Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Ngentot Guru Akibat Kelihatan

    Kisah Memek Ngentot Guru Akibat Kelihatan


    2737 views

    Duniabola99.com – Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.


    Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya

    ” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
    ” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
    ” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
    setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
    ” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalankan motorku dengan kecepatan sedang.
    Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

    Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
    “ibu ganti baju dulu ya ko ”
    setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

    Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
    ” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
    ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
    ” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
    ” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
    Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
    “auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
    “ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
    Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
    “gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
    “iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.


    Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

    Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
    “sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
    Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
    “masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
    Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
    “slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
    “uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
    Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
    “ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
    Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
    “sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
    “aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
    Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.


    Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
    “enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
    “ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

  • Video Bokep jepang Kotone Amamiya threesome pakai baju tradisional jepang

    Video Bokep jepang Kotone Amamiya threesome pakai baju tradisional jepang


    2315 views

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Dengan Anak Tetangga Yang Montok Dan Mantap

    Cerita Sex Berhubungan Intim Dengan Anak Tetangga Yang Montok Dan Mantap


    10221 views

    Minggu sore nyaris jam empat. Sesudah melihat CD porno semenjak pagi penisku tidak ingin dibawa sepakat. Sang adik kecil ini ingin selekasnya disarungkan ke vagina. Permasalahannya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang daerah semenjak tempo hari sampai 2 hari kedepan, sebab ada famili punyai hajat menikahkan anaknya.

     

    Cersex Terbaru – Anak tunggalku turut ibunya. Saya coba menentramkan diri mandi, lantas tiduran di tempat tidur. Tapi penisku masih tetap tidak menyusut ereksinya. Justru saat ini berasa berdenyut sisi puncaknya. “Wah genting gawat nih. Tidak ada target kembali. Salahku sendiri menonton CD porno sepanjang hari”, gumamku. Saya bangun dari berbaring ke arah ruangan tengah. Ambil satu gelas air es lantas hidupkan tape deck. Cukup, tegangan cukup berkurang.Tapi saat ada video clip musik barat cukup seronok, penisku berdenyut kembali -denyut.
    Nach, kelimpungan sendiri jadi. Sebelumnya sempat terpikirkan untuk jajan saja. Tetapi cepat kubatalkan. Takut terkena penyakit kelamin. Salah-salah dapat ketularan HIV yang masih belum ada obatnya sampai sekarang ini. Kuingat-ingat kapan akhir kali barangku kepakai untuk meniduri istriku. Ya, 3 hari kemarin. Patut sekarang adik kecilku gelisah tidak karuan. Masalahnya 2 hari sekali harus nancap.
    “Saat ini meminta porsi..”. Sekalian terus berusaha menentramkan diri, saya sekedar duduk di teras depan membaca media massa pagi yang masih belum terjamah.
    Mendadak pintu pagar mengeluarkan bunyi dibuka orang. Refleks saya mengubah pandangan ke suara. Renny anak tetangga merapat.
    “Selamat sore Om. Tante ada?”
    “Sore.. Ooo Tantemu pulang daerah sampai lusa. Ada apakah? ”
    “Wah bagaimana ya..”
    “Silahkan duduk dahulu. Baru bicara ada kepentingan apa”, kataku ramah.
    ABG berumur sekitaran lima belas tahun itu merunut. Ia duduk di atas bangku kosong sebelahku. “Nach, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om dapat tolong”, tuturku sekalian mencari tubuh gadis yang mulai mengembang tersebut.
    “Anu Om, Tante janji ingin minjemi majalah terkini..”
    “Majalah apa sih?”, tanyaku. Mataku tidak terlepas dari dadanya yang
    terlihat mulai mencolok. Wah, telah sebesar bola tenis nih.
    “Apa. Dasarnya yang terkini”.
    “Oke silahkan masuk dan tentukan sendiri”.
    Kuletakkan media massa dan masuk ruangan dalam. Ia cukup ragu meng ikuti. Di ruangan tengah saya stop. “Mencari sendiri di rack bawah tv itu”, kataku, selanjutnya membanting bokong di atas sofa. Renny selekasnya jongkok di muka tv membongkar setumpukan majalah di sana. Pikiranku mulai jahil. Kulihat dengan bebas badannya dari belakang. Memiliki bentuk benar-benar baik untuk ABG sama usianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di pakaian kaosnya.
    Kulitnya putih bersih. Ah begitu asyiknya jika saja dapat nikmati badan yang mulai tumbuh tersebut.
    “Tidak ada Om. Ini lama semua”, ucapnya membentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin berada di kamar Tantemu. Mencari saja di situ” Sejauh ini saya tidak demikian memerhatikan anak itu walau kerap bermain ke rumahku. Tapi saat ini, saat penisku gelisah mendadak baru kusadari anak tetanggaku itu seperti buah mangga sudah mulai mengkal. Mataku meng ikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, “berikut peluang untuk penismu supaya stop berdenyut. Tetapi ia tetap kecil dananak tetanggaku sendiri? Bedebah dengan itu semua, yang terpenting birahimu terlampiaskan”.
    Pada akhirnya saya bangun susul Renny. Dalam kamar kusaksikan anak itu berjongkok membedah majalah di pojok. Pintu kututup dan kukunci perlahan-lahan.
    “Telah bertemu Ren?” tanyaku.
    “Belum Om”, jawabannya tanpa melihat. “Ingin saksikan CD bagus tidak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Mari duduk di sini.”
    Gadis itu tanpa berprasangka buruk selekasnya berdiri dan duduk tepi tempat tidur. Saya masukkan CD ke VCD dan hidupkan tv kamar.
    “Film apa sich Om?” “Saksikan saja. Dasarnya bagus”, kataku sekalian duduk di sebelahnya. Ia masih tetap diam-diam tidak menyimpan berprasangka buruk. “Ihh..”, jeritnya demikian menyaksikan intro berisi beberapa potongan episode orang bersetubuh.
    “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu sukai kan?” Ia terus ber-ih.. ih saat episode syur berjalan, tapi tidak berusaha mengalihkan pandangannya.
    Masuk episode ke-2 saya tidak kuat kembali. Saya merengkuh gadis itu dari belakang.”Kamu ingin begituan tidak?”, bisikku di telinganya.
    “Jangan Om”, ucapnya tetapi tidak berusaha mengurai tanganku yang memutari lehernya. Kucium sepintas tengkuknya. Ia menggeliat. “Ingin tidak gituan sama Om? Kamu tidak pernah kan? Sedap lo..””Tetapi.. tetapi.. ah jangan Om.” Ia menggelinjang berusaha terlepas dari lilitanku. Tetapi saya tidak perduli. Tanganku selekasnya meremas dadanya.
    Ia melenguh dan akan melawan
    .”Tenang.. tenang.. Tidak sakit kok. Om telah pengalaman..”
    Tangan kananku menguak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain disekitaran vaginanya, ia mengeluh.Terlihat birahinya telah terangsang. Perlahan-lahan tubuhnya kurebahkan di tempat tidur tapi kakinya masih tetap menjuntai. Mulutku tidak sabar kembali selekasnya mencercah pangkal pahanya yang tetap dibalut celana warna
    hitam.
    “Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sekalian berusaha rapatkan ke-2 kakinya. Tapi saya tidak perduli. Justru celana dalamnya selanjutnya kupelorotkan dan kulepas. Saya terkesima menyaksikan panorama tersebut. Pangkal kepuasan itu demikian imut, warna merah di tengah-tengah, dan dihias bulu-bulu halus di atasnya. Klitorisnya imut.
    Tidak menanti semakin lama kembali, bibirku selekasnya menggempur vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk lubangnya yang sempit. Wah masih perawan ia. Renny terus menggeliat sekalian melenguh dan mengeluh kenikmatan. Bahkan juga selanjutnya kakinya menjepit kepalaku, seakan-akan minta dikerjai lebih dalam serta lebih keras .

    Karena itu lidahku juga semakin saat menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kepuasan punya ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung sekurang-kurangnya ia 2x orgasme. Lantas saya merayap naik. Kaosnya kulepas perlahan-lahan. Susul selanjutnya BH hitamnya memiliki ukuran 32. Sesudah kuremas-remas buah dadanya yang tetap keras itu sesaat, mengganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
    “Ahh..” keluh gadis tersebut. Tangannya meremas-remas rambutku meredam kepuasan tidak ada tara yang mungkin baru saat ini ia merasai. “Sedap kan beginian?” tanyaku sekalian melihat mukanya. “Iii.. iya Om. Tetapi..” “Kamu ingin lebih sedap ?”
    Tanpa menanti jawabnya saya selekasnya atur posisi tubuhnya. Ke-2 kakinya kuangkat ke tempat tidur. Sekarang ia terlihat terlentang pasrah. Penisku juga sudah tidak sabar kembali landing di target. Tetapi saya harus berhati-hati. Ia masih perawan hingga haruslah sabar supaya tidak kesakitan. Mulutku bermain kembali -main di vaginanya. Sesudah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang sudah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Sesaat kugesek-gesekkan sampai Renny semakin terangsang.
    Selanjutnya kucoba masuk pelan-pelan ke sela yang sempit tersebut. Dikit demi sedikit kumaju-mundurkan hingga semakin melesak ke. Perlu waktu lima menit lebih supaya kepala penisku masuk semuanya. Nach istirahat sesaat karena ia terlihat meredam ngilu.
    “Jika sakit katakan ya”, kataku sekalian mencium bibirnya sepintas. Ia mengeluh. Kurang sedikit kembali saya akan membobol perawannya. Pacuan kutingkatkan walau masih tetap kuusahakan perlahan dan halus. Nach ada perkembangan. Leher penisku segera masuk.
    “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit ketahan. Saya stop sesaat menanti lubang vaginanya terlatih terima penisku yang memiliki ukuran sedang. Semenit selanjutnya saya maju kembali. Demikian selanjutnya. Beberapa langkah untuk beberapa langkah saya maju. Hingga kemudian..
    “Ouuu..”, ia menjerit kembali. Saya merasa penisku tembus suatu hal.sebuah hal. Wah saya sudah menyetubuhi ia.
    Kusaksikan ada sepercik darah membasahi sprei.
    Saya meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menentramkan. Sesudah cukup tenang saya mulai memacu anak tersebut.
    “Ahh.. ohh.. asshh…”, ia mengeluh dan melenguh saat saya mulai naik turun di atas badannya. Pacuan kutingkatkan dan erangannya juga semakin keras. Dengar itu saya semakin bergairah meniduri gadis tersebut. Berulang-kali ia orgasme. Pertanda ialah saat kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau bahuku.
    “Tidak sakit kembali kan? Saat ini berasa sedap kan?”
    “Ouuu sedap sekali Om…”
    Sebetulnya saya ingin mempraktikkan beragam posisi senggama. Tetapi aku pikir untuk pertama kali tidak harus beberapa macam dahulu. Paling penting ia bisa mulai nikmati. Lain waktu kan itu bisa dilaksanakan.
    Sekitaran satu jam saya menggoyang badannya mati-matian saat sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Begitu enaknya meniduri perawan. Benar-benar untung saya ini.
    “Bagaimana? Benar sedap seperti kata Om kan?” tanyaku sekalian merengkuh badannya yang lesu sesudah sama capai klimaks. “Tetapi takut Om..”
    “Tidak perlu takut. Takut apa sich?”
    “Hamil”
    Saya tertawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Mustahil
    hamil donk”
    Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi mukanya. Saya tersenyum senang dapat menurunkan adik kecilku.
    “Jika ingin sedap kembali katakan Om ya? Kelak kita belajar beragam style melalui CD”. “Jika kedapatan Tante bagaimana?” “Ya janganlah sampai kedapatan donk” Sesaat selanjutnya birahiku bangun kembali. Ini kali Renny kugenjot dalam posisi menungging. Ia sudah tidak menjerit kesakitan kembali. Penisku bebas masuk keluar disertai erangan, lenguhan, dan jeritannya.

  • Hentai030

    Hentai030


    2165 views

  • Shizuku Murasaki ngentot dengan pakai kacamata hitam dengan kontol kecil berkondom

    Shizuku Murasaki ngentot dengan pakai kacamata hitam dengan kontol kecil berkondom


    2094 views

  • Video Bokep Asia  Cewek panggilan jepang cantik Ema Kato

    Video Bokep Asia Cewek panggilan jepang cantik Ema Kato


    2259 views

  • Cerita Sex Ayah Tiri ku Yang Bejat

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Yang Bejat


    3591 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Ayah Tiri ku Yang Bejat ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Ayahku sudah sekitar 3 tahun meninggal dunia, meninggalkan ibu dan anak-anak, aku dan adikku Charles yang masih kecil. Kini Charles sudah duduk di kelas 8 SD sedang aku sudah tamat SMU, mulai kuliah di Akademi Pariwisata dan Perhotelan. Meski mendapat dana pensiun tetapi amat kecil jumlahnya.

    Maklum, ayahku hanya pegawai kecil di Pemda KMS. Untuk menyambung hidup dan membiayai sekolahku dan Charles, ibuku terpaksa membuka toko jamu di samping rumah. Lumayan, sebab selain jualan jamu ibu juga menjual rokok, permen, alat-alat tulis, pakaian anak-anak dan sebagainya. Tentu saja, aku membantu ibu dengan sekuat tenaga. Siapa lagi yang bisa membantu beliau selain aku?

    Charles masih terlalu kecil untuk bisa membantu dan mengerti tentang kesulitan hidup. Meski usia ibu sudah berkepala empat tetapi masih cantik dan bentuk tubuhnya masih bahenol dan menarik. Maklum ibu memang suka memelihara tubuhnya dengan jamu Jawa. Selain itu, sejak muda ibu memang cantik. Ibuku blasteran, ayahnya belanda dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri dari suku Ambon tetapi kelahiran Banyumas. Ia lebih Jawa ketimbang Ambon, meski namanya Ambon. Selama hidup sampai meninggal ayah bahkan belum pernah melihat Ambon.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Ayah meninggal karena kecelakaan bus ketika bertugas di Jakarta. Bus yang ditumpanginya ngebut dan nabrak truk tangki yang memuat bahan bakar bensin. Truk dan bus sama-sama terbakar dan tak ada seorang penumpangpun yang selamat termasuk ayahku.

    Sejak itu, ibuku menjanda sampai tiga tahun lamanya. Baru setahun yang lalu diam-diam ibu pacaran dengan duda tanpa anak, teman sekantor ayahku dulu. Namanya Sutoyo, usianya sama dengan ibuku, 42 tahun. Sebenarnya aku sudah curiga, sebab Pak Toyo (aku memanggil-nya “Pak” karena teman ayahku) yang rumahnya jauh sering datang minum jamu dan ngobrol dengan ibuku. Lama-lama mereka jadi akrab dan lebih banyak ngobrolnya daripada minum jamu. Kecurigaanku terbukti ketika pada suatu hari. ibu memanggilku dan diajaknya bicara secara khusus.
    “Begini Cyn”, kata ibu waktu itu.
    “Ayahmu kan sudah tiga tahun meninggalkan kita, sehingga ibu sudah cukup lama menjanda.”

    Aku langsung bisa menebak apa yang akan dikatakan ibu selanjutnya. Aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui betapa sepinya ibu ditinggal ayah. Ibu masih muda dan cantik, tentunya ia butuh seseorang untuk mendampinginya, melanjutkan kehidupan. Aku sadar sebab aku juga wanita meski belum pernah menikah.

    “Ibu tak bisa terus menerus hidup sendiri. Ibu butuh seseorang untuk mendampingi ibu dan merawat kalian berdua, kamu dan adikmu masih butuh perlindungan, masih butuh kasih sayang dan tentu saja butuh biaya untuk melanjutkan studi, kalian demi ibu sudi menikah kembali dengan Pak Toyo dengan harapan masa depan kalian lebih terjamin.
    Kamu mengerti?” begitu kata ibu.
    “Ibu mau menikah dengan Pak Toyo?” aku langsung saja memotongnya.
    “Tidak apa-apa kok Bu, Pak Toyo kan orang baik, duda lagi. Apalagi dia kan bekas teman ayah dulu!”.
    “Rupanya kamu sudah cukup dewasa untuk bisa membaca segala sesuatu yang terjadi sekelilingmu, Cyn”, ibu tersenyum. “Kamu benar-benar mirip ayahmu.”

    Tak berapa lama kemudian ibu menikah dengan Pak Toyo dengan sangat sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat. Sesudah itu ibu diboyong ke rumah Pak Toyo, dan rumah kami, kios dan segala isinya menjadi tanggung jawabku. Ibu datang pagi hari setelah kios aku buka dan pulang sore hari dijemput Pak Toyo sepulangnya dari kantor.

    Kehidupan kami bahagia dan biasa-biasa saja sampai pada suatu hari, sekitar empat bulan setelah ibu menikah, suatu tragedi di rumah tangga terjadi tanpa setahu ibuku. Aku memang sengaja diam dan tidak membicarakan peristiwa itu kepada ibuku, aku tidak ingin melukai perasaannya. Aku terlalu sayang pada ibu dan biarlah kutanggung sendiri.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Kejadian itu bermula ketika aku sedang berada di rumah ibuku (rumah Pak Toyo) mengambil beberapa barang dagangan atas suruhan ibu. Hal tersebut biasa kulakukan apabila aku sedang tidak kuliah. Bahkan aku juga sering tidur di rumah ibuku bersama adik. Tak jarang sehari penuh aku berada di rumah ibu saat ibu berada di rumah kami menjaga kios jamu.

    Kadangkala aku memang butuh ketenangan belajar ketika sedang menghadapi ujian semester. Rumah ibu Sepi di siang hari sebab Pak Toyo bekerja dan ibu menjaga kios, sementara di rumah itu tidak ada pembantu. Siang itu ibu menyuruhku mengambil beberapa barang di rumah Pak Toyo karena persediaan di kios habis. Ibu memberiku kunci agar aku bisa masuk rumah dengan leluasa. Tetapi ketika aku datang ternyata rumah tidak dikunci sebab Pak Toyo ada di rumah. Aku sedikit heran, kenapa Pak Toyo pulang kantor begitu awal, apakah sakit?
    “Lho, Bapak kok sudah pulang?” tanyaku dengan sedikit heran. “Sakit ya Pak?”.
    “Ah tidak”, jawab Pak Toyo.” Ada beberapa surat ketinggalan. kamu sendiri kenapa kemari? Disuruh ibumu ya?”.
    “Iya Pak, ambil beberapa barang dagangan”, jawabku biasa-biasa saja. Seperti biasa aku terus saja nyelonong masuk ke ruang dalam untuk mengambil barang yang kuperlukan.

    Tak kusangka, Pak Toyo mengikutiku dari belakang. Ketika aku sudah mengambil barang dan hendak berbalik, Pak Toyo berdiri begitu dekat dengan diriku sehingga hampir saja kami bertubrukan. Aku kaget dan lebih kaget lagi ketika tiba-tiba Pak Toyo memeluk pinggangku. Belum sempat aku protes, Pak Toyo sudah mencium bibirku, dengan lekatnya.

    Barang dagangan terjatuh dari tanganku ketika aku berusaha mendorong tubuh Pak Toyo agar melepaskan tubuhku yang dipeluknya erat sekali. Tetapi ternyata Pak Toyo sudah kerasukan setan jahanam. Ia sama sekali tak menghiraukan doronganku dan bahkan semakin mempererat pelukannya. Aku tak berhasil melepaskan diri. Pak Toyo menekan tubuhku dengan tubuhnya yang besar dan berat. Aku mau berteriak tetapi tiba-tiba tangan kanan Pak Toyo menutup mulutku.
    “Kalau kamu berteriak, semua tetangga akan berdatangan dan ibumu akan sangat malu”, katanya dengan suara serak.
    Nafasnya terengah-engah menahan nafsu. “Berteriaklah agar kita semua malu!”

    Aku jadi ketakutan dan tak berani berteriak. Rasa takut dan kasihan kepada ibu membuat aku luluh. Pikirku, bagaimana kalau sampai orang lain tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang diperbuat suami ibuku terhadapku.

    Belum lagi aku jernih berpikir Pak Toyo menyeretku masuk ke kamar tidur dan mendorongku sampai jatuh telentang di tempat tidur. Dengan garangnya Pak Toyo menindih tubuhku dan menciumi wajahku. Sementara tangannya yang kanan tetap mendekap mulutku, tangan kirinya mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Benda kecil licin segera dipaksakan masuk ke dalam mulutku. Benda kecil yang ternyata kapsul lunak itu pecah di dalam mulut dan terpaksa tertelan. Setelah menelan kapsul itu mataku jadi berkunang-kunang, kepalaku jadi berat sekali dan anehnya, gairah seksku timbul secara tiba-tiba. Jantungku berdebar keras sekali dan aliran darahku terasa amat cepat. Entah bagaimana, aku pasrah saja dan bahkan begitu mendambakan sentuhan seorang lelaki. Gairah itu begitu memuncak dan menggebu-gebu itu datang secara tiba-tiba menyerang seluruh tubuhku.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Samar-samar kulihat wajah Pak Toyo menyeringai di atasku. Perlahan-lahan ia bangkit dan melepaskan seluruh pakaianku. Kemudian ia membuka pakaiannya sendiri. Aku tak bisa menolak. Diriku seperti terbang di awang-awang dan meski tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sama sekali tak ada niat untuk melawan.

    Begitu juga ketika Pak Toyo yang sudah tak berpakaian menindih tubuhku dan menggerayangi seluruh badanku, aku pasrah saja. Bahkan ketika aku merasakan suatu benda asing memasuki tubuhku, aku tak bisa berbuat apa-apa. Tak kuasa untuk menolak, karena aku merasakan kenikmatan luar biasa dari benda asing yang mulai menembus dan bergerak-gerak di dalam liang kewanitaanku. Kesadaranku entah berada di mana. Hanya saja aku tahu, apa yang sedang terjadi pada diriku, Aku telah diperkosa Pak Toyo!

    Ketika siuman, kudapati diriku telentang di ranjang Pak Toyo (yang juga ranjang ibuku) tanpa busana. Pakaianku berserakan di bawah ranjang. Sprei morat-marit dan kulihat bercak darah di sprel itu. Aku menangis…, aku sudah tidak perawan lagi! Aku sudah kehi1angan apa yang paling bernilai dalam hidup seorang wanita. Aku merasa jijik dan kotor. Aku bangkit dan bagian bawah tubuhku terasa sakit sekali…, nyeri! Tetapi aku tetap berusaha bangkit dan dengan tertatih-tatih berjalan ke kamar mandi. Kulihat jam dinding, Wah…, Sudah tiga jam aku berada di rumah itu. Aku harus segera pulang agar ibu tidak menunggu-nunggu. Aku segera mandi dan membersihkan diri serta berdandan dengan cepat.

    Kuambil barang dagangan yang tercecer di lantai dan segera pulang. Pak Toyo sudah tidak kelihatan lagi, mungkin sudah kembali ke kantor. Kubiarkan ranjang morat-marit dan sprei berdarah itu tetap berada di sana. Aku tak peduli. Hatiku sungguh hancur lebur. Kebencianku kepada Pak Toyo begitu dalam. Pada suatu saat, aku akan membalasnya.
    “Kok lama sekali?” tanya ibu ketika aku datang.
    “Bannya kempes Bu, nambal dulu!” jawabku sambil mencoba menutupi perubahan wajahku yang tentu saja pucat dan malu. Kuletakkan barang dagangan di meja dan rasanya ingin sekali aku memeluk ibu dan memohon maaf serta menceritakan apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Tetapi hati kecilku melarang. Aku tak ingin membuat ibu sedih dan kecewa. Aku tak ingin ibuku kehilangan kebahagiaan yang baru saja didapatnya. Aku tak kuasa membayangkan bagaimana hancurnya hati Ibu bila mengetahui apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku. Biarlah Untuk sementara kusimpan sendiri kepedihan hati ini.

    Dengan alasan hendak ke rumah teman, aku mandi dan membersihkan diriku (lagi). Di kamar mandi aku menangis sendiri, menggosok seluruh tubuhku dengan sabun berkali-kali. Jijik rasanya aku terhadap tubuhku sendiri. Begitu keluar dan kamar mandi aku langsung dandan dan pamit untuk ke rumah teman. Padahal aku tidak ke rumah siapa-siapa. Aku larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Aku duduk menyepi sendiri di sana sambil menguras air mataku.
    “Ya Tuhan, ampunilah segala dosa-dosaku” ratapku seorang diri.

    Baru sore menjelang magrib aku pulang. Ibu sudah dijemput Pak Toyo pulang ke rumahnya sehingga aku tak perlu bertemu dengan lelaki bejat itu. Kios masih buka dan adik yang menjaganya. Ketika aku pulang, aku yang menggantikan menjaga kios dan adik masuk untuk belajar.

    Untuk beberapa hari lamanya aku sengaja tidak ingin bertemu Pak Toyo. Malu, benci dan takut bercampur aduk dalam hatiku. Aku sengaja menyibukkan diri di belakang apabila pagi-pagi Pak Toyo datang mengantar ibu ke kios. Sorenya aku sengaja pergi dengan berbagai alasan saat Pak Toyo menjemput ibu pulang.

    Namun meski aku sudah berusaha untuk terus menghindar, peristiwa itu toh terulang lagi. Peristiwa kedua itu sengaja diciptakan Pak Toyo dengan akal liciknya. Ketika sore hari menjemput ibu, Pak Toyo mengatakan bahwa ia baru saja membeli sebuah sepeda kecil untuk adikku, Charles. Sepeda itu ada di rumah Pak Toyo dan adik harus diambil nya sendiri.

    Tentu saja adikku amat gembira dan ketika Pak Toyo menyarankan agar adik tidur di rumahnya, adik setuju dan bahkan ibu dengan senang hati mendorongnya. Bertiga mereka naik mobil dinas Pak Toyo pulang ke rumah mereka. Karena tidak ada orang lain di rumah, sebelum Pukul sembilan kios sudah kututup.

