Author: dbgoog99

  • Kisah Memek Dapat Pacar Hyper Sex

    Kisah Memek Dapat Pacar Hyper Sex


    2523 views

    Duniabola99.com – Kisah ini bermula ketika aku bertemu dengan cewek bernama Suci yang satu kost dengan teman wanitaku bernama Sisca. Umurnya lebih tua 2 thn dari aku dan kuliah di perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Waktu itu aku masih duduk di semester 4 di salah satu satu Universitas terkenal dikota yang sama. Awalnya dia tampak cuek ketika pertama kali bertemu.
    Sis?aku minta rokoknya dong..?
    Itu rokoknya si Tyo??si Sisca menjawab
    Mas aku minta satu ya??
    Oh..ambil aja?? kataku
    Setelah dia mengambil rokok, dia langsung menuju ke kamarnya..
    Pertemuan kedua, aku baru bisa berkenalan dengannya dan ternyata Suci orangnya sangat asik diajak ngomong. Sekilas aja?dia berkulit putih mulus dengan rambut sebahu dan kira-kira tinggi 160 cm dan berat 50 kg dengan ukuran bra 34C, yang merupakan ukuran favoritku. Aku dengar dari Sisca bahwa si Suci baru saja putus dari pacarnya setelah 3 tahun berpacaran. Jadi kupikir ini kesempatanku utk mendekatinya, dan memang aku masih jomblo saat itu.


    Setelah seminggu sejak pertemuan kedua, aku bertemu Sisca dalam perjalanan ke kampus?
    Tyo? kamu dapat salam dari mbak Suci?, si Sisca berkata
    Oke deh, salam balik ya, dan bilang kalau malam minggu nanti mau aku ajak jalan?, aku jawab sambil mengacungkan jempol.
    Memang sih, tampangku gak ganteng-ganteng amat ,tinggi 170 cm dan berat 55 kg, tapi kata mantan cewek-cewekku aku termasuk tipe cowok romantis dan perhatian.
    Dan pada malam minggu yang aku janjikan, aku datang ke kostnya Sisca atau kostnya Suci. Aku agak kaget ketika melihat Suci sudah siap menunggu aku (he..he..GR) di kamar Sisca dengan kaos ketat sehingga membentuk dua tonjolan di dada dan celana panjang yang benar-benar serasi. Setelah menghabiskan satu batang rokok akhirnya aku keluar dengan Suci. Segera aku nyalakan motor kesayanganku Astrea 800, dan kupersilakan Suci untuk naik. Dalam perjalanan?.
    ? Ci, pegangan pinggangku?nanti jatuh lho?? aku memancing pembicaraan.
    ? Ih??? dia mencubit dan langsung berpegangan pada pinggangku.
    ? Kita makan dulu terus nonton ya,Ci ?, aku berkata lagi
    ? Aku nurut aja,Tyo?.terserah kamu aja?, dia menjawab
    Akhirnya kita makan lesehan di daerah jalan Solo dan dilanjutkan nonton Bioskop 21 di kota itu. Selama di bioskop itu, saya mencoba memegang tangannya dan ternyata dia tidak menolak. Ingin rasanya melanjutkan gerilya di dalam bioskop itu tapi rasanya sulit karena pada malam itu bioskop terisi penuh oleh penonton. Sehingga aku hanya bisa mengelus-ngelus jari jemarinya yang sangat lentik sambil membayangkan ******ku di pegang dan dibelai oleh jarinya.

    Jam 23.30, pertunjukkan film sudah selesai dan akan dilanjutkan dengan pertunjukkan midnight. Aku dan Suci berjalan menuju parkiran motor dengan bergandengan tangan layaknya orang pacaran. Berhubung malam terasa dingin dan Suci tidak memakai jacket akhirnya aku menawarkan jacket yang aku pakai.
    ? Ci, ini pakai jacket ku?? aku berkata
    Dia mengambil jacketku dan berkata ? Kamu nanti kedinginan,Tyo?
    ? Gak papa?kan ada kamu yang bikin hangat ?, jawabku sambil cengengesan.
    ? Kamu ternyata genit juga ya?.?, dia memukulku sambil naik ke motor.
    Kira kira 20 menit, akhirnya kita sampai di kostnya Suci tapi ternyata kostnya sudah dikunci. Terlihat mobil ibu kost parkir di depan kostnya yang membuat Suci agak takut.
    ? Wah gawat?.ada ibu kostku?, dia berkata pelan
    ? Terus gimana ??, aku bertanya dan berharap dia menjawab akan tidur di kostku. Dan ternyata dugaanku tidak meleset..


    ? Tyo,bisa gak aku tidur di tempatmu aja? ?, Suci bertanya dengan nada lemah.
    ? Dengan senang hati?.tuan putri?, aku menjawab sambil sedikit membungkuk.
    Dan tak lama kemudian kami sampai di kontrakanku di daerah Demangan, aku mengontrak bersama 3 orang teman kuliahku yang kebetulan mereka sedang pulang kampung. Suci kupersilahkan masuk ke kamarku dan aku ke dapur untuk mengambil sebotol air putih untuk minum (atau untuk mencuci?..).
    ? Kamarmu bersih dan rapih juga ya??, kata Suci ketika aku masuk kamar.
    ? Ahh?itu belum aja, nanti kan juga berantakan??, jawabku dengan senyum meng-goda.
    ? Ci, kamu tidur di tempat tidur aja, biar aku di lantai pake kasur lipat?? sambil membuka lemari mengambil kaos untuk Suci.

    ? Nich kaos buat ganti, nanti bajumu kusut lagi?.,Ci? , seraya menyodorkan kaos hitam yang cukup besar.
    Terus terang aja, aku memang berniat untuk ?mencobanya? tapi tidak kali ini karena kurasa terlalu cepat menurutku. Karena aku yakin kalo dia sudah tidak perawan lagi apalagi dia sudah berpacaran lebih dari 3 tahun. Dan kurasa pacarnya goblok kalo tidak pernah merasakan tubuh Suci yang putih dan mulus serta body sexy ditambah payudara yang indah.Beberapa saat kemudian, Suci keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kaos hitamku tanpa mengenakan celana panjangnya yang ditinggalkan di kamar mandi.
    Aku agak kaget, tapi aku pura-pura tidak kaget supaya dia nggak malu sambil berkata, ?Ci, apa kamu mau pakai celana pendekku ??.

    ? Udah gak usah repot-repot, aku biasanya kalo tidur juga begini kok?? sambil menyulut rokok dan duduk di sampingku yang sedang menonton siaran Liga Inggris di salah satu stasiun televisi nasional.
    Akhirnya kami terlibat pembicaraan yang mengasyikkan dan tak terasa sudah jam 3.00 pagi dan Suci beranjak ke tempat tidur. Oh?akhirnya aku bisa bernapas lega karena sejak Suci duduk disampingku, si ?junior? ku berdiri terus seakan-akan dia tau ada mangsa di sebelahnya?he..he. Akupun segera menggelar kasur lipatku dan mencoba tidur sambil membayangkan betapa nikmatnya bila si ?junior? dapat masuk ke dalam ?veggy?nya Suci.
    Kira-kira 30 menit, disaat aku akan tidur, Suci bangkit dari tempat tidur lalu duduk di pinggir tempat tidur. Aku segera bangun dan,? ada apa, Ci ??, sambil bangun dari tidur. Katanya dia tidak bisa tidur entah kenapa. Akhirnya dengan posisi aku duduk di samping tempat tidur dan Suci masih duduk di tepinya, kami ngobrol lagi. Entah setan apa?tiba2x aku beranikan diri untuk bangun dan mencium keningnya.

    Ternyata dia diam saja dan ciumanku kulanjutkan ke pipi dan bibirnya. Kemudian dengan perlahan aku bangkit dan duduk disisinya sambil terus mencium bibirnya dengan lidahku mulai menyerang rongga mulutnya untuk bertemu dengan lidahnya yang mulai membalas permainanku. Semakin lama permainan lidahnya semakin liar diiringi dengan dengusan nafasnya yang mulai tidak teratur. Aku tahu kalo Suci mulai terangsang, dan pelan2x mulai ku belai payudaranya yang terasa semakin kencang dari luar kaosnya.
    ? Ah..oh?.oh??.?, suaranya merangsang ketika aku mulai menciumi lehernya yang putih dan harum itu.
    ? Oh?.oh??oh?.oh?.?, Suci semakin terangsang ketika tangan kananku sudah masuk kedalam kaosnya dan membuka pengait BH-nya.

    Kemudian ketika pengait BH-nya telah terbuka, Suci dengan cepat membuka kaos yang dipakai dan melemparkannya jauh2x. Seketika itu juga aku melihat dua gunung kembar yang putih dengan puting berwarna merah muda serta tubuh putih tanpa cacat yang sangat menggairahkan. Tanpa menunggu lama, ku mulai penjelajahanku ke dua bukit kembar itu. Mula2x lidahku menjilat puting sebelah kanan sambil tangan kiriku memilin puting sebelah kiri dan terdengar lirih,?Oh?..uh?.trus, tyo?.ah?..?.
    Aku sengaja membuat Suci melayang didalam kenikmatan, dengan terus menjilat dan mengulum payudara dan daerah dekat ketiak yang merupakan salah satu daerah erotis wanita pada umumnya. Kucium bau harum tubuhnya yang membuat aku lebih terangsang dan ?junior?ku semakin tegak berdiri.
    ? Tyo?.ohhh?.enak??trus??.?, erangannya bertambah keras?
    ? Isap trus?..yang kanan?.ohhhh?..ahh?..?.


    Secara perlahan aku jilati daerah belakang kupingnya agar Suci bertambah nafsunya. Dan benar saja, tak lama kemudian dia mulai meraba daerah selangkanganku dan mulai meremas ?junior? ku dari luar celana pendekku.
    ? Tyo?buka celananya??, sambil menarik celana pendek dan cd ku.
    ? Ohh?.?, sambil dia memegang ?junior?ku yang berukuran sedang2x saja.
    Suci mulai mengocok dan meremas ?junior?ku dengan lembut yang membuat nafsuku semakin naik dan naik lagi.
    ? Tyo?.ayo masukkin?.aku udah gak tahan lagi?.?
    ? Sabar, Ci?.aku belum puas menjelajahi tubuhmu?.?
    ? Kamu nikmati aja,Ci?..aku akan buat kamu melayang?.?,kataku untuk menunda coitus.
    Karena dalam prinsipku, aku tidak akan memasukkan ?junior?ku sebelum aku men?jilmek? dan di?karaoke? terlebih dulu.

    Hanya suara lenguhan dan erangan yang keluar dari mulut Suci ketika jilatanku mulai turun kearah perut dan pinggangnya. Dengan posisi terlentang dan kaki terjuntai ke lantai, Suci terus menggeliat tidak karuan. Ciuman dan jilatanku terus turun dan telah sampai di selangkangannya yang masih tertutup CD. Kucium CD-nya dan terasa sudah basah yang menandakan Suci sudah sangat terangsang. Pelan2x kutarik CD-nya sambil kuangkat kedua kakinya untuk memudahkan melepas CD-nya. Setelah CD-nya terbuka terlihatlah vagina yang merah serta daging kecil ditengahnya yang mengkilat karena sudah basah oleh cairan birahinya dan ditumbuhi bulu yang tipis dan rapi. Kujulurkan lidahku untuk mencicipi cairah birahinya tetapi tiba2x.
    ? Mau apa kamu?tyo??, dia bertanya dengan mata yang sudah sayu karena menahan birahinya.
    ? Apa kamu belum pernah di ?jilmek?,Ci ?, aku bertanya dengan keheranan.
    ? Belum?.kan kotor, tyo?, dia menjawab sambil bangkit untuk duduk ditepi tempat tidur.
    Aku tidak menjawab dan terus menjilati vaginanya yang harum dan menggugah selera. Tak lama kemudian terdengar suara,? Ahhhh?..geli banget, tyo?.tapi enak?.?. Dengan bertumpu dengan kedua sikunya, Suci melihat aku sedang menjilati vaginanya. Kubuka lebar kedua kakinya agar aku lebih mudah untuk menjilat vaginanya dan menghisap klitorisnya.

    ? Uhhh?.enak banget,tyo?..Ohhh?..terus?.
    ? Yes?yes?.ohhh?..ahhh?..ahhhhhh??..uhh..?.
    Hanya suara itu yang terdengar di kamarku, aku semakin semangat untuk dapat memuaskan Suci dengan meng?oral?nya. Kira2x 10 menit aku jilati dan hisap vaginanya yang legit itu, akhirnya Suci mencapai klimaksnya.
    ? Ahhh?.trus?ahhh?.bentar lagi ku keluar?..ohhhh?.?.
    Sambil menahan kepalaku agar tidak lepas pangkal pahanya, akhirnya dia menjerit tertahan sambil mengangkat pantatnya.

    ? Ohhh?.tyo?aku keluar?..?.
    ? Gila kamu?.enak banget?..?.
    Jari tengahku mulai aku masukkan dan kukocok ke dalam vaginanya sambil terus menjilati cairan putih yang keluar sampai tidak tersisa lagi.
    ? Tyo?.udah?ah?, Suci mengeluarkan suaranya sambil menarik kepalaku dari jepitan pahanya.
    Aku berdiri dan tanpa menunggu, Suci langsung memasukkan ******ku yang sudah tegang ke dalam mulutnya. ******ku terasa hangat dalam rongga mulutnya. Dia mulai menjilati dan mengulum ******ku dengan perlahan seakan-akan dia menikmati sebuah es cream yang lezat rasanya.
    ? Ohh?enak,Ci?.?, aku mendesah.Semakin lama gerakan mulutnya semakin cepat mengocok ******ku dan benar2x membuat aku sedikit kewalahan. Aku takut kalo saja tak bisa menahan keluarnya air maniku, sehingga aku meminta Suci untuk menjilati kantong biji pelerku.

    ? Ci?..ci??ahhhh??oooohhhhhh?, erangku sambil menahan air maniku agar tidak keluar dulu. Kulihat Suci dengan telaten menjilati dua bolaku dan batang ******ku.
    Terlihat kedua pipinya kempot ketika menghisap dan mengocok ******ku sambil jemarinya bergerilya di kantong biji pelerku. Lebih dari 15 menit, dia meng?karaoke?ku, tetes keringat yang mulai membasahi tubuhnya dan air ludahnya diseputar bibirnya yang sedang terlihat asik dengan mainannya.
    ? Masukkin punyamu sekarang, tyo?..?, dia berkata
    Suci langsung memposisikan dirinya terlentang dengan kedua kakinya ditekuk dan dibuka lebar. Aku mulai menaiki dirinya dan pelan2x kumasukkan ?junior?ku ke dalam gua yang hangat.
    Ahhhhhh?????.mmmm?, suara Suci ketika batang ******ku mulai masuk kedalam vaginanya. Kutekan terus perlahan ******ku dan akhirnya??
    Ohhhh?..mpff??.ooohhh?.?,suaranya ketika ******ku sudah mentok. Perlahan mulai kukocok ******ku dan makin lama semakin cepat. Kedua tangan Suci memeluk pinggangku seakan akan takut ******ku lepas dari vaginanya.
    Oh?.enak banget, tyo?lebih cepet?.?.
    Dua puluh menit sudah berlalu dan..


    Aku mau keluar?tyo?terus??, desahannya semakin membuat aku tambah mempercepat kocokannku. Dan akhirnya dengan mencakar pinggangku dan mengangkat pantatnya, Suci berteriak ,? Ah?aku keluar, tyo??. Terasa cairannya membasahi batang ******ku dan terasa hangat.
    Selanjutnya, Suci kuangkat tanpa mencabut ******ku yang masih berada di dalam vaginanya. Sekarang posisi Suci berada diatasku dengan posisi jongkok dan mulai menaik turunkan pantatnya. Keringat mulai menetes dari dahi dan tubuhnya dan membuat dia semakin menggairahkan.
    Oh?mmm?oh?.?, gumamnya sambil terus goyang turun naik dan sesekali membuat gerakan memutar serta gerakan maju mundur yang membuat ******ku seperti dipijat dan diperas.
    Uhh?enak banget, Ci ?

    Ya?goyang terus?.?.aku mulai melenguh karena terasa enak sekali.
    Oh, tyo?aku mau keluar lagi??, sambil mempercepat gerakannya.
    Akhirnya pertahanannya jebol untuk yang kedua kali bersamaan dengan ia menekan memeknya dalam2x sampai ******ku mentok selanjutnya ia rebah diatasku. Napasnya tidak teratur dengan mata tertutup menikmati orgasme yang kedua dan membuat ia lemas. Padahal hanya sepuluh menit saja Suci dengan posisi diatas.
    Udah capek, Ci?? ?, aku bertanya
    Udah?tapi enak banget, tyo?dan aku mau lagi??
    Kupikir gila juga nich cewek, udah dua kali orgasme ternyata dia belum puas juga.
    Ci, apa kamu belum pernah seenak ini ? ?.
    Belum??, Suci menjawab singkat sambil berdiri dan mengambil kaos untuk menyeka keringat di tubuhnya dan memeknya yang basah.
    Setelah selesai menyeka keringatnya, Suci langsung menungging di depanku dan dengan nada menggoda dia berkata, ? Ayo?tyo..aku udah siap ?.
    Melihat memek yang merah ada didepan mataku dan sangat menggairahkan, aku langsung bangkit dan memposisikan diri untuk menusuknya dari belakang. Dan?
    Oh?yes??, Suci melenguh ketika ******ku mulai masuk kedalam memeknya.
    Tyo?puaskan aku?oh??
    Kocok yang kenceng?oh??

    Kira2x hanya tiga menit kemudian Suci mengalami orgasme yang ketiga dan sepertinya dia masih ingin mendapatkan orgasme beberapa kali lagi. Tanpa memperlambat kocokanku, Suci mendapatkan orgasme yang keempat dalam posisi Doggy Style.
    Tubuhku sudah basah oleh keringat, tapi rasa orgasmeku masih terasa jauh sehingga aku minta istirahat dulu sejenak. Kembali aku tiduran dan Suci ada disampingku. Suci tidak diam begitu saja tapi dia mengocok ******ku sambil sesekali mengulum dan menjilati batang ******ku yang masih berdiri dengan tegaknya.
    Setelah satu batang rokok kuhabiskan, Suci kuminta untuk memiringkan posisi tidurnya karena aku akan menyetubuhinya dari arah belakang. Dengan kaki kanannya kuangkat agar aku bisa memasukkan ******ku ke dalam memeknya yang sudah agak kering sehingga terasa rapat kembali.
    Oh?ah?mmm??, kembali suara Suci yang merangsang terdengar lagi.
    Enak, tyo?kamu hebat??
    Kukocok terus memeknya dan kira 10 menit kemudian terasa aliran air maniku mulai memenuhi batang ******ku, dan?

    Ci, aku udah mau keluar?nich..? suaraku bergetar sambil menahan orgasmeku
    Keluarin di dalam apa diluar?oh ??
    Di dalam aja, tyo?aku lagi gak subur?oh?? jawabnya sambil terengah-engah.
    Tahan dulu, tyo?ahh?.aku juga mau keluar lagi??, nadanya agak keras menandakan Suci juga hampir mencapai orgasmenya yang kelima kalinya.
    Oh?trus?trus?kocok terus??, erangnya, sambil tanganku mengocok clitorisnya untuk menambah sensasi orgasmenya.

    Akhirnya kami keluar bersamaan dan kusemprotkan air maniku sebanyak-banyaknya didalam memeknya sekuat tenaga dan Suci mencakar pahaku yang melukai pahaku. Terlihat sekali Suci menikmati orgasmenya dengan memejamkan matanya sedangkan ******ku kubiarkan masih berada di dalam memeknya beberapa saat dan terasa vaginanya menyedot-nyedot ******ku seakan tidak mau ada air maniku yang tersisa. Tiba2x dia bangkit dan langsung menjilati sisa air maniku yang ada di batang ******ku.
    Oh?Ci?geli banget??, aku berteriak sambil menggelijang menahan rasa geli.
    Makasih ya, tyo?udah buat aku puas banget?.?, dia berkata sambil tersenyum.
    Jam sudah menunjukkan pukul 5 akhirnya aku dan Suci tertidur tanpa mengenakan sehelai benang pun dan secara tidak langsung mulai malam itu kami berpacaran. Aku sudah dapat membayangkan kalo hari2x esok akan dipenuhi oleh kenikmatan yang tiada tara yang diberikan oleh pacarku, Suci.
    Masa liburan kuliah sudah habis, dan aku sedang dalam perjalanan kembali ke Yogya dari ibukota dengan menggunakan kereta api. Diperjalanan aku membayangkan akan bertemu kembali dengan pacarku, Suci. Bayangan akan hangatnya tubuh Suci di ranjang memadu kasih dan birahi. Sudah hampir 2 minggu aku tidak bertemu dengannya. Cairan maniku serasa sudah penuh dan siap untuk ditembakkan ke dalam vaginanya.
    Akhirnya jam 5 pagi kereta telah sampai di stasiun Tugu, aku turun dan mencari sosok pacarku, Suci yang menjemputku. Tiba2x aku dikagetkan oleh pelukan dari belakang tubuhku dan kutahu adalah Suci.Tanpa rasa sungkan dia menciumku di lihat orang banyak yang ada di stasiun itu.
    Tyo?aku kangen banget?.?, dengan nada manja, Suci merangkulku
    I miss you too, Ci?..?, sambil kuberi ciuman di pipinya


    Selanjutnya kami berjalan ke tempat parkir motor sambil berangkulan mesra seakan-akan sudah lama tidal bertemu.
    Kita, langsung ke tempatku atau mau kemana, Ci??, aku bertanya, dan dengan cepat Suci menjawab, ? Gimana kalo kita ke Kaliurang dulu???. Dan aku tahu, dia menginginkan suasana yang berbeda untuk memadu kasih.
    Kira2x perjalanan ke Kaliurang kita tempuh dalam waktu 45 menit, dan langsung cek in di villa langganan kami. Kamar berukuran 4 m x 5 m dengan tempat tidur yang besar dan sofa dilengkapi teras yang menghadap Gunung Merapi yang menambah suasana romantis. Segera aku mandi untuk membersihkan badan agar terasa lebih bugar. Selagi aku sedang handukkan, tiba2x pintu kamar mandi terbuka, dan kulihat Suci sudah dalam keadaan tanpa sehelai benangpun dan berjalan menghampiri aku.
    Tyo?aku mau ini??, sambil tangannya memegang ?junior? ku yang masih tertidur. Dan selanjutnya, Suci berjongkok di hadapanku dan langsung menjilati seluruh batang ******ku. Sepertinya dia merindukkan bukan hanya diriku tapi juga ******ku.
    Ohh?Ci?auw??, erangku ketika dia mulai memasukkan ******ku ke dalam rongga mulutnya dan terasa hangat dan basah batang ******ku. Suci terus mengocok ******ku dalam mulutnya dan sesekali dijilatinya batang dan kantong pelirku. ******ku semakin berdiri tegak tapi Suci sepertinya belum puas dan terus mengulumnya. Kadang ******ku dimasukkan dalam mulutnya sampai menyentuh tenggorokannya. Air ludahnya sudah berlumuran di tepi bibirnya dan membuat aku benar2x tak tahan dengan perlakuannya.
    Ci?stop,Ci?aku gak tahan??

    Dia diam saja dan semakin mempercepat kocokan mulutnya.
    Ci?aku keluar?ahh?.uhhh?.?, jeritanku tertahan, dan akhirnya air mani yang tersimpan hampir 2 minggu tumpah semua ke dalam mulutnya. Suci masih belum melepaskan ******ku dari mulutnya, dan terlihat air maniku keluar dari sisi bibirnya karena tidak tertampung di dalam rongga mulutnya. Kakiku sampai bergetar menahan sensasi yang dibuat olehnya. Suci menjilati ******ku hingga bersih dan dia menjilati air maniku yang tersisa di tepi bibirnya untuk ditelannya. Setelah itu, dia langsung mandi dan memintaku untuk istirahat sejenak sambil minum kopi sebelum dilanjutkan ronde berikutnya.

    Lima belas menit berlalu dan akhirnya Suci keluar dari kamar mandi dengan tubuh bugil. Rambut yang sebahu agak basah yang membuat wajahnya lebih menggairahkan. Kemudian dia membakar sebatang rokok dan duduk di atas tempat tidur. Setelah menyeruput kopi yang tersisa, aku langsung menuju sofa di samping tempat tidur dan tercium bau harum dari tubuh Suci. Tidak lama kemudian, dengan badan yang tidak tertutup apa-apa Suci bangkit dari tempat tidur dan menghampiriku. Ia langsung naik keatas sofa dan berdiri di hadapanku dengan vagina yang merah dan ditumbuhi jembut tercukur rapih. Aku tahu yang dia mau, perlahan aku jilati memeknya dan kuhirup bau khas yang keluar dari memeknya. Kedua tangannya memegangi kepalaku dan kadang-kadang menjambak rambutku serta mendorong kepalaku agar lebih menempel di memeknya.
    Oh?jilat trus, tyo??, suaranya lirih terdengar.


    Dengan posisi kepala seperit itu, kurasa rasa nikmat yang kuberikan tidak maksimal sehingga aku minta Suci untuk duduk di sofa dengan kedua kakinya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Suci kemudian duduk dan segera kucium bibirnya dan lidahku mulai bergerilya dalam mulutnya. Lidah kami bertautan sedang tanganku mulai menjamah kedua bukit yang terasa kencang dengan putting yang telah berdiri tegak minta di kulum. Setelah puas bermain lidah di dalam rongga mulutnya, kemudian secara perlahan-lahan lidahku mulai menelusuri leher jenjangnya menuju belakang telinganya. Sepertinya Suci sudah tidak dapat menahan gelora birahinya.
    Uhh?Tyo, puaskan aku?.jilat lagi memekku?.ohh?.?
    Lidahku mulai turun ke perut dan bermain sebentar di lubang pusarnya dan terus kucium pangkal pahanya tanpa menyentuh memeknya yang membuat Suci sedikit marah.
    Ayo Tyo?jilat memekku?!! ?, dengan nada agak keras.

    Aku diam saja, dan terus melanjutkan menjilati kedua betisnya dan turun ke jari2x kakinya. Satu persatu jarinya kujilat dan kuhisap yang menambah sensasi birahinya. Dia sudah terlihat tidak sabar dengan jarinya sudah mengocok sendiri klitorisnya sambil terus mengeluarkan suara yang merangsang. Pada saatnya jilatanku mulai naik kembali ke arah pahanya yang akhirnya sampai ke memeknya yang sudah basah sekali. Kujilati memeknya secara perlahan dan kadang2x klitorisnya ku sentuh dengan ujung lidahku.
    Ohh..tyo?isap klitku?please??
    Aku udah gak tahan, tyo?terus??
    Kedua tangannya memegangi dan menekan kepalaku sehingga membuat aku kesulitan untuk bernapas. Lidahku terus menjilati klitnya sembari jari tengahku terus menusuk-nusuk lubang memeknya. Sekitar 15 menit, aku menjilati memeknya dan akhirnya Suci berteriak dan menggeliat menandakan dia sudah mencapai orgasmenya yang pertama.

    Tyo?.aku keluar?.uh?enak banget, tyo??
    Keringat terlihat mengalir di tubuhnya dan matanya menjadi sayu setelah orgasme yang diinginkan telah tercapai.
    Kemudian aku berdiri tepat didepannya, dan ******ku langsung dipegang dan dimasukkan ke mulutnya. Nafsunya seperti sudah mencapai puncaknya, Suci mengulum dan mengocok ******ku dengan cepat. Perlakuannya membuat aku bertahan sekuat tenaga agar air maniku tidak keluar lebih dulu. Sepertinya dia tahu hal itu, segera dia memposisikan diri menungging di sofa tersebut dengan kaki kiri ditekuk di atas sofa. Segera kuhunjamkan ******ku dari belakang sekuat tenaga dan sampai terasa menyentuh dinding rahimnya.
    Ahh?******mu oh?, tyo?.?
    Trus?kocok yang kenceng?tyo??, Suci mengerang keenakaan
    Setiap kali ******ku menusuk memeknya, bersamaan pula Suci menggerakkan mundur pantatnya sehingga ******ku dapat masuk ke rongga memeknya secara maksimal.
    Plek..plek..plek??, bunyi yang terdengar antara pantatnya dan selangkanganku bertemu. Tak lama Suci sudah mendapatkan orgasmenya yang ke-2 dan aku tahu bahwa perjalananku masih panjang karena Suci tak akan puas bila hanya mendapatkan orgasmenya kurang dari 5 kali.

    Peluh sudah membasahi tubuhku dan kakiku terasa lemas karena harus menyetubuhinya dengan posisi berdiri. Tanpa melepaskan ******ku, aku pegang perutnya dan aku putar sehingga Suci berada membelakangiku sedangkan aku duduk di sofa. Sekarang Suci berada diatasku dan menduduki ******ku dengan kedua kakinya diangkat ke sofa. Dengan posisi seperti ini, aku dengan leluasa dapat meremas kedua payudaranya dan mengocok klitnya. Suci mulai menaik turunkan pantatnya sambil sesekali bergerak maju mundur dan memutar. Kembali ******ku seraya di peras dan dipijit sedemikian nikmatnya.
    Enak, tyo???, belum sempat ku jawab dia sudah berkata lagi, ? Jangan keluar dulu ya, tyo?aku masih mau lagi?ohh..?


    Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan semakin tidak karuan menandakan orgasmenya yang ketiga sudah hampir dekat. Kupercepat kocokanku di klitorisnya dan satu tanganku lagi meremas-remas payudaranya.
    Trus remas tetek-ku, tyo?yang keras?kocok klitku?.trus??
    Aku udah hampir keluar lagi?.oh?uh?oh?.? ceracaunya sudah tak terkendali.
    Hampir 20 menit, aku melakukannya dengan posisi ini dan akhirnya kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya dan membasahi seluruh batang ******ku. Dengan napas tersenggal-senggal, akhirnya Suci orgasme lagi.
    Tyo?aku keluar lagi?nikmat banget?.trima kasih ya??
    Lalu ia berdiri ,terlihat cairannya menetes keluar dari memeknya, untuk mengambil segelas air dan diteguknya. Kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil sambil membersihkan vaginanya.
    Aku masih duduk disofa dengan ?junior? ku masih berdiri tegak sambil menghisap sebatang rokok Mild. Suci keluar dari

    kamar mandi dan menghampiriku, serta jongkok di hadapanku. Kembali dia menjilati ******ku, hanya sebentar dan dia naiki ke pangkuanku sambil mengarahkan ******ku ke lubang memeknya.
    Bless?? perlahan-lahan ******ku masuk ke dalam memeknya yang terasa kering karena baru saja dibersihkan.
    Uh?aku akan buat kamu puas, Ci ?, setelah kurasakan ******ku mentok di dalam memeknya. Perlahan Suci menggoyangkan pantatnya sambil ia menghisap rokokku yang belum habis. Diselingi ciuman di bibirnya, pelan-pelan tapi pasti memeknya mulai mengeluarkan cairan pelumas sehingga gerakkan keluar masuk ******ku semakin lancar.
    Tyo?aku kok bisa kuat seperti ini ??
    Pacarku yang dulu gak pernah sekuat ini ?, akhirnya Suci baru bicara mengenai kehidupan seksnya dengan pacarnya terdahulu.

