Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Desahan ABG Yang Masih Perawan

    Kisah Memek Desahan ABG Yang Masih Perawan


    2683 views

    Duniabola99.com – Awal kerja saya selalu tidur kalau gak di kantor ya di mess tapi setelah saya pikir pikir mungkin lebih enakan mengontrak rumah atau ngekos dari situ saya mencari informasi kebetulan tempat yang mau aku huni dekat dengan rumah om saya letaknya ada di kampung, masyarakatnya masih asik satu sama lain masih kenal.


    Saya juga dari kampung tapi untuk suasana beda dari kampung saya, disini terlihat pendatang & penghuni lama saling menyapa & akrab, kemudian hari setelah saya mendapatkan rumah kontrakan saya berkeliling ke rumah tetangga tetangga untuk memperkenalkan diri, & laporan juga kepda kepala RT setempat menyetorkan tanda pengenal kebetulan rumahnya hadap hadapan dengan rumah kontrakan.

    Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 & 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi tetapi telah berumah tangga & ikut suami mereka), Pak Arka saya menyebutnya, seorang pesiunan PNS asli warga kampung sini, beristrikan dengan bu Lusi asli Kalimantan masih ada keturunan d****k yang terkenal putih, & cantik.

    Begitu pula dengan tiga anak perempuannya yang tersisa mewarisi kecantikan dari ibu mereka. Tiga wanita tetangga saya ini pada usia yang mulai mekar & segar yaitu , pertama Tamara, amat cantik, paling cantik iantara adik2nya, tubuhnya kecil langsing 160/42 , putih , 17 tahun jalan Kelas 3 SMA,

    Kedua Deshi, kelas 1 SMA , wajahnya manis menyenangkan, 160/45, lebih berisi, putih, agak tomboy, rambut pendek,dan agak cuek, ketiga Salma baru kelas 2 SMP , 160/42 Body paling baik diantara kakaknya, putih rambut panjang ikal, amat murah senyum.

    Kisah ini saya fokuskan ke Tamara, yang tertua dari 3 gadis ABG tetangga kiri rumahku itu, dirumah Tamara berpakaian apa adanya, pakaian rumahanlah, kadang kaos , tank top , daster, celana pendek , seperti ABG jaman sekarang, sehingga kadang menampilkan putih mulus kulitnya.

    Dari kaki hingga paha yang kecil , putih mulus, dengan sedikit bulu-bulu halus di tiap tiap jengkal kulit kakinya & tangannya, bulu2 ini yang membikin saya senantiasa mengkhayal & penasaran ingin tahu lebih dalam isi dibalik bajunya, kalau berangkat sekolah pagi senantiasa melalui depan rumah & sengaja saya tunggu sambil pura2 bersihin motor atau nyapu.


    Atau lain-lain ( namanya bujangan semua dilakukan sendiri ), & Tamara senantiasa tersenyum menyapa, cuma sebatas itu saja sebab kami belum pernah resmi berkenalan. Pada suatu waktu, seperti biasa saat berangkat sekolah melalui depan rumahku, tiba-tiba Tamara datang menghampiriku, suatu kejaian yang diluar kebiasaan, hatiku mulai dag dig dug ada apa gerangan ini.

    Sepertinya Tamara juga berjalan ke arahku dengan agak ragu-ragu,

    “hai mas lagi ngapain ?” tanyanya ,

    “ lagi manasin motor” jawabku, aduh wajah cantik ini sekarang bener-bener dapat kunikmati dari dekat.

    “ maaf mas, boleh Tamara minta tolong mas Eros “ katanya masih dengan nada ragu-ragu,

    “ mas Eros ada computer dirumah” lanjutnya , “ada” , jawabku,

    “saya dapat tugas dari sekolah mas, boleh pinjam Komputer , untuk ngetik laporan, kalau ke rental waktunya sedikit, & tidak boleh bapak kalau pulang malam” celotehnya, weesss kesempatan nih, naluri buaya saya mulai terusik,

    “ Ooo gitu boleh dik Tamara , ntar malam ya, tunggu saya dari kantor ya paling abis magrib saya telah datang” jawabku , “kalau mau pake internet juga boleh” lanjutku, “bener mas!! Kebetulan saya juga harus cari data di internet mas” katanya,

    “ya udah ntar malam , ya , kalau saya dah pulang maen aja kesini “ kemudian setelah pamit ia kembali jalan membelakangiku, oooo .. memang Tamara gadis cantik, terus kuperhatikan , keliahatan lehernya kecil putih & jenjang & rambut halus, seharian di kantor saya membayangkan wajah cantik Tamara, & apa yang ntar malam terjadi, sambil menyusun rencana busuk.

    Akhirnya jam 18.30 saya hingga dirumah & langsung mandi, sekitar jam 19.00 bel rumah berbunyi, hehehe ini saat yang ditunggu-tunggu, saya lansung keluar membuka pagar, anjriiiiiiiit ternyata betul si Tamara , cantik banget, pakai span jean mini , & baju merah muda dengan lengan pendek, Kulitnya yang putih mulus dihiasi dengan rambut haluss, suatu pemandangan yang luar biasa mempesona. “ malam mas” sapanya ,


    “malam dik Tamara” balasku,

    “ sendirian aja, deshi sama salma kemana ?” tanyaku,

    “ ada mas dirumah lagi belajar juga” jawabnya, “ oo gitu, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan, laptopnya telah mas nyalahin kok” kata saya mempersilahkan. Kemudian Tamara langsung menuju laptopku yang telah saya nyalain.

    Saya langsung ke dalem ambil minuman & makanan kecil yang telah saya siapin kebetulan saya tadi sempat mampir di mini market, tak lupa saya tuangkan sebungkus bubuk perangsang yang beberapa hari kemarin saya pesen melalui toko sex online dr Surabaya 75 rb.

    4 bungkus, “ kok repot2 mas”katanya,

    “ga kebetulan ada kok” jawabku , “ dilanjut ya dik, saya nonton TELEVISI “ kata saya , saya langsung nyalahin TELEVISI & nonton tidak jauh dari ia, sambil nonton sekali-sekali saya lirik ia, sambil kepala saya geleng2, “ hm, emang cantik wanita ini, pacuma mulus bener, dalemannya gimana ya” kata bathinku, saya terus nonton TELEVISI & sempat kuliat ia minum jus jambu yang telah kuseiakan, entar lagi kena nih.

    Sekitar 10 menit kemudian “mas!” “ ya Tamara ada apa?” jawabku,

    “ boleh buka internet?” tanyanya,

    “ silahkan aja , tau caranya kan” jawabku ,

    “ya mas” jawabnya. Kebetulan komputerku telah saya set , begitu masuk internet explorer langsung masuk web site duniabola99.com yang isinya foto2 bugil & cerita seru juga, saya lirik ia ternyata ia masih buka situ situ tidak browsing yang lain.

    Kulihat mukanya telah bersemu merah, mungkin obat perangsang yang saya berikan juga telah mulai bekerja.


    “mas “ tiba2 ia memanggil,

    “ ada apa Tamara “ saya langsung berdiri & mendekatinya.

    ” Cara buka ini gimana?” katanya, rupanya ia mau buka cerita seru yang judulnya” bercinta dengan ABG “ , padahal kalau mau niat buka tinggal klik ..aja tidak usah panggil aku, hmmm.

    Pasti dah horny nih anak, kemudian saya langsung pegang mouse sementara tangannya masih diatasnya, sambil kugenggam tangannya, ia diam aja, tercium wangi rambutnya, & paha atasnya terlihat putih mulus sebab saya sambil jongkok dibelakangnya, tinggal klik aja dik kata saya sambil mengarahkan kursor, “rambutmu wangi sekali dik “ kata saya tidak sadar “ ah mas dapat aja “ jawabnya.

    “ mas kerap liat gambar & cerita seperti ini ya” tanya ,

    “ iya dik, mas kan masih sendiri, kesepian tiap malam, jadi ya buat hiburan aja” , “ memang mas belum pernah melakukan” tanyanya, waaah anak ini tanyanya telah mulai menjurus Kontolku kurasa tambah besar.

    “ ya pernah sih dulu ma pacar, tetapi sekarang dah putus” jawabku,

    “ mang sampai ngapain aja, ML juga kah”tanyanya.

    “ iyalah “ jawabku, “

    dik Tamara sudah punya pacar?” tanyaku,

    “sudah mas, teman satu sekolah ” jawabnya,

    “ dah ngapain aja” tanyaku, “ cium-cium biasa aja mas, trus pacarku meremas toketku, itu aja “ jawabnya ,

    “ enak ga? “ tanya saya “

    enak juga mas” jawabnya,

    “belum pernah lebih, kayak pegang kontol atau punyamu diisep “ tanya saya ,

    “belum mas, emang enak gitu”katanya,


    “ ya enaklah maucoba?” tanya saya iseng, ia tersenyum & kemudian diam aja, wah saya bingung nih apa maksud senyumnya mau apa tak ya, kulihat nafasnya aga memburu, & duduknya gelisah sambil matanya tetap menatap laptopku.

    Setelah diam sejenak saya yang masih berada dibelakangnya memberanikan diri , menciumi rambutnya, ia diam saja, terus ke arah tengkuknya , Tamara tetep diam aja, nafasnya tambah memburu & kontolku telah semakin besar, saya coba tempelkan burungku di punngungnya sambil terus mencium rambut & tengkuknya.

    “dik” kamu cantik sekali, bolehkah mas menciumu, mas dah tidak tahan” bisikku di deket telinganya, ia diam aja terus tanganku langsung turun meraba pacuma yang putih mulus & berbulu, kuraba-raba terus , akhirnya ia tidak tahan & membalikkan badan langsung mencium bibirku,

    “ mas saya juga pingin” katanya, terus kami berciuman bibir hingga lidah…lama sekali sambil tanganku meraba pacuma & punggungnya, toketnya yang kecil terasa menempel di di dada saya begitu pula Kontolku menempel di perutnya.

    “ dik pindah ke sofa yuk” bisikku , tanpa menunggu jawaban kutuntun ia ke sofa sambil terus berciuman, gila… enak sekali ABG ini, ciumannya telah professional banget, dudukkan di sofa & kemudian kubaringkan, tanganku telah mulai bergerilya ia atas dadanya yang masih tertutup bajunya,

    “ sayang dibuka dikit ya bajunya” bisikku, ia diam saja, berarti ya nih, sambil terus berciuman, tanganku membuka baju atasnya sekaligus kait bh, kumasukkan tanganku ke toketnya & kuremas pelan-pelan , ia menggelinjang menahan kenikmatan.

    Kubuka sedikit lagi, & terlihat bukit kecil yang amat indah, toket putih, dengan punting yang merah jambu , masih amat kenyal sekali, tanpa kusadari tangannya telah mengelus-elus Kontolku , saya semakin semangat mengulum bibir & lidahnya terus saya geser ke lehernya, leher jenjang yang putih, kukecup berkali-kali, ia mulai bersuara.

    “ oooh…oooh..geli mas…enakk” saya tak perduli langsung saya pindah ke dadanya , kukulum putingnya & kupijat-pijat sekitar putingnya dengan lidahku , nafasnya semakin memburu, & tangannya mulai membuka kancing celanaku.

    Akhirnya tersembulah batang torpedoku yang besar, ia terus mengelus-elus dengan tangannya yang kecil mungil, kubuka seluruh baju atasnya sehingga ia Topless, badannya baik sekali, putih kecil , tangannya yang kecil panjang ditumbuhi rambut halus.


    Terus ku kulum & kupijat toketnya kanan & kiri bergantian, kepalanya semakin mendongak menahan nikmat, & tangannya melepas torpedoku & menjambak rambutku & semakin menekan kepala saya kedadanya.

    “ dik mau hisap Burungku gak” bisikku ,

    “ tidak tau caranya mas” jawabnya,

    “ biasa aja, anggap saja makan eskrim jilat & kulum, tetapi jangan hingga kena gigi” kataku,

    “ kucoba ya mas” jawabnya kemudian langsung ia melorot, tanganya yang mungil memegang pangkal torpedoku sambil dipijat, lidahnya mulai menjilat-jilat kepala torpedoku,

    “ ooouuuch dik enak sekali” saya mulai meracau, “ kulum dik “ pintsaya ia mulai memasukkan torpedoku ke mulutnya yang kecil & merah., hampir tak muat torpedoku, & mulai mengocok, memaju mundurkan kepalanya” enaaaaak dik ..terus…” saya semakin meracau, tangannya masih memijit buah pelirku, sementara tanganku mencari toketnya & kuremas pelan-pelan.

    Setelah sekitar 10 menit terasa cairan didalam torpedoku telah mendesak pingin keluar, dengan kenikmatan yang luar biasa kusemprotkan cairan sperma itu dimulutnya. “ Uaaaaaaaah …uaaaaaaah.enaaaak dik !!!” Beberapa kali kusemprot mulutnya, kemudian saya duduk di sofa dengan lemas, ia memutahkan kembali sperma yang kusemprotkan tadi di asbak ,

    “ enak sekali dik sedotannmu , kamu cepat belajar” ,

    “iya mas saya juga enaak”,

    “ terimah kasih ya dik, mas puas banget hari ini”

    “ sama-sama mas” jawabnya , sambil memakai BH & baju atasnya kembali.

    “ dik mas boleh minta lagi kapan2 , mas janji mas akan puaskan adik “ kataku,

    “ boleh mas, besok malam saya kesini lagi, tugas jg belum selesai, ya udah mas dah malem, met ketemu besok” pamitnya.

    Semalaman saya tak dapat tidur, gambaran kejaian tadi terus menari-nari iatas pembaringanku, berutung sekali saya kontrak rumah disini, dapat mendapatkan gadis ABG secantik ia, besok malam janji datang lagi.

    Tak sabar saya menantikan malam berikutnya, pagi menjelang sang surya mulai menampakkan kekuasaannya terhadap dunia, seperti biasa saya bersiap ke kantor, sambil menunggu Tamara lewat, tak lama berselang Tamara telah kelihatan berjalan.


    Dengan baju seragam sekolahnya putih abu-abu, seragam putih atas agak ketat sedangkan rok abu-abu bawahnya panjang, masih keliahatan amat cantik & segar.

    “pagi mas “ sapanya ,

    “ pagi dik, eh dapat tidur gak semalem” tanyaku, ia tersenyum “ jam 12.00 baru dapat tidur” jawabnya,

    “ntar malem jadi kesini lagi” tanyaku,

    “ ya mas ngelanjutan tugas kemarin yang belum kelar” katanya, “ tugas apa tugas.” Candaku, ia tersenyum & berlalu dari hadapanku.

    Kemudian pak arka bapak Tamara melalui “ dik eros terima kasih lo , Tamara telah dibantu ngerjain tugas” katanya,

    “ iya, pak sama –sama, tak masalah kapan aja nanti saya bantu, mau kemana pak” jawabku sekaligus bertanya, “ ini mau bayar tagihan listrik” katanya, “ooo hati2 pak” kataku, kemudian pak arka langsung berlalu.

    Hari itu dikantor saya telah tak kosentrasi bekerja, membayangkan apa yang terjadi nanti malam, setelah merapikan meja jam 16.30 saya langsung pulang perjalanan dari kantor kerumah 1 jam, 17.30 dah nyampe rumah & langsung mandi, terus saya nyalahin laptop, & nonton TV.

    Sekitar jam 19.00 bel berbunyi” inilah saat2 yang ditunggu-tunggu “ kata bathinku, langsung ku buka pintu pagar & kembali saya terpaku., Tamara ternyata berpakaian yang lebih sexy lagi malam ini, ia pake kaos ketat tanpa lengan merah, & celana pendek merah pula, amat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus, tiap ketemu kayaknya tambah cantik aja hehehe,

    “ oee.. kenapa diam mas, saya tidak disuruh masuk” katanya menyadarkan lamunanku, “ ooo iya-iya silahkan masuk, sorry kamu cantik sekali sih maam ini” kata saya setelah melewati saya , kulirik dadanya, wah kelihatannya ia tidak pake BH, telah persiapan nih, saya juga cuma berpakaian kaos oblong, & celana pendek kolor aja.

    “ langsung aja dik tugasnya dikerjain, bentar saya ambilin minum” kataku, kali ini udah tidak pake obat perangsang lagi.kulihat ia telah mulai ngerjain tugasnya, tak lama kemudian ia telah buka internet, saya diam saja sambil sekali-sekali melirik paha yang mulus sambil nonton TV.

    Setelah beberapa lama telah tidak tahan rasanya langsung saya dekati ia, & kuserbu bibirnya dengan agak kasar, tetapi ternyata responnya amat positif, ia juga membalas serbuanku dengan semangat 45 , ternyata dari tadi Tamara juga telah horny.


    Tanpa piker panjang kulepas kaosnya & memang benar Tamara memang tak memakai BH, saya tidak peduli kulepas juga kaosku, & langsung saya kulum, toketnya, kupijat-pijat dengan lidahku bergantian “mmmas ouhhh..ouhhh “ ia mulai meracau, tanganku mulai kuselipkan ke celana pendeknya , & ku setuh memeknya,

    Ternyata telah basah dengan cairan kewanitaannya, terus kumainkan jari tanganku di sekitar memeknya tanpa membuka celananya, & ia sendiri melakukan hal yang sama terhadap torpedoku, di remas-remas torpedoku yang telah membesar , yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya,

    “ mas besar sekali punya mas” katanya , “ iya dik , itu yang akan muasin adik nanti” kataku, sambil terus mengulum putingnya yang telah amat mengeras & kenyal. Kunikmati keindahan ini sepenuh hatiku, kemudian saya bopong ia ke sofa, & kulorot celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, wauwww benar-benar pemandangan yang amat indah,

    Memeknya kecil, ditumbuhi rambut yang jarang, anehnya biarpun dig a begitu gemuk , tetapi memeknya menggunung amat bagus, terlihat cuma belahan dua daging yang ditempelkan, klitorisnya masih tersembunyi di dalam,

    Paha hingga kakinya amat mulus putih, ramping & bulunya yang bikin saya tidak tahan, suatu keindahan yang alami, langsung aja kukulum kembali toketnya kuputer-puter dengan lidahku, langsung kususuri tubuhnya dengan lidahku, kujilatin semua dari mulai kening, wajahnya, lehernya, tangannya, kembali kedada,

    Pelan-pelan turun ke perut kemudian ke pangkal pahanya, ia mulai meracau “ mmmmas enakk…masss enak..” kuteruskan aktivitasku pangkal pacuma kujilatin & kuputer-puter, kemudian kesisi berikutnya terus turun perlahan hingga ujung kakinya ,

    Pindah ke jari kaki satunya teruss naik lagi ke arah pangkal pahanya, ia semakin meracau, kubuka liang Memeknya & dominasi warna merah muda terlihat didepanku, langsung kujilat & kusedot belahan memeknya,

    Tamara semakin menggelinjang sambil mengangkat-angkat pacuma , kusapu terus lidahku di sekitar memeknya, kemudian ku sedot & kucucup klitorisnya, ia mengangkat pinggulnya lama & kedua tangannya menekan kepalsaya semakin dalam, kutusuk-tusuk bagian tengahnya dengan lidah.


    Ia semakin meracau & cairan kenikmatan semakin mengalir dari sela-selanya, hmmmmm… nikmati sekali cairan perawan….” Ouhhhhh ahhhhhh. Ouuuuuh aaahhhh “ cuma itu yang terdengar dari bibir mungilnya, setelah sekitar 15 menit saya telah tak tahan,

    Kuposisikan badannya di sofa, punggungnya saya ganjal dengan bantal sofa yang ada, kemudian kuarahkan kepala torpedoku, ia langsung meraih torpedoku & digesek-gesekkan ke bagian tengah memeknya., ouuuuh nikmat mas…. Massukkkkkan mas, kembali ia meracau, shhettttt saya tidak perduli keperawananku mas….yang penting enaaaakkkkk ouch, Tamara mulai terbuai dan menikmati persetubuhan kami. Hingga akhirnya Tamara mulai ketagihan setiap hari kalau ada waktu luang Tamara main ke rumah izin untuk mengejrjakan PR tapi di selangi dengan ngentot perawan ABG.

  • Foto Bugil Brooklyn Chase, menelanjangi dan melebarkan kakinya

    Foto Bugil Brooklyn Chase, menelanjangi dan melebarkan kakinya


    2045 views

    Duniabola99.com – foto cewek dengan dada kekar bugil diatas ranjang menampilakan memeknya yang pink diatas ranjang.

    Kumpulan foto gadis, kumpulan foto cewek cantik Tumblr, Foto-foto Cewek Cantik karyawan Indomaret Imut Banget, Gudang Foto Cewek Cantik & seksi, Kumpulan Foto Cewek2 Cantik Berjilbab Terbaru 2019, Kumpulan Foto Cewek Cantik,

  • Foto Bugil Brittani Jayde memamerkan payudara bagus dan pantat seksi

    Foto Bugil Brittani Jayde memamerkan payudara bagus dan pantat seksi


    2253 views

    Duniabola99.com – foto gadis sexy Brittani Jayde lepas bikininya di kamarnya yang masih gelap mamamerkan memeknya yang botak tanpa bulu.

  • Foto Bugil cewek berambut merah Sascha ngangkang diatas bangku

    Foto Bugil cewek berambut merah Sascha ngangkang diatas bangku


    1936 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik berambut merah tubuh putih mengangkat gaunnya memamerkan memeknya yang berbulu tipis-tipis diatas kursi besi. Judi Bola Online

  • Kisah Memek Nafsu Sex Gadis Binal Lagi Sange

    Kisah Memek Nafsu Sex Gadis Binal Lagi Sange


    2539 views

    Duniabola99.com – Adel, si penggagas ide untuk mendapatkan liburan yang berbeda dibandingkan liburan-liburan sebelumnya masih kebingungan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Setelah berpikir cukup lama, Adel mengamati lauk yang sedang dimakannya. Ikan, pekerjaan kasar yang dipilihnya harus berhubungan dengan lauk yang paling ia sukai itu, pikir Adel.

    Jika berpikir tentang ikan, pastilah langsung kepikiran nelayan. Adel pun sudah memutuskan. Adel mengepak beberapa helai pakaiannya dan yang paling penting adalah uang dan kartu atm. Adel pergi ke daerah pantai yang pernah ia datangi. Waktu itu ia melihat beberapa nelayan di pantai tersebut. Tapi, Adel harus mencari nelayan dulu yang mau menerimanya untuk tinggal bersama. Adel pergi ke daerah tersebut. Tak lama kemudian, Adel telah sampai.


    “permisi, Pak..”.

    “iya, neng ?”.

    “rumah Pak RT di mana yaa ?”.

    “oh di sana, neng…neng lurus aja..abis itu belok kiri..”.

    “oh..terima kasih ya, Pak..”.

    “iya, neng..”. Adel segera turun dari mobilnya saat sudah sampai di depan rumah yang di tunjukkan bapak tadi.

    “tok tok tok !!”.

    “permisi !!”. Pintu pun terbuka, seorang ibu-ibu yang membukanya.

    “permisi, Bu..saya mau ketemu Pak RT..”.

    “adek ini siapa ya ?”.

    “nama saya Adel, Bu..”.

    “saya Endang, istrinya Solihin, Pak RT di sini, dek Adel ada keperluan apa ya ?”. Keduanya pun bersalaman.

    “begini, Bu…saya lagi neliti kehidupan nelayan buat jadi bahan skripsi saya…saya mau minta izin ke Pak RT..”.

    “oh begitu, dek Adel udah ada tempat nginap di rumah warga di sekitar sini ?”.

    “itu dia, Bu..saya belum ada..makanya saya mau izin ke Pak RT sekalian minta tolong di cariin warga di sekitar sini..boleh, Bu ?”.

    “oh boleh boleh, dek..ayo dek Adel masuk dulu..langsung ngomong sama bapak..”.

    “iya, Bu..terima kasih..”.

    “ayo dek, silakan duduk dulu..Ibu panggil Bapak dulu..”.

    “iya, Bu..”. Tak lama kemudian, Endang keluar dengan seorang bapak-bapak.

    “ini dek Adel ya ?”.

    “iya, Pak..saya Adel..”.

    “ada perlu apa ke sini ?”. Adel pun menjelaskan seperti apa yang dijelaskan ke Endang.

    Cerita Dewasa Adel Si Gadis Nelayan

    Meskipun Adel berbohong, tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya mengalir dengan lancar.

    “hmm…begitu ya, Dek..adek tunggu di sini sebentar..saya mau tanya warga yang mau dulu..”.

    “maaf, Pak…saya jadi gak enak ngerepotin…”.

    “gak apa-apa, Dek Adel…kalo gitu, saya pergi dulu yaa..”. Sambil menunggu, Adel mengobrol dengan

    Endang di ruang tamu rumah Endang. Tak lama kemudian, Solihin sudah kembali.

    “Dek Adel, ayo ikut Bapak..”.

    “iya, Pak..Bu Endang, saya pergi dulu..”. Adel mengikuti Solihin yang berjalan melewati rumah-rumah warga yang sederhana.

    Hampir semua warganya berprofesi sebagai nelayan sehingga rumah-rumah yang ada hampir sama.

    “nah, Dik Adel..ini namanya pak Supri..”.

    “Adel..”, ujar Adel sambil menyalami Supri dan tersenyum.

    “Supri..”

    “nah ini istrinya Pak Supri..namanya Bu Juju..”.

    “Adel..”.

    “Aminah..”.

    “nah, Pak Supri..ini Adel yang tadi saya bicarakan..gimana ? boleh Dik Adel tinggal disini, Pak ?”.

    “boleh..”.

    “kalau ibu Juju?”.

    “berapa lama Nak Adel mau tinggal?”.

    “hmm..mungkin sekitar 1 minggu..paling lama mungkin 2 minggu..boleh ya, Bu, Pak ? saya janji deh bakal bantu-bantu n’ gak nyusahin..”, rayu Adel.

    “iya, boleh, Nak Adel..”.

    “makasih banget Bu Juju..”, ujar Adel, memeluk Juju.

    “kalo Bapak ?”.

    “iyaa, boleh, neng..”.

    “makasih, Pak Supri..”. Adel hanya menyalami Supri.

    “kalo begitu..besok saya mulai tinggal di sini..makasih ya Pak Solihin udah bantu saya..”.

    “iya, Dek Adel…saya seneng bisa bantu…”.

    Adel pun mengobrol dengan Solihin, Juju, dan Supri. Layaknya orang yang benar-benar sedang meneliti, Adel kadang melayangkan pertanyaan ke Juju dan Supri. Setelah rasanya cukup mengakrabkan diri kepada keluarga nelayan itu, Adel pun pamit untuk pulang karena baru besok dia akan pindah.

    Rumah Supri benar-benar sederhana layaknya rumah-rumah nelayan seperti umumnya, namun bukan Adel namanya jika hanya gara-gara itu dia jadi mengurungkan niatnya. Gadis manis itu malah bersemangat dan jadi tak sabar, ingin tinggal bersama keluarga yang sederhana. Keesokan harinya pun, Adel kembali dengan sudah membawa kopernya.

    “tok tok tok”.

    “eh Nak Adel..silahkan masuk..”, suruh Juju.

    “Pak Supri kemana, Bu ?”.

    “lagi jemput Didit sama Indah di sekolah..”.

    “oh, anak-anak Ibu biasa pulang jam segini ya ?”.

    “iya, nak…ayo, Nak diminum dulu..”.

    “aduh si Ibu..pake repot-repot..makasih ya, Bu..”.

    “Nak Adel..sini ikut Ibu..”.

    “iya, Bu..”. Adel mengikuti Juju masuk ke kamar yang hanya tertutup dengan kain saja, tak ada pintu.

    “nah, Nak Adel nanti tidur di sini bareng Ibu sama Indah..”.

    “lho ? Bapak Supri nanti tidur dimana ?”.

    “nanti biar Bapak tidur sama Didit..”.

    “tapi Bapak gak apa-apa, Bu ?”.

    “gak apa-apa…Ibu udah ngomong sama Bapak..”.

    “oh..makasih yaa, Bu..”.

    “baju-bajunya Nak Adel taruh di lemari ini aja..”.

    “iyaa, Bu..”.

    Adel memasukkan baju-bajunya yang ada di koper ke dalam lemari. Juju mengajak Adel keliling rumah, menunjukkan dimana dapur dan kamar mandinya. Adel benar-benar prihatin, lantai dapurnya dari pasir. Kamar mandinya juga memprihatinkan, hanya seperti sebuah bilik. Tak lama kemudian, Supri, Indah, dan Didit pulang dari sekolah.

    “kakak ini siapa, Bu ?”, tanya Indah.

    “mmm..ini..”, Juju kebingungan bagaimana menjelaskan ke anaknya yang masih kecil itu.

    “kakak ini temen adiknya Ibu..”.

    “terus kakak di sini mau apa ?”.

    “ya kakak bantu-bantu aja di sini…”.

    “oh…”.

    “udah sana..ganti seragamnya…ayo kamu juga, Dit..”.

    “iyaa, Bu..”. Indah dan Didit pun masuk ke dalam kamar dan langsung keluar lagi dengan pakaian yang agak lusuh.

    Didit pun langsung keluar untuk bermain. Sementara Indah penasaran dengan orang asing yang ada di rumahnya.

    Cerita Mesum Adel Si Gadis Nelayan

    “kakak, kakak..”.

    “iyaa ?”.

    “nama kakak siapa ?”.

    “nama kakak, Adel…nama kamu Indah kan ?”.

    “iya, kak…kakak tinggal di mana ?”.

    “di daerah Jakarta…”.

    “oh…terus kakak kelas berapa ?”.

    “kakak udah gak sekolah, sayang…kakak kuliah..”.

    “apa, kak ? kul..kuliah yaa, kak ? kuliah itu apa, kak ?”.

    “iyaa..kuliah itu…hmm..kamu sekarang kelas berapa ?”.

    “kelas 5 sd, kak..”.

    “nah kamu tau kan ada SMP abis itu SMA ?”.

    “iyaa..”.

    “nah kuliah itu habis SMA..”.

    “oooh…wah berarti kakak pinter banget dong ? ajarin Indah ngerjain pr dong ?”.

    “ayoo..mana sini prnya..tapi Indah yang ngerjain yaa..kakak cuma ngajarin doank lho..”.

    “iyaa dong, kak..”.

    Supri dan Juju tersenyum, belum ada sehari tapi Adel sudah membantu anak mereka mengerjakan pr. Adel kagum dengan Indah, cuma sekali di ajari, dia langsung bisa. Pasti gedenya pinter nih anak, pikir Adel.

    Secara diam-diam, Supri memperhatikan Adel. Sebagai lelaki normal, Supri tertarik dengan Adel.

    Dibandingkan istrinya, Adel jauh lebih cantik dan manis dan tentu tubuh Adel lebih menggiurkan daripada Juju. Tubuh gadis muda itu terlihat begitu padat dan montok, pantatnya sekal, dan kedua kemasan susunya juga sangat menggiurkan, tak heran kalau Supri sering salah tingkah jika berhadap-hadapan dengan Adel sebab pikiran-pikiran jorok tentang Adel selalu mampir ke otak Supri.

    Tapi, Supri tidak tahu sifat asli Adel, si gadis manis yang terlihat kalem itu. Dalam waktu sehari saja, Adel bisa mengakrabkan diri dengan keluarga barunya. Didit juga sudah lumayan akrab dengan Adel. Di antara 3 temannya yang lain, memang Adel yang paling jago bersosialisasi dengan orang lain. Bisa dibilang, Adel adalah cewek yang easy going dan asik.

    “Pak Supri..”.

    “iya, neng ?”.

    “Pak Supri kalau pergi ke laut, jam berapa berangkatnya, Pak ?”.

    “ngelaut ? jam 5 pagi, neng…kenapa, neng ?”.

    “saya mau ikut dong, Pak ?”.

    “ikut ? kok neng mau ikut ? buat apa, neng ?”.

    “ya buat jadi bahan skripsi saya, Pak…saya mau tahu caranya nelayan pas lagi nangkep ikan, Pak…”.

    “oh begitu..tapi neng Adel bisa gak bangun pagi ?”.

    “bisa, Pak..tenang aja..boleh ya, Pak ?”.

    “iyaa boleh, neng…”.

    Bagaimana Supri bisa menolak, pergi ke laut untuk menangkap ikan ditemani gadis manis, tentu tidak akan bosan. Adel terbangun karena ingin buang air kecil. Kebiasaan buruknya sejak kecil memang belum bisa hilang. Dengan sangat hati-hati, Adel turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan Juju dan Indah yang tidur di sampingnya.

    Adel berjalan ke kamar mandi dengan menyalakan fitur senter di hpnya untuk menerangi jalannya karena lampu petromax yang menyala tidak terlalu terang. Supri keluar dari kamar Didit karena sudah jam 4.30 pagi. Supri menyiapkan jalanya, melipatnya dengan rapi agar tidak kusut nanti saat dilempar. Dia dengar ada suara dari arah kamar mandi.

    Dia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari tahu ada apa. Dia tahu ada orang di dalam kamar mandi, Supri sengaja tak bersuara karena siapa tahu yang sedang di kamar mandi adalah Adel. Supri mengintip dari celah-celah bilik kamar mandi yang terbuat dari bambu itu. Supri sumringah, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Orang yang ada di dalam kamar mandi memang benar Adel yang sedang jongkok.

    “ccrrr…”, bunyi air yang jatuh ke dalam wc. Mata Supri pun tak berkedip, menikmati pemandangan yang ada di depan matanya.

    “hhh !!”, nafas Supri menjadi cepat ketika melihat Adel mengobel-ngobel vaginanya sendiri.

    “ah !! akhirnya lega juga..”, ujar Adel setelah selesai mengeluarkan sisa-sisa air seninya dari liang kewanitaannya.

    Pandangan Supri tertuju ke daerah intim Adel yang terlihat jelas ketika Adel berdiri. Tak ada rambut yang menutupi daerah segitiga Adel. Jelas sekali bagi Supri untuk bisa melihat bentuk vagina

    Adel. Supri menelan ludahnya sendiri, nafsu sekali melihat lembah kewanitaan milik Adel. Bibir vagina Adel terlihat begitu rapat, pastilah sempit dan hangat di dalamnya, begitu yang dipikirkan Supri. Supri langsung ngibrit begitu Adel akan keluar kamar mandi.

    “eh Pak Supri udah bangun ?”.

    “i..iya, neng..”.

    “udah biasa bangun jam segini ya, Pak ?”.

    “i iya, neng..”.

    “Bapak mau berangkat sekarang ?”.

    “i..iya, neng…”.

    “kalo gitu saya siap-siap bentar ya, Pak…”. Adel mencuci mukanya agar lebih segar dan merapikan rambutnya.

    “ayo, Pak…”. Adel dan Supri berjalan menuju pinggir laut. Supri masih terbayang-bayang dengan selangkangan Adel tadi.

    Ada sebuah perahu yang tidak bagus namun cukup besar. Ada 2 orang pria yang berada di dekat pria itu.

    “eh, Pri…siapa tuh cewek cakep ?”.

    “kenalin…ini namanya Adel, mahasiswi dari Jakarta..”.

    “Jaka..”.

    “Untung..”.

    “Adel..”, balas si gadis manis sambil tersenyum dan bergantian menyalami tangan kedua pria berkulit hitam itu.

    “neng Adel ngapain ke sini ?”.

    “saya dapet tugas dari kampus disuruh cari tahu tentang kehidupan nelayan..makanya saya ikut Pak Supri ke laut…”.

    “jadi neng Adel mau ngelaut bareng kita nih ?”.

    “iyaa, Pak Jaka, Pak Untung..boleh kan saya ikut ?”.

    “ya boleh dong, neng…”, dua pria itu tersenyum. Jaka, Untung, dan Supri menaruh jalanya di dalam perahu.

    “ayo, neng Adel naik…”.

    “iya, Pak…”. Belum terbiasa naik ke kapal yang sudah mengambang di air, Adel pun limbung dan akan jatuh ke belakang.

    Dengan refleks cepat, Supri langsung menahan tubuh Adel dengan menggunakan tangan kanannya untuk menahan punggung Adel sementara tangan kirinya menahan pantat Adel.

    “ma..ma..af, neng…”, ujar Supri langsung takut Adel marah karena telah memegang pantatnya.

    “gak apa-apa, Pak…tadi kan Bapak nolongin saya..”, jawab Adel ditambah dengan senyumannya yang manis. Supri jadi agak tenang.

    “hati-hati neng, naiknya..”.

    Cerita Hot Adel Si Gadis Nelayan

    Dengan berpegangan pada Supri, Adel bisa naik ke atas perahu dengan mudah. Setelah itu, Supri, Jaka, dan Untung mendorong kapal lebih ke laut sebelum naik ke atas kapal.

    Mesin perahu pun dinyalakan. Jaka yang mengendalikan mesin sementara Untung dan Supri menyiapkan jala. Jaka pun memandangi lekuk-lekuk tubuh Adel dari belakang.

    “ckck…”, decak Jaka sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

    Andai saja punya istri seperti ini, pasti malas untuk mencari ikan, inginnya di ranjang terus, pikir Jaka. Perahu pun berhenti, Jaka, Untung, dan Supri mengambil jala mereka masing-masing. Setelah di urai agar tidak kusut. Jaka melemparkan jalanya ke bagian samping kanan perahu sementara Untung ke bagian kiri dan Supri ke bagian depan.

    “oh iya, Pak…ini perahu punya siapa ?”.

    “oh ini perahu punya kita betiga, neng..”.

    “oh punya bertiga…patungan gitu ceritanya ?”.

    “iyalah, neng…kalo buat perahu sendirian mahal…”.

    “oh iyaa juga yaa…”. Adel pun menyaksikan 3 nelayan itu melempar jala, menariknya, dan menuang ikan ke dalam perahu lalu melempar jalanya lagi.

    Adel pun merekam semua kegiatan 3 nelayan tersebut dengan handycam mahalnya. Handycam yang tahan air. Selesai sudah melaut hari itu, matahari sudah lumayan tinggi bersinar.

    “wah ikannya banyak juga yaa, Pak…”.

    “segini malah sedikit, neng..biasanya lebih banyak…”.

    “oh..saya kira segini udah banyak..”.

    “belum, neng…kalo cuma segini..biasanya nanti siang ngelaut lagi..”, jelas Jaka.

    “oh..nanti siang saya boleh ikut lagi kan, Pak ?”.

    “pasti boleh lah, neng…kan lumayan bisa nambah semangat..hehe..”, canda Untung mulai menggoda Adel.

    “ah, Pak Untung bisaa aja niih…”. Mereka pun kembali ke pinggir laut.

    Supri beserta 2 kawannya melabuhkan perahu mereka.

    “neng Adel pulang aja duluan…kita bertiga mau bawa ikan ke pasar dulu..”.

    “oh ya dah, Pak…Pak Jaka, Pak Untung…Adel pulang duluan yaa..”.

    “oh iyaa neng…”. Adel pun berjalan ke rumah Supri.

    “dari laut yaa, Nak ?”, tanya Juju yang melihat Adel berjalan.

    “iyaa, Bu…rasanya capek juga yaa, Bu…padahal saya tadi gak ngapa-ngapain…”.

    “yaa namanya juga Nak Adel belum biasa…”.

    “mungkin juga kali yaa, Bu…”.

    “yaudah, Nak Adel istirahat dulu abis itu Nak Adel mandi…”.

    “iyaa, Bu…”. Setelah mandi dan berganti pakaian, Adel pun keluar dari rumah.

    “sini, Bu…saya bantuin jemur pakaiannya…”.

    “makasih, Nak…”. Adel pun mengobrol dengan Juju sehabis menjemur, tak lama kemudian Supri pulang.

