Author: dbgoog99

  • Foto Bugil Si pirang muda Tegan Jane mengungkap payudara dan putingnya yang tegak

    Foto Bugil Si pirang muda Tegan Jane mengungkap payudara dan putingnya yang tegak


    1995 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik berambut pirang bugil diatas meja kaca dan memamerkan memeknya yang berbulu dan memeknyayang tembem.

  • Kisah Memek istri hamil minta ml dua lelaki

    Kisah Memek istri hamil minta ml dua lelaki


    2436 views

    Duniabola99.com – Telah 3 tahun saya dan istri saya menunggu hasil bahwa istri saya hamil, saya langsung membawa dia untuk periksa katanya sudah telat 2 bulan dan tentunya kabar yang sangat gembira buat saya, karena ini pertama kali saya menjadi bapak, istriku sudah sempat meminta beliin ini itu, saya rasa dia sudah ngidam, sempat meminta untuk memanjat kelapa juga meminta air degan yang masih segar langsung dari pohonnya.


    tapi permintaan kali ini amat aneh sekali & bikin saya terperanjat bingung bagaimana memenuhinya.

    Ketika kami asyik tiduran di kamar tiba tiba istriku bicara pelan :

    Mas sesungguhnya saya ini ngidam sesuatu yang agak aneh mas tetapi takut ngomong sama mas. Pasti naik pitam tetapi nggak tahu saya pusing banget, ngidam yang satu ini kayaknya semestinya dapat jadi beneran ..

    Ngidam apa sih sayang kalau dapat saya cari ya tentulah saya cari..Kata saya sambil baca koran.

    Bener nih gak naik pitam Mas..tetapi saya sesungguhnya gak mau tetapi entah sampe terbawa mimpi mas. Aneh banget. Saya ngidam ini mas…Angel istriku menyodorkan cakram dvd.

    Hmmmm apa nih ma

    hihihihihihihihi jadi pengen bercumbu nih

    kalau ngidam begini gampang…mas sekarang pun ok ok aja….Kata saya senyum senyum sambil menyalakan film bokep tersebut di player.

    Rupanya film tentang cewek disetubuhi rame rame.

    Wah masa pengen bercumbu rame rame beginiwah kau dapat aja Kata saya sambil asyik nonton film horny tersebut.

    Sambil tertunduk istriku berkata pelan2

    itu persoalannya saya sering mimpi disetubuhi sama cowok cowok ganteng yang berbatang besar gitu mas, aneh ya..apa saya ini telah sinting tetapi setiap saya tidur, mimpi itu langsung berputar di kepalaku.

    Sungguh saya kaget bukan main. Ini tak main main..ngidam model apa ini !

    Nggak ah !! gimana sih kau jangan bercanda Ngel..Teriakku naik pitam marah.

    Istriku menundukkan kepalanya sambil menangis.

    Habis saya memang kepengen gimana hayo

    Permintaannya memang sinting & bikin pusing kepala, sengaja 2 pekan ini saya biarkan. Akibatnya ia menangis tiap malam, saya sama sekali tak diajak bicara.

    Saya bener bener penasaran sesungguhnya yang ia inginkan detailnya bagaimana sih.

    Dik…ok ok…gini gini…sesungguhnya kau inginnya bagaimana sih sayang hmmmmm….

    Sambil masih menangis istriku berbicara tersendat sendat

    saya sesungguhnya Hanya ingin di gosok gosok aja kok mas, gak masuk beneran, Hanya penasaran aja gimana rasanya..bener gak masuk & lagi kan ia nanti pake kondom. Ia nanti juga gak meluk Angel.. boleh ya mas…Istriku kembali menangis.

    Kepalsaya benar benar pusing.Jelas saya tak terima istriku disetubuhi laki laki lain, sinting apa…!! Memang sih tak sampai masuk, tetapi kan nempel juga.

    Terpikir olehku mending saya cerai saja, tetapi menceraikan istri ketika hamil jelas jelas gak bener juga.

    Lisin temanku yang juga temannya Angel mengerti kesulitanku.

    Mat, itu memang permintaan gila, eh sorry saya gak bilang istrimu gila…tetapi itu permintaan yang lain dari pada yang lain.

    Terus saya semestinya gimana Sin masa saya semestinyacarikan gigolo wah..sinting apa !!

    Emosiku meledak ledak.

    Atau kau mau bantu Sin …saya tahu kau bersih tetapi aaahhhh gila, saya gak dapat memandang istriku disetubuhi orang lain.

    Tenang Mat, kan gak bercumbu beneran, hanya nempel saja…mungkin gak terlalu parah sih…& pake kondom lagi, cukup aman. Mungkin istrimu hanya ingin merasakan gosokan di klitorisnya.Lisin berupaya meredam kemarahanku.

    Beberapa hari saya tak dapat tidur, alhasil saya bulatkan tekadku, ok lah gak papa, semoga itu hanya keinginan di depan aja, nggak bener bener. Saya tahu karakter Angel, ia memang menggebu gebu di depan tetapi kalau di seriusin biasanya gak jadi, semoga saja.

    Dik…ok kita carikan cowok yang bersih ya..trus semestinyaberapa orang satu aja kan hah tiga !! kita coba 1 orang dulu aja gimana ok ok dua orang aja Kata saya berupaya merayu.

    Angel bersikeras meminta 3 orang..ini membuatku pusing tujuh keliling. 3 orang tak main main. Saya kawatir berdampak di kehamilannya, kalau keguguran gimana

    Sebab itu ia kan belum pernah mencoba bercumbu dengan lebih dari satu orang atau apa itu namanya threesome & sebangsanya..

    Sebab saya tak dapat mencarikan saya serahkan sendiri ke Angel untuk mencari. Saya menyerah…terserah dialah..asalkan ia semestinya yakin kalau cowok cowok itu bersih..sebab itu saya yakin ia Hanya ingin di depan aja, nggak bakalan beneran.

    Semula ia tak mau, alasannya dimana & bagaimana mencarinya.

    Tiga hari berlalu, saya tiduran sambil mengelus elus perutnya yang masih belum kelihatan hamilnya, Angel berkata pelan

    Mas…saya telah dapat..saya ajak si Lisin, sama Alex aja, mas kan juga kenal kan

    Lho…saya kapan itu sempat meminta tolong Lisin, ia gak enak katanya, tetapi kalau ia dapat bantu ya gak papa, saya lumayan percaya sama dia, tetapi kau bener bener gak masuk kan saya terus terang amat keberatan kalau terjadi coitus.

    Hanya gesek gesek aja kan Angel menggangguk angguk kan kepalanya Hanya gesek gesek klitoris aja tetapi sampe saya orgasme ya mas.

    Malam harinya saya diskusi dengan Lisin & Alex Saya hanya membantu saja Mat, jangan kuatir, gak bakalan masuk, saya hanya menggesekkan batangku saja, Alex juga telah setuju dengan rencanaku.Kata Lisin.

    Segera saya siapkan tempat tidur, rencananya saya hanya duduk di sebelahnya selama Angel dirangsang. Semoga saja tak terjadi hal hal yang tak saya inginkan, sungguh saya berharap ketika cowok cowok ini telah siap, Angel membatalkan rencananya.


    Angel muncul dengan memakai black lingerie dari La Zenza. Puting susunya yang merah muda membayang di balik bra tipis, Sementara stocking hitamnya yang berenda menempel lekat di pahanya yang mulus. Ahhh istriku memang menawan….dadsaya bergemuruh sebab cemburu.

    Lisin & Alex terpaku menatap istriku, mereka tampak sungkan dihadapanku. OK lalu saya semestinya bagaimana Tanya saya memecah kebekuan.

    ummmm…umm, kalau dapat mas jangan disini dong..saya malu, gimana kalau mas di kamar sebelah aja. Saya gak lama kok…kan hanya menggesek gesek aja gak lebih….kata istriku. & lagi nanti mas kan dapat memandang dari video yang mas buat.

    Nanti saya akan bener bener jaga Mat..Kata Alex pelan.

    Saya letakkan camera video di meja sebelah tempat tidur. Kemudian sambil berjalan ragu saya berlalu ke kamar sebelah. Sekilas saya memandang Alex menurunkan celana panjangnya.

    Di kamar sebelah saya tiduran di tempat tidur dengan galau, 5 menit berlalu, saya mendengar suara lirih rintihan istriku yang berulang ulang. 10 menit berlalu…..

    Kemudian terdengar derakan tempat tidur yang bergoyang goyang, sedikit terdengar jeritan istriku…mungkin ia orgasme..

    Ahh.. hatiku dibakar cemburu yang luar biasa. Kupukul dinding berkali kali sebab saya menyesal mengapa menyetujui keinginan istriku. Sungguh bodoh…!!

    20 menit berlalu….mengapa mereka lama sekali kembali terdengar rintihan & jeritan panjang istriku. Derakan tempat tidur terdengar bertambah keras.

    30 menit…saya tambah galau..mengapa lama sekali…45 menit…

    Tiba tiba pintu kamarku terbuka, Angel berjalan pelan masuk menyerahkan camera video. Tali lingerie yang kiri terlihat putus sehingga buah dadanya yang ranum menyembul keluar.

    Mas lihatnya nanti aja ya sesudah Lisin & Alex pulang…takut kalau mas marah. Nanti malah ribut…Angel berkata pelan sambil menyeka keringat di lehernya.

    Saya lihat Alex & Lisin masih menarik celananya ke atas. Di lantai saya lihat 2 kondom terisi penuh sprema Hhhh…saya menghela nafas…kalau mereka sampai ejakulasi tentu tak hanya sekedar menggosok klitoris…

    Mat…eeee..tadi..eeee maksudku begini…eeeeAlex tampak kikuk menjelaskan.

    Ok…ok…kalian pulanglah…tak perlu dijelaskan, saya dapat lihat dari filem ini kan thanks telah merepotkan. Kata saya dengan berjalan menuju televisi. Saya tak sabar ingin segera menontonnya.

    Sesudah mereka keluar & Angel menutup pintu depan, ia berjalan & duduk disampingku sambil berbisik ,

    Mas nanti jangan naik pitam ya…mungkin adegannya agak berlebihan… tetapi dilihat aja dulu mas…

    Saya diam saja sambil menyalakan TV. Adegan dimulai dengan Alex & Lisin melepas celana panjangnya. Terlihat istriku duduk di tempat tidur. ok sekarang kita semestinyabagaimana Ngel Suara Alex terdengar tak terlalu jelas.

    ummm kalian tiduran aja, nanti saya duduk diatas kalian, gak papa kan tetapi kalian diam aja lho tangan kalian jangan lari kemana mana…eh jangan lupa pake kondomnya…Alex mulai rebahan di tempat tidur sementara Angel istriku perlahan mulai menaiki tubuh Alex.

    Hmmm saya yakin Alex terangsang berat, terlihat batangnya telah menjulang tinggi padahal masih belum apa apa.

    Sekilas Angel memandang camera, kemudian dengan posisi woman on top , tubuhnya perlahan bergoyang maju mundur. Lisin duduk terdiam sambil memandang istriku.

    Dada saya bergemuruh, tubuhku menggigil memandang istriku memejamkan matanya, saya cemburu sebab Angel berupaya mencari kenikmatan dengan batang Alex. Goyangan Angel bertambah cepat dengan diiringi suara rintihan pendek pendek. Lisin kau siap siap dongBisik istriku.

    Kemudian tubuh istriku berpindah ke atas tubuh Lisin. Terlihat batang lisin amat besar, lebih besar dari milikku. Kembali Angel bergoyang di atas batang Lisin, kali lebih cepat. Rintihan dari mulutnya makin keras. aaahhh nikmat masmaaf ya masaaah nikmat mas

    Tampaknya Alex & Lisin turut terangsang, tangannya mulai bergentayangan ke payudara istriku yang bergoyang indah, berulang kali Angel menepisnya. Kali ini Lisin turut menggerakkan tubuhnya naik turun. Kurang ajarsaya khawatir batang Lisin masuk ke dalam memek istriku.

    Tubuh Angel makin bergetar. Lenguhannya makin keras. Rintihan histerisnya membuat diriku gemetar. Angel mengayunkan tubuhnya ke depan & kebelakang menyebabkan rambut panjangnya terlempar kesana kemari. Gerakan tubuhnya makin liar.

    Tiba tiba kulihat jemari Angel mengarah ke sela sela pahanya, rupanya ia ingin menggenggam batang milik Lisin. Sesuatu kejadian yang tak kuduga terlihat didepan layar. Angel memasukkan batang Lisin ke dalam vaginanya !!

    Ohhh..saya nggak kuat please saya gak kuatmasuk yaAngel merintih.

    Ahhh jangan Ngel..jangan ! Lisin berupaya melarang tetetapi nafsu mengalahkan suaranya.

    & batang besar Lisin perlahan memasuk memek istriku yang licin merekah. Wajah Lisin tampak kebingungan dengan berkali kali menghadap ke camera seakan meminta maaf bahwa itu bukan kehendaknya.

    Saya panik memandang apa yang ada didepan layar, sementara Angel istriku tertunduk merasa bersalah disebelahku.


    Ngekkenapa semestinya masuk Ngelkau sendiri yang janji untuk tak coitusgimana sih Ngel

    Saya kembali memandang ke layar. Batang Lisin yang besar tampak keluar masuk dengan cepat. Sesungguhnya meskipun hatiku cemburu tetapi pemandangan didepanku amat menggairahkan. Lekuk tubuh istriku benar benar sexy & menggairahkan. Gerakan Angel yang naik turun menyebabkan tempat tidur berderak derak. Rupanya ini yang tadi terdengar dari sebelah.

    Lisinkurang cepataaahhh lebih dalam dong.. aakhhTangan Angel meremas kuat sprei.

    Alex yang ada disampingnya berdiri & sepertinya berbisik ke istriku. Yang kulihat istriku hanya mengangguk angguk.

    Alex berjalan mengambil kondom di meja rias kemudian perlahan berjalan ke belakang istriku. Lisin masih sibuk memompa, sementara Angel lemas merebahkan tubuhnya ke dada Lisin. Dengan tenang Alex mengolesi anus istriku dengan pelicin. Apa yang akan ia lakukan

    Perlahan Alex mengarahkan batangnya ke anus istriku, sambil meremas pinggul & pantat, ia tekan batangnya memasuki anus istriku. Sinting !! saya benar benar shock memandang ini. Kulihat Angel sama sekali tak protes bahkan wajahnya tampak menikmati.

    Aaaaapelansakit..!!…pelan pelan

    Dalam sekejap batang Alex yang tak terlalu besar telah masuk semua sampai ke pangkalnya. Tak lama kemudian batang Lisin & Alex bergerak mempompa bergantian.

    Rintihan Angel makin keras, lenguhan panjang & pendek membuat kedua laki laki itu bertambah cepat bergantian mengayunkan batangnya. Memek istriku mencengkeram erat setiap hentakan & tarikan batang Lisin. Sementara Alex berulang kali menepuk pantat istriku…amat menggairahkan !

    Saya terpesona memandang kondisi istriku saat itu. Disebelahku Angel pun terpaku memandang dirinya sendiri di layar TV. Derakan tempat tidur semakin cepat bergantian dengan jeritan pendek istriku, menahan kenikmatan. Angel mengimbangi pompaan dua pria itu dengan goyangan & geliat pinggulnya.

    Angel benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggapai kepuasannya. Bermenit-menit telah lewat, gerakan mereka tak nampak mengendor. Saya yakin Angel mendapatkan multi orgasme. Mungkin orgasme beruntun yang amat panjang. & ia belum akan berhenti. Kepalsaya makin lama makin pusing memandang layar. Semuanya terasa bergoyang.

    Dalam keadaan telanjang & mengkilat sebab keringatnya, istriku menggelinjang, menciumi dada berbulu Lisin. Sungguh sebuah pemandangan yang amat mendebarkan & amat erotis. Tak heran dengan cepat Alex & Lisin mengalami ejakulasi

    Ngellllsaya keluar.!! TEriak Alex. Dengan cepat Lisin mengikuti

    Saya jugaaaa!!!Lisin tak mau kalah.

    Tak lama kemudian kedua laki laki itu menggelepar di sebelah istriku. Dada istriku naik turun menahan nafasnya yang memburu.

    Lisintolong masukkan lagi pleasesaya belum puas

    Lisin bangkit kembalihmmm rupanya ia masih kuat.

    Lepas kondomnya Di..gak usah pake…panas..ayo cepet !

    Saya terkejut, bagaimana mungkin istriku mengijinkan Lisin menyetubuhinya tanpa kondom. Dengan segera Lisin menghunjamkan batang raksasanya ke memek istriku dalam dalam. Matsaya mendadak kabur…

    Saya memandang Angel disebelahku…,

    Dek…sesungguhnya kau ini nyidam apa enggak sih kok jadi begini ceritanya

    Angel masih tertunduk,

    Maaf mas…maafkan aku…sesungguhnya dulu sebelum menikah dengan mas, kami telah sering main bertiga..Bisiknya.


    Saya memandang kembali ke layar kaca kembali, tampak sekarang Alex memuncratkan spermanya ke mulut istriku. Kepala saya tambah pusing.

    Jadi selama ini kalian berakting didepanku

    Ok Ok sekarang panggil mereka…cepat panggil mereka lagi !! jadi adek nggak nyidam kan

    sesungguhnya ! …saya mau kalian bercumbu lagi di depanku ! langsung ! tetapi saya juga ikutan main !! Teriakku ke istriku.

    Kita main ber empat ok ! & saya mau nonstop sampe pagi ! Sekaraang !

    Istriku memandangku dengan takutkemudian perlahan mengangkat HPnya.

    Kepala saya rasanya ingin pecah. Jadi istriku selama ini selalu bercumbu bertiga dengan mereka kenapa saya tak curiga selama ini seharusnya saya telah curiga ketika Angel telah tak perawan di malam pertama. Seharusnya saya curiga ketika Lisin & Alex berseia mengantarkan istriku ke Surabaya kapan itu.

    Aaaaaarrrgghhhh !!!! sungguh bodoh diriku !!!

  • Senangnya Kisah Seks Hidupku

    Senangnya Kisah Seks Hidupku


    2591 views


    Aku mengenal yang namanya wanita sejak kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe.. dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni “susu”-nya, dan terkadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya.

    Dan saat aku duduk di bangku kelas satu SMP, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai sambil mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol.. tapi kuakui itu.

    Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi.

    Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini.. begitu.. dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi. Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, setelah dia mandi dan masuk kamar.

    Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin. Ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik, banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. Tanpa terasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya.

    “Hkk.. nngg..” kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan batang kemaluanku dan menarik-nariknya. Ahh.. kutarik napas lega dan kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan.

    Semenjak saat itu, aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang, hohoho.. penjahat kelamin?

    Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola).

    Hohoho.. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk, sakit memang, tapi toh ada manfaatnya, hehehe. Jadi, aku berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB, hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu SMU dengannya, dan satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.

    Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan aku berhasil mencium bibirnya, eh.. enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama, hahaha.. bergetar.. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan kemaluanku ke guling, membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh.. ahh.. ahh.. kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, dan kuajak dia berputar-putar keliling kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan sopirku.

    Akhirnya aku mendapat “SIM-beli” setelah merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku. Dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa menikmati tubuh kekasihku, daripada hanya bibirnya, lagipula batang kemaluanku menuntut terus tiap waktu.

    Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan raya, eh.. dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagus.. oke. Beberapa hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam Minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol Surabaya-Gempol.

    Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh.

    Jadi kugesek-gesekkan saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat memberi wanti-wanti, “Ray.. jangan cerita-cerita okay?” Oh.. tentu tidak dengan menggunakan namanya dan namaku yang asli, hohoho.

    Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak, jadi aku pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya. Mmm.. enak sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil dan dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2.

    Saat itu aku mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, dan karena aku anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat “sakauw”. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagipula Enni sama sekali tidak tahu aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang merosot 23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu. Toh dia percaya.

    Suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, dan kemudian seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih bersyukur saja karena kaca mobilku gelap, hehehe.. jadi, kubuka baju dan behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya seperti biasa, sambil sesekali meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, dan ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih saat kusentuh kemaluannya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang wanita di depan mataku, bentuknya indah sekali, berbeda dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku bertanya-tanya.

    “Aku tahu bagaimana membuatmu enak..”

    bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, dan kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku, “Ahh.. hahh.. ahh..” aku juga semakin bernafsu, persis seperti di film, pikirku saat itu.

    Hanya saja, untuk menjilat aku belum berani, jijik. Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat, “Ahh.. ahh.. khh.. hh..” Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya. “Aaahh..” kurasakan tanganku sangat basah, pahanya bergerak-gerak membuka dan menutup. Aku pun menghentikan tanganku sejenak, melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah. Eh.. dia malah berkata, “Gantian, Aku ingin lihat punya kamu!” Oh God, hahahaha.. sure, dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku.

    Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang dan bergerak-gerak di depannya. “Duduk..” kataku sedikit memerintah. Kugamit jemarinya dan kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tapi dia diam saja, “Salah.. Begini loh!” kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya, dan.. damm it! it feels soo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menarik-nariknya, enak.

    Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok bibir kemaluannya, “Ahh.. hh.. uhh.. ahh..” kami mengerang dan mengeluh bersamaan, kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar. “Ahh.. mm.. hh.. ahh.. enak sekali..” kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya dan akhirnya spermaku keluar mengenai sandaran kursi.

    Kami terdiam sejenak, melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh..” kudengar ia berkata dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang.

    Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yang sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra Inggris).

    Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan mungkin karena kenangan berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas kemaluannya dari lapisan celana ketatnya.

    Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya, memainkan liang kemaluannya di jariku, membuat nafasnya memburu dan terengah-engah, “Ahh.. ahh.. uh.. ngg..” aku merasakan nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di batang kemaluanku yang menegang hebat.

    Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis, aku bingung. Lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melewati kepalanya, “Ahh.. uhh.. argg..” kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang kemaluannya dari balik baju kami. Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya di payudaranya, merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu.

    Kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi dan kuraba kemaluannya yang basah. Pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, dan kubuka celanaku cepat-cepat.

    Kurasakan paha telanjangnya menekan batang kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku dan memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh.. ahh.. ahh..hh..” akhirnya kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan batang kemaluanku di liang kemaluannya. “Ahh.. gila.. kenikmatan ini.. ahh..” kudengar ia menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas dan ke bawah, ahh.

    Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merasakan tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas dan ke bawah, “Ahh.. ahh..” ke samping ke depan, “Aahh.. ah.. ah..” merasakan setiap kenikmatan gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping, “Ahk.. ahk..” Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku melewati dan membasahi permukaan perutnya, Ahh.. hah..” nafasku terengah-engah penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku. Pantatnya menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh.. nikmatnya..” baru kali ini kurasakan nikmatnya melakukan petting.

    Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. “Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..” Aku mengangguk. Dan itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku.

    Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di Lawang. Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orangtuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan melakukan petting. Namanya juga cinta pertama.

    Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah sangat jauh sekarang. Ahh Enni, selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya Januari 2000, kami melakukan petting lagi di sebuah wisma di kota dimana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum menemuinya lagi.

    Mungkin kalau ketemu.. hohohoho.. ah, kekasihku, cintaku. Tapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting, woah.. what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu wanita.

    Hampir dua kali seminggu aku melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat dan aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh.. aku kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena ditinggal teman-temannya ke diskotik.

    Wah.. lagi-lagi aku beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu dan ternyata si gadis itu masih PERAWAN! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho.. dalam keadaan “fly” mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta hahaha.. dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam keadaan bingung. Jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya.

    Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya, hahaha, lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan, hehehe.. dan enak gila, jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggungjawab. Bajingan? okeh, terserah.

    Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggungjawab. Hohohohoho.. sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka. Caranya.. hohoho.. nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi kupostkan.

  • Kisah Memek Ngentot Ibu Bos Di Kantor

    Kisah Memek Ngentot Ibu Bos Di Kantor


    4213 views

    Duniabola99.com – Sebuah Kisah Memek bercinta dengan bos atau atasan di ruang kerja sebuah kantor. Bos wanita yang bernama Ibu Susan yang memiliki tubuh indah dan bersih. Berikut ini adalah kisah lengkapnya!

    Kehidupan itu ada pasang surutnya, ketika saya sedang jaya, saya mempunyai client yang lumayan banyak untuk ukuran AE pemula di sebuah advertising.

    Dan dengan ketekunan saya, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kemajuan pesat hingga mencapai Top 5 billing di semua stasiun TV. Dan kemudian bencana datang, Perusahaan tersebut bangkrut karena miss management.

    Ditengah kesusahan datanglah tawaran dari Nancy, junior saya yang telah pindah ke Gokil Advertising, dan mengenalkan saya dengan Ibu Susan, pemilik perusahaan tersebut. Ibu Susan dipertengahan abad usianya, masih mempunyai tubuh yang terawat dengan baik, bodynya tidak kalah dengan gadisgadis yang masih muda yang menjadi anak buahnya di Gokil Advertising.


    Karena prestasi kerja saya yang baik, kami sering mengadakan meeting after hours, dan progress kerja saya yang baik, membuat kami cukup akrab..tapi pada suatu malam ada kejadian yang benarbenar mengubah hidup saya! Begini anakanak ceritanya..

    Suatu malam, ketika karyawan lain telah pulang, Saya tengah memaparkan pendekatan saya terhadap satu perusahaan rokok terkemuka, dan kemudian tibatiba Ibu Susan berkata,

    Waduh, kog punggungku gatal ya?

    Saya masih berusaha menahan diri untuk tidak terlalu cepat menolongnya, takut nanti dianggap kurang ajar!

    Semakin lama gatalnya sepertinya semakin bertambah,

    Tolong Dik Uki, bisa garuki punggung Ibu?

    Saya mengangguk dan berusaha membuang pikiran kotor saya, yang ingin sekali rasanya mengetahui lebih dalam bentuk tubuh boss yang cantik dan keturunan bangsawan ini..

    Saya garuk pelanpelan, tapi lebih tepatnya hanya mengusapusap punggungnya saja, takut kalau Ibu Susan kesakitan.

    Dik Uki, agak keras dikit, masih gatal lho Dik, pinta Ibu Susan.

    Dan saya agak sedikit memantapkan tangan saya dipungungnya.

    Dik Uki, masih belum terasa, sebentar saya buka dulu blazer saya.

    Dia langsung membuka blazernya, sehingga tinggalblousenya yang putih dan transparan. Waduh semakin tidak tahan nih saya, karena kulit tengkuknya yang mulus dengan sedikit rambut lembut yang tergerai di tengkuknya (Dia kalau ke kantor selalu rambutnya disanggul di atas), semakin menambah feminin, dan semakin membikin saya langsung terangsang.

    Saya menggaruknya tetap tidak mau keras dan masih cenderung mengusap atau membelai punggungnya, karena saya menikmati kehalusan kulit seorang bangsawan yang berada dibalik bajunya yang tipis. Saya usap seluruh punggungnya dengan pelan, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, terkadang tangan saya, saya telusupkan di bawah ketiaknya, untuk menggapai payudara yang di depan.

    Dia menengadahkan kepalanya, dan menggelenggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil suaranya mendesah,

    Uuhh enak Dik Uki.. enaakk..uuhh..

    Mendengar desahannya yang merangsang, rudalku langsung tegak bak tugu Monas.

    Sekujur tubuhku mulai menggigil dan seperti dialiri setrum listrik yang halus merambat di sekujur tubuh dan terpusat di kemaluanku. Tenggorokanku terasa kering, dan susah bicara, karena nafsuku yang langsung menggebu.

    Baru kali ini saya bisa menikmati tubuh seorang bangsawan yang bersih, terhormat dan sangat terjaga dari tangan lakilaki lain, selain suaminya.

    Karena Dia duduk membelakangiku yang berdiri sambil memijitmijit punggungnya, batang kemaluanku langsung kutempelkan di punggungnya yang lembut seperti sutera. Kugesekgesekkan batang kemaluanku ke punggungnya dengan pelan. Dan Dia berkalikali melenguh,

    Uughh, enachh Dik, enaak, terus Dik.


    Dia membimbing tanganku untuk mengusap dua gunung kembar yang kencang dan kenyal. Kuusap payudaranya dengan lembut, kucium tengkuknya dengan lembut, dan kugesekkan batang kemaluanku ke pungungnya dengan lembut.

    Aku sangat tahu, kalau melayani tipe wanita seperti Dia ini harus dengan lembut dan dengan menggunakan perasaan.

    Kucium tengkuknya dengan lembut, Dia sekali lagi menengadahkan kepalanya ke atas, matanya sambil terpejam, dan bibirnya yang tipis terbuka sedikit, dan mulutnya hanya bergumam, Emm. Aku tahu itu artinya dia sangat menikmati.

    Tanganku, kuusapkan dengan lembut di sekeliling payudaranya, dan kulingkari masingmasing payudaranya dengan kedua tanganku, sengaja aku tidak sentuhkan tanganku ke pentilnya, untuk memberikan sensasi yang sangat halus dan perlahan.

    Beberapa kali tanganku mengitari sekeliling payudaranya, kemudian perlahanlahan tanganku kutarik untuk mengusap pipinya. Kutengadahkan wajahnya, dan kucium keningnya dengat lembut sekali. Aku bisa rasakan kelembutan nafasnya di wajahku, bibirnya yang tipis masih mengeluarkan gumaman yang lembut,

    Dik Uki.. emm.. eemm..

    Dengan perlahan aku membalikkan badan Dia ke arahku, dengan cara memutar kursinya, dan saya membimbing dia untuk berdiri dengan perlahan, kini aku dan Dia sudah berhadapan, samasama berdiri, dadaku menempel ke dadanya, dan aku bisa merasakan kekenyalan susunya, dan saya membayangkan betapa indahnya bukit kembarnya.

    Tanganku kudekapkan ke pinggangnya, dan telapak tanganku kuusapkan ke pantatnya yang juga sangat indah dan kencang. Tangannya memegang pundakku dengan lembut, kepalanya sudah menengadah ke atas, dan tatapan matanya.. waduh, jernih dan indah menatap mataku tanpa berkedip. Kusentuh bibirnya dengan lembut, kuusapkan perlahan bibirku ke bibirnya. Dia memberikan reaksi dengan mengencangkan dekapannya ke pundakku dan dadanya ditempelkan lekat ke dadaku, tanganku kudekapkan semakin erat ke pantatnya dan agak kutarik ke atas pantatnya, sehingga kakinya agak diangkat ke atas. Waduh ciumannya sangat lembut, perlahanlahan kuusapkan lidahku ke lidahnya, dia memberikan reaksi yang sama, menyapukan lidahnya ke seluruh mulutku. Tanganku mulai mengusapusap punggungnya naik turun dengan lembut. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.

    Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahanlahan kuarahkan ke lehernya. Dia menggelenggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, matanya masih terpejam menikmati, nafasnya agak memburu, dan mulutnya masih bergumam,

    Mmm.. uhh..


    Ciumanku mulai bergeser ke bawah, ke belahan dadanya. Kancing blousenya yang di depan dengan mudah kubuka satu persatu, sehingga tersingkap sudah BH hitam yang menyangga dua buah payudaranya yang padat, bulat, kenyal, bersih dan ranum. Kuciumi lehernya dengan sangat lembut, ke pundaknya, bergesar turun ke sebelah atas payudara yang tidak ditutup BH. Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.

    Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.

    Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.

    Diik..Ukii.. uugghh.. sstt, sambil mulutnya berdesis kenikmatan.

    Blousenya yang masih menempel di pundaknya perlahanlahan kulepaskan, sehingga pemandangan kemulusan dan kemolekan tubuh Dia terpampang jelas di hadapanku, dan terkena sinar lampu down light kekuningan yang berada di langitlangit tepat di atas kami berdua, menambah romantisnya suasana malam itu yang tidak akan pernah kulupakan. Sekali lagi tanganku kugunakan meremas sebelah pinggir dari payudaranya, dan tampak bahwa payudaranya sudah mulai mengeras.

    Tanganku mengusap punggungnya dengan perlahan sambil membuka tali BH yang ada di punggungnya. Click sekali jentik langsung terbuka pengait BHnya. Dengan pelan kuturunkan tali BH yang ada di pundaknya, akhirnya BHnya kulepas.

    Woow, terlihat pemandangan indah sekali, dua gunung kembar yang kuning dan bersih dengan puncaknya yang kecil yang sudah berdiri tegak. Aku sudah sangat terangsang tapi aku tidak boleh gegabah. Kuusap payudaranya dari sebelah bawah dengan tangan kananku, tangan kiriku masih mendekap punggungnya untuk menjaga agar Dia tidak terjatuh, dan kucium payudaranya, berkeliling mengitari pentilnya, dan tangan kananku masih mengusapusap sebelah luar payudara, tapi dengan gaya agak memeras. Kedua tangan Dia memegang erat pundakku tanda sudah semakin gemes, untuk dicium pentilnya.

    Karena aku sudah merasa waktunya tepat, maka dengan lembut kukulum pentilnya.

    Dan reaksinya,

    Aaaughh, uuhh..ss.. uuhh,

    Dia melenguhlenguh dan mendesisdesis keenakan, seakanakan yang dinantikannya telah tiba.

    Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Kukulum pentilnya, kugesekgesek pentilnya dengan lidahku, dan kugigit lembut pentilnya, tanganku tetap meremasremas lembut payudaranya.

    Setelah aku puas mempermainkan pentilnya kiri dan kanan bergantian, kulepaskan bibirku dari susunya, dan kugeserkan mulutku ke bawah ke seputar perutnya yang datar dan mengeluarkan aroma parfum yang lembut dan semerbak.


    Ketika mulutku terlepas dari susunya, Dia kelihatan menghela napas lega dan baru bisa bernafas dengan tenang. Aku menciumi perutnya dengan agak sedikit jongkok. Kucium pusarnya, dan kujilati pusarnya dengan lidahku. Dia menggelinjang kegelian. Karena terlalu lama berdiri atau karena sudah sangat terangsang, Dia sudah tidak kuat berdiri dan dia bergeser ke belakang duduk di meja kerjanya. Aku berdiri dengan kedua lututku dan aku tetap jilati pusarnya dan perutnya. Dia menggelinjang kegelian, dan mengusapusap rambut kepalaku dengan tidak beraturan, terkadang meremas, menjambak dan mengusap rambutku. Sehingga rambutku sangat kacau.

    Puas dengan permainan perut, Dia kurebahkan di meja kerjanya. Untungya meja kerja Dia cukup besar. Kupelorotkan rok bawahannya, sekaligus dengan CDnya. Sekarang tampak di hadapanku seorang putri yang kuning, bersih, dengan kaki dan betis yang aduhai indah, terbujur pasrah di hadapanku.

    Kunikmati tubuh Dia sebentar, karena selama ini aku hanya bisa membayangkan keindahan tubuhnya, tanpa berharap untuk dapat memandangnya. Tapi ternyata malam ini apa yang kudapatkan jauh dari yang kubayangkan. Seorang wanita dengan tubuh montok dan kuning mulus, dengan kaki dan betis ramping. Dua buah dada yang tidak terlalu besar, tapi bulat, padat dan kencang, sehingga cocok dengan kesan payudara seorang putri. Bentuk lengan dan bahu yang padat bulat dan berisi.

    Dia telentang di atas meja di hadapanku, aku masih berdiri. Aku mencium pipinya sekali lagi dengan lembut, kuusap payudaranya dengan lembut. Kedua tangan Dia merangkul leherku dengan erat. Kedua kakinya bergerakgerak dengan halus pertanda sangat terangsang. Perlahanlahan tanganku kugerakan dari susunya turun ke perutnya. Kuusap sebentar perutnya dan bergerak turun ke bawah mengusap pahanya. Paha yang selama ini hanya bisa kupandang. Aku usap pahanya naik turun dengan tetap mulut kami masih saling memagut.

    Eranganerangan kecil keluar dari mulut Dia,

    Ugh.. ugh.. emm.. emm..

    Tanganku bergerak dari sekitar pahanya terus mengusap sekitar bibir kemaluannya.

    Dengan perlahan kedua kaki Dia mengembang, memberi kesempatan tanganku untuk mengelus kemaluannya. Tetapi kemaluannya belum kuelus, hanya kedua selangkangan saja yang aku belai dengan kedua jari telunjuk dan jari manis bersamasama. Kuelus selangkangannya naik turun, dan Dia menambah kecepatan gerakan kakinya. Dengan pelan Dia mengangkat pantatnya, sehingga kemaluannya juga ikut naik. Aku tahu ini pertanda agar aku dapat segera mengelus kemaluannya. Kuusap pelan dan dengan jarak sentuhan yang kubuat serenggang mungkin antara bibir kemaluannya dan telapak tanganku, membuat gelinjang Dia menaikkan kemaluannya untuk menyentuh tanganku semakin tinggi.

    Kubelai rambut kemaluannya yang lembut, tipis dan tertata rapi. Setelah puas memainkan sekitar kemaluannya, dan liang kemaluan Dia sudah semakin terbuka dan semakin basah. Kusentuh klitorisnya dengan sedikit ujung dari jari tengahku dengan lembut dan.. Uuhhgh, lenguhan Susan kenikmatan.

    Gerakan kakinya sudah semakin tidak teratur. Tibatiba tanganku dijepit dengan kedua pahanya.

    Diik Ukii.. aakkuu.. nggakk.. taahh..

    Kemudian tangannya menarik punggungku sebagai bertanda agar aku segera menaiki tubuhnya. Kutarik kedua kakinya ke arah pinggir meja, sehingga kedua kakinya terjuntai, kemudian Dia membuka kedua selangkangannya dengan tidak sabar. Aku sempat memandangi kemaluannya, dan seakan liang kemaluannya merah seperti bibir gadis yang memakai lipstik yang sedang merengek.

    Kugesekkan batang kemaluanku pelanpelan ke bibir kemaluannya, dan Dia mengerang lagi,

    Uugghh.. uughhg..

    Kumasukkan dengan pelan batang kemaluanku ke liang kemaluannya. Belum sampai habis masuk semua, kutarik kembali dan kumasukkan kembali. Dengan gesekangesekan yang pelan tersebut membuat erangan Dia semakin tidak beraturan. Untuk melayani tipe seperti Dia ini, kugunakan gaya gesekan 5:1, artinya lima kali keluar masuk setengah batang kemaluan, baru sekali masuk seluruh batang kemaluan. Dan pada saat masuk yang seluruh batang kemaluan, erangan

    Dia semakin hebat. Dengan gaya lembut dan 5:1 ini kami bisa saling menikmati.

    Uuugghh.. acchh.. Diikk.. Ukii.. ucchh.. sstt.. uhh..

    Erangan erangan yang tidak beraturan tetapi artinya hanya satu yaitu Enak.

    Sambil kugenjot pelan batang kemaluanku, kedua tanganku dengan leluasa meremas kedua susunya, yang bergerakgerak naik turun tergantung sodokanku.

    Kadangkadang tanganku mengusap wajah dan pipinya, kadangkadang mengusap perutnya.

    Setelah cukup lama aku melakukan genjotan 5:1, tiba tiba kedua paha Ibu Susan diangkat dan dililitkan ke pinggangku. Kedua tangannya mendekap diriku, mulutnya sedikit menganga dan mendesis..

    Diikk..Uuu..Ki.. saa..yaa saampaaii.. uuhhff.

    Kupegangi pinggangnya untuk menekan liang kemaluannya ke batang kemaluanku. Setelah Dia selesai mengejang dan nafasnya tersengalsengal, aku mulai lagi dengan genjotan, tetap dengan gaya 5:1.

    Dia melenguh, Uuff.. uff.. uuff.. Dik Uki beluumm yaa. Ayo donk.. uff.. uff jangan ditahaan.. uuff.. ugh..

    Sebentar Bu! kataku.

    Dik.. uhff, ceepetan dikit.. Dik.. ughf.. uhfgg.. aa.. ku mau uhgf uff uff.. keeluar.. laa.. ggii..

    Sebentar Bu, aku juga sudah.. mma.. uu.. saammpai..

    Tibatiba ada aliran listrik menjalar dari ubunubun turun ke arah kemaluanku dan semakinlama semakin mengencang. Batang kemaluanku seakan balon yang ditiup dan mau pecah.

    Aachghh.. accghh.. Buu.. Sussann.. aku mmau keluarr..

    Dia memegang erat tubuhku dan

    Crret.. crrett.. keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan Aaachh..

    Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengahengah.


    Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.

    Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu pasrah menyerahkan tubuhnya kepadaku.

    Jam telah menujukkan pukul 22.00 ketika permainan kami usai, dan kami berdua segera masuk ke toilet untuk membersihkan dan merapikan badan kami masingmasing.

    Dan sebelum pulang aku mendapat tugas baru dari Dia, yaitu membantu membersihkan cairan yang membasahi meja kerja Dia, dan membantu merapikannya. Sambil merapikan mejanya aku berbisik ke telinga Dia,

    Bu meja ini dirapikan ya.. karena besok malam mau dipakai lagi,

    Dia hanya tersenyum dan mencubit mesra lenganku.

    Hal tersebut kuulangi setiap ada kesempatan, baik di kantor ataupun di hotel, tapi rahasia tersebut tidak terbongkar dan kami saling menjaga rahasia.

    Dan kalau pagi hari, Dia kembali memerankan perannya sebagai atasan yang berwibawa, profesional, tetapi kalau malam, melenguhlenguh dan menggelinjanggelinjang di bawah selangkanganku.

  • Kisah Memek Terkulai dipelukan ayah tiri

    Kisah Memek Terkulai dipelukan ayah tiri


    3328 views


    Duniabola99.com – Nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya. Setahun lepas, ketika aku baru menginjak umur 17 tahun Mama berkahwin untuk kali keduanya dengan seorang duda tak der anak
    Nama bapa tiri aku namanya Rafie.. Aku panggil Uncle Rafie jer.. Dia ni ada iras-iras Yusuf Haslam, cuma bedanya dia ni kurus skit dan badannya tegap walaupun sudah umur 42 tahun. Aku hairan sebab aper la Uncle Rafie ni tergila-gila nak kahwin dengan Mama aku yang lapan tahun lebih tua dari dia. Agaknya sebab Mama ni banyak duit kot.. Tu yang dia terikat dengan Mama. Hai.. Nasib dia lah tak der anak dengan Mama sebab buat pengetahuan korang semua, Mama aku sudah monopos pun. Tak der redeki lar nak menimang anak. Aku pun tak ingin dapat adik. Aku lebih senang jadi anak tungal dalam keluarga.

    Hubungan aku dengan uncle Rafie pun bukannyer rapat sangat. Kalau aku tak nak tengok muka dia kat rumah waktu cuti minggu, aku pergilah lepak dengan kawan aku kat rumah diorang.. Tak pun aku kunci bilik dan senyapkan diri aku. Memang aku jarang bercakap dengan dia ni. Tak tahu lah sebab apa.. Mungkin aku rasa dia agak muda dari Mama. Uncle Rafie ni memang hensem.. Macho, orang kata makin sudah injak umur 40-an.. Makin tu diorang hebat. Entah lah.. Pada aku tak pun. Makin sudah 40 tu, makin tua lah..

    Nak dipendekkan ceritanya.. Suatu hari, Mama terpaksa pergi ke Switdeland sebab ada urusan kat sana yang melibatkan cawangan syarikat Mama kat sana. Aku memang tak penah ditinggalkan Mama lagipun waktu tu aku masih menghadapi SPM kertas terakhir. Aku bukannyer apa.. Tak der orang nak temankan.. Lagipun rumah aku mana ada pembantu rumah. Takkan aku kena tinggal dengan Uncle Rafie kot. Ish! Nak muntah aku bila mengenangkan laki tu.. Last Mama pujuk aku.. Tiga empat hari lagi dia balik lah.. Bukannyer lama pun. Akhirnyer aku termakan pujuk Mama. Pagi tu Mama berangkat ke Switdeland dengan ditemani Unce Rafie ke airport. Aku pula cepat2 pegi ke perpustakaan negeri nak study sebelum last paper SPM petang nanti.

    Bila sudah habis exam tu, aku pun lepak kejap kat shopping complex dengan member aku. sudah nak dekat senja baru aku balik. Aku tengok tak der kereta uncle Rafie.. So aku pun lega lah. Terus masuk rumah guna kunci spare dan masuk bilik aku utk mandi. Habis bersihkan badan aku, aku pun lap2 badan aku. Then, aku pun sarungkan baju tidur nipis aku warna merah jambu kegemaran aku. sudah malam kan.. Malas aku nak pakai coli. Cuma aku pakai panti warna pink jer.. Takut jadi apa-apa, naya aku nanti.

    Aku tutup lampu utama bilik aku dan buka lampu meja bagi cerah skit bilik aku. Hawa dingin dari aircond bilik aku menyebabkan aku kedinginan. Aku rebahkan badan aku kat katil aku sambil menarik selimut tebal membaluti tubuh aku. Dalam samar-samar dari lampu meja, aku mula menguap dan mataku antara pejam dan tak pejam. Telingakuseakan mendengar pintu bilikku diselak. Terkejut dengan bunyi tu, aku terus bangkit mendadak. Tersembul muka Uncle Rafie di balik pintu. Dia sudah siap pakai pijama warna biru laut. Perlahan, dia hampiri aku dan duduk di tepi katil ku bersebelahan denganku yang terduduk di birai katil. Aku jadi tergamam bila dia masuk macam tu jer ke bilik aku.


    “Sudana sudah makan ker?,” tanya uncle Rafie. Suara dia.. Alahai, romantik nyer tanya aku macam aku ni bini dia plak. Aku angguk. Malas nak jawab.

    “Mama ada telefon uncle tadi.. Bagi tahu yang dia sudah selamat sampai kat sana,” beritahunya lagi. Aku angguk lagi.

    “Erm.. Cam mana dengan last paper tadi? Susah tak?” tanya uncle rafie lagi, membuatkan aku sudah tak senang duduk. Ni sudah melampau lah tanya macam2.. Aku sudah ngantuk giler ni. Penat seharian kat luar.

    “Susah tu susah lah. Kalau senang cam kacang, bukan exam nama nyer..” aku menjawab selamba.

    Aku ingat dia nak marah lah aku sebab aku macam kurang ajar kat dia. Alih-alih, dia ketawa kecil. Menyampah aku tengok dia cam tu. Mengada-ada.. Nak tunjuk dia tu macho lah tu.. Jangan harap!!, bentak aku dalam hati.

    “Kalau cam tu.. Keluar result nanti.. Memang boleh lulus lah ni..” katanya lagi.

    “Bukan setakat lulus.. Lulus dengan cemerlang punya,”jawabku.

    Tanpa aku sedar, tangan aku tersentuh tangannya yang kasar. Uncle Rafie terus menggenggam erat tanganku. Aku rasa bila tangannya genggam tangan aku yang kesejukkan tu, aku rasa selesa. Tangan dia yang suam-suam panas tu, memberi keselesaan pada aku yang memang kesejukkan. Aku cuba tarik balik tangan aku dari dipegang uncle Rafie. Tapi, aku tak berdaya melawan kudratnya yang lebih kuat.

    “Tangan Sudana sejuk.. Selesa tak bila uncle pegang?” tanya uncle Rafie.

    Aku geleng kepala, pada hal aku mmang selesa dengan genggaman tangan dia tu. Tapi, uncle Rafie masih boleh senyum lagi. Walau pun dia memang hensem dan gentleman.. Tapi aku rasa menyampah sangat tengok muda dia. Mungkin sebab aku cemburu bila uncle Rafie jadi milik Mama yang memang tak sepadan dengan dia yang jauh lebih muda.

    “Uncle.. Lepas kan tangan Sue..” rayuku bila makin kuat genggaman tanganku hinggakan dari rasa selesa, aku rasa sakit sebab genggaman dia terlalu kuat bagi diriku yang hanya gadis yang lemah. Perlahan, dia melonggarkan genggaman tangan ku tapi masih memegang tanganku, tak ingin dilepaskan. Aku sendiri tak tahu apa yang bermain di fikiran uncle Rafie sekarang ni.

    Uncle Rafie mula menginjak ke arahku. Dari tepi katil, dia kini duduk berhadapan dengan ku. Dari cahaya lampu meja, aku tengok dia sedang mengamati aku. Hairan nyer.. Aku tak halang pun dia dari berada bersama aku di atas katil. Dalam aku menolak, aku merelakan perbuatannya itu.


    Uncle Rafie mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku dapat rasa dadanya yang bidang itu tersentuh buah dadaku yang tak memakai coli.

    “Uncle tahu Sudana perlukan uncle malam ni..” bisiknya dengan nada seksi. Baru lah aku faham maksud dia kini.

    “Eh! Mana ada.. Sue tak takut pun.. Dan tak perlukan uncle sampai bila-bila..” aku menjawab sombong.

    Uncle Rafie tenang dengan jawapan aku yang kasar itu. Aku hairan dengan perangai dia yang begitu tenang menghadapi telatah ku yang nakal.