    Aku tidak menjawab pertanyaannya tapi kupercepat gerakanku mengocok memeknya dengan menahan bongkah pantatnya yang sexy. Tidak lama kemudian erangan dan lenguhannya mulai terdengar lagi.
    Oh?trus?entotin aku yang cepet, tyo?oh?.?
    Jika gerakanku berhenti, maka Suci yang menaik turunkan pantatnya sehingga rasa nikmatnya tidak terputus. Dengan irama yang semakin lama semakin cepat, Suci akhirnya mendapatkan orgasmenya yang keempat.
    Tyo?aku keluar lagi?nikmat?uh??
    Ayo?tyo, keluarin punyamu?kita keluar bareng ya??
    Segera aku angkat tubuhnya dan kugendong dia dengan kakinya menjepit pinggangku sementara tanganku menyangga pantatnya. Sambil berjalan ke arah tempat tidur, kunaik turunkan pantatnya sehingga aku menyetubuhinya dengan posisi berdiri. Ku pepetkan tubuhnya dengan dinding dekat tempat tidur sambil terus kuhunjamkan ******ku keluar masuk memeknya. Ternyata dengan posisi seperti ini, Suci bisa mendapatkan rangsangan yang hebat dan dia mendapatkan orgasmenya yang kelima.
    Tyo?aku udah keluar lagi?aku udah puas, tyo??


    Sekarang giliran kamu?ayo, tyo?aku udah capek??, dengan nada lirih seperti sudah tidak ada tenaganya lagi.
    Selanjutnya, Suci kurebahkan di kasur dan ku entot dengan gaya konvensional. Kedua kakinya diangkatnya dan di buka lebar-lebar agar ******ku dapat menusuk memeknya dengan leluasa. Aku memang sudah tidak tahan ingin memuntahkan air mani yang dari tadi sudah ingin menjebol pertahananku. Kukocok dengan cepat dan keras, dan tidak terasa keringat sudah membasahi tubuhku dan menetes ke tubuh Suci. Terdengar suara Suci yang tidak karuan serta napas yang tersenggal-senggal menambah suasana menjadi lebih menggairahkan. Lima belas menit aku kocok terus, akhirnya pertahananku jebol juga ,? Oh?Ci?aku mau keluar?.?
    Ya, tyo?aku juga mau keluar?kocok terus?.Ohhh??.
    Suci menggelijang dan mengangkat pantatnya menandakan dia sudah keluar terlebih dulu sedangkan aku baru keluar kira2x tiga detik kemudian. Tiga kali tembakan air maniku didalam memeknya dan kubiarkan ******ku didalam memeknya dan terasa menyedot-nyedot ******ku. Sebelum ******ku mengecil, Suci bangkit dan mengulum ******ku dan terasa sangat geli sekali. Ini adalah ritual kebiasannya setelah aku mengalami ejakulasi setiap kali kami bersetubuh. Dengan tersenyum, dia berkata, ? Kamu bener-bener hebat, tyo??.
    Aku mau main di teras nanti malam, tyo??, dia berkata sambil melepaskan ******ku setelah puas menjilatinya hingga bersih kembali.
    Dan akhirnya kami tertidur dengan tubuh telanjang sambil berpelukan untuk mempersiapkan pertempuran selanjutnya yang pasti lebih melelahkan.

  • Cerita Sex Berhubungan Intim Sama Cewek Perawan Universitas

    Cerita Sex Berhubungan Intim Sama Cewek Perawan Universitas


    7910 views

     

    Langsung aqu peras otak untuk cari langkah dekatinya, mahfum baru kali itu aqu berusaha untuk melamar wanita untuk menjadi kekasih.Secara singkat pada akhirnya aqu peroleh Sabri jadi kekasihku. Awal mula kita berpacaran jalan biasa saja dalam makna normal saja, layaknya seperti remaja lain yang pacaran.

    Foto Bokep Barat – Tapi saat satu saat aqu mengajak Sabri keluar untuk rayakan Valentines Day ia meminta janji yang aqu katakan waktu di jalan. Memang waktu itu aqu berikan ia surprise seikat mawar merah pertanda cintaqu kepadanya, terlihat ia kejutan sekali dan menanyakan “Wah, kamu ini senangnya kok membuat surprise sich sayg. Masih tetap ada surprise kembali tidak kelak?” Aqu jawab saja sekenaqu, “Oh, tentu ada doong..” sekalian otakku berputar-putar kerana memang aqu tidak ada surprise kembali buatnya.
    Saat di mobil tetap di parkir sebuah rumah makan yang tempatnya memang cukup gelap sesudah kita usai makan dan akan pulang, Sabri meminta lagi janjiku itu “Mana doong, ucapnya ada surprise kembali buat aqu?” rajuknya manja. Aqu terhenyak kebingungan, belum aqu berpikiran tanpa kusadari aqu menyorongkan mukaku ke muka cantiknya untuk mencium pipinya. Tetapi rupanya wanitaku itu justru menyambutnya dgn bibir sensualnya sampai bibir kita sama-sama beradu. Aqu sebelumnya sempat terkejut , mahfum baru kali itu aqu mencium bibir wanita.
    Tetapi kerana saat SMA aqu kerap baca buku dewasa dan simak film BF karena itu aqu juga selekasnya berusaha untuk menyeimbangi wanitaku dgn mainkan bibirku di bibirnya. Tidak lama kita berciuman, mungkin ia rasakan aqu yang demikian canggung dalam berciuman, alamak.. malu sekali aqu. Memang untuk Sabri, aqu ini ialah kekasihnya yang ke-3 sesudah putus dgn kekasih-pacarnya yang sebelumnya menjadi ia sudah eksper dalam soal cium-mencium dan sex dibanding dgn aqu yang cuma tahu teorinya saja. Tetapi berikut awalnya dari semua narasi cantik kita waktu pacaran.

    Semenjak waktu itu selanjutnya aqu menjadi suka untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan juga justru ia yang menuntun tanganku untuk membelai-belai sisi tubuhnya. Di suatu pada saat kita berciuman pada sebuah lembah yang sepi di tepi sawah aqu dibikin lagi malu oleh Sabri kerana waktu itu memang aqu cuma mencium bibirnya saja dan tanganku anteng cuma merengkuh pinggul atau punggungnya. Dituntunnya tanganku ke arah buah dadanya yang memiliki ukuran 36B itu, dan kembali aqu terhenyak kerana kekenyalan bukit cantik kembar itu. Tanganku menelungkupi buah dada itu walaupun tetap tertutup pakaian, tetapi ada rasa nikmat dan senjataqu menjadi tegang.

    Lantas aqu bebaskan kecupanku sekalian melihatnya tetapi tanganku tetap memegang buah dadanya “Ada apakah sayang?” bertanya Sabri Aqu tersipu malu, selanjutnya Sabri menanyakan, “Ingin pegang ini hh..?” sekalian matanya melihat ke buah dadanya yang cantik tersebut. “Bisa..?” tanyaqu, tanpa menjawab Sabri langsung tarik tanganku masuk ke dalam kaos ketatnya sampai ke BH-nya dan dipelorotkan satu tali BH-nya hingga buah dadanya menyembul keluar. Tanganku juga menelungkupi lagi buah dadanya yang montok dan kenyal itu cuma perbedaannya saat ini tidak ada penghambat hingga putingnya yang bundar dan keras itu berasa di telapak tanganku. Sabri mendesah dan kembali kita berciuman, senjataqu juga jadi makin tegang dan merekah dalam celana jeansku.
    Kerana gairahku sudah tiba ubun-ubun kugesekkan kemaluanku ke perutnya, Sabri makin mendesah rasakan besarnya senjataqu. Semua itu kita laqukan sekalian berdiri bertumpu pada suatu pohon. Kerana tempat itu cukup terbuka pada akhirnya kita mengakhiri cumbuan kita kerana taqut kedapatan masyarakat sekitaran. Tapi kemudian aqu menjadi makin berani dan pandai dalam bercumbu,kerap kita melaqukan di rumahku di waktu kerjakan pekerjaan universitas berdua, disokong situasi rumah yang sepi kerana ke-2 orangtuaqu bekerja dan adikku waktu itu masih sekolah cuma ada pembantu yang menyambi membuka warung kelontong dalam garasi rumahku.
    Terkadang kita bercumbu waktu di bioskop, di mobil, sampai di dalam kamar kecil universitas bahkan juga saat kita berdua boncengan naik motor Sabri kerap meremas-remas dan mainkan gagang kemaluanku dari belakang.

    Di sofa waktu di rumahku kita bercumbu dgn hot-nya, aqu membuka kaos ketat Sabri yang menggunakan resleting di muka sebagai kancing (menyengaja aqu belikan kaos itu buatnya agar gampang dibuka saat ingin bercumbu). Aqu membuka BH-nya hingga tampaklah buah dadanya yang menyembul cantik di hadapanku.

    Selanjutnya aqu remas-remas dgn pergerakan putar di luar ke arah ke. Sementara itu aqu melumat bibir sensualnya, selanjutnya turun ke lehernya. Aqu jilati lehernya sampai ke telinganya, Sabri mendesah perlahan tanda ia mulai terangsang. Jilatanku terus turun sampai selanjutnya ke buah dadanya. Aqu jilati dan caplok buah dada itu, kusedot-sedot, lantas kujilati putingnya. Sabri meremas rambutku sekalian menekan kepalaqu ke dadanya.

    Terus kulaqukan itu pada buah dada yang satu kembali. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Sabri menggeliat
    kegelian. Tetapi jilatanku tidak dapat turun kembali kerana terhambat celana panjang katunnya. Gairahku makin mencapai puncak, kemaluanku tegang sekali ingin cari lubang kepuasannya untuk kumasuki.

    Kurebahkan ia di atas sofa itu selanjutnya kugulung ke atas sampai ke paha celana katunnya. Kelihatan betis cantiknya melawan dan paha mulusnya yang putih itu seolah panggilku untuk mengelusnya. Langsung kucium, jilati, dan elus mulai betis cantiknya sampai ke pahanya.

    Memang aqu selalu tertarik dgn wanita yang elok seksi dan memiliki sepasang kaki yang cantik dan panjang seperti Sabri wanitaku tersebut. Gagang kemaluanku sudah tambah tegang dalam celana pendekku yang kukenakan dan aqu tidak kuat kembali, selanjutnya aqu tindih tubuh Sabri sekalian mengepaskan kemaluanku yang tegang itu di lobang kemaluannya yang tetap tertutup celana katun tersebut.
    Sabri merengkuhku dan kugesek-gesekkan gagang kemaluanku di sana sekalian tanganku tidak henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya.

    “Ssh.. ah.. ah.. ah.. ehm.. sayg, I want it real baby.. ehm.. ehmm.. ssh..” desah Sabri di kupingku. Aqu tidak perduli dgn ucapannya, gesekanku kupercepat buah dada Sabri bergerak kerana desakanku di tubuhnya. Sabri makin tidak karuan pergerakannya, sekalian menggigit bibir bawahnya ia terus mendesah dan aqu makin terangsang oleh desahannya tersebut. Selang beberapa saat Sabri
    mempererat dekapannya sekalian memasukkan mukanya ke dadaqu yang dengan bulu dan berteriak ketahan (taqut kedapatan pembantuku soalnya), “Aaahh.. sayaangg.. oohh.. aqu keluar baby.. eehh.. hhmm..” Kuhentikan gesekanku di kemaluannya, dan Sabri melepas dekapannya sekalian mengecup bibirku dan berbicara “Kamu huebat sayg..” dgn matanya yang cantik mengerjap-ngerjap seolah tetap nikmati orgasmenya tersebut. Saat ini tinggal aqu yang belum habis, Sabri seolah memahami kemauanku selanjutnya bangun dan buka celanaqu selanjutnya raih gagang kemaluanku yang berdiri yang tegak itu, dielusnya perlahan-lahan selanjutnya dikocaknya lantas dikulumnya gagang kemaluanku. Geli sekali rasanya, tetapi sedap sekali! Lain sekali rasanya jika aqu masturbasi sendiri memakai guling yang sejauh ini kerap aqu laqukan.

    Dihisap-sedot oleh mulutnya kemaluanku, tetapi selanjutnya aqu ambil kepalanya dan kusuruh Sabri untuk telungkup di atas sofa. Sesudah telungkup kupandangi pantatnya yang padat bundar tersebut lantas kuremas- remas. Aqu lantas mengangkanginya dan menggesekkan gagang kemaluanku sebelumnya di betis cantiknya lantas di paha putih mulusnya selanjutnya usai di pantat bulatnya yang tetap tertutup
    celana katun tersebut. Kugesekkan, ooh.. sangat nikmat pantatnya sekalian tanganku meremas-remas buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di pantatnya makin kupercepat, sampai Sabri tergerak di depan kerana pergerakanku. Pada akhirnya penantianku nyaris sampai, “Oh.. Sabri.. pantatmu sedap sekali.. uuh.. aqu ingin keluar sayg.. aah..” dan, “Creet.. croot.. croot..” air maniku terpancar keluar dalam celana dalamku. Aqu terkulai lemas menindih Sabri yang masih telungkup sementara gagang kemaluanku tetap di pantatnya yang bundar tersebut.

    Kemudian kita membereskan pakaian dan kerjakan lagi pekerjaan kuliah kita. Nach, karena itu saat kita bisa pekerjaan dalam kuliah, kita suka masalahnya dapat peluang untuk bercumbu riang, untuk membuat lancar itu aqu dan Sabri selalu berdua membuat barisan sendiri (mahfum, kita berdua memang sama punyai gairah yang besar).

    Tapi itu belum berapa, pucuknya saat mahasiswa angkatanku akan melangsungkan studi tur ke Jakarta, sudah pasti aqu dan Sabri menjadi panitia pokok dan kerana aqu memegang sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Jalur. Karena itu automatis rumahku menjadi base camp beberapa anak panitia untuk membikin beberapa surat lawatan ke beberapa instansi di Jakarta dan perizinan dan membuat buletin
    studi tur. Nach, saat sebelum beberapa teman tiba Sabri pagi-pagi sekali sudah tiba di rumahku, tidak lain maksudnya untuk bercumbu mesra itu barusan. Tapi bukan itu yang akan kuceritakan, kerana ada pengalaman lain yang tidak terlewatkan bagiku untuk kuceritakan di sini.

    Singkat kata studi tur kita jalan prima,aqu dan Sabri sudah mempunyai gagasan Sabri untuk memisah diri dari kelompok sesudah lawatan paling akhir dalam suatu kantor organisasi dunia di Jakarta. Kita berdua setuju untuk tidak meng ikuti kelompok yang saat sebelum pulang ke Y akan singgah wisata di Dunia Fantasi, kerana nanti rupanya kita berdua membuat dunia fantasi kita. Untuk menipu dosen dan beberapa teman yang lain, kita pamit memisah diri dari kelompok dgn tujuan masing-masing. Sabri akan ke rumah kakak wanitanya di Bekasi dan aqu akan ke rumah Pakde di Jakarta Selatan. Tapi sesudah aqu telephone ke Pak De rupanya beliau satu keluarga sedang berada di Pucuk sepanjang tiga hari dan di dalam rumah cuma ada pembantu saja. Dengar itu Sabri langsung ajakku ke rumah kakaknya saja, aqu menurut saja kerana aqu tidak demikian tahu kota Jakarta.

    Setelah tiba di dalam rumah kakak wanitanya, aqu diperkenalkan dgn suaminya. Tidak berapakah lama aqu makin dekat dgn keluarga muda itu. Mereka belum memiliki anak dan ada di perumahan dgn satu pembantu. Kerana kakak ipar Sabri ialah karyawan yang repot, beliau seorang manajer pada sebuah perusahaan konstruksi alat berat, karena itu sampai di dalam rumah sudah raih dan secara langsung tertidur di dalam kamar. Dan kakak Sabri seorang ibu rumah-tangga biasa. Aqu dikasih ruang tidur yang terpisahkan dari kamar Sabri, tapi di suatu malam Sabri menyelusup ke kamar yang kutempati. Mula- mula kita cuma ngobrol-ngobrol saja mengulas gagasan kembalinya kita berdua, tetapi makin lama kita makin mendekat dan secara langsung berciuman. Memang sepanjang studi tur kita “puasa” tidak bercumbu, karena itu peluang itu tidak kita menyia-nyiakan apalagi kakak Sabri dan suaminya sudah tertidur di dalam kamar atas dan pembantu sudah melar semenjak jam sembilan malam.

    “Sayg! tolong membuka bajuku doong.. agar sedap,” kata Sabri Lantas kita bergulingan di atas kasur sama-sama menindih menyelesaikan keinginan yang ketahan.

    Di antara bercumbu kedengar suara benda jatuh di teras depan. Aqu melepas kecupanku dan keluar mengecek, rupanya cuma satu ekor kucing yang menyenggol pot tanaman. “Apes..!” gerutuku,

    “gangguin orang kembali senang saja tuch kucing.” Tetapi untungnya seisi rumah tidak ada yang terjaga karena kucing buluk tersebut. Lantas kembali aqu masuk ke dalam kamar meneruskan permainanku dgn Sabri Mulai kulumat bibirnya, kumainkan lidahku di mulutnya, kucium lehernya dan kujilati telinganya. “Aaah.. sayg, kamu.. hh.. rindu tidak sam.. sama aqu?” bertanya Sabri sekalian tersengal-sengal meredam rangsanganku. Aqu tidak menjawab kerana mulutku repot menciumi lehernya. Tanganku melepaskan BH- nya, tetapi Sabri merajuk dan menggunakan lagi BH tersebut. “Enngg.. sayg jangan gunakan tangan doong.. ngelepasnya pakai mulut kamu donk yaang.. please..” gila tenan, baru ini kali Sabri meminta yang serba aneh sama aqu. Tetapi aqu patuhi tekadnya.

    Kugigit tali BH-nya lantas kupelorotkan sampai ke lengan, sedangkan itu untuk buka cup BH-nya kugigit pinggirannya dan kupelorotkan ke bawah sampai hidungku menyenggol putingnya yang sudah tegak mengeras tersebut. “Aaauuw.. geli sayg, teruss.. sayg yang satunya kembali..” pinta Sabri manja.

    Kembali aqu melaqukan hal yang sama pada buah dada yang satunya sampai menyembul, keluarlah dua bukit kembar yang montok, besar dan cantik itu di muka mataqu. Dgn buas langsung kucaplok buah dada kirinya, kusedot-sedot dan kujilati putingnya sementara tangan kiriku meremas-remas buah dada kanannya. Selanjutnya berganti-gantian kucaplok buah dada kanan sementara buah dada kiri kuremas-remas sekalian kumainkan putingnya (kerana buah dada kiri Sabri yang paling peka terserang rangsangan). Buah dadanya saat ini basah oleh air liurku hingga terlihat mengkilap didera sinar lampu kamar 5 Watt. Jilatanku turun ke perutnya, tanganku repot mengelus-elus betis cantik dan paha putih mulus Sabri Lantas kupelorotkan celana pendek yang dikenai Sabri hingga saat ini ia cuma menggunakan celana dalam saja. Aqu turun ke bawah untuk menciumi betis Sabri lantas naik ke atas menciumi pahanya sampai ke paha sisi dalam sampai kecupanku sampai di selangkangannya pas di lobang kemaluan dan klitorisnya yang tetap tertutup celana dalam. Kelihatan sudah basah celana dalam Sabri waktu itu. “Auuw sayg sedap.. ehmm.. teeruzz sayg.. lepas saja celanaqu..
    ooh..” ceracau Sabri.

    Dengar itu tanpa diminta untuk yang ke-2 kalinya langsung kutarik celana dalam Sabri sampai lepas. Aqu terheran menyaksikan kemaluan Sabri yang sekelilingnya banyak bulu-bulu halus itu, sumpah baru ini kali aqu menyaksikan yang aslinya. Rupanya lebih cantik dibanding yang ada dilukis dewasa pada internet kerana dapat segera disentuh dan dijilati. Aqu tetap terkesima dan kebingungan menyaksikannya, lantas aqu terpikir sebuah episode di film BF yang sebelumnya pernah kutonton. Karena itu aqu juga selekasnya mengikuti episode itu, pertama kali kusentuh bibir kemaluan Sabri, “Eeeh.. hhmm..” desah Sabri Lantas kujulurkan lidahku dan memulai menjilat-jilati bibir kemaluannya, berasa asin dan bau ciri khas keperempuanan Sabri tapi makin membuatku bergairah. Selanjutnya lidahku menjilat-jilati klitorisnya yang mulai membesar itu, “Aaauw.. sayg, kamu apain anuku?” bertanya Sabri Tapi belum kujawab, Sabri berbicara, “Lagii doongg..” mintaqu untuk menjilat-jilati klitorisnya . “Oouw.. sedap sekali.. ehmm.. aduh.. sayy.. aanngg.. ehh..” ceracau Sabri sementara kujilati klitorisnya. Cairan kepuasan makin deras keluar lobang kemaluan Sabri dan tanpa sangsi kujilati, berasa asin dan baunya yang ciri khas benar-benar menggairahkanku.

    Selanjutnya aqu bangun dan mengangkangi tubuh Sabri lantas kuletakkan gagang kemaluanku di lembah di antara ke-2 bukit kembarnya (sesudah kulepas pakaian dan celanaqu tentu saja). Kutekan dgn tangan ke-2 buah dadanya untuk menjepit gagang kemaluanku itu, sekalian merem terbuka kugesekkan gagang kemaluanku sampai sentuh dagu Sabri Selanjutnya aqu meminta Sabri untuk mengulum gagang kemaluanku, belum ia siap aqu sudah menyorongkan gagang kemaluanku ke mulutnya sampai masuk separuhnya. Sabri cuma diam, tetapi aqu selekasnya menarik dan menyorongkan kemaluanku bolak-balik. Mungkin kerana Sabri tidak siap ia cuma pasif saja hingga kutarik gagang kemaluanku. Sesudah jemu dgn style itu selanjutnya aqu merayap turun sekalian tanganku mengelus-elus kemaluan Sabri yang makin basah.

    Itil V3
    Kerana aqu sudah tidak kuat meredam gairah untuk menyebadani Sabri apalagi menyaksikan pandangan Sabri yang sayu yang sudah sama gairah, kuarahkan gagang kemaluanku yang mengacungkan tegak itu ke lobang kemaluannya. Tapi apa yang terjadi, saat hampir ujung kemaluanku berkenaan bibir kemaluannya, Sabri meredam perutku dgn tangannya, “Sayg kamu ingin ngapain? Ingin dimasukin yah.. jangan doong.. aqu kan masih perawan!” Busyet! gila tenaann, aqu seolah-olah disikat geledek dengar pengaquan Sabri dgn 1/2 tidak yakin. mungkin Sabri yang jadi pembinaku dan demikian pandai dalam soal sex yang notabene sudah pacaran sekitar 3x itu tetap perawan? “Please.. sayg.. tolong donk ngertiin aqu.. kita cicipin itu kelak kalau kita sudah nikah saja ya sayaangg..” lanjut Sabri Dengar itu aqu luluh , kerana aqu sendiri berprinsip tidak akan menghancurkan wanita cantikku ini saat sebelum menikah. Tetapi bagaimana donk, kemaluanku yang masih tegang itu saat hanya dianggurin saja. Lantas kubelai rambut Sabri yang masih kukangkangi itu sekalian berbicara, “Oke saygku, aqu tidak akan maksa kamu.. tetapi kita lanjutin donk acara kita. Saat sudah di pucuk kok ketahan, kita bermain seperti umumnya saja, gesek-gesekan okey?” sekalian kukecup kening dan bibirnya. Kemudian tangan Sabri yang meredam perutku dilepasnya hingga dgn cepat kuarahkan gagang kemaluanku untuk kugesekkan di bibir kemaluannya.

    “Cepak.. cepok.. cepak.. cepok..” bunyi gesekan kemaluanku dgn bibir kemaluan Sabri yang sudah benar-benar basah tersebut. Untungnya kasur itu cuma diadakan di atas alas di lantai hingga tidak ada bunyi derit tempat tidur karena pergerakan kita yang liar. Sabri cuma merem terbuka sekalian kadang-kadang mengeluh nikmat terima perlaquanku. Makin lama terlihat Sabri makin nikmati permainan kita itu dgn menggoyg-goygkan pinggulnya, hingga membuat aqu nekad arahkan kepala kemaluanku ke lubang kemaluannya. Kutekan sedikit hingga cukup masuk ke, yah.. kurang lebih cuma kepala kemaluanku saja, berasa hangat. Kutarik dan kutekan berulang-kali secara berhati-hati supaya tidak menghancurkan keperawanan Sabri Kuhentikan pergerakanku selanjutnya kucium bibir Sabri Berasa kemaluanku diapit
    ketat, rasanya nyeri tetapi sedap sekali. “Sayg, kamu masukkan ya?” bertanya Sabri sekalian dadanya naik
    turun kerana napasnya terengah-engah meredam gairah. “Tidak kok, hanya digesekin di luar saja,”
    aqu mengelak (walau sebenarnya sich iya walaupun hanya sedikit).

    Kemudian kuganti style, sebagaimana umumnya Sabri kusuruh telungkup langsung kemaluanku kugesekkan di pantatnya yang empuk-empuk padat tersebut. Ehhm.. sangat nikmat rasanya. Nyaris aqu ingin keluar di pantat Sabri tetapi dgn semua daya usaha kutahan. Kubalikkan tubuh Sabri dgn halus kukecup bibirnya, buah dadanya, perutnya lantas kugesekkan kemaluanku di betis cantik Sabri Woouuwww..
    makin tegang dan nikmaat. Apalagi aqu paling gairah dgn betis mulus dan cantik punya wanita. Gesekanku berganti-gantian di ke-2 betis cantiknya, begitupun dgn paha mulus putihnya, sampai berasa sudah di ujung air maniku ingin keluar “tempatnya”. Kembali gagang kemaluanku kugesekkan di bibir kemaluan Sabri, belum 5 kali gesekan aqu juga keluar dgn kesuksesannya, “Aaah.. Sabri sayg.. uuh.. aqu keluar ahh.. enaakk..”

    “Croot.. creet.. craat.. criit..”

    Air maniku juga muncrat di perut Sabri dan beberapa di pangkal pahanya. Sabri kaget terkejut, lantas selekasnya bangun dan raih celana dalamku yang kebenaran berantakan di dekat tubuhnya dan selekasnya melap kemaluannya dari air maniku. Aqu mahfum menyaksikannya dan menolong bersihkan, lantas aqu gandeng ia ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluannya dgn sabun antiseptik agar air maniku tidak masuk ke dalam rahimnya. Terang-terangan kita tidak siap jika Sabri hamil lebih dulu. Sesudah dikeringkan dgn handuk, aqu dekap tubuh bugil seksinya dan kukecup kening dan bibirnya sambil kubelai rambut harumnya. Ia mencubit dada berbuluku, sekalian berbicara, “Iiih.. kamu bandel sekali siih sayg, kelak kalau aqu hamil bagaimana hayoo!” Mata bundar cantiknya mendelik ke arahku, tapi bukanlah aqu menyesal tetapi justru gaungs menyaksikan mukanya saat sedang geram begitu menjadi tambah terlihat elok sekali. Akhirnya aqu peluk tubuhnya ke dekapanku dan kemaluanku kembali tegang.

    Sesudah keluar kamar mandi kita membereskan diri dan Sabri kembali lagi ke kamarnya kembali sesudah mencium bibirku dgn halus lantas aqu tertidur kecapaian. Sampai esok harinya aqu terjaga cahaya matahari sudah jelas tembus kamar dan mataqu tertumbuk pada bintik merah cukup tidak terang dan masih tetap sedikit basah di seprei kasurku. Ya ampuun, jika betul itu bintik darah bermakna memang Sabri masih perawan dan aqulah yang ambil keperawanannya meskipun aqu tidak berniat begitu. Baru aqu yakin memang Sabri ialah wanita baik, hingga membuatku tambah cinta. Maafkan aqu sayg, aqu sudah berprasangka jelek dengan kamu, ohh wanita cantikku rupanya masihlah ada wanita seperti kamu yang tetap jaga kesuciannya.

    Tetapi peristiwa itu justru tidak membuat kita berdua jera, bahkan juga malam selanjutnya kita melaqukan kembali di kamarku sebelumnya setelah Sabri katakan padaqu jika lobang kemaluannya linu kusodok dgn gagang kemaluanku. “Tetapi kamu jangan jera lho sayaang.. malam nanti kembali yaah..” bisiknya manja saat kita jalanan di Mall. Sampai selanjutnya kita pulang ke Y di atas kereta dgn diam-diam kita sama-sama cium bibir dan remas sisi tubuh kita yang sensitif rangsangan.

    Nach, tersebut pengalaman pribadiku yang tidak dapat kulupakan sampai saat ini meskipun sekarang ini aqu dan Sabri sudah pisah kerana banyak rintangan seperti hal yang benar-benar konsep buat kita berdua yang mengadang jalinan kita. Dgn sadar dan berat hati meskipun berasa pedih dan sakit di dada, kita mengakhiri jalinan kita, dan sudah sejak putus dgn Sabri empat tahun kemarin di tahun akhir 96, aqu belum temukan alternatif Sabri sebagai belahan jiwaqu. Sabri, aqu selalu dan masih tetap menyukaimu meskipun kita tidak dapat berpadu, kamu masih tetap berada di hatiku sebagai sisi dari memory cantik hidupku sejauh ini. Maafkan atas semua perlakuanku padamu sepanjang kita memadu kasih dan kudoakan mudah-mudahan kamu berbahagia bersanding dgn orang yang betul-betul dapat menuntun dan menyukaimu untuk selama-lamanya. Aqu akan ikut berbahagia jika kamu rasakan berbahagia permaisuriku. Terima kasih atas semua perhatianmu dan kasih saygmu kepadaqu yang sudah kau beri dan jangan kau melupakan aqu sayang.

  • Video Bokep Nana Fujii squiert memek sempit digangbang ramai-ramai

    Video Bokep Nana Fujii squiert memek sempit digangbang ramai-ramai


    2454 views

  • Foto Ngentot  kontol hitam besar Gadis Sexy pakai Lingrie

    Foto Ngentot kontol hitam besar Gadis Sexy pakai Lingrie


    2237 views

    Duniabola99.com – foto cewek pakai lingrie sexy putih ngentot denga pria yang memiliki kontol gede hitam.

  • Video Bokep Eropa diajarin ibu ngentot saat tercyduk

    Video Bokep Eropa diajarin ibu ngentot saat tercyduk


    2072 views

  • Kisah Memek Keluarga Elisa

    Kisah Memek Keluarga Elisa


    3292 views

    Duniabola99.com – Elisa, gadis remaja yang dibelai dan dimanja, kini berusia 18 tahun. Dia baru mendapat keputusan S.P.M. dan berhasrat melanjutkan pelajaran ke pringkat ijazah sarjana muda di U.I.T.M. Seperti ramai gadis remaja yang lain, Elisa merupakan gadis yang comel dan manja. Dibesarkan dalam keluarga yang berada, Elisa selalu dapat apa saja yang diingininya. Baik daripadateddy bear besar, telefon bimbit mahal, pakaian berjenama, percutian luar Negara, semua datang dengan mudah kepadanya. Papanya, Roslan dan mamanya, Rosnah, sangat memanjakan semua anak-anak mereka. Elisa mempunyai dua orang abang, Emir yang berusia 28 tahun dan Erul yang berusia 24 tahun. Dia juga mempunyai seorang adik perempuan berumur 14 tahun yang bernama Ezurin.