    Pagi pun berganti menjadi siang hari yang terik. Kedua anak Supri telah pulang dari sekolah dan telah berganti pakaian.

    “ayo semua, kita makan…”.

    “maaf nih, Nak Adel…hari ini cuma ada ikan asin, tumis kangkung sama tempe goreng doang..”.

    “gak apa-apa, Bu…saya malah seneng banget…”.

    Adel pun membuktikan perkataannya. Dengan lahap, Adel memakan nasi dengan lauk yang tersedia. Juju tersenyum senang, tak disangka olehnya, mahasiswi kaya itu kelihatan lahap sekali makan hanya dengan ikan asin dan tumis kangkung yang dibuatnya. Kirain semua orang kaya sombong, gak mau makan beginian, pikir Juju. Setelah makan, Adel membantu Juju membersihkan piring-piring. Sementara, seperti biasa Didit pergi ke luar untuk bermain bersama teman-temannya.”Bapak…mau ke laut lagi kan ?”.

    “kayaknya gak jadi, neng..”.

    “lho ? kenapa, Pak ? bukannya tadi ikannya kurang banyak ?”.

    “tadi pas lagi di jalan ketemu orang dari restoran…beli semua ikan…lebih mahal daripada di jual di pasar…”.

    “waah…beruntung dong, Pak hari ini…”.

    “iyaa, neng…”.

    “kalo gitu…gimana kalo saya ngajak Indah naik perahu Bapak…”.

    “iya boleh, tapi neng..”.

    “bahan bakarnya ? tenang aja, Pak…saya beliin deh…”.

    “iya, neng…”. Adel memberi uang ke Supri yang langsung keluar rumah.

    “Indah, mau nggak jalan-jalan sama kakak naik perahunya Bapak ?”.

    “wah, mau ! mau ! mau, Kak…”.

    “yaudah..kamu siap-siap gih sana…”.

    “iya, Kak…”.

    Mereka berdua pun menuju ke perahu dimana Supri sudah selesai mengisi bahan bakar perahunya. Mereka bertiga menikmati pemandangan laut. Indah dan Adel begitu akrab bagai kakak-adik malah seperti ibu-anak. Supri masih terngiang-ngiang dengan memori tadi pagi. Andai aja neng Adel jadi bini gue, pikir Supri.

    Memang, Adel tidak terlalu cantik seperti 3 temannya, tapi wajahnya lumayan manis, tubuhnya pun cukup padat berisi, belum lagi Adel mempunyai inner beauty karena keramah-tamahannya dan easy-going, enak diajak ngobrol membuat daya tarik tersendiri bagi Adel. Puas menikmati keindahan laut, mereka bertiga pulang ke rumah. Adel benar-benar senang sekali, keinginannya terpenuhi, menikmati keindahan laut, meskipun ada satu lagi keinginannya yang belum atau kemungkinan besar tidak akan terpenuhi.

    Indah dan Adel sama-sama tidur setelah sampai di rumah. Juju sedang keluar rumah sehingga tinggal Supri yang sedang ngaso di depan rumah. Terngiang-ngiang akan pemandangan selangkangan Adel, pikiran nakal singgah di otak Supri. Supri mengintip ke kamar istrinya, Adel masih tidur pulas bersama Indah. Supri berjalan ke luar rumah menghampiri jemuran istrinya.

    Supri mencari pakaian Adel yang ada di jemuran. Supri ingin mencari celana dalam atau setidaknya bra yang digunakan Adel. Supri keheranan dan kebingungan, dia tak menemukan cd ataupun bh Adel. Yang ada cuma baju atau celana 3/4 milik Adel. Jika ada celana dalam, paling itu punya Juju. Terbesit 2 jawaban di otak Supri. Adel tidak ganti celana dalam atau bh selama 2 hari atau 2 hari ini Adel tidak pernah memakai bh dan celana dalam. Membayangkan jawaban kedua, timbul tonjolan di celana Supri. Supri membayangkan lebih jauh, dirinya membayangkan Adel tak mengenakan apapun saat melaut. Pastilah begitu indah melihat keseksian tubuh telanjang dari gadis muda nan cantik seperti Adel di atas perahu.

    “heh…Bapak ngapain ngeliatin jemuran ?”, tanya Juju.

    “nggak, Bu…Bapak ngecek udah kering apa belum ?”.

    “oh..neng Adel udah bangun, Pak ?”.

    “belum, masih tidur sama Indah…”.

    “oh..”. Hari itu pun berlalu seperti biasa.

    Keesokan paginya, seperti pagi kemarin, Adel dan Supri sudah siap untuk melaut. Supri agak terkejut melihat Adel yang memakai kaos putih. Kaos putih membuat payudara Adel lebih ‘jelas’. Apalagi, Supri melihat ada tonjolan kecil tepat di bagian dada Adel.

    “kenapa, Pak ?”.

    “nggak, neng…”, Supri langsung memalingkan wajahnya karena tertangkap basah oleh Adel melirik ke bagian dadanya.

    “ayo, Pak..kita berangkat yuk..”.

    “eh bapak-bapak…udah pada di sini yaa…”, sapa Adel yang baru datang bersama Supri.

    Mereka pun langsung melaut.

    “Pak…saya mau nyoba dong…”.

    “neng bisa ?”.

    “saya mau nyoba aja, Pak..”.

    “yaudah..nih, neng..”. Adel melempar jala, mendiamkannya.

    “nah neng..sekarang tarik jalanya…”.

    “mmmpphh !!!”, Adel menarik jala yang sekarang jadi berat.

    “aduh beraat, Pak !!”.

    “sini, Bapak bantuin…”. Untung meraih ke bawah untuk menggenggam jala dan membantu Adel menarik jala.

    “wah ikannya banyak, Pak…”, ujar Adel kegirangan.

    “iya neng..mentang-mentang cewek cakep yang ngelempar jala..ikannya pada banyak yang masuk jala…”.

    “ah Pak Untung bisa aja…”. Untung pun mengeluarkan ikan dari jala.

    “lagi ah, Pak…”. Adel melempar jala lagi. Kali ini, jalanya lebih berat dari sebelumnya. Adel pun menarik dengan sekuat tenaga. Kaki Adel mencari pijakan yang kuat, tapi salah menapak.

    “byurr !!!”. Adel pun tercebur ke dalam air. Dengan sigap, Supri meloncat ke dalam air. Untung dan Jaka membantu Adel naik lagi ke atas perahu.

    “neng Adel gak apa-apa ?”.

    “nggak apa-apa, Pak..tadi cuma kepleset aja kok…”.

    “gleek…”. Jaka dan Untung meneguk ludahnya sendiri.

    Kaos putih polos yang dikenakan Adel kini menjadi transparan karena basah terkena air sehingga terlihatlah daging kembar milik Adel oleh Jaka dan Untung.

    Bukannya tidak sadar, Adel justru sadar sekali Jaka dan Untung sedang memandangi payudaranya, tapi Adel malah menengok ke belakang dan menaruh tangannya di pantatnya sendiri.

    “yah basah deh celana tinggal satu-satunya…”. Karena Adel melihat ke arah pantatnya, otomatis dadanya jadi semakin membusung ke depan, tepat ke hadapan Jaka dan Untung.

    “Pak Supri, sini saya bantu…”. Adel merunduk, pantatnya mengarah ke Jaka dan Untung.

    Benar dugaan Supri, Adel tak memakai bra. Supri bisa melihat dengan jelas ‘kemasan susu’ Adel melalui lubang leher kaosnya. Adel merasa begitu liar, begitu nakal. Kedua buah payudaranya sedang diintip Supri dari depan sedangkan pantatnya sedang diamati dengan seksama oleh Jaka dan Untung. Tiba-tiba dua tangan menyelinap dari belakang Adel, menampung 2 daging empuk Adel yang menggantung itu dan langsung meremasinya. Spontan, Adel langsung berdiri tegak dan melihat ke belakang, ternyata Untung.

    “Pak Untung ! STOP !!!”, nada Adel kencang sambil berusaha keras menjauhkan kedua tangan Untung dari payudaranya.

    Tapi, tangan Untung tetap kokoh menggenggam dada Adel. Meremasinya dengan sangat bertenaga sehingga Adel agak kesakitan. Untung sengaja melakukan itu agar Adel tahu siapa yang berkuasa dan menegaskan bahwa payudaranya sudah dikuasai. Tiba-tiba, Jaka sudah berdiri di samping Adel. Tangannya langsung menangkup daerah selangkangan Adel. Bergerak perlahan mengelus-elus vagina Adel bagai mengelus kucing (pussy) untuk dimanja.

    “tenang aja, neng Adel…kalo neng Adel pasrah..neng Adel juga bakalan enak, kok..hehe”. Sebenarnya, Adel hanya berakting saja.

    Batinnya malah berteriak minta vaginanya disodok secepatnya. Inilah fantasi liar Adel yang tak pernah terpenuhi. Berhubungan intim di atas perahu adalah hal yang sangat liar bagi Adel yang ternyata memang eksibisionis sejati. Kaos Adel yang basah bisa dirobek Untung dengan mudahnya dan langsung kembali meremas-remas payudara Adel yang empuk dan sesekali memilin, menarik, dan memencet-mencet kedua puting Adel.

    Melihat temannya yang sudah beraksi, Jaka tak mau kalah. Dibukanya kancing dan resleting celana 3/4 yang dikenakan Adel lalu langsung memelorotinya ke bawah. Supri dan Untung terkejut sama seperti Jaka saat melihat vagina Adel. Ternyata, Adel juga tak memakai celana dalam.

    “wah neng Adel juga gak pake kancut…kayaknya neng Adel emang udah tau bakal kita pake nih..gakgakgak !!!”, ejek Jaka.

    Jaka pun langsung meremas-remas lembah kewanitaan Adel dengan penuh nafsu. Jari-jarinya menari di sekitar bibir vagina mahasiswi manis itu.

    “jaangaannnnhhhh, Pakkhhh !!!”, lirih Adel yang sudah tak kuasa merasakan hawa nafsunya yang semakin terpancing karena tiga titik vitalnya sedang dirangsang oleh 2 nelayan itu.

    Jaka pun jongkok di depan Adel yang masih dipeluk dan diremasi payudaranya oleh Untung dari belakang karena Jaka ingin sekali melihat vagina Adel dengan jelas.

    “ckck…”, decak Jaka.

    “memek cewek cakep emang beda…hehe…bikin ngiler..wehehehe !!”, pujian sekaligus ledekan keluar dari mulut Jaka yang sedang asik mengusap-usap vagina Adel.

    “aaahhhh….”, lirih Adel, tubuhnya bergetar-getar saat Jaka mulai memainkan klitorisnya sekaligus mengaduk-aduk liang vaginanya.

    Jaka dan Untung semakin gemas dengan Adel sehingga aktivitas mereka pun semakin menggila. Adel tak kuasa lagi, dia hanya bisa mendesah dan melirih nikmat sambil menggeliat-geliat. Adel pasrah kedua payudaranya diremasi Untung dengan nafsunya, dan vaginanya habis dikobel-kobel oleh Jaka. Untung menjilati kuping kanan Adel karena saking ‘gemas’nya dengan tubuh montok Adel. Supri yang berada di depan Adel hanya bisa terdiam melihat dua buah payudara Adel berada di genggaman tangan Untung sedangkan vagina Adel tak terlihat karena tertutup kepala Jaka yang sedang asik menjilati kemaluan Adel.

    “Paaakhh…Suuppriihhhhh…”, lirih Adel sambil memandang ke Supri dengan pandangan mata yang sayu dan ekspresi wajah yang terlihat sedang di mabuk birahi.

    Burung Supri pun sebenarnya sudah ingin keluar dari sarang, tapi Supri masih bingung harus berbuat apa.

    Mendengar desahan Adel, Untung pun berkomentar.

    “tuh Pri…udah dipanggil…”. Tengah terjadi perang batin di dalam hati Supri antar nafsu dan nurani.

    Tapi, panggilan Adel tadi memang bukan panggilan minta tolong. Justru Adel ingin Supri agar ikut menggerayangi tubuhnya. Adel sudah sangat bergairah, tak menyangka fantasi liarnya sedang proses terwujud.

    “terusssss….ooohhhh…”, desis Adel menekan kepala Jaka ke selangkangannya.

    Lidah Jaka dengan lihainya menyapu setiap jengkal dari daerah kewanitaan Adel dan melata-lata di dalam rongga vaginanya.

    “aaaahh…aaahhh…AAAKKHHH !!!”.

    Mulut Jaka bagai vacuum cleaner yang menyedot habis cairan vagina Adel. Dengan sapuan terakhir, lidah Jaka membelai dari bawah bibir vagina Adel sampai ke klitorisnya.

    “gimana, Jak rasa memek mahasiswi caem ?”.

    “uenak tenan, rek…gurih kayak santen…”.

    “kalo gitu..neng Adel, Pak Untung juga minta santennya yaa ? hehehe”.

    Untung membalikkan Adel sehingga berhadap-hadapan dengannya.

    “mmpphhhhhh….”. Untung langsung menyambar bibir halus Adel tanpa basa-basi.

    Dengan nafsunya, Untung memagut, mengemut bibir Adel dan menjilati wajahnya sehingga sekarang yang tercium di hidung Adel hanya bau jigong Untung saja. Lidah Untung pun mendesak masuk ke dalam rongga mulut Adel yang terbuka karena Adel mencari udara. Betapa kagetnya Untung saat merasakan perlawanan dalam rongga mulut Adel.

    Rupanya Adel pun memainkan lidahnya. Untung memandang wajah Adel, namun Adel memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati ciuman. Dalam hati, Untung merasa senang. Rupanya, mahasiswi manis ini memang ingin diperkosa dan disetubuhi. Bosan dengan bibir atas Adel, Untung langsung pindah ke ‘bibir’ Adel yang lainnya.

    “nyymmmm…heemmhh…wuuueenaaakk !!!!”, celoteh Untung menikmati ‘rasa’ dari celah sempit pada tengah-tengah selangkangan Adel.

    “eeemmmhhh teerruusshh Paaakkhhh !!”, ungkap Adel yang semakin memajukan pinggulnya seolah ingin menyajikan vaginanya kepada Untung.

    Untung pun menarik pinggang Adel ke arahnya sehingga wajah nelayan jelek itu semakin menempel dan semakin terbenam di selangkangan mahasiswi manis itu. Orgasme didapatkan Adel lagi, Untung pun sibuk menyeruput ‘sari’ vagina Adel yang sedari tadi memang sudah ditunggu-tunggunya.

    “rasanya gurih tenan !! hahaha !!!”. Untung mencolek bibir bagian dalam vagina Adel lalu memasukkan jarinya yang basah dengan cairan vagina itu ke dalam mulut Adel.

    “gimana, neng Adel ? enak kan rasa memeknya ? gehehe !!!”.

    Adel memang tak menjawab, tapi dia mengulum jari Untung.

    “neng Adel..kenapa kemaren gak bilang sih kalo memeknya rasanya enak banget. ya nggak, Tung ?”, bisik Jaka dari belakang Adel.

    “iye..bener tuh..wahahaha !!”. Tangan Jaka beralih untuk ‘mengusik’ selangkangan Adel.

    “eh Supri…mao nyobain memek neng Adel juga kagak ?”. Jaka mengajak Adel berputar sehingga sekarang

    Supri bisa melihat tubuh Adel lagi yang tadi tertutup badan Jaka.

    “jangan malu-malu, Pri…kapan lagi lo bisa ngerasain memek kayak gini ?”, Jaka membuka dan melebarkan bibir vagina Adel.

    Adel benar-benar merasa begitu bergairah melihat kedua mata Supri yang sangat terfokus pada vaginanya. Adel memang suka sekali jika ada yang memandangi tubuhnya, membuat Adel merasa seksi dan semakin bersemangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apalagi saat ini dia telanjang bulat di depan 3 pria dengan tatapan mata yang sangat lapar. Benar-benar begitu liar yang dirasakan Adel. Sejak dulu, Adel memang suka sekali kalau ada yang memperhatikannya.

    Saat Adel masih kelas 2 SMP, Adel pernah jatuh terjerembab ke belakang karena terkena bola basket.

    Posisi Adel jatuh dengan kaki yang mengangkang, roknya pun tersingkap ke atas. Alhasil, teman-temannya yang sedang bermain basket melihat celana dalam Adel dengan jelas. Adel langsung berdiri dan lari dengan wajah yang merah karena sangat malu. Bagaimana tidak malu, mungkin ada sekitar 10 anak laki-laki yang melihat celana dalamnya.

    Tapi, kejadian itu adalah awal mula munculnya sifat eksibisionis di dalam diri Adel. Semenjak itu, Adel sangat menyukai rasa dag dig dug dan rasa malu yang dirasakannya saat tahu kalau ada pria yang memandangi tubuhnya. Dan pada kelas 3 SMP, Adel sudah mulai meninggalkan yang namanya bra dan cd sampai sekarang. Adel hafal betul dengan jadwal mensnya agar tahu kapan harus memakai celana dalam.

    “neng Adel…boleh kan si Supri ngerasain memek neng juga ?”.

    “iyaaaa…”, jawab Adel sambil mengangguk pelan.

    “tuh, Pri…udah di ijinin…”. Tak ragu-ragu lagi, Supri langsung jongkok dan menyantap vagina Adel dengan rakus seperti orang kesetanan, kerasukan setan nafsu.

    “ooohhh oouuuhhh aaahhhh”, desah Adel menggeliat-geliat hebat dan menekan kepala Supri ke selangkangannya sendiri kuat-kuat.

    Adel terengah-engah, tubuhnya bermandikan keringat, desahannya menandakan kalau dia sedang larut dalam kenikmatan yang teramat sangat. Sambil terus meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya, Adel melihat ke bagian bawah tubuhnya yang disantap habis-habisan oleh Supri.

    Adel tak menduga sama sekali, serangan lidah Supri akan begitu dahsyat seolah-olah Supri sudah tahu bagian mana yang harus disentuh, dijilat, dan disentil dengan lidahnya itu. Lidah Supri begitu lincah membelai daerah kewanitaan Adel sehingga membuat pemiliknya begitu keenakan sampai terengah-engah dan mengerang lepas.

    “Tung..bawa kite ke pulo yang waktu ntu…gak enak kalo ngentot di kapal..”, ujar Jaka kepada Untung sementara kedua tangannya tetap saja asik meremasi kedua payudara Adel.

    “seph daah..”. Tak lama, perahu pun melabuh di pinggir pantai.

    Hanya terlihat hutan dan pohon-pohon tinggi. Kedua kaki Adel terasa lemas, tak dapat menopang tubuhnya sendiri karena Supri membuatnya orgasme sebanyak 2x. Jaka turun dari perahu duluan, Supri menggendong tubuh telanjang Adel dan memberikan Adel ke Jaka. Jaka mendudukkan Adel di atas pasir dan berdiri di depannya, dan melepas celana. Dengan kasarnya, Jaka membenamkan wajah Adel ke selangkangannya yang bau apek itu.

    “ayo neng Adel !! sepongin kontol gue !!!”. Adel menggenggam penis Jaka dan mendekatkan tongkat itu ke mulutnya. Lidah Adel menjulur keluar untuk menyambut kepala penis Jaka.

    “jilat neng kayak permen !”. Lidah Adel pun menjalari sekujur batang kejantanan Jaka yang membuat sang pemilik gemetar keenakan.

    “ooohhh !!”, Jaka merinding keenakan.

    Batang, pangkal batang, dan buah pelirnya terkena sapuan lidah Adel berkali-kali. Pangkal paha Jaka pun juga dijilati Adel. Selangkangan Jaka basah kuyup oleh air liur Adel yang semakin asik mengulum batang Jaka. Adel mengulum, menghisap, dan menyedot ‘perkakas’ Jaka bersama ‘kantung’nya juga.

    “neng Adel..masa si Jaka doank yang di sepong ? kita juga mau…hehehe”, ejek Untung sambil menuntun tangan kanan Adel ke penisnya yang sudah ‘bebas’.

    Adel pun mulai menggerakkan tangan kanannya. Adel melirik ke arah kiri dan melihat Supri juga sudah tak memakai celana. Tanpa perlu dituntun, tangan kiri Adel langsung menggenggam penis Supri dan mengocoknya. Adel bagai ikan yang sedang sibuk dengan 3 kail pancing saja.

    Di antara 3 batang yang ada, punya Supri yang paling lama dioral Adel. Bahkan hanya batang Supri yang diciumi mesra oleh Adel sebelum dikulum. Lama menunggu, Jaka dan Untung langsung menjejalkan penisnya ke mulut Adel sehingga 3 ‘pentungan’ itu saling beradu dan berjejalan di depan mulut Adel. Adel menjulurkan lidahnya keluar dan menggerakkan lidahnya untuk mengenai 3 ujung penis yang tersodor di hadapannya.

    “ayo, neng…sekarang tiduran…”. Adel tidur terlentang dan menekuk kedua kakinya dan melebarkan kakinya seolah sudah bersiap diri akan ‘dipakai’ oleh 3 nelayan itu.

    3 pria itu pun memandangi vagina Adel yang tertutup pasir karena selangkangan Adel basah oleh air liur Supri, Jaka, Untung tadi sehingga pasir pun menempel. Untung dan Jaka langsung berebutan dan saling dorong, dan Untung lah yang keluar sebagai pemenang.

    “neng…numpang nyelipin kontol donk..hehehe…”. Ujung ‘tombak’ Untung pun sudah bersentuhan dengan bibir vagina Adel.

    “eemmmmm….”, gumam Adel merasakan benda tumpul masuk ke dalam rahimnya. Batang kejantanan

    Untung terus masuk dan masuk membuat sela-sela bibir vagina Adel melebar untuk menyesuaikan dengan diameternya. Pria tua dan gadis muda itu ‘tersambung’ oleh alat kelamin mereka yang saling mengunci.

    “sempit banget !! mantaabbhh !!!”, teriak Untung merasakan betapa sempit dan hangatnya liang kewanitaan Adel.

    Si pria tua itu begitu keenakan, penisnya bagai dijepit kuat dan diurut-urut oleh dinding vagina si gadis muda. Untung mulai menggenjot vagina Adel.

    “uummhh…aahhh…oouuuhhh !!!”, berbagai macam bunyi suara keluar dari mulut Adel.

    Jaka mengangkang di perut Adel, meletakkan penisnya di belahan payudara Adel. Jaka pun merapatkan kedua buah payudara Adel untuk menjepit penisnya.

    “enaak jugaa !!! angeetthh !!”. Jaka mulai memompa payudara Adel. Pucuk penis Jaka pun kadang menyentuh dagu Adel.

    “oohhh oohhh mmmhhh yeeessshhh !!!! ooooohhhhh !!!!”, erang Adel tenggelam dengan kenikmatan.

    Untung terus menumbuk vagina Adel dengan penuh nafsu, beda sekali dengan punya istrinya. Vagina Adel terasa begitu sempit, hangat, dan peret, nikmat sekali rasanya.

    “giilaa !! maanteebb !!!”, teriak Untung lepas.

    “eenngghhh hhemmhhh !!!”. Adel mengejang, kedua kakinya melingkar erat di pinggang Untung.

    Untung pun diam menikmati penisnya seperti disiram air hangat, nyaman sekali rasanya.

    “dikiitttt lagii !!”. Gerakan Untung semakin cepat.

    Hujaman-hujaman penisnya semakin cepat, semakin kuat, dan semakin bertenaga. Nafas 2 manusia itu saling memburu, desahan semakin lepas seperti pelari yang sebentar lagi akan finish. Untung buru-buru mengeluarkan batang kejantanannya itu dan mengarahkannya ke wajah Adel.

    “OOOKKHHHHHHH !!!”.

    “crrrrrt crrtttttt !!”. Semburan sperma menerpa wajah Adel beberapa kali.

    Mata Adel refleks menutup ketika semprotan sperma akan mengenai matanya lalu memukul-mukulkan penisnya ke wajah Adel.

    “neng Adel tolong dibersihin dong…belepotan nih…”. Tanpa ragu-ragu, Adel memiringkan tubuhnya dan menggenggam penis Untung.

    Dijilatinya batang kejantanan Untung dengan penuh seksama, sesekali diurut dari pangkal hingga ke kepalanya untuk mengeluarkan tetes terakhir dari sperma Untung yang mungkin masih tersisa di lubang kencing milik Untung.

    “makasih yaa, neng..hehehe”, Untung mengelus-elus kepala Adel. Begitu puas rasanya melihat wajah gadis semanis Adel belepotan sperma, dalam otak Untung.

    “nah neng..sekarang gantian…wehehe…”. Jaka sudah mengarahkan ‘rudal’nya ke satu-satunya ‘sasaran’ yang ada, sasarannya tak lain dan tak bukan adalah selangkangan Adel yang sudah terbuka begitu lebar seolah sudah siap menerima ‘pengunjung’ berikutnya.

    Senti demi senti penis Jaka menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaan Adel. Sama seperti Untung, Jaka juga keenakan merasakan penisnya seperti ‘digigit’ dengan kuat.

    “ini baru memeekkkk !!!”, teriak Jaka.

    “manteb kan memeknya neng Adel, Jak ?”.

    “mantaab, kontol gue kayak disedot masuk…OOOHH !!!”.

    Begitu Jaka mulai menggerakkan ‘tongkat sodok’nya keluar masuk rahim Adel, Adel langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jaka seperti sebelumnya saat dia dipompa Untung. Sambil asik menggenjot vagina Adel, Jaka pun meremas-remas payudara Adel.

    Adel sempat menutup matanya untuk meresapi kenikmatan kelaminnya yang sedang diaduk-aduk Jaka, tapi ketika Adel membuka matanya lagi, pandangan matanya terhalang oleh kantung zakar dan batang penis, dan juga bau apek tercium di hidung Adel.

    “neng Adel…”. Adel melihat ke atas, ternyata punya Supri. Tanpa ragu-ragu, Adel langsung mengoral kelamin Supri.

    “emmm…uummmm…”, Adel terlihat begitu menikmati ‘senapan’ Supri.

    Tak ubahnya bagai anak kecil yang sedang mengulum lolipop, Adel asik sekali menjilati batang kejantanan Supri. Sodokan-sodokan Jaka membuat Adel semakin menggila. Supri pun sampai merem melek keenakan menerima sapuan lidah Adel. Sementara itu, Untung sudah memakai celana kembali, tersenyum melihat 2 temannya menggarap wanita cantik yang sudah disetubuhinya duluan. Jaka asik mengait vagina Adel dengan penisnya sambil terus memainkan klitoris Adel.

    “oopp ooppp neng…”, Supri tak mau ‘keluar’ sekarang. Supri pun menarik penisnya dari mulut Adel, tapi kesusahan karena mulut Adel mengatup batangnya dengan rapat seperti penisnya tersangkut di mulut Adel.

    “aampuun neng…uu..udaah neng…”, Supri sampai minta ampun karena Adel terus ‘mengerjai’ penisnya.

    Adel membuka mulutnya dan Supri langsung menarik tongkat pancingnya.

    “neng Adel suka ama kontolnya Supri ya ? hahahaha !!”, ledek Untung.

    Mendengar ejekan Untung, Adel tak bereaksi apa-apa karena terlalu terbuai dengan sentakan-sentakan penis Jaka yang menyundul-nyundul pangkal rahimnya. Tubuh Adel semakin berpeluh keringat, semakin banyak pasir yang menempel di sana-sini pada tubuh Adel.

    “uuummmhhhhhh !!! mmmmmnnnhhh !!! ooohhhhhh oohhhhh aaahhhhh !!!!”.

    Desahan, rintihan, lirihan, dan erangan Adel semakin menjadi-jadi ketika tusukan-tusukan Jaka semakin cepat dan bertenaga.

    “UUUUNNGGHHH !!! NEENG INTAAANNN !!!!”, erang Jaka buru-buru mengeluarkan burungnya dan mengarahkannya ke payudara Adel. Tak perlu waktu lama, gumpalan daging kembar milik Adel pun sudah berhiaskan cairan berwarna putih yang kental dan lengket.

    “neng…masih ada sisanya nih..hehehe…”.

    Adel pun dengan seksama ‘membersihkan’ penis Jaka lalu meratakan sperma ke seluruh payudaranya, sama seperti sebelumnya, sperma Untung sudah diratakan Adel ke seluruh pelosok wajahnya. Adel masih mengangkang dengan lebar, vaginanya seperti meminta untuk ‘diterjang’ benda tumpul lagi. Adel merasa gairah dan hawa nafsu terus mengalir di dalam darahnya.

    Bagi Adel yang memang seorang eksibisionis sejati, berada di luar ruangan seperti pantai, hutan, dan lainnya memang membangkitkan gairah apalagi saat ini dia telanjang bulat dengan 3 lelaki yang menggilir vaginanya dengan semangat. Supri sudah berada di depan selangkangan Adel yang terbuka lebar. Supri menaruh kedua betis Adel di bahunya dan memulai proses injeksi terhadap alat kelamin Adel.

    “hhheemmhhh…”. Dengan sigap, bibir kemaluan Adel melebar untuk memberikan ruang bagi ‘tongkat’ Supri agar bisa masuk semakin dalam.

    Vagina Adel terus melahap benda asing yang menginvasinya senti demi senti sampai seluruhnya telah tertelan ke dalam ruang hangat dan sempit yang ada di dalam vagina Adel. Sambil memandang batang kejantanannya telah tertanam dengan sangat kokoh di dalam rahim Adel, Supri mengusap-usap bibir bagian atas dari vagina Adel dan sesekali memencet-mencet klitoris Adel. Supri menarik penisnya dengan sangat perlahan sampai tinggal kepalanya saja yang masih ada di dalam liang kewanitaan Adel. Tarikan perlahan memberikan sensasi tersendiri. Supri mendorong penisnya masuk ke dalam lagi juga dengan sangat perlahan.

    “hhhhh uuummmmmhhhhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Adel dengan suara yang lemah.

    Gerakan penis Supri yang begitu lembut dan perlahan memberikan sensasi tersendiri bagi Adel. Supri membungkuk sehingga kaki Adel pun longsor ke bawah lagi dan langsung melingkar di pinggang Supri untuk menjepitnya agar tidak kemana-mana.

    “mmmmmffhhh heemmm ccpphhh cccpphhh…”. Keduanya bercumbu dengan begitu dahsyat dan begitu bernafsu.

    Tak ada yang mau mengalah, Adel dan Supri sama-sama saling pagut, saling lumat, saling hisap bibir satu sama lain. Mereka berdua tak henti-hentinya saling mengadu lidah. Keduanya begitu meresapi percumbuan yang sedang terjadi, pelukan mereka juga semakin erat, tak ada yang mau menyudahi ciuman mereka. Adel membuka matanya dan beradu tatapan dengan Supri.

    Tidak hanya tatapan nafsu yang terpancar dari sinar mata Supri, tapi juga tatapan lembut dan kasih sayang yang ditangkap oleh mata Adel. Andai aja udah kenal dari dulu, pasti gue udah jadiin bini, pikir Supri. Pak Supri, I LOVE YOU, kata Adel dalam hati. Terjadi pertukaran emosional antara dua insan itu. Pertukaran emosional yang biasanya hanya terjadi antara 2 manusia yang saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi, kini sedang dialami Adel dan Supri yang baru kenal.

    Jalinan emosional antara keduanya tercipta bukan hanya dari tatapan mata keduanya, tapi juga dari ciuman panas mereka yang begitu bergairah dan yang semakin memperkuat jalinan itu adalah alat kelamin mereka berdua yang menyatu, penis Supri mengait kencang rahim Adel sementara vagina Adel pun menggigit erat penis Supri. Supri mengangkat tubuh Adel sehingga Adel seperti sedang menduduki penis Supri.

    “neng Adel…”.

    “Pak Supri…”. Keduanya saling mendesahkan nama satu sama lain lalu sama-sama tersenyum penuh arti.

    Adel mengalungkan kedua tangannya ke leher Supri. Adel menutup mata dan memajukan bibirnya seperti mengajak atau lebih tepatnya mengundang Supri untuk mencumbunya lagi. Kesempatan itu tak disia-siakan Supri yang langsung menyambar bibir Adel yang lembut. Supri asik sekali menyantap bibir Adel seperti bibir istrinya sendiri.

    “gileee..si Supri jago banget..ampe neng Adel pasrah banget gitu..”, komentar Untung.

    “iye..enak banget tuh si Supri…”. Ada sedikit rasa iri dan cemburu melihat Supri yang dilayani Adel dengan sepenuh hati.

    Keduanya terlihat sangat mesra dan serasi. Adel melepas ciuman dan mulai bergerak untuk mengocok batang Supri yang sedang mendiami liang vaginanya. Nafas Adel semakin memburu, sesekali Adel diam agar Supri bisa ‘menyusu’ kepadanya. Kedua tangan Supri menampung dan meremas-remas bongkahan pantat Adel. Supri memperhatikan Adel mulai kecape’an sehingga dia kembali menelentangkan Adel seperti sebelumnya dan mulai mencekoki vagina Adel lagi.

    “teruussshh Paakhh…ooohhhh…uuummmhhh…”. Keduanya terbuai dalam kenikmatan yang tak berujung seiring alat kelamin mereka yang terus bertubrukkan.

    Supri mulai memacu dengan kecepatan maksimal, nafasnya memburu bagai orang berlari.

    “hhh…neenngghhh !!! ooohhhh uuuhhhh eeerrrnnhhh”. Matahari semakin meninggi, menyinari Supri dan Adel yang sudah ‘panas’ dari tadi.

    “cllkk cllkk cllkk cllkk”, semakin cepat bunyi kecipak air.

    “OOOGGGHHHH !!!!”, erang Supri menyemburkan ‘lahar’nya yang putih dan panas itu ke perut Adel.

    Supri tidak memegang penisnya karena Adel sendirilah yang memegangi penis Supri. Supri memandangi wajah Adel yang kelihatan begitu kelelahan namun terpuaskan, Adel menampakkan senyum di wajahnya. Supri merasa puas sekali karena telah menuntaskan hajatnya dari kemarin, merasakan nikmatnya ‘surga kecil’ milik Adel. Dengan bertumpu pada lutut, Supri mendekati wajah Adel. Adel pun langsung menyambar penis Supri bagai ikan yang menemukan kail favoritnya.

    “nnmmmmm…mmmmmm…”. Adel begitu meresapi mengulum penis Supri.

    Lidahnya menggelitiki lubang kencing Supri, mengais sisa-sisa sperma yang ada di dalamnya. Adel mengemuti ujung ‘tombak’ Supri yang berwarna merah muda itu terus menerus. Tubuh Supri gemetar, rasa enak mulai berubah jadi rasa ngilu, tapi Supri enggan menghentikan Adel yang kelihatan asik sekali. Adel pun menyadari kalau Supri sudah merasa tidak nyaman.

    Adel pun menciumi batang Supri beberapa kali dan melayangkan ciuman yang sangat mesra ke zakar Supri seolah berterima kasih karena telah membantunya mencapai puncak kenikmatan. Adel meratakan sperma yang ada di perutnya dan meluruskan kedua kakinya setelah lama terbuka lebar dan menatap ke langit, mengistirahatkan tubuh dan jiwanya sambil merasa begitu bebas, tak ada beban.

    “neng Adel ?”.

    “eh iya, Pak Jaka ?”. Adel membuka matanya dan melihat Jaka, Untung, dan Supri berdiri mengelilinginya. Adel pun duduk ditemani 3 pria itu.

    “neng Adel gak marah kan tadi kita entotin ?”.

    “nggak apa-apa kok…”, jawab Adel tersenyum.

    Adel jadi merasa aneh, tadi 3 pria itu begitu kasar dan beringas memperkosanya, tapi sekarang mereka jadi sopan. Jaka mengumpulkan sedikit kayu dan membakarnya dengan korek api yang dibawa Untung. Supri mengambil 4 ikan. Mereka pun makan bersama-sama sambil mengobrol.

    3 nelayan itu kembali melaut karena ikan yang ditangkap kurang banyak sementara Adel tetap di pulau itu. Merasa bosan sendirian, Adel pun memutuskan untuk melakukan kegiatan favoritnya yaitu berenang tanpa busana. Adel memang suka berenang tanpa mengenakan apa pun di kolam renang rumahnya, tapi tak pernah dia berenang tanpa busana di laut lepas sehingga dia berenang dengan semangat.

    “berenang nih neng ?”.

    “iya nih…kok udah balik lagi, Pak ? gak ada ikan ?”.

    “ada..malah dapet lebih banyak nih neng…”.

    “wah..bagus donk…kalo gitu sekarang pulang kan ?”.

    “iyaa..ayo neng naek…”. Dengan bantuan Supri, Adel pun naik ke atas perahu.

    Spontan, 3 pria itu menelan ludah, tak ada yang mengedipkan mata mendapat pemandangan yang begitu menakjubkan. Tubuh Adel terlihat berkemilauan, bulir-bulir air yang membasahi tubuhnya dan juga menuruni setiap lekuk tubuhnya ditambah sinar matahari membuat keseksian tubuh Adel menjadi semakin erotis dan sensual.

    “neng Adel..”.

    “iya, Pak ?”, jawab Adel sambil membetulkan rambutnya yang basah.

    “ngeliat neng basah-basahan..Bapak jadi pengen lagi..hehe..”.

    “iya, neng…sekali lagi sebelom pulang donk..hehe…”.

    “mm…”. Adel mengangguk sambil tersenyum.

    Jaka, Untung, dan Supri pun menggumuli Adel di pinggir pantai lagi, tapi kali ini mereka bertiga ‘menyerang’ Adel sekaligus. Supri menumpahkan maninya ke wajah Adel, sedangkan Jaka ‘mentato’ payudara kiri Adel dengan spermanya, dan payudara kanan Adel dihias oleh Untung. Tanpa mengelap sperma 3 orang itu, Adel pun naik perahu. Adel tetap bertelanjang ria selama berlayar pulang sehingga tak heran payudara dan pantatnya menjadi ‘sasaran empuk’ bagi tangan-tangan jail Supri, Jaka, dan Untung. Vagina dan pantat Adel pun sesekali dikobel dan dikorek oleh 3 nelayan itu. Perahu beberapa kali berhenti karena Jaka, Untung, dan Supri ingin melepaskan dahaga akan rasa vagina Adel. Adel pun dengan senang hati menyediakan vaginanya untuk digerogoti 3 nelayan yang sudah tua dan jelek itu.

    “celana saya mana, Pak ?”, tanya Adel ketika sudah agak dekat dengan pinggir pantai.

    “ini neng…”.

    “baju saya robek ya, Pak ?”.

    “iya neng..mending neng pake baju Bapak dulu…”, ujar Jaka melepas bajunya.

    “tapi ntar ketahuan ama istrinya Pak Supri…”.

    “ntar biar Bapak pulang duluan, ambil baju neng Adel…neng Adel pake baju aja dulu sambil ntar nunggu di perahu..”.

    “oh iya yaa, yaudah, Pak Jaka…saya minjem bajunya yaa..”.

    “iya, neng..silahkan…”. Perahu itu berlabuh di tepi pantai.

    “Pak..ambilin bajunya yang warna putih juga…”, pesan Adel.

    “iya, neng…”. Supri pun kembali dengan sehelai baju Adel.

    “nih neng bajunya…”.

    “makasih, Pak…tolong ditutupin dong, Pak…”.

    “tenang neng…”. Jaka dan Untung merapat untuk menutupi Adel yang berganti pakaian.

    “Pak Jaka..Pak Untung..saya pulang dulu yaa…”.

    “neng Adel besok ikut lagi kan ?”.

    “iyaa, Pak…”.

