiarkan klise itu tertinggal di villa, bahkan aku mengira barang itu sudah dibawa oleh pacarku atau pacar Rina. Wajah Rina juga ketika itu juga nampak tegang dan marah.

    Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Neng, saya kan nggak sengaja, justru Neng sendiri yang ceroboh kan? mereka berdua tertawatawa memandangi kami.

    Baik, kalau gitu serahkan klisenya, dan Bapak boleh pergi dari sini. kataku dengan ketus.

    Iya Pak, tolong kita bisa bayar berapapun asal kalian kembalikan klisenya. tambah Rina memohon.

    Oo.. nggak, nggak, kita ini bukan pemeras kok Neng, kita cuma minta.. Pak Usep tidak meneruskan perkataannya.

    Sudahlah Pak, cepat katakan saja apa mau kalian..! kata Rina dengan ketus.

    Perasan aneh mulai menjalari tubuhku disertai keringat dingin yang mengucuri dahiku karena mereka mengamati tubuh kami dengan tatapan lapar. Kemudian Pak Riziek maju mendekatiku membuat degup jantungku makin kencang. Beberapa senti di depanku tangannya bergerak mengelus payudaraku.

    Hei.. kurang ajar, jangan keterlaluan ya..! bentakku sambil menepis tangannya dan mendorongnya.

    Bangsat.. berani sekali kamu, kalian kira siapa kalian ini hah..? Dasar orang kampung..! Rina menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajah Pak Riziek.

    Hehehe.. ayolah Neng, coba bayangakan, gimana kalo fotofoto itu diterima orangtua, pacar, atau temanteman di kampus Neng? Wah bisabisa Neng berdua ini jadi terkenal deh..! kata Pak Usep dan disusul gelak tawa keduanya.

    Aku tertegun, pikiranku kalut, kurasa Rina pun merasakan hal yang sama denganku. Nampaknya tiada pilihan lain bagi kami selain mengikuti kemauan mereka. Kalau fotofoto itu tersebar bagaimana reputasiku, keluargaku, dan reaksi pacarku, apalagi Rina yang berprofesi sebagai model pada majalah ***(edited), bisabisa karirnya tamat garagara masalah ini.

    Pak Riziek kembali mendekatiku dan meraba pundakku, sementara itu Pak Usep mendekati Rina lalu mengelilinginya mengamati tubuh Rina.

    Gimana Neng, apa sudah berubah pikiran..? tanyanya sambil membelai rambutku yang sebahu lebih.

    Kupikirpikir untuk apa lagi jual mahal, toh kami pun sudah bukan perawan lagi, hanya saja kami belum pernah bermain dengan orangorang bertampang kasar seperti mereka.

    Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala saja.

    Ha.. ha.. ha.. akhirnya bisa juga orang kampung seperti kita merasakan gadis kampus, ada foto modelnya lagi..! mereka tertawa penuh kemenangan.

    Aku hanya dapat mengumpat dalam hati, Bangsat kalian, dasar tuatua keladi..!

    Pak Riziek memelukku dan tangannya meremasremas payudaraku dari luar, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulutku. Perasaan geli, jijik dan nikmat bercampur menjadi satu bersamaan dengan gejolak birahiku yang mulai naik.

    Tangannya kini makin berani menyusup ke bawah kaos ketat lengan panjang yang kupakai, terus bergerak menyusup ke balik BHku. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggerayangi dadaku, apalagi jarijarinya turut mempermainkan putingku. Tanpa terasa pula lidahku mulai aktif membalas permainan lidahnya, liur kami menetesnetes di pinggir mulut.

    Nasib Rina tidak beda jauh denganku, Pak Usep mendekapnya dari belakang lalu tangannya mulai meremas payudara Rina dan tangan satunya lagi menaikkan rok selututnya sambil merabaraba paha Rina yang jenjang dan mulus. Satupersatu kancing baju Rina dipreteli sehingga nampaklah BHnya yang berwarna merah muda, belahan dadanya, dan perutnya yang rata. Melihat payudara 36B Rina yang menggemaskan itu Pak Usep makin bernafsu, dengan kasar BH itu ditariknya turun dan menyembul lah payudara Rina yang montok dengan puting merah tua.

    Whuua.. ternyata lebih indah dari yang di foto, mimpi apa saya bisa merasakan foto model kaya Neng Rina, katanya.

    Pak Usep menghempaskan diri ke sofa, dibentangkannya lebarlebar kedua belah kaki Rina yang berada di pangkuannya. Tangannya yang semula mengeluselus pahanya mulai merambat ke selangkangannya, jarijari besarnya menyelinap ke pinggir celana dalam Rina. Ekspresi wajah Rina menunjukkan rasa pasrah tidak berdaya menerima perlakuan seperti itu, matanya terpejam dan mulutnya mengeluarkan desahan.

    Eeemhh.. uuhh.. jangan Pak, tolong hentikan.. eemhh..!

    Kemudian Pak Usep menggendong tubuh Rina, mereka menghilang di balik kamar meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Setelah menaikkan kaos dan BHku, kini tangannya membuka resleting celana panjangku. Dia merapatkan tubuhku pada tembok. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang menggerayangi tubuhku ini adalah pacarku, Yudi. Tua bangka ini ternyata pintar membangkitkan nafsuku. Sapuansapuan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja.

    Sekarang kurasakan tangannya sudah mulai menyelinap ke balik CDku, diusapusapnya permukaan kemaluanku yang ditumbuhi bulubulu halus lebat itu.

    Sshh.. eemhh..! aku mulai meracau tidak karuan saat jarijarinya memasuki vaginaku dan memainkan klistorisnya, sementara itu mulutnya tidak hentihentinya mencumbu payudaraku, sadar atau tidak aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya.

    Hehehe.. Neng mulai terangsang ya? ejeknya dekat telingaku.

    Tibatiba dia menghentikan aktivitasnya dan dengan kasar didorongnya tubuhku hingga terjatuh di sofa. Sambil berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi. Gila, ternyata penisnya besar juga, sedikit lebih besar dari pacarku dan dihiasi bulubulu yang sudah beruban. Kemudian dia menarik lepas celanaku beserta CDnya sehingga yang tersisa di tubuhku kini hanya kaos lengan panjang dan BHku yang sudah terangkat.

    Dibentangkannya kedua belah pahaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku, seolaholah seperti monster lapar yang siap memangsaku. Pak Riziek membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dengan penuh nafsu dia melaahap dan menyedotnyedot vaginaku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitorisku. Sesekali dia mengorekngorek lubang kemaluan dan anusku. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjanggelinjang diiringi erangan nikmat.

    Tidak lama kemudian akhirnya kurasakan tubuhku mengejang, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan cintaku membasahi mulut dan jarijari Pak Riziek.

    Sluurrpp sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap sisasisa cairan cintaku.

    Disuruhnya aku membersihkan jarijarinya yang berlepotan cairan cinta itu dengan mengulumnya, maka dengan terpaksa kubersihkan jarijari kasar itu dengan mulutku.

    Memek Neng Dian emang enak banget, beda dari punya lontelonte di kampung Bapak, celetuknya sambil menyeringai.

    Sialan, masa gua dibandingin sama lonte kampung..! umpatku dalam hati.

    Nah, sekarang giliran Neng merasakan kontol Bapak ya..! katanya sambil melepas kaos dan BHku yang masih melekat.

    Sekarang sudah tidak ada apapun yang tersisa di tubuhku selain kalung dan cincin yang kukenakan.

    Dia naik ke wajahku dan menyodorkan penisnya padaku. Ketika baru mau mulai, tibatiba telepon di dinding berbunyi memecah suasana.

    Angkat teleponnya Neng, ingat saya tahu rahasia Neng, jadi jangan omong macammacam, ancamnya.

    Telepon itu ternyata dari Yudi, pacarku yang mengetahui aku sedang di villa dari pembantu di rumahku. Dengan alasan yang dibuatbuat aku menjawab pertanyaannya dan mengatakan aku di sini baikbaik saja.

    Ketika aku sedang berbicara mendadak kurasakan sepasang tangan mendekapku dari belakang dan dekat telingaku kurasakan dengus napasnya. Tangan itu mulai usil meraba payudaraku dan tangan satunya lagi pelanpelan merambat turun menuju kemaluanku, sementara pada leherku terasa ada benda hangat dan basah, ternyata Pak Riziek sedang menjilati leherku. Penisnya yang tegang saling berhimpit dengan pantatku. Aku sebenarnya mau berontak namun aku harus bersikap normal melayani obrolan pacarku agar tidak timbul kecurigaan.

    Aku hanya dapat menggigit bibir dan memejamkan mata, berusaha keras agar tidak mengeluarkan suarasuara aneh. Dasar sial, si Yudi mengajakku omong panjang lebar sehingga membuatku makin menderita dengan siksaan ini. Sekarang Pak Riziek menyusu dariku, tidak hentihentinya dia mengulum, menggigit dan menghisap putingku sampai memerah.

    Akhirnya setelah 15 menit Yudi menutup pembicaraan, saat itu Pak Riziek tengah menyusu sambil mengorekngorek kemaluanku, aku pun akhirnya dengan lega mengeluarkan erangan yang dari tadi tertahan.

    Heh, sopan dikit dong..! Tau ngga saya tadi lagi nelepon..! marahku sambil melepas pelukkannya.

    Hohoho.. maaf Neng, saya kan orang kampung jadi kurang tau sopan santun, eh.. omongomong itu tadi pacar Neng ya? Tenang aja habis merasakan kontol saya pasti Neng lupa sama cowok itu..! ejeknya dan dia kembali memeluk tubuhku.

    Disuruhnya aku duduk di sofa dan dia berdiri di hadapanku, penisnya diarahkan ke mulutku. Atas perintahnya kukocok dan kuemut penis itu, pada awalnya aku hampir muntah mencium penisnya yang agak bau itu, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya.

    Iseepp, isep yang kuat Neng, jangan cuma dimasukin mulut aja..! suruhnya sambil terus memajumundurkan penisnya di mulutku.

    Sayupsayup aku dapat mendengar erangan Rina dari dalam kamar yang pintunya sedikit terbuka itu.

    Lama kelamaan aku sudah dapat menikmatinya, tangannya yang bergerak lincah mempermainkan payudaraku dan memilinmilin putingnya membuatku semakin bersemangat mengulum dan menjilati kepala penisnya.

    Naahh.. gitu dong Neng, ayoo.. terus.. Neng jilatin ujungnya, eengh.. bagus..! desahnya sambil menjambak rambutku.

    Selama 15 menit aku mengkaraokenya dan dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku.

    Setelah itu dibaringkannya tubuhku di sofa, dia lalu membuka lebarlebar kedua pahaku dan berlutut di antaranya. Aku memejamkan mata menikmati detikdetik ketika penisnya menerobos vaginaku.

    Penisnya meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah pembantuku.

    Sambil menyetubuhiku bibirnya tidak hentihentinya melumat bibir dan payudaraku, tangannya pun selalu meremas payudara dan pantatku. Erangan panjang keluar dari mulutku ketika mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku sehingga kelihatan mengkilat. Tanpa memberiku kesempatan beristirahat dia menaikkan tubuhku ke pangkuannya. Aku hanya pasrah saja menerima perlakuannya.

    Setelah penisnya memasuki vaginaku, aku mulai menggerakkan tubuhku naik turun. Pak Riziek menikmati goyanganku sambil menyusu payudaraku yang tepat di depan wajahnya, payudaraku dikulum dan digigit kecil dalam mulutnya seperti bayi sedang menyusu. Terkadang aku melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diadukaduk. Aku terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakanku makin liar dan eranganku pun makin tidak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu sampai aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku. Benarbenar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan.

    Kali ini dia membalikkan badanku hingga menungging. Disetubuhinya aku dari belakang, tangannya bergerilya merambahi lekuklekuk tubuhku. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkalikali, atau mungkin sebelumnya dia sudah minum obat kuat atau sejenisnya, ah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting dia telah memberiku kenikmatan luar biasa.

    Sudah lebih dari setengah jam dia menggarapku. Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua payudaraku diremasnya dengan brutal sehingga aku berteriak merasakan sakit bercampur nikmat. Setelah itu dia menarik lepas penisnya dan naik ke dadaku. Di sana dia menjepitkan penisnya yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaraku, lalu dikocoknya sampai maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaku.

    Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yang mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Sebagai hidangan penutup, Pak Riziek menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisasisa maninya. Setelahnya dia meninggalkanku terbaring di sofa, selanjutnya aku tidak tahu apaapa lagi karena sudah tidak sadarkan diri.

    Begitu aku bangun jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, aku menemukan diriku masih bugil, sisasisa sperma kering masih membekas pada wajah dan dadaku, sekujur tubuhku terutama dada penuh dengan bekas cupangan yang memerah. Aku melihat sekeliling, hening tanpa suara, entah kemana Rina dan kedua kambing bandot itu. Aku tidak memikirkan apaapa lagi, aku menuju kamar mandi karena ingin kencing, lalu kunyalakan shower dan kubersihkan tubuhku dari sisasisa persetubuhan tadi. Dalam hati aku masih merasa marah, kesal, dan sedih karena dijebak dan diperkosa seperti itu, namun setiap teringat yang barusan, aku malah ingin mengulanginya lagi.

    Sehabis mandi, kepenatan tubuhku terasa mulai berkurang, kuraih kimono kuning dan memakainya tanpa memakai apaapa di baliknya. Ketika aku keluar kamar mandi masih belum merasakan tandatanda keberadaan mereka di sini, begitu juga kamar yang tadi dipakai Rina dan Pak Usep, di sana hanya kudapati ranjang yang sudah berantakan dan masih tercium aroma sperma bekas pertarungan tadi. Pakaian Rina dan Pak Riziek juga masih berceceran di ruang tamu. Terlintas di benakku saat itu kolam renang, ya mereka pasti di sana.

    Aku segera menuju kolam di belakang untuk memastikan. Dugaanku ternyata tepat, di sana terlihat pemandangan yang membuat darah bergolak. Di tepi kolam itu Rina sedang dikerjai oleh mereka berdua. Dia tengah memacu tubuhnya di atas penis Pak Riziek yang berbaring sambil meremasi dadanya, sementara mulutnya dijejali oleh penis Pak Usep yang berdiri di sampingnya, tubuh ketiganya basah oleh air kolam, langit senja yang berwarna kuning keemasan menambah erotisnya suasana.

    Hai, Neng Dian udah bangun toh..! sapa Pak Riziek.

    Wah, saya udah lama nungguin Neng Dian, tapi tunggu ya, Neng Rina lagi asyik makan es mambo nih..! sahut Pak Usep.

    Rina hanya dapat melirik sayu padaku karena mulutnya penuh oleh penis dan Pak Usep menahan kepalanya. Adegan mesum itu membangkitkan kembali nafsuku, selangkanganku terasa basah.

    5 menit kemudian Pak Usep mencabut penisnya dari mulut Rina dan mendekatiku.

    Pak, kapan klisenya kalian kembalikan..? tanyaku tidak sabar.

    Tenang Neng, sekarang mau pulang juga sudah kemalaman, klisenya pasti kita kasih ke Neng besok, jawabnya sambil menepuk bahuku.

    Apa..! Besok..? Keterlaluan kalian..! bentakku.

    Jangan marahmarah gitu dong Neng, besok pagi saya janji pasti ngasih klisenya ke Neng, katanya sambil memutari tubuhku.

    Kurasakan elusan Pak Usep pada paha belakangku, tangannya makin naik menyingkap kimonoku dan akhirnya meremas pantatku.

    Hoi, Pak Riziek, ternyata nona majikanmu ini asoy bener, pahanya mulus, pantatnya juga wuiih.. montok..! serunya pada temannya.

    Kupingku benarbenar panas mendengar ejekannya, namun dalam hati aku justru berharap dia berbuat lebih jauh.

    Ooouuhhh..! demikian desahan pelan yang keluar dari mulutku ketika tangan Pak Usep sampai ke belahan kemaluanku.

    Jarinya membuka belahan itu dan meraih klistorisnya, daerah sensitif itu dimainkannya sehingga membuatku mendesah dan kedua kakiku terasa lemas tidak bertenaga. Dibaringkannya tubuhku pada kursi santai di tepi kolam itu. Tercium bau rokok murahan dari mulutnya ketika dia melumat bibirku, lidahnya mengelitik lidahku.

    Pak Usep melepaskan tali pinggangku sehingga kimonoku terbuka, ciumannya perlahanlahan turun dari dagu dan leher menuju payudaraku. Sambil melumat payudaraku tangan yang satunya dengan kasar mengobrakabrik vaginaku.

    Aakkhh.. Pak, sakit.. pelanpelan Pak..! rintihku kesakitan.

    Aku melihat ke arah Rina yang sedang dikerjai Pak Riziek. Dia sedang dalam posisi dogie, Pak Riziek dari belakang melakukan penetrasi ke lubang anus Rina. Dia menjeritjerit kesakitan ketika penis besar itu dengan paksa memasuki duburnya yang sempit. Bukannya kasihan tapi nampaknya Pak Riziek malah semakin bergairah melihat penderitaan Rina, ketika sudah masuk setengahnya dihujamkannya penis itu dengan keras, spontan tubuh Rina tersentak dan jeritan panjang yang memilukan keluar dari mulutnya.

    Selanjutnya dengan ganas Pak Riziek menyodomi Rina sambil mendesisdesis menikmati penisnya terjepit dubur Rina yang sempit. Aku sangat kasihan melihat penderitaan Rina, tapi apa dayaku karena aku sendiri sedang dalam kesulitan. Kini Pak Usep membuka lebar kedua pahaku, tangan satunya memegang penisnya yang gemuk itu dan menggesekgeseknya pada bibir kemaluanku sehingga aku mendesah nikmat dan tubuhku menggeliatgeliat.

    Setelah vaginaku basah kuyup dia menekan penisnya hingga amblas seluruhnya. Aku melihat jelas bagaimana penis itu keluar masuk ke dalam vaginaku. Kenikmatan dahsyat telah melanda tubuhku hingga aku tidak kuasa untuk tidak mengerang. Suara desahan terdengar sahut menyahut di tepi kolam itu. Kemudian aku merasakan tubuhku bagaikan tersengat listrik, aku menjerit sekuat tenaga dan mempererat genggamanku pada pegangan kursi. Cairan kemaluanku muncrat dengan derasnya dan kurasakan tubuhku seperti lumpuh. Namun Pak Usep belum menyudahi perbuatannya.

    Sekarang dia memiringkan tubuhku dan mengangkat kaki kiriku, lalu dia meneruskan genjotannya pada tubuhku. Aku sudah setengah sadar ketika tibatiba sebatang penis sudah berada di depan wajahku. Kutengadahkan kepalaku dan kulihat Pak Riziek berdiri di sampingku dengan penisnya masih berdiri kokoh, tidak jauh dari situ nampak tubuh telanjang Rina yang sudah terkapar lemas. Tanpa membuang waktu lagi diraihnya kepalaku, mulutku penuh sesak oleh penisnya yang berlumuran aneka cairan itu.

    Tibatiba mereka menurunkan tubuhku dari kursi, kini aku berada di lantai dengan posisi anjing, kimonoku mereka lepas hingga aku bugil total. Pak Riziek mengambil posisi di belakangku lalu dia membuka duburku dan tangan satunya mengarahkan penisnya ke sana. Ooohh.. tidak, dia mau menyodomiku seperti yang dia lakukan pada Rina, masih terbayang olehku betapa brutalnya lelaki ini memperlakukan Rina barusan.

    Jangan Pak, jangan di situ aduuuh.. sakit.. ooh..! rintihku memelas ketika dia memasukkan penisnya.

    Aakkh akhh oougghh aku terus merintihrintih, mataku terpejam merasakan kepedihan tiada tara sampai airmataku meleleh membasahi pipi.

    Wah.., enak, lebih seret dari Neng Rina..! kata Pak Riziek disambut gelak tawa mereka.

    Dia mulai menggenjot tubuhku sementara di depanku Pak Usep memaksaku mengkaraoke penisnya.

    Udah jangan nangis, lu sebenernya keenakan kan..! Ayo emut nih kontol..! perintahnya sambil menjambak rambutku.

    Aku benarbenar merasa terhina saat itu namun menikmatinya, perlakuan kasar ini mendatangkan kenikmatan tersendiri. Selain menyodomiku, Pak Riziek juga sesekali menampar pantatku hingga terasa panas dan sakit. Di tempat lain Pak Usep terus menahan kepalaku yang sedang mengulum penisnya sambil memajumundurkan pantatnya seolah sedang menyetubuhiku, wajahku makin terbenam pada bulubulu kemaluannya yang lebat.

    Tidak lama kemudian kurasakan penis Pak Usep dalam mulutku semakin berdenyut dan akhirnya tumpahlah spermanya di mulutku. Ehheek.. hhkk.. aku tersedak tapi kepalaku ditahan olehnya sehingga terpaksa cairan itu kutelan, sebagian meleleh keluar membasahi bibirku. Pada saat hampir bersamaan pula aku klimaks yang kesekian kalinya, tubuhku mengejang, aku ingin menjerit namun mulutku tersumbat penis Pak Usep sehingga hanya terdengar suara erangan tertahan dari mulutku yang berlepotan sperma dan airmataku makin membanjir. Beberapa menit kemudian akhirnya Pak Riziek ejakulasi, aku merasakan cairan hangat dan kental menyirami duburku. Aku merasa sangat lelah, napasku terengahengah dan menangis terisakisak apalagi saat kudengar mereka tertawatawa dan mengucapkan katakata yang merendahkan kami, makin panas saja telinga dan hatiku.

    Pak Riziek masuk ke dalam dan tidak lama kemudian ia kembali dengan 2 gelas air, disodorkannya gelas itu padaku dan Rina yang dibangunkannya dengan menyiram air kolam. Langit sudah gelap ketika itu, Pak Riziek keluar membeli makan malam untuk kami. Sambil menunggu Pak Usep beristirahat dengan berendam di kolam dangkal bersamaku dan Rina, tingkahnya seperti raja minyak saja, dia meminta Rina yang payudaranya montok melakukan pijat ala Thai, sedangkan aku digerayangi dan diciuminya seperti mainan. Sungguh benci aku padanya, tapi terpaksa harus bersikap manis agar dapat lekas bebas darinya.

    Malam harinya sebelum tidur kami main berempat sekaligus di ranjangku. Pak Usep berbaring, aku naik ke atas wajahnya berhadaphadapan dengan Rina yang naik ke atas penisnya. Kami berdua sibuk mengkaraoke penis Pak Riziek yang mengacung di antara kami. Secara bergantian kami menjilati dan mengulum penis itu hingga memuncratkan maninya membasahi wajah kami. Sementara itu kurasakan vaginaku mulai banjir lagi akibat permainan lidah Pak Usep.

    Malam itu, setelah digarap habishabisan akhirnya kami berempat tertidur kelelahan di kamar itu. Pagi harinya kembali aku digarap di bathtub oleh Pak Riziek ketika mandi bersama, aku dibuatnya klimaks dua kali dan dia semprotkan maninya dalam vaginaku. Setelah seharian menjadi budak seks, mereka akhirnya mengembalikan klise itu pada kami. Kami memeriksanya dengan seksama agar tidak mendapat kesulitan lagi di kemudian hari. Segera setelah itu kusuruh mereka hengkang dari villaku dan kami pun pulang ke Jakarta.

    Hari berikutnya Pak Riziek menghubungi ayahku untuk pamit mengundurkan diri dan sejak itu pula atas bujukanku dengan macammacam alasan, keluarga kami tidak pernah lagi menyewa orang untuk menjaga villa. Aku masih dendam pada mereka yang telah memperdayaiku, namun terkadang aku merasa rindu mengulanginya, rindu tangantangan kasar itu menggerayangi tubuhku. Hingga detik ini belum seorang pun mengetahui peristiwa itu temasuk keluarga dan kekasih kami.

  • Cerita Sex Tante Sange

    Cerita Sex Tante Sange


    3139 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Tante Sange ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexPeristiwa ini terjadi saat akhir tahun kemarin, saat itu aku pulang malam sekali biasa kalau rapat
    selalau begitu berkepanjangan hingga bertele tele yang di bicarakan ini itu gak ada titik temunya
    membuat aku capek pikiran dan capek badan, langsung saja setelah sampai rumah aku masuk ke kamar tidur
    dan melepaskan jas kantor dan rok miniku ke lantai.