    Jika dilihat oleh orang lain, memang keluarga Roslan dan Rosnah sangat bahagia. Mereka sekeluarga amat mesra jika dilihat bersama. Penuh dengan gurau senda dan peluk manja. Roslan dan Rosnah mahu keluarga mereka menjadi sangat rapat dan mesra dan anak-anak mereka dibesarkan dalam suasana yang tidak berbelah bagi terhadap ahli keluarga. Adalah menjadi kewajiban kepada mereka sekeluarga untuk makan malam dan menonton televisyen bersama. Di dalam keluarga itu, Elisa lah yang paling comel dan manja. Walaupun begitu abang-abangnya juga kacak dan adiknya juga cantik. Mereka semua mewarisi kekacakan Roslan dan kecantikan Rosnah. Sesiapa pun pasti tersenyum jika melihat perangai dan keletah mereka sekeluarga.

    Di rumah, Roslan biasa hanya berseluar pendek tanpa seluar dalam, begitu juga dengan Rosnah, yang selalunya hanya memakai baju tee tanpa baju dalam dan seluar. Malah, Rosnah juga sering tidak memakai seluar dalam. Kerana itu, anak-anak mereka semua mengikut perangai papa dan mama mereka. Lagi pula, mereka semua adalah keluarga dan muhrim. Elisa terutamanya, sangat manja dengan papanya. Pantang Roslan duduk di sofa, ada saja Elisa mahu berkepit manja. Dia sangat gemar apabila Roslan selalu membelai rambutnya dan menepuk punggungnya. Apabila Elisa terlebih manja, dia sengaja membuka paha montoknya supaya pantat remajanya dapat diusap oleh papanya. Malah, dia juga suka bila papanya membelai buah dada remajanya yang gebu itu.

    Malam itu, seperti biasa, mereka sekeluarga menonton televisyen selepas makan malam. Emir dan Erul duduk di atas karpet manakala Rosnah duduk di sofa berasingan dengan Roslan. Sofa kesukaan Roslan yang mempunyai dua tempat duduk, kerana mudah untuk dia berbaring sambil menonton. Seperti biasa juga, entah dari mana, si budak comel dan manja Elisa terus duduk dan kemudian berbaring sambil meletakkan kepalanya di atas paha papanya. Mamanya seraya mencemik “Eh, budak ni, pantang nampak papa dia mesti nak berkepit!” Elisa menjawab “Mama ni, suka hati Elisa lah nak nak bermanja dengan papa! Papa sayang Lisa kan?” Elisa buat muka manja sambil senyum ke arah Roslan. Roslan tersenyum dengan gelagat anak manjanya itu.


    “Lisa dah isi boring kemasukan universiti?”
    “Sudah, papa. Tapi ada beberapa ruang yang Lisa tak faham.”
    “Okay tak apa. Lisa nak papa tengokkan sekarang?”
    “Nantilah dulu papa, Lisa nak manja-manja dulu!”

    Seraya begitu, Elisa ubah posisi baringnya daripada mengiring kepada menelentang. Elisa mengangkat kedua-dua pelah paha montoknya ke atas sehingga tapak kakinya berpijak di atas kusyen. Dalam keadaan begini, terdedahlah pantat remaja Elisa yang sangat tembam dan tak berbulu itu. Roslan berpaling melihat alat kelamin anak manjanya. Dia tersenyum lalu mula membelai ketembaman cipap Elisa sambil berkata “Tembamnya cipap anak manja papa ni… Mana bulu cipap Lisa?” Elisa yang mula dibuai keenakan akibat dibelai Roslan menjawab “Biasalah papa. Cipap Lisa tak ada bulu supaya dia nampak tembam dan comel…” Rosnah pula menyampuk “Dah mulalah tu… Jangan dilayan si Lisa tu papa. Nanti papa tak larat nak bangun pagi esok…”

    “Papa… Papa rasa cipap Lisa ni comel tak???”
    “Eh… Mestilah comel… Dah lah tembam, bersih pula tu…”
    “Papa tahu tak… Ramai budak lelaki cuba nak goda Lisa…”
    “Biasalah tu Lisa… Semua lelaki suka anak papa yang comel ni…”

    Roslan mencubit-cubit lembut bibir cipap remaja Elisa. Dia juga sudah mula geram dan bernafsu. Jari-jari Roslan juga sudah melekit-lekit akibat pantat subur Elisa telah lecak dengan lendir nafsu. “Papa bogel eh… Lisa nak ice cream papa…” Belum sempat Roslan berkata apa-apa Elisa sudah melorotkan seluar pendek papanya. Mencanak zakar Roslan apabila dilepaskan. Rosnah hanya tersenyum melihat gelagat suami dan anaknya itu. Zakar Roslan bukan sekadar zakar Melayu biasa. Ia besar, panjang, gemuk dan berurat. Sebab itulah Rosnah sangat sayangkan Roslan. Sebelum mereka berkahwin, tubuh mantap Rosnah pernah dijamah oleh beberapa lelaki lain, tapi apabila pertama kali dirodok Roslan, dia terus memastikan Roslan menjadi miliknya.

    Elisa seperti budak kecil terperangkap di dalam tubuh remaja yang amat ranum dan subur. Bila datang manjanya, dia berubah menjadi kanak-kanak gedik dan nakal. Roslan tersenyum sambil mendengus apabila takuk zakarnya dinyonyot oleh Elisa. Oleh kerana ia terlalu besar dan gemuk, Elisa hanya mampu menyonyot takat takuk saja. Pun begitu, dia berasa begitu nikmat kerana Elisa juga menjilat batang dan membelai telurnya. Seketika kemudian air mazi Roslan mula meleleh keluar. Elisa berhenti menyonyot “Papa… Kan dah keluar air papa… Papa rasa sedap eh?” Roslan menjawab “Ya, Lisa anak manja papa… Papa rasa sedap sangat… Mari duduk atas papa.” Elisa naik ke atas paha dan mengadap papanya. Roslan menyingkap baju Elisa.

    Buah dada remaja Elisa yang bersaiz 34B itu terlepas selambak depan mata papanya. Ia amat putih dan bulat. “Papa hisap susu Lisa boleh?” “Boleh papa… Hisaplah susu anak papa…” Tapak tangan Roslan menampung satu demi satu buah dada remaja anaknya sambil menyonyot puting susu yang berwarna merah jambu itu. Ketika itu belalai jantan Roslan melekap di celah ketembaman bibir cipap Elisa. Elisa pula pandai menggesel-gesel lembut kepanjangan belalai papanya. Kemudian, sambil anak-beranak itu merenung mata pasangan mereka, Roslan membawa batang zakarnya dan meletakkan takuk kepala belalai jantan itu ke bukaan lubuk di celah bibir cipap Elisa. Inci demi inci batangnya ditelan oleh lubuk pembiakan Elisa yang mampat dan lembut itu.


    “Oh Lisa!!!” Terjerit Roslan apabila seluruh kepanjangan belalainya santak padat sehingga ke pangkal di dalam kelembutan saluran pembiakan anak remajanya. Mereka menggelupur sambil berpelukan menanggung nikmat bersetubuh yang tak terperi. Rosnah, Emir dan Erul hanya tergamam lalu tersenyum melihat suami dan adik mereka melakukan sumbang muhrim. Mereka dapat lihat dengan jelas betapa bibir pantat muda Elisa terbuka luas menerima kejantanan Roslan. Mereka dalam keadaan begitu selama hampir seminit. “Papa… Papa sayang Lisa tak???” “Papa sayang sangat pada Lisa… Oh anak kesayangan papa!!!” Serentak dengan itu Elisa mula mendayung dan melenyek zakar papanya. Dia terasa begitu nikmat disebabkan kejantanan zakar Roslan.

    Roslan sedang menikmati keenakan yang tak terperi. Manakan tidak, pantat anaknya itu masih remaja, sedang ranum, tembam dan lembut. Setiap kali Elisa melenyek padat, setiap kali itulah Roslan menyantak padu. Manja sungguh Elisa ketika diratah papanya. Mereka berdua berkucupan seperti suami isteri sambil disaksikan oleh ahli keluarga yang lain. Mereka berpelukan erat, mungkin kerana terlalu kasih, atau mungkin kerana terlalu nikmat. Rosnah tidak nampak langsung batang suaminya. Ini kerana bontot Elisa yang berisi dan berlemak itu menelan terus kepanjangan zakar Roslan sehingga tidak kelihatan. Bontot Elisa memang padat dan lebar. Sebab itu ramai tak putus asa menggoda Elisa dengan harapan dapat menjamah bontot dia.

    Tak cukup tapak tangan Roslan memaut bontot anak remajanya itu. Bontot Elisa pejal tetapi lembut. Menjadi sungguh tubuh badan Elisa. Tak sia-sia Roslan dan Rosnah membesar dan memanjakan anak-anak mereka. Otot-otot pantat Elisa yang masih remaja itu mengemam padat zakar papanya; mengusap setiap inci urat dan kulit zakar papanya menghasilkan rasa lazat yang melampau. “Papa! Papa! Jolok Lisa dalam-dalam papa! Lagi! Lagi! Oh papa! Dalamnya papa jolok!!!” “Oh Lisa manja papa… Lembutnya pantat Lisa!!! Suka tak papa manjakan Lisa macam ni???” “Lisa suka papa!!! Lisa sayang papa sangat-sangat!!!” Mereka berdua mengawan sambil meraung-raung kenikmatan. Rosnah mengeluh kerana dia tahu peluang dia telah terlepas malam ini.


    Selepas 20 minit Elisa akhirnya tewas. “Papa!!! Lisa puas!!! Lisa puas, papa!!!” Gadis remaja itu melalak dan menggelinjang kepuasan. Roslan memeluk anaknya dengan sangat erat dan menyantak sepadu mungkin supaya Elisa benar-benar puas. “Oh anak papa puas ya??? Tengok tu… Comelnya muka dia kepuasan… Sedap sayang???” “Sedap sangat-sangat papa… Lisa puas sangat” Jawab Elisa sambil tersenyum bila rambutnya dibelai manja oleh papanya. Secara tiba-tiba Roslan semula menyantak-nyantak padu ke dalam tubuh montok ranum Elisa. Elisa tersentak sedikit tapi oleh kerana dia sudah tewas dan lemah, dia hanya memeluk papanya dan membiarkan cipap tembamnya dirodok sebegitu rupa. “Oh suburnya pantat anak papa!” “Papa! Papa! Papa… Oh!!!”

    “Lisa… Papa nak mancut benih! Papa nak mancut sangat dah sayang!!!”
    “Papa!!! Mancut puas-puas papa! Mancut pekat-pekat dalam pantat Lisa!”
    “Oh Lisa! Oh Lisa! Bagi pantat tembam Lisa kat papa! Bagi papa sayang!!!”
    “Nah, papa! Nah, cipap tembam Lisa untuk papa pancut!!! Pancutlah papa!!!”
    “Lisa… Menyerah sayang… Menyerah badan subur Lisa untuk papa!!!”
    “Nah, papa!!! Lisa nak papa buntingkan Lisa!!! Lisa nak mengandung anak papa!!!”

    “Oh Lisa sayang!!!” Crot! Crot! Cret! Cret! Menyembur-nyembur benih jantan Roslan yang amat pekat dan subur ke dalam pantat Elisa. Roslan menyantak padu ke atas, manakala Lisa melenyek padat ke bawah. Jelas kelihatan batang Roslan mengepam air mani semahu-mahunya ke dalam lubuk betina Elisa. Benih jantan Roslan membuak-buak tak terkawal, dengan banyak dan deras ke dalam tubuh remaja anaknya. Anak-beranak itu berpelukan erat, sambil menggelupur menanggung kenikmatan yang tak terhingga ketika Roslan membenihkan Elisa. Pada pancutan pertama benih papanya, Elisa juga tewas sekali lagi. Lubuk betinanya puas buat kali kedua apabila menerima ledakan padu air mani papanya yang putih dan pekat itu. Banyak sungguh Roslan memancut.


    Setelah hampir 2 minit menikmati puncak zina, Roslan tersandar manakala Elisa longlai di dada papanya “Banyaknya air mani papa!!! Pantat Lisa sedap sangat eh, papa?” “Papa pun tak sangka boleh memancut sebanyak ni, Lisa… Pantat Lisa sendat dan lembut sangat… Itu yang papa memancut macam gila tu…” Sambil Elisa menggosok-gosok perut gebunya “Papa… Nanti Lisa mengandung eh??? Nanti kita ada anak eh, papa???” “Ya, sayang, papa pasti Lisa akan mengandung… Nanti kita dapat anak… Lisa dapat adik… Lisa suka tak???” “Lisa suka!!! Mama!!! Lisa akan dapat adik nanti!” Jerit gadis manja itu pada mamanya. Rosnah hanya mampu tersenyum. Nak harap si Lisa ni jaga bayi… Jangan harap. Aku juga yang kena jaga nanti, fikir Rosnah.

    Elisa yang manja itu masih belum mahu bangun. Cipap tembamnya masih mengemam-ngemam belalai zakar papanya. Emir yang dari tadi menunggu peluang sudah mula hilang sabar. Dia pergi kepada pasangan yang baru puas mengawan itu lalu “Papa… Bagilah Emir jamah Lisa pula… Boleh ya papa?” Papanya menyuruh Elisa bangun “Lisa sayang… bangunlah… Abang Emir nak jamah Lisa tu…” Elisa menggeleng manja dan terus memeluk papanya. Roslan tidak mempunyai pilihan lalu dia bangun berdiri dengan Elisa masih memeluknya seperti anak monyet. Zakar Roslan masih tertancap dalam pantat remaja Elisa apabila dia mendukung anaknya itu ke arah bilik Emir. Emir melonjak riang kerana peluang dia untuk menikmati Elisa sudah tiba.

    Mencanak zakar Emir melihat adiknya yang montok dan gebu itu bogel selambak atas katil. Dia memang giankan ketembaman cipap remaja Elisa tapi Elisa terlebih dahulu menutup cipapnya dengan tapak tangan. “Abang Emir jangan jolok cipap okay… Tadi papa dah pancut dalam… Lisa tak nak benih papa bercampur dengan benih abang…” “Okay lah Lisa… Abang masuk dubur ya… Dubur Lisa pun sedap walaupun abang lebih suka pantat Lisa yang comel dan tembam tu…” Emir membalikkan tubuh Elisa supaya adiknya itu meniarap. Meleleh air liur dia bila menatap bontot yang ranum dan lebar itu walaupun masih muda remaja. Dia naik ke atas bontot Elisa lalu menguak belah bontot yang amat montok dan berisi itu. Dubur Elisa tampak bersih sekali.


    Oleh kerana air mazi Emir sudah mula meleleh daripada tadi, agak mudah untuk takuk zakarnya memasuki lubang dubur Elisa yang sempit tetapi lembut itu. Meremang bulu roma Emir tatkala kulit zakarnya bergesel dengan rongga dalam dubur adiknya yang comel. Elisa menggeliat manja bila zakar abangnya menyelinap perlahan-lahan sehingga akhirnya santak ke pangkal. “Oh Lisa!!! Nikmatnya!!!” Jerit Emir. “Abang… Abang… Dah santak dah… Zakar abang dah santak dubur Lisa…” Rengek Elisa pula. Emir menyontot dubur segar adiknya dengan rakus. Dilanyaknya punggung yang padat berisi itu sehingga Elisa tertonggeng-tonggeng. Dalam keadaan begitu, kelihatan seperti seorang adik menadah bontot untuk zakar abangnya.

    Emir mendengus-dengus ketika menikmati keenakan badan mantap Elisa. Kalaulah Elisa bukan adik kandungnya, mahu saja dia berkahwin dengan budak manja itu supaya dia tak terlepas kepada jantan lain. Sesungguhnya Emir amat menyayangi Elisa. Sodokan Emir padu dan dalam supaya seluruh kepanjangan belalainya dapat merasai ruang dubur Elisa yang rasanya suam dan manis itu. Geramnya kepada Elisa menjadi-jadi kerana di depan matanya terpampang bentuk punggung Elisa yang lebar dan padat, dan juga paha Elisa yang montok dan gebu itu. “Abang… Abang sayang Elisa sangat-sangat eh???” “Ya Lisa sayang, abang sayang sangat pada Lisa… Adik abang yang comel manja ni…” “Sedap tak dubur Lisa abang?” Tanya Elisa manja sambil dia melentikkan punggungnya lebih tinggi. “Sedap sangat Lisa!!! Oh Lisa!!!” Emir menyantak padu.

    Crot! Crot! Crot! Crot! Memancut-mancut air mani Emir ke dalam lubuk najis adiknya yang ranum itu. Sambil memancut dia menyantak-nyantak padu demi mahu menikmati kelazatan memancut yang maksimum. Setiap kali air mani Emir terpancut setiap kali itulah dia menjerit nama adik kesayangannya “Oh Lisa! Oh Lisa! Abang pancut sayang! Abang pancut mani dalam dubur Lisa!” “Abang!!! Oh!!! Nah bontot tembam Lisa! Nah dubur manis Lisa! Pancut puas-puas abang!!!” “Nah Lisa! Nah air mani abang!” Crot! Crot! Adik-beradik itu menikmati kemuncak zina sambil menggelinjang dan menggelupur sambil Elisa dipeluk erat oleh Emir. Emir telah meledakkan lebih 10 das air mani ke dalam dubur Elisa yang telah mula kuyu akibat keletihan. Mata Emir terasa begitu berat dan dia juga akhirnya lelap sambil memeluk erat tubuh montok adiknya.










  • Foto Ngentot remaja berambut gelap Mia Manarote

    Foto Ngentot remaja berambut gelap Mia Manarote


    1875 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik Mia Manarote lagi mengikat pita kepahanya untuk menunjukan memeknya kepada pacarnya yaang berkontol besar untuk dimasukinya dengan keras. Nexiasbet

  • Foto Ngentot pelacur sange yang lagi butuh penih gede

    Foto Ngentot pelacur sange yang lagi butuh penih gede


    2068 views

    Duniabola99.com – foto pelacaru bertato toket gede lagi sange ngentot dengan pria berkontol gede yang menghujam keras ke memeknya dan melepaskan sperma ke atas toketnya yang gede.

  • Kisah Seks Lia dan Kekasih Lesbi nya

    Kisah Seks Lia dan Kekasih Lesbi nya


    2173 views

    Duniabola99.com – Namaku Lia, aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Asalku sendiri dari Bandung dan di Jakarta aku kost di sebuah rumah kost wanita di Jakarta Selatan. Ada sekitar 12 orang kost di tempatku dan sebagian besar masih kuliah seperti aku walaupun ada juga yang sudah bekerja. Aku cukup beruntung karena berasal dari keluarga yang berkecukupan, malah mungkin dapat dibilang cukup berlebihan.

    Satu hal yang membedakan aku dengan wanitawanita normal lainnya adalah sejak kecil aku tidak pernah tertarik pada pria. Sebenarnya banyak pria yang suka denganku sejak aku masih SMU. Temantemanku juga banyak yang heran mengapa aku belum punya pacar juga, karena menurut mereka aku cantik. Aku selalu bilang kalau belum ada yang kusuka dan aku belum mau cepatcepat pacaran. Ada juga yang pernah bercanda dan bilang kalau mungkin aku seorang lesbian. Sebenarnya temanku itu betul, tapi aku tidak berani mengakuinya.

    Terus terang aku malu sekali bila ada yang tahu kalau aku seorang lesbian. Orangtuaku juga pasti marah besar dan kecewa bila tahu keadaanku yang sebenarnya. Apalagi mereka juga tergolong sangat religius dan aktif dalam kegiatankegiatan keagamaan di Bandung. Baru sejak aku kuliah dan pindah ke Jakarta aku dapat menyalurkan keinginanku yang sudah bertahuntahun kupendam dan kadang sangat menyiksa itu.

    Waktu di SMU aku pernah punya teman dekat wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka sekali sama dia. Tapi sampai hari ini pun perasaan itu tidak pernah kuutarakan kepadanya karena aku tahu dia bukan seorang lesbian sepertiku dan aku tidak mau merusak persahabatanku dengannya.

    Pengalaman pertamaku dengan wanita dimulai sekitar satu tahun lalu. Di tempat kostku ada seseorang yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama denganku walaupun dia beda fakultas, sebut saja namanya Tasya. Tasya tidak punya kendaraan, jadi dia sering ikut mobilku ke kampus. Kami juga sering pergi ke mall atau nonton bersama, sehingga dalam waktu yang singkat hubungan kami menjadi cukup dekat.

    Tasya anaknya sangat cantik (dia sekalisekali melakukan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi cover girl di salah satu majalah remaja), kulitnya putih mulus dan badannya juga tinggi langsing. Sebenarnya sejak dari awal aku kenal dia aku sudah suka dia, tapi sekali lagi, perasaan itu kusimpan dalamdalam karena aku tidak tahu apakah dia juga seperti aku atau seperti gadis normal lainnya. Yang kutahu dia belum pernah punya pacar cowok juga.

    Di malam hari kami sering main ke kamar masingmasing untuk ngobrol atau nonton film. Kamar Tasya juga ada kamar mandinya dan biasanya dia hanya melilitkan handuk setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian di depanku. Mungkin karena aku wanita juga, jadi dia tidak malumalu, pikirku. Di kamar biasanya Tasya hanya mengenakan baju kaos longgar tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku sering mencuricuri pandang ke kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulubulu yang lebat. Hampir seluruh badannya ditumbuhi bulubulu halus dan ini menambah keseksian dia.

    Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih belum tahu kalau dia juga seorang lesbian sepertiku. Aku baru tahu setelah dia sendiri mengaku kepadaku. Kejadiannya sekitar 78 bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang baca majalah di kamar dan Tasya main ke kamarku, katanya mau nonton VCD di kamarku. Sambil dia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku selesai mandi aku sengaja keluar tanpa mengenakan apaapa. Hal ini tidak pernah kulakukan sebelumnya karena sebenarnya aku cenderung pemalu dan tidak biasa memamerkan tubuh telanjangku ke orang lain. Aku hanya mau melihat reaksi Tasya saja kalau melihat aku dalam keadaan telanjang.

    Begitu aku keluar kamar mandi, dia cukup kaget melihatku. Matanya terus memandangi tubuhku dari atas ke bawah dan dia berkomentar kalau badanku seksi dan dia suka buah dadaku yang menurutnya walaupun tidak begitu besar tapi kelihatan kencang. Tidak tahu kenapa, saat itu aku tidak merasa malu walaupun Tasya terus memandangku, dan malah aku sengaja berlamalama mengeringkan rambutku sambil menghadap ke arahnya.

    Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih yang bahannya cukup tipis tanpa mengenakan apaapa lagi seperti yang biasa dilakukan Tasya. Aku duduk bersila di depannya dan kami mulai mengobrol seperti biasanya. Karena posisi dudukku dan baju tidurku yang cukup pendek, Tasya dapat melihat kemaluanku dengan jelas, dan kuperhatikan dia beberapa kali melihat ke arah situ.

    Pembicaraan kami pun berlanjut dan Tasya menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, karena dia heran kenapa sampai saat ini aku belum pernah punya pacar cowok. Aku bilang belum dan aku tidak melanjutkan jawabanku lagi. Hal yang sama kutanyakan ke Tasya dan jawabannya sungguh di luar dugaanku. Tasya mengaku kalau sebenarnya dia adalah seorang lesbian dan dia pernah punya pacar wanita sewaktu di SMU. Terus terang, pernyataan itu membuat hatiku berbungabunga karena dia adalah wanita pertama yang kusuka dan kebetulan juga seorang lesbian.

    Aku beranikan untuk berterus terang ke Tasya kalau aku juga seperti dia dan bahwa sudah lama aku memendam perasaan padanya. Tasya tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga punya perasaan yang sama, tapi juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepadaku sebelum dia yakin kalau aku juga suka sama dia. Tasya kemudian merebahkan kepalanya di pangkuanku.

    Sambil membelai rambutnya, kami terus ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini masingmasing selalu berpurapura dan tidak berani berterus terang. Aku bilang kalau aku takut dia malah menjauhiku kalau tahu aku seorang lesbian, karena sampai hari itu pun aku juga tidak tahu kalau Tasya seperti aku juga.

    Beberapa saat kemudian Tasya mengajakku naik ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah pengalaman pertamaku berciuman dengan seseorang. Tasya kelihatan sudah cukup ahli dan tangannya mulai turun dan memegang buah dadaku. Aku sudah mulai terangsang dan aku minta dia untuk melepaskan baju tidurku.

    Sambil berdiri, Tasya melepaskan baju kaos yang dikenakannya, tetapi masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian dia menarik baju tidurku ke atas sehingga aku tidur telentang di hadapannya tanpa mengenakan apaapa lagi. Tasya kemudian mulai menciumi buah dadaku dan menjilati kedua putingku. Aku sudah sangat terangsang dan kemaluanku mulai basah.

    Ciuman Tasya mulai turun dan dia kemudian membuka kedua kakiku lebarlebar. Rambut kemaluanku disibakkan dan Tasya mulai menjilati klitorisku. Aku terus mengerang sambil memejamkan mata. Hanya dalam selang waktu beberapa menit aku menikmati ciuman pertamaku, sentuhan seorang wanita dan sekarang pertama kalinya juga seseorang menjilati kemaluanku.

    Tasya terus memainkan lidahnya di kemaluanku dari atas ke bawah dan beberapa kali menghisap klitorisku seperti menghisap sedotan. Aku orgasme beberapa kali dan sepertinya Tasya tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk bernapas dan terus memainkan lidahnya dan menjilatiku dengan semakin bernafsu.

    Setelah puas menjilatiku, dia memintaku untuk melakukan hal yang sama kepadanya. Aku mulai dengan menjilati buah dadanya yang lumayan besar dan putingnya yang berwarna merah kecoklatan. Putingnya juga besar dan sepertinya sensitif sekali, karena Tasya langsung mendesahdesah dengan keras begitu aku menjilati putingnya. Tasya memintaku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku masih belum puas bermainmain dengan putingnya yang seksi itu.

    Jilatanku terus turun sampai ke kemaluannya. Celana dalamnya belum kulepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan kanan selangkangannya. Tasya terus mendesah dan membuka kakinya lebih lebar lagi. Dia memintaku untuk melepaskan celananya, dan sambil pantatnya diangkat sedikit, kulepaskan celana dalamnya perlahanlahan, dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya.

    Cerita Seks Kulanjutkan dengan menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya ditaruh di atas kepalaku sambil sedikit menekannekan dan mengarahkan jilatanku ke klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat nikmat, lebih dari yang selama ini kubayangkan. Aku membuka bibir kemaluan Tasya dan kujilati bagian dalamnya yang berwarna kemerahan. Tasya sudah sangat basah dan semakin keras mengerang.

    Kemudian Tasya memintaku untuk bangun dan melakukan posisi 69 dengan tubuhku berada di atas tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan satu sama lain sampai akhirnya kami beberapa kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman kembali dan tidur berpelukan sepanjang malam. Aku benarbenar menikmati pengalaman pertamaku ini, apalagi dengan orang secantik dan selembut Tasya.

    Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadangkadang aku menginap di kamarnya atau dia di kamarku. Memang kami tidak berani untuk tidur bersama setiap malam untuk menghindari omongan temanteman kost lainnya.

    Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu waktu Tasya beserta keluarganya pindah ke Australia. Aku sangat kehilangan dirinya dan tidak tahu apakah aku akan mendapatkan orang seperti dirinya lagi.

    Saat ini aku sangat kesepian dan kadangkadang timbul keinginan untuk menceritakan keadaanku yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja dengan begini aku akan lebih mudah mendapatkan teman wanita. Tapi sepertinya saat ini aku belum siap dan aku terlalu takut orangtuaku akan kecewa dan marah besar kalau mereka tahu satusatunya anak wanitanya adalah seorang lesbian.

  • Kisah Memek Ngentot 2 Teman Istriku

    Kisah Memek Ngentot 2 Teman Istriku


    3267 views

    Duniabola99.com – Yah, beginilah nasib auditor kalau lagi dikejar laporan audit. Untung saja, ada anggota timku yang bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes tentunya, yang semalam telah memberikan servis untukku. Baginya, bersetubuh dengan lelaki lain selain suaminya bukan hal yang tabu, karena dia sendiri juga tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Prinsip mereka, yang penting pasangan tidak melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.


    Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Sebenarnya jam 11 malam kami sepakat untuk pulang kantor, tapi ternyata aku dan Agnes sama2 lagi horny. Akhirnya, terjadilah seperti yang sudah kuceritakan diatas. Tak terasa, aku mulai horny lagi. tongkolku pelan2 mengangguk-angguk dan mulai mengacung.“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka bersih2 rumah sendiri dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. Aku setuju saja. agen poker

    Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku. Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak.

    Aku pun teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda. Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat indah, sering membuatku ngaceng kalo dia berkunjung.

    Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata membuat tongkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku saat itu.

    Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Linda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…Oh my gosh…itu suara Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya.

    Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja.


    Ngaceng pula.“Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.“Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga dtitutupin? Telat donk,”kilahku.“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari duduknya, dan pamit pulang.Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.“Bentar deh Lin.

    Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya.“Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak.

    Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.”“Gimana?”Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus kemudian..“Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu.

    Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu.

    Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?””Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”“Gak usah, disini aja,”sahutku.

    Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya.

    Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya.

    Sepertinya, itu adalah satu set BH dan CD.“Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin lagi colinya. Aku duduk ya.”Linda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.“Duduknya jangan gitu dong…”“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Linda. “Nungging, gitu?””Ya kalo kamu mau nungging, bagus banget,”sahutku.“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.“Iya…iya…ni anak rewel banget ya.

    Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya colinya.”
    Sambil memandangi tbuh Linda, aku terus mengocok tongkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak menanggapi omonganku.

    “Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……”Linda terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.“Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya.


    Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.

    Linda masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga mulai ternagsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Linda nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

    Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana dalamnya.

    “Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda.

    Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa tongkol dan tanganku. Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai tongkolku dengan tangannya yang lembut.My gosh…perlahan impin dan obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang putih mulus.

    Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara spontan Linda menjilat tongkolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunilingis.

    Tak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan Cdnya.“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.“Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memiaw kamu?”pintaku.“Terserah…yang penting kamu puas.”Segera kuremas-remas pantat Linda yang montok.

    Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku.Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Linda merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat mengenyot tongkolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku.

    Hingga akhirnya….“Liiinn….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg….aku…kach…aku…”“Keluarin sayang…tongkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat

    yaaa….”“I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff…..argggghhhhhhhhhh…..”Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan dada Linda. Tanganhalus Linda tak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkanOhhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin pejuhku di bibir dan muka Linda.“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama dada kamu kenas permaku?”Linda menggeleng dengan pandangan sayu.


    Tangannya masih tetap memainkan tongkolku yang sedikit melemas.“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya Linda.“Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen sperma aku.”“Aihhh….” Linda terpekik. “Indah mau nelen sperma?”Aku mengangguk. “Keapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di muka sama dada kamu.

    Coba aja rasanya,”sahutku.“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya…“Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya.

    Aku gak ngerasa enek pas nelen sperma kamu…””Mau lagi….?”“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”“Dasar kamu ya….””Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

    Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang.Kulihat meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memiawik saat lidahku menari diujung klitorisnya.“Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

    Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.Akibatnya luar biasa. Linda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan.

    Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat kuhirup aroma kewanitaan Linda.“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”Aku paham, gerakan pantt Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.

    “Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.“Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil namaku.Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.“Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”Linda bertanya“Wah..mau ngapain dia kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku dulu deh…cepetan…”

    Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.

    Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.

    “Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih.

    Aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya, dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam mebayang di spandexnya.Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.Kami berdua segera menuju ruang tengah.


    Untung saja, film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yang tengah aku setel.“Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh. Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain ….sedikit bawaan lah, buat kamu sama Indah.