    “hehe…asiik..”. Adel pun tersenyum.

    “mari, Pak…”. Adel dan Supri pun kembali ke rumah dan berhasil mengelabui Juju, Indah, dan Didit dengan sikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.

    Keesokan paginya, Adel agak terkejut saat keluar kamar mandi karena Supri sudah menunggu di depan pintu wc.

    “ayok neng Adel…”.

    “bentar ya, Pak…saya ambil handycam dulu…”.

    “ayu, Pak…”, ajak Adel. Adel dan tiga nelayan itu pun kembali melaut. Adel pun diam saja sambil tersenyum saat Jaka dan Untung bekerja sama melucuti pakaiannya saat sudah agak menjauh dari pantai.

    Dengan petunjuk Adel, Jaka bisa menggunakan handycam untuk merekam Adel dan Untung. Latar belakang laut lepas dan dua karakter yang begitu kontras dimana sang lelaki alias

    Untung yang masih berpakaian lengkap memeluk Adel yang telanjang bulat dari belakang membuat pemandangan yang direkam Jaka seperti film erotis sensual.

    Bertambah erotis saat Adel memejamkan matanya dan mendesah lembut, kelihatan begitu menikmati dan meresapi sentuhan-sentuhan dan rangsangan-rangsangan dari Untung. Adel dan Untung terlihat seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Adel kelihatan seperti istri yang sangat mencintai suaminya sampai mau bugil di alam terbuka.

    Untung pun kelihatan seperti suami yang sedang nafsu-nafsunya menikmati setiap jengkal dari tubuh istrinya. Jaka, Untung, dan Supri pun bergantian menggerayangi tubuh Adel dan bergantian merekam dengan handycam. Begitulah kegiatan Adel setiap hari, menjadi putri duyung di atas perahu yang harus telanjang bulat dan menjadi ‘sasaran’ 3 nelayan itu. prediksi togel klik disini

    Tapi, Adel melakukannya dengan senang hati karena bersama Jaka, Supri, dan Untung, semua fantasi liarnya terwujud. Bertelanjang ria di laut lepas, disetubuhi di atas perahu, di pantai, dan di hutan yang ada di pulau favorit mereka berempat adalah fantasi liar Adel yang baru kali ini terwujud dan semuanya terekam di dalam handycam Adel. Semua pengalaman liar yang akan ditunjukkan Adel ke Lina, Moniq, dan Riri.

  • Asian Amatuer Hardcore Scenes With Ayaa And Rio

    Asian Amatuer Hardcore Scenes With Ayaa And Rio


    1955 views

  • Video bokep Carolina Abril ditangga

    Video bokep Carolina Abril ditangga


    3022 views

    Daftar Sbobet

  • Kisah Memek pacarku dan tukang ojek

    Kisah Memek pacarku dan tukang ojek


    3112 views

    Duniabola99.com – Aku berpacaran dgn Mila sejak duduk dibangku kelas 2 SMU sampai sekarang kuliah semester empat. Hubungan kami selama ini baik-baik saja. Akhir-akhir ini aku merasa hubunganku dgnya terasa hambar. Aku sangat mencintainya, karena Mila sangat mengerti aku dan menerimaku apa adanya. Secara fisik tergolong “petite” kalau orang bule bilang. Tinggi badanya 160 cm sangat cocok wajahnya yg “babyface”. Kulitnya putih bersih, tubuhnya padat berisi dgn ukuran yg sangat ideal.


    Aku tak ingin hubunganku dgn Mila yg sudah kujalin hampir 3 tahun lebih ini putus begitu saja. Aku butuh Mila sebagai penyemangat hidupku, dan aku merasa Mila jg membutuhkan kasih sayangku karena dia hanya tinggal berdua dgn mamanya yg pengusaha furniture. Bisnis furniture mamanya sangat maju karena sudah sampai diekspor ke luar negeri. Konsekuensinya, sang mama harus sering meninggalkan Mila sendiri di rumah untuk mengontrol pabrik furniturenya di Jepara. Orangtuanya bercerai sejak Mila masih SD sehingga Mila sangat membutuhkan figur laki-laki dewasa, figur yg menurut Mila dia temukan pada diriku.

    Pada suatu weekend, seperti biasa aku meneleponnya untuk mengajak jalan-jalan.

    “Sayang, nanti malem kamu mau nggak nyobain restoran baru di Kemang?”

    “Duh Mila mau banget mas, tp tante Mila dari Semarang baru dateng nih. Mila musti nemenin dia, nggak enak soalnya mama kan lagi di Jepara”

    “Oh ya udah gak papa deh kalau gitu…”

    “Yaaa sayang, jangan marah ya, kamu mau ngapain dong sendirian?”

    “Gak papa sayang, aku di rumah aja kalau gitu nonton DVD”

    “Maap ya sayang, Mila janji deh nanti ketemu di kampus Mila kasih sejuta cium buat yayg Mila yg paling sabar sedunia”

    “Hehehehe janji yaa… Awas loh kalau ketemu aku tagih”

    “Hihihi iya sayang, ya udah aku nemenin tanteku lagi ya”

    “Oke sayang, kiss dulu mmmwah… love you”

    “Mmmmwah… love you too sayang”

    Telepon kututup dgn pelan. Tanganku meraih remote DVD dan menekan play. 15 menit aksi Bruce Wilis dalam Die Hard 4 tdk mampu mengusir rasa hampaku. Kumatikan televisi dan DVD. Kuputuskan untuk keluar saja jalan-jalan. Kuambil kunci Honda Jazz kesayanganku dan meluncurlah aku menuju entah kemana.

    Di tengah jalan, aku melewati toko kue langgananku. Aku teringat Mila dan kue kegemarannya, kue mangkok. Aku mendapat ide untuk membelikannya beberapa kue dan mengantarkannya sebagai surprise, hitung-hitung cari muka jg di depan tantenya hehehe… Setelah membeli selusin kue mangkok, akupun meluncur menuju rumah Mila. Mobilku sengaja kuparkir agak jauh supaya Mila tdk bisa mendengarnya, karena dia sudah hafal dgn suara mesin mobil kesayanganku.


    Sampai depan rumahnya, ada sebuah motor terparkir. Aku agak heran karena pagarnya tdk terkunci, padahal biasanya kalau mamanya sedang pergi keluar kota, Mila selalu menguncinya karena memang dia tinggal sendirian di rumah. Demi menjaga surprise, aku diam-diam masuk. Pintu depan rumahnya kutemukan terkunci. Aku tdk ingin mengetuk supaya tetap surprise. Aku berjalan ke samping rumahnya menuju jendela kamarnya. Semakin dekat aku mendengar suara-suara dari dalam kamarnya. Persis di depan jendela kamarnya, kusibakkan sedikit gordennya untuk mengintip. Apa yg kulihat kemudian membuat darahku menggelegak.

    Mila sedang di atas tempat tidurnya dalam keadaan telanjang bulat, dgn posisi menungging dan seorang lelaki jelas-jelas sedang menyetubuhinya dari belakang. Betapa terkejutnya aku, pacarku sedang disetubuhi orang dgn gaya doggy style. Jelas kulihat ekspresi muka Mila yg seperti menahan rasa puas dan sakit bersamaan. Tubuh seksi pacarku maju mundur terdorong oleh hentakan pinggang lelaki yg sedang menghunjamkan k0ntolnya ke dalam meqi Mila. Pinggul Mila dicengkeram erat oleh kedua tangan lelaki itu. Terlihat kontras sekali warna pantat putih Mila yg mulus beradu dgn pinggul lelaki yg berkulit coklat gelap itu. Aku mencoba pindah melihat dari sisi jendela satunya lagi. Sekarang dapat kulihat k0ntollelaki itu ternyata besar dan panjang sekali, sekitar 23 cm panjangnya, 4x lebih besar dari k0ntolku. Meqi Mila yg mungil ternyata mampu menampung k0ntol sebesar itu. K0ntol raksasa itu keluar masuk meqi pacarku dgn lancarnya, itu berarti Mila sudah sangat terangsang sampai becek meqinya.

    “Ouh ouh ouh enak banget bang… terus entot Mila bang”, ceracau Mila sambil terengah-engah penuh kenikmatan

    “Oooh si eneng meqinya rapet banget… abang kayak ngentot sama perawan”, lelaki itu dgn kurang ajarnya mengomentari meqi pacarku.

    “Ahh ahh ahhh… k0ntol abang sih gede banget… Aahhhh enak baaang” Mila menjawab dgn melenguh keenakan.

    Belum pernah kudengar Mila menggunakan kata-kata kasar seperti itu. Tak kusadari, k0ntolku sudah mengeras tertahan celana jeansku. Aku terangsang melihat pacarku disetubuhi orang, aku terangsang melihat meqi pacarku dihantam oleh k0ntol yg besar milik lelaki asing itu.


    “Owh bang terus bang, Mila mo keluar lagi bang…terus entot meqi Mila bang… ooh ooh….oooooooooooooooooh” Tubuh Mila mengejang tanda telah mencapai orgasme.

    Lelaki itu melepaskan cengkeramannya. Tubuh Mila terkulai lemas di kasur. Sekarang terlihat jelas k0ntol raksasa itu tegang hitam mengkilat berselaput cairan meqi pacarku.

    “Duh abang kuat banget sih, Mila udah empat kali keluar tp peler abang masih ngaceng aja” Mila meraih k0ntol besar lelaki itu dgn ekspresi muka penuh kepuasan.

    “Yah maklum neng, bini abang lagi hamil tua, abang udah 3 bulan lebih kagak ngewe. Mangkenye sekalinya ketemu meqi, si otong semangat juang empat lima dah” ucap lelaki itu dgn seringai kepuasan karena mampu membuat cewek secantik dan seseksi Mila melayang ke langit kenikmatan.

    “Uh Mila ngiri deh sama bininya abang, bisa ngerasain ngentot sehebat ini tiap hari” ucap Mila sembari mulai mengocok k0ntol besar itu.

    “Hehehe..” Lelaki itu terkekeh, “Bini abang mah kalau udah mulai cerewet, ntu brarti meqinya udah gatel minta ditancep neng.

    Hampir tiap malem dah die minta dientot mulu, kadang sampe pagi, mangkanye abang selalu ngojeknya siang”.

    Bangsat! Ternyata lelaki ini tukang ojek langganan Mila. Aku ingat Mila selalu bercerita kalau dia punya tukang ojek langganan yg selalu mengantarnya ketika aku sedang tdk bisa menjemputnya. Aku semakin terangsang memikirkan seorang tukang ojek berwajah kampungan berkulit coklat gelap yg sedang menyetubuhi pacarku Mila yg putih, cantik dan seksi


    “Neng, ayo dong mulai lagi… si otong udah ga sabar nih pengen ngebor” Tukang ojek itu rupanya tdk sabar ingin menyetubuhi lagi pacarku yg cantik.

    “Uuhhhhh si abang… tp Mila di bawah ya bang, kaki Mila lemes nih” Ucap Mila dgn senyum nakal menggodanya itu.

    “Ah tenang aja neng, si eneng tinggal ngangkang, trus rasain dah enaknya dientot kanjut abang” Tukang ojek itu berujar sambil bergerak ke atas tubuh molek Mila.

    “Mmmppphhh ayo bang masukin… entot lagi meqi Mila bang…” Mila melebarkan kedua kakinya, membuat meqinya yg sudah merah dan basah tepat berada di depan k0ntol besar sang tukang ojek.

    “Nih, neng rasain lagi titit abang yah” Tukang ojek itu kembali menancapkan k0ntol besarnya ke meqi Mila.

    “Ooooouuccchhh…..” Mila merintih antara sakit dan nikmat.

    “Eemmmhhhhhh…. oochhhh… tancep meqi Mila bang….occhhhh”

    Bless… bless…. Clekk Clekk Clekk … terdengar jelas k0ntol besar itu dgn lancarnya menembus meqi Mila yg sudah sangat basah. Mulut si tukang ojek dgn rakusnya menghisap-hisap toket Mila. Mila semakin melenguh tdk karuan.

    “Oocchhh… acchhhh….. isep toket Mila bang…. Entot meqi Mila…..oooh… ahhhh” Mila semakin meracau dan merintih.

    Selama 5 menit kemudian kulihat ranjang Mila ikut bergetar karena hunjaman pinggang si tukang ojek. Mata Mila tertutup dgn ekspresi menggigit bibir. Aku semakin terangsang hebat melihat pacarku sedang terbaring pasrah disetubuhi tukang ojek kampungan itu. Tak tahan lagi kubuka retsleting celana jinsku dan kukeluarkan k0ntolku. Aku bermasturbasi sambil menyaksikan pacarku yg cantik disetubuhi seorang tukang ojek berk0ntol besar.

    Tanpa kusadari, aku mulai menikmati pemandangan meqi pacarku yg sedang dibor k0ntol berukuran besar tersebut. Tak membutuhkan waktu lama bagiku untuk mencapai ejakulasi. Akupun menumpahkan spermaku ke dinding luar kamar pacarku sendiri. Sungguh aneh, pacarku sedang disetubuhi orang lain sedangkan aku hanya bisa bermasturbasi sambil menonton mereka memadu birahi.


    “Oooh neng… abang mau keluar nih neng…” Rupanya tukang ojek itu sudah hampir mencapai klimaksnya.

    “Oooh terus bang…Mila jg mau keluar lagi bang….oohhhh ahhhh…auhhhh…”Mila memeluk erat punggung tukang ojek itu seperti tdk rela melepasnya.

    “Ooohhh… bentar neng abang cabut ya…. Aaahhhh…. Abang keluarin di luar biar eneng nggak hamil…”

    “Jangan bang…ohhhh…aahhhh… jangan dicabut…aaahhh…. Terus entot Mila bang….keluarin di dalem aja sama-sama ya bang…ahhhh…oooh” Mila memeluk erat punggung tukang ojek itu, tdk rela berhenti disetubuhinya.

    “Oooooooooh Mila keluar lagi baaaaaang….ahhhh”

    “Ooohhh…iya neng…auuhhhh….abang keluar nih neng…. AAAAAAaahhhhhh” Tubuh tukang ojek itu menegang dgn k0ntol besarnya yg masih tertancap di meqi pacarku, menumpahkan spermanya langsung ke rahim Mila.

    Selama 10 detik kulihat si tukang ojek orgasme mengucurkan benihnya ke meqi pacar kesayanganku.

    Pelan-pelan tukang ojek itu memutar badannya. PLOP! Suara k0ntol besar yg tercabut itu jelas terdengar. Cairan putih kental mengalir pelan keluar dari meqi pacarku. Rupanya banyak sekali sperma yg dikeluarkannya sampai luber. Dua manusia itu terbaring lemas setelah mencapai puncak birahi.

  • Ngentot Istri Tetangga Berkerudung Yang Binal

    Ngentot Istri Tetangga Berkerudung Yang Binal


    9201 views


    Duniabola99.com – Semula aku tidak percaya telah berbuat mesum dengan seseorang yang sangat aku hormati, dia adalah Mbak Wulan (35 tahun) seorang guru agama di sebuah SMP negeri di Kota Magelang. Aku mengenalnya karena suaminya yang bernama Susilo (45 tahun) sering mengisi pulsa di counter HP milikku. Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang juga berdua dengan istrinya.

    Karena sudah kenal baik aku sering mampir kerumahnya saat pulang dari toko, kebetulan rumahnya searah dengan tempat kosku. Oh ya namaku adalah Anton (26 tahun) asal kotaku adalah Surabaya. Singkat cerita kami sudah akrab, mereka berdua sebenarnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun.

    Terus terang saat pertama bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah sangat kagum, dia pintar, cantik dan sholehah karena selalu berjilbab rapi. elain itu dia juga taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun semua kekagumanku itu tiba-tiba berubah saat aku tahu kalau dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja ketika aku melihat Mbak Wulan berboncengan dengan seorang lelaki di sebuah objek wisata di Kabupaten Magelang, padahal waktu itu masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar.

    Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di tempat yang sepi di sebuah warung yang tak di pakai lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di tempat sepi. Walaupun mereka hanya sekedar berpelukan dan berciuman namun ini bisa jadi bukti yang kuat atas perselingkuhan mereka.

    Pada keesokan harinya aku berniat memberitahukan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, namun saat aku datang kerumahnya aku cuma bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku ingin memanfaatkan ini untuk berbuat sesuatu pada Mbak Wulan ketika aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mengunjungi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya.

    Akhirnya akupun menjelaskan tentang rekaman video itu sambil mengancam Mbak Wulan akan mengirimkan rekaman ini pada suaminya. Dia sangat terkejut dengan pernyataanku yang mengetahui dengan detail perselingkuhannya dan akhirnya dengan menangis diapun memohon padaku untuk menghapus video itu dan sebagai gantinya dia berjanji akan memberi imbalan apapun yang aku inginkan.

    Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus terang akupun meminta imbalan pertamaku yaitu mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan uang sebagai gantinya, namun aku tetap pada pendirianku sambil menyatakan bahwa aku tak butuh uang.

    Setelah sedikit bujukan akhirnya diapun mau menerima permintaanku dan aku segera menuju kamar mandi, sedangkan Mbak Wulan terlebih dulu mengambil handuk di kamarnya. Hal ini sengaja kulakukan agar aku bisa meletakkan HPku di tempat yang aman untuk bisa merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat kemudian diapun datang hanya dengan berlilitkan handuk, karena semua pakaian dan jilbabnya sudah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku hingga bugil.

    Dia terkejut melihat torpedoku yang berdiri tegak karena terangsang dan segera kuraih tangannya lalu kuajak masuk kekamar mandi. Dia hanya diam saja sambil merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, tapi aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil.

    Aku sempat tertegun melihat tubuh Mbak Wulan yang sangat seksi, kulitnya yang putih mulus sangat kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai sampai punggung. Setelah itu kamipun mandi berdua dengan menggunakan shower sambil menikmati guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, awalnya dia menolak namun dengan sedikit ancaman diapun menurut juga.

    Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B itu menjadi santapan empuk bagi bibir dan lidahku. Selain itu kedua telapak tanganku juga secara bergantian bergerilya di sekitar vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berusaha menghindar saat aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya namun akhirnya dia pasrah juga, mungkin karena sudah terangsang.

    Setelah beberapa lama perkiraanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah karena birahi dan akhirnya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang sambil mulutnya terus merintih.

    Aku tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat dia lengah segera kuposisikan tubuhnya sedikit menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut saja dan tak tahu kalau sebentar lagi akan kuentoti.

    Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada saat yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang telah berdiri tegak Blezz….Slepp kontolku menancap sempurna. Mbak Wulan langsung berontak dan berusaha mencabut kontolku dari vaginanya, namun hal itu sia-sia saja karena aku sudah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sehingga perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan agar tidak lepas lalu diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, mungkin dia mulai menikmati goyangan kontolku di dalam vaginya.

    Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia kembali orgasme, namun reaksinya jauh berbeda dengan yang pertama. Dia mengerang dan mendesah tak karuan Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi bersemangat dan semakin mempercepat goyanganku lalu diapun terkulai tak berdaya di sambil bersandar pada bak mandi.

    Oh… Ton kamu jahat banget sih….. aku kan sudah keluar banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh. Akupun kembali memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu sambil mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu kamu pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau kamu entotin. Aku sangat kaget dengan pernyataanya ini, namun hal ini dibuktikan oleh dia. setelah tenaganya pulih dia tidak menolak kuajak ngentot lagi, namun dia minta pindah kedalam kamar tidur.

    Masih dalam kondisi bugil aku keluar dari kamar mandi untuk mengambil HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi lalu segera masuk ke dalam kamar Mbak Wulan. Sambil menunggu dia datang kulihat kembali rekaman tadi dan hasilnya cukup memuaskan, karena semua adegan itu terekam dengan baik.

    Setelah itu aku segera mencari tempat yang pas untuk merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur ada tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sehingga tersamar dengan baik. Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sehingga aksi jari-jariku yang nakal di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang.

    Bless….Sleppp tanpa kesulitan aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang terdengar dan berbagai gaya dalam ngentot seperti dalam film bokep yang ku tonton aku coba, termasuk gaya Dogy favoritku. Sampai akhirnya aku puas dan mencapai orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar sampai tertidur karena kelelahan. Bahkan saat kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia hanya diam saja.

    Sejak saat itulah fantasi Sex yang aku inginkan selalu dapat ku praktekkan, aku menjadi sering mendownload film bokep dari barat dan kemudian aku coba lakukan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku minta ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia akan datang Karena kebetulan tempat kosku sangat aman maka aku tak pernah repot mencari tempat untuk ngentot.

    Namun bila rumah Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya karena aku bisa lebih bebas berekspresi di berbagai tempat, tidak cuma di atas kasur, bisa di dapur, di ruang tengah, di meja makan di kamar mandi, di tempat jemur pakaian DLL .

    Di rumahnya aku memiliki tempat favorit yaitu diatas kursi sofa di ruang tamu karena lebih santai dan penuh sensasi. Sampai saat ini aku terus melakukan perselingkuhan ini.

  • Cerita Sex Enaknya Berhubungan Dengan Pramugari Sebelum Terbang Landas

    Cerita Sex Enaknya Berhubungan Dengan Pramugari Sebelum Terbang Landas


    2579 views

    Pakaiannya putih ketat dibuat dari bahan yang plastis memberikan lekukan badannya yang prima. Perutnya datar dan pinggangnya yang melekuk benar-benar aduhai. Tidak kusadari ia menyaksikan ke arahku.
    “Kok melihatin seperti begitu sich Mas?” Mukaku langsung merah padam memikul malu.

     

    Cersex Terbaru  – Saya gelagapan katakan, “Maaf Non habis kamunya cakep sekali sich.” Di luar sangkaan ia hanya tersenyum kecil.
    Sekalian ulurkan tangannya ia berbicara,
    “Nama saya Nilla, nama kamu siapa?” saya cukup bengong sesaat tetapi selanjutnya memegang tangannya dan menjawab,
    “Eh.. nama saya Ricky.” Tangannya halus sekali.
    Pikiranku mulai ngeres. Wah sedap sekali jika yang digenggam itu kemaluanku.
    “Kok jabat tangannya tidak lepas-lepas sich?” saya tersentak kembali dan meminta maaf.

    Saya ambil majalah dan memulai membacanya untuk tutupi mukaku yang mulai merah meredam malu. Saya memang bisa disebut jarang-jarang ada kekasih meskipun saya bisa disebut cukup. Jika permasalahan sex, saya sich individual pengalaman masih tidak ada, hanya masturbasi saja pernahnya. Saya telah ngebet sekali nge-seks dengan cewek tetapi sampai saat ini keberuntungan masih tidak ada.
    “Eh kamu sebelumnya pernah sekolah di SMP XXX (edited) kan? ” tanyanya secara mendadak.
    “Kamu kok tahu?”
    “Barusan waktu melihat kamu rasanya saya sebelumnya pernah melihat kamu sich, apalagi ngedenger nama kamu. Saya dahulu pernah sama kelas dengan kamu.”
    “Tetapi rasanya tidak ada yang namanya Nilla di kelasku.”
    “Saat itu saya belum mengganti nama, saat itu namaku Gizha , inget tidak?” Saya seperti tersentak saja, sang Geizha itu kekasih mimpiku, meskipun tubuhnya tidak perfect tetapi elok sekali.
    Tetapi cewek yang di muka mataku ini keliatannya lain sekali, lebih elok.
    “Oh kamu toh, edan, kamu berbeda sekali. Kamu dahulu seperti anak kecil saja, saat ini seperti bidadari saja,” timpalku.
    Ia hanya tersipu saja, selanjutnya kami mulai bercerita kondisi masing-masing. Rupanya sesudah lulus SMP, ia pergi ke Kanada untuk belajar dalam sana. Dari Kanada, ia jalan-jalan ke Taiwan dan diperjalanan kembali ke Kanada tetapi akan ada di L.A untuk saat ini. Sementara di Kanada, ia tidak ada cowok, ucapnya sich tidak ada yang memburu ia. Edan, pikirku, cewek cakep, bodi perfect seperti ia tidak ada yang memburu.
    Pada akhirnya makan malam mulai disajikan. Sebagai penumpang First Class, kami disodori berbagai tipe arak dan anggur.
    “Whisky please,” ucapku ke si pramugari.
    Ia tuangkan satu gelas Whisky. Nilla rupanya memutuskan untuk minum Brandy. Saat makan malam disajikan, lampu mulai diredupkan. Mendadak saja saya ada rasa untuk mengutarakan hatiku padanya yang tidak tersampaikan saat di Surabaya.
    “Nil, saya ingin bertanya nih tetapi kamu jangan terkejut ya..” Sekalian masih tetap kunyah ia melihat ke arahku dan menggangguk. “Nil, saya waktu di xxxx (edited) dahulu sudah mulai senang dengan kamu, tetapi tidak ada peluang dan keberanian.”
    “Rik, kamu mah gombal,” jawabannya sekalian minum Whisky-nya.
    “Nil, yang ingin saya tanyain, jika contohnya saya ngejar kamu bagaimana?”
    “Bergantung,” jawabannya polos. Saya tidak banyak bertanya kembali, kata “bergantung” telah membuatku lenyap semangat dan patah semangat.
    Pada akhirnya piring kami diambil lagi dan waktu sudah cukup malam dan saya telah ingin tidur. Saya meminta selimut ke pramugari pesawat itu dan Nilla juga meminta selimut. Tetapi pramugarinya kembali dan memberitahukan jika selimutnya tinggal satu saja tetapi selimut ini cukup buat 2 orang. Pada akhirnya saya dan Nilla sharing selimut itu dan tempat menyimpan tangan di tengah-tengah kuangkat. Saya masih tidak dapat tidur, pikirkan sang Nilla.
    Buatku kata “bergantung” ialah sebuah tolakan lembut yang menyakitkan. Sebelumnya pernah saya menanti jawaban seorang cewek yang memberikan kata “bergantung” tapi rupanya ia telah mempunyai kekasih. Mendadak saja saya rasakan kepala Nilla di bahuku, ternyata ia tertidur dan tidak menyengaja. Saya lihat mukanya yang manis dan cakep tersebut. Bibir imutnya seolah memikatku untuk menciumnya. Tapi saya sukses meredam gairahku dan memulai membenarkan dudukku. Saya melihat kembali, seolah saya ingin sekali melihati ia terus.
    Pada akhirnya tanpa perduli risiko, tanganku, kutaruh di pinggangnya sementara tangan satunya kutaruh ada di belakang kepalanya dan kucium bibirnya. Tanpa diperhitungkan, lidahnya mulai menerobos bibirku dan pada akhirnya lidah kami bertarung dalam mulut kami. Tangannya menarikku agar lebih dekat. Pada akhirnya kami istirahat untuk ambil napas.

    “Nil, apa sich tujuanmu ‘tergantung’?”
    “Tujuanku, bergantung kamu ingin tidak ngejar saya. Jika kamu ingin, sich saya terima saja.” Saya takjub, rupanya barusan ia hanya bermain hard-to-get.
    Kucium ia satu kali lagi tetapi ini kali saya mulai ciumi lehernya dan kupingnya. Tanganku mulai masuk ke pakaiannya yang ketat tersebut.
    Pada akhirnya tanganku mulai sentuh sisi dasar payudaranya, dengan 1 pergerakan mulus, tanganku mulai memegang payudaranya yang lentur tersebut. Pentilnya yang telah berdiri itu kumainkan dengan ibu jariku. Ia hanya mendesah kecil. Ia melepaskan kecupan kami dan di bawah selimut yang hangat itulah melepas kaos dan BH-nya.
    Penumpang lain telah tidur dan kami duduk di atas bangku paling belakang, hingga tidak ada yang bisa menyaksikan atau menyangka apa yang kami kerjakan. Kemudian kami mulai meneruskan permainan kami yang edan ini. Tanganku mulai meraba-raba masuk celananya tidak bisa disangka, rupanya ia tidak menggunakan celana dalam. Tanganku mulai mencari “rimba” kemaluannya dan pada akhirnya temukan klitorisnya yang sudah berdiri seperti pentil payudaranya.
    Saat tanganku sentuh klitorisnya, ia tergetar sedikit. Kubenamkan kepalaku di bawah selimut dan dengan lahapnya kuhisap dan kujilat pentilnya sementara tanganku repot bermain-main dengan klitoris dan lubang kemaluannya. Desahannya mulai cukup cepat dan saya mulai takut kedapatan dan ketangkap . Maka kucium ia sekalian tanganku masih tetap main di kemaluannya.

    Pada akhirnya ia mendapatkan klimaks dan jeritannya hanya kedengar dalam mulutku. Ledakan klimaksnya benar-benar hebat dan tanganku banjir oleh air bah klimaksnya seakan-akan seperti bendungan pecah keluar lubang kemaluannya. Celananya sekarang juga sudah basah oleh air klimaksnya. Tanganku yang untuk pertamanya kali bermain-main dengan kemaluan cewek ini mulai pegal.
    Pada akhirnya kubetulkan posisi dudukku dan kupeluk ia. Ia menggunakan lagi kaosnya dan bertumpu pada dadaku.
    “Rik, kamu belum senang kan, saya puasin yah?” Saya mulai gelagapan, jangan-jangan sang Nilla mau bermain di pesawat.
    Saya tidak ingin memikul malu jika kedapatan beberapa orang, menjadi saya katakan,
    “Nil, kamu kelihatannya lelah, kamu istirahat saja, kamu jika ingin puasin saya bisa saja tetapi kelak saja.” Pada akhirnya pesawat kami datang di Honolulu, Hawaii untuk isi bahan bakar.
    Kami dibolehkan menanti dalam pesawat atau turun pesawat dan melihat-lihat kondisi Hawaii dari ruangan tunggu. Saya dan Nilla turun pesawat dan ke ruangan tunggu. Kami punyai 2 jam untuk jalanan.
    “Nil, kita ingin ngapain?” tanyaku sekalian menggamit tangannya bak sepasang pacar.
    “Kamu penginnya apa?” jawabannya sekalian memberi senyum seribu makna. Waktu masuk, saya menyaksikan ada iklan hotel dalam airport.
    Kuajukan saranku untuk istirahat dalam hotel. Nilla sepakat saja dan kami pesan satu kamar. Sesampainya di dalam kamar, saya segera merebahkan diri di tempat tidur sesudah melepaskan kaos dan sepatu dan kaos kakiku. Nilla berdiri di muka tempat tidur dan menghidupkan TV, acara yang ditaygkan ialah MTV. Ia jalan perlahan dekati tempat tidur tanpa melepas contact mata. Pinggulnya mengarah ke kanan dan kiri dengan seksinya.
    Dengan pergerakan yang mulus, ia mulai berdansa dengan seksinya. Satu-satu bajunya dilepaskan sampai tubuhnya tidak terbungkus satu helai kain juga. Tangkai kemaluanku telah tegang dan keras seperti baja. Pelan-pelan ia naik ke tempat tidur. Dengan ke-2 lututnya, ia menyokong tubuhnya dan ia mulai merunduk dan menNilgkapkan selimut tempat tidur yang kupakai. Sabukku dilepasnya dan celanaku diambil sampai ke lutut.
    Tangkai kemaluanku sangat mencolok dan kepalanya keluar sisi atas celana dalamku. Kutendang celanaku ke lantai. Celana dalamku dipelorotnya dan mulutnya yang kecil itu mulai mengulum tangkai kemaluanku.
    Semua itu dilakukan tanpa melepas contact matanya dari mataku. Pergerakan mulutnya yang turun naik disertai sedotannya yang keras benar-benar membuat gairahku meletus. Pinggulku, kugerakkan turun naik selaras dengan turun naik mulutnya.
    Kepalanya kupegang dan setiap kepalanya turun, kudorong kepalanya serendah mungkin supaya semua tangkai kemaluanku ditelannya sedalam mungkin. Pada akhirnya klimaksku mulai menaiki naik dengan tajam, pergerakan mulutnya mulai cepat dan hisapan-hisapannya makin keras.
    “Nil, saya ingin keluar nih, jika kamu tidak lepasin entar saya akan nyemprot di mulut kamu nih..” ucapku.
    Ia tidak menggubris peringatan yang kuberikan, bahkan juga pergerakannya semakin dipercepat.
    “Ohh yess.. arghh..” Saya menjerit keras.
    Saya seakan melayg di dimensi ke-4 dan kepuasan yang kudapat tidak bisa digambarkan kata-kata saat saya menyemprot spermaku dalam mulutnya yang imut tersebut. Semua spermaku ditelannya dan tangkai kemaluanku dijilatinya supaya tidak ada setetes sperma juga yang akan ketinggalan.

    Ia melihatku dan menanyakan,
    “Bagaimana, saya luar biasa tidak?” Luar biasa? Apa yang dilakukan benar-benar luar biasa dan mungkin ia penjilat kemaluan lelaki yang terbaik di dunia.
    Saya tidak tahu berapakah tahun ia latihan dan berapakah tangkai kemaluan yang sudah ia hirup.
    “Nil, saya tidak tahu bagaimana bilangnya, kamu bukan luar biasa kembali, kamu the best.”
    “Rik, saya tahu kamu hanya basa basi saja. Barusan itu pertama kalinya saya coba ngisep kontol orang loh..”
    “Yang benar saja, saya tidak yakin Nil. Saat saya cowok pertama yang kamu isep.”
    “Okay dech Rik, saya ceritain dech. Saya dahulunya ada beberapa cowok, tetapi semua tidak pas. Setiap kali saya sama cowok-cowokku yang dahulu tiba, kami sampai petting.”
    “Terus?”
    “Yah, waktu sampai heavy petting, kusuruh cowokku ‘ngisep aku’ tetapi tidak ada yang ingin . Maka satu-satu saya putusin.”
    “Nach apa hubungan dengan kamu ‘ngisep aku’?”
    “Saya sayang dengan kamu Rik, argumen ke-2 saya putusin cowok-cowokku yang dahulu karena saya tidak dapat ngelupain kamu.
    Saya masih inget saat itu saya terganggu dengan orang jahat di dekat Mal Galaxy, kamu membantu saya. Jika tidak ada kamu saya tidak tahu akan bagaimana. Semenjak saat itu saya mulai senang dengan kamu.” Hatiku mulai terjamah dengan ucapannya tersebut.
    Kupeluk ia dan kucium bibirnya. Kecupanku mulai menyebar ke pipinya, kupingnya, dagunya dan lehernya. Tidak berapakah lama, kecupanku sampai ke buah dadanya. Sekalian kucium dan kujilat pentil buah dadanya yang mulai keras dan tegak, tanganku mencari perutnya, hutannya dan pada akhirnya jariku masuk ke lubang kemaluannya. Ia mulai mendesah kecil. Tangannya mengelus kepalaku dan rambutku. Kecupanku mulai turun ke bawah sampai ke lubang kemaluannya.
    Klitorisnya yang sudah berdiri yang tegak kelihatan terang. Kujilat sekali dan dampaknya benar-benar hebat. Jeritan-jeritan kepuasan mulai keluar mulutnya. Sekalian jariku masuk keluar lubangnya yang sempit itu, kujilati klitorisnya dengan penuh semangat. Berbau odor sex yang keluar kemaluannya berasa wangi di hidungku, menambahkan semangatku. Jilatanku keras dan cepat. Irama sikatan jariku kupercepat dan kuperlambat, membuat Nilla menggelinjang dan menjerit kenikmatan.
    “Rik, kontolmu Rik, masukkan dong..”
    “Nil, kamu sudah sebelumnya pernah belum?”
    “Kok tanya sich? Tentu belum lah!”
    “Nil, pertama kalinya akan sakit loh.”
    Itil V3
    “Begini saja Nil, saya berbaring di tempat tidur and kamu mengangkang di atasku, terus kamu saja yang masukkan supaya kamu sedap. Jika begitu, semua kamu yang ngatur. Jika sakit diem, jika sudah biasa masukkan kembali.”
    “Suka-suka kamu dech.” Pada akhirnya ia juga mengangkang di atas tangkai kemaluanku dan berat tubuhnya didukung lututnya.
    Pelan-pelan ia turunkan tubuhnya. Tangannya menggenggam tangkai kemaluanku dan ditujukannya ke lubang kemaluannya. Lubang kemaluannya sempit sekali. Dikit demi sedikit tangkai kemaluanku ditelan lubang kemaluannya. Kurasakan ada kendala di muka tangkai kemaluanku, ternyata ia masih betul-betul perawan.
    “Nil, waktu hymen kamu pecah kamu tentu merasakan sakit menjadi kamu kerasin saja supaya sekali masuk langsung.” Ia menurut saranku dan memakai semua berat tubuhnya dan gravitasi, ia turunkan tubuhnya.
    Di saat yang sama, kuangkat lututku untuk menyokong tubuhnya. Jeritannya bergema dalam kamar yang kecil itu dan seprei tempat tidur diremasnya kuat-kuat. Kami istirahat sesaat, supaya lubang kemaluannya dapat menyesuaikan karena ada tangkai kemaluanku dalam lubang kemaluannya. Sesudah lebih kurang 3 menit, kutidurkan ia di tempat tidur. Ke-2 kakinya di bahuku dan saya menanyakan,
    “Nil, saya mulai ya?”
    “Iya Rik, tetapi jangan sakiti saya.”
    “Tenang jika sakit katakan saja, saya tentu setop.” Pinggulku mulai kugerakan mundur-maju dan jariku bermain-main dengan klitorisnya.

    Irama sikatanku diawali irama yang perlahan, dan irama itu kadangkala kupercepat. Erangan kepuasan bergema dalam kamar. Nilla sudah klimaks 2x sepanjang irama ini kupermainkan. Pada akhirnya klimaksku juga sudah merapat. Iramanya kupercepat dan Nilla juga meng ikuti iramaku dan tarik tanganku supaya tangkai kemaluanku dapat masuk sedalam mungkin.
    Cocok saat sebelum saya klimaks, kurasakan dinding lubang kemaluan Nilla mengeras dan mencekram tangkai kemaluanku dengan kuatnya dan ia juga memperoleh klimaksnya satu kali lagi. Tidak lebih dari dua detik, aku juga menyemprot spermaku dalam lubang kemaluannya. Tubuh kami penuh keringat dan aku juga tiduran di samping Nilla.
    Kami kenakan pakaian lagi dan segera ke arah pesawat, karena kami cuma ada sepuluh menit saat sebelum pesawatnya pergi.

  • Yua Ariga dientoto om om ditempat umum dirauangan terbuka

    Yua Ariga dientoto om om ditempat umum dirauangan terbuka


    2150 views

  • Kisah Memek Mbak Lisna Wanita Kesepian

    Kisah Memek Mbak Lisna Wanita Kesepian


    3529 views

    Duniabola99.com – Kisah berikut ini adalah sebuah kejadian nyata dan merupakan pengalaman yang tak mungkin dapat kulupakan seumur hidupku. Memang namanama tokoh dan tempat di alam kisah ini sengaja kusamarkan, tapi urutan kejadiannya bukanlah khayalan atau hasil rekaan imajinasiku semata. Ceritanya mengenai hubungan affairku dengan seorang wanita bersuami sekitar tahun 1995 yang lalu dan berlangsung selama 3,5 tahun.

    Ketika itu usiaku 25 tahun dan aku bekerja di sebuah perusahaan asing yang beroperasi di luar Jakarta selama 24 jam sehari, sehingga ada bagian tertentu di kantor pusat yang bertugas dalam 3 shift untuk memonitor kegiatan operasi di lapangan dan aku adalah salah satu pegawainya.

    Pada suatu hari ketika sedang tugas malam, aku menerima telepon nyasar sampai 3 kali dari seorang wanita. Akhirnya karena jengkel, timbul keinginanku untuk isengiseng menggodanya serta mengajak berkenalan yang ternyata ditanggapinya dengan antusias sampai tidak terasa kami mengobrol selama 1,5 jam di telepon.

