Author: dbgoog99

  • Video bokep Iwia dengan pacarnya diatas ranjang

    Video bokep Iwia dengan pacarnya diatas ranjang


    2034 views

  • Foto Bugil remaja dalam gaun pendek memamerkan pantat panas dan vagina di luar dan di dalam ruangan

    Foto Bugil remaja dalam gaun pendek memamerkan pantat panas dan vagina di luar dan di dalam ruangan


    1888 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja cantik pirang mengangkat gaunnya yang sexy menampakkan pantat yang bahenol dan padat dan toketnya yang gede diluar ruangan dan juga melakukan mastrubasi dengan alat pengeter yang besar di rumahnya hingga memeknya yang merah merekah becek.

  • Kisah Memek Tante Ku Sekaligus Guru Sexs Ku

    Kisah Memek Tante Ku Sekaligus Guru Sexs Ku


    2828 views

    Duniabola99.com – Sebelum aku menikah, pengalaman seksualku cukup banyak, sebagian besar pasti berisiko tinggi seperti itu. Antara lain: dengan dosen, dengan teman adikku, dengan pacar teman, dengan adik pacar, dan masih banyak lagi. Semua itu mungkin dipengaruhi oleh pengalaman pertamaku, perjakaku direnggut oleh perempuan yang masih terhitung tanteku sendiri, sepupu jauh ibuku.


    Itu terjadi ketika aku berumur 17 tahun, kelas 2 SMU. Sudah lama sekali, tapi kesannya yang mendalam membuat aku tidak akan pernah bisa lupa. Aku bahkan bisa mengingatnya dengan detil, dan kenangan itu selalu membuat aku terangsang.

    Aku memanggilnya Tante Ning. Orangnya baik, supel dan enak diajak ngobrol. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Yang jelas, kulitnya putih mulus dan body-nya mantap. Waktu itu umurnya sekitar 25 sampai 30 tahun, punya satu anak laki-laki yang masih kecil.

    Keluarga Tante Ning tinggal di Surabaya. Dia sendiri tinggal di Jakarta selama satu tahun untuk mengikuti suatu pendidikan. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah kami. Kebetulan rumah kami cukup besar, dan ada satu kamar kosong yang memang disediakan untuk tamu.

    Sebenarnya Tante Ning itu bukan type perempuan yang nakal. Setahuku dia termasuk perempuan baik-baik, dan rumah tangganya pun kelihatan rukun-rukun saja. Tapi yang jelas dia kesepian selama tinggal di Jakarta. Dia butuh sex. Kebetulan di sini boleh dibilang cuma aku cowok yang dekat dengan dia. Jadi, kukira wajar kalau akhirnya affair itu terjadi. Lagipula, kukira Tante Ning memang termasuk perempuan yang besar nafsu sex -nya.

    Sejak peristiwa yang pertama, kami seperti ketagihan. Kami ML kapan saja, setiap ada kesempatan. Di kamar, di dapur, di kamar mandi, di hotel, di mana saja. Demi menyalurkan nafsuku yang seakan tak pernah surut pada Tante Ning, aku bahkan jadi sering bolos ataupun kabur dari sekolah, dan tanteku yang manis dan sexy itu selalu siap meladeniku.

    Akibatnya, tahun itu aku tidak naik kelas. Semua orang kaget, hanya Tante Ning yang maklum. Dia bilang, walaupun aku tidak naik kelas, tapi aku “lulus” sebagai laki-laki. Harus kuakui, Tante Ning adalah guruku yang terbaik dalam hal yang satu itu.

    Untungnya affair itu tidak berlanjut sampai ketahuan orang. Begitu Tante Ning kembali ke Surabaya, boleh dibilang hubungan kami berakhir, walaupun di awal-awal sesekali kami masih melakukannya (kalau Tante Ning datang ke Jakarta).

    Aku lupa, Tante Ning mengikuti pendidikan apa di Jakarta. Dia kursus sore hari dan pulangnya sudah agak malam, sekitar jam 8. Oleh karena itu, aku mendapat tugas menjemput naik motor. Awalnya sebel juga jadi “tukang ojek” begitu. Untung cuma 2 kali seminggu. Tapi, lama-lama aku malah senang.

    Kami cepat sekali menjadi akrab. Tante Ning tidak canggung-canggung lagi memeluk pinggangku bila kami berboncengan naik motor. Sesekali aku dapat merasakan tonjolan buah dadanya yang menekan empuk punggungku. Itu makanya aku jadi senang. Waktu itu terus terang aku belum punya pacar, jadi bersentuhan dengan perempuan adalah pengalaman yang sangat menyenangkan bagiku.

    Hari itu aku berulang tahun yang ke 17. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, orang tua dan adikku memberi selamat. Cuma Tante Ning yang tidak. Aku jadi sebel. Apakah aku betul-betul cuma dianggap sebagai “tukang ojek” selama ini? Tapi ternyata dia memilih cara lain. Ketika aku sedang membereskan tas sekolahku di dalam kamar, Tante Ning masuk. Kukira dia mau memberi ucapan selamat, tapi ternyata tidak juga. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. “Nggak ada uang,” jawabku asal-asalan. Tante Ning mengusap pipiku.

    “Nanti sore kita rayain berdua,” katanya, suaranya pelan sekali. “Tante mau kasih kado spesial buat kamu.”

    Aku jadi deg-degan. Di sekolah, pikiranku ngelantur tidak karuan, ulanganku jadi jeblok banget. Aku penasaran, apa betul Tante Ning mau memberi kado spesial. Entah kenapa, aku mulai membayangkan yang bukan-bukan.

    Karena tidak sabar, ketika jam istirahat aku ke telepon umum di seberang jalan. (Waktu itu belum ada HP). Di rumah cuma ada Tante Ning dan si Mbok. Aku hampir-hampir tidak bisa ngomong waktu denger suara Tante Ning yang merdu. Dengan lugu, akhirnya aku berterus terang bahwa aku penasaran. Kata Tante Ning,

    “Selama ini kamu baik sekali sama Tante. Jadi, kamu boleh minta apa pun yang kamu mau.” “Kalau Tante sendiri mau kasih apa?” tanyaku. “Ya nanti dong!” “Nggak sabaran nih!” “Pulang aja sekarang kalau nggak sabar. Bisa kabur, kan?” “Tapi nanti aku ada ulangan!” “Ya udah, terserah kamu!”

    Aku jadi tambah penasaran. Obrolan di telepon membuat pikiranku bertambah jorok. Entah bagaimana, feeling-ku mengatakan bahwa Tante Ning “naksir” aku. Maka, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung pulang saat itu juga. Kukebut motorku.


    Tante Ning tersenyum ketika membukakan pintu. “Si Mbok baruuuuu aja ke pasar!” katanya tanpa kutanya, seperti memberi isyarat bahwa situasi rumah benar-benar aman untuk kami. Aku jadi tambah deg-degan. Pikiran jorokku bertambah. Lebih-lebih saat itu Tante Ning mengenakan daster yang potongannya rada sexy.

    “Kadonya mana?” tanyaku tidak sabar. “Nanti dulu dong!” jawab Tante Ning. Lalu aku disuruh menunggu di ruang duduk keluarga, sementara dia masuk ke kamar. Aku duduk di sofa sambil membuka sepatu. Tidak lama, Tante Ning keluar kamar, tapi aku tidak melihat dia membawa kado. Sambil memandangi dia berjalan ke arahku, aku berpikir, “Ngapain dia tadi masuk kamar?” Aku menemukan jawabannya beberapa saat kemudian, ketika kelihatan olehku kedua puting susunya membayang di balik daster. Rupanya di kamar tadi dia cuma membuka BH. Lalu, mana kadonya?

    “Merem dong!” kata Tante Ning sambil duduk di sebelahku. Aku menurut, kupejamkan mataku. Jantungku semakin bergemuruh. Kurasakan kelelakianku mulai bangkit, anuku mulai mengeras. Lebih-lebih ketika kurasakan nafas Tante Ning dekat sekali dengan mukaku. Aku ingin membuka mata, tetapi takut. Maka aku terus memejamkan mata rapat-rapat, sampai kurasakan Tante Ning mengecup pipiku. Lembut sekali. Kiri dan kanan.

    “Itu kadonya?” tanyaku memberanikan diri beberapa saat kemudian. Tante Ning tersenyum. “Itu kado spesial dari Tante,” katanya lembut. “Tapi kalau kamu mau yang lain, kamu boleh minta. Apapun yang kamu mau….” “Aa…aa…aku… tidak berani…” jawabku terbata-bata. “Padahal kamu kepingin sesuatu?” dia mendesak sambil merapatkan body-nya.

    Aku semakin deg-degan. Tonjolan toketnya yang montok menekan lembut lenganku. Aku tidak berani membalas tatapan matanya. “Bilang dong…” suara Tante Ning semakin lembut. Wajahnya semakin dekat, aku jadi semakin tidak berani mengangkat wajah. Sampai tiba-tiba kulihat tangannya merayap… meraba selangkanganku!

    Aku terkejut, bercampur malu karena ketahuan saat itu aku sudah “ngaceng”. Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Tante Ning waktu itu, karena aku tetap belum berani melihat wajahnya, tetapi yang jelas dia malah memijit-mijit tonjolan batang kemaluanku yang tentu saja jadi semakin keras.

    “Tante… aku…” Aku semakin tidak enak hati, sementara nafsuku semakin tinggi. “Vaaan, kamu udah gede sekarang….,” bisik Tante Ning. “Udah 17 tahun, udah dewasa…” “Maksud Tante, aku boleh….” “Kamu boleh apapun yang kamu mau, Sayang!”

    Berkata begitu, Tante Ning menerkam mulutku dengan bibirnya. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Ning yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendesak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang.


    Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Ning. Nampaknya Tante Ning tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Ning merayap turun ke bawah, menyusuri leher dan dadaku. Kemeja seragamku entah kapan dibukanya, tahu-tahu sudah teronggok di lantai. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi leher dan dadaku. Lalu dengan liar Tante Ning membawaku turun ke karpet, dibukanya celana panjang abu-abuku, demikian pula celana dalamku dilucutinya dengan gerakan tergesa-gesa. Aku menjadi telanjang bulat.

    “Oohhh…. Ivaaan…., Tante nggak nyangka, punyamu bagus juga….” seru bergairah Tante Ning sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, sesekali dibarengi dengan menyedot-nyedot. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-erang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya.

    Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot daster Tante Ning, sehingga dia tinggal mengenakan celana dalam saja. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Bulat, montok, masih sangat kencang walaupun dia sudah beranak satu. Nafsuku jadi semakin tidak terkendali. Tanpa malu-malu, aku merintih-rintih sembari mengatakan bahwa aku merasa enak luar biasa.

    Sampai akhirnya kulihat Tante Ning menurunkan celana dalamnya sendiri. Dia bugil di hadapanku! Aku sempat berpikir waras, kami tidak boleh melakukan semua ini! Tapi waktu itu Tante Ning sudah menduduki kedua pahaku yang mengangkang. Kemaluannya yang berbulu rimbun tepat menempel di batang kemaluanku. Aku menelentang pasrah.

    “A..a..aku… tttakut, Tante…,” kataku ketika kurasakan Tante Ning mulai menyusup-nyusupkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya yang basah. Tante Ning tidak peduli, kurasakan ujung batang penisku sudah masuk. Tapi bagaimanapun Tante Ning mengalami kesulitan karena aku masih setengah hati.

    Tante Ning menciumi mukaku. Bibirku dilumatnya kembali, lalu lidahnya menjulur-julur menjilat-jilat. Sementara itu, tangan kanannya terus berusaha menjejal-jejalkan batang penisku ke dalam lubang surgawi miliknya.

    “Ivan, please..,” desahnya di telingaku. “Kamu udah gede, kamu udah boleh, Van…”

    Entah bagaimana, nafsuku kembali berkobar. Batang kemaluanku yang tadinya mulai agak kendor karena aku ketakutan, kini kembali menegang keras. Tante Ning kegirangan, mukaku diciuminya dengan gemas. Pinggulnya bergerak-gerak sementara tangan kirinya terus menuntun batang kemaluanku memasuki vaginanya. Uhhh, nikmat luar biasa. Aku menggigit bibir. Sleeeppp… terasa batang kemaluanku melesak semakin dalam. Inci demi inci, sampai akhirnya masuk semua. Tante Ning merintih pelan menyebut namaku, “Ivvvaaaannnn…..”


    Tanteku yang manis itu mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Maju, mundur, kiri, kanan, berputar-putar. Nikmatnya sungguh tidak terkatakan. Batang penisku serasa disedot dan dipelintir-pelintir. Aku belum pernah merasakan surga dunia senikmat itu, maka aku tidak tahan. Baru beberapa goyangan, tanpa dapat kucegah sedetikpun, aku “muncrat”.

    Air maniku menyembur-nyembur entar berapa kali, menyirami vagina Tante Ning yang kurasakan berkedut-kedut. Itulah untuk pertama kalinya aku mencapai orgasme yang sesungguhnya, setelah sekian lama aku hanya dapat merasakannya dengan “ngocok” di kamar mandi.

    Aku tidak tahu bagaimana perasaan Tante Ning waktu itu. Aku juga belum mengerti bahwa waktu itu dia sangat kecewa karena birahinya tidak mencapai puncak. Yang jelas, kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Perasaanku tidak karuan. Menyesal, takut, malu, campur aduk jadi satu.

    Tiba-tiba Tante Ning menangis sesenggukan. Aku jadi semakin tidak enak hati. Dengan sok gentle, aku memeluk tubuhnya yang telanjang dari belakang. Aku meminta maaf dan berusaha membujuk. Tapi kata Tante Ning, dia justru malu telah menjerumuskan aku.

    “Tapi aku nggak nyesel kok, Tante…,” kataku. Tante Ning memalingkan mukanya menatapku. “Betul?” tanyanya. Aku mengangguk. Entah kenapa, tahu-tahu “anu”ku berdiri lagi. Kulihat muka Tante Ning memerah, dia pasti dapat merasakan karena batang penisku yang menegang itu menempel rapat pada pantatnya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan kami berpelukan. Entah siapa yang memulai, kami lalu berciuman bibir. Nafsuku berkobar-kobar lagi.

    Tante Ning mengajakku masuk ke kamar. Dengan tubuh bugil, kami berangkulan menuju kamar Tante Ning di belakang. Tiba di sana, Tante Ning rebah duluan di atas ranjang. Aku menyusul. Dua-tiga kali Tante Ning masih bertanya lagi, apakah betul aku tidak menyesal dan tidak menganggapnya sebagai perempuan murahan.

    Lalu kami berciuman bibir, lama dan penuh nafsu. Kurasakan batang kemaluanku sudah luar biasa keras, aku siap untuk meniduri tanteku sekali lagi. Tapi kata Tante Ning, kali ini aku harus sabar. Aku harus bisa membuat Tante Ning mencapai puncak kenikmatan seperti yang tadi kualami. Maka, dia mengajariku segala macam teknik merangsang birahi perempuan.

    Dimulai dari berciuman. Dia mengajariku cara-cara memainkan mulut dan lidah. Setelah kuikuti, ternyata memang lebih enak. Lalu dia menyuruhku menciumi lehernya. Aku berhasil membuat sebuah cupangan, tapi Tante Ning lekas-lekas mengingatkan bahwa cupangan di leher akan mudah ketahuan orang. Maka, dia minta aku mencupang toketnya. Tanpa diminta pun, aku akan dengan senang hati melakukan itu.

    Toketnya itu luar biasa bagus. Putih, besar, bulat, kencang dan padat. Aku mencium dan meremas-remas seperti tanpa rasa puas. Dan aku jadi tambah bernafsu karena perbuatanku itu membuat Tante Ning menggelepar-gelepar keenakan. Dia bahkan jadi seperti tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata jorok, di tengah-tengah desahan dan rintihannya.


    Aku sebenarnya sudah sangat tidak sabar, ingin segera memasukkan senjataku lagi ke dalam lubang surgawi Tante Ning. Tapi Tante Ning belum memberi isyarat untuk itu. Dia malah memintaku mencumbui selangkangannya dulu.

    “Sini, Sayang…, ciumin ini Tante …,” pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar.

    Tanpa membuang waktu lagi, aku terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Ning yang merekah minta diterkam. Benar-benat lezat. Vagina Tante Ning mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagian liang vaginanya yang telah dibanjiri lendir. Berulangkali kugelitik kelentitnya dengan ujung lidah sambil kukenyot dalam-dalam.

    Rambut kemaluan Tante Ning lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Ning yang menggairahkan ini. Tante Ning hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Ning terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menarik-narik daging kelentitnya.

    “Ooohhhhh, Ivvvaaannn…, enak banget, Sayaaang… Teruuss…., teruuuuussssss….. Please…, yaaaahhhhhh “

    Beberapa menit kemudian, aku merayap lembut menuju perut Tante Ning, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Kembali kubuat beberapa cupangan di buah dadanya.

    Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Ning secara bergantian, kiri dan kanan. Aku kini benar-benar tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Tanpa menunggu komando dari Tante Ning, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.

    Tapi Tante Ning masih sempat mengubah posisi. Seperti yang pertama, kembali dia berada di atas. Ternyata itu memang disengaja oleh Tante Ning karena posisi begitu lebih menguntungkan aku. Aku jadi lebih tahan, sebaliknya Tante Ning akan cepat mencapai orgasme.

    Benar saja. Tante Ning langsung menggenjot cepat karena rupanya dia sudah sangat keenakan dan hampir mencapai puncak. Aku menelentang saja sembari meremas-remas toket montoknya yang bergelantungan terkontal-kantil. Sesekali aku mengangkat pantat mengikuti komando Tante Ning. Tidak begitu lama, Tante Ning mengajakku segera membalik posisi.

    “Ooouhkk.. yeaaah… ayoo.. ayooo… genjot Vaaannn..!” teriak Tante Ning saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar vaginanya. Dalam posisi di atas, gerakanku lebih leluasa. Aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku. Tante Ning hanya berpegangan pada kedua tanganku yang terus meremas-remas sepasang buah dadanya. Kedua kakinya mengangkang lebar, pinggulnya terangkat-angkat seirama dengan hunjaman batang kemaluanku.


    “Blesep… sleeep… blesep..!” suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut. Tante Ning mendesah, mengerang, dan merintih-rintih.

    “Aaaarghh…, enak sekali, Ivaaannnn….., Tante suka kontol kamuhhh… Terus, Sayaaang…, teruuuussssss….., ssssshhhhhh….., aaaaarrggghhhhh….”

    Aku semakin bersemangat, kusodok-sodokkan batang penisku semakin kuat dan cepat. Itulah nikmat bersetubuh yang pertama kali kurasakan. Aku masih belum bisa bertahan lama saking enaknya. Hanya beberapa menit, puncak klimaks itu kucapai dengan sangat sempurna, “Creeet… crooot… creeet..!”

    Pada saat hampir bersamaan, tubuh Tante Ning mengejang, pinggulnya terangkat tinggi-tinggi.

    “Oooorrrrgghh.. sssssshhhhh… aaarrrgghhhh..,” seru Tante Ning menggelepar-gelepar ketika menggapai puncak kenikmatannya. “Tanteeehhh.…….” “Oooohhhh, Ivaann…. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. “Hm-mm, Tante juga, mimpi di surga… Peluk Tante, Sayang…”

    Selanjutnya, dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagina Tante Ning, aku jatuh tertidur. Tante Ning juga. Kami baru terbangun ketika si Mbok pulang dari pasar.

  • Foto Bugil Model remaja Rusia Oliviana melepas bra seksi dan celana dalam wanita dengan cara menggoda

    Foto Bugil Model remaja Rusia Oliviana melepas bra seksi dan celana dalam wanita dengan cara menggoda


    2220 views

    Duniabola99.com – foro gadis cantik Oliviana yang melepaskan semua pakaian dalamnya dengan perlahan menampilkan toketnya yang gede dan bulat dan memamrkan juga pantatnya yang bahenol dan juga memeknya yang bulunya dicukur rapi.

  • Brother Fingers and Fucks not Sister-daddi

    Brother Fingers and Fucks not Sister-daddi


    2209 views

  • 1-Hikaru Shiina Kirari 37

    1-Hikaru Shiina Kirari 37


    2126 views

  • Video Bokep Eropa tante pirang minta tumpangan dan dientot dimobil

    Video Bokep Eropa tante pirang minta tumpangan dan dientot dimobil


    2823 views

  • Video Bokep Asia Eri Hosaka memek temben dientot banyak pria

    Video Bokep Asia Eri Hosaka memek temben dientot banyak pria


    2393 views

  • Video bokep Eri Hosaka menghisap banyak kontol

    Video bokep Eri Hosaka menghisap banyak kontol


    2028 views

  • Video Bekep Eropa adik tiri emma dientot dan tembak sperma kememeknya

    Video Bekep Eropa adik tiri emma dientot dan tembak sperma kememeknya


    2320 views

  • Video Bokep Eropa cewek latin mungil ngento kontol gede

    Video Bokep Eropa cewek latin mungil ngento kontol gede


    2310 views

  • Kisah Memek Istri dan keluarganya

    Kisah Memek Istri dan keluarganya


    3552 views

    Duniabola99.com – Aku ingin menceritakan suatu kisah fantasi, bagaimana aku membalas dendam kepada kakak ipar dan suaminya iaitu biras aku yang selalu mengeji dan menghina kami sepasang suami isteri. Perihal terjadinya sejarah hitam dalam perkahwinanku, maka terjadilah pembalasan ini.
    Ceritanya mula begini. Aku berkahwin dengan isteri aku yang bernama Rita atas dasar percintaan, tetapi percintaan kami tidak direstu oleh ahli keluarga isteriku, lalu kami disisih dari keluarga isteriku. Keluarga isteriku adalah golongan berada dan isteriku mempunyai sorang kakak yang bernama Rosni dan suaminya bernama Salleh.

    Rosni ni suri rumah sepenuh masa, suka berjoli dengan shopping dan amat menyayani Salleh. Manakala Salleh pula ialah seorang ahli perniagaan yang berjaya dan selalu membawa rakan niaganya ke seberang tanahair di sebelah utara untuk kegiatan melobi projek-projeknya.

    Kami semua menetap di negeri sebelah utara Malaysia. Aku pula ialah seorang pemandu kepada seorang pegawai polis, tetapi tugas sebenar aku ialah sebagai ahli perisik polis. Tugas aku ini hampir-hampir sama macam ajen MI6 dan tidak diketahui oleh sesiapa pun termasuk isteri aku.

    Isteriku dan keluarganya hanya tahu, yang aku adalah seorang pemandu lori, kerana aku selalu bawak balik lori kecil 1 tan. Oleh kerana tugas aku tidak menentu masa dan tempat, maka selalulah isteri aku ditinggalkan di rumah keluarganya. Ini adalah kerana isteriku menganggarkan bahawa aku berpendapatan kecil dan selalu keluar membuat penghantaran di luar kawasan. Tetapi yang sebenarnya aku dan ahli team aku selalu keluar pergi membuat kerja merisik maklumat. Adakala masa off duti, aku akan bersama team aku berbincang di markas kami yang terpencil.

    Dalam team aku ni, terdiri dari Raja (seorang India Benggali), Miss Chan dan Satem (darah keturunan Jawa). Kami bertugas rapat dan punyai hubungan dengan pihak Interpol dan juga perisik dinegeri seberang utara (Perisik Thai). Kami juga boleh bertutur dalam pelbagai bahasa dan mahir dalam pelbagai muslihat.

    Isteri aku amat menyayangi diriku, dia selalu menyembunyikan keresahan dan kekecewaan hatinya dari pengetahuanku. Takkala pulang dari bertugas aku akan peroleh beberapa hari cuti dari duti dan pada masa itulah aku dapat merasakan betapa manja dan tingginya harapan serta kuatnya merajuk isteriku takkala bermesra denganku, bagaikan tidak mahu melepaskan aku pergi.


    Untuk makluman, kami sudah berkahwin selama 2 tahun setengah dan belum beroleh anak. Dari sinilah aku menelah bahawa isteriku ini mungkin dirundung tekanan perasaan. Ahli keluarganya tidak tahu aku bekerja dalam jabatan perisik polis, malah mereka tidak langsung menghormati dan mengindahkan aku. Drebar lorilah katakan.

    Malah setiap kali aku menjemput isteriku, aku tidak pun dipelawa masuk. Kalau aku masuk pun, mereka masing-masing menjauhkan diri. Begitulah hinanya pandangan mereka kepada kami berdua. Walaupun, aku punyai pendapatan yang agak lumayan, tetapi aku tidak boleh menunjuknya. Aku cuma menyimpan dan menabung sebanyak mungkin untuk kami berhijrah jauh kelak, selepas aku berhenti kerja suatu hari nanti.

    Baiklah, berbalik kepada kisah pasangan ego ini. Rosni ni berumur 37 tahun, punya seorang anak lelaki berumur 16 tahun. Namanya Rizal dan sedang mengaji di sekolah asrama penuh di negeri sebelah utara. Anak lelaki mereka ni sangat miang dan suka mengendap bila balik bercuti. Yang aku hairan, dari manalah datangnya tabiat ini pun aku tak tahu. Ini yang membuatkan aku menyimpan dan memasang kamera perisik di sekitar perkakasan dan barangan hadiah yang ada dalam rumah keluarga isteriku.

    Suami Rosni, iaitu Salleh pula berumur 40 tahun, dah masuk alam jantan miang jugak. Orangnya gemuk sikit dan pendek (5’). Manakala Rosni pula, orangnya putih gebu, hidung tinggi, berlesung pipit, berbadan sederhana gempal, potonganya 35D–30–35 dan sedikit tonggek. Tingginya 5’2” dan rupanya seiras artis Dina. Cuma bibirnya sedikit tebal dan berkening halus.

    Memang cantik jelita orangnya cuma perangai dan hatinya, cukup dahsyat. Sombong, berego tinggi, suka perli dan mengata orang No.1, cakap lepas dan kedekut. Mata duitan, gemar kepada hadiah dan barang kemas. Dia ni penyayang, lagi manja dan percaya penuh kepada Salleh dan Rizal, anaknya.

    Isteri aku pula memanglah cun, kalau tidak masakan kami lari berkahwin di Siam. Potongan badannya 33D-29-34, rendah sedikit berbanding Rosni.

    Kisahnya berlaku pada suatu hari, semasa aku pergi untuk berjumpa dengan isteriku, di mana aku terdengar pertengkaran isteriku dengan kakaknya. Aku berada di luar pintu rumah yang tertutup.

    Rosni memarahi isteriku dan mengatakan kenapa isteriku gatal memilih seorang lelaki yang bangsat untuk dijadikan suami. Jarang ada di rumah dan selalu menumpangkan isteriku di rumah ibu mereka.


    Salleh pula menfitnah aku dengan mengatakan, entah-entah aku sedang berkongkek dengan jalang mana entah, dan isteri aku dituduhnya cubamengoda dirinya, dan kalau dia berada di posisi isteriku, pasti dia akan pergi mencari jantan lain yang lebih kaya. Begitulah sekali hinanya mereka terhadap aku dan isteriku.

    Aku tergamam seketika dan memikirkan bagaimanalah adanya dua orang yang hebat ini (dari segi harta, benda dan rupa) diberi otak yang sebegitu kotor dan jijik, boleh memandang rendah terhadap orang yang lebih kurang dari keupayaan mereka. Bilakah kami mengambil wang atau kebendaan dari mereka. Salahkah jika kami menumpang teduh dan kasihsayang dengan orang yang lebih berupaya.

    Seingat aku, kami kerap juga mengeluarkan belanja membayar bil letrik, air dan makan ketika berada disana. Bahkan kami juga membelikan hadiah-hadiah harijadi dan ulangtahun perkahwinan kepada mereka. Aku merasa benar-benar teruja dan kecewa, samentelahlah lagi mendengar dan mentelahi akan isihati isteriku. Takkala aku mengetuk pintu dan memberi salam, mereka semua beredar dan isteriku mendapatkan aku sambil bersendu menangis.