    Tiba-tiba, dia memegang pehaku. Baju tidur nipis aku sudah terselak ke pangkal peha waktu dia datang tadi. Aku tersentak bila dia mengusap lembut pehaku. Aku mengetap bibirku menahan godaannya. Mata aku dan mata dia bertentangan sambil tangannya menjalar ke celahan pehaku yang putih gebu itu. Kaki ku tergerak ke atas akibat usapan yang merangsang aku. Tak pernah aku mengalami keadaan begini. Memang aku agak jahil dalam bab ni walaupun aku sudah menginjak remaja.

    Melihat aku yang tak menolak sentuhannya, tangan ku yang digenggamnya dilepaskan lalu badannya cuba rapat pada badanku. Muka kami agak rapat bertentangan. Dadanya bersentuhan sekali lagi dengan dadaku. Aku rasa ada sesuatu sedang menusuk ke perutku. Aku pegang benda panjang itu dan wajah uncle Rafie serta merta berubah. Dia tundukkan kepalanya bila aku usap benda tu. Dia kelihatan menahan kesedapan yang amat sangat.
    “Ooohh!!” dia berbisik kesedapan.

    Rupanya, aku telah memegang batangnya yang telah lama menegang sejak dia bersentuhan dengan dadaku. Cepat-cepat aku lepaskan, dan wajahnya mendongak semula menatap wajahku yang betul-betul dekat dengan muka dia. Aku yang bersandar di birai katil tertolak ke belakang akibat ditindih badannya yang besar. Pinggangku yang ramping dipegang kemas oleh tangannya lalu dia mengucup bibirku.

    Aku betul-betul terkejut dengan tindakkannya itu. Seumur hidup aku inilah pertama kali dicium oleh lelaki. Tanpa aku sedari, aku menendang perutya. Dia tertolak ke belakang, dan kesempatan inilah yang aku gunakan untuk melarikan diri. Aku tak sanggup menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang bukan milikku. Lagipun, bukan kah aku memang membenci dia?

    Pintu yang terbuka memudahkan aku melarikan diri dari cengkaman bapa tiriku. Entah bilik mana yang kumasuk pun, aku sudah tak ingat. Uncle Rafie mengejar ku ke bilik yang aku masuk. Pintu bilik sudah ku kunci. Air mata bergenang di kelopak mataku. Aku ketakutan bila pintu bilik diketuk berkali-kali. Aku mendiamkan diri di atas katil. Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Uncle Rafie memeluk tubuhnya sambil merenungku yang ketakutan. Aku bangkit semula bila dia cuba mendekati aku. Macam mana aku nak lepaskan diri dari dia?
    “Kalau Sue nak lari pun.. Takkan lari ke bilik uncle dan Mama?” soalnya sambil tersenyum. Aku baru perasan yang bilik ini adalah bilik Mama dan uncle.

    “Please uncle.. Jangan buat Sue macam ni..” aku mula menangis.


    Dia mula bergerak ke arah ku, sedang aku cuba menjauhkan diri darinya. Bila dia semakin jauh dari pintu bilik cepat2 aku cuba keluar dari bilik itu. Tapi, kali ni tubuhku cepat disambar oleh ayah tiriku. Aku meronta-ronta minta dilepaskan. Pelukkan nya erat, agar ku tak terlepas seperti tadi. Dengan mudah dia mengendong badanku. Aku semakin liar cuba untuk melepaskan diri. Baju tidur ku terkoyak tanpa ku sedari. payudara kiriku terkeluar dari baju tidurku yang nipis, sedangkan tangan kasar ayah tiriku tersentuh putingku yang tiba-tiba menjadi kejang.
    Badanku dihumban ke atas katil Mama dan uncle Rafie. Aku cuba menutup payudara kiriku yang jelas memuncak, teransang dengan sentuhan ayah tiriku itu. Uncle Rafie membuka baju pijamanya. Di hadapan ku kini, tubuh sasa seorang lelaki yang bernama Rafie.

    Dia cuba menindih tubuhku yang dua kali ganda kecil darinya. Aku meronta-ronta bila baju tidurku direntap rakus.
    “Uncle.. Jangan..” rayuku, namun tidak diendahkannya.

    Tubuhku digomol semahu-mahunya. Terasa satu benda panjang menyucuk di celah pehaku yang kebasahan. Aku sudah tak sanggup menghadapi sitiasi itu lagi. Katil tempat tidur Mama ku dan ayah tiriku kini menjadi medan peperangan kami. Bibirku dikucup rakus. Tangannya memegang erat tanganku yang meronta-ronta minta dilepaskan.
    Lidahnya cuba membolosi mulutku yang terbuka sedikit. Dijolok2 nya lidahnya dengan melagakan lidahku membuatkan aku kegelian sekejap. Permainan lidah uncle Rafie membuatkan aku semakin layu dalam pelukkannya. Penolakkanku bertukar kepada penerimaan. Aku memegang pinggangnya sambil cuba mengulum lidahnya bagi membalas serangannya terhadap lidah ku. Kami bermain-main lidah hampir lima minit. Ternyata unce Rafie hebat ketika di ranjang. Dari mulut, dia menjalarkan lidahnya ke leherku.
    “Aaarhh..” aku mendesis kesedapan.

    Dicium nya leherku bertalu-talu membuatkan aku kegelian dalam keenakkan sambil mendongak kepalaku bagi memudahkan dia memainkan peranannya. Leher ku seakan dijerut oleh tali bila dia mengulum kuat isi kulitku pada leher. Mungkin ini lah yang selalu orang panggil “love bite”. Aku mengerang kesedapan yang amat sangat. Kucupan hangat dari bibir nya memberi satu kepuasan yang tak terhingga. Ketika dia mula menjalarkan mulut nya ke dadaku, aku mula rebah perlahan lahan. Badanku yang tadi meronta-rota inta dilepaskan, kini aku terbaring lemah.
    Aku rasa macam ada cecair yang keluar dari kemaluanku. Aku berada di celahan kaki Uncle rafie yang sedang berlutut. Dia memandang ku. Aku dapat rasakan.. Dia seorang romantik org nya. Dia menghadiahkan ciuman pada dahiku dengan penuh kasih sayang. Rambut depanku diselak ke tepi sambil mengusap lembut pipiku. Aku usap lembut dadanya yang berbulu nipis itu. Agak kebasahan dek peluh walaupun bilik Mama berhawa dingin. Dia cuba merapatkan badannya ke badanku, dan aku rasa tertindih dek kerana badannya yang sasa dan besar itu. Ciuman di jalarkan ke pangkal dadaku yang separuh terselak.


    “Hemm.. Puting Sue sudah menegang..” katanya bila dia menyentuh buah dadaku yang melonjak naik bila tersentuh tapak tangan uncle Rafie.

    Aku menggeliat bersama erangan berbaur nikmat itu. Tak tahan dengan erangan aku itu, uncle Rafie terus menjilat putingku hinggakan kebasahan buah dadaku. Aku memegang erat besi katil sambil kepalaku bergoyang kanan dan kiri. Eranganku bertambah bila dia cuba menggigit putingku. Rambutnya kuramas kuat sambil menekan-nekan kepalanya pada buah dadaku yang pejal dan tegang itu.

    “Ooohh.. So good..!! Eeerrmmpphh.. Please uncle..” rayuku meminta agar dia meneruskan gigitannya itu. Pengalaman pertama dijilat dan digigit pada putingku menjadikan aku tak keruan dibuatnya.
    “So.. Please make me feel so good Rafiee..!!” jeritku bila dia mengentel-gentel putingku dan meramas-ramas buah dadaku yang bagaikan buah betik itu.

    Aku kelemasan dan lemah longlai diperlakukan begini buat pertama kalinya seumur hidup aku. Tanganku terkulai layu. Uncle Rafie pegang tanganku dan meletakkan kedua-dua tanganku ke atas bagi memudahkan dia menanggalkan baju tidurku. Aku hanya menurut saja keinginan lelaki itu.

    Bila tali baju tidurku direntap sekali, maka terlerailah baju tidur ku dari tubuhku yang selama ini aku tatang bagai minyak yang penuh. Entah kemana dia melontar baju tidur aku pun, aku tak pasti. Kini aku menjadi perhatian matanya yang agak terkejut dengan rupa buah dadaku. Diramasnya perlahan-lahan, sambil membuat pusaran pada buah dadaku yang melentik ke atas. Bila dia memusarkan usapan ada buah dadaku, aku meronta-ronta kesedapan sambil meracau-racau tak sedarkan diri akibat terlalu nikmat. Aku agak, pantiku sudah tak dapat menampung kebasahan yang membanjiri celah kangkangku. Malu pun ada bila lutut uncle Rafie tersentuh pehaku yang sudah basah dek air nikmatku.

    Uncle Rafie mula menjilat putingku kiriku dengan hujung lidahnya. Aku tergerak ke atas sambil mengeliat sehabis-habisan. Kepuasannya hanya aku dan dia yang mengerti. Buah dada sebelah kanan ku diramas-ramas sambil mengentel-gentel putingku. Batangnya terasa tercucuk-cucuk pada celahan pehaku.

    “Uncle.. Uuuhh!! Noo.. Uncle.. Eeerrmmss.. Hhhaa..” aku memanggil-manggil nya diiringi dengan erangan yang mengasyikkan. Aku mula terasa kesemua air nikmatku seakan-akan menghambur keluar dari lubang cipapku yang berbalut panti itu. Uncle Rafie melepaskan buah dada kananku lalu merayap ke taman laranganku. Usapan lembut menyentuh cipapku kemudian dia merasa di lurah cipapu yang banjir teruk.

    “Hmm.. Tat”s mean, u already climax,” bisik uncle Rafie.

    Dalam sedar tak sedar akibat menghamburkan air nikmat tadi, aku bertanya.

    “Climax tu apa Uncle?” tanyaku kebodohan. Uncle Rafie mencium bibirku.

    “Tandanya.. Sue sudah mengalami puncak nikmat hubungan kita ni.. Bila rasa macam sudah terkeluar, bagi tahu lah kat Uncle yang Sue sudah cumming atau climax..” ajar uncle Rafie sambil meraba-raba cipapku.

    Antara dengar tak dengar aku angguk jer.. Nikmat yang dberikan oleh uncle Rafie kepadaku malam ini membuatkan aku khayal sekejap. Kemudian, aku dapat rasakan pehaku dikuak perlahan-lahan oleh uncle Rafie. Sedikit demi sedikit aku terkangkang luas yang mana memberi kemudahan pada uncle Rafie untuk becelapak di tengah. Malu dengan renungan nya, aku merapatkan kembali pehaku.

    “Kenapa ni..? don’t do this to me..” pujuk Uncle Rafie sambil menguak kembali pehaku seluas yang mungkin. Dirapat kepalanya ke arah celah kangkangku.

    Dia menjilat-jilat cipapku yang masih berbalut panties pink. Lidahnya menjolok-jolok lurah cipapku.

    “Usshh aarrgghh..” erangku sambil tanganku mulai meramas buah dadaku sendiri dan sebelah lagi mencapai kepala uncle Rafie. Dia mulai menarik seluar dalamku sambil terus mengucup ari ari kepunyaanku.


    Dan bila mana terbuka saja panties maka terserlahlah cipapku yang nampak timbul tembam dengan bulu yang sedikit sekitar cipapku. Aku lihat uncle Rafie tersenyum melihat keindahan lurah cipapku yang kebasahan. Tanpa melengahkan masa, dia terus membenamkan muka nya kecelah kelangkangku dan mulai menjilat biji kelentitku.

    “Argghh ishhs sisshh uuoohh..” aku mengerang lagi serentak dengan mengangkat punggungku. Terasa air ku bertambah banyak yang keluar sehingga seluruh mulut dan hidung uncle Rafie telah cukup basah.

    “Hmm.. Taste really good..” katanya sambil menjilat-jilat baki lendir ku yang melekat di tepi bibirnya. Agaknya, bau airku menyegarkan uncle Rafie serta menyelerakan membuat dia tambah kuat ingin menjilat cipapku. Ini lah pertama kali seumur hidupku cipapku di jilat oleh seorang lelaki dan aku tak menyangka lelaki yang pertama medapat tubuhku ialah ayah tiriku sendiri..

    Dia teruskan jilatannya sambil tangannya terus meramas tetekku yang asyik berlaga antara satu sama lain bila badanku menggigil kenikmatan setiap kali biji kelentitku di hisap dan disedut berkali-kali. Nikmat tak terhingga.. Aku puas dengan layanan istimewa uncle Rafie. Dari perasaan benci, timbul perasaan sayang kepada lelaki yang 14 tahun tua dari aku.
    Akhirnya..

    “Aaabbngg unncllee.. Aaarrgghh..” serentak itu aku mengepit kepalanya dengan kuat dan tangan ku menekan-nekan kepala nya kuat ke cipapku sehingga aku rasakan hidungnya terbenam dalam lubang cipapku membuat uncle Rafie agak sukar bernafas, tanganku sebelah lagi memegang tangan nya yang meramas buah dadaku dan menekan dengan kuat disitu.

    Aku dapat merasakan air hangat seakan-akan melimpah keluar dari lubang cipapku. Lama aku mengepit uncle rafie sehingga aku mengangkat tinggi punggungku. Tetiba aku menjatuh punggung ku dan membuka kelangkangku semula.. Sempatlah uncle Rafie bernafas seketika namun belum sempat dia menarik nafas sekali lagi aku terkepit dan punggungku terangkat tinggi dan menjerit..
    “Uuunnccllee!! Help mee!!”

    Setelah beberapa saat baru aku menjatuhkan punggungku dan melepaskan kepala uncle Rafie dari sepitan pehaku. Satu keluhan berat keluar dari mulutku “hhaarrhh”. Air nikmatku mengalir lagi dari lubang cipapku. Aku klimaks kali kedua. Aku terkulai layu. Uncle Rafie memelukku unuk mententeramkan perasaan ku yang sudah keletihan. Tak sanggup rasanya untuk meneruskan perjuangan yang entah bila akan selesai. Aku mencium lehernya dan meraba-raba punggungnya yang pejal.

    “I love you..” bisiknya padaku. Aku tersentuh dengan ucapan nya itu. Ku usap belakangnya lalu kubisikkan ke telinganya.
    “I love you too..” tanpa kusedar aku mengaku yang aku memang menyintainya sejak mula dia sah menjadi suami Mamaku. Rambutku yang serabut diusap penuh kasih sayang.


    Dalam itu uncle Rafie menindih tubuhku, kedua lututku dibengkukkan ke atas dan uncle Rafie berada ditengah-tengahnya, taman milikku ternganga menghadap uncle Rafie yang mengacu batangnya ke arah lubang cipapku.

    Aku yang tiba-tiba tersedar kehendak sebenar uncle Rafie mula merayu minta jangan dimasukkan batangnya yang panjang 7 inci itu ke dalam lubang cipapku. Aku masih belum sedia menyerahkan mahkotaku kepada lelaki yang bergelar bapa tiriku. Aku takut aku benih uncle Rafie dan aku akan bercambah dalam rahimku yang subur. Kalau itu terjadi, macam mana aku nak terangkan pada Mama? Sanggupkah dia menerima yang suaminya mempunyai anak bersama anak gadisnya sendiri? Aku mula menangis merayu pada uncle Rafie. Perlahan, uncle Rafie merangkak ke atasku dan mengucup pangkal dadaku yang putih melepak.

    “Oohh.. Uncle.. No.. Please..” aku menangis di hadapannya. Jelas sekali aku dalam ketakutan dengan tindakkan yang aku lakukan ini. Uncle Rafie mengesat air mata yang mengalir di pipiku. Aku tahu dia tak akan memaksaku melakukan perkara yang aku tak suka.

    “Why Sue? Tadi Sue kelihatan bahagia bersama abang. Kenapa menolak permintaan uncle? Please.. Uncle perlukan Sue untuk melengkapkan saat bahagia kita ni, “pujuk uncle Rafie sambil membelai pipiku. Pujukkan uncle Rafie membuatkan aku terleka.

    “Sue takut.. Uncle suami Mama.. Kalau benih uncle tersemai dalam rahim Sue.. Macam mana sue nanti?” tanyaku tersesak-esak.

    Sebenarnya aku memang ingin merasai kenikmatan bila batang uncle Rafie masuk ke dalam lubangku dan kami mencapai klimaks bersama. Tapi, aku tak cukup yakin dengan tindakkan ku meniduri uncle Rafie.

    “Then.. Uncle akan bertanggung jawab. Mama sue tak kan tahu perkara ini.. Abang akan carikan ikhtiar untuk sue. Uncle akan beri nama abang kepada anak kita nanti..” pujuk uncle Rafie. Aku yang termakan pujuk rayunya mengangguk dalam terpaksa. Uncle Rafie kemudiannya merangkak menuruni celah kangkangku yang terbuka luas.
    Taman larangan ku ternganga menadah batang yang mengacu ke arahnya, uncle Rafie sengaja menggesel kepala batangnya yang berkilat itu ke arah celah yang terbuka supaya kepala tersebut bertambah licin akibat cecair yang melilih dari rongga ku yang keghairahan, geselan tersebut menimbulkan rasa semakin sedap buat ku. Erangan kuat terkeluar dari mulutku. Uncle Rafie tidak gelojoh untuk menghunuskan senjatanya ke dalam alat sulit ku. Aku mula hilang sabar untuk menikmati nikmat bila dia cuba melengah-lengahkan tujahan berbisa batangnya itu.
    “Unncllee.. Pleasee.. Hurryy.. Let it come in my pussyy..” rayuku tanpa sedar meminta bapa tiriku sendiri segerakan menyetubuhinya.

    “Come down honey.. We play our game slowly and smooth.. ” bisik uncle Rafie ditelinga ku dengan nada yang berahi.
    “Hold on Sue.. Abang nak masukkan” bisik uncle Rafie sambil menggomol payudaraku.
    Tanpa lengah-lengah lagi aku menggemgam alat kelakiannya dengan mengarahkan kelubukku yang telah sedia menanti, dengan perlahan uncle Rafie menekan senjatanya ke dalam. Lantas bibir ku dikulumnya serentak buah dadaku diramas diikuti menambah tekanan ke arah lubang yang sempit. Uncle Rafie ketika itu berkerut dahinya bila dia dapat merasakan kehangatan lubuk yang telah sebahagian ditembusi senjatanya walaupun sempit tetapi dapat ditembusi kerana ruang tersebut berlendir dan bengkak, uncle Rafie cuba menambah tusukan, sesuatu telah ditembusi membuatkan aku mengaduh.


    “Aduh.. Sakit.. Uncle.. Please.. You hurt me..” lantas aku menolak tubuh uncle Rafie yang menindihku serta merapatkan peha agar tidak ditikam lagi.
    “Please open it.. Honey.. You will not feel hurt anymore..” rengek uncle Rafie membujukku.
    “Sakit uncle..” balas ku yang sudah tidak dapat menikmati keenakan dibelai lelaki sebagaimana tadi.
    Pedih celah kelengkangku direjah oleh senjata bapa tiriku masih dirasainya tapi aku cuba juga membukakan kelengkangku untuk uncle Rafie menambah benamannya ke dalam lubukku walaupn kesakitan dirasai akibat rayuan dan pujukan uncle Rafie.

    Kulihat uncle Rafie begitu bersemangat tapi berhati-hati menghunus senjatanya supaya aku tidak terlalu sakit. Dia melakukan aktiviti menyorong tarik perlahan cuma setakat separuh sahaja, sementara itu punggung aku diramasnya manakala kedua buah dadaku menjadi uliannya, mulut ku dikucupnya membuatkan aku bagaikan tak bernafas membiarkan diriku digomol dan dipaku oleh uncle Rafie. Uncle Rafie merasa terlalu nikmat walaupun senjatanya tidak sepenuh meneroka lubang kemaluan anak tirinya ini, nafsu membuak-buak. Aku tidak merasa nikmat sebalik menahan kepedihan celah kelangkang yang dicucuk, walaupun uncle Rafie begitu lancar mencucuk kelangkangku.

    Daripada merasa sakit, aku kembali ke keadaan normal orang bersetubuh. Kenikmatan yang dirasai akibat tujahan batang uncle Rafie yang panjangnya 7 inci itu membuatkan aku hilang pedoman, hilang kewarasan ku selama ini dan juga aku lupa yang kini aku sedang bermadu kasih dengan bapa tiriku sendiri. Farajku terasa sengal bila batang uncle Rafie ku kemut dengan rakus, aku harap uncle Rafie faham yang aku tak ingin batangnya dicabut keluar waktu itu.

    Mungkin menyedari aku masih berupaya mengemut batang nya, uncle Rafie kembang-kembangkan kelopak cendawannya agar batangnya itu membengkak dalam farajku. Aku menahan kesedapan yang diterima dari uncle Rafie. Aku pejam mata kuat-kuat sambil badanku menggigil-gigil bila kelopak cendawan uncle Rafie mengembang dan mengucup dalam farajku. Aku kegelian. Bahuku dipegang kuat oleh uncle Rafie, cuba menahan aku daripada terus menggigil yang menyebabkan dia hilang rentak. Tapi, aku tak peduli, apa yang kurasakan ini lebih membuatkan aku lebih bertenaga untuk melawan pegangannya yang memang kuat itu.

    Perbuatan uncle Rafie itu itu membuatkan faraj ku kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Kini aku dapat merasa yang uncle Rafie mengeluh kesedapan bila batangnya ku kemut kuat-kuat. Aku takkan benarkan ia tercabut dari tubuhku. Aku dapat melihat wajah hensem uncle Rafie berkerut menahan nikmat yang aku berikan padanya. Kadang-kadang, dia mengetap bibirnya. Akhirnya tubuhnya turut menggigil penuh nafsu sepertiku tadi. Aku sempat tersenyum melihat uncle Rafie kian lemah dengan perbuatan aku mengemut batangnya. Kemudian aku menutup mataku. Kami mengayuh dengan penuh bertenaga. Aku peluk dpinggangnya dan aku menggerakkan tubuh kami atas bawah agar batangnya tak lari dariku. Nafasku semakin cemas. Tapi, orang berpengalaman seperti uncle Rafie membuatkan aku kagum dengan sikapnya yang lebih matang dalam menangani situasiku kini. Lalu, biji kelentitku digentel dengan laju dalam keadaan batangnya masih terendam kuat dan padat dalam lubang farajku yang kian rakus kemutannya.

    Tak semena-mena kemudian aku melonjak sedikit. Nafasku terhenti helaan. Kemutku menyepit. Aklu dapat rasa basahnya batangnya uncle Rafie di dalam lubangku. Aku mengetap bibirku. Dahiku berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat ladat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan sudahnya, gelinjatku tenang semula. Dadaku mulai berombak semula. Nafasku terhela lesu. Dan bibirku tak diketap lagi tapi aku ingin membicarakan sesuatu dengan uncle Rafie. Farajku berdenyut perlahan dan basah. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku dengan perasaan malu. Tadi aku menolak, sekarang lain yang jadinya.
    “Got it.. Honey?” Tanya uncle Rafie.

    “Yes honey.. I got it.. Ooohh..!! I”m feel so horny..” balasku dengan suaraku yang serak akibat terlalu lama menjerit kesedapan. Kakiku terdampar luas menguak selepas tadinya sewaktu mencapai tahap berahi, ianya terkancing rapat.

    Tiba-tiba uncle Rafie mendakapku erat dan dalam keadaan batangnya masih terbenam rapat dalam faraj ku, dia berpaling posisi dengan susah payah sehinggakan akhirnya, kini uncle Rafie pula berada terlentang di bawah dan aku duduk di atas. Posisi itu membuatkan batang uncle Rafie makin terasa menyucuk dan menyenak di dalam farajku sehingga menganjak pintu rahimku yang berbonggol pejal.


    Tiba-tiba aku rasa begitu malu sekali ketika itu kerana bapa tiriku dapat melihat buah dadaku yang subur gebu, perutku yang slim, pinggangku yang ramping, dan semak halus di bawah perutku yang kini menelan sepenuhnya tongkol keras batang bapa tiriku ini. Aku sentuh perut uncle Rafie yang berotot pejal itu. Aku usap dengan rahimku masih bersatu dengan batang uncle Rafie yang tajam dan keras itu. Uncle Rafie merenungku dalam. Aku tahu dia begitu kagum dengan keindahan tubuhku yang kini menghadapnya yang sedang berbaring.
    “How do you feel rite now? If you really want to give up.. Terserah lah.. Uncle tak ingin memaksa Sue..” katanya perlahan.

    Kami bagaikan pasangan suami isteri yang bahagia. Memang aku amat bahagia sekarang ni. Uncle Rafie memenuhinya dengan perasaan yang tulus ikhlas.

    “Kalau Sue tak suka, terserah pada Sue.. Uncle tahu Sue memang inginkan perhatian daripada uncle selama ini. Cuma uncle tak berkesempatan bersama dengan Sue.. Kalau Sue tak suka, uncle tak layak menghalang kehendak Sue sebab uncle sudah berada di bawah..” Uncle Rafie sengaja mahu menguji emosiku ketika ini.
    Dia tahu yang aku mula menerima keindahan yang kami kecapai tadi. Mungkin dia inginkan kepastian samada ingin meneruskan lagi atau berundur dari medan perang ini. Ku lihat, uncle Rafie mendepangkan tangannya dan meluruskan kakinya sambil merenung tepat ke mata ayu ku.

    Dia terus meneran mengembangkan kelopak cendawannya supaya meregang memadatkan ruang dalaman faraj ku supaya aku terus merasakan tekanan yang memberangsangkan. Perlahan-lahan aku mengangkat pinggulnya melepaskan batang pelir yang ditelan oleh farajku. Kelihatan licin kulit batang uncle Rafie itu diselaputi benih ku tadi. Keruh dan lendir. dat yang menikmatkan. Dan aku benar-benar terasa kecundang sebab terpaksa juga aku melepaskan batang Uncle Rafie itu dalam keadaan yang begitu berat melepaskan kepala cendawan bapa tirku yang kejang membesar itu. PLOP! Terlepas dari farajku dan aku terus berbaring meniarap dengan kepala terteleng ke arah yang bertentangan dari bapa tirku ini.

    Uncle Rafie tersenyum. Aku nekad untuk mengharungi malam ini bersamanya. Melihat aku berbaring disebelahnya, uncle Rafie dapat mengagak yang aku telah mengambil keputusan yang nekad berhubung hubungan kami berdua. Aku ingin meneruskan perjuangan kami yang belum selesai. Diambilnya minyak baby oil Johnson yang terletak di meja sebelah katil.

    Lalu dituangkannya minyak itu ke pinggulku sehingga mengalir turun ke alur farajku. Kemudian digosokkannya minyak itu penuh menyelaputi pinggul ku yang keras dan pejal itu. Dan sekali sekala dia melajakkan jarinya itu ke faraj ku yang masih menginginkan tusukan tumpul batangnya yang setongkol 7 inci itu.
    Perlahan-lahan dan berhati-hati dia naik merangkak memanjat ke belakang ku lalu menindih. Batang pelirnya diletakkan di alur pinggul ku yang pejal itu. Aku berdiam membiarkan. Aku ingin dia meneruskan dengan membiarkannya tanpa bantahan. Uncle Rafie gesel dari bawah ke atas. Bila pelirnya mengena celah peha ku, ianya kurasa memukul sedikit pintu dubur dan pintu faraj ku secara bergilir sebelum dilayangkan semula naik ke alur pinggul ku.

    Lama juga uncle Rafie berbuat macam tu. Aku menahan kesedapan. Mataku terpejam rapat setiap kali batang pelirnya digesel atas bawah dan memukul duburku dan pintu farajku. Tanpa di suruh, aku tertonggek pinggulku kepada uncle Rafie yang menindih tubuhku. Aku tunjukkan kepadanya rekahan pintu farajku yang sudah basah diminyakkan olehnya tadi dengan baby oil Johnson tadi.

    Dengan agak gelojoh, pantas uncle Rafie merendamkan kembali kepala cendawannya masuk melalui liangku yang indah lagi nikmat itu. Berdesup masuk dengan lebih mudah dari pertama kalinya. Aku pegang dengan kuat-kuat birai besi katilku. Aku memberikan tindak balas berlawanan bagi membantu uncle Rafie menelan batang nya supaya tertujah lebih jauh lagi ke dalam farajku.

    Uncle Rafie sorong perlahan-lahan, kemudian tarik sedikit, kemudian sorong lagi dan tarik lagi. Pada setiap kali sorongan masuk, aku melonjak ke belakang ke arah uncle Rafie, pada masa sorongan tarik keluar, aku makin menganjak ke arahnya kerana tidak mahu batangnya terkeluar dariku.


    Lalu dia memulakan gerakan sorong tariknya dengan konstan dan konsisten, mengikut rentak ku yang sudah naik berahi semula menerima asakan demi asakan dari tenaga batang yang sungguh besar dan panjang, dan memenuhi keperluannya ketika itu.

    “You like it Sue..?” uncle Rafie sengaja mengusik.

    Tapi aku tak mampu membalas usikkan itu dan hanya melepaskan keluhan manja anak kecilku yang seakan menagihkan belaian yang lebih merangsangkan dari semua itu.

    “Emm.. Emm.. Ooouuhh..” itu sahaja yang keluar dari bibirku yang basah dijilat berkali-kali oleh lidahnya.
    Sekejap kemudian dia melajukan henjutannya. Dan keluhan ku kian semakin laju seperti tempo tekanan yang diberikan. Makin ianya laju, makin aku tak karuan. Bunyinya seperti enjin sangkut tetapi kuasa enjinnya Ferrari pulak. Bila uncle Rafie santak habis ke dalam, terasa pinggulku yang pejal dan empuk itu menganjal menolak pelirnya. Dan itu merangsangkan uncle Rafie untuk makin mengganas.

    Rambutku di tariknya kuat. Aku mengerang. Pinggulku diramasnya. Aku merengek. Pinggulku ditamparnya. Aku mengaduh. Dan kemudian..

    “Ahh ahh ahh ahh ahh.. Eieiikkhh..” aku mula mengejang dan menggelinjat sehingga kepalaku terlonjak ke belakang sedangkan kakiku kian rapat menjadikan kemutan farajku jadi sendat dan mengetat menggrip pelir uncle Rafie. Aku berada di kemuncak kedua. Tapi, uncle Rafie masih beraksi selamba.

    Sepanjang lima minit aku menikmati orgasm yang panjang tidak berhenti itu, uncle Rafie terus mengepam laju memberikan kepuasan batin kepada ku, kepuasan yang pertama kali aku nikmati dari bapa tiriku sendiri. Kepuasan yang dicapaiku adalah tahap optimum. Tiada bandingan. Batang pelir uncle Rafie masih basah digenangi kolam ku yang membasah oleh cairan keruh kenyal dari terbitan mata air berahi kemuncak indali dari dalam faraj ku.
    “Emm..” nafas aku lega semula tetapi masih lagi aku dapat merasakan keladatan kerana pergerakan konsisten bapa tiriku yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kemuncak berahi jantannya. Aku semakin hilang kesabaran ingin merasai benih jantan bapa tiriku walaupun aku tahu akbiat yang bakal aku terima nanti. Aku ingin merasa bagaimana nikmatnya bila benih bapa tiriku bercantum dengan benihku pada masa dan pertemuan yang serupa. Aku ingin bila uncle Rafie terpancut, aku juga terpercik. Aku ingin uncle Rafie kejang, aku juga ingin erang sama. Aku mahu uncle Rafie menggelisah kerana aku juga ingin menggelinjat sama. Tapi aku malu hendak bertanya bila uncle Rafie akan kemuncak bersama-sama denganku.

    Perlukah aku berterus terang dengan uncle Rafie kehendakku?Agaknya bagaimana reaksi uncle Rafie bila aku inginkan dia sampai ke kemuncak syahwat bersama-saman denganku. Agak sesudah lega dari klimaks keduanya, uncle Rafie cabut kembali pelirnya. Kali ini aku tak terkejut. Dan tidak menghalang atau menahan. Sebab aku tahu aku akan menerimanya lagi.

    Perlahan-lahan aku merangkak. Dan kemudian berpaling kepada uncle Rafie yang tersenyum manja kepadaku. Pangkat bapa tiri bagiku, hilang seketika. Aku duduk merengkok dekat kepala katil. Tapi kakiku dilipatkan mengangkang selepas duduk di atas bantal. Melihat reaksi ku begitu, uncle Rafie faham dengan fesyen ku ini. Dan tanpa banyak kerenah terus memenuhi kekosongan ruang di antara celah kelangkangan aku yang kian memberontak.

    “Boleh?” Tanyanya sebelum mengasak masuk.

    Aku menggeleng sambil tersenyum penuh makna. Aku pegang batang uncle Rafie lalu ditarik naik ke atas. Uncle Rafie terdorong sehingga berdiri dengan batang pelirnya tersua ke mulut ku. Diasaknya perlahan sehingga aku dapat mencapai lidahku yang tajam ke kepala cendawannya.

    NGAP! Seinci tenggelam dalam mulutku. Dan aku menikmati jus-jus buah-buahan yang tadinya terpalit dari farajku ke batang uncle Rafie. Hmm.. Sedap rasanya bila air mani kami berdua dicampur. Tiada lagi perasaan geli untuk menikmati air jus hasil nafsu syahwatku bersama bapa tiriku ini.

    “Sedapnya Sue.. Emm.. Pandai Sue.. Sedut Sue.. sedut kuat sikit..” Uncle Rafie memberikan pujian perangsang kepadaku untuk memberi galakan berterusan yang sudahnya memberikan hasil yang baik kepada kaedah kuluman vakum yang ketat itu.

    “Mmm.. Mmm..” aku tiba-tiba terasa tercekik dan terbelahak bila kepala cendawan itu menutup tekakku sehingga menyukarkanku bernafas tetapi kemudian aku cuba adjust.

    Dan dapat menerima hampir tujuh inci itu dalam mulut, mencecah tekak ku. Uncle Rafie mengepam bila tangan ku penat. Bila kepalaku semakin lesu, uncle Rafie mengepam lagi bagi membantuku. Aku hanya perlu sedut vakum. Uncle Rafie cuba usahakan segalanya demiku.

    “Mmm..” aku rasa lemas.

    Kupandang tepat ke wajah bapa tiriku sambil menggeleng. Dicabut pelirnya semula lalu turun mencelapak antara celah kelangkangku.

    “Sue sudah basah lenjun ni..” usik Uncle Rafie sambil tersenyum.

    Farajku kebasahan dek kerana rasa berahi yang amat sangat. Tanpa banyak lengah, Uncle Rafie memacu batangnya ke arah lubangku. Pendayung direndam. Kemudian mulai diasak masuk semula ke dalam. Tapi aku terasa kurang selesa.

    “Kejap uncle..” rayuku sambil menahan dada tiriku.

    “Kenapa Sue?” Uncle Rafie manja sekali melayani anak tirinya ini. Minta apa saja pun pasti dibaginya.

    “Lenguh lah uncle..” aku beralih mendekati tebing katil.

    Pinggulku diletakkan betul-betul di tebing tilam. Kakiku terjuntai ke bawah sehingga tapak kakiku mencecah ke lantai. Aku menguak luas kelangkangku. Uncle Rafie turun ke lantai. Di lututkannya kaki mencium faraj milikku sepuas hati. Dijilat dan dikemamnya biji kelentit ku yang memerah, sebelum berdiri mengacu senapangnya semula. Aku menguak kaki luas-luas sambil menguak kelopak mawarku dengan jari tangan kedua belah menunjukkan pintu farajku yang sedikit terbuka.


    Slow-slow bapa tiriku meletakkan kepala cendawannya. Aku pula membantu dengan menggunakan tangan kiriku. Dipacukannya ke liang. Sehinggalah bapa tiriku menerjah ke dalam barulah aku melepaskannya. Masa Uncle Rafie mulai mengepam, aku memautkan tanganku ke leher Uncle Rafie. Merengkok badanku sambil ditujah laju oleh bapa tiriku dengan penuh nikmat.

    Tidak ada rasa yang lebih bagus dari pertemuan dua alat kelamin itu dalam posisi itu. Geselan kulit batang yang keras berurat itu dengan dinding faraj yang penuh menyimpan urat sensitif segala rasa geli dan berahi, membuatkan aku tak karuan haluan. Kepala cendawan Uncle Rafie juga menyimpan urat geli berahinya tetapi kematangan Uncle Rafie membuatkan dia mudah mengawal urat geli berahinya supaya tidak cepat membawa dia ke penghujung upacara.

    “Uncle.. Ooohh..” aku mulai berkata-kata dalam mimpi nyata.

    “Kenapa Sue..” Uncle Rafie merenung rapat matanya ke buah dada ku yang bergetar kencang selaras dengan kelajuan pelirnya yang mengepam.

    “Cepatlaa..” ringkas jawapanku.

    “Awal lagi sayang..” Uncle Rafie memujuk.

    “Sue tak tahan.. Uncle.. Hemm”

    “Hem?”

    “Sue nak sekarang..”

    “Sekarang? Takkan cepat sangat?”

    “Dahh.. sudah sejaamm..”

    “Tak suka lama?” Uncle Rafie cabut pelirnya lalu mengetuk ke biji kelentit ku untuk mengimbangi rasa sedapnya.

    “Nakk.. Tapi nanti buatlah lagii..”

    Uncle Rafie tersenyum.

    “Baiklah.. Kejap lagi.. Ya sayang” Uncle Rafie memasukkan semula pelirnya ke dalam farajku yang begitu mudah memberikan laluan itu, tetapi masih begitu sempit untuk digeledah oleh bapa tiriku.

    “Kita naik atas Uncle..,” aku mengajak bapa tiriku mengesot semula naik ke atas. Pelirnya tercabut semula. Aku naik menelentang menggalas punggungku dengan bantal. Uncle Rafie naik merangkak mencelapak tengah kelangkang.

    “Cantik..” puji Uncle Rafie melihat faraj ku. Tapi aku sudah tidak sabar.

    Jariku mengutil-ngutil biji kelentitnya dalam keadaan yang paling mengghairahkan
    “Please hurry.. Uncle..” cepat-cepat aku menarik tangan bapa tiriku.

    Uncle Rafie itu terdorong mendepang tangan antara rusuk kanan kiri ku. Aku merangkul pinggul Uncle Rafie dengan kakiku seraya memberi bukaan luas dengan jariku supaya batang pelir Uncle Rafie dapat menyelinap dengan mudah.
    “Lembut? Kasar?” Tanya Uncle Rafie.

    Aku hanya melayukan pandangan matanya. Kelopak mataku mengecil. Sedikit demi sedikit Uncle Rafie memainkan peranannya sekali lagi. Dia mengambil posisi sedap. Dengan kaki celapak katak, peha ku di atas pehanya, Uncle Rafie mula maju.

    “Ahh!!” aku mengerang manja menerima kemasukan batang Uncle Rafie.

    Liang farajku membuka perlahan. Seinci menjelajah masuk.

    “Uncle..” aku memanggilnya lemah.

    “Kenapa?” Uncle Rafie berhenti mengasak.

    “Sedaappnyaa..” aku melepaskan kelopak mawarku bila kelopak cendawan Uncle Rafie sudah ditelan oleh farajku yang tercungak tinggi atas galasan pinggul di bantal.

    “Lagi..” seinci lagi masuk, tinggal lima lagi. Aku cuba menahan geli bila Uncle Rafie menggentel biji kelentitku. Aku cuba menahan tangan Uncle Rafie dari meneruskan gentelen itu tetapi Uncle Rafie tetap beraksi bagi menerbitkan segera berahiku.

    “Masuklaah laagi..” aku merintih manja. Bibirku mengetap erat menahan rasa yang indah itu dari begitu cepat menghanyutkannya ke inderaloka.

    Seinci lagi menerjah. Tinggal empat inci lagi untuk memenuhi hajatku.

    “Padatnyaa..” aku menggelinjat menikmati asakan perlahan dan teratur dari peparangan terancang itu.
    Seinci lagi ditolak perlahan ke dalam. Aku dapat merasakan liang dalam kepunyaanku yang semakin mengecil itu kian menghimpit kebesaran kepala cendawan bapa tiriku. Tinggal tiga lagi. Faraj ku terasa semakin lincir.

    “Uncle.. Sue tak tahan uncle..” aku semakin mengeluh dalam. Keindahan ini tak mungkin dapat aku kecapi dari mana-mana lelaki.. Uncle Rafie menolak lagi seinci ke dalam membuatkan tinggal lagi dua inci..
    Aku terasa ingin mengemut tapi aku cuba menahannya. Batang pelir bapa tiriku terasa begitu besar lagi mengembang dan mengeras di dalam farajku. Terasa lebih besar dari yang tadi. Atau sebenarnya aku terasa begitu ghairah amat dengan nikmat yang hendak dicapai dengan Uncle Rafie sekejap lagi bersama-sama bila Uncle Rafie menyemburkan benihnya ke dalam farajku yang turut akan bersama memercikkan benih untuk ditemukan dengan benih Uncle Rafie

    “Santak uncle.. Dalam lagi..” aku merayu-rayu.

    “NAH!!”

    DUPP!

    “Aahh!!” Aku seperti orang yang kena hysteria bilabatang pelir bapa tiriku menyantak kuat lubang farajku ytang mengemut kuat.

    “Yeaasshh!!”

    CLOP! CLOP! CHLUP!

    Berdecap decip bunyi hempapan dan ganyahan batang pelir Uncle Rafie keluar masuk liang sempit ku yang kesat-kesat licin itu. Hangat dan merangsang.


    “Laju lagi.. Uncle.. Laju.. Dont give up!!” aku menjungkit-jungkit pinggulku hendak merasakan santakan yang lebih ganas.

    “Sempitnyaa..” ucap Uncle Rafie tak pernah merasa reaksi sebegitu rupa dariku.

    Aku sudah kemaruk sangat!! Aku tak sangka begitu indah sekali peperangan antara aku dan bapa tiriku. Lima inci tarik, enam inci membenam. Seakan tumbuh seinci. Tarik enam, simpan satu, masuk tujuh jadi lapan.
    “Uncle!!” aku mengejang serta merta.

    “Kenapa sayang..?” Uncle Rafie terus mengasak laju macam kereta lumba yang baru kena minyak pelincir baru.
    “Cepat uncle.. Sue tak tahan.. Help me please..” Milah makin tak tentu arah bila Uncle Rafie gigit puting buah dadaku dari sebuah ke sebuah.

    “Don’t do this to me!!” aku menjerit lagi. Agaknya rumah sebelah pun boleh mendengar jeritan kesedapan yang aku nikmati ni..

    “Relax..” Uncle Rafie memujuk.

    “No.. I can’t.. Please uncle.. Sue nak sekarangg!!” Aku memang sudah tak tentu arah lagi sebab aku sudah bertahan begitu lama.

    Aku menahan percikan benihku dari tadi. Aku menahan pancaran berahiku yang menggila dari tadi. Aku sudah semakin hampir ke pantai berahi yang indah. Cuma aku tinggal hendak terjun ke laut untuk berenang ke tepian sahaja. Tinggal Uncle Rafie untuk mengemudikan nafsuku ini.

    “Uncle.. don’t leave me alloonnee..!!” Aku menarik-narik kemasukan batang Uncle Rafie sambil merapatkan pehaku supaya laluan Uncle Rafie jadi lebih sempit.

    Asakan kian laju. Bantal galas dipinggul sudah terbang entah ke mana. Cadar sudah bersepah bertebaran ke lantai. Tidak ada apa lagi yang mahu diingati oleh kami berdua kecuali mengecapi kemuncak berahi mereka bersama-sama.
    “Suuee..” Uncle Rafie tak tahu hendak laju mana lagi.

    Gear lima sudah masuk. Sudah pun berpindah ke gear tinggi lori kontena. Sorong tariknya sudah hilang tempo. Peluh membasah di merata-rata menitik-nitik ke tubuh dan muka Milah. Peluh di celah kelangkang menambahkan kelinciran.

    “Unncclee.. Sue sudah nak hampir ni..” aku menggentel kelentitku yang kebasahan.

    “Sabar Sue.. Uncle jugaa..” Uncle Rafie sudah tak tahan sama terikut-ikutkan berahiku.

    “Cepat Unclee!!”

    “Sssuuee..!! Sempitnya lubang sue..” Uncle Rafie menindih badanku. Buah dada ku menjadi pelantar kusyen yang empuk di dada uncle Rafie.

    Dipeluk tubuhku sampai ke belakangnya. Lagi laju dia mengepam, lagi kuat pelukannya itu. Aku sendiri sudah mencakar-cakar Uncle Rafie di belakangnya dengan kuku ku yang panjang. Agaknya Uncle Rafie terasa calar dan melukakan. Tapi aku dapat agak Uncle Rafie sudah naik stim.

    Uncle Rafie juga semakin sampai. Kami berdua sudah dekat ke penambang. Laut bergelora kian kencang. Ombak yang memukul ke pantai berulang-ulang membanyak buih dan busa di tepian. Licin. Enak. Empuk.


    “Suuee..!” kerandut dakar Uncle Rafie berdenyut mengepam cairan benih yang likat dari kilangnya naik melalui salurnya.

    “Unccllee!!” aku mengemut kian kuat dan kencang. Badanku menggigil kuat akibat kesepana yang amat sangat.
    “Sue.. This is it..” Uncle Rafie bisik ke telinga sambil meneran.

    Faraj ku mengemut kuat. Rasa macam melekat. Rasa bergelen-gelen benih Uncle Rafie memenuhi ruang dan memancut di dalam.

    “Sue.. Uncle tak pernah rasa pancaran sebegini..” bisiknya ke telingaku.

    Aku tersenyum bila dia meluahkan isi hatinya. Aku pula seakan-akan menyedut-nyedut air mani bapa tiriku masuk ke dalam rahimku sesudah bertemu dengan percikan madiku sendiri. Basah seluruhnya. Tidak ada yang lebih basah dari mandian peluh dan mandian mani kami berdua.. Aku dan bapa tiriku tercungap-cungap kelesuan. Tak pernah dirasakan keladatan yang sebegitu indah.

    “Uncle.. Sedap nya.. You’re great..,”

    “Sue pun hebat walaupun this is your first time..” balas Uncle Rafie sambil pelirnya terus kekal keras terendam setelah habis melepaskan saki baki maninya dalam faraj ku. Kalau kena gayanya, aku bakal mengandungkan anak bapa tiriku sendiri yang akan menjadi cucunya.

    Walaupun aku bersikap enggan menyerah pada mulanya, tetapi dengan 1001 penyerahan yang wujud di lubuk hatiku, aku lihat Uncle Rafie sangat puas. Kita saling serah menyerahkan dengan keadaan yang sungguh mengasyikkan. Kali ini amat luar biasa. Kali ini berbeda dari yang pertama tadi. Amat luar biasa perkongsian kita. Amat nikmat bagi Sue yang menerima dan jelas juga-amat nikmat baginya yang memberi. Nikmat kita berdua. Untuk kita. Dalam aku mendakapnya erat-erat itu, tanpa aku sedar. Aku meletakkan muka ku ke bahu tengkuk Uncle Rafie. Seakan-akan tidak mahu melepaskan bapa tiriku.


    Waktu itu, kita seumpama sudah sebati. Kita terdampar!! Lesu.. Lesu. Tidak lagi bermaya lagi. Kini kita longlai. Kita terus berpelukan. Erat-erat. Perlahan-lahan, bagai angin kencang, suasana kembali reda. Uncle masih mendakap ku. Uncle balikkan tubuh ku telentang. Kita berpaut antara satu sama lain. Kita ingin sama-sama kembali ke dunia kita yang penuh sadar. Kita mahu sedar bersama. Kita mau seiringan kembali kedunia sebenar. Seiringan dalam dakapan yang penuh nikmat dan satu rasa. Batang uncle masih lagi dalam cipap ku.
    Uncle Rafie seakan-dalam keadaan terlena. Begitu juga diriku. Aku tidak tahu berapa lama aku dalam keadaan begitu. Umpama satu perjuangan, kita sama-sama seperjuangan. Kita sudah memenangi pertarungan itu. Sama-sama menang. Berjaya. Terhasil. Berhasil menikmati suatu keindahan yang tidak mungkin dapat diceritakan.
    Kita terlena dalam dakapan itu.. Berpelukan. Kita masih telanjang. Terkapai.. Terlena dan tertidur. Sebelum terlena, aku terfikir, bagaimana aku dapat melakukan hubungan asamara tadi? Uncle Rafie nampak cukup puas bersetubuh dengan Sue! Sue mencapai klimaks orgasma bertalu-talu. Kita benar-benar bersatu..!!

  • Cerita Sex Keluarga Aneh

    Cerita Sex Keluarga Aneh


    14170 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Keluarga Aneh ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexKeingat jaman dulu waktu kecil aku sering melihat kedua orang tuaku menonton film porno di ruang
    keluarga, saat itu siang malam di putar terus film pornonya mereka cuek walaupun ada anak anaknya di
    sekitarnya, sempat juga aku menemui orang tuaku saat dia nonton filmdan terangsang mereka langsung
    bersetubuh di tempat itu.

    Semua pembantu yang ada di rumah sudah paham sifat nyonya dan tuan jadi tidak heran bila ayah dan
    ibuku sedang ngentot pembantu masuk di ruangan, pembatu yang ada di rumahku ada 4 yang mana kesemuanya
    adalah wanita. Karena aku dan adiku sewaktu masih usia SD karena masih polos menganggap itu adalah hal
    yang wajar dilakukan oleh seorang ayah dengan ibu.