    Rupanya, setelah sampai di rumah dan menyerahkan sepeda kecil kepada adik, Pak Toyo beralasan harus kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya malam itu juga. Ibu tidak curiga dan sama sekali tidak mengira kelau kepergian suaminya sebenarnya tidak ke kantor, melainkan kembali ke kios untuk nemperkosaku. Markas Judi Online Dominoqq

    Waktu itu sudah pukul sepuluh malam dan kios sudah lama aku tutup. Tiba-tiba saja Pak Toyo sudah ada di dalam rumah. Rupanya Ia punya kunci milik ibu sehinga ia bisa bebas keluar masuk rumah kami. Aku amat kaget dan ingin mendampratnya, tetapi kembali dengan tenang dan wajah menyeringai, Pak Toyo mengancamku “Ayo, berteriaklah agar semua tetangga datang dan tahu apa yang sudah aku lakukan terhadapmu!” ancamnya serius. “Ayo berteriaklah agar ibumu malu dan seluruh keluargamu tercoreng!” tambahnya dengan suara serak.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Sekali lagi aku terperangah. Mulutku sudah mau berteriak tetapi kata-kata Pak Toyo sekali mengusik hatiku. Perasaan takut akan terdengar tetangga, ketakutan nama ibuku akan menjadi tercoreng, kecemasan bahwa tetangga akan mengetahui peristiwa perkosaanku, aku hanya berdiri terpaku memandang wajah penuh nafsu yang siap menerkamku. Aku tak bisa berpikir jernih tagi. Hanya perasaan takut dan takut yang terus mendesak naluriku.

    Sebelum aku mampu mengambil keputusan apa yang akan kulakukan, Pak Toyo sudah maju dan mendekap tubuhku. Sekali lagi aku ingin berteriak tetapi suaraku tersendat di tenggorokan. Entah bagaimana awalnya namun yang aku tahu lelaki itu sudah menindih tubuhku dengan tanpa busana. Yang jelas, malam itu aku terpaksa melayani nafsu suami ibuku yang menggebu-gebu.

    Dengan ganas ayah tiriku itu memperlakukan aku seperti pelacur. Ia memperkosaku berkali-kali tanpa belas kasihan. Dengus nafasnya yang berat dan tubuhnya yang menindih tubuhku apalagi ketika ada sesuatu benda keras mulai masuk menyeruak membelah bagian sensitif dan paling terhormat bagi kewanitaanku membuat aku merintih kesakitan. Aku benar-benar dijadikannya pemuas nafsu yang benar-benar tak berdaya.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Yang Bejat

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Yang Bejat

    Pak-Toyo kuat sekali. Ia memaksaku berbalik kesana kemari berganti posisi berkali-kali dan aku terpaksa menurut saja. Hampir dua jam Pak Toyo menjadikan tubuhku sebagai bulan-bulanan nafsu seksnya. Bukan main! Begitu ia akan selesai kulihat Pak Toyo mencabut batangannya dari kemaluanku dengan gerakan cepat ia mengocok-ngocokkan batangannya yang keras itu dengan sebelah tangannya dan dalam hitungan beberapa detik kulihat cairan putih kental menyemprot dengan banyak dan derasnya keluar dari batang kejantanannya, cairan putih kental itu dengan hangatnya menyemprot membasahi wajah dan tubuhku, ada rasa jijik di hatiku selain kurasakan amis dan asin yang kurasakan saat cairan itu meleleh menuju bibirku, setelah itu ia lunglai dan terkapar di samping tubuhku, tubuhku sendiri bagai hancur dan tak bertenaga.

    Seluruh tubuhku terasa amat sakit, dan air mata bercucunan di pipiku. Namun terus terang saja, aku juga mencapai orgasme. Sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya. Entah apa yang membuat ada sedikit perasaan senang di dalam hatiku. Rasa puas dan kenikmatan yang sama sekali tak bisa aku pahami. Aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa terjadi, tetapi kadangkala aku justru rindu dengan perlakuan Pak Toyo terhadapku itu. Aku sudah berusaha berkali-kali menepis perasaan itu, tetapi selalu saja muncul di benakku. Bahkan kadangkala aku menginginkan lagi dan lagi! Gila bukan?

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Dan memang, ketika pada suatu sore ibu sedang pergi ke luar kota dan Pak Toyo mandatangiku lagi, aku tak menolaknya. Ketika ia sudah berada di atas tubuhku yang telanjang, aku justru menikmati dan mengimbanginya dengan penuh semangat. Rupanya apa yang dilakukan Pak Toyo terhadapku telah menjadi semacam candu yang membuatku menjadi kecanduan dan ketagihan. Aku kini mulai menikmati seluruh permainan dan gairah yang luar biasa yang tak bisa kuceritakan saat ini dengan kata-kata.

    Pak Toyo begitu bergairah dan menikmati seluruh lekuk-lekuk tubuhku dengan liarnya, akupun mulai berani mencoba untuk merasakan bagian-bagian tubuh seorang lelaki, akupun kini mulai berani untuk balas mencumbui, membelai seluruh bagian tubuhnya dan mulai berani untuk menjamah batang kejantanan ayah tiriku ini, begitu keras, panjang dan hangat. Aku menikmati dengan sungguh-sungguh, Luar Biasa!

    Pada akhir permainan Pak Toyo terlihat amat puas dan begitu juga aku. Namun karena malu, aku tak berkata apa-apa ketika Pak Toyo meninggalkan kamarku. Aku sengaja diam saja, agar tak menunjukkan bahwa aku juga puas dengan permainan itu. Bagaimanapun juga aku adalah seorang wanita yeng masih punya rasa malu. Akan tetapi, ketika Pak Toyo sudah pergi ada rasa sesal di dalam hati. Ada perasaan malu dan takut. Bagaimanapun Pak Toyo adalah suami ibuku. Pak Toyo telah menikahi ibuku secara sah sehingga ia menjadi ayah tiriku, pengganti ayah kandungku.

    Adalah dosa besar melakukan hubungan tak senonoh antara anak dan ayah tiri. Haruskah kulanjutkan pertemuan dan hubungan penuh nafsu dan maksiat ini?

    Di saat-saat sepi sediri aku termenung dan memutuskan untuk menjauh dan Pak Toyo, serta tidak melakukan hubungan gelap itu lagi. Namun di saat-saat ada kesempatan dan Pak Toyo mendatangiku serta mengajak “bermain” aku tak pernah kuasa menolaknya. Bahkan kadangkala bila dua atau tiga hari saja Pak Toyo tidak datang menjengukku, aku merasa kangen dan ingin sekali merasakan jamahan-jamahan hangat darinya.

    Perasaan itulah yang kemudian membuat aku semakin tersesat dan semakin tergila-gila oleh “permainan” Pak Toyo yang luar biasa hebat. Dengan penuh kesadaran akhirnya aku menjadi wanita simpanan Pak Toyo di luar pengetahuan ibuku.

    Cerita Sex Ayah Tiri ku Bejat Sampai sekarang rahasia kami masih tertutup rapat dan pertemuan kami sudah tidak terjadi di rumah lagi, tetapi lebih banyak di losmen, hotel-hotel kecil dan di tempat-tempat peristirahatan. Yah, disana aku dan Pak Toyo bisa bermain cinta dengan penuh rasa sensasi yang tinggi dan tidak kuatir akan kepergok oleh ibuku, kini aku dan ayah tiriku sudah seperti menjadi suami istri.

    Untuk mencegah hal-hal yang sangat mungkin terjadi, dalam melakukan hubungan seks Pak Toyo selalu memakai kondom dan aku pun rajin minum jamu terlambat bulan. Semua itu tentu saja di luar sepengetahuan ibu. Aku memang puas dan bahagia dalam soal pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hati-aku sungguh terguncang. Bagaimana tidak? Aku telah merebut suami ibuku sendiri dan ‘memakannya’ secara bergantian.

    Kadangkala aku juga merasa kasihan kepada ibu yang sangat mencintaiku. Kalau saja sampai ibu tahu hubungan gelapku dengan Pak Toyo, Ibu pasti akan sedih sekali. Hatinya bakal hancur dan jiwanya tercabik-cabik. Bagaimana mungkin anak yang amat disayanginya bisa tidur dengan suaminya? Sampai kapan aku akan menjalani hidup yang tak senonoh dan penuh dengan maksiat ini?

    Entahlah, sekarang ini aku masih kuliah. Mungkin bila nanti sudah lulus dan jadi sarjana aku bisa keluar dan lingkugan rumah dan bekerja di kota lain. Saat ini mungkin aku belum punya kekuatan untuk pergi, tetapi suatu saat nanti aku pasti akan pergi jauh dan mencari lelaki yang benar-benar sesuai dan dapat kuandalkan sebagai suami yang baik, dan tentunya kuharapkan lebih perkasa dari yang kudapatkan dan kurasakan sekarang.
    Mungkin dengan cara itu aku bisa melupakan Pak Toyo dan melupakan peristiwa-peristiwa yang sangat memalukan itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Tukang Pijat

    Kisah Memek Bercinta Dengan Tukang Pijat


    3747 views


    Duniabola99.com – Sebuah kisah bercinta atau ngentot (ML) dengan pekerja

    salon (terapis) yang mana menyediakan jasa pijat dan

    lalu karena nafsu berakhir dengan hubungan seks. Simak

    kisah lengkapnya berikut ini!

    Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas

    angkot. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan

    depan, kurang lebih 100 meter lagi. Tetapi aku masih

    betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela.

    Masih ada waktu bebas dua jam. Kerjaan hari ini sudah

    kugarap semalam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi

    malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih

    menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama

    merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang

    keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium.

    Aroma asli seorang wanita. Baunya memang agak lain,

    tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang

    hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.

    Dik.., jangan dibuka lebar. Saya bisa masuk angin. kata

    seorang wanita setengah baya di depanku pelan.

    Aku tersentak. Masih melongo.

    Itu jendelanya dirapetin dikit.., katanya lagi.

    Ini..? kataku.

    Ya itu.

    Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di

    telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya

    meleleh seperti yang kulihat sekarang. Napasnya

    tersengal. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi,

    setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuil

    tempat duduk.

    Terima kasih, ujarnya ringan.

    Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkan

    lagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang melirik

    lehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehingga

    terlihat garis bukitnya.

    Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Tapi saya

    gerah. meloncat begitu saja katakata itu.

    Aku belum pernah berani bicara begini, di angkot

    dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Kalau kini

    aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena

    peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku

    terlalu terbuai lamunan. Ia malah melengos. Sial. Lalu

    asyik membuka tabloid. Sial. Aku tidak dapat lagi

    memandanginya.

    Kantorku sudah terlewat. Aku masih di atas angkot.

    Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.

    Masih menutupi diri dengan tabloid. Tidak lama wanita

    itu mengetuk langitlangit mobil. Sopir menepikan

    kendaraan persis di depan sebuah salon. Aku perhatikan

    ia sejak bangkit hingga turun. Mobil bergerak pelan, aku

    masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana

    arah wanita yang berkeringat di lehernya itu. Ia

    tersenyum. Menantang dengan mata genit sambil

    mendekati pintu salon. Ia kerja di sana? Atau mau

    gunting? Creambath? Atau apalah? Matanya

    dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di

    belakang angkot. Sial. Dadaku tibatiba berdegup

    degup.

    Bang, Bang kiri Bang..!

    Semua penumpang menoleh ke arahku. Apakah suaraku

    mengganggu ketenangan mereka?

    Pelanpelan suaranya kan bisa Dek, sang supir

    menggerutu sambil memberikan kembalian.

    Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat.

    Satu dua, satu dua. Yes.., akhirnya. Namun, tibatiba

    keberanianku hilang. Apa katanya nanti? Apa yang aku

    harus bilang, lho tadi kedipkedipin mata, maksudnya

    apa? Mendadak jari tanganku dingin semua. Wajahku

    merah padam. Lho, salon kan tempat umum. Semua

    orang bebas masuk asal punya uang. Bodoh amat. Come

    on lets go! Langkahku semangat lagi. Pintu salon

    kubuka.

    Selamat siang Mas, kata seorang penjaga salon,

    Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?

    Massage, boleh. ujarku sekenanya.

    Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Ada sekatsekat,

    tidak tertutup sepenuhnya. Tetapi sejak tadi aku tidak

    melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi

    mengerlingkan mata ke arahku. Ke mana ia? Atau

    janganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura

    pura masuk. Ah. Shit! Aku tertipu. Tapi tidak apaapa

    toh tipuan ini membimbingku ke alam lain.

    Dulu aku paling anti masuk salon. Kalau potong rambut

    ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Ah.., wanita yang

    lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah

    keberanianku.

    Buka bajunya, celananya juga, ujar wanita tadi manja

    menggoda, Nih pake celana ini..!

    Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi.

    Bahannya tipis, tapi baunya harum. Garis setrikaannya

    masih terlihat. Aku menurut saja. Membuka celanaku dan

    bajuku lalu gantung di kapstok. Ada dipan kecil

    panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku

    dan lebih sedikit. Wanita muda itu sudah keluar sejak

    melempar celana pijit. Aku tiduran sambil baca majalah

    yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.

    Sekenanya saja kubuka halaman majalah.

    Tunggu ya..! ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke

    balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima

    kedatanganku.

    Mbak Wien.., udah ada pasien tuh, ujarnya dari ruang

    sebelah. Aku jelas mendengarnya dari sini.

    Kembali ruangan sepi. Hanya suara kebetan majalah

    yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik

    lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di

    langitlangit ruangan.

    Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletok

    pletok. Makin lama makin jelas. Dadaku mulai berdegup

    lagi. Wajahku mulai panas. Jari tangan mulai dingin. Aku

    makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.

    Halo..! suara itu mengagetkanku. Hah..? Suara itu lagi.

    Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku

    menutup kaca angkot. Dadaku berguncang. Haruskah

    kujawab sapaan itu? Oh.., aku hanya dapat menunduk,

    melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di

    ruangan sempit itu. Betisnya mulus ditumbuhi bulubulu

    halus. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Hitam.

    Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.

    Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambil

    majalah dari hadapanku, Ayo tengkurep..!

    Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas

    punggungku. Aku tersetrum. Tangannya halus. Dingin.

    Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di atas

    kulit punggung. Lalu pijitan turun ke bawah. Ia

    menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku

    tersentuh. Ia menekannekan agak kuat. Aku meringis

    menahan sensasasi yang waow..! Kini ia pindah ke paha,

    agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Aku

    meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Tapi belum

    begitu lama ia pindah ke betis.

    Balik badannya..! pintanya.

    Aku membalikkan badanku. Lalu ia mengolesi dadaku

    dengan cream. Pijitan turun ke perut. Aku tidak berani

    menatap wajahnya. Aku memandang ke arah lain

    mengindari adu tatap. Ia tidak bercerita apaapa. Aku

    pun segan memulai cerita. Dipijat seperti ini lebih

    nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya.

    Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita.

    Dari perut turun ke paha. Ah.., selangkanganku disentuh

    lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.

    Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan

    cream. Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Kuusap

    sisa cream. Dan kubuka celana pantai. Astaga. Ada

    cairan putih di celana dalamku.

    Di kantor, aku masih terbayangbayang wanita yang di

    lehernya ada keringat. Masih terasa tangannya di

    punggung, dada, perut, paha. Aku tidak tahan. Esoknya,

    dari rumah kuitungitung waktu. Agar kejadian kemarin

    terulang. Jam berapa aku berangkat. Jam berapa harus

    sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang

    penuh gelora itu. Ah sial. Aku terlambat setengah jam.

    Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya

    ada keringat sudah terbayang. Ini garagara ibuku

    menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Bayar arisan.

    Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Toh masih ada hari

    esok.

    Aku bergegas naik angkot yang melintas. Toh, si

    setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di

    salonnya. Aku duduk di belakang, tempat favorit.

    Jendela kubuka. Mobil melaju. Angin menerobos

    kencang hingga seseorang yang membaca tabloid

    menutupi wajahnya terganggu.

    Mas Tut.. hah..? suara itu lagi, suara wanita setengah

    baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada

    keringat di lehernya. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.

    Aku tersenyum. Ia tidak membalas tapi lebih ramah.

    Tidak pasang wajah perangnya.

    Kayak kemarinlah.., ujarnya sambil mengangkat tabloid

    menutupi wajahnya.

    Begitu kebetulankah ini? Keberuntungankah? Atau

    kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi

    wajah? Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satu

    angkot dengannya. Atau janganjangan ia juga disuruh

    ibunya bayar arisan. Aku menyesal mengutuk ibu ketika

    pergi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh

    bayar arisan.

    Mbak Wien.., gumamku dalam hati.

    Perlu tidak ya kutegur? Lalu ngomong apa? Lha wong

    Mbak Wien menutupi wajahnya begitu. Itu artinya ia

    tidak mau diganggu. Mbak Wien sudah turun. Aku masih

    termangu. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.

    Dari atas: Turun. Ke bawah: Tidak. Ke bawah lagi: Turun.

    Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah

    lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis.

    Mengapa kancing baju cuma tujuh?

    Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian

    lengan, kalau belum cukup kancing Bapakbapak di

    sebelahku juga bisa. Begini saja daripada repotrepot.

    Anggap saja tiaptiap baju sama dengan jumlah kancing

    bajuku: Tujuh. Sekarang hitung penumpang angkot dan

    supir. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh,

    42 hore aku turun. Tapi eh.., seorang penumpang pakai

    kaos oblong, mati aku. Ah masa bodo. Pokoknya turun.

    Kiri Bang..!

    Aku lalu menuju salon. Alamak.., jauhnya. Aku lupa

    kelamaan menghitung kancing. Ya tidak apaapa,

    hitunghitung olahraga. Hap. Hap.

    Mau pijit lagi..? ujar suara wanita muda yang kemarin

    menuntunku menuju ruang pijat.

    Ya.

    Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Sekarang sudah

    lebih lancar. Aku tahu di mana ruangannya. Tidak perlu

    diantar. Wanita muda itu mengikuti di belakang.

    Kemudian menyerahkan celana pantai.

    Mbak Wien, pasien menunggu, katanya.

    Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Bicara

    apa? Ah apa saja. Masak tidak ada yang bisa

    dibicarakan. Suara pletakpletok mendekat.

    Ayo tengkurap..! kata wanita setengah baya itu.

    Aku tengkurap. Ia memulai pijitan. Kali ini lebih

    bertenaga dan aku memang benarbenar pegal,

    sehingga terbuai pijitannya.

    Telentang..! katanya.

    Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Paling

    tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat

    karena kepayahan memijat. Ia cukup lama bermainmain

    di perut. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian

    tepi celana dalam. Tapi belum tersentuh kepala juniorku.

    Sekali. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Ia

    menyenggol kepala juniorku. Ia masih dingin tanpa

    ekspresi. Lalu pindah ke pangkal paha. Ah mengapa

    begitu cepat.

    Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Si Junior sudah

    mengeras. Betulbetul keras. Aku masih penasaran, ia

    seperti tanpa ekspresi. Tetapi eh.., diamdiam ia

    mencuri pandang ke arah juniorku. Lama sekali ia

    memijati pangkal pahaku. Seakan sengaja memainkan Si

    Junior. Ketika Si Junior melemah ia seperti tahu

    bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian

    pangkal paha. Lalu ia memijat lutut. Si Junior melemah.

    Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Ah sialan. Aku

    dipermainkan seperti anak bayi.

    Selesai dipijat ia tidak meninggalkan aku. Tapi mengelap

    dengan handuk hangat sisasisa cream pijit yang masih

    menempel di tubuhku. Aku duduk di tepi dipan. Ia

    membersihkan punggungku dengan handuk hangat.

    Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Bau

    tubuhnya tercium. Bau tubuh wanita setengah baya

    yang yang meleleh oleh keringat. Aku pertegas bahwa

    aku mengendus kuatkuat aroma itu. Ia tersenyum

    ramah. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah

    kepadaku.

    Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal

    paha. Junior berdenyutdenyut. Sengaja kuperlihatkan

    agar ia dapat melihatnya. Di balik kain tipis, celana

    pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si

    Junior. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Ia tepat

    berada di tengahtengah. Aku tidak menjepit tubuhnya.

    Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku

    membayangkan dapat menjepitnya di sini. Tetapi,

    bayangan itu terganggu. Terganggu wanita muda yang di

    ruang sebelah yang kadangkadang tanpa tujuan jelas

    bolakbalik ke ruang pijat.

    Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat

    wajahnya. Tidak terlalu ayu. Hidungnya tidak mancung

    tetapi juga tidak pesek. Bibirnya sedang tidak terlalu

    sensual. Nafasnya tercium hidungku. Ah segar. Payudara

    itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang.

    Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Ia terus

    mengelap pahaku. Dari jarak yang dekat ini hawa panas

    tubuhnya terasa. Tapi ia dingin sekali. Membuatku tidak

    berani. Ciut. Si Junior tibatiba juga ikutikutan ciut.

    Tetapi, aku harus berani. Toh ia sudah seperti pasrah

    berada di dekapan kakiku.

    Aku harus, harus, harus..! Apakah perlu menhitung

    kancing. Aku tidak berpakaian kini. Lagi pula percuma,

    tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Aku harus

    memulai. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi

    menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Ah, kini ia

    malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku.

    Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kaki

    kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas

    berlamalama membersihkan bagian belakang pahaku.

    Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.

    Inilah kesempatan itu. Kesempatan tidak akan datang

    dua kali. Ayo. Tunggu apa lagi. Ayo cepat ia hampir

    selesai membersihkan belakang paha. Ayo..!

    Aku masih diam saja. Sampai ia selesai mengelap bagian

    belakang pahaku dan berdiri. Ah bodoh. Benarkan

    kesempatan itu lewat. Ia sudah membereskan peralatan

    pijat. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku

    sekilas. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.

    Badannya berbalik lalu melangkah. Pletak, pletok,

    sepatunya berbunyi memecah sunyi. Makin lama suara

    sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak

    pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu

    hilang.

    Aku hanya mendengus. Membuang napas. Sudahlah.

    Masih ada esok. Tetapi tidak lama, suara pletakpletok

    terdengar semakin nyaring. Dari iramanya bukan sedang

    berjalan. Tetapi berlari. Bodoh, bodoh, bodoh. Eh..,

    kesempatan, kesempatan, kesempatan. Aku masih

    mematung. Duduk di tepi dipan. Kaki disandarkan di

    dinding. Ia tersenyum melihatku.

    Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan, katanya.

    Ia mencaricari. Di mana? Aku masih mematung. Kulihat

    di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.

    Itu kali Mbak, kataku datar dan tanpa tekanan.

    Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia

    membersihkan paha bagian bawah. Ini kesempatan

    kedua. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Lihatlah ia

    tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Apalagi

    yang dapat tertinggal? Mungkin sapu tangan ini saja

    suatu kealpaan. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada

    sesuatu, juga pada sapu tangan. Karena itulah, tidak

    akan hadir kesempatan ketiga. Ayo..!

    Mbak.., pahaku masih sakit nih..! kataku memelas, ya

    sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk

    di tepi dipan.

    Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Lalu memegang

    pahaku, Yang mana..?

    Yes..! Aku berhasil. Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.

    Besok saja Sayang..! ujarnya.

    Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Tapi ia masih

    berjongkok di bawahku.

    Yang ini atau yang itu..? katanya menggoda, menunjuk

    Juniorku.

    Darahku mendesir. Juniorku tegang seperti mainan

    anakanak yang dituip melembung. Keras sekali.

    Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.

    Ia berdiri. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari

    tangannya. Yes. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah

    baya yang meleleh keringatnya di angkot karena

    kepanasan. Ia menyentuhnya. Kali ini dengan telapak

    tangan. Tapi masih terhalang kain celana. Hangatnya,

    biar begitu, tetap terasa. Aku menggelepar.

    Sst..! Jangan di sini..! katanya.

    Kini ia tidak malumalu lagi menyelinapkan jemarinya ke

    dalam celana dalamku. Lalu dikocokkocok sebentar.

    Aku memegang teteknya. Bibirku melumat bibirnya.

    Jangan di sini Sayang..! katanya manja lalu melepaskan

    sergapanku.

    Masih sepi ini..! kataku makin berani.

    Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Ia

    menikmati, tangannya mengocok Junior.

    Besar ya..? ujarnya.

    Aku makin bersemangat, makin membara, makin

    terbakar. Wanita setengah baya itu merenggangkan

    bibirnya, ia terengahengah, ia menikmati dengan mata

    terpejam.

    Mbak Wien telepon.., suara wanita muda dari ruang

    sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.

    Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab

    telepon.

    Ngapaian sih di situ..? katanya lagi seperti iri pada

    Wien.

    Aku mengambil pakaianku. Baru saja aku memasang ikat

    pinggang, Wien menghampiriku sambil berkata,

    Telepon aku ya..!

    Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang

    disobek sekenanya. Pasti terburuburu. Aku langsung

    memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor

    nomornya. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Ia

    tidak lagi dingin dan ketus. Kalau saja, tidak keburu

    wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat

    Si Junior. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah

    pada Junior. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga

    ada alasan buat Wien.

    Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar

    gembira dari wanita yang menunggu telepon. Ia hanya

    menampakkan diri separuh badan.

    Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Jagain sebentar

    ya..!

    Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.

    Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Hari

    itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum

    ada yang datang, baru aku saja. Aku menanti dengan

    debaran jantung yang membuncahbuncah. Wien

    datang. Kami seperti tidak ingin membuang waktu,

    melepas pakaian masingmasing lalu memulai

    pergumulan.

    Wien menjilatiku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

    Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya

    yang tahu di mana titiktitik yang harus dituju. Aku

    terpejam menahan air mani yang sudah di ujung.

    Bergantian Wien kini telentang.

    Pijit saya Mas..! katanya melenguh.

    Kujilati payudaranya, ia melenguh. Lalu vaginanya, basah

    sekali. Ia membuncah ketika aku melumat klitorisnya.

    Lalu mengangkang.

    Aku sudah tak tahan, ayo dong..! ujarnya merajuk.

    Saat kusorongkan Junior menuju vaginanya, ia melenguh

    lagi.

    Ah.. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang.

    Aku hanya main dengan tangan. Kadangkadang

    ketimun. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum

    siap. Ya sekarang..! pintanya penuh manja.

    Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan

    berdering. Kring..! Aku mengurungkan niatku. Kring..!

    Mbak Wien, telepon. kataku.

    Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aku

    mengikutinya. Sambil menjawab telepon di kursi ia

    menunggingkan pantatnya.

    Ya sekarang Sayang..! katanya.

    Halo..? katanya sedikit terengah.

    Oh ya. Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.

    Siapa Mbak..? kataku sambil menancapkan Junior

    amblas seluruhnya.

    Si Nina, yang tadi. Dia mau pulang dulu ngeliat orang

    tuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.

    Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.

    Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! dia

    mendesah keras.

    Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.

    Yang.., cepatcepat berkemas. Sebantar lagi Mbak

    Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini

    dia datang.

    Aku langsung beresberes dan pulang.