    Aku kata, “Sabarlah sayang, anggaplah ini semua sebagai dugaan”. Tapi dibenak hatiku, aku menaruh dendam untuk mengajar mereka akan pengertian peritnya perasan kami berdua.

    Aku memaklumkan kepada isteriku bahawa aku kena pergi Ipoh keesokkan hari dan akan pulang beberapa hari selanjutnya. Isteriku masih menangis dan pinta untuk ikut bersama. Tapi aku memujuknya supaya bertenang dan tunggu beberapa hari sahaja lagi dan kami akan selesaikan masaalah ini seterusnya selepas aku pulang nanti. Lama juga barulah isteriku mengalah dan bersetuju.

    Kami kemudian keluar makan bersama. Isteriku menceritakan angkara pertengkaran mereka tadi ialah kerana dia mengkhabarkan kepada kakaknya bahawa Salleh meraba tubuhnya. Aku terpaku dan merasa begitu marah dengan apa yang aku dengar. Kalau aku tahu hal kisah ini dari awal tadi, harus Salleh aku belasah cukup-cukup di depan isterinya.

    Isteriku menceritakan bahawa Salleh bersentuh tubuhnya semasa di dapur dan cuba meraba buah dadanya. Isteriku menepis dan berlari dari situ lalu berlanggar dengan kakaknya semasa berlalu di muka pintu dapur. Apabila ditanya oleh Rosni, isteriku yang pada awalnya cuba menyembunyi perkara yang berlaku, lalu datang Salleh pula mengatakan isteriku cuba menggodanya. Begitulah jadinya pula cerita, lalu berlakulah pertengkaran dan berhamburnya kata-kata keji dan nista dari mereka berdua.


    Aku mengambil keputusan untuk membawa isteriku pulang, tapi risau juga kalau-kalau ada apa-apa terjadi, kerana rumah kami jauh di dalam pendalaman kampong. Lagi risau memikirkan jika Salleh pula datang membuat hal. Aku mencadangkan agar isteriku menginap di hotel, tapi ditolak oleh isteriku.

    Rita (isteriku) berkata, biarlah dia pulang dan tinggal di rumah kakaknya. Katanya dia akan berkunci didalam bilik dan akan keluar bila kakaknya ada. Akhirnya setelah isteriku gagah bertegas, aku pun bersetuju, kerana melihat kepada keyakinan beliau yang telah hadir kembali. Bertuah aku mendapat isteri yang kuat lagi berani.

    Setelah selesai makan dan beronda aku menghantar isteriku pulang ke rumah kakaknya. Aku terus balik ke markas dan bertemu dengan team aku. Mereka nampaknya mengesan kegusaran diwajah aku, lalu bertanya akan hal berita. Oleh kerana kami berkawan rapat, aku menceritakan hal kisah diriku kepada rakan team aku. Mereka turut bersimpati.

    Raja berkata, “Mi, ini tak boleh jadi nih… hang mesti ajar depa ni cukup-cukup”.

    Disokong oleh Chan dan Satem.

    Satem pula berkata, “Meh… biar aku spy si Salleh nih… nanti A Chan boleh atur strategi…. Hang jangan susah hati…, serah saja Salleh pada aku”.

    A Chan pun menyampuk, “Orang macam ni kita kena ajar dia balik… nantilah aku pasang pelacur HIV kat dia, baru dia tau langit tinggi rendah. Kak Ipar hang pun kita bagi dia rasa… tengok macam mana dia nak kata, bila dia tau perangai Salleh disebalik tabir”.

    Aku membalas, “Hiihh… tak taulah aku, sekali fikir mau aku lanyak Salleh tu cukup-cukup, tapi apa akan terjadi pulak, jika dia tau siapa aku kelak nanti…”.

    A Chan memberi cadangan, “Mi… apa kata kita mintak geng kita di Siam cekop dan pekena si Salleh tuh. Kita upah pelacur-pelacur yang ada HIV positif tuh… suruh depa goda dan buat sex dengan si Salleh. Dia mesti syok punya. Kita rakam movie dia dan kita bagi kat bini dia”.

    Raja pula menyampok, “heh..heh… lepas tu, biar aku dan A Chan pergi jemput bini Salleh, kemudian kami bawak dia masuk Siam dan kita bagi kat budak-budak negro yang dok tunggu di border tu kerjakan Kakak Ipar hang…., biaq Salleh pulak rasa bagaimana kalau isteri dia pulak diraba dan dirogol”.

    Satem pun tak mahu mengalah, “Sekurang-kurangnya boleh juga kita tau siapa rakan-rakan VIP Salleh nih.. Aku pun teringin nak tengok macam mana orang Malaysia buat seks…Tambah-tambah Kak Ipar hang…. Jangan mareh…ye…”

    Aku pun menjawab…“Ish..ish…dasyat betul lah kepala otak kau orang nih. Sungguh ke depan…dan bijak sekali. Terima kasih kerana setia dan bersimpati dekat aku. Tapi…biaq pi lah hal tu dulu…Mai..kita concentrate hal kerja kita…Keh… “Okey?!!…” pinta kepastian dariku.

    Team aku pun bersetuju untuk lupakan dahulu topik pekena tadi dan kami terus keluar membuat tugasan rondaan dan intipan.


    Selepas aku menghantar isteriku pulang aku pun beredar. Isteriku terus masuk ke rumah sambil melintasi bilik kakaknya. Dia terdengar bunyi orang meraung dan merengek dari dalam bilik kakaknya. Isteriku berfikir, mesti kakak dan abang iparnya sedang berprojek. Tidak senonoh betul depa ni, buat projek tengah waktu magrib.

    Dalam bilik isteriku sah terdengar dengan jelas, kakaknya sedang merengek tidak ketahuan hala, sambil bunyi berenyut dan berkerit bunyi gerakkan katil di sebelah biliknya. Setelah beberapa ketika barulah berhenti bunyian di bilik sebelah dan isteriku pun cuba melelapkan matanya sambil memasang pemain cakera dengan talian headphone dikepalanya.

    Dekat jam sepuluh, isteriku terjaga dan hendak keluar ke bilik air. Dia cuba mendengar dan mengesan pergerakkan orang dalam rumah tersebut, kerana dia tidak mahu terjebak dengan Salleh.

    Setelah dia pasti, tiada apa-apa pergerakkan, isteriku pun keluar sambil mengunci pintu biliknya untuk pergi mandi, dengan membawa tualanya. Pada sangkaan isteriku, mungkin pasangan tadi penat dan letih teramat lalu tertidur hingga tidak sedarkan diri. Tetapi, yang sebenarnya, Salleh sedang berada di dalam ruang tamu dan terselindung di suatu sudut yang gelap. Dia memerhatikan pergerakkan isteriku.

    Selepas isteriku masuk ke bilik air, Salleh masuk kebiliknya dan mengambil kunci isterinya yang ada untuk semua bilik di rumah itu lalu menyelinap masuk ke dalam bilik isteriku. Dari cahaya lampu yang samar-samar terang, Salleh menggelidah almari pakaian dan mengambil coli hitam dan panties putih isteriku. Dia menghidu
    bauan pada pakaian tersebut sambil sebelah tangannya mengusap batang koneknya. Sambil menghayati bauan pakaian tersebut, Salleh bergerak ke suatu sudut yang terlindung untuk bersembunyi sambil menanti kembalinya isteriku.

    Seketika kemudian, isteriku pun kembali masuk ke bilik, tanpa menyedari kehadiran Salleh yang sedang bersembunyi. Isteriku yang tidak mengesyakki apa-apa, terus membuka tualanya lantas berbogel.

    Sedang isteriku mengelap dengan rapi akan tubuhnya, keluarlah Salleh dari persembunyian lalu menerpa dan cuba memeluk isteriku dari belakang. Isteriku terjerit dan meronta untuk melepaskan dirinya. Salleh menekup mulut isteriku sambil memeluk erat tubuh isteriku yang sedang berbogel. Dia mengatakan ke telinga isteriku. “Hang toksah jeritlah….tarak sapa nak dengar”, lalu dilepaskan isteriku.

    Isteriku berlari kesuatu sudut sambil menarik tuala yang jatuh, untuk menutup badannya.

    “Bang Leh….apa nih… keluar…keluar…” bentak isteriku.


    Tapi Salleh hanya tersenyum, sambil tangannya menjemput pakaian dalam isteriku yang tersangkut di belakang seluarnya ke batang hidungnya.

    “Nanti Ita bagi tau Abang Mi dan Kakak… baru abang Salleh tau…” sergah isteriku lagi.

    “Kakak hang dah tidoq tak sedaq kediri pasai letih, aku baru projek dengan dia. Mai la sayang, Abang boleh bagi hang seronok. Kita buat diam-diam, toksah bagi tau laki hang.. Nanti aku bagi duit kat hang..” jawab si Salleh.

    “Abang Leh…Abang jangan buat lok lak kat adik..keluaq.. keluaq..la ni jugak, kalau tak, Ta jerit kuat-kuat biaq jiran dengaq..”.

    “Okey..okeyylah…sayang…tapi kalau adik nak.. jangan malu bagi tau abang …kehh, pakaian dalam nih..abang ambik buat simpanan. Tapi ingat, satu hari nanti aku akan ajaq hang cukup-cukup. Hang belum kenai batang konek aku lagi…Satu lagi, hang kena ingat, kalau apa-apa terjadi kat laki hang tu, hang nak cari sapa tolong hang..nanti..” balas si Salleh sambil mengeluarkan handphonenya lalu merakam gambar isteriku.

    Isteriku terdiam sambil menyembunyikan mukanya dari kamera handphone Salleh. Salleh meletakkan pakaian dalam isteriku di atas katil sambil merakam gambar dari handphonenya ke pakaian dalam tersebut dan kemudian ke muka isteriku semula, bagaikan menunjuk bahawa isteriku yang merelakan dia dibogelkan dan menanggalkan pakaiannya untuk dirinya.

    “Sayanggg…., abang ambik bra dan seluaq dalam ni buat hadiah tanda kasih dari sayang…nah…..tq” kata Salleh.

    Kemudian Salleh pun berlalu untuk keluar tapi isteriku cuba untuk merampas semula pakaian dan handphone dari Salleh, sambil sebelah tangannya menutup tubuhnya dengan tuala.

    Salleh mengambil peluang tersebut untuk memeluk dan menggomol isteriku. Kemudian, ditolak dan direbahkan isteriku ke atas katil lalu mereka bergomol dan bergelut. Isteriku cuba menahan Salleh dari memeluk dan menciumnya, manakala, tangan Salleh pulak mencekup leher dan buah dada isteriku sambil mukanya dijunamkan ke leher isteriku. Isteriku cuba melawan sekuat mungkin tetapi, Salleh lebih gagah dan menindih isteriku.

    Tangan Salleh mencekik leher isteriku, tangan yang satu lagi mengeluarkan batang koneknya yang telah tegang dari permukaan zip seluar yang telah sedia terbuka. Isteriku cuba menendang dan meronta, tapi tidak berdaya oleh kesesakan nafas dari cekikan Salleh.

    Salleh cuba merodok batang koneknya ke bibir pantat isteriku tapi tidakberjaya dari tentangan tendangan kaki isteriku yang masih cuba melawan. Sekali tu, isteriku cuba menolak dan menumbuk muka Salleh, tapi ditangkap lalu dikilas tangan isteriku oleh Salleh. Isteriku mengerang kesakitan sambil mengikut arah kilasan tangannya.

    Salleh mengambil peluang untuk mengilas dan mengalih badan isteriku agar meniarap. Isteriku terpaksa ikut dan mula meniarap. Lantas itu Salleh naik duduk di atas belakang pinggang dan tangannya menekan muka isteriku kepermukaan tilam. Tangan isteriku yang terkilas dilipat kebelakang tubuh isteriku. Isteriku mengerang kesakitan dan berhenti melawan.

    Salleh mengambil peluang tersebut untuk bongkok ketelinga isteriku dan berkata, “Jangan melawan, nanti aku kilaih lagi tangan hang…”

    Isteriku mengaduh dan cuba mengimbangi badannya yang dalam kesakitan, manakala Salleh pula cuba memperbetulkan badannya supaya batang koneknya berada diatas ponggong isteriku.


    “Ta, hang jangan melawan, kalau kita bersatu pun, Suhaimi bukannya tau, dia tak tau punya, pasai hang bukannya dara lagi…alah…mai la kita sama-sama enjoy…aku dah lama geram kat puki hang nih..Aku akan buat pelan-pelan.. biaq kita sama-sama syok…okey?” kata Salleh sambil cuba memperbetul dan mengacukan pelirnya yang menjuih dari seluarnya, lalu mencari sasaran di celah ponggong isteriku.

    “Arrr..rggghhhh…tak mau, tak mau…lepaihkan aku….”

    ”Huh..kalau hang tak mau, aku kilaih tangan hang nih..” tegas Salleh sambil menguatkan pulasan kilasan tangan isteriku.

    “Arrgghhh…adoiii…sakit bang..nantih..nantihh….”

    Salleh pun mereda kilasannya sambil mengambil nafas. Tiba-tiba terdengar bunyi handphone berdering. Salleh cuba mencari arah bunyi talipon.

    “Abang, tu bunyi handpone saya…mesti abang Mi call tuh…” kata isteriku.

    “Hah…mana handphone hang…”

    “Bawah bantal tidor tuh..bagi saya jawab bang, nanti abang Mi syak sesuatu…” kata isteriku sambil memberi alasan.

    “Nanti-nantih..biaq dia bunyi dulu…” balas Salleh sambil cuba memikir sesuatu.

    Tiba-tiba Salleh menarik tangan dan rambut isteriku agar bergerak bangun dari katil dan menuju ke ampaian kain tudung. Isteriku menurut dalam kesakitan. Salleh mencapai beberapa helai kain skaf yang tersidai. Direbahkan isteriku ke katil lalu ditiarapkan. Tangan dan kaki isteriku diikat ke belakang. Sambil tu, handphone masih berdering. Mulut isteriku pun dipekup juga.

    Salleh bangun semula dan pergi ke meja solek sambil mencari sesuatu yang tajam. Dicapainya gunting yang terdapat di situ kemudian dia mendapatkan semula isteriku. Handphone masih lagi berdering.

    “Ta..sat lagi hang jawab handphone hang..Hang habaq kat laki hang yang hang nak pi buang ayaq sangat-sangat dah.. Ingat nih.. Kalau hang cakap lain dari tu, aku rodok gunting ni dalam burit hang. Kak hang pun aku akan cederakan nantih..ingat tuh..” tegas si Salleh.

    Isteriku diam saja sambil memikirkan sesuatu. Deringan talipon berhenti bunyi. Salleh melentang tubuh isteriku, lalu menarik kedua kaki isteriku seterusnya diikat ke penjuru katil.

    Setelah kaki isteriku diikat kejap, Salleh duduk di atas dada isteriku yang terlentang bogel lalu diikat kedua belah tangan isteriku ke hujung kepala katil pula. Isteriku kini terikat secara mendepa kaki dan tangannya sambil mulutnya masih dipekup oleh satu lagi kain selindang.


    Salleh mencari handphone isteriku yang berada dibawah bantal. Bantal tersebut juga diambil lalu dialas ke bawah ponggong isteriku. Kini kedudukan kemaluan isteriku lebih tinggi dari baringannya.

    Salleh bingkas bangun sambil memerhatikan isteriku yang berbogel dan terikat. Dia membuka dan melondehkan seluarnya. Direnungnya kemaluan dan dada isteriku dengan lahap sambil mengusap batang pelirnya. Isteriku mengalihkan pandangannya dari pandangan si Salleh.

    Salleh kemudian meniarap diatas tubuh isteriku. Dia mencium pipi, leher dan menjilat ketiak isteriku. Isteriku pula cuba meronta.

    “Ta, sat lagi bila laki hang call, hang habaq kat dia, kata hang nak pi toilet balik. Suruh dia call 10 minit kemudian…Aku janji, aku nak rasa puki hang sekali ni saja. Okey!.. sekali saja..Aku akan buat pelan-pelan supaya hang tak sakit, laki hang mesti tak perasan punya. …dan aku tak akan ganggu hang lagi”

    Habis saja kata-kata Salleh tuh..handphone pun berbunyi. Salleh melihat no. panggilan ditalipon, lalu berkata “Ingat..kali ni saja, cakap tuh jangan macam orang takut…” rayu Salleh lalu ditarik kain pemekop mulut isteriku sambil meletakkan handphone kepipi isteriku. Salleh merenung tajam kemata isteriku. Isteriku bagaikan mengalah.

    “Helo..haa..ahh…abang…, tak Ta ada kat toilet tadi..”

    Salleh mengacu mata gunting keatas permukaan pantat isteriku tanda mengingatkannya. Ditenyeh sambil diulit-ulit besi yang tajam bersilau itu ke atas isi kemaluan isteriku yang sedikit tembam itu.

    “Tak tak..okey..Ta sakit perut nih..sat lagi abang call balik yah…hah..hah..okeh… Abang I love you”

    Salleh melihat status talian di handphone dan kemudian meletakkan handphone tersebut ditepi katil. Isteriku hairan kenapa Salleh menyuruhnya memberitahu aku untuk call balik sebentar lagi. Pada tanggapan isteriku mungkin Salleh mulai sedar akan kesilapannya dan akan melepasnya sebentar lagi. Tapi fikiran isteriku meleset.

    Salleh memujuk dan merayu juga, agar dia diberi sekali ini saja peluang untuk menikmati tubuhnya. Katanya perkara ini tidak akan ‘luak’ (rugi) dan isteriku dapat
    menyelamatkan pelbagai perkara yang memalukan sekiranya dibocorkan. Salleh merayu agar isteriku sudi melayani nafsunya buat kali ini saja.


    Fikiran isteriku melayang sambil mentelaah masaalah yang dihadapi dan bakal dialaminya kelak. Sedang isteriku cuba mencari jalan penyelesaian, Salleh bangun semula dan mengambil seluarnya. Dia mencari sesuatu dari poket seluarnya.

    Salleh mengeluarkan pil ubat dan sebotol krim minyak. Salleh menelan ubat bijik tersebut dan dia menyapu sebahagian krim berminyak tersebut pada biji kelentit isteriku dan dikemaluannya sendiri. Isteriku terkejut dan cuba meronta.

    “Sabar sayang, kejap lagi hang akan rasa nikmat yang tidak terhingga” kata Salleh mencari air untuk diminum.

    Isteriku masih meronta dan memerhatikan lagak geri Salleh. Dalam seminit sahaja, isteriku mula kelihatan gelisah dan mengesot-ngesot punggungnya di atas alas bantal yang dilapik. Isteriku bagaikan terkena sesuatu yang berangin dibibir cipapnya kerana mulutnya mendesis keresahan.

    Salleh naik semula di atas katil. Tangannya menahan dan mengangkangkan paha isteriku yang kegelisahan.

    “Abang, jangan bang…jangan.. Abang buat apa kat Ta nih…jangan… jangan…bang..” isteriku merintih sambil mula menangis.

    Salleh mendekatkan mukanya kepermukaan kemaluan isteriku, lalu menghembus beberapa kali diatas kelopak bijik kelentit isteriku.

    “Ta, sayang…jangan takut, ini minyak berangin…sat lagi hang akan rasa lebih sedap…tengok nih abang pun sapu kat batang abang…..jangan risau sayang…Abang janji abang buat sekali nih saja, Suhaimi tak akan tau, tak akan luak apa-apa pun dan abang akan buat pelan-pelan…. abang akan turut kehendak hang macam mana hang nak..” pujuk Salleh, sambil Rita panggongkan kepalanya untuk melihat pergerakkan Salleh. Isteriku ternampak batang pelir Salleh yang sudah mendongak keras keatas, bagaikan tanduk kerbau.

    “Hugghhh…abang awat rasa panas pulak…nih…” balas Rita yang mula lesu dan leret menjawab bagaikan sedang dibuai kekhayalan.

    Salleh mula senyum meleret. Dia sedar Rita bakal dijamahnya nanti. Dia naik dan
    hempap tubuh isteriku sambil menjilat leher, telinga, ketiak dan pusat isteriku. Batangnya keras menikam perut isteriku. Rita tidak lagi melawan, bahkan lesu menahan badai gelora yang kini berputar di kelopak kelentitnya.

    Salleh meramas-ramas lembut sambil menyedut puting tetek isteriku. Sekali sekala, digigit halus agar giginya berkubang dihujung puting tetek isteriku. Rita pula mengerut dahi dan cuba melawan gelora dan seksaan yang dialaminya kini.

    Salleh berhenti dan menikmati keindahan yang dilihat dari penyeksaan yang terpancar di raut wajah isteriku. Dia sedar Rita sedang bersabung dengan kehendak nafsu betinanya. Dia tahu Rita akan tewas dan menyerah sedikit masa lagi. Rita kini hilang sedu dan membalas pandangan Salleh.

    “Abang…sudahlah..bang..” lemah sekali pintaan Rita.

    “Sekejapye sayang.. you..ni cantik sungguh…,seksi..cukup seksi…macam kakak you jugak. Aku suka tengok hang bogel bawah lampu nih..cukup seksi”.


    Rita mengalihkan pandangannya dari muka Salleh, walaupun teruja juga oleh pujian Salleh samatelah dengan badai yang dirasai kini. Salleh menuruni mukanya tepat kebibir cipap isteriku. Isteriku mula gelisah sambil mengingati yang
    aku akan menaliponnya kembali sebentar lagi.

    “Abang jangan…bang…sat lagi abang Mi akan call balik bang…” bentak Rita dengan separuh gagah.

    “Cupp”..hinggap mulut Salleh pada kelopak bijik kelentit Rita, sambil dinyonyot dan dicomotnya dengan lidah suam serta bibir mulut tebal si Salleh.

    “Eerrrgghh…bangg….” rasa suam-suam panas tadi, kini dibalas dengan sejuk suam lidah Salleh. Rita mengeluh… menahan.. gelora…

    ”Cukup… cukup… bang… jangan… buat Ta..macam nii.h.hh…. eerrrggghhh… jangan.., jangan..bang…”

    Salleh tidak mengendahkan desahan adik iparnya. Dia terus menghulurkan lidahnya ke lurah lubang cipap Rita dan diulitnya hujung lidah ke biji kelentit Rita.

    “Abangg….oorrh…” cipap Rita sedikit bergegar dan mulai lembab, dan Salleh menyonyot terus lurah tersebut sambil menikmati pergelutan badai Rita.

    Dia ingin menyeksa Rita dengan pertentangan arus. Dia mula mengesan bahawa bibir cipap Rita sudah mulai lembab dan sedikit mengemut. Dia harus mencambahkan kebanjiran air nikmat Rita agar isteriku tidak lagi berpatah kehendak.

    Tiba-tiba handphone berdering memecah keheningan. Rita tergamam dalam serba persoalan. Salleh menjelirkan lidahnya dan memutar-mutarkan seluruh dinding lubang faraj isteriku. Dia menjuihkan lidahnya lebih dalam ke lubang pantat isteriku dan kemudian menyedut-nyedut lubang tersebut, kemudian diakhiri dengan menjilat bijik kelentit isteriku.

    “Oohh… arrgghh… Bang…dah..bang..dah, berenti dulu.. abang Mi dah call tuhh… aarhh..” kejut Rita pada Salleh sambil mengeluh.

    “Haahhh…Okey… okey… ingat! Ta, abang nak sekali ni.. saja.. sedap… sungguh.. burit hang ni, Suhaimi tak kan tau punya… kalau hang tak cakap…” jawab Salleh.

    Salleh lantas bergegas mengambil handphone Rita. Dilihatnya sekali lagi nombor panggilan dan diaktifkan sistem perbualan tanpa ganggang agar dia dapat mendengar perbualan Rita dengan aku.

    “Helo.. helo.. sayang… you dok buat apa? Awat lambat jawab? Sayang Ok, ka?” tanya aku di seberang talian.

    “Hai… hello… hello… ya… ya.. I dengar..nih,” balas Rita sambil melihat kelibat Salleh.

    Salleh mencapai gunting, diletakkan jari pada hujung bibirnya memberi isyarat jangan bising. Salleh menggunting skaf ikatan di kedua belah tangan dan kaki Rita. Rita nak capai handphonenya tapi ditegah dengan isyarat oleh Salleh.

    “Tak dak apa… I tengah nak pakai baju, abang kat mana la ni..”

    Salleh duduk berlutut di celah kangkang Rita, sambil menguak kangkangan kaki Rita dengan lebih luas. Koneknya betul di urah burit Rita. Rita cuba menegah dengan gerakkan tangan, tapi Salleh mencapai handphone lalu diletakkan di atas dada Rita. Kemudian kedua tangan Salleh menahan dan mendampangkan kedua-dua tangan Rita. Mereka saling bertikam pandangan.


    “Abang kat Ipoh lagi.. Sayang Okey ka? Dah makan belum?” soalku.

    “Dah..dah..” balas isteriku.

    “Hah… macam mana keadaan di sana sekarang? Kakak you dok marah lagi ka? Tadi masa sayang mula jawab talipon, lain macam saja bunyinya… siap ucap Abang I love you lagi, selalu bye.. Love you, ada apa-apa tak kena ka?” soalku untuk mencari kepastian.

    Isteriku terdiam sekejap, tapi Salleh menyusul dengan isyarat, minta isteriku memberi helah atau mereka semua akan hadapi masaalah kelak. Isteriku nampak binggung.

    “Tak dak apa-apa aiih, tadi masa abang hantaq Ayang, ayang dengaq depa dok buat projek, jadi ayang teringatlah kat abang..” jawab isteriku.

    Wajah Salleh lega. Dia senyum pada isteriku dan koneknya terus mencari burit isteriku. Isteriku cuba meronta tapi Salleh bagi isyarat fokus pada handphone.

    “Ooo… macam tu… sakan ka depa? Abih tu ayang buat apa-apa ka?” tanyaku lagi.

    Dalam masa isteriku tidak bersedia dan tidak menyangka, Salleh menujah batang koneknya yang tengah tegang ke dalam burit isteriku. Terbeliak biji mata isteriku. Isteriku cuba mendongak bangun tapi disambut oleh patukan cium si Salleh.

    Salleh menyedut dan mengonyang mulut isteriku. Disedut lidah dan dihisap lumat bibir dan nafas isteriku. Tangan isteriku masih di depang oleh Salleh. Salleh mengenjut dua tiga kali sebelum merendam diam pelirnya sedalam boleh ke pantat isteriku. Pantat isteriku kini sudah basah berair dan menerima habuannya. Dia tahu Rita dapat menerima tujahannya dan kini Salleh mengharapkan kemutan
    dari cipap isteriku. Salleh melepaskan ciuman dibibir isteriku agar isteriku dapat menjawab panggilan talipon.

    “Hello… Hello… Ayang… you dengaq tak? Bunyi apa tu?” gusarku lagi.

    “Errr… errr… ooh.. dak dak tadak apa-apa… depa dah selesai dah.. Ayang teringat kat abangla…”

    Serentak dengan itu Salleh mengulang tusukkannya ke burit Rita. Salleh melepaskan depaan tangan Rita lalu memaut dan meramas tetek Rita dengan kasar. Rita yang ingin mengeluh dan melawan, bimbang didengar pula olehku, memaut lengan si Salleh.

    Salleh terus mengganas, isteriku menahan geloranya sambil menggigit jarinya pula. Salleh terus menghenjut beberapa kali lagi. Kerana tidak dapat menahan badai tusukkan si Salleh, isteriku mendongak sambil memaut leher Salleh. Kini isteriku pula memagut bibir Salleh untuk menahan desahan dari nikmat bentakkan pelir Salleh. Isteriku merengek halus dalam ciuman di mulut Salleh.