    Menuju ke lemari pakaian untuk memilih celana dalam dan bra, kulemparkan CD dan Bra ku di atas kasur
    aku menuju kemar mandi, di dalam kamar mandi, aku membuka celana dalamku yang berwarna putih dan bra
    yang berwarna sama yang kukenakan sejak pagi.

    Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku segera masuk ke dalam tempat shower dan mandi.
    Hanya dengan mandi yang bersih yang bisa mengusir segala kepenatanku seharian di kantor.

    Saat menyabuni badanku, aku menyabuni bagian payudara dan vaginaku agak lama. Aku menikmati sensasi
    saat kedua bagian tubuhku itu tersentuh, walaupun oleh tanganku sendiri. Tak lama kemudian acara
    mandiku berakhir. cerita hot tante

    Aku kemudian keluar dari tempat shower dan menggapai handuk yang selalu tergantung di belakang pintu
    kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan tubuhku.

    Kembali ke kamar tidur, aku kemudian mengambil pakaian dalam yang di taruh di atas tempat tidur dan
    kupakai. Setelah itu, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang ada di kamarku. Link Alternatif DewiFortunaQQ

    Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Bagian tubuhku yang tidak terutup oleh bra dan celana
    dalam yang kupakai, langsung menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku memutuskan untuk
    beristirahat.

    Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat
    tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu
    kamarku.

    Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja
    menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana
    dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak perduli, aku hanya
    berpikir siapa yang datang.

    Cerita Sex Tante Sange Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari
    tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut
    melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku.

    “Ferdy, ada apa, sayang ?” tanyaku.

    Dengan agak gelalapan dia menjawabku,

    “Anu Tante, ini ada titipan dari Mama..”

    “Apa ini ? “, tanyaku.

    Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata,

    “Cuma kue saja.”

    Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk.

    “Mama kemana ?”, tanyaku.

    “Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau ngurusi pesta”

    “Pesta apa ?”

    “Perayaan ulang tahun perkimpoian yang ke 25″

    “Oh begitu..”

    Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur
    dan membawanya keluar.

    “Ini silahkan di minum..”

    “Terima kasih, Tante..”

    Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke
    dalam jubah tidurku, tepat ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku berencana untuk
    menggoda anak ini.

    Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya
    anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia
    berkata,

    “Anu Tante, bra Tante bagus ya..”

    Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak gembira. Anak ini memperhatikanku.

    “Memangnya bra Mamamu tidak bagus ? “, tanyaku.

    “Ngak sebagus punya Tante”

    “Lho, pernah ngintip Mamanya ya..,” godaku.

    Dengan muka yang agak kemerahan dia berkata,

    “Bukan gitu kan tahu dari jemuran..”

    “Kalau gitu cuma tahu branya aja ? Celana dalamnya ?”

    “Celana dalam juga”

    “Kalau gitu bagusan mana dengan punya Tante ?”

    Aku kemudian mengangkat sedikit jubah tidurku. Celana dalamku terlihat dengan jelas oleh anak itu.
    Dengan muka yang tambah merah, Ferdy menjawab,

    “Punya Tante jauh lebih bagus. Punya Mama potongannya biasa saja. Warnanya pun paling putih. Punya
    Tante bagus sekali ..”

    Aku tersenyum dan terus bertanya,

    “Pernah lihat Mama hanya pakai bra sama celana dalam ?”

    Anak itu menggeleng,

    “Belum ..”

    “Mau lihat kalau Tante yang pakai ?”

    Anak itu menganggukkan kepalanya. Aku segera berdiri. Sambil tersenyum aku melepaskan jubah tidurku.
    Kini di depannya aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.

    “Bagaimana ? ..”

    “Tante kelihatan cantik. Kayaknya Mamanya Ferdy kalah deh”

    “Hush .. masa Mamanya Ferdy kalah ?”

    “Benar, Tante.. Tante cantik sekali..”

    Aku kembali duduk di sofa. Kali ini aku bertanya lebih berani,

    “Kamu pernah lihat payudara yang tidak tertutup bra ?”

    “Ngak pernah”

    “Mau lihat ?”

    Dengan muka memerah, dia mengangguk kecil. Sambil tersenyum aku melepaskan kait braku. Setelah lepas,
    braku kuhamparkan di samping sofa. Payudaraku terpampang untuknya. Mulut anak itu terngangga sedikit.

    “Tante betul-betuk cantik”, hanya itu komentarnya. Matanya terus saja menggerayangi kedua payudaraku.
    Aku tambah nakal, lalu bertanya,

    “Mau Tante telanjang sekalian ?”

    Cerita Sex Tante Sange Dia mengangguk pula. Aku melepaskan celana dalam yang kupakai. Setelah itu, kubuka kedua kakiku.
    Vaginaku beserta bulu-bulunya terlihat olehnya. Kini seluruh tubuhku bebas dinikmati oleh anak itu.
    Matanya tak henti-hentinya melalap semua bagian tubuhku.

    Sebentar-sebentar terlihat sepertinya dia tidak tahan untuk tidak menyentuh tubuhku, tetapi karena
    dari aku tidak ada tanggapan, maka dia hanya bisa menahan saja.

    Setelah agak lama, aku kembali berusaha mencairkan suasana dengan obrolan yang lain. Mungkin karena
    tubuhku dalam keadaan telanjang, anak itu sepertinya kurang menanggapi. Akhirnya setelah beberapa
    saat, aku mengingatkannya agar segera pulang.

    Aku mengambil kembali celana dalam, bra dan jubah tidurku dan memakainya kembali di depan anak itu.
    Saat hendak keluar pintu, anak itu berkata kepadaku,

    “Tante, terima kasih ya. Tante betul-betul cantik”

    Aku tersenyum saja. Dia meneruskannya,

    “Maukah Tante merahasiakannya untuk kita berdua saja?”

    Sambil tersenyum aku mengangguk. Anak itu tersenyum juga. Dengan langkah yang riang, dia kembali ke
    rumahnya. Aku segera mengunci pintu dan kembali ke kamarku. Aku kembali melepaskan jubah tidurku.
    Hanya dengan mengenakan bra dan celana dalam, aku membaringkan tubuhku ke tempat tidur.

    Peristiwa tadi membuat aku sangat gembira sekaligus terangsang. Aku kemudian mengambil penis dari
    karet dari laci tempat tidurku. Aku membuka bra dan celana dalamku dan membaringkan tubuhku yang
    telanjang kembali ke ranjang.

    Penis karetku kumasukan ke liang vaginaku dan kugerakkan maju mundur. Pikiranku kupenuhi dengan adegan
    dimana aku menelanjangi diri di depan anak itu.

    Nafsuku yang semakin memuncak akhirnya membuatku orgasme. Setelah mengalami orgasme berkali-kali, aku
    serasa tidak punya tenaga untuk melakukan apa-apa lagi. Dengan tubuh telanjang yang terkulai lemas dan
    penis karet yang tertancap di liang vaginaku, aku tertidur dengan pulas sampai pagi.

    Sejak hari itu, anak tetanggaku selalu ke rumahku bila kedua orang tuanya pergi. Tentu saja setiap
    kali datang, aku selalu memamerkan pakaian dalam yang aku pakai dan tubuh telanjangku. ceritasexdewasa.org Pernah satu dua
    kali aku membiarkannya melihatku sedang mandi. Selain itu, anak itu mulai berani meminjam pakaian
    dalamku untuk dipakai dan dimainkan.

    Kalau bertamu ke rumahku, dia akan meminjamnya dan memakainya selama di rumahku. Saat pulang, barulah
    dia memakai kembali pakaiannya. Tentu saja biasanya pakaian dalam yang dipakainya ikut dipakai ke
    rumah juga. Biasanya dikembalikan saat bertamu berikutnya. Aku memikirkan kalau bisa aku ingin
    memotret anak itu dengan memakai pakaian dalamku. Pasti terlihat sexy dan lucu.

    Cerita Sex Tante Sange Selain untuk masturbasi di kamar, dia mengaku kalau sering memakainya ke sekolah apalagi saat ujian,
    pikirannya lebih encer. Aku sendiri agak heran juga, bagaimana kalau teman-temannya mengetahui dia
    pakai bra di balik seragamnya, tetapi sepertinya dia bisa menyiasatinya.

    Aku sangat senang kalau ternyata anak itu betul-betul mengagumiku, apalagi dia mau memakai pakaian
    dalamku. Aku tidak merasa jijik dengan laki-laki demikian, sebaliknya aku malah merasa senang.

    Anak itu paling menyukai kumpulan g-stringku, tetapi aku tidak mengijinkannya untuk dipakai, sebab
    harganya mahal. Bagaimanapun juga aku takut jika g-stringku menjadi rusak karena dipakai olehnya.
    Tentu saja gaun dan jubah tidur tidak boleh juga.

    Koleksi string bikiniku yang bermacam-macam model dan warna adalah yang paling sering dibawa pulang
    selain celana dalam dan braku yang biasa aku pakai ke kantor sebab string bikini berbahan awet
    sedangkan pakaian dalam yang kupakai ke kantor tidak terlalu mahal.

    Dalam hati diam-diam aku berharap suatu saat aku memperoleh kesempatan untuk mencicipinya, tetapi aku
    tidak boleh terlalu berani. Aku hanya berharap suatu saat dia akan memintaku untuk melayani nafsunya.

    Biasanya perasaan itu akan memuncak bila aku melihatnya memakai string bikiniku. Aku berharap bisa
    menyusui anak itu, walaupun tanpa air susu, hehehe.. Aku juga ingin mencoba kemaluannya yang masih
    tanpa bulu itu baik di mulut maupun di vaginaku. Aku belum pernah mencoba dengan anak yang belum
    dewasa. Mungkin rasanya akan berbeda, ya?

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Bugil Elizabeth L berkaki panjang sambil ngangkang

    Foto Bugil Elizabeth L berkaki panjang sambil ngangkang


    2101 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang bugil Elizabeth L yang melebarkan kaki panjangnya memamerkan memeknya yang tembem tidak berulu dan masih sempit.

  • Foto Bugil Remaja kulit putih dengan rambut pendek berpose hot

    Foto Bugil Remaja kulit putih dengan rambut pendek berpose hot


    2059 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik pirang berambut pendek kurus toket baru tumbuh melepaskan pakaiannya yang sexy sambil berpose hot memamerkan memeknya diruangan terbuka. Tangkasnet

    Judi Bola Tangkas

    Bola Tangkas

  • Video bokep Kimmy Granger sange saat mask didapur

    Video bokep Kimmy Granger sange saat mask didapur


    2086 views

  • Momo Aihara cewek gemuk ngntot diruangan sempit

    Momo Aihara cewek gemuk ngntot diruangan sempit


    2255 views

  • Video bokep Marley Brinx dibawah lampu sorot dan ruangan gelap

    Video bokep Marley Brinx dibawah lampu sorot dan ruangan gelap


    2176 views

  • Foto Bugil Remaja seksi Dakota Skye memamerkan payudara kecil dan menyebarkan vagina botak

    Foto Bugil Remaja seksi Dakota Skye memamerkan payudara kecil dan menyebarkan vagina botak


    2513 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja sexy berambut sebahu pirang membuka celana dalamnya memarkan memeknya yang merekah berbulu tipis dan mengangkang lebar memamerkannya.

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Perawan Ditukar Dengan Tabunganku

    Kisah Memek Perawan Ditukar Dengan Tabunganku


    2893 views

    Duniabola99.com – Namaku Dedi Irawan, umur 26 tahun, berat badan 58 kgt, dan tinggi badan 170an, Kerabat-kerabatku sering memanggilku dengan panggilan Dedi. Aku mempunyai hobi menonton film BF ( porno), maklum sindrom bujangan.hha. Aku akan menceritakan kisah sex-ku yang bagiku adalah kisah sex yang tak terlupakan. Hal Ini berawal dari ketika aku menemukan harta karun dibalik tumpukan lipatan baju-baju didalam lemari kamar Paman aku.


    Kisahku ini terjadi ketika aku masih duduk dibangku SMP, berhubung dulu satu-satunya media pemutar film yang umum pada masyrakat adalah VCD player, maka aku segera memutar film itu di ruang tengah rumahku. Hampi setiap hari, pada tengah malam aku bergerilia dirumah setelah semua penghuni rumah tertidur lelap. Hari demi hari, aku selalu penasaran dengan setiap penemuan kaset BF yang aku temukan.

    Untuk menikmati hasil penemuanku itu, terkadang perlu waktu lama untuk bisa menonton film-film dari koleksi Paman-ku tersebut. Sampai pada suatu hari, ketika semua keluargaku pergi keluar kota dan harus menginap selama 2 hari , aku tidak ikut dengan alasan ada janji dengan teman-teman sekolahku. Tapi hal itu tidak membuatku bebas juga, karena dirumahku masih ada pembantu rumah tangga.

    So, aku tetap tidak leluasa untuk menonton film BF hasil temuan-temuanku itu, dan aku tetap harus mencari selah. Singkat cerita hari-pun telah malam, karena aku penasaran dengan film BF itu, saat itu juga aku memutuskan untuk memutar film pada tengah malam. Aku memutar film Bf itu, masih tetap dengan sedikit kewaspadaan tidak seperti biasanya, ketika semua keluarga ada dirumah.

    Kini mulailah aku memutar film, adegan demi adegan mulai kunikmati, laki-laki normal wajar dong kalau horny ketika melihat Film Porno itu.hhe. Ditengah asiknya aku menonton Film Porno, tiba-tiba terdengar suara, “ Ceklekkk “ , spontan aku menengok apa yang bunyi tadi, ternyata setelah aku cek, itu bunyi pintu kamar pembatu saya.

    Gila, saat itu aku panik sekali para pembaca, apalagi kamar pembantuku ini berada tepat disamping ruang tengah pada rumah-ku itu. Yang bikin aku semakin panik, remote VCD playernya macet kawan, anjrittttt nggak tuh ???, mau tidak mau Film Bf itu-pun saat itu terus berputar. Tetapi saat itu aku masih beruntung, ternyata pembantu-ku yang sedang ngantuk berat itu, nampaknya tidak terlalu memperhatikan.

    Saat itu dia-pun terus menuju kamar mandi untuk buang air kecil, sekembalinya dia ke kamar mandi, aku-pun dapat mengatasi permasalahan pada remote sial tersebut. Saat itu lalu aku berpura-pura seolah-olah sedang menonton acara TV seperti biasanya, dan dia-pun kembali tidur dikamarnya. Film-pun selesai Film itu aku tonton semua. Lalu aku mengakhiri adegan film itu dengan membersihkan Pelerku ( Penis-ku) karena sedikit rembes akibat Film porno itu.


    Tapi setelah menonton film itu, tiba-tiba jantungku berdegup kencang. Aku merasa malam ini, aku harus bisa untuk melihat secara langsung Memek ( Memek (Vagina) ) seorang wanita. Saat itu berhubung aku belum pernah sama sekali, otak jahanamku-pun memberi sinyal untuk mencoba mengintip Memek (Vagina) pembantu saya.

    Tanpa berpikir panjangpun aku memberanikan diri untuk memasuki kamarnya yang wangi. Saat itu dia tertidur lelap sekali, jantungpun semakin tidak menentu dengan pikiran-pikiran jahat yang telah terlintas dibenak. Akupun mengendap mendekatinya. dia mengenakan pakaian tidur tipis warna coklat. dia tidur terlentang, sehingga memudahkan aku memulai aksi aku.

    Saaat itu aku mengelus wajahnya yang lumayan cantik, mulus sekali. dan tertarik untuk memegang payudaranya yang terlihat putingnya, karena dia sepertinya tidak mengenakan bra ketika tidur. Aku buka perlahan kancing bajunya, dan merentagkannya lebar. Lalu tampaklah payudara yang kencang berisi, putingnya yang berwarna merah kecoklatan pun terlihat jelas.

    Aku-pun semakin tak karuan, nafas, detak jantung, semuanya. Kemudian aku mencoba menurunkan celana pendeknya dengan perlahan dan hati-hati. Karena bahan celana yang dipinggangnya hanya berbahan karet elastis saja, jadi dengan mudah aku menurunkan celana-nya. Setelah terbuka dan tentunya pembantuku belum sadar akan perbutanku, saat itu aku terkejut sekali, ternyata dia tidak mengenakan Celana Dalam.

    Saat itu nampaklah Memek (Vagina) dengan bulu kewanitaan yang sedikit dan tampak tidak pernah dicukur, terlihat bersih dan mulus sekali Memek (Vagina) pembantuku. Warna kulitnya adalah terlihat putih, dan Memek (Vagina) agakberwana kemerahan. Pada malam itu itu pertama kali-nya aku melihat Memek (Vagina) secara langsung, seketika itu aku-pun ingin meneruskan aksi-ku malam itu, tanggung, hha.

    Mumpung pembantuku masih tidur pulas, jadi kenapa tidak melanjutkan pekerjaan setengah jalan ini, ucapku dalam hati. Aku-pun mulai memegangi puting, payudara dan Memek (Vagina) yang aku dambakan itu secara perlahan, sungguh mulus sekali Memek itu, beuh… Peler (Penis)ku-pun semakin merasa ingin terbang kawan. haha. Saat itu Memek (Vagina) pembantuku menjadi basah dan hangat, ketika aku sedang menikmatinya, tiba-tiba,

    “ Mas Dedi, Mas sedang apa? kenapa aku jadi begini? “ , ucapnya kaget.
    “ A… aa… anu… eumm… ”, aku terbata-bata tak bisa menjelaskan.
    “ Kamu mau apa? mau memperkosa aku? ”, tanyanya lagi.
    “ Maaf, aku nggak bermaksud begini, tadinya aku cuma… .cuma… . ”, jawabku.
    “ Cuma apa ?? tadi Mas habis nonton film jorok khan tadi? ”, tanyanya.

    Saat itu akupun terkaget, ternyata dia tahu kalau aku tadi menonton film porno,

    “ Aku tahu kok, dan aku sering ikut lihat secara diam-diam ”, dia berujar.
    “ Maaf, aku tadi cuma penasaran ingin melihat secara langsung apa yang ada di dalam film itu, cuma mau lihat Memek (Vagina) saja, sebab aku belum pernah ”, aku menyela.

    “ Ya sudah, tak apa-apa ”, jawabnya tanpa membetulkan pakaian nya yang terbuka.

    “ Kalau mau, aku tak apa-apa telanjang buat Mas Dedi, bahkan melayani lebih pun tak jadi masalah ”, tambahnya.
    “ Namun aku memiliki permintaan, aku ingin memberi hadiah buat keluarga aku untuk akhir tahun ini ”, pintanya.
    “ Apa itu? ”, tanyaku.
    “ Aku ingin memberi uang lebih dari gaji aku untuk makan dan beli baju baru buat keluarga aku ”, jawabnya.

    Dengan cepat aku-pun menyanggupi permintaannya dengan mempergunakan uang tabunganku untuknya. pembantu, yang bernama Elisa itu masih belia, berumur sekitar 17 tahun, berkulit putih bersih dan memiliki tubuh langsing yang at terawat. bersedia untuk melepaskan seluruh pakPembantuan tanpa terkecuali dan melayani aku.

    Saat itu aku-pun meminta untuk eksekusi di dalam kamar tidur aku saja. dia pun mengiyakan. Sesampainya dikamar aku, dia yang telah tidak berbusana itu membantu aku melepaskan pakaianku sepenuhnya hingga kami pun bertelanjang bulat.
    berbaringlah dia diatas ranjang,

    “ Mari Mas, silahkan mas !!! ”, ujarnya sembari meletakkan kedua tangan pada selangkangannya dan membuka liang senggama-nya yang merah merona.

    Aku-pun menghampiri tanpa basa-basi, mungkin karena iblis telah merasuk dan menguasai tubuhku. Aku yang belum pernah melihat Memek (Vagina) secara langsung, sekarang ditantang untuk melakukan persetubuhan layaknya suami istri.

    Saat itu aku mengawali dengan mengecup bibirnya, lalu sembari meremas payudara dan mengelus putingnya yang telah mengeeras itu.


    Kemudian aku turun dan mengecup leher, turun ke payudara dan menjilati bagian putingnya. dia pun mendesis.

    “ Ssss… Aghhh Mas”, desahnya.

    Lalu ciumanku-pun turun keperut dan berlanjut ke pinggir Memek (Vagina). awalnya aku ragu untuk melakukan ini, karena dalam pikir aku Memek (Vagina) itu bau, ternyata beda dengan Memek (Vagina) milik Elisa. Harum sekali Memeknya, mungkin sewaktu dia ke kamar mandi dia mengenakan pembersih Vagina. Aku mulai menciumi bibir Memek (Vagina), saat itu membuat dia menjambak rambutku.

    Sembari terus mendesah, karana rumah kosong, jadi tidak ada rasa khawatir pada kami berdua. Aku mulai mejilat lubang Memek (Vagina) yang sudah basah itu.

    “ Aowww… Sss… Aghhh… Oughhh… ”, desahnya.
    “ Mas Dedi, setubuhi aku sekarang ya, aku sudah ga kuat ”, ucapnya.

    Kemudian tanpa ragu, akupun mengarahkan Penis-ku yang berukuran 13cm ke arah Memek (Vagina) Elisa, aku tancapkan perlahan, namun tak muat, curiga, dia masih perawan, dan Zlebbbbbbbb…

    “ Aghhh… Mas… Oughhhh…. ”, teriaknya nikmat namun kesakitan.

    Ternyata bernar, dia masih perawan. lalu Elisa berkata,

    “ Mas… sebentar Mas… aku sakit sekali… Sssss…. ”, pintanya.

    Akupun mengehentikan aksiku sejenak,

    “ Ughhh… Ssss… Aghhh… Lagi Mas… Oughhh… ”, pintanya lagi.

    Pada saat itu aku benamkan seluruh burung aku kedalam Memek (Vagina). Dengan cara berayun berirama keluar masuk dinding Memek (Vagina) yang becek dan semakin kencang aku mengocok terdengar sekali suara becek tersebut,


    “ Aghhh… Eummm… Sss… Aghhh…. Mas Dedi… Ughhhh… ”, desahan demi desahan tercipta dari bibir mungilnya.
    “ Aku mau keluar ”, aku berkata.
    “ Ayo Mas, cabut Mas, jangan keluarin didalam… Oughhh…”, pintanya.

    Kemudian aku-pun melepaskan kenikmatan pertamakali aku tersebut dan berbaring sesuai permintaan-nya. Lalu Dedi menghampiri Penis-ku dan mengocoknya secara konstan, sungguh nikmat sekali. Tidak lama setelah itu, aku-pun,

    “ Dedi, Oughh… Aku ma… mau keluar… Aghhhhhh… ”, kataku.

    Lalu dia pun berbalik badan, dan kini kami pun menggunakan gaya sexs 69, lalu dia membuka mulutnya dan menghisap Penisku.

    “ Sruput… Sruput… Sruput… Srlurp…… ” bunyi hisapan pada Penisku.

    Tidak lama setelah itu,

    “ Crottttt… Crottttt… Crottttt… Crottttt… ”,

    Tersemburlah air mani-kkencangnya, begitu nikmat sekali rsanya kawan. Dengan terus sambil melihat Memek (Vagina) Elisa yang merekah dan berada tepat di depan wajah-ku. Setelah selesai Aryani-pun berkata.

    “ Mas, udah dulu ya Mas, sekrang aku mau mandi dulu ya… ”, katanya.

    Akupun mengiyakan namun hanya terbaring lemas seperti dikuras habis tenaga, selesai ‘pertandingan’ dengan pembantu yang memakan waktu lebih dari 15 menit. Tapi sayang sekali dia tidak mempersilahkan aku menuju ronde kedua. Lalu diapun beranjak dari kamar aku dan mandi. Seorang pembantu bisa telaten berhubungan intim, padahal dia masih perawan.


    Ternyata menurut pengakuannya, dia sering melihat aku menonton BF dan ikut memperhatikan dan itu membuatnya terangsang untuk berhubungan, dan berkeinginan untuk menirukannya pada malam itu. Keperjakaanku-pun hilang seiring hilangnya keperawanan pembantu aku yang cantik dan langsing itu. Namun hal itu tidak aku sesali karena hubungan sex itu adalah kenikmatan pertamaku.