  • Foto Ngentot Cewek pirang Haley Reed sepong kontol beras sebelum bercinta hardcore

    Foto Ngentot Cewek pirang Haley Reed sepong kontol beras sebelum bercinta hardcore


    1840 views

    Duniabola99.com – foto cewek kurus pirang  toket kecil Haley Reed dipaksa ngentot oleh abang tirinya yang berkontol gede dan memaksanya untuk oral sex dan memasukkan alat bantu sex ke dalam memeknya sebelum hantam dengan kontolnya yang besar dan menelan semua air maninya. Joker8899

  • Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda


    3091 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Sri, terima kasih, terima kasih..”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Yuni dan Ningsih

    Kisah Memek Yuni dan Ningsih


    3451 views


    Duniabola99.com – Aku sudah tiga tahun ikut dengan keluarga Budhe. Saat itu usiaku sudah 15 tahunan dan Mbak Ningsih yang usianya tiga tahun di atasku sudah kelas 3 di salah satu SMK swasta di kotaku. Pada saat itulah aku pertama kali mengenal apa yang namanya seks. Bokep Ulama Bogor dan PNS

    Kejadiannya berawal dari suatu siang kira kira setengah tahun setelah meninggalnya Bude Harti. Saat itu sekolahku dipulangkan sebelum waktu biasanya. Semua murid dipulangkan pada jam 10 pagi karena guruguru akan mengadakan rapat untuk persiapan EBTA. Aku yang selalu disiplin tidak pernah bermain sebelum pulang dan ganti pakaian. Begitu sekolah dibubarkan aku langsung pulang ke rumah yang jaraknya kirakira 2 km dengan naik angkot.

    Sampai di rumah aku heran karena pintu rumah tidak terkunci tetapi tidak ada orang. Padahal tadi pagi sebelum berangkat Mbak Ningsih bilang kalo sekolahnya libur selama 6 hari karena minggu tenang. Aku menduga pasti Mbak Ningsih sedang belajar di kamar menjelang EBTA yang akan diadakan minggu depan. Karena takut mengganggu Pakde yang mungkin sedang tidur aku berjalan pelanpelan melintasi ruang tengah langsung ke kamarku dan Mbak Ningsih yang ada bagian belakang.

    Aku kaget saat mendengar suara mencurigakan terdengar dari kamarku yang setengah terbuka. Kudengar suara Mbak Ningsih mengerangngerang disertai suara seperti berkecipak. Dengan langkah mengendapendap kudekati pintu kamarku dan mengintip melalui pintu yang setengah terbuka. Astaga!! Aku benar2 kaget!! Ternyata di kamarku ada Mbak Ningsih dan Pakdhe. Yang lebih mengejutkan, pakaian keduanya sudah berantakan.

    Waktu itu pakaian bagian atas Mbak Ningsih sudah terbuka sama sekali, begitu pula dengan Pakdhe Mitro. Keduanya sedang bergumul di atas tempat tidur yang biasa kugunakan tidur dengan Mbak Ningsih. Pakdhe hanya mengenakan sarung dan satusatunya kain yang menutupi tubuh Mbak Ningsih hanyalah celana dalam saja.

    Apa yang kulihat benar2 membuat hatiku tercekat. Kulihat Pakde dengan rakus meneteki payudara Mbak Ningsih, sementara tangan Mbak Ningsih meremasremas rambut Pakdhe yang sudah mulai memutih. Kepala Mbak Ningsih bergoyanggoyang sambil terus mengerang. Begitu pula dengan Pakdhe yang dengan lahap terus menetek kedua payudara Mbak Ningsih secara bergantian.

    Aku yang mengintip perbuatan mereka menjadi panas dingin dibuatnya. lututku lemas dan Tubuhku gemetar. Hampir saja kepalaku terbentur pintu saat aku berusaha melihat apa yang mereka perbuat lebih jelas. Tak lama kemudian kulihat Pakdhe menarik satusatunya pembungkus yang melekat di tubuh Mbak Ningsih dan melemparkannya ke lantai. Kini tubuh Mbak Ningsih sudah telanjang bulat di bawah dekapan tubuh Pakdheku yang kelihatan masih berotot walau usianya sudah kepala lima.

    Erangan Mbak Ningsih semakin keras saat kulihat wajah Pakdhe menyuruk ke selangkangan Mbak Ningsih yang terbuka. Tangan Mbak Ningsih yang memegang kepala Pakdhe kulihat semakin kuat menekan ke arah kemaluannya yang sedang diciumi Pakdhe. Aku yang baru kali ini melihat pemandangan seperti itu menjadi terangsang. Aku membayangkan seolaholah tubuhku yang sedang digumuli Pakdhe.

    Kedua kaki Mbak Ningsih melingkar di leher Pakdhe. Suara napas Pakdhe terdengar sangat keras seperti kerbau. Mbak Ningsih semakin keras mengerang dan tubuhnya kulihat melonjaklonjak saat kulihat wajah Pakdhe menggesekgesek bagian selangkangan Mbak Ningsih. Beberapa saat kemudian tubuh Mbak Ningsih mulai melemas dan terdiam.

    Kemudian kulihat Pakdhe melepas sarungnya. Dan astaga! Kulihat batang kemaluan Pakdhe yang sangat besar dan berwarna coklat kehitaman mengacung tegak menantang langit. Pakdhe langsung mengangkangi wajah Mbak Ningsih dan mengosekngosekan batang kemaluannya yang dipeganginya ke wajah Mbak Ningsih.

    Mbak Ningsih yang masih lemas kulihat mulai memegang batang kemaluan Pakdhe dan menjulurkan lidahnya menjilati batang kemaluan itu. Pakdhe pun kembali menyurukkan wajahnya ke arah selangkangan Mbak Ningsih. Kini posisi mereka sungguh lucu. Mereka saling menjilati selangkangan lawan dengan posisi terbalik.

    Pakdhe yang mengangkangi wajah Mbak Ningsih menjilati selangkangan Mbak Ningsih yang telentang dengan lutut tertekuk dan paha terbuka. Tubuhku mulai meriang. Vaginaku terasa gatal seolaholah membayangkan kalo vaginaku sedang diciumi Pakdhe. Tanpa sadar tanganku bergerak ke arah vaginaku sendiri dan mulai menggarukgaruk.

    Kejadian yang kulihat berikutnya membuat hatiku semakin mencelos. Setelah puas saling menciumi selangkangan masingmasing lawan, tubuh Pakdhe berbalik lagi sejajar dengan Mbak Ningsih. Mereka saling berhadaphadapan dengan tubuh Pakdhe menindih Mbak Ningsih.

    Kemudian kulihat Pakdhe menempatkan diri di antara kedua paha Mbak Ningsih yang mengangkang. Lalu dengan memegang batang kemaluannya Pakdhe menggosokgosokkan ujung batang kemaluannya ke selangkangan Mbak Ningsih. Kulihat kepala Mbak mendongakdongak ke atas dengan kedua tangan meremasremas payudaranya sendiri saat Pakdhe mendorong pantatnya dan menekan ke arah selangkangan Mbak Ningsih. Mereka terdiam beberapa saat ketika tubuh mereka pada bagian kemaluan saling lengket satu sama lain.

    Mbak Ningsih mulai merintih dan mengerang saat Pakdhe mulai memompa pantatnya majumundur dengan mantap. Kulihat pantat Mbak Ningsih bergerak mengayun menyambut setiap dorongan pantat Pakdhe. Dan setiap kali tulang kemaluan Mbak Ningsih dan Pakdhe beradu selalu terdengar seperti suara tepukan. Suara deritan dipan tidurku pun semakin nyaring terdengar mengiringi irama gerakan mereka.

    Tubuh Mbak Ningsih menggelepargelepar semakin liar. Kepalanya pun semakin liar bergerak ke kanan dan kekiri, mulutnya tak hentihentinya mengerang. Akhirya kudengar Mbak Ningsih merintih panjang disertai tubuhnya yang tersentaksentak, pantatnya terangkat menyambut dorongan pantat Pakdhe. Lalu beberapa detik kemudian tubuh Mbak Ningsih mulai melemas, tangannya terlempar melebar ke samping kanankiri tubuhnya dan matanya terpejam.

    Pakdhe lalu menarik pantatnya dan kulihat dari arah ku yang persis di samping kirinya, batang kemaluan Pakdhe yang hitam kecoklatan masih kencang. Kemudian Pakdhe menarik tubuh Mbak Ningsih agar merangkak di kasur. Dengan bertumpu pada lututnya, Pakdhe menempatkan diri di belakang pantat Mbak Ningsih yang menungging. Pakdhe memegang batang kemaluannya dan mengarahkannya ke belahan pantat Mbak Ningsih.

    Kulihat kepala Mbak Ningsih terangkat saat Pakdhe mulai mendorong pantatnya. Kembali kulihat pantat Pakdhe mengayun dari depan ke belakang dengan posisi Mbak Ningsih merangkak dan Pakdhe berlutut di belakang pantat Mbak Ningsih. Batang kemaluan Pakdhe kelihatan dari tempatku berdiri saat Pakdhe menarik pantatnya dan hilang dari penglihatanku saat ia mendorong pantatnya. Aku yang mengintip menjadi tidak tahan lagi. Tanganku secara refleks mulai menyusup kedalam celana dalam memegang vaginaku dan meremasremasnya. Vaginaku mulai basah oleh cairan. Jari tangahku kutekankan pada daerah sensitifku dan kugerakkan memutar.

    Kudengar Pakdhe mulai menggeram. Tangannya meremas payudara Mbak Ningsih yang berayunayun seirama dengan dorongan pantat Pakdhe yang menyodoknyodok Mbak Ningsih. Gerakan Pakdhe semakin cepat dan geramannya semakin keras. Mbak Ningsih pun mengimbangi gerakan ayunan pantat Pakdhe dengan memutarmutar pantatnya. Gerakan mereka semakin liar. Derit dipan kayu pun kudengar semakin keras. Lalu keduanya merintih panjang.

    Tubuh keduanya yang menyatu mengejatngejat. Kepala keduanya seolaholah terhantam sesuatu hingga mendongak ke atas. Lalu tubuh Pakdhe ambruk dan menindih Mbak Ningsih yang ambruk tengkurap di kasur. Aku pun merasa ada sesuatu yang meledakdi bawah perutku. Tubuhku seperti melayang dan akhirnya aku merasa lemas.

    Aku yang takut ketahuan melihat perbuatan keduanya segera berjingkatjingkat dan keluar rumah pergi ke rumah Rina sahabat paling eratku di kelas. Aku baru pulang setelah jam 13.30 saat aku biasa pulang.

    Sampai di rumah aku purapura bersikap seperti biasa. Aku bersikap seolaholah tidak mengetahui perbuatan Mbak Ningsih dan Pakdhe tadi pagi. Selama beberapa hari itu pikiranku selalu terganggu dengan bayangan apa yang dilakukan Mbak Ningsih dengan Pakdheku di kamarku ini.

    *Kegadisanku Direnggut Pakdhe

    Aku sudah mulai dapat melupakan kejadian yang kulihat antara Mbak Ningsih dengan Pakdheku karena kesibukanku mempersiapkan EBTA. Begitu EBTA selesai aku mendapatkan liburan sambil menunggu pengumuman. Saat itu waktuku lebih banyak kuluangkan di rumah membersihkan rumah dan menyetrika serta membantu Mbak Ningsih memasak.

    Suatu hari, aku harus berada sendirian di rumah dengan Pakdhe. Mbak Ningsih mengikuti acara darma wisata ke Selecta yang diadakan sekolahnya sebagai acara perpisahan. Mbak Ningsih sudah berangkat saat pagipagi buta. Aku yang sedang libur harus menggantikan Mbak Ningsih menyiapkan sarapan buat Pakdhe. Setelah membuat minuman teh untukku dan satu cangkir khusus untuk Pakdhe aku segera menyapu halaman.

    Aku menyempatkan diri meminum tehku sebelum pergi ke kamar mandi. Teh yang kuminum rasanya agak lain, tapi aku tidak begitu curiga. Saat mandi itulah aku merasa ada yang agak aneh dengan tubuhku. Tubuhku terasa panas dan jantungku berdebardebar. Rasa aneh menyergapku. Vaginaku terasa berdenyutdenyut dan ada rasa aneh menyerbu diriku. Tubuhku terasa gerah sekali.

    Kusiram seluruh tubuhku dengan air dingin agar rasa gerahku hilang. Apa yang kulakukan ternyata cukup menolong. Tubuhku merasa segar sekali. Lalu kigosok seluruh tubuhku dengan sabun. Rasa aneh itu kembali menyerang diriku, apalagi saat aku menyabuni daerah selangkanganku yang baru mulai ditumbuhi rambut satusatu. Aku merasa ada dorongan birahi yang begitu kencang. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi. Tibatiba anganku melayang pada apa yang kulihat beberapa hari yang lalu saat Mbak Ningsih dan Pakdhe Marto bergumul di kamarku.

    Cepatcepat kubuang pikiran itu jauhjauh dan segera menyelesaikan acara mandi pagiku. Hanya dengan tubuh terbalut handuk, aku lari masuk kamarku. Aku selalu berganti pakaian di kamarku sambil mematutmatut diriku di depan cermin sambil mengamati seluruh tubuhku yang mulai berubah. Bulubulu kemaluan sudah mulai tumbuh di gundukan bukit kemaluanku.

    Dadaku yang dulu rata kini mulai tumbuh dengan puting yang sebesar kacang kedelai dengan warna merah muda. Pinggulku mulai tumbuh membesar. Kata orang aku seksi dan menarik. Apalagi tinggi badanku sudah mencapai 160 cm. Aku sendiri selalu betah berlamalama di depan cermin dengan melenggaklenggokkan tubuhku memandang dari segala sisi dan mengagumi tubuhku. Aku sangat bangga dengan tubuhku.

    Baru saja aku mengunci pintu kamarku aku dikejutkan dengan pelukan tangan yang kokoh menyergapku. Aku tidak sempat menjerit karena tibatiba sosok yang memelukku langsung membekap mulutku dengan tangannya yang kokoh. Belum hilang terkejutku, handuk yang melilit tubuhku ditarik seseorang dan jatuh teronggok ke lantai. Aku benarbenar bugil tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhku.

    Kembali rasa aneh yang menyerangku semakin menggelora. Ada dorongan hasrat yang menggebugebu dalam diriku. Aku tak mampu meronta dan menjerit! Tangan yang kokoh dan berbulu tetap membekap mulutku sementara tangan satu lagi memeluk tubuh telanjangku. Mataku semakin nanar menerima perlakuan seperti itu. Apalagi kurasakan sentuhan kulit tubuh telanjang menempel hangat di punggungku. Pantatku yang telanjang terasa menekan suatu benda panjang melingkar dan keras di balik kain tipis.

    Aku semakin tak mampu menahan gejolak liar yang mulai bangkit dalam diriku saat sapuansapuan lidah panas mulai menyerbu tengkukku. Aku menggelinjang kegelian dan melenguh. Lidah itu semakin liar bergerak menyusuri leherku.. pundakku.. Lalu turun ke bawah ke sepanjang tulang punggungku. Aku semakin menggelinjang. Lidah itu terus merayap ke bawah dan pinggangku mulai dijilati. Kakiku serasa lemah tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat tubuhku didorong ke tempat tidurku dan dijatuhkan hingga aku tengkurap di tempat tidurku. Tubuhku lalu ditindih oleh sesosok tubuh yang sangat berat.

    Kakiku mulai memberontak liar karena geli. Apalagi lidah itu dengan rakus mulai menjilati pinggulku. Pantatku terangkat saat mulut berkumis itu mulai menggigiti buah pantatku dengan gemas. Pantatku terangkatangkat liar saat lidah panas itu mulai menyusup ke dalam celahcelah bongkahan pantatku dan mulai menjilati lubang anusku. Aku benarbenar seperti terbang mengawang. Aku belum tahu siapa yang memelukku dari belakang dan menggerayangi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa merasakan dengusan napas panas yang menghembus di bongkahan pantatku saat lidah itu mulai menjilati lubang anusku.

    Aku tercekik kaget saat tubuhku dibalik hingga telentang telanjang bulat di kasurku. Ternyata orang yang sedari tadi menggumuliku adalah Pakdhe Mitro, orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Aku tak tak mampu berteriak karena mulutku langsung dibekap dengan bibirnya. Lidahku didorong dorong dan digelitik. Aku terangsang hebat. Apalagi sejak minum teh tadi tubuhku terasa agak aneh. Seolaholah ada dorongan menghentakhentak yang menuntut pemenuhan.

    Tubuhku menggelinjang saat tangan kekar dan agak kasar mulai meraba dan meremas kedua payudaraku yang baru mulai tumbuh. Lalu kedua kakiku dipentangkan oleh Pakdhe Mitro lebarlebar, lalu Pakdhe menindih tubuhku yang sudah telanjang bulat di antara kedua pahaku yang terkangkang. Aku merasa ada benda keras seperti tongkat yang menekan ketat ke bukit kemaluanku di balik kain sarung yang dikenakan Pakdhe.

    Mulut dan lidah Pakdhe tak hentihentinya menjilat dan melumat setiap jengkal bagian tubuhku. Dari mulutku, bibir Pakdhe bergeser menjilati seluruh batang leherku, kemudian turun ke dua belah payudaraku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah dan mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku yang baru sebesar kacang kedelai. Disedotnya payudaraku hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulut Pakdhe Mitro. Aku sangat terangsang dan sudah tidak mampu berpikir jernih. Ada sesuatu yang mulai menggelora dan mendesakdesak di perut bagian bawahku.

    Lidah Pakdhe terus merayap semakin ke bawah. Perutku menjadi sasaran jilatan lidahnya. Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Akal sehatku sudah benarbenar hilang. Kobaran napsu sudah menjeratku. Pantatku terangkat tanpa dapat kucegah saat lidah Pakdhe terus merayap dan menjliati gundukan bukit kemaluan di selangkanganku yang mulai ditumbuhi rambutrambut halus. Aku merasa kegelian yang amat sangat menggelitik selangkanganku.

    Tubuhku serasa mengawang di antara tempat kosong saat lidah Pakdhe mulai menyelusup ke dalam bukit kemaluanku dan menggelitik kelentitku. Lubang kemaluanku semakin berdenyutdenyut tergesek gesek lidahnya yang panas. Aku hanya mampu menggigit bibirku sendiri menahan rasa geli yang menggelitik selangkanganku. Tubuhku semakin melayang dan seperti terkena aliran listrik yang maha dahsyat.

    Aku tak mampu lagi menahan gelora napsu yang semakin mendesak di dalam perutku. Pantatku terangkat seperti menyongsong wajah Pakdhe yang menekan bukit kemaluanku. Lalu tubuhku seperti terhempas ke tempat kosong. Aku merasakan ada sesuatu yang meledak di dalam perut bagian bawahku. Tubuhku menggelepar dan tanpa sadar kujepit kepala Pakdhe dengan kedua kakiku untuk menekannya lebih ketat menempel selangkanganku.

    Belum sempat aku mengatur napas tibatiba mulutku sudah disodori batang kemaluan Pakdhe Mitro yang tanpa kutahu sejak kapan sudah melepas sarungnya dan sudah telanjang bulat mengangkangi wajahku. Batang kemaluannya yang besar, hitam panjang dan tampak mengkilat mengacung di depan wajahku seperti hendak menggebukku kalau aku menolak menciuminya.

    Dengan rasa jijik aku terpaksa menjulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung topi bajanya yang mengkilat. Aku hampir muntah saat lidahku menyentuh cairan lendir yang sedikit keluar dari lubang kemaluan Pakdhe. Namun jepitan kedua paha Pakdhe di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain.

    Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Pakdhe. Lalu dengan paksa Pakdhe membuka mulutku dan menjejalkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena susah bernapas. Batang kemaluannya yang besar memenuhi mulutku yang masih kecil.

    Kudengar Pakdhe menggumam tanpa jelas apa yang diucapkannya. Pantatnya digerakgerakannya hingga batang kemaluannya yang masuk ke dalam mulutku mulai bergerak keluar masuk di dalam mulutku. Aku hampir tersedak saat ujung kemaluan Pakdhe menyentuhnyentuh kerongkonganku. Aku hanya mampu melotot karena hampir tersedak. Tanpa sadar kedua tanganku mencengkeram pantat Pakdhe Mitro.

    Setelah puas mengerjai mulutku dengan batang kemaluannya, Pakdhe menggeser tubuhnya dan menindihku lagi dengan posisi sejajar. Kedua pahaku dikuaknya dan dengan tangannya, dicucukannya batang kemaluannya ke arah bukit kemaluanku. Aku merasa geli saat ujung kemaluan Pakdhe mulai menggesekgesek pintu lubang kemaluanku yang sudah basah.

    Dari rasa geli dan nikmat, tibatiba aku merasa perih di selangkanganku saat Pakdhe mulai menurunkan pantatnya sehingga batang kemaluannya mulai menerobos ke dalam lubang kemaluanku yang masih perawan. Aku merintih kesakitan dan air mataku mulai mengalir. Aku tersadar akan bahaya! Namun terlambat. Pakdhe yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mungkin mau berhenti. Ia hanya sejenak menghentikan gerakannya. Ia merayuku dan mengatakan kalau sakitku hanya sebentar dan berganti rasa nikmat yang tidak terkira.

    Pakdhe menarik pantatnya ke atas hingga batang kemaluannya yang terjepit di dalam lubang kemaluanku tertarik keluar. Gesekan batang kemaluannya yang besar di dalam dinding lubang kemaluanku menimbulkan rasa nikmat seperti apa yang dikatakannya. Aku mulai dapat menikmati rasa nikmat itu. Ini mungkin karena pengaruh teh yang kuminum sehingga aku benarbenar belum sadar akan bahaya yang kuhadapi. Yang kuinginkan hanya satu yaitu menuntaskan gejolak yang meledakledak dalam diriku.

    Aku kembali merintih kesakitan saat Pakdhe mulai menekan pantatnya lagi yang membuat batang kemaluannya menerobos lebih dalam ke dalam lubang kemaluanku. Lagilagi Pakdhe membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Ia menarik lagi pantatnya. Benar.. Rasa sakit itu berganti nikmat saat batang kemaluannya ditarik keluar hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih terjepit dalam lubang kemaluanku.

    Lubang kemaluanku yang sudah sangat licin sangat membantu pergerakan batang kemaluan Pakdhe dalam jepitan lubang kemaluanku. Detikdetik berlalu dan sedikitdemi sedikit batang kemaluan Pakdhe meneronos semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Pakdhe terus menarik dan mendorong pantatnya dengan pelan dan teratur. Hingga suatu saat aku menggigit bibirku keraskeras saat selangkanganku terasa perih sekali. Selangkanganku terasa robek saat Pakdhe menekan pantatnya hingga batang kemaluannya hampir masuk separuh ke dalam lubang kemaluanku.

    Aku sempat menjerit menahan sakit yang amat sangat di selangkanganku. Pakdhe segera menghentikan gerakannya dan memberiku kesempatan untuk bernapas. Aku merasa lega saat Pakdhe menghentikan gerakannya. Kini aku dapat merasakan lubang kemaluanku seperti terganjal benda keras dan hangat. Benda itu berdenyutdenyut dalam jepitan lubang kemaluanku.

    Kembali rasa sakit yang tadi menyentakku berangsur mulai hilang tergantikan rasa nikmat saat batang kemaluan Pakdhe yang semakin lancar mulai bergerak lagi keluar masuk dalam jepitan lubang kemaluanku. Rasa nikmat terus meningkat sehingga tanpa sadar aku menggoyangkan pantatku untuk segera meraih kenikmatan yang lebih banyak lagi.

    Aku seperti gila. Rasa sakit itu sudah benarbenar hilang tergantikan rasa nikmat yang benarbenar memabukkan. Pakdhe semakin bersemangat mengayunkan pantatnya menghunjamkan batang kemaluannya. Empat kali mendorong lalu didiamkan dan diputar kemudian ditarik lagi. Tanpa sadar pantatku terangkat saat Pakdhe menarik pantatnya.

    Berkalikali Pakdhe mengulang gerakannya hingga perutku terasa kejang. Tubuhku mulai melayang. Tanganku semakin kuat mencengkeram punggung Pakdhe untuk mencoba menahan kenikmatan yang mulai menerjangku. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya diiringi geramannya yang kudengar bergemuruh di telingaku.

    Mataku semakin membeliak menahan desakan yang kian dahsyat di perut bagian bawahku. Aku hampir menjerit saat ada sesuatu yang kurasa pecah di dalam sana. Namun bibir Pakdhe yang tibatiba melumat bibirku menghentikan teriakanku. Pakdhe melumat dengan rakus kedua belah bibirku. Aku merasa tubuhku seolaholah terhempas di awan. Tubuhku mengejatngejat saat aku mencapai puncak pendakian yang melelahkan. Pakdhe yang bibirnya masih melumat bibirku pun mulai berkelojotan di atas perutku. Lalu ia menggeram dengan dahsyat..

    Dan akhirnya kurasakan ada semburan cairan hangat yang memancar dari batang kemaluan Pakdhe yang terjepit dalam lubang kemaluanku. Batang kemaluannya berkedutkedut dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe masih bergerak dengan liar selama beberapa saat lalu ambruk menindihku. Napas ku hanya tinggal satusatu. Napas Pakdhe pun kudengar menggemuruh di telingaku.

    Air mataku mengalir saat kusadari segalanya telah terlambat bagiku. Kegadisanku telah terenggut oleh Pakdhe. Orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti ayahku. Lalu dengan lembut Pakdhe mengusap air mataku dan berjanji akan menyayangiku sepanjang sisa hidupnya. Aku menjadi agak terhibur dengan perkataannya.

    Sejak kegadisanku hilang, aku menjadi pendiam. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri khasku seolaholah hilang sirna. Aku menjadi sangat berubah. Selangkanganku masih terasa sakit hingga beberapa hari setelah kejadian itu.

    Mbak Ningsih yang selama ini sangat memperhatikanku sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada diriku. Akhirnya aku mengaku terus terang kepada Mbak Ningsih tentang kejadian yang menimpaku. Ia hanya menghela napas merasa prihatin akan musibah yang kualami.

    Kirakira satu bulan sejak aku dinodai Pakdheku, Mbak Ningsih minta pamit kepadaku dan juga Pakdheku. Mbak Ningsih setelah lulus SMK diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Malang dan pindah ke Malang. Sehingga sejak saat itu aku yang baru masuk SMU harus tinggal berdua saja dengan Pakdhe.

    Suatu hari, kirakira seminggu sejak kepergian Mbak Ningsih, saat itu aku sedang mencuci pakaianku dan pakaian Pakdhe. Hari itu sekolahku libur karena tanggal merah jadi aku bersihbersih rumah. Pakdhe seperti biasanya merapikan tanaman di halaman depan yang sudah mulai tumbuh tidak teratur.