    Salleh menjadi lebih ganas sambil disulam dengan rejaman batang pelirnya sedalam-dalam yang boleh ke lembah rahim isteriku. Handphone isteriku terjatuh membalik speakernya ke arah permukaan tilam. Isteriku memeluk erat tubuh Salleh sambil melepaskan erangan yang kecil secara tersekat-sekat. Isteriku mencubit tubuh Salleh dan memberi tanda berhenti.

    Salleh tersenyum kerana sudah berjaya membuak naluri syahwat isteriku. Tiada penentangan lagi, tapi pasrah menyerah dengan kerelaan sendiri. Salleh terus mengayun ponggongnya perlahan-lahan.

    “Okeylah… Ayang. Nanti abang balik kita projek pulaklah… okey… abang pun rindu kat Ayang. Ayang jangan dok projek dengan orang lain pulak nanti.. He..hehh.. lawak aje, K, bye.. sayang,” kata-kata penutup dariku.

    Salleh yang mendengar perbualan terakhirku itu, terus merejam batang pelirnya ke dalam pantat isteriku. Salleh menyerang bertubi-tubi. Dia merasakan lembah puki isteriku sudah basah lencun.

    Isteriku yang mendengar kata-kata akhirku tadi tersedu dek kehibaan tapi masih cuba menahan rejaman Salleh yang sedang menyenakkan dan menyepadukan lembah rahimnya. Dia cuba menolak Salleh tapi Salleh menyentakkan tikaman-tikaman padu hingga isteriku tidak dapat menahan perasaan, lantas isteriku merenget keenakkan, walaupun dia cuba menahan.

    Oleh sebab isteriku tiada pilihan untuk memadamkan badai kenikmatan dan kehibaan yang dia sedang rasai, isteriku terus memeluk leher Salleh dan memagut bibir Salleh sekali lagi untuk menyembunyikan erangan batinnya yang sudah memuncak. Setelah tekanan batinnya mengurang, isteriku baru menjawab.

    “Oookkkeyyy… okeyy… bye.. sayang… selamat pulang nanti. Aaarr… I.. I.. tetap sayanggg…. kaannn… abang,” balas isteriku dalam pemendapan gelora nafsu seksnya yang baru menggelodak. Airmata isteriku mengalir membasahi pipinya sambil memeluk Salleh yang tengah pulun mengongkeknya dan sedang membawa isteriku ketepian.

    Salleh memutuskan talian talipon dan terus mendengus bagai kerbau yang kena sembelih. Isteriku didakap erat dan dia mengenjut bertubi-tubi pantat isteriku dengan laju dan ganasnya. Isteriku pun sama, menyambut dengan erangan-erangan kesampaian.

    Salleh yang mengenakan pil Viagra tadi terus mendukung isteriku turun dari katil. Isteriku yang juga naik syahwat dari kepaduan tutuhan batang pelir Salleh, mengapit pinggang Salleh dengan kakinya menurut rentak laku Salleh. Mereka sama-sama meraung dan mendayung kenikmatan penzinaan.

    “Bannggg.…Ta..dah.. sampai… dahhh… aarrgghhh.. laju-laju … laju lagi… bang, jangan berenti..… jangan… aarrhhh..” bentak isteriku.

    “Aarrgghhh… heerrghh… aku pun tak tahan kemut hang.. Taa… kita sama-sama… sampai.., arrhhh..oorrhhh… hhurgghh..” dengan panahan dengusan dari Salleh itu, isteriku mengelupur dan Salleh memancutkan bertubi-tubi air ke lembah burit isteriku.

    “Abanggg.. awat lepaih kat dalam?” terkejut isteriku dari cerutan air yang bertali menembak ke rahimnya.

    “Haahhh..” balas Salleh pendek.

    Mereka sama-sama mengerang dan mendengus seperti kerbau dikejar dan kepenatan. Tubuh mereka melekat erat dan berpeluh basah dengan air jantan betina dari hasil penzinaan.

    Salleh merebahkan isteriku ke atas katil. Dibalikkan isteriku agar meniarap. Isteriku menurut dalam keletihan sambil menghambarkan nafasnya. Salleh mencempung punggong isteriku dan diangkat tonggek mengadap batang pelirnya yang masih tegang.

    Salleh merejamkan batang pelirnya ke lurah burit isteriku lagi. Isteriku yang masih kepenatan serta sedang pasrah, menerima dengan erangan bantahan tetapi menginzalkan pencerobohan terbaru itu. Salleh mengamuk dan mengganas lagi, kerana batang pelirnya masih keras dan belum mahu reda.

    Serangan demi serangan dan tujahan yang tidak mengindahkan mangsanya dipadukan. Bagaikan nak pecah burit isteriku dilanyak dan dihentak segila rasa. Isteriku hanya menahan. Kali ini tidak lagi melawan tetapi menadah rela, menagih kenikmatan.

    Salleh betul-betul merobek burit isteriku. Ditarik genggam rambut isteriku sambil didongakkan muka isteriku kebelakang. Isteriku turut mendada dan mendepa tangannya dengan jari-jarinya meramas cadar dan tilam. Salleh menjilat peluh basah betina isteriku. Diramas dan digenggam padu tetek isteriku. Dicubit dan dikutil puting susu isteriku. Isteriku meraung menahan penderaan. Air dilembahnya terus melimpah, menitik diatas tilam persandingan kami.

    Salleh memperlakukan sekehendak rasa sambil direla sahaja oleh isteriku yang baru tadi mengalami kemuncak syahdu. Di akhir pengkudaan, Salleh meraung bak raja dirimba, melepaskan inzalnya sambil menyodok keras ke dalam lembah yang kali kedua diteroka. Bertalu-talu air disimbah pekat kerahim isteriku. Ianya disambut dengan rengekkan bak betina jalang yang baru dituba lembahnya dengan benih-benih haram. Isteriku pengsan longlai.

    Salleh turut rebah diatas belakang tubuh isteriku. Dia kemudian mencuit sisa-sisa air maninya lalu dilumurkan ke dada putih isteriku yang baru dialihkan secara melentang. Air itu diratakan ke seluruh buah dada isteriku. Dia kemudian tunduk mencium bibir isteriku bagai sang dewa yang mengambil nyawa dewinya.

    Salleh mengambil peluang untuk memasukkan koneknya ke dalam mulut isteriku, sambil diambil gambar dengan handphonenya. Dia mengoyak lubang burit isteriku lalu dirakam lelehan air mani yang meleleh melimpah keluar. Salleh mencalit cebisan air mani itu lagi lalu dilumur ke pipi muka dan dimasukkan sedikit ke mulut isteriku. Isteriku tidak sedarkan diri.

    Dipetiknya punat kamera handphonenya berkali-kali untuk merakamkan episod gambar-gambar isteriku iaitu mangsanya, mungkin untuk dijadikan bahan ugutan. Sesudah itu, dia baring disisi isteriku sambil mengambil tuala isteriku untuk mengesat peluhnya.

    Salleh mengejutkan isteriku.

    “Hoi..Ta… Ta.. bangun… laki hang dah balik kot.., Hoi.. bangun.. bangun… Laki hang balik.. nuh..”

    Rita yang 75% dalam keadaan tidak sedarkan diri mendengar sayup-sayup ucapan dari mulut Salleh, lalu cuba mentelaahi kata-kata Salleh. Takkala mendengar seakan-akan sebutan nama aku, Rita bergegas membuka mata sambil tangannya meraba mencari tuala.

    Salleh menghulurkan tuala. Salleh berkata lagi pada Rita yang dia rasa aku dah pulang. Rita yang dalam terpinga-pinga terus memandang Salleh. Dia mengesat muka, pipi dan lurah buritnya. Rita menelan sisa air yang terasa ada di mulut. Salleh ketawa berdekah melihat sikap isteriku yang dipermainkan. Rita merenung marah ke arah Salleh,

    “Abang nih..buat orang terkejut laa….”

    “Puki hang best…ketat siut…” kata Salleh sambil mengusap batang pelirnya di samping Rita.

    “Bang Leh ni ganas tau… senak Ita tadi..”

    “Ta..Ta.. apa hang rasa masa aku tutoh hang sambil dok cakap dengan laki hang
    tadihh.… huuhhh.. burit hang ketat gila masa tuh… best siut lahhh.. kalau boleh lain kali aku nak tutoh macam tu lagi… hang buat peliaq aku keraih tarak dah..” sahut si Salleh.

    Rita mencubit lengan Salleh. Salleh balas dengan menggomol isteriku.

    “Hahh.. haahh.. dah.. dah bang.. dah.. tadi dah dapat dah… dah…la… Ita tak sanggup lagi macam nih..” rayu Rita pada Salleh, yang sedang menenggek mulutnya diputing dada isteriku.

    Gomolan Salleh menjadi reda dan mereka kemudian berenggang.

    “Hang puaih dak?” tanya Salleh.

    “Ish…abang nih..” balas isteriku.

    “Hang jangan bagi tau kat sapa pun.., ini rahsia kita berdua…keyhh..!” balas Salleh.

    “Laki hang tak semesti tau, kalau hang tak cakap… hang pandai makan, pandailah simpan..” kata Salleh lagi. Isteriku diam termanggu.

    Salleh meraba sekali lagi tetek dan burit isteriku, sambil ditepis tangannya oleh isteriku. Salleh bangun dan mengenakan seluarnya.

    “Ta.. burit hang cukup ketat. Best sungguh dapat rasa puki hang… tadi”.

    Akhir sekali, Salleh meninggalkan bilik dengan membawa bra dan panties isteriku sebagai kenangan. Peliknya isteriku tidak membantah kali ni. Isteriku melontarkan pandangannya jauh menatap siling, bagaikan merakamkan masa perlakuannya tadi.

    Sejurus Salleh memasuki biliknya, isterinya terus berbisik, “Hah… apa macam… rasa apam adik I, you pulun sakan la tadi..?” soal si Rosni.

    Rupa-rupanya isteri Salleh sudah terjaga dan mendengar segala perilaku yang berlaku di bilik sebelah. Jadinya tadi memang mereka berprojek secara riuh untuk menarik perhatian dan menaikkan syahwat isteriku.

    Rupa-rupanya, bini Salleh ingin mengorbankan adiknya kepada lakinya yang tersayang. Sememangnya Salleh nih seorang yang kuat nafsu seks dan pandai mengilhamkan gambaran (berfantasi) untuk menaikkan syahwat isterinya.

    “Yaa laa, best jugak.. puki dia… macam yang I idam masa kita buat seks tadi .., adik you tu, lawan gila tapi bila dia kena minyak nih… huh.. berangin siut burit dia. Betoi jugak la kata you, burit dia ketat lagi, macam you punya jugak..” balas Salleh.

    “Baguih jugak minyak Mak Nab tu..noh.., I ingat la, adik I mesti dok rasa berdenyut lagi.. Jangan kata adik I, I pun dok rasa lagi nii.., amacam boleh keraih lagi ka peliaq you?” bisik Rosni lagi.

    “Aii.. kalau nak, boleh… tapi kita buat bertiga lah pulak…” balas Salleh.

    “Hai… sakan sungguh you nih.. mai I ramaih tengok…” kata Rosni, sambil menarik Salleh ke tebing katil.

    Dibuka zip seluar Salleh dan dikeluarkan burung si Salleh.

    “Heemmm… boleh tahan peliaq you nih.. dok ada keraih sikit-sikit lagii…” lalu terus dihisap kepala konek Salleh.

    Sekejap saja konek Salleh terus cacak menegang.

    “Herghh.. ayang, sedap sungguh bila you isap macam nih.. I tak dapat bayang apa jadi kalau you berdua, dok kulom batang I…” kata Salleh sambil tangannya mula meraba cipap tembam isterinya.

    Jarinya dikorek-korek ke lubang Rosni, sambil sebelah tangan lagi menekan kepala Rosni rapat ke batangnya. Sekejap sahaja, Salleh sudah mendengus bagaikan hendak sampai.

    “Udah-udah sayang, kita pegi bilik sebelah dengan adik you,” pinta Salleh.

    Rosni pun merenggangkan kepalanya dari butoh Salleh. Dia memandang tajam pada Salleh sambil mengesat air liur dibibirnya yang tebal.

    “Okey.. biaq I pi masuk dulu.., you tunggu kat sini, I bawak Ita pi cuci-cuci dulu. I dok rasa masin ayaq burit adik I pulak kat peliaq you nih”.

    Salleh mengangguk sambil tersenyum riang tanda setuju. Rosni yang separuh bogel dalam pakaian girdle corset berwarna hitam yang menampak pangkal teteknya selambak lagi menegak, dah tu tidak berpanties pula nampak sungguh seksi dengan kontras kulit tubuhnya yang putih gebu, bangun dari katil untuk menyarungkan pajama tidurnya yang singkat, lalu bangun keluar menuju ke bilik isteriku.

    Rosni menolak daun pintu bilik isteriku dan melihat isteriku yang sedang merengkok tidur. Dia terus mendekatkan ke katil lalu duduk di sebelah isteriku.

    “Hoi… Taa.., hang bangkit.. bangkit.. cepat..” sergah Rosni berlakon bagaikan tengah marah.

    Isteriku terjaga dan terperanjat.

    “Ooo… hang pandai.. goda laki aku noohh..”

    “Eerr..eerrr.. takk..akkak.. Ita..takk..”

    Belum habis isteriku menjawab, Rosni mengherdik.

    “Tu ayaq celah kangkang hang tu..apa..! Cepat..cepat bangkit, pi cuci.., maih.. ikut aku pi cuci.. sat lagi kot laki hang balik..naaihh…hang..” Rosni menarik tangan isteriku yang masih berbogel.

    Isteriku lantas turut bangun dan mencapai kain tuala tadi. Dia ke almari dan mendapatkan tuala baru lalu terus menuju kebilik air sambil diekori oleh Rosni. Mereka berdua terus masuk ke bilik air. Rosni mengambil air dan terus dijiruskan ketubuh isteriku.

    “Awat burit hang gatai sangat.. awat hang karan ka.. dok dengaq kami beromen awai tadi?.. Kalau hang nak.. sangat.. sat lagi aku nak tengok hang kangkang puaih-puaih kat Abang Leh.. Biaq aku sendiri tengok macam mana hang nak kemut kat batang dia… Alang-alang nak goda, biaq aku ada sama, aku nak Abang Leh tonyoh burit hang cukup-cukup, nak tengok hang larat takat mana… Jangan paksa sampai aku habaq kat Suhaimi, apa yang hang dah buat..” marah Rosni sambil menghumban air sejuk ke tubuh isteriku lagi.

    Isteriku tergamam tidak berkata-kata, sambil menggosok tubuhnya dan menahan kesejukkan dari simbahan air yang dicurah bertalu-talu oleh kakaknya. Rosni mencuit dan mengorek lubang cipap isteriku.

    “Haahh.. cuci lubang nih.. betoi-betoi” kata Rosni.

    Isteriku mengambil sabun dan melumur seluruh tubuhnya. Rosni pula mengambil pisau cukur yang tersangkut di kotak cermin bilik air lalu dilurut terus pada permukaan cipap isteriku. Isteriku cuba mengelak tapi terlambat, Rosni memaksanya bersandar di tebing kolah air mandi. Sebahagian bulu isteriku sudah tercukur.

    “Kita kena jaga alat kita, bagi nampak bersih, jangan berserabai.. macam hutan” bentak Rosni.

    “Tengok macam aku punya nih.. lincin, bersih. Baru sedap kena jilat..” kata Rosni lagi.

    Isteriku tidak melawan lagi, tapi memekup dadanya yang kini kesejukkan. Puting isteriku jelas tegang menegak kini. Setelah selesai dicukur dan dibasuh, Rosni menarik tangan Rita untuk balik ke biliknya.

    Isteriku tak sempat memakai tuala, hanya menarik tuala yang bersih tadi dan cuba menutup sebahgian tubuhnya. Isteriku hanya menurut bagaikan pasrah dan takut pada ugutan kakaknya.

    Setiba mereka didepan pintu bilik Rosni, isteriku cuba melerai genggaman tangan kakaknya untuk membantah

    “Dahh..Kak..Ta.. tak mau.. Kakk..” bentah isteriku, tapi Rosni menarik tubuh dan rambut isteriku dan terus menolak daun pintu biliknya.

    Suasana malam yang tenang dan ruang bilik yang bercahaya cerah mendamparkan bidang katil yang gagah menanti penghuninya. Salleh tengah duduk dikerusi almari solek. Rosni menolak isteriku ke katil. Isteriku terjepuk di atas katil empuk sambil menyalutkan tuala ke tubuhnya.

    “Haahh.. hang jangan cuba nak melawan, Abang Leh dah tunjuk gambaq hang, tengah dok terkangkang sambil dok isap batang dia. Hang tak mengaku lagi!.. Aku MMS gambaq ni kat laki hang, baru tau..” tegas Rosni pada isteriku.

    “Jangan..jangan.. kakk..” jawab isteriku.

    Isteriku terpinga-pinga akan dari mana datangnya gambar tersebut dan hairan waktu bila dia menyonyot batang Salleh. Salleh yang telah sedia menanti dalam keadaan bertuala, memandang rakus tubuh dan pangkal dada isteriku.

    “Haahhh…abang tunggu apa lagi, maih..ayang nak tengok batang abang boleh tutoh dak lagi…” kata Rosni, sambil menarik batang konek Salleh lalu dilurut-lurut secara kasar.

    “Pelan-pelan ayang, Ayang kena tunjuk dulu macam mana orang berpengalaman mengisap” ujar Salleh memujuk isterinya.

    Salleh menarik bahu Rosni untuk bertenggek di atas katil bersebelahan isteriku. Salleh berdiri di penjuru kaki katil. Isteriku masih dalam keadaan terpinga-pinga melihat reaksi kakaknya dengan Salleh.

    Rosni, dengan pandangan yang tajam pada Salleh dan kemudian isteriku, terus menyelak tuala dan menyambar pelir Salleh dengan tangan dan mulutnya lalu dilahapnya batang Salleh sedalam-dalam yang mungkin.

    Salleh membuka lerai tualanya sambil memerhatikan isteriku. Salleh juga dengan perlahan-lahan meleraikan satu persatu, baju pajama dan ikatan corset isterinya. Isteriku terpinga-pinga, kejap melawan tentangan mata Salleh, sekejap melihat dengan tekun, kakaknya melahap batang pelir lakinya.

    Salleh mengerut dahi menahan sedutan dan nyonyotan bibir tebal isterinya. Dia mendengus beberapa ketika sambil tangannya memekup dagu dan belakang kepala isterinya. Ponggongnya dihayun ke depan mengikut tempoh hisapan isterinya.

    Isteriku terpegun melihat kakaknya menahan tujahan balak siSalleh yang pernah dirasainya tadi. Isteriku pasti tidak lupa bagaimana Salleh boleh bertindak ganas, dan dia kini menyaksikan sendiri reaksi sedemikian yang sedang berlaku didepan matanya. Rosni mendengus dan sesekali terbahak oleh tujahan dalam dari Salleh.

    “Ayang sedapnya.. aduh.. ayang.. ayang buat abang keraih.. sungguuhhh… tengok..tuh…ayang.. adik you dah terngadah mulut dia..” bingkas si Salleh, sambil menuduh dan memperkenakan isteriku.

    Rosni memperlahankan kulumannya, Salleh cuba mencapai tangan isteriku. Isteriku cuba beralih, tapi Rosni merentap tuala adiknya. Rosni bingkas bangun berlutut dan menarik kepala dan rambut isteriku lalu didekatkan kepada Salleh.

    “Haahhh.. Bukak mulut hang…Ta.. aku nak hang rasa peliaq laki aku… cepat.. aku dah lengoh dah… ni..” kata Rosni pada adiknya.

    “Hang nak lari mana.. kan aku dah kata tadi, aku nak hang kemut puaih-puaih la ni.., biaq laki aku terojoh cukup-cukup burit hang… aku nak tengok..” tegas Rosni lagi, sambil disorong kepala isteriku kekepala butoh si Salleh.

    Salleh menyambut dengan memegang dagu dan kepala isteriku lalu dirodok batangnya yang mencodak kemulut isteriku. Isteriku cuba mengelak tapi batang Salleh berayun membedal pipi, hidung dan mulutnya.

    “Hisap.. la.. Ta.. laki hang tak kan tau punya.. sekali lagi saja.. maih.. nganga luaih-luaih,” rayu Salleh.

    Rosni memekup pipi isteriku sambil cuba membukanya. Akhirnya mulut isteriku terngadah juga dan Salleh merodok batangnya terus ke dalam mulut isteriku. Isteriku terbahak dan tersedak oleh paksaan Salleh dan kakaknya. Isteriku cuba mencemuh dan melawan juga tapi Salleh terus merodong dengan kasar ke dasar tekak isteriku. Rosni melihat dengan teruja.

    “Woih.. ganaihnya bang.. trojoh lagi… trojoh… lagi bang..” restu Rosni pada lakinya.

    Salleh mengayun punggongnya perlahan-lahan sambil cuba merasa nikmat kelembapan dan kesuaman lidah dari mulut isteriku. Isteriku cuba lagi menahan dan meresap keperitan yang baru dialaminya. Rosni yang berlutut dibelakang adiknya mendekatkan diri untuk melihat dengan dekat rejaman batang lakinya, sambil meraba putting tetek isteriku.

    Isteriku yang tangannya cuba menampan pergerakkan pinggang Salleh, kini menepis pula tangan kakaknya. Lantas Rosni menarik kedua-dua tangan isteriku yang sedang berlutut ke belakang tubuhnya. Ini membuat Salleh berasa bebas dan lagi bernafsu lalu dilajukan tujahan kedalam mulut isteriku. Isteriku kini meraung diselang seli dengan kesedakkan oleh penyeksaan Salleh.

    Rosni yang nampak Salleh cukup bernafsu dan tengah kuat mendengus, menghulurkan lidahnya untuk dihisap oleh Salleh, sambil melipat tangan adiknya ke belakang. Salleh menghisap dan menyambut lidah basah Rosni sambil direjamnya dalam-dalam batangnya ke mulut isteriku. Kemudian dia mendiamkan tujahannya buat seketika. Isteriku terbahak dan tersedak berkali-kali sambil cuba mengambil nafas udara yang tersekat.

    Salleh melepaskan kuluman dari mulut Rosni dan berkata, “Sat sat.. dah.. yang, I rasa nak terpancut dah..” sambil mengeluarkan dan menggenggam batangnya dari mulut isteriku.

    Rosni ketawa kecil sambil menyindir, “Haaiii… cepatnya nak sampai,.. kalau ayang kulom, sampai lengoh mulut tak sampai-sampai lagi..”

    “Alaah… mulut ayang bibiaq tebai.. sedapp… mana tahan dua-dua sekali sedap…” balas Salleh.

    Salleh menelentang isteriku yang tercungap-cungap tidak bersuara yang sedang menarik nafas panjang-panjang. Salleh menarik tangan Rosni dan memberi tanda agar meniarap atas isteriku. Rosni duduk celah paha adiknya dan kakinya mendepa kangkangan isteriku. Badannya diturunkan agar meniarap atas isteriku.

    “Macam mana Ta.. syiok.. iisap batang Abang Leh.. Bangga akak, bila Abang Leh sampai nak menyerah kalah.. terror jugak adik..nih.. Ta selalu isap batang Suhaimi sampai macam tu ka?” soal Rosni.

    “Eerr.. daklah.. kak.. tak pernah..” jawab isteriku ringkas.

    Tapi belum sempat mereka berceloteh panjang, tiba-tiba terasa lidah dan hidung Salleh menempek di kedua-dua lubang burit adik beradik tu. Rosni mencemuh bila terasa udara sejuk dari hidung keras Salleh melekat pada lubang buritnya. Manakala isteriku mengadah kepalanya mendongak ke atas, bila lidah suam Salleh mengulit bijik kelentitnya. Salleh mendepa kedua-dua paha adik beradik tu dan menyondol muka kedua-dua lubang puki tersebut.

    “Aaiikk…dah siap cukoq.. Ini dah.. dahsyat..nih.. heemmm… emm..” kata Salleh sambil merodong geram batang hidungnya ke lubang cipap isterinya.

    Habis semua lubang digomol dan disondol oleh Salleh. Dijilat dari lubang jubur isteriku sampai ke lubang jubur bininya. Rosni tunduk dan menempek muka dan hidungnya di leher isteriku sambil mengerang kecil. Manakala isteriku menggigit telinga Rosni menahan badai enak dari jilatan lidah kasar Salleh.

    Tangan Salleh meraba dan meramas ponggong Rosni bersilih ganti dengan sudut badan isteriku. Sesekali tu diusap sampai ke pangkal dada adik beradik yang sama-sama bertindihan lalu dikepam kedua-dua buah dada mereka. Rosni mula mengerang dalam dan panjang, manakala isteriku mengetip bibirnya.

    Salleh menyilih ganti menyulurkan lidahnya sambil menguli dan menyedut semua lubang adik beradik tersebut. Mukanya kini basah dengan air mazi kedua beradik tersebut.

    Tiba-tiba Salleh berhenti dan pergi ke meja solek. Dia mengambil botol minyak Mak Nab, lalu dituang beberapa titis minyak dan dilumorkan ke batang pelirnya. Dia juga memalitkan beberapa titisan kejarinya lalu dilumurkan ke bijik kelentit dan lubang jubur kedua beradik yang sedang terpinga-pinga menanti apakah tindakkan Salleh selanjutnya.

    Apabila terkena sahaja lumoran minyak di biji kelentit mereka, Rosni dan isteriku saling memandang dan kini mengertilah mereka bahawa Salleh sudah sedia mengenakan adengan sedut dan hembus ke atas biji mereka.

    Namun tekaan mereka meleset. Kali ini tidak seperti pengalaman awal isteriku tadi, Salleh terus merodok batang pelirnya ke puki isteriku. Isteriku mengaduh kerana sentakkan mengejut batang pelir Salleh.

    Rosni pula terpinga-pinga kerana mengapa Salleh menutuh adiknya dulu. Tapi setelah melihat kerutan dahi dan rengekkan adiknya, dia merasa bertambah basah dan berangin menanti gilirannya pula untuk mengemut seketat-ketatnya batang Salleh. Dia akan pastikan lakinya tersungkur dipunggongnya yang gebu dan menitis air dari lurah rahimnya dengan secepat mungkin. Dia ingin lihat suaminya menyerah dan terkapai dari penangannya.

    Rosni menghulurkan jarinya ke mulut isteriku agar digigit dan dihisap oleh isteriku. Salleh menghentak padu burit isteriku lalu membuatnya mengerang. Setelah beberapa saat mengayun, tiba-tiba Salleh mencabut pelirnya lalu direhatkan di tebing lurah sambil menyentuh biji kelentit Rosni.

    Rosni tersentak kerana terasa batang lakinya keras basah dan panas lain macam kali ini. Dia menghulurkan tangannya ke belakang untuk membantu memasukkan batang pelir lakinya ke dalam lubang pukinya yang sudah tidak sabar lagi untuk mengemut.

    Salleh memasukkan batangnya dengan kadar yang cukup perlahan agar isterinya menderita untuk membutuhkannya. Setelah masuk dilulurkan keluar juga secara paling perlahan. Salleh mengulangi rentak begitu buat beberapa ketika.

    Rosni rasa cukup tersiksa dan perit dari adengan lakinya kali ini. Tidak pernah dia merasakan dipermainkan sebegini. Sebolehnya Rosni inginkan lakinya cepat dan ganas mengepam apam gebunya, agar dia boleh memerah urat dibatang lakinya. Kini dia pulak mendesis dan merenget ihsan lakinya.