    Hari demi hari-pun kami sering melakukannya disaat rumah kosong, yang ada hanya aku dan Elisa saja. Sungguh sebuah pelepasan perjaka yang sangat indah bagiku. Hanya dengan sekedar bermodal sedikit tabungaku saja, aku bisa mendapatkan keperawanan seorang wanita. Terima kasih Elisa.

  • Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan


    4805 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Rencana untuk berlibur kesampaian juga diman aku dan teman sekantor liburan ke pengandaran , berempat
    kami berangkat Aku, Sita, Zilfa dan cowoknya Zilfa namanya Edi , kurang lebih 6 jam akhirnya sampai di
    tempat tujuan kami sebelumnya sudah menyewa tempat penginapan satu rumah yang terdiri dari 2 kamar
    tidur 1 kamar mandi dan ruangan tamu.

    Karena kami tiba sudah larut malam, maka setelah menurunkan barang-barang.. Kami pun langsung masuk ke
    kamar masing-masing, aku satu kamar bersama Sita, sedangkan Zilfa satu kamar bersama cowoknya, kamar
    yang aku tempati terdiri atas dua ranjang yang terpisah, sebuah lemari pakaian dan meja rias dengan
    kacanya yang besar dan jendela yang menghadap ke laut.

    Karena capek, lelah dan ngantuk.. Kami pun langsung tidur tanpa ganti baju lagi. Keesokan harinya aku
    bangun jam 10 pagi dan aku melihat Sita sudah tidak ada ditempat tidurnya, aku pun langsung bangun dan
    menyisir rambutku yang panjang (sebahu lebih) dan keluar kamar, ternyata tidak ada siapa-siapa..

    “Wah pada kemana mereka..” pikirku, tetapi tiba-tiba HP ku berbunyi, ternyata Sita menelphon.

    “Sudah bangun non..” serunya.

    “Kalian lagi dimana sih?” seruku.

    “Oh iya.. Sorry, kita lagi pergi cari film nih.. Tadi enggak tega bangunin kamu..” seru Sita.

    “Yaa.. sudah.. Titip makanan yaa..” sahutku

    “Okey non” lalu hubungan terputus.

    Kini aku sendirian di bungalow itu, lalu aku pun segera mandi.. Dan menikmati segarnya guyuran air
    dari shower, setelah mandi akupun memakai CD dan BH warna pink (aku suka yang satu warna) dan memakai
    kimono, setelah itu aku duduk-duduk disofa tamu sembari mengeringkan rambutku dengan handuk, tiba-tiba
    aku melihat secarik kertas diatas meja, disitu tertulis ‘menyediakan jasa pijat, urut dan lulur’ dan
    dibawahnya ada nomor teleponnya.

    “Ah betapa enaknya dipijat.. Kebetulan badan lagi pegel..” pikirku sembari membayangkan dipijat oleh
    si mbok dirumah, lalu aku menelphon nomor itu dan diterima oleh seorang wanita disana, setelah
    mengutarakan maksudku, akhirnya wanita itu bilang.. Tidak lama lagi akan datang pemijat ke kamar aku,
    setelah itu akupun duduk menanti..

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar, segera aku bangkit dan membuka pintu.. Dan.. Terkejutlah
    aku, karena tampak seorang pria dengan baju putih berdiri diambang pintu, lalu.
    “Selamat siang neng.. Anu.. Tadi manggil tukang pijat yaa?” seru pria itu.

    Tampak pria itu berumur kira-kira 45-an, tidak terlalu tinggi tapi kekar dan berkulit coklat.

    “Eh.. nggak.. Anu.. Iya pak..” sahut aku, “Anu.. Bapak tukang pijatnya..?” tanyaku.

    Pria itu tersenyum lalu, “Iya neng”.

    Wah.. Kini aku rada sedikit panik, tidak menduga kalau tukang pijatnya seorang pria, tapi tanpa aku
    sadari aku malah mempersilahkan bapak itu masuk, setelah masuk.

    “Mau dipijat dimana Neng?” tanyanya.

    “Ngk.. Di.. Kamar aja pak” sahutku, lalu aku membiarkan bapak itu mengikutiku menuju kamar, tiba
    didalam kamar, bapak itu segera dengan cekatan membereskan ranjang tidurku, lalu menyuruhku untuk
    tengkurep diatas ranjang.

    Aku mengikutinya, dan berbaring tengkurep diatas ranjang.. Lalu terasa tangan si bapak itu yang kasar
    itu mulai memijat-mijat telapak kaki dan kedua betisku, aku benar-benar merasakan nikmatnya pijatan
    bapak itu, kemudian.

    “Maaf neng.. Kimononya dibuka yaa” serunya,

    Aku hanya diam saja ketika kimonoku dibuka dan diletak diranjang satunya lagi, kini hanya tinggal CD
    dan bra saja, setelah memijat betis dan bagian paha..

    Si bapak beralih ke punggungku, memang terasa enak pijatan si bapak ini, setelah itu aku merasakan si
    bapak menuangkan oil ke atas punggungku dan mulai mengosoknya, lalu.

    “Maaf yaa Neng” serunya sembari melepas tali BHku, aku hanya diam saja, kedua tanganku aku taruh
    dibawa bantal sementara kepalaku menoleh ke arah tembok, terasa geli juga ketika si bapak mulai
    mengurut bagian samping tubuhku.

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Lalu terasa tangan si bapak mulai mengurut kebagian bawah dan menyentuh CD ku, lalu “Maaf yaa neng..”
    serunya sembari tangannya menarik CDku kebawah, aku terkejut tapi anehnya aku membiarkan si bapak itu
    melorotkan CD ku hingga lepas.

    Kini si bapak dengan leluasa mengurut tubuhku bagian belakang yang sudah telanjang itu, lalu si bapak
    mengosokan oil ke seluruh tubuhku bagian belakang dari pundak sampai ketelapak kaki dan dibawah sinar
    lampu kamar, aku yakin tubuhku akan tampak mengkilap karena oil itu.

    Aku hanya berdiam diri saja.. Dan membiarkan si bapak mengurut bagian dalam pahaku, kedua kaki ku
    direnggangkan..

    Oouhh.. Pasti sekarang dibapak dapat melihat kemaluanku dari belakang.. Pikirku, tapi aku hanya diam
    saja..

    Dan diam-diam merasakan nikmat ketika tangan dibapak menyentuh-nyentuh bibir vaginaku, lalu dibapak
    naik ke atas tempat tidur dan duduk berlutut diantara kedua paha ku, aku hanya bisa pasrah saja ketika
    si bapak merenggangkan kedua pahaku lebih lebar lagi dan membiarkan kedua tangan si bapak mengurut-
    urut bagian pinggir vaginaku..

    Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Dan setiap jari-jari si bapak menyentuh bibir vagina ku.. Akupun
    mengelinjang.

    Setelah cukup lama, akhirnya si bapak menuangkan oil ke atas pantatku.. Terasa cairan oil itu merambat
    melewati anus dan terus sampai ke vaginaku, kemudian dengan kedua tangannya.

    Si bapak mulai mengurut bongkah pantatku, dan aku benar-benar merasakan nikmat dan membiarkan si bapak
    membuka bongkah pantatku dan pasti dia dapat melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang
    berikut anus ku.. Oohh

    Tiba-tiba terasa jari-jari si bapak mengusap-usap anus ku.. Gilaa.. Aku terangsang hebat.. Apalagi
    terasa sedikit demi dikit jari telunjuk dibapak itu dicolok-colok ke dalam anus ku.. Bergetar hebat
    tubuhku.

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Dan tanpa aku sadari aku mengangkat pantatku hingga setengah menungging, tiba-tiba kedua tangan si
    bapak memegang pangkal paha ku dan mengangkat pantatku ke atas, aku menurut saja..

    Hingga akhirnya aku menungging dihadapan si bapak itu, kepala ku.. kubenamkan ke atas bantal.. Dan
    membiarkan si bapak mempermainkan vaginaku dengan jari-jarinya..

    Tiba-tiba.. Ooouuhh.. Aku mengeluh panjang ketika terasa jari si bapak menyusup masuk ke dalam
    anusku..

    Terasa sedikit mules ketika jari telunjuk si bapak itu di sodok-sodok keluar masuk lobang pantatku,
    oohh.. Aku hanya bisa meringis saja dan akupun mengelinjang hebat ketika tangan si bapak yang satunya
    menyusupkan jarinya ke dalam liang vaginaku..

    Gilaa.. Aku merasakan nikmat luar biasa.. Aku hanya pasrah saja dan membiarkan si bapak mengocok-
    ngocok vagina dan anusku dengan jari-jarinya,

    Tanpa sadar aku meluruskan kedua tanganku untuk menopang tubuhku.. Hingga kini posisiku seperti orang
    merangkak, sementara si bapak tetap duduk berlutut dibelakang. Cukup lama juga jari-jari si bapak
    menyodok-nyodok liang vaginaku dan lobang pantatku..

    Dan aku benar-benar menikmati.. Sehingga tanpa sadar vaginaku sudah basah bercampur dengan oil..
    Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menempel dimulut vaginaku, ternyata si bapak telah
    mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vaginaku, aku hanya pasrah dan membiarkan ketika secara
    pelan-pelan batang kemaluan si bapak mulai ditekan masuk ke dalam vaginaku..

    Oohh.. Nikmat.. Tanpa disadari.. Aku mengerak-gerakan pinggulku juga, tubuhku terguncang-guncang
    ketika si bapak mulai menyodok-nyodok vaginaku dengan batang kemaluannya..
    Aahh.. Nggkk.. Ohh.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Dan diam-diam aku mencapai klimaks tanpa
    sepengetahuan si bapak itu, tiba-tiba si bapak mencabut batang kemaluannya dari vaginaku..

    Lalu oohh.. Gilaa.. Terasa ujung batang kemaluan si bapak ditempelkan ke anusku.. Wah dia mau
    menyodomi aku.. Pikirku memang aku pernah melakukan anal sex.. Tapi ini..

    Cerita Sex  Tukang Pijat Gadungan Lalu si bapak menarik kedua tanganku kebelakang dan menyuruh aku membuka belahan pantatku dengan kedua
    tanganku sendiri.. Kemudian terasa jari-jari si bapak mengolesi anusku dengan oil..

    Dan kadang-kadang menyusupkan satu dua jari nya ke dalam.. Kemudian terasa pelan-pelan batang kemaluan
    si bapak menerobos masuk ke dalam anus ku..

    Aakk.. Nggkk.. Aku mengeluh.. Rada sakit dikit.. Tapi setelah semua batang kemaluan si bapak amblas..
    Dan ketika si bapak mulai menyodok-nyodok keluar masuk.. Ahh.. Nikmatnya.. Terasa sedikit mules tapi
    aku benar-benar enjoy anal sex ini..

    Tetapi kini aku merasakan kenikmatan yang.. Tidak klimaks-klimaks.. Sampai basah tubuh ku dengan
    peluh.. Tetapi si bapak tidak kunjung klimaks juga, rasa nikmat.. Mules.. Campur aduk.. Aku hanya bisa
    meringis-ringis sembari memejamkan mata saja, tetapi akupun tidak tinggal diam..

    Jika si bapak menghentikan gerakannya, maka aku langsung mengerakan pinggulku maju-mundur sehingga
    batang kemaluan si bapak tetap keluar masuk lobang pantatku hingga akhirnya lama kelamaan gerakan si
    bapak semakin cepat.. Dan terdengar nafasnya yang semakin memburu, rupanya si bapak sudah mau
    klimaks..

    Akupun membuka belahan pantatku semakin lebar dengan kedua tanganku, lalu terdengar si bapak mengerang
    aahh.. Nggkk.. Lalu ia menjabut batang kemaluannya dari lobang pantatku lalu disemburnya airmaninya
    kepunggungku crot.. crot..

    Terasa ada cairan kental dan hangat membasahi punggungku.. Sampai kerambutku dan akupun seketika rebah
    telungkup.. Dengan nafas masih memburu.. Dan masih merasakan nyeri di duburku.

    Setelah itu si bapak.. Pergi ke kamar mandi.. Akupun segera mengambil CD ku dan mengelap air mani si
    bapak yang belepotan dipunggung ku.. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu dibuka..

    Akupun segera mengenakan kimonoku dan berjalan keluar kamar.. Ternyata si bapak itu sudah tidak ada..
    Loh gimana sih ini orang.. Pikirku.. Ah.. Biar aja kalau enggak mau dibayar..

    Lalu akupun menuju kamar mandi.. Terasa lengket punggung ku karena oil tadi, tetapi tiba-tiba ada yang
    mengetuk pintu.. Akupun segera merapihkan kimonoku dan berpikir.. Pasti si Sita dan kawan-kawan sudah
    pulang, ketika pintu aku buka tampak seorang ibu-ibu dengan kebaya berdiri diluar.. Lalu.

    “Selamat siang neng.. Neng yang.. Mau dipijet kan?” seru ibu itu.

    “Iya.. Ibu siapa” tanyaku

    “Saya tukang pijatnya neng” sahutnya..

    Gilaa.. Siapa dong bapak tadi.. Walaupun aku terkejut.. Tetapi jujur.. Aku enjoy sekali dengan
    permainan si bapak itu.. Tapi.. Andaikan tunangan kutahu.. Ah.. Jangan sampailah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Amateur Sakura Ooba Goes Nasty With A Tasty Cock

    Amateur Sakura Ooba Goes Nasty With A Tasty Cock


    1965 views

  • Kisah Memek kali pertama merasakan enaknya berselingkuh

    Kisah Memek kali pertama merasakan enaknya berselingkuh


    2825 views

    Duniabola99.com – Pеrkеnаlkаn nаmаku Tegar ѕааt ini аku bеrumur 35 tаhun, dеngаn роѕtur уаng biаѕа biаѕа ѕаjа tidаk аdа ѕресiаlnуа gаntеng jugа tidаk, аku ѕudаh mеmрunуаi аnаk уаng umurnуа 8 tаhun ѕеkаrаng diа dibаngku SD, bеrikut аku аkааn сеritаkаn pengalaman ѕеkѕku yang begitu istimewa.

    Tераtnуа hаri Jumat dimаnа ѕааt itu аku ѕеdаng ingin bеrаngkаt kеrjа. Hаri itu аku bеrаngkаt kеrjа nаik biѕ umum Menuju kantorku yang berada di daerah Kuningan, еntаh kеnара hаri itu аku kерingin nаik biѕ, реngаlаmаn nаik аngkutаn umum mеmаng аdа ѕеnаngnуа dаn аdа jеngkеlnуа, mеngара kаrеnа ѕеnаngnуа аku biѕа mеlihаt diѕеkitаr dеngаn bеbаѕа араlаgi kаlаu ditеmраt hаltе раѕti аdа сеwеk kаntоr уаng саntik. Dаn jеngkеlnуа уаitu mеnunggu kеlаmааn.

    Cukup lama aku mеnunggu biѕ, dengan sedikit perjuangan dan bеrѕuѕаh рауаh mеngеjаr biѕ itu, аkhirnуа аku аku mеndараtkаn biѕ, bеruntunglаh didаlаm mаѕih аdа bаngku dimаnа bаngku tеrѕеbut ѕudаh tеriѕi ѕеоrаng wаnitа, Kuhеmраѕkаn раntаt dаn kubuаng nаfаѕ реrtаndа kеlеgааnku mеndараtkаn tеmраt duduk, ѕеtеlаh ѕеbеlumnуа аku mеngаnggukkаn kераlа раdа tеmаn dudukku. Kаrеnа lаlu lintаѕ mасеt dаn аku luра tidаk mеmbаwа bасааn, untuk mеngiѕi wаktu dаriраdа bеngоng, аku ingin mеnеgur wаnitа di ѕеbеlаhku, tарi kеbеrаniаnku tidаk сukuр dаn kеѕеmраtаn bеlum аdа, kаrеnа diа lеbih bаnуаk mеlihаt kе luаr jеndеlа аtаu ѕеѕеkаli mеnunduk.

    Tibа-tibа iа mеnоlеh kе аrаhku ѕаmbil mеlirik jаm tаngаnnуа.
    “Mmасеt ѕеkаli уа?” kаtаnуа уаng tеntu ditujukаn kераdаku.
    “Biаѕа Mbаk, ѕеtiар hari bеgini. Mаu kеmаnа?” ѕаmbutku ѕеkаliguѕ mеmbukа реrсаkараn.
    “Oh уа. Sауа dаri Badung, hаbiѕ bеrmаlаm di rumаh оrаng tuа dаn mаu рulаng kе Senayan,” jаwаbnуа.
    Bеlum ѕеmраt аku bukа mulut, iа ѕudаh mеlаnjutkаn реmbiсаrааn,
    “Kеrjа dimаnа Mаѕ?”
    “Dаеrаh Tebet mbak,” jаwаbku.

    Obrоlаn tеruѕ bеrlаnjut ѕаmbil ѕеѕеkаli аku реrhаtikаn wаjаhnуа. Bibirnуа tiрiѕ, рiрinуа hаluѕ, dаn rаmbutnуа bеrоmbаk. Sеdikit kе bаwаh, dаdаnуа tаmраk mеnоnjоl, kеnуаl mеnаntаng. Aku mеnеlаn ludаh. Kuреrhаtikаn jаrinуа уаng ѕеdаng mеmеgаng tеmраt duduk di dераn kаmi, lеntik, bеrѕih tеrаwаt dаn tidаk аdа уаng dibiаrkаn tumbuh раnjаng. Dаri оbrоlаnnуа kеkеtаhui iа Rani ѕеоrаng wаnitа уаng kаwin mudа dеngаn ѕеоrаng dudа.


    Mаѕа rеmаjаnуа tidаk ѕеmраt расаrаn. Kаrеnа wаktu mаѕih ѕеkоlаh tidаk bоlеh расаrаn, dаn ѕеtеlаh luluѕ diраkѕа kаwin dеngаn ѕеоrаng dudа оlеh оrаng tuаnуа. Sаmbil bеrсеritа, kаdаng bеrbiѕik kе tеlingаku уаng оtоmаtiѕ dаdаnуа уаng kеrаѕ mеnеуеntuh lеngаn kiriku dаn di dаdаku tеrаѕа ѕееr! Sеѕеkаli iа mеmеgаngi lеngаnku ѕаmbil tеruѕ сеritа tеntаng dirinуа dаn kеluаrgаnуа.

    “Pасаrаn аѕуik уа Mаѕ?” tаnуаnуа ѕаmbil mеmаndаngiku dаn mеmреrеrаt gеnggаmаn kе lеngаnku.

    Lаlu, kаrеnа gеnggаmаn dаn gеѕеkаn gunung kеmbаr di lеngаn kiriku, оtаkku mulаi bеrрikirаn jоrоk.
    “Kерingin уа?” jаwаbku bеrbiѕik ѕаmbil mеndеkаtkаn mulutku kе tеlingаnуа.
    Iа tidаk mеnjаwаb, tарi mеnсubit раhаku. Tаnра tеrаѕа biѕ ѕudаh Slipi, bеrаrti kаntоrku ѕudаh tеrlеwаtkаn. Kаmi turun. Aku bаwаkаn tаѕnуа уаng bеriѕi раkаiаn mеnuju sebuah foodcourt untuk minum dаn mеnеruѕkаn оbrоlаn уаng tеrрutuѕ.

    Kаmi mеmеѕаn tеh bоtоl dаn nаѕi gоrеng. Kеbеtulаn аku bеlum ѕаrараn dаn lараr. Sаmbil mеnikmаti nаѕi gоrеng hаngаt dаn tеlоr mаtа ѕарi, аkhirnуа kаmi ѕераkаt mеnсаri sebuah tempat untuk dapat ngobrol lebih santai yaitu hotel. Sеtеlаh mеnеlероn kаntоr untuk mintа ijin ѕеhаri, kаmi bеrаngkаt. Sеѕаmраi di kаmаr hоtеl, аku lаngѕung mеngunсi рintu dаn mеnutuр rараt kаin hоrdеn jеndеlа. Kuраѕtikаn tаk tеrlihаt ѕiарарun. Lаlu kulераѕ ѕераtu dаn mеnghеmраѕkаn bаdаn di kаѕur уаng еmрuk.

    Kulihаt ѕi Rani tаk tаmраk, iа di kаmаr mаndi. Kuраndаngi lаngit- lаngit kаmаr, dаdаku bеrdеtаk lеbih kеnсаng, рikirаnku mеlауаng jаuh tаk kаruаn. Sеnаng, tаkut (kаlаu-kаlаu аdа уаng lihаt) tеruѕ bеrgаnti. Tibа-tibа tеrdеngаr ѕuаrа tаndа kаmаr mаndi dibukа. Rani kеluаr, ѕudаh tаnра blаѕеr dаn ѕераtunуа. Kini tаmраk di hаdараnku реmаndаngаn уаng mеnggеtаrkаn jiwаku.

    Hаnуа mеmаkаi bаju рutih tiрiѕ tаnра lеngаn. Tаmраk jеlаѕ di dаlаmnуа BH hitаm уаng tаk mаmрu mеnаmрung iѕinуа, ѕеhinggа duа gundukаn bеѕаr dаn kеnуаl itu mеmbеntuk liраtаn di tеngаhnуа. Aku hаnуа biѕа mеmаndаngi, mеnаrik nаfаѕ ѕеrtа mеnеlаn ludаh. Mungkin iа tаhu kаlаu аku tеrреѕоnа dеngаn gunung gеmburnуа. Iа lаlu mеndеkаt kе rаnjаng, mеlаtаkkаn kеduа tаngаnnуа kе kаѕur, mеndеkаtkаn mukаnуа kе mukаku,


    “Mаѕ..” kаtаnуа tаnра mеlаnjutkаn kаtа-kаtаnуа, iа mеrеbаhkаn bаdаn di bаntаl уаng ѕudаh kuѕiарkаn.

    Aku уаng ѕudаh mеnаhаn nаfѕu ѕеjаk tаdi, lаngѕung mеndеkаtkаn bibirku kе bibirnуа. Kаmi lаrut dаlаm lumаt-lumаtаn bibir dаn lidаh tаnра hеnti. Kаdаng bеrguling, ѕеhinggа роѕiѕi kаmi bеrgаntiаn аtаѕ-bаwаh. Kudеkар еrаt dаn kuеluѕ рunggungnуа tеrаѕа hаluѕ dаn hаrum. Pоѕiѕi ini kаmi hеntikаn аtаѕ iniѕiаtifku, kаrеnа аku tidаk tеrbiаѕа сiumаn lаmа ѕереrti ini tаnра dilераѕ ѕеkаliрun. Tаmраk iа nаfѕu ѕеkаli. Aku mеlераѕ bаjuku, tаkut kuѕut аtаu tеrkеnа liрѕtik.

    Kini аku hаnуа mеmаkаi CD. Iа tаmраk bеngоng mеmаndаngi CD-ku уаng mеnоnjоl.
    “Lераѕ аjа bаjumu, nаnti kuѕut,” kаtаku.
    “Mаlu аh..” kаtаnуа.
    “Kаn nggаk аdа уаng lihаt. Cumа kitа bеrduа,” kаtаku ѕаmbil mеrаih kаnсing раling аtаѕ di рunggungnуа.
    Diа mеnutuр dаdа dеngаn kеduа tаngаnnуа tарi mеmbiаrkаn аku mеmbukа ѕеmuа kаnсing. Kulеmраr bаjunуа kе аtаѕ mеjа di dеkаt rаnjаng.

    Kini tinggаl BH dаn сеlаnа раnjаng уаng diа kеnаkаn. Kаrеnа mаlu, аkhirnуа diа mеndеkарku еrаt-еrаt. Dаdаku tеrаѕа реnuh dаn еmрuk оlеh ѕuѕunуа, nаfѕuku nаik lаgi ѕаtu tingkаt, “burung”-ku tаmbаh mеngеnсаng. Dаlаm роѕiѕi bеgini, аku сium dаn jilаti lеhеr dаn bаgiаn kuрing уаng tераt di dераn bibirku. “Aсh.. uh..” hаnуа itu уаng kеluаr dаri mulutnуа. Mulаi tеrаngѕаng, рikirku.