    Setelah kuselesaikan cucianku dan kujemur, aku berniat mandi. Baru saja mau menutup pintu kamar mandi, tibatiba tangan Pakdhe mengganjal pintu kamar mandi dan menyerobot masuk. Aku tidak sempat berteriak karena tibatiba Pakdhe sudah memelukku. Tubuhnya yang hanya tertutup celana kolor dan sudah basah penuh keringat memelukku eraterat. Aku tidak berani berteriak karena diancam kalau tidak mau melayani nafsunya aku akan diusir dari rumah itu dan tidak dibiayai sekolahku. Aku merasa takut sekali dengan ancamannya hingga dengan air mata yang kutahan aku pasrah akan apa yang dilakukan Pakdhe padaku.

    Tangan Pakdhe dengan cekatan melucuti dasterku, braku lalu celana dalamku hingga aku benarbenar bugil. Tanpa membuang waktu Pakdhe segera melepas kolornya dan telanjang bulat. Batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai. Kemudian Pakdhe duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Ditariknya tubuh telanjangku ke dalam pelukannya dan dilumatnya bibirku dengan rakusnya.

    Mulutku masih tertutup saat lidah Pakdhe mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku. Karena tidak tahan dengan sapuansapuan lidahnya yang mendesakdesak bibirku, akhirnya bibirku pun terbuka. Pakdhe segera menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku dan mendorongdorong lidahku. Mulamula aku diam saja, namun lamakelamaan aku jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluan Pakdhe yang tadinya mengkerut perlahanlahan mulai mengembang dan mengganjal perutku. Aku mulai bereaksi. Lidahku tanpa sadar membalas dorongan lidah Pakdhe.

    Tubuhku mulai menggerinjal dalam pelukan Pakdhe saat tangan Pakdhe mulai menggerayangi buah pantatku. Tangan Pakdhe dengan gemas meremas dan memijat buah pantatku lalu ditariknya tubuhku hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya.

    Setelah puas memainkan lidahnya dalam mulutku, tangan Pakdhe menekan kepalaku hingga aku disuruhnya berlutut di depan selangkangannya. Batang kemaluannya yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajahku. Ditariknya wajahku ke selangkangannya dan disuruhnya mulutku menciumi batang kemaluannya itu. Dengan agak risi aku terpaksa membuka mulutku dan mulai menciumi batang kemaluannya yang sudah mengeluarkan sedikit cairan.

    Kepalaku didorong maju mundur oleh tangan Pakdhe yang mencengkeram rambutku hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulutku. Kerongkonganku tersodoksodok ujung kepala kemaluan Pakdhe yang keluar masuk dalam mulutku. Kudengar napas Pakdhe mulai menggebu. Batang kemaluannya semakin mengeras dalam kuluman mulutku.

    Mungkin karena tak tahan, Pakdhe segera menarik tubuhku agar berdiri lalu mendudukanku di sisi bak mandi. Mulutnya segera mencecar payudaraku kanan dan kiri silih berganti. Aku menggelinjang hebat manakala mulut Pakdhe dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudaraku. Tangan Pakdhe pun tak tinggal diam. Tangannya mulai merayap ke selangkanganku yang terbuka lebar dan mulai meremas gundukan bukit kemaluanku.

    Aku sampai megapmegap mendapat rangsangan seperti itu. Aku semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulut Pakdhe lalu merayap menyusuri perutku dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluanku. Dikuakkanya kedua bibir kemaluanku dengan jarijarinya lalu disusupkannya lidahnya ke dalam lubang kemaluanku.

    Tubuhku yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidah Pakdhe mulai menggesekgesek dinding lubang kemaluanku. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Pakdhe dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku.

    Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Pakdhe di selangkanganku. Tanpa sadar mulutku mendesisdesis dan dudukku bergeser tak karuan. Perutku mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledakledak. Tubuhku terasa mulai mengawang dan pandangan mataku nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang aku mencapai orgasmeku.

    Belum sempat aku mengatur napas tibatiba Pakdhe sudah berdiri di hadapanku. Batang kemaluannya yang keras dicocokkan ke bibir kemaluanku dan digesekgesekkannya ujung kepala kemaluannya ke bibir kemaluanku yang sudah basah dan licin. Aku menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluanku. Bibir Pakdhe Mitro dengan rakusnya mulai melumat bibirku sambil mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluanku.

    Aku masih duduk di bibir bak mandi sementara Pakdhe Mitro menggenjot lubang kemaluanku sambil berdiri. Mungkin karena kesulitan bergerak, dicabutnya batang kemaluannya dari jepitan bibir kemaluanku. Tubuhku lalu diturunkan dari bibir bak mandi dan dibaliknya hingga aku berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Lalu Pakdhe menempatkan diri di belakangku dan mulai mencoba memasukan batang kemaluannya ke dalam bibir kemaluanku dari celah bongkahan pantatku.

    Punggungku didorong Pakdhe agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Dipentangkanya kedua kakiku lebarlebar lalu dicucukannya batang kemaluannya ke gundukan bukit kemaluanku. Setelah arahnya tepat, Pakdhe mulai mendorong pantatnya hingga kembali batang kemaluannya menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluanku.

    Kembali aku mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluanku. Dindingdinding lubang kemaluanka serasa dikilikkilik. Batang kemaluan Pakdhe yang terjepit ketat dalam lubang kemaluanku berdenyutdenyut. Pakdhe yang napasnya mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatnya maju mundur hingga gesekan batang kemaluannya pada dinding lubang kemaluanku semakin cepat.

    Pinggulku yang dipegang Pakdhe terasa agak sakit karena jarijari Pakdhe mulai mencengkeram. Pinggulku ditarik dan didorong oleh tangan kuat Pakdhe seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuhku mulai terhentak dan aku mulai limbung. Kembali aku merasa melayang karena desakan gejolak yang meledakledak. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya dan napasnya semakin menderu.

    Pantatku yang ditarik dan didorong Pakdhe maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jarijari Pakdhe semakin terasa di pinggulku. Gerakan ayunan pantat Pakdhe semakin tak terkendali. Tak lama kemudian aku kembali mencapai orgasmeku. Pakdhe pun kukira mencapai puncak kenikmatannya karena aku merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluan Pakdhe ke dalam lubang kemaluanku dengan diiringi geraman yang keluar dari mulut Pakdhe.

    Pakdhe tetap membiarkan batang kemaluannya terjepit dalam lubang kemaluanku selama beberapa saat. Napasnya yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipiku. Tulang kemaluannya menekan kuat di bukit buah pantatku. Aku merasa sedikit geli karena rambut kemaluan Pakdhe menempel ketat dan menggesek buah pantatku. Batang kemaluan Pakdhe yang masih keras terasa berdenyutdenyut dalam jepitan lubang kemaluanku. Setelah menyemprotkan sisasisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya.

    Tubuhku sudah terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk kedua kalinya aku berhasil digagahi Pakdheku sendiri. Aku membiarkan saja saat Pakdhe memandikanku seperti bayi. Tangannya yang kokoh menyabuni seluruh lekuk tubuhku. Tubuhku kembali menggerinjal saat tangannya yang kokoh mulai menyabuni payudaraku yang baru mulai tumbuh. Putingku yang mencuat dipermainkannya dengan gemas.

    Tubuhku semakin menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh perutku lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluanku yang baru mulai ditumbuhi rambut satusatu. Jarijarinya menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluanku dan berlamalama menyabuni daerah itu.

    Aku tak berani memandang Pakdhe saat ia mengangsurkan sabun ke tanganku dan menyuruhku menyabuninya. Dengan agak kaku tanganku mulai menyabuni punggung Pakdhe yang kekar. Tanganku bergerak hingga seluruh punggung Pakdhe kugosok merata dengan sabun. Lalu Pakdhe membalikkan tubuhnya menghadapku. Tangannya mengeluselus kedua payudaraku sementara aku disuruhnya menyabuni tubuh bagian depannya.

    Tanganku bergerak dari dada terus turun ke arah perut. Napas Pakdhe mulai memburu saat tanganku yang dilumuri busa sabun mulai menggosok bagian bawah perutnya. Batang kemaluannya yang tadi kendur sudah mulai mengembang. Tanganku yang agak ragu dipegang Pakdhe dan diarahkan untuk menyabuni daerah kemaluan Pakdhe. Rambut kemaluannya sangat lebat tumbuh di pangkal batang kemaluannya yang mulai berdiri setengah tegak dan mengeras. Lucu sekali kelihatannya seperti pistol namun gombyok. Ya!! Kelihatannya seperti pistol gombyok!! Seperti pistol tapi lebat ditumbuhi rambut atau gombyok!!

    Pakdhe yang sudah mulai terangsang segera menyuruhku menyelesaikan acara saling memandikan. Hanya dengan berbalut handuk, tubuhku yang masih agak basah ditariknya dari kamar mandi dan diseret masuk ke kamar Pakdhe. Pakdhe pun hanya mengenakan kolornya yang tadi dipakainya hingga batang kemaluannya yang sudah setengah keras tampak membusung di balik kolor seragamnya.

    Baru saja pintu ditutup, tubuhku sudah langsung disergapnya. Diloloskannya handuk yang melilit tubuhku hingga aku telanjang bulat. Pakdhe segera melepas kolornya dan bugil dihadapanku. Mulut Pakdhe segera menyergap bibirku dan melumatnya dengan rakus. Kedua payudaraku segera menjadi bulanbulanan remasan tangannya hingga tubuhku menggelinjang dalam dekapannya.

    Tanganku segera dibimbing Pakdhe dan dipegangkannya ke batang kemaluannya yang sudah semakin mengembang. Bibir Pakdhe yang rakus meulai bergeser turun dari bibirku ke dagu, lidahnya menjilatjilat daguku terus turun ke leherku hingga aku semakin menggelinjang karena kumisnya yang pendek dan kasar menggarukgaruk batang leherku.

    Aku semakin mendesis karena kini bibir Pakdhe sudah mulai melumat kedua puting payudaraku kanan dan kiri secara bergantian. Tanganku secara tak sadar bergerak mengurut dan meremas pistol gombyok Pakdhe. Napas Pakdhe pun semakin menderu dan semakin keras menghembus di kedua payudaraku. Jilatannya semakin liar di seluruh bukit payudaraku tanpa terlewatkan sejengkalpun.

    Batang kemaluan Pakdhe yang semakin keras mulai berdenyutdenyut dalam genggaman tanganku. Sementara tangan Pakdhe mulai bergerak liar menyusuri penggungku dan turun ke bawah lalu berhenti di kedua pantatku dan meremasremas kedua buah pantatku dengan gemasnya. Aku sangat terangsang. Ya.. Mungkin daerah kelemahanku adalah pada buah pantatku dan pada kedua puting payudaraku. Tubuhku sudah mulai mengawang dan sudah pasrah bersandar dalam pelukan Pakdhe.

    Mengetahui kalau tubuhku sudah tersandar sepenuhnya dalam pelukannya, Pakdhe segera mendorong tubuhku ke kasurnya hingga aku berbaring telentang. Ditindihnya tubuh telanjangku oleh tubuh kekar Pakdhe. Dibentangkannya kedua kakiku lebarlebar dan aku kembali digumuli Pakdheku. Lidah Pakdhe kembali menyerbu bibirku lalu bergeser ke leherku.

    Pistol gombyok Pakdhe yang sudah sangat keras mengganjal di perut bagian bawahku. Rambut kemaluannya yang gombyok sangat terasa menggesekgesek perutku menimbulkan rasa geli.

    Lidah Pakdhe menjilatjilat seluruh batang leherku hingga aku mendesisdesis kegelian. Tubuhku semakin menggelinjang menahan geli saat lidahnya mulai bergeser turun dan menyapunyapu sekeliling bukit payudaraku di sekitar putingku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah Pakdhe yang panas mulai menyapunyapu puting payudaraku. Tubuhku serasa semakin melayang.

    Lidah Pakdhe terus bergeser ke bawah. Pusarku dijilatnya dengan rakus lalu lidahnya mulai bergerak turun ke perut bagian bawahku. Otototot perutku terasa seperti ditariktarik saat bibir Pakdhe menyedotnyedot daerah sekitar perut bagian bawahku di atas pangkal pahaku. Geli sekali rasanya, apalagi kumisnya yang pendek dan kasar menyeruduknyeruduk kulit perutku yang halus.

    Pakdhe lalu membalik tubuhnya. Wajahnya menghadap selangkanganku sementara pistol gombyoknya dihadapkan ke wajahku. Diturunkannya pantatnya hingga batang kemaluannya menempel bibirku. Dibimbingnya pistol gombyoknya ke mulutku. Aku tahu aku harus membuka mulutku menyambut pistol gombyok Pakdhe yang dijejalkan ke dalam mulutku. Dengan terpaksa aku mulai mengulum pistol gombyok Pakdhe dan menjilati seluruh ujung topi bajanya yang mengkilat.

    Tubuhku terhentak saat mulut Pakdhe mulai melumat bibir kemaluanku. Kedua tangannya menarik kedua bibir lubang kemaluanku dan membukanya lebarlebar lalu lidahnya yang panas didorong keluar masuk kedalam lubang kemaluanku. Aku semakin mendesisdesis menahan nikmat. Napas Pakdhe yang semakin menggebu sangat terasa meniupniup lubang kemaluanku yang terbuka lebar.

    Tanpa sadar pantatku terangkat ke atas seolah menyambut dorongan lidah Pakdhe yang menggesekgesek kelentitku. Gerakan lidahnya yang liar seolah membuatku semakin gila. Tanpa dapat kucegah lagi, mulutku merintih dan mendesis menahan gejolak kenikmatan yang meledakledak. Batang kemaluan Pakdhe yang menyumpal mulutku tak mampu menahan desisan yang keluar dari mulutku.

    Mataku kembali nanar. Perutku terasa kejang.. Dorongan gejolak liar yang mendesak di perut bagian bawahku sudah hampir tak dapat kutahan lagi. Lalu dengan diiringi rintihan panjang tubuhku menggelepar dan berkelojotan seperti ayam disembelih. Tubuhku lalu melayang dan terhempas di tempat kosong. Akhirnya tubuhku terdiam beberapa saat. Aku telah mencapai orgasme yang ke sekian di pagi itu.

    Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat Pakdhe yang telah mencabut batang kemaluannya dari kuluman mulutku bangkit dan duduk di sisi pembaringan mengangkat tubuhku dan mendudukanku di pangkuannya. Tubuhku dihadapkannya ke dirinya dan kakiku dipentangkannya hingga aku terduduk mengangkang dipangkuannya dengan saling berhadapan. Kemudian tangan Pakdhe mengarahkan batang kemaluannya ke celah bukit kemaluan di selangkanganku.

    Bless!! Aku terhenyak saat pantatku diturunkan dan ada suatu benda keras dan hangat mengganjal di lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Seluruh dinding lubang kemaluanku terasa berdenyutdenyut. Kelentitiku yang sudah membengkak tergesek nikmat pada pangkal batang kemaluan Pakdhe. Lain sekali rasanya bersetubuh dengan posisi begini. Aku merasa sangat terangsang! Kelentitku serasa tergesek penuh pada batang kemaluan Pakdhe.

    Dengan dibantu kedua tangan Pakdhe yang menyangga kedua buah pantatku tubuhku bergerak naik turun di pangkuan Pakdhe. Payudaraku yang baru tumbuh bergetar bergoyanggoyang seiring dengan naik turunnya tubuhku di pangkuan Pakdhe. Batang kemaluan Pakdhe yang menancap ketat dalam jepitan lubang kemaluanku terasa menggesek nikmat seluruh dinding lubang kemaluanku yang terus berdenyutdenyut meremas apa saja yang menyumpalnya.

    Tubuhku terasa menggigil bergetar saat mulut Pakdhe tak tinggal diam. Mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku bergantian. Mulutnya menyedot buah dadaku sepenuhnya. Gerakanku menjadi kian liar. Desakan gejolak birahi semakin mendesak. Aku mempercepat gerakanku naik turun dengan diselingi sedikit memutar saat seluruh batang kemaluan Pakdhe masuk hingga ke pangkalnya ke dalam jepitan lubang kemaluanku.

    Karena tak tahan lagi tanpa sadar kudorong tubuh Pakdhe hingga terbaring telentang di kasur dengan kedua kaki menjuntai ke lantai. Tubuhku yang tadi di pangku Pakdhe menjadi duduk seperti seorang joki yang sedang naik kuda balap berpacu dalam birahi dengan menduduki Pakdhe yang berbaring telentang. Gerakanku kian bebas. Dengan tangan bertumpu pada dada Pakdhe yang bidang aku terus menggerakan pantatku memutar dan maju mundur. Kelentitiku kian ketat tergesek batang kemaluan Pakdhe.

    Tanga Pakdhe yang memegang kedua pantatku semakin ketat mencengkeram dan membantu mempercepat gerakanku. Aku merasa tubuhku kembali mulai mengawang. Gerakanku kian tak terkendali. Mataku mulai membeliak dan mulutku menceracau tak karuan. Puncak pendakian kian dekat.. Kian dekat..

    Dan akhirnya dengan merintih panjang tubuhku berkejatkejat seperti sedang terkena aliran listrik. Lubang kemaluanku berdenyutdenyut saat ada sesuatu yang pecah di dalam sana.. Tubuhku berkejatkejat beberapa saat lalu ambruk di atas perut Pakdhe. Aku benarbenar tak bertenaga. Ya akibat pistol gombyok Pakdhe aku mencapai orgasme yang kesekian kalinya. Luar biasa Pakdhe ku ini. Walaupun sudah tua namun mampu membuat aku yang masih ABG begini bertekuk lutut.

    Pakdhe yang rupanya belum mencapai orgasme segera membalikkan tubuhku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluanku. Sekarang tubuhku yang telentang gantian digenjot Pakdhe. Aku yang sudah tak bertenaga hanya pasrah. Pakdhe dengan semangat juang terus menggenjot selangkanganku dengan tusukantusukan batang kemaluannya. Pistol gombyoknya tanpa ampun menghajar lubang kemaluanku.

    Perlahanlahan napsuku mulai bangkit lagi menerima tusukantusukan pistol gombyok Pakdhe. Dengan sisasisa tenaga yang masih ada aku berusaha menyambut setiap tusukan pistol gombyok dengan menggoyangkan pantatku ke kanan dan kiri.

    Napas Pakdhe semakin memburu dan terdengar menggemuruh menghembus ke payudaraku yang dilumat bibir rakus Pakdhe. Genjotan Pakdhe semakin kuat dan bertubitubi. Desakan gejolak yang mendesak dalam tubuhku semakin menguat. Aku sudah hampir tak kuat lagi menahan desakan itu. Tubuhku kembali mengejang. Pantatku terangkat dan dengan merintih panjang aku mencapai puncak pendakian yang sangat melelahkan.

    Tubuhku terhempas di tempat kosong dan pandangan mataku makin nanar. Aku merasa betapa di saatsaat itu tubuh Pakdhe yang menindih perutku mulai bergetar. Mulutnya menggeram dahsyat dan pantatnya menekan kuatkuat menghunjamkan pistol gombyoknya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe berkejatkejat lalu aku merasa ada semprotan cairan hangat menyiram di dalam lubang kemaluanku. Ada rasa berdesir menyergapku saat semprotan itu menyembur ke liang rahimku. Tubuh Pakdhe tersentaksentak lalu ambruk di atas perutku.

    Sungguh melelahkan pergumulan di pagi itu. Akhirnya aku tertidur karena terlalu lelah. Pagi itu Pakdhe benarbenar melampiaskan seluruh hasratnya pada tubuhku. Dari pagi hingga malam aku tidak dibiarkannya mengenakan pakaian utuh. Aku disetubuhi berkalikali hari itu hingga selangkanganku terasa ngilu karena digenjot Pakdhe.

    Sejak kepergian Mbak Ningsih aku menjadi pelampiasan napsu Pakdhe. Minimal satu kali dalam satu minggu Pakdhe pasti minta jatah dariku. Selama tiga tahun aku menjadi budak napsu pistol gombyok Pakdhe hingga aku lulus SMU.

    Tiga tahun aku harus menjalani kehidupan sebagai sasaran tembak pistol gombyok Pakdhe. Ternyata hal seperti itu dialami juga oleh Mbak Ningsih. Dia bercerita kalau dulu pertama kali diperawani Pakdhe dirinya tidak sadar. Untuk selanjutnya ia juga diancam tidak akan dibiayai sekolah dan diusir kalau tidak mau memenuhi keinginan Pakdhe.

    Lalu setelah aku lulus, atas kebaikan Mbak Ningsih aku kuliah di salah satu PTS di kota Solo. Untuk menambah biaya karena tidak ingin terlalu memberatkan Mbak Ningsih aku terjun ke dunia pelacuran. Ya.. Akhirnya aku menjadi pelacur untuk membiayai kuliahku. Aku berjanji akan berhenti dari dunia ini setelah aku mempunyai cukup bekal.

  • Cerita Sex Janda Cakep

    Cerita Sex Janda Cakep


    2955 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Janda Cakep ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSiang itu pertemuanku dengan client makan waktu lebih cepat dari perkiraan. Jam masih menunjukkan jam
    11.00, paling sampai kantor pas jam istirahat dan pasti sdh sepi, pada makan siang diluar kantor… mmm…
    kubelokkan mobilku, dan kutuju satu arah pasti… kantor Tari istriku… Istriku seorang wiraswasta,
    berkantor di daerah Tomang.

    “Eeeeee… mas Tommy, tumben nongol siang-siang begini…?”Dina sekretaris Tari menyambutku…
    “Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
    “Mmmmm… Tari ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tari sekalian
    meeting dengan customer… sukri lagi Dina suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan
    Tari..”celoteh Dina yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama
    dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tari, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk…
    Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini… malah sampe disini, ketemu sama Dina…
    oh ya Dina sebenarnya adalah sahabat Tari waktu kuliah, janda cantik beranak 2 ini diajak kerja
    istriku setelah setahun menjanda… orangnya ramah… cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya…
    terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok… buahdadanya gede sebanding
    dengan pantatnya yang juga gede, pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu
    putih… jadi tampak kaya orang sakit-sakitan… walaupun kata Tari, Dina orangnya sangat cekatan dan
    sangat doyan kerja alias rajin… Kubuka laptopku dan kunyalakan… kucari-cari file yang kira-kira bisa
    menemaniku disini… daripada aku hrs ngobrol sama Dina, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik…
    wow… di kantong tas laptopku terselip sebuah CD… wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini… lumayan
    juga buat ngabisin waktuku nungguin Tari….
    Mmmmmmm Asia Carera… lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira 30 menit melihat aksi sex Asia
    Carera melawan aksi kasar Rocco Sifredi…
    “Ooooo.. ooooo.. mas Tommy nonton apaan tuuuh… sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin…
    hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Dina bagaikan suara petir disiang bolong…
    dengan nada menggodaku…
    “Ah kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki
    posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii….
    aahh masa bodo laahh… toh Dina bukan anak kecil.. Dina masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es
    jeruk..
    “Mas Tommy boleh dong Dina ikutan nonton… mumpung lagi istirahat… kayanya tadi ada Rocco sifredi
    yak..?”kata Dina sambil cengar cengir bandel..

    “ha… kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga,
    ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film
    top bokep Rocco Sifredi…
    “Woow bintang kesayangan Dina tuuuh..”sahut Dina yang berdiri di belakang kursiku…
    “Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Dina setelah menjanda tinggal dg orang tuanya
    dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang…
    “Iya… tapi dulu… waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Dina enteng dan membuatku ketawa geli mendengar
    Dina menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain…
    Suasana hening… tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan, bahkan
    beberapa kali kudengar Dina menghela nafas panjang… ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf
    birahinya yang kelewat tegang… dan beberapa kali kudengar desisan lembut, seperti luapan ekspresi…
    yang kuartikan Dina sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor… Sementara keadaanku
    tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit… desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras
    sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku… dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan
    onani di tempat.. Tapi kali ini masak onani di depan Dina..? ampuuuunn siaal lagiii..!