    Itung-itung membagi kesenangan.”“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”“Ah, biasa aja lageee..hehehe”Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat istriku, selain Linda.Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat menikmati tubuhnya.

    Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memiawnya dengan tongkolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku…

    “Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.“Eh…ah…anu…enggak.

    Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…”Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan menyelidik.Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo aku melototin selangkangannya. Wah….“Ya udah, mas. Aku pamit dulu, abis Indah pergi.

    Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.Aku Cuma tersenyum.“Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa ngelarang.”“Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.“Iya.”

    Tepat saatRika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku.Aku terkejut, dan segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat memiawnya.

    Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah…“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.Linda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan…

    “Ceklek….!”Pintu kamar mandi terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun terkejut, dan berdiri terpaku.

    Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak terelakkan. Kepalaku terasa pening.

    “Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah bingung campur kaget.“Eh…anu…ini lho…”kudengar

    Linda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.“Kok kamu megang celana dalem? Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”“Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.“Sini liat.”

    Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Linda, tanpa perlawanan dari Linda.“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?””udah deh, Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan.“Kamu tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain.

    Ini cewek juga sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah merah padam.“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku pasrah.“Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak dilakukannya.“Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana.

    Tapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.“Apa syaratnya, Rik?”“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.”“Iya, apaan syaratnya?” Linda ikut bertanya“Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”“WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?”“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

    Aku dan Linda saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya. Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika.Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Linda segera membuka kaosnya.Sambil terus berciuman dan meremas pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa. Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat di hadapan Linda dan Rika.


    Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. Aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.“Ayo, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling dia juga udah basah.”“Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.”
    Aku menatap mata Linda yang mulai sayu dan tersenyum.

    Setelah melepas seluruh pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor memiaw Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.

    “Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”Linda menjerit dan mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, tanda bahwa memiaw ini sangat terawat. Dan yang membutku girang adalah lendir memiawnya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.

    “Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah ada sesuatu yang mendesaknya.‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”“Keluarin sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat keras. Baik itil maupun memiaw Linda sudah benar-benar berwarna merah, sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan pantat dan sofa.

    Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. Aku merasakan memiawnya berdenyut, dan ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.

    “ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Linda menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.Tak kusia-siakan lendir yang meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang lendir kenikmatan Linda.

    Sedotanku pada memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…dan akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil gemetaran.“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”

    Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat, kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan.

    Siapa lelaki yang tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai orgasme.“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang lagi.

    “Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhhhh……”

    Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memiaw Linda. Blessss…….“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”pantat Linda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku di mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa sekali memiaw Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.“Ayo, nDrew…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.

    Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk….” suar gesekan tongkolku dengan memiaw Linda yang sudah basah kuyup nyaring terdengar.


    Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya.Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

    “AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKKKK….” Linda menjerit keras dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat kuat. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.
    Makin kuat kocokan tongkolku didalam memiaw Linda, makin kencang pula pelukannya.

    Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan.Karena denyutan memiaw Linda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat sangat.

    “Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.“Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil terengah-engah.“No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

    LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot memiawnya, berharap agar aku cepet muncrat.AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrroooooottttt…..tak kurang dari tujuh kali semprotan pejuhku.

    Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda, sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata tongkolku bisa menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku dalam-dalam, secara mendadak kucabu tongkolku.“Plllookkkkk….”

    Kupandangi memiaw Linda yang masih membengkak dan merah denganlubang menganga. Linda segera mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Linda meraih dan mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa. Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memiawnya.

    Dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.“Brani kam telen lagi?” tantangku.“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih liat ya….”Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.“Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.“Tuh…masih ada sisanya ditangan.

    Mbelum bersih.” Sahutku.“Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya diwajahnya.“Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil mengerling genit.“Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.“Kenapa…? Kaget ya?”“Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan birahi liar juga ya..”“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”

    ”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku“Iya juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh kamu di memiawku.” Linda tersenyum“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
    Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika.

    Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar, lebih besar dari yang kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga telah dilanda birahi.


    Linda mencolek tanganku, rupanya ia ingin mengerjai Rika. Aku setuju. Sambil berjingkat, aku dan Linda menghampiri Rika. Segera tangan Linda yang masih ada sisa pejuhku dioleskan kemuka dan bibir Rika.“MMppphhhh…..fffggghhh…..” Rika sontak terkejut dan menghentikan aktivitasnya. “apaan nih…kok kayak bau pejuh…?”“Udahlah Rik….aku tau kamu juga ikutan horny, ngeliat aku dient*t sama mas Andrew.” Linda tersenyum-senyum genit.“AH…aku…eeehh….anuu….” Rika gelagapan kehabisan kata-kata.“Rik…gkalo kamu juga horny, gak papa kok…aku masih kuat.” Tantangku. “Tuh, kamu liat. Kon tolku masih bisa bangun.”Ya, walaupun sudah menyemprotkan amunisinya dua kali permainan, kon tolku mash berdiri walaupun tak sekeras waktu ngent*tin Linda.

    Malahan sekarang kon tolku berdenyut dan mengangguk-angguk, seolah menyetujui usulku dan Linda.“Tuhhh, Rik. Kon tolku manggutmanggut.”sahutku.“Tapi nanti kalo Indah pulang gimana?” tanya Rika.“Don’t worry, honey. Kalo memang kepergok, nanti aku bantu jelasin ke Indah.” Hibur Linda. “Soalnya, dulu-dulu aku pernah becandain Indah, gimana kalo sekali-sekali aku minjem tongkol suaminya.”“Trus, Indah bilang apa?” Rika penasaran.“Mmmm.dia sih gak bilang iya tapi juga gak bilang enggak.”jawab Linda. “Dia cuman ngomong, ya kalo kamu gak malu sama Andrew, terserah kamu.

    Tapi kalo Andrew ketagihan, resiko tanggung sendiri lho. Gitu kata Indah.”“Oooo…..” Rika terlongong mendengar penjelasan Linda. Aku pun terperangah. Jadi……ternyata…..???? jangan-jangan mereka berdua memang sengaja kesini…atas suruhan Indah….

    Gak pake lama segera kulumat bibir Rika yang mungil.“Mmmpphhh…mmppfff……..aaahhhh…”Rika mendesah….”Andrewww…puasin aku sayang……guyur aku dengan pejuhmu kayak Linda tadi….oooccchhhhh…..”Aku terus melumat bibirnya..lehernya yang jenjang dan mulus…kujilat pula telinganya yang membuat Rika merinding dan tersengal-sengal.

    Ternyata salah satu titik rangsangannya adala teling.Linda membantu melepaskan spandex Rika.

    Dan…oouuuwww…pantesan di selangkangan Rika terlihat seperti terbelah. Rupanya dia memakai G-String yang segitiganya hanya mampu menutupi itilnya. Selebihnya…terlihat bibir me meknya sudah membengkak kemerahan dan basah kuyup oleh lendirnya. Kulihat me mek Rika sama dengan Linda…bersih dari bulu jembut, sehingga ha ini membuat kon tolku langsung tegak mengeras lagi.

    Linda turut membantu Rika melepaskan G-String, kaos dan Bhnya. Seolah Linda tak ingin Rika direpotkan oleh aktivitas lain yang mengurangi kenikmatan bercinta.

    “Ohhh…nDreeww,,,,sssshhhhh….hhhaaaaaarrrggghhh….mmmppphhhhh…..”Rika merintih-rintih sambil mennggelengkan kepalanya saat bibirku turun ke putingnya. Payudara Rika lebih kecil dari Linda, mungkin hanya 34B, dibandingkan milik Linda yang 36C.

    Putingnya berwarna coklat muda, tegak keras mengacung, seolah menantangku untuk segera melahapnya.

    Dan…hap….kusedot putting kiri, sementara tangan kananku meremas payudara sebelah kanan dan memilin putingnya.“Auuuccchhhh..Anddreewwww…ampunnnn…amppuuuuuunnnnn…..”Rika berteriak menahan nikmat saat jari tangan kiriku menyusuri memiawnya.

    Kumasukkan jari tengahku sambil jempolku menggosok itil Rika yang sangat keras.“Rik…kon tol Andrew diusap dong…biar cepet keras…” ujar Linda. Segera tanpa diperintah dua kali, Rika segera meraih kon tolku, mengusap dan mengocok bergantian.“Uffff…Rika sayaaanng…akhirnya kon tolku kena kamu yaaa…”aku merintih menahan nikmat.


    Ternyata Rika sangat terampil dalam urusan kocok mengocok, sehingga tak perlu waktu lama kon tolku sudah sekeras kayu lagi, mengkilat kemerahan.Tak sabar segera kubalikkan tubuh Rika, sehingga posisinya sekarang nungging didepanku. Lututnya bertumpu pada sofa panjang, sehingga punggungnya meliuk, menambah sexy posisinya saat itu.

    Dengan pantat membulat, tampak bibir me mek Rika merekah merah dan berkilat licin oleh cairan birahinya. Tak tahan, kuserbu me mek Rika, kujilat itilnya dan kukorek liangnya dengan jari-jariku.

    “Arggghhh…Andrew….oohhhh….nik..mat…sss…sseekkk..kali……say….yaannnghhh….”Rika menjerit sambil tersengal.

    Napasnya memburu.“Akk..kku…hammm..ppir sampai, honey…”Rika terus merintih.Ah…ternyata Rika tak sanggupbertahan lebih lama lagi. Terasa sekali dibibirku, suhu me mek Rika makin panas, dan lendir cintanya bertambah banyak mengalir.Segera saja kuarahkan batang kon tolku yang menunggu giliran, merojok me mek Rika.

    “Ugghhhh……aaacccgghhhhhh…Andreeeewwww………”pantat Rika tersentak menerima hunjaman kon tolku yang begitu tiba-tiba.Nikmat sekali me mek Rika. Meskipun sama-sama becek dan mampu berdenyut, aku merasakan sensasi lain dibandingkan me mek Linda.Makin lama makin terasa me mek Rika berdenyut-denyut.

    Tak ada suara yang keluar dari bibir Rika, kecuali erangan dan rintihan. Kurasakan otot disekitar pantat dan selangkangannya mengejang dan tiba-tia Rika menekan pantatku sambil melolong….

    “OOOOUUUWWWWWW….ANDREEEEEEEWWWW…..UUUUUUUFFFFGGGGHHHHHH…..”Nafas Rika tertahan, dan kupercepat hunjaman kon tolku, seolah menyerbu me mek Rika bertubi-tubi.

    Ahh…..betapa hangat lendir birahi yang mengalir, bahkan sampai meleleh membasahi pahaku dan paha Rika.Rika tetap menggoyang-goyangkan pantatnya, sehingga membuatku makin bernafsu menggocek kon tolku dalam me meknya yang becek namun sempit.

    “C’mon honey…shot your sperm inside my mouth….,”Rika menoleh dan menatapku dengan mata sayu seolah memohon agar kusemprotkan spermaku dimulutnya.“Ohhhhh….aaaawwwgghhh….Rikaaaaa…me mek kamu kok ennnnaaakk bangethhh sssssiiiccchhh….,

    ”aku menceracau sambil terus memajumundurkan pantatku “Ngeliat pantat kamu yang bulet..ddaannn…putih…eeegghhhh….bikinnhh….aakkk…..kkkuuuu….pengennnnhhhh….ngecreettthhh…….aaarrrrggghhh….RIIIKKKAAAAAAAAAA……,”aku berteriak keras sambil mencabut tongkolku.

    Serta merta Rika meraih kon tolku, mengocoknya sambil mengisap kepala dan batangnya.

    “C’mon…ayo Ndrew…keluarin pejuhmu…..”“Aku pengen ngerasain pejuh kamu….”Linda pun tak tinggal diam. Ia berbaring telentang dibawahku dan menjilat perineumku, seolah tau bahwa itu adalah daerah “mati”ku. Ya, aku paling gak tahan kalo perineumku dijilat.AAAARRRGGGHHHH….LINDAAAAAA….gila kamu….aaarrrghhhh…..nnnniiikk…mathhh..bangetttt…..”“Aku gak tahan, Rikaaa…Lindaaa….sayangku cintaku…..”Dan…..crrroooooottt….crroooootttt…..“Haeeppphh…eeelllppphhhhh….hhhmmmppphhhhh…..”suara dari mulut Rika.

    Tampak dia gelagapan menerima semburan spermaku, tak kurang dari 5semburan kencang dan banyak…


    “Aaaahhh…..ooouuffhh….auuww…ooouuww…udah Rik…udah…udah…jangan diisep teruss…gelllliiii…..”aku meringis kegelian karena Rika tetep mengisap tongkolku, seolah tak rela kalo pejuhku tak keluar tuntas. Seolah ingin menikmati pejuhku hingga tetes terakhir.

    “Hmmm…udah puas kamu Rik?” tanya Linda sambil bibirnya mengecap-ngecap pejuhku yang menetes ke mukanya.“Ahh…gila juga si Andrew ya…”sahut Rika. “memiawku rasanya penuh banget. Mana kon tol dia panjang lagi.

    Berasa mentok di rahimku kayaknya.”“Liang kamu gak dalem sih Rik,” timpalku. “Tapi asyik kok rasanya. Ternyata memiaw kalian sama2 gak dalem ya…”“Thanks banget ya buat kamu berdua, udah mau bantuin aku,”ucapku.“No problem, dear Andrew,” sahut Rika dan Linda hampir bersamaan.“Gimanapun, kamu kan suami sahabatku, boleh dong kalo saling bantu…”sahut Rika.

    Kami pun bercanda sejenak sekedar melepaskan lelah. Dan sambil masih tetap bertelanjang, kupersilakan Rika dan Linda ke ruang makan untuk sekedar minum minuman segar. Kulirik, jam menunjukkan waktu pukul 11.37 siang, pertanda tak lama lagi istriku dan anak-anak akan segera datang. Mereka berdua pun segera membersihkan diri dari sisa-sisa lendir dan sperma yang membasahi me mek maupun wajah mereka.

    “Ok Ndrew…aku pamit dulu ya…,”Rika pamit sambil mengecup bibirku. “Daaa, sayang…”“Mmmuuaachh…,”Linda memagut bibirku lama, seolah tak mau kehilangan momen yang sangat dahsyat. “Bye, Ndrew…,”Linda juga berpamitan. “Salam buat Indah ya…tapi jangan bilang lho, kalo kamu habis bagi-bagi pejuh…xixixi..” Rika dan Linda cekikikan sambil berjalan keluar.“Ok, hon…don’t worry…thanks ya…”sahutku sambil melambaikan tangan dan mengantar mereka ke pagar.


  • Foto Ngentot Latina Yurizan Beltran mengambil cumshot keras setelah blowjob

    Foto Ngentot Latina Yurizan Beltran mengambil cumshot keras setelah blowjob


    1960 views

    Duniabola99.com – foto gadis latin Yurizan Beltran berambut hitam pakai bikini merah sexy toket gede dan memeknya yang temben ngentot dengan pria kekar bekontol gede diatas tempat tidurnya dan memberikan titsjob hingga spermanya munctar diats kedua payudaranya yang gede. Targetqq

     

  • Foto Bugil Shyla Jennings beroket gede pamer memek dicukur

    Foto Bugil Shyla Jennings beroket gede pamer memek dicukur


    1876 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik rambut coklak Shyla Jennings  melepaskan pakaiannya menampakkan toketnya yang berisi dan bulat dan juga melakukan gesekan pada memeknya yang tak berbulu hinga puas klimax.

  • Cerita Sex Di Balik Kerudung

    Cerita Sex Di Balik Kerudung


    5071 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Di Balik Kerudung ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSudah kurang lebih setahun aku bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam perundingan pembelian tanah yang akan dijadikan tempat usaha. Di perusahaan itu aku juga memilki jabatan yang tidak rendah karena aku selalu yang disuruh berangkat menyurvey, menawar, dan memastikan kalau lahan yang akan dibuat usaha itu benar-benar strategis.
    Aku juga sering bertemu dengan klien yang meminta bantuan perusahaan kami atau yang bekerja sama dengan perusahaan kami. Aku mendapatkan kepercayaan oleh perusahaan setelah aku berhasil memenangkan tender yang sangat besar sekali, dari itu aku menjadi orang kepercayaan bosku.

    Dikala aku menyurvey sebuah lahan aku selalu ditemani oleh seorang teman kantorku yang ditugaskan oleh kantor untuk menemaniku. Namanya Bu Rena, orangnya tidak begitu cantik, tapi senyumannya sangatlah manis sekali. Dia berusia sekitar 35 tahunan, dia juga sudah mempunyai suami dan mempunyai dua orang anak. Tapi tubuh Bu Rena ini masih sangat langsig sekali, payudaranya lumayan besar sekitar 34B dan pantatnya yang ranum menghiasi pemandangan tubuh Bu Rena dibalik kerudung yang selalu menutupi wajahnya. Sudah lama aku bekerja bersama Bu Rena, jadi aku mengetahui bagaimana sifat Bu Rena. Sehungga kami dengan tidak segan lagi ketika saling bercanda.

    Cerita Seks 2016 | Selain ditemani Bu Rena aku, saat menyurvey aku juga selalu diantar oleh sopir pribadiku yang juga sudah lama bekerja denganku. dibalik kerudung Bu Rena sempat aku menebak-nebak tentang gairah Seks Bu Rena ini, bahkan aku juga sempat menanyakan pada Bu Rena saat kami keluar menyurvey. Dia hanya tersenyum dengan pertanyaanku yang menjurus soal hubungan Seks.

    Aku menjadi tahu kalau Bu Rena ini juga sebenarnya gak baik-baik banget, aku juga bisa mendapatkannya, tapi dia menutupinya dengan berkerudung saat dikantor. Aku juga sering menggodanya saat berada dikantor tapi tidak didepan teman-teman kantor, tapi ketika terlihat sepi, dan Bu Rena selalu hanya membalas godaanku dengan senyuman yang sangat khas dari raut wajahnya.

    Waktu itu hari sabtu aku mengambil cuti karena aku ingin istirahat dirumah, menenagkan pikiran dari segala urusan yang ada dikantor. Tapi tak sesuai dengan harapanku, sekitar jam 10 siang aku ditelpon oleh atasanku dan aku ditugaskan untuk menyurvey sebuah lahan dengan sebuah klien dari perusahaan.
    Dengan tak bisa mneolak aku pun menyanggupinya. Dan aku meminta kalau Bu Rena diantar kerumahku. Segera aku bergegas tata-tata, menyiapkansegala sesuatu yang aku perlukan. Dan setengah jam kemudian Bu Rena sampai kerumahku dengan diantar sopir perusahaan. Aku mempersilahkannya masuk dirumahku dulu sambil menunggu bersiap. Istriku dengan Bu Rena juga sudah kenal karena aku sudah cerita tentang Bu Rena jadi istriku gak masalah.

    Setelah aku selesai, aku mencari sopirku, dan setelah aku panggil istriku yang menjawab, kalau sopirku pagi tadi ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit. Jadi terpaksalah aku menyetir mobil sendiri. Dan aku langsung berpamitan dengan istriku. Aku dan Bu Rena lalu masuk mobil dan kami pun langsung meninggalkan rumah.

    Obrolan kami di perjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Bu Rena. Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi yang 25 km dari pusat kota, aku tak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan aku jengkel juga ketika pemilik tanah itu tidak ada di tempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur di atas motornya.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Kami duduk saja di dalam mobil yang diparkir menghadap ke kebun tak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Suasana sunyi sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun.

    Tapi suasana yang sunyi itu…entah kenapa…tiba-tiba saja membuatku iseng…memegang tangan Bu Rena sambil berkata,

    “Bisa 2 jam kita harus menunggu di sini, Bu.”
    “Iya Pak,” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku,
    “Sabar aja ya Pak….di dalam bisnis memang suka ada ujiannya.” Aku terdiam.

    Tapi tanganku tidak diam. Aku mulai meremas tangan wanita 30 tahunan itu, yang makin lama terasa makin hangat. Dia bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti……..ah…..pikiranku mulai melayang-layang tak menentu. Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa.

    Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami bukan abg lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan? Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yangb sangat tertutup dan bertangan panjang. Bu Rena diam saja. Dan akhirnya aku berhasil menyentuh payudaranya.

    Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata,

    “Duduknya di belakang saja Pak…di sini takut dilihat orang…” O, senangnya hatiku.

    Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau !

    “Kenapa mendadak jadi begini Pak?” tanya wanita berjilbab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik BH nya.
    “Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya. “Tapi Pak…uuuuhhhh…..kalau saya jadi horny gimana nih?” wanita itu terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakaian lengkap.
    “Kita lakukan saja…asal Bu Rena gak keberatan….” tanganku makin berani, berhail menyelinap ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup ke balik celana dalamnya.

    Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya…bahkan mulai menyelinap ke celah vaginanya yang terasa sudah membasah dan hangat.

    “Masa di mobil?” protesnya,
    “kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial…”
    “Emang siapa yang mau ngajak begituan di mobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” kataku pada waktu jemariku mulai menyelusup ke dalam liang kemaluan Bu Rena yang terasa hangat dan berlendir…

    Wanita itu memelukku erat-erat sambil berbisik,

    “Duh Pak…saya jadi kepengen nih….kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang di sini kalau kita mau datang lagi besok.”
    “Iya sayang,” bisikku,
    “ Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu…”
    “Ya sudah dulu dong,” Bu Rena menarik tanganku yang sedang mempermainkan kemaluannya,
    “Nanti kalau saya gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti aja di penginapan saya kasih semuanya…” Aku ketawa kecil.

    Lalu pindah duduk ke belakang setir lagi. Tak lama kemudian mobilku sudah meluncur di jalan raya. Persetan dengan pemilik tanah itu. Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh Bu Rena, yang jelas sudah siap diapakan saja. Dengan mudah kudapatkan hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Bu Rena, karena kalau di dalam kota takut kepergok oleh orang-orang yang kami kenal.

    Soalnya aku punya istri, Bu Rena pun punya suami. Hotel itu cuma hotel sederhana. Tapi lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. Tidak pakai AC, karena udaranya cukup dingin, rasanya tak perlu pakai AC di sini. Yang penting adalah wanita berjilbab itu…yang kini sedang berada di dalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu…sementara aku sudah tak sabaran menunggunya.

    Ketika ia muncul di ambang pintu kamar mandi, aku terpana dibuatnya. Rambutnya yang tak ditutupi apa-apa lagi, tampak tergerai lepas….panjang lebat dan ikal. Jujur…ia tampak jauh lebih seksi, apalagi kalau mengingat bahwa ia 5 tahun lebih muda adaripada istriku. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu tampak jelas di mataku.

    Aku bangkit menyambutnya dengan pelukan hangat,

    Cerita Sex Di Balik Kerudung “Bu Rena kalau gak pake jilbab malah tampak lebih cantik….muuuahhhhh…” kataku diakhiri dengan kecupan hangat di pipinya.

    Ia memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada di atas tempat tidur yang lumayan besar. Lalu kami bergumul mesra di atas tempat tidur itu. Bu Rena tidak pasif. Berkali-kali dia memagut bibirku. Aku pun dengan tak sabar menyingkapkan baju lengan panjangnya.

    Dan…ah…rupanya tak ada apa-apa lagi di balik baju lengan panjang itu selain tubuh Bu Rena yang begitu mulus. Payudaranya tidak sebesar payudara istriku. Tapi tampak indah di mataku. Tak ubahnya payudara seorang gadis belasan tahun. Dan ketika pandanganku melayang ke bawah perutnya…tampak sebentuk kemaluan wanita yang berambut tebal, sangat lebat…. Aku pun mulai beraksi. Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus bulu kemaluan yang lebat keriting itu.

    Bu Rena pun tidak tinggal diam, mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, lalu menanggalkan kemejaku. Untuk mempermudah, aku pun menanggalkan celana panjang dan celana dalamku. Sehingga batang kemaluanku yang sudah tegak kencang ini tak tertutup apa-apa lagi.

    Bu Rena melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi ini.

    “Iiiih…punya Bapak kok panjang gede gitu….mmm….si ibu pasti selalu puas ya …” desisnya.
    “Emang punya suami Bu Rena seperti apa?” tanyaku.
    “Jauh lebih pendek dan kecil,” bisik Bu Rena sambil merangkulku dengan ketat, seperti gemas.

    Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, lalu turun…mencelucupi puting payudaranya. Kusedot-sedot seperti anak kecil sedang menetek, sambil mengelus-eluskan ujung lidahku di putting payudara yang terasa makin mengeras ini. Sementara tanganku tak hanya diam. Jemariku mulai mengelus bibir kemaluan wanita itu, bahkan mulai memasukkan jari tengahku ke dalam liang kemaluannya.

    Bu Rena sendiri tak cuma berdiam diri. Tangannya mulai menggenggam batang kemaluanku. Meremasnya dengan lembut. Mengelus-elus puncak penisku, sehingga aku makin bernapsu. Tapi aku sengaja ingin melakukan pemanasan selama mungkin, supaya meninggalkan kesan yang indah di kemudian hari. Maka setelah puas menyelomoti puting payudara wanita itu, bibirku turun ke arah perutnya. Menjilati pusarnya sesaat.

    Lalu turun ke bawah perutnya. Markas Judi Online Dominoqq

    “Pa jangan ke situ ah…malu…” Bu Rena berusaha menarik kepalaku agar naik lagi ke atas.

    Tapi aku bahkan mulai menciumi kemaluanya yang berbulu lebat itu. Lalu jemariku menyibakkan bulu kemaluan wanita itu, mengangakan bibirnya dan mulai menjilatinya dengan gerakan dari bawah ke atas….

    “Aduh Pak…ini diapain? Aaah…kok enak sekali Pak…..” Bu Rena mulai menceracau tak menentu.

    Lebih-lebih ketika aku mulai mengarahkan jilatanku di clitorisnya, terkadang menghisap-hisapnya sambil menggerak-gerakkan ujung lidahku.

    “Oooh Pak…oooh….Pak….iiiih….saya udah mau keluar nih….duuuhhhhhh” celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan batang kemaluanku ke belahan memeknya yang sudah basah.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Dan kudesakkan sekaligus….blessss…..agak mudah membenam ke dalam liang surgawi yang sudah banyak lendirnya itu. “Aduuuduuuhhhh…sudah masuk Paaakk…..oooohhhh….” Bu Rena menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumi bibirku sambil menggerak-gerakkan pantatnya,
    “Sa…saya gak bisa nahan lagi…langsung mau keluar Paaak…tadi sih terlalu dienakin…oooh…” Lalu terasa tubuh wanita itu mengejang dan mengelojot seperti sekarat.

    Rupanya dia tak bisa menahan lagi. Dia sudah orgasme….terasa liang kemaluannya berkedut-kedut, lalu jadi becek. “Barusan kan baru orgasme pertama,”bisikku yang mulai gencar mengayun batang kemaluanku, maju mundur di dalam celah kemaluan Bu Rena.

    Beberapa saat kemudian wanita itu merem melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang-goyang pinggulnya, sehingga batang kemaluanku serasa dibesot-besot oleh liang surgawi Bu Rena. Aku tahu goyangan pantatnya itu bukan sekadar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri.

    Karena pergesekan penisku dengan liang kemaluannya jadi makin keras, kelentitnya pun berkali-kali terkena gesekan penisku.

    “Adduuuh, duuuh….Pak…kok enak sekali sih Pak…..aaah…saya bisa ketagihan nanti Pak…..” celotehnya dengan napas tersengal-sengal.
    “Aku juga bisa ketagihan,” sahutku setengah berbisik di telinganya, sambil merasakan enaknya gesekan dinding liang kemaluannya,
    “memekmu enak sekali, sayang…..duuuuh….benar-benar enak sekaliii….” Aku memang tidak berlebihan.

    Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Mungkin ini yang disebut SII (Selingkuh Itu Indah). Padahal posisi kami cuma posisi klasik. Goyangan pantat Bu Rena juga konvensional saja. Tapi enaknya luar biasa. Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran. Bu Rena pun tampak sangat menikmati enjotan batang kemaluanku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, lalu melingkari pinggangku, sementara rengekan-rengekannya tiada henti terlontar dari mulutnya.

    “Ooooh….oooh…hhhh….aaaaahhhhh…oooh…aaaaah….aduuuh Paaak….enak Pak….duuuuh….mmmmhhhhh saya mau keluar lagi nih Paaak….”
    “Kita barengin keluarnya yok….” bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam liang kewanitaan Bu Rena.
    “I…iya Pak….bi…bi…biar nikmat…..” sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kemaluanku seperti dipelintir oleh dinding liang kemaluan wanita yang licin dan hangat itu.

    Sampai pada suatu saat…kuremas-remas buah dada wanita itu, mataku terpejam, napasku tertahan…batang kemaluanku membenam sedalam-dalamnya….lalu kami seperti orang-orang kesurupan….sama-sama berkelojotan di puncak kenikmatan yang tiada taranya ….. Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam liang memek Bu Rena. Liang yang terasa berkedut-kedut.

    Lalu kami sama-sama terkapar, dengan keringat bercucuran.

    “Ini yang pertama kalinya saya digauli oleh lelaki yang bukan suami saya…” kata Bu Rena sambil membiarkan batang kemaluanku tetap menancap di dalam memeknya.

    Kujawab dengan ciuman hangat di bibirnya yang sensual,

    “Sama…saya juga baru sekali ini merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istri saya. Terimakasih sayang…mulai saat ini Bu Rena jadi istri rahasiaku…”
    “Dan Bapak jadi suami kedua saya….iiih…kenapa tadi kok enak sekali ya Pak?”
    “Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah terlalu biasa, nggak ada yang aneh lagi. Tapi barusan dilepas di dalam…nggak apa-apa ?”
    “Nggak apa-apa,” sahutnya dengan senyum manis, mata bundar beningnya pun bergoyang-goyang manja,
    “Saya kan ikut KB sejak kelahiran anak kedua…”
    “Asyik dong, jadi aman….” “Saya pasti ketagihan Pak….soalnya punya Bapak panjang gede gitu…..” Kata-kata Bu Rena itu membuat napsuku bangkit lagi.

    Dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalam memeknya, terasa mengeras lagi. Maka kucoba menggerak-gerakkannya…ternyata memang bisa dipakai “bertempur” lagi. Batang kemaluanku sudah mondar mandir lagi di dalam liang vagina Bu Rena yang masih banyak lendirnya tapi tidak terlalu becek, bahkan lebih mengasyikkan karena aku bisa mengentot dengan gerakan yang sangat leluasa tanpa kehilangan nikmatnya sedikit pun. Bahkan ketika aku menggulingkan diri ke bawah, dengan aktifnya Bu Rena action dari atas tubuhku.

    Setengah duduk ia menaik turunkan pinggulnya, sehingga aku cukup berdiam diri, hanya sesekali menggerakkan batang kemaluanku ke atas, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya. Posisi di bawah ini membuatku leluasa meremas-remas payudara Bu Rena yang bergelantungan di atas wajahku. Terkadang kuremas-remas juga pantatnya yang lumayan besar dan padat. Tapi mungkin posisi ini terlalu enak buat Bu Rena, karena moncong penisku menyundul-nyundul dasar liang vaginanya. Dan itu membuatnya cepat orgasme. Hanya beberapa menit ia bisa bertahan dengan posisi ini. Tak lama kemudian ia memeluk leherku kuat-kuat, seperti hendak meremukkannya.

    Lalu terdengar erangan nikmatnya,

    “Aaaahhhh….saya keluar lagi Paaaak…..” Kemudian ia ambruk di dalam dekapanku.