    Ketika aku pulang sekolah (aku sudah kls 1 SMP sedangkan adikku kls 6 SD )aku melihat kontol ayahku
    sedang dihisap oleh salah seorang pembantuku dan disamping ayahku ada ibuku yang bertelanjang dada
    memperhatikan sambil kadang-kadang berciuman dengan ayahku. Aku agak sedikit heran tapi.. ah mungkin
    hal yang biasa pikirku.

    “Pa.. kok sudah pulang dari kantor” kataku.

    Ayah dan ibuku kaget. “Eh.. sayang sudah pulang… bagaimana ujiannya?” tanya ibuku.

    “Lumayan lah.. ngga jelek” kataku.

    Aku langsung duduk di samping ibuku yang sedang bertelanjang dada itu.

    “Sana makan dulu Ted” kata ayahku.

    “Sudah Pah… tadi ada temen yang nraktir” kataku sambil tetap menatap pembantu kami yang bernama Dewi
    sedang menghisap kontol ayahku.

    “Lagi ngapain sih ma..?” tanya ku.

    Ibuku hanya tersenyum saja.

    “Sudah Tuan..?” tanya si Dewi mungkin dia agak canggung diperhatikan olehku.

    Cerita Sex Keluarga Aneh “Belum dong Dewi….. sampe keluar maninya.. kamu ini ngga pernah beres kalo kerja” tegur ibuku.
    Kulihat ayah ku.. beliau sedang merem melek sambil berdesis-desis… Ssshh.. hhhss.. ahh.. terus wi..
    ahh.. shh. Aku jadi penasaran bagaimana sih rasanya.. kok seperti yang nikmat betul.

    “Ma Teddy mau donk digituin kaya Papa” pintaku pada Mama.

    Mama tersenyum “Sini buka celanamu” perintah Mama.

    Aku langsung membuka celana dan menyodorkan kontolku pada Mama. Mama langsung menhisap kontolku dengan
    lembut dan tangannya kirinya memegang biji pelerku. Aku kontan merasakan nikmat2 geli.

    “Ahh… sshh.. Ma geli Ma… ssh ahh” tapi Mamaku tetap saja menghisap kontolku lebih dalam lagi. Aku
    melihat Papaku sedang berusaha memasukan kontolnya ke dalam memek si Dewi.

    “Lho kok Papa keterusan sih..” kata ibuku sambil tersenyum dan tangannya masih saja mengocok-ngocok
    kontolku.

    “Tanggung sih ma…” Kata Papaku.

    Kulihat si Dewi merem melek menerima hujaman kontol Papaku sambil sesekali menggoyangkan pantatnya.
    Tiba-tiba si Dewi memeluk erat pingang Papaku dan Papaku mencengkram bahu si Dewi “…aduh tuan udah
    mau keluar nih” erang si Dewi.

    “Bapak juga mau ke…luarrr…” kata Papaku dan Crott.. crott.. crot.. air mani Papaku di semburkan ke
    rahim si Dewi…. setelah itu mereka terkulai lemas dan tergolek bersama di karpet depan TV.

    “Teddy mau ngga masukin anunya ke memek Mama..?” tanya Mamaku sambil tangannya tetap mengocok
    kontolku, belum selesai dia bicara tiba-tiba.. Ahh.. ahh…… kontolku menyemburkan maninya sendi-
    sendi ini terasa lemas jadinya.

    Cerita Sex Keluarga Aneh “Yaaa… udah keluar… Mama kan belum di entot siang ini..” kata Mamaku kecewa.

    Papaku tertawa..” nanti malem aja.. kamu dapat giliran penuh…” kata Papaku.

    “Mammaa…” adiku ternyata sudah pulang diantar oleh Mang Ikin supir keluarga. Tenny langsung di sun
    pipinya oleh Mama.

    “Ma kok ngga pada pake baju sih?” tanya adiku itu.

    “Ngga apa-apa.. cuma gerah aja” kata Papaku menimpali.

    Malamnya ketika kami berempat sedang menonton sinetron aku dan adiku duduk dikarpet depan TV, sedang
    Papa dan Mamaku di atas sofa panjang. Ketika aku menoleh ke belakang, kulihat Mamaku sedang duduk di
    pangkuan ayahku sambil menyingkapkan dasternya dan terlihat jelas kontol Papaku diduduki oleh Mama.

    Pantat Mamaku naik turun dengan disertai goyangan yang erotis. Lalu mereka pindah ke karpet dan
    posisinya yaitu… ayahku berbaring sedangkan Mamaku di atas kontol Papa sambil menghadap ke arah
    Papa. Agen Poker Singa

    Lalu Mamaku menaik turunkan pantatnya sambil disertai goyangan…. “ahh.. sshhh… ahh…” slleep..
    sleep Sllepp…” Terus goyang Ma.. ahh.. sshh…”.

    Aku dan adiku saling berpandangan…. memang hal seperti ini sudah tidak asing lagi dipertontonkan
    kepada kami, tapi kami berdua sepertinya mempunya pikiran yang sama…. rasa penasaran akan rasanya.

    Tiba-tiba si Emi salah satu pembantu masuk ke ruang keluarga… melihat tuan dan nyonyanya sedang
    entotan tidak membuat si Emi canggung.

    “Nyonya.. makan malam nya sudah siap” kata si Emi.

    “Iya.. sebhen… thar.. sshh.. ahh” jawab ibuku.

    Aku hanya tersenyum saja. Tiba-tiba aku ada ide.. aku mengeluarkan kontolku dari balik celana… lalu
    minta si Emi untuk menghisap kontolku.

    Si Emi kaget… “nanti Nyonya dan Tuan marah lho Den” jawab si Emi

    “Ngga ah.. saya harus menyiapkan dulu minum buat makan nanti..” kata si Emi sambil ngeloyor pergi
    kebekalang. “Huh..” Aku bersungut-sungut. Tak habis akal.. aku menyodorkan kontolku ke mulut Mama yag
    sekarang posisinya menunggin dan Papaku sedang menusuknya dari belakang.

    Mamaku manyambut kontolku dengan mulutnya… aku merasa keenakan. Setelah kontolku memerah aku
    mencabutnya dari mulut Mamaku dan posisi merekapun berubah lagi…. Mamaku kembali menduduki kontol
    Papaku.

    Cerita Sex Keluarga Aneh

    Cerita Sex Keluarga Aneh

    Papaku memegang pinggul Mama sambil sesekali meremas buah dada Mama.Mama lalu membungkukan badannya
    untuk mencium bibir Papa.mereka berciuman dengan heboh…. hmmmpp… cpot.. cpot.. hmmp ashhh
    …sssshhh… ahhh.. ashhh… aough…..

    Aku bingung apa yang mesti dikerjain nih. lalu aku melihat lubang anus Mama.”Wah.. ada lobang yang
    masih nganggur nih..” pikirku. Aku lalu memasukan kontpolku di anus Mama. Mama kaget.. tapi..” pelan-
    pelan sayang …Ahhh… Sshh..” erang Mama.

    Aku langsung saja mengocokan kontolku dilubang anus Mama. Ahh sshh… ahh….. terus sayang.. masukan
    kontolmu… aahhh….. mmmhhh…

    Mama terlihat menikmati tentu saja akupun enjoy banget. Tapi Papa tampaknya terganggu dengan gerakan
    ku.

    “Ted.. jangan masukin kontol di situ… Papa jadi kagok nih” Akupun mencabut kontolku dengan kecewa.

    “Kak.. masukin di sini saja”. Tiba-tiba terdengar suara Tenny adiku dan diapun telah menyingkapkan
    dasternya dan membuka celana dalamnya. ceritasexdewasa.org Aku tersenyum… “Makasih ya Ten.. kamu adik yang paling
    pengertian” kataku.

    Sebelum sempat aku Mamasukan kontolku ke lobang memeknya Tenny Papa dan Mama menghentikan kegiatannya.

    “Sini Mama bantuin” kata Mamaku, lalu dia mebimbing kontolku masuk ke memek Tenny.
    “Tahan sedikit ya sayang..” kata Mamaku kepada Tenny. Lalu kontolku masuk perlahan-lahan .”Ahh..
    Agh…. sakit ma..” jerit Tenny tertahan.

    “Tenang sayang nanti juga enak..” hibur Mama, lalu Mama meremas-remas toket adiku itu yang masih
    sekepal tangan.

    Cerita Sex Keluarga Aneh “Gimana enak..?” tanya Mamaku ke Tenny. Adiku tidak menjawab hanya bibirnya mendesis ssshh..
    aahhhh…. sshhh…. terus kak.. ssshhh.

    Papaku tertawa.. “Wah udah keenakan dia” kata Papa.

    “Ted..gantian donk..” pinta Papa.

    “Waduh Papa.. ngeganggu aja nih” jawabku, lalu kita pun bergantian. Papa memasukan kontolnya ke memek
    Tenny. Tenny menahan nafas ketika kontol Papa masuk ke lobang memeknya, ada sensasi yang luar biasa
    memeknya dimasuki kontol yang lebih besar. Aku lalu tanpa buang waktu lagi kembali memasukan kontolku
    ke anusnya Mama.

    “Aaahhh….. ssshh…. terus sayang…… aahhhhh… ahhh….” erang Mamaku.

    Lima belas menit kemudian kami berempat mengeluarkan air surgawi kami bersama. “aaaahhh………”

    Sejak saat itu kami sering melakukan hubungan sex. Itu bisa terjadi antar aku dan Mama, aku dan Tenny,
    Mama dan Papa, Papa dan Tenny. tidak jarang aku dan Papa menggarap para pembantu bersama.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Pacar Kakak

    Kisah Memek Bercinta Dengan Pacar Kakak


    2298 views

    Duniabola99.com – Namaku Messa, aku anak kedua dari papah dan mamahku. Aku mempunyai kakak perempuan namanya kak Dena. Dia sudah kuliah dan aku amsih SMA. Sebagai anak gadis, aku dan kakak ku sama-sama mempunyai tubuh yang seksi namun aku lebih cantik dari kakak ku, karena wajahkuyang lebih mirip dengan mamahku yang juga cantik, dan kakak ku yang cenderung mirip dengan papahku. Aku memiliki perawakan tinggi 165cm, berat badan 55kg membuat tubuhku terlihat langsing dan sital. Aku juga mempunyai payudara yang gak terlalu besar namun sangat padat dan berisi, dan juga pantatku yag montok menjulang kebelakang, membuat aku sangat PD (percaya diri) ketika aku menggunakan celana pendek setrit.


    Sebagai anak terakhir, aku sering ditinggal oleh papah dan mamahku, kadang juga ditinggal kakak ku juga yang keluar dengan pacarnya yang bernama mas Bagas. Mas Bagas menurutku termasuk laki-laki yang ganteng dan juga memiliki tubuh yang langsing. Sungguh perawakn seperti mas Bagas yang menjadi idamanku. Hingga kalau mas Bagas maen dirumah aku sering mencuri pandang untuk memandangnya.

    Dan pada suatu Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Dena mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Dena aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang.

    Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Dena dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vcd tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan vcd tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku beriaru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu.

    Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. ”

    Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah. Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri.


    Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vcd player tanpa ngeluarin kasetnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Bagas pacar Mbak Dena dari Bandung.

    “Halo Messa sayang, Mbak Denanya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Bagas dulu?”
    “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
    “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.

    Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Bagas. Mas Bagas menyetujui usulku. Ternyata Mbak Dena cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Bagas mBagas.

    Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Bagas yang keren, kubayangkan Mas Bagas sedang telanjang sambil memperlihatkan Penisnya. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Bagas ama Mbak Dena lagi ngentot. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh.

    “Ada apa Messa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
    “Ah, enggak Mas, Messa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
    “Mas Bagas nonton TV aja nggak papa kan?”
    “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.

    Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang.

    Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vcd porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Bagas menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.

    Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Bagas di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Bagas. Mas Bagas tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.

    “Eh, Messa anu, eh belum tidur ya?” Mas Bagas tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vcd player.”
    “Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
    “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton.

    Aku mengambil posisi bersila sehingga memekku mengintip keluar dengan indahnya.

    “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.

    “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Bagas agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.


    “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Dena lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”

    “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Bagas tersipu mendengar ledekanku.

    Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Dena lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so memekkupun terpampang jelas.

    “Ehh bagusan punyamu.”
    “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.

    “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Bagas tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.

    “Sekarang giliran aku liat punya Mas Bagas!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Bagas.

    Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Bagas dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

    “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.

    “Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Bagas akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.

    “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku.

    Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.

    “Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
    “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Messa mmh”.

    Mas Bagas terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.

    “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..”

    Mas Bagas lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku


    “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.

    “Au.. sakit” Mas Bagas tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Dena vaginaku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    “Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Bagas memompa pantatnya maju mundur.

    “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu, demikian kutipan langsung dari forum resmi Kumpulan Dewasa Terkini.

    “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Bagas malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam memekku.

    “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
    “Ouwh.. enak banget vaginamu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas”
    “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, memekku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.

    Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Bagas merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.

    “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Bagas duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat.

    “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Bagas mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.

    “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu.


    Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

  • Foto Bugil Kimmy Granger dengan rok mikro dan kaus kaki bikini top

    Foto Bugil Kimmy Granger dengan rok mikro dan kaus kaki bikini top


    2930 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang sexy pantat montok Kimmy Granger pakai rok mini dan bikini merah toketnya kecil sambil berpose disamping pintu menampilkan memeknya yang bulunya baru dicukur.

    Koleksi Foto Cewek Cewek Cantik, Foto Cewek Cantik Idaman Para Cowok, Foto Wanita Cantik Gambar, Foto Wantik Cantik Tersenyum Gambar, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru 2019, Foto Cewek Cantik dan Cewek Imut, Foto Terbaru Artis, Kumpulan Potret Perempuan Cantik Di Dunia, Koleksi Foto Gambar Cewek Cantik Terbaru 2019

  • Video Bokep Eropa diajarin ibu ngentot saat tercyduk

    Video Bokep Eropa diajarin ibu ngentot saat tercyduk


    1964 views

  • Foto Ngentot Cewek Latina ramping Sadie Santana olahraga creampie setelah berhubungan seks dengan pria kulit hitam

    Foto Ngentot Cewek Latina ramping Sadie Santana olahraga creampie setelah berhubungan seks dengan pria kulit hitam


    1827 views

    Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.

  • Asian POV Gets Young Hitomi Kitagawa To Scream

    Asian POV Gets Young Hitomi Kitagawa To Scream


    1838 views

  • Kisah Memek Safrudin dan Delman Cinta

    Kisah Memek Safrudin dan Delman Cinta


    7417 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Safrudin dan Delman Cinta ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Yemima ditugaskan sebagai pimpinan cabang sebuah bank BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka ia harus berpisah dgn suaminya yg bekerja sebagai dosen dan pengusaha di kota. Yemima menyewa sebuah kamar paviliun yg dihuni oleh seorang perempuan tua yg anak-anaknya tinggal di kota semua.

    Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali kesan yg dapat di terimanya dari para bawahannya di kantor. Yemima pulang pergi ke kantor selalu menumpang bendi (delman) yg dimiliki oleh tetangganya yg bernama Safrudin, kebetulan Safrudin telah kenal baik dgn Mbok Minah pemilik rumah yg ditempati Yemima. Safrudin seorang duda yg berumur kurang lebih 45 tahun, cerai dan tak memiliki anak. Jarak rumah Safrudin dan Yemima memang jauh karena di desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput Yemima, maka secara perlahan ada perasaan suka Safrudin terhadap Yemima namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Safrudin karena ia tahu Yemima telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Yemima selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Safrudin tak enak hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.

    Safrudin setiap hari selalu melihat sosok keelokan badan Yemima tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang gairahnya selalu minta dituntaskan saat bersama Yemima diatas bendinya. Kemudian timbullah pikiran licik Safrudin dgn meminta pertolongan seorang orang pintar, ia berkeinginan agar Yemima mau dgnnya. Atas bantuan orang pintar itu, Safrudin merasa puas dan mulailah ia mencoba pelet pemberian orang pintarnya.

    Siang saat Yemima menumpang bendi, Safrudin melihat paha Yemima yg putih mulus itu, kejadian itu membuat gairah Safrudin naik dan kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yg longgar sehingga kejantanannya yg menonjol terlihat oleh Yemima, Safrudin malu dan berusaha membuang muka, sedang Yemima merasa tak enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa gagang kemaluan Safrudin itu memang besar dan panjang tak seperti milik suaminya. Ia tahu pasti kalau bercinta dgn Safrudin akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yg jauh berbeda saat bercinta dgn suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dgn suaminya agak berkurang dan suaminya cepat ejakulasi, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan kepuasan yg dia harapkan dari suaminya tak dapat Yemima nikmati. Sedang kalau ia melihat sosok Safrudin taklah sebanding dgnnya karena status sosial dan intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yg tak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan Safrudin yg bergelimang dgn kuda kadang membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Yemima butuh bantuan Safrudin mengantar jemput, ditambah Safrudin memang baik terhadapnya.

    Kalau dilihat sosok Yemima, ia seorang perempuan karier berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia menikah dgn Bento, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki ingin dekat dgnnya dan menjamah buah dadanya yg montok dan seksi.

    Dgn berbekal pelet yg diberikan gurunya, Safrudin mendatangi rumah Yemima. Malam itu gerimis dan Safrudin mengetuk pintu rumah Yemima. Kebetulan yg membukakan pintu adalah Yemima yg saat itu sedang membaca majalah.

    “Eee.. Bang Safrudin tumben ada apa Bang?” tanya Yemima.
    “Ooo.. aku ingin nonton acara bola karena aku tak punya televisi apa boleh Bu Yemima?” jawab Safrudin.
    “Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang tengah, televisi disitu..” Yemima menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.
    “Sebentar ya Bang?” Yemima ke belakang, membuatkan minum untuk Safrudin. Safrudin duduk diruangan itu sambil melihat televisi.

    Tak berapa lama Yemima keluar membawa nampan berisi segelas air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Safrudin minum. Saat itu Safrudin sempat terlihat belahan dada Yemima yg mulus sehingga Safrudin berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Yemima. Sambil minum Safrudin menanyakan, “Mak Minah mana Bu, kok sepi aja?”
    “Ooo Mbok Minah sudah tidur,” jawab Yemima.

    “Bagaimana kabarnya Bang?” Yemima membuka pembicaraan.
    “Baik-baik saja,” jawab Safrudin sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton Safrudin berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu Yemima sedang asyik membaca majalah. Merasa manteranya telah mengenai sasaran, Safrudin berusaha mengajak Yemima bicara tentang rumah tangga Yemima dan suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Yemima terangsang.

    Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?” tanya Safrudin.
    “Lho malu aku Bang, soalnya suami aku sibuk dan aku juga sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami aku selalu egois dalam bercinta.” jawab Yemima menjelaskan.
    “Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Safrudin.
    “Jangan ngomong itu dong Bang, aku malu masa rahasia kamar mau aku omongin ama Abang?” jawab Yemima.

    “Bu Yemima, aku tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Safrudin berkata dgn nada terangsang.
    “Haa.. dgn siapa?” jawab Yemima,
    “Sedang Bento suamiku di kota,” timpalnya.
    “Dgn aku..” jawab Safrudin.
    “Haa gila! masa aku selingkuh?” Yemima menerangkan sambil mengeser duduknya. Safrudin merasa yakin Yemima tak menolak jika ia memegang tangannya.

    “Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Minah.” Yemima mengeser duduknya.
    “Oooh.. Mak Minah udah tidur tapi..?” jawab Safrudin memegang tangan Yemima dan mencoba memeluk badan mulus itu. Sambil mencoba melepaskan diri dari Safrudin Yemima beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun pengaruh dari pelet Safrudin tadi telah mengundang gairahnya. Ia biarkan Safrudin ikut ke kamarnya.

    Saat berada di kamar, Yemima hanya duduk di pingir ranjangnya dan Safrudin berusaha membangkitkan nafsu Yemima dgn meraba dada dan menciumi bibir Yemima dgn rakus sebagaimana ia telah lama tak merasakan kehangatan badan perempuan. Safrudin berusaha meremas dada Yemima dan membuka blous tidur itu dgn tergesa-gesa, ia tak sabar ingin menuntaskan gairahnya selama ini. Sementara mulutnya tak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Yemima turun ke dada yg masih ditutupi BH pink itu. Sementara Yemima hanya pasrah terhadap perbuatan Safrudin, ia hanya menikmati saat gairahnya ingin dituntaskan.

    Kemudian tangan Safrudin membuka tali pengikat BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yg putingnya telah memerah karena remasan tangan Safrudin. Dgn mulutnya, Safrudin menjilat dan mengigit puting susu itu sementara tangan Safrudin berusaha membuka CD Yemima dan mengorek isi goa terlarang itu. Safrudinpun telah telanjang bulat lalu ia meminta Yemima untuk mengulum gagang kemaluannya, Yemima menolak karena gagang kejantanan Safrudin panjang, besar dan baunya membuat Yemima jijik. Dgn paksa Safrudin memasukan gagang kejantanannya ke mulut Yemima dgn terpaksa gagang kejantanan itu masuk dan Yemima menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung meriam Safrudin. Safrudinpun tak ketinggalan dgn caranya ia memainkan lidahnya di rongga kemaluan Yemima, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di belahan rongga kemaluan itu dan dijilatinya dgn telaten sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Yemima klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut Safrudin. Saat lebih kurang 20 menit Safrudinpun memuncratkan maninya ke mulut Yemima dan sempat tertelan oleh Yemima.

    Kemudian Safrudin mengganti posisi berhadap-hadapan, Yemima ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Yemima dgn menekuk tungkai Yemima ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Yemima kedua kalinya Safrudinpun meremas buah dada Yemima dan mengorek isi rongga kemaluan Yemima yg telah memerah itu, lalu Yemima kembali dapat dinaikkan nafsunya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi. Bagi Safrudin inilah saat-saat yg di tunggu-tunggunya, paha yg telah terbuka itu ia masukkan gagang kejantanannya dgn hati-hati takut akan menyakiti rongga kemaluan Yemima yg kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya gagang kejantanannya dapat masuk dgn pelan dan ini sempat membuat Yemima kesakitan.
    “Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Yemima.
    “Sebentar ya.. Yen sedikit lagi,” kata Safrudin sambil mendorong masuk gagang kejantanannya ke dalam rongga kemaluan sempit itu. Dgn kesakitan Yemima hanya membiarkan aksi Safrudin itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Safrudin supaya Yemima tak kesakitan.
    “Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yg terdengar dari mulut Yemima dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Safrudin menyemburkan air kenikmatannya dalam rongga kemaluan Yemima sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Yemima hingga pagi.

    Permainan cinta itu berlangsung tiga kali dan membuat Yemima serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tak kuat dan energinya terkuras oleh Safrudin malam itu.

    Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Yemima telah berada dibawah pengaruh pelet Safrudin dan saat suaminya datang Yemima pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Safrudin yg memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya. Cerita Sex Vita Gadis Mahasiswi Di Kampusku

    Yemimapun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Yemima memasang jadwal dgn suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Safrudin tahu Benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dgn Yemima sedang dgn suaminya Yemima hanya sekali 20 hari dan tak rutin. Akhirnya anak Yemima lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Yemima pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tak ada kemiripan anaknya denagn Bento yg ada hanya mirip Safrudin. Sejak Yemima berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Safrudin menyempatkan diri untuk berkencan dgn Yemima karena Yemima sudah tak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Safrudin.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Vidio bokep Antonia Sainz, Belle Claire, danTracy Delicious threesome lesbi

    Vidio bokep Antonia Sainz, Belle Claire, danTracy Delicious threesome lesbi


    1768 views

  • Hentai037

    Hentai037


    2285 views

  • Foto Ngentot Empera pirang yang spektakuler

    Foto Ngentot Empera pirang yang spektakuler


    2199 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang cantik body sexy dientot anal dari belakang sambil berdiri dan juga diatas sofa empuk dengan banyak posisi berbeda beda yang sangat hot yang akan merangsang berakhir dengan menembakkan sperma yang banyak dipantatnya.

  • Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi Alexis Crystal mendapat pukulan dan creampied di atas bola yoga

    Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi Alexis Crystal mendapat pukulan dan creampied di atas bola yoga


    2011 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang lagi gym pantat bahenol pirang Alexis Crystal dientot ditempat gym diatas bola yoga dan memeknya dibobol keras dan menembakkan air mani yang banyak kedalam memeknya. Agen Judi Bola

  • Kisah Memek Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi

    Kisah Memek Memek Brewok Budhe Titiek dan Mbak Darmi


    3154 views

    Duniabola99.com – Saat ini usiaku sudah 16 tahun, sebentar lagi aku sudah kelas 1 SMA. Aku sama seperti kalian yaitu penggemar wanita setengah baya. Kali ini aku akan menceritakan kisahku dengan budhe Titiek.


    Sudah jadi jejaka muda kamu ya kata budhe Titiek yang selalu mengagumi kegantenganku. Memang wajahku merupakan kombinasi manis antara gen ibuku yang berasal dari keraton Jogja, dan bapakku yang keturunan kraton Solo.

    Usia budhe Titiek 57 tahun. Budhe Titiek adalah pensiunan PNS. Suaminya meninggal karena sakit. Sedangkan kedua anaknya sudah berkeluarga dan pindah keluar negeri tetapi tanpa kabar hingga kini. Tubuh budhe Titiek seperti kebanyakan ibu-ibu lainnya. Tubuh montok, pantat besar, perut sudah berlemak, dan teteknya memang sudah turun tapi besar menggoda. Sebagai lelaki penggemar wanita setengah baya pasti akan menyukainya.

    “Le…kamu harus ngerti, bahwa bapakmu yo adikku itu perlu pendamping untuk bisa mengasuh kamu dengan baik, karena apa? kamu sebentar lagi sudah tumbuh jembut he he he…” kata budhe Titiek sambil menoel janggutku.

    “Ketika laki-laki kemencur kaya kamu itu le, yang sudah keluar jembutnya, sangat butuh kasih sayang, tidak cukup oleh bapakmu tok, tapi juga butuh kasih sayang seorang ibu, meskipun itu ibu sambung”. Aku yang waktu itu sedang bermanja-manja dengan budhe Titiek sambil tidur-tiduran dipangkuannya cuma membisu. Jujur saja aku tidak begitu mendengar kata-kata budhe Titiek, aku betul-betul sedang terbuai dengan tubuh budhe yang membuatku terangsang.

    Budhe Titiek yang waktu itu memakai daster longgar yang tidak memakai lengan membuatku sangat terpesona. Kulitnya yang kuning sangat kontras dengan bulu ketiaknya yang tumbuh lebat yang tersembul diam-diam, jujur saja aku baru melihat secara jelas sosok budhe Titiek. Sejak kecil, budhe Titieklah yang menjadi tumpuanku untuk bermanja-manja. Baru kali ini aku terpesona dan bergairah. Mungkin ini yang dinamakan puber ya, bukankah budheku sendiri mengatakan aku sudah jadi jejaka yang sedang tumbuh bulu jembutku. Aku betul-betul terbuai melihat bulu ketek budhe Titiek yang lebat, dan aroma tubuhnya di siang yang terik itu betul-betul membuat seluruh pori-pori tubuhnya mengeluarkan bau yang khas, bau seorang wanita dewasa. Dengan malu-malu aku mencium bau itu, dan budhe Titiek tersenyum memandangiku.

    “ono opo le… kowe kok cungar-cungir, opo budhe mambu kecut yo” katanya sambil mencubit hidungku.

    ” budhe seksi banget…” kataku spontan.

    “wah… ponakanku iku wes gedhe tenan, lha iku sing ngisor wes obah-obah ” katanya sambil nguyel-uyel burungku yang pelan-pelan mengembang. Aku jadi malu dan berusaha bangkit, namun pada saat yang bersamaan budhe menunduk akibatnya wajahku langsung bertemu dengan daging empuk yang sangat lumer, ternyata budheku tidak pakai kemben. Ahhhh, dengan segenap rasa aku merasakan itu. Pelan-pelan otot burungku semakin mengeras, dan cilakanya budheku malah dengan erat membenamkan dadanya yang besar lumer itu ke mukaku…

    “ohhh le… budhe pengin nyusuni kowe maneh ki…” katanya sambil terkikik.

    Aku jadi malu, tapi jujur saja aku begitu menikmati lumer dadanya budhe Titiek. Apalagi ketika dengan sengaja budhe Titiek memasukkan seluruh mukaku ke belahan dasternya, aku betul-betul merasakan hangatnya bukit kembar itu. Dengan gemes budhe mengusap-usapkan seluruh bukit dadanya kemukaku, “le budhe pengin nyusune kowe…” katanya merintih.

    Dengan naluriah mulutku kudekatkan pada dada itu, dengan terpejam aku mencari puting hitam yang besar itu.

    “Oh le, hisap terus pentile budhe” ceraunya ketika mulutku dengan alamiah menghisap dan menjilati puting dadanya yang sebesar jempol tangan itu. Budhe semakin menekan wajahku, desisnya semakin membuatku bersemangat untuk menghisap habis putingnya.

    “le enaaaaak, terussssss” katanya sambil terus mendekapiku. keringatnya yang mulai membanjir semakin menguarkan bau tubuh wanita dewasa, aku betul-betul terbius dan lupa diri.

    Budhe semakin mendesah, ketika mulutku kembali mengenyot dengan ganas penthil item besar itu.

    “ahhh le, enak….bangetttt” rintihnya. Aku lupa diri, bahwa yang sedang kukenyot habis adalah penthilnya budheku. Aku ingin menumpahkan rinduku pada sosok ibu. Dengan wajah memerah budhe menarik wajahku, dan dengan ganas budhe menciumi wajahku. hidungnya mengeser-geser pipiku, terasa meremang semua bulu-bulu halus diwajahku. Bibirnya yang penuh, mencium dengan ganas bibirku. Aku yang baru pertama kali merasakan hangatnya bibir wanita dewasa terasa terbang diawang-awang, halus lumer dan hangat mencipok-cipok.

    “le keluarkan lidahmu” desis budhe memintaku untuk mengeluarkan lidahku, dengan naluriah kupanjangkan lidahku, dan kembali aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa. Lidahku dihisap dan diusap oleh lidah budhe. Seluruh tubuhku luruh yang terasa nikmat luar biasa. Pelan tapi pasti aku mengikuti irama yang dikembangkan budhe. Sedot…hisap dan jilat akhirnya aku kuasai dengan baik.”….hmmmm pinter kowe le….ahhhhhh enak le” desisnya lagi. Budhe kemudian menengadahkan lehernya, dengan naluri yang sama aku menelusuri lehernya yang jenjang dengan kecupan-kecupan lembut, kadang dengan erangan budhe memintaku untuk menggigit dan menghisap lehernya yang putih kekuningan itu, kuciumi bau khas yang memabukkan itu lagi. Budheku pun tak kalah ganas, gantian wajahku dan leherku yang diciumi dengan hisapan-hisapan kecil yang melenakanku. ohhhh nikmatnya. Telingaku pun tidak luput dari jilatan-jilatan lidahnya, geli banget. Akupun melenguh kuat. Disaat aku tergiur nikmat dari sentuhan-sentuhan panas bibir budhe, kembali aku mendapat kejutan yang membuat lututku goyah. Budhe Titiek tiba-tiba jongkok, dengan ganas budhe menurunkan celana komborku, dan burungku yang baru berambut jagung teracung melengkung keatas.


    “oh le, kontolmu sudah tegang banget yo, naik turun terus tu”, kata budhe kepadaku sambil menggoser-goser pipinya yang hangat ke cendawanku, tangannya dengan lembut membelai seluruh otot-otot batang mudaku. Nikmat banget. Belum hilang rasa nikmat itu, berganti dengan jepitan hangat yang menyelusuri otot-otot kakuku itu. Ternyata budhe dengan beringas memasukkan seluruh batang burungku ke mulutnya yang penuh. Lalu dengan pelan-pelan menghisap dan mempermainkan lidahnya disekujur kepala burungku.

    “ohhhhhhh budheeeee, enakkkkk bangettttt……” aku hanya bisa merintih sambil meremasi seluruh rambut budhe yang panjang mengurai itu.

    “enak yo le…..” jawabnya sambil mempermainkan burungku naik turun. Slrup…. Slrup, hanya suara itu yang terdengar ketika budhe menghisap dan mengulum otot kejantananku itu.

    “aduuuuhhhhh budhe….enakkkkk budhekkkk” mataku terbeliak dan menyempit, mengiringi rasa nikmat, lenu dan gelinak…geli enak yang melanda seluruh sari-sari nadiku. Aku merasa naik ke atap kenikmatan yang kian tinggi. Aku hanya bisa merintih, merintih dan mencecap-cecap setiap kenikmatan yang muncul dari goseran lidah dan kuluman nikmat dari bibir penuh budheku. Budheku menatap dengan senyum nakallll,….”enak yo le….nek dikenokno” katanya menggoda, kemudian mulutnya melepas dan mencucup-cucup segenap batang kejantananku, dan akhinya turun di bola pelerku. Kembali aku hanya bisa ngruguhhhh menikmati sapuan lidah budhe disemua otot kejantanankuyang baru hilang kulupnya 6 bulan lalu. Belum hilang rasa enak itu, kembali budhe membuatku terlololong nikmat, ketika lidahnya yang runcing menyapu segenap daerah tahitiku, aku menjijit, melengkungkan tubuhku sambil mendesissssss nikmat ” aduuuuhhhhh belekkkkkkkkk, geli bangettt ngettt ngettttttt” sambil mengesol-gesolkan segenap organ tubuhku menikmati sledutan nikmat…mat dari gocekan lidah budheku. Melihat gelinjang kegelianku, budhe tambah semangat lidahnya yang tajam mempersona itu memainkan lubang kencingku. Aku hanya bisa meremas rambutnya dengan ketat melihat aksi lidah budhe itu. Terasa aliran kencingku berdesir naik, membuat kepala burungku semakin memerah dan berkedut-kedut nikmat. Seperti gunung merapi yang mau memuntahkan lahar panas. Budheku paham, dengan sigap tangannya memencet ulir dibelakang topi bajaku. Memitesnya dengan cepat, terasa ada yang berjingkat dan pelan-pelan jaliran nikmat yang kian naik ke atas pelan-pelan turun luruh. “ahhhhhh budhekkkkkkkkkkk…..oh, enaknya. seruku melihat aksinya itu.

    Kemudian budhe membimbingku duduk di kursi panjang. Dengan gaya gemulainya budhe mengundangku dengan jentikan jari telunjukknya yang runcing memanjang itu. ketiaknya yang sedikit terbuka memamerkan bulu-bulu hitam yang lebat mengurai. Pelan aku mendekatinya, dengan berani aku mengangkat lengan itu, kubenamku seluruh mukaku di bulu-bulu hitam yang melebat basah. aku luruh dalam bau yang memabokkan hasrat berahiku. kuciumi dengan hangat. budhe terkikik-kikik kegelian.


    “….ahhhhh le geliiiiii, opo ora jijik to kowe ngambungi kelekku iku” katanya sambil mengelus-elus rambut keritingku. Aku hanya mendesah, dan semakin mengendus-endus bau yang membuatku terangsang itu. Setelah puas dengan bau itu, secara naluriah aku kembali menekuni bukit dada yang kenyal dengan puting hitam sebesar ibu jari itu. budhe menghindar, dan dengan kelitan yang merangsang budhe kemudian berdiri, dan membuka dasternya yang sudah madul-madul itu. Aku hanya ngowohhhhh menyaksikan tubuh mulusnya yang berdiri utuh dengan segenap ketelanjangannya. Lengannya membuka penuh memamerkan bulu-bulu menghitam disekujur ketiaknya, sementara dua bukit kembarnya bergoyang-goyang dengan hiasan puting merona hitam. Perutnya yang menggemuk, turun dihiasi segitiga hitam lebat mengakang. Budhe ternyata tidak memakai kancut. rambut jembutnya lebat sekali, sangat kontras dengan kulitnya yang putih temu giring. Sekali lagi aku hanya melongo, dan membuatku sulit menelan air ludah, berjegut-jegut nanar menatap utuhnya tubuh perempuan dewasa yang matang itu.

    Pelan budhe membuka lebar kedua kakinya, dan dengan gemulai memamerkan saluran lahar merah mudanya yang dikelilingi hutan belukar yang lebat itu. Dengan gemulai pula budhe menyibakkan gawuknya, dan memainkan itilnya yang menonjol keluar. Dengan bahasa isyarat budhe memintaku mendekat, bagai seorang guru budhe membimbingku..

    “le iki sing jenenge gawuk…” sambil memamerkan gawukknya yang merah muda itu..

    “lha sing iki jenenge itil le”..desisnya sambil menjentil-jentil itilnya sehingga makin menonjol keluar. Kemudian budhe memintaku untuk menciumi gawuk utuh itu. bagai kerbau dicocok hidung, akupun melai mendekatkan hidungku. Terasa segar baunya, kemudian dengan lidahku aku menuruti budheku guruku itu dalam mempermainkan burungku tadi. Pelan kumainkan lidahku disekujur garis membasah itu, terdengar budhe mengerang berkeredut menambah basah garis membujur itu. Aku makin semangat menjilati aliran lahar asin itu, apalagi ketika kulihat dibalik rimbunnya jembut hitam itu, budhe juga ngowoh mulutnya mendesis, sementara matanya terbeliak putih. Ternyata budhe menikmati ketika lidahku yang kasap itu melumat habis daging kecil menonjol itu. kusapu habis-habisan semua barang basah itu, budhe tergerinjal-gerinjal mulutnya menyemburkan kata-kata saru, “waduhhhhhhh le enak tenan ohhhhhhhh terus le” sambil tangannya menekan-nekan kepalaku membimbing untuk menemukan titik-titik nikmat diseluruh penjuru gawuknya itu. Dengan pekikkan yang sangat keras budhe menekankan seluruh mukaku, ketika dengan berani kuhisap habis itil itu.

    “……aduhhhhhhhh le aku metu….mettuuuuu metttuuuuuu tuuuuuuuuuuu” serunya, terasa berkejut-kejut dan membanjiri mulutku segenap cairan kenikmatan dari lubang enak itu. setelah itu pelan-pelan gawukknya yang tadi munjuk memenuhi mulutku menggelosoh, kakinya yang menjepit leherkupun demikian. Terlihat budhe terpejam. keningnya penuh dengan embun keringat, nafasnya yang memburu pelan-pelan berangsur normal lagi. “pinter tenan le kowe” desisnya sambil memandangiku sayu. Aku kemudian bangkit, dan memeluknya erat. Budhe pun kembali menciumi wajahku. Pelan-pelan tangannya menggapai burungku yang masih tegak berdiri kokoh. Kemudian membimbingnya, dan memasukkankannya ke lubang nikmat itu. Aku sempat ragu dan bingung harus bagaimana. Namun dengan naluriah aku pelan-pelan memasukkan kepala jamur itu ke sela-sela gawuk budhe. Terasa geli luar biasa ketika burungku memasuki guwa garbanya. Hangat mencengkeram. Apalagi setelah budhe menekan pantatku ke bawah. Terasa hangantnya teraso,”….hmmmmmm terus le, tekaaaann ke bawah kontolmu. desisnya.” aduhhhhhhh kontolmu enak banget le, mentok” desisinya lagi ketika burungku masuk lebih dalam lagi. kakinya yang panjang itu kemudian melingkari pinggulku. Dengan naluriah pula aku menaikkan dan menurunkan tusukan kelubang injit-injit semut itu. “ohhhhh budhe, kok enak bangeeettttt” kataku sambil menghujamkan burungku yang disambut dengan hisapan dalam oleh budhe di gawuknya. Aku bagai tengelam dalam lubang yang bisa bernafas, kadang menghisap kadang memeras bahkan kadang menjepit. Sementara mulut budhe tiada henti menciumi wajahku, melumuri pipiku dengan jilatan lidah yang menghisap, mencucup dan melumuri mukaku dengan air ludahnya. Aku hanya bisa mengerang-mengerang menikmati rasa nikmat yang merambat dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kenikmatan itu semakin terjal ketika budhe dengan sengaja memutar-mutarkan pinggulnya mengimbangi tusukan-tusukan ngawur dari kontolku. ” ohhhhh terus le, enakkkkk sing rosa le” desisnya, aku menurutinya, kutahan jelajah nikmat yang mulai mendekati ujung kepala burung itu. Aku ingin menikmati rasa nikmat yang mengigiti ujung burung itu. Dengan hentakan yang kuat aku menghujamkan seluruh batangku itu, budhe terlihat membelalak dan kembali melolong nikmat “aduhhhhhhhhhhh le aku metuuuuu tuuuuu tuuuuuuuuuuu”teriaknya terasa mendesir-desir basah melingkupi kepala kontolku. Aku dipeluk sangat kuat, dan kakinya yang jenjang mengunci pinggulku. Sementara pinggul budhe dengan ritmis bergerak gerak dalam geseran nikmat yang menjumbul-jumbul. Ohhhhhhh terasa ada yang ingin meletup di dasar lubang itu. Keringat budhe tumpah setumpah bersama dengan keringatku yang membasahi seluruh tubuhnya pula. Keringat perempuan dewasa yang memapaki puncak kenimatannya, menguarkan bau yang membuat nafsuku kian membumbung. Pelan gerakan ritmis itu mereda, dan dengan ciuman sayang, budhe memintaku untuk mencabut burung kokoh yang masih belum terluka itu. “wesss le dicabut disik yo” serunya sambil menciumi segenap mukaku kembali. Dengan ogah-ogahan aku mencabut burung itu, ada yang ngganjel karena aku juga sudah mulai merasakan rasa nikmat yang menjujul-jujul ujung kepala burungku. namun karena budhe memintaku untuk mencabut, maka dengan terpaksa aku mencabut burung itu. Kemudian budhe mengelap sekujur gawuknya yang porak-poranda itu dengan kain dasternya. Setelah dirasa beceknya ilang, budhe kemudian memintaku berbaring. Dengan rakus kembali budhe mengoplos seluruh batang kemaluanku dengan hisapan dan jilatan kembali. Aku kembali merasakan sapuan-sapuan nikmat yang menggambir-gambir burungku itu ” aduhhhhhhh budhe, enak-enakkkkkkkkkkkkk” seruku menikmati aksi binal mulut budheku dalam mempermainkan segenap pori-pori otot kejantananku itu. Setelah dirasa cukup pelan-pelan budhe mengangkangiku. Dengan tangannya yang utuh budhe kemudiam memasukkan kembali burungku itu menerobos hutan lebatnya yang kembali membasah. Pelan terasa pijatan yang lembut dari gua garbanya. “ohhhhhh aduhhhhhh le menthok” seru budhe ketika ujung kepalaku menyentuh lubangnya yang paling dalam itu. Kemudian setelah berkeredut sebentar, budhe kemudian menaikkan dan menurunkan pantatnya yang bohai itu memijat dan mengurut otot kejantanku. Aku kembali disuguhi pemandangan yang mengasyikkan, kedua susu itu bergerak ritmis mengikuti ayunan pantat bohai itu. Pentilnya yang hitam kembali merayuku untuk menyentuhnya. Melihat mulutku yang mendesis nikmat, tapi mataku yang melotot memandangi ombak didadanya itu, budhe tambah kemayu dan mendekatkan pentil besar itu persis di mukaku, sentuhan pentil itu membuat saraf mulutku semakin nikmat, aku kemudian mengangakan mulutku. namun sebelum pentil itu terhisap mulutku budhe memindahkan pentil itu ke ujung hidungku. Mulutku justru tersapu oleh bulu lebat dari ketek budheku, aku jadi merem melek. Budhe tersedak, dan tergigik melihat aku yang kembali mendusel-dusel ketiak lebatnya dengan gemas aku kemudiam mencium dan menyedot seluruh aroma ketiak itu.


    “aduhhhhhh le keriiiiiiiii banget” serunya gemas sambil memutar-mutarkan pinggulnya memijat seluruh batang kenikmatanku itu. Terasa mentok dan menimbulkan senasai padat di ujung-ujung syaraf kegelianku. Aku mendengok dan merangkul dengan ketat tubuh budheku. Menghujamkan seluruh otot kejantananku dengan sekuat-kuatnya, sementara budhe yang melihat usahaku justru berusaha mengimbangi dengan sedutan-sedutan serta tarikan dari arah yang berlawanan.

    “enak yo le…kelekke budhe…huhuuuuuuhhuuuuu” gerengnya sambil memutar-mutar pingulnya. Sementara putingnya yang keras dan kenyal itu menyapu-nyapu seluruh dada basahku. Budhe menggelinjang nikmat ketika tanganku membalas iseng menerobos lubang tahitinya. “aduhhhhhhhhh le tok apakno, tilisanku ituuuuuuuu” geramnya

    ” enak-e pollllll…aduhhhhhhhhhh…aduhhhhhhhhhhhhhhh, terus le terus” teriaknya. Aku yang melihat budhe begitu bergeloranya jadi lebih bersemangat, sementara ototku menghajar gua garbanya, tanganku menghajar tahitinya. Sementara mulutku dengan ganas beralih mengkenyot polll putingnya yang keras hingga ke langit-langit mulutku. Melihat olahku yang demikian, budhe hanya bisa mendesis dan semakin memperhebat gerakan pinggulnya, semakin cepat…cepat dan akhirnya irama ritmis itu aku nikmati lagi, budhe mengelinjang-gelinjang dan full power menghentakkan pinggulnya. “aduhhhhh le, budhe metu maneh”……pinter kowe le aduhhhhhhhh enak tenanannnnnnnnnnnnn” terasa desir banjir memenuhi lobang nikmat itu, melumuri segenap batang kejantanku membuatnya licin. Budhe terguguk menikmati sisa-sisa nikmat sambil memelukiku dengan hangat, sementara aku dengan lahap melumuri lehernya yang basah oleh keringat kenikmatan itu, terasa asin tapi bagai tonikum untukku. Setelah nikmat reda, budhe kembali menaikkan dan menurunkan pinggulnya kembali, aku kembali menikmati urut-urutan nikmat. gerakan pinggul budhe kembali menapaki batang kejatananku, pelan semakin cepat, semakin memutar dan menghentak. Sementara budhe kembali membetulkan rambutnya yang bosah baseh itu. Aku kembali terpana menikmati tubuh yang berkilap karena keringat, dan juga ketiak yang kusut lebat itu. Puting dan dada itu kembali menampilkan goyangan ombak membuncah kadang bergerak dengan gelinjang yang kuat. Kadang dengan irama yang lembut membuncah. Aku yang selama ini pasif saja merasakan belaian dan urutan lembut menarik-narik nikmat mulai ujung kepala sampai batang kelakianku, dan lebih menikmati pemandangan indah yang membuncah didepanku, serta mendengar erangan dan deruman birahi dari mulut budheku serta bunyi rinmis dari beradunya antara tulang pubisku dengan pantat bohai dari budheku mulai panas, dan dengan hentakan yang kuat aku langsung memeluk budheku, budhe tanggap dan ganti memelukku dengan ketat. Aku kembali mendapat sensasi dari pergantian posisi itu. kami bersetubuh dalam posisi duduk, keringat kami menyatu saling melengkapi. Terasa sangat kuat jepitan lubang nikmat itu, mengurut….memerah, melintir-lintir, berdegut-degut menebarkan seribu sensasi rasa yang tak pernah terbayangkan selama 16 tahun hidupku itu. kami saling bertukar peran, kadang menghujam kadang menarik kadang mengurut disertai irama erangan dari mulut budhe yang kian berat…”ohhhhhhgrhhhhh le huenanankkk tennnnnnh” yang kadang berganti “….pinter tenan leeeeee aduuuuuuuuuh, kok eunannnnnnnk banget kontolmu” disertai dengan pagutan-pagutan dan jepitan mulut budhe disekujur leherku. Mendapat nikmat itu, lama-lama magma kuat yang mulai merambat dari ujung tahitiku naik…naikkkk dan akhirnya dengan hentakan kuatttt aku hanya bisa melenguh keras

    ” aduhhhhhhhh budhe kulo metu, pengin nguyohhhhhhhhhhhhhh” dengan ketat budhe menggoyangkan pantatku, memutar dan menghisap dengan sedotan dan gerudutan di dalam gawuknya itu….

    “iyooooo le terus aduhhhhh semprotan pejuhhhhhhhmu enakkkkkkkkk banget leeeeeeeeeeeeee” yang disusul dengan gerakan ritmis dari pinggul budhe lagi, dengan ritme yang sama dan dengan erangan yang disertai dengan gigitan kuat dileherku. Akupun mengeluarkan segenap magma keperjakaanku dileher rahim budhe dengan penuh rasa dan nikmat yang baru aku alami seumur-umurku. Aku kemudian jatuh terlentang di sofa biru itu, budhe tetap memelukku, dan mencium habis seluruh wajahku. Dengan nafas satu-satu budhe membisikiku

    “ohhhhhh le kowe saiki wes joko tenan, dudu joko kemencurrrrrr, budhe seneng bangettttttttt” serunya sambil terpejam didadaku yang kerempeng yang penuh dengan noda-noda merah gigitan budheku dan juga basah dengan keringat nikmat kami.