    Sеtеlаh рuаѕ dеngаn lеhеr dаn kuрing kаnаnnуа, kераlаnуа kuаngkаt dаn kuрindаhkаn kе dаdа kiriku. Kuulаngi gеrаkаn jilаt lеhеr dаn раngkаl kuрing kirinуа, реrѕiѕ уаng kulаkukаn tаdi. Kini еrаngаnnуа ѕеmаkin ѕеring dаn kеrаѕ.

    “Mаѕ.. Mаѕ.. gеli Mаѕ, еnаk Mаѕ..” Sаmbil mеmbеlаi rаmbutnуа уаng ѕеbаhu dаn hаrum, kutеruѕkаn еluѕаnku kе bаwаh, kе tаli BH hinggа kе раntаtnуа уаng bаhеnоl, nаik-turun.


    Sеlаnjutnуа gеrilуаku рindаh kе lеhеr dераn. Kuраndаngi liраtаn duа gunung уаng mеnggumраl di dаdаnуа. Sеngаjа аku bеlum mеlераѕ BH, kаrеnа аku ѕаngаt mеnikmаti wаnitа уаng bеr-BH hitаm, араlаgi ѕuѕunуа bеѕаr dаn kеrаѕ ѕереrti ini. Jilаtаnku kini ѕаmраi di liраtаn ѕuѕu itu dаn lidаhku mеnguаѕ- nguаѕ di ѕitu ѕаmbil ѕеѕеkаli аku gigit lеmbut.

    Kudеngаr iа tеruѕ mеlеnguh kееnаkаn. Kini tаngаnku mеrаih tаli BH, ѕааtnуа kulераѕ, iа mеngеluh,
    “Mаѕ.. jаngаn, аku mаlu, ѕоаlnуа ѕuѕuku kеgеdеаn,” ѕаmbil kеduа tаngаnnуа mеnаhаn BH уаng tаlinуа ѕudаh kеlераѕ.
    “Cоbа аku lihаt ѕауаng..” Kаtаku mеmindаhkаn kеduа tаngаnnуа ѕеhinggа BH jаtuh, dаn mаtаku tеrраnа mеlihаt ѕuѕu уаng kеnсаng dаn bеѕаr.
    “Ran.. ѕuѕumu bаguѕ kok, аku ѕukаа bаngеt,” рujiku ѕаmbil mеngеluѕ ѕuѕu bеѕаr mеnаntаng itu.

    Putingnуа hitаm- kеmеrаhаn, ѕudаh kеrаѕ. Kini аku biѕа mеmаinkаn gunung kеmbаr ѕеѕukаku. Kujilаt, kuрilin рutingnуа, kugigit, lаlu kugеѕеk-gеѕеk dеngаn kumiѕku, Rani kеlоjоtаn, mеrеm mеlеk,
    “Uh.. uh.. аhh..”
    Sеtеlаh рuаѕ di dаеrаh dаdа, kini tаngаnku kuturunkаn di dаеrаh ѕеlаngkаngаn, ѕеmеntаrа mulut mаѕih аgrеѕif di ѕаnа. Kuuѕар реrlаhаn dаri dеngkul lаlu nаik.

    Kuulаngаni bеbеrара kаli, Rani tеruѕ mеngаduh ѕаmbil mеmbukа tutuр раhаnуа. Kаdаng mеnjерit tаngаn nаkаlku. Sеmuа ini kulаkukаn tаhар dеmi tаhар dеngаn реrlаhаn. Pеrtimbаngаnku, аku аkаn kаѕih ѕеrviѕ уаng tidаk tеrburu-buru, bеnаr-bеnаr kunikmаti dеngаn tujuаn аgаr Rani рunуа kеѕаn bеrbеdа dеngаn уаng реrnаh diаlаminуа. Kuрlоrоtkаn сеlаnаnуа. Rani ѕudаh tеlаnjаng bulаt, kеduа раhаnуа langsung dirараtkаn. Ekѕрrеѕi ѕроntаn mungkin kаrеnа mаlu.

    Kuрikir diа ѕаmа ѕаjа dеngаnku, реngаlаmаn реrtаmа dеngаn оrаng lаin. Aku ѕеmаkin bеrnаfѕu. Bеrаrti di hаdараnku bukаn реrеmрuаn nаkаl араlаgi рrоfеѕiоnаl. Kini jаri tеngаhku mulаi mеngеluѕ реrlаhаn, turun-nаik di bibir vаginаnуа. Pеrlаhаn dаn mеngаmbаng. Kurаѕаkаn di ѕаnа ѕudаh mulаi bаѕаh mеѕki bеlum bесеk ѕеkаli. Kеtikа jаri tеngаhku mulаi mаѕuk, Rani mеngаduh,

    “Mаѕ.. Mаѕ.. gеli.. еnаk.. tеruѕ..!” Kurаih tаngаn Rani kе аrаh ѕеlаngkаngаnku.


    Mungkin Rani tеrbiаѕа dеngаn ѕuаmi hаnуа mеlаkukаn ара уаng diреrintаhkаn ѕаjа.
    “Mаѕ.. kеrаѕ аmаt.. Gеdе аmаt?” kаtаnуа dеngаn nаdа mаnjа ѕеtеlаh mеrаbа burungku.
    “Mаѕ.. aku udаh nggаk tаhаn nikh, mаѕukin уа..?” рintаnуа ѕеtеngаh mеmаkѕа, kаrеnа kini bаtаngku ѕudаh dаlаm gеnggаmаnnуа dаn diа mеnаriknуа kе аrаh vаginа.
    Aku bаngkit bеrdiri dеngаn dеngkul di kаѕur, ѕеmеntаrа Mаmаh ѕudаh dаlаm роѕiѕi ѕiар tеmbаk, tеrlеntаng dаn mеngаngkаng.

    Kuраndаngi ѕuѕunуа kеrаѕ tеgаk mеnаntаng. Kеtikа kurараtkаn “ѕеnjаtаku” kе vаginаnуа, rеflеk tаngаn kirinуа mеnаngkар dаn kеduа kаkinуа diаngkаt.

    “Mаѕ.. реlаn-реlаn уа..” Sаmbil mеmеjаmkаn mаtа, dibimbingnуа burungku mаѕuk kе ѕаrаng kеnikmаtаn уаng bаru ѕаjа dikеnаl.
    Mеѕki ѕudаh bаѕаh, tidаk jugа lаngѕung biѕа аmblаѕ mаѕuk. Tеrаѕа ѕеmрit. Pеrlаhаn kumаѕukkаn ujungnуа, lаlu kutаrik lаgi.

    Ini kuulаngi hinggа еmраt kаli bаru biѕа mаѕuk ujungnуа.
    “Srеt.. ѕrеt..”
    Rani mеngаduh, “Uh.. реlаn Mаѕ.. ѕаkit..”
    Kutаrik mundur ѕеdikit lаgi, kumаѕukkаn lеbih dаlаm, аkhirnуа..
    “Blеѕ.. blеѕ..” bаrаngku mаѕuk ѕеmuа.
    Rani lаngѕung mеndеkарku еrаt-еrаt ѕаmbil bеrbiѕik,
    “Mаѕ.. еnаk, Mаѕ еnаk.. еnаk ѕеkаli.. kаmu ѕеkаrаng ѕuаmiku..”
    Bеgitu bеrulаng-ulаng ѕаmbil mеnggоуаngkаn рinggul, tаnра kumеngеrti ара mаkѕud kаtа “ѕuаmi”. Rani tibа-tibа bаdаnnуа mеngеjаng, kulihаt mаtаnуа рutih,
    “Aduuh.. Mаѕ.. аku.. еnаk.. kеluааr..” tаngаnnуа mеnсеngkеrаm rаmbutku.

    Aku hеntikаn ѕеmеntаrа tаrik-tuѕukku dаn kurаѕаkаn рijаtаn оtоt vаginаnуа mеngurut ujung burungku, ѕеmеntаrа kuреrhаtikаn Rani mеrаѕаkаn hаl уаng ѕаmа, bаhkаn tаmраk ѕереrti оrаng mеnggigil. Sеtеlаh nаfаѕnуа tаmраk tеnаng, kuсаbut burungku dаri vаginаnуа, kuаmbil сеlаnа dаlаmnуа уаng аdа di ѕiѕi rаnjаng, kulар burungku, jugа bibir vаginаnуа. Lаntаѕ kutаnсарkаn lаgi. Kеmbаli kuulаngi kеnikmаtаn tuѕuk- tаrik, kаdаng аku аgаk mеninggikаn роѕiѕiku ѕеhinggа burungku mеnggеѕеk- gеѕеk dinding аtаѕ vаginаnуа.

    Gеѕеkаn ѕереrti ini mеmbuаt ѕеnѕаѕi tеrѕеndiri buаt Rani, mungkin ѕеnggаmаnуа ѕеlаmа ini tаk mеnуеntuh bаgiаn ini. Sеtiар kаli gеrаkаn ini kulаkukаn, diа lаngѕung tеriаk,

    “Enаk.. tеruѕ, еnаk tеruѕ.. tеruѕ..” bеgitu ѕаmbil tаngаnnуа mеnсеngkеrаm bаntаl dаn mеmеjаmkаn mаtа.
    “Aduuhm Mаѕ.. Aku kеluаr lаgi niikh..” tеriаknуа уаng kuѕаmbut dеngаn mеmреrсераt kосоkаnku.

    Tаmраk diа ѕаngаt рuаѕ dаn аku mеrаѕа реrkаѕа. Mеmаng bеgitu аdаnуа. Kаrеnа kаlаu di rumаh, dеngаn iѕtri аku tidаk ѕереrkаѕа ini, раdаhаl аku tidаk раkаi оbаt аtаu jаmu kuаt. Kurаѕаkаn аdа ѕеѕuаtu уаng luаr biаѕа. Kulirik jаm tаngаnku, hаmрir ѕаtu jаm аku lаkukаn аdеgаn rаnjаng ini. Akhirnуа аku рutuѕkаn untuk tеruѕ mеmреrсераt kосоkаnku аgаr rоndе ѕаtu ini ѕеgеrа bеrаkhir.


    Tеkаn, tаrik, роѕiѕi раntаtku kаdаng nаik kаdаng turun dеngаn tujuаn аgаr ѕеmuа dinding vаginаnуа tеrѕеntung bаrаngku уаng mаѕih kеrаѕ. Kераlа реniѕku tеrаѕа ѕеnut-ѕеnut,

    “Ran.. аku mаu kеluаr nikh..” kаtаku.
    “Hе.. ееh.. tеruѕ.. Mаѕ, аduuh.. gilа.. aku jugа.. Mаѕ.. tеruѕ.. tеruѕ..”
    “Crоt.. сrоt..”
    Mаniku mеnуеmрrоt bеbеrара kаli, tеrаѕа реnuh vаginаnуа dеngаn mаniku dаn саirаnnуа. Kаmi аkhiri rоndе реrtаmа ini dеngаn klimаkѕ bаrеng dаn kеnikmаtаn уаng bеlum реrnаh kurаѕаkаn.

    Sаtu untukku dаn tigа untuk Rani. Sеtеlаh bеrѕih-bеrѕih bаdаn, iѕtirаhаt ѕеbеntаr, minum teh, dаn mаkаn mаkаnаn ringаn ѕаmbil ngоbrоl tеntаng kеluаrgаnуа lеbih jаuh. Rani ѕеmаkin mаnjа dаn tаmраk lеbih rilеkѕ. Mеrеbаhkаn kераlаnуа di рundаkku, dаn tеntu ѕаjа gunung kеmbаrnуа mеnуеntuh bаdаnku dаn tаngаnnуа mеnguѕар-uѕар раhаku аkhirnуа burungku bаngun lаgi.

    Kеѕеmраtаn ini diреrgunаkаn dеngаn Rani. Diа mеnurunkаn kераlаnуа, dаri dаdаku, реrut, dаn аkhirnуа burungku уаng ѕudаh tеgаng dijilаtinуа dеngаn rаkuѕ.

    “Enаk Mаѕ.. аѕin gimаnа gitu. Aku bаru ѕеkаli ini ngrаѕаin bеgini,” kаtаnуа tеruѕ tеrаng.
    Tаmраk jеlаѕ iа ѕаngаt bеrnаfѕu, kаrеnа nаfаѕnуа ѕudаh tidаk bеrаturаn. “Ah..” lеnguhnуа ѕаmbil mеlераѕ iѕараnnуа.

    Lаlu mеnеgаkkаn bаdаn, bеrdiri dеngаn dеngkul ѕеbаgаi tumрuаn. Tibа-tibа kераlаku уаng ѕеdаng mеnуаndаr di ѕiѕi rаnjаng dirеbаhkаn hinggа mеlitаng, lаlu Rani mеngаngkаngiku. Pоѕiѕi mеnjаdi diа реrѕiѕ di аtаѕ bаdаnku. Aku tеrlеntаng dаn diа jоngkоk di аtаѕ реrutku. Burungku tеgаk bеrdiri tераt di bаwаh ѕеlаngkаngаnnуа. Dеngаn mеmеjаmkаn mаtа,

    “Mаѕ.. Rani gаk tаhааn..”
    Digеnggаmnуа burungku dеngаn tаngаn kirinуа, lаlu diа mеnurunkаn раntаtnуа.

    Kini ujung kеmаluаnku ѕudаh mеnуеntuh bibir vаginаnуа. Pеrlаhаn dаn аkhirnуа mаѕuk. Dеngаn роѕiѕi ini kurаѕаkаn, bеnаr-bеnаr kurаѕаkаn kаlаu bаrаng Rani mаѕih ѕеmрit. Vаginа tеrаѕа реnuh dаn tеrаѕа gеѕеkаn dindingnуа. Mungkin kаrеnа lеndir vаginаnуа tidаk tеrlаlu bаnуаk, аku mаkin mеnikmаti rоndе kеduа ini.

    “Aduuh.. Mаѕ, еnаk ѕеkаli Mаѕ.

    Aku nggаk реrnаh ѕерuаѕ ini. Aduuh.. kitа ѕuаmi iѕtri kаn?” lаlu..
    “Aduuh.. Rani еnаk Mаѕ.. mаu kеluаr nikh.. аduuh..” kаtаnуа ѕаmbil mеrаih tаngаnku diаrаhkаn kе ѕuѕunуа.
    Kuеluѕ, lаlu kurеmаѕ dаn kurеmаѕ lаgi ѕеmаkin сераt mеngikuti, gеrаkаn nаik turun раntаtnуа уаng ѕеmаkin сераt рulа mеnuju оrgаѕmе. Akhirnуа Rani mеnjеrit lаgi реrtаndа klimаkѕ tеlаh diсараi.


    Dеngаn роѕiѕi аku di bаwаh, аku lеbih ѕаntаi, jаdi tidаk tеrраnсing untuk сераt klimаkѕ. Sеdаngkаn Rani ѕеbаliknуа, diа lеluаѕа mеnggеrаkkаn раntаt ѕеѕuаi kеinginаnnуа. Adеgаn аku di bаwаh ini bеrlаngѕung kurаng lеbih 10 mеnit. Dаn dаlаm wаktu itu Rani sudah mencapai klimaks. Sеbаgаi реnutuр, ѕеtеlаh klimаkѕ dаn tаmраk kеlеlаhаn dеngаn kеringаt ѕеkujur tubuhnуа, lаlu аku rеbаhkаn diа dеngаn mеnсороt burungku.

    Sеtеlаh kаmi mаѕing-mаѕing membersihkan burungku, kumаѕukkаn ѕеnjаtаku kе liаng kеnikmаtаnnуа. Pоѕiѕinуа аku bеrdiri di ѕаmрing rаnjаng. Pаntаtnуа реrѕiѕ di bibir rаnjаng dаn kеduа kаkinуа di рundаkku. Aku ѕudаh ѕiар mеmulаi асаrа реnutuраn rоndе kеduа. Kumulаi dеngаn mеmаѕukkаn burungku ѕесаrа реrlаhаn. “Uuh..” hаnуа itu ѕuаrа уаng kudеngаr. Kumаju-mundurkаn, саbut-tеkаn, burungku. Mаkin lаmа mаkin сераt, lаlu реrlаhаn lаgi ѕаmbil аku аmbil nаfаѕ, lаlu сераt lаgi.

    Bеgitu nаik-turun, diikuti ѕuаrа Rani,
    “Hgh.. hgh.. ” ѕеirаmа dеngаn роmрааnku.
    Sеtiар kаli аku tеkаn mulutnуа bеrbunуi,
    “Uhgh..”
    Lаmа-lаmа kераlа bаtаngаnku tеrаѕа bеrdеnуut.
    “Ran.. аku mаu kеluаr nikh..”
    “Yаh.. роmра lаgi.. сераt lаgi.. Rani jugа Mаѕ.. Kitа bаrеng уа.. уа.. tеruѕ..”
    Dаn аkhirnуа jеritаn.. “Aааuh..” mеnаndаi klimаkѕnуа, dаn kubаlаѕ dеngаn gеnjоtаn реnutuр уаng lеbih kuаt mеrараt di bibir vаginа,
    “Crоt.. сrоtt..” Aku rеbаh di аtаѕ bаdаnnуа.


    Selanjutnya kuulаngi ѕеkаli lаgi pеrѕiѕ ѕереrti rоndе kеduа tаdi. Pеmbаса, ini аdаlаh реngаlаmаn уаng luаr biаѕа buаt ѕауа. Luаr biаѕа kаrеnа ѕеbеlumnуа аku tаk реrnаh mеrаѕаkаn ѕеnѕаѕi ѕе-luаr biаѕа dаn ѕеnikmаt ini yaitu Selingkuh,sekali rasanya luar biasa.

  • Kisah Memek Berasma Sekretaris Di Kantor

    Kisah Memek Berasma Sekretaris Di Kantor


    2650 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku ingin menemui klien ditemani dengan sekertarisku yang cantik dan seksi. bagaimana cerita ini bermula ? mari kita simak saja…


    Siang hari saudah waktunya makan siang kami mencari café yg letaknya dekat dgn kantorku , waktu itu aku ditemani oleh pak Hari, dan sekretarisku namanya Dina, hari hari sebelumnya aku sering makan berdua dgn Dina tapi kali ini karena pak Hari ingin membicakan sesuatu akan proyeknya maka dari itu kami makan bertiga.

    Aku dan Pak Hari berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yg diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yg lama, yg sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yg terus berkembang. Sedangkan Dina sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.

    Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yg kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Dina.

    “Hallo Pak Radit. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.

    “Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.

    “He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Dina menggoda.

    “Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.

    “Dari klien” kataku.

    Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dgn Dina tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arif, suami Dina, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arif ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.

    Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Dina bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah..


    Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..

    Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Dina. Hari sudah menjelang sore. Baygkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayaangganku, dan memencet bel rumahnya. Dina sendiri yg membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.

    “Aih.. Pak Radit kok lama sih” katanya.

    “Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.

    “Bisa aja Pak Radit..” jawab Dina sambil tertawa kecil.

    Dia tampak cantik dgn baju “you can see” nya yg memperlihatkan lengannya yg mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.

    Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Dina menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi.

    Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Dina yg cantik, dahagaku yg lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Dina, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.

    Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.

    “Pak.. Dina ada hadiah nih untuk bapak”

    “Apaan nih?” jawabku senang.

    “Ini ada teman Dina yg mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”

    Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dgn seorang wanita, Nella, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Nella menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.

    “Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yg sebesar punya Pak Radit” kata Dina sambil meraba-raba kemaluanku.

    “Saya sih OK saja” jawabku riang.


    “Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Radit suamiku” kata Dina sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.

    Aku dan Dina kemudian meluncur menuju rumah Nella di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang.

    Tak lama kamipun sampai di rumahnya yg luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Dinapun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dgn majikannya. Nella menyambut kami dgn ramah.

    “Ini perkenalkan suami saya”

    Seorang laki-laki paruh baya dgn kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Heri, seorang pengusaha properti yg sukses. Dinapun memperkenalkan diriku pada mereka.

    Aku kagum pada rumah mereka yg sangat luas. dgn perabot-perabot yg mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yg tergantung di dinding. Baygkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yg sangat wah itu.

    Tetapi aku lebih kagum melihat Nella. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yg putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir.

    Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dgn buah dada yg besar dan bentuk tubuh yg padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.

    Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yg disediakan. Ditengah makan malam itu, Dina pamit untuk ke toilet. dgn matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.

    “Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Dina berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.

    “Kenapa?” tanyaku.

    “Habisnya Dina nggak nafsu lihat Pak Heri itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.


    Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Dina. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Heri yg cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Dina untuk kembali ke ruang makan.

    Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan.

    Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Nella melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.

    Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Heri mulai mengeraygi tubuh Dina di sofa seberang. Sedangkan Dina tampak ogah-ogahan melayaninya.

    “Sebentar Pak.. Dina mau lihat filmnya dulu”

    Aku tersenyum mendengar alasan Dina ini. Sementara itu Nella minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV.

    Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yg seperti ini, mengingat tubuh Nella sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.

    Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Nella sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.

    “Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Nella yg cantik itu.

    “Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Nella.


    “Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”

    Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Nella menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah.

    Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Nella yg sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.

    “Dasar bedinde.. Verveillen!!” Nella masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya.

    dgn tubuh yg putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Nella berdiri di depan pembantunya yg kecil dan hitam.

    “Ampun non.. Nggak akan lagi non..”

    “Oh Pak Radit..” kata Nella ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.

    “Sedang sibuk ya?” godaku.

    “Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.

    “Yuk kita kembali” lanjutnya.

    Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Dina masih menonton adegan di layar sementara Pak Heri mengelus-elus pahanya. Aku dan Nellapun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Nellapun menyambut penuh gairah.

    Kutelusuri lehernya yg jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yg membusung padat. Nellapun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yg masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku.

    Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.


    “Oh..my god.. Bener kata Dina.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.

    Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya.

    Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dgn tangannya yg halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yg baru mendapat mainan baru.

    Kemaluankupun mulai dihisap mulut Nella dgn rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Nella mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yg sedang memakan sesuatu yg sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yg hitam dan diikat ke belakang itu.

    Sambil menikmati permainan oral Nella, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Dina. Tampak Dina mengocok kemaluan Pak Heri dgn cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Heri saat dia mencapai orgasmenya. Dinapun kemudian meninggalkan Pak Heri, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.

    Sementara itu Nella masih dgn bernafsu menikmati kemaluanku yg besar. Memang kalau kubandingkan dgn kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Heri sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yg buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.

    Tak lama Dinapun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Nella masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Dina duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya.

    Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yg lainnya di bawah. Sementara Pak Heri tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yg sudah loyo.

    Kuangkat baju Dina dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yg satu meremas buah dadanya yg lain. Sementara Nella masih mengulum dan menjilati kemaluanku.

    Setelah puas bermain dgn kemaluanku, Nella kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berDinan dan hak tingginya saja yg masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dgn puting yg kecil berwarna merah muda.

    Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Dina. Nella kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dgn bergairah.

    “Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yg kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Nellapun mengerang kenikmatan.

    Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yg berambut tipis itu.


    Kamipun bersetubuh dgn tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yg masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yg cantik itu.

    “Eh.. Eh.. Eh..” dengus Nella setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yg mulus.

    Sementara itu Dina bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Nella. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Nella untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Dina memasukkan kembali kemaluanku ke dalam Dinang surga Nella.

    Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Nella untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berDinan dan buah dadanya yg besar bergoyg-goyg menggemaskan.

    Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Dina yg dgn lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.

    “Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Nella menahan rasa nikmat yg menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.

    Sementara Pak Heri rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Dina dan ditariknya menuju sofa yg lain di ruangan itu. Dinapun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Heri bisa menikmati “istriku”.

    Sementara itu, aku masih menggenjot Nella secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yg berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Heri tampak bernafsu sekali menyetubuhi Dina dgn gaya missionary.

    Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Heri. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yg kedua kalinya.

    Dinapun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Nella dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yg sempit itu.

    “Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Nella terus meracau kenikmatan.

    Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali.

    Sementara, aku lirik ke arah Pak Heri, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Nella dgn tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dgn tangan kananku.

    Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Nella. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berDinannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.

    “Thanks Radit.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.

    “No problem Nella.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.

    Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yg disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.

    Dalam perjalanan pulang, Dina tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dgn pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.

    “We’re in this love together..”

    “Kenapa sih sayaangg?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.

    “Pokoknya Dina nggak mau lagi deh” katanya.

    “Habis Dina nggak suka sama Pak Heri. Udah gitu mainnya cepet banget. Dina nanggung nih.”