    “Din.. kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Dina yang
    desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada
    busa sandaran kursi yang kududuki…
    “Mmm… hhh.. apanya yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Dina sambil mencubit pundakku… Markas Judi Online Dominoqq
    entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Dina yang sedang mencubit… mmm… Dina
    membiarkan tanganku menangkap tangannya…
    Cerita Sex Janda Cakep “Kamu ga capek, berdiri terus… duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Dina,
    kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua,
    apalagi untuk ukuran pantat Dina yang memang gede…
    “Pantat Dina kegedean sih mas…”kata Dina sambil matanya melempar kerling aneh,
    yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Dina menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww…
    aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah
    sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..? Kembali perhatian kami tercurah
    pada aksi seks dilayar laptop… sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa
    hangat… dimana tangan kami masih saling menggenggam… dan menumpang diatas paha mulus Dina…
    “Iiih Gila… Dina sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Dina mendesah pelan seolah bicara
    sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya…
    “kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi…

    “Apalagi…”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang… yang bisa
    kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, kutarik lembut tangannya dan diikuti
    tubuh montoknya…
    kini pantat montok Dina mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang
    ternyata cukup ramping tak berlemak… Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir
    kami yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut… mmm… tangan
    Dina melingkar erat di leherku dengan gemetaran… kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun
    ini… seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya…
    Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita… menelusup ke
    balik blazer hitam yang dikenakan Dina dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya… sentuhan
    pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Dina menggeliat resah dan menggerang gemas… rangkulan tangannya
    semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi
    bibirku… tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B…
    sebab buah dada Tari istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Dina… Tiba-tiba Dina meronta
    keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi….
    “Ooohh… mas Tommy suudaah mas… hhh.. hhh… jangan mas, Dina ga mau menyakiti Tari…hh… ooohh..”kalimat
    diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku…
    tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya…
    “Ada apa dengan Tari..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia… ayo
    sayang waktu kita tak banyak… nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela aksi
    bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini…
    “Ampuuun mas, oooww… Dina ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Dina memelas yang tak mampu membendung
    gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya…
    Blazer hitam yang dikenakan Dina sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang
    pergulatan… dibalik blazer hitam, tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model
    kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata… bergetar syahwatku
    menyaksikan pemandangan ini… buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih, mulus sekali sehingga

    urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.. buah dada montok yang sedang meregang nafsu
    birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya… tampak bergerak turun naik
    seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan… iihh menggemaskan sekali.. woow..
    bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan
    yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra
    mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya…
    “Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya
    dan secara refleks Dina menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya,
    tapi dimataku, adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian
    tertutup rambutnya yang agak acak-acakan… matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang
    sulit ditebak…
    “Mas.. janggaaan teruskan… Dina takuut Tari datang…hhh… hhh… “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi…
    tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul… lembah payudara Dina yang
    dalam itulah yang kini menggodaku… maka kubenamkan wajahku ke dalamnya… lidahku terjulur melecuti
    permukaan kulit halus beraroma parfum mahal… kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar,
    spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau
    cukur…
    “Ampuuuunnn maaass…. iiiihhh… gellliii aaahh… mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi
    geliat tubuh indah itu…
    wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari…. dan menemukannya di selangkanganku… bonggolan besar yang
    menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas… sementara aku sedang mengulum dan memainkan
    lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus… tanganku menggerayang
    masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam
    putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub, Dina tak menolak ketika celana dalam itu
    kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana…
    Dina mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah
    Cerita Sex Janda Cakep sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun… bibir cantik yang sudah kehilangan warna
    lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan… terdengar derit retsluiting.. ternyata jemari
    lentik Dina membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku… kulihat matanya berbinar dan
    mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku… sesaat
    kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam
    genggaman tangan berjari lentik milik Dina… makin lebar saja mata Dina yang menatap jalang ke batang
    kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut…
    “Aaaah… mass Tommyy… mana mungkin Dina sanggup menolak yang seperti ini… hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan
    mas.. oohhh… toloong bikin Dina lupa segalanya mas… Dina ga tahhaan…”kalimatnya mendesis bernada penuh
    kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan…
    Kurebahkan tubuh montok Dina di meja kerja Tari yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan
    gelas minum yang tadi ditaruh Dina diatas meja itu…. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks
    dilayar monitornya, sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Dina yang
    sangat becek…
    mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya… seperti
    halnya Dina, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang
    jatuh di atas meja….Dina sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk
    diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Dina tergelar…
    tubuh Dina kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan
    vaginanya, sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang
    kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi…
    “Ayoooo maasss… lakukan sekaraaang… Dina ga tahaaann…hh..hhh… “rengek Dina memelas.
    Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis
    berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya…
    kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Dina yang sudah berlendir licin… Tubuh Dina
    meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Dina merentang
    lebih lebar… kedua tangannya mencengkeram keras lenganku… sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang
    kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang
    memasukinya… baru tiga perempat
    masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu, kembali
    tubuh montok Dina menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki Dina
    membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum
    dengan mata berbinar aneh…
    “Mas Tommy… tau kenapa Dina suka Rocco Sifredi..?”bisik Dina dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan
    gelengan kepalaku…
    “Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina
    kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku
    dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya….
    Kembali suara erangan dan rintihan Dina mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang
    pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun
    produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke
    meja kerja yang jadi alas tubuhnya..
    “Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda
    beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
    Cerita Sex Janda Cakep “Punya mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco Sifredi… Dina suka sama yang begini… gemesssiiin…
    hhh… hhhoohhh… mmmaasss…”belum selesai kalimat Dina, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Dina
    kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis
    panjang….
    “Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya
    dengan suara setengah berbisik… sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Dina…
    Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel…
    Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras
    di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Dina… Wajah
    cantik Dina semakin gelisah… mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara
    yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar… alisnya yang runcing semakin berkerut… apalagi
    matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas…
    “Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya
    berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan
    ke arahku bergerak-gerak liar…
    Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme… segera kuayun batang kemaluanku
    menembus liang sanggama Dina sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya
    tubuh Dina semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tari… kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras
    ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahny
    “Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Dina seperti menangis pilu…
    Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai
    orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… enam
    atau tujuh kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg
    paling dalam pada liang sanggama Dina… Tubuh Dina tergolek lunglai… nafasnya tersengal-sengal, tampak
    dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan
    tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya,
    sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur… rambut panjang yang dicat
    blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit
    batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek… dengan gerakan lembut
    kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Dina… Tubuh montok itu kembali
    menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang… Dina membuka matanya yang kini tampak sayu…
    “Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Dina sambil tersenyum manis.
    Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok
    Dina, Dina memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku
    seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling
    dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal
    bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku… terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku… aku
    dibuat mengerang oleh aksinya…
    Cerita Sex Janda Cakep “Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Dina boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal
    daun telingaku.
    Kurasakan pantat montok Dina bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang
    sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan
    ayunan kontolku…
    “Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali..
    “Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Dina juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat
    rojokanku yang kuat dan cepat…
    Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi
    otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang
    sanggamanya yang becek… tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tari istriku wajib
    berguru pada Dina, pikirku…Tapi rupanya Dina tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang
    galak dan liar… Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga… Wajah Dina semakin pucat, walaupun
    semangat tempurnya msh besar…
    “Ooooww… my God… ayo sayaaang… Dina masih kuat…”desisnya berulang-ulang… sambil sesekali pantatnya
    menggeol liar, mencoba memberikan counter attack…
    Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang
    berbicara… hampir 2 jam aku dan Dina berrpacu birahi diatas meja kerja Tari. Aku mulai berkonsentrasi
    untuk pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan rintihan Dina yang memilukan akibat rojokanku
    yang menghebat
    “Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg
    berpengalaman Dina tahu gelagat ini… diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya
    yang gemulai… kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku… dan… aku mengeram panjang sebelum
    mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Dina… dan dengan lincah Dina
    mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku
    yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu… Dina mengangakan mulutnya lebar-
    lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku…
    Hwwwoooohhh…!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga
    mulutnya… aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum
    semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-
    habisan….
    Dina duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi
    putar…..
    “Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas…?”celetuk Dina sambil menatapku dengan
    pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.
    “Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
    “Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Dina
    sambil ketawa ngakak
    “Waaakks… mati aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari meja dengan wajah
    pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan…
    akupun segera melakukan tindakan yg sama… waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata
    celana dalam… pasti milik Dina, segera kusambar masuk ke tas laptop… dan aku segera masuk ke kamar
    mandi yg ada di ruang kerja Tari….
    “Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara Tari sambil mengetok pintu kamar mandi…
    “Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi.
    Ketika pintu kubuka Tari langsung menerobos masuk… busyeet… Tari menubrukku dan aku dipepetin ke
    wastafel… aku makin gugup…
    Cerita Sex Janda Cakep “Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tari horny berat…”tanpa basa basi
    lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera
    istriku ini berlutut dan melakukan oral sex….
    meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tari istriku membangunkan kejantananku yang
    baru mo istirahat… tanpa membuka pakaiannya Tari langsung membelakangiku sambil menyingkap rok
    kerjanya sampai ke pinggang, pantat Tari kalah montok dibanding Dina, namun bentuknya yang bulat,
    mengkal sangat seksi di mataku… sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tari sdh lolos dari
    tempatnya…
    “C’ mon darling…. hajar liang cinta Tari dari belakang…”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tari
    mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya…
    Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat
    kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda… Dalam posisi doggie
    style, Tari memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif… dan apalagi aku sangat
    suka melihat goyangan pantat seksi Tari, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tari
    yang tak sebecek Dina…

    Untungnya Tari adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit
    kemudian Tari mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku
    menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang
    kemaluanku menghajar liang sanggama Tari tanpa ampun…
    “Tommm… Tommmy… gilaaa… aaahkk… niiikkmaaatt bangeeett…!!!”jeritan kecil Tari itu dibarengi dengan
    tubuh sintal Tari yang gemetaran hebat…pantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar
    biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak menahan lagi semburatnya
    spermaku yang kedua utk hari ini…
    “Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku..
    Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tari masih
    berendam di bath up…. Dina sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tari, kudekati
    dia…
    “Ssshh… nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih
    Dina kelaci mejanya…
    mata Dina melotot dengan mimik lucu…
    “Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tari tak ikut keluar dari ruangan….
    Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Dina….. yang ternyata sangat
    menggairahkan…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video bokep Mitsuki Akai toket gede mastrubasi disofa

    Video bokep Mitsuki Akai toket gede mastrubasi disofa


    2028 views

  • Foto Ngentot Rambut pirang muda Kylee Reese merobek celana ketat yoga sebelum bercinta

    Foto Ngentot Rambut pirang muda Kylee Reese merobek celana ketat yoga sebelum bercinta


    1755 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Kylee Reese dengan celana yoga ketatnya yang disobek oleh abang tirinya yang berkontol besar dan menghantam memeknya yang bertindik dan temben dan menembakkan semua sperma kememeknya.

  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 1

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 1


    3304 views

    Duniabola99.com – Saat kelulusan hampir tiba, beberapa bulan ke depan mungkin aku sudah menjadi mahasiswa, tapi itu tidak begitu aku pikirkan, karena yang penting adalah ujian kelulusan, atau lebih dikenal dengan EBTA dan EBTANAS. Karena jika belajar dengan serius sekarang, nanti saat ujian masuk perguruan tinggi, kita akan lebih ringan belajarnya. Itu prinsipku.

    Dan aku punya pengalaman menarik sebelumnya.

    Seperti biasanya menjelang ujian, seluruh murid diwajibkan untuk melunasi semua tunggakan, karena bukan hal aneh di sekolahku, jika ada yang menunggak SPP atau uang bangunan, bukan karena tidak mampu membayar, karena rata-rata yang bersekolah di sekolahku, orang tuanya cukup mampu untuk membiayai. Dan jika ada yang menunggak itu mungkin dikarenakan uang yang telah orang tua mereka berikan untuk SPP dan lain-lain mereka pakai untuk hura-hura.

    Dan itu terjadi pada teman sekelas Widi pacarku, namanya Lia, ia menurut Widi punya tunggakan SPP dan uang bangunan yang cukup besar, dan dia tidak berani bilang pada orang tuanya karena sebenarnya uang itu sudah mereka berikan beberapa bulan yang lalu, katanya sih sampe 1 jutaan, aku sendiri cukup terkejut, karena untuk SMU, uang segitu bukan jumlah yang sedikit.

    Lia sebenarnya ingin pinjam pada Widi pacarku, tapi karena dia sendiri tidak punya uang, kemudian Widi menceritakan hal itu padaku, dengan maksud agar aku dapat memberikan pinjaman pada Lia.

    Awalnya aku bersedia meminjamkan dengan sukarela, tapi entah kenapa belakangan pikiranku jadi ‘ngeres’, lagian biar jadi pelajaran untuk Lia, bahwa tidak gampang cari duit. Orang tuaku sendiri, walau bisa dibilang cukup mampu, selalu mengajarkan hal itu, walaupun mereka telah mendepositokan uangnya untukku, agar tiap bulan bunga depositonya bisa aku tabung atau aku gunakan bila perlu.


    Entah berapa jumlah uang yang ayahku depositokan, tetapi yang jelas secara otomatis, setiap bulan saldo di rekeningku bertambah, apalagi beberapa bulan belakangan, setelah kerusuhan Mei, (yang katanya bunga bank naik tinggi) entah berapa, yang jelas setiap bulan saldoku bertambah sebanyak 300 ribuan. Saat itu saldoku memang cukup banyak untuk ukuran anak sekolah, karena untuk sehari-harinya aku tetap diberi uang jajan secara bulanan, jadi jika tidak perlu-perlu sekali aku tidak perlu ambil dari tabungan.

    Maka setelah kupikir-pikir, akhirnya aku telepon Widi, minta agar Lia menemuiku langsung, agar semuanya jelas kataku, jadi bukan Widi yang pinjam, tapi Lia.

    Lia memang dikenal cukup gaul, modis karena badannya memang bagus dan wajahnyapun cantik, kulitnya putih. Tapi mungkin karena pergaulanya yang salah, (karena banyak selentingan kalo dia itu pecun istilah sekarang, kalo dulu sih sebutannya perek), dia jadi seperti ini. Aku sendiri sih tidak pernah ambil pusing sebelumnya, tapi sekarang lain cerita.

    Saat aku sedang berfikir, apa yang akan aku lakukan padanya sebagai pelajaran buatnya, sekaligus memuaskan hobbyku yaitu senang melihat cewek memamerkan tubuhnya, dan melihat wanita yang merasa dipermalukan di depan orang banyak. (mungkin ini adalah trauma masa kecilku yang pernah dipukul oleh ibuku, begitu sih yang aku dengar). Karena walaupun aku sadar akan adanya perbedaan di dalam diriku, tapi aku belum pernah ke psikiater, karena itu kuanggap hanya fantasiku semata. Dan lagi pula apa yang salah dengan sekedar berfantasi.

    Tiba-tiba pintu kamarku diketuk.


    “Ya.. Siapa!”
    “Saya Mas.., Slamet”. Oh..

    Ternyata Slamet pembantu di rumahku. Kami punya dua pembantu laki-laki di rumah ini.

    “Ada telepon buat Mas yudi!” teriaknya dari balik pintu.
    “Ya.. Aku turun” jawabku.

    Kemudian aku turun ke ruang baca, karena di sanalah telepon diletakan, di sebelah kiri sofa besar. Ternyata. Yang telepon adalah Lia.

    “Hallo Yurie ya..?, ini Lia”, katanya.
    “Ya.. Ada apa ya..?!”, jawabku.
    “Nggak tadi Widi telepon, kasi tau katanya kamu bisa pinjemin aku duit buat bayar SPP?!” sambungnya.
    “Oh.. Iya, tapi berapa?!, soanya kalo banyak-banyak aku juga gak punya, tapi terus aku dapet imbalan apa nih..?!”, pancingku.
    “Terserah kamu deh, apa aja boleh!” jawabnya setelah terdiam beberapa saat. (mungkin dia mikir dulu)
    “Soalnya kepepet nih, buat bayar SPP, aku butuhnya sih 750 ribu, tapi kamu adanya berapa?!, ntar kalo kurang aku bisa pinjem ke temen yang lain”, sambungnya.
    “Nggak kok, kalo segitu aku juga ada, tapi aku minta imbalan dan jaminan lho”, jawabku memastikan.
    “Ntar kalo kamu gak balikin duitku gimana?! Aku rugi dong!”, lanjutku.
    “Jaminan apa. Aku kan gak punya apa-apa?!”, tanyanya kebingungan.

    Sepertinya ia takut gak bisa dapet pinjaman uang dariku.

    “Terserah kamu aja deh, apa imbalan dan jaminannya!” katanya lagi, dari nada suaranya terdengar kalau dia sudah putus asa.

    Tiba-tiba aku dapat ide brilian.

    “Gini.. Tapi itu kalo kamu mau, kalo nggak juga gak apa-apa, tadi katamu terserah aku, sebagai imbalanya, aku minta nanti sore kamu ke sini, tapi aku minta kamu hanya pake seragam sekolah, jangan pake daleman lagi, jangan pake bra ataupun CD dan buka dua kancing atas bajumu, awas kalo tidak, karena aku akan memantaumu!!” jelasku.
    “Dan sebagai jaminannya aku ingin foto-foto kamu dengan pakaian minim, sexy, pokoknya seadanyalah!”. Jawabku lagi.


    Sekali lagi dia terdiam. Kali ini cukup lama.

    “OK.. Gini, kalo kamu masih ragu, untuk 1 roll film aku kasih kamu 400 ribu, jadi 2 roll kamu dapet 800 ribu”
    “Aku janji gak akan aku sebarin, cuman untuk jaminan aja, tapi kalo kamu gak mau bayar, ya terpaksa aku sebarin ke temen-temen sekolah atau aku jual aja itu foto-fotomu, Gimana..?!” jawabku menjelaskan, sambil meminta kepastian.
    “Mmhhmm.. Gimana ya..?!”
    “Tapi kamu janji gak akan kamu sebarin kan..?!!” tanyanya memastikan.
    “Nah kena nih!” batinku.
    “Iya aku janji, tapi kalo kamu gak bayar, ya itu lain soal.
    “Ok deh.. Ntar sore aku ke rumahmu!” akhirnya dia menyetujuinya.

    Rumahku sore itu sepi, orang tuaku sore hari itu sedang ke Surabaya naik kereta api, itulah sebabnya mengapa ia kusuruh datang sore itu, sedang kedua pembantuku pasti tidaak berani mengusikku, lagi pula sore begini kalau kebetulan orang tuaku tidak ada, mereka suka ke rumah tetangga, pacaran dengan pembantu tetangga. Dan aku sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk handycam kecil milik kakakku yang kuliah di Yogya (yang sebenarnya diluar perjanjianku dengan Lia, tapi who cares..?!!).

    Aku kemudian menunggunya di ruang tamu, sengaja gerbang depan aku tutup dan aku kunci, agar Lia tidak bisa langsung masuk ke halaman rumahku, kebetulan rumahku ini ada di pinggir jalan besar yang ramai dilalui pejalan kaki dan kendaraan yang lalu lalang dan ada toko kecil tak jauh di seberang rumahku yang cukup ramai pembelinya..

    Tak lama kemudian tampak sebuah taxi berhenti di depan rumahku, aku ambil teropongku dan kulihat siapa yang ada di dalam taxi, ternyata benar yang ada di dalamnya adalah Lia, tampak ia keluar akan membayar ongkos taksi, kuarahkan teropongku ke arah dadanya, tampak dadanya sedikit terguncang karena tidak memakai BH, melihat dua bukit kembarnya tersamar di balik bajunya, yang kuperkirakan berukuran 34D, ada rasa tegang dan bergairah yang menyebabkan adik kecilku berdiri, kulihat dua kancing bagian atasnya tidak dikancingkan, sehingga saat dia membungkuk untuk membayar taksi, kupastikan jika si supirnya melihat ke arah si Lia bukan ke arah uang yang Lia berikan, tentunya dia akan dapat melihat bukit kembar si Lia yang ranum itu.


    Dan teryata benar, setelah menerima uangnya si supir sekilas melihat ke arah Lia, ada ekspresi terkejut di wajahnya, tapi pura-pura tidak melihatnya, karena kemudian dia segera pergi.

    Kemudian Lia berjalan menuju gerbang rumahku, sayang saat itu tidak banyak orang lewat, yang dapat melihat goyangan indah payudaranya yang bergerak saat ia melangkah, ia kemudian menjangkau bel yang ada di samping pagar bagian dalam, karena ketinggian bell itu cukup tinggi baginya yang kira kira hanya 165 cm (dulu sengaja letak bell itu di tinggikan, karena banyak anak-anak yang iseng) tampak ia jinjit untuk menjangkaunya, dan saat ia kembali menginjakkan kaki ke tanah tampak goncangan dadanya makin kencang, ia tak sadar banyak orang yang lewat melihat hal itu. Karena aku kurang puas, kubiarkan ia melakukanya beberapa kali sampai akhirnya ia sadar karena banyak yang lewat terus memperhatikan dari jauh padahal ia telah berjalan melewati Lia sedari tadi, tapi Lia tampaknya pura-pura tak sadar diperhatikan.

    Tapi rasanya aku ingin lebih mempermalukannya, langsung saja kuambil HP dan menelepon ke HP-nya, mudah-mudahan ia belum menjual HP-nya lagi, ternyata benar, dia mengangkat HP-nya.

    “Lia, sebelum kamu masuk, tolong beliin aku tali pramuka di toko depan dong”, kataku, aku tahu di toko itu menjual tali pramuka, karena aku sering belanja di toko itu, letaknya tidak persis di depan tapi agak ke samping kira-kira 15-20 meter.
    “Oh ya.. Sekalian beliin rokok mild ya, baru aku bukakan pagar, ntar aku ganti” kataku lagi, lalu menutup HP-ku.

    Bersambung . . . .

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri



  • Kisah Memek Tante Horny

    Kisah Memek Tante Horny


    2778 views

    Duniabola99.com – Aku sedang berlibur di kota Bandung, nginap dirumah Om ku adik mama yang paling kecil. Mereka memang 7 bersaudara dan mamaku yang paling tua, aku saat itu berumur 20 tahun dan omku berumur 35 tahun.


    Akan tetapi tante Ida yang cantik itu, orangnya sangat judes, dia tidak memandang mata keluargaku, maklum kami hanya biasabiasa saja, sedangkan tante Ida datang dari keluarga yang sangat kaya di kota Surabaya, dia hanya 2 bersaudara dan Ida adik perempuannya yang berumur 22 tahun, masih kuliah di ITB dan tinggal dirumah om dan tante Ida di Bandung.

    Selama aku berada dirumah om ku ini, hampir setiap hari tante Ida mengomel saja, karena dia memang sangat benci kalau aku menginap dirumah mereka. Disamping aku memang termasuk anak yang bandel, biarpun secara postur tubuh, aku sudah kelihatan sangat dewasa, karena tinggi badanku 175 cm dengan tubuh yang berotot, tante Ida curiga saja dan menganggap aku sering menerima duit dari om ku, pada hal sangat jarang om ku memberi aku duit.
    Saat ini aku nginap di rumah mereka, sebenarnya hanya terpaksa saja, karena aku sedang berlibur di Bandung dan ibuku memberitahukan kepada om ku yang memaksa aku tinggal dirumahnya. Hari ini entah mengapa aku merasa suntuk banget sendirian, kemarin sore sebelum om ku pulang dari kantor, tante Ida marahmarah dan menunjukan muka cemberut terhadap saya. Saat itu rumah berada dalam keadaan sepi, om sudah pergi kekantor, Mbak Ani adik tante Ida sedang pergi kuliah, Bik Suti lagi pergi ke pasar, dan tante Ida katanya mau pergi ke arisan. Tadi sebelum pergi dengan nada yang setengah membentak, tante Ida menyuruh saya menjaga rumah.

    Dari pada BT sendiri, mending nonton BF aja di kamar, pikirku.

    TV mulai kunyalakan, kuambil CD porno yang kemarin kupinjam ditempat persewahan dekat rumah, adeganadegan panas nampak di layar. Mendengar desahandesahan artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangsang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta CDku sendiri.

    Burungku yang sedari tadi tegak mengacung kukocok perlahan. Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah. Kutinggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun. Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam penisku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau orgasme, tibatiba

    Anton.. apa yang kamu lakukan!! teriak sebuah suara yang aku kenal.
    Ooooohh Tante?! aku kaget setengah mati dan sangat bingung sekali saat itu. Tak kusangka tante Ida yang katanya mau pergi arisan bisa kembali secepat itu. Tanpa sadar aku bangkit berdiri dan kudekati tante Ida yang cantik tapi judes itu, yang masih berdiri dalam keadaan kaget dengan mata membelalak melihat keadaanku yang telanjang bulat dengan penisku yang panjang dan besar dalam keadaan tegang itu.

    Tibatiba entah setan mana yang mendorongku, secara refleks saja aku menyergap dan mendekap tubuh tante Ida yang mungil padat itu. Badannya yang mungil dan tingginya yang hanya sampai sebahu dari ku, ku bekap dengan kuat dan kutarik agak keatas, sehingga tante Ida hanya berdiri dengan ujung jari kakinya saja dengan kepala agak tertengadah keatas, karena kaget. Dengan cepat kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi.
    Eeeehhhh ppppffffff!!! badan tante Ida seketika mengejang dan agak menggeliat menerima perlakuan yang tidak pernah dia sangka akan berani aku lakukan itu dan sesaat kemudian dia mulai memberontak dengan hebat, sehingga ciumanku terlepas.

    Anton.. jangan kurang ajar.. berani benar kau ini.. ingat, Toonnn.. Aku ini istri om mu!!! Cepat lepas nanti kulaporkan kau ke om mu teriak tante Ida dengan suara garang mencoba mengancamku.

    Aku tak lagi peduli, salah tante Ida sendiri sih, orang mau orgasme kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat belakang telinga dan tengkuknya, kedua payudaranya yang biarpun tidak terlalu besar, tapi padat itu langsung kuramasramas dengan buas, sampai tante Ida menjeritjerit. Disamping nafsuku yang memang sudah menggila itu, ada juga rasa ingin balas dendam dan mau mengajar adat padanya atas perlakuan dan pandangannya yang sangat menghina padaku.


    Dia mencoba berteriak, tapi dengan cepat aku segera menciumnya lagi. Ada kali 10 menit aku melakukan hal itu, sementara tante Ida terus merontaronta, dan mengancamku serta mencaci maki, entah apa saja yang dikatakannya, aku sudah tidak memperdulikannya lagi. Aku terus menyerangnya dengan buas dan mengeluselus dan meramasramas seluruh tubuhnya sambil terus mencium mulutnya dengan rakus. Dia tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, karena memang tubuhku yang tinggi 175 cm dengan badan yang atletis dan berotot, tidak sebanding dengan tubuh tante Ida yang 155 cm dan mungil itu.

    Akibat seranganku yang bertubitubi itu, lama kelamaan kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari tante Ida, entah karena dia sudah lelah atau mungkin dia mulai terangsang juga. Merasa sudah tidak ada perlawanan lagi dari tante Ida, penisku yang panjang dan besar yang sudah sangat tegang itu kugosokgosok pada perutnya dan kemudian kuraih tangannya yang mungil dan kueluselus ke penisku, tangan mungilnya kugosokgosok, mengocok penisku yang mulai mengeras. Tubuhnya terasa mengejang, akan tetapi kedua matanya masih terpejam, dan tidak ada perlawanan darinya.

    Kemudian ketika dengan perlahan kubuka baju tante Ida, dia dengan lemah masih mencoba menahan tanganku, akan tetapi tanganku yang satu mengunci kedua tangannya dan tanganku yang lain membuka satu demi satu kancingkancing blusnya, dan perlahanlahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu. Setelah berhasil membuka blus dan BHnya, kuturunkan ciumanku menuju ke payudara tante Ida yang padat berisi

    Tooonnnn aaammmpuunn Toonnnnn iiii.. iiingaaattttt.. Tooonnn..!!! Kucium dan kulumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, sementara kusingkap roknya dan jarijariku mulai mengeluselus kemaluannya yang masih tertutup CD.
    Iiiiiiiiii..ooohhhhhhh..aaaagggghh hhhhh..ssssshhhhhhh..Toooonnnnn! !!!! akibat perlakuanku itu, kayaknya tante Ida mulai terangsang juga, itu terasa dari tubuhnya yang mengejang kaku dan dengusan nafasnya makin terdengar kuat. Aku makin memperhebat seranganku dan tibatiba tubuh tante Ida bergetar dengan kuat dan..