    Setelah reda, budhe kemudian bangun. Dengan gaya gemulai budhe menata rambutnya kembali, aku kembali terlongong bengong menikmati pemandangan indah perempuan dewasa, matang. Tubuh budhe basah keringat, ketiaknya membuncah gemuk dengan uraian bulu ketiak basah lebat, hitam. Sementara dadanya membusung dihiasi puting hitam besar yang bergoyang sesuai dengan irama tangan budhe. Perutnya yang lumer memblenduk melipat gundukan hitam kelam yang penuh dengan gelimang peak magma keperjakaanku. Aku kemudian bangun dan dengan sigap kembali mencumbu-cumbu, menguik-nguik bulu indah di ketek budhe dan meremas gemas puting hitam itu. “wesss le mengko bengi maneh yo, saiki budhe arep masak ben engko bengi iso dienggo kembul bujono kanggo bapakmu karo ibu sambungmu, mbak darmi” katanya sambil memencet hidungku dan mencium bibir ngowohku. Budhe kemudian bangun dan memakai dasternya kembali. Aku hanya bisa menatapnya dengan penuh nafsu kembali. Burungku yang terkulai nikmat kembali bangun. Namun budhe sudah lenyap masuk ke dalam dapur yang hanya tertutup korden.


    Mbak darmi, ibuku sambung….

    Malam yang kubenci itu akhirnya datang juga. Sejak kemarin rumahku sudah padat oleh sanak famili. malam itu bapakku jadi menikah dengan perempuan yang bernama darmi. Bapakku tidak salah pilih, karena mbak darmi merupakan perempuan idaman sesungguhnya. Wajahnya sangat jawa, kulitnya sawo matang, rambutnya hitam banyak dan bergelombang yang sangat menarik bulu keteknya juga sangat lebat, dan dadanya full membusung tinggi. Itu aku ketahui secara tidak sengaja, sore itu mbak darmi sedang didandani oleh budhe Titiek. Aku yang sudah diperjakai oleh budheku beberapa hari lalu menjadi ketagihan, penginnya nyosor terus dan bisa sembunyi diketiak budhe Titiek. Aku kangen banget dengan bau tubuhnya, bau keleknya dan juga sangat kangen dengan geredutnya lubang kenikmatannya. Jadi, ketika melihat bayangan tubuhnya masuk kamarku aku jadi belingsatan dan panas dingin meriang kontet. Apalagi aku tahu secara sekilas budhe Titiek tidak memakai kemben meskipun daster yang dipakai agak rapat. Samar-samar aku bisa melihat goyangannya yang lembut ketika melintas, spontan burungku berontak dan mulai agak mengeras. Berjingkat aku mencoba mengikutinya, dan dengan perlahan membuka pintu kamarku. Namun, aku jadi salah tingkah karena dikamarku, ternyata budhe tidak sendiri dia bersama ibu sambungku mbak darmi, yang membuat aku makin belingsatan mbak darmi dan budhe Titiek sedang duduk sepur-sepuran, mbak darmi di depan dengan kemben yang munjung dan budhe Titiek dibelakangnya sedang menata sanggulnya. Lututku langsung lemas, jantungku langsung nitir. karena waktu itu mbak darmi dengan anggun sedang mengangkat kedua tangannya ke atas, dan memegangi rambutnya yang sedang di tata oleh budhe. ngowoh aku melihatnya, karena ketiaknya benar-benar dihiasi rambut lebat hitam yang tak kalah lebatnya dengan milik budhe Titiek, lehernya jenjang dan bukit dadanya menjembul pengin memberontak keluar dari kembennya yang ketat. Melihat aku yang kaya kethek di tulup, budhe Titiek tertawa ngekek ” ono opo to le….kene mlebu kene”, serunya sementara mbak darmi hanya tersenyum tanpa merasa risi sama sekali melihat mataku yang melotot tot hampir keluar itu, malah sempat kulihat dia tersenyum nakal menatapku. ” iyo nang danang…, ayo mlebu kene wae” serunya manja sambil membetulkan letak sanggulnya itu. “rindhik asu digithik” bagai pepatah itu, aku dengan malu-malu duduk disamping mereka berdua. Aku tidak berani menatap wajah mbak darmi, namun dengan malu-malu aku mencuri-curi pandang ke arah ketiaknya yang dihiasi rambut kelek mengurai lebat. Budhe tersenyum melihat tingkahku, dan berkata “…le…le kowe iku nek ndelok kelek wulunen kok ora kedhep-kedhep to” katanya sambil menoel wajahku. Aku gelagapan malu, sementara mbak darmi malah terkekeh-kekeh “…iyo mbakyu, kawet mau kok tak delok tole danang iku ndak kedhep blas mandeng kelekku iki” katanya sambil mengangkat kembali lengannya dan pura-pura menciumi baunya..”opo ambune kecut nemen yo yu?”katanya pada budhe Titiek. Budhe Titiek hanya ketawa ” …le iki lho ambungen kelek-e mbokmu” katanya sambil menarik tanganku untuk duduk persis disamping mbak darmi, ibu sambungku itu. Aku makin salah tingkah, namun dengan berani mbak darmi menyodorkan keleknya yang lebat itu kearah mukaku. Tercium lagi bau keringat wanita dewasa yang agak berbeda dari aroma kelek budhe Titiek, agak lebih manis namun lebih merangsang. Tiba-tiba aku memberanikan diri untuk mencium kelek itu, sementara mbak darmi terkikik geli melihat mulutku yang menyosor dan mengkempit-kempit ketiaknya. Melihat tingkahku itu, budhe langsung menimpali “wes …wes le, ojok tok sosor terus ibukmu iku…ndak mari-mari mengko” katanya sambil memintaku untuk keluar kamar. Melihat mukaku yang kecewa berat, mbak darmi langsung memelukku dan mencium keningku dengan rasa sayang.”wes cah bagus…mengko nek wes mari temu manten kowe keno ngambungi kelekku maneh” katanya. Budhe langsung tertawa ngakak “wahhhhhh danang panji iki memang senangane kelek mbak” katanya sambil kembali menata sanggul mbak darmi, ibuku sambung. Melihat diriku yang masih cemberut, budhe Titiek langsung mendatangiku, memelukku dan mengusap lembut keningku. “he he cah bagus, ibumu ben dadan sik yo, ben tambah ayu..” katanya. Mendengar itu, aku hanya mengangguk. dengan arif budhe langsung membawa kepalaku ke arah lekukan ketiaknya, dan membiarkan mukaku terbenam sampai penuh diketiaknya, yang entah karena keringat yang cukup membanjir membuat aroma yang membikin aku melayang jauhh, membangkitkan rasa berahi yang tadi sempat padam. Budhe nampaknya paham, jadi sebelum birahi itu muncul, beranak pinak dan membangkitkan birahinya pula, mengangkat kepalaku dan memintaku untuk keluar kamar dan membiarkan ibuku dan budhe menyelesaikan pekerjaannya dulu. Akupun maklum, apalagi budhe sempat membisikiku untuk ngeloni tidurku nanti malam sambil mencubit pelan burungku yang masih jinak disarangnya itu. Pelan aku bangun dan keluar dari kamar.

    Namun belum terlalu jauh aku melangkah, mbak darmi ibu sambungku memanggilku “…..le panji…, tolong ibu ambilkan kutang warna merah maron yang ada di kamar bapakmu”. kemudian terdengar gurutuannya pada budhe Titiek “waduh aku lali je mbak, kok kotange ora digowo sisan mau” bisiknya dengan suara manja. Suara yang membuatku panas dingin. Dengan gemetar aku mencoba masuk ke kamar bapakku, pelan kuketuk dan ternyata kosong. Mungkin bapakku sedang berhaha hehe dengan teman-temannya. Kemudian bergegas masuk dan mencari kotang merah maron milik mbak darmi itu. Kotang itu tergeletak begitu saja disisi tempat tidur, ada dorongan kuat untuk menciuminya. Terasa bau keringat khas yang tadi sempat kucium. Bau yang cukup membuatku berdetar, membuatku on mode. Belum puas rasanya menciumi bau itu, ketika kembali terdengar suara budhe Titiek, “le…dang cepet, iki lho ibumu selak kademen (kedinginan)”. Dengan bergegas aku segera kembali ke kamarku. “…suwun lho le” ujar ibuku ketika kuberikan kotang warna merah maron itu. Tanpa sungkan, ibuku dengan dibantu budhe Titiek langsung melepas kain jaritnya dan dengan cepat jarit itu meluncur ke bawah. Ternyata ibuku sambung tidak mengenakan apa-apa lagi didalamnya. Aku betul-betul terkejut melihat pemandangan itu, tubuh mulus yang sangat berbeda dengan budhe Titiek yang sudah memiliki anak dua. Susunya tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil, bentuknya sangat indah. putingnya coklat tua, tidak sebesar putingnya budhe Titiek, namun betul-betul bulat membongkah. Yang membuatku semakin ngowoh dengan lutut gemetar ketika pandanganku terbentur diselakangan ibu sambungku, bagian itu ditutupi dengan bulu hitam lebat yang mengelombyok, keriting sangat kontras dengan kulitnya yang **********. Sungguh amat berbeda dengan punyanya budheku, yang kemarin habis kuenyel-unyel itu. Ingin rasanya aku membenamkan batang burungku yang sudah sangat keras itu ke belahan daging hangat yang terbungkus rambut hitam itu. Melihat mukaku yang full mupeng itu, ibu langsung menepuk pipiku lembut “..cah bagus…kowe kok jadi berobah koyo patung! opo aku ini aneh bagimu to le” serunya. melihatku yang hanya bisa menelan ludah dengan mata melotot, budhe langsung menyahut “…dudu aneh mbak, tapi anumu iki” sambil mengelus rambut hitam kemaluan ibuku. “jembutmu iku, ngruntel akeh lan kandhel poll, mungkin pikere tole panji duh…jembute we kuethele ndahno rasane, mesti uenak tenan…hmm mbener ndak le? katanya kepadaku. Mbak darmi ketawa ngikik “…bener cah bagus, kowe seneng banget karo jembutku iki to?!” tanya ibuku sambil mentoel pipiku lembut. “..jelas seneng to mbak, seneng banget mestine tole panji” kata budheku menimpali sambil tidak lupa membelai-belai rambut jembut ibuku sambung itu. wahhh edan tenan, pikirku. Budheku malah dengan berani menyentuh susu mbak darmi sambil berkata “..piye le susune ibumu, isok mengkel to, ojok tok bandingno karo susune budhemu iku, sing wes kambon bocah loro” katanya sambil mempermainkan puting ibu sambung. Mbak darmi kembali tertawa terkikih-kikih ” iso wae sampeyan iku yu…yu, wes geli kabeh aku ki” katanya sambil cepat-cepat memasang kemben dan memintaku untuk keluar kamar. Budhe juga segera membantu memasangkan kaitan tali kotang. Aku hanya bisa menelan ludah menikmati indahnya punggung ibuku sambung yang sekarang tertutup tubuh budhe Titiek, yang meskipun sudah agak kendor tapi masih sekel itu. Pelan aku meninggalkan kamar itu, dan kembali bergabung dengan saudara-saudaraku yang lain di kamar tamu.

    Resepsi perkawinan bapakku dengan mbak darmi memang diselenggarakan sangat sederhana, hanya famili dan tetangga dekat yang diundang. Selepas pukul 09.00 malam suasana sudah kembali normal. Bapak dan ibuku sambung sudah masuk ke kamarnya, aku hanya mendengar jeritan-jeritan kecil dan juga erangan-erangan bapakku yang entah sedang melakukan apa. saudara-saudaraku yang lain juga sudah kembali kerumahnya masing-masing yang memang letaknya masih satu deret dengan rumahku itu. Tinggallah aku dengan budhe Titiek di kamar tamu itu. Melihat sudah tidak ada tamu yang datang. Budhe Titiek mengunci pintu, kemudian mengikuti langkahku yang menuju kamar. Baru saja aku duduk ditepi ranjang, budhe sudah memelukku. Le panji ” budhe kangen banget karo kowe” ujarnya sambil mulutnya menghujaniku dengan ciuman bertubi-tubi.


    “heemhhh panji juga kangen dengan bau keleknya budhe” ujarku sambil membalas ciumannya, dalam satu minggu ini aku sudah mampu menjadi murid bercinta yang baik. Ilmu ciumanku sudah naik satu tingkat. Mupengku jadi mode on, melihat budhe yang terus menerus menggigiti dan menghisap lidahku.

    Budhe pun nampaknya terpengaruh dengan erangan-erangan yang ada dikamar bapakku, mupeng on juga. Tubuhku didorongnya ke tempat tidur, dengan tergesa budhe mencopoti bajuku. Sebentar saja tubuhku sudah telanjang kuyup. Budhe juga dengan tergesa melepaskan dasternya sendiri, kembali aku melihat tubuh mulus budhe yang meskipun sudah berusia lima puluhan lebih tapi masih tetap mendebur-debur jantungku. Tubuh yang kemarin bagai laboratorium cinta bergelimang peakku. Melihat pandanganku yang terpesona itu, budhe dengan manja mendekatkan keleknya ke hidungku.

    “…hmmm le, budhe kangen diambungi kelek-e” katanya, akupun menyambut dengan antusias, kujulurkan lidahku untuk menjelajahi hampir seluruh permukaan kelek budhe yang penuh bulu ketek itu,

    “….uhhh, hmmm!”,

    “ohhhh geli le, tapi uenakkkk tenan” sambil telapak tangannya mengelus dan menekankan kepalaku untuk bisa menemukan titik-titik geli dipermukaan keleknya itu.

    Dengan puas aku menikmati lazuardi nikmat, dari aroma yang terus menguar seiring mengembangnya pori-pori birahi disekujur ketiak budhe yang berbulu sangat lebat itu. “awwwwwww…” budhe merintih kecil ketika mulutku menjepit bulunya dan menariknya pelan,”koweee nakal le,” seru budhe sambil memelukku keras, dan kemudian mengalihkan mulutku untuk menyusuri pentil hitamnya itu. Budhe kemudian membiarkan tanganku meraba-raba sepasang payudaranya yang ranum lengkap dengan putingnya yang hitam sebesar ibu jari itu. Entah kenapa aku begitu menyukai puting susu yang hitam itu, kupermainkan dengan sepenuh hati, sehingga puting itu mulai mekar dan bergetar-getar seirama dengan nafas budhe yang kian berat.

    Aku mulai sedikit mengerti bagaimana memainkan emosi budhe, aku kembali meremas dengan irama yang kadang lembut, kadang kasar, bahkan kadang dengan elusan yang anggang-anggang namun penuh perasaan. Budhe hanya merengek manja dengan ulahku itu “…le kowe kok pinter saikii” rintihnya sambil mengeliat. Matanya nampak meredup. “le tanganmu enak tenan, angettt koyo ono semuteee”, melihat reaksi budhe itu aku semakin terangsang, aku semakin ramah, rajin menjamah, menguit, mengulik dan menggelintir segenap pentil kenyal itu. kadang pindah ke kiri kadang balik kekanan. Budhe kembali merintih “uedannn, enak le” terus “oukh, le!hmmmrhhhh…shh, akh” rintih budhe sambil membusungkan dada yang sedang menjadi obyek cabulku itu, aku berusaha memberikan kenikmatan maksimal untuk budheku itu, nampaknya budhe dapat meresapkan rasa geli-geli nikmat akibat ulahku itu. Capek dengan tangan aku mulai memainkan hidung dan mulutku. Hidungku mulai menyusuri segenap pori-pori yang mulai mengembang dipermukaan susu, kemudian memasukkan ujung pentil itu di lubang hidungku, kuhirup bagai menghisap in heller. Budhe hanya merintih melihat aksi nakalku itu. “okhhh le kowe pinter saiki” katanya sambil terus membusungkan dadanya, seolah memberikan kesempatan selebar-lebarnya agar aku dapat mengeksplor penuh segenap pentil nikmatnya itu.

    Terlihat muka budhe semakin memerah, nafasnya semakin berat, rintihan dan geramannya yang diiringi kata-kata

    ” aduhhhh mati aku le, aduhhhh enak tenan le” semakin sering kudengar. Aku semakin bersemangat. pelan kubuka mulutku, dan happ pentil besar itu masuk dalam mulutku.

    “aduwwwwww” jerit lirih budhe, perempuan matang yang menjadi budheku itu menggelinjang-gelinjang, ngosek, ketika aku kembali menghisap dan mengkenyot.

    “terussss le sedot, kenyottt ahhhh edan enak le enakkkkk”

    “hmmm!…” dua telapak tangan budhe menekan dan mengacak-acak rambutku sambil terus menekankan mulutku mengapai nikmat diujung pori-pori kulitnya. Keringat budhe mulai mengembun, menguarkan bau birahi tubuh wanita dewasa matang. Putingnya ngaceng keras memudahkanku menjepitnya dilangit-langit mulutku. Aku juga mulai terangsang. Sungguh nikmat pentil itu, renyah untuk dikulum dan digigit kenyal menjentak-jentak. Plok…ohhh plok…cpruut. Bunyi sensual yang keluar dari ulahku. Seiring semakin bervariasinya ulahku, kadang tak kulum, kadang tak lepas kadang tak gigit. Berganti-ganti kiri dan kanan. Puting itu sudah basah kunyup dengan air ludahku, tak bosan-bosan aku mempermainkannya. Bagai bayi yang betul-betul menikmati aliran lembut susu ibunya. Menyebabkan rasa geli bercampur kenikmatan kian dirasakan budheku.

    “oukhhh le! teruskan dikenyot le”,

    “yohhhh bener dikenyot sing kenceng”..

    .”aduhhhhh enak tenan le” mulut budhe mendecap-decap seperti orang mabuk udara. dan payudara budhe semakin mengembang, pertanda budhe kian terangsang dengan ulahku itu. Lebih-lebih bila aku menaikkan pentilnya itu menyusuri langit-langit mulutku, nafas budhe jadi turun naik.

    ” leeee sing kenceng kenyotane le”

    ” aduhhh yo beneeeer, ngono le. Aughhh, leeee! enak banget!” rintih budhe. Aku semakin bersemangat. Digigit-gigitnya pentil susu yang kenyal itu. Dihisapnya. Lalu dijilatinya dengan bernafsu. Sebentar ditinggalkannya, puting itu. Lalu ganti aku mengecupi buah dada ranum itu bertubi-tubi. Lalu kembali ke pentil susu yang siap menanti. Dihisapnya lagi. Digigitinya. Dikulum-kulumnya lalu dilepaskannya lagi. Sementara tangan budhe tak menentu mengerumasi rambut ku yang baru saja potong rambut, sehingga rambutku menjadi acak-acakan.

    Agak lama aku mencumbu sepasang susu yang matang menggiurkan itu. Demikian pula dengan ketek lebat budheku, tak kubiarkan menganggur. Ketiak budhe memang berbulu lebat, meskupin masih kalah lebat dengan mbak darmi ibu sambungku. setelah habis kuciumi, lalu kuturunkan ciumanku sampai ke pinggang sebelah kiri. Naik lagi ke ketiaknya, menurun lagi sampai ke pinggangnya. Demikian berulang-ulang. Aku juga menggunakan ujung lidahnya untuk menjilat-jilat sambil menggigiti keras dan lembut. “Uukh, lee Kowe sungguh pintar membahagiakan perempuan . . . !!!” bisik budhe terputus-putus, menahan nafsunya yang kian berkobar.

    Dikamar sebelah juga terdengar erangan dari mbak darmi ibuku sambung. Bahkan terdengar jeritannya yang berat menambah nafsuku semakin berkobar-kobar untuk memberikan kenikmatan yang sama pada budheku itu.


    Permainan lidahku terus dengan gencar menyerang tempat-tempat mengelambir di tubuh budheku yang sensitip. Kujilati juga perut budhe yang menggelembung kenyal tapi lumer itu. Pusarnya yang agak bodong itu menjadi sasaran ciuman-ciumanku berulang-ulang. Tanganku pun tak tinggal diam, membelai-belai kedua paha budhe yang mulai mengangkang resah.

    Budhe sudah gemetar tubuhnya. Panas dingin. Ketika mata budhe menengok ke bawah, pandangannya beradu pada sesuatu yang mulai mengacung keras bagai tombak di antara kedua kakiku. Clegut terdengar budhe menelan ludah. Burungku itu nampaknya sudah sejak tadi menggodanya. Lalu budhe menurunkan tangannya. Digenggamnya batang burungku yang sudah sangat tegang itu. Aku menciumi sedikit di bagian bawah pusar budhe, mengendus-endus bau jembut budhe jadi menahan nafas. “Oukh. budhe . . . !” kataku meresapi jajaran nikmat yang mulai menjalari tubuh burungku. Budhe nampaknya merasakan burungku yang mulai mengembang lagi, terasa hangat dan besar. Nampaknya budhe sangat senang, dan menggenggamnya dengan cara seperti itu. Sementara itu, tanganku masih terus meraba-raba seluruh permukaan kulit budhe, yang mulai membasah oleh keringat cinta. Melihat gelagat budhe yang kian menggebu, aku berusaha menahannya. “Sabar, budhe!” bisikku. “Nanti budhe boleh berbuat apa saja terhadap punyaku. Tetapi sekarang, aku sedang ingin mencumbu tubuh budhe. Seluruh tubuh budhe! aku kangen dengan baunya, aku kangen banget budhe, jadi kurang leluasa kalau budhe menggengam burungku kaya begini!” kataku berani dengan nafas yang terputus-putus, jujur saja aku takut burungku keluar duluan, padahal aku betul-betul menginginkan percumbuan dengan budheku agak lama. Apa boleh buat. Meskipun nampaknya budhe masih ingin menggenggam batang burungku yang mulai terasa berdenyut-denyut itu, namun akhirnya dilepaskan juga, ahhhh leganya. Maka kini aku dengan leluasa melakukan aktifitas untuk membaui, mencumbu dan menguit-guit seluruh tubuh budhe, tanpa perlu harus melepaskan rasa nikmat diujung burungku.

    sambungan

    Dan . . . hhmmmh! aku kembali harus menahan napas bilamana pandanganku tertuju lagi pada selangkangan budhe. Bagian itu gompyok ditutupi rambut yang tebal keriting. Hmmh! Rambut kemaluan budhe bukan saja lebat dan ikal tapi menghitam! Kata orang, semakin tebal rambut kemaluan perempuan akan semakin enak kalau digituin. Dan sekarang, secara jujur, aku harus mengakui, bahwa rambut kemaluan budhe memang tebal dan lebat, meskipun punya mbak Darmi lebih liar dan pating jerabut. Aku kembali berjegut menelan ludah. Jika menuruti nafsuku, tentu seketika itu juga burungku akan kubenamkan ke belahan daging hangat di balik rimbunan hutan lebat itu.

    Tetapi aku sudah sedikit pengalaman dan tidak ingin grasa-grusu. Aku ingin membuat budhe semakin ketagihan . “Oukh, le !” budhe kembali menepuk pipiku lembut. “tok apakno gawukku!”

    sambil menelan ludah. “he he, anunya budhe ini lho. . . !” ujarku sambil memainkan rambut kemaluan budheku. “jembute budhe top markotop maknyuss indah dan menawan sekali” seruku dengan gaya mr. bondan, tak susul dengan perkataan menggoda “jembutnya saja sudah begini menggiurkan, apalagi kemaluanmu. Tentunya enak sekali. Hmmh!” budhe tertawa kecil melihat gayaku itu. “Kowe senang to dengan jembute budhe ?!” tanyanya sambil menarik-narik rambut jembutnya mengimbangi mataku yang melototi lebatnya jembut itu. “Senang poll, budhe. Senang sekali,” kataku masih terus dengan mesra membelai-belai rambut kemaluan yang indah itu. “kowe kok maleh pinter banget to le, wes saiki terserah to apakno gawukke budhe” serunya manja sambil mengakangkan pahanya lebar-lebar. Tanpa diperintah dua kali, akupun langsung memainkan gawuknya budhe itu. Jembutnya yang lebat langsung tak bikin bosah-baseh, setelah itu langsung tak tekan-tekan, budhe tambah ngowoh. Aku jadi semangat pelan hidungku membaui rambut jembut itu, khas banget, puas membaui aku mulai mencium-cium jembel menggelambir itu, bahkan tak jarang tak tarik-tarik dengan bibirku, he he persis berciuman bibir ketemu bibir, cuma yang ini bibir yang vertikal. Budhe hanya tersenyum melihat ulahku itu, giur-giur kenikmatan nampaknya sudah mulai menggerumuti, matanya mulai berat terbuka. Secara naluriah pahanya mulai dibuka, memapangkan gawuk yang betul indah membasah. jari-jari tanganku tak lupa untuk bermain-main diperbukitan lebat dan menjuntai itu. Hmmm, bikin kerasan banget. “le, ojok tok delok waeee to” rintih budhe yang mulai tak sabar dijelenggelekkan pinggulnya supaya aku bisa menguakkan bibir-bibir gawuknya itu. Hmm, tampak ceto bagian dalamnya kemerahan dengan lelehan yang merangsang untuk disruput. Ludahku kembali berjelegut, beginilah kiranya lubang kenikmatan itu. Dengan mesranya, aku meraba-raba gawuk yang indah itu. Merah dan licin. Pada bagian atas, pada pertemuan antara dua bibir, tampak sekerat daging yang menonjol besar, itil. Nyempil sendirian. Tidak berteman. Sungguh kasihan. Aku kembali memandangi sepuas-sepuasnya panorama indah mengesankan itu. Budhe memijit hidungku dengan agak kuat. “Oukh, le! ojok tok tonton thok ?! Memangnya punyaku barang tontonan!” aku tersenyum. Nampaknya budhe sudah kepingin sekali dikerjai gawuknya. Aku sih masih ingin lebih memandangi, bagiku gawuk budhe Titiek tak ada habis-habisnya. Gawuk budhe rasanya lebih indah dari pada vagina-vagina perempuan lain yang pernah tak lihat photonya di situs-situs porno langgananku. Jari-jari ku kembali menyentuhnya. Budhe tergelinjang. “Wow! Hmmh, leee enak!! Ss sh, akh!” budhe menggeliat. Jariku terus bermain. Mengutik-utik kelentit yang nyempil aduhai.

    Aku kemudian menempatkan kepalaku di antara kedua paha budhe yang sudah mengangkang. Liang gawuk yang sebaris dengan sibakan bibir inilah yang kemarin menjepit dan memberikan kenikmatan yang tiada tara pada burung kepodangku. Lagi-lagi tanganku kembali menyentuh kelentit yang cuma sekerat itu. Budhe terjingkat dan bergelinjang merasakan nikmat yang mulai datang. Ismet koncoku ngomong , itil itu bisa berdiri dan menegang persis kontol. Benarkah?! aku jadi senang sekali menguik-nguiknya dan mengulangi perbuatannya berkali-kali. “Oukh, edan geli, le! Geliiiii! Sssh, akhh . . . !!” budhe kembali merintih-rintih.

    Tingkahku saat itu, bagaikan kanak-kanak yang memperoleh permainan yang mengasyikan. Permainan yang tidak ada dijual di toko. Semakin giat aku ngulik-nguliki sekerat daging kecil itu. Semakin sering budhe mengerumasi rambutku, sambil mulutnya terus menderam-deram.


    Tidak puas dengan hanya menyentuh dengan tangan saja, bibir-bibir kemaluan yang ditumbuhi rambut itu, tak plekekne semakin lebar lagi. Kedua kaki budhe kini telah niengangkang selebar-lebarnya, menekuk ke atas. Sekarang, bagian dalam kemaluan itu telah terpampang selebar-lebarnya. Terbebas sama sekali.

    Sedetik kemudian, budhe hanya bisa terpekik: “Awww . . . !” Tubuhnya tersentak ke atas. ketika aku membenamkan hidungku ke dalam belahan daging yang aduhai itu. “leee cah bagusssss . . . !! Uf ! Ssssh ennnakhhh, le!!” budhe merintih-rintih sambil menekankan belakang kepala ku dengan kedua tangnnya. Hidungku pun mulai menggusur ke sana-ke mari. Seperti akan membongkar seluruh bagian gawuk budhe. Kaki budhe hanya bisa menendang-nendang ke atas, merasakan kenikmatan tidak bertara, melihat hebohnya reaksi budhe aku terus dengan giatnya menciumi gawuk budhe yang jujur saja menyebarkan bau yang segar merangsang!

    “Oukh, leeee! Enak . . . enak . . . enak, sayangghhhh! Teruskan, lee! Ayo, lebih cepat sedikit. Hmmmh leee! Terus, sayang. Terus, terus, akhhhh !!”

    “Aku juga, buleeeek! Aku . . . aku . . . juga enak, asinnnn koyo keju rasane” bisik ku sambil memainkan lidahku, menjilat dan menjilat.

    Mata budhe jadi merem melek. Kepalanya terlempar ke sana-ke mari. Lehernya menggeleyong-geleyong. “leee! Kowe kok senang banget menciumi punyakuuuu . . . to ?!! Shhh . . . !!!” tersendat-sendat suara budhe merasakan jurus nikmat permainan lidahku. “koweeeee pinter le, enakkkk banget ohhhhh” budhe kembali mengerang, dan kurasakan cairan keju itu terus datang menyirami mulutku.

    Kami berdua sudah lupa diri, kami sudah tidak memperdulikan suara-suara dari kamar bapakku, yang sudah berganti dengan suara derit bayang atau tempat tidur dengan suara ritmis persis iramanya musik klantink yang kemarin menang di acara TV swasta itu, sementara suara-suara erangan mbak Darmi juga sudah diganti dengan suara dengus bapakku yang kaya kereta api diesel jurusan surabaya-sidoarjo itu.

    “kowe seneng to le dengan gawukku, kok asyikkk bangetttt ehhhhhh enakkk le terus” erang budhe sambil terus memegangi kepalaku, seperti membimbingku untuk menemukan titik-titik nikmat disekujur tempek itu.

    “Senang sekali, budhe! burungku jadi semakin tegang saja, budhe!” kataku tersendat-sendat pula. Dan lidahku terus juga menjilat dan menjilat. Menyapu-nyapu itil membulat itu. Benar saja! Itil itu semakin tegak, menandakan budhe telah terbakar oleh nafsu birahi. Kedua kaki budhe Titiek terus menyentak-nyentak ke atas. Pantatnya diangkat dan digoyang-goyang. Oukh, sungguh, permainan yang mengasyikkan. aku benar-benar menyukai menciumi dan menjilati tempeknya budhe Titiek yang harum itu. Sama sekali tidak jijik. Justru sebaliknya. Ketagihan. aku jadi semakin rakus dan semakin rakus saja.

    “edan leee!!! Hhhssshh. Hmmm . . . hmmmhhh!” suara budhe Titiek menggeletar. Badannya menggeliat-geliat tak menentu. Tubuhnya menggelepar-gelepar, bilamana ujung lidahku mengait-ngait dan menusuk-nusuk liang gawuk budhe yang terasa liat. Sentuhan-sentuhan lembut vagina yang berdenyut-denyut itu kian membakar nafsu birahi. Dan tiba-tiba budhe mengejang. “edan leeee . . . !! Sssh ! Akkkhhhuuu tak kuaattsss, saya ugghh . . . !!” budhe merentak-rentak.

    “Ayoh, budhe! Keluarkan! Aku sudah siap menerima!” ujarku yang terus dengan bersemangat menusuk-nusuk gawuk budhe dengan ujung lidahku. “Iyyaa, leee Akhhhu shhi . . . aukhh! le! Ennnakkhhhh, meronta-ronta bagaikan kesetanan. Berbarengan dengan jeritannya yang menyayat, budhe mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan menekankan belakang kepalaku sekuat-kuatnya, sehingga tanpa ampun separuh wajahku terbenam sedalam-dalam ke bagian dalam gawuk budhe Titiek. Bertepatan dengan itu pula, menyemprotlah cairan hangat dan licin. Kental. Menyiram lidahku yang terus menusuk-nusuk lobang tempek enak itu.

    Aku yang memang sudah siap menerima, bagaikan kesetanan, menghirup habis cairan yang banyak sekali itu. Terus dijilat dan disapu bersih, kayak makan oreo masuk ke kerongkonganku. Sudah tentu budhe semakin berkelojotan, dikarenakan rasa nikmat yang luar biasa sekali. Sampai akhirnya tetes cairan yang terakhir. Tubuh budheku itu melemas. Sedangkan aku sendiri, merasakan pula nikmat luar biasa ketika mereguk cairan licin itu. Cairan kenikmatan budheku yang gurih sekali, lebih gurih dari pada segala macam keju !

    Aku masih terus tertunduk sambil menjilati sisa-sisa cipratan cairan budhe yang melekati pinggiran bibirku. Budhe bangun dan melompat, memelukku kuat-kuat. “Oukh, leee! Terima kasih, sayangl Kau hebat! Jantan! Kau mampu membuat budhe bahagia!” katanya sambil terus menciumi bibirku bertubi-tubi. “iya budhe…. Aku sampai kenyang menelan limbah nikmat budhe. Banyak dan kental sekali! “ujarku sambil nyengir. “Kowe kok ora jijik, to le ?!”

    “mboten budhe,malah ketagihan je. Kalau masih ada, aku masih mau lagi kok!” kataku kekanak-kanakan. Melihat ulahku yang lucu itu, budhe tersenyum gembira, mulutku kembali diciuminya. kemudian tubuhku didorongnya, mlumah. Aku kembali melihat tubuh utuh budheku, susunya menthal-menthul, dengan gayanya budhe berkata “le kowe wes nggae budhe merem-melek sampai ngecess! Sekarang, gantian budhe yang membuat kowe merem-melek yo” ujar budhe yang segera menyergap burungku.”awwwww….!” jeritku kaget namun budhe nggrangseng habis. Burungku yang sudah benar-benar tegak bagai tugu pahlawan itu, diciumi habis-habisan, diklomoti dan dijering-jering glambirku. Dengan mesra namun penuh kejutan budhe mempermainkan burungku. Batangku yang kekar, lengkap dengan topi cendawannya digigiti pelan, bahkan kadang-kadang dikecup ceruput.


    “Oukh, manukmu hebat sekali, le ! besar dan kekar. Hmmhh . . . !!!” budhe terus saja membelai sambil sesekali menggenggam. Mulai dari pangkalnya yang mulai dipenuhi rambut itu sampai ke ujungnya yang berkilat dan membengkak, berbentuk topi cendawan. “budhe senang manukku ya?!” tanyaku sambil membiarkan budhe mengeser-geserkan burungku yang keras banget itu ke pipi dan matanya. “Suka sekali, le! Tetapi ugh! Punyamu besar kokoh. Bengkak, bedo banget karo duwekke pakdemu, Parjo! Aku jadi ketagihan!” aku tertawa kecil. “budhe ini bisa saja. Kan punya pakde juga besar to!, “Iya! Tetapi punyamu ini lebih besar dan gemuk le!” ujar budhe.

    Aku ketawa lagi. Burungku berkejat-kejat digenggaman budhe. “Aku belum pernah merasakan manuk yang besar dan gemuk kayak punyamu ini le,” ujar budhe lagi.

    Ada rasa geli dan nikmat bukan main ketika budhe menciumi burungku yang semakin membengkak itu. Rasa geli yang nikmat itu kurasakan ketika bibirnya budhe yang domble itu mengempit-empit kulit burungku. Tubuhku jadikejang. Mataku membeliak-beliak. “Hmmh, enak budhe! Sssh . . . !” mulutku mulai merintih-rintih, melihatku yang mulai berkejit-kejit itu budhe tanggap dijethetnya otot geli antara topi jamurku dengan burungku, sehingga semut-semut nimat yang mulai merembes dari ujung tahitiku pelan mulai turun lagi.

    Setelah dirasakan agak terkendali budhe kembali memainkan ujung lidah yang runcing kasap itu untuk menciumi benda gemuk punyaku itu. Benda yang dapat memberikan kenikmatan luar biasa kepada wanita, yang disebut alat vital itu. “le…! wong wedhok endi wae yang sudah pernah kenai ini, pasti pada ketagihan!” ujar budhe yang membuat hidungku mekrok bangga. aku tidak menjawab namun mendacap-decap bagaikan orang kepedasan. Tengah meresapkan kenikmatan yang luaz biasa. Lezat!

    Alat vitalku yang ada dalam genggaman budhe Titiek semakin membengkak dan semakin memanjang lagi. Budhe gemas bukan main, semakin tak tahan. Segera dia menempatkan dirinya sebaik-baiknya diantara kedua kakiku yang tertekuk ngangkang. Kedua pahaku di terlentangkan selebar-lebarnya, sehingga tangan kanan budhe dapat menggenggam burungku yang kencang itu, tangan kirinya membelal-belai rambut kemaluanku yang mulai tumbuh jemagar itu, tumbuh halus sampai ke pusar. Merinding bulu-bulu roma budhe bilamana dia mulai menciumi seluruh batang dan kepala burungku. Bukan main. Jari-jari budheku hampir tidak muat menggenggamnya. Memang inilah yang sangat disukai budhe dariku. Dulu, punyanya pakde juga begitu namun sejak pakde tiada budhe kesulitan mendapatnya kembali. Dan sejak itu, budhe sangat merindukannya. Dan baru sekarang, dia memperolehnya kembali setelah bertahun-tahun berselang. budhe yang semakin gemas segera menjulurkan lidahnya, menjilat batang kemaluanku itu. Lalu dingangakan mulutnya dan dimasukkannya batang burungku itu. Aku jadi menggelinjang kaget namun nikmat. “Ouw, budhe! Hmmh . . . enak sekali, budhe!” rintihku. Kedua kakiku spontan terangkat naik dan menyepak-neyepak ke atas.

    Mendengar rintihanku, budhe jadi semakin bersemangat. Kepala burungku yang berbentuk topi baja itu dikulumnya. Digigitnya. Tidak ubahnya, bagai seseorang yang mendapat makanan lezat. Nikmat sekali. Sampai matanya terpejam-pejani. Air liurnya menetes-netes. Kepala yang berbentuk topi baja itu sangat hangat dan kenyal. Aku merasakan nikmat banget. Kunyahan-kunyahan mulut budhe memberikan rasa nikmat dan merangsang nafsuku sampai keumbun-umbun. Aku hanya bisa merintih-rintih. Kedua kakiku semakin kelojotan. Mataku membeliak-beliak, sehingga terperecing nikmat. Budhe kian bersemangat. Sekarang, bukan hanya kepalanya saja yang dikulum dan digigiti budhe, tetapi seluruh batang vitalku. Sementara itu, telapak tangan budhe juga tidak tinggal diam disaat mulutnya mengulum, tangannya menarik-narik rambut kemaluanku , tangan yang satu lagi mempermainkan gamberku. “Enak, le . . . ?!” tanya budheku ditengah-tengah kesibukannya. “Enak sekali budhe. Ennaaakkkh !!!” aku berusaha menyahuti dengan terbata-bata merasakan giuran nikmat yang bukan kepalang. Budhe terus saja mencicip-cicip batang burungku, dengan irama yang kian lama kian cepat, mengemut, menjilat, menggigit, sampai mengkenyot. Demikianlah secara beraturan, kepala dan batang burungku keluar masuk mulut budhe Titiek. Pada waktu masuk, mulut budhe sampai kempot. Sedangkan pada waktu keluar sampai monyong. Semakin lama semakin cepat. Tubuhku gemetar. Jemariku mencengkeram rambut budhe kuat-kuat. Rintihan . . . rintihanku semakin menghebat, sementara budhe kian gencar menyerbu menggebu-gebu. Akhirnya, kenimtan itu datang aku hanya bisa menjerit histeris. Pantatku kuangkat tinggi-tunggi, sedangkan kedua telapak tanganku menekan belakang kepala budhe Titiek kuat-kuat. Akibatnya batang serta kepala kemaluanku pun membenam sedalam-dalamnya, merojok sampai ke tenggorokan budhe. Dengan bersemangat sekali, tangan-tangan budhe mengocok pangkal kemaluanku dengan cepat dan mesra. Dan tanpa ampun lagi : “Crroott! Crrrroooottss! Crrottttsssss . . . !!!” menyemprotlah cairan kental dari dalam batang kemaluanku yang berdenyut-denyut dengan dahsyatnya. Daya semprotnya luar biasa sekali. Tubuhku menggigil. Budhe tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan nikmat sekali disedotnya batang kemaluanku yang sedang mengeluarkan wedhus gembel itu. Maka tanpa ampun, bergumpal-gumpal awan panas cairan kenikmatanku, tertumpah semuanya ke dalam mulut dan tenggorokan budhe. Mata budhe sampai terpejam-pejam, menelan seluruhnya sampai tetes terakhir. Aku melenguh nikmat memejamkan mataku. Tubuhku lemas tidak bertenaga. “Oukh, budhe. enak banget, budhe sungguh hebat!” bisikku terengah-engah. Budhe tertawa geli melihat ulahku yang mengcopy paste kenikmatannya itu sambil menyeka mulutnya yang sebagian masih dibasahi sisa-sisa cairan kental. “piye le ?! Enak?!” tanyanya

    Aku langsung menarik lengan budhe, sehingga perempuan itu jatuh ke dalam dekapanku. “Enak sekali,budhe. Oukh, enak sekali! ujarku sambil menciumi mukanya dan membenamkan mukaku dikeleknya yang membasah itu, aku hirup lagi bau yang memabukkan itu untuk membangkitkan asaku lagi. Budhe tersenyum mendengar pujianku, “hmmmm kok isik pancet seneng ngambungi kelekku budhe to le, wes ndang jupukno ngombe. budhe ngelak banget!” ujar budhe Titiek sambil mendorongku bangkit lepas dari jepitan kelek basahnya itu. Lalu aku melompat turun dari tempat tidur, menuangkan air putih dari kendi besar ke gelas sampai penuh. Kemudian memberikannya pada budhe Titiek, yang lalu diteguknya dengan lahap. Haus sekali rupanya. Sampai habis tiga perempat gelas. Melihat itu aku kembali menuangkan ke gelas lagi sampai penuh, kemudian meneguknya sampai habis. “leee panji. . . !” mata budhe berkejap-kejap. Punyaku sudah ingin sekali dimasuki punyamu.” Dan budhe melirik ke selangkangan ku dengan kerlingan mautnya. Tol gothoku masih tegang mengacung nampaknya membuatnya terkiyer-kiyer.


    “Kita istirahat dulu sebentar ya, budhe!” bisikku sambil menciumi mukanya, dan menghisap halus bibirnya yang basah oleh air kendi itu . Aku lalu turun dan mengambil gelas itu lagi, dan meneguk habis sisa air putih itu. Setelah rasa haus itu hilang aku lalu menghampiri budhe yang tidur terlentang dengan kelek lebat dibiarkan terbuka lebar, aku jadi bernafsu. Aku langsung naik ke atas tubuh budhe yang sudah siap menanti. Kedua susunya menyembul putih bagaikan salju. Benar-benar menantang. Pinggangnya yang penuh sekal dan pinggulnya mekar dan indah. aku langsung menciumi bahu dan payudara budhe dan menghirup bau keringatnya untuk menaikkan kadar birahiku lagi, sementara burungku yang sudah mulai benar-benar tegang kugeser-geserkan di paha budhe Titiek, budhe lalu menggenggam batang burungku yang mulai kekar itu. Sambil membalas ciuman-ciumanku yang bertubi-tubi, dibimbingnya dan kemudian ditempatkannya kepala kemaluan yang sudah membengkak tepat di ambang gua garbanya itu. Sementara itu, kedua paha budhe juga sudah direntangkannya selebar-lebarnya. “leeeee . . . !! Pelan-pelannn, yo ben kroso enakke!!” bisik budhe gemetar menahan nafsu. “barangmu gede banget le! kroso bangettt” gruguh budhe yang nampaknya merasa enaknya sumbatan burungku di lubang kenikmatannya. Aku merasakan sengatan hangat membasah di kepala jamurku. “…le, tekanen, tekan yang kuattt. ssssssss…aduhhhh enake” budhe memejamkan matanya merasakan nikmatnya proses penetrasi itu. Aku lalu mendorong pantatku, tidak tergesa-gesa untuk merasakan nikmatnya jepitan lubang hangat nonoknya budhe. “awwwww le edannnn!!, enak banget” jerit budhe tertahan ketika kepala jamurku melesat mentok, tubuh budhe mengejang, bergetar menahan rasa nikmat yang amat sangat. Aku merasakan jepitan keras, hangat melumuri kepala jamurku, menguik-mengekos dan menghisap dengan kuat. Bukan main nikmatnya. “ayo…le, tekan maneh, sing kuahhht “” bisik budhe setelah rasa enak itu berkurang. aku lalu menekan lagi. Dan srrrt! , batang burungku luar itu melesak lagi sampai sepertiga. Dan sebagaimana yang pertama, dan budhe kembali tersentak sambil menjerit: “Addduuhhh! leeeeee! enaaannn tenan manukmu” sambil tersenyum dan berulang mengecupi mulutku.

    Aku membiarkan burungku membenam sepenuhnya, kemudian dengan perlahan-lahan kutarik sampai sebatas leher kemaluan. Lalu kutekan kembali. Dan batang burungku dengan lincah itupun menggelosor keluar masuk. Lagi-lagi budhe merasakan kemaluanku bagaikan membongkar seluruh lorong vaginanya. Budhe terus menggigit bibirnya sendiri, menahan rasa nikmat dan nikmat. burungku yang keluar masuk mulai mendatangkan rasa nikmat luar biasa. Keluar-masuk. Keluar masuk! Demikian berulang-ulang. Bless! Slessep! Bless! Slessep! Bagaikan kereta api yang sedang langsir. . Pada waktu didorong masuk, nonok budhe sampai kempot. Dan pada waktu ditarik, sampai monyong . . . Hmmm! tempek-e budhe enak tenan. Sempit sekali menggilas seluruh burungku,” kataku sambil mencucup mesra seluruh wajah budheku.

    “kontolmu enak banget juga le,” ujar budhe sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Hal ini semakin mendatangkan nikmat bagiku. Demikian pula bagi budhe Titiek. Pinggulnya yang besar dan montok itu melakukan gerakan memutar, seirama dengan keluar-masuknya batang zakarku. “Bagaimana, le?! enak to..?!” tanya budhe sambil mengecupi belakang telingaku. Akupun menggelinjang-gelinjang kegelian. “Kontolmu juan enak le! Betul-betul lezat.” bisik budhe sambil mencari-cari lidahku untuk dihisapnya. Keringatku dan budhe kembali bersatu menimbulkan decit menggairahkan ketika kami bergerak ritmis. Untuk membangkitkan nafsuku makin tinggi, budhe Titiek secara sengaja membuka lebar-lebar ketiaknya yang basah, dan dengan nafsu pula aku membenamkan mukaku ke kelek lebat itu, bahkan kadang-kadang dengan nakal aku menggigit buhul keleknya dengan sengaja, dan secara reflek budhe lalu memelukku dan mengempitnya dengan kuat, sambil mengoyangkan pantatnya geal-geol. melihat ulahnya itu aku hanya bisa merintih, “Enak banget budhe. Kepala burungku bagaikan dipijit dan disedot-sedot. Pokoknya lezaaatttss . . . !!” aku hanya bisa meliuk-liukan tubuhku ke sana-ke mari. merasakan kenikmatan yang luar biasa sebagai akibat pijitan-pijitan dinding-dinding lorong kemaluan budhe yang bagaikan memangsa burungku hidup-hidup. Sementara itu, cairan lendir semakin membajiri gua garbo budheku. licin dan basah. “hmmmm mpek budhe enak banget, basah dan peret ” bisikku dengan mesranya. “Bagaimana budhe kalau kontolku kubenamkan seluruhnya?!” “Ayoh, leeee! Aku sudah siap,” kata budhe Titiek sambil mengangkangkan kedua pahanya lebih lebar.

    Aku pun dengan semangat mendorong pantatku sehingga kemaluan budhe lebih dalam membenam batang burungku utuh. Blesss! Wow!, aku bagaikan melayang ke langit ketujuh. Terasa benar bagaimana menggelosornnya lubang nikmat itu, memijat, menghisap burungku. Nikmat sekali. “Masukkan semua,leeee! Semuaaaa! Jangan disisakan laghhiiiii! Masukkan, dorongghh . . . .!!” kaki budhe menjepit pinggangku. Dan tangannya, berusaha mendorong pantat ku semakin ke bawah. Aku mengerti, budhe sudah histeris. Sudah ingin menikmati seluruh batang kemaluannya tanpa sisa lagi. Aku coba menggodanya, bukannya mendorong malah kuangkat pantatku. Dan kemaluannya menggelosor ke luar. Budhe jadi penasaran. Diangkatnya pantatnya setinggi-tingginya. Bertepatan dengan itu, aku mengayunkan pantatku kuat-kuat. Dan … blashhh!! Tanpa ampun, seluruh batang kemaluanku yang kokoh, gemuk. . . dan perkasa itu menghunjam dan membenam sedalam-dalamnya ke liang kenimatan budhe Titiek. budhe menjerit sekuat-kuatnya. Tubuhnya meronta-ronta ke sana-ke mari, bagaikan sapi disembelih. Dan, “Crot! Crrrt! Crrrotttss . . . !!” semua cairan mani yang tersimpan di dalam kandungannya, menyemprot seketika. Banyak sekali. Membanjiri seluruh lobang gua budhe. Suatu kenikmatan luar biasa yang sebelumnya pernah dirasakan oleh budhe Titiek kemarin. Dan bersamaan dengan jeritan budhe, aku pun mengeram kuat. sambil merangkul tubuh budhe kuat-kuat. Budhe Titiek merasakan tubuhnya bagaikan remuk. Hmmmh!” Akh. budhekkk! Hmmm! Akkkkhhhuuu keluarrr, sssh! budeeekkk . . . sssh, ennnnaakhh!!” aku meracau sambil meronta-ronta. Mataku membeliak-beliak ke atas, sementara kepalaku terlontar ke sana-ke mari. Dan bersamaan dengan itu, aku merasakan batang burungku berdenyut-denyut keras dan memuntahkan lahar panas. Berkali-kali terasa semprotan-semprotan itu. Maka lobang kemaluan budhe pun semakin membanjir.