    Akupun tertawa geli mendengarnya.

    “Kok ketawa sih Pak Radit.. Ayo.. Tolongin Dina dong.. Dina belum puas.. Tadi Dina horny banget lihat bapak sama Nella make love” rengeknya.

    “Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.

    “Ah.. Pak Radit jahat..” kata Dina merengut manja.

    “Besok khan masih ada sayaangg” hiburku.

    “Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.

    “OK so pasti deh.. Bye”

    Sebenarnya aku tidak ada janji dgn siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Dina setelah dia disetubuhi Pak Heri tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arif toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.

    Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus taygan HBO di TV nanti.

  • Cerita Sex Keluarga Aneh

    Cerita Sex Keluarga Aneh


    14405 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Keluarga Aneh ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexKeingat jaman dulu waktu kecil aku sering melihat kedua orang tuaku menonton film porno di ruang
    keluarga, saat itu siang malam di putar terus film pornonya mereka cuek walaupun ada anak anaknya di
    sekitarnya, sempat juga aku menemui orang tuaku saat dia nonton filmdan terangsang mereka langsung
    bersetubuh di tempat itu.

    Semua pembantu yang ada di rumah sudah paham sifat nyonya dan tuan jadi tidak heran bila ayah dan
    ibuku sedang ngentot pembantu masuk di ruangan, pembatu yang ada di rumahku ada 4 yang mana kesemuanya
    adalah wanita. Karena aku dan adiku sewaktu masih usia SD karena masih polos menganggap itu adalah hal
    yang wajar dilakukan oleh seorang ayah dengan ibu.

    Ketika aku pulang sekolah (aku sudah kls 1 SMP sedangkan adikku kls 6 SD )aku melihat kontol ayahku
    sedang dihisap oleh salah seorang pembantuku dan disamping ayahku ada ibuku yang bertelanjang dada
    memperhatikan sambil kadang-kadang berciuman dengan ayahku. Aku agak sedikit heran tapi.. ah mungkin
    hal yang biasa pikirku.

    “Pa.. kok sudah pulang dari kantor” kataku.

    Ayah dan ibuku kaget. “Eh.. sayang sudah pulang… bagaimana ujiannya?” tanya ibuku.

    “Lumayan lah.. ngga jelek” kataku.

    Aku langsung duduk di samping ibuku yang sedang bertelanjang dada itu.

    “Sana makan dulu Ted” kata ayahku.

    “Sudah Pah… tadi ada temen yang nraktir” kataku sambil tetap menatap pembantu kami yang bernama Dewi
    sedang menghisap kontol ayahku.

    “Lagi ngapain sih ma..?” tanya ku.

    Ibuku hanya tersenyum saja.

    “Sudah Tuan..?” tanya si Dewi mungkin dia agak canggung diperhatikan olehku.

    Cerita Sex Keluarga Aneh “Belum dong Dewi….. sampe keluar maninya.. kamu ini ngga pernah beres kalo kerja” tegur ibuku.
    Kulihat ayah ku.. beliau sedang merem melek sambil berdesis-desis… Ssshh.. hhhss.. ahh.. terus wi..
    ahh.. shh. Aku jadi penasaran bagaimana sih rasanya.. kok seperti yang nikmat betul.

    “Ma Teddy mau donk digituin kaya Papa” pintaku pada Mama.

    Mama tersenyum “Sini buka celanamu” perintah Mama.

    Aku langsung membuka celana dan menyodorkan kontolku pada Mama. Mama langsung menhisap kontolku dengan
    lembut dan tangannya kirinya memegang biji pelerku. Aku kontan merasakan nikmat2 geli.

    “Ahh… sshh.. Ma geli Ma… ssh ahh” tapi Mamaku tetap saja menghisap kontolku lebih dalam lagi. Aku
    melihat Papaku sedang berusaha memasukan kontolnya ke dalam memek si Dewi.

    “Lho kok Papa keterusan sih..” kata ibuku sambil tersenyum dan tangannya masih saja mengocok-ngocok
    kontolku.

    “Tanggung sih ma…” Kata Papaku.

    Kulihat si Dewi merem melek menerima hujaman kontol Papaku sambil sesekali menggoyangkan pantatnya.
    Tiba-tiba si Dewi memeluk erat pingang Papaku dan Papaku mencengkram bahu si Dewi “…aduh tuan udah
    mau keluar nih” erang si Dewi.

    “Bapak juga mau ke…luarrr…” kata Papaku dan Crott.. crott.. crot.. air mani Papaku di semburkan ke
    rahim si Dewi…. setelah itu mereka terkulai lemas dan tergolek bersama di karpet depan TV.

    “Teddy mau ngga masukin anunya ke memek Mama..?” tanya Mamaku sambil tangannya tetap mengocok
    kontolku, belum selesai dia bicara tiba-tiba.. Ahh.. ahh…… kontolku menyemburkan maninya sendi-
    sendi ini terasa lemas jadinya.

    Cerita Sex Keluarga Aneh “Yaaa… udah keluar… Mama kan belum di entot siang ini..” kata Mamaku kecewa.

    Papaku tertawa..” nanti malem aja.. kamu dapat giliran penuh…” kata Papaku.

    “Mammaa…” adiku ternyata sudah pulang diantar oleh Mang Ikin supir keluarga. Tenny langsung di sun
    pipinya oleh Mama.

    “Ma kok ngga pada pake baju sih?” tanya adiku itu.

    “Ngga apa-apa.. cuma gerah aja” kata Papaku menimpali.

    Malamnya ketika kami berempat sedang menonton sinetron aku dan adiku duduk dikarpet depan TV, sedang
    Papa dan Mamaku di atas sofa panjang. Ketika aku menoleh ke belakang, kulihat Mamaku sedang duduk di
    pangkuan ayahku sambil menyingkapkan dasternya dan terlihat jelas kontol Papaku diduduki oleh Mama.

    Pantat Mamaku naik turun dengan disertai goyangan yang erotis. Lalu mereka pindah ke karpet dan
    posisinya yaitu… ayahku berbaring sedangkan Mamaku di atas kontol Papa sambil menghadap ke arah
    Papa. Agen Poker Singa

    Lalu Mamaku menaik turunkan pantatnya sambil disertai goyangan…. “ahh.. sshhh… ahh…” slleep..
    sleep Sllepp…” Terus goyang Ma.. ahh.. sshh…”.

    Aku dan adiku saling berpandangan…. memang hal seperti ini sudah tidak asing lagi dipertontonkan
    kepada kami, tapi kami berdua sepertinya mempunya pikiran yang sama…. rasa penasaran akan rasanya.

    Tiba-tiba si Emi salah satu pembantu masuk ke ruang keluarga… melihat tuan dan nyonyanya sedang
    entotan tidak membuat si Emi canggung.

    “Nyonya.. makan malam nya sudah siap” kata si Emi.

    “Iya.. sebhen… thar.. sshh.. ahh” jawab ibuku.

    Aku hanya tersenyum saja. Tiba-tiba aku ada ide.. aku mengeluarkan kontolku dari balik celana… lalu
    minta si Emi untuk menghisap kontolku.

    Si Emi kaget… “nanti Nyonya dan Tuan marah lho Den” jawab si Emi

    “Ngga ah.. saya harus menyiapkan dulu minum buat makan nanti..” kata si Emi sambil ngeloyor pergi
    kebekalang. “Huh..” Aku bersungut-sungut. Tak habis akal.. aku menyodorkan kontolku ke mulut Mama yag
    sekarang posisinya menunggin dan Papaku sedang menusuknya dari belakang.

    Mamaku manyambut kontolku dengan mulutnya… aku merasa keenakan. Setelah kontolku memerah aku
    mencabutnya dari mulut Mamaku dan posisi merekapun berubah lagi…. Mamaku kembali menduduki kontol
    Papaku.

    Cerita Sex Keluarga Aneh

    Cerita Sex Keluarga Aneh

    Papaku memegang pinggul Mama sambil sesekali meremas buah dada Mama.Mama lalu membungkukan badannya
    untuk mencium bibir Papa.mereka berciuman dengan heboh…. hmmmpp… cpot.. cpot.. hmmp ashhh
    …sssshhh… ahhh.. ashhh… aough…..

    Aku bingung apa yang mesti dikerjain nih. lalu aku melihat lubang anus Mama.”Wah.. ada lobang yang
    masih nganggur nih..” pikirku. Aku lalu memasukan kontpolku di anus Mama. Mama kaget.. tapi..” pelan-
    pelan sayang …Ahhh… Sshh..” erang Mama.

    Aku langsung saja mengocokan kontolku dilubang anus Mama. Ahh sshh… ahh….. terus sayang.. masukan
    kontolmu… aahhh….. mmmhhh…

    Mama terlihat menikmati tentu saja akupun enjoy banget. Tapi Papa tampaknya terganggu dengan gerakan
    ku.

    “Ted.. jangan masukin kontol di situ… Papa jadi kagok nih” Akupun mencabut kontolku dengan kecewa.

    “Kak.. masukin di sini saja”. Tiba-tiba terdengar suara Tenny adiku dan diapun telah menyingkapkan
    dasternya dan membuka celana dalamnya. ceritasexdewasa.org Aku tersenyum… “Makasih ya Ten.. kamu adik yang paling
    pengertian” kataku.

    Sebelum sempat aku Mamasukan kontolku ke lobang memeknya Tenny Papa dan Mama menghentikan kegiatannya.

    “Sini Mama bantuin” kata Mamaku, lalu dia mebimbing kontolku masuk ke memek Tenny.
    “Tahan sedikit ya sayang..” kata Mamaku kepada Tenny. Lalu kontolku masuk perlahan-lahan .”Ahh..
    Agh…. sakit ma..” jerit Tenny tertahan.

    “Tenang sayang nanti juga enak..” hibur Mama, lalu Mama meremas-remas toket adiku itu yang masih
    sekepal tangan.

    Cerita Sex Keluarga Aneh “Gimana enak..?” tanya Mamaku ke Tenny. Adiku tidak menjawab hanya bibirnya mendesis ssshh..
    aahhhh…. sshhh…. terus kak.. ssshhh.

    Papaku tertawa.. “Wah udah keenakan dia” kata Papa.

    “Ted..gantian donk..” pinta Papa.

    “Waduh Papa.. ngeganggu aja nih” jawabku, lalu kita pun bergantian. Papa memasukan kontolnya ke memek
    Tenny. Tenny menahan nafas ketika kontol Papa masuk ke lobang memeknya, ada sensasi yang luar biasa
    memeknya dimasuki kontol yang lebih besar. Aku lalu tanpa buang waktu lagi kembali memasukan kontolku
    ke anusnya Mama.

    “Aaahhh….. ssshh…. terus sayang…… aahhhhh… ahhh….” erang Mamaku.

    Lima belas menit kemudian kami berempat mengeluarkan air surgawi kami bersama. “aaaahhh………”

    Sejak saat itu kami sering melakukan hubungan sex. Itu bisa terjadi antar aku dan Mama, aku dan Tenny,
    Mama dan Papa, Papa dan Tenny. tidak jarang aku dan Papa menggarap para pembantu bersama.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Rintihan Gadis Perawan

    Kisah Memek Rintihan Gadis Perawan


    3228 views

    Duniabola99.com – Waktu itu aku setahun tinggal disebuah komplek perumahan yang berada dijakarta. Saat itu aku bekerja disebuah koperasi dekat komplek. Sampai umurku yang 25 tahun waktu itu, masalah wanita kehidupanku tidak pernah kosong. Kehidupanku selalu dihiasi oleh banyak wanita yang cantik dan seksi-seksi. Aku juga selalu meniduri wanita yang menjadi kekasihku, karena aku selalu ngaceng kalau melihat wnaita cantik dan semok. Begitu juga dengan kalau aku melihat kekasihku berpakaian seksi, aku langsung saja mengajaknya untuk berhubungan Sex.

    Agen Joker368  Sebagai lelaki aku sangat beruntung sekali dengan kehidupan Sex ku yang tak pernah kosong. Naah waktu itu aku baru aja putus dengan kekasihku karena aku sudah bosan dengan Vaginanya yang semakin lama aku rasakan makin gak enak. Sesudah putus sekarang aku ingin meraskan sensai ngentot gadis perawan dan Disinilah aku disebut sebagai lelaki yang beruntung. Ketika aku pulang dari kerja aku melihat seorang gadis muda sedang menyapu lantai rumahnya, Sekejap aku berpikiran kalau inilah targetku selanjutnya. Waktu itu aku melihat gadis itu sedang menyapu dengan menggunakan tank top ketat dan celana pendek yang juga ketat. Dari luar tank topnya aku melihat payudara yang sangat padat dan berisi. Ukurannya lumayan besar sekitar 34B, kulihat sekujur kakinya sangat putih mulus sampai dipahanya gak ada belang sama sekali. Sungguh birahiku langsung naik.

    Akal bulusku pun langsung keluar, karena rumah gadis itu gak jauh dari rumahku maka akupun sudah mengetahui seluk beluknya bagaimana. Namanya Venti, saat itu Venti kelas 1 SMA didekat komplek. Venti termasuk gadis yang lugu, namun dia sering memakai pakaian yang sangat seksi. Aku sengaja setiap sore pulang tepat jam seperti kemaren aku melihat Venti sedang nyapu. Filingku pun tepat, setiap pulang aku selau tepat dengan Venti, dan aku pun menggodanya dengan memberikan siulan kepada Venti. Venti pun yang mengetahui kalau aku yang menyiulinya pun membalas dengan senyumannya yang manis. Begitu seterusnya hingga aku akrab degannya.

    Suatu sore saat aku sedang libur kerja, aku melihat Venti dengan kebiasaanya setiap sore. Sore itu Venti menggunakan pakaian yang sangat seksi sekali, sehngga menonjolkan bentuk tubuhnya yang sangat indah. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka Venti menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh Venti dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

    Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh Venti dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut Venti mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada Venti “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata Venti berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia Venti menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM. Venti mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus Venti ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.


    Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat Venti terkejut dan Ventipun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat Venti kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.

    Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan Venti yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH Venti yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH Venti tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu Venti mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur.

    Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat Venti kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata “Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan celana dalamnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata Venti memakai celana dalam model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa Venti selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis celana dalam.

    Lima menit berlalu terdengar suara Venti “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Venti pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Venti. “Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” Venti mengalami orgasme untuk yang pertama kali.


    Setelah Venti mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga Venti “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa Venti membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut “Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.

    Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH Venti yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut. Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan Venti namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi Venti tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut.

    Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Venti, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat Venti terkejut.

    Pada saat Venti terkejut kemudia aku bertannya pada dia “Lo Venti ngak kesekolah nih?” dengan malu- malu Venti menjawab “Ujan om..” aku langsung bertannya lagi “Ngak apa-apa terlambat.” “Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi.” Venti menjawab dan aku langsung bertannya “Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?”. “Ia om”, Venti menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini Venti tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu- tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar- samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

    Melihat Venti yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat Venti menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena Venti telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa Venti tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut.

    Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata Venti tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku Venti menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah.


    Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati Venti dari belakang. Aku berbisik ketelinga Venti, enak ya, Venti langsung kaget dan buru- buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi “Teruskan saja, aku akan membantumu.” kemudian aku duduk dibelakang Venti dan menyuruh Venti untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa Venti menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan.

    Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih Venti, tangan kananku membuka kancing baju Venti satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Venti sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan Venti kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok Venti dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat Venti makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

    “Ahhhhh terussssssss Omm…….. terusssssss…. nikmattttttt….. ahh…. ahhhhhhhhhhh……. isap terus Om.. Ahhhh…….. mhhhhhhhh. Omm…” Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan- lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat Venti tambah kenikmatan. “Ahh ugggh…. uuhh…. agh…. uhh…. aahh”, Mendengar desahan Venti aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut Venti belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw Venti, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw Venti.

    Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat Venti mendesah. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ah… tekan Omm.. enaaaakkkkk…terusssss Ommm…” Sampai beberapa menit kemudia Venti mendesah dengan panjang. “Ahh ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, yang membuat Venti terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa Venti baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar Venti dapat mencium bau cairan cintannya.

    Setelah beberapa saat aku melihat Venti mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun Venti tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan Venti menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, Venti pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.

    Dengan melihat Venti pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang Venti kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku. “Aduh, Ommm…! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan Venti menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat Venti mendesah dengan panjang.

    “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…,ooohh…, ehh”. “Oooom…, uuhh…” Venti menggeliat- geliat liar sambil memegangi pinggir sofa. “Ahhh… mhhh… Omm…” demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Venti. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Venti tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Venti semakin tidak karuan menggeliat.
    Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan Venti begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi Venti masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi.


    Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh Venti yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata Venti melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta Venti mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut Venti dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat Venti hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan- pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap- hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu.Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh Venti mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar Venti semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah. Setelah puas, aku rebahkan tubuh Venti disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong Venti (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan Venti yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

    Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya… lo bakal habis,Venti..!” mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki Venti yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw Venti. “Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit Omm…” jerit Venti dan terlihat Venti menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw Venti walaupun telah basah oleh lendirnya.

    Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus “gawang” keperawanan Venti sambil teriring suara jeritan kecil. “Oooooohhhhgfg….. sa… kiiiit…. Sekkkallliii…. Ommmmm….”, dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw Venti “Bless, jeb..!” jeb! jeb! “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang. “Auuuuuggggkkkk…” jerit Venti. “Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…” Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw Venti terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw Venti,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan “Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan.” Sebelum Venti sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw Venti dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw Venti maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.

    “Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”. “Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”. “Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”. “Sakit sekali………… Ommm…, auhh…, ohh…” “Venti tahan ya sayang”. Untuk menambah daya nikmat aku meminta Venti menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Venti merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan.

    Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Venti menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir Venti membut tubuh Venti semakin menegang. “Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh Venti menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..! Kemudian Venti memeluk tubuhku dengan erat. Venti telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.

    “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi. “Aawwuuww…, aahh…, sshh…, terus Ommm, terruuss…, oohh” “Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya. “Ahh…, ahh…, Oohh…” dan, “Crrtt…, crtr.., crt…, crtt”, air maninya keluar. “Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh… terus.. terus.. cepat… cepat aduhhh..!” Sementara nafas saya seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..” “Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!” “Hehh.. eh… eh… ehhh..” “Aachh… aku mau keluar… oohh… yes,” dan… “Creeet… creeet… creeet…” “Aaaoooww… sakit… ooohhh… yeeaah… terus… aaahhh… masukkin yang dalam Ommm ooohhh… aku mau keluar… terus… aahhh… enak benar, aku… nggak tahaaan… aaakkhhh…”


    Setelah Venti orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Venti pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu … aku dengarkan lirih … suara Venti menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu.

    Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan.. “Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan… sedikit lagi.., ayo..!” kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., “Seerr..!” terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw Venti, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.

    Aku langsung memeluk Venti dan membisikan “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?” diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw Venti kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw Venti mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya “Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi” Venti pun menjelaskannya “bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya” bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita Venti aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.

    Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga. Setelah kejadian itu saya dan Venti sering melakukan Sex di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Venti sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan Venti tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat Venti tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunyaa.

     

  • Foto Bugil cewek cantik Malena selfie ditemapat tidurnya

    Foto Bugil cewek cantik Malena selfie ditemapat tidurnya


    2211 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Selfie Malena pamer tubuhnya yang indah dan memeknya yang tak berulu diatas tempat tidurnya. MarkasJudi

  • Foto Bugil Gadis cantik dari Ceko Eufrat melepas bra putih

    Foto Bugil Gadis cantik dari Ceko Eufrat melepas bra putih


    6789 views

  • Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya

    Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya


    3758 views

    Duniabola99.com – Namaku Dani (23) aku tinggal sendiri di kota karena urusan pekerjaanku, sdh 1 tahun ini aku tinggal sendirian tanpa ada yg menemani. Tetapi hari-hariku bisa dibilang bahagia karena hadirnya kakak beradik yg selalu menemaniku. Windi (23) dia adalah tetanggaku, dia begitu cantik, tinggi, putih, sexy dan menggemaskan.

    Windi hanya tinggal berdua dgn adiknya yg bernama Pipit (20), tdk kalah dgn kakaknya, Pipit mempunyai tubuh yg sintal dan sexy seperti kakak’a dgn wajah yg manis dan gayanya yg sedikit menggoyahkan imanku, membuat’a menjadi objek khayalan kotorku.
    Awal mula aku dekat denganya sekitar delapan bulan yg lalu, saat Pipit meminta bantuanku untuk memperbaiki telepon rumahnya yg rusak.


    “tok tok tok..” pintu rumahku di ketuknya, lalu aku buka pintu rumahku dan ternyata Pipit yg mengetuk.
    “sore kak, maaf kak..bisa minta tolong gak?” tanya Pipit,
    “eh Pipit..tolong apa Pit?” jawabku,
    “kakak kerja di telkom kan ya? Bisa tolong chek telepon rumahku gak kak? Soalnya udah 2 hari ini gak telepon rumahku mati” jelas Pipit,
    “ooo yaudah aku chek dulu deh teleponnya..” jawabku, lalu aku kerumahnya dan mengechek pesawat teleponnya yg mati itu.

    Lalu aku keluar dan bawa tangga untuk mengechek kotak “distribution point” di tiang telepon dekat rumahnya. Setelah yakin tdk ada masalah lalu aku chek jg
    “kotak pembagi” dan rosetnya.
    “gak ada masalah kok sama jaringannya..coba ganti pesawat teleponnya deh Pit..” jawabku,
    “jadi Cuma pesawat teleponnya aja yg rusak kak? Coba ya aku ganti..” lalu Pipit pun mengambil pesawat telepon cadangan dan memasangnya.
    “eh iya nyala..yeeeiii makasih ya kak..soalnya mama kalo telepon suka ke telepon rumah aja kak..sekali lagi makasih ya kak..” sahut Pipit senang,

    “iya Pit sama-sama, kalo ada masalah lagi panggil aku aja..hehehe..” jawabku.
    Setelah kejadian itu aku pun menjadi dekat dgn Pipit, karena Pipit meminta bantuanku dalam pelajaran kuliahnya yng kebetulan jurusannya sama dgnku.
    Waktu pun terus berjalan dan aku pun dekat dgn Windi, suatu hari selesai membantu tugas Pipit, aku pun berbincang dgn Windi.
    “Win, malam ini ada acara gak? Jalan yuk..” ajakku,
    “emh kebetulan gk ada acara..yuk boleh tuh..jalan kemana dan?” tanya Windi,
    “kita jalan-jalan aja keliling kota..hehehe..” jawabku,
    “emh oke deh..jemput aku ya nanti malam..” sahut Windi,
    “oke deh..” jawabku.

    Malam harinya aku pun menjemput Windi kerumahnya, aku ketuk pintu rumahnya
    “eh kak dani..mau jalan sama kak Windi ya? Ciee yg mau nge-date..hahaha..” ledek Pipit,
    “ah kamu Pit bisa aja, kita Cuma jalan-jalan aja kok..” jawabku,
    “ah jadian jg gak apa-apa kak..hahaha..” sahut Pipit dan aku pun hanya terdiam malu.
    “anak kecil udah ngomong pacaran aja ya..” Windi pun muncul sambil jewer telinga Pipit,
    “aadduuhh apaan sih kak..emang bener kan kak Windi sama kak dani itu saling suka?” sahut Pipit,
    “apa sih anak ini..yuk dan kita jalan aja..kamu jagain rumah ya..bye..” sahut Windi, lalu Windi pun naik ke motorku dan kami pun jalan berdua.

    Dalam perjalanan Windi terus memeluk tubuhku dari belakang, dan tak berapa lama kemudian kami pun sampai di restoran dan kami pun makan malam berdua.
    Selesai makan malam, Windi pun mengeluarkan tabletnya iseng-iseng browsing.
    “lah kamu bawa tablet Win?” tanyaku,
    “hehehe..kemana-mana aku slalu bawa tablet dan..” jawab Windi,
    “dan nitip dulu donk, aku mau ke toilet bentar”sahut Windi,
    “oke deh..” iseng-iseng aku utak-atik tabletnya dan ternyata Windi sedang buka facebook. Dan terkejutnya aku ketika aku lihat di album foto Windi banyak gambar wanita diikat, bahkan beberapa diantaranya ada foto dirinya dan Pipit sedang diikat.
    “Apa mungkin Windi dan Pipit penyuka bondage jg?” pikirku.