    Wanita itu memperkenalkan namanya sebagai Lisna (aku memanggilnya Mbak Lis), berusia 34 tahun dan telah bersuami serta mempunyai 3 orang anak. Suaminya seorang pejabat di sebuah instansi pemerintah berusia 48 tahun yang menikahi Mbak Lis ketika dia berusia 18 tahun dan baru lulus SLTA. Anak pertamanya perempuan berusia 15 tahun.

    Sejak saat itu aku tidak pernah lagi merasa jenuh dan sepi bila sedang tugas malam karena Mbak Lis sering meneleponku walau hanya sekadar untuk mengobrol saja. Menurut pengakuannya, Mbak Lis merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya bertugas ke luar kota dan dia mengetahui suaminya punya simpanan di luar.

    Sebagai orang dewasa, pembicaraan kami juga sering menyerempet halhal yang agak miring. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Lis berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur sementara aku enjoy dengan kesendirianku di ruang kantor yang dingin berAC.

    Tak terasa tiga bulan sudah kami bertelepon ria tanpa pernah bertemu muka dan selama itu selalu dia yang meneleponku ke kantor ataupun ke rumah karena aku tidak pernah diberi nomor teleponnya (katanya dia takut ketahuan suaminya).

    Suatu siang Mbak Lis menelepon ke rumahku dan mengajakku nonton film, mulanya aku ragu karena merasa belum siap untuk bertemu. Aku berdalih bahwa badanku masih letih karena habis tugas malam, tetapi Mbak Lis tetap memaksa dan meminta bertemu sorenya supaya aku bisa istirahat dulu. Aku lalu menyanggupinya karena tidak mau mengecewakan dia.


    Jam 14:30 sehabis mandi, Mbak Lis meneleponku lagi dan kami janjian untuk bertemu di sebuah bioskop dengan tidak lupa memberitahukan ciri masingmasing. Sesampainya di bioskop aku sempat dibuat kesal karena tidak kujumpai wanita dengan ciriciri seperti yang dikatakan Mbak Lis, wah janganjangan dia mau ngerjain aku nih.

    Setelah hampir 1 jam menunggu, tibatiba aku merasakan sebuah tepukan ringan di punggungku. Dan ketika aku berbalik, tampak Mbak Lis sudah berdiri di belakangku dengan senyumnya yang membuatku terpana.

    Bayu ya? sapanya sambil mengulurkan tangan.
    Ya, mm.. Mbak Lis..? aku balas bertanya agak tergagap sambil menyambut tangannya. Ah, betapa halus dan lembutnya tangan itu.
    Maaf ya terlambat, soalnya macet sih.. katanya kemudian.
    Nggak apaapa kok Mbak, saya juga belum terlalu lama menunggu, jawabku berbohong sambil mataku tak lepas menatapnya. Rasa kesalku segera hilang setelah melihat Mbak Lis yang tampak anggun itu.

    Sosok tubuh Mbak Lis sedangsedang saja, tingginya 158 cm, berat sekitar 45 kg, kulitnya kuning halus dan rambut hitam bergelombang sebahu. Wajahnya ayu memancarkan kelembutan seorang ibu dan kalau berbicara ramah sekali dengan selalu diiringi senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya yang tipis.

    Dia tampak begitu anggun (dan seksi) dengan setelan blus ketat sutra hijau muda berlengan pendek dan celana panjang katun hijau lumut yang menampakkan bulubulu halus di tangannya dan lekuk tubuhnya yang sintal. Aku rasanya seperti kehilangan katakata untuk berbicara, sampai akhirnya Mbak Lis yang memulai lagi.

    Kita makan dulu yuk, kamu pasti belum makan. Kebetulan di dekat sini ada restoran ayam bakar yang enak lho, ajaknya sambil menggandeng tanganku.

    Kami makan dengan santai sambil berbincangbincang disertai gurauan yang kadang membuat kami tertawa terpingkalpingkal. Kulihat Mbak Lis sudah bisa berbicara lebih lepas sehingga suasana kakupun berangsurangsur hilang.

    Sehabis makan kami kembali ke gedung bioskop dan setelah membeli tiket kami menyempatkan waktu untuk melihat gambargambar film yang ada di lobby bioskop sambil tetap bergandengan tangan. Tapi kali ini Mbak Lis lebih merapatkan tubuhnya ke tubuhku dengan cara memeluk lenganku bahkan terkadang dia bersikap lebih berani dengan memeluk pinggangku, secara refleks aku pun membalas dengan merangkul bahunya atau memeluk pinggulnya.

    Sentuhan bagian depan tubuh Mbak Lis membuat naluri kejantananku tergugah, apalagi ketika kulihat kancing paling atas blus yang dikenakannya sudah terbuka (aku tidak tahu kapan dia membukanya). Tampak belahan sepasang bukit yang mulus mengintip dari balik BHnya membuat darahku berdesir dan tatapan mataku seakan tak mau lepas darinya.

    Ketika pengumuman tanda dimulainya jam pertunjukan terdengar, kami pun memasuki gedung bioskop untuk mencari tempat duduk yang sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket (sengaja aku memilih tempat duduk di deret paling belakang). Mbak Lis duduk di sebelah kananku sambil tangan kirinya menggenggam dan sesekali meremas tangan kananku.

    Tak lama kemudian lampu bioskop dipadamkan dan film dimulai, kami nonton dalam keadaan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kirakira 10 menit berlalu, Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangan kanannya menarik tanganku ke wajahnya. Diusapkannya jarijariku ke pipinya, ke telinganya lalu ke bibirnya sambil memberikan kecupan ringan di setiap jarijariku.

    Ketika aku sedang menatap wajahnya yang tertunduk menciumi jarijariku, Mbak Lis menengadah dan balas menatapku. Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis. Mbak Lis diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat, kukecup lagi bibirnya dengan sekalikali mengulumnya.

    Akhirnya Mbak Lis bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Lis menghentikannya sambil mendesahkan namaku serta meremas dan menarik kembali tanganku ke bibirnya. Tapi kali ini Mbak Lis tidak hanya menciumi jarijariku, dia juga mulai memasukkan jariku ke dalam mulutnya dan mengulumnya dengan disertai jilatanjilatan halus dan gigitan nakal.


    Mbak jadi gemas, Bay, bisiknya.
    Mbak yang bikin gemas, bisikku sambil mengecup daun telinganya. Mbak Lis menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah sensitif di sekitar telinga dan lehernya itu.
    Aaahh Bayu.. Mbak Lis mendesah lagi.
    Kamu bandel..
    Tapi suka kan..? kataku sambil merengkuh wajahnya dan mendaratkan ciuman di bibirnya.

    Kali ini Mbak Lis membalas ciumanku dengan bergairah sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sehingga lidah kami saling berpagutan. Tangan Mbak Lis mulai meremas dadaku. Aku pun tak mau kalah, kuusapkan tangan kiriku pada daerahdaerah sensitif di telinganya, lehernya dan terus turun sampai ke dadanya lalu menyusup ke dalam blusnya.

    Hmm.. terdengar Mbak Lis menggumam dalam kuluman bibirku.
    Ouuhh.. uuhh.. desahnya sambil tangannya mencengkeram leher bajuku ketika kuremas dadanya dan kuraba puting susunya dari balik BH.
    Masukin tangannya, sayang.. kata Mbak Lis sambil membuka satu lagi kancing blusnya.

    Kusingkap BHnya dan kurogoh dadanya yang kenyal, sementara tangan kanan Mbak Lis mulai merambat turun ke perutku dan turun terus sampai ke selangkanganku. Diremasremasnya batang kemaluanku yang sudah tegang dari luar celana sambil mengerang dan mendesah sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting susu Mbak Lis dengan jarijariku sambil meremas dadanya. Ooh.. ingin sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati putingnya. Tangan Mbak Lis pun makin bergairah mengusap dan meremas selangkanganku.

    Buka dong Bay.. desah Mbak Lis sambil berusaha untuk membuka zipper celanaku. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Lis memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas bijibiji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.

    Mbak Lis lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan tangan Mbak Lis ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan mengusapusapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku.

    Hmm.. kudengar Mbak Lis beberapa kali menggumam sambil memperhatikan dan mengurut batang kemaluanku yang berkedutkedut dalam genggamannya. Kurasakan kepala Mbak Lis yang pelanpelan bergerak turun untuk menghampiri batang kemaluanku, rupanya Mbak Lis sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk memenuhi ajakan batang kemaluanku yang tegak menantangnya. Jangan Mbak.. bisikku sambil menahan gerakan turun kepala Mbak Lis karena kusadari situasi di dalam bioskop tidak memungkinkan kami untuk lebih dari sekedar melakukan pekerjaan tangan. Mbak Lis lalu menengadahkan wajahnya menatapku.

    Bayu.. please.. Mbak Lis mendesah meminta persetujuanku dengan tatapan mata sayu sambil tangannya terus mengurut kejantananku.
    Jangan Mbak.. dikocok saja.. balasku sambil menaikkan kaki ke sandaran kursi di depanku yang kebetulan kosong untuk memudahkan Mbak Lis mengeksploitasi batang kemaluanku.

    Kurengkuh wajah Mbak Lis dengan tangan kiriku dan kucium bibirnya yang merekah di hadapanku sementara tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Lis semakin intens meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulutnya sesekali menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah sensitif di belakang telinganya.

    Tangan kiriku kini sibuk membuka kancing blus yang dikenakan Mbak Lis dan menyusup ke dalamnya, meremas dadanya yang kenyal serta mempermainkan puting susunya dengan jarijariku. Mbak Lis merubah posisi duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang kemaluanku ke tangan kirinya. Didekapkannya kedua tanganku di dadanya sehingga aku lebih leluasa meremas kedua dadanya yang kini telah terbuka karena BHnya telah kusingkapkan ke atas serta memilin kedua puting susunya yang telah mengeras.

    Aaahh.. oouuhh.. Mbak Lis medesah dan kemudian kulihat tangan kanannya bergerak ke bawah menggosokgosok selangkangannya dan tangan kirinya semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala kejantananku dengan ibu jarinya.

    Kurasakan aliran darah di selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan yang tak terbayangkan.

    Mbak nggak tahan, Bayu.. desahnya sambil menarik satu tanganku ke mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu.

    Akhirnya puncak sensasi itu datang juga ketika kurasakan kawah di selangkanganku menggelegar ingin memuntahkan laharnya. Kutarik tanganku dari dada Mbak Lis dan kucengkeram tangannya yang sedang mengocok batang kemaluanku. Serasa tak sabar, kubantu Mbak Lis mengocok batang kemaluanku lebih kencang. Dan akhirnya.. Ooouuhh.. aku mendesah tertahan ketika kurasakan batang kemaluanku mengejang kemudian berkedutkedut memuntahkan cairan kenikmatan yang menyemprot berkalikali membasahi tangan kami.

    Ooouuhh.. enak sekali Mbak.. kataku sambil melepaskan nafas panjang ketika kurasakan puncak kenikmatanku mereda, batang kemaluanku telah berhenti memuntahkan cairannya dan tinggal menyisakan lelehannya yang kemudian diratakan oleh Mbak Lis dengan jari telunjuk ke seluruh permukaan kepala batang kemaluanku.


    Tanpa mengucapkan katakata, Mbak Lis sejenak beralih dari pelukanku untuk mengambil tissue dari dalam tasnya. Kemudian sambil kembali bersandar di lenganku, dengan telaten disekanya batang kemaluanku mulai dari kepala sampai ke batang dan pangkalnya. Ah, sejuk sekali kurasakan usapannya. Lalu dilanjutkannya menyeka tanganku dan tangannya sendiri yang terkena semprotan spermaku dengan lembar tissue lainnya.

    Mbak Lis lalu mengecup bibirku dengan mesra, tidak kurasakan birahi di kecupannya yang begitu lembut. Seakan telah terlupakan terpaan hawa nafsu yang baru kami alami bersama. Aku kagum padanya, begitu cepat Mbak Lis menetralisir emosinya. Kami lama terdiam sambil berpelukan setelah samasama merapikan pakaian yang acakacakan

    Ketika film berakhir dan lampu bioskop telah dinyalakan, kami saling berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang baru dilakukan. Segera kami berdiri dan bersiap untuk meninggalkan gedung bioskop, sampai kemudian Mbak Lis menahanku dan memandang geli ke arahku.

    Kamu seperti ngompol.. katanya sambil tertawa kecil dan menunjuk celanaku. Dengan penasaran aku menunduk dan ketika menyadari apa yang ditunjuk oleh Mbak Lis, aku pun tersenyum kecut menahan geli dan malu. Ternyata semburan spermaku begitu kuat sehingga ada yang kesasar keluar dan meninggalkan noda basah di celanaku.

    Mbak sih.. sudah ah, nggak usah dibahas, kataku sambil mencubit pinggang Mbak Lis dan mendorongnya perlahan keluar bioskop.
    Mbak antar kamu pulang ya? kata Mbak Lis sesampainya kami di luar bioskop.
    Nggak usah Mbak, saya mau langsung ke kantor saja, balasku.
    Kalau begitu Mbak antar kamu ke kantor boleh kan, please.. desak Mbak Lis. Aku tak dapat menolak dan hanya mengangguk, Mbak Lis lalu menyerahkan kunci mobil dan memintaku untuk mengemudikan mobilnya.

    Di dalam mobil kami tidak banyak berbicara, seakan terlarut dalam perasaan masingmasing. Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku sambil memeluk dan mengeluselus lenganku. Tak terasa kami telah memasuki halaman gedung kantorku. Sebelum aku meninggalkan mobil, Mbak Lis kembali mencium mesra bibirku.

    Maaf Bayu, jangan kapok ya? kata Mbak Lis sambil mengelus pipiku.
    Apanya yang kapok? balasku sambil mengedipkan mata dan perlahanlahan keluar dari mobil.
    Kamu bandel.. kata Mbak Lis mencubit lenganku.
    Nanti malam Mbak temanin ya? Mbak Lis menyambung sambil menarik bajuku dan kami pun kembali berciuman di jendela mobil.

    Itulah kisah perkenalanku dengan Mbak Lis yang juga merupakan awal dari affairku dengannya yang kemudian berlangsung lebih seru dan lebih panas.

  • Foto Ngentot Adrianna Luna menggoda pria untuk bercinta keras dan cumshot di tempat tidur

    Foto Ngentot Adrianna Luna menggoda pria untuk bercinta keras dan cumshot di tempat tidur


    1998 views

    Duniabola99.com – foto Gadis lagi sange Andrianna Luna menggoda om om untuk bercintar dengannya dan mendapatkan tempatkan sperma yang banyak di perutnya.

  • Foto Ngentot cewek cantik Angell Summers menerima penis besar

    Foto Ngentot cewek cantik Angell Summers menerima penis besar


    2317 views

    Duniabola99.com – foto gadis berkaki panjang Angell Summers Memek warna pink bugil menggoda cowok berkontol gede untuk ngento di atas sofa dengan gaya anjing.

  • Kisah Memek Kenikmatan ML Dengan Pembantu Tua Yang Montok Dimalam Hari

    Kisah Memek Kenikmatan ML Dengan Pembantu Tua Yang Montok Dimalam Hari


    46426 views

    Duniabola99.com – Malam itu Aku makan keluar sama temen-temen kuliah dulu, pulang tengah malem, mbok Hana sudah tidur. Perasaan Aku merinding nginget kejadian sore tadi waktu ngeliat kamarnya dari ruang dapur, rasanya masih gak percaya.

    Senin pagi, sebelom berangkat kerja Aku sempet ketemu dia di dapur, nyeruput kopi dan makan roti yang dia siapin. Gak ada kata-kata yang keluar, dari sekilas ngelirik muka mbok Hana, gak ada kesan beban gitu, biasa banget.


    “Sore ini Dinda nti pulang sm anak-anak mbok, tolong siapin makanan dan rapi-rapi kamar yah ..”
    “Nggih mas..ow hari ini tah..”
    “Iyah….” Jawab Aku.

    Terus kita diem-dieman lagi, mbok Hana masih sibuk bersih-bersih perkakas dapur di belakang meja makan tempat Aku duduk. Ngeliat jam, 5 menit lagi Aku kudu keluar berangkat kerja. Tapi kayaknya ada yang Aku harus omongin sebelom pergi.

    ” Yang kemaren..saya minta maaf, saya khilaf..tolong jangan dibahas lagi, apalagi setelah ada Dinda nanti mbok..” Kata Aku dengan nada tegas.
    “…mm..ga perlu minta maap mas..mbok paham kok..mas lagi bingung, lagi banyak masalah..”
    ” Okay… Tapi saya tetep harus minta maaf toh..”
    “ga..ga apa apa.. Mbok ikhlas..”
    “Masa sih ..maen ikhlas aja..lain kali berarti bisa aja dong kejadian lagi…” Komen Aku jahil.
    ” Hehehe……mmm..yaa..terserah mas aja..”

    Aku gak perlu ngejawab lagi omongan dia, sudah cukup nyadar bahwa dia emang gak pentingin soal batasan moral, atau jangan-jangan malah ikut ngenikmatin kejadian itu, ada senyum tipis tersungging di bibir Aku waktu ngelangkah pergi, entah apa itu maksudnya.

    Selama beberapa hari istri dan anak-anak di rumah suasana belom normal. sm indra dan dewi, anak-anak Aku, tentu aja bikin Aku sumringah, kangen banget sm mereka, kalo lagi sumpek liat muka masem mamahnya Aku cukup ngajak mereka berdua jalan-jalan ke luar.

    Komunikasi di kamar jg masih kaku, ngomong seperlunya, tidur masing-masing meski seranjang, sarapan jg masih bukan bini yang nyiapin, tapi mbok Hana. Pembokat tua itu sukur-sukur tau diri, sikapnya biasa banget, kayak gak ada kejadian apa-apa. Andai Dinda tau kejadian itu,kebayang gak sih gimana posesive dan cemburuannya dia, bisa-bisa digorok Aku waktu tidur..hehe..

    Sayangnya pikiran waras Aku cuma bertahan beberapa hari, malem ke 4 semenjak mereka pulang, tiba-tiba Aku inget si mbok. Gak bisa tidur sampe tengah malem, desakan emosi Aku gak terkontrol. Gairah Aku terusik, horny banget, sampe waktu nyentuh bagian vital Aku, perasaan jadi gak keruan, pengin ml dengan pembantu pokoknya.

    Jadi kebayang bokong besar si mbok, ahhh..kenapa tiba-tiba jadi pengen banget nempelin kemaluan Aku di tengah-tengah pantatnya. Untung gak lama keinget muka 2 anak Aku, jadi malu sm diri sendiri dan segera tertidur. Besok-besoknya, secara gak sadar, Aku jadi suka nyuri kesempetan jelalatan mandangin mbok Hana dari belakang..hehe.. Ckckck..baru nyadar ternyata dia masih bahenol juga biar tua gitu.

    Dua malem selanjutnya beneran deh, Aku masih kepikiran dia..dorongan libido Aku jadi parah. Bayangan Aku ngelantur ke kamar di sebelah dapur tempat dia tidur, kebayang di balik pintu itu ada perempuan yang siap sedia Aku setubuhin.

    “Mbok..mbok..bahkan istri saya aja gak bikin saya senafsu ini..”kata Aku dalem hati.


    Minggu pagi, ada acara arisan kumpulan ibu-ibu wali murid tempat si indra sekolah sore harinya. Mbok Hana jelas orang yang paling sibuk, pas pula dia pinter bikin kue dan masak macem-macem menu makanan, dulunya pernah jadi tkw di Saudi katanya, kerja di hotel.

    Pakean dia kerja hari itu persis sm dengan seminggu sebelumnya waktu maen gila itu kejadian. Gimana gak pangling dan salah tingkah Aku..hehe.. Semok abis dan kenangannya masih kuat soalnya.. Ntah kenapa tiba-tiba timbul niat nekat Aku, mungkin karena udah berapa malem sebelumnya pikiran Aku terganggu gara-gara dia.

    Momentnya pas Dinda lagi sibuk teleponan di teras depan, Aku buru-buru ke dapur, pandangan kita secara reflek ketemu..duilee… dia lagi sibuk motong-motong kentang di meja dapur. Jantung ini berdebar kenceng waktu Aku ngelangkah mendekat dan ngomong berbisik ngajak ml dengan pembantu di belakang bahunya.

    “Nanti malem yah…pintu kamar jgn dikunci..”

    Dia waktu itu ketakutan, noleh jauh ke depan, takut ada bini Aku. Diem sebentar sambil merhatiin muka Aku yang tepat di belakang punggungnya, sebelum Aku pergi berlalu dia masih sempet ngejawab pelan.

    “Nggih mas…”

    Acara arisan kelar jam 9 malem, Aku gak ikut nimbrung, perempuan semua soalnya. Duduk nonton tv di lantai 2 bareng anak-anak, pikiran Aku gelisah, antara pengen ngebatalin niat sm penasaran. Anak2 gak lama pada masuk kamar mereka, sementara bini Aku waktu itu gak tau kenapa kumat sakit giginya.

    Habis minum biogesic dia langsung masuk kamar, seperti kebiasaan dia selama ini kalo abis minum obat, biasanya tepar sampe pagi, tidur kayak pingsan, gak sadar apa-apa. Momentnya kayak mendukung banget, tapi tetep aja Aku was-was dengan niat Aku. Sudah jam 11, Aku masih ragu mau turun ke bawah untuk ml dengan pembantu, bolak balik merhatiin Dinda tidur, takut tidurnya gak pules.

    Aduhh..gila rasanya, sebenernya mudah aja Aku ngebatalin sepihak, dan milih tidur aja. Tapi gimana dengan desakan syahwat Aku yang bikin penasaran, kebayang muka si mbok yang ngeseks gitu ekpresinya bediri nyambut Aku di depan pintu kamarnya..hehe..

    Setelah mastiin untuk terakhir kalinya kondisi bini Aku tidur, akhirnya Aku nekat ngelangkah hati-hati ke arah pintu, ngebuka dan nutup daun pintu dengan super hati-hati. Langkah kaki nurunin tangga kayak berlari..hehe..entah karena takut atau gak sabaran. Ini pertama kalinya Aku niat banget selingkuh, makanya kayak amatiran mental Aku.


    Suasana dapur dan lorong tempat pintu kamar si mbok redup banget, cuma pantulan cahaya dari lampu ruang tengah aja yang ngebantu Aku sedikit ngeliat suasana di situ. Sempet kawatir jangan-jangan mbok Hana udah tidur. Tapi lamat-lamat kedengeran suara tv dari dalem kamarnya, pelan-pelan Aku pegang handle pintu, trus di dorong supaya kebuka.

    U know what? Di dalem sana mbok Hana udah kayak tau aja Aku bakal dateng, duduk di sisi ranjang, ngadep ke arah pintu. Pakai baju tank top pemberian bini Aku, dengan kain sarung diiket sepinggang. Kebayang gak sih gimana seronoknya si ibuk2 ini, rambut kegerai sampe bahu, belahan dadanya kayak garis lurus panjang ke atas, senyum di bibirnya terkesan binal.

    Dada Aku bergemuruh.. Dia nyengir ngeliat muka Aku yang tegang, Aku buru-buru nutup dan ngunci pintu. Lampu kamar Aku matiin, sementara tv dibiarin nyala, kamuflase suara lah, takut-takut ada yang nguping..segitu parnonya Aku.

    “Jadi mas ? Hehe..”
    “Yuk..ke kamar mandi aja.. Buka aja kain sarungnya..” Kata Aku berbisik.
    “Loh ..kamar mandi?? Terburu-buru gitu mas…” Protes si mbok.
    “Takut istri bangun..di sini suara lebih gak kedengeran dari luar..ayoohh..” Kata Aku gak sabar dari dalem kamar mandi kecil itu.

    Mbok Hana akhirnya nurut, begitu dia masuk, pintu kamar mandi dari alumunium itu Aku tutup rapet. Ruang kamar mandi itu emang sesek untuk kita berdua di dalemnya. Ukuran 2X1, ada bak mandi mungil dan toilet duduk sebelah-belahhan posisinya. Bingung jg ngatur posisi kayak apa..

    Tapi Aku gak banyak mikir, berdiri depan dengan dia gini aja udah bikin semangat. Belahan dadanya langsung Aku ciumin bertubi-tubi, mbok Hana mesem-mesem ngeliat kelakuan Aku. Bawahanya cuma ketutupan cd doang, kaos tank top itu kekecilan buat badan bongsor si mbok. Badannya emang cuma setinggi kuping Aku, tapi posturnya lebih besar dari Aku yang kurus.

    Sempet terlintas mikir, gila banget, di rumah Aku sendiri, ada bini dan anak-anak Aku di lantai 2, sementara Aku tengah ml dengan pembantu di bawah sini. Tapi ngeliat badan si mbok sudah dalam jangkauan Aku pikiran tadi langsung lenyap, tanpa ragu Aku jamah bokong dan selangkangan dia di bawah.

    Ahhh..nafsu Aku memuncak banget.. Jari-jari Aku nyusup ke dalem kolornya, ujung telunjuk sama jari manis ngeraba sekitaran bibir vagina berikut gundukan bulu-bulu lebat itu. Sementara mulut Aku terus ngejilat sekitaran dadanya. Mbok Hana pasrah aja Aku apa-apain.

    Nafas kita jadi sama-sama berat, udah puas ngeraba, Aku buru-buru nurunin celana pendek Aku sampe selutut. Baru aja ngebuka eh tangan si mbok maen jamah aja penis Aku yang bediri keras di balik cd, tambah panas ni otak. Jemarinya ngeraba antara pangkal batang dan kantong bijinya, matanya jadi liar noleh ke arah muka Aku.

    “Panas mas..kedut-kedut gitu..” Kata dia pelan.

    Aku langsung kalap, badan si mbok Aku puter ke belakang, mepet ke dinding bak di depanya, cdnya langsung Aku tarik turun sampe ke mata kaki, belom puas juga, langsung Aku lepasin paksa,sampe kedengeran suara kain robek gitu.

    Sekarang pantat gede sebakul itu udah nantang di depan mata.. Langsung aja Aku porotin celana dalem Aku sendiri, trus buru-buru Aku tempelin penis Aku ke bongkahan kiri pantatnya. Digesek-gesek berapa kali, terus tangan kiri si mbok Aku tarik ke belakang, supaya jemarinya bisa megang titit Aku yang bediri keras kayak terong muda.

    “Walahhh mas.. Gedenyaa..” Bisik si mbok.
    “He eh..siap-siap aja bentar lagi nyodok dalem..” Kata Aku gahar.
    “Buka kakinya ..”
    “Iyah…mass..” Kata dia sambil masang dua kakinya lebar, sementara dua lenganya mencengkram pinggiran bak.
    “Hohhhh.!..shhhhhhhh..!” Desis Aku pas ngerasain ujung penis Aku nyusup dan nyentuh selangkanganya dari sela-sela bawahan pantatnya.

    Anget, basah, kerasa bulu-bulunya di sekitaran batang Aku, hhhh…darah muda Aku kayak menggelegak.

    “Nungging dikit..” Kata Aku penasaran.
    “Iyah..nih mass..”

    Begitu dia nungging langsung Aku arahin masuk tuh kepalanya dibantu dua jari Aku, begitu nemu sasaran, kaki-kaki Aku kayak gemeter pas neken masuk.


    “Ahhssssss.!..ohhhhhh..mmmmm..” Bisik Aku ke kupingnya.

    Penis Aku langsung sukses masuk, dalem gitu, sampe mentok ke pangkalnya.

    “Iiih..massss..sesekkk…” Desis si mbok.
    “Hhhhh…enakk bangett mbook..” Bisik Aku dengan suara serak..

    Intinya detik itu kita sama-sama kayak disengat listrik, gemeteran, dada kayak mau meledak sm sensasinya. Lupa sm beda umur kita yang jauh banget, ahh..kalo udah urusan seks sih, anak kecil aja bisa ngebuntingin ibuk-ibuk kayak yang pernah Aku baca di internet.

    “Cplak!..cplak!..cplak!..” Penis Aku langsung gerilya keluar masuk.

    Ruangan kecil gitu bikin bunyi gesekan kelamin kita jadi rame, was-was juga takut kedengeran, tapi suara tv di luar cukuplah nyembunyiin kejadian di sini. Ini yang udah Aku pengenin dari berapa hari lalu, ahhh..memang janda tua ini luar biasa sedapnya, penis Aku kayak dipilin-pilin dibelakang pantatnya. Lagian mbok Hana juga ikut-ikutan syahwat, semangat banget maju mundurin pantatnya, rintihanya juga seru.

    “Masss..iihh..truss sodok mas…hhhhh..” Mulut dia ngeracau, kepalanya sampe nunduk gitu, urat lehernya jegeng.

    Sementara Aku di belakang terus ngehajar dengan buas, pinggulnya Aku cengkrem kuat, kaki Aku kadang sampe jinjit segala supaya lebih cepet bergerak dan nusuk sedalem-dalemnya. Seks terburu-buru, dengan rasa was-was gitu malah lebih berkualitas.

    Sebentar aja kita udah sama-sama kesetanan, ngelambung, dan bener-bener dahaga dengan kenikmatan. Aku malah sampe nyium bibirnya berapa kali dari belakang, mbok Hana ngebales ciuman panas Aku. Badan kita berdua udah banjir keringet.

    “Mbok..mbokkkk…mau keluarrr …hohhhh..” Desah Aku panik sekitar 5 menit permainan.

    Dan bener aja..begitu ngehajar sekuat-kuatnya bokong si mbok, pertahanan Aku jebol.

    “Ceplakkk ! ..”
    “Ahhhhh..aduuhh…duuuhh…mboook..” Jerit Aku tertahan sambil ngegigit bibir.
    “Srettt…sreetttt…sreerttt..”Mani Aku berebutan keluar, kerasa banyak banget, badan Aku sampe terbungkuk-bungkuk nahan geli.
    “Aihhh ! ..” Pekik si mbok kaget ngerasain semprotan Aku di dalem.
    “Hhhhh..mbok jg pengen nih mas..uhhh..” Kata dia sambil geyal geyolin bokongnya, kayak orang kebelet pipis.
    “Maaasss..tekennn trusss..” Seru dia yang masih konsen pengen lanjut.


    Dengan sisa-sisa tenaga, Aku ngedorong selangkangan Aku serapet mungkin, badan dia gak lama bergetar hebat. Diawalin dengan rintihan panjang mbok Hana tiba-tiba mematung, badannya kaku banget. Pantatnya muter sekali, kayak mengigil gitu..

    “Masss…uhhhh…aduuhhh….huhuhuu…” Dia sampe nangis gitu, kepalanya ngelendot di atas bak mandi, kerasa ada yang basah ngalir dipangkal penis Aku yang nyumbet bibir vaginanya..
    “Uhhhh…masss…enak tenan maas..hhh..” Kata dia setelah kesadaranya perlahan pulih.

    Begitu penis Aku ditarik, sisa-sisa maninya ngucur turun pelan dari sela-sela bawah pantatnya,nyusurin daleman paha si mbok. Puas banget bisa ml dengan pembantu. Kejadian ml dengan pembantu pas malem itu persis seperti keinginan Aku, batin jadi lega banget..

    Tertatih-tatih Aku menapak tangga ke atas, begitu baring di ranjang, di samping bini Aku, .. setelah ml dengan pembantu, seketika itu jg langsung pulas tertidur.

  • Kisah Memek Perih kenikmatan ditahan Mbak Lala

    Kisah Memek Perih kenikmatan ditahan Mbak Lala


    2863 views

    Duniabola99.com – Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada masalah keuangan yang rumit dan harus segera diselesaikan.

    Mau tidak mau, aku harus mencurahkan perhatian ekstra. Akibat dari tekanan pekerjaan yang demikian itu membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama jika weekend. Biasanya bareng teman sekantor aku berkaraoke untuk melepaskan beban. Kadang di ‘Manhattan’, kadang di ‘White House’, dan selanjutnya, benar-benar malam untuk menumpahkan “beban”. Maklum, aku sudah berkeluarga dan punya seorang anak, tetapi mereka kutinggalkan di kampung karena istriku punya usaha dagang di sana.

    Tapi lama kelamaan semua itu membuatku bosan. Ya..di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya banyak saudara dan karena kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun bercanda ria, karena lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di salah satu perusahaan minyak asing, dan saat itu dia kasih tau kalau minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus membantu perbaikan salah satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya kalau aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, karena rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku Aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. Tapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, karena kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

    Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit untuk memastikan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, Mbak Lala, senang kalau aku mau datang. Hitung-hitung buat teman ngobrol dan teman main anak-anaknya. Mereka berdua sudah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD. Usia Mas Adit 40 tahun dan Mbak Lala 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak beda jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Lala, aku sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. Terutama semenjak aku bekerja di Jakarta ini Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling cuma lewat telepon.

    Setelah makan siang, aku telepon Mbak Lala, janjian pulang bareng Kami janjian di stasiun, karena Mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlalu malem”, begitu alasan Mbak Lala. Dan jam 17.00 aku bertemu Mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang. Cukup penuh, tapi aku dan Mbak masih bisa berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah tidak mempedulikan kiri kanan.


    Tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak mau posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan..! Beberapa kali, karena goyangan kereta, dada montok Mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh..darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias. Rupanya Mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengubah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya bisa berdoa semoga “itong” tidak bangun. Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi ditambah gesekan-gesekan yang ritmis, mau tidak mau bangun juga “itong”-ku. Makin lama makin keras, dan aku yakin Mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

    Pikiran ngeresku pun muncul, seandainya aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh.. betapa nikmatnya. Akhirnya sampai juga kami di Bekasi, dan aku bersyukur karena siksaanku berakhir. Kami kemudian naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Lala diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan kemudian makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku pun pamit tidur.

    “Ndrew, Mbak mau bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
    “Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, karena yakin bahwa Mbak akan memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
    “Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada tertahan seperti menahan rasa jengkel.
    “Mbak tidak suka kalau ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”
    “MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
    “Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. aku tidak tahan”
    “Terserah apa kata kamu, yang jelas jangan sampai terulang lagi. Banyak cara untuk mengalihkan pikiran ngeres kamu itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
    “Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
    “Ya sudah. Sana, kalau kamu mau main PS. Mbak mau tidur-tiduran dulu. kalau pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.


    Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Lala sedang baca novel sambil tiduran. Dia memakai daster panjang. Aku sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala betul-betul terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik dengan novelnya.

    Entah karena lelah atau sejuknya ruangan, atau karena apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film telah selesai, Mbak Lala juga sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia capek banget, pikirku.

    Saat aku beranjak dari tiduranku, hendak pindah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, karena dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulti putih kemerahan, dan warna itu makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku pun timbul..

    Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH.. “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan.. Aku hanya menelan ludah melihat pantatnya yang tampak menggunung, dan CD itu nyaris seperti G-String. Aku bener-bener terangsang melihat pemandangan indah itu, tapi aku sendiri merasa tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana sebetulnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

    Namun godaan syahwat memang mengalahkan segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. harus kuapakan.. karena aku masih ada rasa was-was, takut, kasihan.. tapi sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu dengan rasa was-was takut Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh.. sllrrpp.. ternyata memeknya lezat juga, ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, sehingga hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati aroma memeknya.


    Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah mencopot seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak susah juga, karena posisinya itu. Dan aku hasrus ekstra hati-hati supaya dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku berhasil masuk. HH.. hangat rasanya.. sempit.. tapi licin.. seperti piston di dalam silinder. Entah licin karena Mbak Lala mulai horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. tapi ternyata nggak sampai lima menit. Aku begitu terpukau dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott.. ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. Aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. Setelah habis maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

    “Mmmhh.. kok dicabut tititnya..” suara Mbak Lala parau karena masih ngantuk.
    “Gantian dong..aku juga pengen..”
    Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.
    “Wah.. celaka..”, pikirku.
    “Ketahuan, nich..” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku, sepupunya.
    “Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
    “KELUAR KAMU..!”

    Aku segera keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. apalagi kalau Mbak Lala sampai lapor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser.. malunya aku.

    Aku mencoba menenangkan diri dengan membaca majalah, buku, apa saja yang bisa membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku pun akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku seperti lagi keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..


    “Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil aku menarik tubuhku.
    “Ndrew..” sahut Mbak Lala, setengah terkejut.
    “Maaf ya, kalau tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
    “Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, sekarang kok.. jadi begini..
    “Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma kamu dan disiram air dingin supaya Mbak tidak ikutan horny. Tapi.. Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, tapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

    Dan tanpa menunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika sehingga aku tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku merasakan penisku mentok sampai ke kerongkongannya. Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala sudah melepas CD nya. Aku melihat memeknya makin membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

    “SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya.
    “Itilnya.. dong.. Ndrew.. mm.. IYAA.. AAHH.. KENA AKU.. AMPUUNN NDREEWW..”
    Mbak Lala makin keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin liar dan tak beraturan. Memeknya makin memerah dan makin becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku merasa ada yang mendesak penisku, seolah mau menyembur.

    “Mbak.. mau keluar nih..” kataku.
    Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. Aku makin tidak tahan dan.. crrootts.. srssrreett.. ssrett.. spermaku muncrat di muutu Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

    “Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih..” pintanya.
    Aku hanya bisa mmeringis menahan geli, karena Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku seperti menuruti kemauan Mbak Lala. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin karena pengaruh lendir memek Mbak Lala sebab pada saat yang sama aku sibuk menikmati itil dan cairan memeknya, aku jadi mudah terangsang lagi.


    Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melepaskan dasternya.
    “Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.
    Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat pemandangan indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. Segera Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless.. sshh..
    “Aduhh.. Ndrew.. tititmu keras banget yah..” rintihnya.
    “kok bisa kayak kayu sih..?”
    Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis kedua putingnya yang menantang, rakus. Mbak Lala makin keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya makin panas, nafasnya makin memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Lala makin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

    “MMFF.. SSHSHH.. AAIIHH.. OUUGGHH.. NDREEWW.. MBAK KELUAARR.. AAHHSSHH..”
    Mbak Lala menjerit dan mengerang seiring dengan puncak kenikmatan yang telah diraihnya. Memeknya terasa sangat panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga aku merasakan penisku seperti dipelintir. Dan akhirnya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. Aku tersenyum penuh kemenangan sebab aku masih mampu bertahan..

    Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya.
    “Ndrew, ayo cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.
    Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.
    “SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh.. oohh..” rintihnya.
    “Masukin aja, yang.. jangan siksa aku, pleeaassee..” rengeknya.


    Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata sangat becek dan terasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar. Mbak Lala mulai gelisah, nafasnya makin memburu, tubuhnya makin gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..

    Gerakan jariku di itilnya makin kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu makin becek, terlihat lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

    Kupandangi memek itu lagi, dan aku melihat ada seperti daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr.. ceerr.. aku merasakan ada cairan hangat muncrat dari memeknya.

    “Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
    “Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin kontol kamu.. aku hampir sampaaii..” erangnya.
    Rupanya Mbak Lala sampai terkencing-kencing menahan nikmat.

    Akibat pemandangan itu aku merasa ada yang mendesak ingin keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat aku mampu, sampai akhirnya..


    “NDREEWW.. AKU KELUAARR.. OOHH.. SAYANG.. MMHH.. AAGGHH.. UUFF..”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.
    Bola matanya tampak memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol juga pertahananku..