    Aaaahhhhhh..Toooonnnnjaaa..jaaa angaaannn.Tooonnnniiiingaaaatttt..Tooo nnn oooohhhhhhhaaaaaggggghhhaaaaggghhh .aaaaggggggggghhhhh!!!!! akhirnya, disertai tubuhnya yang mengejang dan menggeliatgeliat kuat, serta kedua tangannya mendekap punggung ku.Seerrr.. cairan kewanitaan tante Ida membasahi CD nya sekalian jemariku.
    Setelah masa orgasmenya berlalu, terasa badan tante Ida melemas terkulai dalam dekapanku dan kedua matanya masih terpejam rapat, entah perasaan apa yang sedang bergelora dalam tubuhnya, puas, malu atau putus asa akibat perlakuanku terhadap nya , sehingga dia mencapai orgasme itu. Tarikan nafasnya masih terengahengah.

    Kami terdiam sejenak, sementara tubuh tante Ida bersandar lemas dalam dekapanku dengan mata. Jemari lentik tante Ida masih menggenggam penisku yang masih tegak mengacung. Akhirnya secara perlahanlahan kepala tante Ida menengadah keatas dan terlihat pandangan matanya yang sayu menatapku, sehingga menambah kecantikan wajahnya dan secara lembut terdengar suaranya

    Oooohhhh.Toonnnn, apa yang kau perbuat pada tantemu ini.?????
    Eeeehhmmmmaafkan Anton tante.Anton lupa diri.abis tante tadi masuk tibatiba selagi Anton akan mencapai klimaks.salah tante sendiri sihhh.lagi pulatante amat cantik sihhh..!!!!!! sahutku mencaricari alasan sekenanya.
    Sekarang kayaknya tante Ida sudah pasrah dan sambil tanganya masih menggenggam penisku katanya lagi..

    Tooonnnn..punya kamu gede amat yaaaa????. Punya Om mu nggak sampai segede ini..!!
    Aaahhhhh, tanteapa betull?????! memang penis ku panjangnya 17 cm dan gede juga dengan kepalanya yang bulat besar, apalagi kalau lagi sangat bernafsu begini. Jemari lentik tante Ida yang tadinya hanya menggenggam saja, kini mulai memainkan penisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan tante Ida tak mau lepas dari situ.
    Taaannnnn., kok diiiii..diidiamin aja, dikocok dong, Taannn. biar
    enaaakkk.!!!!


    Ton, Ton.. kamu keburu nafsu aja.aaaaggghhh.!!!, perlahanlahan kedua tanganku menekan bahu tante Ida, sehingga tubuh tante Ida berjongkok dan sesaat kemudian kepalanya telah sejajar dengan selangkanganku. Kedua tangannya segera menggenggam penisku dan kemudian tante Ida mulai menjilati kepala penisku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut tante Ida. Dijilatnya seluruh batang kemaluanku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidahnya.
    Dikocoknya penisku didalam mulutnya, tapi tak semuanya bisa masuk. Mungkin hanya 3/4 nya saja yang dapat masuk ke mulut tante Ida. Kurasakan dinding tenggorokan tante Ida menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga tante Ida mengulum penisku. Kurasakan batang penisku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, tante Ida semakin cepat mengocok batang kemaluanku.

    Taaannnnn..ah..aohh.. taaannn.. Anton mo keluar,.aaauuugghhhh..taaannnn..!!!!!!!
    Akhirnya..Croott..croott..croottt.. Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung penisku. Diminumnya air maniku dengan, dijilatinya semua, sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi penisku tetap saja masih tegar, meski tak seberapa keras lagi Melihat itu, tante Ida menciumcium kepala penisku dan menjilatjilatnya hingga bersih.

    Kemudian kutarik berdiri tubuh tante Ida dan kudorong ke tempat tidur, sehingga tante Ida terlentang diatas tempat tidur. Dengan cepat kulucuti rok sekalian CD nya, sehingga sekarang tante Ida terlentang diatas tempat tidur dengan tubuhnya yang mungil tapi padat itu berada dalam keadaan telanjang bulat. Tante Ida hanya menatap ku dengan pandangan yang sayu dan terlihat pasrah. Aku naik keatas tempat tidur dan kedua kakinya kupentang lebarlebar dan aku berjongkok diantara kedua pahanya yang terpentang membuka lebar kemaluannya yang telah licin, siap untuk diterobos.


    Kupegang batang penisku dan kugosokgosok sepanjang bibir kemaluannya, sambil kutekantekan pelahan. Merasakan gesekangesekan lembut vagina tante Ida, penisku mulai mengeras kembali. Ku ambil tangan tante Ida dan ku tempatkan pada batang penisku, segera digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Dengan sedikit gerakan menekan, kepala penisku perlahanlahan mulai masuk setengah ke lobang kemaluan tante Ida. Terasa lobang kemaluan tante Ida sangat sempit mencengkeram batang kemaluanku. Dinding kemaluan tante membungkus rapat batang kemaluanku, kutekan lagi dan tubuh tante Ida menggeliat

    Oooooohhhhhh Toooonnnn bee.. beeeesaaarrrr aaaaa.. maaaattttt.. pe.. peeelaaan pee laaan Tooooonnnnn ooooohhhhh..!!!!! tante Ida merintih perlahan. Secara pelan dan hatihati aku menekan batang kemaluanku makin dalam terus terus. ooohhhhhh eeeenna aaak benaaarrrr terasa jepitan kuat dinding kemaluan tante Ida yang menjepit rapat batang kemaluanku. Perasaanku terasa melayanglayang dilanda kenikmatan yang tidak terlukisakan ini..

    Taaaaannnnnooohhhhhh..eeee euuuuunnaaaakkkkkkkktaannnnn.!!!!
    Dengan kedua paha yang terkangkang lebarlebar dan kedua tangannya berpegang pada pinggangku, tante Ida memandang ku dengan tatapan sayu, terlihat sangat cantik dan menawan, sehingga aku yang sedang bertumpu diatasnya perasaanku terasa menggila, melihat dan merasakan wanita cantik dan ayu yang berbadan mungil tapi padat ini, terlentang pasrah dibawahku, menerima seluruh perlakuanku.

    Kugerakan perlahanlahan pinggulku menekan kebawah, sehingga penisku terbenam makin dalam kelobang kemaluannya, dalam.. dalam.. terus terus.. daannnn.. .kemudianujung kepala penisku terasa mentok, karena beberapa kali tubuh tante Ida mengejang ketika aku mencoba menekan lebih kuat, aku kemudian mulai menarik keluar dan selanjutnya memompa keluar masuk.


    Dengan bersemangat aku mulai menaikturunkan tubuhku. Gerakan naikturun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisi kedua paha tante Ida terkangkang lebarlebar, membuat tikamantikamanku terasa jauh didalam dasar lobang kemaluannya. Aku dapat melihat payudara tante Ida bergerakgerak keatas kebawah setiap kali aku menekan masuk penisk dalamdalam sehingga kedua selangkangan kami berhimpit rapatrapat. Kemudian kurasakan otototot kemaluan tante Ida dengan kuat menyedot penisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja kemaluan tante Ida menjepit penisku. Kulihat wajah tante Ida nampak makin memerah menahan orgasme keduanya yang akan melandanya sebentar lagi.

    Aaaaaaddduuuuuhhhhh.Toooonnn.. Aaaagggghhhhhh.. Oouggg.. hhaa..hhaaToooonn taaannnnteeeeemaaa. Maaauuuukeeekeeeeluaraarrrr lagi, Toonnnnn!!!!!!!. Dan.. Seeeeerrrr..kurasakan cairan hangat membasahi penisku.

    Sementara nafsuku sudah sangat memuncak menuntut penyelesaiannya, aku sudah tidak bisa lagi bertindak halus, tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat dan gencar, mendapat serangan yang agak kasar dan tibatiba itu tante Ida menjeritjerit kesakitan. Meskipun lobang kemaluan tante Ida telah basah dan licin banget, tapi tetap saja terasa seret untuk ukuran penisku yang besar.

    Tak kuhiraukan lagi suara tante Ida yang menjeritjerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permaina ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku. Kurasakan otototot penisku mulai berdenyutdenyut dengan kerasnya, ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar, tapi jepitan dinding kemaluan tante Ida akhirnya meruntuhkan pertahananku.

    Aaaaaauuddddduuhhhh taaannnnnn teeeee oooooohhhhh..!!!! keluhan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulut ku disertai dengancroott.. croott.croooootttt.semburan..maniku menyemprot dengan kuat, mengisi relungrelung terdalam lobang kemaluan tante Ida, kemudian badanku tertelungkup lemas menidih badan mungi tante Ida, sementara kuubiarkan penisku tetap didalam kemaluan tante Ida untuk merasakan sisasisa orgasmeku. Kurasakan kemaluan tante Ida tetap saja berdenyurdenyut, meski tak sekuat tadi.


    Taannnn, terima kasih ya, udah mau temenin Anton main.!!!! kataku dengan manja.
    Kamu, tuh, Ton, kalau lagi nafsu jangan main maksa dong, masak tantemu sendiri kamu perkosa juga..!!!!
    Iiihhhhhtante..tapi tante senang juga.kaannnn ..????
    Iya.. siiihhh.!!!!! kata tante Ida malumalu.

    Sejak saat itu sikap tante Ida terhadapku berubah seratus persen, biarpun sikap kami ini tetap terjaga dihadapan om dan adik tante Ida. Aku dan tante Ida sering berhubungan sex bersama kalau rumah lagi sepi. Aku makin merasa sayang saja terhadap tante Ida, apalagi tante Ida melayani nafsu sex saya dengan rela dan sepenuh hati.

  • Video bokep Miri Kawada sange baru pulang dari sekolah

    Video bokep Miri Kawada sange baru pulang dari sekolah


    2149 views

  • Foto Ngentot Jamie Reamz berseragam sekolah

    Foto Ngentot Jamie Reamz berseragam sekolah


    1736 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang sekolahan Jamie Reamz masih berseragam sekolah dientot oleh gurunya ruang kantor yang lagi sepi dan menghantam keras dengan kontolnya yang gede dan menembakkan sperma yang banyak kemuka

  • Foto Bugil Evita Lima 18tahun pamer memek pink

    Foto Bugil Evita Lima 18tahun pamer memek pink


    2526 views

    Duniabola99.com – foto gadis Evita Lima masih 18tahun mengangkat gaunnya yang berwana pink mememarkan toketnya yang gede dan memeknya yang mulus tanpa bulu berwarna pink di ranjangnya.

  • Video Bokep Eropa Alina Li ngentot di atas meja direkam temannya Holly Michaels  samai squirt

    Video Bokep Eropa Alina Li ngentot di atas meja direkam temannya Holly Michaels samai squirt


    2102 views

  • Foto Bugil cewek latin memek dicukur rapi

    Foto Bugil cewek latin memek dicukur rapi


    2417 views

    Duniabola99.com – gadis sexy latin bugil dan mememaerkan memeknya yang dicukur rapi dan beratato di atas kursi.

  • Foto Ngentot Carmella Bing dengan payudara besar

    Foto Ngentot Carmella Bing dengan payudara besar


    2194 views

    Duniabola99.com – foto cewwk yang lagi sange Camella Bing masuk kedalam rumah mobil dan menggoda seorang pria yang berkontol gede untuk mengentotinnya.

  • Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh

    Cerita Sex Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh


    3769 views

    Link BokepNarasi Seks Menghidupkan Nafsu Wanita Tanpa Sentuh – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Seks Riil 2024 Bujukan Maut Menantu Elok. Waktu itu, saya mengantar istriku dalam suatu seminar 2 hari dalam suatu hotel berkelas dan saya bermalam pada sebuah pemondokan di kota itu, untuk mengirit biaya kamarnya lumayan bagus dan kamar yang masih ada cuma kamar ganda beds. Istriku dipilih sebagai wakil dosen di universitasnya dan gagasannya seminar itu akan diselenggarakan 2 hari di mana diawali jam 8 pagi sampai jam 2 siang.
    Istriku yang bahenol waktu itu kenakan blaser kuning berleher rendah hingga ke-2 payudara montoknya terlihat dari kembali blaser kuningnya dan terlihat remang remang puting susu istriku dibalik blasernya karena waktu itu istriku yang telah berusia 40 tahun menggunakan BH tipis dan bokong bahenolnya demikian memikat waktu jalan dengan goyangannya karena istriku menggunakan rok span plastis hitam meskipun perutnya sudah tidak kecil kembali dan menggunakan sepatu bertumit tinggi.

    narasi seks, narasi dewasa, narasi sex 2024, narasi ngentot terkini, cersex, cerseks 2024, cersex terkini 2024, narasi sex menghidupkan nafsu wanita tanpa sentuh

     

    Cerseks Terkini 2024 Kerap saya berpikir jelek supaya istriku menyeleweng dan saya bisa menjumpainya dengan melihat bagaimana saat istriku “dikerjakan” lelaki tua. Istriku pernah narasi jika salah satunya mahasiswanya di kelas yang ada di luar kota sebelumnya pernah “permainkan” wilayah sensitifnya di selangkangannya, hingga istriku tidak berani berdiri semakin lama di kelas dan duduk di atas meja pendidik yang ditutup oleh taplak meja saja.
    “Mas kelak tidak perlu dijemput karena telah disiapkan angkutan oleh panitia. Mas, raih tidur saja, jika ingin pijit saja, agar malam nanti tambah ‘greng’,tetapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, mencari tukang pijit kakek kakek, sekaligus mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Agar, selainnya memijit menyuntik iniku,” kata istriku ketawa sekalian menunjuk selangkangannya “Benar ?”kataku “Bisa kan, mas? bertanya istriku “Kau memang ingin to, dik?” tanyaku “Ya, saya ingin mas,” kata istriku vulgar melihatku dengan tajam “Bisa, kan?” kata istriku membujuk “Jika kau sukai dan suka ?” jawabku
    Sesampainya di pemondokan, saya meminta penerima tamu untuk carikan tukang pijit. Sampai saya makan siang, baru ada tukang pijit itu, orangnya tua menggunakan ikat kepala dan bawa tas kulit kumal, berpakaian hitam, dan celana komprang selutut, ia menyuruhku menggunakan sarung.
    “Siapa namanya, pak,” saya menanyakan saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang panggil saya, Mbah Demonstrasi, mas,” ucapnya Menurut ceritanya, ia pakar pijit urat dan dapat membuat lelaki tambah greng dan ia sanggup membesarkan kemaluan lelaki dan banyak narasi yang lain, bahkan juga ada narasi Mbah Demonstrasi yang membuatku merinding, yakni jika ia dapat menghidupkan nafsu seorang wanita tanpa sentuh. Ia bahkan juga sebelumnya pernah membuat salah satunya istri petinggi jauh- jauh tiba dan bermalam di tempat tinggalnya di dusun untuk meminta dipenuhi.

    Mbah Demonstrasi terus memijit dan pada akhirnya saya diminta bertumpu pada tempat tidur dan memerintah menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan di saat saya dipijit tangkai kemaluanku dan sesaat selanjutnya kusaksikan tangkai kemaluanku jadi membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Demonstrasi segera tutup sarungku, kusaksikan istriku masuk. “Simpananmu, mas?” tanyanya berbisik saat menyaksikan istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan berbohong, wanita ini dapat “digunakan”,”ucapnya. Belum saya menjawab “Saya bisa juga membuat mas tidak berdaya,”ucapnya dan saya meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti melafalkanng dan saya tidak bisa bergerak.

    “Telah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Demonstrasi yang menjawab. “Perkenalkan ini istri saya, Mbah Demonstrasi,”kataku. “Benar to, jeng? ucapnya. “Lho, iya mbah kan hotel ini tidak bisa dibawa-bawa, memang apa mbah menyaksikan saya oang yang tidak benar” kata istriku sekalian menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Demonstrasi. “Saya istrinya,” istriku mengenalkan diri dekati Mbah Demonstrasi yang duduk di tepi ranjangku. “Saya, Mbah Demonstrasi,”ucapnya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.
    “Saya anggap jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Demonstrasi. “Wah, kebenaran saya membawa surat nikah, mbah,”kata istriku ambil surat nikah dari tasnya dan memberikan 1/2 membungkuk dan kusaksikan mata Mbah Demonstrasi langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demonstrasi melihat tajam gundukan daging payudara istriku sisi atas.

    “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demonstrasi “Saya, tidak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Tidak Mbah Demonstrasi tidak perlu megang?.”ucapnya sekalian berdiri dan ke arah tempat tidur satunya, saya tidak bisa melakukan perbuatan apa apa saat istriku merebahkan dianya di atas kasur empuk itu tanpa melepaskan sepatu tumit tingginya. Mbah Demonstrasi duduk di tepi tempat tidur bokongnya berdekatan dengan bokong bahenol istriku yang tiduran. Kusaksikan Mbah Demonstrasi buka telapak tangannya dan cuma satu genggam jaraknya dari badan istriku bergerak di atas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan ke-2 betis istriku.

    “Bagaimana jeng, sedap”bertanya Mbah Demonstrasi “Waah, kok dapat ya tidak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Sedap kan jeng,” Mbah Demonstrasi menanyakan kembali “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Sedap rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”bertanya Mbah Demonstrasi “Yati, mbah?”jawab istriku “Jeng Yati, barusan sedap, kan?bertanya Mbah Demonstrasi kembali “Iya, mbah sedap,” kata istriku “Jika ini tidak sedap Jeng Yati, tetapi nikmat..”kata Mbah Demonstrasi
    Kusaksikan Mbah Demonstrasi meningkatkan telapak tangannya di atas ke-2 payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Demonstrasi tutup telapak tangannya dan kembali membuka seakan Mbah Demonstrasi tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan ke-2 tangan istriku menekan di bawah ketiaknya hingga ke-2 payudara montoknya makin menggelembung dari kembali blaser nya. “ooh mbbaaaaah Demoooo ?.”
    Istriku mendesah saat tangan Mbah Demonstrasi makin cepat buka tutup meremas dari jarak jauh ke-2 payudara montok istriku yang tetap terikat blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satunya tangan Mbah Demonstrasi seakan melintir puting susu istriku dan terlihat terang ke-2 puting susu istriku tersembul dari kembali blaser nya. “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Demonstrasi kelihatannya melintir sekalian menarik ke-2 puting susu istriku.

    Mbah Demonstrasi makin lama makin kuasai istriku dan ternyata istriku cuma dapat mendesis dan mendesah oleh tindakan Mbah Demonstrasi. “Mari membuka kancingnya,”perintah Mbah Demonstrasi Istriku yang mengeluh “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seakan ada yang memikat badannya dan terduduk di tempat tidur meskipun mulutnya menampik tetapi ke-2 tangannya buka satu kancing blaser kuningnya dan saya terheran saat istriku melepaskan hubungan BHnya ada di belakang dan menarik BHnya sendiri sampai tali talinya terputus. “Mari mbah haus,” kata Mbah Demonstrasi.
    istriku buka tiga kancing blaser nya dan sendirinya ke-2 payudara montok istriku di mana ke-2 puting susunya yang menegang tersembul keluar blaser kuningnya.

    “Saya haus Jeng Yati, saya dari barusan lelah mijit kangmasmu, tetapi tidak diberi minum, saya ingin minum,”kata Mbah Demonstrasi sekalian seakan menyeka ke-2 payudara istriku langsung mengeluh “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tetapi istriku menggenggam paayudara kanannya sisi bawah dan memberikan ke dalam mulut Mbah Demonstrasi dan Mbah Demonstrasi langsung mencaplok payudara kanan istriku yang diberikan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu ingin keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Demonstrasi mengisap nyedot payudara kanan istriku yang keluarkan air susu. Mbah Demonstrasi menarik badan istriku sampai turun dari tempat tidur dan istriku sekarang berdiri menyorongkan tubuhnya di muka Mbah Demonstrasi yang duduk di tempat tidur karena tangan kiri Mbah Demonstrasi merengkuh punggung istriku dan tangan kanan Mbah Demonstrasi meremas remas payudara kiri istriku.
    “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan ke-2 tangan istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi yang kenakan ikat kepala. Ternyata sedotan Mbah Demonstrasi pada payudara kanan istriku demikian kuat dan cepat sampai beberapa saat saja air susu payudara kanan istriku juga habis dan Mbah Demonstrasi langsung menyantap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” kedengar kembali saat Mbah Demonstrasi dengan garangnya mengisap air susu payudara kiri istriku yang tetap mengeluh tidak karuan.

    Demikian garangnya Mbah Demonstrasi mengisap air susu payudara kiri istriku, istriku juga menekan kepala Mbah Demonstrasi ke dadanya sampai ikat kepala Mbah Demonstrasi lepas dan kusaksikan kepala botak memiliki rambut jarang-jarang itu juga terlihat, gilanya istriku merengkuh kepala Mbah Demonstrasi. Terlihat ke-2 mata istriku terpejam mendapatkan tindakan garang Mbah Demonstrasi pada payudara kiri istriku dan Mbah Demonstrasi hentikan sedotannya saat air susu istriku habis.
    “Nikmat kan Jeng Yati,”bertanya Mbah Demonstrasi Istriku cuma diam dan melihat padaku selanjutnya mendesis lagi saat telapak tangan kanan Mbah Demonstrasi di muka selangkangan istriku. Tangan kanan Mbah Demonstrasi seakan menggosok selangkangan istriku hingga istriku berjinjit karena itu. Ternyata Mbah Demonstrasi permainkan istriku dan Mbah Demonstrasi biarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkut angkat ke atas sementara tangan kirinya raih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku mengeluarkan bunyi “check cek check” mengisyaratkan lendir vagina istri ku telah keluar.
    “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku dan mendudukan istriku di sisi kiri Mbah Demonstrasi. Sekarang istriku yang telah lesu tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demonstrasi, kepala istriku bertumpu dibahu kiri Mbah Demonstrasi, ke-2 payudara montoknya keluar blaser kuningnya, sedangkan ke-2 kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, hingga celana dalam sutera putihnya terlihat. Tangan kanan Mbah Demonstrasi raih bingkisan putih itu dan saya demikian takut dan jijik menyaksikan suatu hal entahlah apa namanya, suatu hal sebesar tangkai kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau memiliki gurat gurat melingkar seperti skrup dan memiliki seperti duri duri di mana-mana.
    Bingkisan pada tangan kanan Mbah Demonstrasi didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melonjak di paha kiri istriku langsung menjerit ketahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Demonstrasi membuka rok span hitam plastis istriku dan demikian menyaksikan suatu hal yang menjalar dipaha kirinya, istriku langsung lesu dipelukkan Mbah Demonstrasi. “Saksikan Jeng Yati,”ucapnya sekalian memaksakan istriku menyaksikan benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Demonstrasi bukanlah ambil benda itu, tetapi justru tundukkan kepala istriku supaya bisa menyaksikan sedang apa benda yang makin dekati selangkangan istriku dan Mbah Demonstrasi meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan hingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat kelihatan.

    Benda itu mendengus dan terlihat olehku asap seluar dari lubang berbibirnya menyemburkan bulu bulu kemaluan istriku langsung pejamkan ke-2 matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Datang ?datang benda itu mematuk ke sisi atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”melaju kata-kata istriku mirip orang pelacur saat lubang berbibir benda itu menyantap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku mendesah rintih dan bokong bahenolnya bergetar tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku merengkuh pinggang Mbah Demonstrasi kuat. Keringat istriku mengalir deras napasnya menderu gemuruh meredam gairah birahinya.
    Ternyata benda itu makin garang mengulum dan mengisap nyedot kelentit istriku hingga badan istriku betul-betul tergetar luar biasa, tangan kiri istriku meremas sprei tempat tidurnya sampai “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan bokong bahenol istriku tersentak sentak dan ke-2 kakinya melafalkanng lempeng terkangkang capai orgasme pada sore hari tersebut.
    Mbah Demonstrasi biarkan istriku sampai napasnya tenang dan tegakkan badan istriku yang lesu berdiri dan merengkuh istriku dari belakang di mana ke-2 payudara istriku keluar blaser kuningnya dan rok spannya terkuak sampai diperutnya. Mbah Demonstrasi membimbing istriku ke ranjangku. Kusaksikan benda itu membujur sepanjang bibir vagina istri ku dan Mbah Demonstrasi memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya.
    Saya cuma bisa menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti pergerakan mengempot bibir vagina istri ku langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Bokong bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas rasakan kepuasan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Selang beberapa saat desis istriku makin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk ke-2 kalinya bokong bahenol istriku tersentak sentak demikian kerasnya saat orgasme ke-2 nya berjalan.

    Mbah Demonstrasi masih tetap menggenggam badan istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sedangkan tangan kanannya menarik paha kanan istriku sampai berdiri terkangkang. Kusaksikan benda ulat itu masih tetap mengulum kelentit istriku dan tau-tau ekor ulat itu mengacungkan ke atas dan tangan kanan Mbah Demonstrasi segera membuka lebar bibir vagina istri ku yang basah dan ulat itu juga melingkarkan sisi ekornya saat Mbah Demonstrasi buka lebar-lebar Aku juga bergidik aaat ekar ulat itu melekat di bibir vagina istri ku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu menjalar tembus lubang vagina istri ku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu makin saat menyerang lubang vagina istri ku.
    Secara refleks istriku buka ke-2 kakinya dan badanya menyorongkan badannya di depan hingga ke-2 payudara montok istriku yang menggantung selekasnya diamankan oleh tangan kanan Mbah Demonstrasi dan meremas remas payudara istriku, dan tangan kirinya yang menyokong badan istriku turut ikut-ikutan meremas remas payudara istriku. Badan istriku mengelinjang tidak karuan terima tiga sengatan birahi sekalian, di mana ke-2 payudaranya dengan berganti-gantian di remas remas tangan mbah Demonstrasi, dan kelentitnya dikulum dan dihisap sedot mulut ulat itu dan lubang vagina istri ku dipenuhi badan ulat yang dengan bulu seperti duri dan bergurat di badan ulat tersebut.
    Bokong istriku menungging nungging dan ke-2 tangan istriku ke belakang menggenggam kuat pinggul Mbah Demonstrasi yang menggesek gesekkan selangkangannya ke bokong istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tidak karuan, sekali kali pergerakan pinggulnya mundur-maju secara pesatnya.
    “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengeluh saat orgasme ke-3 nya dan badan istriku terhuyung di depan dan tersuruk di lantai, dan ke-2 kakinya menekuk ke-2 lututnya menyokong badannya yang bersimba peluh di lantai, hingga posisi istriku menungging. Istriku betul-betul tidak dapat karena baru ini kali istriku orgasme lebih dari 2x dan kusaksikan Mbah Demonstrasi yang menyokong badan istriku meng ikuti arah badan istriku tersuruk ada di belakang badan istriku dan menyaksikan istriku menungging, Mbah Demonstrasi segera membuka ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga anus istriku kelihatan.