    Setelah beberapa detik lamanya merasakan diriku terlontar ke angkasa, aku merasakan diriku lemas, nglumpruk tanpa daya diatas tubuh budhe yang mandi keringat. Kemudian budhe menggulirkan tubuhku disampingnya. Kami berdua merasakan kepuasan amat sangat. Budhe dengan nakal lalu memijit hidung ku. “edan tenan le,” bisik budhe Titiek. “Kaulah satu-satunya lelaki yang berhasil memuaskan budhe le..!Sungguh!” “Aku juga begitu, budhe. Lalu budhe mengecup keningku dengan mesranya. Aku kembali menyeruakkan mukaku untuk sembunyi dibalik ketek budheku yang lebat itu. Budhe pun lalu membuka lebar keleknya dan memberikan kesempatan padaku untuk menghirup sepuas-puasnya aroma tubuhnya. Pelan-pelan mataku terasa berat dan kemudian aku tertidur nyenyak.

    Ketika aku membuka mataku, ternyata matahari telah naik tinggi. Budhe sudah tidak ada disampingku, yang tinggal hanya bau tubuhnya yang menempel erat di pucuk hidungku. Sinar matahari yang menerobos dari ventilasi, jatuh tepat ke wajahku. Terasa panas. Aku masih telanjang bulat. Burungku mulai mengacung penuh lagi. Tubuhku yang kerampeng sangat tidak cocok menopang burungku yang panjang dan gemuk itu, kaya tampelan rasanya. Dengan malas-malasan aku melompat bangun! jam dinding di kamarku telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Oukh! Tadi sebelum tidur, tenagaku benar-benar habis. Namun sekarang, aku merasa segar kembali. Burungku masih berkokok dengan garang, terasa dorongan air kencing memenuhi kantong kencingku. Aku mendengar suara cekikikan perempuan. Aku mengenali salah seorang diantaranya. Suara tawa budhe Titiek. Tetapi siapa seorang lagi! Aku bangkit dari duduk dan ke luar dari kamar, dengan hanya memakai celana pendek tanpa celana dalam.

    “Nah, dia sudah bangun . . . ! suara budhe Titiek. “leeeee! iki lho ibumu pengin ndelok manukmu! katanya manja, mbak Darmi, ibu sambungku tertawa tertahan, aku menjadi tersipu-sipu melihat pandangan dua orang dewasa yang hampir menguliti seluruh tubuhku. “opo bener, tole panji iki kuat tenan to yu..” bisik mbak Darmi tanpa canggung ke arah budhe Titiek, “weeeh tole iki top markotop mbakyu, aku mau bengi sampai termehek-mehek je!” kata budhe sambil mengerlingku manja. Aku yang sedang dibicarakan jadi salah tingkah, “wes le ndang adus kono, engkok sarapan wong telu, bapakmu mau wes budhal nong kalimantan” seru budhe Titiek, aku jadi merasa plong. Entah bagaimana aku betul-betul terpana melihat mbak Darmi, ibuku sambung yang pagi itu memakai daster tanpa lengan warna merah muda kelihatan mencorong cantik, apalagi dihiasi rambut tebal basah yang disanggulnya pakai handuk, lehernya sangat jenjang dihiasi rambut-rambut halus merunai. Budhe yang melihatku nanar menatap ibuku sambung jadi kumat isengnya, “le…aduse ojok suwe-suwe, ndak usah ngloco lho”, mbak Darmi ketawa ngekek melihat ulah budhe Titiek. Aku langsung cepat-cepat ke kamar mandi diiringi tawa dua orang dewasa dibelakangku.

    Dikamar mandi aku sempat memandangi bekas-bekas pakaian dalam budhe Titiek dan mbak Darmi ibuku sambung. Kotang yang warna merah maron itu pasti punyanya mbak Darmi, aku hafal karena kemarin itulah yang aku ambil dikamar bapakku. Kotang merah maron itu betul-betul menggodaku, sementara kotang yang berwarna coklat susu itu pasti punya budhe Titiek, karena aku tadi malam yang membukanya, dan mengeremusi isinya. Aku jadi pengin membaui lagi kotang merah maron itu, aku sudah hafal dengan baunya, bau keringat ibuku sambung yang agak manis. Pelan-pelan kotang itu aku ambil, dan dengan penuh harap aku ciumi seluruh permukaan kainnya, hmmm betul ini keringat mbak Darmi ibuku sambung. Pelan-pelan terasa juluran rasa panas dari ujung selakanganku menikmati bau itu. Aku jadi kesetanan, kuhirup habis-habisan seluruh permukaan kain itu, bau yang agak menyengat tajam tercium didekat lingkaran ketiak, bau khas ketiak wanita berbulu lebat. Pelan-pelan burungku bangun seiring dengan fantasiku dalam mencucup bau itu. Kemudian aku susuri pula tali kotang itu, terasa bau yang lain lagi, bau yang membuatku makin mabuk bau yang sangat khas agak asam tapi merangsang banget. Belum sempat kutelusuri bau didekat kaitan kotang itu, budhe Titiek sudah mengetuk pintu agak keras, “le…bukaken lawange, budhe kebelit pipis” serunya. Aku agak dongkol karena merasa terganggu, namun karena budheku ngotot, maka kubukaan pintu. Aku agak terkejut ternyata budhe tidak sendirian, ternyata ibu sambungku juga mengintili dibelakangnya, kontan kotang itu aku lepaskan. Rasa malu yang luar biasa menerpaku. “hayooo…tok apakno kutange ibu le” serunya sambil masuk ke dalam kamar mandi. Aku jadi serba salah burungku yang besar gemuk itu jelas menunjukkan, bahwa aku sedang mengapa-ngapain kotang ibu sambungku. “bocah iki kudu dijewer yu” kata ibu sambungku sambil menghampiriku, budhe hanya ngikik dan berkata ” yo…yu dihukum wae tole panji iki” katanya sambil memegang dan menyeret burungku dengan rasa sayang. Aku bener-bener salah tingkah dikeroyok dua wanita dewasa di kamar mandi yang sempit itu.

    Belum sempat bernafas, ternyata budhe Titiek sudah melepaskan dasternya. Kembali aku melihat tubuh budheku yang tadi malam sempat kunikmati inchi demi inchi. Melihat tingkah budhe Titiek, mbak Darmi ibuku sambung tidak mau kalah, dibukanya pula daster itu, aku hanya bisa ngowoh melihat tubuhnya yang sekal dengan ketek yang tidak kalah lebat ikut menghampiriku dan memepetkan susunya kearah mukaku. Aku jadi gelapan “boleh to le aku merasakan manukmu yang kemencur itu” kata mbak Darmi sambil menatapku manja, sementara budhe yang melihatku sedang terpesona dengan tubuh ibu sambungku lalu jongkok, dan terasa kehangatan bibirnya masuk dan menggeloti burungku yang sudah tegak setegak tegaknya itu. “ehhh boleh buk”kataku sambil mendesis nikmat merasakan kuluman budheku dibawah. “bener le…kamu bersedia kan! memberikan rasa nikmat itu ke ibumu sambung ini!” ujar mbak Darmi agak gagap menahan nafsu melihat budhe Titiek dengan ganas mempermainkan batang kejantananku itu. “ehhh nggih, boleh” kataku terbata-bata.

    Budhe Titiek hanya tertawa-tawa kecil ketika melihat mbak Darmi dengan ganas lalu mengecupi bibir dan seluruh wajahku bertubi-tubi. Aku tidak mau kalah, giliran pula lehernya yang jenjang merangsang aku telusuri membaui. Lalu giliran pentil-pentil susunya yang tegak merangsang itu aku raba pelan. Uf! Ternyata menggeluti mbak Darmi lebih mengasyikkan. Buah dadanya memang lebih kecil dibanding buah dada budhe Titiek, tapi lebih padat dan kenyal, elastis. Pentil susunya pun lebih cepat bereaksi keras jadi sungguh merangsang! Demikian pula bukit kemaluannya. Lebih mumbul. Rambut kemaluannya jauh lebih lebat dibanding milik budhe Titiek!


    “leeeeee! Ehg. Aukhhhh . . . !!!” mbak Darmi menjerit sejadi-jadinya bilamana puting susunya yang kenyal itu kukenyot dengan keras. Mendengar jeritan yang gaya dari ibu sambungku itu aku makin bersemangat, tangannya langsung kuangkat, dan dengan rakus pula aku jilati habis ketiak superlebat itu, dan dengan gemas kutarik pelan dengan geligiku, “leeeeeeee!ehg, sssakitttth…!!” kata ibu sambungku sambil mengerang. Budhe yang mendengar erangan kesakitan itu, langsung melepas kuluman batang burungku. “Tahankan, mbak. Tahankan!” ujar budhe Titiek sambil memegangi kedua lengan ibu sambungku. “Nantipun mbakyu akan merasakan gelinak, geli-geli terenak dikeleti oleh tole panji” Benar saja. Kalau tadi, ibu sambungku merasa sakit dan jengah kuciumi keleknya, saat ini kulihat dia sudah mulai menikmati. Apalagi dibantu dengan jilatan-jilatan lembut dan kuluman serta kenyotan diputing susunya oleh budhe Titiek. Yang terdengar sekarang adalah desis kenikmatan menggantikan rasa sakit dan jengah itu. Aku sendiri jadi kian bernafsu melihat bentangan kelek superlebat serta ulah ganas dari budheku yang menggremusi sekujur puting susu ibu sambungku. burungku yang nganggur pelan-pelan diraihnya, digosokkan dijembutnya yang lebat, dan pelan-pelan kepala jamurku dimasukkan ke lubang nikmat ibu sambungku. “leeeee! aduhhhhhh!!!, enak tenan” gruguh ibu sambungku bilamana kepala jamurku yang gemuk dan keras itu mulai menyeruak lobang gawuknya, yang sebetulnya masih sangat kecil dan sempit, maklum punya bapakku tidak sebesar punyaku, ge er nih mode on. “aduhhh le alon-alon isik perih banget” bisik ibuku dengan mulut terkerinying-kerenying merasakan sakitnya, sakit tapi nikmat. Budheku yang melihat aksi binal itu malah membantu menekan kemaluanku untuk masuk lebih jauh “tahan mbakyu, mengko mesti enak nek wes mlebu menthok kontole tole panji” suportnya ke ibu sambungku. “iyo…yu, tapi aku gurung nate dilebone ****** gedene sak jaran iki” kata ibu sambungku sambil menahan nafas menikmati sensasi blesnya burung kebanggaanku itu.

    Setelah pelumasan terjadi dengan sempurna, apa yang dikatakan budhe Titiek benar. Kalau tadi, mbak Darmi ibu sambungku merasakan sakit luar biasa, lama kelamaan rasa sakit itu hilang, berganti dengan rasa enak luar biasa. Sudah tentu mbak Darmi ibu sambungku jadi senang sekali. Gerakan-gerakan memutar pantat dan pinggulnya menjadi tarian salsa yang menyenangkan, sangat romantis. Di bawah budhe Titiek mengelomoti gambirku, diatasnya ibu sambungku menggeol-geol pantatnya dengan ritmis seirama dengan ayunan-ayunan pantat ku yang maju mundur dan sesekali melakukan gerakan memutar yang aduhai. “Oukh., benerrr yu, kontole tole ! Ennnaakhhh, tenan. . . !” desis mbak Darmi ibu sambungku berulang-ulang.

    Melihat aksi saur manuk antara budhe dan ibuku sambung aku hanya tersenyum sambil terus menggoes bukit kemaluan ibuku yang cembung mengerombyok itu. Budheku yang melihat aksi saling tukar geyolan panggul itu, mulai ikut panas, budhe langsung berdiri dan mendekatkan puting susunya yang hitam sak jempol itu kemulutku. Akupun mengerti, bahwa budhe ingin aku mengerjai susunya.

    “ayo le! kenyoten penthilku iki, ojok gawukke makmu wae.., penthilku iyo guatel banget je” ujar budhe dengan suara sengau tak menentu. melihat rengekan sengau itu aku jadi kasihan, jadilah aku melakukan dua macam kesibukan sekaligus. Sementara kemaluanku menerobos keluar masuk belahan daging mbak Darmi ibu sambungku, mulutku dengan mesra menciumi penthil budhe Titiek yang sudah mekar menantang.


    “aduhhh le enak tenan, duh yu kontole tole enak yo” desah ibuku sambung menikmati aksi geolanku itu. belum sempat kusauti, budhe sudah ikut-ikutan mendesis “hmmmm, le!enak banget kenyotanhmu! terussss le…yahhhhh disedot sayangggghhh! penthile dicakot cilik-cilik le! iyahhhhh!Pinter le! uffff!hmmmm,….aduhhhhh!gigit, le gigggggggihhhht…!! desah budhe sambil menekankan kepalaku ke buah dadanya yang sekal lumer itu.

    “Besssss!”

    “Sluprutssssep!”

    “Blessss!”

    “Ahk . . . ih!”

    “Oukh . . . !!”

    “Hmhhh !!”

    Berbagai suara, ditingkah dengan berkecipak mulutku menciumi penthil budhe yang timbul tenggelam kadang menonjol kadang melebar kena sapu lidahku berjcampur dengan erangan mbak Darmi yang kalengan menikmati juluran nikmat kontolku, terdengar sangat merdu dan mesra. Mulut gawuke ibu sambung yang sempit itu ikut monyong ketika aku menarik dan memasukkan burungku ke sarangnya dan sampai kempot melesak ke dalam pada waktu aku mengamblaskannya. Jadilah kami diruang sempit itu bertarung mati-matian berburu nikmat, sampai akhirnya mbak Darmi ibu sambungku melolong hebat disusul dengan kejang-kejangnya pinggulnya, sementara budhe tidak mau kalau tangannya terus menekan belakang kepalaku sekuat-kuatnya, sambil menjerit histeris dengan tangan satunya menggelosohi biji kelititnya, ternyata budhe Titiek melalukan solo run untuk mengejar kenikmatan yang sama

    “leeeeeeee panjiiiiiihhhh !AkhhhuUUu mettttuuuuuu . . . !!! Sshhh . . . akkkkhhh . . . mabkyuuuuu edannnnnnn !!” dan ibuku sambil setengah melengkung, meliuk-liuk tubuhnya seperti orang kesetanan ! Kepalanya terlempar ke sana-ke mari. Dengkulnya gemetar sekali. Punggungnya setengah menekuk, bagaikan udang tangannya meremas-remas dan menjambak jambak rambut budhe Titiek yang ada disampingnya sampai budhe merasakan sakit. Namun bercampur kenikmatan. Pada saat itu pula budhe juga merasakan semburan-semburan lahar panas dari dalam lorong vaginanya membasahi tangannya. Banyak sekali. Kental dan licin. aku yang masih jauhhhhh bagaikan orang yang kehausan langsung mengambil tangan budhe dan mengelomoti cairan kejunya itu, dengan tanpa tersisa lagi. Terasa gurih dan harum! mbak Darmi langsung menggelosoh membiarkan burungku lepas, ploph! dengan nafas satu-satu memandangi budhe Titiek yang langsung menggambil batang burungku, dan memasukkannya dimulutnya yang domble itu.

    Setelah itu pelan-pelan dirinya nungging dan memintaku menusuknya dari belakang, jadilah kami bertarung dengan gaya asu kawin. Mendapatkan sodokanku yang keras sampai menyenggol bonggol itilnya, budhe langsung mendesis nikmat panjang “aduhhhhhhh leeeee tobat uedannnnn tenan enakkkkhhhh” Dua menit setelah jatuhnya mbak Darmi ibuku sambung dalam kenikmatan yang sangat, kini giliran budhe Titiek menjerit-jerit histeris. Tubuhnya berkelojotan, seperti ayam disembelih. Menggelepar-gelapar. “Oukh, leeeeee! Akhhuuuu keluarrrhhhh!!! Ssshhh, leeee! Akkhhh! Ennnnnaaakhhhh !!! dan budhe Titiek tidak lagi mampu mempertahankan bentengnya. Bobol seketika. Lahar menyembur-nyembur terbeliak-beliak. Aku pun merasakan hal yang sama lahar dikawahku juga pengin menyembur dengan kuat, dengan erangan aku segera mempercepat tusukanku, dan dengan pelukan yang hangat dari budhe yang mencoba meraih kepalaku melalui ketiaknya yang lebat itu, aku langsung menciuminya dengan ganas, mengambil seluruh isi mulutnya dengan lidahku. Tercium aroma keringat dari ketiak budhe ketika adegan itu, menambah sungsum nikmat sampai keumbun-umbun. Namun lahar itupun juga tumpah, aku terus menggonjotnya meremas penthilnya untuk mendorong laju lahar dari tubuhku. “ohhhhh le, kowe rosa-rosa tenan le” seru budhe sambil menggeol-geolkan pantatnya untuk mempercepat keluar pejuhku. “leeee, Akkhhuuu lemassss Lettttiih Isti . . . rahattsss duluuu, yo le! !!” budheku merintih-rintih minta jeda. “Sebentar, budhekkjjj. Tanggung, nih! Tahan dulu yaaak budhe!” ujarku tersendat-sendat.

    “Ampun, leeeeeee!Ampunnnnn! !!” mendengar rintihan-rintihan budhe titiek. Aku semakin ganas dan bersemangat menghujamkan batang kemaluanku. Budhe Titiek meronta-ronta. Terpaksa aku memeluk tubuh budhe dengan kedua tanganku. Dan burungku terus sibuk bekerja. Blassssh! Slesssepsss!Srrrt! Blassshhhh ! !!” weeesssss leeeeee, lereeeeen yooooo ! Ampunnn !”

    “Sebentar, budhes . . . !!”seruku sambil mengelomoti leher dan telinganya. Nampaknya nafsu budhe mulai bangkit lagi dari letih, lemas dan tidak bertenaga, akhirnya budhe Titiek jadi bernafsu lagi, itupun karena bukit kemaluannya terus menerus diserbu habis-habisan oleh burungku yang pagi itu sangat perkasa. Akhirnya budhe Titiek kembali menggoyang-goyangkan pinggulnya, memutar-mutar romantis. “edan leeee, . !! Uukh, kau sungguh perkasa dan pintar. Aku jadi nafsu lagi. Enak tenan, lee!!” budhe Titiek mengerumasi rambutku dengan mengangkat ketiak lebatnya tinggi-tinggi, menguarkan bau ketek yang sangat merangsang nafsu. Jadilah kami terus bertarung, mendaki bukit yang terjal, dengan gaya ****** kenthu.

    Lima belas menit kemiudian, barulah kami berdua mencapai orgasme secara bersamaan. “budheeeeeek! Akkkhhuuuu kelluuuarrr, ssshhh . . . ! Akkkkhhhh !! Oukh !!” akupun menggeram hebat bagaikan harimau lapar bertemu lawan. Kedua lenganku yang kaya kepiting itu memeluk dan menekan tubuh budhe sekuat-kuatnya, sehingga budhe merasakan tubuhnya remuk seketika. “Oukh, leeee! Akhhhuuu jughhhaaa kelluarrr . . . sssh, akhhhhh !!” Banjirlah lorong vagina yang sempit itu, sehingga sebagian menetes-netes ke luar, . Semprotan-semprotan bertubi-tubi telah menyemburkan cairan yang luar biasa banyaknya, saling bercampur kental, hangat dan licin! Hmmmmmh, benar-benar sorga dunia!

    Setelah rasa lemes itu hilang, kami bertiga mandi bersama, saling menyabuni saling menyentuh, menggosok dan akhirnya saling bertukar cium, bertukar ludah, dan saling mengelus yang akhirnya memaksa kami berpacu lagi menembus dinginnya kamar mandi itu. Aku jejaka kemencur itu telah dilantik menjadi pejantan tangguh oleh budheku dan juga mbak Darmi ibuku sambung. Bahkan pernah dalam satu hari aku tidak sempat memakai celana kolor, karena mereka berdua saling membagi nikmat dan memintaku untuk dilayani.

  • Reira Aisaki catwalk poison 88

    Reira Aisaki catwalk poison 88


    2364 views

  • Foto Bugil Model pirang cantik, Sara Jean berpose untuk pemotretan

    Foto Bugil Model pirang cantik, Sara Jean berpose untuk pemotretan


    2707 views

    Duniabola99.com – foto model pirang langsing toketnya sempurna bulat padat dan kenyal berpose untuk pemotretan majalah pria dewasa melepas celana dalamnya disamping jendelan menampakkan memeknya yang mulus tanpa bulu. Bandar Judi Bola

    Kumpulan majalah online dewasa, Foto majalah dewasa, cerita dunia, Dunia artis, Dunia maya, Dunia model, Popular word, Foto Cewek Cantik, Foto Cewek Seksi, Foto cewek cantik asia, Cewek mulus, cewek tokek besar, cewek cantik, cewek seksi, Foto cewek tokek kecil, Foto cewek tokek besar, Foto cewek manis

  • Video Bokep Eropa hisap kontol pacar setelah pulang olahraga

    Video Bokep Eropa hisap kontol pacar setelah pulang olahraga


    1851 views

  • Kisah Memek Tante Sonya Wanita Kesepian

    Kisah Memek Tante Sonya Wanita Kesepian


    2666 views

    Duniabola99.com – Umurku 23 tahun, dan sekarang sedang kuliah di tingkat terakhir di sebuah PTS di Jakarta. Asalku dari Sukabumi, dimana aku menghabiskan masa anak-anak dan remajaku, sampai kemudian aku pindah ke Jakarta empat tahun yang lalu.

    Ekonomi keluargaku termasuk pas-pasan. Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di Sukabumi. Sedangkan ibuku bekerja sebagai guru sebuah SMA negeri di sana. Aku tinggal di tempat kos di daerah Jakarta Barat.

    Karena uang kiriman orang tuaku kadang-kadang terlambat dan terkadang bahkan tidak ada kiriman sama sekali, untuk bertahan hidup, akupun menjadi guru privat anak-anak SMA. Memang aku beruntung dikaruniai otak yang lumayan encer.

    Akupun hidup prihatin di ibukota ini, terkadang seharian aku hanya makan supermie saja untuk mengganjal perutku. Aku pikir tidak mengapa, asal aku bisa hemat untuk bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga aku bisa lulus dan membanggakan kedua orang tuaku.


    Terkadang aku iri melihat teman-teman kuliahku. Mereka sering dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terbaru, dll.Salah satu dari teman kuliahku bernama Monika. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang aku heran, kok dia bisa tertarik padaku.

    Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya aku orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang kekar. Nggak percuma juga aku sering latihan karate waktu di Sukabumi dulu.Monika dan aku telah berpacaran semenjak dua tahun belakangan ini.

    Walaupun kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. Akupun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah. Sering orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk menggunakan mobil mereka jika kami akan pergi bersama. Agen Judi Bola

    Tetapi aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Kemana-mana aku selalu menggunakan motor bersama Monika. Monikapun tidak berkeberatan bahkan mengagumi prinsip hidupku. Saat makan atau nonton, aku selalu menolak bila dia akan mentraktirku.

    Aku bilang padanya sebagai laki-laki aku yang harus bayarin dia. Meskipun tentu saja kami akhirnya hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun aku lakukan kalau sedang punya uang. Kalau tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku.Monika adalah gadis baik-baik. Aku sangat mencintainya.

    Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, bila kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang tersebut. Monika pernah bilang padaku, kalau ia ingin mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti.

    Terlebih akupun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat trend pergaulan anak muda Jakarta sekarang.Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga aku berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.Hasilnya ternyata luar biasa.

    Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sangat jitu. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan level manajer perusahaan kelas menengah. Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung aku menemukan program ini.

    Semenjak itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang sudah lama aku impikan sekarang telah dapat kunikmati. HP terbaru, pakaian bagus, sudah dapat aku beli. Semakin sering aku mengajak Monika untuk makan di restoran mahal serta nonton film terbaru di bioskop 21.

    Monika sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat disangkanya aku berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Tetapi setelah aku jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut senang. Disuruhnya aku bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan jalan kepadaku.Hanya satu saja yang masih kurang.

    Aku belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan tentang mobil Timor tahun 1997 warna gold metalik. Aku tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.
    “Ya betul… mobil saya memang dijual”. Suara seorang wanita menjawab di ujung telepon. “Harganya berapa Bu?”
    “Empat puluh delapan juta”
    “Kok mahal sih Bu?”
    “Kondisinya bagus lho.. Semuanya full orisinil”
    Dengan cepat kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, walaupun aku harus menjual motorku dulu. Tetapi akupun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.
    “Alamatnya dimana Bu?”
    Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan aku berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.


    Setelah mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.
    “Selamat sore” sapaku ketika seorang wanita cantik membuka pintu.
    “Oh sore..” jawabnya.
    Aku tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Payudaranya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, aku bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.
    “Saya Wawan yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”
    “Oh.. Ya silakan masuk.”
    Akupun masuk ke dalam rumahnya.
    “Tunggu sebentar ya Wan. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les.
    Mau minum apa?”“
    Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu” Akupun kemudian duduk di ruang tamu. Tak lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.
    “Kamu masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamaku di ruang tamu
    “Iya Bu.. Hampir selesai sih “
    “Ayo diminum.. Beruntung ya kamu.. Dibelikan mobil oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.
    Kuteguk sirup pemberian si ibu. Enak dan segar sekali rasanya menghilangkan dahagaku.
    “Oh.. Ini saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.
    “Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli mobil”
    “Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku seadanya.
    “Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”
    “Aduh kamu ini ba Bu ba Bu dari tadi. Saya kan belum terlalu tua. Panggil saja mbak Sonya.” jawabnya sambil sedikit tertawa genit.“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”
    “Oh begitu..” jawabku.
    Kemudian mbak Sonya tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh aku dibuatnya. Terlebih mbak Sonya duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
    “Anaknya berapa mbak. Terus suami mbak kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.
    “Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.
    “Waduh.. Maaf ya mbak”
    “Nggak apa kok Wan.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”
    “Sudah, mbak”
    “Cantik ya?”
    “Cantik dong mbak..” jawabku lagi.
    Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Mbak Sonya kemudian beranjak duduk di sebelahku.

    “Cantik mana sama mbak..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.
    “Anu.. Aduh.. Sama-sama, mbak juga cantik” jawabku sedikit tergagap.
    “Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”. Sambil berkata, tangan mbak Sonya mulai berpindah dari tanganku ke pahaku.
    “Belum.. Mbak.. Saya masih perjaka.. Saya nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan mbak Sonya yang sedang meremas-remas pahaku. Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu aku masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Monika pacarku. Mendengar kalau aku masih perjaka, tampak mbak Sonya tersenyum.
    “Mau mbak ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.
    “Aduh.. Mbak.. Saya sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.
    “Sebentar lagi.. Mungkin macet di jalan. Mau minum lagi? “ Tanpa menunggu jawabanku, mbak Sonya pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu mbak Sonya. Beberapa menit kemudian, mbak Sonya kembali membawa minumanku.
    “Ayo diminum lagi” kata mbak Sonya sambil memberikan gelas berisi sirup padaku.Kuteguk sirup itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Mbak Sonya kemudian kembali duduk di sebelahku.
    “Ya sudah.. Kamu memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”
    “Iya mbak..” jawabku lega.
    “Kamu ngambil jurusan apa?”
    “Ekonomi, mbak”
    “Kenal pacarmu di sana juga?”
    Waduh.. Aku berpikir kok si mbak kembali nanyanya yang kayak begituan.“Iya dia teman kuliah”
    “Ceritain dong gimana ketemuannya” Yah daripada diminta yang nggak-nggak, aku setuju saya menceritakan padanya tentang kisahku dengan Monika. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang sering kami kunjungi. Setelah beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terangsang hebat. Akupun merasakan sedikit keringat dingin mengucur di dahiku.
    Kenapa Wan.. Kamu sakit ya” tanya mbak Sonya tersenyum sambil kembali meremas tanganku. Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.
    “Anu mbak rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.
    “Tapi enak kan?”Mbak Sonyapun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi aku menolak mbak Sonya. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.
    “Saya tadi dikasih apa mbak” tanyaku lirih.


    “Ah.. Cuma sedikit obat kok. Supaya kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.“Ayo, mbak ingin merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.Mbak Sonyapun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekaligus.“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Mbak suka kontol besar anak muda begini”.Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian mbak Sonya merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.“Ah.. Mbak..” desahku menahan nikmat, ketika mulut mbak Sonya mulai menghisap dan menjilati penisku.Tangan mbak Sonyapun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali mbak Sonya bangkit dan menciumiku.“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.Akupun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur mbak Sonya di bagian belakang rumah. Sesampainya aku di kamar, mbak Sonya kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di payudaranya yang membusung.

    “Ayo sayang.. Kamu remas ya”Kuikuti instruksi mbak Sonya dan kuremas payudara miliknya. Mbak Sonyapun terdengar mengerang nikmat.“Sayang… tolong bukain baju mbak ya”.Mbak Sonya membalikkan badan dan akupun membuka retsleting baju “you can see”nya. Setelah terbuka, mbak Sonya kembali berbalik menghadapku.“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.Kuciumi kembali wajahnya yang ayu itu, sambil tanganku mencari-cari pengait BH di punggungnya.“Aduh.. Kamu lugu amat ya.. Mbak suka..” katanya disela-sela ciuman kami.“Pengaitnya di depan, sayang..”Kuhentikan ciumanku, dan kutatap kembali BHnya yang membungkus payudara mbak Sonya yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar.“Bagus khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”Tangan mbak Sonya merengkuh kepalaku dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas payudaranya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.“Ah.. Enak.. Anak pintar.. Sshh” desah mbak Sonya ketika aku mulai menghisap payudaranya.“Jilati putingnya yang..” instruksi mbak Sonya lebih lanjut. Dengan menurut, akupun menjilati puting payudara mbak Sonya yang telah mengeras.Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Setelah puas aku hisapi payudaranya, mbak Sonya kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.“Sekarang kamu buka rok mbak ya”Mbak Sonya merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat. Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Aku terbelalak melihat Mbak Sonya ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh mbak Sonya yang padat dengan payudara yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.Kembali mbak Sonya mencium bibirku.

    Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan mbak Sonya lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.“Cium di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.“Oh..my god.. Sshh” erang mbak Sonya ketika mulutku mulai menciumi vaginanya.Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.“Ahh.. Kamu pintar ya.. Ahh” desahnya.Mbak Sonya lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.“Jilat di sini sayang..” instruksi mbak Sonya sambil tangannya mengusap klitorisnya.Kujilati klitoris mbak Sonya. Desahan mbak Sonya semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Beberapa saat kemudian, tubuh mbak Sonyapun mengejang.“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan vaginanya sambil sesekali kuciumi paha mulus mbak Sonya. Tak percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton video porno.“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.


    Akupun kemudian melucuti semua pakaianku. Mbak Sonya lalu membuka sepatu hak tingginya, sehingga sambil telanjang bulat, kami merebahkan diri di ranjang.“Ciumi susu mbak lagi dong yang..”Aku dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara mbak Sonya yang membusung kenyal, tentu saja membuat semua lelaki normal, termasuk aku, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara mbak Sonya, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.Mbak Sonya kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari payudaranya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, mbak Sonya menindih tubuhku. Dijilatinya puting dadaku dan kemudian perutkupun diciuminya.Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala mbak Sonyapun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.“Sekarang mbak pengin ambil perjakamu ya..”Sambil berkata begitu, mbak Sonya menaiki tubuhku.

    Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang vagina mbak Sonya.“Uh.. Nikmat sekali.. Mbak suka kontolmu.. Enak..” desah mbak Sonya sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulut mbak Sonya. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.“Mbak suka.. Ahh.. Ngentotin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..”Mbak Sonya terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahan mbak Sonya semakin menjadi-jadi.“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. Entotin mbak.. Ah.. Anak pintar.. Ahh..”Tak lama tubuh mbak Sonyapun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, mbak Sonya mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh mbak Sonya kemudian rubuh di atasku. Karena aku belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran.

    Kubalikkan tubuh mbak Sonya, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.“Oh.. Enak mbak.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.“Wawan mau keluar mbak..” kataku ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke ujung penisku.“Keluarin di mulut mbak, sayang..”Akupun mencabut keluar penisku dan mengarahkannya ke wajah mbak Sonya. Tangan mbak Sonya langsung meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.“Ahh.. Mbak..” jeritku ketika aku menyemburkan air maniku dalam mulut mbak Sonya.Mbak Sonya lantas mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahnya yang cantik.


    Setelah membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.“Enak Wan?” tanyanya sambil tersenyum genit.“Enak mbak… memang mbak sering ya beginian”“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang mbak suka saja..”“Oh.. Mbak sukanya anak muda ya..”“Iya Wan.. Disamping staminanya masih kuat.. Mbak juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab mbak Sonya genit.Tak lama mobil yang dinantipun datang. Akhirnya aku jadi membeli mobil mbak Sonya itu. Disamping kondisinya masih bagus, mbak Sonya memberikan korting delapan juta rupiah.“Asal kamu janji sering-sering main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. Sampai saat ini, aku masih berselingkuh dengan mbak Sonya. Sebenarnya aku diliputi perasaan berdosa kepada Monika pacarku. Tetapi apa daya, setelah kejadian itu, aku jadi ketagihan bermain seks. Aku tetap sangat mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Tetapi untuk menyalurkan hasratku, aku terus berhubungan dengan mbak Sonya.Bisniskupun makin lancar. Keuanganku semakin membaik, sehingga aku sanggup memberikan hadiah-hadiah mahal pada Monika untuk menutupi rasa bersalahku.




  • Kisah Memek kuentot bibiku yang lagi tidur

    Kisah Memek kuentot bibiku yang lagi tidur


    4672 views

    Duniabola99.com – Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

    Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.


    Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.

    Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas bibi.

    Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.

    Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup.

    Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah.

    Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi.


    Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.

    Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak.

    Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi.

    Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.

    Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,


    Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..! katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.


    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

    Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan.

    Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya.

    Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.


    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok.

    Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

    Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.

    Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

    Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara bibir kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku.

    Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku.


    Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan kepuasan pada seluruh badanku.

    Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami kepuasan orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..! Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.

    Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.


    Aaughh.. oohh.. oohh..! terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang,

    bibi mencapai kepuasan orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku meraih kepuasan orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

    Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, memberi kepuasan dan mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

  • Kisah Memek Cewek Penjaga Toko

    Kisah Memek Cewek Penjaga Toko


    3493 views

    Duniabola99.com – Namaku Hendri, umur 30 tahun, seorang suami dari 1 orang istri dan 1 orang anak yang baru berumur 2 tahun. Perkawinan kami sudah 3 tahun dan berjalan lancar2 aja semuanya. Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di palembang.

    Pada pertengahan juli, aku ditugaskan ke lampung dan berada selama 1 minggu disana. Dari palembang naik kereta api Sriwijaya jurusan kertapati – tanjung karang. Berangkat dari palembang hari senin jam 21.00 dan sampai di lampung hari selasa sekitar jam 7 pagi. Dari stasiun KA langsung mencari hotel di kawasan Jl. Raden Intan, bandar lampung dan akhirnya berlabuhlah aku di hotel A.


    Selama 2 hari di lampung sibuk dengan kerjaan dan tidak kepikiran untuk ekse, krn badan dah capek dengan kerjaan. Pada rabu malam, urusan kerjaan selesai sekitar jam 7 malam, sehingga ada waktu jalan-jalan di sekitar hotel. Kebetulan ada Carrefour, Pizza Hut, Gramedia dll. Pada akhirnya aku sampai juga di toko sepatu ****, pas disamping TB. Gramedia.

    Saat itu toko dah hampir tutup, krn dah hampir jam 9 malam. Ketika lagi asyik liat-liat sepatu dan sandal, datanglah salah satu pegawainya menghampiriku, yang belakangan kuketahui namanya Fitri(sebut saja begitu – karena ini nama samaran). Anaknya tidak begitu tinggi, mungil, kulitnya sawo matang, toketnya juga gak begitu besar, proporsional aja.

    ‘selamat malam bapak’ , sapa pegawai itu dengan ramah
    ‘malam juga mbak’ balasku
    ‘ada yang bisa saya bantu pak ?’ tawarnya dengan senyum
    ‘saya hanya mau liat-liat aja mbak, sapa tau ada yang cocok’ jawabku
    ‘silahkan dipilih pak sandalnya, karena sekarang juga lagi ada diskon’

    ‘oh ya ? ada diskon ya ? kebetulan saya gak punya sandal mbak, kemana-mana pake sepatu. Ini aja pake sandal hotel’ kataku sambil menunjukkan sandal hotel A yang aku pakai.

    ‘ooo..nginap di hotel A ya pak ? memangnya bapak dari mana?’ tanyanya

    ‘iya mbak..Aku memang menginap di hotel A, gak jauh dari sini. Aku dari palembang, baru sampe lampung kemarin pagi. Biasa…ada kerjaan’ jawabku

    ‘udah mau tutup ya mbak ?’ tanyaku selanjutnya, krn kulihat beberapa pegawai yang lain mulai memasukkan keranjang sepatu ke dalam toko.

    ‘iya pak, kita tutup jam 9 malam, tapi kalo masih ada pembeli, kita tetap layani’ jawabnya. Saat itu memang aku liat masih ada sekitar 5 pembeli lagi yang lagi meliat dan mencoba-coba sepatu dan sandal.

    ‘mbak udah lama kerja disini ?’ tanyaku sok akrab
    ‘sekitar 7 bulan pak’ jawabnya
    ‘asli lampung ?
    ‘iya pak, saya asli lampung’ jawabnya lagi

    ‘rumahnya jauh dari sini?’ tanyaku lagi, krn setelah diliat2, neh anak lama2 lumayan juga neh buat nemenin aku di hotel hehehehehe

    ‘gak terlalu jauh kok pak, sekitar 20 menit dari sini’ jelasnya
    ‘umurnya berapa mbak?’ selidikku
    ’22 tahun pak’ jawabnya pendek
    ‘kalau pulang kerja malam gini, pulangnya naik apa?’

    ‘kadang naik motor sendiri, kadang dijemput sama adek tapi kadang juga dianter sama temen sini pak kalo shiftnya sama. Kalo malam ini dijemput sama adek’ jelasnya

    ‘gak dijemput pacar?’
    ‘pacar saya kerja di luar kota pak’


    ‘oooooo…..’ gumamku sambil manggut-manggut sambil tetap mencoba sandal yang mau aku beli.

    ‘aku ambil yang ini aja mbak’ kataku kemudian sambil menyerahkan sandal yang aku pilih ke dia.

    ‘ Cuma beli satu aja pak ??’ tanya dia

    ‘lhoo…itu kan aku beli dua, kiri satu kanan juga satu. Jadi jumlahnya dua. Iya kan ?’ candaku. dan diapun tertawa.

    ‘ahhh…bapak bisa aja. Kalau sepatunya gak sekalian pak?’

    ‘sepatunya besok aja deh, lagian kan tokonya mau tutup. Besok aja aku kesini lagi buat liat-liat sepatunya sekalian ketemu ama mbak lagi’ godaku

    ‘bener ya pak, besok saya tunggu lho’
    ‘oh ya…nama mbak sapa ? tanyaku sambil melihat dia
    ‘saya Fitripak’
    ‘kalo aku Hendri’ jawabku sambil berjalan ke kasir dan mambayar sandal yang aku beli.

    Setelah itu aku pamit sama dia dan kembali ke hotel sambil membawa hasil
    belanjaanku malam itu. Setelah jalan beberapa langkah, aku baru sadar kalo belum meminta nomer hp Fitri. Ahh…gobloknya aku. Tapi mau balik lagi gak enak dan aku liat tokonya juga dah mau ditutup pintu besinya.

    Akhirnya malam itu aku dihotel sendiri lagi

    Esoknya setelah urusan kelar, sekitar jam 7 malam aku balik lagi ke toko **** itu, dan benar aja, Fitrijuga ada disitu (ya iyalah..kan dia kerja disitu). Saat aku masuk toko, langsung disambut oleh Fitri.

    ‘selamat malam bapak’ sapa Fitri masih dengan ramah seperti kemarin malam

    ‘malam juga Fitri. Seperti yang aku bilang kemarin. Malam ini aku kesini lagi untuk liat-liat sepatu dan ketemu dengan kamu lagi’ jawabku setengah merayu

    ‘ahh…Fitri jadi malu pak’

    ‘lho…kenapa malu ? biasa aja lagi. Oh ya…jangan panggil pak dong. Kan umur kita juga gak beda jauh. Panggil aja Hendri’

    ‘iya mas Hendri’ jawabnya pendek
    ‘nahh…gitu kan lebih enak’
    ‘malam ini masih dijemput sama adek ya?’
    ‘gak mas…malam ini Fitri pulang sendiri, karena tadi bawa motor sendiri’
    ‘wah…malam-malam gini ati-ati cewek naik motor sendirian’
    ‘udah biasa kok mas, lagian emang gak ada yang nemenin kok mas’


    ‘aku sih mau nemenin kamu pulang naik motor, tp nanti siapa ya yang nganterin aku ke hotel lagi?’ candaku

    ‘iya mas. Eh…masih nginap di hotel A pak ?’
    ‘masih kok. Kenapa ? Mau mampir ?’ harapku
    ‘ahh..gak enak mas’ katanya kemudian

    ‘lho…gak enak sama siapa? Aku sendirian kok di hotel. Lagi pula kalo di hotel kan kita bisa ngobrol lebih banyak lagi. Iya kan ?? kataku menyakinkan dia

    ‘iya juga sih mas…’

    ‘ya udah…nanti pulang kerja aku tunggu kamu di hotel A ya, aku di kamar 303. Langsung naik saja. Aku di kamar dan gak kemana-mana kok’ kataku cepat, supaya dia gak bisa menolak lagi.

    Lalu aku segera pilih sepatu yang pas, krn harganya juga lagi diskon dan segera aku bayar ke kasir dan segera balik ke hotel. Sebelum ke hotel aku ke apotik yang ada di sekitar hotel untuk beli kondom .

    Sesampainya di hotel masih jam setengah 9 malam, jadi masih sekitar setengah jam lagi santai baru pulang kerja. Ssegera aku persiapkan semuanya, mulai mandi lagi biar wangi kalo Fitri datang, lalu pake kaos dan celana pendek tanpa CD. Hihiihihi….

    Sambil menunggu Fitri datang, aku liat tv sambil rebahan di kasur sambil membayangkan apa yang mau dilakukan kalo Fitri nanti datang. Pokoknya otongku harus merasakan hangatnya memek Fitri malam ini, krn dah beberapa hari ini gak muntahkan isinya.

    Jam 9.15 malam, seseorang mengetuk pintu kamar. Aku berharap itu Fitri yang datang.
    Benar saja, Fitri berdiri di depan pintu kamar hotelku. Dia sudah berganti baju, gak pake kaos merah toko **** nya itu, tp udah pake kaos t-sirt biasa dan celana jeans birunya. Aku persilahkan dia masuk, dan duduk di pinggir tempat tidur, krn kursi yang ada aku letakkan tasku,sehingga dia tidak bisa duduk disitu. Emang dah sengaja di setting begitu. Hihihihi….

    ‘mau minum apa Fit? Cuma ada air putih, teh kotak dan pocari aja neh. Harap maklum ya.’
    ‘pocari aja deh’

    ‘capek ya Fit?’ tanyaku sambil menyerahkan pocari kaleng ke dia. ‘silahkan diminum Fit’ lanjutku

    ‘iya..makasih mas. Enak ya mas ini, hotelnya bagus, trus bisa chating dan internetan di kamar juga’ sambil melihat ke arah laptopku yang lagi buka mirc.


    ‘kamu mau online? Silahkan aja dipakai. Gratis kok !’

    ‘wahhh…mas ini ternyata doyan juga ya situs beginian ?’ katanya kemudian setelah melihat yang ada di laptopku

    ‘ahh..biasa aja kok Fit, buat mengisi kekosongan waktu’

    ‘kamu juga suka ya Fit dengan situs beginian ?’
    ‘Aku sih jarang internetan mas, jadi jarang buka situs beginian’
    ‘walaupun jarang buka,tapi pernah kan Fit?’
    ‘iya sih…pernahlah’
    ‘Trus ini download film apaan mas ?’ katanya sambi liat previewnya.
    ‘ahhh…film pendek kok. Kamu pernah kan liat film begituan ?’
    ‘ya pernah lah mas…kan aku gak kuper-kuper banget’

    Asiikkkk…aku bersorak dalam hati, kayaknya malam ini aku bisa mengahangatkan kont0lku neh malam ini. Tanpa terasa kont0lku bereaksi dan mulai bangun sedikit2. Tapi supaya gak ketahuan, maka aku tutupin dengan bantal saja.

    ‘aku pinjam kamar mandinya ya mas’
    ‘silahkan Fit’

    Pasti memeknya basah tuh… pikirku. Aku pun menggunakan kesempatan itu untuk membenarkan posisiku juniorku, agak gak terlalu keliatan sama Fitri. Tak lama kemudian Fitri keluar dari kamar mandi.

    ‘kalo mau mandi silahkan Fit…itu ada handuk satu lagi yang tidak aku pakai’ Tawarku.

    ‘makasih mas…nanti aja mandi dirumah’
    ‘ada air panasnya kok Fit, gak perlu takut kedinginan dan kalo dah mandi kan ntar dirumah gak perlu mandi lagi’ bujukku

    ‘gak usah mas’ tolaknya sambil dia duduk lagi di pinggir ranjang sambil kembali meliat laptop yang td posisinya di cerita seru.
    ‘serius amat Fit…emang lagi liat apa sih?’ kataku sambil duduk di samping dia agak kebelakang

    ‘ini lho…cerita yang td’
    ‘awas Fit…kalo baca cerita itu, aku gak nangung resikonya lho ya…’candaku
    ‘ahhh…mas ini bisa saja’ katanya kemudian.

    Tapi kalau aku liat Fitri duduknya sudah agak gelisah..hmmm..udah horny kali dia.
    Tapi aku gak baru buru-buru, jadi aku tahan aja. Slowly man…

    ‘mau liat film yang di download td Fit ? video pendek seh, tapi ada banyak kok’
    ‘wahhh…koleksi mas banyak juga ya….’

    Akhirnya aku maju sedikit untuk membuka folder tempat penyimpanan file-file videoku.
    Akhirnya dibukalah video lokal yang berdurasi sekitar 12 menit. Lumayan hot permainannya, dan kayaknya Fitri udah horny tuh.

    ‘Fit….’ Panggilku pelan
    ‘hhmmm….’ Gumamnya sambil matanya tidak lepas dr layar laptop
    ‘serius amat ngeliatnya Fit… tidak ada jawaban lagi dari Fitri.

    ‘saaan….’ Panggilku sambil memegak pundaknya dari belakang dan aku usap-usap pundak sampai lehernya, aku maju lagi duduknya sehingga hampir berhimpitan dengan dia, tapi tetap kujaga agar kontolku yang dah bangun tidak terkena badannya. Kurasakan nafasnya juga mulai memburu, dan aku yakin dia udah terangsang hebat.

    ‘Fit…..aku horny lho liat film itu dan lebih horny lagi karena liat kamu disini’ akhirnya aku beranikan memeluk dia dari belakang, aku peluk di sekitar perutnya dan aku atur posisi dudukku agar kont0lku bisa menempel di pantatnya. Dan aku yakin dia merasakan itu, krn aku gak pakai CD. Aku ciumin dari belakang lehernya yang terbuka.


    ‘oohh….’ Desahnya sambil kepalanya mendongak ke atas. Aku ciumin terus leher samping dan telinganya, sambil tanganku tetap memeluk dan mengusap-usap perutnya dari belakang.
    ‘oohhh… mass…geli mas…’

    Kuciumin terus leher dan telinganya bergantian, tidak ketinggalan tanganku naik ke dadanya dan kuremas-remas pelan toketnya dari luar baju.

    ‘aaahhh…geli masss…’

    Merasa gak nyaman karena masih ada bh nya, maka tangankumasuk ke dalam bajunya dan ke belakang untuk membuka kaitan bh nya. Dan setelah kaitannya lepas, maka segera tangaku kembali menuju ke dadanya lagi untuk meremas-remas toketnya dan memilin putingnya yang dah tegang, tapi masih dengan kaos dan bh yang masih menempel di badannya.