    “Mbak.. aku mau muncrat nich..” kataku.
    “Keluarin sayang.. ayo sayang, keluarin di dalem.. aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi..” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.
    Seketika itu juga.. Jrruuoott.. jrroott.. srroott..
    “Mbaakk.. MBAAKK.. OOGGHH.. AKU MUNCRAT MBAAKK..” aku berteriak.
    “Hmm.. ayo sayang.. keluarkan semua.. habiskan semua.. nikmati, sayang.. ayo.. oohh.. hangat.. hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh..” desah Mbak Lala manja menggairahkan.
    Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.

    “Ndrew, makasih ya.. kamu bisa melepaskan hasratku..” Mbak Lala tersenyum puas sekali..
    “He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.
    “Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. Terus terang, sejak ngeliat Mbak, aku pengen bersetubuh dengan Mbak. Tapi aku sadar itu tak mungkin terjadi. Gimana dengan keluarga kita kalau sampai tahu.”
    “Waahh.. kurang ajar juga kau ya..” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
    “Aku tidak nyangka kalau adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang impian kamu jadi kenyataan kan?”
    “Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh menikmati semua bagian tubuh Mbak.” Jawabku.
    “Kamu pengalaman pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak bersetubuh dengan laki-laki selain Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari punya kamu. Mas Adit juga perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar kalau lagi join sama masmu itu” sahutnya.
    “Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
    “Ini pertama kalinya aku sampai terkencing-kencing menahan nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak sampai pipisin kamu segala. Kamu nggak jijik?”
    “Ooohh.. itu toh..? Kenapa harus jijik? Justru aku makin horny..” aku tersenyum.


    Kami berpelukan dan akhirnya terlelap. Kulihat senyum tersungging di bibir Mbak Lalaku tersayang..

  • Video bokep Marie Konishi dikerjai oleh 3pria dirumahnya

    Video bokep Marie Konishi dikerjai oleh 3pria dirumahnya


    2930 views

  • Foto Ngentot seksi Latina dengan payudara besar & pantat bulat

    Foto Ngentot seksi Latina dengan payudara besar & pantat bulat


    1980 views

    Duniabola99.com – gadis remaja rambut pirang mengocok kontol kontol pacarnya diaats mobil dan melakukan hubungan sex ngentot halaman belakang rumahnya diatas sofa putih.

  • Kisah Memek Diriku Selingkuh Dengan Bawahanku Dikantor

    Kisah Memek Diriku Selingkuh Dengan Bawahanku Dikantor


    2523 views

    Duniabola99.com – Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimerger. Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani.


    Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku. Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut.

    Entah kenapa dia mau menjadi pacarku. Sejujurnya aku menyukai beberapa gadis cantik selain pacarku tersebut, tetapi aku berpikir dua kali jika aku berbuat macam-macam pasti akan menjadi bahan omongan di lingkunganku. Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Gita (nama samaran).

    Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan. Gita adalah seorang mahasiswi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B.

    Sebagai gambaran, body-nya mirip dengan artis Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha. Tingkah lakunya selalu menggodaku. Sebagai laki-laki normal, kadang aku berpikiran agak kotor. Hingga pada suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Joker368

    Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma). Aku menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Gita memang centil, persyaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali untuk menjalaninya.

    Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Gita pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya.

    Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai. Ketika di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ‘chek in’ di hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya.

    Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Gita dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Gita membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam. Kemudian iajuga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku.

    Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya. Aku pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.

    Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Gita masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.

    Kemudian aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Gita semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat. Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa memainkan lidahku ke dalam vaginanya.

    Aku menjilati dan memainkan klitorisnya dengan penuh gairah. Setelah kupuas, giliran Gita memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya. Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 15 cm dengan diameter 3,5 inchi).

    Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Gita mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya.

    Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kupikir pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Gita menarik rudalku dan mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya. Agen Joker368

    Ternyata Gita masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Gita menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Gita kembali merintih menahan sakit.

    Aku bertanya,

    “Git, kamu mau diterusin atau nggak..?”

    Ia menjawab,

    “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”

    Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina Gita keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang.


    Dinding vaginanya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Gita yang baru pertama kali melakukan seks.

    Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Gita. Gita sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.

    Aku semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi Gita dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya. Aku merasakan rudalku semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya. Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Gita semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Gita semakin terbakar birahinya

    Kami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu.

    Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan keluar, begitupun dengan Gita, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir. Aku berkata setengah berbisik,

    “Git, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya sama-sama ya..?”

    Gita menjawab dengan terputus-putus,

    “Ia.. sa.. yaaa.. ngg.. sshhh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”

    Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab,

    “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”

    Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.

    “Ooohhh.. shhh…” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan.
    “Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Gita memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.

    Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Gita masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul. Kali ini Gita yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.


    Aku mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Gita yang sudah mengeras dan puting susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas, menjilati serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Gita semakin terlihat basah dan mengkilap. Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.

    Gita semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Gita berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya.

    Dengan tidak sabar Gita meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Gita yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.

    Gita mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Gita dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya.

    Kali ini Gita yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali. Aku mengangkat badanku untuk melumat puting susunya. Perbuatanku semakin membuat Gita mabuk kepayang. Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

    Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style. Gita mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy.

    Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat Gita bangkit kembali gairahnya, karena klitorisnya terkena gesekan rudalku.

    Kali ini Gita mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku. Ketika Aku mendorong pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.

    Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Gita yang banjir oleh lendir birahi. Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar. Ternyata Gita juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya.

    Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam vaginanya. Aku pun merasakan gerakan Gita yang bergoyang-goyang pelan dan tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga telah orgasme.

    Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Gita menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku. Ia menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi.


    Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Gita mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku. Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.

    Setelah kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi. Aku melakukan hubungan seks dengan Gita dengan system kalender, hal itu kami lakukan untuk menghindari kehamilan. Aku semakin ketagihan, karena tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan pelayanan sex darinya.

    Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa laptop. Komputer tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat birahi kami.

    Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak diketahui oleh Gita, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.

  • yukina saeki ngentot dengan pacarnya dikamar badan penuh dengan minyak

    yukina saeki ngentot dengan pacarnya dikamar badan penuh dengan minyak


    2586 views

  • Foto Ngentot Istri pirang cantik Brooklyn Chase

    Foto Ngentot Istri pirang cantik Brooklyn Chase


    2090 views

    Duniabola99.com – foto pasangan suami istri Brooklyn Chase ngnetot dikamarnya dan menumpahkan sperma yang banyak diatas toketnya yang gede.

  • Video bokep Gala Brown dipijit saat lagi capek	dengan kerjaannya

    Video bokep Gala Brown dipijit saat lagi capek dengan kerjaannya


    1919 views

  • Foto Bugil Vanessa Veracruz memamerkan payudara besar dan di luar ruangan

    Foto Bugil Vanessa Veracruz memamerkan payudara besar dan di luar ruangan


    2413 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Vanessa Varacruz melepaskan pakaiannya yang pendek diluar ruangan menampilkan toketnya yang gede dan megangkang sambil duduk dilantai menempilkan memeknya yang bulunya lebat tercukur rapi dan tembem. Situs Judi Bola

  • Kisah Memek Ngentot Dengan Janda Anak 1

    Kisah Memek Ngentot Dengan Janda Anak 1


    2916 views

    Duniabola99.com – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.


    ”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.

    “Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
    “Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
    “Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
    “Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
    “Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
    “Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
    “Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.

    “Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.

    Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.. Agen Bola

    Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.

    Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.


    “Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
    “Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
    “Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.

    Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.

    Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.

    “Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
    “Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.

    Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…

    “Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
    “Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
    “Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
    “Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”

    Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.


    Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.

    “Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
    “Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
    “Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.

    Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.

    Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..

    “Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
    “Seger Om…. Om mau mandi??”
    Belum sempat ku jawab…..
    “Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.

    Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.

    Aku kanget bukan kepalang..

    “Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
    “Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.

    Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
    “Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.

    Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.

    “Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.

    Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….

    “Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
    15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.

    “Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..

    Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.


    “Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.

    Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
    “Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.

    Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
    “Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.

    Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
    “Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.

    Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.

    Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..

    “Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.

    Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…

    “Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..

    Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.

    Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.

    “Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .

    Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…


    “Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.

    “Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.

    Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.

    Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.

    “Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.

    Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
    Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.

    “Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…

    Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.

    Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.

    “Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
    “Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.

    Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.

    Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.

    Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.


    “Aahhh…. mas…” erangnya manja.

    Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..

    “Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”

    Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.

    Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
    Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..

    25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..

    “Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”

    Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.

    “Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
    “Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
    “Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..

    Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..


    “Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
    “Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.

    30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.

    “Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…

    “Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..

    Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.

    “Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.

    Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..

    “Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..

    Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..

    Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..

    Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya. Bermula ketika saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.

    ”Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.


    “Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
    “Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
    “Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
    “Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
    “Sama, jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
    “Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
    “Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.

    “Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.

    Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari..

    Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.

    Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.

    “Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
    “Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
    “Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.

    Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.


    Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.

    “Ssshhh… ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
    “Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.

    Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun…

    “Mama…, ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
    “Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
    “Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
    “Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”

    Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.

    Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.

    “Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
    “Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
    “Ya, biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.

    Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.

    Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..

    “Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
    “Seger Om…. Om mau mandi??”
    Belum sempat ku jawab…..
    “Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.

    Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.

    Aku kanget bukan kepalang..


    “Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
    “Haa… aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.

    Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
    “Jangan panggil Mbak dong. Titin aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on fire’.

    Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.

    “Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.

    Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….

    “Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
    15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.

    “Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..

    Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.

    “Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.

    Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
    “Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.

    Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
    “Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.

    Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
    “Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.


    Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.

    Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya..

    “Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat” rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.

    Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin…

    “Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..

    Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.

    Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.

    “Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja..” celotehnya .

    Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin…

    “Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…” rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.

    “Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.

    Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.

    Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur.

    “Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…” Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.

    Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
    Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.


    “Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…

    Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.

    Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.

    “Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
    “Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.

    Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.

    Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.

    Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.

    “Aahhh…. mas…” erangnya manja.

    Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..

    “Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”

    Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.

    Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
    Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..


    25 menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..

    “Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”

    Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.

    “Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
    “Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
    “Ehmm.,.. hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..” rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..

    Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..

    “Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
    “Aauhh… ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.

    30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.

    “Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…

    “Ntar.. Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..


    Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.

    “Aaaccchhh…. aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya.

    Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..

    “Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..

    Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..

    Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..


    Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya.

  • Foto Bugil Alice Shea menyebar pantat telanjang kecilnya dan memeknya yang dicukur botak

    Foto Bugil Alice Shea menyebar pantat telanjang kecilnya dan memeknya yang dicukur botak


    2053 views

    Duniabola99.com – gadis cantik berambut pendek Alice Shea bugil sambil berpose hot diatas kursi sambil duduk memperlihatkan tokenya yang kecil dan putingnya yang besar dan juga memeknya yang tembem berwarna pink masih sempit botak tanpa bulu yang sangat hot, dapat membuat agan agan untuk melakukan coli puas maximal siap tisu sebelum agan milihat foto foto dari Alice Shea.

  • Kisah Memek Kenikmatan dari gadis kampung

    Kisah Memek Kenikmatan dari gadis kampung


    3372 views

    Duniabola99.com – Kala itu aku numpang kost di rumah temanku yang sudah berkeluarga, sedang seorang gadis adik temanku kebetulan numpang juga di rumah itu, sebagai pengasuh anak-anak temanku itu, berhubung suami istri bekerja.

    Pada awalnya aku memandang gadis itu Nani namanya, biasa-biasa saja, maklum aku walaupun sudah cukup dibilang dewasa (27) tetapi sekalipun belum pernah mengenal wanita secara khusus apalagi namanya pacaran, maklum orang tuaku menekankan menuntut ilmu lebih utama untuk masa depan. Apalagi setelah aku selesai kuliah dan langsung bekerja, aku merasa berhasil menikmati hasilku selama ini. Itu sekedar background kenapa gadis itu aku pandang biasa saja, karena dia hanya lulus SD sehingga aku kurang peduli bila aku menyadari tingkat pendidikanku sendiri.

    Namun dari hari kehari Nani si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga kebersihan kamarku, dan bahkan mencuci bajuku yang terkadang tanpa aku minta walaupun aku sebenarnya biasa mencuci sendiri, namun adakalanya aku cukup sibuk kerja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru. Rupanya gadis itu sedikit menaruh hati, tapi aku tidak tanggap sekali. Terlihat dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan ke arah lain. Sampai pada suatu saat, dimana temanku beserta anak istrinya pulang kampung untuk suatu keperluan selama seminggu, sedangkan adik perempuannya karena harus menyediakan makan setiap kali untukku, tidak diikutkan pulang, sehingga tinggal aku dan si gadis Nina itu di rumah.

    Rupanya kesendirian kami berdua menimbulkan suasana lain di rumah, dan hingga pada suatu pagi ketika gadis itu sedang menyapu kamarku yang kebetulan aku sedang bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu untuk menyapu lantai. Sebagai mana posisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk, aduhh.., rupanya perh yang sedang bercermin tersapu juga oleh pemandangan yang menakjubkanku. Dua buah melon yang subur segar terhidang di depanku oleh gadis itu, dengan sedikit basa basi gadis itu menyapaku entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena payudaranya yang tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yang berpotongan dada rendah. Dengan tidak membuang kesempatan aku nikmati keindahan payudara itu dengan leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku.

    Menjelang dia selesai menyapu kamarku, tiba-tiba dia dekap perutnya sambil merintih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yang melilit. Dengan gerak refleks, aku pegang lengannya sambil aku tanya apa yang dia rasakan. Sambil tetap merintih dia jawab bahwa rasa mules perut tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kamarnya dengan tetap merintih memegangi perutnya sampai ditempat tidurnya. Kusuruh dia rebahan dan memintaku untuk diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku ambilkan dan sambil berjaga dia gosok perutnya dari balik blousenya. Tetapi tiba-tiba saat menggosok lagi-lagi dia mengerang dan mengaduh, sehingga membuatku sedikit panik dan membuatku segera ikut memegangi perutnya dan sambil ikut mengurut juga. Dan nampak sedikit agak berkurang rintihannya, sambil masih tetap kuurut perutnya. Kepanikanku mulai hilang dan aku mulai sadar lagi akan keindahan payudara gadis itu bersamaan dengan bangkitnya perasaan gadis itu selama aku urut tadi mulai menelusuk ke tubuhnya merasakan kenikmatannya juga dan dengan tiba-tiba tanganku dipegangnya dan dibimbingnya tanganku ke taman berhiaskan buah melonnya yang subur segar dan aku turuti saja kenikmatan bersama ini untuk mengusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan tanganku terus menelusup diantara buah-buah itu sambil memetik-metik putingnya.


    Gadis itu mulai merintih nikmat, dan erangan halus dan memberi isyarat tanganku untuk terus dan terus memilin puting buahnya yang semakin menegang. Baru aku sadari bahwa untuk kali pertama aku merasakan puting gadis yang menegang bila sedang terangsang dengan erangannya yang membuat penisku yang dari tadi ikut mengeras tambah menekan di dalam celanaku yang sebenarnya sudah siap untuk berangkat kerja, namun untuk sementara tertunda. “Eehh.. Mas.. gelii.. tapi nikmat, aahh.. eehmm aduuhh nikmat mass..” Posisi dia saat itu sambil duduk membelakangiku, dan tiba-tiba dia menyandar ke dadaku sambil menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-endus leherku. Tanpa buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya dan selanjutnya mulut kami saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan lidah dengan penuh nafsu, sementara tanganku terus menyusuri buah-buah yang subur itu untuk meningkatkan kegairahannya, sedang tangan gadis itu mulai hilang kesadarannya oleh kenikmatan itu dengan ditandai kegairahannya untuk melepas kaitan rok bawahannya dan dilanjutkan ke kancing-kancing blousenya. Kembali kesadaranku tertegun untuk pertama kali aku menikmati keutuhan tubuh seorang gadis yang hanya mengenakan CD-nya.

    Namun untuk saat itu juga aku terperanjat, “Eiitt, Nina ini sudah jam delapan, aku harus berangkat kerja wahh, aku terlambat”, kataku. Kami saling tertegun pandang dan saling senyum tertahan dan kemudian kami berpeluk cium, sambil aku berkata, “Entar aku berangkat dan aku segera kembali, hanya untuk minta ijin kalau aku ada keperluan yahh, gimana?”. “He.. eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, tapi janji lho, ehh tapi Mas?”. “Kenapa Nan..” tanyaku. “Mas kemot dulu dong buah dadaku, ntar baru boleh berangkat”. Achh lagi-lagi kenikmatan yang tak bisa ditunda pikirku, dengan “terpaksa” aku kemot putingnya dan dengan penuh gairah aku kemot buah dadanya sampai hampir merata bekas kemotan di kedua buah dadanya, sampai-sampai si Nani tak percaya keganasanku. Kami saling melepas pelukan yang seolah adalah kerinduan yang selama ini lama terpendam. Kebetulan kantorku hanya beberapa ratus meter dari rumah kost yang aku tempati. Selesai aku menyampaikan alasan yang dapat diterima atasanku, segera aku bergegas pulang lagi. Ketika aku sampai dirumah, yang memang setiap harinya sepi pada jam-jam kerja, maka menambah kegairahanku waktu aku membuka pintu depan yang tidak terkunci, dan langsung kukunci saat aku masuk. Tetapi pintu-pintu kamar tertutup.

    Maka yang pertama aku tuju adalah kamarku. Aku buka kamarku untuk ganti baju kerjaku dengan maksud akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja. Aku buka baju dan celanaku satu persatu, dan saat aku hanya kenakan celana dalamku, tiba-tiba dari belakang, Nina si gadis itu sudah di belakang mendekapku dan ohh, menakjubkan.., rupanya sedari tadi dia aku tinggalkan, dia tidak lagi kenakan bajunya sambil terus menunggu di kamarku. Maka kembali kenikmatan pagi itu aku teruskan lagi, dengan saling meraba dan dengan ciuman yang penuh nafsu dan kami masing hanya mengenakan celana dalam saja, sehingga kulit kami bisa saling bergesekan merasakan dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan dan mulut berciuman, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan Nani yang seolah terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku. Sedangkan dadaku merasakan tonjolan buah dadanya yang lembut dan torehan puting susunya di dadaku. Tanganku bergerak dari punggungnya beralih ke pantatnya yang bulat untuk aku remas-remas, sedang tangannya tetap memegang leher dan kepalaku dengan mulut, bibir dan lidah saling mengulum. Lama kami pada posisi berdiri “Eeehh.. mmaas eehh eegh enaak sayang ngg.., teruss, teruss.. gelii.. egghh eenaak” erangnya yang setiap saat keluar dari mulutnya.


    Kegairahan pagi itu kami lanjutkan di lantai kamarku untuk saling berguling dan tetap saling peluk menaikkan gairah petting kami yang pertama kali di lantai kamarku. Maklum kamar indekost dengan tempat tidurku yang seadanya dan pas-pasan yang pasti kurang pas untuk kegairahan petting yang memuncak di pagi itu. Dengan leluasa tangan kami saling bergerak ke buah dada, penis, puting dan satu hal selama ini yang jadi obsesiku adalah keinginan yang terpendam untuk mengemot puting bila melihat buah dada wanita yang sedemikian montok dan menggairahkan, maka aku tumpahkan obsesiku pada kenikmatan pagi itu untuk pertama kalinya. “Mass sayang terruss kemot pentilku.. mmaass gelii, geelii,.. eehm Mas nikmat.. terus jilatin pentilku teruss aku peengin di jilatin terus pentilku..”. Dengan penuh gairah pertama aku puaskan menjilati putingnya yang aku rasakan semakin menegang dan demikian juga dengan penisku, sambil aku gesek-gesekkan ke tonjolan daging di selangkangannya. Aku kembali agak kaget ketika batang penisku merasa basah saat aku gesekkan di tonjolan daging selangkangan Nina yang masih memakai CD, yang bahkan penisku sendiri belum mengeluarkan cairan sperma.

    Maka sambil mulutku mengemot dan menjilati puting susunya, tanganku mencoba meraba selangkangan Nina diantara belahan daging, namun tiba-tiba dia memekik “A’aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya”. Maka sementara aku lepaskan kembali dan tangan ku kembali meremas buah dadanya sambil memilin-milin putingnya “Mass.. he’eh begitu kemotin pentilku teruss.., susuku diremass-re’eemas.. e’eenak eeh.. ehghhm.. yangg geli..”. Penisku terus aku gesek-gesekkan dicelah selangkangan Nina, “eeh, eehh.. eehh.. eehh.. eeheh.. eh”. Demikian lenguhannya setiap aku gesek selangkangannya. “Mas.. tarik CD-ku dan lepaskan celanamu..”, sampai pada ucapan Nina tersebut maka sementara kami lepas pergumulan itu sambil aku dengan ragu dan deg-degan menarik pelan-pelan CD-nya yang masih dalam keadaan telentang sementara aku duduk dan dia mulai angkat kakinya ke atas saat CD-nya mulai bergeser meninggalkan pantatnya, sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata serta senyum-senyumnya yang nakal, maka aku dihadapkan dengan sembulan apa yang disebut clitoris yang ditumbuhi rambut-rambut halus sedikit keriting dan bllaass, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat-rapat menganga semu pink dan semu basah dengan sedikit leleran lendir dari lubang kenikmatan itu. “Nin.. kenapa sih” tanyaku nakal, “Apanya.. Mas” sahutnya sambil senyum, “Kalau dikemot-kemot payudaranya sama pentilnya tadi”. “Aduh rasanya geli banget, rasanya kaya mau mati saja tapi nikmat iih geli”. “Enggak sakit dikemot dipentilnya tadi” tanyaku, “Enak.. Mas, rasanya pingin terus, kalau sudah yang kiri, terus pingin yang kanan, rasanya pingin dikemot bareng-bareng sama mulut Mas.

    Terus di liang kewanitaanku jadi ikut-ikutan geli nyut-nyutan sampai aku eeghh.. hemm gimana yach bergidik. hhmm” akunya. “Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot?” tanyaku penasaran. “Iiih.. Mas nakal, ya.. Pingin lagi dong”, sambil tangannya merayap ke selangkanganku yang masih pakai CD, memencet penisku yang menonjol dan juga meremas. “Kalau adik Mas rasanya gimana tuh kalau kupegang-pegang gini?, geli nggak?” keingin-tahuannya besar juga. “Sama nikmat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Nina terus, geli eh-eh.. eh” dengan penasaran dia mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli rasanya. “Kalau ininya dipegang-pegang gini gimana Mas?” sambil dia pegang dan raba-raba buah pelirku.” Yah nikmat juga” tegasku sambil aku elus-elus pahanya yang tidak begitu putih tapi mulus. “Eh.., Mas tadi kutipu, pura-pura sakit, habis Mas kelihatannya cuek saja”, sambil dia senyum nakal menggoda. Brengsek juga nih anak batinku, nekat juga ngerjain aku. “Mas.. selama seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, terus gimana enaknya Mas?” tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yang tetap tegak sedang aku memilin-milin puting susunya yang juga tetap tegang, “Kita kelonan terus saja seminggu ini siang ataupun malam”.


    Kebetulan kerjaku selama ini hanya sampai jam 14.00 sudah pulang. Dia menggoda “Terus nanti kalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan gimana dong”. “Yah nggak usah makan asal kelonan terus sama Nina entar kenyang”. Dia bangkit dan memelukku erat-erat dan diciuminya bibirku sambil lidahnya dijulurkan ke kerongkonganku. Sambil melepas dia berkata “Mas kita kelonan lagi yuk sampai sore, terus nanti mandi bareng”. Tanganku mulai mengelus clitorisnya dan mulutku terus mengulum bibirnya dan kembali dia telentang di lantai dan aku mulai menindihnya “Mas.. kalau gini terus aku rasanya mau pingsan kenikmatan eehh.. M eghhmm.. aduuh.. nikmat Mas di memekku.. geli rasanya teruuss eeghh.. eghh”. Dan aku rasakan clitorisnya semakin basah, dan dengan lahapnya jari tengahku aku cabut dari clitnya untuk kujilati jariku dan aku rasakan nikmat gurihnya lendir seorang perempuan pertama kalinya. “Eeehh.. eennak.. aahh.. aahh uuhhgg uughhg uuhh.. ehhehh” saat jariku kembali menelusup kedalam lubang clitorisnya. Lenguhan mulutnya dan dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian meningkat tapi aku ragu untuk menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke lubang senggamanya.

    Maka sementara aku tahan walupun penisku pun juga sudah semakin basah oleh lendirku juga. Aku mulai merayap kebawah selangkangannya dan mulutku berhadapan dengan clitorisnya tanpa dia sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yang dirasakan, saat lidahku mulai menjilatlubang clitorisnya, kembali dia terpekik “aahhuughh huu.. hu.. egghh aduh.. eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass aahh aku nggak kuat, Mass.. Mas.. eghh.. egh hhgeehh.. Mas.” sambil dia aku perhatikan pantat, paha, perut dan kakinya seolah kejang seperti kesakitan tetapi aku sangsi kalau dia sakit, dan malahan kepalaku dia tekan kuat ke selangkangannya sambil terus berteriak “hehehggheh ahh.. ehhehh.. huhh.. mass.. aku.. akuu rasanya.. eghh” dan dia bangkit sambil menarik CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak “Mas masukkan Mas.. eeghheghh” dan dia angkat kakinya sambil telentang dia bentangkan lebar selangkangannya sambil tangannya membimbing penisku memasuki clitorisnya. “Mas.. kocok Mas eghh Mas yang dalam.. kocok terus selangkanganku aduhh eghh Mas enakk”. Sambil menekuk kaki, sementara tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat tubuhku aku tindihkan dan kuamblaskan penisku ke lubang yang sedari tadi sudah menunggu, dan aku rasakan sedotan lubang yang sangat kuat pada batang penisku yang rasanya dikemot-kemot. “Eehhgehhg.. teruss. teruss Mas.. maass nikmat kocok terus aduuh rasanya aku nggak kuat mass ada yang keluar eghh.. eeghh. eehhgg aduuhh.. mass..” “ahhgg-agh.. Nani aku aduh egghh, Nani rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm.. nikmat.. terus sedot” “Mass nikmat.. sekali nikmat.. dalam sekali. Aahh aduh.. hhaghhah Mass.., aku mau keluarr”. “Aku juga Nan.. ahhgh aku sudah mau keluar.. ahgghhah”.

    Dan aku cabut penisku saat dia demikian bergetar dan menyedot sedot penisku sehingga aku tak tahan lagi untuk menyemburkan spermaku dan saat itu aku merasa dia terlepas dari penisku, dia bangkit dan menyongsong batang penisku dengan mulutnya menyambut semburan spermaku sambil tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali dengan lenguhannya yang tidak beraturan dimulutnya “Cppokklep.. plekk.. clepk.. clkek.. cslckek” bunyi mulutnya mengemot dan menyedot penisku sementara aku terasa bergetar dan tenagaku berangsur-angsur lemas, sampai dia menjilati sisa sperma pada penisku dengan bersih. Sesaat kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yang tidak terasa telah jam 3 sore, dan baru kemudian bangun dengan badan terasa agak pegal. Kami kembali berpagut lama dengan saling rabaan dan remasan masih dalam keadaan tanpa busana. Akhirnya kami mandi bersama dengan air yang sebelumnya kami. Itulah pengalaman pertama kaliku menikmati hubungan seks dengan seorang gadis kampung bernama Nani.




  • Kisah Memek Merasakan Toket Gede Pembantu Binal

    Kisah Memek Merasakan Toket Gede Pembantu Binal


    3189 views

    Duniabola99.com – Pak Mahdi dapat digolongkan sebagai kaum menengah ke atas. Dia kerja untuk sebuah multinational company di bidang telekomunikasi. Dia memiliki 2 buah kendaraan & sebuah rumah yang sangat cukup untuk ditinggali oleh Dia, istrinya & seorang anak tunggalnya. Bahkan Pak Mahdi dapat mempekerjakan seorang pembantu untuk mengurus rumahnya.

     

    Nuning, 22 tahun, itulah nama pembantu tersebut. Dia berasal dari sebuah kampung di Dekat Cilacap Jawa Tengah. Sudah hampir 1 tahun dia mengabdi kepada Pak Mahdi & keluarganya.

    Perlakuan Pak Mahdi & keluarganya benar – benar membuatnya betah walaupun dia harus berpisah dengan suaminya yang menjadi petani di kampungnya. Jika pekerjaan rumahnya sudah selesai, dia akan pergi ke taman & berkumpul bersama pembantu – pembantu lain di perumahan tempat Pak Mahdi tinggal.

    Pak Mahdi hanya memiliki seorang anak. Istrinya merasakan trauma hebat akibat kelahiran anak pertamanya yang hampir merenggut nyawanya, sehingga sangat takut untuk dapat hamil lagi. Hans nama anak satu – satunya. Saat ini usDianya sudah 18 tahun.

    Dia bersekolah di sebuah SMA swasta yang bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai anak tunggal membuat semua perhatian & harta dari Pak Mahdi tertuju kepadanya.

    Sore itu pukul 3 sore. Hans telah pulang dari sekolahnya. Hans merasa sangat lelah hari itu sehingga ajakan temannya untuk nongkrong di mall dia tolak. Dia hanya ingin sampai di rumah & bersantai. Sampai di rumah dia langsung berganti pakaian & menuju ruang TV. Dia nyalakan tv & duduk sambil menyandarkan punggunya di sofa empuk. Pak Mahdi sendiri tentu saja masih ada di kantornya.

    Dengan kemacetan Jakarta membuat dia paling cepat bisa sampi di rumah pukul 7 malam. Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Nuning, dia sedang mengerjakan tugas sehari – harinya. Kali ini dia sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV tempat Hans berada.

    Sebenarnya tidak ada acara tv yang menarik bagi hans, Dia pun mulai merasa bosan. Namun, sesaat sebelum Hans beranjak dari sofa malasnya. Tiba – tiba.

    HAP!

    Tiba2 saja Nuning duduk mengangkang di depan Hans. Belum selesai kekagetan Hans. Tiba2 saja Hans didekap oleh Nuning ke dada besarnya.

    5 menit sebelumnya…..

    “Aduhhhh kenapa sih aku jadi mikirin film bokep dari si Inah tetangga sebelah terus. Mana mas parto akhir – akhir ini klo diajak telponan jorok suka gamau…huh..”

    Begitulah, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling tukar video bokep. & pagi tadi, Inah menyebarkan video porno barunya ke pembantu – pembantu lain.

    Berbeda dengan Inah & sebagian pembantu lainnya yang di malam harinya bisa bertemu suaminya (Inah adalah pembantu yang tinggal di sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Nuning adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan & biasanya pulang setahun dua kali saja.

    Walhasil Nuning pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di malam hari dia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah, akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharian mencangkul sawah. Namun tiba – tiba Nuning melihat Hans.

    “Loh kok tumben den ganteng udah pulang. Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini. Ga salah deh klo den hans jadi idola pembantu2 disini hihih. Duh makin gatel deh nih meki”.

    Nuning menyapu dengan tidak tenang. Dia berpikir untuk berbuat nekat. Dia tahu risikonya sangat besar. Jika Hans menolak & melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Nuning sebagai PRT di rumah ini akan lenyap.

    Namun Nuning membayangkan juga reward yang akan dia dapat jika dia berhasil. Bukan hanya hasratnya saat ini saja yang akan terpuaskan. Tapi tentunya ke depannya pun tidak akan sulit bagi dirinya untuk bersetubuh dengan Hans.


    Dia juga sudah membayangkan betapa dia akan menjadi buah bibir di kalangan rekan – rekannya sesame pembantu. Bagaimana tidak, dia berhasil menaklukan hati pujaan para pembantu di kompleks ini. Ahhhhhh membayangkannya saja sudah basah.

    “haduhhh bodo amat. Meki gue udah kaga bisa diajak kompromi. Masa dih den hans kaga suka ama toket gue. Pak sarip aja ampe kelojotan”

    Ya pak sarip, satpam kompleks, memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Nuning. Nuning terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Nuning yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh Pak Sarip untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna.

    Untung saja baru titfuck saja Pak Sarip sudah KO. Sehingga aman lah meki Nuning dari kontol pak sarip. Walau Nuning jablay (jarang dibelai), namun dDia juga pilih-pilih untuk melampiaskan nafsunya hehehe.

    “hmmphhhh”
    “ahhh den hans ayo nikmati susu mbak Nuning. Ayo den ganteeeng” Hans tidak berdaya didekap oleh Nuning
    “hmmmphhhh” hans mencoba melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas. Namun kuat sekali dekapan Nuning.

    Nuning melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dia melepaskan kaos & branya lalu mendekap hans kembali.

    Hans yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudDian

    “hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukanya langsung bertemu kulit toket Nuning. Dia merasakan nikmatnya kekenyalan toket Nuning.
    “ayo den hans rasain gimana toket mbak Nuning. Ahhhh” Nuning sambil menggoyang2kan pinggulnya.

    Tentunya sambil menggesek-gesekk an vaginanya ke tonjolan di celana Hans. Walaupun Keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Nuning memakain rok lebar & celana dalam, sedangkan hans menggunakan celana boxer & celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer.


    Hans mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Nuning. Memang Nuning tidak wangi seperti pacarnya Cinthya yang dengan parfumnya mampu memabukkan dirinya. Wangi tubuh yang dDia cium saat ini adalah wangi alami khas perempuan desa.

    Tidak wangi memang, namun entah mengapa Hans senang dengan wangi ini. Kulit Nuning pun tidak semulus Cinthya, namun hans sangat senang dengan kekencangan kulit dari Nuning. Kekencangan kulit khas dari wanita yang sehari – hari bekerja membersihkan rumah.

    Nuning yang mulai merasakan adanyaya kerjasama dari Hans lalu melepaskan dekapannya.

    “hahhh hahhh hahhhh. Gila hah hah. Ampir bunuh saya mbak Nuning nih hah hah!!”
    “ ehehheeh jangan marah dong ganteng. Nih isep lagi susunya mbak”

    Kali ini hans langsung melahap putting kiri Nuning. Terlihat betul gerakan hans masih kaku. Dia hanya menghisap-hisap putting Nuning. Terlihat memang hans belum berpengalaman.

    Nuning perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Nuning melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontol hans semakin keras.

    “hihihi ada yang ngaceng nih. Hayooooo”
    “mmmmhh mmmhh. Gimana lagi. Digesek-gesek gitu sama mbak Nuning hihihih”
    “kluarin dong kontolnya. Kasian tuh kesempitan hihihi”

    Hans pun langsung menurunkan celana pendek & celana dalamnya. Setelah kontol itu muncul. Nuning langsung mengocok-ngocok nya. Pas segenggam besarnya. Lumayan pikir Nuning. Walau tentu saja belum sebesar kontol suaminya di rumah.

    “Siap den menuju surga dunDia? Hihihi”

    Nampaknya Nuning sudah tidak sabar merasakan kontol. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dDia pulang ke kampung. Lagipula dia merasakan rangsangan Hans tidak ada apa – apanya. Jadi dia pikir langsung saja ditancap.

    “iii iiiya iya”
    “hihihii belum pernah ya sebelumnya?”

    Hans menggeleng. Dalam hati Nuning merasa puas sekali. Siapa sangka dia akan mendapatkan perjaka dari hans si ganteng hihih.

    “eh bentar sebelum dimasukin” Nuning mengambil HP nya yang dia sakukan di rok. Lalu dia melakukan selfie dengan Hans
    “ih buat apa mbak?”
    “buat disombongin dong ke pembantu-pembantu lain. Den hans kan favoritnya pembantu-pembantu sini. Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya pada bayangin den hans hihihi”


    Hans tidak peduli. Dia masih saja memainkan toket Nuning. Dia tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. Dia pernah secara tidak sengaja menyentuh toket pacarnya, & sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini. Hans & Cinthya memang belum pernah ML. paling jauh yang mereka lakukan hanyalah kissing. Itu pun hanya ciuman tempel bibir. Bukan French kiss.

    “siap yaaaaa.. ahhhhhh” Nuning akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.

    Setelah masuk seluruhnya, Nuning diam & tidak goyang dahulu. Dia sedikit tersenyum menahan tawa melihat muka Hans yang dilanda kenikmatan untuk pertama kalinya. Nuning semakin gemas dengan muka anak majikannya ini

    “hihihi kenapa den ganteng?”
    “ouhhhhh ouhhhhhhh” Hans fokus dengan kenikmatan yang dirasakan kontolnya

    Nuning pun lalu mencium-cium wajah tampan Hans saking tidak kuatnya menahan gemas. Dia basahi seluruh muka dari Hans. Hans yang merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantunya itu.

    Perlahan – lahan Nuning mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati ketampanan muka hans. Ciuman & hisapan – hisapan dari Nuning mulai turun ke leher dari Hans. Nuning meninggalkan banyak cupangan di leher Hans tersebut.

    “mmmuuachh mmmm cup cupppp” Nuning sangat menikmati mengeksplor Hans, Wangi tubuh hans yang sering merawat diri benar – benar memabukkan Nuning.

    Jika ditelaah mungkin sudah tidak ada lagi bagian wajah & leher Hans yang bebas dari liur Nuning.

    Nuning semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Terlihat Hans yang baru pertama kali ngeseks benar – benar kewalahan menghadapi kebinalan Nuning yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal ini.

    “mmhhh ahh ahhh uhhhh mmmmmhhhh” Terlihat hans berusaha keras menahan dorongan spermanya untuk segera keluar. Mukanya memerah.

    Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudDian.

    “Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” Sperma kental keluar dari kontol Hans di dalam memek Nuning.
    “Hans, heh Hans. Bangun kamu. Kebiasaan klo nonton tivi ampe ketiduran. Pindah ke kamar sana” Tiba – tiba Hans terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar.

    Hans yang terbangun lalu dia meraba raba tubuhnya. Ternyata Dia masih berpakaian lengkap. Namun dia memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.

    “Huh sial ternyata mimpi basah doang. Gue kirain beneran nyata”

    Dari kamar, Ibunya lalu berterDiak

    “Hans ati-ati ah kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman demam berdarah. Tuh leher kamu bentol-bentol digigit nyamuk”

    Hans kaget. Hah bentol – bentol. Sekilas lalu dia bertukar pandang dengan Pembantunya Nuning yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Nuning tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Hans sambil menggigit bibir.

    “Hah…yang tadi mimpi ga sih??”


    Hans yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. Dia buka ternyata dari nomor yang tidak dia kenal. & isinya adalah…

    “makasih ya mas hans. Kapan-kapan kita ewean lagi ya. Tapi nanti mas hans nya minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”
    “glek” Hans senang sekaligus bingung sekaligus takut.

    Senang karena dia benar – benar merasakan tubuh nikmat pembantunya. & mungkin bukan hanya saat itu saja. Ke depannya mungkin dia akan lebih sering menikmati tubuh pembantunya.

    Bingung karena kenapa dia bisa menikmati bermain seks dengan pembantunya. Padahal oembantunya sangat berbeda tipenya dibandingkan paacarnya saat ini. CInthya, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus & wajah cantik tiada tara.

    Dan takut, bagaimana jika pembantunya cerita ke orang tua atau orang di sekitar kompleksnya. Bisa hancur nama baiknya. Apalagi dia ingat pembantunya sempat mengambil foto.


    Sementara di dapur, Nuning masih tersenyum-senyum penuh kemenangan. Dia yakin hans sudah takluk pada dirinya. Dia bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan, tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini. Hihihi.

  • Malam tak terlupakan Zoe Wood didalam mobil mewah

    Malam tak terlupakan Zoe Wood didalam mobil mewah


    2113 views

  • Foto Bugil Wu Muxi berpose telanjang untuk menunjukkan payudaranya yang sempurna

    Foto Bugil Wu Muxi berpose telanjang untuk menunjukkan payudaranya yang sempurna


    5489 views

    Duniabola99.com – foto cewek asia cantik manis bugil berpose hot untuk majalah menampakkan toketnya yang gede bulat dan padat dan juga menampilkan pantatnya yang behenol diatas meja dan ranjang.