    Mbah Demonstrasi makin buka bokong istriku dan anus istriku juga terbuka dan tanpa jijik Mbah Demonstrasi menjilat-jilati anus istriku yang membuat badan istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh.. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengeluh erang tidak karuan badannya seakan menggigil dan bokong istriku seakan disengat oleh listrik beberapa ribu volt goyangannya getarkan bokong bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Demonstrasi menjulurkan lidahnya tembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Demonstrasi mundur-maju mengeluar masukan lidahnya yang panjang ke anus istriku.
    Erangan istriku makin kuat dan badan nya tergetar luar biasa terima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan lubang vaginanya bersama, hingga desisan istriku seakan mirip orang yang menangis tersedu sedu rasakan enaknya rangsangan Mbah Demonstrasi dan ulat yang menyumpal lubang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan ke-2 tangannya terpegang kuat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengeluh dan bokong bahenolnya tersentak sentak saat capai orgasmenya yang keempat dan badan istriku telungkup dan tersuruk di lantai.

    Cuma bokong bahenol istriku yang sekali kali tergetar luar biasa dan tubunya tidak dapat bergerak dan napas istriku tetap mengincar, ke-2 matanya tertutup, mulutnya tetap mendesis desis kurang kuat nikmati kepuasan baru di mana ke-3 gempuran birahi di wilayah paling peka istriku terserang dengan gencarnya.
    Tau-tau Mbah Demonstrasi memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah tangkai kemaluannya yang telah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan memiliki ujung seperti jamur besar itu juga di pegang oleh tangan kanannya dan menarik ke-2 pangkal paha depan istriku hingga istriku menungging lagi dan ke-2 tangannya buka lagi ke-2 bulatan bokong bahenol istriku hingga lubang anus istriku menganga lagi dan Mbah Demonstrasi meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur kembali menerobos masuk ke dalam lubang anus istriku dan Mbah Demonstrasi terus meludahi dan mengeluar masukan lidahnya sampai betul-betul penuh ludah Mbah Demonstrasi.
    Mbah Demonstrasi menggenggam tangkai kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku kurang kuat saat Mbah Demonstrasi dengan tenaganya yang greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengeluh dan mengerutkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.”

    Bokong istriku tergetar kembali saat ulat itu mulai menggairahkan kelentit dan lubang vagina istri ku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi perlahan-lahan tetapi tentu melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “bokong istriku tergetar kembali, ternyata tiap Mbah Demonstrasi menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di lubang vagina istri ku tergetar dan mulut ulat itu mengisap kelentit istriku bersaamaan hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi makin lama makin dalam di lubang anus istriku.
    Demikian tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi masuk semuanya di lubang anus istriku, Mbah Demonstrasi mulai menarik lagi dan masukkan tangkai lagi kemaluannya dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” makin lama makin cepat kedengar dan badan istriku ke depan ke belakang meng ikuti pacuan bokong Mbah Demonstrasi mengeluar masukan tangkai kemaluannya di lubang dubur istriku.
    “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Demonstrasi makin cepat memacu tangkai kemaluannya di lubang vagina istri ku dan “Mbaaaaaah Demooooooooooo ??.”istriku mengeluh lirih dan Mbah Demonstrasi menusuk tangkai kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang alami orgasme ke-5 dan tangan Mbah Demonstrasi menarik pangkal paha istriku sampai bokong Mbah Demonstrasi menyikat nyodok bokong bahenol istriku karena air manimya muncrat dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” mirip orang membuang angin kedengar dari lubang anus istriku dan ternyata air mani Mbah Demonstrasi keluar penekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi yang lumayan besar tersebut.
    Mereka selanjutnya menggelepar dan tersuruk bersama badan tua renta itu menindih badan sintal istriku yang betul-betul lesu layani lelaki tua tersebut. Ke-2 nya juga tertidur karena kecapekan.

    Sekitaran jam tujuh malam, istriku terjaga dan secara langsung mandi keramas. Istriku kenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kusaksikan istriku tanpa kenakan BH dan celana dalamnya berhias antara dua tempat tidur berdiri di muka cermin. Mbah Demonstrasi selang beberapa saat bangun dan mandi. Demikian istriku usai berhias, Mbah Demonstrasi juga usai mandinya tanpa memakai apapun itu hingga tangkai kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu telah menegang kaku.
    Mbah Demonstrasi dekati istriku dari belakang dan merengkuh badan istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Demonstrasi langsung mencari perut istriku dan membuka rok span istriku sisi depan dan menyelusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Selang beberapa saat bunyi kecepak “check cek check” di selangkangan istriku juga kedengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???”

    Bokong bahenol istriku mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Demonstrasi buka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, ke-2 kaki istriku makin terkangkang karena tangan kanan Mbah Demonstrasi makin terus-menerus mengocak dan mengelus bibir vagina istri ku yang makin basah yang memunculkan suara kecepak yang makin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Demonstrasi menggerakkan badan istriku di depan hingga badannya bertopang di atas meja dandan dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang dekati cermin meja dandan.
    Mbah Demonstrasi selanjutnya menggenggam pangkal tangkai kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang arahkan ujung tangkai kemaluannya yang seperti jamur ke lubang vagina istri ku dan rintihan istriku juga kedengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu ditiduri mbaaah Demoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak lubang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengeluh dengan luar biasanya, bokong bahenolnya tersentak sentak hingga tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi dengan automatis ambles semuanya ke lubang vagina istri ku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku capai lagi orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh semenjak tadi siang ditiduri Mbah Demonstrasi.
    Badan istriku sempoyong dan Mbah Demonstrasi merengkuh istriku yang sempoyong karena lutut istriku tidak kuat meredam berat badannya sendiri karena tenaga istriku terkuras layani gairah syahwat lelaki tua itu yang tetap mengenjot meniduri istriku tanpa ampun.
    Badan istriku juga jatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku hingga kelihatan terang tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi tengah menyumpal lubang vagina istri ku yang telungkup. “Mbaaaaah saya diboooooooor ???” rintih istriku dan kusaksikan Mbah Demonstrasi tanpa mengenjot bokongnya, tangkai kemaluannya kelihatan secara jelas jadi membesar menjadi kecil dan ternyata memanjang memendek seperti mata bor membolongi kayu.
    “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku capai orgasme yang ke-3 malam itu dan tangkai kemaluan Mbah Demonstrasi terus mengebor lubang vagina istri ku, dan istriku mendesah berkali kali. Seterusnya istriku terus-terusan mengeluh dan orgasme ke 4 kalinya,
    Mbah Demonstrasi meniduri istriku sampai pagi dan entahlah berapakah kali istriku alami orgasme, hingga keesokkan paginya istriku susah jalan, kata istriku bibir vaginanya membesar, sampai secara mau tak mau istriku tidak menggunakan celana dalamnya di hari ke dua seminar tersebut.

  • Cerita Sex Sepong Kontol

    Cerita Sex Sepong Kontol


    7151 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sepong Kontol ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSuatu kebahagiaan tersendiri bila ada tercipta rasa saling menyayangi di antara saudara. Tapi
    kebahagiaan seperti apa yang dirasakan Sandraketika berusaha memberikan kebahagiaan untuk Shanty
    sebagai rasa sayang seorang adik kepada kakak kandungnya?

    Cerita nyata ini dipaparkan oleh Lucky, suami Sandra, kepada saya untuk direka menjadi satu cerita.
    Lucky, 34 tahun, dan Sandra, 27 tahun, adalah pasangan suami istri harmonis yang dikaruniai 1 orang
    putri 3 tahun yang lucu. Tinggal di Wilayah Jakarta Timur, Shanty, 30 tahun, saat itu sudah beberapa
    hari menginap di rumah mereka karena sedang menghindar dari suaminya. Shanty sedang mengurus
    perceraian dari suaminya karena sudah merasa tidak ada kecocokan lagi di antara mereka.
    Malam itu, 21 Juni 2006..
    “Kami mau tidur dulu, Mbak..”, kata Sandra kepada Shanty yang masih asyik menonton tv.
    “Tadi anakku tertidur di kamarmu..”, kata Sandra lagi.
    “Iya.. Pergilah istirahat sana. Kasihan si Lucky besok harus kerja lagi..”, kata Shantysambil
    tersenyum.
    “Biar anakmu tidur denganku..”, sambung Shanty. Akhirnya Sandra dan Lucky segera masuk ke kamarnya.
    “Kasihan Mbak Shanty ya, Mas?”, kata Sandra sambil memeluk Lucky.
    “Iya.. Sudah berapa lama dia pisah ranjang dengan suaminya?”, tanya Lucky sambil memjamkan matanya.
    “Kalau gak salah sih.. Sudah hampir 4 bulan, Mas”, kata Sandra sambil menyusupkan tangannya ke sarung
    Lucky.
    “Haaa?! Mas nggak pakai celana dalam ya?”, tanya Sandra agak kaget tapi tangannya erat memegang kontol
    Lucky.
    “Memang tidak pakai kok..”, kata Lucky santai sambil tersenyum menatap Sandra.
    “Jadi selama kita tadi nonton TV bersama Mbak Shanty.. Yeeeee nakal ya!”, kata Sandrasambil meremas
    kontol Lucky agak keras.
    “Nggak apa-apa kok.. Nggak kelihatan ini kan?”, kata Lucky sambil memiringkan badannya menghadap
    Sandra.
    “Lagian kalau dia lihat juga.. Anggap saja amal.”, kata Lucky sambil tersenyum nakal.
    “Nakal ya!”, kata Sandra sambil melumat bibir Lucky sementara tangannya tak hentimengocok kontol Lucky
    hingga tegang.
    “Mmmm.. Enak sayang..”, bisik Lucky ketika kontolnya makin cepat dikocok.
    “Buka dulu bajunya, Mas..”, kata Sandra sambil menghentikan tangannya.
    Lalu Sandra bangkit dari kasur dan melepas seluruh pakaiannya. Lucky juga ikut bangkit lalu segera
    melepas pakaiannya.
    “Jangan dulu ke kasur.. Hisap dulu dong..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandralalu tangannya agak menekan dan membimbing kepala Sandra ke arah kontolnya. Sandra mengerti dan menuruti kemauan suaminya itu. Bola Tangkas Android

    “Ohh..”, desah Lucky terdengar ketika mulut Sandra sudah mengulum penuh kontolnya.
    “Mm.. Kamu memang pintar.. hh..”, kata Lucky sambil memejamkan matanya ketika tangan Sandra dengan
    pelan mengocok kontolnya.
    “Mm..”, terdengar suara Sandra ketika mulutnya tak henti menghisap kontol Luckysambil tangannya tak
    henti mengocoknya.
    “Ohh.. Ennakk sayangg..”, kata Lucky sambil memajumundurkan pantatnya seiring hisapan mulut Sandra
    pada kontolnya.
    “Gantian, Mas..”, kata Sandra setelah menghisap kontol Lucky beberapa lama.
    Sandra lalu membaringkan tubuhnya di kasur kemudian membuka lebar pahanya. Tampak bulu bulu halus
    tumbuh agak lebat di sekitar memeknya.

    Cerita Sex Sepong Kontol “Oww.. Enak sekali Mass..”, desah Sandra dengan mata terpejam ketika lidah Luckymulai menjilati
    belahan memeknya dari atas ke bawah bolak-balik. Pantat Sandralangsung bergoyang seiring rasa nikmat
    yang dirasakannya.
    “Ohh.. Teruss.. Ohh.”, desah Sandra makin keras ketika jari Lucky keluar masuk lubang memeknya yang
    sangat basah sambil tetap lidahnya menjilati kelentitnya.
    Tubuh Sandra melengkung dan menggeliat serta menggelinjang menahan nikmat yang luar biasa.. Sampai
    akhirnya, serr! Serr! Serr! Sandra mendesakkan kepala Lucky ke memeknya ketika terasa semburan air
    mani dalam memeknya disertai rasa nikmat dan nyaman yang amat sangat.
    “Ohh!! Ohh!!”, suara Sandra serak keluar dari mulutnya..

    “Nikmat sekali Mass..”, desah Sandra dengan tubuh lemas terkulai di atas kasur.
    “Kini giliranku..”, kata Lucky tersenyum sambil bangkit lalu menaiki tubuh Sandra.
    Mulut Lucky yang masih basah oleh cairan memek Sandra segera melumat bibirSandra. Sandra segera
    membalas lumatan bibir Lucky sambil memegang kontol Luckydan mengarahkan ke lubang memeknya. Bless..
    Bless.. Kontol Lucky ditekan dan dengan segera sudah keluar masuk memek Sandra.
    “Ohh..”, kembali desah Sandra terdengar seiring keluar masuk kontol Lucky ke memeknya.
    “Ohh enak sekali rasanya sayang..”, bisik Lucky ke telinga Sandra sambil tak hentimemompa kontolnya.
    “Kita enak-enakan di sini, sementara Mbak Shanty kesepian..”, kata Sandra sambil mengecup bibir Lucky.
    “Ya itu sudah nasibnya, sayang..”, kata Lucky sambil terus merengkuh tubuh Sandradalam kenikmatan.
    “Ohh enakk, sayangg..”, desah Sandra sambil menggeliat keenakan.
    “Mas suka nggak kepada Mbak Shanty?”, tanya Sandra di sela persetubuhan itu.
    “Ya tentu saja suka, namanya juga kakak sendiri..”, kata Lucky sambil terus memompa kontolnya keluar
    masuk.
    “Maksudku, suka secara fisik.. Lelaki suka wanita..”, kata Sandra sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Kok kamu membicarakan orang lain sih?”, kata Lucky.
    “Ngak apa-apa kan, Mas? Lagian itu membuatku makin bergairah..”, kata Sandrasambil mempercepat
    goyangannya.
    “Benarkah?”, tanya Lucky.
    “Iyaahh.. Kadang saya suka membayangkan Mas bersetubuh dengan wanita lain. Dan itu membuat saya
    bergairah.. Nggak marah kan, Mas?”, tanya Sandra.
    “Fantasi seperti itu boleh saja, sayang..”, kata Lucky sambil mengecup kening Sandra.
    “Ohh.. Betulkahh?”, Sandra mendesah.

    Cerita Sex Sepong Kontol

    Cerita Sex Sepong Kontol

    “Kalau saya mau Mas membahagiakan Mbak Shanty, mau nggak?”, tanya Sandramengagetkan Lucky.
    Serta merta mereka menghentikan gerakan sambil memek dan kontol mereka tetap berpautan.
    “Masksud kamu apa, sayang..?”, tanya Lucky. Sandra tidak menjawab pertanyaanLucky, tapi hanya
    tersenyum lalu mengecup bibir Lucky.
    “Mbak Shanty adalah orang yang paling saya sayang, dan saya ingin dia mendapatkan yang terbaik..”,
    kata Sandra.
    “Saya ingin bisa memberikan yang terbaik buat dia..”, lanjut Sandra.
    “Mas adalah yang terbaik buat saya..”, kata Sandra sambil tersenyum.
    “Saya rela membagi hal terbaik yang saya punya dengan Mbak Shanty..”, kata Sandra lagi.
    “Mas ngerti kan maksud saya?”, Sandra sambil kembali menggoyang pantatnya.
    “Mas ngerti.. Tapi apakah kamu benar-benar..”, ucapan Lucky terputus karena Sandra keburu melumat
    bibirnya.
    Kembali mereka bersetubuh melanjutkan yang terhenti tadi.
    “Saya benar-benar ingin Mas membahagiakan Mbak Shanty.. Juga itu membuat saya makin bergairah..”, kata
    Sandra sambil menggoyang pantatnya lebih cepat.
    “Baiklah.. Ohh.. Ohh..”, desah Lucky sambil mempercepat gerakannya.
    “Aku mau keluarr sayangg..”, kata Lucky sambil mendesakkan kontolnya makin dalam ke memek Sandra.
    Crott! Croott! Croott! Air mani Lucky menyembur banyak di dalam memek Sandra.
    “Ohh.. Enak sekali sayang..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandra.
    “Mas mau kan memenuhi permintaan saya..?”, tanya Sandra manja.
    “Iya.. Baiklah..”, kata Lucky sambil tersenyum.
    “Terima kasih. Sering saya membayangkan Mas menyetubuhi Mbak Shanty..”, bisik Sandra. Dan mereka pun
    kembali saling berpagutan tanpa melepas kontol dan memek mereka yang masih bertautan.
    Suatu pagi..
    “Mas, Mbak Shanty.. Saya akan ke pasar dengan si kecil.., ada mau titip tidak?”, kata Sandra kepada
    mereka berdua.
    “Aku ikut, San..”, kata Shanty.
    “Nggak usah, Mbak.., saya mau ke rumah ibu Heru dulu soalnya”, kata Sandra berdalih.
    “Ya sudah kalau begitu..”, kata Shanty.
    Akhirnya Sandra dan anaknya segera meninggalkan rumah. Tinggal Lucky dan Shantyberdua.
    “Tidak ke kantor, Luck?”, tanya Shanty.
    “Saya sudah ijin untuk datang agak siang, Mbak..”, jawab Lucky sambil mendekati dan duduk di samping
    Shanty.
    “Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, Mbak..”, kata Lucky.
    “Apa itu?”, tanya Shanty sambil menatap mata Lucky.
    “Bagaimana urusan Mbak dengan Mas Rudy? Saya kasihan kepada Mbak..”, kata Lucky.
    “Nggak tahulah, Luck.. Kita lihat saja nanti..”, kata Shanty sambil menyenderkan tubuhnya di kursi.
    “Mbak putus asa?”, tanya Lucky sambil tangannya mencoba memegang tanganShanty.
    Shanty hanya diam ketika Lucky menggenggam tangannya. Hanya air mata yang terlihat menetes di sudut
    matanya.
    “Aku tidak ingin hidup lebih lama lagi..”, kata Sandra sambil terisak.
    “Saya mengerti bagaimana perasaan Mbak..”, kata Lucky air mata Shanty makin deras membasahi pipinya..
    “Boleh aku pinjam bahumu, Luck? Aku nggak tahan..”, kata Shanty.
    Lucky mengangguk. Dan Shanty segera merebahkan kepalanya di bahu Lucky dan menangis terisak. Lucky
    mengusap-ngusap rambut dan punggung Shanty untuk menenangkannya.
    “Sudahlah, Mbak.. Mbak masih punya kami..”, kata Lucky sambil melepas rangkulan Shanty dan menatap
    matanya.
    “Kami sayang Mbak.. Saya sayang Mbak..”, kata Lucky.
    “Benarkah?”, tanya Shanty sambil meyeka air matanya. Lucky tak menjawab hanya mengangguk sambil
    menatap mata Shanty.
    Lama mereka saling bertatapan. Ada rasa tak menentu ketika Shanty menatap mata Lucky. Apalagi ketika
    Lucky sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya hingga hampir bersentuhan. Shanty tak bisa berkata
    apa-apa ketika terasa ada rasa hangat dan nyaman ketika bibir Lucky menyentuh bibirnya. Ketika Lucky
    mengecup bibirnya, Shanty hanya bisa terpejam merasakan rasa nyaman dan rasa berdesir di hatinya.
    “Mmhh..”, hanya itu yang keluar dari mulut Shanty ketika Lucky mulai melumat bibirnya.
    “Luck.. Jangan.. Mmhh..”, kata Shanty ingin menolak tapi gairahnya telah mulai naik. Lucky tak
    menjawab, tapi makin hangta melumat bibir Shanty.
    “Mmhh..”, Shanty mendesah dan mulai terbawa aliran gairahnya yang bangkit perlahan.
    Dibalasnya ciuman Lucky dengan panas dan liar. Sebagai wanita yang telah lama tidak merasakan
    kehangatan sentuhan laki-laki, perlakuan Lucky membuat Shanty bergairah tinggi dan mulai melupakan
    kesedihannya saat itu.
    “Luck.. Aku.. Aku.. Ohh..”, suara Shanty terputus putus serak ketika tangan Lucky mulai menggerayangi
    bagian depan baju dasternya. Dua gumpalan empuk di dada Shanty diremas perlahan oleh Lucky sambil
    tetap berciuman.
    Cerita Sex Sepong Kontol “Mbak, kita pindah ke kamar..”, ajak Lucky sambil menarik tangan Shanty.
    “Tapi.. Tapi.. Bagaimana dengan Sandra?”, tanya Shanty ragu.
    “Saya bisa menyayangi Mbak seperti ini karena Sandra sayang kepada Mbak..”, kata Lucky sambil menarik
    Shanty ke kamar.
    “Maksudnya apa, Luck..”, tanya Shanty.
    Lucky tidak langsung menjawab, tapi langsung memeluk dan melumat bibir Shanty. Shantypun karena sudah
    terbawa gairahnya langsung membalas pagutan Lucky. Keduanya terus berciuman sambil melepas pakaian
    masing-masing. Lucky merebahkan tubuh telanjang Shanty ke atas kasur.
    “Ohh.. Luckyy.. Mmhh..”, desah Shanty keras ketika lidah dan mulut Lucky menggigit dan menjilati buah
    dadanya, apalagi ketika satu tangan Lucky turun ke perut lalu turun lagi ke memeknya yang sudah sangat
    basah.
    “Saya sayang Mbak..”, kata Lucky sambil menatap Shanty lalu kepalanya mulai turun ke perut lalu turun
    lagi ke memek.
    “Oohh.. Ohh.. Oww.. Sshh..”, jerit lirih Shanty sambil mata terpejam ketika lidah Lucky liar menjilati
    belahan memek dan kelentitnya bergantian.
    Serr! Serr! Serr! Shanty merasakan rasa nikmat yang sangat luar biasa ketika cairan cintanya menyembur
    disertai dengan geliatan dan gelinjang tubuh ketika rasa nikmat itu menjalar.
    “Ohh, Lucky.. Aku sudah lama tidak merasakan hal seperti ini.. Makanya aku keluar cepat..”, kata
    Shanty sambil menatap Lucky yang sudah berada di atas tubuhnya.
    “Saya akan membahagiakan Mbak.. Kapan saja Mbak mau..”, kata Lucky sambil tersenyum lalu mengecup
    bibir Shanty.
    “Tapi.. Sandra..”, tanya Shanty.
    “Sandra sangat sayang pada Mbak..”, kata Lucky sambil mengarahkan kontolnya ke lubang memek Shanty.
    Shanty meraih kontol Lucky dan membimbing ke lubang memeknya. Tak lama Lucky sudah turun naik memompa
    kontolnya di lubang memek Shanty.
    “Ohh.. Mhh..”, desah Lucky dengan mata terpejam sambil memeluk Shanty.
    “Ohh.. Enak sekaliihh.. Ohh..”, desah Shanty sambil menggoyangkan pinggulnya cepat.
    Setelah beberapa lama, serr! Serr! Serr! Kembali Shanty menyemburkan air maninya disertai jeritan
    kenikmatan dari mulutnya.
    “Nikmat sekali.. Ohh..”, bisik Shanty dengan tubuh lunglai.
    “Tengkurap, Mbak..”, pinta Lucky sambil mencabut kontolnya.
    Shanty menuruti permintaan Lucky tersebut. Shanty membalikkan badannya tanpa menungging, lalu
    melebarkan kakinya agar kontol Lucky bisa mudah masuk lubang memeknya. Bless..! Lucky mengarahkan
    kontol ke lubang memek Shanty dari belakang lalu menekan dan akhirnya kontol Lucky leluasa keluar
    masuk. Mata Lucky terpejam merasakan kenikmatan memompa kontolnya di memek Shanty sambil memegangi
    bongkahan pantat Shanty yang bulat padat. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Sepong Kontol “Ohh.. Saya mau keluarrhh..”, kata Lucky serak.
    “Jangan dikeluarkan di dalam, Luck.. Aku nggak KB..”, kata Shanty cepat.
    Lucky makin mempercepat pompaan kontolnya lalu dengan segera mengeluarkan kontolnya kemudian digesek-
    gesekkan di belahan pantat Shanty, sampai.. Croott! Croott! Croott! Air mani Lucky menyembur banyak
    dan jauh hingga punggung Shanty.
    “Ohh.. Enak sekali, Mbak..”, kata Lucky sambil berbaring di samping tubuh Shanty yang masih tengkurap
    berlumuran air mani Lucky di punggung dan pantatnya.
    “Apakah ini akan menjadi masalah, Luck?”, tanya Shanty.
    “Tidak akan, Mbak.. Percaya kepada kata-kata saya..”, kata Lucky sambil tersenyum lalu mengecup bibir
    Shanty.
    Menurut Lucky, sampai dengan saat ini hubungan dengan Shanty, yang sudah resmi bercerai dengan
    suaminya, tetap berjalan. Sandra selalu meminta Lucky bercerita tentang hubungan sex-nya dengan Shanty
    tiap kali mau bersetubuh. Hal ini membuat Sandra sangat bergairah. Shanty dicarikan kontrakan oleh
    Lucky sekitar Jakarta Timur agar lebih leluasa menumpahkan kasih sayangnya kepada Shanty.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video Bokep Eropa cewek cantik diantar ke tempat sepi ngentot dalam mobil

    Video Bokep Eropa cewek cantik diantar ke tempat sepi ngentot dalam mobil


    2527 views

  • Yui Hatano memek becek berbulu melakukan mastrubasi dengan alat bantu

    Yui Hatano memek becek berbulu melakukan mastrubasi dengan alat bantu


    2068 views

     

  • Video bokep Antonia Sainz  memborgol pacernya diatas ranjang

    Video bokep Antonia Sainz memborgol pacernya diatas ranjang


    1940 views

  • Kisah Memek Tukar Pasangan Yang Menggairahkan

    Kisah Memek Tukar Pasangan Yang Menggairahkan


    2716 views

    Duniabola99.com – Bahkan jika aku dan Triyono pergi mancing ketengah laut dengan sewa perahu, tak jarang istriku menginap dirumah menemani istrinya atau sebaliknya (karena anak kami sudah remaja dan mereka kuliah dikota lain).


    Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami melakukan yang menurut pandangan orang ketiga adalah hal yang aneh, misalnya ditengah gurauan, kadang kadang Triyono memeluk istriku dan menciumi pipinya berkali kali, didepanku maupun didepan istrinya. Demikian pula sebaliknya ketika kami bercengkarama berempat kadang kadang Atik dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentunya sikap kami ini tidak didepan anak anak yang sudah berangkat remaja.