    “Bang.. ayun cepat bang.. ayang tak tahaannn…macam nih..” pintak Rosni dengan penuh manja dan merayu.

    Salleh menghentikan pergerakkannya seketika, dia menanti rengekkan Rosni lagi.

    “Baanngg…” belum habis Rosni merayu Salleh menghentak padu menyusuk ke liang rahim isterinya.

    “Aaarrrggg…eeeiiiaahhh… adoi… sedapnyaa…. Bang.. sedap.. bang.,. haa… arrrhh..” dan dalam rayuan yang sedikit bagaikan menangis atau merengek, Salleh mengganas padu lubang puki isterinya.

    Sekejap dicepat, sekejap diberhenti kemudian diperlahankan sesungguh-sungguhnya, kelak direjamnya dengan laju-laju hinggakan Rosni sudah tidak keruan lagi. Hanya seminit dua sahaja, Rosni sudah mengelepar dan menahan hujaman Salleh dengan tangannya.

    Isteriku pulak khusyuk memandang muka kakaknya yang begitu asyik mengerang, mengerut dan mendesah penangan Abang iparnya. Mungkin dipikiran isteriku, beginikah rupa dirinya ketika disula oleh Salleh sebelum ini. Beginikah rupanya takkala dia mengelepar dibedal si Salleh sebelum ini. Adakah Salleh akan memberikan kenikmatan yang lebih dari yang dinikmati oleh kakaknya sekarang. Semua ini membuahkan percambahan air burit isteriku untuk bersedia menerima habuannya.

    Salleh menolak tubuh Rosni agar rebah baring di sebelah isteriku. Isteriku yang terpegun dengan riak kemuncak syahwat kakaknya tadi menyedari bahawa dia juga akan menerima nasib yang sama, dan dia kini sudah menanti dengan rela dan bersedia.

    Salleh mengesat peluh didahinya. Beberapa titik menitik di puting dada isteriku. Salleh memanggung kaki isteriku lalu didepa dan disangkut keatas bahunya. Mata isteriku membesar pasak melihat rupa Salleh yang berpeluh basah dan bagai sang rajuna teruna sedang lapar hendak menggasaknya.

    Salleh menjunam mukanya ke puting tetek isteriku lalu digomol dan disedutnya keras bonjolan putting isteriku. Isteriku kini tidak lagi melawan, sebaliknya pasrah merelakan segalanya dilakukan oleh Salleh.

    Salleh merejam butohnya sedalam-dalam yang boleh ke dalam puki isteriku. Isteriku turut memeluk dan meraba belakang dan meramas ponggong Salleh. Salleh mendengus bagaikan lembu kena sembelih.

    Rosni yang tewas keletihan dari pukulan Salleh tadi hanya mampu melihat dengan sendu akan lakinya yang sedang menutoh betina lain hanya ditepinya. Dia terus menguli biji kelentitnya sendiri untuk menghabiskan sisa-sisa kenikmatannya.

    Isteriku pun kini mula merengek dan meraung sambil kepalanya mengeleng ke sana ke mari. Sekali sekala tangannya mendepa dan ditarik-tarik cadar tilam. Dimukanya menampakkan riak-riak berkerut menahan kelazatan tujahan yang sedang dibekalkan oleh Salleh.

    “Baannggg…. lekass… bangg… lekass… Ita nak macccammm… aaaakkkkkaakk.. aarrgghh…” pinta isteriku.

    Beberapa saat sahaja, giliran isteriku pulak mengelepar.

    “Hegg..eerrggghhh… aahhh..ooohhh…” bentak isteriku yang sudah kesampaian.

    “hheegggerrhhh…ayang, adik… abang pun nak sampaiii.. dahhh… tahan.. muka… cepat.. abang nak pancut kat pipi muka…, lekaihh… lekaihh..” dengus Salleh.

    Rosni mengesot dan merapatkan dirinya kepada isteriku. Salleh mencabut batang pelirnya yang merah menyacak sambil digenggam erat oleh tangannya. Lalu dia bingkas bangun melutut betul-betul diantara kedua-dua muka adik beradik tersebut. Digesel dan dilumor beberapa kali sambil dilancap pada kedua-dua pipi adik beradik tersebut.

    Rosni mengisyarat kepada adiknya agar mereka berdua menjilat dan mengulum kepala kote Salleh, supaya dia cepat tewas. Lantas Rosni menyedut kepala kote lakinya dengan lahap, sambil dituruti oleh isteriku yang kini tidak lagi malu. Kedua-dua beradik mengulum dan menjilat syaf batang Salleh hingga ke pangkal. Sekali tu, isteriku memegang dan menghisap telur Salleh. Salleh meraung kuat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

    “Arrgghh.. lazatnyaa..Taa.., Ayang kulom lagi.., sedap nyaaa, hemm…, Ayang tolong benamkan mulut Ita kat peliaq I.., I nak pancut dah..ni..” desak Salleh.

    Rosni menarik kepala isteriku lalu diunjurkan ke batang pelir Salleh. Salleh menujah bibir mulut isteriku dengan laju sambil digenggam batang Salleh oleh isterinya. Rosni dan isteriku memerhatikan kerut di muka Salleh.

    Tiba-tiba Salleh mencabut pelirnya dari mulut isteriku lalu memancutkan bertubi-tubi air maninya yang cair lantas hinggap dimata, hidung, pipi dan bibir kedua-dua beradik tersebut. Setelah reda, dicalitnya sedikit lalu dilumur pada kedua-dua buah dada adik beradik tersebut. Dia juga menjolok masuk sebahagian air itu kemulut isteriku dan isterinya.

    Rosni memandang muka isteriku dengan wajah yang lega, dan isteriku pula membalas dengan wajah yang juga lega dan agak-agak malu dengan kakaknya. Mereka kemudiannya baring bergelimpangan di atas katil sambil Salleh menyembam tubuhnya di celah mereka berdua lalu memeluk adik beradik tersebut.

    Salleh kemudian beralih menelentang dan membahukan kedua kepala adik beradik tersebut. Kote Salleh masih menyacak menongkah angin dingin pada malam itu. Rosni mencapai tangan adiknya lalu di bawa kebatang pelir si Salleh. Mereka berdua mengusap batang pelir Salleh.

    Tak beberapa lama kemudian, isteriku pun bingkas bangun untuk pulang ke biliknya. Tapi ditarik tangan isteriku oleh Salleh untuk membentak agar isteriku tidur bersama-sama mereka. Isteriku tetap membantah dan meminta izin untuk berlalu.

    Salleh sempat mencuit cipap dan meraba puting tetek isteriku ala bergurau dengan ketawa kecilnya, manakala isteriku pula memukul manja batang pelir Salleh menandakan entah apa-apa makna yang tersirat dihatinya. Isteriku pun berlalu terus menuju ke biliknya.

    Rosni, turut bangun dan berjalan masuk kebilik air untuk bercuci. Sekembalinya dari bercuci, dia meniarap ditepi Salleh.

    “Abang ni betoi-betoi ganaih.. la.. dahsyat .. tau.. Okeh.. tapi, abang ingat janji abang… Birthday ayang lusa nanti… nak bagi ayang tidoq dengan si Dave.. tuhh…kawan abang yang benggali kaya tuh..” tuntut si Rosni dari Salleh.

    Salleh membalas dengan senyuman yang bermakna sambil merenung ke siling biliknya. Mungkin mengidamkan aksi ranjang dengan isteriku lagi. Jam di dinding menunjukkan sudah pukul 1.53 pagi.

    Mungkinkah.. Suhaimi akan perasan perubahan pada isterinya, fikir Salleh sambil memaling dari isterinya untuk melelapkan mata.

    Hatiku amat remuk dan redam bila MELIHAT perkara ini berlaku, lalu bermulalah suatu perjalanan pembalasan yang aku dan team aku rancangkan. Selanjutnya ikutilah kisah bagaimana aku mengetahui keseluruhan episod pemangsaan isteriku dengan Salleh dan kecurangan aku pula dengan Miss Chan.

  • Foto Bugil Gadis pirang Sigrid telanjang dan memamerkan pantatnya sempurna dan toket kecil

    Foto Bugil Gadis pirang Sigrid telanjang dan memamerkan pantatnya sempurna dan toket kecil


    1973 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang cantik diatas sofa berpose hot dan menampilakn memknya yang basah dan juga pantatnya yang bahenol. Nexiasbet

  • Kisah Memek Kau nikmati istriku kunikmati istrimu

    Kisah Memek Kau nikmati istriku kunikmati istrimu


    3465 views

    Duniabola99.com – Pagi itu, Aku akan mengolah data-data penting milik klien perusahaanku. Data-data itu ada di komputerku di rumah dan aku lupa mengcopykannya ke flashdisk, sehingga aku segera pulang ke rumah untuk mengcopy data. Aku tiba di rumahku sekitar jam 9 pagi. Sesampai di rumah, kudapati ruangan tengah rumah berantakan dengan mainan anak-anak yang sedang dimainkan oleh anakku dan anak Anton, tapi tak kutemukan istriku, barangkali istriku sedang pergi ke warung atau ngerumpi sesama ibu rumah tangga.


    Karena aku ada perlu ke istriku, maka aku berusaha mencari istriku ke rumah Anton. Terlihat seperti sendal istriku tergeletak di depan pintu, namun pintu depan tertutup rapat. Kuintip dari jendela ruang tamu, terlihat ada berkas-berkas MLM yang belum dirapihkan serta 2 gelas kosong serta sisa makanan ringan atas meja, tapi istriku tak tampak. Aku mencoba berjalan ke pinggir rumah, ketika aku melewati kamar tidur Anton yang kaca nakonya terbuka. Kudengar desahan-desahan khas orang yang sedang bercumbu. Memuaskan rasa penasaranku, kuintip dari celah-celah yang terbuka , mataku langsung tertarik pada apa yang kulihat, gairahku muncul seketika menyaksikan apa yang terjadi di kamar itu. Kulihat Anton dalam keadaan bugil sedang menghentak-hentakan pantatnya menyetubuhi seorang wanita yang kuyakini sebagai istrinya. Joker123

     

    Tapi tubuh istrinya tak terlihat karena terhalang oleh tubuh Anton, yang terlihat hanyalah tangan mulus seorang wanita yang bergerak-gerak penuh gairah serta dua bilah betis yang terayun-ayun dipinggir pinggang Anton yang sedang asyik menghentak-hentakan pinggul dan pantatnya. Aku semakin penasaran, terbayang tubuh bugil istri Anton yang selama ini selalu jadi obsesiku, terutama ingin sekali kudengar desahan nikmat dari mulut istri Anton bila sedang disetubuhi. Diam-diam kuambil camera digital yang selalu kubawa-bawa di dalam tas pinggangku. Kuaktifkan tombol rekaman agar persetubuhan mereka terekam. Rangsangan demikian kuat mengalir di pembuluh darahku dan aku jadi teringat sudah seminggu aku tak bercumbu dengan istriku. Aku ingin istriku segera pulang dan mengajaknya bercinta seperti yang sedang dilakukan oleh Anton. Nafasku semakin tersengal-sengal menahan gairah nafsu sambil menyaksikan apa yang Anton lakukan. Kulihat Anton menghentikan gerakannya dan mencabut penisnya. Istrinya memutarkan badannya kepinggir sehingga aku dapat melihat wajahnya. Tiba-tiba nafasku sesak, mulutku ternganga tak percaya, pandangan serasa gelap. Kukucek-kucekan mataku dengan jari tanganku seolah aku tak percaya dengan apa yang kulihat.

    Badanku semakin lemas…., ternyata yang sedang disetubuhi Anton itu bukan istrinya melainkan istriku yang sedang kutunggu. Darahku mendidih….., terbakar amarah… Ingin aku melabrak masuk ke rumah Anton ini dan menghajar mereka, namun apa daya…. Tangan dan kakiku lemas tak berdaya serta tak mampu kugerakkan. Selama beberapa menit aku terpaku diam, lemas dengan nafas yang semakin sesak serta pikiran yang berkecamuk dan akhirnya buntu tak mampu berpikir bagaikan orang yang kehilangan kesadaran. Sementara mataku melotot tak berkedip…., serta tak mampu mengalihkan pandangan dari celah yang memperlihatkan apa yang terjadi di dalam kamar.. Tubuh istriku yang sangat seksi sedang dalam posisi merangkak dengan pinggang yang ditarik kebawah sedang digenjot dengan liar oleh Anton dari belakang. Buahdadaku istriku yang besar dan montok terayun-ayun akibat sodokan yang dilakukan oleh tetangaku. Istriku terlihat begitu menikmati…, matanya terpejam dan mulut yang teranganga. Secara perlahan rangsangan gairah yang tadi melanda diriku, kembali menjalar diseluruh pembuluh darah dan hatiku. Rangsangan itu perlahan-lahan mengalihkan rasa marah yang membludak di dalam dada. Semakin lama, rangsangan yang kurasakan semakin menggeser rasa marah yang melanda dada ini. Sehingga ada dorongan untuk terus menyaksikan perselingkuhan yang dilakukan oleh istriku dengan Anton. Penisku kembali mengeras dan tegang menyaksikan adegan yang sangat merangsang itu, nafasku semakin sesak dan terengah-engah.


    Beberapa menit kemudian kulihat tubuh mereka berkelojotan bersamaan dengan erangan dan dengusan yang semakin keras dan akhirnya mengejang kaku dan mengalami orgasme secara bersamaan Tanpa terasa akupun mengejang dan cret…. cret…. cret … spermakupun muncrat membasahi celana. Badanku terasa lemas namun nyaman, nafasku tersengal-sengal menikmati sensasi orgasme yang sangat aneh ini. Kumatikan kameraku, secara perlahan aku meninggalkan tempat itu dan kembali menuju rumahku dengan perasaan tak menentu. Sesampai di rumah, kulihat anakku dan anak Anton tertidur kelelahan di ruang tengah yang berantakan. Aku langsung menuju ruang kerjaku dan menyalakan komputer untuk menyalin file yang berisi bukti adegan persetubuhan istriku dan Anton ke dalam flashdisk. Kumatikan komputerku dan dengan gontai aku melangkah menuju ruang tamu dan duduk di kursi sambil melamun dengan pikiran yang berkecamuk. Di dalam keheningan itu, perlahan-lahan otakku dapat berpikir kembali. Rasa cemburu, marah dan kecewa bercampur menjadi satu, ingin rasanya kuceraikan istriku saat ini juga, tapi rasa cintaku demikian besar pada istriku dan aku tak sanggup berpisah dengannya. Walaupun aku selalu membayangkan dapat menyetubuhi istri Anton, tetapi aku sama sekali tak berniat untuk meninggalkan istriku,karena aku sangat mencintainya. Pikiranku seperti diarahkan agar membiarkan saja ini terjadi, demi menjaga keutuhan rumah tanggaku dan rumah tangganya. Tapi sebagai pembalasan atas apa yang mereka lakukan aku akan balas menyetubuhi istri Anton dengan seijin istriku dan Anton..

    Biarkan saja perselingkuhan itu sebagai bumbu kehidupan berumah tangga yang dapat menambah gairah kami dalam meningkatkan kemesraan hubungan suami istri. Bahkan ada bisikan-bisikan yang menganjurkan agar masing-masing kami pernah menyaksikan istri atau suaminya bercinta dengan tetangganya. Dan akhirnya lamunanku lebih terarah ke bagaimana caranya agar semuanya bisa setuju dengan kondisi yang kuhayalkan tadi. Tapi apakah istri Anton yang solehah ini dapat menyetujuinya ? ————- Ketika aku termenung itulah, istriku pulang dari rumah Anton setelah mereguk kenikmatan bercinta dari Anton. ————- Istriku menangis sesegukan di kakiku…., sambil berkata “maafkan Mamah, Pah!… Ampuni Mamah…! Mamah rela melakukan apa saja untuk menebus kesalahan yang Mamah lakukan….asal Papah mau memaafkan Mamah…..Huu.huuu..huu” kata istriku sambil terus menangis “Betul…? Mamah akan melakukan apa saja ?” Tanyaku menekannya “Betul.., Pah !” jawab istriku tanpa pikir panjang sambil terus menangis di kakiku. “Udah… bangun… “ kataku menyuruhnya bangun “Maafkan dulu Mamah…hu..hu..” kata istriku belum berani beranjak dari kakiku. “Udah…. Bangun…., Mamah akan Papah maafkan…. Asal…!” kataku terpotong “Asal apa, Pah ?” tanya istriku lagi sambil menengadahkan wajahnya menatap wajahku., matanya merah berlinangan air mata penyesalan. “Asal Mamah rela, bila Papah menyetubuhi istri tetangga kita dan Papah ingin Mamah mengintip Papah yang sedang menyetubuhi istri tetangga kita, sebagaimana Papah lihat, bagaimana Mamah menjerit-jerit nikmat disetubuhi oleh tetangga kita, seperti yang terdapat pada rekaman ini.” Kataku kalem sambil menunjukkan kamera yang berisikan rekaman perselingkuhan istriku. “Papah.. merekamnya..?” tanya istriku terbelalak kaget “Ya… sebagai bukti perselingkuhan kalian.” Jawabku ketus. “Tapi…Pah…!” Kata istriku menyanggah.. “Tapi , apa..?” “Adakah cara lain…?”istriku berusaha menawar “Hanya itu syarat dari Papah…, agar Papah memaafkan perbuatan Mamah. Kalau tidak…, terpaksa kita bercerai dan rekaman ini dapat menjadi bukti perselingkuhan kalian. Dan untuk memuaskan dendam Papah kepada kalian berdua yang telah menghianati Papah, maka akan Papah sebarkan rekaman ini di internet…” Ancamku. “Jangan, Pah…, jangan ceraikan Mamah…., Mamah sangat cinta pada Papah. Lakukan saja yang ingin Papah lakukan , kalau memang itu merupakan syarat dari Papah untuk memaafkan penghianatan Mamah….” Kata istriku menyerah. Kurengkuh tubuh istriku yang masih terduduk di lantai , kucium mesra bibirnya sambil berkata “Papah sangat mencintai Mamah…”. Istriku membalas dengan ragu ciuman mesra penuh rasa cinta yang kuberikan. Kuangkat tubuhnya agar duduk disampingku. Istriku memeluk diriku erat-erat dan kepalanya dia sisipkan di dadaku. Cukup lama dia memelukku.

    Kemudian wajahnya menghadap wajahku dan bertanya “Bagaimana, Papah bisa memiliki rekaman itu ?” “Papah merekamnya, waktu mengintip apa yang sedang mamah lakukan dengan tetangga kita” kataku. Istriku terdiam dan percaya akan apa yang kuceritakan, kemudian dia bertanya lagi “Bagaimana caranya agar istri tetangga kita mau bercinta dengan Papah, bukankah dia wanita yang solehah dan taat beribadah. Dan lagi apakah suaminya setuju jika istrinya digauli oleh Papah..” “Suaminya pasti setuju dan harus setuju, kalau tidak…… ancaman Papah untuk menyebarkan rekaman ini akan dilaksanakan. Oleh sebab itu…. tugas Mamah merayunya agar dia setuju.” Kataku lagi “Bagaimana caranya Papah bisa menggauli istri tetangga kita yang solehah itu ?” kembali istriku menanyakan hal yang tadi dia tanyakan. “Akan kuperlihatkan rekaman ini padanya….., dia pasti marah dan dendam pada kalian berdua…., Sehingga dengan mudah Papah bisa mempengararuhinya dan merayunya agar dia mau melayani Papah..” kataku lagi. Istriku hanya bengong mendengar rencanaku. Dia tidak bisa berbuat apa-apa mendengarucapanku itu. “Hayooo…. Mengapa bengong ! Sudah sana pergi temui tetangga kita dan perlihatkan rekaman ini, serta ceritakan syarat dari Papah. Rayu dia agar setuju dengan syarat dari Papah, biar posisi kita menjadi seri.” Suruhku pada istriku untuk menemui Anton. Dengan langkah berat, istriku kembali menemui Anton di rumahnya. Cukup lama aku menunggu istrku kembali. Aku sudah tak peduli dengan apa yang mereka lakukan, yang ada di pikiranku adalah malam ini aku bisa menikmati tubuh istri Anton yang menjadi obsesiku selama ini. Lama kutunggu-tunggu, istriku belum pulang juga.


    Hingga akhirnya istriku datang dibuntuti oleh Anton. Tampak sekali Anton merasa rikuh menatapku, tatapan mata orang yang merasa sangat bersalah, karena tertangkap basah perselingkuhannya dengan istriku terekam oleh kamera. Dengan terbungkuk-bungkuk dia menyembah diriku sambil meminta ampun dan memohon agar aku tidak melaporkan tindakannya ke polisi serta memohon dengan sangat agar rekaman itu tidak disebarkan ke internet. Dia menyanggupi syarat yang kuajukan sebagai balasan atas apa yang dia lakukan terhadap istriku. Aku bilang padanya bahwa nanti malam aku akan mengunjungi rumahnya, kemudian dia harus meninggalkan aku dan istrinya berdua di rumahnya Dan kuminta dia dan istriku mengintip apa yang kulakukan dengan pada istrinya sehingga dia merasakan bagaimana perasaannya jika istrinya digauli oleh laki-laki lain. Dengan berat hati dan terpaksa, Anton menyetujui usulku. Dan akhirnya dengan gontai ia kembali ke rumahnya. Sisa hari itu kugunakan dengan menunggu kejadian mendebarkan yang akan terjadi dan akan merubah suasana perkawinan keluarga kami, dan akhirnya waktu yang kutunggu itupun tiba. Sekitar jam 9 malam, Aku segera mendatangi rumah Anton dan mengetuk pintu. Tak lama kemudian, istriku Anton membukakan pintu, dan seperti biasa dia mengenakan baju longgar dan panjang serta kepala dan dadanya ditutup oleh jilbab yang lebar. “Ehhh….bapak ! Ada apa Pak ?” katanya kaget. Aku berusaha bertindak tenang seolah-olah orang yang sedang benar-benar bertamu. “’Ngga apa-apa, Bu ! Bapak ada ?” Jawabku. Dia mempersilahkanku duduk di kursi tamu, dan menutup pintu. “Pah…! Pah..! Ada tamu…” teriak istri Anton memanggil suaminya. “Ada siapa Mah ? “ jawab Anton sambil keluar dari kamar. “Aihh…, Bapak…., ada apa Pak ?” tanya Anton bersandiwara. “Ahh…, pingin silaturahmi aja Pak…, Mana si kecil ? sudah tidur ?” jawabku berbasa basi. Agen Joker123

    Kemudian kami ngobrol berbasa-basi, sebelum akhirnya dia bilang akan meninggalkanku sejenak, dengan alasan mau ke warung untuk beli rokok. Setelah Anton meninggalkan rumah, aku mulai bertanya pada istri Anton yang selalu menggoda hatiku ini. “Bu !, Ngomong-gomong…, saya ingin bertanya…!” kataku “Mau nanya apa sich ?” balasnya sambil menatapku. “Bagaimana, perasaan ibu, kalau ibu tahu suami ibu berselingkuh ?” tanyaku langsung pada persoalan. “Kenapa, Bapak menanyakan hal yang tidak sopan seperti itu ?” jawab istri Anton dengan nada tersinggung. “Jawab saja pertanyaan saya !” desakku padanya “Tentu saja saya sangat kecewa dan marah padanya. Saya minta Bapak jangan memfitnah suami saya dan sebaiknya bapak pulang sekarang, saya tersinggung dengan ucapan Bapak” jawabnya istri Anton tersinggung dan mulai emosi. “Bagaimana kalau ternyata, dia berselingkuh dengan istriku ?” kataku lagi tanpa menghiraukan kata-kata pengusiran yang dilontarkannya. Dia terhenyak dan menatapku tajam “Kenapa bapak berkata begitu ? Apakah dia berselingkuh dengan istri bapak ?” katanya mulai melemah dan terhenyak lemas. “Itulah sebabnya saya tanyakan pada Ibu, apa reaksi ibu kalau ternyata suami ibu berselingkuh dengan istriku ?” tanyaku tanpa memperdulikan pertanyaannya. “Bapak jangan memfitnah suami saya, suami saya orang baik-baik…, mana buktinya ?” emosi istri Anton mulai naik kembali. “Saya punya rekaman perselingkuhan suami ibu dengan istri saya..” jawabku tegas sambil memperlihatkan flashdisk padanya, “Jadi…, apa reaksi ibu, kalau tahu suami ibu selingkuh dengan istri saya ?” desakku lagi. “Saya sangat kecewa, tapi tak bisa apa-apa….. karena saya sangat mencintai suami saya, dan tak mungkin saya minta cerai padanya. Karena saya sudah sebatang kara, tidak punya sanak saudara.. Tapi…… apakah benar seperti itu ? dari mana bapak dapatkan rekaman itu ? dan apakah benar isi rekaman itu adalah suami saya?” berondongan pertanyaan dia lontarkan padaku dengan penasaran dan rasa khawatir. Aku tak menjawabnya, tapi langsung menuju meja komputer yang ada di ruang tengah.

    Lalu kunyalakan komputernya sambil berkata “Saya punya bukti perselingkuhan mereka di flashdisk ini…”. Dia termenung dan menanti dengan tak sabar apa tindakanku selanjutnya. Kupersilahkan dia duduk di kursi yang ada di depan komputer sementara aku berdiri di sampingnya sambil memasang flashdsk pada CPU. Kemudian aku membuka file rekaman yang berisi adegan persetubuhan yang dilakukan suaminya. “Aihhhh…” mulutnya menjerit tertahan, dan kedua tangannya menutup mulutnya yang menganga, jantungnya seolah berhenti berdetak, nafasnya sesak serta matanya melotot tak berkedip ketika dia menyaksikan tubuh seorang lelaki yang mirip tubuh suaminya dalam keadaan bugil sedang menghentak-hentakan pantatnya pada selengkangan seorang wanita yang tak tampak pada layar karena terhalang oleh tubuhlelaki itu. Hanya terdengar samar-samar suara erangan dari seorang wanita yang sedang meraih nikmat… “Benarkah….. itu suami saya…? Wajahnya kan tak terlihat, tapi……, itu ‘khan kamar kami…!” keringat dingin keluar dari pori-porinya dan sorot matanya memperlihatkan bahwa dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tapi suasana kamar yang diperlihatkan pada layar memang menunjukkan kamarnya….. “Kapan gambar ini direkam ?” disela-sela nafasnya yang tersengal “Tadi pagi sekitar jam 9 pagi..” jawabku. Nafasnya semakin sesak….., sementara erangan-erangan nikmat yang terdengar mulai merangsang gairahnya. Berbagai macam perasaan berkecamuk di kepalanya. Membuat pikirannya buntu. Mulutnya menjerit tertahan ketika lelaki itu berpindah posisi sehingga wajah lelaki dan wajah wanita yang ada dalam itu jelas memperlihat wajah suaminya dan wajah istriku. Dia memalingkan wajahnya seolah tak percaya dan tak mau melihat apa yang tampak di layar monitor. Tapi tak lama kemudian dia mengintip dari sudut matanya untuk melihat kejadian selanjutnya yang ditampilkan dari layar monitor. “Bu…, saya sangat cemburu dan marah luar biasa pada saat saya pulang dan mencari istri saya ternyata istri saya sedang asyik bercinta dengan suami ibu. Ingin rasanya saya melabrak masuk dan membunuh mereka berdua. Tapi keinginan itu kutahan karena saya sangat mencintai istri saya. Dan tak ingin lingkungan kita menjadi gempar karena saya memergoki istri saya dan suami ibu berselingkuh.” “Keluarga kita berdua bisa malu…,kasihan anak-anak. Itu sebabnya saya merekam perbuatan mereka supaya mereka tidak bisa mungkir.” Lalu lanjutku lagi “Untuk membalas perbuatan mereka agar impas dan mambalas rasa sakit hati saya, maka saya sudah minta pada suami ibu agar saya bisa mengauli ibu dan suami ibu menyetujuinya agar kita bisa membalas perbuatan mereka.Itulah sebabnya suami ibu meninggalkan kita berdua sekarang” Istri Anton mulai terpengaruh oleh ucapanku, sebab diapun sakit hati terhadap apa yang dilakukan suaminya dengan istriku.