    Koleksi Foto Memek Cewek Cantik Ngangkang, Foto Tante Cantik Cuma Pakai BH CD, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru & imut, Kumpulan foto cewek cantik, Kumpulan Gadis Cantik Berbaju Seksi,

  • Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya

    Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya


    3756 views

    Duniabola99.com – Namaku Dani (23) aku tinggal sendiri di kota karena urusan pekerjaanku, sdh 1 tahun ini aku tinggal sendirian tanpa ada yg menemani. Tetapi hari-hariku bisa dibilang bahagia karena hadirnya kakak beradik yg selalu menemaniku. Windi (23) dia adalah tetanggaku, dia begitu cantik, tinggi, putih, sexy dan menggemaskan.

    Windi hanya tinggal berdua dgn adiknya yg bernama Pipit (20), tdk kalah dgn kakaknya, Pipit mempunyai tubuh yg sintal dan sexy seperti kakak’a dgn wajah yg manis dan gayanya yg sedikit menggoyahkan imanku, membuat’a menjadi objek khayalan kotorku.
    Awal mula aku dekat denganya sekitar delapan bulan yg lalu, saat Pipit meminta bantuanku untuk memperbaiki telepon rumahnya yg rusak.


    “tok tok tok..” pintu rumahku di ketuknya, lalu aku buka pintu rumahku dan ternyata Pipit yg mengetuk.
    “sore kak, maaf kak..bisa minta tolong gak?” tanya Pipit,
    “eh Pipit..tolong apa Pit?” jawabku,
    “kakak kerja di telkom kan ya? Bisa tolong chek telepon rumahku gak kak? Soalnya udah 2 hari ini gak telepon rumahku mati” jelas Pipit,
    “ooo yaudah aku chek dulu deh teleponnya..” jawabku, lalu aku kerumahnya dan mengechek pesawat teleponnya yg mati itu.

    Lalu aku keluar dan bawa tangga untuk mengechek kotak “distribution point” di tiang telepon dekat rumahnya. Setelah yakin tdk ada masalah lalu aku chek jg
    “kotak pembagi” dan rosetnya.
    “gak ada masalah kok sama jaringannya..coba ganti pesawat teleponnya deh Pit..” jawabku,
    “jadi Cuma pesawat teleponnya aja yg rusak kak? Coba ya aku ganti..” lalu Pipit pun mengambil pesawat telepon cadangan dan memasangnya.
    “eh iya nyala..yeeeiii makasih ya kak..soalnya mama kalo telepon suka ke telepon rumah aja kak..sekali lagi makasih ya kak..” sahut Pipit senang,

    “iya Pit sama-sama, kalo ada masalah lagi panggil aku aja..hehehe..” jawabku.
    Setelah kejadian itu aku pun menjadi dekat dgn Pipit, karena Pipit meminta bantuanku dalam pelajaran kuliahnya yng kebetulan jurusannya sama dgnku.
    Waktu pun terus berjalan dan aku pun dekat dgn Windi, suatu hari selesai membantu tugas Pipit, aku pun berbincang dgn Windi.
    “Win, malam ini ada acara gak? Jalan yuk..” ajakku,
    “emh kebetulan gk ada acara..yuk boleh tuh..jalan kemana dan?” tanya Windi,
    “kita jalan-jalan aja keliling kota..hehehe..” jawabku,
    “emh oke deh..jemput aku ya nanti malam..” sahut Windi,
    “oke deh..” jawabku.

    Malam harinya aku pun menjemput Windi kerumahnya, aku ketuk pintu rumahnya
    “eh kak dani..mau jalan sama kak Windi ya? Ciee yg mau nge-date..hahaha..” ledek Pipit,
    “ah kamu Pit bisa aja, kita Cuma jalan-jalan aja kok..” jawabku,
    “ah jadian jg gak apa-apa kak..hahaha..” sahut Pipit dan aku pun hanya terdiam malu.
    “anak kecil udah ngomong pacaran aja ya..” Windi pun muncul sambil jewer telinga Pipit,
    “aadduuhh apaan sih kak..emang bener kan kak Windi sama kak dani itu saling suka?” sahut Pipit,
    “apa sih anak ini..yuk dan kita jalan aja..kamu jagain rumah ya..bye..” sahut Windi, lalu Windi pun naik ke motorku dan kami pun jalan berdua.

    Dalam perjalanan Windi terus memeluk tubuhku dari belakang, dan tak berapa lama kemudian kami pun sampai di restoran dan kami pun makan malam berdua.
    Selesai makan malam, Windi pun mengeluarkan tabletnya iseng-iseng browsing.
    “lah kamu bawa tablet Win?” tanyaku,
    “hehehe..kemana-mana aku slalu bawa tablet dan..” jawab Windi,
    “dan nitip dulu donk, aku mau ke toilet bentar”sahut Windi,
    “oke deh..” iseng-iseng aku utak-atik tabletnya dan ternyata Windi sedang buka facebook. Dan terkejutnya aku ketika aku lihat di album foto Windi banyak gambar wanita diikat, bahkan beberapa diantaranya ada foto dirinya dan Pipit sedang diikat.
    “Apa mungkin Windi dan Pipit penyuka bondage jg?” pikirku.


    Windi pun kembali dan aku pun memberikan tabletnya. Jam pun sedah menunjukan pukul 23.00 lalu aku pun mengajak Windi pulang. Didalam perjalanan aku beranikan diri untuk membuka percakapan tentang bondage.
    “Win, kok tadi di facebook kamu ada foto kamu sama Pipit diiket sih?” tanyaku pura-pura polos,
    “kamu ngeliat ya dan?” tanya Windi balik,
    “iya sel tadi aku liat..” jawabku,
    “hehehe..aku Cuma main-main aja kok dan sama Pipit..” jawab Windi,
    “mau main sama aku gak Win?” tanyaku, “eemhh..eenngg..” Windi pun ragu menjawabnya,
    “tenang Win, aku gak akan nodai kamu kok..” jawabku,
    “kalo gitu..iya deh aku mau..” sahut Windi,

    “asiikk..hehehe..main dimana nih Win?” tanyaku,
    “main dirumahku aja yuk dan..kebetulan jam segini Pipit udah tidur..jadi kita bisa bebas..” jawab Windi sambil tersenyum. Setelah perc akapan itu, kami pun pulang dan bersiap untuk scene.
    Sesampainya dirumah, aku masukan motorku ke garasi rumah Windi, lalu aku pun ikut Windi menuju kamarnya. Sesampainya dikamar, Windi langsung mengeluarkan peralatan yg biasa ia gunakan bersama Pipit saat bermain bondage. Diantaranya gulungan tali, scarf, lakban dan jg dildo. Lalu Windi pun membuka seluruh bajunya.
    “waaOOOww ternyata tubuh Windi lebih sexy dari dugaan aku..” sahutku dalam hati.
    “yuk dan kita mulai..” sahut Windi.

    “ok deh..” lalu aku pun mulai mengikat tangan Windi terlebih dahulu.
    Aku ikat tangan Windi menyiku kebelakang, lalu aku ikat bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudara Windi.
    “wah ternyata kamu makin sexy aja Win kalo diiket gini..hehehe..” candaku dan Windi pun hanya tersenyum.
    Lalu aku ikat bagian paha, lutut, betis, dan pergelangan pahamu agar kamu gak bisa bergerak lagi.
    “eemmhh..erat banget dan iketan kamu..eegghhh..” Windi pun mencoba meronta mengetes ikatanku di tubuhnya.
    Lalu aku baringkan tubuh Windi di atas ranjang, lalu dgn perlahan aku mulai elus-elus tubuh Windi.

    “eemmhhh..eemmhhhh..” Windi pun hanya bisa mengerang mencoba menikmati elusanku di tubuhnya.
    “eemmhhh..mmmhhhhh..” erang Windi, lalu aku pun mulai melumat bibirnya sambil mengelus dan meremas payudaranya. “mmmuuuaacchh..eemmhhh..aaahhh..daaannn..mmmuuuaaacchhh” erang Windi menikmati perlakuanku padanya.
    Aku mulai isep-isep payudara Windi sambil meremas payudara yg satunya dan jg mengelus bagian memek Windi.
    “eeemmmhhh..aaahhhhh..eeeuummhhh..aaaahhhh ddaaaannn..” erang Windi semakin keras terdengar, tp tdk aku hiraukan.
    “apa-apaan ini!!” bentak Pipit ketika melihat kakaknya dan aku sedang bercumbu.

    “dedee..” sontak, aku dan Windi pun terkejut melihat kehadiran Pipit dikamar Windi yg lupa di kunci saat kami mulai scene.
    “dengar penjelasan kakak dulu dee..ini semua gak seperti yg kamu lihat dee..” sahut Windi.
    “gak seperti yg aku lihat gimana kak? Jelas-jelas kakak sama kak dani lagi mesum..” tegas Pipit,
    “please de jangan laporin kita ke mama dan papa..” mohon Windi,
    “eemmhh..oke..tp kak Windi dan kak dani harus kabulin permintaan aku..” jawab Pipit,
    “apa yg kamu mau de?” tanya Windi,
    “iya Pit kita akan ikutin semua mau kamu..” sahutku.
    “aku mau kak dani main jg sama aku..” jawaban Pipit membuatku terkejut.
    “hah? Kamu serius Pit..” tanyaku,


    “klo kakak gak mau yaudah aku laporin mama sama papa..” ancam Pipit,
    “eee..iya iya iya..kakak turutin mau kamu” jawabku.
    Lalu Pipit pun langsung membuka bajunya sampai telanjang bulat.
    “ayo kak aku udah siap..” sahut Pipit, lalu aku pun menyumpal Windi dgn cd lalu aku lakban mulutnya 6x.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmpphh..” erang Windi, lalu aku mulai mengikat perglangan tangan Pipit kebelakang lalu aku satukan dgn pinggangnya.

    Lalu aku ikat jg bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya.
    “eemmhhh..aawwhhh pelan-pelan kaakk..” erang Pipit kesakitan karena ikatanku yg erat.
    “sssttt..udah kamu tenang aja..” sahutku sambil mengikat tubuh Pipit. Lalu aku ikat paha, lutut, betis dan pergelangan kaki Pipit, lalu aku sumpal jg mulut Pipit dgn cd lalu aku lakban 6x seperti Windi.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” erang Pipit sambil meronta mencoba melepaskan diri dari ikatanku.

    Lalu aku bopong jg tubuh Pipit ke ranjang bersama Windi. Lalu aku periksa isi lemari Windi dan ku temukan handycam. Langsung saja aku nyalakan dan letakan handycam tersebut di sudut ruangan dgn menggunakan tripod. Aku sorot mereka berdua menggunakan handycam dan merekam semua gerak gerik yg mereka lakukan. Aku rekam semua adegan saat Pipit dan Windi mencoba melepaskan diri namun tdk berhasil. Lalu aku ambil dildo dan aku telusupkan kedalam memek Windi dan Pipit lalu aku nyalakan dildonya agar bergetar.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmppphhh..” erang mereka berdua saat dildo bergetar didalam memek mereka.
    Windi dan Pipit pun menggeliat-geliat saat dildo bergetar di memeknya. Lalu aku ambil gulungan tali dan aku ikat hogtied Windi,
    ”mmmppphhh mmmppphhh mmmppphhh..” erang Windi karena ikatan itu membuat dildo makin dalam bergetar di memeknya.
    Aku ambil gulungan tali lagi, lalu aku iikat jg Pipit seperti kakaknya,

    “mmmmppphhh mmmpphhh mmpphhhh..” desah Pipit menikmati setiap getaran dildo di memeknya.
    Lalu aku ambil scarf dan aku tutup mata mereka agar Windi dan Pipit bisa lebih merasakan getaran dildo yg bergetar didalam memeknya lalu aku ubah getaran dildo menjadi getaran tinggi,
    “mmmpppphhh mmppphhh mmpphhh mmpphhh..” sontak Windi dan Pipit pun terkejut dgn getaran dildo yg semakin dahsyat bergetar di memek mereka.
    “mmpphhh mmphhhh mmmpphhh…” erang Windi sambil meronta dahsyat merasakan getaran dildo di memeknya dan remasan di payudaranya.

    “mmmpphhHH mmpphHHh mmmppHHhh mmpphhHHh..” erangan Windi pun berubah menjadi desahan kenikmatan.
    Sementara itu aku lihat Pipit tenang saja merasakan dildo yg bergetar di memeknya. Setelah aku cek tubuh Pipit, memek Pipit pun basah karena Pipit orgasme. Orgasme pertama Pipit membuatnya lemas sedangkan dildo di memeknya masih terus bergetar.
    “mmmpphh mmpphh mmpphhh mmmmmppphhhhh..” selang berapa lama kemudian Windi pun mendapatkan orgasme pertamanya.
    Aku buka penutup mata Windi dan Pipit, aku lihat Pipit tertidur karena kelelahan lalu aku cabut dildo dari memek Pipit dan membiarkannya tertidur sambil terikat dan tersumpal.

    “gimana Win rasanya? Enak kan? Hehehe..” kataku sambil membuka lakban di mulut Windi.

    “fffuuaaahhh..aahhh..enak sih dan, tp pegel aku..” jawab Windi,
    “yaudah deh aku buka iketan di kakimu dulu..” sambil buka iketannya.
    Setelah itu aku dudukan Windi dan aku duduk dibelakangnya. Aku mulai mengelus payudara Windi sambil meremasnya.
    “MMMHHHH daann, aku masih lemas..mmmhhhh..” sahut Windi.
    “udah kamu nikmatin dulu aja ya..” kataku sambil mengelus dan meremas payudaranya sambil memainkan dildo di memek Windi.
    “eeeggghhh aaahhh aaahhh ddaaannn eeemmmhhh..” sahut Windi, lalu aku lumat jg bibirnya.
    “eemmhhh mmuuuaaahhh mmmuuaahhh..” Windi pun membalas dgn melumat bibirku lagi.
    “aalllmmmuuaacchh mmmuuuaaacchh aalllmmmhhhhuuaacchh..”, aku elus dan remas payudara Windi sambil mainin dildo yg ada di memeknya.

    “mmmuuaaahhh aaahhhh aahhh udaaahh daaannn..” desah Windi minta berhenti dirangsang.
    Aku remas payudara Windi sampai mengeras dan menegang, Windi pun terus meronta karena dildonya terus aku kocok di memeknya,
    “aahhh aaahhhh aaahhh daannn aaaahhhhhh..”
    “ssssrrrr..ssssrrrr…sssrrrrr” Windi pun mendapatkan orgasmenya yg kedua kalinya.
    “eemmmhhh mmmhhh daaannn, lemeesss..” erang Windi kelelahan karena orgasme berulang-ulang.
    Setelah orgasme, Windi pun lemas dan bersandar di tubuhku.
    “gimana Win rasanya?” tanyaku,
    “lemes daann..capek, mau tidur..” jawabnya,
    “yaudah kamu tidur ya sekarang..” aku elus-elus rambut Windi agar tertidur.

    Dan tak lama kemudian Windi pun tertidur. Aku baringkan Windi disamping Pipit yg jg sedang tertidur terikat dan tersumpal. Lalu aku sumpal mulut Windi dan aku otm dgn scarf yg aku ambil dari lemarinya. Setelah itu, aku pun pindah di ruang tamu sambil menjaga
    “kakak beradik yg tdk berdaya” itu dari tidurnya malam ini.

    Sambil rebahan di sofa, aku lihat rekaman Windi dan Pipit saat aku ikat dan aku rangsang. Dalam rekaman itu, aku lihat reaksi Pipit yg tdk segan-segan mengumbar reaksinya yg sedang aku rangsang. Berbeda dgn Windi yg terlihat kalem dan sangat menikmati setiap getaran dildo di memeknya. Terlihat Pipit sangat terangsang hebat sampai-sampai dia teriak hebat karena terangsang.
    “mau gak ya kalo Pipit diajak gituan..hehehe..bisa kalee..” pikirku kotor karena melihat rekaman tadi.
    Tak terasa waktu sdh menunjukan jam 3 pagi, dan aku pun memutuskan untuk tidur di sofa saja.

    Pagi harinya sekitar jam 9 pagi aku pun terbangun. Aku melihat sekitar sepi tdk ada siapa-siapa. oiya aku lupa, Pipit dan Windi. Langsung saja aku bergegas ke kamar untuk menemui mereka.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” kudengar erangan Windi dan Pipit saat aku buka pintu kamarnya dan aku lihat mereka sedang meronta ingin dilepaskan.

    “selamat pagi semuanya, apa kabarnya pagi ini?” tanyaku iseng,
    “mmmpphhh mmmfftt mmmpphhhh..” erang Windi dan Pipit.
    “hehehe..iya iya aku lepasin..” aku lepas sumpalan Windi dan Pipit.
    “ffuuuaahhh uueeekkk..ah kak dani nih pake disumpel segala..tenggorokanku kering nih kak..” protes Pipit,
    “iya nih dan tenggorokan aku jg kering..” sahut Windi.


    “hehehe..yaudah aku ambilin minum dulu ya..” lalu aku pun pergi mengambil minum.
    “eeerrgghhh eeggghhh kaakk, coba lepasin iketan aku..” sahut Pipit,
    “lepasin gimana? Tangan kakak aja belum dilepasin nih..eeeggghhh..” jawab Windi.
    “nah ini minum dulu..”lalu aku berikan Windi dan Pipit minuman memakai sedotan.
    “aahhh..segar..lepasin aku donk dan..pegel nih..” Rengek Windi,
    “iya deh, sini aku lepasin..” jawabku,

    “ehemm..mentang-mentang lagi PDKT aku dilupain..” sindir Pipit,
    “hehehe..apa sih Pit, gak lupa kok aku..” jawabku.
    Setelah ikatan mereka berdua aku lepas mereka pun terbebas.
    “adduuhhh berbekas..mandi air hangat dulu ah biar ilang..” lalu Pipit pun bergegas ke kamar mandi dan berendam air hangat.
    Ku lihat Windi sedang mengusap bilur-bilur bekas ikatan di pergelangan tangannya.
    “sini Win aku pijitin..” kataku sambil memijit lengan dan pergelangan tangan Windi.
    “makasih ya dan..eemmhhh..enak jg pijitan kamu” jawabnya sambil tersenyum.

    “sekarang kamu telungkup aja Win..aku pijitin sekalian tubuhmu” kataku, lalu Windi pun menurut dan aku pun mulai memijat tubuhnya.
    “udah dan cukup..” sahut Windi lalu aku pun duduk di sisi tempat tidur dan Windi pun balik badan sampai terlentang. “Win, ada sesuatu yg mau aku omongin sama kamu.” Sahutku mulai perbincangan,
    “Apa dan?” Tanya Windi,

    “sebenernya aku udah lama suka sama kamu, tp aku gak berani bilang..” kataku, lalu Windi pun hanya tersenyum dan berkata,
    “aku jg suka kok sama kamu..” aku pun tersenyum,
    “jadii..” sahutku,


    “kita jalanin dulu aja dan..” jawab Windi, lalu aku pun tersenyum dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. “wwuuuaaaahhhh segernya habis berendam air hangat..” tiba-tiba Pipit keluar dari kamar mandi sambil berteriak yg membuat aku dan Windi pun kaget.
    “naahhh ketauan kan..ayo mau ngapain tuh?” ledek Pipit,

    “ah kamu anak kecil diem aja..udah ah aku mau mandi dulu.” Lalu Windi pun bergegas kekamar mandi.
    “gimana kak? Ngapain aja tadi sama kak Windi? Hehehe..” ledek Pipit lagi,
    “ah kamu bisa aja, udah ah aku mau masak dulu buat kalian” sahutku,
    “aku ikut kak..” lalu aku pun pergi ke dapur untuk masak dgn dibantu Pipitda.
    Setelah masakan jadi, kami pun sarapan sekalian makan siang.
    “gimana masakannya?” tanyaku pada mereka berdua,
    “lumayan lah untuk masakan seorang lelaki..hehehe..” jawab Windi,
    “ciee ciiee..hahaha..” ledek Pipit,

    “sssttt udah kamu makan dulu tuh..” protes Windi,
    “hehehe iya-iya..” jawab Pipit.
    “lain kali kita main lagi yah kak..” sahut Pipit,
    “gampang nanti di bicarakan lagi..” jawab Windi.
    Sejak scene itu perasaan aku dan Windi akhirnya menemukan kejelasan. Ditambah lagi aku dan Windi bisa sering-sering scene dgn atau tanpa Pipit.

  • Foto Bugil Kimmy Granger dengan rok mikro dan kaus kaki bikini top

    Foto Bugil Kimmy Granger dengan rok mikro dan kaus kaki bikini top


    3040 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang sexy pantat montok Kimmy Granger pakai rok mini dan bikini merah toketnya kecil sambil berpose disamping pintu menampilkan memeknya yang bulunya baru dicukur.

    Koleksi Foto Cewek Cewek Cantik, Foto Cewek Cantik Idaman Para Cowok, Foto Wanita Cantik Gambar, Foto Wantik Cantik Tersenyum Gambar, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru 2019, Foto Cewek Cantik dan Cewek Imut, Foto Terbaru Artis, Kumpulan Potret Perempuan Cantik Di Dunia, Koleksi Foto Gambar Cewek Cantik Terbaru 2019

  • Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik


    4131 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan 6 bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin.

    Umurku kini 32 tahun, sedangkan Virni 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Ratih, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Ratih merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Ratih bersibuk diri dengan berjualan berlian.

    Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sendiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di mertua. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Ratih juga sibuk, kami jadi jarang berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Ratih jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya. Joker368

    Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

    “Eh, Ma.. belum tidur…”
    “Belum, Tom… saya takut tidur kalau di rumah belum adaorang…”
    “Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat…”
    “Virni… pulangnya kapan?”
    “Ya… kira-kira hari Rabu, Ma… Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu…”
    “Oke… Tom, selamat tidur…”

    Kutinggal Mama Ratih yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Ratih sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.

    “Selamat Pagi, Tom…”
    “Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”
    “Kamu hari ini mau kemana Tom?”
    “Tidak kemana-mana, Ma… paling cuci mobil…”
    “Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”
    “Oke.. Ma…”

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Ratih.

    Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

    “Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach… habis pegal banget nih…”
    “Dimana Ma?”
    “Sini.. Leher dan punggung Mama…”

    Aku lalu berdiri sementara Mama Ratih duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Ratih tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.

    “Maaf, Ma… punggung Mama juga dipijat…”
    “Iya… di situ juga pegal…”

    Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Ratih juga sudah mulai terangsang.

    “Tom, Mama kesepian… Mama membutuhkanmu…” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan.

    Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Ratih yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.

    Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Ratih lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.

    “Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian…”
    “iya… iya.. iya Mah,”

    Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Ratih menggoyangkan tubuhnya karena keenakan.

    Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

    Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Ratih kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras.

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.

    Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Ratih melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Ratih lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Ratih yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

    “Tom, ayo… puasin Mama…”
    “Ma… tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni…”
    “Ah… masa sih..”
    “Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi…”
    “Ah.. kamu bisa aja…”
    “Iya.. Ma.. bener deh..”
    “Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang…”
    “Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama…”

    Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan. Markas Judi Online Dominoqq

    “Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”
    “Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma…”
    “Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach…”
    “Ok… Mah…”

    Mulut mungil Mama Ratih sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Ratih mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.

    Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Ratih menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Ratih yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.

    Setelah itu Mama Ratih duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Ratih terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.

    “Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”
    “Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”
    “Jelas lebih wangi punya mama dong…”
    “Aaakkhh…”

    Vagina Mama Ratih telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Ratih, vagina Mama Ratih rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

    “Ma, vagina… Mama sedap sekali.. rasanya segar…”
    “Iyaaaah… Tom, terus… Tom… Mama baru kali ini vaginanya dijilatin… ohhh.. terus… sayang…”

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Ratih menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan.

    “Ahh… ahh.. oghh oghh… awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom… agh, eena… enakkkhh.. aahh… trus.. trus…”

    Klitoris Mama Ratih yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Ratih sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Ratih.

    “Ahg… agh… Tom… argh… akh.. akhu… keluar.. nih… ka.. kamu.. hebat dech…” Mama Ratih langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Ratih, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Ratih yang sudah kering dari cairan.

    Mama Ratih melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Ratih terasa sempit, aku pun keheranan.

    “Ma… vagina Mama koq sempit yach… kayak vagina anak gadis.”
    “Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach…”
    “Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”
    “Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk…”
    “Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaaap ini…”
    “Akhhhh… batangmu besar sekali…”

    Vagina Mama Ratih sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.

    Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Ratih yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Ratih hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.

    “Tom.. nggehhh.. ngghhh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agggghhh.. agghhh.. aahhh.. eenaakkhh…” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Ratih terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya.

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Payudara Mama Ratih yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Ratih belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Ratih berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket. Situs Judi Slot online

    “Arrrgghhhh.. argghhh.. aakkkhh.. Mama… keluar nich Tom… kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Ratih, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya.

    Kuhujam vagina Mama Ratih berkali-kali sementara Mama Ratih yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Ratih meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Ratih hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.

    “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali…” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Ratih yang sudah lemas lebih dulu.

    Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Ratih, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Ratih memelukku dan mencium pipiku.

    “Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan…”
    “Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”
    “Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”
    “Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”
    “Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”
    “Kita Main lagi Ma…?”
    “Iya boleh…”

    Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Bugil  Perempuan Amerika Jillian Janson memamerkan pantatnya yang indah

    Foto Bugil Perempuan Amerika Jillian Janson memamerkan pantatnya yang indah


    1848 views

    Duniabola99.com – foto cewek amerika pirang melepsa roknya menampilkan memeknya yang temben dan pantatnya yang bahenol dan juga menampilkan toketnanya yang bulat.

    model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Kisah Memek Istri dan keluarganya

    Kisah Memek Istri dan keluarganya


    3651 views

    Duniabola99.com – Aku ingin menceritakan suatu kisah fantasi, bagaimana aku membalas dendam kepada kakak ipar dan suaminya iaitu biras aku yang selalu mengeji dan menghina kami sepasang suami isteri. Perihal terjadinya sejarah hitam dalam perkahwinanku, maka terjadilah pembalasan ini.
    Ceritanya mula begini. Aku berkahwin dengan isteri aku yang bernama Rita atas dasar percintaan, tetapi percintaan kami tidak direstu oleh ahli keluarga isteriku, lalu kami disisih dari keluarga isteriku. Keluarga isteriku adalah golongan berada dan isteriku mempunyai sorang kakak yang bernama Rosni dan suaminya bernama Salleh.

    Rosni ni suri rumah sepenuh masa, suka berjoli dengan shopping dan amat menyayani Salleh. Manakala Salleh pula ialah seorang ahli perniagaan yang berjaya dan selalu membawa rakan niaganya ke seberang tanahair di sebelah utara untuk kegiatan melobi projek-projeknya.

    Kami semua menetap di negeri sebelah utara Malaysia. Aku pula ialah seorang pemandu kepada seorang pegawai polis, tetapi tugas sebenar aku ialah sebagai ahli perisik polis. Tugas aku ini hampir-hampir sama macam ajen MI6 dan tidak diketahui oleh sesiapa pun termasuk isteri aku.

    Isteriku dan keluarganya hanya tahu, yang aku adalah seorang pemandu lori, kerana aku selalu bawak balik lori kecil 1 tan. Oleh kerana tugas aku tidak menentu masa dan tempat, maka selalulah isteri aku ditinggalkan di rumah keluarganya. Ini adalah kerana isteriku menganggarkan bahawa aku berpendapatan kecil dan selalu keluar membuat penghantaran di luar kawasan. Tetapi yang sebenarnya aku dan ahli team aku selalu keluar pergi membuat kerja merisik maklumat. Adakala masa off duti, aku akan bersama team aku berbincang di markas kami yang terpencil.

    Dalam team aku ni, terdiri dari Raja (seorang India Benggali), Miss Chan dan Satem (darah keturunan Jawa). Kami bertugas rapat dan punyai hubungan dengan pihak Interpol dan juga perisik dinegeri seberang utara (Perisik Thai). Kami juga boleh bertutur dalam pelbagai bahasa dan mahir dalam pelbagai muslihat.

    Isteri aku amat menyayangi diriku, dia selalu menyembunyikan keresahan dan kekecewaan hatinya dari pengetahuanku. Takkala pulang dari bertugas aku akan peroleh beberapa hari cuti dari duti dan pada masa itulah aku dapat merasakan betapa manja dan tingginya harapan serta kuatnya merajuk isteriku takkala bermesra denganku, bagaikan tidak mahu melepaskan aku pergi.


    Untuk makluman, kami sudah berkahwin selama 2 tahun setengah dan belum beroleh anak. Dari sinilah aku menelah bahawa isteriku ini mungkin dirundung tekanan perasaan. Ahli keluarganya tidak tahu aku bekerja dalam jabatan perisik polis, malah mereka tidak langsung menghormati dan mengindahkan aku. Drebar lorilah katakan.

    Malah setiap kali aku menjemput isteriku, aku tidak pun dipelawa masuk. Kalau aku masuk pun, mereka masing-masing menjauhkan diri. Begitulah hinanya pandangan mereka kepada kami berdua. Walaupun, aku punyai pendapatan yang agak lumayan, tetapi aku tidak boleh menunjuknya. Aku cuma menyimpan dan menabung sebanyak mungkin untuk kami berhijrah jauh kelak, selepas aku berhenti kerja suatu hari nanti.

    Baiklah, berbalik kepada kisah pasangan ego ini. Rosni ni berumur 37 tahun, punya seorang anak lelaki berumur 16 tahun. Namanya Rizal dan sedang mengaji di sekolah asrama penuh di negeri sebelah utara. Anak lelaki mereka ni sangat miang dan suka mengendap bila balik bercuti. Yang aku hairan, dari manalah datangnya tabiat ini pun aku tak tahu. Ini yang membuatkan aku menyimpan dan memasang kamera perisik di sekitar perkakasan dan barangan hadiah yang ada dalam rumah keluarga isteriku.

    Suami Rosni, iaitu Salleh pula berumur 40 tahun, dah masuk alam jantan miang jugak. Orangnya gemuk sikit dan pendek (5’). Manakala Rosni pula, orangnya putih gebu, hidung tinggi, berlesung pipit, berbadan sederhana gempal, potonganya 35D–30–35 dan sedikit tonggek. Tingginya 5’2” dan rupanya seiras artis Dina. Cuma bibirnya sedikit tebal dan berkening halus.

    Memang cantik jelita orangnya cuma perangai dan hatinya, cukup dahsyat. Sombong, berego tinggi, suka perli dan mengata orang No.1, cakap lepas dan kedekut. Mata duitan, gemar kepada hadiah dan barang kemas. Dia ni penyayang, lagi manja dan percaya penuh kepada Salleh dan Rizal, anaknya.

    Isteri aku pula memanglah cun, kalau tidak masakan kami lari berkahwin di Siam. Potongan badannya 33D-29-34, rendah sedikit berbanding Rosni.

    Kisahnya berlaku pada suatu hari, semasa aku pergi untuk berjumpa dengan isteriku, di mana aku terdengar pertengkaran isteriku dengan kakaknya. Aku berada di luar pintu rumah yang tertutup.

    Rosni memarahi isteriku dan mengatakan kenapa isteriku gatal memilih seorang lelaki yang bangsat untuk dijadikan suami. Jarang ada di rumah dan selalu menumpangkan isteriku di rumah ibu mereka.


    Salleh pula menfitnah aku dengan mengatakan, entah-entah aku sedang berkongkek dengan jalang mana entah, dan isteri aku dituduhnya cubamengoda dirinya, dan kalau dia berada di posisi isteriku, pasti dia akan pergi mencari jantan lain yang lebih kaya. Begitulah sekali hinanya mereka terhadap aku dan isteriku.

    Aku tergamam seketika dan memikirkan bagaimanalah adanya dua orang yang hebat ini (dari segi harta, benda dan rupa) diberi otak yang sebegitu kotor dan jijik, boleh memandang rendah terhadap orang yang lebih kurang dari keupayaan mereka. Bilakah kami mengambil wang atau kebendaan dari mereka. Salahkah jika kami menumpang teduh dan kasihsayang dengan orang yang lebih berupaya.

    Seingat aku, kami kerap juga mengeluarkan belanja membayar bil letrik, air dan makan ketika berada disana. Bahkan kami juga membelikan hadiah-hadiah harijadi dan ulangtahun perkahwinan kepada mereka. Aku merasa benar-benar teruja dan kecewa, samentelahlah lagi mendengar dan mentelahi akan isihati isteriku. Takkala aku mengetuk pintu dan memberi salam, mereka semua beredar dan isteriku mendapatkan aku sambil bersendu menangis.

    Aku kata, “Sabarlah sayang, anggaplah ini semua sebagai dugaan”. Tapi dibenak hatiku, aku menaruh dendam untuk mengajar mereka akan pengertian peritnya perasan kami berdua.

    Aku memaklumkan kepada isteriku bahawa aku kena pergi Ipoh keesokkan hari dan akan pulang beberapa hari selanjutnya. Isteriku masih menangis dan pinta untuk ikut bersama. Tapi aku memujuknya supaya bertenang dan tunggu beberapa hari sahaja lagi dan kami akan selesaikan masaalah ini seterusnya selepas aku pulang nanti. Lama juga barulah isteriku mengalah dan bersetuju.

    Kami kemudian keluar makan bersama. Isteriku menceritakan angkara pertengkaran mereka tadi ialah kerana dia mengkhabarkan kepada kakaknya bahawa Salleh meraba tubuhnya. Aku terpaku dan merasa begitu marah dengan apa yang aku dengar. Kalau aku tahu hal kisah ini dari awal tadi, harus Salleh aku belasah cukup-cukup di depan isterinya.

    Isteriku menceritakan bahawa Salleh bersentuh tubuhnya semasa di dapur dan cuba meraba buah dadanya. Isteriku menepis dan berlari dari situ lalu berlanggar dengan kakaknya semasa berlalu di muka pintu dapur. Apabila ditanya oleh Rosni, isteriku yang pada awalnya cuba menyembunyi perkara yang berlaku, lalu datang Salleh pula mengatakan isteriku cuba menggodanya. Begitulah jadinya pula cerita, lalu berlakulah pertengkaran dan berhamburnya kata-kata keji dan nista dari mereka berdua.


    Aku mengambil keputusan untuk membawa isteriku pulang, tapi risau juga kalau-kalau ada apa-apa terjadi, kerana rumah kami jauh di dalam pendalaman kampong. Lagi risau memikirkan jika Salleh pula datang membuat hal. Aku mencadangkan agar isteriku menginap di hotel, tapi ditolak oleh isteriku.

    Rita (isteriku) berkata, biarlah dia pulang dan tinggal di rumah kakaknya. Katanya dia akan berkunci didalam bilik dan akan keluar bila kakaknya ada. Akhirnya setelah isteriku gagah bertegas, aku pun bersetuju, kerana melihat kepada keyakinan beliau yang telah hadir kembali. Bertuah aku mendapat isteri yang kuat lagi berani.

    Setelah selesai makan dan beronda aku menghantar isteriku pulang ke rumah kakaknya. Aku terus balik ke markas dan bertemu dengan team aku. Mereka nampaknya mengesan kegusaran diwajah aku, lalu bertanya akan hal berita. Oleh kerana kami berkawan rapat, aku menceritakan hal kisah diriku kepada rakan team aku. Mereka turut bersimpati.

    Raja berkata, “Mi, ini tak boleh jadi nih… hang mesti ajar depa ni cukup-cukup”.

    Disokong oleh Chan dan Satem.

    Satem pula berkata, “Meh… biar aku spy si Salleh nih… nanti A Chan boleh atur strategi…. Hang jangan susah hati…, serah saja Salleh pada aku”.

    A Chan pun menyampuk, “Orang macam ni kita kena ajar dia balik… nantilah aku pasang pelacur HIV kat dia, baru dia tau langit tinggi rendah. Kak Ipar hang pun kita bagi dia rasa… tengok macam mana dia nak kata, bila dia tau perangai Salleh disebalik tabir”.

    Aku membalas, “Hiihh… tak taulah aku, sekali fikir mau aku lanyak Salleh tu cukup-cukup, tapi apa akan terjadi pulak, jika dia tau siapa aku kelak nanti…”.

    A Chan memberi cadangan, “Mi… apa kata kita mintak geng kita di Siam cekop dan pekena si Salleh tuh. Kita upah pelacur-pelacur yang ada HIV positif tuh… suruh depa goda dan buat sex dengan si Salleh. Dia mesti syok punya. Kita rakam movie dia dan kita bagi kat bini dia”.

    Raja pula menyampok, “heh..heh… lepas tu, biar aku dan A Chan pergi jemput bini Salleh, kemudian kami bawak dia masuk Siam dan kita bagi kat budak-budak negro yang dok tunggu di border tu kerjakan Kakak Ipar hang…., biaq Salleh pulak rasa bagaimana kalau isteri dia pulak diraba dan dirogol”.

    Satem pun tak mahu mengalah, “Sekurang-kurangnya boleh juga kita tau siapa rakan-rakan VIP Salleh nih.. Aku pun teringin nak tengok macam mana orang Malaysia buat seks…Tambah-tambah Kak Ipar hang…. Jangan mareh…ye…”

    Aku pun menjawab…“Ish..ish…dasyat betul lah kepala otak kau orang nih. Sungguh ke depan…dan bijak sekali. Terima kasih kerana setia dan bersimpati dekat aku. Tapi…biaq pi lah hal tu dulu…Mai..kita concentrate hal kerja kita…Keh… “Okey?!!…” pinta kepastian dariku.

    Team aku pun bersetuju untuk lupakan dahulu topik pekena tadi dan kami terus keluar membuat tugasan rondaan dan intipan.


    Selepas aku menghantar isteriku pulang aku pun beredar. Isteriku terus masuk ke rumah sambil melintasi bilik kakaknya. Dia terdengar bunyi orang meraung dan merengek dari dalam bilik kakaknya. Isteriku berfikir, mesti kakak dan abang iparnya sedang berprojek. Tidak senonoh betul depa ni, buat projek tengah waktu magrib.

    Dalam bilik isteriku sah terdengar dengan jelas, kakaknya sedang merengek tidak ketahuan hala, sambil bunyi berenyut dan berkerit bunyi gerakkan katil di sebelah biliknya. Setelah beberapa ketika barulah berhenti bunyian di bilik sebelah dan isteriku pun cuba melelapkan matanya sambil memasang pemain cakera dengan talian headphone dikepalanya.

    Dekat jam sepuluh, isteriku terjaga dan hendak keluar ke bilik air. Dia cuba mendengar dan mengesan pergerakkan orang dalam rumah tersebut, kerana dia tidak mahu terjebak dengan Salleh.

    Setelah dia pasti, tiada apa-apa pergerakkan, isteriku pun keluar sambil mengunci pintu biliknya untuk pergi mandi, dengan membawa tualanya. Pada sangkaan isteriku, mungkin pasangan tadi penat dan letih teramat lalu tertidur hingga tidak sedarkan diri. Tetapi, yang sebenarnya, Salleh sedang berada di dalam ruang tamu dan terselindung di suatu sudut yang gelap. Dia memerhatikan pergerakkan isteriku.

    Selepas isteriku masuk ke bilik air, Salleh masuk kebiliknya dan mengambil kunci isterinya yang ada untuk semua bilik di rumah itu lalu menyelinap masuk ke dalam bilik isteriku. Dari cahaya lampu yang samar-samar terang, Salleh menggelidah almari pakaian dan mengambil coli hitam dan panties putih isteriku. Dia menghidu
    bauan pada pakaian tersebut sambil sebelah tangannya mengusap batang koneknya. Sambil menghayati bauan pakaian tersebut, Salleh bergerak ke suatu sudut yang terlindung untuk bersembunyi sambil menanti kembalinya isteriku.