    Tapi aku seolah tak peduli bahwa Bu Rena sudah orgasme lagi. Butuh beberapa saat untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tak perlu vitalitas. Yang jelas batang kemaluanku sedang enak-enaknya mengenjot memek teman bisnisku ini. Lalu aku menggulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kemaluanku dari dalam memeknya yang sudah orgasme kesekian kalinya. Bu Rena memejamkan matanya waktu aku mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia di bawah aku di atas.

    Cerita Sex Di Balik Kerudung Tapi beberapa saat kemudian ia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk ….. Aku pun makin ganas mengentotnya. Tapi ia tak mau kalah ganas. Gerakan pantatnya makin lama makin dominan.

    Membuatku berdengus-dengus dalam kenikmatan yang luar biasa.

    “Oooh…enak banget Paaak….sa…saya mau keluar lagi ….kita barengin lagi Pak…ta…tadi juga enak sekali….” celotehnya setelah batang kemaluanku cukup lama mengentot liang memeknya.

    Aku setuju. Kuenjot batang kemaluanku dengan kecepatan tinggi, maju-mundur, maju-mundur….sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi Saling cengkram, saling lumat….seolah ingin saling meremukkan….dan akhirnya air maniku menyemprot-nyemprot lagi di puncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan lirih Bu Rena yang sedang mencapai orgasme pula.

    “Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?” cetus bu Rena waktu sudah mengenakan pakaiannya lagi.
    “Iya…dari rumah aja gak ada renana….tapi tadi mendadak ada keinginan…untunglah Bu Ivvy gak menolak…terimakasih ya sayang,” sahutku dengan genggaman erat di pergelangan tangannya, kemudian kukecup mesra bibirnya yang tipis mungil itu.

    Wanita itu tersenyum. Memeluk pinggangku sambil berkata perlahan,

    “Kita harus berterimakasih pada pemilik tanah itu, ya Pak. Gara-gara dia gak ada di tempat, kita jadi ada acara mendadak begini.” Aku mengangguk dengan senyum.

    Sementara hatiku berkata,

    “Gara-gara sopirku gak masuk pula, aku jadi punya kisah seperti ini. Kalau ada dia, aku tentu takkan sebebas ini.”

    Sore itu kami pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, ketika istriku sudah tertidur pulas, aku masih sempat smsan dengan bu Rena. Salah satu smsnya berbunyi:

    “Puas banget…punya saya sampe terasa seperti jebol….punya bapak kegedean sih…kapan kita ketemuan lagi?” Kujawab singkat,
    “Kapan pun aku siap..” Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku. Yang tak mungkin kulupakan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video bokep Minami Wakana perawat dientot pasien dirumah

    Video bokep Minami Wakana perawat dientot pasien dirumah


    2220 views

    IndoLiveAsia

  • Kisah Memek Blue Filem

    Kisah Memek Blue Filem


    2779 views


    Duniabola99.com – Setelah hampir tiga tahun aku bertugas diutara aku mohon bertukar berhampiran dengan kampong halamanku. Permohonan aku diterima keranaada kekosongan. Buat beberapa bulan pertama aku berkerja saperti biasa tanpa ada apa-apa aktiviti, maklumlah di-tempat orang. Tiap-tiaphujung minggu aku akan pulang ke-kampong yang hanya 120km jauhnya. Biasalah ditempat kerja seseorang itu akan mencari kawan yang sesuai. Akhirnya aku bertemu dengan seorang perkerja hospital yang pada anggapan ku boleh di-jadikan kawan, ini kerana semasa aku di-masukkanke hospital kenalan baru ku itu kerap ingin membantu sekira-nya aku perlukan apa-apa. Persahabatan kami terjalin begitu erat sehingga-lah aku discharge seminggu kemudian.Dia mengetahui nama ku dari “MedicalShit” yang tergantung dihujung katil. Dia membahasakan nama-nya sebagai abang ngah.

    Selalu juga selepas dia habis shift petang dia akan singgah kerumahku, maklumlah aku masih bujang dan menyewa seorang diri. Ada juga diabertanya mengapa aku tidak berkongsi dengan teman lain. Aku memberitahunyayang aku lebih selesa tinggal seorang.

    Satu malam abang ngah muncul semasa aku sedang menonton b/f seorang diri. Aku perhatikan yang dia agak malu-malu dan memberitahu aku yang dia belum pernah menonton apa yang sedang aku tontoni. Akhirnya dia hilangmalu dan ikut sama menonton dengan begitu asyik.

    Aku di-fahamkan yang abang ngah sudah beristeri dan mempunyai tiga oranganak. Selepas dari malam itu apabila dia singgah di-rumah ku dia akan bertanya kalau-kalau ada yang baru. Aku dapat perhatikan yang dia benar-benarbelum pernah menonton b/f.

    Satu petang entah macam-mana aku terlepas cakap dengan menanya sama ada isterinya pernah menonton b/f atau pun tidak. Dia terdiam buat seketika sebelum menjawab yang dia tidak mempunyai vedio player. Aka memberitahu dia yang aku sedia meminjamkan vedio player aku. Dengan lurus dia memberitahuku yang dia akan bertanya dengan isterinya sama ada dia mahu atau pun tidak.

    Esok-nya selepas duty dia datang kerumah ku dan memberitahu ku yang isterinya ingin menonton. Aku kemas vedio player ku untuk dia bawa pulang bersama dengan beberapa keping tape. Malangnya aku terpaksa pergi kerumahnyakerana dia tak tahu cara memasang player tersebut.

    Malam itu-lah pertama kali aku kerumah-nya. Aku perhatikan yang rumahnya agak sunyi. Aku di-beritahu yang anak-anaknya bermalam di-rumah nenek mereka.Dia hanya tinggal berdua dan memberitahu aku yang isterinya malu hendak keluar. Maklumlah kami belum pernah bertemu sebelum ini.


    Setelah player aku pasang dan memberitahunya cara-cara hendak pasang tape aku minta diri untuk pulang. Belum sempat aku melangkah keluar kawankumemberitahu yang isterinya menyuruh aku minum dulu. Aku duduk semula di-kerusi set yang agak lusuh. Bila aku amati kaedaan rumahnya aku dapat rasakan yang kawan ku adalah seorang yang kurang berada.

    Belum pun habis sebatang rokok isterinya yang kelihatan macam perempuan kampong dengan pakaian biasa keluar membawa minuman. Pada masa itu aku tidak merasakan apa-apa pun, maklumlah sebelum ini aku sudah biasa dengan perempuan yang agak sosial. Kawan memperkenalkan isterinya yang dipanggil Non sambilmenuang air minuman untuk ku. Habis minum aku minta diri untuk pulang.

    Sampai dirumah aku membayangkan kaedaan kenalanku bersama dengan isterinya menonton b/f. Entah macam mana ingatan ku untuk mengendap mereka muncul.Walaupun aku kurang mengetahui kaedaan persekitaran rumahnya aku tidakambil pusing kerana apa yang aku tahu rumahnya agak terpencil, di-dalam kebun getah jauh dari jiran-jiran..

    Aku mematikan ingin kereta dalam jarak 20 meter dari rumahnya. Aku berjalan kaki dengan begitu berhati-hati.Kaedaan dalam rumahnya hanya di-terangi cahaya t.v. Aku mencarilubang. Kebetulan rumahnya benaan papan maka senanglah aku mencari lubang untuk memudahkan aku mengendap.

    Aku lihat kawan ku sedang duduk berlunjur di-atas kerusi set dengan si-isteri bersandar di-dadanya dalam kaedaan hanya berkemban. Aku dapat lihat kawan ku sedang mengentel-gentel putting tetek isterinya dan sekali sekalamencium tengkoknya yang sedang asyik menonton.

    Mereka menonton dalam kaedaan begitu setia kerana sanggup menunggu hinggatamat dengan aku jenuh menunggu menantikan tindakan lanjut mereka. Tamat cerita si-isteri terus ke-bilik, kawanku pula aku perhatikan macam tak kesah saja. Aku sudah mendapat posisi yang agak selesa dengan lubang berhampiran dengan katil mereka.

    “Ngah, kita main ia” aku dengar isterinya bersuara setelah kawan ku masuk.

    “Ah tak payah-lah, semalam bukan kita dah main” balas kawan ku.

    “Alah ngah boleh-lah” rengek isterinya sambil menarik tangan kawan ku.

    “Esok saja-lah, ngah penat” balas kawan ku sambil memusingkan badan membelakangi isterinya.

    Aku agak kecewa kerana tidak dapat menyaksikan apa-apa yang sepatutnya.Aku hanya dapat melihat yang isterinya sukar hendak tidur. Mengering kekirisalah ke-kanan salah. Kawan ku sudah berdengkur. Ada juga aku terfikir yang aku hendak memanggilnya, tetapi tertahan kerana khuatir. Setelah tiada adengan yang boleh di-tonton aku pulang dalam kaedaan sia-sia.

    Selang beberapa hari kawan ku datang. Aku bertanya kalau dia ingin menontonyang lain- Bangsa Negro, agak ganas. Dia mahu. Sebentar kemudian dia pulang. Aku mengambil masa sebelum kerumahnya. Dari intian ku kedudukanmereka macam malam dulu juga. Isterinya bersandar ke-dada kawan ku dengankain yang dia pakai sudah tidak menutupi dadanya lagi. Kawan ku asyik mengentel teteknya saja. Sekali sekala aku perhatikan tangan kawan ku merayap di-dalam kain isterinya hingga ke-bawah perut. Aku merasa seronokkerana kali ini tentu mereka main.

    Tamat cerita setelah t.v. di-matikan aku lihat kawan ku menatang isterinyayang sudah bogel menuju ke-bilik. Tak semena-mena “Meretol” ku mengeras.

    “Malam ni kita main puas-puas ia Non kerana start esok Ngah duty malam” kawan ku bersuara setelah meletakkan isteri-nya di-atas katil sambil menanggalkan kain sarongnya. Dalam cahaya samara-samar aku perhatikan yangsenjata kawan ku sederhana saja.

    Setelah dia mencium dan merapa tubuh isterinya ala kadar dia pun melebarkankangkang isterinya dan terus tertiarap di-atas perut isterinya denagan ponggong-nya di-gerakkan ke-atas ke-bawah. Tak sampai beberapa minit diaterus tiarap di-atas perut isterinya.

    “Apa-lah Ngah ni cepat sangat” isterinya mengomel, mungkin belum puas. Tanpa menjawab kawan ku bangun dan terus kedapur. Setelah dia masuk ke-bilik semula isterinya bangun dan menuju ke-dapur. Aku juga turut menuju ke-dapur.


    “Apa-lah Ngah ni kita belum puas lagi dia dah selesai” isterinya mengomeldengan kedengaran bunyi curahan air. Mungkin dia sedang membasuh cipap-nya.Sampai di-dalam bilik aku perhatikan yang dia begitu sukar untuk tidur.

    Aku tinggalkan mereka setelah “Meretol” ku reda dik perbuatan tangan ku sendiri. Sepanjang perjalanan pulang aku mencari idea bagaimana hendakbertindak. Apa tah lagi setelah mendengar yang bermula malam esok kawan ku duty malam.

    Malam esoknya aku memberanikan diri untuk pergi kerumah kawan ku. Aku perhatikan hanya ruang tamu saja yang bercahaya di-terangi oleh cahaya dari t.v. Aku cuba mengintai, rupa-nya si-Non sedang menonton b/f dengan tangan kanan berada di-celah kelengkang-nya.

    Setelah puas mengintai baru aku pura-pura memanggil nama kawan ku. Lama juga baru kedengaran suara Non bertanyakan siapa. Bila aku beritahu siapa aku dan datang dengan tujuan apa baru Non yang sudah berpakaian membukapintu sambil bersuara, “Abang Ngah tiada, dia kerja malam”.

    “Kalau begitu tak apa-lah Non biar saya pulang” kata ku sambil menghulurkantape yang aku bawa.

    “Apa salahnya kalau abang ngah tiada, masuklah dulu” Non berkata.

    Aku buat-buat jual mahal sebelum masuk dan bertanya, “Mana anak-anak Non?”.

    “Mereka sudah tidur” balas Non yang duduk berdepan dengan ku.

    Lama juga kami terdiam sebelum aku buat pura-pura tahu tanda-tanda di-tubuhNon konon-nya Non belum pernah mendapat kepuasan yang sebenar bila melakukan seks. Non hanya tunduk, aku dapat perhatikan yang dia kerapmengerling ke-arah kelengkang ku. Maklumlah aku sengaja mengenakan seluar sukan yang ketak dan benjolan “Meretol” ku pula agakketara kerana aku tidak memakai underwear.

    Kerana aku sudah agak masak dengan body-languagge seseorang aku faham apa yang Non sedang fikirkan.Gelora nafsunya masih membara kerana baru lepasmenonton. Aku bertanya kalau-kalau dia hendak menonton tape yang baru aku bawa Aku bangun dan duduk di-sebelahnya setelah tape dipasang. Aku perhatikan dia tak membantah apabila aku pegang tangan-nya. Aku cuba memegangpehanya, juga tiada bantahan. Kini tangan ku sudah di-atas bahunya. Kerana tiada bantahan aku terus merangkul tubuhnya sebelum aku merapatkan bibirkuke-bibirnya. Apa respond.

    Kini aku bertindak agak berani dengan memasukkan tangan ku ke-dalam baju kurungnya sambil mengentel-ngentel putting teteknya.Selesai tayangan aku bangun untuk memasang tape lain. Non membuat aksi yang dia tak mahu aku pasang tape lain sambil merapakan kedua pehanya dalam kaedaan benar-benargian sebelum bangun menuju ke bilik sambil memandang kearah ku penuh erti.Aku faham dan ikut Non ke-bilik.

    Sampai di-dalam bilik aku tanggalkan pakaian Non sebelum aku rebahkan badan-nya di-atas katil yang agak usang bertilamkan tilah kekabu yang sudah agak keras. Aku lakukan segala apa yang aku tahu tidak pernah di-lakukan oleh kawanku. Aku jilat cipap-nya yang sudah begitu berair. Non mengerang kesedapan sambil merapatkan pehanya dengan kepala ku berada dicelah kelengkang-nya yang membuat aku hampir lemas.

    Aku menanggalkan pakaianku sebelum menjilat semula cipap Non yang membuatdia semakin berkehandak hingga dia merayu agar aku memasukkan “Meretol”ku. Sambil membelakangi Non, dengan mengunakan air luir ku, aku bahasi “GAMBIR SARAWAK” , dan menyapu kepala “Meretol”ku yang sudah begitu bersedia.Tujuan-nya adalah agar aku lambat terair.

    “Meretol” ku aku tekankan dengan pelan-pelan setelah Non sendiri melebarkan kangkang-nya. Non mengetap bibir menahan kesedapan bila “Meretol” ku, aku tekan santak ke-pangkal. Aku membuat aksi sorong-tarik, sorong-tarik hingga Non merengek kesedepan semasa dia hendak terair.


    “Bagaimana Non, puas tak?” aku bertanya setelah dia reda. Kerana sebelum ini kawan ku gaggal untuk memberinya satu kepuasan yang total. Non tidak menjawab. Apabila dia perasan yang aku sedang merenung wajahnya dia memejamkan mata.

    Aku mencabut “Meretol” ku yang masih tegang dan baring sambil bersuara, “Non naik atas badan saya, kerana saya mahu Non mendapat kepuasan. Sambil mengangkang, Non memegang “Meretol” ku sambil menghalakan-nya ke-sasaran lubang cipapnya yang masih lagi mengharap..

    Aku menyuruh Non membuat aksi turun-naik turun-naik ponggong-nya selagimanadia mampu. Sambil menekan dadaku Non melajukan pergerakan turun-naiknya sambil bersuara terketar-ketar beberapa kali, “aduh sedapnya” sebelum berhentisetelah dia terair buat kali kedua.

    Kini aku menyuruh Non menonggeng kerana aku hendak menyumbat “Meretol” ku ke-dalam lubang cipap Non dari arah belakang. Tetek Non yang besar kerana sudah beranak tiga berbuai-buai, mengikut rentak hayunan ku. Sekali lagi Non merintih, sambil mengerakkan ponggong-nya arah kebelakang bila aku membuataksi menyorong. Akhirnya aku melepaskan beberapa das ledekan cecair yang agak pekat, membuatkan Non benar-benar mendapat kepuasan dengan ledakan cecair yang suam-suam panas.

    Kami baring terlentang buat seketika kerana kepenatan.

    “Apa macam Non, puas tak?” aku bertanya sambil mengereng kearahnya.

    Non memberitahu aku yang dia belum pernah merasa begitu puas selama perkahawinan-nya dan bertanya berbagai-bagai soalan. Ada diantara soalan-nyayang tidak aku jawab. “Untung-nya ada “GAMBIR SARAWAK” aku berkata di-dalam hati sambil menopok-nopok cipap Non yang masih basah.

    Petang esok-nya aku berkunjung kerumah kawan ku. Dia sedang menarah rumput di-halaman rumah-nya dengan di-temani oleh Non. Kawan ku berhenti menarah bila melihat aku. Aku cuba meninjau kalau-kalau perbuatan ku malam tadi di-ketahuinya.

    Non saperti biasa, berkadeaan malu-malu. Kawan ku menyuruh isterinya mengambil air minuman. Sambil berjalan Non ada juga curi-curi memandang kearah kelengkang ku.

    Tanpa pengetahuan kawan ku Non memberi isyarat agar malam nanti aku sudi datang. Aku membalas isyaratnya yang aku pasti datang. Selesai minum kawanku menyambung semula tugas nya. Non yang percaya aku pasti datang mengangkatbekas minuman dengan berkelakuan “TIDAK SABAR MENANTI TUJAHAN MERETOL KU DENGAN KEPALA TAKUK-NYA DI-LUMUR DENGAN AIR GAMBIR SARAWAK”.

    Saperti di-isyaratkan tepat pada waktunya aku tiba dengan di-sambut oleh Non yang hanya berkemban dengan towel. Ketiga-tiga anak-nya sudah di-paksa tiduragak awal. Non menyuruh aku tunggu sebentar kerana dia hendak membasahkan badan dengan alasan panas. Aku juga turut bersiram sama dengan alasan yang serupa.Sambil bersiram dalam kaedaan bogel kami bercumbuan. Aku cuci cipap Non yambil bersuara, “Misti di cuci bersih-bersih kerana nanti saya hendak jilat”. Non aturut sama membersihkan”ku sambil menyua-nyuakan-nya kearah lubang cipap-nya.


    Selesai bersiram dengan berlagak seolah-olah sudah lama berkenalan, kamiberpimpingan tangan dalam kaedaan bogel menuju ke-bilik. Setelah baring Non menyuruh aku menjilat cipap-nya kerana dia kata seronok bila aku jilatmalam kelmarin. Aku memberitahunya yang aku sedia dengan syarat dia sudi mengulum “Meretol” ku. Lama baru dilakukan-nya setelah puas di-suruh.Akumenjilat cipapnya sambil memainkan lidahku dibijik kelentitnya sehingga dia sudah tidak dapat bertahan lagi untuk aku menyumbatkan “Meretol” ku kedalam lubang cipapnya.

    Sebelum membenamkan “Meretol” ku, aku lakukan saperti biasa dengan menyapu basahan dari “GAMBIR SARAWAK” keseluruh kepala takukku sebagai penghalang dari cepat terair.

    Non saperti biasa akan bersuara kesedapan bila dia climax. Aku pula akan melakukan segala pergerakan untuk memuaskan Non. Bagi diri ku berapa lama aku boleh bertahan bergantung kepada rasa kebas di-kepala takuk ku mengikutkadar banyak atau sedikit cecair dari “GAMBIR SARAWAK”.

    “Non dah tak tahan lagi, lubang nonok Non terasa pedih, cepat-lah” Non bersuara sambil mencekau-cekau belakang ku setelah dia terair beberapa kali.Aku pula masih setia berdayung sambil memaksa agar aku cepat pancut kerana kasihan melihat Non.

    “Taka pa, nanti bila saya pancut hilang-lah rasa pedih” aku menenangkan Non sambil melajukan aksi sorong-tarik ku.

    Akhir-nya aku melepaskan satu ledakan yang padu. Non terdiam menahan kesedapandan cekauan jari-jarinya di-belakang aku reda.

    Kali ini kami sama-sama letih dan baring terkangkang buat seketika. Non duduk di-sisi ku sambil memegang “Meretol” ku. Mungkin mencari rahsia bagaimana ia-nya begitu bertenaga. Aku membiarkan saja sambil mengentel-gentel putting tetek-nya. Non membongkokkan badan-nya seraya menyuakan tetek-nya untuk aku nonyot.

    Merasakan yang “Meretol” ku sudah tegang semula, Non menyiaraap di-atas badanku dengan menghalakan cipapnya kearah muka ku. Non mengulum “Meretol” ku.Aku menjilat-jilat cipapnya.

    Tanpa di-suruh, Non bangun mengangkang sambil menyuakan “Meretol” ku ke-sasaran.Aku pasti kali ini cipap Non tidak akan merasa pedih kerana ubat kebas tidaksempat aku lumurkan di-kepala takuk ku.

    Setelah dia climex aku menyuruh Non baring. Aku memasukkan “Meretol” ku setelah aku melipat kedua belah kaki Non hingga ke-dua lutut hampir mencecahteteknya. Terasa yang aku sudah hapir, aku melajukan tujahan ku.

    Akhir-nya kami pancut bersama. Non membalas senyum ku. Aku memberitahu Nonyang aku merasakan pancutan kami kali ini akan membuat perutnya berisi. Nonmenyatakan kalau andaian ku tepat dia tik merasa apa-apa kerana abang ngah ada.


    Aku minta diri untuk pulang setelah membersih kan badan. Kali ini Non tidakmengunakan body-languagge lagi, tetapi telah berani bersuara menyuruh aku datang malam nanti.

    Permintaan Non dalam mencari kepuasan tetap aku tunaikan bila kawan ku nite-shift. Untuk menghilangkan sangsi jiran abang ngah, aku kerap berkunjung kerumahnya bila abang ngah berada di-rumah. Non saperti biasa akan berkelakuan malu-malu.

    Sehingga abang ngah pernah menegurnya dengan berkata, “apa yang hendak di-malukan, bukankah encik Latiff sudah macam keluarga kita” “lebih dari keluarga” aku berkata didalam hati sambil memandang kearah Non.

    Satu hari semasa aku sedang breakfast aku bertemu dengan abang ngah dan Non. Aku mempelawa mereka minum bersama. Mereka terima pelawaan ku. Selesai breakfastabang ngah minta diri takut terlambat ke-kelinik sambil membelawa aku kerumah mereka kerana menurut kata abang ngah dia off.

    Malamnya aku kerumah abang ngah. Sambil beborak aku sempat bertanya tujuanmereka ke-kelinik. Dengan nada gembira abang ngah memberitahu aku yang Nonsudah hamil tiga bulan. Aku cuba mencongak kalau-kalau ia-nya hasil dari perbuatanku di-malam aku membuat ramalan. Aku rasa mungkin.

    Setelah melayan anak-anaknya, Non yang kini sudah tidak berapa malu lagi duduk di-sebelah abang ngah. “Non jangan kerja berat-berat” aku bersuara.

    “Betul kata encik Latif” sampok abang ngah.

    “Ah apalah kamu berdua ni” balas Non dan terus berlalu untuk mengambil minuman.

    Aku memerhatikan lengok Non semasa dia berjalan sambil berkata di-dalam hati, “Bila agaknya “Meretol” aku dapat masuk ke-dalam lubang cipap Non.

    “Non minggu depan abang ngah duty malam, jangan lah Non berkerja kuat sanggat,takut memudaratkan kandungan Non” abang ngah bersuara semasa Non duduk di-sisinya setelah menuang air minuman.

    Non menganggukkan kepala sambil mencuri pandang kearah kelengkangku yang sedang berkhayal setelah mendengar percakapan abang ngah.

    Setelah agak lama aku meminta diri untuk pulang. Sebelum pulang abang ngah menyuruh aku membawa pulang vedio player kerana kata-nya mereka sudah tidakmemerlukan-nya lagi.

    “Abang ngah, gara-gara b/f-lah perut Non berisi” aku mendengar Non bersuarasemasa aku sedang mengemas vedio player ku yang membawa tuah kepada “Meretol” ku.


    “Salah Non, kerana hendak menonton cerita yang bukan-bukan” balas abang ngah.

    “Bukan kerana b/f, bila sudah menjadi suami isteri, biasa-lah isteri akanmengandung” sampok ku sambil menuju ke-muka pintu.

    Dalam perjalan pulang aku bersiul-siul kecil sambil membayangkan “Meretol” ku masuk ke-dalam lubang cipap Non dalam dia berkaedaan hamil. Tentu seronok.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Video Bokep Luna Ora dan Tess tekanan memek

    Video Bokep Luna Ora dan Tess tekanan memek


    2170 views

     

  • Vidio bokep romantis Aidra Fox dengna pacarnya berduaan dikamar

    Vidio bokep romantis Aidra Fox dengna pacarnya berduaan dikamar


    2130 views

  • Kisah Memek lesbi birahi semakin memuncak

    Kisah Memek lesbi birahi semakin memuncak


    2387 views

    Duniabola99.com – Akhir tahun 2000an saya sedang semangat semangatnya membangun usaha, urusan modal ini dan itu saya pinjam pada bank, saya kira usaha yang saya geluti itu membuahkan hasil tapi apa planning saya untuk usaha tersebut meleset, pada akhirnya urusan bank agak terkendala, tapi saya tak patah semangat saya mencari usaha usaha yang bisa menutupi anggaran dana dan memutar dana tersebut.


    Masih ingat saya mempunyai kenalan dimana dia adalah teman lamaku di SMA, panggil saja namanya farah dia baru masuk ke salah satu bank yang ternama hampir satu tahun, Farah merupakan lulusan dari Univ Amerika, memang farah saya akui dia termasuk orang yang kutu buku, selalu minta untuk duduk di depan , menulis dengan rajin apa yang di katakan guru dan sering bertanya persoalan yang farah tidak tau.

    Padahal saya sendiri termasuk katagori urakan, yang selalu mendapat nilai pas-pasan, kecuali untuk pelajaran olah raga. Harus kuakui, Farah tak banyak berubah. Dia tetap saja nampak kuper dibalik kaca mata minus 3 itu.

    Untung saja baju kerja yang dikenakannya membuatnya nampak lebih ‘terbuka’. Saya ingat, saat itu dia mengenakan blazer warna biru pastel, dan kemeja kuning muda. Dia juga mengenakan rok mini berwarna biru tua, dan sepatu berhak tinggi, sesampai tingginya yang cuma sekitar 165-an itu terlihat hampir menyamai tinggi badanku.

    Sesudah usai menandatangani tumpukan kontrak dan perjanjian, saya memutuskan untuk mengajaknya makan siang, bukan lagi sebagai kreditor, namun sebagai seorang kawan lama. Farah sepakat saja, mengingat bahwa pinjamanku waktu itu membuatnya memenuhi target bulanannya.

    Kami meluncur menuju sebuah hotel yang cukup tenar di kota S, sebab satu gedung dengan pusat perbelanjaan TP3. Kami menghabiskan waktu cukup lama untuk memesan menu ala carte, sebab harga menu buffet tentunya tak terlalu ekonomis.

    Selama makan, Farah terlihat diam saja, seperti biasanya. Saya mencoba melihat wajahnya yang manis itu. Kulihat alisnya yang tipis, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, dan lehernya. Leher yang sangat indah, jenjang dan halus.

    Saat saya melihat agak ke bawah lagi, kulihat kancing kemejanya yang paling atas tak dikancingkan sesampai saya dapat berkhayal bagaimana bentuk bagian tubuhnya yang berada di balik kemeja itu. Selagi asyik-asyiknya merasakan keindahan itu, rupanya Farah mengamatiku dari tadi.

    Dia menyunggingkan senyum, mengambil serbet, mengelap bibirnya, dan berkata, “Ris, kau masih seperti yang saya dengar dahulu?”.

    “Hmm.., Tergantung apa yang kau pernah dengar dahulu”, Jawabku agak kikuk.

    “Pacaran dengan sesama jenis”, Jawabnya lugas. Membuat mata saya sedikit terbelalak kaget dan menatap matanya yang bundar lucu itu.

    “Yah.., Jika gosip yang kau dengar cukup lengkap, seharusnya kau nggak perlu nanya ‘kan?”, Jawabku mencoba diplomatis.

    “Cukup lengkap untuk dapat blackmail kamu”, Katanya.

    “Haha, just kidding!”, ujarnya lagi supaya saya tak tersinggung. Saya cuma tersenyum saja dan pura-pura berkonsentrasi pada makan siangku.

    “Bersyukurlah kau dapat hidup normal”, Kata saya mencoba bergaya bijak.

    “Hihihi.., Udahlah Ris, kreditnya udah di-approved ‘kan?”, katanya lagi”, Nggak ada yang perlu ditakutin.., kecuali jika bayarnya nunggak!”, Candanya.

    Kami terdiam untuk beberapa saat, namun kemudian saya merasakan sesuatu di betisku. Meja makan kami tergolong kecil, sampai posisi duduk kami cukup dekat, dan kaki kami dapat bersentuhan. Namun kali ini sentuhan itu seperti bukannya tak sengaja.

    Saya merasakan sentuhan jari kakinya mengusap betisku pelan-pelan, merambat naik ke lututku, bergerak menyusup masuk ke rok miniku, dan bergerak mengusap-usap paha kiriku bagian dalam.

    Saya menatap matanya dalam-dalam sambil tak tahu apa yang harus saya lakukan, namun ddia balik memandang wajahku, tersenyum, dilepaskannya gagang sendoknya, lalu tangannya menyentuh lehernya sendiri dengan ujung jari tengah.


    Seperti orang goblok, pandanganku mengikuti kemana larinya jari-jari lentik itu. Jemarinya bergerak pelan-pelan ke bawah, menyusuri lehernya, turun terus, lalu berhenti saat tersangkut di kancing kemeja kuningnya.

    Pada saat itu juga jari kakinya yang sejak tadi diam di antara kedua pahsaya disodokannya ke depan, menyenggol kewanitaanku, memang tak ideal pada bibirnya, namun cukup memberiku sengatan birahi yang mendadak.

    “Hkk..”, Saya merintih tertahan, memejamkan mata saya untuk mengontrol perasaanku. Saat mata saya terbuka, nampak Farah tersenyum padaku, menunjukkan sebaris gigi yang bersih dan indah. Senyuman itu membuatku makin kikuk.

    Meskipun masa laluku kulewatkan dengan ‘bebas’, namun penampilan Farah yang anggun membuatku tak mikir macam-macam padanya.., namun sesudah apa yang dilakukannya ini.., saya tak tahu lagi. Akibatnya, sesudah diam cukup lama, saya melambaikan tangan pada waiter, dan membayar makan siang.

    “Riss”, Katanya sambil meletakkan tangannya di bahuku.

    “Saya punya membership di hotel ini, dan saya rasa saya perlu rehat sedikit. Kau mau menemaniku kan?”,

    Tanyanya dengan kalimat yang lugu namun sudah dapat ditebak artinya. Mengingat hubungan bisnisku dengan banknya, saya memutuskan untuk menurut.

    Sebagai wanita, agak susah bagiku untuk bercumbu rayu begitu saja dengan orang yang cukup asing. Hal itulah yang membuatku bengong saja meskipun sekarang saya sudah duduk di sofa dalam kamar executive hotel, sementara Farah berdiri di hadapanku dan melepas blazernya dengan gaya yang dibuat-buat supaya merangsang.

    Melihatku tak berespon, Farah melanjutkan permainannya, dia melepaskan satu persatu kancing kemejanya, lalu menyingkapkan kemejanya sesampai bahu kanannya yang halus dan putih bersih itu terlihat olehku.