    Timbul dendam didalam hatinya untuk membalas apa yang dilakukan oleh suaminya dan istriku. Sementara itu di layar, terlihat bahwa istriku dalam posisi merangkak sedang digenjot oleh suaminya dengan hentkan-hentakan yang membuat mata istriku terpejam menahan nikmat dari dari mulut istriku kembali terdengar erangan-erangan nikmat. Cemburu, kecewa dan amarah yang berkecamuk di dalam dada istri Anton menimbulkan dorongan untuk membalas perbuatan suaminya dengan berselingkuh denganku. Apalagi dilihatnya istriku begitu terlonjak-lonjak menikmati sodokan penis suaminya, Istri Anton iri dengan kenikmatan yang di dapat istriku dari suaminya Disamping itu apa yang dilihatnya itu menimbulkan rangsangan berahi yang mulai menggeser rasa marah dan kecewanya. Tangannya mulai meremas-remas pegangan kursi dengan keras, terlihat bulu-bulu halus ditangannya berdiri yang menunjukkan bahwa dirinya sudah terangsang. Gairahkupun sebenarnya sudah meninggi menyaksikan persetubuhan yang mengairahkan yang dilakukan istriku dan suaminya. Semakin lama tampaknya gairah nafsu berahi semakin menguasai diri istri Anton, dadanya turun naik terpompa gairah yang semakin membumbung tinggi. Keinginan untuk segera membalas dendam semakin besar.

    Duduknya gelisah dan mulai menggeliat, hingga pada saat tayangan menampilkan kondisi dimana istriku dan suaminya melonjak-lonjak dan mengejang kaku mencapai orgasme, rupanya nafsu istri tetangga sudah tak tertahankan lagi dia langsung berdiri dan berkata “Kalau suami saya berselingkuh dengan istri bapak, mengapa saya tidak boleh? Saya juga mampu melakukan seperti apa yang mereka lakukan, bahkan saya akan melakukannya lebih dari apa yang mereka lakukan. Apalagi seperti yang bapak bilang bahwa suami saya mengijinkan bapak menggauli saya. Ayo Pak! Tunggu apa lagi ?” katanya parau. Cemburu , marah dan gairah bercampur menjadi satu. Tangannya merengkuh leherku dan bibirnya langsung melumat bibirku dengan penuh nafsu birahi yang meronta-ronta ingin menemukan pelampiasan. Rupanya ia ingin membalas sakit hati yang dirasakannya dan berharap suaminya melihat apa yang dilakukannya padaku. Begitu ganas istri Anton yang berjilbab lebar ini mnciumiku, hawa dari mulutnya terasa panas menandakan gairah nafsu yang membara, kakinya terjinjit agar wajahnya semakin mendekat dan rapat ke wajahku, pelukannya sangat erat dan kepalanya bergerak lincah sambil bibirnya menghisap dan mengecup bibirku.

    Kembali istri Anton ini merasa sakit hati akan kelakuan suaminya. Dan rasa sakit hatinya ini membuatnya ingin segera membalas rasa sakit hati pada suaminya. Dia langsung membuka seluruh pakaiannya hingga tak ada selembar benangpun yang menempel pada tubuhnya, aku terpana memandang mulusnya tubuh istri Anton yang selama ini hanya ada dalam lamunanku saja. Sekarang secara nyata ada di hadapanku. Yang kuhayalkan selama ini memang benar, kulit tubuh istri tetangga ini demikian putih, mulus dan halus bak pualam. Ohhhh… ‘the dream come true’. Rangsangan yang merasuk ke aliran darahku semakin deras. Terutama saat kupandangi buahdadanya yang masih mengacung montok sangat indah. Aku tak tahan menikmati pemandangan indah ini. Kuhampiri tubuh bugil istri Anton ini, kupeluk dengan nafsu yang menggebu-gebu, kuciumi seluruh pundak, leher dan buah dadanya dengan nafas yang berat dan terengah-engah. Tanganku tak tinggal diam, turut meremas-remas buah dada yang montok dan menggemaskan. Nafsu istri Anton semakin terbakar, tubuhnya menggelinjang menikmati cumbuanku, erangan nikmat keluar dari mulutnya yang mungil “Ouh… euhh… auhhh….”. Kepalanya terdongak sambil mengerang dengan mata terpejam. Buah dadanya semakin membusung, mulutku langsung menjilati dan menghisap putting susu yang semakin menonjol keras. Penisku semakin keras dan tegak, mendorong celana yang kukenakan, terasa sakit terjepit oleh celana yang seolah tak mampu membendung membengkaknya batang penisku. Aku melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan.


    Melihat apa yang kulakukan, gairah istri Anton semakin tak tertahankan, dia menarik lenganku agar bersama-sama naik ke sofa. Nampaknya nafsu istri Anton sudah tak tertahankan, vaginanya terasa basah dan sangat gatal ingin segera digaruk. Dan rasa gatal itu semakin meronta-ronta melanda vaginanya ketika matanya melihat batang penisku yang mengacung keras dan tegang. Dia membanting tubuhku agar telentang, dengan tergesa-gesa dia mengangkangi pinggangku, meraih batang penisku dan mengarahkannya pada liang vaginanya yang semakin basah, berdenyut dan gatal. Pantatnya ditekan sambil memejamkan mata menanti kenikmatan yang datang menjelang Lalu bleessshhh…….”Ahhhkk……” erangan nikmat dan merangsang keluar dari bibirnya yang tipis. Matakupun mendelik merasakan kepala penisku menerobos liang vaginanya yang sempit menjempit namun panas membara. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar ke seluruh penjuru urat nadiku. “Oohhhh…..” akupun melenguh nikmat. Rasa nikmat dan puas semakin bertambah, karena mimpiku jadi kenyataan. Dan diluar dugaanku ternyata istri Anton ini demikian liar dalam bercinta bertolak belakang dengan prilakunya sehari-hari yang lembut dan anggun.Aku semakin puas dan nikmat menghadapi kenyataan ini. Dinding vaginanya berdenyut keras seolah menghisap kepala dan batang penisku, lalu dia melonjak-lonjakan tubuhnya dengan hebat dan tak lama kemudian dia menjerit panjang sambil tubuhnya mengejang kaku “Aaaaaaakkkhhhhh…….”. Dendam dan Gairah nafsu yang begitu meronta-ronta mengakibatkan orgasmenya begitu cepat datang menjemput. Beberapa saat kemudian dia ambruk menimpa tubuhku, kepalanya diletakkan di atas dadaku.

    Dinding vaginanya berdenyut kuat dan cepat dan dasar liang vaginanya meremas dan menghisap-hisap kepala penisku memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku. “Ouhhhh…..” keluar nikmat tanpa terasa keluar dari mulutku merasakan nikmatnya vagina istri Anton ini. Vaginanya memang lain dari yang biasa kurasakan dari istriku. Remasan dan hisapan yang dilakukan vagina istri Anton ini demikian kuat menyentuh simpul-simpul syarat kenikmatan yang ada di sekeliling batang dan kepala penisku.Uuuhhh….. luar biasa Denyutan dinding vaginanya semakin lama semakin melemah namun terasa semakin basah dan licin. Setelah denyutan dinding vaginanya menghilang dan nafasnya teratur kembali, dia mulai menggerakan pinggulnya ke atas ke bawah agar batang penisku yang masih ditelan oleh vaginanya mengocok dan menggaruk seluruh dinding vaginanya dan masih gatal. Gerakan pinggulnya kadan-kadang berubah ke kiri dan kekanan bahkan diputar agar sambil menekannya dalam-dalam agar penisku masuk semakin dalam menggaruk dinding vaginanya. Rasa nikmat yang teramat sangat kembali menjalar di tubuh kami, aku membalas gerakan pinggulnya dengan menghentak-hentakan pantatku ke atas dan kebawah agar garukan batang penis semakin lebih terasa nikmat.

    Pinggulnya bergerak demikian lincah dan liar, tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga mataku terpana melihat buahdadanya yang montok dan sekal berayun dan berguncang-gucang. Kujulurkan kedua tanganku untuk meremas dengan gemas dan penuh nafsu kedua buahdada indah itu. Kepuasan dan kenikmatan semakin menjalar di seantero pembuluh darah kami. Kedua tangannya memegangi kedua pergelanganku yang sedang memberikan kenikmatan tambahan dengan meremas dan memilin buahdadanya sebagai pegangan pada saat lonjakannya semakin keras meronta-ronta. Lonjakan tubuhnya semakin liar dan pinggulnya menghentak-hentak kaku, sementara itu, penisku terasa seperti dijepit kuat dan dipelintir oleh mesin penggilingan yang sangat nikmat hingga mataku melotot dan melenguh “ouhhhhhhh…..” Pinggulnya menghentak sangat keras dan dalam, cengkraman kedua tangannya pada pergelangan tanganku sangat kuat, punggungnya menjauh, tubuhnya melenting kaku dengan mata mendelik dan berteriak cukup nyaring “Aaaaaaakkkhhhhh…….” Kembali istri Anton ini mengalami orgasme yang lebih luarbiasa dibandingkan dengan orgasme pertamanya, sesaat kemudian tubuhnya melayang dan ambruk kembali di atas tubuhku. Sensasi orgasme yang kedua darinya kembali dirasakan penisku, kali ini remasan dan kedutan dinding baginanya terasa lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan yang pertama, sehingga akupun merasa lebih nikmat. Sambil telungkup lemah di atas tubuhku, dengan lemas dia julurkan kakinya sehingga berada di samping luar kedua kakiku yang agak terbuka, kedua tangannya dia susupkan ke bawah bahuku dan merengkuh pundakku dari bawah.


    Kemudian mulutnya menciumi dadaku, merayap ke atas , ke leher , ke pipi hingga kembali bibir kami bertautan dengan hisapan yang dalam dan panjang. Sambil berciuman, pantatnya kembali bergerak ke atas dan ke bawah agar batang penisku yang masih keras kembali menggaruk rasa gatal pada dinding vaginanya yang kembali datang walaupun telah terpuaskan. Helaan pantatnya yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar dan menekan, semakin cepat dan bertenaga, buahdadanya menggesek-gesek dadaku akibat gerakan pinggulnya yang memelintir nikmat batang penisku yang masih kuat dicengkram oleh dinding vaginanya. Gerakan melonjak yang kejang dan kaku kembali dialami oleh istri Anton setelah beberapa saat dia menghela batang penisku. Kepala terangkat menjau dari wajahku, matanya terpejam rapat dan “Aaaaaakkkkhhhhh…..” kembali dia meraih orgasme yang semakin cepat dapat diraihnya. Dan kembali tubuhnya lunglai lemas di atas tubuhku. Rasa dendam pada suaminya membuat dirinya demikian lincah dan binal. Sehingga Berkali-kali dia meraih orgasme di atas tubuhku dalam posisi dia diatas tubuhku. Berbagai gaya goyangan pinggul dia peragakan mulai dari menaik-turunkan pantatnya, memutar pinggulnya hingga memaju-mundurkan pantatnya. Batang penisku seperti dipelintir, dijepit dan dihisap-hisap luar biasa nikmat. Teriakan dan erangan nikmat yang keluar dari mulutnya semakin keras dan merangsang, seolah ingin di dengar oleh suaminya bahwa dia juga bisa selingkuh seperti suaminya. Akhirnya istri Anton betul-betul ambruk dan tak mampu menggerakkan pinggulnya beberapa saat.

    Namun tampaknya rasa gatal yang menyerang dinding vaginanya belum juga hilang sepenuhnya. Dia menggulingkan tubuhnya hingga telentang di sampingku. Dan tangannya menarik tubuhku agar aku di atas. Aku paham dengan apa yang diinginkannya. Tubuhku bangkit, kukangkangkan pahanya, lalu aku meletakan kedua lututku tepat dibawah pahanya, kuarahkan penisku yang semakin bengkak dan keras pada mulut liang vaginanya yang mengkilat basah oleh cairan kenikmatan. Dan blessshhh…… penisku menerobos liang vagina yang semakin basah , namun tetap terasa sempit dan menjepit serta memijit-mijit batang penisku. Aku mulai memompa pantatku hingga batang penisku mengocok-ngocok dan mengaduk-aduk liang nikmat itu. Setelah sekian lama aku menggenjotnya, dia mulai membalas dengan menghentak-hentakan pinggulnya menyambut setiap sodokan batang penisku dengan erangan-erangan nikmat yang kembali dia perdengarkan. Pada saat istri Anton sedang melonjak-lonjak merasakan nikmat atas sodokan-sodokan batang penisku, tiba-tiba suaminya dan istriku masuk melalui pintu yang tadi lupa tidak ditutup. Istri tetangaku terperanjat dan terpekik kaget “Awww….”. Dan kekagetannya semakin bertambah setelah melihat bahwa suaminya dan istriku langsung melepaskan pakaian yang sudah setengah terbuka. Dia berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuhku yang sedang menekan pinggulku dalam-dalam hingga seluruh batang penisku amblas hingga ke pangkalnya di dalam vaginanya.

    Tapi urung dilakukan karena ternyata suaminya masuk bukan untuk menghentikan kami yang sedang berpacu meraih nikmatnya persetubuhan. Dia menggandeng tangan istriku, dan menuju sofa dimana aku dan istrinya sedang bercumbu. Betapa besar rasa cemburunya ketika dia melihat bagaimana istrinya dengan lincah dan ganas melonjak-lonjak di atas tubuhku. Namun baik istriku dan Anton tak berdaya untuk menghentikan apa yang sedang kami lakukan. Mereka hanya melihat apa yang kami lakukan dengan perasaan yang tak menentu. Tetapi perasaan cemburu dan bersalah yang melanda hati Anton dan istriku secara perlahan tergantikan oleh rangsangan berahi yang menjalar di seluruh pembuluh darah mereka melihat bagaimana aku dan istrinya melonjak-lonja meraih nikmat serta mendengar erangan-erangan istrinya yang membuat nafsu berahi keduanya naik dengan cepat. Sambil melihat apa yang kami lakukan, mereka saling meremas dan meraba membuat nafsu mereka membumbung tinggi., Dan mereka bercumbu di depan pintu sambil memperhatikan kami, pakaian yang istriku kenakan sudah setengah terbuka.


    Buah dada istriku yang besar membusung indah sudah terbuka dan diremas-remas oleh Anton sambil melihat yang kami lakukan Dan pada saat aku sedang di atas tubuh istrinya, nampaknya nafsu mereka sudah tak tertahankan lagi, mereka langsung melepaskan semua pakaian hingga akhirnya bugil. Istriku dibimbingnya agar berbaring dibagian kosong di sofa lain di ruang tamu itu, namun kaki istriku masih terjulur di lantai. Tanpa memperhatikan kami yang sedang bengong melihat kedatangannya. Anton langsung mengangkat paha istriku hingga terkangkang, meletakkan kedua lututnya ke pinggir sofa dan mengarahkan batang penisnya yang sangat tegang dan keras ke mulut liang vagina istriku yang basah menunggu dimasuki oleh batang penis yang keras. Lalu dia mulai menggenjot tubuh istriku dengan cepat hingga tubuh istriku melonjak-lonjak dan mengerang nikmat. Rangsangan nafsu begitu menguasai istriku dan Anton, sehingga mereka langsung merasa berada di awang-awang dilambungkan oleh kenikmatan yang tak terhingga. Rangsangan kembali menjalar di tubuh istri Anton melihat suaminya tidak mempedulikan dirinya. “Aku.. akan melayanimu Mas…., aku akan memuaskanmu mas…., kalau Mas Anton aja bisa dan sangat bersemangat memberikan kenikmatan pada istrimu. Mengapa aku harus merasa terpaksa melayanimu Mas ?. Ayo mas …aku akan membuatmu melayang-layang…” demikian katanya sambil kedua tangannya memeluk erat tengkukku.

    Ciuman yang istri Anton berikan pada bibirku demikian ganas dan panas membara memberikan rasa nikmat yang membuat diriku melayang. Kemudian dengan liarnya, bibir dan lidahnya menciumi serta menjilati sekujur bidang dadaku sampai ke perut kemudian naik lagi kearah puting susuku yang kiri dan kanan secara bergantian. Dihisap-hisapnya dengan penuh nafsu kedua puting susuku sehingga aku melayang nikmat. ”Ouhhhh… ” keluhku. Kemudian tangan istri Anton dengan cekatan memegang pangkal penisku dan mengocoknya, sementara bibirnya langsung mengemut, menghisap dan menjilati penisku membuat aku semakin melayang diterpa nikmat yang luar biasa ”Akh…..hoohhh…..hoh… Aduh jeng….enak….ohhh…” kata-kataku keluar dari mulutku secara terpotong-potong. Secara sekilas kulihat bahwa posisi istriku dan Anton sudah berubah. Mereka sudah tidak lagi berdiri dipinggir sofa melainkan sudah berbaring diatas karpet . Anton terlentang dalam keadaan telanjang bulat . Tangan kanan istriku memegang pangkal penis Anton dan tangan kirinya mengusap-ngusap dada Anton, sementara mulut dan bibir istriku sibuk mengemut, menghisap dan menjilati kepala penis Anton membuat badan Anton terlonjak-lonjak dan kedua kakinya terkejang-kejang menahan nikmat yang diberikan istriku. Aku disinipun tak mau kalah… kuangkat badan mungil istri temanku ini, kuciumi seluruh bagian leher jenjang yang menggairahkan ini kejilat dan kuhisap-hisap hingga mata istri temanku ini terbeliak-beliak menahan nikmat dan mulut yang megap-megap serta keluarlah suara desisannya.. ”Hsssstttt….hhssstt..” Tanganku segera bekerja untuk meremas buah dada indah ini dan memilin-milin puting susunya sedang mulutku langsung menghisap dan menjilati puting susu yang sebelahnya.

    Desahan istri temanku sudah berubah menjadi erangan kenikmatan : ”Euh…euh… ouh…ouh….” dengan mata yang kadang terpejam rapat dan terkadang terbeliak-beliak menahan nikmat. Lalu kedua tanganku langsung meraih pantat indahnya dan bibirku langsung menuju selangmasan istri temanku ini dan dengan rakus aku menciumi, menjilati bahkan menghisap-hisap dan menggigit-gigit gemas vagina istri temanku ini. Perbuatanku ini membuat kaki istriku terjinjit-jinjit didera rasa nikmat dan kedua tangannya bertahan pada pundakku dan erangannya sudah berubah menjadi jeritan-jeritan serta teriakan nafas tertahan ”Auw…auw… ouhh…ouh enak mas…makasih mas….ouh…enak…mas…auw …” demikian ucapnya tiada henti seiring dengan ciuman dan jilatan lidahku pada vaginanya. Sampai akhirnya ia menjinjitkan kakinya tinggi-tinggi dan lurus kaku, kedua tangannya mencengkram pundakku dengan keras bagaikan cakar burung elang yang menangkap mangsa dan badannya melenting bagaikan busur panah, pantatnya ditekankan ke wajahku keras-keras sambil berteriak..”Aaaakkkhhhh……” kemudian badannya melonjak-lonjak dengan pantat yang berkedut-kedut dan setelah itu badannya terjengkang kebelakang hingga hampir jatuh telentang jika tidak kutahan.. Kubangunkan dia dan kubawa ke atas sofa, kulihat matanya basah oleh air mata yang keluar akibat menahan nikmat yang teramat sangat sambil berucap terbata-bata .. ”Makasih mas…enak banget…aku sangat melayang dan terhempas kehilangan keseimbangan…” kemudian ia memeluk erat diriku sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan yang masih datang menghampirinya.


    Sementara itu Anton telah diguncang-guncang kenikmatan yang diberikan oleh istriku. Tubuh istriku sedang menduduki selangkangan Anton dan dia bergerak sangat lincah dan erotis memberikan segala kenikmatan yang ada. Buah dadanya berguncang-guncang menggairahkan akibat gerakannya yang sangat liar. Mata Anton terbeliak-beliak menahan nikmat sementara dari mulut istriku keluar teriakan-teriakan seperti orang yang sedang berolah raga dengan nafas yang tersengal-sengal. ”Hhoh…Hhohh.. ..hessshhh ….heshhh ” seiring dengan gerakan pantatnya yang maju-mundur, keatas kebawah, kekiri-kekanan dan diputar-putar. Teriakan-teriakan istriku rupanya cepat membangkitkan kembali nafsu istri Anton untuk melanjutkan persetubuhan denganku. Badannya berdiri diatas sofa, kedua kakinya diletakkan dikiri dan kanan pinggulku , kemudian dia berjongkok mengarahkan liang vagina yang telah basah dan licin tepat di depan kepala penisku yang sedang tegak berdiri dengan gagahnya. ”Aku akan memberikan kenikmatan yang belum pernah mas rasakan sebelumnya, percayalah..!” katanya tersenyum manis berpromosi.. Tangan mungilnya mengarahkan kepala penisku ke depan liang vaginanya, kemudian pantatnya menekan ke bawah. Dan….blessshhh…penisku telah masuk ke liang kenikmatan istri temanku secara perlahan-lahan. Sepanjang perjalanan kepala penisku menerobos liang vagina istri temanku, kepala dan batang penisku seperti disambut dengan jilatan-jilatan beribu-ribu lidah kecil yang menjilati seluruh permukaan syaraf nikmat yang terdapat diseluruh permukaan penisku. Membuat mulutku ternganga dan mata melotot menahan nikmat yang amat sangat yang tidak pernah kualami selama bersetubuh dengan istriku. Janji istri temanku ini memang benar. Istri temanku ini tersenyum manja melihat aku melotot dan ternganga menahan nikmat yang diberikan oleh vaginanya.. ”Itu tadi baru permulaan…” katanya dilanjutkan dengan mencium bibirku penuh nafsu, kemudian secara perlahan-lahan pantatnya mulai bergerak secara teratur keatas-kebawah, kedepan-kebelamas, dan diputar-putar.. Gerakan-gerakan tersebut secara periodik terus dilakukan oleh secara konstan, memberikan kenikmatan yang sangat bagi penisku.

    Aku sampai mabuk kepayang dan melayang-layang didera oleh angin topan kenikmatan yang diberikan oleh vagina istri temanku yang luar biasa ini. Sepertinya istri temanku ini merasa heran, kenapa aku belum juga mencapai puncak, padahal biasanya bila jurus yang barusan saja dia peragakan padaku dia berikan pada suaminya, maka tak menunggu banyak waktu suaminya akan sampai menuju puncak dan menjerit nikmat sambil melepaskan sperma yang deras. Sementara dirasakan olehnya bahwa penisku masih tetap tegang dan keras padahal dia melihat aku terbeliak-beliak menahan nikmat Istriku temanku semakin ganas menggerakkan pantatnya, dan mulai memperdengarkan suara dengusan dan erangan yang memburu ”Aaah…hekhs…heks… ouh…ouh….auw…” jeritannya berulang-ulang.

    Dan akhirnya gerakannya sudah mulai sangat cepat dan tak teratur. Denyutan , kedutan dan jilatan lidah-lidah kecil di rongga vagina istri temanku semakin keras dan akhirnya… ”Aaaaahhh…..” istri temanku menjerit sangat keras sambil melentingkan badan dan mencakar dadaku. Vaginanya ditekan kuat-kuat ke selangmasanku sehingga penisku amblas sampai dalam sekali dan kakinya kaku dan BRUK…. dia ambruk menindih tubuhku yang sudah hampir menuju puncak tapi Istri temanku ini keburu ambruk dan terdiam sehingga orgasmeku kembali surut ”Oooh…mas…benar-benar nikmat banget… mas benar-benar hebat” katanya memujiku sambil membaringkan kepalanya di dadaku menikmati sisa-sisa orgasme. Sementara di ruang tengah, posisi sudah berubah lagi. Anton diatas istriku sedang memompa pantatnya ke selengkangan istriku. Penisnya dengan cepat keluar-masuk vagina istriku. Tangannya seperti biasa selalu bermain dibuah dada istriku yang sangat digandrunginya. Matanya melotot seperti mau copot seolah sedang mengejar sesuatu yang akan segera dia raih. Gerakan pinggul istriku dibawah tubuh Anton sangat cepat dan tidak teratur, teriakan-terikan istriku keluar menunjukkan bahwa dia sedang didera kenikmatan yang teramat sangat yang sebentar lagi akan menuju puncak ”Auw..auw…auw…oh…ouh……” Dan akhirnya secara bersamaan gerakan mereka berdua sangat keras dan tak terkendali dan …. ”Aaahhh…….” teriakan Anton dan istriku berbarengan.


    Lalu kedua tubuh mereka menegang kaku dan akhirnya terhempas lemas dengan diakhiri dengan kedutan-kedutan pantat mereka untuk saling menekan selangmasan masing-masing. Dan diakhiri dengan menggelosornya tubuh Anton dari atas tubuh istriku kesamping tubuh istriku. Dan mereka tertidur kelelahan sambil berpelukan damai. Sementara aku sudah mulai merangsang kembali istri Anton yang masih telungkup diatas tubuhku yang terduduk di sofa ruang tamu. Kubelai rambutnya yang indah, kukecup lembut bibirnya yang tipis dan matanya yang indah lalu kembali mengulum dan menghisap-hisap bibir istri temanku dengan penuh nafsu. Dia membuka matanya dan membalas ciumanku dengan tak kalah ganasnya. Tanganku kembali mempermainkan buahdada indah milik istri temanku. Perlahan-lahan kembali pantatnya bergerak mengucek penisku yang masih berada didalam vaginanya. Tetapi nampaknya gerakan pantatnya masih kurasakan lemah, karena mungkin masih lelah karena telah dua kali merasakan puncak orgasme yang sangat hebat yang menguras banyak energinya. Akhirnya kupegangi pantatnya, kemudian aku berdiri dari dudukku sehingga posisi saat ini menjadi aku yang sedang memangku istri temanku yang mungil dan menggairahkan. Kedua kakinya dia ikatkan ke pinggangku dan kedua tangannya merangkul tengkukku sebagai gantungan, sementara selangmasannya menekan keras selangmasanku sehingga penisku menusuk vaginanya hingga ke pangkalnya. ”Ouhh…. nikmatnya…” erangku. ”Ouhmmh… mas…. aku juga enak….euh….” sahutnya sambil mendekapku seperti orang yang sedang memanjat pohon kelapa. Kemudian aku mulai melonjak-lonjakan tubuhnya dengan melurus-luruskan kakiku.

    Istri temankupun ikut melonjak-lonjakan tubuhnya sehingga persetubuhan yang kulakukan sangat berat dan melelahkan namun juga sangat nikmat sehingga erangan kenikmatan kami saling bersahutan… ”Ouh….ouh….” erangannya ”Euh….hek….hek hsssttt..” Keluhku Lututku semakin kurasakan leklok. Akhirnya kupangku istri temanku ini memepet kan punggungnya ke dinding ruang tamu dan kakinya aku turunkan sehingga kakinya terjinjit tertahan vagina yang diganjal oleh penisku yang sangat tegang. Bebanku berkurang dan pantatku dapat bergerak bebas untuk maju-mundur mengocok penisku didalam vagina dengan beribu-ribu lidah kecil yang terus menerus menjilati seluruh permukaan penisku disertai dengan kedutan dinding yang memijit-mijit nikmat penisku. Kenikmatan ini semakin tak terlukiskan dan akupun tanpa sadar terus-menerus mendengus dan melenguh menahan nikmat ”Ouh…heh…heh……ouh….hekss…” dengusku keras. Tiba-tiba gerakan pantat istri temanku ini semakin liar dan dia mulai menjerit-jerit kembali…”Auw…auw…auw…ohhhh….hoh…..hoh….hhhssstttt… ” Dan akhirnya ”Aaaahhhhh…” Istri temanku kembali menjerit panjang badannya melenting kaku.. giginya menggigit dadaku dan tangannya mencakar punggungku. Beberapa detik kemudian kembali pantatnya berkedut-kedut dan vaginanya berkontraksi sangat hebat memijit-mijit batang penisku dengan ketat.. ”Oohhh…….” aku melenguh menahan nikmat.