    Seketika kemudian, isteriku pun kembali masuk ke bilik, tanpa menyedari kehadiran Salleh yang sedang bersembunyi. Isteriku yang tidak mengesyakki apa-apa, terus membuka tualanya lantas berbogel.

    Sedang isteriku mengelap dengan rapi akan tubuhnya, keluarlah Salleh dari persembunyian lalu menerpa dan cuba memeluk isteriku dari belakang. Isteriku terjerit dan meronta untuk melepaskan dirinya. Salleh menekup mulut isteriku sambil memeluk erat tubuh isteriku yang sedang berbogel. Dia mengatakan ke telinga isteriku. “Hang toksah jeritlah….tarak sapa nak dengar”, lalu dilepaskan isteriku.

    Isteriku berlari kesuatu sudut sambil menarik tuala yang jatuh, untuk menutup badannya.

    “Bang Leh….apa nih… keluar…keluar…” bentak isteriku.


    Tapi Salleh hanya tersenyum, sambil tangannya menjemput pakaian dalam isteriku yang tersangkut di belakang seluarnya ke batang hidungnya.

    “Nanti Ita bagi tau Abang Mi dan Kakak… baru abang Salleh tau…” sergah isteriku lagi.

    “Kakak hang dah tidoq tak sedaq kediri pasai letih, aku baru projek dengan dia. Mai la sayang, Abang boleh bagi hang seronok. Kita buat diam-diam, toksah bagi tau laki hang.. Nanti aku bagi duit kat hang..” jawab si Salleh.

    “Abang Leh…Abang jangan buat lok lak kat adik..keluaq.. keluaq..la ni jugak, kalau tak, Ta jerit kuat-kuat biaq jiran dengaq..”.

    “Okey..okeyylah…sayang…tapi kalau adik nak.. jangan malu bagi tau abang …kehh, pakaian dalam nih..abang ambik buat simpanan. Tapi ingat, satu hari nanti aku akan ajaq hang cukup-cukup. Hang belum kenai batang konek aku lagi…Satu lagi, hang kena ingat, kalau apa-apa terjadi kat laki hang tu, hang nak cari sapa tolong hang..nanti..” balas si Salleh sambil mengeluarkan handphonenya lalu merakam gambar isteriku.

    Isteriku terdiam sambil menyembunyikan mukanya dari kamera handphone Salleh. Salleh meletakkan pakaian dalam isteriku di atas katil sambil merakam gambar dari handphonenya ke pakaian dalam tersebut dan kemudian ke muka isteriku semula, bagaikan menunjuk bahawa isteriku yang merelakan dia dibogelkan dan menanggalkan pakaiannya untuk dirinya.

    “Sayanggg…., abang ambik bra dan seluaq dalam ni buat hadiah tanda kasih dari sayang…nah…..tq” kata Salleh.

    Kemudian Salleh pun berlalu untuk keluar tapi isteriku cuba untuk merampas semula pakaian dan handphone dari Salleh, sambil sebelah tangannya menutup tubuhnya dengan tuala.

    Salleh mengambil peluang tersebut untuk memeluk dan menggomol isteriku. Kemudian, ditolak dan direbahkan isteriku ke atas katil lalu mereka bergomol dan bergelut. Isteriku cuba menahan Salleh dari memeluk dan menciumnya, manakala, tangan Salleh pulak mencekup leher dan buah dada isteriku sambil mukanya dijunamkan ke leher isteriku. Isteriku cuba melawan sekuat mungkin tetapi, Salleh lebih gagah dan menindih isteriku.

    Tangan Salleh mencekik leher isteriku, tangan yang satu lagi mengeluarkan batang koneknya yang telah tegang dari permukaan zip seluar yang telah sedia terbuka. Isteriku cuba menendang dan meronta, tapi tidak berdaya oleh kesesakan nafas dari cekikan Salleh.

    Salleh cuba merodok batang koneknya ke bibir pantat isteriku tapi tidakberjaya dari tentangan tendangan kaki isteriku yang masih cuba melawan. Sekali tu, isteriku cuba menolak dan menumbuk muka Salleh, tapi ditangkap lalu dikilas tangan isteriku oleh Salleh. Isteriku mengerang kesakitan sambil mengikut arah kilasan tangannya.

    Salleh mengambil peluang untuk mengilas dan mengalih badan isteriku agar meniarap. Isteriku terpaksa ikut dan mula meniarap. Lantas itu Salleh naik duduk di atas belakang pinggang dan tangannya menekan muka isteriku kepermukaan tilam. Tangan isteriku yang terkilas dilipat kebelakang tubuh isteriku. Isteriku mengerang kesakitan dan berhenti melawan.

    Salleh mengambil peluang tersebut untuk bongkok ketelinga isteriku dan berkata, “Jangan melawan, nanti aku kilaih lagi tangan hang…”

    Isteriku mengaduh dan cuba mengimbangi badannya yang dalam kesakitan, manakala Salleh pula cuba memperbetulkan badannya supaya batang koneknya berada diatas ponggong isteriku.


    “Ta, hang jangan melawan, kalau kita bersatu pun, Suhaimi bukannya tau, dia tak tau punya, pasai hang bukannya dara lagi…alah…mai la kita sama-sama enjoy…aku dah lama geram kat puki hang nih..Aku akan buat pelan-pelan.. biaq kita sama-sama syok…okey?” kata Salleh sambil cuba memperbetul dan mengacukan pelirnya yang menjuih dari seluarnya, lalu mencari sasaran di celah ponggong isteriku.

    “Arrr..rggghhhh…tak mau, tak mau…lepaihkan aku….”

    ”Huh..kalau hang tak mau, aku kilaih tangan hang nih..” tegas Salleh sambil menguatkan pulasan kilasan tangan isteriku.

    “Arrgghhh…adoiii…sakit bang..nantih..nantihh….”

    Salleh pun mereda kilasannya sambil mengambil nafas. Tiba-tiba terdengar bunyi handphone berdering. Salleh cuba mencari arah bunyi talipon.

    “Abang, tu bunyi handpone saya…mesti abang Mi call tuh…” kata isteriku.

    “Hah…mana handphone hang…”

    “Bawah bantal tidor tuh..bagi saya jawab bang, nanti abang Mi syak sesuatu…” kata isteriku sambil memberi alasan.

    “Nanti-nantih..biaq dia bunyi dulu…” balas Salleh sambil cuba memikir sesuatu.

    Tiba-tiba Salleh menarik tangan dan rambut isteriku agar bergerak bangun dari katil dan menuju ke ampaian kain tudung. Isteriku menurut dalam kesakitan. Salleh mencapai beberapa helai kain skaf yang tersidai. Direbahkan isteriku ke katil lalu ditiarapkan. Tangan dan kaki isteriku diikat ke belakang. Sambil tu, handphone masih berdering. Mulut isteriku pun dipekup juga.

    Salleh bangun semula dan pergi ke meja solek sambil mencari sesuatu yang tajam. Dicapainya gunting yang terdapat di situ kemudian dia mendapatkan semula isteriku. Handphone masih lagi berdering.

    “Ta..sat lagi hang jawab handphone hang..Hang habaq kat laki hang yang hang nak pi buang ayaq sangat-sangat dah.. Ingat nih.. Kalau hang cakap lain dari tu, aku rodok gunting ni dalam burit hang. Kak hang pun aku akan cederakan nantih..ingat tuh..” tegas si Salleh.

    Isteriku diam saja sambil memikirkan sesuatu. Deringan talipon berhenti bunyi. Salleh melentang tubuh isteriku, lalu menarik kedua kaki isteriku seterusnya diikat ke penjuru katil.

    Setelah kaki isteriku diikat kejap, Salleh duduk di atas dada isteriku yang terlentang bogel lalu diikat kedua belah tangan isteriku ke hujung kepala katil pula. Isteriku kini terikat secara mendepa kaki dan tangannya sambil mulutnya masih dipekup oleh satu lagi kain selindang.


    Salleh mencari handphone isteriku yang berada dibawah bantal. Bantal tersebut juga diambil lalu dialas ke bawah ponggong isteriku. Kini kedudukan kemaluan isteriku lebih tinggi dari baringannya.

    Salleh bingkas bangun sambil memerhatikan isteriku yang berbogel dan terikat. Dia membuka dan melondehkan seluarnya. Direnungnya kemaluan dan dada isteriku dengan lahap sambil mengusap batang pelirnya. Isteriku mengalihkan pandangannya dari pandangan si Salleh.

    Salleh kemudian meniarap diatas tubuh isteriku. Dia mencium pipi, leher dan menjilat ketiak isteriku. Isteriku pula cuba meronta.

    “Ta, sat lagi bila laki hang call, hang habaq kat dia, kata hang nak pi toilet balik. Suruh dia call 10 minit kemudian…Aku janji, aku nak rasa puki hang sekali ni saja. Okey!.. sekali saja..Aku akan buat pelan-pelan supaya hang tak sakit, laki hang mesti tak perasan punya. …dan aku tak akan ganggu hang lagi”

    Habis saja kata-kata Salleh tuh..handphone pun berbunyi. Salleh melihat no. panggilan ditalipon, lalu berkata “Ingat..kali ni saja, cakap tuh jangan macam orang takut…” rayu Salleh lalu ditarik kain pemekop mulut isteriku sambil meletakkan handphone kepipi isteriku. Salleh merenung tajam kemata isteriku. Isteriku bagaikan mengalah.

    “Helo..haa..ahh…abang…, tak Ta ada kat toilet tadi..”

    Salleh mengacu mata gunting keatas permukaan pantat isteriku tanda mengingatkannya. Ditenyeh sambil diulit-ulit besi yang tajam bersilau itu ke atas isi kemaluan isteriku yang sedikit tembam itu.

    “Tak tak..okey..Ta sakit perut nih..sat lagi abang call balik yah…hah..hah..okeh… Abang I love you”

    Salleh melihat status talian di handphone dan kemudian meletakkan handphone tersebut ditepi katil. Isteriku hairan kenapa Salleh menyuruhnya memberitahu aku untuk call balik sebentar lagi. Pada tanggapan isteriku mungkin Salleh mulai sedar akan kesilapannya dan akan melepasnya sebentar lagi. Tapi fikiran isteriku meleset.

    Salleh memujuk dan merayu juga, agar dia diberi sekali ini saja peluang untuk menikmati tubuhnya. Katanya perkara ini tidak akan ‘luak’ (rugi) dan isteriku dapat
    menyelamatkan pelbagai perkara yang memalukan sekiranya dibocorkan. Salleh merayu agar isteriku sudi melayani nafsunya buat kali ini saja.


    Fikiran isteriku melayang sambil mentelaah masaalah yang dihadapi dan bakal dialaminya kelak. Sedang isteriku cuba mencari jalan penyelesaian, Salleh bangun semula dan mengambil seluarnya. Dia mencari sesuatu dari poket seluarnya.

    Salleh mengeluarkan pil ubat dan sebotol krim minyak. Salleh menelan ubat bijik tersebut dan dia menyapu sebahagian krim berminyak tersebut pada biji kelentit isteriku dan dikemaluannya sendiri. Isteriku terkejut dan cuba meronta.

    “Sabar sayang, kejap lagi hang akan rasa nikmat yang tidak terhingga” kata Salleh mencari air untuk diminum.

    Isteriku masih meronta dan memerhatikan lagak geri Salleh. Dalam seminit sahaja, isteriku mula kelihatan gelisah dan mengesot-ngesot punggungnya di atas alas bantal yang dilapik. Isteriku bagaikan terkena sesuatu yang berangin dibibir cipapnya kerana mulutnya mendesis keresahan.

    Salleh naik semula di atas katil. Tangannya menahan dan mengangkangkan paha isteriku yang kegelisahan.

    “Abang, jangan bang…jangan.. Abang buat apa kat Ta nih…jangan… jangan…bang..” isteriku merintih sambil mula menangis.

    Salleh mendekatkan mukanya kepermukaan kemaluan isteriku, lalu menghembus beberapa kali diatas kelopak bijik kelentit isteriku.

    “Ta, sayang…jangan takut, ini minyak berangin…sat lagi hang akan rasa lebih sedap…tengok nih abang pun sapu kat batang abang…..jangan risau sayang…Abang janji abang buat sekali nih saja, Suhaimi tak akan tau, tak akan luak apa-apa pun dan abang akan buat pelan-pelan…. abang akan turut kehendak hang macam mana hang nak..” pujuk Salleh, sambil Rita panggongkan kepalanya untuk melihat pergerakkan Salleh. Isteriku ternampak batang pelir Salleh yang sudah mendongak keras keatas, bagaikan tanduk kerbau.

    “Hugghhh…abang awat rasa panas pulak…nih…” balas Rita yang mula lesu dan leret menjawab bagaikan sedang dibuai kekhayalan.

    Salleh mula senyum meleret. Dia sedar Rita bakal dijamahnya nanti. Dia naik dan
    hempap tubuh isteriku sambil menjilat leher, telinga, ketiak dan pusat isteriku. Batangnya keras menikam perut isteriku. Rita tidak lagi melawan, bahkan lesu menahan badai gelora yang kini berputar di kelopak kelentitnya.

    Salleh meramas-ramas lembut sambil menyedut puting tetek isteriku. Sekali sekala, digigit halus agar giginya berkubang dihujung puting tetek isteriku. Rita pula mengerut dahi dan cuba melawan gelora dan seksaan yang dialaminya kini.

    Salleh berhenti dan menikmati keindahan yang dilihat dari penyeksaan yang terpancar di raut wajah isteriku. Dia sedar Rita sedang bersabung dengan kehendak nafsu betinanya. Dia tahu Rita akan tewas dan menyerah sedikit masa lagi. Rita kini hilang sedu dan membalas pandangan Salleh.

    “Abang…sudahlah..bang..” lemah sekali pintaan Rita.

    “Sekejapye sayang.. you..ni cantik sungguh…,seksi..cukup seksi…macam kakak you jugak. Aku suka tengok hang bogel bawah lampu nih..cukup seksi”.


    Rita mengalihkan pandangannya dari muka Salleh, walaupun teruja juga oleh pujian Salleh samatelah dengan badai yang dirasai kini. Salleh menuruni mukanya tepat kebibir cipap isteriku. Isteriku mula gelisah sambil mengingati yang
    aku akan menaliponnya kembali sebentar lagi.

    “Abang jangan…bang…sat lagi abang Mi akan call balik bang…” bentak Rita dengan separuh gagah.

    “Cupp”..hinggap mulut Salleh pada kelopak bijik kelentit Rita, sambil dinyonyot dan dicomotnya dengan lidah suam serta bibir mulut tebal si Salleh.

    “Eerrrgghh…bangg….” rasa suam-suam panas tadi, kini dibalas dengan sejuk suam lidah Salleh. Rita mengeluh… menahan.. gelora…

    ”Cukup… cukup… bang… jangan… buat Ta..macam nii.h.hh…. eerrrggghhh… jangan.., jangan..bang…”

    Salleh tidak mengendahkan desahan adik iparnya. Dia terus menghulurkan lidahnya ke lurah lubang cipap Rita dan diulitnya hujung lidah ke biji kelentit Rita.

    “Abangg….oorrh…” cipap Rita sedikit bergegar dan mulai lembab, dan Salleh menyonyot terus lurah tersebut sambil menikmati pergelutan badai Rita.

    Dia ingin menyeksa Rita dengan pertentangan arus. Dia mula mengesan bahawa bibir cipap Rita sudah mulai lembab dan sedikit mengemut. Dia harus mencambahkan kebanjiran air nikmat Rita agar isteriku tidak lagi berpatah kehendak.

    Tiba-tiba handphone berdering memecah keheningan. Rita tergamam dalam serba persoalan. Salleh menjelirkan lidahnya dan memutar-mutarkan seluruh dinding lubang faraj isteriku. Dia menjuihkan lidahnya lebih dalam ke lubang pantat isteriku dan kemudian menyedut-nyedut lubang tersebut, kemudian diakhiri dengan menjilat bijik kelentit isteriku.

    “Oohh… arrgghh… Bang…dah..bang..dah, berenti dulu.. abang Mi dah call tuhh… aarhh..” kejut Rita pada Salleh sambil mengeluh.

    “Haahhh…Okey… okey… ingat! Ta, abang nak sekali ni.. saja.. sedap… sungguh.. burit hang ni, Suhaimi tak kan tau punya… kalau hang tak cakap…” jawab Salleh.

    Salleh lantas bergegas mengambil handphone Rita. Dilihatnya sekali lagi nombor panggilan dan diaktifkan sistem perbualan tanpa ganggang agar dia dapat mendengar perbualan Rita dengan aku.

    “Helo.. helo.. sayang… you dok buat apa? Awat lambat jawab? Sayang Ok, ka?” tanya aku di seberang talian.

    “Hai… hello… hello… ya… ya.. I dengar..nih,” balas Rita sambil melihat kelibat Salleh.

    Salleh mencapai gunting, diletakkan jari pada hujung bibirnya memberi isyarat jangan bising. Salleh menggunting skaf ikatan di kedua belah tangan dan kaki Rita. Rita nak capai handphonenya tapi ditegah dengan isyarat oleh Salleh.

    “Tak dak apa… I tengah nak pakai baju, abang kat mana la ni..”

    Salleh duduk berlutut di celah kangkang Rita, sambil menguak kangkangan kaki Rita dengan lebih luas. Koneknya betul di urah burit Rita. Rita cuba menegah dengan gerakkan tangan, tapi Salleh mencapai handphone lalu diletakkan di atas dada Rita. Kemudian kedua tangan Salleh menahan dan mendampangkan kedua-dua tangan Rita. Mereka saling bertikam pandangan.


    “Abang kat Ipoh lagi.. Sayang Okey ka? Dah makan belum?” soalku.

    “Dah..dah..” balas isteriku.

    “Hah… macam mana keadaan di sana sekarang? Kakak you dok marah lagi ka? Tadi masa sayang mula jawab talipon, lain macam saja bunyinya… siap ucap Abang I love you lagi, selalu bye.. Love you, ada apa-apa tak kena ka?” soalku untuk mencari kepastian.

    Isteriku terdiam sekejap, tapi Salleh menyusul dengan isyarat, minta isteriku memberi helah atau mereka semua akan hadapi masaalah kelak. Isteriku nampak binggung.

    “Tak dak apa-apa aiih, tadi masa abang hantaq Ayang, ayang dengaq depa dok buat projek, jadi ayang teringatlah kat abang..” jawab isteriku.

    Wajah Salleh lega. Dia senyum pada isteriku dan koneknya terus mencari burit isteriku. Isteriku cuba meronta tapi Salleh bagi isyarat fokus pada handphone.

    “Ooo… macam tu… sakan ka depa? Abih tu ayang buat apa-apa ka?” tanyaku lagi.

    Dalam masa isteriku tidak bersedia dan tidak menyangka, Salleh menujah batang koneknya yang tengah tegang ke dalam burit isteriku. Terbeliak biji mata isteriku. Isteriku cuba mendongak bangun tapi disambut oleh patukan cium si Salleh.

    Salleh menyedut dan mengonyang mulut isteriku. Disedut lidah dan dihisap lumat bibir dan nafas isteriku. Tangan isteriku masih di depang oleh Salleh. Salleh mengenjut dua tiga kali sebelum merendam diam pelirnya sedalam boleh ke pantat isteriku. Pantat isteriku kini sudah basah berair dan menerima habuannya. Dia tahu Rita dapat menerima tujahannya dan kini Salleh mengharapkan kemutan
    dari cipap isteriku. Salleh melepaskan ciuman dibibir isteriku agar isteriku dapat menjawab panggilan talipon.

    “Hello… Hello… Ayang… you dengaq tak? Bunyi apa tu?” gusarku lagi.

    “Errr… errr… ooh.. dak dak tadak apa-apa… depa dah selesai dah.. Ayang teringat kat abangla…”

    Serentak dengan itu Salleh mengulang tusukkannya ke burit Rita. Salleh melepaskan depaan tangan Rita lalu memaut dan meramas tetek Rita dengan kasar. Rita yang ingin mengeluh dan melawan, bimbang didengar pula olehku, memaut lengan si Salleh.

    Salleh terus mengganas, isteriku menahan geloranya sambil menggigit jarinya pula. Salleh terus menghenjut beberapa kali lagi. Kerana tidak dapat menahan badai tusukkan si Salleh, isteriku mendongak sambil memaut leher Salleh. Kini isteriku pula memagut bibir Salleh untuk menahan desahan dari nikmat bentakkan pelir Salleh. Isteriku merengek halus dalam ciuman di mulut Salleh.

    Salleh menjadi lebih ganas sambil disulam dengan rejaman batang pelirnya sedalam-dalam yang boleh ke lembah rahim isteriku. Handphone isteriku terjatuh membalik speakernya ke arah permukaan tilam. Isteriku memeluk erat tubuh Salleh sambil melepaskan erangan yang kecil secara tersekat-sekat. Isteriku mencubit tubuh Salleh dan memberi tanda berhenti.

    Salleh tersenyum kerana sudah berjaya membuak naluri syahwat isteriku. Tiada penentangan lagi, tapi pasrah menyerah dengan kerelaan sendiri. Salleh terus mengayun ponggongnya perlahan-lahan.

    “Okeylah… Ayang. Nanti abang balik kita projek pulaklah… okey… abang pun rindu kat Ayang. Ayang jangan dok projek dengan orang lain pulak nanti.. He..hehh.. lawak aje, K, bye.. sayang,” kata-kata penutup dariku.

    Salleh yang mendengar perbualan terakhirku itu, terus merejam batang pelirnya ke dalam pantat isteriku. Salleh menyerang bertubi-tubi. Dia merasakan lembah puki isteriku sudah basah lencun.

    Isteriku yang mendengar kata-kata akhirku tadi tersedu dek kehibaan tapi masih cuba menahan rejaman Salleh yang sedang menyenakkan dan menyepadukan lembah rahimnya. Dia cuba menolak Salleh tapi Salleh menyentakkan tikaman-tikaman padu hingga isteriku tidak dapat menahan perasaan, lantas isteriku merenget keenakkan, walaupun dia cuba menahan.

    Oleh sebab isteriku tiada pilihan untuk memadamkan badai kenikmatan dan kehibaan yang dia sedang rasai, isteriku terus memeluk leher Salleh dan memagut bibir Salleh sekali lagi untuk menyembunyikan erangan batinnya yang sudah memuncak. Setelah tekanan batinnya mengurang, isteriku baru menjawab.

    “Oookkkeyyy… okeyy… bye.. sayang… selamat pulang nanti. Aaarr… I.. I.. tetap sayanggg…. kaannn… abang,” balas isteriku dalam pemendapan gelora nafsu seksnya yang baru menggelodak. Airmata isteriku mengalir membasahi pipinya sambil memeluk Salleh yang tengah pulun mengongkeknya dan sedang membawa isteriku ketepian.

    Salleh memutuskan talian talipon dan terus mendengus bagai kerbau yang kena sembelih. Isteriku didakap erat dan dia mengenjut bertubi-tubi pantat isteriku dengan laju dan ganasnya. Isteriku pun sama, menyambut dengan erangan-erangan kesampaian.

    Salleh yang mengenakan pil Viagra tadi terus mendukung isteriku turun dari katil. Isteriku yang juga naik syahwat dari kepaduan tutuhan batang pelir Salleh, mengapit pinggang Salleh dengan kakinya menurut rentak laku Salleh. Mereka sama-sama meraung dan mendayung kenikmatan penzinaan.

    “Bannggg.…Ta..dah.. sampai… dahhh… aarrgghhh.. laju-laju … laju lagi… bang, jangan berenti..… jangan… aarrhhh..” bentak isteriku.

    “Aarrgghhh… heerrghh… aku pun tak tahan kemut hang.. Taa… kita sama-sama… sampai.., arrhhh..oorrhhh… hhurgghh..” dengan panahan dengusan dari Salleh itu, isteriku mengelupur dan Salleh memancutkan bertubi-tubi air ke lembah burit isteriku.

    “Abanggg.. awat lepaih kat dalam?” terkejut isteriku dari cerutan air yang bertali menembak ke rahimnya.

    “Haahhh..” balas Salleh pendek.

    Mereka sama-sama mengerang dan mendengus seperti kerbau dikejar dan kepenatan. Tubuh mereka melekat erat dan berpeluh basah dengan air jantan betina dari hasil penzinaan.

    Salleh merebahkan isteriku ke atas katil. Dibalikkan isteriku agar meniarap. Isteriku menurut dalam keletihan sambil menghambarkan nafasnya. Salleh mencempung punggong isteriku dan diangkat tonggek mengadap batang pelirnya yang masih tegang.

    Salleh merejamkan batang pelirnya ke lurah burit isteriku lagi. Isteriku yang masih kepenatan serta sedang pasrah, menerima dengan erangan bantahan tetapi menginzalkan pencerobohan terbaru itu. Salleh mengamuk dan mengganas lagi, kerana batang pelirnya masih keras dan belum mahu reda.

    Serangan demi serangan dan tujahan yang tidak mengindahkan mangsanya dipadukan. Bagaikan nak pecah burit isteriku dilanyak dan dihentak segila rasa. Isteriku hanya menahan. Kali ini tidak lagi melawan tetapi menadah rela, menagih kenikmatan.

    Salleh betul-betul merobek burit isteriku. Ditarik genggam rambut isteriku sambil didongakkan muka isteriku kebelakang. Isteriku turut mendada dan mendepa tangannya dengan jari-jarinya meramas cadar dan tilam. Salleh menjilat peluh basah betina isteriku. Diramas dan digenggam padu tetek isteriku. Dicubit dan dikutil puting susu isteriku. Isteriku meraung menahan penderaan. Air dilembahnya terus melimpah, menitik diatas tilam persandingan kami.

    Salleh memperlakukan sekehendak rasa sambil direla sahaja oleh isteriku yang baru tadi mengalami kemuncak syahdu. Di akhir pengkudaan, Salleh meraung bak raja dirimba, melepaskan inzalnya sambil menyodok keras ke dalam lembah yang kali kedua diteroka. Bertalu-talu air disimbah pekat kerahim isteriku. Ianya disambut dengan rengekkan bak betina jalang yang baru dituba lembahnya dengan benih-benih haram. Isteriku pengsan longlai.

    Salleh turut rebah diatas belakang tubuh isteriku. Dia kemudian mencuit sisa-sisa air maninya lalu dilumurkan ke dada putih isteriku yang baru dialihkan secara melentang. Air itu diratakan ke seluruh buah dada isteriku. Dia kemudian tunduk mencium bibir isteriku bagai sang dewa yang mengambil nyawa dewinya.

    Salleh mengambil peluang untuk memasukkan koneknya ke dalam mulut isteriku, sambil diambil gambar dengan handphonenya. Dia mengoyak lubang burit isteriku lalu dirakam lelehan air mani yang meleleh melimpah keluar. Salleh mencalit cebisan air mani itu lagi lalu dilumur ke pipi muka dan dimasukkan sedikit ke mulut isteriku. Isteriku tidak sedarkan diri.

    Dipetiknya punat kamera handphonenya berkali-kali untuk merakamkan episod gambar-gambar isteriku iaitu mangsanya, mungkin untuk dijadikan bahan ugutan. Sesudah itu, dia baring disisi isteriku sambil mengambil tuala isteriku untuk mengesat peluhnya.

    Salleh mengejutkan isteriku.

    “Hoi..Ta… Ta.. bangun… laki hang dah balik kot.., Hoi.. bangun.. bangun… Laki hang balik.. nuh..”

    Rita yang 75% dalam keadaan tidak sedarkan diri mendengar sayup-sayup ucapan dari mulut Salleh, lalu cuba mentelaahi kata-kata Salleh. Takkala mendengar seakan-akan sebutan nama aku, Rita bergegas membuka mata sambil tangannya meraba mencari tuala.

    Salleh menghulurkan tuala. Salleh berkata lagi pada Rita yang dia rasa aku dah pulang. Rita yang dalam terpinga-pinga terus memandang Salleh. Dia mengesat muka, pipi dan lurah buritnya. Rita menelan sisa air yang terasa ada di mulut. Salleh ketawa berdekah melihat sikap isteriku yang dipermainkan. Rita merenung marah ke arah Salleh,

    “Abang nih..buat orang terkejut laa….”

    “Puki hang best…ketat siut…” kata Salleh sambil mengusap batang pelirnya di samping Rita.

    “Bang Leh ni ganas tau… senak Ita tadi..”

    “Ta..Ta.. apa hang rasa masa aku tutoh hang sambil dok cakap dengan laki hang
    tadihh.… huuhhh.. burit hang ketat gila masa tuh… best siut lahhh.. kalau boleh lain kali aku nak tutoh macam tu lagi… hang buat peliaq aku keraih tarak dah..” sahut si Salleh.

    Rita mencubit lengan Salleh. Salleh balas dengan menggomol isteriku.

    “Hahh.. haahh.. dah.. dah bang.. dah.. tadi dah dapat dah… dah…la… Ita tak sanggup lagi macam nih..” rayu Rita pada Salleh, yang sedang menenggek mulutnya diputing dada isteriku.

    Gomolan Salleh menjadi reda dan mereka kemudian berenggang.

    “Hang puaih dak?” tanya Salleh.

    “Ish…abang nih..” balas isteriku.

    “Hang jangan bagi tau kat sapa pun.., ini rahsia kita berdua…keyhh..!” balas Salleh.

    “Laki hang tak semesti tau, kalau hang tak cakap… hang pandai makan, pandailah simpan..” kata Salleh lagi. Isteriku diam termanggu.

    Salleh meraba sekali lagi tetek dan burit isteriku, sambil ditepis tangannya oleh isteriku. Salleh bangun dan mengenakan seluarnya.

    “Ta.. burit hang cukup ketat. Best sungguh dapat rasa puki hang… tadi”.

    Akhir sekali, Salleh meninggalkan bilik dengan membawa bra dan panties isteriku sebagai kenangan. Peliknya isteriku tidak membantah kali ni. Isteriku melontarkan pandangannya jauh menatap siling, bagaikan merakamkan masa perlakuannya tadi.

    Sejurus Salleh memasuki biliknya, isterinya terus berbisik, “Hah… apa macam… rasa apam adik I, you pulun sakan la tadi..?” soal si Rosni.

    Rupa-rupanya isteri Salleh sudah terjaga dan mendengar segala perilaku yang berlaku di bilik sebelah. Jadinya tadi memang mereka berprojek secara riuh untuk menarik perhatian dan menaikkan syahwat isteriku.

    Rupa-rupanya, bini Salleh ingin mengorbankan adiknya kepada lakinya yang tersayang. Sememangnya Salleh nih seorang yang kuat nafsu seks dan pandai mengilhamkan gambaran (berfantasi) untuk menaikkan syahwat isterinya.

    “Yaa laa, best jugak.. puki dia… macam yang I idam masa kita buat seks tadi .., adik you tu, lawan gila tapi bila dia kena minyak nih… huh.. berangin siut burit dia. Betoi jugak la kata you, burit dia ketat lagi, macam you punya jugak..” balas Salleh.

    “Baguih jugak minyak Mak Nab tu..noh.., I ingat la, adik I mesti dok rasa berdenyut lagi.. Jangan kata adik I, I pun dok rasa lagi nii.., amacam boleh keraih lagi ka peliaq you?” bisik Rosni lagi.

    “Aii.. kalau nak, boleh… tapi kita buat bertiga lah pulak…” balas Salleh.

    “Hai… sakan sungguh you nih.. mai I ramaih tengok…” kata Rosni, sambil menarik Salleh ke tebing katil.

    Dibuka zip seluar Salleh dan dikeluarkan burung si Salleh.

    “Heemmm… boleh tahan peliaq you nih.. dok ada keraih sikit-sikit lagii…” lalu terus dihisap kepala konek Salleh.

    Sekejap saja konek Salleh terus cacak menegang.

    “Herghh.. ayang, sedap sungguh bila you isap macam nih.. I tak dapat bayang apa jadi kalau you berdua, dok kulom batang I…” kata Salleh sambil tangannya mula meraba cipap tembam isterinya.

    Jarinya dikorek-korek ke lubang Rosni, sambil sebelah tangan lagi menekan kepala Rosni rapat ke batangnya. Sekejap sahaja, Salleh sudah mendengus bagaikan hendak sampai.

    “Udah-udah sayang, kita pegi bilik sebelah dengan adik you,” pinta Salleh.

    Rosni pun merenggangkan kepalanya dari butoh Salleh. Dia memandang tajam pada Salleh sambil mengesat air liur dibibirnya yang tebal.

    “Okey.. biaq I pi masuk dulu.., you tunggu kat sini, I bawak Ita pi cuci-cuci dulu. I dok rasa masin ayaq burit adik I pulak kat peliaq you nih”.

    Salleh mengangguk sambil tersenyum riang tanda setuju. Rosni yang separuh bogel dalam pakaian girdle corset berwarna hitam yang menampak pangkal teteknya selambak lagi menegak, dah tu tidak berpanties pula nampak sungguh seksi dengan kontras kulit tubuhnya yang putih gebu, bangun dari katil untuk menyarungkan pajama tidurnya yang singkat, lalu bangun keluar menuju ke bilik isteriku.

    Rosni menolak daun pintu bilik isteriku dan melihat isteriku yang sedang merengkok tidur. Dia terus mendekatkan ke katil lalu duduk di sebelah isteriku.

    “Hoi… Taa.., hang bangkit.. bangkit.. cepat..” sergah Rosni berlakon bagaikan tengah marah.

    Isteriku terjaga dan terperanjat.

    “Ooo… hang pandai.. goda laki aku noohh..”

    “Eerr..eerrr.. takk..akkak.. Ita..takk..”

    Belum habis isteriku menjawab, Rosni mengherdik.

    “Tu ayaq celah kangkang hang tu..apa..! Cepat..cepat bangkit, pi cuci.., maih.. ikut aku pi cuci.. sat lagi kot laki hang balik..naaihh…hang..” Rosni menarik tangan isteriku yang masih berbogel.

    Isteriku lantas turut bangun dan mencapai kain tuala tadi. Dia ke almari dan mendapatkan tuala baru lalu terus menuju kebilik air sambil diekori oleh Rosni. Mereka berdua terus masuk ke bilik air. Rosni mengambil air dan terus dijiruskan ketubuh isteriku.

    “Awat burit hang gatai sangat.. awat hang karan ka.. dok dengaq kami beromen awai tadi?.. Kalau hang nak.. sangat.. sat lagi aku nak tengok hang kangkang puaih-puaih kat Abang Leh.. Biaq aku sendiri tengok macam mana hang nak kemut kat batang dia… Alang-alang nak goda, biaq aku ada sama, aku nak Abang Leh tonyoh burit hang cukup-cukup, nak tengok hang larat takat mana… Jangan paksa sampai aku habaq kat Suhaimi, apa yang hang dah buat..” marah Rosni sambil menghumban air sejuk ke tubuh isteriku lagi.

    Isteriku tergamam tidak berkata-kata, sambil menggosok tubuhnya dan menahan kesejukkan dari simbahan air yang dicurah bertalu-talu oleh kakaknya. Rosni mencuit dan mengorek lubang cipap isteriku.

    “Haahh.. cuci lubang nih.. betoi-betoi” kata Rosni.

    Isteriku mengambil sabun dan melumur seluruh tubuhnya. Rosni pula mengambil pisau cukur yang tersangkut di kotak cermin bilik air lalu dilurut terus pada permukaan cipap isteriku. Isteriku cuba mengelak tapi terlambat, Rosni memaksanya bersandar di tebing kolah air mandi. Sebahagian bulu isteriku sudah tercukur.

    “Kita kena jaga alat kita, bagi nampak bersih, jangan berserabai.. macam hutan” bentak Rosni.

    “Tengok macam aku punya nih.. lincin, bersih. Baru sedap kena jilat..” kata Rosni lagi.

    Isteriku tidak melawan lagi, tapi memekup dadanya yang kini kesejukkan. Puting isteriku jelas tegang menegak kini. Setelah selesai dicukur dan dibasuh, Rosni menarik tangan Rita untuk balik ke biliknya.

    Isteriku tak sempat memakai tuala, hanya menarik tuala yang bersih tadi dan cuba menutup sebahgian tubuhnya. Isteriku hanya menurut bagaikan pasrah dan takut pada ugutan kakaknya.

    Setiba mereka didepan pintu bilik Rosni, isteriku cuba melerai genggaman tangan kakaknya untuk membantah

    “Dahh..Kak..Ta.. tak mau.. Kakk..” bentah isteriku, tapi Rosni menarik tubuh dan rambut isteriku dan terus menolak daun pintu biliknya.

    Suasana malam yang tenang dan ruang bilik yang bercahaya cerah mendamparkan bidang katil yang gagah menanti penghuninya. Salleh tengah duduk dikerusi almari solek. Rosni menolak isteriku ke katil. Isteriku terjepuk di atas katil empuk sambil menyalutkan tuala ke tubuhnya.

    “Haahh.. hang jangan cuba nak melawan, Abang Leh dah tunjuk gambaq hang, tengah dok terkangkang sambil dok isap batang dia. Hang tak mengaku lagi!.. Aku MMS gambaq ni kat laki hang, baru tau..” tegas Rosni pada isteriku.

    “Jangan..jangan.. kakk..” jawab isteriku.

    Isteriku terpinga-pinga akan dari mana datangnya gambar tersebut dan hairan waktu bila dia menyonyot batang Salleh. Salleh yang telah sedia menanti dalam keadaan bertuala, memandang rakus tubuh dan pangkal dada isteriku.

    “Haahhh…abang tunggu apa lagi, maih..ayang nak tengok batang abang boleh tutoh dak lagi…” kata Rosni, sambil menarik batang konek Salleh lalu dilurut-lurut secara kasar.

    “Pelan-pelan ayang, Ayang kena tunjuk dulu macam mana orang berpengalaman mengisap” ujar Salleh memujuk isterinya.

    Salleh menarik bahu Rosni untuk bertenggek di atas katil bersebelahan isteriku. Salleh berdiri di penjuru kaki katil. Isteriku masih dalam keadaan terpinga-pinga melihat reaksi kakaknya dengan Salleh.

    Rosni, dengan pandangan yang tajam pada Salleh dan kemudian isteriku, terus menyelak tuala dan menyambar pelir Salleh dengan tangan dan mulutnya lalu dilahapnya batang Salleh sedalam-dalam yang mungkin.

    Salleh membuka lerai tualanya sambil memerhatikan isteriku. Salleh juga dengan perlahan-lahan meleraikan satu persatu, baju pajama dan ikatan corset isterinya. Isteriku terpinga-pinga, kejap melawan tentangan mata Salleh, sekejap melihat dengan tekun, kakaknya melahap batang pelir lakinya.

    Salleh mengerut dahi menahan sedutan dan nyonyotan bibir tebal isterinya. Dia mendengus beberapa ketika sambil tangannya memekup dagu dan belakang kepala isterinya. Ponggongnya dihayun ke depan mengikut tempoh hisapan isterinya.

    Isteriku terpegun melihat kakaknya menahan tujahan balak siSalleh yang pernah dirasainya tadi. Isteriku pasti tidak lupa bagaimana Salleh boleh bertindak ganas, dan dia kini menyaksikan sendiri reaksi sedemikian yang sedang berlaku didepan matanya. Rosni mendengus dan sesekali terbahak oleh tujahan dalam dari Salleh.