    ‘aaaahhh…enak mas…’ sambill tanganya ke belakang menuju ke k0nt0lku dan diremas-remasnya dari luar. Akupun merasa keenakan setelah k0ntolku diremas dia. Dan semakin semangat aku mengusap-usap dan memilin putting susunya. Akhirnya aku angkat kaosnya dan aku lepaskan sekalian bh nya. Dan aku balikkan badan Fitri, sehingga sekarang nampaklah toket yang kenyal dan kencang ada di depanku.

    Tanpa menungu lama, mulutku segera mengecup toketnya dan langsung menghisap putingnya. Fitri tambah keenakan dan desahannya tambah hot saja.

    ‘Oohhh…sssshhhh….enak masss’

    Aku teruskan menghisap dan menggigit-gigit pelan putingnya. Dan nampaknya Fitri juga tidak mau diam, tangannya masuk ke dalam celana karetku dan langsung menangkap kont0lku yang sudah menegang dan mengeluarkan cairan licin di ujungnya. Di kocok-kocok pelan oleh tangan mungil Fitri. Enak bangetttt…


    Sembari mulutku menghisap tetek Fitri, tanganku juga tidak tinggal diam, aku elus-elus punggung dan perutnya di sekitar pusar, sampai akhirnya aku lepaskan celana jeansnya. Fitri diam saja, malah mengangkat pantatnya sehingga memudahkan ku untuk melepaskan celananya. Sementara celanaku sendiri udah di perolot Fitri dari tadi. Sehingga posisi sekarang adalah Fitri hanya mengenakan cd saja, dan aku hanya mengenakan kaos saja,.

    ‘Oohh…enak banget Fit kocokan kamu’ racauku setelah lepas dr teteknya.
    Kuciumin bibirnya yg tipis itu. hmmm….lembut sekali bibirnya. Fitri tetap mengocok pelan k0ntolku dan tak lama kemudian dilepaskannya ciumannya dan kepalanya ke bawah. Wahh…kayaknya dia mau karaoke neh.. dan ternyata tebakanku benar, gak lama kemudian kuliat k0ntolku dimasukkan ke mulutnya yang mungil dan kurasakan kehangatan di k0ntolku. Dijilatinya lubang kecilku.

    ‘aaahhhh…..enak Fit. Nikmat banget. Oohh…

    Mendengar desahannku, Fitri tambah semangat dalam blow job, dikeluar masukkan k0ntolku ke di mulutnya, dijilatin dan disedotnya lalu di ciumin sampe pangkalnya, dan buah zakarku pun tak luput dari ciuman dan sedotan mulutnya. Jago juga neh anak.

    Gak lama kemudian aku merasakan gak kuat lagi neh kalo diteruskan seperti ini, maka aku tarik k0ntolku dari mulutnya, supaya jangan sampe muncrat maksudnya. Tapi Fitri tetap tidak mau melepaskannya.

    ‘ohhh…Fitt….udah Fit.. nanti aku muncrat lho..’

    ‘gak pa-pa mas, keluarin aja mas. Fitri pengen mas keluar di mulut Fitri, nanti Fitri isep waktu keluar. Mau kan mas ?’

    akhirnya aku biarkan aja dia teruskan pekerjaannya, sambil aku nikmati kuluman dan sedotannya. Memang enakkkk banget. Dan betul aja…gak lama kemudian aku rasa ada yang mau meledak dari dalam k0ntolku.

    ‘oohhh…Fit..aku gak kuat Fit…. Aku mau keluar…aahh…sssshhhh…’
    Mendengar racauanku, Fitri tambah semangat dan tambah cepat dalammengulum k0ntolku, sehingga akhirnya ‘aaaaahhhhh……Fitriiiii….’


    Kutembakkan peluruku didalam mulut Fitri dan ada sekitar 8 tembakan bersarang disarang. Dan benar saja, ternyata fitri langsung menyedotnya. Uuhhh…ngilu men. Udah muncrat,pake disedot lagi. Akhirnya maniku ditelan abis oleh Fitri.. dan setelah yakin gak ada mani yang tersisa, Fitripun melepaskan k0ntolku yang sudah tidak sekeras tadi.

    ‘Fitt…enak banget sedotan kamu, aku jadi kalah neh. Sekarang gantian ya Fit.. aku akan puasin kamu’ kataku setelah rebahan di ranjang.
    ‘gak usah mas… sudah malam mas, aku harus pulang…lagipula aku juga lagi dapat tamu kok’ katanya

    What?? Tenyata benar…aku liat Fitri pake pembalut di balik cd nya itu. aku yang tadi dah keburu konak, sampai gak memperhatikan keberadaan pembalut itu. tapi yang penting aku dah bisa menyemprotkan maniku ke mulut dia. Dah ngerasa enak juga kok.

    ‘wahh..aku gak tau Fit kalo kamu lagi mens. Tp jujur aja, permainan kamu hot banget. Aku utang ya Fit sama kamu. Nanti aku akan puasin kamu. Mens kamu selesai kapan Fit ?’
    ‘Aku bersih hari senin mas, krn mensnya baru dapat kmrn sih. Makanya td ke kamar mandi buat ganti pembalut mas’

    ‘wahhh…kalo senin aku dah balik ke palembang Fit’
    ‘gak pa-pa kok mas’
    ‘hhmmm…kalo bulan depan gimana Fit ? karena aku ke lampung tiap bulan Fit. Boleh ya Fit?’ pintaku

    ‘iya mas..bulan depan liat aja nanti. Kalo mas datang ke lampung, datang aja ke tempat Fitri ya’

    ‘pasti Fit….dan ntar kamu nginep aja ya Fit sama aku’
    ‘Ehhh…boleh minta nomer hape kamu gak Fit ?’
    ‘Gak usah mas….ntar kalo mas ke lampung lagi, cari aja Fitri di ****.’

    Akhirnya kita bersih-bersih di kamar mandi. Dan setelah itu aku antar Fitri ke bawah, krn dia harus pulang. Dan akupun segera kembali ke kamar dengan perasaan bahagia. Dan kondom yang aku beli di apotik di dekat hotel akhirnya tidak jadi terpakai.

  • Kisah Memek Birahiku Yang Memuncak Saat Melihatnya

    Kisah Memek Birahiku Yang Memuncak Saat Melihatnya


    2403 views

    Duniabola99.com – Maya duduk di atas ranjang. Hal ini terjadi lagi. Suara dengkuran Krisna menandakan bahwa dia tertidur dengan sangat lelapnya dan membiarkan Maya merenungi sendiri apa yang tengah terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Setelah berjalan lima tahun, perkawinan mereka terasa mulai hambar.


    Selama empat tahun sebelumnya, kehidupan seksual mereka bias dikatakan sangat sempurna. Hubungan seks berlangsung hampir setiap malam dalam seminggu hingga beberapa bulan belakangan. Sekarang hanya sekali dalam seminggu dan itupun berlangsung dengan amat cepat dan singkat dan selalu membuatnya tergantung. Maya berfikir apakah ini semua karena dirinya yang menjadi penyebabnya tapi dia sadar dalam usianya yang ke28 tahun sekarang ini bentuk tubuhnya masih tetap sama tak ubahnya ketika berumur dua puluh. Hampir semua pria yang dikenalnya mengatakan kalau dia adalah sosok dambaan setiap lelaki normal.

    Dia bangkit dari ranjang tanpa membangunkan suaminya. Bahkan suaminya tak akan bangun jikalau dia bermaksud membangunkannya sekarang, kondisi suaminya selalu kelelahan akhir-akhir ini. Dia berjalan melintasi kamar tidurnya masih dalam keadaan telanjang seusai persetubuhan yang berakhir dengan kekecewaan dengan suaminya. Cahaya bulan purnama menyinari kamar tidurnya hingga menjadikan seakan disiang hari. Dia berhenti di depan cermin memandangi tubuhnya untuk memastikan apakah bentuk tubuhnya masih tetap seperti dalam angannya. Apa yang dilihatnya adalah sesosok wanita berusia 28 tahun yang telah menikah selama 5 tahun dengan kekasihnya ketika kuliah dulu. Rambut hitamnya yang panjang dan lebat sama hitam dan lebatnya dengan rambut yang menutupi sekitar selangkangannya dan diteruskan dengan sepasang paha yang jenjang menopang semampai tubuh 167nya. Buah dadanya masih tetap kencang dan mendongak angkuh, dan bongkahan pantatnya tetap bundar dan padat. Semua itu terbingkai dalam sosoknya yang seberat 50kg. Tidak, tak mungkin dirinya yang menjadikan Krisna berpaling darinya setiap malamnya.

    Dia memikirkan Krisna. Mereka mulai pacaran di tahun terakhir kuliah dan segera menikah begitu wisuda. Seks merupakan bagian yang besar dalam hubungan mereka bahkan sebelum mereka menikah, dan semakin menjadi bagian yang lebih besar setelah keduanya menikah. Krisna memang mempunyai pengalaman yang lebih sebelum bertemu dengannya dan Maya sendiri masih gadis sebelum bertemu dengan Krisna. Krisna mengajarkan semuanya pada Maya hingga menjadi sosok wanita seperti yang sekarang, dan Krisna masih tetap satu-satunya guru, kekasih, suami dan partner seks yang dimilikinya. Krisna adalah sosok dambaan semua teman wanitanya. Tinggi tubuhnya yang mencapai 190 membuatnya gagah ditambah rambut ikalnya dan sepasang mata elangnya. Kejantanannya sendiri cukup besar untuk memuaskan dahaga seksual Maya.

    Krisna mempunya pekerjaan yang menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya dengan tanpa Maya susah payah bekerja. Memang Krisna menginginkan dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus semua kebutuhan rumah. Mereka memiliki sebuah rumah yang nyaman dengan halaman yang sangat luas yang bias menampung sebuah kolam renang dan sekedar untuk berkuda. Benar-benar memberikan mereka sebuah privasi yang berlebih dengan letaknya yang jauh dari pusat kota. Mereka sudah menempati rumah tersebut selama dua tahun. Satu-satunya orang yang tinggal dengan meraka hanyalah seorang penduduk setempat berusia hampir paruh baya yang bekerja mengurus rumah mereka. Adik Krisna baru saja tinggal dengan mereka beberapa bulan yang lalu. Ayah dan Ibu Krisna memutuskan untuk mengontrakkan rumah mereka yang berada di pusat kota dan pindah di kampung halaman untuk menghabiskan masa tua mereka. Adi, adiknya Krisna masih ingin tetap tinggal di kota ini untuk meneruskan sekolahnya.

    Adi bukan merupakan sebuah masalah diantara Maya dan Krisna. Masalah mereka sudah berawal jauh sebelum dia pindah dengan mereka. Maya suka dengan adik iparnya tersebut dan sangat setuju jika Adi tinggal bersama mereka. Adi sama sekali bukan masalah dan dia bukan orang yang suka mencampuri terlalu dalam urusan orang lain. Adi juga merasa cocok dengan kakak iparnya dan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar ngobrol ataupun berenang. Adi merupakan sebuah duplikat yang lebih muda dari kakaknya.


    Sukri, sang pengurus rumah, juga tinggal di rumah ini. Dia menempati sebuah rumah kecil yang terletak dekat dengan gudang, jauh di pekarangan belakang rumah mereka. Dia lahir dan tumbuh di tanah ini, dan ketika tanah ini dibeli Krisna dia meminta ijin untuk tetap tinggal disini. Usianya hamper 40 tahun tapi alam membuatnya terlihat masih berusia 20an. Tubuhnya tinggi kekar dengan kulit sawo matang. Dia merasa senang bekerja mengabdi pada Krisna dan Maya. Terutama saat berada di dekat Maya ketika wanita ini berkuda dengan memakai celana jeans ketatnya. Dalam benaknya dia melihat Maya yang tanpa busana setiap kali berada di dekatnya. Strata sosial yang membedakan derajat mereka, ataupun Maya yang juga majikannya tak menghentikan fantasinya untuk menikmati keindahan tubuh wanita cantik ini di atas ranjang.

    Maya memandang kea rah tempat tidur dan Krisna masih terlihat lelap tidurnya. Dikenakannya kembali baju tidur sutra tipisnya yang beberapa saat lalu dipakainya untuk membangkitkan gairah suaminya agar bercinta dengannya. Itu merupakan sebuah baju tidur seksi yang sangat tipis dan tak mampu menyembunyikan bagian dalam tubuh telanjangnya. Dia berjalan menuruni anak tangga dab keluar menuju beranda belakang yang mengarah ke kolam renang.

    Suasana malam musim panas ini terasa tenang dan damai di pinggir kolam renang. Maya sering berada di sekitar kolam renang ini saat malam hari untuk sekedar duduk-duduk santai melepaskan lelah dan terkadang juga berenang, dengan tanpa selembar pakaianpun. Krisna pernah mengingatkannya kalau mungkin saja Sukri melihatnya, tapi Maya tak peduli. Dia merasa bangga dengan bentuk tubuhnya dan tak merasa ada yang membuatnya malu dengan keadaannya. Dia tak selalu beranang dalam keadaan telanjang tapi bikini yang dipakainya juga tak mampu berbuat banyak untuk menutupi keindahan tubuhnya. Dan Maya juga tahu kalau Adi, adik iparnya itu juga suka memandangi tubuhnya saat dia mengenakan bikini. Tapi Adi belum pernah melihatnya beranang telanjang karena dia menghentikan kebiasaannya tersebut begitu adik iparnya menetap bersama mereka. Pernah suatu malam Adi menemaninya berenang di malam hari setelah Krisna pergi tidur dan keduanya berenang bersama..

    Pakaian tidur tipi situ membungkus tubuhnya semakin erat saat Maya merentangkan kedua tangannya dan menghitung bintang bintang yang bertaburan menghiasi langit hitam di atasnya. Dia baru beberapa menit berada di luar sini ketika di dengarnya suara mobil Adi memasuki carport. Dia tahu kalau seharusnya dia bergegas berdiri dan masuk ke dalam rumah sebelum adik iparnya masuk. Dia tidak telanjang tapi apa yang menutupi tubuhnya tak bisa menutupi tubuhnya meskipun di bawah cahaya sinar rembulan. Dia merasa bimbang untuk berbuat apa hingga akhirnya waktu jadi terlambat saat mobil Adi mulai memasuki tempat parker yang terletak di samping kolam renang tersebut.

    Adi keluar dari dalam mobil dan kemudian membanting pintunya dengan sangat keras. “Wah wah, kamu pasti sedang sangat marah ya sampai-sampai pintunya kamu banting begitu.”

    Adi terlonjak saking terkejutnya tak menyadari ada seseorang dibelakangnya di jam selarut ini. “Ya, mbak boleh bilang malam yang benar-benar sial.” Maya tahu kalau adik iparnya baru pulang dari kencan dengan kembang sekolahnya. Seorang gadis yang menjadi rebutan dan kabar burung menceritakan kalau gadis tersebut bisa diajak tidur asal bisa menaklukkan hatinya, dan malam ini Adi mencoba peruntungannya. Mereka berdua pernah membicarakan tentang hal ini sebelumnya dan saat Adi akan keluar malam tadi, Maya juga mendoakan agar dia berhasil.

    Maya bangkit dari bangku yang didudukinya dan memberi isyarat pada Adi untuk mendekat. “Kelihatannya kamu dan aku sedang sial malam ini. Duduklah sini dan ceritakan bagaimana kencanmu.”

    Adi baru saja akan duduk saat dia menyadari betapa tipisnya baju tidur yang dikenakan kakak iparnya ini. Dia pernah melihatnya memakai bikini tapi payudara kakak iparnya jauh tampak lebih jelas dengan baju tidur tipis yang dikenakannya ini dibandingkan saat memakai bikini. “Hey, mbak terlihat sangat cantik. Bagaimana mungkin mbak punya masalah kalau pakai pakaian seperti ini?”

    Maya melipat kedua lengannya di depan dadanya. “Kamu jangan memandangiku seperti itu.”


    “Rasanya sulit setelah kencan sial malam ini.”

    “Ceritakan padaku.”

    “Mbak yang cerita lebih dulu apa yang sudah terjadi baru aku ceritakan apa yang terjadi dengan kencanku.”

    “Tak banyak yang bisa kuceritakan. Sudah kusiapkan dinner yang romantis dengan wine dan lilin. Sudah susah-susah pergi ke salon biar kelihatan cantik. Pakai pakaian seksi seperti ini dan apa yang kudapatkan? Abangmu malah pergi tidur meninggalkan aku, end of story.”

    “Kalau mbak berdandan seksi seperti ini untuk aku pasti aku tak akan pergi tidur dan membiarkan mbak sendirian.”

    “Ah, kamu hanya coba menghibur aku.”

    Adi duduk disamping kakak iparnya. Dia duduk merapat sangat dekat hingga bisa dirasakan kehangatan tubuh kakak iparnya. “Ceritaku tidak lebih baik dari mbak. Kencan dengan cewek yang jadi rebutan tapi hasilnya nol besar. Benar-benar malam yang paling sial minggu ini.”

    Maya menyandarkan kepalanya di bahu Adi. “Sepertinya kita berdua jadi pecundang malam ini.”

    Lengan Adi bergerak melingkari bahu kakak iparnya dan merengkuhnya lebih merapat padanya. “Aku tak tahu soal itu, tapi ini terasa sangat indah bagiku.” Tangannya bergerak ke bawah dan singgah pada buah dada Maya.

    Maya tak menyingkirkan tangan Adi dari dadanya, dia hanya menatap jari-jari Adi yang mulai bergerak di dadanya dan kemudian memandangi wajah adik iparnya. “Apa kamu benar-banar baru berumur 18 tahun?”

    “Aku cukup dewasa untuk merubah malam yang sebelumnya sial menjadi lebih baik.” Tangan Adi yang satunya mulai bergerak melepaskan tali yang mengikat baju tidur kakak iparnya. Segera saja dia menyibak gaun tidur itu hingga tubuh indah isteri abangnya ini terpampang jelas tanpa penghalang lagi. Kedua telapak tangannya bergerak ke buah dada Maya dan meremasnya dengan lembut hingga membuat putingnya mencuat menusuk lembut telapak tangannya. Kedua tangannya terus memainkan kedua daging kenyal tersebut sambil matanya menelusuri perut Maya yang rata hingga menuju ke bawah selangkangan yang dihiasi rambut lebat.

    “Kamu cukup dewasa bagi abangmu yang akan membunuhmu kalau dia bangun.” Maya tak tahu apa yang membuat dirinya membiarkan adik iparnya ini berbuat seperti ini. Dia sama sekali tidak berusa untuk mencegahnya. Adi sudah hamper 3 bulan tinggal bersama mereka dan dalam benak Maya sama sekali tak pernah terlintas pikiran yang berbau seksual terhadap adik iparnya, hingga sampai malam ini, dan sekarang dia berada hanya berdua dengannya di pinggir kolam renang ini malam ini dalam keadaan telanjang seutuhnya dan suaminya sedang tertidur lelap di kamar tidur lantai atas Dan vaginanya sudah terasa sangat basah oleh gairah.

    Bibir Adi mulai bergerak turun menuju bibirnya. Maya mendekatkan bibirnya tanpa diminta. Bibir Adi menyentuh bibirnya dan mulutnya mulai membuka. Lidah adik iparnya menyentuh bibirnya dan Maya membuka mulut untuknya. Adik iparnya sangat mahir memainkan bibirnya dan dia merasakan ada sebuah perasaan yang sangat mirip antara Adi dan suaminya. Maya mungkin tak pernah mempunya pikiran seksual terhadap adik iparnya ini tapi sudah lama Adi memendam hasrat ini dan saat ini dia benar-benar memanfaatkan kesempatan akan kepasrahan kakak iparnya ini.

    Adi bisa mendengar lenguhan lirih Maya saat dia menciumnya. Maya mulai menggerakkan pinggulnya dan lengannya bergerak meraih tubuh Adi agar kedua bibir mereka melumat semakin merapat. Adi menyadari kalau kakak iparnya tak akan menolaknya malam ini dan mungkin saat ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan impiannya selama ini. Malam ini Maya merasa telah dicampakkan oleh suaminya dikala gairahnya tengah menyala-nyala dan Adi akan segera menyantap hidangan yang masih hangat yang tersuguh di hadapannya .

    Sebelah tangan Adi bergerak turun ke bawah dan menelusuri kulit perut Maya yang lembut untuk menyentuh tepian vagina berbulu lebatnya. Kedua pahanya yang masih merapat erat menahan gerakan jemari Adi. Jemari Adi terus menggerayangi perut bagian bawahnya disertai lidahnya yang menari dalam mulut Maya. Akhirnya kedua paha Maya melemas dan mulai bergerak membuka. Jemari Adi langsung turun kea rah kelentitnya. Begitu kelentitnya tersentuh jemari Adi, kedua paha Maya membuka semakin lebar. Akhirnya Maya memberikan ruang seutuhnya pada Adi untuk berbuat sekehendak hati terhadap daerah paling rahasia dari tubuhnya. Langsung saja jemari Adi melesak masuk ke dalam.


    Maya menjadi teramat sangat basah. Dia sedang berada dalam lingkaran perasaan yang membuatnya kesulitan untuk membedakan yang sedang mengeksplorasi tubuhnya ini Krisna ataukah bukan. Keduanya terasa sangat sama hingga Maya merasa kalau yang sedang menyentuhnya saat ini adalah Krisna. Nafasnya semakin memburu cepat saat dia merasa tubuhnya direbahkan ke atas bangku malas ini. Adi merbahkan tubuh Maya dan sekali lagi bibirnya menuju ke payudara Maya. Ciuman bibirnya menjalar bebas ke sekujur tbuh kakak iparnya ini. Gaun tidurnya terbuka lebar dan Maya rebah dengan kedua belah paha terpentang lebar saat jemari adik iparnya bergerak keluar masuk dalam vaginanya. Maya berada diperbatasan dari puncak kenikmatannya saat tiba-tiba Adi menghentikan aksinya.

    Kedua mata Maya yang semula terpejam rapat langsung terbuka menatap begitu Adi berhenti. Adi sedang membuka pakaian terakhir yang menutupi tubuhnya. Batang penisnya mengacung dengan tegak dan keras, terayun-ayun saat dia berjalan mendekat ke arahnya. Batang penisnya cukup besar dan panjang. Untuk pertama kalinya Maya menyadari perbedaan di antara keduanya…

    “Stop Adi! Apa yang kamu lakukan?”

    “Aku akan membahagiakan mbak malam ini. Pikirkan saja betapa jauh lebih baiknya perasaan kita berdua setelah semua kesialan yang kita dapat sebelumnya.”

    “Jangan lakukan, please. Aku isteri abangmu dan kalau ini terjadi mungkin kita berdua tak akan bisa menghentikannya.”

    “Aku tak mungkin stop sekarang. Sudah sangat lama menginginkan mbak dan aku tahu kalau abang sudah tak melakukan PRnya dengan benar.” Maya merapatkan kedua pahanya untuk mencegahnya. “Ayolah mbak Maya buka untukku, aku tahu mbak pasti menginginkan juga seperti aku.”

    Adi menunduk dan mencium sebuah putting payudara Maya lagi. Lalu dia berpindah ke mulutnya. Maya membuka mulut untuknya tanpa dipaksa. Adi menghentikan ciumannya untuk berbisik pada Maya, matanya menatap lembut, “Bukalah untukku May,… Aku ingin merasakan vaginamu meremas erat penisku saat kumasuki.” Lalu dia kembali melumat bibirnya.

    Untuk pertama kalinya Adi memanggilnya tanpa panggilan mbak, sesuatu yang tak biasa tapi itu jadi pemicu bagi Maya hingga kalah dalam pertempuran ini. Maya memang menginginkan batang penis Adi memasuki tubuhnya. Sudah terlalu lama Maya tidak disetubuhi sesai dambaannya. Saat ini ada seseorang yang ingin memuaskan dia seperti apa yang pernah dilakukan suaminya dulu. Maya membuka pahanya. Sebelah pahanya masih berada di atas bangu dan sebelahnya lagi ditariknya ke atas tubuhnya. Adi bergerak ke depan dan batang penisnya dengan sendirinya menemukan jalan masuk. Dengan perlahan didorngnya maju dan kepala penisnya menyeruak membelah bibir vagina Maya.

    Maya akhirnya melingkarkan kedua pahanya pada pinggang Adi dan tumitnya menancap erat pada pantat adik iparnya ini untuk menariknya masuk semakin dalam. Perlahan Adi mulai mengisi vagina Maya melebihi apa yang pernah dirasakannya. Setiap kocokannya Adi membawa mereka berdua semakin tinggi dan bertambah tinggi. Tak menunggu lebih lama Adi mulai menyentakkan penis kerasnya seutuhnya hingga ke dasar vagina kakak iparnya. Adi menghentakkannya dengan sangat keras tapi itulah yang didambakan Maya. Setiap kali Adi menarik keluar batang penisnya, kedua kaki menahannya seakan ingin segara melesakkannya ke dalam vaginanya kembali. Sama sekali tak terlintas dibenaknya kalu kini dia telah mengkhianati suaminya. Maya hanya meredakan dahaga batinnya dari apa yang beberapa bulan belakangan ini tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Tak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk meraih akhir. Adi memberikan persetubuhan yang cepat, keras dan sedikit kasar pada Maya seperti apa yang belakangan ini tak didapatkannya dari suaminya. Klimaks itu berada di puncak bukit di depan mata dan mereka berdua saling bergegas mendakinya bersama. Dengan berbarengan keduanya mencapainya dan hanya mulut Adi yang segera melumat bibir isteri abangnyalah yang mencegah suara jeritan kenikmatan Maya agar tak membangunkan Krisna atau bahkan Sukri.


    Semuanya sudah berakhir dan mereka berdua benar-benar merasa amat kelelahan. Dengan kepayahan Adi mengangkat tubuhnya yang menindih Maya. Batang penisnya yang melemas tercabut keluar dari vagina Maya yang terisi penuh sperma adik iparnya dan mulai meleleh keluar menuruni paha jenjangnya. Maya bangkit untuk duduk dengan lemas dan Adi duduk di sampingnya, keduanya masih tanpa pekaian. Maya mulai merasakan penyesalan dan Adi menyadari hal tersebut. “Jangan menyesali sesuatu yang terasa sangat indah. Tak mungkin ini sesuatu yang buruk.” Dia mendekat dan mencium ujung bibir Maya. Maya menatapnya; “Apa benar kamu baru berumur 18?” Keduanya tertawa pelan dan Maya merasa jauh lebih baik.

    Maya berkata, “Sudah cukup kita menggunakan kesempatan untuk malam ini. Aku harus kembali ke kamar sebelum Krisna menyadari kalau aku tak ada di sampingnya. Kita berdua sama-sama menginginkan ini terjadi malam ini dan aku rasa kita juga sudah mendapatkan apa yang kita mau.” Keduanya berjalan saling berpelukan menuju ke dalam rumah. Adi masih telanjang dan membawa pakaiannya di tangannya sedangkan Maya sudah mengenakan gaun tidurnya kembali. Di pintu belakang Adi memberi sebuah ciuman selamat malam pada Maya, tak melepaskan ciumannya hingga Mayalah yang akhirnya menghentikannya. Dalam benak keduanya membayangkan kalau saja malam ini hanya mereka berdua yang berada di rumah pastilah malam masih akan teramat panjang. Adi berjalan menuju kamarnya di lantai bawah dan Maya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.

    Krisna sudah terjaga dan mendapati kalau dia sendirian. Di pikir isterinya sedang ke kamar mandi dan segera kembali nanti. Dia kembali tidur tapi beberapa menit kemudian terbangun lagi. Maya masih belum kembali. Dia tahu kalau kadang-kadang isterinya suka berenang malam-malam. Dia berjalan menuju ke jendela dan hal yang pertama kali disaksikannya adalah isterinya, Maya yang sedang berciuman dengan Adi, adiknya di atas bangku di pinggir kolam renang. Cahaya bulan purnama membuatnya dapat memastikan hal itu meskipun dalam keremangan malam. Reaksi pertamanya adalah ingin langsung turun ke sana dan menendang pantat adiknya. Tapi kemudian sesuatu itu menghantamnya, dia sadar kalau hal itu penyebabnya adalah karena salahnya sendiri. Dia sadar kalau telah menampik setiap ajakan isterinya untuk bercinta beberapa bulan belakangan ini.

    Dia tak menginginkannya, tapi dia sudah terlibat dalam hubungan yang rumit dengan seorang wanita di kantornya dan dia tak mampu untuk menghentikannya. Susan berumur lebih tua darinya dan bahkan tidak berwajah lebih cantik dibandingkan Maya. Saat itu dia sedang mabuk di acara pesta kantornya dan mereka berdua berakhir dalam persetubuhan di atas meja kerja kantornya. Susan seakan sebuah obat yang tak mampu dia tolak. Dia mampu memberikan sesuatu yang lebih dengan vaginanya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mengontrol otot vaginanya hingga seakan mampu memerah batang penisnya dan hal tersebut tak dimiliki Maya.

    Sejak affair ini terjadi, Susan seakan tak pernah merasa terpuaskan. Dia menginginkan bersetubuh setiap waktu dan dimanapun tempatnya jika memungkinkan. Dan itulah yang membuatnya selalu kelelahan saat pulang ke rumah. Jadi, ketika Krisna melihat adiknya sedang mencium isterinya dan mulai menyetubuhinya, yang mampu dilakukannya hanya melihat. Dan yang lebih mengejutkannya adalah ternyata penisnya menjadi sangat ereksi saat melihat hal itu.

    Krisna bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan dengan menahan nafsu perselingkuhan antara Maya dan Adi. Sukri sudah melihat saat Maya keluar dari pintu belakang dan duduk di atas bangku itu. Dengan bersembunyi di kegelapan malam dia sudah menanti kedatangan Maya, sebelumnya dia sudah pernah menyaksikan nyonya majikannya itu berenang dengan telanjang, dan malam ini dia berharap hal itu terulang kembali. Dia menyaksikan saat Adi dating dan kemudian mulai menyetubuhi nyonya majikannya yang cantik itu. Sejak pertama kali bertemu, Sukri sudah menginginkan Maya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah dia temui. Meskipun dia sadar betapapun dia mengharapkan, hal itu tak akan terwujud. Dan dengan kejadian yang dia saksikan malam itu memberinya sebuah harapan untuk mewujudkan impiannya.

    Dengan hati riang Maya mengayunkan pinggul menapaki tangga menuju kamar tidurnya. Untuk pertama kali sejak beberapa bulan birahi dan vaginanya terpuaskan. Saat dia membuka pintu kamar dia mendapati Krisna di atas ranjang. Selimutnya sudah terlempar di atas lantai dan dia rebah dengan batang penis yang ereksi.


    “Waktu aku bangun kamu tidak ada. Aku pikir kamu segera kembali dan aku ingin menuntaskan apa yang kita awali sebelumnya. Sorry, belakangan ini aku sering kecapekan dan mengabaikan kamu. Kemarilah dan ijinkan aku menebusnya.”

    “Aku mau ke kamar mandi dulu.”

    “Jangan, tak usah. Aku mungkin tak bisa menahan lebih lama lagi kalau kamu ke kamar mandi dulu.”

    Maya sadar jika dia menuruti kemauan suaminya untuk bercinta sekarang, Krisna akan merasakan sperma adiknya di dalam vaginanya. Krisna tak memberinya kesempatan untuk berpikir, dia berdiri merengkuh tubuh Maya kedalam pelukannya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam sebelum merebahkannya ke atas ranjang. Segera dilepaskannya tali gaun tidur itu dan menyibaknya lebar hingga tubuh isterinya terpampang jelas di hadapannya. Dia bergerak di antara paha Maya dan sedetik berikutnya penisnya merangsak masuk ke dalam vagina Maya yang baru saja disetubuhi Adi.

    Dengan mudah penisnya masuk ke dalam. “Kamu sangat basah malam ini. Aku akan memanjakan dan memuaskanmu.” Krisna menyetubuhinya dengan keras dan cepat membuat batang penisnya bergerak mengaduk sperma adiknya. Dia tahu penyebab kenapa Maya sangat basah dan bukannya hal itu membuatnya marah tapi sebaliknya. Batang penisnya terasa sangat keras dan dia ingin mengantarkan Maya ke puncak terlebih dahulu sebelum dia menyemburkan spermanya sendiri.

    Maya sangat bahagia dengan cara suaminya menyetubuhinya sekarang ini. Dia suka dengan foreplay yang panjang dan seksi saat bercinta tapi begitu penis suaminya memasuki vaginanya dia ingin Krisna tak menyia-nyiakan waktu lebih lama lagi dan segera menyetubuhinya bukannya sekedar bercinta dengannya. Meskipun setelah baru saja melakukan hubungan seks yang panas dengan Adi, Maya masih menginginkan yang lebih lagi dari Krisna. Maya sadar kalau suaminya bisa merasakan sperma Adi di dalam vaginanya tapi selama Krisna tak tahu apakah itu, maka hal tersebut tak menjadi masalah baginya. Bersama mereka berdua menggapai puncak kenikmatan.

    Krisna menyemburkan spermanya di dalam wanita yang sangat dicintainya ini seiring gemuruj orgasme yang sedang dirasakan Maya dan membuat dinding vaginanya memerah setiap tetes cairan cinta dari suaminya. Hubungan seks ini terasa sangat memuaskan bagi Krisna dan dia berfikir apakah ini karana dia baru saja menyaksikan adiknya sendiri menyetubuhi isterinya ini.

     

    Maya tak peduli apa yang menyebabkan ini jadi terasa sangat nikmat kembali dia hanya merasa sangat bahagia karena Krisna sudah kembali seperti dulu lagi. Mungkin dia bisa menyetubuhi Adi kapanpun dia mau, tapi bagaimanapun juga dia tetap membutuhkan suaminya sendiri.

    Maya bangun kesiangan esok paginya. Krisna sudah berangkat kerja dan Adi sudah pergi ke sekolah. Samar-samar dia ingat saat Krisna memberinya ciuman sebelum berangkat kerja tadi. Dia berguling dan dapat merasakan sisa sperma yang keluar dari vaginanya. Setelah Krisna selesai malam tadi, Maya sudah tak punya tenaga lagi untuk membersihkan diri. Mandi adalah hal pertama yang paling ingin dia lakukan hari ini. Seusai mandi dan membersihkan diri di wajahnya masih terlukis sebuah senyum oleh peristiwa semalam. Dia sadar kalau semestinya dia merasa bersalah dan menyesal tentang Adi tapi entah kenapa dia tak mampu untuk itu. Untuk pemuda berusia 18 tahun, Adi sungguh memahami benar bagaimana caranya membahagiakan seorang wanita.

    Maya tak tahu apa yang terjadi pada Krisna. Setelah beberapa bulan belakangan berlangsung dengan hubungan seksual yang sangat sangat jarang sekali dan tanpa gairah, tiba-tiba saja dia berubah seakan tak pernah tercukupi semalam. Maya sungguh berharap apapun yang mengganggu pikiran suaminya selama ini sudah terselasaikan.

    Menjelang siang dia sudah selesai sarapan dan sekaligus membersihkan sisa piring kotor yang ditinggalkan oleh Krisna dan Adi di dapur dan bersiap untuk pergi ke kolam renang. Dia heran kenapa Pak Sukri belum kelihatan hari ini. Jika saja orang tua itu tidak kerja hari ini dia akan menikmati sinar matahari seutuhnya. Merasa tak pasti akan hal tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk memakai bikini saja. Meskipun tetap saja bikini yang dikenakannya masih tak mampu menutupi seluruhnya tapi setidaknya dia tidak telanjang jika ternyata Pak Sukri datang agak siangan lagi. Maya sudah melihat bagaimana cara lelaki yang sudah lama ditinggal mati isterinya itu melihat dirinya,ada suatu yang membuatnya berdesir entah apa.

    Dia berenang beberapa putaran seperti yang biasa dilakukannya setiap pagi sebelum akhirnya naik dan rebahan di atas bangku santai yang dipakainya bersama Adi semalam. Tak mampu dicegahnya untuk memikirkan peristiwa dengan adik iparnya tersebut, dan bagaimana dia merebahkannya di atas bangku ini dan memberikannya sebuah persetubuhan yang sangat menggairahkan. Puting susunya menjad sangat keras ketika membayangkannya. Dia tak tahu bagimana nanti menghadapi Adi setelah kejadian semalam, tapi yang pasti dia tahu kalau mereka berdua harus berhati-hati kalau ada Krisna. Dia juga merasa jika Adi akan menginginkannya lagi dan Maya merasa kalau dia juga tak ingin menghentikan adik iparnya.


    Baru saja dia hampir terlelap saat ada sebuah bayangan menghamiprinya, membuatnya terbangun dan saat dia membuka matanya dilihatnya Sukri sudah berdiri di sampingnya. Dengan cepat dia bangkit. “Oh, selamat pagi Pak Sukri, aku baru saja mau tertidur. Ada keperluan apa Pak?” Maya tahu biasanya orang ua ini jarang sekali masuk ke dalam area rumahnya kecuali untuk mengerjakan pekerjaannya. Ada sesuatu pancaran di matanya yang belum pernah dilihat Maya sebelumnya. Sebuah tatapan mata yang sering dilihatnya dari para lelaki yang menginginkannya. DIa bersukur telah memakai bikini tapi saat ini dia berharap memakai yang lebih lagi. Handuk yang tadi dibawanya telah dijatuhkannya dipinggir kolam di sisi yang lain sebelum dia terjun ke kolam tadi.

    “Nyonya Maya, saya ingin bicara dengan anda.” Maya hendak berdiri dan berkata, “Baiklah Pak Sukri, ada keperluan apa?”

    Tangan Sukri menahan bahu Maya agar tak berdiri. Ini mengejutkan Maya. Ini pertama kalinya orang tua ini menyentuhnya. Dia kembali duduk dan menatap matanya. Dia tak ingin orang tua ini tahu kalau dia merasa takut terhadapnya.

    “Saya hanya ingin ketemu anda dan mebicarakan sebuah perundingan dengan anda”

    “Perundingan macam apa maksud anda?”

    “Saya tak tahu lagi harus bagaimana kecuali langsung menemui anda dan membicarakannya. Saya sudah memperhatikan anda sejak pertama kali anda pindah kemari. Anda adalah wanita tercantik yang pernah saya lihat. Saya sangat ingin bercinta dengan anda setiap kali saya melihat anda. Saya sadar kalau itu hanya harapan yang sia-sia belaka hingga semalam. Kemudian saya melihat anda dan mas Adi dan saya tahu kalau akhirnya tiba waktunya harapan saya itu akan terkabul.”

    Maya merasa seakan tubuhnya diguyur oleh air dingin. Lelaki paruh baya ini telah melihatnya dengan Adi semalam dan kini dia menginginkan hal yang sama juga. Yang terlintas di pikirannya saat ini adalah segera lari dari sini dan menyingkir jauh-jauh.

    “Saya tak mengerti maksud anda. Apa yang saya lakukan dengan Krisna atau Adi atupun orang lain adalah urusan saya.” Dia mencoba untuk berdiri lagi dan kembali Sukri mendorongnya duduk, kali ini dengan lebih keas lagi.

    “Saya tahu kalau itu adalah urusan anda tapi bagaimana kalau Tuan Krisna tahu anda sudah tidur dengan adiknya?”

    Maya tak mungkin dia membiarkan Krisna tahu tentang perbuatannya dengan Adi, Maya sadar kalu dia tak bisa berbuat apa-apa. Jika kejadiannya dengan pria lain dan bukannya dengan adik suaminya mungkin saja tak seburuk ini. Mungkin dia bisa menangis dan memohon ampun pada Krisna dan suaminya itu mungkin saja mau memaafkannya, tapi tak mmungkin kalau kejadiannya dengan. “Anda mau apa?”

    “Saya menginginkan anda, dan saya menginginkan anda seperti Adi mendapatkan anda tadi malam. Anda menuruti dan saya akan melupakan apa yang telah saya lihat semalam.”

    “Dan kalau saya tidak melakukan apa yang anda mau apa yang bisa anda lakukan? Ini hanya akan jadi sebuah cerita karangan anda saja.”

    “Saya sudah mengira kalau anda akan berkata seperti ini. Saya sudah menyiapkan beberapa foto yang akan menjadi bukti cerita saya itu.” Sukri sadar kalau soal foto itu hanyalah karangannya saja, tapi dia yakin kalau Nyonya majikannya ini tak tahu akan hal itu.


    Maya sadar kalu dia telah kalah. Dengan adanya foto tersebut tak mungkin dia bias membantah tentang perbuatannya dengan Adi kepada Krisna. Wajahnya tertunduk dan Sukri tahu kalau wanita di hadapannya akan memberikan apa yang dia maus.

    “Kapan?”

    “Sekarang, sudah terlalu lama aku menunggu. Berdiri dan segera masuk ke dalam rumah. Saat saya menikmati tubuh anda saya ingin melakukannya di atas kasur yang lembut dan empuk agar bisa benar benar merasakan nikmatnya.” Sukri memberi tanda agar dia berdiri dan Maya mematuhinya. Dengan perlahan dia berjalan menuju ke dalam rumah. Sempat terlintas dibenaknya untuk lari dan mengunci pintunya tapi dia sadar kalau lelaki di belakangnya ini akan menceritakan semuanya kepada Krisna dan pernikahannya akan.

    Begitu memasuki rumah Sukri langsung menutup pintu dan sekaligus menguncinya. Maya berhenti tapi segera Sukri menggiringnya menuju kamar tidur. Maya bermaksud melewati kamar tidurnya dan menuju ke kamar tamu. Sukri menghentikannya dan berkata, “Tidak, saya ingin di ranjang anda. Saya ingin menyetubuhi anda di tempat suami anda melakukannya setiap waktu.”

    Maya memasuki kamarnya. Ranjang itu telah dirapikannya dan seprei serta selimutnya sudah diganti dengan yang bersih setelah terpakai semalam. Sukri menarik selimutnya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian dia rebah ke atas kasur empuk itu dengan tangan di bawah kepalanya. Dia tahu kalau Maya tidak bias lari ke manapun lagi dan dia ingin benar-benar menikmati waktunya bersama nyonya majikannya yang cantik ini. Dia berdiri dengan berkacak pinggang. “Lepaskan bajuku.”

    Maya sadar dia tak punya pilihan lagi. Dia mendekat. Diraihnya bagian bawah baju Sukri dan mengangkatnya melewati kepalanya. Lelaki paruh baya ini jauh lebih tinggi darinya hingga membuat dia hampir menyentuh tubuhnya saat melepaskan baju itu. Maya melemparkan baju tersebut ke atas kursi. Maya sudah pernah melihat tubuh Sukri yang kekar tanpa baju saat bekerja di kandang kudanya, dan dalam jarak sedkat ini dia semakin melihat betapa Sukri memiliki bentuk tubuh yang besar dan tegap. “Sekarang, buka bikini atas anda.”

    Untuk sejenak Maya bimbang dan kemudian tangannya bergerak ke belakang tubuhnya untuk melepaskan bikini atasnya. Dia melepasnya melewati bahunya dan berusaha menutupi. “Turunkan tangan anda, saya ingin melihatnya dengan jelas.” Maya melemparnya ke kursi menyusul baju Sukri dan sekarang dia berdiri di depa Sukri dengan payudara yang terpampang tak berpenutup. “Ke sini.” Tangan Sukri tejulur ke depan dan menarik tubuh Maya mendekat. Maya berusaha untuk mundur tapi Sukri mencengkeramnya dengan erat. Maya sadar kalau dia harus mematuhi semua kemauan lelaki paruh baya ini.

    Batang penis Sukri mengeras dengan sempurna saat payudara Maya terpampang seutuhnya. Tak sabar dia untuk merasakan daging membusung itu dengan tangan dan mulutnya. Sukri mundur sedikit sekedar untuk mempertimbangkan apa yang pertama kali akan dilakukannya pada isteri majikannya ini. Dia ingin langsung menerkamnya tapi dia lebih ingin kalau wanita ini yang merengek memohon padanya. “Mendekatlah, biar puting anda menyentuh dada saya.”

    Maya merasa tegang menyadari kontak yang sebentar lagi akan terjadi. Payudaranya sangatlah sensitif fan dia sadar kalau lelaki ini ingin membuatnya jadi terangsang. Dia meyakinkan dirinya kalau dia tak akan membiarkan lelaki ini merasa puas telah dapat menjadikan dirinya menikmati pemaksaan ini. Dia mendekat seperti yang dipinta Sukri. Putingnya hanya menggesek otot di dada Sukri, tapi tubuhnya bereaksi berlawanan dengan kehendak pikirannya. Putingnya langsung mulai mengeras karena sentuhan itu.

    Sukri menatap ke bawah pada payudara putihnya yang baru saja bersentuhan dengan dadanya yang coklat kehitaman. Dia sangat ingin melumat dengan mulutnya tapi dia mencoba untuk sabar menunggu. “Buka mata anda. Lihat saat susu anda menyentuh saya. Putingnya langsung mengeras. Saya tahu kalau anda ingin segera disetubuhi?”

    “Tidak, aku ingin menghentikan ini.”

    “Lepaskan celana saya.” Maya diam saja.

    “Sekarang, jangan sampai membuat saya menunggu.” Maya sedikit mundur untuk meraih sabuknya tapi Sukri menarik tubuhnya hingga merapat padanya. Maya sadar kalau lelaki paruh baya ini ingin agar putingnya tetap menggesek kulitnya saat dia melepaskan celananya.

    Setelah dia buka sabuk itu, kemudian diturunkannya celana dan celana dalamnya sekaligus itu melewati pinggang Sukri. Maya mengalami sedikit kesulitan saat melakukannya karena gundukan keras diselangkangan Sukri, tapi akhirnya dia berhasil melepaskannya. Batang penis Sukri terbebas lepas dari dalam celana dalamnya begitu penutupnya terbuka. Maya bisa merasakan daging keras tersebut menghantam kulit perutnya saat dia menurunkan celana Sukri. Maya harus membungkukkan tubuhnya untuk melepasnya, gerakannya itu membuat putting dan payudaranya semakin mengeras. Ketika akhirnya Maya berhasil menurunkan celana Sukri hingga mata kakinya, btang penis itu jadi menggesek payudaranya. Batang itu tepat di depan matanya kini dan dia melihat dengan terperanjat akan batang penis terbesar yang pernah dilihatnya seumur hidupnya. Warnanya sangat gelap coklat keunguan. Bahkan ini lebih besar dan panjang dari penis Adi. Vaginanya langsung saja menjadi lebih basah dan keteguhan hatinya untuk tak membiarkan dirinya larut di dalam gairah saat ini menjadi pudar.

    Sukri tetap menahan tubuh Maya agar terus menghimpitnya. Dapat dirasakannya kalau putting nyonya majikannya ini semakin bertambah keras saja. Sukri membungkuk untuk meraih pinggul Maya dan melepaskan bikini bagian bawahnya. Sebelum dia berlutut untuk melepaskan kain terakhir itu, tangan Sukri bergerak ke selangkangan Maya untuk meraba vaginanya.

    Hal tersebut mengakibatkan sebuah sengatan listrik bagi Maya saat tangan Sukri menyentuh kelentitnya dan sekaligus memeriksa sudah sebasah apakah dia kini. Sukri sangat mengerti kalau tinggal selangkah lagi Maya akan memohon padanya untuk segera menyetubuhinya. Sukri berlutut dan menarik lepas bikini bawah itu dan Maya melangkah keluar dari pakaian terakhir yang dikenakannya tanpa disuruh lagi. Vaginanya yang berambut lebat itu tersuguh tepat di depan wajah Sukri dan dia tak menyia-nyiakan barang sedetikpun untuk menikmati madu birahi yang sudah mulai meleleh turun di paha Maya. Lidahnya menyentuh setiap titik sensitive di vagina itu yang dia tahu. Maya tak mampu mencegah tangannya agar tak mendorong kepala Sukri agar semakin terbenam dalam selangkangannya. Maya ingin agar lidah lelaki paruh baya di bawahnya ini terbenam sedalam-dalamnya saat jemarinya mempermainkan kelentitnya. Tak ayal lagi paha Maya mulai bergetar.

    Sukri berhenti lalu berdiri. “Apa nyonya sudah siap untuk naik ke ranjang sekarang?”

    Maya tak menjawab tapi reaksinya berbicara lebih keras dari jawaban yang mungkin keluar dari dalam mulutnya. Dia naik ke atas ranjang dan memberi ruang untuk Sukri, dan Sukri segera menyusulnya dan bergerak di antara paha Maya. Birahi Maya setinggi saat bersama Adi kemarin malam. Dia ingin disetubuhi sebanyak-banyaknya. Dia tak peduli kalau ini adalah pengurus rumahnya yang akan memasukinya. Dia hanya ingin agar vaginanya terisi penuh dan yang aada saat ini hanyalah lelaki paruh baya ini. Maya membuka lebar-lebar kakinya untuk Sukri. Dia melihat Sukri hanya menatapi vaginanya yang berambut lebat dan dia segera menarik maju tubuh Sukri. Kepala penisnya langsung menyentuh bibir vagina Maya dan salah satu tangan Maya langsung menggenggamnya untuk menempatkan kepintu masuknya.