    Windi pun kembali dan aku pun memberikan tabletnya. Jam pun sedah menunjukan pukul 23.00 lalu aku pun mengajak Windi pulang. Didalam perjalanan aku beranikan diri untuk membuka percakapan tentang bondage.
    “Win, kok tadi di facebook kamu ada foto kamu sama Pipit diiket sih?” tanyaku pura-pura polos,
    “kamu ngeliat ya dan?” tanya Windi balik,
    “iya sel tadi aku liat..” jawabku,
    “hehehe..aku Cuma main-main aja kok dan sama Pipit..” jawab Windi,
    “mau main sama aku gak Win?” tanyaku, “eemhh..eenngg..” Windi pun ragu menjawabnya,
    “tenang Win, aku gak akan nodai kamu kok..” jawabku,
    “kalo gitu..iya deh aku mau..” sahut Windi,

    “asiikk..hehehe..main dimana nih Win?” tanyaku,
    “main dirumahku aja yuk dan..kebetulan jam segini Pipit udah tidur..jadi kita bisa bebas..” jawab Windi sambil tersenyum. Setelah perc akapan itu, kami pun pulang dan bersiap untuk scene.
    Sesampainya dirumah, aku masukan motorku ke garasi rumah Windi, lalu aku pun ikut Windi menuju kamarnya. Sesampainya dikamar, Windi langsung mengeluarkan peralatan yg biasa ia gunakan bersama Pipit saat bermain bondage. Diantaranya gulungan tali, scarf, lakban dan jg dildo. Lalu Windi pun membuka seluruh bajunya.
    “waaOOOww ternyata tubuh Windi lebih sexy dari dugaan aku..” sahutku dalam hati.
    “yuk dan kita mulai..” sahut Windi.

    “ok deh..” lalu aku pun mulai mengikat tangan Windi terlebih dahulu.
    Aku ikat tangan Windi menyiku kebelakang, lalu aku ikat bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudara Windi.
    “wah ternyata kamu makin sexy aja Win kalo diiket gini..hehehe..” candaku dan Windi pun hanya tersenyum.
    Lalu aku ikat bagian paha, lutut, betis, dan pergelangan pahamu agar kamu gak bisa bergerak lagi.
    “eemmhh..erat banget dan iketan kamu..eegghhh..” Windi pun mencoba meronta mengetes ikatanku di tubuhnya.
    Lalu aku baringkan tubuh Windi di atas ranjang, lalu dgn perlahan aku mulai elus-elus tubuh Windi.

    “eemmhhh..eemmhhhh..” Windi pun hanya bisa mengerang mencoba menikmati elusanku di tubuhnya.
    “eemmhhh..mmmhhhhh..” erang Windi, lalu aku pun mulai melumat bibirnya sambil mengelus dan meremas payudaranya. “mmmuuuaacchh..eemmhhh..aaahhh..daaannn..mmmuuuaaacchhh” erang Windi menikmati perlakuanku padanya.
    Aku mulai isep-isep payudara Windi sambil meremas payudara yg satunya dan jg mengelus bagian memek Windi.
    “eeemmmhhh..aaahhhhh..eeeuummhhh..aaaahhhh ddaaaannn..” erang Windi semakin keras terdengar, tp tdk aku hiraukan.
    “apa-apaan ini!!” bentak Pipit ketika melihat kakaknya dan aku sedang bercumbu.

    “dedee..” sontak, aku dan Windi pun terkejut melihat kehadiran Pipit dikamar Windi yg lupa di kunci saat kami mulai scene.
    “dengar penjelasan kakak dulu dee..ini semua gak seperti yg kamu lihat dee..” sahut Windi.
    “gak seperti yg aku lihat gimana kak? Jelas-jelas kakak sama kak dani lagi mesum..” tegas Pipit,
    “please de jangan laporin kita ke mama dan papa..” mohon Windi,
    “eemmhh..oke..tp kak Windi dan kak dani harus kabulin permintaan aku..” jawab Pipit,
    “apa yg kamu mau de?” tanya Windi,
    “iya Pit kita akan ikutin semua mau kamu..” sahutku.
    “aku mau kak dani main jg sama aku..” jawaban Pipit membuatku terkejut.
    “hah? Kamu serius Pit..” tanyaku,


    “klo kakak gak mau yaudah aku laporin mama sama papa..” ancam Pipit,
    “eee..iya iya iya..kakak turutin mau kamu” jawabku.
    Lalu Pipit pun langsung membuka bajunya sampai telanjang bulat.
    “ayo kak aku udah siap..” sahut Pipit, lalu aku pun menyumpal Windi dgn cd lalu aku lakban mulutnya 6x.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmpphh..” erang Windi, lalu aku mulai mengikat perglangan tangan Pipit kebelakang lalu aku satukan dgn pinggangnya.

    Lalu aku ikat jg bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya.
    “eemmhhh..aawwhhh pelan-pelan kaakk..” erang Pipit kesakitan karena ikatanku yg erat.
    “sssttt..udah kamu tenang aja..” sahutku sambil mengikat tubuh Pipit. Lalu aku ikat paha, lutut, betis dan pergelangan kaki Pipit, lalu aku sumpal jg mulut Pipit dgn cd lalu aku lakban 6x seperti Windi.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” erang Pipit sambil meronta mencoba melepaskan diri dari ikatanku.

    Lalu aku bopong jg tubuh Pipit ke ranjang bersama Windi. Lalu aku periksa isi lemari Windi dan ku temukan handycam. Langsung saja aku nyalakan dan letakan handycam tersebut di sudut ruangan dgn menggunakan tripod. Aku sorot mereka berdua menggunakan handycam dan merekam semua gerak gerik yg mereka lakukan. Aku rekam semua adegan saat Pipit dan Windi mencoba melepaskan diri namun tdk berhasil. Lalu aku ambil dildo dan aku telusupkan kedalam memek Windi dan Pipit lalu aku nyalakan dildonya agar bergetar.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmppphhh..” erang mereka berdua saat dildo bergetar didalam memek mereka.
    Windi dan Pipit pun menggeliat-geliat saat dildo bergetar di memeknya. Lalu aku ambil gulungan tali dan aku ikat hogtied Windi,
    ”mmmppphhh mmmppphhh mmmppphhh..” erang Windi karena ikatan itu membuat dildo makin dalam bergetar di memeknya.
    Aku ambil gulungan tali lagi, lalu aku iikat jg Pipit seperti kakaknya,

    “mmmmppphhh mmmpphhh mmpphhhh..” desah Pipit menikmati setiap getaran dildo di memeknya.
    Lalu aku ambil scarf dan aku tutup mata mereka agar Windi dan Pipit bisa lebih merasakan getaran dildo yg bergetar didalam memeknya lalu aku ubah getaran dildo menjadi getaran tinggi,
    “mmmpppphhh mmppphhh mmpphhh mmpphhh..” sontak Windi dan Pipit pun terkejut dgn getaran dildo yg semakin dahsyat bergetar di memek mereka.
    “mmpphhh mmphhhh mmmpphhh…” erang Windi sambil meronta dahsyat merasakan getaran dildo di memeknya dan remasan di payudaranya.

    “mmmpphhHH mmpphHHh mmmppHHhh mmpphhHHh..” erangan Windi pun berubah menjadi desahan kenikmatan.
    Sementara itu aku lihat Pipit tenang saja merasakan dildo yg bergetar di memeknya. Setelah aku cek tubuh Pipit, memek Pipit pun basah karena Pipit orgasme. Orgasme pertama Pipit membuatnya lemas sedangkan dildo di memeknya masih terus bergetar.
    “mmmpphh mmpphh mmpphhh mmmmmppphhhhh..” selang berapa lama kemudian Windi pun mendapatkan orgasme pertamanya.
    Aku buka penutup mata Windi dan Pipit, aku lihat Pipit tertidur karena kelelahan lalu aku cabut dildo dari memek Pipit dan membiarkannya tertidur sambil terikat dan tersumpal.

    “gimana Win rasanya? Enak kan? Hehehe..” kataku sambil membuka lakban di mulut Windi.

    “fffuuaaahhh..aahhh..enak sih dan, tp pegel aku..” jawab Windi,
    “yaudah deh aku buka iketan di kakimu dulu..” sambil buka iketannya.
    Setelah itu aku dudukan Windi dan aku duduk dibelakangnya. Aku mulai mengelus payudara Windi sambil meremasnya.
    “MMMHHHH daann, aku masih lemas..mmmhhhh..” sahut Windi.
    “udah kamu nikmatin dulu aja ya..” kataku sambil mengelus dan meremas payudaranya sambil memainkan dildo di memek Windi.
    “eeeggghhh aaahhh aaahhh ddaaannn eeemmmhhh..” sahut Windi, lalu aku lumat jg bibirnya.
    “eemmhhh mmuuuaaahhh mmmuuaahhh..” Windi pun membalas dgn melumat bibirku lagi.
    “aalllmmmuuaacchh mmmuuuaaacchh aalllmmmhhhhuuaacchh..”, aku elus dan remas payudara Windi sambil mainin dildo yg ada di memeknya.

    “mmmuuaaahhh aaahhhh aahhh udaaahh daaannn..” desah Windi minta berhenti dirangsang.
    Aku remas payudara Windi sampai mengeras dan menegang, Windi pun terus meronta karena dildonya terus aku kocok di memeknya,
    “aahhh aaahhhh aaahhh daannn aaaahhhhhh..”
    “ssssrrrr..ssssrrrr…sssrrrrr” Windi pun mendapatkan orgasmenya yg kedua kalinya.
    “eemmmhhh mmmhhh daaannn, lemeesss..” erang Windi kelelahan karena orgasme berulang-ulang.
    Setelah orgasme, Windi pun lemas dan bersandar di tubuhku.
    “gimana Win rasanya?” tanyaku,
    “lemes daann..capek, mau tidur..” jawabnya,
    “yaudah kamu tidur ya sekarang..” aku elus-elus rambut Windi agar tertidur.

    Dan tak lama kemudian Windi pun tertidur. Aku baringkan Windi disamping Pipit yg jg sedang tertidur terikat dan tersumpal. Lalu aku sumpal mulut Windi dan aku otm dgn scarf yg aku ambil dari lemarinya. Setelah itu, aku pun pindah di ruang tamu sambil menjaga
    “kakak beradik yg tdk berdaya” itu dari tidurnya malam ini.

    Sambil rebahan di sofa, aku lihat rekaman Windi dan Pipit saat aku ikat dan aku rangsang. Dalam rekaman itu, aku lihat reaksi Pipit yg tdk segan-segan mengumbar reaksinya yg sedang aku rangsang. Berbeda dgn Windi yg terlihat kalem dan sangat menikmati setiap getaran dildo di memeknya. Terlihat Pipit sangat terangsang hebat sampai-sampai dia teriak hebat karena terangsang.
    “mau gak ya kalo Pipit diajak gituan..hehehe..bisa kalee..” pikirku kotor karena melihat rekaman tadi.
    Tak terasa waktu sdh menunjukan jam 3 pagi, dan aku pun memutuskan untuk tidur di sofa saja.

    Pagi harinya sekitar jam 9 pagi aku pun terbangun. Aku melihat sekitar sepi tdk ada siapa-siapa. oiya aku lupa, Pipit dan Windi. Langsung saja aku bergegas ke kamar untuk menemui mereka.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” kudengar erangan Windi dan Pipit saat aku buka pintu kamarnya dan aku lihat mereka sedang meronta ingin dilepaskan.

    “selamat pagi semuanya, apa kabarnya pagi ini?” tanyaku iseng,
    “mmmpphhh mmmfftt mmmpphhhh..” erang Windi dan Pipit.
    “hehehe..iya iya aku lepasin..” aku lepas sumpalan Windi dan Pipit.
    “ffuuuaahhh uueeekkk..ah kak dani nih pake disumpel segala..tenggorokanku kering nih kak..” protes Pipit,
    “iya nih dan tenggorokan aku jg kering..” sahut Windi.


    “hehehe..yaudah aku ambilin minum dulu ya..” lalu aku pun pergi mengambil minum.
    “eeerrgghhh eeggghhh kaakk, coba lepasin iketan aku..” sahut Pipit,
    “lepasin gimana? Tangan kakak aja belum dilepasin nih..eeeggghhh..” jawab Windi.
    “nah ini minum dulu..”lalu aku berikan Windi dan Pipit minuman memakai sedotan.
    “aahhh..segar..lepasin aku donk dan..pegel nih..” Rengek Windi,
    “iya deh, sini aku lepasin..” jawabku,

    “ehemm..mentang-mentang lagi PDKT aku dilupain..” sindir Pipit,
    “hehehe..apa sih Pit, gak lupa kok aku..” jawabku.
    Setelah ikatan mereka berdua aku lepas mereka pun terbebas.
    “adduuhhh berbekas..mandi air hangat dulu ah biar ilang..” lalu Pipit pun bergegas ke kamar mandi dan berendam air hangat.
    Ku lihat Windi sedang mengusap bilur-bilur bekas ikatan di pergelangan tangannya.
    “sini Win aku pijitin..” kataku sambil memijit lengan dan pergelangan tangan Windi.
    “makasih ya dan..eemmhhh..enak jg pijitan kamu” jawabnya sambil tersenyum.

    “sekarang kamu telungkup aja Win..aku pijitin sekalian tubuhmu” kataku, lalu Windi pun menurut dan aku pun mulai memijat tubuhnya.
    “udah dan cukup..” sahut Windi lalu aku pun duduk di sisi tempat tidur dan Windi pun balik badan sampai terlentang. “Win, ada sesuatu yg mau aku omongin sama kamu.” Sahutku mulai perbincangan,
    “Apa dan?” Tanya Windi,

    “sebenernya aku udah lama suka sama kamu, tp aku gak berani bilang..” kataku, lalu Windi pun hanya tersenyum dan berkata,
    “aku jg suka kok sama kamu..” aku pun tersenyum,
    “jadii..” sahutku,


    “kita jalanin dulu aja dan..” jawab Windi, lalu aku pun tersenyum dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. “wwuuuaaaahhhh segernya habis berendam air hangat..” tiba-tiba Pipit keluar dari kamar mandi sambil berteriak yg membuat aku dan Windi pun kaget.
    “naahhh ketauan kan..ayo mau ngapain tuh?” ledek Pipit,

    “ah kamu anak kecil diem aja..udah ah aku mau mandi dulu.” Lalu Windi pun bergegas kekamar mandi.
    “gimana kak? Ngapain aja tadi sama kak Windi? Hehehe..” ledek Pipit lagi,
    “ah kamu bisa aja, udah ah aku mau masak dulu buat kalian” sahutku,
    “aku ikut kak..” lalu aku pun pergi ke dapur untuk masak dgn dibantu Pipitda.
    Setelah masakan jadi, kami pun sarapan sekalian makan siang.
    “gimana masakannya?” tanyaku pada mereka berdua,
    “lumayan lah untuk masakan seorang lelaki..hehehe..” jawab Windi,
    “ciee ciiee..hahaha..” ledek Pipit,

    “sssttt udah kamu makan dulu tuh..” protes Windi,
    “hehehe iya-iya..” jawab Pipit.
    “lain kali kita main lagi yah kak..” sahut Pipit,
    “gampang nanti di bicarakan lagi..” jawab Windi.
    Sejak scene itu perasaan aku dan Windi akhirnya menemukan kejelasan. Ditambah lagi aku dan Windi bisa sering-sering scene dgn atau tanpa Pipit.

  • Japanesse Teen Gets Creampie

    Japanesse Teen Gets Creampie


    2430 views

  • Kisah Memek Pecah Perawan

    Kisah Memek Pecah Perawan


    2709 views


    Duniabola99.com – Sepertinya aku harus mengubur dalam-dalam impianku untuk menjadi satu-satunya perempuan dengan gelar MBA di kampung ini. Sia-sia sudah semua jerih payah selama masa kuliah dulu. Semuanya bdrawal dari datangnya musim kemarau yang berkepanjangan tahun lalu.

    Untuk mengembangkan usahanya, Abah telah mendapatkan kredit yang lumayan besar dari sebuah bank swasta. Semula, Abah tidak mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya karena hasil yang diperoleh Abah dari perkebunannya yang luas dan modern sangat berlimpah. Karena itulah Abah dapat mengirim aku ke Jawa untuk kuliah di sebuah universitas terkemuka di negeri ini.

    Namu, musim kemarau berkepanjangan tahun lalu telah menghancurkan semuanya. Semua tanaman di ladang dan kebun Abah mati kekeringan. Karena stress, Abah terkena stroke dan aku pun harus membatalkan niatku untuk melanjutkan kuliah di tingkat S2.

    Semakin hari kondisi Abah tambah menurun. Kami sekeluarga harus menjual barang-barang berharga kami untuk biaya pengobatan dan membayar cicilan kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami sudah tidak punya apa-apa lagi yang dapat kami jual, sementara rumah dan lading sudah diagunkan Abah ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tidak mungkin kami menjualnya.

    Sebulan yang lalu, beberapa orang petugas bank datang menagih pembayaran cicilan kredit yang sudah tidak lagi dapat kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah dan lading apabila kami tidak dapat melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tidak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tidak dapat membantu kami.

    Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia membantu kami. Dia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Abah. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Kusrin. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Kusrin pada hari itu juga. Kami semua sangat senang dan berterima kasih pada Pak Kusrin, karena tanpa dia, kami mungkin harus tinggal di kolong jembatan atau emperan toko.

    Malam itu Pak Kusrin datang ke rumah kami dan aku menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Abah di kamar, Pak Kusrin mengatakan hal yang tidak pernah terlintas di pikiranku.

    “Kamu sadar, kan … Wati, Utang abah kamu besar sekali. Saya harus mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tidak mau itu dianggap amal jariah. Saya harus mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Wati,” kata Pak Kusrin.

    “Ma …. Mmaa …maksud Pak Kusrin, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.

    “Wati … Wati …Kalau saya mengambil kamu sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tidak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kamu persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kamu sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Kusrin sambil menyeringai.

    Begitu mendengar keinginan Pak Kusrin, Mak langsung meminta Pak Kusrin pergi dari rumah kami, namun Pak Kusrin membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa dia lah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Kusrin benar dan kami tidak punya alasan lain untuk membantahnya. Aku dan Mak menangis sambil berpelukan. Namun aku sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, aku akan dapat menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi. Karena itu, aku mengiyakan permintaan Pak Kusrin.

    Malam itu, Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. Aku merelakan keperawananku untuk membayar utang Abah.
    Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya aku melayani laki-laki. Pak Kusrin bahkan tidak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu aku mengiyakan niatnya, dia meminta aku bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi. Aku masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Kusrin masuk ke kamarku. Dia langsung menghampiri aku tanpa peduli bahwa dia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar dan kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba dia membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang. Aku terkesiap. Itu adalah kali pertama aku melihat kontol, dan kontol itu ada di depan wajahku.

    Pak Kusrin meminta aku mengulum kontolnya. Dengan tangan gemetar aku memegang kotol Pak Kusrin dan memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, aku yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa harus mengulum kotol laki-laki tua. Pak Kusrin menjambak rambutku dan memaksa aku untuk mengocok kontolnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, aku berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Kusrin menikmati layananku sambil mendesah dan mendesis. Setelah beberapa menit berlalu, kotol Pak Kusrin menjadi semakin tegang dan Pak Kusrin memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong kontolnya ke dalam mulutku. Dia mencapai klimaks dan air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Karena kepalaku tertahan kedua tangan Pak Kusrin, aku terpaksa menelan peju yang keluar agar aku tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Kusrin meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Kusrin menarik keluar kontolnya dan tumpah membasahi bajuku.

    Kemudian Pak Kusrin meminta aku membuka semua pakaian yang aku kenakan. Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang pernah melihat aku telanjang bulat. Dia memandangi tubuh mulusku sejenak dan meminta aku rebah di atas tempat tidur, sementara dia melucuti pakaiannya sendiri. Dia naik ke atas tempat tidur dan kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. Dia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya. Aku terdiam bagaikan patung. Aku berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku dan membelai lembut memekku. Sementara itu, dia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku. Aku begitu marah pada diriku sendiri karena aku seharusnya tidak menikmati apa yang dia lakukan pada tubuhku, namun aku tidak kuasa menahannya. Pak Kusrin telah memberikan sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat aku melambung ke awing-awang.

    Tanpa sadar aku membuka lebar-lebar kedua pahaku dan mengerak-gerakkan pantatku. Pak Kusrin membuka bibir memekku dan dengan jari-jarinya dia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku sudah di luar kendaliku sendiri karena nafsu birahi telah menguasaiku. Kini aku yang mendesah dan mendesis. Perlahan-lahan kepala Pak Kusrin berpindah dari dadaku, turun ke perutku dan akhirnya dia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah dan bibirnya dia melahap memekku. Habis sudah pertahananku. Aku kini bahkan menyodor-nyodorkan memekku sambil memembelai dan sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah aku rasakan itu begitu indah dan nikmat.

    Melihat aku sudah sangat terangsang, Pak Kusrin berhenti dan mengambil posisi di antara kedua pahaku. Kontolnya dia gesek-gesekkan ke itil dan lubang memekku. Aku yang sudah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung kotol Pak Kusrin menyodok masuk ke lubang memekku. Aku tersentak. Sensasi yang aku rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar aku memohon Pak Kusrin untuk cepat-cepat memasukkan kontolnya ke memekku yang sudah basah oleh cairanku endiri dan liur Pak Kusrin.

    “Masukin, Pak … Masukin …. Aku sudah gak tahan lagi,” kataku.

    “Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, aku kasih ….” katanya sambil melesakkan kontolnya ke lubang memekku yang masih sempit. “Agak sakit sedikit, kamu tahan ya …”

    “Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh kotol Pak Kusrin kini sudah masuk ke dalam memekku. Dia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. Aku meracau dilanda kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding memekku dengan kotol Pak Kusrin. Tiba-tiba Pak Kusrin mengigit leherku dan menyentak pinggulnya maju sehingga kontolnya masuk semuanya ke memekku.

    “Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” aku tersentak. Selaput daraku kini sudah tembus di dorong kotol Pak Kusrin. Namun rasa pedih di leher dan rasa kaget karena digigit secara tiba-tiba membuat aku tidak terlalu merasakan pedih yang timbul karena sobeknya selaput daraku. Pak Kusrin cuma terkekeh.

    “Gimana? Gak terlalu sakit kan memek kamu?”
    “Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri …”
    Kemudian Pak Kusrin mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan dan kemudian semakin cepat.

    “Ahhhhh Watiiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Kusrin.
    Aku tidak menjawabnya. Aku terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu dan sesekali aku mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan kotol Pak Kusrin di memekku. Aku merangkul dan membelai-belai punggung Pak Kusrin. Aku sudah memperlakukan Pak Kusrin seperti seorang suami. Pak Kusrin mempercepat gerakannya dan aku pun semakin melambung ke angkasa. Aku merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat aku seperti mengejan. Reluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Memekku berdenyut-denyut.

    “AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” aku menjerit keras ketika aku mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula aku lakukan karena terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku. Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu aku capai. Aku terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang aku rasakan.

    Pak Kusrin yang belum mencapai klimaks tidak terlalu suka dengan kondisi memekku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan berganti posisi. Dia menempatkan kontolnya di antara kedua buah dadaku. Dia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga kontolnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu. Lalu dia menggerakkan pinggulnya dan memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang dia lakukan pada memekku. Aku yang masih lemas karena orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala kotol Pak Kusrin yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah beberapa menit Pak Kusrin mempercepat gerakkannya dan akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher dan payudaraku. Dia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.

    “Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya. “Mulai hari ini sampai batas waktu yang aku tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kamu harus siap kapan pun saya ingin menyelipkan kotol ini di memek kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan aku yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

    Begitu aku sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. Aku tidak menyesali pengorbananku, namun aku menyesali mengapa aku begitu menikmati persetubuhan itu. Aku merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi aku tidak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang aku dapat dari persetubuhan itu memang begitu indah. Aku bahkan tidak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Kusrin yang bercampur air mataku.

    Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Kusrin dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar dan menghampiriku “Watiiii …… Maafkan Mak dan Abah ya nak. Karena kami kau harus melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher dan dadaku dari air mani Pak Kusrin dengan sapu tangan yang diambilnya dari meja riasku. (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Kusrin itu dan sesekali aku menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). Aku hanya diam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut dan menyuruh aku untuk tidur. Aku pun terlelap sampai pagi.

    Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Kusrin sempat menaruh beberapa lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. Aku pergunakan uang itu untuk biaya pengobatan Abah dan makan sehari-hari. Sejak saat itu, aku telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Kusrin untuk waktu yang aku pun tidak tahu berapa lama.

    Pagi tadi, ketika aku kembali dari pasar, aku bertemu Pak Kusrin di tengah jalan. Dia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Kusrin sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tidak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Kusrin bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Kusrin menyapaku dan meminta aku untuk berhenti sebentar.

    “Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Kusrin.

    “Ya, Pak … Untuk makan siang dan makan malam Abah dan Mak nanti,” jawabku.

    “Sini kamu. Aku kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.

    Menyadari posisiku yang lemah, aku tidak berani melawan. Begitu aku berdiri di sampingnya, Pak Kusrin membuka retsleting celananya dan aku mengerti apa yang dia mau. Aku berjongkok dan mulai mengulum kontolnya. Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Kusrin menikmati “sarapan pagi” yang sedang aku berikan. Aku pegang kontolnya dan aku gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala kontolnya keluar masuk dari mulutku. Sesekali aku jilati ujung kontolnya sambil beristirahat. Pak Kusrin begitu menikmatinya sehingga dia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tidak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma beberapa kepala saja.

    kotol Pak Kusrin sudah begitu tegang dan keras. Dia meminta aku berdiri dan melepas celana dalamku. Semula aku menolak. “Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku. “Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok kontolnya dengan tangannya sendiri. Aku angkat rokku dan aku copot celana dalamku dengan hat-hati agar memekku tidak terlihat oleh orang-orang di lading atau Pak Jono yang berdiri tidak jauh dari kami, setelah itu aku lipat dan taruh di keranjang belanjaanku. Pak Kusrin meminta aku berdiri di samping mobil dan menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Kusrin kemudian berdiri di belakangku dan menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. Aku malu sekali karena pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang. Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka dan disasksikan orang banyak membuat aku agak terangsang. Pak Kusrin sempat tersenyum begitu dia menyentuh memekku dari belakang, karena memekku ternyata sudah cukup basah.

    “Wah sudah basah nih, sudah kepingin ya?” katanya. “Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya. Aku mnegikuti keinginannya. Badanku aku bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan. Akhirnya, hal itu pun terjadilah. kotol Pak Kusrin masuk ke dalam memekku yang masih sempit ini. Pak Kusrin masih agak kesulitan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya kotol Pak Kusrin akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu aku merasakan gesekan kotol Pak Kusrin pada dinding-dinding dalam memekku. Perlahan-lahan Pak Kusrin mulai menggenjot kontolnya keluar masuk memekku.

    “Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. Aku menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Kusrin. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” aku terus mendesah.

    “Nikmat sekali … Goyang terus, Wati … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Kusrin. Tangan Pak Kusrin memegangi pinggangku setiap kali dia mendorong kontolnya masuk ke memekku. Sesekali dia meremas buah dadaku dari balik baju.

    Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan beberapa orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. Aku merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. Aku sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar aku mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis dan bahkan berteriak. Kenikmatan itu sudah mengambil alih kendali atas tubuhku.

    “Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. Aku sudah mau keluar …” Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Kontolnya bergerak lebih cepat keluar masuk memekku. Aku merasa sudah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang dan melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Kusrin.

    “Aku mau keluar Pak …. Aku mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” Aku berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku. Orang yang lewat dan para tukang yang sedang bekerja di lading membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. Aku sudah tidak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Kusrin mencabut kontolnya dari memekku dan meminta aku melakukan oral lagi. Hanya beberapa menit saja aku mengulum, mengenyot dan menjilari kotol Pak Kusrin hingga akhirnya kotol itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku dan rambutku. Lalu aku menjilati sisa air mani dari kotol Pak Kusrin hingga bersih.

    Setelah itu aku membenahi rok dan bajuku dan minta ijin Pak Kusrin untuk pulang. Celana dalam sengaja tidak aku pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada beberapa orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. Aku terus bejalan tanpa mempedulikan mereka. Sesampai di rumah aku memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi dia tidak banyak tanya. Selitas aku melihat air matanya berlinang. Aku pun tidak peduli. Kalau memng aku harus menjadi budak seks Pak Kusrin untuk menolong orangtuaku, mengapa tidak sekalian saja aku menikmati setiap persetubuhan yang aku lakukan. Bagaimanapun, aku toh harus melakukannya ….

    Hari ini aku kembali membawa Abah ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Abah sudah banyak kemajuan. Aku menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. Aku minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku. Semula dokter menganjurkan aku untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan dia pun bersedia melakukannya. Aku katakana pada dokter itu bahwa aku sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah aku dapat ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, aku tidak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Kusrin berakhir dengan kehamilan.

    Setelah beberapa hari tidak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Kusrin bertandang ke rumah. Aku tahu apa maksud kedatangannya dan aku pun sudah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat aku menjadi bergairah. Aku sambut Pak Kusrin di pintu depan dan menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir teh, aku menemani Pak Kusrin berbicang-bincang sebentar.

    “Wati, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Kusrin. “Sudah lama kan kita gak ngewek.” “Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. Pak Kusrin bangkit dari kursi tamu dan menarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tidak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi. Di taman itu, ada beberapa buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias dan bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja aku sudah terangsang. Tanpa disentuh pun, memekku sudah basah ….

    Pak Kusrin meminta aku menanggalkan semua pakaianku. Dia agak kaget melihat ternyata aku sudah tidak memakai celana dalam. Setelah tidak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Kusrin meminta aku duduk di pinggir meja batu besar. Dia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. Dia berjongkok di hadapanku dan mengangkat kedua kakiku. Ternyata dia ingin menciumi dan menjilati memek dan itilku. “Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak ……… Itilnya ………… Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.

    Setelah memekku benar-benar basah, Pak Kusrin duduk di salah satu kursi batu dan meminta aku duduk di pangkuannya. Dengan mudah kontolnya masuk ke memekku ketika aku menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Kusrin aku bergerak naik turun sehingga kotol Pak Kusrin bergerak bebas keluar masuk memekku. Sebentar saja aku sudah tenggelam dalam kenikmatan birahi. Aku terus mendesah dan mendesis. Ternyata Pak Kusrin sangat menyukai tingkahku setiap kali dia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering dia setubuhi biasanya hanya diam saja menerima segala perlakuan Pak Kusrin. Desahan dan teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Kusrin yang kasar setiap kali aku bergerak turun.

    Setelah bermain dengan posisi duduk selama beberapa puluh menit, Pak Kusrin meminta aku rebah di meja batu besar dan dia pun menyodokkan kontolnya ke memekku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas dan ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, memekku menjadi menyembul ke atas dan lebih keras menjepit kotol Pak Kusrin. “Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Kusrin sambil terus menggenjot pinggulnya. “Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan kotol Pak Kusrin di lubang memekku, aku menggosok-gosok dan memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi aku pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku.

    Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu. “Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Kusrin menyodokkan kontolnya. “Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. Aku sudah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-sudah Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Dia menarik dan mendorong kontolnya lebih cepat. Ergesekan kotol Pak Kusrin dan memekku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami sudah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa aku pun mencapai orgasme. “AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. Kakiku kaku menjulur ke atas dan pahaku mengatup. kotol Pak Kusrin tak bisa lagi bergerak. kotol itu berdenyut-denyut di dalam memekku dan akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku. “AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Kusrin pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “WATIIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”

    Pak Kusrin tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Kusrin sepertinya sengja tidak mencabut kontolnya dari memekku. Bahkan dia beberapa kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika kontolnya sudah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Kusrin mencabutnya dan rebah disampingku.

    “Wati, kamu tadi menjepit kotol saya sehingga saya tidak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam memek kamu. Apa kamu sengaja agar kamu hamil?” tanya Pak Kusrin. “Tenang Pak. Aku sudah pasang spiral . Kecil kemungkinannya aku hamil,” jawabku. “Ohhhh … sukurlah. Aku agak kaget tadi,” kata Pak Kusrin lega dan untuk pertama kalinya dia mencium keningku.

    Setelah merenggut keperawananku dan menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Kusrin menciumku. Aku memegang wajahnya dan membelainya. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut dan tidak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu dan bergelut di dalam mulutku. Karena ciuman itu Pak Kusrin dan aku kembali terangsang.

    Tangan Pak Kusrin kembali beraksi meremas payudaraku dan memainkan itilku secara bergantian. Sementara aku membelai dan mengocok kotol Pak Kusrin agar tegang kembali. Begitu kontolnya kembali tegang, aku mendorong Pak Kusrin agar rebah di atas meja batu dan aku naik ke atas tubuhnya. Dengan sekali sentakan, kotol Pak Kusrin kembali masuk ke memekku yang masih basah oleh air maninya tadi. Dan kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan dan teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.

    Sore itu, dua kali Pak Kusrin menumpahkan air maninya di dalam memekku dan dua kali pula aku menguyur kotol Pak Kusrin dengan cairan memekku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Kusrin kembali berpakaian dan pamit pulang. Tak lupa dia menyelipkan beberapa lembar uang ratusan ribu di tanganku. Aku menerimanya. Aku butuh untuk pengobatan Abah, membayar listrik dan makan sehari-hari.

    Aku sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Kusrin menetes keluar dari memekku. Mungkin aku sempat terlelap di atas meja batu itu, karena begitu aku tersadar tubuhku sudah tertutup kain batik. Mungkin Mak yang menyellimuti aku tadi. Aku pun bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku dan keringat Pak Kusrin. Setelah itu, aku masuk ke kamar dan rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. Aku mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku. Nikmat sekali …. Sejenak aku bisa melupakan semua kesulitan dan masalah yang membelit keluargaku. … Terima kasih, Tuhan…

    Aku mendapat kabar dari Pak Jono tadi siang ketika dia membawakan satu kardus penuh berisi jamu-jamuan untuk wanita bahwa Pak Kusrin dan istrinya bertengkar hebat karena ada yang melaporkan “kegiatan” kami berdua di pinggir jalan tempo hari. Istri Pak Kusrin mengancam untuk mengajukan gugatan cerai, tapi Pak Kusrin cuma tersenyum saja mendengar ancaman itu. Aku sempat bingung ketika Pak Jono bilang terima kasih kepadaku. Ternyata setelah pertengkaran itu, istri Pak Kusrin sudah beberapa kali mengajak Pak Jono bersebadan.

    “Saya sebenarnya berharap bisa ngewek sama Neng Wati, tapi itu kan gak mungkin. Tapi, dapat sering-sering ngewek sama Ibu saja saya sudah senang … Hehehehe … Buat selingan, Neng. Bosan juga sama yang di rumah,” kata Pak Jono.

    Tadi sore Pak Kusrin datang berkunjung untuk mendapatkan pelayanan seperti biasa. Kali ini dia tidak pakai basa-basi lagi. Begitu aku duduk di sampingnya di sofa, dia langsung menyergap aku dan kami pun berciuman. Selama beberapa puluh menit bibir dan lidah kami bertautan. Sementara itu tangan Pak Kusrin terus bergerilya di setiap bagian tubuhku. Baju kami pun stu per satu lepas dari badan kami, sehingga kami berdua benar-benar telanjang seperti bayi yang baru lahir.

    Di sana, di atas sofa di ruang tamu, ketika sinar matahari sore masih menerangi ruangan itu, aku dan Pak Kusrin kembali terhanyut dalam panasnya gelora birahi. Tanpa mempedulikan bahwa kami dapat menjadi tontonan orang yang lewat di jalan depan rumah, kami terus bergelut di atas sofa yang kini mulai basah dengan keringat kami.

    Pak Kusrin mendorong tubuhku hingga rebah di sofa. Kedua kakiku diangkatnya, lalu disangga dengan bahunya. Perlahan-lahan dia mengarahkan kontolnya ke memekku. Aku membantu membimbing ujung kotol Pak Kusrin agar tepat sasaran. Sekali dorong, kotol Pak Kusrin pun menerobos masuk liang sanggamaku. Sambil memegang kedua betisku,Pak Kusrin mulai melakukan gerakan maju mundur sehingga kontolnya timbul tenggelam dalam memekku. Buah dadaku berguncang-guncang seirama dengan setiap sodokan kotol Pak Kusrin ke dalam memekku.

    Aku meraih sebuah bantal sandaran sofa untuk menyangga kepalaku. Dengan posisi begitu, aku bisa melihat gerakan kotol Pak Kusrin yang keluar masuk memekku. Setiap kali Pak Kusrin mendorong masuk kontolnya, memekku menjadi agak kempot dan ketika kotol itu ditarik keluar, memekku menjadi agak gembung. Aku sangat terkesan dengan apa yang aku lihat di selangkanganku. Semua itu membuat aku semakin terangsang.

    “Kamu suka melihatnya, Wati?” tanya Pak Kusrin sambil terus bergoyang. “Ahhhhhh ……Iya, Ahhhhhhhhh …….. tapi aku lebih suka rasanya. Ahhhhhh …. Yeahhhhh …. Sssssshhhh …. Yeahhhhh …. Ahhhhhhh ….” Jawabku di sela-sela desahan kenikmatan. Setelah sekitar sepuluh menit, kakiku terasa pegal. Pak Kusrin menekuk lututku sehingga sekarang pahaku bertumpu pada perut dan dadaku. Namun baru lima menit disodok dengan posisi seperti itu, gentian Pak Kusrin yang merasa pegal dan dia minta ganti posisi. Aku menyuruhnya berbaring di sofa dengan kedua kaki lurus di atas sofa. Aku naik ke atas tubuhnya dan menancapkan kontolnya kembali ke memekku. Aku merasa seperti seorang koboi yang sedang menunggang kuda.
    “Oooooohh … yeahhhhhhh …. Hussss …. Hussssss,” kakatu sambil bergaya seperti koboi. “Ya … Goyang terus, Wati …. Enak sekali …. Teruuuuuss ….” Ujar Pak Kusrin sambil menggapai buah dadaku dan meremasnya.

    Aku terus menggerakkan pantatku naik turun sehingga kotol Pak Kusrin bisa terus bergesekan dengan dinding-dinding dalam memekku. Setiap gesekan memberi kami sensasi yang luar biasa dan tidak terbayang nikmatnya. Keringat semakin deras mengucur dari tubuh kami. Aku mempercepat gerakkanku karena kau merasa sudah hampir mencapai klimaks. “Ahhhhh …. Ahhhhhh … Ahhhhhh ….. Aku sudah mau sampai, Pak …. Aahhhhh …. Ahhhh …” kataku. “Saya juga ..” kata Pak Kusrin sambil menggerakkan pantatnya sehingga gesekan antara memekku dan kontolnya semakin cepat. Tak lama kemudian puncak itu pun tercapai. “YEEAAAAHHHHH…. AAAAAHHHHHHHHH …….AHHHHHHHHHHH,” kami pun berteriak bersamaan melepas semua rasa. Badanku mengejang dan menekuk ke belakang sehingga aku harus bertumpu pada kedua kaki Pak Kusrin yang juga menjadi kaku. Tubuhku bergetar hebat dan akhirnya aku tumbang dan rebah di atas dada Pak Kusrin. Nafas kami memburu cepat, secepat detakan jatung kami.

    Kami berpelukan dan kembali berciuman selama beberapa menit. Tangan Pak Kusrin mengelus-elus punggungku sementara aku terus berbaring di atas badannya. Aku biarkan kotol Pak Kusrin tetap di dalam memekku walaupun kotol itu sudah tidak lagi tegang. Aku ingin lebih lama merasakan kehadiran kotol itu di memekku. Ketika akhirnya aku bangkit berdiri, air mani Pak Kusrin yang bercampur cairan dari memekku sendiri merembes keluar dan mengalir di sisi dalam kedua pahaku. Aku duduk di sofa dan aku biarkan cairan kami itu membasahi sofa.

    Setelah berpakaian kembali, Pak Kusrin menghampiriku yang masih terduduk lemas di sofa dan telanjang bulat. Pak Kusrin mengecup keningku dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari tubuhku. Sebelum melangkah keluar, Pak Kusrin seperti biasa mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompetnya. Kali ini uang itu dia gulung dan diselipkannya ke dalam memekku yang masih saja mengucurkan sisa-sia air maninya.

    Setelah hilang lemasku, aku raih pakaianku yang terserak di lantai dan berjalan masuk menuju kamarku sambil tetap telanjang. Setelah melempar pakaianku ke atas tempat tidur, aku ambil selembar handuk. Aku keluar kamar dengan handuk di tangan menuju ke kamar mandi. Di ruang makan, aku bertemu Mak. Aku berikan uang pemberian Pak Kusrin yang telah basah terkena air mani dan cairan memekku tadi ke Mak. Hari ini, uang yang kami butuhkan untuk makan itu benar-benar keluar dari memekku ….

  • Kisah Memek Tante Tetangga Kos

    Kisah Memek Tante Tetangga Kos


    6781 views

    Duniabola99.com – Gw Ray, pekerjaan mengharuskan gw selalu berpindah tempat layaknya seorang nomaden. Gw seorang kontraktor. Wirausaha meski di usia yang masih dibilang muda, 29 tahun. Berasal dari bagian timur indonesia. setiap ada pekerjaan atau proyek di satu daerah gw selalu ngekos, itung2 penghematan/costdown.
    Bulan ini proyek dan tender belum diumumkan, tapi gw udah ngincer tender di salah satu daerah, makassar. Sebelumnya gw udah ketemuan sama seorang kepala dinas yang gw kenal baik. Dari jakarta gw terbang menuju makassar, begitu sampe gw cari hotel untuk 2-3 hari sambil cari kost.

    Di hari yang ke 2 Gw dapet kost berkat salah seorang officeboy hotel itu. Berharap sesuai dengan kriteria yang gw inginkan (bersih, kamar mandi dalam, air lancar, bukan kost mahasiswa soalnya pasti suka berisik..) gw pergi ke tkp untuk liat langsung. Yeah ternyata seauai dengan harapan, koat merupakan kost keluarga dan karyawan/ti. Bebas sih.. lumayan deh. Gw ketemu sama penjaga kos dan langsung bayar. Dia berjanji akan segera bersihin kamar dan siapin perlengkapan kamar (ganti seprei, bersihin km, dll).

    Udah 2 hari gw di kos baru ini, belum sempet kenal sama tetangga kos lain gara2 gw sibuk jalan2 dan mengenal kota ini (Survey dikit.. sapa tau ada TO hahaha) lagian juga sepertinya penghuni kos lain ga terlalu peduli sama orang2 kos, dan mereka pasti sibuk sama urusan masing2.
    Malam itu gw pulang jam 10 lebih, membawa 2 kaleng bir dingin. Habis nyapu kamar gw buka pintu kamar duduk di deket pintu sambil nyetel musik pake speaker portable dan nikmatin bir yang udah gw siapin. Ga lama lewat seorang bapak2, nyapa gw..
    Co : Malam dik.. penghuni baru ya?
    Gw : oh iya pak.. *sambil bediri dan nyalamin* saya Ray..
    Co : Jefry..
    Gw : Kos disini pak?
    Co : iya.. bareng istri.. pas di kamar samping.. sori dik saya masuk dulu ya..
    Gw : oh iya pak..

    Ga lama setelah pintu di ketuk istri pak jefry buka pintu trus keluar sambil marah2..

    Istri J : kemana aja kamu.. baru pulang..
    Belom selesai marah2 Dia ngelirik gw, gw senyum. Tapi mungkin karna malu dia narik suaminya masuk.
    Ga lama gw denger pertengkaran suami istri itu. Belakangan gw tau nama istri pak jefry namanya Olivia, sudah berumur tapi masih keliatan muda, perawakannya ga gitu tinggi, kulit putih asal manado. Dan yang buat gw terpana ukuran boobsnya yang lumayan gede.. 36B.
    Jam 12an gw masih duduk di pintu masih nikmatin bir, gw denger tante oliv nangis dan ga lama pak jefry keluar..
    Jefry : eh belum tidur dik? Saya jalan dulu ya dik..
    Gw : iya ni.. oh iya iya ati2 pak..
    Gw denger suara motor pergi..


    Makin lama gw denger istri pak jefry nangis makin kenceng, khawatir knapa2 gw dengan lancang beraniin diri buat ketuk pintunya. Takutnya abis brantem tu bininya nekat lagi bikin apa2.
    Gw : *tok..tok..tok..* permisi…
    Pintu dibuka, gw liat istri jefry dengan muka sembab dan pipi yang biru.. pasti abis dipukul..
    Gw : maaf tante saya lancang, tante ga knapa2 kan?
    Tante : eh dik.. gpp kok.. maaf ya bikin ribut malem2
    Gw : serius gpp tante? Itu pipinya biru.. gpp kok saya malah khawatir tante knp2..
    Tante : iya dik maaf ya tante masuk dulu.. *klik.. pintu ditutup*
    Ebuset.. maen tutup aja.. gpp deh yang penting tu tnte gak knapa2.

    Beberapa hari gw jarang di kos, maklum sedikit sibuk lobi2. Sore itu gw berniat nyuci baju tapi akhirnya gw mikir akan lebih baik gw cari loundry, tapi dimana?? Lagi bingung gw liat sekilas tante oliv lagi nyapu di luar.
    Gw : sore tante.. oh iya maaf belum kenalan.. saya ray. *sambil ulurin tangan*
    Tante : oh iya.. maaf waktu itu ga sopan.. padahal kamu niat baik.. saya olivia panggil saja tante via.. *sambil salaman*
    Gw : oh ya tan.. disini dimana ya tempat loundry?
    Tante : ada tuh di depan.. cuma emang ga ada planknya.. tanya aja di depan.. namanya mbak susi..
    Gw : oh oke tante.. saya kesana dulu ya.. makasih infonya..
    Tante : iya gpp.. emang banyak Cuciannya?
    Gw : lumayan banyak tante.. maklum hampir seminggu.. hehehe
    Tante : oh.. kalo ga banyak titip tante aja nyuciin..
    Gw : wah ga usa tante.. ngerepotin.. ya udah saya masuk dulu.. makasih..

    Akhirnya gw pergi ke loundri mbak susi, selesai timbang dan bayar gw balik lagi ke kos. Tapi sebelum balik gw pergi ke mini market buat beli rokok 3 bungkus buat stok sama beberapa minuman dingin dan cemilan. Sampe di kos ternyata sepi. Seperti biasa gw buka pintu stel musik sambil duduk ngerokok. Ga lama tante via keluar.. pake celana hotpants sama cardigan.
    Gw : malam tante..
    Tante : eh dik ray..
    Gw : mau kemana tante?

    Gw tanya2 dikit spik2. Rupanya tante mau ke minimarket depan beli rokok, dan kebetulan rokok kita sama. Gw sih ga pernah ounya pikiran negatif tentang cewe yang ngerokok. Udah hal yang biasa menurut gw jaman skarang. Ya udah gw tawarin rokok yang gw beli, lebetulan d stok. Daripada si tante jauh2 ke minimarket malem2, skalian gw tawarin minuman dingin yang gw beli. Akhirnya dia gabung duduk2 sama gw di depan kamar. Dia tanya tentang kerjaan gw, sampe kapan disini dll.. ternyata asik juga ngobrol sama tante oliv ini.. dari sini gw juga tau kalo pak jefry kerja di bidang pelayaran, ABK salah satu kapal. Jarang pulang apalagi katanya punya selingkuhan.

    Gw : waduhh.. maaf tante, udah buat tante curhat..
    Tante : gpp kok dik, lagian tante jadi lega.. mau crita sama sapa lagi.. tau kan disini susah mau ngobrol sama warga kos.. mereka sibuk sendiri, ga pernah bersosialisasi..
    Gw dan tante oliv semakin akrab.. sampe kita tukeran pin bb.