    Tali bra berwarna putih berenda terlihat menghiasi bahu yang indah itu. Saya cukup mengagumi keindahan tubuhnya, namun saya masih segan untuk bereaksi, saya malu sebab Farah pernah menjadi orang yang cukup saya hormati. Dilemparkannya kemejanya ke atas ranjang, menyusul bra dan celana dalamnya.

    Saya cuma diam menatap tubuhnya yang sekarang cuma terbalut rok mini biru tua itu. Toketnya nampak indah sekali bentuknya, bulat, tak terlalu besar namun kencang, putih bersih, dan putingnya kecil sekali berwarna coklat muda. Dia melangkahkan kakinya mendekati tempatku duduk.

    “Ris”, bisiknya, “Saya mendengar seluruh gosip tentang kamu. Tentang anak-anak basket yang lesbi, dan tentang apa yang kau lakukan dengan guru geografi di perpustakaan waktu itu. In fact, hampir seluruh orang membicarakannya, namun nggak ada yang berani terang-terangan menuduh”, Sambungnya lagi.

    Saya tetap diam, menundukkan kepala saya dengan rasa tak enak.

    “Saya iri dengan Reni dan Evelin yang dapat setiap saat mandi bersama kamu, tidur bareng di rumah kost, melihat kau dengan kaos basah di ruang ganti..”, bisiknya lagi, seolah menelanjangi masa laluku yang hendak saya lupakan.

    Saya tetap tertunduk saat tiba-tiba Farah meraih kepala saya dan mendongakkannya. Sebab posisiku duduk dan ddia berdiri, maka mata saya langsung berhadapan dengan sepasang toketnya yang indah itu, dengan puting-puting yang masih flat, menunggu untuk dibangunkan.

    Saya tetap terdiam, meski jari-jari Farah menyusupi rambutku yang lurus dan pendek, mengusap pipi dan rahangku, mengelus tengkukku lalu saya mendengar suaranya lagi.

    “Ris, please..”, Katanya, saya melirik ke atas, menatap matanya. Kaca matanya tak mampu menyembunyikan sorot memelas dari kedua mata bulatnya.

    Tanganku memeluk pinggulnya menariknya mendekat. Saya segera mendaratkan bibirku ideal pada puting susu kanannya, menghisap, melingkarinya dengan lidahku, terus-menerus. Saya merasakan cengkeramannya pada kepala saya menguat, saya mendengar desahan nafasnya kian tak teratur,


    Saya melirik ke wajahnya, saya melihat alisnya menyatu, matanya terpejam, mulutnya ternganga mengeluarkan desahan nafas tak beraturan. Saya ikut kehilangan kontrol, wajahnya begitu membangkitkan hasratku, saya segera memindahkan mulutku ke puting susu kirinya, meremas toketnya sambil mengulum putingnya, ekspresi wajahnya menunjukkan perasaan kegelian yang amat sangat, tubuhnya menggeliat-geliat kecil, kakinya terlihat goyah, tak lama kemudian dia jadi lunglai seperti selembar handuk, rebah di atas karpet tebal kamar itu.

    Cukup lama saya memainkan kedua toketnya dengan mulut dan tanganku sementara tangannya sendiri telah masuk ke balik rok mininya.

    Tiba-tiba dia mendorongku sampai sekarang saya berada di bawah tubuhnya. Wajahnya nampak begitu dekat dengan wajahku, dia mendaratkan ciumannya di bibirku, menghisapnya kuat-kuat, sambil tangannya membuka kancing-kancing blazer dan kemejaku.

    Saya tak mengerti kenapa saya cuma diam, namun sekarang saya merasakan tangannya telah menerobos bra Marks & Spencer-ku. Dilepaskannya bibirnya dari bibirku, dia menjilati dan menciumi seluruh rahang dan leherku, memberiku rasa hangat yang nikmat. Ditariknya bra saya ke atas sampai dia dapat melihat toketku.

    Dia terlihat begitu bernafsu memandanginya diremas-remasnya kedua payudarsaya dengan gemas sampai terasa agak sakit. Tiba-tiba mulutnya menyerbu puting susuku yang kiri, melumatnya, menghisap, dan menjilatinya. Rangsangan yang tiba-tiba membuatku terpejam dan meringis menahan rasa geli yang tiba-tiba menyerbu.

    Saya mendongakkan kepala saya ke atas, saya merasakan gerakan lidahnya semakin menjadi-jadi. Kedua puting susuku dijilati dan dihisapnya bergantian, rasanya geli sekali, tanganku mencoba mencengkeram pinggangnya, namun rasa geli pada puting-putingku terasa membuatku lemas dan saya merasakan sesuatu telah meleleh keluar dari kewanitaanku.

    Ditariknya celana dalamku sampai lepas, disingkapkannya rok miniku ke atas, kakiku dikangkangkannya, lalu dia menempelkan kewanitaannya pada kewanitaanku, digosoknya naik turun, saya merasakan hangat dan nikmat yang tak tertahankan, saya merintih dan mengerang keras-keras tak peduli siapa yang akan mendengar.

    Saya terbaring telentang di atas karpet cokelat muda itu, saya melihatnya seperti menduduki selangkanganku, membuat kewanitaan kami saling bergesekan, tangannya berpegangan pada toketku, ibu jari dan telunjukknya memilin-milin keras puting susuku. Dia menggeliat-geliat sambil menaik-turunkan badannya, mendongakkan kepalanya ke atas, sampai saya dapat melihat keindahan rahangnya yang luar biasa.

    Saya sendiri menggeliat-geliat mencoba menahan gempuran rasa geli dan nikmat yang mengalir membanjiri tubuhku lewat toket dan kewanitaanku.

    “Aduhh, Farah.., ohh..”, Saya seolah mendengar sendiri eranganku yang tak beraturan.

    “Uhh.., Riska.., nikmat sekalii”, Dia merintih-rintih tak karuan, nafasnya makin memburu, gesekan kewanitaan kami semakin terasa hangat dan lembap, pelintiran dan remasannya membuat toket saya serasa pegal meskipun kegelian.

    Saya terengah-engah kegelian, punggungku terangkat dari karpet, melengkung seperti busur panah. Kenikmatan yang kudapatkan serasa merajam tubuhku, putingku terasa pegal dan geli sebab diplintir-plintir dari tadi, sementara kewanitaanku terasa berdenyut-denyut, rintihanku semakin tak karuan, birahiku kian memuncak.

    Sampai akibatnya saya merasakan desakan dari dalam tubuhku menuju kewanitaanku, tubuhku terasa kejang dan kaku, saya berusaha menahan meski sia-sia, kewanitaanku terasa tak mampu membendungnya, sampai akibatnya hentakan orgasme menghantam tubuhku.


    Saya menjerit keras-keras, mencengkeram pinggang Farah, di tengah serbuan kenikmatan itu, saya sempat melihat badan Farah juga mengejang, gerakannya berhenti, namun saya tak dapat mengingatknya lagi, sebab saya langsung mencapai puncak.

    Cairan kami saling bercampur diantara kewanitaan kami, Farah roboh dan terbaring disampingku, sementara saya sendiri merasa kehilangan seperempat kesadaranku sebab orgasme yang lumayan dahsyat itu.

    Kami tergeletak berdampingan, dengan tubuh basah oleh keringat, kaki terasa pegal, dan nafas terengah-engah, serta mata terkatup rapat. Saya melirik tubuh Farah yang telanjang di sampingku, tengah memejamkan mata dan terkulai lemah.

    Saya sendiri tak kalah lelahnya, tubuhku masih dibalut business suit, namun sudah tersingkap di mana-mana, sampai payudara saya dapat merasakan dinginnya hawa AC ruangan, namun kenikmatan orgasme tadi segera mengantarku ke alam bawah sadar, seluruh gelap lagi.. Cuma kenikmatan dan kehangatan yang kurasakan mengalir dalam darahku.

  • Kisah Memek Ngentot Dengan Guru Les

    Kisah Memek Ngentot Dengan Guru Les


    2809 views

    Duniabola99.com – Nama saya Sigit (samaran) saya berumur 18 tahun, kulit ku sawo matang, dan bola mata ku warna coklat. Nah… yang saya akan ceritakan adalah kisah nyata yah… sekaligus pengalaman hidupku selama ini. Pada saat itu saya sekolah di salah satu SMK yang ada di Depok.


    Saya setiap hari pergi sekolah naik angkot yah… jarak sekolah dengan rumah ku sekitar 40km, dari sini lah… kisah ku.

    Pada hari itu saya mengadakan ujian semester setiap ujian saya tidak pernah dapat nilai bagus dan kali ini ujian nasional sudah mendekat dan saya takut tidak lulus, orang tua ku setiap hari memarahiku sepanjang waktu takut saya tidak lulus. Saya pun tidak memfokus pelajaran ku karena setiap kegiatan pulang sekolah saya langsung keluar sama teman-teman.

    Orangtua ku sangat marah melihat saya sampai memukul ku tetapi saya tidak open apa yang orangtua saya berkata yah…. ibarat nya masuk telinga kiri keluar telinga kanan la… hahahaha… jadi orangtua ku ingin saya mempunyai guru les untuk mengajari saya setiap pelajaran yang saya tidak bisa karena orangtua saya ingin saya lulus dan tidak membuat orangtua merasa malu.

    Pada hari selasa saya merasa capek sekali di sekolah dan saya pun langsung pulang kerumah tidak keluar sama teman-teman ku, saya ingin sekali tidur. Sampai dirumah saya melihat di ruang tamu ada cewek sangat cantik sekali badan ny putih, hot , seksi dan body nya WoW…. Aduhai… sekali. Hmmmm…. kakak ini ngak pernah saya lihat dan saya langsung menuju ruang tamu dan bertanya sama orangtua saya.


    Mak… kakak ini siapa yah? tamu dari mana? (aku bertanya), Ini nak… Guru les kamu dan kakak ini akan mengajari kamu semua mata pelajaran yang kamu tidak bisa (ibu ku menjawab). HAH….?? ( otak ku berpikiran aneh” dan jantung ku berdedak sangat kencang) langsung saya menjawab kepada ibu ku, Mau mak… Mau…

    Saya langsung berkenalan dengan kakak cantik ini, Nama saya Sigit kak, Nama kakak siapa yah? (saya bertanya), Nama saya Ida Kemala panggil saja kak Ida, Ooh… Salam kenal kak. jadi kapan mak… Kak Ida mulai ajarin saya? (saya bertanya kepada ibu saya), kapan yah Ida bisa mulai mengajari anak saya? (ibu saya bertanya kepada kak Ida), Kak Ida jawab sangat lembut kapan pun bisa bu… mau hari ini juga bisa.

    Otomatis saya bicara hari ini aja mak… Kak Ida mulai ajarin Sigit biar bisa ujian ku besok. Langsung saya bawa kak Ida ke ruangan saya. Di kamar saya enak dan lebar ada meja belajar juga, jadi saya otomatis bawa Kak Ida ke ruangan kamar saya. Kak disini saja yah belajar nya? (saya bertanya), terserah Sigit saja mau belajar dimana yang penting nyaman menurut Sigit sendiri, Saya langsung buka kamar saya.

    Sigit : Kak duduk dulu saya ganti pakaian dulu yah..
    Ida : Iyah… Wan pigi ganti dulu sana dan sekalian mandi biar segar.
    Sigit: Oke Kak, Lihat-lihat dulu kamar ku kak kalau capek golek-golek dulu kak di kasur.
    Ida : iyah… Wan sana pigi beres-beres dulu

    Sekitar 20menit saya selesai mandi dan buat minum untuk kak Ida


    Sigit : Maaf kak lama, Ini di minum kak.
    Ida : ngak apa-apa Wan, Makasih yah… minum nya. Enak juga kamar mu.
    Sigit : sama sama kak, yah… Kalau kakak ingin tiduran boleh kok kak.
    Ida : Makasih wan, Sebelum nya sudah pernah ada guru les ngak wan??
    Sigit : Ngak pernah kak, Dari dulu saya belajar sendiri tetapi setiap ujian dapat nilai merah terus kak.
    Ida : hahahaha…. Gimana mau dapat nilai bagus kalau pikiran mu cuma main-main saja.
    Sigit: hehehehe…. Iyah kak, tau aja kakak ini.
    Ida : Yuk… buka mata pelajaran kamu untuk besok.
    Sigit : Oke kak.

    Selama belajar saya asik lihat kak Ida terus dan pikiran ku melayang-melayang seperti layang-layang, hahahaha…. saya lihat body kak Ida putih,manis,seksi,imut dan dada nya sangat gede yah… ukuran dada 34B, pingin saya pegang dada kak Ida yang montok dan pingin ku jilat puting susu kak Ida.

    Ida : Wan… apa yang kamu lihat?? dan apa yang kamu pikirkan?
    Sigit : Ngak kak, Maaf… Maaf…
    Ida : (respon lihat badan ny dan geleng kepala nya sambil senyum)
    Sigit : kak… Di minum air nya nanti ngak dingin lagi, Oyah… Kak… Saya mau tanya sama kakak,boleh ngak?
    Ida : Iya… Wan, Emang mau tanya apa Wan? silakan kalau mau bertanya.
    Sigit : Kakak kok bisa cantik sekali dan badan kakak putih?
    Ida : hahahaha… Pertanyaan kamu ada ada aja Wan, memang dari lahir loo..
    Sigit : Ooh… hahahaha…. Kak pelajaran ini saya ngak bisa (pelajaran matematika)
    Ida : Yang mana wan ngak bisa? sini kakak lihat.
    Sigit : (Otomatis saya pikiran ku ingin kakak lengket dengan saya) Sini loo… Kak… yang ini kak.
    Ida : Yang mana?


    “Kak Ida langsung datang di samping saya dada nya ntah sengaja di lengket kan ke badan ku sehingga kontol ku naik dan merasa empuk sekali,Ucap Sigit”. Selama 2 jam Kak Ida mengajari saya, Kak Ida capek dan pingin istirahat sehingga bersandar di kasur saya. “Kak capek yah… Kalau capek kakak tidurn dulu kak, ngak apa apa kok kak saya belajar sendiri nanti saya ngak bisa saya bangunin kakak,Ucap Sigit”.

    “Kak Ida langsung ke kasur saya dan tiduran-tiduran dan saya kunci pintu kamar saya,Ucap Sigit”. “Ngapain di kunci pintu nya Wan… Emang nya mau ngapain?? ucap kak Ida”. “kakak kan mau tiduran jadi saya kunci biar tidak ada yang masuk lihat kakak sedang tidur,ucap Sigit”. “Udah… kakak istirahat dulu saya belajar dulu,oke kak. Ucap Sigit”.

    Setelah kak Ida tidur saya melihat terus dan saya sangat pingin memegang dada nya sangkin napsu saya naik, saya tidak ingin melihat nya. “Sekitar 10menit kak Ida bangun, Sini Wan… kakak mau tanya? Ucap Ida”. “Mau tanya apa kak,Ucap Sigit”. “Sigit dari tadi lihat kakak terus, Emang Sigit lihat apa? coba jujur sama kakak ngak usah malu-malu,Ucap Ida”. “Ngak apa apa kok kak ( malu saya kalau jujur) , Ucap Sigit”. “Dari tadi kakak merasa Sigit melihat dada kakak terus deh,iyah kan?”, Ucap Ida”. “(Ngak malu-malu lagi) iyah… kak maaf kalau Sigit kurang ajar” Ucap Sigit”.

    Ida : Kenapa dengan dada kakak? mau pegang?
    Sigit : Ngak kak…. Ngak berani…. Maaf kak…
    Ida : Kalau mau pegang dada kakak, Silakan loo… dari pada lihat terus.
    Sigit : hah?? Emang Boleh kak?
    Ida : Boleh… donk… Sapa yang bilang ngak boleh.

    “kak Ida langsung buka pakaian nya dan buka bra nya, WoW….. Sangat besar sekali dada kakak dan padat, Napsu saya langsung naik. Ngak tahan melihat nya saya langsung pijit dada kak Ida”.


    Ida : pelan-pelan donk Wan… Enak kan?
    Sigit : Iyah… kak… Enak…. Kenyal….
    Ida : Di isap donk Wan…
    Sigit : Iyah kak.

    Orgasme kak Ida naik dan tidak tahan saya menjilati puting susu nya, dan tangan saya bermain Vagina nya sampai Kak Ida tidak tahan keluar cairan putih dari Vagina kak Ida Crooot……. Croottttt…… Crooootttttt…… Ahkk…… Ahk…… “Sigit berani ngak isap kliroritas kakak? ucap Ida”. “Berani kak (langsung saya jilat dan bermain dengan lidah saya)”. Ahk…. Ahk…. Ahhhkkkk…… Enak Wan….. Achhhhhhhhhhhh…………… Acccchhhh…………
    Croooottttt…… Crrooooot……………. Crootttttt………………… Keluar lagi cairan putih kak Ida membasahi wajah ku.

    Kak Ida tidak bisa menahan lagi dan akhir nya kak Ida juga emut kontol ku dan kami pun bergaya 69, selama 10menit. Aahhhh….. Aaaaaahhhhhkkkkk….. accchhhhhhhkkkkk………………………. “Sigit sudah pernah melakukan Seks?? Ucap Ida”. “Belum pernah kak masih perjaka aku kak baru sekali ini sama kakak,Ucap Sigit”. “Sini kakak ajarin yah…. Ucap Ida”.

    Kak Ida pun ambil kontol ku yang berukuran 14cm masukan ke vagina nya,”pelan-pelan masukin nya yah wan… ucap Ida”. “iyah… kak. aku masukin dengan pelan-pelan sampai semua kontol ku masuk, aku langsung bergoyang maju-mundur. ahhhhkkkk……………… ahhhhkkkkk….. Enak nya kak…. kayak gini lupa nya seks…. ucap Sigit. Iyah… donk wan enak kan….. lanjut kan yah goyang nya. Iyah… kak…. Ahhhhhhhkkkkkkkkkkkkkkkkk…………… aaahhhhhhhhhhhhhhccckkkkkkkkkkkk…… sangat becek vagina kak Ida dan saya pun terus goyang maju-mundur dan tangan sambil pijit dada nya dan mulut ku sambil ku isap puting susu nya untung saya sudah pernah lihat firm porno. Ahhhhhhhhhhhkkkk………….. ahhhhkk……………… ahhhckkkkcccckkk……… Waaannnnn…. Aaaahhhhkkk……. Ahhcskkkkkkkkk……. Waaannnnn……….. enak seeeee……..kaliiiiiiii…….. aaahhhhhkkkkkkk…………


    Wan… kalau sudah mau keluar bilang yah…. biar kakak isap,Ucap Ida. Iyah…. kak….. Aaaaahkk……. ahhhhhhh……. ahhhhkkkkcckkkk…… Kak………. silllll………viiiii…… sudah mau keluar. Ku tahan kan sampai ujung kontol ku dan kak Ida pun siap membuka mulut nya, ku keluar kan semua sperma ku ke mulut nya dan kena wajah nya. Sambil di isap kak Ida kontol ku aaahkkk….ahhhkkkk…. ahhhk…. Enak Wan?? ucap kak Ida. “enak kak….”ucap Sigit.

    Ida : Lain x Sigit Seks dengan kakak lagi yah… mau kan?
    Sigit : beneran kak? mau kak mau…. Soal nya enak kak (jawab dengan polos nya)
    Ida : bener donk, tapi jangan bilang siapa-siapa yah… ini rahasia kita berdua.
    Sigit : iyah… kak.

    Selama 1 bulan kak Ida dan saya selalu berhubungan intim pas datang dan pas pulang dalam 1 hari kami melakukan 2x, sangat senang bisa bertemu dengan kak Ida dan saya pun tidak menyesal hilang perjaka ku karena kak Ida sangat cantik sekali. Meskipun kak Ida tidak mengajari saya les tetapi saya pun bisa berjumpa dengan kak Ida di kost kak Ida dan kami melakukan hubungan intim seperti suami istri. Sampai 3 bulan kak Ida pulang ke jakarta dan saya pun tidak pernah berjumpa sama kak Ida lagi dan tak pernah call atau pun sms an lagi ibarat nya lost kontak,begitu la kisah seks ku dengan Guru les.

  • Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo

    Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo


    1886 views

    Duniabola99.com – foto cewewk pirang cantik Piper Perri memakai bikini merah  berpose hot menampilkan toketnya yang kecil dan ngangkang diatas meja menampilkan memeknya yang tanpa bulu dicukur botak.

  • Foto Ngentot Cewek pirang Ria Sunn didalam mobil mewah

    Foto Ngentot Cewek pirang Ria Sunn didalam mobil mewah


    2181 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Ria Sunn ngentot dengan pebisnis didalam mobil limusin mewah. MarkasJudi

  • Foto Bugil cewek cantik menyebar kaki seksi di bak mandi

    Foto Bugil cewek cantik menyebar kaki seksi di bak mandi


    2190 views

    Duniabola99.com – foto gadis bugil dan ngangkang memamerkan memeknya yang berbulu tipis didalam kamar mandi dan berpose hot di bak mandi.

    Kumpulan Foto Cewek Cantik Spesialis Penghibur, Koleksi Foto Cewek Cantik di Google Plus, Foto Foto Cewek Cantik YouTube, Foto cewek cantik Facebook, Foto Cewek cantik Instagram, koleksi foto gadis cantik, Kumpulan Foto Cewek Cantik Imut dan Manis 2019, Para Gadis Cantik dan Seksi di Indonesia, Gadis cantik berkerudung,

  • Video Bokep Scarlet Red memek pink ngentot dengan pria hitam kontol gede diats ayunan

    Video Bokep Scarlet Red memek pink ngentot dengan pria hitam kontol gede diats ayunan

  • Video Bokep Asia seketaris Erika Nishino degan bosku

    Video Bokep Asia seketaris Erika Nishino degan bosku


    2306 views

  • Anri Is A Good Girl When Giving Head In POV

    Anri Is A Good Girl When Giving Head In POV


    1929 views

  • Kisah Memek Rasa Ibaku Kepada Wanita Yang Terlilit Hutang Berbuah Kenikmatan 1

    Kisah Memek Rasa Ibaku Kepada Wanita Yang Terlilit Hutang Berbuah Kenikmatan 1


    2504 views

    Duniabola99.com – Dalam perjalananku kembali ke Denpasar, aku kesulitan menemukan bus yang berangkat malam. Setelah diyakinkan oleh agen bus yang biasa aku naiki, aku terpaksa menginap di terminal untuk mendapatkan bus yang berangkat besok pagi pukul 9-an. Aku bentangkan matras karet yang aku bawa, sambil tiduran aku gunakan tas ranselku untuk sandaran kepala.

    Aku bukan terganggu oleh kotornya lantai ruangan tunggu di terminal itu tapi suara nyamuk yang seakan-akan mengejekku yang tidur di lantai terminal yang kotor ini, sungguh menjengkelkan. Berulang kali aku mesti kibaskan tangan untuk mengusir. Dalam perjalananku mendaki gunung, aku sebenarnya biasa bawa deodoran anti nyamuk. Beberapa teman baru yang aku temui di areal kaki gunung sebelum mendaki, berebutan meminta deodoran anti nyamukku. Karena wangi dan terasa nyaman di kulit. Aku tersenyum sendiri terbayang mereka yang berebut. Lucu juga, batinku.

    Kukeluarkan telpon genggamku membaca lagi beberapa sms dari mereka setelah kami turun gunung dan bertukar nomor telpon. Kapan kita mendaki Semeru lagi bro, aku baca dalam hati. Thanks untuk rotinya, bro. Aku ke Bali, boleh numpang di kost kamu, bro? Aku baca ulang-ulang sambil senyum-senyum. Hmmmmmm…sayang aku gak ketemu pendaki cewek, gumamku.

    Telpon aku masukkan ke saku celana dan aku mulai meluruskan kaki untuk peregangan otot. Terasa capek di bagian betisku. Aku mesti pijet nih nanti nyampe di Denpasar, batinku. Kulihat jam tanganku. Pukul 11-an malam. Pantesan ngantuk banget, gumamku lagi. Perlahan-lahan mataku mulai menutup dan aku hanya mendengar suara hiruk-pikuk kendaraan yang lewat di depan terminal.

    Di antara alam sadar dan bawah sadarku, aku dikejutkan dengan suara jeritan seorang wanita. Wanita tersebut menjerit minta tolong.

    Aku terbangun, duduk dan mencari asal suara. Aku melihat seorang wanita yang dipukuli oleh tiga orang laki-laki. Wanita itu terjatuh, rambutnya langsung ditarik oleh satu satu laki-laki itu untuk menyuruhnya berdiri. Sementara dua laki-laki lain bergantian menampar pipi dan kepalanya. Kulihat ada beberapa orang yang menonton tapi mereka tidak berbuat apa-apa.

    Karena geram dengan perlakuan ketiga laki-laki terhadap si wanita yang sedang tersungkur jatuh itu, aku langsung berdiri dan mendekati mereka. Aku langsung melerai memisahkan wanita itu dari mereka.

    “Mas, mas…sabar, mas. Sabar, mas” kataku sambil tanganku menghalangi mereka memukul dan menampar lagi.

    “Hei, siapa kamu?” bentak salah satu dari laki-laki itu.

    “Hei, mau cari mati ya?” bentak satunya lagi. Solaire99

    Aku perhatikan laki-laki yang pertama membentakku. Bertubuh lebih pendek daripada tinggi badanku tapi sedikit gemuk. Aku perhatikan juga laki-laki yang kedua membentakku. Rambutnya panjang tapi awut-awutan. Sementara laki-laki yang ketiga hanya berdiri tapi memandangku dengan sorot mata yang menyeramkan. Tangan mereka semua mengepal dan dalam sikap siap berkelahi. Aku berusaha tenang. Aku tetap tersenyum.

    “Sabar, mas. Kasihan mbaknya dipukul sampe jatuh-jatuh gitu” kataku kalem.

    Tapi aku siapkan kewaspadaanku dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Aku berdiri dengan tanganku menghalangi mereka memukuli wanita itu lagi sambil sedikit kurenggangkan kakiku. Aku melihat setiap pergerakan mereka.

    “Hiiiaaaa…!” salah satu dari mereka tiba-tiba bergerak cepat hendak memukul kepalaku, dengan menunduk, kuputar badan dan kutendang betisnya dengan kuat. Satu jatuh.

    “Aaaah..nyari mati anak ini rupanya…!” seseorang dari antara mereka berteriak lalu seorang lagi tiba-tiba menendang dengan cepat ke arah kepalaku. Dengan sigap aku tangkap kakinya dan sambil berdiri, aku putar badanku sambil memukul ke arah rusuknya. Dua jatuh.

    Aku sedikit mundur sambil memperhatikan keadaan wanita itu. Lalu dengan isyarat tanganku, aku meminta laki-laki yang seorang lagi untuk menghentikan tindakannya. Kulihat dia mengeluarkan pisau belati dari balik pinggangnya.

    “Sabar, mas. Hati-hati dengan pisaunya. Sabar, mas” kataku menenangkan dia.

    Kulihat teman-temannya yang lain sedang meringis kesakitan terkapar di tanah sambil memegangi bagian tubuh mereka yang aku serang. Aku mempersiapkan kakiku untuk menendang saat laki-laki yang membawa pisau itu akan menyerang. Kuda-kuda siap menhadapi serangan, dengan tanganku yang terkepal, saat laki-laki itu maju menyerangku, aku menghindar sambil menepis sementara satu tanganku langsung memukul wajah laki-laki itu. Tiga jatuh.

    Cepat-cepat aku tarik tangan wanita tadi untuk berdiri dan kubereskan barang-barangku. Kami berdua langsung berlari meninggalkan mereka bertiga yang masih terkapar kesakitan. Orang-orang yang melihatku menghajar ketiga orang laki-laki itu, langsung menyingkir dan membiarkan kami pergi.

    “Ayo, mbak. Cepat-cepat, mbak” kataku sambil menarik tangannya. Kami langsung berlari keluar terminal.


    Pada saat aku sedang bersiap-siap menghadapi serangan mereka tadi, aku kerahkan tenaga dalamku ke tangan dan kaki. Sehingga pada saat tangan dan kakiku mengenai tubuh mereka, berarti serangan yang fatal mereka terima. Mungkin tulang rusuk yang retak atau tulang kaki yang retak. Atau mungkin tulang pipi yang retak. Mereka akan terkapar untuk sekitar 30-an menit. Ada waktu untuk kami berlari jauh.

    Setelah agak jauh dari terminal, aku hentikan angkot yang melintas. Kami langsung masuk dan menenangkan diri. Wanita tadi duduk agak jauh di sampingku. Di dalam angkot kami terdiam tanpa bicara. Aku menoleh memperhatikan wajah wanita itu. Dia kalihatan sangat ketakutan. Wajahnya yang pucat terlihat terluka di pipi, bibir dan hidung. Rambutnya kusut. Kakinya kotor tanpa alas kaki. Di lututnya aku lihat darah mengalir. Ada luka di lututnya. Angkot ternyata tidak melewati terminal sehingga aku lebih lega.

    Aku biarkan dia duduk terdiam. Tapi aku perhatikan wajahnya dengan seksama. Lumayan cantik rupanya, batinku. Penumpang angkot di baris depan hanya satu orang. Di depan kami kosong. Sementara kami berdua duduk di baris belakang. Aku lambaikan tanganku memanggil wanita itu.

    “Duduk dekat sini, mbak. Aku mau nanya” kataku.

    Wanita itu duduk beringsut ke arahku. Wajahnya masih keliatan sangat ketakutan.

    “Jangan takut, mbak. Mbak aman sekarang” kataku lagi sambil memperhatikan luka di wajah dan lututnya.

    “Mas siapa?” tanyanya.

    “Mbak sendiri siapa? Ada masalah apa tadi sampai dipukuli begitu?” tanyaku.

    “Kita mau kemana, mas”? tanyanya lagi sambil memperhatikan jalan yang dilewati angkot yang kami tumpangi.

    “Kita cari tempat beristirahat dulu ya. Baru nanti kita ngobrol banyak” kataku berusaha mengerti yang sedang dipikirkan oleh wanita itu.

    Aku kurang begitu mengenal kota ini walau sebenarnya aku sudah beberapa kali datang ke sini untuk mendaki gunung. Sambil juga memperhatikan jalan yang kami lalui, aku perhatikan apakah ada hotel atau penginapan yang dapat kami tinggali untuk malam ini. Lalu mataku menangkap sebuah plank nama hotel, cepat-cepat aku beritahu sopir untuk menghentikan kendaraan. Setelah membayar, kami masuk ke dalam hotel dan mendaftar untuk menginap. Satu kamar single agar lebih murah. Sambil menunggu kamar dipersiapkan, aku ajak wanita tadi untuk memesan makanan dan minuman di restoran hotel. Aku mintakan untuk dibawa kekamar dan nanti akan kubayar.


    Kami dapat kamar yang lumayan bagus. Ada AC dan air hangat. Tempat tidur spring-bed ukuran queen size single dengan TV dan kulkas. Aku letakkan barang-barangku di dekat meja. Aku hidupkan TV, sambil duduk menonton, aku hisap rokok dalam-dalam. Sepintas mataku melihat wanita yang ikut denganku terbaring di ranjang.