    “Ayang sedapnya.. aduh.. ayang.. ayang buat abang keraih.. sungguuhhh… tengok..tuh…ayang.. adik you dah terngadah mulut dia..” bingkas si Salleh, sambil menuduh dan memperkenakan isteriku.

    Rosni memperlahankan kulumannya, Salleh cuba mencapai tangan isteriku. Isteriku cuba beralih, tapi Rosni merentap tuala adiknya. Rosni bingkas bangun berlutut dan menarik kepala dan rambut isteriku lalu didekatkan kepada Salleh.

    “Haahhh.. Bukak mulut hang…Ta.. aku nak hang rasa peliaq laki aku… cepat.. aku dah lengoh dah… ni..” kata Rosni pada adiknya.

    “Hang nak lari mana.. kan aku dah kata tadi, aku nak hang kemut puaih-puaih la ni.., biaq laki aku terojoh cukup-cukup burit hang… aku nak tengok..” tegas Rosni lagi, sambil disorong kepala isteriku kekepala butoh si Salleh.

    Salleh menyambut dengan memegang dagu dan kepala isteriku lalu dirodok batangnya yang mencodak kemulut isteriku. Isteriku cuba mengelak tapi batang Salleh berayun membedal pipi, hidung dan mulutnya.

    “Hisap.. la.. Ta.. laki hang tak kan tau punya.. sekali lagi saja.. maih.. nganga luaih-luaih,” rayu Salleh.

    Rosni memekup pipi isteriku sambil cuba membukanya. Akhirnya mulut isteriku terngadah juga dan Salleh merodok batangnya terus ke dalam mulut isteriku. Isteriku terbahak dan tersedak oleh paksaan Salleh dan kakaknya. Isteriku cuba mencemuh dan melawan juga tapi Salleh terus merodong dengan kasar ke dasar tekak isteriku. Rosni melihat dengan teruja.

    “Woih.. ganaihnya bang.. trojoh lagi… trojoh… lagi bang..” restu Rosni pada lakinya.

    Salleh mengayun punggongnya perlahan-lahan sambil cuba merasa nikmat kelembapan dan kesuaman lidah dari mulut isteriku. Isteriku cuba lagi menahan dan meresap keperitan yang baru dialaminya. Rosni yang berlutut dibelakang adiknya mendekatkan diri untuk melihat dengan dekat rejaman batang lakinya, sambil meraba putting tetek isteriku.

    Isteriku yang tangannya cuba menampan pergerakkan pinggang Salleh, kini menepis pula tangan kakaknya. Lantas Rosni menarik kedua-dua tangan isteriku yang sedang berlutut ke belakang tubuhnya. Ini membuat Salleh berasa bebas dan lagi bernafsu lalu dilajukan tujahan kedalam mulut isteriku. Isteriku kini meraung diselang seli dengan kesedakkan oleh penyeksaan Salleh.

    Rosni yang nampak Salleh cukup bernafsu dan tengah kuat mendengus, menghulurkan lidahnya untuk dihisap oleh Salleh, sambil melipat tangan adiknya ke belakang. Salleh menghisap dan menyambut lidah basah Rosni sambil direjamnya dalam-dalam batangnya ke mulut isteriku. Kemudian dia mendiamkan tujahannya buat seketika. Isteriku terbahak dan tersedak berkali-kali sambil cuba mengambil nafas udara yang tersekat.

    Salleh melepaskan kuluman dari mulut Rosni dan berkata, “Sat sat.. dah.. yang, I rasa nak terpancut dah..” sambil mengeluarkan dan menggenggam batangnya dari mulut isteriku.

    Rosni ketawa kecil sambil menyindir, “Haaiii… cepatnya nak sampai,.. kalau ayang kulom, sampai lengoh mulut tak sampai-sampai lagi..”

    “Alaah… mulut ayang bibiaq tebai.. sedapp… mana tahan dua-dua sekali sedap…” balas Salleh.

    Salleh menelentang isteriku yang tercungap-cungap tidak bersuara yang sedang menarik nafas panjang-panjang. Salleh menarik tangan Rosni dan memberi tanda agar meniarap atas isteriku. Rosni duduk celah paha adiknya dan kakinya mendepa kangkangan isteriku. Badannya diturunkan agar meniarap atas isteriku.

    “Macam mana Ta.. syiok.. iisap batang Abang Leh.. Bangga akak, bila Abang Leh sampai nak menyerah kalah.. terror jugak adik..nih.. Ta selalu isap batang Suhaimi sampai macam tu ka?” soal Rosni.

    “Eerr.. daklah.. kak.. tak pernah..” jawab isteriku ringkas.

    Tapi belum sempat mereka berceloteh panjang, tiba-tiba terasa lidah dan hidung Salleh menempek di kedua-dua lubang burit adik beradik tu. Rosni mencemuh bila terasa udara sejuk dari hidung keras Salleh melekat pada lubang buritnya. Manakala isteriku mengadah kepalanya mendongak ke atas, bila lidah suam Salleh mengulit bijik kelentitnya. Salleh mendepa kedua-dua paha adik beradik tu dan menyondol muka kedua-dua lubang puki tersebut.

    “Aaiikk…dah siap cukoq.. Ini dah.. dahsyat..nih.. heemmm… emm..” kata Salleh sambil merodong geram batang hidungnya ke lubang cipap isterinya.

    Habis semua lubang digomol dan disondol oleh Salleh. Dijilat dari lubang jubur isteriku sampai ke lubang jubur bininya. Rosni tunduk dan menempek muka dan hidungnya di leher isteriku sambil mengerang kecil. Manakala isteriku menggigit telinga Rosni menahan badai enak dari jilatan lidah kasar Salleh.

    Tangan Salleh meraba dan meramas ponggong Rosni bersilih ganti dengan sudut badan isteriku. Sesekali tu diusap sampai ke pangkal dada adik beradik yang sama-sama bertindihan lalu dikepam kedua-dua buah dada mereka. Rosni mula mengerang dalam dan panjang, manakala isteriku mengetip bibirnya.

    Salleh menyilih ganti menyulurkan lidahnya sambil menguli dan menyedut semua lubang adik beradik tersebut. Mukanya kini basah dengan air mazi kedua beradik tersebut.

    Tiba-tiba Salleh berhenti dan pergi ke meja solek. Dia mengambil botol minyak Mak Nab, lalu dituang beberapa titis minyak dan dilumorkan ke batang pelirnya. Dia juga memalitkan beberapa titisan kejarinya lalu dilumurkan ke bijik kelentit dan lubang jubur kedua beradik yang sedang terpinga-pinga menanti apakah tindakkan Salleh selanjutnya.

    Apabila terkena sahaja lumoran minyak di biji kelentit mereka, Rosni dan isteriku saling memandang dan kini mengertilah mereka bahawa Salleh sudah sedia mengenakan adengan sedut dan hembus ke atas biji mereka.

    Namun tekaan mereka meleset. Kali ini tidak seperti pengalaman awal isteriku tadi, Salleh terus merodok batang pelirnya ke puki isteriku. Isteriku mengaduh kerana sentakkan mengejut batang pelir Salleh.

    Rosni pula terpinga-pinga kerana mengapa Salleh menutuh adiknya dulu. Tapi setelah melihat kerutan dahi dan rengekkan adiknya, dia merasa bertambah basah dan berangin menanti gilirannya pula untuk mengemut seketat-ketatnya batang Salleh. Dia akan pastikan lakinya tersungkur dipunggongnya yang gebu dan menitis air dari lurah rahimnya dengan secepat mungkin. Dia ingin lihat suaminya menyerah dan terkapai dari penangannya.

    Rosni menghulurkan jarinya ke mulut isteriku agar digigit dan dihisap oleh isteriku. Salleh menghentak padu burit isteriku lalu membuatnya mengerang. Setelah beberapa saat mengayun, tiba-tiba Salleh mencabut pelirnya lalu direhatkan di tebing lurah sambil menyentuh biji kelentit Rosni.

    Rosni tersentak kerana terasa batang lakinya keras basah dan panas lain macam kali ini. Dia menghulurkan tangannya ke belakang untuk membantu memasukkan batang pelir lakinya ke dalam lubang pukinya yang sudah tidak sabar lagi untuk mengemut.

    Salleh memasukkan batangnya dengan kadar yang cukup perlahan agar isterinya menderita untuk membutuhkannya. Setelah masuk dilulurkan keluar juga secara paling perlahan. Salleh mengulangi rentak begitu buat beberapa ketika.

    Rosni rasa cukup tersiksa dan perit dari adengan lakinya kali ini. Tidak pernah dia merasakan dipermainkan sebegini. Sebolehnya Rosni inginkan lakinya cepat dan ganas mengepam apam gebunya, agar dia boleh memerah urat dibatang lakinya. Kini dia pulak mendesis dan merenget ihsan lakinya.

    “Bang.. ayun cepat bang.. ayang tak tahaannn…macam nih..” pintak Rosni dengan penuh manja dan merayu.

    Salleh menghentikan pergerakkannya seketika, dia menanti rengekkan Rosni lagi.

    “Baanngg…” belum habis Rosni merayu Salleh menghentak padu menyusuk ke liang rahim isterinya.

    “Aaarrrggg…eeeiiiaahhh… adoi… sedapnyaa…. Bang.. sedap.. bang.,. haa… arrrhh..” dan dalam rayuan yang sedikit bagaikan menangis atau merengek, Salleh mengganas padu lubang puki isterinya.

    Sekejap dicepat, sekejap diberhenti kemudian diperlahankan sesungguh-sungguhnya, kelak direjamnya dengan laju-laju hinggakan Rosni sudah tidak keruan lagi. Hanya seminit dua sahaja, Rosni sudah mengelepar dan menahan hujaman Salleh dengan tangannya.

    Isteriku pulak khusyuk memandang muka kakaknya yang begitu asyik mengerang, mengerut dan mendesah penangan Abang iparnya. Mungkin dipikiran isteriku, beginikah rupa dirinya ketika disula oleh Salleh sebelum ini. Beginikah rupanya takkala dia mengelepar dibedal si Salleh sebelum ini. Adakah Salleh akan memberikan kenikmatan yang lebih dari yang dinikmati oleh kakaknya sekarang. Semua ini membuahkan percambahan air burit isteriku untuk bersedia menerima habuannya.

    Salleh menolak tubuh Rosni agar rebah baring di sebelah isteriku. Isteriku yang terpegun dengan riak kemuncak syahwat kakaknya tadi menyedari bahawa dia juga akan menerima nasib yang sama, dan dia kini sudah menanti dengan rela dan bersedia.

    Salleh mengesat peluh didahinya. Beberapa titik menitik di puting dada isteriku. Salleh memanggung kaki isteriku lalu didepa dan disangkut keatas bahunya. Mata isteriku membesar pasak melihat rupa Salleh yang berpeluh basah dan bagai sang rajuna teruna sedang lapar hendak menggasaknya.

    Salleh menjunam mukanya ke puting tetek isteriku lalu digomol dan disedutnya keras bonjolan putting isteriku. Isteriku kini tidak lagi melawan, sebaliknya pasrah merelakan segalanya dilakukan oleh Salleh.

    Salleh merejam butohnya sedalam-dalam yang boleh ke dalam puki isteriku. Isteriku turut memeluk dan meraba belakang dan meramas ponggong Salleh. Salleh mendengus bagaikan lembu kena sembelih.

    Rosni yang tewas keletihan dari pukulan Salleh tadi hanya mampu melihat dengan sendu akan lakinya yang sedang menutoh betina lain hanya ditepinya. Dia terus menguli biji kelentitnya sendiri untuk menghabiskan sisa-sisa kenikmatannya.

    Isteriku pun kini mula merengek dan meraung sambil kepalanya mengeleng ke sana ke mari. Sekali sekala tangannya mendepa dan ditarik-tarik cadar tilam. Dimukanya menampakkan riak-riak berkerut menahan kelazatan tujahan yang sedang dibekalkan oleh Salleh.

    “Baannggg…. lekass… bangg… lekass… Ita nak macccammm… aaaakkkkkaakk.. aarrgghh…” pinta isteriku.

    Beberapa saat sahaja, giliran isteriku pulak mengelepar.

    “Hegg..eerrggghhh… aahhh..ooohhh…” bentak isteriku yang sudah kesampaian.

    “hheegggerrhhh…ayang, adik… abang pun nak sampaiii.. dahhh… tahan.. muka… cepat.. abang nak pancut kat pipi muka…, lekaihh… lekaihh..” dengus Salleh.

    Rosni mengesot dan merapatkan dirinya kepada isteriku. Salleh mencabut batang pelirnya yang merah menyacak sambil digenggam erat oleh tangannya. Lalu dia bingkas bangun melutut betul-betul diantara kedua-dua muka adik beradik tersebut. Digesel dan dilumor beberapa kali sambil dilancap pada kedua-dua pipi adik beradik tersebut.

    Rosni mengisyarat kepada adiknya agar mereka berdua menjilat dan mengulum kepala kote Salleh, supaya dia cepat tewas. Lantas Rosni menyedut kepala kote lakinya dengan lahap, sambil dituruti oleh isteriku yang kini tidak lagi malu. Kedua-dua beradik mengulum dan menjilat syaf batang Salleh hingga ke pangkal. Sekali tu, isteriku memegang dan menghisap telur Salleh. Salleh meraung kuat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

    “Arrgghh.. lazatnyaa..Taa.., Ayang kulom lagi.., sedap nyaaa, hemm…, Ayang tolong benamkan mulut Ita kat peliaq I.., I nak pancut dah..ni..” desak Salleh.

    Rosni menarik kepala isteriku lalu diunjurkan ke batang pelir Salleh. Salleh menujah bibir mulut isteriku dengan laju sambil digenggam batang Salleh oleh isterinya. Rosni dan isteriku memerhatikan kerut di muka Salleh.

    Tiba-tiba Salleh mencabut pelirnya dari mulut isteriku lalu memancutkan bertubi-tubi air maninya yang cair lantas hinggap dimata, hidung, pipi dan bibir kedua-dua beradik tersebut. Setelah reda, dicalitnya sedikit lalu dilumur pada kedua-dua buah dada adik beradik tersebut. Dia juga menjolok masuk sebahagian air itu kemulut isteriku dan isterinya.

    Rosni memandang muka isteriku dengan wajah yang lega, dan isteriku pula membalas dengan wajah yang juga lega dan agak-agak malu dengan kakaknya. Mereka kemudiannya baring bergelimpangan di atas katil sambil Salleh menyembam tubuhnya di celah mereka berdua lalu memeluk adik beradik tersebut.

    Salleh kemudian beralih menelentang dan membahukan kedua kepala adik beradik tersebut. Kote Salleh masih menyacak menongkah angin dingin pada malam itu. Rosni mencapai tangan adiknya lalu di bawa kebatang pelir si Salleh. Mereka berdua mengusap batang pelir Salleh.

    Tak beberapa lama kemudian, isteriku pun bingkas bangun untuk pulang ke biliknya. Tapi ditarik tangan isteriku oleh Salleh untuk membentak agar isteriku tidur bersama-sama mereka. Isteriku tetap membantah dan meminta izin untuk berlalu.

    Salleh sempat mencuit cipap dan meraba puting tetek isteriku ala bergurau dengan ketawa kecilnya, manakala isteriku pula memukul manja batang pelir Salleh menandakan entah apa-apa makna yang tersirat dihatinya. Isteriku pun berlalu terus menuju ke biliknya.

    Rosni, turut bangun dan berjalan masuk kebilik air untuk bercuci. Sekembalinya dari bercuci, dia meniarap ditepi Salleh.

    “Abang ni betoi-betoi ganaih.. la.. dahsyat .. tau.. Okeh.. tapi, abang ingat janji abang… Birthday ayang lusa nanti… nak bagi ayang tidoq dengan si Dave.. tuhh…kawan abang yang benggali kaya tuh..” tuntut si Rosni dari Salleh.

    Salleh membalas dengan senyuman yang bermakna sambil merenung ke siling biliknya. Mungkin mengidamkan aksi ranjang dengan isteriku lagi. Jam di dinding menunjukkan sudah pukul 1.53 pagi.

    Mungkinkah.. Suhaimi akan perasan perubahan pada isterinya, fikir Salleh sambil memaling dari isterinya untuk melelapkan mata.

    Hatiku amat remuk dan redam bila MELIHAT perkara ini berlaku, lalu bermulalah suatu perjalanan pembalasan yang aku dan team aku rancangkan. Selanjutnya ikutilah kisah bagaimana aku mengetahui keseluruhan episod pemangsaan isteriku dengan Salleh dan kecurangan aku pula dengan Miss Chan.

  • Foto Ngentot Siswa panas Layla London diasramnya

    Foto Ngentot Siswa panas Layla London diasramnya


    1880 views

    Duniabola99.com – foto siswi yang lagi mengerjaain tugas Layla London diajak ngentot oleh pacarnya didalam kamarnya dan menembakkan sperma yang banyak kemulutnya.

  • Kisah Memek anaku melihat saya sedang kuda-kudaan

    Kisah Memek anaku melihat saya sedang kuda-kudaan


    4694 views

    Duniabola99.com – Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri undangan seminar sehari dari sekolah putri saya yang nomor satu. Temanya adalah mengenai pendidikan sex bagi para remaja. Memang menurut saya sdh harus ada suatu pendidikan sex bagi para muda mudi yang sdh duduk di bangku smu.

    Sebenarnya sex education itu sdh dari umur yang lebih kecil kita harus mulai memberikannya. Anak anak saya sdh sejak kecil kami memberikan pengetahuan itu yang sesuai dengan umur anak itu sendiri. Untungnya dahulu ketika anak anak masih kecil kecil, kami tinggal di negeri dimana sarana untuk pendidikan sex itu banyak. Dari buku buku bacaan, majalah, film ilmu pengetahuan di tv dll.


    Ketika masih SD anak-anak sdh mengenal perbedaan struktur tubuh pria dan wanita, bagaimana bayi itu terbentuk mulai dari pembuahan sampai menjadi bayi. Ketika sdh memasuki SMP, putri-putri saya sdh memahami secara biologi mengapa wanita itu mengalami mens dalam sebulan, hubungan sex pria dan wanita dapat memungkinkan terjadi pembuahan dan hamil.

    Putri-putri saya pun sdh pernah saya putarkan video bagaimana bayi itu lahir dan mereka melihat sendiri bagaimana bayi itu keluar dari memek. Pendek kata, mereka jauh banyak memahami sex education dibandingkan dengan teman teman seusianya.

    Sejalan dengan usianya yang terus bertambah, semakin hari pertumbuhan badannya pun terus terbentuk menjadi seorang gadis remaja dan saya merasa melihat diri saya waktu masih remaja, karena kemiripan dia dengan saya. Akhir akhir ini memang dia banyak memperhatikan saya dalam berpakaian dan berias wajah. Kadang kadang dia cukup berani dalam berpakaian, terutama dalam berpakaian pesta untuk menghadiri suatu acara.

    Beberapa kali saya sempat hadir ke acara pesta bersama putri saya ini, karena dia menggantikan suami saya yang tdk bisa hadir ke pesta. Dia selalu tampil cukup cantik dan terkesan begitu sexy dilihat dari usianya yang masih belia itu. Dia selalu mengimbangi saya.

    Putri saya ini juga tdk pernah protes dengan penampilan saya pada beberapa pesta, bahkan dia lebih sering memuji dan memberi saran. Kadang kadang sebelumnya dia menanyakan dahulu baju yang akan saya pakai malam itu karena dia ingin menyesuaikannya juga. Sampai sampai sering saya mendengar sedikit pujian dari rekan rekan saya yang hadir di pesta itu tentang putri saya yang satu ini. Kalau berjajar berdua di foto ada yang mengatakan tdk seperti anak dan ibu.

    Dalam berpakaian sehari hari justru kadang kadang saya sedikit yang memberi saran agar jangan terlalu berani dalam berpakaian karena Indonesia masih kuat adat timurnya, nanti bisa bisa ada pandangan yang berbeda bagi yang melihatnya. Saya pribadi sebenarnya tdk masalah, hanya saja kalau saya mengingat masa seusia dia, jadi ingin sedikit merem diri. Beberapa kali saya sempat melihat dia mau berpergian dengan blus yang cukup bagian dadanya terbuka dan tdk memakai bra.


    Saya selalu mengatakan, sebaiknya di hari biasa jangan berpakaian seperti itu, apalagi kalau mau pergi ke Mall. Saya tahu itu juga sebenarnya dia meniru saya juga dalam berbusana, kadang kadang saya sengaja tdk memakai bra dalam berpergian ke tempat tertentu, agar terliaht lebih cocok dan sexy dengan blus yang dipakai.
    Putri saya ini juga sering menemani duduk disamping saya ketika sedang berias di depan meja rias. Sambil bercerita kesana kemari, matanya terus memperhatikan saya yang sedang berias di depan cermin.

    Ini saya biarkan dia seperti itu, karena waktu seperti inilah saya bisa berkomunikasi dengan dia sebagai seorang anak dan ibu sekalian sebagai sesama wanita. Mungkin salah satu sebab mengapa dia senang duduk menemani saya berias adalah karena hoby dia yang senang mengumpulkan berbagai model bra maupun celana dalam, persis seperti saya yang senang mengkoleksi itu. Bra maupun panty yang saya miliki kebanyakan saya beli dari luar negeri dan banyak yang cantik cantik dan sexy kesannya. Setiap saya akan keluar negeri selalu dia minta dibelikan bra dan panty sebagai oleh oleh. Saya senang saja untuk membelikannya.

    Jenis bra yang saya koleksi memang berbagai macam design. Dari bentuk cup yang normal, 2/3, half cup dan sampai yang paling sexy 1/3 cup. Bra dengan cup normal adalah jenis bra dimana cup nya menutupi seluruh payudara, jenis 2/3cup adalah jenis bra dimana tdk menutupi seluruh payudara, 1/3 bagian atasnya terbuka, ini cocok untuk ketika memakai blus atau baju yang bagian dadanya cukup lebar dan ingin sedikit melihatkan bagian atas payudara dan belahannya sehingga terkesan sexy.

    Mungkin jenis ini yang paling banyak saya miliki. Bra dengan half cup adalah jenis bra yang hanya menutupi setengah payudara, bra semacam ini boleh dibilang hanya menutupi sampai sebatas nipple, sedikit bergeser saja nipple akan segera terlihat, ini jenis bra yang kedua banyaknya saya miliki dan kebanyakan tdk memiliki tali ke bahu, kalau mau memakai baju yang terbuka dari dada yang agak rendah sampai bahu dan ingin tampil lebih berani, saya memakai bra jenis ini. Kebanyakan dipakai pada saat mengenakan gaun pesta.

    Dan yang terakhir adalah bra dengan 1/3cup. Mungkin ini jenis bra yang paling sexy bagi saya. Cup hanya menutup bagian bawah payudara, mungkin dari pada dikatakan menutupi payudara lebih cocok dikatakan menyanggah payudara, karena praktis payudara tdk tertutup dan nipple jelas tdk tertutup. Lumayan banyak juga saya memilikinya jenis bra yang seperti ini. Biasanya saya memakai ini kalau ingin berbusana seakan nobra, tapi payudara tetap tersanggah.

    Saya punya kebiasaan ketika berias di depan cermin meja rias hanya memakai bra dan panty saja. Setelah selesai merias muka, baru saya memakai baju yang akan dipakai hari itu. Mungkin setiap kali putri saya menemani saya, dia selalu memperhatikan bra yang saya pakai. Bra yang selalu dia inginkan adalah bra jenis 2/3cup dan half cup bra dan dia sdh begitu memahami kapan saat saat menggunakan bra itu.

    Dalam acara tertentu putri saya ini memang cukup berani. Pernah dia meminta saya untuk membelikan bra jenis 1/3 cup, tapi belum berani saya belikan dia bra seperti itu. Saya hanya mengatakan bahwa nanti saja kalau dia sdh sedikit lebih dewasa saja.

    Kalau celana dalam atau panty, banyak sekali jenis dan model yang saya miliki, dari yang normal, mini dan sangat mini. Panty jenis sangat mini contohnya, bagian depannya begitu pas hanya menutupi bagian segitiga di atas selangkangan kaki dan selebihnya hanya terbuat dari bahan tali yang tipis. Putri saya sdh banyak juga memiliki berbagai jenis panty seperti ini dan semua oleholeh dari saya.

    Berikut ini salah satu pembicaraan saya dan putri saya ketika di depan meja rias beberapa hari setelah menghadiri seminar di sekolah putri saya.

    Kira kira seperti ini.

    mamwaktu mama ke sekolah itu, mama banyak yang muji loh.
    siapa yang muji? balas saya.
    ya teman teman ku lahterutama yang cowok,
    katanya mama tdk seperti mama ku, tapi kelihatan seperti tante aku kalau sedang berjalan dengan aku.
    terus mereka bilang memangnya umur mama kamu itu berapa sih kok masih terlihat cantik begitu?,
    gue juga mau kalau jalan sama mama mu kalau cantik begitu katanya.
    terus mereka aku marahin saja habis bicara tdk sopan begitu.memangnya apa mama ku!!gitu.
    tapi sebenarnya sih dalam hati aku senang sekali dibilang mama ku cantik.
    memang pinter ya papa itu dapat istri seperti mama, sdh begitu masih tetap mesra seperti yang masih pacaran saja, padahal kan sepertinya berdua begitu sibuk.
    aku suka jadi tdk enak kalau ketemu papa dan mama di rumah lagi bermesra mesraan, langsung saja aku ke kamar atau keluar rumah tdk mau mengganggu.
    pernah loh kata teman ku dia ketemu melihat mama dan papa di mall malam malam dan sdh seperti orang lagi pacaran saja..
    terus katanya malam itu mama begitu sexy sekali pakaiannya.


    Saya hanya tersenyum senyum saja sambil berias muka mendengarkan celotehan putri saya yang satu ini. Kemudian saya mengalihkan pembicaraan dia dengan menanyakan bagaimana dengan hasil rias wajah dan baju dalam yang saya pakai untuk hari itu.

    Dia kembali memuji muji saya lagi dan memberi saran hari itu saya memakai blus yang dia maksud, karena blus itu pasti pas dengan bra yang saya pakai hari itu katanya. Saya menurut saja hari itu kepada anak saya ini. Ketika saya berdiri di depan cermin kemudian dia menanyakan soal celana dalam yang saya pakai hari itu. Dia menanyakan apakah kalau mau sering memakai celana dalam yang mini seperti itu apakah selalu setiap hari merawat dan merapihkan rambut yang dibawah itu ketika mandi.

    Saya katakan bahwa harus setiap hari dirapihkan, dipotong sehingga terkesan tdk ada rambut yang keluar luar dari panty. Kemudian dia menanyakan apakah boleh rambut yang dibawah dipotong semua sampai licin. Saya katakan boleh saja, tapi nanti ketika mulai tumbuh lagi akan terasa gatal dan geli. Saya katakan cukup di tipiskan saja dan dibentuk rapih.

    Setelah rapih berpakaian kemudian saya tanyakan ke putri saya itu, mendengarkan komentarnya.

    Nahgitu mam, cantik sekali hari ini dan sexy,
    iya..kancing yang di dada dibuka sajakan jadi kalungnya kelihatan indah di dada.
    papa itu tdk khawatir ya sama istrinya yang cantik begini kalau lagi di luar.
    papa kamu itu orang yang paling mengerti dan menyayangi mama, jadi ya percaya dong sama mama, jawab saya.

    Kira kira begitulah pembicaraan saya dan anak saya pagi itu.

    Kembali kemasalah sex. Ketika saya seumur putri saya, saya sdh sering melakukan onani dengan cara menggesek gesekkan ujung bantal ke memek bahkan dengan memakai jari sebelum mau tidur. Atau diam diam menonton video porno.

    Saya tdk tahu persis dengan putri saya ini. Tapi saya rasa dia sdh mengenal onani dan menikmatinya kadang kadang. Pernah suatu pagi karena ada suatu keperluan, saya masuk ke kamar putri saya ini, dan karena masih begitu pagi, pelan pelan saya buka pintu kamarnya dan ternyata tdk terkunci. Ketika saya intip terlihat putri saya ini tidur hanya dengan celana dalam yang tipis sekali dan sedang mengapit bantalnya di selangkangan kakinya. Kalau film porno, dia sendiri mengaku ke saya pernah beberapa kali melihatnya.

    Sesekali waktu saya sering mengajak putri saya ini untuk mandi bersama. Karena masih ada kebiasaan waktu tinggal diluar negeri, saya mengajak dia mandi berendam air hangat. Pernah sekali ketika sedang berendam di bak mandi berbincang bincang soal tubuh wanita dan sedikit soal sex dan juga soal film video porno. Ketika suasana sedang hening tanpa pembicaraan dan anak saya sedang menggosok punggung saya dengan busa khusus yang sdh penuh dengan sabun, dia dengan sedikit agak ragu mengatakan sesuatu ke saya. Seperti ini kira kira pembicaraanya;

    mam.aku mau bicara sesuatu.tapi jangan marah ya.
    apakok ragu ragu gitu bicaranya. jawab saya.
    aku pernah lihat mama dan papa sedang,
    lihat apa?.sedang apa? kembali saya menjawab.
    benar ya.jangan marah.,
    iyaiya.kok rahasia rahasia begitu. jawab saya.
    aku pernah lihat mama dan papa sedang berhubungan sex dikamar.

    Saya sedikit terdiam dan kemudian teringat akan suatu kejadian yang sdh agak lama.

    oh iya.kapan? saya menanyakan kembali dengan nada biasa saja ke anak saya itu.
    mama tdk marah.sama aku?
    tentu tdk sayang.terus bagaimana setelah melihat kesannya kembali saya bertanya.
    aku terkesan.begitu indah dan terlihat mama dan papa begitu menikmati, terutama mama wajahnya terasa begitu gimana gitu, susah aku bilangnya.
    pertama kali aku melihat wajah mama yang seperti itu..
    beda sekali dengan film video yang sepertinya gimana gitu tdk ada indah indahnya
    sayang.hubungan sex suami istri itu memang sesuatu yang indah, tdk seperti film porno yang mungkin terkesan arogan dan vulgar, karena dikedua hatinya ada suatu hubungan cinta jawab saya.
    dan sex itu adalah suatu hal yang alami bagi manusia kata saya.
    mam.apa kalau sedang berhubungan dengan papa itu mama juga memeknya basah?..
    aku kalau sehabis nonton film porno suka terasa memeknya basah seperti lendir begitu.
    ketika sehabis ciuman dengan pacarku juga kadang kadang terasa basah.
    sayangkamu tentu sdh tahu kan apa itu onani.apakah kamu juga suka melakukan itu? giliran saya bertanya ke dia.


    Awalnya ragu menjawabnya tapi kemudian dia mengaku,

    kadang kadang kalau mau tidur setelah itu memang basah memekku.
    sayang.itu suatu hal yang normal, kita wanita kalau terangsang sexualitasnya akan mengeluarkan lendir seperti itu.

    Ketika mama dan papa berhubungan sex tentu saja lendir itu keluar dan basah. Tapi setiap wanita berlainan, ada yang banyak dan ada yang sdikit keluarnya begitulah saya menjelaskannya.

    yang penting kita wanita harus selalu menjaga kebersihan memek kita dan selalu harus higenis. Segera harus membersihkannya setelah itu, saya meneruskan penjelasannya.

    Setelah itu sepertinya putri saya ini puas dengan jawaban saya dan setelah beberapa menit kemudian kami selesai dari mandi.

    Mengenai kejadian putri saya melihat saya dan suami sedang melakukan hubungan sex itu, sebenarnya saya mengetahuinya, hanya saja saya tdk sempat menanyakan kembali akan hal itu karena takut nanti dia menjadi ada perasaan bersalah dan trauma. Saya selama ini hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk menanyakannya.

    Jadi kejadiannya adalah, ketika malam itu kami sekeluarga sedang ada di rumah. Setelah makan malam dan istirahat sebentar, kemudian saya dan suami ke ruangan renang dan kami berenang di sana. anak anak ketika itu sedang ada temannya di halaman luar dan mereka sampai agak malam berada di sana.

    Tapi setelah itu saya mendengar teman temannya pulang dan anak anak segera ke kamar tidurnya masing masing. Padahal waktu itu sempat saya ajak untuk berenang juga, tapi putri saya yang kecil katanya malas dan mau tidur saja, dan putri saya yang tertua ini tdk mau juga karena katanya kepalanya agak pusing mau tiduran juga di kamar katanya.

    Lama juga saya dan suami berada di kolam berenang, sempat juga kami duduk duduk di tepi kolam berbincang-bincang. Ketika kami selesai berenang, waktu sdh larut malam dan suasana sdh begitu sepi dan perkiraan kami anak anak juga sdh pada tidur.

    Sebelum meninggalkan ruangan kolam renang, saya melepaskan bra renang dan celana renang, dan hanya menggunakan baju handuk, suami pun saya suruh buka celananya dan mengenakan baju handuk juga. Kemudian baju renang saya bawa ke tempat pakaian kotor. Sebelum menuju kamar tidur kami mampir dulu ke dapur dalam yang biasa hanya saya saja yang memakainya. Maksudnya mau membuatkan minuman untuk saya sendiri dan suami untuk dibawa kekamar tidur. Ketika minuman hampir jadi, suami dari arah belakang tangannya menggerayangi saya dan saya biarkan saja seperti itu.


    Kemudian sebagian baju dia singkap dan badannya merapat tepat di bagian belakang saya. Kedua tangannya terus menerus menggenggam dan memainkan payudara saya. Karena saya juga menjadi terangsang, kemudian refleks saja kedua kaki saya renggangkan sehingga selangkangan kaki terbuka agak lebar. Setelah itu sdh terbayang oleh saya, suami menekankan penisnya dari arah belakang dan dengan mudah masuk kedalam saya.

    Tapi ketika baru beberapa kali suami menggerakkan pinggulnya, saya merasa kurang nyaman di dapur, jadi saya dengan berbisik ke dia minta pindah tempat saja di kamar. Dia tersenyum saja dan segera dia menggendong saya menuju kamar tidur, sementara kedua tangan saya membawa minuman yang baru dibuat tadi. Ketika masuk kamar mungkin suami kurang rapat menutup pintunya karena hanya dengan kakinya saja dia menutup pintu dan tdk dikunci seperti biasanya.

    Baru saja saya meletakkan minuman di meja dekat tempat tidur, suami segera melepas saya dari gendongannya dan langsung saya jatuh terlentang di tempat tidur. Waktu itu saya masih ingat, suami segera membuka kaki saya lebar lebar dan mukanya segera membenamkan diri di selangkangan kaki, setelah itu dia begitu menggebu gebu menikmati memek saya dengan lidahnya. Saya juga menjadi terangsang sekali karena lidahnya yang bergerak gerak di memek seperti sesuatu mahluk hidup yang bergerak gerak kesana kemari. Setelah itu saya sdh tdk ingat lagi apa yang terjadi, kami berdua begitu menggebu gebu malam itu dan yang terasa hanya suatu nikmat yang sulit dikatakan.

    Sampai ketika saya dan suami sedang dalam posisi sama sama duduk di tempat tidur dan saya berada di pangkuan suami. Pinggul kami berdua saling bergerak berirama dan sdh dalam pertengahan kenikmatan yang begitu dalam. Suami duduk membelakangi pintu kamar, walaupun tdk tepat dibelakang dia, jadi agak kesamping. Sedangkan saya bisa dengan leluasa melihat ke arah pintu.

    Ketika ada kesempatan mata saya melihat ke arah pintu, segera saya sadar pintu tdk terkunci dan terbuka sedikit, yang lebih terkejut lagi saya melihat ada sepasang mata yang mengintip ke arah kami. Segera saya mengenali yang mengintip itu, karena lampu di kamar lebih gelap dari pada di luar. Putri saya yang pertama ini yang sedang mengintip kami. Sempat saya bingung harus bagaimana sikap saya. Tapi yang penting untuk sementara waktu jangan sampai suami menyadari tingkah saya, sehingga saya tdk berhenti dan terus menikmati gerakan suami. Tdk biasa biasanya putri saya ini melintas ke arah kamar tidur kami kecuali dia ada suatu keperluan dengan kami.


    Saya tdk ingin putri saya ini sadar bahwa saya sdh mengetahuinya karena khawatir nanti dia merasa punya perasaan bersalah dan akan dimarahi karena mengintip orangtuanya yang sedang melakukan hubungan sex, dan bisa menjadi hal yang membuat dia trauma pada jiwanya, dan tdk ingin anak ini kelak mempunyai anggapan bahwa sex sesuatu yang tabu.

    Entah sdh sejak kapan dia mengintip kami, yang pasti sdh dari beberapa saat sebelum saya sadar. Akhirnya dalam hati saya memutuskan untuk membiarkan dia mengintip kami. kemudian saya kembali berkonsentrasi dengan apa yang sedang saya dan suami lakukan, apalagi saya sdh tdk bisa bertahan terlalu lama lagi karena sdh begitu terangsang. Tdk lama kemudian suami merebahkan diri terlentang dan membiarkan saya duduk diatas dia, saya sdh tdk menghiraukan putri saya yang mengintip itu. Sampai akhirnya suami mencapai klimaks dan kemudian saya menyusul mencapai klimaks juga.

    Saya merebahkan diri di dada suami dan sedikit mencuri pandang ke pintu, terlihat tdk lama kemudian putri saya ini perlahan lahan menutup pintu dan meninggalkan ruangan kami. Belakangan baru saya beri tahu suami bahwa anak kami telah mengintip kami ketika berhubungan sex. Suami sempat kaget juga dan terlihat wajahnya agak khawatir. Tapi kemudian saya menenangkan dia, biarkan soal ini saya yang akan mengurusnya.

    Memang setelah itu saya berusaha mencari kesempatan waktu yang tepat untuk menanyakan akan hal ini, tapi belum belum juga karena belum ada waktu yang tepat agar putri saya juga tdk merasa terlalu bersalah. Tapi ternyata ketika mandi bersama dengan putri saya ini, justru dari dia sendiri yang mengaku dan mau menceritakannya walaupun awalnya kelihatan agak ragu ragu untuk bercerita.

    Saya merasakan putri saya yang tertua ini setahap semangkin dewasa saja.

    Putri saya ini sekarang ini sdh semakin terlihat menjadi seorang gadis, liku liku bentuk tubuhnya sdh mulai terlihat, payudaranya sdh cukup indah, pinggang dan pinggulnya juga sdh terlihat indah, sehingga apabila berpakaian yang sedikit berani terlihat sexy. Saya merasa semakin tersaingi saja rasanya.

    Pernah sekali suami saya mengatakan kepada saya bahwa dia ingin membuat foto yang sedikit sexy atau semi nude putri kami ini, dan suami minta saran kepada saya. Saat itu saya katakan jangan dulu, karena dia belum siap akan hal itu dan takut ada salah pengertian, tunggu saja sampai dia sedikit lebih dewasa lagi.

    Sebenarnya saya memahami suami, dia bukan punya pikiran yang aneh aneh. Dia hanya ingin memotret suatu keindahan wanita, mungkin itu jiwa seninya dia. Seperti halnya lukisan wanita yang nude, bukan berarti itu porno, tapi suatu ekspresi menampilkan keindahan wanita. Suami juga ingin membuat foto saya bersama putri kami ini, dan tentu saja yang berkesan keindahan tubuh wanita.

    Akhir akhir ini memang kadang kadang suami minta putri kami untuk dia foto dengan suasana seakan seorang foto model di foto, tapi tentu dengan pakaian biasa tapi bernuansa keindahan wanita.

    Mungkin suami bermaksud dengan cara perlahan lahan seperti ini, putri kami ini akan mulai memahami maksud kami.