    Beberapa hari kemudian..
    *PING!*
    Gw kaget hampir jam 11 ada bbm masuk..
    Tante : malam dik sorry ganggu.. udah tidur?
    Gw : eh tante.. malam.. belum tante, ga biasa tidur cepet.. ada yang bisa dibantu?
    Tante : dik ray ada rokok? Tante minta dong.. lagi bete nih.. *wew gaul juga tau bete.. kaya abg aja*
    Gw : ada nih.. bentar saya anter..
    Tante : ga usah.. tante kesitu deh.. skalian ngobrol2..

    gw buka pintu dan si tante datang, rupanya dia lagi galau. Maklum si om dari terakhir ketemu blom juga pulang. Lama kita ngobrol sampe ga kerasa udah jam 1, si tante pamit pulang. Jujur dari awal dia dateng gw ga konsen ngobrolnya. Dia pake baju tidur tipis dan ga pake BH, gw konak abis tapi gw berusaha tutupin.
    Tante : tante balik dulu ya, makasih loh..
    Gw : iya tante sama2..
    Tante : eh iya.. itu ditutupin terus awas patah.. hahaha ati2 ntar ga bisa tidur lho..
    Gw : *bengong* eh.. hehehe.. gpp tan.. hehehe.. kan ada tangan buat selesaiin.. hahaha

    Tante vie jalan balik ke kamarnya. Tanpa senyum, tanpa permisi.. langsung ngeloyor pergi. Gw bengong sendiri deh, merasa celetukan atau tanggapan gw salah. Tapi kan si tante yang mancing. Atau jangan2 dia cuma ngetes doang?! Ah damn..

    Stengah jam kemudian..
    *PING!*
    Tante : udah tidur dik?
    Gw : eh tante.. belum..
    Tante : masih tegang ya..
    *gw mikir mo bales apa.. takutnya dia mancing cuma mau tau gw gimana..*
    Gw : nggak kok tan..
    Tante : emang ngeliatin apa sih tadi kok sampe gitu..
    Gw : eh ngga tante.. *mancng ato apa sih ni tante*
    Tante : ngga..ngga melulu nih.. serius nih tante nanya.. liatin apa sih?
    Gw : serius juga tante.. ngga kok…
    Tante : ray.. menurut kamu tante menarik ga sih? Tau ga tante tadi sengaja lho pake pakaian gitu… biasanya cuma sama om aja tante pake baju gitu..
    Gw : yah.. pasti lah cowo bilang menarik kalau liat cewe berpakaian gitu.. cuma homo aja kali yang ga suka *jawab gw sok diplomatis*
    Tante : ah tapi si om ga tertarik lho.. bahkan tante ga pake bajupun dia ga tertarik..
    Gw : ah masa sih.. mungkin om lagi capek kali..
    Tante : iya capek.. capek abis naikin cewe lain…
    Gw : naikin? Maksudnya?
    Tate : ih kamu ni pura2 ga tau ya?
    Gw : …
    Tante : naikin = ngetotin
    *wah si tante bahasanya mulai vulgar nih*
    Gw : hahaha tante bisa aja bahasanya…
    Tante : eh itu.. masih berdiri ga? Kasian amat…
    Gw : itu?!
    Tate : iihhh.. kontol kamu itu loh..
    Gw : hehehe abis ini itu.. ini itu.. kan ga tau tan.. masih sih.. cuma pegel ah mainin pake tangan ga lemes2.. capek sendiri jadinya..
    Tante : hahaha kasian amat.. ya udah dibawa tidur aja dik.. bye…
    *what the hell… mancing dan gitu doang??? Fuck lah…*
    Gw : bye.. *si tante read.. tanpa bales lagi..*

    Gw masih belom bisa tidur.. ngeliatin jam sampe akhirnya ketiduran.. sampe hp gw bunyi tanda bbm masuk. Ternyata dari si tante, nanya gw udah tidur belom. Gw liat jam masih jam stengah 3.

    Gw : belum tante.. *padahal mah udah*
    Tante : kenapa? Pusing? Hahaha..
    Gw : ih si tante ni..
    Tante : kenapa tante?
    Gw : iya tante ni godain doang.. bantuin mah ngga..
    delivered cuma ga di read.. ah kampret salah dah gw, tapi bodo amat lah Sapa suruh mancing. 15 menitan D berubah jadi R..
    Tante : sori lama bales.. tante pipis dulu tadi.. mau dibantuin? Hahaha *emot ngakak*
    Gw : gak kok.. becanda aja.. lagian tante mana mau.. trus juga ntar om marah.. hehe *emot nyengir*
    Tante : minta rokok lagi dong.. tante ke situ ya..
    Gw : yaudah.. kesini aja tante.. pintu ga kunci.. buka aja..

    Sambil tunggu si tante gw buka baju, pake boxer tanpa pake celana dalem. Makin besar tonjolan di bawah itu keliat.


    *klik.. pintu dibuka*
    Tante : dik ray.. tante masuk ya..
    Gw : iya tan masuk aja.. itu rokoknyabdi meja samping tv..

    Si tante ambil rokok trus diisep. Gw cuek aja mainin hp, nntn film bokep sengaja hp gw suarain..

    Tante : ih seru amat nontonnya.. nonton film blue pasti deh..
    Gw : hahaha iya tante.. biasa kan anak muda…
    Tante : mana coba liat..

    Finally si tante bareng gw nonton ni film, pas adegan cowo jilatin memek cewenya dan sengaja gw puter tentang MILF si tante nanya.. “ga jiji apa tu cowo..”

    Gw : ga lah buktinya tu dia malah enak jilatinnya..
    Tante : tante ga pernah digituin loh..
    Gw : makanya bilang om..
    Tante : ah males bahas si om bajingan itu..

    Gw nyengir, lanjut nntn tanpa komentar. Pas gw lirik si tante ternyata dia lagi liatin kontol gw yag lagi tegang..

    Gw : liatin apa tante?
    Tante : kayaknya gede ya..
    Gw : hahaha kayaknya doang gede.. padahal kecil..
    Tante : pasti gede…
    Gw : buktiin aja..
    Tante : hahaha…

    Gw bengong.. si tante suruh buktiin malah ketawa.

    Tante : boleh pegang?
    Gw : pegang aja..

    Ga lama si tante megang kontol gw, dari luar. Dipegang trus diukur-ukur gitu. Si tante bilang kalo emang gede. Padahal buat aku sih ga gitu gede. Ukuran normal kok, ga gede kaya di cerita2 lain yang kelihatan mengada2. Panjang cuma 16cm-an dan diameter 2,5an. Katanya si om ga segitu.. penasaran dia keluarin dari dalem celana. Matanya ngeliat liar..

    Tante : ih.. gede loh say.. *what say??*
    Gw : masa sih?
    Tante : hu..ummhh.. ssshhh… *mulai dikocok kontol gw.. dan nafasnya mulai ga teratur..*
    Gw : ummhhh.. aakkhh.. enak banget.. anjritt..

    Sambil ngocok si tante ngelirik gw, penuh tatapan nafsu. Gw hanya terduduk diam nikmatin kocokannya. Si tante makin kuat ngocoknya. Ga lama dia ludahin kontol gw.. sambil terus ngocokin kenceng banget. dia narik tangan gw diarahin ke toketnya.

    Tante : enak? Jagan diem aja kamu.. mau enak sendiri? *aih.. kayaknya si tante suka maen kasar nih..*


    Gw remes toketnya.. gw lolosin baju tidurnya. Dan bener dia ga pake BH, gw remes toketnya plintir2 putingnya. Si tante merintih keenakan. Tapi wait… pintu kamar belom dikunci.. gw bediri tiba2 dan pergi kunci pintu..

    Pintu udah gw kunci, begitu balik badan gw liat pemandangan yang ga bisa gw ungkapin dengan kata2, tante via duduk ngangkang , bugil total dan lagi masukin 2 jari ke memeknya. Belum lagi ekspresi hornynya. Gw tersenyum nakal ngeliat apa yang dia lakuin. Ngeliat gw mandangin dia penuh napsu si tante makin mancing gw untuk segera ngegarap dia. Diacungin jari tengah ke arah gw, sambil digerakin tanta nyuruh gw suruh mendekat ke dia.

    Gw : cuma bisa 2 jari doang?
    Tante : trus kamu maunya?
    Gw : masukin 3 jari..! Masukin jari manis kamu..! *dengan nada memerintah*
    Tante : iihh sayang.. sakittt..
    Gw : mau masukin ato ga gw entot?

    Dengan ekspressi ragu dan sedikit merintih ketahan si tante akhirnya masukin juga 3 jarinya (telunjuk, jari tengah dan jari manis) gw jalan perlahan ke arah dia dan mulai merangkak. Tersenyum damgan tatapan nakal mulai gw jilatin memeknya. Nafas si tante mulai tambah ga beraturan..
    “aiikkkhhh.. saa.. kiitt.. saayankkhh.. mmhhh.. peeriihhh..” rintihnya.

    Gw jilat sangat perlahan, malah terkesan ragu. Tiba-tiba tante via ngejambak rambut gw dan narik muka gw sampe bener2 nempel di memeknya “akhhh.. bangsaathh kamu sayannkkhh.. jilat memek tanteee.. ouuwwhhh.. iseeppphh…”

    *plakkk…* tiba2 gw ditampar.. dalem hati gw bener ni si tante suka maen yang kasar.. oke gw ladenin.. abis itu 3 jarinya yamg penuh lendir dimasukin ke mulut gw, gw pun dengan rakusnya jilatin jari2 itu.

    Tante : enak?? Heh..?? Isep tu lendir..!
    Gw : enak sayang…
    Tante : eh kurang ajar.. siapa suruh panggil sayang??
    Gw : enak tante.. enak banget..
    Tante : mmhh.. jilat lagi memek tante..! *plak.. gw ditampar lagi*

    Gw jilat penuh napsu. “Eh.. kamu cuma bisa gitu aja?? Jilat yang bener.. bisa puasin cewe gak sih kamu..??” Denger kata2 gitu makin naik napsu gw, gw gigit2 kecil dan isep dengan kuat.


    Gw masukin 3 jari gw ke memeknya trus gw kocok dengan kenceng. “Akkkhhh.. anjiiinggghh sakiiittt bangsattthhh.. akkhhh.. jangan brentiii.. akkhhh” gw mulai panik, takut rintihannya kedengeran tetangga lain.
    Akhirnya gw ambil inisiatif buat balikin keadaan. Gw bediri sambil pegang kontol gw. Gw jambak si tante “eh brisik banget ya lo perek..! Buka mulut lo..!”
    Gw masukin kontol gw ke mulutnya. Gw masukin ala deepthroat.. si tante kelabakan, air liarnya sampe netes2 di celah bibirnya dan kontol gw. “Ummhhh.. lo tuh terlalu brisik…! Makanya lebih bagus mulut lo disumpal..!” Oceh gw sambil maju mundurin pantat gw ngocokin mulutnya.
    Damn..! Enak banget rasanya.. ini cewe kedua yang pernah gw dapetin yang suka maen kasar, selain cewe gw Valent.

    “Tangan lo jangan diem aja.. masukin jari lo ke memek trus kocok..!” Perintah gw. Dahinya mengernyit waktu dia masukin 3 jari dia ke memeknya.







  • Foto Ngentot Sekretaris remaja Irina Pavlova menggoda bosnya

    Foto Ngentot Sekretaris remaja Irina Pavlova menggoda bosnya


    2176 views

    Duniabola99.com –sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.

  • Kisah Memek Lubang Kenikmatan Tante Erni Yang Wangi Pandan

    Kisah Memek Lubang Kenikmatan Tante Erni Yang Wangi Pandan


    2606 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampaisampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enakenak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.
    Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibuibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepetcepet).


    Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadangkadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibuibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku purapura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.
    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampaisampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampaisampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).

    Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampaisampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.
    Pernah juga Aku waktu jalanjalan bareng ibuibu ke puncak nginep di villa. Ibuibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke2 malammalam sekitar jam 89 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.


    Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibuibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang seremserem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampaisampai dia mau kencing di deket pojokan taman.
    Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

    Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.
    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. Serr.. rr.. serr.. psstt, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai degdegan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampaisampai aku bengong ngeliat Tante Erni.
    Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet kata Tante Erni.


    Ah enggak apaapa Tante, jawabku.
    Pasti kamu lagi mikir yang enggakenggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?, tanya Tante Erni.
    Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek? tanyaku.
    Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
    Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilangbilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu, kata Tante Erni.
    Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah degdegan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegangmegang vaginanya.

    Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibuibu yang lain dikirain kita ngapain lagi.
    Iyah Tante, jawabku.
    Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibuibu yang lain.
    Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalanjalan dari pagi sampai sore buat belanja oleholeh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
    Lex, kamu enggak ikut? tanya mamiku.
    Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah kataku.

    Yah sudah istirahat yah jangan mainmain lagi kata Mami.
    Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin kata Mami pada Tante Erni.
    Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok kata Tante Erni.
    Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampaisampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
    Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu? tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.


    Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa kataku.
    Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
    Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah? kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu? jawabku polos.
    Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman kata Tante Erni sambil memegang si kecilku.

    Ah Tante bisa saja kataku.
    Eh janganjangan kamu sakit garagara semalam yah aku hanya diam saja.
    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante
    Enggak apaapa, tanggung kok kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.
    Dilapnya si kecilku dengan hatihati, aku hanya diam saja.

    Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah
    Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya kataku polos.
    Iyah kamu tenang saja yah kata Tante Erni.
    Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelanpelan tapi pasti sampaisampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
    Achh.. cchh.. aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya.


    Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.
    Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih kataku.
    Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apaapa kok kata Tante Erni.
    Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.
    Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyutdenyut.

    Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
    Croott.. ser.. err.. srett.. muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampaisampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah.
    Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan? kata Tante Erni.
    Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..

    Sudah enggak apaapa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?
    Enggak Tante
    Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni.
    Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih. Aku jadi salah tingkah
    Sudah enggak apaapa kok, Tante ngerti katanya padaku.

    Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa.
    Tante kencing yah? tanyaku.
    Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampaisampai celana dalam Tante basah.
    Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku
    Lex pegang nih enggak apaapa kok sudah Tante lap katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil.


    Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, Lex Tante mau itu nih.
    Mau apa Tante?
    Itu tuh, aku bingung atas permintaan Tante Erni.
    Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?
    Tapi Alex enggak bisa Tante caranya
    Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah kata Tante Erni padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengeluselus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.
    Lex jilatin donk punya Tante yah katanya.
    Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi
    Coba saja Lex
    Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku.
    Achh.. hgghhghh.. Tante

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apaapa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BHnya, kini kami samasama telanjang bulat.
    Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.
    Kamu tahu enggak mandi kucing Lex kata Tante Erni.


    Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampaisampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
    Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisaphisap bijiku dan juga terus sampaisampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

    Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.
    Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.
    Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.
    Lex masukin donk Tante enggak tahan nih

    Tante gimana caranya?
    Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.
    Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh erang Tante Erni.
    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni munguruturut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
    Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya pinta Tante Erni padaku.


    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.
    Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.. kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
    Tante Alex kayanya mau kencing niih
    Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampaisampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni.
    Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibuibu pun pulang pukul 6 sore.
    Lex kamu sudah baikan? tanya Mamiku.
    Sudah mam, aku sudah seger n fit nih kataku.

    Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampaisampai langsung sehat tanya Mami sama Tante Erni.
    Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas kata Tante Erni.
    Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuricuri memegang barangnya Tante Erni.
    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.


    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

  • Foto Ngentot Istri cantik Bojena minghisap kontol dan ngangkang untuk dijilati memeknya

    Foto Ngentot Istri cantik Bojena minghisap kontol dan ngangkang untuk dijilati memeknya


    1984 views

    Duniabola99.com – foto pasangan ngento didapur yang hot hingga lupa untuk memasak makanan

  • Cerita Sex Birahi

    Cerita Sex Birahi


    2919 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Birahi ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexPenampilanku selalu keren dan modis namaku Ivan umur 23 tahun tubuh saya atletis dengan tinggi yang
    ideal aku kelahiran Bandung jujur saja aku mempunyai gairah seks yang tinggi aku suka melakukan
    hubungan seks dengan variasi berbagai gaya.

    Aku sudah mempunyai istri yang tentunya cantik, kulitnya putih dan seksi tentunya supaya merangsang
    nafsuku, kali ini aku akan bercerita pengalaman pribadiku saat aku mendapat undangan teman lamaku yang
    bernama Alvin , dia adalah teman kuliahku saat di bangku kuliah di kota Surabaya.

    Setelah lulus kita jarang kontak kontakan dan jarang bertemu saat ini di juga sudah menikah tapi aku
    belum kenal dengan istrinya, Pada saat menghubungiku, Alvin mengatakan bahwa dia akan berada di
    Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan
    oleh perusahaannya.

    Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan
    istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku
    ataupun istri Alvin hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk
    mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi
    istri-istri kami.
    Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Alvin dan istrinya.

    “Hai… Alvin gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Fariha,”
    kataku.

    “Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Fariha… apa kabar, ini Mella
    istriku, Mella ini Ivan dan Fariha…” kata Alvin balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.

    Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Alvin dan Mella.
    Kulihat Fariha dan Mella cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Alvin.

    Ketika Mella dan Fariha asyik ngobrol macam-macam, Alvin menarikku ke arah balkon yang ada dan segera
    menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

    “Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita
    dulu… gimana…” kata Alvin.

    “Mengenai apa…” kataku.

    “Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Alvin lagi.

    “Oke gua janji…” kataku.

    “Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain
    seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh
    pake istri kamu, gimana…” ucap Alvin.

    “Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

    Cerita Sex Birahi Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Fariha dan Mella yang sedang asyik ngobrol.
    Kulihat Mella sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Fariha, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki
    aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Fariha maupun Mella yang tidak kalah
    dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

    “Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Alvin meminta
    keputusanku lagi.

    “Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.

    “Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Alvin lagi.

    “Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis
    yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

    “Oke… gua setuju..” kataku.

    Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

    Alvin mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang
    sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Fariha dan Mella.

    “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Alvin sembari
    memberikan gelas yang satu ke Mella, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Fariha, karena
    kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis.

    Kemudian Fariha dan Mella langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di
    samping Fariha dan Alvin duduk di dekat Mella, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka.

    Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Alvin mulai melihat Fariha dan Mella mulai sedikit
    berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut
    mulai bereaksi, pikirku.

    Kemudian Alvin berinisiatif mulai memeluk Mella istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit
    meniupkan desah nafasku ke tengkuk Fariha istriku.

    “Mell… aku sayang kamu…” kata Alvin.

    Kulihat tangannya mulai meraba paha Mella, istrinya.

    “Eh Alvin… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Mella halus.

    “Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Alvin meneruskan serangannya ke Mella.
    Melihat kondisi itu, Fariha agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa
    menahan gejolak nafsunya.

    “Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

    Aku pun mulai memeluk Fariha istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Fariha
    pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian
    pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Alvin.

    “Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

    “Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya,
    dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya
    secara perlahan.

    Kulihat Alvin sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Mella istrinya, yang
    kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang.

    “Ah.. Alvin… ah… ah… ah…” desah Mella kudengar. Dan Alvin sudah berhasil membuka seluruh pakaian
    Mella, dan kulihat betapa mulusnya kulit Mella yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun
    sudah berhasil ditarik oleh Alvin.

    Tinggallah tubuh bugil Mella di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Alvin pada
    dirinya. Kulihat Alvin pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang
    menutupi tubuh Mella maupun Alvin yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.

    “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…” kulihat Mella menjilat dan menghisap kemaluan Alvin yang putih
    kemerahan dengan nikmatnya. “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Alvin menikmati permainan Mella.

    Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Fariha istriku, kulanjutkan dengan meremas buah
    dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-
    ulang.

    “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Fariha keenakan. Tangan Fariha pun mulai membuka celanaku
    dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Fariha sudah mulai tidak
    sabaran.

    “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Fariha segera memegang
    kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Mella.

    Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki
    istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

    “Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Fariha.

    “Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

    Cerita Sex Birahi Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah
    merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus
    mengalir dari dalam kemaluannya.

    “Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Fariha.

    Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.

    Perlahan kulihat Alvin menggendong Mella istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di
    sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Alvin mulai memasukkan kedua jari tangannya ke
    lubang kemaluan milik Mella dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

    “Akh… Alvin… ahk… kamu.. gila Alvin… akh.. terus… terus Alvin… ahh…” rintih Mella terdengar.

    “Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

    Suara dan desahan dari istriku dan Mella secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan
    kananku mulai ikut meraba kemaluan Mella yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan
    kedua buah jariku ke kemaluan Mella tersebut.

    Dan Alvin pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Mella,
    tangan kiri Alvin pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis
    kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Mella maupun istriku membuka dan menutup matanya
    menikmati permainan yang aku dan Alvin lakukan.

    Perlahan aku mulai meraba buah dada Mella dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah
    dada milik Mella lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan
    menantang untuk dihisap dan dipermainkan.

    Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm
    itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Mella. Istriku dan Mella
    pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut.

    Dan kulihat Alvin tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua
    buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Mella, istrinya.

    Kemudian Alvin mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Mella yang sudah sangat
    basah,

    “Ah… Alvin… terus… masukkan… terus Alvin semuanya…” kata Mella.

    Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

    “Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

    Saat ini baik posisiku dan Alvin maupun Fariha dan Mella berada pada posisi yang sama. Aku dan Alvin
    terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Mella dan Fariha.

    Cerita Sex Birahi Begitu juga dengan Mella dan Fariha membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Alvin seolah-
    olah mereka takut kehilangan kami berdua.

    Selang beberapa saat kemudian Alvin menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan
    batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu
    panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Alvin yang terus menuju ke
    lubang kemaluan milik istriku.

    Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Alvin yang mulai
    mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik
    Mella, perlahan kurasakan lubang kemaluan Mella masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku
    yang kutekan perlahan.

    “Akh… akh… Mell… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.

    “Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Mella.

    “Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..”

    “Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Alvin kepada istriku.

    “Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Alvin… lebih dalam… teruskan Alvin… teruskan… kontolmu… sangat
    panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Alvin..” desah istriku lirih.

    Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Mella dan sekali-kali kugigit pelan
    putingnya dan Mella terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan
    Mella yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut.

    Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging
    yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang
    kemaluan Mella yang kubuat basah sekali, Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Birahi Dan Mella pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman
    batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan
    terhempas di luar kemaluan Mella tersebut.

    “Akh… Mell… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

    “Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

    Kulihat Alvin membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan
    tersebut dari belakang,

    “Akh… akh… akh… Alvin… terus.. lebih dalam Alvin… akh.. enak… Alvin…” rintih istriku, yang kulihat
    buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Alvin yang terus keluar masuk, dan
    kemudian tangan Alvin meremas buah dada tersebut serta menariknya.

    “Akh… Alvin.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Alvin dari belakang
    tersebut.

    “Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Alvin penuh kenikmatan.

    Mella mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk
    dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Mella memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah
    kemaluanku.

    “Blees…”

    “Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah Mella yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan
    sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

    “Oh… Mell.. terus… ah… ah…” desahku.

    “Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Mella.

    “Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Mella mengejang bagaikan kuda dan kurasakan
    kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Mella.

    “Oh… ukh… okh.. Mell aku juga keluar.. okh… okh…”

    Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami
    tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan
    posisi Mella di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan
    Alvin dan istriku di sebelah kami.

    Kulihat Fariha istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan atau kuda yang sedang
    kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh
    Alvin maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka
    ini.

    Kulit Alvin yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku
    begitu menikmati panjangnya kemaluan Alvin. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih,

    “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Alvin tekan terus Alvin dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku
    memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut
    seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

    Cerita Sex Birahi Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku,
    kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya,
    “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Mella
    menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.

    “Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Alvin… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Alvin… akh…
    terus… akh…” kata Fariha.

    “Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Mella di kemaluanku yang mengeras.

    “Okh… Alvin… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Alvin… terus” desah istriku.

    Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Alvin juga
    mengejang.

    “Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Alvin kuat, kemudian tubuhnya mengejang
    dan bergetar hebat.

    “Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat.

    Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan…

    “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Mella dan
    sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat
    Mella terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.

    Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa
    sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Alvin dan Mella istrinya. Permainan ini kembali kami
    ulangi pagi harinya.

    Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Alvin dan Mella harus pulang ke
    Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami
    lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta.

    Bahkan kadang-kadang-kadang Mella sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku,
    ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari
    Alvin atau Mella.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,