    Sejurus kemudian badannya lemas tak berdaya hampir mengelosor jatuh terduduk jika tak ditahan oleh pelukanku ”Ouhh…hssss makasih mas… kenikmatan orgasme ini benar-benar melelahkanku…” katanya lemah …. Aku bimbing kembali istri temanku ke sofa dan kubaringkan. Badannya sudah sangat basah kuyup oleh keringat. Benar-benar suatu persetubuhan yang sangat luar biasa menguras tenaga…Aku biarkan dia terbaring beberapa saat sambil kubelai-belai rambutnya yang indah. Aku tak bosan-bosan menikmati keindahan tubuh mungil istri temanku ini. Rupanya istri temanku ini merupakan tipe wanita penikmat sex, karena walaupun telah beberapa kali meraih orgasme yang hebatpun gairahnya cepat kembali bangkit untuk meraih kepuasan orgasme berikutnya., ditambah lagi keistimewaan kedutan vagina miliknya yang bagaikan memiliki ribuah lidah kecil yang selalu menjilat dan memeras penis yang menjelajahinya. Kuarahkan dia agar kepalanya berbantalkan pegangan tangan sofa, kemudian kaki kanannya kuturankan kelantai dan kaki kiri terlipat di atas sofa, sehingga posisi istri temanku sekarang menjadi nungging dengan kaki kanan menahan di lantai dan dengkul kaki kiri menahan di sofa. Kemudian kedekati pantat seksi yang menggairahkanku ini. Kuarahkan penis tegangku ke vagina istriku dari belamas, kemudian blesss…. kembali batang penisku merasakan jepitan liang vagina yang memiliki ribuan lidah menjilat ini.. ”Ouhh…ouhh,…..” keluhku dan erangan istri temanku berbarengan.


    Aku memulai mengocok penisku ke vagina istri temanku. Ku maju mundurkan pantatku hingga menekan pantatnya sehingga terdengar suara yang keras akibat tumbukan antara selangmasanku dan pantat istri temanku. Plok…plok…plok Gerakanku mulai cepat-cepat tapi tetap teratur disertai dengan tolakan yang kejang-kejang. Hingga akhirnya pinggul istri temanku bergerak-gerak liar sehinga bunyi benturan itu semakin keras. PLOK…PLOK…PLOK Dan akhirnya kembali dia menjerit dan melenguh keras… ”Aaakhhh….” jerit istri temanku ini… ”Hhhooohhhhh…..” dengus napasku. Tubuhnya kaku beberapa saat dan kemudian terjadi kontraksi pada vaginanya dengan berkedut-kedut beberapa kali sangat keras. Lalu…BRUKK… kami jatuh telungkup di atas sofa ”Ouhh… kenapa selalu enak begini, mas..? ” pertanyaan yang tak perlu dijawab dilontarkan lemah oleh mulutnya .. Tapi saat ini aku tidak akan membiarkannya lama-lama beristirahat karena kurasakan orgasme bagi diriku sudah sangat dekat karena mataku sudah berkunang-kunang dan perasaan sudah tak menentu. Kemudian kubalikkan badannya dan langsung menindih badannya kurahkan venisku ke liang vaginanya yang sudah sangat banjir dan kemerahan dan … Blesss… kembali kurasakan liang vagina dengan ribuan lidah menjilat ini. Aku mulai memompakan pantatku mengocok dan mengaduk-ngaduk vagina istri temanku dengan penisku.

    Gairah istri temanku ini kembali meninggi dan dia mulai mengeluh dan mengerang menahan nikmat.. Erangan istri temanku semakin keras…”Euh..euh..” Dan tiba-tiba gerakan pantatnya menjadi liar dan cepat. Erangannyapun telah berubah menjadi teriakan-teriakan yang merangsang “Aaah…aahhh…aaahhh” Dan diakhiri dengan jeritan panjang melepas nikmat “AAAaaaaahhhhhh…..” Tubuhnya kaku, badannya melenting dan vagina berkonstraksi sangat hebat membuat penisku tidak mampu bertahan. Dan aku pun menjerit melepaskan beban nikmat “Aahhhh…” Tubuhku tegang, pantatku kutekan dalam-dalam dan.. cret…cret…cret spermaku terpancar sangat deras dan kental menyemprot dinding vagina istri temanku yang sedang berkonstraksi.

    Akhirnyanya tubuh kami pun berkedut-kedut menghabiskan sisa-sisa kenikmatan yang masih bisa terasakan. Kemudian…Bruk…. kali ini ..tubuhku benar-benar ambruk menindih tubuh mungil istri temanku, tapi aku gelosorkan kesamping tubuhnya, kemudian aku memeluknya sambil mata terpejam menikmati sisa-sisa orgasme yang sangat luar biasa… dan tanpa sadar kamipun tertidur. Dini hari aku dan istri temanku terbangun karena terganggu oleh erangan dan jeritan-jeritan nikmat yang keluar dari mulut Anton dan istriku. Rupanya Anton dan istriku kembali mengayuh berahi menggapai nikmat membuat aku dan terutama istri Anton menjadi terangsang kembali. Aku merangsang gairah istri Anton dengan cara menciumi leher, dada dan akhirnya menjilati, mengulum dan menghisap puting susu istri Anton yang sudah menonjol keras, Istri Anton hanya mengerang nikmat mendapat rangsangan dariku dan akhirnya kubisikan agar pindah ke ruangan dimana suaminya dan istriku sedang menagyuh nikmat, Istri Anton memandangku sejenak, namun akhirnya mengangguk dan secara bersamaan kami berdiri dan berjalan beriringan menuju ruang tengah dengan telanjang bulat. Aku dan istri Anton semakin terangsang, begitu masuk ke ruang tengah kami lihat istriku dan Anton sedang bersetubuh dengan nafsu yang bergelora, kulihat Anton begitu semangat mengayunkan pantatnya agar batang penisnya mengaduk-ngaduk liang vagina istriku, tangan Anton tak henti-hentinya meremas-remas buah dada istriku yang montok.


    Sementara itu, kepala istriku tergeleng-geleng ke kiri dan kekanan menikmati genjotan Anton sambil terus menerus mengerang nikmat, pantat istriku bergerak lincah menyambut setiap helaan pantat Anton. Anton dan istriku yang sedang seru mengayuh nikmat hanya menoleh selintas padaku dan istri Anton ketika kami datang dan mengambil posisi disamping mereka, kemudian tanpa mempedulikan kehadiran kami mereka melanjutkan pergulatan mereka merengkuh nikmat disertai dengan suara erangan dan keluhan nikmat yang bersahutan.Aku dan istri Anton pun tidak mempedulikan kondisi mereka. Kami mulai bercumbu mengayuh nikmat yang jauh lebih seru dan lebih panas dibanding tadi, karena saat ini kami dapat melakukan dengan bebas karena kami lakukan di atas karpet yang luas. Geliat tubuh istri Anton semakin liar dan ganas seperti mendapat tambahan tenaga baru ketika dia lihat disampingnya suaminya dengan liar dan ganas sedang menghentak-hentakan pinggulnya dia atas tubuh istriku Dengan tiada lelah Aku terus memberikan kenikmatan yang sensasional pada istri Anton dengan cara dan variasi yang berbeda-beda. Demikian pula nampaknya dengan istri Anton, Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk memberikan kenikmatan yang dalam beberapa hal belum pernah kudapatkan dari istriku. Entah berapa puluh kali istri temanku ini mengalami orgasme dan entah berapa ronde kami melakukan pertarungan yang sangat melelahkan dan menguras banyak tenaga.

    Pertarunganku dan istri Anton baru selesai ketika kokok ayam jago terdengar, sementara Anton dan istriku sudah cukup lama tertidur kelelahan setelah mereka selesai melakukan pertarungan babak kedua dini hari tadi.. Akibat kejadian semalam, keakraban kami menjadi sangat lain, orang lain akan bingung bila meperhatikan kemesraan kami, bingung untuk menentukan mana yang merupakan pasangan suami istri. Sebab aku menjadi sangat mesra dengan istriku dan istri Anton, demikian juga dengan Anton menjadi sangat mesra terhadap istrinya dan istriku. Sejak saat itu sering kali aku pulang siang-siang bukan ke rumahku tapi ke rumah Anton dan bersetubuh dengan istrinya Anton. Demikian pula dengan Anton sering kali siang-siang ke rumahku dan bersetubuh dengan istriku. Pernah beberapa kali aku memergoki Anton sedang bergulat meraih nikmat di atas tubuh seksi istriku. Aku tidak marah tapi langsung aja kubilang akan kerumah Anton.

    Mereka maklum dan terus melanjutkan pergulatan yang sempat terganggu atas kedatanganku. Kejadian hari ini adalah pengalaman pertama yang tak terlupakan, dimana kami main berempat. Dan sejak saat itu seolah-olah telah diresmikan oleh kami berempat, aku boleh meniduri istrinya kapan saja aku mau dan akupun merelakan istriku digaulinya kapankun dia mau. Sampai saat ini status perkawinan kami tidak tergannggu. Aku dan istriku tetap saling mencinta demikian juga dengan Anton dan istrinya. Dan kami tetap melakukan hubungan suami istri dengan pasangan perkawinan masing-masing. Hanya saja sampai saat ini kami belum pernah melakukan keroyokan. Dan nampaknya tidak akan pernah kami lakukan. Tetapi kalau menukar pasangan ditengah permainan beberapa kali pernah kami lakukan. Pada saat kami melakukan acara kumpul bersama.




  • Amateur couple roommates

    Amateur couple roommates


    1862 views

  • Video bokep Mai Ogino toket gede dikocokkin hingga becek

    Video bokep Mai Ogino toket gede dikocokkin hingga becek


    2205 views

  • Foto Bugil gadis menampilkan bodynya yang aduhai

    Foto Bugil gadis menampilkan bodynya yang aduhai


    2199 views

    Duniabola99.com – foto gadis cewek cantik bugil sambil duduk di sofa tua melepaskan pakaian tidurnya yang berwarna merah dan mengangkang memarkan memeknya yang berbulu tipis tipis yang sangat mengoda.

  • Foto Bugil Si rambut merah panjang berkaki panjang, Odara membuka gaunnya

    Foto Bugil Si rambut merah panjang berkaki panjang, Odara membuka gaunnya


    1697 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang kaki panjang melepas gaunya yang cantik mengangkang duduk dikursi menampakkan memeknya yang yang berbulu tipis tipis dicukur rapi.

  • Video Bokep Maya Mizuki toket besar tukang hisap kontol

    Video Bokep Maya Mizuki toket besar tukang hisap kontol


    2069 views

  • Petite stepsis Ziggy Star gets big dick

    Petite stepsis Ziggy Star gets big dick


    1970 views

  • Kisah Memek Aku jadi Liar Karena diPerkosa

    Kisah Memek Aku jadi Liar Karena diPerkosa


    4390 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Aku jadi Liar Karena diPerkosa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ayahku sudah sekitar 3 tahun meninggal dunia, meninggalkan ibu dan anakanak, aku dan adikku Charles yang masih kecil. Kini Charles sudah duduk di kelas 8 SD sedang aku sudah tamat SMU, mulai kuliah di Akademi Pariwisata dan Perhotelan. Meski mendapat dana pensiun tetapi amat kecil jumlahnya. Maklum, ayahku hanya pegawai kecil di Pemda KMS. Bandar Slot online


    Untuk menyambung hidup dan biaya sekolahku dan Charles, ibuku terpaksa membuka toko jamu di samping rumah. Lumayan, sebab selain jualan jamu ibu juga menjual rokok, permen, alatalat tulis, pakaian anakanak dan sebagainya. Tentu saja, aku membantu ibu dengan sekuat tenaga. Siapa lagi yang bisa membantu beliau selain aku?

    Charles masih terlalu kecil untuk bisa membantu dan mengerti tentang kesulitan hidup. Meski usia ibu sudah berkepala 4 tetapi masih cantik dan bentuk tubuhnya masih bahenol dan menarik. Maklum ibu memang suka memelihara tubuhnya dengan jamu Jawa. Selain itu, sejak muda ibu memang cantik. Ibuku blasteran, ayahnya belanda dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri dari suku Ambon tetapi kelahiran Banyumas. Ia lebih Jawa ketimbang Ambon, meski namanya Ambon. Selama hidup sampai meninggal ayah bahkan belum pernah melihat Ambon.

    Ayah meninggal karena kecelakaan bus ketika bertugas di Jakarta. Bus yang ditumpanginya ngebut dan nabrak truk tangki yang memuat bahan bakar bensin. Truk dan bus samasama terbakar dan tak ada seorang penumpangpun yang selamat termasuk ayahku.

    Sejak itu, ibuku menjanda sampai tiga tahun lamanya. Baru setahun yang lalu diamdiam ibu pacaran dengan duda tanpa anak, teman sekantor ayahku dulu. Namanya Sutoyo, usianya sama dengan ibuku, 42 tahun. Sebenarnya aku sudah curiga, sebab Pak Herman (aku memanggilnya Pak karena teman ayahku) yang rumahnya jauh sering datang minum jamu dan ngobrol dengan ibuku. Lamalama mereka jadi akrab dan lebih banyak ngobrolnya daripada minum jamu. Kecurigaanku terbukti ketika pada suatu hari. ibu memanggilku dan diajaknya bicara secara khusus.

    Begini Cyn, kata ibu waktu itu.


    Ayahmu kan sudah tiga tahun meninggalkan kita, sehingga ibu sudah cukup lama menjanda.

    Aku langsung bisa menebak apa yang akan dikatakan ibu selanjutnya. Aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui betapa sepinya ibu ditinggal ayah. Ibu masih muda dan cantik, tentunya ia butuh seseorang untuk mendampinginya, melanjutkan kehidupan. Aku sadar sebab aku juga wanita meski belum pernah menikah.

    Ibu tak bisa terus menerus hidup sendiri. Ibu butuh seseorang untuk mendampingi ibu dan merawat kalian berdua, kamu dan adikmu masih butuh perlindungan, masih butuh kasih sayang dan tentu saja butuh biaya untuk melanjutkan studi, kalian demi ibu sudi menikah kembali dengan Pak Herman dengan harapan masa depan kalian lebih terjamin.

    Kamu mengerti? begitu kata ibu.

    Ibu mau menikah dengan Pak Herman? aku langsung saja memotongnya.

    Tidak apaapa kok Bu, Pak Herman kan orang baik, duda lagi. Apalagi dia kan bekas teman ayah dulu!.

    Rupanya kamu sudah cukup dewasa untuk bisa membaca segala sesuatu yang terjadi sekelilingmu, Cyn, ibu tersenyum.

    Kamu benarbenar mirip ayahmu.

    Tak berapa lama kemudian ibu menikah dengan Pak Herman dengan sangat sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat. Sesudah itu ibu diboyong ke rumah Pak Herman , dan rumah kami, kios dan segala isinya menjadi tanggung jawabku. Ibu datang pagi hari setelah kios aku buka dan pulang sore hari dijemput Pak Herman sepulangnya dari kantor.

    Kehidupan kami bahagia dan biasabiasa saja sampai pada suatu hari, sekitar empat bulan setelah ibu menikah, suatu tragedi di rumah tangga terjadi tanpa setahu ibuku. Aku memang sengaja diam dan tidak membicarakan peristiwa itu kepada ibuku, aku tidak ingin melukai perasaannya. Aku terlalu sayang pada ibu dan biarlah kutanggung sendiri.


    Kejadian itu bermula ketika aku sedang berada di rumah ibuku (rumah Pak Herman ) mengambil beberapa barang dagangan atas suruhan ibu. Hal tersebut biasa kulakukan apabila aku sedang tidak kuliah. Bahkan aku juga sering tidur di rumah ibuku bersama adik. Tak jarang sehari penuh aku berada di rumah ibu saat ibu berada di rumah kami menjaga kios jamu.

    Kadangkala aku memang butuh ketenangan belajar ketika sedang menghadapi ujian semester. Rumah ibu Sepi di siang hari sebab Pak Herman bekerja dan ibu menjaga kios, sementara di rumah itu tidak ada pembantu. Siang itu ibu menyuruhku mengambil beberapa barang di rumah Pak Herman karena persediaan di kios habis. Ibu memberiku kunci agar aku bisa masuk rumah dengan leluasa. Tetapi ketika aku datang ternyata rumah tidak dikunci sebab Pak Herman ada di rumah.

    Aku sedikit heran, kenapa Pak Herman pulang kantor begitu awal, apakah sakit?

    Lho, Bapak kok sudah pulang? tanyaku dengan sedikit heran.

    Sakit ya Pak?.

    Ah tidak, jawab Pak Herman .

    Ada beberapa surat ketinggalan. kamu sendiri kenapa kemari? Disuruh ibumu ya?.

    Iya Pak, ambil beberapa barang dagangan, jawabku biasabiasa saja.

    Seperti biasa aku terus saja nyelonong masuk ke ruang dalam untuk mengambil barang yang kuperlukan.

    Tak kusangka, Pak Herman mengikutiku dari belakang. Ketika aku sudah mengambil barang dan hendak berbalik, Pak Herman berdiri begitu dekat dengan diriku sehingga hampir saja kami bertubrukan. Aku kaget dan lebih kaget lagi ketika tibatiba Pak Herman memeluk pinggangku. Belum sempat aku protes, Pak Herman sudah mencium bibirku, dengan lekatnya.

    Barang dagangan terjatuh dari tanganku ketika aku berusaha mendorong tubuh Pak Herman agar melepaskan tubuhku yang dipeluknya erat sekali. Tetapi ternyata Pak Herman sudah kerasukan setan jahanam. Ia sama sekali tak menghiraukan doronganku dan bahkan semakin mempererat pelukannya. Aku tak berhasil melepaskan diri. Pak Herman menekan tubuhku dengan tubuhnya yang besar dan berat. Aku mau berteriak tetapi tibatiba tangan kanan Pak Herman menutup mulutku.

    Kalau kamu berteriak, semua tetangga akan berdatangan dan ibumu akan sangat malu, katanya dengan suara serak.

    Nafasnya terengahengah menahan nafsu.

    Berteriaklah agar kita semua malu!

    Aku jadi ketakutan dan tak berani berteriak. Rasa takut dan kasihan kepada ibu membuat aku luluh. Pikirku, bagaimana kalau sampai orang lain tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang diperbuat suami ibuku terhadapku.


    Belum lagi aku jernih berpikir Pak Herman menyeretku masuk ke kamar tidur dan mendorongku sampai jatuh telentang di tempat tidur. Dengan garangnya Pak Herman menindih tubuhku dan menciumi wajahku. Sementara tangannya yang kanan tetap mendekap mulutku, tangan kirinya mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Benda kecil licin segera dipaksakan masuk ke dalam mulutku. Benda kecil yang ternyata kapsul lunak itu pecah di dalam mulut dan terpaksa tertelan.

    Setelah menelan kapsul itu mataku jadi berkunangkunang, kepalaku jadi berat sekali dan anehnya, gairah seksku timbul secara tibatiba. Jantungku berdebar keras sekali dan aliran darahku terasa amat cepat. Entah bagaimana, aku pasrah saja dan bahkan begitu mendambakan sentuhan seorang lelaki. Gairah itu begitu memuncak dan menggebugebu itu datang secara tibatiba menyerang seluruh tubuhku.

    Samarsamar kulihat wajah Pak Herman menyeringai di atasku. Perlahanlahan ia bangkit dan melepaskan seluruh pakaianku. Kemudian ia membuka pakaiannya sendiri. Aku tak bisa menolak. Diriku seperti terbang di awangawang dan meski tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sama sekali tak ada niat untuk melawan.

    Begitu juga ketika Pak Herman yang sudah tak berpakaian menindih tubuhku dan menggerayangi seluruh badanku, aku pasrah saja. Bahkan ketika aku merasakan suatu benda asing memasuki tubuhku, aku tak bisa berbuat apaapa. Tak kuasa untuk menolak, karena aku merasakan kenikmatan luar biasa dari benda asing yang mulai menembus dan bergerakgerak di dalam liang kewanitaanku. Kesadaranku entah berada di mana. Hanya saja aku tahu, apa yang sedang terjadi pada diriku, Aku telah diperkosa Pak Herman !

    Ketika siuman, kudapati diriku telentang di ranjang Pak Herman (yang juga ranjang ibuku) tanpa busana. Pakaianku berserakan di bawah ranjang. Sprei moratmarit dan kulihat bercak darah di sprel itu. Aku menangis.., aku sudah tidak perawan lagi! Aku sudah kehi1angan apa yang paling bernilai dalam hidup seorang wanita. Aku merasa jijik dan kotor. Aku bangkit dan bagian bawah tubuhku terasa sakit sekali.., nyeri! Tetapi aku tetap berusaha bangkit dan dengan tertatihtatih berjalan ke kamar mandi.

    Kulihat jam dinding, Wah.., Sudah 3 jam aku berada di rumah itu. Aku harus segera pulang agar ibu tidak menunggununggu. Aku segera mandi dan membersihkan diri serta berdandan dengan cepat.

    Kuambil barang dagangan yang tercecer di lantai dan segera pulang. Pak Herman sudah tidak kelihatan lagi, mungkin sudah kembali ke kantor. Kubiarkan ranjang moratmarit dan sprei berdarah itu tetap berada di sana. Aku tak peduli. Hatiku sungguh hancur lebur. Kebencianku kepada Pak Herman begitu dalam. Pada suatu saat, aku akan membalasnya.

    Kok lama sekali? tanya ibu ketika aku datang.

    Bannya kempes Bu, nambal dulu! jawabku sambil mencoba menutupi perubahan wajahku yang tentu saja pucat dan malu.

    Kuletakkan barang dagangan di meja dan rasanya ingin sekali aku memeluk ibu dan memohon maaf serta menceritakan apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku.


    Tetapi hati kecilku melarang. Aku tak ingin membuat ibu sedih dan kecewa. Aku tak ingin ibuku kehilangan kebahagiaan yang baru saja didapatnya. Aku tak kuasa membayangkan bagaimana hancurnya hati Ibu bila mengetahui apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku. Biarlah Untuk sementara kusimpan sendiri kepedihan hati ini.

    Dengan alasan hendak ke rumah teman, aku mandi dan membersihkan diriku (lagi). Di kamar mandi aku menangis sendiri, menggosok seluruh tubuhku dengan sabun berkalikali. Jijik rasanya aku terhadap tubuhku sendiri. Begitu keluar dan kamar mandi aku langsung dandan dan pamit untuk ke rumah teman. Padahal aku tidak ke rumah siapasiapa. Aku larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Aku duduk menyepi sendiri di sana sambil menguras air mataku.

    Ya Tuhan, ampunilah segala dosadosaku ratapku seorang diri.

    Baru sore menjelang magrib aku pulang. Ibu sudah dijemput Pak Herman pulang ke rumahnya sehingga aku tak perlu bertemu dengan lelaki bejat itu. Kios masih buka dan adik yang menjaganya. Ketika aku pulang, aku yang menggantikan menjaga kios dan adik masuk untuk belajar.

    Untuk beberapa hari lamanya aku sengaja tidak ingin bertemu Pak Herman . Malu, benci dan takut bercampur aduk dalam hatiku. Aku sengaja menyibukkan diri di belakang apabila pagipagi Pak Herman datang mengantar ibu ke kios. Sorenya aku sengaja pergi dengan berbagai alasan saat Pak Herman menjemput ibu pulang.

    Namun meski aku sudah berusaha untuk terus menghindar, peristiwa itu toh terulang lagi. Peristiwa kedua itu sengaja diciptakan Pak Herman dengan akal liciknya. Ketika sore hari menjemput ibu, Pak Herman mengatakan bahwa ia baru saja membeli sebuah sepeda kecil untuk adikku, Charles. Sepeda itu ada di rumah Pak Herman dan adik harus diambil nya sendiri.

    Tentu saja adikku amat gembira dan ketika Pak Herman menyarankan agar adik tidur di rumahnya, adik setuju dan bahkan ibu dengan senang hati mendorongnya. Bertiga mereka naik mobil dinas Pak Herman pulang ke rumah mereka. Karena tidak ada orang lain di rumah, sebelum Pukul sembilan kios sudah kututup.

    Rupanya, setelah sampai di rumah dan menyerahkan sepeda kecil kepada adik, Pak Herman beralasan harus kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya malam itu juga. Ibu tidak curiga dan sama sekali tidak mengira kelau kepergian suaminya sebenarnya tidak ke kantor, melainkan kembali ke kios untuk nemperkosaku.

    Waktu itu sudah pukul sepuluh malam dan kios sudah lama aku tutup. Tibatiba saja Pak Herman sudah ada di dalam rumah. Rupanya Ia punya kunci milik ibu sehinga ia bisa bebas keluar masuk rumah kami. Aku amat kaget dan ingin mendampratnya, tetapi kembali dengan tenang dan wajah menyeringai, Pak Herman mengancamku

    Ayo, berteriaklah agar semua tetangga datang dan tahu apa yang sudah aku lakukan terhadapmu! ancamnya serius.

    Ayo berteriaklah agar ibumu malu dan seluruh keluargamu tercoreng! tambahnya dengan suara serak.


    Sekali lagi aku terperangah. Mulutku sudah mau berteriak tetapi katakata Pak Herman sekali mengusik hatiku. Perasaan takut akan terdengar tetangga, ketakutan nama ibuku akan menjadi tercoreng, kecemasan bahwa tetangga akan mengetahui peristiwa perkosaanku, aku hanya berdiri terpaku memandang wajah penuh nafsu yang siap menerkamku. Aku tak bisa berpikir jernih tagi. Hanya perasaan takut dan takut yang terus mendesak naluriku.

    Sebelum aku mampu mengambil keputusan apa yang akan kulakukan, Pak Herman sudah maju dan mendekap tubuhku. Sekali lagi aku ingin berteriak tetapi suaraku tersendat di tenggorokan. Entah bagaimana awalnya namun yang aku tahu lelaki itu sudah menindih tubuhku dengan tanpa busana. Yang jelas, malam itu aku terpaksa melayani nafsu suami ibuku yang menggebugebu.

    Dengan ganas ayah tiriku itu memperlakukan aku seperti pelacur. Ia memperkosaku berkalikali tanpa belas kasihan. Dengus nafasnya yang berat dan tubuhnya yang menindih tubuhku apalagi ketika ada sesuatu benda keras mulai masuk menyeruak membelah bagian sensitif dan paling terhormat bagi kewanitaanku membuat aku merintih kesakitan. Aku benarbenar dijadikannya pemuas nafsu yang benarbenar tak berdaya.

    PakToyo kuat sekali. Ia memaksaku berbalik kesana kemari berganti posisi berkalikali dan aku terpaksa menurut saja. Hampir dua jam Pak Herman menjadikan tubuhku sebagai bulanbulanan nafsu seksnya.

    Bukan main! Begitu ia akan selesai kulihat Pak Herman mencabut batangannya dari kemaluanku dengan gerakan cepat ia mengocokngocokkan batangannya yang keras itu dengan sebelah tangannya dan dalam hitungan beberapa detik kulihat cairan putih kental menyemprot dengan banyak dan derasnya keluar dari batang kejantanannya, cairan putih kental itu dengan hangatnya menyemprot membasahi wajah dan tubuhku, ada rasa jijik di hatiku selain kurasakan amis dan asin yang kurasakan saat cairan itu meleleh menuju bibirku, setelah itu ia lunglai dan terkapar di samping tubuhku, tubuhku sendiri bagai hancur dan tak bertenaga.