    Sukri tahu kalau Maya sudah dalam kekuasaannya sepenuhnya sekarang. Dia membiarkan Mayalah yang membimbing batang penisnya untuk masuk. Dapat dia rasakan kehangatan dari vagina Maya di kepala penisnya dan dia sadar kalau dia akan segera mengalami sebuah pengalaman yang sangat tak mungkin dilepaskannya. Kepala penisnya hanya baru masuk setengahnya kemudian dia menghentakkan pinggulnya hingga kepala penisnya merangsak masuk membaelah bibir vagina nyonya majikannya ini. Tak ada yang mampu menghentikannya memasukkan batang penis coklat tuanya yang besar itu ke dalam vagina wanita cantik yang kaya ini sekarang.

    Dia menaikkan kedua paha Maya ke atas bahunya agar membuka seutuhnya. Tanpa ragu dia mengayun tanpa henti hingga ke dasar vagina Maya. Maya menjerit kesakitan saat penis Sukri menyodoknya hingga ke mulut rahimnya. “Stop! Hentikan! Kamu akan membunuhku! Keluarkan! Tidak, Jangan bergerak! Jangan bergerak sedikitpun!” Sukri menghentikan gerakannya hingga Maya berhenti berteriak. Dia baru sadar kalau tak seharusnya berbuat sangat kasar tapi dia tak mampu menahannya.

    Sekarang Maya memang sudah sangat mengharapkan batang penis besar dan panjang itu di dalam vaginanya tapi bukan dengan cara seperti ini. “Jangan bergerak kamu *******!” Dia mencoba mengambil nafas karena serangan brutal yang terjadi pada tubuh mudanya ini. Belum pernah ada seseorang yang menyakitinya seperti Sukri sekarang ini dan bahkan rasa sakitnya melebihi ketika keperawanannya direnggut Krisna dulu. “Diam saja. Rasanya sangat sakit meskipun mau kamu cabut. Kena juga kamu mesti melakukannya dengan sangat kasar sekali? Kamu tahu kalau aku sudah siap untukmu tapi kenapa kamu mesti sangat kasar? Kamu telah menyakiti aku.”

    “Saya minta maaf.”

    “Maaf persetan, tidak heran kamu mesti memaksa seorang wanita untuk melayanimu. Biarpun kamu punya penis yang hebat tapi kamu sangat tak tahu bagaimana menggunakannya.”

    “Saya hanya tak mampu menahan diri. Saya sudah terlalu lama menginginkan hal ini terjadi.”

    “Diam saja dulu sejenak. Rasa sakitnya sudah mulai berkurana sekarang.”

    Setelah rasa sakit tak terperi yang telah diberikan Sukri, perlahan rasa sakit itu mulai berganti dengan sebuah rasa yang lebih membuai. Tubuh Sukri yang besar menindih dan menutupi seluruh tubuh Maya di bawahnya tapi itu sama sekali bukan sesuatu yang mengganggu perasaan Maya tapi sebaliknya. “Kalau kamu mau menyetubuhiku maka lakukanlah dengan benar.” Maya menarik kepala Sukri ke payudaranya dan Sukri tahu kalau Maya ingin agar dia mencium payudaranya itu. Kali ini dia benar-benar menikmati waktunya dengan menghisap putingnya perlahn secara bergantian. Kemudia dia naik ke mulut Maya. Bibir Sukri menyentuh bibir Maya dan Maya membuka mulut untuknya. Lidah Sukri memasuki mulutnya dan lidah Mya bertemu dengan lidahnya, saling melilit dalam tarian lidah yang panas hingga vaginanya mulai terasa normal kembali. Dia ingin agar Sukri bergerak perlahan hingga dia bisa menyesuaikan dengan ukurannya.

    Semuanya jadi berbalik sekarang. Tak ada lagi pihak yang dipaksa. Maya menginstruksikan apa yang harus dilakukannya dan bagaiman dia menginnginkannya terjadi. Tak lama kemudian Sukri mengocokkan batang penisnya keluar masuk ke dalam vagina Maya dan Mya mengimbangi setiap ayunan Sukri dengan goyangan pinggulnya. Sukri tak mampu bertahan lebih lama lagi. “Saya tak bisa menahannya lagi, saya harus keluar sekarang.”

    “Aku juga sudah siap kalau kamu siap sekarang.” Sukri mulai bergerak dengan cepat dan semakin bertambah cepat. Maya bersamanya sepenuhnya, vaginanya kini terasa sangat nikmat karena terisi oleh batang penisnya yang tak menyisakan ruang sedikitpun. Akhirnya Sukri sampai pada batas akhirnya dia mengangkat pantat Maya merapatkan vaginanya hingga membuat seluruh batang penisnya terbenam ke bagian terdalam dari vagina Maya. Sukri berhenti bergerak saat dia memberi Maya semburan spermanya. Saat Sukri memuntahkan spermanya, beriringan pula datangnya dengan klimaks Maya yang melandanya. Dapan panasnya itu seakan lelaki paruh baya ini tak berhenti berejakulasi.


    Setalah semuanya mereda Sukri masih berada di atas tubuh Maya menciptakan sebuah pemandangan yang kontras. Tubuh muda putih molek tertindih tubuh tua kekar berwarna coklat tua. Sukri tiada henti melumat bibir dan payudara Maya. “Untuk sesuatu yang awalnya buruk, ini lumayan hebat juga. Aku yakin kalau kamu tak pernah berpikir untuk menggunakan kondom?” kata Maya. Dari pancaran sinar matanya, Maya tahu kalau kata kondom sangat jauh dari benak Sukri.

    Belum lama berselang, penis Sukri kembali mengearas. Kali ini dia sangat menikmati waktunya untuk merasakan setiap kenikmatan dari tubuh Maya. Itu menjadikan Maya mendapatkan hadiah klimaks berkali-kali sebelum akhirnya Sukri menyemburkan spermanya untuk yang kedua kalinya ke dalam vaginanya lagi.

    Mereka berdua bercinta, bersetubuh dan saling mengeksplorasi seluruh tubuh masing-masing dalam sisa waktu hari ini. Kontras warna diantara mereka malah semakin membuat birahi keduanya terbakar. Hingga hampir tiba waktunya jam pulang Adi dari sekolahnya saat terakhir sesi persetubuhan mereka hari ini. Keduanya saling mengerti bahwa ini hanyalah awal dari banyak hari lagi nantinya bagi mereka berdua untuk mengulangi pertarungan birahi mereka. Keduanya juga tahu hal ini adalah sebuah rahasia yang harus saling mereka simpan rapat-rapat. Kalau sampai Adi ataupun suaminya tahu akan hal ini maka habislah mereka berdua, Krisna akan menceraikan Maya dan tentu saja mengusir mereka berdua dari rumah ini.

    Maya baru saja selesai mandi dan merapikan kamar tidurnya saat Adi pulang. Sukri sudah lama kembali ke tempatnya dan melakukan pekerjaannya yang seharusnya dilakukannya pagi ini. Hal yang paling ingin dia dengar adalah jika Krisna tahu akan peristiwa ini dan jadi marah besar hingga memecatnya. Dia ingin berada di rumah ini lebih lama lagi dan menikmati keindahan tubuh dari isteri Krisna yang putih mulus dan cantik itu.


    Adi berusaha sebisanya agar bisa pulang ke rumah secepat-cepatnya agar punya waktu yang lebih bersama Maya sebelum abangnya pulang kerja. Dia masuk ke rumah tepat ketika Maya keluar dari dalam kamar. Rambutnya masih basah sehabis mandi dan putting payudaranya nampak menrawang dibalik blouse yang dikenakannya. Celana pendek yang dipakainya sangat longgar dan pendek memperlihatkan paha jenjangnya yang putih. Ketika keduanya bertemu, Adi berhenti di depannya. Ada sesuatu yang kelihatan berbeda dari diri Maya hari ini. Adi kira itu karena efek dari kejadian semalam bersamanya.

    Dia menatap Maya tepat di matanya sebelum kemudian meraihnya ke dalam pelukannya. Maya menahan tubuh Adi dengan tangannya, bukannya dia tidak ingin dipeluk adik iparnya ini, dia hanya tak ingin kalau Adi tahu bahwa dia baru saja habis bersama lelaki. Setidaknya tidak sekarang ini. “Stop Adi. Abangmu akan segera pulang dan dia tak boleh menemukan kita seperti ini.”

    “Dia baru pulang beberapa jam lagi. Apa kamu tidak suka dengan apa yang kita lakukan semalam?”

    “Ya, aku sangat senang melakukannya dengan kamu meskipun seharusnya itu tak boleh terjadi. Kalau Krisna mendapati kita bersama kamu akan diusir dan mungkin aku akan diceraikan. Kita hanya butuh berhati-hati.”

    Adi tak suka ditolak tapi dia sadar kalau mereka harus berhati-hati. Dia hanya ingin bersama kakak iparnya ini agar bis menikmati tubuh moleknya kembali. “Kapan kita bias bersama lagi?”

    Sura pintu mobil yang ditutup menyelamatkan dia dari pertanyaan Adi. Dia melepaskan diri dari pelukan Adi dan melangkah kea rah pintu. “Masuk ke kamarmu, aku mau lihat siapa yang datang.”

    Pintunya sudah terbuka terlebih dulu sebelum Maya sampai. Yang datang ternyata Krisna dan dia pulang kerja jauh lebih awal dari biasanya. Sepanjang hari ini dia terus membayangkan tentang kejadian antara isteri dan adiknya semalam. Meskipun sebuah quickie dengan Susan di kantornya sudah mampu meredakan batang penisnya yang tegang terus, tapi dia tetap tak mampu menyingkirkan bayangan itu dari dalam kepalanya. Dia meminta ijin pada atasannya untuk pulang lebih awal hari ini. Dia ingin bersetubuh dengan isterinya sebelum adiknya pulang dari sekolah.

    “Ada apa kok abang pulang lebih awal?”

    “Aku hanya ingin bersamamu sebelum Adi pulang.”

    “Abang terlambat, dia baru saja pulang dan sekarang sudah ada di dalam kamarnya. Abang kenapa sih kok tiba-tiba berubah seperti ini? Beberapa bulan belakangan abang sering terlalu capek terus untuk memperhatikan aku, lalu kemarin malam dan sekarang abang ingin cepat-cepat naik ke ranjang.”

    Krisna tak tahu harus menjawab bagaimana. “Mungkin nanti malam kita bisa pergi tidur lebih awal lagi.”

    Maya tersenyum sambil menggesekkan payudaranya ke dada suaminya dan merasakan penis Krisna yang tegang dan menekan erat ke tubuhnya. Dia menurunkan tangan untuk membelainya. “Tetap pertahankan ini seperti ini dan kita pasti akan segera mendapatkan waktu untuk mengurusnya nanti.”

    Sisa hari ini berjalan normal seperti biasanya. Kedua penis kaka beradik ini terus tegang disepanjang sore ini setiap kali dia berada di dekat salah satu dari mereka. Maya sanagat menikmati efek yang dia hasilkan pada mereka berdua. Dia sama sekali tak mencegah jika salah satu dari mereka merabanya saat yang satunya tak melihat. Dia tahu kalau hal itu akan semakin membakar birahi mereka berdua.

    Saat tiba waktunya untuk tidur Maya sudah siap untuk sebuah persetubuhan yang berikutnya lagi. Sekarang suaminya sudah tak akan tahu kalau vaginanya telah dipakai penis Sukri yang besar siang tadi. Krisna langsung menerkamnya begitu merka sudah berada dalam kamar. Dengan cepat Krisna melucuti pakaian Maya. Dia merasa cembutu telah membiarkan Adi menyasikan seluruh keindahan lekuk tubuh isterinya tapi dilain sisi hal itu semakin membakar gairahnya. Dia tak mengerti kenapa hal itu sangat membuatnya terangsang. Menemukan keduanya bersetubuh kemarin malam membuatnya sangat ingin menyetubuhi isterinya lagi dan lagi.

    Maya tak tahu apa yang merubah suaminya tapi dia tak mau memusingkan hal tersebut. Dia sangat bahagia hubungan seks dianra merka sudah berubah panas seperti biasanya dan dia sudah sangat merindukannya beberapa bulan belakngan ini. Biarpun setelah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama Sukri siang hari tadi, tidaklah meredakan gairahnya untuk suaminya. Dia juga tak tahu kenapa dirinya setelah mengalami seluruh persetubuhan disepanjang hari ini, dia masih siap dan sangat menginginkan agar suaminya mengisikan seluruh spermanya ke dalam vagina mudanya. Tiga orang lelaki berlainan selama kurang dari satu hari hanya semakin membuatnya menginginkan yang lebih lagi.

    Persetubuhan mereka sangat liar dan menggairahkan selayaknya ketika pertama kali mereka menikah dahulu. Dua kali Krisna membawanya ke puncak kenikmatan sebelum akhirnya dia sendiri mendapatkan klimaksnya. Maya merasa sangat kelelahan saat suaminya selesai dan menggulingkan tubuh di sampingnya. Saat berangkat kea lam mimpi dia adalah seorang wanita yang sangat terpuaskan.

    ***

    Maya terbangun keesokan harinya saat mentari mulai terbit, lalu mulai menyiapkan sarapan untuk Krisna dan Adi. Senyum ceria selalu terukir di wajahnya saat dia memasak pagi ini. Dia merasa tak perlu bersusah payah berpakaian. Dia hanya mengenakan pakaian tidur pendek yang tak begitu mampu menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari mata lelaki. Senyum lebarnya tetap tekembang ketika kedua lelaki ini menyantap sarapannya membuat Krisna merasa sangat bahagia karena tahu bahwa dialah yang membuat isterinya tersenyum manis pagi ini.

    Mereka berdua menghabiskan sarapannya kemudian Maya memberi ucapan selamat jalan bagi keduanya. Adi yang berangkat sekolah dan Krisna pergi ke kantor. Dia membari Krisna sebuah pelukan dan ciuman bibir singkat dan sebuah pelukan untuk Adi. Maya tak mau memberi yang labeih pada Adi dengan keberadaan Krisna disamping mereka. Dapat dilihatnya pancaran kekecewaan di mata Adi saat dia berjalan keluar.

    Baru saja keduanya masuk ke dalam mobil masing masing untuk berangkat, Adi melompat keluar dan kembali lagi ke dalam rumah. “Bukuku ketinggalan.” Dia memasuki rumah saat Krisna keluar ke jalan.

    Krisna menerka-nerka apa rencana adiknya lalu dia menepikan mobilnya dan menunggu. Lima menit kemudian Adi lewat tanpa tahu akan keberadaannya. Krisna mengira-ngira apa yang sudah merka lakukan saat adiknya kembali ke dalam rumah tadi. Penisnya jadi mengeras memikirkan hal tersebut. Dia merasa agak kecewa saat adi lewat tadi dan disaat yang sama merasa lega karena tak ada yang terjadi diantara isteri dan adiknya. Disepanjang hari penisnya terus mengeras saat memikirkan isteri dan adiknya. Sekali lagi dia berusaha menemui Susan untuk pelepasan beberapa menit. Dia tahu ini hanyalah meunggu waktu bagi Susan utuk berpindah ke pelukan lelaki lain nantinya. Dia senang pada akhirnya hal ini akan segera berakhir. Hampir saja dia kehilangan isterinya hanya karena tak mampu berkata tidak pada Susan.


    Ketika Adi kembali lagi ke dalam rumah dia memang punya maksud. Maya berbalik saat melihat Adi kembali. “Ada yang ketinggalan?”

    “Ini.” Langsung didekapnya tubuh Maya dan melumat bibirnya. Maya tak melawan dan membalasnya dengan membuka mulutnya untuk lidahnya yang mendesaknya. Tangan Adi menelusup ke balik gaun tidur Maya untuk meremas payudara yang menanti di sana. Seperti kemarin malam, Maya membairkan saja Adi berbuat sesukanya. Dia sangatlah menjaga kesetiaannya terhadap Krisna sebelum Adi mandapatinya di saat rapuh dan Sukri memanfaatkan hal tersebut keesokan harinya. Sekarang Maya menyambut perlakuan Adi terhadapnya dan tak berusaha untuk menghentikan hal tersebut. Walaupun setelah kejadian kemarin malam tetap saja membuat birahinya bergolak saat tangan Adi menyentuh tempat dimana hanya Krisnalah yang pernah menyentuhnya hingga waktu kemarin.

    Pada akhirnya Maya sadar kalau dia harus menghentikan Adi atau dia akan terlambat masuk sekolah. “Kamu harus segera berangkat atau nanti terlambat.”

    “Apa aku tak bias ijin dulu hari ini?”

    “Tidak. Apa nanti kata abangmu kalau sampai dia tahu kamu tak masuk sekolah hanya untuk menghabiskan waktu bersamaku? Kita pasti akan punya waktu bersama lagi nanti, aku janji.”

    Maka lima menit berikutnya Adi sudah kemblai keluar rumah untuk berangkat sekolah. Ketika dia melewati tempat di mana Krisna memarkirkan mobilnya, Adi merasa melihat mobil yang mirip dengan milik abangnya itu tapi dia tak begitu mempedulikannya. Perhatiannya hanya terfokus pada penisnya yang terus tegang dan janji Maya untuk bersamanya lagi nanti.

    Sesungguhnya Maya merasa gembira kalau Adi bisa menemaninya sepanjang hari. Sekarang dia baru sadar betapa dirinya sangat cinta pada seks. Bulan-bulan tanpa seks dengan Krisna membuatnya sangat sensitive jika mengenai hal yang berbau seks. Dia sangat senang suaminya sudah kembali memperhatikan dirinya tapi disaat yang sama dia juga menyukai perhatian yang didapatkannya dari lelaki lain. Dia sadar kalu semestinya dia hentikan affairnya dengan dua lelaki tersebut tapi dia juga yakin kalau Sukri tak akan mau mendengarnya dan Adi sudah serasa seperti udara segar dalam nafasnya dengan gairah mudanya. Dia harus ekstra hati-hati dengan ketiga lelaki ini.

    Maya menyelesaikan rutinitas paginya dan merasa terkejut dan kecewa saat tak mendapati kedatangan Sukri. Dia mengharapkan lelaki paruh baya itu dating ke dalam rumah begitu suami dan adik iparnya pergi. Dia mengenakan celana jeans dan kaos milik Krisna yang diikatnkan di bawah payudaranya. Ini membuat dada membusungnya tercetak jelas dan mempertontonkan perut rata dan putihnya. Dia tahu kalau dia terlihat lebih dari cukup untuk menarik perhatian lelaki manapun, dan kemudian dia mengendarai kudanya menuju ke gudang.

    Sukri ternyata tidak berada di gudang dan mobil truck yang biasa digunakannya tidak ada. Dia mencoba menyembunyikan kekecewaannya saat tak menemukan Sukri. Dia sudah sangat siap bersetubuh biarpun itu diakuinya atau tidak. Dinaikinya kudanya kembali ke rumah.

    Ada sebuah sungai kecil yang mengalir membelah daerah perkebunannya dan bermuara pada sebuah danau kecil yang cukup dalam untuk dipakai berenang dan terletak ditempat yang cukup terlindungi dari pandangan. Airnya sangat jernih dan dingin menyegarkan hingga Maya tak mampu berendam di dalamnya untuk waktu yang lama. Dibawanya sebuah selimut yang diikatkan di belakang pelananya yang akan digunakannya untuk berjemur di bawah sinar mentari. Dahulu dia merasa sedikit khawatir saat berjemur di tepian kolam renang atau di sini karena keberadaan Sukri. Kini dia merasa saat menggelar selimut itu di atas rerumputan dan kemudian melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, sekarang tak ada sedikitpun rasa takut atau kekahawatiran tersebut.

    Maya menjatuhkan pakaiannya ke atas selimut dan berjalan dengan telanjang ke tepi danau. Dia selalu merasa sedikit takut saat melangkahkan kakinya pertama kali ke dalam air. Tapi begitu kakinya sudah menyentuh air dan sekujur tubuhnya sudah terjalari sensasi itu dia langsung menceburkan diri dan menyelam jauh ke bagian yang terdalam. Air yang dingin tersebut membuat kedua putting susunya langsung jadi mengeras dengan cepat, dan dia sangat menyukai hal itu. Hal itu seperti layaknya efek dari sentuhan tangan seorang lelaki di dadanya.

    Dia hanya mampu bertahan selama satu menit di dalam air dan kemudian naik dan merebahkan tubuh telanjangnya di atas selimut. Kehangatan sinar mentari pagi dengan segera menghangatkan tubuhnya yang tengkurap. Maya suka bertelanjang di wawah sinar mentari dan di ruang terbuka, jika memungkinkan selalu dia pasti akan mengabaikan pakaiannya. Membayangkan jikalau Adi atupun Krisna melihatnya telanjang begini membuatnya tersenyum dan belaian kehangatan sinar mentari membawanya ke dalam buaian mimpi.

    Dia terbangun oleh suara kudanya. Ia gulingkan tubuh tengkurap dan melihat Sukri di atss kudanya sendiri memandanginya. Tadinya dia berharap menemuka Sukri di gudang ketika pertama kali mencarinya tapi sekarang dia senang mendapatinya berada di sini. Dia tak bergerak untuk menutupi tubuhnya. Suri sudah melihat seluruh bagian tubuhnya dan juga sudah merasakannya sebelumnya lagipula dia sudah siap untuk bercinta dengannya kembali. Setelah rasa sakit yang dirasakannya pertama kali itu hilang Maya begitu menikmati mendapati vaginanya terisi oleh penisnya yang pajang dan besar itu digerakkan keluar masuk dalam tubuhnya yang begitu menyambutnya.

    Saat Maya sama sekali tak berusaha menutupi tubuh telanjangnya itu, Sukri bergerak turun dari atas kudanya dan mengikatkan kudanya. Dia berjalan mendekati Maya dan segera melepaskan baju beserta celananya. Dia tak mengenakan celana dalam dan batang pennisnya berdiri dengan tegak dan pongah. Dia mulai rebah di samping tubuh Maya tapi Maya mencegahnya. “Kamu herus masuk ke air dulu t.”

    “Tapi airnya sangat dingin sekali.”


    “Aku tahu, aku baru saja masuk ke dalamnya. Kalau kamu menginginkanku, kamu harus masuk ke dalam air dulu.” Maya tertawa senang saat Sukri melangkah ke tepian danau. Batang penisnya terayun di antara pahanya membuat Maya membayangkan saat menatapnya, ini bukan untuk pertama kalinya, bagaimana mungkin dia bias memasukkan benda besar itu ke dalam lubang vaginanya yang kecil.

    Sukri menginginkan Maya melebihi hari kemarin. Dia akan melakukan apapun yang disuruhnya hanya untuk bias merasakan kembali kenikmatan tubuh molek wanita cantik ini. Dia mulai melangkah ke dalam air yang dingin. Dia piker kalau tubuhnya akan segera membeku. Dengan satu lompatan panjang dia menyelam.

    Tubuhnya muncul dari dalam air diiringi sebuah teriakan panjang. Rasanya memang tubuhnya segera membeku dan dia tak bias keluar dari dalam air itu dengan cukup cepat.

    Dia melompat dari dalam air begitu mencapai ke tepian dan berlari kea rah Maya. Maya memandanginya dan mulai tertawa geli.

    “Apa yang anda tertawakan?”

    “Lihat dirimu.” Ternyata air memberikan efek kebalikan pada penisnya dibandingkan yang terjadi terhadap putting payudara Maya. Batang penisnya yang semula berdiri dengan tegak dan pongahnya kini melemas dan seakan benar-benar mati. “Kemarilah, rebahan di sampingku. Aku yakin ini bukan permanent kondisinya.”

    Sukri merebahkan tubuhnya di samping Maya. Kedua tubuh merka menjadi sebuah pemandangan yang sangat kontras, tubuh Sukri yang coklat kehitaman serta besar dan tubuh Maya yang putih mulus rebah berdampingan di bawah sinar mentari pagi.

    Maya bergerak ke atas untuk mencium bibir Sukri dengan lembut. “Apa kali ini kamu akan melakukan dengan kasar seperti kemarin lagi?”

    “Tidak, aku janji akan melakukannya dengan lembut kali ini.”

    Ciaman Maya berhenti dan dia bergerak menuruni tubuh Sukri, ciumannya menjalari setiap bagian tubuh Sukri turun menuju ke batang penis yang ingin dia kembalikan seperti keadaannya sebelum masuk ke air tadi. Begitu bibir lembut Maya menyentuhnya segera saja batang penis tersebut hidup kembali. Maya mulai memasukkanseluruhnya ke dalam mulutnya. May sedikit khawatir akan mengenai giginya saat batang penis Sukri semakin membesar keras di dalam hisapan mulutnya. Dia sadar kalau tak mungkin menampung keseluruhannya jika batang penis ini dalam keadaan ereksi sepenuhnya tapi dia ingin merasakannya mengembang besar di dalam mulutnya.

    Mulut hangat dan lidah lembutnya dengan cepat membangunkan penisnya seutuhnya. Namun begitu batang penis itu semakin bertambah besar, mulut Maya tak mampu lagi menampungnya. Pada akhirnya dia hanya mampu memasukkan separoh bagian dari panjang batang penis Sukri. Maya dan suaminya sangat suka melakukan oral seks, tapi dia tak begitu suka kalau suaminya berejakulasi di dalam mulutnya dan membuatnya harus menelan sperma. Tapi hari ini dia ingin merasakan seluruh rasa sperma Sukri dan membuatnya menghisap dan mengocok dengan cepat dan keras untuk membawa Sukri ke batas akhirnya. Maya tak khawatir jika Sukri tak mampu ereksi lagi, setelah kejadian kemarin dia tahu kalau lelaki paruh baya ini mampu melakukannya berulang kali tanpa jeda.


    Sukri rebah dengan tangannya berada di bawah kepalanya dan memandangi mulut Maya yang naik turun disepanjang batang penisnya. Wajah cantiknya terlihat penuh dengan birahi saat mengoralnya dengan penuh nafsu. Skri menyaksikan batang penisnya yang coklat kehitaman itu menghilang diantara bibir mungil Maya tersebut. Pemandangan itu tak mampu di tahannya lebih lama lagi, tak lama lagi dia rasa akan segera keluar. “Saya hampir sampai. Kalau anda tak ingin mulut anda penuh sperma lebih baik anda berhenti sekarang.”

    Maya senang saat Sukri memperingatkannya terlebih dulu dan bukannya lagsung menyemburkan spermanya ke dalam mulutnya. Dia ingin agar Sukri tahu dengan reaksinya bahwa diaingin agar Sukri keluar di dalam mulutnya, dia memepercepat gerakan mulutnya sambil tangannya memerainkan buah zakar Sukri dan sebagian batang penis itu yang tak mampu dimasukkannya ke dalam mulutnya.

    Sukri tak mampu menahannya lebih lama lagi. Dia naikkan pinggangnya agar batang peninya masuk ke dalam mulut Maya lebih banyak lagi saat spermanya menyembur deras. Maya menghisap dengan cepat begitu semburan pertamanya menghantam dinding tenggorokannya. Dengan cepat ditelannya karena dia ingin mendapatkan semuanya dan bahkan sperma lelaki paruh baya ini terasa berbeda dengan suaminya. Ditelannya seluruh apa yang diberikan Sukri padanya sebelum akhirnya mengangkat mulutnya dari batang penis itu dan mulai membersihkannya dengan menggunakan lidah.

    Batang penis Sukri masih tetap tegak mengeras ketika Maya mulai bergerak ke atas untuk mencium bibirnya lagi. Sukri bias merasakan spermanya sendiri dari lidah Maya saat mereka saling melumat. Belum pernah dia membiarkan ada seorang perempuan yang menciumnya setelah menghisap penisnya, Ternyata rasanya tidaklah seburuk apa yang dia bayangkan.

    Maya mengangkat kepalanya; “Kamu suka nggak?”

    “Itu yang terbaik yang pernah saya dapatkan. Hampir sama nikmatnya dengan yang anda punya diantara paha anda.”

    “Oh, jadi kamu suka dengan yang diantara pahaku?”

    “Anda sudah tahu jawabannya.”

    “Lalu kenapa kamu tidah tiduran lagi dan biar aku beri kamu sesuatu yang pasti akan sama-sama kita sukai.” Maya bergerak ke atas tubuh Sukri. Vaginanya tepat di depan wajah Sukri lalu direndahkannya tubuhnya hingga lidah Sukri menyentuh bibir vaginanya. Kemudin digesekkannya kelentitnya maju mudur ke lidah Sukri. Maya sudah basah sebelum menghisap penis Sukri tadi dan cairannya kini turun membasahi hidung hinggga lidah Sukri. Maya bergerak ke belakang untuk meraih batang penis Sukri yag sekali lagi mengeras dengan sempurna. Diangkatnya selangkangannya dari hadapan wajah Sukri hingga bibir vaginanya yang telah basah kuyup kini tepat di hadapan kepala penis Sukri.

    Maya sangat menikmati seluruh waktunya sekarang ini. Meskipun dengan Krisna, dia belum pernah merasa sebebas untuk melakukan dan menyuruh apa yang dia inginkan seperti saat bersama Sukri sekarang ini. Dengan kedua kakinya yang berada dikedua sisi Sukri membuat bibir vaginanya merekah terbuka. Maya membimbing batang penis Sukri menuju ke jalan masuknya dengan tangannya sambil menurunkan tubuhnya hingga vagina panasnya menelan batang penis Sukri tenggelam seluruhnya. Dibiarkannya berat tubuh dan grafitasi bumi membawanya turun, turun, dan turun hingga pantatnya menyentuh perut bagian bawah Sukri. Tidak seperti hari kemarin, penetrasi pertama dalam tubuhnya kali ini membawanya pada klimaks pertamanya.


    Maya hanay duduk di atas penis itu dengan diam saja menikmati gelombang-gelombang kecil dari banyanya orgasme kecil yang melandanya dengan vagina yang tersumpal penuh oleh batang penis besarnya Sukri ini. Setelah dia pulih kembali kemudian dia membungkuk untuk memberi sebuah ciuman pada Sukri. Dia menyetubuhi mulut Sukri dengan lidahnya sambil menaik turunkan vaginanya pada batang penis Sukri lagi. Oralan yang dilakukannya pada penis Sukri tadi menjadikan Sukri bias mampu menahan klimaksnya lebih lama lagi.

    Maya menindih tubuh Sukri dibawahnya dan vaginanya terus meremas batang penisnya dengan otot-otot vaginanya. Bersama Krisna dia bias mendapatkan klimaks beberapa kali dalam semalam tapi mereka harus jeda sejenak sebelum memulai babak yang baru lagi. Tapi itu tidak berlaku bersama Sukri, setiap klimaks meledak disusul dengan ledakan klimaks yang berikutnya secara berkesinambungan.

    Sukri tak bias mempercayai betapa besar hasrat isteri majikannya ini untuk bersetubuh. Dia merasa sangat menyeal kenapa tidak dari dulu saja melakukannya. Dinding vaginanya yang rapat sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan milik para wanita yang pernah ditidurinya bahkan dibandingka denga mendiang isterinya. Sudah sangat lama sekali Sukri memimpikan untuk dapat menikmati tubuh seorang wanita kaya dari kota tapi dia selalu tak punya keberanian untuk mewujudkannya. Tapi sekarang, Maya sangat sangat jauh lebih hebat dan nikmat dibandingkan dengan semua bayangannya selama ini.

    Sukri menggulingkan tubuh Maya dari atas tubuhnya hingga rebah dengan tanpa mencabut batang penisnya dari dalam vagina basah Maya. Maya mengaitkan kakinya melingkari pinggang Sukri dan mengangkat vaginanya agar terlepas saat digulingkan tubuhnya. Maya ingin membuka diriny seluruhnya agar lelaki paruh baya ini bisa menikmati semua yang dimilikinya. Payudaranya menempel erat di dada Sukri begitu dia ingin sedekat-dekatnya menempel erat pada tubuh Sukri. Maya ingin sekujur tubuh Sukri menyentuh tubuhnya. Tubuhnya serasa terbakar gelora api birahi yang menyala-nyala diantara mereka. Batang penis Sukri dmengayun dengan cepat untuk membawanya pada puncak kenikmatan yang berikutnya bagi mereka berdua.

    Maya bisa merasakan betapa batang penis Sukri semakin mengembang saat dia bergerak semakin cepat. Dia tahu kalau Sukri sudah hampir keluar dan dia ingin mencapainya bersama. Maka tangan dan kakinya semakin erat memeluk, membuat tubuhnya semakin bertambah merapat pada tubuh Sukri sambil mulutnya tiada henti menyuruh lelaki paruh baya ini agar menyetubuhinya lebih cepat dan keras lagi.

    Kedua tubuh manusia berlainan jenis ini bergerak seirama mendaki puncak kenikmatan seksual hingga pada akhirnya Sukri menancapkan dengan keras dan jauh ke dalam vagina Maya untuk terakhir kalinya dan menyemburkan spermanya. Semburan demi semburan dengan derasnya tertumpah ke dalam rahim Maya. Dinding-dinding vaginanya meremas dengan kencang untuk memerah setiap tetes sperma dari batang penis Sukri ke dalam tubuh dahaganya. Tak hanya dahaga tetapi juga tubuh yang amat menanti. Dia ingin merasakan seluruhnya. Batang penisnya terkubur sangat dalam di vaginanya dan lidahnya merangsak masuk ke dalam tenggorokan Maya. Maya menghisap lidahnya dengan rakus seperti dia menghisap batang penisnya sebelumnya. Sperma sukri berenang langsung menuju rahimnya. Belakangan Maya merasa sangat bersyukur kerena sudah mengkonsumsi pil anti hamil sebelumnya karena kalau tidak dia pasti akan hamil. Tapi saat sekearang ini dia sama sekali tak peduli akan hal tersebut.

    Sebuah babak persetubuhan lagi mereka lakukan unuk hari ini sebelum mengakhirnya dengan menyelam ke dasar danau yang dingin bersama. Dan beriringin keduanya kembali ke rumah dengan mengendarai kudanya masing-masing. Saat tiba di kandang kuda Maya memandangi Sukri yang turun dan melepaskan pelana.


    “Sukri, kita harus berhati-hati. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika seseorang tahu tentang kita.”

    “Saya tahu, tapi saya tetap harus mendapatkan anda lagi.”

    “Aku juga merasakan hal yang sama, tapi kita hanya bisa melakukannya kalau kita sedang sendiri. Aku sangat cinta suamiku dan tidak ingin kehilangan dia.”

    “Bagaimana dengan anda dan Adi? Apa anda akan tetap berlanjut dengan Adi?”

    “Aku belum tahu. Seharusnya aku tak membiarkan dia berhubungan seks denganku. Dia sekarang tak akan mungkin menyerah begitu saja untuk bias bersamaku lagi. Aku rasa ini tak akan berlangsung lama. Dia akan segera mendapatkan seorang gadis yang tepat untuk seumurannya dan kisahnya denganku hanya akan jadi sebuah cerita saja. Kamu juga akan melakukan hal yang sama nanti. Kalian para lelaki semuanya sama, begitu kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan, maka kalian akan mulai mencari yang lain lagi.” Ketika Maya mengucapkan itu, untuk pertama kalinya ini terlintas di hatinya, bahwa masalah Krisna mungkin saja adalah wanita yang lain.

    Sukri memprotes kalau dia tak akan merasa bosan terhadap dia tapi dalam hatinya dia berkata kalau apa yang barusan dikatakan nyonya majikannya ini benar adanya. Tapi untuk sekarang ini dia akan menikmati tubuh molek Maya selam dia bisa.

    Maya berlalu menuju ke rumah lau mandi di bawah guyuran air hangat untuk membersihkan sisa-sisa sperma Sukri dari tubuhnya. Dihapusnya semua sisa bukti dari perbuatannya dengan Sukri pagi ini. Selain bibir vaginanya yang masih berwarna kemerahan dan terasa sedikit panas serta putingnya yang masih mencuat keras, tak ada lagi bukti tersisa yang memeprlihatkan hal tersebut. Dia membayangkan apa yang akan dia lakukan dengan Adi. Dia belum mengatakan pada Sukri, tapi dia tidak bermaksud menghentikan perbuatannya dengan adik iparnya itu. Maya merasa terkejut sendiri saat menyadari kalau dirinya sekarang mesih menharapkan bersetubuh dengan adik iparnya, meskipun setelah sebuah persetubuhan yang demikian hebatnya bersama sukri disepanjang pagi barusan. Dia menginginkan ketiga lelaki tersebut. Entah bagaimana dia mencoba membayangkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kuenya dan sekaligus menyantapnya juga.

    Sore itu Adi harus tinggal lebih lama di sekolahan dan Krisna juga terlambat pulang. Keduanya untuk sekali lagi sepertinya akan tiba di rumah dalam waktu tak terpaut jauh. Maya tahu kalau Adi pasti masih ada di sekolahnya, tapi Krisna baru saja menelephone kalau dia akan lembur sore ini. Ada beberapa perkerjaan yang harus dia selesaikan sebelum pulang. Dan kerja lemburnya adalah bersama Susan di sebuah motel selama tak kurang dari empat jam. Kembali lagi dia sangat lelah kondisinya sesampainya di rumah. Dia sudah berencana untuk menyudahi affairnya dengan Susan tetapi begitu penisnya terkubur dalam vaginanya, kembali dia kalah. Meskipun dia sadar kalau dia kini tengah bermain dengan api, tapi seperti ngengat yang selalu mendekat dan siap untuk terbakar.

    Tiba waktunya untuk dinner, seperti malam sebelumnya Maya sangat memanfaatkan setiap detiknya untuk menggoda kedua lelaki tersebut. Dengan sangat terbuka dia bermanja pada Krisna tapi pada Adi dia juga tak mengabaikannya. Hanya saja malam ini reaksi Krisna sangat berbeda dengan malam kemarin.

    Mereka menyelesaikan makan malam dan kemudia menyaksikan TV sebelum akhirnya Adi pergi ke lantai bawah menuju ke kamarnya sendiri. Maya dan Krisna segera menyusul pergi ke kamar mereka sendiri, Krisna hamper tertidur lelap ketika Maya keluar dari dalam kamr mandi. Dia kenakan gaun tidur transparan yang berarti dia lebih mengharapkan berintim mesra dengan suaminya daripada pergi tidur, tapi Krisna tak menyadari itu.

    Maya naik ke atas ranjang dan meringkuk disamping tubuh Krisna. Setelah beberapa saat ternya Krisna ak bereaksi atas keberadaannya, Maya akhirnya bangkit dan duduk. “Abang punya masalah apa malam ini?”

    Krisna hampir saja terlelap tapi dia berusaha untuk terjaga dan menjawab. “Hari yang panjang dan berat di kantor.”

    “Abang punya hari yang berat dan panjang selama hamper tiga bulan belakangan.Apa yang sebenarnya terjadi? Malam kemarin abang tidur terlebih dulu dan kemudian terbangun dan seakan tak terpuaskan dengan seks. Kemarin malam abang menjadi diri abang yang dulu, tapi malam ini abang kembali lelah dan… aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi bang. Apa abang punya wanita lain?”


    Krisna tak bisa berbohong lagi meskipun dia ingin. Ekspresi wajahnya telah menceritakan semuanya. Maya beringsut ke tepian ranjang. “Siapa dia?”

    Krisna benar-benar terjaga sekarang. Dalam kondisinya yang kelelahan dia tak mampu memikirkan sebuah alasanpun untuk menutup-nutupi. “Hanya seorang wanita di kantor. Dia tak berarti apa-apa bagiku.”

    “Apa maksud abang dia tak berarti apa-apa? Abang sudah menidurinya tak kurang dari tiga bulan lamanya dan itu masih tak berarti apapun?” Maya sekarang sudah berdiri di samping tempat tidur dan dengan mata melotot menatap Krisna.

    “Maksudku semuanya sudah berakhir.”

    “Kalau semuanya sudah berakhir, lalu dari mana saja abang malam tadi?”

    “Aku ketemu dia dan mencoba untuk menyelesaikan semuanya.”

    “Apa maksud abang mencoba menyelesaikan semuanya. Yang harusnya abang lakukan adalah melempar pelacur itu ke jalanan!”

    “Itu memang yang mau aku lakukan, tapi dia ingin melakkukan sekali lagi untuk perpisahan. Sekali berlanjut ke yang berikutnya dan berikutnya. Aku tak tahu apa yang dimilikinya, seakan dia memantraiku hingga aku tak bisa berhenti.”

    “Seperti apa dia? Apa dia begitu cantik sehingga abang tak bisa melupakannya?”

    “Tidak, dia cukup menarik tapi dia sebenarnya tidak cantik. Dia setidaknya berumur 20 tahun lebih tua dariku.”

    “Well, sangat jelas kalau wanita itu punya penggemar yang setia. Abang ingin bercerai?”

    “TIDAK! Abang cinta kamu. Abang tidak ingin kehilangan kamu. Aku tahu kalau yang kulakukan ini sangat salah dan sepertinya aku tak bisa menghentikan diriku. Tapi kamu sendiri tak sepenuhnya suci. Aku melihat apa yang kamu lakukan dengan Adi malam itu.”

    Maya benar-benar tak mampu bicara. Suaminya sudah memergokinya bersetubuh dengan adiknya dan dia tak membicarakan apapun tentang hal tersebut. Kemudian suaminya menyetubuhinya dengan sangat lebih baik dibandingkan beberapa bulan belakangan ini. “Aku tahu kalau itu salah juga, tapi abang sudah pergi tidur meninggalkan aku menggantung dan kita sudah terlalu lama tak berhubungan seks dan aku telah membiarkan dia berbuat telalu jauh. Kenapa abang tidak mengatakan sesuatu saat melihat kami?”

    “Awalnya aku ingin menghajar kalian berdua saat itu juga. Lalu aku merasa ada semacam gairah saat melihat kalian berdua. Kemudian kamu kembali ke kamar dan aku harus segera menyetubuhi kamu sendiri. Aku tak bisa menceritakan padamu begitu saja kalau aku sudah melihat kamu bersetubuh dengan adikku sendiri. Aku pasti seperti seorang lelaki aneh dan tak waras kalau membiarkan dan melihat ada lelaki lain menyetubuhi kamu.”


    “Abang tahu kalau Adi baru saja menyetubuhiku tapi abang tetap saja menginginkanku? Bahkan abang tak mengijinkanku untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Abang tahu kenapa saat itu vaginaku sangat basah dan abang tetap menyetubuhiku.” Semua pembicaraan tentang Adi yang menyetubuhinya memberikan sebuah efek terhadap Krisna. Batang penisnya mulai menjadi keras dan hal tersebut tak luput dari perhatian Maya. “Sepertinya abang tetap suka ide tentang adik abang memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.”

    Krisna tak bisa menyembunyikan gairahnya dari Maya. “Aku tahu ada sesuatu yang salah denganku tapi bayanganmu dan Adi bersama hanya semakin menggairahkanku. Bahkan sekarang, saat aku sangat letih aku tak bisa mencegahnya.”

    Maya berjalan mendekati ranjang kembali dan duduk disamping suaminya. “Abang ingin bercinta, bukan… abang ingin bersetubuh sekarang?”

    “Ya.” Krisna menarik isterinya ke dalam pelukannya dan menciumnya. Maya suka dengan cara suaminya berciuman dan selalu akan menyukai ciumannya. Dengan cepat Maya sudah rebah di atas ranjang itu dan Krisna bergerak menaiki tubuhnya. Maya membentangkan kedua bahanya lebar dan membimbing batang penis Krisna ke pintu masuk vaginanya. Krisna memasukinya seperti yang dilakukannya ratusan kali sebelumnya, tapi kali ini terasa berbeda. Maya tahu kalu dia sudah berselingkuh dan fakta kalau menyaksikannya bersetubuh dengan adiknya sendiri ternyata sangat membakar birahinya.

    Krisna mengayun dengan perlahan dan lembut pada awalnya sambil meberi ciuman pada payudara dan bibir Maya. Bibirnya tengah menghisap putting susunya say Maya bertanya padanya, “Apa abang ingin melihatku dengan Adi lagi?” Batang penisnya mengejat keras dalam vagina Maya saat dia menanyakan hal tersebut. Sebelum Krisna mampu menjawabnya dia sudah berejakulasi di dalam Maya. Sperma Krisna menyembur di dalam vaginanya memberi Maya klimaksnya sendiri sesaat berikutnya.

    “Aku anggap itu sebagai jawaban ya.”

    “Ya, aku akan sangat suka sekali melihat kalian kembali. Jangan katakana pada Adi kalau aku ingin melihatnya menyetubuhimu. Dia akan menganggap aku gila.”


    “Bagaimana jika aku tak bisa mengatur agar abang bisa melihat? Apakah tidak akan apa-apa kalau aku hanya akan menceritakan semua yang kami lakukan pada abang nantinya?”

    “Aku lebih suka melihatnya sendiri tapi kalaupun hanya memungkinkan untuk mendengarnya saja itu tak masalah.”

    “Kalau aku melakukan itu semua apa abang akan meninggalkan wanitu itu? Aku tidak suka abang menyetubuhi wanita selain aku.”

    “Aku hanya bisa berjanji kalau aku akan berusaha sebisanya.”

    Maya menggulinkan tubuhnya turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat dia keluar, suaminya sudah setengah tertidur. Maya membungkuk dan berbisik di telinga suaminya, “Aku rasa aku akan pergi mengechek si Adi. Anak muda yang malang itu mungkin merasa sudah diabaikan. Sampai jumpa lagi besok pagi.” Maya meninggalkan kamar itu tanpa sepatah kata dari suaminya yang sudah hamper terlelap. Batang penisnya mengeras kembali saat membayangkan isterinya yang pergi ke kamar adiknya. Sangat kelelahan dia akhirnya terlelap dengan kondisi batang penis mengeras sempurna saat menyaksikan bayangan isterinya berjalan keluar dari kamar dengan keadaan telanjang bulat hingga akhirnya benar-benar tertidur sepenuhnya.

    Maya merasa tak perlu mengenakan pakaian apapun karena dia tahu kalau tak lama lagi akan telanjang juga di kamar Adi nanti.

    Dia tak perlu mengetuk pintu kamar itu karena sudah agak terbuka dan kemudia dia mendorongnya untuk masuk dan menyaksikan Adi yang terbaring di atas ranjangnya. Lampu tidur di atas bedsidenya masih menyala tapi dia sudah tertidur. Tubuhnya yang hanya ditutupi oleh sehelai boxer tak tertutupi oleh selimut. Maya bis melihat batang penisnya yang cantik dari balik boxernya.

    Dia naik ke atas ranjang tanpa membangunkannya. Dilepaskannya batang penis itu dar balik boxernya. Dia membungkuk dan membawa batang cantik itu ke dalam mulutnya. Batang penis itu masih lemas dan terasa lembut serta hangat di dalam mulutnya dan dia membasahi seluruh bagiannya dengan lidahnya. Dengan cepat batang penis itu mulai mengeras dan sedetik kemudian segera mengeras kencang dan tegak. Maya menatap ke atas dan Adi sedang memandanginya. Maya melepaskan batang penisnya dari mulutnya. “Bardiri dan cepat lepaskan boxermu.” Adi mengangkat pinggulnya dan menurunkan boxernya lepas melewati kakinya.

    “Aku hampir saja putus asa dan mengira kalau kamu tak akan kembali lagi padaku.”

    “Aku sudah bilang kalau kita harus berhati-hati dan menunggu hingga kesempatan yang tepat dating. Abangmu kecapaian lagi malam ini dan pergi tidur dengan sangat nyenyak. Aku rasa dia tidak akan bangun sampai besok pagi. Kita punya waktu semalaman hanya untuk kita berdua. Aku mau lihat apa kamu sehebat saat pertama kali dulu.” Maya bergerak ke atas dan memberinya sebuah ciuman, membuka mulutnya agar lidahnya bisa bergerak menari diantara bibir Adi untuk mencari lidahnya.


    Adi merasa sangat bahagia mendapati Maya berada dalam pelukannya malam ini. Tubuh moleknya menindih tubuhnya sendiri, tangannya bergerak ke payudaranya yang dengan cepat digantikan oleh mulutnya. Jari tangannya meluncur ke bawah pada perut Maya untuk bermuara pada rambut yang menghiasi bibir vaginanya.

    Maya menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Adi dan membiarkan adik iparnya berbuat sekehendaknya terhadap tubunya. Maya suka bagaimana cara Adi memandanginya dan sentuhan tangan serta mulut adik iparnya ini pada tubuhnya. Maya merasa sangat menginginkan agar Adi segera menjamahnya dan membenamkan batang penis cantiknya jauh sedalam-dalamnya ke vaginanya. Sama seperti yang didapatnya dari Sukri siang hari tadi dia ingin setiap lekuk tubuhnya terjamah. Dia merasa teramat bahagia karena mulai sekarang dia bisa menikmati persetubuhan dengan Adikapanpun dia mau dengan restu suaminya. Dia harus segera menemukan cara agar bisa mendapatkan keduanya disaat yang sama tanpa harus mengatakan pada Adi kalau abangnya ingin melihat mereka bersetubuh. Tapi malam ini dia hanya menginginkan Adi untuk menyetubuhinya sebanyak yang dia mau dan dengan style apapun yang dia suka.