    Telentang dengan kaki yang terjuntai ke ranjang. Terdengar suara ketukan di pintu, aku beranjak ke arah pintu. Setelah memastikan dari lubang pintu bahwa staf hotel yang datang membawa makan dan minuman pesananku beserta handuk dan perlengkapan mandi, aku buka pintu. Setelah membayar, aku bawa pesananku dan kuletakkan di atas meja. Iba hatiku memperhatikan wanita itu. Ia tertidur dengan nafas yang berat. Aku lihat luka di lututnya. Cukup besar lukanya. Lalu luka yang di wajah juga lumayan parah kulihat. Kakinya kotor berdebu.

    “Mbak, silahkan mandi dulu. Makanan udah datang. Nanti kita makan sama-sama” kataku pelan sambil menepuk lengannya.

    Tubuhnnya bergerak perlahan. Dikucek-kucek matanya lalu duduk. Ia memandang sekeliling. Makanan dan minuman di atas meja lalu handuk hotel.

    “Ayo, mbak. Mbak mandi dulu” kataku lagi.

    Pada waktu ia berdiri, tiba-tiba ia mau jatuh, cepat-cepat aku tangkap tangannya. Aku peluk dan kuangkat ke atas tempat tidur. Kualasi kepalanya dengan bantal. Ternyata wanita itu pingsan. Lalu aku telpon resepsionis untuk menanyakan obat-obatan luka. Syukurlah resepsionisnya begitu ramah. Ia akan menyuruh staf yang lain untuk mengantarkan ke kamarku tanpa banyak pertanyaan lagi. Setelah obat-obatan diantarkan, sambil duduk di samping wanita yang sampai saat itu aku belum tahu siapa namanya, aku bersihkan darah kering di bibirnya.

    Aku lihat ada memar dan goresan di dahi dan pipi. Aku bersihkan dengan kapas yang aku basahi dengan obat pembersih luka. Ada juga luka di telapak tangan dan siku. Setelah aku bersihkan luka di wajah dan tangannya, aku oleskan salep luka. Lalu luka di lututnya juga aku bersihkan dan aku oleskan salep luka. Aku ambil teko air, aku isi dan dengan handuk hotel yang ujungnya sudah aku basahkan dengan air teko, aku bersihkan kakinya. Setelah selesai, aku luruskan kaki dan tubuhnya. Aku selimuti.

    Aku tidak terlalu memperhatikan pahanya yang putih mulus sewaktu rok yang ia pakai aku singkapkan. Aku singkap roknya untuk memudahkanku membersihkan luka di lututnya. Kakinya juga kotor. Aku basuh mulai dari pangkal paha sampai ke telapak kaki. Aku lihat pahanya yang padat, kulit pahanya yang putih bersih. Setelah selesai, aku rapikan lagi pakaianny dan kemudian aku bergegas ke kamar mandi.

    Selesai mandi, aku lihat wanita itu sedang duduk di tempat tidur sambil memegangi kepalanya.

    “Pusing, mbak?” tanyaku sambil duduk di dekatnya.

    “Iya. Kepalaku sakit sekali” jawabnya.

    “Kita makan dulu ya. Mungkin mbak belum makan makanya pusing. Apalagi tadi mbak kan dipukuli orang-orang itu” jelasku.


    Aku berdiri, berjalan ke arah meja mengambil makanan yang tadi kami pesan. Aku berikan makanan yang dia pesan. Aku dekatkan kursi ke tempat tidur dan kuletakkan gelas minuman kami. Kami makan di tempat tidur. Aku lihat wanita itu tidak hendak menghabiskan makanan di piringnya, aku berinisiatif mengambil dan meletakkan piringnya ke atas meja. Acara TV tidak terlalu menarik tapi aku nikmati sambil makan. Setelah kami semua makan, aku kembali ke tempat tidur. Sambil duduk bersandar ke dinding yang merapat ke tempat tidur, aku nyalakan rokokku dan menghisap dalam-dalam..

    “Nama mbak siapa?” tanyaku pelan.

    “Ada apa tadi sampai dipukuli mereka?” tanyaku lagi.

    Aku lihat wanita itu terbaring menyamping menghadapku. Dia melirikku sesaat. Lalu bangun dan duduk bersandar juga sepertiku.

    “Boleh minta rokoknya?” tanyanya.

    Dengan sedikit terkejut, aku sodorkan rokok kretekku.

    “Mereka bosku dan tukang pukulnya” jawab wanita itu sambil menghembuskan asap rokok.

    “Yang mana yang bos, mbak?” tanyaku lagi.

    “Yang pegang pisau” jawabnya singkat lalu menghisap rokok dan menghembuskan kuat-kuat seperti menghela nafas.

    “Ada apa kog mereka sampai memukuli mbak? Sadis banget. Mbak udah jatuh gitu masih juga dipukuli” tanyaku sambil mengernyitkan dahi. Bagiku sungguh kejam memperlakukan manusia seperti itu.

    “Aku kerja untuk mereka. Aku call-girl,” jawabnya sambil menunduk.

    “Ceritanya panjang” katanya lagi melanjutkan.

    “Aku terjebak hutang kepada bosku itu.

    Dia menghendaki aku menuruti semua kemauannya. Semua laki-laki yang telah memesan perempuan melalui dia, aku harus layani. Sebenarnya untuk laki-laki yang aku tolak, makanya dia marah besar, adalah laki-laki yang sangat aku benci. Laki-laki itu yang memperkosaku waktu aku pertama kali kerja dengan bosku ini. Aku tidak pernah lagi menerima uang bookingan karena bosku itu yang mengambil semua. Aku terjerat hutang dan aku gak bisa keluar dari lilitan hutangku itu” ceritanya sambil menunduk.

    Aku masih belum tahu namanya. Aku lihat airmata menetes ke pakaian yang dikenakannya. Dia bercerita sambil menangis. Tapi ia menahan suara tangisannya. Lalu dihisapnya lagi rokoknya dalam-dalam. Dihembuskan sambil menyeka airmatanya yang jatuh. Aku benar-benar iba dengan keadaannya. Tak kusangka cerita hidup seperti ini masih ada di alam nyata. Bukan hanya di dalam film.


    “Tapi kenapa bos mbak sampe segitu tega mukuli mbak?” tanyaku penasaran.

    “Aku menolak bookingan yang kemarin dia perintahkan karena aku belum pernah sama sekali memegang uang bookinganku.

    Lagipula aku sangat membenci laki-laki yang aku harus layani. Bosku bilang aku masih terikat hutang. Aku tanyakan sampai kapan hutangku lunas sementara uang bookinganku dia yang ambil semua. Dia marah besar karena selama ini tidak pernah ada cewek yang berani membantah apalagi mendebatnya” lanjutnya lagi mulai sesenggukan. Bahunya terguncang hebat karena tangisan. Mungkin ia sudah tak sanggup lagi menahan beban yang sedang dihadapinya.

    Aku duduk mendekatinya. Aku rangkul bahunya, aku elus. Aku dapat memahami kesakitan yang sedang dirasakannnya.

    “Untung ada kamu. Mungkin aku bisa mati tadi. Atau aku mungkin cacat atau terluka parah” katanya sesenggukan.

    Dijatuhkannya kepala ke bahuku. Aku elus-elus bahunya sambil mendengarkan. Hatiku terasa panas karena perlakuan yang kejam dari bosnya tapi aku juga sedih dengan nasibnya.

    “Kamu jago berkelahi” Ratih tiba-tiba mengangkat kepalanya menatapku dengan mata yang berlinang.

    “Aku gak takut lagi selama ada kamu” lanjutnya.

    “Aku benar-benar gak tega membiarkan mbak dipukuli ramai-ramai seperti itu. Kejam tapi pengecut” tukasku.

    “Rencana mbak selanjutnya apa?” tanyaku pelan.

    “Aku belum tahu” jawabnya menundukkan kepala.

    “Mbak mau tidur sekarang?” tanyaku.

    “Besok kita lanjutkan ya?” saranku. Kami sejenak terdiam.

    “Aku ikut kamu aja?” tiba-tiba kepalanya diangkat sambil menatapku.

    Dari kedua matanya aku lihat airmata masih mengalir. Wajahnya basah oleh airmata. Ada harapan yang besar terpancar dari kedua mata yang basah itu sewaktu menatapku. Aku pikir dia mungkin jadi bebanku nanti. Atau mungkin dia sendiri sebenarnya bisa jadi teman yang mengurusku di Denpasar. Aku bingung sesaat. Tidak kujawab pertanyaannya. Aku hanya menatap tajam matanya, menumbus ke dalam relung hatinya.

    “Kita lihat besok aja ya? Mbak mesti tidur. Besok sebelum pukul 12 siang kita sudah harus berangkat dari sini. Kita harus naik pesawat. Berbahaya kalau kita ke terminal lagi” kataku.

    “Emangnya kamu tinggal dimana?” tanyanya lagi dengan heran. Mungkin karena aku bilang naik pesawat tadi.

    “Aku bukan dari kota ini, mbak” jawabku.


    “Aku udah lap kaki mbak. Lihat tuh udah bersih kaki mbak kan? Tidurlah sekarang ya” saranku dengan lemah lembut. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas tempat tidur. Lalu dengan pelan aku gendong dan aku letakkan di tengah tempat tidur. Kuambil satu bantal, aku letakkan di kakinya.

    “Terimakasih. Kamu baik sekali” ia tersenyum manis sambil berbaring. Tangannya dilipat di atas dada.

    Untuk pertama kali, aku melihat wajahnya yang memang ternyata sangat cantik. Aku mau katakan isi hatiku tapi tertahan karena keadaannya yang sedang shock berat. Lalu aku berbaring di sampingnya. Sejak kemarin malam aku belum tidur sama sekali. Semua bagian tubuhku terasa pegal. Otot-ototnya terasa kaku dan keras. Apalagi tadi di terminal akku sempat mengerahkan tenaga dalamku. Tak terasa mataku pelan-pelan tertutup.

    Saat terbangun, aku langsung teringat dengan wanita yang aku tolong tadi malam. Kulihat di sampingku ternyata tidak ada. Kuperhatikan sekeliling kamar. Tidak ada orang lain selain aku. Tapi sayup-sayup aku dengar suara dari dalam kamar mandi. Oh ternyata dia di kamar mandi, pikirku.

    Aku bangun dari tempat tidur, kulihat gelasku dan kutuang air lalu kuminum. Segar…

    Aku berjalan ke arah TV, aku nyalakan dan sambil merokok, aku duduk nonton. Sambil nunggu si mbak selesai mandi pikirku. Aku lihat barang-barangku masih di dalam ransel yang aku bawa. Nanti check-out tinggal berangkat pikirku. Aku periksa uang dan kartu kreditku di dompet. Cukup untuk sampai ke airport dan bayar tiket pesawat , gumamku. Aku memalingkan wajah ke arah kamar mandi. Dan woow… ternyata pintu kamar mandi terbuka. Aku lihat sesosok wanita telanjang sedang berdiri mandi di bawah shower yang mengucur membasahi tubuhnya. Aku terpana tanpa sanggup berbicara apa-apa. Tapi aku juga tak sanggup mengalihkan pandanganku ke arah lain. Terlalu indah untuk aku lewatkan pemandangan di dalam kamar mandi itu.

    Tak kusadari, aku berdiri, melepas pakaianku berjalan ke arah kamar mandi. Si mbak tersenyum melihatku yang berjalan telanjang ke dalam kamar mandi. Sambil tetap berdiri di bawah siraman air dengan kaki kanannya disilangkan ke kaki kiri. Bulatan buah dadanya yang putih terlihat bersinar bersama air yang jatuh mengalir dari rambutnya. Buah dada yang bulat dengan puting merah kecoklatan di tengah-tengah. Belahan dadanya yang bulat begitu sempurna memisahkan bulatan buah dada kanan dan kiri.


    Air jatuh mengguyur, membasahi tubuh telanjangnya, mengalir ke sela pahanya yang dihiasi bulu-bulu tipis. Bulu-bulu tipis basah membentuk lekuk-lekuk sela pahanya yang indah. Rapi tertata. Bulatan pinggul yang putih terang benderang ditimpa cahaya lampu kamar mandi dan guyuran air yang jatuh mengalir di tubuhnnya. Mulai dari pinggul sampai ke betis, aku nikmati bentuk tubuh indah yang sedang telanjang mandi di hadapanku.

    Sejenak aku berhenti di depan pintu kamar mandi. Aku nikmati lagi pemandangan itu. Aku hendak memanjakan mataku. Otot daging di sela pahaku perlahan-lahan mengeras. Batang kejantananku berdiri gagah dengan urat-urat yang menghiasi sekelilingnya. Batang kejantananku berdiri keras tanpa terhalangi oleh bulu satupun. Aku biasa mencukur bersih bulu di sekitar sela paha dan batang kejantananku. Mulai dari sela pantat hingga ke sekeliling batang kejantananku.

    “Namaku Ratih” katanya sambil tersenyum. Matanya memandangi batang kejantananku yang keras berdiri gagah. Di bawah guyuran air yang jatuh membasahinya, aku lihat wajahnya begitu berseri-seri. Tersenyum manis, bibir bawah digigit dan tangan disilangkan di dada. Ada rona bahagia di matanya. Sangat berbeda dengan sorot mata yang aku lihat tadi malam.

    “Namaku Surya” kataku kemudian.

    “Gede panjang, mas” katanya malu-malu melirik ke batang kejantananku yang tegak berdiri keras di selangkanganku. Kepala batang kejantananku yang berdiri hampir menyentuh pusarku. Terlihat sekali kebahagiaan di wajah Ratih. Kedua tangannya terkembang melambai ke arahku yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Mempersilahkan aku masuk dan ikut mandi bersama dia.

    “Bersih gak ada bulu lagi” katanya menatapku sambil memegang batang kejantananku sesaat aku sudah di depannya. Tangannya meremas dengan gemas. Dikocok-kocok dan diremas-remas lagi. Sambil mendongakkan kepala menatapku, bibir indahnya tersenyum. Aku dekati bibirnya, kedua tanganku melingkari pinggulnya, meremas pantatnya. Dengan menundukkan kepala, aku lumat bibirnya, aku kecup, aku hisap kedua bibirnya. Lidah kujulur-julurkan di dalam mulut mencari lidahnya. Lalu lidahku menggesek-gesek lidahnya. Aku hisap lidahnya sambil aku emut bibirnya.

    Ratih, aku akhirnya memanggilnya seperti itu, membalas dengan menjulurkan juga lidahnnya di dalam mulutku. Tangannya meremas dan mengocok-ngocok batang kejantananku dengan gemas. Kepalanya didongakkan ke arahku menikmati ciuman bibir yang kami lakukan sambil berdiri.

    “Oooohhh… maasss…” desahnya setelah melepaskan ciuman di mulutku.

    Aku yang sudah basah terguyur air yang tercurah dari shower, melanjutkan ciumanku di pipi, telinga dan telinganya. Aku gesek-gesek lekukan di bagian dalam telinganya dengan ujung lidahku.

    “Oooooohhhh… maaasss…” Ratih semakin mendesah. Kali ini ia mendesah dengan keras. Kocokan tangannya di batang kejantananku semakin cepat. Satu tangannya lagi melingkar ke belakang memeluk punggungku. Pantatnya bergerak berputar. Sesekali dimaju-mundurkan.

    “Oooohhhhhhhhhh…maaaassss… Enak bangeeeeet…” Ratih merintih dan melenguh. Ia menyandarkan kepalanya ke dadaku. Lalu menengadah. Kelihatan Ratih sangat menikmati remasan tanganku di pantatnya dan gesekan lidahku di telinganya yang berpindah ke lehernya yang jenjang putih bersih. Tangannya berhenti mengocok batang kejantananku tiap mendesah. Berganti dengan remasan yang kuat menahan kenikmatan sambil memaju-mundurkan pantatnya.

    Sambil lebih menunduk, aku teruskan jilatan lidahku, turun ke sekitar leher dan dadanya yang putih bersih. Aku jilat sambil sesekali gigit dengan lembut kedua bulatan dadanya. Aku jilatin pangkal buah dadanya memutar ke atas dan turun lagi ke bawah. Di bagian tengah belahan bulatan dadanya, aku jilat naik-turun. Aku gigit-gigit kecil sambil jilat.


    Lalu lidahku mulai menjilati sekitar puting buah dadanya tanpa menghisap. Sengaja aku tekan-tekan putingnya dengan lidahku. Aku gesek-gesek bagian tengah putingnya dengan menekan lidahku. Aku hisap dan aku gesek-gesek pelan dengan gigiku. Ratih mencengkeram punggungku dengan kuat. Pegangan tangannya dipererat. Tangannya yang berada di punggungkku sedikit menarikku ke bawah. Ke arah buah dadanya. Terkadang aku hisap putting buah dadanya sedikit kencang. Sambil aku tekan-tekan dan gesek-gesek dengan lidahku.

    “Oooooohhh… Enak banget, maaass…” Ratih mengangkat satu kakinya menjepit pinggangku merapat ke tubuhnya. Tangannya yang meremas batang kejantananku sejenak berhenti. Desahannya semakin menjadi-jadi.

    Air yang mengguyur tubuh kami berdua menambah kemesraan kami bercinta. Ratih mundur mendekati dinding dan bersandar menahan tubuhnya agar tetap berdiri. Sambil bersandar, tangannya mendorong tubuhku turun ke bawah. Aku mengerti, jongkok di depannya dan aku angkat satu kaki Ratih. Kuletakkan di bahuku. Tanganku bisa bebas mengelus pahanya dan meremas bulatan bongkahan pantatnya.

    “Maassss… Jilatin, mass…” rintihnya sambil menutup mata. Aku melihat ke atas. Ekspresi wajah yang sangat menambah rangsangan buatku. Ratih menengadahkan kepalanya sambil bersandar di dinding. Kedua tangannya menekan kepalaku yang diarahkan ke selangkangannya. Air yang mengguyur tak kami hiraukan.

    Aku mulai menjelajahi pinggul bulatnya. Dari samping lidahku bergerak ke arah perut. Aku tekan-tekan lidahku di sekitar pusarnya. Aku jilat dan aku gigit-gigit pelan kulit perutnya. Lalu lidahku bergerak terus ke arah lipatan pahanya. Lidahku tetap menggesek-gesek sela pahanya. Dengan gerakan naik-turun, aku jilati setiap inchi dengan lembut. Lalu daerah sekitar belahan liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu pendek yang halus aku gigit-gigit pelan sambil lidahku menjelajahi sekellilingnya. Dari sekitar bulu-bulu itu, lidahku mulai turun ke bawah ke arah belahan liang kewanitaannya. Di bagian atas liang kewanitaannya, lidahku sengaja menekan sambil menggigit-gigit kecil daging kecil yang menonjol keluar.

    “Ooooooohhh… Enak bangeeeeeet… Hisap, massss…” Ratih menjerit sewaktu lidahku menggesek-gesek daging kecil di atas belahan liang kewanitaannya itu. Lidahku gesek-gesek lebih cepat sambil kutekan-tekan lebih dalam. Aku turuti kemauan Ratih. Aku hisap kuat-kuat daging kecil itu. Ratih menekan kepalaku lebih dalam ke selangkangannya sambil memajukan pantatnya. Wajahku terbenam di sela pahanya. Lidahku terasa menyentuh cairan kental di belahan liang kewanitaannya. Aku jilat lalu kutelan. Dia orgasme, pikirku.

    Aku berdiri. Aku cium bibirnya lama dan dalam. Tanganku meremas bongkahan pantatnya yang bulat. Kulihat matanya yang meredup. Wajah pasrah. Aku cium pipinya sambil kuangkat satu kakinya. Ratih mengerti dengan tindakanku. Kedua tangannya langsung memeluk leherku. Setelah satu kakinya terangkat, aku angkat kakinya yang satu lagi. Sekarang Ratih berada dalam gendonganku. Kedua kakinya aku tahan di tanganku.

    “Masukin, sayang” pintaku.

    Satu tangan Ratih bergerak ke bawah pantatnya, mencari batang kejantananku, memasukkannya ke dalam belahan liang kewanitaannya yang hangat. Lalu aku pelan-pelan tekan batang kejantananku ke atas. Sambil memeluk leherku, Ratih mendekapkan wajahnya ke leherku sambil mendesah panjang.

    “Oooooohhhh, maaasssss…” rintihnya menikmati gesekan batang kejantananku yang memasuki lliang kewanitaannya dari bawah.

    “Ooooohhhh…” aku mendesah merasakan jepitan dan remasan otot-otot liang kewanitaannya.

    Batang kejantananku bertambah keras. Aku rasakan kepalanya dijepit dengan kencang. Perlahan-lahan aku kocok-kocok liang kewanitaan Ratih dari bawah. Sambil menggendong tubuhnya, aku angkat-angkat. Aku berdiri sedikit mengangkang agar pijakan kakiku cukup kuat menahan berat tubuhnya. Tapi tubuh Ratih ramping. Sementara tinggi tubuh Ratih sendiri kira-kira sebahuku. Pstur tubuh yang ideal untuk posisi bercinta seperti ini.

    Bulatan buah dada Ratih tergesek-gesek di dadaku yang menambah rangsangan tersendiri untuk kami berdua. Tak tahan dengan aliran kenikmatan yang dirasakannya, Ratih menciumi bibirku dengan rakusnya. Bibirku dihisap dan diemut dengan lahap. Ratih mengencangkan pelukan tangannya di leherku.


    “Ooooohhh… Enak banget, masss..” desahnya berulang-ulang..

    Guyuran air yang jatuh membasahi terus tubuh kami, terasa bagaikan pendingin dan penyejuk yang menguatkan aku untuk bertahan dengan posisi bercinta seperti ini. Pantatku terus bergerak naik-turun mengocok-ngocokkan batang kejantananku ke dalam loiang kewanitaan Ratih dari bawah.

    “Ooooohhh… Capek, mas?” tanyanya tiba-tiba.

    “Kita ke tempat tidur aja ya?” sarannya kemudian.

    Lalu aku turunkan tubuhnya, kami basuh tubuh kami dengan shower dan bergegas ke tempat tidur. Sambil tersenyum, Ratih menggenggam batang kejantananku, menarikku mengikutinya ke arah tempat tidur. Aku bawa handuk dan kubentangkan sebagai alas di tempat tidur. Ratih langsung berbaring. Aku ambil bantal dua-duanya dan aku alaskan untuk sandaran kepalanya. Sambil mengangkang, Ratih menarik batang kejantananku. Aku memposisikan tubuh di depannya dengan sedikit berjinjit lalu Ratih mengarahkan batang kejantananku ke dalam liang kewanitaannya.

    Dengan bersandar, Ratih dapat melihat batang kejantananku keluar-masuk dengan cepat, mengocok-ngocok liang kewanitaannya. Kedua tangannya memegang pinggulku dengan kencang. Aku mulai gerakkan pantatku maju-mundur. Dengan berjinjit seperti itu, aku dapat memasukkan batang kejantananku lebih dalam. Aku letakkan kedua kaki Ratih di pahaku. Lalu aku dekatkan tubuhku ke arahnya. Sambil mengocok-ngocokkan batang kejantananku, aku lumat bibirnya. Aku gesek-gesek lidahnya dengan lidahku. Aku hisap dan aku gesek-gesek lagi. Ratih memutar-mutarkan pantatnya dengan cepat mengikuti kocokan batang kejantananku.

    “Ooooouuuugghhh, masss…” Ratih melepaskan ciumanku lalu mendesah kencang. Aku lihat wajahnya. Matanya terpejam menikmati percintaan kami.

    “Ooooooohh… Oooooooohhhh…” desahnya berulang-ulang.

    “Aku keluar… Aku keluar, maaass…” desahnya lagi.

    “Oooooohhh… Aku keluar, maaaassss….” Ratih mengangkat pantatnya sambil menekan pantatku ke bawah.

    Kuat sekali ia menjepitkan selangkangan kami bersatu. Aku tekan batang kejantananku dalam-dalam di liang kewanitaannya. Terasa liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Batang kejantananku diremas dengan kuat tiap Ratih mengangkatkan pantatnya sambil menjepitkan kakinya di pinggangku.

    “Enak, sayang?” tanyaku sambil mencium kelopak matanya.

    “Enak banget, sayang… “ jawabnya pelan sambil tersenyum manis. Aku tersenyum. Hatiku berbunga-bunga mendengar sapaan “sayang” yang diucapkan Ratih.


    “Aku terusin ya sayang?” tanyaku sambil mulai menggoyangkan pantatku lagi. Aku mulai memaju-mundurkan pantatku. Sekarang aku kocokkan batang kejantananku lebih cepat. Ratih kembali mengencangkan jepitan kakinya di pinggangku. Tangannya mencengkeram pantatku. Sambil mellihat ke arah liang kewanitaannya yang sedang dikocok-kocok dengan cepat, Ratih sesekali melihat ke arahku. Digigitnya bibir bawah sambil memejamkan mata. Lalu melihat ke arah selangkangannnya lagi. Bergantian ke wajahku. Dahinya yang mengernyit menahan kenikmatan menambah semangatku untuk mengejar orgasme sekali lagi untuk Ratih. Aku dekati bibirnya, aku lumat sambil aku arahkan batang kejantananku mengocok lebih dalam. Ratih membalas dengan hisapan yang dalam di bibirku. Tangannya yang mencengkeram pantatku tiba-tiba menekan lebih keras. Dilepaskannya ciumanku dan berteriak.

    “Aaaaaaahhhh, sayaaaaang… Ooooooohhhh, sayaaaaaang…” teriaknya sambil memejamkan mata.

    Aku semakin mempercepat kocokan batang kejantananku. Aku angkat badanku sehingga batang kejantananku masuk lurus ke dalam belahan liang kewanitaannya. Lalu tanganku kuletakkan di sela kakinya untuk menahan kangkangannya semakin lebar. Dengan pantatnya yang terangkat seperti itu, batang kejantananku terasa begitu dijepit. Terasa lebih nikmat kocokan yang aku lakukan. Hingga akhirnya aku rasakan denyutan di ujung batang kejantananku. Ditambah dengan remasan liang kewanitaan Ratih yang semakin mengurut dengan erat, aku tak dapat menahan lagi dorongan semburan dari batang kejantananku.

    “Ooooougggghhh… Aku mau keluar, sayaaang…” kataku tertahan.

    Ratih memandangku dengan mempererat cengkeraman tangannya di pantatku. Dilepaskan kakinya yang menjepit pinggangku. Gantinya ia mengangkat-angkat pantatnya sambil memutar-mutar pinggulnya dengan cepat.

    “Ooooohhhh sayaaang… Ayo sayaaang…” desahnya memberiku semangat. Hingga akhirnya…

    “Aaaaarggggghhhh… Sayaaaaaaaang… “ aku menjatuhkan tubuhku ke tubuh Ratih. Sambil siku tanganku menahan berat tubuhku, aku tekan pantatku dalam-dalam. Batang kejantananku menyemburkan sperma dengan derasnya di dalam liang kewanitaan Ratih. Pantatku menekan berulang-ulang mengikuti denyutan di batang kejantananku. Selangkangan kami bersatu erat. Lalu sambil mengangkat pantatnya, Ratih menjerit lagi.

    “Aaaaaaaahhhhh… Aku keluar, sayaaaang…” jerit Ratih sambil menekan pantatku dan mengangkat pantatnya.


    Kami terdiam. Nafas kami tidak beraturan. Sambil menahan tubuhku dengan siku lenganku, aku baringkan kepalaku di dada Ratih. Kuciumi dadanya sambil memperbaiki nafasku. Satu tangan Ratih mengelus-elus punggungku. Satu tangan yang lain mengelus pantatku. Kedua kakinya menjepit kakiku. Ditimpakan mengapit kedua kakiku dengan erat.

    “Suka, sayang?” tanyaku. Aku cium kelopak matanya, hidungnya dan bibirnya.

    “Suka, sayang. Kamu kuat banget… Aku keluar tiga kali, sayang” jawab Ratih sambil membalas mencium pipiku.

    “Kita beres-beres sekarang?” tanyaku lagi. Aku tersenyum karena aku tahu Ratih pasti capek banget.

    “Kita naik apa ke airport, sayang?” Ratih balik bertanya.

    “Nanti minta resepsionis cariin taksi aja. Kita naik pesawat biar lebih aman. Bos kamu sama anak buahnya mungkin dari tadi malam udah bergerak nyari kita” jawabku.

    “Ayo, kita beres-beres…!” tiba-tiba Ratih bergerak untuk bangun. Aku yang masih di atas tubuhnya langsung bangun.

    “Kamu gak capek?” tanyaku heran.

    “Capek tapi nanti di taksi kan bisa tidur” jawabnya cepat sambil berjalan ke arah kamar mandi.

    Di kamar mandi dia bersih-bersih lalu keluar masih dengan tubuh telanjang. Gantian aku yang ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Kami beres-beres kamar sebentar.

    “Kamu mau pakai kemejaku, sayang?” tanyaku.


    “Lebih baik pake kemejaku, sayang. Bersih lagian biar orang lain gak terlalu kenal kamu” kataku menerangkan. Ratih berpikir sebentar.

    “Iya deh. Pakaian itu juga udah kotor” jawabnya.

    “Terpaksa gak pake CD sama BH, sayang” katanya sambil tertawa.

    “Kamu pake jaketku biar gak kentara dadanya, sayang” saranku.

    Aku keluarkan kemejaku dan kuberikan ke Ratih untuk dipakainya. Aku ambil juga celana pendekku lalu aku berikan ke dia.

    Selesai berpakaian, Ratih bergegas menyisir rambutnya. Dengan kemeja kotak-kotak biru lengan panjang, Ratih terlihat sangat cantik. Rambutnya yang hitam sebahu menambah pesona wajahnya. Lebam di dahi, luka di pipi rahang kiri dan luka di bibirnya tidak mengurangi kecantikan alaminya. Pantes aja bosnya tergila-gila dengan perempuan ini, pikirku.

  • Video Bokep Eropa wawancara Ariana sebelum buka baju

    Video Bokep Eropa wawancara Ariana sebelum buka baju


    2159 views

  • Video Bokep Eropa Nickey Huntsman ngntot anal dengan pacar diruang tamu

    Video Bokep Eropa Nickey Huntsman ngntot anal dengan pacar diruang tamu


    2535 views

  • Sange Karena Ibu guru seksi

    Sange Karena Ibu guru seksi


    2914 views


    Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku. Tahun 2012 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula. Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8.

    Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu. Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu guru itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah. Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami…

    Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone aku, katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.

    Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka: Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi aku ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”

    Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis. yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot…

    di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali… Sambil aku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar.

    Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok) Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek ibu eka mirip dengan lumpur hidup.

    aku mengarahkan kontolku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping…

  • Asian Amateur Porn Video Along Voluptuous Mariru Amamiya

    Asian Amateur Porn Video Along Voluptuous Mariru Amamiya


    1889 views

  • Video Bokep Asia yua ariga ngentot outdoor tembak dalam

    Video Bokep Asia yua ariga ngentot outdoor tembak dalam


    2435 views

  • Teen slut Marsha May likes to play dirty with her stepdaddy

    Teen slut Marsha May likes to play dirty with her stepdaddy


    1850 views

  • Kisah Memek Sensasi Ngentot Dengan Mbak Nita Super Sexy

    Kisah Memek Sensasi Ngentot Dengan Mbak Nita Super Sexy


    2942 views

    Duniabola99.com – Bagaimanapun juga setiap aku liat selangkangannya yang di halus gak di tumbuhi sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok, dengan sedikit daging kecil yang sering disebut klitoris sedikit mencuat antara belahan vagina yang montok mengiurkan kejantanan aku. Perlahan lahan aku usap permukaan vagina mbak Nita yang montok itu, sekali kali aku sisipin jari tengah aku tepat ditengah vaginanya dan aku gesek gesekan hingga terkadang menyentuh klitorisnya. Desahan demi desahan akhirnya menyadarkan mbak Nita dari tidurnya yang lelap.
    “mmmm….sssshh…..oooohh, Donn… kok gak bangun mbak sih. Padahal mbak dari tadi tungguin kamu, sampai mbak ketiduran.” Ucap mbak Nita sama aku setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari nakal aku. Tapi mbak Nita gak mau kalah, tanpa diminta mbak Nita tahu apa yang aku paling suka.


    Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana dalam gue hingga dengkul, karena kejantanan aku sudah mengeras dan menegang dari tadi.
    Mbak Nita langsung mengenggam batang kejantanan aku yang paling ia kagumi semenjak kejadian waktu itu.
    Dijilat jilat dengan sangat lembut kepala kejantanan aku, seakan memanjakan kejantanan aku yang nantinya akan memberikan kenikmatan yang sebentar lagi ia rasakan. Tak sesenti pun kejantanan aku yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu. Dikemut kemut kantong pelir aku dengan gemasnya yang terkadang menimbulkan bunyi bunyi “plok.. plok”. Mbak Nita pun gak sungkan sungkan menjilat lubang dubur aku. Kenikmatan yang mbak Nita berikan sangat diluar perkiraan aku malam itu.

    “Mbak….uuuh. enak banget mbak. Trus mbak nikmatin Kontol saya mbak.” Guyam aku yang udah dilanda kenikmatan yang sekarang menjalar.
    Semakin ganas mbak Nita menghisap Kontol aku yang masuk keluar mulutnya, ke kanan kiri sisi mulutnya yang mengesek susunan giginya. Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa aku ceritain, ngilu. Hingga akhirnya pangkal unjung Kontol aku terasa ingin keluar.

    “Mbak… Donny mau keluar nih…” sambil aku tahan Kontol aku didalam mulutnya, akhirnya aku muncratin semua sperma didalam mulut mungil mbak Nita yang berbibir tipis itu.
    “Croot… croot… Ohhh… nikmat banget mbak mulut mbak ini, gak kalah sama memekmbak Nita. Namun kali ini mbak Nita tanpa ada penolakan, menerima muncratan sperma aku didalam mulutnya. Menelan habis sperma yang ada didalam mulutnya hingga tak tersisa. Membersihkan sisa sperma yang meleleh dari lubang kencing aku. Tak tersisa setetespun sperma yang menempel di batang Kontol aku. Bagaikan wanita yang kehausan di tengah padang gurun sahara, mbak Nita menyapu seluruh batang Kontol aku yang teralirkan sperma yang sempat meleleh keluar dari lubang kencing aku.


    Lalu dengan lemas aku menindih tubuhnya dan berguling ke sisinya. Merebahkan tubuh aku yang sudah lunglai itu dalam kenikmatan yang baru tadi gue rasakan.
    “Donn… memekmbak blom dapet jatah… mbak masih pengen nih, nikmatin sodokan punya kamu yang berurat panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam memekmbak….” pinta mbak Nita sambil memelas. Mengharapkan agar aku mau memberikannya kenikmatan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

    “Tenang aja mbak… mbak pasti dapat kenikmatan yang lebih dari pada sebelumnya, karena punya saya lagi lemes, jadi sekarang mbak isep lagi. Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini bangun kembali. Oke.”
    Tanpa kembali menjawab perintah aku. Dengan cekatan layaknya budak seks. Mbak Nita menambil posisi kepalanya tepat di atas Kontol aku, kembali mbak Nita menghisap hisap. Berharap keperkasaan aku bangun kembali. Segala upaya ia lakukan, tak luput juga rambut halus yang tumbuh mengelilingi batang Kontol aku itu dia hisap hingga basah lembab oleh air ludahnya.

    Memang aku akuin kemahiran pembantu aku yang satu ini hebat sekali dalam memanjakan Kontol aku didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil kejantanan aku kembali mencuat dan mengeras untuk siap bertempur kembali.

    aku memberi aba aba untuk memulai ke tahap yang mbak Nita paling suka. Dengan posisi women on top, mbak Nita mengenggam batang Kontol gue. Menuntun menyentuh mem*knya yang dari setadi sudah basah. Kontol aku di gesek gesek terlebih dahulu di bibir permukaan mem*knya. Menyentuh, mengesek dan membelah bibir mem*knya yang mengemaskan. Perlahan Kontol aku menerobos bibir mem*knya yang montok itu. Perlahan lahan Kontol aku seluruhnya terbenam didalam liang kenikmatannya. Goyangan pinggulnya mbak Nita membuat aku nikmat banget. Semakin lama semakin membara pinggul yang dihiasi bongkahan pantat semok itu bergoyang mempermainkan Kontol aku yang terbenam didalam mem*knya.

    “uh… Donn. Punya kamu perkasa banget sih. Nikmat banget….” dengan mimik muka yang merem melek menikmati hujaman Kontol aku ke dalam liang senggamanya.
    “memekmbak Nita juga gak kalah enaknya. Bisa pijit pijit punya saya… memekmbak di apain sih… kok enak banget.”
    “Ih… mau tahu aja. Gak penting diapain. Yang penting kenikmatan yang diberikan sama memekmbak sama kamu Donn….” sahut mbak Nita sambil mencubit pentil tetek aku.

    “Donn… ooohh…. Donn…. mbak mmmmauu kluuuuaaarr… ooohh.” Ujar mbak Nita sambil mendahakkan kepalanya ke atas, berteriak karena mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai mbak Nita ambruk merebahkan tubunya yang telanjang tepat di atas badan aku. Untung saja posisi kamar mbak Nita jauh dari kamar kamar saudara dan ortu aku. Takutnya teriakan tadi membangunkan mereka dan menangkap basah persetubuhan antara pembantu dengan anak majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.


    Lalu karena aku belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Nita mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang Kontol aku dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini gue yang menyodok nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang aku gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Nita dalam setiap sodokan demi sodokan yang aku hantam kedalam mem*knya itu.
    “Donn…. kamu kuat banget Donn… aaah… uuuhhh… ssshhhh…. ooohhh…” erangan demi erangan keluar silih berganti bersama dengan keringat yang semakin mengucur di sekujur badan aku dan mbak Nita.

    “Truuuus… Donn… sodok trusss memekmbak Doooonn. Jangan perduliin hantam truuuss.” Erangan mbak Nita yang memerintah semakin membuat darah muda aku semakin panas membara. Sekaligus semakin membuat aku terangsang.

    “Suka saya entot yah mbak… Kontol saya enak’kan… hhmmm.” Tanya aku memancing birahinya untuk semakin meningkat lagi.
    “hhhhhmmmm… suka….sssshhh… banget Donn. Suka banget.” Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar bersama dengan nafasnya yang menderu dera karena nafsu birahinya kembali memuncak.
    “Bilang kalau mbak Nita adalah budak seks Donny.” Perintah aku.


    “Mbak budak seks kamu Donn, mbak rela meskipun kamu perkosa waktu itu…. Ohhhh… nikmatnya Kontol kamu ini Donn.”
    Semakin kencang Kontol aku entotin mem*knya mbak Nita. Mungkin seusai pertempuran ranjang ini mem*knya mbak Nita lecet lecet karena sodokan Kontol aku yang tak henti hentinya memberikan ruang untuk istirahat.
    Merasa sebentar lagi akan keluar, maka aku balikkan posisi tubuh mbak Nita dibawah tanpa harus mengeluarkan Kontol yang sudah tertanam rapi didalam mem*knya. aku peluk dia trus aku balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan.

    aku buka lebar lebar selangkangan mbak Nita dan kembali memompa memekmbak Nita. Terdengar suara suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “plok… plok…” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang aku hantam ke dalam liang vaginanya. Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, Kontol aku seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujangan yang aku berikan. Maka erangan mbak Nita yang tertahan itu mengeras.


    Sampai saatnya terasa kembali denyut denyutan yang semula aku rasakan, namun kali ini denyut itu semakin hebat. Seakan telah di ujung helm surga aku. aku tahan gak mau permainan ini cepat cepat usai. Setiap mau mencapai puncaknya. aku pendam dalam dalam Kontol aku di dalam lubang senggamanya mbak Nita.

  • Kisah Memek Tragis putri keraton

    Kisah Memek Tragis putri keraton


    2720 views

    Duniabola99.com – Siang itu tampak rombongan pemburu berkuda tengah berkeliaran dilereng Gunung Arjuna. Rombongan itu terdiri dari dua orang gadis cantik dan empat orang prajurit pengawal. Dua orang gadis itu adalah Putri dari Kerajaan Singosari. Dua orang putri ini sudah sangat terkenal kecantikannya sampai ke pelosok negeri. Apalagi putri yang pertama, yaitu Putri Tribuana Tungga Dewi yang berumur 19 tahun. Putri Tribuana memiliki bentuk tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang sedang ranum-ranumnya. Wajahnya agak lonjong dengan bibir tipis yang menggairahkan, serta mata yang bening dan hidung yang mancung. Rambutnya yang lurus dan panjangnya sampai punggung.
    Putri Tribuana memakai celana panjang berwarna hijau, sementara dipinggangnya melilit kain sebatas lutut yang sangat indah. Banyak sekali pangeran-pangeran dari kerajaan tetangga yang tergila-gila dan berusaha melamar, tapi Putri Tribuana selalu menolaknya. Putri yang satu adalah adik dari Putri Tribuana yang bernama Putri Ayu Pualam. Putri Ayu baru berusia 15 tahun, tapi kecantikannya tidak kalah dengan kakaknya. Kulitnya putih mulus seperti susu, dengan buah dada yang tidak begitu besar, tapi sudah terlihat menonjol. Wajahnya selalu ceria dengan bibir mungil yang selalu tampak basah kemerah-merahan. Joker388

     

    Putri Ayu Pualam tampak anggun duduk diatas kuda sambil tangannya memegang busur dan anak panah. Dua orang putri kerajaan itu memang gemar sekali berburu dan berpetualang. Kalau sudah berburu kadang sampai berhari hari. Kali ini rombongan Tuan Putri tampak masuk jauh ke dalam hutan di lereng Gunung Arjuna. Kedua putri itu tampaknya penasaran dengan sepinya binatang buruan. Tidak sadar bahwa hutan semakin lebat dan gelap. “Tuan putri, maafkan hamba, tampaknya hari menjelang gelap, sebaiknya kita segera mendirikan tenda, agaknya kita terpaksa menginap di hutan ini.” seorang prajurit berkata sambil jongkok menyembah. “Baiklah, agaknya kita harus menginap di sini Nimas Ayu.” Putri Tribuana memandang adiknya. Putri Ayu Pualam hanya mengangguk, lalu meloncat turun dari kudanya. Malam itu Kedua putri itu tidur dalam satu tenda, sementara di luar tampak para prajurit berjaga secara bergiliran. Tanpa mereka ketahui, dari jauh tampak beberapa pasang mata mengawasi mereka. Mereka adalah para perampok yang kebetulan juga menginap di hutan itu, jumlah mereka 4 orang. Yang paling depan tampaknya pemimpin mereka, tubuhnya tinggi besar, mukanya penuh brewok dan cambang yang tidak terurus. “Siapa mereka kakang? kayaknya putri keraton. Wadoh.. doh.. dooh ..cantik-cantik lagi.” “Hmm.. kalau dak salah, mereka itu dua orang putri dari Singosari yang sangat terkenal kemolekannya itu.” Si brewok bergumam. “He..he..he.., malam ini kita akan pesta” “Hah.. Gila kau, Kang! Kalau benar dia putri dari Singosari, sama saja kita cari penyakit.

    Sang Prabu Singasari pasti akan sangat marah, dan memerintahkan pasukannya untuk membunuh kita”. “Ah, goblok!! kita kan bisa lari ke Kediri, pasukan Singasari tidak akan berani mengubek-ubek Kediri. Atau kemanalah, pokoknya tidak di Singasari.” “Iya Kang, kapan lagi kita bisa menikmati tubuh putri keraton yang sudah sangat terkenal kecantikannya itu.” Perampok yang lain menyahut sambil jakunnya turun naik. Akhirnya keempat perampok itu sepakat. Maka disusunlah rencana. Keempat prajurut pengawal itu harus dibunuh dulu dengan serangan mendadak yang dilakukan bersamaan. Satu orang membunuh satu prajurit. Keempat perampok itu mempunyai ilmu kanuragan yang lumayan, dengan ilmu meringankan tubuh mereka dengan hati-hati mendekat dengan menyelinap diantara rimbunan semak dan batang pohon. Si brewok memberi isyarat, maka serentak keempat perampok itu dengan golok terhunus menerkam prajurit pengawal itu. “Wuut.. wuut.. creess.. creess” Dua orang prajurit yang sedang tidur tanpa kesulitan mereka tebas batang lehernya sampai putus. Sementara dua orang prajurit yang sedang berjaga sempat memberikan perlawanan. Tapi akhirnya mereka roboh juga dengan perut robek dan dada tertembus golok. “Hei, pengawal. Apa yang terjadi di luar?” Putri Tribuana dan Putri Ayu Pualam meloncat keluar sambil membawa pedang. Tapi begitu sampai di luar tenda, Putri Tribuana ditubruk oleh dua orang perampok hingga jatuh terguling. Putri Tribuana menjerit, sementara pedangnya terlepas dari tangannya.


    Perampok itu mendekap tubuhnya dari belakang dengan sangat erat. “Aduhh, hei.. lepaskan!! Apa kalian tidak tahu kami adalah putri dari kerajaan Singasari!!” “Heh.. heh.. heh.., siapa yang tidak tahu bahwa paduka adalah putri dari Singasari. Tapi justru itu kami ingin sekali mencicipi bagaimana rasanya bersetubuh dengan putri keraton. Wuaahh.. pasti nikmat sekali.. waduuh.. nggak sabar aku heh.. heh.. heh.” “Kalian gila!! Kalian bisa disiksa dan dipancung kalau kalian tetap nekat.” “Heh.. heh.. kami rela dipancung kok, asal bisa menikmati tubuh tuan putri.” kata perampok yang satu sambil tangannya secara kurang ajar meremas-remas payudara Putri Tribuana yang masih tertutup baju. Sementara perampok yang mendekapnya berusaha mencium pipi sang putri yang putih mulus itu dari belakang. “Bangsat!! Lepaskan aku, lepaskan!!” Putri Tribuana meronta-ronta. Biarpun sang putri meronta-ronta sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganya kalah kuat. Akhirnya Putri Tribuana lemas sendiri. Seorang perampok memasukkan tangannya ke dalam baju sang putri, tangannya yang kasar menemukan gundukan kenyal dengan puting ditengahnya. “Woouu.. kenyal sekali susunya, masih kenceng lagi.” perampok itu dengan gemas meremas-remas payudara Putri Tribuana. Sementara nasib Putri Ayu Pualam tidak jauh berbeda. Sang Putri sudah tidak berdaya dalam dekapan kuat Si brewok. “Kakang, kita bawa ke mana mereka? Tak jauh dari sini ada gubuk kosong, kita bawa ke sana mereka. Totok dulu mereka” Dua orang putri itu ditotok syarafnya sehingga tidak bisa bergerak. Lalu mereka dipanggul di pundak dan dibawa masuk lagi kedalam hutan.

    Gubuk itu tidak begitu luas, hanya mempunyai satu ruangan. Di dalamnya tidak ada tempat tidur, tapi ada beberapa tikar pandan. Putri Tribuana Tungga Dewi dan Putri Ayu Pualam ditidurkan di lantai dengan alas tikar pandan. “Wahh.. mimpi apa aku semalam, pasti mereka masih perawan” kata seorang perampok sambil tangannya mulai membuka pakaian putri Tribuana. Putri Tribuana hanya bisa menangis. Seorang perampok lalu menarik pakaian bawah Putri Tribuana hingga lepas. Perampok itu melotot memandang paha Putri Tribuana Tungga Dewi yang putih mulus karena selalu dirawat setiap hari. Sementara ‘Veggy’nya yang bersih ditumbuhi bulu-bulu yang tidak begitu lebat. “Waduuhh.. sampek gemeteran tanganku nyentuh paha putri keraton yang putih mulus ini” tangan perampok itu tampak agak gemetar waktu mengelus dan meraba-raba paha putri Tribuana. Lalu menciumi paha yang mulus itu dengan nafas agak memburu. Mulut dan pipi perampok itu seakan ingin juga merasakan kemulusan dan kehangatan paha Putri Tribuana. Sementara perampok yang satunya mulai membuka pakaian atasnya hingga terlepas semua. Putri Tribuana sudah telanjang bulat. Payudaranya yang sedang ranum-ranumnya itu kelihatan montok, dengan puting yang berwarna kemerah-merahan. “Waduh.. duh.. duuhh.. Elok tenan payudara Putri Tribuana.” Tangan kasar perampok itu lalu meremas-remas payudara montok Putri Tribuana dengan gemas. Puting payudara itu kadang dipilin-pilin dengan jari-jarinya. Lalu dia mulai menjilati puting susu yang kemerah-merahan itu.

    Perampok itu mulai menyedot-nyedot payudara kanan yang ranum milik Putri Tribuana, sementara tangan kanannya meremas-remas payudara yang kiri. “Mmmaahh.. cuupp.. cuup.. wah.. kenyal banget” Putri Tribuana hanya bisa terisak ketika perampok yang satu mulai mengelus-elus ‘Veggy’nya. ‘Veggy’ yang selama ini dia rawat setiap hari, sehingga ‘Veggy’ itu selalu bersih mempunyai bau harum yang khas. Perampok itu membuka paha Putri Tribuana lebar-lebar, sehingga belahan ‘Veggy’ yang kemerah-merahan itu kelihatan. Perampok itu mengelus-elus belahan ‘Veggy’ itu dengan jari-jari tangannya dari bawah ke atas hingga menemukan kelentit sang putri. Setelah beberapa saat mempermainkan kelentitnya, lalu perampok itu mulai menjilati dan menciumi kelentit dan ‘Veggy’ Putri Tribuana. “Aumm.. cuupp.. waahh harum sekali ‘Veggy’ Paduka.” Cukup lama perampok itu menjilati ‘Veggy’ dan kelentit sang putri. Sementara Putri Tribuana tanpa sadar merintih dalam tangisnya. Perampok itu tampak makin terangsang dan bersemangat melihat Putri Tribuana merintih. Lidahnya menjelajahi permukaan ‘Veggy’ yang kemerah- merahan. Lidah itu lalu menelusuri belahan ‘Veggy’ Putri Tribuana. Belahan ‘Veggy’ yang sudah mulai basah itu dijilat dan dikecup. “Ahh.. cuupp.. cuupp..” Putri Tribuana tampak menggeliat dan menggeleng-gelengkan kepalanya ketika lidah perampok itu menjilati klitorisnya. Daging kecil sebesar kacang itu semakin membesar ketika perampok itu mengecup dan menyedot-nyedot dengan bibirnya.


    Sementara ‘Veggy’nya semakin basah oleh cairan yang keluar dari dalam. Sementara itu, Putri Ayu Pualam juga bernasib sama dengan kakaknya. Seorang perampok tampak meremas-remas payudara Putri Ayu Pualam. Payudara Putri Ayu Pualam tidak begitu besar, tapi sudah mulai menonjol. Sementara puting susunya agak kecil berwarna merah muda. Perampok itu tampak nafsu sekali meremas susu setengah ranum itu. Kadang mulutnya menyedut-nyedot puting susunya, lalu tangan yang satunya memilin-milin puting susu satunya. Sementara si brewok mulai melepas pakaian bawah Putri Ayu Pualam. Hingga kini Putri Ayu Pualam telanjang bulat. Putri Ayu Pualam yang baru berumur 15 tahun itu hanya bisa menangis. Tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat itu di gerayangi dua orang perampok. ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam tampak menggembung mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun. Si brewok tidak sabar lalu menjilati ‘Veggy’ mulus itu, ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam dijelajahi seluruhnya oleh lidah si brewok, lalu si brewok mulai menghisap hisap ‘Veggy’ itu. Putri Ayu Pualam merintih perlahan, dia tak kuasa menahan gejolak dan rangsangan yang muncul. Si brewok lalu membuka lebar-lebar paha Putri Ayu Pualam. Mulutnya mengecup-ngecup ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam yang tampak menggembung. Lalu klitoris yang kemerahan milik putri juga di jilati dan dihisap-hisap dengan semangatnya. “Mmmaahh.. cuup.. cuupp.. edan tenan, bener-bener daun muda ini, putri keraton lagi.” Sementara dua orang perampok yang menggarap Putri Tribuana Tungga Dewi mulai melepas pakaian mereka hingga telanjang bulat. Penis mereka sudah berdiri tegang.

    Putri Tribuana tak bisa berbuat apa-apa ketika seorang perampok menciumi wajahnya. Pipinya dicium dan dikecup-kecup, lalu bibirnya yang merah merekah dilumat oleh bibir perampok itu. “Mmmaahh keraton Singosari.” Sang putri tidak bisa melawan ketika tangannya dengan dipegangi perampok itu dibimbing meremas-remas ‘Mr. Penny’nya. “Ahh.. enak sekali paduka.. yahhk..hangat dan empuk tangan tuan putri.” Perampok itu merem-melek keenakan ‘Mr. Penny’nya diremas-remas tangan Putri Tribuana, sementara perampok itu tetap meremas-remas payudara indah putri Tribuana. “Kang, aku perawani ya, Putri ini.” Perampok yang satunya tampak menggosok-gosokkan ‘Mr. Penny’nya yang sudah tegang di belahan ‘Veggy’ Putri Tribuana. ‘Mr. Penny’ yang hitam tapi tidak begitu panjang itu (kira-kira12 cm) menyusuri belahan ‘Veggy’ yang sudah basah dari bawah ke atas berulang ulang. “Iya cepetan, gantian aku nanti. Wah.. wah.. wah.., Pangeran sejagat harus ngantri untuk dapat bersalaman dengan Putri Tribuana, ehh.. kita ini perampok jalanan malah bisa menikmati tubuhnya sepuas-puasnya.” “Iya kang, beruntung bener ‘Mr. Penny’ku bisa masuk ke ‘Veggy’ Putri Tribuana.” katanya sambil mulai memasukkan ‘Mr. Penny’nya ke lobang ‘Veggy’ Putri Tribuana. ‘Mr. Penny’ itu agak susah masuknya, sambil tangannya memegangi perut sang putri, perampok itu penekan kuat tapi perlahan. Putri Tribuana meringis ketika kepala ‘Mr. Penny’ perampok itu mulai masuk ke dalam lubang ‘Veggy’nya. Putri Tribuana menjerit ketika perampok itu semakin menekan kedalam ‘Mr. Penny’nya. “Waduh.. alot kang, susah masuknya.” “Iya, namanya juga masih perawan, tekan aja terus.” ‘Mr. Penny’ perampok itu sudah terbenam separoh di dalam ‘Veggy’ Putri Tribuana.

    Lalu perampok itu menarik sedikit ‘Mr. Penny’nya, lalu dimasukkan lagi. Setelah berulang-ulang akhirnya ‘Mr. Penny’ itu terbenam semuanya. Perampok itu berhenti mengambil napas. Kemudian dia mulai mengocok ‘Mr. Penny’nya keluar-masuk ‘Veggy’ perlahan-lahan. Agaknya dia ingin menikmati gesekan ‘Mr. Penny’nya dengan dinding ‘Veggy’ Putri Tribuana Tungga Dewi. “Ahh.. sshh..enak tenan ‘Veggy’ tuan putri, hangat, masih rapet lagi, ahh.. sshh..oouuhh “ Perampok itu perlahan-lahan mulai mempercepat gerakannya. ‘Mr. Penny’ yang hitam itu mulai bergerak cepat keluar masuk ‘Veggy’ Putri Tribuana yang putih kemerahan. ‘Veggy’ itu menjepit ‘Mr. Penny’ hitam itu dengan ketat. “Ahh.. oouuhh.. sshh..” Perampok itu mendesis desis keenakan. Sementara itu si brewok juga sudah telanjang. ‘Mr. Penny’nya yang hitam tidak begitu besar tapi agak panjang. Si brewok tampak kesulitan memasukkan ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam yang sudah kemerah-merahan itu akibat ciuman dan kecupan-kecupan si brewok. Setelah agak lama, akhirnya si brewok berhasil juga memasukkan ‘Mr. Penny’nya sampai seperoh di ‘Veggy’ putri Ayu Pualam. ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam tampak menjepit erat ‘Mr. Penny’ si brewok. Si brewok tampak diam merem-melek menikmati jepitan ‘Veggy’ putri Ayu Pualam. Putri Ayu Pualam menjerit keras ketika dengan buasnya si brewok menekan kuat-kuat ‘Mr. Penny’nya. Si brewok lalu dengan buasnya mengocok ‘Mr. Penny’nya keluar masuk. “Ahh..oohh.. mmhh..” mulut si brewok mendesis-desis keenakan. Sementara perampok yang menyetubuhi Putri Tribuana semakin cepat gerakannya. “Ahh.. oohh.. oohh.. ahh.. ahh..” ‘Mr. Penny’nya keluar masuk dengan cepat. Agaknya dia akan orgasme. Putri Tribuana merintih, kepedihannya ia merasakan sensasi luar biasa.


    Sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan. Tubuhnya mengejang, tangannya yang menggenggam dan mengocok ‘Mr. Penny’ perampok yang satunya tampak meremas kuat dan kocokannya semakin cepat. Sementara perampok yang di kocok ‘Mr. Penny’nya itu tampak merem melek keenakan. “Ahh.. ss.. terus tuan putri.. ahh yaa.. begituu.. ohh..” Sementara tangannya tak berhenti meremas-remas buah dada Putri Tribuana. Sementara Gerakan perampok satunya semakin cepat, tubuhnya mengejang, matanya mendelik ketika ‘Mr. Penny’nya menyemburkan sperma ke dalam rahim Putri Tribuana Tungga Dewi. “Ahh.. aahh.. ohh..” Agak lama ‘Mr. Penny’nya masih terbenam di ‘Veggy’ sang putri. “Dah, ayo ganti aku! Aku juga pingin ngerasain nikmatnya ‘Veggy’ Putri Tribuana Tungga Dewi. Cepet minggir!” Perampok satunya tampak tidak sabar. Perampok itu akhirnya mencabut ‘Mr. Penny’nya, lalu menyingkir duduk dipojok ruangan. Perampok satunya lalu mulai memasukkan ‘Mr. Penny’nya yang hitam besar ke ‘Veggy’ Putri Tribuana. “Bleess.., ‘Mr. Penny’ itu amblas seluruhnya ke dalam ‘Veggy’ dengan mudah, karena ‘Veggy’ putri Tribuana sudah sangat licin oleh sperma temannya. “Ahh.. ahh.. ohh..” perampok itu langsung tancap gas.’Mr. Penny’nya keluar masuk dengan cepat. Sementara tangannya meremas-remas payudara tuan putri. “Ohh.. sshh.. ahh..” Ketika mendekati klimak, perampok itu mendekap erat tubuh Putri Tribuana, bibirnya mengecup erat bibir sang putri. ‘Mr. Penny’nya mengejang dan berhenti bergerak di dalam ‘Veggy’ Sang Putri. Agen Joker388

    Sambil menekan kuat-kuat ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ Putri Tribuana, perampok itu mencapai klimak dengan menyemburkan banyak sekali sperma ke dalam ‘Veggy’ Putri Tribuana. Sementara itu si brewok tampak membalikkan tubuh Putri Ayu Pualam sehingga nungging. Lalu dari belakang kemudian si brewok menusukkan ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ sang putri. Dengan posisi itu si brewok makin leluasa mengocok ‘Mr. Penny’nya. Serangannya semakin hebat. “Ahh.. ahh.. sshh.. ahh..” si brewok merintih rintih keenakan. “Ahh.. cah ayuu.. sshh.. putri ayuu.. uuhh.. enak sekali. ‘Veggy’mu.. ahh..ohh..” Si brewok menyemburkan mani banyak sekali ke dalam ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam sambil tangannya meremas payudara sang putri. “Ahh..aahh..” ***** Malam itu Putri Tribuana Tungga Dewi dan Putri Ayu Pualam digilir secara bergantian oleh keempat perampok itu. Si brewok sampai 3 kali menyetubuhi Putri Ayu Pualam dan 2 kali menyetubuhi Putri Tribuana Tunggadewi.











  • Kisah Memek Mirna Cewek SMA

    Kisah Memek Mirna Cewek SMA


    3092 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Dimas (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.


    Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

    Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Mirna. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwa hari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku.

    Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas. Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Mirna. Mirna hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangat vital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Mirna yang terus menerus menggelitikiku.


    Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Mirna mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung. Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati.

    Mirna pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih.. entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Mirna pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.

    Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Mirna langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Mirna di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Mirna yang kira-kira berukuran berapa ya..? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tanktop-nya tanpa membuka kutangnya.


    Kulihat buah dada tersebut.. uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini. Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Mirna yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio.

    Mirna hanya mendesah, “Aaahh.. aahh.. uuhh..”

    Aku tidak menghiraukan gelagat Mirna yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tanktop-nya. Kusuruh Mirna untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Mirna, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Mirna yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi.

    Dengan rakusnya kembali kulumat dada Mirna yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Mirna dan aku melihat celana hitam Mirna yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

    Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Mirna, dan Mirna pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya.

    Mirna pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Mirna mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi..” ejek Mirna sambil tersenyum girang.

    Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Mirna dan tampaklah kali ini Mirna dalam keadaan bugil tanpa mengenakan apapun.


    Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya. Aku pandangi dengan seksama kemaluan Mirna dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Mirna. Aku pun mencoba mencium perut Mirna dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya,

    Mirna pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium tempenya akh.. gelii..”

    Mirna mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.

    Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Mirna, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Mirna dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Mirna. Eh, Mirna berontak

    “iihh.. ge.. li..” ujar Mirna.

    Tahu-tahu Mirna mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati.

    “Eh.. buka dong bajunya! masak sih Mirna doang yang bugil Dimas nya tidak..?” ujar Mirna sambil mencopotkan baju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Mirna inginkan.

    Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Mirna masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Mirna mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku.


    Tanpa basa-basi Mirna memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Mirna, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Mirna.

    “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya..” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Mirna dengan nada tinggi.

    Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Mirna tanpa memasukkanya.

    “Begini aja ya..?” ujarku dengan nada polos.

    Mirna hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Mirna tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Mirna, aku hanya memegang kedua buah pantat Mirna yang montok dan secara sembunyi-sembunyi aku menyentuh bibir kemaluan Mirna. Lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Mirna dan Mirna terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.

    Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang. Lama aku berpikir dan sedangkan Mirna hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku.


    Yah, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Mirna, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan,

    “Cplok.. cplok.. cplok..”

    Mirna mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Mirna agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku.

    Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Mirna tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

    Akhirnya kudorong lagi Mirna agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Mirna, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Mirna dan “Bless..” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45” tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku.

    Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Mirna dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Mirna telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Mirna, apakah hanya pelumasnya saja? dan Mirna berkata,

    “Loe.. udah keluar ya..?” ujarnya.

    “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.

    Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Mirna dan aku ingin segera mencapai puncaknya.

    Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Mirna, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil, kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku!

    Mirna tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang.

  • Foto Ngentot Sharon Lee menyajikan vaginanya yang lezat ke seorang pria besar

    Foto Ngentot Sharon Lee menyajikan vaginanya yang lezat ke seorang pria besar


    2515 views

    Duniabola99.com – foto cewek asia bertindik Sharon Lee bertoket gede ngentot dengan bule berkontol gede diatas ranjang yang kecil.