    Seluruh tubuhku terasa amat sakit, dan air mata bercucunan di pipiku. Namun terus terang saja, aku juga mencapai orgasme. Sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya. Entah apa yang membuat ada sedikit perasaan senang di dalam hatiku. Rasa puas dan kenikmatan yang sama sekali tak bisa aku pahami.

    Aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa terjadi, tetapi kadangkala aku justru rindu dengan perlakuan Pak Herman terhadapku itu. Aku sudah berusaha berkalikali menepis perasaan itu, tetapi selalu saja muncul di benakku. Bahkan kadangkala aku menginginkan lagi dan lagi! Gila bukan?

    Dan memang, ketika pada suatu sore ibu sedang pergi ke luar kota dan Pak Herman mandatangiku lagi, aku tak menolaknya. Ketika ia sudah berada di atas tubuhku yang telanjang, aku justru menikmati dan mengimbanginya dengan penuh semangat. Rupanya apa yang dilakukan Pak Herman terhadapku telah menjadi semacam candu yang membuatku menjadi kecanduan dan ketagihan. Aku kini mulai menikmati seluruh permainan dan gairah yang luar biasa yang tak bisa kuceritakan saat ini dengan katakata.

    Pak Herman begitu bergairah dan menikmati seluruh lekuklekuk tubuhku dengan liarnya, akupun mulai berani mencoba untuk merasakan bagianbagian tubuh seorang lelaki, akupun kini mulai berani untuk balas mencumbui, membelai seluruh bagian tubuhnya dan mulai berani untuk menjamah batang kejantanan ayah tiriku ini, begitu keras, panjang dan hangat. Aku menikmati dengan sungguhsungguh, Luar Biasa!

    Pada akhir permainan Pak Herman terlihat amat puas dan begitu juga aku. Namun karena malu, aku tak berkata apaapa ketika Pak Herman meninggalkan kamarku. Aku sengaja diam saja, agar tak menunjukkan bahwa aku juga puas dengan permainan itu. Bagaimanapun juga aku adalah seorang wanita yeng masih punya rasa malu.

    Akan tetapi, ketika Pak Herman sudah pergi ada rasa sesal di dalam hati. Ada perasaan malu dan takut. Bagaimanapun Pak Herman adalah suami ibuku. Pak Herman telah menikahi ibuku secara sah sehingga ia menjadi ayah tiriku, pengganti ayah kandungku.

    Adalah dosa besar melakukan hubungan tak senonoh antara anak dan ayah tiri. Haruskah kulanjutkan pertemuan dan hubungan penuh nafsu dan maksiat ini?


    Di saatsaat sepi sediri aku termenung dan memutuskan untuk menjauh dan Pak Herman, serta tidak melakukan hubungan gelap itu lagi. Namun di saatsaat ada kesempatan dan Pak Herman mendatangiku serta mengajak bermain aku tak pernah kuasa menolaknya. Bahkan kadangkala bila dua atau tiga hari saja Pak Herman tidak datang menjengukku, aku merasa kangen dan ingin sekali merasakan jamahanjamahan hangat darinya.

    Perasaan itulah yang kemudian membuat aku semakin tersesat dan semakin tergilagila oleh permainan Pak Herman yang luar biasa hebat. Dengan penuh kesadaran akhirnya aku menjadi wanita simpanan Pak Herman di luar pengetahuan ibuku.

    Sampai sekarang rahasia kami masih tertutup rapat dan pertemuan kami sudah tidak terjadi di rumah lagi, tetapi lebih banyak di losmen, hotelhotel kecil dan di tempattempat peristirahatan. Yah, disana aku dan Pak Herman bisa bermain cinta dengan penuh rasa sensasi yang tinggi dan tidak kuatir akan kepergok oleh ibuku, kini aku dan ayah tiriku sudah seperti menjadi suami istri.

    Untuk mencegah halhal yang sangat mungkin terjadi, dalam melakukan hubungan seks Pak Herman selalu memakai kondom dan aku pun rajin minum jamu terlambat bulan. Semua itu tentu saja di luar sepengetahuan ibu. Aku memang puas dan bahagia dalam soal pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiaku sungguh terguncang. Bagaimana tidak? Aku telah merebut suami ibuku sendiri dan memakannya secara bergantian.

    Kadangkala aku juga merasa kasihan kepada ibu yang sangat mencintaiku. Kalau saja sampai ibu tahu hubungan gelapku dengan Pak Herman , Ibu pasti akan sedih sekali. Hatinya bakal hancur dan jiwanya tercabikcabik. Bagaimana mungkin anak yang amat disayanginya bisa tidur dengan suaminya? Sampai kapan aku akan menjalani hidup yang tak senonoh dan penuh dengan maksiat ini?

    Entahlah, sekarang ini aku masih kuliah. Mungkin bila nanti sudah lulus dan jadi sarjana aku bisa keluar dan lingkugan rumah dan bekerja di kota lain. Saat ini mungkin aku belum punya kekuatan untuk pergi, tetapi suatu saat nanti aku pasti akan pergi jauh dan mencari lelaki yang benarbenar sesuai dan dapat kuandalkan sebagai suami yang baik, dan tentunya kuharapkan lebih perkasa dari yang kudapatkan dan kurasakan sekarang.

    Mungkin dengan cara itu aku bisa melupakan Pak Herman dan melupakan peristiwaperistiwa yang sangat memalukan itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Video Bokep Eropa ibu menonton anak tirinya lagi ngentot

    Video Bokep Eropa ibu menonton anak tirinya lagi ngentot


    2774 views

  • Kisah Memek Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda

    Kisah Memek Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda


    2733 views

    Duniabola99.com – Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.


    Cerita Sex Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu. Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.

    Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.

    “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?”
    Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak.
    “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya.
    “Mana Ida?”, tanyanya.
    “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku.
    “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang.
    Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami.
    “Mudah-mudahan, Ma”
    “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan.
    “Iya, aku mau banget tuh”
    Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi.
    “Nony ke mana Ma?” tanyaku.
    “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya”
    “Oh”, jawabnya.


    Cerita Dewasa Bersetubuh Dengan Mertuaku Yang Janda | Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.
    “Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
    “Ya enggak tahu tuh, Ma”
    “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini Mama ajarin”
    “Ajarin apa, Ma?”
    “Mama buatin jamu biar subur”
    “Ah bisa aja Mama nih”
    Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual.
    “Ma saya boleh nanya nggak?”
    “Apa?”
    “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?”
    “Ya kalo lagi sakit aja”
    “Untuk yang lain?”
    “Yang lain tuh apa?”
    “Jamu kuat lelaki misalnya?”
    “Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu”
    “Jadi nggak pernah sama sekali, Ma?”
    “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta”
    “Terus Mamanya gimana?”
    “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
    “Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”

    Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur”
    “Oh”, jawabku.
    “Kamu ini nanyanya ngawur, aja”
    “He, he, he..”
    “Sudah sore sana mandi”
    “Iya Ma”

    Sementara aku mandi, kurasakan penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga. Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun. Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang dililit hingga dadanya.
    “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
    “Iya, Ma”.


    Setelah mandi kupompa air di luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar handukku terlepas.
    “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir mertuaku.
    “Iya nih, Ma”
    “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung berdiri?”
    “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja.
    “Hus, apanya yang montok”
    “Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini”
    “Oh ini, mau lihat?”
    “Iya, mau, mau Ma”
    Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang cukup ramping itu terbuka.
    “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah dadanya.
    “Eh katanya cuma liat?”
    “Ya liat sama pegang, Ma”
    Kuremas-remas buah dadanya hingga nafasnya tersengal.
    “Sudah To, sudah”
    Tapi aku terus saja meremasnya dengan bersemangat.
    “Sudah To, Mama mau mandi dulu”
    “Bener mau mandi apa mau yang lain?”
    “Bener Mama mau mandi”
    “Nanti lagi ya?”

    Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke kamar mandi.
    Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi. Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring. Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas bibir vaginanya.
    “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir itu.
    Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.

    Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu. Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang vaginanya.
    “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To”
    “Mama kayak perawan aja”
    Setiap dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya.
    “Eghh, aduh sakit, To”
    “Hah, sakit?”


    Sambil mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu, sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam rongga vagina mertuaku. Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya sehingga dia bisa seperti ini.
    “Ayo To, nunggu apa lagi?”

    Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya. Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
    “Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.

    Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda akan orgasme terasa pada kami.

    Kulihat gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme.
    Tak lama kemudian, “Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih”
    “Aku juga, aghh”
    “Iiihh, aghh, ehmm, aghh”
    Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya menandakan bahwa dia telah orgasme.
    “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya menikmati sensasi orgasme yang tiada tara.

    Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan ini ke dalam rahim mertuaku.
    Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya dari liang vagina yang nikmat itu.
    “Kamu hebat juga, To”
    “Iya dong, Ma”
    “Jangan panggil Mama lagi”
    “Siapa dong?”
    “Heny aja”
    “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?”
    “Enak tenan, lho”

    Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu.
    Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?”
    “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah”
    “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega.
    “Yah, kan sekarang sudah”, kataku.
    “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi.
    Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu.
    Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?”
    “Emangnya bisa?”
    “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.


    Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku.
    “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat.

    Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik bagi anakku.

  • Kisah Memek Sex Dengan Gadis Tetangga

    Kisah Memek Sex Dengan Gadis Tetangga


    3533 views

    Duniabola99.com – Suatu siang karena suasana rumah juga kosong istri sedang pergi ke maratuanya dan dirumah aku sendiri aku habiskan untuk menonton film bokep sendirian di rumah sampai menjelang sore hari membuat kontolku tegang, gawat karena dirumah juga istri gak ada dan pelampiasanku juga terhalang, mencoba untuk menenangkan diri tapi kontolku juga masih tegang, aku berjalan ke belakang untuk mengambil air es dan menyalakan musik.


    Dan sudah agak turun tegangannya tapi saat film itu berputar lagi dan ada suara suara yang menggairahkan membuat kontolku juga semakin berdiri , ahh apa aku keluar saja dan mencari pelampiasan di tempat SK tapi aku takut kalau nanti aku ketularan penyakitnya, aku hentikan niatku dan teringat sudah 4 hari ini kontolku juga tak di servis.

    Biasanya 2 hari sekali kontolku aku aku masukkan ke memek istriku, aku matikan film tersebut dan pindah ke bagian teras untuk membaca surat kabar sambil ngeteh di sore hari, saat serius membaca tiba tiba pintu pagar berbunyi “kreeekkkkkk” aku menoleh ke arah sana ternyata Nadine , anak tetangga

    “om tante nya ada???

    “tante kamu sedang pulang ke desanya katanya besok baru sampai sini, gimana nik , sini duduk saja dulu??

    Dia menurut kata kataku sekarang dia duduk di sampingku, gadis yang baru masuk SMA ini sangat cantik dan polos, “ada perlu apa nik dengan tante??? Barangkali om juga bisa bantu”

    “gini lho om kemarin tante bilang mau minjemi aku majalahnya”

    “majalah yang mana sih nik, ??(mataku sambil melirik ke bagian tengah yang mana buah dadanya sudah mulai menonjol, sudah besar juga ni buah dada Nadine)

    “ya kalau gitu masuk saja sambil milih mana majalahnya biar besok aku yang bilang sama tantemu??

    Aku taruh koranku dan mengajak Nadine untuk masuk ke dalam ruang tengah, disitu biasanya tantemu menaruh majalahnya coba cari sendiri saja tepat di bagian bawah tv ada rak disitu biasanya menaruh majalahnya aku kemudian duduk disofa sambil memilih milih aku memperhatikan bentuk pantat Nadine yang sangat padat di usianya, dengan posisi jongkong aku membayangkan pantat itu jika aku masukkan kontolku seperti di film bokep tadi asyk kelihatnnya.

    Apalagi dari BHnya yang telihat membekas pada kaos yang dia pakai, ditambah rambut yang panjang dan kulit putihnya, “om om ini majalahnya lawas semua, yang baru gak ada nih??kata Nadine membuyarkan lamunanku,

    Apa mungkin ada di kamar tantemu coba masuk saja dan mencarinya, sungguh aku tak menyangka gadis ini yang awalnya biasa biasa saja sekarang membuat aku bernafsu ibarat dia buah apel yang mau matang dan enak untuk di makan, dan Nadine berjalan menuju ke kamar aku buntuti dia masuk kekamarku “dan inilah kesempatanku”bisik setan


    Uhh tapi dia masih kecil apalagi dia tetanggaan denganku, tapi ahhhh aku sudah dipenuhi oleh nafsu dan harus diselesaikan, aku mulai masuk dan menutup pintu sambil aku kunci pelan pelan, “dimana nik udah ketemu belum??? “belum juga om masih mencari ini??

    “gimana kalau menonton film aja dulu nyarinya nantian lagi??

    “film apaan om, bagus gak??

    “bagus kok, coba duduk aja dulu??

    Tanpa curiga Nadine duduk di samping ranjang,

    Aku ambil film tersebut dan memasukan DVDnya “itu kok ada cover wanitanya om??

    “udah lihat saja nik, nanti bagus kok”

    “ihhhhh omm omm kok gitu sih filmnya, saat pembukaan film ada potongan potongan orang yang sedang bercumbu”

    “omm omm itu kan film bokep kan?? “iya bener nik, kamu suka kan???

    “ihhh ihh omm”

    Sambil berkata , dia masih menatap matanya ke TV, saat adegan saling bercumbu dan bertelanjang aku memeluk dia dari belakang “Nadine kamu mau kan seperti di Film tersebut” “ahh omm gak mau om”tapi saat aku sentuh lehernya dia tidak menolak.aku endus endus dari belakang “kamu belum pernah coba kan, enak kok Nadine, “

    “ahh omm jangan om” sambil mau melepaskan tanganku aku tetap saja menolak dan terus erat tanganku sambil meremas remas kedua buah dadanya”

    Aku rebahkan tubuh Nadine ke ranjang , dan segera ingin melepas celana yang dia pakai, “ommm please jangan lakukan ini om”erangnya sambil memberontak menjepit kakinya, tapi aku yang kuat tak meghiraukan perkataannya , aku mulai menurunkan celana jeansnya dan kupelorotkan celana dalamnya juga,


    Melihat pemandangan seperti itu membuat tergoda dan langsung tak menunggu lama aku daratkan bibirku di antara celah selakanganya kuhisap hisap memeknya dan lidahku menjilati di celah celah memeknya “hmm hmmmm omm omm dia mendesah” rupanya Nadine masih perawan.

    Saat kepalaku berada di selakangannya kurasakan getaran dari pahanya yang mengencang, menjepit kepalaku, seakan akan memberi kode untuk untuk lebih dalam menjilatinya dan aku memperdalam jilatanku “ahh ahhh ommm aku keluar dia sudah orgasme duluan, dan aku pelan pelan naik ke atas untuk melucuti pakaiannya.

    Kucopot kaosnya dia sudah terbawa suasana dan menurut perintahku, Bhnya juga aku suruh untuk melepasnya lalu aku remas remas kedua toketnya sambil menciumi bibirnya “ahhh ommm enak omm” berganti memilin dan menjilati kedua putingnya bergantian, “Arhhhggggg argghhhh” tubuh Nadine menggelinjang.

    Aku yang berada di atas tubuh Nadine dia meremas remas rambutku, mungkin ini baru pertama kalinya dia merasakan sentuhan laki laki, “enakk kan Nadine” “hooh om enak rupanya”

    “pengen lebih enak lagi gak??? Langsung aku memegang kakinya dan aku kangkang tepat di tepian ranjang dan mengatur posisi dia terlihat pasrah, karena kontolku juga sudah tegang maksimal aku arahkan kontolku ke bibir memeknya dengan hati hati aku gesek gesekkan karena aku tau kalua Nadine masih perawan.

    Ku basahi dulu memeknya agar licin kurasa sudah cukup basah aku kemabli berdiri dan siap untuk memerawani Nadine, kutempelkan dan kugesek gesekan dia mulai terangsang, “matanya merem melek sambil menggigit bibir bawahnya”

    Perlahan lahan aku tusukkan ke memeknya dikit demi sedikit mulai masuk dari kepala kontol, kira kira sepuluh menitan aku gesek gesekan dan aku masuk keluarkan “Nadine nanti kalau sakit bilang saja yaa”dia menggangguk dan perlahan aku mulai menusukkan bless blesss dia kesakitan saat baru setengah kontolku masuk ke dalam, aku hentikan sejenak dan masih kontolku ada di dalamnya,sambil menunggu rasa sakitnya hilang aku sambil menciumi bibirnya.

    Gerakanku mulai aku atur sambil menekan pelan pelan bless bless blessss “ahhhhhhhhhh omm sakit om” Nadine menjerit aku berhenti sejenak dulu sambil atur nafas karena memeknya belum terbiasa, sambil aku pijat memeknya kira kira 5 menitan aku masukkan lagi bless blesss dan hampir semua batangku kulihat sudah masuk.


    “ommm ahhhh” kurasakan kontolku sudah menembus dinding rahimnya, dan kurasakan ada cairan yang keluar rupanya ada bercak bercak darah dan sekarang Nadine sudah tak perawan lagi, aku mencoba untuk menenangkan dirinya dengan meremas remas toketnya dan membasuh keringat yang keluar dari wajahnya sambil aku ciumi bibir mungilnya.

    Setelah tenang aku mulai menekan dan menggenjot tubunya “auuhh okkhh ussshhh ommm” dia mendesah saat tubuhku naik turun, mendengar erangan makin kencang aku terus genjot tubuh dia dan semakin aku bernafsu, “aohhh ommm aku keluar omm” getaran dari pantat dan mulut dia di gigit, “gimana nik, sekarang udah enakan kan , gak sakit kayak tadi??”

    “iya omm sekarang enakan sekali, terusin om “

    Aku ingin mengajak dia berbagai macam gaya tapi karena ini baru pertama kalinya mungkin gaya ini saja sudah cukup dan lain kali juga aku bisa menikmatinya lagi, yang penting aku bisa merasakan memek perawan lagi setelah istriku, kira kira satu jam aku mengentot tubuh Nadine dan aku keluarkan spermaku di luar di perut Nadine, setelah kucabut kontolku aku memeluk tubuh Nadine” gimana han, nikmat bener kan kata om” “iya om nikmat sekali, tapi Nadine takut om nanti kalau hamil gimana???”

    “ya gak dong aku kan keluarnya di luar gak di dalam”

    “jadi gak bakal hamil kamu”

    Sambil rebahan kami saling ngobrol dengan masih kondisi telanjang, “nanti kalau pingin lagi bilang saja ama om ya, nanti om kasih gaya gaya yang lebih nikmat” “kalau nanti ketahuan tante gimana??


    “ya jangan sampai ketahuan dong, kataku”

    Melihat dia masih telanjang dan berkeringat aku menjadi nafsu kembali dan kontolku yang layu sekarang tegang kembali, aku bangkit dan memegang tubuh Nadine menyuruh dia untuk menungging, karena sudah terbiasa dia tidak merasakan sakit lagi dan aku leluasa untuk menggenjot tubuh Nadine , uhhhh sangat enak sekali memek perawan tetanggaku ini.

  • Kisah Memek Sensasi kenikmatan ngentot dengan 3 cewek cantik

    Kisah Memek Sensasi kenikmatan ngentot dengan 3 cewek cantik


    2854 views

    Duniabola99.com – Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik suaminya, Asih sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci.


    Aku dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.

    “Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.
    “Ini juga baru mulai kak!” sahutku.
    “Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Asih.
    “Boleh”.

    Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.

    “Ck.. ck…ck……ck……”, guman ku.

    Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik sungguh beruntung aku ini.

    Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat.

    Pertama yang kuserang adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain.

    Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka menungging semua, dari belakang aku menjilati vagina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina mereka.

    Giliran mereka mengulum penisku bergantian.

    “Hoh…. hoooooooooo…… hhhhhhhhhh…… ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.

    Aku yang dari tadi belum orgasme semakin buas memepermainkan payudara dan vagina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.

    “Dik aku mau keluar”
    “Mas aku juga”
    “Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.
    “Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku
    “Boleh”, kata Mbak Fitri.

    Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.


    “Srep.., srep”.

    Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-sex sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat. Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan penisku de dalam vagina Mbak Wina kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Fitri, biarpun sudah beranak 2 tapi vaginanya masih sempit seperti perawan saja.

    “Dik enak……. Uh…… oh…..terussssssss!”, desahnya.
    “Emang kok Kak…….. hhhhhhh ehmm…..”
    “Mas giliranku kapan..?”, rupanya Asih juga sudah tak tahan.
    “Tunggu sebentar sayang.“

    Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri sekarang giliran Asih, dengan pelan aku masukkin penisku, tapi yang masuk hanya kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa masuk ke liang vaginanya.

    “Mas……. sakit….. mas…… oght…….. hhohhhhhh…….”, jerit kecil Asih.
    “Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.
    “Benar Mas sekarang nikmat sekali… oh.. ought..”

    Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih, kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari ke vaginanya masing-masing. Posisiku di bawah Asih, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah dadanya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.

    Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Asih berjongkok di atas penisku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek,

    eh…, bener juga lama-lama air susunya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual. Mbak Wina yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga vaginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan klitorisnya. Ia mendesah seperti kepedasan.

    “Ah……… huah…….. hm…….!”

    Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap sudah. Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.

    “Ought……… hmmmmmm…… cret… crot…..”
    “Enak Mas…….!” desah Asih.

    Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Asih dan keluarlah cipratan spermaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan.


    Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat. Namun sekarang kami sudah saling berjauhan sehingga untuk memuaskan nafsu birahiku aku sering jajan di kafe-kafe di kota Solo ini ataupun dengan teman-teman wanita di tempat kuliah yang akrab denganku.

    Tapi tak satu pun dari mereka yang menjadi pacarku. Nah, bagi teman-teman yang ingin berkenalan silakan kontak emailku. Pasti aku balas.

  • Foto Ngentot Latina Yurizan Beltran mengambil cumshot keras setelah blowjob

    Foto Ngentot Latina Yurizan Beltran mengambil cumshot keras setelah blowjob


    1928 views

    Duniabola99.com – foto gadis latin Yurizan Beltran berambut hitam pakai bikini merah sexy toket gede dan memeknya yang temben ngentot dengan pria kekar bekontol gede diatas tempat tidurnya dan memberikan titsjob hingga spermanya munctar diats kedua payudaranya yang gede. Targetqq

     

  • Video Bokep Eropa Jenna Reid mastrubasi berakhir dengan entotan di hotel

    Video Bokep Eropa Jenna Reid mastrubasi berakhir dengan entotan di hotel


    2321 views

  • Video Bokep Ryoko Murakami berjalan sendirian dikegelapan dan sange

    Video Bokep Ryoko Murakami berjalan sendirian dikegelapan dan sange


    1946 views

    Cerita Dewasa

  • Kisah Memek Sex Guru Private

    Kisah Memek Sex Guru Private


    3178 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Sex Guru Private ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ini adalah sebuah cerita seks guru les private dan tante kesepian ibu dari murid lesnya. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan seks yang membawa mereka ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!
    Kenangan Indah Waktu Kuliah di Jawa Tengah. Ini adalah cerita dari kisah nyata saya waktu kuliah di Jawa Tengah sekitar tahun 1992.Nama saya Rudy,banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang.Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

    Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

    Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.

    Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.


    Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

    Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.
    Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

    Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.

    “Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
    “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
    “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
    Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
    “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
    “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.


    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

    Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.
    “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
    “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

    Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.

    “Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.

    “Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
    Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
    “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
    Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
    “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.
    Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

    Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
    “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
    “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
    “Arghhh..!” teriak Tante Stella.

    Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.
    Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.


    “Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
    Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.
    “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.
    Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

    “Rud… mandi yuk..!” pintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
    “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.

    Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.




  • Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting


    4052 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAku akan sedikit cerita tentang pengalamanku tentang sex perkenalkan namaku Ratna umurku 19 tahun,
    kata orang aku mempunyai wajah cantik dan mempunyai payudara yang montok, aku sudah menikah setahun
    yang lalu dengan suamiku yang bernama Yeyen, dia berprfesi sebagai buruh tani dan pekerjaan tidak
    tetap.

    Meski demikian, aku sangat menyayangi Yeyen apa adanya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,
    aku bekerja sebagai penjual jamu gendong keliling, di desa tempat tinggalku daerah Jawa Tengah.

    Aku tidak sampai hati memaksa Yeyen untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga seorang diri, sehingga
    dari pagi hingga sore aku bekerja tanpa mengenal lelah.

    Belum lagi tanggunganku terhadap Ibuku yang sudah lanjut usia dan mulai sakit-sakitan. Tapi apa mau
    dikata, semua ini demi keadaan yang lebih baik.

    Saat ini aku sudah hamil 4 bulan, perutku sudah mulai membesar meski belum begitu terlihat. Yeyen pun
    semakin perhatian, ia sering berangkat bekerja lebih siang untuk membantuku membuat jamu yang akan
    kujual. Aku senang, meski begitu aku tetap menyuruh Yeyen bekerja tepat waktu karena aku tidak mau
    upahnya dipotong hanya karena terlambat.

    Kami berdua sangat rukun meski keadaan ekonomi kami cukup sulit. Seperti biasa, pagi-pagi aku
    berangkat ke pasar untuk membeli bahan-bahan daganganku. Semua tersusun rapi di dalam keranjang
    gendong di punggungku. Sampai rumah aku racik semua bahan-bahan tadi dalam sebuah kuali besar dan aku
    masukkan dalam botol-botol air mineral ukuran besar.

    “Wah, rAdin sekali istriku.” Yeyen menyapaku dan memberikan sebuah kecupan hangat di keningku.
    Aku pun membalasnya dengan ciuman di pipinya sebelah kanan.

    “Sudah mau berangkat ke ladang Pak Karjo?” Tanyaku.

    “Iya, mungkin sebentar lagi, hari ini ladangnya akan ditanam ulang setelah kemarin panen. Mungkin
    nanti aku tidak bisa mengantarmu sampai ujung jalan karena Pak Karjo akan marah jika aku sampai
    terlambat.” Jawab suamiku.

    “Tidak apa-apa, ini semua kan demi keluarga kita” Aku meyakinkannya sambil mengelus pipinya.
    “Tapi nanti hati-hati Ratna, ingat kamu sedang hamil. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan anak kita.”

    ”Iya, suamiku.” Jawabku mengakhiri obrolan kami.

    Sebentar saja suamiku minta pamit padaku untuk segera berangkat ke ladang Pak Karjo. Tak lupa aku
    memberikan rantang berisi makanan yang tadi telah aku siapkan. Setelah sedikit berbenah, akhirnya
    semua jamu sudah aku siapkan dan sudah aku masukkan ke keranjangku.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting Waktu juga sudah menunjuk pukul 09.00, berarti sudah saatnya aku mulai menjajakan jamu. Sebelumnya aku
    siap-siap dahulu dengan mengenakan kaos pendek warna putih dan rok selutut.

    Aku gendong keranjang berisi bermacam-macam jamu, aku kaitkan dengan selendang dengan tumpuan diantara
    dua payudaraku. Sehingga dadaku nampak menonjol sekali, belum lagi bawaan jamu yang cukup berat yang
    membuatku sedikit membusung hingga mencetak dengan jelas kedua dadaku.

    Setelah semuanya siap, aku segera berangkat berkeliling menjajakan jamu, tak lupa aku mengunci pintu
    depan dan belakang rumah warisan ayah Yeyen. Setiap hari rute perjalananku tidaklah sama, aku selalu
    mencari jalan baru sehingga orang-orang tidak akan bosan dengan jamu buatanku. Karena setiap hari aku
    bertemu dengan orang yang berbeda. Kali ini aku berjalan melewati bagian selatan desaku.