    Bahkan pernah didapur rumahku aku memergoki Triyono mencolek pantat istriku, dan kulihat istriku pura pura marah, aku tahu itu dari raut wajahnya, tentu saja sebagai lelaki normal kadang aku dilanda cemburu. Tetapi kami selalu lebih memegang persahabatan, apalagi akupun sering melakukan hal yang sama terhadap istrinya.

    Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku. Tapi aku yakin ini adalah rencana Triyono dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi)

    Seperti yang sering kami lakukan, pada hari jumat yang kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Walaupun tidak terlalu mewah namun villaku ini cukup luas dan cukup nyaman untuk beristirahat di akhir pekan. Kami selalu rutin mengunjunginya paling tidak sebulan sekali, biasanya hanya aku dan istriku, kadang kadang anak anak ikut, atau famili lain.

    Kali ini aku mengajak Triyono dan istrinya, tidak ada yang istimewa kami hanya ingin menikmati liburan dan seperti biasanya selesai makan siang dijalan, istriku mampir untuk beli pepes ikan Mas kesukaanku. Sampai di villa sekitar jam jam 2 siang, aku tidur pulas, sampai akhirnya dibangunkan istriku untuk makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat dan pepes ikan.

    Selesai makan malam kami menonton TV sambil ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Setelah bosan ngobrol, Triyono mengambil inisiatif mengambil kasur dikamarnya dan dihamparkan didepan TV dia dan istrinya menonton TV sambil tiduran, dan akupun berbuat hal yang sama. Atiek masuk kamarnya dan mengganti dasternya dengan baju tidur yang amat tipis tanpa BH dan CD, ini terlihat jelas dari bayangan tubuhnya dibalik gaun tidurnya.

    Kulihat dia sangat atraktif mempertontonkan tubuhnya didepanku dan didepan istriku. Kulihat Triyono acuh saja melihat tingkah istrinya. Kamipun menonton TV sambil tiduran, istriku dan Atiek tidur berdampingan ditengah sedangkan aku berada disamping istriku dipinggir. Acara TV terasa membosankan mungkin karena aku tidak bisa konsentrasi, aku lebih terpesona menikmati tubuh yang menggairahkan yang tergolek disamping istriku dan itu membuat adik kecilku dibalik sarung setengah ereksi.

    “Pah.., puterin film yang hot.. dong.., aku kedinginan nih..” Atiek menyuruh suaminya memutar film porno.


    Aku tahu mereka sering muter film porno karena kami sering tukar menukar film, tapi selama ini kami belum pernah nonton bersama sama.

    Sebelum beranjak mengambil film, Triyono basa basi minta ijin istriku “Rin..muter film blue ya..”

    “Terserah aja ” jawab istriku.

    Filmnya cukup bagus dengan latar belakang jaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tidak vulgar, dan ini membuat gairahku cepat bangkit. Sarungku sudah terdongkrak keatas sementara kulihat Atiek sering mencuri padang kearah sarungku yang memang sengaja tidak kusembunyikan. Sementara itu istriku sudah memindahkan kepalanya diatas lenganku dan jari tangannya meremas remas jari tanganku. Aku sudah hapal sekali, istriku pasti sudah terangsang.

    Triyono menonton film itu dengan memeluk istrinya secara ketat dan tangannya mengusap usap payudara Atiek dari luar baju tidurnya, sesekali diciumnya bibir istrinya dalam dalam. Sementara itu kaki kanan Atiek ditekuk dan pahanya menindih paha istriku, sehingga tak terhindarkan baju tidurnya yang memang pendek makin tersingkap sehingga akupun makin leluasa melahap pahanya yang putih mulus, dan sebagian rambut dipangkal pahanya dengan sudut mataku.

    “Mbak Rin,.. Aku jadi pengen nih..” Atiek bicara kepada istriku.

    “Ya nggak apa apa, wong Mas nya nyanding koq.” Istriku menyahut sambil senyum penuh arti.

    Aku makin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku sehingga aku bisa melihat paha mulus Atiek, dan kuselusupkan tanganku dibalik blouse istriku yang tidak ber BH untuk meremas remas buah dadanya, sementara tangannya sudah masuk kesarungku untuk mengelus elus penisku yang sudah berdiri keras. Ia menutup tanganku dengan bantal sehingga gerilya yang kulakukan tidak terlihat oleh Triyono dan Atiek. Walaupun itu sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena mereka sudah tidak memperhatikan kami lagi, keduanya sudah mulai tenggelam dalam percintaan.

    Ketika Atiek melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Triyono menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan, sehingga Triyono berdampingan dengan istriku.

    Mereka berciuman sambil saling saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku sering melirik mereka dengan gairah, ikut terhanyut dengan adegan panas persis satu jengkal disampingnya.

    Tiba tiba Atiek menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya.

    “Biar adil dong Mbak..” sambil tangannya terus melolosi seluruh pakaian istriku.

    Walaupun wajah istriku protes, tapi usaha mencegah tangan Atiek yang nakal, tidak serius sehingga dengan mudah Atiek melucuti pakaian istriku. Sekelebat kulihat mata Triyono melahap seluruh tubuh indah istriku, bahkan ia segera mengeser posisinya merapat ketubuh istriku, sehingga lengannya menempel pada pinggir payudara istriku.

    Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku mendominasi pikiranku, kucopot seluruh pakaianku sehingga kami berempat sudah bugil, kuciumi istriku, sambil jariku mengelus vaginanya yang sudah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, sedangkan tangan kirinya tertindih tangan Triyono.

    Kurasakan elusan lembut sebuah tangan halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah keselangkangan dan mengelus buah zakarku. Aku sudah menduga pemilik tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Atiek lah yang sedang mengelus batang penisku, sambil mulutnya menciumi dada suaminya. Aku yakin Triyono melihat tangan istrinya yang sedang beroperasi di batangku yang keras seperti kayu, tapi dia tampak acuh saja, bahkan kini lengan kanannya telah mendidih susu istriku.

    Istriku tidak menyadari atau pura pura tidak tahu bahwa tangan Triyono sudah menindih payudaranya, dan wajahnya dipalingkan kearah yang berlawanan.

    Atiek sambil berubah posisi dengan setengah duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yang terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya menggosokan gosokkan kemaluan suaminya ke klitorisnya, sementara buahdadanya menggantung diremas remas suaminya.


    Posisinya tersebut membuat tubuh Triyono merenggang dari tubuh istriku sehingga tangan kiri istriku yang tertidih menjadi bebas. Dari padangan matanya yang sayu dan pahanya sudah direntangkan, aku tahu baha istriku sudah memberi lampu hijau. Dituntunnya penisku kearah lubang vaginanya, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang menikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sementara aku mengocoknya perlahan lahan, istriku mendesis desis keenakan, kini wajah istriku menghadap kearah Triyono bahkan hanya berjarak sejengkal dengan wajah Triyono namun matanya terpejam.

    Atiek sudah terlengkup ditubuh suaminya, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batang suaminya yang sudah melesak ditelan liang kenikmatannya. Sekali kali tangannya meremas bokongku dan istriku melihat aktifitas tangan Atiek ini, tapi rupanya diapun tak ambil peduli. bahkan beberapa kali Triyono mencium mulut istriku yang tengah mendesis, istriku diam saja, walaupun tidak meresponnya. Entah kenapa aku tidak cemburu melihat istriku diciumi oleh Triyono saat sedang kusetubuhi, bahkan aku makin terangsang. Karena kulihat ciuman itu membuat istriku makin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari gerakan dan nafasnya mendengus tidak seperti adat biasanya.

    Dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan istriku tak terkendali, bahkan ia membalas menyedot ciuman Triyono, dan pada saat itulah istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya menghisap mulut Triyono dalam dalam sambil merintih. Dia telah orgasme. Ini diluar kebiasaan, istriku biasanya cukup tahan lama, tapi kali ini dia cepat selesai, padahal aku merasa masih tahan lama.

    Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, aku masih tanggung tetapi aku memang tidak ingin selesai sekarang, aku masih berharap istriku bangkit lagi setelah istirahat. Kutatap wajah istriku yang penuh kepuasan. Disampingnya kulihat Triyono menggengam tangan istriku.

    Melihat aku tegeletak disamping istriku, dengan kemaluan yang masih tegar, Atiek segera tahu bahwa aku belum ejakulasi. Tiba tiba Atiek menghentikan goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi tubuh istriku, Atiek segera menghampiriku, kemudian dengan dasternya yang diambil dari sisi kasur dibersihkannya penisku yang penuh lendir istriku.

    Dia menindihku dan menciumku. Aku sempat kaget, aku tak menduga kejadian itu, kulirik Triyono tetapi dia hanya melihat tingkah istrinya tanpa reaksi. Istriku juga hanya melirikku sebentar kemudian memejamkan mata kembali, menikmati sisa orgasme yang ia dapat dariku.

    Kubalas ciuman Atiek dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya sedangkan tangan kanan meremas buah dadanya. Atiek menjulurkan lidahnya menyambut lidahku, sementara vaginanya yang basah digesek gesekan ke diatas kemaluanku. Tampak Atiek sudah sangat terangsang, sehingga ciuman kami hanya berlangsung sebentar, segera dia menghentikan ciumannya, ditariknya badannya sehingga sekarang posisinya duduk diatas pahaku, sementara belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yang rebah diatas perut.


    Kulihat belahan kemaluannya yang merah penuh lendir, aku sudah tidak sabar lagi, kuangkat pinggangnya dengan kedua tanganku, Atiek cepat tanggap, sambil mengangkat pantatnya, diambilnya penisku dan diarahkan kelobang vaginanya. Dalam hitungan detik, kemaluanku sudah menyelusup kedalam vagina Atiek. Atiek melenguh pelan, badannya ambruk kedadaku dan wajahnya menempel disamping kepalaku sambil mendesis desis. Kuangkat pinggulku berusaha mengocok kemaluan Atiek, dan diapun mengikuti gerakanku tetapi pinggulnya digoyang memutar sedangkan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan dan putaran pinggulnya tidak akalh dengan istriku, kenikmatan menjalar keseluruh penisku.

    Sepuluh menit telah berlalu dan kurasakan Atiek mulai mempercepat goyangannya, mulutnya menciumku dan lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, aku segera mengerti bahwa sedang mulai masuk kemasa orgasme. Tanpa menunggu waktu lagi kupercepat kocokanku, karena kemaluankupun sudah berdenyut denyut enak, dan segera akan keluar.

    Ketika kurengkuh bokongnya, Atiek merengkuh pundakku makin kencang, dari mulutnya keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia sedang orgasme. Dan segera kulepas pula air maniku menyemprot didalam vaginanya. Kenikmatan yang luar biasa.

    Walaupun permainanku sudah berakhir tetapi Atiek tidak mau mencopot kemaluanku dari vaginanya, dia hanya mengeser tubuhnya dari dadaku untuk meringakan tindihan tubuhnya diatas tubuhku. Kesadaranku mulai pulih, kulihat istriku sedang bergumul dengan Triyono. Dengan tubuh yang bugil dia menindih tubuh istriku, mereka berciuman dengan pelan dan dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yang tergolong besar dan montok, sementara tangan istriku mengelus bokong Triyono, dan kudengar desahan halus dari mulutnya itu pertanda istriku sudah mulai terangsang lagi.

    Melihat istriku terangsang, tiba tiba akupun terangsang kembali. Aku sangat senang istriku menikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku kearah istriku, dan Atiek segera merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sambil menikmati sisa orgasme yang kuberikan padanya.

    Triyono sedikit mengeser tubuhnya dan tangan yang tadinya meremas tetek istriku turus kebawah, kearah kemaluan istriku, dan istriku mengangkat pinggulnya ketika jari tengan Triyono memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya makin keras.. Triyono mengangkat tubuhnya dan dibukanya lebar lebar paha istriku.

    Istriku menoleh kearahku, matanya sayu memandangku seolah minta ijin padaku. Kupandangi dia, dia sangat cantik tak kuasa aku menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya tanda bahwa aku menyetujuinya. Dan ketika penis priyono melesak kedalam vaginanya, istriku memejamkan mata keenakan, dan tangannya mengelus elus penisku seirama dengan kocokan yang diberikan Triyono.

    Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau mana saja yang kudapat karena istriku dalam kenikmatan, selalu kepalanya tidak bisa diam, menoleh kekiri kekanan sambil menjilat jilat bibirnya sendiri. Sementara tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul pundak Triyono. Tangankupun tak henti hentinya meremas remas buah dadanya. Kudengar pula desisan Triyono menambah suasana jadi makin mengairahkan.

    Tiba tiba istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut dan giginya menggigit bibr bawahnya, dia menoleh kearahku, istriku akan selesai dan sebentar lagi pasti akan melenguh panjang.

    “Pah.. aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh”

    pada saat itu dia mendongakkan wajahnya keatas, matanya menatap mata Triyono dengan sayu.

    Pada saat yang sama, aku tak tahan menahan ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Triyono menekan kemaluannya dalam dalam kevagina istriku untuk berejakulasi.. Ketika dia mencabut kemaluanya, kulihat sisa air mani meleleh keluar dari bibir vagina istriku, yang berwarna kemerahan.


    Malam ini adalah malam pertama dimana istriku merasakan penis orang lain selain punyaku apalagi dia merasakannya sekaligus dalam selang beberapa menit, sebuah pengalaman yang sangat memuaskan kami berempat.

    Sejak itu kami sering melakukannya, sedikitnya sebulan sekali, dan kami berkomitmen ini hanya dilakukan berempat, Bahkan kini muncul ide baru dari Atiek untuk menambah menjadi tiga pasangan. Hanya saat ini kami belum menemukan pasangan yang bisa diajak main. Pengalaman ini ditulis juga atas persetujuan kami semua.

  • School Girl Get Bangs

    School Girl Get Bangs


    2533 views

  • Hentai020

    Hentai020


    2266 views

  • Video Bokep Jillian Janson dan Megan Sage hubungan cinta Lesbian

    Video Bokep Jillian Janson dan Megan Sage hubungan cinta Lesbian


    1955 views

  • Video bokep Karlie Montana, Staci Carrand dan Natalia Star threesome lesbi dipagi hari

    Video bokep Karlie Montana, Staci Carrand dan Natalia Star threesome lesbi dipagi hari


    2047 views

  • Foto Ngentot Alexa Grace mendapat vagina kecilnya dihantam di sofa

    Foto Ngentot Alexa Grace mendapat vagina kecilnya dihantam di sofa


    2053 views

    Duniabola99.com – foto cewek berpakaian sexy berwara putih berambut pirang ngentot dipagi hari setelah bangun tidur dengan pacarnya yang berkontol gede diatas sofa hingga memuncratkan semua spermannya kedalam mulutnya.

  • Foto Bugil Seksi perempuan Polandia Natalia Starr diatas meja pijat

    Foto Bugil Seksi perempuan Polandia Natalia Starr diatas meja pijat


    1944 views

    Duniabola99.com – foto gadiscantuk pirang keriting Natilia Starr melepaskan semua pakaiannya memaerkan toketnya yang kecil dan memamerkan memeknya yang tembem tercukur rapi diatas meja.

  • Video Bokep Asia Harua Narimi toket gede mastrubasi sebelum tidur

    Video Bokep Asia Harua Narimi toket gede mastrubasi sebelum tidur


    2315 views

  • Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT

    Kisah Memek Keponakan Tante Rini HOT


    2702 views

    Duniabola99.com – Kenalkan, nama saya Boy, teman-teman biasa memanggilku Mas Boy. Saya seorang pemuda berusia 25 tahun dengan tinggi badan 170 cm dan berat 55 kg. Meski usia saya kini sudah seperempat abad, namun pengetahuan saya dalam dunia percintaan masih sangat minim dan belum punya banyak pengalaman yang layak dibanggakan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.


    Sekarang saya sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Sebut saja nama perusahaan itu adalah Sepinggan tours and travel service. Jarak kantor itu sekitar 5 km dari tempat tinggal saya.

    Kini saya tinggal dengan Om saya, saya biasa memanggilnya om Rudy, ia adalah adik kandung dari Ibu saya). Om Rudy sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMK Negeri yang cukup terkenal di kota kami, sementara tante saya, sebut saja namanya tante Rini bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya (sepupu saya) tinggal kost di kota lain karna mereka tidak mau kuliah di kota kami (entah karena alasan apa). Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante saya hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.

    Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak saya agar saya tinggal bersama mereka, dengan alasan daripada saya harus kost di luar, lebih baik saya tinggal di rumah om saya saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sejak saat itu jumlah penghuni rumah bertambah satu orang.

    Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah, jadi sekarang ada lima orang yang tinggal di rumah itu. Sejak kedatangan keponakan tante Rini, suasana jadi kembali ramai, tidak seperti dulu lagi ketika belum ada keponakan. Nama keponakan tante Rini adalah Endang, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Endang adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.

    Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om saya bekerja. Ia sempat mengajak saya, namun saya menolak dengan alasan saya agak lelah, lalu tante Rini mengajak Endang, namun Endang juga menolak dengan alasan Endang lagi ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan.

    Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu, namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh saya menutup pintu.


    Sejak kepergian om dan tante saya, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun sengaja saya kecilkan volumenya karena Endang sedang belajar. Saya hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Saya sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.

    Karena terlalu asyiknya saya nonton TV, sehingga saya sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak saya. Setelah saya lihat ternyata Endang, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya. Saya jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos orangenya yang super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.

    Sejenak saya terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Saya amati pinggangnya bagai gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat saya. Bagaimana rasanya kalo saya menikmati tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun saya berusaha menyingkirkan pikiran itu karena saya pikir bahwa dia adalah sepupu ipar saya, tinggal serumah dengan saya dan saya pun menganggapnya sudah seperti adik kandung saya sendiri.

    “Ada apa sih? Kok kamu mengajak saya masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan saya.

    Sebenarnya bukan karena saya menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum saya belum pernah masuk ke kamar Endang sebelumnya.

    “Kak, Endang mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.
    “Kakak mau ngga membantu saya menyelesaikan tugas ini, soalnya besok udah harus dikumpul.” kata dia setengah merengek.
    “Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar saya membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Saya akan membantumu dengan senang hati, saya kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap.
    “Asyik, makasih ya kak.” kata Endang sambil menciumku.

    Kontan saya merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, saya belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Endang. Saya pun segera membantunya sambil sesekali curi padang padanya, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau saya memperhatikanya.

    Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Endang berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.

    “Kak, Endang pusing nih, boleh ngga kakak pijitin kepala Endang?” katanya sambil merapatkan badannya ke dada saya.

    Sempat saya merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.


    “Emang kenapa kok Endang tiba-tiba pusing?” tanya saya agak heran.
    “Ayo kak, tolong pijatin donk, kepala Endang pening!”
    “Oke, dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.

    Saya lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri saya dan tangan kanan. Saya menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali saya juga mengelus pundaknya yang putih bersih.

    “Kak, belakang leher Endang juga kak, soalnya leher Endang agak kaku nih.” katanya sambil menuntun tangan saya pada lehernya.

    Setelah saya memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan saya. Katanya,

    “Kak, Endang baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”
    “Terserah Endang ajalah.” kata saya sambil mengikutinya dari belakang.

    Lagi-lagi saya terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai.

    Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh saya memijat leher dan punggungnya. Sesekali saya melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli. Saya tidak tahu pasti, yang jelas saya juga sangat senang memijat punggungnya yang sangat seksi.

    Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Katanya,

    “Kak, Endang buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”
    “Mungkin Endang masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan saya.

    Saya terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati saya berpikir alangkah bahagianya saya kalau kelak mempunyai istri secantik Endang. Saya terus memijatnya dengan lembut. Sesekali saya memutar-mutar jari-jari saya di tepi rusuknya. Setiap saya meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Saya juga sudah mulai merasakan penis saya mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang.

    Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah saya. Katanya,

    “Kak, Endang buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.”
    “Terserah Endang lah.” kata saya.

    Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan saya dan saya berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, saya pun membalas senyumanya dengan senyuman yang entah seperti apa modelnya, soalnya saya sudah tidak konsen lagi karena nafas saya sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Endang juga sudah mulai tidak terkendali, saya melihat bukitnya yang nampak berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik.

    Saya sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan saya kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan desahan nafas yang membuat batang kejantanan saya sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis saya mau lompat menerjang tubuh Endang yang terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda saya mulai berdesir kencang. Kini saya mulai merasakan detak jantung saya sudah tidak beraturan lagi.


    “Kenapa kak?” katanya sambil tersenyum manja.
    “Ngga, ngga papa kok.” kata saya agak grogi.
    “Sudahlah, ayo Kak pijitnya yang agak keras dikit.”
    “Iya, iya” jawab saya.

    Saya lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja saya menyenggol gundukan di dadanya.

    “Ahh..” katanya sambil menggeliatkan tubuhnya.

    Saya dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya.

    “Tidak apa-apa kak, terusin saja.” katanya.

    Wah, benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Endang yang sangat meransang.

    “Saya tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata saya dalam hati.

    Kini Endang semakin merasakan rabaan jari-jari saya, saya melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang membuat Endang lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah saya, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir saya.

    Saya hanya pasrah dan terus terang saya juga sebenarnya sangat menginginkanya, namun selama ini saya pendam saja karena saya menghargainya dan menganggapnya sebagai adik saya sendiri. Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala saya yang dialiri oleh gelora darah muda saya yang menggelora. Ia terus mencium saya dan kini ia melepaskan kaos yang saya pakai lalu membuangnya di samping ranjang.

    “Endang, ada apa ini?” tanya saya setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.

    Tetapi ia tidak memperdulikan kata-kata saya lagi. Melihat gelagat Endang yang sudah di luar batas kendali itu, saya pun tidak mau tinggal diam. Saya mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.

    Saya merasakan penis saya semakin keras dan berdenyut-denyut. Endang terus mencium bibir saya dengan nafas tersengal-sengal. Saya pun tidak mau kalah, saya mulai meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini saya mulai mengisap pucuknya.

    “Achh..” ia menggeliat.

    Saya melihat Endang semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Endang melihat penis sudah mendongkrak celana pendek saya, ia lalu menyelipkan tangannya ke dalam CD saya dan ia kini sudah menggenggam penis saya yang berdiri tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD saya dan kemudian melemparkannya ke lantai.


    Ia kembali menangkap penis saya dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.

    “Aachh.. achh..” benar-benar nikmat rasanya.

    Saya merasakan penis saya semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik saya yang sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Saya pun tidak mau ketinggalan. Saya lalu menyelipkan jari-jari saya ke selangkangannya. Saya merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami.

    Dengan nafas yang tersengal-sengal, saya lalu melorotkan celana Endang lalu meremas-remas pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Saya tidak sanggup lagi menahan nafsu saya yang sudah naik ke ubun-ubun saya. Dengan sekali tarik, saya berhasil melepaskan CD-nya Endang. Kini ia benar-benar bugil. Saya sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh nyaris sempurna.

    Saya benar-benar tidak tahan melihat vaginya yang ditumbui rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis saya berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Endang yang masih terkatup rapat.

    Saya sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini saya mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Endang sudah sangat basah. Saya melihat Endang semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat.

    “Achh.. achh.. ohh.. ohh..”

    Saya terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, “Achh.. achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.


    “Kak, ayo masukin kak!” sambil menarik penis saya menuju bibir kemaluannya.
    “Oke sayang,” lalu saya membuka kakinya.

    Kemudian saya melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Saya lalu menarik pantat saya dan merapatkannya pada selangkangan Endang. Ia dengan cekatan meraih batang kemaluan saya lalu menempelkannya di bibir kemaluanya yang masih sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.

    “Pelan-pelan ya kak, Endang belum biasa.”
    “Iya sayang,” kata saya sambil mengecup bibirnya yang merekah basah.

    Saya kemudian mendorongnya pelan-pelan.

    “Achh.. sakit kak.”
    “Tahan sayang.”

    Saya lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang saya sudah bisa masuk setengahnya. Endang hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Saya terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali saya menyentaknya agak keras.

    “Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk!” memang kelaminnya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan.
    “Tahan ya sayang,” saya mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.
    “Akk..” Endang meringis keras.

    Ia memukul dada saya dengan keras sambil menarik pantatnya.

    “Sakit kak, sakitt..”

    Saya merasakan batang kejantanan saya menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang kenikmatan Endang. Rupanya batang saya telah berhasil menembul selaput daranya. Dari liang sorga Endang tampak mengalir darah segar. Saya terus menggoyang-goyangkan pinggul saya maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu.

    Sesekali saya melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Endang sungguh nikmat, saya merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap saya merasakan kejantanan saya terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Endang.

    Kini saya merasakan batang kemaluan saya sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, namun saya tetap menahannya dengan mengurangi irama permainan saya.

    “Terus kak, terus..” ia menggeliat.


    Saya melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan saya kembali saya pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan.

    “Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat.

    Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Saya merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Endang memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak.”Achhkk..”

    Saya merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat menyentuh batang kejantanan saya, rupanya Endang sudah orgasme. Saya semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan saya, akibat kenikmatan yang diberikan Endang sangat luar biasa, batang saya semakin berdenyut-denyut dan kini saya benar-benar tidak sanggup lagi menahannya.

    Lalu saya mempercepat gerakan saya dan mendorong penis saya lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Endang dengan erat ke dalam pelukan saya. Saya merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh saya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki saya.
    Akhirnya,

    “Srett.. srett.. srett..”

    Kejantanan saya mengeluarkan cairan hangat dalam lubang kemaluan Endang. Saya sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Endang secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Saya hanya tersenyum lalu mengecup bibir Endang dan mengucapkan terima kasih pada Endang.

    Tampak tubuh Endang basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Endang hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika saya mencabut batang kejantanan saya dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, saya melihat di sprey Endang terdapat bercak darah. Tetapi segera Endang bangun dan menenangkan saya.

    “Tenang mas, nanti saya cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.” katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir saya.

    Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Endang. Setelah saya mengambil baju dan celana, saya pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Endang dari kamarnya lalu mengajak saya makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini. Mungkin Endang malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, saya tidak tahu pasti.


    Tidak lama kemudian, om dan tante saya datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100 persen dengan nilai tertinggi di kota kami. Om saya menanyakan Endang, tetapi saya katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada saya bahwa ia agak lelah. Om saya hanya menggangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat.

    Saya tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar saya. Di dalam kamar, saya tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Malam ini saya sangat senang karena telah merasakan sesuatu yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat manis ini tentu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.