    Adi adalah type kebanyakan pemuda berumur 18 tahun lainnya. Batang penisnya tetap keras sepanjang waktu dan sekarang dia sudah tahu kalau dia bisa menikmati tubuh molek kakak iparnya kapanpun dia mau. Adi bergerak ke atas tubuh Maya dan Maya membukakan pahanya untuknya. Dia melihat saat penisnya yang gemuk menemukan jalan masuknya sendiri dan dengan perlahan melesak masuk ke dalam vaginanya yang menyambut. Sudah beberapa bulan belakangan ini Maya tak mendapatkan nafkah batin yang didambakannya. Sekarang dia mendapatkan pelepas dahaga kewanitaannya dari Adi, Sukri dan sekaligus dari suaminya hingga terpuaskan seutuhnya.

    Maya membuat dirinya rileks dan membiarkan Adilah yang berperan aktif mengerjai vaginanya dengan penis besarnya itu. Ini terasa sangat nikmat saat meresapi kenikmatan dari batang penis muda dan keras milik Adi ketika dia mengocoknya keluar masuk dalam tubuhnya. Pelan namun pasti dia membawa Maya semakin tinggi dan bertambah tinggi lagi hingga dia tak mampu menunggunya lebih lama lagi. Kedua kakinya melingkar pada pinggul Adi dan kedua tangannya mengalungi lehernya merapatkan tubuh Adi. “Ayo, lebih cepat lagi,” bisiknya di telinga adik iparnya. “Lebih cepat, lebih cepat lagi, biarkan aku merasakan seluruh gairahmu dalam tubuhku.” Adi mengabulkan semua permintaan Maya dan mengocokkan dengan cepat dank eras batang penis kerasnya dalam cengkeraman hangat vagina isteri abangnya ini.

    Dan dengan cepat kemudian Adi tak mampu menahan deru kenimatan yang melanda sekujur tubuhnya. Dia harus mengeluarkan madu birahinya dan dia mengatakannya pada Maya. “Aku sudah siap. Saat kamu mulai keluar nanti aku ingin kamu mendorong penismu sedalam yang kamu mampu dan biarkan terkubur di dalamku. Aku ingin merasakan spermamu yang hangat menyiramku.” ADi mempercepat gerakannya dan Maya bergerak mengimbanginya. Hingga tiba akhirnya klimaks itu diraihnya, Adi membenamkan seluruh batang penisnya sedalam dalamnya ke dalam cengkeraman vagina kakak iparnya. Tangannya berada di bawah pantat Maya untuk mengangkat vaginanya agar semakin merapat pada tubuhnya. Spermanya menyembur dengan sebuah tembakan keras berkali kali dan itu membuat Maya meraih klimaksnya sendiri bersama Adi. Maya dapat merasakan setiap tetes sperma Adi saat menyembur, sperma yang hangat itu membuatnya tidak dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar dia dapat merasakan setiap gerakan sperma adik iparnya yang hangat saat memasuki rahimnya.

    Setelah gempuran puncak kenikmatan keduanya mereda, keduanya rebah di atas ranjang dengan saling berpelukan sambil berbincang. “Sekarang apa kamu menyesal teman gadismu tak berhasil kamu dapatkan?”

    “Tentu saja tidak, tak munkin dia bisa terasa senikmat dan sehebat kamu.”

    “Aku juga merasa senang dia sudah mengecewakanmu. Aku bahagia akan apa yang sudah kita lakukan berdua.”

    “Bagaimana dengan bang Krisna? Bagaimana jika dia tahu tentang kita?”

    “Apa kamu pernah dengar tentang lelaki yang suka kalau isterinya dengan lelaki lain?”

    “Aku pernah mendengarnya, tapi bagaimana bisa ada orang yang ingin isterinya bersetubuh dengan lelaki lain?”

    “Aku rasa mereka ingin agar isterinya dapat merasakan kenikmatan yang lebih dari apa yang bisa diberikan oleh satu lelaki saja dan disamping itu mereka juga merasakan sebuah sensasi lain saat mengetahui hal tersebut.”


    “Apa kamu pernah melakukannya dengan lelaki lain selan abang?”

    “Kamu yang pertama bagiku selain dengan suamiku sendiri, dan sangat kebetulan sekali lelaki itu adalah adik dari suamiku sendiri. Aku tak pernah mengharapkan lelaki lain selain suamiku hingga kejadian malam itu. Kamu mendapatkanku di saat yang paling terlemahku dan aku merasa bersyukur kamu sudah melakukannya.” Maya merasa tak perlu menceritakan kalu setelah malam itu dia juga bersetubuh dengan tukang kebunnya setiap hari.

    “Aku juga bersyukur mendapatkanmu disaat itu. Aku hanya berharap agar abangku jangan sampai tahu.”

    “Bagaimana kalau ternyata dia sudah tahu?”

    “Aku mungkin akan diusir dari sini.”

    “Bagaimana jika aku bisa membujuknya agar kamu boleh tetap berada di sini?”

    “Bagaimana caramu bisa membujuk abang agar mengijinkanku tetap di sini sementara dia tahu tentang kita?”

    “Apa kamu mau melakukannya denganku bersama bang Krisna di waktu yang sama?”

    “Maksudmu kita bertiga di waktu yang sama?”

    “Ya, three some.”

    “Abang tak akan mau.”

    “Jika aku bisa membujuknya apakah kamu akan bersedia melakukannya?”

    “Gila, tentu saja mau, itu pasti akan menjadi hal paling hot uang pernah kulakukan.”‘

    “Aku bisa tahu dengan batang penismu yang sudah mengeras laki saat ini, kalau kamu suka dengan ide itu. Aku akan mulai mencoba membujuk bang Krisna. Itu jalan agar kita bisa bersama terus kapanpun kita mau.”

    Percakapan itu membuat mereka siap kembali. Maya memutar tubuhnya dan mengambil batang penis Adi untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia ingin sperma yang berikutnya keluar dalam mulut dan meluncur ke dalam tenggorokannya.

    Adi menatap vagina basah Maya yang berada tepat di atas wajahnya. Dia tak tahu bagaimana rasanya menghisap spermnya sendiri dari vagina kakak iparnya. Dia tak punya banyak pilihan begitu Maya merendahkan vaginanya kea rah mulut Adi. Adi mendapati kalau ternyata rasanya taklah seburuk bayangannya, Segera saj klimaks berikutnya mereka dapatkan dengan masing-masing permainan mulutnya. Maya menelan seluruh sperma yang diberikan batang penis Adi dan Adipun setiap tetes madu cinta dari vagina Maya. Keduanya saling membersihkan kemaluannya masing-masing dengan menggunakan mulut sebelum kemudia memulai sebuah babak baru lagi.


    Sang mentari sudah hampir terbit saat Maya melangkah menuju ke kamar tidurnya kembali. Krisna sudah menantinya dengan batang penis yang sudah sangatlah keras, segera dibaringkannya Maya ke atas ranjang dan menghujamkan batang penisnya ke dalam vaginanya yang sudah basah kuyup oleh begitu banyaknya sperma adiknya yang tertuang di dalamnya di sepanjang malam tadi. Saat Krisna menyetubuhinya dengan sangat bergairah, Maya menceritakan secara detail apa yang telah terjadi dalam kamar Adi di lantai bawah tadi. Dan hal tersebut sungguh membuat birahi Krisna meroket mencapi batanya hingga sudah tak mampu lagi ditahannya spermanya menyembur keluar membasahi vagina isterinya yang sudah teramat sangat basah itu. Maya tak meraih klimaksnya sendiri kali ini setelah begitu banyak puncak kenikmatan diraihnya sebelumnya bersama Adi, tapi dia merasa sangat bahagia dan damai berada dalam pelukan suaminya tercinta saat ini. Dia merasa akan mendapatkan momen terindah dalam kehidupannya jika kedua lelaki ini bisa didapatkannya di saat yang bersamaan.

    *****

    Kedua lelaki ini bangun kesiangan keesokan harinya dan dengan bergegas mencoba untuk mengejar waktu agar tidak telambat ke sekolah maupun berangkat kerja. Sedangkan sabg wanita yang sudah terkuras selurh energi yang tersimapan dalam tubuhnya karena permainan birahi sepanjang malam tadi tetap tak beranjak dari nikmatnya dekapan ranjang.

    Saat keduanya saling bertemu di dapur adalah momen yang paling membuat mereka jengah dan kikuk. Adi merasa bersalah telah meniduri isteri abangnya tapi Krisna mengatakan padanya kalau Maya sudah menceritakan semuanya pada dia. “Rileks dik, Maya sudah menceritakan semuanya pada abang. Kelihatannya dia menginginkan kita berdua, dia wanita yang hebat dan sepertinya membutuhkan kita berdua untuk membuatnya tetap bahagia. Setidaknya sampai kamu lululs sekolah. ” Keduanya meninggalkan rumah dengan sura tawa bahagia mengiringi, tapi tak bisa disangkal lagi keduanya sudah tak sabar untuk menanti hari berganti malam agar mereka bisa bersama dengan Maya kembali.

    Waktu sudah menjelang saat makan siang ketika pintu kamar Maya terbuka. Sura pintu itu membangunkan Maya dari lelap tidurnya dan dia bangkit duduk di atas ranjangnya. Dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena kejadian malam tadi. Ternyata yang dating Sukri untuk mengecek keadaannya. Dia menatap isteri majikannya tersebut yang duduk dia tas ranjang dalam keadaan selimut yang menutupi bagian pinggangnya ke bawah. Payudara indahnya terpampang indah di depan mata Sukri dan Maya tak berusaha sedikitpun untuk menutupinya dari pandangan Sukri. “Saya pikir mungkin harus melihat keadaan anda. Sekarang sudah hamper tengah hari dan anda belum keluar dari dalam kamar sekalipun. Apa anda baik-baik saja?”

    Maya memberi tanda padanya agar mendekat ke ranjang. Begitu Sukri sudah berada dekat dengannya, Maya menyibakkan selimut yang menutupi sisa bagian bawah tubuhnya hingga sekarang tubuh molek itu terpampang seutuhnya tanpa selembar kainpun menutupinya. “Buka seluruh pakaianmu dan naiklah ke sini bersamaku.” Tak perlu disuruh dua kali, Sukri bergegas melucuti seluruh pakaiannya dan bergabung dengan nyonya majikannya ke atas ranjang.

    “Sepertinya anda sangat sibuk tadi malam.”

    “Memang malam yang sangat sibuk tapi aku masih punya cukup untuk kamu. Kemarilah dan biarkan aku merasakan lagi batang penismu yang besar itu di dalam vaginaku.”

    Sukri tak bisa menunggu untuk segera menyetubuhinya kembali. Seperti suami dan adik iparnya, dia ingin merasakan batang penisnya dalam remasan kehangatan dinding vagina Maya yang rapat. Sama sekali tak ada keraguan pada keduanya, Sukri ingin menyetubuhinya dan Maya ingin segera disetubuhi olehnya juga. Sukri benar-benar menikmati dan memanfaatkan setiap detik dari waktu yang dia punya saat ini untuk memberikan Maya hadiah klimaks yang berkesinambungan berulang kali sebelum akhirnya dia tumpahkan sperma tuanya ke dalam vagina muda Maya. Maya teringat kemarin malam saat dia ingin malam itu tidak sedang dalam periode mengkonsumsi obat pencegah kehamilan agar sperma Adi dapat memasuki rahimnya hingga membuatnya hamil, namun sekarang dia merasa bersyukur karena dia dalam periodenya atau kalau tidak dia pasti akan sangat kesulitan mencari alasan kenapa dia melahirkan bayi yang tak mirip sama sekali dengan wajah suaminya tapi malahan wajah Sukri.

    Mereka berdua hanya rebah di atas ranjang setelah menuntaskan babaak-babak persetubuhan di awal hari itu hingga siang hari berlalu, lalu keduanya bangkit untuk mandi dan membersihkan diri. Keduanya berjalan menuju ke kolam renang dan berenang bersama sampai tiba waktunya menjelang Krisna dan Adi pulang. Maya sadar dia bisa mengatur untuk mendapatkan suami dan adik iparnya bersamaan tapi sangat tidak mungkin mereka setuju jika Sukri ikut bergabung bersama mereka juga. Sukri faham kalu dia harus tetap menjaga rahasia ini atau mereka akan berada dalam masalah besar. Dia sudah merasa puas bisa menikmati kemolekan tubuh Maya saat siang harinya dan jika malam tiba adalah waktu untuk majikan serta adik iparnya.

    Malam itu Maya, Adi, dan suaminya melakukan threesome yang pertama kalinya dalam kehidupan mereka. Pada awalnya semuanya terasa canggung bagi mereka tapi Maya berhasil mengendalikan suasana. Dia melucuti pakaiannya dan membuat kedua lelaki itu mengikuti tindakannya. Maya membuat keduanya rebah di atas ranjang, masing-masing di kedua sisinya. Saat dia merebahkan tubuh telanjangnya diantara dua kakak beradik itu, tangannya meraih masing-masing batang penisnya. Begitu tangan halusnya mulai bergerak memanjakan batang penisnya, kedua lalaki itu mulai merasa rileks dan larut ke dalam suasana yang berhasil dibangun Maya.

    Krisna yang pertama kali bereaksi, dia menggeser tubuhnya kea rah Maya tapi tanpa membuat batang penisnya terlepas dari genggaman tangan isterinya, diraihnya sebelah payudara Maya. Didekatkannya putting ranum itu pada mulutnya untuk dihisap hingga membuatnya mengeras dan semakin memerah warnanya. Krisna melirik kea rah Adi dan berkata, “Dia punya daging kenyal ini dua buah. Apa tak seharusnya kamu beri perhatian pada yang satunya?”

    Adi tak butuh dorongan lagi, langsung saja dia bekerja pada payudara Maya yang satunya dan tak lama kemudian mulutnya bergerak ke bawah menelusuri perutnya menuju pada vagina Maya. Dia harus menepiskan tangan abangnya terlebih dulu untuk memberikan ruang bagi lidahnya.

    Begitulah malam pertama itu berlangsung. Kedua lelaki itu menyentuh Maya seperti yang belum pernah dia rasa sebelumnya. Keduanya membawa Maya pada titik puncak di mana tak pernah terbayangkan dalam benak Maya sebelumnya. Maya sangat menyukai apa yang bisa diberikan oleh kedua lelaki itu tapi saat ini terasa benar-benar dua kali lebih nikmat. Klimaks diikuti klimaks yang berikutnya menyusul setiap kali salah satu dari mereka menyetubuhinya tanpa memberinya waktu jeda. Ketika mereka pada akhirnya sampai di tepi daya tahan tubuh masing-masing, ketiganya jatuh terlelap dalam kepuasan dengan tubuh molek Maya terhimpit di antara pelukan kedua lelaki itu.

    Keesokan harinya Maya bangun yang palin awal, dia hanya butuh waktu sekejap untuk bisa memahami sedang berada di mana dia. Dipandanginya kedua lelaki yang terbaring disampingnya, begitu mirip. Benaknya melayang dalam lamunan, kurang dari satu minggu sebelumnya dia merasa ada yang salah dalam mahligai pernikahannya. Suaminya sudah tak menginginkan bercinta dengannya lagi, tapi sekarang dia mendapatkan semua kenikmatan seksual yang dia butuhkan dari keduanya, suaminya dan adik iparnya. Plus semua kepuasan seksual yang didaptnya juga dari Sukri yang kedua lelaki yang sedang terlelap disampinya itu tak mengetahuinya. Dia membayangkan apa yang akan mungkin bisa terjadi nantinya.

    Beberap bulan berikutnya semuanya tak berubah. Adi akhirnya pindah ke dalam kamar mereka. Setiap malamnya mereka berdua menggali semua kenikmatan seksual dari birahi Maya ataupun salah satunya yang hanya menyaksikan. Dan setiap harinya juga diisi dengan petualangan seksual yang lain bersama Sukri. Maya merasa bahagia dengan semua permainan seks dengan mereka tapi ada kalanya dia harus berkata tidak pada mereka agar bisa mengistirahatkan tubuhnya untuk beberapa hari. Ketiganya sungguh sangat memuaskan birahinya tapi juga membuatnya kewalahan. Maya tak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan kenikmatan seksual yang berlimpah lebih dari yang diimpikannya tapi wakti demi wakti semua itu didapatkannya.

    Hukum alam tak bisa dihindar, apapu juga pasti akan ada akhirnya. Adi yang pertama kali berlalu, dia akhirnya lulus sekolah dan pergi untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Dia masih tetap kembali ke rumah abangnya sesekali dan menghabiskan waktu bersama mereka. Dia tetap diterima oleh abang dan kakak iparnya.

    Sukri mengikuti beberapa minggu berikutnya. Seorang temannya menawarinya sebuah pekerjaan yang menjanjika di luar kota. Sebuah pekerjaan yang tak mungkin ditolaknya meskipun pilihannya harus meninggalkan Maya. Minggu-minggu terakhir kebersamaan keduanya dijadikan momen perpisahan yang tak terlupakan bagi keduanya, Maya tahu kalau dia pasti akan merindukan lelaki paruh baya itu nantinya.

    Krisna akhirnya berpisah dengan Susan. Seks dengan Maya dan adiknya melebihi apa yang didaptnya dari Susan. Setelah kepergian Adi, dia dan Maya masih melakukan hubungan seksual hamper tiap malamnya. Memang tetap terasa nikmat dan indah tapi masih tak bisa menyamai kenikmatan ketika kedua lelaki itu ada dan saling memberikannya kepuasan. Krisna tak lama kemudian sudah menemukan wanita lainnya lagi. Perhatian Krisna mulai berkurang terhadapnya dan Maya tahu kalau suaminya menemukan vagina muda yang baru untuk dia nikmati… Kini Maya kembali pada keadaan sebelum Adi dan Sukri masuk ke dalam kehidupan seksnya.

    Dia dan Krisna mencoba beberpa kali untuk mencari pengganti Sukri tapi keberuntungan masih belum berpihak pada mereka.

    Maya sedang bermalas-malasan menikmati waktunya berbaring di tepi kolam dan menikmati sentuhan sinar mentari dengan keadaan telanjang bulat sore itu. Sejak hanya dia seorang yang ada di rumah itu, kegiatan berjemur telanjangnya menjadi kegiatan yang rutin. Dia mendengar ada seseorang berteriak memanggil namanya, dia bangkit dan meraih handuk disampingnya untuk kemudian dililitkan pada tubuh moleknya. Dia melihat di depan gerbang ada seorang muda dengan kulit coklat tua dan tubuh tegap sedang berdiri memandanginya. “Ada perlu apa?”

    “Nama saya Jaya dan paman Sukri yang menyuruh saya untuk datang ke sini menemui anda. Beliau bilang kalau anda sedang membutuhkan tenaga setelah kepergiannya.” Tanpa bertanya dia membuka pintu gerbang itu dan berjalan mendekati tempat Maya sedang duduk dengan hanya sebuah handuk saja yang menutupi tubuhnya. Apa yang terpampang di hadapan mMaya adalah sesosok lelaki berkulit galap berusia 20an dengan tubuh tegap berotot dan sebuah tonjolan besar pada selangkangannya.

    “Kamu punya keahlian apa?”

    “Tidak begitu banyak untuk urusan kebun ataupun rumah tapi bisa sangat diandalkan untuk hal yang dibilang paman Sukri bahwa anda pasti lebih membutuhkan.” Dia melpaskan kaosnya melewati kepala dan disusul celanya juga. Mata maya segera terfokus ke arah selangkangan anak muda dihadapannya ini, untuk memandangi dengan terpana pada sebuah batang penis yang bahkan lebih besar dari kepunyaan pamannya. Dan batang itu sudah berdiri tegak keras menunjuk ke arahnya.

    Maya menatap wajah Jaya lagi yang sedang mengamati lekuk tubuhnya tanpa berusaha menutup-nutupi saat dia sedang menatap takjub pada benda diantara pahanya. Maya merenggut lepas handuk yang melilit tubuhnya. “Kelihatannya kamu punya peralatan yang tepat, kita lihat apa kamu tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar.” May membentangkan kedua pahanya dan tangannya terjulur ke depan untuk menarik tubuh lelaki muda di hadapannya itu ke arahnya. Dia membimbingnya kea rah pintu masuk vaginanya, dan saat Jaya mulai memasukinya Maya berkata. “Perlahan saja dan jangan tergesa. Aku belum pernah merasakan yang sebesar ini.”

    Hari itu juga Jaya resmi bekerja di rumah itu dan malam harinya dia mulai memindahkan barang-barangya untuk menempati bekas tempat Sukri. Dia sudah sibuk dengan pekerjaan kebunnya saat Krisna berangkat bekerja. Sepanjang hari itu dia bekerja tanpa lelah. Dia hanya berhenti untuk mengurus Maya sebelum Krisna pulang kembali.

    Krisna memutuskan kalau pemuda ini layak untuk bekerja menggantikan Sukri dan menetap di tempatnya. Tapi yang Krisna tak tahu adalah kenyataan bahwa pekerjaannya yang paling ternilai bagus bukanlah di kebun, mengurus kuda atupun lainnya melainkan disaat setelah Krisna pergi berangkat kerja setiap paginya. Pekerjaan kebun dan lain-lainnya hanyalah menjadi semacam biaya yang mesti dikeluarkan Jaya untuk seorang wanita bertubuh molek dan vagina tercantik yang pernah ditemuinya. Tapi itu membuatnya menjadi seorang lelaki muda yang paling beruntung.

  • Kisah Memek Mengerang Mendesah Meronta

    Kisah Memek Mengerang Mendesah Meronta


    2807 views

    Duniabola99.com – Siapa yang menolak coba mendapat tawaran untuk bercinta dengan dia , apalagi orangnya itu lohhh hmm sangat montok dan tentunya menggoda, aku juga sempat di di todong kalau gak nurut dengannya akan di turunkan jabatan jika aku menuruti kemauan dia aku akan naik jabatan, seperti menyelam minum air dapat enak double.


    Atasanku memang lucu menurutku kalau di dalam ruangannya sering aku lihat dia memakai rok yang mini sekali serta tranparan , tapi kalau di luar ruangan dia memakai celana dan rok pada umumnya apa mungkin dia mengumbar kemontokan dia di hadapanku dan ingin membuat aku bernafsu, aku dan atasan memang satu ruangan dimana tempat itu hanya ada 2 meja aku dan dia kalau lagi seruangan pastinya dia sering sekali memperlihatkan kemontokan tubuhnya.

    Sebagai contoh Dia pura-pura melihat hasil kerja aku sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi aku.

    Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan vaginanya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah. Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh dijatuhin lagi terus nungging lagi lagi lagi .

    Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas lalu dia renggangkan kakinya sehingga vaginanya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga aku nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja aku deketin dia terus aku obok-obok ‘anu-nya’ Dan ternyata apa yang terjadi ohh

    Dia menikmati sentuhan-sentuhan aku. Saat ini aku bekerja dengan lidah aku. Aku jilat sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Nggak sampai dua menit udah tampak ada cairan bening di vaginanya. Karena kontol aku udah nggak tahan, lalu aku masukin kontol aku ke vaginanya.


    Dia mendesis – meronta – mengerang nikmat(3M) demikian juga aku. Hangat dan lembab. Lalu aku mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang aku putar. Dia bener-bener hebat, setelah aku agak pasif dalam gerakan aku karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.

    Sementara aku makin berat nahan orgasme aku, akhirnya

    “Bu boleh keluarin di dalam?”kataku.

    “Boleh aja sayang, emang sudah hampir ya?”katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.

    “Ya, bu”kataku.

    “Kita sama-sama ya, hmmohh”.

    Dengan sisa tenaga aku goyang lagi sampai aku terasa enak bener karena orgasme aku udah sampai deket pintu helm “NAZI”.

    Lalu aku peluk dia dari belakang sambil aku remes dadanya. Dan cret cret cret. cret, air mani aku muncrat didalam lubang vaginanya. Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang Rupanya dia klimaks juga. Dengan kontol dan vagina masih bersatu aku tetep peluk dia dari belakang.

    Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama aku peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh akhhgg dan lalu di dinding vaginanya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma aku tadi.

    Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci vaginanya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.

    Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

    Malamnya aku diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, aku ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya.

    Aku bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, aku istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri aku untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan aku sehingga nafsu aku untuk meng’anu’nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman aku dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.


    Lama kami berciuman dan aku mulai meremas teteknya yang agak kenyal lalu kubuka resleting bajunyakemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya sambil terus berciuman.

    Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai BH CD tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam meremas diatas sesekali memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian vaginanya oi jembutnya yang menggoda lezatnya

    Vaginanya telah banjir akibat otot vaginanya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari aku tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam vaginanya. Sshh… oohh.. gung please sshh don’t stop…aahh…. terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang sshh aahh dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi vaginanya dengan dua jari sshh aahhoohh my gooddsshh dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.

    Dan mulai menghisap kontolku mulai dari kepala sshh aahh buu aahh sshh perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh hhmm kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam vaginanya sshh aachh tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya sshh hhmm

    aku lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir vaginanya yang banjir perlahan lahan kudorong kontolku sshh oohh honey hhmm bibir bawahnya menggigit bibir atasnya kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat dan bless ….aahh…sshh….. kuayunkan perlahan lahan sshh oohh my god come on sshhterus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku sshh buu saya mau keluar buusshh keluarin di dalem aja sayang…ohh.. aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh aahh

    Tiba-tiba dia menjerit histeris oohhsshh sshhsshh ternyata dia sudah keluar aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar vaginanya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett crreett.. ccrreett…kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar vaginanya dan keluarlah pejuku ke dalam liang vaginanya sshh.. bbrr… saat terakhir pejuku keluar


    Akupun lemas tetapi tidak aku cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam vaginanya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh… aahh… aku mulai mengayunkan kembali kontolku .

    Biar agak ngilu aku paksakankapan lagi sshh aahh hhmm aku meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam vaginanya kontolku terasa dipelintir oleh vaginanya terus kugenjot lagi sshh dan sshh dia mendorong pantatnya dan aachh lebih cepet honey sshh dia sudah keluar lagi.

    Aku masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi aku biarkan sshh hhmmaahh dan creett creett akupun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar vaginanya kami berdua sama lemas.

    Dia ambil sebatang rokok dinyalakannya dan dia hisap itu rokok persis seperti saat dia menghisap kontol aku kami duduk dan sama menikmati permainan tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing .

    Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu aku putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya aku mau pulang Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi


    Pada kesempatan lain aku datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri. “Oh kamu sayang ayo cepet masukehhmm”katanya sambil nutup pintu. “Iya bu, saya cuma mau ngantar surat ini “kataku.

    Terus aku minta pamit pulang tapi “Aduh koq buru-buru amat sih ibu mau minta tolong lagi boleh khan ”katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, aku udah tahu pasti dia pengen ngentot lagi nich.

    Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung aku diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya.

    Aku lihat dia lagi ‘super’ nafsu, lalu dia pancing aku untuk making love. Aku sih “A.I.S” saja.

    Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu vaginanya aku raba-raba, dan kelentitnya aku diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD aku diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras.
    Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai aku mendesah-desah dan kontolku menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke vaginanya yang sudah basah dan merekah itu.

    Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga.


    Dia terus naik turun dan aku juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya aku dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar.

    Pokoknya nikmat banget, dan badan aku juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah aku sehingga vaginanya terlihat merekah ohh. Aku melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah aku cuek aja. Yang penting uueennaakk ooii .

  • Foto Ngentot Sekretaris remaja Irina Pavlova menggoda bosnya

    Foto Ngentot Sekretaris remaja Irina Pavlova menggoda bosnya


    2089 views

    Duniabola99.com –sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.

  • Foto Ngentot Guru Kiera King dan kolega melupakan tentang kimia ketika berhubungan dengan seks

    Foto Ngentot Guru Kiera King dan kolega melupakan tentang kimia ketika berhubungan dengan seks


    1854 views

    Duniabola99.com – foto guru Kiera King dan patnernya yang berkontol gede ngentot dikelas saat semua murid sudah pulang dan menelan semua sperma yang dikeluarkannya.

  • Video Bokep Eropa ngentot pengasuh bayiku yang lagi kepanasan

    Video Bokep Eropa ngentot pengasuh bayiku yang lagi kepanasan


    2317 views

  • Foto Bugil gadis cantik Cloee bermastrubasi didepan laptopnya

    Foto Bugil gadis cantik Cloee bermastrubasi didepan laptopnya


    1995 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik melakukan mastrubasi didepan laptop dia disaat rumahnya tidak ada orang dan diatas ranjang kamarnya sambil memakai kaus kaki biru panjang.

  • Cerita Sex Janji Indah

    Cerita Sex Janji Indah


    2001 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Janji Indah ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex
    Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Pengalaman aku kali ini berawal beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 1993 – 1996. Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota Surabaya sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak mungkin aku lakukan karena terus terang saja, aku belum mendapatkan tabungan yang cukup untuk membeli rumah. Akhirnya aku putuskan untuk kost didaerah dekat kantor.

    Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang aku inginkan, perlu pembaca ketahui, nenek kostku mempunyai cucu perempuan yang saat itu masih berada di bangku SMP, sebut saja namanya Endah. Endah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat, walaupun dia masih dibangku SMP, Endah mempunyai bentuk tubuh yang montok dan setelah aku banding-bandingkan, Endah mirip dengan seorang selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya, sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya.
    Singkat cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Endah yang semakin hari semakin ranum dan sexy, tergila-gila dengan aku. Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Endah membalas dengan buasnya.
    Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Endah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktu-waktu sepi di kost-kostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesek-gesekan jari telunjukku di ujung clitorisnya. Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 4 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kost-kostan dan Endah harus kuliah di kota dingin Malang.
    Setelah sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun 2001 aku iseng-iseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan juga dia memberikan nomor HP. Akhirnya kita berdua sering kontak via telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah selalu rajin pulang ke Surabaya.
    Pucuk ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan deg-degan akhirnya aku bertemu dengan sosok Endah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.
    “Mas Dandy, gimana khabarnya,” tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.
    “Ee.. baik, bagaimana dengan kamu?” jawabku gugup.
    Kita berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu, Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.
    “En, kamu sudah punya pacar..?” tanyaku.
    “Lagi blank nih Mas.. ” jawab Endha tangkas
    “O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu?” godaku.
    “Ihh, Mas Dandy emang bandel kok,” sambil mencubit lenganku.
    “Aow..,” aku meringis kesakitan.
    “Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya,” tanyaku sekali lagi.
    “Mau aja asal Mas yang ajarin,” jawaban Endah membuat aku merinding.
    Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.
    “Endah, minggu depan ketemu lagi yuk,” ajakku.
    “Boleh deh Mas..,” jawab Endah dengan ceria.
    “Tapi nginep ya di hotel?” godaku.
    “Lho ngapain?” Endah balas bertanya.
    “Katanya mau lanjutin pelajarannya..” aku mencoba memancing .
    “Nakaall Mas Dandy.. nih.”
    Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.
    “Ma kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” sambil pamit Endah mengecup pipiku.

    Cerita Sex Janji Indah Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang mungil. Aku perhatikan lenggak-lenggok pinggulnya meninggalkan mobil starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.
    Satu minggu tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.
    Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelaki-lakianku.
    Tanpa pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada. Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.

    “Mas, aku mau mandi dulu ya..?” pinta Endah.
    “Oke silahkan, apa mau aku mandiin,” godaku.
    “Nggak ah, nakal Mas Dandy nih..” sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai menuju kamar mandi.
    Mataku benar-benar tidak bisa berkedip melihat pemandangan tubuh Endah yang benar-benar menggairahkan. Pikiranku melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.
    20 menit berikutnya Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis, hingga membuat darah sex aku naik ke ubun-ubun. Akan tetapi aku berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.
    “O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya,” tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.
    “Terserah Mas deh,” jawabnya.
    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..
    “En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya,” tanyaku serius.

    Cerita Sex Janji Indah “He eh Mas Dandy,” jawabnya.
    “Endah..” aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.
    “Mas..” Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Endah mengelus kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
    Lidah Endah yang nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya. Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya terlepas,
    “Mas.. kamu memang guru yang baik,” sambil aku benamkan dalam-dalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.
    Sekitar 15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli CD nya.
    Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow.. ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah. Markas Judi Online Dominoqq

    “Oh.. Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh,” rintih Endah saat lidahku mulai nakal menguak lubang surganya.
    Tubuh Endah seperti cacing kepanasan menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalam-dalam lubang vaginanya. Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu membuat gairahku semakin naik.
    “Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh.. kenapa nggak dulu-dulu Mas,” rengek Endah sambil melihat lidahku sedang mengerjai vaginanya.
    Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan pantatnya.
    “Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh,” rintih Enda.
    “Pipis aja sayang di mulut Mas..” jawabku.
    “Mas.. aduh.. Endah nggak kuat..” Endah menjerit lirih sambil menggapitkan kedua pahanya di kepalaku.
    Dengan cekatan aku langsung membuka lebar mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan minum air putih.
    “Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh..” kata Endah.

    Cerita Sex Janji Indah

    Cerita Sex Janji Indah

    Aku tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan aku.
    Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan cara aku jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan batang kemaluanku.
    “Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget.”
    Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.
    “Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh,” erangku.
    Endah tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.
    Dasar aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling membuat rangsangan pada daerah-daerah yang sensitif.
    Tidak selang berapa lama,
    “Mmm, Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh..” Endah menggelepar kedua kalinya menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,
    “Endah kamu masih virgin?” tanyaku.
    “Mungkin sudah tidak Mas,?” jawab Endah.
    Aku sedikit kaget sembari bertanya, “Siapa yang lakukan pertama?”
    “Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah.”
    Sambil membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai mencari lubangnya dan bless.
    “Mas Dandy.. enak sekali sayang.”
    Endah membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang memijit.
    “Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku..” Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.
    “Crek crekk crek” penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
    “Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh..” Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.
    Aku sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah dari belakang dengan keringat bercucuran.
    “Mas.. kamu memang jago.. ooh.. uughh..” Endah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal batang kemaluanku.
    Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Endah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.
    45 menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubun-ubun.
    “Endah.. Mas mau keluar nih..,” rintihku.
    “Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas..,” pinta Endah.

    Cerita Sex Janji Indah “Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benar-benar montok sayang.. uughh.”
    Aku merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku untuk bercinta.
    “Endah.. ohh Mas keluar..,” secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Endah.
    “Aowww..” spermaku muncrat diwajah Endah. Endah menjilati penisku dengn lahap sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.
    “Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas,” cerita Endah.
    “Kamu suka sayang,” tanyaku.
    “Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku?” balas Endah bertanya.
    “Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu.”
    Endah memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku masih kontak-kontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur jadwalku.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Bercumbu Dengan Kasir Cantik

    Kisah Memek Bercumbu Dengan Kasir Cantik


    2376 views

    Duniabola99.com – Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi. Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.


    Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

    “Keluarin uangnya!” perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali.

    Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

    “Masa cuma segini?!” bentak si Gondrong. HokiJudi99

    “Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

    “Cepat!” bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya.

    “Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.

    “Beres! Ayo cabut!”

    “Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.

    “Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.

    “Gue pengen liat bentar aja!”.

    Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.

    “Wow, oke banget!” si Gondrong berseru kagum.

    “Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

    Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.


    “Jangan!” teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.

    “Diem! Jangan berisik!” si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.

    “Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy.
    Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.

    “Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Gondrong.

    “Kita musti cepet minggat dari sini!” Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

    “Hey, Roy! Tokonya kosong!”.

    “Masa, cepetan ambil permen!”.

    “Goblok lo, ambil bir tolol!”.

    Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.

    “sstt! Lo denger nggak?!”.

    “Cepet kembaliin semua!”.

    “Lari, lari! Kita ketauan!”.

    Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.

    “Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.

    “Hei, liat nih! Ada kejutan!”

    Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester.


    Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

    “Gila! Cewek nih!”.

    “Dia telanjang!”.

    “Tu liat susunya! susu!”.

    “Mana, mana gue pengen liat!”.

    “Gue pengen pegang!”.

    “Pasti alus tuh!”.

    Bawahnya kayak apa ya?!”.

    Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.

    “Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko.

    Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

    “Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.

    “Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”


    Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja.

    Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

    “Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

    “Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas.

    Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy.

    Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.


    Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

    Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

    Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.

    “Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.

    “Tolong saya!” ratap Desy.

    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”

    “Nama lu Desy kan?” tanya laki-laki tadi.

    “Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy bingung dan takut.

    “Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.

    “Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.

    “Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.


    Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

    “Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”

    “Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.

    Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

    Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya.

    Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

    “Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.

    “Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”

    Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi.

    Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.

    “Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.

    “Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.

    Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.”

    “Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Desy.

    “Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”


    Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.

    Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

    “Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

    “Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”

    Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan

    Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta.
    Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.

    Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.


    Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

    Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya.

    Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

    “Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”

    “Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.

    “Jangan!” Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.

    Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.

    Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir.

    Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.


    “Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

    Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.

  • Kisah Memek Belenggu Rindu Yang Tertahan

    Kisah Memek Belenggu Rindu Yang Tertahan


    2219 views

    Duniabola99.com – Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.


    Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.

    “Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
    “Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
    “Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.

    Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.

    Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.

    “Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
    “aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.

    Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.

    “Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.

    Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.

    Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.


    Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.

    “Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.

    Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.

    “Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”

    Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.

    “Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.

    Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.

    Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.

    Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.


    Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.

    “Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.

    Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.

    “Ssshh..” desisnya lirih.

    Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.

    Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.

    “Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
    “Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.

    Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.

    Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.

    “Ohh.. Sayang” desahku pelan.


    Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.

    Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.

    “Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.

    Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.

    “Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.

    Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.

    “Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.

    Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.

    “Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.

    Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut. Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.

    “Mmm.. Mmm” gumamnya.

    Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.

    “Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.

    Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.


    “Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.

    Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.

    “Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.

    Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.

    Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

    “Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
    “Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.

    Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.

    Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.

    “Ohh.. Mas sayang” desahnya.


    Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.

    “Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.
    “Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.

    Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.

    “Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.

    Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.


    Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.

  • Foto Ngentot pelacur remaja menghisap kontol dan menelan sperma yang menetes

    Foto Ngentot pelacur remaja menghisap kontol dan menelan sperma yang menetes


    2149 views

    Duniabola99.com – foto cwewk ramaja yang berlutut didpan pacarnya melakukan hisapan kontol yang gede dan melakukan ngentot gaya anjing dan menerima banyak sperma di mulutnya.

     

  • Kisah Memek Tiara Wanita Pelampiasan Sex Ku

    Kisah Memek Tiara Wanita Pelampiasan Sex Ku


    2586 views

    Duniabola99.com – Kehidupan rumah tanggaku bisa dikatakan harmonis meski aku dan istriku belum dikaruniai seorang anak. Ekonomi kami juga gak kurang, karena istriku juga bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan, sehingga menjadikannya kadang sibuk dengan urusan kantornya. Dan bahkan skarang kalau sedang sibuk-sibuknya, aku jarang mendapat jatah Sex dari istriku sehingga kadang aku berpikir untuk jajan ditempat lokalisasi hanya untuk meluapkan birahi Sex ku yang terpendam, namun itu hanya lewat saja dipikiranku karena aku tak sampai melakukannya. Namun semakin bertambah hari kesibukan istriku semakin menjadi dan membuatku semakin tak kuasa dan aku berniat untuk mencari pelarian untuk melampiaskan nafsu Sex ku saja.


    Setelah aku berpikir-pikir, aku mempunyai satu tetangga yang sangat menyita perhatianku. Namanya Tiara, dia adalah istri seorang pelayar, jadi setiap harinya dia selalu sendirian karena ditinggal suaminya berlayar sampai beberapa bulan. Tubuh Tiara ini sangat montok sekali meskipun Tiara beberapa bulan yang lalu habis melahirkan anak pertamanya. sempat aku melihat Tiara berpakaian sangat ketat sekali sedang menggendong anaknya, meski sudah punya anak, pantat Tiara masih terlihat sangat padat sekali seperti belum melahirkan. Buah dadanya juga masih kencang meski tertutup oleh BH yang dia kenakan. Teringat degan tetanggaku yang sangatbahenol itu, aku pun melaksanakn niatku untuk menjadikan Tiara sebagai pelarian nafsu Sex ku, karena aku berpikir karena Tiara juga pasti kesepian dan juga membutuhkan belaian dari seorang laki-laki, jadi kemungkinan kujadikan Tiara pelarianku pasti akan berhasil.

    Istriku yang sudah disibukkan dengan urusan kerjanya semakin tak mengurus aku dengan benar, setiap pagi-pagi dia selalu sudah berangkat kerja, dan pulang selalu mlaam dan langsung tidur, sehingga sekarang aku seperti laki-laki bebas yang belum beristri walaupun statusku masih beristri. Setiap pagi aku selalu menanti Tiara lewat depan rumahku, karena setiap pagi Tiara selalu jalan-jalan dengan anaknya. Dan benar, setelah beberapa saat aku menantikan, Tiara lewat dengan menggendong anaknya sendirian. Pagi itu Tiara masih mengenakan baju tidur, sehingga tidak terlihat tubuhnya yang bahenol itu, namun aku melihat suatu garis terlihat dipantat Tiara, seperti garis celana dalam Tiara. Setelah aku amati dengan cermat ternyata baju tidur yang Tiara kenakan itu cukup menerawang yang membuat garis dan bahkan warna celana dalamnya kelihatan, pagi-pagi Penisku sudah dibuat tegang oleh pantat Tiara. Gak salah jika aku memilih Tiara sebagai pelarianku, meski dikomplek banyak juga yang seksi-seksi, namun lebih aman dengan Tiara karena hanya Tiara yang ditinggal suaminya.

    Dengan memberanikan diri kemudian aku menyapa Tiara “Pagiii mbak Tiara, Sendiran Ya”. “Iyha nih pak, biasa pak suami sedang berlayar” jawab Tiara. “Ooowwh..Emang kapan pulangnya mbak??” tanyaku. “Aaaahhh maih lama pak, orang berangkatnya aja baru minggu kemaren kok pak, mungkin sekitar 3 bulan lagi pak” jawab Tiara yang membuatku lega, karena selama 3 bulan aku aman mendekati Tiara. “Ooowwhh begitu ya mbak, apa mbak Tiara gak kesepian ditinggal lama begitu???” tanyaku. “Yaaah aslinya kesepian pak, tapi mau gimana lagi pak, itu udah resikonya menjadi istri pelaut pak” jawab Tiara. “Aaaahhh saya juga kesepian mbak walau istri saya dirumah, tapi dia selalu sibuk dengan urusan kantornya mbak” ucapku sambil memancing jawaban dari Tiara. “Aaaahh…Masak siiih pak??”. Akirnya kami terus ngobrol berkelanjutan sampai tak terasa siang sudah datang, dan kami pun sekarang menjadi semakin dekat.


    Cantik, seksi dan bergairah adalah Tiga hal yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Tiara dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu. Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Tiara dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Tiara yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik. “Hai…Mbak, belanja juga” sapaku. “Eh. . Mas Dani, biasa belanja susu” jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya. “Memang sudah enggak ASI ya” tanyaku. “Wah. . Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi” jawabnya. “Hmm…Mungkin habis sama Bapaknya kali ya. . Ha-ha-ha. .” candaku. Tiara jg tertawa kecil sambil menjawab “Tapi enggak jg, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”. “Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh” tanyaku. “Wah…Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan” jawabnya.

    Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Tiara menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya. “Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas” katanya. “Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya” aku mengambil keranjang belanja Tiara. “Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang” jawabnya. “Ohh….Ayo kita sama-sama” kataku. Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Tiara. “Ha…Sudah bayar Berapa Nanti saya ganti” kata Tiara kaget. “Ah..Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dpt susu ibunya, ha-ha-ha” aku mulai bercanda yang sedikit menjurus. “Iiiihh. . Mas Dani” jerit Tiara malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Tiara mengiyakan ajakanku.

    Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Tiara jg mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba . Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Tiara semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Tiara. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Tiara yang berwarna orange dan.. Brengsek, transparan! Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dpt dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit. Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. . , celoteh Tiara dengan nada menggoda.


    Aku memandang wajah Tiara yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Tiara menyambutnya. Hmm. . Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Tiara. . Seksi sekali , dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar jg dari mulutku. Terima kasih, Mas Dani jg. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, Mas Dani pria yang paling baik yang pernah saya kenal . O ya , aku tersanjung jg dengan rayuannya, Gara-gara saya traktir Mbak Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Dani sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah . Hahaha.. aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi jg sebaliknya . Jadi Mas Dani jg sering memperhatikan saya Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan waktu menjemur pakaian . Eh.. Kenapa kok senang. Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Tiara, jg selera pakaian dalam Mbak , aku berterus terang.

    Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Tiara tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya. Mbak Tiara masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Tiara muncul. Sekitar lima menit, Tiara muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Tiara di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang jg besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

    Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dpt melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Tiara. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah. Hmm. . Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur , tanya Tiara memancing. Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini. Tiara duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Tiara, namun kini wanita itu justru yang menantangku. Mas Dani mau mandi dulu Nanti saya siapkan air hangat , tanya Tiara sambil menggenggam tanganku erat. Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.

    Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak , kataku agak serius. Apa itu Mas Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Tiara, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak , kataku. Terima kasih, saya jg begitu pada Mas Dani , Tiara merebahkan kepalanya di pundakku. Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita . Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu saya kesepian, kalau Mas Dani mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Dani, dan sebaliknya saya jg ingin Mas Dani demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan . Hmm. . Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan . Kalau begitu, Mas Dani pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Dani bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya . Oh. . Iya, hampir saya lupa.

    Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Aku segera datang kembali ke rumah Tiara. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa. Wah. . Ternyata mandi di rumah ya Padahal saya sudah siapkan air hangat . Terima kasih, Mbak Tiara baik sekali . Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Tiara, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya. Uhh… Tiara agak kaget dan menggelinjang. Maaf , kataku. Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak , kata Tiara seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Tiara membalasnya dengan liar.


    Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Tiara sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi. Ohh. . Ergh. . , lenguh Tiara di sela-sela ciuman panasnya. Dengan beberapa gerakan, Tiara meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan celana dalam yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Tiara. Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi Mbak , pujiku , Buah dada Mbak besar sekali Hi-hi-hi. Nah coba tebak ukuran saya , tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu. 36B , jawabku. Salah 36C. Masih salah, sudah lihat aja nih , Tiara membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku. Gila. . 36D! , kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu. Boleh saya pegang Mbak , tanyaku basa-basi. Jangan cuma dipegang dong Mas, remas. . Dan kulum nih. . Putingnya , kata Tiara dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.

    Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Tiara menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu. Ngentot, enak banget Mas. . jeritnya, Ayo Mas. . Saya sudah kepingin penetrasi nih! . Aku yang jg sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Tiara. Dengan bantuan Tiara aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Tiara sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.


    Ohh. . Besar jg ya. . jeritnya. Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka celana dalam sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Tiara, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku. Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama . Tiara duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Tiara dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

    Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Tiara yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran dua0 cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan. Enghh. . Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas , jerit Tiara keenakan. Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya , tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar. Ohh. . Ohh. . Benar-benar enak Mas , Tiara memejamkan matanya. Pada penetrasi kelima, Tiara menjerit, Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau. . Mau. . Oh. . !

    Dinding vagina Tiara melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya. Oh. . Saya sudah sekali Mas , katanya sambil menarik nafas. Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua , tanya Tiara. Terserah Mbak , kataku. Aku sih pasrah saja. Sini, saya emut saja dulu . Hmm. . Boleh jg, Lia belum pernah oral dengan saya , aku mencabut penisku dari dalam vagina Tiara yang basah dan menyodorkannya ke Tiara. Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Tiara terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya. Oh. . Saya mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya. Namun Tiara hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Tiara. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Tiara mengangkangkan kakinya kembali.


    Nah. . Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya , Tiara menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar. Oke Mbak, saya jg sudah biasa kok , seruku. Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Tiara yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu. Sudah gondrong nih Mbak , seruku. Oh iya, habis mau dicukur percuma jg, enggak ada yang lihat dan jilat , jawabnya nakal, Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Dani datang lagi ya. . . Oke. . Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Tiara . Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Tiara. Cairan vagina Tiara sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Tiara jg memperkuat tanda bahwa Tiara menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu. Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua Mas , seru Tiara. Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Tiara, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Tiara menungging di atas sofa. Sekarang doggy-style ya Mas. . Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. .
    Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Tiara begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Tiara secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik jg. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Tiara. Betapa bahagianya Tiara dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya. Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah: Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau , atau bisa diganti dengan: Vagina isteri tetangga selalu terasa lebih nikmat.

  • Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda


    2962 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Sri, terima kasih, terima kasih..”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Bersetubuh Dengan Adik Kandung Sendiri

    Kisah Memek Bersetubuh Dengan Adik Kandung Sendiri


    2872 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya bersetubuh dengan melakukan petting, saling raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan bersetubuh dengan cara petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kalau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Agen Judi Bola Terpercaya

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.

    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya bersetubuh dan memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong.

    Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku langsung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen bersetubuh, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain bersetubuh dengan cewe?” dia bilang “ya, belum pernah bersetubuh kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.


    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegang alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mulai menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…

    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dari tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”


    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selalu melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.

    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.


    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen bersetubuh kak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. ngga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh ngapain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..

    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.


    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….

    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Aku langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”


    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi… Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.