    “Jamu, Jamuuu.” Begitu teriakku setiap kali aku melewati rumah penduduk.

    “Mbakk, Mbakk, Jamunya satu.” Teriak seorang wanita.

    “Mau jamu apa mbak?” tanyaku.

    “Kunir Asem satu gelas saja mbak.” Pintanya.

    Segera aku tuangkan segelas jamu kunir asem yang aku tambahkan sedikit gula merah. Setelah itu aku
    berkeliling menjajakan jamu kembali.

    Siang itu begitu terik, hingga kaosku basah oleh keringat. Tapi aku tak peduli, toh penjualan hari ini
    cukup lumayan. Paling tidak sudah balik modal dari bahan-bahan tadi yang kubeli. Aku melangkah
    menyisir hamparan sawah dengan tanaman padi yang sudah mulai menguning.

    Memang mayoritas pekerjaan penduduk di Daerah tempatku tinggal adalah petani. Sehingga mulai dari
    anak-anak hingga dewasa sudah terbiasa dengan pekerjaan bercocok tanam.

    Aku melanjutkan perjalananku dan melewati sebuah gubuk sawah dimana para buruh tani sedang
    beristirahat karena sudah tengah hari. Belum sempat aku menawarkan mereka jamu, salah satu dari mereka
    sudah memanggil.

    ”Mbak, mbakk, jualan apa mbak?” tanya salah seorang dari mereka.

    “Anu, saya jualan jamu mas, ada jamu kunir asem, beras kencur, jamu pahitan, dan jamu pegel linu.”
    Jawabku sambil menunjukkan isi keranjangku.

    ”Ohh, kalau begitu saya minta beras kencurnya satu mbak.” kata salah seorang dari mereka.
    Segera kuturunkan keranjang bawaanku dan memberikan pesanannya.Mereka semua ada bertiga, salah satu
    dari mereka sepertinya masih smp.

    Aku duduk di pinggir gubuk tersebut. Sembari beristirahat dari teriknya siang hari. Mereka mengajakku
    berkenalan dan mengobrol sembari meminum jamu buatanku.

    “Wahh, sudah berapa lama mbak jualan jamu?” Tanya Adi yang memiliki tubuh kekar dan hitam.

    “Kurang lebih setahun mass, ya sedikit-sedikit buat bantu orang tua.” jawabku sekenanya.

    “Wah sama dengan Bowo, dia juga rAdin membantu orang tua.” Potong Abdul yang kurang lebih seumuran
    Adi, sedangkan Bowo adalah yang paling muda diantara mereka.

    “Yaa, mau gimana lagi mas, kalau nggak begini nanti nggak bisa makan.” Jawabku lagi.

    “Mbak tinggal di desa seberang ya?” tanya Bowo.

    “Iya mas, tiap hari saya berkeliling sekitar desa jualan jamu.”

    “Ooo, pantas kok saya belum pernah liat mbak.” Jawab Bowo lagi.

    Lama kami mengobrol ternyata mereka hampir seumuran denganku, Adi dan Abdul mereka berumur sekitar 20
    -an tahun, sedangkan Bowo masih 14-an tahun. Obrolan kami semakin lama hingga membuatku lupa waktu.

    “Wah, mbak kalo jamu kuda liar ada nggak ya?” Tanya Adi.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting “Wahh, mas ni ngaco, ya ndak ada to mas, adanya juga jamu pegel linu.” Jawabku sambil sedikit senyum.

    “Waduhh, kok nggak ada mbak? Padahal kan asik klo ada.” Jawab Abdul sambil terkekeh-kekeh.
    “Asik kenapa to mas?” Tanyaku heran.

    “Ya supaya saya jadi liar kayak kuda to mbak.” Jawab Adi sembari meletakkan gelas di dekat keranjangku
    kemudian duduk di sampingku.

    Posisiku kini ada diantara Adi dan Abdul, sedangkan Bowo ada dibelakangku. Rupanya Bowo diam-diam
    memperhatikan tubuhku dari belakang, memang BH ku saat itu terlihat karena kaosku yang sedikit basah
    oleh keringat dan celana dalamku yang sedikit mengecap karena posisi dudukku di pinggir gubuk. Tapi
    aku tidak tahu akan hal ini.

    “Wah panasnya hari ini, bikin tambah lelah saja.” Abdul berkata sambil tiduran di lantai gubuk itu.
    Saking keenakan tiduran tanpa terasa ia menggaruk-garuk bagian kemaluannya. Aku pura-pura tidak
    melihat, dalam hati aku berpikir, Markas Judi Online Dominoqq

    ”Dasar orang kampung tidak tahu malu.”

    Saat itu Panas semakin terik, sedangkan di gubuk sungguh sangat nyaman dengan angin yang semilir,
    tidak terasa aku pun mulai mengantuk. Mungkin karena tadi aku bangun pagi sekali sehingga aku belum
    sempat untuk beristirahat.

    Adi pun hanya bersandaran pada tiang kayu di sudut gubuk. Bowo juga sama seperti Abdul, tiduran di
    lantai dengan kepala menghadap ke arahku. Aku menghela nafas, mengeluh karena panas tak juga usai.
    Bukannya aku tidak mau berpanas-panasan berjualan, tapi mengingat kondisiku yang sedang hamil aku
    takut terjadi sesuatu dengan janinku.

    ”Wah, kok ngelamun aja to mbak? Cantik-cantik kok suka ngelamun, memang ngelamunin apa to mbak?” Kata
    Abdul mengagetkanku.

    ”A..anu mas saya cuma mikir kok panasnya tidak kunjung reda.” Jawabku.

    ”Wah, memangnya kenapa to mbak… tinggal ditunggu saja kok nanti juga tidak terik lagi.” Kata Bowo dari
    belakangku.

    “Ya gimana mas, kalau terus seperti ini nanti daganganku tidak laku, aku bisa rugi mas.” Jawabku
    sambil mengamati langit yang sangat terik.

    “Sudah mbak, tenang saja, kalau rezeki nggak akan kemana kok.” Hibur mas Adi.

    Tidak terasa aku semakin mengantuk. Semilir angin yang ditambah dengan suasana ladang sawah memang
    sangat nyaman.

    Tak terasa aku pun mulai memejamkan mata sembari bersandaran pada keranjang dagangan yang aku letakkan
    disampingku. Cukup lama aku ketiduran, hingga aku terbangun karena ada sesuatu yang menyentuh
    pantatku.

    “aaaaw apa-apaan ini!!?” Aku terbangun dan kaget ketika Abdul menciumi leherku yang putih, dibuatnya
    tubuhku merinding dan aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku menghindari jilatan liar lidah Abdul.

    Ciuman Abdul semakin turun mengarah pada dua gunung kembar milikku. Aku tak dapat mengan kasar.

    “Sudah diam! Nanti aku beli semua jamu milikmu dan sebagai bonusnya aku minta jamu milikmu yang indah
    itu.” Kata Adi sambil meremas payudara sebelah kiri milikku dan tertawa cenge-ngesan.

    Aku meronta-ronta minta tolong dan mencoba untuk melepaskan ikatan pada kaki dan tanganku. Tapi
    tenagaku tidak cukup untuk menolongku dari situasi ini.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting ”Ampunn mass, saya sudah menikah, nanti suamiku bisa menceraikanku.” Aku memelas dengan harapan mereka
    dapat berubah pikiran.

    ”Oh, ternyata kamu sudah tidak perawan toh, tapi tubuhmu masih sempurna.” Bisik abdul sambil meniup
    telingaku.

    Darahku serasa berdesir, dicampur rasa ketakutan yang mendalam. Dalam hati aku berpikir,

    ”bagaimana dengan Yeyen, aku takut, bagaimana dengan janinku, bagaimana kalau aku diperkosa.” Berbagai
    pertanyaan terus menghantui pikiranku saat itu.

    “Jangann mass, jangan, aku sedang haid, jadi tubuhku kotor.” Aku mencoba untuk mengelabui mereka.

    Setelah itu mereka bertiga berhenti menggerayangiku dan saling memandang satu sama lain.
    “Yang bener kamu sedang Haid? Wah Sial bener aku hari ini!” Jawab Abdul kesal.

    “iiya mas, sudah dua hari ini aku haid, jadi sedang banyak-banyaknya, tolong biarkan aku pergi.” Aku
    memohon pada mereka.

    “Ya.. ya sudahlah, mungkin kita sedang apes.” Kata Adi.

    Namun Bowo yang masih berumur 14 tahun ini tidak memperdulikan ucapanku, dia cukup senang meremas-
    remas pantatku.

    “Sudah wo, dia lagi haid, kamu mau apa kena darah?” Kata Adi pada Bowo.

    Bowo tetap tidak menghiraukannya. Justru ia semakin kencang meremas pantatku dan semakin kebawah
    menuju selangkanganku. Posisiku yang sambil tiduran membuat rok ku sedikit terangkat hingga celana
    dalam putihku terlihat. Bowo yang saat itu sedang meraba-raba pantatku rupanya tidak menyia-nyiakan
    hal ini, dibukanya rokku semakin keatas,

    “Mana? Tidak ada darah kok.” Kata Bowo.

    Sontak ucapan Bowo mendapat perhatian dari Adi dan Abdul.

    “Mana woo, jangan bohong kamu.” Kata mereka serempak.

    Kemudian Adi mengangkat rok dan menyentuh celana dalamku.

    “Kamu bohong!” dan PLakkk! Sebuah tamparan tepat mengenai wajahku.

    “Aaa Ampun mass, ampunn, Aku sedang hamil mass.” Aku semakin memelas dan ketakutan.
    “Ahh, mau pake alasan apa lagi kamu!” Abdul membentakku dan merobek bajuku, hingga aku hanya
    mengenakan BH warna hitam dan rok putih selutut.

    Adi melepaskan ikatan pada tangan dan kakiku.

    “Sekarang mau lari kemana kamu?! Memangnya kamu sanggup melawan kami bertiga?” Bowo menantangku,
    dengan cepat ia membuka baju dan celana pendeknya hingga hanya tersisa celana dalam warna coklat.

    Aku tersentak dan kaget, juga kulihat penis Bowo yang sudah membesar hingga sedikit mencuat ke atas
    celana dalamnya. Aku merangkak menuju sudut ruangan itu, aku menggedor-gedornya dengan harapan ada
    seseorang yang mendengar. Tapi tindakanku justru membuat mereka semakin bernafsu untuk segera
    menikmati tubuhku.

    “Mau kemana kamu, disini tidak ada orang lain kecuali kami bertiga hahaha.” Adi senang sekali
    melihatku hanya mengenakan BH dan Rok yang sedikit tersingkap.

    “Mass ampunn, aku sedang hamil, nanti suamiku bisa membunuhku.” Tubuhku merinding dan sesekali aku
    berteriak minta tolong.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting “Wahaha, aku sudah tidak percaya lagi dengan ucapanmu! Kalau suamimu ingin membunuhmu, ceraikan saja!
    Setelah itu kamu bisa jadi WTS sepuasnya.” Kata abdul sambil mendekatiku.

    Diraihnya kedua tanganku dan membuatku sedikit berdiri. Srakk, Abdul merobek rok ku dan melemparnya ke
    arah Bowo.

    “Itu wo, buat kenang-kenangan.” Kata abdul.

    “haha, iya mas, nanti aku pajang di rumah.” Kata Bowo cengar-cengir.

    Kini tubuhku sudah setengah bugil. Tanganku secara naluri menutup dada dan selangkanganku.

    “Wah bener-bener, ini namanya rejeki nomplok.” Abdul menciumi leherku yang putih, dibuatnya tubuhku
    merinding dan aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku menghindari jilatan liar lidah Abdul.

    Ciuman Abdul semakin turun mengarah pada dua gunung kembar milikku. Aku tak dapat mengelak, tanganku
    di pegang abdul dan diangkatnya keatas.

    Abdul semakin liar menjilati dadaku yang masih terbungkus BH, ia berpindah-pindah dari kiri ke kanan
    dan sebaliknya. Hingga ia kemudian menjilati ketiakku.

    “Aaa, ampun mass, ampun, too.. tolong nghh.” Aku tidak dapat berbohong kalau kelakuan Abdul membuat
    birahiku naik dan tubuhku menjadi sedikit lemas.

    Dengan sedikit dorongan, Abdul menjatuhkanku di tengah ruangan dan kait BH ku terlepas. Aku sudah
    tidak bisa lari dari mereka, kini yang ada di dalam pikiranku hanya janin di dalam perutku, aku
    menyadari semakin aku melawan maka mereka juga akan semakin kasar terhadapku.

    Aku terdiam, tak melakukan perlawanan, bahkan berteriak pun tidak. Air mata mulai menetes membasahi
    pipiku. Isak tangisku beradu dengan tawa dari mereka bertiga. Tubuhku lemas, antara takut dan pasrah
    menjadi satu.

    Dengan kedua tangannya Abdul membalikkan badanku hingga kini terlentang memperlihatkan Paha dan
    Payudaraku yang sudah sedikit terbuka. Mereka bertiga berdiri diatasku sambil cengengesan, rupanya Adi
    juga sudah melepas celananya diikuti dengan Abdul.

    Aku sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi. Bowo yang sudah siap dari tadi
    telungkup dari atasku, tangannya mulai bermain di telingaku sedangkan kepalanya terus memburu bibirku.

    “mmpff… mmpff.” Bowo menciumku dengan ganas, aku hampir tidak bisa bernapas dibuatnya.
    Sambil tetap berciuman dia menggapai tanganku dan mengarahkannya ke penisnya yang sudah membesar.

    Dituntunnya aku untuk meremas-remas buah pelirnya yang kini ia berganti posisi dengan sedikit
    nungging. Aku pun menurut saja, aku remas-remas bagian buah zakar sampai ke dekat bagian anus yang
    masih tertutup celana dalam yang sudah usang.

    Tidak berapa lama Adi sudah berada di paha bagian kananku. Ia sudah telanjang, kini ia menindih pahaku
    diantara selangkangannya, hingga dapat kurasakan penisnya yang besar dan berotot menggesek-gesek pada
    pahaku yang mulus. Tangan Adi mulai bermain di dadaku, sambil sesekali ia menjilat bagian perutku.

    “nggghhh uaa mppff.” desahanku membuat mereka berdua semakin liar memainkan lidahnya di tubuhku.

    “ngghh, ahhh, mmppff.” sambil tetap berciuman desahanku tak henti-hentinya keluar. Memang harus kuakui
    meski dari rohani aku menolak, tapi tubuhku tidak dapat menolaknya dan aku rasakan vaginaku mulai
    basah oleh lendir kewanitaanku.

    “Heh! Minggir-Minggir!” Biar aku yang pertama merasakan tubuhnya.” Teriak Abdul.

    “Aku kan yang mendapatkan ide ini, jadi aku yang berhak untuk memulainya, awas-awas.” Tambahnya.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting Adi dan Bowo segera menyingkir dari tubuhku. Bak seorang raja, Abdul menindihku, dan kini penisnya
    yang sudah tidak dilapisi apapun tepat berada ditengah-tengah selangkanganku.

    “Gimana nona manis, sepertinya kamu juga keenakan ya?” Kata Abdul di depan mukaku.

    “Yang tadi itu belum pemanasan, baru tahap uji coba.” Ia semakin mendekat di wajahku.

    Seketika itu agus melepas BH ku, dan dengan liar putingku dimainkan.

    “nggg ahhh, aah, ah.” nafasku semakin tidak teratur.

    Bowo yang tidak bisa diam meraih tanganku dan mengarahkan ke penisnya lagi, lalu menyuruhku untuk
    mengocok-ocoknya. Adi pun tidak mau kalah, dari sisi yang lain ia memintaku untuk melakukan seperti
    apa yang kulakukan pada Bowo.

    Wajah Bowo menghilang dari hadapanku, rupanya ia turun dan kini ia tepat berada di atas daerah
    kemaluanku, dilebarkannya kakiku dan ia mulai menciumi vaginaku yang masih dilapisi celana dalam
    sambil tangannya memainkan putingku.

    Aku semakin bernafsu, tanpa kusadari aku mengangkat pinggulku agar ciuman Abdul pada vaginaku lebih
    terasa. Abdul tampaknya tahu kalau aku sudah sangat terangsang.

    Segera ia melepas celana dalamku yang sudah banjir oleh lendir dari vaginaku. Disibakkannya rambut
    kemaluanku dengan lidahnya. Kemudian Abdul mulai menjilati vaginaku dan sesekali menghisap klitorisku
    dan tangannya semakin liar bermain di kedua payudaraku.

    “nggghhh, ahhh, aaaa mmmh mass.” Aku mengerang keenakan sambil menekuk kedua pahaku sehingga abdul
    lebih leluasa memainkan vaginaku.

    Aku benar-benar serasa melayang, dihadapanku kini ada 3 orang yang secara beringas memperkosaku. Aku
    sangat malu pada diriku, kenapa aku justru bisa menikmati keadaan ini, tapi tubuhku seolah-olah sudah
    menyatu dengan jiwa mereka.

    “mass ahhh, terus mass, enn enak.” Aku terus meracau tak karuan yang membuat mereka bertiga semakin
    bernafsu. Lidah Abdul Semakin liar menghisap-hisap vaginaku diiringi kocokanku pada batang kemaluan
    Bowo dan Adi.

    “ ahhhh ahhh, mass. lebih cepat mass.” aku mengerang dan ketika itu juga aku mengalami orgasme.
    Cairanku membasahi wajah Abdul namun ia terus menjilatinya hingga aku menggelinjang kekanan dan
    kekiri.

    Kini Abdul membangunkan tubuhku, dan memintaku untuk menjilati ketiga penis mereka. Aku seperti
    dicekoki, didepanku kini ada 3 rudal yang siap menjejali mulutku.

    Tanpa menunggu lama, aku masukkan penis mereka bergantian di mulutku, sambil tanganku memainkan batang
    kemaluan mereka. Mereka bertiga nampaknya merasa keenakan,

    ”oohh.” Adi melenguh keenakan.

    Sekitar 15 menit aku memainkan penis mereka sambil terus mengocoknya. Abdul yang sudah sangat
    terangsang mendorong tubuhku dan mulai memasukkan penisnya yang besar itu.

    “mmass.” aku menahan sakit saat penis Abdul menghujam vaginaku.

    Dengan sekejap seluruh batang milik Abdul masuk kedalam liang kewanitaanku. Tanpa basa-basi, Abdul
    mulai menggerakkan penisnya maju mundur. Sedangkan Adi dan Bowo menjilat-jilat dan menghisap
    payudaraku.

    Aku dikeroyok oleh 3 orang. Libidoku pun semakin meningkat setelah tadi aku mengalami orgasme. Aku
    memegangi kepala Adi dan Bowo sambil terus melenguh keenakan.

    “Uhhh ahhh, umm. ahh.” Kata-kata itu yang terus muncul dari mulutku melihat perlakuan mereka
    terhadapku.

    Sekitar 10 menit kami melakukan posisi ini sambil bergantian Adi dan Bowo menciumi bibirku. Abdul
    belum juga keluar, ia cukup kuat untuk ukuran lelaki seperti dia. Kini ia menyuruhku untuk nungging.
    Aku hanya menuruti perkataannya.

    “Dul, gantian aku yang naikin dia.” Tanpa basa-basi Bowo mengarahkan penisnya ke arah vaginaku, kini
    posisiku berganti menjadi menungging sambil di genjot oleh penis Bowo.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Wanita Bunting Penis Bowo tidak terlalu besar, bahkan hanya setengah milik Adi dan Abdul. Mungkin ini pertama kali
    baginya untuk merasakan liang vagina. Karena kulihat ia cukup lama sebelum seluruh batangnya masuk ke
    dalam vaginaku.

    “Uoogghh, uenakk tenann” Kata Bowo.

    Ia menggerakkan pinggulnya maju mundur mengikuti irama pantatku. Bowo cepat beradaptasi, Meski
    penisnya kecil, tapi gerakkannya sangat cepat, berbeda dengan Abdul yang menikmatiku dengan pelan.

    Adi berganti posisi, kini ia di depanku dan mengarahkan penisnya ke mulutku, kemudian ia memaju
    mundurkannya beriringan dengan genjotan Bowo. Abdul yang tadi menggenjotku kini asik bermain dengan
    putingku yang lumayan besar.

    Kami terus melakukan tarian kenikmatan ini, Bowo semakin cepat menggerakkan penisnya maju mundur,

    ”Ahhh, masss, aaa, aku keluaaarr. ummm, mmpfff.” Aku keluar untuk kedua kalinya. Begitu juga dengan
    Bowo, ia yang masih belum berpengalaman mengeluarkannya di dalam vaginaku, seketika itu juga ia
    langsung lemas.

    “Wah, wo, parah kamu, masa kamu keluarin di dalem, kan jadi kotor,” kata Adi.

    ”Aku saja belum sempat merasakannya sudah kotor sama peju kamu.” Tambahnya.

    “Maaf mas Adi, aku kelepasan.” Ucap Bowo.

    tampaknya Bowo sudah lelah, ia kemudian berbaring dan sepertinya akan tidur.

    “Wah, dasar anak ini, habis enak langsung minggat.” Ucap Abdul.

    Abdul kemudian menggantikan posisi Adi dengan memasukkan penisnya ke mulutku. Sedangkan Adi kini
    berada tepat dibelakangku dengan posisiku yang masih tetap menungging.

    “Tahan ya, sakit sedikit tapi enak kok..” Seringainya padaku.

    Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan padaku, tidak begitu lama ternyata ada sesuatu yang mencoba
    masuk melalui anusku.

    “Nggghhh masss, sakitt, aa ampun mas.” Aku merasa kesakitan saat penis Adi yang besar mencoba
    menerobos anusku.

    “Ahhh, aaaw ashh, nnnhh.” Aku semakin tidak karuan merasakannya.

    Dengan sekuat tenaga meski sempat beberapa kali bengkok akhirnya penis Adi masuk ke dalam anusku,

    ”Nggg ahhh.” rasa sakitku pelan-pelan menjadi kenikmatan yang baru bagiku, karena baru kali ini anusku
    di jejali penis.

    “Hmmff Sempit banget , uahh.” Ucap Adi keenakan, ia juga tidak kalah keenakan daripada aku.

    Adi sudah mulai terbiasa dengan ini, sesekali ia meludahi anusku agar lebih mudah menggerakkan
    penisnya.

    “Akkkkhh, uuahhhh.” Adi mendesah keenakan saat ia mencapai puncak kenikmatan, spermanya mengisi penuh
    seluruh isi anusku hingga meleleh keluar. Tidak berapa lama Abdul yang sudah dari tadi memaju
    mundurkan penisnya di mulutku juga merasakan hal yang sama,

    “ouughhh teleennnn, sseeemuaa.” Ia meracau sambil tangannya menekan kepalaku pada penisnya.
    Seketika itu juga cairan spermanya menyemprot di dalam rongga mulutku dan mau tidak mau harus aku
    telan.

    Harus kuakui mereka bertiga cukup hebat, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan mas Yeyen, Mereka
    bertiga hanya sanggup membuatku keluar 2 kali, tapi mas Yeyen mungkin bisa lebih, bahkan Hingga aku
    tidak mampu lagi untuk berdiri.

    Mereka bertiga duduk di dalam ruangan sambil beristirahat karena mereka sangat lelah. Aku pun masih
    terbaring di lantai tanpa sehelai benangpun. Abdul mengeluarkan 2 lembar lima puluh ribuan. “itu untuk
    ongkos jamu dan tubuh kamu.

    ”Sekarang kamu pergi dari sini!” Ucapnya sedikit membentak.

    “Bagaimana dengan pakaianku?” tanyaku.

    “Pikir saja sendiri” Balas abdul ketus.

    Kemudian aku memakai BH dan celana dalamku. Aku gunakan selendang yang kupakai untuk mengangkat
    keranjang tadi, Aku lilitkan untuk menutupi tubuhku dan untunglah cukup. Aku bergegas meninggalkan
    mereka sambil membawa kerangjangku. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore.

    “Mas Yeyen pasti sudah pulang ini.” Ucapku dalam hati sambil mengusap air mata di pipiku.

    Sesampainya di rumah ternyata benar, Mas Yeyen sudah menungguku pulang. Aku ceritakan semua kejadian
    ini padanya bagaimanapun aku tetap mencoba untuk terbuka padanya karena dialah satu-satunya orang yang
    kumiliki.

    Reaksi Mas Yeyen sungguh membuatku kaget, Ia justru memelukku dengan erat, dan mengelus perutku
    memberikan kasih sayang pada si Jabang Bayi.

    Aku terharu dengan Mas Yeyen. Meski sempat ia akan bergerak mengumpulkan warga untuk memberi pelajaran
    pada orang-orang yang memperkosaku, namun aku dapat meyakinkannya bahwa aku tidak apa-apa, dan semoga
    saja janinnya juga tidak terjadi apa-apa.

    Aku bangga dengan Mas Yeyen, ia tidak panik saat mendapatiku mengalami kejadian seperti ini, Selamanya
    aku tetap mencintainya.

    Setelah kejadian ini aku sudah tidak berjualan jamu lagi. Kali ini aku menjadi pendamping setia Mas
    Yeyen, dengan menemaninya pergi ke ladang setiap hari. Meski keadaan ekonomi kami semakin sulit, tapi
    kebahagiaan kami seolah menutup dalam-dalam semua keadaan ini dan kejadian masa lalu.

    Kini anakku sudah besar, peristiwa itu tidak membuat kondisinya saat lahir menjadi cacat mental atau
    sejenisnya. Ia tumbuh menjadi putri yang cantik dan kami beri nama Mentari, yang tetap bersinar
    sesulit apapun keadaan yang kami alami saat ini, esok, dan seterusnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Ngentot Pramugari Garuda

    Kisah Memek Ngentot Pramugari Garuda


    3028 views


    Duniabola99.com – Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura, Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.
    Suatu waktu, aku harus terbang ke LA. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke LA sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.

    Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

    ” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

    Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

    Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.


    ” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

    Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

    Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

    ” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

    Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.


    Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

    Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.


    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel sexy… ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

    ” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

    Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

    Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

    “Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

    Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!


    Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

    Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    ” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

    Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
    Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Best POV Action Along Sensual Hitomi Oki

    Best POV Action Along Sensual Hitomi Oki


    1778 views

  • Video Bokep Asia yua ariga ngentot outdoor tembak dalam

    Video Bokep Asia yua ariga ngentot outdoor tembak dalam


    2391 views

  • Foto Bugil gadis berambut pirang membuka celana pendek didapur

    Foto Bugil gadis berambut pirang membuka celana pendek didapur


    2053 views

    Duniabola99.com – foto gadi berambut pirang kurus melepaskan pakaiannya di dapur memamerkan memeknya yang merah merekah diatas meja makan dan mengangkang.

  • Kontol Besar Mahasiswa Yang Kunikmati

    Kontol Besar Mahasiswa Yang Kunikmati


    4365 views


    Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami.

    Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan. Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.

    Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

    Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

    Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra. Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya.

    Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja. Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

    Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.

    Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali.

    Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku.

    Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.

    Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku.

    Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja. ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

    Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku. Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

    Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak. ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

    Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

    Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku. ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.

    Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.

    Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

    Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra. Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

    Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.

    Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.

  • Kisah Memek Kepergok sedang ngentot dengan tanteku

    Kisah Memek Kepergok sedang ngentot dengan tanteku


    3027 views

    Duniabola99.com – Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahu

    Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.

    Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita.

    Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.

    Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

    Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.

    “Oh ya tante, Rio boleh paknya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

     

    Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

    “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.

    Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.

    Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.

    “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya ben tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..

    Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.

     

    “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

    Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.

    “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

    Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

    Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.

    Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..

    Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.


    Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.

    “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.

    Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.

    Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..

    Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

    Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.

    “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..


    Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”

    “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

    “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.

    Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.

    Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.